Badai Fitnah Latanahsilam 3
Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam Bagian 3
"Apa maksudmu dengan ucapan sahabat kami telah mencemari Peri AngsaPutih?"
"Pemuda tidaktahu diri itu jatuh cinta pada cucuku Peri Angsa Putih. Tapi dia
hanya bertepuk sebelah tangan. Lalu diluaran dia menebar berita yang bukan-
bukan. Memfitnah bahwa cucuku telah melakukan
hubungan mesum dengan Hantu Bara Kaliatus! Sungguh perbuatan sesat dan keji!"
Tidak mungkin.... Tidak mungkin Wiro akan ber-
buat seperti itu," kata Naga Kuning.
Setan Ngompol coba menengahi. "Sahabatku
Hantu Tangan Empat...."r
"Jangan berani menyebut diriku sahabatmu! Kalian orang-orang dari negeri seribu
dua ratus tahun mendatang hanya menimbulkan keonaran dan malapetaka di negeri
kami!" "Aku berani bersumpah sebagaimana Wiro bersumpah. Dia tidak pernah menodai dua
cucu Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!"
"Kakek bau! Kau tahu apa dengan perbuatan pemuda itu! Yang kau tahu cuma
kencing!" membentak Hantu Tangan Empat.
"Agaknya ada serombongan orang-orang berhati busuk tengah melancarkan badai
fitnah pada diri sahabat kita!" kata Naga Kuning pada Setan Ngompol.
"Aku termasuk dalam rombongan orang-orang
berhati busuk penyebar fitnah itu!" tiba-tiba satu suara perempuan bergema dan
sesaat kemudian sosok Luhjelita telah berdiri di samping Hantu Tangan Empat.
Naga Kuning dan Setan Ngompol pandangi gadis
berwajah cantik bertubuh molek ini penuh heran.
"Luhjelita, apa maksudmu dengan ucapan tadi?"
tanya Setan Ngompol.
"Aku datang kemari untuk mencari sahabat kalian bernama Wiro Sableng itu! Aku
mcnyirap kabar bahwa dia pernah memberi pengakuan di hadapan beberapa BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 61
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
tokoh Negeri Latanahsilam, antaranya Hantu Muka Dua, bahwa dia berhasil memetik
kegadisanku di dalam sebuah goa! Bahwa aku mau menyerahkan ke-
hormatanku karena tergila-gila padanya! Dia juga mengatakan bahwa dia tidak bisa
menyembunyikan rahasia itu lebih lama karena ada beberapa orang sakti yang
melihat kejadian itu. Antaranya Luhkemboja dan Luhkenanga yang kemudian
diperkosanya lalu di-aniayanya! Tadi aku lihat dia ada disini. Tapi aku
terlambat karena dia keburu dilarikan Hantu Sejuta Tanya Hantu Sejuta Jawab! Aku
tidak mengerti, sahabatmu itu pernah menolongku dan aku pernah ber-bagi budi
kebaikan dengan dia. Mengapa dia begitu culas menyebar berita yang memalukan
diriku"!"
"Luhjelita, agaknya sejak lama ada yang tidak beres dinegeri ini. Jangan sampai
berita yang tidak benar mengadu domba kita yang saling bersahabat..."
kata Setan Ngompol.
"Betul! Dan ketidak beresan itu terjadi sejak kalian muncul di Negeri ini!"
tukas Luhjelita.
"Dengar dulu," kata Setan Ngompol pula. "Saha batku Wiro seorang pemuda berhati
polos. Jika dia sudah menganggap seseorang sahabatnya termasuk
dirimu, maka dia akan membelamu walau dia harus mengucurkan darah bahkan
menyerahkan nyawa! Apa kau percaya begitu saja kalau dia menyebar kabar
pengakuan bahwa dia telah melakukan perbuatan mesum denganmu. Apa mungkin dia
mempermalukan dirinya sendiri" Apa kau percaya begitu saja akan kabar yang tersebar bahwa dia
telah merusak kehormatan Luhkemboja dan Luhkenanga" Apa kau per-
caya begitu saja kalau yang memberikan kesaksian adalah Hantu Muka Dua yang
semua orang di Negeri ini tahu siapa dia adanya!"
"Kakek mata juling! Kau pandai bicara! Memang mungkin tidak bisa percaya begitu
saja kalau Hantu Muka Dua yang bicara! Tapi siapa tidak percaya kalau tadi kakek
dua gadis itu Mendiri yakni Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang bilang begitu!
Apa kau mau menyangsikan ucapan tokoh paling utama di Negeri Latanahsilam itu"!"
"Kau harus menyelidiki persoalan ini sampai ke-akar-akarnya, Luhjelita," kata
Naga Kuning. "Kau tahu apa! Kau masih terlalu kecil untuk menyimak urusan ini! Aku bukan cuma
sudah menyelidiki sampai ke akar-akarnya! Tapi aku sudah BADAI FITNAH
LATANAHSILAM 62
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
mencabut sampai ke akar-akarnya! Sahabatmu itu ular kepala sepuluh! Aku juga
menyirap kabar bahwa memang betul dia tengah berencana untuk hidup ber-kumpul
dengan Peri Bunda di satu tempat rahasia bernama Puri Kebahagiaan! Pada
pertemuan dengan Peri Bunda, Peri Angsa Putih dengan Peri Sesepuh dia berlagak
bodoh! Padahal rencana itu memang ada!
Hanya sayang menemui kegagalan dengan munculnya Peri Sesepuh!" (Baca Episode
berjudul "Rahasia Mawar Beracun")
Naga Kuning dan Setan Ngompol saling pandang.
Si kakek geleng-geleng kepala lalu berkata. "Aku tidak tahu mau mengatakan apa
lagi. Aku berani bersumpah memotong lidahku sendiri. Aku yakin sahabatku Wiro
tidak melakukan semua kekejian itu. Pasti ada yang menjadi otak biang racun
semua fitnah ini!"
"Mungkin saja!" berucap Hantu Tangan Empat.
"Mungkin yang jadi biang keladinya adalah Hantu Santet Laknat! Tapi anehnya aku
menyirap kabar bahwa sahabatmu itu juga telah bercinta dengan dukun keparat itu!
Sungguh memalukan dan menjijikan. Untuk mencari kawan, untuk membungkam mulut
orang sampai-sampai dia mau menyerahkan kehormatannya pada nenek jahat itu! Tapi
kebusukan mana mungkin dibungkus rapi!"
"Fitnah busuk!" kata Naga Kuning. "Semua fitnah busuk!"
"Kalian semua yang busuk!" hardik Luhjelita, Setan Ngompol berusaha menahan
kencing karena terkejut oleh bentakan Luhjelita tadi. "Anak gadis," kata si
kakek ini kemudian. "Maafkan diriku kalau aku bicara yang kurang sedap dihadapan
orang banyak. Menurut apa yang aku dengar dari Wiro antara kau dan dua gadis
cucu Hantu Muka Dua justru terjadi satu perkara besar. Mengapa sekarang kau
kelihatan seperti membela dua gadis yang telah mencemarkan dirimu itu?"
"Urusanku dengan Luhkembojadan Luhjelita kalian tidak perlu mencampuri
membicarakan! Aku tahu apa yang harus aku lakukan terhadap dua gadis liar
berperangai aneh itu. Yang aku tidak suka adalah perbuatan sahabat kalian yang
menebar berita buruk mengenai diriku di seluruh Negeri Latanahsilam...."
"Apa kau sudah menyelidiki bahwa memang dia yang menyebar berita itu?" tanya
Setan Ngompol. Luhjelita tidak menjawab dan hanya perlihatkan wajah BADAI FITNAH LATANAHSILAM
63 BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
cemberut. Naga Kuning kelihatan cuma senyum-senyum.
Sesaat kemudian anak ini membuka mulut.
"Luhjelita, mungkin saat ini pikiranmu sedang kacau. Kalau begitu kurasa tidak
sulit bagimu untuk menjawab pertanyaanku ini. Apakah kau mencintai sahabat kami
Wiro. Sableng?"
Setan Ngompol sampai terkencing karena kaget-
nya mendengar pertanyaan Naga Kuning itu. "Apa maksudmu anak sialan ini
mengajukan pertanyaan
konyol seperti itu"!"
Luhjelita sendiri tampak merah wajahnya. Di tempat persembunyiannya Luhcinta
merasakan dadanya berdebar. Lalu kelihatan senyum menyeruak dibibir-nya yang
merah bagus. "Pertanyaan anak itu agak kurang ajar. Tapi aku ingin sekali
mendengar apa jawaban Luhjelita..."
"Naga Kuning, kalau tidak mengingat persahabatan kita dimasa lalu sudah kutampar
sampai robek mulutmu!" sentak Luhjelita.
Naga Kuning kembali tertawa. "Kau tak mau menjawab. Mungkin kau merasa malu
karena tadi telah terlanjur menamakan sahabatku itu sebagai ular kepala sepuluh!
Padahal sebenarnya kau akan sangat beruntung. Jika Wiro punya sepuluh kepala
berarti dia punya sepuluh hidung, sepuluh mata, sepuluh pusar, sepuluh...." Naga
Kuning tidak teruskan ucapannya.
Dia menekap mulutnya dengan tangan kiri menahan tawa.
Wajah Luhjelita semakin merah.
Dan Naga Kuning agaknya tidak berhenti meng-
goda sampai disitu. Anak ini kembali berkata. "Dalam soal bercinta, siapa yang
tidak memberi tanda atau berkata berterus terang salah-salah bisa kedahuluan
oleh orang lain. Mengapa aku bertanya begitu, karena aku juga menyirap kabar di
Seantero Negeri Latanahsilam ini. Bahwa kau sebenarnya mencintai sahabat kami
itu!" Luhjelita habis kesabarannya. Dia melangkah be-
sar-besar ke arah Naga Kuning sambil mengangkat tangan, siap untuk menampar anak
itu. Tapi butt! Prett!
Suara kentut Hantu Selaksa Angin yang disusul suara tawa cekikikan si nenek
membuat sang gadis akhirnya hentikan langkah lalu memutar tubuh dan cepat-cepat
berjalan menuju kura-kura coklat mendekam menung-gunya.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 64
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Di tempatnya mengintai secara diam-diam Luh-
cinta mengusap wajahnya berulang kali. Dalam hati dia berkata. "Anak itu,
ucapannya seperti bergurau.
Tapi apa yang dikatakannya paling tidak mendekati kebenaran. Walau gadis tadi
tidak menjawab dan kelihatan marah besar tapi aku mempunyai dugaan dia menaruh
hati pada Pendekar 212 Wiro Sableng, seperti yang juga terjadi dengan Peri Angsa
Putih. Hanya sayang, bagaimana mungkin aku tidak mempercayai ucapan Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab tadi" Mungkin kejadian di goa antara Wiro dengan Luhjelita
masih bisa kuanggap fitnah tidak berdasar. Tapi perbuatannya terhadap Luhkemboja
dan Luhkenanga?" Luhcinta menarik nafas panjang. Untuk beberapa lamanya dia
masih duduk termenung berdiam diri di tempat itu. Sesaat kemudian suara hatinya
kembali berucap.
"Kasih sejati terkadang mau mengalah, melupakan sifat buruk orang yang dikasihi.
Tapi jika perbuatannya sejauh dari^separah itu bisakah kasih hati ini kuper-
tahankan?"
Tiba-tiba semak belukar di samping kanan Luh-
cinta bergoyang. Gadis ini cepat bangkit berdiri. Tidak ada yang muncul.
Mendadak justru dari sebelah belakangnya ada suara menegur lembut.
"Jika perasaan hati bergejolak terkadang pikiran jernih tak tak sanggup
bertahan...."
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 65
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 10
LUHCINTA cepat balikkan badan. Darahnya ter-
sirap ketika melihat siapa yang tegak di hadapannya. "Kau lagi! Kau masih saja
mengikuti diriku!"
Orang yang berdiri di hadapan Luhcinta ternyata adalah sosok berpakaian jerami
kering hitam yang mukanya dibalut dengan tanah liat hitam.
"Harap maafkan diriku kalau kehadiranku membuat dirimu terganggu. Tapi
pembicaraan kita tempo hari belum selesai. Antara kita masih ada persoalan yang
menggantung tanpa kejelasan. Dulu atas permintaanmu aku telah memperlihatkan
wajahku yang asi'. Padahal sebelumnya aku sudah mempunyai kaul tidak akan
memperlihatkan wajahku pada siapapun vibelum rahasia hidupku tersingkap. Aku
merasa pasrah karena sangat mengharapkan pertolongan. Sebaliknya saat itu kau
berjanji akan memberitahu hal-hal yang menyangkut dirimu. Apakah sekarang
saatnya Kau bisa memberitahu padaku?"
"Aku memang pernah berjanji. Tapi saat ini aku belum bisa memberi tahu..." jawab
Luhcinta. Si muka tanah liat kelihatan kecewa. Ini kentara dari cara dia menarik nafas
dalam. "Aku tidak akan memaksa. Aku tahu pilihanmu sedang kacau dan
hatimu tengah jalan. Bila ada kesempatan lagi, aku akan menemuimu. Aku ingin
rahasia yang menyelubungi diriku dan dirimu lekas tersingkap...."
"Menurutmu.... Maksudku kau seperti hendak mengatakan bahwa antara kita ada
suatu jalinan hubungan tertentu...."
"Aku tidak berani mengatakan begitu selama kau masih menutupi ihwal menyangkut
dirimu..." jawab orang bermuka tanah liat.
"Aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi padamu.
Aku ingin seorang diri di tempat ini..."
Si muka tanah liat yang dikenal dengan julukan Si Penolong Budiman membungkuk
hormat. "Kalau itu permintaanmu baiklah. Aku akan pergi...." Dia ulurkan
tangannya hendak memegang bahu si gadis tapi cepat ditariknya kembali ketika
melihat bagaimana sepasang mata Luhcinta membesar.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 66
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Jangan-jangan orang bermuka tanah liat itu punya niat jahat yang disembunyikan.
Aku benar-benar harus berhati-hati terhadapnya.... Tapi...." Luhcinta akhirnya
hanya bisa gelengkan kepala.
* * * Sesaat setelah Luhjelita meninggalkan tempat itu tadi, Naga Kuning dan Setan
Ngompol yang masih
menempel di pohon saling pandang lalu memper-
hatikan berkeliling.
"Tinggal kita berdua di tempat ini," kata Setan Ngompol.
"Bertiga dengan si nenek sinting muka kuning itu.
Dia masih duduk mendekam di sana, entah apa yang dipikirkannya!" Naga Kuning
menggoyangkan kepala ke arah sosok Hantu Selaksa Angin yang duduk di atas
sebatang pohon kayu kering yang tergeletak di tanah.
"Nek! Dari pada kau melamun mengapa tidak menolong melepaskan kami dari pohon
celaka ini"!"
Naga Kuning berteriak.
Si nenek angkat kepalanya sendiri tapi kemudian kembali duduk berdiam diri.
"Kurasa dia tidak punya kemampuan menolong kita. Ilmu yang dipergunakan Lawungu
untuk membuat kita sampai jadi begini bukan ilmu sembarangan.
Agaknya kita bisa terpentang sampai seumur-umur di tempat ini!" Naga Kuning
menghela nafas panjang lalu pancarkan air kencing.
"Nek! Kau pura-pura tidak mendengar atau memang tidak mau menolong kami"!" Naga
Kuning berteriak.
"Aku kecewa!" Si nenek berkata.
"Kecewa"! kecewa pada siapa?" tanya Naga Kuning.
"Pada kalian berdua! Lebih-lebih pada sahabat kalian bernama Wiro Sableng itu!"
Naga Kuning menyikut Setan Ngompol lalu ber-
bisik. "Jangan-jangan nenek satu ini sudah jatuh cinta pula pada si geblek Wiro
itu!" BADAI FITNAH LATANAHSILAM 67
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Apa yang kau kecewakan"! Mungkin kau sudah jatuh cinta pula pada sahabat kami
itu"!" Naga Kuning lalu bertanya seenaknya.
Si nenek delikkan matanya lalu butt preet! Dia pancarkan kentut dan tertawa
cekikikan. "Aku tidak menyangka budi pekerti kalian begitu buruk! Sahabat mu itu
telah menodai dua orang gadis lalu menganiayanya...." Si nenek geleng-gelengkan
kepala. "Kalau kau kecewa kami juga kecewa!"
"Eh, mengapa begitu"!"
"Kita bersahabat! Antara sahabat harus saling percaya dan saling tolong
menolong! Sungguh tolol-nya dirimu kalau kau begitu saja mempercayai semua
ucapan orang! Lebih tolol lagi karena kau tidak berusaha menolong Wiro dari
tangan orang-orang sesat akan sesat pikiran itu! Juga kau bahkan tidak punya
niat hendak melepaskan kami dari pohon celaka ini!"
"Aku memang tidak ingin menolong siapa-siapa saat ini!" kata Hantui Selaksa
Angin lalu bangkit berdiri.
"Kalau begitu kutuk akan jatuh atas dirimu!"
Si nenek delikkan mata. "Eh, kutuk apa maksudmu"!"
"Sahabatku Wiro telah menolongmu. Menyem-
buhkan penyakit kentutmu! Ketika dia dan kami kawan-kawannya dalam kesulitan kau
acuh tidak memandang sebelah mata! Dalam waktu tidak terduga kutuk akan jatuh
atas dirimu. Penyakit kentutmu akan kembali lagi! Malah lebih parah karena
kentutmu akan disertai bau busuk. Malah mungkin disertai kecipirit!"
"Apa itu kecipirit"!" tanya Hantu Selaksa Angin.
"Mencret!" jawab Setan Ngompol.
"Lebih parah kalau nantinya kau tidak cuma kentut dari pantat tapi dari mulut!"
Naga Kuning menyambung.
Si nenek tertawa. "Kau mau menipuku! Menakut-nakuti! Agar aku menolong kalian
Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berdua!" "Kalau kau tidak mau menolong kami tidak memaksa. Mengapa tidak segera saja kau
pergi dari sini"!" ujar Naga Kuning.
"Aku memang sudah mau pergi!" jawab si nenek.
Lalu dengan muka cemberut dia melangkah tinggalkan tempat itu.
Setan Ngompol berbisik. "Celaka! Kalau dia benar-benar pergi kita mau jadi apa
di tempat ini?"
"Aku tidak yakin nenek sinting itu benar-benar pergi. Dia pasti kembali!" jawab
Naga Kuning. BADAI FITNAH LATANAHSILAM 68
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Kau terlalu yakin! Kau sudah sudah takabur!"
gerutu Setan Ngompol.
Tapi apa yang dikatakan Naga Kuning ternyata
benar. Sesaat kemudian terdengar suara butt preet!
Tak lama sesudah itu muncullah sosok si nenek. Dia menyeringai memandang pada
dua orang yang menempel di pohon.
"Aku mau tanya, Memang apa benar ada orang kentut dari mulut?"
"Tidak terhitung! Terutama tua bangka sepertimu karena alur perutmu ke sebelah
bawah sudah pada karatan! Jadi kentut memilih jalan ke atas lewat mulut!"
Menjawab Naga Kuning lalu dia berpaling ke jurusan lain agar si nenek tidak
lihat dia sedang menahan ketawa geli.
Si nenek termenung beberapa lamanya mende-
ngar kata-kata Naga Kuning itu. Hatinya mulai was-was. Dia lalu melangkah lebih
dekat. "Dengar, aku akan menolong kalian berdua. Tapi tidak sahabat kalian
bernama Wiro Sableng itu. Dosanya kelewat besar untukdiberi pertolongan. Juga
ingat! Kalau nanti setelah menolong ternyata aku benar-benar kentut dari mulut,
dengan ilmu kesaktianku aku bisa memindahkan mulutmu ke pantat dan pantatmu ke
jidat!" Naga Kuning tersenyum lalu kedipkan matanya
pada Setan Ngompol. "Kau mau menolong kami atau tidak kami tidak perduli! Tidak
kau yang menolong pasti nanti ada lain orang berbaik budi menolong kami!
Sebentar lagi sore akan segera berganti malam! Kentut dari mulut biasanya mulai
kumat begitu sang surya sudah tenggelam!"
"Anak sialan! Jangan kau menakut-nakuti diriku!"
Kata si nenek muka kuning. Tapi saat itu juga dia sudah alirkan hawa sakti ke
tangan kanannya. Dengan ilmu kesaktian bernama Menahan Darah Memindah
Jazad dengan mudah nenek muka kuning ini melepaskan tangan kanan Naga Kuning
yang menancap di batang pohon. Lalu dia ganti menolong Setan Ngompol.
Ternyata ilmu "Menahan Darah Memindah Jazad"
si nenek tukang kentut Sanggup membuyarkan ilmu
"Menyatu Jazad Dengan Alam" yang dipergunakan Lawungu untuk melekatkan tangan
Naga Kuning dan Setan Ngompol ke batang pohon. Dua orang ini menarik nafas lega
dan usap-usap tangan masing-
masing. BADAI FITNAH LATANAHSILAM 69
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Terima kasih Nek, kau memang sahabat kami yang baik.... Kau tahu, setelah
menolong kami sekarang kau kelihatan jadi tambah muda!"
"Hai, apa katamu"!" Hantu Selaksa Angin pegang dua pipinya yang kuning kempot.
Dia memandang kian kemari seperti mencari tempat untuk berkaca.
Nenek otaknya kurang waras ini tidak tahu kalau si bocah lagi-lagi
mempermainkannya.
"Aku juga berterima kasih," kata Setan Ngompol pula. "Tapi bagaimana dengan
telingaku sebelah ka nan. Tempo hari kau terbalik mengembalikannya."
Si nenek pandangi kuping kanan Setan Ngompol.
Seperti diceritakan sebelumnya daun telinga si kakek yang lebar ini memang
pernah diambilnya sebagai jaminan. Kemudian ketika dikembalikan ternyata entah
sengaja entah tidak daun telinga itu dipasang terbalik.
"Kakek bau pesing! Terus terang kau lebih gagah dengan daun telinga kanan
terbalik begitu rupa. Lagi pula pengembalian daun telingamu tidak termasuk
perjanjian kita tadi! Hik... hik... hik!" Sambil tertawa cekikikan Hantu Selaksa
Angin segera hendak tinggalkan tempat itu.
"Tunggu Nek!" Naga Kuning berkata. "Masih ada satu hal lagi. Dulu antara kita
ada perjanjian. Jika kentutmu sudah sembuh atau paling tidak berkurang banyak,
kau akan menyerahkan sendok emas sakti Sendok Pemasung Nasib pada kami. Nah kini
kami menagih janji!"
Si nenek menyeringai. Dia kerukkan tangan kiri ke balik dada pakaian. Dari balik
pakaian dikeluar-kannya benda yang dimaksud, yang sejak beberapa waktu yang lalu
dijadikannya kalung dan digantungkan di leher.
"Aku memang pernah berjanji. Tapi saat ini aku belum merasa perlu harus
mengembalikan. Pertama aku sangat kecewa mendengar bahwa sahabatmu
bernama Wiro itu ternyata adalah seorang pemuda biadab kecil. Sebelum terbukti
salah benar dirinya sendok emas ini tetap berada padaku. Kalaupun kelak nanti
akan kuserahkan, akan kuberikan langsung pada Wiro, bukan pada kalian!"
"But.... prett!" si nenek kentut dulu baru memutar badan dan melangkah pergi.
Naga Kuning dan Setan Ngompol walau kecewa
tak bisa berbuat lain. Mereka hanya bisa memperhatikan kepergian si nenek muka
kuning tanpa berkata BADAI FITNAH LATANAHSILAM 70
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
apa-apa. "Kita harus mencari Wiro," kata Naga Kuning sesaat kemudian. "Kita pergi
sekarang juga. Aku khawatir Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab telah
mencelakainya...."
"Wahai kekasihku! Apa kau akan meninggalkanku seorang diri di tempat sepi ini?"
Tiba-tiba terdengar seseorang berucap.
Naga Kuning dan Setan Ngompol baru ingat dan
berpaling ke arah sosok si Betina Bercula yang sejak tadi tergeletak di tehah.
"Ternyata masih hidup banci kalengan itu...." kata Naga Kuning. Bersama Setan
Ngompol dia segera
menolong orang ini.
"Kau tak apa apa?" tanya Setan Ngompol.
"Walah, walau tubuhku terasa remuk, tapi mendapat pertolongan darimu rasanya aku
barusan menelan obat yang sangat mustajab!" Lalu enak saja Betina Bercula
lingkarkan tangannya di pinggang si kakek. "Kakiku masih lemah. Tolong papah
diriku berjalan...."
Mata jereng si Setan Ngompol berputar. "Celaka!
Ini beban yang tidak mengenakan!"
"Kek, kau harus membantunya berjalan. Kalau perlu menggendongnya. Bukankah tadi
dia yang telah menyelamatkan dirimu dari tangan maut Lawungu?"
"Aku tidak meminta digendong! Aku menolong tidak mengharapkan pamrih. Tapi jika
hatimu memang sebaik itu mana mungkin aku menolak!" Berkata Betina Bercula. Lalu
enak saja dia naik ke punggung si kakek. Dua kakinya digelungkan ke badan sedang
sepasang tangannya merangkul leher Setan Ngompol.
Dan celakanya sambil sandarkan pipinya di kepala si kakek, Betina Bercula
sesekali usap-usap kuping lebar sebelah kiri Setan Ngompol dengan ujung
lidahnya! "Kalau kau berani menjilat kupingku lagi, ku-banting kau ke tanah!" Setan
Ngompol berteriak marah. Betina Bercula tersenyum-senyum.
Naga Kuning yang mengikuti dari belakang ter-
tawa-tawa tiada henti.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 71
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 11
HANTU Sejuta Tanya Sejuta Jawab membawa
Pendekar 212 ke sebuah lembah kecil dan
sunyi. Saat itu udara mulai redup karena am-
bang sore tak lama lagi akan memasuki senja. Seperti dituturkan sebelumnya,
dengan serangkum angin
aneh yang keluar dari tangan kirinya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab telah
membuat tubuh Pendekar 212 berada dalam keadaan kaku tak bisa bergerak tak bisa
bersuara. Ternyata kakek sakti itu memiliki se-macam ilmu totokan tanpa
menyentuh. Di satu tempat Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
hentikan larinya. Sosok Wiro dilemparkannya begitu saja ke tanah hingga
berguling-guling dan baru berhenti setelah tertahan sebuah batu besar. Si kakek
kemudian melompat ke atas batu itu. Tangan kirinya diangkat ke atas. Serangkum
angin menyapu per-mukaan wajah Pendekar 212. Saat itu juga Wiro merasa
tenggorokannya yang sebelumnya seperti tercekik kini menjadi lega. Dia bisa
bersuara.Tapi sekujurtubuhnya masih tetap dalam keadaan kaku.
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, apa yang hendak kau katakan padaku?" Wiro
ajukan pertanyaan.
Tanpa berpaling Hantu Sejuta Tanya Jawab men-
jawab. "Kau sudah tahu apa yang bakal terjadi! Mengapa menyusahkan diri dan
pikiran bertanya segala!"
Kakek ini memandang berkeliling.
"Aku khawatir kau akan kesalahan menjatuhkan tangan," kata Pendekar 212 pula.
Si kakek menyeringai. "Saat ini aku justru tengah memikirkan cara mati bagaimana
yang paling enak bagimu! Perbuatan kejimu terhadap dua cucuku harus benar-benar
mendapat balasan setimpal!"
"Aku tidak memperkosa Luhkemboja dan Luh-
kenanga. Juga tidak menganiayanya! Ada orang yang memfitnah!"
"Kau boleh mencari seribu akal seribu upaya! Tapi jangan harap aku bisa
percaya!" "Kau harus tahu! Dua cucumu itu mempunyai kelainan! Mungkin perbuatannya
menggagahi anak
gadis orang telah menimbulkan dendam kesumat dimana-mana. Lantas ada orang yang
membalaskan BADAI FITNAH LATANAHSILAM 72
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
sakit hati...."
"Kau menuduh orang melakukan fitnah! Padahal kau sendiri saat ini tengah
melancarkan fitnah!" Teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Dalam marahnya
kakek ini melompat dari atas batu besar. Kaki kirinya bergerak menendang. Yang
dihantam lagi-lagi bagian dada. Murid Sinto Gendeng mengeluh tinggi. Tubuhnya
terpental jauh. Darah kembali mengucur dari mulutnya. Dadanya sesak dan
berdenyut sakit bukan main.
"Tua bangka jahanam! Kau tak pantas menamakan diri Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab! Kau harus membunuh aku saat ini juga! Jika aku kau biarkan hidup aku
bersumpah untuk membalas kekejamanmu
ini!" "Bukkkk!"
Tendangan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
kembali melanda tubuh Wiro. Kali ini bagian punggungnya. Untuk ke dua kalinya
Pendekar212terlempar jauh. Badannya bergeletar dilanda sakit yang amat sangat.
Erangan panjang keluar dari mulutnya.
"Tamat riwayatku..." keluh Wiro dalam hati. Pemandangannya gelap/berkunang-
kunang. Tiba-tiba
dia merasa sesuatu menindih kepalanya. Dia coba membuka mata lebar-lebar.
Ternyata Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab meletakkan kaki menginjak kepalanya.
Wiro menggeram dan merutuk dalam hati.
Seumur hidup rasanya baru kali ini dia dihina di-perlakukan begitu rupa. Diinjak
kepalanya! Sambil menginjak kepala Wiro Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berkata. "Kalau
kuturuti kemarahan dendam kesumatku, saat ini juga gampang saja aku me-remukkan
kepalamu dengan satu injakan. Tapi aku ingin kau tersiksa dulu, sekarat sengsara
sebelum menemui ajal!" Orang tua ini memandang berkeliling.
Pandangannya membentur akar-akar gantung sebuah pohon besar. Seringai buruk
menyungging di mulutnya. Dia berkelebat ke arah pohon. Menarik putus beberapa
utas akar gantung. Akar-akar Itu kemudian digulungnya jadi satu membentuk
sehelai tali besar sepanjang hampir lima tombak.
"Dia hendak menggantungku!" Wiro memperhatikan dan masih bisa berpikir. Benar
saja, sesaat kemudian Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab datang mendekatinya.
Semula Wiro menyangka tali dari akar gantung itu hendak dijiratkan ke lehernya.
Ternyata si BADAI FITNAH LATANAHSILAM 73
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Kakek mengikatkan tali itu pada dua pergelangan kakinya. Berarti Wiro hendak
digantung kaki ke atas kepala ke bawah!
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, aku harap kau mau mempergunakan akal sehat
pikiran jernih dan hati bersih! Aku sudah bersumpah tidak memperkosa dua cucumu.
Aku...." Ucapan Wiro terputus. Tanpa perduli si kakek
menyeretnya ke bawah pohon besar lalu tali yang mengikat kaki Wiro
dilemparkannya ke atas cabang besar yang melintang. Ujung tali yang menjulai ke
bawah disambarnya dan dipegang erat-erat. Sebelum ujung tali ditariknya Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab memandang menyeringai pada Wiro.
"Pemuda asing! Pembalasan atas semua perbuatan keji biadabmu segera terjadi! Aku
puas karena semua dengan tanganku sendiri saat ini aku bisa membalaskan dendam
kesumat sakit hati dua orang cucuku!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tutup ucapan-
nya dengan menarik kuat-kuat ujung tali yang melintang di atas cabang pohon.
"Rrrrkkkk!"
Seharusnya sosok Pendekar 212 segera tertarik
ke atas, tergantung kaki ke atas kepala ke bawah. Tapi apa yang terjadi" Saat
itu bagaimanapun Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kerahkan tenaga luar dan dalam,
sampai sekujur badannya mandi berkeringat, dia hanya mampu menarik Wiro sampai
kepalanya hanya
terpisah sejarak setengah jengkal dari tanah!
"Aneh, tubuh pemuda jahanam ini seperti seberat gunung batu! Aku tidak mampu
menariknya lebih tinggi! Apa dia mengerahkan kesaktian atau ada orang lain
mencampuri urusanku secara licik diam-diam!"
Si kakek memandang berkeliling. Dia tidak melihat siapapun di kawasan lembah
kecil dan sunyi itu.
Padahal Wiro sendiri saat itu juga merasa heran melihat si kakek tidak mampu
menarik dirinya lebih tinggi.
"Jangan-jangan ada Peri atau Dewa yang membantu jahanam ini!" pikir Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab. Dia kembali memandang berkeliling. Tapi tetap saja dia tidak
melihat siapa-siapa.
Tiba-tiba Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab men-
dengar suara mendesis aneh disertai bergeletarnya tanah yang dipijaknya.
Memandang ke depan terkejutlah kakek ini. Tali yang tadi dibuatnya dari akar
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 74
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
gantung dan hendakdipakaiuntukmenggantung Wiro, sedikit demi sedikit berubah
menjadi sosok seekor ular hitam.
"Desss!"
Tali akar gantung putus di bagian yang mengikat pergelangan ke dua kaki Pendekar
212. Ujung tali berubah menjadi ekor. Kini keseluruhan tali berubah menjadi
seekor ular hitam berkepala besar hampir sepanjang tiga tombak.
"Ilmu hitam jahanam!"
"Siapa takut!" teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Segera dia angkat tangan
kanannya, siap menghantam kepala ular dengan pukulan tangan kosong mengandung
hawa sakti tinggi.
Hampir tangannya menghantam tiba-tiba satu ba-
yangan berkelebat disertai seruan.
"Sahabatku Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!
Kalau cuma ular siluman jejadian ilmu hitam biar aku yang mengurusi!"
Lalu seorang kakek berambut putih, memiliki
muka rata sambil tertawa terkekeh sambar leher ular hitam dengan tangan kanannya
sedang tangan kiri cepat mencekal buntutnya. Ular besar hitam itu menggeliat-
geliat coba lepaskan diri tapi pegangan orang kuat sekali laksana japitan besi!
"Hantu Tangan Empat!" Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berseru begitu dia
mengenali siapa adanya kakek yang barusan menolongnya itu. Sebenarnya
kalaupun kakek itu muncul Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab merasa pasti akan
sanggup memukul hancur
kepala ular jejadian itu. Untuk tidak menyinggung si penolong Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab menjura memberi hormat seraya berkata. "Terima kasih kau telah
menolongku!"
Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hantu tangan Empat hentikan tawanya. Ular dalam cekalannya diangkat tinggi-
tinggi ke atas. Lalu seperti membaca mantera dia berseru.
"Ilmu hitam kembali ke alam gelap! Binatang jejadian kembali ke alam gaib!
Pergi! Jangan berani kembali lagi!"
Habis berkata begitu Hantu Tangan Empat mem-
buat gerakan seperti hendak membanting ular hitam besar itu ke tanah. Tapi tidak
terduga sama sekali, binatang itu justru dilemparkannya ke arah Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab.
Karena tidak mengira, Hantu Sejuta Tanya Sejuta BADAI FITNAH LATANAHSILAM 75
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Jawab hanya keluarkan seman keras dan tidak sempat hindarkan diri. Ular hitam
panjang itu mendesis keras.
Sebelum Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab bisa melakukan sesuatu sosok ular telah
menggulung tubuhnya mulai dari leher sampai ke pergelangan kaki! Dia berusaha
meronta dan kerahkan tenaga untuk le
paskan diri tapi sia-sia saja. Sekujur tubuhnya terasa dingin membeku. Sementara
itu Kepala ular yang melibatnya bergerak pulang balik di depan wajahnya yang
serta merta menjadi pucat pasi. Anehnya binatang ini sama sekali tidak mematuk
si kakek. Dalam keadaan bergidik mendelik dan setengah
tercekik karena lehernya dilibat ular, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
berteriak. "Hantu Tangan Empat! Mengapa kau berlaku jahat terhadapku! Kau rupanya punya
ilmu hitam dan sengaja mencelakai diriku! Kau berkhianat terhadap se-sama
kerabat!" Pendekar 212 sendiri yang saat itu masih berada dalam keadaan kaku dan
tergeletak di bawah pohon besar tidak kurang rasa herannya melihat kemunculan
Hantu Tangan Empat serta apa yang dilakukannya.
"Dia menolongku atau bagaimana. Sebelumnya aku menyirapk kabar kakek ini marah
besar terhadapku karena aku dianggap telah mencemarkan nama baik cucunya Peri
Angsa Putih. Sekarang mengapa dia
berpihak menolongku" kuharap saja dia sudah tahu kalau semua kabar itu hanya
fitnah jahat semata!"
Namun belum sekejap murid Sinto Gendeng punya
dugaan seperti itu terjadilah satu hal yang menge-jutkannya.
Hantu Tangan Empat keluarkan suara tawa ber-
gelak mendengar kata-kata Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tadi. Sesaat kemudian
mendadak suara ge-laknya berubah menjadi seperti suara tawa cekikikan perempuan.
Memandang ke depan terbeliaklah sepasang mata Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Otaknya mendenyut kencang dan kepulkan asap putih.
Sosok Hantu Tangan Empat perlahan-lahan ber-
ubah bentuk. Wajahnya menyusul ikut berubah. Sesaat kemudian lenyaplah Hantu
Tangan Empat. Yang tegak sambil tertawa cekikikan itu kini adalah si nenek dukun
sakti yang dikenal dengan nama Hantu Santet Laknat!
Perubahan aneh terjadi pula dengan ular hitam
panjang yang menggelung sekujurtubuh Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Binatang
itu lenyap dan berubah BADAI FITNAH LATANAHSILAM 76
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kebentuknya semula yakni seutas tali terbuat dari akar gantung! Walau ular
berubah menjadi tali namun tetap saja Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tidak
mampu loloskan diri.
"Hantu Santet Laknat Jahanam! Kau akan membayar mahal perbuatanmu ini dengan
darah dan nyawamu! Lekas kau lepaskan tali akar pohon yang melibat diriku!"
Hantu Santet Laknat tertawa panjang. Setelah puas mengumbar tawa baru dia
membuka mulut. "Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab! Kau orang pandai, cerdik dan sakti! Masakan
hanya seutas tali buruk begitu saja kau tidak mampu melepaskan diri! Hik...
hik... hik!"
"Perempuan laknat jahanam!" maki Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. "Pasti kau
juga tadi yang membuat tubuh pemuda itu seberat gunung!"
Hantu Santet Laknat tertawa mengekeh. Sebalik-
nya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab keluarkan rutuk'an panjang. Kakek ini
kerahkan seluruh tenaga dalamnya. Otot-otot bahu dada dan perut digerakkan-nya.
Lalu ke dua tangannya diregangkan ke samping.
Namun jangankan bisa lepas, bergemingpun tidak tali akar gantung yang melibat
dirinya! Gagal mencoba lolos dalam keadaan berdiri kini si kakek jatuhkan
dirinya ke tanah. Dia berguling kian kemari, berharap tali yang mengikat akan
menjadi kendur. Tapi hasilnya tetap nihil.
Hantu Santet Laknat mendongak lalu umbar ter-
tawa panjang. "Akar gantung yang berubah menjadi tali. Tali berubah menjadi ular
lalu kembali kepada tali!
Tidak mudah bagimu untuk melepas diri!"
"Jahanam! Ucapannya itu adalah mantera ilmu hitam!" kata Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab dalam hati. Menyadari dengan cara bergulingan tetap saja dia tidak
bisa meloloskan diri dari libatan tali, si kakek kembali bangkit berdiri. Begitu
berdiri si nenek telah berada di sampingnya. Sambil sunggingkan seringai
mengejek Hantu Santet Laknat berkata. "Kau boleh mencoba segala cara! Kalau tak
ada yang menolong jangan harap kau bisa lolos dalam waktu tiga hari!
Hik... hik... hik!"
"Hantu Santet Laknat! Kau akan rasakan pem-balasanku!" teriak Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab. Hantu Santet Laknat tiba-tiba melompat ke ha-
dapan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Kapak Maut BADAI FITNAH LATANAHSILAM 77
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Naga Geni 212 diletakkannya di atas otak si kakek.
"Jika mengingat penganiayaan yang kau lakukan terhadap pemuda itu, ingin aku
membelah kepalamu saat ini juga!"
Wajah Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab menjadi
putih seperti kain kafan. Dia tahu kehebatan senjata bermata dua yang ada di
tangan si nenek. Jika perempuan itu benar-benar melaksanakan niatnya tamatlah
riwayatnya. Namun kemudian Hantu Santet Laknat
terdengar meneruskan ucapannya.
"Tapi kupikir biar pemuda itu nanti yang akan membalas sendiri perbuatanmu!
Hik... hik! Selamat tinggal kerabatku yang malang! Malam ini kau akan tidur
berteman embun dingin dan nyamuk hutan!
Mudah-mudahan tidak ada binatang buas berkeliaran dan tersesat ke sini!" Si
nenek selipkan kapak sakti di balik pinggang jubah hitamnya. Tanpa perdulikan
teriakan dan caci maki Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab dia melangkah mendekati
Pendekar 212 Wiro Sableng yang masih tergeletak kaku di bawah pohon besar.
Dengan satu gerakan cepat Hantu Santet Laknat memanggul Wiro di bahu kirinya.
"Nek, kau mau bawa aku kemana?" tanya Wiro yang jadi kecut merinding jika ingat
segala perbuatan si nenek yang sudah-sudah.
"Jangan kau merasa khawatir aku akan berbuat yang tidak-tidak. Kau terluka parah
di sebelah dalam.
Jika tidak segera diobati kau bisa celaka! Aku akan menolongmu!"
"Nek, aku merasa lebih baik kau membawaku...."
Hantu Santet Laknat tepuk-tepuk pantat Wiro.
"Jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik kau ber-istirahat di atas bahuku!
Hik... hik... hik!"
"Tunggu, mengapa kau mau menolongku"!"
"Wahai, pertanyaanmu mengandung kecurigaan.
Padahal bukankah di negerimu ada ujar-ujar yang mengatakan Ada ubi ada talas.
Ada budi ada balasl Aku hanya ingin mengikuti apa yang dikatakan ujar-ujar
itu...." "Maksudmu?" tanya Wiro lagi.
"Kau sebelumnya telah menyelamatkan diriku.
Apa salahnya sekarang aku ganti membalas budimu itu....
"Tapi aku tidak meminta segala balasan. Aku lebih senang kalau kau...."
"Aku tahu hatimu polos sekali! Itu juga salah satu BADAI FITNAH LATANAHSILAM 78
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
sebab membuat aku ingin menolongmu," kata Hantu Santet Laknat memotong ucapan
Pendekar 212. Sekali berkelebat si nenek telah melesat dua tombak lalu lari ke
arah barat dimana tak lama lagi sang surya segera akan tenggelam.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 79
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 12
SETELAH ditinggal si nenek muka kuning Luh-
kentut alias Hantu Selaksa Angin, Naga Kuning
dan Setan Ngompol yang masih ditemani lelaki
banci Betina Bercula berusaha mencari Pendekar 212
Wiro Sableng. Tentu saja mereka tidak tahu kemana Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab membawa kabur
pemuda itu. Mereka hanya melihat arah lenyapnya si kakek. Ke arah itulah ke dua
orang ini coba menyelusuri jejak Wiro.
Sambil berlari sesekali Naga Kuning memandang
ke langit. Sebentar lagi sang surya akan segera tenggelam. "Aku khawatir..."
kata si bocah. "Apa yang kau khawatirkan?" tanya Setan Ngom-Pol
"Sahabat kita itu. Jangan-jangan dia sudah di-pesiangi oleh Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab!"
Setan Ngompol tak berani menjawab. Sambil lari
dia pegangi bagian bawah perutnya. Rasa khawatir membuatnya jadi terdesak
kencing. "Naga Kuning, tunggu...." Setan Ngompol tiba-tiba berseru lalu hentikan larinya.
"Ada apa?" tanya Naga Kuning ketika dilihatnya si kakek berdiri diam sambil
memegangi daun telinganya sebelah kanan yang dipasang terbalik oleh Hantu
Selaksa Angin. "Aku mendengar suara bising di belakang sana...."
"Telingamu salah pasang! Anginpun kau anggap suara bising!" kata Betina Bercula
yang sudah tahu pasal cerita telinga kanan si kakek.
"Tunggu dulu! Yang aku dengar bukan suara angin. Tapi suara orang mengomel
memaki terus-terusan...."
Naga Kuning putar tubuhnya, berpaling ke arah
berlawanan dari arah lari mereka semula. Setelah memasang telinga beberapa
ketika anak ini memandang pada Betina Bercula lalu anggukkan kepala. "Dia benar.
Ada orang memaki panjang pendek di sebelah sana! Kalian mau kita menyelidik?"
Setan Ngompol mengiyakan. Dua orang itu lalu
lari ke jurusan dari mana datangnya suara orang BADAI FITNAH LATANAHSILAM 80
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
memaki. Belum lama berlari, Naga Kuning yang berada di sebelah depan angkat
tangan kanannya memberi tanda, lalu menyelinap ke balik serumpunan semak
belukar. Begitu Setan Ngompol dan Betina Bercula berada di sampingnya anak ini
berbisik. "Lihat ke depan sana! Seperti aku, kalian pasti tidak percaya pada apa
yang kalian saksikan!"
Di sebelah depan sana ke tiga orang itu melihat sosok Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab duduk men-jelepok di tanah, bersandar ke sebatang pohon. Sekujur tubuhnya
dilibat tali besar.
"Apa yang terjadi dengan kakek sialan itu"!" bisik Naga Kuning.
"Siapa yang mengikatnya begitu rupa!" sahut Setan Ngompol. "Sepertinya dia tidak
mampu melepaskan diri dari ikatan itu. Di sekitar sini tidak ada siapa-siapa.
Kalau dia memang punya musuh, siapa orangnya?"
"Apa yang harus kita lakukan"!" tanya Betina Bercula.
"Kalau aku ingin sekali menjitaki otaknya yang ada di atas kepala itu.
Menyusupkan semut rangrang ke balik celananya atau menyumpalkan kotoran babi
hutan ke dalam hidungnya! Manusia pandai bijak tapi ternyata otaknya setolol
kodok dalam comberan!"
"Kalau aku rasanya ingin mengencingi mulutnya agar dia tahu rasa! Aku memang
sudah punya kaul untuk melakukan hal itu!" menyahuti Setan Ngompol.
"Bagaimana kalau kita...."
Kakek bermata lebar jorong yang salah satu
daun telinganya terbalik itu hentikan ucapannya. Dia memegang lengan Naga Kuning
lalu berbisik. "Aku mendengar ada orang mendatangi! Lekas sembunyi!"
Tiga orang itu cepat-cepat rundukkan diri di balik rerumpunan semak belukar. Apa
yang dikatakan Setan Ngompol ternyata memang benar. Tak selang berapa lama
muncullah seorang kakek berpakaian ungu.
"Lihat siapa yang datang!" bisik Betina Bercula sambil mengorek pantat Setan
Ngompol hingga kakek ini terpancar air kencingnya. Hendak marah keadaan tidak
mengizinkan. Sebaliknya Betina Bercula senyum-senyum saja melihat tingkah si
kakek. "Sahabatku Lawungu! Syukur kau datang! Lekas tolong diriku!" Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab berseru girang begitu dia melihat siapa yang datang.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 81
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Sebelumnya Lawungu dan Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab memang berjalan seiring. Tapi disatu tempat mereka berpisah.
Lawungu entah kemana sementara Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab membawa Wiro ke
lembah kecil itu. Di tengah jalan Lawungu membatalkan niatnya melakukan
perjalanan seorang diri. Dia berusaha mencari Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
untuk bergabung kembali. Ketika menemui sang sahabat dalam keadaan seperti ini
tentu saja Lawungu jadi terkejut.
"Sahabatku! Apa yang terjadi denganmu! Siapa yang mengikat begini rupa"!"
bertanya Lawungu.
"Nanti kuceritakan padamu. Lekas kau buka dulu ikatan tali keparat ini dari
tubuhku!" jawab Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Di balik semak belukar Betina Bercula berbisik.
"Kita harus mencegah Lawungu membebaskan kakek geblek itu!" Tangannya kembali
hendak menggamit pantat Setan Ngompol. Tapi si kakek lebih dulu jauhkan diri.
Setan Ngompol kemudian berucap.
"Lawungu.... Lawungu... Ingat apa yang telah kau lakukan padaku" Saat pembalasan
tiba! Aku punya kaul ingin mencekoki mulutnya dengan air kencingku!
Harus bisa kulakukan saat ini juga!" Kakek ini lalu membisikkan sesuatu dengan
cepat pada Naga Kuning. "Kau mengerti"!" Si bocah mengangguk. "Cepat lakukan!
Awas, hati-hati. Ingat, kau harus berada antara Hantu Sejuta Tanya dan Lawungu.
Usahakan berdiri dalam satu garis lurus agar kau bisa menutup pandangan Hantu
Sejuta Tanya...."
Naga Kuning mengangguk sekali lagi lalu anak
ini keluar dari persembunyiannya dan lari menyongsong langkah Lawungu yang
tengah berjalan men-
dekati Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang saat itu ada di bawah pohon.
"Hai apa yang kalian bisikkan tadi?" bertanya Betina Bercula. "Jangan-jangan kau
mau menyerahkan aku pada kakek berjubah ungu itu sebagai
tumbal!" "Harap kau diam saja. Lihat saja nanti apa yang terjadi. Jika aku perlu
bantuanmu jangan bertindak lalai!" jawab Setan Ngompol.
Dua kakek itu tentu saja sama-sama terkejut me-
lihat kemunculan Naga Kuning yang tidak terduga.
Naga Kuning bertindak cepat. Sebelum salah seorang dari dua kakek itu berbuat
atau mengucapkan sesuatu BADAI FITNAH LATANAHSILAM 82
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
dia sudah melompat ke hadapan Lawungu sambil
membuka kancing-kancing bajunya hingga dadanya
tersingkap lebar.
Lawungu yang hendak membentak garang men-
jadi kecut begitu matanya melihat gambar seekor naga kuning bermata merah
bergelung di dada Naga Kuning.
"Anak, apa maumu...?" tanya Lawungu.
Ketika menjawab Naga Kuning sengaja besar-
besarkan suaranya. "Lawungu, kau mempunyai otak tapi tidak mau berpikir. Kau
mempunyai hati tapi tidak menaruh perasaan. Lekas berlutut di hadapanku! Aku
Naga Hantu Langit Ketujuh ingin bicara denganmu!"
Lawungu merutuk dalam hati.
"Lawungu! Cepat kau bunuh anak itu!" Tiba-tiba dari bawah pohon sana Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab berteriak.
"Naga Langit Ketujuh cukup bicara satu kali! Kali yang kedua aku akan menyedot
darahmu!" Naga Kuning kembali angkat bicara lalu gerakkan tangan mengusap gambar
naga kuning bermata merah di dadanya.
Lawungu marah ada kecutpun ada.
"Lawungu! Jangan dengarkan apa yang dikatakan anak keparat itu! Lekas bunuh!"
Kembali Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berteriak.
Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lawungu tekan rasa kecutnya, buang kebimbang-
an yang muncul dalam hatinya. Tangan kanannya
dihantamkan ke batok kepala Naga Kuning.
"Lawungu! Awas di belakangmu!" Tiba-tiba terdengar lagi teriakan Hantil Sejuta
Tanya Sejuta Jawab.
Lawungu kaget. Dia mendengar gerakan di bela-
kangnya dan cepat berpaling. Tapi terlambat. Satu totokan melanda urat besar di
punggungnya sebelah kanan. Tak ampun lagi kakek ini langsung tertegun kaku.
Setan Ngompol tegak berkacak pinggang di ha-
dapan Lawungu. Disampingnya tersenyum genit Be-
tina Bercula. "Kakek sialan bau pesing! Kau mau melakukan apa"! Awas kalau berani menyentuh
diriku!" Membentak Lawungu.
"Siapa tidak berani!" jawab si kakek mata jereng lebar. Dengan dua jari tangan
kirinya Setan Ngompol dorong kening Lawungu kuat-kuat. Dalam keadaan BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 83
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kaku Lawungu rebah ke belakang, jatuh tertelentang bergedebukan di tanah!
Setan Ngompol berpaling pada Naga Kuning.
"Lakukan tugasmu!"
Naga Kuning menyeringai lalu susun dua tangan
di atas kepala seperti hamba sahaya mematuhi pe-rintah tuan besarnya. Naga
Kuning melompat ke arah serumpunan semak-belukar. Sesaat kemudian dia
kembali membawa patahan ranting sepanjang se-
tengah jengkal. Dengan paksa ranting itu ditunjang-kannya ke mulut Lawungu
hingga mulut si kakek
terbuka lebar tak bisa dikatupkan! Dalam keadaan seperti itu Lawungu berusaha
mengeluarkan ilmunya yang disebut Menyatu Jazad Dengan Alam. Ilmu inilah yang
membuat tangan Naga Kuning dan Setan Ngompol melekat lengket ke pohon. Dengan
cepat si kakek meniup. Tapi Naga Kuning keburu mencekik urat-urat di lehernya
hingga dia tidak mampu menggerakkan lidah dan meniup.
Di bawah pohon Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
tidak tinggal diam. Dia jatuhkan dirinya ke tanah lalu berguling kencang ke arah
Naga Kuning yang tengah mengerjai Lawungu.
"Naga Kuning, awas ada hantu menggelinding hendak membokongmu dari belakang!"
Betina Bercula berseru.
"Aku sudah dengar Culcul! Jangan khawatir!"
jawab Naga Kuning yang menyebut Betina Bercula dengan panggilan Culcul. Lalu
dengan sigap anak ini berbalik sambil tendangkan kaki kanannya.
"Bukkkk!"
Sosok Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang
menggelinding di tanah terpental dua tombak begitu dadanya dimakan tendangan
Naga Kuning. Tubuhnya terhempas ke bawah pohon tempatnya semula. Kakek ini
menggigit bibir menahan sakit. Dia tak berani lagi bergerak namun dari mulutnya
menyembur caci maki tidak karuan.
Naga Kuning mencibir lalu kembali meneruskan
pekerjaannya mengerjai Lawungu. Sesaat kemudian sambi! susun dua tangan di atas
kepala anak ini berkata.
"Siap Kek! Silahkan dimulai upacara pemberian minuman kehormatan!" Naga Kuning
lalu melompat mundur.
Setan Ngompol menyeringai lalu melangkah men-
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 84
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
dekati Lawungu yang tergeletak di tanah dengan mulut menganga ditunjang ranting
kecil. Matanya mendelik ketika melihat Setan Ngompol rorotkan celananya ke
bawah. "Hak... huk... hak... huk...." Hanya suara itu yang bisa dikeluarkan oleh
Lawungu dari dalam mulutnya.
Lalu seerrrr...!
"Hai! Kalau kau mau mengencingi orang itu mengapa tidak memberitahu padaku! Biar
aku tolong memegangi agar jatuhnya air kencingmu tidak me-leset!" Berkata Betina
Bercula lalu dia ulurkan kepala berusaha melihat ke bagian bawah perut Setan
Ngompol. "Jangan konyol Culcul!" kata Naga Kuning dan cepat menarik tangan lelaki banci
itu. Air kencing kuning kental mengucur masuk ke
dalam mulut Lawungu. Kakek ini berusaha menyem-
burkan tapi tidak bisa. Begitu mulutnya penuh maka gluk... gluk... gluk. Air
kencing yang memenuhi mulutnya tak bisa dibendung lagi. Meluncur turun melewati
tenggorokannya!
"Asyikkk.... Enak 'kan..." Enak 'kan"! Hangat-hangat pedas!" kata Naga Kuning
pula pada Lawungu lalu tertawa gelak-gelak. Betina Bercula ikut tertawa
terpingkal-pingkal.
"Aku puas! Ha... ha... ha! Kaulku kesampaian!"
kata Setan Ngompol dan tertawa mengekeh lalu tarik kembali celananya ke atas.
"Kalian berdua! Jahanam terkutuk! Aku bersumpah akan membunuh kalian! Sebelum
mati aku akan menyiksa kalian habis-habisan!" teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab. "Kakek Sejuta Tolol Sejuta Bodoh!" teriak Naga Kuning. "Kau bersabarlah!
Giliranmu segera datang!"
Anak ini membisikkan sesuatu ke telinga Setan Ngompol lalu dia berkelebat lenyap
ke balik kerapatan pe-pohonan di ujung lembah. Tak lama kemudian Naga Kuning
kembali. Dia membawa sesuatu yang dibungkus dalam daun talas.
"Apa yang kau dapat?" tanya Setan Ngompol.
"Lumayan banyak Kek," jawab Naga Kuning lalu membuka bungkusan daun talas dan
memperlihatkan isinya pada si kakek seraya berkata. "Semut rangrang tujuh ekor.
Cacing tanah tiga ekor. Kalajengking dua ekor. Anak kadal dua ekor. Masih ada
tikus hutan satu ekor lalu kodok hijau satu ekor.... Ayo, Kek, mari kita BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 85
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kerjai kakek satu itu!"
Betina Bercula yang tegak disamping Setan
Ngompol merinding menggeliat melihat binatang-binatang dalam bungkusan daun
talas itu. Akibatnya kakek itu lagi yang kena dipelukinya karena geli dan
ketakutan. Naga Kuning dan Setan Ngompol diikuti Betina
Bercula segera mendekati Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang tergeletak di
tanah menahan sakit. Dengan ujung batu runcing Setan Ngompol hendak merobek
jubah putih si kakek di bagian bawah perut, di antara dua buah tali yang sengaja
direnggangkan lebih dulu.
Tapi Betina Bercula cepat menyambar batu itu. Sambil tersenyum dia berkata.
"Pekerjaan satu ini aku yang layak melakukan!" Lalu Betina Bercula kedipkan
matanya. Setelah itu dia membungkuk. Tangannya kiri kanan meluncur ke bawah
perut Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Ditunggu-tunggu dia belum juga merobek
pakaian si kakek.
"Hai! Mengapa lama" Daritedi kau cuma memegang-megang saja!" menegur Naga
Kuning. "Sabar, tenang! Bukan apa-apa. Aku harus mencari tempat yang tepat. Biar mantap
pekerjaan kita!
Hik... hik... hik!"
"Laknat terkutuk! Jangan kau berani melakukan itu! Jangan kau..." teriak Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
"Breettt!"
Ujung batu lancip di tangan Betina Bercula me-
robek pakaian Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab di bawah perut. Lalu lelaki banci
ini susun dua tangannya di atas kepala dan berkata.
"Naga Kuning, upacara pemberian makanan pada binatang langka yang punya mulut
tapi tidak bermata tidak berhidung serta tidak bertelinga siap dilakukan.
Silahkan dimulai...! Hik... hik... hik!"
"Kalian jahanam semua!" teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Naga Kuning tertawa cekikikan. Semua binatang
yang ada dalam bungkusan daun talas lalu dituang-kannya ke bagian bawah perut
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab lewat bagian jubah yang telah dirobek Betina
Bercula. Tidak menunggu lama. Begitu semut rangrang
mulai menggigit dan japitan kalajengking mulai menghunjam jeritan setinggi
langit menggeledek ke-BADAI FITNAH LATANAHSILAM 86
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
luar dari mulut Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Naga Kuning dan Betina Bercula tertawa ter-
pingkal-pingkal sementara Setan Ngompol sudah
mancur air kencingnya. Puas tertawa Naga Kuning berkata.
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, silahkan kau bertanya pada diri sendiri dan
menjawab sendiri. Mengapa kejadian seperti ini bisa menimpa dirimu...."
Setan Ngompol lantas menyambungi. "Pasti bukan bundamu yang salah mengandung.
Tapi ulah otak dan perbuatanmu yang tidak tahu diri! Ha... ha...
ha...!" Setan Ngompol memegang lengan Naga Kuning
dan Betina Bercula. Ketiga orang ini lalu tinggalkan lembah yang mulai gelap. Di
belakang mereka tiada putus-putusnya terdengar suara jeritan Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab. Diseling oleh suara seperti mau muntah yang keluar dari mulut
Lawungu. "Aku tidak dapat membayangkan bagaimana
keadaan perabotan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Ja-
wab sehabis diantuk kalajengking, digigit tikus dan kodok serta anak kadal.
Hik... hik... hik!" Naga Kuning tertawa.
"Pasti matang bengkak. Sembab dimana-mana!"
kata Setan Ngompol pula.
"Aku tidak mengerti. Apa yang kalian maksud dengan perabotan?" bertanya Betina
Bercula. "Jangan pura-pura tidak tahu!" kata Naga Kuning pula. "Tadi waktu merobek
pakaian kakek itu aku melihat tanganmu sengaja berlama-lama memegang
kian kemari!"
"Oh, jadi seperti yang aku lihat. Perabotan itu artinya buah terong peot karena
lama terjemur! Aku menyesal sempat melihatnya! Hik... hik... hik!" Betina
Bercula tertawa cekikikan. Naga Kuning dan Setan Ngompol mau tak mau ikut
terpingkal-pingkal.
Mendadak tawa gelak ke tiga orang itu tersentak lenyap. Di udara satu benda
putih menukik dan melayang deras. Lalu segulung sinar berwarna biru berkiblat,
menghantam menyapu ke bawah. Kalau be-
berapa pohon saja patah bertumbangan maka dapat dibayangkan apa yang terjadi
dengan Naga Kuning, Setan Ngompol dan Betina Bercula. Ketiganya mental
berpelantingan lalu jatuh bergedebukan.
"Gila! Badai apa yang menyerang kita"!" teriak Naga Kuning.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 87
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Setan Ngompol tak sanggup keluarkan suara,
tertelentang di tanah dan kucurkan kencingnya. Di sampingnya Betina Bercula
tampak pucat dan rang-kulkan tangannya ke pinggang si kakekyang langsung ditepis
oleh Setan Ngompol. Perlahan-lahan ke tiga orang itu mencoba bangkit berdiri.
Setengah bangkit mereka sama-sama keluarkan seruan tertahan ketika melihat siapa
yang ada di hadapan mereka. Seorang dara cantik jelita berpakaian putih.
Wajahnya tampak bengis. Sepasang matanya yang biru memandang
menyorot. Di tangan kanannya ada sehelai selen-
dang berwarna biru, siap hendak dihantamkan kembali!
"Peri Angsa Putih! Kau... kau yang barusan menyerang kami?" Naga Kuning yang
pertama sekali bersuara.
"Jangan banyak mulut! Mana sahabat kalian yang bernama Wiro Sableng itu"!"
"Kelihatannya ada kemarahan besar dalam diri Peri itu," bisik Setan Ngompol.
"Kami... kami justru sedang mencarinya," menjelaskan Naga Kuning.
Peri Angsa Putih memandang berkeliling. Mata-
nya membesar ketika memperhatikan Betina Ber-
cula. "Aku tahu, kalian berdusta! Kalian pasti mengetahui dimana dia berada.
Tapi tidak apa! Aku pasti akan menemukan pemuda itu! Jika urusanku dengan dia
sudah selesai kalian berdua dan juga lelaki berdandan seperti perempuan ini akan
menerima bagian!
"Wahai! Apa salah kami!" kata Betina Bercula.
"Peri Angsa Putih, katakan apa yang terjadi. Kami lihat kau tengah dilanda
amarah besar!"
"Bukan cuma aku! Tapi semua Peri dan Dewa di Negeri Atas Langit!"
Naga Kuning dan Setan Ngompol saling berpan-
dangan. "Apa pasal para Peri dan para Dewa marah-marah?" tanya Naga Kuning.
"Peri Bunda diketahui berada dalam keadaan mengandung!" jawab Peri Angsa Putih
dengan suara keras bergetar.
"Astaga..." ucap Naga Kuning.
"Dan diketahui pula bahwa Wiro Sablenglah yang menghamilinya!" Peri Angsa Putih
menyambung ucapannya.
"Celaka!" Setan Ngompol berseru sambil pancar-BADAI FITNAH LATANAHSILAM 88
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kan kencing. "Gila! bagaimana mungkin!" kata Naga Kuning.
"Peri Angsa Putih, kami...." Si bocah tidak teruskan ucapannya. Sang Peri sudah
berkelebat lenyap dari tempat itu.
TAMAT Segera terbit!!!
Serial: RAHASIA PERKAWINAN WIRO
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 89
Mencari Bende Mataram 5 Serba Hijau Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Perguruan Kera Emas 2
"Apa maksudmu dengan ucapan sahabat kami telah mencemari Peri AngsaPutih?"
"Pemuda tidaktahu diri itu jatuh cinta pada cucuku Peri Angsa Putih. Tapi dia
hanya bertepuk sebelah tangan. Lalu diluaran dia menebar berita yang bukan-
bukan. Memfitnah bahwa cucuku telah melakukan
hubungan mesum dengan Hantu Bara Kaliatus! Sungguh perbuatan sesat dan keji!"
Tidak mungkin.... Tidak mungkin Wiro akan ber-
buat seperti itu," kata Naga Kuning.
Setan Ngompol coba menengahi. "Sahabatku
Hantu Tangan Empat...."r
"Jangan berani menyebut diriku sahabatmu! Kalian orang-orang dari negeri seribu
dua ratus tahun mendatang hanya menimbulkan keonaran dan malapetaka di negeri
kami!" "Aku berani bersumpah sebagaimana Wiro bersumpah. Dia tidak pernah menodai dua
cucu Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!"
"Kakek bau! Kau tahu apa dengan perbuatan pemuda itu! Yang kau tahu cuma
kencing!" membentak Hantu Tangan Empat.
"Agaknya ada serombongan orang-orang berhati busuk tengah melancarkan badai
fitnah pada diri sahabat kita!" kata Naga Kuning pada Setan Ngompol.
"Aku termasuk dalam rombongan orang-orang
berhati busuk penyebar fitnah itu!" tiba-tiba satu suara perempuan bergema dan
sesaat kemudian sosok Luhjelita telah berdiri di samping Hantu Tangan Empat.
Naga Kuning dan Setan Ngompol pandangi gadis
berwajah cantik bertubuh molek ini penuh heran.
"Luhjelita, apa maksudmu dengan ucapan tadi?"
tanya Setan Ngompol.
"Aku datang kemari untuk mencari sahabat kalian bernama Wiro Sableng itu! Aku
mcnyirap kabar bahwa dia pernah memberi pengakuan di hadapan beberapa BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 61
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
tokoh Negeri Latanahsilam, antaranya Hantu Muka Dua, bahwa dia berhasil memetik
kegadisanku di dalam sebuah goa! Bahwa aku mau menyerahkan ke-
hormatanku karena tergila-gila padanya! Dia juga mengatakan bahwa dia tidak bisa
menyembunyikan rahasia itu lebih lama karena ada beberapa orang sakti yang
melihat kejadian itu. Antaranya Luhkemboja dan Luhkenanga yang kemudian
diperkosanya lalu di-aniayanya! Tadi aku lihat dia ada disini. Tapi aku
terlambat karena dia keburu dilarikan Hantu Sejuta Tanya Hantu Sejuta Jawab! Aku
tidak mengerti, sahabatmu itu pernah menolongku dan aku pernah ber-bagi budi
kebaikan dengan dia. Mengapa dia begitu culas menyebar berita yang memalukan
diriku"!"
"Luhjelita, agaknya sejak lama ada yang tidak beres dinegeri ini. Jangan sampai
berita yang tidak benar mengadu domba kita yang saling bersahabat..."
kata Setan Ngompol.
"Betul! Dan ketidak beresan itu terjadi sejak kalian muncul di Negeri ini!"
tukas Luhjelita.
"Dengar dulu," kata Setan Ngompol pula. "Saha batku Wiro seorang pemuda berhati
polos. Jika dia sudah menganggap seseorang sahabatnya termasuk
dirimu, maka dia akan membelamu walau dia harus mengucurkan darah bahkan
menyerahkan nyawa! Apa kau percaya begitu saja kalau dia menyebar kabar
pengakuan bahwa dia telah melakukan perbuatan mesum denganmu. Apa mungkin dia
mempermalukan dirinya sendiri" Apa kau percaya begitu saja akan kabar yang tersebar bahwa dia
telah merusak kehormatan Luhkemboja dan Luhkenanga" Apa kau per-
caya begitu saja kalau yang memberikan kesaksian adalah Hantu Muka Dua yang
semua orang di Negeri ini tahu siapa dia adanya!"
"Kakek mata juling! Kau pandai bicara! Memang mungkin tidak bisa percaya begitu
saja kalau Hantu Muka Dua yang bicara! Tapi siapa tidak percaya kalau tadi kakek
dua gadis itu Mendiri yakni Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang bilang begitu!
Apa kau mau menyangsikan ucapan tokoh paling utama di Negeri Latanahsilam itu"!"
"Kau harus menyelidiki persoalan ini sampai ke-akar-akarnya, Luhjelita," kata
Naga Kuning. "Kau tahu apa! Kau masih terlalu kecil untuk menyimak urusan ini! Aku bukan cuma
sudah menyelidiki sampai ke akar-akarnya! Tapi aku sudah BADAI FITNAH
LATANAHSILAM 62
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
mencabut sampai ke akar-akarnya! Sahabatmu itu ular kepala sepuluh! Aku juga
menyirap kabar bahwa memang betul dia tengah berencana untuk hidup ber-kumpul
dengan Peri Bunda di satu tempat rahasia bernama Puri Kebahagiaan! Pada
pertemuan dengan Peri Bunda, Peri Angsa Putih dengan Peri Sesepuh dia berlagak
bodoh! Padahal rencana itu memang ada!
Hanya sayang menemui kegagalan dengan munculnya Peri Sesepuh!" (Baca Episode
berjudul "Rahasia Mawar Beracun")
Naga Kuning dan Setan Ngompol saling pandang.
Si kakek geleng-geleng kepala lalu berkata. "Aku tidak tahu mau mengatakan apa
lagi. Aku berani bersumpah memotong lidahku sendiri. Aku yakin sahabatku Wiro
tidak melakukan semua kekejian itu. Pasti ada yang menjadi otak biang racun
semua fitnah ini!"
"Mungkin saja!" berucap Hantu Tangan Empat.
"Mungkin yang jadi biang keladinya adalah Hantu Santet Laknat! Tapi anehnya aku
menyirap kabar bahwa sahabatmu itu juga telah bercinta dengan dukun keparat itu!
Sungguh memalukan dan menjijikan. Untuk mencari kawan, untuk membungkam mulut
orang sampai-sampai dia mau menyerahkan kehormatannya pada nenek jahat itu! Tapi
kebusukan mana mungkin dibungkus rapi!"
"Fitnah busuk!" kata Naga Kuning. "Semua fitnah busuk!"
"Kalian semua yang busuk!" hardik Luhjelita, Setan Ngompol berusaha menahan
kencing karena terkejut oleh bentakan Luhjelita tadi. "Anak gadis," kata si
kakek ini kemudian. "Maafkan diriku kalau aku bicara yang kurang sedap dihadapan
orang banyak. Menurut apa yang aku dengar dari Wiro antara kau dan dua gadis
cucu Hantu Muka Dua justru terjadi satu perkara besar. Mengapa sekarang kau
kelihatan seperti membela dua gadis yang telah mencemarkan dirimu itu?"
"Urusanku dengan Luhkembojadan Luhjelita kalian tidak perlu mencampuri
membicarakan! Aku tahu apa yang harus aku lakukan terhadap dua gadis liar
berperangai aneh itu. Yang aku tidak suka adalah perbuatan sahabat kalian yang
menebar berita buruk mengenai diriku di seluruh Negeri Latanahsilam...."
"Apa kau sudah menyelidiki bahwa memang dia yang menyebar berita itu?" tanya
Setan Ngompol. Luhjelita tidak menjawab dan hanya perlihatkan wajah BADAI FITNAH LATANAHSILAM
63 BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
cemberut. Naga Kuning kelihatan cuma senyum-senyum.
Sesaat kemudian anak ini membuka mulut.
"Luhjelita, mungkin saat ini pikiranmu sedang kacau. Kalau begitu kurasa tidak
sulit bagimu untuk menjawab pertanyaanku ini. Apakah kau mencintai sahabat kami
Wiro. Sableng?"
Setan Ngompol sampai terkencing karena kaget-
nya mendengar pertanyaan Naga Kuning itu. "Apa maksudmu anak sialan ini
mengajukan pertanyaan
konyol seperti itu"!"
Luhjelita sendiri tampak merah wajahnya. Di tempat persembunyiannya Luhcinta
merasakan dadanya berdebar. Lalu kelihatan senyum menyeruak dibibir-nya yang
merah bagus. "Pertanyaan anak itu agak kurang ajar. Tapi aku ingin sekali
mendengar apa jawaban Luhjelita..."
"Naga Kuning, kalau tidak mengingat persahabatan kita dimasa lalu sudah kutampar
sampai robek mulutmu!" sentak Luhjelita.
Naga Kuning kembali tertawa. "Kau tak mau menjawab. Mungkin kau merasa malu
karena tadi telah terlanjur menamakan sahabatku itu sebagai ular kepala sepuluh!
Padahal sebenarnya kau akan sangat beruntung. Jika Wiro punya sepuluh kepala
berarti dia punya sepuluh hidung, sepuluh mata, sepuluh pusar, sepuluh...." Naga
Kuning tidak teruskan ucapannya.
Dia menekap mulutnya dengan tangan kiri menahan tawa.
Wajah Luhjelita semakin merah.
Dan Naga Kuning agaknya tidak berhenti meng-
goda sampai disitu. Anak ini kembali berkata. "Dalam soal bercinta, siapa yang
tidak memberi tanda atau berkata berterus terang salah-salah bisa kedahuluan
oleh orang lain. Mengapa aku bertanya begitu, karena aku juga menyirap kabar di
Seantero Negeri Latanahsilam ini. Bahwa kau sebenarnya mencintai sahabat kami
itu!" Luhjelita habis kesabarannya. Dia melangkah be-
sar-besar ke arah Naga Kuning sambil mengangkat tangan, siap untuk menampar anak
itu. Tapi butt! Prett!
Suara kentut Hantu Selaksa Angin yang disusul suara tawa cekikikan si nenek
membuat sang gadis akhirnya hentikan langkah lalu memutar tubuh dan cepat-cepat
berjalan menuju kura-kura coklat mendekam menung-gunya.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 64
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Di tempatnya mengintai secara diam-diam Luh-
cinta mengusap wajahnya berulang kali. Dalam hati dia berkata. "Anak itu,
ucapannya seperti bergurau.
Tapi apa yang dikatakannya paling tidak mendekati kebenaran. Walau gadis tadi
tidak menjawab dan kelihatan marah besar tapi aku mempunyai dugaan dia menaruh
hati pada Pendekar 212 Wiro Sableng, seperti yang juga terjadi dengan Peri Angsa
Putih. Hanya sayang, bagaimana mungkin aku tidak mempercayai ucapan Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab tadi" Mungkin kejadian di goa antara Wiro dengan Luhjelita
masih bisa kuanggap fitnah tidak berdasar. Tapi perbuatannya terhadap Luhkemboja
dan Luhkenanga?" Luhcinta menarik nafas panjang. Untuk beberapa lamanya dia
masih duduk termenung berdiam diri di tempat itu. Sesaat kemudian suara hatinya
kembali berucap.
"Kasih sejati terkadang mau mengalah, melupakan sifat buruk orang yang dikasihi.
Tapi jika perbuatannya sejauh dari^separah itu bisakah kasih hati ini kuper-
tahankan?"
Tiba-tiba semak belukar di samping kanan Luh-
cinta bergoyang. Gadis ini cepat bangkit berdiri. Tidak ada yang muncul.
Mendadak justru dari sebelah belakangnya ada suara menegur lembut.
"Jika perasaan hati bergejolak terkadang pikiran jernih tak tak sanggup
bertahan...."
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 65
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 10
LUHCINTA cepat balikkan badan. Darahnya ter-
sirap ketika melihat siapa yang tegak di hadapannya. "Kau lagi! Kau masih saja
mengikuti diriku!"
Orang yang berdiri di hadapan Luhcinta ternyata adalah sosok berpakaian jerami
kering hitam yang mukanya dibalut dengan tanah liat hitam.
"Harap maafkan diriku kalau kehadiranku membuat dirimu terganggu. Tapi
pembicaraan kita tempo hari belum selesai. Antara kita masih ada persoalan yang
menggantung tanpa kejelasan. Dulu atas permintaanmu aku telah memperlihatkan
wajahku yang asi'. Padahal sebelumnya aku sudah mempunyai kaul tidak akan
memperlihatkan wajahku pada siapapun vibelum rahasia hidupku tersingkap. Aku
merasa pasrah karena sangat mengharapkan pertolongan. Sebaliknya saat itu kau
berjanji akan memberitahu hal-hal yang menyangkut dirimu. Apakah sekarang
saatnya Kau bisa memberitahu padaku?"
"Aku memang pernah berjanji. Tapi saat ini aku belum bisa memberi tahu..." jawab
Luhcinta. Si muka tanah liat kelihatan kecewa. Ini kentara dari cara dia menarik nafas
dalam. "Aku tidak akan memaksa. Aku tahu pilihanmu sedang kacau dan
hatimu tengah jalan. Bila ada kesempatan lagi, aku akan menemuimu. Aku ingin
rahasia yang menyelubungi diriku dan dirimu lekas tersingkap...."
"Menurutmu.... Maksudku kau seperti hendak mengatakan bahwa antara kita ada
suatu jalinan hubungan tertentu...."
"Aku tidak berani mengatakan begitu selama kau masih menutupi ihwal menyangkut
dirimu..." jawab orang bermuka tanah liat.
"Aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi padamu.
Aku ingin seorang diri di tempat ini..."
Si muka tanah liat yang dikenal dengan julukan Si Penolong Budiman membungkuk
hormat. "Kalau itu permintaanmu baiklah. Aku akan pergi...." Dia ulurkan
tangannya hendak memegang bahu si gadis tapi cepat ditariknya kembali ketika
melihat bagaimana sepasang mata Luhcinta membesar.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 66
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Jangan-jangan orang bermuka tanah liat itu punya niat jahat yang disembunyikan.
Aku benar-benar harus berhati-hati terhadapnya.... Tapi...." Luhcinta akhirnya
hanya bisa gelengkan kepala.
* * * Sesaat setelah Luhjelita meninggalkan tempat itu tadi, Naga Kuning dan Setan
Ngompol yang masih
menempel di pohon saling pandang lalu memper-
hatikan berkeliling.
"Tinggal kita berdua di tempat ini," kata Setan Ngompol.
"Bertiga dengan si nenek sinting muka kuning itu.
Dia masih duduk mendekam di sana, entah apa yang dipikirkannya!" Naga Kuning
menggoyangkan kepala ke arah sosok Hantu Selaksa Angin yang duduk di atas
sebatang pohon kayu kering yang tergeletak di tanah.
"Nek! Dari pada kau melamun mengapa tidak menolong melepaskan kami dari pohon
celaka ini"!"
Naga Kuning berteriak.
Si nenek angkat kepalanya sendiri tapi kemudian kembali duduk berdiam diri.
"Kurasa dia tidak punya kemampuan menolong kita. Ilmu yang dipergunakan Lawungu
untuk membuat kita sampai jadi begini bukan ilmu sembarangan.
Agaknya kita bisa terpentang sampai seumur-umur di tempat ini!" Naga Kuning
menghela nafas panjang lalu pancarkan air kencing.
"Nek! Kau pura-pura tidak mendengar atau memang tidak mau menolong kami"!" Naga
Kuning berteriak.
"Aku kecewa!" Si nenek berkata.
"Kecewa"! kecewa pada siapa?" tanya Naga Kuning.
"Pada kalian berdua! Lebih-lebih pada sahabat kalian bernama Wiro Sableng itu!"
Naga Kuning menyikut Setan Ngompol lalu ber-
bisik. "Jangan-jangan nenek satu ini sudah jatuh cinta pula pada si geblek Wiro
itu!" BADAI FITNAH LATANAHSILAM 67
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Apa yang kau kecewakan"! Mungkin kau sudah jatuh cinta pula pada sahabat kami
itu"!" Naga Kuning lalu bertanya seenaknya.
Si nenek delikkan matanya lalu butt preet! Dia pancarkan kentut dan tertawa
cekikikan. "Aku tidak menyangka budi pekerti kalian begitu buruk! Sahabat mu itu
telah menodai dua orang gadis lalu menganiayanya...." Si nenek geleng-gelengkan
kepala. "Kalau kau kecewa kami juga kecewa!"
"Eh, mengapa begitu"!"
"Kita bersahabat! Antara sahabat harus saling percaya dan saling tolong
menolong! Sungguh tolol-nya dirimu kalau kau begitu saja mempercayai semua
ucapan orang! Lebih tolol lagi karena kau tidak berusaha menolong Wiro dari
tangan orang-orang sesat akan sesat pikiran itu! Juga kau bahkan tidak punya
niat hendak melepaskan kami dari pohon celaka ini!"
"Aku memang tidak ingin menolong siapa-siapa saat ini!" kata Hantui Selaksa
Angin lalu bangkit berdiri.
"Kalau begitu kutuk akan jatuh atas dirimu!"
Si nenek delikkan mata. "Eh, kutuk apa maksudmu"!"
"Sahabatku Wiro telah menolongmu. Menyem-
buhkan penyakit kentutmu! Ketika dia dan kami kawan-kawannya dalam kesulitan kau
acuh tidak memandang sebelah mata! Dalam waktu tidak terduga kutuk akan jatuh
atas dirimu. Penyakit kentutmu akan kembali lagi! Malah lebih parah karena
kentutmu akan disertai bau busuk. Malah mungkin disertai kecipirit!"
"Apa itu kecipirit"!" tanya Hantu Selaksa Angin.
"Mencret!" jawab Setan Ngompol.
"Lebih parah kalau nantinya kau tidak cuma kentut dari pantat tapi dari mulut!"
Naga Kuning menyambung.
Si nenek tertawa. "Kau mau menipuku! Menakut-nakuti! Agar aku menolong kalian
Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berdua!" "Kalau kau tidak mau menolong kami tidak memaksa. Mengapa tidak segera saja kau
pergi dari sini"!" ujar Naga Kuning.
"Aku memang sudah mau pergi!" jawab si nenek.
Lalu dengan muka cemberut dia melangkah tinggalkan tempat itu.
Setan Ngompol berbisik. "Celaka! Kalau dia benar-benar pergi kita mau jadi apa
di tempat ini?"
"Aku tidak yakin nenek sinting itu benar-benar pergi. Dia pasti kembali!" jawab
Naga Kuning. BADAI FITNAH LATANAHSILAM 68
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Kau terlalu yakin! Kau sudah sudah takabur!"
gerutu Setan Ngompol.
Tapi apa yang dikatakan Naga Kuning ternyata
benar. Sesaat kemudian terdengar suara butt preet!
Tak lama sesudah itu muncullah sosok si nenek. Dia menyeringai memandang pada
dua orang yang menempel di pohon.
"Aku mau tanya, Memang apa benar ada orang kentut dari mulut?"
"Tidak terhitung! Terutama tua bangka sepertimu karena alur perutmu ke sebelah
bawah sudah pada karatan! Jadi kentut memilih jalan ke atas lewat mulut!"
Menjawab Naga Kuning lalu dia berpaling ke jurusan lain agar si nenek tidak
lihat dia sedang menahan ketawa geli.
Si nenek termenung beberapa lamanya mende-
ngar kata-kata Naga Kuning itu. Hatinya mulai was-was. Dia lalu melangkah lebih
dekat. "Dengar, aku akan menolong kalian berdua. Tapi tidak sahabat kalian
bernama Wiro Sableng itu. Dosanya kelewat besar untukdiberi pertolongan. Juga
ingat! Kalau nanti setelah menolong ternyata aku benar-benar kentut dari mulut,
dengan ilmu kesaktianku aku bisa memindahkan mulutmu ke pantat dan pantatmu ke
jidat!" Naga Kuning tersenyum lalu kedipkan matanya
pada Setan Ngompol. "Kau mau menolong kami atau tidak kami tidak perduli! Tidak
kau yang menolong pasti nanti ada lain orang berbaik budi menolong kami!
Sebentar lagi sore akan segera berganti malam! Kentut dari mulut biasanya mulai
kumat begitu sang surya sudah tenggelam!"
"Anak sialan! Jangan kau menakut-nakuti diriku!"
Kata si nenek muka kuning. Tapi saat itu juga dia sudah alirkan hawa sakti ke
tangan kanannya. Dengan ilmu kesaktian bernama Menahan Darah Memindah
Jazad dengan mudah nenek muka kuning ini melepaskan tangan kanan Naga Kuning
yang menancap di batang pohon. Lalu dia ganti menolong Setan Ngompol.
Ternyata ilmu "Menahan Darah Memindah Jazad"
si nenek tukang kentut Sanggup membuyarkan ilmu
"Menyatu Jazad Dengan Alam" yang dipergunakan Lawungu untuk melekatkan tangan
Naga Kuning dan Setan Ngompol ke batang pohon. Dua orang ini menarik nafas lega
dan usap-usap tangan masing-
masing. BADAI FITNAH LATANAHSILAM 69
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Terima kasih Nek, kau memang sahabat kami yang baik.... Kau tahu, setelah
menolong kami sekarang kau kelihatan jadi tambah muda!"
"Hai, apa katamu"!" Hantu Selaksa Angin pegang dua pipinya yang kuning kempot.
Dia memandang kian kemari seperti mencari tempat untuk berkaca.
Nenek otaknya kurang waras ini tidak tahu kalau si bocah lagi-lagi
mempermainkannya.
"Aku juga berterima kasih," kata Setan Ngompol pula. "Tapi bagaimana dengan
telingaku sebelah ka nan. Tempo hari kau terbalik mengembalikannya."
Si nenek pandangi kuping kanan Setan Ngompol.
Seperti diceritakan sebelumnya daun telinga si kakek yang lebar ini memang
pernah diambilnya sebagai jaminan. Kemudian ketika dikembalikan ternyata entah
sengaja entah tidak daun telinga itu dipasang terbalik.
"Kakek bau pesing! Terus terang kau lebih gagah dengan daun telinga kanan
terbalik begitu rupa. Lagi pula pengembalian daun telingamu tidak termasuk
perjanjian kita tadi! Hik... hik... hik!" Sambil tertawa cekikikan Hantu Selaksa
Angin segera hendak tinggalkan tempat itu.
"Tunggu Nek!" Naga Kuning berkata. "Masih ada satu hal lagi. Dulu antara kita
ada perjanjian. Jika kentutmu sudah sembuh atau paling tidak berkurang banyak,
kau akan menyerahkan sendok emas sakti Sendok Pemasung Nasib pada kami. Nah kini
kami menagih janji!"
Si nenek menyeringai. Dia kerukkan tangan kiri ke balik dada pakaian. Dari balik
pakaian dikeluar-kannya benda yang dimaksud, yang sejak beberapa waktu yang lalu
dijadikannya kalung dan digantungkan di leher.
"Aku memang pernah berjanji. Tapi saat ini aku belum merasa perlu harus
mengembalikan. Pertama aku sangat kecewa mendengar bahwa sahabatmu
bernama Wiro itu ternyata adalah seorang pemuda biadab kecil. Sebelum terbukti
salah benar dirinya sendok emas ini tetap berada padaku. Kalaupun kelak nanti
akan kuserahkan, akan kuberikan langsung pada Wiro, bukan pada kalian!"
"But.... prett!" si nenek kentut dulu baru memutar badan dan melangkah pergi.
Naga Kuning dan Setan Ngompol walau kecewa
tak bisa berbuat lain. Mereka hanya bisa memperhatikan kepergian si nenek muka
kuning tanpa berkata BADAI FITNAH LATANAHSILAM 70
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
apa-apa. "Kita harus mencari Wiro," kata Naga Kuning sesaat kemudian. "Kita pergi
sekarang juga. Aku khawatir Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab telah
mencelakainya...."
"Wahai kekasihku! Apa kau akan meninggalkanku seorang diri di tempat sepi ini?"
Tiba-tiba terdengar seseorang berucap.
Naga Kuning dan Setan Ngompol baru ingat dan
berpaling ke arah sosok si Betina Bercula yang sejak tadi tergeletak di tehah.
"Ternyata masih hidup banci kalengan itu...." kata Naga Kuning. Bersama Setan
Ngompol dia segera
menolong orang ini.
"Kau tak apa apa?" tanya Setan Ngompol.
"Walah, walau tubuhku terasa remuk, tapi mendapat pertolongan darimu rasanya aku
barusan menelan obat yang sangat mustajab!" Lalu enak saja Betina Bercula
lingkarkan tangannya di pinggang si kakek. "Kakiku masih lemah. Tolong papah
diriku berjalan...."
Mata jereng si Setan Ngompol berputar. "Celaka!
Ini beban yang tidak mengenakan!"
"Kek, kau harus membantunya berjalan. Kalau perlu menggendongnya. Bukankah tadi
dia yang telah menyelamatkan dirimu dari tangan maut Lawungu?"
"Aku tidak meminta digendong! Aku menolong tidak mengharapkan pamrih. Tapi jika
hatimu memang sebaik itu mana mungkin aku menolak!" Berkata Betina Bercula. Lalu
enak saja dia naik ke punggung si kakek. Dua kakinya digelungkan ke badan sedang
sepasang tangannya merangkul leher Setan Ngompol.
Dan celakanya sambil sandarkan pipinya di kepala si kakek, Betina Bercula
sesekali usap-usap kuping lebar sebelah kiri Setan Ngompol dengan ujung
lidahnya! "Kalau kau berani menjilat kupingku lagi, ku-banting kau ke tanah!" Setan
Ngompol berteriak marah. Betina Bercula tersenyum-senyum.
Naga Kuning yang mengikuti dari belakang ter-
tawa-tawa tiada henti.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 71
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 11
HANTU Sejuta Tanya Sejuta Jawab membawa
Pendekar 212 ke sebuah lembah kecil dan
sunyi. Saat itu udara mulai redup karena am-
bang sore tak lama lagi akan memasuki senja. Seperti dituturkan sebelumnya,
dengan serangkum angin
aneh yang keluar dari tangan kirinya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab telah
membuat tubuh Pendekar 212 berada dalam keadaan kaku tak bisa bergerak tak bisa
bersuara. Ternyata kakek sakti itu memiliki se-macam ilmu totokan tanpa
menyentuh. Di satu tempat Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
hentikan larinya. Sosok Wiro dilemparkannya begitu saja ke tanah hingga
berguling-guling dan baru berhenti setelah tertahan sebuah batu besar. Si kakek
kemudian melompat ke atas batu itu. Tangan kirinya diangkat ke atas. Serangkum
angin menyapu per-mukaan wajah Pendekar 212. Saat itu juga Wiro merasa
tenggorokannya yang sebelumnya seperti tercekik kini menjadi lega. Dia bisa
bersuara.Tapi sekujurtubuhnya masih tetap dalam keadaan kaku.
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, apa yang hendak kau katakan padaku?" Wiro
ajukan pertanyaan.
Tanpa berpaling Hantu Sejuta Tanya Jawab men-
jawab. "Kau sudah tahu apa yang bakal terjadi! Mengapa menyusahkan diri dan
pikiran bertanya segala!"
Kakek ini memandang berkeliling.
"Aku khawatir kau akan kesalahan menjatuhkan tangan," kata Pendekar 212 pula.
Si kakek menyeringai. "Saat ini aku justru tengah memikirkan cara mati bagaimana
yang paling enak bagimu! Perbuatan kejimu terhadap dua cucuku harus benar-benar
mendapat balasan setimpal!"
"Aku tidak memperkosa Luhkemboja dan Luh-
kenanga. Juga tidak menganiayanya! Ada orang yang memfitnah!"
"Kau boleh mencari seribu akal seribu upaya! Tapi jangan harap aku bisa
percaya!" "Kau harus tahu! Dua cucumu itu mempunyai kelainan! Mungkin perbuatannya
menggagahi anak
gadis orang telah menimbulkan dendam kesumat dimana-mana. Lantas ada orang yang
membalaskan BADAI FITNAH LATANAHSILAM 72
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
sakit hati...."
"Kau menuduh orang melakukan fitnah! Padahal kau sendiri saat ini tengah
melancarkan fitnah!" Teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Dalam marahnya
kakek ini melompat dari atas batu besar. Kaki kirinya bergerak menendang. Yang
dihantam lagi-lagi bagian dada. Murid Sinto Gendeng mengeluh tinggi. Tubuhnya
terpental jauh. Darah kembali mengucur dari mulutnya. Dadanya sesak dan
berdenyut sakit bukan main.
"Tua bangka jahanam! Kau tak pantas menamakan diri Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab! Kau harus membunuh aku saat ini juga! Jika aku kau biarkan hidup aku
bersumpah untuk membalas kekejamanmu
ini!" "Bukkkk!"
Tendangan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
kembali melanda tubuh Wiro. Kali ini bagian punggungnya. Untuk ke dua kalinya
Pendekar212terlempar jauh. Badannya bergeletar dilanda sakit yang amat sangat.
Erangan panjang keluar dari mulutnya.
"Tamat riwayatku..." keluh Wiro dalam hati. Pemandangannya gelap/berkunang-
kunang. Tiba-tiba
dia merasa sesuatu menindih kepalanya. Dia coba membuka mata lebar-lebar.
Ternyata Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab meletakkan kaki menginjak kepalanya.
Wiro menggeram dan merutuk dalam hati.
Seumur hidup rasanya baru kali ini dia dihina di-perlakukan begitu rupa. Diinjak
kepalanya! Sambil menginjak kepala Wiro Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berkata. "Kalau
kuturuti kemarahan dendam kesumatku, saat ini juga gampang saja aku me-remukkan
kepalamu dengan satu injakan. Tapi aku ingin kau tersiksa dulu, sekarat sengsara
sebelum menemui ajal!" Orang tua ini memandang berkeliling.
Pandangannya membentur akar-akar gantung sebuah pohon besar. Seringai buruk
menyungging di mulutnya. Dia berkelebat ke arah pohon. Menarik putus beberapa
utas akar gantung. Akar-akar Itu kemudian digulungnya jadi satu membentuk
sehelai tali besar sepanjang hampir lima tombak.
"Dia hendak menggantungku!" Wiro memperhatikan dan masih bisa berpikir. Benar
saja, sesaat kemudian Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab datang mendekatinya.
Semula Wiro menyangka tali dari akar gantung itu hendak dijiratkan ke lehernya.
Ternyata si BADAI FITNAH LATANAHSILAM 73
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Kakek mengikatkan tali itu pada dua pergelangan kakinya. Berarti Wiro hendak
digantung kaki ke atas kepala ke bawah!
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, aku harap kau mau mempergunakan akal sehat
pikiran jernih dan hati bersih! Aku sudah bersumpah tidak memperkosa dua cucumu.
Aku...." Ucapan Wiro terputus. Tanpa perduli si kakek
menyeretnya ke bawah pohon besar lalu tali yang mengikat kaki Wiro
dilemparkannya ke atas cabang besar yang melintang. Ujung tali yang menjulai ke
bawah disambarnya dan dipegang erat-erat. Sebelum ujung tali ditariknya Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab memandang menyeringai pada Wiro.
"Pemuda asing! Pembalasan atas semua perbuatan keji biadabmu segera terjadi! Aku
puas karena semua dengan tanganku sendiri saat ini aku bisa membalaskan dendam
kesumat sakit hati dua orang cucuku!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tutup ucapan-
nya dengan menarik kuat-kuat ujung tali yang melintang di atas cabang pohon.
"Rrrrkkkk!"
Seharusnya sosok Pendekar 212 segera tertarik
ke atas, tergantung kaki ke atas kepala ke bawah. Tapi apa yang terjadi" Saat
itu bagaimanapun Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kerahkan tenaga luar dan dalam,
sampai sekujur badannya mandi berkeringat, dia hanya mampu menarik Wiro sampai
kepalanya hanya
terpisah sejarak setengah jengkal dari tanah!
"Aneh, tubuh pemuda jahanam ini seperti seberat gunung batu! Aku tidak mampu
menariknya lebih tinggi! Apa dia mengerahkan kesaktian atau ada orang lain
mencampuri urusanku secara licik diam-diam!"
Si kakek memandang berkeliling. Dia tidak melihat siapapun di kawasan lembah
kecil dan sunyi itu.
Padahal Wiro sendiri saat itu juga merasa heran melihat si kakek tidak mampu
menarik dirinya lebih tinggi.
"Jangan-jangan ada Peri atau Dewa yang membantu jahanam ini!" pikir Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab. Dia kembali memandang berkeliling. Tapi tetap saja dia tidak
melihat siapa-siapa.
Tiba-tiba Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab men-
dengar suara mendesis aneh disertai bergeletarnya tanah yang dipijaknya.
Memandang ke depan terkejutlah kakek ini. Tali yang tadi dibuatnya dari akar
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 74
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
gantung dan hendakdipakaiuntukmenggantung Wiro, sedikit demi sedikit berubah
menjadi sosok seekor ular hitam.
"Desss!"
Tali akar gantung putus di bagian yang mengikat pergelangan ke dua kaki Pendekar
212. Ujung tali berubah menjadi ekor. Kini keseluruhan tali berubah menjadi
seekor ular hitam berkepala besar hampir sepanjang tiga tombak.
"Ilmu hitam jahanam!"
"Siapa takut!" teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Segera dia angkat tangan
kanannya, siap menghantam kepala ular dengan pukulan tangan kosong mengandung
hawa sakti tinggi.
Hampir tangannya menghantam tiba-tiba satu ba-
yangan berkelebat disertai seruan.
"Sahabatku Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!
Kalau cuma ular siluman jejadian ilmu hitam biar aku yang mengurusi!"
Lalu seorang kakek berambut putih, memiliki
muka rata sambil tertawa terkekeh sambar leher ular hitam dengan tangan kanannya
sedang tangan kiri cepat mencekal buntutnya. Ular besar hitam itu menggeliat-
geliat coba lepaskan diri tapi pegangan orang kuat sekali laksana japitan besi!
"Hantu Tangan Empat!" Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berseru begitu dia
mengenali siapa adanya kakek yang barusan menolongnya itu. Sebenarnya
kalaupun kakek itu muncul Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab merasa pasti akan
sanggup memukul hancur
kepala ular jejadian itu. Untuk tidak menyinggung si penolong Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab menjura memberi hormat seraya berkata. "Terima kasih kau telah
menolongku!"
Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hantu tangan Empat hentikan tawanya. Ular dalam cekalannya diangkat tinggi-
tinggi ke atas. Lalu seperti membaca mantera dia berseru.
"Ilmu hitam kembali ke alam gelap! Binatang jejadian kembali ke alam gaib!
Pergi! Jangan berani kembali lagi!"
Habis berkata begitu Hantu Tangan Empat mem-
buat gerakan seperti hendak membanting ular hitam besar itu ke tanah. Tapi tidak
terduga sama sekali, binatang itu justru dilemparkannya ke arah Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab.
Karena tidak mengira, Hantu Sejuta Tanya Sejuta BADAI FITNAH LATANAHSILAM 75
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Jawab hanya keluarkan seman keras dan tidak sempat hindarkan diri. Ular hitam
panjang itu mendesis keras.
Sebelum Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab bisa melakukan sesuatu sosok ular telah
menggulung tubuhnya mulai dari leher sampai ke pergelangan kaki! Dia berusaha
meronta dan kerahkan tenaga untuk le
paskan diri tapi sia-sia saja. Sekujur tubuhnya terasa dingin membeku. Sementara
itu Kepala ular yang melibatnya bergerak pulang balik di depan wajahnya yang
serta merta menjadi pucat pasi. Anehnya binatang ini sama sekali tidak mematuk
si kakek. Dalam keadaan bergidik mendelik dan setengah
tercekik karena lehernya dilibat ular, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
berteriak. "Hantu Tangan Empat! Mengapa kau berlaku jahat terhadapku! Kau rupanya punya
ilmu hitam dan sengaja mencelakai diriku! Kau berkhianat terhadap se-sama
kerabat!" Pendekar 212 sendiri yang saat itu masih berada dalam keadaan kaku dan
tergeletak di bawah pohon besar tidak kurang rasa herannya melihat kemunculan
Hantu Tangan Empat serta apa yang dilakukannya.
"Dia menolongku atau bagaimana. Sebelumnya aku menyirapk kabar kakek ini marah
besar terhadapku karena aku dianggap telah mencemarkan nama baik cucunya Peri
Angsa Putih. Sekarang mengapa dia
berpihak menolongku" kuharap saja dia sudah tahu kalau semua kabar itu hanya
fitnah jahat semata!"
Namun belum sekejap murid Sinto Gendeng punya
dugaan seperti itu terjadilah satu hal yang menge-jutkannya.
Hantu Tangan Empat keluarkan suara tawa ber-
gelak mendengar kata-kata Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tadi. Sesaat kemudian
mendadak suara ge-laknya berubah menjadi seperti suara tawa cekikikan perempuan.
Memandang ke depan terbeliaklah sepasang mata Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Otaknya mendenyut kencang dan kepulkan asap putih.
Sosok Hantu Tangan Empat perlahan-lahan ber-
ubah bentuk. Wajahnya menyusul ikut berubah. Sesaat kemudian lenyaplah Hantu
Tangan Empat. Yang tegak sambil tertawa cekikikan itu kini adalah si nenek dukun
sakti yang dikenal dengan nama Hantu Santet Laknat!
Perubahan aneh terjadi pula dengan ular hitam
panjang yang menggelung sekujurtubuh Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Binatang
itu lenyap dan berubah BADAI FITNAH LATANAHSILAM 76
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kebentuknya semula yakni seutas tali terbuat dari akar gantung! Walau ular
berubah menjadi tali namun tetap saja Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tidak
mampu loloskan diri.
"Hantu Santet Laknat Jahanam! Kau akan membayar mahal perbuatanmu ini dengan
darah dan nyawamu! Lekas kau lepaskan tali akar pohon yang melibat diriku!"
Hantu Santet Laknat tertawa panjang. Setelah puas mengumbar tawa baru dia
membuka mulut. "Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab! Kau orang pandai, cerdik dan sakti! Masakan
hanya seutas tali buruk begitu saja kau tidak mampu melepaskan diri! Hik...
hik... hik!"
"Perempuan laknat jahanam!" maki Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. "Pasti kau
juga tadi yang membuat tubuh pemuda itu seberat gunung!"
Hantu Santet Laknat tertawa mengekeh. Sebalik-
nya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab keluarkan rutuk'an panjang. Kakek ini
kerahkan seluruh tenaga dalamnya. Otot-otot bahu dada dan perut digerakkan-nya.
Lalu ke dua tangannya diregangkan ke samping.
Namun jangankan bisa lepas, bergemingpun tidak tali akar gantung yang melibat
dirinya! Gagal mencoba lolos dalam keadaan berdiri kini si kakek jatuhkan
dirinya ke tanah. Dia berguling kian kemari, berharap tali yang mengikat akan
menjadi kendur. Tapi hasilnya tetap nihil.
Hantu Santet Laknat mendongak lalu umbar ter-
tawa panjang. "Akar gantung yang berubah menjadi tali. Tali berubah menjadi ular
lalu kembali kepada tali!
Tidak mudah bagimu untuk melepas diri!"
"Jahanam! Ucapannya itu adalah mantera ilmu hitam!" kata Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab dalam hati. Menyadari dengan cara bergulingan tetap saja dia tidak
bisa meloloskan diri dari libatan tali, si kakek kembali bangkit berdiri. Begitu
berdiri si nenek telah berada di sampingnya. Sambil sunggingkan seringai
mengejek Hantu Santet Laknat berkata. "Kau boleh mencoba segala cara! Kalau tak
ada yang menolong jangan harap kau bisa lolos dalam waktu tiga hari!
Hik... hik... hik!"
"Hantu Santet Laknat! Kau akan rasakan pem-balasanku!" teriak Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab. Hantu Santet Laknat tiba-tiba melompat ke ha-
dapan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Kapak Maut BADAI FITNAH LATANAHSILAM 77
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Naga Geni 212 diletakkannya di atas otak si kakek.
"Jika mengingat penganiayaan yang kau lakukan terhadap pemuda itu, ingin aku
membelah kepalamu saat ini juga!"
Wajah Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab menjadi
putih seperti kain kafan. Dia tahu kehebatan senjata bermata dua yang ada di
tangan si nenek. Jika perempuan itu benar-benar melaksanakan niatnya tamatlah
riwayatnya. Namun kemudian Hantu Santet Laknat
terdengar meneruskan ucapannya.
"Tapi kupikir biar pemuda itu nanti yang akan membalas sendiri perbuatanmu!
Hik... hik! Selamat tinggal kerabatku yang malang! Malam ini kau akan tidur
berteman embun dingin dan nyamuk hutan!
Mudah-mudahan tidak ada binatang buas berkeliaran dan tersesat ke sini!" Si
nenek selipkan kapak sakti di balik pinggang jubah hitamnya. Tanpa perdulikan
teriakan dan caci maki Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab dia melangkah mendekati
Pendekar 212 Wiro Sableng yang masih tergeletak kaku di bawah pohon besar.
Dengan satu gerakan cepat Hantu Santet Laknat memanggul Wiro di bahu kirinya.
"Nek, kau mau bawa aku kemana?" tanya Wiro yang jadi kecut merinding jika ingat
segala perbuatan si nenek yang sudah-sudah.
"Jangan kau merasa khawatir aku akan berbuat yang tidak-tidak. Kau terluka parah
di sebelah dalam.
Jika tidak segera diobati kau bisa celaka! Aku akan menolongmu!"
"Nek, aku merasa lebih baik kau membawaku...."
Hantu Santet Laknat tepuk-tepuk pantat Wiro.
"Jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik kau ber-istirahat di atas bahuku!
Hik... hik... hik!"
"Tunggu, mengapa kau mau menolongku"!"
"Wahai, pertanyaanmu mengandung kecurigaan.
Padahal bukankah di negerimu ada ujar-ujar yang mengatakan Ada ubi ada talas.
Ada budi ada balasl Aku hanya ingin mengikuti apa yang dikatakan ujar-ujar
itu...." "Maksudmu?" tanya Wiro lagi.
"Kau sebelumnya telah menyelamatkan diriku.
Apa salahnya sekarang aku ganti membalas budimu itu....
"Tapi aku tidak meminta segala balasan. Aku lebih senang kalau kau...."
"Aku tahu hatimu polos sekali! Itu juga salah satu BADAI FITNAH LATANAHSILAM 78
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
sebab membuat aku ingin menolongmu," kata Hantu Santet Laknat memotong ucapan
Pendekar 212. Sekali berkelebat si nenek telah melesat dua tombak lalu lari ke
arah barat dimana tak lama lagi sang surya segera akan tenggelam.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 79
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 12
SETELAH ditinggal si nenek muka kuning Luh-
kentut alias Hantu Selaksa Angin, Naga Kuning
dan Setan Ngompol yang masih ditemani lelaki
banci Betina Bercula berusaha mencari Pendekar 212
Wiro Sableng. Tentu saja mereka tidak tahu kemana Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab membawa kabur
pemuda itu. Mereka hanya melihat arah lenyapnya si kakek. Ke arah itulah ke dua
orang ini coba menyelusuri jejak Wiro.
Sambil berlari sesekali Naga Kuning memandang
ke langit. Sebentar lagi sang surya akan segera tenggelam. "Aku khawatir..."
kata si bocah. "Apa yang kau khawatirkan?" tanya Setan Ngom-Pol
"Sahabat kita itu. Jangan-jangan dia sudah di-pesiangi oleh Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab!"
Setan Ngompol tak berani menjawab. Sambil lari
dia pegangi bagian bawah perutnya. Rasa khawatir membuatnya jadi terdesak
kencing. "Naga Kuning, tunggu...." Setan Ngompol tiba-tiba berseru lalu hentikan larinya.
"Ada apa?" tanya Naga Kuning ketika dilihatnya si kakek berdiri diam sambil
memegangi daun telinganya sebelah kanan yang dipasang terbalik oleh Hantu
Selaksa Angin. "Aku mendengar suara bising di belakang sana...."
"Telingamu salah pasang! Anginpun kau anggap suara bising!" kata Betina Bercula
yang sudah tahu pasal cerita telinga kanan si kakek.
"Tunggu dulu! Yang aku dengar bukan suara angin. Tapi suara orang mengomel
memaki terus-terusan...."
Naga Kuning putar tubuhnya, berpaling ke arah
berlawanan dari arah lari mereka semula. Setelah memasang telinga beberapa
ketika anak ini memandang pada Betina Bercula lalu anggukkan kepala. "Dia benar.
Ada orang memaki panjang pendek di sebelah sana! Kalian mau kita menyelidik?"
Setan Ngompol mengiyakan. Dua orang itu lalu
lari ke jurusan dari mana datangnya suara orang BADAI FITNAH LATANAHSILAM 80
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
memaki. Belum lama berlari, Naga Kuning yang berada di sebelah depan angkat
tangan kanannya memberi tanda, lalu menyelinap ke balik serumpunan semak
belukar. Begitu Setan Ngompol dan Betina Bercula berada di sampingnya anak ini
berbisik. "Lihat ke depan sana! Seperti aku, kalian pasti tidak percaya pada apa
yang kalian saksikan!"
Di sebelah depan sana ke tiga orang itu melihat sosok Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab duduk men-jelepok di tanah, bersandar ke sebatang pohon. Sekujur tubuhnya
dilibat tali besar.
"Apa yang terjadi dengan kakek sialan itu"!" bisik Naga Kuning.
"Siapa yang mengikatnya begitu rupa!" sahut Setan Ngompol. "Sepertinya dia tidak
mampu melepaskan diri dari ikatan itu. Di sekitar sini tidak ada siapa-siapa.
Kalau dia memang punya musuh, siapa orangnya?"
"Apa yang harus kita lakukan"!" tanya Betina Bercula.
"Kalau aku ingin sekali menjitaki otaknya yang ada di atas kepala itu.
Menyusupkan semut rangrang ke balik celananya atau menyumpalkan kotoran babi
hutan ke dalam hidungnya! Manusia pandai bijak tapi ternyata otaknya setolol
kodok dalam comberan!"
"Kalau aku rasanya ingin mengencingi mulutnya agar dia tahu rasa! Aku memang
sudah punya kaul untuk melakukan hal itu!" menyahuti Setan Ngompol.
"Bagaimana kalau kita...."
Kakek bermata lebar jorong yang salah satu
daun telinganya terbalik itu hentikan ucapannya. Dia memegang lengan Naga Kuning
lalu berbisik. "Aku mendengar ada orang mendatangi! Lekas sembunyi!"
Tiga orang itu cepat-cepat rundukkan diri di balik rerumpunan semak belukar. Apa
yang dikatakan Setan Ngompol ternyata memang benar. Tak selang berapa lama
muncullah seorang kakek berpakaian ungu.
"Lihat siapa yang datang!" bisik Betina Bercula sambil mengorek pantat Setan
Ngompol hingga kakek ini terpancar air kencingnya. Hendak marah keadaan tidak
mengizinkan. Sebaliknya Betina Bercula senyum-senyum saja melihat tingkah si
kakek. "Sahabatku Lawungu! Syukur kau datang! Lekas tolong diriku!" Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab berseru girang begitu dia melihat siapa yang datang.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 81
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Sebelumnya Lawungu dan Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab memang berjalan seiring. Tapi disatu tempat mereka berpisah.
Lawungu entah kemana sementara Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab membawa Wiro ke
lembah kecil itu. Di tengah jalan Lawungu membatalkan niatnya melakukan
perjalanan seorang diri. Dia berusaha mencari Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
untuk bergabung kembali. Ketika menemui sang sahabat dalam keadaan seperti ini
tentu saja Lawungu jadi terkejut.
"Sahabatku! Apa yang terjadi denganmu! Siapa yang mengikat begini rupa"!"
bertanya Lawungu.
"Nanti kuceritakan padamu. Lekas kau buka dulu ikatan tali keparat ini dari
tubuhku!" jawab Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Di balik semak belukar Betina Bercula berbisik.
"Kita harus mencegah Lawungu membebaskan kakek geblek itu!" Tangannya kembali
hendak menggamit pantat Setan Ngompol. Tapi si kakek lebih dulu jauhkan diri.
Setan Ngompol kemudian berucap.
"Lawungu.... Lawungu... Ingat apa yang telah kau lakukan padaku" Saat pembalasan
tiba! Aku punya kaul ingin mencekoki mulutnya dengan air kencingku!
Harus bisa kulakukan saat ini juga!" Kakek ini lalu membisikkan sesuatu dengan
cepat pada Naga Kuning. "Kau mengerti"!" Si bocah mengangguk. "Cepat lakukan!
Awas, hati-hati. Ingat, kau harus berada antara Hantu Sejuta Tanya dan Lawungu.
Usahakan berdiri dalam satu garis lurus agar kau bisa menutup pandangan Hantu
Sejuta Tanya...."
Naga Kuning mengangguk sekali lagi lalu anak
ini keluar dari persembunyiannya dan lari menyongsong langkah Lawungu yang
tengah berjalan men-
dekati Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang saat itu ada di bawah pohon.
"Hai apa yang kalian bisikkan tadi?" bertanya Betina Bercula. "Jangan-jangan kau
mau menyerahkan aku pada kakek berjubah ungu itu sebagai
tumbal!" "Harap kau diam saja. Lihat saja nanti apa yang terjadi. Jika aku perlu
bantuanmu jangan bertindak lalai!" jawab Setan Ngompol.
Dua kakek itu tentu saja sama-sama terkejut me-
lihat kemunculan Naga Kuning yang tidak terduga.
Naga Kuning bertindak cepat. Sebelum salah seorang dari dua kakek itu berbuat
atau mengucapkan sesuatu BADAI FITNAH LATANAHSILAM 82
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
dia sudah melompat ke hadapan Lawungu sambil
membuka kancing-kancing bajunya hingga dadanya
tersingkap lebar.
Lawungu yang hendak membentak garang men-
jadi kecut begitu matanya melihat gambar seekor naga kuning bermata merah
bergelung di dada Naga Kuning.
"Anak, apa maumu...?" tanya Lawungu.
Ketika menjawab Naga Kuning sengaja besar-
besarkan suaranya. "Lawungu, kau mempunyai otak tapi tidak mau berpikir. Kau
mempunyai hati tapi tidak menaruh perasaan. Lekas berlutut di hadapanku! Aku
Naga Hantu Langit Ketujuh ingin bicara denganmu!"
Lawungu merutuk dalam hati.
"Lawungu! Cepat kau bunuh anak itu!" Tiba-tiba dari bawah pohon sana Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab berteriak.
"Naga Langit Ketujuh cukup bicara satu kali! Kali yang kedua aku akan menyedot
darahmu!" Naga Kuning kembali angkat bicara lalu gerakkan tangan mengusap gambar
naga kuning bermata merah di dadanya.
Lawungu marah ada kecutpun ada.
"Lawungu! Jangan dengarkan apa yang dikatakan anak keparat itu! Lekas bunuh!"
Kembali Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berteriak.
Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lawungu tekan rasa kecutnya, buang kebimbang-
an yang muncul dalam hatinya. Tangan kanannya
dihantamkan ke batok kepala Naga Kuning.
"Lawungu! Awas di belakangmu!" Tiba-tiba terdengar lagi teriakan Hantil Sejuta
Tanya Sejuta Jawab.
Lawungu kaget. Dia mendengar gerakan di bela-
kangnya dan cepat berpaling. Tapi terlambat. Satu totokan melanda urat besar di
punggungnya sebelah kanan. Tak ampun lagi kakek ini langsung tertegun kaku.
Setan Ngompol tegak berkacak pinggang di ha-
dapan Lawungu. Disampingnya tersenyum genit Be-
tina Bercula. "Kakek sialan bau pesing! Kau mau melakukan apa"! Awas kalau berani menyentuh
diriku!" Membentak Lawungu.
"Siapa tidak berani!" jawab si kakek mata jereng lebar. Dengan dua jari tangan
kirinya Setan Ngompol dorong kening Lawungu kuat-kuat. Dalam keadaan BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 83
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kaku Lawungu rebah ke belakang, jatuh tertelentang bergedebukan di tanah!
Setan Ngompol berpaling pada Naga Kuning.
"Lakukan tugasmu!"
Naga Kuning menyeringai lalu susun dua tangan
di atas kepala seperti hamba sahaya mematuhi pe-rintah tuan besarnya. Naga
Kuning melompat ke arah serumpunan semak-belukar. Sesaat kemudian dia
kembali membawa patahan ranting sepanjang se-
tengah jengkal. Dengan paksa ranting itu ditunjang-kannya ke mulut Lawungu
hingga mulut si kakek
terbuka lebar tak bisa dikatupkan! Dalam keadaan seperti itu Lawungu berusaha
mengeluarkan ilmunya yang disebut Menyatu Jazad Dengan Alam. Ilmu inilah yang
membuat tangan Naga Kuning dan Setan Ngompol melekat lengket ke pohon. Dengan
cepat si kakek meniup. Tapi Naga Kuning keburu mencekik urat-urat di lehernya
hingga dia tidak mampu menggerakkan lidah dan meniup.
Di bawah pohon Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
tidak tinggal diam. Dia jatuhkan dirinya ke tanah lalu berguling kencang ke arah
Naga Kuning yang tengah mengerjai Lawungu.
"Naga Kuning, awas ada hantu menggelinding hendak membokongmu dari belakang!"
Betina Bercula berseru.
"Aku sudah dengar Culcul! Jangan khawatir!"
jawab Naga Kuning yang menyebut Betina Bercula dengan panggilan Culcul. Lalu
dengan sigap anak ini berbalik sambil tendangkan kaki kanannya.
"Bukkkk!"
Sosok Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang
menggelinding di tanah terpental dua tombak begitu dadanya dimakan tendangan
Naga Kuning. Tubuhnya terhempas ke bawah pohon tempatnya semula. Kakek ini
menggigit bibir menahan sakit. Dia tak berani lagi bergerak namun dari mulutnya
menyembur caci maki tidak karuan.
Naga Kuning mencibir lalu kembali meneruskan
pekerjaannya mengerjai Lawungu. Sesaat kemudian sambi! susun dua tangan di atas
kepala anak ini berkata.
"Siap Kek! Silahkan dimulai upacara pemberian minuman kehormatan!" Naga Kuning
lalu melompat mundur.
Setan Ngompol menyeringai lalu melangkah men-
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 84
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
dekati Lawungu yang tergeletak di tanah dengan mulut menganga ditunjang ranting
kecil. Matanya mendelik ketika melihat Setan Ngompol rorotkan celananya ke
bawah. "Hak... huk... hak... huk...." Hanya suara itu yang bisa dikeluarkan oleh
Lawungu dari dalam mulutnya.
Lalu seerrrr...!
"Hai! Kalau kau mau mengencingi orang itu mengapa tidak memberitahu padaku! Biar
aku tolong memegangi agar jatuhnya air kencingmu tidak me-leset!" Berkata Betina
Bercula lalu dia ulurkan kepala berusaha melihat ke bagian bawah perut Setan
Ngompol. "Jangan konyol Culcul!" kata Naga Kuning dan cepat menarik tangan lelaki banci
itu. Air kencing kuning kental mengucur masuk ke
dalam mulut Lawungu. Kakek ini berusaha menyem-
burkan tapi tidak bisa. Begitu mulutnya penuh maka gluk... gluk... gluk. Air
kencing yang memenuhi mulutnya tak bisa dibendung lagi. Meluncur turun melewati
tenggorokannya!
"Asyikkk.... Enak 'kan..." Enak 'kan"! Hangat-hangat pedas!" kata Naga Kuning
pula pada Lawungu lalu tertawa gelak-gelak. Betina Bercula ikut tertawa
terpingkal-pingkal.
"Aku puas! Ha... ha... ha! Kaulku kesampaian!"
kata Setan Ngompol dan tertawa mengekeh lalu tarik kembali celananya ke atas.
"Kalian berdua! Jahanam terkutuk! Aku bersumpah akan membunuh kalian! Sebelum
mati aku akan menyiksa kalian habis-habisan!" teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab. "Kakek Sejuta Tolol Sejuta Bodoh!" teriak Naga Kuning. "Kau bersabarlah!
Giliranmu segera datang!"
Anak ini membisikkan sesuatu ke telinga Setan Ngompol lalu dia berkelebat lenyap
ke balik kerapatan pe-pohonan di ujung lembah. Tak lama kemudian Naga Kuning
kembali. Dia membawa sesuatu yang dibungkus dalam daun talas.
"Apa yang kau dapat?" tanya Setan Ngompol.
"Lumayan banyak Kek," jawab Naga Kuning lalu membuka bungkusan daun talas dan
memperlihatkan isinya pada si kakek seraya berkata. "Semut rangrang tujuh ekor.
Cacing tanah tiga ekor. Kalajengking dua ekor. Anak kadal dua ekor. Masih ada
tikus hutan satu ekor lalu kodok hijau satu ekor.... Ayo, Kek, mari kita BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 85
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kerjai kakek satu itu!"
Betina Bercula yang tegak disamping Setan
Ngompol merinding menggeliat melihat binatang-binatang dalam bungkusan daun
talas itu. Akibatnya kakek itu lagi yang kena dipelukinya karena geli dan
ketakutan. Naga Kuning dan Setan Ngompol diikuti Betina
Bercula segera mendekati Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang tergeletak di
tanah menahan sakit. Dengan ujung batu runcing Setan Ngompol hendak merobek
jubah putih si kakek di bagian bawah perut, di antara dua buah tali yang sengaja
direnggangkan lebih dulu.
Tapi Betina Bercula cepat menyambar batu itu. Sambil tersenyum dia berkata.
"Pekerjaan satu ini aku yang layak melakukan!" Lalu Betina Bercula kedipkan
matanya. Setelah itu dia membungkuk. Tangannya kiri kanan meluncur ke bawah
perut Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Ditunggu-tunggu dia belum juga merobek
pakaian si kakek.
"Hai! Mengapa lama" Daritedi kau cuma memegang-megang saja!" menegur Naga
Kuning. "Sabar, tenang! Bukan apa-apa. Aku harus mencari tempat yang tepat. Biar mantap
pekerjaan kita!
Hik... hik... hik!"
"Laknat terkutuk! Jangan kau berani melakukan itu! Jangan kau..." teriak Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
"Breettt!"
Ujung batu lancip di tangan Betina Bercula me-
robek pakaian Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab di bawah perut. Lalu lelaki banci
ini susun dua tangannya di atas kepala dan berkata.
"Naga Kuning, upacara pemberian makanan pada binatang langka yang punya mulut
tapi tidak bermata tidak berhidung serta tidak bertelinga siap dilakukan.
Silahkan dimulai...! Hik... hik... hik!"
"Kalian jahanam semua!" teriak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Naga Kuning tertawa cekikikan. Semua binatang
yang ada dalam bungkusan daun talas lalu dituang-kannya ke bagian bawah perut
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab lewat bagian jubah yang telah dirobek Betina
Bercula. Tidak menunggu lama. Begitu semut rangrang
mulai menggigit dan japitan kalajengking mulai menghunjam jeritan setinggi
langit menggeledek ke-BADAI FITNAH LATANAHSILAM 86
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
luar dari mulut Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Naga Kuning dan Betina Bercula tertawa ter-
pingkal-pingkal sementara Setan Ngompol sudah
mancur air kencingnya. Puas tertawa Naga Kuning berkata.
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, silahkan kau bertanya pada diri sendiri dan
menjawab sendiri. Mengapa kejadian seperti ini bisa menimpa dirimu...."
Setan Ngompol lantas menyambungi. "Pasti bukan bundamu yang salah mengandung.
Tapi ulah otak dan perbuatanmu yang tidak tahu diri! Ha... ha...
ha...!" Setan Ngompol memegang lengan Naga Kuning
dan Betina Bercula. Ketiga orang ini lalu tinggalkan lembah yang mulai gelap. Di
belakang mereka tiada putus-putusnya terdengar suara jeritan Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab. Diseling oleh suara seperti mau muntah yang keluar dari mulut
Lawungu. "Aku tidak dapat membayangkan bagaimana
keadaan perabotan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Ja-
wab sehabis diantuk kalajengking, digigit tikus dan kodok serta anak kadal.
Hik... hik... hik!" Naga Kuning tertawa.
"Pasti matang bengkak. Sembab dimana-mana!"
kata Setan Ngompol pula.
"Aku tidak mengerti. Apa yang kalian maksud dengan perabotan?" bertanya Betina
Bercula. "Jangan pura-pura tidak tahu!" kata Naga Kuning pula. "Tadi waktu merobek
pakaian kakek itu aku melihat tanganmu sengaja berlama-lama memegang
kian kemari!"
"Oh, jadi seperti yang aku lihat. Perabotan itu artinya buah terong peot karena
lama terjemur! Aku menyesal sempat melihatnya! Hik... hik... hik!" Betina
Bercula tertawa cekikikan. Naga Kuning dan Setan Ngompol mau tak mau ikut
terpingkal-pingkal.
Mendadak tawa gelak ke tiga orang itu tersentak lenyap. Di udara satu benda
putih menukik dan melayang deras. Lalu segulung sinar berwarna biru berkiblat,
menghantam menyapu ke bawah. Kalau be-
berapa pohon saja patah bertumbangan maka dapat dibayangkan apa yang terjadi
dengan Naga Kuning, Setan Ngompol dan Betina Bercula. Ketiganya mental
berpelantingan lalu jatuh bergedebukan.
"Gila! Badai apa yang menyerang kita"!" teriak Naga Kuning.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 87
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Setan Ngompol tak sanggup keluarkan suara,
tertelentang di tanah dan kucurkan kencingnya. Di sampingnya Betina Bercula
tampak pucat dan rang-kulkan tangannya ke pinggang si kakekyang langsung ditepis
oleh Setan Ngompol. Perlahan-lahan ke tiga orang itu mencoba bangkit berdiri.
Setengah bangkit mereka sama-sama keluarkan seruan tertahan ketika melihat siapa
yang ada di hadapan mereka. Seorang dara cantik jelita berpakaian putih.
Wajahnya tampak bengis. Sepasang matanya yang biru memandang
menyorot. Di tangan kanannya ada sehelai selen-
dang berwarna biru, siap hendak dihantamkan kembali!
"Peri Angsa Putih! Kau... kau yang barusan menyerang kami?" Naga Kuning yang
pertama sekali bersuara.
"Jangan banyak mulut! Mana sahabat kalian yang bernama Wiro Sableng itu"!"
"Kelihatannya ada kemarahan besar dalam diri Peri itu," bisik Setan Ngompol.
"Kami... kami justru sedang mencarinya," menjelaskan Naga Kuning.
Peri Angsa Putih memandang berkeliling. Mata-
nya membesar ketika memperhatikan Betina Ber-
cula. "Aku tahu, kalian berdusta! Kalian pasti mengetahui dimana dia berada.
Tapi tidak apa! Aku pasti akan menemukan pemuda itu! Jika urusanku dengan dia
sudah selesai kalian berdua dan juga lelaki berdandan seperti perempuan ini akan
menerima bagian!
"Wahai! Apa salah kami!" kata Betina Bercula.
"Peri Angsa Putih, katakan apa yang terjadi. Kami lihat kau tengah dilanda
amarah besar!"
"Bukan cuma aku! Tapi semua Peri dan Dewa di Negeri Atas Langit!"
Naga Kuning dan Setan Ngompol saling berpan-
dangan. "Apa pasal para Peri dan para Dewa marah-marah?" tanya Naga Kuning.
"Peri Bunda diketahui berada dalam keadaan mengandung!" jawab Peri Angsa Putih
dengan suara keras bergetar.
"Astaga..." ucap Naga Kuning.
"Dan diketahui pula bahwa Wiro Sablenglah yang menghamilinya!" Peri Angsa Putih
menyambung ucapannya.
"Celaka!" Setan Ngompol berseru sambil pancar-BADAI FITNAH LATANAHSILAM 88
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kan kencing. "Gila! bagaimana mungkin!" kata Naga Kuning.
"Peri Angsa Putih, kami...." Si bocah tidak teruskan ucapannya. Sang Peri sudah
berkelebat lenyap dari tempat itu.
TAMAT Segera terbit!!!
Serial: RAHASIA PERKAWINAN WIRO
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 89
Mencari Bende Mataram 5 Serba Hijau Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Perguruan Kera Emas 2