Cincin Maut 4
Cincin Maut Karya Tjan Id Bagian 4
"Aku mempunyai seorang adik perempuan yang sedang
mengidap penyakit aneh, penyakit itu baru bisa disembuhkan
245 bila memakan obat yang ramuannya terdiri dari teratai salju
yang di hadikan dibukit Toa-soat san dengan buah Pek-loko.
Seluruh daratan sudah kujelajahi tapi tiada tempat yang
menghasilkan Pek-lo ko tersebut, kemudian aku dengar Hong
Yok su menanam buah Pek-lo ko di dalam lembah Yok ongkok
nya, maka . ." "Untung saja kau datang kemari, kalau tidak luka yang ku
derita hari ini entah sampai kapan baru bisa disembuhkan ?"
ujar Liong Tian im kemudian.
"Malam ini aku masih akan kembali ke lembah Yok-ong-kok
untuk mencuri buah Pek lo ko tersebut."
"Tapi bagaimana pula caramu untuk membedakan mana
yang dinamakan buah Pek-lo to dan mana bukan ?"
Jago pedang buta Bok Ci segera tertawa.
"Semua pohon dan tumbuh tumbuhan ysng ada di dunia ini
tentu menyiarkan sejenis bau bauan yang khas, Pek lo ko
merupakan sejenis tumbuhan yang berbentuk khas, boleh
dibilang termasuk salah satu diantara sepuluh macam buahbuahan
mestika di dunia ini. karenanya bila buah itu mulai
masak maka akau terendus semacam bau yang khas sekali."
Setelah berhenti sejenak lanjutnya:
"Bau harum itu seperti bau khas buah durian yang banyak
dihasilkan di kepulauan Katulistiwa jauh nun diselatan, kata
orang seperti bau kotoran anjing."
246 "Aaah, seperti tai anjing " Haah, haaah, haaah, masa di
dunia terdapat buah buahan yang baunya seperti tai anjing "
Hopo tumon " Haaaah, haaah, haaah."
Liong Tian im tak sanggup mengendalikan rasa gelinya lagi,
ia tertawa terpingkal pingkal.
"Jangan kau anggap buah itu lucu dan menggelikan,
sekalipun bentuknya jelek, baunya kurang sedap, tapi
buahnya justeru lezat dan enak rasanya. Begitu pula dengan
manusia, jangan menilai seseorang hanya memandang wajah
dan gerak geriknya, yang bagus belum tentu bagus, yang
jelek belum tentu jelek. Misalnya buah durian, buah itu memang bau tapi lesat,
bahkan baunya tak akan hilang dalam tiga hari, malah orangorang
di kepulauan selatan menganggapnya sebagai buah
mestika." Ucapannya begitu serius dan bersungguh-sungguh,
membuat Liong Tian im tak berani membantah karena dalam
kenyataan memang banyak kejadian dalam kehidupan
manusia yang begitu keadaannya.
Ada banyak orang yang menitik beratkan pada soal luarnya
tanpa mendalami yang benar, padahal yang kelihatan indah
belum tentu indah, demikian pula sebaliknya.
Dengan penuh rasa menyesal Liong Tian im berpikir:
"Sungguh tak kusangka dia seorang yang buta bukan cuma
pandai dalam ilmu pedang, bahkan pandai pula dalam falsafal
hidup mau pun ilmu obat-obatan, sungguh dia merupakan
seseorang yang biata."
247 Terdengar si jago pedang buta Bok Ci menghela napas
panjang, kemudian berkata lebih jauh:
"Walaupun aku bisa berkata demikian, tapi kebanyakan
orang di dunia ini lebih banyak menitik beratkan pada soal
lahiriah, siapa pula yang bisa memahami penderitaan dari
seorang buta?" Liong Tian im tak tahu apa sebabnya secara tiba tiba si
jago pedang buta Bok Ci mengucapkan kata seperti itu,
dengan nada menghibur segera serunya:
"Seperti keberhasilan yang kau capai kini, aku rasa tidak
berapa banyak orang yang dapat mencapainya."
OOCOOO "Saudara Im! Tahukah kau, untuk berhasil mencapai
keberhasilan seperti saat ini, berapa banyak penderitaan dan
kesusahan yang telah kualami.?" kata Bok Ci.
Liong Tian im menjadi teringat pula dengan penderitaan
serta siksaan yang pernah dialaminya semasa masih muda
dulu, tanpa terasa timbul perasaan simpatiknya terhadap Bok
Ci, setelah menghela napas panjang, katanya:
"Hanya emas yang dihasilkan dari semburan api bara
merupakan emas murni, berapa orangkah didunia ini yang
berhasil mencapai sukses nya setelah mengalami suatu
perjalanan yang penuh dengan penderitaan ?"
Jago pedang buta Bok Ci termenung sebentar, tiba tiba
katanya: 248 "Saudara Im, bagaimana seandainya kita mengikat diri
menjadi saudara . . .?"
Menyaksikan wajah yang penuh pengharapan dari Bok Ci
kontan saja Liong Tian-im merasakan darah panas didalam
dadanya bergolak keras. Dengan cepat dia mengangguk:
"Baik !" sahutnya, "mari kita mengikat diri menjadi
saudara." Dengan penuh kegembiraan Bok Ci berkata:
"Usiamu jauh lebih kecil daripada usiaku, sudah
sepantasnya kalau kusebut dirimu sebagai lote. . ."
Belum habis dia berkata, paras mukanya telah berubah
hebat, tiba-tiba dia menekan bahu Liong Tian im sambil
bisiknya: "Ststt ... jangan berbicara dulu, ada yang datang !"
Liong Tian im merasa amat terperanjat segera pikirnya:
"Sangat tajam daya pendengarannya, sewaktu aku berada
di bukit Lau san dulu, telah kupelajari ilmu Thian hi tee lng
(melihat langit mendengar bumi) namun nyatanya aku belum
sempat mendengar apa apa, sedangkan dia..."
Terdengar Bok Ci berkata lagi dengan suara lirih:
"Sekarang Iukamn belum sembuh, andaikata terjadi suatu
peristiwa, biarlah aku yang munculkan diri ..."
249 Seolah hawa pembunuhan telah menyelimuti seluruh
benaknya, kemudian katanya lebih jauh:
"Bilamana orang itu bermaksud melakukan sesuatu
tindakan yang merugikan dirimu, hari ini aku akan
melangsungkan suatu pembunuhan secara besar-besaran .!"
Llong Tian im pernah menyaksikan Bok Ci dengan
mengandalkan sebatang ranting pohon Iiu sebagai pedang
untuk mengalahkan Hok Yok su dan Lee Tang-yang, dia tahu
sekalipun Bok Ci bermata buta, namun kesempurnaannya di
dalam permainan pedang sudah berhasil mencapai suatu
tingkatan yang luar biasa sekali.
Menurut dugaannya, jagoan pedang yang ada dikolong
langit jarang sekali ada yang menggunakan batang ranting
pohon Liu sebagai pedang dan nyatanya masih sanggup
memainkan serangkaian ilmu pedang tingkat tinggi.
Dengan perasaan terharu dia segera menggenggam tangan
Bok Ci seraya berkata: "Segala sesuatunya terserah kepada keputusan kakak !"
"Sebentar aku akan pergi ke lembah Yok-ong kok untuk
memetik beberapa macam obat untukmu, besok kau boleh
minumnya bersama air embun pagi, saat itulah penyakitmu
pasti akan sembuh" Pada saat itu!ah, dari arah tanah perbukitan sana
kedengaran ada seseorang sedang berteriak teriak memanggil
namanya. "Tian im. . . Tian im. . ."
250 "Eeeh siapa yang sedang memanggilmu'" tanya Bok Ci
dengan wajah keheranan. Liong Tian im sendiripun berpikir dengan keheranan:
"Setelah berada disini siapa yang sedang memanggilku?"
Sementara itu Bok Ci telah mendengarkan sebentar dengan
seksama kemudian katanya lagi:
"Tampaknya ada seorang perempuan sedang memanggilmanggil
namamu. . ." "Seorang perempuan?" tiba tiba Liong Tian Im seperti
menyadari akan sesuatu, segera serunya lagi, "aaah, janganjangan
dia adalah Hong Tin tin?"
"Apakah dia putri tunggal Hong Yok su?" tanya si jago
pedang buta Bok Ci, setelah tertawa lanjutnya, "adik Im,
nampaknya kau memang seorang yang hokki"
Liong Tian im termenung sambil membungkam beberapa
saat lamanya, kemudian dia baru berkata:
"Aku tak ingin berjumpa dengan dia !"
"Lote, jangan kelewat jual mahal" ujar si jago pedang buta
Bok Ci sambil tertawa, "cintamu tumbuh dari sanubari yang
suci, cinta hanya bisa terbentuk bila masing masing pihak ada
jodoh dan dapat bersatu padu, andaikata kau melepaskannya,
mungkin dikemudian hari kau akan merasa menyesal
sepanjang masa..." "Aku sama sekali tidak menaruh perasaan apa apa
kepadanya . . . ." Dia menarik napas panjang-panjang dan
251 berusaha untuk menghapus bayangan tubuh Hong Tin tin dari
benaknya, lalu bergumam lebih lanjut:
"Setelah lukaku sembuh nanti, masih ada banyak pekerjaan
yang harus segera kuselesaikan"
Bok Ci termenung beberapa saat lamanya, kemudian
berkata lagi: "Aku tak bisa melarang ataupun mencampuri urusanmu
dalam bercinta. tapi. . . adik Im, aku perlu menasehati dirimu
untuk menghargai cinta kasih sendiri, ketahuilah waktu yang
sudah lewat tak pernah akan kemoali lagi"
Sementara itu suara panggilan tadi makin lama kedengaran
semakin bertambah dekat. Terdengar Bok Ci berkata lagi:
"Biarlah aku memanggilnya kemari, daripada dia manggil
manggil diatas dengan nada putus asa.."
"Jangan!" cegah Liong Tian im sambil menggelengkan
kepalanya berulang kali, "aku tak boleh terlibat soal cinta,
karena aku seperti awan diangkasa, tiada suatu tempat yang
bisa berpijak, aku tahu bahwa aku akan terlibat bahaya
didalam dunia persilatan, aku akan selalu terjerumus dalam
percikan darah." Dia memegang ujung baju Bok Ci kencang kencang,
kemudian menambahkan lagi:
"Karena aku tahu, kehidupanku selama ini hanya akan
terlibat terus didalam budi dan dendam .."
252 Bok Ci membelalakkan sepasang matanya yang kosong,
lalu menepuk bahu Liong Tian im dengan lembut, bisiknya:
"Lote, aku sudah memahami perasaanmu sekarang!"
Untuk sesaat suasana didalam gua itu berubah kembali
dalam keheningan dan kesepian yang terdengar hanyalah
suara panggilan dari gua yang makin lama semakin dekat.
Hong Tin tin agaknya yang penuh kesedihan sedang
memanggil nama Liong Tian Im, dia berulang ulang menuju
depan dari mulut gua, sementara sepasang matanya
mengawasi kesana kemari dengan penuh perasaan bingung.
Liong Tian im mengintip dari balik celah -celah tumbuhan
rotan yang lekat, dia dapat menyaksikan rambutnya yang
panjang berkibar terhembus angin, diajari dapat menyaksikan
potongan badannya yang lembut, ramping dan menarik.
Hong Tin tin telah menundukkan kepalanya waktu itu,
namun dia masih saja bergumam:
"Tian im... Tian im...."
Lama kelamaan Bok Ci merasa tak tega juga sambil
menghela napas segera bisiknya: "Coba lihatlah, betapa
kasihannya gadis itu."
Liong Tian im memandang rambutnya yang terhembus
angin itu dengan termangu, kemudian gumamnya.
"Aku tak dapat mencintainya, aku adalah seorang lelaki
yang tidak berperasaan..."
Mendadak Bok Ci berpaling kemudian menukas.
253 "Hei, mengapa kau berkata demikian" Tiada manusia yang
tidak berperasaan apalagi manusia memang satu satunya
makhluk didunia ini yang paling kaya akan perasaan, mengapa
kau mengatakan begitu?"
Setelah berhenti sebentar, dia berkata lebih jauh: "Adik Im,
kau tak boleh berkata begitu"
Dengan termangu-mangu Liong Tian im memperhatikan
raut wajah Bok Ci yang kurus kering, dia pun tak
mengucapkan sepatah katapuh, sedang dalam hatinya diam
diam ia berpikir: "Aaai, kau mana tahu kalau kami perguruan Kim mo bun
adalah suatu perguruan dengan musuh besar yang tersebar
dimana mana" Seandainya aku sampai terlibat dalam kancah
perasaan cinta, maka selama hidup Kim mo bun tak akan bisa
muncul kembali dalam dunia-persilatan dan kehidupanku pun
tak akan bisa berlangsung lebih jauh. . ."
Suara panggilan dari Hong Tin tin itu akhirnya mengikuti
bayangan tubuhnya yang sempoyongan makin lama semakin
menjauh sehingga akhirnya tak kedengaran lagi.
Bok Ci menghela napas panjang, pelan-pelan ia bangkit
berdiri, lalu berkata: "Tian im, kau tinggallah didalam gua ini, aku akan pergi
mengambil obat, sebentar akan ku obati lukamu"
"Sejak kecil siaute sudah hidup dalam penderitaan, tiada
orang yang menaruh perhatian sehangat ini, tapi kali ini
saudara Bok Ci telah menolong diriku."
254 Belum habis dia berkata si Jago pedang buta Bok Ci telah
menukas dengan suara dalam:
"Yang penting dalam kehidupan manusia adakah
memperoleh seorang teman setia yang dapat dipercaya, asal
orang ini bisa kau temukan maka sepanjang masa kau tak
akan merasa kecewa, Asal kau bersedia menganggap diriku
sebagai toakomu bukan sebagai orang lain, aku.,."
"Toako, mengapa kau..."
Jago pedang buta Bok Ci tersenyum:
"Dulu akupun bukan seorang yang buta, seandainya bukan
gara gara soal cinta, bagaimana mungkin aku bisa mengorek
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keluar sepasang mataku sendiri. .?"
Setelah menghela napas panjang, lanjutnya:
"PersoaIan ini akan kau ketahui dikemudian hari, sekarang
rasanya aku tak perlu untuk memberitahukan kepadamu lagi!"
Dari mimik wajah Bok Ci yang penuh penderitaan, Liong
Tian im tahu kalau dibalik semuanya itu pasti terselip suatu
kejadian masa lampau yang penuh penderitaan dan fcei han.
Terdengar Bok Ci berkata lagi: "Adik Im, bila lukamu telah
sembuh nanti kita berangkat ke Lok sui untuk menjemput
adikku, waktu itu kita bertiga boleh saja melakukan perjalanan
bersama menelusuri dunia persilatan sekalian membalaskan
dendam sakit hatimu..."
"Terima kasih toako..."
255 "Diantara saudara sendiri, buat apakah kau mesti
mengucapkan banyak terima kasih"." tukas Bok Ci sambil
mengulapkan tanganya, Dengan langkah lebar dia berjalan keluar dari gua itu,
menyingkirkan tumbuhan rotan dan menembusi kabut yang
tebal lenyap dikejauhan. Liong Tian im duduk termangu sambil mengawasi ranting
yang bergerak terhembus bayu dia tak menyangka akan
bertemu dengan seorang teman seperti Bok Ci yang bersedia
membantunya dengan penuh tenaga.
Dengan suara lirih segera gumamnya:
"Hubungan antara manusia memang seharusnya terdapat
kasih dan kesetiaan bukanlah kekosongan dan kebusukan
yang sering kubayangkan."
Lama kemudian Liong Tian im baru menghela napas
panjang, duduk bersila dan pelan pelan mengerahkan tenaga
dalamnya untuk di salurkan mengelilingi seluruh badan.
Entah berapa lama sudah lewat akhirnya, dia berhasil
meronta bangun dari suatu perjalanan yang penuh dengan
penderitaan suasana diluar gua itu gelap gulita.
Dia menyeka keringat yang membasahi jidatnya kemudian
berpikir: "Tak kusangka luka yang kuderita sudah begini parahnya
hampir saja nadi penting Tak BftJi ku turut terluka ..."
Jilid 07 256 BELUM habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
mendadak dari dalam gua itu dia mendengar suara keras
seperti suara ombak yang memecah ditepian, suara itu
mengalun dalam lembah dan memekikan telinga.
Setelah suara keras itu sirap, suasana dlda lam gua itu
pulih kembali dalam keheningan tapi justeru mendatangkan
pelbagai kecurigaan dalam benak Liong Tian im. Diam diam ia
lantas berpikir. "Gua ini terletak didalam wilayah lembah Yok ong kok,
letaknya pun ditengah apitana perbukitan yang sambung
menyambung, tapi mengapa bisa terdengar suara ombak laut
yang memecah ditepian pantai " Heh, jangan-jangan
pendengaranku sudah tidak waras ?"
Dla memejamkan matanya dan memusatkan pikiran sambil
mengerahkan ilmu Tee si tian teng untuk mengamati suasana
disekitar situ, ternyata tiga kaki disekeliling sana tak
kedengaran suara apa apa.
Waktu itu sudah permulaan kentongan pertama, tapi apa
yang terdengar hanyalah hembusan angin malam yang
menggoyangkan daun dan rerumputan .. .
Liong Tian-im mencoba untuk mendengarkan dengan
seksama, tak lama kemudian dia menghembuskan napas
panjang sambil berpikir: "Andaikata aku tidak terluka parah, asal tenaga dalamku
bisa bertambah dengan dua bagian saja niscaya semua suara
yang berada sepuluh kaki disekitar tempat ini dapat kudengar
dengan jelas" 257 Dengan wajah lesu dia membaringkan diri kembali ke atas
tanah, baru saja akan beristirahat, tiba tiba terdengar suara
benda keras yang saling beradu bergema lagi dari balik gua,
bahkan suaranya kali ini kedengaran seperti suara rantai yang
beradu dengan batu-batuan.
Liong Tian-lm segera merasakan semangat berkobar
kembali, segera pikirnya:
"Kall ini aku tak salah mendengar lagi, bo toh di dalam
memang ada orangnya !"
Dia merogoh ke dalam sakunya sambil mengeluarkan cincin
iblis emas dan dikenakan diatas jari tengah tangan kanannya,
kemudian sesudah menarik napas panjang panjang dia
berjalan menuju ke dalam gua.
Baru dua langkah dia berjalan, dengan cepat dia teringat
kembali akan diri si jago pedang buta Bok Ci, segera pikirnya
lebih jauh: "Dia sedang mencarikan obat untukku, seandainya dia
kembali ke sini dan tidak menjumpai aku berada di tempat,
entah bagaimana cemas hatinya " Tapi kalau aku cepat cepat
kembali, niscaya akan berjumpa dengannya."
Setelah ragu sebentar. akhirnya dengan perasaan ingin
tahu dia membawa obor dan masuk ke dalam gua.
Gua tersebut sangat lebar, dinding dikedua belah sisinya
penuh ditumbuhi semacam tumbuh-tumbuhan yang bercahaya
tajam bila tertimpa cahaya api.
258 Liong Tian im memperhatikan dinding yang berkilauan itu
dengan wajah serius, pelan pelan dia menggeserkan badannya
sambil bergerak ke muka. Setelah melakukan perjalanan sekian lama, cukup banyak
pengalaman yang telah diraih olehnya, itu berarti jauh
berbeda dengan ke sembrononya sewaktu turun gunung dulu,
apa lagi sekarang ia sedang terluka parah sudah barang tentu
dia lebih lebih tak berani bertindak secara gegabah . . .
Setelah berjalan sejauh dua kaki, dihadapannya muncul
sebuah tonggak batu yang menghadapi jalan um^us tersebut,
lalu lorong gua terbagi menjadi dua dan menjulang ke balik
kegelapan sana. Liong Tian-im berdiri di depan dinding batu itu sambil maju
sebentar, akhirnya dia menegur:
"Adakah seseorang di dalam sana?"
Suaranya memantul kedalam dan mengalir tiada hentinya,
tapi tak kedengaran suara jawaban apa-apa.
Liong Tian im termenung sebentar, akhirnya menggunakan
cincin iblis emas itu membuat sebuab tanda diatas dinding
sebelah kanan, kemudian ia pun berbelok ke arah kanan.
Baru berjalan sejauh lima langkah, Liong Tian im telah
menemukan sebaris gua gua kecil disepanjang kedua belah
dinding lorong itu dengan keheranan dia berpikir lagi:
"Sungguh tak kusangka didalam gua batu ini masih ada gua
lain, mungkin tempat orang memelihara binatang buas."
259 Gua-gua tersebut hampir sama besarnya, setiap lima depa
nampak sebuah dan mulut gua itu tampak pagar besi yang
kuat, bentuknya wesis seperti penjara.
"Ooooh, mirip sekali dengan sebuah rumah penjara !" inilah
pikir Liong Tian im dengan perasaan terperanjat, "tapi
siapakah yang membangun ruangan penjara ditempat sini ?"
Dia mengangkat obornya tinggi-tinggi, meminjan cahaya
obor di telitinya gua gua itu lebih seksama.
Diatas pagar besi setiap goa tersebut, tergantung sebuah
papan nama, tapi sayang tulisan diatas papan nama itu sudah
lusuh dan buram karena dimakan usia.
Liong Tian-im hampir menempelkan mukanya didepan
pagar besi itu, setelah dibacanya sekian waktu, akhirnya
dengan susah payah berhasil juga dikenali tulisan diatasnya.
Ternyara tulisan itu berbunyi:
"lm Tiong ea dari Khong tong"
Ketika sorot matanya menembusi terali besi dan mengintip
kedalam, terlihatlah seorang kakek yang berambut kusut
sedang mengawasi kearahnya dengan sorot mata tajam.
Begitu sorot matanya beradu dengan sinar mata orang itu,
kontan hatinya tercekat, segera pikirnya lagi:
"Sinar mata orang ini pada hakekatnya jauh lebih buas
daripada binatang buas, seakan-akan aku adalah musuh
besarnya yang paling dibenci."
260 Sepasang mata orang itu melototi wajah Liong Tian im
tanpa berkedip, seakan-akan rahasia hatinya pun ingin
ditembusi. Liong Tian im hanya menaruh perasaan tak tenang
terhadap golongan Buddha, tapi tidak menaruh perasaan apa
apa terhadap orang-orang dari golongan agama To sebab dia
memang dibesarkan dalam to koan, maka terhadap kaum tosu
dia malah menarik kesan baik.
Maka setelah mangamati orang itu sesaat, diapun berkata:
"Mengapa kau dikurung tempat ini?"
Im Tiong im mengawasinya tajam tajam, mendadak ia
menghardik "Keluar!"
Liong Tian im berseru tertahan serunya kemudian
"Hm, mengapa orang ini tak tahu sopan santun?"
Im Tiong-cie segera mengerang keras, suaranya seperti
binatang buas yang hendak menyerbu datang, lengannya
dipentangkan lebar-lebar dergen gaya hendak mencekik.
Jubahnya yang kusut bergoncang keras, keadaannya
seperti setan gentayangan ...
"Mau apa kau?" Liong Tiau-im segera membentak keras.
"Cring . . .!" terdengar suara rantai bergesek dengan batu
menggema memecahkan kesunyian, tubuh Im Tiong cu yang
menerjang ke muka segera berhenti.
Sekarang Liong Tian im baru melihat kalau tengkuk Im
Tiong cu telah di ikat oleh sebuah rantai besar, hal ini
261 membuatnya tak sanggup untuk berjalan mendekati pagar
besi itu. Bagaikan binatang buas yang meraung mendekati
sekaratnya, In Tiong cu menarik narik rantai besi yang melilit
tengkuknya sambil mengerang keras, tapi pelan pelan dia
menunduk kembali dengan lemas.
Berdiri semua bulu kuduk Liong Tian im karena ngeri,
segera pikirnya: "Entah perbuatan dari siapakah yang
merantai orang orang itu seperti kera dan mengurungnya
didalam gua berterali besi seperti kandang ini . .. ?"
Dengan suara keras dia lantas berseru: "Cianpwe ! Cianpwe
, , . dapatkah kau memberitahukan kepadaku siapa yang telah
mengurung dirimu di sini ?"
lm Tiong-cu mengerang dengan suara yang parau, dengan
tubuh setengah terbungkuk dia mengundurkan diri lagi ke
belakang gua, berbaring diatas tumpukan jerami dan tidak
memperdulikan suara panggilan dari Lioag Tian-im lagi.
Semua peristiwa yang sangat aneh itu kontan menimbulkan
pelbagai pertanyaan dalam hatinya, sudah sekian lama dia
berpikir namun tidak berhasil menemukan alasannya.
Akhirnya dia berpikir: "Tampaknya lantaran mereka sudah disekap kelewat lama
disini maka untuk berbicarapun tak mampu, aaai, peristiwa ini
benar benar merupakan suatu peristiwa yang amat tragis."
Diaantara kerlipan cahaya api dan keheningan yang
mencekam seluruh ruangan gua, tiba-tiba terdengar suara
rantai yang bergesek dengan tanah, agaknya dalam waktu
262 singkat semua orang yang terkurung dalam gua itu sudah
mendusin semua. Dari setiap balik gua gua kecil diatas dinding gua tersebut
bergemalah pelbagai suara raungan, rintihan, teriakan dan
jeritan yang gcgfcP. Liong Tian im merasa semakin curiga, segera pikirnya lebih
jauh: "Aaaah, tidak kusangka kalau begitu banyak orang yang
dikurung dalam gua ini."
Diantara suara suara yang hiruk pikuk itu anak muda
tersebut merasa dirinya seakan-akan berada dalam neraka,
pelbagai macam perasaan seram dengan cepat berkecamuk di
dalam benaknya. Diantara berkilauannya cahaya api, dia bergerak maju lebih
ke dalam gua lagi, tapi makin kedalam dia berjalan perasaan
ngeri yang mencekam perasaannya semakin bertambah.
Dari setiap lubang gua yang berterali besi, dia saksikan
orang-orang itu mengerang, mendesis, ada yang
memandangnya seperti benci, penuh harapan, buas, keji dan
pelbagai perasaan lainnya, yang pasti semuanya
mendatangkan perasaan seram bagi yang memandangnya.
Dengan perasaan takut dan seram, Liong Tian-im segera
berpikir: "Siapakah yang sanggup merantai dan menyekap begini
banyak jago persilatan didalam gua ini" Sehingga membuat
mereka mau hidup tak bisa, mau matipun tak dapat ?"
263 Baru saja ingatan tersebut ingatan lewat, ingatan lain
segera berkelebat di dalam benaknya, ia berpikir lebih jauh:
"Jangan-jangan semua jago persilatan ini telah dipunahkan
ilmu silatnya oleh semacam obat-obatan atau semacam ilmu
totokan aneh, sehingga terali besi sekecil inipun tak sanggup
mereka hancurkan . . ."
Sementara dia masih termenung mendadak disisi
telinganya terdengar suara orang yang memanggil dengan
suara yang rendah dan berat, suara itu seakan akan
datangnya dari neraka sehingga membuat siapapun yang
mendengarnya merasakan bulu kuduknya pada bangun
berdiri. Liong Tian-im menarik napas panjang-panjang, kemudian
menegur: "Siapa yang sedang memanggil aku ?"
"Orang muda, siapakah kau ?" suara parau itu kembali
berkumandang. Mengikuti berasalnya suara itu Liong Tian-im berjalan lebih
ke dalam, akhirnya dia mencapai dasar gua dan menuruni
anak-anak tangga yang terbuat dari batu, diatas dinding gua
yang suram tergantung dua buah lentera minyak, cahaya yang
redup membuat suasana dalam gua itu semakin
menyeramkan. Ketika orang itu mendengar suara jawaban dari Liong Tianim.
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan cepat dia berkata:
"Lohu berada didalam ruang nomor lima anak muda,
dapatkah kau datang kemari untuk menengokku ?"
264 Liong Tian im termenung dan berpikir :
"Didalam gua ini tiada orang yang berbicara kecuali kakek
ini, entah siapakah dia ?"
Terdengar suara tua itu berkumandang lagi: "Aaaai, lohu
sudah dua belas tahun disekap disini, apakah dengan
dipisahkan oleh terali besi, aku dapat mencelakaimu ?"
Walaupun Liong Tian-im merasa setiap kejadian yang
menjumpai dalam gua ini sangat aneh, kemungkinan besar
dibalik kesemuanya itu masih tersimpan bawa pembunuhan
yang mengerikan, namun rasa ingin tahunya menuntun dia
untuk menulusuri lorong gua tersebut.
Ketika ia tiba didepan mulut gua nomor lima disebelah
kanan, dari dalam gua itu segera terdengar seseorang
bersorak sorai dengan penuh kegembiraan:
"Haaahhh . . . haaahh. . selama dua belas tahun aku tak
pernah menyaksikan macam apakah cahaya api itu, sungguh
tak nyana dalam hidupku masih berkesempatan untuk
menyaksikannya. . ."
Liong Tian-im segera menuruni anak tangga batu itu dan
membuang jauh jauh semua suara lain yang hiruk pikuk, dia
melangkah ke sisi terali besi itu dan melongok kedalam.
Tampak seorang kakek yang berbulu sedang
mengawasinya lekat lekat dari balik gua.
265 Ia segera mengalihkan sorjt matanya keatas papan nama
yang tergantung didepan terali besi, kemudian membaca
dengan lirih: "Peng lui Po tian dari Hoo lok!"
"Aaaah.. ." kembali orang tua itu berseru "sudah dua belas
tahun tiada orang yang menyebut julukan lohu itu, setelah
kudengar lagi sekarang, terasa seperti bertemu dengan kawan
lama saja. . ." "Mengapa kau disekap disini?" tanya Liong Tian im
kemudian. Seluruh badan nampak gemetar keras, seluruh
kesadarannya seakan akan menjadi pulih kembali oleh
pertanyaan dari anak muda itu, dengan mata terbelalak besar
dia amati wajah Liong Tian-im tanpa berkedip lalu gumamnya:
"Mengapa aku disekap disini " Mengapa aku disekap di sini
?" Sorot matanya makin lama semakin suram, dibawah sinar
api tampak wajahnya penuh diliputi penderitaan, tubuhnya
gemetar keras kini sorot matanya makin aneh . ..
Liong Tian-im tahu didalam gua ini pasti tersimpan suatu
rahasia besar sehingga terdapat begitu banyak jago persilatan
yang di sekap disana dalam keadaan lupa ingatan dan hilang
sifat kemanusiaannya. Dengan pandangan penuh rasa iba dan enam berbalikan
kakek kurus itu, baru saja hendak menyampaikan sepatah dua
patah kata untuk menghiburnya, mendadak Peng lui po-tian
menerjang kedepan, lalu tangannya menyambar ke sana ke
266 mari seperti secara tiba - tiba kena sambaran petir, kemudian
seluruh tubuhnya berdiri kaku disana.
"Cianpwe, apa yang hendak kau katakan?" Liong Tian im
segera menegur dengan keheranan.
Peng lui poo tian menggerakkan bibirnya sambil
bergumam, entah apa saja yang diucapkan olehnya.
Melihat itu, Liong Tian im mengerutkan bibirnya, karena
tidak mendengar apa yang digumamkan, dia lantas berseru:
"Cianpwe, apa yang sedang kau ucapkan?"
Pang lui Po tian memancarkan sinar mengerikan dari balik
matanya, lalu menatap sinai api yang berkedip lekat lekat,
mukanya mengejang keras niundadak serunya dengan suara
gemetar: "Kim ciong. . genta emas. . . yaaa. . h drik dari suara,
genta amat pelenyap irama. ."
Paras muka Liong Tian im berubah hebat, mendadak ia
teringat kembali keadaan Hui ko, dalam gua Si soat tong nya
menjelang saat saat kematian.
Waktu itu dia ingat dengan jelas, Hui ko baru
menggumamkan ucapan tersebut waktu itu diapun
mengucapkan masalah genta emas -iduk dari segala suara.
Dia tidak menyangka didasar gua yang gelap gulita inipun
sekali lagi dia mendengar hal ihwal yang menyangkut soal
genta emas tersebut. 267 Buru buru dia lantas bertanya: "Apa" Genta emas apa"
Cianpwe, apa yang kau katakan sebagai genta emas pelenyap
sukma" Pek lui po tian sama sekali tidak memperdulikan pertanyaan
tersebut, ia masih berdiri termangu mangu sambil
memperhatikan bunga api yang berkedip, sementara keringat
sebesar kacang ijo jatuh bercucuran membasahi seluruh
tubuhnya. "Lim hiante coba kan lihat... bukankah ten
nu adalah genta emas pelenyap irama" Lim hiante...
mengapa kita tidak merampasnya" Hahaha...hahaha...."
diantara parau dia bergelak tertawa tiada hentinya.
Kemudian setelah tertawa terbahak bahak seperti orang
gila, dia mengomel lebih jauh.
"Kita Ho lo-siang hiong (sepasang orang gagah dari tepi
sungai besar) kenapa harus takut kepada Io pang dan Ngo
poo dari dunia Liok-lim " sekalipun sembilan partai besar dari
dunia persilatan datang semua pun juga tidak takut, mengapa
kita mesti jeri " Lim Hiante, bukankah kau pernah dengar
kalau diatas genta pelenyap irama terukir ilmu silat maha
sakti" Barang siapa yang berhasil mempelajarinya bisa tiada
tandingannya dikolong langit dan bisa terbang ke langit "
Mengapa kau tidak merampasnya ?"
Dengan wajah serius Liong Tian im mendengarkan
gumaman tersebut dengan seksama, dia masih ingat ketika
baru turun dari bukit Lau san, dia pernah juga mendengar
cerita tentang genta emas itu, dia tahu pula bahwa genta
268 emas merupakan rahasia dunia persilatan yang paling besar
selama seratus tahun terakhir ini.
Padahal asal usulnya erat sekali hubungannya dengan
genta emas tersebut, maka dia tak berani menghembuskan
napas panjang, dia takut akan mengganggu kakek tersebut.
Terdengar Pang lui poo tian kembali membentak keras:
"Apa " Kau bilang empat lembah tiga istana dari dunia
persilatan juga ikut datang?"
Dengan wajah penuh perasaan terkejut dan ngeri dia
melanjutkan: "Lembah laa-yang kok masih bisa dihadapi, tapi Leng
Hongya dari lembab Tee ong kok paling ganas dan sukar
dihadapi sedangkan Yok su dari Yok ong kok . . ."
Mencorong sinar aneh dari balik mata Liong Tian im, dia
tahu rahasia yang terjadi pada dua belas tahun berselang
akan segera terungkap dari diri kakek ini, tanpa terasa ia
lantas berpikir: "Leng Hongya dari lembah Tee ong kok " Bukankah dia
adalah orang yang seringkali masuk keluar dirumahku" Yang
disebut Hui ko menjelang saat kematiannya sebagai Leng
hongya yang mengetahui sebab-sebab kematian orang tuaku
.." Dalam pada itu, napas Peng lui Poo tian telah memburu
dengan cepatnya ia berkata lebih jauh:
269 "Lim hiante, tunggulah sejenak, coba kulihat apakah Poh
mia giam lo (raja akhirat pemberot nyawa) Liong Siao thian
datang bersama-sama Leng Yok ong" Aaah, tak nyana tiga
istana dan empat lembahpun ada hubungan."
"Liong siau thian!" sekujur badan Liong Tian im gemetar
keras, pikirnya diam diam:
"Ayah, ternyata kau benar kenar mati lantaran genta emas
ini." "Haah. . . haah. . . haaah. . ." terdengar Peng lui po-tian
tertawa tergelak lagi dengan suara keras "Liong Siau thian!
jangan kau bangga sebagai pentolan dari tiga istana maka kau
lantas boleh bersikap kurang ajar kepada aku Peng lui poo
thian Gak Hong! sekalipun kau undang Kim hoo kiongcu Lo
put kun dan Tin lam kiongcu Lau Lam jin berdua, belum tentu
kau bisa mengapa-apakanku Hoo Lok siang hiong!"
Liong Tiam im dengan tangan sebelah memegang obor
tangan lain memegang terali besi meski waktu itu lengannya
sudah linu dan gemetar, tetapi ia tidak berani menggantinya
dengan tangan lain, dia kuatir Peng lui poo tian (mengejar
guntur menyambar petir) Gak Hong terkejut.
"Aaah..." mendadak terdengar Gak Hong menjerit kaget
"Leng Yok peng, kau telah membunuh saudaraku, aku akan
beradu jiwa denganmu, oh Lim hiante! Lim hiante..."
Airmatanya jatuh bercucuran dengan derasnya, obor yang
berada ditangannya bergoncang keras seketika itu juga
hembusan angin puyuh serasa menderu deru membuat api
yang berada ditangan Lieng Tian im segera menjadi padam.
270 Begitu gua tersebut menjadi gelap, maka tinggal cahaya api
hijau diatas dinding gua saja yang berkedip kedip lirih.
Gak Hong seperti orang gila menari kesana kemari,
kemudian menangis tersedu sedu.
"Cianpwe ... cianpwe . , sadarlah...", teriak Liong Tian-im
keras keras. Si pengejar guntur penyambar petir Gak Hong segera
menghentikan isak tangisnya. lalu menegur:
"Boanpwe adalah orang yang datang menyelidiki soal genta
emas pelenyap irama."
"Genta emas pelenyap irama ?" Gak Hong berteriak keras,
"siapa yang mengetahui soal genta tmas pelenyap irama ?"
Dengan kening berkerut Liong Tian-im segera berkata :
"Dua belas tahun berselang, ketika genta emas pelenyap
irama munculkan diri, Empat lembah tiga istana satu
perkumpulan dan lima benteng yang berada dalam dunia
persilatan telah bergerak bersama, kemudian kabar berita
mereka bilang lenyap, apakah kau mengalami semua kejadian
ini sendiri...?" "Siapa yang memberitahukan kepadamu ! Siapakah kau ?"
tanya Gak Hong terkejut. "Aku adalah putra Poh mia giam lo Liong Siau thian dimasa
lalu, Liong Tian im"
Si Pengejar guntur penyambar petir Gak Hong segera
menjerit kaget, dia tak berbicara lagi:
271 Pelan pelan Liong Tian im berkata lagi: "Aku hanya
berharap kau bisa memberitahuku, kepadaku kejadian dimasa
lalu, serta siapakah yang telah menyekap kalian disini."
Bagaikan seekor binatang buas si pengejar guntur
penyambar petir Gak Hong berjonggok disitu. napasnya
tersengkal-sengkal. sementara sepasang matanya yang hijau
mengawasi wajah pemuda itu tanpa berkedip, sorot mata itu
penuh pancaran sinar takut, curiga serta pelbagai perasaan
Iainnya. Liong Tian im segera berpikir lebih jauh: "Orang ini sudah
puluhan tahun disekap di rni, kepercyaaannya terhadap orang
lain tentu tak akan seperti dahulu, bila aku tidak menjanjikan
sesuatu, tak mungkin dia bersedia mengutarakan kejadian
dimasa lalu !" Berpikir sampai disiiu, dia lantas berkata:
"Bila kau dapat memberitahukan kepadaku, aku pasti akan
menolongmu keluar dari sini"
Mendadak Gak Hong mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak bahak: "Haaaahh. . . haaahh. . . haaahh. . kau hendak menolongku
keluar dari sini" Haaahh. . haaa. . kau ingin menolongku
keluar dari sini" Liong Tian im menjadi gusar sekali setelah mendengar
perkataan itu, serunya dengan marah:
"Aku dapat masuk kemari, tantu saja dapat menolongmu
keluar dari sini apa yang perlu kau tertawakan?"
272 Si pengejar guntur penyambar petir Gak Hong mendengus
dingin, "Hmmm semua yang disekap disini adalah jago jago yang
termashur dari dunia persilatan, sekalipun mereka sudah
terkena bidikan racun Cui len tok yu yang dikenal sebagai
racun paling keji didunia hingga kesadaran otak mereka
lenyap, namun tenaga dalam yang dimilikinya masih utuh,
apakah mereka tahu kalau melarikan diri dari neraka hitam ini
adalah sesuatu yang enak?"
Dia menarik rantai diatas badan sendiri, kemudian
melanjutkan: "Tahukah kau rantai ini terbuat dari apa" kau harus tahu,
rantai tersebut terbuat dari besi berusia selaksa tahun yang
dihasilkan dari dasar telaga Hau-po-tham dilembah Tee ong
kok. siapa lagi orang yang dapat meloloskan diri."
"Kalau begitu tiada benda apa pun didunia ini yang bisa
dipakai untuk memotong rantai lantai besi itu?" tanya Liong
Tian im dengan kening berkerut.
"Kecuali kau mempunyai senjata tajam yang bisa
memotong besi, kalau ingin mengandalkan tenaga manusia. . .
humm mustahil bisa dilaksanakan. ."
Dengan suara sedih terusnya: "walaupun aku sama sekali
tidak terpengaruh oleh racun Cai lee toi ya yang maha dahsyat
itu nyatanya aku pua tak mampu berbuat apa-apa kalau tidak,
masa aku dapat bertekap selama dua belas tahun di tempat
ini?" 273 Liong Tian-im berpikir sebentar lalu ujarnya:
"PerduIi bagaimana pun asal kusanggupi untuk
menolongmu keluar, aku pasti akan sanggup untuk
menolongmu tapi kau harus berjanji untuk membeberkan pula
segala sesuatu persoalan yang ada sangkut pautnya dengan
ayahku!" "Apakab kau membawa pedang mestika yang dapat
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memotong baja?" Liong Tian im menyiapkan obornya diatas pinggang,
kemudian mengerahkan tenaganya dan membetot terali besi
itu hingga menjadi bengkok. ...
Kemudian sambil menghembuskan napas panjang dia
berjalan masuk kedalam gua lalu katanya:
"Sekalipun aku tidak mempunyai pedang mestika yang bisa
memotong baja, namun aku sanggup untuk menolongmu lolos
dari sini!" Mendadak satu ingatan melintas didalam benaknya,
kemudian tanyanya lagi. "Sekarang, dapatkah kau beritahu kepadaku apakah dalam
peristiwa genta emas dimasa lalu, ada anak murid dari pihak
Hud-bun yang turut serta ?"
"Darimana kau bisa tahu?" tanya si pengejar guntur
penyambar petir dengan keheranan "tentang genta emas
pelenyap irama itu berada di dalam Hud-bun, kemudian.."
Mendadak ia berhenti berbicara, kemudian katanya:
274 "Mengapa kau tidak segera menolong diriku " Bila sebentar
ada kontrol yang datang kemari, kita tak akan bisa meloloskan
diri dari tempat ini."
Liong Tian im berpikir sebentar, kemudian katanya:
"Miringkan kepalamu ke samping, aku akan lengkungkan
dulu rantai yang membelenggu lehermu."
Ketika Liong Tian im berjalan semakin mendekat, tiba tiba
Gak Hong meluruskan lengan airnya ke depan sambil
melepaskan pukul sementara kelima jari tangan kirinya, di
tangkan dengan lebar lebar dan langsung mencengkeram urat
nadi Liong Tian-im. Tindak serangan yang dilancarkan secara tiba tiba ini
sangat mengejutkan Liong Tian im dengan gusar dia
membentak, lalu dalam terdesaknya dia buang badannya ke
belakang sambil merendahkan sikutnya, setelah itu dengan
datar dia mundur empat inci.
Baru saja dua buah serangan terhindar, Gak Hong telah
membentak keras, kaki kanannya tanpa mengeluarkan sedikit
suarapun telah menyambar tiba, sepasang tangannya
membentuk satu lingkaran busur lalu dengan berubah menjadi
cengkeraman dia membacok ke muka.
Sebagai seorang jagoan yang berjulukan Pengejar guntur
penyambar petir, serangannya mempunyai kekuatan yang
dahsyat dan kecepatan yang mengerikan, diantara getaran
sepasang tangannya, angin pukulan yang dahsyat telah
membuat debu dan pasir dalam gua itu beterbangan.
Liong Tian im benar-benar merasa gusar sekali, segera
bentaknya: 275 "Kau benar benar seorang manusia yang tak tahu diri !"
Angin pukulan yang menggulung tiba amat menyesakkan
napas, Liong Tian im segera membabatkan telapak tangan
dirinya kebawah menghajar tulang yang kering pada kaki
kanan lawan. Sementara tubuh bagian atasnya dengan mengikuti
gerakan tubuhnya yang maju merentangkan telapak tangan
kanannya menciptakan selapis bayangan telapak tangan yang
menyilaukan mata dan membacok urat nadi pada tangan
lawan. "Plook, plook !" dua kali benturan nyaring bergema dalam
gua. Menggunakan peluang tersebut, Liong Tian-Im segera
mundur empat langkah sebelum berdiri tegak.
Dengan wajah penuh kegusaran dia awasi Gak Hong yang
berada dihadapannya, hawa nafsu membunuh telah
menyelimuti wajahnya. "Jurus serangan apakah itu ?" seru Gak Hong dengan
perasaan terkesiap bercampur heran.
Kemudian sambil memegangi nadinya yang kena tersambar
jari tangan si pemuda lalu tanyanya lagi keheranan:
"Sebenarnya kau ini murid siapa ?"
Liong Tian-im tidak menjawab, dia hanya mengerahkan
tenaga dalamnya untuk mengatur kembali hawa darahnya
yang bergolak keras akibat pukulan lawan yang maha dahsyat
itu. 276 Melihat lawannya membungkam, Gak Hong segera berpikir:
"Walaupun jurus serangannya sakti tapi tenaga dalamnya
amat cetek, kalau tidak, niscaya urat nadiku sudah terluka."
Maka setelah melihat mimik wajah anak muda itu, dia jadi
mengerti, segera serunya:
"Oooh, rupanya kau sudah terluka parah ?"
"Hmm, kau anggap setelah aku terluka ma ka tak bisa
berbuat apa-apa kepadamu " Aku Liong Tian im masih tetap
mampu untuk membunuh dirimu"!" dengus Liong Tian im
dingin. Diam-diam Gak Hong lantas berpikir:
Mungkiu luka itu dideritanya ketika melewati lembah Tee
ong kok dan beradu kepandaian dengan Leng loji, kalau tidak
masa mungkin bisa sampai di gua Kun liong ki ini."
Baru saja ingatan tersebut melintas, pikiran lain telah
melintas kembali didalam benaknya dengan perasaan
tercengang pikirnya: "Aah, hal ini tidak benar! Andaikata ia telah terluka dengan
pukulan Leig Hongya, mana mungkin dia sanggup
menyeberangi telaga pan poo tham yang lebarnya delapan
kaki dan sampai disini" Apalagi kalau dilihat dari keadaannya,
jelas peronda lembah masih belum mengetahui kalau dia
masuk kedalam neraka hitam..."
Sambil menggigit bibirnya yang tebal, ia lantas berpikir
lebih jauh: 277 "Jangan jangan didalam gua ini masih terdapat jalan keluar
yang lain?" "Aaai, dua belas tahun berdiam disini sampai daya
ingatanku mundur sekali, sampai kemampuanku untuk berpikir
pun tak mampu.." Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benaknya, lalu
dengan wajah tersipu katanya:
"Aku tidak tahu kalau kau sudah terluka parah, sebenarnya
maksudku hanya ingin mencoba tenaga dalammu, aku ingin
tahu apakah kau berkekuatan untuk menolongku keluar dari
sini." "Bukankah sudah kukatakan tadi, aku bisa masuk kemari
tentu saja sanggup keluar pula dari sini. Kalau toh kau begitu
tidak mempercayai diriku, mana mungkin aku bisa
mempercayai pada dirimu ?" seru Liong Tian im dengan wajah
dingin. Menyaksikan paras muka anak muda itu sedikit tidak beres,
buru-buru Gak Hong berkata:
"Baik, baik, aku berjanji akan memberitahukan soal
hilangnya ayahmu dimasa lalu ..."
Setelah termenung sebentar dia melanjutkan:
"Ayahmu Poh-mia giam lo Liong Siau-thian telah ditangkap
oleh jago jago pilihan dari hud bun ngo pay yang disebut
orang persilatan sebagai Hud bun Huhoat (pelindung hukum
278 perguruan Budha) Ngo Lo-han dibantu oleh (tiga malaikat dari
perguruan Hud bun). . ."
Melihat Gak Hong membungkam kembali, buru buru Liong
Tian im berseru cepat: "Bagaimana selanjutnya " Mereka .. ."
"Bantulah aku untuk memotong rantai sialan ini, setelah
kupikirkan sebentar barulah kuberitahukan lagi kepadamu . .
." "Tidak, kau harus memberitahukan kepadaku lebih dulu,
mengapa mereka hendak menahan ayahku ?" seru Liong Tian
im penuh emosi. Tanpa terasa dia membayangkan kembali pengalamannya
semasa masih kecil dulu di depan ayahnya disiksa kaum
pendeta, dan ia sendiri dihajar olen pendeta pendeta itu.
Dengan perasaan bimbang dia bertanya lebih jauh.
"Kalau memang ayahku adalah pemimpin dari empat
lembah tiga istana, mengapa pada akhirnya dia seperti tak
punya kepandaian siIat lagi. . . ?"
"Ngo lohan yang disebut sebagai Hud bun-huhoat meski
terdiri dari pelbagai partai, namun mereka semua telah
memperoleh ilmu silat ajaran Hud bun sam seng, ditambah
lagi ilmu silat yang dimiliki Leng Hong ya dari lembah Tee ong
kok, bayangkan sendiri apakah dia sanggup untuk
menandinginya?" Liong Tian im berpikir sebentar walaupun garis besarnya
dia sudah dapat meraba apa yang telah terjadi dimasa lalu,
namun keadaan yang sejelasnya masih belum diketahui.
279 Setelah menghela napas katanya kemudian:
"Baiklah, aku akan memutuskan rantai di atas lehermu itu
kemudian kau baru menceritakan keadaan yang telah
berlangsung dimasa lalu."
Dengan perasaan ragu Gak Hong berkata:
"Kau hendak menggunakan senjata apa untuk memotong
rantai besi yang melilit ditubuhku ini?"
"Hmm, kalau aku hendak membunuhmu, buat apa mesti
menunggu sampai sekarang?"
Dia menancapkan obor tersebut diatas dinding,
menyulitkan kembali kemudian pelan dia mengangkat tangan
kanannya keatas. Gak Hong tidak tahu permainan setan apakah yang sedang
dilakukan oleh Liong Tian-Im, telapak tangan kanannya segera
dlletakan depan lambung, sementara kepalan kirinya
melindungi dada, dengan sorot mata siap sedia dan penuh
kecurigaan dia awasi Liong Tian-im tanpa berkedip.
Liong Tian-im mendengus dingin, kedua jari tangan kirinya
segera ditekan pada tengah tangan kanannya, kemudian
cincin iblis emas diputar balik.
Dibawah cahaya api tampak cincin itu memancarkan
cahaya keemas emasan yang menyiIaukan mata.
Begitu menyaksikan bentuk ukiran iblis yang berwajah
menyeringai seram itu, Gak Hong merasa terperanjat sekali,
ibarat disambar geledek, sekujur badannya segera mundur
dua langkah, kemudian kalanya dengan gemetar:
280 "Cincin maut iblis emas... cincin maut iblis emas..."
Liong Tian im mencibirkan bibirnya:
"Benar, ucapanmu memang tepat sekali, cincin ini memang
Kim mo ci cincin iblis emas."
Gak Hong menarik napas panjang, serunya "Ternyata kan
adalah ahli nyaris dari Jiat hun kim mo!"
"Aku adalah Hiat ci kim mo Liong Tian im sedang guruku
adalah Jian hun kim mo!"
"Tak heran kalau itu sanggup menghindar kau diri dari
pelbagai penjagaan dalam lembah Tee ong kok yang berlapis
lapis serta menyebrangi telaga Hau po tham sebelum tiba di
neraka hitam ini!" "Apa" Kau mengatakan neraka hitam yang dibangun Leng
Yok peng dari lembah Tee ong kok" Kalau begitu kalian di
tangkap oleh nya?" "Masa sampai sekarang kau baru tahu?"
Belum habis dia berkata, mendadak dari dalam gua itu
terdengar suara air yang menggulung datang dengan
dahsyatnya, suara itu bagaikan ada beribu ribu prajurit
berkuda yang berlari bersama, keadaannya sangat
mengerikan sekali. Dengan paras muka berubah hebat Liong Tian im segera
menegur: "Apakah itu ?"
"Air telaga yang masuk dari telaga Han poo than"
281 "Mengapa air telaga tersebut kedengaran begitu memburu,
seakan-akan suara ombak samudra yang memecah ditepian
pantai ?" "Air dari telaga Han po than dinginnya menusuk tulang,
setiap hari ganjil maka bagaikan air samudra saja akan
menyeberang ke dalam neraka hitam ini setiap bulan kami
harus mengalami dua penderitaan karena direndam air telaga
... . ." Kemudian dengan suara keras teriaknya:
"Mengapa kau masih belum memutuskan rantai keparat ini
" Kau hendak menunggu sampai kapan lagi ?"
Liong Tian-im termenung dan berpikir sebentar, kemudian
serunya tertahan: "Aah, kiranya begitu, tak heran kalau orang-orang ini pada
berubah menjadi bodoh semua setelah disekap sekian tahun"
Kemudian sambil tersenyum katanya:
"Sekalipun kau tidak sampai dipengaruhi oleh racun cui-lei
tok yu yang maha dahsyat sehingga kesadaranmu
terpengaruh namun kau dibikin ketakutan oleh air telaga yang
dingin itu bukan ?" "Kalau benar kenapa?" buru buru Gak Hong berkata.
Dengan wajah serius Liong Tian im segera berkata:
282 "Diantara beberapa patah kata yang kau ucapkan tadi,
berapa bagiankah yang kau katakan bukan sebenarnya?"
"Mengapa aku harus mengelabuhi dirimu!" seru Gak Hong
dengan paras muka berubah.
Liong Tiam im mundur tiga langkah ke belakang, kemudian
ucapnya lebih jauh: "Sewaktu kau ucapkan perkataan tadi sepasang matamu
berkedip tak menentu, hal ini membuktikan kalau dibalik
ucapanmu terdapat hal yang tidak benar, coba kau katakan
dendam apakah yang terlibat antara kau kawan ayahku dulu,
mengapa kau turut serta didalam peristiwa itu ?"
Sekujur badan Gik Hong gemetar keras, dengan cepat dia
mundur selangkah lalu sahutnya dengan gemetar:
"Siapa bilang kalau waktu itu aku turut serta dalam
peristiwa tersebut " Kau jangan sembarangan berbicara !"
Liong Tian im segera tertawa dingin, katanya:
"Leng Hongya dari lembah Tee ong kok sudah dua belas
tahun menyekapmu disini, tentu saja kau membencinya
hingga merasuk ke tulang sumsum. Maka kau bermaksud
untuk meminjam kekuatanku untuk membunuhnya sehingga
sakit hatimu bisa terbalas tapi apakah kau tidak
membayangkan bahwa ayahku dengannya adalah saudara
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
angkat, masa dia akan bersekongkol dengan Ngo lohan dari
Hud bun untuk mencelakai ayahku ?"
"Leng Yok peng jujur di wajah, licik didalam hatinya busuk
dan penuh dengan pikiran keji, sudah banyak jago kenamaan
dari dunia persilatan yang telah dicelakai olehnya !"
283 Kemudian setelah menghembuskan napas panjang,
lanjutnya: "Betapa gagahnya Empat lembah, tiga istana, satu
perkumpulan dan lima benteng didalam dunia persilatan
dimana silam, tapi mereka seperti juga kau, tak ada yang
mengetahui keadaan Leng Yok peng yang sebenarnya . . ."
Walaupun Liong Tian-im sudah menaruh curiga, namun ia
masih saja memandang kearah Gak Hong sambil tertawa
dingin, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Terlintas sinar penuh kebencian dari wajah Gak Hong, lalu
dia berkata dengan lantang:
"Andaikata aku tidak terlampau percaya dengan manusia
yang bernama Leng Yok-peng, masa sampai sekarang aku
bisa mengendon disini" dan mana mungkin aku akan
mendapatkan cemoohan serta hinaan dari angkatan muda
seperti kau?" "Mencemooh?" Liong Tian im segera tertawa dingin, "siapa
yang bilang kalau aku sedang mencemoohkan dirimu..."
Sementara itu suara deruan air yang pasang makin gencar
dan nyaring, bahkan di dalam gua itupun sudah mulai
terdengar suara pantulan yang amat memekikkan telinga.
Dengan suara ketakutan Gak hong berkata:
"Kini suara air yang pasang sudah berkumandang untuk
kedua kalinya, bila suara tersebut bergema untuk ketiga
kalinya, air telaga akan segera merembes masuk kedalam
gua" 284 Memandang wajah terkejut dan ketakutan yang mencekam
perasaan Gak hong, Liong Tian im segera mendengus dingin.
"Hmm, bila kau menghendaki kubebaskan dirimu sebelum
air telaga mengenangi gua ini, cepat beritahu kepadaku
kejadian yang sesungguhnya secara jujur..."
Melihat Liong Tian im menggunakan hal tersebut sebagai
ancaman untuk menggertaknya, Gak Hong menjadi teramat
gusar sehingga rambutnya pada berdiri semua, teriaknya
keras-keras. "Bocah keparat she Liong, sungguh tak ku sangka Poh mia
giam lo yang begitu gagah perkasa ternyata mempunyai
seorang anak kura-kura yang tak tahu aturan seperti kau. ."
"Jika kau berani mengaco belo lagi, aku akan segera angkat
kaki meninggalkan tempat ini, biar kau mengendon dua belas
tahun lagi ditempat ini." bentak Liong Tian im.
Kemudian setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"Dulu seandainya ayahku tidak kelewat jujur, mana
mungkin dia akan mengalami keadaan seperti sekarang ini
sehingga sampai akhirnya dia menjadi tak berkepandaian apa
apa dan dihina serta disiksa oleh kawanan hwesio gundul itu !"
Gak Hong membelalakkan matanya lebar-lebar, setelah
tertegun sejenak serunya:
"Benarkah dia berhasil mendapatkan genta emas pelenyap
irama " Tak heran kalau Leng Yok peng bisa bersikap begitu
sungkan kepadanya dimasa lalu . . ."
285 Dia seakan-akan sedang membayangkan kembali kejadian
dimasa lampau, sorot matanya memancarkan sinar kebuasan,
setelah tertawa tergelak serunya:
"Leng Yok peng, kan memang sangat pintar, betul-betul
siasat sebuah batu dua ekor burung yang hebat, kau telah
berhasil mengelabuhi semua umat persilatan di dunia ini
sehingga membuat dunia persilatan menjumpai banyak
j#lo(itan Liong Tian im menjadi terkesiap sesudah mendengar
perkataan itu, pikirnya: "Jangan-jangan apa yang dikatakan
Gak Hong kepadaku tadi cuma dugaannya sendiri ia sampai
sekarang baru berhasil membuktikan sebenarnya."
"Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, ia sudah
mendengar Gak Hong berseru dengan lantang:
"Leng Yok peng wahai Leng Yok peng! betapa pun lihaynya
rencanamu, sekarang aku berhasil juga mengetahui keadaan
yang sebenarnya..." Setelah berhenti sebentar, kembali dia melanjutkan:
"Liong Tian im, lepaskan aku ! Alu berniat membongkar
rahasia dari Leng Yok peng dihadapan setiap umat persilatan,
agar mereka semua tahu kalau Leng Hongya dari lembah Tee
ong kok serta Hud bun sam seng sesungguhnya hanya
manusia manusia yang bermata kotor, agar mereka tak bisa
mengelabuhi lagi umat persilatan dengan segala macam
perbuatannya" 286 Liong Tian im tak tahu apakah yang diucapkan Gak Hong
benar atau tidak, tapi menyinggung soal Hud bun sam seng,
tanpa terasa ia pun jadi teringat pula dengan gurunya Jian
hun kim mo. Diam diam pikirnya: "Bila kubebaskan dirinya, mungkin dengan menggunakan
cara ini aku bisa memberi pukulan untuk Hud bun sam seng
serta membalaskan dendam bagi sakit hati suhu dimasa lalu"
Sementara dia masih termenung mendadak suara air
pasang yang telah mereda tadi kini mulai berkumandang
kembali suaranya bagaikan beribu ribu orang yang prajurit
berkuda yang maju bersama, keadaannya benar-benar
mengerikan. Pucat keabu-abuan paras muka Gak Hong setelah
mendengar suara itu, segera teriaknya: "Suara air pasang
telah berkumandang untuk ketiga kalinya, sebentar lagi air
telaga itu merembes masuk !"
Belum sempat Liong Tian-im menjawab mendadak dari
dalam gua itu terdengar suara jelas yang amat keras, suara
tersebut melebihi suara air bah yang gemuruh nyaring, begitu
dahsyatnya suara tadi membuat siapapun yang mendengar
merasakan hatinya terkesiap.
Jeritan yang penuh penderitaan putus asa sedih dan minta
tolong itu bergema datang seperti binatang yang hampir
mendekati ajalnya hingga membuat siapapun merasa ngeri
dan tak tahan untuk melelehkan air mata.
"Suara apakah itu?" seru Liong Tian im dengan perasaan
terperanjat. Dengan ketakutan Gak Hong berseru:
287 "ltulah suara jeritan dari para tawanan yang telah
mendengar suara air pasang yang ketiga kalinya, ilmu silat
mereka hampir semuanya telah punah, mereka harus menanti
gerogotan hawa dingin yang menusuk tulang akibat direndam
dalam air telaga, setiap kali tentu ada berapa orang diantara
mereka yang tewas, oleh karena itu mereka menjerit keras
dengan penuh penderitaan. . . ."
"Benar benar suatu perbuatan yang keji, pada hakekatnya
bagaikan didalam neraka saja" seru Liong Tian-im dengan
perasaan seram! Dia segera menggerakkan cincin mautnya sembari berseru:
"Cepat miringkan kepalamu ke samping, aku akan
memutuskan rantai di atas lehermu itu."
Gak Hong nampak gembira sekali, dengan cepat dia
miringkan kepalanya kesamping. Liong Tian im segera
mempergunakan cincin iblis emasnya untuk mematahkan
rantai pengikat leher yang berada di leher Gak hong.
Tampak cahaya api memancar keempat penjuru, ketika Gak
Hong meronta keras, terasa rantai besi itu berhasil dilepas dari
atas Iehernya. Untuk sesaat dia memandang kewajah Liong Tian im
dengan wajah termangu, kemudian dengan nada setengah tak
percaya serunya: "Aku telah bebas?"
"Yaa, kau telah bebas, mari kita pergi!" sahut Liong Tian im
dengan tersenyum. 288 Dia segera maju dua langkah kedepan dan mendekati sisi
terali besi, kemudian menengok kebawah tampak undak
undakan batu itu sudah diterjang oleh air bah yang deras
sekali. Air yang mengalir dengan derasnya itu memancarkan hawa
dingin yang luar biasa membuat dia yang berada empat depa
dari permukaan airpun merasakan pula hawa dingin yang
merasuk tulang. Pelan pelan Gak Hong berjalan kesisinya kemudian berkata,
"Dibelakang gua ini merupakan telaga Han poo tham yang
terletak disebelah utara lembah Tee ong kok, air dalam telaga
tersebut,." Mendadak dia mengangkat sepasang kepalannya sambil
membentak keras, dari jarak sedekat empat depa, secara
beruntun dia telah melancarkan enam buah terangan berantai.
Angin pukulan yang amat kuat itu bagaikan gulungan
ombak samudra langsung menerjang ke tubuh Liong Tian lm
membalikkan badannya menghindarkan diri dari serangan
tersebut. kemudian sepasang ujung bajunya dikebaskan ke
depan. Tapi dia lupa kalau ketika itu tubuhnya berdiri dipinggir
gua, karena hendak berkelit kontan saja tubuhnya terjatuh
kebawah. "Aaah. . ." jeritan kaget berkumandang memecahkan
keheningan 289 Tak ampun lagi ia kena dihajar oleh Gak-Hong sehingga
tercebur kedalam air telaga yang sedang mengalir masuk ke
dalam gua dengan teramat derasnya itu.
Menyaksikan gulungan air yang menggulung-gulung deras,
Gak Hong tertawa panjang, dengan cepat dia melompat keluar
dari gua itu sambil menyusup ke atas.
Sementara itu suara air telaga yang menggulung masuk
kedalam gua masih berlangsung dengan amat dahsyatnya.
Suara gemuruhnya air telaga telah menutupi suara jeritanjeritan
yang memilukan hati. Suasana dalam gua yang gelap gulita itupun makin lama
semakin menyeramkan, sementara air telaga yang
menggulung masuk makin-lama semakin meninggi. . .
Air telaga masih mengalir terus dengan amat derasnya,
Liong Tian-im merasa tubuhnya terseret oleh arus yang deras
itu bergerak ke-depan, sepanjang perjalanan dia tak berhasil
menangkap sesuatu benda yang bisa dipakai sebagai tempat
berpegangan. Lama kelamaan dia merasakan kepalanya pusing sekali, dia
merasa tubuhnya seakan sedang melambung diangkasa dan
dihembus oleh angin kencang...
Kemudian dia seperti menyentuh jari tangan malaikat el
maut yang dingin, mendengar suara tertawa yang memekikan
telinga. 290 "Hmm ...tampaknya malaikat el maut sedang mengajakku,
nasib sedang mempermainkan, diam diam ia bergumam, "Aku
tak boleh mati sekarang, aku harus melawan perbuatan
malaekat elmaut, aku harus melepaskan diri dari
cengkeramannya, aku tak boleh mati, aku tak boleh mati."
OOOMOOO DALAM kegelapan dia seakan-akan menyaksikan ada setitik
cahaya yang berkelebatan lewat, ingatan tersebut segera
menimbulkan kembali hasratnya untuk melanjutkan hidup
dengan cepat ia menggerakkan ke empat anggota badannya
untuk meronta. Lambat laun dia muIai merasakan hawa dingin yang
semakin merasuk kedalam tulang sehingga membuat keempat
anggota badannya menjadi kaku, hilang rasanya nan tak
mampu digerakkan. Namun kesadaraanya masih tetap ada, dengan cepat dia
berusaha untuk memperingatkan diri sendiri:
"Aku harus hidup terus, aku harus hidup."
"Aku tak boleh mati, tak boleh mati ."
Diapun tak tahu sudah melewati beberapa impian jelek,
tapi dalam impian tersebut dia iak dapat menahan
panggilannya terhadap kehidupan...
"Blaamm, pintu besi telah terpentang lebar, dan dia merasa
tubuhnya terseret terus kedepan.
291 Kemudian dia merasa muncul berpuluh puluh lembar wajah
yang sedang menyeringai padanya, sorot mata yaag tajam
penuh kebencian seakan akan hendak merobek tubuhnya.
Liong Tian im ingin bertanya: "Siapakah kalian?"
Tapi ia tak sanggup mengucapkannya kemudian seperti
merasa dihembus angin puyuh yang melontarkan tubuhnya
keatas. Tanpa terasa dia menjerit kaget dan mementangkan
matanya lebar-lebar, dia merasa tubuhnya sedang di
lemparkan oleh gelombang arus yang dahsyat sehingga
meninggalkan permukaan air.
Belum sempat ingatan lewat dalam fceni nya, tiba tiba
punggungnya telah menumbuk diatas tonjolan batu keras
keras... "Blaaamm..." tumbuhan tersebut menghajar jalan darah
Mia bun hiatnya keras keras.
Merasa pandangan matanya menjadi gelap, hawa darah
didalam tubuhnya membuyar di seluruh urat nadinya
mengendor, badannya terbanting diatas tanah dan jatuh tak
sadarkan diri. Kemudian ia pun merasa tak sadarkan diri. setelah berapa
lama sudah lewat, ketika ia membuka matanya kembali,
ditemuinya dia berada diatas permukaan gua yang panjang
menjorok kedalam, suasana disitu gelap gulita tak nampak
sesuatu apapun. Dia hanya mendengar suara air yang mengenai dinding
batu dan memercikkan buih buih air berwarna putih . . .
292 Dalam keadan begini, dia lantas berpikir:
"Andaikata aku tidak terbawa arus sampai kedalam gua ini,
entah bagaimana nasibku seorang " Apalagi kalau sampai
terbawa ke dalam lorong yang gelap itu . . .
Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya segar bugar tanpa cedera
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
apapun, malah luka yang semula dideritanya kini telah
sembuh kembali. Cepat mendongakkan kepalanya dan memandang tonjolan
batu yang tajam dihadapannya, pelan-pelan dia bangkit
berdiri, lalu mengisi saluran hawa murninya dia ayunkan
tangan kanannya keudara. SUi telapak tangannya seperti sebilah golok yang membawa
desingan angin tajam langsung menyambar tonjolan batu itu,
"Blamm !" ternyata batu cadas itu hancur menjadi bubuk dan
tersebar ke tanah. "Haah ?" ta sendiri sampai kaget menghadapi kenyataan
tersebut, "kenapa aku sama sekali tidak terluka" Tadi aku
merasa jalan darat Mia bun hiat ku kena terhajar oleh tonjolan
batu ini, kemudian hawa darah didalam tubuhku buyar, dan
akupun jatuh tak sadarkan diri."
Keanehan tersebut membuat pemuda itu mencari cari apa
yang telah menyebabkan luka dalamnya tiba tiba menjadi
sembuh kembali. "Jangan jangan digua ini tinggal jago lihai yang telah
menyembuhkan luka dalam yang sedang kuderita ?"
Tapi begitu ingatan tersebut melintas lewat ia segera
tertawa geli sendiri, pikirnya lebih jauh:
293 "Aah, masa didunia ini terdapat kejadian yang begini
kebetulan " Mustahil didalam gua ini terdapat jagoan lihay."
Mendsdak d^t seperti mengendus bau harum yang aneh,
dengan sorot mata mencorong kini dia mulai memeriksa dari
asal mula datangnya bau harum tersebut.
Akhirnya dijumpai bau harum itu berasal dari sebutir batu
yang besarnya sekepala. Batu itu dilapisi oleh semacam cairan berwarna putih yang
memanjang hingga di ujungnya dimana air masih
menggenang, anehnya cairan putih tersebut memancarkan
sinar terang sehingga membuat suasana disekitar tempat tu
menjadi terang benderang.
Setelah menyaksikan ktsemuanya itu, Liong Tian im baru
mengerti darimanakah asalnya bau harum tadi, dengan
perasaan ingin tahu ia lantas berpikir:
"Entah benda apakah ini " Kalau di bilang mutiara, kenapa
bisa menyiarkan bau harum " lagi pula dapat menyembuhkan
luka dalam?" Baru saja dia akan mendekati batu putih itu untuk diambil,
mendadak ia mendengar lagi suara teriakan keras.
Perlu diketahui, tempat dimana Liong Tian im berada
sekarang adalah dinding gua sebelah atas, sedangkan
dibawahnya arus air dingin masih bergulung lewat dengan
dahsyatnya, dari arah sanalah suara teriakan itu terdengar.
294 Dengan wajah tertegun Liong Tian-im segera berpaling,
dengan cepat dia menyaksikan ada sesosok tubuh manusia
sedang diseret oleh arus air yang deras menuju ke sana.
Tangan sebelah orang itu meraih diatas permukaan air
seperti hendak mencari sesuatu benda yang bisa dipegang,
sementara tubuh bagian yang lain berada didalam permukaan
air. Jelas orang itu sedang meronta berusaha keras untuk
melepaskan diri dari cengkeraman elmaut.
Sejak kecil Liong Tian im sudah dihadapkan dalam suasana
seperti ini, hal ini membua pemuda itu mudah dibikin iba bila
menjumpai orang yang berada diambang kematian.
Maka tanpa terpikir panjang lagi pemuda itu segera
berjalan ke tepi gua dir bermaksud bila orang itu sudah lewat
dibawahnya maka dia akan menyambar tangannya tersebut.
Maka begitu orang itu mengalir ke bawah laki gua itu,
sambil membentak keras dia berjumpalitan ke bawah dengan
kaki diatas kepala dibawah dia menukik kebawah, lalu dengan
kaki yang bergelantungan pada batu cadas, dengan cepat ia
sambar tangan orang ini. "Naik!" bentaknya keras keras.
Hawa murninya disalurkan ke dalam tangan, kemudian
sekuat tenaga dia membetot orang itu keras keras, kemudian
sambil melemparkan ke atas, dia mengirim tubuh orang itu ke
dalam gua. 295 Begitu berhasil menyelamatkan orang itu, Liong Tian-im
segera menjejakkan kakinya dan melayang kembali ke tempat
semula. Sementara itu orang tadi sedang terkapar diatas
permukaan gua dengan napas terengah.
Liong Tian im menghampirinya dengan cepat, tapi begitu
tahu siapakah orang itu, hawa amarahnya segera berkobar.
"Hmm, Gak Hong !" bentaknya sambil mendengus dingin,
"coba dongakkan kepalamu dan coba lihat siapakah aku ?"
Dengan napas memburu orang mendongakkan kepalanya,
tapi begitu melihat wajah Liong Tian im yang sedang
memandang ke arahnya dengan hawa pembunuh menyelimti
wajahnya, ia menjadi terkejut.
Mendadak ia melejit bangun, kemudian telapak tangan
kanannya langsung disodokkan ke depan menghajar lambung
pemuda itu. Dengan gusar, Liong Tian im membentak:
"Kau benar benar manusia tak tahu diri !"
Dengan cepat dia mundur sejauh lima langkah, kemudian
tangan kanannya dengan memainkan ilmu ki na jiu hoat
langsung mencengkeram urat nadi lawan.
Gak Hong cepat cepat miringkan badannya kesamping,
kemudian telapak tangan kanannya dibalik, lima jari
tangannya dipentangkan lebar-lebar langsung mencengkeram
jalan darah hi tong hiat didada Liong Tian-im.
296 Jurus serangan tersebut dilancarkan dengan suatu jurus
yang ampuh, serangan yang ganas dan sasaran yang keji.
Liong Tian-im tertawa dingin tidak menghindar ataupun
berkelit tangan kirinya langsing membacok ke wajah lawan.
Jurus serangan itu nampaknya sederhana dan biasa, tapi
penggunaan waktu serta sasaran yang tertuju benar-benar
sangat cepat, masih jauh lebih cepat daripada datangnya
kelima jari tangan kanan Gak Hong.
Gak Hong menjadi amat terperanjat, dia tak menyangka
kalau kekuatan musuhnya tiba tiba memperoleh kemajuan
pesat, buru-buru dia mundur dua langkah dengan maksud
hendak terkelit, siapa tahu tangannya tahu tahu sudah kena di
cengkeram. Sambil mendengus dingin Liong Tian im segera berseru:
"Sekarang kau hendak kabur kemana lagi?"
Pucat pias selembar wajah Gak Hong karena ketakutan,
sahutnya dengan suara dalam:
"Aku toh sama sekali tiada dendam mpffi fiiiic-t hac
denganmu mengapa kau bersikap demikian kepadaku ?"
Liong Tian im tertawa: "Bagus, suatu pernyataan yang amat bagus" katanya.
Kemudian dengan wajah berubah, katanya dingin:
"Ketika pertama kali kutolong dirimu, kau telah
menghajarku sehingga tercebur kedalam arus deras air dingin
itu, kedua kalinya ku selamatkan kau dan dalam arus deras,
297 Iagi-lagi kau hendak merenggut selembar jiwaku apakah kau
pun mempunyai dendam atau sakit hati dengan diriku . .. . ?"
Gak Hong menghela napas, bibirnya yang bergetar, namun
sampai lama juga tak kedengaran sedikit suarapun.
Liong Tian im berkata lebih jauh:
"Terhadap kawanan tikus yang tak berbudi semacam kau,
mengapa aku harus memberikan kehidupan untukmu " Lebih
baik diceburkan saja ke dalam air biar mampus:"
"Tapi, tapi... aku...aku...."
"Tutup mulut!" bentak Liong Tian im, "apa lagi yang
hendak kau ucapkan?"
"Aku bersedia mengungkapkan semua kisah tentang genta
emas dimasa lalu kenidaaii, sekarang aku sudah tidak percaya
lagi kepada..." "Kalau toh kau sudah tidak mempercayai diriku lagi. yaa,
apa boleh buat" Apa lagi yang bisa kulakukan?"
Liong Tian im termenung sebentar, kemudian katanya:
"Baiklah, untuk kesekian kalinya kupercayai dirimu"
Setelah berhenti sejenak, dengan suara yg berubah
menjadi lebih keras dan tegas, dia berkata kembali.
"Tapi sekali lagi kuperingatkan kepadamu, bila kau berani
berbicara bohong, entah hanya sepatah kata saja. aku akan
segera membacok kau menjadi dua bagian!"
298 Gak Hong memandang dingin Liong Tian-im sekejap,
kemudian menjawab: "Selembar nyawaku ini di peroleh kembali secara
kebetulan, kau anggap aku akan takut dibunuh olehmu" Aku
hanya bermaksud untuk membalas budi kebaikanmu saja. ."
"Musuh besarku tersebar diseantero jagat. Aku bukan
dilahirkan didunia ini untuk menolong manusia, aku hanya
minta kepadamu hari ini untuk memberitahukan segala
sesuatu yang menyangkut soal genta emas tersebut,
sedangkan masalah budi dan dendam boleh kita bicarakan bila
telah bersua kembali dimasa mendatang !"
Jilid 08 GAK HONG memperhatikan sekejap alis mata sang pemuda
yang tebal, mendadak ia mendongakkan kepalanya dan
tertawa seram: "Haah, haaaah, haaah, kau ingin meloloskan diri dari kota
kematian ini " Mungkinkah kita masih mempunyai masa
mendatang ?" "Sudab, kau tak usah banyak bicara lagi!" tukas Liong Tianim
dingin. Kemudian dengan sinar mata memancarkan cahaya tajam,
lanjutnya lebih jauh. 299 "Aku ingin bertanya kepadamu, siapa yang telah
mematahkan lengan kirimu itu?"
Gak Hong memandang sekejap lengan kiri sendiri yang
kutung, setelah direndam sekUi lama didalam air, mulut luka
tersebut telah berubah menjadi putih, malah lamat lamat
masih nampak air darah meleleh keluar.
Setelah tertawa getir sahutnya:
"Lukaku sudah kaku dan mati rasa, untung saja masih
dapat menutup semua peredaran darah. . ."
Teringat bagaimana kalau dia harus kembali di daerah yang
dikelilingi air, mencorong sinar buas dari balik matanya,
dengan gema penuh kebencian sahutnya:
"Si buta sialan itu betul betul terkutuk bila bersua lagi
dikemudian hari, lohu pasti akan membunuhnya."
"Si buta?" Liong Tian Im segera manggut-manggut
"rupanya kau telah berjumpa dengannya sehingga kehilangan
sebuah lenganmu, kalau begitu tak aneh lagi."
"Kau kenal dengan dia ?" Gak Hong menjerit kaget.
"Kau maksudkan si jago pedang buta Bok Ci?" setelah
tertawa, lanjutnya, "dia datang dari tebing Toa-pousat-nia !"
"Apa?" Tiba-tiba Gak Hong menjerit keras dengan sekujur
tubuh bergetar keras. "dia berasal dari Toa-pousat-nia ?"
"Kau juga tahu tempat ancam apakah Toa-pousat nia itu ?"
pemuda itu berkerut kening.
300 Gak Hong tidak memperdulikan dirinya, ia hanya
bergumam seorang diri: "Tak anehlah kalau begitu, tak aneh." Setelah
menggelengkan kepalanya berulang kali, serunya lebih jauh
dengan penuh penderitaan:
"Tampaknya dendam sakit hati lohu tak akan bisa kutuntut
balas lagi untuk selamanya."
Liong Tian-im sama sekali tidak mengenali asal usul si jago
pedang buta Bok Ci, terutama sekali terhadap ilmu pedangnya
yang luar buasa tersebut, diapun turut merasa terkejut
bercampur keheranan. Tapi dari pembicaraan Gak Hong sekarang dia tahu kalau
orang tersebut mengetahui terang asal usul dari Bok Ci. maka
buru buru tanyanya dengan cepat.
"Kau tahu, dia itu murid siapa?"
Gak Hong masih saja bergumam seorang diri:
"Thian tee ji kiam (dua pedang langit bumi) Kim mo it sin
(ditemani satu dewi) Hud bun sam seng (tiga kaum orang suci
kaum Budha) Too keh su sian (Empat dewa dari agama Too) Sungguh
tak kusangka hari ini aku si pengejar guntur penyambar petir
harus keok dengan ahli waris dari seorang jago lihay termasuk
diantara sepuluh manusia paling hebat dikolong langit masa
lalu" Berbicara sampai disitu, kembali dia tertawa terbahakbahak
seperti orang gila: 301 "Haaah....haaahh..haaah....bayangkan bagaimana mungkin
dendam semacam ini bisa ku tuntut balas?"
"Kau sudah dikurung Leng Hongya selama dua belas tahun,
untuk membalas dendam itupun belum kesampaian lebwa?"
kalau ingin menyusun rencana untuk membalas dendam
terhadap si jago pedang buta Bok ci, aku lihat kau betul betul
seorang manusia yang tak bisa diobati lagi . ."
Ucapan dari Liong Tian im itu sangat berbobot. membuat
Gak Hong langsung menjadi terkejut.
Dengan cepat dia pun tersadar kembali dari lamunannya,
sambil menepuk kening sendiri hormatnya:
"Yaa,yaa, aku memang terlalu kebangetan !"
"Tadi kau menyebutkan tentang sepasang pedang langit
dan bumi. . . sebenarnya apa maksudmu ?"
"Didalam dunia persilatan dimasa lalu terdapat sepuluh
jagoan yang paling top didunia ini, mereka meliputi kaum
Buddha, kaum agama To, kaum lurus dan sesat dengan
pengaturan nama disesuaikan kemampuan ilmu silat yang
mereka miliki, itulah sebabnya segera muncul istilah sepasang
pedang langit bumi, bila emas satu dewi, tiga orang suci kaum
buddha, empat dewa kaum agama Too ..."
"Oooh, kalau begitu guruku menempati kedudukan nomor
tiga, tapi siapakah sepasang pedang langit bumi itu?"
"Konon vang dimaksudkan sebagai sepasang pedang langit
bumi adalah dua bersaudara,MJ atx pedang mereka dapat
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dimainkan sedemikan rupa sehingga pedang dan manusia
dapat membaur menjadi satu serta membunuh orang dengan
302 pedang terbang, tapi tiada orang yang mengetahui asal usul
mereka, semua orang hanya tahu kalau dia berasal dari tebing
To pousat nia . ." Mencorong sinar tajam dari balik mata Liong Tian im,
serunya dengan cepat: "Kalau begitu si jago pedang buta Bok Ci adalah ahli waris
dari sepasang pedang langit dan bumi, tak heran kalau dia
hanya menggembol pedang kayu meski hanya bersejatakan
ranting pohon liu yang lemas dia masih mampu mengalahkan
keturunan dari Gi bong kim kiam dari Say pak"
"Gi bong kim kiam?" Gak Hong menghela napas panjang,
"sudah dua belas tahun aku tersekap disini, tak nyana
keadaan didalam dunia persilatan masih tetap seperti sedia
kala" Setelah berhenti sejenak, dia tertawa seram lalu
memyambung lebih jauh: "Leng Yong peng Nv-ibsi Leng Yong peng Uu in^in
mengelabuhi dunia dengan memunahkan banyak ilmu sakti
dari dunia persilatan yang perbuatanmu itu akan sia sia belaka
!?" Sedangkan Liong Tian im pun segera berpikir:
"Menurut urutan nama didalam dunia persilatan, Sepesang
pedang langit dan bumi berada didepan iblis emas, aku tidak
percaya kalau ilmu silatku masih kalah dengan pedang langit
bumi. Suatu hari aku pasti akan mencari Toako untuk berduel
!" 303 Sementara dia masih berpikir, Gak Hong setelah
menghentikan suara tertawanya sambil berkata:
"Kau tahu, ilmu pedang yang dimiliki Leng Yok peng itu
berasal dari siapa ?"
Pertanyaan yang munculnya sangat mendadak ini agak
membuat Liong Tian im menjadi tertegun, bukannya
menjawab dia segera balik bertanya:
"Kau tahu, ilmu silat Leng Hongya berasal dari siapa ?"
"Dikolong langit tiada orang kedua yang lebih mengetahui
tentang asal usul ilmu silatnya daripada diriku"
Sewaktu mengucapkan perkataan tersebut tak tertutupi
sikap bangga diatas wajahnya.
Sesudah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:
"Ketika sepasang pedang langit dan bumi terjun ke daratan
Tionggoan dulu, mereka dengan pedang kayu dan pedang
perak mengalahkan sepuluh jagoan dari sepuluh partai
sehingga namanya menggemparkan seantero jagad, tapi
entah bagaimana selanjutnya kedua-duanya ternyata lenyap
tak berbekas..." "Ooooh... kalau begitu ilmu silat dari si jago pedang buta
Bok Ci yang berasal dari si pedang langit, tapi bagaimana pula
dengan si pedang bumi...?" seru Liong Tian-im.
Gak Hong melanjutkan penuturannya:
"Tersiar berita dalam dunia persilatan waktu itu kalau
sepasang pedang langit dan bumi saling membunuh sendiri,
304 mereka bertarung selama dua hari dua malam dipuncak bukit
Hong san tanpa diketahui siapa yang menang dan siapa yang
kalah tapi akhirnya pada hari ketiga mereka sama sama
mampus. . ." Liong Tian im menjadi tertarik sekali oleh kejadian itu,
sehingga untuk sementara waktu dia jadi melupakan masalah
tentang genta emas itu, tak tahan dia bertanya lagi dengan
perasaan ingin tahu: "Kalau begitu belum tentu si pedang bumi mati dalam
pertarungan itu, buktinya sekarang si jago pedang buta kan
sudah muncul kembali di dalam dunia persilatan ?"
Gak Hong segera tertawa seram.
"Sewaktu aku tahu kalau bocah keparat itu datang dari
tebing Toa pousat nia, aku lactij tahu kalau peristiwa dulu
belum mengakhiri kehidupan mereka, heeh , . heeh . ,heeh . .
dengan demikian, akupun telah berhasil membuktikan
sesuatu." Liong Tiong im hanya mengawasi wajah Gak Hong lekat
lekat, sementara dalam hati kecilnya berpikir:
"Orang ini penuh berjenggot sehingga sukar dilihat wajah
aslinya, tapi jika dilihat dari kesempitan jiwanya serta kelicikan
dan kekejian sifatnya, dapat diketahui kalau orang ini adalah
seorang manusia rendah yang menakutkan, aku harus
berwaspada selalu, kalau tidak bisa jadi akan kena disergap
olehnya .. ." Belum habis dia berpikir, Gak Hong sambi memejamkan
matanya mendadak berkata:
305 "Ehmm ... heran, dari mana datangnya bau harum disitu "
Kalau diendus rasanya menyegarkan sekali. ."
Dia mencoba untuk mengendusnya beberapa kali,
kemudian lanjutnya lebih jauh:
"Aaah .. " Kenapa bau harum ini bisa mendatangkan suatu
kenyamanan yang tak terlukiskan dengan kata kata , . . . "
Buru buru Liong Tian im menukas:
"Kau jangan mengesampingkan dulu jalannya cerita, hayo
selesaikan dulu ceritamu itu"
Gak Hong membuka matanya dan mengawasi cairan putih
yang menyiarkan bau harum tersebut, seketika itu juga
mencorong sinar aneh dari balik matanya.
Namun dia sama sekali tidak memperlihatkan sikap
tersebut diatas wajahnya, diam diam dia berpikir lagi:
"Mungkin benda ini adalah air liur Naga harum yang sering
tersiar dalam dunia persilatan " Kalau tidak, dengan luka
parah si bocah keparat yang begitu parah, bahkan terluka
termakan pula sebuah pukulan dahsyatku, mengapa luka luka
tersebut bisa disembuhkan dengan cepat"
Sementara ingatan mana melintas dalam benaknya,
dimulut dia bercerita lebih lanjut:
"Leng Hong ya dari lembah Tee ong kok tak lain adalah
putra si pedang bumi Leng Gwa, sedangkan Bok Ci si bocah
keparat itu adaah putra Bok Kim ti pedang langit !"
306 "Ooooh !" dalam hati kecilnya Liong Tian im segera berpikir
lebih jauh: "Rupanya beginilah ceritanya, tak heran kalau Leng hong
ya memiliki kepandaian silat yang begitu lihay, bahkan masih
berhasrat sekali untuk bisa merebut genta emas tersebut
Sementara Liong Tian im masih termenung, Gak Hong telah
menemukan sebab musubab terjadinya cahaya terang serta
sumber bau harum yang berada delam goa itu.
Dengan sinar mata rakus dia mengawasi benda bulat
berwarna putih yang berada di atas tanah itu, sekali lagi
hatinya merasakan sei u onrcanean yang amat keras,
pikirnya: Jikalau aku dapat menelan pil Goan wan tan dihasilkan oleh
Kerang dingin berusia seribu tahun tersebut, maka dalam satu
jam saja tenaga dalamku bisa mencapai tingkatan yang paling
top, saat itulah aku pasti bisa merajai dunia persilatan lagi
serta membalaskan dendam bagi kematian Lim hiante."
Tapi begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
diapun berpikir lebih jauh:
"Tapi aku tak boleh membuat bocah keparat itu menjadi
curiga, bila aku sudah mendapatkan Goan wan mestika itu,
tapi diketahui olehnya, waah, bisa runyam keadaanku waktu
itu" Tentu saja Liong Tian im tidak mengetahui apa yang
sedang dipikirkan Gak Hong waktu itu, kedengaran dia
bertanya lagi: 307 "Apakah orang persilatan juga ada yang tahu kalau Leng
Hongya sesungguhnya merupakan putra sipedang bumi Leng
Gwat?" Gak Hong segera tertawa. "Kecuali Leng Yok-peng yang tahu akan hal ini, diseluruh
dunia mungkin hanya kami berdua yang tahu"
Sesudah mendehem pelan dia baru melanjutkan.
"Menurut dugaan lohu, setelah kematian sepasang pedang
langit dan bumi, sekarang tiga orang suci dari kaum Buddha,
empat dewa dari kaum agama To serta gurumu tentu masih
hidup segar bugar. . ."
Ucapan tersebut hendak menyelidik, tapi Liong Tian im
tidak menjawab, dia hanya menundukkan kepalanya sambil
termenung, nampaknya ada sesuatu yang dipikirkan.
Pelan-pelan Gak hong mulai menggeserkan kakinya menuju
kearah gua tersebut. Mendadak Liong Tian im mendongakkan kepalanya sambil
menegur nyaring: "Mau apa kau?" Gak Hong agak tertegun kemudian sahutnya:
"Aku. . . aku hendak kencing!"
Liong Tian im tidak berkata apa apa lagi dia segera
menundukkan kepalanya dan memikirkan kembali soal genta
emas pelenyap irama tersebut.
308 Gak Kong maju beberapa langkah lagi, sekarang dia sudah
mendekati cairan putih tadi dan siap mengambil benda
sebeser batu itu. Pada saat itulah . . . "Byuuuurr . . ." terlihat air dingin menyibak ke empat
penjuru, kemudian muncullah sebuah mahluk hitam yang
amat besar diatas permukaan air yang bergerak ke dalam gua.
Dengan wajah tercengang Liong Tian-im mendongakkan
kepalanya, ia segera menyaksikan ada sebuah kerang raksasa
yang besarnya semanusia sedang mementangkan kulit
kerangnya lebar-lebar, hawa dingin yang mencekam tubuh
segera terpancar keluar. Begitu kerang tersebut mementangkan diri lebar lebar,
maka terlihatlah daging kerang yang berwarna merah menyala
itu, sungguh membuat orang yang memandangnya menjadi
muak. Gak Hong turut berpaling setelah mendengar suara
tersebut, tapi begitu menyaksikan makhluk yang berada
dihadapannya, dia segera menjerit tertahan:
"Aaah, kerang dingin berusia seribu tahun" Buru buru dia
membungkukkan badannya dan menyambar benda bulat
ditengah cairan putih itu.
Begitu cairan putih yang berada diatasnya tersentuh
tangan, dengan cepat cairan putih tadi meleleh mencair,
dalam waktu singkat muncul sebuah mutiara yang
memancarkan cahaya tajam.
309 Liong Tian-im menjadi tertegun setelah menyaksikan
kejadian itu, sementara kerang raksasa tadi dengan membawa
segulung hawa dingin yang luar biasa telah menerjang tiba,
dari balik dagingnya yang merah segera memancar keluar
semburan air keras yang segera menyambar ketubuh Gak
Hong. Gak Hong hanya mempunyai sebuah lengan kanan saja,
melihat datangnya semburan air lersebut, dengan cepat dia
menggeserkan kakinya kesamping dengan menempelkan
tubuhnya diatas dinding gua, kemudian tubuh bagian atasnya
ditekuk kebawah untuk meloloskan diri dari semburan air
dahsyat tersebut. Liong Tian im sama sekali tidak menyangka kalau makhluk
semacam itu pun dapat menyerang orang, sambil membentak
keras dia lalu membalikkan telapak tangannya sambil
menghajar kulit kerang tersebut.
"Criing..." pukulan dahsyat Liong Tian im yang berbobot
seribu kati itu seakan akan menghantam diatas papan baja
saja, ternyata hanya membuat kerang raksasa itu tergeser ke
samping. Sementara masih terperanjat itu, mendadak Liong Tian im
menyaksikan Gak Hong telah mengambil sebutir mutiara besar
yang memancarkan cahaya tajam itu siap dimasukkan
kedalam mulut. Dengan cepat dia membentak keras:
"Gak Hong, mau apa kau?"
Gak Hong tidak ambil perduli, dia mementangkan mulutnya
lebar lebar siap menelan mutiara kerang tersebut.
310 Tiba-tiba kerang raksasa itu mementangkan kembali kulit
kerangnya sambil membuka mulut, suatu tenaga hisapan yang
maha dahsyat segera muncul dalam gua itu membuat Gak
Hong tak sanggup untuk berdiri tegak lagi.
Dengan sempoyongan dia maju dua langkah ke depan
tangan kanannya diayunkan ke depan bermaksud untuk
meloloskan diri dari ( naga hisapan aneh dari kerang raksasa
tersi but. Tapi badannya toh kena terhisap juga si hingga maju
beberapa langkah ke depan.
Dengan pandangan dingin Liong Tian im memperlihatkan
saja Gak Hong meronta keras untuk menyelamatkan jiwanya,
sedang dalam hatinya diapun merasa terkejut oleh kekuatan
daya hisapan dari kerang raksasa tersebut, pikirnya:
"Entah kerang raksasa ini termasuk makhluk aneh aneh "
Heran, kenapa dia bisa memiliki tenaga hisapan yang begitu
besarnya " Lagi pula kulit kerangnya bisa begitu keras seperti
baja sehingga dihantampun tak bisa hancur."
Sementara dia masih berpikir bagaimana caranya untuk
membunuh kerang raksasa itu, terdengar Gak Hong telah
berteriak: "Hei, cepat tariklah aku !"
Liong Tian im segera mendengus dingin:
"Hmm bukankah kau sangat pandai menyergap orang lain
dari belakang " Mengapa iku harus menyelamatkan dirimu ?"
311 Gak Hong hanya mengayunkan kepalan tunggalnya sekuat
tenaga, sementara tubuhnya terseret terus ke depan, tiba tiba
kaki kanannya menjejak dada kulit kerang itu dengan maksud
untuk menahan tubuhnya agar jangan sampai dijepit oleh
katupan kulit kerang tersebut.
Dengan napas tersengkal kedengaran ia menjerit keras:
"Binatang terkutuk kau juga berani menelan
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
j&yarau7 HtDtn aku akan menyuruh kau mampus disini !"
Diam-diam Liong Tian-im merasa geli juga melihat tingkah
laku orang itu, pikirnya:
"Mungkin keparat ini sudah kelewat lama di sekap orang
sehingga otaknya juga sedikit rada kurang beres. . . masa
kerang juga mengerti dengan perkataannya?"
Berpikir sampai disitu, dia lantas mendengus dingin seraya
berkata: "Aku lihat yang mampus adalah kau. ."
"Apa kau bilang?" teriak Gak Hong marah.
"Aku lihat lebih baik kau berusaha dulu untuk meloloskan
diri dari ancaman kerang tersebut, daripada nantinya tubuhmu
sendiri kena tertelan. . ."
"Maknya. .. " maki Gak Hong.
Dalam gusarnya, kaki kanannya menjadi tergelincir
sehingga hampir saja seluruh tubuhnya terjatuh ke dalam
tubuh kerang tersebut. 312 "Blaaamm. . ." ketika kerang itu kena tumbuk oleh badan
Gak Hong, sambil menjerit aneh, tubuhnya segera
menggelinding pergi dari tempat tersebut.
Gak Hong walaupun kena diterjang sampai jumpalitan dan
terjatuh tujuh depa disisi rog kerang.
Belum sempat dia berdiri tegak, mendadak terasa olehnya
ada segulung tenaga hisapan yang maha dahsyat telah
memancar kembali dari tubuh kerang tersebut.
Gak Hong merasa terkejut sekali, dia menjadi
sempoyongan dan kebetulan sekali menginjak diatas cairan
putih tersebut. Dengan demikian, dia semakin nak mampu tak berdiri
tegak lagi, kontan jeritnya keras-keras:
"Hei, tahanlah aku. . ."
"Benda apakah yang berada ditanganmu itu?" Liong Tian
im kemudian bertanya. "Sebutir mutiara..."
"Hmm... hingga sekarangpun kau masih merasa untuk
mengelabuhi aku" Buat apa aku menolongmu?" jengek sianak
muda itu kemudian sambil tertawa dingin.
Tubuh Gak Hong sudah bergeser setengah kaki lagi dari
situ, tapi sambil menggigit bibir dia masih saja menggenggam
mutiara itu kencang-kencang, namun dia tak berhasil untuk
memasukannya kedalam mulut.
313 "Cepat kau lemparkan mutiara itu ke tanah niscaya kerang
raksasa itu pun tak akan mencari dirimu lagi" teriak Liong Tian
im kemudian. Sambil menggigit bibir kencang-kencang Gak Hong berseru:
"Benda ini adalah pil Goan wan dari kerang sakti berusia
seribu tahun, pil ini sudi mendapat sari hawa dingin dari telaga
Han tham, siapa yang dapat menelannya maka akan
mendapatkan tambahan tenaga dalam luar biasa..."
"Aaah, tak heran kalau kau enggan melepaskannya
walaupun sampai mati..." seru Liong Tian im sambil tertawa.
Sementara dalam hati kecilnya dia lantas berpikir:
"Manusia yang rakus semacam dia memang tak jarang
dijumpai dalam dunia ini, kali ini fcfcr kau rasakan saja siksaan
akibat dari ra tnsaiuiur Dalam pada itu Gak Hong sudah mengerahkan segenap
tenaganya untuk mempertahankan diri, sepasang kakinya
sudah berusaha untuk memantek diatas tanah keras keras,
tapi bagaimanapun dia berusaha untuk memantekkan
badannya diatas tanah, badannya toh masih bergerak juga
pelan pelan ke muka termakan oleh hisapan kerang tersebut.
Padahal dia pun tahu, kerang berusia seribu tahun itu
hanya bermaksud untuk menarik kembali Goan-wan itu, asal
dia melepaskan pil Goan wan tadi niscaya dirinya akan
terlepas dari mara bahaya.
Namun dia pun merasa berat hati untuk melepaskan Goan
wan yang dapat menambah tenaga dalamnya sebesar enam
puluh tahun dengan begitu saja, padahal benda tersebut
314 sudah berada digenggamannya, maka dari itu dia berusaha
keras untuk meronta dan menahan diri.
Waktu itu, dia tidak menyalahkan kerakusan dirinya, dia
justru merasa mendongkol sekali terhadap Liong Tian im
karena ia hanya menonton saja tanpa bermaksud untuk
membantunya. Dengan penuh kebercian dia segera berpikir:
"Baik, dia mengharapkan aku ditelan oleh kerang tersebut
lebih dulu, kemudian baru merebut Goan-wan ini sehingga
menjadi nelayan yang beruntun tapi sayang aku bukan orang
bodoh, aku justru tak membiarkan kau menerima keuntungan
ini." Sambil membentak keras dia lantas mengayunkan
lengannya dan melemparkan mutiara tersebut kearah Liong
Tian im. Dengan memancarkan cahaya berkilauan mutiara tersebut
langsung meluncur keudara dan menyambar ke depan.
"Saudara Liong, cepat kau terima mutiara itu !" teriak Gak
Hong keras keras. Kakinya bergeser kesamping, kepalan kanannya langsung
dihantamkan keras keras diatas kulit kerang tersebut.
Sambil memperdengarkan suara jeritan seperti bayi
menangis. kerang berusia seribu tahun itu langsung menjepit
tubuh Gak Hong secepat kilat.
315 Tenaga jepitan ini mencapai seribu kati beratnya, tentu saja
Gak Hong tak berani gegabah, buru buru dia berputar
setengah lingkaran lalu mundur sejauh tujuh langkah.
oooXooo SAYANG sekali, bagaimanapun cepatnya dia berusaha
untuk menghindarkan diri dari serangan itu, tak jenggotnya
yang panjang kena terjepit juga oleh kerang raksasa tersebut.
Gak Hong menjadi ketakutan setengah mati, dengan wajah
kesakitan buru buru dia menggerakkan telapak tangannya
untuk memotong jenggot sendiri yang terjepit.
Kerang raksasa itu segera menggelinding ke samping
sambil mementangkan kembali kulit kerangnya, hanya kali ini
arahnya sudah dialihkan ke arah Liong Tian im.
Perlu diketahui luas gua itu pada dasarnya memang tidak
besar, apalagi kerang itu pun berputar secepat kilat, belum
sempat Liong Tian im berpikir, segulung tenaga hisapan yang
besar telah menghisap tubuhnya.
Dia segera membentak keras, tubuhnya mengikuti tenaga
hisapan kuat itu menerjang keras, buru buru dia masukkan
mutiara tadi kedalam sakunya, setelah itu dia rentangkan
tangannya untuk menahan kulit kerang tersebut.
Selama dia menonton dari sisi arena tadi rupanya pemuda
tersebut telah berhasil menemukan sumber kekuatan yang
diandalkan kerang raksasa itu untuk melancarkan
serangannya. Maka sambil mengerahkan tenaga dalamnya dan
membentak keras, dia angkat kerang iei ke tengah udara,
316 namun saking beratnya, sepasang kaki sendiri menjadi
terbenam kedalam tanah sedalam berapa inci.
Gak Hong segera menyaksikan ada kesempatan baik
baginya, waktu itu Liong Tian im sedang mengerahkan
segenap tenaganya untuk melawan kerang raksasa tersebut,
maka sambil menarik napas panjang, dia maju kedepan dan
menghantam punggung anak muda itu keras.
"Bajingan keparat yang tak tahu diri!" maki Liong Tian im
penuh kegusaran. Tubuh bagian atasnya segera menyingkir ke samping,
kemudian dengan ilmu meminjam tenaga menyalurkan kearah
lain, dia salurkan tenaga pukulan lawan kedalam tanah.
"Blaamm.!" tubuhnya berguncang keras, sepasang kakinya
melesak setengah inci lagi kedalam tanah.
Hawa napsu membunuh dengan cepat menyelimuti seluruh
benak, ia jadi teringat kembali peristiwa lama ketika ia
dihantam pula oleh Leng kong taysu dari arah belakang.
Sambil membentak keras, sepasang lengannya
direntangkan lebar-lebar, kaki kanannya mundur setengah
depa, lalu dengan tangan kiri sebagai poros, ia berputar satu
lingkaran busur. Kerang raksasa itu menjerit lagi, akibat pentangan dari
Liong Tian im ini, dagingnya hancur dan robek dari bilik
daging merah itu segera terpancar keluar cairan berwarna
putih . . ." Dengan gusar Ltong Tifcnioi segera berseru:
317 "Hari ini aku harus membunuh manusia laknat seperti kau
ini " Sepasang lengannya digetarkan membuang kerang raksasa
itu ke samping, kemudian dengan ganasnya dia menubruk ke
atas tubuh Gak Hong. Buru buru Gak Hong menundukkan kepalanya
menghindarkan diri dari timpukan kerang raksasa itu . . .
"Blaaamm...!" terdengar suara benturan keras bergema
dari arah belakang, disusul hancuran batu memercik kemanamana.
Dengan kesakitan dia merintaft, apalagi setelah
menyaksikan sinar buas yang terpancar dari balik mata Liong
Tian-im, dia merasakan hatinya terkesiap, tanpa terasa dia
mundur selangkah ke belakang. .
Dari balik pakaian Liong Tian-im, memancar keluar
serentetan cahaya mutiara yang tajam, hal ini membuat dia
nampak semakin mengerikan hati . .
"Gak Hong!" seru Liong Tian im dengan suara dalam, "hari
ini aku akan menyuruh kau menyaksikan kelihayan dari ilmu
silat Kim mo bun." Gak Hong tahu kalau dia bukan tandingan dari Liong Tian
im, maka dengan suara gemetar serunya:
"Jika kau membunuhku, kau tak akan mengetahui kejadian
tentang ayahmu dimasa lalu."
Liong Tian im segera tertawa dingin.
318 "Aku sudah tidak membutuhkan dirimu lagi, aku masih bisa
pergi mencari Leng Hongya."
Dengan tangan tunggalnya melindungi dada Gak Hong
mundur terus kebelakang mengira gerak maju Liong Tian Im,
wajahnya pucat pias seperti mayat, peluh telah membasahi i
lurtih tubuhnya . . Akhirnya dia berteriak keras:
"Sekalipun kau berhasil membunuhku juga, jangan harap
bisa keluar dari tempat ini!"
Pelan pelan Liong Toan-im mengangkat tangan kanannya
keatas, lingkaran cahaya merah yang terpancar keluar dari jari
tangannya makin lama semakin besar dan semakin membara
warnanya .. . Paras muka Gak Hong telah berubah menjadi pucat keabuabuan,
dengan suara parau serunya:
"Sekalipun kau dapat meloloskan diri dari mara bahaya,
tapi kau tak akan mengetahui jalan menuju kelembah Tee
ong-kok, kau akan mati terbunuh ditangan Leng Yok-peng.
"Terima kasih atas perhatianmu" seru Liq Tian-lm dengan
suara dingin menyerang "yang jelas hal tersebut merupakan
kejadian yang akan berlangsung setelah kau mampus."
Gak Hong benar-benar merasa ketakutan setengah mati,
dengan nada merengek dia berseru lagi:
"Ditempat semacam ini, kita seharusnya adalah senasib
sependeritaan tidak seharusnya kalau kita saling membunuh,
bila kau membunuh, apa pula manfaatnya bagimu..."
319 "Kau tak usah ngebacot terus" tukas Liong Tian im sambil
tertawa dingin "aku harus membunuhmu, kalau tidak, aku
sendirilah yang akan mati terbunuh, hmmm..,. kau pasti akan
menyergapku dari belakang dan membunuhku"
"Aku berjanji tak akan menyergapmu lagi, aku menjamin
dengan nyawaku" jerit Gak Hong lagi.
Keadan Liong Tian im sekarang ibaratnya sekor kueh g
yang berhadapan dengan seekor ptJS yang hampir mampus,
dia segera tersenyum kembali.
"Selembar nyawamu sudah berada ditanganku, jaminan
nyawa apa lagi yang bisa kau berikan ?" dia mengejek.
Dengan putus asa Gak Hong meminta: "Kalau begitu,
bagaimana kalau kau bunuh diriku setelah aku dapat melihat
matahari lagi." Liong Tian-im membungkam dalam seribu bahasa, dia
hanya memandang lawannya dengan pandangan dingin.
Dengan suara parau Gak Hong berseru lagi.
"Kasihanilah aku, sudah dua belas tahun lamanya aku tak
pernah melihat matahari, apakah kau tak dapat membiarkan
aku menyaksikan dunia diluar sekejap dulu sebelum
membunuh diriku ?" Liong Tian-im segera terbayang kembali dengan lembah
kematian yang penuh dengan kabut beracun itu, lalu sambil
menghela napas panjang katanya:
320 "Dua belas tahun aku berlatih ilmu jari maut Kim mo-ci hari
ini sebenarnya bisa kupraktekkan, namun aku telah
melepaskan kesempatan ini lagi."
Dari ucapan tersebut Gak Hong segera tahu kalau dia
mendapat kesempatan untuk hidup lagi, buru buru serunya:
"Temanmu si jago pedang buta mungkin sudah memasuki
gua ini dan membuka pintu lagi untuk memasuki lembah Tee
ong kok, kita harus berusaha pula untuk menyusulnya di
lembah Tee ong kok..."
"Hmm, siapa yang mengatakan kalau aku akan
mengampuni jiwamu" Lihat serangan" seru Liong Tian im
sambil melotot besar. Jari tangannya segera di ayunkan kedepan kilas cahaya
merah segera berkelebat lewat dalam gua itu, Blam! Sebuah
batu cadas hancur berkeping begitu tersambar serangan itu.
Tapi antara batuan yang berguguran, seluruhnya terendus
bau busuk yang memuakkan.
Diam-diam Gak Hong menghembuskan napas dingin tapi
hatinya pun pelan pelan merasa lega kembali, terdengar Liong
Tian im kembali berseru: "IImu Jariku ini kala tib dengan kabut beracun, siapa saja
yang terkena serangan ini, sekujur badannya akan membusuk
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan apakah kau yakin mampu menghadapinya ?"
"Aku..." "Aku bukan seorang penjual belas kasihan akupun tak
mengetahui apa yang dinamakan belas kasihan, tapi sekarang,
321 aku bersedia mengampunimu untuk sementara waktu " kata
Liong Tian im lagi dingin.
Ia tidak ambil perduli bagaimanakah jalan pemikiran dari
Gik Hong, ia lantas duduk bersila dan berpikir bagaimana
caranya untuk bisa keluar dari tempat itu.
Dalam waktu singkat pelbagai pikiran segera berkecamuk
dalam benaknya, diam-diam pikirnya:
"Disini masih tersedia daging kerang yang bisa dimakan,
tampaknya delapan sampai sepuluh hari berada disinipun tidak
menjadi soal yang menguatirkan justru adalah Bok Ci toako,
dia adalah seorang yang punya ahli waris dari pedang langit,
jika dia sampai memasuki lembah Tee ong kok dan berjumpa
dengan Leng hongya entah bagaimanakah jadinya?"
"Diantara leniljb tokoh nkd yan" ada di dunia persilatan
yakni pedang langit bumi, iblis emas, tiga orang suci dari
kaum Budha serta empat dewa dari agama Too, entah berapa
orang saja yang masih hidup?"
Tiba-tiba saja dia bertanya:
"Siapa siapa saja yang termasuk didalam empat dewa dari
agama To itu." "Waktu itu adalah Im Tong cu dari Khong tong pay, Jian
soat cu dan Cing shia pay, mereka berempat pernah
menyelenggarakan suatu pertemuan besar yang
diselenggarakan setiiap dua puluh tahun."
"Ooh..." Liong Tian im termenung sebentar, bertanya lagi,
"tahukah kau, apa nama dari tempat pertemuan itu?"
322 "Konon tempat itu dinamakan Si sian peng itu tebing
tempat pertamaio para dewi!"
"Hmm. besar amat bacot orang ini." Liong Tian-im berseru.
Diam diam Gak Hong menghela napas panjang setelah
menyaksikan keangkuhan si anak muda itu. pikirnya:
"Tampaknya kami dari angkatan tua tak berguna lagi, dunia
persilatan memang membutuhkan anak muda seperti dia . . ."
Membayangkan betapa dia merengek-rengek kepadanya
tadi, hatinya menjadi malu sakti pikirnya:
"Kalau usia sudah tua, semua kegagahan serasa lenyap tak
berbekas, terutama sekali ahli waris dari pedang langit dan
ahli waris dari si iblis emas telah bermunculan semua, dunia
persilatan pasti akan menghadapi kekacauan lagi.
Berpikir sampai disitu, mendadak sorot matanya tertuju ke
atas kerang raksasa yang sudah mati itu, tergerak hatinya
dengan cepat dia berpikir :
"Tampaknya dia sama sekali tidak tahu akat kasiat dari
daging kerang dingin seribu tahun ini, meski dia telah
membawa pergi pil Goan wan tersebut, namun daging kerang
ini masih dapat bermanfaat tcsebaim badan, disamping
menambah kekuatan otot dan tulang tubuh,.,"
Berpikir sampai disitu, dia lantas mendeham kemudian
katanya dengan cepat: "Kini hampir lima jam lamanya aku tak it8p, bolehlah aku
makan daging kerang ini?"
323 "Kalau ingin makan, makan saja" jawab Tian im dingin,
"jika didalam sepuluh hari kita tak bisa keluar dari sini, semua
akan kelaparan setengah mati dan waktu itu jangan salahkan
jika aku akan membunuhmu untuk mengisi perut!?"
Gak Hong menjadi ketakutan setengah mati, ia tersipusipu:
"Jangan bergurau, masa ada orang makan daging
manusia...?" Setelah manikam pelan, lanjutnya:
Walaupun lohu belum pernah datang ke situ tua bstu ioi,
tapi aku yakin disini pasti terdapat jalan keluarnya."
"Atas dasar apa kau mengatakan demikian."
Bukankah kau mengatakan kalau tempat merupakan kota
kematian?" Gak Hong berlagak seakan-akan tidak mendengar sindiran
tersebut, kembali dia berkata:
"Karena goa iri berhadapan dengan telaga dan setiap bulan
dua kali terbenam dalam air, sedang waktu waktu sisanya
tetap kering, selain itu apakah sauhiap tidak menjumpai. . ."
"Menjumpai apa?" Liong Tian im meniup otaknya sebentar,
"0ooh. udara dalam gua amat segar"
324 "Tepat sekaIi" puji Gak Hong sambil bertepuk tangan,
"sauhiap memang tak malu menjadi ahli waris dari iblis emas,
kau memang benar-benar pintar sekali."
Liong Tian im sama sekali tidak tergerak hatinya oleh
umpakan tersebut dia hanya berkata hambar:
"Aku masih muda dan cetek dalam pengalaman, mana
mungkin pengalamanku bisa menangkan dirimu " Orang
bilang jahe semakin tua semakin pedas, kau memang tak
malu disebut cianpwe, coba kalau tidak kau singgung lana
mungkin aku bisa berpikir sampai disitu."
Walaupun Gak Hong mengetahui Kalau Liong Tian im
sedang menyindir, namun ia tetap berlagak pilon, ujarnya
kemudian: "Udara didalam gua ini dapat mempertahankan
kesegarannya, hal ini membuktikan kalau tempat ini pasti
berhubungan dengan dunia luar menurut analisa lohu,
mungkin belakang gua sana terdapat jalan tembus itu"
Liong Tian im berpaling menurut arah yang ditunjuk oleh
Gak Hong, ternyata tempat yang dimaksudkan adalah lekukan
gua yang pipih memanjang ke dalam itu.
Gak Hong segera berkata lagi:
Tempat ini gelap gulita entah berakhir sampai dimana, tapi
yang pasti tempat tersebut untuk diselidiki
Liong Tian-im segera melompat bangun, kemudian katanya
: 325 "Kalau begitu aku akan pergi kesana . .." Dari sakunya dia
mengeluarkan mutiara besar itu, kemudian katanya lebih jauh:
"Tentunya kau sudah tidak mau mutiara ini lagi bukan ?"
Gak Hong tertawa kering. "Sauhiap memiliki ilmu silat yang tiada taranya di dunia ini,
sudah sepantasnya kalau kaulah yang menyimpan mutiara
tersebut sekalipun lohu inginkan juga percuma, siapa tahu
kalau akibat menyimpan mutiara mestika Itu, aku malah
terbunuh ditangan orang. "Oooh, jadi kau berharap aku bisa mati dibunuh orang ?"
seru Liong Tian-im dengan wajah dingin.
"Aaaah, mana, mana . .. lohu cuma berharap sauhiap bisa
menemukan jalan keluar, sehingga lohu pun bisa melihat
matahari lagi, budi pertolongan sauhiap saja belum sempat ku
balas, masa aku berani untuk mencelakai diri mu ?"
Liong Tian im mendengus dingin, wajahnya berobah
menjadi serius, sambil melemparkan batu api ke arahnya, dia
berseru: "Ambillah batu api ini, aku akan masuk ke dalam lebih dulu
" Buru buru Gak Hong berseru: "Lohu hendak makan dulu
untuk mengisi perut, silahkan siauhiap masuk lebih dulu."
Liong Tian-im juga tidak banyak bicara Iagi, dia segera
membungkukkan badan dan menerobos masuk ke dalam gua
yang pipih dan memanjang tersebut.
326 Memandang bayangan tubuh Liong Tian im yang menjauh,
Gak Hong memungut batu api itu lalu melotot dengan sorot
mata penuh kebencian, pikirnya diam diam:
"Asal lohu dapat lolos dengan selamat, aku tak akan
menggunakan she Gak bila tak sanggup mencincang tubuhmu
menjadi berkeping keping !"
Dia menggosokkan batu api itu, setitik cahaya api melintas
lewat lalu padam kembali kera sumpahnya.
"Kalau tiada benda yaag bisa dipakai sebagai bahan
bakarnya, apa gunanya batu api ini bagiku ?"
Namun sumpah serapah yang kemudian di ucapkannya
sudah tidak terdengar lagi oleh Liong Tian im.
Gua yang pipih memanjang itu berliku liku dengan aneka
cahaya gemerlapan yang cantik dan indah.
Liong Tian-im merasakan pandangan matanya agak kabur,
hampir saja dia menganggap dirinya sedang berada didalam
istana langit. "0ooh . . . . betapa indahnya pandangan alam disekitar
tempat ini" tanpa terasa dia memuji.
Makin ke dalam pemuda itu menelusuri gua tersebut makin
lama semakin bertambah lebar, sementara permukaan gua
pun makin lama semakin meninggi seakan-akan sedang
mendaki sebuah bukit. Akhirnya sekulum senyuman menghiasi wajahnya, ia
berpikir: 327 "Tampaknya aku akan segera akan mencapai ditempat luar
. . ." Mendadak senyumannya berubah menjadi kaku dan dihiasi
rasa tercengang yang tebal.
Ia segera berhenti, suasana didalam gua itu terasa sunyi
senyap tak kedengaran suarapun.
Dengan perasaan terkejut, si anak muda iru segera
berpikir: "Sudah jelas aku mendengar suara seruling dan petikan
harpa, mengapa secara tiba tiba bisa lenyap tak berbekas . . ."
Sorot matanya segera dialihkan ke atas batuan indah yang
menghiasi dinding gua tersebut, kemudian pikirnya lagi.
"Jangan-jangan aku berkhayal sendiri karena menyaksikan
keindahan alam di tempat ini. Tapi . .. tidak mungkin ! Suara
seruling dan pekikan harpa itu jelas kedengarannya, bahkan
seakan akan berkumandang dari atas telingaku, mana
mungkin hal ini merupakan suatu khayalan belaka " Jelas tak
mungkin." Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya
mendadak ditengah keheningan terdengar suara seruling yang
mengalun diangkasa diikuti suara seorang perempuan
membawakan lagu dengan suara yaag lembut.
Seketika itu juga seluruh gua telah dipenuhi oleh irama
yang indah dan merdu, memberikan semacam kelembutan
dan kenangan bagi yang mendengarkan"
328 Dengan termangu-mangu Liong Tian im segera
mendengarkan suara nyanyian itu dengan seksama.
Lama lama kemudian, akhirnya irama seruling itu pun
lenyap ditengah udara, suasana segera menjadi hening
kembali. Dengan termangu mangu pemuda itu berpikir:
"Gadis itu nampaknya sedih karena kekasih yang telah
meninggalkan dlrinya, aku ingin tahu macam apakah
perempuan itu.." Setelah melalui dua buah hutan batu yang rapat, Liong Tian
im merasakan pandangan matanya menjadi terang, dari celah
celah batu sekarang dia dapat menyaksikan rembulan yang
bersinar terang. Ketika angin dingin berhembus lewat, dia menghembuskan
napas panjang panjang. Baru saja akan melompat keluar dari gua itu, mendadak
terdengar seseorang berkata dengan suara dalam:
"Sumoay suara nyanyianmu makia lama semakin
bertambah indah, barang siapa tidak mencucurkan air mata
setelah mendengar suara nyanyianmu itu, sudah pasti hatinya
sekeras baja.,,..." Pelan-pelan Liong Tian im berjalan menuju cela-cela batu
karang sambil menyimpan mutiara kerang itu ke dalam saku,
lalu dia mengintip ke depan.
Lebih kurang berapa kaki dihadapannya diapit sebuah batu
hijau yang besar, diatas batu hijau itu duduk seorang pemuda
329 berbaju putih keperak-perakan, kalau dilihat dari
potongannya, dia memiliki paras muka yang tampan dengan
potongan badan yang kekar.
Waktu itu dia sedang memegang sebuah seruling panjang
sambil mengawasi seorang gadis yang berdiri tiga depa
Bloon Cari Jodoh 18 Pisau Kekasih Karya Gu Long Iblis Pemanggil Roh 3
"Aku mempunyai seorang adik perempuan yang sedang
mengidap penyakit aneh, penyakit itu baru bisa disembuhkan
245 bila memakan obat yang ramuannya terdiri dari teratai salju
yang di hadikan dibukit Toa-soat san dengan buah Pek-loko.
Seluruh daratan sudah kujelajahi tapi tiada tempat yang
menghasilkan Pek-lo ko tersebut, kemudian aku dengar Hong
Yok su menanam buah Pek-lo ko di dalam lembah Yok ongkok
nya, maka . ." "Untung saja kau datang kemari, kalau tidak luka yang ku
derita hari ini entah sampai kapan baru bisa disembuhkan ?"
ujar Liong Tian im kemudian.
"Malam ini aku masih akan kembali ke lembah Yok-ong-kok
untuk mencuri buah Pek lo ko tersebut."
"Tapi bagaimana pula caramu untuk membedakan mana
yang dinamakan buah Pek-lo to dan mana bukan ?"
Jago pedang buta Bok Ci segera tertawa.
"Semua pohon dan tumbuh tumbuhan ysng ada di dunia ini
tentu menyiarkan sejenis bau bauan yang khas, Pek lo ko
merupakan sejenis tumbuhan yang berbentuk khas, boleh
dibilang termasuk salah satu diantara sepuluh macam buahbuahan
mestika di dunia ini. karenanya bila buah itu mulai
masak maka akau terendus semacam bau yang khas sekali."
Setelah berhenti sejenak lanjutnya:
"Bau harum itu seperti bau khas buah durian yang banyak
dihasilkan di kepulauan Katulistiwa jauh nun diselatan, kata
orang seperti bau kotoran anjing."
246 "Aaah, seperti tai anjing " Haah, haaah, haaah, masa di
dunia terdapat buah buahan yang baunya seperti tai anjing "
Hopo tumon " Haaaah, haaah, haaah."
Liong Tian im tak sanggup mengendalikan rasa gelinya lagi,
ia tertawa terpingkal pingkal.
"Jangan kau anggap buah itu lucu dan menggelikan,
sekalipun bentuknya jelek, baunya kurang sedap, tapi
buahnya justeru lezat dan enak rasanya. Begitu pula dengan
manusia, jangan menilai seseorang hanya memandang wajah
dan gerak geriknya, yang bagus belum tentu bagus, yang
jelek belum tentu jelek. Misalnya buah durian, buah itu memang bau tapi lesat,
bahkan baunya tak akan hilang dalam tiga hari, malah orangorang
di kepulauan selatan menganggapnya sebagai buah
mestika." Ucapannya begitu serius dan bersungguh-sungguh,
membuat Liong Tian im tak berani membantah karena dalam
kenyataan memang banyak kejadian dalam kehidupan
manusia yang begitu keadaannya.
Ada banyak orang yang menitik beratkan pada soal luarnya
tanpa mendalami yang benar, padahal yang kelihatan indah
belum tentu indah, demikian pula sebaliknya.
Dengan penuh rasa menyesal Liong Tian im berpikir:
"Sungguh tak kusangka dia seorang yang buta bukan cuma
pandai dalam ilmu pedang, bahkan pandai pula dalam falsafal
hidup mau pun ilmu obat-obatan, sungguh dia merupakan
seseorang yang biata."
247 Terdengar si jago pedang buta Bok Ci menghela napas
panjang, kemudian berkata lebih jauh:
"Walaupun aku bisa berkata demikian, tapi kebanyakan
orang di dunia ini lebih banyak menitik beratkan pada soal
lahiriah, siapa pula yang bisa memahami penderitaan dari
seorang buta?" Liong Tian im tak tahu apa sebabnya secara tiba tiba si
jago pedang buta Bok Ci mengucapkan kata seperti itu,
dengan nada menghibur segera serunya:
"Seperti keberhasilan yang kau capai kini, aku rasa tidak
berapa banyak orang yang dapat mencapainya."
OOCOOO "Saudara Im! Tahukah kau, untuk berhasil mencapai
keberhasilan seperti saat ini, berapa banyak penderitaan dan
kesusahan yang telah kualami.?" kata Bok Ci.
Liong Tian im menjadi teringat pula dengan penderitaan
serta siksaan yang pernah dialaminya semasa masih muda
dulu, tanpa terasa timbul perasaan simpatiknya terhadap Bok
Ci, setelah menghela napas panjang, katanya:
"Hanya emas yang dihasilkan dari semburan api bara
merupakan emas murni, berapa orangkah didunia ini yang
berhasil mencapai sukses nya setelah mengalami suatu
perjalanan yang penuh dengan penderitaan ?"
Jago pedang buta Bok Ci termenung sebentar, tiba tiba
katanya: 248 "Saudara Im, bagaimana seandainya kita mengikat diri
menjadi saudara . . .?"
Menyaksikan wajah yang penuh pengharapan dari Bok Ci
kontan saja Liong Tian-im merasakan darah panas didalam
dadanya bergolak keras. Dengan cepat dia mengangguk:
"Baik !" sahutnya, "mari kita mengikat diri menjadi
saudara." Dengan penuh kegembiraan Bok Ci berkata:
"Usiamu jauh lebih kecil daripada usiaku, sudah
sepantasnya kalau kusebut dirimu sebagai lote. . ."
Belum habis dia berkata, paras mukanya telah berubah
hebat, tiba-tiba dia menekan bahu Liong Tian im sambil
bisiknya: "Ststt ... jangan berbicara dulu, ada yang datang !"
Liong Tian im merasa amat terperanjat segera pikirnya:
"Sangat tajam daya pendengarannya, sewaktu aku berada
di bukit Lau san dulu, telah kupelajari ilmu Thian hi tee lng
(melihat langit mendengar bumi) namun nyatanya aku belum
sempat mendengar apa apa, sedangkan dia..."
Terdengar Bok Ci berkata lagi dengan suara lirih:
"Sekarang Iukamn belum sembuh, andaikata terjadi suatu
peristiwa, biarlah aku yang munculkan diri ..."
249 Seolah hawa pembunuhan telah menyelimuti seluruh
benaknya, kemudian katanya lebih jauh:
"Bilamana orang itu bermaksud melakukan sesuatu
tindakan yang merugikan dirimu, hari ini aku akan
melangsungkan suatu pembunuhan secara besar-besaran .!"
Llong Tian im pernah menyaksikan Bok Ci dengan
mengandalkan sebatang ranting pohon Iiu sebagai pedang
untuk mengalahkan Hok Yok su dan Lee Tang-yang, dia tahu
sekalipun Bok Ci bermata buta, namun kesempurnaannya di
dalam permainan pedang sudah berhasil mencapai suatu
tingkatan yang luar biasa sekali.
Menurut dugaannya, jagoan pedang yang ada dikolong
langit jarang sekali ada yang menggunakan batang ranting
pohon Liu sebagai pedang dan nyatanya masih sanggup
memainkan serangkaian ilmu pedang tingkat tinggi.
Dengan perasaan terharu dia segera menggenggam tangan
Bok Ci seraya berkata: "Segala sesuatunya terserah kepada keputusan kakak !"
"Sebentar aku akan pergi ke lembah Yok-ong kok untuk
memetik beberapa macam obat untukmu, besok kau boleh
minumnya bersama air embun pagi, saat itulah penyakitmu
pasti akan sembuh" Pada saat itu!ah, dari arah tanah perbukitan sana
kedengaran ada seseorang sedang berteriak teriak memanggil
namanya. "Tian im. . . Tian im. . ."
250 "Eeeh siapa yang sedang memanggilmu'" tanya Bok Ci
dengan wajah keheranan. Liong Tian im sendiripun berpikir dengan keheranan:
"Setelah berada disini siapa yang sedang memanggilku?"
Sementara itu Bok Ci telah mendengarkan sebentar dengan
seksama kemudian katanya lagi:
"Tampaknya ada seorang perempuan sedang memanggilmanggil
namamu. . ." "Seorang perempuan?" tiba tiba Liong Tian Im seperti
menyadari akan sesuatu, segera serunya lagi, "aaah, janganjangan
dia adalah Hong Tin tin?"
"Apakah dia putri tunggal Hong Yok su?" tanya si jago
pedang buta Bok Ci, setelah tertawa lanjutnya, "adik Im,
nampaknya kau memang seorang yang hokki"
Liong Tian im termenung sambil membungkam beberapa
saat lamanya, kemudian dia baru berkata:
"Aku tak ingin berjumpa dengan dia !"
"Lote, jangan kelewat jual mahal" ujar si jago pedang buta
Bok Ci sambil tertawa, "cintamu tumbuh dari sanubari yang
suci, cinta hanya bisa terbentuk bila masing masing pihak ada
jodoh dan dapat bersatu padu, andaikata kau melepaskannya,
mungkin dikemudian hari kau akan merasa menyesal
sepanjang masa..." "Aku sama sekali tidak menaruh perasaan apa apa
kepadanya . . . ." Dia menarik napas panjang-panjang dan
251 berusaha untuk menghapus bayangan tubuh Hong Tin tin dari
benaknya, lalu bergumam lebih lanjut:
"Setelah lukaku sembuh nanti, masih ada banyak pekerjaan
yang harus segera kuselesaikan"
Bok Ci termenung beberapa saat lamanya, kemudian
berkata lagi: "Aku tak bisa melarang ataupun mencampuri urusanmu
dalam bercinta. tapi. . . adik Im, aku perlu menasehati dirimu
untuk menghargai cinta kasih sendiri, ketahuilah waktu yang
sudah lewat tak pernah akan kemoali lagi"
Sementara itu suara panggilan tadi makin lama kedengaran
semakin bertambah dekat. Terdengar Bok Ci berkata lagi:
"Biarlah aku memanggilnya kemari, daripada dia manggil
manggil diatas dengan nada putus asa.."
"Jangan!" cegah Liong Tian im sambil menggelengkan
kepalanya berulang kali, "aku tak boleh terlibat soal cinta,
karena aku seperti awan diangkasa, tiada suatu tempat yang
bisa berpijak, aku tahu bahwa aku akan terlibat bahaya
didalam dunia persilatan, aku akan selalu terjerumus dalam
percikan darah." Dia memegang ujung baju Bok Ci kencang kencang,
kemudian menambahkan lagi:
"Karena aku tahu, kehidupanku selama ini hanya akan
terlibat terus didalam budi dan dendam .."
252 Bok Ci membelalakkan sepasang matanya yang kosong,
lalu menepuk bahu Liong Tian im dengan lembut, bisiknya:
"Lote, aku sudah memahami perasaanmu sekarang!"
Untuk sesaat suasana didalam gua itu berubah kembali
dalam keheningan dan kesepian yang terdengar hanyalah
suara panggilan dari gua yang makin lama semakin dekat.
Hong Tin tin agaknya yang penuh kesedihan sedang
memanggil nama Liong Tian Im, dia berulang ulang menuju
depan dari mulut gua, sementara sepasang matanya
mengawasi kesana kemari dengan penuh perasaan bingung.
Liong Tian im mengintip dari balik celah -celah tumbuhan
rotan yang lekat, dia dapat menyaksikan rambutnya yang
panjang berkibar terhembus angin, diajari dapat menyaksikan
potongan badannya yang lembut, ramping dan menarik.
Hong Tin tin telah menundukkan kepalanya waktu itu,
namun dia masih saja bergumam:
"Tian im... Tian im...."
Lama kelamaan Bok Ci merasa tak tega juga sambil
menghela napas segera bisiknya: "Coba lihatlah, betapa
kasihannya gadis itu."
Liong Tian im memandang rambutnya yang terhembus
angin itu dengan termangu, kemudian gumamnya.
"Aku tak dapat mencintainya, aku adalah seorang lelaki
yang tidak berperasaan..."
Mendadak Bok Ci berpaling kemudian menukas.
253 "Hei, mengapa kau berkata demikian" Tiada manusia yang
tidak berperasaan apalagi manusia memang satu satunya
makhluk didunia ini yang paling kaya akan perasaan, mengapa
kau mengatakan begitu?"
Setelah berhenti sebentar, dia berkata lebih jauh: "Adik Im,
kau tak boleh berkata begitu"
Dengan termangu-mangu Liong Tian im memperhatikan
raut wajah Bok Ci yang kurus kering, dia pun tak
mengucapkan sepatah katapuh, sedang dalam hatinya diam
diam ia berpikir: "Aaai, kau mana tahu kalau kami perguruan Kim mo bun
adalah suatu perguruan dengan musuh besar yang tersebar
dimana mana" Seandainya aku sampai terlibat dalam kancah
perasaan cinta, maka selama hidup Kim mo bun tak akan bisa
muncul kembali dalam dunia-persilatan dan kehidupanku pun
tak akan bisa berlangsung lebih jauh. . ."
Suara panggilan dari Hong Tin tin itu akhirnya mengikuti
bayangan tubuhnya yang sempoyongan makin lama semakin
menjauh sehingga akhirnya tak kedengaran lagi.
Bok Ci menghela napas panjang, pelan-pelan ia bangkit
berdiri, lalu berkata: "Tian im, kau tinggallah didalam gua ini, aku akan pergi
mengambil obat, sebentar akan ku obati lukamu"
"Sejak kecil siaute sudah hidup dalam penderitaan, tiada
orang yang menaruh perhatian sehangat ini, tapi kali ini
saudara Bok Ci telah menolong diriku."
254 Belum habis dia berkata si Jago pedang buta Bok Ci telah
menukas dengan suara dalam:
"Yang penting dalam kehidupan manusia adakah
memperoleh seorang teman setia yang dapat dipercaya, asal
orang ini bisa kau temukan maka sepanjang masa kau tak
akan merasa kecewa, Asal kau bersedia menganggap diriku
sebagai toakomu bukan sebagai orang lain, aku.,."
"Toako, mengapa kau..."
Jago pedang buta Bok Ci tersenyum:
"Dulu akupun bukan seorang yang buta, seandainya bukan
gara gara soal cinta, bagaimana mungkin aku bisa mengorek
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
keluar sepasang mataku sendiri. .?"
Setelah menghela napas panjang, lanjutnya:
"PersoaIan ini akan kau ketahui dikemudian hari, sekarang
rasanya aku tak perlu untuk memberitahukan kepadamu lagi!"
Dari mimik wajah Bok Ci yang penuh penderitaan, Liong
Tian im tahu kalau dibalik semuanya itu pasti terselip suatu
kejadian masa lampau yang penuh penderitaan dan fcei han.
Terdengar Bok Ci berkata lagi: "Adik Im, bila lukamu telah
sembuh nanti kita berangkat ke Lok sui untuk menjemput
adikku, waktu itu kita bertiga boleh saja melakukan perjalanan
bersama menelusuri dunia persilatan sekalian membalaskan
dendam sakit hatimu..."
"Terima kasih toako..."
255 "Diantara saudara sendiri, buat apakah kau mesti
mengucapkan banyak terima kasih"." tukas Bok Ci sambil
mengulapkan tanganya, Dengan langkah lebar dia berjalan keluar dari gua itu,
menyingkirkan tumbuhan rotan dan menembusi kabut yang
tebal lenyap dikejauhan. Liong Tian im duduk termangu sambil mengawasi ranting
yang bergerak terhembus bayu dia tak menyangka akan
bertemu dengan seorang teman seperti Bok Ci yang bersedia
membantunya dengan penuh tenaga.
Dengan suara lirih segera gumamnya:
"Hubungan antara manusia memang seharusnya terdapat
kasih dan kesetiaan bukanlah kekosongan dan kebusukan
yang sering kubayangkan."
Lama kemudian Liong Tian im baru menghela napas
panjang, duduk bersila dan pelan pelan mengerahkan tenaga
dalamnya untuk di salurkan mengelilingi seluruh badan.
Entah berapa lama sudah lewat akhirnya, dia berhasil
meronta bangun dari suatu perjalanan yang penuh dengan
penderitaan suasana diluar gua itu gelap gulita.
Dia menyeka keringat yang membasahi jidatnya kemudian
berpikir: "Tak kusangka luka yang kuderita sudah begini parahnya
hampir saja nadi penting Tak BftJi ku turut terluka ..."
Jilid 07 256 BELUM habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
mendadak dari dalam gua itu dia mendengar suara keras
seperti suara ombak yang memecah ditepian, suara itu
mengalun dalam lembah dan memekikan telinga.
Setelah suara keras itu sirap, suasana dlda lam gua itu
pulih kembali dalam keheningan tapi justeru mendatangkan
pelbagai kecurigaan dalam benak Liong Tian im. Diam diam ia
lantas berpikir. "Gua ini terletak didalam wilayah lembah Yok ong kok,
letaknya pun ditengah apitana perbukitan yang sambung
menyambung, tapi mengapa bisa terdengar suara ombak laut
yang memecah ditepian pantai " Heh, jangan-jangan
pendengaranku sudah tidak waras ?"
Dla memejamkan matanya dan memusatkan pikiran sambil
mengerahkan ilmu Tee si tian teng untuk mengamati suasana
disekitar situ, ternyata tiga kaki disekeliling sana tak
kedengaran suara apa apa.
Waktu itu sudah permulaan kentongan pertama, tapi apa
yang terdengar hanyalah hembusan angin malam yang
menggoyangkan daun dan rerumputan .. .
Liong Tian-im mencoba untuk mendengarkan dengan
seksama, tak lama kemudian dia menghembuskan napas
panjang sambil berpikir: "Andaikata aku tidak terluka parah, asal tenaga dalamku
bisa bertambah dengan dua bagian saja niscaya semua suara
yang berada sepuluh kaki disekitar tempat ini dapat kudengar
dengan jelas" 257 Dengan wajah lesu dia membaringkan diri kembali ke atas
tanah, baru saja akan beristirahat, tiba tiba terdengar suara
benda keras yang saling beradu bergema lagi dari balik gua,
bahkan suaranya kali ini kedengaran seperti suara rantai yang
beradu dengan batu-batuan.
Liong Tian-lm segera merasakan semangat berkobar
kembali, segera pikirnya:
"Kall ini aku tak salah mendengar lagi, bo toh di dalam
memang ada orangnya !"
Dia merogoh ke dalam sakunya sambil mengeluarkan cincin
iblis emas dan dikenakan diatas jari tengah tangan kanannya,
kemudian sesudah menarik napas panjang panjang dia
berjalan menuju ke dalam gua.
Baru dua langkah dia berjalan, dengan cepat dia teringat
kembali akan diri si jago pedang buta Bok Ci, segera pikirnya
lebih jauh: "Dia sedang mencarikan obat untukku, seandainya dia
kembali ke sini dan tidak menjumpai aku berada di tempat,
entah bagaimana cemas hatinya " Tapi kalau aku cepat cepat
kembali, niscaya akan berjumpa dengannya."
Setelah ragu sebentar. akhirnya dengan perasaan ingin
tahu dia membawa obor dan masuk ke dalam gua.
Gua tersebut sangat lebar, dinding dikedua belah sisinya
penuh ditumbuhi semacam tumbuh-tumbuhan yang bercahaya
tajam bila tertimpa cahaya api.
258 Liong Tian im memperhatikan dinding yang berkilauan itu
dengan wajah serius, pelan pelan dia menggeserkan badannya
sambil bergerak ke muka. Setelah melakukan perjalanan sekian lama, cukup banyak
pengalaman yang telah diraih olehnya, itu berarti jauh
berbeda dengan ke sembrononya sewaktu turun gunung dulu,
apa lagi sekarang ia sedang terluka parah sudah barang tentu
dia lebih lebih tak berani bertindak secara gegabah . . .
Setelah berjalan sejauh dua kaki, dihadapannya muncul
sebuah tonggak batu yang menghadapi jalan um^us tersebut,
lalu lorong gua terbagi menjadi dua dan menjulang ke balik
kegelapan sana. Liong Tian-im berdiri di depan dinding batu itu sambil maju
sebentar, akhirnya dia menegur:
"Adakah seseorang di dalam sana?"
Suaranya memantul kedalam dan mengalir tiada hentinya,
tapi tak kedengaran suara jawaban apa-apa.
Liong Tian im termenung sebentar, akhirnya menggunakan
cincin iblis emas itu membuat sebuab tanda diatas dinding
sebelah kanan, kemudian ia pun berbelok ke arah kanan.
Baru berjalan sejauh lima langkah, Liong Tian im telah
menemukan sebaris gua gua kecil disepanjang kedua belah
dinding lorong itu dengan keheranan dia berpikir lagi:
"Sungguh tak kusangka didalam gua batu ini masih ada gua
lain, mungkin tempat orang memelihara binatang buas."
259 Gua-gua tersebut hampir sama besarnya, setiap lima depa
nampak sebuah dan mulut gua itu tampak pagar besi yang
kuat, bentuknya wesis seperti penjara.
"Ooooh, mirip sekali dengan sebuah rumah penjara !" inilah
pikir Liong Tian im dengan perasaan terperanjat, "tapi
siapakah yang membangun ruangan penjara ditempat sini ?"
Dia mengangkat obornya tinggi-tinggi, meminjan cahaya
obor di telitinya gua gua itu lebih seksama.
Diatas pagar besi setiap goa tersebut, tergantung sebuah
papan nama, tapi sayang tulisan diatas papan nama itu sudah
lusuh dan buram karena dimakan usia.
Liong Tian-im hampir menempelkan mukanya didepan
pagar besi itu, setelah dibacanya sekian waktu, akhirnya
dengan susah payah berhasil juga dikenali tulisan diatasnya.
Ternyara tulisan itu berbunyi:
"lm Tiong ea dari Khong tong"
Ketika sorot matanya menembusi terali besi dan mengintip
kedalam, terlihatlah seorang kakek yang berambut kusut
sedang mengawasi kearahnya dengan sorot mata tajam.
Begitu sorot matanya beradu dengan sinar mata orang itu,
kontan hatinya tercekat, segera pikirnya lagi:
"Sinar mata orang ini pada hakekatnya jauh lebih buas
daripada binatang buas, seakan-akan aku adalah musuh
besarnya yang paling dibenci."
260 Sepasang mata orang itu melototi wajah Liong Tian im
tanpa berkedip, seakan-akan rahasia hatinya pun ingin
ditembusi. Liong Tian im hanya menaruh perasaan tak tenang
terhadap golongan Buddha, tapi tidak menaruh perasaan apa
apa terhadap orang-orang dari golongan agama To sebab dia
memang dibesarkan dalam to koan, maka terhadap kaum tosu
dia malah menarik kesan baik.
Maka setelah mangamati orang itu sesaat, diapun berkata:
"Mengapa kau dikurung tempat ini?"
Im Tiong im mengawasinya tajam tajam, mendadak ia
menghardik "Keluar!"
Liong Tian im berseru tertahan serunya kemudian
"Hm, mengapa orang ini tak tahu sopan santun?"
Im Tiong-cie segera mengerang keras, suaranya seperti
binatang buas yang hendak menyerbu datang, lengannya
dipentangkan lebar-lebar dergen gaya hendak mencekik.
Jubahnya yang kusut bergoncang keras, keadaannya
seperti setan gentayangan ...
"Mau apa kau?" Liong Tiau-im segera membentak keras.
"Cring . . .!" terdengar suara rantai bergesek dengan batu
menggema memecahkan kesunyian, tubuh Im Tiong cu yang
menerjang ke muka segera berhenti.
Sekarang Liong Tian im baru melihat kalau tengkuk Im
Tiong cu telah di ikat oleh sebuah rantai besar, hal ini
261 membuatnya tak sanggup untuk berjalan mendekati pagar
besi itu. Bagaikan binatang buas yang meraung mendekati
sekaratnya, In Tiong cu menarik narik rantai besi yang melilit
tengkuknya sambil mengerang keras, tapi pelan pelan dia
menunduk kembali dengan lemas.
Berdiri semua bulu kuduk Liong Tian im karena ngeri,
segera pikirnya: "Entah perbuatan dari siapakah yang
merantai orang orang itu seperti kera dan mengurungnya
didalam gua berterali besi seperti kandang ini . .. ?"
Dengan suara keras dia lantas berseru: "Cianpwe ! Cianpwe
, , . dapatkah kau memberitahukan kepadaku siapa yang telah
mengurung dirimu di sini ?"
lm Tiong-cu mengerang dengan suara yang parau, dengan
tubuh setengah terbungkuk dia mengundurkan diri lagi ke
belakang gua, berbaring diatas tumpukan jerami dan tidak
memperdulikan suara panggilan dari Lioag Tian-im lagi.
Semua peristiwa yang sangat aneh itu kontan menimbulkan
pelbagai pertanyaan dalam hatinya, sudah sekian lama dia
berpikir namun tidak berhasil menemukan alasannya.
Akhirnya dia berpikir: "Tampaknya lantaran mereka sudah disekap kelewat lama
disini maka untuk berbicarapun tak mampu, aaai, peristiwa ini
benar benar merupakan suatu peristiwa yang amat tragis."
Diaantara kerlipan cahaya api dan keheningan yang
mencekam seluruh ruangan gua, tiba-tiba terdengar suara
rantai yang bergesek dengan tanah, agaknya dalam waktu
262 singkat semua orang yang terkurung dalam gua itu sudah
mendusin semua. Dari setiap balik gua gua kecil diatas dinding gua tersebut
bergemalah pelbagai suara raungan, rintihan, teriakan dan
jeritan yang gcgfcP. Liong Tian im merasa semakin curiga, segera pikirnya lebih
jauh: "Aaaah, tidak kusangka kalau begitu banyak orang yang
dikurung dalam gua ini."
Diantara suara suara yang hiruk pikuk itu anak muda
tersebut merasa dirinya seakan-akan berada dalam neraka,
pelbagai macam perasaan seram dengan cepat berkecamuk di
dalam benaknya. Diantara berkilauannya cahaya api, dia bergerak maju lebih
ke dalam gua lagi, tapi makin kedalam dia berjalan perasaan
ngeri yang mencekam perasaannya semakin bertambah.
Dari setiap lubang gua yang berterali besi, dia saksikan
orang-orang itu mengerang, mendesis, ada yang
memandangnya seperti benci, penuh harapan, buas, keji dan
pelbagai perasaan lainnya, yang pasti semuanya
mendatangkan perasaan seram bagi yang memandangnya.
Dengan perasaan takut dan seram, Liong Tian-im segera
berpikir: "Siapakah yang sanggup merantai dan menyekap begini
banyak jago persilatan didalam gua ini" Sehingga membuat
mereka mau hidup tak bisa, mau matipun tak dapat ?"
263 Baru saja ingatan tersebut ingatan lewat, ingatan lain
segera berkelebat di dalam benaknya, ia berpikir lebih jauh:
"Jangan-jangan semua jago persilatan ini telah dipunahkan
ilmu silatnya oleh semacam obat-obatan atau semacam ilmu
totokan aneh, sehingga terali besi sekecil inipun tak sanggup
mereka hancurkan . . ."
Sementara dia masih termenung mendadak disisi
telinganya terdengar suara orang yang memanggil dengan
suara yang rendah dan berat, suara itu seakan akan
datangnya dari neraka sehingga membuat siapapun yang
mendengarnya merasakan bulu kuduknya pada bangun
berdiri. Liong Tian-im menarik napas panjang-panjang, kemudian
menegur: "Siapa yang sedang memanggil aku ?"
"Orang muda, siapakah kau ?" suara parau itu kembali
berkumandang. Mengikuti berasalnya suara itu Liong Tian-im berjalan lebih
ke dalam, akhirnya dia mencapai dasar gua dan menuruni
anak-anak tangga yang terbuat dari batu, diatas dinding gua
yang suram tergantung dua buah lentera minyak, cahaya yang
redup membuat suasana dalam gua itu semakin
menyeramkan. Ketika orang itu mendengar suara jawaban dari Liong Tianim.
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan cepat dia berkata:
"Lohu berada didalam ruang nomor lima anak muda,
dapatkah kau datang kemari untuk menengokku ?"
264 Liong Tian im termenung dan berpikir :
"Didalam gua ini tiada orang yang berbicara kecuali kakek
ini, entah siapakah dia ?"
Terdengar suara tua itu berkumandang lagi: "Aaaai, lohu
sudah dua belas tahun disekap disini, apakah dengan
dipisahkan oleh terali besi, aku dapat mencelakaimu ?"
Walaupun Liong Tian-im merasa setiap kejadian yang
menjumpai dalam gua ini sangat aneh, kemungkinan besar
dibalik kesemuanya itu masih tersimpan bawa pembunuhan
yang mengerikan, namun rasa ingin tahunya menuntun dia
untuk menulusuri lorong gua tersebut.
Ketika ia tiba didepan mulut gua nomor lima disebelah
kanan, dari dalam gua itu segera terdengar seseorang
bersorak sorai dengan penuh kegembiraan:
"Haaahhh . . . haaahh. . selama dua belas tahun aku tak
pernah menyaksikan macam apakah cahaya api itu, sungguh
tak nyana dalam hidupku masih berkesempatan untuk
menyaksikannya. . ."
Liong Tian-im segera menuruni anak tangga batu itu dan
membuang jauh jauh semua suara lain yang hiruk pikuk, dia
melangkah ke sisi terali besi itu dan melongok kedalam.
Tampak seorang kakek yang berbulu sedang
mengawasinya lekat lekat dari balik gua.
265 Ia segera mengalihkan sorjt matanya keatas papan nama
yang tergantung didepan terali besi, kemudian membaca
dengan lirih: "Peng lui Po tian dari Hoo lok!"
"Aaaah.. ." kembali orang tua itu berseru "sudah dua belas
tahun tiada orang yang menyebut julukan lohu itu, setelah
kudengar lagi sekarang, terasa seperti bertemu dengan kawan
lama saja. . ." "Mengapa kau disekap disini?" tanya Liong Tian im
kemudian. Seluruh badan nampak gemetar keras, seluruh
kesadarannya seakan akan menjadi pulih kembali oleh
pertanyaan dari anak muda itu, dengan mata terbelalak besar
dia amati wajah Liong Tian-im tanpa berkedip lalu gumamnya:
"Mengapa aku disekap disini " Mengapa aku disekap di sini
?" Sorot matanya makin lama semakin suram, dibawah sinar
api tampak wajahnya penuh diliputi penderitaan, tubuhnya
gemetar keras kini sorot matanya makin aneh . ..
Liong Tian-im tahu didalam gua ini pasti tersimpan suatu
rahasia besar sehingga terdapat begitu banyak jago persilatan
yang di sekap disana dalam keadaan lupa ingatan dan hilang
sifat kemanusiaannya. Dengan pandangan penuh rasa iba dan enam berbalikan
kakek kurus itu, baru saja hendak menyampaikan sepatah dua
patah kata untuk menghiburnya, mendadak Peng lui po-tian
menerjang kedepan, lalu tangannya menyambar ke sana ke
266 mari seperti secara tiba - tiba kena sambaran petir, kemudian
seluruh tubuhnya berdiri kaku disana.
"Cianpwe, apa yang hendak kau katakan?" Liong Tian im
segera menegur dengan keheranan.
Peng lui poo tian menggerakkan bibirnya sambil
bergumam, entah apa saja yang diucapkan olehnya.
Melihat itu, Liong Tian im mengerutkan bibirnya, karena
tidak mendengar apa yang digumamkan, dia lantas berseru:
"Cianpwe, apa yang sedang kau ucapkan?"
Pang lui Po tian memancarkan sinar mengerikan dari balik
matanya, lalu menatap sinai api yang berkedip lekat lekat,
mukanya mengejang keras niundadak serunya dengan suara
gemetar: "Kim ciong. . genta emas. . . yaaa. . h drik dari suara,
genta amat pelenyap irama. ."
Paras muka Liong Tian im berubah hebat, mendadak ia
teringat kembali keadaan Hui ko, dalam gua Si soat tong nya
menjelang saat saat kematian.
Waktu itu dia ingat dengan jelas, Hui ko baru
menggumamkan ucapan tersebut waktu itu diapun
mengucapkan masalah genta emas -iduk dari segala suara.
Dia tidak menyangka didasar gua yang gelap gulita inipun
sekali lagi dia mendengar hal ihwal yang menyangkut soal
genta emas tersebut. 267 Buru buru dia lantas bertanya: "Apa" Genta emas apa"
Cianpwe, apa yang kau katakan sebagai genta emas pelenyap
sukma" Pek lui po tian sama sekali tidak memperdulikan pertanyaan
tersebut, ia masih berdiri termangu mangu sambil
memperhatikan bunga api yang berkedip, sementara keringat
sebesar kacang ijo jatuh bercucuran membasahi seluruh
tubuhnya. "Lim hiante coba kan lihat... bukankah ten
nu adalah genta emas pelenyap irama" Lim hiante...
mengapa kita tidak merampasnya" Hahaha...hahaha...."
diantara parau dia bergelak tertawa tiada hentinya.
Kemudian setelah tertawa terbahak bahak seperti orang
gila, dia mengomel lebih jauh.
"Kita Ho lo-siang hiong (sepasang orang gagah dari tepi
sungai besar) kenapa harus takut kepada Io pang dan Ngo
poo dari dunia Liok-lim " sekalipun sembilan partai besar dari
dunia persilatan datang semua pun juga tidak takut, mengapa
kita mesti jeri " Lim Hiante, bukankah kau pernah dengar
kalau diatas genta pelenyap irama terukir ilmu silat maha
sakti" Barang siapa yang berhasil mempelajarinya bisa tiada
tandingannya dikolong langit dan bisa terbang ke langit "
Mengapa kau tidak merampasnya ?"
Dengan wajah serius Liong Tian im mendengarkan
gumaman tersebut dengan seksama, dia masih ingat ketika
baru turun dari bukit Lau san, dia pernah juga mendengar
cerita tentang genta emas itu, dia tahu pula bahwa genta
268 emas merupakan rahasia dunia persilatan yang paling besar
selama seratus tahun terakhir ini.
Padahal asal usulnya erat sekali hubungannya dengan
genta emas tersebut, maka dia tak berani menghembuskan
napas panjang, dia takut akan mengganggu kakek tersebut.
Terdengar Pang lui poo tian kembali membentak keras:
"Apa " Kau bilang empat lembah tiga istana dari dunia
persilatan juga ikut datang?"
Dengan wajah penuh perasaan terkejut dan ngeri dia
melanjutkan: "Lembah laa-yang kok masih bisa dihadapi, tapi Leng
Hongya dari lembab Tee ong kok paling ganas dan sukar
dihadapi sedangkan Yok su dari Yok ong kok . . ."
Mencorong sinar aneh dari balik mata Liong Tian im, dia
tahu rahasia yang terjadi pada dua belas tahun berselang
akan segera terungkap dari diri kakek ini, tanpa terasa ia
lantas berpikir: "Leng Hongya dari lembah Tee ong kok " Bukankah dia
adalah orang yang seringkali masuk keluar dirumahku" Yang
disebut Hui ko menjelang saat kematiannya sebagai Leng
hongya yang mengetahui sebab-sebab kematian orang tuaku
.." Dalam pada itu, napas Peng lui Poo tian telah memburu
dengan cepatnya ia berkata lebih jauh:
269 "Lim hiante, tunggulah sejenak, coba kulihat apakah Poh
mia giam lo (raja akhirat pemberot nyawa) Liong Siao thian
datang bersama-sama Leng Yok ong" Aaah, tak nyana tiga
istana dan empat lembahpun ada hubungan."
"Liong siau thian!" sekujur badan Liong Tian im gemetar
keras, pikirnya diam diam:
"Ayah, ternyata kau benar kenar mati lantaran genta emas
ini." "Haah. . . haah. . . haaah. . ." terdengar Peng lui po-tian
tertawa tergelak lagi dengan suara keras "Liong Siau thian!
jangan kau bangga sebagai pentolan dari tiga istana maka kau
lantas boleh bersikap kurang ajar kepada aku Peng lui poo
thian Gak Hong! sekalipun kau undang Kim hoo kiongcu Lo
put kun dan Tin lam kiongcu Lau Lam jin berdua, belum tentu
kau bisa mengapa-apakanku Hoo Lok siang hiong!"
Liong Tiam im dengan tangan sebelah memegang obor
tangan lain memegang terali besi meski waktu itu lengannya
sudah linu dan gemetar, tetapi ia tidak berani menggantinya
dengan tangan lain, dia kuatir Peng lui poo tian (mengejar
guntur menyambar petir) Gak Hong terkejut.
"Aaah..." mendadak terdengar Gak Hong menjerit kaget
"Leng Yok peng, kau telah membunuh saudaraku, aku akan
beradu jiwa denganmu, oh Lim hiante! Lim hiante..."
Airmatanya jatuh bercucuran dengan derasnya, obor yang
berada ditangannya bergoncang keras seketika itu juga
hembusan angin puyuh serasa menderu deru membuat api
yang berada ditangan Lieng Tian im segera menjadi padam.
270 Begitu gua tersebut menjadi gelap, maka tinggal cahaya api
hijau diatas dinding gua saja yang berkedip kedip lirih.
Gak Hong seperti orang gila menari kesana kemari,
kemudian menangis tersedu sedu.
"Cianpwe ... cianpwe . , sadarlah...", teriak Liong Tian-im
keras keras. Si pengejar guntur penyambar petir Gak Hong segera
menghentikan isak tangisnya. lalu menegur:
"Boanpwe adalah orang yang datang menyelidiki soal genta
emas pelenyap irama."
"Genta emas pelenyap irama ?" Gak Hong berteriak keras,
"siapa yang mengetahui soal genta tmas pelenyap irama ?"
Dengan kening berkerut Liong Tian-im segera berkata :
"Dua belas tahun berselang, ketika genta emas pelenyap
irama munculkan diri, Empat lembah tiga istana satu
perkumpulan dan lima benteng yang berada dalam dunia
persilatan telah bergerak bersama, kemudian kabar berita
mereka bilang lenyap, apakah kau mengalami semua kejadian
ini sendiri...?" "Siapa yang memberitahukan kepadamu ! Siapakah kau ?"
tanya Gak Hong terkejut. "Aku adalah putra Poh mia giam lo Liong Siau thian dimasa
lalu, Liong Tian im"
Si Pengejar guntur penyambar petir Gak Hong segera
menjerit kaget, dia tak berbicara lagi:
271 Pelan pelan Liong Tian im berkata lagi: "Aku hanya
berharap kau bisa memberitahuku, kepadaku kejadian dimasa
lalu, serta siapakah yang telah menyekap kalian disini."
Bagaikan seekor binatang buas si pengejar guntur
penyambar petir Gak Hong berjonggok disitu. napasnya
tersengkal-sengkal. sementara sepasang matanya yang hijau
mengawasi wajah pemuda itu tanpa berkedip, sorot mata itu
penuh pancaran sinar takut, curiga serta pelbagai perasaan
Iainnya. Liong Tian im segera berpikir lebih jauh: "Orang ini sudah
puluhan tahun disekap di rni, kepercyaaannya terhadap orang
lain tentu tak akan seperti dahulu, bila aku tidak menjanjikan
sesuatu, tak mungkin dia bersedia mengutarakan kejadian
dimasa lalu !" Berpikir sampai disiiu, dia lantas berkata:
"Bila kau dapat memberitahukan kepadaku, aku pasti akan
menolongmu keluar dari sini"
Mendadak Gak Hong mendongakkan kepalanya dan
tertawa terbahak bahak: "Haaaahh. . . haaahh. . . haaahh. . kau hendak menolongku
keluar dari sini" Haaahh. . haaa. . kau ingin menolongku
keluar dari sini" Liong Tian im menjadi gusar sekali setelah mendengar
perkataan itu, serunya dengan marah:
"Aku dapat masuk kemari, tantu saja dapat menolongmu
keluar dari sini apa yang perlu kau tertawakan?"
272 Si pengejar guntur penyambar petir Gak Hong mendengus
dingin, "Hmmm semua yang disekap disini adalah jago jago yang
termashur dari dunia persilatan, sekalipun mereka sudah
terkena bidikan racun Cui len tok yu yang dikenal sebagai
racun paling keji didunia hingga kesadaran otak mereka
lenyap, namun tenaga dalam yang dimilikinya masih utuh,
apakah mereka tahu kalau melarikan diri dari neraka hitam ini
adalah sesuatu yang enak?"
Dia menarik rantai diatas badan sendiri, kemudian
melanjutkan: "Tahukah kau rantai ini terbuat dari apa" kau harus tahu,
rantai tersebut terbuat dari besi berusia selaksa tahun yang
dihasilkan dari dasar telaga Hau-po-tham dilembah Tee ong
kok. siapa lagi orang yang dapat meloloskan diri."
"Kalau begitu tiada benda apa pun didunia ini yang bisa
dipakai untuk memotong rantai lantai besi itu?" tanya Liong
Tian im dengan kening berkerut.
"Kecuali kau mempunyai senjata tajam yang bisa
memotong besi, kalau ingin mengandalkan tenaga manusia. . .
humm mustahil bisa dilaksanakan. ."
Dengan suara sedih terusnya: "walaupun aku sama sekali
tidak terpengaruh oleh racun Cai lee toi ya yang maha dahsyat
itu nyatanya aku pua tak mampu berbuat apa-apa kalau tidak,
masa aku dapat bertekap selama dua belas tahun di tempat
ini?" 273 Liong Tian-im berpikir sebentar lalu ujarnya:
"PerduIi bagaimana pun asal kusanggupi untuk
menolongmu keluar, aku pasti akan sanggup untuk
menolongmu tapi kau harus berjanji untuk membeberkan pula
segala sesuatu persoalan yang ada sangkut pautnya dengan
ayahku!" "Apakab kau membawa pedang mestika yang dapat
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memotong baja?" Liong Tian im menyiapkan obornya diatas pinggang,
kemudian mengerahkan tenaganya dan membetot terali besi
itu hingga menjadi bengkok. ...
Kemudian sambil menghembuskan napas panjang dia
berjalan masuk kedalam gua lalu katanya:
"Sekalipun aku tidak mempunyai pedang mestika yang bisa
memotong baja, namun aku sanggup untuk menolongmu lolos
dari sini!" Mendadak satu ingatan melintas didalam benaknya,
kemudian tanyanya lagi. "Sekarang, dapatkah kau beritahu kepadaku apakah dalam
peristiwa genta emas dimasa lalu, ada anak murid dari pihak
Hud-bun yang turut serta ?"
"Darimana kau bisa tahu?" tanya si pengejar guntur
penyambar petir dengan keheranan "tentang genta emas
pelenyap irama itu berada di dalam Hud-bun, kemudian.."
Mendadak ia berhenti berbicara, kemudian katanya:
274 "Mengapa kau tidak segera menolong diriku " Bila sebentar
ada kontrol yang datang kemari, kita tak akan bisa meloloskan
diri dari tempat ini."
Liong Tian im berpikir sebentar, kemudian katanya:
"Miringkan kepalamu ke samping, aku akan lengkungkan
dulu rantai yang membelenggu lehermu."
Ketika Liong Tian im berjalan semakin mendekat, tiba tiba
Gak Hong meluruskan lengan airnya ke depan sambil
melepaskan pukul sementara kelima jari tangan kirinya, di
tangkan dengan lebar lebar dan langsung mencengkeram urat
nadi Liong Tian-im. Tindak serangan yang dilancarkan secara tiba tiba ini
sangat mengejutkan Liong Tian im dengan gusar dia
membentak, lalu dalam terdesaknya dia buang badannya ke
belakang sambil merendahkan sikutnya, setelah itu dengan
datar dia mundur empat inci.
Baru saja dua buah serangan terhindar, Gak Hong telah
membentak keras, kaki kanannya tanpa mengeluarkan sedikit
suarapun telah menyambar tiba, sepasang tangannya
membentuk satu lingkaran busur lalu dengan berubah menjadi
cengkeraman dia membacok ke muka.
Sebagai seorang jagoan yang berjulukan Pengejar guntur
penyambar petir, serangannya mempunyai kekuatan yang
dahsyat dan kecepatan yang mengerikan, diantara getaran
sepasang tangannya, angin pukulan yang dahsyat telah
membuat debu dan pasir dalam gua itu beterbangan.
Liong Tian im benar-benar merasa gusar sekali, segera
bentaknya: 275 "Kau benar benar seorang manusia yang tak tahu diri !"
Angin pukulan yang menggulung tiba amat menyesakkan
napas, Liong Tian im segera membabatkan telapak tangan
dirinya kebawah menghajar tulang yang kering pada kaki
kanan lawan. Sementara tubuh bagian atasnya dengan mengikuti
gerakan tubuhnya yang maju merentangkan telapak tangan
kanannya menciptakan selapis bayangan telapak tangan yang
menyilaukan mata dan membacok urat nadi pada tangan
lawan. "Plook, plook !" dua kali benturan nyaring bergema dalam
gua. Menggunakan peluang tersebut, Liong Tian-Im segera
mundur empat langkah sebelum berdiri tegak.
Dengan wajah penuh kegusaran dia awasi Gak Hong yang
berada dihadapannya, hawa nafsu membunuh telah
menyelimuti wajahnya. "Jurus serangan apakah itu ?" seru Gak Hong dengan
perasaan terkesiap bercampur heran.
Kemudian sambil memegangi nadinya yang kena tersambar
jari tangan si pemuda lalu tanyanya lagi keheranan:
"Sebenarnya kau ini murid siapa ?"
Liong Tian-im tidak menjawab, dia hanya mengerahkan
tenaga dalamnya untuk mengatur kembali hawa darahnya
yang bergolak keras akibat pukulan lawan yang maha dahsyat
itu. 276 Melihat lawannya membungkam, Gak Hong segera berpikir:
"Walaupun jurus serangannya sakti tapi tenaga dalamnya
amat cetek, kalau tidak, niscaya urat nadiku sudah terluka."
Maka setelah melihat mimik wajah anak muda itu, dia jadi
mengerti, segera serunya:
"Oooh, rupanya kau sudah terluka parah ?"
"Hmm, kau anggap setelah aku terluka ma ka tak bisa
berbuat apa-apa kepadamu " Aku Liong Tian im masih tetap
mampu untuk membunuh dirimu"!" dengus Liong Tian im
dingin. Diam-diam Gak Hong lantas berpikir:
Mungkiu luka itu dideritanya ketika melewati lembah Tee
ong kok dan beradu kepandaian dengan Leng loji, kalau tidak
masa mungkin bisa sampai di gua Kun liong ki ini."
Baru saja ingatan tersebut melintas, pikiran lain telah
melintas kembali didalam benaknya dengan perasaan
tercengang pikirnya: "Aah, hal ini tidak benar! Andaikata ia telah terluka dengan
pukulan Leig Hongya, mana mungkin dia sanggup
menyeberangi telaga pan poo tham yang lebarnya delapan
kaki dan sampai disini" Apalagi kalau dilihat dari keadaannya,
jelas peronda lembah masih belum mengetahui kalau dia
masuk kedalam neraka hitam..."
Sambil menggigit bibirnya yang tebal, ia lantas berpikir
lebih jauh: 277 "Jangan jangan didalam gua ini masih terdapat jalan keluar
yang lain?" "Aaai, dua belas tahun berdiam disini sampai daya
ingatanku mundur sekali, sampai kemampuanku untuk berpikir
pun tak mampu.." Pelbagai ingatan segera berkecamuk dalam benaknya, lalu
dengan wajah tersipu katanya:
"Aku tidak tahu kalau kau sudah terluka parah, sebenarnya
maksudku hanya ingin mencoba tenaga dalammu, aku ingin
tahu apakah kau berkekuatan untuk menolongku keluar dari
sini." "Bukankah sudah kukatakan tadi, aku bisa masuk kemari
tentu saja sanggup keluar pula dari sini. Kalau toh kau begitu
tidak mempercayai diriku, mana mungkin aku bisa
mempercayai pada dirimu ?" seru Liong Tian im dengan wajah
dingin. Menyaksikan paras muka anak muda itu sedikit tidak beres,
buru-buru Gak Hong berkata:
"Baik, baik, aku berjanji akan memberitahukan soal
hilangnya ayahmu dimasa lalu ..."
Setelah termenung sebentar dia melanjutkan:
"Ayahmu Poh-mia giam lo Liong Siau-thian telah ditangkap
oleh jago jago pilihan dari hud bun ngo pay yang disebut
orang persilatan sebagai Hud bun Huhoat (pelindung hukum
278 perguruan Budha) Ngo Lo-han dibantu oleh (tiga malaikat dari
perguruan Hud bun). . ."
Melihat Gak Hong membungkam kembali, buru buru Liong
Tian im berseru cepat: "Bagaimana selanjutnya " Mereka .. ."
"Bantulah aku untuk memotong rantai sialan ini, setelah
kupikirkan sebentar barulah kuberitahukan lagi kepadamu . .
." "Tidak, kau harus memberitahukan kepadaku lebih dulu,
mengapa mereka hendak menahan ayahku ?" seru Liong Tian
im penuh emosi. Tanpa terasa dia membayangkan kembali pengalamannya
semasa masih kecil dulu di depan ayahnya disiksa kaum
pendeta, dan ia sendiri dihajar olen pendeta pendeta itu.
Dengan perasaan bimbang dia bertanya lebih jauh.
"Kalau memang ayahku adalah pemimpin dari empat
lembah tiga istana, mengapa pada akhirnya dia seperti tak
punya kepandaian siIat lagi. . . ?"
"Ngo lohan yang disebut sebagai Hud bun-huhoat meski
terdiri dari pelbagai partai, namun mereka semua telah
memperoleh ilmu silat ajaran Hud bun sam seng, ditambah
lagi ilmu silat yang dimiliki Leng Hong ya dari lembah Tee ong
kok, bayangkan sendiri apakah dia sanggup untuk
menandinginya?" Liong Tian im berpikir sebentar walaupun garis besarnya
dia sudah dapat meraba apa yang telah terjadi dimasa lalu,
namun keadaan yang sejelasnya masih belum diketahui.
279 Setelah menghela napas katanya kemudian:
"Baiklah, aku akan memutuskan rantai di atas lehermu itu
kemudian kau baru menceritakan keadaan yang telah
berlangsung dimasa lalu."
Dengan perasaan ragu Gak Hong berkata:
"Kau hendak menggunakan senjata apa untuk memotong
rantai besi yang melilit ditubuhku ini?"
"Hmm, kalau aku hendak membunuhmu, buat apa mesti
menunggu sampai sekarang?"
Dia menancapkan obor tersebut diatas dinding,
menyulitkan kembali kemudian pelan dia mengangkat tangan
kanannya keatas. Gak Hong tidak tahu permainan setan apakah yang sedang
dilakukan oleh Liong Tian-Im, telapak tangan kanannya segera
dlletakan depan lambung, sementara kepalan kirinya
melindungi dada, dengan sorot mata siap sedia dan penuh
kecurigaan dia awasi Liong Tian-im tanpa berkedip.
Liong Tian-im mendengus dingin, kedua jari tangan kirinya
segera ditekan pada tengah tangan kanannya, kemudian
cincin iblis emas diputar balik.
Dibawah cahaya api tampak cincin itu memancarkan
cahaya keemas emasan yang menyiIaukan mata.
Begitu menyaksikan bentuk ukiran iblis yang berwajah
menyeringai seram itu, Gak Hong merasa terperanjat sekali,
ibarat disambar geledek, sekujur badannya segera mundur
dua langkah, kemudian kalanya dengan gemetar:
280 "Cincin maut iblis emas... cincin maut iblis emas..."
Liong Tian im mencibirkan bibirnya:
"Benar, ucapanmu memang tepat sekali, cincin ini memang
Kim mo ci cincin iblis emas."
Gak Hong menarik napas panjang, serunya "Ternyata kan
adalah ahli nyaris dari Jiat hun kim mo!"
"Aku adalah Hiat ci kim mo Liong Tian im sedang guruku
adalah Jian hun kim mo!"
"Tak heran kalau itu sanggup menghindar kau diri dari
pelbagai penjagaan dalam lembah Tee ong kok yang berlapis
lapis serta menyebrangi telaga Hau po tham sebelum tiba di
neraka hitam ini!" "Apa" Kau mengatakan neraka hitam yang dibangun Leng
Yok peng dari lembah Tee ong kok" Kalau begitu kalian di
tangkap oleh nya?" "Masa sampai sekarang kau baru tahu?"
Belum habis dia berkata, mendadak dari dalam gua itu
terdengar suara air yang menggulung datang dengan
dahsyatnya, suara itu bagaikan ada beribu ribu prajurit
berkuda yang berlari bersama, keadaannya sangat
mengerikan sekali. Dengan paras muka berubah hebat Liong Tian im segera
menegur: "Apakah itu ?"
"Air telaga yang masuk dari telaga Han poo than"
281 "Mengapa air telaga tersebut kedengaran begitu memburu,
seakan-akan suara ombak samudra yang memecah ditepian
pantai ?" "Air dari telaga Han po than dinginnya menusuk tulang,
setiap hari ganjil maka bagaikan air samudra saja akan
menyeberang ke dalam neraka hitam ini setiap bulan kami
harus mengalami dua penderitaan karena direndam air telaga
... . ." Kemudian dengan suara keras teriaknya:
"Mengapa kau masih belum memutuskan rantai keparat ini
" Kau hendak menunggu sampai kapan lagi ?"
Liong Tian-im termenung dan berpikir sebentar, kemudian
serunya tertahan: "Aah, kiranya begitu, tak heran kalau orang-orang ini pada
berubah menjadi bodoh semua setelah disekap sekian tahun"
Kemudian sambil tersenyum katanya:
"Sekalipun kau tidak sampai dipengaruhi oleh racun cui-lei
tok yu yang maha dahsyat sehingga kesadaranmu
terpengaruh namun kau dibikin ketakutan oleh air telaga yang
dingin itu bukan ?" "Kalau benar kenapa?" buru buru Gak Hong berkata.
Dengan wajah serius Liong Tian im segera berkata:
282 "Diantara beberapa patah kata yang kau ucapkan tadi,
berapa bagiankah yang kau katakan bukan sebenarnya?"
"Mengapa aku harus mengelabuhi dirimu!" seru Gak Hong
dengan paras muka berubah.
Liong Tiam im mundur tiga langkah ke belakang, kemudian
ucapnya lebih jauh: "Sewaktu kau ucapkan perkataan tadi sepasang matamu
berkedip tak menentu, hal ini membuktikan kalau dibalik
ucapanmu terdapat hal yang tidak benar, coba kau katakan
dendam apakah yang terlibat antara kau kawan ayahku dulu,
mengapa kau turut serta didalam peristiwa itu ?"
Sekujur badan Gik Hong gemetar keras, dengan cepat dia
mundur selangkah lalu sahutnya dengan gemetar:
"Siapa bilang kalau waktu itu aku turut serta dalam
peristiwa tersebut " Kau jangan sembarangan berbicara !"
Liong Tian im segera tertawa dingin, katanya:
"Leng Hongya dari lembah Tee ong kok sudah dua belas
tahun menyekapmu disini, tentu saja kau membencinya
hingga merasuk ke tulang sumsum. Maka kau bermaksud
untuk meminjam kekuatanku untuk membunuhnya sehingga
sakit hatimu bisa terbalas tapi apakah kau tidak
membayangkan bahwa ayahku dengannya adalah saudara
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
angkat, masa dia akan bersekongkol dengan Ngo lohan dari
Hud bun untuk mencelakai ayahku ?"
"Leng Yok peng jujur di wajah, licik didalam hatinya busuk
dan penuh dengan pikiran keji, sudah banyak jago kenamaan
dari dunia persilatan yang telah dicelakai olehnya !"
283 Kemudian setelah menghembuskan napas panjang,
lanjutnya: "Betapa gagahnya Empat lembah, tiga istana, satu
perkumpulan dan lima benteng didalam dunia persilatan
dimana silam, tapi mereka seperti juga kau, tak ada yang
mengetahui keadaan Leng Yok peng yang sebenarnya . . ."
Walaupun Liong Tian-im sudah menaruh curiga, namun ia
masih saja memandang kearah Gak Hong sambil tertawa
dingin, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Terlintas sinar penuh kebencian dari wajah Gak Hong, lalu
dia berkata dengan lantang:
"Andaikata aku tidak terlampau percaya dengan manusia
yang bernama Leng Yok-peng, masa sampai sekarang aku
bisa mengendon disini" dan mana mungkin aku akan
mendapatkan cemoohan serta hinaan dari angkatan muda
seperti kau?" "Mencemooh?" Liong Tian im segera tertawa dingin, "siapa
yang bilang kalau aku sedang mencemoohkan dirimu..."
Sementara itu suara deruan air yang pasang makin gencar
dan nyaring, bahkan di dalam gua itupun sudah mulai
terdengar suara pantulan yang amat memekikkan telinga.
Dengan suara ketakutan Gak hong berkata:
"Kini suara air yang pasang sudah berkumandang untuk
kedua kalinya, bila suara tersebut bergema untuk ketiga
kalinya, air telaga akan segera merembes masuk kedalam
gua" 284 Memandang wajah terkejut dan ketakutan yang mencekam
perasaan Gak hong, Liong Tian im segera mendengus dingin.
"Hmm, bila kau menghendaki kubebaskan dirimu sebelum
air telaga mengenangi gua ini, cepat beritahu kepadaku
kejadian yang sesungguhnya secara jujur..."
Melihat Liong Tian im menggunakan hal tersebut sebagai
ancaman untuk menggertaknya, Gak Hong menjadi teramat
gusar sehingga rambutnya pada berdiri semua, teriaknya
keras-keras. "Bocah keparat she Liong, sungguh tak ku sangka Poh mia
giam lo yang begitu gagah perkasa ternyata mempunyai
seorang anak kura-kura yang tak tahu aturan seperti kau. ."
"Jika kau berani mengaco belo lagi, aku akan segera angkat
kaki meninggalkan tempat ini, biar kau mengendon dua belas
tahun lagi ditempat ini." bentak Liong Tian im.
Kemudian setelah berhenti sejenak, lanjutnya:
"Dulu seandainya ayahku tidak kelewat jujur, mana
mungkin dia akan mengalami keadaan seperti sekarang ini
sehingga sampai akhirnya dia menjadi tak berkepandaian apa
apa dan dihina serta disiksa oleh kawanan hwesio gundul itu !"
Gak Hong membelalakkan matanya lebar-lebar, setelah
tertegun sejenak serunya:
"Benarkah dia berhasil mendapatkan genta emas pelenyap
irama " Tak heran kalau Leng Yok peng bisa bersikap begitu
sungkan kepadanya dimasa lalu . . ."
285 Dia seakan-akan sedang membayangkan kembali kejadian
dimasa lampau, sorot matanya memancarkan sinar kebuasan,
setelah tertawa tergelak serunya:
"Leng Yok peng, kan memang sangat pintar, betul-betul
siasat sebuah batu dua ekor burung yang hebat, kau telah
berhasil mengelabuhi semua umat persilatan di dunia ini
sehingga membuat dunia persilatan menjumpai banyak
j#lo(itan Liong Tian im menjadi terkesiap sesudah mendengar
perkataan itu, pikirnya: "Jangan-jangan apa yang dikatakan
Gak Hong kepadaku tadi cuma dugaannya sendiri ia sampai
sekarang baru berhasil membuktikan sebenarnya."
"Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, ia sudah
mendengar Gak Hong berseru dengan lantang:
"Leng Yok peng wahai Leng Yok peng! betapa pun lihaynya
rencanamu, sekarang aku berhasil juga mengetahui keadaan
yang sebenarnya..." Setelah berhenti sebentar, kembali dia melanjutkan:
"Liong Tian im, lepaskan aku ! Alu berniat membongkar
rahasia dari Leng Yok peng dihadapan setiap umat persilatan,
agar mereka semua tahu kalau Leng Hongya dari lembah Tee
ong kok serta Hud bun sam seng sesungguhnya hanya
manusia manusia yang bermata kotor, agar mereka tak bisa
mengelabuhi lagi umat persilatan dengan segala macam
perbuatannya" 286 Liong Tian im tak tahu apakah yang diucapkan Gak Hong
benar atau tidak, tapi menyinggung soal Hud bun sam seng,
tanpa terasa ia pun jadi teringat pula dengan gurunya Jian
hun kim mo. Diam diam pikirnya: "Bila kubebaskan dirinya, mungkin dengan menggunakan
cara ini aku bisa memberi pukulan untuk Hud bun sam seng
serta membalaskan dendam bagi sakit hati suhu dimasa lalu"
Sementara dia masih termenung mendadak suara air
pasang yang telah mereda tadi kini mulai berkumandang
kembali suaranya bagaikan beribu ribu orang yang prajurit
berkuda yang maju bersama, keadaannya benar-benar
mengerikan. Pucat keabu-abuan paras muka Gak Hong setelah
mendengar suara itu, segera teriaknya: "Suara air pasang
telah berkumandang untuk ketiga kalinya, sebentar lagi air
telaga itu merembes masuk !"
Belum sempat Liong Tian-im menjawab mendadak dari
dalam gua itu terdengar suara jelas yang amat keras, suara
tersebut melebihi suara air bah yang gemuruh nyaring, begitu
dahsyatnya suara tadi membuat siapapun yang mendengar
merasakan hatinya terkesiap.
Jeritan yang penuh penderitaan putus asa sedih dan minta
tolong itu bergema datang seperti binatang yang hampir
mendekati ajalnya hingga membuat siapapun merasa ngeri
dan tak tahan untuk melelehkan air mata.
"Suara apakah itu?" seru Liong Tian im dengan perasaan
terperanjat. Dengan ketakutan Gak Hong berseru:
287 "ltulah suara jeritan dari para tawanan yang telah
mendengar suara air pasang yang ketiga kalinya, ilmu silat
mereka hampir semuanya telah punah, mereka harus menanti
gerogotan hawa dingin yang menusuk tulang akibat direndam
dalam air telaga, setiap kali tentu ada berapa orang diantara
mereka yang tewas, oleh karena itu mereka menjerit keras
dengan penuh penderitaan. . . ."
"Benar benar suatu perbuatan yang keji, pada hakekatnya
bagaikan didalam neraka saja" seru Liong Tian-im dengan
perasaan seram! Dia segera menggerakkan cincin mautnya sembari berseru:
"Cepat miringkan kepalamu ke samping, aku akan
memutuskan rantai di atas lehermu itu."
Gak Hong nampak gembira sekali, dengan cepat dia
miringkan kepalanya kesamping. Liong Tian im segera
mempergunakan cincin iblis emasnya untuk mematahkan
rantai pengikat leher yang berada di leher Gak hong.
Tampak cahaya api memancar keempat penjuru, ketika Gak
Hong meronta keras, terasa rantai besi itu berhasil dilepas dari
atas Iehernya. Untuk sesaat dia memandang kewajah Liong Tian im
dengan wajah termangu, kemudian dengan nada setengah tak
percaya serunya: "Aku telah bebas?"
"Yaa, kau telah bebas, mari kita pergi!" sahut Liong Tian im
dengan tersenyum. 288 Dia segera maju dua langkah kedepan dan mendekati sisi
terali besi, kemudian menengok kebawah tampak undak
undakan batu itu sudah diterjang oleh air bah yang deras
sekali. Air yang mengalir dengan derasnya itu memancarkan hawa
dingin yang luar biasa membuat dia yang berada empat depa
dari permukaan airpun merasakan pula hawa dingin yang
merasuk tulang. Pelan pelan Gak Hong berjalan kesisinya kemudian berkata,
"Dibelakang gua ini merupakan telaga Han poo tham yang
terletak disebelah utara lembah Tee ong kok, air dalam telaga
tersebut,." Mendadak dia mengangkat sepasang kepalannya sambil
membentak keras, dari jarak sedekat empat depa, secara
beruntun dia telah melancarkan enam buah terangan berantai.
Angin pukulan yang amat kuat itu bagaikan gulungan
ombak samudra langsung menerjang ke tubuh Liong Tian lm
membalikkan badannya menghindarkan diri dari serangan
tersebut. kemudian sepasang ujung bajunya dikebaskan ke
depan. Tapi dia lupa kalau ketika itu tubuhnya berdiri dipinggir
gua, karena hendak berkelit kontan saja tubuhnya terjatuh
kebawah. "Aaah. . ." jeritan kaget berkumandang memecahkan
keheningan 289 Tak ampun lagi ia kena dihajar oleh Gak-Hong sehingga
tercebur kedalam air telaga yang sedang mengalir masuk ke
dalam gua dengan teramat derasnya itu.
Menyaksikan gulungan air yang menggulung-gulung deras,
Gak Hong tertawa panjang, dengan cepat dia melompat keluar
dari gua itu sambil menyusup ke atas.
Sementara itu suara air telaga yang menggulung masuk
kedalam gua masih berlangsung dengan amat dahsyatnya.
Suara gemuruhnya air telaga telah menutupi suara jeritanjeritan
yang memilukan hati. Suasana dalam gua yang gelap gulita itupun makin lama
semakin menyeramkan, sementara air telaga yang
menggulung masuk makin-lama semakin meninggi. . .
Air telaga masih mengalir terus dengan amat derasnya,
Liong Tian-im merasa tubuhnya terseret oleh arus yang deras
itu bergerak ke-depan, sepanjang perjalanan dia tak berhasil
menangkap sesuatu benda yang bisa dipakai sebagai tempat
berpegangan. Lama kelamaan dia merasakan kepalanya pusing sekali, dia
merasa tubuhnya seakan sedang melambung diangkasa dan
dihembus oleh angin kencang...
Kemudian dia seperti menyentuh jari tangan malaikat el
maut yang dingin, mendengar suara tertawa yang memekikan
telinga. 290 "Hmm ...tampaknya malaikat el maut sedang mengajakku,
nasib sedang mempermainkan, diam diam ia bergumam, "Aku
tak boleh mati sekarang, aku harus melawan perbuatan
malaekat elmaut, aku harus melepaskan diri dari
cengkeramannya, aku tak boleh mati, aku tak boleh mati."
OOOMOOO DALAM kegelapan dia seakan-akan menyaksikan ada setitik
cahaya yang berkelebatan lewat, ingatan tersebut segera
menimbulkan kembali hasratnya untuk melanjutkan hidup
dengan cepat ia menggerakkan ke empat anggota badannya
untuk meronta. Lambat laun dia muIai merasakan hawa dingin yang
semakin merasuk kedalam tulang sehingga membuat keempat
anggota badannya menjadi kaku, hilang rasanya nan tak
mampu digerakkan. Namun kesadaraanya masih tetap ada, dengan cepat dia
berusaha untuk memperingatkan diri sendiri:
"Aku harus hidup terus, aku harus hidup."
"Aku tak boleh mati, tak boleh mati ."
Diapun tak tahu sudah melewati beberapa impian jelek,
tapi dalam impian tersebut dia iak dapat menahan
panggilannya terhadap kehidupan...
"Blaamm, pintu besi telah terpentang lebar, dan dia merasa
tubuhnya terseret terus kedepan.
291 Kemudian dia merasa muncul berpuluh puluh lembar wajah
yang sedang menyeringai padanya, sorot mata yaag tajam
penuh kebencian seakan akan hendak merobek tubuhnya.
Liong Tian im ingin bertanya: "Siapakah kalian?"
Tapi ia tak sanggup mengucapkannya kemudian seperti
merasa dihembus angin puyuh yang melontarkan tubuhnya
keatas. Tanpa terasa dia menjerit kaget dan mementangkan
matanya lebar-lebar, dia merasa tubuhnya sedang di
lemparkan oleh gelombang arus yang dahsyat sehingga
meninggalkan permukaan air.
Belum sempat ingatan lewat dalam fceni nya, tiba tiba
punggungnya telah menumbuk diatas tonjolan batu keras
keras... "Blaaamm..." tumbuhan tersebut menghajar jalan darah
Mia bun hiatnya keras keras.
Merasa pandangan matanya menjadi gelap, hawa darah
didalam tubuhnya membuyar di seluruh urat nadinya
mengendor, badannya terbanting diatas tanah dan jatuh tak
sadarkan diri. Kemudian ia pun merasa tak sadarkan diri. setelah berapa
lama sudah lewat, ketika ia membuka matanya kembali,
ditemuinya dia berada diatas permukaan gua yang panjang
menjorok kedalam, suasana disitu gelap gulita tak nampak
sesuatu apapun. Dia hanya mendengar suara air yang mengenai dinding
batu dan memercikkan buih buih air berwarna putih . . .
292 Dalam keadan begini, dia lantas berpikir:
"Andaikata aku tidak terbawa arus sampai kedalam gua ini,
entah bagaimana nasibku seorang " Apalagi kalau sampai
terbawa ke dalam lorong yang gelap itu . . .
Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya segar bugar tanpa cedera
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
apapun, malah luka yang semula dideritanya kini telah
sembuh kembali. Cepat mendongakkan kepalanya dan memandang tonjolan
batu yang tajam dihadapannya, pelan-pelan dia bangkit
berdiri, lalu mengisi saluran hawa murninya dia ayunkan
tangan kanannya keudara. SUi telapak tangannya seperti sebilah golok yang membawa
desingan angin tajam langsung menyambar tonjolan batu itu,
"Blamm !" ternyata batu cadas itu hancur menjadi bubuk dan
tersebar ke tanah. "Haah ?" ta sendiri sampai kaget menghadapi kenyataan
tersebut, "kenapa aku sama sekali tidak terluka" Tadi aku
merasa jalan darat Mia bun hiat ku kena terhajar oleh tonjolan
batu ini, kemudian hawa darah didalam tubuhku buyar, dan
akupun jatuh tak sadarkan diri."
Keanehan tersebut membuat pemuda itu mencari cari apa
yang telah menyebabkan luka dalamnya tiba tiba menjadi
sembuh kembali. "Jangan jangan digua ini tinggal jago lihai yang telah
menyembuhkan luka dalam yang sedang kuderita ?"
Tapi begitu ingatan tersebut melintas lewat ia segera
tertawa geli sendiri, pikirnya lebih jauh:
293 "Aah, masa didunia ini terdapat kejadian yang begini
kebetulan " Mustahil didalam gua ini terdapat jagoan lihay."
Mendsdak d^t seperti mengendus bau harum yang aneh,
dengan sorot mata mencorong kini dia mulai memeriksa dari
asal mula datangnya bau harum tersebut.
Akhirnya dijumpai bau harum itu berasal dari sebutir batu
yang besarnya sekepala. Batu itu dilapisi oleh semacam cairan berwarna putih yang
memanjang hingga di ujungnya dimana air masih
menggenang, anehnya cairan putih tersebut memancarkan
sinar terang sehingga membuat suasana disekitar tempat tu
menjadi terang benderang.
Setelah menyaksikan ktsemuanya itu, Liong Tian im baru
mengerti darimanakah asalnya bau harum tadi, dengan
perasaan ingin tahu ia lantas berpikir:
"Entah benda apakah ini " Kalau di bilang mutiara, kenapa
bisa menyiarkan bau harum " lagi pula dapat menyembuhkan
luka dalam?" Baru saja dia akan mendekati batu putih itu untuk diambil,
mendadak ia mendengar lagi suara teriakan keras.
Perlu diketahui, tempat dimana Liong Tian im berada
sekarang adalah dinding gua sebelah atas, sedangkan
dibawahnya arus air dingin masih bergulung lewat dengan
dahsyatnya, dari arah sanalah suara teriakan itu terdengar.
294 Dengan wajah tertegun Liong Tian-im segera berpaling,
dengan cepat dia menyaksikan ada sesosok tubuh manusia
sedang diseret oleh arus air yang deras menuju ke sana.
Tangan sebelah orang itu meraih diatas permukaan air
seperti hendak mencari sesuatu benda yang bisa dipegang,
sementara tubuh bagian yang lain berada didalam permukaan
air. Jelas orang itu sedang meronta berusaha keras untuk
melepaskan diri dari cengkeraman elmaut.
Sejak kecil Liong Tian im sudah dihadapkan dalam suasana
seperti ini, hal ini membua pemuda itu mudah dibikin iba bila
menjumpai orang yang berada diambang kematian.
Maka tanpa terpikir panjang lagi pemuda itu segera
berjalan ke tepi gua dir bermaksud bila orang itu sudah lewat
dibawahnya maka dia akan menyambar tangannya tersebut.
Maka begitu orang itu mengalir ke bawah laki gua itu,
sambil membentak keras dia berjumpalitan ke bawah dengan
kaki diatas kepala dibawah dia menukik kebawah, lalu dengan
kaki yang bergelantungan pada batu cadas, dengan cepat ia
sambar tangan orang ini. "Naik!" bentaknya keras keras.
Hawa murninya disalurkan ke dalam tangan, kemudian
sekuat tenaga dia membetot orang itu keras keras, kemudian
sambil melemparkan ke atas, dia mengirim tubuh orang itu ke
dalam gua. 295 Begitu berhasil menyelamatkan orang itu, Liong Tian-im
segera menjejakkan kakinya dan melayang kembali ke tempat
semula. Sementara itu orang tadi sedang terkapar diatas
permukaan gua dengan napas terengah.
Liong Tian im menghampirinya dengan cepat, tapi begitu
tahu siapakah orang itu, hawa amarahnya segera berkobar.
"Hmm, Gak Hong !" bentaknya sambil mendengus dingin,
"coba dongakkan kepalamu dan coba lihat siapakah aku ?"
Dengan napas memburu orang mendongakkan kepalanya,
tapi begitu melihat wajah Liong Tian im yang sedang
memandang ke arahnya dengan hawa pembunuh menyelimti
wajahnya, ia menjadi terkejut.
Mendadak ia melejit bangun, kemudian telapak tangan
kanannya langsung disodokkan ke depan menghajar lambung
pemuda itu. Dengan gusar, Liong Tian im membentak:
"Kau benar benar manusia tak tahu diri !"
Dengan cepat dia mundur sejauh lima langkah, kemudian
tangan kanannya dengan memainkan ilmu ki na jiu hoat
langsung mencengkeram urat nadi lawan.
Gak Hong cepat cepat miringkan badannya kesamping,
kemudian telapak tangan kanannya dibalik, lima jari
tangannya dipentangkan lebar-lebar langsung mencengkeram
jalan darah hi tong hiat didada Liong Tian-im.
296 Jurus serangan tersebut dilancarkan dengan suatu jurus
yang ampuh, serangan yang ganas dan sasaran yang keji.
Liong Tian-im tertawa dingin tidak menghindar ataupun
berkelit tangan kirinya langsing membacok ke wajah lawan.
Jurus serangan itu nampaknya sederhana dan biasa, tapi
penggunaan waktu serta sasaran yang tertuju benar-benar
sangat cepat, masih jauh lebih cepat daripada datangnya
kelima jari tangan kanan Gak Hong.
Gak Hong menjadi amat terperanjat, dia tak menyangka
kalau kekuatan musuhnya tiba tiba memperoleh kemajuan
pesat, buru-buru dia mundur dua langkah dengan maksud
hendak terkelit, siapa tahu tangannya tahu tahu sudah kena di
cengkeram. Sambil mendengus dingin Liong Tian im segera berseru:
"Sekarang kau hendak kabur kemana lagi?"
Pucat pias selembar wajah Gak Hong karena ketakutan,
sahutnya dengan suara dalam:
"Aku toh sama sekali tiada dendam mpffi fiiiic-t hac
denganmu mengapa kau bersikap demikian kepadaku ?"
Liong Tian im tertawa: "Bagus, suatu pernyataan yang amat bagus" katanya.
Kemudian dengan wajah berubah, katanya dingin:
"Ketika pertama kali kutolong dirimu, kau telah
menghajarku sehingga tercebur kedalam arus deras air dingin
itu, kedua kalinya ku selamatkan kau dan dalam arus deras,
297 Iagi-lagi kau hendak merenggut selembar jiwaku apakah kau
pun mempunyai dendam atau sakit hati dengan diriku . .. . ?"
Gak Hong menghela napas, bibirnya yang bergetar, namun
sampai lama juga tak kedengaran sedikit suarapun.
Liong Tian im berkata lebih jauh:
"Terhadap kawanan tikus yang tak berbudi semacam kau,
mengapa aku harus memberikan kehidupan untukmu " Lebih
baik diceburkan saja ke dalam air biar mampus:"
"Tapi, tapi... aku...aku...."
"Tutup mulut!" bentak Liong Tian im, "apa lagi yang
hendak kau ucapkan?"
"Aku bersedia mengungkapkan semua kisah tentang genta
emas dimasa lalu kenidaaii, sekarang aku sudah tidak percaya
lagi kepada..." "Kalau toh kau sudah tidak mempercayai diriku lagi. yaa,
apa boleh buat" Apa lagi yang bisa kulakukan?"
Liong Tian im termenung sebentar, kemudian katanya:
"Baiklah, untuk kesekian kalinya kupercayai dirimu"
Setelah berhenti sejenak, dengan suara yg berubah
menjadi lebih keras dan tegas, dia berkata kembali.
"Tapi sekali lagi kuperingatkan kepadamu, bila kau berani
berbicara bohong, entah hanya sepatah kata saja. aku akan
segera membacok kau menjadi dua bagian!"
298 Gak Hong memandang dingin Liong Tian-im sekejap,
kemudian menjawab: "Selembar nyawaku ini di peroleh kembali secara
kebetulan, kau anggap aku akan takut dibunuh olehmu" Aku
hanya bermaksud untuk membalas budi kebaikanmu saja. ."
"Musuh besarku tersebar diseantero jagat. Aku bukan
dilahirkan didunia ini untuk menolong manusia, aku hanya
minta kepadamu hari ini untuk memberitahukan segala
sesuatu yang menyangkut soal genta emas tersebut,
sedangkan masalah budi dan dendam boleh kita bicarakan bila
telah bersua kembali dimasa mendatang !"
Jilid 08 GAK HONG memperhatikan sekejap alis mata sang pemuda
yang tebal, mendadak ia mendongakkan kepalanya dan
tertawa seram: "Haah, haaaah, haaah, kau ingin meloloskan diri dari kota
kematian ini " Mungkinkah kita masih mempunyai masa
mendatang ?" "Sudab, kau tak usah banyak bicara lagi!" tukas Liong Tianim
dingin. Kemudian dengan sinar mata memancarkan cahaya tajam,
lanjutnya lebih jauh. 299 "Aku ingin bertanya kepadamu, siapa yang telah
mematahkan lengan kirimu itu?"
Gak Hong memandang sekejap lengan kiri sendiri yang
kutung, setelah direndam sekUi lama didalam air, mulut luka
tersebut telah berubah menjadi putih, malah lamat lamat
masih nampak air darah meleleh keluar.
Setelah tertawa getir sahutnya:
"Lukaku sudah kaku dan mati rasa, untung saja masih
dapat menutup semua peredaran darah. . ."
Teringat bagaimana kalau dia harus kembali di daerah yang
dikelilingi air, mencorong sinar buas dari balik matanya,
dengan gema penuh kebencian sahutnya:
"Si buta sialan itu betul betul terkutuk bila bersua lagi
dikemudian hari, lohu pasti akan membunuhnya."
"Si buta?" Liong Tian Im segera manggut-manggut
"rupanya kau telah berjumpa dengannya sehingga kehilangan
sebuah lenganmu, kalau begitu tak aneh lagi."
"Kau kenal dengan dia ?" Gak Hong menjerit kaget.
"Kau maksudkan si jago pedang buta Bok Ci?" setelah
tertawa, lanjutnya, "dia datang dari tebing Toa-pousat-nia !"
"Apa?" Tiba-tiba Gak Hong menjerit keras dengan sekujur
tubuh bergetar keras. "dia berasal dari Toa-pousat-nia ?"
"Kau juga tahu tempat ancam apakah Toa-pousat nia itu ?"
pemuda itu berkerut kening.
300 Gak Hong tidak memperdulikan dirinya, ia hanya
bergumam seorang diri: "Tak anehlah kalau begitu, tak aneh." Setelah
menggelengkan kepalanya berulang kali, serunya lebih jauh
dengan penuh penderitaan:
"Tampaknya dendam sakit hati lohu tak akan bisa kutuntut
balas lagi untuk selamanya."
Liong Tian-im sama sekali tidak mengenali asal usul si jago
pedang buta Bok Ci, terutama sekali terhadap ilmu pedangnya
yang luar buasa tersebut, diapun turut merasa terkejut
bercampur keheranan. Tapi dari pembicaraan Gak Hong sekarang dia tahu kalau
orang tersebut mengetahui terang asal usul dari Bok Ci. maka
buru buru tanyanya dengan cepat.
"Kau tahu, dia itu murid siapa?"
Gak Hong masih saja bergumam seorang diri:
"Thian tee ji kiam (dua pedang langit bumi) Kim mo it sin
(ditemani satu dewi) Hud bun sam seng (tiga kaum orang suci
kaum Budha) Too keh su sian (Empat dewa dari agama Too) Sungguh
tak kusangka hari ini aku si pengejar guntur penyambar petir
harus keok dengan ahli waris dari seorang jago lihay termasuk
diantara sepuluh manusia paling hebat dikolong langit masa
lalu" Berbicara sampai disitu, kembali dia tertawa terbahakbahak
seperti orang gila: 301 "Haaah....haaahh..haaah....bayangkan bagaimana mungkin
dendam semacam ini bisa ku tuntut balas?"
"Kau sudah dikurung Leng Hongya selama dua belas tahun,
untuk membalas dendam itupun belum kesampaian lebwa?"
kalau ingin menyusun rencana untuk membalas dendam
terhadap si jago pedang buta Bok ci, aku lihat kau betul betul
seorang manusia yang tak bisa diobati lagi . ."
Ucapan dari Liong Tian im itu sangat berbobot. membuat
Gak Hong langsung menjadi terkejut.
Dengan cepat dia pun tersadar kembali dari lamunannya,
sambil menepuk kening sendiri hormatnya:
"Yaa,yaa, aku memang terlalu kebangetan !"
"Tadi kau menyebutkan tentang sepasang pedang langit
dan bumi. . . sebenarnya apa maksudmu ?"
"Didalam dunia persilatan dimasa lalu terdapat sepuluh
jagoan yang paling top didunia ini, mereka meliputi kaum
Buddha, kaum agama To, kaum lurus dan sesat dengan
pengaturan nama disesuaikan kemampuan ilmu silat yang
mereka miliki, itulah sebabnya segera muncul istilah sepasang
pedang langit bumi, bila emas satu dewi, tiga orang suci kaum
buddha, empat dewa kaum agama Too ..."
"Oooh, kalau begitu guruku menempati kedudukan nomor
tiga, tapi siapakah sepasang pedang langit bumi itu?"
"Konon vang dimaksudkan sebagai sepasang pedang langit
bumi adalah dua bersaudara,MJ atx pedang mereka dapat
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dimainkan sedemikan rupa sehingga pedang dan manusia
dapat membaur menjadi satu serta membunuh orang dengan
302 pedang terbang, tapi tiada orang yang mengetahui asal usul
mereka, semua orang hanya tahu kalau dia berasal dari tebing
To pousat nia . ." Mencorong sinar tajam dari balik mata Liong Tian im,
serunya dengan cepat: "Kalau begitu si jago pedang buta Bok Ci adalah ahli waris
dari sepasang pedang langit dan bumi, tak heran kalau dia
hanya menggembol pedang kayu meski hanya bersejatakan
ranting pohon liu yang lemas dia masih mampu mengalahkan
keturunan dari Gi bong kim kiam dari Say pak"
"Gi bong kim kiam?" Gak Hong menghela napas panjang,
"sudah dua belas tahun aku tersekap disini, tak nyana
keadaan didalam dunia persilatan masih tetap seperti sedia
kala" Setelah berhenti sejenak, dia tertawa seram lalu
memyambung lebih jauh: "Leng Yong peng Nv-ibsi Leng Yong peng Uu in^in
mengelabuhi dunia dengan memunahkan banyak ilmu sakti
dari dunia persilatan yang perbuatanmu itu akan sia sia belaka
!?" Sedangkan Liong Tian im pun segera berpikir:
"Menurut urutan nama didalam dunia persilatan, Sepesang
pedang langit dan bumi berada didepan iblis emas, aku tidak
percaya kalau ilmu silatku masih kalah dengan pedang langit
bumi. Suatu hari aku pasti akan mencari Toako untuk berduel
!" 303 Sementara dia masih berpikir, Gak Hong setelah
menghentikan suara tertawanya sambil berkata:
"Kau tahu, ilmu pedang yang dimiliki Leng Yok peng itu
berasal dari siapa ?"
Pertanyaan yang munculnya sangat mendadak ini agak
membuat Liong Tian im menjadi tertegun, bukannya
menjawab dia segera balik bertanya:
"Kau tahu, ilmu silat Leng Hongya berasal dari siapa ?"
"Dikolong langit tiada orang kedua yang lebih mengetahui
tentang asal usul ilmu silatnya daripada diriku"
Sewaktu mengucapkan perkataan tersebut tak tertutupi
sikap bangga diatas wajahnya.
Sesudah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:
"Ketika sepasang pedang langit dan bumi terjun ke daratan
Tionggoan dulu, mereka dengan pedang kayu dan pedang
perak mengalahkan sepuluh jagoan dari sepuluh partai
sehingga namanya menggemparkan seantero jagad, tapi
entah bagaimana selanjutnya kedua-duanya ternyata lenyap
tak berbekas..." "Ooooh... kalau begitu ilmu silat dari si jago pedang buta
Bok Ci yang berasal dari si pedang langit, tapi bagaimana pula
dengan si pedang bumi...?" seru Liong Tian-im.
Gak Hong melanjutkan penuturannya:
"Tersiar berita dalam dunia persilatan waktu itu kalau
sepasang pedang langit dan bumi saling membunuh sendiri,
304 mereka bertarung selama dua hari dua malam dipuncak bukit
Hong san tanpa diketahui siapa yang menang dan siapa yang
kalah tapi akhirnya pada hari ketiga mereka sama sama
mampus. . ." Liong Tian im menjadi tertarik sekali oleh kejadian itu,
sehingga untuk sementara waktu dia jadi melupakan masalah
tentang genta emas itu, tak tahan dia bertanya lagi dengan
perasaan ingin tahu: "Kalau begitu belum tentu si pedang bumi mati dalam
pertarungan itu, buktinya sekarang si jago pedang buta kan
sudah muncul kembali di dalam dunia persilatan ?"
Gak Hong segera tertawa seram.
"Sewaktu aku tahu kalau bocah keparat itu datang dari
tebing Toa pousat nia, aku lactij tahu kalau peristiwa dulu
belum mengakhiri kehidupan mereka, heeh , . heeh . ,heeh . .
dengan demikian, akupun telah berhasil membuktikan
sesuatu." Liong Tiong im hanya mengawasi wajah Gak Hong lekat
lekat, sementara dalam hati kecilnya berpikir:
"Orang ini penuh berjenggot sehingga sukar dilihat wajah
aslinya, tapi jika dilihat dari kesempitan jiwanya serta kelicikan
dan kekejian sifatnya, dapat diketahui kalau orang ini adalah
seorang manusia rendah yang menakutkan, aku harus
berwaspada selalu, kalau tidak bisa jadi akan kena disergap
olehnya .. ." Belum habis dia berpikir, Gak Hong sambi memejamkan
matanya mendadak berkata:
305 "Ehmm ... heran, dari mana datangnya bau harum disitu "
Kalau diendus rasanya menyegarkan sekali. ."
Dia mencoba untuk mengendusnya beberapa kali,
kemudian lanjutnya lebih jauh:
"Aaah .. " Kenapa bau harum ini bisa mendatangkan suatu
kenyamanan yang tak terlukiskan dengan kata kata , . . . "
Buru buru Liong Tian im menukas:
"Kau jangan mengesampingkan dulu jalannya cerita, hayo
selesaikan dulu ceritamu itu"
Gak Hong membuka matanya dan mengawasi cairan putih
yang menyiarkan bau harum tersebut, seketika itu juga
mencorong sinar aneh dari balik matanya.
Namun dia sama sekali tidak memperlihatkan sikap
tersebut diatas wajahnya, diam diam dia berpikir lagi:
"Mungkin benda ini adalah air liur Naga harum yang sering
tersiar dalam dunia persilatan " Kalau tidak, dengan luka
parah si bocah keparat yang begitu parah, bahkan terluka
termakan pula sebuah pukulan dahsyatku, mengapa luka luka
tersebut bisa disembuhkan dengan cepat"
Sementara ingatan mana melintas dalam benaknya,
dimulut dia bercerita lebih lanjut:
"Leng Hong ya dari lembah Tee ong kok tak lain adalah
putra si pedang bumi Leng Gwa, sedangkan Bok Ci si bocah
keparat itu adaah putra Bok Kim ti pedang langit !"
306 "Ooooh !" dalam hati kecilnya Liong Tian im segera berpikir
lebih jauh: "Rupanya beginilah ceritanya, tak heran kalau Leng hong
ya memiliki kepandaian silat yang begitu lihay, bahkan masih
berhasrat sekali untuk bisa merebut genta emas tersebut
Sementara Liong Tian im masih termenung, Gak Hong telah
menemukan sebab musubab terjadinya cahaya terang serta
sumber bau harum yang berada delam goa itu.
Dengan sinar mata rakus dia mengawasi benda bulat
berwarna putih yang berada di atas tanah itu, sekali lagi
hatinya merasakan sei u onrcanean yang amat keras,
pikirnya: Jikalau aku dapat menelan pil Goan wan tan dihasilkan oleh
Kerang dingin berusia seribu tahun tersebut, maka dalam satu
jam saja tenaga dalamku bisa mencapai tingkatan yang paling
top, saat itulah aku pasti bisa merajai dunia persilatan lagi
serta membalaskan dendam bagi kematian Lim hiante."
Tapi begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya,
diapun berpikir lebih jauh:
"Tapi aku tak boleh membuat bocah keparat itu menjadi
curiga, bila aku sudah mendapatkan Goan wan mestika itu,
tapi diketahui olehnya, waah, bisa runyam keadaanku waktu
itu" Tentu saja Liong Tian im tidak mengetahui apa yang
sedang dipikirkan Gak Hong waktu itu, kedengaran dia
bertanya lagi: 307 "Apakah orang persilatan juga ada yang tahu kalau Leng
Hongya sesungguhnya merupakan putra sipedang bumi Leng
Gwat?" Gak Hong segera tertawa. "Kecuali Leng Yok-peng yang tahu akan hal ini, diseluruh
dunia mungkin hanya kami berdua yang tahu"
Sesudah mendehem pelan dia baru melanjutkan.
"Menurut dugaan lohu, setelah kematian sepasang pedang
langit dan bumi, sekarang tiga orang suci dari kaum Buddha,
empat dewa dari kaum agama To serta gurumu tentu masih
hidup segar bugar. . ."
Ucapan tersebut hendak menyelidik, tapi Liong Tian im
tidak menjawab, dia hanya menundukkan kepalanya sambil
termenung, nampaknya ada sesuatu yang dipikirkan.
Pelan-pelan Gak hong mulai menggeserkan kakinya menuju
kearah gua tersebut. Mendadak Liong Tian im mendongakkan kepalanya sambil
menegur nyaring: "Mau apa kau?" Gak Hong agak tertegun kemudian sahutnya:
"Aku. . . aku hendak kencing!"
Liong Tian im tidak berkata apa apa lagi dia segera
menundukkan kepalanya dan memikirkan kembali soal genta
emas pelenyap irama tersebut.
308 Gak Kong maju beberapa langkah lagi, sekarang dia sudah
mendekati cairan putih tadi dan siap mengambil benda
sebeser batu itu. Pada saat itulah . . . "Byuuuurr . . ." terlihat air dingin menyibak ke empat
penjuru, kemudian muncullah sebuah mahluk hitam yang
amat besar diatas permukaan air yang bergerak ke dalam gua.
Dengan wajah tercengang Liong Tian-im mendongakkan
kepalanya, ia segera menyaksikan ada sebuah kerang raksasa
yang besarnya semanusia sedang mementangkan kulit
kerangnya lebar-lebar, hawa dingin yang mencekam tubuh
segera terpancar keluar. Begitu kerang tersebut mementangkan diri lebar lebar,
maka terlihatlah daging kerang yang berwarna merah menyala
itu, sungguh membuat orang yang memandangnya menjadi
muak. Gak Hong turut berpaling setelah mendengar suara
tersebut, tapi begitu menyaksikan makhluk yang berada
dihadapannya, dia segera menjerit tertahan:
"Aaah, kerang dingin berusia seribu tahun" Buru buru dia
membungkukkan badannya dan menyambar benda bulat
ditengah cairan putih itu.
Begitu cairan putih yang berada diatasnya tersentuh
tangan, dengan cepat cairan putih tadi meleleh mencair,
dalam waktu singkat muncul sebuah mutiara yang
memancarkan cahaya tajam.
309 Liong Tian-im menjadi tertegun setelah menyaksikan
kejadian itu, sementara kerang raksasa tadi dengan membawa
segulung hawa dingin yang luar biasa telah menerjang tiba,
dari balik dagingnya yang merah segera memancar keluar
semburan air keras yang segera menyambar ketubuh Gak
Hong. Gak Hong hanya mempunyai sebuah lengan kanan saja,
melihat datangnya semburan air lersebut, dengan cepat dia
menggeserkan kakinya kesamping dengan menempelkan
tubuhnya diatas dinding gua, kemudian tubuh bagian atasnya
ditekuk kebawah untuk meloloskan diri dari semburan air
dahsyat tersebut. Liong Tian im sama sekali tidak menyangka kalau makhluk
semacam itu pun dapat menyerang orang, sambil membentak
keras dia lalu membalikkan telapak tangannya sambil
menghajar kulit kerang tersebut.
"Criing..." pukulan dahsyat Liong Tian im yang berbobot
seribu kati itu seakan akan menghantam diatas papan baja
saja, ternyata hanya membuat kerang raksasa itu tergeser ke
samping. Sementara masih terperanjat itu, mendadak Liong Tian im
menyaksikan Gak Hong telah mengambil sebutir mutiara besar
yang memancarkan cahaya tajam itu siap dimasukkan
kedalam mulut. Dengan cepat dia membentak keras:
"Gak Hong, mau apa kau?"
Gak Hong tidak ambil perduli, dia mementangkan mulutnya
lebar lebar siap menelan mutiara kerang tersebut.
310 Tiba-tiba kerang raksasa itu mementangkan kembali kulit
kerangnya sambil membuka mulut, suatu tenaga hisapan yang
maha dahsyat segera muncul dalam gua itu membuat Gak
Hong tak sanggup untuk berdiri tegak lagi.
Dengan sempoyongan dia maju dua langkah ke depan
tangan kanannya diayunkan ke depan bermaksud untuk
meloloskan diri dari ( naga hisapan aneh dari kerang raksasa
tersi but. Tapi badannya toh kena terhisap juga si hingga maju
beberapa langkah ke depan.
Dengan pandangan dingin Liong Tian im memperlihatkan
saja Gak Hong meronta keras untuk menyelamatkan jiwanya,
sedang dalam hatinya diapun merasa terkejut oleh kekuatan
daya hisapan dari kerang raksasa tersebut, pikirnya:
"Entah kerang raksasa ini termasuk makhluk aneh aneh "
Heran, kenapa dia bisa memiliki tenaga hisapan yang begitu
besarnya " Lagi pula kulit kerangnya bisa begitu keras seperti
baja sehingga dihantampun tak bisa hancur."
Sementara dia masih berpikir bagaimana caranya untuk
membunuh kerang raksasa itu, terdengar Gak Hong telah
berteriak: "Hei, cepat tariklah aku !"
Liong Tian im segera mendengus dingin:
"Hmm bukankah kau sangat pandai menyergap orang lain
dari belakang " Mengapa iku harus menyelamatkan dirimu ?"
311 Gak Hong hanya mengayunkan kepalan tunggalnya sekuat
tenaga, sementara tubuhnya terseret terus ke depan, tiba tiba
kaki kanannya menjejak dada kulit kerang itu dengan maksud
untuk menahan tubuhnya agar jangan sampai dijepit oleh
katupan kulit kerang tersebut.
Dengan napas tersengkal kedengaran ia menjerit keras:
"Binatang terkutuk kau juga berani menelan
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
j&yarau7 HtDtn aku akan menyuruh kau mampus disini !"
Diam-diam Liong Tian-im merasa geli juga melihat tingkah
laku orang itu, pikirnya:
"Mungkin keparat ini sudah kelewat lama di sekap orang
sehingga otaknya juga sedikit rada kurang beres. . . masa
kerang juga mengerti dengan perkataannya?"
Berpikir sampai disitu, dia lantas mendengus dingin seraya
berkata: "Aku lihat yang mampus adalah kau. ."
"Apa kau bilang?" teriak Gak Hong marah.
"Aku lihat lebih baik kau berusaha dulu untuk meloloskan
diri dari ancaman kerang tersebut, daripada nantinya tubuhmu
sendiri kena tertelan. . ."
"Maknya. .. " maki Gak Hong.
Dalam gusarnya, kaki kanannya menjadi tergelincir
sehingga hampir saja seluruh tubuhnya terjatuh ke dalam
tubuh kerang tersebut. 312 "Blaaamm. . ." ketika kerang itu kena tumbuk oleh badan
Gak Hong, sambil menjerit aneh, tubuhnya segera
menggelinding pergi dari tempat tersebut.
Gak Hong walaupun kena diterjang sampai jumpalitan dan
terjatuh tujuh depa disisi rog kerang.
Belum sempat dia berdiri tegak, mendadak terasa olehnya
ada segulung tenaga hisapan yang maha dahsyat telah
memancar kembali dari tubuh kerang tersebut.
Gak Hong merasa terkejut sekali, dia menjadi
sempoyongan dan kebetulan sekali menginjak diatas cairan
putih tersebut. Dengan demikian, dia semakin nak mampu tak berdiri
tegak lagi, kontan jeritnya keras-keras:
"Hei, tahanlah aku. . ."
"Benda apakah yang berada ditanganmu itu?" Liong Tian
im kemudian bertanya. "Sebutir mutiara..."
"Hmm... hingga sekarangpun kau masih merasa untuk
mengelabuhi aku" Buat apa aku menolongmu?" jengek sianak
muda itu kemudian sambil tertawa dingin.
Tubuh Gak Hong sudah bergeser setengah kaki lagi dari
situ, tapi sambil menggigit bibir dia masih saja menggenggam
mutiara itu kencang-kencang, namun dia tak berhasil untuk
memasukannya kedalam mulut.
313 "Cepat kau lemparkan mutiara itu ke tanah niscaya kerang
raksasa itu pun tak akan mencari dirimu lagi" teriak Liong Tian
im kemudian. Sambil menggigit bibir kencang-kencang Gak Hong berseru:
"Benda ini adalah pil Goan wan dari kerang sakti berusia
seribu tahun, pil ini sudi mendapat sari hawa dingin dari telaga
Han tham, siapa yang dapat menelannya maka akan
mendapatkan tambahan tenaga dalam luar biasa..."
"Aaah, tak heran kalau kau enggan melepaskannya
walaupun sampai mati..." seru Liong Tian im sambil tertawa.
Sementara dalam hati kecilnya dia lantas berpikir:
"Manusia yang rakus semacam dia memang tak jarang
dijumpai dalam dunia ini, kali ini fcfcr kau rasakan saja siksaan
akibat dari ra tnsaiuiur Dalam pada itu Gak Hong sudah mengerahkan segenap
tenaganya untuk mempertahankan diri, sepasang kakinya
sudah berusaha untuk memantek diatas tanah keras keras,
tapi bagaimanapun dia berusaha untuk memantekkan
badannya diatas tanah, badannya toh masih bergerak juga
pelan pelan ke muka termakan oleh hisapan kerang tersebut.
Padahal dia pun tahu, kerang berusia seribu tahun itu
hanya bermaksud untuk menarik kembali Goan-wan itu, asal
dia melepaskan pil Goan wan tadi niscaya dirinya akan
terlepas dari mara bahaya.
Namun dia pun merasa berat hati untuk melepaskan Goan
wan yang dapat menambah tenaga dalamnya sebesar enam
puluh tahun dengan begitu saja, padahal benda tersebut
314 sudah berada digenggamannya, maka dari itu dia berusaha
keras untuk meronta dan menahan diri.
Waktu itu, dia tidak menyalahkan kerakusan dirinya, dia
justru merasa mendongkol sekali terhadap Liong Tian im
karena ia hanya menonton saja tanpa bermaksud untuk
membantunya. Dengan penuh kebercian dia segera berpikir:
"Baik, dia mengharapkan aku ditelan oleh kerang tersebut
lebih dulu, kemudian baru merebut Goan-wan ini sehingga
menjadi nelayan yang beruntun tapi sayang aku bukan orang
bodoh, aku justru tak membiarkan kau menerima keuntungan
ini." Sambil membentak keras dia lantas mengayunkan
lengannya dan melemparkan mutiara tersebut kearah Liong
Tian im. Dengan memancarkan cahaya berkilauan mutiara tersebut
langsung meluncur keudara dan menyambar ke depan.
"Saudara Liong, cepat kau terima mutiara itu !" teriak Gak
Hong keras keras. Kakinya bergeser kesamping, kepalan kanannya langsung
dihantamkan keras keras diatas kulit kerang tersebut.
Sambil memperdengarkan suara jeritan seperti bayi
menangis. kerang berusia seribu tahun itu langsung menjepit
tubuh Gak Hong secepat kilat.
315 Tenaga jepitan ini mencapai seribu kati beratnya, tentu saja
Gak Hong tak berani gegabah, buru buru dia berputar
setengah lingkaran lalu mundur sejauh tujuh langkah.
oooXooo SAYANG sekali, bagaimanapun cepatnya dia berusaha
untuk menghindarkan diri dari serangan itu, tak jenggotnya
yang panjang kena terjepit juga oleh kerang raksasa tersebut.
Gak Hong menjadi ketakutan setengah mati, dengan wajah
kesakitan buru buru dia menggerakkan telapak tangannya
untuk memotong jenggot sendiri yang terjepit.
Kerang raksasa itu segera menggelinding ke samping
sambil mementangkan kembali kulit kerangnya, hanya kali ini
arahnya sudah dialihkan ke arah Liong Tian im.
Perlu diketahui luas gua itu pada dasarnya memang tidak
besar, apalagi kerang itu pun berputar secepat kilat, belum
sempat Liong Tian im berpikir, segulung tenaga hisapan yang
besar telah menghisap tubuhnya.
Dia segera membentak keras, tubuhnya mengikuti tenaga
hisapan kuat itu menerjang keras, buru buru dia masukkan
mutiara tadi kedalam sakunya, setelah itu dia rentangkan
tangannya untuk menahan kulit kerang tersebut.
Selama dia menonton dari sisi arena tadi rupanya pemuda
tersebut telah berhasil menemukan sumber kekuatan yang
diandalkan kerang raksasa itu untuk melancarkan
serangannya. Maka sambil mengerahkan tenaga dalamnya dan
membentak keras, dia angkat kerang iei ke tengah udara,
316 namun saking beratnya, sepasang kaki sendiri menjadi
terbenam kedalam tanah sedalam berapa inci.
Gak Hong segera menyaksikan ada kesempatan baik
baginya, waktu itu Liong Tian im sedang mengerahkan
segenap tenaganya untuk melawan kerang raksasa tersebut,
maka sambil menarik napas panjang, dia maju kedepan dan
menghantam punggung anak muda itu keras.
"Bajingan keparat yang tak tahu diri!" maki Liong Tian im
penuh kegusaran. Tubuh bagian atasnya segera menyingkir ke samping,
kemudian dengan ilmu meminjam tenaga menyalurkan kearah
lain, dia salurkan tenaga pukulan lawan kedalam tanah.
"Blaamm.!" tubuhnya berguncang keras, sepasang kakinya
melesak setengah inci lagi kedalam tanah.
Hawa napsu membunuh dengan cepat menyelimuti seluruh
benak, ia jadi teringat kembali peristiwa lama ketika ia
dihantam pula oleh Leng kong taysu dari arah belakang.
Sambil membentak keras, sepasang lengannya
direntangkan lebar-lebar, kaki kanannya mundur setengah
depa, lalu dengan tangan kiri sebagai poros, ia berputar satu
lingkaran busur. Kerang raksasa itu menjerit lagi, akibat pentangan dari
Liong Tian im ini, dagingnya hancur dan robek dari bilik
daging merah itu segera terpancar keluar cairan berwarna
putih . . ." Dengan gusar Ltong Tifcnioi segera berseru:
317 "Hari ini aku harus membunuh manusia laknat seperti kau
ini " Sepasang lengannya digetarkan membuang kerang raksasa
itu ke samping, kemudian dengan ganasnya dia menubruk ke
atas tubuh Gak Hong. Buru buru Gak Hong menundukkan kepalanya
menghindarkan diri dari timpukan kerang raksasa itu . . .
"Blaaamm...!" terdengar suara benturan keras bergema
dari arah belakang, disusul hancuran batu memercik kemanamana.
Dengan kesakitan dia merintaft, apalagi setelah
menyaksikan sinar buas yang terpancar dari balik mata Liong
Tian-im, dia merasakan hatinya terkesiap, tanpa terasa dia
mundur selangkah ke belakang. .
Dari balik pakaian Liong Tian-im, memancar keluar
serentetan cahaya mutiara yang tajam, hal ini membuat dia
nampak semakin mengerikan hati . .
"Gak Hong!" seru Liong Tian im dengan suara dalam, "hari
ini aku akan menyuruh kau menyaksikan kelihayan dari ilmu
silat Kim mo bun." Gak Hong tahu kalau dia bukan tandingan dari Liong Tian
im, maka dengan suara gemetar serunya:
"Jika kau membunuhku, kau tak akan mengetahui kejadian
tentang ayahmu dimasa lalu."
Liong Tian im segera tertawa dingin.
318 "Aku sudah tidak membutuhkan dirimu lagi, aku masih bisa
pergi mencari Leng Hongya."
Dengan tangan tunggalnya melindungi dada Gak Hong
mundur terus kebelakang mengira gerak maju Liong Tian Im,
wajahnya pucat pias seperti mayat, peluh telah membasahi i
lurtih tubuhnya . . Akhirnya dia berteriak keras:
"Sekalipun kau berhasil membunuhku juga, jangan harap
bisa keluar dari tempat ini!"
Pelan pelan Liong Toan-im mengangkat tangan kanannya
keatas, lingkaran cahaya merah yang terpancar keluar dari jari
tangannya makin lama semakin besar dan semakin membara
warnanya .. . Paras muka Gak Hong telah berubah menjadi pucat keabuabuan,
dengan suara parau serunya:
"Sekalipun kau dapat meloloskan diri dari mara bahaya,
tapi kau tak akan mengetahui jalan menuju kelembah Tee
ong-kok, kau akan mati terbunuh ditangan Leng Yok-peng.
"Terima kasih atas perhatianmu" seru Liq Tian-lm dengan
suara dingin menyerang "yang jelas hal tersebut merupakan
kejadian yang akan berlangsung setelah kau mampus."
Gak Hong benar-benar merasa ketakutan setengah mati,
dengan nada merengek dia berseru lagi:
"Ditempat semacam ini, kita seharusnya adalah senasib
sependeritaan tidak seharusnya kalau kita saling membunuh,
bila kau membunuh, apa pula manfaatnya bagimu..."
319 "Kau tak usah ngebacot terus" tukas Liong Tian im sambil
tertawa dingin "aku harus membunuhmu, kalau tidak, aku
sendirilah yang akan mati terbunuh, hmmm..,. kau pasti akan
menyergapku dari belakang dan membunuhku"
"Aku berjanji tak akan menyergapmu lagi, aku menjamin
dengan nyawaku" jerit Gak Hong lagi.
Keadan Liong Tian im sekarang ibaratnya sekor kueh g
yang berhadapan dengan seekor ptJS yang hampir mampus,
dia segera tersenyum kembali.
"Selembar nyawamu sudah berada ditanganku, jaminan
nyawa apa lagi yang bisa kau berikan ?" dia mengejek.
Dengan putus asa Gak Hong meminta: "Kalau begitu,
bagaimana kalau kau bunuh diriku setelah aku dapat melihat
matahari lagi." Liong Tian-im membungkam dalam seribu bahasa, dia
hanya memandang lawannya dengan pandangan dingin.
Dengan suara parau Gak Hong berseru lagi.
"Kasihanilah aku, sudah dua belas tahun lamanya aku tak
pernah melihat matahari, apakah kau tak dapat membiarkan
aku menyaksikan dunia diluar sekejap dulu sebelum
membunuh diriku ?" Liong Tian-im segera terbayang kembali dengan lembah
kematian yang penuh dengan kabut beracun itu, lalu sambil
menghela napas panjang katanya:
320 "Dua belas tahun aku berlatih ilmu jari maut Kim mo-ci hari
ini sebenarnya bisa kupraktekkan, namun aku telah
melepaskan kesempatan ini lagi."
Dari ucapan tersebut Gak Hong segera tahu kalau dia
mendapat kesempatan untuk hidup lagi, buru buru serunya:
"Temanmu si jago pedang buta mungkin sudah memasuki
gua ini dan membuka pintu lagi untuk memasuki lembah Tee
ong kok, kita harus berusaha pula untuk menyusulnya di
lembah Tee ong kok..."
"Hmm, siapa yang mengatakan kalau aku akan
mengampuni jiwamu" Lihat serangan" seru Liong Tian im
sambil melotot besar. Jari tangannya segera di ayunkan kedepan kilas cahaya
merah segera berkelebat lewat dalam gua itu, Blam! Sebuah
batu cadas hancur berkeping begitu tersambar serangan itu.
Tapi antara batuan yang berguguran, seluruhnya terendus
bau busuk yang memuakkan.
Diam-diam Gak Hong menghembuskan napas dingin tapi
hatinya pun pelan pelan merasa lega kembali, terdengar Liong
Tian im kembali berseru: "IImu Jariku ini kala tib dengan kabut beracun, siapa saja
yang terkena serangan ini, sekujur badannya akan membusuk
Cincin Maut Karya Tjan Id di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan apakah kau yakin mampu menghadapinya ?"
"Aku..." "Aku bukan seorang penjual belas kasihan akupun tak
mengetahui apa yang dinamakan belas kasihan, tapi sekarang,
321 aku bersedia mengampunimu untuk sementara waktu " kata
Liong Tian im lagi dingin.
Ia tidak ambil perduli bagaimanakah jalan pemikiran dari
Gik Hong, ia lantas duduk bersila dan berpikir bagaimana
caranya untuk bisa keluar dari tempat itu.
Dalam waktu singkat pelbagai pikiran segera berkecamuk
dalam benaknya, diam-diam pikirnya:
"Disini masih tersedia daging kerang yang bisa dimakan,
tampaknya delapan sampai sepuluh hari berada disinipun tidak
menjadi soal yang menguatirkan justru adalah Bok Ci toako,
dia adalah seorang yang punya ahli waris dari pedang langit,
jika dia sampai memasuki lembah Tee ong kok dan berjumpa
dengan Leng hongya entah bagaimanakah jadinya?"
"Diantara leniljb tokoh nkd yan" ada di dunia persilatan
yakni pedang langit bumi, iblis emas, tiga orang suci dari
kaum Budha serta empat dewa dari agama Too, entah berapa
orang saja yang masih hidup?"
Tiba-tiba saja dia bertanya:
"Siapa siapa saja yang termasuk didalam empat dewa dari
agama To itu." "Waktu itu adalah Im Tong cu dari Khong tong pay, Jian
soat cu dan Cing shia pay, mereka berempat pernah
menyelenggarakan suatu pertemuan besar yang
diselenggarakan setiiap dua puluh tahun."
"Ooh..." Liong Tian im termenung sebentar, bertanya lagi,
"tahukah kau, apa nama dari tempat pertemuan itu?"
322 "Konon tempat itu dinamakan Si sian peng itu tebing
tempat pertamaio para dewi!"
"Hmm. besar amat bacot orang ini." Liong Tian-im berseru.
Diam diam Gak Hong menghela napas panjang setelah
menyaksikan keangkuhan si anak muda itu. pikirnya:
"Tampaknya kami dari angkatan tua tak berguna lagi, dunia
persilatan memang membutuhkan anak muda seperti dia . . ."
Membayangkan betapa dia merengek-rengek kepadanya
tadi, hatinya menjadi malu sakti pikirnya:
"Kalau usia sudah tua, semua kegagahan serasa lenyap tak
berbekas, terutama sekali ahli waris dari pedang langit dan
ahli waris dari si iblis emas telah bermunculan semua, dunia
persilatan pasti akan menghadapi kekacauan lagi.
Berpikir sampai disitu, mendadak sorot matanya tertuju ke
atas kerang raksasa yang sudah mati itu, tergerak hatinya
dengan cepat dia berpikir :
"Tampaknya dia sama sekali tidak tahu akat kasiat dari
daging kerang dingin seribu tahun ini, meski dia telah
membawa pergi pil Goan wan tersebut, namun daging kerang
ini masih dapat bermanfaat tcsebaim badan, disamping
menambah kekuatan otot dan tulang tubuh,.,"
Berpikir sampai disitu, dia lantas mendeham kemudian
katanya dengan cepat: "Kini hampir lima jam lamanya aku tak it8p, bolehlah aku
makan daging kerang ini?"
323 "Kalau ingin makan, makan saja" jawab Tian im dingin,
"jika didalam sepuluh hari kita tak bisa keluar dari sini, semua
akan kelaparan setengah mati dan waktu itu jangan salahkan
jika aku akan membunuhmu untuk mengisi perut!?"
Gak Hong menjadi ketakutan setengah mati, ia tersipusipu:
"Jangan bergurau, masa ada orang makan daging
manusia...?" Setelah manikam pelan, lanjutnya:
Walaupun lohu belum pernah datang ke situ tua bstu ioi,
tapi aku yakin disini pasti terdapat jalan keluarnya."
"Atas dasar apa kau mengatakan demikian."
Bukankah kau mengatakan kalau tempat merupakan kota
kematian?" Gak Hong berlagak seakan-akan tidak mendengar sindiran
tersebut, kembali dia berkata:
"Karena goa iri berhadapan dengan telaga dan setiap bulan
dua kali terbenam dalam air, sedang waktu waktu sisanya
tetap kering, selain itu apakah sauhiap tidak menjumpai. . ."
"Menjumpai apa?" Liong Tian im meniup otaknya sebentar,
"0ooh. udara dalam gua amat segar"
324 "Tepat sekaIi" puji Gak Hong sambil bertepuk tangan,
"sauhiap memang tak malu menjadi ahli waris dari iblis emas,
kau memang benar-benar pintar sekali."
Liong Tian im sama sekali tidak tergerak hatinya oleh
umpakan tersebut dia hanya berkata hambar:
"Aku masih muda dan cetek dalam pengalaman, mana
mungkin pengalamanku bisa menangkan dirimu " Orang
bilang jahe semakin tua semakin pedas, kau memang tak
malu disebut cianpwe, coba kalau tidak kau singgung lana
mungkin aku bisa berpikir sampai disitu."
Walaupun Gak Hong mengetahui Kalau Liong Tian im
sedang menyindir, namun ia tetap berlagak pilon, ujarnya
kemudian: "Udara didalam gua ini dapat mempertahankan
kesegarannya, hal ini membuktikan kalau tempat ini pasti
berhubungan dengan dunia luar menurut analisa lohu,
mungkin belakang gua sana terdapat jalan tembus itu"
Liong Tian im berpaling menurut arah yang ditunjuk oleh
Gak Hong, ternyata tempat yang dimaksudkan adalah lekukan
gua yang pipih memanjang ke dalam itu.
Gak Hong segera berkata lagi:
Tempat ini gelap gulita entah berakhir sampai dimana, tapi
yang pasti tempat tersebut untuk diselidiki
Liong Tian-im segera melompat bangun, kemudian katanya
: 325 "Kalau begitu aku akan pergi kesana . .." Dari sakunya dia
mengeluarkan mutiara besar itu, kemudian katanya lebih jauh:
"Tentunya kau sudah tidak mau mutiara ini lagi bukan ?"
Gak Hong tertawa kering. "Sauhiap memiliki ilmu silat yang tiada taranya di dunia ini,
sudah sepantasnya kalau kaulah yang menyimpan mutiara
tersebut sekalipun lohu inginkan juga percuma, siapa tahu
kalau akibat menyimpan mutiara mestika Itu, aku malah
terbunuh ditangan orang. "Oooh, jadi kau berharap aku bisa mati dibunuh orang ?"
seru Liong Tian-im dengan wajah dingin.
"Aaaah, mana, mana . .. lohu cuma berharap sauhiap bisa
menemukan jalan keluar, sehingga lohu pun bisa melihat
matahari lagi, budi pertolongan sauhiap saja belum sempat ku
balas, masa aku berani untuk mencelakai diri mu ?"
Liong Tian im mendengus dingin, wajahnya berobah
menjadi serius, sambil melemparkan batu api ke arahnya, dia
berseru: "Ambillah batu api ini, aku akan masuk ke dalam lebih dulu
" Buru buru Gak Hong berseru: "Lohu hendak makan dulu
untuk mengisi perut, silahkan siauhiap masuk lebih dulu."
Liong Tian-im juga tidak banyak bicara Iagi, dia segera
membungkukkan badan dan menerobos masuk ke dalam gua
yang pipih dan memanjang tersebut.
326 Memandang bayangan tubuh Liong Tian im yang menjauh,
Gak Hong memungut batu api itu lalu melotot dengan sorot
mata penuh kebencian, pikirnya diam diam:
"Asal lohu dapat lolos dengan selamat, aku tak akan
menggunakan she Gak bila tak sanggup mencincang tubuhmu
menjadi berkeping keping !"
Dia menggosokkan batu api itu, setitik cahaya api melintas
lewat lalu padam kembali kera sumpahnya.
"Kalau tiada benda yaag bisa dipakai sebagai bahan
bakarnya, apa gunanya batu api ini bagiku ?"
Namun sumpah serapah yang kemudian di ucapkannya
sudah tidak terdengar lagi oleh Liong Tian im.
Gua yang pipih memanjang itu berliku liku dengan aneka
cahaya gemerlapan yang cantik dan indah.
Liong Tian-im merasakan pandangan matanya agak kabur,
hampir saja dia menganggap dirinya sedang berada didalam
istana langit. "0ooh . . . . betapa indahnya pandangan alam disekitar
tempat ini" tanpa terasa dia memuji.
Makin ke dalam pemuda itu menelusuri gua tersebut makin
lama semakin bertambah lebar, sementara permukaan gua
pun makin lama semakin meninggi seakan-akan sedang
mendaki sebuah bukit. Akhirnya sekulum senyuman menghiasi wajahnya, ia
berpikir: 327 "Tampaknya aku akan segera akan mencapai ditempat luar
. . ." Mendadak senyumannya berubah menjadi kaku dan dihiasi
rasa tercengang yang tebal.
Ia segera berhenti, suasana didalam gua itu terasa sunyi
senyap tak kedengaran suarapun.
Dengan perasaan terkejut, si anak muda iru segera
berpikir: "Sudah jelas aku mendengar suara seruling dan petikan
harpa, mengapa secara tiba tiba bisa lenyap tak berbekas . . ."
Sorot matanya segera dialihkan ke atas batuan indah yang
menghiasi dinding gua tersebut, kemudian pikirnya lagi.
"Jangan-jangan aku berkhayal sendiri karena menyaksikan
keindahan alam di tempat ini. Tapi . .. tidak mungkin ! Suara
seruling dan pekikan harpa itu jelas kedengarannya, bahkan
seakan akan berkumandang dari atas telingaku, mana
mungkin hal ini merupakan suatu khayalan belaka " Jelas tak
mungkin." Belum habis ingatan tersebut melintas dalam benaknya
mendadak ditengah keheningan terdengar suara seruling yang
mengalun diangkasa diikuti suara seorang perempuan
membawakan lagu dengan suara yaag lembut.
Seketika itu juga seluruh gua telah dipenuhi oleh irama
yang indah dan merdu, memberikan semacam kelembutan
dan kenangan bagi yang mendengarkan"
328 Dengan termangu-mangu Liong Tian im segera
mendengarkan suara nyanyian itu dengan seksama.
Lama lama kemudian, akhirnya irama seruling itu pun
lenyap ditengah udara, suasana segera menjadi hening
kembali. Dengan termangu mangu pemuda itu berpikir:
"Gadis itu nampaknya sedih karena kekasih yang telah
meninggalkan dlrinya, aku ingin tahu macam apakah
perempuan itu.." Setelah melalui dua buah hutan batu yang rapat, Liong Tian
im merasakan pandangan matanya menjadi terang, dari celah
celah batu sekarang dia dapat menyaksikan rembulan yang
bersinar terang. Ketika angin dingin berhembus lewat, dia menghembuskan
napas panjang panjang. Baru saja akan melompat keluar dari gua itu, mendadak
terdengar seseorang berkata dengan suara dalam:
"Sumoay suara nyanyianmu makia lama semakin
bertambah indah, barang siapa tidak mencucurkan air mata
setelah mendengar suara nyanyianmu itu, sudah pasti hatinya
sekeras baja.,,..." Pelan-pelan Liong Tian im berjalan menuju cela-cela batu
karang sambil menyimpan mutiara kerang itu ke dalam saku,
lalu dia mengintip ke depan.
Lebih kurang berapa kaki dihadapannya diapit sebuah batu
hijau yang besar, diatas batu hijau itu duduk seorang pemuda
329 berbaju putih keperak-perakan, kalau dilihat dari
potongannya, dia memiliki paras muka yang tampan dengan
potongan badan yang kekar.
Waktu itu dia sedang memegang sebuah seruling panjang
sambil mengawasi seorang gadis yang berdiri tiga depa
Bloon Cari Jodoh 18 Pisau Kekasih Karya Gu Long Iblis Pemanggil Roh 3