Muslihat Sang Ratu 2
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu Bagian 2
Ratu Pemikat membatin lalu berkata.
"Siapa pun boleh berkata seperti apa yang kau ka-
Dewi KZ 41 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
katakan. Tapi menurut apa yang pernah kudengar, ke-
kuatan apa pun yang dimiliki orang dia tak akan bisa
mengalahkan Pendekar 131 kecuali...." Ratu Pemikat
sengaja memutus ucapannya.
Laki-laki bercaping tidak menyahut. Dia hanya
tersenyum. Ratu Pemikat sejurus memandang lalu
lanjutkan ucapannya. "Kecuali kalau orang itu membekal
sebuah kitab sakti!"
Laki-laki bercaping masih tetap kancingkan mulut.
Malah sejenak kemudian kepalanya berpaling sedikit ke
samping kanan. "Apa kau telah membekal kitab sakti itu"!"
"Aku lebih tahu bagaimana cara membunuh Pendekar
131!" Ratu Pemikat tertawa panjang hingga dadanya ber-
guncang. "Kau boleh memiliki seribu satu cara. Tapi ja-
ngan harap kau bisa lampiaskan dendammu!"
Kini laki-laki bercaping yang perdengarkan tawa
panjang bergelak. "Dengar, Ratu Pemikat! Aku hanya
punya satu cara untuk membunuh Pendekar 131!"
"Mau tunjukkan bagaimana caramu itu"!"
Laki-laki bercaping tidak menjawab. Namun bersamaan Itu sosoknya bergerak memutar memunggungi Ratu Pemikat. Tangan kanannya bergerak
setinggi dada lalu mengusap dadanya.
Terdengar deruan perlahan. Ratu Pemikat tampak
sunggingkan senyum mengejek. Karena bersamaan
dengan terdengarnya suara deruan, tidak terlihat adanya
gelombang atau sinar yang melesat. Namun senyum
Ratu Pemikat terputus. Kepalanya tersentak memandang
ke depan dengan mata melotot.
Di depan sana, laksana dihantam kekuatan luar biasa
dahsyat, pohon yang tegak berjajar langsung berderak
tumbang dan mencelat mental sampai dua tombak
Dewi KZ 42 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan berubah jadi serpihan hitam tatkala kembali
bertabur di atas tanah! Tanah di sekitar pohon yang
mental porak-poranda dan semburat membubung ke
udara! "Luar biasa. Bagaimana dia keluarkan ilmu tadi.
Kulihat dia hanya gerakkan tangan kanan.... Tapi apakah
mungkin dia dapat mengalahkan Pendekar 131?" Ratu
Pemikat pandangi bagian belakang sosok laki-laki
bercaping. Laki-laki bercaping sendiri terdengar mendengus
pelan. Lalu balikkan tubuh. Sesaat kepalanya
menghadap lurus pada Ratu Pemikat. Bersamaan itu
kedua tangannya bergerak ke atas. Perlahan-lahan
kedua tangannya membuka kancing pakaiannya.
Sepasang mata Ratu Pemikat terbelalak besar-besar
tatkala bagian atas pakaian laki-laki bercaping lebar
terbuka. "Sebuah kitab!" desis Ratu Pemikat. "Apakah itu Kitab
Hitam yang tengah dicari Pendekar 131" Warnanya
memang hitam. Tapi apa benar itu Kitab Hitam"!"
Sambil tersenyum aneh, laki-laki bercaping lebar
kancingkan kembali pakaiannya. "Apa kau kira Pendekar
131 masih sanggup pertahankan nyawanya"!"
"Aku baru bisa memastikan jawaban kalau kau jawab
dulu pertanyaanku. Apakah kitab itu Kitab Hitam"!"
"Dari warnanya kurasa kau tidak usah ajukan tanya"
ujar laki-laki bercaping.
"Hem ... Warna bisa sama, tapi kadang kala isinya
berbeda! Aku tanya lagi. Apa kau pernah mengenal
serang tokoh bergelar Iblis Rangkap Jiwa"!"
"Hem.... Perempuan ini rupanya tahu hubungan kitab
ini dengan iblis Rangkap Jiwa. Iblis Rangkap Jiwa telah
menjadi budakku. Aku ingin perempuan ini jadi budakku
sekaligus gundikku...," membatin laki-laki bercaping.
Dewi KZ 43 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Lalu berkata. "Aku bukan hanya mengenal Iblis Rangkap Jiwa, tapi
dia adalah pembantuku! Termasuk seorang tokoh lagi
yang bergelar Cucu Dewa!"
Ratu Pemikat tampak sedikit terlonjak mendengar
jawaban laki-laki bercaping. "Dia telah mengenal tokoh-
tokoh yang ada hubungannya dengan Kitab Hitam.
Berarti kitab di dadanya itu Kitab Hitam! Hem.... Aku
harus dapat merebutnya...."
Setelah berpikir begitu Ratu Pemikat tampak
tengadahkan sedikit kepalanya hingga lehernya yang
panjang dan putih terlihat.
"Kau rupanya seorang yang beruntung. Kurasa kau
kini dapat membalaskan dendammu pada Pendekar
131. Tapi kuharap kau memberiku kesempatan....seperti
halnya kau, aku juga punya dendam pada dia!"
"Aku sudah katakan, siapa pun yang berani
menjamah pendekar 131 berarti berani menghadapiku!"
"Aku tahu. Aku tidak menginginkan nyawa Pendekar
131 kalau kau telah menginginkannya. Tapi setidaknya
aku dapat melunaskan sakit hati ini!"
Laki-laki bercaping lebar tertawa bergelak panjang
mendengar ucapan Ratu Pemikat. "Kau tadi mengatakan
tidak ada orang yang bisa mengalahkan Pendekar 131
kecuali orang itu berbekal kitab sakti. Sekarang aku
tanya padamu. Apa kau juga telah membekal kitab
sakti"!"
Mendengar pertanyaan laki-laki bercaping, Ratu
Pemikat tampak terkejut. Perempuan ini lalu gelengkan
kepala dan berujar. "Hal itulah yang membuatku pusing!
Aku tak membekal apa-apa, padahal dadaku penuh
dengan bara dendam! Seandainya kau mau baik hati
padaku, aku mau juga jadi pembantumu!"
"Berbaik hati bagaimana maksudmu"!" tanya laki-laki
Dewi KZ 44 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
bercaping. "Sisakan sedikit nyawanya untukkul"
"Hem.... Urusan itu mudah, asal imbalannya pantas!"
"Asal ucapanmu benar, imbalan apa yang kau minta
akan kuturuti!" kata Ratu Pemikat dengan sedikit
busungkan dadanya. Perempuan ini tampaknya maklum
ke mana arah ucapan laki-laki bercaping.
Ratu Pemikat maju satu langkah. "Selain itu, aku juga
ingin tahu siapa kau sebenarnya...."
Tanpa buka suara, laki-laki bercaping gerakkan tangan
kanan. Perlahan-lahan caping lebarnya diangkat tinggi-
tinggi ke atas, hingga kini tampak jelaslah wajahnya.
Sesaat Ratu Pemikat perhatikan wajah orang dengan
mata tak berkesip. Dahinya berkerut. "Aku yakin pernah
bertemu dengan pemuda ini! Tapi aku lupa dimana! Ah....
Bukankah dia tadi sebut-sebut peristiwa Pulau Biru"
Astaga! Kalau tidak salah bukankah dia pemuda yang
ikut hadir di Pulau Biru yang bergelar Malaikat Penggali
Kubur"!" (Tentang peristiwa di Pulau Biru, silakan baca
serial Joko Sableng dalam episode: "Neraka Pulau Biru").
Laki-laki yang tadi mengenakan caping lebar dan tak
lain adalah Malaikat Penggali Kubur sunggingkan
senyum aneh. Sepasang matanya menatap tajam
belahan dada Ratu Pemikat.
"Kau telah tahu siapa diriku! Apa ada syarat lagi yang
hendak kau ajukan"!" tanya Malaikat Penggali Kubur.
Ratu Pemikat tidak menjawab, sebaliknya ajukan
tanya balik. "Imbalan apa yang kau inginkan dariku?"
Malaikat Penggali Kubur membuat gerakan satu kali
tahu-tahu sosoknya telah tegak di depan Ratu Pemikat.
"Aku Inginkan dirimu!" kata Malaikat Penggali Kubur
pada saat yang sama, kedua tangan pemuda murid Bayu
Bajra Ini telah bergerak ke depan merengkuh sosok
Dewi KZ 45 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Ratu Pemikat. Ratu Pemikat tidak berusaha menolak. Malah dia
sengaja tengadahkan kepala dengan mata sedikit
dipejamkan dan bibir sedikit membuka perdengarkan ke-
luhan pendek. Namun perempuan ini segera menjerit
kecil tatkala Malaikat Penggali Kubur menggigit lehernya.
Sikap dan jeritan kecil Ratu Pemikat membuat Ma-
laikat Penggali Kubur makin bergelora. Dengan tak sabar
kedua tangannya bergerak lepaskan kancing pakaian
Ratu Pemikat. Kejap lain sepasang mata pemuda itu ter-
pentang besar tatkala melihat dua buah payudara putih
padat. Malaikat Penggali Kubur cepat tekapkan
wajahnya ke dada Ratu Pemikat.
Ratu Pemikat tampak pejamkan sepasang matanya.
Perlahan-lahan dia menggeliat sambil tarik kedua
lengannya ke atas. Kedua tangannya lalu bergerak
mengusap tengkuk Malaikat Penggali Kubur. Mendadak
Ratu Pemikat membuat gerakan menggeliat sekali lagi.
Bersamaan dengan itu laksana kilat kedua tangannya
terangkat ke atas dan langsung dihujamkan bagian
bawah ketiak Malaikat Penggali Kubur lakukan sebuah
Totokan. Seujung jari lagi totokan Ratu Pemikat bersarang di
bagian bawah ketiak Malaikat Penggali Kubur, tiba-tiba
perempuan ini berseru tertahan. Sekuat tenaga dia
teruskan totokannya namun sia-sia. Malah di lain saat
tubuhnya tegang kaku!
Malaikat Penggali Kubur tarik pulang kepalannya dari
dada Ratu Pemikat. Sepasang matanya berkiiat-kilat.
Rahangnya mengembung besar. Dari hidungnnya keluar
dengusan keras.
"Jangan harap bisa mengelabuiku, Perempuan
Sundal! Kau salah besar jika menduga Malaikat
Penggali Kubur tidak tahu apa yang ada dalam
Dewi KZ 46 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
benakmu!' Ratu Pemikat rasakan nyawanya melayang. Paras
wajahnya laksana tidak berdarah. Sepasang matanya
mendelik besar membayangkan rasa takut. Dengan
suara bergetar akhirnya dia berkata.
"Kuharap kau memberi ampun padaku. Beri ke-
sempatan padaku sampai aku dapat membalas sakti
hati ini pada Pendekar 131. Apa yang kau katakan akan
kulakukan...."
Malaikat Penggali Kubur menyeringai. "Turutkan
hati, aku bisa saja membuatmu mampus saat ini. Tapi,
Aku masih memberi ampun padamu. Tapi ingat! Ini
hanya berlaku satu kali! Sekali lagi kau membuat tin
dakan bodoh, tubuhmu akan kukuliti dahulu sebelum
mampus! Kau dengar"!"
"Aku dengar...."
"Bagus! Kau telah berkata akan lakukan apa yang
kukatakan. Dengar apa yang kukatakan! Kau harus
menyelidiki di mana Pendekar 131. Atur satu pertemuan
denganku! Kau Juga harus hubungi beberapa orang
yang akan kusebutkan nanti. Jangan sekali-kali jamah
dua kitab di tangan Pendekar 131!"
Meski dalam hati masih ragu akan dapat lakukan yang
dikatakan Malaikat Penggali Kubur, namun karena
jiwanya dalam keadaan tidak berdaya, terpaksa Ratu
Pemikat! berkata.
"Aku akan berusaha lakukan semua itu...."
."Jahanam! Jangan berusaha! Kau harus berhasil!
keselamatan nyawamu tergantung berhasilnya tugasmu
atau tidak! Soal caranya aku tak mau tahu. Dan aku
yakin kau lebih tahu urusan itu!"
"Tugas ini adalah tugas berat. Harap kau memberiku
waktu agak panjang...," ujar Ratu Pemikat dengan rasa
masih tampak ketakutan.
Dewi KZ 47 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Aku yang atur semua ini! Jangan membantah! Kau
harus berhasil mengatur pertemuan pada bulan purnama
depan! Kau masih punya waktu satu purnama!"
"Baiklah.... Sekarang bebaskan aku...," pinta Ratu
Pemikat. "Kata-kataku belum selesai!" bentak Malaikat Penggali
Kubur. "Tiga hari di depan kau harus pergi ke puncak
Bukit Selamangleng! Temui Iblis Rangkap Jiwa. Kalau
tugas yang kuberikan padanya gagal, tugas itu juga
menjadi tugas kalian berdua!"
Paras wajah Ratu Pemikat membayangkan ketakutan
Dengan suara tambah gemetar dia berkata.
"Bagaimana aku harus menemuinya" Aku tidak kenal
dengannya! Kalau dia tidak percaya"!"
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Malaikat Penggali Kubur tertawa bergelak. "Itu
urusanmu! Kalau kau sampai tewas di tangan manusia
iblis Itu, berarti nyawamu memang ditakdirkan di tangan
Iblis Rangkap Jiwa!"
Ratu Pemikat menggumam tak jelas. Sementara
sepasang mata Malaikat Penggali Kubur beralih
pandangi sepasang payudara Ratu Pemikat yang
terbuka. Dada pemuda ini kembali bergemuruh.
Malaikat Penggali Kubur maju satu langkah. Tanpa
buka mulut, kedua tangannya bergerak.
Breettt! Pakaian Ratu Pemikat robek hingga bagian dada
sampai perutnya terbuka. Ratu Pemikat coba kerahkan
tenaga dalam untuk bebaskan diri. Namun tak berhasil.
Sementara Malaikat Penggali Kubur perdengarkan tawa
pelan bahkan hampir tidak terdengar karena tenggelam
dalam suara dengusan napasnya.
Malaikat Penggali Kubur putar kepalanya sejenak.
Lalu berujar. "Aku tahu tempat yang enak untuk bersuka ria....
Dewi KZ 48 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Ha.... Ha.... Ha...! Dua hari dua malam kau harus layani
aku dulu! Setelah itu kau boleh pergi lakukan yang ku-
katakan...!"
"Aku sudah katakan akan lakukan apa yang kau
katakan. Berapa pun malam yang kau inginkan aku
akan melayanimu! Tapi bebaskan aku dahulu...."
Plaaakk! Satu tamparan mendarat di pipi kanan Ratu Pemikat
hingga kepala perempuan bertubuh bahenol itu tersentak
sedikit ke samping.
"Jangan berani memberi perintah pada Malaikat
Penggali Kubur! Aku ingin bersuka ria dengan caraku
sendiri!" Ratu Pemikat gigit bibirnya yang kucurkan darah.
Dalam hati perempuan ini memaki-maki. "Kelak kau akan
rasakan pembalasanku, Jahanam! Sekarang kau
menang dan bisa lakukan apa yang kau inginkan...."
Malaikat Penggali Kubur sorongkan wajahnya ke dada
Ratu Pemikat. Namun cuma sekejap. Di lain saat kedua
tangannya bergerak. Tahu-tahu sosok Ratu Pemikat
telah berada di atas pundak kirinya.
Malaikat Penggali Kubur putar diri. Lalu berkelebat
dengan tertawa bergelak. Bersamaan dengan berkebat-
nya tubuh, tangan kanannya bergerak ke atas. Ratu
Pemikat tidak berani buka mulut meski hatinya terus
menyumpah-nyumpah, karena tangan Malaikat Penggali
Kubur menarik pakaiannya hingga robek disana-sini.
Ketika memasuki sebuah goa sepi, tidak selembar
kain pun yang tersisa menutupi sosok Ratu Pemikat!
Dewi KZ 49 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
LIMA PENDEKAR 131 melangkah berjingkat seraya masuk-
kan jari kelingking ke lobang telinganya. Sepasang
matanya terpejam membuka. Kepalanya sedikit tengleng
ke kanan. "Begitu gadis sableng itu minggat, rasanya hilang
beban di dada inil Jalan bersama gadis cantik bukannya
gembira yang kudapat, melainkan perasaan khawatir dan
dongkol! Tahu begini jadinya, aku tidak akan
mengajaknya dalam urusan pelik ini! Tapi bagaimana
hendak dikata. Semuanya sudah telanjur.... Siapa se-
benarnya gadis sableng itu. Setiap kali kutanya, dia se-
lalu mengalihkan pembicaraan seolah tak Ingin diketahui
siapa dirinya. Hanya aku menduga, dia bukan gadis yang
punya niat jahat meski selama ini dia tak mengatakan
apa maksudnya ikut-ikutan menyelidik Kitab Hitam....
Mudah-mudahan dugaanku tidak meleset. Tapi kalaupun
meleset, apa artinya" Kitab Hitam menurut Gendeng
Panuntun sudah didapat oleh seorang pemuda! Hem....
Bagaimanapun juga aku harus segera mencari siapa
pemuda yang berhasil mendapatkan kitab itu!"
Murid Pendeta Sinting hentikan langkahnya saat di
depan sana terlihat sebuah kedai makan agak besar.
Tangannya yang terangkat segera bergerak dan kini
mengusap perutnya. Sambil bergumam dia teruskan
langkah menuju arah kedai.
Belum sampai langkahnya menginjak halaman kedai,
mendadak dia berhenti. Sepasang matanya mendelik
dengan dahi berkerut.
Dari arah sebelah kedai terlihat seorang pemuda
berwaJah tampan melangkah. Yang menarik perhatian,
pemuda ini tidak memiliki kedua tangan alias buntung
dan pada mulutnya tampak sebuah bundaran karet
Dewi KZ 50 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
yang dikulum. Pemuda bertangan buntung ini sejurus memandang
pada murid Pendeta Sinting yang tegak di sebelah depan
sana. Namun cuma sekejap. Seolah tak acuh dia
berpaling lalu teruskan langkahnya menuju halaman
kedai. Tepat di pintu masuk kedai, si pemuda bertangan
buntung hentikan langkahnya. Memandang sejenak ke
dalam kedai. Seorang berusia lanjut tampak longokkan
kepala dari dalam kedai, lalu mengangguk dengan bibir
tersenyum. Si pemuda tidak balas anggukan orang yang rupanya
adalah pemilik kedai. Melainkan putar diri lalu teruskan
langkah menjauh!
"Ah.... Kenapa aku bodoh betul! Orang tak punya
tangan begitu aku harapkan makan di sini! Bagaimana ia
akan menyuap nasi...?" Orang tua pemilik kedai
gelengkan kepala lalu hendak melangkah masuk. Namun
langkahnya tertahan tatkala dilihatnya seorang pemuda
lain lewat dan tegak di pintu kedai.
Lagi-lagi orang tua pemilik kedai anggukkan kepala
dengan pasang senyum. Tapi orang tua ini kembali
gelengkan kepala tatkala orang muda yang diharapkan
masuk kedainya hanya memandang lalu melangkah
pergi! "Kalau yang tadi aku maklum. Tapi pemuda yang
barusan kulihat memiliki kedua tangan utuh. Pasti dia
tidak berbekal uang" Dasar pemuda bengal. Hanya bisa
jual tampang tapi kartong kosong!" Orang tua pemilik
kedai mengomel sendiri !alu berpaling. Mendadak
orang tua ini terperanjat.
"Ke mana pemuda itu tadi"!" Penasaran karena
pemuda yang baru tegak di depan pintu kedainya telah
lenyap, orang tua ini segera bergegas ke halaman kedai.
Dewi KZ 51 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Sepasang matanya yang kelabu dipelototkan besar-
besar memandang ke jurusan timur arah mana dilihatnya
si pemuda bertangan buntung dan pemuda satunya
melangkah pergi. Namun orang tua ini tidak melihat
siapa-siapal "Heran.... Keduanya lenyap laksana ditelan bumi!
Jangan-jangan-kedua pemuda itu hantu... tapi...."
Orang tua pemilik kedai tengadahkan kepala. "Apa
mungkin hantu keluar di siang bolong begini" Ah.
Jangan-jangan manusia jadi-jadian!" Orang tua ini rasa-
kan tengkuknya dingin. Kedua kakinya gemetar. Tanpa
pikir panjang iagi dia segera bergegas dan masuk kedai
dengan tubuh sedikit menggigil.
Pendekar 131 terus berkelebat. "Aku yakin dia tadi
Dewa Orok! Dan aku juga percaya dia tadi telah melihat-
ku! Yang kuherankan mengapa dia seolah tidak menge-
naliku" Dan rupanya dia maklum kalau kuikuti! Dia
langsung lari begitu saja laksana melihat setan!"
Sampai di tempat agak sepi, murid Pendeta Sinting
hentikan larinya. Dia mendengar suara duutt! Duttt! be-
berapa kali. Dia cepat berpaling ke kanan dari arah mana
suara terdengar.
Sekali lompat, murid Pendeta Sinting telah tegak
sepuluh langkah di hadapan pemuda bertangan buntung
yang mulutnya membuat gerakan menyedot hingga
terdengar suara duuuttt! Duuuttt! Duuuttt!
"Mengapa kau mengikutiku, Anak Muda"! Apa ada
yang aneh"!" si pemuda bertangan buntung yang tidak
lain adakah Dewa Orok adanya telah buka mulut setelah
semburkan bundaran karet di mulutnya. Bundaran karet
mirip dot bayi itu mengapung berputar-putar di udara.
"Aku mencarimu! Ada hal penting yang harus kau
ketahui!" ujar murid Pendeta Sinting lalu melangkah
mendekat. Dewi KZ 52 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Tetap di tempatmu, Anak Muda!" sentak Dewa Orok.
"Jangan berani bergerak langkahkan kaki!"
"Aneh.... Kita sudah saling kenal dan bersahabat!
Malah aku telah berbaik hati padamu memberikan
apa...." Belum sampai ucapan murid Pendeta Sinting selesai,
Dewa Orok telah memotong.
"Aneh.... Kapan kita saling berkenalan dan bersa-
habat" Apa yang pernah kau berikan padaku"! Jangan
berani berkata telah menanam budi pada orang!"
"Aku Joko! Joko Sableng...! Kau lupa"!" kata murid
Pendeta Sinting seraya tunjuk dadanya sendiri.
"Aku tidak tanya namamu! Aku tanya kapan kita
berkenalan. Apa yang pernah kau berikan padaku"!"
'Kau ingat peristiwa Tengkorak Berdarah"! Di sana
aku memberikan sebuah mahkota bersusun tiga
padamu!" "Jangan sembarangan bicara! Itu barang milikku!"
"Benar. Tapi aku yang telah menemukan dan mem-
berikannya padamu!"
"Ah...." Dewa Orok berseru seraya gelengkan kepala
seolah orang baru Ingat. Murid Pendeta Sinting
tersenyum lalu melangkah maju
"Kubilang tetap di tempatmu!" Mendadak Dewa Orok
perdengarkan bentakan membuat Joko hentikan kakinya
mengapung di atas udara
"Apa yang hendak kau beritahukan padaku" Dewa
Orok bertanya. Mungkin agak mulai jengkeI melihat sikap orang, kaki
yang terapung hendak melangkah dihentakkan keras.
Dengan sepasang mata sedikit dlpentangkan murid
Pendeta Sinting berkata dengan suara agak keras.
"Di dalam mahkota bersusun tiga itu ada sebuah
rahasia besar!"
Dewi KZ 53 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Sebagai pemilik barang, aku lebih tahu darimu! Aku
tanya padamu, apa kau telah mendapatkan kitab Itu"!"
"Hem.... Berarti orang ini telah mengetahui rahasia
kitab yang tersimpan di mahkota miliknya! Gendeng Pa-
nuntun mengatakan kitab Itu telah jatuh ke tangan se-
orang pemuda. Sementara pemuda ini telah mengeta-
huinya terlebih dahulu dari mahkota yang dikatakan
miliknya. Jangan-jangan dia yang telah mendapatkan
kitab itu...."
Berpikir begitu, murid Pendeta Sinting segera berujar.
"Kau teiah mengetahui rahasia itu sebelum aku.
Mengapa kau tanya aku"!"
Dewa Orok sunggingkan senyum. "Kau telah men-
dahuluiku mengetahui di mana beradanya mahkota dan
kitab bersampul kuning! Siapa tahu kau juga telah men-
dahulu! mengambil kitab itu"! Bukankah kau telah sam-
pai puncak Bukit Selamangleng"! Lebih dari itu kau telah
mengalahkan Iblis Rangkap Jiwa yang pasti telah
tunjukkan di mana kitab itu berada"
Pendekar 131 terkejut mendapati Dewa Orok tahu apa
yang telah terjadi. Hal itu menambah kuat dugaannya
kalau Dewa Orok telah berhasil mendapatkan kitab itu.
"Dewa Orok! Aku memang telah sampai tempat yang
ditunjuk Iblis Rangkap Jiwa. Tapi ada seseorang yang
mendahuluiku! Sementara kau tahu rahasia dalam
mahkota...." Pendekar 131 hentikan sejenak ucapannya
seraya berpaling. Lalu melanjutkan. "Kuharap kau rela
memberikannya padaku! Jangan salah sangka, aku tidak
ingin memilikinya. Kitab itu harus dimusnahkan!"
"Pendekar 131! Aku memang mengetahui rahasia
dalam mahkota. Tapi aku terlambat! Sementara kau telah
mendahului ke puncak Bukit Selamangleng...." Seperti
halnya sikap murid Pendeta Sinting, Dewa Orok sejenak
hentikan ucapannya. Lalu ikut-ikutan berpaling. Lalu
Dewi KZ 54 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
lanjutkan ucapannya. "Kau musnahkan atau tidak itu
urusanmu! Karena apa yang hendak kau musnahkan ada
di tanganmu!"
"Kau pandai memutar balik urusan!" sentak murid
Pendeta Sinting.
"Kau pandai memutar balik lidah!" Dewa Orok balas
menghardik. "Aku yang akan memutar balik kepala kalian berdua!"
Satu suara sekonyong-konyong menyahut. Bersamaan
dengan itu satu sosok tubuh berkelebat dan tegak
sepuluh langkah di samping kiri kanan Pendekar 131 dan
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dewa Orok. Orang yang baru muncul ini langsung
perdengarkan tawa bergelak-gelak.
"Iblis Rangkap Jiwa!" seru Pendekar 131 dengan
suara tercekat. "Bagaimana ini" Di sini tidak mungkin
ada seorang perempuan! Kalaupun ada belum tentu mau
melakukan seperti apa yang dilakukan Putri Sableng di
puncak Bukit Selamangleng...." Diam-diam murid
Pendeta Sinting membatin.
Di depan sana, Dewa Orok juga tak kalah kagetnya.
Apa yang ada dalam pikirannya tak jauh berbeda dengan
apa yang sedang dipikirkan murid Pendeta Sinting.
Seolah tahu apa yang ada dalam benak kedua orang
di hadapannya, orang yang baru muncul yang ternyata
adalah seorang laki-laki yang raut wajahnya hampir tidak
tertutup daging, berkepala gundul, dan bukan lain adalah
Iblis Rangkap Jiwa adanya putuskan tawanya.
"Aku sudah berputar tiga kali di tempat ini! Jangan
harap kalian akan menemukan yang namanya
perempuan! Ha.... Ha.... Ha...! Nasibku baik hari ini.
Dicari satu-satu yang kudapat dua sekaligus!"
Baik murid Pendeta Sinting maupun Dewa Orok
sejurus saling pandang. Kalau Dewa Orok mengetahui
bahwa Pendekar 131 pernah membuat Iblis Rangkap
Dewi KZ 55 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Jiwa tak berkutik dari Cucu Dewa, maka sebaliknya
Pendekar 131 baru mengetahui kalau Dewa Orok me-
ngetahui kelemahan Iblis Rangkap Jiwa dari ucapan
yang barusan dikatakan Iblis Rangkap Jiwa. Namun
apalah artinya mengetahui kelemahan orang tanpa bisa
melakukannya"
"Iblis Rangkap Jiwa!" kata murid Pendeta Sinting.
"Kurasa kau telah tahu kalau aku tidak mendapatkan
kitab itu! Dengan begitu di antara kita rasanya tidak ada
urusan lagi!"
"Iblis Rangkap Jiwa!" Dewa Orok ikut-ikutan angkat
bicara. "Kurasa kau juga telah tahu kalau aku tidak nim-
brung urusan kitab! Dengan begitu aneh rasanya kalau
kau tiba-tiba terus mencari-cariku!"
Mendengar ucapan kedua orang itu, Iblis Rangkap
Jiwa keraskan gelakan tawanya. Tangan kanannya di-
angkat ditunjukkan lurus ke arah murid Pendeta Sinting.
"Kau memang bernasib sial karena tidak mene-
mukan kitab itu! Tapi jangan kira urusan di antara kita
tidak ada lagi!"
Habis berkata begitu, tangan kanan Iblis Rangkap Jiwa
bergerak dan berhenti tatkala tepat menunjuk lurus ke
arah Dewa Orok.
"Dan kau! Memang tidak ikut nimbrung urusan kitab
sialan itu! Tapi jangan merasa aneh kalau aku tetap akan
mencarimu sampai kapan dan di mana pun!"
"Hem.... Ucapannya mengisyaratkan dia telah tahu
siapa adanya orang yang mendapatkan kitab itu! Dan
yang pasti itu bukan Dewa Orok...." Murid Pendeta
Sinting menduga-duga ucapan Iblis Rangkap Jiwa.
Kalau murid Pendeta Sinting menduga-duga dalam
hati, diam-diam pula Dewa Orok membatin. "Nyatanya
Pendekar 131 bukan orang yang mendapatkan kitab itu
meski telah tahu tempatnya! Jadi ada yang tidak beres
Dewi KZ 56 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
kalau manusia ini terus-terusan mencariku...."
"Iblis Rangkap Jiwa!" kembali murid Pendeta Sinting
buka suara. "Kalau bukan urusan kitab, lalu urusan apa
lagi" Apa peristiwa di puncak bukit itu masih membuatmu
jengkel" Seharusnya kau berterima kasih. Kalau tidak
ada aku, mana mungkin kau bisa menikmati pantat
bagus, putih, besar, dan padat berisi..."!"
"Iblis Rangkap Jiwa!" kali ini yang buka suara Dewa
orok. "Aku akan tetap merasa aneh kalau kau tetap akan
mencariku sampai kapan dan di mana pun! Apa peristiwa
di depan kuil itu masih membekas di dadamu"
Seharusnya kau juga mengucapkan terima kasih padaku
meski tempo hari kau tidak berkenan melihatnya. Karena
yang kau dapatkan bukan seperti di puncak bukit.
Melainkan besar, hitam legam, dan kendor!"
Habis berkata begitu Dewa Orok tampak tertawa. Di
depan sana tawa murid Pendeta Sinting sudah meledak
lebih dahulu. Iblis Rangkap Jiwa tegak dengan tubuh bergetar.
Sepasang matanya yang melotot besar makin
terpentang. Tulang rahangnya bergerak terangkat.
"Agar kalian tidak bertanya-tanya di alam kubur nanti,
dengar!" bentak Iblis Rangkap Jiwa lalu arahkan
pandangannya pada Dewa Orok. "Nyawamu tidak akan
kusisakan!"
Iblis Rangkap Jiwa lalu arahkan pandangannya pada murid Pendeta Sinting. "Dan kau
masih sedikit beruntung. Karena aku hanya butuh
setengah nyawamu!"
Habis berkata begitu, Iblis Rangkap Jiwa mendongak.
"Satu setengah nyawa kalian adalah tebusan dari
nyawaku! Lebih dari itu, satu setengah nyawa kalian
kelak akan kutukar dengan Kitab Hitam itu! Ha.... Ha....
Ha...!" Kembali Dewa Orok dan Pendekar 131 saling
Dewi KZ 57 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
pandang. Kejap lain Dewa Orok telah perdengarkan
suara. "Ternyata nasibmu lebih baik, Anak Muda! Dia hanya
butuh setengah nyawamu! Padahal siapa pun tahu kalau
nyawaku lebih baik dari nyawamu! Apa ini karena aku
hanya bisa memperlihatkan pantat yang besar, hitam
legam, dan kendor?"
"Ah.... Kau keliru, Teman Muda!" sahut murid Pendeta
Sinting. "Kalau dia ingin setengah nyawaku berarti aku
harus merasakan sakit dulu yang bukan alang kepalang.
Lebih enak kau. Langsung mati tak merasakan apa-apa
lagi! Jangan-jangan ini karena sahabat kita bergelar Iblis
Rangkap Jiwa itu memang lebih suka melihat yang
besar, hitam gosong, dan kendor!"
Meski murid Pendeta Sinting dan Dewa Orok tampak
tersenyum-senyum, namun sebenarnya dada masing-
masing orang ini merasa gelisah. Mereka sama maklum
kafeu Iblis Rangkep Jiwva adalah tokoh yang punya
kesaktian luar biasa. Dan walau keduanya tahu
bagaimana memusnahkan kesaktian Iblis Rangkap Jlwa,
namun rasanya sulit mendapatkan perempuan di tempat
seperti sekarang ini. f
Sementara itu, begitu mendengar ucapan-ucapan
Pendekar 131 dan Dewa Orok, iblis Rangkap Jiwa
menggereng keras. Kedua tangannya serta-merta di
angkat. Kejap lain kedua tangannya bergerak lepaskan
pukulan. Tangan kanan mengarah pada murid Pendeta
Sinting, tangan kiri lurus ke arah Dewa Orok!
* * Dewi KZ 58 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
ENAM PENDEKAR 131 dan Dewa Orok sejenak saling
berpandangan. Namun belum sempat ada yang buka
mulut, dua gelombang luar biasa dahsyat telah
menggebrak ke arah keduanya!
Meski telah tahu bahwa tidak ada gunanya
memangkas pukulan yang dilancarkan Iblis Rangkap
Jiwa, namun kalau tidak berusaha bertahan maka pasti
akan mengalami nasib lebih buruk lagi.
Berpikir begitu, Joko cepat kerahkan tenaga dalam
pada kedua tangannya. Kejap lain kedua tangannya
telah berubah berwarna kuning pertanda murid Pendeta
Sinting telah siap lancarkan pukulan 'Lembur Kuning', Di
lain pihak, Dewa Orok tidak tinggal diam. Pemuda
bertangan buntung murid Cucu Dewa ini tarik tubuh
bagian atasnya sedikit ke belakang. Saat lain tubuhnya
disentakkan ke depan.
Untuk sesaat cuaca menjadi semburat kekuningan.
Lalu terlihat cahaya kuning melesat dengan membawa
gelombang dahsyat dan hawa luar biasa panas.
Bersamaan itu dari tubuh Dewa Orok bagian atas
melesat kabut putih.
Bummm! Bummm! Dua ledakan keras mengguncang tempat itu. Sinar
kuning yang melesat keluar dari tangan Joko semburat
ke udara lalu bertabur setelah membuat lidah api. Pada
saat yang sama, bongkahan kabut putih dari dada Dewa
Orok berhamburan.
Sosok Pendekar 131 mencelat sampai satu setengah
tombak. Untung murid Pendeta Sinting ini segera
sentakkan kedua tangannya untuk imbangi diri, hingga
meski sesaat sempat terhuyung-huyung namun tidak
sampai roboh. Wajahnya berubah pucat pasi. Kedua
Dewi KZ 59 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
tangannya tampak bergetar.
Di seberang, Dewa Orok juga terlihat tersapu akibat
bentroknya pukulan yang keluar dari dadanya dengan
pukulan Iblis Rangkap Jiwa. Sosoknya terputar lalu
melesat jauh ke belakang. Namun sebelum tubuhnya
terjerembab di atas tanah, pemuda bertangan buntung ini
gerakkan kedua kakinya seakan berselonjor ke atas.
Saat lain kedua kakinya membuat gerakan bersila di
udara dengan kaki di atas dan kepala di bawah. Dengan
menggoyang kedua bahunya, sosoknya jungkir balik.
Lalu mendarat di atas tanah dengan duduk bersila.
Meski mulut Dewa Orok tampak sunggingkan senyum,
namun pemuda bertangan buntung ini tidak dapat
sembunyikan rasa sakit. Parasnya pias dengan dada
bergerak-gerak keras. Sepasang matanya sedikit
menyipit dengan kedua alis mata terangkat.
Walau iblis Rangkap Jiwa dikenal kalangan rimba
persilatan sebagai tokoh yang berkepandaian tinggi
dan kebal terhadap pukulan, namun mendapat pukulan
secara bersamaan dari murid Pendeta Sinting dan Dewa
Orok, tak urung sosoknya tergeret sampai satu tombak
dan terhuyung-huyung. Namun kejap lain laki-laki
berkepala gundul ini telah tegak dengari mulut perde-
ngarkan suara tawa bergelak.
"Kalian manusia-manusia bernasib malang berani
membuat urusan dengan Iblis Rangkap Jiwa! Ha....
Ha.... Ha...!"
Meski masih merasakan sakit, Dewa Orok segera
buka mulut menyahut.
"Kau manusia bernasib malang berani membuat
urusan dengan Dewa Orok! Ha.... Ha.... Ha...!" Dewa
Orok teruskan tawanya seraya mengerling pada murid
pendeta Sinting. Lalu edarkan pandangannya berkeliling.
Diam-diam pemuda ini didera perasaan gelisah dan
Dewi KZ 60 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
cemas. "Celaka! Di tempat begini tidak mungkin ada seorang
perempuan! Dan tak mungkin dia dapat dikelabui lagi
seperti tempo hari!"
Seperti halnya Dewa Orok, diam-diam Pendekar 131
juga merasa gelisah dan waswas. Dia maklum Iblis
Rangkap Jiwa tidak dapat dikalahkan hanya dengan
mengandalkan pukulan.
"Apa yang harus kulakukan" Waktu di puncak Bukit
Selamangleng beberapa waktu lalu, pukulan 'Serat Biru'
tidak membuat dirinya cedera! Hem.... Meski menurut
beberapa orang manusia iblis ini kebal pukulan tapi akan
kucoba dengan pukulan yang kudapat dari Kitab Sundrik
Cakra...." Pendekar 131 segera alirkan tenaga dalam
pada tangan kanan. Jari telunjuk, jari tengah serta jari
manis diluruskan. Sementara ibu jari serta jari kelingking
ditekuk ke depan saling bertemu.
Melihat apa yang dilakukan Joko, Dewa Orok
kernyitkan dahi. Seakan tahu apa yang hendak dilakukan
orang, pemuda bertangan buntung ini segera kerahkan
tenaga dalamnya kembali. Sepasang matanya dipejamkan. Lalu perlahan-lahan tubuh bagian atasnya
ditarik ke belakang hingga tubuhnya hampir sejajar
dengan tanah. Mendapati kedua orang di hadapannya membuat
gerakan, Iblis Rangkap Jiwa perkeras gelakan tawanya.
Namun laksana dirobek setan, mendadak dia putuskan
tawanya. Mulutnya menyeringai dengan sepasang mata
mendelik angker. Kedua tangannya berkacak pinggang.
"Kalian boleh pilih sebelah mana yang kalian sukai"
Dewa Orok buka kelopak matanya. Mulutnya
membuka angkat bicara. ,
"Kau telah memberikan pilihan pada kami. Meski aku
tidak memiliki tangan, tapi aku tidak tertarik dengan
Dewi KZ 61
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih website http://kangzusi.com/
kedua tanganmu. Justru aku lebih suka pada senjata
bawahmu! Dengan punya dua senjata, tanpa tangan pun
pasti akan banyak perempuan yang tergila-gila padaku!
Lebih dari itu, aku bisa main-main dengan dua
perempuan sekaligus! Ha.... Ha.... Ha...! Pasti rasanya
asyik...l"
Pendekar 131 tidak sahuti ucapan Dewa Orok.
Sebaliknya dia cepat dorong tangan kanannya.
Wuuuttt! Tiga larik sinar kuning melesat keluarkan suara deruan
keras. Tanah di depan sana terlihat bertabur tersapu ke
udara. Di sebelah samping, Dewa Orok segera
sentakkan tubuhnya ke atas.
Wuuutttt! Tampak gelombang dahsyat menyembur dari dada
Dewa Orok disertai melesatnya bongkahan kabut.
Iblis Rangkap Jiwa pandangi pukulan yang mengarah
padanya dengan tatapan dingin. Orang ini tidak terlihat
membuat gerakan. Malah sesaat kemudian mulutnya
membuka perdengarkan suara tawa!
Desss! Desss! Gelakan tawa Iblis Rangkap Jiwa terputus. Bersamaan
itu sosoknya tersapu hingga empat tombak ke belakang
sebelum akhirnya jatuh terbanting di atas tanah. Pakaian
yang dikenakannya tampak robek menganga di sana-
sini. Darah mengucur deras dari sudut bibirnya.
Tubuhnya diam tak bergerak.
Namun sesaat kemudian, laki-laki berkepala gundul
ini membuat gerakan. Kedua tangannya menyentak di
atas tanah. Sosoknya bergerak bangkit. Sepasang
matanya mendelik angker pandangi silih berganti pada
Pendekar 131 dan Dewa Orok.
Walau Iblis Rangkap Jiwa dapat tegak kembali, namun
jelas kalau laki-laki ini tidak dapat sembunyikan rasa sakit
Dewi KZ 62 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
yang mendera tubuhnya. Hal Ini membuatnya terheran-
heran. "Keparat benar! Selama malang melintang beratus-
ratus tahun dalam dunia persilatan, baru kali ini aku
menemukan manusia yang pukulannya membuat dadaku
seolah hendak jebol! Aku harus segera membereskan
kedua manusia itu! Jika tidak, urusan dengan Malaikat
Penggali Kubur akan tertunda! Lebih dari itu aku bisa
celaka sendiri kalau terus-terusan meladeninya!"
Iblis Rangkap Jiwa kerahkan tenaga dalamnya. Serta-
merta kedua tangannya diangkat ke atas.
Di seberang depan sana, Pendekar 131 dan Dewa
Orok sama pentangkan mata masing-masing dengan
mulut terkancing.
"Pukulan 'Sundrik Cakra' hanya membuat mulutnya
berdarah! Hem.... Aku akan coba gabungkan pukulan
'Serat Biru' dengan 'Sundrik Cakra'!" kata Joko dalam
hati. Lalu kerahkan tenaga dalam pada kedua
tangannya. Di sebelah samping, mungkin merasa tidak ada
gunanya lagi lancarkan pukulan, Dewa Orok hanya
memandang tanpa membuat gerakan apa-apa.
Iblis Rangkap Jiwa sentakkan' kedua tangannya. Pada
saat yang sama murid Pendeta Sinting dorong kedua
tangannya hendak lancarkan gabungan pukulan 'Serat
Biru' dengan 'Sundrik Cakra'.
Namun belum sampai kedua orang ini lancarkan
pukulan masing-masing, satu bayangan berkelebat.
"Tahan serangan!"
Murid Pendeta Sinting urungkan niat tanpa berpaling.
DI depan sana Iblis Rangkap Jiwa terlihat melengak
kaget malah sepasang kakinya tersurut satu tindak.
Seakan disentak tangan setan, kepalanya cepat
berpaling dengan paras berubah.
Dewi KZ 63 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Dewa Orok sendiri terlihat belalakkan sepasang
matanya. Bibirnya sunggingkan senyum. Kejap lain pe-
muda bertangan buntung Ini berkelebat dan tahu-tahu
telah tegak sejarak tiga langkah di samping orang yang
berseru. "Jahanam! Siapa makhluk perempuan ini"!" desis Iblis
Rangkap Jiwa dengan mata tak berkesip pandangi orang
yang baru datang.
Yang dipandang sunggingkan senyum. Sepasang
matanya menatap tajam. Bukan ke arah Dewa Orok atau
lblis Rangkap Jiwa, melainkan pada Pendekar 131.
Dia adalah seorang perempuan berusia lanjut. Raut
wajahnya telah mengeriput. Kelopak matanya besar
dengan bola mata sipit. Rambutnya putih sebatas
tengkuk. Nenek ini mengenakan jubah panjang warna
merah menyala. Pada mulutnya tampak segumpal
tembakau berwarna hitam yang bergerak-gerak seiring
gerakan mulutnya.
Dewa Orok bungkukkan sedikit tubuhnya seraya buka
suara. "Selamat jumpa lagi, teman lama.... Kuharap
keadaanmu baik-baik saja. Dan mudah-mudahan kau
tidak lupa denganku...."
Nenek berjubah merah menyala palingkan kepala
menghadap Dewa Orok. Sepasang matanya membesar.
Lalu terdengarlah suara tawa cekikikannya.
"Heran. Kurasa baru kali ini kita bertemu muka. Adalah
satu hal aneh kalau tiba-tiba kau menyebutku teman
lama.... Hik.... Hik.... Hik...l Harap kau tidak kecewa kalau
aku bukan saja lupa padamu, tetapi juga tidak
mengenalmu!"
Dewa Orok angkat kepalanya. Dahinya mengernyit
dengan mulut bergumam tak jelas. "Nenek ini pura-pura
lupa atau bagaimana" Aku masih ingat benar pertemuan
Dewi KZ 64 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengannya! Atau mungkinkah pandangan mataku yang
keliru"!" Dewa Orok kerjapkan sepasang matanya. Lalu
kepalanya disorongkan ke depan.
"Benar! Memang nenek ini yang sempat kutemui
beberapa waktu lalu.... Rambut dan tembakau di
mulutnya masih kuingat betul!" kata Dewa Orok dalam
hati lalu seraya masfh sunggingkan senyum, dia berkata.
"Nek! Bukankah kau Ratu Malam..."! Kita pernah
jumpa di depan Istana Hantu!"
Nenek berjubah merah pasang tampang angker.
Namun justru kejap kemudian yang terdengar adalah
suara tawa cekikikannya lagi, membuat Dewa Orok ge-
lengkan kepala. Tapi pemuda bertangan buntung ini se-
gera hentikan gelengan kepalanya. Saat lain dia ikut-
ikutan perdengarkan tawa cekikikan!
Pendekar 131 menoleh. Sejurus sepasang matanya
memandang tajam ke arah nenek berjubah merah yang
tidak lain memang Ratu Malam adanya.
"Nek...! Kalau kau lupa dengan temanku itu, kuharap
kau tidak lupa denganku...!" ucap Joko lalu menjura.
Ratu Malam hadapkan wajahnya pada murid Pendeta
Sinting. "Harapanmu sia-sia, Anak Muda! Seperti halnya
pemuda bertangan buntung itu, kurasa aku baru
pertama" kali jumpa denganmu...!" Ratu Malam
berpaling pada Iblis Rangkap Jiwa lalu teruskan
ucapannya. "Kalau aengan yang satu ini, tentu aku masih ingat
benar! Bukankah kau yang dikena! Iblis Rangkap Jiwa"!"
Meski hatinya tidak enak mendapati orang telah
mengenali dirinya, namun Iblis Rangkap Jiwa segera
menyahut. "Syukur kau telah mengenaliku.... Kalau tidak ke-
beratan, harap sudi sebutkan diri!"
Ratu Malam tertawa dahulu sebelum menyahut.
Dewi KZ 65 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Pertemuan kita memang sudah lama sekali. Jadi aku
maklum kalau kau lupa denganku! Hik.... Hik.... Hik...!"
Ratu Malam arahkan pandangannya ke jurusan lain.
Ialu lanjutkan kata-katanya. 'Sebelum kujawab tanyamu,
aku tanya dahulu. Kau ingin aku sebutkan diri untuk
suatu apa bagaimana"!"
Iblis Rangkap Jiwa menatap dingin. "Pendekar 131
mengenalnya dengan Ratu Malam.... Hem.... Aku
memang pernah dengar nama itu dalam rimba persilatan.
tapi apa maksud pertanyaannya...?" Diam-diam laki-laki
berkepala gundul ini membatin. Lalu buka mulut.
"Aku tidak mengerti dengan pertanyaanmu!"
"Aku punya sebutan banyak! Untuk siang hari aku
punya gelar lain dengan malam hari. Demikian juga untuk
petang dan dini hari! Kau ingin aku sebutkan satu
persatu atau bagaimana" Atau kau hanya ingin aku
sebutkan nama yang biasa kusandang di semua sua-
sana"!"
Mungkin mulai dongkol dengan ucapan Ratu Malam,
Iblis Rangkap Jiwa cepat menyahut dengan suara keras.
"Terserah kau hendak sebutkan yang mana! Aku
hanya ingin kau sebutkan diri!"
Ratu Malam mainkan gumpalan tembakau hitam di
mulutnya sejenak. Lalu menjawab.
"Karena kau menyerahkan padaku, agar tidak terlalu
panjang lebar, aku akan sebutkan diri nama yang biasa
kupakai di semua suasana. Aku biasa dipanggil Ken
Dedes!" Tawa cekikikan Dewa Orok berubah menjadi ledakan
tawa. Di seberang samping murid Pendeta Sinting coba
menahan tawa, tapi tak urung suara tawanya meledak
juga. Hanya Iblis Rangkap Jiwa yang tampak kancingkan
mulut dengan mata makin membeliak.
Ratu Malam memandang silih berganti pada Pendekar
Dewi KZ 66 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
131 dan Dewa Orok.
"Kenapa kalian tertawa, hah"! Apa yang kalian anggap
lucu"!"
"Harap Ken Dedes tidak salah sangka! Tidak ada yang
lucu. Hanya aku merasa heran, mengapa nama kita bisa
mirip"!" Yang buka suara adalah murid Pendeta Sinting.
"Betul! Ken Dedes harap tidak salah duga. Kami
tertawa bukan karena ada yang lucu! Hal ini semata-
mata karena aku juga merasa aneh, mengapa nama kita
betul-betul hampir sama...!" sahut Dewa Orok.
"Kalian berdua jangan main-main! Siapa nama-nama
kalian hingga kalian berani sebutkan nama hampir sama
denganku, hah"!" hardik Ratu Malam.
"Untuk semua suasana orang biasa memanggilku Ken
Jaka!" jawab Joko.
Dewa Orok tidak tinggal diam. Pemuda Ini segera pula
menyahuti. "Sementara untuk semua daerah, aku biasa
dikenal dengan Ken Arok...!"
Mendengar murid Pendata Sinting dan Dewa Orok
sebutkan nama, Ratu Malam komat-kamitkan mulut.
Lalu tertawa cekikikan hingga bahunya berguncang
keras. Di sebelah depan sana, Iblis Rangkap Jiwa
bantingkari kaki hingga keluarkan suara berdebam.
Tanah di bawahnya langsung semburat bertabur.
"Jahanam! Aku tak peduli siapa kalian! Yang jelas
Kalian harus mampus bersama!"
Iblis Rangkap Jiwa angkat kedua tangannya tinggi-
tinggi. Tubuhnya terlihat bergetar keras pertanda dia tak
dapat lagi menahan gejolak amarah.
"Tunggu!" tahan Ratu Malam seraya hentikan tawanya.
Nenek ini melangkah empat tindak ke depan. Lalu
lorotkan sedikit tubuhnya dengan kedua tangan berjarak
mengangkat bagian bawah jubahnya sedikit membuat
gerakan seperti orang memberi hormat.
Dewi KZ 67 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Kuharap kau tidak merasa tersinggung. Aku me-
ngatakan yang sebenarnya. Ken Dedes memang nama
yang sering kukatakan pada orang-orang untuk semua
suasana.... Entah kalau kedua orang itu...!" Jari telunjuk
Ratu Malam bergerak menunjuk pada murid Pendeta
Mnting dan Dewa Orok.
"Aku juga mengatakan yang sebenarnya!" sahut
Pendekar 131. "Aku juga!" timpal Dewa Orok, lalu ikut-ikutan membuat
gerakan seperti yang dilakukan oleh Ratu Malam. Hanya
kalau Ratu Malam angkat sedikit bagian bawah jubahnya
dengan kedua tangan, Dewa Orok angkat kaki kanannya
untuk sibakkan celana kirinya. Lalu angkat kaki kirinya
untuk sibakkan sedikit celana kaki kanannya!
Melihat gerakan yang dilakukan Ratu Malam, diam-
diam Iblis Rangkap Jiwa rasakan dadanya berdebar.
"Jangan-jangan perempuan tua ini tahu kelemahanku....
Bangsat benar! Siapa yang telah menebarkan semua ini
hingga orang yang baru saja kujumpa seakan sudah tahu
kelemahanku"!"
"Terima kasih kau mau mengerti...," kata Ratu Malarn
melihat iblis Rangkap Jiwa urungkan niat kirimkan
serangan, bahkan terlihat tercenung. Seraya berkata
begitu, Ratu Malam kembali membuat gerakan hormat
sambil singsingkan jubah merahnya sedikit agak tinggi.
Dewa Orok tidak berdiam diri. Dia segera pula
menyahut. "Aku juga mengucapkan terima kasih...."
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lalu ikut-ikutan membuat gerakan menghormat dengan
singsingkan celana kanan kiri silih berganti dengan
kakinya. Seakan tahu apa yang ada dalam benak Iblis Rangkap
Jiwa, murid Pendeta Sinting angkat kedua tangannya ke
arah pinggang. Iblis Rangkap Jiwa tersentak. Dia seakan maklum apa
Dewi KZ 68 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
yang hendak dilakukan oleh orang-orang di hadapannya.
Dengan suara bergetar keras dia membentak.
"Ken Dedes! Siapa pun kau adanya, kuharap kau segera
tinggalkan tempat ini!"
Ratu Malam gelengkan kepala. "Sayang.... Ken Dedes
tidak pernah mau menurut perintah orang! Harap kau
tidak kecewa.... Hik.... Hik.... Hik...!"
Iblis Rangkap Jiwa mendengus keras. "Baik. Tapi
kuharap kau tidak ikut campur urusanku dengan kedua
manusia itu!"
Lagi-lagi Ratu Malam gelengkan kepala. "Sayang....
Selama ini Ken Dedes tidak pernah mau menerima
syarat orang.... Hik.... Hik.... Hik...!"
Mungkin karena tertawa cekikikan sementara kedua
tangannya masih memegangi bagian bawah jubahnya,
maka singkapan jubahnya makin tertarik ke atas,
membuat Iblis Rangkap Jiwa makin terbeliak.
"Jahanam! Perempuan ini jangan-jangan memang
telah tahu...! Tapi aku belum yakin benar kalau tidak
menyaksikan sendiri! Siapa tahu hal itu dilakukan secara
tidak sengaja...." ,
Berpikir begitu, Iblis Rangkap Jiwa cepat angkat!
Kedua tangannya kembali. Lalu membentak. "Kau tidak
mau turuti ucapanku...."
Belum sampai ucapan Iblis Rangkap Jiwa selesai,
Ratu Malam telah menukas. "Sayang.... Aku tidak mau
dengar segala macam bentuk ancaman! Hik.... Hik....
Hik...!" Mendengar ucapan Ratu Malam dan mungkin karena
belum merasa yakin kalau si nenek tahu kelemahannya,
Iblis Rangkap Jiwa tarik kedua tangannya ke belakang
siap lancarkan pukulan.
"Hai.... Kau tidak main-main"!" seru Ratu Malam
dengan pasang tampang seperti orang ketakutan. Malah
Dewi KZ 69 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan mimik seolah ngeri, nenek ini balikkan tubuh
dengan kedua tangan tetap pegangi bagian bawah
jubahnya. Melihat gerakan Ratu Malam, Dewa Orok cepat ikut-
ikutan putar diri membelakangi Iblis Rangkap Jiwa
dengan kaki kanan diangkat dan digaetkan pada ujung
Celana kaki kirinya seolah membuat gerakan seperti
orang hendak melorotkan celana.
Murid Pendeta Sinting anggukkan kepala. Lalu ba-
likkan tubuh dengan kedua tangan siap seolah hendak
menarik celananya ke bawah.
Iblis Rangkap Jiwa pandangi punggung ketiga orang
di hadapannya dengan kaki bergetar. Sepasang matanya
membeiiak. Dalam hati laki-laki ini memaki panjang
pendek. "Manusia-manusia keparat! Kalian boleh mengetahui
kelemahanku, namun aku akan meninggalkan sesuatu
yang pantas untuk kalian!"
Iblis Rangkap Jiwa gerakkan kedua tangannya lan-
carkan pukulan!
Dua gelombang hitam luar biasa dahsyat menderu
ke arah Pendekar 131, Ratu Malam, serta Dewa Orok.
Sesaat Iblis Rangkap Jiwa pentangkan mata
memandang ke arah tiga orang di hadapan sana, lalu
sentakkan kedua kakinya dan berkelebat pergi.
* * * Dewi KZ 70 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
TUJUH GERAKAN kedua tangan Ratu Malam yang hendak
singkapkan bagian bawah jubah merahnya tertahan.
Demikian juga gerakan kaki Dewa Orok serta kedua
tangan murid Pendeta Sinting yang hendak tarik
celananya. "Cepat menyingkir!" teriak Pendekar 131 sambil
sentakkan kedua tangannya ke belakang. Lalu
berkelebat menghindar.
Ratu Malam dan Dewa Orok sejenak saling berpaling.
Namun baru saja kedua kepala mereka bergerak,
gelombang hitam telah menerjang.
"Celaka!" desis murid Pendeta Sinting. Tanpa pikir
pamjang lagi dia segera berkelebat ke arah Ratu Malam.
Brukkk! Tubuh Ratu Malam tertubruk hingga tubuhnya dan
tubuh murid Pendeta Sinting terhuyung ke samping ke
arah Dewa Orok.
Brukkk! Sosok Ratu Malam dan Pendekar 131 kini menubruk
sosok Dewa Orok. Saat itulah pukulan Iblis Rangkap
Jiwa datang menggebrak. Hingga tak ampun lagi tubuh
ketiga orang ini mental dengan saling bergandengan.
Sosok Pendekar 131 dan Dewa Orok terlihat berputar
di udara. Sementara sosok Ratu Malam hanya melayang
tanpa bergerak, karena sosoknya tertahan tubuh murid
Pendeta Sinting dan Dewa Orok.
Bukkk! Bukkk! Bukkkk!
Tubuh murid Pendeta Sinting menghantam tanah
terlebih dahulu dengan posisi telentang. Disusul dengan
tubuh Ratu Malam yang melayang jatuh tengkurap di
atas tubuh Pendekar 131. Sesaat kemudian tubuh Dewa
Orok terhempas dan tepat menindih tubuh Ratu Malam
Dewi KZ 71 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan telungkup!
"Sialan! Kenapa kau menindihku"!" seru Ratu Malam.
Sikunya bergerak ke atas.
"Sialan! Kenapa kau menuduhku"!" teriak Dewa Orok.
Namun sebelum ucapannya selesai, sosoknya telah
melayang ke udara terkena hantaman siku Ratu Malam.
Ratu Malam tertawa cekikikan. Tapi mendadak tawa
cekikikannya terputus. Bersamaan dengan itu sosoknya
ikut melayang ke udara dengan kaki terjungkal ke atas.
Pendekar 131 buka kelopak matanya. Meski la masih
merasakan sakit pada bahu kanannya, namun tak urung
dia perdengarkan suara tawa bergelak. Karena di atas
sana terlihat Dewa Orok melayang dengan kaki
menggaet jubah Ratu Malam bagian bawah hingga
nenek itu ikut melayang dengan kaki di atas kepala di
bawah! Ratu Malam menggerendeng panjang pendek. Sekali
bergerak tubuhnya berputar. Kedua kakinya lakukan
tendangan ke arah kaki Dewa Orok yang menggaet
bagian bawah jubahnya.
Desss! Tubuh Dewa Orok terbanting di udara. Gaetan kaki
pada jubah Ratu Maiam lepas. Sosoknya melayang
jatuh. Namun begitu tubuhnya berada di bawah tubuh
Ratu Malam, kaki pemuda ini kembali bergerak
menggaet jubah bagian depan si nenek, hingga mau tak
mau keduanya melayang jatuh bersamaan!
Bukkk! Bukkkk! Tubuh Dewa Orok jatuh terlebih dahulu dengan ter-
Ientang. Disusul dengan tubuh Ratu Malam yang teng-
kurap di atas tubuh Dewa Orok!
"Sialan! Kenapa kau menindih bahkan menciumku"!"
seru Dewa Orok seraya gerakkan kepalanya ke kiri
kanan hindarkan diri dari wajah Ratu Malam.
Dewi KZ 72 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Ratu Malam angkat tubuhnya. Sepasang matanya
mendelik tak berkesip memandang ke arah bola mata
Dewa Orok. Mulutnya komat-kamit hingga tembakau
hitamnya tampak keluar masuk.
"Sialan! Kau yang sengaja minta supaya dapat di
cium!" teriak Ratu Malam. Tangan kiri kanannya diangkat
ke samping. Lalu dihantamkan ke arah kepala Dewa
Orok. Karena tertindih tubuh Ratu Malam serta tidak punya
tangan, maka Dewa Orok hanya bisa memandang tanpa
bisa bergerak menghindar atau menangkis.
Murid Pendeta Sinting hendak berteriak menahan
grakan kedua tangan Ratu Malam. Namun sebelum
suaranya terdengar satu suara mendahului.
"Nek! Di bawahmu ada pemuda tak memiliki kedua
tangan. Mengapa kau masih tega hendak memecahkan
kepalanya?"
Ratu Malam tak hiraukan ucapan orang. Kedua
tangannya terus bergerak menghantam ke arah kepala
Dawa Orok. Sejengkal lagi kedua tangan Ratu Malam
m"nggebrak kepala Dewa Orok, mendadak satu caha-
ya putih berkiblat.
Gerakan kedua tangan Ratu Malam tertahan, malah
kajap lain kedua tangan nenek ini terlihat mental balik
ke samping. Bersamaan itu sosoknya laksana disapu
gelombang dan mencelat dari atas tubuh Dewa Orok.
"Kurang ajar! Siapa berani turun tangan ikut urus-
anku"!" teriak Ratu Malam lalu berpaling.
Sejarak lima belas langkah dari tempatnya, Ratu
Malam melihat seorang laki-laki bertubuh besar meng-
enakan pakaian gombrong warna hijau. Pada perutnya
terlihat melingkar satu ikat pinggang besar yang bagian
depannya terdapat sebuah cermin bulat. sepasang mata
laki-laki ini berwarna putih dan memandang ke atas
Dewi KZ 73 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan bibir tersenyum.
Murid Pendeta Sinting bergerak bangkit. Di seberang
sana, Dewa Orok juga menggeliat lalu bangkit duduk.
Kedua orang ini sama arahkan pandangannya pada laki-
laki berpakaian hijau gombrong yang tidak lain adalah
Gendeng Panuntun.
"Ke mana gerangan minggatnya Iblis Rangkap Jiwa"!"
Pendekar 131 dan Dewa Orok sama membatin karena
Iblis Rangkap Jiwa memang sudah meninggalkan tempat
itu tanpa sepengetahuan Joko dan Dewa Orok.
Baik Joko maupun Dewa Orok sama-sama hendak
buka mulut, namun Gendeng Panuntun telah mendahului. "Kalian jangan bergerak dahulu! Kalian masih dalam
keadaan terluka"
Baru saja ucapan Gendeng Panuntun selesai, Pen-
dekar 131 rasakan dadanya sesak. Kedua tarfgan dan
kakinya bergetar. Kejap lain dia melorot jatuh. Di sebe-
rang sana, Dewa Orok terlihat megap-megap. Lalu mu
lutnya menguncup membuat gerakan menyedot.
Bundaran karet yang sedari tadi mengapung di udara
melesat dan masuk ke dalam mulutnya. Pada saat
bersamaan, tubuhnya terjajar rata dengan tanah
Ratu Malam sedikit sipitkan sepasang matanya. Lalu
berpaling pada murid Pendeta Sinting dan Dewa Orok.
Namun baru saja menoleh dan belum sempat buka
suara, sosoknya melorot jatuh!
"Himpun tenaga murni. Salurkan pada dada kalian!"
kata Gendeng Panuntun. f
Habis berkata begitu, Gendeng Panuntun hadapkan
tubuhnya ke arah Ratu Malam. Pantatnya digoyang
sedikit. Satu cahaya putih melesat ke arah Ratu Malam.
Kejap lain Gendeng Panuntun hadapkan tubuhnya ke
arah murid Pendeta Sinting. Pantatnya digoyang. Dari
Dewi KZ 74 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
cermin bulat di depan perutnya melesat satu cahaya
putih. Lalu sekali lagi pantatnya digoyang dan diarahkan
pada Dewa Orok.
Ratu Malam, Pendekar 131, serta Dewa Orok rasakan
hawa dingin merasuki sekujur tubuhnya. Namun
berrsamaan dengan itu, masing-masing orang rasakan
kepalanya berputar-putar. Saat lain ketiganya tidak ingat
apa-apa lagi. |>
Gendeng Panuntun melangkah ke arah Ratu Malam.
Tangan kirinya bergerak mengambil tubuh si nenek lalu
diletakkan di atas pundak kirinya. Sejenak Gendeng
Panuntun tengadah, lalu menghampiri Dewa Orok.
Begitu dekat, tangan kanannya bergerak. Tahu-tahu
sosok Dewa Orok telah berada di pundak kanannya.
Gendeng Panuntun hadapkan wajah ke arah sosok
murid Pendeta Sinting, namun cuma sekilas. Kejap lain
dia melangkah perlahan tinggalkan tempat itu dengan
tangan kiri kanan terangkat memegangi punggung ma-
sing-masing orang yang ada di pundaknya.
Beberapa saat berlalu. Mendadak murid Pendeta
Sinting membuat gerakan menggeliat. Lalu sepasang
matanya terbuka.
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa yang telah terjadi?"
Murid Pendeta Sinting bangkit duduk. Lalu edarkan
pandangan berkeliling. Dia tersentak. Bukan saja karena
dia tidak menemukan Ratu Malam, Dewa Orok, serta
Gendeng Panuntun, melainkan sepuluh langkah di
hadapannya tampak tegak seorang perempuan berusia
lanjut. Rambutnya putih dengan seluruh wajah
mengeriput. Sepasang matanya melotot besar dengan
bibir tersenyum dingin. Kedua tangannya merangkap di
depan dada. Tangan kanannya terlihat memegang
sebuah tusuk konde besar berwarna hitam. Nenek ini me
ngenakan pakaian panjang berwarna coklat.
Dewi KZ 75 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Murid Pendeta Sinting bergerak bangkit. Baru saja
tegak, nenek di hadapannya telah membentak.
"Jawab dengan jujur! Bukankah kau anak manusia
yang bergelar Pendekar Pedang Tumpul 131 Joko Sa-
bleng"!"
Murid Pendeta Sinting pandangi orang di hadapan-
nya dari kaki sampai rambut dengan dahi berkerut.
"Kau punya telinga! Lekas bicara jawab tanyaku!"
bentak si nenek.
"Kau ini siapa, Nek"!"
Sambil bertanya diam-diam Joko terus membatin.
"Kemana sebenarnya Gendeng Panuntun, Ratu Malam,
dan Dewa Orok"! Dari mana nenek ini tiba-tiba muncul"!
Apakah dia sempat jumpa dengan mereka"! Atau
jangan-jangan...."
Murid Pendeta Sinting tidak lanjutkan kata hatinya
karena si nenek telah menyahut pertanyaannya.
"Nanti ada saatnya kau tahu siapa diriku! Saat
sekarang kau harus jawab dulu tanyaku!"
"Sikapnya tidak bersahabat. Aku tak mau buat
urusan!" kata Joko dalam hati lalu berkata. "Aku memang
Joko Sableng!"
Si nenek melangkah dua tindak dengan kedua tangan
masih merangkap di depan dada. "Bagus! Berarti kau
murid manusia jahanam Pendeta Sinting! Betul"!"
Joko tidak segera menjawab. Melainkan balikkan
tubuh lalu melangkah hendak tinggalkan tempat itu.
"Namamu memang telah dikenal dalam rimba per-
silatan. Namun jangan kira langkahmu bisa berlanjut
sebelum kau tuntas jawab pertanyaanku!" kata si nenek
lalu gerakkan kaki kanannya menyapu ke depan. -
Wuuttt! Terdengar deruan keras. Lalu satu angin dahsyat
melesat ke depan.
Dewi KZ 76 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Murid Pendeta Sinting cepat melompat selamatkan diri
lalu putar diri. Tapi belum sempat Joko angkat bicara, si
nenek telah mendahului.
"Di mana gurumu berada"!"
"Katakan dulu siapa kau dan mengapa tanya-tanya
guruku Pendeta Sinting"!".
Nenek berpakaian coklat menyeringai. Dengan
arahkan pandangan ke jurusan lain dia menjawab.
"Namamu boleh menjulang setinggi langit. Namun
sebelum kau mengenal banyak tokoh dunia persilatan,
jangan anggap dirimu di atas!" Si nenek arahkan pan-
dangannya pada murid Pendeta Sinting lalu lanjutkan
ucapannya. "Aku Ni Luh Padmi! Takdir telah menuntunku
untuk meneruskan urusanku dengan gurumu yang belum
selesai!" "Hem...: Kau punya silang sengketa dengan guruku"!"
Nenek yang sebutkan diri dengan Ni Luh Padmi ter-
tawa pelan. "Urusanku lebih dari sekadar silang seng-
keta! Dan urusan ini tidak akan terputus sebelum gurumu
menemui ajal di tanganku!"
Joko pandangi orang dengan gelengkan kepala. Lalu
tanpa berkata sepatah kata dia balikkan tubuh.
"Di mana gurumu berada"!" Ni Luh Padmi menghardik.
Tanpa berpaling murid Pendeta Sinting berkata.
"Kau yang punya urusan. Aku tidak mau terlibat di da-
lamnya! Lebih dari itu karena aku sendiri tidak tahu di
mana guruku berada!"
"Hem.... Begitu" Dengar, Orang Muda! Aku datang
dari jauh! Selama puluhan tahun pula aku mencari tahui
Jadi jangan kira aku akan sia-siakan satu kesempatan
lolos dari tanganku! Kau mengerti maksudku bukan?"
"Tapi aku tidak tahu di mana guruku berada!"
Ni Luh Padmi gelengkan kepala. "Satu hal biasa kalau
seorang murid lindungi gurunya! Tapi adalah kenyataan
Dewi KZ 77 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
aneh jika seorang murid tidak tahu di mana gurunya
mendekam! Kau hanya perlu katakan di mana, maka
umurmu akan kuperpanjang. Jika tidak...." Si nenek tidak
lanjutkan ucapannya. Sebaliknya dia bergerak satu kali.
Tahu-tahu tubuhnya telah tegak di hadapan murid
Pendeta Sinting dengan kaki terkembang dan kedua
tangan masih merangkap di depan dada.
"Aku tidak akan tawarkan pilihan! Dan kau tidak punya
hak memilih! Kau hanya punya hak jawab tanyaku!"
"Aku telah menjawab tanyamu!"
"Benar! Tapi kau berdusta!"
"Terserah! Yang pasti aku telah menjawab!" ucap
murid Pendeta Sinting lalu putar diri membelakangi NI
Luh Padmi. Dan enak saja Joko melangkah.
"Kau ternyata memilih jalan salah, Orang Muda!"
kata Ni Luh Padmi. Lalu kedua tangannya merentang.
Kejap lain tangan kanannya yang menggenggam tusuk
konde besar bergerak.
Wuuttt! Tusuk konde besar berwarna hitam melesat keluarkan
suara menderu keras.
Murid Pendeta Sinting yang teiah waspada sedari tadi
cepat berkelebat ke samping. Seraya putar diri kedua
tangannya membuat gerakan mendorong.
Satu gelombang menghampar ke depan. Namun Joko
terperanjat. Tusuk konde yang terlanggar gelombang
pukulannya laksana punya kekuatan luar biasa, bukan
hanya mampu menahan gelombang dari kedua tangan
Joko, melainkan melesat ke arahnya semakin cepat!
"Busyet! Orang ini punya senjata luar biasa!" desis
Joko lalu cepat berkelebat seraya dorongkan kembali
kedua tangannya ke arah tusuk konde.
Di depan sana, Ni Luh Padmi tertawa sambil gerakkan
tangan kanannya. Tusuk konde yang berada di atas
Dewi KZ 78 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
udara bergerak ke atas hindarkan diri dari gelombang
yang untuk kedua kalinya melesat keluar dari tangan
murid Pendeta Sinting.
Begitu lepas dari gelombang, tusuk konde menukik
deras mengarah pada Pendekar 131!
Joko cepat kerahkah tenaga dalam pada kedua
tangannya. Saat lain kedua tangannya berubah menjadi
berwarna kekuningan, pertanda dia siap lancarkan pu-
kulan 'Lembur Kuning'.
Ni Luh Padmi perkeras tawanya. Namun diam-diam
nenek ini lipat gandakan tenaga dalam pada tangan ka-
nannya. Bersamaan dengan bergeraknya kedua tangan
Joko lepaskan pukulan 'Lembur Kuning', Ni Luh Padmi
membuat gerakan menghantam ke depan.
Gerakan menukik tusuk konde semakin deras dan
keluarkan suara makin keras. Sepuluh jengkal lagi
tusukan konde menghantam, dari kedua tangan
Pendekar 131 melesat dua sinar kuning disertai
gelombang dahsyat membawa hawa luar biasa panas.
Tusuk konde tertahan di udara, lalu tersapu dan
mencelat balik ke arah Ni Luh Padmi!
Baru setengah jalan, Ni Luh Padmi keluarkan
bentakan garang. Sosoknya melesat ke depan. Tusuk
konde ditangkap dan serta-merta disentakkan ke arah
murid Pendeta Sinting.
Untuk kedua kalinya tusuk konde menderu ganas.
Bersamaan dengan itu Ni Luh Padmi teruskan kele-
batan tubuhnya. Sepasang kakinya membuat gerakan
lakukan sapuan ke depan.
Joko cepat selinapkan tangan kanannya ke balik
pakaiannya. Ketika ditarik kembali, tampaklah sebuah
pedang bersarung dan bergagang warna hijau, tangan
kiri cepat menarik sarung pedang, maka terlihatlah se-
buah pedang tumpul berwarna kuning bertuliskan angka
Dewi KZ 79 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
131. Joko gerakkan tangan kanan babatkan pedangnya.
Terdengar suara deruan dahsyat. Pada saat bersamaan
murid Pendeta Sinting angkat kaki kanannya.
Tranggg! Tusuk konde bentrok dengan pedang di tangan Joko
perdengarkan suara keras dan semburatkan lidah api.
Tangan kanan Joko tampak mental ke belakang Tusuk
konde Ni Luh Padmi mencelat balik. Saat itulah sapuan
sepasang kaki si nenek bertemu dengan kaki kanan
Joko. Bukkkkk! Sosok Ni Luh Padmi terjajar tiga langkah ke belakang.
Di hadapannya, sosok murid Pendeta Sinting terhuyung-
huyung. Ni Luh Padmi angkat tangan kanannya tinggi-tinggi.
Lalu membuat gerakan laksana orang menarik dengan
sentakkan tangannya ke depan. Tusuk konde yang
mental terhenti di udara. Di saat lain tusuk konde itu
melesat kembali ke arah tangan si nenek. Dan enak saja
Hina Kelana 13 Bu Kek Kang Sinkang Karya Kkabeh Sejengkal Tanah Sepercik Darah 13
Ratu Pemikat membatin lalu berkata.
"Siapa pun boleh berkata seperti apa yang kau ka-
Dewi KZ 41 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
katakan. Tapi menurut apa yang pernah kudengar, ke-
kuatan apa pun yang dimiliki orang dia tak akan bisa
mengalahkan Pendekar 131 kecuali...." Ratu Pemikat
sengaja memutus ucapannya.
Laki-laki bercaping tidak menyahut. Dia hanya
tersenyum. Ratu Pemikat sejurus memandang lalu
lanjutkan ucapannya. "Kecuali kalau orang itu membekal
sebuah kitab sakti!"
Laki-laki bercaping masih tetap kancingkan mulut.
Malah sejenak kemudian kepalanya berpaling sedikit ke
samping kanan. "Apa kau telah membekal kitab sakti itu"!"
"Aku lebih tahu bagaimana cara membunuh Pendekar
131!" Ratu Pemikat tertawa panjang hingga dadanya ber-
guncang. "Kau boleh memiliki seribu satu cara. Tapi ja-
ngan harap kau bisa lampiaskan dendammu!"
Kini laki-laki bercaping yang perdengarkan tawa
panjang bergelak. "Dengar, Ratu Pemikat! Aku hanya
punya satu cara untuk membunuh Pendekar 131!"
"Mau tunjukkan bagaimana caramu itu"!"
Laki-laki bercaping tidak menjawab. Namun bersamaan Itu sosoknya bergerak memutar memunggungi Ratu Pemikat. Tangan kanannya bergerak
setinggi dada lalu mengusap dadanya.
Terdengar deruan perlahan. Ratu Pemikat tampak
sunggingkan senyum mengejek. Karena bersamaan
dengan terdengarnya suara deruan, tidak terlihat adanya
gelombang atau sinar yang melesat. Namun senyum
Ratu Pemikat terputus. Kepalanya tersentak memandang
ke depan dengan mata melotot.
Di depan sana, laksana dihantam kekuatan luar biasa
dahsyat, pohon yang tegak berjajar langsung berderak
tumbang dan mencelat mental sampai dua tombak
Dewi KZ 42 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan berubah jadi serpihan hitam tatkala kembali
bertabur di atas tanah! Tanah di sekitar pohon yang
mental porak-poranda dan semburat membubung ke
udara! "Luar biasa. Bagaimana dia keluarkan ilmu tadi.
Kulihat dia hanya gerakkan tangan kanan.... Tapi apakah
mungkin dia dapat mengalahkan Pendekar 131?" Ratu
Pemikat pandangi bagian belakang sosok laki-laki
bercaping. Laki-laki bercaping sendiri terdengar mendengus
pelan. Lalu balikkan tubuh. Sesaat kepalanya
menghadap lurus pada Ratu Pemikat. Bersamaan itu
kedua tangannya bergerak ke atas. Perlahan-lahan
kedua tangannya membuka kancing pakaiannya.
Sepasang mata Ratu Pemikat terbelalak besar-besar
tatkala bagian atas pakaian laki-laki bercaping lebar
terbuka. "Sebuah kitab!" desis Ratu Pemikat. "Apakah itu Kitab
Hitam yang tengah dicari Pendekar 131" Warnanya
memang hitam. Tapi apa benar itu Kitab Hitam"!"
Sambil tersenyum aneh, laki-laki bercaping lebar
kancingkan kembali pakaiannya. "Apa kau kira Pendekar
131 masih sanggup pertahankan nyawanya"!"
"Aku baru bisa memastikan jawaban kalau kau jawab
dulu pertanyaanku. Apakah kitab itu Kitab Hitam"!"
"Dari warnanya kurasa kau tidak usah ajukan tanya"
ujar laki-laki bercaping.
"Hem ... Warna bisa sama, tapi kadang kala isinya
berbeda! Aku tanya lagi. Apa kau pernah mengenal
serang tokoh bergelar Iblis Rangkap Jiwa"!"
"Hem.... Perempuan ini rupanya tahu hubungan kitab
ini dengan iblis Rangkap Jiwa. Iblis Rangkap Jiwa telah
menjadi budakku. Aku ingin perempuan ini jadi budakku
sekaligus gundikku...," membatin laki-laki bercaping.
Dewi KZ 43 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Lalu berkata. "Aku bukan hanya mengenal Iblis Rangkap Jiwa, tapi
dia adalah pembantuku! Termasuk seorang tokoh lagi
yang bergelar Cucu Dewa!"
Ratu Pemikat tampak sedikit terlonjak mendengar
jawaban laki-laki bercaping. "Dia telah mengenal tokoh-
tokoh yang ada hubungannya dengan Kitab Hitam.
Berarti kitab di dadanya itu Kitab Hitam! Hem.... Aku
harus dapat merebutnya...."
Setelah berpikir begitu Ratu Pemikat tampak
tengadahkan sedikit kepalanya hingga lehernya yang
panjang dan putih terlihat.
"Kau rupanya seorang yang beruntung. Kurasa kau
kini dapat membalaskan dendammu pada Pendekar
131. Tapi kuharap kau memberiku kesempatan....seperti
halnya kau, aku juga punya dendam pada dia!"
"Aku sudah katakan, siapa pun yang berani
menjamah pendekar 131 berarti berani menghadapiku!"
"Aku tahu. Aku tidak menginginkan nyawa Pendekar
131 kalau kau telah menginginkannya. Tapi setidaknya
aku dapat melunaskan sakit hati ini!"
Laki-laki bercaping lebar tertawa bergelak panjang
mendengar ucapan Ratu Pemikat. "Kau tadi mengatakan
tidak ada orang yang bisa mengalahkan Pendekar 131
kecuali orang itu berbekal kitab sakti. Sekarang aku
tanya padamu. Apa kau juga telah membekal kitab
sakti"!"
Mendengar pertanyaan laki-laki bercaping, Ratu
Pemikat tampak terkejut. Perempuan ini lalu gelengkan
kepala dan berujar. "Hal itulah yang membuatku pusing!
Aku tak membekal apa-apa, padahal dadaku penuh
dengan bara dendam! Seandainya kau mau baik hati
padaku, aku mau juga jadi pembantumu!"
"Berbaik hati bagaimana maksudmu"!" tanya laki-laki
Dewi KZ 44 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
bercaping. "Sisakan sedikit nyawanya untukkul"
"Hem.... Urusan itu mudah, asal imbalannya pantas!"
"Asal ucapanmu benar, imbalan apa yang kau minta
akan kuturuti!" kata Ratu Pemikat dengan sedikit
busungkan dadanya. Perempuan ini tampaknya maklum
ke mana arah ucapan laki-laki bercaping.
Ratu Pemikat maju satu langkah. "Selain itu, aku juga
ingin tahu siapa kau sebenarnya...."
Tanpa buka suara, laki-laki bercaping gerakkan tangan
kanan. Perlahan-lahan caping lebarnya diangkat tinggi-
tinggi ke atas, hingga kini tampak jelaslah wajahnya.
Sesaat Ratu Pemikat perhatikan wajah orang dengan
mata tak berkesip. Dahinya berkerut. "Aku yakin pernah
bertemu dengan pemuda ini! Tapi aku lupa dimana! Ah....
Bukankah dia tadi sebut-sebut peristiwa Pulau Biru"
Astaga! Kalau tidak salah bukankah dia pemuda yang
ikut hadir di Pulau Biru yang bergelar Malaikat Penggali
Kubur"!" (Tentang peristiwa di Pulau Biru, silakan baca
serial Joko Sableng dalam episode: "Neraka Pulau Biru").
Laki-laki yang tadi mengenakan caping lebar dan tak
lain adalah Malaikat Penggali Kubur sunggingkan
senyum aneh. Sepasang matanya menatap tajam
belahan dada Ratu Pemikat.
"Kau telah tahu siapa diriku! Apa ada syarat lagi yang
hendak kau ajukan"!" tanya Malaikat Penggali Kubur.
Ratu Pemikat tidak menjawab, sebaliknya ajukan
tanya balik. "Imbalan apa yang kau inginkan dariku?"
Malaikat Penggali Kubur membuat gerakan satu kali
tahu-tahu sosoknya telah tegak di depan Ratu Pemikat.
"Aku Inginkan dirimu!" kata Malaikat Penggali Kubur
pada saat yang sama, kedua tangan pemuda murid Bayu
Bajra Ini telah bergerak ke depan merengkuh sosok
Dewi KZ 45 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Ratu Pemikat. Ratu Pemikat tidak berusaha menolak. Malah dia
sengaja tengadahkan kepala dengan mata sedikit
dipejamkan dan bibir sedikit membuka perdengarkan ke-
luhan pendek. Namun perempuan ini segera menjerit
kecil tatkala Malaikat Penggali Kubur menggigit lehernya.
Sikap dan jeritan kecil Ratu Pemikat membuat Ma-
laikat Penggali Kubur makin bergelora. Dengan tak sabar
kedua tangannya bergerak lepaskan kancing pakaian
Ratu Pemikat. Kejap lain sepasang mata pemuda itu ter-
pentang besar tatkala melihat dua buah payudara putih
padat. Malaikat Penggali Kubur cepat tekapkan
wajahnya ke dada Ratu Pemikat.
Ratu Pemikat tampak pejamkan sepasang matanya.
Perlahan-lahan dia menggeliat sambil tarik kedua
lengannya ke atas. Kedua tangannya lalu bergerak
mengusap tengkuk Malaikat Penggali Kubur. Mendadak
Ratu Pemikat membuat gerakan menggeliat sekali lagi.
Bersamaan dengan itu laksana kilat kedua tangannya
terangkat ke atas dan langsung dihujamkan bagian
bawah ketiak Malaikat Penggali Kubur lakukan sebuah
Totokan. Seujung jari lagi totokan Ratu Pemikat bersarang di
bagian bawah ketiak Malaikat Penggali Kubur, tiba-tiba
perempuan ini berseru tertahan. Sekuat tenaga dia
teruskan totokannya namun sia-sia. Malah di lain saat
tubuhnya tegang kaku!
Malaikat Penggali Kubur tarik pulang kepalannya dari
dada Ratu Pemikat. Sepasang matanya berkiiat-kilat.
Rahangnya mengembung besar. Dari hidungnnya keluar
dengusan keras.
"Jangan harap bisa mengelabuiku, Perempuan
Sundal! Kau salah besar jika menduga Malaikat
Penggali Kubur tidak tahu apa yang ada dalam
Dewi KZ 46 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
benakmu!' Ratu Pemikat rasakan nyawanya melayang. Paras
wajahnya laksana tidak berdarah. Sepasang matanya
mendelik besar membayangkan rasa takut. Dengan
suara bergetar akhirnya dia berkata.
"Kuharap kau memberi ampun padaku. Beri ke-
sempatan padaku sampai aku dapat membalas sakti
hati ini pada Pendekar 131. Apa yang kau katakan akan
kulakukan...."
Malaikat Penggali Kubur menyeringai. "Turutkan
hati, aku bisa saja membuatmu mampus saat ini. Tapi,
Aku masih memberi ampun padamu. Tapi ingat! Ini
hanya berlaku satu kali! Sekali lagi kau membuat tin
dakan bodoh, tubuhmu akan kukuliti dahulu sebelum
mampus! Kau dengar"!"
"Aku dengar...."
"Bagus! Kau telah berkata akan lakukan apa yang
kukatakan. Dengar apa yang kukatakan! Kau harus
menyelidiki di mana Pendekar 131. Atur satu pertemuan
denganku! Kau Juga harus hubungi beberapa orang
yang akan kusebutkan nanti. Jangan sekali-kali jamah
dua kitab di tangan Pendekar 131!"
Meski dalam hati masih ragu akan dapat lakukan yang
dikatakan Malaikat Penggali Kubur, namun karena
jiwanya dalam keadaan tidak berdaya, terpaksa Ratu
Pemikat! berkata.
"Aku akan berusaha lakukan semua itu...."
."Jahanam! Jangan berusaha! Kau harus berhasil!
keselamatan nyawamu tergantung berhasilnya tugasmu
atau tidak! Soal caranya aku tak mau tahu. Dan aku
yakin kau lebih tahu urusan itu!"
"Tugas ini adalah tugas berat. Harap kau memberiku
waktu agak panjang...," ujar Ratu Pemikat dengan rasa
masih tampak ketakutan.
Dewi KZ 47 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Aku yang atur semua ini! Jangan membantah! Kau
harus berhasil mengatur pertemuan pada bulan purnama
depan! Kau masih punya waktu satu purnama!"
"Baiklah.... Sekarang bebaskan aku...," pinta Ratu
Pemikat. "Kata-kataku belum selesai!" bentak Malaikat Penggali
Kubur. "Tiga hari di depan kau harus pergi ke puncak
Bukit Selamangleng! Temui Iblis Rangkap Jiwa. Kalau
tugas yang kuberikan padanya gagal, tugas itu juga
menjadi tugas kalian berdua!"
Paras wajah Ratu Pemikat membayangkan ketakutan
Dengan suara tambah gemetar dia berkata.
"Bagaimana aku harus menemuinya" Aku tidak kenal
dengannya! Kalau dia tidak percaya"!"
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Malaikat Penggali Kubur tertawa bergelak. "Itu
urusanmu! Kalau kau sampai tewas di tangan manusia
iblis Itu, berarti nyawamu memang ditakdirkan di tangan
Iblis Rangkap Jiwa!"
Ratu Pemikat menggumam tak jelas. Sementara
sepasang mata Malaikat Penggali Kubur beralih
pandangi sepasang payudara Ratu Pemikat yang
terbuka. Dada pemuda ini kembali bergemuruh.
Malaikat Penggali Kubur maju satu langkah. Tanpa
buka mulut, kedua tangannya bergerak.
Breettt! Pakaian Ratu Pemikat robek hingga bagian dada
sampai perutnya terbuka. Ratu Pemikat coba kerahkan
tenaga dalam untuk bebaskan diri. Namun tak berhasil.
Sementara Malaikat Penggali Kubur perdengarkan tawa
pelan bahkan hampir tidak terdengar karena tenggelam
dalam suara dengusan napasnya.
Malaikat Penggali Kubur putar kepalanya sejenak.
Lalu berujar. "Aku tahu tempat yang enak untuk bersuka ria....
Dewi KZ 48 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Ha.... Ha.... Ha...! Dua hari dua malam kau harus layani
aku dulu! Setelah itu kau boleh pergi lakukan yang ku-
katakan...!"
"Aku sudah katakan akan lakukan apa yang kau
katakan. Berapa pun malam yang kau inginkan aku
akan melayanimu! Tapi bebaskan aku dahulu...."
Plaaakk! Satu tamparan mendarat di pipi kanan Ratu Pemikat
hingga kepala perempuan bertubuh bahenol itu tersentak
sedikit ke samping.
"Jangan berani memberi perintah pada Malaikat
Penggali Kubur! Aku ingin bersuka ria dengan caraku
sendiri!" Ratu Pemikat gigit bibirnya yang kucurkan darah.
Dalam hati perempuan ini memaki-maki. "Kelak kau akan
rasakan pembalasanku, Jahanam! Sekarang kau
menang dan bisa lakukan apa yang kau inginkan...."
Malaikat Penggali Kubur sorongkan wajahnya ke dada
Ratu Pemikat. Namun cuma sekejap. Di lain saat kedua
tangannya bergerak. Tahu-tahu sosok Ratu Pemikat
telah berada di atas pundak kirinya.
Malaikat Penggali Kubur putar diri. Lalu berkelebat
dengan tertawa bergelak. Bersamaan dengan berkebat-
nya tubuh, tangan kanannya bergerak ke atas. Ratu
Pemikat tidak berani buka mulut meski hatinya terus
menyumpah-nyumpah, karena tangan Malaikat Penggali
Kubur menarik pakaiannya hingga robek disana-sini.
Ketika memasuki sebuah goa sepi, tidak selembar
kain pun yang tersisa menutupi sosok Ratu Pemikat!
Dewi KZ 49 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
LIMA PENDEKAR 131 melangkah berjingkat seraya masuk-
kan jari kelingking ke lobang telinganya. Sepasang
matanya terpejam membuka. Kepalanya sedikit tengleng
ke kanan. "Begitu gadis sableng itu minggat, rasanya hilang
beban di dada inil Jalan bersama gadis cantik bukannya
gembira yang kudapat, melainkan perasaan khawatir dan
dongkol! Tahu begini jadinya, aku tidak akan
mengajaknya dalam urusan pelik ini! Tapi bagaimana
hendak dikata. Semuanya sudah telanjur.... Siapa se-
benarnya gadis sableng itu. Setiap kali kutanya, dia se-
lalu mengalihkan pembicaraan seolah tak Ingin diketahui
siapa dirinya. Hanya aku menduga, dia bukan gadis yang
punya niat jahat meski selama ini dia tak mengatakan
apa maksudnya ikut-ikutan menyelidik Kitab Hitam....
Mudah-mudahan dugaanku tidak meleset. Tapi kalaupun
meleset, apa artinya" Kitab Hitam menurut Gendeng
Panuntun sudah didapat oleh seorang pemuda! Hem....
Bagaimanapun juga aku harus segera mencari siapa
pemuda yang berhasil mendapatkan kitab itu!"
Murid Pendeta Sinting hentikan langkahnya saat di
depan sana terlihat sebuah kedai makan agak besar.
Tangannya yang terangkat segera bergerak dan kini
mengusap perutnya. Sambil bergumam dia teruskan
langkah menuju arah kedai.
Belum sampai langkahnya menginjak halaman kedai,
mendadak dia berhenti. Sepasang matanya mendelik
dengan dahi berkerut.
Dari arah sebelah kedai terlihat seorang pemuda
berwaJah tampan melangkah. Yang menarik perhatian,
pemuda ini tidak memiliki kedua tangan alias buntung
dan pada mulutnya tampak sebuah bundaran karet
Dewi KZ 50 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
yang dikulum. Pemuda bertangan buntung ini sejurus memandang
pada murid Pendeta Sinting yang tegak di sebelah depan
sana. Namun cuma sekejap. Seolah tak acuh dia
berpaling lalu teruskan langkahnya menuju halaman
kedai. Tepat di pintu masuk kedai, si pemuda bertangan
buntung hentikan langkahnya. Memandang sejenak ke
dalam kedai. Seorang berusia lanjut tampak longokkan
kepala dari dalam kedai, lalu mengangguk dengan bibir
tersenyum. Si pemuda tidak balas anggukan orang yang rupanya
adalah pemilik kedai. Melainkan putar diri lalu teruskan
langkah menjauh!
"Ah.... Kenapa aku bodoh betul! Orang tak punya
tangan begitu aku harapkan makan di sini! Bagaimana ia
akan menyuap nasi...?" Orang tua pemilik kedai
gelengkan kepala lalu hendak melangkah masuk. Namun
langkahnya tertahan tatkala dilihatnya seorang pemuda
lain lewat dan tegak di pintu kedai.
Lagi-lagi orang tua pemilik kedai anggukkan kepala
dengan pasang senyum. Tapi orang tua ini kembali
gelengkan kepala tatkala orang muda yang diharapkan
masuk kedainya hanya memandang lalu melangkah
pergi! "Kalau yang tadi aku maklum. Tapi pemuda yang
barusan kulihat memiliki kedua tangan utuh. Pasti dia
tidak berbekal uang" Dasar pemuda bengal. Hanya bisa
jual tampang tapi kartong kosong!" Orang tua pemilik
kedai mengomel sendiri !alu berpaling. Mendadak
orang tua ini terperanjat.
"Ke mana pemuda itu tadi"!" Penasaran karena
pemuda yang baru tegak di depan pintu kedainya telah
lenyap, orang tua ini segera bergegas ke halaman kedai.
Dewi KZ 51 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Sepasang matanya yang kelabu dipelototkan besar-
besar memandang ke jurusan timur arah mana dilihatnya
si pemuda bertangan buntung dan pemuda satunya
melangkah pergi. Namun orang tua ini tidak melihat
siapa-siapal "Heran.... Keduanya lenyap laksana ditelan bumi!
Jangan-jangan-kedua pemuda itu hantu... tapi...."
Orang tua pemilik kedai tengadahkan kepala. "Apa
mungkin hantu keluar di siang bolong begini" Ah.
Jangan-jangan manusia jadi-jadian!" Orang tua ini rasa-
kan tengkuknya dingin. Kedua kakinya gemetar. Tanpa
pikir panjang iagi dia segera bergegas dan masuk kedai
dengan tubuh sedikit menggigil.
Pendekar 131 terus berkelebat. "Aku yakin dia tadi
Dewa Orok! Dan aku juga percaya dia tadi telah melihat-
ku! Yang kuherankan mengapa dia seolah tidak menge-
naliku" Dan rupanya dia maklum kalau kuikuti! Dia
langsung lari begitu saja laksana melihat setan!"
Sampai di tempat agak sepi, murid Pendeta Sinting
hentikan larinya. Dia mendengar suara duutt! Duttt! be-
berapa kali. Dia cepat berpaling ke kanan dari arah mana
suara terdengar.
Sekali lompat, murid Pendeta Sinting telah tegak
sepuluh langkah di hadapan pemuda bertangan buntung
yang mulutnya membuat gerakan menyedot hingga
terdengar suara duuuttt! Duuuttt! Duuuttt!
"Mengapa kau mengikutiku, Anak Muda"! Apa ada
yang aneh"!" si pemuda bertangan buntung yang tidak
lain adakah Dewa Orok adanya telah buka mulut setelah
semburkan bundaran karet di mulutnya. Bundaran karet
mirip dot bayi itu mengapung berputar-putar di udara.
"Aku mencarimu! Ada hal penting yang harus kau
ketahui!" ujar murid Pendeta Sinting lalu melangkah
mendekat. Dewi KZ 52 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Tetap di tempatmu, Anak Muda!" sentak Dewa Orok.
"Jangan berani bergerak langkahkan kaki!"
"Aneh.... Kita sudah saling kenal dan bersahabat!
Malah aku telah berbaik hati padamu memberikan
apa...." Belum sampai ucapan murid Pendeta Sinting selesai,
Dewa Orok telah memotong.
"Aneh.... Kapan kita saling berkenalan dan bersa-
habat" Apa yang pernah kau berikan padaku"! Jangan
berani berkata telah menanam budi pada orang!"
"Aku Joko! Joko Sableng...! Kau lupa"!" kata murid
Pendeta Sinting seraya tunjuk dadanya sendiri.
"Aku tidak tanya namamu! Aku tanya kapan kita
berkenalan. Apa yang pernah kau berikan padaku"!"
'Kau ingat peristiwa Tengkorak Berdarah"! Di sana
aku memberikan sebuah mahkota bersusun tiga
padamu!" "Jangan sembarangan bicara! Itu barang milikku!"
"Benar. Tapi aku yang telah menemukan dan mem-
berikannya padamu!"
"Ah...." Dewa Orok berseru seraya gelengkan kepala
seolah orang baru Ingat. Murid Pendeta Sinting
tersenyum lalu melangkah maju
"Kubilang tetap di tempatmu!" Mendadak Dewa Orok
perdengarkan bentakan membuat Joko hentikan kakinya
mengapung di atas udara
"Apa yang hendak kau beritahukan padaku" Dewa
Orok bertanya. Mungkin agak mulai jengkeI melihat sikap orang, kaki
yang terapung hendak melangkah dihentakkan keras.
Dengan sepasang mata sedikit dlpentangkan murid
Pendeta Sinting berkata dengan suara agak keras.
"Di dalam mahkota bersusun tiga itu ada sebuah
rahasia besar!"
Dewi KZ 53 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Sebagai pemilik barang, aku lebih tahu darimu! Aku
tanya padamu, apa kau telah mendapatkan kitab Itu"!"
"Hem.... Berarti orang ini telah mengetahui rahasia
kitab yang tersimpan di mahkota miliknya! Gendeng Pa-
nuntun mengatakan kitab Itu telah jatuh ke tangan se-
orang pemuda. Sementara pemuda ini telah mengeta-
huinya terlebih dahulu dari mahkota yang dikatakan
miliknya. Jangan-jangan dia yang telah mendapatkan
kitab itu...."
Berpikir begitu, murid Pendeta Sinting segera berujar.
"Kau teiah mengetahui rahasia itu sebelum aku.
Mengapa kau tanya aku"!"
Dewa Orok sunggingkan senyum. "Kau telah men-
dahuluiku mengetahui di mana beradanya mahkota dan
kitab bersampul kuning! Siapa tahu kau juga telah men-
dahulu! mengambil kitab itu"! Bukankah kau telah sam-
pai puncak Bukit Selamangleng"! Lebih dari itu kau telah
mengalahkan Iblis Rangkap Jiwa yang pasti telah
tunjukkan di mana kitab itu berada"
Pendekar 131 terkejut mendapati Dewa Orok tahu apa
yang telah terjadi. Hal itu menambah kuat dugaannya
kalau Dewa Orok telah berhasil mendapatkan kitab itu.
"Dewa Orok! Aku memang telah sampai tempat yang
ditunjuk Iblis Rangkap Jiwa. Tapi ada seseorang yang
mendahuluiku! Sementara kau tahu rahasia dalam
mahkota...." Pendekar 131 hentikan sejenak ucapannya
seraya berpaling. Lalu melanjutkan. "Kuharap kau rela
memberikannya padaku! Jangan salah sangka, aku tidak
ingin memilikinya. Kitab itu harus dimusnahkan!"
"Pendekar 131! Aku memang mengetahui rahasia
dalam mahkota. Tapi aku terlambat! Sementara kau telah
mendahului ke puncak Bukit Selamangleng...." Seperti
halnya sikap murid Pendeta Sinting, Dewa Orok sejenak
hentikan ucapannya. Lalu ikut-ikutan berpaling. Lalu
Dewi KZ 54 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
lanjutkan ucapannya. "Kau musnahkan atau tidak itu
urusanmu! Karena apa yang hendak kau musnahkan ada
di tanganmu!"
"Kau pandai memutar balik urusan!" sentak murid
Pendeta Sinting.
"Kau pandai memutar balik lidah!" Dewa Orok balas
menghardik. "Aku yang akan memutar balik kepala kalian berdua!"
Satu suara sekonyong-konyong menyahut. Bersamaan
dengan itu satu sosok tubuh berkelebat dan tegak
sepuluh langkah di samping kiri kanan Pendekar 131 dan
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dewa Orok. Orang yang baru muncul ini langsung
perdengarkan tawa bergelak-gelak.
"Iblis Rangkap Jiwa!" seru Pendekar 131 dengan
suara tercekat. "Bagaimana ini" Di sini tidak mungkin
ada seorang perempuan! Kalaupun ada belum tentu mau
melakukan seperti apa yang dilakukan Putri Sableng di
puncak Bukit Selamangleng...." Diam-diam murid
Pendeta Sinting membatin.
Di depan sana, Dewa Orok juga tak kalah kagetnya.
Apa yang ada dalam pikirannya tak jauh berbeda dengan
apa yang sedang dipikirkan murid Pendeta Sinting.
Seolah tahu apa yang ada dalam benak kedua orang
di hadapannya, orang yang baru muncul yang ternyata
adalah seorang laki-laki yang raut wajahnya hampir tidak
tertutup daging, berkepala gundul, dan bukan lain adalah
Iblis Rangkap Jiwa adanya putuskan tawanya.
"Aku sudah berputar tiga kali di tempat ini! Jangan
harap kalian akan menemukan yang namanya
perempuan! Ha.... Ha.... Ha...! Nasibku baik hari ini.
Dicari satu-satu yang kudapat dua sekaligus!"
Baik murid Pendeta Sinting maupun Dewa Orok
sejurus saling pandang. Kalau Dewa Orok mengetahui
bahwa Pendekar 131 pernah membuat Iblis Rangkap
Dewi KZ 55 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Jiwa tak berkutik dari Cucu Dewa, maka sebaliknya
Pendekar 131 baru mengetahui kalau Dewa Orok me-
ngetahui kelemahan Iblis Rangkap Jiwa dari ucapan
yang barusan dikatakan Iblis Rangkap Jiwa. Namun
apalah artinya mengetahui kelemahan orang tanpa bisa
melakukannya"
"Iblis Rangkap Jiwa!" kata murid Pendeta Sinting.
"Kurasa kau telah tahu kalau aku tidak mendapatkan
kitab itu! Dengan begitu di antara kita rasanya tidak ada
urusan lagi!"
"Iblis Rangkap Jiwa!" Dewa Orok ikut-ikutan angkat
bicara. "Kurasa kau juga telah tahu kalau aku tidak nim-
brung urusan kitab! Dengan begitu aneh rasanya kalau
kau tiba-tiba terus mencari-cariku!"
Mendengar ucapan kedua orang itu, Iblis Rangkap
Jiwa keraskan gelakan tawanya. Tangan kanannya di-
angkat ditunjukkan lurus ke arah murid Pendeta Sinting.
"Kau memang bernasib sial karena tidak mene-
mukan kitab itu! Tapi jangan kira urusan di antara kita
tidak ada lagi!"
Habis berkata begitu, tangan kanan Iblis Rangkap Jiwa
bergerak dan berhenti tatkala tepat menunjuk lurus ke
arah Dewa Orok.
"Dan kau! Memang tidak ikut nimbrung urusan kitab
sialan itu! Tapi jangan merasa aneh kalau aku tetap akan
mencarimu sampai kapan dan di mana pun!"
"Hem.... Ucapannya mengisyaratkan dia telah tahu
siapa adanya orang yang mendapatkan kitab itu! Dan
yang pasti itu bukan Dewa Orok...." Murid Pendeta
Sinting menduga-duga ucapan Iblis Rangkap Jiwa.
Kalau murid Pendeta Sinting menduga-duga dalam
hati, diam-diam pula Dewa Orok membatin. "Nyatanya
Pendekar 131 bukan orang yang mendapatkan kitab itu
meski telah tahu tempatnya! Jadi ada yang tidak beres
Dewi KZ 56 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
kalau manusia ini terus-terusan mencariku...."
"Iblis Rangkap Jiwa!" kembali murid Pendeta Sinting
buka suara. "Kalau bukan urusan kitab, lalu urusan apa
lagi" Apa peristiwa di puncak bukit itu masih membuatmu
jengkel" Seharusnya kau berterima kasih. Kalau tidak
ada aku, mana mungkin kau bisa menikmati pantat
bagus, putih, besar, dan padat berisi..."!"
"Iblis Rangkap Jiwa!" kali ini yang buka suara Dewa
orok. "Aku akan tetap merasa aneh kalau kau tetap akan
mencariku sampai kapan dan di mana pun! Apa peristiwa
di depan kuil itu masih membekas di dadamu"
Seharusnya kau juga mengucapkan terima kasih padaku
meski tempo hari kau tidak berkenan melihatnya. Karena
yang kau dapatkan bukan seperti di puncak bukit.
Melainkan besar, hitam legam, dan kendor!"
Habis berkata begitu Dewa Orok tampak tertawa. Di
depan sana tawa murid Pendeta Sinting sudah meledak
lebih dahulu. Iblis Rangkap Jiwa tegak dengan tubuh bergetar.
Sepasang matanya yang melotot besar makin
terpentang. Tulang rahangnya bergerak terangkat.
"Agar kalian tidak bertanya-tanya di alam kubur nanti,
dengar!" bentak Iblis Rangkap Jiwa lalu arahkan
pandangannya pada Dewa Orok. "Nyawamu tidak akan
kusisakan!"
Iblis Rangkap Jiwa lalu arahkan pandangannya pada murid Pendeta Sinting. "Dan kau
masih sedikit beruntung. Karena aku hanya butuh
setengah nyawamu!"
Habis berkata begitu, Iblis Rangkap Jiwa mendongak.
"Satu setengah nyawa kalian adalah tebusan dari
nyawaku! Lebih dari itu, satu setengah nyawa kalian
kelak akan kutukar dengan Kitab Hitam itu! Ha.... Ha....
Ha...!" Kembali Dewa Orok dan Pendekar 131 saling
Dewi KZ 57 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
pandang. Kejap lain Dewa Orok telah perdengarkan
suara. "Ternyata nasibmu lebih baik, Anak Muda! Dia hanya
butuh setengah nyawamu! Padahal siapa pun tahu kalau
nyawaku lebih baik dari nyawamu! Apa ini karena aku
hanya bisa memperlihatkan pantat yang besar, hitam
legam, dan kendor?"
"Ah.... Kau keliru, Teman Muda!" sahut murid Pendeta
Sinting. "Kalau dia ingin setengah nyawaku berarti aku
harus merasakan sakit dulu yang bukan alang kepalang.
Lebih enak kau. Langsung mati tak merasakan apa-apa
lagi! Jangan-jangan ini karena sahabat kita bergelar Iblis
Rangkap Jiwa itu memang lebih suka melihat yang
besar, hitam gosong, dan kendor!"
Meski murid Pendeta Sinting dan Dewa Orok tampak
tersenyum-senyum, namun sebenarnya dada masing-
masing orang ini merasa gelisah. Mereka sama maklum
kafeu Iblis Rangkep Jiwva adalah tokoh yang punya
kesaktian luar biasa. Dan walau keduanya tahu
bagaimana memusnahkan kesaktian Iblis Rangkap Jlwa,
namun rasanya sulit mendapatkan perempuan di tempat
seperti sekarang ini. f
Sementara itu, begitu mendengar ucapan-ucapan
Pendekar 131 dan Dewa Orok, iblis Rangkap Jiwa
menggereng keras. Kedua tangannya serta-merta di
angkat. Kejap lain kedua tangannya bergerak lepaskan
pukulan. Tangan kanan mengarah pada murid Pendeta
Sinting, tangan kiri lurus ke arah Dewa Orok!
* * Dewi KZ 58 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
ENAM PENDEKAR 131 dan Dewa Orok sejenak saling
berpandangan. Namun belum sempat ada yang buka
mulut, dua gelombang luar biasa dahsyat telah
menggebrak ke arah keduanya!
Meski telah tahu bahwa tidak ada gunanya
memangkas pukulan yang dilancarkan Iblis Rangkap
Jiwa, namun kalau tidak berusaha bertahan maka pasti
akan mengalami nasib lebih buruk lagi.
Berpikir begitu, Joko cepat kerahkan tenaga dalam
pada kedua tangannya. Kejap lain kedua tangannya
telah berubah berwarna kuning pertanda murid Pendeta
Sinting telah siap lancarkan pukulan 'Lembur Kuning', Di
lain pihak, Dewa Orok tidak tinggal diam. Pemuda
bertangan buntung murid Cucu Dewa ini tarik tubuh
bagian atasnya sedikit ke belakang. Saat lain tubuhnya
disentakkan ke depan.
Untuk sesaat cuaca menjadi semburat kekuningan.
Lalu terlihat cahaya kuning melesat dengan membawa
gelombang dahsyat dan hawa luar biasa panas.
Bersamaan itu dari tubuh Dewa Orok bagian atas
melesat kabut putih.
Bummm! Bummm! Dua ledakan keras mengguncang tempat itu. Sinar
kuning yang melesat keluar dari tangan Joko semburat
ke udara lalu bertabur setelah membuat lidah api. Pada
saat yang sama, bongkahan kabut putih dari dada Dewa
Orok berhamburan.
Sosok Pendekar 131 mencelat sampai satu setengah
tombak. Untung murid Pendeta Sinting ini segera
sentakkan kedua tangannya untuk imbangi diri, hingga
meski sesaat sempat terhuyung-huyung namun tidak
sampai roboh. Wajahnya berubah pucat pasi. Kedua
Dewi KZ 59 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
tangannya tampak bergetar.
Di seberang, Dewa Orok juga terlihat tersapu akibat
bentroknya pukulan yang keluar dari dadanya dengan
pukulan Iblis Rangkap Jiwa. Sosoknya terputar lalu
melesat jauh ke belakang. Namun sebelum tubuhnya
terjerembab di atas tanah, pemuda bertangan buntung ini
gerakkan kedua kakinya seakan berselonjor ke atas.
Saat lain kedua kakinya membuat gerakan bersila di
udara dengan kaki di atas dan kepala di bawah. Dengan
menggoyang kedua bahunya, sosoknya jungkir balik.
Lalu mendarat di atas tanah dengan duduk bersila.
Meski mulut Dewa Orok tampak sunggingkan senyum,
namun pemuda bertangan buntung ini tidak dapat
sembunyikan rasa sakit. Parasnya pias dengan dada
bergerak-gerak keras. Sepasang matanya sedikit
menyipit dengan kedua alis mata terangkat.
Walau iblis Rangkap Jiwa dikenal kalangan rimba
persilatan sebagai tokoh yang berkepandaian tinggi
dan kebal terhadap pukulan, namun mendapat pukulan
secara bersamaan dari murid Pendeta Sinting dan Dewa
Orok, tak urung sosoknya tergeret sampai satu tombak
dan terhuyung-huyung. Namun kejap lain laki-laki
berkepala gundul ini telah tegak dengari mulut perde-
ngarkan suara tawa bergelak.
"Kalian manusia-manusia bernasib malang berani
membuat urusan dengan Iblis Rangkap Jiwa! Ha....
Ha.... Ha...!"
Meski masih merasakan sakit, Dewa Orok segera
buka mulut menyahut.
"Kau manusia bernasib malang berani membuat
urusan dengan Dewa Orok! Ha.... Ha.... Ha...!" Dewa
Orok teruskan tawanya seraya mengerling pada murid
pendeta Sinting. Lalu edarkan pandangannya berkeliling.
Diam-diam pemuda ini didera perasaan gelisah dan
Dewi KZ 60 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
cemas. "Celaka! Di tempat begini tidak mungkin ada seorang
perempuan! Dan tak mungkin dia dapat dikelabui lagi
seperti tempo hari!"
Seperti halnya Dewa Orok, diam-diam Pendekar 131
juga merasa gelisah dan waswas. Dia maklum Iblis
Rangkap Jiwa tidak dapat dikalahkan hanya dengan
mengandalkan pukulan.
"Apa yang harus kulakukan" Waktu di puncak Bukit
Selamangleng beberapa waktu lalu, pukulan 'Serat Biru'
tidak membuat dirinya cedera! Hem.... Meski menurut
beberapa orang manusia iblis ini kebal pukulan tapi akan
kucoba dengan pukulan yang kudapat dari Kitab Sundrik
Cakra...." Pendekar 131 segera alirkan tenaga dalam
pada tangan kanan. Jari telunjuk, jari tengah serta jari
manis diluruskan. Sementara ibu jari serta jari kelingking
ditekuk ke depan saling bertemu.
Melihat apa yang dilakukan Joko, Dewa Orok
kernyitkan dahi. Seakan tahu apa yang hendak dilakukan
orang, pemuda bertangan buntung ini segera kerahkan
tenaga dalamnya kembali. Sepasang matanya dipejamkan. Lalu perlahan-lahan tubuh bagian atasnya
ditarik ke belakang hingga tubuhnya hampir sejajar
dengan tanah. Mendapati kedua orang di hadapannya membuat
gerakan, Iblis Rangkap Jiwa perkeras gelakan tawanya.
Namun laksana dirobek setan, mendadak dia putuskan
tawanya. Mulutnya menyeringai dengan sepasang mata
mendelik angker. Kedua tangannya berkacak pinggang.
"Kalian boleh pilih sebelah mana yang kalian sukai"
Dewa Orok buka kelopak matanya. Mulutnya
membuka angkat bicara. ,
"Kau telah memberikan pilihan pada kami. Meski aku
tidak memiliki tangan, tapi aku tidak tertarik dengan
Dewi KZ 61
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih website http://kangzusi.com/
kedua tanganmu. Justru aku lebih suka pada senjata
bawahmu! Dengan punya dua senjata, tanpa tangan pun
pasti akan banyak perempuan yang tergila-gila padaku!
Lebih dari itu, aku bisa main-main dengan dua
perempuan sekaligus! Ha.... Ha.... Ha...! Pasti rasanya
asyik...l"
Pendekar 131 tidak sahuti ucapan Dewa Orok.
Sebaliknya dia cepat dorong tangan kanannya.
Wuuuttt! Tiga larik sinar kuning melesat keluarkan suara deruan
keras. Tanah di depan sana terlihat bertabur tersapu ke
udara. Di sebelah samping, Dewa Orok segera
sentakkan tubuhnya ke atas.
Wuuutttt! Tampak gelombang dahsyat menyembur dari dada
Dewa Orok disertai melesatnya bongkahan kabut.
Iblis Rangkap Jiwa pandangi pukulan yang mengarah
padanya dengan tatapan dingin. Orang ini tidak terlihat
membuat gerakan. Malah sesaat kemudian mulutnya
membuka perdengarkan suara tawa!
Desss! Desss! Gelakan tawa Iblis Rangkap Jiwa terputus. Bersamaan
itu sosoknya tersapu hingga empat tombak ke belakang
sebelum akhirnya jatuh terbanting di atas tanah. Pakaian
yang dikenakannya tampak robek menganga di sana-
sini. Darah mengucur deras dari sudut bibirnya.
Tubuhnya diam tak bergerak.
Namun sesaat kemudian, laki-laki berkepala gundul
ini membuat gerakan. Kedua tangannya menyentak di
atas tanah. Sosoknya bergerak bangkit. Sepasang
matanya mendelik angker pandangi silih berganti pada
Pendekar 131 dan Dewa Orok.
Walau Iblis Rangkap Jiwa dapat tegak kembali, namun
jelas kalau laki-laki ini tidak dapat sembunyikan rasa sakit
Dewi KZ 62 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
yang mendera tubuhnya. Hal Ini membuatnya terheran-
heran. "Keparat benar! Selama malang melintang beratus-
ratus tahun dalam dunia persilatan, baru kali ini aku
menemukan manusia yang pukulannya membuat dadaku
seolah hendak jebol! Aku harus segera membereskan
kedua manusia itu! Jika tidak, urusan dengan Malaikat
Penggali Kubur akan tertunda! Lebih dari itu aku bisa
celaka sendiri kalau terus-terusan meladeninya!"
Iblis Rangkap Jiwa kerahkan tenaga dalamnya. Serta-
merta kedua tangannya diangkat ke atas.
Di seberang depan sana, Pendekar 131 dan Dewa
Orok sama pentangkan mata masing-masing dengan
mulut terkancing.
"Pukulan 'Sundrik Cakra' hanya membuat mulutnya
berdarah! Hem.... Aku akan coba gabungkan pukulan
'Serat Biru' dengan 'Sundrik Cakra'!" kata Joko dalam
hati. Lalu kerahkan tenaga dalam pada kedua
tangannya. Di sebelah samping, mungkin merasa tidak ada
gunanya lagi lancarkan pukulan, Dewa Orok hanya
memandang tanpa membuat gerakan apa-apa.
Iblis Rangkap Jiwa sentakkan' kedua tangannya. Pada
saat yang sama murid Pendeta Sinting dorong kedua
tangannya hendak lancarkan gabungan pukulan 'Serat
Biru' dengan 'Sundrik Cakra'.
Namun belum sampai kedua orang ini lancarkan
pukulan masing-masing, satu bayangan berkelebat.
"Tahan serangan!"
Murid Pendeta Sinting urungkan niat tanpa berpaling.
DI depan sana Iblis Rangkap Jiwa terlihat melengak
kaget malah sepasang kakinya tersurut satu tindak.
Seakan disentak tangan setan, kepalanya cepat
berpaling dengan paras berubah.
Dewi KZ 63 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Dewa Orok sendiri terlihat belalakkan sepasang
matanya. Bibirnya sunggingkan senyum. Kejap lain pe-
muda bertangan buntung Ini berkelebat dan tahu-tahu
telah tegak sejarak tiga langkah di samping orang yang
berseru. "Jahanam! Siapa makhluk perempuan ini"!" desis Iblis
Rangkap Jiwa dengan mata tak berkesip pandangi orang
yang baru datang.
Yang dipandang sunggingkan senyum. Sepasang
matanya menatap tajam. Bukan ke arah Dewa Orok atau
lblis Rangkap Jiwa, melainkan pada Pendekar 131.
Dia adalah seorang perempuan berusia lanjut. Raut
wajahnya telah mengeriput. Kelopak matanya besar
dengan bola mata sipit. Rambutnya putih sebatas
tengkuk. Nenek ini mengenakan jubah panjang warna
merah menyala. Pada mulutnya tampak segumpal
tembakau berwarna hitam yang bergerak-gerak seiring
gerakan mulutnya.
Dewa Orok bungkukkan sedikit tubuhnya seraya buka
suara. "Selamat jumpa lagi, teman lama.... Kuharap
keadaanmu baik-baik saja. Dan mudah-mudahan kau
tidak lupa denganku...."
Nenek berjubah merah menyala palingkan kepala
menghadap Dewa Orok. Sepasang matanya membesar.
Lalu terdengarlah suara tawa cekikikannya.
"Heran. Kurasa baru kali ini kita bertemu muka. Adalah
satu hal aneh kalau tiba-tiba kau menyebutku teman
lama.... Hik.... Hik.... Hik...l Harap kau tidak kecewa kalau
aku bukan saja lupa padamu, tetapi juga tidak
mengenalmu!"
Dewa Orok angkat kepalanya. Dahinya mengernyit
dengan mulut bergumam tak jelas. "Nenek ini pura-pura
lupa atau bagaimana" Aku masih ingat benar pertemuan
Dewi KZ 64 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengannya! Atau mungkinkah pandangan mataku yang
keliru"!" Dewa Orok kerjapkan sepasang matanya. Lalu
kepalanya disorongkan ke depan.
"Benar! Memang nenek ini yang sempat kutemui
beberapa waktu lalu.... Rambut dan tembakau di
mulutnya masih kuingat betul!" kata Dewa Orok dalam
hati lalu seraya masfh sunggingkan senyum, dia berkata.
"Nek! Bukankah kau Ratu Malam..."! Kita pernah
jumpa di depan Istana Hantu!"
Nenek berjubah merah pasang tampang angker.
Namun justru kejap kemudian yang terdengar adalah
suara tawa cekikikannya lagi, membuat Dewa Orok ge-
lengkan kepala. Tapi pemuda bertangan buntung ini se-
gera hentikan gelengan kepalanya. Saat lain dia ikut-
ikutan perdengarkan tawa cekikikan!
Pendekar 131 menoleh. Sejurus sepasang matanya
memandang tajam ke arah nenek berjubah merah yang
tidak lain memang Ratu Malam adanya.
"Nek...! Kalau kau lupa dengan temanku itu, kuharap
kau tidak lupa denganku...!" ucap Joko lalu menjura.
Ratu Malam hadapkan wajahnya pada murid Pendeta
Sinting. "Harapanmu sia-sia, Anak Muda! Seperti halnya
pemuda bertangan buntung itu, kurasa aku baru
pertama" kali jumpa denganmu...!" Ratu Malam
berpaling pada Iblis Rangkap Jiwa lalu teruskan
ucapannya. "Kalau aengan yang satu ini, tentu aku masih ingat
benar! Bukankah kau yang dikena! Iblis Rangkap Jiwa"!"
Meski hatinya tidak enak mendapati orang telah
mengenali dirinya, namun Iblis Rangkap Jiwa segera
menyahut. "Syukur kau telah mengenaliku.... Kalau tidak ke-
beratan, harap sudi sebutkan diri!"
Ratu Malam tertawa dahulu sebelum menyahut.
Dewi KZ 65 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Pertemuan kita memang sudah lama sekali. Jadi aku
maklum kalau kau lupa denganku! Hik.... Hik.... Hik...!"
Ratu Malam arahkan pandangannya ke jurusan lain.
Ialu lanjutkan kata-katanya. 'Sebelum kujawab tanyamu,
aku tanya dahulu. Kau ingin aku sebutkan diri untuk
suatu apa bagaimana"!"
Iblis Rangkap Jiwa menatap dingin. "Pendekar 131
mengenalnya dengan Ratu Malam.... Hem.... Aku
memang pernah dengar nama itu dalam rimba persilatan.
tapi apa maksud pertanyaannya...?" Diam-diam laki-laki
berkepala gundul ini membatin. Lalu buka mulut.
"Aku tidak mengerti dengan pertanyaanmu!"
"Aku punya sebutan banyak! Untuk siang hari aku
punya gelar lain dengan malam hari. Demikian juga untuk
petang dan dini hari! Kau ingin aku sebutkan satu
persatu atau bagaimana" Atau kau hanya ingin aku
sebutkan nama yang biasa kusandang di semua sua-
sana"!"
Mungkin mulai dongkol dengan ucapan Ratu Malam,
Iblis Rangkap Jiwa cepat menyahut dengan suara keras.
"Terserah kau hendak sebutkan yang mana! Aku
hanya ingin kau sebutkan diri!"
Ratu Malam mainkan gumpalan tembakau hitam di
mulutnya sejenak. Lalu menjawab.
"Karena kau menyerahkan padaku, agar tidak terlalu
panjang lebar, aku akan sebutkan diri nama yang biasa
kupakai di semua suasana. Aku biasa dipanggil Ken
Dedes!" Tawa cekikikan Dewa Orok berubah menjadi ledakan
tawa. Di seberang samping murid Pendeta Sinting coba
menahan tawa, tapi tak urung suara tawanya meledak
juga. Hanya Iblis Rangkap Jiwa yang tampak kancingkan
mulut dengan mata makin membeliak.
Ratu Malam memandang silih berganti pada Pendekar
Dewi KZ 66 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
131 dan Dewa Orok.
"Kenapa kalian tertawa, hah"! Apa yang kalian anggap
lucu"!"
"Harap Ken Dedes tidak salah sangka! Tidak ada yang
lucu. Hanya aku merasa heran, mengapa nama kita bisa
mirip"!" Yang buka suara adalah murid Pendeta Sinting.
"Betul! Ken Dedes harap tidak salah duga. Kami
tertawa bukan karena ada yang lucu! Hal ini semata-
mata karena aku juga merasa aneh, mengapa nama kita
betul-betul hampir sama...!" sahut Dewa Orok.
"Kalian berdua jangan main-main! Siapa nama-nama
kalian hingga kalian berani sebutkan nama hampir sama
denganku, hah"!" hardik Ratu Malam.
"Untuk semua suasana orang biasa memanggilku Ken
Jaka!" jawab Joko.
Dewa Orok tidak tinggal diam. Pemuda Ini segera pula
menyahuti. "Sementara untuk semua daerah, aku biasa
dikenal dengan Ken Arok...!"
Mendengar murid Pendata Sinting dan Dewa Orok
sebutkan nama, Ratu Malam komat-kamitkan mulut.
Lalu tertawa cekikikan hingga bahunya berguncang
keras. Di sebelah depan sana, Iblis Rangkap Jiwa
bantingkari kaki hingga keluarkan suara berdebam.
Tanah di bawahnya langsung semburat bertabur.
"Jahanam! Aku tak peduli siapa kalian! Yang jelas
Kalian harus mampus bersama!"
Iblis Rangkap Jiwa angkat kedua tangannya tinggi-
tinggi. Tubuhnya terlihat bergetar keras pertanda dia tak
dapat lagi menahan gejolak amarah.
"Tunggu!" tahan Ratu Malam seraya hentikan tawanya.
Nenek ini melangkah empat tindak ke depan. Lalu
lorotkan sedikit tubuhnya dengan kedua tangan berjarak
mengangkat bagian bawah jubahnya sedikit membuat
gerakan seperti orang memberi hormat.
Dewi KZ 67 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
"Kuharap kau tidak merasa tersinggung. Aku me-
ngatakan yang sebenarnya. Ken Dedes memang nama
yang sering kukatakan pada orang-orang untuk semua
suasana.... Entah kalau kedua orang itu...!" Jari telunjuk
Ratu Malam bergerak menunjuk pada murid Pendeta
Mnting dan Dewa Orok.
"Aku juga mengatakan yang sebenarnya!" sahut
Pendekar 131. "Aku juga!" timpal Dewa Orok, lalu ikut-ikutan membuat
gerakan seperti yang dilakukan oleh Ratu Malam. Hanya
kalau Ratu Malam angkat sedikit bagian bawah jubahnya
dengan kedua tangan, Dewa Orok angkat kaki kanannya
untuk sibakkan celana kirinya. Lalu angkat kaki kirinya
untuk sibakkan sedikit celana kaki kanannya!
Melihat gerakan yang dilakukan Ratu Malam, diam-
diam Iblis Rangkap Jiwa rasakan dadanya berdebar.
"Jangan-jangan perempuan tua ini tahu kelemahanku....
Bangsat benar! Siapa yang telah menebarkan semua ini
hingga orang yang baru saja kujumpa seakan sudah tahu
kelemahanku"!"
"Terima kasih kau mau mengerti...," kata Ratu Malarn
melihat iblis Rangkap Jiwa urungkan niat kirimkan
serangan, bahkan terlihat tercenung. Seraya berkata
begitu, Ratu Malam kembali membuat gerakan hormat
sambil singsingkan jubah merahnya sedikit agak tinggi.
Dewa Orok tidak berdiam diri. Dia segera pula
menyahut. "Aku juga mengucapkan terima kasih...."
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lalu ikut-ikutan membuat gerakan menghormat dengan
singsingkan celana kanan kiri silih berganti dengan
kakinya. Seakan tahu apa yang ada dalam benak Iblis Rangkap
Jiwa, murid Pendeta Sinting angkat kedua tangannya ke
arah pinggang. Iblis Rangkap Jiwa tersentak. Dia seakan maklum apa
Dewi KZ 68 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
yang hendak dilakukan oleh orang-orang di hadapannya.
Dengan suara bergetar keras dia membentak.
"Ken Dedes! Siapa pun kau adanya, kuharap kau segera
tinggalkan tempat ini!"
Ratu Malam gelengkan kepala. "Sayang.... Ken Dedes
tidak pernah mau menurut perintah orang! Harap kau
tidak kecewa.... Hik.... Hik.... Hik...!"
Iblis Rangkap Jiwa mendengus keras. "Baik. Tapi
kuharap kau tidak ikut campur urusanku dengan kedua
manusia itu!"
Lagi-lagi Ratu Malam gelengkan kepala. "Sayang....
Selama ini Ken Dedes tidak pernah mau menerima
syarat orang.... Hik.... Hik.... Hik...!"
Mungkin karena tertawa cekikikan sementara kedua
tangannya masih memegangi bagian bawah jubahnya,
maka singkapan jubahnya makin tertarik ke atas,
membuat Iblis Rangkap Jiwa makin terbeliak.
"Jahanam! Perempuan ini jangan-jangan memang
telah tahu...! Tapi aku belum yakin benar kalau tidak
menyaksikan sendiri! Siapa tahu hal itu dilakukan secara
tidak sengaja...." ,
Berpikir begitu, Iblis Rangkap Jiwa cepat angkat!
Kedua tangannya kembali. Lalu membentak. "Kau tidak
mau turuti ucapanku...."
Belum sampai ucapan Iblis Rangkap Jiwa selesai,
Ratu Malam telah menukas. "Sayang.... Aku tidak mau
dengar segala macam bentuk ancaman! Hik.... Hik....
Hik...!" Mendengar ucapan Ratu Malam dan mungkin karena
belum merasa yakin kalau si nenek tahu kelemahannya,
Iblis Rangkap Jiwa tarik kedua tangannya ke belakang
siap lancarkan pukulan.
"Hai.... Kau tidak main-main"!" seru Ratu Malam
dengan pasang tampang seperti orang ketakutan. Malah
Dewi KZ 69 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan mimik seolah ngeri, nenek ini balikkan tubuh
dengan kedua tangan tetap pegangi bagian bawah
jubahnya. Melihat gerakan Ratu Malam, Dewa Orok cepat ikut-
ikutan putar diri membelakangi Iblis Rangkap Jiwa
dengan kaki kanan diangkat dan digaetkan pada ujung
Celana kaki kirinya seolah membuat gerakan seperti
orang hendak melorotkan celana.
Murid Pendeta Sinting anggukkan kepala. Lalu ba-
likkan tubuh dengan kedua tangan siap seolah hendak
menarik celananya ke bawah.
Iblis Rangkap Jiwa pandangi punggung ketiga orang
di hadapannya dengan kaki bergetar. Sepasang matanya
membeiiak. Dalam hati laki-laki ini memaki panjang
pendek. "Manusia-manusia keparat! Kalian boleh mengetahui
kelemahanku, namun aku akan meninggalkan sesuatu
yang pantas untuk kalian!"
Iblis Rangkap Jiwa gerakkan kedua tangannya lan-
carkan pukulan!
Dua gelombang hitam luar biasa dahsyat menderu
ke arah Pendekar 131, Ratu Malam, serta Dewa Orok.
Sesaat Iblis Rangkap Jiwa pentangkan mata
memandang ke arah tiga orang di hadapan sana, lalu
sentakkan kedua kakinya dan berkelebat pergi.
* * * Dewi KZ 70 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
TUJUH GERAKAN kedua tangan Ratu Malam yang hendak
singkapkan bagian bawah jubah merahnya tertahan.
Demikian juga gerakan kaki Dewa Orok serta kedua
tangan murid Pendeta Sinting yang hendak tarik
celananya. "Cepat menyingkir!" teriak Pendekar 131 sambil
sentakkan kedua tangannya ke belakang. Lalu
berkelebat menghindar.
Ratu Malam dan Dewa Orok sejenak saling berpaling.
Namun baru saja kedua kepala mereka bergerak,
gelombang hitam telah menerjang.
"Celaka!" desis murid Pendeta Sinting. Tanpa pikir
pamjang lagi dia segera berkelebat ke arah Ratu Malam.
Brukkk! Tubuh Ratu Malam tertubruk hingga tubuhnya dan
tubuh murid Pendeta Sinting terhuyung ke samping ke
arah Dewa Orok.
Brukkk! Sosok Ratu Malam dan Pendekar 131 kini menubruk
sosok Dewa Orok. Saat itulah pukulan Iblis Rangkap
Jiwa datang menggebrak. Hingga tak ampun lagi tubuh
ketiga orang ini mental dengan saling bergandengan.
Sosok Pendekar 131 dan Dewa Orok terlihat berputar
di udara. Sementara sosok Ratu Malam hanya melayang
tanpa bergerak, karena sosoknya tertahan tubuh murid
Pendeta Sinting dan Dewa Orok.
Bukkk! Bukkk! Bukkkk!
Tubuh murid Pendeta Sinting menghantam tanah
terlebih dahulu dengan posisi telentang. Disusul dengan
tubuh Ratu Malam yang melayang jatuh tengkurap di
atas tubuh Pendekar 131. Sesaat kemudian tubuh Dewa
Orok terhempas dan tepat menindih tubuh Ratu Malam
Dewi KZ 71 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan telungkup!
"Sialan! Kenapa kau menindihku"!" seru Ratu Malam.
Sikunya bergerak ke atas.
"Sialan! Kenapa kau menuduhku"!" teriak Dewa Orok.
Namun sebelum ucapannya selesai, sosoknya telah
melayang ke udara terkena hantaman siku Ratu Malam.
Ratu Malam tertawa cekikikan. Tapi mendadak tawa
cekikikannya terputus. Bersamaan dengan itu sosoknya
ikut melayang ke udara dengan kaki terjungkal ke atas.
Pendekar 131 buka kelopak matanya. Meski la masih
merasakan sakit pada bahu kanannya, namun tak urung
dia perdengarkan suara tawa bergelak. Karena di atas
sana terlihat Dewa Orok melayang dengan kaki
menggaet jubah Ratu Malam bagian bawah hingga
nenek itu ikut melayang dengan kaki di atas kepala di
bawah! Ratu Malam menggerendeng panjang pendek. Sekali
bergerak tubuhnya berputar. Kedua kakinya lakukan
tendangan ke arah kaki Dewa Orok yang menggaet
bagian bawah jubahnya.
Desss! Tubuh Dewa Orok terbanting di udara. Gaetan kaki
pada jubah Ratu Maiam lepas. Sosoknya melayang
jatuh. Namun begitu tubuhnya berada di bawah tubuh
Ratu Malam, kaki pemuda ini kembali bergerak
menggaet jubah bagian depan si nenek, hingga mau tak
mau keduanya melayang jatuh bersamaan!
Bukkk! Bukkkk! Tubuh Dewa Orok jatuh terlebih dahulu dengan ter-
Ientang. Disusul dengan tubuh Ratu Malam yang teng-
kurap di atas tubuh Dewa Orok!
"Sialan! Kenapa kau menindih bahkan menciumku"!"
seru Dewa Orok seraya gerakkan kepalanya ke kiri
kanan hindarkan diri dari wajah Ratu Malam.
Dewi KZ 72 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Ratu Malam angkat tubuhnya. Sepasang matanya
mendelik tak berkesip memandang ke arah bola mata
Dewa Orok. Mulutnya komat-kamit hingga tembakau
hitamnya tampak keluar masuk.
"Sialan! Kau yang sengaja minta supaya dapat di
cium!" teriak Ratu Malam. Tangan kiri kanannya diangkat
ke samping. Lalu dihantamkan ke arah kepala Dewa
Orok. Karena tertindih tubuh Ratu Malam serta tidak punya
tangan, maka Dewa Orok hanya bisa memandang tanpa
bisa bergerak menghindar atau menangkis.
Murid Pendeta Sinting hendak berteriak menahan
grakan kedua tangan Ratu Malam. Namun sebelum
suaranya terdengar satu suara mendahului.
"Nek! Di bawahmu ada pemuda tak memiliki kedua
tangan. Mengapa kau masih tega hendak memecahkan
kepalanya?"
Ratu Malam tak hiraukan ucapan orang. Kedua
tangannya terus bergerak menghantam ke arah kepala
Dawa Orok. Sejengkal lagi kedua tangan Ratu Malam
m"nggebrak kepala Dewa Orok, mendadak satu caha-
ya putih berkiblat.
Gerakan kedua tangan Ratu Malam tertahan, malah
kajap lain kedua tangan nenek ini terlihat mental balik
ke samping. Bersamaan itu sosoknya laksana disapu
gelombang dan mencelat dari atas tubuh Dewa Orok.
"Kurang ajar! Siapa berani turun tangan ikut urus-
anku"!" teriak Ratu Malam lalu berpaling.
Sejarak lima belas langkah dari tempatnya, Ratu
Malam melihat seorang laki-laki bertubuh besar meng-
enakan pakaian gombrong warna hijau. Pada perutnya
terlihat melingkar satu ikat pinggang besar yang bagian
depannya terdapat sebuah cermin bulat. sepasang mata
laki-laki ini berwarna putih dan memandang ke atas
Dewi KZ 73 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
dengan bibir tersenyum.
Murid Pendeta Sinting bergerak bangkit. Di seberang
sana, Dewa Orok juga menggeliat lalu bangkit duduk.
Kedua orang ini sama arahkan pandangannya pada laki-
laki berpakaian hijau gombrong yang tidak lain adalah
Gendeng Panuntun.
"Ke mana gerangan minggatnya Iblis Rangkap Jiwa"!"
Pendekar 131 dan Dewa Orok sama membatin karena
Iblis Rangkap Jiwa memang sudah meninggalkan tempat
itu tanpa sepengetahuan Joko dan Dewa Orok.
Baik Joko maupun Dewa Orok sama-sama hendak
buka mulut, namun Gendeng Panuntun telah mendahului. "Kalian jangan bergerak dahulu! Kalian masih dalam
keadaan terluka"
Baru saja ucapan Gendeng Panuntun selesai, Pen-
dekar 131 rasakan dadanya sesak. Kedua tarfgan dan
kakinya bergetar. Kejap lain dia melorot jatuh. Di sebe-
rang sana, Dewa Orok terlihat megap-megap. Lalu mu
lutnya menguncup membuat gerakan menyedot.
Bundaran karet yang sedari tadi mengapung di udara
melesat dan masuk ke dalam mulutnya. Pada saat
bersamaan, tubuhnya terjajar rata dengan tanah
Ratu Malam sedikit sipitkan sepasang matanya. Lalu
berpaling pada murid Pendeta Sinting dan Dewa Orok.
Namun baru saja menoleh dan belum sempat buka
suara, sosoknya melorot jatuh!
"Himpun tenaga murni. Salurkan pada dada kalian!"
kata Gendeng Panuntun. f
Habis berkata begitu, Gendeng Panuntun hadapkan
tubuhnya ke arah Ratu Malam. Pantatnya digoyang
sedikit. Satu cahaya putih melesat ke arah Ratu Malam.
Kejap lain Gendeng Panuntun hadapkan tubuhnya ke
arah murid Pendeta Sinting. Pantatnya digoyang. Dari
Dewi KZ 74 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
cermin bulat di depan perutnya melesat satu cahaya
putih. Lalu sekali lagi pantatnya digoyang dan diarahkan
pada Dewa Orok.
Ratu Malam, Pendekar 131, serta Dewa Orok rasakan
hawa dingin merasuki sekujur tubuhnya. Namun
berrsamaan dengan itu, masing-masing orang rasakan
kepalanya berputar-putar. Saat lain ketiganya tidak ingat
apa-apa lagi. |>
Gendeng Panuntun melangkah ke arah Ratu Malam.
Tangan kirinya bergerak mengambil tubuh si nenek lalu
diletakkan di atas pundak kirinya. Sejenak Gendeng
Panuntun tengadah, lalu menghampiri Dewa Orok.
Begitu dekat, tangan kanannya bergerak. Tahu-tahu
sosok Dewa Orok telah berada di pundak kanannya.
Gendeng Panuntun hadapkan wajah ke arah sosok
murid Pendeta Sinting, namun cuma sekilas. Kejap lain
dia melangkah perlahan tinggalkan tempat itu dengan
tangan kiri kanan terangkat memegangi punggung ma-
sing-masing orang yang ada di pundaknya.
Beberapa saat berlalu. Mendadak murid Pendeta
Sinting membuat gerakan menggeliat. Lalu sepasang
matanya terbuka.
Joko Sableng Muslihat Sang Ratu di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa yang telah terjadi?"
Murid Pendeta Sinting bangkit duduk. Lalu edarkan
pandangan berkeliling. Dia tersentak. Bukan saja karena
dia tidak menemukan Ratu Malam, Dewa Orok, serta
Gendeng Panuntun, melainkan sepuluh langkah di
hadapannya tampak tegak seorang perempuan berusia
lanjut. Rambutnya putih dengan seluruh wajah
mengeriput. Sepasang matanya melotot besar dengan
bibir tersenyum dingin. Kedua tangannya merangkap di
depan dada. Tangan kanannya terlihat memegang
sebuah tusuk konde besar berwarna hitam. Nenek ini me
ngenakan pakaian panjang berwarna coklat.
Dewi KZ 75 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Murid Pendeta Sinting bergerak bangkit. Baru saja
tegak, nenek di hadapannya telah membentak.
"Jawab dengan jujur! Bukankah kau anak manusia
yang bergelar Pendekar Pedang Tumpul 131 Joko Sa-
bleng"!"
Murid Pendeta Sinting pandangi orang di hadapan-
nya dari kaki sampai rambut dengan dahi berkerut.
"Kau punya telinga! Lekas bicara jawab tanyaku!"
bentak si nenek.
"Kau ini siapa, Nek"!"
Sambil bertanya diam-diam Joko terus membatin.
"Kemana sebenarnya Gendeng Panuntun, Ratu Malam,
dan Dewa Orok"! Dari mana nenek ini tiba-tiba muncul"!
Apakah dia sempat jumpa dengan mereka"! Atau
jangan-jangan...."
Murid Pendeta Sinting tidak lanjutkan kata hatinya
karena si nenek telah menyahut pertanyaannya.
"Nanti ada saatnya kau tahu siapa diriku! Saat
sekarang kau harus jawab dulu tanyaku!"
"Sikapnya tidak bersahabat. Aku tak mau buat
urusan!" kata Joko dalam hati lalu berkata. "Aku memang
Joko Sableng!"
Si nenek melangkah dua tindak dengan kedua tangan
masih merangkap di depan dada. "Bagus! Berarti kau
murid manusia jahanam Pendeta Sinting! Betul"!"
Joko tidak segera menjawab. Melainkan balikkan
tubuh lalu melangkah hendak tinggalkan tempat itu.
"Namamu memang telah dikenal dalam rimba per-
silatan. Namun jangan kira langkahmu bisa berlanjut
sebelum kau tuntas jawab pertanyaanku!" kata si nenek
lalu gerakkan kaki kanannya menyapu ke depan. -
Wuuttt! Terdengar deruan keras. Lalu satu angin dahsyat
melesat ke depan.
Dewi KZ 76 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
Murid Pendeta Sinting cepat melompat selamatkan diri
lalu putar diri. Tapi belum sempat Joko angkat bicara, si
nenek telah mendahului.
"Di mana gurumu berada"!"
"Katakan dulu siapa kau dan mengapa tanya-tanya
guruku Pendeta Sinting"!".
Nenek berpakaian coklat menyeringai. Dengan
arahkan pandangan ke jurusan lain dia menjawab.
"Namamu boleh menjulang setinggi langit. Namun
sebelum kau mengenal banyak tokoh dunia persilatan,
jangan anggap dirimu di atas!" Si nenek arahkan pan-
dangannya pada murid Pendeta Sinting lalu lanjutkan
ucapannya. "Aku Ni Luh Padmi! Takdir telah menuntunku
untuk meneruskan urusanku dengan gurumu yang belum
selesai!" "Hem...: Kau punya silang sengketa dengan guruku"!"
Nenek yang sebutkan diri dengan Ni Luh Padmi ter-
tawa pelan. "Urusanku lebih dari sekadar silang seng-
keta! Dan urusan ini tidak akan terputus sebelum gurumu
menemui ajal di tanganku!"
Joko pandangi orang dengan gelengkan kepala. Lalu
tanpa berkata sepatah kata dia balikkan tubuh.
"Di mana gurumu berada"!" Ni Luh Padmi menghardik.
Tanpa berpaling murid Pendeta Sinting berkata.
"Kau yang punya urusan. Aku tidak mau terlibat di da-
lamnya! Lebih dari itu karena aku sendiri tidak tahu di
mana guruku berada!"
"Hem.... Begitu" Dengar, Orang Muda! Aku datang
dari jauh! Selama puluhan tahun pula aku mencari tahui
Jadi jangan kira aku akan sia-siakan satu kesempatan
lolos dari tanganku! Kau mengerti maksudku bukan?"
"Tapi aku tidak tahu di mana guruku berada!"
Ni Luh Padmi gelengkan kepala. "Satu hal biasa kalau
seorang murid lindungi gurunya! Tapi adalah kenyataan
Dewi KZ 77 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
aneh jika seorang murid tidak tahu di mana gurunya
mendekam! Kau hanya perlu katakan di mana, maka
umurmu akan kuperpanjang. Jika tidak...." Si nenek tidak
lanjutkan ucapannya. Sebaliknya dia bergerak satu kali.
Tahu-tahu tubuhnya telah tegak di hadapan murid
Pendeta Sinting dengan kaki terkembang dan kedua
tangan masih merangkap di depan dada.
"Aku tidak akan tawarkan pilihan! Dan kau tidak punya
hak memilih! Kau hanya punya hak jawab tanyaku!"
"Aku telah menjawab tanyamu!"
"Benar! Tapi kau berdusta!"
"Terserah! Yang pasti aku telah menjawab!" ucap
murid Pendeta Sinting lalu putar diri membelakangi NI
Luh Padmi. Dan enak saja Joko melangkah.
"Kau ternyata memilih jalan salah, Orang Muda!"
kata Ni Luh Padmi. Lalu kedua tangannya merentang.
Kejap lain tangan kanannya yang menggenggam tusuk
konde besar bergerak.
Wuuttt! Tusuk konde besar berwarna hitam melesat keluarkan
suara menderu keras.
Murid Pendeta Sinting yang teiah waspada sedari tadi
cepat berkelebat ke samping. Seraya putar diri kedua
tangannya membuat gerakan mendorong.
Satu gelombang menghampar ke depan. Namun Joko
terperanjat. Tusuk konde yang terlanggar gelombang
pukulannya laksana punya kekuatan luar biasa, bukan
hanya mampu menahan gelombang dari kedua tangan
Joko, melainkan melesat ke arahnya semakin cepat!
"Busyet! Orang ini punya senjata luar biasa!" desis
Joko lalu cepat berkelebat seraya dorongkan kembali
kedua tangannya ke arah tusuk konde.
Di depan sana, Ni Luh Padmi tertawa sambil gerakkan
tangan kanannya. Tusuk konde yang berada di atas
Dewi KZ 78 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
udara bergerak ke atas hindarkan diri dari gelombang
yang untuk kedua kalinya melesat keluar dari tangan
murid Pendeta Sinting.
Begitu lepas dari gelombang, tusuk konde menukik
deras mengarah pada Pendekar 131!
Joko cepat kerahkah tenaga dalam pada kedua
tangannya. Saat lain kedua tangannya berubah menjadi
berwarna kekuningan, pertanda dia siap lancarkan pu-
kulan 'Lembur Kuning'.
Ni Luh Padmi perkeras tawanya. Namun diam-diam
nenek ini lipat gandakan tenaga dalam pada tangan ka-
nannya. Bersamaan dengan bergeraknya kedua tangan
Joko lepaskan pukulan 'Lembur Kuning', Ni Luh Padmi
membuat gerakan menghantam ke depan.
Gerakan menukik tusuk konde semakin deras dan
keluarkan suara makin keras. Sepuluh jengkal lagi
tusukan konde menghantam, dari kedua tangan
Pendekar 131 melesat dua sinar kuning disertai
gelombang dahsyat membawa hawa luar biasa panas.
Tusuk konde tertahan di udara, lalu tersapu dan
mencelat balik ke arah Ni Luh Padmi!
Baru setengah jalan, Ni Luh Padmi keluarkan
bentakan garang. Sosoknya melesat ke depan. Tusuk
konde ditangkap dan serta-merta disentakkan ke arah
murid Pendeta Sinting.
Untuk kedua kalinya tusuk konde menderu ganas.
Bersamaan dengan itu Ni Luh Padmi teruskan kele-
batan tubuhnya. Sepasang kakinya membuat gerakan
lakukan sapuan ke depan.
Joko cepat selinapkan tangan kanannya ke balik
pakaiannya. Ketika ditarik kembali, tampaklah sebuah
pedang bersarung dan bergagang warna hijau, tangan
kiri cepat menarik sarung pedang, maka terlihatlah se-
buah pedang tumpul berwarna kuning bertuliskan angka
Dewi KZ 79 Tiraikasih website http://kangzusi.com/
131. Joko gerakkan tangan kanan babatkan pedangnya.
Terdengar suara deruan dahsyat. Pada saat bersamaan
murid Pendeta Sinting angkat kaki kanannya.
Tranggg! Tusuk konde bentrok dengan pedang di tangan Joko
perdengarkan suara keras dan semburatkan lidah api.
Tangan kanan Joko tampak mental ke belakang Tusuk
konde Ni Luh Padmi mencelat balik. Saat itulah sapuan
sepasang kaki si nenek bertemu dengan kaki kanan
Joko. Bukkkkk! Sosok Ni Luh Padmi terjajar tiga langkah ke belakang.
Di hadapannya, sosok murid Pendeta Sinting terhuyung-
huyung. Ni Luh Padmi angkat tangan kanannya tinggi-tinggi.
Lalu membuat gerakan laksana orang menarik dengan
sentakkan tangannya ke depan. Tusuk konde yang
mental terhenti di udara. Di saat lain tusuk konde itu
melesat kembali ke arah tangan si nenek. Dan enak saja
Hina Kelana 13 Bu Kek Kang Sinkang Karya Kkabeh Sejengkal Tanah Sepercik Darah 13