Pencarian

The End Of Dream 1

The End Of The Dream Karya Angelia Putri Bagian 1


SINOPSIS -Aku diciptakan dengan satu alasan, membunuh. Dan aku akan membunuhmu karena kaulah
alasanku diciptakan& - Runa kembali diculik oleh Clematis dan Rei terluka parah hingga dia harus menghabiskan selama hampir tiga bulan untuk memulihkan kondisinya. Rei yang tidak bisa berdiam diri setelah dia kehilangan Runa untuk kedua kalinya bertekad untuk membunuh Profesor Diva, dalang sekaligus orang yang telah memisahkannya dari Runa. Bersamaan dengan itu, Clematis kembali muncul ke permukaan dan membuat resah warga Edenia.
Kemunculan seorang Claydoll yang jauh lebih kuat daripada sebelumnya menarik perhatian organisasi Raven, tidak terkecuali Rei. Apalagi beredar kabar kalau Claydoll yang satu ini mempunyai kekuatan yang sebanding dengan iblis, dalam artian sesungguhnya hingga dijuluki Onihime atau Putri Iblis. Rei lalu dikirim bersama Leia, Leon, dan Alex untuk mencari tahu siapa sebenarnya Claydoll tersebut bersama tim lain yang dibentuk oleh Raven, dan ketika mereka menemukannya, mereka mendapati bahwa Claydoll itu bukanlah orang asing bagi mereka, terutama Rei.
Dan begitu saja, mimpi buruk kembali datang di hadapannya& PROYEK REALM EXCHANGE
# Ini adalah transkrip dari rekaman suara yang terdapat pada file Laboratorium Akabara. Rekaman ini bersifat rahasia. Tolong dipergunakan sebaik mungkin.
Proyek ini didanai oleh organisasi internasional dan berada dalam pengawasan pemerintah Negara yang tergabung dalam federasi bersangkutan. Di dalam laporan ini akan dijelaskan secara umum apa itu Proyek Realm Exchange.
Proyek Realm Exchange atau yang disebut dengan Proyek RE adalah proyek untuk meneliti dan mengubah susunan DNA manusia. Hal ini dikarenakan iklim dan suhu bumi mulai berubah dan umat manusia diperkirakan tidak bisa menyesuaikan diri dengan keadaan iklim dan cuaca yang berubah secara ekstrem. Proyek ini dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia dan demi kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan.
Proyek ini melibatkan ilmuwan dari Negara-negara yang tergabung dalam federasi bersangkutan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2017. Percobaan pertama dilakukan pada bulan Februari 2020, dengan menggunakan 10 kloning yang sudah dipersiapkan. Selama setahun ke depan, pencatatan kondisi mental dan fisik mereka akan diawasi secara ketat dan dalam bimbingan khusus. Dan hasil yang dicapai menunjukkan bahwa umat manusia bisa dengan tenang menghadapi perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
Namun, dua tahun setelah percobaan, salah satu cloning menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Kloning dengan kode #009 menunjukkan tanda-tanda kondisi mental yang tidak sesuai dengan hasil yang dicapai. Ia berhalusinasi dan menampakkan bahwa kondisi mentalnya terganggu dengan sesuatu yang disebut sebagai halusinasi kronis . Para pekerja dalam proyek itu meneliti kondisi mentalnya dan menyimpulkan bahwa terdapat kesalahan pada pemberian obat dan tes yang diberikan.
Obat penangkal pun dibuat untuk mencegah kondisi mental cloning #009 semakin memburuk. Obat penangkal tersebut diberi nama Rigmarole Medicine.
Obat tersebut diberikan secara berkala kepada cloning #009 dan ia mulai tenang hingga tes dan percobaan padanya bisa dilanjutkan. Namun, bersamaan dengan itu, pernyataan perang tiba-tiba dilontarkan oleh Negara Timur Tengah dan mengakibatkan proyek tersebut diambil alih oleh satu-satunya Negara adikuasa yang mendanai hampir sebagian besar proyek tersebut.
Dan dari sinilah mimpi buruk berasal&
Pemerintah Negara yang telah mengambil penuh hak kepemilikan Proyek RE menginginkan pasukan tentara mereka diperkuat dan disempurnakan DNA-nya. Mereka ingin menciptakan pasukan tentara super agar bisa memenangkan perang yang tengah berlangsung. Hal ini membuat dilemma bagi para ilmuwan yang bekerja untuk proyek tersebut. Di satu sisi mereka ingin meneruskan proyek itu agar bisa membantu orang banyak menghadapi perubahan iklim yang ekstrem, namun jika mereka tidak melaksanakan perintah untuk menyempurnakan DNA para tentara tersebut, kemungkinan besar mereka akan kehilangan sponsor dan tidak bisa meneruskan penelitian.
Akan tetapi, mereka tidak sempat mengambil keputusan karena datangnya sebuah keputusan lain bahwa Proyek RE resmi dibatalkan dan dianggap tidak pernah ada. Organisasi yang dulunya mendanai proyek itu lalu memerintahkan untuk menghilangkan semua jejak proyek itu dan membunuh semua yang berhubungan dengan proyek tersebut.
Salah seorang ilmuwan yang bekerja dalam Proyek RE berhasil kabur dari pembunuhan tersebut bersama data-data penting yang berhubungan dengan proyek tersebut. Ia juga membawa serta sepuluh cloning yang dijadikan percobaan dan menyembunyikan mereka di suatu tempat. Ilmuwan itu sendiri lalu menyimpan berkas-berkas penting Proyek RE di dalam laboratorium rahasianya dan mendirikan sebuah panti yang menjadi tempat sepuluh cloning yang awalnya dijadikan percobaan, tinggal. Mereka menamai tempat itu sebagai Laboratorium Akabara, yang berarti Mawar Merah . Di sana, ilmuwan tersebut memperkuat mereka hingga mereka bisa bertahan hidup dan membaur dengan manusia lain.
Ketika ilmuwan itu meninggal, sepuluh cloning itu menyembunyikan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa lalu mereka dan mulai menjalani kehidupan sebagai dua kubu organisasi terpisah. Lima orang dari mereka bergabung dan membentuk sebuah organisasi bernama Clematis, yang bertujuan untuk menghancurkan umat manusia, dan empat orang lagi bergabung dalam organisasi yang dibentuk untuk melawan mereka, yaitu organisasi Raven. Hanya satu cloning yang tidak memihak kedua kubu dan menghilang entah ke mana. Dan cloning yang tidak memihak kedua belah pihak itu adalah harapan terakhir seluruh umat manusia.
Kenapa" Karena di dalam dirinya terdapat kekuatan yang memiliki dua sisi yang berlawanan. Ia bisa menjadi malaikat penyelamat, atau&
& dia akan menjadi malaikat kegelapan yang akan membawa kehancuran ke dunia ini.
PART 2 ~,{"Nn0"QOD00"Yn0B}"0"0 1 ~ -The Second Encouter, The End of the Dream-
POV : ?" Kujo Rei ?" Ayano ?" Hirano Leia
1 Dai ni no Deai, Yume no Owari / Futatsu no Deai, Yume no Owari
PROLOGUE Suasana ruangan itu tampak suram. Hanya ada cahaya dari layar raksasa di hadapannya yang menampilkan informasi mengenai apa yang ada di balik dinding kaca di sebelahnya.
Pintu ruangan itu terbuka dan seseorang masuk ke dalam. Ia menoleh sekilas kearah orang yang baru saja masuk dan tersenyum kecil.
Kau datang rupanya. Ujarnya sambil bersandar pada punggung kursi yang didudukinya. Kuharap kau membawa berita bagus.
Orang yang baru datang itu memiliki wajah yang sangat cantik, seorang gadis remaja dengan rambut berwarna kayu mahoni. Kedua bola matanya berwarna merah seperti darah. Ia mengenakan pakaian seperti kimono yang pendek dan cukup minim berwarna hitam, kedua kakinya dibalut oleh stocking berwarna hitam dan geta 2 berwarna sama. Di punggungnya terdapat dua buah katana panjang.
Kau dapatkan apa yang kuminta"
Gadis itu mengangguk pelan dan menyerahkan berkas di tangannya pada orang di hadapannya. Orang itu meneliti berkas yang dibawa gadis itu sebentar, kemudian tersenyum kecil. Seperti dugaanku. Ujarnya, Kerja bagus, sayang. Kau memang sangat hebat. Bolehkah aku menengoknya"
Hm" Bolehkah aku menengok Oneesan 3 " tanya gadis itu. Pandangannya tertuju ke balik dinding
kaca. Ah, orang itu mengangguk-angguk, Tentu. Aku akan meninggalkan kalian berdua. Aku yakin kau membutuhkan privasi untuk menemuinya, kan"
2 Sandal kayu dari Jepang
3 Sebutan untuk kakak perempuan atau wanita yang lebih tua dalam bahasa Jepang
Gadis itu hanya diam. Aku akan pergi sebentar untuk mengambil obat untukmu. Tunggulah di sini. Baik, Profesor Diva.
Professor Diva berdiri dan berjalan keluar ruangan, meninggalkan gadis itu sendirian di sana. Gadis itu menghampiri sebuah kotak panel di dekat dinding kaca dan mengetikkan password untuk membuka dinding kaca tersebut.
Suara berdesir halus terdengar ketika dinding kaca itu turun ke bawah lantai. Gadis itu melangkah melewati batas yang tadi dibatasi oleh dinding kaca dan menghampiri sebuah tempat tidur besar yang terletak di tengah ruangan. Tirai-tirai putih dan tipis mengelilingi tempat tidur itu, menampilkan siluet seseorang yang tengah tertidur. Ia menatap siluet itu lama sebelum akhirnya membuka tirai tipis yang menyelubungi tempat tidur.
Di atas tempat tidur terbaring seorang gadis berwajah sama seperti gadis itu, dengan rambut yang sewarna dan sama panjangnya seperti dirinya. Di sekujur tubuh gadis yang tertidur itu dipasangi kabel-kabel yang tersambung pada alat-alat penunjang hidup yang ada di sisi tempat tidur. Kedua mata gadis itu terpejam dan wajahnya tampak damai.
Gadis itu duduk di samping kepala gadis yang terbaring itu dan membungkukkan tubuhnya, bibirnya mencium kening gadis yang tertidur tersebut dengan penuh kasih sayang. Aku pulang, Runa Oneesan.
CHAPTER 1 Rei s Side 29April 2109 Sudah kubilang, aku tidak punya waktu untuk ini!
Aku menatap Leia yang berusaha membujukku untuk kembali beristirahat. Selama hampir tiga bulan ini aku berada di rumah sakit markas Raven, dan aku sudah muak diperlakukan seperti orang sakit. Semenjak penyerangan yang dilakukan oleh Clematis, entah kenapa semua orang kalang-kabut mengetahui aku terluka parah dan melakukan apa pun agar aku tetap mau diam di rumah sakit.
Tapi kamu harus beristirahat, Rei. Kalau tidak lukamu tidak akan pulih seutuhnya. Kata Leia sambil balas menantangku. Aku tahu kamu ingin segera mencari Runa-chan 4 , tapi pikirkan dulu kesehatanmu sebelum melakukannya. Selama lebih dari tiga bulan kami semua mengusahakan yang terbaik untuk kesembuhanmu!
Aku memicingkan mata menatap Leia, namun aku tidak melakukannya lebih lama dari sepuluh detik dan lebih memilih menatap keluar jendela, kearah pepohonan yang dedaunannya mulai tumbuh di pertengahan musim semi.
Kudengar Leia menghela nafas dan meletakkan mangkuk berisi bubur yang seharusnya kumakan.
Rei, kita perlu membicarakan sesuatu. Katanya. Aku tidak tertarik. Balasku.
Ini penting. Ini datang dari Komandan sendiri. kata Leia lagi, Setidaknya, tolong dengarkan, Rei.
Mendengar nama Komandan disebut, mau tidak mau aku mengkertakkan gigi.
4 Akhiran kecil, di Jepang, secara umum digunakan untuk bayi, anak kecil, dan gadis remaja. chan jarang digunakan untuk anak laki-laki kecuali jika namanya tidak cocok menggunakan akhiran kun. Penggunaan chan biasanya dilakukan dengan penyingkatan nama kecil yang bersangkutan.
Komandan. Hanae Alice. Ibu kandung Runa yang tidak mau menemui putrinya sendiri. Apa yang dikatakannya" tanyaku tak acuh.
Rei, setidaknya tatap aku ketika sedang berbicara. Tegur Leia, Kenapa sekarang kamu menjadi seperti ini, sih"
Aku tidak mau menjawabnya dan lebih memilih diam.
Baiklah. Aku ingin menyampaikan kalau setelah kamu benar-benar dinyatakan sehat dan bisa beraktivitas dengan normal, kamu akan masuk ke dalam timku untuk menginvestigasi kasus yang baru muncul akhir-akhir ini. Seorang Claydoll membuat ulah selama kamu berada di sini. Claydoll"
Kini aku benar-benar tertarik dengan ucapan Leia dan menaruh perhatian penuh padanya. Ya. Seorang Claydoll sudah membuat Edenia resah. Kata Leia, Menurut Komandan ini adalah tanda bahwa Clematis kembali beroperasi ke permukaan.
Apa Claydoll itu& Runa" tanyaku.
Kita belum tahu pasti. Tapi ada seorang saksi mata yang selamat dari pembantaian yang dilakukannya bahwa pelakunya adalah seorang Claydoll perempuan berpakaian kimono hitam dan mengenakan topeng. Kekuatannya juga tidak seperti manusia biasa atau Claydoll pada umumnya. Saksi mata itu menyebut Claydoll yang ini sebagai iblis.
Iblis& Ya. Leia mengangguk, Secepatnya setelah kamu dinyatakan sehat, kita akan memulai penyelidikan kita. Karena itu, bersikaplah seperti anak baik dan makan makananmu sebelum aku memanggil seseorang untuk membawakan lebih banyak makanan untuk kamu makan!
*** Rei s Side Aku berhasil memakan semua makananku, tanpa banyak membantah. Takut kalau Leia benarbenar melaksanakan ancamannya untuk membawakan lebih banyak makanan untuk kumakan. Asal tahu saja, selama lebih dari tiga bulan di rumah sakit, aku benar-benar kehilangan selera makan karena banyak yang kupikirkan. Salah satunya adalah Runa.
Kejadian tiga bulan lalu 5 masih melekat jelas di dalam otakku, seolah baru terjadi kemarin. Aku masih ingat semuanya bahkan ketika aku menutup mataku, aku masih bisa mengingat ekspresi wajah Runa yang meminta tolong padaku dan juga serangan-serangan Diva yang berhasil membuatku mendekam di rumah sakit selama ini.
Aku menghembuskan nafas dan menatap keluar jendela. Pohon-pohon sudah kembali bangun dari tidur panjang selama musim dingin, dan sepertinya hanya aku sendiri yang masih harus tidur di rumah sakit ini sampai benar-benar pulih.
Aku akan pergi sebentar untuk mengambil laporan yang harus kamu baca. Kata Leia sambil memakai sarung tangannya, Kuharap aku tidak mendapat laporan dari perawat yang mengurusmu kalau kamu berbuat ulah.
Memangnya kapan aku berbuat ulah selama di sini" Untuk bergerak saja aku dilarang oleh dokter. kataku.
Itu karena kamu membandel dan berusaha untuk kabur dari rumah sakit setiap ada kesempatan. Balasnya sambil berkacak pinggang, Berjanjilah padaku kamu tidak akan membuat kekacauan!
Baik, Bu& aku melengos dan kembali menatap keluar jendela.
Kudengar Leia menghela nafas dan mungkin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Kalau begitu, aku pergi dulu. Leon akan datang kemari sekitar setengah jam lagi untuk memastikan hari ini kamu bisa pulang ke apartemenmu.
Aku mengangguk tanpa mengalihkan pandanganku dari jendela. Setelah aku mendengar suara pintu yang ditutup, aku mengalihkan pandanganku kearah meja di sebelah tempat tidurku, di mana sebentuk cincin tergeletak di sana.
5 Baca Re : Hajimete no Deai, Hajimete no Kizu
Aku mengambil cincin itu dan menatapnya lekat-lekat. Ini adalah cincin Runa yang terjatuh dari jarinya ketika mereka membawanya pergi dari rumah sakit waktu itu. Entah bagaimana cincin ini bisa terlepas dari tangannya, tapi aku menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak bagus.
Sampai hari ini aku sering bermimpi buruk tentang kejadian waktu itu, dan semakin hari mimpi itu semakin buruk saja. Mungkin alasanku selalu mencoba kabur dari rumah sakit adalah karena aku ingin menemukan Runa, dan membunuh siapa pun yang berusaha menghalangiku untuk melakukannya&
Maaf, aku tidak sengaja mengatakannya. Lupakan apa yang baru kukatakan barusan. Kutatap lagi cincin di tanganku dan untuk ke sekian kalinya menghela nafas. Padahal aku sudah berjanji untuk menjaganya. Tapi untuk kedua kalinya aku kembali kehilangan Runa, dan itu karena orang yang sama, Profesor Diva. Wanita yang memisahkan dan mengubah Runa menjadi Claydoll-nya.
Kucengkeram cincin di tanganku dan merasa kalau tanganku terlalu keras mencengkeramnya hingga membuat telapak tanganku berdarah.
Tapi, toh aku tidak peduli. Yang kupikirkan saat ini adalah bagaimana keadaan Runa. Runa& maafkan aku. Lagi-lagi aku gagal melindungimu& bisikku lirih sambil memejamkan mata.
Membiarkan setitik airmata mengalir di pipiku.
*** Leia s Side Aku menutup pintu di belakangku dan diam untuk beberapa saat. Kudengar suara Rei dari balik pintu dan mau tidak mau aku merasakan dadaku berdenyut sakit setiap aku mendengar suaranya yang tampak lemah dan lirih itu.
Lebih dari sepuluh tahun aku mengenal Rei, aku hafal betul semua kebiasaannya, termasuk saat-saat di mana dia merasa lemah dan tidak berdaya& seperti sekarang. Aku bahkan sudah menganggapnya sebagai putraku sendiri.
Aku menghembuskan nafas dan mengerjap-ngerjapkan mataku untuk menahan airmata yang akan keluar. Aku hendak melangkah pergi ketika aku melihat seseorang sedang berjalan dari arah berlawanan menuju kearahku. Seorang wanita dengan rambut pirang panjang.
Komandan, aku memberi hormat pada wanita paling berpengaruh di organisasi Raven itu ketika ia sudah berada di hadapanku.
Yah& meski sebenarnya aku membenci wanita ini, tapi tetap saja aku masih bersikap hormat padanya karena sudah memperhatikan Rei lebih dari yang bisa kulakukan.
Ada angin apa Anda kemari"
Aku ingin menjenguk Rei. katanya. Dan kau sendiri sedang apa di sini" Aku baru saja akan pergi mengambil laporan untuk Rei. kataku, Komandan tidak, mungkin sebaiknya aku memanggilmu Alice saja sekarang, karena hanya ada kita berdua di sini. Kau ingin mengatakan sesuatu padaku"
Aku menatap wanita yang usianya tidak lebih jauh dariku itu dengan mata disipitkan. Aku sudah mengenalnya cukup lama, bahkan sebelum dia ditemukan oleh pemimpin Raven terdahulu, saat dia masih menjadi seorang Clematis.
Maaf. Aku tidak berniat untuk membicarakan itu lebih lanjut pada kalian. Sampai kapan kamu ingin berpura-pura" kataku, Sampai kapan kamu ingin berpura-pura bahwa kamu tidak berhak menemui Runa-chan dan melampiaskan penyesalanmu pada Rei" Maksudmu"
Aku tahu kamu sedih tidak bisa bertemu dengan putrimu secara layak, Alice. Bahkan setelah dia kembali diculik oleh Clematis, tapi apa kamu sadar" Sikapmu itu hanya akan membuatmu semakin menderita. Kataku, Apa kamu sadar kalau sekarang Rei mulai membencimu karena sikapmu itu.
Alice terdiam mendengarnya, dan aku hanya menghela nafas berat melihatnya. Kalau mau kuberi saran, sebaiknya kamu mulai memikirkan apa yang akan kamu lakukan selanjutnya bila timku yang kamu beritahu kemarin berhasil menyelamatkan Runa-chan. Sudah banyak kebohongan yang kamu buat tidak, tapi kita berdua buat pada semua orang baik di Raven, Edenia, bahkan pada wanita bernama Diva itu.
Alice masih diam dan dia agak menunduk ketika aku mengatakan hal itu. Aku akan pergi sekarang. Kamu bisa menjenguk Rei. Tapi, kuperingatkan padamu, Alice, jangan coba-coba membuat hati putraku bertambah sakit dengan sikapmu yang berusaha peduli padanya tapi tidak pada Runa-chan ketika dia belum diculik oleh Clematis.
Aku berjalan melewatinya dan menuju lift yang akan membawaku ke basement, di mana mobilku kuparkir sebelum kemari beberapa jam yang lalu.
CHAPTER 2 Ayano s Side 29 April 2019 Aku terbangun setelah mendapatkan mimpi itu lagi. Entah sudah ke berapa kalinya aku selalu memimpikan mimpi yang sama. Mimpi itu tentang seorang pemuda yang berusaha menyelamatkan kakakku, tapi kemudian membunuhnya dengan pisau yang dia sembunyikan di balik punggungnya. Aku tidak tahu apakah ini hanya ketakutanku saja atau mimpi itu adalah sebuah pertanda sesuatu yang buruk akan terjadi.
Aku duduk di atas tempat tidur dan menghela nafas. Setelah beberapa saat, kesadaranku sudah sepenuhnya kembali. Aku berdiri dan menuju kamar mandi. Membersihkan diri setelah malam sebelumnya melakukan tugasku.
Ketika aku baru saja selesai mandi dan berpakaian, Profesor Diva masuk ke kamarku dan menyodorkan sebuah folder padaku.
Ini tugasmu untuk malam ini. Katanya, Siang ini kamu tidak punya tugas apa pun dan bisa menjaga kakakmu selama aku pergi.
Anda ingin pergi ke mana" tanyaku sambil menerima folder itu darinya. Ada urusan yang harus kuselesaikan, dan aku butuh bantuanmu untuk menjaga kakakmu. Ujarnya, Kamu bisa melakukannya, kan"
Tanpa Anda suruh pun aku akan menjaga kakakku. Kataku sambil melirik sekilas pada folder di tanganku.
Baguslah. Kalau begitu, jangan sampai ada seorang pun yang masuk ke dalam ruanganku selama aku pergi. Kamu mengerti"
Aku mengerti. Dia lalu berbalik dan berjalan keluar dari kamarku. Namun, baru beberapa langkah dia berhenti.
Ah, aku lupa mengatakan sesuatu. Tugasmu kali ini adalah membunuhi semua anggota Raven yang kamu temui malam ini.
Aku tidak akan membunuh seperti biasa malam ini"
Tidak. Kudengar Raven membuat beberapa tim yang ingin menginvestigasi pembunuhan yang kamu lakukan. Karena itu, kali ini kamu akan membunuhi semua anggota Raven yang kamu temui, tanpa terkecuali.
Termasuk orang itu" Kujo Rei" tanyaku lagi.
Ya. Termasuk dia. Profesor Diva tersenyum, Kamu bisa membalaskan dendammu mulai malam ini.
Aku hanya diam mendengarnya.
Kalau begitu, aku pergi dulu. Bersiaplah untuk tugas malam ini, Ayano. Baik, Profesor Diva.
Kali ini dia benar-benar pergi dan aku menutup kembali pintu kamarku. Aku membawa folder itu dan duduk di sisi tempat tidur. Kubuka folder tersebut dan melihat rincian nama-nama tim yang dibentuk oleh Raven beserta foto mereka. Aku membaca setiap nama dan mengingat wajah mereka. Total semua nama itu ada 50 orang, dan bagiku tidak susah untuk mengingat nama dan wajah mereka.
Ketika aku membuka halaman selanjutnya, mataku tertuju pada foto seorang pemuda berambut perak dan memiliki mata biru cemerlang. Di belakang foto yang disertakan terdapat data diri pemuda itu.
Nama : Kujo Rei Lahir : 13 Desember 2091 Status : Anggota ke-13 Raven, Ketua Tertinggi Black Rose Latar belakang :
Peningkatan DNA pada usia 8 tahun, Pengangkatan sebagai Ketua Tertinggi Black Rose pada usia 12 tahun&
Aku menatap foto pemuda bernama Kujo Rei itu cukup lama. Kemarahanku mulai menggelegak setiap kali aku melihat foto Kujo Rei.
Kuambil foto itu dan merobeknya menjadi serpihan kecil. Kebencianku pada pemuda itu makin besar ketika aku mengingat keadaan Runa Oneesan yang sekarang dalam keadaan koma. Setiap kali aku mengingatnya, kebencianku seakan mengambil alih pikiranku. Rasanya aku ingin membunuh seseorang setiap kali aku merasakan kebencian dan kemarahan memenuhi pikiranku.
Tapi, untungnya aku masih bisa mengendalikan diri. Aku tahu itu tidak akan ada gunanya jika aku mengamuk sekarang. Aku harus menunggu sampai nanti malam untuk melampiaskan kemarahanku.
Aku menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Aku melakukan hal itu beberapa kali sebelum akhirnya ketenanganku kembali.
Kuletakkan folder itu di atas meja dan mengambil karet rambut untuk mengikat rambutku, sebelum aku pergi ke ruangan di mana Runa Oneesan dirawat.
*** Rei s Side Aku nyaris bersorak girang ketika Leon mengatakan padaku kalau aku sudah diperbolehkan pulang, tapi langsung menarik kegembiraanku karena walaupun aku diperbolehkan pulang, rupanya para dokter di markas masih belum yakin aku pulih seutuhnya dan menyuruhku untuk beristirahat minimal seminggu lagi sebelum aku benar-benar beraktivitas seperti biasanya.
Mereka mencoba membunuhku dengan membuatku mati karena bosan. Gumamku sambil mengepak barang-barangku ke dalam tas.
Mereka hanya mengkhawatirkan kondisimu, Rei. Terutama karena kamu kehilangan banyak darah, susunan DNA-mu menjadi kacau dan mereka harus mencoba mengatur ulang susunannya agar kembali seperti semula. Sahut Leon.
DNA-ku bisa beregenerasi hanya dalam waktu 15 hari, dan aku yakin aku sudah bisa dikatakan baik-baik saja. balasku.
Kalau memang semua itu sesuai ucapanmu& Apa"
Bukan apa-apa. Leon menggeleng, dan aku menatapnya agak curiga.
Rasanya Leon seperti menyembunyikan sesuatu dariku. Namun aku sedang malas untuk mengorek-ngorek informasi darinya.
Aku memasukkan pakaian terakhirku ke dalam tas dan menutupnya. Kukenakan jaketku dan mengambil cincin Runa yang selalu kuletakkan di atas meja dan menyimpannya di dalam saku.
Kami berdua lalu keluar dari kamar tempatku dirawat selama hampir tiga bulan ini dan disapa beberapa perawat yang kebetulan berpapasan dengan kami. Dan aku harus mencoba menahan diri untuk tidak menjewer telinga Leon karena di saat-saat seperti ini dia masih saja tebar pesona pada setiap perawat yang kami temui.
Oh ya, Leia bilang kita satu tim untuk menginvestigasi pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini. kata Leon, Ada Claydoll yang sengaja membuat ulah dan kali ini targetnya bukan hanya orang-orang berpengaruh di Edenia, tapi juga anggota Raven.
Benarkah" Yup. Komandan bahkan sampai khawatir karena hal ini terjadi. Beberapa orang yang sempat menyaksikan Claydoll itu beraksi menyebutnya Oni-hime, atau Putri Iblis. Oni-hime&
Alex dan aku sempat mengira kalau itu adalah Runa, karena& kau tahu, kami pernah bertemu sebentar dengannya dalam pertarungan, dan dia memiliki warna rambut yang sama seperti Runa.
Itu tidak mungkin Runa. Terakhir kali aku melihatnya, dokter mengatakan bahwa Runa bahkan tidak bisa bergerak secara normal karena sindrom pada tubuhnya. kataku.
Aku memang sudah menceritakan apa yang terjadi pada Runa, dan bagaimana dia bisa diculik kembali oleh Clematis pada Leia dan Leon. Alex sendiri mengetahui semuanya dari Leon, dan diantara semua anggota Raven, hanya kami berempat yang tahu masa lalu Runa sebagai Claydoll. Dan& Komandan juga, sebenarnya. Tapi beliau tidak tahu kalau Runa pernah dijadikan Claydoll dan kami merahasiakan hal itu dari beliau.
Dan ngomong-ngomong soal Komandan, tadi dia menjengukku sebentar. Dan sikapnya agak aneh. Dia sempat menanyakan bagaimana Runa bisa diculik lagi dan tatapannya tampak& bersalah. Sepertinya benar apa kata Shion kalau Komandan adalah seorang yang mudah bersalah. Hoi!! Bengong saja!
Aku tersentak kaget dan langsung mencibir pada Leon yang terkekeh karena berhasil membuatku kaget.
Makanya jangan bengong saja. Kita sudah sampai di depan pintu lift, tapi kamu masih berdiri di situ dan tidak masuk-masuk. Tidak mau pulang ke apartemenmu" kata Leon.
Tentu saja aku ingin pulang. Kau tahu sendiri aku paling benci dengan tempat bernama rumah sakit. balasku dan masuk ke dalam lift.
Leon terkekeh dan menekan tombol lift menuju basement. Dari sana kami akan naik mobilnya dan dia akan mengantarkanku ke apartemenku, dan setelahnya dia akan kembali ke apartemennya sendiri, karena ini sudah jam pulang kerja bagi Raven.
Oh ya, besok pagi kamu harus melakukan medical check-up, kan" Perlu kuantar" tanyanya.
Tidak, terima kasih. Aku tidak mau melakukan medical check-up jika mereka masih terus saja menyuruhku untuk beristirahat total. Itu benar-benar bakal membunuhku. Kataku, Lebih baik aku langsung menemui orang yang bertanggung jawab atas modifikasi DNA-ku. Jadi turunkan saja aku di First Street.
First Street" Maksudmu& dua orang itu" Leon mengerutkan kening.
Siapa lagi kalau bukan mereka" kataku, Kalau tidak menemui mereka, aku tidak berani jamin aku masih hidup sampai besok pagi.
*** Rei s Side Aku turun dari mobil Leon dan menatap rumah besar di hadapanku dengan sedikit& cemas" Bukan. Ini lebih mirip seperti perasaan enggan.
Kau yakin mau menemui mereka sendirian" tanya Leon dari balik kemudi, Kau masih belum lupa kejadian yang waktu itu, kan"
Bagaimana aku bisa lupa" Saat itu aku nyaris yakin aku bakal kehilangan kewarasanku. Balasku, yang disambut kekehan dari Leon.
Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku. Oke.
Aku mengawasi mobil Leon hingga mobil sedan putih itu menghilang di ujung jalan kemudian berbalik, dan sekali lagi menatap rumah besar di hadapanku.
Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini, tapi apa boleh buat. Aku harus memastikan para dokter di markas pusat tidak merecokiku dengan segala hal mengenai beristirahat sampai benarbenar pulih . Kalau aku membawa bukti dari kedua orang yang kutemui ini pada para dokter itu, mereka akan bungkam seribu bahasa dan tidak akan menyerangku dengan peraturan dan obatobatan yang harus kuminum setiap hari.
Aku menghembuskan nafas beberapa kali sebelum menekan bel di samping pintu pagar. Siapa itu"
Ini aku, Kujo Rei. kataku mendengar suara yang tidak asing di telingaku dari intercom yang terpasang di atas bel. Aku perlu bantuanmu dan kakakmu untuk membungkam para dokter di markas, Mizuki.
Rei" Ah, ya& tunggu sebentar. Aku akan membukakan pintu untukmu. Aku menoleh ketika pintu pagar terbuka secara otomatis. Kulangkahkan kakiku ke balik pagar dan menjangkau pintu depan yang sebelum kupegang kenopnya sudah terbuka lebih dulu.
Di balik pintu berdiri seorang wanita berambut hitam panjang dan diikat buntut kuda. Wajahnya dihiasi kacamata tipis dan dia mengenakan T-shirt putih dan juga celana pendek. Tangannya memegang sekaleng jus jeruk. Tatapan matanya tampak tajam di balik kacamatanya, dan tatapan itu biasa dia gunakan untuk membuat lawan bicaranya mengkeret dan tidak bisa berbicara apa-apa.
Dia adalah Hanazaki Mizuki, ilmuwan muda yang direkrut oleh Raven beberapa tahun sebelum aku bergabung. Usia Mizuki hanya terpaut enam tahun denganku, namun pembawaan dan juga sikapnya menunjukkan ia tampak lebih tua dari usianya yang sebenarnya.
Lama tidak bertemu, Rei. Dan kulihat kamu masih cantik seperti biasanya. Katanya sambil tersenyum tipis.
Tolong, bisa tidak jangan deskripsikan diriku dengan kata cantik" Aku cowok normal, tahu!
Mizuki hanya mengedikkan bahu dan mengisyaratkanku untuk mengikutinya. Kudengar kamu terluka parah setelah mencoba menghentikan ilmuwan dari Clematis. Katanya, Aku dan Oniichan sempat kaget kamu masih bisa selamat dari ilmuwan bernama Diva itu.
Kau mengenalnya" tanyaku kaget.
Siapa yang tidak mengenal ilmuwan jenius yang mewarisi bola mata iblis" kata Mizuki, Cerita tentang Putri Iblis yang sesungguhnya dari Clematis sudah terdengar bahkan ketika aku masih berada di SMA.
Putri Iblis" Itu& ceritanya panjang. Aku sedang malas membicarakannya.
Kami berdua berjalan memasuki bagian dalam rumah besar itu, dan aku tidak bisa berhenti mengagumi desain dan barang-barang yang ada di rumah ini. Semua barang-barang ini termasuk antic dan juga langka karena banyak dari semua itu diprodukis sebelum Perang Dunia dimulai.
Mizuki membuka sebuah pintu besar di dekat pintu kaca yang terhubung ke taman belakang. Dalam ruangan di balik pintu itu ada seorang pemuda berusia sepantaran Mizuki, sedang berkutat dengan laptop dan juga robot berbentuk manusia yang ada di sebelahnya. Kudengar dari Mizuki kalau dia dan kakaknya sedang berencana membuat robot perawat untuk membantu di rumah sakit markas. Jadi kurasa robot manusia di samping pemuda itu adalah prototype terbaru dari proyek mereka.
Oniichan 6 !! Pemuda itu menoleh dan aku langsung bersembunyi di belakang Mizuki ketika tahu-tahu saja pemuda itu berdiri dan berlari kearahku.
Rei-chan! Aku rindu padamu!!
Mizuki menghela nafas dan menjatuhkan kakaknya dengan jurus aikidou 7 . Dengan mudah dia menjatuhkan pemuda itu yang tubuhnya lebih besar darinya. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat sikap pemuda itu yang tadi berteriak seperti seorang gadis.
Well, yah& memang dia laki-laki tulen, tapi sikapnya& err& lebih mirip seperti perempuan. Dan kalian menebaknya dengan tepat. Dia gay.
Aduh& kejam sekali kamu, Mizuki. Kata pemuda itu sambil mengelus-elus kepalanya yang menyentuh lantai lebih dulu.
Jangan sekali-sekali mendekati seseorang dengan sikapmu yang seperti perempuan itu, Kakak Tercinta, kalau tidak, aku akan membunuhmu. Kata Mizuki.
6 Sebutan untuk kakak atau laki-laki yang lebih tua dalam bahasa Jepang. 7 Ilmu beladiri di Jepang.
Dasar gadis kaku. pemuda itu cemberut dan berdiri dengan mudah.
Kulihat kau belum juga berubah, Yuzuki. Kataku. Masih centil seperti biasanya, walau kau adalah lelaki tulen.
Pemuda itu, kakak kembar Mizuki, tersenyum lebar padaku.
Aku senang sekali kamu mau datang ke rumah kecil kami yang sempit ini. kata Yuzuki. Rumah besar begini kamu bilang sempit" Otakmu sudah tidak waras, ya" ujar Mizuki, menyuarakan apa yang mau kukatakan.
Yuzuki tertawa mendengarnya.
Oh ya, ngomong-ngomong kenapa Rei datang kemari" tanya Yuzuki lagi. Dia ingin melakukan pemeriksaan rutin. Kamu tidak ingat kalau dia kecelakaan tiga bulan lalu" jawab Mizuki.
Ah, ya& pembantaian rumah sakit di Distrik Tiga, ya" Aku dengar beritanya, dan menurutku kali ini Clematis benar-benar keterlaluan.
Untuk yang satu ini aku sependapat dengannya.
Jadi& kamu ingin melakukan pemeriksaan sekarang" Bukankah hari ini bukan jadwal rutinmu melakukannya" tanya Yuzuki.
Aku tidak mau para dokter di rumah sakit markas pusat memberondongku dengan sederet peraturan yang mengharuskanku beristirahat penuh. Kataku, Aku tidak suka dengan semua itu dan ingin segera beraktivitas seperti biasa. Selain itu aku punya urusan yang harus kuselesaikan. Urusan apa"
Maksudnya urusan yang menyangkut soal Diva. Kata Mizuki, Aku benar, kan, Rei" Dari mana kamu tahu"
Leia menceritakan segalanya padaku, bahkan soal kekasihmu yang bernama Runa itu. kata Mizuki lagi, Aku turut prihatin mendengar dia diculik oleh Clematis.
Aku hanya diam. Rupanya Leia sudah menceritakan soal itu pada kakak-beradik Hanazaki ini. Sesaat tadi aku khawatir Mizuki tahu kalau Runa adalah Claydoll, tapi Leia tidak mungkin membocorkan informasi itu.
Baiklah kalau kamu ingin melakukan pemeriksaan sekarang. kata Yuzuki lagi, Mizuki, siapkan ruangan yang biasa. Aku akan menyusul ke sana beberapa menit lagi. Memangnya kau sedang apa" tanyaku.
Aku sedang membuat program baru untuk dimasukkan ke dalam replica DNA yang baru saja kudapatkan dari seseorang. Kata Yuzuki, Dan aku harus mengakui, replica DNA yang dikirimkan kepadaku benar-benar memiliki susunan DNA yang sangat kompleks, tanpa cela. Aku berniat mencobanya pada Raven yang baru, tapi& kurasa aku tidak bisa melakukannya karena izin praktekku masih ditahan oleh Komandan selama setengah tahun ke depan.
Ah& dia membicarakan izin prakteknya yang ditahan Komandan setahun yang lalu karena Yuzuki membuat kesalahan dalam pengembangan senjata terbaru. Memang itu bukan kesalahan yang fatal, andai saja yang dia jadikan percobaan bukan anak yatim-piatu yang seharusnya dilindungi dalam program perlindungan saksi. Komandan menahan izin prakteknya selama dua tahun karena menganggap percobaan itu illegal dan lebih seperti percobaan Clematis pada Claydoll mereka.
Tapi& Yuzuki menatap kearahku. Dan aku tahu jenis tatapan itu.
Jangan jadikan aku sebagai percobaanmu. Kataku, Aku tahu kamu ingin meminta hal itu dariku.
Ayolah, Rei-chan. Kali ini saja& ya" Tidak.
Oniichan, kamu ini apa-apaan, sih" Masih belum cukup kamu kehilangan izin praktekmu selama dua tahun" tegur Mizuki.
Yuzuki hanya mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan memasang ekspresi wajah cemberut.
Mizuki menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kakak kembarnya dan kemudian menoleh kearahku.
Ayo, Rei, kita segera ke ruang operasi . Katanya.
*** Ayano s Side Aku menatap siluet Runa Oneesan dari kursi tempatku duduk. Aku selalu menghabiskan waktu seperti ini, menjaga Runa Oneesan sambil menunggu Profesor Diva datang untuk memeriksanya dan memberitahuku perkembangan apa yang terjadi padanya. Kadang-kadang jika aku bosan, aku akan mengambil buku dari ruang perpustakaan di sebelah ruangan dan kemudian kembali duduk di sini sampai aku bosan.
Aku mengalihkan perhatianku pada buku di pangkuanku dan kembali tenggelam dalam aliran kata-kata novel yang kubaca. Salah satu buku bacaan favoritku yang kutemukan di ruang perpustakaan.
& ei& Aku mendongak ketika mendengar suara lirih itu. Kututup buku yang kubaca dan berjalan kearah tempat tidur Runa Oneesan dan menyibak tirai tipis yang menyelubungi tempat tidur tersebut. Kulihat bibirnya bergerak-gerak dan mengucapkan sesuatu dengan lirih. & Rei&
Aku tertegun mendengar bibirnya menggumamkan nama pemuda yang kubenci. Nama pemuda yang membuatnya koma seperti ini.
& Rei& Rei&
Runa Oneesan, aku berlutut di samping tempat tidurnya dan menggenggam tangannya. Oneesan, tidurlah dengan tenang. Tidak ada yang akan mengganggumu lagi& Aku mengelus rambut Runa Oneesan dan terus mencoba menenangkannya. Beberapa saat kemudian, dia kembali tenang dan aku menarik nafas lega. Akhirnya Oneesan kembali tenang.
Aku lalu duduk di samping kepalanya dan terus mengelus rambutnya yang lebih halus dari milikku. Aku senang melihat wajah Runa Oneesan. Wajahnya tampak damai. Tapi aku benci ketika dia mulai menggumamkan nama Kujo Rei. Aku benci ketika aku mendengar suaranya yang sedih dan lirih itu menyebut nama Kujo Rei.
Aku benci& aku benci&
Aku benci pada pemuda bernama Kujo Rei itu karena membuat kakakku seperti ini. Aku benar-benar membencinya!
Aku menggenggam sebelah tangan Runa Oneesan dan mendekatkannya ke pipiku. Oneesan& aku menghela nafas dan menatap wajahnya yang tampak damai itu, Aku berjanji aku akan membunuh orang yang sudah membuatmu seperti ini. Aku akan membuat orang itu merasakan kesakitan yang lebih daripada yang kamu rasakan.
Aku tahu aku tidak akan mendapat jawaban dari Runa Oneesan karena dia hanya diam dan tetap terbaring seperti ini. Tapi, aku yakin dia mendengarku, dan aku juga yakin dia mengerti apa yang kukatakan.
Kudengar suara pintu terbuka dan Profesor Diva masuk ke dalam sambil membawa berkasberkas di tangannya.
Ayano, kemarilah. Aku meletakkan kembali tangan Runa Oneesan di atas tempat tidur dan menghampiri Profesor Diva. Kulihat dia membuka berkas di tangannya dan menyerahkan salah satunya padaku.
Ini adalah berkas-berkas terbaru yang kudapatkan mengenai tim-tim yang dibentuk Raven untuk menangkapmu. Katanya, Kujo Rei masuk ke dalam tim yang dipimpin oleh Hirano Leia. Aku yakin kamu sudah pernah melihat wanita itu.
Aku menatap berkas di tanganku dan melihat nama-nama anggota Raven yang ada di sana. Salah satunya adalah nama Kujo Rei.
Jadi, apa yang akan kulakukan dengan ini"
Kemungkinan besar malam ini mereka semua akan diturunkan untuk mencarimu. Jadi hari ini kamu akan bisa melampiaskan dendammu pada mereka semua.
Aku hanya diam dan menatap nama Kujo Rei yang tertera pada berkas di tanganku. Profesor Diva,
Ya" Sebenarnya& apa hubungan Runa Oneesan dengan Kujo Rei" tanyaku. Aku selalu mendapati Oneesan mengigau namanya dengan nada sedih. Dan aku kepikiran& Lalu"
Aku& aku tidak tahu apakah Kujo Rei benar-benar harus kubunuh atau tidak. Aku memang dendam padanya karena membuat kakakku seperti itu. Tapi, apa benar seperti kata Anda kalau Kujo Rei menjebak Runa Oneesan dan kemudian mencelakainya hingga dia dalam keadaan koma sekarang ini"
Dia memang menjebaknya. Kata Profesor Diva. Kujo Rei adalah orang yang kejam. Dia tidak segan-segan membunuh orang-orang dari organisasi kita tanpa terkecuali. Dia menjebak kakakmu dengan mengatakan bahwa dia mencintainya, dan di saat aku tahu kalau dia menjebaknya, semuanya sudah terlambat.
Aku menahan nafas ketika aku mencoba membayangkan apa yang terjadi. Tapi, aku tidak sanggup membayangkannya lebih jauh.
Karena itulah, kamu harus membalaskan dendammu padanya karena sudah membuat kakak kesayanganmu seperti ini.
Aku memang akan membalaskan dendamku padanya. Kataku, Aku bersumpah akan membunuhnya.
Begitu lebih baik. Profesor Diva tersenyum. Sekarang& aku akan memberikanmu obat khusus. Obat ini akan meningkatkan kemampuanmu sebagai Claydoll terbaik yang pernah diciptakan.
CHAPTER 3 Leia s Side Aku selesai menata meja makan di ruang makan apartemen Rei ketika kudengar pintu terbuka dan Rei masuk ke dalam. Buru-buru aku mengelap tanganku dan melepas celemek yang kupakai dan menggantungnya di hanger pakaian yang ada di dekatku.
Tadaima. 8 Okaeri nasai 9 , Rei. kataku menyambutnya. Aku sudah menyiapkan menu sehat untukmu agar kamu bisa cepat sembuh.
Aduh& tolong deh, saat ini aku tidak ingin mendengar sesuatu yang terdengar mirip seperti di rumah sakit. keluhnya sambil meletakkan tas yang dibawanya ke lantai.
Aku terkekeh dan mengikutinya menuju dapur. Dia langsung mengambil tempat duduk dan menyeruput sup tofu 10 buatanku.
Hei, cuci dulu tanganmu! kataku.
Sebentar& aku sudah lama tidak memakan masakan buatanmu, jadi aku tidak bisa menahan diri. Makanan di rumah sakit rasanya sangat hambar, dan aku jadi kehilangan selera makan gara-gara itu.
Dia tersenyum lebar dan mengambil sumpit di dekatnya dan mulai memenuhi mangkuk nasi dengan berbagai macam lauk yang sudah kusiapkan.
Hmm& karaage 11 , favoritku.
Kamu ini& 8 Aku pulang. 9 Selamat datang
10 Dalam bahasa Indonesia artinya adalah tahu, makanan tradisional yang berasal dari Indonesia yang sangat terkenal
selain tempe. 11 Ayam goreng
Aku duduk di kursi di seberangnya dan ikut makan. Selama beberapa saat, tidak ada diantara kami yang berbicara, dan aku lebih senang melihat Rei makan dengan lahap seperti ini. Kurasa mood-nya sedang baik saat ini. Apakah karena dia bisa keluar dari rumah sakit hari ini"


The End Of The Dream Karya Angelia Putri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Oh ya, Leia, malam ini kita akan patroli untuk mencari tahu Claydoll yang katamu beberapa bulan terakhir ini membuat ulah, kan" tanyanya.
Ya. Tapi itu jika kamu sudah benar-benar sehat dan siap untuk kembali bertugas. Jawabku, Dari dokter yang menanganimu aku mendengar kamu masih harus beristirahat lagi selama seminggu penuh.
Aku sudah siap. Aku tidak perlu beristirahat lagi. katanya sambil menyuap karaage berukuran besar ke dalam mulutnya.
Aku tidak mau kamu membahayakan dirimu sendiri, Rei. Kamu masih belum Tadi aku ke rumah Mizuki dan Yuzuki untuk menyembuhkan kondisiku sepenuhnya. Selanya.
Kamu apa!" aku membelalak kaget, Kamu ke rumah Hanazaki bersaudara" Kapan" Tadi saat aku baru saja keluar dari rumah sakit. Aku meminta Leon mengantarkanku. Jawabnya enteng.
Kenapa kamu tidak mengatakan padaku kalau kamu bertandang ke rumah mereka" Untuk apa" Toh, aku ke sana hanya untuk memulihkan kondisi tubuhku. Sekarang aku sudah siap untuk tugas apa pun. Katanya lagi.
Aku hanya menatap Rei dengan mulut setengah menganga, masih tidak percaya kalau dia berani ke rumah Hanazaki bersaudara yang sering disebut oleh banyak anggota di markas sebagai Dua Ilmuwan Super Gila .
Well& memang ada alasannya Hanazaki Yuzuki dan adiknya, Mizuki dipanggil demikian, terutama setelah kejadian dua tahun lalu saat Yuzuki melakukan percobaan yang bisa dikatakan illegal pada anak kecil&
Jangan memasang wajah seperti itu, Leia. Biar bagaimanapun, Yuzuki dan Mizuki adalah orang yang menangani modifikasi pada DNA-ku. Yah& kesampingkan fakta bahwa Yuzuki melakukan percobaan illegal& kata Rei.
Aku hanya kaget kamu berkunjung ke tempat mereka tanpa memberitahuku. Kataku, Aku merasa sedih karena kamu lebih memilih diantar oleh Leon daripada aku. Leia, please, sikapmu benar-benar seperti ibuku saja.
Aku memang harus menjadi ibumu di saat yang diperlukan, kan" Contohnya seperti sekarang. balasku.
Rei membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi dan lebih memilih memakan makanannya sambil menggerutu tanpa suara.
Setelah makan, aku langsung menyuruh Rei untuk beristirahat. Aku tidak memerdulikan protesnya dan menendangnya ke dalam kamarnya.
Aku mencuci semua piring kotor dan setelahnya bersiap-siap pulang ketika ponselku berdering. Kuambil benda mungil itu dari saku bajuku dan melihat nomor asing tertera di layarnya.
Jangan-jangan Leon. Anak itu benar-benar, deh&
Aku menekan tombol menerima telepon dan menempelkan ponsel itu ke telinga kiriku. Halo"
Hai, Hirano Leia. Kuharap kau masih ingat dengan suaraku.
Aku tertegun mendengar suara di seberang telepon, sampai-sampai aku nyaris menjatuhkan tas yang kupegang.
Kau& Sepertinya kau tidak lupa dengan suaraku, baguslah. Suara itu kembali berbicara, Kalau kau sampai lupa dengan suaraku itu benar-benar kejam.
Mau apa lagi kau meneleponku" Bukankah sudah kukatakan kalau aku tidak mau lagi berurusan denganmu" kataku tajam.
Jangan kaku begitu, dong& aku hanya ingin menyapa teman lama. Apa aku tidak boleh melakukannya"
Aku bukan temanmu, dan selamanya tidak akan menjadi temanmu.
Kasar sekali& kau memang punya temperamen yang buruk kalau bukan di hadapan putramu, ya" Kata suara itu lagi, membuatku menahan nafas kaget.
Dari mana dia tahu Aku menghubungimu karena aku punya berita bagus. Perang akan dimulai malam ini. Kata suara itu, Malam ini, kita semua akan berpesta sampai mati. Dan mungkin putramu akan menjadi bintang utamanya.
Ap kau brengsek!! Kalau kau melakukan hal yang membuatku naik pitam, bersiap-siaplah. Aku tidak akan memaafkanmu.
Suara di seberang telepon tertawa, dan aku harus menahan diri untuk tidak kembali memakinya. Itu hanya akan membuatnya senang kalau aku masuk ke dalam alurnya.
Lucu sekali kau mengatakan hal itu. Padahal akulah yang berjasa mempertemukan putramu dengan gadis kesayangannya. Tapi, sepertinya kau tidak bisa berterima kasih dengan baik. Kau& kau juga tahu Runa-chan"
Oh, tentu saja aku tahu. Aku bahkan tahu di mana dan sedang diapakan dia sekarang. Di mana dia sekarang" Di mana Runa-chan" Katakan padaku!
Sepertinya kau sangat menyayangi gadis itu, ya" Apa karena dia adalah kekasih putramu" Suara itu tertawa lagi, Akan kuberi petunjuk, dia masih ada di Negara besi, tapi dia berada di dasar bumi yang tidak disadari oleh siapa pun.
Apa katakan yang jelas, di mana Runa-chan! Aku hanya ingin menyampaikan malam ini pesta akan dimulai pada malam di mana kesibukan terjadi. Sampai nanti kawan lama.
Ap tunggu! Shit! Aku menatap ponselku dengan kesal karena orang itu menutup teleponnya tanpa mau menjawab pertanyaanku. Kuhembuskan nafas dan memasukkan benda kecil itu ke dalam tasku. Sekilas aku melihat pintu kamar Rei agak terbuka, tapi mungkin itu Cuma perasaanku saja karena ketika aku menoleh pintu kamarnya masih tertutup rapat.
Aku memakai topi dan juga syalku, lalu berjalan meninggalkan apartemen.
*** Rei s Side Aku memastikan Leia sudah benar-benar menutup pintu. Dan ketika aku mendengar suara pintu yang terkunci, aku membuka pintu kamarku dan mencoba mencerna apa yang baru saja kudengar.
Yang menelepon Leia tadi adalah seseorang yang kemungkinan besar dibenci oleh Leia sampai-sampai wanita itu tidak mau menganggapnya lagi sebagai teman. Dan& orang itu juga tahu di mana keberadaan Runa!
Bagaimana bisa orang itu tahu di mana keberadaan Runa" Apa& apa Leia terlibat dengan Clematis" Aku memang tidak tahu seperti apa masa lalu Leia sebelum menjadi Raven. Tapi karena aku tidak sengaja mencuri-dengar pembicaraan Leia dengan seseorang di telepon& aku jadi berpikir apa dulunya Leia adalah anggota Clematis, sama seperti Komandan.
Pikiranku mulai penuh memikirkan semua ini& aku menghela nafas dan menggelenggelengkan kepalaku.
Mungkin aku harus menanyakannya pada Leon atau Alex, karena mereka berdualah yang mengenal Leia lebih dulu, dan mungkin saja, mereka tahu seperti apa masa lalu Leia.
*** Ayano s Side Aku mengikat kimonoku dengan obi 12 berwarna abu-abu dan menyelipkan tali yang biasa kugunakan untuk menaruh kedua pedangku. Setelah aku selesai mengenakan stocking dan geta hitam yang biasa kupakai, aku keluar dari kamar dan menuju ruangan Profesor Diva. Aku mengetuk pintu ruangan itu dan menunggu jawaban dari dalam.
Masuklah, Kubuka pintu itu dan melihat Profesor Diva sedang berkutat dengan berkas di tangannya. Dia duduk di kursi besar di balik meja dan sebelah kakinya diangkat hingga menampakkan kakinya yang jenjang dan putih di balik rok mini ketat yang dipakainya.
Ah, Ayano, dia mendongak menatapku dan tersenyum, Kau ingin menengok kakakmu" Aku mengangguk. Ini sudah menjadi semacam kebiasaan bagiku untuk mengunjungi Runa Oneesan sebelum dan sesudah aku bertugas.
Bisa tinggalkan kami berdua" tanyaku.
Tentu. Aku akan ke Room #1 untuk mengambil obat yang akan kau minum malam ini. Obat khusus yang kukatakan padamu tadi siang. Katanya.
Baiklah. Dia berdiri dari kursinya dan melepas kacamata yang tadi dipakainya untuk membaca. Aku mengawasinya pergi dan baru bergerak setelah pintu kembali ditutup.
Aku memasukkan kata kunci yang biasa kupakai untuk membuka dinding kaca tipis yang membatasi ruang kerja Profesor Diva dengan tempat tidur kakakku. Kulangkahkan kakiku menghampiri tempat tidur Runa Oneesan dan membuka tirainya. Keadaannya masih sama seperti biasanya. Dia masih tidur, dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan terbangun.
12 Ikat pinggang yang biasa dikenakan dengan yukata atau kimono.
Aku lalu duduk di samping kepalanya dan mengelus rambutnya. Aku selalu mengagumi rambut Runa Oneesan yang begitu halus dan lembut sejak pertama kali melihatnya. Aku juga mengagumi wajahnya, dan bulu matanya yang lentik. Runa Oneesan tampak seperti putri yang dikaruniai kecantikan yang tiada tara dan bisa membuat wanita lain iri. Aku tidak tahu apakah aku juga demikian, tapi Profesor Diva bilang kalau wajahku mirip dengan Runa Oneesan. Professor Diva membuatku mempunyai fisik dan wajah yang sama seperti kakakku, dan walau kami berdua sama persis baik dari segi wajah dan fisik, aku selalu merasa Runa Oneesan-lah yang paling cantik.
Oneesan, aku mencium keningnya dan terus mengelus rambutnya, Malam ini aku akan bertugas. Malam ini aku akan membunuh orang yang membuatmu menjadi seperti ini.
Dan& ketika aku berhasil membunuhnya, aku ingin Oneesan terbangun. Aku ingin sekali mendengar suaramu dan berbicara denganmu, Oneesan. Kataku.
Aku menghembuskan nafas dan mengecup keningnya lagi. Aku mengerjap-ngerjapkan mata, menahan genangan airmata yang akan jatuh.
Ketika Profesor Diva kembali dengan sebuah kotak persegi panjang di tangannya, aku segera berdiri dan menghampirinya. Ketika aku melewati batas antara tempat tidur kakakku dan ruang kerja Profesor Diva, dinding kaca yang tadinya masuk ke dalam lantai kembali naik dan menutup akses orang lain untuk mencapai tempat tidur tersebut.
Ini adalah obat terbaru yang kukembangkan. Kubuat khusus hanya untukmu. Kata Profesor Diva sambil membuka kotak di tangannya dan mengeluarkan sebuah suntikan. Kemarikan lehermu.
Aku menyibak rambutku yang kubiarkan tergerai dan membiarkan Profesor Diva menusukkan jarum suntik itu ke leherku. Ketika obat itu mulai memasuki tubuhku, aku bisa merasakan kekuatan mengalir dalam tubuhku.
Sudah selesai. Katanya menyimpan kembali suntikan itu ke dalam kotak. Obat ini bisa membuatmu bertahan sampai tugasmu selesai malam ini. Jadi, kau tidak perlu khawatir untuk mengamuk sampai puas.
Aku tersenyum tipis dan memakai sarung tangan dan juga topeng di wajahku. Aku memang selalu mengenakan topeng di setiap bertugas karena menurutku topeng ini akan menyembunyikan segala hal mengenai diriku dari orang lain yang akan menjadi targetku.
Kalau begitu, aku pergi dulu.
Ya, itterashai 13 , Ayano.
*** Rei s Side Aku mengenakan jasku dan menatap ke dalam cermin. Sudah lama sekali aku tidak mengenakan seragam ini, dan aku mengeluh dalam hati karena aku tampak tenggelam dalam pakaianku sendiri. Sepertinya aku jadi lebih kurus setelah selama tiga bulan berada di rumah sakit.
Aku menghela nafas dan mengenakan sabuk senjataku. Setelah memastikan semua lampu di apartemenku mati, aku keluar dari apartemen dan langsung menuju lobi, di mana Leon, Alex, dan Leia menungguku.
Ketika pintu lift terbuka, aku melihat mereka bertiga sudah menunggu di lobi dan Leon yang melihatku pertama kali.
Maaf membuat kalian menunggu. Aku harus membiasakan diri untuk tidak tampak tenggelam dalam pakaianku sendiri. kataku.
Ya& kau memang kelihatan lebih kurus daripada tiga bulan lalu. Tapi, toh pakaianmu masih cukup muat untuk badanmu, kan" kata Leon sambil nyengir.
Aku hanya memberinya tatapan membunuh yang bisa membuatnya mengkeret dalam sekejap. Sayangnya itu hanya harapan belaka, karena Leon hanya tertawa dan bukannya mengkeret ketakutan.
Sudahlah, kalian jangan bertengkar. Kata Alex menengahi, Ayo kita berangkat.
13 Hati-hati, bisa juga selamat jalan .
Kami berempat menuju mobil yang sudah menunggu di depan apartemen. Aku duduk di belakang bersama Leon dan membiarkan Leia dan Alex mengisi tempat di depan. Lagipula Alex yang menyetir dan Leia melakukan pencarian navigasi dari alat-alat serta GPS yang dipasang pada mobil ini.
Selama di perjalanan, aku masih memikirkan pembicaraan Leia dengan seseorang di teleponnya.
Leon, Apa" Leia itu& dulunya seperti apa, sih" tanyaku. Maksudku, kamu dan Alex mengenalnya lebih dulu, kan"
Hmm& sebenarnya aku juga baru masuk saat Leia menjadi anggota senior. Kata Leon. Alex yang lebih tahu soal Leia. Memangnya kenapa"
Tidak& aku hanya ingin bertanya saja. kataku, Ngomong-ngomong, apa kamu tahu warna asli rambut Leia apa"
Aku tidak tahu pasti, tapi kata orang yang pernah melihatnya, warna asli rambutnya berwarna keperakan.
Keperakan" Ya. Dan warna matanya berwarna biru sepertimu.
Aku termenung mendengar jawaban Leon. Jadi& rambut Leia sebenarnya berwarna keperakan" Aku baru tahu&
Lalu, kenapa dia sering menggonta-ganti warna rambutnya" tanyaku lagi. Entahlah, Leon mengedikkan bahu, Kamu kenapa bertanya soal itu, sih" Kamu mulai suka dengan Leia" Jangan-jangan& kamu penyuka wanita tua, ya" Mau menjadikan Leia sebagai targetmu"
Enak saja! Leon tertawa melihat reaksiku.
Apa yang sedang kalian bicarakan di belakang sana" tanya Leia tanpa mengalihkan perhatiannya dari alat navigasi di hadapannya.
Bukan sesuatu yang penting. Kataku sambil mendelik sebal pada Leon yang masih tertawa. Leon, tolong jangan menggoda Rei. Kita sedang bertugas di sini. ujar Alex. Heran deh, belakangan ini kamu sering sekali menggoda Rei.
Karena dia terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit, aku tidak punya kesempatan untuk meledeknya di tempat kerja. Jawab Leon spontan.
Oh, pantas saja kau sering ke rumah sakit. Rupanya untuk meledekku. Kataku. Leon kembali tertawa.
Sudah, sudah. Kalian berdua ini selalu saja ribut. Lama-lama kalian mirip kucing dan anjing saja! kata Leia lagi.
Kami berdua lalu sama-sama diam. Tapi, aku masih memikirkan ucapan Leon tadi soal warna asli rambut Leia. Memang tidak ada hubungannya sih. Hanya penasaran kenapa Leia menyembunyikan warna asli rambutnya.
Memang warna rambut yang keperakan sangat jarang di Edenia. Tapi& Ah, kalau kupikirkan lagi malah membuatku tambah pusing.
Bunyi alarm peringatan pada alat navigasi mobil membuat kami berempat langsung terduduk tegak. Leia menekan tombol untuk memperlihatkan di mana letak tanda peringatan itu dikirimkan.
Distrik Tiga, Four Street. Kata Leia, Itu tidak jauh dari tempat kita sekarang. Apa ada laporan lain"
Oni-hime, kata Leia lagi, Claydoll itulah yang menyerang daerah Four Street. ***
Ayano s Side Aku menyerang anggota Raven yang berdiri di hadapanku dan tidak memberikannya kesempatan untuk bernafas. Aku juga melakukan hal yang sama pada yang lain yang kutemui. Bau darah yang menyengat dan asap yang membumbung tinggi membuatku tertawa dan menginginkan lebih banyak darah di mana-mana.
Kalian lemah!! kataku sambil tertawa dan kembali menyerang.
Aku tidak memperdulikan darah yang menciprati tubuh dan pakaianku ketika aku menyerang orang-orang di hadapanku. Justru aku memerlukannya karena aku menyukai warna merah yang mengalir dari tubuh tak bernyawa mereka.
Ahahaha!!! Itu di sana! Aku menoleh kearah para anggota Raven lain yang baru datang dan tersenyum lebar. Mangsa
baru. Bunuh dia! Mereka semua menyerangku secara bersamaan, namun aku segera melompat menghindari sabetan pedang yang ditujukan kearahku. Kuhindari semua peluru yang mengarah ke tubuhku dengan mudah dan menyabetkan kedua katana-ku pada mereka. Darah yang menyembur dari tubuh mereka yang terluka membuatku kembali tertawa.
Ah& kalian terlalu lemah. Tidak menarik. Aku menatap tubuh mereka yang terluka dan kebanyakan sudah tidak bernyawa.
Aku mengayunkan pedangku tanpa melihat ke belakang kearah seorang anggota Raven yang kelihatannya ingin menyerangku secara diam-diam. Aku menatap datar kearah tubuhnya yang jatuh dan membasahi tanah dengan warna merah darahnya.
Aku ingin mainan yang lebih menarik dan lebih kuat& kataku, Tidak adakah diantara kalian yang cukup kuat untuk bermain denganku" Membosankan sekali&
Aku berjalan melewati mayat-mayat yang bertebaran di sekitarku. Tidak menarik. Aku belum bertemu dengan Kujo Rei, dan aku belum puas mengayunkan senjataku sampai pagi menjelang. Aku ingin membunuh Kujo Rei.
Aku ingin& aku ingin& membunuhnya.
Aku mengayunkan kedua katana-ku pada setiap Raven yang berusaha menghalangiku. Membosankan& membosankan&
Seberkas cahaya menyilaukan datang dari arah berlawanan. Aku memicingkan mata melihat sebuah mobil berhenti beberapa meter di hadapanku. Dari dalam mobil itu keluar empat orang anggota Raven, dan sekilas aku melihat warna keperakan diantara mereka.
Senyumku bertambah lebar ketika aku menyadari siapa pemilik warna keperakan itu. Seorang pemuda berambut putih perak yang kucari-cari.
Mitsuketa& 14 14 Ketemu& CHAPTER 4 Leia s Side Ketika kami sampai di Four Street, aku langsung bergidik ngeri melihat hampir seluruh wilayah itu dilahap oleh api besar yang menyala terang. Bahkan ketika kami keluar dari mobil, bau asap dan darah bercampur menjadi satu. Kalau saja aku bukan anggota Raven dan hanya seorang manusia biasa, tentu aku sudah muntah karena mencium bau ini.
Astaga& ini lebih mengerikan daripada yang kubayangkan. Kata Alex. Leia, coba kamu hubungi tim lain yang lebih dulu sampai ke sini.
Baik. aku mengambil alat komunikasi di dalam saku jasku dan mencoba menghubungi tim
lain. Oi, coba lihat itu! Kami menoleh kearah yang ditunjuk oleh Leon dan melihat seorang gadis berpakaian serba hitam tampak berdiri membelakangi api yang melahap daerah Four Street. Kedua tangan gadis itu masing-masing menggenggam sebuah katana yang menitikkan darah, dan aku tidak ingin tahu darah siapa itu.
Itu& Oni-hime. Kataku sambil menyentuh nunchaku 15 yang ada di pinggangku. Leon, Alex, dan Rei juga menyentuh senjata mereka masing-masing, bersiaga kalau gadis itu mendadak menyerang.
Mitsuketa& gadis itu tersenyum lebar, Kenapa kalian lama sekali" Aku sudah bosan bermain-main dengan mereka.
Ah& kau pasti Hirano Leia, dia menunjukku, & Alex Hopkins& Sam Leon& Tangannya menunjuk kearah Rei, dan senyumannya berubah menjadi senyuman keji yang membuatku merinding.
15 Senjata tradisional Jepang yang terdiri dari dua batang kayu yang salah satu ujungnya tersambung dengan rantai. Kayu pada nunchaku bisa digantikan dengan besi.
& Kujo Rei. Ahaha& aku sudah menunggumu dari tadi. katanya, Aku sudah menunggumu lama sekali& untuk membalas dendam!
Dia baru mengatakannya sepersekian detik yang lalu, dan entah sejak kapan sudah berdiri di hadapan Rei yang berdiri tepat di belakangku.
Rei!! Kami semua menoleh kearah Rei dan segera menjauhkan gadis itu darinya. Ia berhasil menghindari serangan kami dan melompat ke udara. Gadis itu mendarat di atas tanah dengan gaya yang teramat gemulai dan seakan dia sudah terbiasa melakukannya.
Tapi, mengingat gadis itu adalah Claydoll, sudah tentu dia sering melakukannya. Gadis itu menjilat sudut bibirnya yang sepertinya kecipratan darah seseorang dan tertawa terbahak-bahak. Tawanya seperti tawa orang yang sudah gila.
Aku tidak menyangka kalian akan menyerangku secara bersamaan. Kukira kalian akan menyerang satu-satu seperti anggota-anggota kalian yang bodoh itu. katanya, Ah& tapi aku sedang tidak ingin diganggu. Yang ingin kuhabisi malam ini adalah Kujo Rei. Jadi, jangan mengganggu urusanku dengannya.
Entah kenapa suara gadis itu menyiratkan dendam yang amat besar. Dan kenapa dia mengatakan hanya mengincar Rei"
Lawan kami dulu, gadis muda. Kau yang membuat kekacauan ini" tanyaku. Hmm& dilihat sendiri juga pasti kau tahu, kan" dia tersenyum lebar, Bukankah ini lucu" Kalian diperintahkan untuk menyelidiki dan menginvestigasiku, namun berakhir terbaring di tanah merah" Ah& bau darah ini juga menenangkan. Akan lebih baik jika darah pemuda berambut perak itu juga menghiasi tempat ini.
Oke. Gadis ini bukan hanya seorang Claydoll. Dia psikopat gila!
Tapi& kalau aku terburu-buru menghabisi kalian, itu tidak asyik. Gadis itu mengetukngetuk dagunya, Andai saja Runa Oneesan melihat ini, mungkin dia akan senang. Runa Oneesan" aku yakin bukan hanya aku yang bingung dengan ucapan gadis itu, tapi Rei, juga Leon dan Alex.
Jangan bilang kalian lupa pada orang yang kalian jebak dan nyaris kalian bunuh. Gadis itu mendadak tampak marah, Aku tidak akan memaafkan kalian karena sudah membuat kakakku terbaring koma, terutama kau!
Gadis itu lagi-lagi menunjuk kearah Rei.
Aku akan membunuhmu& aku akan membunuhmu sekarang!!
*** Rei s Side Ketika melihat gadis itu, aku sempat mengira bahwa dia adalah Runa. Namun, suaranya sedikit berbeda dari Runa. Dan warna bola matanya yang terlihat dari balik topeng yang dikenakannya, dia jelas-jelas bukan Runa. Secara fisik, gadis itu sangat mirip dengan Runa. Tadi dia bilang& Runa Oneesan" Apa yang dia maksud adalah Runa" Hanae Runa"
Aku akan membunuhmu& aku akan membunuhmu sekarang!!
Dia baru mengatakannya, namun tahu-tahu saja dia sudah kembali berdiri di hadapanku dengan pedang terhunus. Cepat-cepat aku menangkis serangannya dan terkejut melihat tatapannya di balik topeng yang dikenakannya, terlebih lagi kekuatannya. Kekuatannya sama dengan kekuatan yang dimiliki Diva!
Dia kuat! Ah, ya& sebaiknya aku tidak membunuhmu terlebih dulu. Gadis itu tersenyum dengan mengerikan, Pertama-tama aku akan membuatmu menderita, lalu akan kubunuh kau pelanpelan. Itu pasti lebih menarik, melihatmu kesakitan& tidak berdaya&
Jangan mimpi! Aku mendorongnya mundur dan mengayunkan pedangku. Gadis itu dengan mudah menghindari seranganku dan mundur beberapa langkah. Dia tertawa terbahak-bahak. Begitu& bermainlah denganku dulu, sebelum aku membunuh kalian semua! Gadis itu psikopat gila. Kata Leon yang berdiri di sebelahku, Pantas saja dia disebut Onihime. Sikap dan tindakannya memang mirip iblis.
Aku sependapat. Aku mengangguk.
Kalian jangan lengah. Saat ini dia adalah Claydoll paling mematikan yang pernah dimiliki Clematis. Kata Leia, Dia berbahaya.
Aku tahu itu& kataku, tapi kenapa fisiknya& sama seperti Runa" Dan tadi dia bilang Runa Oneesan "
Aku juga tidak tahu. Tapi sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di sini. Kata Leia. Sepertinya memang begitu, terutama ketika melihat gadis di hadapan kami masih tertawa-
tawa. Ah& wajah kalian lucu sekali saat ini, andai bisa kuabadikan, dan Runa Oneesan bisa melihatnya.
Hei, Runa Oneesan& apa maksudmu dia adalah Hanae Runa" tanyaku. Gadis itu berhenti tertawa dan sepertinya menatapku lekat-lekat.
Apa kau lupa pada orang yang sudah kau sakiti, Kujo Rei" Kau lupa tentang Runa Oneesan" gadis itu mendengus, Rupanya yang dikatakan Profesor Diva benar. Kau kejam, tidak berperasaan. Kau bahkan tega menjebaknya hanya untuk membunuhnya!!
Apa" Gadis itu mengatakan sesuatu yang benar-benar aneh. Aku menjebak Runa" Ide dari mana
itu" Aku tidak pernah menjebaknya. Kataku, Aku tidak pernah sekalipun menjebak Runa.
Kau bohong!! gadis itu menjerit, Kau bohong! Kau bohong! Kau bohong!! Gadis itu melepas topeng yang menutupi sebagian wajahnya. Dan aku yakin bukan hanya aku saja yang tersentak kaget melihat wajahnya yang terlihat oleh sinar api yang masih menyala-nyala di sekitar kami.
Wajah itu& Runa& Wajahmu...
Kau kaget melihat wajahku" Tentu saja kau akan kaget, ya" gadis itu tertawa histeris, Bagaimana rasanya melihat wajah orang yang sudah kau jebak dan nyaris kau bunuh" Ap
Gadis itu memakai kembali topengnya, Karena kalian sudah melihat wajahku, aku tidak akan ragu lagi. Katanya, Malam ini, aku akan membunuh kalian semua!
Dan setelah mengatakannya, gadis itu kembali menyerang.
*** Leia s Side Rei!! Gadis Claydoll itu berlari sangat cepat kearah Rei dan aku secara refleks berlari untuk melindungi Rei. Ketika pedang gadis itu berbenturan dengan senjataku, kedua tanganku langsung bergetar karena menahan serangannya yang berkekuatan sangat besar.
Tidak habis dengan itu, katana yang dia pegang di tangannya yang satu lagi ikut beraksi hingga mengenai lengan kiriku dan membuat sedikit sobekan di sana.
Aku segera memukul mundur gadis itu dan menyerangnya balik, tapi gadis ini ternyata cukup lincah. Dia dengan mudah menghindari semua seranganku.
Tidak& tidak hanya seranganku. Claydoll ini juga bisa dengan mudah menghindari serangan Leon dan Alex. Bahkan Rei yang ikut menyerang pun bisa dia tangkis dengan mudah serangannnya. Padahal kami berempat dan dia hanya sendirian. Kekuatannya benar-benar lebih besar daripada Claydoll yang biasa kami tangani.
Dia benar-benar iblis. Gadis ini terlalu kuat. Kataku, Apa dia tidak punya kelemahan"
Kalau kita bisa menemukan kelemahannya& itu akan menguntungkan. Sahut Alex, Tapi, Claydoll yang satu ini& dia benar-benar sangat kuat.
Kami berempat terus menyerang gadis itu, tapi dia bisa dengan mudah menghindari semua serangan kami. Bahkan tidak hanya bisa menghindar, dia juga berhasil membuat kami terkena serangannya.
Ukh!! Aku meringis ketika untuk ke sekian kalinya pedangnya mengenai tubuhku dan kali ini mengenai tepat di bahu kananku.
Aku mundur beberapa langkah dan Rei menggantikanku menyerang. Sebenarnya, saat ini yang masih bisa menyerang Claydoll itu hanyalah Rei karena kami semua terluka cukup parah di beberapa bagian tubuh.
Aku menatap pertarungan mereka berdua, Rei dan gadis Claydoll itu, dengan sedikit terkesima. Baik kecepatan, kekuatan, dan aura mereka nyaris sama. Tapi aura gadis itu lebih gelap dan penuh kebencian. Aku bisa merasakannya, berkat kemampuan yang kudapatkan dari mutasi DNA-ku. Salah satu kemampuanku adalah merasakan perasaan orang lain, lebih mirip seperti six sense. Tapi yang ini lebih efektif.
Mereka sama-sama kuat, kata Alex berdiri di sebelahku, Aura mereka juga mirip. Kau merasakannya juga" tanyaku kaget.
Tidak perlu kemampuan six sense sepertimu untuk mengetahuinya. Ujar Alex, Kalau saja Rei tahu siapa dirinya sebenarnya, mungkin kita bisa memanggilnya sebagai Pangeran Iblis. Kau jangan bercanda, Alex! sergahku, Itu& tidak&
Aku menatap lagi pertarungan di hadapan kami dengan sedikit cemas. Bukan& bukan cemas kalau Rei bertindak ceroboh, tapi lebih dari itu.
Aku cemas karena memikirkan ucapan Alex barusan. Kalau saja Rei tahu siapa dia dulunya& siapa dirinya yang sebenarnya&
Aku yakin itu lebih mengerikan daripada Claydoll yang mengamuk.
*** Rei s Side Ayo, serang aku lagi! Kau tidak mungkin lelah hanya karena satu-dua serangan, kan!" kata gadis itu sambil tertawa, Lagi! Lagi!!
Sial. Gadis ini bukan hanya Claydoll psikopat dan gila, tapi juga haus akan rasa membunuh. Dan dia juga memiliki wajah seperti Runa, hingga membuatku sering ragu untuk menyerangnya. Ini benar-benar tidak bagus&
Akh! Aku meringis ketika katana-nya mengenai bahu kananku dan membuatnya berdarah. Aku melompat mundur.
Gadis itu menyentuh pipinya yang bernoda darah dan menatap darah di tangannya, Ini masih kurang& katanya, akan lebih baik jika kamu menyerah saja dan mati. Ah& tapi aku sudah berjanji akan menghabisimu pelan-pelan, jadi aku tidak mungkin membunuhmu sekarang, kan" Kau sakit. Kataku.
Terserah kau mau menyebutku apa, Kujo Rei. Asalkan aku bisa membalaskan dendamku padamu. Balasnya.
Aku tidak tahu kenapa kau begitu dendam padaku& tapi, kau menyebut Runa dengan sebutan Oneesan. Apa kau adiknya" Adik kandungnya"
Pertanyaan itu adalah pertanyaan konyol yang seharusnya tidak kutanyakan di saat-saat seperti ini. Tapi aku didera rasa penasaran. Setahuku Runa tidak memiliki adik kandung. Ibu panti asuhan dulu juga pernah bilang Runa dititipkan oleh seorang pria (yang kuasumsikan adalah Shion) dan mengatakan dia akan diambil oleh ibunya jika saatnya tiba.
Tapi, gadis ini& dia memiliki fisik dan wajah seperti Runa. Apa Runa sebenarnya punya saudara kembar"
Andai aku benar-benar adik kandung Runa Oneesan, katanya, Tapi sayangnya aku bukan adik kandungnya. Ah& tapi aku tidak perlu menjelaskan semuanya padamu, kan" Kau hanya perlu mati malam ini juga.
Dia kembali menyerangku, dan kali ini aku bisa menangkis serangannya. Sinar mata di balik topengnya yang menatapku tampak haus darah.
Aku& tidak tahu dari mana kau menganggapku sebagai penyebab Runa koma, kataku, Aku bahkan tidak tahu di mana Runa sekarang karena Diva menculiknya dariku.
Kau bohong. Desisnya, Profesor Diva yang merawat Oneesan dan dia yang mengatakan padaku bahwa kaulah yang menjebaknya dan hendak membunuhnya!
Aku tidak pernah melakukannya! balasku, Aku mencintainya, untuk apa aku membunuhnya!"
Gadis itu terdiam mendengar ucapanku. Matanya menatapku lekat-lekat seolah mencari kebenaran di wajahku.
Aku tahu kau berbohong& kau bohong! Kau bohong!!
Dia memukulku mundur dan mengayunkan kedua katana-nya secara bersamaan. Sabetan kedua senjatanya mengenai kaki kanan dan tangan kiriku hingga aku jatuh terjatuh ke tanah. Aargh!!
Aku tidak percaya padamu, Kujo Rei. Tidak sedikit pun aku percaya pada kata-katamu. Dia mengangkat sebelah tangannya tinggi-tinggi. Siluetnya yang terbentuk karena nyala api yang ada di belakangnya membuatnya tampak misterius sekaligus mengerikan. Setidaknya bagi orang yang pertama kali melihat pembunuh seperti dirinya.
Pertama-tama aku akan memotong lengan kananmu, lalu lengan kirimu. Hmm& mungkin juga aku akan langsung menusukmu tepat di jantung" Itu pasti lebih mengasyikkan. Kau&
Bersiaplah, Kujo Rei, untuk menderita!!
Aku menunduk dan berusaha untuk tidak termakan oleh omongannya.
Tapi sedetik, dua detik& aku tidak merasakan rasa sakit. Sebaliknya, aku mendengar suara pedang yang jatuh, dan ketika aku mendongak, aku melihat gadis itu menusuk lengannya sendiri. Namun wajahnya tampak kaget dan dia menatap tangannya yang terluka dari balik topeng yang dikenakannya.
O, Oneesan& " CHAPTER 5 Ayano s Side Aku yakin aku akan menusukkan katana-ku ke tubuh Kujo Rei ketika lengan kiriku bergerak sendiri dan menghalangi katana itu menembus tubuh orang yang hendak kubunuh. Bilah tajamnya menembus punggung tangan kiriku. Aku memang tidak merasakan kesakitan, bahkan luka seperti ini tidak akan membuatku kehilangan banyak darah atau apa, namun yang membuatku terkejut adalah suara yang berbicara di dalam kepalaku dan itu bukan suaraku!
Jangan bunuh Rei! Kumohon jangan bunuh dia!
Aku terkesiap mendengar suara itu memohon padaku. Suara itu sangat mirip dengan suara yang selalu kudengar sedih dan lirih di setiap kunjunganku ke ruangan Profesor Diva. O, Oneesan& "
Tolong, jangan bunuh Rei& dia tidak bersalah atas semua yang terjadi. suara itu bergema lagi di kepalaku, Jangan bunuh Rei, kumohon&
Hentikan& apa-apaan ini"!
Aku mencabut katana yang menancap di lengan kiriku dan mengernyit merasakan gesekan bilahnya pada daging tubuhku.
Apa& -apaan ini" Kenapa Oneesan&
Aku menatap tanganku yang berdarah kemudian kearah Kujo Rei yang memandangku dengan kening berkerut. Kepalaku tiba-tiba berdenyut sakit dan aku melepaskan teriakan kesakitan sambil memegangi kepalaku dengan kedua tangan.
AAARRGGHH!! Sekelebat ingatan menyeruak di dalam otakku. Ingatan di mana Runa Oneesan dan Kujo Rei sedang bersama. Aku melihat dalam ingatan itu Oneesan tersenyum.
Tersenyum& senyum yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Senyum itu& senyum tulus& Hentikan!! Cukup!!
Aku mengayunkan pedangku tanpa kendali kearah Kujo Rei. Namun pemuda itu berhasil mengelak dari seranganku dengan menghindar ke samping. Aku menatapnya penuh kebencian dan mencoba menyerangnya lagi. Namun rasa sakit di kepalaku mengambil alih dan membuat konsentrasiku buyar. Aku tidak bisa menyerang dengan baik dan dalam keadaan seperti ini, posisiku terancam.
Kusarungkan kembali kedua pedangku dan menatap Kujo Rei dari balik topengku. Kali ini aku akan membiarkanmu hidup, kataku, tapi ketika kita bertemu lagi, bersiaplah untuk mati!
Aku berbalik dan berlari cepat meninggalkan tempat itu, sebelum aku benar-benar kehilangan kewarasanku.
*** Leia s Side Aku masih belum pulih dari keterkejutanku saat melihat gadis Claydoll itu menghilang dengan cepat. Tapi aku harus memeriksa keadaan anggota timku dan memastikan mereka baik-baik saja. Leon, Alex, kalian baik-baik saja" tanyaku.
Hanya luka kecil& tidak masalah. Kata Leon sambil meringis dan memegangi lengan kanannya yang terkulai di sisi tubuhnya.
Alex" Aku juga tidak apa-apa. Hanya luka sayatan seperti ini tidak berarti apa-apa bagiku. Ujarnya.
Aku mengangguk dan segera menghampiri Rei yang masih terduduk di tanah. Kulihat pakaian yang dikenakannya berkilat karena darah, terutama di bahunya.
Rei, kamu baik-baik saja" tanyaku.
Tapi Rei tidak merespon. Matanya menatap ke depan, namun tatapannya tampak kosong.
Rei" Rei!" A, ah& ya" dia menoleh dan menatapku bingung, Ada apa, Leia" Aku bertanya apa kamu baik-baik saja" Apa ada luka yang serius" tanyaku lagi. Err& tidak ada. Hanya bahuku saja yang kelihatannya cukup parah. jawabnya. Aku melirik bahunya yang memang mengeluarkan darah cukup banyak, dan menghela nafas. Kalau begitu, kita semua tidak mengalami luka serius, kataku. sebaiknya kita menghubungi pemadam kebakaran dan memeriksa daerah di sekitar sini. Kita harus tahu bagaimana keadaan tim yang lain dan juga, kita perlu merawat luka-luka kita.
*** Leia s Side Setelah kami melakukan pengecekan di daerah yang diserang oleh Oni-hime, aku mendapati lebih dari 40 orang anggota Raven yang tergabung dalam tim investigasi ini tewas. Sisanya mengalami luka berat dan bahkan kehilangan salah satu anggota tubuh mereka(yang sebenarnya tidak ingin kukatakan, tapi harus kukatakan, dengan alasan laporan).
Tidak ada korban yang selamat dari kejadian ini, dan kejadian ini benar-benar& mengerikan. Hampir setengah daerah dari Four Street hangus terbakar dan tidak ada harta benda maupun jiwa yang bisa diselamatkan.
Namun, sebagai anggota Raven, kami harus menjadikan ini sebagai pelajaran agar di kemudian hari tidak terulang lagi, terutama bagi anggota senior sepertiku, Leon, Alex, dan Rei. Kami berempat adalah yang paling senior diantara yang lain, jadi kami harus terlihat lebih bisa menganalisis keadaan dan bisa mengatur strategi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Aku menghampiri Rei yang sedang diperiksa oleh salah satu tim medis. Aku menganggukkan kepala pada anggota medis itu dan duduk di sebelah Rei. Kusodorkan gelas kertas berisi kopi di tanganku padanya.
Terima kasih, dia menerima gelas kertas itu dan meminum isinya sedikit, Pahit. Kopi memang biasanya pahit, kan" kataku. Bagaimana keadaanmu" Baik-baik saja.
Maksudku bukan keadaan tubuhmu, tapi hatimu. Kataku lagi. Claydoll tadi& kamu melihat wajahnya, kan"
Aku lihat, tapi aku tahu itu bukan Runa. katanya. Dari mana kamu bisa tahu"
Matanya berwarna merah, dan dia tidak mengenakan anting yang sama sepertiku. Aku bisa melihat di telinga kanannya tidak ada bekas tindikan sedikit pun. Kata Rei, Dan juga& di tubuhnya tidak ada bekas luka. Aku tahu kamu sudah membawa Runa pergi ke salon dan semacamnya untuk menghilangkan bekas-bekas luka di sekujur tubuhnya di hari pertama kita bertemu dengannya, tapi bekas lukanya tidak sepenuhnya hilang, dan hanya aku yang bisa melihatnya.
Aku tertegun mendengar ucapan Rei. Memang aku pernah membawa Runa ke salon dan menghilangkan seluruh bekas luka di sekujur tubuhnya. Tapi aku tidak tahu bekas-bekas luka itu tidak sepenuhnya hilang.
Karena itukah kamu bisa menyerangnya tanpa ragu" tanyaku.
Aku memang ragu saat menyerangnya. Apalagi wajahnya yang mirip dengan Runa& Rei menghela nafas, Dia bilang dia adalah adik Runa, tapi bukan adik kandungnya. He" Maksudnya"
Sepertinya dia dibuat oleh Diva untuk menggantikan Runa. Dari ucapan gadis itu, dia mengatakan bahwa Runa dalam keadaan koma, tidak sadarkan diri. Dia menyalahkanku karena membuat Runa koma, padahal aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa dia koma, kecuali& Kecuali apa"
Gadis itu... tadi dia menusuk lengannya sendiri dan mengatakan sesuatu yang aneh. Sesuatu yang aneh" Seperti apa"
Tidak ada apa-apa... Rei menggeleng dan menyesap kopinya lagi.
Beberapa saat kemudian kami semua diperbolehkan pulang. Kali ini aku yang mengemudikan mobil karena mobil yang kami gunakan adalah mobilku. Aku mengantar Rei palign akhir karena selain apartemennya yang paling jauh, arah tempat tinggal kami sama.
Saat ini hanya tinggal aku dan Rei yang ada di mobil. Rei terus menatap keluar jendela mobil dan dia kelihatannya memikirkan sesuatu.
Rei, kamu memikirkan apa"


The End Of The Dream Karya Angelia Putri di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak memikirkan apa-apa. Jawabnya.
Apa kamu memikirkan soal gadis Claydoll itu" tanyaku lagi.
Tidak... aku memikirkan Runa. Katanya, Aku khawatir pada keselamatannya. Aku tersenyum dan menepuk kepalanya pelan, Aku yakin dia baik-baik saja. Gadis itu bilang dia koma, kan" Bukan berarti dia meninggal, Rei.
Aku tahu, tapi... tetap saja aku kepikiran. Terutama karena gadis itu mengatakan kalau dia akan membunuhku jika kami bertemu lagi.
Jangan terlalu dipikirkan lagi. Itu hanya gertakan saja. Kataku sambil menghentikan mobilku di depan pintu lobi apartemennya. Kita sudah sampai.
Sudah sampai" Kamu tidak sadar kita sudah berada tepat di depan lobi apartemenmu" aku tertawa, Makanya jangan sering melamun.
Iya, iya... dia melepas sabuk pengaman dan membuka pintu, Terima kasih sudah mengantarkanku, Bu.
Apa" Aku menatap Rei yang sudah bersiap hendak pergi dengan sedikit terkejut.
Tadi... kamu bilang apa"
Aku tidak boleh memanggilmu Ibu, ya" tanyanya polos.
Ah, eh... bukan. Bukan itu... aku menggeleng, Aku hanya... kaget saja. Tumben sekali kamu memanggilku ibu. Biasanya kamu hanya memanggilku dengan namaku saja.
Anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena sudah mengantarkanku. Dia tersenyum lebar. Sampai jumpa besok, Bu.
Lagi-lagi aku tertegun mendengarnya memanggilku ibu untuk yang kedua kalinya. Aku mengawasi Rei sampai dia masuk ke dalam lift. Setelah yakin dia sudah masuk ke dalam lift, aku mengemudikan mobilku keluar dari lingkungan Apartemen Ichizuku dan langsung pulang ke apartemenku sendiri.
--- Aku memasukkan kata kunci apartemenku dan menunjukkan card ID ke mesin scanner di atas kotak password. Kubuka pintu apartemenku dan masuk. Saat aku menginjakkan kakiku ke lantai,lampu-lampu kristal langsung menyala dan aku menghembuskan nafas.
Interior apartemen yang kutempati memang kudesain sendiri, karena gedung apartemen tempatku tinggal memperbolehkanku mengganti interior ruangan sesuka hati pemiliknya. Apartemen ini termasuk yang paling mahal, karena aku mengutamakan privasiku terjaga.
Lagipula cukup sulit menemukan apartemen yang terbaik dan bisa menjaga keamanan privasi penghuninya di perbatasan Distrik Tiga dan Distrik Empat. Tapi, syukurlah aku bisa menemukan apartemen yang cocok untukku, dn juga privasiku.
Aku melepas seragamku dan duduk di sofa merah beludru di ruang tamu dan menyalakan musik. Lagu klasik mengalun di seluruh penjuru apartemenku dan membuatku agak rileks. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan, melihat warna merah muda di mana-mana dan juga wallpaper bermotif daun-daun momiji yang berguguran. Memang tidak serasi dengan warna cat dindingnya, tapi aku suka hal yang bertentangan, karena di dunia ini, walaupun segala hal berjalan selaras, tapi terkadang ada pertentangan yang terjadi, sekecil apa pun itu.
Aku berdiri dan menghampiri rak kecil berisi kumpulan album foto dan juga beberapa pigura foto. Mataku menatap lurus kearah salah satu pigura foto yang menunjukkan diriku bersama seorang bayi laki-laki mungil dalam gendongan. Saat itu aku masih belum mewarnai rambutku dan mataku masih berwarna biru bening, layaknya bola kaca.
Aku mengambil pigura itu dan menatapnya lekat-lekat. Tanganku menyentuh foto bayi yang ada dalam gendonganku. Bibirku bergetar ketika mengingat berat badan bayi itu dalam pelukanku. Aku melirik pigura foto yang lain, yang menunjukkan diriku yang mengenakan gaun pengantin putih dan juga seorang pria dengan tuksedo. Itu adalah foto pernikahanku yang diambil lebih dari 18 tahun yang lalu.
Semua orang mengira aku adalah wanita yang sering gonta-ganti pacar tidak peduli berapa usiaku sebenarnya. Tapi, andai saja mereka tahu kalau aku dulunya pernah menikah dan memiliki anak& mereka pasti akan kaget dan mungkin akan meninggalkanku sendirian. Para pria biasanya tertarik padaku karena kecantikanku, dan aku sering menggunakan hal itu untuk mengeruk informasi dari target Raven yang biasanya pengedar narkoba atau mafia gelap.
Aku menghembuskan nafas dan membawa foto bayi itu ke dadaku dan memeluknya erat, berusaha membayangkan bayi itu dalam pelukanku& tidak, aku ingin membayangkannya sudah dewasa dan sedang bermanja-manja padaku.
Rei& aku menyebut nama bayi itu dan menghela nafas, & andai saja kamu tahu kalau kamu& adalah putraku.
*** Ayano s Side Aku masuk ke dalam kamarku dan segera mencuci tanganku yang terluka. Kini aku benar-benar merasakan rasa sakit yang amat sangat dari tangan kiriku yang terluka. Setelah kurasa lukanya sudah cukup bersih, aku pergi mencari kotak obat dan segera merawat lukaku sendiri.
Ketika aku baru saja selesai membalut lukaku, pintu kamarku dibuka dan Profesor Diva masuk ke dalam.
Kudengar kau tidak membunuh Kujo Rei dan timnya. Benarkah" tanyanya. Aku tidak bisa membunuhnya malam ini. kataku.
Oh ya" Kenapa" Bukankah kamu dendam padanya"
Tatapan tajam dari Profesor Diva membuatku agak mengkeret takut. Aku memang tidak pernah melihat bagaimana Profesor Diva marah. Tapi aku yakin bila dia marah, itu lebih mengerikan daripada apa pun juga.
Aku& aku belum puas membuatnya menderita. Aku ingin membuatnya lebih menderita lagi di setiap aku bertemu dengannya. Kataku sambil menatapnya, Aku ingin membunuhnya pelan-pelan agar dia merasakan penderitaan yang sama seperti yang dirasakan Runa Oneesan. Hmm& tapi bukan karena kamu terhalangi oleh sesuatu, kan"
Terhalangi" Misalnya suara kakakmu di dalam kepalamu mencoba menghentikanmu membunuh pemuda itu"
Aku terkejut mendengar ucapan beliau. Dari mana Profesor Diva tahu itu" Bukan karena itu. Anda jangan khawatir. Aku akan membunuh Kujo Rei ketika kami bertemu lagi. kataku lagi.
Baiklah. Aku tidak akan memaksamu. Kata Profesor Diva, Bersihkan dirimu dan temui aku di ruanganku. Aku ingin mengecek keadaan tubuh dan juga mentalmu. Besok tugas baru sudah menunggu.
Aku mengerti, Professor Diva lalu pergi meninggalkan ruangan dan aku menghembuskan nafas yang sedari tadi kutahan. Bagaimana Profesor Diva tahu soal suara Oneesan di kepalaku yang mencoba menghentikanku" Aku yakin tidak ada anggota Clematis yang mengikutiku ketika aku membantai habis daerah Four Street. Jadi, bagaimana&
Rei& Aku terkesiap kaget ketika lagi-lagi di dalam kepalaku aku mendengar suara Runa Oneesan. Kepalaku lagi-lagi terasa sakit dan kali ini aku yakin aku melihat sekelebat ingatan Runa Oneesan di dalam kepalaku.
Aku mencoba mengusir ingatan itu dari kepalaku dan berdiri. Aku harus segera membersihkan diri dan menemui Profesor Diva untuk mengecek kondisiku. Dan aku tidak boleh terlihat kesakitan atau menunjukkan emosi apa pun ketika berhadapan dengannya.
*** Ayano s Side Setelah pemeriksaan itu selesai, aku kembali berada di sisi tempat tidur Runa Oneesan. Entah kenapa kali ini aku tidak ingin sendirian dan memutuskan untuk berada di dekat Runa Oneesan malam ini.
Aku mengelus rambut Oneesan seperti biasa dan tersenyum kecil melihat wajahnya yang damai dalam tidur.
Ah& andai saja Runa Oneesan sadar, tentu kami sudah berbincang-bincang sampai larut malam dan membicarakan hal-hal yang bisa membuat kami tertawa.
Oneesan& Aku mulai kepikiran, bagaimana bisa suara Runa Oneesan ada di dalam kepalaku tadi" Kami bukan anak kembar, walau aku memiliki DNA yang sama dengannya. Tapi& biasanya yang bisa seperti itu, semacam telepati itu& hanya saudara kembar, kan" Lalu, kenapa Rei&
Aku mendengar Oneesan kembali menyebut nama pemuda itu. Dan kebencianku kembali menyeruak.
Kenapa Runa Oneesan terus memanggil nama pemuda itu" Kujo Rei adalah orang yang sudah membuatnya koma seperti ini. Lantas kenapa dia selalu memanggil nama pemuda itu" Kenapa"!
Kening Oneesan berkerut dan aku tahu dia mungkin sedang bermimpi buruk. Rei& aku takut& jangan& tinggalkan aku&
Runa Oneesan, aku mencium keningnya, Oneesan tidak perlu khawatir. Ada aku di sini. Aku yang akan menjaga Oneesan, bukan pemuda itu.
Rei& jangan pergi&
Oneesan, aku berkata lagi, Kumohon& jangan menyebut nama pemuda itu lagi. Aku di sini untuk melindungi Oneesan. Tolong jangan menyebut nama pemuda itu lagi& Rei&
Aku memejamkan mataku dan mencoba menahan perih yang kurasakan di dadaku. Aku tahu sia-sia berbicara dengan orang yang sedang koma dan tidak sadarkan diri seperti Runa Oneesan. Tapi&
& setidaknya aku berharap dia bisa mendengarkan suaraku. Harapan yang sia-sia.
Aku menghembuskan nafas dan mencoba mengatur agar nafasku tidak terdengar memburu. Aku berdiri dan berjalan keluar dari tirai yang menyelubungi tempat tidur. Aku tidak mungkin bisa bertahan harus mendengarkan Runa Oneesan yang terus menggumamkan nama Kujo Rei. Aku perlu udara segar sebentar. Dengan alasan itu aku berjalan keluar dari ruangan.
*** Leia s Side Aku mengeringkan rambutku sambil bersenandung pelan. Mandi air hangat dengan wewangian aromaterapi yang kudapatkan dari Alex benar-benar bisa membuatku rileks. Aku harus berterima kasih pada pria itu karena memberiku satu set perlengkapan mandi dan wewangian aromaterapi yang benar-benar berkhasiat. Alex memang sering mendapatkan oleh-oleh berupa obat-obatan, tanaman obat, atau wewangian aromaterapi seperti yang diberikannya padaku dari beberapa koleganya yang berasal dari Distrik Lima. Selain itu Alex juga membuka usaha sampingan berupa toko obat, jadi tidak heran dia bisa mendapatkan barang-barang seperti itu.
Aku berjalan ke kamarku dan menyalakan AC. Walau sekarang masih bulan April, tapi udara sudah mulai panas dan aku tidak tahan dengan udara panas.
Aku tersenyum lebar ketika AC sudah menyala dan duduk menghadap meja riasku. Seperti yang biasa kulakukan, aku melakukan perawatan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, bahkan di malam hari.
Ketika aku baru saja akan mengoleskan krim ke wajahku, inderaku mengatakan bahwa ada seseorang di ruangan ini selain aku. Hal itu langsung membuatku waspada. Namun, aku harus bersikap seperti biasa agar orang asing itu tidak menyadari kalau aku tahu ada seseorang selain aku.
Kurasa inderamu jadi lebih tajam, ya" Hanya dalam sepersekian detik kau tahu ada seseorang selain dirimu di tempat ini.
Aku langsung menoleh ketika mendengar suara itu. Mataku menatap kearah jendela kamarku yang terbuka dan sosok yang berdiri membelakangi langit malam.
Kau& Lama tidak bertemu, Hirano Leia, atau& haruskah kupanggil kamu, Uragiri 16 "
16 Pengkhianat CHAPTER 6 Rei s Side Hari ini tidak seperti biasanya suasana markas lebih& tegang. Iya. Lebih tegang. Hampir semua orang yang kutemui tampak serius dan murung daripada biasanya. Mungkin karena berita mengenai tim investigasi yang kehilangan lebih dari 40 orang kemarin malam" Itu memang berita yang bisa membuat semua orang merasa cemas dan khawatir, termasuk aku.
Luka-lukaku memang sudah sembuh dan aku bisa ke markas hari ini. Selain karena aku harus memberikan laporan, hari ini juga kami akan mengadakan rapat membahas kejadian tadi malam.
Rei, Aku menoleh dan melihat Leon berjalan kearahku. Kepalanya dibebat oleh perban, dan di wajahnya ada bekas luka sayatan, mungkin bekas luka dari Oni-hime kemarin" Kamu melihat Leia" tanya Leon saat sampai di hadapanku. Leia" Dari tadi aku tidak melihatnya. Jawabku, Memangnya ada apa" Komandan memanggilnya. Dan dari tadi aku mencari Leia tidak ketemu-ketemu juga. Leon menghembuskan nafas, Kemana wanita itu di saat dia sedang dibutuhkan"
Aku hanya mengedikkan bahu dan menuju ruangan yang biasa digunakan untuk rapat. Leon mengikutiku di belakang. Dan aku agak risih karena dia tidak hanya mengikutiku, tapi juga menatapku lekat-lekat.
Apa" tanyaku menoleh kearahnya.
Tidak& aku hanya baru sadar, luka-lukamu sudah pulih seutuhnya. Katanya, Bukankah baru kemarin kita mendapat luka, tapi kenapa
Jangan tanyakan hal itu padaku. kataku sambil membuka pintu lift.
Tapi, serius Rei. Luka-lukamu sudah sembuh seutuhnya. Bukankah luka yang didapat seorang Raven biasanya baru sembuh setelah dua-tiga hari"
Entahlah. balasku. Kau mau masuk atau tidak"
Leon buru-buru masuk ke dalam pintu lift dan aku segera menekan tombol menuju bawah tanah.
Sambil menunggu kami sampai di lantai tujuan kami, aku bersandar pada dinding dan menghela nafas. Entah apa yang akan dibicarakan hari ini. Tapi mengingat kami kehilangan sebagian besar anggota tim investigasi kemarin, sepertinya akan dibentuk tim baru lagi. Kurasa aku akan meminta libur setelah ini. celetuk Leon.
Apa" Liburan& aku butuh liburan. Kata Leon, Bayangkan saja, kita nyaris terbunuh hanya karena gadis Claydoll itu. Dan setelah ini, kurasa aku butuh liburan sejenak untuk mengistirahatkan otak dan tubuhku.
Kau, kan sudah sering liburan. Kataku. Dengan para wanita. Hei& itu hanya selingan, tahu!
Terserahlah. Pintu lift terbuka, dan kami berdua segera menuju ruang rapat. Samar-samar aku bisa mendengar suara dari balik pintu besi di depan kami. Ketika aku membukanya, ternyata dugaanku tepat. Sudah banyak orang yang berada di sana. Kuhitung-hitung, sepertinya lebih dari lima belas orang. Aku juga melihat Alex di antara orang-orang itu dan langsung menghampirinya. Hei, Rei, Leon. Alex tersenyum dan membetulkan letak kacamatanya, Baru datang" Yup. aku mengangguk, Oh ya, di mana Leia"
Semua orang sepertinya sedang mencari Leia, ya" kata Alex, Apa kalian juga mencarinya"
Tidak, tapi Leon yang mencarinya. Kataku, Semua orang" Maksudmu" Ah& tidak ada apa-apa. Mungkin Leia hanya sedikit terlambat. Sebentar lagi dia pasti datang.
Aku mengerutkan kening mendengar nada suara Alex yang seakan menyembunyikan sesuatu. Tapi aku tidak bertanya lagi karena dia kembali membaca buku, yang kutebak adalah buku mengenai tanaman obat dan herbal.
Pintu kembali terbuka dan kali ini Komandan yang datang. Dan dia tidak sendiri, Leia berjalan mengikuti di belakangnya.
Tapi& Kenapa wajah Leia tampak pucat seperti itu"
Semua sudah berkumpul" Komandan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Kita akan mulai rapat sekarang. Harap duduk di kursi kalian masing-masing! Semua orang kemudian duduk di kursi mereka. Aku duduk di sebelah Leon dan Alex. Leia berjalan kearah kami dan duduk di kursi di sampingku. Sekali lagi aku merasakan keanehan. Biasanya Leia selalu berbicara hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan bahkan di saat rapat. Tapi kali ini dia hanya diam. Dan& aku baru sadar, hari ini rambutnya tidak dicat seperti biasanya. Dan ini pertama kalinya aku melihat warna asli rambut Leia. Rambutnya benar-benar berwarna keperakan.
Seperti milikku. Hari ini kita akan membahas masalah kemarin dan membentuk tim yang baru. Suara Komandan membuatku kembali menoleh ke depan.
Komandan menyalakan proyector dan memperlihatkan foto gadis Claydoll kemarin, Onihime. Bahkan dalam foto itu aku masih bisa melihat kemiripannya dengan Runa. Dan itu membuat kepalaku terasa sakit.
Pembahasan utama kita kali ini adalah Claydoll ini. ujar Komandan, Kalian tentu sudah tahu siapa dia, seorang Claydoll paling kuat saat ini dan kemungkinan menjadi tanda bagi Clematis bahwa mereka kembali beroperasi&
& dan itu artinya, mereka kembali ke permukaan. Perang antara kita dan Clematis kembali berlangsung bersamaan dengan munculnya Claydoll ini.
Suara bisik-bisik membahana di seluruh ruangan. Aku memperhatikan raut wajah mereka satu-persatu, yang kebanyakan menampakkan ekspresi tegang.
Tolong, diam! Jangan membuat forum sendiri di rapat ini!! Semua mata kembali tertuju pada Komandan.
Kali ini, kita tidak boleh main-main menghadapi mereka. Bagaimanapun caranya, kita harus bisa menghentikan Claydoll ini dan menumpas habis Clematis sampai ke akarnya. Aku akan membuat tim baru dan kali ini tidak hanya tim investigasi. Akan ada tim yang bertugas untuk memperketat keamanan di setiap distrik, lalu tim yang akan melawan gadis ini. Total ada 3 tim yang akan kubentuk, dan aku tidak ingin ada yang mengeluh karena masuk ke dalam tim yang tidak diinginkan. Di sini kita memiliki satu musuh yang sama, Clematis.
Aku akan menyebutkan siapa saja yang masuk tim apa, dan setelah ini, kalian langsung bertugas!
*** Rei s Side Rapat itu berakhir dua jam kemudian. Dengan anggota Raven sebanyak 250 orang yang dibagi menjadi tiga tim. Aku masuk ke dalam tim yang akan melawan Oni-hime, dan itu artinya aku akan bertemu dengan gadis yang mirip Runa itu lagi.
Aku menghembuskan nafas dan berdiri ketika melihat Leia masih duduk diam di kursinya. Wajahnya agak menunduk dan sepertinya dia mengucapkan sesuatu yang tidak terdengar jelas.
Aku menepuk bahunya dan dia tersentak kaget. Kepalanya mendongak kearahku dan tatapannya& kenapa tatapannya tampak ketakutan begitu"
Kamu baik-baik saja" tanyaku. Wajahmu pucat. Hah" Eh& aku baik-baik saja. dia tertawa lemah, Aku hanya kurang tidur saja. Kemarin malam aku tidak bisa tidur karena&
Aliran kata-katanya mendadak berhenti dan dia menghela nafas. Leia"
Aku baik-baik saja. Terima kasih karena sudah menanyakan kondisiku. Katanya sambil tersenyum, Aku mau pulang ke rumah sebentar. Tolong katakan pada anggota tim kita yang lain untuk berkumpul di markas satu jam lagi. Kita akan
Leia, Ya" Mau minum kopi sebentar"
*** Leia s Side Aku duduk di hadapan Rei yang menyesap kopinya pelan-pelan, lalu menatap cangkir kopiku sendiri. Aku menghela nafas dan ikut menyesap kopiku secara perlahan. Suasana kafetaria saat ini sedang sepi. Mungkin karena rapat tadi, hampir semua anggota Raven kembali pulang untuk mempersiapkan diri. Namun ada beberapa orang yang sedang asyik menikmati minuman hangat karena mendadak saja hujan turun.
Hujan di bulan April& cukup aneh juga. Seperti pertanda sesuatu yang buruk akan datang. Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya aku melihatmu tidak mengecat rambut. Apa"
Rambutmu, dia menunjuk rambutku, Aku baru tahu kamu punya rambut perak. Aku menyentuh rambutku dan mengedikkan bahu. Pagi ini aku bangun terlambat dan tidak sempat mewarnai rambutku seperti biasanya. Sebenarnya ini hal yang cukup fatal membiarkan seseorang tahu warna asli rambutku.
Tapi, sepertinya aku tidak perlu mengkhawatirkan soal itu. Toh, semua orang sekarang sudah tahu.
Ya& aku kesiangan dan tidak sempat mengecat rambutku. Kataku, Sudah kubilang aku kurang tidur tadi malam.
Rei manggut-manggut. Aku baru tahu warna rambut aslimu seperti apa, dan harus kuakui, kamu lebih cocok dengan rambut perak seperti itu. katanya lagi, Rambut seperti itu jarang ada di Edenia. Kebanyakan penduduk Edenia memiliki rambut coklat, hitam, atau merah. Ada beberapa yang berambut pirang, tapi rambut keperakan& itu jarang.
Aku mengedikkan bahu lagi dan kembali menyesap kopiku.
Ngomong-ngomong, kenapa kamu tadi datang terlambat" Leon tadi mencarimu karena katanya Komandan mencarimu. Tapi tahu-tahu kamu malah datang bersama Komandan. Katanya.
Hm" Ah, ya& tadi aku bertemu Ali maksudku Komandan, di lobi, lalu kami sama-sama pergi ke ruang rapat. Jawabku, Dia memang mencariku karena hendak membicarakan sesuatu. Membicarakan tentang apa"
Itu& tidak bisa kukatakan. Aku tersenyum meminta maaf, Ada hal yang lebih baik tidak didengar atau dibicarakan pada orang lain. Komandan menyuruhku untuk tidak membicarakannya pada orang lain.
Begitu& Aku menatap cangkir kopiku dan merasa tidak berselera lagi untuk minum kopi. Teringat pembicaraanku dengan Alice membuatku tidak berselera bahkan untuk bergerak dari tempat dudukku.
ia! Leia!! Hah" Kamu melamun lagi. kata Rei, Kamu sedang melamunkan apa" Aku& melamun" aku mengerutkan kening.
Seberapa sering aku melamun hari ini, sih"
Iya. Dari tadi aku memanggilmu, tapi kamu tidak menjawab dan malah menatap cangkir kopimu dengan tatapan kosong. ujarnya. Ini tidak seperti Leia yang biasanya.
Hmm& mungkin karena pengaruh kurang tidur" kataku, Aku akan pulang dulu untuk beristirahat. Satu atau dua jam lagi kita berkumpul di markas untuk membagi rute patroli tim kita. Baiklah& Rei mengangguk, Kamu mau kuantar"
Tidak perlu, Rei. Aku bisa pulang sendiri. aku tersenyum lagi, Lebih baik kamu beristirahat juga dan bersiap-siap dua jam ke depan. Sampai jumpa nanti.
Aku berdiri dan berjalan keluar dari kafetaria. Aku tidak memberi kesempatan Rei untuk berbicara lagi dan pergi dari sana secepat mungkin.
*** Ayano s Side Aku menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan, semampuku. Aku berjengit kesakitan ketika Profesor Diva mencabut semua kabel-kabel di sekujur tubuhku. Hari ini dia memberikanku dosis tambahan untuk meningkatkan kekuatan dan juga stabilitasku agar aku siap untuk tugas hari ini.
Aku berdiri dan memijat pergelangan tanganku yang masih terasa sakit. Kemudian aku menghampiri Profesor Diva yang mengisyaratkanku untuk mendekatinya.
Ini, Dia memberikanku sepucuk pistol berwarna coklat nyaris hitam ke tanganku.
Apa ini" Ini pistol buatanku. Aku sudah mengisinya dengan peluru beracun. Pistol ini dulunya juga pernah dipakai oleh Runa. katanya.
Oneesan pernah memakai pistol ini" tanyaku.
Ya. Ini adalah pistol kesayangannya, bersama dengan katana hitam yang sekarang kamu gunakan sebagai senjatamu.
Aku menatap pistol di tanganku dengan sedikit terkesima. Ini adalah senjata Runa Oneesan, senjata yang pernah dipakainya& berada di tanganku.
Kali ini, kau bisa menggunakan pistol itu sebagai senjata kedua. kata Profesor Diva, Seorang pembersih seperti kita harus memiliki senjata kedua ketika senjata utama kita tidak lagi berada di tangan atau hancur. Pistol ini akan menjadi senjata keduamu.
Senjata kedua& aku menggumamkan kata itu, Terima kasih, Profesor. Sama-sama, sayang. Ia tersenyum, Sekarang, kita akan mempersiapkan dirimu untuk menghadapi misi barumu dua jam lagi.
--- Aku menatap pantulan diriku di cermin dan menyisiri rambutku dengan tangan. Kuambil sebagian rambutku dan mengikatnya ke belakang, kemudian menyematkan hiasan bunga mawar putih di kepalaku.
Professor Diva memberikanku hiasan rambut itu tadi, dan aku hanya diam ketika dia mengatakan kalau Oneesan juga mengenakan hiasan rambut yang sama ketika bertugas.
Itu seperti lambang identitasnya. Kata Profesor Diva ketika memberikan hiasan rambut itu padaku, Nama alias kakakmu dulu adalah Fuyuki, yang berarti musim dingin, sesuai dengan karakternya ketika dia bertugas. Dingin, kejam. Dia adalah salah satu yang terbaik selain dirimu.
Aku menghembuskan nafas dan mengambil kedua katana-ku dan menaruhnya di belakang punggungku.
Aku lalu berjalan keluar dan melihat beberapa robot biohazard yang sedang dibawa keluar. Aku berjalan ke ruangan Profesor Diva dan melihat tidak ada siapa-siapa di sana. Seperti biasa, aku mengunjungi Runa Oneesan dan melihatnya masih tertidur.
Aku lalu duduk di sampingnya dan menghembuskan nafas. Kali ini aku hanya menatapnya. Tidak menggenggam tangannya atau mengelus rambutnya seperti biasa. entah kenapa saat ini aku tidak ingin melakukannya. Mungkin& karena dia selalu menyebut nama Kujo Rei" Mungkin juga.
Selama beberapa saat, aku hanya menatap wajah kakakku dan tidak melakukan apa-apa. Ketika aku mendengar alarm berbunyi, aku langsung bangkit berdiri dan hendak meninggalkan ruangan tersebut.
& siapa" Aku berbalik ketika mendengar suara itu dan menatap siluet dari balik tirai yang menyelubungi tempat tidur.
& siapa& " Oneesan" Aku kembali menghampiri tempat tidur dan membuka tirai, dan terkejut melihat kedua kelopak mata Oneesan bergetar, seolah akan membuka.
& siapa& " Oneesan" Oneesan sudah sadar"
Kedua kelopak mata itu memang bergetar, tapi mereka tidak terbuka sama sekali. Beberapa saat kemudian, Oneesan kembali tenang dan aku harus menelan kekecewaan karena yang tadi kudengar hanyalah igauan saja.
Kuhembuskan nafas untuk ke sekian kalinya dan berjalan pergi meninggalkan ruangan itu. Ada tugas yang harus kukerjakan hari ini.
*** Rei s Side Aku menatap layar TV di hadapanku dengan tatapan bosan. Sebenarnya aku tidak ingin menonton TV, tapi aku tidak suka suasana sepi seperti ini.
Andai saja Runa masih ada di sini&
Aku menghembuskan nafas dan berdiri. Kulangkahkan kakiku ke arah pintu kamar Runa dan membukanya. Wangi bunga mawar yang sering kucium dari tubuh Runa menguar ketika aku membuka pintu dan wangi itu semakin kuat saat aku masuk ke dalam. Kupandangi seluruh benda yang ada di sana, dan lagi-lagi menghela nafas.
Aku lalu duduk di sisi tempat tidur dan menatap kosong ke depan. Pikiranku kembali tertuju pada Runa. Bagaimana keadaannya sekarang" Kalau benar seperti yang dikatakan gadis Claydoll itu kalau Runa sedang dalam keadaan koma& aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Otakku rasanya kacau.
Pikiranku juga melayang-layang entah ke mana memikirkan nasib Runa. Dan sekali lagi aku mulai berpikir mengenai hal yang tidak-tidak.
Berhenti. Jangan memikirkan hal yang bisa membuat pikiranku bertambah kacau. Kataku memberi sugesti pada diri sendiri.
Kutarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Aku lalu menyandarkan punggungku ke dinding di atas tempat tidur ketika mataku melihat sebuah buku berwarna pink di atas meja. Buku itu seukuran novel, dan tampak seperti buku harian. Apa ini milik Runa"
Aku membuka buku itu dan sesuatu terjatuh dari salah satu halamannya. Aku mengambil benda yang terjatuh itu, yang ternyata adalah kertas foto, dan tertegun ketika melihat itu adalah fotoku dan foto Runa ketika masih kecil. Sejak kapan foto ini ada di sini"
Mataku kemudian melihat tulisan tangan yang rapi dan kecil. 02 Februari 2109
Ini sudah hari ke berapa aku berada di dunia luar, aku tidak tahu. Tapi aku bersyukur aku masih hidup dan tidak berada di tempat gelap itu lagi. Kali ini aku bebas, aku tidak terikat lagi dengan mereka.
Hari ini Rei pergi ke markas karena katanya ada urusan mendadak. Apartemen ini jadi sangat sepi ketika dia tidak ada. Aku tidak tahu mau berbuat apa, jadi aku hanya duduk diam di kamar dan membaca beberapa buku yang kupinjam dari perpustakaan Rei. Koleksi bukunya benar-benar banyak! Aku sangat suka membaca semuanya sampai-sampai mungkin aku akan menjadi kutu yang selalu menempel pada buku. Hehehe&
Tidak banyak yang bisa kulakukan hari ini, dan aku mudah merasa bosan. Tapi, untungnya Rei pulang dan dia mengajakku makan siang di luar. Ini adalah pertama kalinya aku makan di luar. Dan walaupun hanya makan di restoran di lantai bawah apartemen, aku sudah cukup senang. Apalagi Rei banyak bercerita mengenai pekerjaannya dan itu membuatku sangat& kagum padanya.
--- Aku tertegun membaca tulisan itu. Ini tulisan tangan Runa. Kalau begitu, ini pasti adalah buku hariannya. Tapi, kapan dia mempunyai buku ini" Selama ini aku tidak pernah tahu dia punya buku harian seperti ini.
Aku membuka halaman selanjutnya dan membaca tulisan berikutnya. 09 Februari 2109
Hari ini aku bermimpi buruk lagi. Mimpi itu mimpi yang sama seperti mimpi yang biasa kudapat. Ketika terbangun dari tidur, aku benar-benar ketakutan dan rasanya ingin berteriak keras andai Rei tidak ada di sampingku.
Rei menenangkanku dan memelukku sampai aku benar-benar tenang. Aku jadi merasa bersalah karena sudah mengganggu waktu istirahatnya. Walau dia bilang dia tidak keberatan karena sudah tugasnya untuk merawatku, tetap saja& rasanya tidak enak jika aku terus bergantung padanya.
Akhir-akhir ini aku sering mendapat kilas balik mengenai masa laluku. Entah itu kudapat dari mimpiku, atau sekelebat ingatan yang membuat kepalaku sering sakit dan menyebabkanku pingsan. Namun, aku mulai ingat sedikit-sedikit, terutama tentang seorang anak bernama Rei. Namanya sama dengan Kujo Rei yang merawatku sekarang ini.
Bende Mataram 29 Jangan Ganggu Aku Karya Wen Rui An Laskar Dewa 1
^