Pencarian

Cincin Maut 5

Cincin Maut Karya Tjan Id Bagian 5


didepannya. Gadis itu mengenakan berbaju warna hijau dengan mantel
putih, wajahnya sedang menengadah memandang angkasa.
Setelah termenung sebentar, gadis itu menjawab dengan
suara hambar: "Terima kasih atas pujian dari suheng, tak mungkin
suaranya akan begini merayu."
Suara si gadis itu merdu bagaikan kicauan burung nuri,
Liong Tian im segera merasakan jantungnya berdebar
keras, segera pikirnya: "Heran, mengapa suara ini seperti kukenal" seakan pernah
pernah kudengar disuatu tempat."
Tapi dengan cepat dia tertawa geli sendiri, pikirnya lebih
lanjut: "Sejak turun gunung sampai sekarang baru sekitar
setengah bulan lamanya, akupun telah berjumpa dengan
berapa orang perempuan sia feu kalau suara gadis ini agak
mirip saja dengan suara perempuan lain yang pernah
kujumpai." 330 Walaupun dia berpikir demikian, tapi toh berharap bisa
melihat wajah gadis tersebut, karenanya dia sangat berharap
gadis itu bersedia untuk berpaling.
Pemuda berbaju perak itu segera tertawa nyaring.
"Sumoay, sudah lama kau bergaul denganku, apakah kau
masih belum mengenali watakku " belum pernah aku memuji
orang lain secara sembarangan."
Gadis itu masih saja memandang ke angkasa tanpa
berpaling, pelan-pelan katanya lagi:
"Tentu saja, Sin sian-longkun (lelaki tampan seruling sakti)
yang bernama besar dalam dunia persilatan masa sudi
memandang sebelah matapun kepada orang lain " Sedang aku
. ." Setelah mengebaskan baju hijaunya dia lanjutkan dengan
dingin: "Kau terlampau sering memuji diriku, hingga bagiku sudah
tentu bukan sesuatu yang aneh"
Liong Tian im yang bersembunyi dibalik batuan dan sempat
mendengar perkataan segera merasakan sesuatu perasaan
gembira j rxx"1ua".
Padahal dia sendiripun tak tak tabu apa sebabnya dia bisa
menaruh perasaan cemburu buta, dia hanya merasa gadis itu
begitu dikenal dalam ingatannya, begitu kenal sehingga
seakan akan setiap saat dapat teringat siapa gerangan dirinya.
"Adik Ciu!" tiba tiba pemuda yang memegang seruling itu
melompat bangun dengan gusar.
331 Tapi baru saja dia maju selangkah, dengan cepat gadis
tersebut sudah membentak lagi.
"Aku hanya merasa hatiku murung maka ku cari dirimu
untuk melepaskan kemurungan, aku sama sekali tidak
mempunyai maksud Iroewa, aku harap kau jangan
keterlaluan!" katanya lagi dingin.
Pemuda berbaju perak itu tertegun, lalu dengan sedih
menundukkan kepalanya rendah rendah, sahutnya tertawa
getir: "Selama hidup aku Sin siau long kun Ka og lin adalah
seorang yang angkuh dan tinggi hati, siapa tahu aku tak
sanggup mengangkat kepala dihadapanmu adik Ciu !" Dia
maju kedepan, lalu memeluk sepasang bahunya dengan
emosi, serunya lebih jauh : "Katakan kepadaku, dimanakah
letak kejeIekanku " sehingga mendapat pandangan rendah
darimu " Adik Ciu, katakanlah kepadaku, aku pasti akan
berusaha untuk merubahnya."
"Aku merasa kau kelewat sombong, kelewat tekebur, aku
ingin membuatmu tahu, jadi manusia harus tahu
merendahkan diri" Setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"Bila kau tidak segera lepas tangan, akan kulaporkan
kejadian ini kepada ayah."
"Tidak, hari ini pokoknya aku ingin mengetahui alasannya,
sekalipun suhu bakal menegurku, akupun tak ambil perduli"
ujar Sin-siau long-kun keras keras.
332 "Ka Bong-lin, besar amat nyalimu" hardik nona berbaju
hijau itu, "apakah kau tidak takut dengan lima macam siksaan
dan dua belas macam hukuman dari ayahku?"
Ka Bong lin mendongakkan kepalanya tertawa seram:
"Haah . . . haah , .. haah . . sekalipun nyaliku lebih
besarpun masa aku berani bersikap kurangajar di depan putri
tunggalnya Leng Hongya " Adik Ciu, aku hanya mengajakmu,
bergurau." Pelan pelan dia menurunkan tangannya, lalu berkata lagi
dengan nada menyindir: "Aku tahu siapakah orang yang sumoay pikirkan dan
rindukan setiap hari"
"Ciiss... siapa yang merindukan siapa " Hanya kau saja
yang tiap hari memikirkan hal hal yang bukan bukan, tak
sedetikpun otaknya memikirkan hal hal yang baik"
"Haaahh. .. haaaah . . haaaah. . . adik Ciu, apakah kau
mengharuskan aku untuk menguta. . ."
Nona berbaju hijau itu mengebaskan embun yang melekat
ditubuhnya, kemudian menukas:
"Aku hendak kembali ke kamar, kau tak usah mengaco belo
terus menerus. . ." "Sumoay, kau takut kuucapkannya bukan?"
Nona berbaju hijau itu sudah pelan pelan berlalu dari situ
tapi mendengar ucapan tersebut, dia segera berhenti dan
berpaling, katanya lebih jauh:
333 "Kalau toh kau mengetahuinya, coba katakan siapakah
orang itu?" "Hmm yang kau pikirkan tak lain adalah bocah dungu
bertelanjang dada yang kau jumpai dibawah bukit Lau san
tempo hari." Ucapan tersebut bagaikan guntur yang menggelegar
disiang hari bolong bagi Liong Tian-im, seketika itu juga
membuat seluruh pikirannya menjadi kosong melompong.
Ka Bong lin berkata lebih jauh:
"Kau anggap aku tidak tahu" Waktu itu kita naik kuda
bersama, sedang dijalanan taai yi nngga" sibocah dungu itu
makan debu, heeeh . ,.heeh. ."
Setelah tertawa dingin, sambil memperkeras suaranya dia
berkata lebih jauh. Waktu itu aku dapat melihat amat jelas adik Cu, kau telah
melemparkan sebuah saputangan untuknya"
Mendengar sampai disitu, tanpa terasa Liong Tian im
merogoh kedalam sakunya dan meraba saputangan hijau yang
sekarang dipakai untuk membungkus mutiara itu.
Gumamnya kemudian. "Ternyata dia adalah sinona berbaju hijau yang pernah
kujumpai di jalanan gunung Lao san tempo hari, tak heran
kalau aku merasa seperti amat mengenal dengan dirinya.
Saputangan yang berada dalam genggamannya itu terasa
lembut dan hangat, tanpa terasa ia bergumam lirih.
334 "Leng Ning ciu . . . Leng Ning-ciu. . ."
Sekarang dia baru mengerti, walaupun Hong tin tin
berwajah begitu cantik namun hanya bisa menggerakkan
hatinya saja, dan tak bisa menumbuhkan bibit cinta didalam
hatinya. Rupanya sejak dia turun dari bukit Lausan dan untuk
pertama kali bersua dengan senyum Leng Ning ciu, bayangan
tubuh gadis itu sudah melekat dalam-dalam dihatinya.
Cinta yang terpendam itu membuatnya seperti kerasukan
setan, tapi tidak disadari olehnya.
Entah hal itulah yang dinamai cinta.
Kini, setelah disinggung kembali oleh Ka Bong lin, dia baru
sadar akan hal itu ternyata tanpa disadari ia telah jatuh cinta
kepada gadis berbaju hijau yang telah menghadiahkan sapu
tangan kepadanya. "Leng Ning ciu! Leng Ning ciu !" dia menghembuskan napas
panjang, "tidak kusangka dia adalah putri tunggal dari Leng
Hongya" Tiba-tiba muncul perasaan gembira yang sangat aneh
didalam hatinya, teringat tak lama lagi dia akan berjumpa
dengan Leng Hongya, serta bagaimana dia akan menandakan
soal genta emas pelenyap irama, itu berarti kisah kematian
Poh mia-giam lo Liong Siau thian dimasa lalu, dengan
cepatnya akan diketahui kembali.
Pelbagai ingatan dengan cepat berkecamuk dalam benak
Liong Tian im membuat dia termangu mangu.
335 Mendadak Leng Ning ciu membalikkan badannya lalu
menegur dengan suara dingin:
"Ka Bong lin, kau tak usah mengaco belo." Mendengar
bentakan itu Ka Bonglin segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak-bahak. "Haaah, haaah, haaah, adik Ciu, kau masih ingin bersikap
munafik dihadapanku."
Heeeh heeeeh, bayangkan betapa anggunnya kau hari-hari
biasa, menjadi putri yang anggun dalam sebuah lembah Tee
ong kok, pemimpin dari lima wanita tercantik didunia
persilatan tek lo Kuncu, nyatanya kau hanya jatuh cinta
kepada seorang tosu cilik!"
Seluruh badan Leng Nio ciu gemetar keras saking gusarnya,
dengan cepat dia membentak keras:
"Ka Bong lin, kau jangan menfitnah orang secara
sembarangan, kulaporkan hal ini kepada Toa suheng!"
"Bagaimana?" tampaknya Ka Bong lin hendak
melampiaskan seluruh perasaan dendam jang tersimpan
didalam dadanya selama ini, kembali dia menyindir, "
sekarang kau tak mengatakan akan melaporkan kepada suhu"
Ehm, bila Toa suheng telah datang, aku pasti akan memberi
tahukan kepadanya bahwa Dek lo tua cu kita yang dingin
bagaikan salju ternyata jatuh hati terhadap seorang tosu kecil
dari bukit Lau san..,haahh... haaahh,.,.aku kuatir kalau diapun
tak akan mempercayainya."
Leng Ning ciu semakin marah lagi hingga sekujur badannya
gemetar keras, serunya: 336 "Hm . .. kau beraani . . .."
Saking mendongkol dan marahnya, dia sampai tak mampu
untuk melanjutkan kembali kata katanya.
Liong Tian ini pun merasa gusar sekali, pikirnya:
"Bedebah amat orang ini, aku harus membunuh dia tahu
akan kelihayan ilmu sakti dari perguruam iblis emas, hmm,
agar dia jangan mengejekku sebagai tosu ciiik dari bukit Lau
san lagi . . ." Hawa napsu membunuh segera menyelimui seluruh
wajahnya, sambil mencorongkan sinar tajam dia bersiap sedia
melompat keluar dari tempat persembunyiannya untuk
memberi hajaran kepada Ka Bong-lin . . .
Mendadak terdengar Ka Bong lin membentak keras :
"Siapa disitu ?"
Liong Tian im amat terkejut, dia mengira Ka Bong lin sudah
mengetahui jejaknya, maka dia siap menampakkan diri.
Tapi belum lagi dia berbuat sesuatu, terdengar seseorang
telah menyahut dengan suara dalam:
"Aku!" jawabnya.
Sesosok bayangan manusia pelan-pelan menampakan diri
dari balik batuan itu. Orang itu mengenakan baju berwarna
hijau tanpa mengeluarkan sedikit suarapun pelan-pelan dia
menampakkan diri. 337 Muncul dari balik kegelapan, dan akhirnya orang itu
berhenti di bawah sinar rembulan, cahaya rembulan yang
menyinari kepalanya menciptakan bayangan gelap di atas
tauatau "Kepada Ka Bong lin segera ujarnya dengan suara dingin:
"Aku sudah cukup lama datang kemari, tapi baru sekarang
kau mengetahui jejakku, hal ini menunjukkan kalau Leng Yok
peng si tua bangka itu tidak mewariskan kepandaian silat yang
sebenarnya kepada kalian !"
Perkataan itu dingin dan hambar, membuat suasana
ditengah kegelapan malam terasa lebih dingin dan
menggidikkan hati. Bayangan tubuhnya muncul dari balik pepohonan dan
melayang ke arena bagaikan sukma gentayangan yang datang
dari akherat, kontan saja dua orang yang berada disitu
menjadi terperanjat. "Siapakah kau?" Ka Bong lin menegur.
"Aku adalah bayanganmu, sukmamu.." Ka Bong lin segera
merasakan munculnya hawa dingin yang menggidikkan, tapi
setelah memandang sekejap sumoaynya yang sedang melotot
sambil memberanikan diri ia menegur lagi:
"Kau tak usah berlagak menjadi setan dihadapan
sauhiapmu, aku tidak mempercayai dengan permainan
semacam itu." Dia segera mempersiapkan serulingnya, lalu melanjutkan:
338 "Bila kau tidak segera melaporkan siapa namamu, jangan
salahkan sauhiap, kalau sauhiap segera akan
membinasakanmu!" "Hmm, betapa tebalnya hawa pembunuhan di wajahmu,
dan betapa besarnya lagakmu, sayang kau salah sasaran, hari
ini akulah yang telah kau jumpai.."
Ka Bong-lin segera menggetarkan seruling panjangnya
sambil melompat kemuka, bentaknya:
"tinggalkan selembar jiwamu."
Baru saja dia melompat ke depan dan bayangan
serulingnya baru saja dikembangkan, tahu tahu dia sudah
kehilangan bayangan tubuh dari orang itu.
"Aaaah, kemanakah dia telah pergi?" serunya kemudian
dengan wajah tertegun. Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, tiba tahu
orang itu sudah berdiri dihadapannya sambil menyahut
dengan suara dalam: "Aku berada disini!"


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ka Bong lin amat terperanjat segera bentaknya dengan
amat gusar: "Kau hendak kabur ke mana lagi?"
Serulingnya dengan memainkan juras Liong yo kiu cm
(naga herauaj menembusi sembilan sungai) menciptakan
berlapis lapis bayangan seruling yang tebal, kemudian dengan
339 disertai desingan tajam langsung menyerang ke tubuh orang
itu. "Hmm...." Baru saja seruling Ka Bong Lin dilancarkan mendadak dari
hadapannya muncul dua jari tangan yang menguning tiba tiba,
belum habis jurus serangannya, serangan itu sudah
menerobosi bayangan serulingnya sambil mengancam tiba.
D!a berseru tertahan, buru buru sambil mengubah jurus
melompat mundur kebelakang.
Orang itu mendengus dingin, sebuah tendangan yang tak
bersuara tahu tahu sudah dijejakkan keatas lutut Ka Bong lin.
Menghadapi ancaman semacam itu Ka Bong lin segera
melompat sejauh lima depa dan meluncur turun beberapa kaki
dari tempat semula. Leng Ning ciu dibikin terperanjat pula oleh kelihayan
bayangan manusia seperti bayangan setan itu, segera
tegurnya: "Siapakah kau?"
Orang itu segera tertawa nyaring:
"Haaahh. . . haaah. . . haaahh. . .Nona Leng, sejak tadi kau
tidak berbicara terus, apakah kau sedang memberi
kesempatan kepada bocah keparat ini untuk berkentut!"
"Aaah.. kau sendiri yang lagi berkentut!" teriak Ka Bong lin
sangat gusar. 340 "Kau harus digampar muIutnya!" seru orang itu mendadak
dengan suara yang berubah menjadi dingin.
Ditengah kegelapan malam. tidak nampak dia
menggerakan tubuhnya, hanya terlihat sesosok bayangan
kelabu berkelebat lewat, tahu tahu terdengar suara pipi yang
ditampar orang. Kemudian terdengar orang itu berkata dengan suara
dingin: "Nona Leng, tamparanku ini sudah cukup belum untuk
melampiaskan kemangkelanmu?"
Ka Bong lin sama sekali tak sempat melihat jelas bayangan
tubuh dari lawannya,dia hanya merasa ada segulung angin
lembut berhembus lewat, tahu-tahu wajahnya sudah kena
ditampar keras keras, sedemikian kerasnya suara tamparan itu
membuat wajahnya terasa panas dan hatinya mendongkol
sekali. Sambil membentak gusar dia segera menerjang ke depan,
serulingnya diiringi suara desingan tajam dan selapis
bayangan yang tebal menghajar tubuh orang itu.
Menghadapi ancaman yang datang, orang itu tertawa
nyaring, tidak melihat jurus serangan apa yang dipergunakan
tahu-tahu telapak tangan kirinya sudah menangkis seruling Ka
Bong lin, sementara telapak tangan kanannya disodokkan
lurus ke depan seperti sebatang pedang.
Jilid 09 341 "CRIIT" DESINGAN ANGIN TAJAM berkelebat lewat Ka
Bong lin segera mundur sejauh delapan depa jubah
panjangnya sudah robek menjadi dua sementara serulingnya
Ienyap tak berbekas OOWOO DENGAN tangan kiri memegang seruling panjang, orang itu
berkata dengan suara dalam
"Kau harus melatih diri selama lima tahun lagi sebelum kau
ingin bertanding seimbang melawanku."
Kejut seram Ka Bong lin menghadapi keadaan tersebut
mendadak serunya tertahan.
"Kau adalah seorang buta ?"
"Benar !" orang itu manggut manggut, "aku memang
seseorang yang buta . . ."
Setelah maju selangkah, dia menggetarkan serulingnya
kedepan, lalu berkata lebih jauh:
"Tapi, walaupun aku seorang yang buta, aku lebih berguna
daripada dirimu, kau masih belum sanggup untuk melindungi
seruling ini, maka kau belum pantas untuk mempergunakan
nama Sin siau long kun . . ."
Setelah menyimpan seruling itu keatas pinggangnya dia
berkata lebih jauh: "SeruIing ini akan kubawa untuk sementara waktu,
sekarang kau cepat menggelinding pulang ke lembah untuk
342 mencari Leng Hongya dan melatih ilmu pedangnya selama
lima tahun" Paras muka Ka Bong leng telah berubah menjadi hijau
membesi karena marah, segera tegurnya:
"Siapakah kau ?"
"Siapakah aku ?" orang itu tertawa nyaring, "siapakah
aku?" Haaahh . . haahh . , . haah . . haaah .. . kalian tahu
siapakah aku ?" "Kau adalah seorang buta, mengapa bisa memiliki ilmu
pedang selihay ini " siapakah kau sebenarnya ?" seru Leng-
Ning ciu pula dengan perasaan terkejut bercampur keheranan.
Orang berbaju hijau itu maju dua langkah, kemudian
katanya kepada Leng Ning-ciu:
"Kau tidak tahu siapakah aku ?"
Leng Ning ciu menyaksikan orang itu mempunyai paras
muka yang tampan dengan sepasang alis mata yang tebal
menunjukkan kegagahannya, sedang bibir terketup kencang
melancarkan suatu keteguhan hati yang amat mantap.
Sayangnya sebuah codet panjang melintang dari atas jidat
sampai bawah mata sebelah kirinya, lagi pula sepasang
matanya rapat dengan kelopak mata cekung ke dalam, hal ini
menunjukkan kalau dia adalah seorang buta.
Leng Ning ciu menggelengkan kepalanya berulang kali,
katanya kemudian: "Aku ... aku tidak kenal siapakah kau !"
343 Dengan kecewa orang berbaju hijau itu berkata lagi : "Coba
kau pikirkan, masih ingat kah dengan potonganku ini?"
Sambil berkata dia menuding codet di atas jidat kirinya,
menambahkan: "Perhatikan codet ini,"
Tapi Leng Niog-ciu segera menggelengkan kepalanya
berulang kali seraya berkata:
"Aku benar benar tak teringat lagi kapan kah aku pernah
bersua denganmu." Liong Tian-im yang bersembunyi disamping arena merasa
keheranan, pikirnya: "Kenapa dengan toako ?" sebenarnya permainan apakah
yang sedang dia lakukan" Tapi, tampaknya dia pun tidak
seperti pura-pura" coba kulihat apakah maksud tujuan yang
sebenarnya ?" Sementara itu si manusia buta berbaju hijau itu telah
berkata lagi sambil tertawa nyaring.
"Haaahh . . haaaahh . . . haaahh . . . empat belas tahun
sudah, siapa lagi yang masih bisa mengingat-ingat persoalan
yang begitu banyak . . . ?"
Dalam pada itu Ka Bong lin sudah melompat bangun,
kemudian berseru dengan penuh kegusaran: "Sebenarnya
siapakah kau ?" Manusia buta itu menarik kembali senyuman getirnya, lalu
menjawab dengan suara daIam.
344 "Aku adalah jago pedang buta Bok Ci . . . ." setelah
menarik napas panjang panjang, lanjutnya:
"Mengapa kau tidak segera menggelinding pergi dari sini ?"
"Criing" Ka Bong lin meloloskan pedangnya dari punggung
lalu berseru: "Aku mengira jago persilatan dari manakah yang berani
membuat keonaran didalam lembah Tee ong kok, rupanya tak
lebih hanya seorang manusia buta yang tak ternama."
"Kalau kau berani mengucapkan sepatah kata lagi, akan
segera kubacok tubuhmu menjadi dua!"
"Cabut keluar pedangmu !" bentak Ka Bong lin
"Hmmm, sepuluh tahun aku belajar ilmu pedang, tapi tak
berani kugembol pedang di badan, aku selalu menggunakan
kayu atau ranting sebagai penggantinya, sedang kau baru saja
mempelajari sedikit ilmu akan tetapi sudah berani
menggunakan pedang untuk menantang aku ?"
Setelah maju selangkah ke depan, serunya lebih jauh:
"Kau masih belum pantas untuk memaksaku menggunakan
pedang kayu, dengan tangan kosong aku akan bertarung
berapa gebrakan denganmu, bila dalam lima gebrakan aku tak
sanggup membuatmu kehilangan pedang, seruling ini segera
kukembalikan kepadamu !"
Ka Bong-lin segera mendengus dingin:
"Hmmm, kau jangan terlalu percaya dengan
kemampuanmu sendiri. . . ."
345 Cahaya pedang berkilat, dia segera membentak keras:
"Lihat serangan yang pertama !"
Angin psdang membelah angkasa, kemudian dengan
dahsyatnya meluncur ke tubuh lawan.
Tapi jago pedang buta miringkan kepalanya saja, tahu tahu
dia sudah terlepas dari ancaman Tiang ho to liong (membunuh
naga di sungai besar) yang maha dahsyat itu.
Kemudian dengan suara setengah mengejek katanya :
"Tenaga tidak cukup, keangkeran kurang, mana mungkin
kau bisa mainkan jurus pedang ini dengan hebat " Lebih baik
berlatihlah dua tahun lagi !"
Ka Bong lin mengayunkan pedangnya dengan gusar.
senjata itu berputar setengah lingkaran busur, kemudian
diiringi getaran ujung pedang yang dahsyat tanpa
mengeluarkan sedikit suarapun menusuk lagi ke tubuh lawan.
Sekalipun sepasang mata Bok Ci sudah buta ternyata dia
memiliki ketajaman pendengaran yang luar biasa, dalam saat
itulah telapak tangannya diayunkan sejajar ke depan dan
memancing gerakan musuh miring ke samping.
Baru saja Ka Bong lin melepaskan sebuah tusukan, tahu
tahu ancamannya sudah tertahan oleh telapak tangan kiri
lawannya dengan perasaan terperanjat buru buru tenaga
dalamnya disalurkan ke dalam senjata kemudian
mencungkilnya ke atas. 346 Namun baru saja tenaganya dikerahkan, tampak
pergelangan tangan lawan sedikit digetarkan, tenaga diujung
pedangnya sudah kena di tahan dan pedang tersebut segera
terpancing sehingga miring ke samping.
Si Jago pedang buta Bok Ci segera berkata:
"Serangan ini licik dan penuh akal busuk, memang cocok
sekali dengan watakmu, tak bisa memahami inti sari yang
sebenarnya dari ilmu pedang itu . . ."
Nada suaranya seakan-akan seorang ahli pedang yang
memberikan kritikan terhadap kejelekan permainan lawannya,
namun semua yang diucapkan justru merupakan kenyataan,
hal ini membuat Ka Bong-lin menjadi gusar sekali.
Mendadak ia mendesis pelan, lalu lutut kanannya setengah
berjongkok ke bawah. Tangan kirinya segera digenggaman pula diatas gagang
pedangnya dengan wajah seolah olah memikul suatu beban
yang sangat berat. Setelah itu sambil berteriak keras, pedangnya bagaikan
seekor ikan yang melejit ke udara, tahu tahu sudah
menerobos lewat dengan klrt IiWtn danUrg:jUES menutuk ke
ulu hati Bok Ci. Si jago pedang buta Bok Ci mendesis lirih tubuhnya
berputar-putar, seakan akan selembar daun yang menempel
diujung pedang lawan, seperti juga tubuhnya akan melayang
turun kebawah. 347 Berada di tengah udara, buru buru telapak tangan
kanannya diayunkan ke depan dan langsung membacok
kebawah. "Criiiing!" mata pedang itu tahu tahu patah menjadi dua, ke
lima jari tangan Bok Ci yang direntangkan lebar lebar segera
mencengkeram mata pedang yang patah itu, kemudian
dengan wajah serius katanya:
"Darimana kau pelajari ilmu pedang tersebut?"
Ka Bong lin berusaha untuk meronta dan melepaskan diri
dari cengkeraman kelima jari tangan lawan, tapi tidak berhasil,
dengan kalap dia lantas membentak:
"Buat apa kau menanyakan tentang soal ini?"
Dengan suara dalam si jago pedang buta Bok Ci segera
berkata: "Jurus pedang yang barusan kau pergunakan adalah jurus
Liong-kui toa-hay (naga sakti kembali ke laut) dari ilmu Yau
kong pit to jit kiam-si dari aliran Seng sut-hay, darimana itu
mempelajarinya ?" Ka Bong lin tidak menjawab pertanyaan itu, sambil
membentak keras, dia lepaskan sebuah tendangan ke arah
lambung bagian bawah lawan.
Si Jago pedang buta Bok Ci segera memutar pergelangan
tangannya sambil melakukan gaitan dia menggaet tendangan
yang meluncur tiba, kemudian melemparkan tubuh Ka Bong
lin setinggi dua kaki lebih.
348 "Blaaammm !" sewaktu terjatuh kembali ke tanah, dia
segera jatuh tak sadarkan diri.
Kemudian gumamnya dengan suara lirih: "Jangan jangan
Leng Yok-peng telah bersekongkol dengan pihak Seng sut-pay
" Mungkin dia kuatir kalau aku datang untuk membuat
perhitungan dengannya . .."
Seraya berkata dia lantas menggetarkan tangan kanannya
dan menghancurkan pedang itu hingga termelio It tujuh.
Hanya didalam tiga gebrakan saja, dia telah berhasil
menghancurkan pedang Ka Bong-lin dan melemparkan
tubuhnya sejauh dua kaki lebih, kejadian semacam ini kontan
saja membuat Leng Ning Ciu merasa terkejut bercampur


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keheranan. Tapi timbul juga suatu perasaan puas dalam hatinya, ia
segera memuji dan tiada hentinya:
"Kau sungguh amat lihay, dengam tangan kosongpun dapat
mengalahkan dia. . . ."
Berbicara soal ilmu silat yang dimilikinya itu, dalam dunia
persilatan dia hanya bisa di anggap sebagai murid kelas tiga.
sungguh tak kusangka kalau Leng Yok peng bisa memiliki
seorang murid dungu seperti dia. . . "
"Kau datang dari mana" Mengapa bisa kenal dengan
ayahku?" "Aku datang dari tebing Toa pousat nia, sedangkan ayahmu
. . " Hmm, kami telah berkenalan sejak empat belas tahun
berselang !" 349 Tampaknya Leng Ning-ciu menaruh suatu perasaan sangat
tertarik dengan si buta ini, dia segera bertanya lagi:
"Tadi kau mengatakan sudah berkenalan dengan ayahku
semenjak empat belas tahun berselang, lantas berapa usiamu
sekarang " Lagi pula nama Toa pousat-nia inipun seperti
pernah kudengar di suatu tempat, hii, dapatkah kau
memberitahukan kepadaku, dimanakah letak tempat itu ?"
Liong Tian im sendiri pun merasa kagum bercampur kaget
setelah menyaksikan Bok Ci dengan tangan kosong telah
berhasil merampas pedang ahli waris dari Leng Hongya itu
dengan tangan kosong belaka.
Diam diam dia lantas berpikir:
"Seandainya aku yang bertarung melawannya paling tidak
lima ratus gebrakan kemudian baru bisa menangkan dia, tapi
dalam hal senjata rahasia dan ilmu jari iblis, mungkin aku
dapat meraih keunggulan darinya . . ."
Dia tahu jika ia munculkan diri pada saat ini, maka dia bisa
menggunakan peluang itu untuk berkenalan dengan Leng Ning
ciu, tapi diapun segera teringat dengan kisah cerita tentang
sepasang pedang langit dan bumi dari Gak hong.
Dia tahu, setelah tanpa sengaja Bok Ci memasuki lembah
Tee ong kok kali ini sudah pasti dia akan melakukan
pengejaran dan pembalasan terhadap peristiwa lama.
Maka walaupun berulang kali dia ingin menampakkan diri,
tapi akhirnya dia harus menahan diri, kuatir akan mengganggu
perasaan -dari si jago pedang buta.
350 Setelah berhenti sejenak, serunya tiba-tiba: "Orang she Ka
bangun kau!" Padahal waktu itu Ka Bong lin baru saja merangkak bangun
dari tanah, ia tak menyangka kalau gerak geriknya sudah
berada dibawah pengawasan Bok Ci.
Sambil menggelengkan kepalamya berulang kuli dia bangkit
berdiri, lalu katanya: "Sumoay, mengapa kau tidak pergi dari sini?"
"Hmmm, manusia semacam kau benar benar tak ada
gunanya" dengus Leng Ning ciu sinis, "belum lagi tiga
gebrakan kau sudah dibikin keok, Hmm, benar benar cuma
membuat ayah malu saja. Hmm ! Kau tak usah menyuruh diri
ku lagi." "Ka Bong Im" si jago pedang buta berseru kembaIi. "kau
sebagai murid lembah Tee-ong-kok, mengapa tidak
mempergunakan ilmu pedang perguruanmu sendiri,
sebaliknya malah mempergunakan ilmu pedang dari Seng sut
pay?" "Aaah, siapa suruh kau mengurusi aku terus menerus ?"
damprat Ka Bong lin dengan gusar. "segala sesuatunya adalah
aku sendiri yang berilmu tak becus sehingga menderita
kekalahan ditanganmu, bila kau punya nyali, jangan kabur!
Aku akan mengundang kedatangan toa suhengku, agar kau
dapat menyaksikan kelihayan jurus pedang perguruanku"
Si jago pedang buta Bok Ci segera mendengus dingin:
"Apakah toa-suhengmu bertubuh setinggi delapan depa, ilmu
pedangnya sederhana, sifatnya mantap dan suka berjalan
dengan langkah lebar?"
351 "Darimana kau bisa tahu ?" tanya Ka Bong-lin terkejut.
"Hmmm, dia sudah datang !" jawabnya.
Mendadak terdengar suara bentakan keras menggelegar
dlangkasa, dari balik kegelapan malam segera terlihat sesosok
bayangan manusia menampakkan diri dan bergerak
mendekat. Dengan langkah lebar orang itu berjalan mendekat, ketika
tiba dan dihadapan arena, dia segera berhenti sambil menegur
: "Lo cu. kau telah membawa sumoay pergi ke mana ?"
Ka Bong Iin tidak menjawab pertanyaan itu sebaliknya
berseru kembali dengan lantang:
"Toa suheng, ada orang menyerbu ke dalam lembah kita,"
katanya menyimpang. Orang itu berperawakan tinggi, tinggi badannya mencapai
sembilan depa lebih, kepalanya besar, hidungnya seperti
hidung singa berwajah penuh cambang dan tinggi kekar,
bentuk badannya memang persis seperti apa yang dilukiskan
Bok Ci. Dengan sorot mata berkilat dia melirik sekejap ke arah jago
pedang buta Bok Ci, kemudian tegurnya dengan suara dalam :
"Siapa yang berani memasuki lembah Tee ong kok ?"
"Leng Hong ih, kau sudah tidak kenal lagi denganku?" tiba
tiba Jago pedang buta menegor dingin.
352 LeIaki itu nampak terperanjat, setelah mengamati dengan
seksama, dia segera berkata:
"Aaaaah, kau " Bok Ci ?"
Jago pedang buta mendongakkan kepalanya dan segera
tertawa terbahak bahak. "Haaaahb , .. haahh . . ,,haaahh , , . . tak kusangka kau
masih kenal dengan aku si orang buta!"
"Mau apa kau datang kemari ?" tanya Leng Hong-th
keheranan. "Thk usah banyak berbicara lagi, cabut pedang Kim-liongkiam
mu yang telah menggetarkan seluruh wilayah Tiong cio,
malam ini aku akan suruh kau menyaksikan apakah yang
disebut sebagai ilmu pedang nomor satu di kolong langit. . ."
Dengan wajah berubah menjadi amat serius Leng Hong ih
meloloskan pedangnya, kemudian berseru:
"Sumoay, Su te. kalian segera mundur empat kaki"
"Kau telah mempersiapkan diri baik-baik!" tegur Bok Ci
kemudian dengan suara dingin.
Dengan wajah serius Leng Hong ih mengangkat pedangnya
lurus dengan angkasa, kemudian sahutnya:
"Aku sedang menantikan seranganmu , .. "
Tiba tiba si jago pedang buta menggerakkan kepalanya dan
melepaskan rambutnya hingga terurai ke bawah, setelah itu
dia melejit ke udara. . .
353 Berada ditengah udara dia membentak keras, tangan
kanannya membabat kebawah, bagaikan sebuah pedang ia
bacok kepala Leng Hong-ih. Dan Leng Hong-ih menggerakkan
sepasang bahunya, cahaya pedang bagaikan air yang tumpah
dengan menciptakan selapis cahaya tajam yang mewujudkan
dua belah bilah pedang serentak mengancam dua belas jalan
darah penting di tubuh lawan.
Dibawah sinar rembulan, cahaya pedang seketika
mengurung sekujur badannya.
Begitu Leng Hong-ih melepaskan serangannya, pedang itu
menciptakan dua belas jalur cahaya tajam yang meluncur ke
udara dan mengancam jago pedang buta.
Di balik jurus serangannya yang maha dahsyat itu
tertampak kemantapan yang luar biasa baik sewaktu
menyerang maupun selagi bertahan, semuanya tampak rapat
tanpa titik kelemahan, dia memang tak malu disebut seorang
jago pedang lihay. Jago pedang buta segera menggerakkan sepasang
lengannya, ditangannya pedang yg menderu deru tubuhnya
melejit tiga depa ke samping menghindarkan diri diri kedua
belas buah serangan tajam itu.
Leng Hong ih menarik napas panjang panjang, mendadak
gerakan pedangnya berputar dan menghadap ke langit,
kemudian mengikuti serakan tersebut dari ujung pedanpnya
memancar keluar selapis cahaya pedang, dengan
menghimpun segenap perhatiannya pelan-pelan dia
melepaskan sebuah tusukan kedepan.
354 Walaupun sepasang mata si Jago pedang buta sudah buta
tapi seakan-akan melihat dengan mata kepala sendiri saja,
paras mukanya segera berubah menjadi amat serius, tangan
kanannya digerakkan dan dia segera meloloskan pedang
kayunya. Walaupun gerakan itu lambat sewaktu diceritakan, namun
berbarengan dengan saat Bok-ci mencabut pedang, Leng
Hong ih yang tinggi besar itu sudah berputar setengah
lingkaran busur ditengah udara.
"Hiaat .. .. !" Leng Hong ih membentak keras, cahaya
pedang diujung senjatanya memanjang empat inci lebih ke
depan, lalu pedang itu bergerak cepat, dalam waktu singkat
dia telah melancarkan tujuh buah tusukan kilat.
Di antara getaran pedangnya, terdengar suara dengungan
yang keras, cahaya tajam segera menciptakan selapis cahaya
berbentuk kipas yang mengurung tubuh bagian kiri dari si jago
pedang buta. Serangan pedang yang tajam dan cepat ini benar benar
dilakukan amat gesit dan cekatan, selain tidak membawa
gerakan yang berat malah justru tampak enteng seperti
bianglala di angkasa, membuat pandangan mata orang serasa
menjadi silau. Jago pedang buta segera menarik kembali sepasang
kakinya, ujung kaki itu menjejak sebentur diantara tumpukan
kaki lain, kemudian entah bagaimana gerakannya, tahu tahu
dia sudah menginjak diatas senjata Leng Hong ih.
Ia mendengus dingin, pedang kayunya diputar bagaikan
kilat diangkasa lalu tampak tubuhnya dengan enteng
melayang turun kebawah. 355 Leng Hong ih membelalakkan matanya lebar lebar, dia
berdiri seperti tertegun, sementara rambutnya tampak terkulai
diatas jidatnya. . oooOooo DIANTARA rambutnya yang terurai, tampak sebuah bekas
bacokan pedang yang melintang hingga ke pipi sebelah
kirinya, darah segar telah bercucuran keluar membasahi sepa
ia wajahnya. . . Pelan pelan sijago pedang buta masukkan kembali pedang
kayunya kedalam sarung, kemudian mengibaskan bajunya.
Sekulum senyuman yang dingin dan hambar terbentuk
diatas wajahnya, kemudian dia berkata:
"Jurus serangan Bong-bong kit ti yang kau gunakan itu
sudah memperoleh warisan langsung dari Leng Yok-peng,
cuma dengan sifatmu yang berat dan mantap, bagaimana
mungkin bisa bergerak lincah?"
Sekujur badan Leng Hong-ih gemetar keras, pedang yang
berada ditangan kanannya mendadak terlepas ke atas tanah.
Sin siau long kun Ka Bong lin segera menjerit tertahan,
sambil memburu kedepan serunya:
"Toa suheng kenapa kau?"
"Pergi!" bentak Leng Hong ih sambil mendorong tubuhnya
dengan sikap kasar. Tindakan ini segera membuat Ka Bong lin menjadi kaget
bercampur tercengang, segera serunya: "Toa suheng, kau. . ."
356 Leng Hong ih sama sekali tidak memperdulikan dia sambil
menyeka darah dari wajahnya, dia berkata:
"Jurus serangan yang kau pergunakan itu benar benar
telah berhasil mencapat tingkat kesempurnaan yang luar
biasa, tapi aku masih ingin merasakan kehebatan dari ilmu
pedangmu itu." Si Jago pedang buta tertawa dingin:
"Tentu saja kau tak akan mengaku kalah, heeeh, heeh, dua
belas tahun berselang berselang kau sudah merupakan murid
kesayangan dari Leng Hongya, sedang aku tak lebih cuma
seorang bocah cilik pembersih istal kuda, tapi sekarang kau
telah keok diujung pedangku."
Setelah berhenti sebentar, bentaknya keras-keras :
"Leng Hong-ih, tahukah kau bahwa ilmu pedang luasnya
melebihi samudra, apakah kau anggap dengan kemampuanmu
itu maka kau bisa menguasainya dengan baik" Cepat kembali
dan panggil gurumu, kau masih bukan tandinganku."
Sepasang mata Leng Hong-ih melotot gusar, pelan-pelan ia
mencabut pedangnya dan memasang sebuah gaya serang:
"Toa Suheng, biar aku saja yang memanggil suhu." Ka
Bong lin segera berseru. "Minggir kau dari sini, lebih baik enyah jauh jauh!" teriak
Leng Hong ih gusar. Dalam marahnya sampai apa yang diucapkan pun saling
bertentangan. tapi ketika sinar matanya ditujukan kembali ke
357 ujung pedangnya dia segera pulih kembali menjadi serius dan
mantap. Disinilah letak perbedaan antara orang yang berilmu tinggi
dan orang berilmu rendah.
Bagi seseorang yang berilmu tinggi, maka dalam keadaan
apa pun atau perasaan yang bagaimanapun, dengan cepat dia
dapat segera mengendalikan perasaan sendiri.
Karena sewaktu pedang sudah digenggam maka segenap
pikiran dan perhatiannya telah tertuju diujung pedang
tersebut. Walaupun si jago pedang buta tak dapat menyaksikan sikap
dari Leng Hong ih sekarang tapi dia seakan akan dapat
melihatnya dengan jelas, tampak dia segera manggut
manggut. "Ehmm kunci dari ilmu pedang adalah konsentrasi, Leng
Hong ih, kau telah berhasil memahami rahasia dari ilmu
pedang, tapi untuk mencapai tingkatan yang paling tinggi, kau
masih harus menempuh suatu perjalanan yang amat jauh !"
Ucapan tersebut diucapkan dengan sejujurnya dan muncul


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari hati sanubari yang sesungguhnya.
Leng Hong ih termenung beberapa saat kemudian katanya
dengan suara dalam: "Lebih baik tak usah berbicara yang tak berguna, aku ingin
melihat dulu ilmu pedangmu itu berasal dari siapa ?"
358 Jago pedang buta tersenyum:
"Kau anggap Tee keng jit kiam sudah merupakan suatu
ilmu pedang yang paling hebat di langit dan bumi " Kalah
ditangan ku pun masih merasa tidak puas?"
Mencorong sinar terang dari balik mata Leng Hong ih,
segera serunya: "Maksudmu. . ."
Mendadak wajahnya berubah hebat serunya kembali.
"Jadi kau telah bertemu dengan Si Pedsng langit Bok"
Si jago pedang buta Bok Ci segera mendongakkan
kepalanya dan tertawa seram.
"Haaa, haaah haaaa, apakah kau menganggap si pedang
langit sudah mati " Huuh ! Cepat undang kedatangan gurumu
" Leng Hong ih tertegun sesaat, kemudian teriaknya keras
keras. "Aku tidak percaya kalau kau adalah ahli waris dari si
pedang langit," "Seharusnya kau memanggil susiok kepadaku"
"Aku tidak percaya, apa pun yang kau katakan aku tetap
tidak percaya," seru Leng Hong ih cepat.
Beberapa patah katanya itu kontan saja membuat Ka Bong
lin dan Leng Ning ciu menjadi termangu mangu karena
keheranan, tapi Liong Tian im yang bersembunyi dalam gua
dapat memahami dengan jelas.
359 Dia tahu Leng Hongya pasti akan menampilkan diri guna
menyelesaikan persoalanku hal mana berarti perselisihan
antara pedang langit dan pedang bumi pun harus diselesaikan.
Diam diam dia lantas berpikir:
"Ilmu pedang toako memang sudah mencapai taraf pedang
dan tubuh bersatu padu, sekali Leng Hong ih mengerahkan
segenap kekuatan yang dimilikinya pun percuma, dia tak akan
berhasiI mendapatkan keuntungan apa apa . . "
Dengan mata kepala sendiri dia mengikuti jalannya
pertarungan antara Leng Hong ih melawan Bok ci, diapun
menyaksikan si Jago pedang buta melancarkan serangan yang
luar biasa itu. Hal mana. hatinya turut dibikin terkesiap akan kelihayan
jurus pedangnya yang sangat lihay itu, diapun mencoba untuk
memikirkan bagaimana caranya mematahkan jurus serangan
tersebut. Diam diam pikirnya "Kalau berganti aku, dalam lima belas jurus Leng Hong ih
pasti seakan akan kehilangan pedangnya dan tewas, tapi jika
aku harus bertarung melawan toako, diujung senjata aku
masih kalah setengah tingkat, tapi kalau ditambah dengan
cincin maut serta ilmu totokan Jian hun hiatci, bisa jadi kami
sama-sama terluka parah."
Diam diam dia mengagumi kelihayan ilmu pedang dari si
Jago pedang buta itu, selain diam diam menguatirkan
kemampuan ilmu silat sendiri, pikirnya:
360 "Tetapi di dalam sesuatu pertarungan sengit antara sesama
jago lihay, mana mungkin dia akan memberi peluang bagiku
untuk melepaskan serangan dengan cincin maut" Tampaknya
ilmu silatku masih kalah bila di bandingkan dengan
kepandaian silat toako!"
"Gen'U amab!" dia menggenggam tangannya kencang
kencang sambil berpikir lebih jauh:
"Bila aku berhasil mendapatkan genta emas itu, apa lagi
berhasil mempelajari semua simbol tenaga dalam yang
tercantum dalam genta itu hingga kepandaianku memperoleh
kemajuan pesat, pada saat itulah aku baru bisa melebihi
toako. . ." Untuk sesaat banyak hal yang dipikirkan olehnya, ia
teringat kembali akan dendam kesumatnya atas kerubutan
Hud-bun samseng terhadap gurunya, lalu diapun teringat akan
penderitaan, siksaan dan kematian yang menimpa ayahnya
gara gara genta emas. Diam diam ia bersumpah didalam hati.
"Aku harus membunuh Hud bun sam seng, agar Kim mo cin
jin muncul kembali didalam dunia persilatan dan melebihi
nama besar dari pedang langit dan pedang bumi, . ."
Setelah berpikir sampai disitu, sorot matanya pelan pelan
dialihkan kembali ke tubuh Leng Ning cu yang tinggi
semampai. Waktu itu Leng Ning ciu sedang dibikin pusing menyaksikan
jalannya pertempuran di arena, walaupun pertarungan hanya
berlangsung beberapa jurus, namun dia tahu kalau
361 kepandaian silat yang dimiliki toa suhengnya masih selisih
jauh dibandingkan dengan kepandaian si jago pedang buta.
Gadis itu dibesarkan dalam lembah Tee ong kok, dihari-hari
biasa pun sudah banyak membaca kitab pusaka ilmu pedang,
walaupun tenaga dalamnya sangat terbatas, tapi dalam bidang
ilmu pedang, dia mempunyai pengetahuan yang mendalam
sekali. Sekalipun dia tak tahu kenapa termashurnya nama pedang
langit dan pedang bumi dalam dunia persilatan dimasa lalu,
tapi dia tahu jika Leng Hong ih bersikeras untuk bertarung
melawan Bok Ci, niscaya dia akan menderita kalah.
Sambil menggigit bibinya yang merah, diam diam dia
berpikir: "Berhubung tempat ini letaknya berada di belakang
benteng, lagi pula ayah selalu menganggap tebing bukit di
belakang sini amat terjal dan sulit dilewati, maka ia tidak
pernah memberi penjagaan disekitar tempat ini, kini tempat ini
sudah kedatangan seorang buta yang begitu lihay, bisa berabe
keadaannya." Dia memandang kembali ke arena, ketika itu sorot cahaya
rembulan memancar diatas wajah Bok Ci membuat
tampangnya kelihatan jelas.
Mendadak satu ingatan dengan cepat melintas dalam
benaknya, hal itu segera membuat sekujur badannya gemetar
keras. Diam diam dia lantas berpikir.
362 "Heran, mengapa tampangnya itu serasa sangat kukenal"
Apakah dahulu aku pernah menjumpainya " Tapi, mengapa
aku tidak mengingatnya lagi. . ."
Tanpa terasa dia teringat kembali dengan pemuda yang
pernah dijumpainya di bawah kaki bukit Liu-san itu, pikirnya
lebih jauh : "Orang itu mengenakan pakaian yang kasar dengan
tampang ke tolol tololan, tapi aneh mengapa aku selalu rindu
kepadanya " padahal kami hanya bersua muka sekali,
mengapa bayangan tubuhnya tak dapat hilang dari dalam
benakku . ." Setelah termangu mangu sejenak, sambil tertawa dia lantas
berpikir lebih jauh: "Dalam keadaan seperti ini, mengapa secara tiba-tiba aku
teringat lagi dengan bocah bodoh itu " Mungkin sapu tangan
yang ku jatuhkan itu sudah dia buang setelah dipakai untuk
membersihkan ingus, mana mungkin dia bisa teringat lagi
dengan diriku, ." Mendadak suara bentakan keras membuatnya tersadar
kembali dari lamunannya, cepat cepat dia mengalihkan sorot
matanya kedepan Tampak olehnya Leng Hong ih yang berperawakan tinggi
besar itu bagaikan angin puyuh berputar kencang, cahaya
pedang yang berkilauan berputar putar mengurung seluruh
badan manusia buta itu. Dia segera berseru tertahan, pikirnya:
363 "Aduh celaka. kali ini dia pasti akan kalah, tapi, apakah aku
akan membiarkan toa suheng terluka ditangan orang lain"
Tapi..." Sorot matanya yang berkilat tajam mendadak berhenti
diatas tubuh Ka Bong lin yang sedang berdiri termangu mangu
disisi arena, dengan suara lantang dia lantas berseru:
"Hei, mengapa kau masih berdiri saja disitu" Cepat pergi
untuk memanggil orang"
Tapi waktu itu seluruh perhatian Ka Bong-lin sedang
dipusatkan ketengah arena di mana kedua orang itu sedang
bertarung, pada hakekatnya dia tidak mendengar suara
panggilannya itu. Sementara itu jurus pedang yang digunakan Leng Hong ih
itu dari gerakan yang keras dan bertenaga kini telah berubah
menjadi sederhana, setiap gerakannya selalu beraturan dan
tidak mendesak ke depan secara sembarangan
Sebaliknya pedang kayu si jago pedang buta Bok Ci masih
tetap bergerak dengan mantap, semua gerakannya amat
lincah dan beraturan pertahanannya kokoh.
Setelah dikalahkan oleh si jago pedang buta dalam satu
gebrakan tadi, sebenarnya Ko Bong lin merasa kurang puas
tapi sekarang setelah dilihatnya toa suheng yang dibanggakan
olehnya selama inipun tidak berhasil menangkan Iawannya
sekalipun telah mengeluarkan ilmu pedang Tee ciok jit kiam
(tujuh pedang sudut bumi), diam diam dia mulai merasa
terkejut bercampur kagum atas kelihayan lawannya.
Bersamaan itu pula dia pun lantas menghibur diri sendiri:
"Kalau begitu, sekali pun aku dikalahkan olehnya juga
bukan peristiwa yang memalukan !"
364 Tapi ketika ingatan lain melintas didalam benaknya, tanpa
terasa dia merasa malu kembali atas ketidak becusan diri
sendiri. Sebab pihak Iawan hanyalah seorang manusia buta yang
berusia belum sampai tiga puluh tahun, namun ilmu
pedangnya telah berhasil mencapai ketingkatan yang begini
hebatnya. Sedang dia sendiri mempunyai guru yang hebat,
sebaliknya tidak berlatih secara tekun hingga dengan seorang
manusia butapun kalah. Masa aku benar benar tak sanggup mengalahkan seorang
manusia buta. .?" diam diam ia berpikir, "tidak, aku harus
membuat orang lain tahu bahwa aku bukan termashur karena
seruling, aku harus membuat mereka tahu kalau ilmu
pedangku jauh lebih hebat daripada ilmu serulingku."
Begitu ingatan tersebut melintas lewat, dia lantas bertekad
untuk melatih diri lebih tekun, agar bisa menjadi pewaris
lembah Tee ong kok dan termashur dalam dunia persilatan.
Leng Ning ciu yang menyaksikan Ka Bong lin cuma berdiri
termangu mangu belaka tanpa mengubris ucapannya, diam
diam ia menjadi amat jengkel pikirnya:
"Baik, kau tidak memperdulikan aku, mulai sekarang
akupun tak akan memperdulikan diri mu lagi !"
Pada saat itulah mendadak terdengar Leng Hong ih
mendengus tertahan, kemudian tampak bayangan manusia
yang berada didalam arena saling berpisah.
Leng Ning ciu amat terperanjat ketika ia melirik ke arena,
tampak sekilas cahaya pedang meluncur di angkasa dan
365 meluncur sejauh empat kaki sebelum terjatuh ke dalam semak
belukar. Bukan cuma pedangnya saja yang kena di getarkan hingga
lepas oleh si jago pedang buta bahkan pakaian dibagian
dadanya kena tergambar juga sehingga hancur tak karuan.
Dengan napas tersengkal, Leng Hong-ih berdiri termangu
mangu sambil memperhatikan si jago pedang buta Bok Ci,
kemudian dengan tangan yang gemetar dia meraba ke atas
dada sendiri Dibawah cahaya rembulan, pelan pelan dia membuka
telapak tangan sendiri, terasa amat lekat dan ada suatu cairan
yang menempel sewaktu diperhatikan dengan lebih seksama,
ternyata itulah darah, darah masih meleleh keluar tiada
hentinya. Sedangkan Bok Ci dengan pedang kayunya masih berdiri
dengan posisi semula, rambutnya berkibar terhembus angin,
diatas wajahnya juga nampak terpercik oleh beberapa titik
darah .. . "Mengapa kau tidak sekalian membunuhku?" seru Leng
Hong ih dengan suara parau.
Mendengar perkataan itu, pelan pelan Bok Ci menarik
kembali padang kayunya dan menyarungkan kembali. Setelah
itu sambil menyeka noda darah di atas wajahnya dia
menjawab: "Bila kubunuh dirimu, mana mungkin kau akan teringat
dengan diriku setiap waktu?"
366 Kemudian setelah mengebaskan ujung bajunya dia
mendongakkan kepala dan tertawa.
"Haahh.,...haaahh . . . haaah. . . tentunya kau tidak
menyangka bukan, seorang anak yatim piatu yang pernah kau
bacok wajahnya pada empat belas tahan berselang, kini
secara beruntun telah dua kali mengampuni jiwamu!"
Si Jago pedang buta Bok Ci tertawa rawan, tertawa yang
penuh dengan penderitaan kemudian lanjutnya:
"Aku menginginkan kau hidup terus dalam penderitaan dan
menanggung rasa malu, hidup terus sampai aku datang untuk
membunuhmu lagi." "Kau . ... kau .. . " saking gusarnya Leng-Hong ih sampai
tak sanggup mengucapkaa sepatah katapun.
"Cepat sambung kembali lengan kananmu yang patah itu,
kalau tidak, kau akan cacad seperti aku yang kau lihat kini,
kalau sampai begitu, selama hidup kau tak akan mempunyai
kesempatan lagi untuk menangkan aku !" kata Bok Ci lagi.
Liong Tian-im yang menyaksikan kesemuanya itu diam
diam segera berpikir: "Aai . . . toako benar benar sangat lihay, ternyata dia telah
menggetar patah persendian tulang lengannya, sekalipun Leng
Hang ih berhasil menyambungnya kembali, sekalipun dia
melatih ilmu pedangnya dengan tekun, selama hidup jangan
harap dia bisa menangkan diri toako . . ."
367 Setelah menggelengkan kepalanya berulang kali, pikirnya


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lebih jauh : "Padahal ilmu pedang yang dimiliki Leng Hong ih telah
mencapai pada tingkatan tenang, tapi didalam hal sabar dan
ganas dia masih jauh ketinggalan sebaliknya ilmu pedang
toako selain sudah mencapai ketingkatan hampa, lincah dan
dahsyat, bahkan juga menguasai tentang keganasannya !"
Dengan perasaan bergidik kembali dia berpikir:
"Bila aku harus bertarung melawan dirinya tampaknya aku
mesti sanggup untuk bertindak keji . . . "
Sekarang ia memang bisa berpikir demikian tapi dalam
perebutan nama di kemudian hari dia tak sanggup untuk
bertindak keji dan ganas dalam pertarungannya melamun Bok
Ci sehingga nyaris kena dibacok oleh lawannya.
Liong Tian im menghela napas panjang pikirnya kt rubah:
"Semoga saja aku tak akan pernah bertarung melawan
toako. . ." Mendadak sebuah jeritan lengking memotong lamunannya
lebih jauh, dia segera mengalikkan kembali sorot matanya
kearena, waktu itu dia saksikan Leng Ning ciu sedang
berlarian mendekati Leng Hong ih"
Sedangkan Leng Hong ih sudah tak sanggup lagi untuk
berdiri tegak, dia sudah tergeletak ditanah, lalu dengan suara
gemetar, berkata: "Sumoay cepat undang suhu datang, katakan kalau ahli
waris dari si pedang langit telah datang. . ."
368 Belum habis kta berkata, tahu tahu dirinya sudah jatuh
pingsan. Leng Ning-ciu belum sempat mengucapkan sesuatu Ka
Bong lin telah menerjang tiba, maka dengan cepat gadis itu
berseru: "Kau cepat bimbing toa-suheng menuju kedepan lembah,
biar aku yang menghadapi si buta ini . . ."
Buru buru Ka Bong-lin memayang tubuh Leng Hong-ih dan
kabur menuju ke lembah bagian depan.
Sedangkan si jago pedang buta Bok Ci telah berteriak pula
dengan penuh kegusaran: "Ning-ciu. kau . . . ."
Paras muka Leng Ning ciu dingin bagaikan es,pelan pelan
dia berpaling sambil katanya:
"Kau bilang apa ?"
Kemudian sambil berjalan ke hadapan jago pedang buta,
katanya lagi dengan dingin.
"Kau anggap berhak untuk memanggil nama ku?"
"Ning Ciu, apakah kau sama sekali tidak teringat lagi
dengan diriku?" seru Bok Ci penuh penderitaan.
Leng Ning ciu segera mendengus dingin.
"Hmm, mengapa aku harus teringat akan dirimu" Aku sama
sekali tidak kenal denganmu."
369 Diatas wajah si jago pedang buta Bok Ci segera
menampikan suatu perasaan menderita yang sangat hebat,
dengan suara gemetar katanya:
"Empat belas tahun berselang setiap hari aku selalu
mengajakmu pergi ke mata air Jin Hong-si untuk bermain air
waktu itu aku selalu memetikkan banyak bunga untukmu,
apakah kau telah melupakannya?"
"Empat belas tahun berselang?" Leng Ning ciu termenung
sejenak, empat belas tahun berselang aku masih berumur lima
tahun, mana mungkin aku bisa teringat akan dirimu?"
Kembali si jago pedang buta menghela napas panjang.
"Aaai, tapi aku masih jelas tetap teringat akan dirimu,
waktu itu kau mengenakan pakaian berwarna hijau dengan
sepasang pita merah yang mengikat rambutmu, setiap hari
kau bermain kesana, keruan mukamu yang bulat telur
berwarna merah dadu. . ."
"Tampaknya kau lagi mengigau" Masa seorang buta bisa
melihat warna bajuku" Apalagi aku juga tak pernah
bertampang seperti itu. ."
"Ning-Ciu, apakah kau sama sekali tak teringat dengan
diriku lagi. . ." suara si jago pedang buta mulai gemetar.
Mendadak sekilas perasaan girang menghiasi wajahnya dia
segera berseru kembali: "Masih ingatkah kau, wakttu itu aku menghadiahkan
sebuah layang-layang besar untukmu" Layang-layang besar
yang berbentuk kelabang. . ."
370 "Aaaah, benar, aku masih ingat, apakah kau adalah si
orang yang diatas kepalanya ada codetnya. . ."
"Benar, benar" seru jago pedang buta amat gembira, "aku
adalah Bok Ci yang kau panggil sebagai si balok kayu besar,
sekarang tentunya kau sudah teringat kembali bukaa ?"
"Kau . ,. mengapa matamu buta " Siapa yang bisa
menyangka kalau matamu menjadi buta ?"
Dengan suara gemas si jago pedang buta Bok Ci segera
berseru: "Ke semua nya ini adalah gara-gara ulah ayah mu maka
hari ini aku datang kemari untuk membuat perhitungan
dengannya atas hutang hutangku pada empat belas tahun
berselang !" "Cepatlah pergi dari sini, kau bukan tandingan ayahku !"
seru gadis itu cepat. Bok Ci segera mendongakkan kepalanya dan tertawa
bergelak, "Haaa, haaa, haaa, sekalipun Leng Yok peng telah
mendapat warisan langsung dari si pedang bumi, tapi aku Bok
Ci masih tidak memadang sebelah matapun kepadanya, Ning
ciu. kau menyingkirlah dari sini, jangan kau campuri urusanku
dengan Leng Yok peng!"
"Bodoh, dia kan ayahku, mengapa aku tak boleh
mencampurinya." bentak Leng Ning ciu dengau penuh
kegusaran. Sementara itu, Liong Tian-im yang bersembunyi di dalam
gua merasa amat gelisah, dia kuatir Leng Hongya datang pada
371 saat itu sehingga terjadi pertarungan antara jago pedang buta
dengannya. Sekalipun dia tidak mengetahui sampai dimanakah taraf
kepandaian silat yang dimiliki Leng Yong peng, tapi nama
besar Leng Hong ya sudah puluhan tahun termashur di dalam
dunia persilatan, sudah pasti dia seorang jago yang amat
lihay. Dari apa yang dilakukannya di dalam neraka hitam, diapun
tahu akan kelicikan, kekejaman serta kebuasan dari Leng
Hongya, itulah sebabnya dia merasa kuatir sekali bagi
keselamatan jiwa Bok Ci Diam diam pikirnya:
"Aku masih membutuhkan dari Leng Hong-ya sekitar
kematian yang menimpa ayahku, seandainya nanti Bok toako
sampai bertarung melawan Leng Hongya, maka aku harus
membantu pihak yang mana ?"
Karena berpendapat demikian, maka dia sangat
berharapkan Bok Cj mau menuruti nasehat dari Leng Ning ciu
dan mengundurkan diri dari lembah Tee ong kok tersebut.
Tampaklah olehnya, si jago pedang buta Bok Ci sedang
memandang langit, sambil termangu kemudian berkata pelan:
"Empat belas tahun aku berlatih dengan tekun, yang
kutunggu tunggu saat seperti ini apakah kau mengharuskan
aku melepaskan kesempatan ini dengan begitu saja ?""
"Kau anggap ilmu pedangmu sangat lihay dan bisa
menangkan ayahku " Hmm, aku hanya tak ingin menyaksikan
kau tewas diujung pedang ayahku, mengerti ?"
372 Kemudian dengan suara yang dingin bagaikan es, dia
berkata lebih jauh: "Bila kau ingin mampus, maka lebih baik aku saja yang
turun tangan membunuhmu !"
"Aah, masa kau dapat membunuh aku ?" ucap Bok Ci
sambil tertawa. Mendadak Leng Ning ciu menerjang ke depan sambil
meluncurkan serangan, kemudian terdengar Bok Ci berteriak
marah: "Kau adalah murid Lei san popo ?"
Leng Ning-ciu segera kena didorong pula oleh pukulan Bok
Ci sehingga hampir roboh ke atas tanah, untung dia segera
dapat berdiri kembali. Pelan pelan dia membereskan rambutnya yang kusut,
kemudian ujarnya sambil tertawa ringan:
"Apakah sampai sekarang kau baru tahu ?"
Ternyata saat itu pura pura berlagak bertindak jatuh, Bok
Ci segera maju untuk menolongnya, maka dia pun
mengulurkan tangannya ke depan.
Siapa tahu, pada saat itulah ujung jari tangan Leng Ning-
Ciu menyambar lewat dan meninggalkan sebuah bekas yang
memanjang di atas urat nadi pada pergelangan tangannya.
Seketika itu juga si jago pedang buta merasakan
pergelangan tangannya menjadi kaku dan kesemutan, seluruh
373 pergelangan tangan kirinya seakan akan terbakar rasa panas
itu menjalar sampai ke bahunya.
Dalam tertegunnya, serta merta dia lalu mendorong tubuh
Leng Ning-ciu ke belakang kemudian dengan cepat menotok
jalan darah sendiri dan menutup peredaran darah pada lengan
kirinya. Perasaan yang sangat aneh itu kontan saja mengejutkan
pula hatinya, membuat dia lantas teringat alan sejenis ilmu
silat aneh yang seringkali dikatakan gurunya.
Maka sambil tertawa dingin diapun berkerut:
"Sungguh tak kusangka kalau kau adalah muridnya Lei san
popo yang termashur didalam dunia persilatan karena ilmu
beracunnya nya. maaf, maaf .. ."
Setelah berhenti sejenak, sambil tertawa kcitrya lebih.
"Cuma sayang kau telah memporak porandakan semua
lamunan yang berada dalam hatiku."
Leng Ning ciu menjadi tertegun setelah mendengar
perkataan itu. katanya kemudian:
"Aku berbuat demikian karena tak ingin menyaksikan kau
mati diujung pedang ayahku, oleh sebab itu kugunakan ilmu
Jian sim ka (Kuku pencacad hati ) untuk melukaimu dan agar
kau tahu diri dan mengundurkan diri dari sini, nah. ini obat
penawarnya !" Ia melemparkan sebungkus bubuk obat kedepan, kemudian
berkata lebih lanjut: 374 "Setelah kau minum obat ini, dua jam kemudian racun yang
mengeram dalam tubuhmu akan lenyap, kalau tidak maka sari
racun itu akan menyerang ke jantungmu kalau sampai
demikian keadaannya pasti akan terlambat"
Si jago pedang buta tertawa getir.
"Aku percaya racun semacam itu masih belum dapat
mematikan aku tapi kau pasti akan teringat selalu akan ilmu J
tu si m ku mu itu, bilamana dikemudian hari kita bersua lagi,
aku ingin sekali mencoba kelihayan dari ilmu silat ajaran Lei
san popo !" Selesai berkata dia lantas membalikkan badan dan berlalu
dari situ, dalam waktu singkat bayangan tubuhnya telah
lenyap dibalik kegelapan sana.
Liong Tian im tidak menyangka kalau persoalan tersebut
akan berakhir dengan begitu sederhana, diam diam pikirnya:
"Bok toako merupakan ahli ilmu obat-obatan, racun
tersebut sudah pasti tak akan begitui berpengaruh apa-apa
baginya, tapi luka didalam hatinya mungkin sukar untuk di
obati kembali. Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, mendadak dia
merasa ada segulung angin dingin berhembus lewat dari
belakang tubuhnya. Tanpa berpaling lagi, Liong Tian im segera membalikkan
tangannya samoil menyambar keatas benda yang menyerang
tiba itu. Tapi begitu pergelangan tangannya dilontarkan, dia baru
merasa kalau benda itu adalah sebilah pedang yang tajamnya
375 bukan main. serta merta dia merubah serangannya dari
serangan pukulan menjadi serangan jari tangan, sambil
melompat kedepan dia menerobos ke luar dari gua tersebut.
Kemudian jari tangan kanannya diayunkan kedepan, ilmu
jari Jian hun biar ci yang maha dahsyaf itupun dilepaskan
kedepan. "Criiiit! ditengah deruan angin tajam dari arah gua sudah
kedengaran suara jeritan kesakitan.
Liong Tian-im yang berada ditengah udara segera dapat
mendengar pula jeritan keras dari Leng Ning ciu.
Ketika gadis itu melihat dari atas tebing karang mendadak
melayang turun sesosok bayangan manusia, ia nampak
terkejut sekali, dengan wajah tertegun tubuhnya mundur
selangkah. Dalam keadaan seperti ini, Liong Tian Im juga tak ada
waktu untuk memeriksa siapa gerangan yang melancarkan
serangan sergapan kepadanya itu, kini yang dikuatirkan
olehnya hanyalah si jago pedang buta yang telah keracunan.
Begitu mencapai permukaan tanah, dia lantas mengulurkan
tangan kanannya sambil berseru:
"Bawa kemari!" "Apanya yang bawa kemari?" Leng Ning ciu berseru
tertegun. "Bawa kemari obat penawar racunnya!"
376 Berhubung dia berdiri membelakangi cahaya rembulan
sehingga Liong Ning ciu tak dapat melihat jeIas wajah Liong
Tian im. Tapi setelah paras muka sianak muda itu dapat terlihat
jelas, dengan perasaan bergetar keras segera serunya: "Kau. .
." Melihat kegugupan orang, Liong Tian im melunakkan pula
nada suaranya, dia berkata:
"Bok Ci adakah toako ku, sekarang dia telah keracunan,
maka tolong nona sudi memberikari obat penawar itu
kepadaku, aku kuatir kalau sam pai terlambat maka..."
Dengan sorot mata yang tajam Leng Ning cu mengawasi
wajah Liong Tian im yang gagah lekat lekat kemudian
serunya: "Siapakah kau?"


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Liong Tian im yang dipandang seperti itu segera merasakan
hatinya menjadi tegang sahutnya, "Aku .."
Mendadak pipinya menjadi merah padam, dia segera
meaarik napas panjang panjang untuk mengendalikan gejolak
perasaannya, setelah itu baru berkata:
"Aku adalah Liong Tian im !"
"Liong Tian im. . . Liong Tian-im . . ." setelah mengulangi
nama itu beberapa kali Leng- Ning ciu segera berkata lagi,
"ehm, bagus sekali namamu itu"
"Nama nona pun sangat indah"
377 "Ooh, kau masih ingat dengan namaku ?"
Liong Tian Iin manggut manggut.
"Yaa, nama nona tak akan kulupakan untuk selamanya .. .,"
Tapi setelah mengucapkan perkataan itu, dia baru merasa
menyesali pikirnya lagi :
"Sekarang aku seharusnya pergi mencari toako dan
menyembubkan luka racun yang di deritanya, buat apa aku
mesti mengobrol yang bukan bukan dengannya ?"
Agaknya Leng Ning ciu tidak menyangka kalau Liong Tian
im bakal mengutarakan kerinduannya dengan berterus terang,
setela h termenung sebentar ia lantas berkata :
"Apakab kau adalah orang yang berada di bawah bukit Lau
san tempo hari " Waktu itu aku kehilangan sebuah
saputangan, apakah kau .. apakah kau melihatnya ?"
Dari sakunya Liong Tian im segera mengeluarkan sapu
tangan berwarna hijau dan diletakkannya diatas tangan.
Kemudian sambil berdiri termangu mangu katanya: "Nona
Leng, sapu tangan ini memang kutemukan dipinggir jalan
waktu itu aku tak sempat mengembalikan kepadamu, kini
setelah bertemu lagi dengan nona, memang seharusnya
kukembalikan kepadamu..."
"Aku . .. " paras muka Leng Ning-ciu agak berubah.
"Aku hanya seorang pelajar rudin, apakah nona merasa
saputangan ini kotor setelah terjamah olehku ?" tukas pemuda
itu dingin. 378 ocOoo OOOO LENG NING ClU sama sekali tak menyangka kalau Liong
Tian im begitu tak berperasaan sehingga maksud hatinya tak
dapat dipahami, padahal selama beberapa waktu ini dia selalu
merindukan dirinya, sebaliknya pemuda itu . . ..
Sambil menggigit bibir dia lantas menyambut saputangan
itu dari tangan Liong Tian im, kemudian katanya dingin:
"Terima kasih banyak atas kesediaanmu untuk menyimpan
saputangan ini setiap waktu. . ."
Mendadak suatu dorongan emosi mencekam perasaannya,
dengan cepat dia mencengkeram saputangan tersebut dan
merobek-robeknya sehingga hancur berkeping-keping.
Liong Tian-im yang menyaksikan sapu tangan yang selama
setengah bulan ini disimpan bagaikan mutiara telah di robek
robek oleh Leng Ning ciu, kontan saja hatinya merasa sakit,
dia merasa hatinya bagaikan turut dicabik cabik oleh gadis itu.
Memandang hancuran saputangan yang tersebar diatas
tanah, Liong Tian-im menggertak gigi sambil berpikir:
"Aku belum pernah menaruh perasaan cinta terhadap
perempuan manapun. Tak nyana baru saja menaruh hati
kepadanya, dia telah menghancur lumatkan perasaanku itu.
Setelah menarik napas panjang, pikirnya:
"Mulai sekarang dan seterusnya aku tak akan terpikat lagi
oleh senyum manis gadis manapun aku tak akan jatuh cinta ,..
" 379 Leng Ning ciu telah menarik kembali sorot matanya yang
duka dari atas cabikan sapu tangan yang tersebar diatas
tanah, kemudian sambil mengendalikan perasaan sedih
didalam hatinya ia berkata:
"Sesungguhnya sapu tangan itu sudah tidak berguna lagi
bagiku," "Tahu begitu, seharusnya kubantumu untuk mencabik
cabiknya semenjak dulu!" " sambung pemuda itu dingin.
Padahal dia tak begitu memahami perasaan seorang
wanita, tidak tahu bagaimanakah perasaan wanita yang
mengagumi seorang pria sebab wajarlah kalau wanita
berlagak dengan tingkah laku yang macam macam hanya
dengan maksud untuk menutupi rasa malunya belaka.
Liong Tian im tak berpengalaman didalam hal ini maka dia
tidak memahami perasaan halus wanita, didalam anggapannya
gadis itu memang sengaja bersikap demikian padanya.
Dalam pada itu Leng Ning Ciu telah berpikir lagi dengan
perasaan yang amat sedih:
"Dia sama sekali tidak memandang sebelah mata pun
padaku, mungkin dia sudah mempunyai gadis lain yang jauh
lebih baik daripada diriku . ."
Di pihak lain, Liong Tian Im juga telah mengendalikan
kembali gejolak perasaannya, dia lantas berkata:
380 "Nona, harap kau sudi menyerahkan obat penawarmu
kepadaku, aku harus segera mengejar Bok toako, bila sampai
terlambat . ." "Aku, mengapa aku harus memberikan obat penawar itu
kepadamu?" ?"Eeeh, bukankah tadi kau telah mengabulkan
permintaanku?" seru Liong Tian Im tercengang.
"Tidak, aku tak pernah meluluskan permintaanmu, aku
tidak pernah bersedia memberi obat penawar kepadamu
mungkin kau sendiri yang salah mendengar?"
Liong Tian lm menjadi naik darah, serunya dengan cepat:
"Sudah jelas kau yang telah menyanggupi toako untuk
memberi obat penawar kepadanya. sekarang kau mungkir
lagi, apakah . . ." "Apakah kenapa?" tukas gadis itu cepat, "tadi aku hendak
memberi obat penawar kepadanya, tetapi dia tidak mau,
sekarang tentu saja aku tak dapat memberikannya lagi
padamu." Liong Tian im tak menyangka kalau gadis yang cantik dan
anggun ini bakal berulang kali menyulitkan dirinya, dengan
suara dalam segera katanya:
"Dengan cara menyergap kau telah melukai toakoku,
sekarang kau menyusahkan diriku lagi sesungguhnya apa
maksudmu?" 381 "Hmm, mati hidupnya apa sangkut pautnya denganmu"
Kalau dia sampai terluka, hal ini harus disalahkan mengapa
ilmu silatnya tidak becus.?"
Saking gusarnya sekujur badan Liong Tian-im sampai
gemetar keras, teriaknya:
"Tidak kusangka kalau kau adalah seorang manusia
semacam ini, aku benar benar telah salah menilai dirimu."
"Kau menganggap aku manusia apa?" seru Leng Ning cu
dengan sorot mata berkilat.
"Sekalipun kau memiliki paras muka yang cantik dan
potongan badan yang indah, sayang justru memiliki sebuah
hati yang paling jahat dan paling busuk, hmmm ! M.cara
,begitukah putri dari Leng Hongya yang merajai lembah Tee
ong kok . . ." "Kau berani mengatakan aku jelek dan jahat?" seluruh
tubuh Leng Ning ciu gemerar keras saking gusarnya, "kau . . .
kau anggap aku tidak berani membunuhmu ?"
Liong Tian im segera mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak bahak. "Haaahh , . . haaahh , , . haaahh , . . semenjak terjun ke
dalam dunia persilatan hingga kini, pelbagai kesulitan telah
kujumpai, tapi belum pernah kupahami apa yang dinamakan
dengan kematian, apalagi kau tak lebih cuma seorang
perempuan !" "Kalau perempuan lantas kenapa ?" jerit Leog Nmg ciu,
"apakah kau anggap perempuan itu kaum yang lemah "
382 Ketahuilah, perempuan itu jauh lebih kuat dari kaum pria, kau
be rani menghina kaum wanita ?"
Sebenarnya dia adalah seorang gadis yang bernyali kecil
dan pemalu, tapi sekarang lantaran cinta dan mendongkol,
keberaniannnya menjadi bertambah besar.
Dengan cepat dia maju kedepan mengayunkan tangan
kanannya ke depan, tiga rentetan cahaya kebiru biruan segera
meluncur kedepan dengan cepatan tinggi.
Dalam jarak yang begitu dekat, apalagi berada dalam
keadaan marah, tak sempat bagi Liong Tian im untuk
menghindarkan diri dari serangan jarum hui hong ciam yang
lembut seperti bulu kerbau itu.
Sambil mendengus dingin si anak muda itu segera
mengibaskan ujung bajunya.
"Hmmm, dengan besi rongsokan semacam inipun kau
berani berlagak dihadapanku, hmm betul betul manusia yang
tak tahu diri" Begitu terkena kebasan ujung bajunya, ketiga batang jarum
Hui bong ciam itu segera menancap semua diatas bajunya.
"Kau anggap racun jarum ini mampu untuk membinasakan
diriku?" dia mengejek.
Dengan jepitan kedua jari tangannya dia mencabut keluar
ke tiga batang jarum Hui hong ciam tersebut, kemudian
meremasnya dengan tangan, seketika itu juga jarum jarum
hancur menjadi bubuk dan berterbangan di udara.
383 "Kau tidak takut racun?" seru Leng N ng-ciu sambil
menggigit bibir menahan diri.
Belum habis dia berkata, kaki kanannya sudah diangkat dan
sikutnya digetarkan sepuluh batang paku Thian lo teng seperti
sebuah jala kecil langsung menyergap tubuh Liong Tiam im
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.
"Benar benar seorang perempuan berhati keji" maki Liong
Tian im gusar. Dengan cepat dia mengigos kesemping lalu melompat
mundur sejauh delapan depa dari tempat semuIa, setelah itu
tangannya kembali dikebaskan paku-paku Thian-long teng
yang menyambar tiba secepat kilat itu segera terhenti
ditengah jalan dan berjatuhan keatas tanah. Kemudian sambil
meluruskan kedua jari tangannya, si anak muda itu
membentak keras: "Aku tak dapat melepaskan dirimu"
Leng Ning ciu tidak menyangka kalau Liong Tian im telah
berhasil melatih ilmu khikang pelindung badan yang sangat
lihay sehingga paku paku Thian long teng sama sekali tidak
ber manfaat apa apa. Sementara dia masih tertegun, dilihatnya Liong Tian im
telah menerjang tiba. Untuk menghindarkan diri tak sempat lagi urat nadi pada
pergelangan tangan kanannya segera kena dicengkeram oleh
pemuda tersebut. 384 Kontan saja seluruh badannya menjadi kesemutan dan
badannya pun kena ditarik sampai turut berputar setengah
lingkaran busur. Mendadak gadis itu bersuit nyaring, melihat itu, Liong Tian
im segera tertawa dingin, serunya:
"Malam ini jika kau tidak menyerankan obat penawar itu
kepadaku, akupun tak akan melepaskan kau perrgi, sekalipun
Leng Hongya datang sendiri kemari. ."
Baru berbicara sampai disitu, mendadak ia terbayang
kembali dengan peristiwa di lembah Yok ong kok kemarin,
waktu itu diapun menyandera Hong Tin tin untuk memperoleh
obat. Perasaannya kontan saja bergetar keras, pikirnya:
"Mengapa aku selalu melakukan perbuatan yang biasanya
menyandera kaum wanita dengan maksud untak mendapatkan
semacam benda " Mengapa aku bila berbuat demikian?"
Jilid 10 TATKALA dia menyaksikan sorot mata Leng Ning-ciu yang
penuh dengan perasaan benci itu, hatinya menjadi lembek,
setelah menghela napas panjang ujarnya !
"Aku tak ingin menyulitkan dirimu, aku hanya berharap kau
sudi menyerahkan obat penawar kepadaku."
"Kalau kau memaksaku disertai dengan ancaman, sampai
matipun aku tak akan menyerahkan obat penawar itu
kepadamu." jerit Leng Ning ciu.
385 Liong Tian im tertawa getir, baru saja dia hendak
menerangkan alasannya mengapa dia sampai berbuat
demikian, mendadak senyumnya membeku, sepasang
tangannya digetarkan dan dia segera melayang sejauh enam
depa dari tempat semula. Rupanya dari dalam lengan Leng Ning ciu telah menerobos
keluar dua ekor ular kecil, kedua ular tersebut meluncur keluar
bagaikan dua batang anak parah dan langsung memagut ke
arah urat nadi pada pergelangan tangannya, Karena
cekalannya dilepaskan oleh Lian Tian Im secara tiba tiba, Leng
Nina-ciu menjadi kehilangan keseimbangan badannya, hampir
saja dia tak sanggup berdiri tegak, setelah mundur beberapa
langkah untung saja ia tak sampai terjatuh ke tanah.
Tapi setelah melihat keadaan Liong Tian Im yang
mengenakan, sambil bertepuk tangan dari tertawa soraknya:
"Tay gin, Siau gin. cepat gigit dia sampai mati! "
Liong Tian Im merendahkan tubuhnya ke bawah sambil
mendengus. sepasang telapak tangannya segera berputar
membentuk setengah lingkaran busur, kemudian dengan
membawa deruan angin tajam langsung membabat kebawah.
Ke dua ekor ular perak itu berteriak keras, bukan mundur
tiba tiba mereka malah maju ke depan kemudian bersama
sama memagut puog gung tangan Liong Tian Im.
Dengan kegirangan Leng Ning ciu berteriak:
"Kali ini kau bisa mengancam orang lagi dengan kekerasan
bila sampai terpagut oleh Toa-gin dan Siao gin, niscaya
nyawamu akan melayang . . ."
386 Paras muka Liong Tian im dingin bagaikan salju. dia
berseru dengan suara dalam:
"Belum pernah kujumpai perempuan yang berbau kejam
seperti kau, akupun tak pernah menyangka kalau perempuan
secantik kau ternyata mempunyai hati yang jelek dan sebusuk


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau." Begitu ucapan tersebut habis diucapkan, sepasang telapak
tangannya segera ditepuk menjadi satu.
"Plaaak !" ketika punggung tangan saling bertemu dengan
punggung tangan, kedua ekor ular kecil berwarna perak itu
tahu tahu sudah tergencet sehingga kepalanya hancur
berantankan. "Nab, sekarang kukembalikan kepadamu !" bentak Liong
Tian im, Sepasaag pergelangan tangannya dilontarkan kedepan,
kedua ekor bangkai ular ini segera meluncur kedepan dengan
kecepatan bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya.
Leng Ning ciu tidak menduga kalau Liong Tian Im sama
sekali tidak ambil perduli terhadap pagutan beracun dari ular
kecilnya, ketika dia menyaksikan kedua ekor ular itu terhajar
sampai hancur, saking kagetnya dia sampai tak mampu untuk
bernapas lagi. Tubuh Liong Tian-im menerjang ke muka berbareng
dengan meluncurnya kedua bangkai ujar itu ke depan, belum
lagi Leng Ning ciu berhasil menghindarkan diri dari lemparan
bangkai ular tersebut, tahu tahu ikat pinggangnya sudah kena
dicengkeram. 387 Leng Ning ciu segera menjerit lengking, telapak tangannya
segera diayunkan menghantam batok kepala lawan.
Liong Tian ini mendengus dingin, ibu jari tangan kanannya
segera menekan ke bawah mencengkeram jaIan darah Tay
meh hiatnya. Seketika itu juga Leng Ning ciu merasakan seluruh
tubuhnya menjadi menjadi kaku, tangannya yang menabok
kebawah pun hanya menyerempet pipi pemuda itu lalu
terkulai lemah. "Sekarang aku tak akan bersnngkan-sungkan lagi dengan
dirimu, tampaknya terbadap manu sia yang tak tabu aturan
seperti kau, akupun tak usah banyak adat lagi."
"Mau apa kau ?" seru Leng Ning ciu dengan mata terbelalak
lebar. "Jika kau enggan menyerahkan obat penawar itu kepadaku,
terpasa aku harus turun tangan sendiri untuk mengambilnya."
" Apa ?" Leng Ning Ciu menjerit kaget, "kau," kau hendak .
.. " Liong Tian-im tidak sungkan-sungkan lagi dia segera
menguarkan tangannya dan merogoh kedalam sakunya untuk
mengambil obat penawar racun itu.
Leng Ning ciu merasakan seluruh badannya menjadi amat
lemas dan sukar untuk bergerak ketika dia menyaksikan Liong
Tian im dengan begitu berani merogoh kedalam sakunya,
marah padam selembar wajahnya karena jengah dia segera
berteriak keras: 388 "Kau . . . . kau manusia liar, kau tak boleh berbuat
demikian . . . aduh !"
Rupanya tangan Liong Tian im yang sedang merogoh
kedalam sakunya untuk mencari obat penawar itu tanpa
sengaja telah menyentuh puting susu pada payudaranya,
kontan saja sekujur tubuh gadis itu gemetar keras dan air
matanya jatuh bercucuran.
"Kau berani mempermainkan aku, tunggu sampai ayahku
datang, aku akan menyuruhnya membunuhmu." dia berpekik
sambil menangis tersedu sedu.
Liong Tian im merasakan perasaannya tak karuan, agak
tergagap dia berseru : "Maaf, aku sama sekali tidak bermaksud sengaja."
"Kau . . . kau . . . aku amat membencimu !" seru Leng Ning
ciu sambil menggigit bibir, "aku hendak membunuhmu dengan
tanganku sendiri, hendak kudahar dagingmu dan menguliti
tubuhmu." katanya karena gemasnya.
Liong Tian im menghembuskan napas dingin, perasaan
menyesal yang semula menyelimuti hatinya kontan menjadi
tawar kembali sesudah mendengus dingin katanya:
"Aku tak akan banyak berbicara lagi denganmu, aku
hendak pergi !" "Kalau kau punya nyali jangan pergi, tunggu sampai
ayahku datang." 389 "Aku pasti akan merasakan kelihayan dari Leng Hongya tapi
bukan sekarang" sahut Liong Tian im dingin,"kini aku tak
sempat lagi tunggu saja tanggal mainnya"
Mendengar perkataan itu, Leng Ning ciu segera berpikir:
"Apa yang terjadi pada malam ini" mengapa ayah belum juga
datang" sedang paman berdua pun belum juga kunjung tiba
kemari . aaai.tampaknya aku harus merasakan siksaan dan
hinaan dan binatang ini!"
Liong Tian Im segera menepuk belakang pinggang Leng
Ning ciu sehingga jalan darahnya tertotok, kemudian katanya
dingin: "Bila ayahmu datang, katakan kalau putra Poh-mia giam lo
Liong Siau thian telah berkunjung kemari dua hari kemudian
aku bersama si jago pedang buta Bok Ci pasti akan datang
lagi kemari." Air mata telah jatuh bercuran membasahi seluruh wajah
Leng Ning ciu, serunya dengan suara gemetar:
"Liong Tian im kau. . . kau manusia berhati srigala, kau .
babi busuk, kau pandainya cuma mempermainkan kaum
wanita apa terhitung enghiong macan apakah dirimu itu?"
Dengan pandangan yang dingin Liong Tian im memandang
sekejap wajahnya kemudian sikap yang ketus dia berseru:
"Hati paling keji didunia ini adalah hati perempuan bahkan
Bok toako saja kau celakai kenapa aku harus bersikap sungkan
kepadamu.?" Mendadak di tengah udira berkumandang suara
ledakan keras yang memotong pembicaraan Liong Tian im,
dengan cepat dia berpaling tampaknya sekilas cahaya api
390 berwarna kuning dengan membawa suara suitan aneh
meluncur ketengah udara dan memancar ke empat penjuru.
"Haahh?" Liong Tian im segera berseru keheranan setelah
memasang telinga sebentar
Dia mendengar suara manusia yang hiruk pikuk
berkumandang dari arah sebelah kiri, malah suaranya
bercampur aduk dengan suara benturan senjata, kacau sekali
suasananya, "Apa yang telah kau dengar" Leng Ning ciu
bertanya dengan wajah tersenyum.
"Hmm, ada orang telah menyerbu kedalam lembah Tee ong
kok apakah tidak kau lihat disana telah terjadi kebakaran?"
Dengan wajah berubah hebat Leng Ning ciu segera
berseru: "Apakah kau yang membawa mereka masuk kemari" "
Belum sempat Liong Tian im menjawab, dia sudah
membungkukkan punggungnya, mengayunkan lengan dan
menyentil jari tangannya.
selapis kabut tipis segera memancar keempat penjuru, lalu
muncullah titik cahaya tajam memercik kemana mana,
segumpal jarum kecil yang lembut seperti bulu kerbau telah
menyambar kedepan. Liong Tian im membentak keras tangan kanannya segera
dikebaskan kemuka untuk melindungi wajah, sementara
jubahnya mendadak melembung besar seperti balon.
"Criiit cri!lt, criit. . !" diatas jubahnya tahu tahu sudah
menancap penuh dengan jarum kecil yang berkilauan
391 kemudian menyusul tangannya menyambar kedepan, dia telah
mencengkeram empat batang senjata rahasia beracun yang
meluncur datang dari punggung lawan.
Liong Tian im menarik napas dalam dalam, ketika dia
berpaling ke samping, tampaklah rumput hijau yang berada
disekitar tempat itu telah berubah menjadi kuning kehitam
hitaman akibat terkena racun itu, bentuknya seperti hangus
akibat kebakaran. Kemudian dengaa sorot mata yang tajam dia mengalihkan
kembali sorot matanya menatap wajah Leng Ning ciu lekatlekat.
Secara lamat lamat Leng Nng ciu menyaksikan selapis
cahaya emas memancar ke luar dari wajah Liong Tian im,
sorot matanya seperti dua batang pedang yang menusuk
hatinya, membuat dia merasa sakit hati.
"Kau. . . mengapa kau tidak takut racun?" serunya
terperanjat. "Racun yang berada dikolong langit mungkin tiada yang
sanggup untuk melukai diriku?"
Mendadak suara tertawa yang parau dan toa segera
menukas pembicaraan tersebut, mendadak Liong Tian im
mendongakkan kepalanya, nampak seorang kakek berjubah
merah bertopi lebar dan bertubuh nampak seram berdiri
dibalik hutan sana. Dengan suara dingin liong Tian im segera berkata:
"Kau sudah setengah jam lamanya datang kemari,
mengapa hingga sekarang baru munculkan diri" Eim masih
392 ada dua orang yang lain mengapa tidak sekalian munculkan
diri?" Ketika Leng Ning ciu melihat kemuncuIan orang itu, dia
segera berteriak keras: "Susiok, cepat datang menolongku!"
Kakek berjubah merah itu tertawa dingin: "Heeh, besar
amat ryalimu, ternyata berani menyandera puteri dr ri Lembah
Tee ong kck dan murid Lei san popo, begitu masih
mendingan, sekarang berani jjga berbicara sesumbar dengan
mengatakan tidak takut dengan racun yang ada didalam dunia
luas ini. Hmm..! Si raja akhirat perenggut nyawa Liong Siau
thian pun pun belum tentu berani berbicara sesuai b:"r b ia
bertemu dengan lohu dua puluh tahun berselang, sungguh tak
nyana kau sibocah ka. . ."
"Sudah habis belum ocehanmu itu?" tukas Liong Tian
dingin, "hmm sahabat yang berada dibalik hutan, mengapa
tidak segera munculkan diri" Apakah perlu diundang keluar"
Dari dalam hutan segera berkumandang suara nyaring
yang memekikan telinga, kemudian tampak dua sosok
bayangan manusia bagaikan dua ekor burung raksasa
melayang turun dihadapan Liong Tian im.
Orang yang berada disebelab kanan itu adalah seorang
kakek kurus kering yang tingginya tujuh depa dan kurus
kering seperti bambu, bajunya berwarna hitam dan membawa
payung, potongannya seperti setan gantung dalam dongeng.
Sebaliknya yang lain adalah seorang berperawakan pendek
dan gemuk, tubuh bagian bawahnya penuh dengan daging.
393 Dia mengenakan pakaian berwarna kuning berwajah penuh
daging sehingga mata dan hidungnya menjadi satu, sekilas
pandangan dia mirip sekali dengan bulatan daging yang
berwarna kuning. Liong Tian im segera tertawa sinis, ujarnya.
"Aku masih mengira manusia dari mana, rupanya kau si
makhluk aneh yang tak mirip manusia."
"Anjing cilik !" si kurus seperti setan jantung itu berseru
dingin, "jika kau pingin mampus, memang paling tepat jika
datang mencari ku si Hsar bu siang (setan gantung hidup),
hayo majulah !" "Jadi kalianlah manusia-manusia yang membuat keonaran
didalam lembah Tee ong kok?" seru Liong Tian im dengan
sorot mata berkilat. Manusia aneh berbentuk bulatan bola daging itu tertawa
seram. "Bocah keparat, kematianmu sudah tak jauh lagi, terus
terang kukatakan kepadamu malam ini Ih lwe sip ok (sepuluh
manusia bengis dari kolong langit) dibawah pimpinan kami
Ban shia pay telah menyerbu kemari. . ."
Tergerak hati Liong Tian-im setelah mendengar perkataan
itu, segera tegurnya: "Apakah kalian datang karena soal Genta emas pelenyap
irama ?" 394 Ketiga orang itu nampak agak tertegun lalu saling
berpandangan sekejap, setelah itu bentaknya keras-keras:
"Bocah keparat, darimana kau bisa tahu ?"
Padahal Liong Tian im belum pernah mendengar nama Ih
lwe sin ok serta Ban shia ci cun, tapi dia tahu Ban shia ci cun
bisa menyebut dirinya sebagai benggolan dari kaum sesat,
apalagi berani menyerbu ke dalam lembah Tee ong kok, sudah
dapat dipastikan dia mempunyai kemampuan yang amat lihay.
Diam diam segera pikirnya:
"Walaupun aku tidak tahu dimanakah genta emas pelenyap
irama berada, tapi kalau di tinjau dari kedatangan Ban shia ci
cun dengan maksud untuk menanyakan masalah genta emas
pelenyap irama dari mulut Leng Hongya, hal ini membuktikan
kalau Leng Hong ya mengetahui letak dari genta emas
tersebut, bila sekarang kuburkan ke sepuluh manusia bengis
ini memporak porandakan lembah Tee ong kok, maka hal ini
pasti akan mendatangkan kesulitan bagiku ctOi-m Uihhe nfTcTutr'n
genta emas tersebut di kemudian hari"
Begitu ingatan tersebut menyeIinap lewat di dalam
benaknya, dengan cepat si anak muda itu mengambil
keputusan. Leng Ning ciu membelalakkan sepasang matanya lebarlebar,
kemudian berseru: "Susiok, sebenarnya kalian hendak memberi kesulitan buat
ayahku ataukah datang untuk membantu kami ?"
Kakek berjubah merah itu segera tertawa licik.
395 "Hmm, susiok pasti membantumu untuk membunuh
keparat tersebut." sahutnya.
Liong Tian Im menggelengkan kepalanya berulang kali,
sambil menghela napas pikirnya:
"Ada kalanya dia seperti mengerti urusan, tapi ada kalanya
justru seperti anak kecil yang tak tahu apa apa, aai ! Buat apa
kucampuri urusannya " Lebih baik segera ku bunuh ke tiga
orang keparat ini lalu pergi mencari Bok toako, setelah itu
bersamanya datang lagi kemari, waktu itu perduli dia adalah
Ban shia ci cun atau bukan, aku tak usah merasa kuatir"
Setelah berpikir demikian, sambil tertawa katanya:
"Kalian tiga orang tua bangka, dengarkan baik baik, aku
Liong Tian im berasal dari Hoo-Iok, setibanya di Raja akhirat


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nanti jangan salah mencatatkan namamu !"
"Bocah keparat. kaupun harus ingat baik-baik" kata kakek
berbaju merah itu dengan suara dalam. "Lohu adalah Jan iok
kek (manusia pemakan racun) Ki Shia, sedang dia adalah Hoat
bu siang (setan gantung hidup) Lau Tim dan Seng thian cui
(palu pemberat langit) Huan Yu yu . . ."
"Ooooh . . . benar-benar nama yang indah" jengek Liong
Tian im sambil tertawa dingin "si palu pemberat langit Huan
Yu yu, mungkin suniomu yang memberikan nama tersebut
untukmu ?" Si Palu pemberat langit Huan Yu yu berteriak marah,
sepasang tangannya segera dihentakkan keras keras,
seguIung angin pukulan yang bersidan dafcpyai dengan cepat
cnen." guh?"pp Ve c-f p"n. rrei yufo 1 fcenirdia^ tubuhnya
menggelinding ke depan mei!et j^ng s-. anak muda itu.
396 "Hmm, persis seperti bola c5-v in^ yang berguling ditanah,
tak berbeda sedikitpun dengan babi guling yang sedang
bermain dipecomberan. . . "
Sambil tertawa dingin Liong Tian im menjejakkan kakinya
ke tanah dan melompat keudara, lalu tubuhnya berputar
sambil melancarkan tendangan, segulung angin tajam yang
maha dahsyat dengan cepat menerobos masuk ke dalam dan
menghajar di atas pinggang Huan Yu yu.
"Aduuh . ." Sambii menjerit keras Huan Yu-yu mencelat sejauh tujuh
depa setelah berjumpalitan diudara, dia segera meluncur
kebawah dan berdiri tegak dibumi.
Dengan membelalakkan matanya yang sipit seperti mata
tikus lebar-Iebar, dia memandang Liong Tian im dengan
termangu, tak terlukiskan rasa kaget dan tercengang yang
mencekam perasaannya. StJf1 np"-:an si ja-o pemakan racun Ki Shis segera tertawa
dingin. "Bocah keparat, tak nyana kau punya kepandaian juga,
l.")iu ak:ui turuti kau merasakan kc1ii":.yjii d. !i li.r,u beracun
perguruan beracun kami . . ."
"Kalau begitu, lebih baik kuambilkan dulu jarum jarum
beracun ini kepadaku !"
Begitu selesai berkata, bajunya segera di getarkan keras
keras, jarum jarum lembut yang menancap disitu segera
memancar kembali ke tubuh lawan.
397 Ki Shia tertawa seram, sepasang telapak tangannya
diayunkan ke muka melancarkan dua buah pukulan dahsyat
dan menghajar rontok semua jarum kecil yang meluncur tiba
itu. Kemudian sambil mengayunkan tangan kanannya, dia
mengeluarkan dua buah botol putih diri sakunya, lalu berkata:
"Didalam kedua buah botol ini terdapat racun yang sama,
racun ini dibuat dari dua puluh enam macam racun tumbuh
tumbuhan dan lima macam racun binatang, selain itu juga
dicampur dengan air racun yang dihasilkan dari gua Yuleng
tong, karena kudengar kau tak takut dengan pelbagai macam
racun, maka ingin sekali kutantang dirimu untuk bersamasama
menikmati "sajian racun bunga merah itu"
Sesudah berhenti sejenak, dengan suara yang
menyeramkan dia melanjutkan:
"Racun bunga merah ini begitu menyentuh darah segera
akan menyumbat pernapasan, menyentuh benda akan hancur,
tapi kenikmatannya justru melebihi arak Mao tay dari Kui Ciu,
beranikah kau bertaruh denganku ?"
Liong Tiam-im berpikir sejenak, kemudian sahutnya:
"Seandainya aku tidak sampai mati oleh cairan racun
tersebut, apa pula yang hendak kau lakukan ?"
"Lohu akan segera bertepuk pantat sambil angkat kaki!"
Tiba tiba Leng Ning ciu berteriak keras:
398 "Kau jangan beradu racun dengan susiokku, jangan kau
telan cairan racun bunga merah itu, Kau akan segera mati . .
." Seklias sinar buas memancar keluar dari bal ik mata Ki
Shia, katanya capat sambil tertawa:
"Hiantitli, kau tak usah kuatir susiok hanya akan
mengajaknya bermain main saja, dia tak akan mati !"
"Terima kasih atas perhatian nona," kata Liong Tian-im
pula sambil mencibir bibir, "aku memang seharusnya mati, bila
sampai mati oleh racun bunga merah, bukankah nona akan
merasa gembira?" "Tidak" Leng Ning-ciu menggelengkan kepalanya berulang
kali, "aku hendak membunuhmu dengan tanganku sendiri, kau
tak boleh beradu kepandaian memakan racun dengan susiok,
aku lihat ilmu silatmu terlalu iihay, oleh karena itu . ."
Ki Sia segera tertawa tergelak.
"Bocah cilik, buat apa kau mencampuri urusanku. . . ?"
Kemudian sambil menyodorkan botol itu ke hadapan Liong
Tian-im, katanya lagi: "Saudara Liong, kau hendak milih yang mana?"
Diam diam Liong Tian-im berpikir:
"Suhu pernah bilang bahwa ilmu silat perguruannya tidak
takut dengan segala macam racun, tebang ilmu Jian hun Hiat
ci yang ku latih pun merupakan himpunan sari racun dari
kabut beracun yang ada dalam lembah kematian cuma entah
399 aku sanggup untuk menelan cairan racun bunga merah yang
terdiri dari himpunan pelbagai racun ini atau tidak?"
Ki Shia ia adalah seorang manusia licik, dari sikap Liong
Tian im, dia segera mengetahui kalau sianak muda itu sedang
ragu maka sambil tertawa seram katanya:
"Jika kau tak berani menelan racun bunga merah ini,
silahkan mundur saja dari lembah Tee ong kok ini. . ."
Liong Tian Im segera mendengus dingin.
"Hmm kau tak usah menyuruh aku minum racun tersebut
dengan cara memanasi hatiku, percuma, aku tidak doyan
dengan cara seperti itu!"
Kemudian sambil menerima angsuran botol porselen itu
katanya: "Baik, akan kubuktikan kepadamu"
Ki Shia membuka penutup botol itu, kemudian menuangkan
isinya kedalam mulut. Liong Tian im tak mau kalah, dia menghimpun tenaga
dalamnya kedalam pusar, kemudian menuang racun itu
kedalam mulutnya pula. Bau harum semerbak masih tersisa dimulut bahkan terasa
pula sedikit memabukkan. sambil menghembuskan napas
panjang, dengan cepat dia salurkan racun bunga merah itu
ke-dalam jalan darah Leng tay hiatnya. . .
Sambil menjilati sisi bibirnya, Ki Shia segera berkata sambil
tertawa: 400 "Bagaimana dengan rasanya " Sedap bukan?"
"Hanya sayang bocah keparat ini sudah tak bisa hidup
selama setengah jam lagi." sambung si Setan gantung hidup
Lau Tim dengan suara yang agak dalam.
Liong Tian im berkata dingin:
"Sekarang aku telah minum racun ang hoa-kalian, nah
sekarang kalian pun boleh pergi!"
Sementara itu paras muka Leng Ning ciu telah berubah
menjadi hijau membesi, segera teriaknya:
"Kau . . . Cepat kau lari ke lembah belakang sana, lewati
dua bukit dan pergilah ke lembah Yok ong kok, di saa terdapat
mutiara penolak racun, kau bilang saja kalau Leng Ning ciu
yang menyuruhmu kesana, niscaya dia akan meminjamkan
mutiara penolak racun itu kepadamu."
Liong Tian im tidak mengetahui apa sebabnya Leng Ning
Cu bisa menaruh perasaan kuatir terhadapnya, dengan kening
berkerut serunya: "Terima kasih banyak atas perhatian nona, aku tak bikal
mampus karena racun itu"
Ketika sinar matanya membentur dengan sorot matanya
yang penuh perasaan kuatir, mendadak hatinya bergetar
keras, ia jadi teringat pula dengat sorot mata Hong Tin tin
tempo hari. Setelah termenung sebentar, dia berpikir lebih jauh:
401 "Kalau toh dia begitu menaruh perhatian kepadamu,
mengapa pula bersikap demikian kepadaku" Apakah aku tak
bisa membedakan antara cinta dan benci ?"
Semetara dia masih termenung, si Manusia pemakan racun
Ki Shia telah tertawa terbahak bahak sambil berkata:
"Haaahhh... haahhh.. kau anggap masih bisa pergi
meninggalkan lembah Tee ong kok ini dalam keadaan
selamat" Bocah keparat, kendatipun kau bisa menahan sari
racun itu dengan tenaga dalammu, jangan harap kau bisu
hidup melewati setengah jam lagi!"
Selapis hawa dingin yang menggidikkan hati dengan cepat
menyelimuti seluruh wajah Liong Tian im dia segera berkata:
"Ki Shia, kau hendak mengingkari janji bukan?"
Ki Shia tertawa seram, sepasang tangannya segera
digetarkan keras keras sambil serunya:
"Akan kusuruh kau rasakan lihaynya Yu hun lui (gurdi
perenggut nyawa) dari perguruan beracun
Ditengah jeritan kaget dari Leng Ning cu tampak dua titik
cahaya ke emas emasan meluncur kedepan disertai dengan
suara desingan angin tajam.
Suara gelak tertawa yang amat nyaring segera
berkumandang dari mulut Liong Tian im, dia melejit ke udara
lalu menyingkir. 402 Si Setan gantung hidup Liu tim segera menggerakkan
payung bajanya dengan jurus Bu siang sian bong atau setan
gantung menampakkan diri dan menyapu dengan gerakan
melintang. Di tengah hembusan angin dingin yang menderu deru
terselip suata jeritan setan yang menggidikkan hati.
Si Palu pemberat langit Hian Yu yu tidak tinggal diam, dia
berguling dari samping kiri sambil menyerbu kearena,
sepasang palu raksasa bersudut delapannya disodok keluar,
dengan membentuk posisi segitiga, bersama Ki Shia dan Liu
Tim bersama sama mencegat tubuh Liong Tian im.
Dengan cepat Liong Tian im mengembangkan telapak
tangan dan kakinya sambil melancarkan enam buah pukulan
dan seputuh buah tendangan untuk menghadapi kerubutan
tiga orang jago itu. Ketiga sosok bayangan manusia itu segera memencarkan
diri tapi dengan cepatnya mengumpul pula.
Liong Tian-im membentak gusar, sambil melejit empat kaki
ke tengah udara, ia mengeluarkan buntalannya sambil
berseru: "Tampaknya hari ini aku harus melakukan pembunuhan
secara besar besaran.."
Cahaya emas berkelebat lewat, nc!e'sn rer i:uiar lalu
meluncur ke bawah, tahu tahu senjata patung Kim-no sin jin
dengan disertai kekuatan dahsyat telah membabat tiba
bagaikan tJt'rm air hujan.
403 Begitu cahaya iblis menampakkan diri, ke tua Daran j,urdi
perenggut nyawa itu segera terhajar sampai remuk.
"Aaah, patung sakti Kim-mo sin jin !" dengan perasaan
terkesiap si setan gantung hidup Liau Tim menjerit keras.
Payung bajanya buru buru dikembangkan, tapi ketika
terhajar oleh patung iblis Kim mo sin jin tersebut, kontan saja
payung itu melengkung dan hampir saja patah menjadi dua
bagian. Paras muka Liu Tim berubah hijau membesi, buru-buru dia
menekan tombol rahasia yang diatas payung iiu, dan tubuhnya
pun lalu mencelat terpental sejauh delapan depa dari tempat
semula sementara tulang tulang payungnya seperti anak
panah bertebaran kedepan.
Mimpipun Liong Tian im tidak menyangka kalau sementara
Lau Tim melarikan diri itu masih sempat untuk melukai orang,
sambil membentak gusar, patung Kim mo sin jin nya di sapu
kedepan. Selapis cahaya emas dengan cepat menyapu habis tulang
tulang payung yang mengancam tiba.
"Mau kemana kau?" bentaknya dingin.
Desisan aneh mendesis diangkasa, tahu tahu cincin maut
Kim mo ci huan telah melesat kedepan dan menghajar
tenggorokan Lau Tim. "TinggaIkan juga selembar nyawamu" sipalu pemberat
langit Huan Yu yu turut membentak.
404 Ketika Liong Tian in merasakan datangnya desingan angin
tajam dari arah belakang, dia segera melirik kesamping,
dilihatnya Ki Shia sedang melejit kesamping sedangkan Huan
Yu yu sambil mengangkat sepasang palunya sedang
menubruk tiba. Dia mendengus dingin, ujung kakinya cepat menjejak keras
badannya berputar kencang, patung emas Kim mo sin jin
dengan jurus Mo ci iim seng (tertawa iblis munculnya dihati)
se ^e'B tiieny tf u keIuar
"Criing, criing . . !" dua kali dentingan nyaring menggema
di angkasa, sepasang palu raksasa bersegi delapan itu segera
terhajar remuk dan berserakan dimana mana.
Liong Tian im segera menyodokkan patung sakti Kin mo sin
jin nya ke depan dengan sepasang tangannya dirangkap
menjadi satu, bagaikan sebilah pedang saja langsung
menembusi dada Huan Yu yu.
Suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera
berkumandang memecahkan keheningan.
Percikan darah segar mancur keempat penjuru, sementara
mayat itu terbawa oleh senjata patung Kim mo sin jin dan
terkapar sejauh lima kaki dari tempat semula.
Belum habis jeritan ngeri itu menggema di angkasa Liong
Tian im telah membentak lagi:
"Mau kabur ke mana kau ?"
Jari tangannya segera menyodok ke depan menghajar
tubuh Ki Shia yang sedang mendekati Leng Ning Ciu.
405 Di bawah sinar rembulan tampaklah selapis cahaya merah


Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memancar keluar dari ujung jari tangannya, cahaya merah itu
membara bagaikan api yang sedang berkobar.
Mendengar jeritan yang memekikkan telinga itu dengan
wajah tercengang Ki Shia berpaling tapi begitu melihat ilmu
jari berdarah jian hun hiat ci dari Liong Tian im yang
mengerikan itu, paras mukanya segera berubah hebat.
Serta merta dia menjatuhkan diri menggelinding
kesamping, tapi lantaran kelewat kaget dan gugup, dia
kesandung batu dan jatuh tertelungkup.
Dengan perasaan terperanjat, Leng Ning ciu telah
belalakkan pula matanya lebar Iebar, melihat keganasan Liong
Tian im dalam melancarkan serangan yang mengerikan itu,
saking ngerinya hampir saja ia dibuat tertegun.
Tatkala Ki Shia menggelinding ke sisi tubuhnya gadis itu
baru menjerit kaget dan tersadar kembali dari lamunannya,
dia mengucak matanya berulang kali.
Cahaya merah yang memancar keluar dari ujung jari Liong
Tian im ini tahu-tahu sudah berada enam depa dari sasaran.
Dengan perasaan terperanjat, gadis itu segera menjerit
lengking: "Kau, . Liong Tian Jm, ampunilah susiokku:"
Liong Tian im dengan tangan kiri meng genggam patung
st.k!i Kim mo-sin-jin, tangan kanan menyiapkan totokan maut,
ia mengawasi wajah Ki Shia dengan sorot mata mengerikan.
406 Seandainya sorot mata itu bisa membunuh orang, maka
sedari tadi ia sudah roboh terkapar.
Akan tetapi Ki Shia masih tak berani menatap pandang
sorot mata Liong Ttan im yang mengerikan, dia tahu akan
kelihaian ilmujarj Jian hun hiat ci tersebut, dia pun tahu asal
Liong Tian im menyodokkan ujung jarinya ke depan, maka
sudah pasti dia tak akan berkekuatan lagi untuk membendung
serangan tersebut. Ketika Jizn-hun kim-mo munculkan diri di dalam dunia
persilatan dulu, dengan ilmu jari Jian-hun hiat ci nya dia
pernah membinasakan dua puluhan orang jago lihay golongan
hitam biku Tay ku san. Waktu itu ketua perguruan Tok oua bagian utara maupun
selatan kebetulan sedang berkumpul di Im lam, diujung jari
ilmu Jian-hun hiat ci inilah akhirnya kedua orang ketua
perguruan itu kena diluka.
Dengan pelbagai obat penawar mereka telah mencoba
untuk mengobati luka tersebut. tapi usaha mereka tak pernah
berhasil sehingga akhirnya mereka harus menderita cacad
dulu sebelum mati. Peristiwa lama yang menggidikkan hati ini cukup
menggetarkan sukma setiap anggota perguruan Tok bun dan
orang orang Tok bun pun menganggap peristiwa itu sebagai
aib yang paling besar. Hingga detik ini pnn mereka masih belum berhasil
menemukan sesuatu carapun untuk menanggulangi akibat
keracunan ilmu jari Jian hun hiat ci tersebut.
407 Maka dari itu semua anggota Tok bun tak berani
sembarangan bergerak mereka kuatir kena dicelakai lagi oleh
ilmu tersebut. Setelah akhirnya merasa mendengar kabar tentang
terbunuhnya Jian-bun-kim mo di tangan Hud bun sam seng
yang bekerja sama dengan jago jago lima perguruan besar,
orang orang dari anggota Tok buo baru berani muncul kembali
di dalam dunia persilatan.
Karenanya, sewaktu Ki Shia belum menyaksikan Liong Tian
im menggunakan senjata patung Kim mo sin jin nya tadi, ia
cuma menganggap pemuda itu sebagai jagoan muda saja.
Menanti anak muda itu berhasil membunuh Hoat bu siang
dan si Palu pemberat langit dengan senjatanya dia baru
menyadari akan kedahsyatan dan keseraman pemuda itu.
Selama ini Kim mo bun hanya mewariskankan ilmunya
kepada satu orang saja, maka perguruan iblis emas jarang
muncul dalam dunia persilatan itulah sebabnya ilmu silat
mereka selalu dianggap amat misterius.
Sebaliknya kepandaian dari Tok bun mengutamakan soal
penggunaan racun, tapi nyatanya racun yang piling dahsyat
dari perguruannya tidak menghasilkan reaksi apa apa bagi ahli
waris dari iblis emas tersebut, kenyataan demi kenyataan yang
dihadapi Ki Shia akhirnya membuatnya ngeri.
oo O oo Diam diam ia lantas berpikir : "Seandainya aku tahu kalau
dia adalah ahli waris dari perguruan Kim mo bun, aku pasti tak
akan begini tak tahu diri dengan menantangnya untuk
bertarung kali ini bisa berabe aku, mereka yang berada di
408 depan lembah telah berjumpa dengan Leng Hongya, entah
bagaimanakah hasil pertarungan itu " Tapi yang pasti mereka
tak akan sampai kemari."
Sementara dia masih termenung, Liong Tian im telah
berkata dengan suara dalam:
"Ki Shia ! Selama hidup kau selalu menggunakan racun,
malam ini aku akan menyuruh kau merasakan kelihayan dari
racun ilmu jari Jian hun hiat ci ku ini."
Selama hidup belum pernah Leng Ning-ciu menjumpai
seseorang dengan wajah sebuas ini, agaknya dia pun sedikit
tidak percaya kalau Liong Tian im yang berada dihadapannya
sekarang adalah si tosu kecil yang pernah dijumpainya
setengah bulan berselang dibawah bukit Lau san.
Dengan mata kepala sendiri dia pernah melihat kekejian
dari Liong Tian im, oleh karena itu dia pun tahu seandainya
pemudanya itu sudah berniat membunuh susioknya, tak
mungkin Ki Shia bisa lolos dalam keadaan hidup.
Walaupun gadis iiu merasakan separuh bagian tubuh
bagian bawahnya tak mampu berkutik, tapi tubuh bagian
atasnya dapat bergerak bebas, entah dari mana datangnya
keberanian mendadak dia menarik tangan Ki Shia sambil
berseru: "Liong Tian im, berhenti kau!"
Suaranya kecil dan melengking, ketika menusuk dalam
pendengaran Liong Tian im segera membuat anak muda im
tertegun, pelan pelan dia menghentikan langkah tubuhnya.
409 Setelah memandang gadis itu sekejap ujarnya dengan
suara dalam: "Mengapa kau melindungi keselamatan jiwanya?"
"Kau telah membunuh dua orang, belum cukupkah itu?"
kata Leng Ning-ciu setelah berhasiI menenangkan hatinya.
Liong Tian im mendengus dalam dalam katanya seram:
"Hingga sekarang kau masih belum mengerti mana pihak
sebagai musuh atau teman, hmmm. apakah kau belum jelas
mendengar bhwa sepuluh manusia bengis dari kolong langit
dibawah pimpinan Ban shia-ci cun telah menyerbu kedalam
lembah Tee ong kok " Aku rasa mereka pasti sudah bertarung
di lembah sebelah depan sekarang, mengapa kau masih
berusaha untuk melindunginya ?"
Dengan perasaan terkejut bercampur ragu Leng Ning ciu
memandang sekejap ke arah Liong Tian im, kemudian
pikirnya, "Tak beres kalau sampai sekarang belum nampak seorang
manusia pun yang datang kemari, mungkin ayah menganggap
belakang lembah melupakan tebing curam yang tak bisa
dilalui, maka dia baru tidak mengirim orang ke mari . . .
Maka dengan perasaan setengah tidak percaya, ia
berpaling sambil menanya.
"Susiok, sungguhkah apa yang dia katakan itu?"
Ki Shia tertawa licik. 410 "Ciu ji, masa kau mempercayai perkataannya" Apakah
susiok bakal membohongi dirimu?"
Pelan pelan Liong Tian im mengalihkan sorot matanya ke
tempat kejauhan sana, lalu berkata dengan suara dingin.
"Kebakaran yang terjadi ditempat sana tentunya letak
pusat keramaian dari lempah Tee ong kok bukan" Nona, coba
gunakan matamu untuk melihat sendiri !"
Ketika Leng Ning ciu berpaling, benar juga dia saksikan di
lembah sebelah depan sana api sedang menjilat jilat dengan
hebatnya, seluruh angkasa yang diliputi kegelapan kini
menjadi merah membara, Sambil menjerit kaget segera serunya.
"Oooh, lembah depan telah terjadi kebakaran cepat
lepaskan aku, cepat lepaskan aku!"
Liong Tian im menarik napas panjang panjang, kemudian
menjawab : "Biar kubunuh bajingan keparat yang tak tahu malu itu
lebih dulu kemudian baru membebaskan jalan darahmu."
Ki Shia yang memandang kebakaran ditempat kejauhan
sana juga sedang berpikir:
"Tampaknya si dewa api Biau Seng telah melaksanakan
rencana dengan melakukan pembakaran, Ban shia ci cun Huan
Lo sian jin mungkin juga telah berhasil dengan rencannya,
411 asal aku dapat mengulur waktu lebih lama lagi, niscaya aku
akan memperoleh pertolongan.
Berpikir demikian, dia lantas mendehem pelan kemudian
tertawa terbahak bahak. "Haaah . . . haahhh . . haaahh . . . Liong tayhiap, sekarang
memang sudah terbukti kalau kau tidak takut pelbagai macam
racun, aku akan memegang janji dengan mengundurkan diri
dari lembah Tee ong kok ini. . ."
"Hmm, kau anggap persoalan akan bisa diselesaikan
segampang itu?" jengek Liong Tian-im sinis, "apakah kau tidak
merasa jalan pemikiranmu itu kelewat kekanak kanakan. Ki
Shia, lebih baik cepat cepat bunuh diri saja."
Paras muka Ki Shia berubah hebat, dia memandang
sekejap ujung jari tangan Liong Tian im yang memancarkan
cahaya kemerah merahan itu, mendadak dengan suata
kecepatan luar biasa dia mencengkeram tubuh Leng Ning ciu
yang berada didepannya. Leng Ning ciu yang secara tiba tiba dicengkeram tubuhnya
menjadi terperanjat sekali, segera teriaknya kaget:
"Kau . . susiok kau . . . mau apa kau ?" Ki Shia tertawa
seram. "Heeh . . heeh . . heeh . .. Hiantit li, maaf, pamanmu masih
mempuanyai urusan penting yang harus diselesaikan dan tak
bisa ribut terus dengan bocah keparat ini, terpaksa aku harus
meminjam dirimu sebentar. ."
Kemudian sambil mencengkeram jalan darah cian keng hiat
di atas bahu Leng Ning ciu katanya lebih jauh:
412 "Orang she Liong, jika kau berani maju selangkah lagi,
jangan salahkan aku jikalau aku membunuhnya."
Tampaknya Liong Tian Im sama sekali tak menyangka
kalau Ki Shia secara tiba tiba akan melakukan tindakan
pengecut seperti itu, dalam tertegunnya dengan cepat dia
menguasai diri, lalu sambil maju selangkah katanya:
"Ki Shia kau toh tahu dia adalah puteri tunggal dari Leng
Hongya, murid Lei San popo, apa sangkut pautnya dengan
diriku" Bila kau hendak membunuhnya bunuh saja, aku toh
tetap akan menghukum mati dirimu juga. . ."
Ki Shia segera tertawa licik.
"Orang she Liong, kalau bicara jangan begitu sok. heheh ...
kau anggap aku tak mempunyai perhitunganku sendiri"
Apakah aku tak tahu kalau kau menaruh perasaan cinta
terhadap keponakan perempuanku ini" Biia aku benar benar
membunuhnya sudah pasti kau akan sangat menderita."
Sekujur badan Leng Ning ciu tidak mampu berkutik ketika
itu, tetapi dia masih mencoba untuk meronta sambil berteriak:
"Ki susiok, mengapa kau bertindak begitu pengecut dan tak
tahu malu" Kau. . jika kau tidak segera lepas tangan, bila
guruku sampai datang . ."
Dengan cepat Ki Shia menotok jalan darah bisu gadis itu,
Kemudian serunya tersenyum:
"Hiantit li, maaf aku terpaksa harus menyiksa dirimu!"
Mendadak Liong Tian Im tertawa seram, kemudian ujarnya
dengan suara menyeramkan:
413 "Ki Shia apakah kau menganggap aku tidak sanggup
membinasakan dirimu?"
Ki Shia tertegun, belum sempat dia berpikir sesuatu tampak
olehnya Liong Tian im telah mengangkat patung emas Kim mo
sin jin nya tinggi tinggi keangkasa lalu membacok ke bawah,
cahaya tajam yang menyilaukan mata serta deruan angin
tajam yang menyayat badan membuat orang itu mundur
selangkah dengan ketakutan.
Tapi sambil menggigit bibir, dia segera menyeret badan
Leng Ning ciu dan memapakkan datangnya patung Kim mo sin
jin tersebut. Diantara kilauan cahaya emas yang membelah angkasa,
Liong Tiian im sempat menyaksikan raut wajah Leng Ning ciu
yang diliputi perasaan kaget bercampur terkesiap, ia menjadi
terkesiap. mendadak tubuhnya menerjang maju kedepan, lalu
setelah memutar setengah lingkaran busur, dia menyerang Ki
Shia diri samping kanan. Ki Shia tak ambil diam, dia turut bergeser dengan
menggunakan tubuh Leng Ning ciu sebagai tamengnya.
Liong Tian im berpekik nyaring, pergelangan tangan
kanannya merendah, lalu tangan kirinya menyambut patung
emas Kim mo sin-jin tersebut sambil di ayunkan ke depan, lalu
Pendekar Kipas Akar Wangi 2 Kehidupan Para Pendekar Karya Nein Arimasen Setan Bukit Cemara 1
^