Pencarian

Bandit Penyulam 5

Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2 Karya Khu Lung Bagian 5


mau berpakaian seperti seorang wanita tua!"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Orang-orang mengatakan bahwa kemampuanmu dalam menarik kesimpulan adalah
seperti dewa, tapi kali ini kesimpulanmu ngawur belaka!"
"Aku keliru?"
"Keliru sekali!"
"Kalau begitu, perempuan seperti apakah dia?"
"Perempuan yang bisa menghipnotis laki-laki sampai mati, terutama laki-laki
sepertimu!"
"Dan laki-laki seperti apakah aku?" Bibir Jin Jiu Ling membentuk sebuah senyuman
yang mengibakan.
"Kau seorang penggoda. Aku hanya berharap bahwa kau tidak terhipnotis olehnya
bila kau melihatnya!"
"Ada banyak jenis laki-laki penggoda, setidaknya aku bukan jenis yang mau
sembarangan mengarahkan pandangannya pada seorang wanita." Jin Jiu Ling tertawa
dan membuka peti itu. Ia baru mengintip sedikit tapi sudah terkejut.
Perempuan di dalam peti itu memang terlalu cantik, terlalu cantik seperti
sekuntum mawar yang sedang tidur di antara lautan salju. Usianya mungkin tidak
muda lagi, tapi kecantikannya sudah lebih dari cukup untuk membuat orang
melupakan usianya.
Jin Jiu Ling menarik nafas.
"Tampaknya tugasmu in sama sekali tidak buruk!"
Pernyataan itu mendapatkan seringai dingin dari Lu Xiao Feng.
"Di mana Hua Man Lou?" Tiba-tiba ia bertanya.
"Ia sudah pergi!"
"Mengapa ia tidak menungguku?" Lu Xiao Feng mengerutkan keningnya.
"Karena ia sedang terburu-buru pergi ke Gunung Zi Jin!"
"Untuk apa?"
Jin Jiu Ling menarik nafas.
"Majikan Benteng Awan Putih telah mengatur sebuah duel dengan XiMen ChuiXue pada
tanggal 1 bulan depan di Gunung Zi Jin!"
Ekspresi wajah Lu Xiao Feng tampak berubah.
"Sudah cukup banyak orang yang tahu tentang hal ini dan tidak sedikit dari
sekitar sini yang telah pergi ke Gunung Zi Jin. Dari apa yang aku dengar,
seseorang telah memasang taruhan yang amat besar untuk pertarungan mereka.
Kemungkinannya adalah 3 berbanding 2 untuk Ye Gu Cheng!"
"Tanggal berapa hari ini?"
"Tanggal 24."
"Jika aku pergi sekarang juga, mungkin aku bisa tiba pada waktunya!" Lu Xiao
Feng melompat bangkit.
"Tapi Nyonya Pertama Gong Sun ini...."
"Tugasku sudah selesai, dari kepala hingga ke ujung kaki, ia adalah milikmu."
"Kau sedang menggodaku?" Jin Jiu Ling bertanya sambil tersenyum malu.
"Aku hanya berharap bahwa kau adalah orang yang tahan terhadap godaan!"
"Jangan khawatir."
"Aku tetap khawatir."
"Perempuan ini adalah ular berbisa, aku tidak selancang itu, aku takut
tergigit!" Jin Jiu Ling tertawa.
"Aku khawatir karena ia tidak bisa menggigit sekarang!"
"Ular berbisa terkadang juga tidak bisa menggigit?"
"Aku telah memaksanya meminum 'Minuman Tujuh Hari' miliknya sendiri dalam dosis
yang amat besar. Walau nanti terbangun, ia masih tidak bisa bergerak selama
Koleksi Kang Zusi
117 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
paling sedikit 2 atau 3 hari lagi."
Jin Jiu Ling mendengarkan dalam bisu, nama 'Minuman Tujuh Hari' itu samar-samar
seperti dikenal olehnya.
"Jadi dalam 2 atau 3 hari itu, tidak perduli apa pun yang kau lakukan padanya,
ia tidak bisa melawan. Tapi jika kau benar-benar melakukan sesuatu terhadap
dirinya, maka kau akan berada dalam masalah besar, dan begitu juga aku!"
"Jika kau benar-benar khawatir, mengapa kau tidak tinggal?" Jin Jiu Ling
menawarkan sambil tersenyum.
"Karena aku lebih mengkhawatirkan XiMen ChuiXue!" Lu Xiao Feng tampaknya sudah
bersiap-siap untuk melompat ke luar jendela ketika ia berhenti sebentar. "Masih
ada satu hal yang harus kuminta kau melakukannya untukku!"
"Jangan bimbang untuk memintanya."
"Tolong temukan di mana Xue Bing berada, aku tidak tahu bagaimana cara
mendapatkan informasi ini dari orang-orang, tapi kau tahu!"
"Jangan khawatir, walaupun ia berubah menjadi sebuah boneka, aku tetap akan bisa
menemukan cara untuk membuatnya bicara!" Jin Jiu Ling tidak menolak
permintaannya sebelum tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Di luar ada seekor kuda,
aku yang membawanya ke sini."
Orang sudah tahu bahwa Jin Jiu Ling adalah Bo Le di jaman sekarang dan salah
seorang ahli penilai kuda terbaik di tempat ini. Kuda yang ia bawa ke sini
tentulah seekor kuda yang bagus.
"Kau bersedia meminjamkannya?" Lu Xiao Feng sangat senang.
Jin Jiu Ling mengangguk tapi kemudian tersenyum.
"Tapi ada satu hal yang aku khawatirkan!"
"Apa itu?"
"Kuda itu adalah seekor kuda betina!"
______________________________
Lu Xiao Feng pergi, pergi bersama kendi arak Persia itu. Suara derap dan ringkik
kuda yang terdengar dari bawah segera menjauh. Kuda itu benar-benar hebat. Jin
Jiu Ling mendorong jendela hingga terbuka dan mengintip ke luar. Di bawah sana,
di halaman, tampak seseorang mengangguk padanya. - Lu Xiao Feng ada di atas kuda
itu. Suara derap kaki kuda telah menghilang. Barulah kemudian Jin Jiu Ling
menutup jendela, berjalan kembali ke meja, dan menyingkap lengan baju gadis di
dalam peti itu.
Pada lengan yang seputih akar bunga lotus dan sehalus giok itu, ada sebuah tanda
lahir berwarna ungu gelap, seukuran uang logam, dalam bentuk sebuah awan.
Jin Jiu Ling mengamatinya dengan teliti sebelum sebuah senyuman bangga muncul di
wajahnya. "Dia memang Nyonya Pertama Gong Sun!" Ia bergumam.
Bagaimana ia tahu bahwa Nyonya Pertama Gong Sun memiliki tanda lahir seperti
itu" Bagi seorang wanita, hanya orang-orang terdekat dengannya yang akan tahu
tentang rahasia seperti ini. Jin Jiu Ling menutup peti, mengangkatnya dan
bergegas membawanya ke lantai bawah paviliun. Di luar pintu depan ada sebuah
tandu berwarna hijau. Jin Jiu Ling, sambil membawa peti itu, duduk di dalam
tandu. Dua orang laki-laki yang akan membawa tandu itu tidak lain dan tidak
bukan adalah dua orang pemburu hadiah yang bertubuh paling kuat di kota itu.
Sebelum ia mengucapkan sepatah kata pun, mereka telah mengangkat tandu dan
berlari dengan cepat melintasi jalan raya.
Duduk di dalam tandu, wajah Jin Jiu Ling terlihat sangat puas, rencananya telah
90 % selesai. Tandu itu masuk ke sebuah jalan kecil, dan kemudian 7 atau 8 jalan
kecil lagi, sebelum akhirnya tiba di sebuah jalan besar. Di mulut jalan itu
telah menanti sebuah kereta kuda bercat hitam pekat.
Masih sambil membawa peti itu, Jin Jiu Ling turun dari tandu dan masuk ke dalam
Koleksi Kang Zusi
118 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
kereta. Kereta itu segera melesat di jalan raya dengan sang kusir terus-menerus
mencambuk kudanya, mengendalikannya sedemikian rupa seolah-olah kuda itu adalah
perpanjangan tangannya sendiri. Ia tidak lain dan tidak bukan adalah pemburu
hadiah terkenal di Yang Cheng, Lu Shao Hua.
Tidak seorang pun terlihat di jalan. Pada setiap persimpangan, tentu ada 2 orang
laki-laki di atas atap rumah di kedua sisi jalan yang memberi isyarat tangan
yang sama: "Tidak ada pelancong malam yang mencurigakan, tidak ada orang yang mengikuti
kereta." Kereta itu kemudian menelusuri 7 atau 8 jalan lagi. Sekarang orang-orang di atas
atap pun telah pergi. Hanya mereka berdua yang tahu ke mana tujuan kereta ini.
Di sudut sebelah barat kota ada sebuah jalan yang tidak segaris dengan jalan-
jalan lainnya, jalan itu pendek dan sempit. Di jalan itu hanya ada 7 buah
bangunan, masing-masing pintunya tampak telah tua dan usang. Dari ketujuh
bangunan itu, tiga di antaranya adalah toko barang-barang antik yang menjual
lukisan-lukisan dan kaligrafi kuno, tapi sebagian besar di antaranya adalah
palsu, dua toko lainnya menjual kertas dinding atau lukisan, satunya lagi adalah
penjual segel cetakan, dan yang terakhir adalah toko payung.
Seharusnya jalan ini merupakan jalan yang amat sunyi dan sepi, hanya dilalui
oleh orang-orang miskin dan tua. Tapi kereta itu berhenti di mulut jalan ini.
Setelah Jin Jiu Ling turun dari kereta, Lu Shao Hua pun segera turun. Seorang
laki-laki tua yang setengah tuli dan setengah buta membuka pintu ke salah satu
toko koyok. Jin Jiu Ling, sambil membawa peti, melesat masuk ke dalamnya.
Di dalam toko ada beberapa kaligrafi atau lukisan yang lusuh dan belum
dibingkai. Jin Jiu Ling menggeser sebuah tiruan lukisan pemandangan dari karya Tang Bo Hu
dan mengangkat salah satu batu bata di dinding dengan perlahan-lahan. Sebuah
pintu rahasia segera muncul. Di balik pintu itu ada sebuah lorong yang amat
sempit. Di ujung lorong ada sebuah pintu lagi yang, bila dibuka, membawa dirinya ke
sebuah halaman kecil yang terawat dengan baik serta penuh bunga dan pepohonan.
Halaman itu mungkin tidak besar, tapi setiap bunga dan pohon jelas dipelihara
dengan amat teliti dan sempurna oleh ahlinya. Di balik pepohonan dan semak-semak
yang paling lebat, ada sebuah paviliun kecil yang memiliki 5 buah kamar. Di sana
telah ada dua orang pelayan bermata jernih dan berambut ekor kuda, berdiri di
tangga untuk menyambutnya.
______________________________
Nyonya Pertama Gong Sun akhirnya terbangun, hanya untuk menemukan bahwa ia
sedang berada di sebuah kamar wanita yang sangat indah, berbaring di atas sebuah
tempat tidur yang lembut dan nyaman. Sebuah aroma yang lebih murni dan lebih
harum daripada aroma anggrek tercium di ruangan itu, tapi dari mana asalnya" Ia
berbaring di sana dengan tenang, tidak bergerak. Karena ia memang tidak bisa
bergerak. Bayang-bayang di jendela tampak sedikit condong, senja belum tiba.
Terdengar suara kicauan burung di luar sana, tapi suara manusia tidak terdengar
sedikit pun. "Ada orang di sini?" Ia berseru.
Tidak ada yang menjawab. Seruannya itu memang tidak keras, karena ia tidak punya
tenaga untuk berteriak.
"Lu Xiao Feng, ke mana kau pergi...." Ia mengkertakkan giginya dan hampir mencaci-
maki. "Suatu hari nanti kau akan mati di tanganku!"
Yang bisa ia lakukan hanyalah berbaring di sana dan menunggu. Lalu tiba-tiba,
wajahnya berubah menjadi merah padam - ia ingin buang air. Tapi tidak perduli
betapa kerasnya pun ia berusaha, ia masih tidak bisa bergerak sedikit pun.
Berteriak lagi pun tetap tidak ada gunanya. Akhirnya ia tidak tahan lagi, satu-
satunya yang bisa ia lakukan adalah buang air di tempat tidur itu. Ini benar-
benar urusan yang Koleksi Kang Zusi
119 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
amat memalukan. Tempat tidur itu menjadi basah, tapi ia harus tetap berbaring di
sana tanpa bergerak. Ia jadi begitu marahnya hingga hampir menangis.
"Lu Xiao Feng, suatu hari nanti aku akan membuatmu memohon-mohon untuk mampus."
Tiba-tiba, sesuatu jatuh dari atas dan mendarat di dekatnya. Ternyata seekor
ular. Makhluk yang paling menakutkan baginya adalah ular. Wajahnya berubah jadi hijau
karena ketakutan, tapi ia tetap tidak bisa bergerak sedikit pun. Yang bisa ia
lakukan hanyalah menonton ular itu merayap naik ke atas tubuhnya. Ia membuka
mulutnya untuk menjerit, tetapi karena ketakutan, tidak ada suara yang keluar.
Ular itu baru saja hendak merayap ke atas wajahnya waktu tiba-tiba sebuah
bayangan muncul. Seseorang muncul di kepala ranjang dan, dengan cekatan,
menangkap ular itu dan melemparkannya ke luar jendela. Nyonya Pertama Gong Sun
akhirnya bisa menarik nafas lega, tapi wajahnya telah penuh dengan keringat
dingin. Tapi orang ini sedang tersenyum sambil menatapnya.
"Maaf karena telah mengagetkan Nyonya Pertama." Orang ini berkata dengan suara
yang hangat. Walau ia telah berusia separuh baya, ia masih amat tampan. Siapa
pun bisa melihat bahwa pakaian yang ia kenakan dibuat oleh penjahit terkenal
dari bahan yang terbaik. Tapi senyuman di wajahnya lebih menawan bagi seorang
wanita daripada pakaian di tubuhnya.
Nyonya Pertama Gong Sun menatapnya.
"Kau... kau majikan di tempat ini?"
Jin Jiu Ling mengangguk.
"Bagaimana seekor ular bisa masuk ke rumahmu?"
"Karena aku sengaja pergi keluar dan menangkapnya!"
Ekspresi wajah Nyonya Pertama Gong Sun terlihat berubah.
"Mengapa?"
"Karena aku harus memastikan apakah kau, Nyonya Pertama Gong Sun, benar-benar
tidak bisa bergerak!"
"Kalian bukan hanya memaksaku minum obat bius, kalian juga telah menotokku,"
Nyonya Pertama Gong Sun menjawab dengan nada pahit. "Apakah itu tidak cukup?"
"Aku seorang laki-laki yang amat berhati-hati," Jin Jiu Ling tersenyum. "Dan
bila urusannya menyangkut dirimu, Nyonya Pertama, aku harus lebih hati-hati
lagi." "Jadi kau adalah Jin Jiu Ling?" Nyonya Pertama Gong Sun akhirnya bisa menebak.
"Tidak disangka kau memerlukan waktu yang begitu lama untuk mengenaliku!"
"Ke mana bangsat Lu yang mau mampus itu pergi?" Nyonya Pertama Gong Sun berkata
dengan marah, sambil mengkertakkan giginya saat menyebut nama itu.
"Ia telah menyelesaikan tugasnya, dari kepala hingga ke ujung kaki, kau, Nyonya
Pertama, adalah milikku!" Jin Jiu Ling tersenyum dengan santai.
"Di mana ini" Mengapa kau membawaku ke sini?"
"Tempat ini mungking kurang bagus, tapi setidaknya jauh lebih baik daripada
penjara." Jin Jiu Ling menarik nafas dan meneruskan. "Aku tahu Nyonya Pertama
tentu tidak pernah dipenjara sebelumnya, tempat itu benar-benar seperti kandang
babi. Di mana-mana ada nyamuk dan kutu busuk. Jika kau, Nyonya Pertama, pergi ke
sana, kau akan digigiti hingga menjadi bubur hanya dalam setengah hari. Dan jika
kau menjerit, maka kau akan segera dipukuli. Jika kau cukup beruntung dan
bertemu dengan salah satu sipir yang paling kejam, maka kau mungkin juga akan
mendapatkan siraman air kencing."
Wajah Nyonya Pertama Gong Sun berubah menjadi hijau lagi.
"Kau tidak ingin aku membawamu ke tempat seperti itu, kan?" Jin Jiu Ling
bertanya. Nyonya Pertama Gong Sun tiba-tiba tertawa dingin.
"Aku tahu apa yang sebenarnya kau inginkan!"
"Oh?"
Koleksi Kang Zusi
120 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
"Kau hanya menginginkan sebuah pengakuan tertulis dariku!"
"Nyonya Pertama Gong Sun memang seorang wanita yang cerdas...." Jin Jiu Ling
tersenyum. "Kau ingin agar aku mengaku sebagai si Bandit Penyulam, bahwa aku yang melakukan
semua perampokan itu!"
"Benar, asal kau mau menuliskan pengakuan itu, aku akan menjamin bahwa aku tidak
akan menyakitimu, kalau tidak...."
"Kalau tidak, apa?"
"Di sekitar sini ada banyak ular," Jin Jiu Ling mengancam dengan dingin. "Kapan
saja bila aku mau, aku bisa pergi dan mengambilnya beberapa ratus ekor!"
Nyonya Pertama Gong Sun mengkertakkan giginya lagi.
"Bagaimana kau tahu bahwa aku paling takut pada ular?"
"Aku selalu tahu banyak hal!"
Nyonya Pertama Gong Sun tiba-tiba tertawa dingin lagi.
"Sebenarnya, aku pun tahu banyak hal!"
"Apa yang kau ketahui?"
"Setidaknya aku tahu siapa sebenarnya Bandit Penyulam itu!" Nyonya Pertama Gong
Sun menatap langsung ke matanya waktu bicara, dengan menekankan setiap patah
kata. "Siapa?"
"Kau! Kaulah si Bandit Penyulam yang sebenarnya!"


Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2 Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jin Jiu Ling berdiri membisu di pinggir tempat tidur, senyumannya yang menawan
itu telah menghilang. Di wajahnya tidak terlihat emosi sedikit pun.
"Sebenarnya, dari awal, aku telah curiga bahwa kaulah si Bandit Penyulam itu!"
Nyonya Pertama Gong Sun meneruskan dengan nada mengejek.
"Oh?"
"Aku juga tahu dari awal, kau bermaksud mengkambing-hitamkan diriku!"
"Seandainya pun aku adalah Bandit Penyulam yang sebenarnya, mengapa aku
memilihmu untuk dikambing-hitamkan?"
"Karena aku adalah orang yang amat misterius, tidak ada orang yang tahu tentang
diriku atau latar-belakangku. Karena itu, tidak perduli apa pun yang kau
tuduhkan padaku, orang lain tidak akan sukar mempercayainya!"
"Hanya karena itu?"
"Tentu saja itu bukan alasan yang utama!"
"Lalu ada alasan apa lagi?"
"Alasan yang paling penting adalah, di antara adik-adikku, salah satunya adalah
kaki tanganmu. Kau ingin mengkambing-hitamkan aku, agar aku dihukum mati sebagai
penggantimu, tapi kematianku juga akan memberi kesempatan bagi dia untuk
mengambil posisiku sebagai pemimpin. Sejak awal, kalian berdua memang berusaha
untuk membunuh dua ekor burung dengan sebutir batu."
Ekspresi wajah Jin Jiu Ling tampak berubah sedikit tapi kembali normal dengan
cepat. "Kau sudah tahu siapa dia?" Ia bertanya.
"Sampai sekarang, aku masih belum yakin, tapi suatu hari nanti aku akan tahu!"
"Sayangnya hari itu mungkin tidak akan pernah datang!" Jin Jiu Ling menjawab
dengan dingin. "Kau tahu bahwa setelah semua perampokan itu terjadi, orang-orang tentu akan
datang mencarimu, karena kau adalah pemburu hadiah nomor satu di Enam Pintu.
Juga karena tidak ada orang yang akan mencurigaimu."
"Reputasiku memang selalu baik."
"Kau pergi menemui Lu Xiao Feng, karena kau tahu bahwa hanya dia satu-satunya
orang yang bisa menandingiku!"
"Dia memang orang yang sangat cerdas, bahkan kau pun harus mengakui hal itu!"
Koleksi Kang Zusi
121 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
"Aku hanya mengakui bahwa ia adalah seekor babi."
"Tapi jika dia adalah seekor babi, bagaimana kau bisa jatuh ke tangannya?" Jin
Jiu Ling bertanya sambil bergurau.
Nyonya Pertama Gong Sun menggigit bibirnya.
"Mungkin ia adalah seekor babi yang cukup cerdas, tapi babi tetaplah babi!"
Jin Jiu Ling tertawa.
"Tepatnya, karena ia seekor babi, maka ia tertipu olehmu sejak awal!" Nyonya
Pertama Gong Sun meneruskan.
"Oh?"
"Kau sengaja memberikan bunga mawar hitam itu padanya karena kau tahu bahwa ia
tentu akan mencari nenek tua Xue!"
"Aku juga tahu bahwa nenek tua Xue tentu akan mengenali mawar itu sebagai hasil
karya seorang perempuan!" Jin Jiu Ling tersenyum penuh tanda kemenangan.
"Itulah sebabnya dia keliru sejak awal, dia mengira bahwa si Bandit Penyulam
adalah seorang wanita yang menyamar!"
"Karena ia yakin bahwa mata Nyonya Xue yang ahli tentu tidak akan pernah
keliru!" "Maka kau sengaja menyuruh SiKong ZhaiXing untuk mencuri kain itu dan membawanya
ke tempat Jiang Qing Xia, karena kau tahu bahwa Jiang Qing Xia adalah salah
seorang adikku!"
"Teruskan."
"Sejak saat itu, Lu Xiao Feng telah memutuskan bahwa ini semua tentu perbuatan
Persaudaraan Sepatu Merah!"
"Tidakkah kau lupa bahwa SiKong ZhaiXing adalah si 'Raja Pencuri'" Mengapa ia
mau menurut padaku dan berdusta pada Lu Xiao Feng?"
"Karena ia adalah si Raja Pencuri dan kau adalah si raja pemburu hadiah. Bahkan
Raja Pencuri pun tidak bisa terhindar dari kekalahan. Tentu ia pernah jatuh ke
tanganmu sebelumnya, tapi kau melepaskannya, karena kau tahu bahwa orang seperti
dia tentu akan berguna suatu hari nanti!"
Jin Jiu Ling menarik nafas.
"Tidak ada yang tahu tentang hal itu, kau cuma menebaknya, kan?"
Nyonya Pertama Gong Sun tidak membantah, tapi ia malah meneruskan.
"Tapi kalau cuma karena itu, Lu Xiao Feng tetap tidak akan mencurigaiku."
"Benar."
"Kau tahu bahwa setibanya ia di Yang Cheng, ia tentu akan pergi menemui si Raja
Ular." "Jadi menurutmu si Raja Ular adalah kaki tanganku?"
"Tentu saja bukan, ia sama seperti SiKong ZhaiXing, ia berhutang budi padamu.
Itulah sebabnya ia bersedia menuruti perintahmu."
"Kali ini kau keliru!"
"Oh?"
"Ia mau menuruti perintahku, karena ia tidak punya pilihan lain!"
"Mengapa?"
"Para pemburu hadiah dan penegak hukum di Yang Cheng semuanya adalah murid-
muridku atau murid dari murid-muridku, apalagi aku telah menjadi Komandan Istana
Kerajaan. Aku bisa menyapu habis dia dan seluruh organisasinya dari permukaan
bumi ini kapan saja aku mau!" Jin Jiu Ling menjawab terus terang.
"Kau tahu bahwa aku akan muncul di Taman Barat pada tanggal 15 Juli, maka kau
menyuruh Raja Ular untuk mengarahkan Lu Xiao Feng ke sana juga!"
"Keberadaanmu mungkin sangat misterius bagi orang lain, tapi aku tahu betul
seperti mengenali punggung tanganku."
"Karena ada seseorang di antara saudara-saudaraku yang terus-menerus
memberitahumu!"
"Aku memalsukan sebuah surat dan menyuruh Raja Ular untuk mengatur agar Lu
Koleksi Kang Zusi
122 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
Xiao Feng membacanya," Jin Jiu Ling tidak menyangkal lagi. "Karena aku tahu
bahwa Lu Xiao Feng adalah orang yang tidak suka berhutang budi pada orang lain
dan ia tentu akan bersikeras masuk ke tempat Raja Ular!"
"Dan sejak saat itulah Lu Xiao Feng benar-benar mulai mencurigaiku."
"Seharusnya kau tidak berusaha membuatnya makan kacang gula itu!"
"Hari itu ada sesuatu yang harus kuawasi di Taman Barat. Bila aku sedang ada
urusan, aku tidak suka orang lain menghalangi jalanku."
"Tapi dia malah memintamu untuk mencarikan sepatu merah buatnya!"
"Itulah sebabnya ia benar-benar sangat beruntung tidak mati hari itu."
"Aku juga beruntung."
"Tapi ia masih belum yakin juga, maka kau dan Raja Ular bergabung dan menculik
Xue Bing!"
"Orang lain mengatakan bahwa ia adalah seekor harimau betina. Bagiku, ia tidak
lebih dari seekor kucing kecil!"
"Dan kemudian kau sengaja membiarkan Lu Xiao Feng menemukan dua buah kamar di
jalan kecil itu, membuatnya mengira bahwa tempat itu adalah tempat
persembunyianku!"
"Mempersiapkan 2 kamar itu memang membutuhkan kerja keras!" Jin Jiu Ling berkata
terus terang. "Ah-Tu, tentu saja, adalah seseorang yang kau tempatkan di sana sejak awal!"
"Karena aku tahu bahwa Lu Xiao Feng sendiri tidak akan pernah berhasil
menemukanmu!"
"Tapi sebelumnya kau sudah tahu tempat pertemuan kami!"
"Maka aku membuat kotak kayu yang aneh itu dan menyuruh Ah-Tu membawa Lu Xiao
Feng ke sana!"
"Tapi mengapa kau pura-pura keracunan?"
Jin Jiu Ling tersenyum.
"Karena aku tidak ingin pergi ke sana!"
"Asal kau tidak pergi dan Lu Xiao Feng pergi, tidak perduli apa pun yang
terjadi, siapa yang menang atau kalah, semuanya tidak ada hubungannya denganmu!"
"Aku orang yang selalu berhati-hati, aku tidak pernah melakukan sesuatu yang
tidak aku yakini!" Jin Jiu Ling kembali tersenyum.
"Jadi kau benar-benar yakin tentang seluruh urusan ini?"
"Aku tahu bahwa kau adalah orang yang luar biasa dan mungkin telah mengetahui
semua perbuatanku. Aku bahkan tahu bahwa kau telah membunuh Ah-Tu dan menyamar
sebagai dirinya. Lu Xiao Feng bisa menemukanmu adalah karena kau yang sengaja
membiarkan hal itu terjadi!"
"Kau tahu?" Nyonya Pertama Gong Sun tampak terkejut.
"Tentu saja, tapi aku tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu!"
"Oh?"
"Karena aku juga tahu bahwa rencanaku akan berhasil. Setiap petunjuk, setiap
bukti, menunjukkan bahwa kamulah si Bandit Penyulam. Walau kau mengetahui
rencanaku, kau masih tidak punya satu pun kesaksian untuk membuktikannya." Ia
tertawa dengan nada penuh kemenangan dan meneruskan. "Apalagi setelah Xue Bing
menghilang dan Raja Ular mati, Lu Xiao Feng pasti sudah membencimu hingga ke
tulang sumsum. Maka tidak perduli apa pun yang kau ucapkan, ia tidak akan pernah
mempercayaimu atau melepaskanmu. Di samping itu, aku adalah seorang pemburu
hadiah terkenal dengan reputasi yang bersih, juga sahabatnya, sementara kau
adalah seorang monster wanita yang misterius!"
Nyonya Pertama Gong Sun tak bisa berbuat apa-apa kecuali menarik nafas.
"Kau benar, aku tidak punya bukti sedikit pun. Walau aku dulu memberitahu semua
orang bahwa kau adalah si Bandit Penyulam, tidak ada yang akan percaya padaku!"
"Dan walaupun kau mengatakannya sekarang, masih tidak ada orang yang akan
Koleksi Kang Zusi
123 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
percaya padamu!"
"Jangan lupa bahwa kau barusan telah mengaku!" Nyonya Pertama Gong Sun membalas
dengan dingin. Jin Jiu Ling mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Benar, aku sudah mengaku, tapi memangnya kenapa?"
"Kau mengira bahwa aku adalah orang satu-satunya yang mendengar apa yang kau
ucapkan tadi?" Nyonya Pertama Gong Sun mendengus.
"Sudah kubilang, aku tidak pernah melakukan apa yang tidak aku yakini!"
"Kau yakin tidak ada orang yang mengikutimu ke sini dan bahwa aku tidak bisa
bergerak, itulah sebabnya kau mengaku?"
"Aku tidak ingin kau mati tanpa mengetahui alasannya!"
"Kau tidak khawatir kalau Lu Xiao Feng masuk dengan tiba-tiba?"
"Ia mungkin seekor babi, tapi larinya cukup cepat." Masih sambil tersenyum, ia
merogoh ke dalam bajunya dan mengeluarkan sebuah tabung ukiran dari bambu.
"Aku baru saja menerima ini. Datangnya dari Nan Hai lewat seekor merpati pos. Lu
Xiao Feng baru saja melewati Nan Hai dan sekarang, sedang dalam perjalanan ke
arah Leng Ling."
Sekali lagi, Nyonya Pertama Gong Sun menarik nafas sendiri.
"Tampaknya kau benar-benar telah memikirkan segalanya!"
"Terima kasih."
"Tapi kau tidak akan pernah mendapatkan sepatah kata pun pengakuan dari
mulutku!" "Aku pun telah memikirkan hal ini," Jin Jiu Ling menjawab dengan santai.
"Pengakuan ini sebenarnya tidak harus dituliskan olehmu!"
Ekspresi wajah Nyonya Pertama Gong Sun tampak berubah.
"Aku bisa menyuruh seseorang untuk menuliskan seribu pengakuan seperti ini kapan
saja aku mau, siapa pun akan melakukannya. Itu karena tidak ada orang yang tahu
seperti apa tulisan tanganmu."
"Itulah sebabnya kau bisa membunuhku sekarang juga, karena aku menolak untuk
ditahan dan berusaha kabur, maka kau terpaksa membunuhku!"
"Kali ini tebakanmu benar!" Jin Jiu Ling tertawa.
"Setelah aku mati, seluruh masalah ini akan berakhir, karena tidak ada lagi
orang yang akan menentang ceritamu." Nyonya Pertama Gong Sun mengkertakkan
giginya dengan nada pahit. "Kau bisa lolos begitu saja!"
"Sejak berusia 19 tahun, aku selalu merasa bahwa penjahat-penjahat itu bisa
tertangkap karena mereka semua adalah babi-babi yang bodoh. Sudah lama aku ingin
melakukan kejahatan yang benar-benar sempurna."
"Dan sekarang keinginanmu menjadi kenyataan!"
"Masih ada satu hal terakhir yang harus dilakukan."
"Aku masih belum mati."
"Tadinya aku berencana untuk membiarkanmu hidup beberapa hari lagi, kau benar-
benar seorang wanita cantik yang langka." Jin Jiu Ling menarik nafas. "Sayangnya
aku baru saja menyadari bahwa sebaiknya aku membunuhmu sesegera mungkin."
Nyonya Pertama Gong Sun menatap langsung ke matanya dan tiba-tiba tertawa
terbahak-bahak.
"Kau merasa bahwa kematian adalah suatu urusan yang sangat lucu?"
"Kematian bukanlah urusan yang lucu, tapi kaulah yang lucu!"
"Oh?"
"Jika kau berpaling, kau akan tahu betapa lucunya dirimu!"
Jin Jiu Ling pun berpaling dan seluruh tubuhnya tiba-tiba seperti membeku.
Karena saat ia menoleh ke belakang, ia melihat Lu Xiao Feng.
Lu Xiao Feng sedang tersenyum padanya.
"Aku Lu Xiao Feng, si Phoenix Kecil, bukan si Babi Kecil."
Koleksi Kang Zusi
124 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
Bab 10: Jatuhnya Sang Bandit
Ajaib, orang yang berdiri di pintu itu tidak lain dan tidak bukan adalah Lu Xiao
Feng, bukan Lu si Tiga Telur, bukan pula Lu si Babi Kecil, tapi Lu Xiao Feng.
Bagaimana dia bisa tiba-tiba muncul di sini" Jin Jiu Ling hampir tidak
mempercayai matanya sendiri, ini benar-benar tak masuk di akal.
Sedemikian terperanjatnya Jin Jiu Ling sehingga ia mengajukan sebuah pertanyaan
yang benar-benar bodoh.
"Seharusnya kau sudah pergi sejauh 400 km dari tempat ini!"
"Seharusnya begitu!" Lu Xiao Feng menjawab.
"Aku telah menerima surat ini dari Nan Hai!" Jin Jiu Ling menatap tabung bambu
di tangannya. "Aku tahu."
"Kau tahu?"
"Merpati itu memang dilatih olehmu, dan kaulah yang memberikannya pada Meng Wei.
Cap dan kertas di mana surat itu tertulis pun semuanya asli. Tapi kali ini
merpatinya bukan dilepaskan oleh Meng Wei!"
Jin Jiu Ling tidak mengerti.
"Apakah surat itu berbunyi: 'Lu telah lewat di sini, menuju ke arah barat'?"
"Bagaimana... bagaimana kau tahu?"
Lu Xiao Feng tertawa.
"Tentu saja aku tahu, aku yang menuliskan surat itu!"
Jin Jiu Ling semakin terperanjat.
"Kau yang menulisnya" Kapan kau menulisnya?"
"Dua malam yang lalu." Lu Xiao Feng tersenyum dan menjelaskan. "Dua malam yang
lalu, aku pergi menemui Meng Wei untuk memintanya menuliskan sebuah surat
untukmu, yang memberitahumu untuk bertemu denganku di markas lama Raja Ular.
Setidaknya kau tentu tahu hal itu!"
Jin Jiu Ling mengangguk.
"Waktu ia menuliskan surat tersebut malam itu, aku melihat tulisan tangannya.
Tulisan itu sama sekali tidak sukar untuk ditiru!"
Karena tulisan tangannya memang terlalu jelek, sebenarnya sukar untuk menirukan
tulisan tangan yang bagus, tapi tulisan tangan yang buruk tentu lain ceritanya.
Wajah Jin Jiu Ling tampak membiru.
"Malam itu, aku memberikan burung merpati itu kepada salah seorang temanku di
Nan Hai dan memintanya untuk melepaskannya sore hari ini."
Ia tersenyum penuh kemenangan dan menerangkan. "Karena aku tahu bahwa setelah
kau bertemu denganku, kau tentu akan mencari-cari alasan untuk membuatku pergi
sehingga kau akan mendapatkan kesempatan untuk membunuh Nyonya Pertama Gong
Sun." "Kau tahu bahwa aku akan menyuruh Meng Wei untuk menunggu dan memberikan
informasi padaku tentang keberadaanmu?" Jin Jiu Ling bertanya.
"Aku memang sempat pergi ke Nan Hai dan Meng Wei adalah Kepala Ular di sana,
apalagi kau merupakan orang yang selalu amat teliti dan berhati-hati. Jika aku
tidak pergi, bagaimana mungkin kau memulai aksimu?"
"Tapi tempat ini...."
"Tempat ini memang cukup rahasia dan terpencil." Lu Xiao Feng memotong. "Aku


Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2 Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri sukar untuk menemukannya."
"Jadi siapa yang membawamu ke sini?"
"Merpati itu."
Jin Jiu Ling tak sanggup bicara lagi.
"Di angkasa, tabung bambu itu akan mengeluarkan suara siulan. Sejak tengah hari,
Koleksi Kang Zusi
125 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
aku telah menunggu di atas atap rumah. Aku tahu kalau burung merpati itu tentu
akan dapat menemukanmu. Untunglah, ilmu meringankan tubuhku tidak terlalu
jelek." Wajah Jin Jiu Ling berubah-ubah warna dari biru ke hijau. Ia melirik pada Nyonya
Pertama Gong Sun, lalu pada Lu Xiao Feng.
"Kalian berdua yang merencanakan ini?"
"Terkejut?" Lu Xiao Feng tersenyum.
"Kapan kau mulai mencurigaiku?"
"Aku benar-benar mulai curiga sejak hari terbunuhnya Raja Ular!"
"Mengapa?"
"Kau ingat waktu kita menemukan mayatnya, lampu tidak menyala di paviliunnya?"
Jin Jiu Ling mengangguk, tapi tidak mengerti kenapa hal itu disinggung-singgung!
"Jika lampu tidak dinyalakan, maka artinya Raja Ular terbunuh sebelum malam
tiba, yang berarti ia terbunuh sebelum ia merasa perlu untuk menyalakan lampu!"
Jin Jiu Ling merasa seluruh tubuhnya menjadi dingin. Ia tidak pernah menyangka
kalau petunjuk kecil ini akan menjadi titik balik seluruh kasus tersebut.
"Jika Nyonya Pertama Gong Sun benar-benar mengundangnya untuk bertemu di Taman
Barat, lalu mengapa si nyonya malah pergi ke tempatnya dan membunuhnya sebelum
itu?" Lu Xiao Feng meneruskan. "Itulah sebabnya aku kemudian sadar bahwa orang
yang membunuh Raja Ular tentulah orang lain!"
"Dan menurutmu orang itu mungkin aku?"
"Aku tidak yakin, tapi aku cukup yakin kalau Raja Ular bekerja untukmu!"
"Mengapa?"
"Karena hanya kau yang bisa mengendalikan dia, karena waktu ia pergi mencari
peta istana untukku, ternyata ia mendapatkannya dengan amat mudah, dan peta itu
pun terlalu rinci. Orang jalanan atau ketua para penjahat tidak mungkin sehebat
itu, kecuali kalau ia telah bersekutu dengan Komandan Istana!"
Bibir Jin Jiu Ling menjadi putih seperti abu, keningnya telah penuh dengan
keringat dingin.
"Pita sutera yang kau gunakan untuk mencekik Raja Ular hingga mati tentu
diharapkan akan mengarah pada Nyonya Pertama Gong Sun, tapi pita itu malah
menjadi alibi-nya yang sempurna dan membebaskannya dari segala macam tuduhan."
"Mengapa?"
"Karena waktu aku bertarung dengannya, aku telah memotong setengah bagian pita
yang terikat di pedangnya. Pita sutera seperti itu bukanlah sesuatu yang bisa
kau temukan kapan saja, dan dalam jangka waktu seperti itu dia tentu belum
sempat menemukan yang baru!"
Jin Jiu Ling tidak bisa berkata apa-apa.
"Satu lubang kecil bisa menyebabkan seluruh bendungan hancur." Lu Xiao Feng
menarik nafas. "Apalagi ada lebih dari satu lubang pada rencanamu."
Untuk ketiga kalinya, Jin Jiu Ling bertanya: "Mengapa?"
"Mempersiapkan dua buah kamar itu adalah gagasanmu yang jenius, tapi kau
melupakan satu hal!"
"Apa itu?"
"Setiap orang memiliki aroma yang khas. Seandainya pakaian-pakaian itu benar-
benar telah dikenakan oleh Nyonya Pertama Gong Sun, tentu setidaknya masih ada
aromanya yang tertinggal."
"Banyak orang yang mengatakan bahwa aku adalah seorang wanita yang amat harum."
Nyonya Pertama Gong Sun menambahkan dengan genit.
"Kau selalu berusaha menjauhkan Hua Man Lou dari segala urusan ini, mungkin
karena kau khawatir kalau dia menyadari kenyataan ini. Tapi kau tentu tidak tahu
kalau aku pun bisa menirukan dia." Lu Xiao Feng tersenyum dan meneruskan.
Koleksi Kang Zusi
126 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
"Sekarang, bila aku memandang pada sesuatu, aku tidak hanya melihat dengan
mataku, aku pun akan mencium dengan hidungku!"
"Itulah sebabnya banyak orang yang mengatakan bahwa dia seperti seekor anjing
pemburu!" Nyonya Pertama Gong Sun bergurau.
"Kau sengaja membuat kotak kayu berisi pesan itu dan kemudian sengaja terkena
racun supaya aku pergi seorang diri, itu juga sebuah taktik yang jenius. Tapi
sayangnya lagi, kau lupa sesuatu."
Sekarang, Jin Jiu Ling hanya bisa mendengarkan.
"Meng Wei adalah jenis orang yang kasar luar dan dalam, ia bahkan tidak tahu
Xiao Zhuan, bagaimana mungkin ia bisa mengenali tulisan kuno di kotak itu" Di
samping itu, setelah kau terkena racun, ia tidak tampak cemas, tidakkah kau
merasa hal itu sangat ganjil?"
"Apalagi, ia pun memiliki uang yang terlalu banyak," Nyonya Pertama Gong Sun
menambahkan. "Ia bisa mengumpulkan uang 100.000 tael perak hanya dalam sekejap
mata." "Aku coba berhitung-hitung, dengan upahnya sekarang, jika ia tidak makan apa-
apa, tidak minum apa pun, atau tidak membelanjakan satu sen pun untuk membeli
sesuatu, ia masih perlu waktu kira-kira 50 atau 60 tahun untuk menabung uang
sebanyak 100.000 tael perak!"
"Hehe, kau benar-benar pandai berhitung, ya?" Nyonya Pertama Gong Sun berkata
sambil tersenyum.
"Walaupun begitu, aku masih belum yakin, karena jika Nyonya Xue berkata bahwa
sulaman mawar itu dibuat oleh seorang wanita, maka tentulah itu hasil karya
seorang wanita, maka...."
"Maka apa yang kau lakukan?" Jin Jiu Ling akhirnya tidak bisa mengendalikan
dirinya sendiri dan bertanya.
"Maka aku mengeluarkan kain satin merah itu dan mengamatinya dengan teliti untuk
beberapa lama."
Kain satin merah itu dicuri oleh SiKong ZhaiXing, lalu dibawa ke Biara Masih
Senja oleh Xue Bing, diletakkan di depan patung, tapi akhirnya jatuh juga ke
tangan Lu Xiao Feng.
"Aku mengamatinya selama dua jam penuh sebelum aku akhirnya menemukan
rahasiamu!"
"Apa yang kau temukan?"
"Aku menemukan bahwa pada salah satu kelopak bunga mawar itu benangnya tidak
tersulam dengan rapi seperti pada yang lain. Kelopak bunga itu disulam dalam dua
lapisan, maka jika kau melepaskan benang lapisan pertama, di bawahnya masih ada
satu lapisan lagi!" Ia tersenyum dan meneruskan. "Waktu orang lain melihatmu
sedang menyulam mawar ini, sebenarnya kau hanya membuka sulaman lapisan pertama
saja. Itulah sebabnya, walau sulaman mawar itu hasil karya seorang wanita, tapi
si Bandit Penyulam ternyata seorang laki-laki!"
"Ada lagi?"
"Satu hal lagi, kau seharusnya tidak menculik Xue Bing!"
"Mengapa?" Jin Jiu Ling bertanya untuk keempat kalinya.
"Karena aku kemudian menemukan bahwa baru-baru ini Xue Bing telah menjadi Adik
Ke-delapan Nyonya Pertama Gong Sun. Walaupun Nyonya Pertama Gong Sun adalah si
Bandit Penyulam yang sebenarnya, ia tidak akan pernah mengganggu Adik Ke-
delapan-nya!"
"Bagaimana kau tahu kalau dia adalah Adik Ke-delapan-ku?" Nyonya Pertama Gong
Sun bertanya. "Aku tidak mengerti."
"Karena tangan itu!"
"Tangan apa?" Nyonya Pertama Gong Sun tampak bingung.
"Tangan Sun Zhong!" Lu Xiao Feng menjelaskan. "Xue Bing membacok putus tangan
Koleksi Kang Zusi
127 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
Sun Zhong, tapi tangan itu kemudian muncul lagi di kamar Xue Bing. Tangan itu
jelas tidak mungkin merayap sendiri ke sana, dan selain dari kakak-beradik
Sepatu Merah, tidak ada orang yang akan membawa-bawa tangan orang lain yang
telah dipotong oleh mereka!"
"Jadi waktu kau melihat kantung Adik Ke-tiga yang penuh dengan hidung, kau
teringat pada tangan itu?"
Lu Xiao Feng mengangguk.
"Dia baru saja bergabung dan lupa kalau setiap orang harus membawakan sesuatu
setiap tahunnya," ia meneruskan. "Ketika ia teringat, ia lalu pergi kembali dan
memungut tangan itu. Tapi malang baginya, ia pergi dengan begitu tergesa-gesa
sehingga ia lupa untuk membawanya lagi."
Ia menarik nafas dan meneruskan. "Waktu aku bertanya padanya bagaimana tangan
itu bisa muncul di kamarnya, ia pura-pura tidak tahu kalau aku sedang
membicarakan apa, karena ia tidak ingin aku tahu tentang hubungan antara kalian
dan dia!" "Tapi kau bisa menebaknya!"
"Saat aku mendengarmu berkata 'Adik Ke-delapan tidak akan datang', barulah aku
kemudian tahu bahwa Adik Ke-delapan tentu dia!"
"Alasan-alasan ini semua hanyalah dugaan belaka!" Jin Jiu Ling tiba-tiba
menyeringai. "Alasan-alasan ini semua memang hanya dugaan belaka, tapi bagiku, ini sudah
cukup!" Lu Xiao Feng menjawab.
"Benarkah?"
"Ada cukup banyak alasan, tapi tidak cukup bukti."
"Itu karena kau tidak memiliki satu pun bukti."
"Itulah sebabnya aku harus membuatmu mengakui sendiri semua itu, itulah sebabnya
aku harus melakukan rencana 'pergi menemui ajal dan kembali' ini!"
"Mengapa?"
"Karena aku faham bahwa hanya bila kau tahu kalau rencanamu telah berhasil,
Nyonya Pertama Gong Sun akan mati, barulah kemudian kau akan menceritakan hal
yang sebenarnya di hadapannya. Itulah sebabnya aku sengaja menempatkan dirinya
dalam situasi yang kritis dan membuatmu berfikir bahwa ia pasti akan mati!"
"Rencana ini memang efektif, tapi akulah orangnya yang harus menderita." Nyonya
Pertama Gong Sun memberi komentar sambil tersenyum sedih. "Aku tidak pernah
pergi ke tempat yang begitu terpencil seperti ini dalam hidupku."
"Tapi bagian yang terpenting adalah kami tidak boleh membiarkanmu tahu tentang
hal ini, kami tidak boleh membuatmu curiga kalau kami sebenarnya bersekutu!" Lu
Xiao Feng meneruskan.
"Tapi ada seseorang yang menjadi kaki-tanganmu di antara adik-adikku."
"Karena itu kami terpaksa bersandiwara sedikit di hadapan mereka!"
"Saat ini pun mereka tidak tahu kalau aku pergi karena keinginanku sendiri,
bukan karena aku kalah darimu!"
Lu Xiao Feng tersenyum.
Nyonya Pertama Gong Sun meliriknya.
"Tidak perlu tersenyum. " Ia memperingatkan. "Suatu hari nanti, kita akan
bertanding ulang, tetap tiga babak, untuk menentukan sekali lagi siapa yang
lebih baik, kau atau aku!"
"Tentu saja kau, aku hanya orang tolol."
"Kau memang amat bodoh, aku pun berfikir begitu. Tapi kau masih punya satu sifat
yang baik!"
"Aku punya sifat yang baik?"
"Tentu saja," Nyonya Pertama Gong Sun menjawab dengan main-main. "Kadang-kadang,
entah apa sebabnya, tiba-tiba kau berubah menjadi cerdas!"
Koleksi Kang Zusi
128 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
"Aku sendiri pun sangat bingung!" Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Bukan kau yang bingung, tapi orang lain!" Nyonya Pertama Gong Sun tersenyum dan
melirik Jin Jiu Ling dari sudut matanya. "Contohnya orang ini, dia tentu sedang
bingung memikirkan kenapa kau tiba-tiba menjadi cerdas!"
Lu Xiao Feng tertawa.
Jin Jiu Ling tak tahan untuk tidak menarik nafas panjang-panjang.
"Aku benar-benar meremehkanmu!"
"Mungkin aku...." Lu Xiao Feng hendak menjawab tapi Jin Jiu Ling memotongnya.
"Selama ini aku menganggapmu sebagai seorang sahabat, aku mengira kau orang yang
baik. Tidak kusangka kau ternyata bersekutu dengan si Bandit Penyulam dan
berusaha mengkambing-hitamkan diriku!"
Lu Xiao Feng berhenti tertawa dan ia memandang Jin Jiu Ling dengan kaget,
seolah-olah ia tidak pernah melihat laki-laki ini sebelumnya.
"Sayangnya, tidak perduli dusta apa pun yang kalian katakan tentangku, itu tidak
akan berhasil!" Jin Jiu Ling meneruskan dengan wajah yang kaku. "Aku telah
menjadi abdi masyarakat sejak usia 13 tahun dan selama 30 tahun bekerja tidak
pernah melakukan satu pun hal yang melanggar hukum. Tidak perduli apa pun yang
kalian tuduhkan padaku, tidak ada orang yang akan percaya pada kalian!"
"Tapi kau barusan telah mengaku!"
"Apa yang kuakui?"
Lu Xiao Feng seperti tercekik. Saat ini, ia masih tidak memiliki satu pun bukti.
Tentu saja Jin Jiu Ling pun melihat hal ini.
"Mengapa aku mengaku sebagai si Bandit Penyulam" Siapa yang cukup bodoh untuk
melakukan hal itu" Jika kalian berdua mengatakan itu pada orang lain, mereka
akan tertawa sampai gigi mereka copot!" Ia meneruskan dengan dingin. "Di samping
itu, dari Yang Cheng hingga Nan Hai, setiap pemburu hadiah tahu bahwa Nyonya
Pertama Gong Sun adalah si Bandit Penyulam. Walaupun kalian berdua membunuhku
sekarang, pemerintah tetap akan memburu kalian hingga ke setiap ujung dunia.
Kalian tidak bisa kabur!"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Tampaknya kau menang satu babak lagi." Ia tersenyum murung.
"Kebajikan selalu menang atas kejahatan, jaring-jaring keadilan tidak memiliki
celah, jalan yang benar akan tetap abadi, sebaiknya kalian berdua ikut denganku
ke pengadilan dan menurut saja untuk ditahan."
"Kebajikan selalu menang atas kejahatan, yang benar akan tetap abadi," Lu Xiao
Feng menarik nafas. "Tak disangka kau benar-benar memahami arti kata pepatah
ini." "Tentu saja aku faham."
"Jika begitu, maka kau seharusnya tahu bahwa tidak perduli apa pun tipuan yang
kau lakukan, itu semua tidak berguna!"
"Aku tidak...."
Kali ini giliran Lu Xiao Feng yang memotongnya.
"Kau mengira hanya kami berdua yang mendengarkan percakapan ini?"
Ekspresi wajah Jin Jiu Ling tampak berubah tapi pulih kembali dengan cepat.
"Aku tidak tuli, jika ada orang lain di sekitar sini, mereka tidak bisa
bersembunyi dariku!"
"Aku tahu kalau telingamu amat tajam. Satu-satunya sebab kenapa kau tadi tidak
mengetahui kedatanganku adalah karena kau terlalu senang pada dirimu sendiri.
Malah, jika aku membawa orang-orang dalam jarak 15 m dari sini, mereka tidak
akan dapat bersembunyi darimu!"
Jin Jiu Ling mendengus dengan angkuh.
"Dan kau juga tahu bahwa jika seseorang berada lebih dari 15 m dari sini, maka
tidak mungkin bagi mereka untuk mendengar apa yang kau ucapkan tadi." Tapi Lu
Koleksi Kang Zusi
129 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
Xiao Feng tidak membiarkan Jin Jiu Ling menjawab sebelum meneruskan.
"Sayangnya orang-orang ini berbeda dari orang-orang biasa!"
"Oh?"
"Telinga orang-orang ini bahkan lebih tajam dari telingamu, walaupun kau tidak
bisa mendengar mereka, mereka bisa mendengarmu." Mata Lu Xiao Feng tampak
bersinar-sinar ketika ia meneruskan, sambil menekankan setiap patah katanya.
"Karena mereka semua buta. Telinga orang buta selalu jauh lebih tajam daripada
telinga orang normal!"
Ekspresi wajah Jin Jiu Ling tampak berubah lagi.
Lu Xiao Feng tertawa.
"Kalian bisa keluar sekarang!" Ia berseru.
Di antara suara tawanya, bunyi gemerisik genteng atap bisa terdengar saat tiga
orang wanita berbaju hijau, sambil membimbing tiga orang laki-laki buta,
melompat turun dari atas atap dan berjalan masuk.
Sekilas pandang, ketiga wanita itu tampak serupa. Tapi bila diamati dengan
teliti, orang akan tahu bahwa mereka sedang menyamar. Mereka, tidak lain dan
tidak bukan, adalah tiga sosok bayangan yang melesat keluar dari paviliun saat
babak terakhir pertandingan antara Lu Xiao Feng dan Nyonya Pertama Gong Sun. Di
antara tiga orang laki-laki yang mereka bimbing, yang satu memiliki 3 bekas luka


Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2 Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di wajahnya yang berwarna ungu, yang satu lagi memiliki tulang pipi yang amat
menonjol dan sangat berwibawa, sementara yang terakhir adalah seorang laki-laki
tua yang tampak sakit-sakitan dan mengenakan pakaian sutera yang mewah. Waktu ia
melihat ketiga laki-laki ini, Jin Jiu Ling merasa seluruh tubuhnya menjadi kaku.
Tentu saja ia mengenali tiga orang ini. Ia telah membutakan mereka bertiga,
Chang Man Tian, Jiang Chong Wei, dan Hua Yi Fan.
Wajah Jiang Chong Wei tampak membiru karena murka.
"Aku telah mengenalmu selama berpuluh-puluh tahun, tidak pernah kusangka kalau
kau adalah seorang bajingan yang tidak punya hati!"
"Jaring-jaring keadilan tidak punya celah, jika kau benar-benar memahami
artinya, mengapa kau masih melakukan perbuatan ini?" Chang Man Tian bertanya.
Seluruh tubuh Hua Yi Fan bergetar karena murka. Ia membuka mulutnya untuk
mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa. Sambil memandang orang-orang ini, Jin Jiu
Ling tanpa sadar mulai melangkah mundur, mundur terus ke dinding sebelum jatuh
ke sebuah kursi, tampaknya ia tak mampu untuk berdiri lagi.
"Kau mungkin tidak mengira kalau ketiga tuan ini tiba-tiba akan muncul!" Nyonya
Pertama Gong Sun berkata.
Memang, Jin Jiu Ling tidak pernah bermimpi kalau orang-orang ini akan muncul di
tempat tersebut.
"Di antara saudara-saudaraku, adik ke-empat dan ke-tujuh tidak perlu dicurigai,
Karena itu, aku telah menyuruh mereka, bersama pelayan pribadiku, Lan-er, untuk
berpencar dan mengundang Komandan Jian, Ketua Ekspedisi Chang, dan Tuan Hua
datang ke sini secepat mungkin!"
"Kami telah menduga bahwa mereka bertiga setidaknya akan tiba di sini hari ini,
maka aku pun telah mengatur sebuah pertemuan dengan mereka pagi ini!" Lu Xiao
Feng menyelesaikan.
Salah seorang perempuan yang berbaju hijau tertawa cekikikan: "Lu Xiao Feng
pergi mengejar merpati itu, dan aku pun mengikuti dia. Setelah aku tahu tempat
ini, kami pun membawa mereka ke sini."
Tawanya terdengar seperti denting sebuah lonceng, ia tak lain dan tak bukan
adalah si gadis berbaju merah.
"Tapi kami juga tahu bahwa mata dan telingamu sangat tajam, maka kami tidak
berani mengambil resiko untuk mendekat," wanita berbaju hijau yang satunya lagi
ikut menambahkan. "Apa yang kau katakan, kami tidak mendengarnya. Untunglah
Koleksi Kang Zusi
130 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
mereka bisa mendengar setiap patah katanya!"
Suaranya manis dan lembut, ia tidak lain dan tidak bukan adalah Adik Ke-empat
Nyonya Pertama Gong Sun, OuYang Qing.
Jin Jiu Ling tidak bergerak, juga tidak mengatakan apa-apa. Baru sekarang ia
benar-benar kehilangan kata-kata.
"Kebajikan selalu menang atas kejahatan, yang benar akan selalu abadi," mungkin
baru sekarang ia benar-benar memahami arti kata-kata ini. Si gadis berbaju merah
dan OuYang Qing telah berjalan ke sisi tempat tidur dan membantu Nyonya Pertama
Gong Sun untuk duduk. Tiba-tiba, mereka berdua mengerutkan kening pada saat yang
bersamaan dan mengernyitkan hidung.
Aneh, wajah Nyonya Pertama Gong Sun tampak memerah. Diam-diam ia membisikkan
sesuatu pada mereka. Kedua wanita itu pun mulai tertawa. Si gadis berbaju merah
tak tahan lagi untuk tidak tertawa hingga terbungkuk-bungkuk, ia tertawa begitu
kerasnya sehingga hampir kehabisan nafas. Memang, mereka berhak untuk tertawa,
dan ada sebabnya pula. Hanya orang-orang yang memiliki perasaan percaya diri
yang bisa tertawa, hanya orang-orang yang tidak memiliki perasaan bersalah di
hatinya yang bisa bebas dari perasaan khawatir. Orang yang tidak bisa tertawa
saat ini adalah Jin Jiu Ling.
"Aku tahu kau bukan hanya bisa menyulam bunga, kau pun bisa menyulam orang buta,
dua kali tusuk dan dapat satu orang buta." Chang Man Tian berkata dengan gusar.
"Tapi apa yang bisa kau sulam sekarang?"
"Bahkan jika kau bisa menyulam sepasang sayap sekarang ini, kau tidak akan dapat
kabur dari jaring-jaring hukum!" Jiang Chong Wei memperingatkan.
"Satu-satunya yang bisa ia sulam saat ini adalah sebuah peti mati yang amat
besar sehingga Meng Wei dan Lu Shao Hua pun bisa menemani dia di dalamnya." Si
gadis berbaju merah bergurau sambil tertawa.
"Aku masih harus mengingatkan satu hal padamu," Lu Xiao Feng menambahkan.
"Mungkin sebaiknya kau tidak menunggu mereka berdua datang ke sini bersama
murid-muridmu untuk berusaha menyelamatkanmu!"
Jin Jiu Ling tidak bergerak, juga tidak bicara.
"Saat ini, Meng Wei masih berada di Nan Hai untuk terus memberikan informasi
padamu tentang keberadaanku." Lu Xiao Feng menjelaskan. "Tapi Lu Shao Hua telah
jatuh sakit, sakit yang amat parah!"
"Menurut kabar angin, ia mendapat sebuah penyakit yang aneh!" Gadis berbaju
merah tertawa dan berkata. "Sepasang tangannya yang tamak, selalu meminta uang
pada orang lain itu, tiba-tiba telah lenyap!"
Jin Jiu Ling akhirnya menarik nafas panjang.
"Satu gerakan salah, dan seluruh permainan akan kalah." Ia berkata. "Tidak
kukira aku, Jin Jiu Ling, akan mengalami hari seperti ini!"
Jiang Chong Wei pun menarik nafas.
"Sebenarnya, aku tahu kau akan berakhir seperti ini. Kau terlalu suka
menghabiskan uang, terlalu berlebih-lebihan dalam menikmati hidup!"
"Orang lain mengira kau tidak perlu mengeluarkan uang untuk wanita, tapi hanya
aku yang tahu bahwa bagi seorang wanita sepertiku, hanya ada uang dan tidak yang
lain." OuYang Qing berkata. "Bahkan jika kau adalah reinkarnasi dari Fan An atau
Song Yu, kau tetap harus punya uang untuk masuk."
Lu Xiao Feng tertawa sendiri. Ia tahu bahwa perempuan ini mengatakan hal yang
sebenarnya. "Tapi kau adalah kekecualian," OuYang Qing meliriknya dengan gusar sebelum
berucap. "Kau satu-satunya kekecualian di dunia ini!"
"Oh?"
"Karena kau bukan laki-laki, kau bukan apa-apa selain seorang bajingan beralis
empat!" Ekspresi wajah OuYang Qing tampak ditekuk saat ia menjelaskan dengan
Koleksi Kang Zusi
131 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
dingin. Lu Xiao Feng menarik nafas. Orang memang tidak boleh berbuat salah pada seorang
wanita seperti OuYang Qing. Jika kau menyalahinya sekali saja, ia akan
mengingatnya seumur hidupnya.
"Hanya ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu!" Nyonya Pertama Gong Sun tiba-
tiba bertanya. "Kau bertanya padaku?" Jin Jiu Ling menoleh ke arahnya.
Nyonya Pertama Gong Sun mengangguk.
"Lebih baik kau beritahu aku sekarang, di mana Xue Bing berada?"
Jin Jiu Ling tiba-tiba tertawa kecil, tapi tidak menjawab.
"Kau hendak menggunakan dia untuk mengancam kami?" Nyonya Pertama Gong Sun
menjadi marah. "Kau tidak tahu apa yang akan kulakukan padamu?"
Jin Jiu Ling tidak memperdulikannya dan malah berpaling pada Lu Xiao Feng.
"Ilmu pedang Majikan Benteng Awan Putih tidak ada bandingannya, tapi ia tidak
henti-hentinya memujimu, menyebutmu sebagai seorang jenius kungfu yang telah
mencapai tingkatan yang tidak pernah ia temui sebelumnya dalam hidupnya."
Ketika ia bicara dengan lambat-lambat, Lu Xiao Feng mendengarkan dalam diam,
tahu bahwa ia akan tiba pada maksud ucapannya itu.
"Nyonya Pertama Gong Sun, dengan segala samaran, perubahan dan tipuannya, dengan
ilmu pedang dan pitanya yang terbaik di dunia, masih tetap kalah darimu!"
"Berhenti menjilat-jilat dia, itu tidak ada gunanya lagi!" Nyonya Pertama Gong
Sun mendengus dengan dingin.
Tapi Jin Jiu Ling tetap tidak menghiraukannya dan terus menatap Lu Xiao Feng.
"Kakak seperguruanku, Labu Pahit, biasanya tidak begitu perduli pada siapa pun
di dunia ini, tapi ia memperlakukanmu secara berbeda. Karena ia percaya bahwa
jepitan kedua jarimu adalah ilmu yang tidak ada tandingannya."
Lu Xiao Feng diam-diam menarik nafas. Tiba-tiba ia berfikir, bagaimana perasaan
Hwesio Labu Pahit bila tahu bahwa satu-satunya adik seperguruannya akan berakhir
seperti ini. "Huo Xiu, Huo TianQing, Yan TieShan, mereka semua adalah jago-jago di dunia ini,
tapi mereka semua kalah di tanganmu. Jelas bahwa jika pun kau bukan jago kungfu
terbaik di dunia, kau tidak jauh dari itu." Jin Jiu Ling menarik nafas lagi
sebelum meneruskan. "Tapi aku tidak lebih dari seorang pemburu hadiah biasa di
dalam organisasi Enam Pintu. Orang sepertiku tidak berharga sepeser pun di mata
jago-jago dunia persilatan!"
"Apa yang hendak kau katakan?" Lu Xiao Feng akhirnya bertanya.
"Aku hanya ingin berduel dengan seorang jago kungfu sepertimu, untuk melihat
siapa yang sebenarnya lebih baik!" Jin Jiu Ling menjawab terus terang.
"Kau adalah seorang penjahat yang telah tertangkap," Nyonya Pertama Gong Sun
menjawab sambil menyeringai. "Dari mana kau mendapat hak untuk meminta duel?"
Jin Jiu Ling bahkan tidak melirik ke arahnya.
"Jika aku kalah, aku bukan hanya akan menyerahkan diri, aku pun akan segera
memberitahumu di mana Xue Bing berada!"
Mata Lu Xiao Feng tampak berkedip-kedip, jelas ia tergoda oleh tawaran itu.
"Tapi bagaimana jika kau kalah?" Jin Jiu Ling bertanya.
"Apa usulmu?"
"Walaupun kau bersedia melepaskan dia, aku tidak!" Nyonya Pertama Gong Sun
memprotes keras.
Tapi Jin Jiu Ling bahkan tampaknya tidak mendengarkan dia.
"Jika kau kebetulan kalah dariku, aku hanya meminta satu hal. Aku hanya meminta
agar kau mau melindungi reputasiku dan tidak membocorkan urusan ini. Kurasa,
dengan memandang kakak seperguruanku, hal itu tidak terlalu sukar bagimu!"
Lu Xiao Feng tidak menjawab dengan segera. Ia malah berjalan dengan perlahan-
Koleksi Kang Zusi
132 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
lahan ke arah jendela dan membukanya. Sinar matahari terbenam tampak mewarnai
angkasa, hari sudah senja.
"Jangan tertipu olehnya," Chang Man Tian tiba-tiba memperingatkan. "Orang ini
licik seperti rubah, ia tentu memiliki sebuah tipuan lain di balik lengan
bajunya!" "Tingkatan kungfunya jauh lebih tinggi daripada yang kukira." Jiang Chong Wei
memberi komentar.
"Aku telah mencari nafkah di dunia persilatan sejak kecil, telah bertarung dalam
ratusan dan ribuan perkelahian, menderita puluhan luka." Chang Man Tian berkata.
"Kungfuku mungkin tidak hebat, tapi aku punya pengalaman yang lebih dari cukup.
Tapi aku bahkan tidak tahu seberapa tinggi ilmunya, aku bahkan tidak mampu
bertahan satu jurus pun melawannya!"
Hua Yi Fan tiba-tiba menarik nafas juga.
"Memang, ilmu kungfu orang ini hampir tidak terukur. Dulu aku pernah beruji coba
lagi dengan Tosu Kayu dan Pertapa Cemara Kuno. Tapi dari apa yang aku lihat,
ilmu kungfunya malah lebih tinggi daripada mereka!"
Lu Xiao Feng tampaknya tidak mendengarkan sepatah kata pun yang mereka ucapkan.
Di angkasa yang penuh dengan sinar senja, sebaris angsa liar tampak terbang
lewat. "Musim panas sudah hampir berakhir, dalam sekejap saja sudah tiba musim gugur."
Lu Xiao Feng bergumam pada dirinya sendiri. "Waktu berlalu begitu cepatnya...
begitu cepatnya...."
Jin Jiu Ling pun menarik nafas.
"Waktu memang seperti air di sungai, sekali pergi ia tidak akan pernah kembali.
Bila teringat kembali saat pertama kali kita bertemu, itu sudah hampir 10 tahun
yang lalu, tapi berapa puluh tahunkah usia kehidupan kita?"
"Nyonya Pertama Gong Sun belum sepenuhnya pulih. Karena kami khawatir kalau kau
mengetahui rencana kami, maka dia pun mengambil obat bius yang asli!"
"Aku tahu obat itu tidak palsu!"
"Saat ini, ia mungkin hanya memiliki setengah dari kekuatan dan kemampuan
bertarungnya. Ditambah dengan Adik Ke-empat dan Ke-tujuh dan aku, tidak mungkin
kau bisa kabur, betapa pun hebatnya dirimu!"
"Aku tahu!"
"Tapi jika aku benar-benar berduel denganmu dan kalah darimu, walaupun aku tetap
hidup, aku tentu akan terluka!" Lu Xiao Feng menarik nafas. "Di samping itu, kau
tahu benar bagaimana sikapku jika aku benar-benar setuju untuk berduel denganmu.
Jika kalah, aku tidak akan menyerangmu lagi, tak perduli apa pun yang terjadi!"
"Aku selalu tahu bahwa walaupun kau bukan seorang laki-laki sejati, kau tetaplah
seorang laki-laki yang sesungguhnya!"
"Itulah sebabnya, jika aku kalah, mereka mungkin tidak akan mampu
menghentikanmu. Jika kau lolos dari sini hari ini, sangat mungkin kau tidak akan
pernah tertangkap lagi dan bisa menghilang selamanya!"
"Jika kau tahu apa maksudnya, mengapa kau terus bicara omong kosong dengannya"
Apakah kau benar-benar tolol?" OuYang Qing terpaksa memotong.
Lu Xiao Feng tiba-tiba tertawa kecil.
"Aku bukan bicara omong kosong!"
"Lalu apa?" OuYang Qing mendengus.
"Aku hanya ingin memberitahu dia bahwa karena aku tidak boleh kalah darinya,
maka jika aku setuju untuk berduel, ini berarti bahwa aku yakin akan menang!"
"Kau setuju untuk berduel?" Ekspresi wajah OuYang Qing tampak berubah secara
dramatis. "Jika aku tidak setuju untuk berduel, maka bukankah semua yang kukatakan tadi
menjadi omong kosong belaka?" Lu Xiao Feng menjawab dengan acuh tak acuh.
Koleksi Kang Zusi
133 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
Jin Jiu Ling melompat bangkit dari kursinya.
"Bagus! Lu Xiao Feng memang Lu Xiao Feng!"
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Dan lagi, aku mendengar kalimat itu!"
"Di mana kau mengusulkan untuk melangsungkan duel ini?" Jin Jiu Ling bertanya.
"Di sini!"
"Di sini" Di dalam ruangan ini?"
"Tidak ada tempat seperti tempat ini, aku tidak ingin memberimu kesempatan yang
lebih besar untuk melarikan diri!"
Jin Jiu Ling mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Bagus, bagus sekali!"
Tiba-tiba ia seperti mendapatkan kembali tenaganya, ia seolah-olah telah berubah
menjadi seseorang yang benar-benar berbeda.
"Apa yang akan kau gunakan sebagai senjata?" Lu Xiao Feng bertanya.
"Tentu saja sesuatu yang tidak bisa kau jepit dengan jari-jarimu itu!" Jin Jiu
Ling bergurau. "Kau telah membuat persiapan?"
"Aku selalu membawa senjata ini, seakan-akan aku tahu bahwa suatu hari nanti aku
akan bertarung denganmu!"
Di sudut ruangan itu ada sebuah lemari. Jin Jiu Ling berjalan menghampiri dan
membukanya. Aneh, di dalam lemari itu ada sebuah tombak, sebatang golok, dua
buah pedang, sepasang kaitan, sepasang martil, sebuah cambuk, sebuah kapak,
sebuah tombak berkait, dan sebuah toya besi yang amat ganjil, seperti cambuk,
tapi juga seperti gada. Lemari ini jelas merupakan tempat penyimpanan senjata.
Lu Xiao Feng menarik nafas.
"Tampaknya kau benar-benar telah bersiap untuk sesuatu, kapan saja, di mana
saja!" "Aku orang yang amat berhati-hati, aku tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak
aku yakini!" Jin Jiu Ling tersenyum.
"Kau tidak melakukan duel yang tidak kau yakini bisa dimenangkan?"
"Aku belum pernah kalah satu kali pun di dalam hidupku!" Jin Jiu Ling menjawab
dengan acuh tak acuh. Ini bukan sebuah dusta.
"Tapi aku juga tahu bahwa kau pun belum pernah kalah seumur hidupmu!" Jin Jiu
Ling berkata sambil menatap Lu Xiao Feng.
"Selalu ada yang pertama untuk apa saja!" Lu Xiao Feng tersenyum.
"Bagus!" Jin Jiu Ling setuju, ia mengulurkan tangan dan mengambil senjata
pilihannya, ia memilih toya besar yang bobotnya paling sedikit 70 kg itu.
Ekspresi wajah Nyonya Pertama Gong Sun tampak berubah secara dramatis.
"Kalian semua pergi ke luar, tunggu di luar dan jagalah pintu dan jendela!" Ia
memberi perintah dengan nada serius.
"Kalian semua" tentu saja adik-adiknya serta Chang Man Tian, Jiang Chong Wei,
dan Hua Yi Fan. Ia tahu kekuatan seperti apa yang dimiliki toya itu. Ruangan ini
mungkin tidak kecil, tapi juga tidak terlalu besar. Sekali senjata ini
digunakan, siapa pun atau apa pun yang ada di ruangan itu bisa hancur berkeping-
keping setiap saat!


Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2 Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bahkan Lu Xiao Feng pun merasa agak terkejut. Semula diperkirakan senjata orang
ini adalah sebatang jarum jahit yang ringan seperti bulu, tapi tiba-tiba malah
berubah menjadi toya yang beratnya hampir 100 kg ini. Mungkinkah kungfunya telah
mencapai taraf di mana ia bisa menggunakan senjata berat maupun ringan dengan
sama mudahnya"
"Apa yang akan kau gunakan sebagai senjatamu?" Jin Jiu Ling bertanya.
Lu Xiao Feng memikirkannya sebentar. Tiba-tiba ia melihat bahwa di sudut lemari
itu adalah sekantung jarum jahit. Maka ia memilih sebatang jarum jahit!
Jin Jiu Ling tertawa terbahak-bahak.
Koleksi Kang Zusi
134 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
"Barang bagus! Aku menggunakan toya besi raksasa ini, sementara kau menggunakan
jarum jahit itu. Jika orang lain melihat ini, mereka tentu akan mengira bahwa
kaulah si Bandit Penyulam yang sebenarnya!"
"Aku mungkin bukan si Bandit Penyulam, tapi aku masih bisa menjahit!" Lu Xiao
Feng menjawab dengan santai.
"Tapi bisakah kau menyulam orang buta?" Mata Jin Jiu Ling tampak berkerlap-
kerlip. "Tidak!" Mata Lu Xiao Feng mulai bersinar-sinar seperti pedang dan ia menekankan
setiap patah katanya. "Cuma orang mati!"
Nyonya Pertama Gong Sun tidak meninggalkan ruangan itu. Ia malah berdiri dalam
bisu di sudut ruangan. Wajahnya tidak menampilkan emosi, tapi di dalam hatinya
ia tersiksa oleh perasaan khawatir. Ruangan ini terlalu kecil dan senjata
pilihan Jin Jiu Ling membawa kekuatan yang terlalu besar. Sekali ia memulai
serangannya, Lu Xiao Feng bahkan mungkin tidak memiliki ruangan untuk
menghindar! Toya itu panjangnya kira-kira 1,5 m, jarum jahit itu hanya sekitar 3 cm. Senjata
yang mereka ambil benar-benar berbeda, yang satu mengandalkan kekuatan, yang
satunya lagi mengandalkan kecepatan. Yang satu berat luar biasa, yang lainnya
ringan luar biasa. Kelembutan mungkin bisa mengatasi kekerasan, tapi kecepatan
tidak bisa mengalahkan kekuatan, dan yang ringan hampir tidak mungkin mampu
melawan yang berat! Dinilai dari senjata, Lu Xiao Feng jelas berada pada posisi
yang tidak menguntungkan.
"Bisakah kau tinggalkan ruangan ini juga?" Jin Jiu Ling tiba-tiba mengajukan
sebuah permintaan.
"Kau takut kalau aku menyerangmu dari belakang?" Nyonya Pertama Gong Sun
mengejek. "Aku tahu kau bukan jenis orang yang mau berbuat seperti itu," Jin Jiu Ling
tersenyum. "Tapi keberadaanmu di dalam ruangan ini masih merupakan ancaman
bagiku!" Nyonya Pertama Gong Sun bimbang dan melirik Lu Xiao Feng dari sudut matanya.
Nyonya Pertama Gong Sun menarik nafas dan akhirnya meninggalkan ruangan itu,
tapi sebelumnya ia masih sempat menoleh dan berseru: "Aku hampir pulih 80 %.
Walaupun kau kalah, ia tetap tidak akan bisa kabur!"
Lu Xiao Feng tertawa kecil.
"Jangan khawatir, aku tidak bermaksud membiarkan dia kabur!"
Jin Jiu Ling tersenyum.
"Ruangan ini adalah tanah kematian, aku pun sedang memikirkan pepatah 'hampir
menemui ajal dan kembali' itu!"
Sebelum ia selesai bicara, toya di tangannya telah mulai bergerak!
Bobot sesungguhnya toya itu adalah 87 kg. Di tangannya, sebuah toya seberat 87
kg tampak seringan bulu. Gerakan yang ia gunakan pun cepat, tangkas dan gesit,
persis seperti orang yang menggunakan sebatang jarum jahit. Gerakan pertama ini
saja sudah mengandung 6 atau 7 macam perubahan yang berbeda, tapi toya itu sama
sekali tidak menimbulkan suara ketika diayunkan di udara. Lu Xiao Feng sampai
menarik nafas. Baru sekarang ia tahu bahwa Jin Jiu Ling adalah orang yang suka menyembunyikan
kemampuannya dan bahwa ilmu kungfunya benar-benar tidak terukur. Baru sekarang
ia percaya bahwa Tosu Kayu, Pertapa Cemara Kuno, Hwesio Labu Pahit, dan yang
lainnya memang bukan tandingannya. Otaknya berputar cepat, gerak-geriknya bahkan
lebih cepat lagi. Ia mundur ke belakang dengan cepat dan ringan dan menusukkan
jarumnya dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
"Pshhhhh!" Ujung jarum itu menusuk udara seperti sebatang anak panah yang lepas
dari busurnya! Jarum itu mungkin seringan bulu, tapi di tangannya, benda itu seakan-akan
mencapai bobot 1 ton. Jurusnya keras, keji, dan membawa tekanan, persis seperti
Koleksi Kang Zusi
135 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
orang yang menggunakan toya. Dalam sekejap mata, kedua orang itu telah bertarung
sebanyak 10 jurus. Senjata yang berat dan kuat itu malah digunakan dengan jurus-
jurus yang cepat dan gesit! Senjata yang ringan dan lemah malah digunakan dengan
jurus-jurus yang keras dan membawa tekanan besar!
Adegan pertarungan ini bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan oleh siapa pun.
Wajah Jiang Chong Wei, Chang Man Tian, dan Hua Yi Fan telah dipenuhi oleh
ekspresi takjub. Walaupun mereka tidak bisa melihat, mereka masih bisa
mendengarnya. Hanya ada suara jarum menusuk udara yang terdengar dari ruangan itu, tapi tak
terdengar sedikit pun suara toya yang besar itu. Walaupun mereka semua adalah
jago-jago yang berpengalaman, tidak seorang pun dari mereka yang bisa
membayangkan mengapa hal itu terjadi. Yang terdengar hanyalah suara "psss,
psshhh" yang terus-menerus dari jarum jahit yang menusuk udara dengan semakin
cepat dan cepat tapi juga terus bergerak, suatu saat di kiri, lalu di kanan,
jauh lebih cepat daripada lalat mana pun, apalagi manusia biasa.
Hua Yi Fan menarik nafas.
"Tak heran Tosu Kayu selalu mengatakan bahwa Lu Xiao Feng adalah seorang jenius
langka yang hanya muncul sekali dalam beberapa generasi. Ucapannya itu tidak
berlebih-lebihan!"
"Tapi Jin Jiu Ling lebih menakutkan lagi!" Chang Man Tian menjawab dengan
ekspresi wajah yang suram.
"Oh?"
"Gerakan Lu Xiao Feng memang merupakan serangan-serangan yang cepat dan membawa
tekanan berat, tapi toya Jin Jiu Ling yang amat besar ternyata tidak terdengar
sedikit pun suaranya walaupun digunakan untuk melawannya. Bukankah itu lebih
mengerikan?"
Ia tahu bahwa Jin Jiu Ling menggunakan toya karena barusan ia telah bertanya
pada OuYang Qing. Pengalamannya dalam pertarungan adalah sesuatu yang tidak bisa
ditandingi oleh Hua Yi Fan yang terhormat, karena itu analisanya jauh lebih
akurat daripada Hua Yi Fan.
Hua Yi Fan berfikir selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab: "Aku sudah
lama mendengar bahwa pengalaman Ketua Chang dalam pertarungan dan perkelahian
adalah sesuatu yang langka. Tampaknya hal ini pun tidak dilebih-lebihkan!"
"Wuum!" Baru saja ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba terdengar suara deruan
seperti seekor naga yang melesat keluar dari balik awan.
"Jin Jiu Ling merubah taktiknya!" Ekspresi wajah Chang Man Tian berubah secara
dramatis. Jurus-jurus dan teknik Jin Jiu Ling memang berubah menjadi cepat dan ganas,
keras dan menekan, gaya yang tidak mau mengalah! Ruangan itu tiba-tiba dipenuhi
oleh deru angin yang ditimbulkan oleh toya, hampir tidak ada ruang yang tersisa
bagi orang lain untuk bertahan.
Ekspresi wajah Jiang Chong Wei pun tampak berubah.
"Mungkinkah ia selama ini hanya menguji Lu Xiao Feng dan baru sekarang
menggunakan kekuatan penuh?" Ia bertanya.
"Tapi Lu Xiao Feng pun tidak mau mundur!" Chang Man Tian menilai.
"Mengapa kau berkata begitu?" Jiang Chong Wei bertanya.
"Jin Jiu Ling menggunakan toyanya dengan tenaga dan kekuatan penuh. Jika itu
orang lain, saat ini dia tentu telah dipaksa keluar dari ruangan itu. Tapi kita
tidak mendengar apa-apa dari Lu Xiao Feng, jelas ia masih bisa bertahan dan
sedang menunggu kesempatan untuk menyerang!"
OuYang Qing memandang padanya dengan penuh kekaguman. Orang buta ini bisa
melihat sesuatu dengan lebih akurat daripada orang lain yang bisa melihat dengan
mata kepalanya sendiri! Lu Xiao Feng memang masih mampu bertahan. Seluruh
Koleksi Kang Zusi
136 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
tubuhnya seperti telah berubah menjadi sesuatu yang tidak berwujud dan tidak
berbentuk, seolah-olah ia bisa berputar dan berbalik arah sekehendak hatinya.
Tidak perduli bagaimana pun toya Jin Jiu Ling menyerangnya, ia selalu bisa
menghindar dengan mudah.
Ada saat-saat tertentu di mana toya itu telah menyudutkannya ke sebuah situasi
yang gawat, tapi tiba-tiba dengan sebuah putaran tubuhnya, ia mampu menghindari
semua bahaya. Wajah Nyonya Pertama Gong Sun semula penuh dengan perasaan cemas,
tapi sekarang ia akhirnya bisa menarik nafas lega.
Chang Man Tian pun tiba-tiba menarik nafas.
"Tadinya aku mengira Lu Xiao Feng bukanlah tandingannya, tapi sekarang Jin Jiu
Ling tidak punya kesempatan untuk menang!"
"Mengapa kau berkata begitu?" Jiang Chong Wei bertanya lagi.
"Jin Jiu Ling sekarang menggunakan jurus-jurus yang keras dan kuat, tapi tenaga
pasti habis, kekerasan tidak akan kekal, ia pasti lebih cepat lelah daripada Lu
Xiao Feng!" Wajahnya bersinar-sinar ketika ia meneruskan ucapannya. "Bila ia
tidak bisa lagi mengendalikan toyanya seperti yang ia inginkan, ia akan mulai
menghancurkan ruangan itu. Itu berarti tenaganya sudah hampir habis. Itulah
saatnya Lu Xiao Feng bisa memulai serangan baliknya!"
Saat itu, sebuah suara yang keras bisa terdengar dari dalam ruangan tersebut,
lalu diikuti oleh bunyi benda-benda lain yang hancur secara berturut-turut.
"Ia telah menghancurkan meja!" OuYang Qing berseru.
"Bum!"
"Sekarang ia pun telah menghancurkan tempat tidur itu!" si gadis berbaju merah
berkata. Sebuah senyuman muncul di wajah Chang Man Tian.
"Tampaknya kau akan segera mendapatkan kembali koleksi lukisan dan kaligrafi-mu
itu!" Wajah Hua Yi Fan pun tampak riang gembira.
"Jangan lupakan uang perakmu!"
"Kabuum!" Sebuah letusan yang menggetarkan bumi terasa mengguncangkan mereka
semua pada saat itu.
Kening Jin Jiu Ling telah dipenuhi oleh keringat dan kecepatan ayunan toyanya
mulai melambat. Ia juga tahu bahwa Lu Xiao Feng akan segera balas menyerang.
Ia maju dua langkah ke depan dan mengayunkan toya itu. Lu Xiao Feng mundur dua
langkah dan bermaksud menggunakan langkah itu sebagai batu loncatan untuk
menyerang. Tapi tak terduga, Jin Jiu Ling tiba-tiba melepaskan genggamannya pada
toya itu, dan toya itu pun meluncur dan mengaung seperti angin ribut, terbang ke
arah Lu Xiao Feng.
Tidak seorang pun di dunia ini yang bisa menahan tenaga lemparan itu secara
langsung. Yang bisa dilakukan Lu Xiao Feng hanyalah berusaha menghindar dengan
cepat. "Kabuum!" Bumi terasa bergetar saat toya itu membentur dan membentuk sebuah
lubang yang amat besar di dinding ruangan tersebut. Kekuatan toya itu masih
belum habis karena toya itu masih terus melayang ke depan. Jin Jiu Ling meminjam
reaksi tenaga lemparan itu pada tubuhnya, mengikuti toya itu menembus lubang di
dinding! Bahkan Lu Xiao Feng pun terperanjat melihat gerakan ini. Ia hanya bisa
melihat bayangan seseorang melesat di depan matanya dan Jin Jiu Ling telah
menghilang. "Bang!" Toya itu membentur tembok yang mengelilingi halaman dan jatuh ke tanah,
tapi Jin Jiu Ling telah melompat ke atas tembok. Nyonya Pertama Gong Sun hampir
panik dan ia hendak memburunya ketika tiba-tiba sebuah bayangan lain melintas di
depannya: Lu Xiao Feng.
"Kecepatan yang begitu luar biasa!" Chang Man Tian menarik nafas tak percaya.
Koleksi Kang Zusi
137 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
Nyonya Pertama Gong Sun pun menarik nafas.
"Jika bukan karena aku masih belum pulih seluruhnya, kau pun bisa mendengarkan
kecepatanku!" Ia berkata dengan sebuah senyuman agak kecewa.
Ia tidak memburu Jin Jiu Ling lagi. Dengan adanya Lu Xiao Feng, tentu ia tidak
perlu ikut. "Jangan khawatir, Nyonya Pertama, tenaga Jin Jiu Ling telah hampir habis, dan
ilmu meringankan tubuhnya pun bukan tandingan Lu Xiao Feng, ia tidak bisa
kabur!" Chang Man Tian menjawab.
Nyonya Pertama Gong Sun akhirnya tersenyum.
"Memang, tidak banyak orang yang bisa menandingi ilmu meringankan tubuh Lu Xiao
Feng!" ______________________________
Sekarang Jin Jiu Ling juga faham bahwa ilmu meringankan tubuh Lu Xiao Feng jauh
lebih menakutkan daripada yang pernah ia bayangkan. Ia telah selangkah lebih
dulu karena memanfaatkan efek kejutan tadi, tapi dalam 7 atau 8 lompatan, Lu
Xiao Feng sudah hampir menyusulnya.
Jarak di antara mereka awalnya adalah lebih dari 30 m, tapi sekarang tidak lebih
dari 15 m. Jarak itu bisa saja berkurang hanya dalam satu lompatan lagi. Hal
yang aneh adalah Jin Jiu Ling tampaknya tidak terlalu cemas. Di depannya
terbentang sebuah hutan kecil, di dalamnya ada beberapa pondok dan paviliun
serta bunga-bunga dan semak belukar.
"Lu Xiao Feng adalah si Bandit Penyulam! Seseorang tolong cegat dia, cepat!" Jin
Jiu Ling tiba-tiba berseru.
Seruan itu belum benar-benar hilang ketika 4 sosok bayangan melayang keluar dari
dalam paviliun, mereka tidak lain dan tidak bukan adalah Nyonya Ke-dua, Nyonya
Ke-tiga, si nikouw berjubah hijau, dan Jiang Qing Xia. Mereka berempat melesat
seperti burung walet dengan si nikouw berjubah hijau dan Nyonya Ke-tiga berada
di depan. "Wuut!" Cambuk di tangan Nyonya Ke-tiga telah membelit kaki Lu Xiao Feng.
Lu Xiao Feng begitu memusatkan perhatiannya pada pengejaran Jin Jiu Ling
sehingga ia tidak mampu menghindari serangan itu. Nyonya Ke-tiga menyentakkan
cambuk itu dan ia hampir saja terjatuh.
Sekarang Jin Jiu Ling telah menjauh 20 m lagi, ia sudah hampir lolos. Pedang si
nikouw berjubah hijau memantulkan sinar dingin saat menyerang ke arah dada Lu
Xiao Feng. Lu Xiao Feng tiba-tiba mengulurkan dua buah jarinya dan menjepit pedang itu. Si
nikouw berjubah hijau tiba-tiba merasa pergelangan tangannya kesemutan dan
pedang itu pun terlepas.
Dengan pedang di antara jari-jarinya, Lu Xiao Feng tiba-tiba melontarkan pedang
itu. Tidak seorang pun bisa menguraikan kecepatan dan tenaga lontaran itu!
Tidak seorang pun bisa membayangkannya! Tidak seorang pun yang akan percaya!
Bahkan istilah "kecepatan kilat" pun tidak bisa menggambarkan sepersejuta saja
dari kecepatan pedang ini!
Pedang itu melesat seperti cahaya. Segera setelah kau menyalakan lampu,
cahayanya tentu telah mencapai setiap sudut ruangan.
Pedang itu lepas dari tangannya, sebuah cahaya terlihat, dan pedang itu pun
telah menusuk punggung Jin Jiu Ling hingga ke jantung!
Jin Jiu Ling tiba-tiba mendengar sebuah suara yang benar-benar aneh, suara yang
belum pernah didengarnya.
Baru kemudian ia merasakan sebuah gelombang perasaan sakit menembus jantungnya,
perasaan sakit seperti jantungnya telah hancur.
Ia memandang ke bawah, dan segera melihat semburan darah muncrat dari
jantungnya. Setelah semburan darah, barulah ia akhirnya melihat pedang yang
telah Koleksi Kang Zusi
138 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
menembus dadanya itu.
Waktu ia melihat pedang itu, ia telah roboh! Tapi ia belum mati! Serangan itu
terlalu cepat, bahkan lebih cepat daripada kematian!
Ia masih bisa melihat Lu Xiao Feng melayang ke arahnya - Cambuk Nyonya Ke-tiga
telah dipotong dua oleh jari-jari Lu Xiao Feng.
Lu Xiao Feng memapahnya dan membantunya duduk.
"Xue Bing! Di mana dia?" Ia berseru.
Jin Jiu Ling balas menatap matanya, menatapnya dengan sinar tawa yang unik
tetapi keji di matanya.
"Aku akan melihatnya sekarang," ia berbisik. "Tapi kau harus menunggu lama
sebelum kau bisa melihatnya. Lama sekali...."


Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2 Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Suaranya tiba-tiba berhenti, jantungnya pun tiba-tiba berhenti juga.
Matanya masih mengandung tawa yang keji dan jahat itu, seolah-olah ia baru
melihat Xue Bing....
Epilog Lu Xiao Feng sedang mabuk. Karena ia butuh. Ia harus.
"Aku akan melihatnya sekarang. Tapi kau harus menunggu lama sebelum bisa
melihatnya. Lama sekali...."
Ia faham apa maksud ucapan Jin Jiu Ling itu, bagaimana mungkin ia jadi tidak
ingin mabuk" Walaupun ia luar biasa mabuk, ia tidak tidur, tapi masih
mendengarkan penjelasan Nyonya Pertama Gong Sun pada adik-adiknya!
"Lu Xiao Feng bukan orang tolol. Sejak semula aku tahu kalau dia bukan orang
tolol, aku percaya bahwa dia tentu telah melihat rencana-rencana jahat Jin Jiu
Ling!" "Tapi aku tidak yakin!"
"Walaupun aku tidak yakin, aku tetap harus membuka kedok Jin Jiu Ling, tidak
seorang pun boleh berbuat seperti itu padaku!"
"Dan aku harus menemukan siapa kaki tangannya. Aku tidak bisa membiarkan orang
seperti ini berada di antara saudara-saudaraku, persis seperti aku tidak bisa
membiarkan sebutir pasir pun tertinggal di mataku."
"Maka aku sengaja membawa Lu Xiao Feng ke tempat pertemuan kita, karena aku
berharap bisa menemukan kesempatan untuk memberitahunya apa yang aku fikirkan
dan berharap bahwa kami berdua bisa bekerja sama untuk menangkap si Bandit
Penyulam yang sebenarnya."
"Tapi aku tidak bisa keluar begitu saja dan mengatakannya, karena aku tahu salah
satu dari kalian adalah kaki tangan Jin Jiu Ling!"
"Aku sedang kesulitan menemukan kesempatan waktu Lu Xiao Feng malah memberiku
kesempatan itu!"
"Ia ingin beradu minum denganku."
"Aku tiba-tiba menyadari apa yang ia inginkan, maka aku segera menyetujuinya!"
"Saat hampir mabuk, dia mendapat kesempatan dan membisikkan dua kalimat padaku.
Apakah ada di antara kalian yang melihat itu?"
"Ia berkata: 'Ikuti aku, aku tahu kau bukan si Bandit Penyulam!'"
"Maka aku pergi bersamanya!"
"Tapi untuk menjaga hal ini dari mata-mata, kami harus tetap bersandiwara. Maka
kami bertanding dua babak lagi!"
"Waktu babak terakhir dimulai, diam-diam aku memberi isyarat pada Adik Ke-empat
dan Adik Ke-tujuh untuk ikut masuk bersamaku, karena aku tahu hanya mereka
berdua yang pasti tidak bersalah. Karena hanya mereka berdua yang masih
perawan!" OuYang Qing, si pelacur yang hidup di rumah bordil, adalah seorang perawan"
Bahkan Lu Xiao Feng pun terpaksa mengangkat kepalanya dan memandangnya dengan
heran dan terkejut sebelum menundukkan kepalanya lagi dengan cepat.
Nyonya Pertama Gong Sun meneruskan.
Koleksi Kang Zusi
139 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
"Aku menyuruh mereka, serta Lan-Er, untuk segera berpencar dan pergi mencari
Jiang Chong Wei, Hua Yi Fan dan Chang Man Tian!"
"Mata-mata itu tentu mengira bahwa aku sedang berusaha memancing Lu Xiao Feng
pergi dan tidak curiga kalau ada sesuatu yang aneh!"
"Setelah aku pergi bersama Lu Xiao Feng, kami segera mencari sebuah tempat yang
sunyi untuk berdiskusi dan membandingkan apa yang kami curigai dan apa yang kami
ketahui!" "Saat itulah kami memutuskan untuk menjalankan rencana 'hampir menemui ajal dan
kembali' itu!"
Semua orang terdiam, tidak ada yang bicara.
"Terakhir, waktu Jin Jiu Ling berusaha melarikan diri, jelas dia sudah tahu
bahwa kalian telah tiba di Yang Cheng, itulah sebabnya ia mengambil rute itu."
Hutan kecil itu adalah tempat pertemuan mereka di Yang Cheng.
Mata Nyonya Pertama Gong Sun tampak seperti sepasang pedang yang menusuk saat ia
mengamati wajah-wajah Nyonya Ke-dua, Nyonya Ke-tiga, si nikouw berjubah hijau,
dan Jiang Qing Xia.
"Jadi mata-mata itu pasti berada di antara kalian berempat!" Ia meneruskan
dengan dingin. Wajah Nyonya Ke-dua dan Nyonya Ke-tiga tidak memperlihatkan emosi sedikit pun,
tapi wajah Jiang Qing Xia telah pucat pasi.
"Adik Ke-lima Jiang seharusnya merupakan orang yang paling mencurigakan, karena
ia satu-satunya orang yang mungkin memahami tata letak dan keamanan Istana
Kerajaan dan satu-satunya orang yang cukup dekat dengan Jiang Chong Wei untuk
bisa mencuri kuncinya," Nyonya Pertama Gong Sun berkata. Ia berhenti dan
kemudian tersenyum. "Tapi Lu Xiao Feng telah meyakinkan diriku. Karena ia tahu
bahwa Jin Jiu Ling dan Jiang Chong Wei adalah sahabat baik dan bisa dekat dengan
Jiang Chong Wei sendiri tanpa bantuan Jiang Qing Xia. Di samping itu, jika Adik
Ke-lima adalah kaki tangannya, maka Jin Jiu Ling tidak akan pernah menyuruh
SiKong ZhaiXing membawa kain satin merah itu ke Biara Masih Senja."
Jiang Qing Xia memandang sekilas pada Lu Xiao Feng dengan mata yang dipenuhi
oleh perasaan berterima-kasih.
"Adik Ke-enam juga patut dicurigai, karena walaupun ia telah menyucikan diri
pada agama Budha, baru-baru ini aku telah menemukan bahwa ia tidak mampu
melindungi tubuhnya sebagai hartanya!"
Wajah si nikouw berjubah hijau mula-mula tampak memerah, tapi segera berubah
menjadi pucat pasi.
"Tapi kemudian aku berhasil mengetahui siapa kekasih rahasianya itu - kalian
tidak perlu bertanya padaku siapa orang itu, yang perlu kalian ketahui adalah
bahwa dia bukan Jin Jiu Ling. Aku tahu orang macam apa Adik Ke-enam, jika ia
telah mempunyai seorang kekasih, ia tidak akan jatuh cinta pula pada Jin Jiu
Ling. Maka dia pun tidak mungkin!"
Si nikouw berjubah hijau menundukkan kepalanya, air mata tiba-tiba muncul di
matanya. Tapi Nyonya Ke-dua dan Ke-tiga masih duduk di sana, wajah mereka tidak
memperlihatkan emosi sedikit pun, mereka juga tidak mengucapkan sepatah kata
pun. Nyonya Pertama Gong Sun tiba-tiba menoleh pada Nyonya Ke-tiga, sinar matanya
tampak setajam pedang yang paling tajam.
"Tadinya kau benar-benar bebas dari kecurigaan, tapi seharusnya kau tidak
menyerang Lu Xiao Feng waktu ia menyandera Adik Ke-tujuh, memaksa Lu Xiao Feng
bertarung dengan kita. Kau juga seharusnya tidak melakukan sebuah serangan yang
mematikan seperti itu saat Lu Xiao Feng sedang mengejar Jin Jiu Ling!"
Ekspresi wajahnya tiba-tiba ditekuk. "Nyonya Ke-dua! Kau tahu siapa mata-Koleksi
Kang Zusi 140 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
matanya, mengapa kau masih duduk di situ?"
Nyonya Ke-dua masih duduk di sana, tapi golok peraknya telah berada di dalam
genggamannya. Tiba-tiba, dengan sebuah tusukan ke arah belakang, ia menikam ke
arah pinggang Nyonya Ke-tiga. Ini adalah sebuah serangan yang mematikan. Tapi
Nyonya Ke-tiga sama sekali tidak berusaha menghindar, seakan-akan ia memang
bersedia dan telah bersiap untuk menerima serangan ini!
Tapi saat itulah sumpit di tangan Nyonya Pertama Gong Sun melayang. Salah
satunya berhasil menjatuhkan golok Nyonya Ke-dua, sementara yang satunya lagi
menotok jalan darahnya. Seluruh tubuh Nyonya Ke-dua tiba-tiba membeku, seolah-
olah ia mendadak telah berubah menjadi batu.
Nyonya Pertama memandangnya dan mulai bicara dengan perlahan-lahan:
"Sebenarnya, sudah lama aku tahu kaulah orangnya. Untuk mendanai kebiasaan Jin
Jiu Ling yang boros, kau telah menghabiskan uang kita dalam jumlah yang cukup
banyak. Kau sadar bahwa aku akan tahu cepat atau lambat, maka kau harus
membunuhku. Dan setelah aku mati, hanya kau yang dapat menggantikanku!"
Di wajahnya yang beku, kening Nyonya Ke-dua tampak telah dipenuhi oleh butiran-
butiran keringat yang amat besar.
"Tapi kita tetaplah bersaudara, asal kau memperlihatkan sedikit penyesalan dan
mengakui kesalahanmu, aku akan memaafkan dan melupakan perbuatanmu!"
Nyonya Pertama Gong Sun menarik nafas panjang. "Tapi kau seharusnya tidak
melakukan sebuah serangan yang begitu keji pada Adik Ke-tiga, jelas kau tidak
menyesali perbuatanmu, tapi malah berniat membiarkan Adik Ke-tiga menjadi
kambing hitam dan mati sebagai penggantimu, kau...."
Ia tidak meneruskan tapi malah berjalan menghampiri dan melepaskan totokan
Nyonya Ke-dua. "Pergilah, pergi!" Ia berkata dengan muram. "Aku hanya berharap bahwa setelah
kau pergi, kau bisa memberiku sebuah penyelesaian!"
Nyonya Ke-dua tidak pergi, ia malah balas menatap Nyonya Pertama Gong Sun,
matanya penuh dengan perasaan takut dan putus asa.
Ia tahu bahwa ia tidak punya pilihan lain. Golok perak tadi telah jatuh di atas
meja. Ia memungutnya, dan tiba-tiba membacokkannya ke lehernya.
Tapi kali ini goloknya dijatuhkan lagi, kali ini Lu Xiao Feng yang
menjatuhkannya.
Lu Xiao Feng, dalam keadaan setengah mabuk, mengibaskan tangannya dan
menjatuhkan golok perempuan itu.
"Saat yang begini indah, di pesta yang demikian meriah, mengapa kau masih
berusaha membunuh orang?" Ia bergumam.
"Aku...." Nyonya Ke-dua menggigit bibirnya. "Aku bukan berusaha membunuh orang,
aku hanya ingin membunuh diriku sendiri!"
Lu Xiao Feng tertawa, tawa yang sungguh-sungguh, tapi dipaksakan.
"Apakah kau bukan orang?"
Nyonya Ke-dua tercengang.
Lu Xiao Feng meneruskan gumamannya.
"Jika kau telah bersalah, lalu mengapa berbuat salah lagi" Hati telah mati,
mengapa orangnya harus mati juga" Di luar sana sudah cukup banyak kebencian,
mengapa ditambah dengan kecemasan lagi" Sudah cukup banyak darah yang tertumpah,
mengapa ditumpahkan lagi?"
Nyonya Ke-dua menatapnya untuk beberapa lama. Tiba-tiba ia meletakkan kepalanya
di atas meja dan mulai menangis, menangis dengan hati yang hancur.
Nyonya Pertama Gong Sun memandang Lu Xiao Feng dan tiba-tiba tersenyum.
"Baiklah, aku akan mendengarkanmu sekali lagi. Tapi...."
Lu Xiao Feng memotongnya.
"Semua yang perlu dikatakan telah dikatakan, mengapa bicara lagi" Orangnya telah
mabuk, mengapa tinggal lebih lama lagi"...."
Koleksi Kang Zusi
141 Pendekar 4 Alis Buku 2 : Bandit Penyulam.
Ia bangkit dengan sempoyongan dan dengan perlahan-lahan, berjalan ke arah pintu!
Tapi Nyonya Pertama Gong Sun menghalangi jalannya.
"Kau akan pergi sekarang" Benarkah?"
"Tidak ada pesta di dunia ini yang tidak akan berakhir, mengapa tidak sekarang"
Yang harus pergi akhirnya akan pergi, mengapa tidak sekarang?"
"Ke mana kau akan pergi?"
"Karena aku akan pergi juga, mengapa kau harus bertanya?"
Nyonya Pertama Gong Sun menatap matanya.
"Karena aku telah bertanya, mengapa kau tidak memberitahuku?" Ia menjawab sambil
bergurau. Lu Xiao Feng tertawa, tertawa terbahak-bahak.
"Sebenarnya, aku tidak perlu bertanya, dan kau pun tidak perlu menjawab, karena
ke mana kau akan pergi, ke situ juga aku akan pergi!"
Lu Xiao Feng tiba-tiba membelalakkan matanya.
"Kau tahu ke mana tujuanku?"
"Dua jago pedang yang paling terkenal di dunia persilatan dalam 300 tahun
terakhir akan berduel di puncak gunung Zi Jin." Nyonya Pertama Gong Sun
tersenyum. "Duel ini tidak hanya akan mengguncangkan dunia, tapi akan terus
dibicarakan hingga berabad-abad, bagaimana mungkin aku mau ketinggalan?"
"Kau tahu tentang hal itu?"
"Aku juga tahu bahwa tanggal duel mereka bukanlah tanggal 1, tapi tanggal 15.
Tadi Jin Jiu Ling mengatakan tanggal 1 karena ia sedang berusaha membuatmu
pergi!" "Tanggal 15" 15 Agustus" Perayaan Musim Gugur?"
Nyonya Pertama Gong Sun mengangguk dan mulai bersenandung.
"Malam bulan purnama, puncak Zi Jin, sebatang pedang dari barat, seorang
malaikat dari luar langit....."
TAMAT Koleksi Kang Zusi
142 Sengketa Sepasang Pendekar 1 Pendekar Slebor 26 Geisha Bencana Di Kuto Gede 2
^