Pencarian

Lembah Patah Hati 3

Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung Bagian 3


mendadak membentuk keras dan menyerang perut Lim
Kheng sembari berseru: "Anak kurang ajar. Kau berani membokong orang
tuamu?" Karena kejadian itu secara mendadak, Lim kheng juga
tidak menyangka orang itu berani menyerang padanya,
maka dengan cepat ia melepaskan tangannya dan melompat
mundur. Tetapi baru saja ia melewatkan serangan pertama,
serangan kedua sudah menyusul.
Lim Kheng berkelit ke samping ketika ia menegasi, baru
tahu kalau itu bukan nya Auw yang Khia, melainkan
seorang laki-laki bermuka hitam dan berbadan tegap.
Dalam kagetnya, ia lantas menyabut kipasnya seraya
berkata: "Tahan! kau siapa?"
Laki-laki hitam itu mendelikkan matanya, lantas
keluarkan senjatanya berupa pecut baja yang sangat berat.
Ia memaki-maki Lim Kheng sambil menuding-nuding:
"Bocah busuk! kau sudah memukul orang, sekarang
masih berani menggunakan senjata" Sekarang orang tuamu
ingin mencoba-coba kepandaianmu beberapa puluh jurus
saja." Pada saat itu, Ho kie juga sudah dapat melihat tegas
orang itu dan sudah mengetahui kalau ia sudah kesalahan
tangan, maka buru-buru ia menghadang didepannya orang
itu sambil berseru: "Saudara. Perkenalkan dulu kau siapa?"
Bukan main gusarnya laki-laki hitam itu, ia membentak
dengan sengit: "Kurang ajar! Siapa adanya orang tua mu juga tidak kau
kenali, dan toh kau berani lancang turun tangan."
"Justru, kesalahan lihat, maka dengan tidak sengaja aku
telah melukai kau" kata Ho kie sambil ketawa.
"Kentut! kesalahan lihat orang, apa kau sudah cukup
dengan begitu saja?"
Lim Kheng yang menyaksikan orang itu sangat kasar,
dalam hatinya juga merasa sangat mendeluh, maka lantas
turut nyeletuk: "Dia kesalahan tangan memukul kau, memang tidak
seharusntya, tetapi aku turun tangan menolong kau menarik
dirimu dari pinggir jurang, mengapa kau lantas memukul
aku?" Laki-laki itu delikkan matanya.
"Aku perduli apa itu semuanya" Kalian adalah
merupakan satu kelompotan, satu pun tidak kuberi
keampunan!" katanya dengan tembereng.
"Manusia yang tidak tahu adat! Beritahu kan namamu
supaya aku bisa memberikan hajaran kepadamu!" kata Lim
Kheng gusar. "Bocah busuk! Kau mau tahu nama orang tuamu"
Rasakan dulu lima puluh pecutan ini!"
orang itu berkata sambil mainkan pecutnya, tangan
kirinya menotok dada dan pecut ditangan kanannya
membabat pinggang Lim Kheng. Serangan itu hebat
dibarengi dengan menderunya angin keras, nyata seklai
kalau tenaga orang itu sangat besar.,
Menyaksikan serangan yang sangat hebat itu Lim Kheng
tidak berani menggunakan kegesitannya, ia hanya
menggunakan kegesitannya, berkelit dan lompat kebelakang
orang itu. Ketika serangannya mengenakan tempat kosong, sihitam
melongo. "Bocah busuk, kau licik!" ia memaki Lim Kheng dengan
sengit, lalu menyerang kembali dengan sangat gencarnya.
Lim Kheng sangat gesit gerakannya, dengan secara
lincah pula ia dapat menghindarkan tiap-tiap serangan
sihitam. Ketika ia mendapat kesempatan, kipasnya lantas
mengetok pundak kirinya orang itu.
Kipas itu adalah barang yang ringan, tetapi dalam
tangannya Lim Kheng, ketokan itu berarti sedikit beratnya
ratusan kati. Siapa sangka, keMka serangannya itu mengenakan
sasarannya dengan telak, orang itu hanya kelihatan mundur
dua tindak, lalu berkata sambil meraba2 pundaknya:
"Kurang ajar!!Apa kau betul2 berani?"
Lim Kheng mengetahui kalau lawannya itu adalah
seorang kasar dan dogol, maka ia lantas maju lagi sambil
ketawa, kipasnya menotok berkali-kali sehingga sebentar
saja, badan orang itu sudah terkena totokan tujuh atau
delapan tempat, tapi ia masih rasakan semua totokan itu.
Ho kie yang menyekalkan itu lantas berseru kepada
kawannya: "Lim heng, lekas rubuhkanlah padanya. Kita toh masih
mempunyai urusan." Perkataan Ho kie itu justru telah membuat orang itu
bertambah gusar, ia lantas lemparkan pecutnya, dengan
tangan kosong ia menubruk Lim kheng.
Serangan itu kelihatannya tidak teratur nampaknya
hanya main seruduk main tubruk, main sambar dan kalau
bisa dia mau bergulat saja.
Kipas Lim kheng berulang-ulang telah mengenai dirinya
tetapi ia kelihatan tidak takut, agaknya seperti tidak
merasakan apa-apa. Ia terus merangsek lawannya dengan
tangan kosong. Lim kheng sudah mulai mendongkol, dengan kegesitan
ia menyelinap kebelakang lawan dan menendang pantat
orang itu. Sang lawan jungkir balik, tetapi dengan tidak ragu-ragu
ia bangkit dan menerjang Lim kheng lagi.
Dalam tempo sekejapan saja kipas ditangan Lim Kheng
telah dipakai berkali-kali menghajar dirinya laki-laki itu,
sehingga harus jatuh bangun berulang kali sampai hidung
dan mukanya pada matang biru.
Tetapi adan orang itu betul-betul kebal. sedikitpun ia
tidak mengeluh. Kalau ia belum mati, rupanya ia maish
mau melawan terus. Dengan jatuh bangun iat erus melawan
dengan sangat bandel. Lim kheng sudah timbul amarahnya, lalu pentang
senjata kipasnya. Ho Kie mengetahui kalau kawannya ini
hendak menurunkan tangan kejam, hatinya merasa tidak
tega. Selagi hendak mencegah, kipasnya Lim Kheng yang
tajam seperti pisau itu sudah menyambar leher laki-laki
tersebut. Tetapi sungguh mengherankan. Kipas yang demikian
tajam itu yang menggores lehernya hanya meninggalkan
goresan putih tetapi sedikitpun tidak luka. Baok Ho kie
maupun Lim Kheng, kedunia merasa terkejut.
Mereka segera mengerti bahwa orang dogol ini
mempunyai ilmu kebal Kim Ciong co yang tidak mempan
senjata tajam. Lim Kheng yang masih dalam kesima, tiba-tiba
badannya kena sambar oleh orang itu dan bajunya sudah
kena dirobek pecah sehingga kelihatan pakaian dalamnya.
Ho kie sekarang bisa mengetahui betul, bahwa pukulan
dalam yang dipakai oleh Lim Kheng itu ternyata
adalahkain sutera yang sebagaimana umumnya dipakai
oleh kaum wanita. Dibelakang kainnya yang putih itu
kelihatan tegas dua buah dadanya yang montok menonjol.
-ooo0dw0oooJilid 5 LIM KHENG selebar wajahnya menjadi merah seketika,
ia berseru kaget lalu menutupi kedua dadanya dengan
kedua tangannya dan mundur dengan cepat.
Ketika laki-laki itu mengetahui bahwa pemuda itu
sebenarnya adalah kaum hawa yang sedang menyari, buruburu
ia melepaskan tangannya dan berkata sambil nyengir:
"Huh! kiranya kau seorang perempuan!"
Lim Kheng merasa malu dan gusar, lalu memutar
tubuhnya dan lari kedalam rimba.
Ho kie coba mencegah sambil katanya:
"Kau... kau kenapa?"
Tetapi Lim kheng lantas menyambuti dengan serangan
tangannya sehingga Ho kie harus mundur dua langkah, Lim
kheng menggunakan kesempatan itu lantas kabur lagi. Ho
kie jadi bingung, lalu berseru:
"Kau hendak kemana?"
Dengan tidak menoleh lagi,Lim kheng menyahut:
"Kau ini bagaimana sih! orang toh harus tukar pakaian."
Ho kie baru sadar: "kalau begitu, kau lekas-lekas
kembali." "Biar bagaimana, kau harus tahan manusia dogol ini,
jangan sampai dia kabur."
Ho kie terima baik permintaan Lim kheng.
Laki-laki itu rupanya merasa tidak enak sendiri, maka
lantas maju menghampiri HO kie dan berkata sambil
tertawa: "Aku sungguh tidak mengetahui kalau dia adalah
istrimu. Kalau aku tahu, sungguh mati aku tidak berani
menyobek bajunya." Ho kie hanya mengawasi padanya sambil menutup
mulutnya membisu. "Aku Gouw Toaya, benar-benar tidak takut segala apa
juga, aku hanya takut kaum wanita yang bercampuran
dengan kaum pria. Kali ini aku benar-benar sial. Lain kali,
kalau kau bawa nyonyamu berpergian jauh, sebaiknya
suruh dia berpakaian wanita dan suruh dia duduk didalam
tandu..." Sebab berkata demikian, ia lantas hendak berlalu.
"Jangan pergi dulu!" Tiba-tiba Ho kie membentak.
Laki-laki itu tercengan, "kenapa" aku toh cuma
membikin robek sepotong bajunya, apa kau mau suruh kau
mengganti?" "Enak benar kau bicara. Kau sudah berbuat salah, mana
boleh hendak berlalu begitu saja."
Laki-laki itu mendelikkan matanya. "Apa kau kata" Kau
tadi sudah memukul aku dan dia bahkan sudah menyerang
aku dengan gagang kipasnya berulang-ulang. Sekarang aku
sudah ampuni kau. Apa kau masih belum mau terima?"
Ho kie yang melihat lagak dan bicaranya orang laki-laki
itu. memang benar adalah seorang dogol, merasa tidak enak
terlalu menyalahkan padanya, maka lantas berakat:
"Kau jangan pergi dulu. Aku hendak minta sedikit
keterangan dari kau."
"Kau jangan coba-coba gunakan perkataan manis untuk
menipu aku. Jangan-jangan dia nanti kembali lagi hendak
membikin perhitungan dengan kau. Aku memberitahukan
padamu, aku si orang she Gouw, benar tidak takut mati!
kalau mau ajak aku berkelahi, mari kita berkelahi."
"Dia adalah seorang nona. Bukan apa-apaku. kalau kau
terus ribut begini kau harus hati-hati dia nanti benar-benar
tidak mau mengerti."
"Mana aku tahu dia ada apamu. BAgaimanapun juga,
kalian wanita dan pria yang berjalan bersama-sama, sedikit
banyak tentu ada apa-apa yang tidak beres."
Ho kie hanya ganda ketawa, ia coba alihkan
pembicaraan ke lain soal.
"Sahabat, aku lihat ilmu kebalmu sungguh hebat sekali.
Siapakah namamu?" "Namaku Gouw ya Pa. Didunia kangouw tidak boleh
diganggu. Siapa saja yang berani mengganggu aku biarpun
sampai sepuluh atau seratus tahun, aku tidak mau sudah."
Ho kie tercengang."Apa" Namamu Ya Pa?"
"Kau tidak tahu, Ibuku pernah melahirkan sebelas anak,
tetapi lahir satu mati satu. Tidak ada yang hidup.
Kemudian ketika ibu mengandung aku, ayah ingin sekali
mendapatkan anak perempuan dulu supaya anak
selanjutnya ada yang bantu mengurus. Siapa tahu ibu telah
melahirkan aku. Ketika bidan memberi tahukan dan
memberi selamat kepada ayah, ayah yang mendengar
kembali lahir satu anak laki-laki lantas menghela napas
sambil mengeluh, :"Ah Ya Pa! (artinya: Yah Sudahlah).
Maka selanjutnya ayah memberi nama padaku Ya Pa.
Ho kie yang mendengarkan keterangan itu lantas ketawa:
"Dan mengapa kau bisa hidup sampai dewasa?" tanya
Ho kie. Gouw Ya Pa lalu menyahut sambil gelengkan kepala.
"Aii, au mana tahu. Ayahku karena menganggap aku
tidak bisa dipelihara sampai besar, maka aku diberikan
kepada seorang hweesio yang kemudian menjadi suhuku.
Selama masih kanak-kanak, aku sudah banyak mengalami
penderitaan." "Hweeshio dari kelenteng mana?"
"Tidak perlu kusebut, rasanya kau juga tahu. Itu adalah
kelenteng Siao lim sie di bukit Siong-san yang sudah banyak
orang-orang yang mengetahuinya.
Ho kie yang mendengar disebutnya Siao-lim sie hatinya
lantas bergetar. Sebab didalam rimba persilatan, meskipun
banyak terdapat partai persilatan dan tidak sedikit
jumlahnya orang-orang yang mempunyai kepandaian
tinggi, tetapi diantara sembilan partai terbesar dalam dunia
persilatan, Siao lim pay adalah merupakan pemimpin dari
berbagai partai itu. Siao lim sie banyak mempunyai muridmurid
dari golongan orang biasa. sedangkan padri-padrinya
yang berada didalam gereja hampir semuanya mempunyai
kepandaian yang luar biasa. Didalam duni kang ouw,
banyak orang merasa kagum dan jeri terhadap murid-murid
siao-lim sie. Diam-diam ia lalau berpikir : Pantas ilmu
kebalnya sudah mahir betul. Tidak nyana kalau dia adalah
anak murid Siao lim sie. Berpikir demikian, ia lantas berkata sambil tertawa:
"Nama Siao lim pay sangat terkenal diseluruh jagad.
Didalam rimba persilatan juga sangat dijunjung tinggi.
Tetapi entah saudara Gouw ini ada muridnya siapa?"
"Apa kau kenal hweesio-hweesio didalam gereja itu?"
tanya Gouw Ya Pa heran. "Meskipun aku belum pernah kebukit Siong-san. tetapi
aku tahu Ciangbunjin dari Siao lim pay itu adalah Tay


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Goan Taysu. Beberapa padri angkatan tua yagn menjabat
sebagai pelindung hukum dibagian Tat mo ie siapa bukan
jago-jago yang terkenal didalam rimba persilatan, sedikit
banyak aku pernah mendengar."
"Tetapi suhuku itu pasti kau tidak mengenalnya."
"Siapa dia?" "Dia bukan ketua, juga bukan golongan tetua dari Tatmo-
ie tetapi ketua dari golonga tertua dari Tat mo ie serta
hweesio lainnya. semuanya harus mengandalkan dia untuk
makanan mereka." Ho kie terkejut. "Aaaa, entah dia siapa" Apakah hweesio
tertua yang sudah mengundurkan diri?"
"Juga bukan. Dia adalah hweesio yang pangkatnya
sebagai Tukang masa. Namanya Laytao Hweesio"
Ho kie masih mengira bahwa orang dogol ini sedang
bergurau, maka ia merasa tidak senang. Tidak nyana,
Gouw Ya Pa berkata pula dengan suara sungguh-sungguh.
"Dia sebetulnya memang bukan hweesio dari Siao lim sie
menurut keterangannya. Dia datang dari See hek (Daerah
barat) yang berpesiar ke bukit Siong san. Karena disini
sangat ramai baginya, maka dia lantas berdiam di Siao lim
sie. Didalam mata suhuku, kepandaian silat Siao lim sie
benar-benar tidak merupakan apa-apa."
Selagi mereka lagi asyik mengobrol itu, terbawa tiupan
angin tiba-tiba terdengar suara berkereseknya orang
berjalan. Ho kie terperanjat, lalu bertanya:
"saudara Gouw, apa kau masih ada kawan lain?"
"Cuma aku sendiri" jawab Gouw ya pa heran.
Ho kie buru-buru menoleh kearah rimba.
ternyata sudah tidak kelihatan bayangannya Lim kheng
lagi. "Dia pasti sudah pergi sendiri" kata Ho kie cemas.
"Siapa" siapa yang sudha pergi" mari kita tengok!" Gouw
ya pa bertanya dengan heran.
Ho kie sudha tidak mempunyai napsu untuk meladeni
Gouw ya pa, maka ia lantas lompat melesat menuju
kebelakang rimba. Benar saja disitu hanya kedapatan baju Lim kheng yang
sudah robek, tetapi Lim kheng sendiri sudah tidak kelihatan
lagi mata hidungnya. Dengan pikiran bimbang, Ho kie berdiri menjublek.
Gouw Ya Pa yang menyusul dan tiba disitu, lantas
bertanya dengan suara heran.:
"Ei! Mengapa nyonyamu tidak kelihatan?"
Ho kie tidak menjawab, sebaliknya lantas lompat melesat
untuk mencari Lim kheng. "Hei, Tunggu sebentar! Aku hendak ikut mencari
bersama-sama.!" kata Gouw ya pa.
Tetapi Ho kie sudah berada pada jarak sepuluh tombak
lebih jauhnya, Kala itu pikiran Ho kie sangat kalut: Toan theng lojin
entah masih hidup atau sudah mati dan dimana adanya dia
sekarang, sedangkan Auw yang khia sudah kabur
meninggalkannya sambil membawa benda pusakanya,
Kalajengking Emas, dan sekarang Lim kheng juga
meninggalkan padanya tanpa pamitan....
Semua kejadian yang tidak menyenangkannya itu sangat
menindih perasaannya dan ketenangannya. Seperti orang
yang sudah kalap, ia kabur tidak melihat arah. Dia cuma
mempunyai satu maksud: Biar apa yang akan terjadi, ia
harus mencarai dimana adanya Lim kheng.
Ia sudah merasa seperti kehilangan apa2, meskipun
antara ia dan Lim kheng belum mengadakan suatu
perjanjian yang tegas. Dengan larinya yang tidak melihat arah itu. entah sudah
berapa jauh yang sudah dilaluinya, ia cuma lari terus
seolah2 sudah melupakan lapar, haus dan letih. Dalam
otaknya, hanya ada satu suara ialah suara orang yang
berjalan kaki perlahan sekali. SEbetulnya suara itu sudah
tidak ada, sudah lenyapp entah kemana. Dalam keadaan
demikian, Ho kie mendadak berpapasan dan dicegat oleh
tiga orang tua yang mengenakan pakaian imam dengna
wajah yang seram. Dalam uring2annya, Ho kie segera menegur dengan
suara ketus: "Kalian hendak berbuat apa?"
Kiranya diantara ketiga orang imam itu, satu adalah It
Tim tojin, salah satu dari Hoa-san-Sam kiam.
Sambil ketawa dingin, It Tim tojin berkata kepada kedua
imam yang disisinya "Jiwi susiok, Ini adalah bocah she Ho yang didalam Ngo
kui khio sudah membunuh Lo sute, merampas kalajengking
emas dan kemudian melukai It Siu dan It Beng sute. Semua
adalah perbuatan dia seorang."
Kedua imam yang dipanggil susiok itu mengangguk2an
kepalanya, dengan sorot mata tajam mereka menatapi
wajah Ho kie. Sedikitpun Ho kie tidak merasa takut, sebaliknya malah
ketawa dingin kemudian berkata:
"Dari mana kau dapat begitu banyak cerita" Kalau kau
kenal gelagat, lekas minggir. Kalau tidak, jangan kau
sesalkan aku siorang she Ho akan berindak dengan tidak
mengenal kasihan lagi."
Seorang imam yang berambut putih berkata sambil
mengangguk2an kepalanya: "Benar saja, ada satu bocah yang sangat jumawa. It Tim
sutit, menurut perintah Ciang bun jin kita harus
menggunakan ilmu perguruan kita, keliningan emas yang
membikin kabur semangat untuk menangkap padanya."
It Tim Tojdin menyahut sambil membungkukkan
badannya. "Baik. It Tim menerima titah susiok."
Sehabis berkata, ia lalu mencabut pedangnya, tangannya
yang lain lalu mengeluarkan sebuah benda yang
mengeluarkan sinar gemerlapan dari dalam sakunya.
Dengan menggengam benda tersebut, ia maju setindak dan
membentak dengan suara keras:
"Bocah she Ho, kau bukannya lekas menyerah!"
HO kie yang melihat sikapnya si tojin yang nampaknya
tidak kuatir sama sekali, tidak dapat menduga benda apa
yang digengam dalam tangannya itu dan apa gunanya.
Tetapi, pada saat itu pikirannya sedang dicurahkan ke
suatu tujuan saja, ialah:
Lekas2 mencari Lim kheng kembali. Ia tidak
memperdulikan musuh kuat yang berdiri didepannya.
Dengan tidak banyak bicara lagi, ia lantas bergerak dan
maju menyerang. Kedua imam rambut putih itu masing2 kebutkan
jubahnya, mundur beberapa tindak.
It Tim tojin segera putar pedangnya, mengarah
tenggorokan Ho kie. Ho kie dengan ilmu silatnya Hoan-sing-sie sak yang aneh
luar biasa, sekejap saja sudah berada disamping It Tim.
Ia sudah bertekad hendak mempercepat jalannya
pertempuran, tidak mau mengulur waktu, maka setelah
mengerahan seluruh kekuatannya dilengan kanan, ia lantas
menyerang punggung It Tim tojin.
It Tim tojin buru2 tarik kembali pedangnnya dan
badannya memutar dengan cepat, siapa nyana bahwa
serangan Ho ie itu dilakukan dengan kekuatan sepenuhnya,
sekalipun It Tim tojin sudah berkelit dengan cepat, tidak
urung pundaknya tersapu. It Tim tojin lantas keluarkan
seruan tertahan, badannya mundur sempoyongan beberapa
tindak. Ho kie terus membayangi, sebentar saja tangan kanannya
sudah bergerak hendak menghajar batok kepalanya.
Mendadak terdengar seruan bentakan keras:
"Bocah!! kau mencari mampus!!"
Kemudian disusul datangnya sambaran angin yang amat
dahsyat, menyerang sisi perut Ho kie, siapa terpaksa tarik
kembali serangannya, dengan memutar tubuh ia
menyambuti serangan tersebut.
Mendadak telapakan tangan Ho kie dirasakan
kesemutan, seolah2 ketusuk barang tajam.
Dalam kagetnya, Ho kie lantas lompat mundur. Setelah
memeriksa tangannya, ia lihat ditengah2 telapakan
tangannya ada terdapat titik hitam yang ekcil sekali.
"Kau sudah kena senjata pinto yang dinamakan Toanbeng-
coa-hoan, Hari ini jangan harap kau bisa lolos."
berkata siimam tua sambil ketawa dingin.
Ho kie tau bahwa tangannya sudah terkena senjata
beracun. Ia buru2 menutup jalan darahnya. Sambil
membentak keras ia maju menyerang lagi.
Selagi bergerak, dadanya mendadak dirasakan sesak,
kekuatan tenaga dalamnya yang baru dipusatkan telah
lenyap secara tiba2. Bukan kepalang kagetnya Ho kie, selagi belum mendapat
kesempatan mundur, mendadak dengan ketawa It Tim tojin
kemudian menyerang dengan beberapa buah benda yang
mengeluarkan sinar berkerdepan....
-oo0dw0oo- KEPALA Ho Kie sudah kleyengan, badannya
sempoyongan, dilihatnya kliningan emas pada berterbangan
diudara, ia tahu rupanya sukar untuk meloloskan diri, maka
ucma bisa menghela napas dan pejamkan matanya.
Beberapa puluh kliningan Ie-han Kim-lang saling beradu,
menimbulkan suara ting-ting, tang-tang, yang sangat riuh,
sebentar saja sudah berada diatas kepala Ho kie.
Tapi dengan tiba2 suara kliningan itu mendadak
berhenti. Selagi Ho kie berada dalam keheran2an mendadak bau
harum telah menusu hidungnya, kemudian lantas rubuh
tidak ingat orang. It Tim tojin lantas maju menghampiri dengan pedang
terhunus, tapi seorang imam tua yang berambut putih telah
mencegah sambil membentak:
"Sutit, jangan kau ganggu jiwanya, kita tangkap saja dan
bawa pulang kegunung Hoa-san, biarlah ciangbunjin yang
mengambil keputusan."
It Tim tojin yang benci sekali terhadap Ho kie terpaksa
tidak bisa berbuat apa2, ia lantas kempit dirinya Ho kie
dibawah ketiaknya. Tiga imam itu selagi hendak berlalu, mendadak
mendengar orang membentak dengan suara yang seperti
geledek. "Hai kawanan kurcaci, tengah hari bolong kalian berani
melakukan perampokan, sungguh besar nyali kalian."
Tiga imam itu terkejut, lalu hentikan tindakannya.
Ketika berpaling, mereka lihat seorang muda berbadan
kekar dah berwajah hitam, matanya melotot memandang
mereka sambil menggengam dengan senjata pecutnya Kiu
Ciat Pian. Pemuda hitam itu adalah Gouw Ya Pa.
Dengan sangat murka Gouw Ya Pa membentak lagi
sambil menuding kawanan imam itu.:
"Manusia keparat, lekas tinggalkan orang itu."
It Tim tojin mundur 2 tindak, sambil menghunus
pedangnya ia bertanya dengan suara dingin:
"Kau siapa?" "Kau tidak usah perdulikan siapa tuanmi ini! Aku suruh
kau tinggalkan orang, kau harus segera menurut. Kalau kau
bermain2 banyak bicara, tunamu nanti akan menghajar kau
dulu sampai mampus!"
It Tim tojin sangat mendongkol, ia mengawasi
susioknya, agaknya hendak bertanya apakah ia boleh turun
tangan atau tidak" Imam yang menggunakan senjata Toat-beng Coa hoat
mempunyai nama gelasr Tee Tian, Dengan Jin Hian
Totiang dan Cangbinjin dari Hoa san pay ada dewasa ini
Thian Hian totiang merupakan tiga serangkai dari golongan
tetua yang masih hidup. Ketiga orang imam itu didunia
Kang ouw disebuat sebagai Sam Hian tojin.
Diantara ketiga Hian itu, adalah Tee Hian totiang yang
meyakinkan ilmu silat dari golongan keras(Gwa kang).
Adatnya paling berangaasan. Melihat sikap Gouw Ya Pa
yang sangat kasar, maka lantas ia berkata dengan suara
dingin: "Sutit, letakkan dulu bocah She Ho itu. Hajarlah
manusia goblok ini."
It Tim tojin sangat girang mendengar perkataan
susioknya, segera Ho kie diletakkan diatas tanah dan lantas
lompat menghampiri Gouw Ya pa.
Gouw Ya Pa mendengar dirinya dimaki sebagai manusia
goblok, bukan main gusarnya.
"Manusia kepara! Siapa yang kau katakan goblok?"
It Tim tojin menyahuti: "Manusia sekasar kau ini, kalau bukannya manusia
goblok habis apa?" "Fui!! Apa tenggorokanmu itu cakap. kamu cuma
merupakan imam busik yang dimulutnya saja membaca
doa, tetapi dalam hatinya yang dipikiri selalu kaum
wanita." "Manusia goblok mulut kotor, lihat pedang ini. Aku
nanti cincang dirimu!"
Setelah memaki demikian, It Tim tojin dengan
pedangnya lalu menusuk kedada Gouw Ya Pa.
Pedang It Tim tojin itu tidak dipandang sama sekali oleh
Gouw Ya Pa, bahkan ia menyerang leher dan kaki It Tim
dengan sepasang pecutnya.
It Tim tojin agak kesima atas keberanian pemuda itu,
dengan cepat ia mengelakkan dirinya dan sudah berada
dikiri Gouw Ya Pa. Gerakan badan Gouw Ya Pa memang agak kurang gesit,
bahkan kelihatannya sangat kaku.
Sebelum ia keburu memutar tubuhnya, pedang It Tim
tojin sudah membacok pinggangnya.
It Tim tojin tidak menghendaki jiwanya Gouw Ya Pa,
maka untuk serangan itu hanya menggunakan tiga bagian
kekuatan saja. Siapa tahu, serangan pedang itu cuma membikin robek


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baju Gouw Ya Pa saja, sedangkan kulitnya tidak apa2.
"Hai, Imam keparat! Rupanya kau tukang jahit
kampungan, dengan sengaja kau membikin robek bajuku!"
kata Gouw Ya Pa sambil ketawa bergelak2.
Bukan kepalang kagetnya It Tim tojin, dengan cepat ia
memburu, sambil memutar kedua pecutnya ia mengarah
batok kepala It Tim tojin.
Tee Hian dan Jin-hian, kedua imam tua yang
menyaksikan kejadian itu, wajah mereka keduanya lantas
berubah, mereka lalu berseru:
"Sutit, hati2!"
It Tim tojin menyambuti serangan pecut Gouw Ya Pa
dengan pedangnya, ketika kedua senjata beradu, ia
merasakan kesemutan dan pedangnya terlepas dari
tangannya. Gouw Ya Pa tidak mau memberi hati lagi, kaki
kanannya digeser maju kedepan, pecut ditangan kirinya
kembali telha menyabet pinggang It Tim tojin.
Selagi It Tim tojin berada dalam bahaya, tiba2 kelihatan
sinar putih berkeredepan yang datang mengancam wajah
Gouw Ya Pa. Meskipun mempunyai ilmu kebal, yaitu badannya tidak
mempan akan segala macam senjata tajam, tetapi untuk
panca inderanya, ancaman itu tidak boleh dibuat main2.
Oleh karena pada kedua tangannya membawa dua pecut,
maka pecutnya yang berada ditangan kanannya masih tetap
mengarah It Tim tojin, sedang pecut yang ada ditangan
kirinya dipergunakan untuk menyampok senjata yang
mengancam mukanya. It Tim tojin berseru tertahan, gegernya dengan telak telah
terkena pecutan Gouw Ya Pa, matanya berkunang-kunang,
badannya jatuh ngusruk kedua langkah mulutnya telah
mengeluarkan darah segar.
Bersamaan dengan itu, pecut ditangan kiri Gouw Ya Pa
telah kebentrok dengan bendan yang lunak. Benda itu
adalah seutas benang yang terbuat dari pada emas muri,
diujungnya ada serupa senjata baja yang berbentuk kepala
ular, besarnya kira2 tiga dim. Lidah ular kelihatan berwarna
hitam. Benang dilain ujung berada ditangan Tee hian Tojin.
Gouw Ya Pa kibaskan tangannya, senjata berupa kepala
ular lantas melibat pecutnya Gouw Ya Pa dan telah
mengenakan lengan kirinya.
Gouw Ya Pa lompat mundur sambil berseru:
"Eiii, bisa mengigit orang."
Karena ia mempunyai ilmu kebal yang sudah mencapai
puncak kesempurnaan, maka jarum berbisa yang berada di
ujung lidah senjata itu ketika mengenakan lengannya, ia
hanya merasakan seperti ditusuk paku saja dan hanya
meninggalkan bekas bintik putih kecil pada lengannya itu.
Gouw Ya PA memutar lagi pecutnya, sekarang ia
hendak melibat benang emasnya Tee Hian totiang.
Imam tua itu ketawa dingin, ia menarik kembali senjata
Toat Beng Coa hoannya kemudian menggeser maju
kakinya, tangannya menghajar batok kepala Gouw Ya Pa.
Meskipun badan Gouw Ya Pa tidak mempan dengan
senjata tajam, tetapi serangan Tee-hian tojin yang disertai
kekuatan tenaga dalam dan diarahkan kepada jalan darah
Thian leng hiat, dibagian batok kepala Gouw ya Pa, jika
serangan itu mengenakan dengan tepat, ilmu kebal Gouw
Ya pa akan buyar seketika dan orangnya juga tentu binasa.
Gouw Ya Pa yang merupakan seorang kasar dan bodoh,
sudah tentu ia tidak mengenal akna serangan imam tua itu.
Sedikitpun ia tidak mau mengambil perhatian atas
ancaman lawannya, sebaliknya malah maju merangsek dan
kedua senjatanya mengarah kaki Tee hian lojin, sedangkan
mulutnya lantas mengeluarkan bentakan:
"Imam keparat! rasakan pecut Toayamu!"
Tee hian Tojin ganda ketawa dingin dan mengerahkan
seluruh kekuatannya untuk menyerang batok kepala Gouw
Ya Pa.... Dalam saat yang sangat berbahaya bagi dirinya Gouw
Ya Pa, mendadak kedengaran suara bentakan halus yang
kemudian disusul oleh munculnya sesosok bayangan putih
dan disertai oleh sambaran angin yang sangat dahsyat.
Kekuatan Lweekang Tee hian Tojin ketika saling bentur
dengan sambaran angin tadi, seketika telah terpental balik,
bersamaan dengan itu, ditengah udara lantas penuh dengan
hawa busuk. Tee hian Tojin berubah wajahnya, buru2 ia mundur
sejauh mungkin. Ketika ia membuka lebar- matanya, lantas melihat
seorang pemuda berdandan seperti anak sekolah sedang
berdiri didepan Gouw Ya Pa, sambil tersenyum menggoyang2kan
kipasnya. Tee hian Tojin diam2 menyedot napasnya. ia merasakan
bahwa jalan pernapasannya telah terhalang, maka
wajahnya lantas pucat seketika, buru2 ia berkata kepada
suteenya: "Cilaka!! Bocah ini mempunyai ilmuu Hu-sie hiat kut
cang lek. Pasti dia adalah orang Hian kui kauw."
Belum selesai perkataannya, badannya dirasakan
sempoyongan, maka buru-buru ia mengambil obat dari
dalam sakunya dan segera di telannya.
Jin hian Tojin terperanjat, dengan cepat ia menghunus
pedangnya. Pemuda sekolahan itu lantas berkata sambil ketawa ;
"Tidak perlu begitu tergesa gesa. Kaiau aku mau
mengambil jiwanya, dapat kulakukan dalam tempo
sekejapan saja, Seranganku tadi hanya memakai empat
bagian dari kekuatan tenagaku dan sudah cukup untuk dia
mengaso beberapa bulan lamanya."
Gouw Ya Pa yang melihat pemuda seperti anak sekolah
itu ternyata Lim kheng adanya, wajahnya lantas berubah
marah karena malunya, kemudian ia berkata sambil
nyengir: "Nona, kau pergi tukar baju kenapa begitu lama?"
Pemuda itu mendadak berubah wajahnya dan
membentak dengan suara keras ;
"Apa kau kata?"
"Baiklah!! Aku tidak akan berkata apa2 lagi. Aku nanti
panggil kau Kongcuya. Kau bukanlah satu nona, akulah
baru yang harus disebut nona........"
Pemuda itu selembar wajahnya menjadi merah padam,
lalu membentak : "Jangan kau ngaco belo! Lekas gendong dia dan ikut
aku." Gouw Ya Pa lalu menghampiri Ho Kie dan
menggendongnya. Jin hian Tojin lintangkan pedangnya dan berkata sambil
tertawa dingin : "Sicu! Orang kau boleh bawa, tetapi kau harus tinggalkan
nama supaya pinto setelah kembali kegunung bisa memberi
laporan kepada Ciang bun-jin."
"Kalian sudah tahu nama ilmu serangan tanganku tadi,
apa kalian tidak dapat menduga siapa adanya aku ini?"
jawab anak muda seperti anak sekolah itu sambil ketawa
hambar. "Kalau begitu, Sicu benar2 adalah murid dari Hian-kui
kauw yang disebut oleh orang2 sebagai Giok-sie-seng Jie le
Peng." berkata Jin-hoan Tojin dengan suara berat.
"begitulah kiranya" Anak muda itu mengangguk.
Jin-hian lojin ketika mendengar jawaban itu, matanya
lantas beringas, badannya lantas gemetaran, berulang ulang
ia tertawa dingin kemudian berkata :
"Baik! Hoa-san-pay dengan Kian kui kauw tidak
mempunyai permusuhan apa2, tapi kalian telah menyerbu
Ngo-kui khio dan merampas kalajengking emas dari
perguruan kami serta sudah membunuh banyak sekali
orang2 kami, dan sekarang kembali dengan mengandalkan,
....." "Urusan itu tidak ada hubungannya dengan aku."
Pemuda itu memotong ucapan Jin hian Tojin sambil
tertawa. "Kalau kalian mempunyai kepandaian, datang saja
ke Kui-kok untuk membikin perhitungan."
"Apa kau sudah pastikan bahwa kami Hoa san pay tidak
berani menyerbu Kui-kok?"
"Aku tokh tidak bilang demikian. Setiap waktu kalian
boleh datang." "Kalau begitu persoalan hari ini nanti kami akan
bereskan di Kui kok sekalian."
Sehabis berkata, Jin hian Tojin lalu membimbing Tee
hian Tojin dari It Tim Tojin yang terluka segera berlalu
dengan perasaan mendongkol.
Pemuda itu hanya melihat mereka sambil ketawa dingin,
kemudian mengawasi Gouw Ya Pa. Pemuda tolol itu
ternyata sedang mengawasinya dengan melongo dan mulut
ternganga. Pemuda itu wajahnya merah seketika lalu membentak
dengan suara perlahan: "Kau lihat apa" Lekas jalan.."
Gouw Ya Pa sebetulnya sedang mengagumi wajah dan
kulitnya pemuda itu yang cakap putih dan bersih laksana
salju. Hatinya merasakan tidak keruan, entah apa yang
dipikirkan. Ketika mendengar bentakan si anak muda, ia
tersadar dari lamunannya dan buru buru angkat kaki,
Ketika menyaksikan keadaan Gouw Ya Pa seperti
seorang linglung, diam2 pemuda itu ketawa geli, kemudian
bertanya kepadanya: "Kau hendak kemana?"
"Tadi, bukankah kau yang suruh aku jalan."
Sambil berkata demikian. Gouw Ya Pa melongo dan
buru2 menghentikan tindakannya.
"Aku suruh kau berjalan kemari, siapa suruh kau
mengikuti kawanan imam tadi."
Gouw Ya Pa seperti baru tersadar dari mimpinya, sambil
memondong Ho Kie ia mengikuti pemuda seperti anak
sekolah itu, menuju kearah rimba lebat.
Pemuda itu menyuruh Gouw Ya Pa meletakkan Ho Kie,
kemudian ia mengangkat mukanya Ko Kie dan
diperiksanya dengan teliti, kemudian ia berkata pada diri
sendiri : "Tidak nyana imam tua keparat itu juga satu akhli
racun. Masih untung ia ketemu dengan aku, Kalau tidak
sungguh sukar di obati."
Gouw Ya Pa tidak mengerti apa yang dikatakan
sipemuda, lalu bertanya :
"Kecuali kau siapa lagi yang harus mengobati?"
Pemuda itu tidak msmpedulikan padanya lagi. dari
dalam sakunya lalu mengeluarkan dua buah botol berisi
obat. Ia melongok mengawasi keadaan disekitarnya
sejenak, tiba2 berkata kepada Gouw Ya Pa dengan suara
dingin; "Pergilah cari sedikit air!!"
Siapa njana dua kali ia menyuruh, Gouw Ya Pa masih
tetap tidak bergerak. Pemuda itu merasa jengkel, maka lantas membentak;
"Hai tolol! Aku suruh kau pergi cari air. Dengar tidak!"
"Cari air sih gampang, mengapa kau bilang aku tolol ?"
"Kau tidak tolol!! Lekas pergi cari air. Kalau kau tidak
mau, jangan sesalkan aku nanti berlaku tidak sungkan2 lagi
padamu." Gouw Ya Pa dalam hati sangat mendongkol, Ia
menggerutu sendiri. "Aku siorang she Gouw apapun tidak
takut, sayang aku hanya takuti seorang perempuan yang
bercampur dengan orang laki"........
Anak muda itu mempunyai pendengaran yang sangat
tajam. ia telah mendengar semua apa yang diucapkan oleh
Gouw Ya Pa tadi, maka ia segera membentak :
"Diam! Siapa yang kau katakan orang perempuan."
Gouw Ya Pa juga sudah mulai gusar, maka lantas
menjawab dengan kasar. "Kecuali kau siapa lagi" Ehh, aku beritahukan padamu,
aku bukannya takut kepadamu, cuma aku merasa menyesal
telah merobek bajumu dan kedua karena aku memandang
muka Ho Toako. Kau jangan berlagak main perintah
kepada Gouw Toayamu seperti terhadap seorang budak,
barangkali pecut ini akan mampir dibadanmu untuk
membikin patah.........."
Sebetulnya ia ingin mengucapkan membikin patah
tulangmu yang rendah, Tapi untungnya mendadak ia bisa
berpikir dan bisa kendalikan amarahnya, Baru saja sampai
ditenggorokkannya, perkataan itu sudah dapat ditelan
kembali. Matanya sipemuda kelihatan berputaran, ia tidak gusar,
sebaliknya malah ketawa. "Aaaaa Kau pasti salah lihat
orang," Dalam hati Gouw Ya Pa berpikir. Salah" sekalipun kau
dibakar sampai hangus juga masih tetap dapat kukenali.
Meskipun dalam hatinya ia berpikir demikian, tetapi
dimulutnya berkata : "Taruh kata aku salah lihat orang, apa kau sendiri juga
bisa salah lihat orang" Kalau kau tidak kenal, apa perlunya
mencari Ho Toako.,......"
Pemuda seperti anak sekolah itu tidak mau memberikan
penjelasan, ia hanya berkata sambil ulapkan tangannya ;
"Jangan banyak mulut, lekas pergi cari air. Kita perlu
menolong orang " Gouw Ya Pa pergi mencari air, setelah mendapatkan
yang dicari, lekas2 ia balik kembali.
Tetapi baru saja ia sampai dipinggjr rimba, ia lantas
berdiri kesima. Kiranya ia telah dapat melihat pemuda seperti anak
sekolah itu sedang mengangkat wajah Ho Kie sambil
dekatkan mulutnya kepada mulut pemuda itu......
Meskipun betul Gouw Ya Pa itu seorang yang tolol,
tetapi juga mengerti tentang urusan percintaan, maka dalam
hati lantas berkata sendiri. Bagus, Apa kau masih hendak
mungkir " Sekarang aku lihat dengan mata kepala sendiri.
Ia lantas membuang airnya, dengan tindakan indap2 ia
berjalan menghampiri mereka.
Pemuda anak sekolah iiu rupanya sedang terbenam


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam pikirannya sendiri. Sambil memeluk Ho Kie, ia
menciumi ber-ulang2. Meskipun ia adalah seorang
berkepandaian tinggi, tetapi saat itu ia tidak merasa ketika
Gouw Ya Pa sudah berada didekatnya.
Gouw Ya Pa menyaksikan kelakuan pemuda itu dengan
hati berdebaran tidak keruan.
Sebentar kemudian, ia mendengar pemuda seperti anak
sekolah itu berkata seorang diri. "Ah! Akhirnya aku dapat
kesempatan yang baik juga. Kemesraan dalam waktu
sesingkat ini, sekalipun aku mati juga sudah merasa puas."
Gouw Ya Pa terperanjat!! dalam hati dia berpikir "Eh!!
Orang tidak apa apa mengapa pikirkan mati?"
Pemuda itu dengan mata guram mengawasi Ho Kie,
kembali berkata seorang diri ; "Dalam dunia, banyak orang
laki laki mengapa aku cuma cintai dirimu seorang. Aiii,
cinta semacam ini sesungguhnya amat menyulitkan diriku,
tetapi aku rela menerima, aku tidak menyesal."
Mendadak wajahnya kelihatan seperti orang gusar, lalu
mendorong Ho Kie yang tidak tahu apa apa, mulutnya
berkata sendiri lagi : "Hmm, kau masih anggap aku sebagai
musuh saja, Sudah tentu kau ada dia yang mengawani.
Bagaimana bisa ingat diriku, siperempuan yang bernasib
malang ini?" Gouw Ya Pa diam diam merasa geli sendiri karena
pemuda seperti anak sekolah itu sudah mengaku sendiri
sebagai seorang wanita. Pemuda itu berkata pula dengan suara gemas. "Aku
benar2 ingin membunuh kau, supaya kau benar2 tidak bisa
bersama sama dengan dia ......"
Gouw Ya Pa terperanjat, ia mengertak gigi. Dalam
hatinya menyumpahi. "Sungguh kejam hati kaum wanita.
Kalau kau benar2 membunuh dia. aku Gouw Toaya akan
adu jiwa denganmu. Sebentar kemudian, pemuda seperti anak sekolah itu
kembali memeluk diri Ho Kie dan berkata pula dengan
suara terharu. "Aaaa bagaimana aku bisa berlaku kejam
terhadapmu?" Sejak malam itu kita bertemu didalam rimba
Cit jie kang, aku sudah merasa bahwa aku jatuh cinta
padamu, tetapi kau sedikit pun tidak ambil tahu."
Pada saat itu, ketika orang itu berlainan keadaannya. Ho
Kie berada dalam keadann pingsan, sudah tentu tidak
mengetahui apa yang telah terjadi, sedangkan pemuda
saperti anak sekolah tu sudah seperti orang mabuk,
mulutnya mengoceh sendiri ia telah tenggelam dalam
arusnya gelombang asmara. Hanya Gouw Ya Pa yang
keadaannya sangat tidak enak. Ia yang menyaksikan adegan
demikian, sebentar merasa girang sendiri, sebentar merasa
kuatir dan sebentar lagi merasa gusar.
Ia sudah lupa kalau ia disuruh ambil air, dan pemuda
seperti anak sekolah itu agaknya juga sudah lupa pada air
yang dimintanya itu......
Mendadak pemuda itu tersadar, ia ingat akan airnya,
maka lalu mendorong tubuh Ho Kie dari berkata seorang
diri pula. "He!!!Mana airnya ?"
Gouw Ya Pa juga terperanjat, ia mengeluh "Celaka,
airnya tadi sudah kubuang."
Dengan cepat ia lari kepinggir kali untuk mengambil air,
ia balik lagi kepada pemuda seperti anak sekolah tadi.
Setelah menyambuti air, mendadak wajah pemuda itu
berubah merah dan bertanya dengan suara perlahan:
"Mengapa kau pergi bwgitu lama?"
"Perjalanan sangat jauh. Aku harus lari dua kali, baru
kembali." jawab Gouw Ya Pa membohong.
Pemuda itu lalu mengeluarkan tiga butir obat berbentuk
pil yang segera dimasukan ke dalam mulut Ho Kie. Ia lalu
berbangkit dan memberi pesanan kepada Gouw Ya Pa :
"Kira2 setengah jam nanti, ia pasti akan berak2. Kau
harus siap ssdia, setelah racunnya keluar semua, suruh ia
beristirahat dulu, jangan melanjutkan perjalananya."
"Kalau begitu, kau sendiri?" tanya Gouw Ya Pa dengan
heran. "Aku hendak pergi!"
"Dengan susah payah baru bisa ketemu lagi! biar
bagaimana kau tidak bisa tinggalkan dia."
"Kau hendak menahan aku" Kalau nanti dia sudah
siuman, pasti akan sesalkan kau."
"Aku tidak perduli, Biar bagaimana kau jangan pergi
lagi." "Tidak! Lebih baik aku pergi"
Gouw Ya Pa lantas gusar. sambil lintangkan pecutnya ia
berkata : "Kalau kau memaksa mau pergi juga, terpaksa aku mau
menahan dengan kekerasan."
"Apa kau mampu?" tanya pemuda itu sambil ketawa geli.
"Tidak mampu juga harus kutahan sebisanya-."
"Kalau begitu, kau boleh coba saja "
Setelah menyelesaikan perkataannya pemuda itu lantas
melesat beberapa kaki jauhnya.
Kembali Gouw Ya Pa melintangkan pecutnya seraya
berkata : "Aku tidak ingin turun tangan terhadap kau, Kau......"
Siapa nyana, belum selesai ucapannya Gouw Ya Pa,
pemuda seperti anak sekolah itu sudah menggerakan
badannya dan mlayang melalui samping dirinya.
Gouw Ya Pa sangat gelisah, ia lantas mengejar sambil
menggenggam pecutnya. Tetapi baru saja ia berjalan beberapa tindak mendadak
didengarnya suara Ho Kie muntah2 mengeluarkan air
kuning dari dalam mulutnya.
Gouw Ya Pa lantas berpaling, tetapi pemuda seperti
anak sekolah tadi sudah lantas menghilang. Gouw Ya Pa
lalu memaki-maki dalam hati. "Benar2 satu perempuan
yang tidak tahu diri. Dibelakang orang berlaku begitu
mesra, tetapi didepan orang berlagak alim."
Ia menghela napas, terpaksa ia kembali, karena hendak
menolong Ho Kie yang muntah2 dan berak2.
Setelah keluar semua racun dan tubuhnya per-lahan2 Ho
Kie membuka matanya. Menyaksikan keadaan sendiri, ia
merasa agak heran, lantas bertanya kepada Gouw Ya Pa :
"Hei! Di mana itu semua kawanan imam ?"
Gouw Ya Pa yang rupanya sedang mendongkol, lalu
menjawab dengan suara dingin :
"Imam" Imam tokh adanya didalam kuil!! Buat apa
kemari, apa mau minta makan ?"
Ho Kie melongo. Ia seperti ingat tatkala dirinya kena
racun, maka lantas berduduk dan berkata pula :
"Kiranya saudara Gouw yang menolong aku......."
"Sudah!! Sudah! Aku sendiri hampir cilaka. Siapa sih
yang mempunyai kepandaian menolong dirimu?"
"Aku masih ingat betul, bahwa aku ini telah dilukai oleh
senjata rahasianya imam itu. Siapa sebetulnya yang telah
menolong aku?" "Siapa lagi kalau bukannya nyonyamu itu."
Ho Kie terperanjat, "Kau maksudkan Lim Kheng ?"
"Sudah tentu dia, kecuali dia, siapa lagi yang masih
mempunyai kepandaian begitu yang tinggi" Dia telah
melukai dua orang imam dari Hoa san pay dan satunya lagi
lari terbirit birit,"
Bukan main kagetnya Ho Kie, ia lantas lompat bangun
tetapi segera dicegah oleh Gouw Ya Pa.
"Jangan bergerak! Nyonyamu tadi sudah memesan
supaya kau banyak mengaso dulu, jangan sembarangan
bergerak." demikian kata sitolol,
"Dia, dia... dia sekarang ada di mana ?"
"Kau tanya aku, dan aku harus bertanya kepada siapa?"
"Gouw Toako, tadi bukankah kau yang mengatakan....
Adakah dia yang datang menolong aku?"..."
"Siapa kata bukan."
"Kalau begitu, sekarang kemana orangnya?"
"Orangnya sudah pergi,"
"Mengapa kau biarkan dia pergi?" Ho kie mulai cemas
lagi, "Apa kau sesalkan aku" Siapa tahu hubungan apa yang
ada diantara kau berdua. Satu hendak pergi, satunya lagi
mengejar. Bukankah baik kalau tinggal bersama2. didepan
orang pura2 malu, tetapi dibelakang orang berlagak begitu
mesra. Mengapa sekarang kau sesalkan aku" Tadi kalau
bukan karena melihat kau banyak muntah dan berak ,
siang2 aku sudah menghajar nyonyamu itu dengan pecutku
itu!!" jawab Gouw Ya Pa yang sudah mendongkol, maka
ucapannya juga kasar. Karena sudah tahu kalau Gouw Ya Pa ini seorang yang
tolol, maka Ho Kie tidak mau banyak ribut dengan dia, ia
hanya merasa sedikit cemas, mengapa Lim Kheng yang
sudah kembali lagi, entah apa sebabnya pergi lagi. Karena
hatinya sangat gelisah maka ia hendak lompat bangun lagi,
Gouw Ya Pa lalu berkata dengan suara keras :
"Aku suruh kau rebah, kau dengar atau tidak?"
"Lekas kita kejar padanya! Biar bagaimana aku harus
dapat mengejar dia."
"Orang perempuan begituan, apa perlunya di-kejar",
Sudahlah!! Kau jangan pikirkan saja dia. Kalau kau malan
tidak bisa tidur karena tidak ada kawan perempuan, aku
nanti carikan yang lebih cantik"
Ho Kie tidak mau ambil pusing akan perkataannya. ia
balikkan badan hendak lompat bangun. Tetapi baru saja ia
berdiri, kepalanya dirasakan puyeng, matanya ber-kunang2
hampir saja jatuh lagi. Gouw Ya Pa mulai jengkel, ia lantas menghantam perut
Ho Kie. Karena badan Ho Kie masih lemas maka seketika
lantas jatuh lagi. "Kau sungguh bandel!! Orang suruh kau rebah, mau
keluyuran saja. Sekarang rebahlah dulu baik2. Aku nanti
carikan air untukmu-"
demikian kata Gouw Ya Pa yang lalu meninggalkan Ho
Kie seorang diri. Kasihan keadaannya Ho Kie yang badannya sudah
lemas, kembali harus kena hajaran si tolol, maka ia hanya
dapat rebah telentang, dengan hati yang sangat gelisah. Ia
tidak habis mengerti memikirkan dirinya Lim Kheng, sebab
dalam hubungan mereka, ia belum pernah berlaku salah
terhadap Lim Kheng, tetapi mengapa karena bajunya
terobek oleh Gouw Ya Pa sehingga terbuka rahasianya,
lantas kabur tidak mau balik lagi padanya.
Ia juga merasa heran, kalau seandainya benar Lim
Kheng meninggalkan padanya, mengapa ia menolong
dirinya dari kekuasaan orang2 Hoa san pay .
Tetapi setelah berhasil menolong dirinya mengapa harus
berlalu lagi" Pikir punya pikir, ia tidak dapat menduga duga hati Lim
Kheng, Gouw Ya Pa yang sedang mencari air, setelah ia sendiri
sudah minum sepuas puasnya. dengan hati2 sekali ia
menyenduk air sedikit untuk diberikan kepada Ho kie.
Selagi dalam perjalanan kembali melalui rimba itu,
mendadak didengarnya suara seram, didepan matanya
seperti ada berkelebat bayangan orang.
Gouw Ya Pa hentikan tindakan kakinya, coba pasang
mata dan telinganya, tetapi disitu ternyata sunyi sepi tidak
kelihatan bayangan seorang manusiapun juga.
"Kurang ajar!! Apa dalam rimba ada setannya?"
demikian sitolol itu menggerutu seorang diri, lalu
melanjutkan perjalanannya.
Mendadak suara tadi itu terdengar pula dan kali ini dapat
dilihatnya dengan tegas satu bayangan orang yang sedang
melesat lari disampingnya, kira2 setumbak lebih dan
melayang turun kedalam gerombolan rumput alang alang.
Gouw Ya Pa lantas menegur, ia lalu mengejar kedalam
gerombolan rumput itu. Rumput alang2 luas. Ketika Gouw Ya Pa tiba disini, ia
melihat bayangan orang tadi sedang mendekam didalam
gerombolan rumput dengan tidak bergerak.
Dengan tidak banyak pikir ia lantas menyerang
punggung orang itu sambil memaki maki ;
"Kurang ajar kau masih mau berlagak?"
Katika serangan itu mengenakan sasarannya, orang itu
kelihatan terpental, tetapi tidak menunjukkan reaksi apaapa.
Gouw Ya Pa heran, ketika ia pergi memeriksa, hampir
saja ia lompat mundur kiranya orang itu adalah It Tim
Tojin dari hoa san pay, yang entah sudah dibinasakan oleh
siapa dan meringkuk disitu sebagai mayat.
Ia merasa sangat heran, karena ia sudah tahu sendiri
bahwa imam itu mempunyai kepandaian yang cukup tinggi,
entah siapa orangnya yang kepandaiannya melebihi dari si
imam dan membinasakan padanya demikian rupa"
Ia melihat keadaan disekitarnya, dari rimba yang
jauhnya kira2 beberapa tumbak, Ia dengar suara orang
ketawa perlahan. Gouw Ya Pa buru2 memutar tubuhnya dan membentak
dengan suara keras; "Manusia keparat dari mana yang main gila didepan
Toayamu?" Ketika mendengar bentakan Gouw Ya Pa, suara ketawa
itu lantas berhenti, sebagai gantinya sebuah benda
melayang menyambar batok kepala Gouw Ya Pa,
Dengan cepat Gouw Ya Pa tundukkan kepalanya
tangannya lantas menyambar benda tersebut. dan ternyata
itu cuma selembar daun saja.
Bukan kepalang kagetnya Gouw Ya Pa, ia menduga
orang itu pasti adalah pembunuh si imam, karena dengan
kepandaiannya yang sudah mampu menyambit dengan
daun enteng seperti batu yang berat, sudah tentu
kepandaiannya pun lebih tinggi dari pada imam itu.
"Manusia dari mana yang main sembunyi2an!! Keluar
Gouw Ya Pa-mu ingin menguji kepandaianmu"
Tapi tantangannya itu cuma dijawab dengan suara
ketawa dingin, tidak kelihatan ada orang muncul.
Mendadak ia ingat diri Ho Kie, karena lukanya masih
belum sembuh, jika dapat dilihat oleh orang itu, bukankah
runyam" Maka dengan cepat ia lantas larit keluar rimba!


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Baru saja bergerak, dibelakangnya tiba2 mendengar
suara orang ketawa geli, kemudian disusul oleh
perkataannya: "Eh, tolol, apa kau hendak mencari kawanmu itu?"
Suara itu ternyata adalah suara seorang perempuan, yang
sangat merdu kedengarannya, maka Gouw Ya Pa lantas
berhenti dengan mendadak,
Benar saja tidak lama lantas muncul seorang wanita yang
berjalan dengan perlahan dari dalam rimba.
Wanita itu memakai pakaian warna merah, rambutnya
terurai kepunggungnya diikat dengan seutas tali sutera.
Mukanya tertutup oleh kain sutera tebal, Hingga orang
tidak bisa lihat tegas paras mukanya, Hanya dari gerakan
dan tindak tanduknya, bisa diduga bahwa wanita itu masih
muda usianya. Ketika ia muncul dari dalam rimba, gerakan badannya
yang sangat menggairahkan membuat Gouw Ya Pa kesima.
"Tolol, apa namamu?" tanya wanita itu sambil ketawa.
Kalau pertanyaan itu keluar dari mulut orang lain, Gouw
Ya Pa pasti berjingkrak tidak mau mengerti, tapi karena
keluar dari mulutnya seorang wanita muda dan
kedengarannya begitu merdu, Gouw Ya Pa hatinya lemas
berdebaran. setelah keluarkan ketawanya ia menjawab agak
gelagapan ; "Aku..,.,.....aku she Gouw!"
"Dan namamu?" "Namaku Ya Pa!"
"Benar" Koko lucu!!! Ada juga baik, tidak adapun sudah,
bukan begitu artinya?"
Gouw Ya Pa mengangguk. Mendadak ia ingat sesuatu,
maka lantas berkata ; "Apakah imam itu kau yang membunuhnya?"
"Tidak salah!!" jawab si wanita sambil anggukkan kepala
dan kemudian keluar dan rimba dengan tindakan perlahan,
Gouw Ya Pa terperanjat, karena seorang wanita yang
begitu lemah gemulai dan cantik pula kira2nya, mengapa
hatinya begitu ganas dan kejam"
"Tahukah kau, bahwa imam ini adalah orang dari Hoa
san-pay...?" tanya Gouw Ya Pa sambil memburu,
"Aku tahu dia adalah It Tim Tojin dari Hoa san pay,
kenapa kalau dia Hoa-san-pay" Apa kau kira aku takut pada
mereka" Kepandaian orang2 dari partay persilatan terbesar
tokh cuma sepele saja. Tolol, tahukah kau siapa aku ini?"
"Ini ...... aku tidak tahu." jawabnya gugup.
"Kalau aku sebutkan, kau pasti lompat kaget."
"Ah, yang benar?" coba sebutkan siapa kau?"
"Aku she Siu....."
Wanita baju merah itu cuma mengatakan she Siu saja
lantas tutup mulutnya, sepasang matanya memandang
dingin kepada Gouw Ya Pa.
"Aku lihat kepandaian ilmu silatnya mirip dengan kaucu
dari Hian kui kauw, kalau sahabatmu she Ho itu
berkepandaian serupa dengan dia, apakah kalian orang2
dari Hian kui kauw?"
Ya Pa, kemudian bertanya dengan suara ketus:
"Gouw Ya Pa, pemuda disana itu apamu?"
"Dia she Ho bernama Kie, sahabat karib ku!"
"Dan siapakah itu pemuda baju putih yang berdandan
seperti anak sekolah?"
Gouw Ya Pa kira yang ditanyakan itu adalah Lim
Kheng, maka lantas menjawab dengan hati mendongkol:
"Nona Siu, kau tak usah sebut2 dia, pemuda itu bukan
seorang laki2, tetapi seorang wanita muda yang menyaru,
namun ada seorang wanita yang tidak tahu malu....."
Mendadak ingat bahwa nona baju merah ini juga adalah
seorang wanita, kerena kuatir menyinggung perasaannya,
tiba2 ia tutup mulutnya. Tapi nona baju merah itu tidak gusar, sebaiknya malah
ketawa sambil anggukkan kepalanya.
"Aku bukan orang2nya Hian kui kauw, engko Ho Kie
juga bukan. Wanita itu dari golongan mana, aku juga tidak
tahu. Dia mungkin adalah orang dari Hiau kui kauw!"
Wanita baju merah itu berdiam sekian lamanya, baru
berkata pula sambil ketawa:
"Kalau begitu, aku beritahukan padamu juga tidak
halangan. Aku she Siu, yaya-ku Thian sat Sin kua, Siu It Cu
yang namanya menggetarkan dunia pada 50 tahun
berselang. Cian tok Jin mo (manusia iblis berbisa ) Jie Hui,
kaucu dari Hian kui kauw yang sekarang, adalah murid
yaya yang telah murtad pada waktu itu. Apa kau pernah
dengar?" Gouw Ya Pa terperanjat. Meski ia belum pernah dengar
nama Thian sat Sin kun, tapi tentang Thian tok Jin mo yang
mendirikan perkumpulan Hian kui kauw hendak menjagoi
dunia persilatan, hampir semua orang sudah tahu, Kalau
keterangan wanita ini benar kepandaiannya wanita ini
tentunya ada hebat. Tapi ia aganya tidak mau percaya keterangan wanita itu.
Wanita she Siu rupanya dapat menebak jalan pikiran si
tolol, ia diam sejenak, lalu bertanya ,
"Apa kau tidak percaya?"
"Aku pernah dengar orang cerita, kaucu Hian kui kauw
Cian tok Jin mo, kepandaiannya didapatkan dari kitab
pelajaran ilmu silat, tidak ada seorang yang mengatakan dia
punya guru." "Itu semua bohong, Jin Hui sebelum mendapatkan Hiankui
pit-kip, sebagai murid yayaku, memang sudah
mempunyai kepandaian luar biasa. Kemudian yaya
dapatkan kitab Hian-kui-pit-kip jilid II. Jie Hiu timbul
pikiran jahatnya, ia diam2 telah mencelakakan diri yaya,
kemudian mencuri kitab Hian kui-pit-kip dan mendirikan
perkumpulan Hian kui kauw..,........,." ketika bicara sampai
disini, wanita itu nampaknya gemas, setelah mengertek gigi,
lalu berkata pula: "Kepandaian yaya yang luar biasa hebatnya sudah akan
selesai, ada satu hari nanti akan bikin Cian tek Jin mo Jie
Hui tidak dapat lolos dari pembalasannya.........."
Dengan gusar ia lantas meninggalkan rimba itu untuk
menghampiri Ho Kie rebah, sambil diikuti oleh Gouw Ya
Pa. Ho Kie saat itu masih tidur nyenyak, terang racunnya
sudah habis dikuras keluar.
Wanita baju merah itu berhenti disisinya, ia mengawasi
Ho Kie sejenak, tiba2 menghela napas, lalu berkata kepada
Gouw Ya Pa : "Gouw Ya Pa kau gendong dia!!"
"Apa perlunya menggendong dia?" tanya Gouw Ya Pa
heran, "Kau tak usah tanya, aku suruh kau gendong, gendong
saja!" "Dia sudah bisa berjalan sendiri, suruh dia bangun!" ia
lalu goyangkan tubuh Ho Kie
"Hai..Hai... bangun!! mengapa tidur seperti orang mati?"
Tidak nyana Ho Kie cuma balikkan badannya sebentar
lantas tidur lagi. Menyaksikan keadaan demikian, Gouw Ya
Pa merasa sangat heran. -oo0dw0oo- GOUW YA PA sudah tahu benar bahwa racun dalam
diri Ho Kie sudah keluar semua, tapi mengapa sekarang
kembali berada dalam keadaan seperti pingsan "
Ia tidak mau mengerti berulang ulang ia goyang2kan
badannya sembari memanggil-manggil.
"Hai, engko Ho, bangun !"
Wanita baju merah itu lalu berkata dengan suara dingin :
"Tidak perlu dibangunkan, dia sudah kutotok jalan
darahnya, kalau aku tidak buka mana bisa mendusin?"
Gouw Ya Pa yang mendengar keterangan itu, lantas
lompat bangun. Meski ia agak jeri terhadap wanita baju
merah itu, tapi karena dengan Ho Kie, ia sudah mengikat
tali persahabatan yang akrab, bagaimana ia mau mengerti
sahabatnya diperlakukan begitu rupa"
Dengan nekad ia menyerang kepada wanita baju merah
itu. "Kau mencari mampus!" bentuk wanita baju merah itu.
Lalu gerakkan pundaknya, dengan secara gesit sekali sudah
bisa mengelakan serangan si tolol. Kemudian kebutkan
lengan bajunya. menggulung pergelangan tangan Gouw Ya
Pa. Lengan baju itu meski tidak cukup satu kaki panjangnya,
tapi ketika diputar, ternyata dapat mengeluarkan angin yang
amat dahsyat. Gouw Ya Pa ketika agak lalai, pergelangan
tangan kirinya sudah kena digulung.
Gouw Ya Pa terperanjat, ia menarik sekuat tenaga, tapi
ia merasakan bahwa lengan baju wanita itu seolah olah ular
berbisa yang melibat tangannya, jalan darahnya segera
dapat dikuasai, sebingga tidak bisa mengeluarkan tenaga.
Mendadak ia menggeram, tangan kanannya kembali
menyerang dengan hebat. Wanita baju merah itu ketawa, dengan lengan baju
tangan kirinya kembali ia melibat tangan kanan Gouw Ya
Pa. Gouw Ya Pa seorang yang kasar dan sangat handal,
karena mempunyai ilmu kebal, ia bisa bertempur secara
membabi buta tanpa takuti senjata musuhnya. Kala itu
meski kedua tangannya sudah terlibat, tapi ia masih
melawan terus dengan kedua kakinya menendang perut
lawannya. Wanita baju merah itu nampaknya sudah sangat
mendongkol, mendadak ia tarik kembali lengan kirinya,
sedang tangan kanannya ia kebutkan. Dengan demikian,
maka tubuhnya Gouw Ya Pa yang besar lantas terlempar
sejauh tiga tumbak dan jatuh menggeletak ditanah.
"Gouw Ya Pa, kau menyerah apa tidak?" tanya wanita
itu dingin. Tapi Gouw Ya Pa pantang menyerah kepada musuh,
kembali ia merangkak bangun, kemudian nyeruduk seperti
banteng. Wanita baju merah itu sangat gusar, dengan cepat
egoskan dirinya, sehingga Gouw Ya Pa kenjukejuk sampai
kira2 1 tindak baru bisa tancap kakinya.
Wanita itu lalu kebutkan lengan bajunya dengan telak
mengenakan pantatnya. Serangannya itu ada hebat, bagi lain orang barangkali
sudah tidak ampun lagi, pasti disaat itu juga melayang
jiwanya. tapi bagi Gouw Ya Pa yang mempunyai ilmu
kebal, cuma sempoyongan dan akhirnya jatuh ngusruk
ditanah. Tapi ia tidak mau sudah, kembali merangkak bangun
nyeruduk lagi! Untuk sementara wanita baju merah itu tidak bisa
berbuat apa-apa terhadap dirinya, sekalipun jungkir balik
ber-ulang , si tolol itu tetap membandel tidak mau
menyerah. Wanita itu tiba2 mendapatkan suatu akal, setelah
memancing lagi supaya Gouw Ya Pa menyeruduk, ia lalu
menyambar tubuhnya dan melibat lehernya, setelah itu
dengan kencang ia mencekik leher Gouw Ya Pa seraya
berkata: "Kau menyerah mau tidak" Kalau kau tidak mau
menyerah, aku nanti jerat mampus padamu!!"
-oo0dw0oo- Jilid 6 GOUW YA PA tetap berkepala batu, meskipun lehernya
sudah kena jerat, tetapi kaki dan tangannya masih bisa
digunakan untuk melawan, tetapi lama kelamaan ia
merasakan seperti sudah sukar bernapas tenaganya sudah
mulai berkurang, lehernya dirasakan terjerat semakin erat,
sehingga keringat dingin mengalir membasahi tubuhnya.
Wanita baju merah itu kembali membentak: "Menyerah
atau tidak !" Dalam keadaan demikian itu, sudah tidak ada jalan lain
bagi Gouw Ya Pa kecuali menyerah. Karena ia sudah tidak
bisa mengeluarkan suara ,maka ia hanya menganggukan
kepalanya. Wanita baju merah itu lalu melepaskan tangannya dan
mundur beberapa langkah. berkata kepada Gauw Ya Pa :
"Gendong dia !"
Kasihan keadaannya Gouw Ya Pa, seorang yang
pantang menyerah kepada musuhnya kini terpaksa harus
menyerah terhadap seorang wanita, bahwa hampir saja
jiwanya melayang. Kalau memikir itu, hatinya merasa malu
dan mendongkol. dengan terpaksa ia menurut semua
perintah wanita itu, ia menggendong diri Ho Kie.
Wanita itu kemudian mengajak Gouw Ya Pa masuk lagi
kedalam rimba. Rimba yang letaknya dikaki bukit ternyata sangat luas,
sehingga keadaannya dalam rimba itu sangat gelap. Wanita
itu yang berjalan lebih dulu, setelah melalui jalanan
berliku2, kira2 setengah jam lamanya, tibalah mereka
didepan mulut sebuah goa.
Mulut goa itu terpisah lima tumbak tingginya dari
permukaan tanah. Lamping gunung kelihatan licin seperti
cermin, sukar untuk didaki oleh manusia, tetapi sekali
dengan enak saja dapat melalui rintangan itu.
"Aku tidak bisa naik." kata Gouw Ya Pa sambil kerutkan
alisnya. "Kau letakan dia ditanah, kemudian naik dulu sendiri."
kata wanita itu sambil tonjolkan separuh badannya.
"Begini tinggi aku tidak bisa naik."
Wanita itu mengomel sendiri, lantas melayang turun
kebawah lagi, dengan tangannya ia menjambret lengan baju
Gouw Ya Pa dan lantas melesat lagi keatas.
Sebentar kemudian Gouw Ya Pa sudah di bawa kedepan
mulut goa. Gouw Ya Pa terheran, Wanita yang mempunyai bentuk
badan yang begitu langsing bagaimana bisa dengan secara
enak saja menenteng badannya dua orang sambil melesat
begitu tinggi, betul-betul merupakan suatu Kepandaian
yang sangat luar biasa. Dengan seksama Gouw Ya Pa melihat keadaan dalam


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

goa itu, dinding goanya ternyata sangat licin seperti kaca
saja. Dalam goa itu tidak terdapat penerangan api, tetapi
penerangan dari luar goa dapat masuk kedalamnya melalui
dindingnya yang seperti kaca muka itu.
Wanita itu berjalan didepan sebagai penuntun. Tidak
lama kemudian tibalah mereka kedalam sebuah kamar batu
yang sangat luas. "Letakkan dia disana!" Dengan sikap dan suara dingin
wanita itu memerintah Gouw Ya Pa sambil menuding
dengan jarinya ke suatu tempat.
Gouw Ya Pa hanya bisa, menurut saja, wanita baju
merah itu lantas masuk kesebuah pintu kecil. Ia tidak
mengucapkan perkataan apa apa. seolah olah tidak
kuatirkan dirinya Gouw Ya Pa. juga tidak takut kalau
Gouw Ya Pa bisa kabur. Gouw Ya Pa yang sudah mempunyai tekad membela diri
Ho Kie, duduk disampingnya,
Setelah menanti begitu lama, ternyata Gouw Ya Pa tidak
melihat bayangan wanita baju merah itu lagi.
Ho Kie berbaring merasakan matanya sepat, maka lantas
tidur lagi, Dalam keadaan demikian ia hanya mengharapkan
kedatangan seorang penolong. Kembali waktu telah berlalu
dengan cepat. Hampir kira-kira satu jam lamanya, goa itu
keadaannya masih tetap sunyi, seolah olah kuburan yang
tidak ada orangnya. Gouw Ya Pa bangkit, mulutnya memaki-maki tidak
berhentinya. "Kurang ajar! Apa artinya ini semua" Tawanan bukan
tawanan, tamu tidak diperlakukan seperti tamu !"
Ia berjalan mundar mandir dimulut goa, mulutnya terusterusan
mengomel saja,. tetapi perutnya dirasakan suduh
lapar sekali. Dengan perasaan mendongkol ia menghampiri Ho Kie,
lalu berkata sambil menendang dengan kakinya.
"Hai" Kau juga harus bangun untuk mencari daya upaya,
kau tidak boleh tidur terus terusan begitu rupa!"
Siapa nyana, tendangan itu justru membikin sadarnya
Ho kie dengan tiba-tiba sambil kucek-kucek matanya Ho
Kie lantas bertanya dengan heran :
"Hai Gouw Toako, ini tampat apa?"
"Sssst........"
Dengan tiba2 Gouw Ya Pa menjadi punya pikiran sehat,
ia memberi isyarat kepada Ho Kie supaya tidak bersuara,
kemudian ia memeriksa keadaan dalam goa lalu berbisik
ditelinga Ho Kie : "..Ssssttt! jangan ribut ya!! Kita berdua sudah kena
tertawan." Ho Kie terperanjat lantas lompat bangun,
"Apa benar" Siapa yang menawan kita?" tanyanya.
"Aku juga tidak tahu siapa dia. Dia adalah seorang
wanita cantik. Menurut keterangannya, engkongnya adalah
suhunya Kauwcu dari Hiau-kui-kauw.........."
Bukan main kagetnya Ho Kie, lantas ia mengeluh;
"Mengapa bisa terjatuh kedalam-tangan orang Hian kui
kauw. Ia coba bersemedi, ternyata tidak mendapat
rintangan apa2, sedangkan racun yang berada ditubuhnya
juga sudah tidak ada lagi. Ia merasa lega dan mencoba
melihat lihat keadaan sekitarnya. ternyata keadaannya
dalam goa itu amat terang.
"Gouw Toako, apa kita tidak bisa kabur?" ia bertanya,
"Benar, mengapa kita tidak kabur saja?"
"Benar- aku sangat goblok......." tapi kemudian ia
menghela napas ; "Ah! Kita tidak bisa kabur. Mulut goa ini berada
dilamping gunung kira2 lima tumbak tingginya, barangkali
aku tidak bisa melompat turun..........."
Ho Kie lalu menarik tangannya Gouw Ya Pa :
"Gouw toako, mari kita pergi lihat!"
Sapa nyana belum sempat mereka bertindak, dibelakang
ada orang berkata dengan suara dingin.
"Apa yang mau dilihat" Mulut goa ini meski tidak ada
apa-apanya tapi kalau kalian hendak pergi, benar2 tidak
begitu mudah." Ho Kie putar tubuhnya dan menengok ke dalam, hatinya
bergoncang..... Dipinggir pintu kecil dalam goa, ada berdiri seorang
wanita muda yang parasnya jelek sekali, hidungnya pesek,
bibirnya tebal, pipinya bopeng. Tapi, dengan dandanannya
baju merah, tubuhnya yang ceking langsing itu sungguh
sangat menggairahkan. Wanita jelek itu dengan tindakan kakinya yang lemah
gemulai menghampiri mereka sambil ketawa hambar.
Ho Kie hatinya berdebaran, sedangkan Gouw Ya Pa
memandang dengan mulut menganga,
Lama sekali, Ko Kie baru berani bertanya dengan heran.
"Kau.... kau siapa?"
Wanita itu ketawa cekikikan,
"Aku she Shiu, namaku Gwat Eng. Sahabatmu ini sudah
mengetahui asal usulku, apa dia tidak memberi tahukan
padamu?" demikian ia berkata.
Gouw Ya Pa melompat, membuka lebar matanya seolah2
tidak percaya akan penglihatannya.
"Oh Tuhan.........Kau adalah.........,." ia mengeluh tak
lampias. "Aku adalah Siu Gwat Eng, cucu perempuan Thian sat
Sin kun, Siu It ciu. Kenapa memangnya" Gouw Ya Pa, apa
kau sudah tidak kenali aku lagi?"
Gouw Ya Pa masih merasa heran dalam hatinya, ia
menjawab sambil gelengkan kepala;
"Tidak, tidak... Dia bukannya kau dan kau bukannya
dia.,.. " "Mengapa bukan" Barusan aku memakai kerudung kain
maka kau tidak bisa melihat wajah asliku. Nah, lihatlah
ini!" Siu Gwat Eng lalu mengenakan kain kerudungnya dan
dipakai untuk menutupi wajahnya yang jelek, dengan
demikian ia lantas berubah menjadi seorang wanita yang
berbadan langsing dan kelihatannya menarik.
Gouw Ya Pa sungguh tidak menyangka bahwa wanita
yang mempunyai bentuk badan begitu bagus, tetapi
wajahnya begitu jelek. Ho Kie menenangkan pikirannya.
"Apa kalian adalah orang2nya Hian kui kauw?" ia
bertanya. "Cuma boleh dibilang kalau Hian kui kauw adalah orang
kami." jawab si wanita jelek sambil ketawa dingin.
"Aku dengan Hian kui kauw ada mempunyai hubungan
dengan Hian kui kauw, paling baik kau segera kenal
gelagat. Kalau tidak jangan sesalkan kami akan berlaku
kurang sopan terhadapmu,"
"Kau juga bermusuhan dengan Hian-kui kauw?"
"Benar ! Cian tok Jin-mo telah membinasakan ayahku,
aku sedang mencari dia untuk menuntut balas,"
"Kalau begitu sungguh kebetulan, Mari, mari, aku akan
ajak kau temui Yaya"
"Kita satu sama lain tidak mempunyai sangkut paut,
perlu apa harus menemui Yaya mu?"
"Bagaimana kau kata tidak ada sangkut pautnya" Kami
juga menpunyai permusuhan dalam dengan Cian-tok Jinmo.
Mari ikut aku, Yaya pasti akan memberitahukan suatu
kebaikan, yang tidak akan kau sangka2."
Setelah berkata begitu ia lalu menggapaikan tangannya
dan masuk kedalam. Ho Kie merasa tertarik, ia berkata kepada kawannya
dengan suara perlahan ; "Gouw Toako bagaimana kalau kita pergi lihat?"
"Melihat saja tidak menjadi soal, cuma wajahnya itu
perempuan jelek yang membikin aku mual."
Ho Kie tertawa, ia lalu menarik tangan kawannya dan
lantas mangikuti jejaknya nona Siu.
Begitu mereka melalui sabuah pintu batu, didalamnya
ternyata masih terdapat lorong yang panjang. jalanan itu
sangat bersih, terang adalah buatan manusia.
Dikedua sisi lorong ada terdapat tujuh atau delapan
pintu batu yang semuanya tertutup. Ketiga orang itu setelah
melalui jalanan lorong tadi, Siu Gwat Eng tiba2 berhenti
dan berkata sambil tertawa :
"Yayaku sudah empat puluh tahun menutup diri. Belum
pernah menemui orang luar. Kalau nanti kalian masuk.
harap suka sedikit bersabar."
Setelah berkata ia lalu membuka sebuah pintu batu yang
ternyata diperlengkapi dengan pesawat rahasia.
Ho Kie dan Gouw Ya Pa saling pandang, mereka
sungguh tidak menyangka bahwa didalam goa tersembunyi
itu juga diperlengkapi dengan pesawat rahasia. Barangkali
orang tua yang dinamakan Thian-sat Sin kun itu bukannya
orang sembarangan. Belum habis mereka berpikir, mata mereka telah
disilaukan oleh pemandangan didepan nya. Ternyata saat
itu mereka sudah berada didepan pintu sebuah ruangan
yang luas dan mentereng, Dengan perasaan ter-heran2 Ho Kie melangkah masuk
dengan tindakan perlahan. Mendadak Siu Gwat Eng
berbisik : "Lekas kalian berlutut!!"
Ia sendiri lalu berlutut lebih dulu dan berkata dengan
suara perlahan; "Yaya, Gwat Eng sudah ajak mereka datang kemari
untuk menemui Yaya."
Mengingat pantas menghormati orang tua, bersama
Gouw Ya Pa lantas Ho Kie turut berlutut.
Mendadak dari depan mereka terdengar suara orang
ketawa berat. Meskipun suara itu rendah, tetapi ditelinga
kedengaran sangat nyata. sehingga diam2 Ho Kie
terperanjat atas ketinggian Ilmu Iweekang orang tua itu.
Maka ia lantas berkata sambil tundukan kepalanya:
"Boanpwee, Ho Kie dan Gouw Ya Pa di sini memberi
hormat kepada Locianpwe."
Suara ketawa lantas berhenti, disusul dengan suara yang
dingin ; "Baik! Bangunlah !"
Ketika Ko Kie angkat mukanya, seketika lantas berdiri
kesima! Didepannya, sejauh kira2 delapan kaki, diatas sebuah
tempat tidur duduk bersila seorang tua kurus kering yang
rambutnya sudah putih seluruhnya.
Orang tua itu karena badannya kurus dan pakaiannya
gerombongan, maka kelihatannya agak lucu. Apa yang
lebih menarik perhatian Ho Kie ialah sepasang matanya
yang tajam yang pada saat itu tengah mengawasi dirinya
dengan tidak berkesip. Orang tua itu dengan perlahan mengulapkan tangannya
yang kurus, Siu Gwat eng segera mengambil dua kursi
untuk kedua tamunya. Sekarang Ho Kie tidak berani angkat kepala lagi, sambil
tunduk ia berkata pula ; "Boanpwe, atas ajakan nona Siu datang kemari untuk
menjumpai Locianpwee,"
Orang tua itu lantas menjawab dengan perlahan ;
"Lohu mengasingkan diri disini sudah hampir lima puluh
tahun lamanya. Hari ini baru dapat bertemu dengan orang
luar. Kalian berdua murid dari golongan mana?"
Belum lagi Ho Kie menjawab Siu Gwat Eng sudah
menghampiri Yayanya dan berbisik bisik ditelinganya entah
apa yang diucapkannya. Orang tua itu angguk-anggukkan kepalanya, wajahnya
yang kisut telah menunjukkan sikap yang seperti ketawa
tapi bukan ketawa. "Baik!! Kalau begitu memang ada jodoh." katanya.
Ho Kie merasakan seperti sedang duduk diatas duri,
entah apa sebabnya ia merasa sangat jemu terhadap orang
tua dan cucuaya itu, maka ia lantas berbangkit dan berkata ;
"Boanpwe merasa telah mengganggu ketentraman
Locianpwe, dalam hati merasa tidak enak sendiri, maka
sekarang pula Boanpwe ingin minta diri."
Orang tua itu mendengar perkataan Ho Kie, wajahnya
mendadak berubah. "tunggu dulu, Lohu ingin bertanya kepadamu!" ia
menahan. Terpaksa Ho Kie harus duduk lagi. Ketika ia melirik
kepada Gouw Ya Pa, sang kawan itu sedang mengawasi
padanya, maka keduanya lantas ketawa getir dan angkat
pundak. Orang tua itu dengan tiba2 bertanya:
"Lohu sudah lama tidak pernah dengar urusan dunia,
apa Cian tok Jin mo Jie Hai ada baik?"
Ho Kie tidak senang mendengar pertanyaan itu maka
lalu menjawab dengan suara dingin:
"Apakah Locianpwee menanyakan si iblis itu" Dia
sekarang sudah menjadi kauwcu dari Hian kui kauw.
Kambratnya tersebar dimana mana sehingga bisa malang
melintang didunia dan merupakan satu iblis nomor satu
pada dewasa mi ....... ."
Orang tua itu perdengarkan suara ketawanya yang aneh.
"Bagus! Bagus! Dia adalah seorang yang berhati kejam
dan telengas, merupakan seorang luar biasa yang jarang ada
dalam dunia." kata pula orang tua itu.
Ho Kie membisu. Hanya dalam hati saja ia berpikir.
"Apa orang tua ini sedang memikirkan hubungan antara
murid dan guru sehingga mau bekerja sama dengan Cin tok
Jin mo?" Selagi masih berpikir, orang tua itu mendadak berkata
pula sambil mengawasi padanya dengan sorot mata yang
tajam, "Apa kau ingin ke Kui kok untuk menuntut balas?"
"Aku yang rendah dengan Hian kui kauw mempunyai
permusuhan yang sangat dalam, maka pasti aku hendak
menuntut balas." jawab Ho Kie dengan mendongkol,
Pada saat itu, terhadap orang tua itu dalam hati
mempunyai perasaan agak bimbang, maka kalau tadi


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membahasakan dirinya dengan boanpwe, sekarang telah
merubahnya dengan perkataan "Aku yang rendah" yang
mengandung maksud kurang menghormat.
Tetapi orang tua itu yang sedang mengawasi padanya
dengan penuh perhatian, sedikitpun tidak menunjukkan
rasa kurang senangnya terhadap sikap Ho Kie itu.
Setelah perdengarkan suara ketawanya yang aneh, ia lalu
bertanya pula : "Apa kau sudah yakin benar, dengan kepandaian yang
sekarang kau miliki ini kau bisa menangkan Jie Hui?"
"Aku yang rendah, meskipun mengetahui kepandaian
masih rendah, belum cukup untuk menjatuhkan diri si iblis
tua, tetapi permusuhan itu dalam laksana lautan, tidak mau
aku mundur." "Bagus!!- Kau mempunyai nyali dan ambekan yang
besar. Lohu sudah mempunyai daya upaya untuk
membantu kau melaksanakan cita2mu. Tetapi entah kau
suka atau tidak?" Ho Kie merasa kaget dan girang, maka segera ia berseru
"Locianpwe!! Kau kata bisa membantu aku menuntut
balas?" Orang tua itu menganggukkan kepalanya.
"Lohu sejak dibikin celaka oleh murid durhaka, Jie Hui
itu, maka lantas mengasingkan diri ditempat ini yang
sampai saat ini sudah hampir lima puluh tahun lamanya.
Kau mau pergi ke Kui-kok, ini juga berarti mewakili Lohu
menghukum murid murtad itu. Hanya saja kau dan aku
masih belum begitu kenal betul. Kalau usaha untuk
menundukkan Jie Hui itu kuajarkan padamu, siapa yang
bisa tanggung kalau hatimu berubah serupa dengan
perbuatan Jie Hui yang telah mencelakakan Lohu?"
"Kalau Locianpwe mau memberi bantuan, aku berani
angkat tangan bersumpah, pasti tidak akan mengingkari
janji atas budimu ini!......"
Tetapi orang tua itu ber-ulang2 menggelengkan
kepalanya. "Lohu sudah tertipu sekali, maka sekarang sudah tidak
percaya lagi terhadap segala sumpah!"
Ho Kie merasa putus asa, ia berkata sambil menghela
napas : "Kalau Locianpwe mengatakan demikian, aku juga tidak
berani memaksa." Mendadak orang tua itu berkata sambil ketawa dingin ;
"Lohu cuma mempunyai satu cucu perempuan. Kalau
kau mau membantu Lohu untuk meneruskan bebanku ini,
terhadap dirinya cucu perempuan. Lohu akan menurunkan
padamu semacam ilmu kepandaian luar biasa yang telah
kuyakinkan selama beberapa puluh tahun lamanya. Saat
itu, jangan kata kau hanya hendak menuntut balas terhadap
Jie Hui, sekali pun kau ingin menjagoi dunia apa susahnya"
Ho Kie tergerak juga hatinya, ia bertanya;
"Locianpwee, suruh aku bagaimana mengatur diri nona
Siu" Apa suruh aku ajak dia bersama2 pergi ke Kui kok ?"
Mendadak orang tua itu tertawa tergelak-gelak:
"Sudah tentu suruh kau bawa dia sama2 pergi ke Kui
kok, bahkan kau harus bawa dia pergi merantau didunia
supaya dia bisa membantu kau menjagoi dunia,"
Ho Kie tidak mengerti apa maksud orang tua itu:
"Ha! ini......."
Tetapi orang tua itu mendadak memotong;
"Penemuan yang luar biasa ini, bagi orang lain yang
meratap setiap hari juga mungkin sukar didapatinya, kau
masih hendak berkata apa lagi?" Eng-jie kau antarkan dia
kekamar dulu. untuk siap sedia. Yayamu akan segera keluar
dunia lagi untuk menyelesaikan urusan besar ini."
Siu Gwat Eng mendadak seperti orang malu2, ia
menjawab sambil tundukkan kepala, kemudian
menghampiri Ho Kie dengan tindakan perlahan:
Ho Kie melihat gelagat kurang baik, maka buru2 berkata
pula: "Apa maksud Locianpwee itu, aku masih belum
mengerti." "Anak bodoh. Mulai hari ini dan untuk selanjutnya kau
adalah seorang jago dan orang kuat nomor satu didunia.
juga menjadi cucu menantunya Thian sat Sia kun. Apa kau
tidak merasa girang?"
Bukan main kagetnya Ho Kie. dengan cepat lantas
lompat bangun dari kursinya, Gouw Ya Pa juga lantas
lompat berdiri, sambil menepuk pundaknya Ho Kie ia
berkata : "Saudara Ho, kau jangan sekali2 terima permintaannya.
Nona itu parasnya menakutkan orang,"
Ho Kie berkata dengan suara gusar:
"Kalau locianpwe benar2 hendak membantu diriku yang
rendah sudah tentu aku merasa sangat berterima kasih,
tetapi suatu perkawinan adalah soal besar. Harus mendapat
persetujuan kedua pihak yang bersangkutan dulu,
bagaimana bisa dipaksa?"
"Kalau begitu, apa kau tidak suka?" tanya Thian sat Sin
Kun dengan suara dingin. "Maaf Locianpwe, aku ada seorang rendah tidak pantas
untuk menjadi kawan hidup nona Siu." jawab Ho Kie
sambil angkat tangan memberi hormat.
"Tidak apa. ucapan lohu sudah dikeluarkan, tidak pantas
juga harus dibikin pantas."
Ho Kie jadi gusar : "Dengan terus terang kukatakan, dengan wanita seperti
cucu perempuan ini...,"
"Lohu tahu!!" orang tua itu memotong. "Soal jelek bagus
kalau jodoh itulah takdir. Kau tidak perlu memikirkan soal
ini." Ho Kie yang mendengar itu, benar2 merasa kewalahan.
Setelah malongo sekian lamanya. ia baru bisa berkata
dengan suara bengis ; "Locianpwee, dalam segala hal aku boleh menurut,
hanya dalam hal perjodohan, maafkan aku tidak sanggup
menerima." Orang tua itu matanya mendelik.
"Apa" Apa kau sudah mempunyai pacar lain ?" ia
membentak. Ho Kie hatinya bergerak, maka lalu menjawab :
"Memang benar, aku sudah mempunyai tunangan, maka
soal perjodohan ini aku tidak dapat menerima."
"Ini juga tidak apa. Lohu bukan seorang yang berpikiran
cupat.. Seorang laki2 boleh mempunyai tiga atau empat
isteri, maka lohu berikan ijin untuk kau kawin lagi saja
sudah." Keterangan itu agaknya sudah merupakan suatu
keputusan yang susah untuk dirobah.
Terpaksa Ho Kie harus berlaku keras juga. ia tetap
dengan penolakannya, tidak mau mengalah sedikitpun juga,
"Cianpwe, paling baik jangan memaksa-Aku yang
rendah tidak bermaksud apa2 dengan nona Siu. maka tidak
dapat menerima soal perkawinan ini. Sampai disini saja.
kami ingin minta diri.!!" Sehabis berkata Ho Kie lalu
menarik tangan Gouw Ya Pa dan berjalan keluar dengan
tindakan lebar. Thian-sat Sin-kun tiba2 perdengarkan suara tertawanya
yang aneh, lalu berkata dengan suara keras :
"Binatang! Sungguh besar sekali nyalimu!! Apa kau
anggap Lohu ada satu patung" Disini kau tidak boleh
berbuat sesuka hatimu. Eng-jie tangkap mereka !"
Siu Gwat Eng dengan cepat lantas bertindak, ia
menghadang didepan mereka.
Gouw Ya Pa tahu kalau perempuan jelek ini sangat
lihay, maka buru2 sembunyi dibelakang Ho Kie sambil
berkata dengan suara perlahan :
"Saudara Ho, kedua lengan baju perempuan ini sangat
lihay. Kau harus sangat hati hati"
Ho Kie ketawa dingin, sambil melangkah maju ia
berkata dengan suara sungguh2.
"Nona, karena kami memandang kau sebagai kaum
wanita, kami tidak suka turun tangan terhadapmu. Harap
kau jangan mendesak keterlaluan."
"Yayaku sangat memandang tinggi dirimu" Siu Gwat
Eng menjawab dengan gusar. "Tidak nyana kau adalah
seorang yang tidak kenal budi orang, Hari ini nonamu akan
suruh kau membuka mata."
Gouw Ya Pa yang berada dibelakang Ho Kie lantas
memaki dengan suaranya yang kasar:
"Perempuan jelek tidak tahu malu!! Kau sudah menjadi
gila ingin mendapatkan laki2. Orang sudah tidak suka kau,
kenapa masih mau memaksa terus."
Siu Gwat Eng merasa sangat malu, maka setelah
membentak keras, lengan kirinya lantas bergerak
menyerang muka Gouw Ya Pa.
Ho Kie menggeram, ia lalu tarun tangan untuk
menyambuti serangan Siu Gwat Eng,
Siu Gwat Eng terperanjat, dengan gerakannya yang gesit
ia menghindarkan serangan Ho Kie dan lompat mundur
tiga langkah- Sambil menarik diri Gouw Ya Pa, Ho Kie berkata
dengan suara perlahan: "Gouw Toako lekas jalan!?"
Kedua orang itu dengan cepat lari menuju kepintu.
Mendadak terdengar suara nyaring, pintu yang
mempunyai perlengkapan pesawat rahasia itu dengan cepat
telah menutup sendirinya.
Ho Kie terperanjat, sambil menarik tangan Gouw Ya Pa
ia memutar tubuhnya sehingga berdiri membelakangi pintu.
Thian sat Sin kun lalu berkata sambil tertawa aneh:
"Bocah ! Hari ini kalau kau tidak mau menurut, jangan
harap bisa keluar dari kamar ini."
"Kalian dengan cara yang tidak tahu malu mendesak
orang. Sekalipun mati, aku Ho Kie juga tidak akun
menurut." "Satu bocah yang sangat bandel!! Eng jie lekas turun
tangan. Suruh mereka merasai rasanya Thian mo Sin
ciang." Sui Gwat Eng kakinya lalu berputaran, dengan bajunya
yang panjang saling mengibas dan dengan secepat kilat
sudah maju menotok tujuh jalan darah dibadan Ho Kie dan
Gouw Ya Pa. Ho Kie mengetahui kalau ia tidak mengeluarkan
kepandaiannya sukar untuk menundukkan kedua orang itu.
maka setelah mengeluar bentakan keras, lalu sikutnya
diputar, dengan menggunakan gerak tipu Liu sie thian tiaw,
terus menyambar lengan bajunya Siu Gwat Eng.
Siapa sangka, ketika jari dan tangannya sudah hendak
mengenai ujung lengan baju lawannya, mendadak terdengar
ketawa dinginnya Siu Gwat Eng, lengan bajunya ditarik
kembali, tangannya yang tadinya disembunyikan didalam
lengan bajunya dengan cepat bagaikan kilat lantas keluar
menyerang. Ho Kie terperanjat, dengan cepat kibaskan tangan
kirinya untuk menyambuti serangan lawan. Setelah
terdengar suara nyaring, kedua orang itu lantas masing2
mundur tiga langkah. Siu It Cin yang menyaksikan pertempuran itu juga lantas
berkata dengan heran : "Kiranya kau hendak mengandalkan kepandaian yang
tidak berarti ini," Setika Ho Kie mendapatkan kepandaian dari warisan
Toan theng Lojin. Ia percaya akan kekuatan sendiri, tidak
nyana, setelah mengadu kekuatan dengan perempuan jelek
itu, ia telah terdorong sampai mundur tindak, sehingga
diam2 juga merasa terkejut.
Siu Gwat Eng juga kelihatannya terperanjat, tetapi ia
lantas menghentikan serangannya dan tidak mendesak
terus. "Eng jie, kenapa tidak menggunakan Thian mo ciang
hoat untuk membekuk dia?" Perintah Thian sat Sin kun.
Siu Gwat Eng agaknya segan menggunakan ilmunya itu,
ia berada dalam keragu-raguan tidak mau turun tangan.
"Kalau kau tidak mau turun tangan lagi, nanti kalau
yayamu sampai gusar, bocah itu tidak bisa hidup lagi......"
kata Thian Sat Sin kun pula sambil ketawa dingin.
Siu Gwat Eng yang mendengar perkataan itu, mendadak
keluarkan bentakan, kedua lengan bajunya menggetar,
orangnya mundur selangkah.
Ho Kie tidak mengetahui sampai dimana kelihayan ilmu
silat yang dinamakan Thian mo ciang hout, itu ia lantas
siap sedia untuk menghadapi segala kemungkinan,
Ia melihat Siu Gwat Eng mengangkat kedua tangannya
dengan perlahan, sehingga lengan bajunya bergerak gerak
dan mengeluarkan suara berisik.
Entah dengan cara bagaimana, baju luarnya mendadak
terlepas, hanya ketinggalan baju dalamnya saja. Gouw Ya
Pa lantas berseru : "Kurang ajar!!! Perempuan tidak tahu malu."
Belum habis ucapannya Gouw Ya Pa, telinganya
mendadak seperti mendengar suara barang beradu, didepan
matanya berseliweran sinar emas sehingga membuat silau
mata yang melihatnya. Ho Kie dan Gouw Ya Pa terkejut, ketika mereka melihat
lebih jauh, ternyata pakaian dalam Siu Gwat Eng yang
ringkas itu penuh dengan potongan2 kaca kecil beraneka
warna. Kalau badannya bergerak, bukan saja menerbitkan
suara berisik, bahkan potongan2 kaca di seluruh badannya
itu memancarkan sinar beraneka warna yang menyilaukan
mata. Selagi berada dalam keadaan keheran heranan,
mendadak ada berkelebat sinar, dan Siu Gwat Eng sudah
maju menyerang dengan cepat. Dalam keadaan gugup dan
tidak mengetahui dimana sang lawan, Ho Kie hanya
menyambuti serangan itu dengan sembarangan.
Maka kedua serangannya meluncur, telinganya kembali
mendengar suara kerincingan, sambaran angin yang sangat
hebat sudah berada dibelakang dirinya.
Ko Kie buru2 memutar tubuh, tetapi selagi ia bermaksud


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hendak turun tangan, suara itu ternyata sudah pindah ke
samping kirinya dan matanya dirasakan berkunang kunang.
Ho Kie tidak mengetahui ilmu silat apa itu yang
kelihayannya tidak berada di bawahnya ilmw Hu-kut-hiankangnya.
Selagi dalam bingung, suatu kekuatan tenaga yang hebat
sudah menyerang dadanya. Ho Kie membabat dengan tangannya, tetapi tiba
didengarnya suara Gouw Ya Pa yang ternyata sudah rubuh
ditanah, Gouw Ya Pa yang mempunyai latihan ilmu kebal dan
sudah mencapai tingkat kesempurnaan, bagaimana dalam
waktu segebrakan saja bisa dirubuhknn oleh Siu Gwat Eng"
Ho Kie merasa bingung sendiri, mendadak didengarnya
suara ketawa Siu Gwat Eng yang sekarang berada disebelah
kanannnya. selagi menoleh, sikutnya dirasakan kesemutan,
jalan darah Tay-hian-hiat ditubuhnya sudah kena serangan.
Kekuatan dalam badan lantas lenyap dan lantas ia jatuh
numprah di tanah.........
Thian sat Sin-kun setelah perdengarkan suara ketawanya
yang aneh, sebentar kemudian Ho Kie sudah kehilangan
ingatannya. Tatkala ia siuman kembali, telah mendapatkan dirinya
sudah berada diatas pembaringan yang empuk. Lampu dari
sepasang lilin kemanten telah menyilaukan matanya,
Diam2 ia terkejut, "apakah aku sudah........"
Sebenarnya ia ingin bangun, tetapi badannya tidak bisa
digerakkan, ternyata totokan pada jalan darahnya belum
dibuka. Ia menghela napas panjang, rupa2, pikiran
mengaduk dalam hatinya. Sungguh tidak disangka kalau
dirinya akan dijodohkan dengan perempuan jelek itu.
Untuk sesaat lamanya hayangan Lim Kheng berkelebat
di depan matanya, Lim Kheng adalah seorang perempuan
yang cantik, kalau dibandingkan dengan Siu Gwat Eng.
perbedaannya seperti langit dengan bumi, tetapi sekarang
ini dimana adanya Lim Kheng" Mungkin hanya bisa
didapatkan dalam kenangan dan impian saja"!
Tetapi andaikata dikemudian hari bisa menemukan Lim
Kheng, karena disamping ada perempuan jelek itu, apakah
ia masih punya muka untuk menemui padanya" Ia sungguh
tidak berani membayangkan masa yang akan datang yang
menyeramkan itu. Rasa gamas dan sedih serta pikiran untuk menuntut
balas sakit hati ayahnya, dalam menghadapi keadaan
demikian itu, dadanya dirasakan seolah2 mau meledak.
Mendadak pintu kamar terbuka. lalu masuk satu
bayangan orang. Tidak perlu diduga lagi siapa orangnya, orang itu sudah
tentu Siu Gwat Eng adanya, pikir Ho Kie.
cepat2 Ho Kie memejamkan matanya, ia tidak mau
melihatnya. Orang itu perlahan2 mendekati pembaringannya, lalu
mengusap2 jidatnya, kemudian bertanya dengan suara
perlahan. "Saudara Ho, apakah kau masih belum mendusin?"
Ho Kie terkejut, cepat2 matanya dibuka orang itu
ternyata adalah Gouw Ya Pa.
Pada saat itu Gouw Ya Pa mengenakan pakaian warna
merah. Ketika ia memeriksa badannya Ho Kie pada
wajahnya kelihatan perasaan yang tidak keruan.
"Gouw Toako, apa perlunya kau mengenakan pakaian
begini?" tanya Ho Kie dengan heran.
"Bukankah karena kau" Engkongnya perempuan jelek itu
mengatakan, tidak ada orang yang membantunya. Ia suruh
aku membantu membereskan soal perkawinan ini dan ia
memaksa aku memakai pakaian ini." jawab Gouw Ya Pa
sambil tertawa getir. "Ah!! Kau sendiri juga sengaja hendak menggoda aku?"
kata Ho Kie dengan sangat mendongkol
"Apa mau dikata. kita tokh boleh tidak menurut" Orang
tua iiu lebih lihay daripada cucunya. Baru sepatah aku maki
padanya, hampir saja tulang punggungku dibikin patah......"
"Aku sudah di.... dikawinkan dengan dia. apa belum?"
tanya Ho Kie. "Masih belum. Hari baiknya katanya masih belum tiba.
Perempuan jelek itu benar- sudah seperti kemanten baru,
Sikapnya malu2 ia tidak mau menengoki kau, sehingga
orang tua itu menyuruh aku kemari."
"Lekas kau buka totokanku. Kita segera kabur!!"
"Adikku yang baik, kalau aku mampu membuka totokan
jalan darahmu, bagaimana mereka mau percayakan aku
datang kemari?" Hatinya Ho Kie sangat gelisah.
"Gouw Toako, benarkah kau hendak menyaksikan aku
benar2 menikah dengan perempuan itu?"
"Sekarang keadaan sudah jadi begini, tidak bisa tidak
harus menurut" "Pergilah kau. Kenapa kau tidak kawin dengan dia?" kata
Ho Kie dengan gusar, tetapi mendadak ia bisa berpikir lain,
maka lantas berkata pula ;
"Gouw Toako, kau mau tolong aku atau tidak?"
"Aku ingin sekali dapat menolongi kau untuk binasa
saja, tetapi sekarang...."
"Gouw Toako. kalau kau mau menolong aku, aku disini
ada mempunyai suatu akal."
"Akal apa" Coba kau sebutkan."
Ho Kie lantas bisik- ditelinga Gouw Ya Pa wajahnya
mendadak menjadi merah, ia lantas berkata ;
"Aku tidak mau. Kau sendiri anggap dia jelek, tetapi kau
lantas mau geser kepadaku. Kalau begitu kau mau enaknya
sendiri saja." "Ini tokh cuma satu akal saja, bukan benar2 aku suruh
kau kawin dengan dia. kalau kita berhasil, sudah tentu kita
bisa kabur bersama-sama."
Gouw Ya Pa berpikir sejenak, lalu berkata :
"Taruh kata aku bisa berlaku menurut rencanamu, tetapi
jalan darahmu masih belum bisa terbuka, juga percuma
saja." "Kita main sandiwara harus sungguh2, Pergilah kau
beritahukan kepada mereka, katakan aku sudah menurut,
tetapi harus buka totokanku dulu, baru bisa melakukan
upacara." "Akan kucoba," jawab Gouw Ya Pa sambil anggukkan
kepala dan ia lantas berlalu.
Belum berapa lama, benar saja Gouw Ya Pa sudah balik
kembali bersama2 dengan Thian-sat Sin kun.
Thian Sat Sin Kun yang ternyata kakinya hanya tinggal
sebelah, menunjang dengan tongkatnya perlahan lahan
berjalan masuk kamar. Lebih dulu ia memandang Ho Kie dengan sorot mata
yang tajam, Kemudian berkata sambil ketawa dingin.
"Apa kau sudah mau benar?"
Dengan menahan perasaan gusarnya, Ho Kie menjawab
sambil ketawa ; "Boanpwe yang bertekad hendak menuntut balas sakit
hati ayah, karena mengingat Locianpwe sanggup memberi
bantuan, bagaimana boanpwe bisa menyia nyiakan maksud
baikmu itu. Meskipun paras nona Siu itu jelek. tetapi jodoh
yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan, kita tidak bisa berbuat
apa2. Maka boanpwe terima baik maksud locianpwe untuk
melangsungkan perkawinan ini."
Thian sat Sin kun diam saja mendengarkan, setelah
mendengar habis ucapan Ho Kie baru ketawa dan
kemudian berkata : "Semua ucapanmu ini agaknya sudah kau pikirkan
masak2, kau tentu hendak menipu Lohu"
"Ucapan boanpwe ini adalah sejujurnya. harap
locianpwe jangan banyak curiga."
"Kalau kau benar2 bermaksud mengawini cucu
perempuanku, mengapa kau selalu menyebut perkataan
locianpwe" Ini nyata benar kalau maksudmu itu tidak
sejujurnya." Ho Kie bungkam. Sebaliknya Gouw Ya Pa yang berdiri
disampingnya yang ber-ulang2 memberi isyarat kepadanya,
Ho Kie terpaksa tebalkan muka untuk memanggil Yaya.
Thian sat Sin kun lantas ketawa ber-gelak2.
"Itulah baru benar!" katanya puas. Tiba-tiba ia lantas
mengangkat tongkatnya, dengan cepat menotok kelima
jalan darah ditubuh Ho Kie, kemudian mundur kepintu,
lalu berkata pula sambil tertawa;
"Lohu hendak peringatkan kau. Tidak perduli
perkataanmu ini benar atau bohong, jikalau kalian hendak
kabur dengan sebelum melakukan upacara pernikahan,
jangan kau sesalkan kalau Yayamu ini akan berlaku tidak
pandang keluarga." Sehabis berkata ia lalu ketawa bergelak. Ho Kie cepat2
lompat bangun, diam-diam coba kekuatannya, ternyata
tidak ada halangan. Maka lantas berkata kepada Gouw Ya
Pa; "Tindakan pertama sudah berhasil, Gouw toako,
sekarang aku mengandal bantuanmu sepenuhnya."
"Harap saja kau jangan tinggalkan aku setengah jalan!!"
mengeluh sihitam Tidak antara lama, upacara perkawinan telah
dilansungkan. Siu Goat Eng dengan pakaian kemantennya karena
wajahnya tertutup, dipandang dari potongan tubuhnya
memang nampaknya sangat menarik. Dengan tindakan
malu2 ia masuk kekamar dan berduduk dipinggir
pembaringan. "Anak2 dunia kang ouw, tidak usah memakai segala
upacara yang memusingkan kepala, kamu berdua saling
menyoja, kemudian berlutut dan anggukkan kepala tiga kali
di depanku sudah cukup."
Demikian kata Thiun sat Sin kun.
Dengan keadaan terpaksa, Ho Kie cuma bisa menurut
saja. Setelah selesai upacara, Thian Sat Sin kun dan Gouw
Ya Pa meninggalkan kamar kemantin. cuma tinggal Ho Kie
dan Siu Goat Eng berdua. Siu Goat Eng masih merasa malu, ia terus tundukkan
kepalanya. Ho Kie diam2 merasa kasihan kepada nona
kemantin yang nasibnya jelek itu.
ia segan membuka tutup wajah Siu gwat Eng dengan
tindakan perlahan ia menghampiri pintu kamar pura2
menutup kamarnya, kemudian padamkan api lilin,
Siu Goat Eng tiba2 berkata :
"Engko Kie, kenapa kau bikin padam lampu lilin.
Padahal itu harus dinyalakan sampai terang tanah!!"
"Aku tidak bisa tidur kalau ada penerangan!" jawab Ho
Kie. Siu Goat Eng berkata pula sambil menghela napas.
"Aku tahu bahwa parasku sangat jelek, kau tentunya
tidak suka melihat wajahku yang jelek itu. Ah meski
wajahku jelek, tapi aku nanti bisa menyinta kau dengan
setulus hati, supaya kau tidak membuang buang aku........"
Ho Kie yang mendengarkan ucapan nona kemantin itu
hatinya merasa pilu. hampir saja ia memeluk nona itu. tapi
kemudian di urungkan. "Sudahlah, mari kita tidur!" demikian ia berkata sambil
kertak gigi, Siu Gwat Eng kembali menghela napas panjang. lalu
membuka pakaian kamantinnya dan merebahkan diri
dipembaringan. tepat pada saat itu pintu kamar telah terbuka dengan
perlahan, sesosok bayangan manusia telah berkelebat
masuk, Ho Kie menggeser tubuhnya kepinggir pembaringan,
kemudian menarik tangan orang itu dan menunjuk
kepembaringan. Orang itu tidak berkata apa2 lantas naik
dipembaringan............
Ho Kie dengan secara gesit sekali sudah lompat turun
menghampiri pintu dan menantikan sambil menahan
napas........,. Sang waktu perlahan-lahan telah berlalu, tidak diantara
lama diatas tempat tidur terdengar suara keresekan!
Hati Ho Kie berdebaran, ia harus memperhatikan
gerakan diatas pembaringan, dilain pihak harus pasang
telinganya untuk memperhatikan keadaan diluar kamer.
Diluar pintu mendadak terdengar suara ketukan tongkat
yang sangat perlahan, kalau tidak pasang telinga benar2,
suara itu hampir sukar didengarnya. Mendadak suara
tongkat berhenti didepan pintu,
Ho Kie tidak berani bernapas, ia takut di ketahui oleh
orang tua yang sangat lihay itu.
Mendadak diatas pembaringan terdengar suara orang
merintih : "Aaaaaah. engko...."
Ho Kie terperanjat, diam2 herdoa ;
"Tolol!! kali ini kau jangan sampai timbulkan urusan.....,
." Suara rintihan terdengar pula, diluar pintu tongkat
terdengar lagi, tapi perlahan-lahan kedengarannya makin
jauh. Ho Kie lantas menghela napas lega. Tapi ia masih belum
berani berlaku sembrono. dengan hati2 ia terus menunggu
satu jam lamanya. Mendadak dari atas pembaringan lompat
turun satu bayangan orang,
Ho Kie lantas bertanya dengan suara perlahan :
"Bagaimana apa sudah berhasil?"
"Sudah!! mari kita pergi!!" terdengar suara Gouw Ya Pa.
Ho Kie sangat girang, dengan perlahan ia membuka
pintu lantas keluar dari kamar kemanten.
Dengan sangat hati2 mereka berdua melalui jalan lorong,
diujung lorong ada mulut goa yang menghadap jurang yang
sangat dalam. Tapi baru saja hendak keluar dari mulut goa, mendadak
terdengar suara bentakan "Mau kemana" Berhenti!"
Dua orang itu terperanjat, buru2 hentikan kakinya,
ketika mereka menoleh, seketika itu lantas berdiri terpaku.


Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

-oo0dw0oo- TERNYATA Thian-sat Sin-kun saat itu sudah berdiri
sambil lintangkan tongkatnya dimulut goa.
"Oh, Tuhan! ......" berteriak Gouw Ya Pa, dan lantas
hendak kabur balik ke-dalam.
Ho Kie menyambar tubuh Gouw Ya Pa dengan tangan
kirinya, sambil lintangkan tangan kanannya diatas dadanya,
ia berkata kepada si orang tua :
"Locianpwee. kau dengan aku tokh tidak ada
permusuhan apa2, harap kau jangan terlalu mendesak!"
"Sungguh besar nyalimu, kau... kau perlakukan
bagaimana dengan cucuku?"
"Nona Siu masih berada dalam kamar, boanpwee
tidak..." "Tutup mulut" membentak si orang tua itu, kalau ia
masih berada didalam kamar dalam keadaan tidak apa2,
dengan kepandaian yang dipunyai olehnya, masakan kamu
bisa kabur dengan leluasa" Tidak usah banyak mulut, sudah
tentu kalian sudah turun tangan kejam terhadap dirinya !"
"Boanpwe meskipun tidak suka menikah padanya tapi
juga tidak perlu harus mencelakakan dirinya. Kalau
locianpwe tidak percaya, boleh periksa sendiri...." jawab Ho
Kie gusar. "Baik! Mari ikut aku masuk !"
Ho Kie dalam hati lantas berpikir, hanya satu orang tua
ini saja sudah sulit dihadapi, kalau Siu Gwat Eng
mendusin, kita terpaksa akan tertawan lagi.
Karena berpikir demikian, maka ia lantas menjawab
sambil ketawa ber-gelak2.
"Silahkan Locianpwe periksa sendiri, maaf karena
boanpwe masih ada urusan penting, terpaksa tidak bisa
turut...." Thian-sat sin-kun mendadak ketawa bergelak2. Setelah
berhenti ketawa, sepasang matanya nampak sangat
beringas, dengau sikap keren ia berkata:
"bocah she Ho. lohu sangat hargakan kau, hingga cucu
perempuanku satu-satunya kujodohkan dengan kau. Bukan
saja sudah membantu kau mendirikan rumah tangga
bahkan hendak membantu kau menuntut balas untuk sakit
hati ayahmu. Budi yang sebesar gunung ini kau anggap
sepi, malahan dengan tangan keji menyelakakan diri
cucuku, dan kemudian hendak melarikan diri" Malam ini
kau menyerah secara baik, masih tidak apa tapi kalau kau
tidak mau dengar kata. jangan sesalkan kalau aku nanti
membuka pantangan membunuh. aku nanti bikin tubuhmu
hancur lebur di bawah tongkatku!"
Perkataan itu setiap patah seperti martil yang mengetok
hati nurani Ho Kie dan Gouw Ya Pa. diucapkannya meski
sangat perlahan, tapi kedengarannya sangat nyata dan
seram. Ho Kie bergidik, Tanpa terasa, kakinya mundur satu
tindak, ia coba membantah.
"Perkawinan adalah urusan besar, bagaimana dapat
dipaksa?" "Perintah orang tua itu tidak boleh di bantah. Perkataan
yang keluar dari mulutku aku tidak mengijinkan kau
membantah!" Ho Kie diam2 mengerahkan seluruh kekuatannya
"Kalau locianpwe mau memaksa dengan kekerasan,
jangan sesalkan kalau boanpwee berlaku kurang ajar!!"
"Kau mempunyai kepandaian apa. coba berani main gila
didepan lohu........?"
Ho Kie mengerti bahwa sal ini tidak bisa dibikin beres
secara damai. Selagi orang tua itu masih meleng, ia lantas
keluarkan bentakan keras dan menyerang dengan
menggunakan ilmu Tay lek-kim kong ciang.
Dalam pikirannya Ho Kie, si orang tua yang berdiri
membelakangi mulut goa apa lagi didalam lorong yang
sempit ini, serangannya itu meski tidak bisa membinasakan
jiwanya, tapi setidak tidaknya tentu ia akan menyingkir
untuk mengelakkan serangannya. sehingga ia dapat
kesempatan untuk menerjang keluar dari mulut goa yang
dirintangi oleh orang tua itu.
Siapa nyana siorang tua itu ternyata tidak menyingkir
atau berkelit, bahkan menyambutipun tidak. Ia masih tetap
berdiri sambil ketawa dingin.....
Sebentar kemudian, kekuatan angin yang ditimbulkan
oleh serangan Ho Kie telah menyambar pada orang tua itu.
Thian sit Sin kun cuma tergoyang sedikit pundaknya.
tapi sedikitpun tidaK berkisar dari tempat berdirinya !
Ho Kie kesima, Karena serangannya itu dilancarkan
dengan menggunakan tenaga lebih dari 10 bagian, Jangan
kata manusia, batu cadaspun mungkin hancur karenanya.
Tapi bagaimana orang tua itu tidak bergeming barang
sedikit. Selagi masih berada dalam keheran heranan, tiba2
mendengar suara Thian sat Sin-kun:
"Dengan kepandaianmu yang cuma seupil ini, kalau lohu
berniat membunuh mati kau, sangat mudah seperti
membalikkan telapakkan tangan. Tapi malam ini lohu mau
suruh kau merasa takluk benar2, sekarang lohu berdiri
disini, akan menyambuti seranganmu sampai tiga kali, kau
boleh coba saja." "Baik, kalau 3 seranganku tidak mampu merubuhkan
kau, aku terima meyerah?" jawab Ho Kie gusar.
"Saat itu, sekalipun kau tidak mau menyerah juga sudah
tidak ada lain jalan. Gouw Ya Pa, kau sekarang menjadi
saksinya!" Ho Kie sangat mendongkol, kembali ia hendak
menggunakan tipu serangannya semula untuk menyerang si
orang tua, tapi kali ini ia menggunakan tenaga sepenuhnya.
Serangan dahsyat telah dilancarkan oleh Ho Kie, kali ini
badannya orang tua itu nampak tergoncang hebat, darah
bergolak didadanya dan hampir keluar dari
tenggorokkannya, kakinya tidak bisa berdiri tetap, hingga
akhirnya mundur satu tindak.....
Orang tua itu lantas berubah wajahnya, ia berkata
dengan suara dingin : "bocah, kau benar hebat! Lohu sekarang hendak
pertaruhkan tulang2 lohu yang sudah bangkotan, untuk
menyambuti seranganmu lagi !"
Ho Kie semakin heran, karena kekuatan serangannya
warisan dari Toan-theng Lojin, sudah cukup untuk
menghadapi jago kelas satu yang mana saja didunia Kang
ouw, tapi mengapa tidak mampu merubuhkan orang tua
ini" Ini sungguh Ajaib! Selagi hendak melancarkan serangannya lagi, tiba2 ia
ingat pelajarannya menghantam binatang nyamuk ketika
masih berada di Lembah Patah Hati.
Karena serangannya kedua kali tadi tidak berhasil, maka
sekarang ia hendak mencoba serangan yang biasa
digunakan untuk menghantam binatang nyamuk.
Setelah mengambil keputusan tetap, ia lantas tarik
kembali semua kekuatannya, lalu dipusatkan ketangan
kanannya. Kemudian melancarkan serangan dengan
perlahan. Serangan Itu tidak menimbulkan suara apa-apa, tidak
keras seperti yang duluan.. Tapi orang tua itu mendadak
merasakan ada semacam tenaga yang sukar ditahan,
menyerbu dengan hebat! Ia buru-buru kerahkan kekuatannya dikedua kakinya,
siapa nyana serangan Ho Kie- kali ini jauh berlainan
dengan yang duluan, agaknya mengalir terus tidak
hentinya. Thian sat Sin kun terperanjat, kekuatan coo Khie dalam
dirinya ia perhebat sampai 80% untuk menahan serangan
tersebut. Tapi ketika kedua kekuatan itu saling beradu, ia
rasakan seperti membentur tembok baja yang sangat kokoh,
hingga dirinya sendiri yang terdorong mundur.
Ia semakin heran, selagi hendak melawan lagi, tapi
sudah terlambat! Kakinya terangkat dari tanah, badannya mundur
sempoyongan..... sebentar saja, sudah mundur kemulut goa-
Thian sat Sin kun membentak keras, ia ayun tangan
kirinya menyambuti serangan Ho-Kie yang luar biasa itu.
Ketika kedua kekuatan tenaga dalam itu beradu, lalu
terdengar suara bergemuruh.
Lengan kanan Ho Kie dirasakan kesemutan, ia buruburu
tarik kembali serangannya dan mundur beberapa
langkah. Tapi Thian sat Sin kun sebaliknya mundur beberapa
langkah. mulutnya menyemburkan darah segar, badannya
sudah ada ditepi jurang. Gouw Ya Pa kegirangan-,
"Saudara Ho mari lekas kita serbu!" 'ia berseru.
Berbareng dengan itu, kakinya juga lantas melesat
menubruk dirinya Thian -sat Sin kun.
Si orang tua saat itu sudah tidak punya tempat mundur,
apa lagi ia terluka didalam ketika menyambuti serangan Ho
kie, hingga serbuannya Gouw Ya Pa yang dilakukan seperti
kerbau gila membuat ia berada dalam keadaan yang
berbahaya sekali. Tapi, biar bagaimana ia seorang jago tua yang sudah
kenamaan, dalam keadaan sangat berbahaya seperti itu, ia
masih bisa menahan supaya luka dalamnya tidak
menghebat. Kemudian dengan menggunakan kekuatan
yang dinamakan "Eng-jiaw-lek" (Kekuatan kuku Garuda)
jari2- kanannya ditancapkan dibahu gunung, badannya
melengak dengan gaya Thio pan-kio hingga dirinya
bergelantungan disamping jurang.
Ketika serbuannya menemui tempat kosong, Gouw Ya
Pa tidak mau mengerti. Lalu maju lagi satu tindak
tangannya menghantam kaki tunggal si orang tua.
Thian-sat Sin-kun dalam keadaan menggelantung sambil
mendongak, ia menyapu dengan tongkatnya, Justru
serangannya itu berbareng dengan datangnya serangan
tangan Gouw Ya Pa. Kalau Gouw Ya Pa bukannya Gouw Ya Pa, pasti akan
menarik kembali serangan tangannya, hingga Thian-Sit Sinkun
bisa balik lagi ke jalan goa. Menghadapi kekuatan si
orang tua itu, buat Ho Kie dan Gouw Ya Pa bisa keluar
dari mulut goa itu, sesungguhnya bukan soal gampang"!
Tapi Gouw Ya Pa ada mempunyai ilmu kebal ia selalu
tidak menghiraukan segala senjata tajam musuhnya yang
ditujukan kepada dirinya. maka terhadap serangan tongkat
si orang tua itu, ia juga tidak menggubris sama sekali.
Bukan saja tidak menarik kembali serangannya, bahkan
memperhebat serangannya. Serangan itu dengan cepat mengenakan kaki Thian-sat
sin Kun, Sehingga tubuh orang tua itu meluncur kedalam
jurang...... Tapi serangan tongkat si orang tua juga mengenakan,
pinggang kanan Gouw Ya Pa, apa mau ilmu kebalnya
Gouw Ya Pa kali ini tidak sanggup menerima serangan
tongkat si orang tua, hingga pinggangnya dirasakan sakit
dan mundur sempoyongan, kemudian duduk tumprah
ditanah, jidatnya mengucurkan keringat dingin!
Ho Kie lalu menghampiri sambil membimbing bangun,
ia suruh kawannya itu mencoba menjalankan
pernapasannya. "Tidak apa, cuma pinggangku sedikit sakit!"
demikian jawabnya pemuda bandel itu sambil ketawa
meringis-. "KEKUATAN tenaga lweekang Thian-sat Sin-kun
bukan main hebatnya, jangan2 kau terluka bagian
dalamamu." "Dia sudah kuhajar sampai jasuh kedalam jurang,
mungkin lukanya juga tidak ringan, mari kita lekas pergi!"
Ho Kie melongok kebawah jurang, ternyata dalamnya
cuma kira2 5-6 tumbak saja, dalam hati merasa cemas.
"jurang ini tidak dalam, Bagaimana bisa melukai dia "
Mari kita lekas berlalu dari sini!" Ia mengajak kawanya.
Duka Lara Dewi Tatoo 2 Panji Sakti Karya Khu Lung Rajawali Lembah Huai 2
^