Pencarian

Misteri Gadis Tengah Malam 2

Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam Bagian 2


gagasan baru. Ia berkata dalam hati. "Aku harus bermalam di sana! Barangkali
dengan bermalam di
sana, aku bisa menemukan apa yang kucari. Kismi. Dan, dari Kismi aku bisa
memperoleh kesimpulan, mengapa kedua
temanku itu mati bunuh diri" Kapan aku harus ke sana"
Besok" Ah, jangan! Besok aku ada acara dengan Lista. Cewek itu menggemaskan juga
sih. Siapa tahu dia mau nyantol
padaku. Lumayan, kan?"
Acara yang dimaksud Hamsad adalah menghadiri reuni SMP
tempat Lista dulu. Acara itu cukup sederhana, namun sudah tentu mengesankan bagi
mereka yang pernah satu bangku
dan satu sekolah semasa SMP. Sedangkan Hamsad sendiri,
tidak mempunyai kesan apa-apa, kecuali mendampingi Lista.
"Kenapa kau membawaku kemari" Aku kan tidak punya
kenalan di sini" Mereka tidak mengenalku," kata Hamsad.
"Justru aku ingin mengenalkan kamu kepada mereka
sebagai pacarku," kata Lista yang berpenampilan tomboy.
"Apa" Sebagai pacarmu" Pacar cap apa aku ini" Bercinta belum sudah mengaku
pacaran!" "Ah, cuek sajalah! Supaya aku kelihatan laku!"
"Kenapa kau tidak mencari pacar yang sebenarnya saja"!"
"Malas! Bikin repot karirku saja!" jawab Lista . seenaknya.
Yang lebih menyebalkan lagi. dalam pesta reuni itu Lista
justru asyik ngobrol dengan cowok-cowok bekas teman SMP-
nya yang sekarang, menurut Lista, sudah kelihatan ganteng-Dewi KZ
62 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ganteng semua. Hamsad merasa dikesampingkan oleh Lista,
sehingga hampir-hampir ia pulang sendiri tanpa setahu Lista.
Malam itu, Hamsad hanya memperoleh kedongkolan pergi
dengan Lista. Ia merasa jera. Tak mau lagi pergi ke mana saja dengan Lista.
Gadis itu egois. Ia hanya mementingkan diri sendiri, tanpa memikirkan perasaan
orang lain. Untung saja malam itu Hamsad bisa lekas tertidur, sehingga
kedongkolan hatinya pun cepat reda.
Hanya saja, esok harinya, Hamsad bangun sedikit siang. Ia memang bermaksud tidak
kuliah. Malas. Karenanya, ketika
adiknya membangunkan, Hamsad hanya menggeliat dan tidur
lagi. Tetapi, kali ini ia dibangunkan oleh mamanya karena ada
seorang teman yang ingin bertemu dengannya. Hamsad
malas, tapi mamanya memaksa. Bahkan mamanya berkata,
"Kalau kau ingin jadi pemalas, cari pondokan lain, seperti dulu lagi! Jadi, kau
bisa bebas mau bertingkah apa saja!"
Tak tahan mendengar omelan mamanya, Hamsad pun
turun dari pembaringan. "Siapa yang mencariku?"
"Temanmu! Bahtiar!"
Benar. Bahtiar yang datang pagi itu, sekitar pukul 9 kurang.
Hamsad mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih terasa
mengantuk. Ia berdiri dengan lesu, bersandar pada kusen
pintu. Suaranya parau dan malas, "Ada apa, Tiar..."! Bikin kagok orang tidur
saja kau, ah!"
Bahtiar tidak langsung menjawab. Ia memandang Hamsad
yang menguap sambil mengencangkan otot-ototnya.
Kemudian, Hamsad menghampiri Bahtiar di kursi tamu, duduk di depan Bahtiar
dengan loyo. Mendadak ia jadi curiga melihat Bahtiar berwajah sendu.
Kecurigaannya itu membuat Hamsad menjadi serius, dan
bertanya lagi, "Ada apa sih"!"
"Ham...," kata Bahtiar sedikit gagap. "Ada... ada korban lagi dari teman kita."
"Hah..."!" Hamsad terperanjat baru mendengar kata-kata itu. "Korban"! Maksudmu?"
Dewi KZ 63 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tigor, bunuh diri!"
"Gila!" teriak Hamsad sambil menggebrak meja, untung meja kaca itu tak sampai
pecah, hanya asbaknya yang
terpental. "Tigor bunuh diri"! Tigor..."!" Hamsad seperti orang tak percaya terhadap
pendengarannya sendiri. Bahtiar
mengangguk dalam kesedihan.
"Peristiwanya terjadi tadi malam, sekitar pukul dua hampir pagi," tutur Bahtiar.
"Meng... mengapa" Mmmeng... mengapa ia bunuh diri"
Apa alasannya, Tiar"!" Hamsad gemetar dan napasnya
terengah-engah. Deburan di dalam dadanya membuat ia
sedikit gemetar.
"Kemarin malam, ia penasaran. Ia datang ke motel, tempat Norman dan Denny
menginap...."
"Kemarin malam" Bukan tadi malam, kan?" tegas Hamsad.
"Kalau kemarin malam..." Berarti..." Berarti waktu itu aku ada di sana bersama
Pak Hasan! Gila betul dia" Jadi... oh, ya...
aku memang menanyakan kamar Seruni, dan petugas motel
itu menjawab, bahwa kamar itu ada yang menyewanya. Aku
tidak tahu kalau orang itu adalah Tigor"! Aaah...! Gila semua!"
Hamsad bagai orang kesetanan. Matanya yang masih merah
karena habis bangun dari tidur itu membelalak lebar, penuh kemarahan. Tapi, ia
tak tahu, kepada siapa ia harus marah"
Di perjalanan menuju pondokan Tigor dan teman-teman
yang lainnya, Bahtiar menjelaskan tentang kematian Tigor.
"Siangnya dia kembali, dan bercerita kepada kami, bahwa ia berhasil bertemu
dengan wanita yang mengaku bernama
Kismi. Menurutnya, Kismi memang cantik. Luar biasa
kecantikannya. Kismi hebat di ranjang. Luar biasa
kehebatannya. Dan, menurutnya, Kismi muncul setelah lewat tengah malam. Pintu
kamarnya diketuk, dan ternyata Kismi-lah yang datang."
"Tigor memesan Kismi dari siapa?"
"Ia tidak memesan Kismi. Ia yakin, bahwa Kismi itu setan.
Ia sengaja ingin bertemu setan di situ, dan usahanya itu
Dewi KZ 64 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berhasil, la bahkan bangga, karena bisa menjinakkan setan, Kismi bukan hantu
yang menakutkan menurut Tigor, justru
sebaliknya, Kismi hantu yang membuat lelaki betah tinggal bersamanya."
"Lalu, kenapa Tigor bunuh diri?"
"Karena ia ingin bertemu dengan Kismi lagi, barangkali! Itu dugaan kami. Tigor
ingin bertemu Kismi, tapi tidak punya
uang sewa Seruni yang cukup mahal itu. Kemudian, ia
mengambil pisau badiknya, dan menusuk-nusuk dirinya sendiri sampai beberapa
kali. Lukman berhasil memukul tengkuk
kepala Tigor, dan pingsan. Waktu itu, tubuh Tigor sudah
berlumur darah. Tetapi, anehnya... tangan kanannya yang
memegang badik sukar dicabut. Tangan kanannya itu justru
bergerak sendiri, hampir menikam perut Ade."
"Kemudian, bagaimana cara kalian mengatasi?"
"Tidak ada yang bisa mengatasi! Kami melihat sendiri tangan kanan itu menikam
ulu hatinya sendiri, padahal Tigor dalam keadaan pingsan oleh pukulan Lukman.
Dan... dan setelah tangan kanan itu merasa puas menikam-nikam
tubuhnya sendiri, lalu ia berhenti. Lemas. Pisau badiknya tergeletak. Waktu itu,
Tigor masih sempat terlihat napasnya, dan kami melarikan dia ke rumah sakit.
Tetapi, di perjalanan Tigor menghembuskan napas terakhirnya." Bahtiar menghela
napas, sedikit tersendat-sendat, mungkin karena menahan
duka atas kematian temannya yang tragis itu.
"Tangan kanan..."!" gumam Hamsad sambil mengemudikan mobilnya "Lagi-lagi tangan
kanannya! Norman, Denny, dan kini Tigor, masing-masing bunuh diri dengan tangan
kanannya. Masing-masing mempunyai persamaan yang
sekarang baru kusadari, bahwa tangan mereka bergerak
dengan sendirinya. Jadi, ada satu kekuatan yang
menggerakkan tangan kanan mereka, lalu menikam diri
mereka masing-masing. Oh... mengerikan sekali!"
Madi,-menurutmu ada satu kekuatan yang merasuk pada
tangan kanan mereka?" tanya Bahtiar.
Dewi KZ 65 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kurasa memang begitu. Roh seseorang masuk dalam
tangan kanan mereka, dan membunuh mereka sendiri.
Dengan begitu, tak ada orang yang dicurigai oleh pihak yang berwajib."
Bahtiar bergidik. Lalu, ia menggumam lirih, "Sudah pastikah bencana itu datang
dari perempuan yang bernama Kismi?" Ia melirik Hamsad, seakan meminta pendapat.
Hamsad diam saja. Lama sekali ia terbungkam sambil mengemudikan
mobilnya. Beberapa saat kemudian, barulah ia berkata,
"Akan kucoba menaklukkan dia!"
Bahtiar buru-buru berpaling memandang penuh perasaan
cemas. "Kau., kau hendak mencobanya seperti Tigor?"
"Yah...!" Hamsad mengangguk sambil mendesah.
"Kupikirkan dulu cara menaklukkannya, baru akan kutantang hantu keparat itu!"
"Berbahaya, Ham! Jangan coba-coba berjudi dengan
maut!" bisik Bahtiar merasa ngeri mendengar tekad Hamsad.
"Kau mau membantuku?" Hamsad melirik Bahtiar.
"Aku masih ingin hidup beberapa saat," jawab Bahtiar.
"Kalau begitu aku akan lakukan hal itu sendiri...!" Hamsad berkata dengan
tenang, datar, seakan di dalam dadanya telah mendidih darah kemarahan yang sukar
didinginkan kembali.
Bahtiar makin ngeri melihat rona wajah Hamsad yang
memancarkan dendam. Ia bagai seseorang yang sudah siap
untuk mati. *** Bab 8 Tekad Hamsad sudah hulat, ia harus menemui Kismi. Ia
ingin membuktikan segalanya, dan mencari jawaban yang
pasti tentang Kismi, juga tentang kematian Norman, Denny, dan Tigor. Di dalam
hatinya ia menyimpan dendam, dan
dendam itu yang menuntut pembalasan.
Karena itu, pukul 4 sore itu, Hamsad sudah membocking
kamar Seruni. Ia belum tahu, bagaimana caranya menghadapi Dewi KZ
66 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kismi kalau benar wanita itu adalah hantu. Ia hanya punya keyakinan, bahwa ia
akan bisa mengatasi Kismi dengan
beberapa doa yang pernah diajarkan oleh kakeknya ketika ia masih di SMP. Ada
beberapa doa yang konon bisa untuk
mengusir hantu. Dulu, Hamsad pernah mendapat pelajaran
mengusir hantu dari kakeknya, tapi satu kali pun belum
pernah ia gunakan. Kali ini, ia ingin mencoba kekuatan magis dari doa tersebut
untuk mengalahkan Kismi.
Hati Hamsad belum terlalu berdebar-debar, karena ia ingat cerita para korban,
bahwa Kismi akan muncul pada saat
tengah malam. Karena sekarang masih pukul 4 lebih, rnaka
tak ada yang perlu dicemaskan, tak ada yang perlu ditakutkan.
Yang harus ia lakukan adalah mempersiapkan segala
sesuatunya, di antaranya menghafal doa pengusir setan itu.
Debur ombak dan angin senja membaur. Suasana di motel
itu terasa lengang, sepi, namun terlihat beberapa kesibukan manusia yang seakan
bergerak dan bekerja tanpa suara
sedikit pun. "Aneh...! Mengapa mereka melangkah bagai tanpa suara"
Mengapa mobil di jalan raya itu bergerak hanya
memperdengarkan suaranya yang samar-samar" Alam ini
menjadi lengang, seperti lorong menuju alam kematian. Oh, mungkinkah aku akan
menemukan ajalku di sini juga?" pikir Hamsad sambil duduk di teras kamar Seruni.
Tak lama kemudian, terdengar suara adzan magrib sayup-sayup sekali.
Langit menjadi merah lembayung. Mentari mulai
menyembunyikan diri.
Iseng sekali Hamsad duduk sendirian di teras. Kebetulan
seorang petugas motel yang biasa disebut sebagai room-boy sedang melintas di
depan teras kamar Hamsad. Orang itu
sudah tua, tapi gerakannya masih lincah, penuh semangat
kerja. "Pak...!" panggil Hamsad, kemudian melambaikan tangan.
Pelayan tua itu mendekat dengan senyum ramah.
"Pak, bisa mencarikan saya makanan kecil?"
"Maksud, Tuan?"
Dewi KZ 67 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yah... semacam kacang mete, atau emping."
"O, bisa. Di restoran kami tersedia makanan itu. Mau kacang mete atau emping?"
pelayan tua itu ganti bertanya.
"Emping saja deh! Atau... emping sama kacang mete juga boleh."
Pelayan itu mengambilkan pesanan yang telah di pesan
Hamsad. Waktu itu, Hamsad segera masuk dan memeriksa isi
kulkas. Oh, lumayan ada dua kaleng bir sebagai selingan. Ia mengeluarkan salah
satu, dan membukanya sambil matanya
memandang ke arah TV yang dinyalakan dari tadi.
Tak berapa lama, pelayan datang membawakan emping
pesanan Hamsad.
"Masuk saja, Pak!" teriak Hamsad, malas membukakan pintu karena ada acara
menarik di TV. "Sendirian saja, Tuan?" tanya pelayan itu sambil cengar-cengir.
"Ya. Sendirian. Kenapa, Pak?" pancing Hamsad.
"Tidak membutuhkan teman buat ngobrol-ngobrol?"
"Teman perempuan maksudnya?"
Pelayan berambut uban itu terkekeh sesaat,
"Kalau teman lelaki sih buat apa, Tuan?"
Hamsad ikut tertawa sekadarnya. Ia membuka plastik
emping sambil bertanya, "Apa... apa kamu bisa sediakan perempuan cantik, Pak?"
"O, bisa! Bisa saja, Tuan! Mau cari yang modelnya seperti apa?"
'Yang paling cantik. Kalau bisa yang seperti Ratu Mesir
Kuno!" Bapak itu terkekeh lagi. la berdiri dengan sikap
menghormat, sopan, sekalipun merasa geli dengan kata-kata Hamsad, tapi ia tetap
sopan. "Bisa, Pak?" desah Hamsad. Ia berjalan ke ruang tamu, dan duduk di meubel yang
ada di situ. "Saya belum pernah melihat Ratu Mesir Kuno, Tuan,"
katanya. "Lagi pula, bagi saya, semua perempuan itu ratu."
Dewi KZ 68 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hamsad sempat tertawa keras mendengar banyolan
pelayan tua itu. Ia tertarik untuk mengajaknya bicara,
sehingga ia perlu mempersilakan bapak itu duduk di kursi.
"Bapak namanya siapa. Pak?"
"Saya..., Kosmin. Kalau perlu apa-apa bisa panggil saya saja lewat telepon,
Tuan." "Ah, paling-paling yang kuperlukan ya soal perempuan itu tadi. Pak."


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bisa juga! Tempo hari ada yang memesan perempuan dua sekaligus! Tamu itu
seorang lelaki yang usianya lebih tua dari Tuan, dan ia memakai dua perempuan
dalam satu kamar.
Saya juga yang mencarikan. Dia minta perempuan yang
separuh baya, tapi masih kelihatan cantik dan montok, saya terpaksa
mencarikannya ke beberapa tempat yang saya
kenal...."
"Berhasil?"
"Berhasil juga, Tuan."
"Kalau begitu, carikan saya yang paling cantik."
"Boleh. Kapan saya suruh kemari?" tanya Pak Kosmin dengan penuh semangat. Hamsad
tersenyum kalem sambil
mengunyah emping.
"Cantik sekali, nggak" Kalau nggak cantik sekali, saya nggak mau, Pak!"
"O, ditanggung memuaskan, Tuan! Saya punya kenalan
yang jarang saya suguhkan pada tamu-tamu di sini. Biasanya yang suka pakai
dia... beberapa boss dari luar negeri.
Perempuan itu memang biasanya dibawa ke luar negeri oleh
boss-boss minyak. Baru seminggu yang lalu ia pulang dari
Itali." Hamsad makin tertarik, ia memperhatikan Pak Kosmin yang
bermata cekung itu, lalu bertanya dengan penuh harap,
"Namanya siapa, Pak?"
"Gea. Nama lengkapnya saya tidak tahu, tapi ia selalu memperkenalkan diri dengan
nama: Gea!"
Dewi KZ 69 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hamsad kelihatan mengeluh kecil. Ia kurang menggebu-
gebu. Namun, ia membiarkan pelayan itu meneruskan
promosinya tentang Gea. Setelah itu, baru Hamsad bertanya,
"Pak Kosmin bisa mencarikan perempuan yang bernama
Kismi"!"
Pak Kosmin tampak terperanjat sekalipun berusaha
disembunyikan. Hamsad mengetahui hal itu, dan ia segera
mengusap tengkuk kepalanya yang sejak tadi bergidik bulu
romanya. Sejak tadi! Hanya saja, Hamsad tadi bisa menahan diri untuk bersikap
biasa-biasa saja.
"Bagaimana, Pak" Kok malah melamun?" tegur Hamsad setelah mengetahui lelaki itu
melamun. Wajahnya yang tua
dan sedikit berkeriput itu kelihatan pias. Ia jadi tidak
bersemangat lagi, seperti tadi. Ada senyum yang dipaksakan untuk tetap ramah.
Dan, Hamsad membiarkan perubahan
tersebut, seakan tidak mengetahuinya.
"Kalau Pak Kosmin bisa mencarikan atau memanggilkan
perempuan yang bernama Kismi, saya berani kasih tip banyak kepada Pak Kosmin,"
tantang Hamsad sambil berlagak
berseloroh. Pak Kosmin tersenyum hambar.
"Mengapa harus Kismi?" tanyanya tiba-tiba. Pertanyaan itu mempunyai arti lain
bagi Hamsad, maka ia pun buru-buru
bertanya, "Jadi, Pak Kosmin sudah mengenal Kismi, kan" Sudah
pernah melihat Kismi, bukan" Nah, type wanita seperti itulah yang saya sukai,
Pak. Kalau tidak Kismi, saya tidak mau
ditemani oleh siapa pun!"
Lelaki berseragam biru-biru, sebagai seragam pelayan
motel ini, tampak termenung beberapa saat. Lalu, tiba-tiba ia mengajukan
pertanyaan yang membuat Hamsad sedikit
terpojok, "Apakah Tuan sudah pernah bertemu dengan Kismi?"
"Hem... anu... bertemu sih belum pernah, tapi ketiga temanku pernah bermalam
dengan Kismi. Aku mengetahui
kecantikannya dari ketiga temanku itu, Pak."
Dewi KZ 70 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ooo..," Pak Kosmin manggut-manggut. "Dan, bagaimana dengan ketiga teman Tuan
itu?" "Mereka merasa bahagia sekali tidur bersama Kismi," jawab Hamsad memaksakan
untuk bersikap kalem.
"Maksud saya, bagaimana nasibnya setelah ia tidur
bersama Kismi?"
Nah, pertanyaan ini kembali membuat Hamsad merinding.
Ia melirik ke arah luar lewat gorden jendela, ternyata alam telah menjadi gelap.
Terbersit perasaan ngeri dalam hatinya, namun ia mampu menutupi dengan caranya
sendiri. "Mengapa Pak Kosmin menanyakan begitu" Apa
maksudnya?"
"Setahu saya," kata lelaki tua itu. "Siapa pun yang tidur bersama Kismi, maka ia
akan mati!"
Ada suatu rasa yang menghentak di hati Hamsad, namun
Hamsad berusaha menetralkan perasaannya.
"Mengapa harus mati?" tanya Hamsad masih tetap kalem, seakan tidak mau percaya
dengan keterangan Pak Kosmin.
"Kismi itu roh!"
"Ah...!" Hamsad sengaja mendesah dengan nada tidak percaya.
"Sungguh, Tuan. Dulu, memang ada seorang wanita yang bernama Kismi. Dia seorang
peragawati, tapi dia juga punya jabatan penting dalam suatu perusahaan besar di
luar negeri. Konon, kesibukannya sebagai peragawati hanyalah sebagai
penangkal kejenuhannya saja...!"
Karena Pak Kosmin diam. Hamsad mendesaknya,
"Ceritakan selengkapnya, Pak. Siapa tahu aku mempercayai kata-katamu."
"Kismi dibunuh di kamar ini oleh pacarnya. Ternyata
pacarnya itu orang yang punya penyakit syaraf. Ia dicekik, dan tangan kanannya
dipotong...!"
Bergidik Hamsad mendengar cerita itu. Sejak tadi ia sudah berdebar-debar,
keringat dinginnya sudah tersembul, hanya saja ia pandai menampilkan sikap
tenang sehingga tidak
kentara apa yang ia rasa.
Dewi KZ 71 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kismi memang mempunyai hubungan dengan kepercayaan
Mesir Kuno," tambah Pak Kosmin, dan tambahan itulah yang membuat Hamsad
terbelalak kaget.
"Mmm... mak... maksud... maksudnya, bagaimana, Pak"
Bagaimana?" Hamsad sampai meng-geragap.
"Mayat Kismi sampai sekarang masih utuh, karena
dimakamkan dalam kotak kaca hampa udara. Ia mempunyai
cincin berbatu putih kekuning-kuningan. Cincin itu, konon pemberian seorang
profesor, ahli sejarah, yang menjadi
gurunya di perguruan tinggi. Cincin itu, berasal dari zaman Mesir Kuno. Bukan
cincinnya yang saya maksud, melainkan
batu pada cincin tersebut."
"O, begitu"! Lalu... lalu... lalu, khasiat cincin itu sendiri apa?"
"Apabila ia mati, nyawanya masuk ke dalam batu cincin tersebut. Kalau ia
mengenakan cincin itu lagi, maka ia akan hidup. Tetapi, kalau sampai tiga kali
ia mati, maka ia akan mati selama-lamanya!"
"Gila...!" gumam Hamsad sepertinya antara mengagumi dan tidak percaya.
Pak Kosmin melanjutkan lagi, "Jadi, karena ia dicekik dan tangan kanannya
dipenggal, maka ia tak dapat hidup lagi.
Karena, di jari manis tangan kanannya itulah cincin mistik itu dikenakan. Ia
terpisah dengan cincin tersebut, maka sama
saja ia terpisah dari nyawanya. Kemudian, pelayannya yang selalu mendampingi
Kismi memakamkan mayat Kismi di dalam
tabung kaca hampa udara, supaya kuman tidak merusak
jasadnya. Apabila potongan tangan kanan itu disambungkan
lagi ke lengan Kismi, maka ia akan hidup lagi sebagai manusia biasa. Itulah
keistimewaan dari Cincin Zippus."
Beberapa saat lamanya Hamsad terbengong. Terbayang
sesuatu yang mustahil menjadi nyata. Dan, ia terkejut ketika Pak Kosmin berdiri,
mohon pamit. "Tunggu, Pak...! Bapak sendiri siapa" Kenapa bisa
mengetahui riwayat Kismi?"
"Saya pelayan Kismi...!"
Dewi KZ 72 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dan, tiba-tiba lelaki tua beruban putih itu melangkah keluar kamar tanpa membuka
pintu lebih dulu. Badannya bagai
gumpalan asap yang mampu menembus daun pintu yang
tebal. Hal itu membuat Hamsad tercengang dengan mata
mendelik dan tubuh gemetar. Ia buru-buru membuka pintu
untuk mengejar Pak Kosmin, tetapi ternyata lelaki tua itu tidak terlihat sama
sekali. Di luar hanya ada gelap malam yang sepi.
Sekujur tubuh Hamsad menjadi merinding dan keringat
dinginnya pun membasahi semua pakaiannya. Lalu, sesuatu
yang aneh kembali dialaminya, tak lama berselang dari
peristiwa itu. Hamsad masih terengah-engah, ia melihat
arlojinya, dan begitu terkejutnya ia setelah mengetahui,
bahwa saat itu malam sudah menunjukkan pukul 11 lewat 55
menit. "Gila! Arloji murahan bikin kaget saja!" gerutunya sambil gemetar. Ia tak
percaya, tapi juga penasaran. Ia menelepon bagian resepsionis dan menanyakan
jam. Ternyata jawabannya sama, "Pukul 11 lewat 55 menit, Tuan!"
"Astaga...! Kalau begitu aku sudah bicara dengan... dengan roh pelayan Kismi itu
memakan waktu cukup lama"! Dari
magrib sampai hampir tengah malam"! Oh, konyol! Terasa
hanya sebentar! Nyatanya lebih dari lima jam"! Gila! Ini benar-benar gila!"
Malam yang mengalunkan deburan ombak samar-samar itu
ibarat irama penghantar ke liang kubur. Suasana ganjil yang menimbulkan rasa
takut mencekam kuat di dalam kamar
tersebut. Jantung Hamsad berdetak-detak keras, sampai dia mengalami sesak napas.
Ia berusaha merubah suasana
tegang di dalam kamar dengan suara TV yang mengalunkan
lagu-lagu tempo dulu: acara 'Dari Masa ke Masa'. Dengan
suara keras dari musik-musik itu, Hamsad sedikit berhasil mengatasi cekaman rasa
takut yang bagai membekukan
darahnya itu. Ia membuka kaosnya yang basah oleh keringat dingin. Bahkan juga
melepas celana panjangnya yang lembab karena keringat pula.
Dewi KZ 73 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang, ia merasa panas. Gerah. Padahal AC berjalan
dengan lancar. Karena tak tahan, Hamsad pun mengguyur
badannya di kamar mandi. Pada saat itu, ia masih terngiang-ngiang cerita Pak
Kosmin, dan terbayang kenyataan
mengerikan dari Pak Kosmin yang mampu menembus pintu
tanpa dibuka lebih dahulu. Hamsad tidak percaya kalau
ternyata sejak tadi berbicara dengan roh. Roh pelayan Kismi.
Dan, agaknya roh pelayan Kismi itu pun mencari tahu di mana tangan kanan Kismi
yang dipotong oleh pembunuhnya. Maka,
timbul kecamuk di hati Hamsad,
"Kalau aku bisa menemukan tangan atau cincin itu, dan bisa menyambungkannya ke
lengan jenazah Kismi, mungkin
perempuan itu akan hidup kembali. Lalu, apa yang kuperoleh dari pekerjaan itu"
Oh... gila! Cerita itu kenapa mendominir otakku" Kenapa aku sangat percaya"
Bukankah itu suatu hal yang mustahil?" Hamsad berdebat sendiri di dalam hatinya.
Kemudian, batinnya berkata juga,
"Jadi, pantas kalau selama ini Norman, Denny, dan Tigor mati bunuh diri setelah
tidur bersama Kismi. Rupanya roh
Kismi menaruh dendam kepada lelaki. Roh itu yang ada di
tangan kanannya, pada batu cincin tersebut. Dan, roh itu yang masuk ke dalam
tangan kanan Norman, kemudian memaksa
Norman bunuh diri. Padahal itu adalah tindakan pembunuhan dari roh Kismi yang
ada di tangan kanannya. Oh, mengerikan sekali! Apa jadinya jika roh itu masuk ke
tangan kananku..."!"
sambil berkecamuk demikian di batinnya, Hamsad
mengangkat tangan kanannya sendiri. Memperhatikan tangan
kanannya itu dengan hati berdebar-debar. Semakin lama ia
memperhatikan tangan kanannya, semakin gemetar tangan
kanan itu. Jantungnya bertambah cepat terpacu. Jari-jemari tangan kanannya
mengejang. Mulanya bergerak-gerak, lalu
mengejang semuanya, membentuk cakar.
"Oh..."! Tangan kananku kaku.."!" katanya terpekik ketakutan sendiri. Ia
mendelik memperhatikan tangan
kanannya. Jari-jemari itu gemetar pada saat membentuk cakar yang keras dan kaku.
Tangan kiri Hamsad buru-buru
Dewi KZ 74 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melunakkan tekukan jari-jemari tangan kanannya. Dan,
Hamsad pun menghempaskan napas. Ternyata tangan
kanannya mengalami kram sebentar. Kini kembali lemas,
seperti sediakala.
Sambil mengenakan handuk, Hamsad terengah-engah
karena rasa takutnya. Ia keluar dari kamar mandi dengan
hanya berbalut handuk, karena pada saat itu ia mendengar
suara TV berkerosak tak karuan. Ternyata layar TV sudah
tidak menampilkan gambar apa-apa lagi, kecuali bintik-bintik semacam semut
berpesta pora. Salurannya bagai ada yang
memutus, dan suara berisik itu mengganggu pendengaran
Hamsad. Maka, pesawat TV pun terpaksa dimatikan. Dan, kali ini kamar menjadi
hening tanpa suara apa pun.
Hamsad duduk di pembaringan dengan melamun,
membayangkan sesuatu yang bersimpang siur dalam
pikirannya. Kacau!
*** Bab 9 Suara ketukan pintu yang lembut mengejutkan lamunan
Hamsad. Napasnya terhempas karena rasa kagetnya. Ia
sempat mencaci sendiri, lalu menyadari bahwa ia lupa
membayar uang emping dan kacang mete. Setelah mengambil
uang puluhan ribu dari dompetnya, Hamsad menuju ke ruang
tamu dengan hanya berbalut handuk tebal.
Klik...! Pintu dibuka, dan sapaan lembut terdengar,
"Selamat malam...!"
Hamsad terbelalak seketika. Darahnya bagai mengalir cepat ke bagian kepala.
Pucat. Napasnya pun tersentak, seakan
berhenti seketika. Di depannya, berdiri seorang perempuan yang berbadan atletis,
tinggi sekitar 168 cm, berbadan padat, menonjol namun ideal bagi tubuhnya yang
sexy itu. Mulut
Hamsad bergerak-gerak, namun tak berhasil melontarkan
sepatah kata pun. Matanya tak bisa berkedip menatap seraut Dewi KZ
75 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wajah klasik, dengan kecantikan yang mirip seorang ratu Mesir Kuno. Hidung
mancung, bibir ranum tak terlalu lebar, mata bulat dengan kebeningan yang tajam


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meneduhkan, dan
rambut hitam indah disanggul ke atas, sehingga
menampakkan lehernya yang tergolong jenjang itu berkulit
kuning langsat.
Yang terucap di hati Hamsad hanya kata-kata, "Sudah
lewat tengah malam...!"
Perempuan itu tersenyum ramah, indah sekali. Enak
dipandangi berjam-jam lamanya. Suaranya yang serak-serak
manja terdengar membuai hati Hamsad yang gemetar.
"Boleh aku masuk?"
"Bo... bob... eh, sil... silakan...!" Hamsad menggeragap.
Jantungnya yang berdetak cepat membuat ia serba gemetar.
Berulangkah ia menelan napasnya untuk menguasai
kegugupan yang mengerikan, dan sedikit-sedikit ia mulai
berhasil menenangkan gemuruh di dalam dadanya.
Ada bau harum dari parfum yang dikenakan perempuan itu.
Bau harum itu begitu lembut, klasik, namun membawa kesan
yang anggun. Perempuan itu mengenakan gaun transparan
putih tanpa lengan. Tas kulit warna hitam yang bertali rantai kuning keemasan
tergantung di pundak kirinya. Sepatunya
berwarna hitam, menapak di lantai. Jelas sekali. Ketika
melangkah terdengar ketukan sepatunya yang lembut.
Waktu itu, angin berhembus lebih kencang dari
sebelumnya. Suara angin itu mengalun bercampur deburan
ombak. Malam berubah menjadi lebih sunyi lagi, seakan kutu-kutu malam pun tak
berani bersuara. Hal itu semakin
membuat Hamsad dicekam rasa takut, tubuhnya pun menjadi
merinding semua.
"Sendirian di sini?" suara serak-serak manja yang
menggemaskan hati lelaki itu mengacaukan pikiran Hamsad.
Ia masih diam di pintu, tanpa menutup daun pintu, sehingga angin yang berhembus
membawa kemisterian itu menerobos
masuk ke kamar. Ia tak sempat menjawab dengan kata,
kecuali mengangguk dan menampakkan rasa takutnya. Ada
Dewi KZ 76 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
niat untuk lari keluar kamar dan berteriak meminta tolong, tetapi sikap
perempuan itu begitu mengesankan, baik dan
ramah. Sehingga, hati Hamsad berdiri di batas kebimbangan.
"Apakah ruangan ini kurang dingin" Kurasa sudah cukup sejuk, tak perlu kau
tambah dengan cara membiarkan pintu
terbuka," katanya sambil menampakkan senyumnya yang
mengagumkan sekali. Hamsad pun segera menutup pintu,
namun tak berani menguncinya. Ia jadi seperti orang bego
berdiri bersandar pada pintu dengan kedua lutut gemetar.
Detak-detak jantungnya kembali memburu ketika perempuan
itu melangkah mendekati Hamsad, memandang dengan penuh
sorot mata yang mempesonakan.
Luar biasa kecantikan itu. Hamsad baru percaya dengan
apa yang pernah dikatakan Almarhum Norman, Denny, dan
Tigor. "Perempuan itu mempunyai kecantikan yang luar biasa.
Kehebatan di ranjang yang luar biasa pula...." Pantas rasanya jika para korban
memuji Kismi habis-habisan, karena
perempuan itu memang patut dipuji dan disanjung. Hanya
saja, kali ini lidah Hamsad masih kelu, darahnya berdesir seakan beredar di
seluruh tubuh dengan kacau. Apalagi kali ini perempuan itu tepat berada di
depannya, oh.... Hamsad
seperti kehilangan kesempatan untuk menghela napas.
"Kau sakit?" tanya perempuan itu. "Wajahmu pucat sekali."
Kemudian, karena lama sekali Hamsad tidak bisa
menjawab, perempuan itu menyentuh jari-jemarinya ke pipi
Hamsad. Lembut sekali. Pelan. Hamsad merasa diusap oleh
selembar kain sutra yang berbau harum menggairahkan.
Lutut semakin gemetar, nyaris tak bisa dipakai untuk
berdiri, karena saat itu, Hamsad merasakan suatu ciuman
yang hadir dengan sangat pelan. Menempel di pipinya terasa menghangat
dipermukaan wajah Hamsad. Suara serak-serak
manja menggemaskan itu terdengar berbisik di telinga
Hamsad, "Kosmin memberitahu kehadiranmu. Aku tahu, kau
membutuhkan aku, bukan" Kau mencari aku, bukan?" Ia
segera menarik wajahnya, kini beradu pandang dengan
Dewi KZ 77 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hamsad. Mulut Hamsad masih kaku, sukar digerakkan. Dan,
perempuan itu berkata lagi,
"Jangan takut. Aku Kismi, orang yang kau cari. Kau hanya memilih aku dari sekian
perempuan yang ditawarkan Kosmin.
Dan, sekarang pilihanmu telah berada di sini, di depanmu.
Mengapa kau diam saja" Mengapa kau takut" Barangkali
karena kau mendengar cerita dari Kosmin, lantas kau pikir aku akan membunuhmu"
Hem..."!"
Oh, begitu mesranya ia bicara. Sesekali tangannya
mengusap rambut di kening Hamsad, menyibakkan ke
belakang dengan tatapan mata penuh curahan rasa kasih.
"Barangkali kita bisa buat perjanjian," katanya dengan lembut.
"Ak... aaak... akuuu...," Hamsad berkata dengan gagap.
"Akuuu... hm... akkk...."
"Ssst...!" Kismi menempelkan jari telunjuknya ke bibir Hamsad. Ia membisik,
"Kecuplah bibirku...! Kecuplah, agar rasa takutmu hilang...!"
Hamsad gundah. Debaran hatinya membuat ia tersengal-
sengal dalam bernapas.
Kismi memejamkan mata, menyodorkan bibirnya yang
terperangah menantang. Ia berbisik lagi, "Kecuplah aku...
kecuplah, supaya rasa takutmu hilang...!"
Dengan gemetar, Hamsad mendekatkan bibirnya ke bibir
Kismi. Ia ragu sejenak, tetapi Kis-mi bergerak lebih maju, sehingga bibirnya
menyentuh bibir Hamsad. Kemudian,
Hamsad mengecup bibir itu dengan gemetar. Mulanya hanya
ingin sekejap, tetapi Kismi membalas dengan hangat.
Mengulumnya, melumatnya penuh gairah. Bahkan ia
mendesah ketika bibir itu terlepas sekejap. Sebelum Hamsad menarik diri, Kismi
telah mengulang adegan itu. Semuanya ia lakukan dengan lembut, tidak kasar dan
rakus. Justru kelembutan itulah yang membuat hati Hamsad terasa tersiram serpihan salju.
Dingin, tenang, dan debarannya pun
berkurang. Dewi KZ 78 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perlahan-lahan sekali Kismi melepaskan kecupan itu,
seakan merasa enggan memisahkan bibirnya dari bibir
Hamsad. Ketika kecupan itu berhenti, senyum Kismi mekar
mengagumkan. Hamsad mulai menyunggingkan senyum
bernada malu. Anehnya, saat itu ia tidak lagi merasa
berdebar-debar. Ia tidak merasa takut dan gemetar. Ia dalam keadaan normal,
memandang Kismi seperti memandang
perempuan biasa. Hamsad sadar, ia berhadapan dengan
hantu, tapi ia tidak merasa ngeri sedikit pun. Justru ia merasa bangga bisa
berhadapan muka dengan wanita berwajah mirip
ratu Mesir Kuno itu. Ia berdecak menyatakan rasa kagumnya kepada Kismi.
"Bagaimana aku harus memanggilmu?" tanya Kismi sambil melingkarkan kedua
tangannya ke leher Hamsad. Matanya
berkedip-kedip memandang Hamsad dengan penuh pesona
mengagumkan. "Panggil aku, Hamsad!" jawab Hamsad dengan lancar, tak ada kebimbangan, hanya
sedikit sisa getaran masih terasa.
"Aku kagum padamu, Hamsad. Kau manusia yang nekat.
Kau punya semangat, tapi tidak punya keberanian. Mungkin
begitulah dalam hidupmu sehari-hari."
Hamsad tersipu. Ia tak berkedip menatap Kismi, kemudian
ia berkata bagai di luar kesabaran, "Cantik sekali...!"
"Siapa?" tukas Kismi.
"Kau...," desah Hamsad, romantis sekali. Kismi mencibir manis. Kemudian keduanya
sama-sama tertawa. Keduanya
sama-sama berpelukan, masih di depan pintu.
"Aneh sekali...," bisik Hamsad.
"Apanya yang aneh?"
"Hatiku jadi berbunga-bunga. Aku bahagia sekali."
"Kenapa?" bisik Kismi makin mendesah.
"Aku bisa bertemu denganmu, dan aku bisa memelukmu,"
jawab Hamsad. "Padahal aku tahu...."
"Tahu apa?" tukas Kismi lagi, seakan menggoda.
"Aku tahu, bahwa kau bukan manusia...!"
Dewi KZ 79 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kismi buru-buru melepaskan pelukannya. Ia kelihatan
tersinggung. Hamsad menggeragap bingung ketika Kismi
meninggalkannya. Perempuan itu berjalan ke kamar tidur, dan menghempaskan
dirinya di tepian ranjang. Wajahnya murung.
Hamsad serba salah jadinya. Ia mencoba mendekati Kismi dan berkata penuh sesal,
"Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu."
"Aku tidak tersinggung," jawab Kismi. Masih murung. "Aku sedih jika ada yang
mengatakannya begitu. Aku ingin kau
pura-pura tidak mengetahui siapa aku."
"Mengapa begitu?"
Kismi mendongak, memandang Hamsad yang berdiri di
sampingnya. Wajah Kismi tepat berada di pinggang Hamsad.
Perempuan itu berkata dengan nada sedih,
"Aku datang memenuhi keinginanmu. Aku ingin mengagumi lelaki yang punya tekad
seperti kamu. Jadi, aku tak ingin mendengar kata-kata seperti itu lagi."
"Aku berjanji tidak akan mengatakan hal itu lagi, Kismi,"
kata Hamsad sambil mengusap-usap kepala Kismi. Kepala itu pun kemudian rebah di
pinggang Hamsad.
"Aku ingin mencari kebahagiaan. Aku ingin menghibur
diriku seriang mungkin. Aku...," Kismi berhenti sejenak, mendongak lagi, menatap
Hamsad, lalu berkata,"... aku ingin hanyut dalam kemesraan."
Hamsad mengangguk, "Apakah menurutmu aku bisa
memberi kemesraan padamu?"
Tangan Kismi mulai merayap, mengusap-usap paha
Hamsad yang hanya dibalut handuk itu. Ia bicara bagai
sedang melamun,
"Aku tak tahu, apakah kau yang terpilih bagiku. Tetapi, aku sangat menyukai
lelaki yang punya tekad, daripada yang
hidup penuh kebimbangan. Biasanya, lelaki yang hidup
mengandalkan tekad, ia mempunyai naluri bercumbu sangat
romantis."
Hamsad tertawa pelan. "Aku tidak merasakan diriku begitu.
Kismi," Dewi KZ 80 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi aku merasakannya...," seraya tangan Kismi terus merayap pada bagian
terpeka bagi seorang lelaki. Hamsad
membiarkan tangan itu memainkan sesuatu, Ia sibuk
menekuni hatinya yang berdebar-debar dalam keindahan.
Lalu, ia sedikit menunduk, mencium kening Kismi. Wajah
itu buru-buru tengadah ke atas, merenggangkan bibirnya
dalam desah yang tipis sekali. Hamsad mencium kening dan
merayap ke hidung Kismi, kemudian merayap lagi perlahan-
lahan, sampai akhirnya mulut Hamsad menyentuh bibir Kismi.
Lidah Hamsad mempermainkan bibir Kismi yang segar dan
menggairahkan itu. Kismi mengerang pelan, bagai merengek
minta sesuatu. Kemudian, Hamsad pun mengecup bibir itu
pelan-pelan. Lembut sekali. Sementara itu, tangan Kismi yang nakal semakin
bengal. Handuk pembalut pun terlepas dan jatuh di lantai. Hamsad
membiarkan. Ia masih sibuk menciptakan sejuta desiran indah melalui kecupan
bibir Kismi. Tapi, kali ini tangan Hamsad pun menarik tali gaun yang ada di
pundak Kismi. Kedua tali pun terlepas, dan gaun transparan itu terkulai jatuh di
pangkuan Kismi. Tangan Hamsad mulai merayap dengan usapan lembut,
sentuhan jemarinya bagai mengambang dan justru
menciptakan debaran halus di hati Kismi.
"Oh... kau pandai membawaku melayang, Hamsad...," bisik Kismi dalam desahnya. Ia
buru-buru memeluk pinggang
Hamsad. Mengecup pinggang itu, dan menjalar ke mana-
mana. Hamsad melepas sanggul rambut Kismi sambil ber-
desis-desis. Rambut itu tergerai sebatas punggung. Lemas
sekali. Halus, dan berbau harum. Tangannya mengusap-usap
punggung Kismi dengan gerakan lamban, sedangkan Kismi
semakin berani menjalarkan lidah dan bibirnya ke ujung
percintaan Hamsad.
Di relung keheningan malam, suara desah mereka saling
memburu. Kismi sering memekik dalam keadaan tubuhnya
mengejang kaku, sedangkan Hamsad hanya mendesah-desah
dan tetap menjadi nahkoda 'pelayaran' itu. Ia sengaja tidak mendorong tubuh
selembut sutra itu ke permukaan ranjang.
Dewi KZ 81 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia biarkan cintanya melayang-layang dengan mengandalkan
kekuatan kakinya. Kismi sendiri agaknya masih mampu
menegakkan betisnya, sekalipun ia merasa limbung beberapa kali.
Namun, kehebatan Kismi akhirnya membutuhkan alas bagi
punggungnya, dan ia menarik Hamsad perlahan-lahan, maka
jatuhlah mereka di ranjang yang berkasur empuk itu.
Kecupan-kecupan Hamsad masih membanjir di sekujur tubuh
Kismi. Napasnya masih mampu berlari sejauh 10 km lagi,
bahkan lebih. Kismi merasa dirinya diterbangkan oleh amukan kasmaran Hamsad,
sampai-sampai ia menggelinjang dengan
brutal karena mengalami masa kejayaan cintanya beberapa
kali. Pada detik-detik yang mendebarkan cinta Hamsad, ia
semakin 'berlari' cepat, mengejar bayangan kasihnya di
puncak bukit cinta. Ketika ia tiba di sana, ia pun mengerang panjang dan
mengejang. Kismi ganti mengambil alih 'kemudi'.
Kini menjadi nahkoda 'pelayaran' malam itu. Dan sebagai
seorang nahkoda, ia ternyata mempunyai kelincahan
mempermainkan kemudi. Layar dikembangkan, dayung
direngkuh, dan bahtera pun melaju makin dipermainkan
ombak. Hamsad tak sempat berpikir untuk menentukan, Kismi bahtera atau ombak" Ia
hanya merasakan amukan gelombang
yang melemparkan ia ke awang-awang. Kismi bagai gulungan
badai yang mampu menerbangkan Hamsad ke atas
percintaannya beberapa kali, hingga pekikan dan erangan
bahagia pun terlontar silih berganti.
Ketika menyongsong fajar, kasur sudah berubah menjadi


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanah lembab. Seprei dan selimut tebal tak ubahnya rumput yang terbabat,
berserakan ke mana-mana. Banjir keringat
mengguyur tubuh mereka. Napas-napas terpenggal saling
berhamburan. Tubuh Kismi lunglai di peraduan. Hamsad
mengusapnya dengan sarung bantal. Tubuh mulus tanpa
cacat sedikit pun itu dibersihkan dari keringat. Diusap
perlahan-lahan. Kemudian, dikecupnya beberapa bagian.
Masih saja tercium bau wangi yang lembut dan
Dewi KZ 82 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggairahkan. Napas Kismi terengah-engah, dadanya yang
menonjol dalam bentuk indah itu bergerak naik-turun. Ia
membiarkan Hamsad mengucapnya beberapa kali, terkadang
mencekam pada titik terpeka, dan Kismi hanya bisa
mengerang di sela desah napas dan kelunglaian
persendiannya. "Luar biasa...," gumamnya bercampur dengus napas yang terengah-engah. Hamsad
diam saja. Masih mengusap-usap,
masih mencium beberapa tempat, masih pula menatapinya
penuh rasa kagum dan bangga diri.
Tangan Kismi meraba keringat Hamsad yang meleleh dari
leher ke dada. Ia tersenyum, lalu berkata lirih,
"Kau sungguh luar biasa, Hamsad. Kau... ah, kenapa baru sekarang kau kutemukan?"
Hamsad tersenyum di sela engahan napasnya. "Kau
memiliki kata dan tanya yang sama dalam benakku. Tapi...
mengapa kau tampak pucat sekali" Lelah?"
Kismi mengangguk, tak malu-malu. "Kau juga pucat,
seperti selembar kertas. Capek?" tanyanya bergantian. Lalu, keduanya mengadu
wajah sambil tertawa bahagia.
'Hamsad, aku harus pulang sebelum matahari terbit," bisik Kismi.
"Tak bisakah kau tinggal sampai siang hari?"
Kismi menggeleng. "Kita harus berpisah," ucapnya penuh sendu. "Tapi, bila lewat
tengah malam, kita bisa berjumpa lagi, Hamsad."
"Oh... tidak! Aku ingin memilikimu sepanjang masa, Kismi!
Aku ingin mendekapmu, ingin menciummu, tanpa peduli siang atau malam."
"Hamsad, kau tahu siapa aku, bukan" Kita punya
perbedaan masa. Kita punya perbedaan alam. Dan, itu tak
bisa dibantah, Hamsad."
"Harus bisa! Aku tidak ingin kehilangan kau, Kismi. Aku...
ah, terlalu mudah jika aku berkata cinta padamu, bukan" Jadi, sebaiknya tak
kukatakan, bahwa aku mencintaimu...."
"Kau sudah mengatakannya. Hamsad."
Dewi KZ 83 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian, Kismi pun tertawa mengikik geli sambil memijit
hidung Hamsad. Tangan Hamsad mengibas, dan ia ganti
memijit hidung Kismi sambil berkata, "Nakal...!"
Pagi mulai meremang. Kismi bergegas pulang dengan
wajahnya yang pucat. Hamsad sempat berbisik sedih, "Kapan kau datang padaku
lagi, Kismi?"
"Menunggu saatmu pulang kemari," jawab Kismi. "Hati-hati, Hamsad. Mudah-mudahan
ia tidak mengancammu."
"Siapa..."!" Hamsad merasa heran. Kismi diam saja.
*** Bab 10 Tubuh yang lunglai itu tergeletak sampai siang hari.
Hamsad bagai habis mengadakan perjalanan jauh. Tulang-
tulangnya terasa ngilu semua. Ia meninggalkan motel itu
antara pukul 12 siang. Ia tidak langsung ke rumah, melainkan ke kampus, karena
hari itu ia punya acara: mengadakan
audensi dengan salah seorang tokoh bersama dua temannya.
Namun, ternyata benaknya sudah telanjur dipenuhi oleh
kesan indah dan manis dari Kismi. Berulangkah' ia
mengalihkan pikirannya, tanpa sadar toh kembali juga ke
masalah Kismi. Ia memang pernah punya perasaan cinta. Ia
pernah menyukai seorang gadis. Tetapi, tidak seperti kali ini perasaan suka
kepada gadis yang ia rasakan. Kali ini ia benar-benar terpaku oleh perasaan
cintanya kepada Kismi. Ia seperti belum pernah mengenal cinta sebelumnya.
Bahkan, dalam hati ia berkata, "Aku seperti anak ingusan yang baru pertama kali
ini disentuh wanita. Padahal aku sering mencium Reni sewaktu di SMA. Aku juga
sering berciuman dengan Laila. Bahkan aku pernah tidur dengan Pungki. Tetapi,
mengapa mereka tidak
meninggalkan kesan yang mematri di hatiku" Mengapa
mereka jauh berbeda dengan Kismi" Kesannya begitu kuat,
membuat aku tak mampu mengalihkan konsentrasiku walau
sekejap. Oh... luar biasa daya tariknya. Luar biasa kecantikan Dewi KZ
84 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu. Pantas kalau Norman dan yang lainnya tega melakukan
bunuh diri demi cintanya yang tak tercapai itu."
Dalam perjalanan ke kampus, mendadak Hamsad menjadi
tegang. Hatinya berdebar-debar setelah ia ingat kematian
Norman, Denny, dan Tigor. La menggumam sendiri di dalam
mobilnya, "Mereka mati dengan cara bunuh diri. Mereka bunuh diri karena rindu
pada Kismi. Mereka rindu, karena
mereka jatuh cinta pada Kismi. Lalu, bagaimana dengan aku"
Apakah aku tidak akan berbuat seperti Norman, Denny, dan
Tigor" Oh, jangan! Jangan sampai aku sepicik mereka. Aku
harus tegar, tak mau jatuh karena perempuan. Tapi...?"
Hamsad berkerut dahi. Ia melanjutkan kata-katanya dalam
bentuk kecamuk di dalam liati.
"Tapi, Kismi meninggalkan pesan yang misterius. Saat ia sebelum pergi, sebelum
ia mengecup bibirku yang terakhir
kali, aku mendengar ia menyuruhku berhati-hati. Ada sebaris kata yang aneh.
Mudah-mudahan ia tidak mengancammu'.
Ia..."! Siapa yang dimaksud 'ia' oleh Kismi itu" Benarkah diriku terancam" Oleh
siapa sebenarnya" Kekasih Kismi" Kekasihnya yang telah tega membunuhnya itu" Ih,
brengsek amat kalimat itu. Menghantui pikiranku terus. Siapa sih sebenarnya yang
di maksud itu..."!"
"Pucat sekali kau!" tegur Ade di pintu gerbang kampus.
Waktu itu, Hamsad sedang; menuju ke gedung rektorat
setelah memarkirkan mobilnya. "Kau habis begadang, ya"
Atau... sakit?"
"Apakah aku kelihatan pucat"!"
"Ya, pucat sekali," jawab Ade tegas. Hamsad jadi gelisah.
"Aku ingin membicarakan sesuatu kepadamu, De. Tapi,
tunggu sebentar, aku punya urusan penting."
"Oke. Aku nongkrong di kantin! Kutunggu kau di sana, Ham."
Ragu-ragu Hamsad jadinya. Wajahnya pucat pasi. Semua
temannya yang berpapasan dengannya mengatakan begitu.
Malahan seorang dosen yang berpapasan dengannya juga
menyarankan, "Pulanglah! Jangan paksakan diri kalau kau Dewi KZ
85 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam keadaan sakit. Ilmu bisa dicari sampai tua, tapi nyawa seseorang tidak
bisa dicari lagi. Sekali hilang, akan selamanya hilang."
Setelah bertemu dengan temannya yang punya urusan
sama, Hamsad juga dianjurkan untuk pulang. Justru temannya kelihatan cemas dan
berkata, "Kau benar-benar seperti mayat, Ham. Aku kuatir kau akan mengalami naas
di sini! Pulanglah.
Biar aku yang mengurus masalah kita ini."
Hamsad tidak langsung pulang, melainkan langsung ke
kantin menemui Ade. Di pintu kantin ia berpapasan dengan
Yoppi. Yoppi pun terkejut melihat Hamsad berwajah pucat
sekali, ia menegur,
"Gila kau, Ham! Kau kemanakan darahmu" Kau seperti
manusia tanpa darah setetes pun, tahu"!"
"Aku sedang tak enak badan," ujarnya seraya langsung menemui Ade. Yoppi
menguntit dari belakang. Begitu Hamsad duduk, Yoppi ikut duduk di sampingnya,
tapi langsung berkata, "Demi Tuhan, aku jadi merinding melihat kau berjalan, Hamsad! Kau.... Wah,
celaka! Kurasa saat ini bukan waktumu untuk ngobrol di sini!" Yoppi kelihatan
cemas sekali. Sedangkan Ade hanya memandang Hamsad dengan
kecemasan yang disembunyikan.
"Aku.... Oke-lah, aku akan pulang dan beristirahat. Tetapi, sebelumnya ada yang
ingin kuta-kakan kepada kalian," kata Hamsad. "Tapi, kumohon kalian bisa
merahasiakan. Kumohon sekali!"
Yoppi dan Ade menggumam. Yoppi kelihatan lebih tegang
dari Ade. Ia juga yang bertanya.
"Tentang apa itu, Ham"!"
Hamsad berkata pelan, "Aku telah bertemu dengan Kismi."
"Hah..."!" Kini, bukan Yoppi saja yang terpekik kaget, melainkan Ade pun jadi
tersentak. Duduknya yang semula
bersandar santai, kali ini bergerak maju dan mata memandang Hamsad penuh
kecemasan. Dewi KZ 86 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau..."! Kau bertemu dengan Kismi"!" Ade setengah tidak percaya.
"Aku tidur dengan perempuan itu," tambah Hamsad, semakin membuat Yoppi dan Ade
menampakkan rasa
takutnya. "Aku bergumul dengannya. Semalaman kami tak tidur. Ia memang hebat,
istimewa dan luar biasa segalanya.
Kecantikannya luar biasa, kekuatannya di ranjang juga luar biasa...!"
"Tunggu, Ham...!" sergah Yoppi. Lalu, Yoppi berkata dalam bisikan yang
dipertajam, "Dulu, Almarhum Tigor juga
menceritakan hal itu kepada kami. Dan, malamnya ia bunuh
diri. Denny pun demikian. Lalu, mengapa sekarang kau
berkata begitu, Hamsad"! Apakah kau tak menyadari risiko
berbahaya yang akan menimpamu"!"
Sebelum Hamsad menjawab, Ade telah berkata, "Aku jadi merinding. Sungguh. Aku
takut membayangkan kengerian
yang akan kau alami nantinya. Oh... saat ini aku seperti
melihat Tigor merenggangkan nyawanya karena tikaman badik ke tubuhnya...! Uh,
mengerikan sekali, Ham! Sangat
mengerikan!"
Getir juga hati Hamsad mendengar kata-kata mereka, Ia
makin beri debar-debar. Sudah lama ia berhenti merokok,
namun kali ini ia menyahut rokok Yoppi dan menghisapnya.
Barangkali ia mencari ketenangan jiwa dengan cara
menghisap rokok. Namun, natanya ia masih saja kelihatan
pucat dan tegang.
"Aku tahu, apa yang dialami mereka yang habis bercinta dengan Kismi, tapi aku
menjaga kesadaranku untu'k tidak
berbuat seperti mereka," kata Hamsad dongan gerak mata yang nanar karena hati
berdebar-debar.
"Apakah kau bisa?"
"Harus bisa! Aku tidak boleh cengeng. Aku harus tegar dan..."
"Norman bukan pemuda cengeng," sahut Yoppi. "Dia pemuda yang tegar dan tidak
mengenal kecengengan. Tetapi, nyatanya ia rapuh...!"
Dewi KZ 87 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia menikam dirinya sendiri dengan gunting," sahut Ade.
Kemudian, Yoppi melanjutkan,
"Ia tidak bisa mengendalikan tangan kanannya yang
beirgerak sendiri menikam dirinya...! Ham, aku curiga, di balik kematian mereka
ada kekuatan gaib yang berperan tanpa
mereka sadari. Kekuatan gaib itu... menurutku, berasal dari Kismi."
"Benar," jawab Hamsad tegas.
"Kalau kau tahu, mengapa kau lakukan?" sela Ade.
Hamsad menghempaskan napasi "Sudah telanjur, De.
Semuanya sudah telanjur. Aku tahu, Kismi sebenarnya sudah mati...!"
"Ya, Tuhan...!" keluh Ade.
"Kismi memang hantu, tetapi Kismi tidak seperti hantu.
Aku... aku mencintainya, De."
"Gila kau!" geram Yoppi. "Kalau terjadi sesuatu padaku, kumohon, jangan ada yang
mencobanya lagi. Lupakan
tentang Kismi, dan jangan ada yang tergiur dengan cerita ini, juga jangan ada
yang terpengaruh dengan cerita Almarhum
Norman, Denny, maupun Tigor. Berbahaya! Aku akan
mencoba mengalahkannya dengan caraku sendiri. Kalau aku
gagal, berarti kalian akan gagal juga jika mencoba
mengalahkannya...':"
Yoppi dan Ade sama-sama diam. Napas mereka terasa
sesak. Mereka seakan berada di depan calon mayat. Mereka
merasakan sesuatu kelengangan. Sepertinya, itulah saat -saat yang terakhir
mereka bertemu dengan Hamsad. Yoppi sendiri terlihat begitu sedih dan cemas.
Mungkin saat itu ia tak tahan menghadapi kenyataan, maka ia segera berdiri. Ia
menepuk-nepuk punggung Hamsad. Ingin mengucapkan sesuatu,
mungkin kata "Selamat jalan", tetapi mulutnya tak mampu mengucap kata apa pun.
Yoppi pergi begitu saja dengan
desah napas yang terdengar oleh Hamsad dan Ade.
Di rumah, Hamsad sendiri jadi gelisah. Ia dibayang-bayangi kenangan manis
bersama Kismi di kamar motel itu. Kenangan manis itu menghantuinya, membuat ia
tak dapat beristirahat Dewi KZ
88 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siang. Beberapa kali ia menelan telur ayam kampung yang
masih mentah, meminum susu dan madu sebanyak-
banyaknya. Ia ingin menutupi kepucatan wajahnya, agar tidak mencurigakan
keluarga. Lalu, ia pun lebih sering mengurung diri di kamar. Benaknya berkecamuk
terus, membuat ia
menjadi pusing dan mual.
Ketika sore hari, Dian, adik perempuannya, minta diantar
ke rumah teman untuk suatu urusan. Hamsad sebenarnya
malas keluar rumah. Tetapi, setelah dipikir-pikir, untuk
menghilangkan kegelisahan yang menteror jiwanya, ia perlu mencari penyegar.
Suasana di dalam kamar bisa mengurung
jiwanya pada kenangan manis bersama Kismi. Maka, ia pun
tidak keberatan mengantar Dian ke rumah temannya.
Sepanjang perjalanan Hamsad tak banyak bicara. Biasanya
ia banyak bercerita kepada Dian, baik mengenai teman
kampusnya, atau mengenai cewek yang ditaksirnya. Dian
menjadi heran melihat kakaknya murung dan
menyembunyikan perasaan. "Ada apa, Ham?"
Hamsad hanya melirik dan berkerut dahi, berlagak bingung.
Dian melanjutkan kata-katanya, "Ada apa kau murung" Kau pucat sekali! Pasti kau
punya persoalan! Aku tak yakin kalau kau terkena penyakit! Kau pasti punya
masalah yang membuatmu stres begitu. Ada apa sih?"
"Tidak ada apa-apa," jawab Hamsad.
"Ham, aku memang adikmu. Aku memang lebih muda
darimu. Tetapi, otakku masih bisa mengungguli otakmu," kata Dian yang kuliah di
kedokteran, dua tingkat di bawah Hamsad.
"Jadi, jangan sepelekan aku! Aku bisa membantu


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memecahkan problemmu. Banyak teman yang suka minta
pendapat padaku, dan aku bisa mencarikan jalan keluarnya."
"Oke. Aku mengakui, kau memang cerdas. Tapi, untuk
mengutarakan masalahku, aku perlu mempertimbangkan
masak-masak."
"Kenapa begitu" Kau sangsi?"
"Bukan soal sangsi, tapi ini menyangkut soal pribadi!"
Dewi KZ 89 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaah...! Kau mulai tertutup denganku, Ham! Itu tidak menguntungkan kamu...!"
Berulangkali Dian membujuk kakaknya agar membeberkan
masalah yang ada, tetapi Hamsad masih ragu-ragu. Banyak
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, dan itu semua
membutuhkan tempo yang cukup lama.
Sampai pulang dari mengantar Dian, Hamsad masih belum
punya keputusan. Haruskah ia bicarakan masalahnya kepada
keluarga" Apakah itu tidak akan mengganggu ketenangan
keluarganya" Bagaimana jika keluarganya tahu, bahwa
Hamsad di ambang kematian" Sudah tentu hanya akan
membuat panik. O, tidak! Hamsad tidak mau masalah
pribadinya membuat panik keluarga. Ia lebih baik
menyimpannya sendiri, dan menanggung segala risiko
sendirian. Ia tak ingin melibatkan keluarga.
Pulang dari mengantar Dian, hari sudah malam. Tadi Dian
mengajaknya mampir ke supermarket, dan Hamsad setuju.
Pulangnya sudah cukup malam, dan Hamsad menjadi lebih
gelisah lagi. Bayangan indah bersama Kismi semakin nyata, bahkan sempat
membangkitkan gairah kejantanannya. Lalu,
tiba-tiba ia menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Lho, kok berhenti" Ada apa"!" tanya Dian merasa sangat heran.
"Apakah kau mendengar seseorang memanggilku?"
"Tidak," jawab Dian.
"Aneh. Dua kali aku mendengar seseorang memanggilku."
"Ah, ngaco! Tidak ada suara apa-apa kok! Ayolah,
buruan...! Nanti papa dan mama ngomel kalau aku pulang
kemalaman."
Hamsad melanjutkan perjalanan menuju ke rumahnya.
Beberapa saat kemudian, laju mobilnya dikurangi. Ia
menelengkan kepala, menyimak sesuatu dengan dahi
berkerut. "Tuh, ada yang memanggil namaku berulangkah...!"
katanya kepada Dian. Tetapi, Dian hanya menggerutu tak
jelas. Hamsad kembali tancap gas.
Dewi KZ 90 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu, ia baru teringat cerita tentang kematian
Norman, Denny, dan Tigor. Menurut Susilo, sebelum Norman
melakukan bunuh diri, anak itu juga mendengar suara
seseorang memanggilnya. Tigor juga bercerita, bahwa Denny selalu merasa ada yang
memanggilnya. Suara orang yang
memanggil seperti suara Kismi. Dan, tak berapa lama, Denny bunuh diri. Menurut
Bahtiar, sebelum Tigor bunuh diri, Tigor juga merasa ada yang memanggil-manggil.
Konon, suara itu
membuat Tigor menjadi sangat merindukan Kismi.
Dan, sekarang" Sekarang Hamsad merasa mendengar
suara Kismi memanggilnya. Apakah ia pertanda ia akan
melakukan bunuh diri"!
"Celaka kalau benar begitu," geram Hamsad di dalam hatinya. "Padahal mereka
berbuat bunuh diri seperti di luar batas kemauan hatinya. Ada kekuatan gaib yang
menggerakkan tangan mereka untuk melakukan bunuh diri.
Apakah aku juga demikian?"
Ketika sampai di rumah, suara orang memanggilnya itu
semakin jelas. Hamsad merinding sekujur badan. Ia berusaha menjaga,
kesadarannya, menegakkan logikanya, tetapi ia juga merasa, bahwa dirinya
sesekali terasa limbung karena dibuai oleh kenangan manis bersama Kismi. Hatinya
berdebar-debar, seakan menuntut curahan rasa yang ada, yaitu rasa rindu
kepada Kismi. "Gawat...! Aku harus bisa mengatasi emosiku sendiri...,"
katanya dalam hati.
Pikirannya berputar mencari cara. Lalu, ditemukan
beberapa kemungkinan untuk menghindari gelagat yang
membahayakan itu. Ia harus segera pergi ke pondokan Ade,
dan meminta bantuannya. Ia tak mau membuat kegaduhan di
rumah, sehingga keluarganya menjadi panik dan tegang.
Dengan mengendarai mobil berkecepatan tinggi, Hamsad
mulai terengah-engah diburu kegelisahan yang menyiksa.
Rindu ingin bertemu Kismi membuat napasnya sukar dihela. Ia mencoba
mengendalikan pikirannya agar tertuju pada teman-Dewi KZ
91 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
teman di pondokan, tetapi pikirannya itu justru menjadi kacau balau.
"Hamsaaad...! Haaamsaaad...!"
Suara Kismi terdengar memanggilnya sepanjang
perjalanan. Suara itu jelas sekali mengalun, seakan-akan
untuk mengajaknya bercumbu. Apalagi suara Kismi terdengar serak-serak manja,
hati Hamsad semakin berdebar-debar.
Rindunya mengembang dan meracuni pikirannya. Ia menahan
perasaan itu sampai keluar keringat dinginnya. Ia menambah kecepatan mobilnya
supaya segera tiba di pondokan, tetapi suara 'Kismi itu semakin menyiksa
jiwanya. Membuat Hamsad tegang dan kelabakan. Ia sempat melirik arlojinya,
ternyata sudah pukul 10 malam lebih 45 menit. Ia hanya menggumam,
"Hampir tengah malam...!"
Pintu pagar halaman rumah pondokan itu tertutup
sebagian. Hamsad tidak sempat turun dari mobil untuk
membuka pintu halaman itu. Maka. ia langsung menabrak
pintu tersebut dengan mobilnya, hingga menimbulkan suara
gaduh yang mengagetkan semua penghuni pondokan itu.
Dan, mobil berhenti tepat di depan kamar Ade. Sorot
lampunya menyala terang, menyilaukan.
Hamsad terengah-engah, masih belum mampu turun dari
mobil. Kepalanya berdenyut-nyut, namun hatinya semakin
dicekam rasa ingin bertemu dengan Kismi. Ia terkulai lemas di balik stiran
mobil. Beruntung mesin mobilnya sempat
dimatikan, sehingga sedikit aman.
Para penghuni pondokan itu nyaris marah melihat sebuah
mobil merusakkan pintu pagar mereka Tetapi, Bahtiar segera berteriak,
"Hamsad..."!"
"Siapa sih"!" seru yang lain.
'Hamsad...!" jawab Yoppi juga. Ia berlari lebih dahulu mendekati mobil Hamsad
dan berseru, "Ham..."! Ham, kau tidak apa-apa, kan?"
Hamsad menggeram, "Tolong akuuu...!"
Dewi KZ 92 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yoppi agak ragu ketika hendak membukakan pintu mobil,
tetapi setelah Bahtiar mendekat dan berkata,
"Buka pintunya, bawa keluar dia!"
Maka, Yoppi pun berani membukakan pintu mobil, lalu
segera membantu Hamsad keluar dari mobil. Hamsad gemetar
dan mengerang seperti suara orang merengek. Ia menyeringai bagai merasakan
sesuatu yang amat sakit. Teman-teman yang lainnya pun segera mengerumuninya.
"Tolong aku...! Ouh... tolooong, De...! Aku... aku... ah!"
Hamsad terpelanting, nyaris jatuh. Kakinya amat lemas dan gemetar. Lalu, ia
segera digotong ke bangku panjang, depan kamar Bahtiar. Ia dibaringkan di sana.
Tetapi, mendadak ia meronta sambil menggeram, kejang.
"Aku... oh... tolong jangan dekati aku! Aku ingin mati...!"
kata-katanya menyeramkan bagi yang mendengar.
"Ham, ingat! Ingat kau tidak boleh mati atas kemauanmu sendiri...! Ingat,
Ham...!" kata Yoppi.
"Aku ingin mati!" ia menggeram dengan ge-regetan.
Matanya mendelik dan bergerak nanar, seakan mencari
sesuatu. Dan, pada saat itu Yoppi pun gemetar dan berkata,
"Celaka! Ia punya emosi untuk bunuh diri! Ia akan
mengalami nasib seperti Tigor...!"
Semua mundur, tegang. Napas mereka menjadi sesak, dan
tubuh mereka merinding semua. Hamsad tersengal-sengal
sambil menggerang-gerang. Matanya memandang mereka
dengan liar. Giginya menggemelutuk dan otot-otot tubuhnya mulai mengeras. Ia
masih sempat berusaha berkata,
"Tolong aku...! Ouhhh... tolooong...!"
*** Bab 11 Mereka berkomat-kamit membaca doa dalam upaya
menyadarkan Hamsad. Tetapi, nalurinya untuk bunuh diri
semakin kuat dan mengacaukan kesadarannya. Dengan napas
Dewi KZ 93 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tersendat-sendat dan bibir gemetar, Hamsad berkata
kepada Ade, karena matanya yang liar itu tertuju pada Ade,
"Ambil tali...! Tal... tali...!"
Ade gugup, tak tahu harus mengambil tali ke mana. Yang
lain juga sibuk mencari tali tanpa mengerti maksud Hamsad.
Malahan Susilo berseru,
"Jangan! Jangan beri tali dia! Dia mau gantung diri...!"
Maka, semua yang sibuk mencari tali berhenti seketika.
"Kismiii...! Aaaow...!" Hamsad mengerang setelah mendesah menyebutkan nama
Kismi. Bayangan perempuan
itu semakin kuat dan seakan meremat hatinya, menciptakan
rasa sakit yang sukar dipahami.
Kembali matanya yang nanar itu memandang Yoppi.
"Taliii... cepat taliii...! Ikat tubuhku di pohon! Ikat kuat-kuat...!
Oh, tolong...!"
Barulah mereka mengerti maksud Hamsad yang
sebenarnya. Dia minta diikat di pohon, supaya segala
gerakannya terbatas. Maka, mereka sibuk mencari tali untuk mengikat tubuh
Hamsad. Pada saat itu, terdengar lagi Hamsad berkata sambil memejamkan mata
kuat-kuat, "Ada di... di mobil! Ada di mobilku...! Taliii...!"
Ade berlari ke arah mobil, dan mendapatkan segulung
tambang di samping tempat duduk sopir. Di situ juga terdapat borgol, gelang besi
untuk pencuri, yang diperkirakan milik ayah Hamsad yang memang sebagai kepala
polisi di sebuah
resort. Ade membawa serta borgol yang siap digunakan itu.
Tepat ketika Ade tiba kembali di depan Hamsad, pemuda
diracun kerinduan itu menggeram sambil berkata,
"Taaa... tanganku... oh, tanganku mau mengeras...! Ouh...
tolong, tolong diborgol ke belakang! Cepat, cepat...! Cepat...!"
Bahtlar merebut borgol dari tangan Ade, lalu ttegera
memborgol kedua tangan Hamsad. Tangan kanan itu belum
sempat menjadi kaku ketika ditautkan ke belakang dan
dijadikan satu dengan tangan kiri, lalu diborgol keduanya.
Crek...! Dewi KZ 94 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil terengah-engah, Hamsad menyebut "Kismi"
beberapa kali. Di sela kata-kata Kis-mi itu ia berkata, "Ikat aku...! Ikat di
pohon mangga, belakang kamar mandi itu...!
Lekas..., bawa aku ke sana...! Ouh..., Kismi! Aku ingin
bertemu Kismi...!"
Lukman yang berbadan besar segera membawa Hamsad ke
pohon mangga. Yoppi dan Ade membantu mengikat tubuh
Hamsad, dijadikan satu dengan batang pohon.
"Ikat yang kuat! Jangan sampai ia bisa bergerak," kata Bahtiar dengan gugup.
Tali itu cukup panjang. Agaknya Hamsad berhasil
menyiapkan peralatan yang sederhana itu, sehingga tubuhnya berhasil diikat dari
dada sampai ke kaki. Ia seperti seorang tawanan yang siap dihukum tembak.
Sementara Hamsad
menggeram dan terengah-engah, mulut-mulut yang lainnya
gemetar tidak berani bicara. Dalam hati mereka timbul
perasaan macam-macam, antara kasihan, takut dan heran
bercampur menjadi satu, membuat mereka hanya terbengong-
bengong dengan jantung berdebar-debar.
Lonceng di gardu ronda terdengar samar-samar satu kali.
Itu pertanda malam telah melewati pertengahan, dan sepi
kian menghadirkan kesunyian. Saat itulah, masa-masa
kemunculan Kismi ke kamar seruni pada motel tersebut.
Namun, kali ini bukan Kismi yang muncul menemui Hamsad,
melainkan kerinduannya yang amat menyiksa. Gairah ingin
bercumbu meluap-luap. Birahi Hamsad bagai membakar jiwa.
Menuntut satu pelampiasan yang nyata, namun ia tidak
mampu berbuat apa-apa karena tubuhnya terikat kuat di
pohon sedangkan kedua tangannya diborgol ke belakang.
Hamsad mengerang dengan otot leher menjadi bertonjolan
keluar. Ia menahan gejolak hasratnya yang membara di luar kewajaran.
"Ta... tang... tanganku... tanganku... kakkk... kaku! Iaaa...
ia mau bergerak sendiri...! Oh... ouh...! Aaaow...!"
Hamsad memekik tertahan dengan kepala mendongak-
dongak, seakan berusaha keras untuk dapat melepaskan
Dewi KZ 95 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kanannya dari borgol. Ia juga menggerak-gerakkan
badannya, bagai ingin meronta dari ikatan. Tetapi, ia tidak berhasil. Ikatan
terlalu kuat dan borgol pun cukup kokoh
menautkan tangan kanan dengan tangan kirinya. Jiwanya
bagai terbagi dua, antara ingin bunuh diri dan ingin melawan hasratnya itu.
Akibatnya Hamsad tiada habisnya mengerang, menggeram dan meronta-ronta.
Mereka merasa terharu melihat Hamsad susah payah ingin
melepaskan diri. Susilo sempat berkata, "Kasihan dia!
Lepaskan saja...!"
Saat itu, Hamsad sempat berkata sambil menggeram
seperti orang kesurupan, "Jang... jangan...! Ouh, yaaah...
jangan! Jangan lepaskan...! Aaaoh... panggil Kismi! Panggil Kismi... oh, aku
ingin bertemu dengannya di alam kubur...!
Kismiii...!" Hamsad mengejang-ngejang. Tangan kanannya bergerak-gerak dengan
kasar. Ia kelihatan amat menderita
sekali. Teman-temannya banyak yang membaca doa kembali
untuk membebaskan Hamsad dari cekaman gaib yang
mengancam keselamatan itu.
Sesaat, terdengar lagi Hamsad meminta sesuatu tanpa
menatap salah seorang. Ia memejamkan mata sambil berkata
dalam erangan, "Tutup mulutku...! Oh...! Tutup mulutku dengan kain...!
Lekaaas...! Aku ingin berteriaaak...! Lekaaas...!"
Bahtiar meraih sarung yang ada di tali jemuran dalam.
Sarung itu segera digunakan untuk menutup mulut Hamsad,
diikatkan ke belakang, sehingga praktis sarung itu juga


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengikat kepala Hamsad dengan batang pohon.
'Hidungnya jangan ikut ditutup, Tiar! Biar ia bisa bernapas!"
saru Lukman dengan perasaan cemas bercampur kasihan.
Malam menghadirkan desiran angin pembawa embun.
Dingin. Ada kesan lengang di sela desiran angin itu. Seakan angin berhembus
tanpa desau dan suara apa pun. Hal itu
membuat mereka yang ada di depan Hamsad menjadi
merinding dicekam rasa takut. Apalagi mereka mendengar
Dewi KZ 96 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anjing di rumah belakang pondokan itu melolong panjang
bagai irama menjelang ajal. tubuh mereka semakin bergidik.
Sementara itu, Hamsad masih meronta-ronta. la berteriak
keras-keras, namun suaranya teredam kain sarung yang
menutup mulutnya rapat-rapat. Tangan kanannya makin
agresif, berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan gelang borgol besi itu.
Kakinya pun mulai bergerak-gerak, berusaha melonjak, dan pundaknya meliuk-liuk,
ingin melepaskan diri dari ikatan tali yang kuat. Hamsad tak bisa berkata apa-
apa. Hanya suaranya yang menggeram disekap kain dan matanya
yang melotot bagai ingin keluar itulah ang membuat teman-
temannya tak berani menatapnya langsung. Doa-doa masih
diucapkan oieh mereka dengan perasaan sedih. Bahkan Susilo mengusap kedua
matanya yang mulai berkaca-kaca,
memandang haru keadaan Hamsad.
Angin semakin berhembus kencang, merontokkan banyak
dedaunan dari pohon tersebut. Tak lama kemudian, gerimis
pun turun. Mereka semakin panik dan serba bingung. Namun, saat itu mereka juga
menepi menghindari rintikan gerimis di ujung dini. Bahkan kali ini, gerimis itu
telah berubah menjadi hujan yang deras.
"Lepaskan dia! Dia kehujanan...! Dia menggigil di sana!"
kata Susilo dengan panik.
"Tenang, Sus.Itu cara yang dipilihnya," kata Bahtiar.
'Tapi kita harus tahu perasaan! Itu cara yang tidak
manusiawi!" bentak Susilo.
"Kalau dia kita lepaskan, maka ia akan bunuh diri! Apakah itu manusiawi"!" balas
Bahtiar dalam serentetan bentakan kasarnya. Lukman segera melerai percekcokan
mereka. Gelegar suara petir di angkasa terdengar mengejutkan
mereka. Hamsad masih berusaha berontak dari ikatan dan
borgolnya. Jeritannya teredam kain sarung sehingga tak
terdengar keras. Hujan deras mengguyur tubuhnya di sela
per-cikan cahaya petir yang menggelegar beberapa kali.
"Bahaya! Dia bisa tersambar petir jika diam di bawah pohon!" kata Susilo sangat
tegang. Lama-lama, Susilo tidak Dewi KZ
97 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sampai hati melihat Hamsad diguyur hujan dan petir dalam
keadaan terikat, lalu ia pun berlari menerobos derasnya hujan dan bermaksud
membukakan tali pengikat tubuh Hamsad.
"Sus...! Jangan!" teriak Yoppi.
Ade segera melompat menyusul Susilo dan menarik kaos
yang dikenakan Susilo sambil berkata,
"Kau mau membunuh teman sendiri, hah"! Kau mau
membiarkan teman bunuh diri"!"
"Dia bisa mati tersambar petir, tahu"!" Susilo membetot, tetap ingin mendekati
Hamsad, tetapi Ade menyeret Susilo
hingga anak itu terpelanting jatuh.
"Bangsat kau...!" teriak Susilo lepas kontrol.
Ia hendak memukul Ade, tapi tangannya segera dipegang
Lukman yang berbadan besar, Lukman menyeret Susilo ke
teras sambil berkata,
"Kuasai emosimu, Sus! Saat ini gunakanlah otakmu, jangan hanya perasaanmu!"
Susilo tak dapat berbuat banyak dalam cengkeraman
Lukman. Akhirnya ia tak tega menghadapi penderitaan
Hamsad, ia segera masuk ke kamar dan mengunci kamarnya
dengan kasar. Tak berapa lama, hujan pun reda. Gerakan Hamsad mulai
melemah. Memang masih terlihat napasnya terengah-engah,
tetapi tangan kanannya yang sejak tadi berusaha ditarik keluar dari borgol, kali
ini tampak melemas.
Pukul 12 lewat, saat itu, mereka melihat Hamsad terkulai
pingsan di tempat. Tetapi, mereka masih belum berani
melepaskan ikatan pada tubuh Hamsad. Bahtiar berkata,
"Tigor dulu juga pingsan karena dipukul Lukman, tetapi tangan kanannya bisa
bergerak sendiri, dan menikam dadanya beberapa kali. Jadi, kurasa tangan kanan
Hamsad pun bisa
melakukan hal yang serupa jika kita lepaskan ikatan tali dan borgolnya."
"Sebaiknya tunggu sampai subuh tiba," kata Yoppi, dan yang lainnya setuju.
Dewi KZ 98 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka, ketika mendengar suara adzan subuh, mereka baru
mulai berani melepaskan ikatan Hamsad. Tetapi, borgol itu tak dapat dilepaskan,
karena mereka tidak tahu di mana Hamsad menaruh kunci borgol. Hamsad digotong ke
kamar Bahtiar, dan mendapat pertolongan sebagaimana mestinya. Tangan
kanannya berdarah, karena berulangkali memaksakan diri
untuk lolos dari borgol. Semua mata yang memandangnya
merasa iba dan semakin kasihan kepada Hamsad. Tetapi,
ketika Hamsad siuman, ia justru merasa lega karena telah
selamat dari ancaman maut, yaitu bunuh diri di luar
kesadaran. Roh yang masuk ke tangan kanannya telah
berhasil dijerat dengan akalnya, sehingga tangan kanan itu tak bisa bergerak
sendiri, seperti yang terjadi dalam kasus
kematian Norman, Denny, dan Tigor.
Di depan mata mereka, Hamsad memang berhasil lolos dari
ancaman maut kekuatan gaib tangan kanannya, tetapi apakah itu berarti Hamsad
menjadi jera" Apakah itu membuat
Hamsad puas dengan dirinya"
Tidak! Hamsad masih penasaran. Ia masih menyimpan
rindu kepada Kismi, walau rindunya itu tidak meracun jiwa.
Tetapi, karena rindunya itu ia jadi datang kembali ke Motel Angel Flowers, dan
membocking kamar Seruni. Kamar itu
masih kosong. Barangkali memang tidak ditawarkan kepada
tamu lain oleh petugas motel, karena mereka takut tamu-
tamunya mengecam akibat kamar angker tersebut. Hanya
saja, karena Hamsad memaksa untuk menyewa kamar Seruni,
maka petugas resepsionis tak bisa lagi menghalanginya.
Kamar itu tetap seperti dua malam yang lalu. bersih,
teratur rapi. Taplak meja di ruang tamu masih sama,
berwarna biru muda. Kursi meubel-nya juga masih sama,
terletak melingkar, menghadap ke dinding kaca depan. Hanya saja, letak pot besar
yang memuat tanaman sejenis palm itu bukan lagi di samping pintu, melainkan ada
di sudut ruangan, dekat dengan buffet penghias ruangan. Selebihnya tak ada
yang berubah. Bahkan warna seprei dan selimutnya pun tetap Dewi KZ
99 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sama. Ini semakin mengingatkan Hamsad pada masa-inasa
indah yang pernah ia lewati bersama Kismi di kamar tersebut.
Hamsad masuk pada pukul 7 malam dengan tangan dibalut
perban. Luka pada tangan kanannya itu terasa perih jika tidak dibalut perban,
seperti seorang petinju yang belum
mengenakan sarung tinjunya. Dengan dibalut perban begitu, rasa perih tersebut
berkurang, dan konsentrasi Hamsad tidak terlalu terganggu oleh rasa perih.
Sebelumnya, Hamsad telah menyiapkan segala sesuatunya
yang diperlukan. Tabungannya diambil sebagian dari bank.
Lalu, ia membeli sebotol madu asli, susu, telur ayam kampung sampai 24 butir,
anggur ginseng, super mie, dan beberapa
obat yang berguna untuk memulihkan kesehatan badan serta
menjaga stamina tubuh. Hamsad sempat tertawa sendiri
ketika membeli barang-barang tersebut. Tetapi, ia akhirnya tidak peduli, karena
semua itu memang ia butuhkan untuk
memulihkan tenaganya yang nyaris terkuras habis akibat
pergulatannya melawan emosinya kemarin malam.
Menunggu sampai lewat tengah malam, adalah pekerjaan
yang menggelisahkan bagi Hamsad. Ia berbaring sambil
menyaksikan acara TV, satu-satunya hiburan yang ada di
kamar tersebut. Sampai tak terasa, ia pun tertidur di tempat.
Mungkin karena kelelahan yang luar biasa, sehingga ia sampai tertidur dan lupa
mematikan TV. Kalau saja ia tidak mendengar suara orang mandi, mungkin
ia tidak akan terbangun sampai pagi. Tapi, karena ia
mendengar desis kran shower di kamar mandi dan
gemericiknya air, maka ia pun terperanjat bangun. Lalu,
hatinya bertanya heran, "Siapa yang mandi" Rasa-rasanya aku tidak membawa
teman"!"
Buru-buru Hamsad menengok arlojinya di meja, lalu ia
menggumam, "Oh, pantas. Sudah pukul 12 lewat 23 menit.
Sudah lewat tengah malam...!"
Maka, hati Hamsad pun mulai berdebar-debar, karena ia
tahu bahwa orang yang mandi itu tak lain dari Kismi. Gemetar langkahnya ketika
ih mengendap-endap mendekati kamar
Dewi KZ 100 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mandi yang pintunya tak tertutup itu. Pada saat langkahnya makin dekat, kran
shower itu berhenti, bagai ada yang
mematikan. Hamsad semakin berdebar dan merasa heran.
Tapi, ia nekat mengendap-endap untuk mengintip siapa
gerangan ynng mandi di tengah malam ini.
"Jangan seperti pencuri, Hamsad...!" terdengar suara dari dalam kamar mandi.
Dan, suara itu jelas suara Kismi yang
serak-serak manja, Hamsad lalu menampakkan diri dengan
cengar-cengir. Matanya tak berkedip memandang tubuh mulus berkulit kuning
langsat itu dalam bintik-bintik air yang hendak disapu dengan handuk. Mamsad
buru-buru masuk dan
menyahut handuk dari tangan Kismi.
"Jangan hapus...!"
"Hamsad..."! Aku dingin...!"
"Biarkan aku memandangi tubuhmu yang tersiram bintik-bintik air ini. Oh...
begitu indahnya kau dalam keadaan basah begini, Kismi...," bisik Hamsad sambil
menatapi tubuh polos itu Kismi kepala sampai ke kaki.
"Konyol kamu, ah!" Kismi berusaha meraih handuk, dan Hamsad menyembunyikannya di
belakang tubuhnya.
Jari-jemari Hamsad meraba tubuh itu, bagai menyentuh
butiran-butiran airnya dari pundak ke dada. Kismi
membiarkan, justru tertawa dalam desah, dan terdengar nada seraknya yang seakan
kemanjaan itu. "Maaf, aku membangunkanmu, Hamsad," kata Kismi sambil membiarkan ujung jemari
Hamsad merayap samar-samar di
permukaan kulit tubuhnya.
"Aku tertidur menunggumu," kata Hamsad tanpa menatap.
"Aku tahu, dan aku merasa semakin kagum padamu,
Hamsad." "Dalam hal apa?" tanya Hamsad setelah mencibir.
"Tak pernah ada lelaki yang lolos dari dendam Cincin Zippus, kecuali kau."
Kali ini, Hamsad menatapnya. "Dendam cincin..."!" Hamsad memperjelas
keheranannya. Dewi KZ 101 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setiap lelaki yang bercinta denganku, ia pasti mati oleh tangan kanannya
sendiri, sebab di tangan kananku itulah
Cincin Zippus melekat sampai sekarang. Kutukan Cincin Zippus akan merasuk dalam
tangan kanan lelaki yang bercinta
denganku, dan lelaki itu pasti akan mati oleh kutukan Zippus, yang menggunakan
bantuan tangan korban sendiri. Dan,
kau...?" Kismi tersenyum sambil geleng-geleng kepala. "Kau hebat sekali! Kau
bisa lolos dari kutukan. Itu
mengagumkan...!"
"Kau juga mengagumkan! Perempuan lain bisa kuabaikan, tapi kau tidak sama
sekali...," Hamsad tersenyum, Kismi mengikik serak, kemudian ia mengecup kening
Hamsad. Tetapi, balasan Hamsad lebih panas dari lahar gunung berapi.
Sekujur tubuh Kismi dirayapinya dengan bibir dan lidah,
membuat Kismi merintih di sela desah, melebarkan tubuhnya, memberi kesempatan
Hamsad agar lebih leluasa. Lalu, kamar mandi itu menjadi arena berpacu bagi
napas-napas yang
memburu puncak kemesraannya.
*** Bab 12 tamat Keduanya ternyata memang pasangan yang tak pernah
mengenal lelah. Banjir keringat bukan penghalang bagi
mereka untuk terus berpacu. Kali ini, ranjang menjadi
tumpuan amukan birahi mereka. Seprei kasur menjadi lusuh.
Morat-marit tak karuan. Kismi mengamuk setiap birahinya
melambung tinggi, melahirkan pekik dan ringkikan yang serak-serak manja. Dan,
suara itu membuat Hamsad makin
menggebu-gebu dalam cumbuannya, makin dibakar
gairahnya, meskipun ia sudah berulangkali melambung tinggi mencapai puncak
harapannya. Di awal dini, akhirnya petualang cinta mereka berhenti.
Kismi yang memohon agar Hamsad mengakhiri 'pelayarannya'
saat itu juga. Dewi KZ 102 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hari sudah menjelang pagi, dan kita harus berpisah lagi, Hamsad," kata Kismi
memberi pengertian dengan sabar dan lembut.
Hamsad mendesah, seakan tak mengizinkan Kismi pergi. Ia
memeluk perempuan itu dalam satu rengek kemanjaan
seorang lelaki. Erat sekali ia memeluk Kismi, sehingga Kismi merasa kehadirannya
sangat dibutuhkan oleh Hamsad disetiap saat. Kismi menjadi haru. Ia mencium
Hamsad beberapa kali, bahkan kini ia juga memeluknya erat-erat dengan kedua kaki
menggamit tubuh Hamsad.
"Aku juga tidak ingin berpisah," bisik Kismi. 'Tapi keadaanku tidak mengizinkan
kasih kita selalu berpadu
sepanjang hari, bahkan sepanjang masa, Hamsad."
"Aku ingin memilikimu, Kismi. Aku ingin membanggakan kekasihku kepada mereka!"
"ltu tidak mungkin, Hamsad. Ada penghalang di antara kita."
"Aku akan menembusnya, Kismi! Aku akan menghancurkan penghalang itu!" ucap
Hamsad dalam pelukannya. "Apa pun yang harus kutempuh, aku harus bisa memiliki
kamu, Kismi. Aku tak mau tersiksa seperti kemarin malam lagi. Aku tak
mau!" Kismi merasa kaget, dan bingung juga menggadapi sikap
lelaki seperti Hamsad. Ia masih memeluk Hamsad,
membiarkan Hamsad tengkurap di atasnya Tangan Kismi


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengusap-usap kepala Hamsad dengan lembut, seakan satu
curahan rasa kasih sayang yang tak ingin berakhir sampai di situ.
Setelah melalui masa bungkam yang mendalam, Kismi pun
berkata lirih, "Carilah potongan tanganku, dan tempelkan pada jasadku, maka aku akan hidup
kembali dan kita bisa berdua ke mana
saja, Hamsad."
Kali ini, Hamsad menarik wajahnya, ia mengatur jarak
dengan menggunakan kedua lengan dipakai bertumpu di
Dewi KZ 103 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kasur. Ia memandang Kismi yang terbaring di bawahnya, lalu bertanya,
"Bukankah kedua tanganmu dalam keadaan lengkap, tak
kurang satu apa pun?"
Kismi menggeleng, wajahnya sendu. "Ini tangan semu.
Tangan yang ada dalam khayalanmu saja. Jasadku ini juga
jasad yang ada dalam khayalanmu, Hamsad. Itulah sebabnya
kukatakan, bahwa di antara kita ada batas penghalang, yaitu khayal dan
kenyataan! Terkadang manusia tidak bisa
membedakan keduanya. Kau tidak bisa melihat, bahwa tangan kananku ini sebenarnya
buntung. Dipotong oleh Rendy, bekas kekasihku yang punya penyakit syaraf."
"Di mana orang itu sekarang?"
"Ada di neraka. Kau mau ikut ke neraka?"
Hamsad menghempaskan napas. Ia masih belum mau
melepas hubungan kasihnya, dan tetap membiarkan dirinya di atas Kismi. Lalu,
dengan suara sedikit bimbang ia bertanya,
"Di mana kau dibunuh oleh Rendy?"
"Di kamar ini!"
"Dan, potongan tanganmu di simpan di mana?"
"Entahlah. Mungkin di kamar ini, mungkin di tempat lain.
Dibuang begitu saja. Carilah, dan letakkan pada jasadku yang bersemayam di dalam
kotak kaca, maka rohku yang ada di
dalam batu Cincin Zippus itu akan membuatku hidup kembali.
Kematianku yang ketiga nanti, adalah kematian yang sejati.
Tapi, saat ini, aku masih bisa hidup dan menikmati kehidupan selayaknya manusia
biasa...!"
Hamsad mendesah, lalu menegaskan kata, "Akan kucari
potongan tanganmu itu sampai dapat!"
"Tapi, hati-hati, Hamsad. Dia ganas! Dia memendam kutuk dan dendam! Dialah yang
semalam berusaha ingin
membunuhmu!"
Merinding juga Hamsad jika teringat peristiwa kemarin
malam. Tapi, demi teringat kemesraan dan cintanya kepada
Kismi, Hamsad tetap bertekad untuk mencari potongan tangan kanan Kismi. Hanya
saja, di mana potongan tangan itu
Dewi KZ 104 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibuang oleh Rendy, atau disembunyikan" Ah... itu satu hal yang sulit bagi
Hamsad. Sukar ditentukan secara logika.
Sepanjang siang, Hamsad memikirkannya sambil mondar-
mandir di dalam kamar, terkadang ia meneliti keadaan tanah di luar kamar,
mencari kemungkinan di mana tangan Kismi
disembunyikan Rendy.
Semuanya dilakukan secara diam-diam agar tidak
menimbulkan kecurigaan orang lain, terutama petugas motel itu. Beberapa batu
dibongkarnya, dan dikembalikan seperti semula jika ternyata tidak terdapat apa
yang dicari. Beberapa tanah di korek-koreknya, dan dikembalikan seperti semula
karena tak ada tanda-tanda tangan Kismi di sana.
"Kamar ini harus kutelusuri lebih dulu," pikir Hamsad.
"Mungkin membutuhkan waktu sehari penuh. Kalau memang di kamar ini tidak ada,
berarti aku harus mencari ke tempat lain, mungkin di pinggir sungai, di pinggir
selokan, atau... ah, memang sulit ditentukan. Tetapi, seandainya aku menjadi
Rendy, apa yang kulakukan setelah aku membunuh Kismi dan
memotong tangannya?" Hamsad berpikir keras.
Membayangkan seandainya dia menjadi Rendy yang
berpenyakit syaraf, apa yang akan dilakukan terhadap
potongan tangan itu" Kemudian, batinnya berkata, "Mayat akan kutinggalkan,
supaya orang-orang terkejut menemukan
mayat Kismi, lalu tangan itu..." Hm... tangan itu akan
kuletakkan di tempat tertentu di kamar ini. Tak perlu repot-repot membawanya
pergi dan membuangnya. Cukup
diletakkan di suatu tempat, sehingga suatu saat akan ada
orang yang terkejut menemukan tangan itu. Lalu, ia akan
berteriak ketakutan, dan aku akan puas mendengarnya!"
Hamsad menghempaskan tubuhnya, duduk di ruang tamu.
"Itulah pikiranku jika aku menjadi Rendy yang sinting.
Sekarang, di mana tangan itu disembunyikan yang kira-kira bisa membuat orang
terkejut?" Setelah berpikir beberapa saat, Hamsad berkata sendiri, "Di
almari...! Buffet, kulkas, almari dapur dan... dan bawah kasur!"
Dewi KZ 105 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bergegas dia memeriksa tempat-tempat tersebut dengan
teliti. Ternyata tempat yang diperkirakan itu tidak menyimpan tangan Kismi. Ia
mendesah kesal. Hatinya berkata,
"Bagaimana dengan tempat penampungan air closet" Jika ada yang membukanya pasti
akan menjerit karena melihat
potongan tangan terapung!"
Lalu, ia pun memeriksa tempat penampungan air WC, yang
secara otomatis akan mengguyur closet itu jika habis dipakai seseorang. Ternyata
di sana juga tidak ada. Hamsad mulai
kesal. Ia melihat plafon kamar mandi yang terbuka pada
gagian sudutnya. Hatinya berkata, "Oh, ya, ya...apa salahnya jika kuperiksa
bagian atas eternit " Siapa tahu potongan
tangan itu dilemparkan begitu saja di dalam eternit itu"!"
Dengan susah payah Hamsad memeriksa langit-langit
kamar mandi, dan seluruhnya. Isinya tanya kabel-kabel
instalasi listrik yang malang-melintang. Tak ada potongan tangan di sana. Hamsad
sudah mencarinya dengan teliti,
sampai jeluruh pakaian dan tubuhnya menjadi kotor oleh
debu. "Ke mana, ya?" pikirnya sambil garuk-garuk kepala.
Mendadak, telepon berdering. Petugas resepsionis
mengingatkan ckeck-out hampir tiba, lalu menanyakan apakah Hamsad mau
melanjutkan sampai beberapa malam, atau
cukup untuk hari itu saja" Karena Hamsad digelayut rasa
penasaran dan tekad untuk menemukan potongan tangan itu
menggebu-gebu, maka ia bermaksud memperpanjang waktu
sampai besok siang.
"Sial! Benar-benar sulit menemukan potongan tangan itu!"
gerutunya dengan nada kesal. "Ah, sebaiknya aku istirahat dulu. Semalaman aku
tidak tidur. Siapa tahu setelah bangun tidur nanti aku menemukan gagasan yang
lebih baik...!"
Hamsad menyuruh room-boy untuk membereskan
kamarnya, sementara itu ia mandi, merendam diri di air
hangat, yang mampu mengurangi rasa capeknya itu.
Ketika ia merebahkan diri, benaknya terbayang kecantikan
Kismi dan kehebatan wanita itu di atas ranjang. Alangkah luar Dewi KZ
106 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasa bangganya jika Hamsad bisa memperistri wanita cantik seperti Kismi.
Alangkah bahagianya nanti jika ia telah hidup bersama Kismi. Angan-angannya pun
mulai melambung tinggi, menciptakan sejuta keindahan yang ada pada khayalnya.
Berulangkah hatinya berucap tekad, "Aku harus memiliki dia!
Aku harus memiliki Kismi. Aku sangat mencintainya...!" Lalu, ia pun tertidur.
Tak diduga ternyata Hamsad tertidur cukup lama. Ketika ia bangun, ia mendapatkan
alam telah meremang, matahari
senja tinggal seujung rambut dan memancarkan warna merah
lembayung di perbatasan samudera. Debur ombak terdengar
jelas, karena angin senja berhembus tanpa suara. Badannya segar dari segala
kepenatan, apalagi ia telah meminum susu, telur mentah, madu dan lain
sebagainya. Namun demikian,
perutnya toh masih terasa lapar juga, sehingga ia memesan makanan untuk pengisi
perutnya. Sambil menikmati makanannya, Hamsad berpikir-pikir
tentang potongan tangan Kismi. Tadi siang, semua tempat
sudah diperiksanya. Kini tinggal bagian dinding dan lantai.
Maka, seusai menyantap makanannya, Hamsad kembali
beroperasi, memburu tangan Kismi. Setiap dinding diketuknya pelan-pelan,
didengarkan suara ketukannya. Jika menggema, berarti tempat itu berongga. Besar
kemungkinan di situlah tangan tersebut disembunyikan. Semua dinding diketuk.
Rata. Dan, itu memakan waktu cukup lama, karena ia kerjakan
dengan cermat dan hati-hati.
Sayang, hasilnya tidak memuaskan. Tidak ada dinding yang
patut dicurigai. Tak ada rongga di dalam dinding tersebut.
Bahkan dinding kamar mandi dan dapur pun telah
diperiksanya, dan hasilnya nihil. Sekarang giliran lantai yang menjadi pusat
perhatiannya. Saat itu, malam telah lama
menebarkan kegelapan. Arlojinya menunjukkan pukul 8 lewat 15 menit.
Lantai kamar terbuat dari ubin marmer warna putih kebiru-
biruan. Berukuran 40x40 cm tiap lempengan ubin. Dengan
tekun Hamsad mengetuk-ngetuk setiap ubin, mencari ruangan Dewi KZ
107 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
di bawahnya. Dari lantai teras, masuk ke ruang tamu, masuk ke ruang tidur dan
terus ke kamar mandi, tidak ada ubin yang menimbulkan gema jika diketuk. Berarti
tidak ada bagian yang berongga.
Sejenak pintu diketuk. Hamsad terperanjat. Ia menggumam
dalam hati, "Belum lewat tengah malam, mungkinkah Kismi datang?"
Oh, ternyata seorang pelayan restoran yang datang dan
menyodorkan bon makanan yang dipesan Hamsad. Hempasan
napas menandakan Hamsad mengalami kelegaan ketika
mengetahui yang datang pelayan restoran itu. Ia segera
memberikan selembar uang puluhan ribu tanpa kembali, dan
pelayan itu pun pergi.
Ketika ia hendak kembali ke ruang belakang, meneruskan
pekerjaannya yang menyita waktu itu, ia sedikit merasa heran.
"Seingatku, pot besar itu kemarin ada di sudut sana, kenapa sekarang berada di
sini, di dekat pintu" Siapa yang memindahkan?" Kemudian, Hamsad tertawa sendiri
dan menggumam, "Sial! Room-boy yang membereskan kamar
sewaktu aku mandi siang tadi, pasti telah memindahkannya
kemari. Dan... ah, pikiranku sekarang mudah curiga. Bukan kepada manusia, kepada
benda pun punya kecurigaan!
Gawat! Jangan-jangan aku menjadi sinting!" sambil
menggumam begitu, ia melangkah ke belakang.
Sekarang, bagian dapur ia periksa lantainya. Satu demi
satu diketuknya menggunakan gagang obeng besar yang ia
ambil dari dalam mobilnya di garasi. Dan ternyata, salah satu dari ubin itu
menimbulkan gema ketika diketuk. Hamsad mulai berdebar-debar. Apa yang dicarinya
mulai menumbuhkan
harapan. Kemudian, ia segera membongkar ubin tersebut
dengan menggunakan obeng besar dan kunci pas dari dalam
mobilnya. Kunci digunakan untuk memukul gagang obeng,
sedangkan mata obeng sendiri berfungsi sebagai alat
pemotong semen perekat sambungan ubin.
Lama juga membongkar satu lempeng ubin itu, karena
semennya cukup keras. Kalau petugas motel mengetahui,
Dewi KZ 108 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pasti pekerjaan itu dilarang. Tetapi, Hamsad yang sudah
telanjur penasaran itu tidak peduli dengan akibatnya. Ia tetap membongkar ubin
itu dengan sabar, sekalipun sudah
memakan waktu hampir satu jam lamanya.
Napas terhempas lega. Ubin sudah berhasil dibongkar.
Kemudian, dengan hati-hati dan berdebar-debar, ia
mengangkat ubin tersebut untuk dipindahkan ke sampingnya.
"Sial...!" cacinya dengan kesal. Di bawah ubin itu memang ada rongga, tanah
kosong, tetapi di situ ada pipa saluran air yang agaknya pernah terpotong dan
disambung lagi. Tidak
ada tangan Kismi, tidak ada tanda-tanda lain. Hanya pipa
saluran air dengan sambungannya.
"Uuuh...! Brengsek! Sudah capek-capek membongkar,
berkeringat, gemetar, eh... isinya pipa air! Konyol!" gerutu Hamsad seraya
meletakkan kembali ubin tersebut pada
tempatnya, tanpa menutupnya dengan semen seperti semula.
Ia terpaksa mandi saat itu juga, karena selain tubuhnya
berkeringat juga kotor karena tanah. Selesai mandi, ia
membubuhkan parfum penyegar badan sambil matanya
melirik ke arloji di meja. Oh, sudah pukul 10 malam lebih 50
menit" "Aku harus bersiap menyambut kedatangan Kismi. Ia akan semakin mengagumiku jika
aku berpakaian rapi dan
menunggunya di ruang tamu!" kata Hamsad sendirian, seperti orang gila.
Susu, madu dan telur yang dicampur ginseng, segera
ditenggaknya habis. Kemudian, ia duduk di meubel tamu,
santai. Sekaleng bir tersedia di atas meja, depannya. Sebuah majalah milik Dian
yang tertinggal di mobil bisa dijadikan bahan bacaan menunggu lewat tengah
malam. Penat juga membuang waktu lama dengan duduk-duduk.
Maka, Hamsad pun pindah tempat. Kali ini ia melonjorkan kaki di sofa dengan
santai sambil meneruskan membaca majalah.
Tetapi, pada saat majalahnya menyentuh daun tanaman
dalam pot, Hamsad jadi terkejut.
Dewi KZ 109 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aneh. Beberapa jam yang lalu pot ini ada di dekat pintu, kok sekarang ada di
sini lagi" Siapa yang memindahkan?" Ia memperhatikan pot besar berisi tanaman
sejenis palm yang
daunnya mirip daun mangga. Dahinya berkerut ketika
memperhatikan tanaman tersebut. Jelas tadi ia sempat curiga, karena tanaman itu
ada di dekat pintu. Sekarang ia semakin curiga, karena tanaman itu ada di sudut,
dekat dengan sofa Tangan Hamsad secara tak sadar mematahkan ujung daun
tersebut. Dan, ia terbelalak kaget, karena yang keluar dari ujung daun itu bukan
getah putih, melainkan getah merah.
Ketika diciumnya, getah itu berbau amis darah.
Merinding seketika itu juga tubuh Hamsad. Ilerdebar-debar hatinya, dan mulai
gemetar jari-jemarinya. Satu daun ia
patahkan lagi dari tangkainya. Klak...!
"Astaga..."!" Hamsad nyaris memekik keras, karena tangkai daun itu mengucurkan
getah merah yangberbau amis darah.
Hamsad sempat terlonjak mundur dengan mata membelalak
lebar. Tetesan darah dari tempat bekas tangkai daun itu
menjatuhi tanah di bawahnya. Dan, Hamsad teipaksa


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerutkan dahi tajam-tajam, mempertegas penglihatannya, karena tetesan darah
itu jatuh pada sebuah benda yang
mencuat dari kedalaman tanah pot. Rasa ingin tahunya
bergumul dengan perasaan takut. Hamsad mendekatkan
wajah, memperhatikan benda kecil itu.
"Astaga..."! In... ini., ini ujung kuku...!" Hamsad mencoba mengorek tanah itu
sedikit-sedikit, maka semakin berdebarlah ia, karena kini tampak jelas di
kedalaman tanah pot itu
terdapat jari kelingking manusia yang berkuku panjang, tapi indah dan serasi.
"Ya, ampun...! Pasti di sini tangan Kismi ditanam oleh pembunuhnya...!" kata
Hamsad dalam hati.
Maka, segera ia mengorek tanah dalam pot besar itu
dengan kedua tangannya. Makin dalam semakin jelas
bentuknya. Sepotong tangan perempuan yang masih utuh,
tanpa kebusukan. Di jari manisnya melingkar cincin berbatu Dewi KZ
110 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putih kekuning-kuningan. Cincin Zippus. Mungkin karena cincin itulah maka tangan
yang terkubur di dalam tanah pot itu tidak membusuk.
Hamsad menggali dengan kedua tangannya untuk
mendapatkan tangan tersebut tanpa ada yang tertinggal.
Napasnya memburu karena memendam rasa takut dan girang.
Sampai akhirnya, ia berhasil menggali seluruhnya. Menatapnya sesaat, kemudian
mengangkatnya pelan-pelan bekas
potongan sebatas pergelangan tangan lebih sedikit itu, masih kelihatan berdarah
segar. "Benar. Tangan ini sama persis dengan tangan Kismi yang sering mengusap-usap,"
kata Hamsad pelan sambil
memperhatikan telapak tangan yang menghadap ke muka.
Tapi, tiba-tiba tangan itu melesat cepat mencengkeram
wajah Hamsad. "Hah...!Aaah...!"
Hamsad terpekik dan ketakutan seketika. Jantungnya nyaris berhenti berdetak
ketika tangan itu bergerak cepat,
mencengkeram wajahnya. Dengan sekuat tenaga Hamsad
berusaha melepaskan, menarik tangan itu dan membuangnya
ke sembarang tempat. Napasnya terengah-engah. Wajahnya
berdarah karena kuku yang mencengkeramnya. Gerakan
potongan tangan Kismi yang di luar dugaan itu membuat
Hamsad menjadi panik dan sangat tegang. Matanya
membelalak lebar penuh rasa takut. Ia memandang potongan
tangan yang tergeletak jatuh di sofa, dekat dengan majalah.
Hamsad melangkah mundur perlahan-lahan mengitari
meja. Pada saat itu, ia melihat jelas jari tengah dan jari telunjuk tangan itu
bergerak-gerak, bagai merayap. Kemudian, melompat ke meja kaca. Sekali lagi
jantung Hamsad nyaris
berhenti melihat gerakan tangan yang mengerikan itu. la
bagai susah menelan air ludahnya sendiri. Kakinya gemetar dan keringat dinginnya
mengucur seketika.
Desakan rasa takut itu membuat Hamsad bergegas untuk
melarikan diri. Ia segera melompat dan berlari ke arah pintu keluar.
Dewi KZ 111 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Plokkk...! Tiba-tiba potongan tangan itu melesat dan menempel pada
leher belakang Hamsad.
"Aaah... hah...! Hiiih...!" Hamsad meronta-ronta, berjingkrak-jingkrak ketakutan
dengan tubuh semakin
merinding. Kuku pada potongan tangan itu terasa menggores perih di kulit
lehernya, seakan hendak mencekik dari belakang.
Dengan sekuat tenaga Hamsad menarik tangan itu dan
membuangnya ke arah pintu. Namun, kali ini tangan tersebut tidak mau terlepas
dari genggaman Hamsad. Tangan itu justru menggenggam tangan Hamsad kuat-kuat,
bagai berpegangan.
Celaka! Hamsad mengibas-ngibaskan dengan gerakan cepat,
tetapi tangan itu masih lengket pada tangan Hamsad.
Lalu. dengan menggunakan tangan kanannya, Hamsad
menarik punggung potongan tangan yang masih berlumur
tanah itu. Ia berhasil, dan membuangnya ke arah pintu.
Plokkk...! Tangan itu jatuh ke lantai. Mata Hamsad masih mendelik
memandanginya penuh rasa takut dan jijik. Potongan tangan itu bergerak-gerak
jarinya, kemudian bagai sebuah mainan ia mampu melarikan diri dengan menggunakan
jari-jemarinya itu. Hamsad segera melompat ke ruang tidur menghindari
kejaran potongan tangan tersebut. Gerakannya begitu cepat, sehingga sewaktu
Hamsad hendak haik ke atas ranjang,
benda menjijikkan itu berhasil melompat dan mencengkeram
betis Hamsad. "Waaaow...!" Hamsad memekik ketakutan. jPotongan tangan itu bagai menempel pada
celana Hamsad, dan ketika
hendak dipegang, ia bisa bergerak naik ke paha dengan cepat, lalu merambat
merambat terus ke punggung. Hamsad
kebingungan untuk memegang potongan tangan itu. Ia
berguling-gulingan sambil berteriak ketakutan. Potongan
tangan itu tidak mau terlepas. Kini justru merayap sampai ke leher samping dan
mencengkeram lagi.
"Setaaan...! Hhhah...!" Dengan menggunakan kedua tangan, Hamsad berhasil lagi
menarik potongan tangan Kismi Dewi KZ
112 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu dan membuangnya ke arah dinding, bagai dibenturkan
dengan keras. Semakin panik Hamsad menghadapi hal itu, semakin ngeri
ia melihat tangan tersebut tidak jatuh ke lantai, melainkan mampu merayap di
dinding seperti seekor cicak. Darah bekas potongan tangan menetes ke sana-sini.
Sungguh mengerikan.
Jari-jemari tangan yang sebenarnya lentik dan indah itu kali ini bergerak-gerak
lagi, bagai merayap di permukaan dinding.
Hamsad buru-buru masuk ke kamar mandi, dan mengunci
pintunya. "Oh...! Oooh...!" Ia terengah-engah diteror potongan tangan bercincin Zippus
itu. Napasnya nyaris habis,
tenggorokannya kering, dan badannya lemas. Ia bersandar
pada dinding di kamar mandi dalam ketegangan yang
mencekam Sekarang ia merasa aman. Potongan tangan itu
tidak dapat masuk ke dalam kamar mandi. Tetapi, sampai
kapan ia harus mendekam di kamar mandi"
Tiba-tiba pintu kamar mandi itu diketuk-ketuk dengan
lembut. Hamsad tersentak kaget, berdiri dari jongkoknya, dan menjauhi pintu. Ia
tidak berani membukakan, bahkan
mendekati pintu pun ia tidak berani. Perasaan ngeri membuat jiwanya menjadi
kerdil dan ingin menangis karena dongkolnya.
Tok, tok, tok...! Suara pintu diketuk. Hamsad masih diam, makin tegang, makin
menjauh. Ia berdiri di atas closet yang tertutup. Gemetar ketakutan.
"Hamsad..."! Haaam..."!"
"O, itu suara Kismi...!" katanya sambil menghempaskan napas lega. Berulang-ulang
Hamsad menghempaskan napas,
senang sekali, karena pemilik potongan tangan itu sudah
datang. Itu berarti waktu sudah menunjukkan lewat tengah
mulum. Hamsad segera turun dari closet. dan membuka pintu
kamar mandi. "Hahhh...!"
Rupanya di luar kamar mandi tidak ada Kismi. Yang ada
hanya potongan tangan itu. Dan bunda tersebut segera
melesat masuk, menerkam kejantanan Hamsad. Nyawa
Dewi KZ 113 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hamsad bagai melayang ketika itu. Ia memekik kaget,
kemudian mengerang kesakitan karena alat kejantanannya
diterkam oleh potongan tangan yang ganas itu.
"Oh...! Oooh...! Aaaow...!" Hamsad terhuyung-huyung dengan badan membungkuk.
Kedua tangannya memegangi
potongan tangan Kismi yang makin lama terasa makin
meremat alat kejantanannya itu. Hamsad meringis kesakitan dengan badan
membungkuk, dan kini limbung ke kiri,
bersandar pada dinding di depan kamar mandi. Potongan
tangan itu bagai sukar ditarik. dan, apabila ia ditarik, terasa makin kuat
cengkramannya. Hal itu membuat Hamsad
semakin mengerang kesakitan dengan mata terpejam kuat-
kuat. "Hamsad..."!" sapa sebuah suara di ruang tamu.
"Kismiii...!" teriak Hamsad tertahan karena memendam rasa sakitnya.
Kismi muncul dari ruang tamu ke kamar mandi, dan ia
melihat Hamsad kesakitan sambil memegangi alat
kejantanannya. "Oh... kau..."!" Kismi terperanjat kaget dengan mulut terbengong.
"Aku menemukan... menemukan potongan tanganmu...!
Tapi, tapi dia meremat... aouuuh...!" Hamsad semakin membungkuk dengan kaki
merendah karena potongan tangan
itu semakin menggenggam alat kejantanannya.
"Lepaskan! Jangan sakiti dia...!" bentak Kismi sambil memandang potongan
tangannya. Beberapa saat kemudian, potongan tangan itu pun
mengendur. Hamsad buru-buru menariknya. Sempat terlihat
olehnya jari-jemari potongan tangan itu bergerak-gerak, bagai sedang melemaskan
otot-ototnya. Hamsad buru-buru
melemparkannya, dan potongan tangan itu jatuh di lantai.
Kismi memandang potongan tangannya dengan senyum
berseri. Ia buru-buru memeluk Hamsad dan menciuminya.
"Oh... kau telah berhasil! Kau berhasil menemukannya, Hamsad...!"
Dewi KZ 114 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang bisa dilakukan Hamsad hanya uh nyr ringai
merasakan sisa sakitnya. Tetapi, ia kemudian berkata, "Apa yang harus
kulakukan"!"
"Lekas, bawa dia ke tempatku. Cari aku di ruang bawah, dan tempelkan potongan
tangan itu pada jasadku, Hamsad...!"
"Aku tidak mau membawanya! Aku tidak mau mati dicekik olehnya, Kismi!"
"Jangan kuatir...!" kemudian Kismi mendekati potongan tangannya yang tergeletak
telentang di ranjang. Ia berbicara dengan potongan tangan itu,
"Jangan sakiti dia! Dia akan mempertemukan kita!"
Jari-jemari yang tadinya diam, kini bergerak-gerak, seakan sebuah anggukan tanda
patuh terhadap perintah Kismi. Lalu, Kismi mendekati Hamsad dan berkata,
"Bawa mobilmu menuju rumahku. Di sana aku tinggal, di bekas rumah keluargaku
yang sudah pindah ke Amsterdam.
Ikutilah kunang-kunang, ke mana arahnya, ikuti saja. Nanti kau akan menemukan
rumah di sebuah bukit. Rumah itu
sudah tak terawat lagi, tapi di sanalah Kosmin
menyemayamkan aku di dalam kaca...!"
Setelah berkata demikian, Kismi mencium pipi Hamsad.
Hamsad sendiri menunduk memperhatikan alat kejantanannya
yang dikhawatirkan terluka. Ternyata tidak. Namun, ketika ia memandang ke depan,
ternyata Kismi telah tiada.
"Kismiii..."! Kismiii..."!" Hamsad mencoba mencari Kismi, dan wanita yang hadir
setiap tengah malam itu memang tidak ada lagi. Tetapi, Hamsad melihat seekor
kunang-kunang terbang di sekitar pintu. Hamsad tak tahu persis, apakah
kunang-kunang itu jelmaan dari roh Kismi atau bukan, tetapi ia membiarkan
kunang-kunang itu keluar melalui celah sempit, dan Hamsad sendiri harus segera
mengeluarkan mobil dari
garasinya. Mulanya ia ragu-ragu ketika hendak mengangkat potongan
tangan. Tetapi, agaknya potongan tangan itu tidak seganas tadi. Maka,
dibungkusnya potongan tangan itu dengan
Dewi KZ 115 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saputangan, kemudian ia pun keluar dari motel dengan
mengendarai mobilnya.
Malam bercahaya purnama, sehingga gelap tak terlalu
pekat. Kunang-kunang terbang di depan mobil. Gerakannya
cepat, seirama dengan gerakan mobil. Sementara itu,
saputangan pembungkus potongan tangan Kismi diletakkan di jok samping kiri.
Perhatian Hamsad tertuju pada gerakan
kunang-kunang penuntun jalan itu.
Ia tidak tahu kalau saputangan itu terbuka sendiri.
Kemudian, jari-jemari potongan tangan bercincin itu bergerak-gerak. Kini
tengkurap, dan merayap perlahan-lahan.
Ciiit...! Mobil nyaris menabrak pohon, karena Hamsad
terkejut setelah pahanya terasa dicubit oleh potongan tangan tersebut.
"Brengsek! Kulaporkan kau kepada Kismi kalau
menggangguku terus!" geram Hamsad dengan jantung
kembali berdebar-debar. Potongan tangan itu mencolek-colek paha, bahkan kini
menggelitik di pinggang Hamsad. Sesekali Hamsad terpekik dan badannya bergerak
kegelian, membuat
laju mobilnya menjadi limbung.
"Diam! Jangan ganggu aku!" bentak Hamsad
memberanikan diri. Potongan tangan itu melompat ke depan
stiran mobil. Hamsad membiarkan, karena potongan tangan
itu tidak membuat gerakan yang perlu dikuatirkan. Bahkan, ketika kunang-kunang
membelok arah, jari telunjuk dari
potongan tangan itu menuding ke arah kiri, seakan memberi tahu agar mobil harus
membelok ke arah kiri. Demikian juga jika harus ke arah kanan, jari itu menujuk
arah kanan. Kemudian, tibalah Hamsad di sebuah perbukitan. Jalanan
menanjak, kanan-kirinya kebun teh. Melewati perkebunan itu, ada jalan
persimpangan. Jari telunjuk potongan tangan itu menuding ke arah kanan, dan
Hamsad membelokkan mobilnya
ke kanan. Tak berapa lama, jari tangan itu mengembang
semuanya, seakan menyuruh "Stop" pada mobil tersebut.
Cahaya purnama menampakkan sosok rumah kuno yang
tinggal reruntuhannya. Menyeramkan sekali. Bentuk
Dewi KZ 116 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangunannya jelas bangunan zaman Belanda. Bagian atapnya
sudah rusak total, dan pada bagian halamannya telah banyak ditumbuhi tanaman
liar, termasuk rumput ilalang.
Kunang-kunang terbang memasuki rumah yang
menyeramkan itu. Hamsad ragu-ragu. Ia berdiri di samping
mobil sambil memegangi potongan tangan. Tiba-tiba,
potongan tangan itu bergerak maju sambil memegangi tangan Hamsad, seakan
menariknya agar Hamsad segera memasuki
rumah kuno tanpa penghuni itu.
Langkah kaki Hamsad terasa gemetar. Ia memasuki rumah
yang sunyi dan kotor itu. Cahaya pucat rembulan


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meneranginya. Bahkan ada lantai yang longsor ke bawah,
menuju ruang bawah. Potongan tangan dan kunang-kunang
menunjukkan jalan menuju lantai bawah, melalui tangga batu di balik sebuah
dinding kamar. Debar-debar di dalam dada
Hamsad makin bergemuruh. Ia tetap mengikuti penunjuk
jalannya yang setia Sampai akhirnya, ia menemukan sebuah
peti kaca seukuran tubuh manusia.
Hamsad terhenyak kaget ketika menegaskan
penglihatannya, bahwa ternyata di dalam kotak kaca yang
mirip akuarium itu terdapat tubuh Kismi yang terbaring
dengan tangan kanan terpotong. Kismi mengenakan gaun
putih transparan yang sering dikenakan berkunjung ke kamar motel.
Lebih terkejut lagi Hamsad setelah ruangan itu menjadi
terang. Ada cahaya api yang datang dari arah belakangnya. Ia buru-buru
berpaling. Oh, ternyata Pak Kosmin memegangi
obor sebagai penerangnya. Hamsad semakin gemetar, karena
ia ingat Pak Kosmin mampu menembus daun pintu bagaikan
asap. "Jangan takut, Tuan. Saya tidak akan berbuat jahat...!
Lakukanlah apa yang harus Tuan lakukan," kata Pak Kosmin yang mempunyai sepasang
mata cekung. Kemudian, Hamsad membuka tutup kotak kaca itu dengan
gemetar. Napasnya tertahan, sesekali tersendat-sendat. Pelan-Dewi KZ
117 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelan ia letakkan potongan tangan itu ke lengan kanan tubuh Kismi.
Suatu keajaiban membelalakkan mata Hamsad, sambungan
pada potongan tangan dengan lengan Kismi itu membentuk
satu cahaya hijau muda. Hijau kekuning-kuningan, mirip
cahaya fosfor. Cahaya itu berpijar-pijar sejenak, kemudian redup. Dan, kini
menjadi hilang sama sekali. Obor yang
dibawa Pak Kosmin mendekat. Mereka memandang potongan
tangan bercincin Zippus itu, dan ternyata pada sambungan
tersebut tidak terlihat ada bekas luka sedikit pun
"Ia telah pulih kembali, Tuan," bisik Pak Kosmin.
Hamsad terhentak lagi ketika mata Kismi yang terpejam itu terbuka, berkedip-
kedip sejenak, kemudian tersenyum
memandang Hamsad.
"Jangan takut, Hamsad.,.. Aku Kismi! Aku telah hidup kembali!" seraya Kismi
mengusap-usap pergelangan
tangannya yang semula buntung itu.
"Kau... kau benar-benar hidup..."!"
Kismi mengangguk, keluar dari kotak kaca, mendekati
Hamsad, kemudian Hamsad meraba pelan-pelan wajah Kismi.
Terasa hangat. Lalu, Kismi berkata lirih, "Kau berhak memiliki aku, Hamsad...!"
Mata Hamsad berkaca-kaca karena terharu, kemudian
tanpa ragu lagi ia memeluk Kismi erat-erat, seakan tak ingin berpisah dengan
Kismi selama-lamanya. Kismi pun
menyambut pelukan itu dengan perasaan bahagia yang
mengharu. Ia sempat meneteskan air mata, dan Hamsad
mengusapnya sambil berkata,
"Jangan teteskan air mata. Aku tak ingin kehilangan kau, walau hanya setetes air
matamu. Aku tak ingin, Kismi...!"
"Ohhh, Hamsad...!" Aku kagum pada tekadmu! Aku juga tidak ingin kehilangan
kau...! Tapi...."
"Tapi, apa, Sayang?"
"Tapi ada satu risiko jika kau memperistri aku, Hamsad."
"Risiko apa?"
Dewi KZ 118 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku... aku tak akan mempunyai keturunan...," bisik Kismi dengan perasaan sedih.
Hamsad pun berkata lirih sambil
menatapnya, "Aku tak mau peduli tentang itu, yang penting kau jadi milikku. Dan... dan kau
tak boleh kehilangan apa-apa lagi, Kismi!"
Pelukan itu makin erat. Kemudian, Kismi berkata kepada
Pak Kosmin, "Terima kasih, pak Kosmin. Dampingilah kami dari alammu...!"
Obor pun padam. Ruangan jadi gelap. Kisimi berlari-lari
membawa keluar Hamsad dari reruntuhan bekas rumahnya.
Kemudian, Hamsad bermaksud membawa Kismi kembali ke
motel untuk sementara waktu, sampai ditemukan tempat
kontrakan yang layak bagi Kismi yang ternyata seorang
ilmuwan berotak cerdas. Namun, ketika Kimiiii hendak naik ke dalam mobil Hamsad,
ia jadi terhenti dengan wajah memanja.
"Kenapa...?" tanya Hamsad heran.
"Kiss me...!" katanya seraya menyodorkan pipi, dan Hamsad pun mencium pipi itu.
SELESAI Dewi KZ 119 Patung Emas Kaki Tunggal 8 Jodoh Si Mata Keranjang Karya Kho Ping Hoo Pangeran Anggadipati 6
^