Pencarian

Body Mengalahkan Wajah 7

Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser Bagian 7


Ada apa sih " Ada cicak lagi " tanya ane seraya menghampiri Shela. Punya Betadine nggak " tanya Shela sambil memegangi telunjuk kirinya, yang ternyata mengucurkan darah.
Waduh, jarimu kenapa say " tanya ane rada panik soalnya darahnya lumayan banyak. Tadi gak sengaja keiris pas motong wortel. jawab Shela meringis kesakitan.
Tunggu ya aku carikan Betadine sama Hansaplast. jawab ane buru-buru menuju ke kamar ibu.
Setelah menunggu kira-kira hampir sejam, akhirnya Shela berhasil menyelesaikan tantangan masterchef tersebut. Dan dengan perut keroncongan, ane dan Dina menunggu di meja makan. Nggak berapa lama, Shela datang sambil membawa mangkuk besar berisi hasil karyanya, sup ayam citarasa Karate.
Lho telunjuknya kakak kenapa " tanya Dina menunjuk ke jarinya Shela yang terbungkus Hansaplast.
Oh ini tadi kena pisau. jawab Shela tersenyum malu.
Naaah, silahkan dinikmati supnya. lanjut Shela sambil menaruh supnya di tengah meja makan.
Ane lihat supnya Shela keliatan meyakinkan banget. Sayurannya terpotong2 rapi, aromanya juga menggugah selera. Perut ane yang tadinya keroncongan udah mulai main musik jazz bahkan musik rock n roll segala.
"Ini Din, buat kamu. " kata Shela sembari mengambilkan sepiring nasi buat Dina dari rice cooker, padahal yang masak nasi itu kan... Ooh.. Wulan, keluh ane dalam hati.
"Akunya mana say " " tanya ane.
"Ambil sendiri !! " jawab Shela dengan ketus.
"Wuuu pelit. " kata ane sambil berdiri mengambil piring.
"Bodo. " jawab Shela gak mau kalah.
Lalu ane dan Dina mulai makan sup ayam tersebut, sedangkan Shela sibuk mencuci panci dan pekakas kotor lainnya. Dengan nggak sabar ane pun menyuap sendokan pertama, mengunyahnya lalu.. hmm..hmmm .. apaan nih "
"Kak, kok rasanya aneh ya " " kata Dina dengan nada berbisik.
"Ssst.. jangan bilang gitu Din. " jawab ane setengah berbisik juga, tapi ane akui emang rasa supnya Shela rada-rada hambar gimana gitu.
"Gimana, enak nggak " " tanya Shela setelah mencuci panci dan membereskan dapur. "E.. enak kok Shel, iya kan Din " " tanya ane ke Dina, yang cuma mengangguk sambil tersenyum kecut.
"Kok ekspresi kalian aneh. Sini aku coba. " kata Shela lalu mengambil sesendok sup buatannya. Sedangkan ane sama Dina cuma senyum-senyum penuh arti.
"Iiiih kok rasanya kayak gini sih. Tadi perasaan enak deh. " kata Shela setelah mencicipi sesendok. "Kamu bikinnya sesuai dengan yang di resep kan " " tanya ane.
"Iya, aku ngikut resepnya kok. Cuma... " Shela keliatan malu-malu. "Cuma kenapa " " tanya ane lagi.
"Ada beberapa bahan yang aku nggak tau Vin, kemiri itu yang kayak apa sih " Dan katanya pake bumbu Royco, aku cari nggak ketemu. Makanya aku kasih bumbu sachetan yang ada di rak dekat kompor. " jawab Shela.
"Yang bungkusnya kuning " " tanya ane. "Iya. " jawab Shela.
"Itu kan bumbu lodeh Shel, mana cocok buat sop. " jawab ane ketawa.
Ane inget soalnya tadi pagi ibu emang masak sayur lodeh yang dicampur rebung dari Wulan semalem. Ah elah, rebung itu dari Wulan, malah keinget Wulan ... oh Wulan...
"Terus gimana dong " " tanya Shela dengan wajah menyesal.
"Ya udah dimakan aja. Mau gimana lagi, udah terlanjur lapar sih. " jawab ane.
"Aduuh sorry banget ya. "
"Nggak papa Shel, lagi pula kamu kan udah berusaha, sampai berdarah-darah lagi. " jawab ane.
"Iya nggak papa kak, lagipula setelah dirasa-rasain, sopnya lumayan kok. " kata Dina berusaha menghibur Shela.
"Udah yuk kita makan bareng. " ajak ane.
Dengan tersenyum simpul Shela lalu mengambil nasi, dan jadilah malam itu kami bertiga makan bareng sama sop rasa lodeh buatan Shela. Kami bertiga bener-bener bergembira malam itu. Iya kami sangat gembira bagai sebuah keluarga kecil, iyaaa... kami bergembira... tapi Wulan...
Part 90 Setelah makan malam, jam menunjukkan pukul delapan malam. Setelah menyelesaikan tugas belajarnya, Dina lalu diantar Shela ke kamar untuk tidur.
Vin, aku nemenin Dina tidur dulu ya. kata Shela sambil menggandeng Dina ke kamar.
Habis itu aku ya " pinta ane sambil nyengir.
Huuu dasar !! kata Shela sewot lalu masuk ke kamar Dina. Ane cuma ketawa melihat Shela uring - uringan.
Sementara Shela nemenin Dina tidur, ane asyik nonton TV karena PSP ane udah low-bat. Hanya aja meskipun nonton TV pikiran ane tetep mikirin Wulan. Ane bener-bener bingung, mau nelpon dia pasti udah jelas nggak bakal diangkat. Nelpon rumahnya pasti sama camer& eh maksud ane ibunya bakalan ditanya kenapa Wulan pulang sambil nangis-nangis. Aduuhh& apa yang harus ane lakuin "
Tiba-tiba ane keinget sesuatu, oh iya, kan Shela lagi nemenin Dina tidur, pasti dia juga ikut ketiduran. Ah ini kesempatan hehe& dengan sedikit berjingkat ane masuk ke kamar Dina tapi tiba - tiba.. ups!! Ane berpapasan sama Shela yang ternyata mau keluar kamar.
Mau ngapain kamu " tanya Shela.
Eeehh.. cuma mau liat Dina udah bobok belum. jawab ane ngasal.
Ah bo ong. Paling kamu juga mau nyosor pas aku ketiduran kayak dulu kan " tanya Shela seraya menunjuk ke ane.
Enggaakk, enak aja. jawab ane lalu kembali duduk di sofa.
Shela lalu duduk di sofa sebelah ane. Dia terlihat capek dan ngantuk, ya wajar aja sih kan dia kuliah sampai jam tiga, habis itu langsung ke rumah ane.
"Jam sembilan aku pulang ya Vin. " kata Shela sambil menguap lebar. Ane lihat jam dinding, ah iya udah jam setengah sembilan lebih.
"Makasih ya kamu udah mau datang, nemenin Dina, masak buat kami, sampai jari kamu keiris. " kata ane seraya menatap Shela.
"Udahlah nggak usah dipikirin. " jawab Shela tersipu malu. Duh, cantiknya kalo Shela tersenyum, ya meskipun masih kalah sama senyum bidadarinya Wulan, yaah Wulan mulu...
"Kamu beneran mau pulang, nggak nginep disini " " tanya ane.
"Yee ya nggak lah. Ntar sama tetangga dikira kumpul kebo lagi. " jawab Shela ketawa. "Oke deh, tapi sebelum kamu pulang, ijinkan aku ngasih kamu ucapan terima kasih. " kata ane. "Apaan tuh " " tanya Shela.
"Masa nggak tahu " " tanya ane sembari memegang pipinya Shela lalu mendekatkan wajah ane. "Tuh kan beneran kamu mau nyosor. " jawab Shela tersenyum.
"Kalo iya kenapa " " tanya ane sambil terus mendekatkan bibir ane ke bibir Shela. "Dasar... " jawab Shela, dan kelihatannya Shela udah pasrah soalnya nggak melawan.
Saat bibir kami berdua cuma berjarak 1 cm.... aahhh yess akhirnya berhasil, berhasil.. horeee, tapi tiba-tiba... uanjrittt !! spontan ane langsung beringsut mundur dan menjauhkan wajah ane dari wajahnya Shela.
"Kenapa, Vin " " tanya Shela kaget melihat ane yang tiba-tiba menjauhinya.
"Lho, Din, kamu belum tidur " " tanya ane gelagapan.
Jelas ane kaget banget soalnya Dina berdiri di depan pintu kamarnya sambil menggandeng boneka Winnie The Pooh. Dan dia menatap ane dan Shela dengan tatapan mata sayu.
"Kamu ngapain bangun lagi, Din " " tanya Shela lalu mendekati Dina, yang lalu menggandeng Dina masuk lagi ke kamarnya.
Yah elah kampret, gagal maning gara-gara bocah semprul itu, gerutu ane dalam hati. Dina emang kadang suka jalan-jalan pas tidur alias sleepwalking, eeeehhh... bego, bego, kalo tadi Dina cuma mengigau, harusnya ane langsung aja terusin kissing dengan Shela, kan Dina nggak bakal liat orang dia dalam posisi tidur, ah dasar bego.
Setelah menidurkan Dina lagi, sekitar jam sembilan lebih Shela akhirnya keluar kamar dan berpamitan ke ane.
"Vin.. woi. " panggil Shela sambil mentowel pundak ane yang juga terkantuk-kantuk di sofa. "Oh iya gimana say. " jawab ane.
"Aku pulang dulu yah, udah jam sembilan nih. " kata Shela sembari memakai sweaternya. "Iya, eh sorry aku nggak bisa ngantar kamu. " jawab ane sambil bangkit berdiri. "Nggak papa kok, kan kamu harus jagain Dina. " jawab Shela.
"Iya juga sih. " jawab ane. Eh, sepertinya ada sesuatu yang lupa, tapi apa ya " tanya ane dalam hati. "Iini aku tinggal jalan lurus aja kan " " tanya Shela saat kami udah di halaman depan. "Yup, kamu tinggal jalan lurus ke utara ntar sampai di jalan raya. Trus tinggal nunggu aja ntar banyak kok taxi yang lewat. " kata ane sambil menunjuk arah ke jalan raya. Arah yang sama yang ditempuh Wulan tadi sore, aah Wulan...
"Oke. Kalo gitu aku pergi dulu yah. " kata Shela sambil keluar pagar rumah ane. "Hati-hati yah say. Ntar kalo udah sampai kos kabari aku ya. " pinta ane. Kok ada sesuatu yang mengganjal yah, tapi apa " batin ane.
"Iya. Daaah. " kata Shela sambil melambaikan tangan.
"Daahh. Muaaahh. " kata ane seraya melancarkan flying kiss ke Shela, dan dia juga membalasnya sambil berjalan pergi.
Ane pun menatap Shela berjalan meninggalkan rumah ane. Ah nggak papa, Shela kan anak kos, udah biasa kalo urusan naik taksi atau angkot. Ane lalu berjalan masuk ke ruang tamu, tapi tiba-tiba ane inget sesuatu... ANJRITTT !!! Ane lupa melanjutkan kiss ane sama Shela !! Aaahhh bego bego bego !! Kok bisa lupa sih, padahal ini kesempatan langka soalnya kapan lagi Shela mau. Gara -gara Dina pake acara sleepwalking segala, gerutu ane dalam hati.
Dengan hati dongkol ane tiduran di sofa sambil nonton TV. Saat ini udah hampir jam sepuluh. Eh iya ane jadi inget kalo HP ane masih di kamar. Buru-buru ane menuju kamar ane dan mengambil HP ane karena sapa tau ibu tiba-tiba nelpon, soalnya kalo sampai nggak diangkat, ibu bisa ngomelngomel. Ane kemudian cek HP ane, eh ada notif BBM dari Shela, yang isinya dia udah sampai kosan.
Eh ada juga yang tadi nelpon ane ... ups.. ternyata bukan ibu tapi rumahnya Wulan !! Ane kaget banget, ada apa ini " Biasanya sih ibunya Wulan.. eh camer.. eh maksud ane... iya, ibunya Wulan biasanya nelpon kalo putri semata wayangnya itu belum pulang. Ada apa ini "! Masa iya Wulan belum pulang, jangan-jangan... jangan-jangan....
Dengan perasaan dag dig dug ane nelpon balik ke rumahnya Wulan pake pesawat telpon yang ada di kamar ane.
***tuuuut... tuuutt*** "Halo... " jawab ibunya Wulan.
"Halo bu, ini Vino, gimana bu " " tanya ane.
"Oh Mas Vino " Mas, Wulan masih disitu " Kok ditelpon HP-nya sejak tadi sore nggak diangkat ya " " tanya ibunya Wulan.
Waduh "!! Berarti bener dugaan ane, Wulan belum pulang. Jangan-jangan ada apa-apa sama dia, jangan-jangan Wulan nyemplung ke sungai, atau diculik sama sindikat human traficking, lalu dijual ke rumah bordil di luar negeri, lalu...
"Mas " Maaas " Halo.. " panggil ibunya Wulan berulang-ulang membuyarkan lamunan ane.
"I..iya bu, se.. sebenarnya Wulan udah pulang dari tadi bu, mungkin aja dia mampir ke tempat temennya. Coba habis ini saya bantu nyari dia. " jawab ane dengan perasaan gelisah level 99.
"Makasih ya mas. Saya bener-bener tobat sama anak itu. Udah beberapa kali dia ngilang nggak jelas kayak gini. Kalo di rumah sering nangis-nangis sendiri atau marah-marah tanpa sebab. Wulan kenapa ya mas " " kata ibunya Wulan dengan nada kuatir.
"Mungkin Wulan lagi ada masalah sama temennya bu, atau gimana saya kurang tahu. Tapi sekarang coba saya telpon temen-temen bu, siapa tahu Wulan disana. " jawab ane berjanji dan bohong tentunya.
"Ya udah kalo gitu, kalo ada kabar saya ditelpon ya mas. " pinta ibunya Wulan.
"Iya bu. " jawab ane.
***tut.... tut.... tut***
Celaka !! Wulan kemana sih " Apa ke rumahnya Putri " Atau Citra " Sebelum menghubungi para anggota geng-nya, ane coba telpon HP-nya Wulan. Ah biarin dia mau marah kayak apa yang penting ada kabar dulu lah. Pas ane telpon HP-nya Wulan, samar-samar ane denger suara ringtone berbunyi. Yaa elah... ternyata tasnya Wulan ada di pojokan dekat rak majalah ane dan HP-nya berbunyi nyaring di dalam tas.
Ane kemudian cek isi tasnya Wulan, dan isinya masih komplet ada dompetnya segala. Waduh.. berarti Wulan tadi pergi nggak bawa apa-apa " Terus dia kemana " Masa ke iya tempat Putri " Oke, nggak ada salahnya ane coba. Saat ane cari nama Putri di phone-book tiba-tiba.. KLING... KLONG !! Suara bel rumah ane tiba-tiba memecah kesunyian malam. Ane lihat udah hampir jam setengah sebelas. Ah bapak sama ibu paling udah pulang, batin ane sambil buru-buru menuju pintu depan.
Saat ane membuka pintu, ane terkejut ternyata bukan bapak atau ibu tapi Pak Maman, bapak-bapak hansip yang sering patroli kalo malam di kompleks ane.
"Ada apa Pak Maman " " tanya ane dengan nada bingung. Lho siapa tuh, kok kayaknya ada seseorang disamping Pak Maman.
"Lan "! " ane kaget sekali ternyata orang tersebut adalah Wulan.
Iya Mas Vin, mbak ini saya liat sejak tadi sore duduk di pos ronda, saya pikir sih warga sini, tapi pas malam ini saya mau nongkrong di sana, eh mbak ini ternyata masih ada, tidur lagi . kata Pak Maman.
Wahh " Jadi Wulan sejak tadi sore ada di pos ronda sampai jam segini " Ya wajar aja sih kan dia nggak bawa tas sama dompet jadi gak bisa nik bis. Lho tapi kenapa dia nggak naik taksi aja terus bayarnya di rumah. Ane menatap Wulan yang menunduk dengan wajah muram, muram plus mendung.
Tadinya saya mau lapor ke pak RT soalnya saya kira mbak ini orang gila, habisnya tiap saya tanya nggak jawab, malah nangis. Tapi setelah saya tanya terus, mbak ini bilang kenal sama Mas Vin. kata Pak Maman lagi.
Iya pak, dia emang temen saya& jawab ane rada bingung menjelaskan ke Pak Maman.
Makanya mas, saya gak percaya kalo mbak ini orang gila, habisnya mbaknya cantik banget, bajunya juga bagus. kata Pak Maman.
Tadi kami lagi ada masalah pak, dan saya juga bingung nyari dia, soalnya HP-nya ditinggal di kamar. Untung aja ada Pak Maman. Maaf ya pak sampai ngerepotin bapak. kata ane.
Makanya mas kalo punya pacar tuh dikasih perhatian, jangan disia-siain, ntar mbaknya minggat lagi. jawab Pak Maman berseloroh.
Tapi , kalo mas udah nggak suka mending mbaknya buat saya aja, saya jadiin istri ke dua, hahaha& timpal Pak Maman ketawa.
Ane tersenyum kecut mendengar candaan Pak Maman, yang bawaannya emang suka ngomong ceplas-ceplos. Sedangkan Wulan yang jadi objek candaan cuma diem aja, dan wajahnya makin muram, sangat muram, segelap awan cumulonimbus yang ditakuti para pilot pesawat.
Kalo gitu saya permisi dulu ya mas, mari mbak. pamit Pak Maman.
Iya, makasih banyak ya pak. jawab ane ke Pak Maman yang berjalan keluar halaman, sedangkan Wulan tetap nggak berkata sedikitpun.
Dengan berjalan pelan dan tanpa menatap ane, Wulan masuk ke ruang tamu, sedangkan ane mengikuti di belakangnya. Wulan lalu duduk di sofa, dan dengan wajah cemberut tentunya, seperti tadi. Duh, Wulan pasti marah banget sama ane. Baiklah, kalo udah dalam situasi gini, tindakan pertama yang dilakukan tentu adalah minta maaf. Terserah gimana reaksi Wulan, yang penting minta maaf dulu.
Lan& aku minta maaf ya. kata ane sambil duduk di sebelah Wulan, yang langsung membuang muka.
Lan.. panggil ane sembari memegang pundak Wulan, tapi Wulan langsung mengibaskan tangan ane lalu beringsut menjauh.
Iya aku ngaku salah usah menampar kamu tadi, jadi aku& belum juga ane selesai ngomong tibatiba Wulan menoleh dan menatap tajam ke ane.
Begini Lan, aku bisa jelasin kok, tadi kan Shela&
PLAAAKKKKK !!!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri ane. Keras banget karena sepertinya Wulan menampar dengan sekuat tenaga. Ane kaget sekaligus menahan sakit senut-senut di pipi, soalnya nggak nyangka Wulan bakalan langsung menampar ane.
Apa-apaan sih kamu Lan "! kata ane dengan nada tinggi sambil memegangi pipi bekas tamparan Wulan tadi.
Itu karena kamu udah nampar aku di depan cewek liar itu !!! jawab Wulan nggak mau kalah. Tapi minimal denger dulu dong penjelasanku !! jawab ane juga nggak mau kalah. Jadi kalau kamu ada penjelasan boleh nampar orang gitu "! kata Wulan lebih nggak mau kalah. Kamu ini nggak nyadar juga ya, kalo kamu nggak aku tampar, Shela bakalan mukul kamu dan mungkin sekarang kamu udah ada di rumah sakit !! " jawab ane lebih dan lebih nggak mau kalah. "Alaaa alesan !! Bilang aja kamu emang mau ngebela cewek urakan itu !! " jawab Wulan semakin sengit.
"Ya jelas aku ngebela dia lah, dia datang baik-baik, kamunya aja yang cari masalah menghina dia terus !! " ane pun nggak kalah sengit.
"Emang dia pantas dihina kok, dia itu udah labil, manja, urakan, liar !! Nggak ada baik-baiknya sama sekali. Apa sih yang kamu suka dari dia "! " jawab Wulan semakin dan semakin sengit. "Bisa nggak sih kamu berhenti menghina Shela "! Dia itu pacarku, kalau kamu menghina dia sama aja kamu menghina aku juga !! " darah ane udah naik sampai ubun-ubun.
"Ooooh kamu merasa terhina "! Nggak terima "! Tersinggung "! Ya udah kalo gitu tampar aku lagi, ayo tampar !! Biar kamu puas !! " kata Wulan dengan nada menantang.
Ane pun diem walau hati dongkol setengah hidup. Soalnya kalo ane terusin mungkin kami bakal berantem sampai pagi. Melihat ane diem, Wulan juga diem, tapi dia menatap ane dengan tatapan tajam dan samar-samar terdengar nafasnya yang tersengal-sengal. Keliatan banget kalau emosinya masih memuncak.
Vin... sabar Vin... sabaaarr, ibaratnya Wulan itu sekarang bagai api yang berkoba r-kobar, kalo ditanggapi dengan emosi malah seperti menyiram bensin dan makin gede apinya. Ini udah malam, lagian kalo diterusin bakalan menganggu Dina yang lagi tidur soalnya Wulan ngomongnya meledak-ledak, dan mungkin juga terdengar sampai tetangga.
"Maafkan aku Lan, aku bener-bener nyesel udah nampar kamu. Kamu mau kan maafkan aku " " tanya ane dengan nada menyesal, padahal hati masih dongkol. Tapi Wulan nggak jawab, cuma menatap ane.
PLAAAKKKKK !!! Lagi-lagi sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan ane, dan kali ini jauh lebih keras daripada yang tadi. Pipi kanan ane yang masih senut-senut sekarang makin senut-senut plus panas gara-gara tamparan yang kedua. Ane yang udah berusaha meredam emosi, kontan langsung kembali meradang.
"Kok kamu nampar aku lagi sih "! " teriak ane dengan penuh emosi.
"Itu karena kamu udah bikin aku sengsara berjam-jam di pos ronda sampai-sampai aku disangka orang gila !! " jawab Wulan nggak kalah emosi.
"Kukira kamu pulang !! Mana aku tahu kalo kamu ada di pos ronda !! " kata ane nggak mau kalah. "Ya jelas aja kamu nggak tahu !! Kamu kan lebih milih berduaan sama nyonya kamu daripada ngejar aku !! " jawab Wulan lebih nggak mau kalah. Jleggg !! Kali ini ane nggak berani jawab soalnya.... "Iya kan "! Kamu nggak ngejar aku karena kamu takut diputus sama nyonya kamu kan "! " tanya Wulan, dan kali ini dengan mata mulai berkaca-kaca.
"Berjam-jam aku nunggu kamu di sana Vin, berharap kamu datang nyari aku, tapi apa... " kata Wulan sambil mulai terisak.
"Kamu malah asyik berduaan sama... pacar kamu yang paling baik sedunia itu... " timpal Wulan dengan nada terbata-bata, air matanya mulai berlinang.
Ane yang tadinya emosi karena ditampar lagi sama Wulan, langsung luruh melihat Wulan yang mulai sesenggukan. Ane lihat jam udah pukul sebelas lebih. Yah wajar aja Wulan emosi kayak gini, dia pasti udah lelah.
"Lan, udah malam, mending kamu sekarang mandi dan istirahat di kamarku. " kata ane berusaha membujuk Wulan yang mulai menangis.
Tapi Wulan nggak menjawab, malah menangis tersedu-sedu di hadapan ane, seolah-olah dia berusaha menumpahkan semua emosinya lewat air matanya. Maafkan aku, Lan, Part 91.3
Cukup lama Wulan menangis di hadapan ane dan ane cuma bisa terdiam. Entah ini yang keberapa ane bikin sang bidadari ini mengeluarkan air mata. Setelah Wulan keliatan tenang, ane mencoba bicara padanya, tapi tetep dengan ekstra hati-hati soalnya ane takut digampar lagi. Tapi tunggu, bukannya Wulan sekarang lagi emosi sama ane, mungkin sekarang saat yang tepat buat mengatakan hal tersebut. Ane nggak tahu akibat kedepannya, tapi tetep harus ane katakan kalo nggak kejadian seperti ini bakalan terulang terus dan Wulan bakalan makin menderita.
Lan, kamu selama ini selalu baik sama aku, dan kamu kamu berusaha menunjukkan kalau kamu begitu sayang sama aku& ane berusaha mengatakannya dengan pelan-pelan.
Hanya saja aku selalu membuatmu sedih, marah, menangis, dah hari ini aja aku malah nampar kamu. lanjut ane.
Wulan nggak menjawab dan masih sesenggukan sambil sesekali menyeka air matanya. A ne jadi ragu-ragu meneruskan kata-kata ane, tapi kalo nggak sekarang kapan lagi.
Jadi mungkin lebih baik mulai sekarang kita jaga jarak aja , Lan& kata ane dengan sangat hati - hati.
JREEEENG !! Mendengar kalimat ane yang terakhir, spontan Wulan langsung menoleh dan menatap ane dengan pandangan marah. Aduh celaka, celaka, celaka!!
Jaga jarak " Maksudmu aku harus menjauh dari kamu gitu "! tanya Wulan dengan nada tinggi. Haa.. oh bukan gitu Lan, maksudku jaga jarak itu tadi & ah sial, ane malah lupa nyiapin kata-kata selanjutnya.
Jadi kamu nyuruh aku agar jangan dekat-dekat sama kamu gitu "! Iya Vin "! tanya Wulan lagi dengan nada tinggi tinggi sekali.
Aduh Lan, kamu jangan salah sangka dong. Maksudku aku kan posisinya udah ada Shela sebagai pacar aku, dan&
Nggak usah berbelit-belit !! Bilang aja kamu keganggu dengan kehadiran aku !! Aku selama ini cuma jadi penganggu buat kamu kan "! tanya Wulan dengan sengit, dan lagi -lagi air matanya mulai berlinang. Aww.. f*ck !! Ane lagi2 salah ngomong.
Nggak, sama sekali enggak. Aku nggak nganggap kamu penganggu kok, justru aku senang kalo ada kamu. Please.. kamu jangan salah paham, aku bilang gini karena aku sayang sama kamu dan aku nggak pengen nyakitin kamu lagi. ane menjawab sebisanya.
BOHONG !!! Kamu tega ya ngomong kayak gitu ke aku !! Tadi aku udah sakit hati banget pas kamu tampar dan sekarang kamu malah nyuruh aku pergi !! Kamu bener-bener nggak punya perasaan !! " kata Wulan semakin sengit.
"Enggak Lan, aku bilang gitu karena aku emang sayang dan peduli sama kamu... " "Kalau kamu emang sayang sama aku harusnya kamu putusin Shela daripada nyuruh aku pergi !! " kata Wulan semakin dan semakin sengit.
"Aku nggak nyuruh kamu pergi Lan, aku cuma minta agar kita jaga jarak... " ane semakin bingung menjelaskan ke Wulan yang mulai kalap lagi.
"Apa bedanya "! Intinya kamu tetep pengen aku menjauh dari kamu kan "! " kata Wulan sengit yang sengitnya melebihi el classico Madrid vs Barca.
"Daripada nyuruh aku menjauh ... " kata Wulan sembari memegang tangan ane. Lha Wulan mau ngapain nih "
"... lebih baik kamu bunuh aja aku sekalian !! " kata Wulan seraya menempelkan tangan ane ke lehernya.
"Kamu ngomong apa sih "! " jawab ane sambil menarik tangan ane dari lehernya Wulan.
Wulan nggak menjawab, dan malah menatap ane dengan tatapan penuh linangan air mata. Kelihatan kalo dia semakin emosi, antara marah dan sedih. Astaga, ane bener-bener salah ngomong, nggak seharusnya ane ngomong seperti itu ke Wulan, nggak sekarang dan sampai selama-lamanya.
"Maafkan aku Lan... " kata ane pelan.
"Nggak seharusnya aku ngomong gitu ke kamu. Aku cuma nggak pengen kamu menangis dan sedih lagi seperti ini. " timpal ane.
Wulan lagi-lagi cuma diem aja, dan masih sesenggukan sambil sesekali mengucek matanya.
"Lebih baik sekarang aku antar kamu ke kamar biar kamu bisa cepet istirahat. " kata ane.
"Nggak usah, aku bisa sendiri. " jawab Wulan pelan namun ketus.
"Sekarang mending kamu telpon ibu kamu ngasih kabar. Beliau pasti sangat kuatir. " pinta ane.
"Kamu aja yang telpon. " jawab Wulan singkat.
"Oke, tapi aku harus bilang gimana " Kan nggak mungkin aku bilang kamu nginep disini. " tanya ane.
"Terserah kamu. " jawab Wulan.
Wulan beranjak berdiri, lalu berjalan meninggalkan ane menuju kamar ane, keliatan banget kalau dia masih marah. Sedangkan ane cuma termenung sendirian di ruang tamu sambil menyesali kata - kata yang barusan ane lontarkan ke Wulan. Ane lalu menghubungi rumahnya Wulan memakai pesawat telpon yang ada di ruang tamu. Sebenarnya ane sih ragu takutnya ibunya Wulan ba kal marah kalo tahu putrinya nginep disini, tapi bagaimanapun ane juga nggak enak kalo harus bohong.
*** tuuuut.... tuuuuut... *** "Halo. "
"Halo bu, ini saya Vino. "
"Eh iya gimana mas, udah ada kabar dari Wulan " " tanya beliau dengan nggak saba r. "Wulan sekarang ada di sini bu. " jawab ane.
"Lho kok " Tadi mas bilang dia udah pergi dari tadi " " tanya beliau dengan nada heran. "Iya tapi dia balik lagi karena HP-nya ketinggalan. Tapi karena udah malam dan saya nggak bisa ngantar pulang jadi saya minta ijin agar Wulan boleh nginep disini bu. " kata ane berusaha mengarang sebisanya.
"Kalo saya sih nggak papa mas, tapi orang tua mas gimana " Kalian kan belum nikah masa udah tinggal serumah " " tanya ibunya Wulan yang sepertinya beliau kurang setuju kalo Wulan nginep.
"Tadi saya udah minta ijin sama orang tua saya. Nggak papa bu, saya janji nggak berbuat macam-macam sama Wulan, lagipula kita nggak tidur sekamar kok. Saya tidur dibawah, sedangkan Wulan tidur di kamar saya di lantai dua. " jawab ane berusaha meyakinkan, cuma kata-kata "nggak berbuat macam-macam" mungkin perlu direvisi.
"Sekarang Wulan di mana mas " "
"Dia sekarang ada di kamar saya bu. "
"Oh ya orang tuanya mas udah pulang " " tanya ibunya Wulan lagi.
"Belum, makanya saya nggak bisa ngantar Wulan pulang bu, karena saya nggak bisa ninggalin adik saya sendirian. " jawab ane.
"Ya sudahlah kalo memang seperti itu. Ya bukannya saya nuduh mas yang enggak-enggak cuma saya nggak enak aja sama orang tua mas. "
"Iya bu sebelumnya saya mohon maaf sekali. " jawab ane.
"Lho, nggak papa mas, justru saya yang harusnya minta maaf udah ngerepotin mas. " jawab beliau.
"Kalo gitu saya titip Wulan ya mas. " "Iya bu. " jawab ane.
Huuaaahh... ane menghela napas lega karena berhasil mendapat ijin dari camer... eh maksud ane ibunya Wulan. Sayup-sayup ane denger suara jebyur jebyur, mungkin Wulan lagi mandi di kamar mandi atas. Ane lihat udah hampir jam dua belas kok bapak ibu belum pulang ya. Ane lalu putuskan menelpon ke HP-nya ibu.
*** tuuuut.... tuuuuut... *** "Halo Vin... "
"Ibu dimana kok belum pulang " " tanya ane.
"Ya ampun Vin ibu sampai lupa ngabarin kamu. Ini kebetulan ada kerabat pakde datang jadi nggak enak kalo ditinggal pulang. " jawab ibu.
"Terus " " tanya ane.
"Ya jadi ibu putuskan malam ini nginep di rumahnya pakde, baru besok pagi kami berangkat pulang. " jawab ibu.
"Oh ya udah kalo gitu bu, soalnya aku kuatir kok bapak sama ibu belum pulang-pulang. " jawab ane.
"Shela udah pulang Vin " " tanya ibu.
"Udah bu, tadi jam sembilan naik taksi. " jawab ane.
"Kamu nggak papa kan malam ini berdua sama Dina " Inget semua pintu jangan lupa dikunci. " kata ibu.
"Kebetulan sekarang ada Wulan bu, dia malam ini nginep disini. " jawab ane. "Wulan " Lho kamu bilang dia udah pulang " " tanya ibu.
"Tadi emang dia pamit pulang bu, tapi ternyata HP-nya ketinggalan jadi dia balik lagi. Karena udah malem dan aku nggak bisa nganter dia pulang jadi aku suruh dia nginep disini bu. " jawab ane.
"Tapi jangan sering-sering dia nginep lho Vin, nggak enak sama tetangga ntar jadi bahan omongan. " kata ibu.
"Iya bu, ini juga lagi darurat kan. " jawab ane.
"Inget, kalian nggak boleh tidur sekamar. Kamu malam ini tidur di kamar ibu aja, biar Wulan yang di kamarmu. " kata ibu.
"Iya bu, beres. " jawab ane.
"Ya udah, baik-baik di rumah ya, kalo ada apa-apa telpon ibu. " "Baik bu. "
Ternyata bapak sama ibu nginep di rumahnya pakde, dan malam ini Wulan lagi -lagi nginep disini. Sambil tiduran di sofa, ane mengelus-elus pipi ane yang masih perih gara2 ditampar Wulan dua kali. Sekali lagi maafkan aku Lan, kata ane dalam hati
Entah sekitar jam berapa, ane terbangun karena mendengar suara kluthak kluthik dari arah meja makan. Ane lalu melihat jam dinding di ruang tamu, lagi jam setengah dua malam. Tapi suara kluthak kluthik masih terdengar, siapa tuh, jangan-jangan ada kucing atau tikus menyatroni meja makan. Dengan berjingkat ane menuju meja makan dan & ups.. ternyata Wulan lagi makan, dan dia pun terlihat terkejut melihat ane datang.
Sorry, aku dengar suara aku kira ada tikus ternyata kamu. kata ane nyengir.
Wulan nggak menjawab, dia cuma menatap ane sebentar lalu kembali asyik makan nasi dari piringnya. Kayaknya dia masih marah sama ane. Dan ane merasa karena kejadian ha ri ini, hubungan ane sama Wulan bakalan berantakan dan nggak bakal seperti dulu lagi, karena ane sadar ane udah benar-benar menyakiti hatinya.
Kalo gitu kamu teruskan makannya, aku tidur lagi ya. kata ane lalu berjalan meninggalkan dapur. Sup-nya kamu beli dimana " tanya Wulan tiba-tiba.
Haah " Rasanya aneh, hambar mirip sayur lodeh. kata Wulan lagi.
Tapi kamu kok makan sampai habis " tanya ane sambil melihat nasi di piringnya Wulan yang tinggal sedikit, dan sup yang ada di mangkuk juga tinggal kuah doang.
Laper sih, lagian aku cuma ngambil dikit kok. jawab Wulan. Itu Shela yang bikin. jawab ane singkat.
Pantes aja, rasanya ancur, persis kayak yang buat. kata Wulan ketus sambil melap bibirnya pake tissu.
Tau gitu aku buang tadi supnya. timpal Wulan lalu minum segelas air. Keliatan banget kalo dia jijay sama sup bikinan musuh bebuyutannya tersebut.
Jangan gitu Lan, toh tadi Shela juga makan nasi hasil kamu yang masak. Dan dia nggak masalah tuh. jawab ane.
Ya iyalah dia nggak apa-apa. Dia kan cewek yang paling baik hati sedunia !! jawab Wulan dengan nada sinis. Duh, salah ngomong lagi.
Lan& panggil ane sambil duduk di sebelah Wulan. & kamu masih marah " tanya ane sambil duduk di sebelah Wulan.
Apa aku keliatan seneng " Wulan bertanya balik, dan menurut ane udah jadi sebuah jawaban buat ane.
Sekali lagi aku minta maaf atas semua yang aku lakukan hari ini. Lan. Kamu tahu kan, aku nggak ada maksud menyakiti kamu & kata ane dengan nada pelan.
Kamu selalu aja bilang nggak bermaksud nyakitin aku, tapi kamu lihat, tetap aja kan, hasilnya aku sakit hati juga. jawab Wulan sambil membuang muka.
Kata-kata Wulan terakhir seolah menjadi skakmat buat ane, ane pun terdiam nggak mampu menjawabnya. Ternyata Wulan beneran masih marah sama ane.
Aku tahu Lan. Kamu sejak dulu selalu gitu. jawab Wulan ketus. Selalu gitu apanya " tanya ane.
Cuma maaf doang nggak ada tindakan apa-apa. Terus aku harus gimana Lan " tanya ane penasaran.
Satu lagi, kamu selalu aja pura-pura bego. Selalu nanya padahal udah tahu jawabnya. jawab Wulan.
Maksudmu aku harus putusin Shela gitu " tanya ane. Wulan nggak menjawab, dan malah menatap ane.
Haaah& harus kubilang berapa kali aku nggak bakal melakukannya. jawab ane sambil ketawa sinis.
Kamu sayang sama dia " tanya Wulan. Waduh, perasaan ane mulai gak enak. Kamu dah tahu jawabannya ngapain nanya. jawab ane.
Terus kamu sayang nggak sama aku " tanya Wulan lagi Lhah nanya itu lagi. Kan tadi siang aku udah bilang ke kamu. jawab ane.
Aku kurang yakin Vin, coba kamu bilang sekali lagi. pinta Wulan sambil mendekatkan wajahnya ke ane.
Tapi tadi kan cuma spontan aja. Lagipula aku nggak biasa ngumbar kata -kata sayang ke cewek. jawab ane sambil ikut mendekatkan wajah ane ke Wulan.
Ah gombal. jawab Wulan ketus, dan jarak wajah kami berdua makin dekat. Kok gitu " tanya ane, dan bibir kami mulai memperpendek jarak. Kamu kan buaya darat. jawab Wulan, jarak bibir kami cuma 10 cm. Kamu kolektor buaya. kata ane nggak mau kalah.
Dan nggak pakai lama, bibir kami lalu beradu dengan seru, dan ane sepertinya memang menikmati saat-saat seperti ini, dan sepertinya Wulan juga demikian. Setelah kami puas ber-kissing ria, kami saling bertatapan. Sepertinya Wulan udah nggak marah, keliatan banget dari wajahnya yang keliatan seneng.
Kamu udah nggak marah Lan " tanya ane.
Masih. jawab Wulan singkat.
Ah bohong. kata ane bernada meledek.
Aku masih sebel sama kamu. jawab Wulan, tapi sepertinya dia ketawa tertahan.
Hayooo ketawaaa !! kata ane sambil mentowel pinggangnya Wulan, spontan aja dia langsung reflek bergerak ke samping.
Vin, geli tau !! teriak Wulan sewot tapi sambil tersenyum kecut.
Ternyata sekarang udah bisa ketawa. ledek ane.
Wulan nggak menjawab, dan masih tersenyum kecut. Tapi nggak apalah, yang penting dia udah bisa tersenyum. Tinggal sekarang ane memastikan agar dia nggak ketemu lagi dengan Shela di villa nanti malam. Atau setidaknya ane mencegah agar Shela nggak ikut. Gimana caranya bisa dipikir nanti.
Udah yuk kita tidur lagi. kata Wulan sambil menguap. Apa " Kamu ngajak aku tidur " tanya ane bercanda. Tuh kan, kamu emang buaya. jawab Wulan ketawa, Haha& ane ikut ketawa sambil berjalan menuju sofa ruang tamu. Vin !! panggil Wulan.
Apaan " jawab ane.
Jadi enggak " tanya Wulan. Jadi enggak apanya "
Katanya mau ke kamar. jawab Wulan.
Kamu serius " tanya ane dengan nada nggak percaya.
Kan kamu yang ngajak, kalo aku sih tinggal mau-mau aja. jawab Wulan. Oke deh kalo kamu maksa. jawab ane.
Idih siapa yang maksa. jawab Wulan sewot. Ane cuma ketawa melihat Wulan uring-uringan. Shall we " kata ane sambil mengulurkan tangan ke Wulan.
Apa " sawi " tanya Wulan sambil membalas menggandeng tangan ane. Itu artinya ayo atau mari dalam Bahasa Inggris, ah elah. jawab ane.
Kami berdua lalu berjalan menuju kamar ane, dan sampai dalam& ehm& nggak usah ane ceritakan
lah kami ngapain aja semalaman, anggap aja kami berdua maen kartu, atau catur, atau tanding game Street Fighter IV
Part 92 Pipipip& pipip& pipip& ane terbangun setelah alarm HP berbunyi nyaring. Ane lihat ke layar, ah udah jam setengah enam pagi. Ane lihat sekeliling, lho kok masih sepi, apa Wulan belum bangun. Dengan menguap panjang, ane beranjak berdiri dari sofa ruang tamu lalu berjalan menuju kamar ane, soalnya semalam Wulan minta dibangunin jam setengah enam.
Pelan-pelan ane membuka pintu kamar, dan Wulan masih tertidur pulas di springbed. Wajar aja sih karena mungkin dia kecapekan. Sebelum membangunkannya, ane sempatkan dulu memandangi wajahnya yang cantik bagai bidadari itu, bahkan saat tertidur pun masih sangat mempesona.
Lan& panggil ane sambil menggoyang-goyangkan pundaknya.
Lan, bangun udah siang lho. panggil ane lagi.
Wulan pun bergerak-gerak menandakan kalau dia udah terbangun, dan kemudian dia membuka matanya. Melihat ane, dia pun tersenyum manis, manis sekali. Sebuah senyuman bidadari yang selama ini ane kagumi.
Pagi. sapa ane. Pagi say. balas Wulan. Jam berapa ini " tanya Wulan.
Setengah enam. Katanya kamu minta dibangunin setengah enam. jawab ane. Hari ini kuliah jam berapa sih " tanya Wulan.
Jam delapan. Sekarang hari Sabtu kan. jawab ane. Sepuluh menit lagi yah " pinta Wulan sambil menguap. Sepuluh menit " Wah bisa satu kali lagi dong. jawab ane sambil nyengir. Tuh kan, siapa yang nakal kalo gini. kata Wulan sambil mentowel hidung ane. Aku kan emang buaya. jawab ane ketawa.
Sebetulnya ketinggian kalo buaya, kamu mah kadal. kata Wulan juga ketawa. Kamu ngomong mulu, tinggal sembilan menit lho. jawab ane. Ya udah sini. kata Wulan rada sewot sambil menggeser posisi tidurnya.
Ane kemudian naik ke& ehmm, lebih baik ane juga skip bagian ini deh. Yah anggap aja kami berdua main game Tekken 6 satu atau dua ronde. Ane pake Jin Kazama, sedangkan Wulan pake Xiao Yu, dan Wulan ternyata mainnya agresif banget sampai-sampai ane nyaris di KO sama dia.
Jam setengah tujuh ane, setelah mandi ane lalu duduk di meja makan bersama Dina yang udah siap pakai seragam sekolah dan asyik main game di HP-nya. Sedangkan Wulan lagi sibuk membuat nasi goreng di dapur, yang merupakan request ane sama Dina.
Kak, itu Kak Wulan kok pagi-pagi udah di sini " Dia semalam nginep lagi ya " tanya Dina dengan nada berbisik.
Nggak kok, dia datang pagi tadi. jawab ane. Ah cuma Dina dikubulin mah nggak papa.
Masa sih " Perasaan semalem aku denger suara Kak Wulan marah-marah di ruang tamu. jawab Dina.
Ah paling kamu salah denger kali. jawab ane. Duh, iya ya, semalem kan Wulan marah-marah suaranya kenceng banget pantes aja Dina denger.
Ada apa ini bisik-bisik " tanya Wulan tiba-tiba sambil membawa dua porsi nasi goreng dan menaruhnya di depan ane dan Dina.
Wih wih wih, nasi gorengnya Wulan bener-bener menggugah selera, ada irisan telur goreng, potongan ayam kecil-kecil dan bawang goreng. Dari aromanya langsung bikin perut ane langsung menggelar konser band. Dan rasanya& hmmm, enak pisan euyy, batin ane setelah menyuap sesendok ke mulut ane. Sedangkan Wulan cuma mengambil sepotong roti tawar dan keju Kraft dari lemari makan.
"Lho kok kamu cuma makan roti " Diet ya " " tanya ane. Wulan nggak menjawab cuma tersenyum sambil mengunyah roti.
"Tadi malem Kak Wulan sama Kak Vino kenapa kok berantem " " tanya Dina tiba -tiba. Ah elah ini bocah...
"Berantem " Nggak, sapa yang berantem " Kami cuma ngobrol doang kok. " jawab ane berkilah. "Tuh kan Kak Vino bohong, berarti Kak Wulan emang tadi malam nginep. " kata Dina sambil menunjuk ane.


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Iya Kak Wulan semalem emang nginep. Terus kenapa " " jawab ane.
"Nggak papa cuma pengen tau kok kenapa kakak sama Kak Wulan berantem. " kata Dina cuek. "Kami tadi malam nggak berantem, Din, cuma Kak Wulan sedikit marah sama Kak Vino. Tapi sekarang udah nggak papa. " kata Wulan berusaha menengahi.
"Tuh nggak ada apa-apa kan. Dasar tukang ngelindur. " kata ane dengan ketus ke Dina. "Eh siapa yang suka ngelindur "! " protes Dina.
"Yee nggak ngerasa ya semalem kamu ngelindur jalan keluar kamar. Ya nggak kerasa lah, namanya aja ngelindur. " kata ane ketawa mengejek.
"Iih nggak, aku nggak ngelindur kok. Semalem aku emang mau ngambil minum soalnya haus. " jawab Dina berkilah.
"Bohong ah, kamu aja yang nggak ngaku kalo ngelindur. " ane masih aja ngejek Dina. "Beneran aku nggak ngelindur. Aku liat kok Kak Vino sama Kak Shela ciuman di depan TV. " jawab Dina nggak mau kalah.
JREEEEENG!!! Mendengar kata-kata Dina yang terakhir, Wulan yang awalnya terlihat ceria langsung cemberut. Dia pun langsung menatap ane dengan tatapan penuh emosi, persis seperti semalam pas menampar ane.
"Aku mandi dulu !! " kata Wulan ketus lalu beranjak berdiri meninggalkan meja makan sambil melempar rotinya yang masih setengah ke tempat sampah.
"Tuh kan Kak Wulan marah, gara-gara kamu dasar mulut ember !! " kata ane ke Dina dengan sewot. "Kok nyalahin aku sih " Kan kakak sendiri yang mulai, bilang kalo aku ngelindur. " jawab Dina nggak mau kalah.
"Ini anak ngeles mulu !! Aku jitak nih !! " kata ane sambil mengangkat tangan. "Berani jitak aku, aku laporin ke Kak Shela kalo Kak Wulan nginep. " ancam Dina sambil menunjuk ke ane.
"Kamu... !! " kampret, bocah satu ini bener-bener susah dihadapi. "Dasar tukang lapor !! " gerutu ane sambil menurunkan tangan ane. "Bodo !! " jawab Dina cuek sambil meneruskan makan nasi gorengnya.
Lhaahh .. 'bodo' " Yah elah, ini bocah makin hari bener-bener makin mirip Shela, batin ane. Ah udahlah, ane lalu meneruskan menghabiskan sarapan dan lalu... astaga ane jadi inget pasti Wulan sekarang lagi ngambek sekarang gara-gara kata-kata si bocah kampret ini. Sepuluh menit kemudian kami udah selesai sarapan dan Dina bersiap berangkat ke sekolah. Ane pun mengantar Dina keluar sampai ke halaman rumah.
"Kak, minta duwit. " kata Dina sambil mengadahkan tangan. "Lah buat apa " " tanya ane.
"Uang saku lah kak. Kan bapak ibu belum pulang. " jawab Dina.
"Nih. " kata ane sambil ngasih selembar sepuluh ribuan yang ane rogoh dari saku ke Dina. "Tambahin kak. " pinta Dina dengan nada merengek.
"Kamu ini kecil-kecil udah doyan duwit. " gerutu ane sambil ngasih selembar sepuluh ribuan la gi ke Dina.
"Makasih kak. " jawab Dina dengan riang.
"Oh ya Din, kamu hari ini ujian kan. Kerjakan dengan teliti ya, jangan buru-buru. Kakak yakin kamu pasti bisa. " kata ane sambil mengusap kepala Dina.
"Iya kak, aku pasti bisa. " jawab Dina tersenyum, lalu berlari menuju sepedanya yang diparkir di depan pintu garasi.
"Berangkat dulu ya kak. " teriak Dina sambil mengayuh sepedanya meninggalkan rumah.
Emang sih ane sering dibikin sebel sama Dina, tapi bagaimanapun dia kan adik ane satu-satunya, dan ane sangat sayang padanya. Tapi selain itu niat ane baik-baikin Dina juga buat cari aman, soalnya dia kan deket sama Shela, kalo sampai ngadu macem-macem apalagi perihal Wulan nginep, waah bisa gawat. Ane lalu masuk rumah, dan ane lihat Wulan udah siap berdandan rapi sambil menenteng tasnya.
"Lho kamu mau kemana " " tanya ane.
"Ayo anterin aku pulang. " pinta Wulan dengan wajah cemberut. "Kok pulang " Kamu nggak kuliah " " tanya ane lagi.
"Aku nggak bawa buku, diktat dan lainnya. Udah sana siap-siap, ntar nggak keburu lagi. " jawab Wulan.
"Tumben kamu bisa lupa bawa buku kuliah. " ledek ane.
"Aku itu awalnya nggak ada niat buat nginep, tapi gara-gara kamu kegatelan sama nyonya kamu yang paling cantik sedunia itu, jadinya aku terpaksa nginep !! " jawab Wulan dengan nada tinggi. "Idih siapa juga yang kegatelan "! " jawab ane nggak mau kalah.
"Pake nggak ngaku lagi. Semalem kamu juga ada maen kan sama nyonya kamu "! " kata Wulan juga nggak mau kalah.
"Apaan, cuma ciuman doang, itu aja gak jadi gara-gara Dina datang. " jawab ane lebih nggak mau kalah lagi.
"Tuh kan, kamu emang kegatelan !! Dasar !! Kanan oke, kiri oke !! " kata Wulan makin sengit. "Ah udah ah, aku males berantem !! " kata ane ketus sambil ngeloyor menuju kamar.
Part 93 Sepanjang perjalanan ke rumah, lagi-lagi Wulan cuma cemberut diem, ah gara-gara si Dina ember semua jadi kacau. Tapi ane rada nyesel juga, semalem dan pagi tadi ane ngelakuinnya sama Wulan, dan nanti malam lagi-lagi Shela sama Wulan bakalan ketemu lagi di villa-nya Putri. Ane yakin sejak kejadian di rumah ane kemaren, Wulan pasti makin benci sama Shela, dan ane bisa pastikan Wulan bakalan cari gara-gara lagi, atau lebih parah, Wulan bakalan ngomong ke Shela soal hubungan kami yang udah sangat-sangat jauh. Ah sial, ini sama aja ane ngasih Wulan pedang Frostmourne) buat menghancurkan hubungan ane sama Shela.
Tiba-tiba CIIIIIIITTT !!! Ane ngerem mendadak karena nyaris aja menabrak sebuah mobil yang menyeberang jalan. Saking mendadaknya Wulan, yang bonceng di belakang sampai terdorong maju.
"Vin !! Hati-hati dong !! " teriak Wulan dengan nada kesal.
"Sorry .. sorry... " jawab ane.
Duh, gara-gara melamun ane jadi nggak fokus mengendarai motor dan hampir aja menabrak. Oke, oke, ane nanti harus sebisa mungkin membujuk Shela biar nggak ikut acara nanti malam. Dan seandainya Shela mau, pasti dia bakal minta ane juga nggak ikut, dan dijamin Wulan pasti marah kalo ane sampai nggak ikut. Ah udahlah, nggak papa, soal Wulan itu dipikir nanti soalnya jauh lebih mudah menjinakkan Wulan daripada Shela.
Sampai rumahnya Wulan, kami berdua disambut sama ibunya Wulan yang lagi menyapu di teras rumah. Setelah turun dari motor, ane lalu tersenyum pada camer.. eh maksud ane ibunya Wulan, sedangkan anaknya malah langsung ngeloyor masuk ke dalam rumah.
"Pagi bu, maaf, kemaren malam saya nggak bisa nganter Wulan soalnya kemaren orang tua saya pergi ke luar kota, dan adik saya sendirian rumah, jadi... "
"Udah, nggak papa, saya maklum kok mas. " jawab ibunya Wulan tersenyum. "Saya janji bu, besok-besok Wulan nggak akan nginep lagi di tempat saya. " kata ane. "Iya mas, itu lebih baik soalnya kan kalian juga belum nikah masa udah pake nginep segala, kan nggak enak sama orang tua mas, tetangga kiri kanan juga. " jawab ibunya Wulan, dan ane cuma mengangguk.
"Oh ya, Wulan kenapa kok pulang-pulang wajahnya manyun gitu " Kalian habis berantem " " tanya ibunya Wulan.
"Yaa tadi dirumah kami sempat selisih pendapat bu. Saya pengen gini, tapi Wulan pengennya gitu. " jawab ane sebisanya.
"Nggak papa mas, namanya juga orang pacaran, yang namanya berantem mah wajar. Suami istri aja juga sering berantem. " kata ibunya Wulan. Waduh " Pacaran "
"Eeeh... dia udah cerita apa aja tentang hubungan kami berdua bu " " tanya ane. "Wulan udah cerita banyak mas. Pokoknya jangan kuatir, saya sama bapak udah merestui hubungan kalian. " jawab ibunya Wulan tersenyum senang. Waduh.. duh.. duh..
"I.. iya bu, makasih. " jawab ane tersenyum, tapi rada kecut.
Tiba-tiba Wulan muncul dengan wajah masam dan sepertinya dia udah membawa semua peralatan dan buku kuliah yang dibutuhkan. Setelah pamit sebentar sama ibunya, dia langsung berjalan cepat menuju motor ane. Ane pun lalu pamit juga, lalu ane dan Wulan langsung menuju kampus, soalnya jam udah menunjukkan pukul 7.25.
Lan, kamu sampai kapan mau ngambek kayak gini " tanya ane ke Wulan saat kami berjalan di parkiran motor kampus.
Lan !! panggil ane lagi, saat Wulan nggak menjawab malah berjalan semakin cepat meninggalkan ane. Tiba-tiba aja Wulan berhenti lalu menoleh ke ane.
Kamu tuh ya, semalem udah ngelakuin sama nyonya kamu, masih aja ngajak-ngajak aku !! Dasar nggak tahu diri !! kata Wulan dengan nada tinggi.
Kan udah kubilang AKU NGGAK ngelakuin apa-apa sama Shela, kamu denger nggak sih " Apa perlu kamu aku beliin korokan kuping "! jawab ane rada emosi soalnya ane udah eneg dituduh ngelakuin hal yang nggak ane lakuin.
Bohong !! Kamu aja ngerayu-ngerayu aku gitu kok, pasti kamu juga sebelumnya ngerayu nyonya kamu buat ngelakuinnya, iya kan "! seperti biasa Wulan gak mau kalah.
Aku " Ngerayu kamu " Eh& enak aja, kan kamu sendiri yang ngajak aku ke kamar !! ane juga gak mau kalah.
Pake ngeles lagi !! Waktu itu siapa duluan yang bilang soal tidur bareng "! jawab Wulan makin sengit.
Aku kan cuma bercanda !! Dasar kamunya aja yang kege eran !! ane lebih sengit lagi. Kamu bener-bener & !!
BUAAAK !!! Tiba-tiba aja Wulan memukul lengan ane pake ring binder yang sejak tadi dibawanya. BUAAAKK!!! BUAAKKK!! Nggak hanya sekali, Wulan memukulkan ring binder tersebut berkali -kali ke lengan ane. Ane yang nggak siap cuma bisa menangkis pake tangan sambil menahan sakit soalnya ring binder kan terbuat dari plastik tebal, apalagi Wulan memukulnya sekuat tenaga dan penuh emosi.
Apa-apaan sih kamu "! Sakit tahu "! bentak ane sambil memegangi lengan ane yang panas plus
senut-senut. Itu hukuman buat kamu yang egois dan cuma mau enaknya aja !! teriak Wulan.
Egois "! Woi.. ngaca dong !! jawab ane nggak kalah keras.
BUAAAKKK !!! Lagi-lagi Wulan memukulkan ring bindernya ke lengan ane, lalu ngeloyor pergi meninggalkan ane. Lengan ane yang tadinya masih senut-senut, sekarang makin senut-senut akibat pukulan yang terakhir.
Sekarang siapa yang kasar dan urakan coba "! teriak ane penuh emosi ke Wulan, yang nggak menjawab dan semakin mempercepat langkahnya menuju halaman kampus.
Untung aja di sekitar kami nggak ada mahasiswa sehingga adegan berantem kami berdua tadi nggak ada yang lihat. Ane pun berjalan pelan sambil memegangi lengan ane yang masih senutsenut dengan perasaan dongkol setengah idup.
Mas& tiba-tiba aja ada suara cewek yang memanggil ane dari belakang.
Lho, Ra " ane kaget ternyata Rara yang ada di belakang ane. Waduuuh, itu berarti sejak tadi dia melihat dan mendengar semuanya, termasuk kata kamar dan tidur bareng . Kamu kok masih disini " Bukannya kamu masuknya jam tujuh " tanya ane. Aku cuma ngambil kotak makan siang kok mas. Tadi ketinggalan di motor temen. jawab Rara sambil menunjukkan kresek kecil berisi lunchbox-nya.
Mbak Wulan kenapa mas " Perasaan sejak kemaren marah-marah sama kamu terus " tanya Rara. Biasa lah Ra, silang pendapat, aku pengen gini, dia pengen gitu& jawab ane sekenanya sambil berjalan menuju keluar parkiran.
Yang sabar ya mas. Biasa kan kaum cewek, kadang emang seperti itu. kata Rara sambil tersenyum. Iya, kecuali kamu mungkin. Aku malah pengen liat kamu marah-marah kayak Wulan tadi. kata ane ketawa.
Bisa aja kamu mas. jawab Rara tersenyum malu.
Oh ya, mau permen " tanya Rara sambil menyodorkan beberapa permen di tangannya. Makasih. kata ane sambil mengambil sebungkus permen Kiss lalu membukanya. Ra& panggil ane.
Gimana mas " Ane nggak menjawab, hanya menyodorkan bungkus permen Kiss yang dibelakangnya ada tulisan I Miss You ke Rara.
Udahlah mas. kata Rara tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan.
Hehe iya iya, becanda kok Ra. jawab ane sambil membuang bungkus permen Kiss tersebut.
Kami berdua lalu berjalan menuju lobby. Ane lihat situasi terkendali karena nggak ada trio kwek kwek alias Putri cs disana. Oh Rara, betapa aku merindukan saat-saat indah saat kita bersama dulu, damai, adem, tentram, nggak ada berantem, nggak ada intimidasi, nggak ada hujan pukulan dan tendangan, nggak ada perang nuklir, ratap ane dalam hati &
Part 94 Saat masuk ruangan kuliah, ane liat Wulan seperti biasa lagi ngumpul sama Putri dan Citra di bangku deretan depan. Saat ane lewat, Wulan sama sekali nggak ngelihat ke ane dan asyik mainan HP.
Vin !! tiba-tiba Putri memanggil ane.
Gimana Put " jawab ane.
Nanti malam kumpul di rumahku jam tujuh ya. Terus kita berangkat ke villa sama-sama naik mobil. pinta Putri.
Oke. jawab ane. Shela juga udah aku kasih tahu barusan, biar dia bisa siap-siap. Hari ini dia ada kelas Karate sampai jam enam kan " tanya Putri.
Iya. Ntar kami usahakan sampai tempatmu sebelum jam tujuh. jawab ane.
Ngapain juga Put, kamu pake ngasih tahu cewek labil itu. Gak penting banget. tiba -tiba aja Wulan nyeletuk agak keras, sambil tetap menatap layar HP-nya. Putri dan Citra yang sepertinya sadar situasi cuma tersenyum kecut. Ah elah&
Kuliah udah berjalan setengah jam, dan pas dosen ngerocos di depan kelas, nggak ada satupun materi yang nyangkut, karena ane masih sibuk mikirin gimana caranya agar Shela sama Wulan nggak ketemu nanti malam di villa. Dan satu-satunya cara adalah salah satu dari mereka harus ane cegah agar nggak ikut. Drrrt drrt, HP ane berbunyi, saat ane cek ada notif BBM dari Shela, pasti dia minta jemput jam satu.
Shela: say jemput aq jam satu ya Shela: bisa kan
Ane: bisa dong Shela: sip sip makasih (emot jantung 3x) Shela: tapi jangan telat
Shela: awas!! (emot tinju 3x) Ane: iya say beres
Oke, kalo ane minta Wulan nggak ikut jelas mustahil, dan jalan satu-satunya cuma membujuk Shela. Iya bener, itu satu-satunya cara. Asal punya alasan yang kuat, pasti Shela mau, dan gantinya besok Minggu ane ajak aja dia ke tempat lain. Sip, sip, sip. Ntar pas jemput ane coba omongin ke tuan putri.
Ane menatap ke depan dimana Wulan duduk sama Putri dan Citra. Tiba-tiba aja dia menoleh ke belakang buat minjem penggaris. Dan saat kami bertatapan, dia cuma melengos sambil cemberut. Haduuuhh, keluh ane dalam hati.
Saat kuliah selesai jam sepuluh, ane lihat Wulan dan gengnya seperti biasa keluar bareng dan mereka asik ngerumpi sambil ketawa-ketiwi. Pasti mereka bakal pergi ke mall atau caf" sambil ngomongin acara ntar malam. Ehh tunggu, berarti sekarang ane bebas dari Wulan, yes, dengan semangat ane mengemasi alat tulis dan buku, lalu buru-buru keluar ruangan. Sampai di halaman depan ane lihat mobilnya Putri melintas dan Wulan duduk di jok depan kayak kemaren. Dengan santai ane berjalan menuju parkiran, ngambil motor lalu pulang ke rumah.
Jam satu siang ane kemudian menjemput sang tuan putri di kampusnya. Sampai disana ternyata Shela udah menunggu di depan gerbang kampusnya. Saat melihat ane datang, dia langsung tersenyum senang.
"Lama nunggu " " tanya ane sambil memberikan helm ke Shela. "Nggak, baru aja kok. " jawab Shela.
"Vin, aku laper. Makan yuk. " pinta Shela sambil memakai helm. "Kemana " " tanya ane.
"Aku pengen KFC. " jawab Shela.
"Ah elah makanan gituan mulu. Yang lain, gado-gado kek. " jawab ane. "Aku pengen banget Vin. " rengek Shela.
"Ngidam ya " " tanya ane sambil nyengir.
"Apaan sih "! " jawab Shela sewot sambil mencubit lengan ane, tapi tumben nggak sakit.
Akhirnya kami menuju KFC yang ada di dekat kampus Shela. Ah kebetulan nih emang ada yang pengen ane omongin, terutama tentang acara di villa nanti. Dan ane harus berhasil membujuk Shela, soalnya udah mepet banget waktunya. Tapi tentu dengan ekstra hati-hati, soalnya Shela sensi banget kalo ngomongin segala hal yang menyangkut Wulan.
"Shel, aku mau ngomong sesuatu. " kata ane.
"Ngomong apaan " " tanya Shela sambil mengunyah kentang goreng kesukaannya.
"Gimana kalau kita berdua nggak usah ikut acara di villa ntar malam. " jawab ane.
"Kok gitu " Emang kenapa " " tanya Shela.
"Ya kamu tahu sendiri lah, kemaren pas kamu sama Wulan ketemu di rumahku, kalian berantemnya aja kayak gitu. Aku yakin kalian ntar bakal ribut lagi kayak kemaren. " kata ane berusaha menjelaskan dengan hati-hati.
"Kan waktu itu Wulan yang mulai duluan... !!! " kata Shela dengan nada marah. Wah Shela mulai ngegas nih.
"Iya aku tahu say, makanya aku yakin besok Wulan bakal cari gara-gara sama kamu lagi. Jadi mending daripada kalian ribut kayak kemaren mending kamunya ngalah. Aku juga bakal nggak ikut, gimana say " " tanya ane dengan hati-hatiiiii sekali.
Shela nggak menjawab, dia cuma menatap ane sambil menyeruput gelas Pepsi -nya.
"Kalau kamu oke, aku sekarang telpon Putri bilang kalau kita berdua nggak jadi ikut. Oke say " " tanya ane sambil mengeluarkan HP.
"Terus alasannya apa kalo kita nggak ikut " " tanya Shela lagi.
"Ya bilang aja terus terang kalo kamu ada selek sama Wulan. Lagian Putri sepertinya juga udah tahu kok. " jawab ane.
"Gimana say " " tanya ane.
"Terserah kamu ajalah. " jawab Shela sambil melengos keluar. Keliatan banget kalau dia kecewa, tapi ane rasa ini keputusan terbaik.
Ane lalu membuka kontak di HP ane lalu mencari nomornya Putri dan menelponnya, "nomor yang anda putar salah... " lhoooo kok " Ah elah... pasti si Putri ganti nomor lagi nih, gerutu ane dalam hati.
"Kenapa Vin " Nyambung nggak " " tanya Shela.
"Gak nyambung Shel, nomor yang anda putar salah. " jawab ane.
"Ada nomor lain nggak " " tanya Shela.
"Nggak ada, oh iya aku coba telpon Citra sapa tahu dia lagi sama Putri. " jawab ane.
Ane lalu mencari nomornya Citra di kontak lalu "nomor yang anda tuju sedang ... " walah ini cewekcewek udah kayak artis kali ya pada susah dihubungi. Duh nelpon sapa lagi nih " Wulan " Wiiihhh ogah lah...
"Gimana " Nggak nyambung lagi " " tanya Shela.
"Nomornya Citra nggak aktf. Ya udahlah aku BBM aja si Putri. " jawab ane. "Jangan !! Nggak sopan keles !! Gini aja, temen-temen ngumpul di rumahnya Mbak Putri jam berapa " " tanya Shela.
"Jam tujuh. " jawab ane.
"Nah jam tujuh kurang, sebelum temen-temen pada ngumpul kita ke rumahnya Mbak Putri, gimana " " tanya Shela.
"Boleh. " jawab ane.
"Berarti habis dari sasana kita ke tempatnya Putri ya, tapi aku nganter pulang Dina dulu dong. " jawab ane.
"Iya lah. " jawab Shela singkat.
"Eh Vin, kamu minta aku nggak ikut bukan maksud kamu mau ngelindungi Wulan kan " " tanya Shela sambil menatap ane penuh arti.
"Aku melindungi semua say, ya kamu, Wulan, dan temen-temen semua. Aku cuma nggak mau ada keributan kayak kemaren. Udah gitu aja. " jawab ane menegaskan.
"Lagian aku takut kalau kamu ntar ngamuk, itu villa bisa rubuh. " seloroh ane.
"Apaan sih. " kata Shela ketawa sambil melempar ane dengan sepotong kentang goreng. Ih, tumben tumbenan nih cewek nggak marah aku ajak bercanda, tanya ane dalam hati.
Syukurlah, akhirnya Shela mau aku ajak membatalkan niatnya ikut ke villa, berarti tinggal ntar ngomong ke Putri dan besok Senin menghadapi amukan Wulan. Ah nggak papa, itu bisa dipikir nanti. Setelah dari KFC, ane lalu mengantar sang tuan putri ke kosannya lalu pulang ke rumah. Jam setengah empat, seperti biasa, ane harus mengantar sang bocah ember latihan Karate ke tempat guru kesayangannya.
Sampai di sana sasana udah ramai, anak-anak udah pada datang, dan Shela seperti biasa menanti kehadiran murid-muridnya di depan aula, lengkap dengan seragam Karatenya. Entah kenapa ane suka banget liat Shela pake seragam Karate, karena ane rasa seragam putih-putih itu cocok banget buat dia.
"Sore, Dina. " sapa Shela dengan senyum ramahnya.
"Selamat sore kak. " teriak Dina dengan riang lalu memeluk guru kesayangannya tersebut.
"Gimana ujiannya tadi " " tanya Shela.
"Aku bisa semua kak, makasih ya kak semalem udah nemenin aku belajar. " jawab Dina dengan semangat.
"Iya, kakak juga seneng kok bisa bantu kamu dapet nilai bagus. " jawab Shela tersenyum sambil mengusap kepala Dina.
Ane cuma tersenyum simpul melihat keakraban mereka berdua yang ane sendiri nggak pernah mengalaminya sama Dina. Sepertinya ane memang udah menemukan figur kakak yang sebenarnya buat adik ane tersayang ini. Setelah mengantar Dina, ane lalu pulang lagi ke rumah, sekitar jam enam kurang ane kembali ke sasana buat jemput Dina dan tentu saja dengan keadaan udah mandi. Sampai disana ternyata Dina udah menunggu ane di depan aula. Lho tapi Shela mana " Ane melongok ke dalam ternyata dia lagi asyik ngobrol sama beberapa murid-muridnya di tengah aula. Ah udahlah, nggak usah pamitan, ntar juga kesini lagi kok, batin ane.
"Yuk, Din, kita pulang. " ajak ane ke Dina.
"Kak Shelaaa aku pulang dulu ya !! " teriak Dina dari luar aula.
"Iya. " samar-samar ane denger Shela menjawab.
Ane lalu menggandeng Dina menuju parkiran motor dengan rada buru-buru, soalnya kasihan kalo Shela harus nunggu lama. Lagian habis ini kami juga ada acara ke tempatnya Putri, kalo sampai sana udah jam tujuh, ntar keburu temen-temen udah pada datang dan bisa-bisa Shela malah ketemu Wulan lagi.
"Kak... " panggil Dina tiba-tiba.
"Kenapa Din " " tanya ane.
"Nggg... nggak, nggak papa. " jawab Dina sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.
Setelah mengantar Dina sampai rumah, ane lalu meluncur kembali ke sasana. Sampai disana sasana udah sepi, karena ane lihat jam udah menunjukkan pukul enam lebih dua puluh. Dan ane lihat Shela lagi duduk sendirian di bangku yang ada di pinggir aula, dan masih mengenakan seragam Karatenya. Lho kok dia belum ganti baju "
"Say, kok kamu belum ganti baju " Kita mau ketempatnya Putri kan " " tanya a ne sambil mendekati Shela.
"Shel... " panggil ane lagi.
Tapi Shela nggak menjawab, dia menatap ane dengan tatapan penuh amarah, persis kayak Uciha Itachi saat mau mengeluarkan jurus Genjutsu. Ada apa nih " Tiba-tiba aja Shela berdiri lalu mendorong ane dengan keras sehingga ane jatuh terjengkang. Tentu saja ane kaget setengah mati dengan tindakan Shela barusan. Kok Shela kelihatan marah banget, jangan-jangan ...
"Kamu ini kenapa say "! " tanya ane sambil bangkit berdiri.
"Semalem... " kata Shela seraya mendekati ane.
"... Wulan nginep di rumah kamu kan " " tanya Shela sambil menatap tajam ke ane dengan suara gemetar, seolah-olah ada iblis yang mau keluar dari tubuhnya.
"Itu... itu.. kok kamu tahu... " " jawab ane dengan gelagapan.
"Dina yang cerita. " kata Shela. Aaarrrggggh!! Udah ane duga !! Pantes aja tadi Dina sepertinya menyembunyikan sesuatu.
"Gini, say.. aku ... "
"JAWAB !!!! IYA KAN "!!! " teriak Shela dengan keras penuh emosi.
Ohhh mai gad , kenapa sih ane selalu aja dapet momen cocolatos mentos kampretos Part 95
"Semalem Wulan nginep di rumah kamu kan " " tanya Shela sambil menatap tajam ke ane dengan suara gemetar, seolah-olah ada iblis yang mau keluar dari tubuhnya.
"Itu... itu.. kok kamu tahu... " " jawab ane dengan gelagapan. "Dina yang cerita !! " bentak Shela.
"Gini, say.. aku ... "
"JAWAB !!!! IYA KAN "!!! " teriak Shela dengan keras penuh emosi.
Iya.. iya& Shel& jawab ane sambil menganggukkan kepala berkali-kali. Mending jujur deh soalnya ane udah ketangkap basah.
KALIAN NGAPAIN AJA SEMALEM "! KALIAN MAIN GILA YA "!! teriak Shela lagi, dan sumpah, baru kali ini ane lihat Shela semarah ini.
Ah enggak, kamu jangan asal nuduh dong& jawab ane, dan sekali lagi sumpaaah baru kali ini juga ane merasakan kengerian yang luar biasa seperti ini.
BOHONG !!! & wiiing.. BRUKKK !! Shela lagi-lagi mendorong ane dengan keras sampai ane membentur tembok. Tenaganya Shela kuat banget, ane jelas bukan tandingannya. Sekarang mending kamu JUJUR sama aku, kamu ngapain aja sama Wulan SEMALEM "!! tanya Shela dengan nada mengancam, dan sambil mencengkram kerah jaket ane. A.. aku& a.. ane bener-bener nggak tahu mau jawab apa, antara bingung dan takut yang luar biasa. Lagian kalopun ane jujur, itu nggak menjamin Shela nggak bakal menghajar ane. JAWAAAAAB & !!! teriak Shela, yang sepertinya kesabarannya udah hampir habis. Shel.. please& tolong dengerin penjelasanku dulu, toloong& ane berusaha sekuatnya meredam kemarahan Shela.
Tapi Shela nggak menjawab, dia masih mencengkram kerah jaket ane dengan kuat sembari menatap mata ane dengan penuh kemarahan. Nafasnya tersengal-sengal, menandakan kalo dia lagi emosi tingkat dewa. Oke, Vin.. kamu yang harus tenang, yang bisa menyelamatkan kamu dari kamar IGD cuma otak dan lidah.
Gini, Shel& kan kemaren setelah Wulan aku tampar, kan dia terus pergi tuh& ane menjelaskan dengan pelan-pelan, sekaligus memikirkan kata-kata selanjutnya.
Ngomong yang CEPET !! Lelet banget sih "! bentak Shela nggak sabar.
Iya tapi lepasin dulu dong. pinta ane sambil menunjuk tangan Shela yang masih mencengkram kerah jaket ane.
Shela lalu melepaskan kerah jaket ane, tapi tatapan matanya masih nggak lepas menatap ane,
pandangan penuh amarah, benci, kecewa, dan mungkin juga sedih.
"Cepet kamu jelasin, gak usah bertele-tele atau kamu tahu sendiri akibatnya !! " bentak Shela sambil mengepalkan tangan.
"Ja.. jadi.. gini Shel, kemaren setelah kamu pulang, Wulan tiba-tiba balik ke rumahku karena ternyata tas, dompet dan HP-nya ketinggalan. " jawab ane.
"Jam berapa " " tanya Shela. Sip, nada suaranya udah mulai turun. "Eeh jam... jaam.. jam sepuluh.. iya sekitar jam sepuluh. " jawab ane. "Emang dia dari mana kok tiba-tiba bisa balik ke rumahmu " " tanya Shela lagi. "Katanya sih dari rumah temennya, cuma aku nggak nanya siapa. " jawab ane. "Terus kenapa dia bisa nginep " Kenapa nggak kamu suruh pulang " " tanya Shela lagi, oh, ini bagian krusial, awas jangan sampai kepleset lidah.
"Gini, kan waktu itu udah malam, udah jam sepuluh lebih, aku nggak tega nyuruh dia pulang, makanya aku minta dia nginep. " jawab ane.
Mendengar penjelasan ane yang terakhir, Shela terdiam, tapi matanya masih terus aja menatap ane.
"Alasan kamu apa tadi " Nggak tega nyuruh dia pulang " " tanya Shela, kali ini nada suaranya mulai berubah.
"Kan udah malem Shel, jadi... " ah sial... sepertinya ane salah ngasih alasan.
"Terus kamu mikir nggak, perasaan aku gimana saat tahu pacarnya satu rumah dengan cewek lain " " tanya Shela, dengan nada suara gemetar.
"Tunggu Shel, denger dulu, ini nggak seperti yang kamu kira, aku... "
"KAMU MIKIR NGGAK "!!! " teriak Shela seraya mencengkram kembali kerah jaket ane, dan ane pun sadar kalau ane salah jawab sehingga Shela malah kalap lagi.
Tiba-tiba Shela menarik kerah jaket ane dengan kuat lalu ... winggg ... BRUKKK !!! Ane pun terlempar ke lantai sampai beberapa meter. Shela bener-bener kuat, sangat kuat bagai monster dan ane sekarang bikin sang monster marah besar.
"Aku bela-belain pulang malam, sampai setengah jam aku nunggu taxi. Dan KAMU !! Malah dengan enaknya ngijinin cewek lain NGINEP !! " teriak Shela penuh emosi, dan dia berjalan menghampiri ane.
"Dan yang bikin aku makin sakit hati, Vin, cewek itu adalah WULAN !!! " lagi-lagi Shela berteriak, sepertinya kemarahannya udah memuncak.
"Iya, aku ngaku salah Shel, maafkan aku.. tapi percayalah aku sama Wulan nggak ngapa-ngapain... " jawab ane gelagapan, dan tentu aja bohong.
"BOHONG !!! " teriak Shela
Dan ... BUAAAKKKK.. !!! Sebuah pukulan sepenuh hati dilancarkan Shela ke arah dada ane tapi untung aja ane bisa menangkisnya pake tangan kanan tapi.. BRUKKK !! Ane tetep aja terdorong kebelakang sampai terjengkang. Ternyata kekuatan pukulan Shela jauh lebih kuat daripada saat sparring dulu. Ah iya tentu aja, dia sekarang pasti memukul dengan penuh emosi.
Ane berusaha bangun dengan menahan sakit yang amat sangat plus senut-senut pada tangan ane. Dan Shela kembali menghampiri ane dengan tangan mengepal, sepertinya dia siap melancarkan pukulan kedua, yang dipastikan jauh lebih kuat. Tapi ternyata dugaan ane salah dan .. BUAAAAKKKK!!! Sebuah tendangan kaki kanan Shela mengarah ke pinggang kiri ane dan untungnya lagi ane bisa menangkis dengan lengan kiri ane, tapi saking kuatnya ane lagi -lagi terjerembab ke lantai.
"Aku tahu selama ini emang bisanya cuma ngerepotin kamu Vin, tapi setidaknya aku berusaha menjadi pacar yang baik buat kamu... " kata Shela dengan suara terbata -bata. "Dan ini balasannya... " timpal Shela dengan suara mulai terisak.
"Shel, maafkan aku, tapi aku sama Wulan nggak ... " ane berusaha kembali bangkit berdiri dengan kedua tangan yang senut-senut luar biasa plus kesemutan. Bahkan tangan kanan ane sampai gemetar nggak berhenti-berhenti.
"Kamu sadar nggak sih, kalau kamu hari ini udah bikin aku sakit hati. Aku kecewa banget sama kamu Vin, aku kecewa... " kata Shela terisak sambil menutup mulutnya dengan tangan, air matanya mulai berlinang membasahi pipinya.
Ane cuma terdiam melihat Shela sesenggukan di depan ane, dan memang seharusnya Wulan nggak ane ijinkan untuk nginep semalem. Tapi ane juga serba salah, nggak mungkin juga ane nyuruh Wulan pulang malam-malam, apalagi saat itu udah jam sebelas.
Tapi disisi lain bener kata Shela, cewek mana yang nggak sakit hati mendengar cowoknya tidur serumah dengan cewek lain, dan dalam kasus ini Wulan, yang Shela udah tahu kalau Wulan suka sama ane. Udah nggak ada harapan, sepertinya hubungan ane sama Shela bakalan berakhir disini.
"Oke, tapi aku mencoba berpikir jernih. Mungkin ini juga bukan sepenuhnya salah kamu .... " kata Shela tiba-tiba.
"Iya Shel, makanya dengerin aku dulu... " "Berapa nomornya Wulan " " tanya Shela.
"Apa " " ane kaget banget mendengar pertanyaan Shela.
"Aku tanya berapa nomornya Wulan !! " tanya Shela lagi dengan nada membentak. "Kamu mau ngapain telpon Wulan, Shel " Kamu aja lagi emosi gini ... " "BERAPA NOMORNYA WULAN "!! " teriak Shela.
"Iya bentar... " jawab ane sambil mengeluarkan HP dari saku. Tampaknya situasi udah diujung tanduk, dan hubungan ane sama Shela tinggal hitungan menit.
"Kosong delapan tujuh delapan ... " ane menyebutkan nomornya Wulan dan Shela mengetiknya di HP-nya, sambil sesekali terisak.
Seperti yang ane duga, setelah selesai mengetik nomornya Wulan, Shela memencet tombol call lalu menempelkan HP-nya di telinganya. Setelah lama menunggu...
"Halo Mbak Wulan. " kata Shela.
"...................... "
"Ini Shela, mbak. "
"...................... "
"Aku mau nanya hal penting mbak. "
"...................... "
"Terserah kamu mau ngatain aku labil atau apa, tapi tolong jawab dulu pertanyaanku. "
"...................... "
Ane menatap Shela menelpon Wulan dengan perasaan nggak karu-karuan sekaligus putus asa. Sepertinya emang tamat sudah hubungan ane sama Shela. Seminggu lalu ane jadian di aula sasana ini, dan di tempat yang sama ane bakalan putus dengan Shela.
"Semalam kamu ngapain aja sama Vino " " tanya Shela sambil melirik tajam ke ane. "...................... "
"Ya jelas urusanku mbak, Vino itu pacarku, dan aku nggak terima kalo dia semalam tidur serumah sama cewek lain !! "
"...................... "
"Mbak, aku sekarang lagi nggak mau berantem. Jawab aja pertanyaanku, kalian ngapain aja semalem "! "
"...................... "
"Iya emang, aku nangis, puas kamu "! " "...................... "
Tolong mbak, nggak usah muter-muter, jawab aja kamu ngapain aja sama Vino semalem "! Kalian berbuat nggak senonoh ya "!
"...................... "
Oh ya " Terus " "...................... "
Emang Vino bilang kayak gitu mbak " tanya Shela sambil mengernyitkan dahi. "...................... "
Shela mendengarkan Wulan ngomong sambil sesekali melirik ke ane. Entah kenapa ekspresi Shela berubah yang tadinya garang bagai kerasukan iblis sekarang agak sedikit tenang. Lho ada apa ini " Emang Wulan bilang apaan "
"...................... "
Kan udah aku bilang, terserah kamu mau ngatain aku kayak apa, tapi yang jelas aku minta kamu jangan dekatin Vino lagi !!
"...................... "
Vino itu pacar aku, dan aku punya HAK buat melarang cewek manapun yang mengganggu hubungan kami berdua !!
"...................... "
Kamu bener-bener cari masalah sama aku mbak !! Sekarang kamu dimana "! Kita lanjutin urusan kita yang kemaren "!
"...................... "
Eh, halo mbak, HALOOO !! Diputus lagi& desis Shela sambil menatap layar HP-nya.
Setelah menutup telponnya, Shela nggak bicara sepatah katapun melainkan cuma diam sambil menatap ane. Ane pun udah siap menerima kenyataan paling buruk, diputus sama Shela sekaligus hadiah perpisahan berupa beberapa buah bogem dan tendangan spesial.
Gimana, Shel, Wulan ngomong apa tadi " ane memberanikan diri bertanya tapi dengan hati berdebar-debar plus keringat dingin mengucur deras.
Shel.. " tanya ane lagi setelah Shela lagi-lagi cuma diem.
Baiklah, aku percaya sama kamu. jawab Shela pelan sambil memalingkan muka.
HAAAHH "! Ane bener-bener nggak percaya dengan kata-kata Shela barusan, antara nggak percaya, bingung, sekaligus seneng bukan main. Ane nggak tahu apa yang diomongin sama Wulan di telpon, tapi yang jelas sepertinya Wulan nggak bilang apapun soal aktivitas kami semalam. Makasih, Lan, makasih & .
Jadi kamu udah maafin aku " tanya ane penuh harap.
Shela lagi-lagi nggak menjawab, dan cuma menatap ane penuh arti, tapi kalo dari tatapannya sih udah nggak semarah tadi. Oke, Vin sepertinya sih situasi udah aman, dan & . BUUKKKK!!! Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di perut ane, nggak keras sih tapi tetep aja serasa seperti hantaman tongkat baseball. Kontan aja ane langsung membungkuk kesakitan sambil memegangi perut.
Kamu apa-apaan sih "! teriak ane sambil meringis kesakitan.
Aku maafin kamu kali ini. kata Shela dengan dingin sambil mengacungkan kepalan tangannya yang barusan digunakan buat memukul perut ane.
Iya tapi maafin kok masih pake acara mukul perut segala " protes ane.
Itu karena aku udah terlanjur kesel sama kamu !! jawab Shela ketus.
Ane diem aja nggak berani membantah, sambil menahan sakit di perut ditambah senut-senut di kedua lengan ane. Tapi ane masih penasaran, kira-kira Wulan ngomong apaan ya di telpon " Tapi yang jelas, malam ini ane tetep harus mencegah Shela ikut ke villa, soalnya ane nggak yakin Wulan bakalan berbaik hati lagi seperti sekarang.
Kamu mau kemana say " tanya ane ke Shela yang berjalan meninggalkan ane.
Kamu nggak liat apa aku bawa baju ganti "! Apa aku harus pake seragam ke rumahnya Mbak Putri "!! jawab Shela dengan nada tinggi tinggi sekali.
I.. iya say& jawab ane.
Nyebelin !! gerutu Shela sambil ngeloyor keluar aula. Duh, Shela masih marah rupanya.
BRAAAKKK!! Dari luar kedengeran suara pintu ruang ganti dibanting. Hah.. Shela beneran marah dan sepertinya sang tuan putri bakalan lama marahnya. Ane pun duduk di bangku aula sambil mengelus-elus kedua lengan ane yang masih terasa senut-senut. Nggak beberapa lama Shela muncul dengan memakai kaos oblong dan celana jeans biru kesukaannya, dan dengan wajah cemberut tentunya.
Say, kita nggak jadi ikut ke villa kan " tanya ane ke Shela yang lagi sibuk memasukkan bajunya ke sportbag-nya.
Say& udah dong ngambeknya & bujuk ane ke Shela yang cuma diem aja.
Shela nggak menjawab, cuma melirik ke ane dengan tatapan sinis. Tapi seperti yang pernah ane katakan, kalo Shela udah diem lama, berarti dia udah nggak marah ato setidaknya marahnya udah mulai reda.
Bawain. kata Shela sambil menyodorkan sportbag-nya ke ane.
Gini say, temen-temen malam ini kan ada acara nginep nih & jawab ane sambil menerima sportbag-nya Shela.
Terus " tanya Shela sambil melirik ke ane.
Gimana kalo malam ini kita juga ngadain acara nginep, tapi cuma aku dan kamu & kata ane nyengir sambil jari ane menunjuk ke dada ane dan ke Shela.


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Maksudmu nginep di hotel ya " tanya Shela seraya menatap ane penuh arti. Kalo kamunya mau sih haha.. jawab ane cengengesan.
Kayaknya kamu ini perlu ke psikiater deh. kata Shela dengan nada ketus. Buat apa " tanya ane penasaran.
Buat nyembuhin penyakit mesum kamu !! jawab Shela bersungut-sungut sambil ngeloyor pergi.
Kan kita bisa nyari yang twin bed say. kata ane sambil mengikuti Shela. Ogaah !! jawab Shela makin kesal.
Gimana sih, orang cuma ngajak main game Tekken kok dibilang mesum
Part 96 Setelah dari sasana, kami menuju ke rumahnya Putri. Seperti juga Yovie, rumahnya Putri berada di sebuah kompleks perumahan mewah dan jaraknya nggak jauh dari sasana. Rumahnya gede dan halamannya luas, meskipun nggak segede rumahnya Yovie.
Tapi sampai sana udah jam tujuh kurang, dan ane lihat nggak ada satupun sepeda motor diparkir, hanya ada dua mobil type MPV dan satu sedan, yang sepertinya merupakan transport untuk ke villa. Baguslah, berarti temen-temen belum ada yang datang. Biasalah, paling juga pada ngaret, batin ane.
Rumahnya Mbak Putri gede banget ya Vin, halamannya luas lagi. kata Shela sambil melihat sekeliling halaman, yang dipenuhi taman yang asri.
Ya maklumlah, namanya juga orang kaya. jawab ane.
Ane lalu menggandeng Shela masuk ke rumah dan sampai di dalam& ah elah & goddamnit & aww.. f*ck f*ck f*ck !! Ternyata di ruang tamu udah ada Wulan, Citra dan seorang cowok yang merupakan pacarnya Putri. Wulan lagi asyik baca majalah sedangkan Citra lagi mainan HP. Melihat kami datang Citra dan cowoknya Putri langsung tersenyum ramah, sedangkan Wulan, udah barang tentu memasang tampang mendung. Apalagi melihat ane menggandeng Shela pas masuk tadi.
Halo Vin. Wah ternyata kamu datang sama Mbak Shela. kata Citra.
Haha iya tadi kami langsung dari tempat lesnya Shela. jawab ane basa -basi seraya melirik ke Wulan, yang kembali asyik membaca majalah.
Shela menyapa dengan ramah ke Citra dan cowoknya Putri dan menyalami mereka berdua, dan cuma menatap dengan sinis ke Wulan yang sama sekali nggak menggubrisnya. Wih suasana udah serem, jadi ane harus pastikan kalo kami nggak ikut ke villa malam ini.
Putri mana, Cit " tanya ane ke Citra.
Tadi barusan ke dalam. Bentar lagi juga kesini. jawab Citra. Lho ternyata Vino udah datang & . tiba-tiba Putri muncul dari ruang tengah. Ehh& haloo Mbak Shela !! sapa Putri ke Shela.
Mbak Putri& !! Shela dengan riang langsung berlari menyambut sahabat FB-nya tersebut dan langsung keduanya cipika cipiki. Ane pun menghampiri Putri.
Ngg.. Put, kamu ada waktu kan " tanya ane.
Ada apa " tanya Putri.
Aku sama Shela pengen bicara sama kamu, tapi cuma bertiga aja. kata ane dan Shela cuma mengangguk.
Ada apa sih kok kayaknya gawat banget " tanya Putri penasaran. Cuma ngomong bentar kok mbak. jawab Shela.
Ya udah, kita ke teras aja yuk. ajak Putri.
Kami bertiga berjalan menuju teras mengikuti Putri, dan saat lewat di ruang tamu, ane sempatkan curi-curi pandang ke Wulan, dan ternyata dia juga melakukan hal sama. Tapi saat kami bertatapan, dia langsung melengos. Hah, sepertinya Wulan emang lagi marah sama ane, tapi biarlah, daripada Shela yang marah, batin ane.
Saat kami sampai di teras, kami bertemu dengan enam temen lain yang baru aja datang, yaitu Firda, Lusi, Indah dan Siska serta dua orang cowok, yang sepertinya pacarnya Indah dan Siska. Putri pun langsung mempersilahkan mereka berenam menunggu sebentar di ruang tamu. Wah berarti udah pas 12 orang nih.
Jadi gini Put, kamu udah tahu kan kalo Shela sama Wulan, maksudku, mereka berdua& ane membuka pembicaraan saat kami bertiga udah di teras.
Iya aku udah tahu, emang kenapa sih kok Wulan sepertinya benci banget sama Mbak Shela " tanya Putri.
Kami ada masalah pribadi mbak, cuma kalo diceritakan sekarang, kayaknya timingnya nggak tepat deh. jawab Shela berkilah.
Ssst, gimana Vin " bisik Shela sambil menyenggol lengan ane.
Eeh iya iya, makanya malam ini, aku dan Shela& kami berdua tadi memutuskan untuk nggak ikut acara ke villa. Dan sebelumnya kami mohon maaf sekali, Put. kata ane.
Sebenarnya sih, kami juga pengen gabung sama temen-temen di villa, Put, tapi daripada ntar malah bikin semua nggak nyaman. kata ane lagi.
Bener mbak, dan aku harap Mbak Putri bisa mengerti. timpal Shela.
Mendengar penjelasan ane dan Shela, Putri cuma mengangguk-angguk, tapi dari ekspresinya kelihatan kalo dia kurang sreg dengan keputusan kami yang nggak ikut ke acaranya.
Oke, nggak papa kok. jawab Putri tersenyum.
Makasih Put, dan sekali lagi aku minta maaf banget kalau ngasih taunya ke kamu mendadak. kata ane.
Iya Mbak Putri, aku juga makasih banget mbak mau ngerti dan aku juga minta maaf kalo keputusan kami ini bikin mbak marah. kata Shela dengan nada menyesal.
Udah, nggak papa Mbak Shela. Aku hargai kok keputusan kalian. jawab Putri lagi. Tapi kalian nggak langsung pulang kan " Ya minimal nunggu kami semua berangkat lah. pinta Putri.
Oke, tapi aku minta tolong yah, bantu kami buat ngomong ke temen-temen kalo kami nggak jadi ikut. pinta ane ke Putri.
Boleh. jawab Putri singkat.
Kami bertiga lalu kembali ke ruang tamu dimana semua temen-temen berkumpul termasuk Wulan, yang lagi asyik ngobrol sama temen-temen cewek lainnya. Melihat ane datang sama Shela, lagi-lagi dia cuma melirik dengan tatapan sinis.
Eh temen-temen& tiba-tiba aja Wulan nyeletuk rada keras.
Aku punya tebakan nih, apa yang ukurannya gede tapi sukanya nempel-nempel mulu " tanya Wulan lagi. Ah elah, Wulaaan.. Semua yang mendengar kata-kata Wulan kelihatan pada kebingungan.
Apa itu Lan " tanya Citra.
Teka-tekimu aneh deh. sambung Firda.
Nggak ada yang tahu kan, jawabannya ya cewek labil yang tingkahnya kayak nyonya -nyonya. jawab Wulan sambil ketawa mengejek.
Mendengar kata-kata Wulan, Citra, Putri dan ane cuma tersenyum kecut, sedangkan yang lainnya jelas makin bingung. Shela " Dia yang awalnya rada ceria spontan langsung cemberut. Ah siaal, udah ane duga, Wulan berniat memprovokasi Shela karena masih menyimpan dendam.
Put, kita berangkat sekarang kan " Udah jam tujuh lebih lho. kata Citra.
Iya bentar, ini kebetulan ada yang mau aku sampaikan. jawab Putri.
Vino, Mbak Shela, silahkan duduk dulu biar lebih enak ngomongnya. kata Putri, dan aku sama Shela lalu duduk di sofa yang masih kosong.
Jadi gini temen-temen, ini Vino sama Mbak Shela, kebetulan hari ini keduanya ada halangan. Jadi malam ini, mereka berdua terpaksa nggak bisa ikut sama kita ke villa. kata Putri.
Mendengar kata-kata Putri, semua yang ada di ruangan cuma terdiam. Bagi Putri, Citra dan tementemen lain mungkin nggak masalah kalo kami nggak ikut, tapi nggak tau dengan Wulan, yang keliatan sangat terkejut.
"Iya kami ada urusan jadi mohon maaf kami nggak bisa ikut bersama temen-temen. " kata ane.
Sekali lagi kami minta maaf semuanya... timpal Shela.
Nggak bisa gitu, enak aja !! kata Wulan tiba-tiba dengan nada ketus dan semua langsung ngeliatin Wulan termasuk Shela. Waduh Lan, apalagi sih...
"Kalo kamu emang nggak mau ikut ya udah sana tapi nggak usah ngajak-ngajak Vino dong !! " kata Wulan lagi.
"Maaf mbak, yang punya ide untuk nggak ikut itu Vino, bukan aku. Jadi Mbak Wulan salah alamat kalo nyalahin aku. " jawab Shela dengan nada kesal.
"Iya Lan, aku yang ngajak Shela untuk nggak ikut ke villa jadi ... " kata ane membela Shela.
"Halaaah... aku kok nggak percaya !! Cewek manja kayak dia mana mau nurutin kata -katamu. Dia kan sukanya nyuruh-nyuruh, perintah-perintah, emangnya dia pikir dia ini putri raja apa. " jawab Wulan dengan nada sinis.
Deggg !! Mendengar ejekan Wulan, Shela diem aja, tapi kelihatan banget dari wajahnya kalo dia menahan marah karena nggak terima. Suasana ruang tamu pun jadi tegang, semua temen-temen pada ngeliatin Wulan dan Shela. Sedangkan Wulan cuma membuang muka, nggak sedikitpun memandang ke musuh bebuyutannya.
"Udah, nggak papa Lan, Vino sama Mbak Shela mau ikut apa nggak itu kan hak mereka. Kita nggak bisa memaksa. " kata Putri berusaha menengahi.
"Iya iyaa.. emang nggak papa sih, aku cuma kasihan aja sama Vino yang kehilangan kesempatan bersenang-senang bersama kita gara-gara menuruti kemauan pacarnya yang manja dan labil. " kata Wulan nggak henti-hentinya menyindir Shela.
"Nggak Lan, ini semua murni kemauanku. Aku yang tadi siang ngajak Shela agar nggak ikut ke villa. " jawab ane berusaha membela Shela.
"Kamu nggak usah bohong, dikira aku nggak tahu apa. Pacarmu itu kan tipe cewek yang suka ngambek, marah-marah nggak jelas jika kemauannya nggak dituruti. " jawab Wulan.
"Tipe-tipe cewek labil kan kayak gitu, pas udah punya pacar, merasa kalo dia punya hak penuh terhadap pacarnya. " timpal Wulan lagi, sambil tersenyum sninis.
Duh, sepertinya Wulan emang memanfaatkan situasi pas banyak orang buat mempermalukan Shela habis-habisan. Dia tahu kalo Shela bukan tipe cewek yang suka membalas ejekan orang. Ane lihat Shela yang sejak tadi jadi sasaran Wulan hanya diem sambil menundukkan kepala.
"Put, aku sama Shela pamit dulu ya. " kata Shela ke Putri. Lebih baik ane ajak Shela pulang sekarang daripada situasi makin panas.
"Iya, gak papa, kami juga mau berangkat kok. " jawab Putri menganggukkan kepala.
"Temen-temen semua, kami pulang duluan ya. " pamit ane ke temen-temen sambil beranjak berdiri. "Shel, ayo kita pulang. " ajak ane sambil mencolek pundaknya Shela. Tiba-tiba Shela menarik lengan jaket ane.
"Aku mau ikut ke villa, Vin. " kata Shela dingin sambil menatap ane.
"Hah kok gitu " Tapi kan ... " ane kaget setengah mati mendengar kata-kata Shela barusan.
"Aku mau ikut ke villa, dengan atau tanpa kamu. " kata Shela dengan nada menahan marah.
Ah elah, ruwet ruwet ruwet !!
art 97 "Shel, ayo kita pulang. " ajak ane sambil mencolek pundak Shela. Tiba-tiba Shela menarik lengan jaket ane.
"Aku mau ikut ke villa, Vin. " kata Shela dingin sambil menatap ane. "Hah " Tapi kan ... " ane kaget setengah mati mendengar kata-kata Shela barusan. "Aku mau ikut ke villa, dengan atau tanpa kamu. " kata Shela dengan nada menahan marah. Ikut aku, Shel. kata ane sambil memegang tangannya Shela lalu beranjak berdiri. Apaan sih " protes Shela.
Ikut aku, aku mau bicara. jawab ane sambil menggeret tangan Shela.
"Bentar ya Put, bentar... " kata ane ke Putri sambil mengacungkan angka lima. Putri cuma tersenyum dan mengangguk.
Kami berdua lalu keluar menuju teras, dan ane sempet ngeliat Wulan tersenyum sinis, entah sinis atau senyum kemenangan. Sedangkan Putri, Citra dan temen-temen lainnya cuma memandangi kami berdua dengan ekspresi bingung.
Kamu apa-apaan sih, kok malah pengen ikut "! tanya ane dengan nada sewot saat kami sampai di teras.
Aku nggak tahan terus-terusan dihina sama Wulan, Vin !! Aku juga nggak mau dibilang jadi biang penyebab kamu nggak ikut acara ini !! jawab Shela dengan nada tinggi.
Tapi Wulan emang orangnya seperti itu Shel, kalo kamu malah ikut, sama aja kamu kepancing sama omongannya. kata ane.
Aku tau, tapi kamu nggak liat apa semua temen-temenmu memandang aku kayak gimana " Di mata mereka aku ini cuma cewek labil, cewek manja yang sukanya ngelara ng ini itu, perintah sana perintah sini. Aku nggak mau dicap kayak gitu, Vin. kata Shela bertubi-tubi. Emang kamu orangnya kayak gitu kok !! tiba-tiba aja terdengar suara cewek dari belakang ane. Kamu kan emang manja, labil, suka marah-marah nggak jelas. Apa-apa harus dituruti. Heran, kok Vino mau-maunya sama kamu yang jelas-jelas memperlakukan dia kayak pembantu. ternyata Wulan udah berdiri di belakang kami sambil bersedekap.
Kamu ngapain kesini Lan " Kami lagi bicara. kata ane ke Wulan.
Kamu nggak usah ikut campur mbak. Ini urusan aku sama Vino !! timpal Shela dengan nada ketus. Halaaah kamu cewek labil tahu apa urusan pacaran " Emang kamu yakin Vino bener-bener suka sama kamu " tanya Wulan sambil berjalan mendekati kami.
Maksud mbak " tanya Shela dengan mimik serius.
Lan "! Kamu ngomong apa sih "! Mending kamu masuk aja deh, kami baru bicara soalnya. kata ane. Duh Wulan pasti cari gara-gara lagi nih.
Bentar mbak. Kamu tadi bilang apa " tanya Shela ke Wulan.
Udahlah Shel, kamu nggak usah ngeladeni...
Kamu diem dulu, Vin !! kata Shela dengan ketus ke ane. Oh, damn, ane kok ada firasat buruk& Tolong ulangi mbak, kamu tadi bilang apa " tanya Shela ke Wulan.
Aku kan nanya, apa kamu yakin kalo Vino itu bener-bener sayang sama kamu " tanya Wulan sambil memandang sinis ke Shela.
Iya tentu saja lah, Vino sayang kok sama aku. Aku kan pacarnya, jadi wajar dong kalo dia sayang sama aku. jawab Shela dengan yakin.
"Heh, ternyata bener kan, kamu ini masih polos. Udah polos, naif lagi. Ya gini ini cewek kemaren sore kalo pacaran. " kata Wulan.
"Maksud kamu apa sih mbak " Kalo ngomong langsung to the point aja deh nggak usah mutermuter !! " jawab Shela dengan nada nggak sabar.
"Mending kamu aja yang bilang Vin, tentang apa yang kita lakukan kemaren malam di kamarmu. " kata Wulan sambil menatap ane.
DUEEEENNNGGG!!! Kata-kata Wulan bagai palu Mjolnir milik Thor yang menghujam kepala ane. Dan Shela juga nggak kalah terkejutnya.
"Lan !! Kamu apa-apaan sih "! " kata ane dengan perasaan panik ke Wulan. Ah sial, sial !! "Apa "! Semalem "! Jadi bener kalian semalem berbuat nggak senonoh "! " teriak Shela sambil menuding ane dan Wulan.
"Nggak, nggak Shel, aku... " ane nggak sanggup meneruskan kalimat ane karena perasaan ane udah nggak karu-karuan, antara bingung, sedih, menyesal jadi satu.
"Udah Vin, bilang aja ke pacar kamu itu apa aja yang kita lakukan semalem. Cepat atau lambat dia toh bakal tahu juga. " kata Wulan tersenyum mengejek.
"Jadi saat di telpon tadi itu kamu bohong mbak "! " tanya Shela ke Wulan dengan nada tinggi. "Makanya udah aku bilang kan kamu itu polos dan naif. Coba kamu pake logika deh, masa cowok cewek malam-malam di satu rumah nggak ngelakuin apapun " " tanya Wulan ke Shela yang kelihatan shock berat.
"Lagipula tadi aku sengaja nggak bilang ke kamu soalnya aku pengen liat kamu lari sambil nangisnangis, persis seperti yang aku alami kemaren sore. " timpal Wulan lagi.
Shela lalu menatap ane dengan tatapan tajam, kelihatan banget kalau dia marah, sedih sekaligus kecewa. Ane cuma menunduk, nggak berani membalas menatap Shela.
"Vin, sekarang kamu jujur sama aku, apa bener semua yang dibilang Mbak Wulan " Jawab, Vin... " tanya Shela dengan nada suara gemetar.
"Gini.. gini... say.. aku bisa jelask... "
PLAAAAAKKKKKK !!!!! Sebuah tamparan telak mendarat di pipi ane, sebuah tamparan yang jauh lebih keras daripada tamparan Wulan semalem.
"Jangan kamu panggil aku sayang lagi... " kata Shela sambil menunjuk muka ane. "Shel.. maksudmu... " " tanya ane pelan sambil memegangi pipi ane yang panas akibat tamparan Shela.
"Aku udah nggak tahan lagi Vin. Aku udah capek kamu bohongi terus. " kata Shela mulai terisak. Dia menatap ane dengan berkaca-kaca.
"Salahku apa sih sampai kamu tega bikin aku sakit hati kayak gini " "
"Maafkan aku, Shel... " jawab ane pelan, dan cuma kata-kata itu yang bisa ane ucapkan ke Shela. "Jadi bener kan kalian semalem ngelakuin hal itu " " tanya Shela dengan nada terbata -bata, air mata berlinang membasahi pipinya.
"Udah tau masih nanya lagi. " jawab Wulan dengan ketus.
"Baiklah, aku akan pergi dan nggak akan ganggu kalian lagi. Semoga kalian menikmati acara di villanya Mbak Putri. " kata Shela terisak sambil menutup mulutnya pakai tangan. "Nggak, nggak Shel... please, dengerin aku dulu... " ane berusaha membujuk Shela, tapi sepertinya sia-sia.
"Selamat tinggal, Vin, salam ya buat Dina. Mulai besok Senin, aku akan mengundurkan diri dari sasana. " kata Shela lagi lalu berjalan cepat meninggalkan teras menuju halaman rumahnya Putri.
Ane yang nggak kuasa menahan kepergian Shela cuma bisa menatapnya berjalan menjauh dengan perasaan campur aduk, sedangkan Wulan yang berdiri di sebelah ane terlihat senang dan puas sudah membalas dengan telak kepada musuh bebuyutannya.
Shela sayangku, kenapa akhirnya jadi begini....
Part 98 Aku menatap Shela pergi meninggalkan halaman rumahnya Putri dengan perasaan senang sekaligus puas. Puas rasanya aku bisa membalas dengan telak kepada cewek yang selama ini paling aku benci dan paling nggak aku harapkan kehadirannya. Dan sekarang sudah nggak ada lagi halangan antara aku dan Vino.
Nggak, ini nggak mungkin, Shela& kata Vino tiba-tiba yang kemudian berlari ke arah kemana Shela pergi.
Vin, kamu mau kemana "! aku memanggil Vino tapi dia udah berlari menjauh dengan cepat. Lho, Vino sama Shela kemana, Lan " tanya Putri yang tiba-tiba muncul di belakangku. Ngg& Shela tadi pergi, dan Vino ngejar dia. jawabku sekenanya.
Pasti kamu yang bikin mereka ribut lagi ya " tanya Putri dengan nada menuduh. Ah nggak kok dasarnya cewek labil itu aja yang gampang sewot. jawabku mengelak. Ya ampun Lan, kamu ini kapan sih puasnya "! Apa kamu nggak kasihan sama Vino " Tadi aja Shela nggak ngapa-ngapain malah kamu katain macem-macem. kata Putri.
Yeee... tadi aku bilang gitu kan karena aku nggak suka aja Vino disetir mulu sama pacarnya. jawabku nggak mau kalah.
Ya udah sekarang urusannya gimana nih " Udah hampir jam setengah delapan, kalo kita nggak berangkat sekarang ntar kemalaman lho. jawab Putri.
Kalo gitu kamu tunggu disini yah. Aku mau nyari Vino. kataku seraya berlari ke arah Vino mengejar Shela.
Saat menyusuri jalanan kompleks perumahan, pandanganku tertuju pada sosok cowok yang lagi duduk termenung di pinggir jalan yang emang-remang. Vino " Aku pun bergegas menghampirinya. Aku lihat kanan kiri nggak ada Shela. Baguslah, berarti Shela beneran udah pergi.
Vin.. " aku melihat Vino cuma menunduk diam nggak menjawab. Shela udah pergi, Lan. jawab Vino pelan.
Oh " Yaaa baguslah kalo gitu. Kamu nggak papa kan " Maksudku kamu nggak diapa-apain sama dia " tanyaku. Vino cuma menggeleng pelan.
Aku udah kecewain Shela, padahal dia bener-bener sayang sama aku, tapi & Vino nggak sanggup menyelesaikan kalimatnya.
Hei udahlah, kamu masih aja ngarep sama cewek labil itu. Kamu sadar dong, dia itu cuma manfaatin kamu buat dijadikan pembantu. Emang kamu suka digituin " kataku berusaha membujuk Vino.
Nggak Lan, kamu salah. Dia & jawab Vino pelan dengan nada gemetar. Udahlah lupain aja dia. Dia nggak pantas buat kamu. Mungkin sekarang dia kelihatannya menangis, tapi besok paling dia udah ketawa-katawa lagi sambil gandeng cowok lain. Jadi buat apa kamu sedih " tanyaku.
Mendengar kata-kataku, Vino langsung menoleh dan menatap aku dengan tajam.
Shela bukan cewek seperti itu Lan !! Dia cewek baik-baik !! Kamu nggak pantas menghina dia !! kata Vino dengan nada tinggi.
Terserah kamu lah !! jawabku nggak kalah ketus.
Udah yuk, kita ditunggu Putri lho. kataku sambil menggeret lengannya Vino. Ayo !! Kamu jadi ikut ke villa nggak " tanyaku nggak sabar, soalnya Vino lagi-lagi cuma diem aja.
Buat apa " Shela udah pergi, nggak ada gunanya aku kesana. tanya Vino seraya menundukan wajah.
Kan ada aku "! Emang kamu anggep apa aku ini "! tanyaku dengan penuh emosi. Jela s aku kesal, aku sejak tadi disampingnya dan dipikirannya cuma Shela, dan Shela mulu.
Tiba-tiba aja Vino beranjak berdiri dan berjalan cepat meninggalkanku menuju arah rumahnya Putri.
Tunggu, Vin !! Kamu jadi ikut kan "! tanyaku sambil berlari kecil mengikuti Vino yang jalannya cepet banget.
Aku mau pulang. jawab Vino.
Kok gitu sih "! Kamu jangan seenaknya sendiri dong !!
Vino !! teriakku sambil menarik lengannya Vino.
Please Lan, aku mau pulang. jawab Vino pelan sambil menoleh.
Aku terhenyak melihat cara Vino menatapku. Tatapannya nanar dan kosong, seolah-olah dia udah nggak ada semangat hidup lagi. Wajar aja sih, mungkin Vino baru shock soalnya dia baru aja diputus sama pacarnya. Kalau udah begini lebih baik jangan bersikap keras pada nya. Bujukan mungkin lebih baik.
"Kamu ngapain pulang " Kamu kan lagi sedih, mending kamu ikut aja ke villa, disana kan ada temen-temen sapa tahu kamu bisa terhibur. " aku berusaha membujuk Vino.
"Vin ayolah... " lanjut aku setelah Vino cuma diem aja.
"Aku nggak tahu Lan, aku ...aku... hanya bingung mau ngapain... " jawab Vino dengan nada terbata - bata.
"Makanya kamu ikut aku aja ke villanya Putri, daripada kamu di rumah malah tambah sedih lagi. " aku nggak menyerah membujuk Vino.
"Gimana, kamu mau kan " " tanya aku lagi. "Aku bener.. bener nggak tahu Lan... "
"Vin, ayo dong, demi aku, masa kamu mau kecewain aku juga " " "Vin... " " tanyaku setelah Vino terlihat bimbang.
Vino nggak menjawab tapi akhirnya dia mengangguk pelan. Namun dari raut wajahnya dia ma sih terlihat sedih dan nggak semangat. Nggak papa lah, yang penting dia udah mau. Tapi yang jelas sudah nggak ada lagi Shela di antara aku dan Vino. Dia udah pergi, kalau perlu pergi saja untuk selama-lamanya. Mungkin Vino perlu waktu buat melupakan pacar, atau maksudku mantan pacarnya itu.
Sampai di halaman rumahnya Putri, kami berdua disambut oleh sang tuan rumah yang udah bersiap bersama temen-temen naik ke mobil. Melihat aku dan Vino datang, Putri langsung menghampiri sambil mengernyitkan dahi.
"Lho Vin " Shela mana " " tanya Putri ke Vino.
"Dia udah pergi, Put. " jawab Vino.
"Pergi " Pulang maksudnya " Tapi kenapa " " tanya Putri dengan nada kebingungan.
"Udahlah, ayo kita berangkat sekarang. Keburu malam nih. " kataku ke Putri.
"Iya tapi ini ada apa sebenarnya " Tadi Shela bilang mau ikut, kok sekarang dia malah pulang " " tanya Putri penasaran.
"Nanti aku ceritain. Oh ya Vin, kita semobil ya " " pintaku ke Vino, dan dia mengangguk, lalu naik ke salah satu mobil.
Saat aku juga mau masuk ke mobil, tiba-tiba Putri menggeret lenganku.
"Jangan bilang ini semua ulah kamu ya " " kata Putri dengan nada agak ketus.
"Iiih apaan sih. " jawabku berusaha mengelak.
"Nanti di villa kamu harus ceritain semuanya. Aku harus tahu soalnya Shela itu temenku juga. " kata Putri.
"Iya, iya, beres. " jawabku sambil naik ke mobil.
Total ada tiga mobil yang menuju ke villa. Dua mobil jenis MPV dan satu mobil jenis sedan milik pacarnya Putri. Aku dan Vino naik salah satu MPV dan kebagian jok belakang bersama Citra. Setelah semua dipastikan masuk mobil, kami berangkat ke villa.
Sepanjang perjalanan, seperti yang udah aku duga, Vino terlihat murung dan terus-menerus melihat keluar jendela. Dia sama sekali nggak berbicara sepatah katapun, apalagi mengajak aku yang duduk disampingnya bicara. Aku tawari minuman dingin atau makanan ringan juga jawabannya hanya menggeleng. Padahal aku, Citra dan Putri yang duduk di sebelah supir, sejak tadi ngobrol ngalor ngidul.
Setelah cukup lama menempuh perjalanan, mobil kami akhirnya sampai juga di villa yang dituju. Aku, Putri dan Citra pun bersiap-siap turun sambil mengemasi barang-barang. Berhubung nginepnya cuma semalam dan besok siang kami harus check-out, jadi bawaan kami nggak banyak. Oh ya, Vino " Sejak tadi dia tertidur pulas, kira-kira setengah jam sejak kami meninggalkan rumahnya Putri.
Vin, bangun, Vin& panggilku sambil menggoyang-goyangkan lengannya Vino.
Vino belum bangun " tanya Citra dari luar mobil.
Tau nih, tidurnya pules banget. jawabku.
Aku goyang-goyangkan lagi lengannya Vino dan dia pun bergerak-gerak sepertinya udah bangun. Saat menoleh ke arahku spontan dia langsung memelukku erat.
Shel, please& jangan tinggalin aku !! Aku sayang banget sama kamu.
Vin, kamu apa-apaan sih "!
Tentu saja aku kaget dengan tingkah Vino barusan, kaget sekaligus sakit hati. Ini kedua kalinya Vino memelukku sambil ngelindur memanggil nama mantan pacarnya itu. Kamu kapan ngimpiin aku Vin " batinku. Oke, aku nggak boleh marah, aku harus sabar, semua demi Vino juga.
Lepasin aku Vin. aku berusaha melepaskan pelukan Vino.
"Vin, lepasin, ini aku, Wulan. "
Haah.. lho& Shela kemana, Lan " tanya Vino melepaskan pelukannya dengan tergagap. Aku nggak menjawab, cuma menatap Vino sambil menggelengkan kepala.
Kamu ngelindur Vin " Shela kan nggak ikut. tanya Citra ketawa.
Ssssstttt !! Kamu ini& kataku ke Citra dan spontan Citra langsung menutup mulutnya.
Aku tadi mimpi ketemu Shela, Lan. Dia cantik banget, pakai baju putih-putih kayak malaikat gitu. Tapi dia terus mau ninggalin aku& kata Vino dengan nada sendu.
Udahlah, itu cuma mimpi Vin, karena kamu masih kepikiran Shela terus. Ayo turun, ini udah sampai lho. kata aku.
"Emang sampai dimana Lan " " tanya Vino, yang lagi-lagi bikin aku kaget.
"Di villanya Putri, Vin. Masa kamu lupa " " tanyaku lalu memandang ke Citra, yang cuma menggelengkan kepala dengan ekspresi heran.
"Aahh sorry, iya..iya.... " jawab Vino sambil mengucek-ucek kedua matanya.
Setelah turun dari mobil kami semua lalu menuju villa tersebut. Sebenarnya villa tersebut nggak gede-gede amat, tapi tergolong mewah dan komplit fasilitasnya seperti kolam renang, TV LCD, AC, makanan komplit, dll. Jaraknya juga deket dari pantai, cuma sekitar 2 km. Kamarnya ada tiga masing-masing muat 4 orang, sehingga pas dengan jumlah kami yang sebelas orang.
Pas di ruang tamu, Firda, Indah, Lusi dan Siska terlihat kagum dan beberapa kali berteriak histeris melihat interior villa yang mewah, sedangkan aku, Putri dan Citra cuma senyum-senyum karena beberapa hari sebelumnya kami udah pernah kesini buat survey lokasi. Sedangkan Vino " Dia cuma duduk di salah satu sofa dengan wajah murung. Sengaja aku biarin, mungkin Vino emang lagi pengen sendiri.
Setelah diadakan pembagian kamar dan karena hari udah malam sekitar jam setengah sepuluh dan
semua juga udah lapar, maka acara utama yaitu bakar jagung pun dimulai yang diadakan di rooftop villa. Disana udah tersedia charcoal griller yang kami pesan dari pelayan villa. Bisa dibilang rooftop merupakan tempat paling favorit, karena dari sini kami bisa melihat pemadangan laut yang indah. Hanya saja karena udah malam jadi hamparan laut nggak terlihat jelas karena gelap.
Acara bakar-bakaran pun dimulai, dan suasana sangat meriah karena Putri nggak hanya bawa jagung, tapi juga daging steak, sosis, roti tawar dan makanan ringan lainnya. Semua terlihat antusias dan menikmati acara bakar-bakaran tersebut. Apakah semuanya " Tidak, karena Vino lagi-lagi hanya duduk menyendiri di sebuah gazebo sambil memandang ke arah laut. Dia sama sekali ng gak peduli dengan temen-temen lain yang asyik menikmati jagung dan daging bakar, bahkan menoleh ke arah mereka juga tidak. Padahal selama ini Vino selalu antusias jika ada acara makan-makan seperti ini, apalagi setauku Vino bukan tipe orang yang suka pilih-pilih makanan.
Akupun menghampiri Vino sambil membawakan sepiring jagung bakar. Saat aku datang dan duduk di sampingnya, Vino lagi-lagi nggak menoleh dan tetap memandang pantai yang gelap dengan tatapan seperti tadi, nanar dan kosong. Ish.. pasti deh Vino masih mikirin Shela.
"Kamu mau jagung bakar " " tanyaku.
"Aku nggak suka jagung. " jawab Vino lirih sambil menggeleng pelan.
"Tapi kamu belum makan kan " Mau aku ambilin roti dan sosis " " tanyaku lagi.
"Aku nggak lapar Lan. " jawab Vino sambil tetap menatap ke depan.
Jejak Di Balik Kabut 15 Rajawali Emas 13 Rahasia Pesan Serigala Bocah Sakti 13
^