Kiamat Di Pangandaran 2
Wiro Sableng 090 Kiamat Di Pangandaran Bagian 2
Darah busuk mengucur mengerikan juga menjijikkan Seperti yang dikatakan Dewa
Sedlh ternyata Benar makhluk
Pembawa Bala adalah orang pertama yeng menjadi korban di hari sepuluh bulan
sepuluh di Pangandaran itu!
Wiro yang menyadari bahwa dia harus bergerak cepat
segera tinggalkan tempat itu sambil mencekal kayu di mana tertancap kepala
Makhluk Pembawa bala. Namun sebelum dia sempat melangkah pergi tiba-tiba Elang
Setan muncul. "Manusia jahanam! Kalau hari ini aku tidak bisa
membunuhmu lebih baik aku yang bunuh diri!" kertak Elang Setan. Wiro
menyeringai. Dia angkat kepala Makhluk
pembawa Bala ke atas. "Kau rupanya ingin punya nasib seperti kambratmu inil"
Wlro campakkan kepala Makhluk Pembawa Bala ke tanah. Saat itu Elang setan telah
menyerangnya. Sepuluh sinar hitam dan sinar merah
menyambar ke arah Wiro ketika orang ini menggempurnya
dengan serangan sepuluh jari tangan berbentuk cakar.
Pendekar 212 yang sudah
sejak lama mendendam terhadap manusia yang tehh
mencuri dua senjata mudikanya itu kali ini tak mau memberi ampun dan bertindak
cepat. "Saat bagiku menguji kehebatan ilmu pukulan Harimau Dewa," pikir Wiro.
Dia segera tiup tangan kanannya. Saat itu juga di telapak tangan Wiro muncul
gambar kepala harimau putih bermata hijau. Elang Setan menggembor marah ketika
serangan pertamanya gagal.
Didahului teriakan keras dia lancarkan jurus ke dua. Cakar tangan kiri menyambar
ke leher untuk merobek sedang cakar tangan kanan menghunjam ke dada kiri guna
menjebol jantung lawan! Namun tinju kanan Pendekar 212 yang melesat di
antara dua lengan lawan lebih dulu mendaratkan pukulan
"Harimau Dewa" di kening Elang Setan. Orang ini meraung keras. Tubuhnya
terlontar sejauh tiga tombak. Kepalanya hancur mengerikan. Lalu terjadilah satu
ha1 mengerikan.
Seolah hancurnya benda yang terbuat dari kaca, begitu
kepalanya hancur, kehancuran ini merarnbat ke sekujur
tubuhnya sarnpai ke kakil Murid Sinto Gendeng sampai
merinding sendiri melihat hebat dan ganasnya pukulan
"Harimau Dewa" yang dimilikinya itu. Mayat Elang Setan yang hancur itulah yang
kemudian dilemparkan Wiro dari atas bukt hingga menggegerkan Pangeran Matahari
dan pengikut-pengikutnya serta membuat marah besar Tiga Bayangan
Setan, saudara angkat darah Elang Setan!
--------------------------00000000000000000----------------
ENAM M ATAHARI bersinar terik, menyilaukan mata Pangeran
Matahari. Dia terpaksa melindungi ke dua matanya dengan telapak tangan kiri.
Ilnngan begitu baru dia bisa melihat ke puncak bukk Ivlblh jelas. Saat itulah
dari atas buki karang terrlnnqar seseorang berteriak.
"Pangeran Matahari! Apa kau mencari kaki ta- Nganmu yang satu ini"!"Orang yang
tegak di puncak Bukit itu berseru. Di tangan kirinya dia memegang sebatang kayu
yang ditancapi kepala manusia. Itu adalah kepala Makhluk Pembawa Bala
"Pendekar 212 jahanam!" rutuk Pangeran Matahari. Dl atas bukit Wiro Sableng
gerakkan tangan klrlnya. Kepala Makhluk Pembawa Bala dilemparkannya ke bawah.
Kepala itu menggelundung beberapa saat sebelum akhirnya terbanting dua langkah di hadapan
Pangeran Matahari! Hancur
mengerikanl "Tiga Bayangan Setanl Aku tugaskan padamu Untuk
membunuh Pendekar 2121" Pangeran Matahari Berikan perintah pada Tiga Bayangan
Setan. Lalu dia Memberi isyarat pada gurunya sambil mencabut Kapak Maut Naga
Geni 212 dari pinggangnya. Di Tangan kanan dia memegang sebuah
benda hitam Yang ternyata adalah batu sakti pasangan Kapak naga Geni 212.
Pada waktu Tiga Bayangan Setan bergerak meNuju puncak
bukit pada saat itu pula Pendekar 212 Wiro Sableng melesat ke udara. Tubuhnya
laksana Bola melenting beberapa kali hingga akhirnya dia sampai di kaki bukit
sebelah timur, bergabung dengan para tokoh silat golongan putih.
"Jahanaml Kau kira kau bisa lari ke mana"l"
kertak Tiga Bayangan Setan yang kecele sampai di puncak bukit sebelah barat. Dia
segera memutar tubuh dan melompat mengejar.
Sementara itu di bagian lain dari kaki bukit sebelah barat telah berlangsung
satu kegegeran. Dewi Payung Tujuh yang sejak tadi mengintai kesempatan tiba-tiba
menyergap ke arah Bidadari Angin Timur sambil membentak.
"Gadis liarl Kau telah memfitnah diriku sebagai pembunuh Raja Obatl Aku akan
mengampuni selembar nyawamu jika kau mau menyerahkan kepadaku Kitab Putih Wasiat
Dewa yang kau curi dari Pendekar 212 saat ini jugal"
Kejut Bidadari Angin Timur bukan alang kepalang. "Jahanaml Jadi kau ular dalam
selimut rupanyal Semula mengatakan ingin membantu Pangeran Mataharil Ternyata
kau sengaja mencari mampusl Berani membuat perkara di sarang macanl"
Bidadari Angin Timur langsung menerpa ke arah Dewi Payung Tujuh alias Puti
Andini. Dua tangannya dipukulkan ke depan.
Dua larik sinar biru menderu. lnilah pukulan sakti yang disebut
"Pedang Kilat BiruUl
Puti Andini tidak tinggal diam. Tangannya kiri kanan
digerakkan. Enam payung melesat dan berkembang berputar dengan suara deras
membentengi tubuhnya. Payung ke enam yang berwarna hitam berputar laksana
titiran dalam genggamannya. Ujungnya yang runcing ditusukkan ke perut Bidadari Angin Timur.
"braakkkk. .. reetttt!"
Satu payung patah di bagian gagangnya, satu Lagi robek besar. Dewi Payung Tujuh
berteriak keras. Tubuhnya llenyap dibalik gulungan sinar hitamberputar payung
yang dipegangnya. Empat buah Payung lagi tiba-tiba melesat
menggempur kedepan. Sesaat Bidadari Angin Timur menjadi dibuat kela- Bakan. Dia
berseru. "DelapanTokoh Kembar!
Janqan Diam saja! Lekas bantu aku! Apa kalian tidak melihat rejeki besar didepan
mata"!' Ddelapan lelaki berjubah merah bermuka sama dan berkepala botak warna kuning
yang sejak tadi hanya tegak -tegak saja melihat apa yang terjadi seolah -olah
baru sadar. Delapan pasang mata memenatap kearah Puti Andini seolah
menelanjangi gadis dari tanah seberang ini. Tiba-tiba mereka keluarkan suara
aneh dari mulut masing-masing. Mereka mendongak ke langit sambil usap-usap
kepala masing- masing.
Lalu ketika serentak mereka meniup ke atas, langit laksana dilanda topan
prahara. Kaki bukit bergetar dan pasir
beterbangan. Puti Andini sesaat jadi tertegun. Walau tadi dia Berhasil mendesak
Bidadari Angin Timur namUn Akan
membutuhkan waktu lama baginya untukdapat Mengalahkan
gadis yang mempunyai gerakan cepat Serta pukulan sakti mematikan itu. Kini lawan
dibantu Pula oleh delapan manusia aneh berjubah merah, Berkepala botak dan
memiliki muka sama semua!
Ketika empat dari Delapan Tokoh Kembar mulai
Menyerbu puti Andini langsung menyambut dengan Serangan empat payung. Namun
ketika empat Tokoh kembar lainnya
mulai merangsak ke depan gadis ini serta merta terdesak hebat. Senjata Delapan
Tokoh Kembar berupa tiupan-tiupan aneh menghantam terus menerus seolah badai
melanda. Walau Puti Andini sempat merobekdada pakaianTokoh
Kembar nomor 3 dan melukai pinggul Tokoh Kembar nomor 7
namun dia harus mengorbankan empat payungnya yang
hancur dilanda angin dahsyat tiupan lawan!
Akhirnya dalam keadaan tak berdaya Puti Andini terpojok di celah antara dua batu
karang. Tokoh Kembar nomor 4 tertawa mengekeh. Sambil usapusap kepala botaknya
dia menyergap Puti Andini, langsung merangkul gadis ini. Dua kawannya segera
memegangi tangan si gadis ketika Puti Andini
berusaha melepaskan diri. Lalu due orang lagi mernegangi kakinya. Puti Andini
kemudian digotong ke balik dinding karang di kaki bukit sebelah barat.
"lngatl Aku yang tua! Jadi aku yang mendapat giliran pertama!"
terdengar si botak nomor 1 berkata setengah berteriak. Tujuh saudaranya walaupun
mengomel tapi agaknya tak bisa
berbuat apa-apa.
"Manusia-manusia keji terkutuk! Lepaskan diriku!"
Terdengar jeritan Puti Andini dari balik batu karang. Lalu terdengar suara
seperti pakaian dirobek.
Di kaki bukit sebelah timur salah seorang berselubung kain putih berkata pada
kawan di sebelahnya.
"Saatku untuk bergerak. Kau tunggu di sini. Awasi Dewa Tuak.
Kalau dia pergi lekas beri tahu aku! Jangan coba merayunyal"
Sang teman tertawa di balik selubung kain yang menutupi wajahnya. "Hik ... hik!
Siapa suka pemabuk sialan itu" Lekas bertindak sebelum gadis malang itu
kehllangan kehormatannyal" Ketika temannya pergi orang ini cepat bergerak mendekati Dewa
Tuak lalu mernbisikkan sesuatu.
Dewa Tuak yang tengah asyik berpesta tukar- Tukaran
tuak dengan lblis Pemabuk terkejut besar. "Kau siapa"!" tanya Dewa Tuak dengan
pandang menyelidik. Kalau saja matanya bisa menembus lpakaian aneh orang di
hadapannya itu dia tidak akan negitu bingungnya.
,,Siapa aku tak usah kau perdulikan ... !'
"baik! Katakan di mana dia sekarang?"
Orang berselubung menunjuk ke pedataran pasir "dia yang di sebelah depan. Lekas
kau ikuti dia. Aku punya firasat dia butuh pertolonganmu!" tanpa banyak bicara lagi Dewa Tuak
serahkan tabung bambunya
pada lblis Pemabuk lalu dia rnenghambur kearah pedataran pasir. sebelum
berkelebat pergi orang yang berselubung menghampiri Ratu Duyung. "lzinkan aku
rneminjam dua anak buahmu!" Walau tidak tahu apa sebenarnya yang hendak
dilakukan orang itu Ratu duyung anggukkan kepala. Sesaat kemudian kelihatan tiga
orang berlari melintasi pedataran pasir menuju kebukit sebelah barat. Di depan
sekali adalah orang berselubung tadi. Di belakangnya menyusul dua anak buah Ratu
Duyung yang mengenakan pakaian ketat.
Tak lama setelah temannya berlalu orang berselubung
yang satunya diam-diam merasa khawatir. Delapan tokoh
Kembar tidak bisa dianggap remeh. 'selain mereka berjumlah banyak, masing-masing
memiliki tingkat kepandaian yang sangat tinggi.
Senjata utama mereka adalah tiupan aneh yang mampu
membobol dinding karang, sanggup menghancurkan batu.
Maka orang ini lantas mendekati Tua Gila. Dengan cepat dia menerangkan spa yang
hendak dilakukan temannya dibantu oleh dua anak buah Ratu Duyung serta Dewa
Tuak. "Kalau temanmu itu sudah dibantu oleh tiga orang yang kau sebutkan, perlu apa
dikhawatirkan?" ujar Tua Gila sambil tertawa mengekeh tapi sepasang rnatanya
jelalatan seolah mau menyelidik siapa adanya nya di bal~kp akaian selubung kain
putih itu. "Puluhan tahun malang melintang dalam dunia persilatan rupanya otakmu rnasih
belum waras-waras juga!" Orang berselubung kain putih keluarkan suara keras.
"Kau tahu Delapan Tokoh Kembar bukan lawan yang bisa dibuat main!"
"Heh ... ! Kalau kau tahu rnereka tidak bisa dibuat main mengapa kau sendiri
tidak membantu"!" tukas Tua Gila yang jadi naik darah karena didamprat kurang
waras. "Kalau kau tidak suka turun tangan dan datang ke sini hanya untuk berleha-leha,
atau mungkin kau merasa jeri terhadap Delapan Tokoh Kembar, tidak jadi spa. Tapi
aku nasihatkan padamu lebih baik kau pulang saja ke Pulau Andalas, cuci kaki.
Jangan lupa cebok lalu tidur! Hik ... hik ... hikl"
Habis berkata dan mentertawai Tua Gila, orang berselubung kain putih kembali ke
tempatnya semula. Panas hati Tua Gila bukan main. "Manusia keparat! Siapa dia
adanya! Mengapa menyembunyikan muka dan tubuh di balik kain putih!
Suaranya pun disertai tenaga dalam hingga sulit dikenali!"
Sambil menggulung ke dua lengan pakaian Putihnya Tua Gila melangkah ke hadapan
orang berselubung.
"enak saja kau rnenuduh aku jeri. Ucapanmu Kelewat menghina! Kau akan saksikan
bagaimana aku rnenangani
Delapan Tokoh Kembar itu! Tapi ingat! Selesai urusan itu aku akan menelanjangimu
hingga ketahuan siapa kau adanya!
Jangan-jangan kau seorang musuh dalam selimut!"
Sepasang mata yang terlihat dari dua buah lobang Di kepala selubung kain tampak
mernancarkan sinar Aneh Sesaat Tua Gila jadi tercekat. Lalu cepat-cepat Orang
tua ini rnenyeberangi pedataran pasir, menyusul Rombongan yang telah dahulu ke sana.
------------------00000000000------------------
TUJUH SAMBlL berlari orang yang di sebelah depan membuka
kain putih panjang yang selama ini menutupi kepala dan tubuhnya. Begitu kain
terbuka kelihatanlah wajah dan bentuk tubuhnya yang asli.
Astagal Ternyata dia adalah lblis Putih Ratu Pesolekl
Sambil terus berlari si nenek tua ini merapal mantera tertentu hingga sesaat
kemudian dirinya berubah menjadi seorang gadis csntik jelita, membuat dua orang
anak buah Ratu Duyung terkesiap heran
"Jangan terpukau Kalian nanti bisa celakal lkutl apa yang aku lakukanl Jangan
berani membantahl" Dua gadis anak buah Ratu Duyung mengiyakan. Ke tiga orang itu
sampai di kaki bukit sebelah barat tepat pada saat Delapan Tokoh Kembar hendak
melakukan kekejian atas diri Puti Andini yang saat itu nvaris mereka telanianqi.
lblis Pulih Ratu Pesolek yang sudah berganti rupa menjadi seorang gadis cantik
berseru lantang.
"Lelaki-lelaki jantan Delapan Tokoh Kembar! Apa sedapnya kalian menggagahi
pernuda banci berbaiu merah itul Lebih baik bersenang-senang dengan kamil"
Habis berkata begilu lblls Putih Ratu Pesolek lalu singkapkan dada pakaiannya
hingga sepasang payudaranya terlihat jelas oleh Delapan Tokoh Kembar. Mendengar
teriakan lblis Putih Ratu Pesolek itu tentu saja DelapanTokoh Kembar yang
sedang sibuk hendak melakukan kekejian terhadap Puti Andini menjadi terkejut.
Mereka putar kepala memandang kearah lblis Putih Ratu Pesolek dan sama-sama
ternganga terkesiap melihat apa yang dipertunjukkan. Mereka sepertinya tidak
percaya kalau Puti Andini adalah pemuda banci. Namun
memang jika mereka bandingkan dada Puti Andini yang agak rata biasa -biasa saia
denqan dada lblis Putih Ratu Pesolek yang begitu menggairahkan maka ucapannya
tadi termakan iuqa oleh delapan lelaki berkepala kuning botak ini!.
Selagi Delapan Tokoh Kembar seolah-olah terhipnotis lblis Putih Ratu Pesolek
memberi isyarat pada dua orang anak buah Ratu Duyung. "Lekaslah singkap dan
perlihatkan isi dada kalian yang bagus itu"
Dua gadls cantik anak buah Ratu Duyung tentu saja
terkejut besar karena tidak menyangka akan disuruh berbuat begitu.'Kami ..."
keduanya menjadi gagap dan bersemu jengah
\wajah masing-masing.
"jangan pikir segala apa! Jangan tololl kita Semua tengah menghadapi bahaya
besarl Lekas Lakukan apa yang aku
bilang barusanl" sentak lblis Putih Ratu Pesolek.
Dua gadis sesaat masih bingung. Dia memandang pada lblis Putih Ratu Pesolek,
pada Delapan tokoh Kembar yang kini tampak menyeringai lalu pada Puti Andini
yang saat itu masih terbaring di tanah dalam keadaan pakaian tidak karuan.
"Lekasl Kalian tunggu apa lagil" lblis Putih Ratu Pesolek jadi jengkel.
Dua gadis anak buah Ralu Duyung akhirnya melakukr i juga spa yang dikalakan si
nenek yang menyamar jadi gadis cantik nu. Delapan Tokoh Kembar vana rnempunyai
sifat suka bersenang-senang membelalak beiar ketika kini melihal tiga pasana pavudara putih
dan besar-besar segar membusung
menantang keluar.
Tenqqorokan mereka turun naik sedang cuping hidung
mengembang mengeluarkan suara nafas memburu. Tujuh
orang yang kepaianya berangka 2 sampai 8 memandang pada saudara tua .mereka
nomor 1. Yang nomor satu in1 kedap kedipkan matanya. nya. Lidah dijulurkan
Wiro Sableng 090 Kiamat Di Pangandaran di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pulang balik. Namun tampak ada bayangan rasa rasa bimbang. Melibat gelagat yang
tidak baik ini lblis Putih Ratu Pesolek segera keluarkan ucapan.
"Kami bertiga masih perawanl Apa kalian semua mau berlaku bodoh menggauli pemuda
banci itu"l Mendapalkan
perempuan palsu padahal yang asll siap melayani kalian?"
Tokoh kembar nomor 1 maju selangkah. Enam saudaranya
mengikuti. Namun tiba-tiba yang nomor 4 mendekati dan
berbisik. "Kakak, kau dan saudara-saudara yang lain silahkan mengambil tiga gadis itu, aku
biar tetap dengan pemuda banci itu saja ...."
Si nomor satu pelototkan mata tapi kemudian menyeringai sementara saudara-
saudaranya yang lain terlawa bergelak.
"Saudara kita si nomor 4 ini sejak dulu memang punya kelainanl Ha ... ha ... ha
" Didahului oleh si nomor 1, diikuti oleh yang lain-lain kecuali si nomor 4, tujuh
bayangan merah berkelebat. Kalau tadi masih bisa diatur siapa yang fuluan kini
keadaan jadi kacau karena semua bersirebut cepat untuk dapat rnenyentuh tiga
gadis cantik di depan mereka..
Hanya beberapa langkah lagi tujuh orang tokoh Kembar akan sampai ke tempat tiga
gadis Cantik tiba-tiba gadis paling depan yakni lblis Putih Ratu Pesolek
hantamkan langan
kanannya. Selarik Angin keras menyambar ke kepala Tokoh Kembar Nomor 3.
Dua anak buah Ralu Duyung tidak tinggal diam. Entah kapan mereka mengambii tahu-
tahu masing2 sudah memegang
senjata yang sangat dian- dalkan yakni sebatang longkat besi yang ujungnya
memancarkancahaya biru angker. Ketika
senjata2 itu . dipukulkan ke depan, dua iarik sinar biru menggebu!
"kita tertipu" teriak Tokoh Kembar nomor 1 lalu cepat mendorong adiknya yang
nomor 3. Sang adik Selamat dari serangan iblis putih ratu pesolek, tetapi
adiknya yang lain yakni yang nomor 6 agak terlambat Menyingkir.
' "wusssss"
Angin keras mengandung tenaga dalam tinggi Menghantam
dada si nomor 6. Membuatnya terjungkal dan jatuh
terjengkang. Pakaian merahnya di Bagian dada nampak
berlobang hangus. Kulit tubuhnya kelihatan merah seperti terpanggang. Kedua
matanya mendelik dan dari sela bibirnya mengucur keluar darah segar Jelas dla
terluka parah disebelah dalam tetapi hebatnya dalam keadaan seperti itu dia masih sangguo
melompat bangkit.
Disebelah kiri tiga lelaki botak yang menghadapi langsung serangan dua sinar
biru cepat jatuhkan diri lalu melompat ke depan susupkan masing-masing satu
pukulan maul ke arah dua orang anak buali Ratu Duyung. Dua gadis yang diserang
segera menghantam dengan tongkat besi masing-masing.
Dua sinar biru berkiblat. Tiga lelaki botak yang berada dl barisan paling depan
cepat melompat mundur. Mereka sudah mendengar kecantikan gadis-gadis dari taut
selatan ini. Tetapi mereka juga pernah mendengar kalau para gadis itu tidak bisa
dibuat main. llmunya tidak rendah dan memiliki senjata yang memancarkan sinar
biru yang mampu menjebol batu bahkan dinding besil Bisa dibayangkan bagaimana
kalau sinar itu sampai menghantam diri mereka bersaudaral
"Bentuk Barisan Menggusur Bumi!" Tokoh Kembar nomor 1
berteriak keras. Tujuh lelaki bota k berjubah merah segera membentuk barisan
memanjang dari sisi kiri ke sisi kanan.
Tangan kanan diangkat tinggi-tinggi ke atas dengan telapak terkembang. Telapak
tangan kiri diletakkan di atas kepala mereka yang botak dan dicat kuning.
"Menggusur Bumil Hantaml"
Tujuh mulut meniup serentak ke arah lblis Putih Ratu Pesolek dan dua orang anak
buah murid Ratu Duyung. Mula-mula
terdengar suara menggemuruh laksana ombak bergulung
disertai badai menghantam. Dua gadis berpekikan. Tongkat besi mereka terlepas
mental entah ke mana. lblis Putih Ratu Pesolek sendiri keluarkan seruan tegangl
Sangyul hitam besar di atas kepalanya terlepas mental dan kini nampak rambutnya
riap-riapan acak-acakanl
"Jahanaml Kalian merusak dandanankul" teriak Iblis Putih Ratu Pesolek namun saat
itu bersama dua Gadis lainnya
tubuhnya telah mencelat mental akibat Tiupan angin dahsyat yang keluar dari
tujuh mulut Manusia botak berjubah merah!
bagaimanapun mereka kerahkan tenaga luar dan dalam untuk bertahan namun tetap
saja ketiga- tiganya terseret mental sejauh dua tombak dan terkapar dipasir
begitu punggung masing-masing melabrak dinding karang!
Untuk beberapa saat lamanya ke tiga gadis itu Terhenyak nanar di atas pasir.
Dari sela mulut dan Liang telinga dua anak buah Ratu Duyung kelihatan Ada darah
mengalir. lblis Putih Ratu Pesolek sendiri Merasakan dadanya mendenyut sakit,
mata perih Sekali dan telinga berdenging sakitl Akibat tiupan Angin dahsyat tadi
pakaian yang melekat di tubuh Mereka jadi tidak karuan, robek di sana-sini.
Tokoh Kembar nomor 1 tertawa mengekeh. "ha ... ha ... ha ....
Ayo bangun dan ikut kami ke Bali dinding karang sanal"
Si botak nomor 1 melangkah mendekati lblis Putih ratu
Pesolek. Ketika dia hendak menjamah Dada perempuan yang dilihatnya sebagai
seorang Perempuan cantik jelita ini, tibatiba lblis Putih Ratu PePesolek
lepaskan satu satu pukulan tangan kosong meNgandung tenaga dalam tinggi. Sinar
hitam menderuGanas!
"wuuutttl"
'jahannam! Awas serangan!" teriak si botak noMor seraya menyingkir. Dia selamat
tapi saudaranya si botak nomor 5
yang ada di belakangnya terlambat mengelak. Dengan telak sinar hitarn pukulan
sakti yang dilepaskan lblis Putih Ratu Pesolek menghantam mukanya. Si botak
nomor 5 terpental sampai tiga tombak.
Ketika tubuhnya terkapar di pasir semua saudaranya jadi berteriak kaget. Tubuh
itu tidak punya kepala lagi. Sudah hancur dihantam pukulan sakti lblis Putih
Ratu Pesolek dan hancurannya bertebaran rnengerikan ke mana-manal
Kemarahan pun meledak!
"Bentuk Barisan Menerjang Laut Menjaring Bumi!" teriak Tokoh Kembar paling tua.
Tujuh lelaki botak berjubah rnerah berkelebat memutari tiga gadis.
"Menerjang Laut Menjaring Bumil Hantaml" Enam rnulut meniup.
Tiga gadis menjerit kaget ketika dapatkan mereka seolah terjebak dalam satu
jaring yang tidak berwujud. Mereka menggapai-gapai kian kemari berusaha untuk
keluar dari jaring yang tidak terlihat itu. Namun beberapa bayangan merah
mendahului berkelebat. Tahu-tahu ketiga gadis itu merasakan diri masing-masing
tegang kaku tak bisa bersuara, tak bisa bergerak iagil Ketiganya telah ditotok!
Tokoh Kembar nomor 2, 3, 6 dan 7 serta merta melompat.
Siap untuk menghabisi ke tiga gadis itu dengan tendangan dan hantaman tangan ke
arah batok kepalal
"Jangan bunuhl Aku ingin mengerjai mereka habis-habisan!
Gotong mereka ke balik gundukan batu karang besar sana!"
Yang berteriak adalah Tokoh Kembar nomor 1 yang marah
besar atas kematian adiknya nomor 5.
Tiga gadis itU lalu di bawa ke balik gundukan Batu karang.
Tokoh Kembar nomor 1 mengikuti Sambil membuka ikat
pinggang jubah merahnya.
------------------00000000000000000----------------
DELAPAN TOKOH kembar nomw 4 memanggul tubuh Puti Andini ke
balik satu gundukan batu karang besar lalu membaringkannya di tanah. Gadis ini
walaupun bisa bersuara tapi tak mampu bergerak karena sebelumnya sudah ditotok.
"Jahanam! Berani kau berbuat kurang ajar aku bersumpah menanggalkan kepala
mengorek jantungmul" Si jubah merah ganda menyeringal dan usapusap kepala
botaknya yang benvarna kuning. "Sebelum kau menanggalkan kepalaku sku akan lebih dulu
menanggalkan pakaianmul Ha... ha ... ha1
Sebelum kau mengorek jantungku aku akan lebih dulu ... ha ...
ha ... ha ...."
"Breemt .... breettt!"
Si botak merobek pakaian merah Puti Andini yang sebelumnya sudah tidak karuan
rupa karena sudah robek di sana-sini.
Sumpah maki si gadis sama sekali tidak diacuhkan si botak.
Dengan nafas memburu dia menanggalkan jubah merahnya.
"Kakak-kakakku tolol semua! Termakan tipuan orang! Aku tahu kau bukan pemuda
banci! Kau seorang gadis sungguhan dan pasti masih perawan asli! Ha ... ha ...
hal" Ketika Tokoh Kembar nomor 4ini hampir hendak melakukan perbuatan bejatnya itu
tiba-tiba ada satu benda halus menjirat pergelangan kaki kirinya. Sebelum dia
sempat memeriksa tibatiba kaki itu terbetot ke belakang. Tak ampun lagi si botak
terbanting keras ke tanah. Mukanya berkelukuran. Tulang hidungnya patah. Dari
hidung dan bibirnya yang pecah
berkucuran darah.
Satu tangan menyambar jubah merah milik lelaki Itu lalu melemparkannya ke atas
tubuh Puti Andini. Sambil
menggembor marah Tokoh Kembar nomor 4 menoleh ke
belakang. Dia melihat seorang Kakek berpakaian putih,
memiliki rambut den janggut serta kumis putih tegak beberapa langkah di
belakannya sambil memegang sehelai benang
putih yang sangat halus. Benang inilah yang telah mengikat pergelangan kaki
kirinya. Dia berusaha melepaskan ikatan benang. Namun benang halus itu bukan
benang sembarangan. Dalam dunia persilatan dikenal dengan nama Benang Kayangan dan
sebegitu jauh hanya dua atau tiga orang tokoh sakti saja yang mampu memutusnya.
"Jahanam!" sumpah si botak nomor 4. Sekali lagi Dia mencoba bangkit tetapi untuk
kedua kalinya Orang tua yang memegang benang menyentak hingGa si botak yang
hanya mengenakan kolor ini amblas terjengkang.
Tua Gila, orang tua yang memegang benang Tertawa
mengekeh. "Sungguh memalukan! Dalam dunia persilatan Masih saja ada tokoh-tokoh keji dan
kotor seperlirnu Dan saudara-saudaramul Kalau tidak segera disingklrkan pasti
bisa menimbulkan malapetaka besar di kemudian hari! Apakah kau sudah siap
menerima kematian botak kuning nomor 4"!"
"Tua bangka keparat! Kau yang akan mampusduluan.!"
"Ha ... ha ... ha! Sayang sebelum berjalan ke neraka kau tidak punya kesemptan
mengucapkan selamat tinggal pada
saudara-saudaramu!"
Tokoh Kembar nomor 4 meniup ke arah Tua Gila. Satu
gelombang angin menderu keras. Walaupun tiupan ini
merupakan serangan maut yang tidak bisa dibuat main namun dibanding jika Delapan
Tokoh Kembar meniup secara
serentak maka k e hebatannya tentu saja jauh berkurang.
Sambil membungkuk menghindarkan serangan tiupan angin
maut itu Tua Gila sentakkan kuat-kuat benang yang
dipegangnya. Tubuh si botak nomor 4 melayang ke udara.
Mula-mula seperti layangan tubuh Ru dikedat-kedutnya
beberapa kali hingga si botak nomor 4 merasa lutut dan pangkal pahanya seperti
hendak tanggal. Dia menjerit
kesakitan. rua Gila tertawa geiak-gelak seperti anak-anak yang bermain
kegirangan. Lalu tangannya menyentak lagi.
"WUtttttttttt!"
Sosok si botak nomor 4 berputar di udara laksana titiran. Tua Gila ulur benang
kayangannya. Tubuh si botak mencuat
sesaat lalu kembali berputar. Kali ini karena benang telah diulur maka lingkaran
putaran tubuhnya jadi melebar.
Akibatnya ketika tubuh itu berdesing ke arah sebatang poho besar d a si botak
tak sanggup menyelamatkan diri maka
"praaak!"
Tak ampun lagi kcpala botak itu hancur mengerikan.
Warnanya yang kuning kini berubah menjadi merah! Tua Gila sentakkan tangan
kanannya. Jiratan benang kayangan di
pergelangan kaki kiri si botak nomor 4 yang kini sudah jadi mayat terlepas.
Dengan cepat Tua Gila gulung dan simpan kembali benang sakti Itu ke balik
pakaian putihnya. Lalu dia melangkah mendekati Puti Andini yang masih tergeletak
dalam keadaan tertotok. Sekali memeriksa saja dia sudah mengetahui di bagian
mana si gadis tertotok. Setelah
melepaskan totokan itu Tua Gila berkata :.
"Cucuku, lekas kenakan pakaian ini!" Dari batik puqgung pakaiannya Tua Gila
mengeluarkan sehelai baju dan celana panjang putih. "Kalau sudah, aku sarankan
agar kau segera kembali ke Pulau Andalas. llmumu cukup tinggi. Tapi untuk berani
Menantang badai di tanah Jawa ini belum saatnya.
Katakan pada gurumu Sabai Nan Rancak bahwa Kitab Putih Wasiat Dewa yang
dicarinya tidak ber- Jodoh dengan dirinya ataupun dirimul Masing-masing manusia
sudah ditakdirkan oleh Yang Kuasa untuk memiliki dan mencapai segala apa adanya
sampai di tingkat yang sudah ditentukannya. Soal dendam kesumatnya di masa lalu
terhadap diriku biar nanti aku yang akan menyelesaikan. Kau anak baik. Aku
percaya kau bisa lebih baik lagi menghadapi tantangan hidup inil"
Habis berkata begitu Tua Gila berkelebat pergi dari tempat itu.
Untuk beberapa lamanya Puti Andini alias Dewi Payung Tujuh masih terbaring
terdiam. sebelumnya dia marah besar jika dipanggil cucu oleh orang tua itu.
Namun setelah dirinya diselamatkan diam-diam dia merasa ada keperihan yang
mendalam di lubuk hatinya. Dari arah pedataran pasir
terdengar bentakan-bentakan orang yang berkelahi.Puti Andini sadar di mana dia
berada saat itu. Segera dia bangkit dan mengenakan pakaian yang diberikan Tua
Gila dengan cepat.
Ooooooo00000000oooooooo
Kembali pada apa yang terjadi atas diri lblis Putih Ratu Pesolek dan dua anak
buah Ratu Duyung. Dl balik gundukan batu karang di ujung bukit sebelah selatan
enam orang berjubah merah turunkan tubuh tiga gadis cantik yang mereka gotong ke tanah.
Tokoh Kembar nomor 1 berpaling pada lima saudaranya.
"Kalian harap bersabar dan tetap tlnggal di tempatl Aku akan memberi pelajaran
dan hajara pada tiga gadis keparat inil Tidak ada satu manusia pun boleh menipu
Delapan Tokoh Kembarl" Habis berkata begitu si botak nomor 1 ini sibakkan jubah merahnya lalu
melangkah mendekati lblis Putih Ratu Pesolek. "Biang racun penipu! Pembunuh
adikku nomor limal Kau pantas mendapat bagian lebih dulul' lalu dilepaskannya
totokan pada urat gagu yang menutup jalan suara lblis Putih Ratu Pesolek.
"Aku ingin dengar bagaimana suara teriakanmul"
"Kau hendak melakukan apa"l" tanya si nenek yang saat itu bemujud sebagai gadis
cantik. "Mau memperkosaku" Hik ... hikl Aku memang sudah lama tidak main-main dengan
lelakil Ayo lakukan segeral Apa kau sudah tahu caranya" Hik ... hik ... hikl"
Tokoh Kembar nomor 1 merah padam mukanya. nafsunya
untuk memperkosa tertindih oleh kemarahan luar blasa. Kaki kanannya bergerak.
Tendangan keras rnenghantam dada lblis Putih Ratu pesolek dengan telak hingga
tubuh perempuan ini mencelat jauh dan jerit kesakiian menggelegar dari mulutnya.
Tubuhnya terhampar di atas pasir. Ada darah rnengucur di sela bibirnya.
"Bangsat pengecutl Berani pada lawan yang Tertotok!
Kalau kau tidak segera membunuhku kau akan Menyesal
seumur hidupl" kata lblis Putih Ratu Pesolek beitu dilihatnya Tokoh Kembar nomor
1 kembali melangkah mendekatinya.
Semula disangkanya si botak No 1 hendak menghajarnya
kembali. Ternyata dia tidak menghantamkan tendangan atau
pukulan.Melainkan siap untuk melakukan kemesuman
terhadap iblis putih Ratu Pesolek yang saat itu bukan saja berada dalam keadaan
kaku tegang akibat totokan tetapi juga telah terluka parah di sebelah dalam.
Baru saja Tokoh Kembar nomor 1 membungkuk
Hendak menggagahi lblis Putih Ratu Pesolek tiba-tiba ada orang berseru.
"Memperkosa tanpa mabuk lebih dulu apa enaknya!
Ha..ha..ha!"
Lalu "byuurr!"
Terdengar satu suara menggemuruh laksana ada bau
harum minuman keras menyambar jalan pernafasan!
"Awas serangan Tuak Kayanganl" teriak si botak nomor 1memberi tahu adik-adiknya.
Saat itu dari arah depan laksana hujan badai
Wiro Sableng 090 Kiamat Di Pangandaran di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyembur cairan putih ke arah enam Tokoh Kembar.
Semua mereka segera mencari perlindungan. s1 botak
nomor 2 dan nomor 7 bertindak agak terlambat. Walau sempat menyelamatkan diri
namun jubah mereka masih terkena
sambaran semburan tuak hingga berlubang-lubang. Bagian tubuh mereka yang kena
cipratan minuman keras itu laksana ditusuk- tusuk dengan jarum dan menggembung
bengkak! "Keparat jahanaml" maki Tokoh Kembar nomor 1. Dia dan kawan-kawannya siap
bergabung untuk melancarkan
serangan balasan. Namun saat itu da tangnya serangan
berupa semburan tuak seolah- olah tidak berhenti. Selain itu mereka juga tidak
dapat melihat jelas di mana beradanya Dewa Tuak, musuh yang tengah menggempur
mereka saat itu. Selagi mereka saling memberi isyarat tiba-tiba terdengar pekik si botak
nomor 1. Tubuhnya mendadak roboh ke pasir, kelojotan kian kemari. Sebentar kedua
kakinya melejang-lejang, di lain saat dua tangannya berulang kali diturunkan ke
bawah perut tapi diangkat lagi, begitu terus-terusan. Di seberang sana Dewa Tuak
tertawa mengekeh sambil
kedutkan benang sutera yang dipegangnya.
Lima saudara Tokoh Kembar nomor 1 terbelalak dan berteriak marah ketika melihat
apa yang terjadi. Ternyata dengan benang saktinya Dewa Tuak telah mengikat kuat-
kuat anggota rahasia milik kakak tertua mereka. Dapat dibayangkan sakit yang
diderlta lelaki botak nomor 1 itu. Setiap dia coba hendak merenggut dan memutus
benang, Dewa Tuak tarik benangnya hingga Tokoh Kembar nomor 1 menjerit setinggi
langit dan kelojotan kesakitan.
"Keparatl" teriak si botak nomor 2. Bersama adiknya nomor 3
dan nomor 6 dia melompat dan menghantam untuk memutus
benang sutra. "DESSSI Desssl"
Benang sutera membal laksana karet!
Ternyata Tidak sangup diputuskan. Sebaliknya akibat tekanan Dua pukulan
saudaranya tadi, benang sutera yang Mengikat anggota rahasianya menjadi semakin
mengcengkram. lolongan Tokoh Kembar nomor 1 keras mengidikkan. Darah mulai mengucur dari
bagian tubuh di sebelah bawah
perutnya. "bunuh jahannam tua berpakaian biru itul" teriak Si kembar botak nomor 2.
"bentuk Barisan Menjungkir Langitl" teriak saudaranya yang nomor 6.
'Barisan Menjungkir Langitl Hantaml"
Maka secepat kilat lima Tokoh Kembar yang ada Di tempat itu segera membentuk
barisan aneh, berJejer berselang-seling.
Tangan kanan diangkat tinggi- Tinggi ke atas. Telapak tangan kiri diletakkan di
atas Kepala botak berwarna kuning. Mereka mengerahkan Seluruh tenaga dalam. Lalu
meniup ke 'satu arah Yakni sosok tubuh dewa Tuak!
Deru angin yang lebih menyerupai air bah dilanda badai rnenghantam ke arah Dewa
Tuak. Kekehan orang tua ini
mendadak sontak menjadi lenyap.
Sebelum tubuhnya disapu dia segera kerahkan tenaga dalam pada kedua kakinya
hingga sepasang kaki orang tua ini laksana dua tiang raksasa menancap ke pasir-
amblas sedalam mata kakil beberapa saat berlalu. Dewa tuak
kelihatannya sanggup bertahan.
Tapi sesaat kemudian terjadilah hal yang mengejutkan. Tubuh orang tua ini tampak
bergetar. Keningnya mengernyit. Lalu terdengar jeritan lblis Putih Ralu Pesolek.
Kalau saja dia tidak daiam keadaan tertotok walau saat itu menderita luka dalam
yang parah pasti dia telah melompat untuk memeluk tubuh Dewa Tuak.
Pakaian biru yang dikenakan Dewa Tuak mengeluarkan
suara berderik lalu pecah-pecah di beberapa bagian. Dari seluruh pori-pori yang
ada di tubuh dan di mukanya kelihatan keluar keringat bewarna merah tanda
bercampur darah Darah juga membersit dari pinggiran mata, mulut, lobang hidung
serta telinganya! lblis Putih Ratu Pesolek kembali menjerit.
Dua anak buah Ratu Duyung yang juga berada dalam
keadaan tertotok sama saja, tak bise berbuat apa-apa.
"Kraaakkkl"
"Byuuur!"
Tabung bambu yang tergantung di punggung Dewa Tuak
pecah. Tusk harum yeng ada didalamnya tumpah membasahi tubuh bagian belakang
orang tua itu. Sepasang kaki Dew Tuak yang menancap di tanah perlahan-lahan
terangkat ke atas.
Dewa Tuak tahu sekali dirinya dalam bahaya. Kalau dia tetap bertahan tubuhnya di
sebeiah dalam akan hancur luluh. Tapi menyerah begitu saja orang tua yang keras
hati ini berpantang sekali. Dia kerahkan seluruh tenaga dalamnya. Tangan
kanannya tidak mau melepaskan gulungan benang sutera
yang dipegangnya.
Si botak nomor 1 masih menjerit- jerit kesakitan sambil berusaha melepaskan
auratnya sebelah bawah dari libatan benang namun sia-sia. darah makin banyak
mengucur dari luka yang melebar akibat irian benang sutera sakti.
"Tenaga Dalam Penuh!" Tokoh Kembar nomor 2
Berteriak. Bersama empat saudaranya dia segera
Menggembor tenaga daiam. Tubuh Dewa Tuak berqoyang
keras. Kedua kakinya tercabut dari tanah.
Sebelum tubuh orang tua ini terlempar ke udara Sekonyong-konyorg ada empat
bayangan berkelebat. Tiga langsung
mendekati Dewa Tuak dari belakang. "Daial-dajal kernbar kepala kuning tahil
Pengecut main keroyok!" Yang berteriak ternyata adalahlblis Pemabuk..
"Dewa Tuakl Bertahanlahl Kami membantul"
Tiga pasang telapak tangan lalu ditempelkan ke punggung Dewa Tuak. Tiga hawa
sakti mengalir ke dalam tubuh orang tua itu. Sesaat tubuh Dewa Tuak bergoncang
keras kemudian perlahan-lahan turun kembali keatas pasir, menancap di tanah
lebihvdalam dari semula.
Di depan sana lima Tokoh Kembar berteriak kaget ketika angin maut yang mereka
semburkan dari mulut mendadak
sontak berbalik menghantam ke arah mereka.
"WUUSS!!!"
"Selamatkan diril" Tokoh Kembar nomor 2 berteriak. Lima orang berkepala botak
kuning itu lalu lari berserabutan. Dua orang melakukan gerakan yang salah hingga
mereka saling tabrakan. Saat itu juga angin sakti mereka berbalik datang
menyambar. Keduanya mencelat sampai tiga tombak, terkapar di atas pasir. Tewas
dengan pakaian dan sekujur tubuh
bergelimang darah. Daging tubuh mereka hancur laksana
dicacah. Yang tiga orang lagi berhasil mencari selamat dengan menjatuhkan dirl
bertlarap ke pasir. Begitu angin maul lewat ketiganya cepat berdiri dan
melarikan diri.
Saat itulah tiga sinar putih berkiblat berturut-turutl Dua orang lagi dari tiga
Tokoh Kembar yang masih hidup menjerit keras lalu roboh ke tanah dengan jubah
dan tubuh hangus! Yang ke tiga yaitu Tokoh Kembar nomor 3 walau tangan kirinya
hangus dihantam sinar putih menyilaukan tapi tadi masih sempat menyelamatkan
diri ke balik dinding karang dan menghilang.
Ratu Duyung turunkan cermin saktinya. Kilatan cahaya yang keluar dari senjata
mustika inilah tadi yang menamatkan riwayat dua Tokoh Kembar. Di belakang Dewa
Tuak tiga pasang tangan yang tadi ditempelkan ke punggung orang tua itu perlahan-
lahanditurunkan. Walau tidak menoleh namun Dewa Tuak sudah tahu siapa yang
barusan menolongnya.
"lblis Pemabuk, Tua Gila, Ratu Duyungdan sobat berselubungl Aku rnengucapkan
terima kasih. Kalau kalian tidak membantu tentu saat ini aku sudah jadi
bangkai!" lblis Pemabuk tenggak tuak dari dalam kendi lalu berkata.
"Aku tidak merasa membantu. Aku hanya tidak suka melihat orang main keroyok!"
Orang berselubung batuk-batuk beberapa kali. Dengan gerakan cepat dia
memusnahkan totokanyang menguasai lblis Putih Ratu Pesolek dan dua gadis anak bush Ratu
Duyung. Lalu dari balik kain putih yang menutupi sekujur tubuhnya dia
mengeluarkan dua butir obat.
Sebutir diberikannya pada Dewa Tuak, sebutir lagi pada lblis Putih Ratu Pesolek.
"Lekas telan Luka dalam kalian bukan main-main!"
Dewa Tuak dan lblis Putih Ratu Pesolek segera Telan obat yang diberikan. Setelah
menelan obat Idewa Tuak cepat
menemui lblis Putih Ratu Pesolek Dan membantunya berdiri.
Sementara Ratu Duyung segera pula menolong dua anak
buahnya. "Kau tidak apa-apa?" tanya Dewa Tuak pada lblis putih Ratu Pesolek.
Tendangan keparat botak nomor satu itu keras Sekali
Jahanam betull" jawab lblis Putih Ratu Pesolek yang sampai saat ini masih tetap
berwujud sebagai seorang gadis. "Eh, jahanam yang kau kerjai barangnya itu
kenapa berhenti
berteriak"ll'
Dewa Tuak dan lblis Putih Ratu Pesolek melangkah mendekati Tokoh Kembar nomor 1.
Memandang ke bawah perut orang
itu dinginlah tengkuk lblis Putih Ratu Pesolek. Anggota rahasia Tokoh Kembar
nomor 1 ternyata sudah hancur seperti dlsayat-sayat. Nyawanya tak tertolong lagi
karena terlalu banyak mengeluarkan darahl
"Sayang bumbung tuakku dihancurkan oleh bangsat yang sudah jadi mayat itu...."
Lalu dia berpaling mencari-cari. Dari samping ada yang berkata. "Kau pasti
mencari-cari aku! Ini, ambil satu kendiku. lsinya masih penuhl"
Dewa Tuak menyeringai pada lblis Pemabuk yang ada di
samping kirinya. Dengan cepat disambarnya kendi berisi tuak keras yang diberikan
tokoh silat bertubuh pendek gemuk itu.
Lalu dibimbingnya tangan lblis Putih Ratu Pesolek dan
dibawanya kebatik sebuah batu karang besar. Si gadis tampak tersipu-sipu. Dewa
Tuak berkata perlahan.
"Perlu apa malumalu. Aku sudah tahu siapa dirimu. Anak setan murid Sinto Gendeng
itu yang memberi tahu."
"Ah. ..." lblis Putih Ratu Pesolek keluarkan suara tertahan."Kau-.. Bertahun-
tahunaku menyirap kabar dirimu.
Tidak tahu apa kau masih hidup atau sudah digondol malaikat maut ke akhiratl"
Dewa Tuak tertawa mengekeh.
"Aku senang melihat wajahmu muda dan cantik seperti ini.
Tapi aku lebih suka rne:ihat wajahmu yang asli!"
lblis Putih Ratu Pesolek kembali tersipu-sipu dan merah jengah wajahnya yang
jelita. Dia membuat gerakan
menggeliat. Sesaat kemudian perwujudannya sebagai gadis cantik jelita itu
lenyap. Kini dia kembali ke bentuk aslinya.
Seorang nenek berdandan menor mencorong.
"Suro Lesmonol" kata si nenek menyebut nama asli Dewa Tuak. "Aku gembira bisa
bertemu lagi denganmu. Apakah kau baik-baik saja selama ini?"
Dewa Tuak batuk-batuk dan mengangguk-angguk. "Aku juga suka sekali bertemu
denganmu. Aku baik-baik, kuharap kau juga begitu. Bolehkan aku menciummu saat
ini"ln "Tua bangka edan! Kau kira k i i berada di manasaat ini"lU
Dewa Tuak tertawa gelakqelak.
"Aku punya urusan yang belurn selesai dengan Pangeran Matahari. Dia membunuh
saudarakul" menerangkan lblis Putih Ratu Pesolek. Lalu si nenek hendak
berkelebat. Dewa Tuak cepat pegang lengannya dan berkata. "Sebelum pergi kau tidak hendak
mencoba tuak Iblis Pemabuk lebih dulu" Minuman ini bisa mempercepat kesembuhanmu
...." lblis Putih Ratu Pesolek terdiam. "Baik, aku akan minum beberapa teguk ..."
katanya lalu ulurkan tangan hendak rnengambil kendi yang dipegang Dewa tuak.
Tapi si kakek malah menjauhkan kendi itu. "Eh, mengapa kau
jauhkan?"tanya si nenek heran. "Aku ingin kau minum seperti dulu. Masih
ingat...?" Wajah lblis Putih Ratu Pesolek menjadi sangat merah.
Dewa Tuak teguk tuaknya sampai mulutnya gernbung. Lalu ditariknya lengan si
nenek begitu rupa hingga wajah mereka saling bertemu satu sama lain. begitu
bibir mereka saling bertemu, Dewa Tuak buka mulutnya, masukkan tuak kedalam
mulut lblis Putih Ratu Pesolek yang sudah menunggu dengan Mesranyal lblis Putih
Ratu Pesolek tepuk tangan kanan
Dewa Tuak ketika tangan itu mulai jahil menjalar ke tubuhnya.
Dia cepat-cepat telan tuak dalam mulutnya lalu mundur dua langkah.
"Eh, kau mau ke mana"' tanya Dewa Tuak. "Sudah kubilang aku ada urusan besar
yang perlu diselesaikan dengan
Pangeran Matahari!" jawab si nenek. Lalu cepat sekali dia berkelebat tinggalkan
tempat itu. -------------------00000000000----------------
SEMBILAN K EHADIRAN Pendekar212 di kaki bukitsebelah timur
setelah berhasil membunuh Elang Setan dan Makhluk
Pembawa Bala menimbulkan beberapa reaksi di kalangan
para tokoh yang ada di tempat itu. Bujang Gila Tapak Sakti sambil berkipaskipas
melambaikan tangannya lalu berteriak.
"Anak sablengl Apa kau masih ingat sama Kemala"l"
Murid Sinto Gendeng palingkan kepalanya ke arah si gendut itu. Olaknya
mengingat-ingat, mulutnya tampak melongo.
"Kemala siapa" Aku tidak ingatl" jawab Wiro kemudian.
Bujang Gila Tapak Sakti tetiawa bergelak. "Tidak ingat atau pura-pura tidak
Ingatl Masakan kau lupa pada si Kemala alias Ratih Kiranasari itu .... Ha. .. ha
...ha!" Paras Pendekar 212 berubah. "Aku ingat sekarangl
Ada apa dengan dlrinya?"
"Anak sablengl Harusnya akuyang betianyaada apa dengan dirinya, bagaimana dia
setelah aku tinggalkan kalian
berduadual Eh, apakah jadl kau tiduri gadis Ru untuk
memusnahkan ilmu hiiam yang menguasai dirinya ... "l"
"Gajah bunting" damprat Pendekar 212.
Jaga mulutmul Ini bukan saat dan tempatnya membicarakan hal-ha1 gila seperli
itu" Bujang Gila Tapak Sakti betulkan letak kopiah hnam kupluk di atas kepalanya. Dia
tertawa gelakgelak dan terus saja
berkipas-kipas.
"Sudahlahl Kalau kau tidak mau membicarakan hal Itu aku tak mau bicara lagll"
kata Bujang Gila Tapak Sakti pula.
Sementara itu di dalam keranjang rotan raksasa Si Raia Penidur masih teruS
mendengkur. Pipa yang terselip di sela bibirnya mengebulkan asap berbau tidak
sedap ke seantero tempat. (Mengenai kemala atau Ratih kiranasari harap baca
serial Wlro Sablenq beriudul "Purnama Berdarah) Wiro pencongkan mulutnya.
Setelah menggaruk kepalanya
beberapa kali dia melangkah ke arah kereta kencana putih di samping mana Ratu
Duyung tegak memandang ke arahnya
dengan sepasang mata blru indah berkilauan. Di atap kereta Kakek segala Tahu
masih duduk uncang-uncang kaki dan
sesekall kerontangkan kaleng bututnya.
Dl tempat lain orang berselubung kain putlh yang kini tinggal satu begitu
melihat Wiro IangSUng memaki dalam hati.
"dasar anak setan geblekl Dalam keadaan sePerti ini masih bisa garuk-garuk
kepala cengangas-cengengesl Awas kau
Nanti kugasak dirimu mulai dari kepala sampai ke pantatl'
Dl samping kereta Ratu Duyung memandang ke arah Wiro
dengan hati berdebar. Kerinduannya selama ini seolah terobati begitu melihat
Wiro muncul dan kini melangkah ke arahnya.
"Dia masih mengenakan pakaian hitam yang aku berlkan dulu. Apakah ini satu
pertanda bahwa dla tidak melupakan dlriku...?" membathin Ratu Duyung dalam hati
penuh harapan. Sebenarnya Wiro ingin menemui semua tokoh yang ada di
tempat itu, yang telah bersusah payah datang untuk
menolongnya. Namun dia harus bergerak cepat. Apalagi saat itu dilihatnya Tiga
Bayangan Setan telah menuruni bukit di sebelah barat. Wiro percepat langkahnya
mendekati kereta.
Sesaat dia tegak di depan Ratu Duyung, memandang
penuh kagum akan kecantikan si gadis. Sang Ratu sendiri seperti tersenyum
padanya walau jelas kedua matanya
Wiro Sableng 090 Kiamat Di Pangandaran di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tampak berkaca-kaca. Diam-diam gadis ini ingat pada ucapan Tua Gila waktu muncul
di tempat itu pertama kali. 'Gadis cantik, mudah-mudahan kau segera mendapatkan
jodoh! Aku turut berdoa untukmu!'
"Ratu Duyung, aku ingin bicara banyak denganmu. Tapi ..."
'Niro tak bisa meneruskan ucapannya. Tenggorokannya
serasa tersekat. Terlebih ketika dilihatnya sepasang mata biru bagus sang Ratu
berkaca-kaca memandang tak berkesip
seolah melepas segala kerinduan yang dipendamnya selama ini. Dengan suara
perlahan kemudian Wiro berkata.
"Ratu Duyung, harap maafkan. Ada sesuatu yang hendak kutanyakan pada orang yang
kurang ajar duduk di atas
keretamul"
Ratu Duyung menganggukkan kepala. Bibirnya yang merah
bagus membentuk senyum. Senyum bahagia ini seperti tidak mau pupus dari wajahnya
yang jelita. Wiro mendongak ke atas kereta.
"Kakek Segala Tahul" serunya memanggil. Si kakek memandang ke bawah, tertawa
lebar dan goyang-goyangkan tangannya yang memegang kaleng. "Aku perlu petunjukmu
tentang kelemahan Tiga Bayangan Setanl lblis Pemabuk
pernah mengatakan Tepat tengah hari bolong. Pilih yang di tengah. Kau bisa
mengartikan petunjuk itu"!"
Si kakek menggeleng. Lalu kerontangkan kaleng rombengnya.
"Celaka" keluh Wiro dalam hati. Lalu dia berTeriak kembali.
"Kek! Aku tidak percaya kau tidak t ahu percuma kau dijuluki Kakek Segala Tahu!"
si kakek uncang-uncang kakinya lalu menjawab. Gelar apa pun tidak rnenjadi
jaminan bahwa maNusia i'tu bisa seperti Tuhan rnengetahui segala sesuatunya.
Waktumu hanya tinggal sedikit anak muda. Lekas kau bertanya pada Si Raja Penidur"
Wiro palingkan kepalanya ke arah Si Raja PePenidur yang masih ngorok di dalam
keranjang rotan Besar.
"Kau ini bergurau atau apa. Kau lihat sendiril Dia masih mendengkur begitu,
bagaimana aku bisa bertanya ! Kau tahu manusia macam bagaimana dial tidur bisa
sampai berbulan-bulan!"
"anak tololl Apakah kau sudah bertanya padanya"!
Apakah kau kira si gendut sobatmu berjuluk Bujang gila Tapak Sakti itu mau
bersusah payah Membawanya ke sini kalau tidak punya maksud tertentu"l"
Wiro garuk-garuk kepala.
"Maafkan aku Kek," kata Wiro. Lalu dia mengHambur ke arah Bujang Gila Tapak
Sakti yang duduk Di tanah sambil
bersandar pada keranjang rotan Besar tempat si Raja Penidur melingkar tidur.
"Heh, mau apa kau datang ke sini?" Bujang Gila Tapak Sakti membentak tapi
wajahnya mengulum senyum dan kipas di
tangannya bergerak pulang balik di mukanya yang keringatan.
"Gajah bunting Jangan bersikap garang! Ini urusan mati atau hidupl" semprot
Wiro. Begitu Wiro mendekati keranjang rotan dengkur Si Raja
Penidur bertambah kerasl Sesaat Pendekar 212 merasa ragu.
Namun akhirnya sambil menepuk paha orang tua bertubuh
maha gemuk itu dia bertanya.
"Kakek Raja Penidur, harap kau suka bangun dan memberi tahu apa artinya Tepat
tengah hari bolong. Pilih yang di tengah
...." Sosok Raja Penidur tidak bergerak sedikit pun. Wiro
memandang pada Bujang Gila Tapak SaMi seolah minta
toiong. Tapi si gendut satu ini Cuma menyeringai sambil terus berkipas-kipas.
Wiro tepuk lagi paha Si Raja Penidur. Kali ini lebih keras.
Tiba-tiba kaki itu bergerak. "Kekl Kakek Raja Penidurl Bangun Kek. Aku butuh
bantuanmu. ..I" kata Wiro setengah berseru.
Si Raja penidur menggeliat dalam keranjang.
Dari mulutnya terdengar suara meracau. Matanya terbuka sedikit lalu tertutup
lagi. "Kekl Jangan tidur dulul Aku perlu petunjukmul"
Mulut Si Raja Penidur kembali meracau. "Apa sih yang diucapkan si gendut ini?"
pikir Wiro. Lalu tidak sabaran dicabutnya pipa yang terselip di bibir Raja
Penidur. Saat itulah orang tua gemuk ini menggeliat lagi, lalu tiba-tiba dia
bangkit dan duduk di atas keranjang rotan itu. Kepalanya yang berat
ditengadahkan ke langit. Sepasang matanya tertutup
mengernyit. Lalu dari mulutnya terdengar ucapan.
"Ho .... Oooooo. Sudah tepat tengah hari bolong rupanyal Kalau ada tiga buah
kelapa aku akan memukul kelapa yang di tengahl Yang di tengah itu yang paling
lezatl Huah ...!" Raja Penidur menguap lebar-lebar lalu tubuhnya terguling ke
dalam keranjang rotan. Suara mengoroknya kembali membahana.
Murld Sinto Gendeng kecewa besar. Dia belum sempat
mengartikan ucapan Si Raja Penidur dan kini manusia raksasa gemuk itu sudah
mendengkur kem-bali. Dia memandang ke
arah bukit di sebelah barat lalu mendongak ke langit.
Saat itu matahari tepat berada di titik tertingginya . "Astagal Dia benar. Saat
ini tepat tengah hari bolong. Lalu kelapa yang di tengah" Apa maksudnya " Kurang
ajar Mengapa aku begitu tololl"
Wlro melompat bangkit. Tapi ketika ingat masih Memegangi pipa Si Raja Penidur
dia cepat-cepat Membalik dan selipkan pipa itu kembali ke mulut Raja Penidur.
Baru saja dia hendak memutar tubuh Tiba2 diatasnya ada satu bayangan berkelebat
Disertai teriakan dahsyat.
"bunuhl"
Wlro cepat angkat kepalanya. Pada saat itu dari Atas
berkelebat tiga Bayangan Setan. Kedua tinjunya Diadu satu sama lain. Bersamaan
dengan teriakan Bunuh tadi maka dari tiga guratan di keningnya Memancar sinar
aneh. Lalu dari kepalanya yang Botak sebelah itu mencuat keluar asap
membentuk Tiga sosok makhluk jejadian bermuka raksasa
dengan rambut riap riapan dan taring besar serta mata merah mendelik ganas.
Semua orang yang ada di situ tercekat
tegang. Tiga makhluk ini bergerak cepat sekali. Ketiganya menghantamkan tangan
laksana palu godam ke arah kepala Pendekar 2121 Murid Sinto Gendeng cepat
menyingkir meloloskan dirl dengan jurus ilmu silat yang didapatnya dari Tua Gila. Lalu
sarnbil melompat ke atas dia berteriak.
"Tepat tengah hari bolongl Pilih yang di tengahl"
"Wuuutl Wuuutl wuuuttl"
Tiga hantaman makhluk-makhluk jejadian tidak mengenai
sasaran. Begitu selamat dari serangan maut Wiro berjungkir balik di udara.
sesaat kemudian tubuh sang pendekar
kelihatan menukik ke bawah. Sarnbil rnenukik Wiro tiup tangan kanannya. Gambar
kepala Datuk Rao Bamato Hijau muncul di telapak tangannya.
Di kejauhan terdengar suara auman harimau yang sosoknya tidak kelihatan. Bukit
batu bergetar hebat. Pedataran pasir rnenggelombang. Semua orang menjadi
tercekat. Tiga rnakhluk raksasa membalik, siap menyerbu kembali.
Murid Sinto Gendeng keluarkan jurus ke dua dari ilmu silat Enam Inti Kekuatan
Dewa yang dipelajarinya dalam Kitab Putih Wasiat Dewa. Telapak tangan kanan yang
terbuka didorongkan perlahan saja. Yang diarah adalah kepala
raksasa jejadian yang sebelah tengah!
"Praaakkl"
Kepala raksasa yang di sebelah tengah hancur berantakan.
Darah bermuncratan. Di kejauhan terdengar suara lolongan aneh. Dari mulut Tiga
Bayangan Setan sendiri melesat jeritan menggidikkan. Tubuh berjubah hitam ini
terkapar di tanah.
Kepalanya kelihatan hancur mengarikan. Anehnya kepala
makhluk jejadian yang dihantam tapi kepala Tiga Bayangan Setan ikut hancur. Dan
lebih aneh lagi kehancuran ini menjalar ke seluruh tubuhnya sampai ke kakil
Bersamaan dengan itu sosok tiga makhluk jejadian lenyap l Kesunyian rnenegangkan
menyelimuti tempat ilu.
Pangeran matahari laksana disengat kalajengking ketika menyaksikan tewasnya Tiga
Bayangan setan. Padahal dia
sangat rnengandalkan kaki tanganya yang satu ini. Dia usap mukanya berulang
kali. Otak liciknya diputar. Dia kerahkan tenaga dalam lalu berteriak
rnembahana. "Para tokoh di bukit timurl Sebelum kita me
Neruskan urusan di Pangandaran ini aku perlu memberitahu satu hal dan meminta
pertanggungan jawab kalianl"
'Pangeran bejat! Kau mau pidato atau membaca syair"!"
berseru Tua Gila lalu tertawa mengekeh. dewa Ketawa ikut-ikutan tertawa. Dewa
Sedih meraungkan tangis dan Kakek Segala Tahu kerontangkan kaleng rombengnya.
Tampang Pangeran Matahari menjadi merah padam. narnun
sambil menyeringai dia berkata. "ketahuilah pendekar 212
telah menghamili kekasihku bidadari angin timur! Gadis berbaju biru itu yang itu
yang bertempur dengan gadis
bersenjatakan payung tadi!
Pendekar 212 berseru kaget. Yang lain-lain terkesiap Dan keluarkan suara
bergumam sambil memandang kearah Wiro.
Semua orang menjadi geger. Ratu Duyung merasa sangat
terpukul. Dia tutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Kurang ajar Tuduhannya dusta dan fitnah belakal" teriak Pendekar 212.
Pangeran Matahari mendengus. "Ternyata kau terlalu pengecut mengakui kebejatanmu
Pendekar 212 Nanti bisa kita tanyakan sendiri pada gadis ltul
Saat ini aku akan meminta pertanggungan jawab kalian atas kejadian inil Sayang
nenek pikun si Sinto Gendeng guru Pendekar 212 tidak ada di sini hingga tidak
bisa kumintakan pertanggungan jawabnyal" "Pangeran sundal! Sinto Gendeng ada di
sinil Dan dia belum pikun!"
Ooooooooooo00000000ooooooo
SEPULUH TIBA-TIBA satu suara menggema keras di kaki Bukit timur.
Orang berselubung kain putih menggerakkan tangan, menarik lepas pakaiannya. Saat
itu juga terlihatlah sosoknya yang asli.
Ternyata dia bukan lain adalah nenek tinggi kurus berkulit hitam sinto weni
alias Sinto Gendeng dari Gunung Gede. Si nenek mengerling ke arah Tua Gila yang
sempat terbelalak ketika mengetahui kekasihnya di masa muda itu berada di tempat
itu. Kalau para tokoh di kaki buki sebelah timur heran-heran maka musuh mereka
yang ada di bukit sebelah barat tampak berusaha menekan rasa kecut yang menimpa
diri mereka. Si Muka Bangkai cepat-cepat membisiki muridnya.
"Pnngeran, keadaan tidak menguntungkan bagi klta. Tujuh dari Delapan Tokoh
Kembar telah menemui ajal Jumlah lawan terlalu banyak untuk kita hadapi. Dewa
Ketawa, Dewa Sedih, Kakek Segala dan Bujang Gila Tapak Sakti masih belum turun
Tangan . Belum lagi Sinto Gendeng yang sangat Berbahaya ini.
Bagaimana kalau kita tinggalkan saja Tempat ini. Aku akan mengatur siasat agar
kita bisa Melarikan diri dengan selamat."
Rahang Pangeran Matahari nampak menggembung.
Wajahnya membersitkan kecongkakan dan Kelicikan serta
segala akal. Yakin akan kehebatan Kitab Wasiat lblis yang berada di tangannya
dia menjawab. "Guru, jika kau mau kabur silahkan sajal Aku Pangerang matahari raja diraja
dunia persilatan tidak akan pergi dari sini!
Mereka akan kuhabisi satu persatu! Hari ini juga! Hari sepuluh bulan sepuluhl"
Sang Pangeran lalu usapdadanya di mana tersimpan
Kitab Wasiat Iblis. Mendengar kata-kata muridnya itu walau hatinya jerih tapi Si
Muka Bangkai terpaksa tetap berada di tempat itu.
"Pandan Arum! Kau harus berani mengatakan siapa yang telah menghamilimu! Aku
akan ikut merobek-robek manusia jahanam itu!"
Tiba-tiba ada seseorang berteriak disertai satu bayangan biru dan menebarnya bau
sangat wangi. Paras gadis berbaju biru yang dipanggil dengan narna Pandan Arum
rnenjadi pucat pasi. Tuhuhnya terasa lunglai dan dia tersandar ke dinding batu
karang di belakangnya seraya menatap pada seorang gadis yang berpakaian biru dan
memilikl ciri-ciri sangat sama dcngan dirinya! Baik wajah, sosok tubuh, warna
kulit dan warna rambut maupun pakaian dan wewangian yang
dipakainya! Hal ini membuat semua orang yang ada di tempat itu jadl terbelalak!
"Ooo ... la-la! Apa yang terjadi"!" seru Tua Gila.
"Mengapa sekarang jadi dua"! Dari mana datangnya?"
"Kernbarannya atau jejadiannya yang muncul
ini"!" teriak Dewa Ketawa lalu gelak mengakak.
Saudaranya si Dewa Sedih tarnpak cemberut lalu mulai
sesenggukan dan menangis. Bujang Gila Tapak Sakti sarnbil berkipas-kipas
berkata. "Ah, aku dikasih yang mana saja akan kuterima! Ha ... ha ... ha!"
Bagaimana herannya semua orang yang ada di Situ termasuk Pangeran Matahari
sendiri, yang paling terkejut adalah Pendekar 212 Wiro Sableng. Sepasang matanya
melotot tak berkesip.
"Benar-benar ada dua. Berarti gadis yang kutemui di rumah makan itu adalah yang
barusan datang ini. Bidadari Angin Timur yang asli. Tapi ...!"
Wlro garuk-garuk kepala. "Bagaimana aku benar- Benar bisa memastikan yang mana
yang aslil" Selagi kesunyian masih mencengkam di tempat Itu tiba-tiba gadis yang
barusan datang berkata Dengan suara lantang.
"Kalian semua dengarl Aku dan gadis ini adalah Dua saudara kembar. Aku kakaknya
dia adikku! Perjalanan hidup telah membuat nasibnya tersesat Dan terhina karena
jatuh ke tangan Pangeran MaTahari !" si gadis berpaling pada adik kembarnya Ialu Berkata
"Katakan pada orang-orang ini! Siapa yang Telah menghamilimu! Jangan berani
dusta! Jangan Berusaha memfitnah!"
Perrlahan-lahan gadis yang disebut dengan Nama
Pandan Arum itu bergerak dari batu karang Tempatnya tegak bersandar. Kalau tadi
tubuhnya terasa lemah lunglai kini dia seolah mendapat satu kekuatan hebat.
Manusia Dari Pusat Bumi 1 Pendekar Mabuk 040 Asmara Berdarah Biru Rahasia Kampung Garuda 12
Darah busuk mengucur mengerikan juga menjijikkan Seperti yang dikatakan Dewa
Sedlh ternyata Benar makhluk
Pembawa Bala adalah orang pertama yeng menjadi korban di hari sepuluh bulan
sepuluh di Pangandaran itu!
Wiro yang menyadari bahwa dia harus bergerak cepat
segera tinggalkan tempat itu sambil mencekal kayu di mana tertancap kepala
Makhluk Pembawa bala. Namun sebelum dia sempat melangkah pergi tiba-tiba Elang
Setan muncul. "Manusia jahanam! Kalau hari ini aku tidak bisa
membunuhmu lebih baik aku yang bunuh diri!" kertak Elang Setan. Wiro
menyeringai. Dia angkat kepala Makhluk
pembawa Bala ke atas. "Kau rupanya ingin punya nasib seperti kambratmu inil"
Wlro campakkan kepala Makhluk Pembawa Bala ke tanah. Saat itu Elang setan telah
menyerangnya. Sepuluh sinar hitam dan sinar merah
menyambar ke arah Wiro ketika orang ini menggempurnya
dengan serangan sepuluh jari tangan berbentuk cakar.
Pendekar 212 yang sudah
sejak lama mendendam terhadap manusia yang tehh
mencuri dua senjata mudikanya itu kali ini tak mau memberi ampun dan bertindak
cepat. "Saat bagiku menguji kehebatan ilmu pukulan Harimau Dewa," pikir Wiro.
Dia segera tiup tangan kanannya. Saat itu juga di telapak tangan Wiro muncul
gambar kepala harimau putih bermata hijau. Elang Setan menggembor marah ketika
serangan pertamanya gagal.
Didahului teriakan keras dia lancarkan jurus ke dua. Cakar tangan kiri menyambar
ke leher untuk merobek sedang cakar tangan kanan menghunjam ke dada kiri guna
menjebol jantung lawan! Namun tinju kanan Pendekar 212 yang melesat di
antara dua lengan lawan lebih dulu mendaratkan pukulan
"Harimau Dewa" di kening Elang Setan. Orang ini meraung keras. Tubuhnya
terlontar sejauh tiga tombak. Kepalanya hancur mengerikan. Lalu terjadilah satu
ha1 mengerikan.
Seolah hancurnya benda yang terbuat dari kaca, begitu
kepalanya hancur, kehancuran ini merarnbat ke sekujur
tubuhnya sarnpai ke kakil Murid Sinto Gendeng sampai
merinding sendiri melihat hebat dan ganasnya pukulan
"Harimau Dewa" yang dimilikinya itu. Mayat Elang Setan yang hancur itulah yang
kemudian dilemparkan Wiro dari atas bukt hingga menggegerkan Pangeran Matahari
dan pengikut-pengikutnya serta membuat marah besar Tiga Bayangan
Setan, saudara angkat darah Elang Setan!
--------------------------00000000000000000----------------
ENAM M ATAHARI bersinar terik, menyilaukan mata Pangeran
Matahari. Dia terpaksa melindungi ke dua matanya dengan telapak tangan kiri.
Ilnngan begitu baru dia bisa melihat ke puncak bukk Ivlblh jelas. Saat itulah
dari atas buki karang terrlnnqar seseorang berteriak.
"Pangeran Matahari! Apa kau mencari kaki ta- Nganmu yang satu ini"!"Orang yang
tegak di puncak Bukit itu berseru. Di tangan kirinya dia memegang sebatang kayu
yang ditancapi kepala manusia. Itu adalah kepala Makhluk Pembawa Bala
"Pendekar 212 jahanam!" rutuk Pangeran Matahari. Dl atas bukit Wiro Sableng
gerakkan tangan klrlnya. Kepala Makhluk Pembawa Bala dilemparkannya ke bawah.
Kepala itu menggelundung beberapa saat sebelum akhirnya terbanting dua langkah di hadapan
Pangeran Matahari! Hancur
mengerikanl "Tiga Bayangan Setanl Aku tugaskan padamu Untuk
membunuh Pendekar 2121" Pangeran Matahari Berikan perintah pada Tiga Bayangan
Setan. Lalu dia Memberi isyarat pada gurunya sambil mencabut Kapak Maut Naga
Geni 212 dari pinggangnya. Di Tangan kanan dia memegang sebuah
benda hitam Yang ternyata adalah batu sakti pasangan Kapak naga Geni 212.
Pada waktu Tiga Bayangan Setan bergerak meNuju puncak
bukit pada saat itu pula Pendekar 212 Wiro Sableng melesat ke udara. Tubuhnya
laksana Bola melenting beberapa kali hingga akhirnya dia sampai di kaki bukit
sebelah timur, bergabung dengan para tokoh silat golongan putih.
"Jahanaml Kau kira kau bisa lari ke mana"l"
kertak Tiga Bayangan Setan yang kecele sampai di puncak bukit sebelah barat. Dia
segera memutar tubuh dan melompat mengejar.
Sementara itu di bagian lain dari kaki bukit sebelah barat telah berlangsung
satu kegegeran. Dewi Payung Tujuh yang sejak tadi mengintai kesempatan tiba-tiba
menyergap ke arah Bidadari Angin Timur sambil membentak.
"Gadis liarl Kau telah memfitnah diriku sebagai pembunuh Raja Obatl Aku akan
mengampuni selembar nyawamu jika kau mau menyerahkan kepadaku Kitab Putih Wasiat
Dewa yang kau curi dari Pendekar 212 saat ini jugal"
Kejut Bidadari Angin Timur bukan alang kepalang. "Jahanaml Jadi kau ular dalam
selimut rupanyal Semula mengatakan ingin membantu Pangeran Mataharil Ternyata
kau sengaja mencari mampusl Berani membuat perkara di sarang macanl"
Bidadari Angin Timur langsung menerpa ke arah Dewi Payung Tujuh alias Puti
Andini. Dua tangannya dipukulkan ke depan.
Dua larik sinar biru menderu. lnilah pukulan sakti yang disebut
"Pedang Kilat BiruUl
Puti Andini tidak tinggal diam. Tangannya kiri kanan
digerakkan. Enam payung melesat dan berkembang berputar dengan suara deras
membentengi tubuhnya. Payung ke enam yang berwarna hitam berputar laksana
titiran dalam genggamannya. Ujungnya yang runcing ditusukkan ke perut Bidadari Angin Timur.
"braakkkk. .. reetttt!"
Satu payung patah di bagian gagangnya, satu Lagi robek besar. Dewi Payung Tujuh
berteriak keras. Tubuhnya llenyap dibalik gulungan sinar hitamberputar payung
yang dipegangnya. Empat buah Payung lagi tiba-tiba melesat
menggempur kedepan. Sesaat Bidadari Angin Timur menjadi dibuat kela- Bakan. Dia
berseru. "DelapanTokoh Kembar!
Janqan Diam saja! Lekas bantu aku! Apa kalian tidak melihat rejeki besar didepan
mata"!' Ddelapan lelaki berjubah merah bermuka sama dan berkepala botak warna kuning
yang sejak tadi hanya tegak -tegak saja melihat apa yang terjadi seolah -olah
baru sadar. Delapan pasang mata memenatap kearah Puti Andini seolah
menelanjangi gadis dari tanah seberang ini. Tiba-tiba mereka keluarkan suara
aneh dari mulut masing-masing. Mereka mendongak ke langit sambil usap-usap
kepala masing- masing.
Lalu ketika serentak mereka meniup ke atas, langit laksana dilanda topan
prahara. Kaki bukit bergetar dan pasir
beterbangan. Puti Andini sesaat jadi tertegun. Walau tadi dia Berhasil mendesak
Bidadari Angin Timur namUn Akan
membutuhkan waktu lama baginya untukdapat Mengalahkan
gadis yang mempunyai gerakan cepat Serta pukulan sakti mematikan itu. Kini lawan
dibantu Pula oleh delapan manusia aneh berjubah merah, Berkepala botak dan
memiliki muka sama semua!
Ketika empat dari Delapan Tokoh Kembar mulai
Menyerbu puti Andini langsung menyambut dengan Serangan empat payung. Namun
ketika empat Tokoh kembar lainnya
mulai merangsak ke depan gadis ini serta merta terdesak hebat. Senjata Delapan
Tokoh Kembar berupa tiupan-tiupan aneh menghantam terus menerus seolah badai
melanda. Walau Puti Andini sempat merobekdada pakaianTokoh
Kembar nomor 3 dan melukai pinggul Tokoh Kembar nomor 7
namun dia harus mengorbankan empat payungnya yang
hancur dilanda angin dahsyat tiupan lawan!
Akhirnya dalam keadaan tak berdaya Puti Andini terpojok di celah antara dua batu
karang. Tokoh Kembar nomor 4 tertawa mengekeh. Sambil usapusap kepala botaknya
dia menyergap Puti Andini, langsung merangkul gadis ini. Dua kawannya segera
memegangi tangan si gadis ketika Puti Andini
berusaha melepaskan diri. Lalu due orang lagi mernegangi kakinya. Puti Andini
kemudian digotong ke balik dinding karang di kaki bukit sebelah barat.
"lngatl Aku yang tua! Jadi aku yang mendapat giliran pertama!"
terdengar si botak nomor 1 berkata setengah berteriak. Tujuh saudaranya walaupun
mengomel tapi agaknya tak bisa
berbuat apa-apa.
"Manusia-manusia keji terkutuk! Lepaskan diriku!"
Terdengar jeritan Puti Andini dari balik batu karang. Lalu terdengar suara
seperti pakaian dirobek.
Di kaki bukit sebelah timur salah seorang berselubung kain putih berkata pada
kawan di sebelahnya.
"Saatku untuk bergerak. Kau tunggu di sini. Awasi Dewa Tuak.
Kalau dia pergi lekas beri tahu aku! Jangan coba merayunyal"
Sang teman tertawa di balik selubung kain yang menutupi wajahnya. "Hik ... hik!
Siapa suka pemabuk sialan itu" Lekas bertindak sebelum gadis malang itu
kehllangan kehormatannyal" Ketika temannya pergi orang ini cepat bergerak mendekati Dewa
Tuak lalu mernbisikkan sesuatu.
Dewa Tuak yang tengah asyik berpesta tukar- Tukaran
tuak dengan lblis Pemabuk terkejut besar. "Kau siapa"!" tanya Dewa Tuak dengan
pandang menyelidik. Kalau saja matanya bisa menembus lpakaian aneh orang di
hadapannya itu dia tidak akan negitu bingungnya.
,,Siapa aku tak usah kau perdulikan ... !'
"baik! Katakan di mana dia sekarang?"
Orang berselubung menunjuk ke pedataran pasir "dia yang di sebelah depan. Lekas
kau ikuti dia. Aku punya firasat dia butuh pertolonganmu!" tanpa banyak bicara lagi Dewa Tuak
serahkan tabung bambunya
pada lblis Pemabuk lalu dia rnenghambur kearah pedataran pasir. sebelum
berkelebat pergi orang yang berselubung menghampiri Ratu Duyung. "lzinkan aku
rneminjam dua anak buahmu!" Walau tidak tahu apa sebenarnya yang hendak
dilakukan orang itu Ratu duyung anggukkan kepala. Sesaat kemudian kelihatan tiga
orang berlari melintasi pedataran pasir menuju kebukit sebelah barat. Di depan
sekali adalah orang berselubung tadi. Di belakangnya menyusul dua anak buah Ratu
Duyung yang mengenakan pakaian ketat.
Tak lama setelah temannya berlalu orang berselubung
yang satunya diam-diam merasa khawatir. Delapan tokoh
Kembar tidak bisa dianggap remeh. 'selain mereka berjumlah banyak, masing-masing
memiliki tingkat kepandaian yang sangat tinggi.
Senjata utama mereka adalah tiupan aneh yang mampu
membobol dinding karang, sanggup menghancurkan batu.
Maka orang ini lantas mendekati Tua Gila. Dengan cepat dia menerangkan spa yang
hendak dilakukan temannya dibantu oleh dua anak buah Ratu Duyung serta Dewa
Tuak. "Kalau temanmu itu sudah dibantu oleh tiga orang yang kau sebutkan, perlu apa
dikhawatirkan?" ujar Tua Gila sambil tertawa mengekeh tapi sepasang rnatanya
jelalatan seolah mau menyelidik siapa adanya nya di bal~kp akaian selubung kain
putih itu. "Puluhan tahun malang melintang dalam dunia persilatan rupanya otakmu rnasih
belum waras-waras juga!" Orang berselubung kain putih keluarkan suara keras.
"Kau tahu Delapan Tokoh Kembar bukan lawan yang bisa dibuat main!"
"Heh ... ! Kalau kau tahu rnereka tidak bisa dibuat main mengapa kau sendiri
tidak membantu"!" tukas Tua Gila yang jadi naik darah karena didamprat kurang
waras. "Kalau kau tidak suka turun tangan dan datang ke sini hanya untuk berleha-leha,
atau mungkin kau merasa jeri terhadap Delapan Tokoh Kembar, tidak jadi spa. Tapi
aku nasihatkan padamu lebih baik kau pulang saja ke Pulau Andalas, cuci kaki.
Jangan lupa cebok lalu tidur! Hik ... hik ... hikl"
Habis berkata dan mentertawai Tua Gila, orang berselubung kain putih kembali ke
tempatnya semula. Panas hati Tua Gila bukan main. "Manusia keparat! Siapa dia
adanya! Mengapa menyembunyikan muka dan tubuh di balik kain putih!
Suaranya pun disertai tenaga dalam hingga sulit dikenali!"
Sambil menggulung ke dua lengan pakaian Putihnya Tua Gila melangkah ke hadapan
orang berselubung.
"enak saja kau rnenuduh aku jeri. Ucapanmu Kelewat menghina! Kau akan saksikan
bagaimana aku rnenangani
Delapan Tokoh Kembar itu! Tapi ingat! Selesai urusan itu aku akan menelanjangimu
hingga ketahuan siapa kau adanya!
Jangan-jangan kau seorang musuh dalam selimut!"
Sepasang mata yang terlihat dari dua buah lobang Di kepala selubung kain tampak
mernancarkan sinar Aneh Sesaat Tua Gila jadi tercekat. Lalu cepat-cepat Orang
tua ini rnenyeberangi pedataran pasir, menyusul Rombongan yang telah dahulu ke sana.
------------------00000000000------------------
TUJUH SAMBlL berlari orang yang di sebelah depan membuka
kain putih panjang yang selama ini menutupi kepala dan tubuhnya. Begitu kain
terbuka kelihatanlah wajah dan bentuk tubuhnya yang asli.
Astagal Ternyata dia adalah lblis Putih Ratu Pesolekl
Sambil terus berlari si nenek tua ini merapal mantera tertentu hingga sesaat
kemudian dirinya berubah menjadi seorang gadis csntik jelita, membuat dua orang
anak buah Ratu Duyung terkesiap heran
"Jangan terpukau Kalian nanti bisa celakal lkutl apa yang aku lakukanl Jangan
berani membantahl" Dua gadis anak buah Ratu Duyung mengiyakan. Ke tiga orang itu
sampai di kaki bukit sebelah barat tepat pada saat Delapan Tokoh Kembar hendak
melakukan kekejian atas diri Puti Andini yang saat itu nvaris mereka telanianqi.
lblis Pulih Ratu Pesolek yang sudah berganti rupa menjadi seorang gadis cantik
berseru lantang.
"Lelaki-lelaki jantan Delapan Tokoh Kembar! Apa sedapnya kalian menggagahi
pernuda banci berbaiu merah itul Lebih baik bersenang-senang dengan kamil"
Habis berkata begilu lblls Putih Ratu Pesolek lalu singkapkan dada pakaiannya
hingga sepasang payudaranya terlihat jelas oleh Delapan Tokoh Kembar. Mendengar
teriakan lblis Putih Ratu Pesolek itu tentu saja DelapanTokoh Kembar yang
sedang sibuk hendak melakukan kekejian terhadap Puti Andini menjadi terkejut.
Mereka putar kepala memandang kearah lblis Putih Ratu Pesolek dan sama-sama
ternganga terkesiap melihat apa yang dipertunjukkan. Mereka sepertinya tidak
percaya kalau Puti Andini adalah pemuda banci. Namun
memang jika mereka bandingkan dada Puti Andini yang agak rata biasa -biasa saia
denqan dada lblis Putih Ratu Pesolek yang begitu menggairahkan maka ucapannya
tadi termakan iuqa oleh delapan lelaki berkepala kuning botak ini!.
Selagi Delapan Tokoh Kembar seolah-olah terhipnotis lblis Putih Ratu Pesolek
memberi isyarat pada dua orang anak buah Ratu Duyung. "Lekaslah singkap dan
perlihatkan isi dada kalian yang bagus itu"
Dua gadls cantik anak buah Ratu Duyung tentu saja
terkejut besar karena tidak menyangka akan disuruh berbuat begitu.'Kami ..."
keduanya menjadi gagap dan bersemu jengah
\wajah masing-masing.
"jangan pikir segala apa! Jangan tololl kita Semua tengah menghadapi bahaya
besarl Lekas Lakukan apa yang aku
bilang barusanl" sentak lblis Putih Ratu Pesolek.
Dua gadis sesaat masih bingung. Dia memandang pada lblis Putih Ratu Pesolek,
pada Delapan tokoh Kembar yang kini tampak menyeringai lalu pada Puti Andini
yang saat itu masih terbaring di tanah dalam keadaan pakaian tidak karuan.
"Lekasl Kalian tunggu apa lagil" lblis Putih Ratu Pesolek jadi jengkel.
Dua gadis anak buah Ralu Duyung akhirnya melakukr i juga spa yang dikalakan si
nenek yang menyamar jadi gadis cantik nu. Delapan Tokoh Kembar vana rnempunyai
sifat suka bersenang-senang membelalak beiar ketika kini melihal tiga pasana pavudara putih
dan besar-besar segar membusung
menantang keluar.
Tenqqorokan mereka turun naik sedang cuping hidung
mengembang mengeluarkan suara nafas memburu. Tujuh
orang yang kepaianya berangka 2 sampai 8 memandang pada saudara tua .mereka
nomor 1. Yang nomor satu in1 kedap kedipkan matanya. nya. Lidah dijulurkan
Wiro Sableng 090 Kiamat Di Pangandaran di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pulang balik. Namun tampak ada bayangan rasa rasa bimbang. Melibat gelagat yang
tidak baik ini lblis Putih Ratu Pesolek segera keluarkan ucapan.
"Kami bertiga masih perawanl Apa kalian semua mau berlaku bodoh menggauli pemuda
banci itu"l Mendapalkan
perempuan palsu padahal yang asll siap melayani kalian?"
Tokoh kembar nomor 1 maju selangkah. Enam saudaranya
mengikuti. Namun tiba-tiba yang nomor 4 mendekati dan
berbisik. "Kakak, kau dan saudara-saudara yang lain silahkan mengambil tiga gadis itu, aku
biar tetap dengan pemuda banci itu saja ...."
Si nomor satu pelototkan mata tapi kemudian menyeringai sementara saudara-
saudaranya yang lain terlawa bergelak.
"Saudara kita si nomor 4 ini sejak dulu memang punya kelainanl Ha ... ha ... ha
" Didahului oleh si nomor 1, diikuti oleh yang lain-lain kecuali si nomor 4, tujuh
bayangan merah berkelebat. Kalau tadi masih bisa diatur siapa yang fuluan kini
keadaan jadi kacau karena semua bersirebut cepat untuk dapat rnenyentuh tiga
gadis cantik di depan mereka..
Hanya beberapa langkah lagi tujuh orang tokoh Kembar akan sampai ke tempat tiga
gadis Cantik tiba-tiba gadis paling depan yakni lblis Putih Ratu Pesolek
hantamkan langan
kanannya. Selarik Angin keras menyambar ke kepala Tokoh Kembar Nomor 3.
Dua anak buah Ralu Duyung tidak tinggal diam. Entah kapan mereka mengambii tahu-
tahu masing2 sudah memegang
senjata yang sangat dian- dalkan yakni sebatang longkat besi yang ujungnya
memancarkancahaya biru angker. Ketika
senjata2 itu . dipukulkan ke depan, dua iarik sinar biru menggebu!
"kita tertipu" teriak Tokoh Kembar nomor 1 lalu cepat mendorong adiknya yang
nomor 3. Sang adik Selamat dari serangan iblis putih ratu pesolek, tetapi
adiknya yang lain yakni yang nomor 6 agak terlambat Menyingkir.
' "wusssss"
Angin keras mengandung tenaga dalam tinggi Menghantam
dada si nomor 6. Membuatnya terjungkal dan jatuh
terjengkang. Pakaian merahnya di Bagian dada nampak
berlobang hangus. Kulit tubuhnya kelihatan merah seperti terpanggang. Kedua
matanya mendelik dan dari sela bibirnya mengucur keluar darah segar Jelas dla
terluka parah disebelah dalam tetapi hebatnya dalam keadaan seperti itu dia masih sangguo
melompat bangkit.
Disebelah kiri tiga lelaki botak yang menghadapi langsung serangan dua sinar
biru cepat jatuhkan diri lalu melompat ke depan susupkan masing-masing satu
pukulan maul ke arah dua orang anak buali Ratu Duyung. Dua gadis yang diserang
segera menghantam dengan tongkat besi masing-masing.
Dua sinar biru berkiblat. Tiga lelaki botak yang berada dl barisan paling depan
cepat melompat mundur. Mereka sudah mendengar kecantikan gadis-gadis dari taut
selatan ini. Tetapi mereka juga pernah mendengar kalau para gadis itu tidak bisa
dibuat main. llmunya tidak rendah dan memiliki senjata yang memancarkan sinar
biru yang mampu menjebol batu bahkan dinding besil Bisa dibayangkan bagaimana
kalau sinar itu sampai menghantam diri mereka bersaudaral
"Bentuk Barisan Menggusur Bumi!" Tokoh Kembar nomor 1
berteriak keras. Tujuh lelaki bota k berjubah merah segera membentuk barisan
memanjang dari sisi kiri ke sisi kanan.
Tangan kanan diangkat tinggi-tinggi ke atas dengan telapak terkembang. Telapak
tangan kiri diletakkan di atas kepala mereka yang botak dan dicat kuning.
"Menggusur Bumil Hantaml"
Tujuh mulut meniup serentak ke arah lblis Putih Ratu Pesolek dan dua orang anak
buah murid Ratu Duyung. Mula-mula
terdengar suara menggemuruh laksana ombak bergulung
disertai badai menghantam. Dua gadis berpekikan. Tongkat besi mereka terlepas
mental entah ke mana. lblis Putih Ratu Pesolek sendiri keluarkan seruan tegangl
Sangyul hitam besar di atas kepalanya terlepas mental dan kini nampak rambutnya
riap-riapan acak-acakanl
"Jahanaml Kalian merusak dandanankul" teriak Iblis Putih Ratu Pesolek namun saat
itu bersama dua Gadis lainnya
tubuhnya telah mencelat mental akibat Tiupan angin dahsyat yang keluar dari
tujuh mulut Manusia botak berjubah merah!
bagaimanapun mereka kerahkan tenaga luar dan dalam untuk bertahan namun tetap
saja ketiga- tiganya terseret mental sejauh dua tombak dan terkapar dipasir
begitu punggung masing-masing melabrak dinding karang!
Untuk beberapa saat lamanya ke tiga gadis itu Terhenyak nanar di atas pasir.
Dari sela mulut dan Liang telinga dua anak buah Ratu Duyung kelihatan Ada darah
mengalir. lblis Putih Ratu Pesolek sendiri Merasakan dadanya mendenyut sakit,
mata perih Sekali dan telinga berdenging sakitl Akibat tiupan Angin dahsyat tadi
pakaian yang melekat di tubuh Mereka jadi tidak karuan, robek di sana-sini.
Tokoh Kembar nomor 1 tertawa mengekeh. "ha ... ha ... ha ....
Ayo bangun dan ikut kami ke Bali dinding karang sanal"
Si botak nomor 1 melangkah mendekati lblis Putih ratu
Pesolek. Ketika dia hendak menjamah Dada perempuan yang dilihatnya sebagai
seorang Perempuan cantik jelita ini, tibatiba lblis Putih Ratu PePesolek
lepaskan satu satu pukulan tangan kosong meNgandung tenaga dalam tinggi. Sinar
hitam menderuGanas!
"wuuutttl"
'jahannam! Awas serangan!" teriak si botak noMor seraya menyingkir. Dia selamat
tapi saudaranya si botak nomor 5
yang ada di belakangnya terlambat mengelak. Dengan telak sinar hitarn pukulan
sakti yang dilepaskan lblis Putih Ratu Pesolek menghantam mukanya. Si botak
nomor 5 terpental sampai tiga tombak.
Ketika tubuhnya terkapar di pasir semua saudaranya jadi berteriak kaget. Tubuh
itu tidak punya kepala lagi. Sudah hancur dihantam pukulan sakti lblis Putih
Ratu Pesolek dan hancurannya bertebaran rnengerikan ke mana-manal
Kemarahan pun meledak!
"Bentuk Barisan Menerjang Laut Menjaring Bumi!" teriak Tokoh Kembar paling tua.
Tujuh lelaki botak berjubah rnerah berkelebat memutari tiga gadis.
"Menerjang Laut Menjaring Bumil Hantaml" Enam rnulut meniup.
Tiga gadis menjerit kaget ketika dapatkan mereka seolah terjebak dalam satu
jaring yang tidak berwujud. Mereka menggapai-gapai kian kemari berusaha untuk
keluar dari jaring yang tidak terlihat itu. Namun beberapa bayangan merah
mendahului berkelebat. Tahu-tahu ketiga gadis itu merasakan diri masing-masing
tegang kaku tak bisa bersuara, tak bisa bergerak iagil Ketiganya telah ditotok!
Tokoh Kembar nomor 2, 3, 6 dan 7 serta merta melompat.
Siap untuk menghabisi ke tiga gadis itu dengan tendangan dan hantaman tangan ke
arah batok kepalal
"Jangan bunuhl Aku ingin mengerjai mereka habis-habisan!
Gotong mereka ke balik gundukan batu karang besar sana!"
Yang berteriak adalah Tokoh Kembar nomor 1 yang marah
besar atas kematian adiknya nomor 5.
Tiga gadis itU lalu di bawa ke balik gundukan Batu karang.
Tokoh Kembar nomor 1 mengikuti Sambil membuka ikat
pinggang jubah merahnya.
------------------00000000000000000----------------
DELAPAN TOKOH kembar nomw 4 memanggul tubuh Puti Andini ke
balik satu gundukan batu karang besar lalu membaringkannya di tanah. Gadis ini
walaupun bisa bersuara tapi tak mampu bergerak karena sebelumnya sudah ditotok.
"Jahanam! Berani kau berbuat kurang ajar aku bersumpah menanggalkan kepala
mengorek jantungmul" Si jubah merah ganda menyeringal dan usapusap kepala
botaknya yang benvarna kuning. "Sebelum kau menanggalkan kepalaku sku akan lebih dulu
menanggalkan pakaianmul Ha... ha ... ha1
Sebelum kau mengorek jantungku aku akan lebih dulu ... ha ...
ha ... ha ...."
"Breemt .... breettt!"
Si botak merobek pakaian merah Puti Andini yang sebelumnya sudah tidak karuan
rupa karena sudah robek di sana-sini.
Sumpah maki si gadis sama sekali tidak diacuhkan si botak.
Dengan nafas memburu dia menanggalkan jubah merahnya.
"Kakak-kakakku tolol semua! Termakan tipuan orang! Aku tahu kau bukan pemuda
banci! Kau seorang gadis sungguhan dan pasti masih perawan asli! Ha ... ha ...
hal" Ketika Tokoh Kembar nomor 4ini hampir hendak melakukan perbuatan bejatnya itu
tiba-tiba ada satu benda halus menjirat pergelangan kaki kirinya. Sebelum dia
sempat memeriksa tibatiba kaki itu terbetot ke belakang. Tak ampun lagi si botak
terbanting keras ke tanah. Mukanya berkelukuran. Tulang hidungnya patah. Dari
hidung dan bibirnya yang pecah
berkucuran darah.
Satu tangan menyambar jubah merah milik lelaki Itu lalu melemparkannya ke atas
tubuh Puti Andini. Sambil
menggembor marah Tokoh Kembar nomor 4 menoleh ke
belakang. Dia melihat seorang Kakek berpakaian putih,
memiliki rambut den janggut serta kumis putih tegak beberapa langkah di
belakannya sambil memegang sehelai benang
putih yang sangat halus. Benang inilah yang telah mengikat pergelangan kaki
kirinya. Dia berusaha melepaskan ikatan benang. Namun benang halus itu bukan
benang sembarangan. Dalam dunia persilatan dikenal dengan nama Benang Kayangan dan
sebegitu jauh hanya dua atau tiga orang tokoh sakti saja yang mampu memutusnya.
"Jahanam!" sumpah si botak nomor 4. Sekali lagi Dia mencoba bangkit tetapi untuk
kedua kalinya Orang tua yang memegang benang menyentak hingGa si botak yang
hanya mengenakan kolor ini amblas terjengkang.
Tua Gila, orang tua yang memegang benang Tertawa
mengekeh. "Sungguh memalukan! Dalam dunia persilatan Masih saja ada tokoh-tokoh keji dan
kotor seperlirnu Dan saudara-saudaramul Kalau tidak segera disingklrkan pasti
bisa menimbulkan malapetaka besar di kemudian hari! Apakah kau sudah siap
menerima kematian botak kuning nomor 4"!"
"Tua bangka keparat! Kau yang akan mampusduluan.!"
"Ha ... ha ... ha! Sayang sebelum berjalan ke neraka kau tidak punya kesemptan
mengucapkan selamat tinggal pada
saudara-saudaramu!"
Tokoh Kembar nomor 4 meniup ke arah Tua Gila. Satu
gelombang angin menderu keras. Walaupun tiupan ini
merupakan serangan maut yang tidak bisa dibuat main namun dibanding jika Delapan
Tokoh Kembar meniup secara
serentak maka k e hebatannya tentu saja jauh berkurang.
Sambil membungkuk menghindarkan serangan tiupan angin
maut itu Tua Gila sentakkan kuat-kuat benang yang
dipegangnya. Tubuh si botak nomor 4 melayang ke udara.
Mula-mula seperti layangan tubuh Ru dikedat-kedutnya
beberapa kali hingga si botak nomor 4 merasa lutut dan pangkal pahanya seperti
hendak tanggal. Dia menjerit
kesakitan. rua Gila tertawa geiak-gelak seperti anak-anak yang bermain
kegirangan. Lalu tangannya menyentak lagi.
"WUtttttttttt!"
Sosok si botak nomor 4 berputar di udara laksana titiran. Tua Gila ulur benang
kayangannya. Tubuh si botak mencuat
sesaat lalu kembali berputar. Kali ini karena benang telah diulur maka lingkaran
putaran tubuhnya jadi melebar.
Akibatnya ketika tubuh itu berdesing ke arah sebatang poho besar d a si botak
tak sanggup menyelamatkan diri maka
"praaak!"
Tak ampun lagi kcpala botak itu hancur mengerikan.
Warnanya yang kuning kini berubah menjadi merah! Tua Gila sentakkan tangan
kanannya. Jiratan benang kayangan di
pergelangan kaki kiri si botak nomor 4 yang kini sudah jadi mayat terlepas.
Dengan cepat Tua Gila gulung dan simpan kembali benang sakti Itu ke balik
pakaian putihnya. Lalu dia melangkah mendekati Puti Andini yang masih tergeletak
dalam keadaan tertotok. Sekali memeriksa saja dia sudah mengetahui di bagian
mana si gadis tertotok. Setelah
melepaskan totokan itu Tua Gila berkata :.
"Cucuku, lekas kenakan pakaian ini!" Dari batik puqgung pakaiannya Tua Gila
mengeluarkan sehelai baju dan celana panjang putih. "Kalau sudah, aku sarankan
agar kau segera kembali ke Pulau Andalas. llmumu cukup tinggi. Tapi untuk berani
Menantang badai di tanah Jawa ini belum saatnya.
Katakan pada gurumu Sabai Nan Rancak bahwa Kitab Putih Wasiat Dewa yang
dicarinya tidak ber- Jodoh dengan dirinya ataupun dirimul Masing-masing manusia
sudah ditakdirkan oleh Yang Kuasa untuk memiliki dan mencapai segala apa adanya
sampai di tingkat yang sudah ditentukannya. Soal dendam kesumatnya di masa lalu
terhadap diriku biar nanti aku yang akan menyelesaikan. Kau anak baik. Aku
percaya kau bisa lebih baik lagi menghadapi tantangan hidup inil"
Habis berkata begitu Tua Gila berkelebat pergi dari tempat itu.
Untuk beberapa lamanya Puti Andini alias Dewi Payung Tujuh masih terbaring
terdiam. sebelumnya dia marah besar jika dipanggil cucu oleh orang tua itu.
Namun setelah dirinya diselamatkan diam-diam dia merasa ada keperihan yang
mendalam di lubuk hatinya. Dari arah pedataran pasir
terdengar bentakan-bentakan orang yang berkelahi.Puti Andini sadar di mana dia
berada saat itu. Segera dia bangkit dan mengenakan pakaian yang diberikan Tua
Gila dengan cepat.
Ooooooo00000000oooooooo
Kembali pada apa yang terjadi atas diri lblis Putih Ratu Pesolek dan dua anak
buah Ratu Duyung. Dl balik gundukan batu karang di ujung bukit sebelah selatan
enam orang berjubah merah turunkan tubuh tiga gadis cantik yang mereka gotong ke tanah.
Tokoh Kembar nomor 1 berpaling pada lima saudaranya.
"Kalian harap bersabar dan tetap tlnggal di tempatl Aku akan memberi pelajaran
dan hajara pada tiga gadis keparat inil Tidak ada satu manusia pun boleh menipu
Delapan Tokoh Kembarl" Habis berkata begitu si botak nomor 1 ini sibakkan jubah merahnya lalu
melangkah mendekati lblis Putih Ratu Pesolek. "Biang racun penipu! Pembunuh
adikku nomor limal Kau pantas mendapat bagian lebih dulul' lalu dilepaskannya
totokan pada urat gagu yang menutup jalan suara lblis Putih Ratu Pesolek.
"Aku ingin dengar bagaimana suara teriakanmul"
"Kau hendak melakukan apa"l" tanya si nenek yang saat itu bemujud sebagai gadis
cantik. "Mau memperkosaku" Hik ... hikl Aku memang sudah lama tidak main-main dengan
lelakil Ayo lakukan segeral Apa kau sudah tahu caranya" Hik ... hik ... hikl"
Tokoh Kembar nomor 1 merah padam mukanya. nafsunya
untuk memperkosa tertindih oleh kemarahan luar blasa. Kaki kanannya bergerak.
Tendangan keras rnenghantam dada lblis Putih Ratu pesolek dengan telak hingga
tubuh perempuan ini mencelat jauh dan jerit kesakiian menggelegar dari mulutnya.
Tubuhnya terhampar di atas pasir. Ada darah rnengucur di sela bibirnya.
"Bangsat pengecutl Berani pada lawan yang Tertotok!
Kalau kau tidak segera membunuhku kau akan Menyesal
seumur hidupl" kata lblis Putih Ratu Pesolek beitu dilihatnya Tokoh Kembar nomor
1 kembali melangkah mendekatinya.
Semula disangkanya si botak No 1 hendak menghajarnya
kembali. Ternyata dia tidak menghantamkan tendangan atau
pukulan.Melainkan siap untuk melakukan kemesuman
terhadap iblis putih Ratu Pesolek yang saat itu bukan saja berada dalam keadaan
kaku tegang akibat totokan tetapi juga telah terluka parah di sebelah dalam.
Baru saja Tokoh Kembar nomor 1 membungkuk
Hendak menggagahi lblis Putih Ratu Pesolek tiba-tiba ada orang berseru.
"Memperkosa tanpa mabuk lebih dulu apa enaknya!
Ha..ha..ha!"
Lalu "byuurr!"
Terdengar satu suara menggemuruh laksana ada bau
harum minuman keras menyambar jalan pernafasan!
"Awas serangan Tuak Kayanganl" teriak si botak nomor 1memberi tahu adik-adiknya.
Saat itu dari arah depan laksana hujan badai
Wiro Sableng 090 Kiamat Di Pangandaran di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyembur cairan putih ke arah enam Tokoh Kembar.
Semua mereka segera mencari perlindungan. s1 botak
nomor 2 dan nomor 7 bertindak agak terlambat. Walau sempat menyelamatkan diri
namun jubah mereka masih terkena
sambaran semburan tuak hingga berlubang-lubang. Bagian tubuh mereka yang kena
cipratan minuman keras itu laksana ditusuk- tusuk dengan jarum dan menggembung
bengkak! "Keparat jahanaml" maki Tokoh Kembar nomor 1. Dia dan kawan-kawannya siap
bergabung untuk melancarkan
serangan balasan. Namun saat itu da tangnya serangan
berupa semburan tuak seolah- olah tidak berhenti. Selain itu mereka juga tidak
dapat melihat jelas di mana beradanya Dewa Tuak, musuh yang tengah menggempur
mereka saat itu. Selagi mereka saling memberi isyarat tiba-tiba terdengar pekik si botak
nomor 1. Tubuhnya mendadak roboh ke pasir, kelojotan kian kemari. Sebentar kedua
kakinya melejang-lejang, di lain saat dua tangannya berulang kali diturunkan ke
bawah perut tapi diangkat lagi, begitu terus-terusan. Di seberang sana Dewa Tuak
tertawa mengekeh sambil
kedutkan benang sutera yang dipegangnya.
Lima saudara Tokoh Kembar nomor 1 terbelalak dan berteriak marah ketika melihat
apa yang terjadi. Ternyata dengan benang saktinya Dewa Tuak telah mengikat kuat-
kuat anggota rahasia milik kakak tertua mereka. Dapat dibayangkan sakit yang
diderlta lelaki botak nomor 1 itu. Setiap dia coba hendak merenggut dan memutus
benang, Dewa Tuak tarik benangnya hingga Tokoh Kembar nomor 1 menjerit setinggi
langit dan kelojotan kesakitan.
"Keparatl" teriak si botak nomor 2. Bersama adiknya nomor 3
dan nomor 6 dia melompat dan menghantam untuk memutus
benang sutra. "DESSSI Desssl"
Benang sutera membal laksana karet!
Ternyata Tidak sangup diputuskan. Sebaliknya akibat tekanan Dua pukulan
saudaranya tadi, benang sutera yang Mengikat anggota rahasianya menjadi semakin
mengcengkram. lolongan Tokoh Kembar nomor 1 keras mengidikkan. Darah mulai mengucur dari
bagian tubuh di sebelah bawah
perutnya. "bunuh jahannam tua berpakaian biru itul" teriak Si kembar botak nomor 2.
"bentuk Barisan Menjungkir Langitl" teriak saudaranya yang nomor 6.
'Barisan Menjungkir Langitl Hantaml"
Maka secepat kilat lima Tokoh Kembar yang ada Di tempat itu segera membentuk
barisan aneh, berJejer berselang-seling.
Tangan kanan diangkat tinggi- Tinggi ke atas. Telapak tangan kiri diletakkan di
atas Kepala botak berwarna kuning. Mereka mengerahkan Seluruh tenaga dalam. Lalu
meniup ke 'satu arah Yakni sosok tubuh dewa Tuak!
Deru angin yang lebih menyerupai air bah dilanda badai rnenghantam ke arah Dewa
Tuak. Kekehan orang tua ini
mendadak sontak menjadi lenyap.
Sebelum tubuhnya disapu dia segera kerahkan tenaga dalam pada kedua kakinya
hingga sepasang kaki orang tua ini laksana dua tiang raksasa menancap ke pasir-
amblas sedalam mata kakil beberapa saat berlalu. Dewa tuak
kelihatannya sanggup bertahan.
Tapi sesaat kemudian terjadilah hal yang mengejutkan. Tubuh orang tua ini tampak
bergetar. Keningnya mengernyit. Lalu terdengar jeritan lblis Putih Ralu Pesolek.
Kalau saja dia tidak daiam keadaan tertotok walau saat itu menderita luka dalam
yang parah pasti dia telah melompat untuk memeluk tubuh Dewa Tuak.
Pakaian biru yang dikenakan Dewa Tuak mengeluarkan
suara berderik lalu pecah-pecah di beberapa bagian. Dari seluruh pori-pori yang
ada di tubuh dan di mukanya kelihatan keluar keringat bewarna merah tanda
bercampur darah Darah juga membersit dari pinggiran mata, mulut, lobang hidung
serta telinganya! lblis Putih Ratu Pesolek kembali menjerit.
Dua anak buah Ratu Duyung yang juga berada dalam
keadaan tertotok sama saja, tak bise berbuat apa-apa.
"Kraaakkkl"
"Byuuur!"
Tabung bambu yang tergantung di punggung Dewa Tuak
pecah. Tusk harum yeng ada didalamnya tumpah membasahi tubuh bagian belakang
orang tua itu. Sepasang kaki Dew Tuak yang menancap di tanah perlahan-lahan
terangkat ke atas.
Dewa Tuak tahu sekali dirinya dalam bahaya. Kalau dia tetap bertahan tubuhnya di
sebeiah dalam akan hancur luluh. Tapi menyerah begitu saja orang tua yang keras
hati ini berpantang sekali. Dia kerahkan seluruh tenaga dalamnya. Tangan
kanannya tidak mau melepaskan gulungan benang sutera
yang dipegangnya.
Si botak nomor 1 masih menjerit- jerit kesakitan sambil berusaha melepaskan
auratnya sebelah bawah dari libatan benang namun sia-sia. darah makin banyak
mengucur dari luka yang melebar akibat irian benang sutera sakti.
"Tenaga Dalam Penuh!" Tokoh Kembar nomor 2
Berteriak. Bersama empat saudaranya dia segera
Menggembor tenaga daiam. Tubuh Dewa Tuak berqoyang
keras. Kedua kakinya tercabut dari tanah.
Sebelum tubuh orang tua ini terlempar ke udara Sekonyong-konyorg ada empat
bayangan berkelebat. Tiga langsung
mendekati Dewa Tuak dari belakang. "Daial-dajal kernbar kepala kuning tahil
Pengecut main keroyok!" Yang berteriak ternyata adalahlblis Pemabuk..
"Dewa Tuakl Bertahanlahl Kami membantul"
Tiga pasang telapak tangan lalu ditempelkan ke punggung Dewa Tuak. Tiga hawa
sakti mengalir ke dalam tubuh orang tua itu. Sesaat tubuh Dewa Tuak bergoncang
keras kemudian perlahan-lahan turun kembali keatas pasir, menancap di tanah
lebihvdalam dari semula.
Di depan sana lima Tokoh Kembar berteriak kaget ketika angin maut yang mereka
semburkan dari mulut mendadak
sontak berbalik menghantam ke arah mereka.
"WUUSS!!!"
"Selamatkan diril" Tokoh Kembar nomor 2 berteriak. Lima orang berkepala botak
kuning itu lalu lari berserabutan. Dua orang melakukan gerakan yang salah hingga
mereka saling tabrakan. Saat itu juga angin sakti mereka berbalik datang
menyambar. Keduanya mencelat sampai tiga tombak, terkapar di atas pasir. Tewas
dengan pakaian dan sekujur tubuh
bergelimang darah. Daging tubuh mereka hancur laksana
dicacah. Yang tiga orang lagi berhasil mencari selamat dengan menjatuhkan dirl
bertlarap ke pasir. Begitu angin maul lewat ketiganya cepat berdiri dan
melarikan diri.
Saat itulah tiga sinar putih berkiblat berturut-turutl Dua orang lagi dari tiga
Tokoh Kembar yang masih hidup menjerit keras lalu roboh ke tanah dengan jubah
dan tubuh hangus! Yang ke tiga yaitu Tokoh Kembar nomor 3 walau tangan kirinya
hangus dihantam sinar putih menyilaukan tapi tadi masih sempat menyelamatkan
diri ke balik dinding karang dan menghilang.
Ratu Duyung turunkan cermin saktinya. Kilatan cahaya yang keluar dari senjata
mustika inilah tadi yang menamatkan riwayat dua Tokoh Kembar. Di belakang Dewa
Tuak tiga pasang tangan yang tadi ditempelkan ke punggung orang tua itu perlahan-
lahanditurunkan. Walau tidak menoleh namun Dewa Tuak sudah tahu siapa yang
barusan menolongnya.
"lblis Pemabuk, Tua Gila, Ratu Duyungdan sobat berselubungl Aku rnengucapkan
terima kasih. Kalau kalian tidak membantu tentu saat ini aku sudah jadi
bangkai!" lblis Pemabuk tenggak tuak dari dalam kendi lalu berkata.
"Aku tidak merasa membantu. Aku hanya tidak suka melihat orang main keroyok!"
Orang berselubung batuk-batuk beberapa kali. Dengan gerakan cepat dia
memusnahkan totokanyang menguasai lblis Putih Ratu Pesolek dan dua gadis anak bush Ratu
Duyung. Lalu dari balik kain putih yang menutupi sekujur tubuhnya dia
mengeluarkan dua butir obat.
Sebutir diberikannya pada Dewa Tuak, sebutir lagi pada lblis Putih Ratu Pesolek.
"Lekas telan Luka dalam kalian bukan main-main!"
Dewa Tuak dan lblis Putih Ratu Pesolek segera Telan obat yang diberikan. Setelah
menelan obat Idewa Tuak cepat
menemui lblis Putih Ratu Pesolek Dan membantunya berdiri.
Sementara Ratu Duyung segera pula menolong dua anak
buahnya. "Kau tidak apa-apa?" tanya Dewa Tuak pada lblis putih Ratu Pesolek.
Tendangan keparat botak nomor satu itu keras Sekali
Jahanam betull" jawab lblis Putih Ratu Pesolek yang sampai saat ini masih tetap
berwujud sebagai seorang gadis. "Eh, jahanam yang kau kerjai barangnya itu
kenapa berhenti
berteriak"ll'
Dewa Tuak dan lblis Putih Ratu Pesolek melangkah mendekati Tokoh Kembar nomor 1.
Memandang ke bawah perut orang
itu dinginlah tengkuk lblis Putih Ratu Pesolek. Anggota rahasia Tokoh Kembar
nomor 1 ternyata sudah hancur seperti dlsayat-sayat. Nyawanya tak tertolong lagi
karena terlalu banyak mengeluarkan darahl
"Sayang bumbung tuakku dihancurkan oleh bangsat yang sudah jadi mayat itu...."
Lalu dia berpaling mencari-cari. Dari samping ada yang berkata. "Kau pasti
mencari-cari aku! Ini, ambil satu kendiku. lsinya masih penuhl"
Dewa Tuak menyeringai pada lblis Pemabuk yang ada di
samping kirinya. Dengan cepat disambarnya kendi berisi tuak keras yang diberikan
tokoh silat bertubuh pendek gemuk itu.
Lalu dibimbingnya tangan lblis Putih Ratu Pesolek dan
dibawanya kebatik sebuah batu karang besar. Si gadis tampak tersipu-sipu. Dewa
Tuak berkata perlahan.
"Perlu apa malumalu. Aku sudah tahu siapa dirimu. Anak setan murid Sinto Gendeng
itu yang memberi tahu."
"Ah. ..." lblis Putih Ratu Pesolek keluarkan suara tertahan."Kau-.. Bertahun-
tahunaku menyirap kabar dirimu.
Tidak tahu apa kau masih hidup atau sudah digondol malaikat maut ke akhiratl"
Dewa Tuak tertawa mengekeh.
"Aku senang melihat wajahmu muda dan cantik seperti ini.
Tapi aku lebih suka rne:ihat wajahmu yang asli!"
lblis Putih Ratu Pesolek kembali tersipu-sipu dan merah jengah wajahnya yang
jelita. Dia membuat gerakan
menggeliat. Sesaat kemudian perwujudannya sebagai gadis cantik jelita itu
lenyap. Kini dia kembali ke bentuk aslinya.
Seorang nenek berdandan menor mencorong.
"Suro Lesmonol" kata si nenek menyebut nama asli Dewa Tuak. "Aku gembira bisa
bertemu lagi denganmu. Apakah kau baik-baik saja selama ini?"
Dewa Tuak batuk-batuk dan mengangguk-angguk. "Aku juga suka sekali bertemu
denganmu. Aku baik-baik, kuharap kau juga begitu. Bolehkan aku menciummu saat
ini"ln "Tua bangka edan! Kau kira k i i berada di manasaat ini"lU
Dewa Tuak tertawa gelakqelak.
"Aku punya urusan yang belurn selesai dengan Pangeran Matahari. Dia membunuh
saudarakul" menerangkan lblis Putih Ratu Pesolek. Lalu si nenek hendak
berkelebat. Dewa Tuak cepat pegang lengannya dan berkata. "Sebelum pergi kau tidak hendak
mencoba tuak Iblis Pemabuk lebih dulu" Minuman ini bisa mempercepat kesembuhanmu
...." lblis Putih Ratu Pesolek terdiam. "Baik, aku akan minum beberapa teguk ..."
katanya lalu ulurkan tangan hendak rnengambil kendi yang dipegang Dewa tuak.
Tapi si kakek malah menjauhkan kendi itu. "Eh, mengapa kau
jauhkan?"tanya si nenek heran. "Aku ingin kau minum seperti dulu. Masih
ingat...?" Wajah lblis Putih Ratu Pesolek menjadi sangat merah.
Dewa Tuak teguk tuaknya sampai mulutnya gernbung. Lalu ditariknya lengan si
nenek begitu rupa hingga wajah mereka saling bertemu satu sama lain. begitu
bibir mereka saling bertemu, Dewa Tuak buka mulutnya, masukkan tuak kedalam
mulut lblis Putih Ratu Pesolek yang sudah menunggu dengan Mesranyal lblis Putih
Ratu Pesolek tepuk tangan kanan
Dewa Tuak ketika tangan itu mulai jahil menjalar ke tubuhnya.
Dia cepat-cepat telan tuak dalam mulutnya lalu mundur dua langkah.
"Eh, kau mau ke mana"' tanya Dewa Tuak. "Sudah kubilang aku ada urusan besar
yang perlu diselesaikan dengan
Pangeran Matahari!" jawab si nenek. Lalu cepat sekali dia berkelebat tinggalkan
tempat itu. -------------------00000000000----------------
SEMBILAN K EHADIRAN Pendekar212 di kaki bukitsebelah timur
setelah berhasil membunuh Elang Setan dan Makhluk
Pembawa Bala menimbulkan beberapa reaksi di kalangan
para tokoh yang ada di tempat itu. Bujang Gila Tapak Sakti sambil berkipaskipas
melambaikan tangannya lalu berteriak.
"Anak sablengl Apa kau masih ingat sama Kemala"l"
Murid Sinto Gendeng palingkan kepalanya ke arah si gendut itu. Olaknya
mengingat-ingat, mulutnya tampak melongo.
"Kemala siapa" Aku tidak ingatl" jawab Wiro kemudian.
Bujang Gila Tapak Sakti tetiawa bergelak. "Tidak ingat atau pura-pura tidak
Ingatl Masakan kau lupa pada si Kemala alias Ratih Kiranasari itu .... Ha. .. ha
...ha!" Paras Pendekar 212 berubah. "Aku ingat sekarangl
Ada apa dengan dlrinya?"
"Anak sablengl Harusnya akuyang betianyaada apa dengan dirinya, bagaimana dia
setelah aku tinggalkan kalian
berduadual Eh, apakah jadl kau tiduri gadis Ru untuk
memusnahkan ilmu hiiam yang menguasai dirinya ... "l"
"Gajah bunting" damprat Pendekar 212.
Jaga mulutmul Ini bukan saat dan tempatnya membicarakan hal-ha1 gila seperli
itu" Bujang Gila Tapak Sakti betulkan letak kopiah hnam kupluk di atas kepalanya. Dia
tertawa gelakgelak dan terus saja
berkipas-kipas.
"Sudahlahl Kalau kau tidak mau membicarakan hal Itu aku tak mau bicara lagll"
kata Bujang Gila Tapak Sakti pula.
Sementara itu di dalam keranjang rotan raksasa Si Raia Penidur masih teruS
mendengkur. Pipa yang terselip di sela bibirnya mengebulkan asap berbau tidak
sedap ke seantero tempat. (Mengenai kemala atau Ratih kiranasari harap baca
serial Wlro Sablenq beriudul "Purnama Berdarah) Wiro pencongkan mulutnya.
Setelah menggaruk kepalanya
beberapa kali dia melangkah ke arah kereta kencana putih di samping mana Ratu
Duyung tegak memandang ke arahnya
dengan sepasang mata blru indah berkilauan. Di atap kereta Kakek segala Tahu
masih duduk uncang-uncang kaki dan
sesekall kerontangkan kaleng bututnya.
Dl tempat lain orang berselubung kain putlh yang kini tinggal satu begitu
melihat Wiro IangSUng memaki dalam hati.
"dasar anak setan geblekl Dalam keadaan sePerti ini masih bisa garuk-garuk
kepala cengangas-cengengesl Awas kau
Nanti kugasak dirimu mulai dari kepala sampai ke pantatl'
Dl samping kereta Ratu Duyung memandang ke arah Wiro
dengan hati berdebar. Kerinduannya selama ini seolah terobati begitu melihat
Wiro muncul dan kini melangkah ke arahnya.
"Dia masih mengenakan pakaian hitam yang aku berlkan dulu. Apakah ini satu
pertanda bahwa dla tidak melupakan dlriku...?" membathin Ratu Duyung dalam hati
penuh harapan. Sebenarnya Wiro ingin menemui semua tokoh yang ada di
tempat itu, yang telah bersusah payah datang untuk
menolongnya. Namun dia harus bergerak cepat. Apalagi saat itu dilihatnya Tiga
Bayangan Setan telah menuruni bukit di sebelah barat. Wiro percepat langkahnya
mendekati kereta.
Sesaat dia tegak di depan Ratu Duyung, memandang
penuh kagum akan kecantikan si gadis. Sang Ratu sendiri seperti tersenyum
padanya walau jelas kedua matanya
Wiro Sableng 090 Kiamat Di Pangandaran di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tampak berkaca-kaca. Diam-diam gadis ini ingat pada ucapan Tua Gila waktu muncul
di tempat itu pertama kali. 'Gadis cantik, mudah-mudahan kau segera mendapatkan
jodoh! Aku turut berdoa untukmu!'
"Ratu Duyung, aku ingin bicara banyak denganmu. Tapi ..."
'Niro tak bisa meneruskan ucapannya. Tenggorokannya
serasa tersekat. Terlebih ketika dilihatnya sepasang mata biru bagus sang Ratu
berkaca-kaca memandang tak berkesip
seolah melepas segala kerinduan yang dipendamnya selama ini. Dengan suara
perlahan kemudian Wiro berkata.
"Ratu Duyung, harap maafkan. Ada sesuatu yang hendak kutanyakan pada orang yang
kurang ajar duduk di atas
keretamul"
Ratu Duyung menganggukkan kepala. Bibirnya yang merah
bagus membentuk senyum. Senyum bahagia ini seperti tidak mau pupus dari wajahnya
yang jelita. Wiro mendongak ke atas kereta.
"Kakek Segala Tahul" serunya memanggil. Si kakek memandang ke bawah, tertawa
lebar dan goyang-goyangkan tangannya yang memegang kaleng. "Aku perlu petunjukmu
tentang kelemahan Tiga Bayangan Setanl lblis Pemabuk
pernah mengatakan Tepat tengah hari bolong. Pilih yang di tengah. Kau bisa
mengartikan petunjuk itu"!"
Si kakek menggeleng. Lalu kerontangkan kaleng rombengnya.
"Celaka" keluh Wiro dalam hati. Lalu dia berTeriak kembali.
"Kek! Aku tidak percaya kau tidak t ahu percuma kau dijuluki Kakek Segala Tahu!"
si kakek uncang-uncang kakinya lalu menjawab. Gelar apa pun tidak rnenjadi
jaminan bahwa maNusia i'tu bisa seperti Tuhan rnengetahui segala sesuatunya.
Waktumu hanya tinggal sedikit anak muda. Lekas kau bertanya pada Si Raja Penidur"
Wiro palingkan kepalanya ke arah Si Raja PePenidur yang masih ngorok di dalam
keranjang rotan Besar.
"Kau ini bergurau atau apa. Kau lihat sendiril Dia masih mendengkur begitu,
bagaimana aku bisa bertanya ! Kau tahu manusia macam bagaimana dial tidur bisa
sampai berbulan-bulan!"
"anak tololl Apakah kau sudah bertanya padanya"!
Apakah kau kira si gendut sobatmu berjuluk Bujang gila Tapak Sakti itu mau
bersusah payah Membawanya ke sini kalau tidak punya maksud tertentu"l"
Wiro garuk-garuk kepala.
"Maafkan aku Kek," kata Wiro. Lalu dia mengHambur ke arah Bujang Gila Tapak
Sakti yang duduk Di tanah sambil
bersandar pada keranjang rotan Besar tempat si Raja Penidur melingkar tidur.
"Heh, mau apa kau datang ke sini?" Bujang Gila Tapak Sakti membentak tapi
wajahnya mengulum senyum dan kipas di
tangannya bergerak pulang balik di mukanya yang keringatan.
"Gajah bunting Jangan bersikap garang! Ini urusan mati atau hidupl" semprot
Wiro. Begitu Wiro mendekati keranjang rotan dengkur Si Raja
Penidur bertambah kerasl Sesaat Pendekar 212 merasa ragu.
Namun akhirnya sambil menepuk paha orang tua bertubuh
maha gemuk itu dia bertanya.
"Kakek Raja Penidur, harap kau suka bangun dan memberi tahu apa artinya Tepat
tengah hari bolong. Pilih yang di tengah
...." Sosok Raja Penidur tidak bergerak sedikit pun. Wiro
memandang pada Bujang Gila Tapak SaMi seolah minta
toiong. Tapi si gendut satu ini Cuma menyeringai sambil terus berkipas-kipas.
Wiro tepuk lagi paha Si Raja Penidur. Kali ini lebih keras.
Tiba-tiba kaki itu bergerak. "Kekl Kakek Raja Penidurl Bangun Kek. Aku butuh
bantuanmu. ..I" kata Wiro setengah berseru.
Si Raja penidur menggeliat dalam keranjang.
Dari mulutnya terdengar suara meracau. Matanya terbuka sedikit lalu tertutup
lagi. "Kekl Jangan tidur dulul Aku perlu petunjukmul"
Mulut Si Raja Penidur kembali meracau. "Apa sih yang diucapkan si gendut ini?"
pikir Wiro. Lalu tidak sabaran dicabutnya pipa yang terselip di bibir Raja
Penidur. Saat itulah orang tua gemuk ini menggeliat lagi, lalu tiba-tiba dia
bangkit dan duduk di atas keranjang rotan itu. Kepalanya yang berat
ditengadahkan ke langit. Sepasang matanya tertutup
mengernyit. Lalu dari mulutnya terdengar ucapan.
"Ho .... Oooooo. Sudah tepat tengah hari bolong rupanyal Kalau ada tiga buah
kelapa aku akan memukul kelapa yang di tengahl Yang di tengah itu yang paling
lezatl Huah ...!" Raja Penidur menguap lebar-lebar lalu tubuhnya terguling ke
dalam keranjang rotan. Suara mengoroknya kembali membahana.
Murld Sinto Gendeng kecewa besar. Dia belum sempat
mengartikan ucapan Si Raja Penidur dan kini manusia raksasa gemuk itu sudah
mendengkur kem-bali. Dia memandang ke
arah bukit di sebelah barat lalu mendongak ke langit.
Saat itu matahari tepat berada di titik tertingginya . "Astagal Dia benar. Saat
ini tepat tengah hari bolong. Lalu kelapa yang di tengah" Apa maksudnya " Kurang
ajar Mengapa aku begitu tololl"
Wlro melompat bangkit. Tapi ketika ingat masih Memegangi pipa Si Raja Penidur
dia cepat-cepat Membalik dan selipkan pipa itu kembali ke mulut Raja Penidur.
Baru saja dia hendak memutar tubuh Tiba2 diatasnya ada satu bayangan berkelebat
Disertai teriakan dahsyat.
"bunuhl"
Wlro cepat angkat kepalanya. Pada saat itu dari Atas
berkelebat tiga Bayangan Setan. Kedua tinjunya Diadu satu sama lain. Bersamaan
dengan teriakan Bunuh tadi maka dari tiga guratan di keningnya Memancar sinar
aneh. Lalu dari kepalanya yang Botak sebelah itu mencuat keluar asap
membentuk Tiga sosok makhluk jejadian bermuka raksasa
dengan rambut riap riapan dan taring besar serta mata merah mendelik ganas.
Semua orang yang ada di situ tercekat
tegang. Tiga makhluk ini bergerak cepat sekali. Ketiganya menghantamkan tangan
laksana palu godam ke arah kepala Pendekar 2121 Murid Sinto Gendeng cepat
menyingkir meloloskan dirl dengan jurus ilmu silat yang didapatnya dari Tua Gila. Lalu
sarnbil melompat ke atas dia berteriak.
"Tepat tengah hari bolongl Pilih yang di tengahl"
"Wuuutl Wuuutl wuuuttl"
Tiga hantaman makhluk-makhluk jejadian tidak mengenai
sasaran. Begitu selamat dari serangan maut Wiro berjungkir balik di udara.
sesaat kemudian tubuh sang pendekar
kelihatan menukik ke bawah. Sarnbil rnenukik Wiro tiup tangan kanannya. Gambar
kepala Datuk Rao Bamato Hijau muncul di telapak tangannya.
Di kejauhan terdengar suara auman harimau yang sosoknya tidak kelihatan. Bukit
batu bergetar hebat. Pedataran pasir rnenggelombang. Semua orang menjadi
tercekat. Tiga rnakhluk raksasa membalik, siap menyerbu kembali.
Murid Sinto Gendeng keluarkan jurus ke dua dari ilmu silat Enam Inti Kekuatan
Dewa yang dipelajarinya dalam Kitab Putih Wasiat Dewa. Telapak tangan kanan yang
terbuka didorongkan perlahan saja. Yang diarah adalah kepala
raksasa jejadian yang sebelah tengah!
"Praaakkl"
Kepala raksasa yang di sebelah tengah hancur berantakan.
Darah bermuncratan. Di kejauhan terdengar suara lolongan aneh. Dari mulut Tiga
Bayangan Setan sendiri melesat jeritan menggidikkan. Tubuh berjubah hitam ini
terkapar di tanah.
Kepalanya kelihatan hancur mengarikan. Anehnya kepala
makhluk jejadian yang dihantam tapi kepala Tiga Bayangan Setan ikut hancur. Dan
lebih aneh lagi kehancuran ini menjalar ke seluruh tubuhnya sampai ke kakil
Bersamaan dengan itu sosok tiga makhluk jejadian lenyap l Kesunyian rnenegangkan
menyelimuti tempat ilu.
Pangeran matahari laksana disengat kalajengking ketika menyaksikan tewasnya Tiga
Bayangan setan. Padahal dia
sangat rnengandalkan kaki tanganya yang satu ini. Dia usap mukanya berulang
kali. Otak liciknya diputar. Dia kerahkan tenaga dalam lalu berteriak
rnembahana. "Para tokoh di bukit timurl Sebelum kita me
Neruskan urusan di Pangandaran ini aku perlu memberitahu satu hal dan meminta
pertanggungan jawab kalianl"
'Pangeran bejat! Kau mau pidato atau membaca syair"!"
berseru Tua Gila lalu tertawa mengekeh. dewa Ketawa ikut-ikutan tertawa. Dewa
Sedih meraungkan tangis dan Kakek Segala Tahu kerontangkan kaleng rombengnya.
Tampang Pangeran Matahari menjadi merah padam. narnun
sambil menyeringai dia berkata. "ketahuilah pendekar 212
telah menghamili kekasihku bidadari angin timur! Gadis berbaju biru itu yang itu
yang bertempur dengan gadis
bersenjatakan payung tadi!
Pendekar 212 berseru kaget. Yang lain-lain terkesiap Dan keluarkan suara
bergumam sambil memandang kearah Wiro.
Semua orang menjadi geger. Ratu Duyung merasa sangat
terpukul. Dia tutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Kurang ajar Tuduhannya dusta dan fitnah belakal" teriak Pendekar 212.
Pangeran Matahari mendengus. "Ternyata kau terlalu pengecut mengakui kebejatanmu
Pendekar 212 Nanti bisa kita tanyakan sendiri pada gadis ltul
Saat ini aku akan meminta pertanggungan jawab kalian atas kejadian inil Sayang
nenek pikun si Sinto Gendeng guru Pendekar 212 tidak ada di sini hingga tidak
bisa kumintakan pertanggungan jawabnyal" "Pangeran sundal! Sinto Gendeng ada di
sinil Dan dia belum pikun!"
Ooooooooooo00000000ooooooo
SEPULUH TIBA-TIBA satu suara menggema keras di kaki Bukit timur.
Orang berselubung kain putih menggerakkan tangan, menarik lepas pakaiannya. Saat
itu juga terlihatlah sosoknya yang asli.
Ternyata dia bukan lain adalah nenek tinggi kurus berkulit hitam sinto weni
alias Sinto Gendeng dari Gunung Gede. Si nenek mengerling ke arah Tua Gila yang
sempat terbelalak ketika mengetahui kekasihnya di masa muda itu berada di tempat
itu. Kalau para tokoh di kaki buki sebelah timur heran-heran maka musuh mereka
yang ada di bukit sebelah barat tampak berusaha menekan rasa kecut yang menimpa
diri mereka. Si Muka Bangkai cepat-cepat membisiki muridnya.
"Pnngeran, keadaan tidak menguntungkan bagi klta. Tujuh dari Delapan Tokoh
Kembar telah menemui ajal Jumlah lawan terlalu banyak untuk kita hadapi. Dewa
Ketawa, Dewa Sedih, Kakek Segala dan Bujang Gila Tapak Sakti masih belum turun
Tangan . Belum lagi Sinto Gendeng yang sangat Berbahaya ini.
Bagaimana kalau kita tinggalkan saja Tempat ini. Aku akan mengatur siasat agar
kita bisa Melarikan diri dengan selamat."
Rahang Pangeran Matahari nampak menggembung.
Wajahnya membersitkan kecongkakan dan Kelicikan serta
segala akal. Yakin akan kehebatan Kitab Wasiat lblis yang berada di tangannya
dia menjawab. "Guru, jika kau mau kabur silahkan sajal Aku Pangerang matahari raja diraja
dunia persilatan tidak akan pergi dari sini!
Mereka akan kuhabisi satu persatu! Hari ini juga! Hari sepuluh bulan sepuluhl"
Sang Pangeran lalu usapdadanya di mana tersimpan
Kitab Wasiat Iblis. Mendengar kata-kata muridnya itu walau hatinya jerih tapi Si
Muka Bangkai terpaksa tetap berada di tempat itu.
"Pandan Arum! Kau harus berani mengatakan siapa yang telah menghamilimu! Aku
akan ikut merobek-robek manusia jahanam itu!"
Tiba-tiba ada seseorang berteriak disertai satu bayangan biru dan menebarnya bau
sangat wangi. Paras gadis berbaju biru yang dipanggil dengan narna Pandan Arum
rnenjadi pucat pasi. Tuhuhnya terasa lunglai dan dia tersandar ke dinding batu
karang di belakangnya seraya menatap pada seorang gadis yang berpakaian biru dan
memilikl ciri-ciri sangat sama dcngan dirinya! Baik wajah, sosok tubuh, warna
kulit dan warna rambut maupun pakaian dan wewangian yang
dipakainya! Hal ini membuat semua orang yang ada di tempat itu jadl terbelalak!
"Ooo ... la-la! Apa yang terjadi"!" seru Tua Gila.
"Mengapa sekarang jadi dua"! Dari mana datangnya?"
"Kernbarannya atau jejadiannya yang muncul
ini"!" teriak Dewa Ketawa lalu gelak mengakak.
Saudaranya si Dewa Sedih tarnpak cemberut lalu mulai
sesenggukan dan menangis. Bujang Gila Tapak Sakti sarnbil berkipas-kipas
berkata. "Ah, aku dikasih yang mana saja akan kuterima! Ha ... ha ... ha!"
Bagaimana herannya semua orang yang ada di Situ termasuk Pangeran Matahari
sendiri, yang paling terkejut adalah Pendekar 212 Wiro Sableng. Sepasang matanya
melotot tak berkesip.
"Benar-benar ada dua. Berarti gadis yang kutemui di rumah makan itu adalah yang
barusan datang ini. Bidadari Angin Timur yang asli. Tapi ...!"
Wlro garuk-garuk kepala. "Bagaimana aku benar- Benar bisa memastikan yang mana
yang aslil" Selagi kesunyian masih mencengkam di tempat Itu tiba-tiba gadis yang
barusan datang berkata Dengan suara lantang.
"Kalian semua dengarl Aku dan gadis ini adalah Dua saudara kembar. Aku kakaknya
dia adikku! Perjalanan hidup telah membuat nasibnya tersesat Dan terhina karena
jatuh ke tangan Pangeran MaTahari !" si gadis berpaling pada adik kembarnya Ialu Berkata
"Katakan pada orang-orang ini! Siapa yang Telah menghamilimu! Jangan berani
dusta! Jangan Berusaha memfitnah!"
Perrlahan-lahan gadis yang disebut dengan Nama
Pandan Arum itu bergerak dari batu karang Tempatnya tegak bersandar. Kalau tadi
tubuhnya terasa lemah lunglai kini dia seolah mendapat satu kekuatan hebat.
Manusia Dari Pusat Bumi 1 Pendekar Mabuk 040 Asmara Berdarah Biru Rahasia Kampung Garuda 12