Kembalinya Raja Tengkorak 1
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak Bagian 1
AJI SAKA DEWA ARAK KEMBALINYA RAJA TENGKORAK Kitab ke : 027 Ebook By : WAKINAMBORO
Cover By : WAKINAMBORO
K E M B A L I N Y A R AJ A T E N G KO R A K
O l e h A j i S a k a
C e t a k a n p e r t a m a
Penerbit Cintamedia, Jakarta
P e n y u n t i n g : T a r e c h R .
Gambar sampul oleh Herros
Hak cipta pada Penerbit
Dilarang mengcopy atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit
Aji Saka Serial Dewa Arak dalam episode:
Kembalinya Raja Tengkorak
128 hal.; 12 x 18 cm
Scan, Edit Teks & Convert to PDF
By WAKINAMBORO EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
1 Kepak sayap kelelawar, kukuk burung hantu, kerik
suara jangkrik, dan serangga malam lainnya menguak
keheningan malam sepi yang hanya disirami
sinar bulan sepotong di langit.
Malam itu langit memang terlihat agak kelam.
bulan sabit disaput awan kelabu yang tipis. Tapi
sinar sang dewi malam tidak mampu menembus
awan, sehingga cahayanya tertahan. Dan, suasana di
bumi pun menjadi remang-remang.
Dalam suasana malam seperti itu, di sebuah tanah
lapang luas di dalam Hutan Jambak, banyak
sekali orang berkumpul. Ditilik dari dandanan
dan gerak-geriknya, mereka adalah tokoh-tokoh
persilatan aliran hitam.
Jumlah mereka tak kurang dari tiga puluh
orang, dan membentuk lingkaran luas
mengelilingi tanah lapang yang di tengahnya
terdapat gundukan batu setinggi setengah tombak.
Bentuknya lebar dan pipih. Sebatang tongkat berujung
tengkorak kepala manusia terhunjam di atasnya.
Mendadak terdengar lolongan serigala mengaung
panjang. Seketika semua kepala tokoh-tokoh persilatan
yang hadir di situ tertunduk. Mereka tahu suara
lolongan itu tanda akan hadirnya tokoh yang mereka
nanti-nantikan, Raja Tengkorak!
Benar saja! Begitu lolongan serigala itu
lenyap, dua sosok bayangan melesat di atas
kepala tokoh tokoh persilatan yang berdiri di situ.
D en ga n ge r ak an i nd a h da n m a n i s , d u a s o so k bayangan berwarna
kuning dan hitam
bersalto di udara. Kemudian mereka mendarat di
atas gundukan batu lebar dan tipis.
"Angkat kepala kalian semua... seru sosok tubuh
1 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
berpakaian hitam yang mengenakan seragam
tengkorak. Dialah Raja Tengkorak! Sementara sosok
tubuh berpakaian kuning adalah Turgawa!
Serentak kepala tokoh-tokoh persilatan yang
hadir di situ tertengadah. Agak terperanjat hati
mereka melihat orang lain di sebelah pimpinan
mereka. "Kalian lihat orang yang berada di sisiku ini?"
tanya Raja Tengkorak dengan suara khasnya yang
peIan, berat, tapi bergaung.
Bagai diberi aba-aba semua kepala tokoh
persilatan yang ada di situ terangguk.
"Dia adalah pamanku! Turgawa namanya!"
Kepala tokoh-tokoh persilatan itu terangguk-
angguk pertanda mengerti. Suara percakapan yang
berisik seperti segerombolan lebah yang
sarangnya diusik segera terdengar mengaung.
Raja Tengkorak mengangkat tangannya. Kontan
suara-suara berisik itu lenyap.
"Perlu kalian ketahui, aku merasa gembira sekali.
Gembira dan bangga. Usaha-usaha yang telah kita
lakukan berhasil dengan baik. Semula kita berhasil
melenyapkan Dew a Arak. Lalu, Perguruan Gajah
Putih. Semua usaha kita telah berjalan lancar. Dunia
persilatan akan berhasil kita kuasai. Tapi sayang ......
Laki-laki berseragam tengkorak itu menghentikan
ucapannya sejenak.
Para tokoh-tokoh persilatan yang hadir di situ
mengernyitkan alisnya ketika mendengar kalimat
terakhir dari mulut pemimpin mereka. Nada suaranya
menyiratkan penyesalan, bukan kegembiraan.
Mereka merasa heran bukan kepalang. Pasti ada
sesuatu yang membuat hati Raja Tengkorak tidak
senang. "Orang yang kusangka telah tewas ternyata masih
hidup! Dewa Arak belum mati! Inilah yang membuatku
2 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menyesal bukan kepalang. Aku terlalu ceroboh. Tapi
kecerobohan itu tidak akan kuulangi lagi! Dewa Arak
harus mati!"
"Ya! Dia harus dilenyapkan selama-lamanya!"
teriak Dulimang keras.
"Betul!" sambut Juriga tak mau kalah.
"Kita sapu bersih semua tokoh aliran putih!"
yang lain pun tak mau ketinggalan.
Sebentar saja, suasana di sekitar tempat itu jadi
hiruk-pikuk oleh teriakan-teriakan tokoh persilatan.
Tindak-tanduk yang liar, membuat mereka berteriak
semaunya. Tapi suara-suara teriakan itu kontan
lenyap, ketika Raja Tengkorak mengangkat
tangannya ke atas.
"Kita memang harus melenyapkan Dewa Arak!
Tapi perlu diketahui, mencari Dewa Arak sangat sulit
karena, pendekar keparat itu tidak mempunyai tempat
tinggal tetap! Jadi, rencana melenyapkan Dewa
Arak harus kita tangguhkan dulu!"
Raja Tengkorak menghentikan ucapannya sejenak
untuk mengambil napas. Rupanya dia terlalu
berapiapi dalam berbicara, hingga napasnya jadi
memburu dan agak tersengal-sengal.
"Meskipun begitu," sambung Raja Tengkorak.
"Bukan berarti aku akan menyepelekannya
begitu saja! Usaha untuk melenyapkan Dew a
Arak tetap diteruskan. Akan kutunjuk beberapa
orang di antara kalian untuk mencari jejak pendekar
itu. Baru setelah tempatnya diketahui, kita
melenyapkannya!"
"Sekarang apa yang harus kami lakukan, Ketua"!"
tanya seorang tokoh persilatan yang
mengenakan rompi kulit ular. Tubuhnya terlihat
kekar. Tapi, wajahnya layu dan penuh keriput. Di
kalangan persilatan, laki-laki ini berjuluk Naga Tua.
Dia salah satu tokoh aliran hitam yang cukup terkenal
3 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
dan disegani. "Kita serbu Perguruan Banteng Sakti besok
malam! Kita hancurkan perguruan itu seperti
menghancurkan Perguruan Gajah Putih!" tandas
Raja Tengkorak tegas.
"Hidup Raja Tengkorak...!" seru Naga Tua keras
sambil mengangkat tangannya ke atas.
"Hidup... !" sambut yang lainnya.
"Kita hancurkan Perguruan Banteng Sakti...!"
"Kita cincang Ki Tampar Waja ... I"
Dalam sekejap, tempat itu bergemuruh oleh
teriakan-teriakan yang keluar dari mulut tokoh-
tokoh persilatan itu. Dan seperti sebelumnya,
suara itu baru berhenti bila Raja Tengkorak
mengangkat tangannya ke atas.
"Beberapa orang di antara kalian, tidak usah ikut
dalam penyerbuan ini!" sambung Raja Tengkorak
ketika, suara-suara riuh rendah itu berhenti.
"Karena mereka akan kutugaskan untuk mencari
jejak Dewa Arak!"
Setelah berkata demikian, laki-laki berseragam
tengkorak itu mengedarkan pandangan
berkeliling. Sepasang matanya yang mencorong
tajam dan berwarna kehijauan menatap satu
persatu wajah-wajah yang ada di sekitarnya. Di
dalam sorot matanya, tampak dia sedang menilai
orang-orang yang cocok mengemban tugas mencari
jejak Dewa Arak!
Cukup lama juga Raja Tengkorak menatap dan
mengamati wajah-wajah pengikutnya. Kemudian
ditunjuknya beberapa orang untuk mengemban
tugas mencari jejak Dewa Arak! Di antara mereka
yang terpilih adalah Dulimang dan Naga Tua.
"Kurasa pertemuan kita cukup sampai di sini.
Ingat. Besok, sebelum malam tiba, kita sudah
berada di Desa Jarak." Belum habis gema
4 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
suaranya, Raja Tengkorak sudah menggenjotkan
kakinya. Seketika itu pula tubuhnya melesat ke atas,
melewati kepala tokoh-tokoh persilatan. Berbareng
dengan itu, Turgawa pun menjejakkan kakinya
pula. Sesaat kemudian kedua tubuh itu lenyap
ditelan kegelapan malam dan kerimbunan pepohonan.
Suasana kontan gaduh, setelah Raja
Tengkorak dan Turgaw a tidak berada lagi di
situ. Sambil melangkah meninggalkan tempat itu,
tokoh-tokoh persilatan terlibat perbincangan
serius. Banyak masalah yang membingungkan
benak mereka. Di antaranya adalah Dewa Arak yang
berhasil lolos dari kematian!
ooOWKNBROoo "Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu,
Paman," Raja Tengkorak membuka pembicaraan,
ketika telah berada cukup jauh dari tempat
pertemuan itu, seraya mereka terus berlari
menembus kegelapan malam.
Turgawa tidak langsung menyahuti. Tanpa
menghentikan langkah, kepalanya menoleh ke arah laki-
laki berseragam tengkorak itu.
"Katakanlah, Sengkala," ucap Turgawa pelan.
"Aku merasa heran dengan kejadian tadi
pagi, Paman," Raja Tengkorak mulai mengeluarkan
ganjalan hatinya.
"Hm...," Turgawa bergumam tak jelas.
"Aku tidak menyangka kalau lawanku,
pembunuh ayah dan ibuku ternyata memiliki ilmu
yang serupa denganku. Dia memiliki 'llmu Baju Ular
Emas', bahkan dengan tingkat yang tidak kalah
denganku!"
Turgawa terdiam. Meskipun begitu gerakan
kakinya tidak dia hentikan. Sepasang kakinya terus saja
5 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
melangkah. Raja Tengkorak yang berjalan di sisinya,
terpaksa diam dan menunggu jawaban.
"Hhh ... !"
Setelah cukup lama laki-laki berseragam
tengkorak i t u m e n u n g g u , k e l u a r j u g a s a m b u t a n d a r i k
a k e k berpakaian kuning. Sekalipun hanya
sebuah helaan napas berat.
Di balik selubungnya, Raja Tengkorak
mengernyitkan dahi. Dia merasa heran melihat
Turgawa tidak menjawab pertanyaannya. Malah dia
menghela napas berat. Seolah-olah
pertanyaannya mengganggu hat kakek berpakaian
kuning itu. "Sangat berat untuk mengatakannya, Sengkala,"
akhirnya keluar juga ucapan itu dari mulut
Turgawa. "Tapi, aku terpaksa memberitahukan hal
yang sebenarnya kepadamu. "
Turgawa menghentikan ucapannya sejenak.
Ditariknya napas dalam-dalam dan
dihembuskannya kuat-kuat
"Ceritakanlah, Paman," desak Raja Tengkorak tidak
sabar. "Sejak kutahu, kedua orang tuaku telah
tiada dan dibunuh oleh makhluk biadab yang bernama
Kalpa Reksa, aku sudah siap untuk menghadapi
kenyataan. Bagaimanapun pahitnya."
"Baiklah. Kalau itu maumu...," Turgawa terpaksa
mengalah. "Aku, Kalpa Reksa dan ayahmu
adalah saudara seperguruan. Kami bertiga saling
kasih-mengasihi sampai akhirnya kami bertemu
dengan seorang w anita cantik. Kami bertiga jatuh
cinta padanya. Namun yang beruntung mendapat
kasih wanita itu adalah ayahmu. "
Kakek berpakaian kuning itu kembali
menghentikan ceritanya sebentar untuk bernapas.
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku menerima kenyataan pahit itu. Tapi tidak
demikian halnya dengan Kalpa Reksa. Dia
6 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menjadi sakit hati pada wanita itu. Dan juga
merasa iri pada ayahmu. Tak tahan memendam
perasaan itu, suatu hari dengan cara yang licik,
dia berhasil membunuh ayahmu. Kemudian ibumu
diperkosa habis-habisan."
Terdengar suara menggeretak keras dari
mulut Raja Tengkorak ketika mendengar cerita itu.
Tampak jelas kalau dia merasa geram bukan kepalang.
"Untung aku datang di saat yang tepat,
ketika Kalpa Reksa hendak membunuhmu. Buru-buru
aku menyelamatkan dirimu," sambung Turgawa lagi.
"Hm ... !" Raja Tengkorak menggumam pelan
untuk menutupi perasaan geram yang
berkecamuk di hatinya.
"Kalpa Reksa lalu mengejarku. Malang, aku
terkejar. Aku kerahkan seluruh kemampuan yang
kumiliki untuk menghadapinya. Dengan sedikit
siasat aku berhasil lolos darinya meskipun untuk
itu, tanganku harus putus dan kaki kiriku cacat.
Begitulah kejadian yang sebenarnya, Sengkala.
Niatku hanya satu. Mendidikmu menjadi tokoh
sakti yang tak terkalahkan" tutur Turgawa
mengakhiri ceritanya.
"Siapakah ayah dan ibuku, Paman?" tanya Raja
Tengkorak dengan suara parau. Jelas, dia
merasa terpengaruh dengan cerita kakek
berpakaian kuning itu.
"Ayahmu bernama Jagat Nata dan ibumu
Nilamsari. "
Raja Tengkorak kontan terdiam. Langkah kakinya
pun terhenti. Turgawa pun ikut menghentikan
langkahnya. Bagaimana" Puas?" tanya Turgawa seraya
menatap wajah laki-laki berseragam tengkorak itu.
Raja Tengkorak tidak menyahuti pertanyaan itu.
Kepalanya ditengadahkan menghadap ke langit.
7 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Kalpa Reksa...! Kalau aku tidak berhasil
membunuhmu, akan kubuang nama Sengkala...!"
Keras bukan kepalang suara yang kelu ar
dari mulut laki-laki berseragam tengkorak itu. Suaranya
menggema dan mengaung ke seluruh penjuru
tempat Itu. Memang, dia telah mengerahkan
seluruh tenaga dalamnya ketika berteriak.
Setelah mengucapkan kata-kata bernada
ancaman itu, Raja Tengkorak kembali melangkahkan
kaki. Gila! Dalam sekali langkah saja, dua belas tombak
telah terlampaui. Ilmu meringankan tubuh yang
dimilikinya, tentu saja telah mencapai tingkatan amat
tinggi. Sambil melangkahkan kakinya, mulut Turgawa
menyunggingkan senyuman aneh. Dan sekali
mengayunkan kakinya, jarak sebelas tombak telah
dicapainya. Sesaat kemudian, Turgawa dan
Sengkala berlari cepat meninggalkan tempat itu.
Andaikata ada penduduk yang melihat mereka
tentu akan mengira ada dua sosok hantu tengah
berkejaran. Memang, dua sosok bayangan hitam dan
kuning ini berkelebat cepat meninggalkan tempat itu.
ooOWKNBROoo 8 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
2 Wunggg, wunggg ... !
Suara mengaung keras mengusik keheningan
malam yang sepi-senyap. Andaikata suara itu
terdengar di dalam hutan, mungkin orang akan
menduga berasal dari mulut seekor harimau yang
sangat besar. Tapi suara keras itu bukan berasal dari
hutan, melainkan dari halaman luas di hadapan
sebuah bangunan yang terkurung pagar kayu bulat
tinggi. Di situ terdapat papan lebar, tebal, dan
berukir yang terletak di atas pinto gerbang
bertuliskan 'Perguruan Banteng Sakti'.
Suara keras itu ternyata berasal dari seorang gadis
yang tengah berlatih ilmu pedang di perguruan
silat itu. Di tangannya tergenggam sebilah pedang.
Cukup lama juga gadis berpakaian putih itu
berlatih ilmu pedang. Dan selama berlatih, suara
menggerung keras itu senantiasa terdengar, pertanda
kalau gerakan itu didukung oleh tenaga dalam tinggi.
Karena hanya orang-orang yang memiliki tenaga
dalam tinggi saja yang mampu mengeluarkan
suara keras dalam setup pergerakan tangan atau
senjatanya. Dari sini sudah bisa diperkirakan kekuatan tenaga
dalam yang dimiliki gadis berpakaian putih itu. "Hih ... !"
Gadis berpakaian putih itu melentingkan tubuh ke
belakang, dan bersalto di udara beberapa kali,
kemudian indah sekali kedua kakinya didaratkan di
tanah. Trek! Setelah memasukkan pedang di
punggungnya, gadis berpakaian putih itu mengusap
9 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
peluh yang membasahi leher dan dahinya dengan sapu
tangan. Plok, plok, plok... !
Terdengar suara tepuk tangan di belakang
punggung gadis berpakaian putih itu. Dia segera
membalikkan tubuhnya ke arah sumber suara.
" L u a r b i a s a ! S u d a h k u d u g a k a l a u k a u b u k a n seorang
gadis sembarangan, Melati," puji orang yang bertepuk tangan. Seorang laki-laki
berusia sekitar empat puluh tahun. Seperangkat pakaian
berw arna coklat membungkus tubuhnya yang
pendek kekar. Kulit wajahnya agak kemerahan,
dihiasi kumis tebal dan hitam.
"Ah! Kau terlalu memuji, Ki," sahut gadis
berpakaian putih malu-malu. Yang tidak lain
adalah Melati, putri angkat Raja Bojong Gading.
"Kepandaianku tidak ada artinya bila
dibandingkan dengan kepandaianmu," sambung
Melati. "Ha ha ha... ! "
Laki-laki berkulit kemerahan itu tertawa terbahak-
bahak. Sehingga tubuhnya terlihat berguncang.
Dia merasa geli mendengar jawaban gadis
berpakaian putih itu.
Melati tidak marah bila ucapannya disambut
dengan gelak tawa. Dia tahu laki-laki berkulit
kemerahan itu tidak bermaksud mengejeknya.
"Mengapa kau berpendapat begitu, Melati?" tanya
laki-laki berkulit kemerahan setelah tawanya terhenti.
"Karena kau adalah Ketua Perguruan
Banteng Sakti! Siapa yang tak mengenal Ki
Tampar Waja. Jangankan ketuanya, murid-
muridnya saja disegani kawan dan ditakuti lawan.
Mana mungkin kepandaianku yang hanya segini
bisa berarti di hadapanmu, Ki?" sambut Melati
sambil jempolnya menekan jari kelingking.
10 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Kau keliru, Melati," ujar laki-laki berkulit
kemerahan yang ternyata bernama Ki Tampar Waja,
Ketua Perguruan Banteng Sakti, bernada
teguran halus. Sepasang matanya menatap tepat
pada bola mata gadis berpakaian putih di hadapannya
dengan sinar mata sungguh-sungguh.
Terbayang kembali di benak Ketua
Perguruan Banteng Sakti, tatkala dia menemukan
gadis berpakaian putih itu terapung-apung di laut, di
atas sekeping papan dalam keadaan pingsan. Waktu itu
laut memang sudah tenang. Dia sendiri tengah
berperahu untuk memenuhi kegemarannya
memancing ikan. Lalu, gadis itu dibawa dan dirawat
di perguruannya.
Melati sama sekali tidak menyelak tutur kata Ki
Tampar Waja. Meski dia menghentikan ucapannya
sejenak untuk melihat tanggapan gadis berpakaian
putih itu. "Kau tahu, Melati. Di atas dunia ini banyak sekali
tokoh-tokoh yang berilmu tinggi. Ada yang
memiliki ilmu tinggi, pasti ada yang lebih tinggi. Di atas
gunung yang menjulang tinggi, masih ada langit.
Dan, di atas langit masih ada langit. Jadi, jangan
karena kabar yang tersiar di luaran, kau terpengaruh
dan menganggapku memiliki kepandaian paling
tinggi," urai Ketua Perguruan Banteng Sakti panjang
lebar. Melati tetap diam. Di dalam hatinya, dia mengakui
kebenaran ucapan laki-laki berkulit kemerahan itu. Dia
sendiri memang telah memahami tokoh-tokoh
persilatan berkepandaian tinggi bersikap seperti itu.
Selalu merendah dan tidak pernah takabur dengan ilmu
yang dimilikinya.
"Kau pernah mendengar cerita tentang Raja
Tengkorak?" sambung Ki Tampar Waja lagi.
Melati menggelengkan kepala. Sepasang matanya
11 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menatap lekat-lekat pada laki-laki berkulit
kemerahan itu. "Julukan Raja Tengkorak amat
menggemparkan dunia persilatan. Belasan,
bahkan mungkin puluhan ta hu n , d i a mer a ja l e l a
t an p a t a nd i n g an . Tap i , t oh akhirnya tewas. Malah dilakukan oleh
tokoh persilatan, yang sama sekali
kurang terkenal. Begitulah berita yang kudengar."
Memang Ki Tampar Waja belum mendengar sama
sekali tentang kemunculan Raja Tengkorak bernama
Sengkala yang mengacau dunia persilatan.
Tokoh sesat yang menggiriskan itu telah
membumihanguskan Perguruan Gajah Putih.
Perguruan ini letaknya terpisah jauh dengan
Perguruan Banteng Sakti.
Ki Tampar Waja tidak melanjutkan ucapannya.
Melati pun tidak menanggapi lagi. Suasana kini
jadi terasa hening.
"Kaaak, kaaak, kaaak...
Suara berkaokan keras memecahkan keheningan
suasana yang tercipta. Menilik dari suaranya,
jelas kalau suara itu keluar dari mulut burung gagak.
"Aneh ... !" gumam Ki Tampar Waja sambil
mengernyitkan kening.
"Mengapa, Ki?" tanya Melati heran melihat sikap
Ketua Perguruan Banteng Sakti itu.
"Kau dengar suara berkaokan tadi, Melati!" Ki
Tampar Waja malah balas bertanya.
Melati mengangguk.
"Suara burung gagak, Ki."
"Hm...," laki-laki berkulit kemerahan ini meng-
gumam pelan. "Aku tidak sependapat
denganmu, Melati. "
"Maksudmu, Ki?" kejar gadis berpakaian putih itu.
"Aku tidak percaya kalau suara itu keluar dari mulut
burung gagak! Selama aku di sini, belum pernah
12 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kudengar suara burung gagak!" tandas Ki
Tampar Waja. "Jadi...." Melati tidak melanjutkan ucapannya.
"Suara itu keluar dari mulut manusia!" dugs Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu. "Aku merasakan
di dalam suara itu terdapat getaran tenaga dalam.
"Tapi..., apa maksudnya kalau benar suara
itu keluar dari mulut manusia?"
"Aku tidak berani berprasangka dulu. Tapi
yang jelas, orang itu pasti tidak bermaksud baik dan
tidak sendirian!"
"Aku mendengar ada suara langkah kaki
mendekati tempat ini, Ki," beri tahu Melati.
"Ya," Ki Tampar Waja mengangguk. "Jumlah
mereka pun cukup banyak. Ayo cepat ke pintu
gerbang!" Setelah berkata demikian, laki-laki berkulit
kemerahan segera melesat cepat ke arah pintu
gerbang. Melati pun melakukan gerakan serupa.
Cepat bukan main gerakan mereka, sehingga yang
tampak hanya sekelebatan bayangan putih dan coklat
bergerak cepat menuju pintu gerbang.
ooOWKNBROoo Masih dalam jarak lima tombak dari pintu gerbang,
Melati dan Ki Tampar Waja telah dikejutkan oleh
kejadian mendadak.
Brakkk ... !
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Daun pintu gerbang Perguruan Banteng
Sakti hancur berantakan seperti diseruduk gajah
liar! Dan dari balik daun pintu itu melesat masuk sosok
tubuh berseragam tengkorak. Siapa lagi kalau bukan
Raja Tengkorak"! Disusul oleh sosok berpakaian
kuning yang Langan kanannya putus sebatas
pergelangan. Dia adalah Turgawa.
13 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Bukan hanya mereka saja yang melesat masuk,
melainkan belasan orang yang memiliki wajah
dan sikap kasar. Mereka adalah orang-orang
golongan hitam yang telah menjadi anak buah
Raja Tengkorak alias Sengkala.
Karuan saja suara riuh-rendah itu mengejutkan
murid-murid Perguruan Banteng Sakti yang berada
di pos penjagaan. Serentak mereka yang berjumlah
tiga orang, melompat keluar. Dua di antaranya
melesat ke arah rombongan tamu tak diundang.
Sedangkan seorang lagi memukul kentongan.
Tong, tong, tong... !
Suara kentongan tanda bahaya pun bergema
di sekitar Perguruan Banteng Sakti. Dua orang
murid Perguruan Banteng Sakti yang mendapat
giliran meronda ke sekeliling wilayah perguruan,
langsung menyambuti bunyi kentongan itu seraya
berlari ke arah asal suara kentongan.
Tak pelak lagi, seluruh murid-murid Perguruan
Banteng Sakti geger. Mereka semua bergegas melesat
keluar sambil menyambar senjata masing-masing. Ada
beberapa orang di antaran ya yang tidak sempat
mengenakan alas kaki.
"Raja Tengkorak... !" desis Ki Tampar Waja pelan
tapi tajam sehingga mengalahkan suara
kentongan yang bergema ke seluruh penjuru
perguruan itu. Ketua Perguruan Banteng Sakti itu
terkejut ketika berada dalam jarak empat tombak di
hadapan laki-laki berpakaian seragam tengkorak,
berbarengan dengan tibanya dua murid Perguruan
Banteng Sakti yang tadi berlari dari pos penjagaan.
Raut keterkejutan yang amat, sangat membayang di
wajah Ki Tampar Waja. Dia melihat kehadiran tokoh
yang pernah dikabarkan tewas itu.
Melati mengernyitkan kening. Inikah Raja Tengkorak
itu" Tanyanya dalam hati. Bukankah Ki Tampar Waja
14 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
mengatakan tokoh yang menggiriskan itu telah tewas"
Kenyataannya tokoh itu ada di sini! Apakah Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu. berbohong" Mustahil!
Gadis berpakaian putih ini tidak percaya kalau laki-laki
berkulit kemerahan itu berbohong. Jadi, Raja Tengkorak
tidak tewas. Berita yang tersebar itu tidak benar.
"Ha ha ha...!"
Laki-laki berpakaian seragam tengkorak tertawa
bergelak. Girang hatinya melihat keterkejutan Ki Tampar
Waja. "Ki Tampar Waja, Kini sudah saatnya kau dan
perguruanmu kulumatkan! Kau dan perguruanmu
akan menyusul Perguruan Gajah Putih yang telah lebih
dulu kumusnahkan!"
"Apa....!" Sepasang mata Ketua Perguruan Banteng
Sakti terbelalak lebar. Perasaan kaget yang amat
sangat mendera hatinya. Benarkah semua yang
dikatakan oleh Raja Tengkorak itu"! Ataukah hanya
satu muslihat saja"
Raja Tengkorak melihat keraguan yang
membayang di wajah Ki Tampar Waja.
"Kau boleh tidak percaya pada ucapanku, Ki
Tampar Waja! Tapi yang jelas, kau dan perguruanmu,
akan kuhancurkan seperti Perguruan Gajah Putih!"
lanjut laki-laki berpakaian seragam tengkorak itu.
Setelah berkata demikian, Raja Tengkorak
bertepuk tangan sekali.
Plok ... ! Suara keras menggelegar terdengar seperti ada
halilintar menyambar. Kerasnya bukan kepalang
sehingga semua orang yang berada di situ, merasa
telinganya berdengung.
"Serbu ... !"
"Hancurkan Perguruan Banteng Sakti...
"Bunuh Ki Tampar Waja... !"
15 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Teriakan-teriakan keras tak beraturan mengiringi
serbuan pengikut Sengkala.
Murid-murid Perguruan Banteng Sakti tidak tinggal
diam. Mereka pun bergerak maju memapak. Sekejap
kemudian terdengar denting suara senjata beradu, dan
bunga-bunga api berpercikan di udara. Pertarungan
mati-matian pun tak bisa dielakkan lagi.
Raja Tengkorak dan Turgawa pun tidak tinggal
diam. Begitu pars pengikutnya menyerbu, mereka
berdua pun meluruk maju.
Tapi sebelum kedua orang itu menyebarkan
maut di Perguruan Banteng Sakti, Melati dan Ki
Tampar Waja bergerak menyambut. Ketua
Perguruan Banteng Sakti segera menghadang Raja
Tengkorak. Dan, Melati menghadapi Turgawa!
Raja Tengkorak rupanya tidak ingin bermain-main
lagi. Begitu dihadang oleh Ki Tampar Waja yang
memang diincarnya, dia langsung saja
mengeluarkan 'llmu Baju Ular Emas' andalannya.
Jari-jari kedua tangannya yang menegang lurus dan
kaku meluncur bertubi-tubi ke arah leher lawan.
Ki Tampar Waja tahu kalau lawan yang
dihadapinya kali ini cukup tangguh. Maka dia pun
segera mengeluarkan ilmu andalannya, jurus 'Kera'.
"Hih ... !"
Dengan sekali mengenjotkan kaki, tubuh Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu melayang ke atas
dan melewati kepala Raja Tengkorak. Sesuai dengan
nama ilmunya, jurus 'Kera' memang menitikberatkan
pada kelincahan. Dengan sendirinya, Ki Tampar Waja
yang menguasai ilmu itu, mempunyai kegesitan
seperti layaknya kera sungguhan.
Tidak hanya itu saja yang dilakukan Ki Tampar
Waja. Begitu tubuhnya telah berada di udara,
tangan kanannya disampokkan ke arah belakang kepala
lawan. Keras bukan kepalang tamparan itu sehingga
16 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menimbulkan suara bercicitan nyaring. Jangankan
kepala manusia, batu karang yang paling keras pun
akan hancur apabila terkena sampokan itu.
Cepat bukan main serangan balasan itu tiba. Dan,
memang Ki Tampar Waja memiliki gerakan yang
luar biasa cepat.
Tapi orang yang mendapat serangan bukanlah
sembarang orang. Dia, adalah Raja Tengkorak!
Seorang pentolan sesat yang memiliki kepandaian
tinggi. Maka sampokan yang datangnya tiba-tiba itu,
tidaklah membuatnya menjadi gugup. Dia segera
merundukkan kepalanya. Dan....
Wusss ... ! Sampokan itu mengenai tempat kosong,
lew at beberapa jengkal di atas kepala Raja Tengkorak.
Bukanlah Raja Tengkorak kalau tindakannya
berhenti sampai di situ. Seiring dengan kepalanya
merunduk, kaki kanannya segera menendang ke atas
melalui belakang.
Ki Tampar Waja tidak terkejut melihat serangan
balasan Raja Tengkorak. Dia telah lama
mendengar lawan yang dihadapinya. Dan, dia tahu
kalau tokoh sesat yang menggiriskan itu memiliki ilmu-
ilmu aneh. Maka, dia tidak gentar melihat
serangan yang mendadak itu. Bahkan dengan tangan
kirinya serangan itu dipapaknya.
Dukkk.... I Ki Tampar Waja meringis ketika benturan terjadi.
Kontan tubuhnya terjengkang ke belakang
dengan kedua tangan dirasakan sakit. Kedudukannya
di udara kurang menguntungkan, selain itu Raja
Tengkorak memang memiliki tenaga dalam yang
lebih kuat daripadanya.
Meskipun demikian, bukan hanya laki-laki berkulit
kemerahan saja yang terhuyung. Tubuh Raja
Tengkorak pun terhuyung akibat benturan itu.
17 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Hanya saja Ki Tampar Waja merasakan
tangannya sakit, Raja Tengkorak tak merasakan
apa-apa. Kalau tubuhnya ikut terhuyung bukan
karena tenaga dalam Ki Tampar Waja, melainkan
kedudukannya yang memang kurang menguntungkan.
"Hup ... !"
Begitu Ketua Perguruan Banteng Sakti
menginjakkan kedua kakinya di tanah, Raja Tengkorak
pun telah berhasil memperbaiki kedudukannya. Dan,
pertarungan yang sempat tertunda sejenak itu
kembali berlangsung sengit.
ooOWKNBROoo B er sa m aan d e ng an s a lin g se r an g an ta r a
R a ja Tengkorak dan Ki Tampar Waja, untuk yang
kedua kalinya, Turgawa baru mulai menggebrak Melati.
Berbeda dengan Sengkala yang sama sekali tidak
merasa terkejut dengan serangan Ki Tampar
Waja. Karena dia telah mengetahui kepandaian
Ketua Perguruan Banteng Sakti itu, sedang
Turgawa amat terperanjat bukan kepalang ketika
mulai bergerak menyerang Melati.
Semula, laki-laki berpakaian kuning ini
memandang remeh dan hampir tertawa ketika
melihat seorang gadis muda berpakaian putih
menghadang langkahnya.
Meskipun gadis berpakaian putih itu
bukanlah lawan berat, Turgawa yang berwatak keji dan
telengas, sekali serang lawan langsung
menggunakan seluruh tenaga dalamnya. Memang,
dia bermaksud menewaskan Melati dengan sekali
serang. Tangan kanan Turgawa dengan kedudukan jari
terkembang membentuk cakar meluncur ke arah
dada Melati. Sedangkan tangan kirinya di sisi pinggang.
18 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Laki-laki berpakaian kuning itu menduga
kalau Melati tidak akan bisa mengelak serangan
yang demikian cepat dikirimkannya. Tapi, betapa
kaget hatinya ketika melihat gadis berpakaian
putih itu dengan mudah mengelakkan
serangannya. Hanya dengan melangkahkan kaki
kirinya seraya mencondongkan tubuh, make serangan
itu lewat di sebelah kanannya.
Tidak itu saja yang d ilakukan Melati. Begitu
serangan lawan berhasil dielakkan, tangan kanannya
bergerak menyampok ke arah pelipis lawan.
Turgawa terkejut bukan kepalang. Dengan agak
t e r b a t a - b a t a , d i a m e l o m p a t k e s a m p i n g . D i a p u n
terpaksa bergulingan di tanah agar
terhindar dari serangan susulan Melati.
"Hup ... !"
Keringat sebesar biji jagung bermunculan di
sekujur wajah Turgawa ketika ia bangkit dari
berguling-guling menghindari serangan Melati.
Hampir saja dia tewas karena terlalu memandang
rendah lawan. Untung di saat terakhir dia berhasil
menyelamatkan diri. kalau tidak" Nyawanya sudah
dikirim Melati ke neraka.
"Wanita keparat ... !" maki Turgawa keras. "Berani kau mempermalukan aku"!
Setelah berkata demikian, laki-laki
berpakaian kuning itu menyusun jari-jarinya dan
membentuk jurus 'Ular'. Jeri jari kedua tangannya
terbuka lures, menegang kaku. Turgawa memang
bersiap menggunakan ilmu andalannya, 'Ilmu Baju
Ular Emas'. ooOWKNBROoo 19 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
3 "Ssshhh... !"
Diiringi suara mendesis, Turgawa mulai
melancarkan serangan ke arah dada dan ulu hati
Melati. Kedua tangannya menusuk bertubi-tubi ke
arah sasaran, Sehingga mengeluarkan suara
angin bercicit nyaring.
Melati terperanjat melihat kedahsyatan ilmu lawan.
Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia segera
melompat ke belakang. Sehingga serangan itu
tidak mengenai sasaran.
Tapi ternyata, Turgawa sudah
memperhitungkan hal itu. Terbukti, begitu
serangannya berhasil dielakkan, kedua kakinya
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergeser maju tanpa melangkah. Suara gesekan alas
kaki laki-laki berpakaian kuning itu. terdengar.
Berbarengan dengan itu kembali kedua
tangannya meluncur cepat ke arah Melati. Kali ini
mengarah ke bawah hidung dan leher lawan. Dua
jaIan darah kematian.
Melati tidak punya pilihan lain. Dia menggeserkan
kaki kanannya ke belakang, seraya
mencondongkan tubuh ke arah yang sama. Lalu kedua
tangannya yang berbentuk cakar naga bergerak
menangkis serangan lawan. Gadis berpakaian putih
ini memang mengeluarkan ilmu 'Cakar Naga Merah'
untuk melumpuhkan 'Ilmu Baju Ular Emas'.
Prattt ... ! Prattt ... !
Melati dan Turgawa terhuyung-huyung ke
belakang ketika kedua pasang tangan mereka yang
samasama dialiri tenaga dalam tinggi saling
berbenturan. Bersamaan dengan itu terdengar
20 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
suara keras bukan kepalang. Seolah-olah suara itu
bukan berasal dari dua pasang tangan manusia,
melainkan dua logam keras yang saling berbenturan.
Melati meringis karena rasa sakit dan nyeri yang
mendera kedua tangannya. Menilik kejadian
yang dialami gadis itu, dapat diketahui kalau lawan
memiliki tenaga dalam lebih kuat dari dirinya.
Sekitar tiga langkah jarak tubuh Melati
terhuyung, sementara lawannya hanya satu
langkah. Hal ini memperkuat kenyataan kalau
Turgawa memiliki tenaga dalam di atasnya.
Tapi Melati tidak bisa berlama-lama larut dalam
rasa sakit dan nyeri yang melandanya, karena Turgawa
sudah kembali bersiap melancarkan serangan
'Ilmu Baju Ular Emas'. Sehingga memaksa gadis
berpakaian putih itu menggunakan jurus andalannya
'Cakar Naga Merah'. Tak terhindarkan lagi
pertarungan pun berlangsung sengit.
Gerakan-gerakan tangan kedua tokoh Sakti itu
mengeluarkan suara, bahkan suara tajam dari udara
yang robek menyemarakkan pertarungan mereka.
Di jurus-jurus awal pertarungan berjalan imbang.
Keduanya saling serang dan saling elak.
Ketika memasuki jurus ketiga puluh lima, mulai
tampak keunggulan Turgawa. Memang, kakek
berpakaian kuning ini mempunyai kelebihan
dibanding Melati. Dengan kelebihan itu dia menekan
lawan. Kedua t a n g a n n ya m e n j a d i l e b i h k e r a s l a k s a n a b
a j a . S e dangkan tenaga dalamnya jauh lebih kuat dari Melati, sehingga dia
mampu menekan lawan.
Melati tak mampu melancarkan serangan, kecuali
mundur dan mengelak bila lawan menyerang.
Sebab bila dia menangkis serangan lawan akan
merugikan dirinya. Lantaran lawan memiliki tenaga
dalam lebih kuat dan memiliki sepasang tangan
yang keras. Jadi, bila terjadi benturan maka
21 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kedua tangannya akan bergetar hebat dan
menimbulkan rasa sakit.
Bukan hanya itu, tampak setiap kali dia
melancarkan serangan, dan lawan akan
menangkis serangannya, maka gadis berpakaian
putih ini menarik tangannya kembali buru-buru.
Karena itu dia senantiasa terdesak oleh lawannya.
Bukan Melati saja yang terdesak dalam
pertarungan sengit itu, Ki Tampar Waja pun
mengalami hal serupa. Bahkan keadaan kakek
bertubuh pendek kekar yang terdesak ini sangat tak
menguntungkan dirinya. Sedangkan murid-murid
Perguruan Banteng Sakti yang terlibat pertempuran
itu terdesak dan terhimpit.
Karena jumlahnya tak seimbang dengan pengikut
Raja Tengkorak. Lagi pula mereka adalah tokoh-
tokoh aliran hitam yang cukup ternama. Dengan
sendirinya ilmu mereka lebih unggul dibanding murid
Ki Tampar Waja. Sehingga tak mengherankan bila
banyak korban yang jatuh.
Jeritan kematian terdengar merobek
kesunyian malam. Disusul bertumbangannya
beberapa sosok tubuh dalam keadaan tanpa nyawa.
Seiring dengan gugurnya rekan-rekan mereka,
keadaan murid-murid Ki Tampar Waja semakin
terdesak. Ki Tampar Waja terdesak hebat, dan terpontang
panting dalam usahanya untuk menyelamatkan
nyawa, tapi dia sempat melihat sekilas keadaan Melati
dan murid-muridnya. Kontan perasaan cemas
menyelimuti dirinya. Dia khawatir keselamatan putri
angkat Raja Bojong Gading itu. Sedang bagi
murid dan dirinya tidaklah menjadi masalah.
Karena memang perguruan mereka diserbu, dan
sudah menjadi kewajiban mereka untuk
mempertahankannya sekalipun nyawa sebagai
22 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
taruhannya. Bagaimana dengan Melati" Gadis
itu adalah seorang tamu. Tidak layak jika dia tewas
pula. Gadis berpakaian putih itu harus pergi
menyelamatkan diri sebelum menjadi korban. Maka
tanpa mengalihkan perhatian dari Raja Tengkorak,
dan dalam keadaan tubuh terpontang-panting, Ki
Tampar Waja berteriak teriak,
"Melati...! Cepat pergi selamatkan dirimu...
Tapi orang yang mempunyai watak keras
seperti Melati mana mau disuruh menyelamatkan
diri, sementara laki-laki berkulit kemerahan dan
murid-muridnya dalam keadaan terancam maut.
Malah sebaliknya, seruan itu makin membuat gadis
berpakaian putih itu melakukan perlawanan sengit.
"Maaf, Ki! Aku bukan seorang pengecut ... ! Lebih
baik kita mati bersama-sama ... ! "
Karuan saja sikap Melati itu membuat
kecemasan Ketua Perguruan Banteng Sakti makin
menggelegak. Sambil membanting tubuh dan
bergulingan di tanah, Ki Tampar Waja kembali
berseru. "Jangan bertindak bodoh, Melati! Kau akan mati
sia-sia dan.... Akh ... !"
Tubuh Ki Tampar Waja terhuyung-huyung ketika
totokan tangan lawan berhasil mengenai bahu
kanannya. Darah pun mengalir keluar dari bagian tubuh
yang terkena serangan Raja Tengkorak.
"Ki... !"
Melati berteriak kaget mendengar jerit
kesakitan Ki Tampar Waja. Seraya menggertakkan gigi,
kedua tangannya yang terkembang membentuk
cakar dihentakkan ke depan. Gadis berpakaian
putih ini melancarkan jurus 'Naga Merah Membuang
Mustika'. Wusss ... ! Serentetan angin keras berhembus ke arah
23 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Turgawa. Dan, kakek berpakaian kuning ini
bertindak lebih waspada. Buru-buru tubuhnya dilempar
ke samping dan bergulingan ke tanah untuk
menyelamatkan diri dari serangan Melati. Dia tidak
berani menangkis serangan pukulan jarak jauh itu.
Kesempatan yang hanya sekejap itu dipergunakan
Melati untuk melirik keadaan Ki Tampar Waja.
Dilihatnya laki-laki berkulit kemerahan itu tengah
bergulingan di tanah, sementara Raja Tengkorak
mengejarnya seraya mengirimkan serangan-serangan
mematikan. Walaupun dalam keadaan seperti. itu, Ki
Tampar Waja masih tetap memikirkan keselamatan
Melati. Tubuhnya yang bergulingan, tidak
menghalangi mulutnya untuk terus mengucapkan
kata-kata peringatan kepada gadis berpakaian putih
itu. "Melati... ! Selamatkan dirimu ... ! Cepat ... ! Kalau
tidak aku akan mati penasaran ... ! "
Melati menggertakkan gigi untuk
menguatkan hatinya yang terguncang. Dia
merasa terharu bukan kepalang melihat keadaan
laki-laki berkulit kemerahan itu terancam maut, tapi
masih sempat memikirkan keselamatannya. Gadis
berpakain putih ini berniat melompat dan
menerjang Raja Tengkorak untuk menyelamatkan
nyawa Ketua Perguruan Banteng Sakti. Tapi
sebelum hal itu dilakukannya, serangan dari
Turgawa kembali meluncur.
"Akh ... !"
Kembali terdengar jerit tertahan dari mulut Ki
Tampar Waja ketika serangan Raja Tengkorak kembali
mengenai sasarannya. Kali ini bahu kirinya terluka.
Kembali cairan merah kental mengalir. Memang, bila
menggunakan 'llmu Baju Ular Emas', sepasang tangan
laki-laki berseragam tengkorak itu jadi sekeras baja dan
24 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
jari-jari tangannya setajam pedang pusaka. Tidak
aneh kalau setiap kali terkena totokan tangannya, kulit
tubuh lawan langsung robek seperti tertusuk pedang.
Melati menggertakkan gigi. Dia bertarung dengan
benak dipenuhi berbagai macam pikiran.
Ucapan terakhir dari Ketua Perguruan Banteng
Sakti itulah yang menyebabkannya bimbang.
Akibatnya, gadis berpakaian putih ini terdesak hebat.
"Melati... ! Cepat pergi .... !"
Lagi-lagi seruan bernada penuh kekhawatiran itu
t e rd en ga r .
Melati tidak punya pilihan lain lagi. Dia tidak ingin
Ki Tampar Waja tewas dalam keadaan penasaran.
Maka dia buru-buru mencabut pedangnya, dan
langsung ditusukkan cepat ke arah perut Turgawa.
Wunggg ... ! Suara menggerung keras seperti naga murka
terdengar ketika pedang itu meluncur cepat ke
arah sasaran. Melati menggunakan 'llmu Pedang
Seribu Naga' untuk mendesak lawan.
Turgaw a kontan terperanjat begitu
mendengar suara menggerung keras itu. Dia
tidak berani lagi bertindak main-main. Maka
buru-buru tubuhnya dilempar ke belakang, dan
cepat-cepat bersalto beberapa kali di udara dalam
usahanya untuk berjaga-jaga terhadap serangan
susulan lawan. Tapi Melati sama sekali tidak melancarkan
serangan balasan. Gadis berpakaian putih itu
melancarkan serangan untuk mencari kesempatan
dalam upayanya melarikan diri. Maka begitu melihat
kakek berpakaian kuning itu melompat ke belakang
dan bersalto beberapa kali di udara, putih angkat
Raja Bojong Gading itu melesat kabur dari situ.
"Selamat tinggal, Ki. !"
Dengan suara serak, gadis berpakaian putih itu
25 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
mengucapkan kata-katanya, sebelum tubuhnya
melesat kabur dari situ. Sekali lompat, tubuhnya
telah melew ati pagar ka yu bulat tinggi.
Kemudian dia melesat cepat keluar menembus
kepekatan malam.
"Selamat jalan, Melati... !" balas Ki Tampar Waja
sambil terus menggulingkan, tubuh. Ada senyum
kelegaan di mulut Ketua Perguruan Banteng Sakti ini.
Lega melihat gadis berpakaian putih mau
memenuhi sarannya dan meninggalkan tempat itu.
ooOWKNBROoo "Hey...!" teriak Turgawa terkejut begitu kedua
kakinya hinggap di tanah. Dia melihat lawannya tidak
berada di situ lagi. Tapi pandangan matanya
yang tajam, sempat menangkap sosok bayangan
gadis itu melesat cepat keluar.
Tanpa membuang-buang waktu lagi, kakek
berpakaian kuning ini mengejamya. Sekali saja
menggenjotkan kaki, tubuhnya sudah melayang
melompati pagar kayu bulat yang tinggi menjulang.
"Hup... Begitu kedua kakinya mendarat di tanah, pandang
matanya langsung diedarkan ke sekeliling. Tapi
dia tidak menjumpai bayangan tubuh Melati. Hanya
kepekatan malam dan kerimbunan pepohonan
yang terlihat Beberapa, saat lamanya, Turgawa memperhatikan
sekeliling tempat itu. Setelah yakin kalau gadis
berpakaian putih itu telah menghilang, dia segera
masuk ke dalam markas Perguruan Banteng Sakti
melalui pintu gerbang yang tidak memiliki daun pintu
lagi. Turgawa memperhatikan sejenak jalannya
pertarungan. Segera dia mengetahui kalau
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
26 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
pertarungan tidak akan lama lagi berakhir. Murid-murid
Perguruan Banteng Sakti hanya tinggal beberapa
gelintir lagi. Sedangkan Ki Tampar Waja sudah
terdesak hebat. Hanya tinggal menunggu waktu saja
laki-laki berkulit kemerahan itu akan tumbang.
"Aaakh ... !"
Dua buah jeritan melengking nyaring mengiringi
robohnya dua orang murid Perguruan Banteng
Sakti yang tersisa. Tubuh mereka rebah ke tanah,
menggelepar-gelepar sejenak, lalu diam dan tidak
bergerak lagi. P a d a s a a t ya n g b e r s a ma a n d e n g a n
r o b o h n ya kedua orang murid Perguruan Banteng
Sakti itu, Raja Tengkorak melompat ke atas. Dan
selagi tubuhnya berada di udara, laksana burung
garuda yang melayang menyambar mangsa, kedua
tangannya meluncur cepat dan bertubi-tubi
menyerang ke arah pelipis dan ubun-ubun Ki Tampar
Waja. Lelaki berkulit kemerahan itu terperanjat. Dengan
sisa kemampuannya dia berusaha mengelak
serangan. Tapi....
Crattt... Tangan kanan laki-laki berseragam tengkorak itu
menyerempet dan mengenai pelipis kiri Ki
Tampar Waja. Ada suara keluhan tertahan terdengar
dari mulut laki-laki berkulit kemerahan itu ketika
pelipisnya retak. Tubuhnya pun roboh ke tanah
seiring dengan melayang nyawanya meninggalkan
raga. Walaupun serangan itu tidak telak, tapi
karena bagian yang terkena pukulan adalah
pelipis, akibatnya pun tidak kalah dahsyat dengan
sasaran-sasaran yang mematikan.
"Hup.. !"
Ringan tanpa suara kedua kaki Raja Tengkorak
mendarat di tanah. Sejenak dia memperhatikan
27 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
mayat Ketua Perguruan Banteng Sakti. Lalu
pandangannya beralih ke arah pengikut-pengikutnya.
"Bakar ... !" sera laki-laki berseragam tengkorak itu pada pengikutnya.
Serentak puluhan tokoh persilatan itu
bergerak cepat menghampiri bangunan-bangunan
yang berjejer. Sesaat kemudian tangan-tangan
kekar terlatih itu menjumput batang-batang obor
yang menyala. Lalu, mereka melemparkan obor itu ke
arah bangunan, atap, jendela, bahkan ruang dalam pun
tidak ketinggalan.
Di saat tokoh-tokoh persilatan itu sibuk
membumihanguskan perguruan, Raja Tengkorak
menghampiri Turgawa.
"Bagaimana, Paman" Apakah gadis itu
berhasil kau temukan?" tanya laki-laki berseragam
tengkorak itu. Dia tahu kalau lawan Turgawa berhasil
meloloskan diri.
Kakek berpakaian kuning menggeleng.
"Dia lenyap," ucap Turgawa bernada keluhan.
Raja Tengkorak diam tidak memberikan sambutan.
"Entah, murid siapa gadis berpakaian putih
itu," kata Turgawa lagi. Ada nada penasaran dan
keheranan dalam ucapan itu. "Dalam usia semuda
itu sudah memiliki ilmu-ilmu yang begitu dahsyat.
Entah siapa gurunya.... "
"Kau tidak mengetahui dari aliran mana gadis itu
berasal, Paman?" tanya Raja Tengkorak.
"Tidak. ltulah yang membuatku heran, Sengkala.
Padahal, hampir semua tokoh persilatan di daerah
ini kukenal baik. Entah juga kalau gadis itu murid
seorang tokoh sakti yang mengasingkan diri...."
Raja Tengkorak mengangguk-anggukkan
kepala. Dia menerima dugaan yang dikeluarkan kakek
berpakaian kuning itu. Tapi, dia tidak menyahutinya.
Sementara api mulai berkobar. Makin lama api itu
28 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
makin besar. Haw a panas pun menjalar ke
seluruh penjuru tempat itu.
Terpaksa Raja Tengkorak, Turgawa, dan
pengikutn ya melangkah mundur menjauhi
bangunan yang tengah terbakar hebat itu.
Setelah mereka yakin api yang berkobar itu akan
melumatkan seluruh bangunan perguruan, Raja
Tengkorak menepuk tangannya. Kali ini tidak seperti
biasanya. Plok, plok... Laksana ada halilintar menggelegar bunyi
yang tercipta akibat tepukan tangan itu.
Seiring dengan tepuk tangannya terhenti, Raja
Tengkorak melesat meninggalkan tempat itu.
Kemudian disusul oleh Turgawa dan semua
pengikutnya. Memang, tepukan dua kali itu
merupakan isyarat bagi para tokoh persilatan
untuk segera meninggalkan tempat itu.
Sungguhpun ada perasaan gembira karena
usahanya berhasil dengan baik, tapi ada ganjalan
yang bersarang di dalam dada Raja Tengkorak
dan Turgawa. Sebab gadis berpakaian putih mampu
lolos dari maut yang mereka tebarkan. Apalagi masih
ada Dewa Arak dan Kalpa Reksa. Bila ketiga tokoh itu
bergabung maka akan menjadi sebuah kekuatan yang
dahsyat. Dengan benak dihantui pikiran-pikiran semacam
itu, Raja Tengkorak dan Turgaw a
melangkahkan kakinya. Kini tinggal tiga sasaran
lagi yang harus mereka bereskan, sebelum merajai
dunia persilatan.
ooOWKNBROoo 29 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
4 Hati Melati remuk dan hancur meninggalkan Ki
Tampar Waja. Dalam keadaan sendiri dia berlari cepat
mengerahkan seluruh kemampuan yang
dimilikinya. Kalau tidak mengingat ucapan
terakhir Ki Tampar Waja, dia tidak akan mau
melarikan diri dari pertarungan. Kendatipun nyawanya
akan melayang. Entah berapa lama gadis berpakaian putih
ini berlari. Dia tidak peduli lagi karena hatinya
terguncang hebat akibat peristiwa yang baru saja
disaksikannya. Yang jelas, dia merasakan kedua
kakinya pegal-pegal, tapi tetap saja langkah kakinya
tidak berhenti.
Mendadak hati Melati tercekat. Tidak salahkah
penglihatannya" Tak jauh di hadapannya, ada sesosok
tubuh yang bergerak cepat ke arah yang
ditinggalkannya. Dalam suasana malam yang agak
gelap, terlihat jelas siapa sosok tubuh itu karena
pakaian yang dikenakannya memang menyolok. Raja
Tengkorak! Melati menggertakkan gigi. Seketika itu pula
kemarahannya bergolak. Laki-laki berseragam
tengkorak i t u a d a l a h o r a n g ya n g t a d i b e r t a r u n g d e n g a
n K i Tampar Waja. Keberadaan Raja
Tengkorak di sini menjadi pertanda kalau Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu telah berhasil ditewaskan.
Dan, itu pula yang membuat gadis berpakaian putih
ini geram bukan kepalang.
Diam-diam ada perasaan heran di hati Melati.
Mengapa Raja Tengkorak itu malah datang dari tempat
yang akan ditujunya. Padahal, bukankah tempat
yang baru ditinggalkan itu berada di belakang"
Bagaimana mungkin dia bisa melesat secepat itu
30 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
dan melewati Melati. Kemudian dia akan mencegat
perjalanan gadis berpakaian putih itu"
Sepasang mata Melati beredar ke depan,
memperhatikan sekelilingnya. Dia ingin mengetahui
apakah Turgaw a berada di situ pula. Tapi tidak
ada tanda-tanda kalau kakek berpakaian kuning itu
bersama Raja Tengkorak.
"Aku harus membuat perhitungan...!" desis
hati Melati. Dengan mengambil keputusan itu, Melati bergegas
menghentikan langkah kakinya. Dia berdiri menunggu
kedatangan Raja Tengkorak yang akan melewati
dirinya. Dugaan Melati memang tidak salah. Raja
Tengkorak terus saja melesat menuju ke arahnya.
Anehnya, dia seperti tidak mempedulikan gadis
berpakaian putih itu. Sekalipun jarak di antara
mereka semakin bertambah dekat, dia terus saja
melesat cepat. Tapi Melati tidak peduli sama sekali. Dia
beranggapan sikap Raja Tengkorak seperti itu karena
memandang lawan sepele.
Srattt... Seberkas sinar terang mencuat ketika gadis
berpakaian putih itu menghunus pedangnya.
Memang, Melati telah mengetahui kepandaian
lawannya. Maka dia tak sungkan-sungkan lagi
mengeluarkan senjatanya. Gadis berpakaian putih ini
bersiap-siap untuk menggunakan ilmu pedang
andalannya. Raja Tengkorak nampak terkejut melihat gadis
berpakaian putih berdiri di hadapannya, dan
menghadang jalannya sambil menghunus pedang.
Maka dia pun segera menghentikan larinya. Kini
dia berdiri dalam jarak tiga tombak dengan Melati.
"Siapa kau, Nisanak" Mengapa menghadang
31 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
jalanku?" tanya laki-laki berseragam tengkorak itu
dengan suaranya yang khas. Pelan, berat, tapi
bergaung seperti suara hantu kuburan.
"Keparat ... !" Melati memaki seraya melangkah
maju dengan sikap waspada. "Lupakah kau
padaku" Aku adalah orang yang tadi bertarung
dengan kawanmu! Sekarang, terimalah pembalasanku
atas perbuatan kejimu!"
Setelah berkata demikian, Melati melancarkan
serangan berupa tusukan ke arah leher lawan.
Ada suara gerungan dahsyat seperti naga marah
mengiringi tibanya serangan pedang itu.
"Hey...! Tunggu dulu ... ! Tahan sebentar, Nisanak.
Kau salah paham ... !"
Raja Tengkorak berteriak-teriak mencegah.
Tapi Melati yang tengah dilanda kemarahan
menggelegak tak mau mendengarkan ucapannya.
Gadis berpakaian putih itu tetap dalam posisi
menyerang. Laki-laki berseragam tengkorak itu tentu saja tidak
mau mati kon yol. Buru-buru dia menekuk kedua
lututnya seraya merendahkan tubuh, sehingga tusukan
pedang Melati meluncur lewat setengah jengkal di atas
kepalanya. Raja Tengkorak rupanya belum mengenal
kepandaian Melati. Menghadapi 'Ilmu Pedang
Seribu Naga' kalau mengelak tanpa menjauhi
serangan merupakan sebuah tindakan
berbahaya. Karena, akan disusul serangan
berikutnya. Sesuai dengan namanya, Seribu Naga,
pedang yang sebenarnya hanya satu berubah
menjadi puluhan banyaknya.
Itulah sebabnya begitu laki-laki berseragam
tengkorak itu berhasil mengelakkan serangan,
pedang Melati kembali menyambar. Dengan
kecepatan gerak seorang ahli pedang tingkat
32 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
tinggi, senjata itu berputar k e k ana n da n
k e m ud i a n m e m b ab at c e pa t k e ar a h leher.
"Heh ... "!"
Seruan keterkejutan keluar dari mulut Raja
Tengkorak. Memang, dia tidak menyangka sama
sekali kalau gadis muda itu memiliki kemampuan
yang begitu luar biasa.
Tapi, dia adalah Raja Tengkorak! Seorang datuk
sesat yang terkenal memiliki kepandaian menggiriskan.
Walaupun serangan itu tiba secara mendadak dan
di luar dugaannya, tidak membuatnya menjadi
gugup. Dia buru-buru merebahkan tubuhnya ke
belakang. Mulai dari bagian pinggang ke bawah
mendatar. Kedua lututnya ditekuk seiring dengan
gerakan yang dilakukannya.
Wuuut..! Babatan pedang Melati meluncur deras lewat
Jejak Di Balik Kabut 45 Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Tangan Berbisa 4
AJI SAKA DEWA ARAK KEMBALINYA RAJA TENGKORAK Kitab ke : 027 Ebook By : WAKINAMBORO
Cover By : WAKINAMBORO
K E M B A L I N Y A R AJ A T E N G KO R A K
O l e h A j i S a k a
C e t a k a n p e r t a m a
Penerbit Cintamedia, Jakarta
P e n y u n t i n g : T a r e c h R .
Gambar sampul oleh Herros
Hak cipta pada Penerbit
Dilarang mengcopy atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit
Aji Saka Serial Dewa Arak dalam episode:
Kembalinya Raja Tengkorak
128 hal.; 12 x 18 cm
Scan, Edit Teks & Convert to PDF
By WAKINAMBORO EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
1 Kepak sayap kelelawar, kukuk burung hantu, kerik
suara jangkrik, dan serangga malam lainnya menguak
keheningan malam sepi yang hanya disirami
sinar bulan sepotong di langit.
Malam itu langit memang terlihat agak kelam.
bulan sabit disaput awan kelabu yang tipis. Tapi
sinar sang dewi malam tidak mampu menembus
awan, sehingga cahayanya tertahan. Dan, suasana di
bumi pun menjadi remang-remang.
Dalam suasana malam seperti itu, di sebuah tanah
lapang luas di dalam Hutan Jambak, banyak
sekali orang berkumpul. Ditilik dari dandanan
dan gerak-geriknya, mereka adalah tokoh-tokoh
persilatan aliran hitam.
Jumlah mereka tak kurang dari tiga puluh
orang, dan membentuk lingkaran luas
mengelilingi tanah lapang yang di tengahnya
terdapat gundukan batu setinggi setengah tombak.
Bentuknya lebar dan pipih. Sebatang tongkat berujung
tengkorak kepala manusia terhunjam di atasnya.
Mendadak terdengar lolongan serigala mengaung
panjang. Seketika semua kepala tokoh-tokoh persilatan
yang hadir di situ tertunduk. Mereka tahu suara
lolongan itu tanda akan hadirnya tokoh yang mereka
nanti-nantikan, Raja Tengkorak!
Benar saja! Begitu lolongan serigala itu
lenyap, dua sosok bayangan melesat di atas
kepala tokoh tokoh persilatan yang berdiri di situ.
D en ga n ge r ak an i nd a h da n m a n i s , d u a s o so k bayangan berwarna
kuning dan hitam
bersalto di udara. Kemudian mereka mendarat di
atas gundukan batu lebar dan tipis.
"Angkat kepala kalian semua... seru sosok tubuh
1 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
berpakaian hitam yang mengenakan seragam
tengkorak. Dialah Raja Tengkorak! Sementara sosok
tubuh berpakaian kuning adalah Turgawa!
Serentak kepala tokoh-tokoh persilatan yang
hadir di situ tertengadah. Agak terperanjat hati
mereka melihat orang lain di sebelah pimpinan
mereka. "Kalian lihat orang yang berada di sisiku ini?"
tanya Raja Tengkorak dengan suara khasnya yang
peIan, berat, tapi bergaung.
Bagai diberi aba-aba semua kepala tokoh
persilatan yang ada di situ terangguk.
"Dia adalah pamanku! Turgawa namanya!"
Kepala tokoh-tokoh persilatan itu terangguk-
angguk pertanda mengerti. Suara percakapan yang
berisik seperti segerombolan lebah yang
sarangnya diusik segera terdengar mengaung.
Raja Tengkorak mengangkat tangannya. Kontan
suara-suara berisik itu lenyap.
"Perlu kalian ketahui, aku merasa gembira sekali.
Gembira dan bangga. Usaha-usaha yang telah kita
lakukan berhasil dengan baik. Semula kita berhasil
melenyapkan Dew a Arak. Lalu, Perguruan Gajah
Putih. Semua usaha kita telah berjalan lancar. Dunia
persilatan akan berhasil kita kuasai. Tapi sayang ......
Laki-laki berseragam tengkorak itu menghentikan
ucapannya sejenak.
Para tokoh-tokoh persilatan yang hadir di situ
mengernyitkan alisnya ketika mendengar kalimat
terakhir dari mulut pemimpin mereka. Nada suaranya
menyiratkan penyesalan, bukan kegembiraan.
Mereka merasa heran bukan kepalang. Pasti ada
sesuatu yang membuat hati Raja Tengkorak tidak
senang. "Orang yang kusangka telah tewas ternyata masih
hidup! Dewa Arak belum mati! Inilah yang membuatku
2 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menyesal bukan kepalang. Aku terlalu ceroboh. Tapi
kecerobohan itu tidak akan kuulangi lagi! Dewa Arak
harus mati!"
"Ya! Dia harus dilenyapkan selama-lamanya!"
teriak Dulimang keras.
"Betul!" sambut Juriga tak mau kalah.
"Kita sapu bersih semua tokoh aliran putih!"
yang lain pun tak mau ketinggalan.
Sebentar saja, suasana di sekitar tempat itu jadi
hiruk-pikuk oleh teriakan-teriakan tokoh persilatan.
Tindak-tanduk yang liar, membuat mereka berteriak
semaunya. Tapi suara-suara teriakan itu kontan
lenyap, ketika Raja Tengkorak mengangkat
tangannya ke atas.
"Kita memang harus melenyapkan Dewa Arak!
Tapi perlu diketahui, mencari Dewa Arak sangat sulit
karena, pendekar keparat itu tidak mempunyai tempat
tinggal tetap! Jadi, rencana melenyapkan Dewa
Arak harus kita tangguhkan dulu!"
Raja Tengkorak menghentikan ucapannya sejenak
untuk mengambil napas. Rupanya dia terlalu
berapiapi dalam berbicara, hingga napasnya jadi
memburu dan agak tersengal-sengal.
"Meskipun begitu," sambung Raja Tengkorak.
"Bukan berarti aku akan menyepelekannya
begitu saja! Usaha untuk melenyapkan Dew a
Arak tetap diteruskan. Akan kutunjuk beberapa
orang di antara kalian untuk mencari jejak pendekar
itu. Baru setelah tempatnya diketahui, kita
melenyapkannya!"
"Sekarang apa yang harus kami lakukan, Ketua"!"
tanya seorang tokoh persilatan yang
mengenakan rompi kulit ular. Tubuhnya terlihat
kekar. Tapi, wajahnya layu dan penuh keriput. Di
kalangan persilatan, laki-laki ini berjuluk Naga Tua.
Dia salah satu tokoh aliran hitam yang cukup terkenal
3 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
dan disegani. "Kita serbu Perguruan Banteng Sakti besok
malam! Kita hancurkan perguruan itu seperti
menghancurkan Perguruan Gajah Putih!" tandas
Raja Tengkorak tegas.
"Hidup Raja Tengkorak...!" seru Naga Tua keras
sambil mengangkat tangannya ke atas.
"Hidup... !" sambut yang lainnya.
"Kita hancurkan Perguruan Banteng Sakti...!"
"Kita cincang Ki Tampar Waja ... I"
Dalam sekejap, tempat itu bergemuruh oleh
teriakan-teriakan yang keluar dari mulut tokoh-
tokoh persilatan itu. Dan seperti sebelumnya,
suara itu baru berhenti bila Raja Tengkorak
mengangkat tangannya ke atas.
"Beberapa orang di antara kalian, tidak usah ikut
dalam penyerbuan ini!" sambung Raja Tengkorak
ketika, suara-suara riuh rendah itu berhenti.
"Karena mereka akan kutugaskan untuk mencari
jejak Dewa Arak!"
Setelah berkata demikian, laki-laki berseragam
tengkorak itu mengedarkan pandangan
berkeliling. Sepasang matanya yang mencorong
tajam dan berwarna kehijauan menatap satu
persatu wajah-wajah yang ada di sekitarnya. Di
dalam sorot matanya, tampak dia sedang menilai
orang-orang yang cocok mengemban tugas mencari
jejak Dewa Arak!
Cukup lama juga Raja Tengkorak menatap dan
mengamati wajah-wajah pengikutnya. Kemudian
ditunjuknya beberapa orang untuk mengemban
tugas mencari jejak Dewa Arak! Di antara mereka
yang terpilih adalah Dulimang dan Naga Tua.
"Kurasa pertemuan kita cukup sampai di sini.
Ingat. Besok, sebelum malam tiba, kita sudah
berada di Desa Jarak." Belum habis gema
4 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
suaranya, Raja Tengkorak sudah menggenjotkan
kakinya. Seketika itu pula tubuhnya melesat ke atas,
melewati kepala tokoh-tokoh persilatan. Berbareng
dengan itu, Turgawa pun menjejakkan kakinya
pula. Sesaat kemudian kedua tubuh itu lenyap
ditelan kegelapan malam dan kerimbunan pepohonan.
Suasana kontan gaduh, setelah Raja
Tengkorak dan Turgaw a tidak berada lagi di
situ. Sambil melangkah meninggalkan tempat itu,
tokoh-tokoh persilatan terlibat perbincangan
serius. Banyak masalah yang membingungkan
benak mereka. Di antaranya adalah Dewa Arak yang
berhasil lolos dari kematian!
ooOWKNBROoo "Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu,
Paman," Raja Tengkorak membuka pembicaraan,
ketika telah berada cukup jauh dari tempat
pertemuan itu, seraya mereka terus berlari
menembus kegelapan malam.
Turgawa tidak langsung menyahuti. Tanpa
menghentikan langkah, kepalanya menoleh ke arah laki-
laki berseragam tengkorak itu.
"Katakanlah, Sengkala," ucap Turgawa pelan.
"Aku merasa heran dengan kejadian tadi
pagi, Paman," Raja Tengkorak mulai mengeluarkan
ganjalan hatinya.
"Hm...," Turgawa bergumam tak jelas.
"Aku tidak menyangka kalau lawanku,
pembunuh ayah dan ibuku ternyata memiliki ilmu
yang serupa denganku. Dia memiliki 'llmu Baju Ular
Emas', bahkan dengan tingkat yang tidak kalah
denganku!"
Turgawa terdiam. Meskipun begitu gerakan
kakinya tidak dia hentikan. Sepasang kakinya terus saja
5 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
melangkah. Raja Tengkorak yang berjalan di sisinya,
terpaksa diam dan menunggu jawaban.
"Hhh ... !"
Setelah cukup lama laki-laki berseragam
tengkorak i t u m e n u n g g u , k e l u a r j u g a s a m b u t a n d a r i k
a k e k berpakaian kuning. Sekalipun hanya
sebuah helaan napas berat.
Di balik selubungnya, Raja Tengkorak
mengernyitkan dahi. Dia merasa heran melihat
Turgawa tidak menjawab pertanyaannya. Malah dia
menghela napas berat. Seolah-olah
pertanyaannya mengganggu hat kakek berpakaian
kuning itu. "Sangat berat untuk mengatakannya, Sengkala,"
akhirnya keluar juga ucapan itu dari mulut
Turgawa. "Tapi, aku terpaksa memberitahukan hal
yang sebenarnya kepadamu. "
Turgawa menghentikan ucapannya sejenak.
Ditariknya napas dalam-dalam dan
dihembuskannya kuat-kuat
"Ceritakanlah, Paman," desak Raja Tengkorak tidak
sabar. "Sejak kutahu, kedua orang tuaku telah
tiada dan dibunuh oleh makhluk biadab yang bernama
Kalpa Reksa, aku sudah siap untuk menghadapi
kenyataan. Bagaimanapun pahitnya."
"Baiklah. Kalau itu maumu...," Turgawa terpaksa
mengalah. "Aku, Kalpa Reksa dan ayahmu
adalah saudara seperguruan. Kami bertiga saling
kasih-mengasihi sampai akhirnya kami bertemu
dengan seorang w anita cantik. Kami bertiga jatuh
cinta padanya. Namun yang beruntung mendapat
kasih wanita itu adalah ayahmu. "
Kakek berpakaian kuning itu kembali
menghentikan ceritanya sebentar untuk bernapas.
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku menerima kenyataan pahit itu. Tapi tidak
demikian halnya dengan Kalpa Reksa. Dia
6 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menjadi sakit hati pada wanita itu. Dan juga
merasa iri pada ayahmu. Tak tahan memendam
perasaan itu, suatu hari dengan cara yang licik,
dia berhasil membunuh ayahmu. Kemudian ibumu
diperkosa habis-habisan."
Terdengar suara menggeretak keras dari
mulut Raja Tengkorak ketika mendengar cerita itu.
Tampak jelas kalau dia merasa geram bukan kepalang.
"Untung aku datang di saat yang tepat,
ketika Kalpa Reksa hendak membunuhmu. Buru-buru
aku menyelamatkan dirimu," sambung Turgawa lagi.
"Hm ... !" Raja Tengkorak menggumam pelan
untuk menutupi perasaan geram yang
berkecamuk di hatinya.
"Kalpa Reksa lalu mengejarku. Malang, aku
terkejar. Aku kerahkan seluruh kemampuan yang
kumiliki untuk menghadapinya. Dengan sedikit
siasat aku berhasil lolos darinya meskipun untuk
itu, tanganku harus putus dan kaki kiriku cacat.
Begitulah kejadian yang sebenarnya, Sengkala.
Niatku hanya satu. Mendidikmu menjadi tokoh
sakti yang tak terkalahkan" tutur Turgawa
mengakhiri ceritanya.
"Siapakah ayah dan ibuku, Paman?" tanya Raja
Tengkorak dengan suara parau. Jelas, dia
merasa terpengaruh dengan cerita kakek
berpakaian kuning itu.
"Ayahmu bernama Jagat Nata dan ibumu
Nilamsari. "
Raja Tengkorak kontan terdiam. Langkah kakinya
pun terhenti. Turgawa pun ikut menghentikan
langkahnya. Bagaimana" Puas?" tanya Turgawa seraya
menatap wajah laki-laki berseragam tengkorak itu.
Raja Tengkorak tidak menyahuti pertanyaan itu.
Kepalanya ditengadahkan menghadap ke langit.
7 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Kalpa Reksa...! Kalau aku tidak berhasil
membunuhmu, akan kubuang nama Sengkala...!"
Keras bukan kepalang suara yang kelu ar
dari mulut laki-laki berseragam tengkorak itu. Suaranya
menggema dan mengaung ke seluruh penjuru
tempat Itu. Memang, dia telah mengerahkan
seluruh tenaga dalamnya ketika berteriak.
Setelah mengucapkan kata-kata bernada
ancaman itu, Raja Tengkorak kembali melangkahkan
kaki. Gila! Dalam sekali langkah saja, dua belas tombak
telah terlampaui. Ilmu meringankan tubuh yang
dimilikinya, tentu saja telah mencapai tingkatan amat
tinggi. Sambil melangkahkan kakinya, mulut Turgawa
menyunggingkan senyuman aneh. Dan sekali
mengayunkan kakinya, jarak sebelas tombak telah
dicapainya. Sesaat kemudian, Turgawa dan
Sengkala berlari cepat meninggalkan tempat itu.
Andaikata ada penduduk yang melihat mereka
tentu akan mengira ada dua sosok hantu tengah
berkejaran. Memang, dua sosok bayangan hitam dan
kuning ini berkelebat cepat meninggalkan tempat itu.
ooOWKNBROoo 8 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
2 Wunggg, wunggg ... !
Suara mengaung keras mengusik keheningan
malam yang sepi-senyap. Andaikata suara itu
terdengar di dalam hutan, mungkin orang akan
menduga berasal dari mulut seekor harimau yang
sangat besar. Tapi suara keras itu bukan berasal dari
hutan, melainkan dari halaman luas di hadapan
sebuah bangunan yang terkurung pagar kayu bulat
tinggi. Di situ terdapat papan lebar, tebal, dan
berukir yang terletak di atas pinto gerbang
bertuliskan 'Perguruan Banteng Sakti'.
Suara keras itu ternyata berasal dari seorang gadis
yang tengah berlatih ilmu pedang di perguruan
silat itu. Di tangannya tergenggam sebilah pedang.
Cukup lama juga gadis berpakaian putih itu
berlatih ilmu pedang. Dan selama berlatih, suara
menggerung keras itu senantiasa terdengar, pertanda
kalau gerakan itu didukung oleh tenaga dalam tinggi.
Karena hanya orang-orang yang memiliki tenaga
dalam tinggi saja yang mampu mengeluarkan
suara keras dalam setup pergerakan tangan atau
senjatanya. Dari sini sudah bisa diperkirakan kekuatan tenaga
dalam yang dimiliki gadis berpakaian putih itu. "Hih ... !"
Gadis berpakaian putih itu melentingkan tubuh ke
belakang, dan bersalto di udara beberapa kali,
kemudian indah sekali kedua kakinya didaratkan di
tanah. Trek! Setelah memasukkan pedang di
punggungnya, gadis berpakaian putih itu mengusap
9 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
peluh yang membasahi leher dan dahinya dengan sapu
tangan. Plok, plok, plok... !
Terdengar suara tepuk tangan di belakang
punggung gadis berpakaian putih itu. Dia segera
membalikkan tubuhnya ke arah sumber suara.
" L u a r b i a s a ! S u d a h k u d u g a k a l a u k a u b u k a n seorang
gadis sembarangan, Melati," puji orang yang bertepuk tangan. Seorang laki-laki
berusia sekitar empat puluh tahun. Seperangkat pakaian
berw arna coklat membungkus tubuhnya yang
pendek kekar. Kulit wajahnya agak kemerahan,
dihiasi kumis tebal dan hitam.
"Ah! Kau terlalu memuji, Ki," sahut gadis
berpakaian putih malu-malu. Yang tidak lain
adalah Melati, putri angkat Raja Bojong Gading.
"Kepandaianku tidak ada artinya bila
dibandingkan dengan kepandaianmu," sambung
Melati. "Ha ha ha... ! "
Laki-laki berkulit kemerahan itu tertawa terbahak-
bahak. Sehingga tubuhnya terlihat berguncang.
Dia merasa geli mendengar jawaban gadis
berpakaian putih itu.
Melati tidak marah bila ucapannya disambut
dengan gelak tawa. Dia tahu laki-laki berkulit
kemerahan itu tidak bermaksud mengejeknya.
"Mengapa kau berpendapat begitu, Melati?" tanya
laki-laki berkulit kemerahan setelah tawanya terhenti.
"Karena kau adalah Ketua Perguruan
Banteng Sakti! Siapa yang tak mengenal Ki
Tampar Waja. Jangankan ketuanya, murid-
muridnya saja disegani kawan dan ditakuti lawan.
Mana mungkin kepandaianku yang hanya segini
bisa berarti di hadapanmu, Ki?" sambut Melati
sambil jempolnya menekan jari kelingking.
10 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
"Kau keliru, Melati," ujar laki-laki berkulit
kemerahan yang ternyata bernama Ki Tampar Waja,
Ketua Perguruan Banteng Sakti, bernada
teguran halus. Sepasang matanya menatap tepat
pada bola mata gadis berpakaian putih di hadapannya
dengan sinar mata sungguh-sungguh.
Terbayang kembali di benak Ketua
Perguruan Banteng Sakti, tatkala dia menemukan
gadis berpakaian putih itu terapung-apung di laut, di
atas sekeping papan dalam keadaan pingsan. Waktu itu
laut memang sudah tenang. Dia sendiri tengah
berperahu untuk memenuhi kegemarannya
memancing ikan. Lalu, gadis itu dibawa dan dirawat
di perguruannya.
Melati sama sekali tidak menyelak tutur kata Ki
Tampar Waja. Meski dia menghentikan ucapannya
sejenak untuk melihat tanggapan gadis berpakaian
putih itu. "Kau tahu, Melati. Di atas dunia ini banyak sekali
tokoh-tokoh yang berilmu tinggi. Ada yang
memiliki ilmu tinggi, pasti ada yang lebih tinggi. Di atas
gunung yang menjulang tinggi, masih ada langit.
Dan, di atas langit masih ada langit. Jadi, jangan
karena kabar yang tersiar di luaran, kau terpengaruh
dan menganggapku memiliki kepandaian paling
tinggi," urai Ketua Perguruan Banteng Sakti panjang
lebar. Melati tetap diam. Di dalam hatinya, dia mengakui
kebenaran ucapan laki-laki berkulit kemerahan itu. Dia
sendiri memang telah memahami tokoh-tokoh
persilatan berkepandaian tinggi bersikap seperti itu.
Selalu merendah dan tidak pernah takabur dengan ilmu
yang dimilikinya.
"Kau pernah mendengar cerita tentang Raja
Tengkorak?" sambung Ki Tampar Waja lagi.
Melati menggelengkan kepala. Sepasang matanya
11 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menatap lekat-lekat pada laki-laki berkulit
kemerahan itu. "Julukan Raja Tengkorak amat
menggemparkan dunia persilatan. Belasan,
bahkan mungkin puluhan ta hu n , d i a mer a ja l e l a
t an p a t a nd i n g an . Tap i , t oh akhirnya tewas. Malah dilakukan oleh
tokoh persilatan, yang sama sekali
kurang terkenal. Begitulah berita yang kudengar."
Memang Ki Tampar Waja belum mendengar sama
sekali tentang kemunculan Raja Tengkorak bernama
Sengkala yang mengacau dunia persilatan.
Tokoh sesat yang menggiriskan itu telah
membumihanguskan Perguruan Gajah Putih.
Perguruan ini letaknya terpisah jauh dengan
Perguruan Banteng Sakti.
Ki Tampar Waja tidak melanjutkan ucapannya.
Melati pun tidak menanggapi lagi. Suasana kini
jadi terasa hening.
"Kaaak, kaaak, kaaak...
Suara berkaokan keras memecahkan keheningan
suasana yang tercipta. Menilik dari suaranya,
jelas kalau suara itu keluar dari mulut burung gagak.
"Aneh ... !" gumam Ki Tampar Waja sambil
mengernyitkan kening.
"Mengapa, Ki?" tanya Melati heran melihat sikap
Ketua Perguruan Banteng Sakti itu.
"Kau dengar suara berkaokan tadi, Melati!" Ki
Tampar Waja malah balas bertanya.
Melati mengangguk.
"Suara burung gagak, Ki."
"Hm...," laki-laki berkulit kemerahan ini meng-
gumam pelan. "Aku tidak sependapat
denganmu, Melati. "
"Maksudmu, Ki?" kejar gadis berpakaian putih itu.
"Aku tidak percaya kalau suara itu keluar dari mulut
burung gagak! Selama aku di sini, belum pernah
12 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kudengar suara burung gagak!" tandas Ki
Tampar Waja. "Jadi...." Melati tidak melanjutkan ucapannya.
"Suara itu keluar dari mulut manusia!" dugs Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu. "Aku merasakan
di dalam suara itu terdapat getaran tenaga dalam.
"Tapi..., apa maksudnya kalau benar suara
itu keluar dari mulut manusia?"
"Aku tidak berani berprasangka dulu. Tapi
yang jelas, orang itu pasti tidak bermaksud baik dan
tidak sendirian!"
"Aku mendengar ada suara langkah kaki
mendekati tempat ini, Ki," beri tahu Melati.
"Ya," Ki Tampar Waja mengangguk. "Jumlah
mereka pun cukup banyak. Ayo cepat ke pintu
gerbang!" Setelah berkata demikian, laki-laki berkulit
kemerahan segera melesat cepat ke arah pintu
gerbang. Melati pun melakukan gerakan serupa.
Cepat bukan main gerakan mereka, sehingga yang
tampak hanya sekelebatan bayangan putih dan coklat
bergerak cepat menuju pintu gerbang.
ooOWKNBROoo Masih dalam jarak lima tombak dari pintu gerbang,
Melati dan Ki Tampar Waja telah dikejutkan oleh
kejadian mendadak.
Brakkk ... !
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Daun pintu gerbang Perguruan Banteng
Sakti hancur berantakan seperti diseruduk gajah
liar! Dan dari balik daun pintu itu melesat masuk sosok
tubuh berseragam tengkorak. Siapa lagi kalau bukan
Raja Tengkorak"! Disusul oleh sosok berpakaian
kuning yang Langan kanannya putus sebatas
pergelangan. Dia adalah Turgawa.
13 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Bukan hanya mereka saja yang melesat masuk,
melainkan belasan orang yang memiliki wajah
dan sikap kasar. Mereka adalah orang-orang
golongan hitam yang telah menjadi anak buah
Raja Tengkorak alias Sengkala.
Karuan saja suara riuh-rendah itu mengejutkan
murid-murid Perguruan Banteng Sakti yang berada
di pos penjagaan. Serentak mereka yang berjumlah
tiga orang, melompat keluar. Dua di antaranya
melesat ke arah rombongan tamu tak diundang.
Sedangkan seorang lagi memukul kentongan.
Tong, tong, tong... !
Suara kentongan tanda bahaya pun bergema
di sekitar Perguruan Banteng Sakti. Dua orang
murid Perguruan Banteng Sakti yang mendapat
giliran meronda ke sekeliling wilayah perguruan,
langsung menyambuti bunyi kentongan itu seraya
berlari ke arah asal suara kentongan.
Tak pelak lagi, seluruh murid-murid Perguruan
Banteng Sakti geger. Mereka semua bergegas melesat
keluar sambil menyambar senjata masing-masing. Ada
beberapa orang di antaran ya yang tidak sempat
mengenakan alas kaki.
"Raja Tengkorak... !" desis Ki Tampar Waja pelan
tapi tajam sehingga mengalahkan suara
kentongan yang bergema ke seluruh penjuru
perguruan itu. Ketua Perguruan Banteng Sakti itu
terkejut ketika berada dalam jarak empat tombak di
hadapan laki-laki berpakaian seragam tengkorak,
berbarengan dengan tibanya dua murid Perguruan
Banteng Sakti yang tadi berlari dari pos penjagaan.
Raut keterkejutan yang amat, sangat membayang di
wajah Ki Tampar Waja. Dia melihat kehadiran tokoh
yang pernah dikabarkan tewas itu.
Melati mengernyitkan kening. Inikah Raja Tengkorak
itu" Tanyanya dalam hati. Bukankah Ki Tampar Waja
14 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
mengatakan tokoh yang menggiriskan itu telah tewas"
Kenyataannya tokoh itu ada di sini! Apakah Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu. berbohong" Mustahil!
Gadis berpakaian putih ini tidak percaya kalau laki-laki
berkulit kemerahan itu berbohong. Jadi, Raja Tengkorak
tidak tewas. Berita yang tersebar itu tidak benar.
"Ha ha ha...!"
Laki-laki berpakaian seragam tengkorak tertawa
bergelak. Girang hatinya melihat keterkejutan Ki Tampar
Waja. "Ki Tampar Waja, Kini sudah saatnya kau dan
perguruanmu kulumatkan! Kau dan perguruanmu
akan menyusul Perguruan Gajah Putih yang telah lebih
dulu kumusnahkan!"
"Apa....!" Sepasang mata Ketua Perguruan Banteng
Sakti terbelalak lebar. Perasaan kaget yang amat
sangat mendera hatinya. Benarkah semua yang
dikatakan oleh Raja Tengkorak itu"! Ataukah hanya
satu muslihat saja"
Raja Tengkorak melihat keraguan yang
membayang di wajah Ki Tampar Waja.
"Kau boleh tidak percaya pada ucapanku, Ki
Tampar Waja! Tapi yang jelas, kau dan perguruanmu,
akan kuhancurkan seperti Perguruan Gajah Putih!"
lanjut laki-laki berpakaian seragam tengkorak itu.
Setelah berkata demikian, Raja Tengkorak
bertepuk tangan sekali.
Plok ... ! Suara keras menggelegar terdengar seperti ada
halilintar menyambar. Kerasnya bukan kepalang
sehingga semua orang yang berada di situ, merasa
telinganya berdengung.
"Serbu ... !"
"Hancurkan Perguruan Banteng Sakti...
"Bunuh Ki Tampar Waja... !"
15 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Teriakan-teriakan keras tak beraturan mengiringi
serbuan pengikut Sengkala.
Murid-murid Perguruan Banteng Sakti tidak tinggal
diam. Mereka pun bergerak maju memapak. Sekejap
kemudian terdengar denting suara senjata beradu, dan
bunga-bunga api berpercikan di udara. Pertarungan
mati-matian pun tak bisa dielakkan lagi.
Raja Tengkorak dan Turgawa pun tidak tinggal
diam. Begitu pars pengikutnya menyerbu, mereka
berdua pun meluruk maju.
Tapi sebelum kedua orang itu menyebarkan
maut di Perguruan Banteng Sakti, Melati dan Ki
Tampar Waja bergerak menyambut. Ketua
Perguruan Banteng Sakti segera menghadang Raja
Tengkorak. Dan, Melati menghadapi Turgawa!
Raja Tengkorak rupanya tidak ingin bermain-main
lagi. Begitu dihadang oleh Ki Tampar Waja yang
memang diincarnya, dia langsung saja
mengeluarkan 'llmu Baju Ular Emas' andalannya.
Jari-jari kedua tangannya yang menegang lurus dan
kaku meluncur bertubi-tubi ke arah leher lawan.
Ki Tampar Waja tahu kalau lawan yang
dihadapinya kali ini cukup tangguh. Maka dia pun
segera mengeluarkan ilmu andalannya, jurus 'Kera'.
"Hih ... !"
Dengan sekali mengenjotkan kaki, tubuh Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu melayang ke atas
dan melewati kepala Raja Tengkorak. Sesuai dengan
nama ilmunya, jurus 'Kera' memang menitikberatkan
pada kelincahan. Dengan sendirinya, Ki Tampar Waja
yang menguasai ilmu itu, mempunyai kegesitan
seperti layaknya kera sungguhan.
Tidak hanya itu saja yang dilakukan Ki Tampar
Waja. Begitu tubuhnya telah berada di udara,
tangan kanannya disampokkan ke arah belakang kepala
lawan. Keras bukan kepalang tamparan itu sehingga
16 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
menimbulkan suara bercicitan nyaring. Jangankan
kepala manusia, batu karang yang paling keras pun
akan hancur apabila terkena sampokan itu.
Cepat bukan main serangan balasan itu tiba. Dan,
memang Ki Tampar Waja memiliki gerakan yang
luar biasa cepat.
Tapi orang yang mendapat serangan bukanlah
sembarang orang. Dia, adalah Raja Tengkorak!
Seorang pentolan sesat yang memiliki kepandaian
tinggi. Maka sampokan yang datangnya tiba-tiba itu,
tidaklah membuatnya menjadi gugup. Dia segera
merundukkan kepalanya. Dan....
Wusss ... ! Sampokan itu mengenai tempat kosong,
lew at beberapa jengkal di atas kepala Raja Tengkorak.
Bukanlah Raja Tengkorak kalau tindakannya
berhenti sampai di situ. Seiring dengan kepalanya
merunduk, kaki kanannya segera menendang ke atas
melalui belakang.
Ki Tampar Waja tidak terkejut melihat serangan
balasan Raja Tengkorak. Dia telah lama
mendengar lawan yang dihadapinya. Dan, dia tahu
kalau tokoh sesat yang menggiriskan itu memiliki ilmu-
ilmu aneh. Maka, dia tidak gentar melihat
serangan yang mendadak itu. Bahkan dengan tangan
kirinya serangan itu dipapaknya.
Dukkk.... I Ki Tampar Waja meringis ketika benturan terjadi.
Kontan tubuhnya terjengkang ke belakang
dengan kedua tangan dirasakan sakit. Kedudukannya
di udara kurang menguntungkan, selain itu Raja
Tengkorak memang memiliki tenaga dalam yang
lebih kuat daripadanya.
Meskipun demikian, bukan hanya laki-laki berkulit
kemerahan saja yang terhuyung. Tubuh Raja
Tengkorak pun terhuyung akibat benturan itu.
17 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Hanya saja Ki Tampar Waja merasakan
tangannya sakit, Raja Tengkorak tak merasakan
apa-apa. Kalau tubuhnya ikut terhuyung bukan
karena tenaga dalam Ki Tampar Waja, melainkan
kedudukannya yang memang kurang menguntungkan.
"Hup ... !"
Begitu Ketua Perguruan Banteng Sakti
menginjakkan kedua kakinya di tanah, Raja Tengkorak
pun telah berhasil memperbaiki kedudukannya. Dan,
pertarungan yang sempat tertunda sejenak itu
kembali berlangsung sengit.
ooOWKNBROoo B er sa m aan d e ng an s a lin g se r an g an ta r a
R a ja Tengkorak dan Ki Tampar Waja, untuk yang
kedua kalinya, Turgawa baru mulai menggebrak Melati.
Berbeda dengan Sengkala yang sama sekali tidak
merasa terkejut dengan serangan Ki Tampar
Waja. Karena dia telah mengetahui kepandaian
Ketua Perguruan Banteng Sakti itu, sedang
Turgawa amat terperanjat bukan kepalang ketika
mulai bergerak menyerang Melati.
Semula, laki-laki berpakaian kuning ini
memandang remeh dan hampir tertawa ketika
melihat seorang gadis muda berpakaian putih
menghadang langkahnya.
Meskipun gadis berpakaian putih itu
bukanlah lawan berat, Turgawa yang berwatak keji dan
telengas, sekali serang lawan langsung
menggunakan seluruh tenaga dalamnya. Memang,
dia bermaksud menewaskan Melati dengan sekali
serang. Tangan kanan Turgawa dengan kedudukan jari
terkembang membentuk cakar meluncur ke arah
dada Melati. Sedangkan tangan kirinya di sisi pinggang.
18 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Laki-laki berpakaian kuning itu menduga
kalau Melati tidak akan bisa mengelak serangan
yang demikian cepat dikirimkannya. Tapi, betapa
kaget hatinya ketika melihat gadis berpakaian
putih itu dengan mudah mengelakkan
serangannya. Hanya dengan melangkahkan kaki
kirinya seraya mencondongkan tubuh, make serangan
itu lewat di sebelah kanannya.
Tidak itu saja yang d ilakukan Melati. Begitu
serangan lawan berhasil dielakkan, tangan kanannya
bergerak menyampok ke arah pelipis lawan.
Turgawa terkejut bukan kepalang. Dengan agak
t e r b a t a - b a t a , d i a m e l o m p a t k e s a m p i n g . D i a p u n
terpaksa bergulingan di tanah agar
terhindar dari serangan susulan Melati.
"Hup ... !"
Keringat sebesar biji jagung bermunculan di
sekujur wajah Turgawa ketika ia bangkit dari
berguling-guling menghindari serangan Melati.
Hampir saja dia tewas karena terlalu memandang
rendah lawan. Untung di saat terakhir dia berhasil
menyelamatkan diri. kalau tidak" Nyawanya sudah
dikirim Melati ke neraka.
"Wanita keparat ... !" maki Turgawa keras. "Berani kau mempermalukan aku"!
Setelah berkata demikian, laki-laki
berpakaian kuning itu menyusun jari-jarinya dan
membentuk jurus 'Ular'. Jeri jari kedua tangannya
terbuka lures, menegang kaku. Turgawa memang
bersiap menggunakan ilmu andalannya, 'Ilmu Baju
Ular Emas'. ooOWKNBROoo 19 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
3 "Ssshhh... !"
Diiringi suara mendesis, Turgawa mulai
melancarkan serangan ke arah dada dan ulu hati
Melati. Kedua tangannya menusuk bertubi-tubi ke
arah sasaran, Sehingga mengeluarkan suara
angin bercicit nyaring.
Melati terperanjat melihat kedahsyatan ilmu lawan.
Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia segera
melompat ke belakang. Sehingga serangan itu
tidak mengenai sasaran.
Tapi ternyata, Turgawa sudah
memperhitungkan hal itu. Terbukti, begitu
serangannya berhasil dielakkan, kedua kakinya
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bergeser maju tanpa melangkah. Suara gesekan alas
kaki laki-laki berpakaian kuning itu. terdengar.
Berbarengan dengan itu kembali kedua
tangannya meluncur cepat ke arah Melati. Kali ini
mengarah ke bawah hidung dan leher lawan. Dua
jaIan darah kematian.
Melati tidak punya pilihan lain. Dia menggeserkan
kaki kanannya ke belakang, seraya
mencondongkan tubuh ke arah yang sama. Lalu kedua
tangannya yang berbentuk cakar naga bergerak
menangkis serangan lawan. Gadis berpakaian putih
ini memang mengeluarkan ilmu 'Cakar Naga Merah'
untuk melumpuhkan 'Ilmu Baju Ular Emas'.
Prattt ... ! Prattt ... !
Melati dan Turgawa terhuyung-huyung ke
belakang ketika kedua pasang tangan mereka yang
samasama dialiri tenaga dalam tinggi saling
berbenturan. Bersamaan dengan itu terdengar
20 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
suara keras bukan kepalang. Seolah-olah suara itu
bukan berasal dari dua pasang tangan manusia,
melainkan dua logam keras yang saling berbenturan.
Melati meringis karena rasa sakit dan nyeri yang
mendera kedua tangannya. Menilik kejadian
yang dialami gadis itu, dapat diketahui kalau lawan
memiliki tenaga dalam lebih kuat dari dirinya.
Sekitar tiga langkah jarak tubuh Melati
terhuyung, sementara lawannya hanya satu
langkah. Hal ini memperkuat kenyataan kalau
Turgawa memiliki tenaga dalam di atasnya.
Tapi Melati tidak bisa berlama-lama larut dalam
rasa sakit dan nyeri yang melandanya, karena Turgawa
sudah kembali bersiap melancarkan serangan
'Ilmu Baju Ular Emas'. Sehingga memaksa gadis
berpakaian putih itu menggunakan jurus andalannya
'Cakar Naga Merah'. Tak terhindarkan lagi
pertarungan pun berlangsung sengit.
Gerakan-gerakan tangan kedua tokoh Sakti itu
mengeluarkan suara, bahkan suara tajam dari udara
yang robek menyemarakkan pertarungan mereka.
Di jurus-jurus awal pertarungan berjalan imbang.
Keduanya saling serang dan saling elak.
Ketika memasuki jurus ketiga puluh lima, mulai
tampak keunggulan Turgawa. Memang, kakek
berpakaian kuning ini mempunyai kelebihan
dibanding Melati. Dengan kelebihan itu dia menekan
lawan. Kedua t a n g a n n ya m e n j a d i l e b i h k e r a s l a k s a n a b
a j a . S e dangkan tenaga dalamnya jauh lebih kuat dari Melati, sehingga dia
mampu menekan lawan.
Melati tak mampu melancarkan serangan, kecuali
mundur dan mengelak bila lawan menyerang.
Sebab bila dia menangkis serangan lawan akan
merugikan dirinya. Lantaran lawan memiliki tenaga
dalam lebih kuat dan memiliki sepasang tangan
yang keras. Jadi, bila terjadi benturan maka
21 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
kedua tangannya akan bergetar hebat dan
menimbulkan rasa sakit.
Bukan hanya itu, tampak setiap kali dia
melancarkan serangan, dan lawan akan
menangkis serangannya, maka gadis berpakaian
putih ini menarik tangannya kembali buru-buru.
Karena itu dia senantiasa terdesak oleh lawannya.
Bukan Melati saja yang terdesak dalam
pertarungan sengit itu, Ki Tampar Waja pun
mengalami hal serupa. Bahkan keadaan kakek
bertubuh pendek kekar yang terdesak ini sangat tak
menguntungkan dirinya. Sedangkan murid-murid
Perguruan Banteng Sakti yang terlibat pertempuran
itu terdesak dan terhimpit.
Karena jumlahnya tak seimbang dengan pengikut
Raja Tengkorak. Lagi pula mereka adalah tokoh-
tokoh aliran hitam yang cukup ternama. Dengan
sendirinya ilmu mereka lebih unggul dibanding murid
Ki Tampar Waja. Sehingga tak mengherankan bila
banyak korban yang jatuh.
Jeritan kematian terdengar merobek
kesunyian malam. Disusul bertumbangannya
beberapa sosok tubuh dalam keadaan tanpa nyawa.
Seiring dengan gugurnya rekan-rekan mereka,
keadaan murid-murid Ki Tampar Waja semakin
terdesak. Ki Tampar Waja terdesak hebat, dan terpontang
panting dalam usahanya untuk menyelamatkan
nyawa, tapi dia sempat melihat sekilas keadaan Melati
dan murid-muridnya. Kontan perasaan cemas
menyelimuti dirinya. Dia khawatir keselamatan putri
angkat Raja Bojong Gading itu. Sedang bagi
murid dan dirinya tidaklah menjadi masalah.
Karena memang perguruan mereka diserbu, dan
sudah menjadi kewajiban mereka untuk
mempertahankannya sekalipun nyawa sebagai
22 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
taruhannya. Bagaimana dengan Melati" Gadis
itu adalah seorang tamu. Tidak layak jika dia tewas
pula. Gadis berpakaian putih itu harus pergi
menyelamatkan diri sebelum menjadi korban. Maka
tanpa mengalihkan perhatian dari Raja Tengkorak,
dan dalam keadaan tubuh terpontang-panting, Ki
Tampar Waja berteriak teriak,
"Melati...! Cepat pergi selamatkan dirimu...
Tapi orang yang mempunyai watak keras
seperti Melati mana mau disuruh menyelamatkan
diri, sementara laki-laki berkulit kemerahan dan
murid-muridnya dalam keadaan terancam maut.
Malah sebaliknya, seruan itu makin membuat gadis
berpakaian putih itu melakukan perlawanan sengit.
"Maaf, Ki! Aku bukan seorang pengecut ... ! Lebih
baik kita mati bersama-sama ... ! "
Karuan saja sikap Melati itu membuat
kecemasan Ketua Perguruan Banteng Sakti makin
menggelegak. Sambil membanting tubuh dan
bergulingan di tanah, Ki Tampar Waja kembali
berseru. "Jangan bertindak bodoh, Melati! Kau akan mati
sia-sia dan.... Akh ... !"
Tubuh Ki Tampar Waja terhuyung-huyung ketika
totokan tangan lawan berhasil mengenai bahu
kanannya. Darah pun mengalir keluar dari bagian tubuh
yang terkena serangan Raja Tengkorak.
"Ki... !"
Melati berteriak kaget mendengar jerit
kesakitan Ki Tampar Waja. Seraya menggertakkan gigi,
kedua tangannya yang terkembang membentuk
cakar dihentakkan ke depan. Gadis berpakaian
putih ini melancarkan jurus 'Naga Merah Membuang
Mustika'. Wusss ... ! Serentetan angin keras berhembus ke arah
23 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
Turgawa. Dan, kakek berpakaian kuning ini
bertindak lebih waspada. Buru-buru tubuhnya dilempar
ke samping dan bergulingan ke tanah untuk
menyelamatkan diri dari serangan Melati. Dia tidak
berani menangkis serangan pukulan jarak jauh itu.
Kesempatan yang hanya sekejap itu dipergunakan
Melati untuk melirik keadaan Ki Tampar Waja.
Dilihatnya laki-laki berkulit kemerahan itu tengah
bergulingan di tanah, sementara Raja Tengkorak
mengejarnya seraya mengirimkan serangan-serangan
mematikan. Walaupun dalam keadaan seperti. itu, Ki
Tampar Waja masih tetap memikirkan keselamatan
Melati. Tubuhnya yang bergulingan, tidak
menghalangi mulutnya untuk terus mengucapkan
kata-kata peringatan kepada gadis berpakaian putih
itu. "Melati... ! Selamatkan dirimu ... ! Cepat ... ! Kalau
tidak aku akan mati penasaran ... ! "
Melati menggertakkan gigi untuk
menguatkan hatinya yang terguncang. Dia
merasa terharu bukan kepalang melihat keadaan
laki-laki berkulit kemerahan itu terancam maut, tapi
masih sempat memikirkan keselamatannya. Gadis
berpakain putih ini berniat melompat dan
menerjang Raja Tengkorak untuk menyelamatkan
nyawa Ketua Perguruan Banteng Sakti. Tapi
sebelum hal itu dilakukannya, serangan dari
Turgawa kembali meluncur.
"Akh ... !"
Kembali terdengar jerit tertahan dari mulut Ki
Tampar Waja ketika serangan Raja Tengkorak kembali
mengenai sasarannya. Kali ini bahu kirinya terluka.
Kembali cairan merah kental mengalir. Memang, bila
menggunakan 'llmu Baju Ular Emas', sepasang tangan
laki-laki berseragam tengkorak itu jadi sekeras baja dan
24 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
jari-jari tangannya setajam pedang pusaka. Tidak
aneh kalau setiap kali terkena totokan tangannya, kulit
tubuh lawan langsung robek seperti tertusuk pedang.
Melati menggertakkan gigi. Dia bertarung dengan
benak dipenuhi berbagai macam pikiran.
Ucapan terakhir dari Ketua Perguruan Banteng
Sakti itulah yang menyebabkannya bimbang.
Akibatnya, gadis berpakaian putih ini terdesak hebat.
"Melati... ! Cepat pergi .... !"
Lagi-lagi seruan bernada penuh kekhawatiran itu
t e rd en ga r .
Melati tidak punya pilihan lain lagi. Dia tidak ingin
Ki Tampar Waja tewas dalam keadaan penasaran.
Maka dia buru-buru mencabut pedangnya, dan
langsung ditusukkan cepat ke arah perut Turgawa.
Wunggg ... ! Suara menggerung keras seperti naga murka
terdengar ketika pedang itu meluncur cepat ke
arah sasaran. Melati menggunakan 'llmu Pedang
Seribu Naga' untuk mendesak lawan.
Turgaw a kontan terperanjat begitu
mendengar suara menggerung keras itu. Dia
tidak berani lagi bertindak main-main. Maka
buru-buru tubuhnya dilempar ke belakang, dan
cepat-cepat bersalto beberapa kali di udara dalam
usahanya untuk berjaga-jaga terhadap serangan
susulan lawan. Tapi Melati sama sekali tidak melancarkan
serangan balasan. Gadis berpakaian putih itu
melancarkan serangan untuk mencari kesempatan
dalam upayanya melarikan diri. Maka begitu melihat
kakek berpakaian kuning itu melompat ke belakang
dan bersalto beberapa kali di udara, putih angkat
Raja Bojong Gading itu melesat kabur dari situ.
"Selamat tinggal, Ki. !"
Dengan suara serak, gadis berpakaian putih itu
25 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
mengucapkan kata-katanya, sebelum tubuhnya
melesat kabur dari situ. Sekali lompat, tubuhnya
telah melew ati pagar ka yu bulat tinggi.
Kemudian dia melesat cepat keluar menembus
kepekatan malam.
"Selamat jalan, Melati... !" balas Ki Tampar Waja
sambil terus menggulingkan, tubuh. Ada senyum
kelegaan di mulut Ketua Perguruan Banteng Sakti ini.
Lega melihat gadis berpakaian putih mau
memenuhi sarannya dan meninggalkan tempat itu.
ooOWKNBROoo "Hey...!" teriak Turgawa terkejut begitu kedua
kakinya hinggap di tanah. Dia melihat lawannya tidak
berada di situ lagi. Tapi pandangan matanya
yang tajam, sempat menangkap sosok bayangan
gadis itu melesat cepat keluar.
Tanpa membuang-buang waktu lagi, kakek
berpakaian kuning ini mengejamya. Sekali saja
menggenjotkan kaki, tubuhnya sudah melayang
melompati pagar kayu bulat yang tinggi menjulang.
"Hup... Begitu kedua kakinya mendarat di tanah, pandang
matanya langsung diedarkan ke sekeliling. Tapi
dia tidak menjumpai bayangan tubuh Melati. Hanya
kepekatan malam dan kerimbunan pepohonan
yang terlihat Beberapa, saat lamanya, Turgawa memperhatikan
sekeliling tempat itu. Setelah yakin kalau gadis
berpakaian putih itu telah menghilang, dia segera
masuk ke dalam markas Perguruan Banteng Sakti
melalui pintu gerbang yang tidak memiliki daun pintu
lagi. Turgawa memperhatikan sejenak jalannya
pertarungan. Segera dia mengetahui kalau
Dewa Arak 27 Kembalinya Raja Tengkorak di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
26 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
pertarungan tidak akan lama lagi berakhir. Murid-murid
Perguruan Banteng Sakti hanya tinggal beberapa
gelintir lagi. Sedangkan Ki Tampar Waja sudah
terdesak hebat. Hanya tinggal menunggu waktu saja
laki-laki berkulit kemerahan itu akan tumbang.
"Aaakh ... !"
Dua buah jeritan melengking nyaring mengiringi
robohnya dua orang murid Perguruan Banteng
Sakti yang tersisa. Tubuh mereka rebah ke tanah,
menggelepar-gelepar sejenak, lalu diam dan tidak
bergerak lagi. P a d a s a a t ya n g b e r s a ma a n d e n g a n
r o b o h n ya kedua orang murid Perguruan Banteng
Sakti itu, Raja Tengkorak melompat ke atas. Dan
selagi tubuhnya berada di udara, laksana burung
garuda yang melayang menyambar mangsa, kedua
tangannya meluncur cepat dan bertubi-tubi
menyerang ke arah pelipis dan ubun-ubun Ki Tampar
Waja. Lelaki berkulit kemerahan itu terperanjat. Dengan
sisa kemampuannya dia berusaha mengelak
serangan. Tapi....
Crattt... Tangan kanan laki-laki berseragam tengkorak itu
menyerempet dan mengenai pelipis kiri Ki
Tampar Waja. Ada suara keluhan tertahan terdengar
dari mulut laki-laki berkulit kemerahan itu ketika
pelipisnya retak. Tubuhnya pun roboh ke tanah
seiring dengan melayang nyawanya meninggalkan
raga. Walaupun serangan itu tidak telak, tapi
karena bagian yang terkena pukulan adalah
pelipis, akibatnya pun tidak kalah dahsyat dengan
sasaran-sasaran yang mematikan.
"Hup.. !"
Ringan tanpa suara kedua kaki Raja Tengkorak
mendarat di tanah. Sejenak dia memperhatikan
27 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
mayat Ketua Perguruan Banteng Sakti. Lalu
pandangannya beralih ke arah pengikut-pengikutnya.
"Bakar ... !" sera laki-laki berseragam tengkorak itu pada pengikutnya.
Serentak puluhan tokoh persilatan itu
bergerak cepat menghampiri bangunan-bangunan
yang berjejer. Sesaat kemudian tangan-tangan
kekar terlatih itu menjumput batang-batang obor
yang menyala. Lalu, mereka melemparkan obor itu ke
arah bangunan, atap, jendela, bahkan ruang dalam pun
tidak ketinggalan.
Di saat tokoh-tokoh persilatan itu sibuk
membumihanguskan perguruan, Raja Tengkorak
menghampiri Turgawa.
"Bagaimana, Paman" Apakah gadis itu
berhasil kau temukan?" tanya laki-laki berseragam
tengkorak itu. Dia tahu kalau lawan Turgawa berhasil
meloloskan diri.
Kakek berpakaian kuning menggeleng.
"Dia lenyap," ucap Turgawa bernada keluhan.
Raja Tengkorak diam tidak memberikan sambutan.
"Entah, murid siapa gadis berpakaian putih
itu," kata Turgawa lagi. Ada nada penasaran dan
keheranan dalam ucapan itu. "Dalam usia semuda
itu sudah memiliki ilmu-ilmu yang begitu dahsyat.
Entah siapa gurunya.... "
"Kau tidak mengetahui dari aliran mana gadis itu
berasal, Paman?" tanya Raja Tengkorak.
"Tidak. ltulah yang membuatku heran, Sengkala.
Padahal, hampir semua tokoh persilatan di daerah
ini kukenal baik. Entah juga kalau gadis itu murid
seorang tokoh sakti yang mengasingkan diri...."
Raja Tengkorak mengangguk-anggukkan
kepala. Dia menerima dugaan yang dikeluarkan kakek
berpakaian kuning itu. Tapi, dia tidak menyahutinya.
Sementara api mulai berkobar. Makin lama api itu
28 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
makin besar. Haw a panas pun menjalar ke
seluruh penjuru tempat itu.
Terpaksa Raja Tengkorak, Turgawa, dan
pengikutn ya melangkah mundur menjauhi
bangunan yang tengah terbakar hebat itu.
Setelah mereka yakin api yang berkobar itu akan
melumatkan seluruh bangunan perguruan, Raja
Tengkorak menepuk tangannya. Kali ini tidak seperti
biasanya. Plok, plok... Laksana ada halilintar menggelegar bunyi
yang tercipta akibat tepukan tangan itu.
Seiring dengan tepuk tangannya terhenti, Raja
Tengkorak melesat meninggalkan tempat itu.
Kemudian disusul oleh Turgawa dan semua
pengikutnya. Memang, tepukan dua kali itu
merupakan isyarat bagi para tokoh persilatan
untuk segera meninggalkan tempat itu.
Sungguhpun ada perasaan gembira karena
usahanya berhasil dengan baik, tapi ada ganjalan
yang bersarang di dalam dada Raja Tengkorak
dan Turgawa. Sebab gadis berpakaian putih mampu
lolos dari maut yang mereka tebarkan. Apalagi masih
ada Dewa Arak dan Kalpa Reksa. Bila ketiga tokoh itu
bergabung maka akan menjadi sebuah kekuatan yang
dahsyat. Dengan benak dihantui pikiran-pikiran semacam
itu, Raja Tengkorak dan Turgaw a
melangkahkan kakinya. Kini tinggal tiga sasaran
lagi yang harus mereka bereskan, sebelum merajai
dunia persilatan.
ooOWKNBROoo 29 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
4 Hati Melati remuk dan hancur meninggalkan Ki
Tampar Waja. Dalam keadaan sendiri dia berlari cepat
mengerahkan seluruh kemampuan yang
dimilikinya. Kalau tidak mengingat ucapan
terakhir Ki Tampar Waja, dia tidak akan mau
melarikan diri dari pertarungan. Kendatipun nyawanya
akan melayang. Entah berapa lama gadis berpakaian putih
ini berlari. Dia tidak peduli lagi karena hatinya
terguncang hebat akibat peristiwa yang baru saja
disaksikannya. Yang jelas, dia merasakan kedua
kakinya pegal-pegal, tapi tetap saja langkah kakinya
tidak berhenti.
Mendadak hati Melati tercekat. Tidak salahkah
penglihatannya" Tak jauh di hadapannya, ada sesosok
tubuh yang bergerak cepat ke arah yang
ditinggalkannya. Dalam suasana malam yang agak
gelap, terlihat jelas siapa sosok tubuh itu karena
pakaian yang dikenakannya memang menyolok. Raja
Tengkorak! Melati menggertakkan gigi. Seketika itu pula
kemarahannya bergolak. Laki-laki berseragam
tengkorak i t u a d a l a h o r a n g ya n g t a d i b e r t a r u n g d e n g a
n K i Tampar Waja. Keberadaan Raja
Tengkorak di sini menjadi pertanda kalau Ketua
Perguruan Banteng Sakti itu telah berhasil ditewaskan.
Dan, itu pula yang membuat gadis berpakaian putih
ini geram bukan kepalang.
Diam-diam ada perasaan heran di hati Melati.
Mengapa Raja Tengkorak itu malah datang dari tempat
yang akan ditujunya. Padahal, bukankah tempat
yang baru ditinggalkan itu berada di belakang"
Bagaimana mungkin dia bisa melesat secepat itu
30 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
dan melewati Melati. Kemudian dia akan mencegat
perjalanan gadis berpakaian putih itu"
Sepasang mata Melati beredar ke depan,
memperhatikan sekelilingnya. Dia ingin mengetahui
apakah Turgaw a berada di situ pula. Tapi tidak
ada tanda-tanda kalau kakek berpakaian kuning itu
bersama Raja Tengkorak.
"Aku harus membuat perhitungan...!" desis
hati Melati. Dengan mengambil keputusan itu, Melati bergegas
menghentikan langkah kakinya. Dia berdiri menunggu
kedatangan Raja Tengkorak yang akan melewati
dirinya. Dugaan Melati memang tidak salah. Raja
Tengkorak terus saja melesat menuju ke arahnya.
Anehnya, dia seperti tidak mempedulikan gadis
berpakaian putih itu. Sekalipun jarak di antara
mereka semakin bertambah dekat, dia terus saja
melesat cepat. Tapi Melati tidak peduli sama sekali. Dia
beranggapan sikap Raja Tengkorak seperti itu karena
memandang lawan sepele.
Srattt... Seberkas sinar terang mencuat ketika gadis
berpakaian putih itu menghunus pedangnya.
Memang, Melati telah mengetahui kepandaian
lawannya. Maka dia tak sungkan-sungkan lagi
mengeluarkan senjatanya. Gadis berpakaian putih ini
bersiap-siap untuk menggunakan ilmu pedang
andalannya. Raja Tengkorak nampak terkejut melihat gadis
berpakaian putih berdiri di hadapannya, dan
menghadang jalannya sambil menghunus pedang.
Maka dia pun segera menghentikan larinya. Kini
dia berdiri dalam jarak tiga tombak dengan Melati.
"Siapa kau, Nisanak" Mengapa menghadang
31 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
jalanku?" tanya laki-laki berseragam tengkorak itu
dengan suaranya yang khas. Pelan, berat, tapi
bergaung seperti suara hantu kuburan.
"Keparat ... !" Melati memaki seraya melangkah
maju dengan sikap waspada. "Lupakah kau
padaku" Aku adalah orang yang tadi bertarung
dengan kawanmu! Sekarang, terimalah pembalasanku
atas perbuatan kejimu!"
Setelah berkata demikian, Melati melancarkan
serangan berupa tusukan ke arah leher lawan.
Ada suara gerungan dahsyat seperti naga marah
mengiringi tibanya serangan pedang itu.
"Hey...! Tunggu dulu ... ! Tahan sebentar, Nisanak.
Kau salah paham ... !"
Raja Tengkorak berteriak-teriak mencegah.
Tapi Melati yang tengah dilanda kemarahan
menggelegak tak mau mendengarkan ucapannya.
Gadis berpakaian putih itu tetap dalam posisi
menyerang. Laki-laki berseragam tengkorak itu tentu saja tidak
mau mati kon yol. Buru-buru dia menekuk kedua
lututnya seraya merendahkan tubuh, sehingga tusukan
pedang Melati meluncur lewat setengah jengkal di atas
kepalanya. Raja Tengkorak rupanya belum mengenal
kepandaian Melati. Menghadapi 'Ilmu Pedang
Seribu Naga' kalau mengelak tanpa menjauhi
serangan merupakan sebuah tindakan
berbahaya. Karena, akan disusul serangan
berikutnya. Sesuai dengan namanya, Seribu Naga,
pedang yang sebenarnya hanya satu berubah
menjadi puluhan banyaknya.
Itulah sebabnya begitu laki-laki berseragam
tengkorak itu berhasil mengelakkan serangan,
pedang Melati kembali menyambar. Dengan
kecepatan gerak seorang ahli pedang tingkat
32 Dewa Arak - 027. Kembalinya Raja Tengkorak
EBook By : Wakinamboro wakinamboro@gmail.com
tinggi, senjata itu berputar k e k ana n da n
k e m ud i a n m e m b ab at c e pa t k e ar a h leher.
"Heh ... "!"
Seruan keterkejutan keluar dari mulut Raja
Tengkorak. Memang, dia tidak menyangka sama
sekali kalau gadis muda itu memiliki kemampuan
yang begitu luar biasa.
Tapi, dia adalah Raja Tengkorak! Seorang datuk
sesat yang terkenal memiliki kepandaian menggiriskan.
Walaupun serangan itu tiba secara mendadak dan
di luar dugaannya, tidak membuatnya menjadi
gugup. Dia buru-buru merebahkan tubuhnya ke
belakang. Mulai dari bagian pinggang ke bawah
mendatar. Kedua lututnya ditekuk seiring dengan
gerakan yang dilakukannya.
Wuuut..! Babatan pedang Melati meluncur deras lewat
Jejak Di Balik Kabut 45 Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Tangan Berbisa 4