Pencarian

Murka Sang Nyai 2

Pendekar Mabuk 05 Murka Sang Nyai Bagian 2


menggeram gemas sekali.
"Edan! Ternyata dia lebih cepat dariku! Dia sudah ada di depanku...! Malu aku
kalau tidak bisa melecehkan
dirinya!" Wuuut...! Perawan Sesat melompat satu jejakan kaki.
Tubuhnya sudah mencapai tempat di mana Pendekar
Mabuk berdiri sambil menenggak tuaknya. Mata Suto
sudah mulai memerah, tanda mulai dihinggapi perasaan
mabuk. Tetapi agaknya Suto Sinting tetap mampu
mengendalikan segala rasa dan pikiran, bahkan tampak
lebih tajam dari sebelum
ia dikuasai oleh
kemabukannya. "Apakah arah Bukit Garinda masih jauh?" tanya Suto.
"Masih beberapa hari lagi," jawab Perawan Sesat.
"Kalau kita tempuh dengan kecepatan lari seperti tadi, mungkin hanya memakan
waktu sehari semalam. Kita
harus bisa tempuh dengan kecepatan siluman!"
"Apa itu kecepatan siluman?" Suto kerutkan dahi
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
mirip orang tolol. Sikapnya membuat Perawan Sesat
tertawa mirip kuntilanak. Tawa bersuara serak itu
terhenti, dan berganti kata-kata yang tetap bersuara
serak-serak basah,
"Kecepatan siluman adalah kecepatan batin yang tidak menggunakan otot tubuh
kita. Seperti misalnya kita akan mencapai gundukan tanah yang membukit itu, kita
tak perlu berlari cepat seperti tadi. Cukup dengan satu kedipan mata sudah bisa
sampai ke puncak gundukan
tanah itu. Contohnya seperti ini...!"
Perawan Sesat segera tunjukkan kebolehan ilmu
silumannya, ia memejamkan mata sambil menarik napas
panjang-panjang. Dadanya menjadi penuh dengan
gumpalan napas. Tangannya bergerak memutar di depan
wajah bagai orang menari lemah gemulai. Jika napas
dihentakkan lewat hidung, maka tubuhnya akan lenyap
dan muncul di puncak gundukan tanah yang membukit
itu. Sebelum ia hentakkan napas lewat hidung, tiba-tiba ia mendengar suara Suto
Sinting berseru, "Hoii... lekas!
Jangan lama-lama!"
Napas tak jadi dihentakkan. Begitu mata dibuka
Perawan Sesat kembali terperangah melihat Suto sudah
lebih dulu ada di atas gundukan tanah yang membukit
itu. Ia melambai-lambaikan tangan memanggil Perawan
Sesat. Geram Perawan Sesat semakin menjadi. "Kurang
ajar! Dia lebih cepat pindahkan diri ke sana! Tinggi juga ilmu orang itu! Aku
kalah cepat dengan ilmu
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
silumannya. Rupanya ia tadi berlagak bodoh di
depanku!" Segera Perawan Sesat menyusul Suto ke atas bukit.
Jllig...! Tubuhnya tiba dengan cepat di atas bukit-bukitan itu. Tetapi ia
kehilangan Pendekar Mabuk. Ia mencari-cari Suto, yang ternyata sudah berada di
bawah pohon rindang, jauh darinya. Gerakan menenggak bumbung
tuak terlihat samar-samar. Sekali lagi Perawan Sesat
menggeram penuh kejengkelan.
"Dasar sinting! Didekati malah sudah kabur sejauh itu. Edan betul dia! Aku tak
bisa mencapai tempat sejauh itu hanya dengan satu jurus saja. Harus memakai dua
jurus alias dua langkah siluman. Hmmm...! Dia benar-
benar mempermainkan aku! Membuatku malu jika
begini! Sayang sekali dia tampan dan menggairahkan.
Kalau tidak, sudah kuhajar habis dia!"
"Cepat...!" Suto Sinting melambai dengan suara kecil karena jauhnya.
Perawan Sesat hanya menggeram dalam hati dan
berkata, "Pantas kalau Nyai Lembah Asmara terpikat pada lelaki tanpa pusar itu,
selain tampan dan
menggairahkan, ia juga berilmu tinggi! Ah, sulit sekali aku menghindari rasa
tertarikku kepadanya. Hasratku
sejak tadi menyala-nyala ingin mencumbunya. Tapi
agaknya ia tidak tergiur padaku. Hmmm... aku harus
menggunakan ilmu 'Pelet Sukma' biar dia terpikat dan
mau diajak bercumbu di bawah pohon itu!"
Kejap, berikutnya Perawan Sesat sudah tiba di tempat
Suto duduk santai di bawah pohon rindang. Dengan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
cepat ia tatapkan pandangan matanya ke mata Suto.
Senyum Suto mekar ketika dipandang perempuan itu.
Kejap kemudian napas Perawan Sesat disentakkan lewat
hidung. Wusss...! Pelan tapi berbahaya, karena itulah yang dinamakan ilmu 'Pelet
Sukma' yang mampu
membuat setiap lelaki mabuk birahi.
Tetapi ada satu keanehan yang dirasakan oleh
Perawan Sesat. Ketika napasnya terhempas lewat hidung tadi, tiba-tiba napas itu
memantul balik terasa masuk kembali ke dalam hidung. Namun hati Perawan Sesat
sangsi akan hal itu, karena perasaan seperti itu belum pernah dialami. Peristiwa
berbaliknya hembusan napas
itu belum pernah terjadi. Perawan Sesat tetap harapkan Suto mulai tergiur dengan
kemolekan tubuhnya.
Perawan Sesat mulai memamerkan belahan dadanya
yang sungguh montok itu.
Pendekar Mabuk tertawa kecil dengan mata merah
karena mabuk, ia segera berdiri dan Perawan Sesat ikut berdiri. Kemudian dalam
sekejap Suto melompat pergi
bagai tak peduli.
"Sutooo...!" Perawan Sesat bagai merengek tak mau ditinggal, ia menyusul Suto
dengan gairah cinta yang
meledak-ledak dalam dadanya, ia ingin memeluk Suto
dan mencumbunya habis-habisan. Tapi Suto sukar
ditangkapnya. Suto melesat lagi menjauh sambil
menghamburkan tawa bagaikan menggoda. Perawan
Sesat bertambah penasaran mendengar suara tawa Suto.
Ia mengejar untuk menangkap Suto dalam pelukan. Tapi
Suto melesat ke atas dan hinggap di salah satu dahan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
pohon. "Suto, turunlah! Peluklah aku, Suto!" seru Perawan Sesat sambil sibuk merayapi
tubuhnya sendiri.
Suto Sinting tertawa-tawa sambil duduk di dahan,
menenggak tuak dalam bumbung. Sesekali ia
memandang ke bawah, dan tawanya makin bertambah
melihat Perawan Sesat sibuk sendiri. Perawan Sesat baru menyadari bahwa ilmu
'Pelet Sukma' yang membuat
seseorang jadi terpancing gairahnya itu telah membalik dan mengenai dirinya
sendiri. Akibatnya, Perawan Sesat sendiri yang tak bisa mengendalikan gairah
birahinya. Setelah apa yang diinginkan tercapai oleh dirinya
sendiri, barulah Perawan Sesat menyadari hal itu dan
berkata di hatinya,
"Jahanam orang itu! Ilmu 'Pelet Sukma'-ku membalik mengenai diriku sendiri.
Sebaiknya aku tidak
menyerahkan Suto kepada Nyai Lembah Asmara! Akan
kupakai sendiri orang itu dengan segala caraku
menundukkan hatinya! Aku tak rela dan akan merasa
kehilangan besar jika Suto berada dalam pelukan Nyai
Lembah Asmara. Sebaiknya kubawa lari ke tempat lain
saja Pendekar Mabuk yang benar-benar memabukkan
hatiku itu! Peduli amat dengan tugas ini! Aku tak
sanggup menjalankan tugas, karena aku tak mampu
menghindari godaan hatiku ini!"
Kejap berikutnya, Perawan Sesat mendongak ke atas
dan berseru, "Kita lanjutkan perjalanan kita, Suto!"
"Apakah kau sudah selesai dengan pekerjaan
tanganmu?" ledek Suto membuat wajah Perawan Sesat
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
menjadi merah. Perempuan itu tidak melayani ejekan
tersebut, ia seolah-olah tidak mendengarnya. Kini ia
berseru kembali,
"Tidakkah kau ingin bertemu dengan kekasihmu;
Dyah Sariningrum"!"
Pancingan ini membuat Pendekar Mabuk turun dari
atas pohon dalam satu lompatan bagaikan terbang.
Rambutnya yang panjang meriap ke atas pada saat ia
meluncur ke bawah. Indah sekali dilihatnya, bagai
seekor rajawali gagah yang siap menerkam mangsanya.
Suto mulai oleng berdirinya karena pengaruh mabuk
tuak itu. Bahkan bicaranya pun mulai mengambang tak
tentu arah. "Bawalah cepat aku kepadanya! Jangan bikin aku
bertambah rindu lagi kepada Dyah Sariningrum!"
"Ya, aku akan membawamu lekas-lekas ke sana. Dia juga sudah lama menunggumu!
Tapi ada satu permintaan dariku sebagai syarat!"
"He he he... kamu mulai banyak tingkah, Perawan
Sesat! Apa syarat yang kau inginkan itu, hah"!" hardik Pendekar Mabuk kemudian.
"Kau telah membuat pedang gadingku lenyap tak
berbekas!"
"He he he... itulah kehebatan ilmu 'Sembur Siluman'
yang kumiliki. Jangan hanya pedangmu, gunung pun
kalau kusembur dengan tuak dalam mulutku mampu
lenyap dalam sekejap. Tapi, itu hanya kekuatan ilmu
siluman yang serupa dengan sihir. Kudapatkan ilmu itu perpaduan dari ilmu kakek
guruku dan bibi guruku! He
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
he he...."
"Aku tak berani menghadap Dyah Sariningrum jika aku kehilangan pedang gading
itu. Sebab ia akan marah padaku habis-habisan. Pedang itu adalah pedang
miliknya yang dipinjamkan padaku!"
"O ho ho ho... jadi itu pedang milik kekasihku?"
"Ya! Kalau kau tak bisa mengembalikan, aku tak
berani membawamu ke sana!" bujuk Perawan Sesat
dengan hati berdebar-debar.
"Untuk mengembalikan pedangmu, itu bukan
pekerjaan yang sulit. Tapi untuk menahan niatmu agar
tidak menggunakan pedang gading sebagai alat
pengumbar nafsu amarah, itu yang sulit! Aku tak berani membuat pedang itu
kembali lagi."
"Jika begitu, kita tak jadi menemui Dyah
Sariningrum. Karena Nyai Lembah Asmara akan murka
jika pedang gadingnya hilang."
"Nyai..."! O, jadi Dyah Sariningrum itu seorang
Nyai?" "Ya!"
"Pantas Peramal Pikun tak berani menyebutkannya,"
kata Suto dengan suara mengayun bergelombang.
"Lekas wujudkan pedang itu!" kata Perawan Sesat sambil serahkan gagang pedang
yang masih dibawanya
dengan tujuan digunakan sebagai bukti kepada teman
atau gurunya tentang kehebatan ilmu Suto.
Gagang pedang dengan benang sutera merah di
bagian ujung bawahnya digenggam kuat oleh Pendekar
Mabuk. Matanya yang mulai seperti orang mengantuk
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
itu sebentar waktu melirik Perawan Sesat. Ia nyengir dan berkata,
"Janjilah padaku, kau tidak akan mengumbar
amarahmu dengan menggunakan pedang ini!"
"Iya, iya! Aku berjanji! Cerewet kamu!" sentak Perawan Sesat.
"O, kalau kamu katakan aku cerewet aku akan isi pedang ini dengan sebuah
pisang!" "Sudahlah!" sentaknya lagi tak sabar. "Kau tidak cerewet! Tapi cepat kembalikan
pedangku itu!"
"Hei, kau bilang ini pedang milik Nyai Dyah
Sariningrum! Tapi sekarang kau bilang pedangku"!
Mana yang benar"!"
"Maksudku, itu pedang dalam tanggung jawabku.
Jadi sudah kuanggap seperti pedangku sendiri!"
"O ho ho ho... begitu rupanya!" Suto manggut-manggut.
"Iya. Lekas, jangan banyak bicara lagi!" bentak Perawan Sesat.
"Aih, kau bentak-bentak aku"! Aku tak mau!"
"Tidak, tidak! Aku tidak bentak kamu lagi!"
"Aku tidak mau!" Suto Sinting menggeleng dan membuang pedang itu ke semak
belukar. "Jahanam kau! Kenapa kau buang gagang pedang
itu"! Dasar sinting!" Perawan Sesat bergegas ke semak belukar untuk mengambil
gagang pedangnya. Suto
hanya tertawa-tawa sambil buka tutup bumbung dan ia
kembali tenggak tuak di dalamnya.
"Benar-benar edan orang itu!" gerutu Perawan Sesat
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
sambil mencari gagang pedang yang tadi dibuang Suto.
"Habis ini kuhajar sebentar dia, biar tahu adat sedikit terhadapku! Seenaknya
saja dia buang gagang pedang
itu. Dia tidak tahu kalau di dalam gagang pedang masih tersimpan racun yang
mematikan dan bisa kugunakan
untuk membunuh dirinya!"
Langkah kaki menyusuri semak terhenti. Mata
Perawan Sesat terbelalak lebar, ia melihat gagang
pedangnya tergeletak di antara rerumputan ilalang. Tapi kali ini mata pedangnya
sudah kembali utuh seperti
sediakala. Rupanya Pendekar Mabuk telah
mengembalikan mata pedang gading yang lenyap oleh
ilmu 'Sembur Siluman'-nya itu. Tapi ia sengaja membuat susah Perawan Sesat agar
perempuan itu menggerutu
dan bersungut-sungut, ia sengaja permainkan perawan
galak berambut acak-acakan itu. Padahal Suto Sinting
bisa mengembalikan pedang itu seperti sediakala dengan kekuatan matanya. Tapi ia
tidak mau mengembalikan
dan menyerahkan pedang begitu saja kepada perempuan
bermata liar itu.
Melihat mata pedang kembali seperti sediakala, hati
Perawan Sesat merasa girang. Tapi keberaniannya untuk bertindak semena-mena juga
lebih membara. Dengan
bekal Pusaka Pedang Gading itu, Perawan Sesat merasa
sanggup melumpuhkan lawannya.
"Pedangmu sudah kembali, Nona! Alangkah baiknya
jika kita cepat-cepat menemui Nyai yang menungguku!"
kata Suto. Perawan Sesat berkata, "Tidak sekarang, Suto! Aku


Pendekar Mabuk 05 Murka Sang Nyai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://duniaabukeisel.blogspot.com/
masih punya satu syarat lagi yang harus kau penuhi!"
"Kau punya syarat berapa sebenarnya, Nona?" tanya Pendekar Mabuk gusar.
"Satu syarat lagi! Hanya satu! Setelah ini kau kuantar menghadap Nyai! Aku
bersumpah, tidak akan minta
syarat lagi!"
"He he he he... apa syarat yang kau inginkan, Nona"!"
"Layanilah cintaku!" Perawan Sesat segera mendekat.
Suto membelalakkan mata ngantuknya. Ia tertawa
keras sambil mundur beberapa langkah, tangannya
menuding-nuding Perawan Sesat.
"Kalau kau tak mau, kau tidak kuajak menghadap
Nyai, Suto!" bentak Perawan Sesat memanfaatkan rindu di hati Suto sebagai
senjata untuk mengancam dan
memperdayai Pendekar Mabuk itu.
Suto gelengkan kepala. "Itu tidak boleh terjadi, Nona manis!"
"Harus terjadi!" tegas Perawan Sesat. "Dekatlah kemari, Suto. Peluklah aku,
Sayang...!"
"Hua ha ha ha ha... aku dipanggil sayang" Aduh,
Mak... kering darahku, melorot jantungku. Hua ha ha
ha...!" Pengaruh mabuk Pendekar Mabuk semakin tinggi.
Tawanya kian keras membuat Perawan Sesat bertambah
dongkol hatinya. Bahkan ia sempat berniat mencabut
pedang untuk memaksa Suto. Tapi ketika ingat bahwa
Suto Sinting masih bisa membuat lenyap pedangnya itu, maka niat tersebut
dibunuhnya sendiri. Perawan Sesat
hanya bisa membatin,
"Agaknya butuh kesabaran untuk menundukkan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
lelaki yang satu ini. Bukan dengan kekuatan ilmu,
melainkan dengan kekuatan hati yang sabar dan tekun!
Percuma saja adu kekerasan dengan dia, tidak akan
membawa hasil apa-apa kecuali suasana yang semakin
lebih kacau lagi. Biarlah kusabarkan hatiku sampai tiba saatnya ia sendiri
membutuhkan diriku."
Segera Perawan Sesat ucapkan kata, "Baiklah, Suto!
Lupakan satu persyaratan itu. Jika kau tak bisa sekarang, kapan waktu pun masih
bisa kau melunasinya. Sekarang
kita pergi dari sini secepatnya, Suto!"
"Tapi aku tidak punya hutang janji padamu, Perawan Sesat!"
"Terserah anggapanmu saat ini, karena aku tahu kamu sedang kebanyakan minum
tuak! Lupakan dulu
persyaratan satu itu!"
Perawan Sesat segera mengajak Pendekar Mabuk
untuk tinggalkan tempat, menjauhi arah Bukit Garinda.
Perawan Sesat memang bermaksud membawa lari Suto
ke tempat lain, yang sudah ada dalam benaknya.
Tetapi tiba-tiba di depan langkah Perawan Sesat dan
Pendekar Mabuk melesat benda kecil berbentuk bintang
dari lempengan baja tajam. Dan benda kecil itu melesat cepat menimbulkan bunyi,
ziing...! Kemudian benda itu menancap di pohon persis di depan sebelah kiri
Perawan Sesat. Juub... jub...!
Tertahan serentak langkah Perawan Sesat. Tertahan
pula tubuh limbung Pendekar Mabuk. Mata mereka
berkilas cepat menyapu sekeliling, tapi si pelempar
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
senjata rahasia berbentuk bintang itu tidak kelihatan tempat persembunyiannya.
Perawan Sesat segera sigap
dan berdiri dalam posisi siap menyerang. Matanya liar penuh waspada.
* * * 5 TANGAN Perawan Sesat hendak mencabut senjata
rahasia berbentuk bintang segi enam. Tapi dengan cepat kaki Pendekar Mabuk
menendang tangan Perawan Sesat.
Plakk...! Cepat sekali Perawan Sesat menarik tangannya
kembali, tapi gerakan itu terlambat. Mata liar Perawan Sesat memandang lurus ke
arah Suto yang bermata sayu.
"Apa maksudmu menendang tanganku"!" geram
Perawan Sesat. "Senjata itu beracun. Hanya pemiliknya yang bisa memegang dan tidak terkena
racunnya!"
"Aku lebih tahu daripada kau, Suto!" sentak Perawan Sesat. "Senjata bintang
persegi enam seperti itu adalah senjata milik temanku sendiri. Itu senjatanya
Putri Alam Baka! Senjata itu tidak beracun dan tidak berbahaya.
Hanya sebagai senjata peluka saja, Suto!"
"Lantas mengapa daun-daun pohon ini menjadi layu semua. Lihatlah ke atas! He he
he...!" Terkesiap mata Perawan Sesat setelah memandang ke
atas. Daun-daun pohon itu benar-benar menjadi layu
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
berkeriput. Bahkan sebagian besar langsung berubah
menjadi kuning. Dalam hati Perawan Sesat membatin,
"Gila! Apa yang dikatakannya memang benar. Senjata itu memang beracun. Jika
begitu, senjata itu pasti bukan milik Putri Alam Baka. Setahuku, senjata Putri
Alam Baka tidak beracun! Dan lagi, jika benar senjata itu milik Putri Alam Baka,
dengan maksud apa ia menyerangku
menggunakan senjata berbahaya itu?"
Sebelum Perawan Sesat ucapkan kata, Suto lebih dulu
bertanya, "Apakah kau yakin bahwa kedua senjata itu milik temanmu?"
"Aku jadi sangsi. Aku tak bisa mengenalinya.
Seingatku, senjata milik Putri Alam Baka mempunyai
goresan gambar panah cakra pada bagian sisi
pinggirnya."
Perawan Sesat mencoba mengamat-amati kedua
senjata itu, tapi ia merasa kesulitan mengenalinya,
karena kedua senjata itu melesak masuk ke batang pohon hampir seluruhnya.
Tinggal sedikit sisa yang terlihat belum masuk ke batang pohon. Perawan Sesat
kembali berkata dalam hatinya,
"Aku jadi sangsi juga, apakah senjata ini berbentuk bintang segi enam atau segi
berapa" Jika melihat ukuran runcing pada bagian yang tak masuk ke dalam batang,
kelihatannya bintang segi enam. Tapi siapa tahu dia
bersegi lima atau delapan?"
"Minggirlah, Perawan Sesat. Biar kukeluarkan senjata itu dari batang pohon!"
kata Pendekar Mabuk lalu ia tersentak satu kali karena cegukan. Kejap berikutnya
ia http://duniaabukeisel.blogspot.com/
sentakkan tabung bambunya itu ke batang pohon dengan
pelan. Dugh...! Hhrrr...! Daun-daun pun rontok banyak akibat sodokan bambu
tabung itu. Jika bukan dialiri
tenaga dalam cukup besar, tak mungkin pohon sebesar
itu terguncang dan daunnya berguguran hanya dengan
gerakan sepelan itu. Perawan Sesat menyimpan kagum
sambil mengibaskan tangannya menghindari rontokan
daun di kepala.
Sodokan itu membuat dua senjata berbentuk
lempengan bintang dari logam baja putih itu tersentak keluar dari batang pohon,
jatuh tepat di kaki pohon
depan yang tak berumput. Perawan Sesat pun segera
menghampiri dan memeriksanya dengan sebatang
ranting kayu kering. Dan ternyata kedua senjata itu
memang mempunyai goresan gambar panah cakra.
"Hmmm... jelas ini milik Sumbi, atau Putri Alam
Baka!" gumam Perawan Sesat tanpa memandang Suto.
"Apa benar itu milik temanmu?"
Perawan Sesat menjawab jujur, "Ya. Ini milik
temanku." "Apa temanmu itu suka memakai baju kuning?"
"Ya. Dari mana kau tahu?" Perawan Sesat kerutkan dahinya.
Suto tertawa dalam tawa mabuk, ia segera garuk-
garuk kepalanya sambil berkata, "Sebentar lagi ia akan muncul!"
Tiba-tiba Suto bergerak cepat memutar dan kakinya
menendang pohon yang tadi terkena senjata bintang itu.
Duugh...! http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Pohon tidak bergerak, seperti kena tendangan tanpa
tenaga sedikit pun. Bahkan satu daun pun tak ada yang jatuh, padahal daun pohon
itu telah layu. Perawan Sesat juga merasa heran melihat tendangan cepat Pendekar
Mabuk itu tidak mengguncangkan daun pohon sedikit
pun. Tetapi kejap berikutnya empat pohon yang berjejeran
sederet dengan pohon yang ditendangnya itu mulai
tergucang bagai dihembus badai. Perawan Sesat
terkesima melihat pohon yang keempat dari jajaran
pohon itu saja yang berguncang kuat, hingga dahan-
dahannya meliuk terombang-ambing. Dan dari atas
pohon berdaun rimbun itu melesatlah dua sosok manusia turun dalam gerakan
bersalto satu kali. Wuuus...!
Wussh...! Jleg...! Jleg...!
Dua sosok manusia mendaratkan kakinya dengan
tepat di depan Perawan Sesat dalam jarak lima langkah.
Perawan Sesat kembali terkesiap melihat kemunculan
dua perempuan yang sudah dikenalnya. Untuk sesaat
mereka beradu pandang dalam wajah tegang. Pada saat
itu Perawan Sesat sempat berkata dalam hati mengenai
tendangan Suto tadi, "Luar biasa dia menyalurkan tenaga dalamnya. Pohon yang
ditendang tetap tenang, pohon
keempatnya yang terkena sasaran! Jelas hal itu jurus
penyaluran tenaga dalam yang sangat tinggi!"
Perawan Sesat cepat singkirkan bayangan tendangan
Pendekar Mabuk tadi dari otaknya, kembali ia curahkan perhatian pada kedua
perempuan yang masing-masing
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
mengenakan pakaian ketat merah dan kuning. Bentuk
potongan pakaiannya sama dengan bentuk potongan
pakaian yang dikenakan Perawan Sesat. Hanya berbeda
pada warnanya saja.
Potongan pakaian yang sama menunjukkan bahwa
mereka berasal dari satu perguruan.
Yang berpakaian merah dengan baju tanpa lengan
dan belahan dada sedikit terbuka lebar adalah Maharani.
Rambutnya dikepang dua, ditaruh di depan dada. Di
tangannya tergenggam sebuah kipas warna merah
berbunga-bunga hitam. Perawan Sesat kenal betul,
bahwa Maharani mempunyai tingkat ilmu yang setaraf
dengannya. Maharani juga sering menjadi utusan bagi
Nyai Lembah Asmara.
Perempuan satunya lagi mempunyai rambut dikepang
satu. Cukup panjang rambutnya itu hingga bisa melilit di sekitar leher, sisanya
jatuh di depan dada kanan.
Perempuan berkepang satu itu mengenakan ikat
pinggang tali merah. Di sana terselip sebatang bambu
kuning berukuran satu hasta. Bambu itu adalah seruling berlilit pita merah di
bagian ujung tempat meniupnya.
Perempuan yang mempunyai senjata seruling itulah yang bernama Sumbi, alias Putri
Alam Baka. Tingkat ilmunya lebih tinggi satu tingkat dari Perawan Sesat ataupun
Maharani. Selain sering menjadi utusan bagi Nyai
Lembah Asmara, Putri Alam Baka juga merupakan
orang kepercayaan Nyai Lembah Asmara yang menjadi
wakil tertinggi dan dikenal sebagai orang kedua di Bukit Garinda.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Jelas Perawan Sesat sedikit gentar melihat Putri Alam Baka sampai turun tangan
dan menyerangnya dari
tempat persembunyian. Cara memandangnya pun
tampak bermusuhan. Perawan Sesat semakin curiga dan
waswas. Sekalipun Putri Alam Baka adalah teman
sendiri, tetapi tingkat perbedaan ilmu dan kedudukan, membuat Perawan Sesat
merasa sungkan kepada Putri
Alam Baka. Karena itu, kehadiran Putri Alam Baka
membuat Perawan Sesat ajukan tanya,
"Sepenting apakah keperluanmu hingga datang
menemuiku, Sumbi?"
"Sejak keberangkatanmu, kami memang sudah
membuntuti!" jawab Putri Alam Baka. Tak ada senyum di bibirnya. Sikapnya pun
kelihatan dingin. Dalam
keadaan rambut lebih rapi, Putri Alam Baka dan
Maharani tampak lebih cantik dari Perawan Sesat.
Tetapi kecantikan itu tidak membuat Pendekar
Mabuk tertarik, ia bahkan bersikap sebagai pendengar
dan penonton yang baik. Ia duduk di tanah yang sedikit lebih tinggi, punggungnya
bersandarkan batang pohon,
sambil sesekali menenggak tuak.
Perawan Sesat merasa heran mendengar dirinya
diikuti oleh Maharani dan Sumbi sejak
keberangkatannya dari Bukit Garinda. Tentang
bagaimana cara mereka menguntit hingga tidak
diketahui gerakannya, bukan hal yang dipikirkan
Perawan Sesat, karena ia merasa mampu melakukan
penguntitan tanpa suara. Tapi apa sebab mereka
menguntitnya, itu yang menjadi pikiran Perawan Sesat.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Mengapa mereka harus menguntitnya" Mengapa seorang
wakil Nyai Lembah Asmara sampai turun tangan dan
mau menjadi penguntit" Pasti ada sesuatu yang tak lazim menurut dugaan Perawan
Sesat. Lalu, hal itu pun ditanyakan oleh Perawan Sesat
dengan nada tetap tegas dan berkesan angker,
"Untuk apa kalian mengikutiku sejak dari
keberangkatan?"
"Nyai menugaskannya!" jawab Putri Alam Baka dengan sikap berdiri tegap dengan
kedua kaki tegak
sedikit merenggang.
"Untuk apa Nyai menugaskan kalian?"
"Kecurigaan, menjaga kewaspadaan, sekaligus
memberikan perlindungan padamu, Perawan Sesat!"
"Omong kosong!" sentak Perawan Sesat
menyanggah. "Buktinya kalian tidak muncul saat lelaki itu menyerangku di
Perguruan Merpati Wingit!" sambil Perawan Sesat menuding Suto Sinting.
"Ketika kami hendak turun tangan, pemuda tampan
itu sudah lebih dulu membawamu pergi," jawab Putri Alam Baka lebih berkesan
kalem dan berwibawa.
Perawan Sesat melirik Suto sesaat. Pendekar tampan
itu hanya senyum-senyum saja memandang perdebatan
tersebut. Sesekali badannya tersentak karena cegukan.
Tapi agaknya ia sengaja tidak mau ikut campur urusan
ketiga perempuan itu.
Kembali mata Perawan Sesat memandang Maharani


Pendekar Mabuk 05 Murka Sang Nyai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan Putri Alam Baka, setelah ia mendengar suara
Maharani yang kecil itu berkata,
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Kurasa kau salah arah, Rukmi. Bukit Garinda ada di sebelah barat, mengapa kau
membawa lari pemuda itu ke arah timur?"
"Itu urusanku, Maharani!"
"Tugas kami adalah meluruskan jalanmu, Rukmi,"
kata Maharani dengan memanggil nama asli Perawan
Sesat. Putri Alam Baka segera berkata pula, "Aku
menangkap adanya pengkhianatan tugas dalam hal ini!
Pasti kau akan menguasai pemuda itu dan tidak akan
menyerahkannya kepada Nyai Lembah Asmara!"
"Itu pun urusanku, Sumbi!" kata Perawan Sesat dengan tetap perlihatkan
ketegasannya dalam bersikap.
Sambungnya lagi,
"Susah payah kucari dan kutemukan pemuda itu,
mengapa ia harus kuserahkan pada perempuan lain,
hah"! Lihatlah sendiri, betapa tampan dan
menggairahkan Suto tanpa pusar itu" Lihatlah...!
Haruskah aku serahkan pemuda setampan itu, kepada
orang lain"!"
Mata kedua teman Perawan Sesat itu melirik ke arah
Pendekar Mabuk. Yang dilirik justru memperlebarkan
senyum sambil melambai kecil penuh goda. Putri Alam
Baka cepat palingkan wajah, memandang ke arah
Perawan Sesat. Tapi Maharani masih menikmati
ketampanan yang begitu mengagumkan hatinya. Tak
sadar hatinya berdebar-debar.
Perawan Sesat berkata lagi, "Kalian pikir aku
perempuan bodoh yang tidak bisa membedakan, mana
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
lelaki mahal mana lelaki murahan"! Kupertaruhkan
nyawaku untuk mendapatkan dia, wajar kan kalau
sekarang aku memilikinya?"
"Tapi kau mengemban tugas, Perawan Sesat! Kita
selalu dididik untuk tidak mengutamakan kepentingan
pribadi dalam menunaikan tugas dari Nyai!"
"Ya. Lantas siapa yang bisa memenuhi kebutuhan
pribadi kita" Nyai..."! Apakah beliau sanggup memenuhi kebutuhan pribadi kita,
jika pribadi kita menghendaki seorang kekasih seperti pemuda itu"!"
"Rukmi...!" sentak Maharani. "Jelasnya kau akan melakukan pembangkangan terhadap
perintah nyai kita!"
"Aku hanya menuntut hakku dan perasaanku! Aku
suka pada Suto Sinting itu!"
"Sudah lama kita berteman, Rukmi," ucap Putri Alam Baka dengan nada rendah dan
lebih berkesan tenang dari Maharani. Lalu ia berkata lagi,
"Jangan sampai aku mengambil tindakan tegas
untukmu. Jangan sampai aku menjatuhkan hukuman
berat untuk teman sendiri, Rukmi. Kuingatkan, jaga
nafsumu. Serahkan Suto kepada Nyai Lembah Asmara
sesuai tugasmu. Kurasa Nyai Ratu punya kebijaksanaan
tersendiri untuk dirimu, Perawan Sesat!"
"Aku tetap tidak akan menyerahkan Pendekar Mabuk kepada Nyai!"
"Kalau begitu kau menghendaki kami menghajarmu,
Rukmi!" sentak Maharani lagi sambil hentikan gerakan tangan yang sejak tadi
mengipas-ngipas di depan
dadanya yang sekal itu.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Mendengar gertakan itu, Perawan Sesat
menyunggingkan senyum sinis meremehkan, ia berkata,
"Apa pun tindakan yang akan kau ambil, aku sudah siap menghadapinya, Maharani!
Kalian boleh paksa aku
dengan cara apa pun. Tapi aku tetap tidak akan
menyerahkan Suto ke tangan Nyai!"
Terdengar ucapan pelan bernada sinis dari Maharani
kepada Putri Alam Baka.
"Ternyata apa yang dikhawatirkan Nyai Lembah
Asmara memang benar-benar terjadi, Sumbi! Perawan
Sesat melakukan pembangkangan!"
"Cuih...!" Perawan Sesat meludah dengan benci.
"Kau memang layak mendapat julukan penjilat kotor, Maharani! Sejak dulu kau
selalu menjadi penjilat agar
mendapat perhatian dari Nyai Lembah Asmara!"
"Itu urusanku, Rukmi!" jawab Maharani menirukan jawaban Perawan Sesat tadi. Kini
ia maju dua langkah, berada lebih depan dari Putri Alam Baka. Rupanya ia
ambil alih sendiri perkara itu, sehingga Putri Alam Baka mundur satu tindak.
"Perawan Sesat!" geramnya dengan mata menyipit tajam. "Jika kau bersikeras untuk
tidak menyerahkan pemuda itu kepada Nyai Lembah Asmara, kau harus
melangkahi mayatku dulu!"
"Aku tak keberatan!" jawab Perawan Sesat. "Seribu mayat dirimu akan kulangkahi
dalam sekejap, Maharani!"
"Cabut pedangmu!" sentak Maharani sambil ia mulai pasang kuda-kuda untuk
menyerang. http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Perawan Sesat melangkah pelan ke kiri, kembali lagi
ke kanan sambil matanya melirik ke arah Maharani
dengan senyum meremehkan.
"Pedangku tak akan kucabut! Karena untuk
membuatmu menjadi mayat cukup menggunakan
kelingkingku, Maharani!"
"Mulut sombong busuk!" geram Maharani, kemudian ia kibaskan kipasnya dari kiri
ke kanan dalam keadaan terbuka dan miring. Wuuus...!
Tenaga dalam bagaikan ditebarkan dalam gerakan
cepat, melesat ke arah Perawan Sesat. Dengan lincah
perempuan berambut acak-acakan itu sentakkan ujung
jempol kakinya ke tanah dan tubuhnya melesat naik ke
atas sambil ia sentakkan pula tangan kirinya ke depan.
Wuugh...! Tenaga dalam dari kipas mengenai tempat kosong.
Sementara itu tenaga dalam dari tangan Perawan Sesat
menghempas ke wajah perempuan berkelabang dua.
Dengan gerakan cepat Maharani menutup wajah dengan
cara bentangkan kipasnya di depan mata. Brett...!
Begggh...! Pukulan tenaga dalam Perawan Sesat bagai
menghantam lereng sebuah gunung. Hempasannya
membalik ke arah Perawan Sesat, tapi ketika itu Perawan Sesat sudah pijakkan
kakinya ke tanah, sehingga yang
menjadi sasaran adalah dahan pohon yang segera retak
dan jatuh berdebum dalam jarak dua langkah dari tempat duduk Pendekar Mabuk.
Brruk...! Suto tersentak kaget, namun tak ada kata
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
yang keluar dari mulut Suto selain suara cegukan. Di
dalam hatinya Suto berkata,
"Kurasa Perawan Sesat akan tumbang di tangan salah satu dari kedua perempuan
lawannya itu. Bila Perawan
Sesat tak mampu menghadapi dua lawannya, bisa-bisa
aku tak jadi ditemukan dengan Dyah Sariningrum. Tapi, haruskah aku ikut campur
tangan dalam urusan mereka"
Atau sebaliknya kutinggal pergi saja?"
Dugaan Pendekar Mabuk itu ternyata benar. Dalam
satu kesempatan Putri Alam Baka tahu-tahu menyerang
Perawan Sesat yang sedang menghadapi Maharani.
Sungguh di luar dugaan Perawan Sesat, bahwa Putri
Alam Baka sampai hati melawan teman dengan
menggunakan seruling pusakanya. Seruling itu
disentakkan dari jarak jauh. Lubang di bagian ujung
bawah seruling mengeluarkan cahaya biru berkilap bagai lidah-lidah petir.
Dalam sekejap, tubuh Perawan Sesat bagaikan
dikurung oleh kilauan-kilauan cahaya biru yang
berbentuk mirip ranting-ranting pohon. Perawan Sesat
terjerat. Tubuhnya mengeras dan akhirnya jatuh
berdebum ke tanah. Ketika kilatan-kilatan cahaya biru itu berhenti mengelilingi
tubuhnya, Perawan Sesat
berusaha bangkit dalam keadaan mulut berdarah dan
kulit mengelupas kecil-kecil.
"Habiskan saja dia, Maharani!" perintah Putri Alam Baka.
Maka, perempuan berbaju merah itu menutupkan
kipasnya dan menebaskan kipas itu ke depan. Cahaya
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
merah menyembur bagai semburan dari dasar gunung
berapi. Woos...! Bukan tak mungkin tubuh Perawan
Sesat akan terbakar habis oleh jurus maut itu.
Tetapi, pada saat itu jari telunjuk Pendekar Mabuk
melakukan gerakan menyentil dari depan lututnya.
Tuus...! Tak ada yang melihat gerakan jari menyentil itu.
Tetapi ternyata jurus 'Jari Guntur' itu telah membuat tubuh Maharani terpental
keras bagai ditendang kuda.
Mulutnya sampai memperdengarkan suara, "Heeegh...!"
Dan tubuhnya segera melayang ke belakang, jatuh dalam jarak tiga langkah di
samping Perawan Sesat.
Tentu saja jatuhnya Maharani membuat Putri Alam
Baka menjadi tercengang kaget, ia menyangka kekuatan
tenaga dalam itu datang dari tubuh Perawan Sesat.
Maka, dengan semangat membunuh lebih menyala-nyala
lagi, Putri Alam Baka segera sentakkan tangan kanannya dengan telapak tangan
terbuka, ia bagai mendorong
sesuatu dari samping ke depan dengan keras. Pukulan
jarak jauh itu akan menghancurkan kepala Perawan
Sesat yang sudah tak berdaya itu.
Tetapi, Suto segera melakukan gerakan kecil. Jempol
tangannya dirapatkan dengan jari telunjuk. Lalu, ia
sentakkan kedua jari itu seperti memanggil ayam atau
burung, triik...!
Gerakan tangan Putri Alam Baka hampir mencapai
ujungnya, tahu-tahu kedua kakinya bagai ada yang
menyepak dari belakang. Wuus...! Kedua kaki itu
terangkat kuat-kuat, tubuh Putri Alam Baka terpelanting jatuh. Bruuk...!
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Pukulan pamungkasnya tidak jadi dilancarkan. Tetapi
pada saat itu, Suto menangkap kelebatan sosok tubuh
yang menyambar Perawan Sesat. Wesss...! Cepat sekali
gerakannya. Tahu-tahu orang tersebut telah
menggendong tubuh Perawan Sesat di pundak kirinya,
berdiri agak jauh dari kedua lawan, juga agak jauh dari Suto sendiri. Melihat
keadaan tubuh orang yang baru
datang berbadan kurus kering, tak salah lagi penglihatan Suto, bahwa orang itu
adalah Peramal Pikun.
"Suto, uruslah kedua perempuan itu! Aku akan
membawa Perawan Sesat ke pondokku. Dia terluka
parah!" "Hei...!" Suto hanya bisa memanggil tak bisa berkata apa pun karena Peramal
Pikun segera melesat pergi
meninggalkan tempat itu.
"Kejar...!" perintah Putri Alam Baka kepada Maharani.
Tapi sebelum Maharani bergerak mengejar, Suto
melentingkan tubuh ke udara dengan menggunakan
tumitnya untuk menjejak tanah. Dalam satu gerakan
jungkir balik, Pendekar Mabuk sudah berada di depan
Maharani. Ia terkekeh-kekeh dengan suara sumbang.
"Tak perlu dikejar. Ada baiknya kalau kalian segera bawa aku menghadap nyaimu
itu. Aku sendiri ingin
segera bertemu!" kata Pendekar Mabuk kemudian karena ia menyangka nyai mereka
adalah Dyah Sariningrum.
* * * http://duniaabukeisel.blogspot.com/
6 SEBUAH bangunan mirip istana kecil bertengger
megah di lereng sebuah bukit. Bukit itu adalah Bukit
Garinda. Dulu wilayah itu dikuasai oleh Nyai Guru
Betari Ayu. Kala itu, Betari Ayu punya persahabatan
baik dengan seorang teman yang bernama Wulandari.
Dan pada waktu Wulandari mendirikan Partai
Perempuan Sakti, Betari Ayu tidak mau bergabung,
tetapi sebagai tanda persahabatan ia pinjamkan tanah di lereng Bukit Garinda itu
kepada Wulandari. Waktu demi waktu berlalu akhirnya tanah di lereng Bukit
Garinda dikuasai sepenuhnya oleh Wulandari, yang kemudian
dikenal dengan julukan Nyai Lembah Asmara.
Bangunan yang mirip istana kecil itu dikelilingi oleh tembok tinggi yang
menyerupai benteng. Batas salah
satu sisi tembok ada yang mencapai tepian pantai laut utara. Bangunan itu
berkesan megah, mempunyai pintu
gerbang yang jaraknya lebih dari seratus langkah dari pusat bangunannya sendiri.
Di tanah yang jaraknya lebih dari seratus langkah itu, dibangun pula rumah-rumah
kecil yang merupakan
pemukiman para anak buah Nyai Lembah Asmara. Juga
dibangun tempat-tempat khusus untuk berlatih ilmu. Di sana dipersiapkan
sepasukan-prajurit wanita yang kelak akan menjadi benteng utama dari negeri yang
ingin didirikan oleh Nyai Lembah Asmara. Mereka adalah
kaum wanita yang tangguh dan terpilih. Cantik dan
menggiurkan, adalah syarat utama untuk menjadi anak
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
buah Nyai Lembah Asmara. Di sana, cinta bebas
berkeliaran. Pria hanya merupakan barang yang bisa
dibeli dan dijadikan satu kebutuhan hidup bila sewaktu-waktu diperlukan.
Nyai Lembah Asmara dan anak buahnya dikenal
sebagai perempuan-perempuan pemburu cinta yang tak
segan-segan membantai lelaki yang habis dikencaninya.
Mereka ditempa oleh Nyai Lembah Asmara untuk
menjadi perempuan yang berjaya di atas kaum lelaki
mana pun juga. Karena menurut ramalan seorang ahli
nujum dari Mongol yang pernah bertemu dengan Nyai.
Sang Nyai akan bisa berdiri sebagai ratu di atas segala ratu di bumi ini, jika
ia bisa mempunyai negara yang
seluruh punggawa dan prajuritnya adalah perempuan.
Sang Nyai rupanya benar-benar ingin menjadi ratu di
atas segala ratu di bumi.
Kaum lelaki jarang hadir di lingkungan kekuasaan
sang Nyai. Kalaupun ada lelaki di sana, mereka hanyalah alat pemuas dahaga para
wanita Bukit Garinda. Tak ada lelaki yang masuk ke benteng tinggi itu keluar
dalam keadaan segar. Paling tidak mereka meninggalkan Bukit Garinda dalam keadaan layu
dan pucat bagai mayat.
Bahkan sering sekali mereka keluar dalam keadaan luka parah dan tewas sebelum
mencapai kaki bukit.


Pendekar Mabuk 05 Murka Sang Nyai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nyai Lembah Asmara selalu menempa jiwa anak
buahnya untuk tidak terlalu banyak memberi kemanisan
kepada kaum lelaki. Bahkan mereka selalu dianjurkan
untuk tidak mudah memberi maaf atau ampun kepada
kaum lelaki. Sekali cabut pedang, pantang dimasukkan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
kembali sebelum memenggal kepala seorang lelaki.
Tetapi terhadap lawan wanita, Nyai tidak menyalahkan
anak buahnya jika ada yang punya kebijakan ataupun
tenggang rasa. Satu-satunya mantan murid Nyai yang melarikan diri
dari Bukit Garinda karena tak tahan terhadap kekangan peraturan di sana adalah
Peri Malam, yang kemudian
bertemu dengan penguasa Pulau Hantu berjuluk Si
Mawar Hitam, lalu diangkat sebagai muridnya. Pada
waktu itu, Peri Malam belum mempunyai ilmu tinggi
dan masih berada di jajaran para murid tingkat dasar.
Sayang pada waktu Peri Malam melihat Perawan
Sesat bersama Dirgo, si Manusia Sontoloyo itu, ia tidak mengenali siapa Perawan
Sesat. Karena pada waktu Peri
Malam meninggalkan Bukit Garinda, Perawan Sesat
belum menjadi anak buah Nyai Lembah Asmara. Peri
Malam hanya bisa simpulkan, bahwa Perawan Sesat
adalah perempuan yang membahayakan, karena dapat
merebut hati Pendekar Mabuk dengan kecantikan dan
daya tariknya yang aneh itu (Baca serial Pendekar
Mabuk dalam episode: "Perawan Sesat').
Pengejaran Peri Malam saat melihat Suto melarikan
Perawan Sesat ternyata menemui jalan buntu, ia
kehilangan jejak Pendekar Mabuk. Tapi rasa cinta yang makin berkembang di
hatinya, membuat Peri Malam
pantang menyerah untuk tetap mencari Suto Sinting, ia selalu mengandalkan indera
penciumannya untuk
melacak ke mana arah perginya Suto.
Sampai tiba pada langkah berikutnya, Peri Malam
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
mulai mencium bau keringat Suto yang punya aroma
tuak bumbung. Mata tajam Peri Malam segera melirik
sekeliling. Bahkan ia sentakkan kaki dan melenting di udara untuk hinggap di
salah satu dahan pohon. Dari
sana ia memandang segala penjuru, terutama ke arah
datangnya aroma keringat tuak itu.
"Pasti dia ada di sekitar sini," pikir Peri Malam. "Bau keringatnya hanya samar-
samar, itu berarti jaraknya
cukup jauh dari sini. Hmmm... agaknya aroma keringat
Pendekar Mabuk lebih tajam ke arah utara. Itu berarti dia berada di sebelah
utara sana! Aku harus melacaknya
terus!" Kelebat bayangan kuning adalah kelebat gerakan Peri
Malam yang berpakaian kuning kunyit. Rambutnya yang
lurus melewati pundak masih diikat dengan rantai emas berbatu merah delima di
keningnya. Bayangan kuning kunyit itu hinggap kembali ke
dahan pohon lain. Peri Malam lemparkan pandangan
mata ke arah jauh. Ia terkesiap sekejap dan hatinya
berkata, "Oh, rupanya aku mendekati Bukit Garinda"!
Dinding bentengnya terlihat jelas dari sini. Dan anehnya aroma keringat Suto
semakin jelas pula. Apakah Suto
berada di dalam benteng sana" Celaka! Celaka kalau dia ada di sana! Bukan hal
mudah membebaskan Pendekar
Mabuk dari dalam benteng Bukit Garinda itu. Pasti aku harus berhadapan dengan
anak buah Nyai Lembah
Asmara. Ilmuku tak seimbang. Dia bukan lawanku.
Tapi, aku harus bisa menyelamatkan Suto dari
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
cengkeraman Nyai. Suto hanya akan dijadikan sapi
perahan saja di sana. Aku sendiri sangsi, apakah Suto bisa melawan ilmunya Nyai
jika ia melakukan
pembangkangan"! Dan yang paling berbahaya adalah
ilmu 'Racun Darah Asmara' milik Nyai! Suto tak akan
bisa melawan racun yang amat ganas itu!"
Peri Malam hentikan kecamuk hatinya. Bahkan ia
pun alihkan perhatian ke bawah pohon. Ternyata di sana ada dua manusia yang
terhenti langkahnya karena
memandang bangunan di lereng Bukit Garinda. Mereka
adalah seorang lelaki agak pendek dan sedikit gemuk,
bersama seorang perempuan berlilit selendang putih di bagian pinggangnya,
menyandang pedang di
punggungnya. Mereka adalah Pujangga Keramat dan
Selendang Kubur. Rupanya mereka sibuk mengamat-
amati bagian pintu gerbang benteng itu, sampai tak
menyadari ada sesosok tubuh bertahi lalat di sudut
dagunya diam mengawasi di atas kepala mereka.
"Aku yakin Suto ada di dalam benteng itu, Paman
Pujangga Keramat," kata Selendang Kubur menirukan panggilan Suto terhadap
Pujangga Keramat.
"Harus kita masuk bisa ke sana!" kata Pujangga Keramat dengan susunan kata yang
selalu harus disusun kembali oleh lawan bicaranya.
"Tapi sebelum kita mendobrak masuk, ada baiknya
kalau kita selidiki dulu apakah Suto benar-benar ada di sana, dan di sebelah
mana. Jadi kita tidak buang-buang waktu dan tenaga jika harus membantai habis
orang-orangnya Nyai Lembah Asmara."
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Setuju aku gagasanmu dengan!"
Kemudian, Pujangga Keramat memasukkan jari
telunjuknya ke mulut. Sebentar kemudian dikeluarkan
lagi. Jari telunjuk yang basah oleh ludahnya itu diangkat ke atas dengan tangan
teracung naik. Ia pejamkan mata sebentar. Selendang Kubur memandangi dengan dahi
kerut. Heran melihat apa yang dilakukan Pujangga
Keramat. Kejap berikut, Pujangga Keramat turunkan tangan
dan berkata, "Suto memang ada benteng di dalam."
"Maksudmu, Suto ada di dalam benteng itu?"
"Ya!" jawabnya tegas.
Selendang Kubur manggut-manggut sambil menatap
bangunan itu. Hatinya membatin geli melihat cara
Pujangga Keramat melacak Suto.
"Cara yang dipakai seperti cara orang yang mencari tahu arah angin berhembus.
Tapi hebat juga dia, bisa
lacak Suto pakai jari telunjuk yang dibasahi."
Peri Malam yang bertengger di atas mereka juga
ingin tertawa geli melihat cara Pujangga Keramat
melacak Suto. Hampir saja ia hamburkan tawa kalau
tidak segera tutup mulutnya pakai tangan.
Pujangga Keramat berkata kepada Selendang Kubur,
"Aku tangkap Pendekar Mabuk dan seorang
perempuan."
"Pasti dia si Perawan Sesat itu!"
"Sesat bukan! Perempuan itu ada lalat bertahi di dagunya, ada kuning kunyit di
pakaiannya...."
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Peri Malam!" sahut Selendang Kubur cepat dan terkejap. Ia segera palingkan
wajah pandang Pujangga
Keramat. "Itu ciri-ciri Peri Malam!" katanya menegaskan.
"Mungkin, ya!"
"Apakah dia berada bersama Suto?" tegang wajah Selendang Kubur tak bisa
disembunyikan. "Bersama Suto tidak! Itu perempuan tidak ada Suto di sampingnya."
"Lantas, ada di mana perempuan itu jika tidak ada di samping Pendekar Mabuk?"
"Bertengger dia kepala kita di atas," jawab Pujangga Keramat membingungkan
Selendang Kubur.
Di atas pohon, Peri Malam menggerutu dalam hati,
"Sial! Rupanya orang itu tadi bukan hanya melacak Suto, namun juga melacak
diriku yang ada di atasnya.
Hm... tak ada guna aku tetap diam di sini!"
Saat Selendang Kubur kerutkan dahi untuk susun
kembali kata-kata Pujangga Keramat tadi, tahu-tahu
angin berhembus cepat dari atas kepalanya. Selendang
Kubur cepat lompatkan tubuh ke kanan, hindari
hembusan angin yang mencurigakan itu.
Jleeg...! Hembusan angin hilang, Peri Malam menampakkan
diri. Ia tampakkan kedua kaki di tanah dengan mantap, jarak empat langkah dari
Selendang Kubur yang
bersebelahan dengan Pujangga Keramat. Peri Malam
segera sunggingkan senyum sinis pada Selendang
Kubur. http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Kita bertemu lagi, Selendang Kubur!" ucap Peri Malam dengan sorot mata tajam.
Selendang Kubur tak mau kalah, ia ucapkan kata
pedas, "Mungkin kau ingin serahkan nyawa padaku, Peri
Malam! Aku pun siap menebas lehermu dengan
pedangku!"
Tangan Selendang Kubur bergerak ke belakang, mau
pegang gagang pedang Jalaganda. Tapi itu hanya
gertakan belaka. Buktinya ia segera turunkan tangan
setelah Peri Malam sunggingkan senyum lebar dan
ucapkan kata, "Tak mungkin kau mau tebas leherku pakai
pedangmu. Kau akan merasa sayang jika darahku
melumuri pedangmu. Aku tahu, kau bawa pedang itu
hanya untuk melawan Nyai Lembah Asmara! Pedang itu
adalah senjata pamungkasmu untuk merebut Suto dari
tangan Nyai!"
"Tapi jika kau ingin merampas Pendekar Mabuk, aku pun siap tebaskan pedang ini
ke lehermu, kapan saja aku mau!"
"Kau tak akan mampu, Selendang Kubur," Peri Malam cibirkan bibir dan berpaling
membelakangi Selendang Kubur, menatap ke arah bangunan ber-
benteng hitam keabu-abuan itu.
Selendang Kubur menghempaskan napas jengkel, ia
perdengarkan geram dari mulutnya. Saat ia ingin
bergerak maju, tangan Pujangga Keramat menghalangi
langkahnya. Selendang Kubur cepat menatap.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Biar kubuktikan bahwa aku mampu menebas batang
lehernya!"
"Tak perlunya ada!" kata Pujangga Keramat.
Peri Malam balikkan badan, lalu berkata pada
Selendang Kubur, "Tepat apa kata dia, tak perlu kau tebas batang leherku untuk
saat ini. Kau hanya akan
buang-buang waktu dan tenaga. Aku tahu, saat ini waktu dan tenagamu amat berguna
buat loloskan Suto keluar
dari benteng itu! Tapi ketahuilah, Selendang Kubur... tak semudah menimba air
jika kau ingin loloskan Pendekar
Mabuk keluar dari benteng itu. Kau harus berhadapan
dengan Nyai Lembah Asmara yang punya ilmu cukup
tinggi, dan lebih tinggi dari kita bertiga! Kau akan mati sia-sia jika nekat
masuk ke sana dan mencari Suto."
"Mati itu nomor sepuluh. Nomor satu adalah loloskan Suto dari cengkeraman mesra
Nyai Lembah Asmara!"
Selendang Kubur ucapkan kata itu dengan mata
menyipit dendam.
"Itu pun tak mudah kau lakukan," kata Peri Malam sambil lepaskan tawa mengikik.
"Kau akan mati sebelum sampai berhadapan dengan Nyai Lembah Asmara. Dia
punya anak buah berilmu tinggi semua. Tak ada yang
bisa masuk ke sana untuk menarik keluar Suto kecuali
aku!" "Cuih...!" Selendang Kubur meludah ke samping.
"Ilmu kanuraganmu belum ada seujung kuku hitamku, beraninya berlagak mau
selamatkan Pendekar Mabuk
dari dalam sana"! Bercerminlah dulu, Peri Malam!"
"Jangan remehkan aku, Setan!" geram Peri Malam.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Nyatanya beberapa kali kau bertemu denganku, kau tak sanggup mengalahkan aku!
Kalau aku tak punya rasa
kasihan padamu, sudah sejak kemarin nyawamu kukirim
ke neraka!"
"Mulut besar! Mari kita buktikan sekarang, siapa yang harus pergi ke neraka. Kau
atau aku! Hiaaat...!"
Selendang Kubur sentakkan kaki kirinya ke tanah dan
tubuhnya melayang terbang ke arah Peri Malam. Kaki
kanannya lurus ke samping dan berusaha menendang
kepala Peri Malam dengan tendangan miring.
"Hup...!"
Plak...! Peri Malam sedikit lompatkan badan sambil kibaskan
tangannya untuk menangkis kaki Selendang Kubur.
Tangkisan itu cukup pelan, tapi membuat Selendang
Kubur terjengkang jatuh. Sementara itu, Peri Malam
sigap kembali berdiri, menunggu serangan berikutnya.
Selendang Kubur bisikkan kata di hatinya, "Lumayan juga tangkisan tangannya. Dia
salurkan tenaga dalamnya tadi hingga bikin kakiku sedikit kesemutan!"
Di sisi lain, Peri Malam juga bisikkan kata dalam
hatinya, "Setan! Linu juga tulangku menangkis
tendangannya. Pasti dia salurkan tenaga dalamnya ke
kaki. Agaknya dia tidak main-main! Aku harus lebih
waspada lagi."
Melihat Selendang Kubur bangkit kembali, Peri
Malam segera sentakkan kaki ke tanah dan melesat naik tubuhnya, berjungkir balik
satu kali di udara.
Wuuus...! http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Tepat pada saat itu, Selendang Kubur pun melesat
naik ke udara dan bersalto satu kali di udara. Wusss...!
Kedua tangan mereka siap di udara dengan tenaga
dalam yang tidak main-main. Wajah mereka sama-sama
tampakkan kegeraman dan nafsu untuk saling
membunuh. Tiba-tiba Pujangga Keramat hentakkan kakinya ke
tanah dan lompatlah tubuhnya melayang maju ke
pertengahan antara dua perempuan itu. Dengan cepat
kedua kaki Pujangga Keramat sentakkan kaki ke kiri dan ke kanan secara
bersamaan. Beegh... begh...!
Dua tendangan samping yang dilakukan secara
serentak itu mengenai perut dua perempuan itu.


Pendekar Mabuk 05 Murka Sang Nyai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tendangan tersebut juga bukan tendangan main-main.
Buktinya dua-duanya sama-sama tersentak ke belakang,
bahkan sama-sama membentur pohon.
Jleeg...! Pujangga Keramat kembali berdiri sigap di
tanah setelah melakukan tendangan serentak, ia pandangi kedua perempuan yang
saling menahan rasa mual di
perut mereka, dan berusaha sama-sama berdiri lagi.
"Kebo dekil!" sentak Peri Malam. "Mengapa kau ikut campur urusan kami, hah" Ini
urusan perempuan!"
"Tak maksud punya aku ikut campur. Hanya aku
sekadar unjukkan rasa tak suka aku perselisihan kalian dengan!"
"Ngomong apa kau ini, hah"!" Peri Malam makin menyentak.
"Singkir dulu permusuhan!" kata Pujangga Keramat
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
kepada Selendang Kubur, lalu palingkan wajah pada Peri Malam dan ucapkan kata,
"Sama-sama kalian punya ingin, sama-sama
selamatkan Suto, jadi sama-sama kalian satukan untuk
kekuatan menyerang!"
"O, kau berharap kita bersatu menyerang benteng itu untuk selamatkan Pendekar
Mabuk"!"
"Ya. Itulah maksud yang aku!"
"Selendang Kubur!" ketus Peri Malam setelah merasa tetap bingung mengartikan
kata-kata Pujangga Keramat.
"Coba jelaskan apa maksudnya?"
"Dia ingin kita bersatu menembus benteng itu,
membawa lari Suto!"
"Hmm...! Lalu, kau sendiri bagaimana?"
"Gagasannya cukup bagus. Kita satukan kekuatan
kita untuk mengalahkan Nyai Lembah Asmara. Kita
keluarkan Suto dari sana. Setelah itu kita adu nyawa
kita, siapa hidup dapatkan Suto!"
"Baik! Aku setuju!" jawab Peri Malam dengan tegas, tanpa ada sedikit pun
keraguan dan kegentaran.
* * * 7 ORANG-ORANG Bukit Garinda seperti hanyut
dalam mimpi semua saat melihat kedatangan Suto
Sinting. Tak ada mata yang berkedip ketika Pendekar
Mabuk melintas di depan mereka di bawah pengawalan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
Maharani dan Putri Alam Baka.
Suto dibawa masuk ke sebuah ruangan lebar beratap
tinggi, mempunyai pilar-pilar kokoh dan lantai yang
mengkilap. Agaknya ruangan itu merupakan bangsal
pertemuan bagi mereka. Di sana hanya ada satu tempat
duduk yang menyerupai singgasana raja berwarna
kuning keemasan. Letaknya pada lantai yang bertangga
empat baris. Lebih tinggi dari lantai lainnya.
Tepat di belakang singgasana itu ada lorong bertirai
kain ungu. Dari lorong itu segera muncul seorang
perempuan bertubuh tinggi dan sekal. Wajahnya cantik
namun berkesan keras. Pakaiannya hijau pupus, atau
hijau muda dengan mengenakan pakaian model jubah
warna merah dadu. Rambutnya panjang diriap,
mengenakan mahkota kecil berhias batu-batuan permata
putih, ia juga mengenakan kalung permata bersusun dua, gelang gemerincing di
tangan kanan-kiri dan anting
panjang berkilap sebagai pelengkap perhiasannya.
Ia mempunyai bentuk wajah lonjong; berhidung
mancung, bibirnya agak tebal dan lebar, ia mempunyai
mata lebar berbulu lentik. Tepian matanya berwarna
hitam, menampakkan kesan buas dan galak.
Orang itulah yang dihormati oleh mereka sebagai
Nyai Lembah Asmara. Ketika ia muncul dari lorong
bertirai ungu, semua yang ada di situ merendahkan
badan dengan satu kaki berlutut di lantai dan kepala
menunduk sekejap. Hanya Suto yang masih berdiri
sambil pandang kanan-kiri dengan heran dan kagum
melihat bangunan mewah itu. Ia bahkan tidak begitu
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
tertarik untuk memperhatikan Nyai Lembah Asmara
yang segera duduk di singgasananya.
"Putri Alam Baka!" Nyai Lembah Asmara mengawali suaranya yang lantang. "Di mana
Perawan Sesat yang kau kawal itu?"
"Dia melakukan pembangkangan, Nyai!"
Wajah sang Nyai tampak makin mengeras menahan
amarah mendengar kabar tersebut, ia menggeram,
"Sudah kuduga sebelumnya!" Kemudian ia serukan kata kepada Putri Alam Baka,
"Apa tindakanmu terhadap dia"!"
"Membunuhnya."
"Bagus! Ha ha ha...!" Nyai Lembah Asmara tertawa lepas, berkesan kasar dan liar.
Maharani dan Putri Alam
Baka saling pandang dalam senyum kebanggaan. Hanya
Suto yang tidak tertawa karena merasa heran saat
memandangi Nyai Lembah Asmara itu.
"Di mana orang yang bernama Dyah Sariningrum?"
pikir Pendekar Mabuk, "Sejak tadi tak kulihat wajah Dyah Sariningrum. Apakah
Perawan Sesat telah
menipuku?"
Terdengar suara Nyai Lembah Asmara serukan tanya
kepada Putri Alam Baka,
"Siapa pemuda yang kau bawa ini, Sumbi"!"
"Orang bawaan Perawan Sesat. Siapa lagi dia kalau bukan Pendekar Mabuk, lelaki
tanpa pusar yang Nyai
cari-cari itu."
"Ha ha ha ha...! Bagus, bagus, bagus...!" makin meledak tawa Nyai Lembah Asmara,
makin tampak http://duniaabukeisel.blogspot.com/
kegirangannya, makin terpana pula ia memandangi
Pendekar Mabuk. Kejap berikutnya ia melambaikan
jemarinya yang berkuku panjang dan runcing, ia
memanggil Suto agar mendekatinya.
"Datanglah kemari, Suto. Dekatlah padaku."
Suto diam dengan mata merah bagai orang
mengantuk karena mabuk. Mulutnya sedikit terbuka
berkesan bengong, seakan tidak mengerti apa maksud
kata-kata Nyai Lembah Asmara.
"Dekatlah padaku, Suto!" suara Nyai agak meninggi, ini menandakan ia mulai tak
sabar lagi. Putri Alam Baka segera bangkit dan mendekati Suto,
lalu ia bisikkan kata ke telinga Suto.
"Kau dipanggil. Dekatlah sana!"
"Siapa?"
"Kau...!"
"Ah, aku tak pernah butuhkan dia," kata Pendekar Mabuk bersuara sumbang. "Kalau
dia butuh aku, biarlah dia yang mendekatiku."
"Jangan bikin dia marah, Suto! Cepatlah
mendekatinya."
"Tak mau! Aku tak butuh dia!" Suto Sinting
bersungut-sungut dan buang muka. Sikap Suto
mencemaskan hati Maharani, Putri Alam Baka, dan
orang-orang yang ada di situ. Selama ini tak ada orang yang berani menolak
panggilan Nyai Lembah Asmara.
Penolakan itu bisa membuat Nyai menjadi murka.
Tapi agaknya Nyai Lembah Asmara tidak bersikap
seperti biasanya, ia justru tertawa semakin kegirangan
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
melihat Suto menolak panggilannya, ia berseru kepada
anak buahnya, "Lihat! Lihatlah dia! Penolakannya itu menandakan bahwa ia tidak mudah tertarik
dengan seorang perempuan. Itu pertanda dia punya harga diri yang cukup tinggi dan sudah
sepantasnya aku mendapatkan pria
yang punya harga diri tinggi. Penolakannya itu
menandakan pula bahwa dia... masih perjaka! Ha ha
ha...!" Yang lain ikut tertawa bagai mendukung
kegembiraan Nyai Lembah Asmara. Tapi Suto tetap
tidak mau ikut tertawa, ia bahkan menatap tiap wajah
yang ada di situ, mencari seraut wajah yang pernah ia temui di alam semadinya,
juga yang sering hadir di alam
mimpinya. Wajah itu adalah wajah Dyah Sariningrum.
Nyai Lembah Asmara bangkit dan langkahkan kaki
menuruni tangga dengan pelan-pelan. Sisa tawanya
masih sesekali terdengar bagaikan gumam, ia mendekati Suto dengan tatapan mata
yang tajam berseri-seri. Orang yang ada di dekat Suto segera menyingkir jauh,
memberi jalan untuk sang Nyai Lembah Asmara.
"Perkasa sekali...," ucap sang Nyai Lembah Asmara dengan suara mirip orang
mendesah kagum. "Tampan, gagah, dan sungguh menggairahkan...!"
Nyai Lembah Asmara mengelilingi Suto Sinting
dengan sorot pandangan mata tak berkedip. Suto hanya diam dengan sedikit mulut
terbuka melongo, sambil
matanya ikut memandangi Nyai Lembah Asmara dengan
perasaan heran.
http://duniaabukeisel.blogspot.com/
"Lihat ototnya," kata Nyai kepada Maharani,
"Ototnya tampak keras, besar, tapi halus lembut. Laki-laki gagah perkasa seperti
inilah yang akan memberiku keturunan seorang penerus kesaktianku. Dia yang akan
Raja Penyihir Sinting 2 Senopati Pamungkas I Karya Arswendo Atmowiloto Iblis Sungai Telaga 32
^