Pencarian

Pendekar Baja 15

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long Bagian 15


"Keparat Ong Ling-hoa itu sungguh setan iblis, di mana pun
sarangnya tidak lupa tersedia tempat tidur ....?cap Miau-ji dengan
gemas, mendadak ia berteriak, "Biar kuhancurkan dulu tempat
tidurnya untuk melampiaskan rasa dongkolku.?
Segera ia melompat maju dan menarik kelambu. Siapa tahu, baru
saja kelambu terpegang, mendadak terdengar suara "keriang-keriut?
berkumandang dari bawah tempat tidur. Seketika dia berhenti
bergerak dan mendengarkan dengan cermat.
Sim Long juga bergirang dan pasang telinga. Terdengar suara itu
semakin dekat dan makin keras.
"Hah, jangan-jangan itu dia,? desis Miau-ji.
"Ya, mungkin betul ....? sahut Sim Long dengan suara tertahan.
Terdengar pula suara "krek? lagi, ranjang seperti mulai bergerak.
Sim Long memandang sekeliling kamar ini dan dapat dipastikannya
kamar ini tidak mengalami sesuatu perubahan, segera ia menarik
Miau-ji dan bersembunyi di belakang kelambu yang terbuat dari kain
satin tebal dan rapat. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Selagi Miau-ji hendak bersuara pula, mendadak ranjang besar itu
menjeplak dan dua orang menerobos ke luar.
Terdengar seorang berkata, "Hendaknya kendurkan peganganmu
supaya aku dapat bernapas lebih longgar.?
Tangan Miau-ji terasa gemetar, itulah suara Cu Jit-jit.
Seorang lagi lantas menanggapi dengan tertawa, "Memondong nona
cantik semacam dirimu rasanya sangat berat untuk melepaskanmu.?
Suara tertawa jalang itu membikin telinga Miau-ji menjadi merah dan
dada hampir meledak saking gusarnya. Nyata itulah suara Ong Ling-
hoa, keparat ini benar-benar telah muncul.
Terdengar Ong Ling-hoa menghela napas panjang, katanya dengan
tertawa, "Sungguh kurang ajar, keparat itu justru muncul pada saat
yang paling genting, sehingga menggagalkan urusan kita.?
Jit-jit juga menghela napas dan menjawab, "Hm, kusangka cuma
Sim Long saja yang kau takuti, rupanya kau pun takut kepada Hoan
Hun-yang sehingga larimu secepat ini, masa engkau tidak merasa
malu padaku"? Miau-ji saling pandang sekejap dengan Sim Long, diam-diam ia
membatin dengan menyesal, "Bila tahu tempat yang dituju Hoan
Hun-yang itu akan menemukan Ong Ling-hoa di sana, tentu kami
ikut pergi bersama dia ke sana.?
Dalam pada itu Ong Ling-hoa lagi berkata pula dengan tertawa,
"Memangnya kau kira aku takut kepada Hoan Hun-yang" Hm, aku
cuma khawatir di belakang Hoan Hun-yang akan menyusul datang
Sim Long dan si kucing rakus itu.?
"O, kiranya engkau toh takut kepada mereka, mau juga engkau
mengaku terus terang.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Juga bukan lantaran kutakut kepada mereka,?jar Ong Ling-hoa
dengan tertawa. "Di sana kan ada orang yang siap melayani mereka,
kita sendiri mencari suatu tempat tenang untuk ....?
"Auhh, tanganmu ....? mendadak Jit-jit berteriak.
"Tanganku kan sangat pintar, selalu mengarah ke tempat yang
menyenangkan,?jar Ong Ling-hoa dengan tertawa.
"Jang ... jangan, singkirkan tanganmu,? terdengar Jit-jit berkeluh.
"Eh, kenapa kau rewel, bukanlah sudah kau sanggupi akan kawin
denganku"? "Tapi ... tapi, hendaknya kau buka dulu Hiat-toku,? mendadak Jit-jit
bersuara genit. "Begini kan tidak ... tidak baik, masakah kau takut
aku akan lari"? "Aku memang khawatir,? sahut Ling-hoa.
"Kan sudah kuterima keinginanmu, masa perlu kulari"?
"Sekarang engkau belum terhitung orangku, sebentar lagi kalau ...
kalau sudah beres barulah akan kuturuti segala permintaanmu.?
"Tapi ... tapi engkau .... Oo, jangan ....? Jit-jit berkeluh pula dengan
terengah. Tangan Sim Long menjadi gemetar mendengar percakapan mereka.
Si Kucing juga tidak tahan, mendadak ia meraung, ia tarik kelambu
sekuatnya sehingga robek. Ong Ling-hoa berteriak kaget sambil
melompat bangun. Ternyata dia cuma memakai baju dalam saja, air muka tampak
pucat, setelah melompat turun dari tempat tidur segera ia meraih
sebuah kursi terus dilemparkan ke arah Him Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mata Miau-ji merah membara, sama sekali ia tidak berkelit dan
menghindar. Tepat kursi menimpa tubuhnya dan tergetar hancur,
sebaliknya ia tetap menubruk ke arah Ong Ling-hoa sambil berteriak
murka, "Ong Ling-hoa, serahkan nyawamu!?
Secepat kilat Ong Ling-hoa menyerang, sekaligus ia menghantam
empat kali. Terdengar suara "plak-plok? berulang, empat kali
pukulan itu sama mengenai tubuh Him Miau-ji, sebaliknya Miau-ji
juga berhasil mencengkeram dada Ong Ling-hoa.
Jika pada waktu biasa sedikitnya Miau-ji akan terluka parah andaikan
tidak binasa terkena pukulan-pukulan Ong Ling-hoa itu, tapi
sekarang luka Ong Ling-hoa sendiri belum lagi sembuh, tenaganya
banyak berkurang sehingga Miau-ji sanggup menahan pukulannya.
"Him-heng, kau ....? seru Ong Ling-hoa dengan muka pucat.
"Memangnya kau ingin hidup lagi"? jengek Miau-ji dengan murka,
berbareng ia hantam kepala orang.
Bilamana pukulan ini tepat mengenai sasarannya, mustahil kepala
Ong Ling-hoa takkan hancur lebur. Untung baginya mendadak
sebuah tangan menangkis baginya sehingga pukulan Miau-ji itu
terpatahkan. "Mengapa engkau merintangi pukulanku, Sim Long"? teriak Miau-ji
gusar. "Biarkan dia hidup sementara ini, masih banyak urusan yang harus
kutanyai dia,? kata Sim Long. "Saat ini dia sudah berada dalam
cengkeraman kita, memangnya kau takut dia kabur lagi"?
Dengan gemas Miau-ji berkata, "Sungguh ingin kucincang dia saat
ini juga.? Dia lantas melepaskan Ong Ling-hoa dan melengos. Dilihatnya
rambut Cu Jit-jit kusut dan tangan memegang selimut yang
membungkus tubuhnya dengan rapat, nona itu sedang
memandangnya dengan terkesima.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kau ... kau ....? Miau-ji menjadi gelagapan. Mendadak ia berpaling
pula dan tidak memandang si nona lagi, ia mengepal tinjunya
dengan erat. Sim Long telah menutuk beberapa Hiat-to Ong Ling-hoa, lalu
pandangannya juga beralih kepada Cu Jit-jit dengan senyum tak
senyum, akhirnya ia menyapa, "Engkau baik"?
"Aku ... aku ....? bibir Jit-jit bergerak, tapi sukar untuk bicara.
Sekian lama Sim Long termenung, katanya kemudian dengan
menyesal, "Sungguh aku tidak mengerti mengapa engkau ....?
Mendadak Jit-jit menangis tergerung-gerung, ucapan Sim Long itu
serasa pisau menghunjam hulu hatinya, ratapnya, "O, Sim Long,
engkau pasti paham, engkau harus mengerti.?
"Benar aku harus mengerti"? gumam Sim Long.
Mendadak si Kucing berteriak tanpa menoleh, "Tadi engkau tidak
menangis, sekarang apa yang kau tangisi"?
"Aku ... aku ....? Jit-jit tidak mampu bicara lagi.
Dengan suara rada gemetar si Kucing berkata pula, "Apakah engkau
menangis karena kedatangan kami" .... Baiklah kami pergi saja ...
supaya kalian ....? "Keji amat kau bicara demikian, Miau-ji!? teriak Jit-jit parau, "Masa
engkau tidak tahu, aku ... aku terpaksa, jika aku tidak bicara begitu
padanya, apa yang akan terjadi atas diriku" ... aku cuma berusaha
mengulur waktu saja.?khirnya si Kucing menghela napas dan menunduk.
"Sebenarnya engkau ada jalan lain,?cap Sim Long perlahan.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Betul, aku memang mempunyai jalan lain,? seru Jit-jit. "Tapi aku
belum mau mati, aku ingin menuntut balas, aku ... aku ingin
melihatmu sekali lagi.? "Aku" ....? Sim Long bergumam.
"Engkau tidak percaya" ... tidak percaya"? Jit-jit menegas.
"Kupercaya.? "Dan dapatkah engkau memaafkan daku"?
"Ya, kumaafkan.? Tapi Jit-jit lantas menangis sedih lagi, ratapnya, "Kutahu hatimu
tidak senang melihat tindakanku tadi, tapi untuk itu engkau boleh
mencaci maki diriku, boleh kau hajar diriku, aku cuma memohon
janganlah engkau bersikap dingin padaku.?
"Aku bersikap dingin"?
"Aku ... aku ....? remuk redam hati Jit-jit dan tidak sanggup bicara
lagi. Perlahan Sim Long mendekati si nona dan membuka Hiat-tonya,
katanya, "Pakailah bajumu.?
Mendadak Jit-jit menubruk maju dan merangkulnya erat-erat, meski
tubuhnya cuma memakai baju dalam juga tak dipikirkan lagi. Ia
merangkul dengan menangis sedih.
Namun Sim Long tidak terpengaruh, ia berdiri diam dan berucap,
"Lepaskan tanganmu.?
"O, Sim Long, kejam amat engkau, apakah engkau tidak dapat
memaafkanku"? "Kan sudah kukatakan kumaafkanmu.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Meski di mulut kau bilang demikian, tapi dalam hatimu tidak. O,
Tuhan, seharusnya lebih baik kumati saja tadi. Namun aku ... aku
ingin mati saja di tanganmu.?
"Kenapa kau ingin mati, bukankah selama ini aku memang bersikap
demikian padamu, kau pun sudah cukup mengetahui.?
"Aku tidak ... tidak tahu, kuyakin engkau suka ... suka padaku, betul
tidak Sim Long, katakan"!?
"Lepaskan!? kata Sim Long.
Mendadak Jit-jit mengusap mata dan berteriak dengan
menggereget, "Baik Sim Long, aku memang tidak setimpal bagimu,
aku tidak ingin apa-apa lagi, aku cuma mohon kau bunuh saja
diriku.? "Pakai bajumu,? kembali Sim Long berkata.
Mendadak Jit-jit melompat ke dekat dinding sana dan melolos
sebilah pedang serta dilemparkan kepada Sim Long. Terpaksa anak
muda itu menangkap senjata itu.
"Sim Long ....? jerit Jit-jit sambil membentang kedua tangan dan
membusungkan dada terus menubruk ke ujung pedang yang
dipegang Sim Long. Tapi hanya sekali menggetar tangannya, seketika pedang yang
dipegangnya patah sebatas tangkai.
"Trang?, pedang jatuh ke lantai, Jit-jit juga terkulai dengan tangis
yang memilukan. Sim Long terdiam sejenak, katanya kemudian kepada Miau-ji,
"Mungkin Hoan Hun-yang lagi menghadapi bahaya, kupergi ke sana
membantunya, kau jaga mereka di sini, segera kukembali lagi
kemari.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Segera ia membalik tempat tidur dan melompat masuk ke dalam
lorong itu. "Tunggu, Sim Long ....? seru Miau-ji, namun Sim Long sudah
menghilang. Cahaya lampu yang menempel di dinding gemerdep menyinar wajah
Him Miau-ji, ternyata air matanya telah bercucuran. Ia pikir hati Sim
Long sungguh sedingin es, meski dia tahu juga sebab apa orang
berhati setega itu, tapi ia tetap tidak setuju.
Ia cuma memandang Jit-jit dengan rasa sedih tanpa bicara.
Mendadak Ong Ling-hoa menghela napas dan berkata, "Wahai Sim
Long, meski engkau adalah musuhku yang paling besar, tapi aku
tetap kagum padamu. Bahwa engkau tega bersikap demikian
terhadap gadis yang mencintaimu, sungguh aku mengaku bukan
tandinganmu.? "Tutup mulut!? bentak Miau-ji mendadak.
"Wahai kucing yang rakus, baru sekarang kutahu engkau juga
menyukai Cu Jit-jit,? kata Ling-hoa pula. "Kalau tidak tentu tadi
engkau tidak perlu emosi begitu dan marah-marah padaku, cuma
sayang ....? "Berani kau bicara lagi, segera kubunuh dirimu!? bentak Miau-ji.
"Baik, aku tidak bicara lagi, memang tidak pantas kukorek isi hati
orang lain.? Meski dia bilang tidak mau bicara lagi, toh dia tetap omong pula.
Orang ini benar-benar gembong iblis yang luar biasa, kecuali dia
mana ada orang lain yang bersikap setenang seperti ini dalam
keadaan demikian. Mendadak Jit-jit berdiri dan tidak menangis lagi, perlahan ia
mendekati tempat tidur dan memakai bajunya. Wajahnya mendadak
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
berubah dingin tanpa perasaan, seperti di situ tidak ada orang lain
lagi. Miau-ji menunduk, tidak berani memandangnya, juga tidak tega
untuk memandangnya. Tapi Jit-jit lantas mendekati si Kucing dan menjura padanya.
"Ken ... kenapa kau ....? tersendat juga suara Miau-ji.
"Engkau sangat baik padaku,?cap Jit-jit dengan kaku, "sebaliknya
aku ... aku .... Ai, saat ini sungguh aku berharap cuma kenal engkau
seorang saja dan tidak kenal orang lain, namun sayang ... di dunia
ini memang banyak kejadian yang tidak bisa memenuhi harapan
orang. Kutahu hatimu, aku benci padaku sendiri, mengapa aku tidak
....? Mendadak Miau-ji bergelak tertawa, ia pegang pundak Jit-jit dan
berseru, "Tidak perlu kau bicara lagi. Apa pun juga aku tetap
sahabatmu, hidup Him Miau-ji bisa mempunyai seorang sahabat
perempuan sebagai dirimu, sungguh tidak sia-sia hidupku ini.?
"Engkau sungguh lelaki sejati, sungguh aku tidak tahu ada berapa
orang lelaki di dunia ini serupa dirimu, alangkah baiknya bilamana
aku mem ... mempunyai seorang kakak seperti dirimu ini,? kata Jit-
jit dengan hampa. "Kenapa tidak sekarang juga kau angkat aku sebagai kakak"?cap
Miau-ji dengan tertawa. "Benar kau mau menerima diriku sebagai adik"?
"Tentu saja.? "O, Toako, sungguh aku sangat ... sangat bahagia ....? dengan suara
terharu Jit-jit lantas memberi hormat.
Air mata Miau-ji hampir menetes lagi, tapi di mulut ia berkata
dengan tertawa, "Adik yang baik ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Jangan lupa, Toako, selamanya aku adalah adikmu yang baik,?
tukas Jit-jit. "Selanjutnya bila ... bila adikmu ini berbuat sesuatu
kesalahan, dapatkah Toako memberi maaf"?
"Tentu saja,?jar Miau-ji.
"Terima kasih, Toako ....? kata Jit-jit sambil melangkah maju secepat
kilat dan di luar dugaan ia terus menutuk beberapa Hiat-to
kelumpuhan tubuh Him Miau-ji.
Mimpi pun Miau-ji tidak menyangka mendadak Jit-jit bisa
menyerangnya secara mendadak, bahkan sudah roboh pun dia tetap


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak percaya. Ong Ling-hoa juga tercengang sehingga melongo tanpa bersuara.
"Apa ... apa maksudmu ini"? tanya Miau-ji dengan mendongkol.
"Aku ini kan adikmu, Toako ....?
"Masakah seorang adik memperlakukan kakaknya secara demikian"?
damprat Miau-ji. "Jangan marah, Toako,? kata Jit-jit pula.
"Jangan marah?"? teriak Miau-ji. "Hampir gila aku saking gusarnya!?
"Tapi ... tapi Toako tadi kan sudah berjanji akan memaafkan
bilamana adik berbuat kesalahan,? kata Jit-jit dengan menunduk
manja. Miau-ji menjadi serbarunyam, "Tapi ... tapi mengapa ....?
"Dengan sendirinya ada alasannya adik berbuat demikian,? kata Jit-
jit. "Ada alasan kentut, coba jelaskan!?
"Aku berbuat demikian karena ingin kubawa pergi Ong Ling-hoa.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Kejut dan gusar Miau-ji, "Hah, hendak kau bawa pergi dia" Kau ...
hendak kau tolong dia malah"?
"Bukan maksudku hendak menolong dia, aku cuma mau membawa
pergi dia.? "Membawa pergi dia bukan berarti hendak kau tolong dia"?
"Tidak, sebab ... sebab ....? mendadak Jit-jit tertawa dan
menyambung, "Pokoknya ada alasanku, cuma tidak dapat kujelaskan
sekarang.? "Alasan apa" Alasan gila"? teriak Miau-ji.
"Aku tidak gila, kuyakin perbuatanku pasti tidak keliru, maka
kulakukan.? "Masih kau bilang tidak keliru, apa yang kau lakukan ini pasti akan
membuat engkau menyesal selama hidup.?
"Tidak, aku takkan pernah menyesal.?
"Ai, rupanya aku telah salah menilai dirimu, sungguh aku ... aku
berdosa terhadap Sim Long.?
"Pada suatu hari nanti Toako pasti akan tahu perbuatanku ini tidak
keliru.? Mendengar percakapan mereka itu, tentu saja Ong Ling-hoa sangat
senang, segera ia menimbrung, "Apa pun juga aku tidak salah
menilai nona Cu kita, rupanya engkau memang sangat baik padaku.?
Belum habis ucapannya, mendadak Jit-jit melompat maju dan
menamparnya beberapa kali dengan keras.
Seketika muka Ong Ling-hoa berubah menjadi merah bengap, "He,
ken ... kenapa kau" ....? dia jadi melongo juga.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dengarkan, Ong Ling-hoa, jangan keburu-senang dulu!? teriak Jit-
jit dengan geregetan. "Jika kau jatuh dalam cengkeraman Sim Long,
bagimu memang cuma ada kematian. Tapi bila jatuh di tanganku,
akan kubikin engkau mati tidak hidup pun sukar.?
"Omong kosong!? seru Miau-ji. "Memangnya dia belum pernah
terjatuh ke dalam tanganmu dan bukankah dia telah lolos" Kukira
sekali ini kau pun ....? "Sekali ini pasti tidak sama,? potong Jit-jit.
"Hm, tidak sama kentut,? jengek Miau-ji.
"Toako, kutahu ....?
"Jangan kau sebut Toako lagi padaku, aku tidak suka dengar,? si
Kucing meraung. Jit-jit tertawa pedih, "Toako, kutahu engkau marah atas tindakanku
ini, tapi aku terpaksa harus berbuat demikian ....? dengan
menggereget ia terus menyeret Ong Ling-hoa keluar.
Terpaksa Him Miau-ji menyaksikan kepergian orang tanpa bisa
berkutik dengan hati mendongkol.
Mendadak Jit-jit menaruh Ong Ling-hoa di luar dan masuk kembali,
ia berjongkok di samping Miau-ji dan perlahan meraba mukanya
dengan tangannya yang halus itu.
"Singkirkan tanganmu"? Miau-ji meraung pula.
Namun Jit-jit seperti tidak mendengar, ucapnya dengan perlahan,
"Toako Him Miau-ji, maaf, bilamana hidupku ini pernah berbuat
sesuatu kesalahan kepada seorang, maka orang itu ialah engkau.
Selama hidupku takkan kulupakan dirimu ....?
Sampai di sini, tanpa terasa air matanya bercucuran lagi dan
menetes di muka Him Miau-ji. Jit-jit berdiri dan berlari pergi sambil
menyeret Ong Ling-hoa. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Air mata Jit-jit membasahi muka Miau-ji, ia pandang Jit-jit yang
berlari pergi itu dengan perasaan remuk redam, tanpa terasa ia
berteriak, "Jit-jit, kembali ....?
Tapi nona itu tak berpaling lagi. Sungguh Miau-ji tidak paham, tidak
habis mengerti. Mengapa Jit-jit berbuat demikian"
Dia dongkol, gemas dan kesal, "O, perempuan, dasar perempuan
....?a bergumam, baru sekarang dirasakan perempuan memang
sangat sukar dimengerti. Apalagi Cu Jit-jit, jika ada orang
menyangka dapat memahami pribadi Cu Jit-jit, orang itu kalau bukan
orang gila pasti juga orang tolol.
"Aku memang tolol ....? Miau-ji bergumam pula. "Bila Sim Long
kembali dan melihat keadaanku ini, entah bagaimana komentarnya
atas diriku" Kan malu aku"?
Tapi dia sama sekali tidak dapat bergerak, apa dayanya"
Tidak lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara langkah orang.
Suara ini bukan berkumandang dari lorong bawah tanah, tapi dari
luar rumah, jelas yang datang ini bukanlah Sim Long.
"Siapa"? bentak Miau-ji.
Belum lenyap suaranya, seperti orang gila tiga lelaki kekar telah
menerjang masuk. Kiranya ketiga orang yang membawa poci
tembaga yang hendak menolong orang yang keracunan tadi.
Melihat mayat kawan-kawannya bergelimpangan di situ, mata ketiga
orang itu menjadi marah. Apalagi terlihat lagi Him Miau-ji, serentak
mereka menubruk maju. Berubah juga air muka Miau-ji, tapi mendadak ia bergelak tertawa
malah. Salah seorang itu memaki, "Keparat piaraan biang anjing, apakah
engkau yang membunuh kawan kami"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Betul, tepat, sangat kebetulan kedatangan kalian,? seru Miau-ji
dengan tertawa. "Kebetulan untuk membinasakanmu,? teriak orang itu.
"Baik, terima kasih!? kata Miau-ji.
Melihat sikap si Kucing yang tidak gentar itu, ketiga orang berbalik
tercengang dan mengira ada sesuatu perangkap, tanpa terasa
mereka menyurut mundur dua langkah.
"Bagaimana, mengapa kalian tidak turun tangan"? tanya Miau-ji.
"Keparat piaraan biang anjing, benar kau minta mampus"? teriak
seorang di antaranya. "Hahaha, terus terang kuberi tahukan, kawanan binatang, tuanmu
memang lagi ingin mati di tangan kalian bertiga binatang ini, tapi
lebih baik juga daripada tidak mati.?
"Keparat ini mungkin gila,? kata seorang lagi.
"Ya, tampaknya memang gila,?jar orang ketiga.
Dengan gusar Miau-ji lantas membentak, "Binatang, kenapa tidak
lekas turun tangan, bilamana Sim Long pulang tentu kalian tidak
mampu berbuat lagi.? Mendengar nama Sim Long disebut, ketiga orang itu sama kaget dan
tanpa terasa menoleh ke belakang. Untung tidak tampak bayangan
Sim Long. Orang pertama tadi akhirnya membentak, "Baik, jika keparat piaraan
biang anjing ini ingin mampus, biar tuan besar penuhi
permintaanmu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Haha, bagus, ayolah lekas!? seru Miau-ji dengan tertawa. "Segala
apa pun pernah kurasakan, hanya belum tahu bagaimana rasanya
mati.? "Sret?, orang itu terus melolos golok dan membacok.
Di mana sinar golok berkelebat mendadak terdengar suara jeritan,
menyusul lantas terdengar pula dua kali jeritan tertahan, ketiga
orang itu tahu-tahu roboh semua, sebaliknya Him Miau-ji masih
menggeletak di tempatnya tanpa cedera sedikit pun.
Rupanya Sim Long telah kembali, di sampingnya berdiri Hoan Hun-
yang dengan tubuh berlepotan darah.
Miau-ji menghela napas dan memejamkan mata, dirasakan sebuah
tangan menepuk Hiat-to pada tubuhnya, maka terpaksa dia
berbangkit, Sim Long lagi memandangnya dengan tenang.
"Him-heng, kenapa ....? segera Hoan Hun-yang mendahului
bertanya dengan heran. "Minum seceguk arak dulu,? sela Sim Long.
Tanpa bicara Miau-ji angkat buli-buli dan menenggak dua-tiga
ceguk. "Mengapa bisa ....? Belum lanjut ucapan Hoan Hun-yang, kembali Sim Long memotong
lagi, "Ternyata kedatangan kita tidak sampai terlambat.?
Mendadak Miau-ji berteriak, "Sim Long, mengapa tidak kau tanyai
diriku, mengapa tidak kau tanya ke mana perginya Cu Jit-jit dan Ong
Ling-hoa. Mengapa tidak kau tanya sebab apa aku jadi begini"?
"Asalkan engkau selamat, terjadi apa pun tidak menjadi soal,?jar
Sim Long dengan tersenyum.
"Tapi aku ....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Engkau sudah berusaha sepenuh tenaga dan sekarang pantas
beristirahat dulu,? potong Sim Long pula. "Ai, semua ini salahku,
tanpa persetujuanmu segera kutinggal pergi begitu saja. Untuk ini
harus kuminta maaf padamu.?
Miau-ji jadi melenggong, ucapnya dengan menyesal, "O, seyogianya
aku yang mesti minta maaf padamu, tapi engkau malah minta maaf
dulu kepadaku. Padahal Cu Jit-jit dan Ong Ling-hoa telah hilang,
urusan penting ini sama sekali tidak kau singgung, sebaliknya kau
tanya dulu keselamatanku. Ai, mendapatkan sahabat seperti dirimu,
apa pula yang dapat kukatakan .... Nyawa Him Miau-ji ini
selanjutnya kuserahkan padamu.?
"Mengapa Ong Ling-hoa bisa kabur,? tanya Hoan Hun-yang.
"Tentu gara-gara Cu Jit-jit lagi,?jar Sim Long.
"Masakah dia menolong lari Ong Ling-hoa"? tanya Hun-yang ragu.
"Tentunya begitu, betul tidak Him-heng"? kata Sim Long.
Muka Miau-ji menjadi merah, segera diuraikannya apa yang terjadi
tadi. Hoan Hun-yang menggeleng-geleng kepala setelah mengetahui
tingkah polah adik iparnya itu.
"Setelah Jit-jit membawa pergi Ong Ling-hoa, entah keonaran apa
pula yang akan dilakukannya,? gumam Sim Long sambil termenung.
Tiba-tiba ia mendekati ketiga lelaki yang menggeletak tak bisa
berkutik itu, perlahan ia mendepak salah seorang di antaranya.
Orang itu menggelinding dua kali terus melompat bangun dan
bermaksud kabur, tapi mana dia bisa lari, sekali gampar Miau-ji
membuatnya melompat balik.
"Berani bergerak lagi segera kubinasakanmu,?ncam si Kucing.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Lelaki itu meraba-raba mukanya yang bengap, katanya, "Kau ... kau
mau apa"? "Jawab setiap pertanyaanku dengan baik dan akan kuampuni
jiwamu, juga kedua temanmu,?cap Sim Long.
Lelaki itu tampak ragu, jawabnya kemudian, "Akan kujawab
sebenarnya, tapi ... tapi harus kulakukan sesuatu lebih dulu.?
"Lakukan apa" ....?
Belum lanjut bentakan Miau-ji, mendadak lelaki itu melompat ke
samping dan menjemput goloknya yang terjatuh tadi.
Miau-ji mengira orang akan mengadu jiwa, segera ia bermaksud
menubruk maju, tak terduga orang itu lantas mengangkat golok dan
membunuh kedua kawannya sendiri yang menggeletak tak bergerak
itu. Hal ini membuat Miau-ji terkejut, bentaknya, "Kenapa kau ....?
"Jika mereka tidak mati, mana aku berani bicara terus terang,? kata
lelaki itu. "Hm, keji amat hatimu,?cap Miau-ji. "Engkau memang tidak main
sebagai anak buah Ong Ling-hoa.?
"Baiklah, sekarang boleh kalian tanya,? kata orang itu.
"Bagaimana dengan orang-orang yang keracunan tadi"? tanya Sim
Long. "Dengan sendirinya sudah siuman semua dan mungkin saat ini
sudah pergi dengan penuh rasa terima kasih kepada kami.?
"Adakah di antaranya seorang Kim Put-hoan"?
"Kim Put-hoan" .... Rasanya tidak kulihat.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long saling pandang dengan Miau-ji.
"Tak tersangka keparat ini kembali lolos lagi,?cap Miau-ji dengan
menyesal. "Dan ada juga seorang nona bernama Pek Fifi, kau lihat dia"? tanya
Sim Long pula. "Apakah si cantik molek yang kelihatan lemah tak tahan angin itu"?
lelaki itu menegas. "Betul, dia terkurung di mana"?
"Semula dia dikurung di sini, ada seorang lagi yang terkurung
bersama dia, kabarnya seorang utusan Koay-lok-ong segala ....?
"Bagaimana bentuk utusan Koay-lok-ong itu"? tanya Sim Long.
"Dia berdandan seperti seorang nenek, terkadang bicara dengan
suara lelaki, diam-diam kami heran dan bertaruh mengenai jenis
kelaminnya,?jar orang itu.
"Sesungguhnya dia lelaki atau perempuan"? tanya Miau-ji.
Mendadak orang itu meludah dan menjengek, "Huh, yang bertaruh
dia lelaki jelas kalah ....?
"O, jadi dia seorang perempuan"?
"Yang menyangka dia perempuan juga salah.?
"Hah, lantas apa jenis kelaminnya"? Miau-ji jadi tercengang.
"Dia bukan lelaki, juga bukan perempuan, tapi bencong, banci ....?
tutur orang itu. "Huh, rasanya muak bila menyebut siluman
semacam ini.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long menggeleng kepala, "Koay-lok-ong juga makhluk aneh,
kecuali dia, siapa lagi yang dapat memperalat manusia banci begitu
untuk mencarikan gadis cantik baginya.?
Diam-diam semua orang mendongkol dan geli juga.
"Jika mereka berdua dikurung di sini, mengapa sekarang tidak
tertampak lagi"? tanya Sim Long kemudian.
"Keduanya sudah kabur,? jawab orang itu.
"Kabur"? Sim Long dan Miau-ji menegas berbareng.
"Ya, siluman bencong itulah yang membawa kabur nona Pek.?
Miau-ji cengkeram leher baju orang dan membentak, "Kentut busuk!
.... Melulu kepandaiannya masakah mampu kabur dari cengkeraman
Ong Ling-hoa" Hm, setan yang mau percaya"?
"Lepaskan, dengarkan dulu, sudah tentu ada sebab musababnya,?cap orang itu
dengan meringis. "Sebab apa" Lekas katakan"?
"Soalnya Kongcu kami sengaja melepaskan mereka lari.?
"Sengaja melepaskan dia" Sebab apa"?
"Rahasia urusan ini mana dapat diketahui kaum hamba seperti kami


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini"? "Apa betul keteranganmu" ....? Miau-ji membentak.
Sim Long lantas berkata, "Kukira tidak salah. Dengan sendirinya di
balik urusan ini ada intrik tertentu, bisa jadi Ong Ling-hoa sengaja
hendak mengambil hati Koay-lok-ong atau mungkin juga dia ingin
menyelidiki gerak-gerik Koay-lok-ong .... Apa yang dirancang Ong
Ling-hoa memang sukar diduga. Yang jelas, ai, nasib Pek Fifi
mungkin bisa tambah runyam.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dan apa yang dapat kita lakukan sekarang"? tanya Miau-ji.
"Sekarang aku cuma ingin mandi air panas dan istirahat dengan
tenang,? kata Sim Long. "Jika mau istirahat, datanglah ke tempatku saja,?jar Hoan Hun-
yang. "Baik, segera kita berangkat,? seru Sim Long.
"Dan aku"? tanya lelaki tadi.
Tanpa pikir Sim Long memberi tanda, "Kau pergi saja .... Lepaskan
dia, Him-heng, sekali berjanji harus kita tepati. Biarkan dia pergi
saja!? ***** Hoan Hun-yang memang benar saudagar besar di daerah
Tionggoan, melulu di kota Cin-sia saja dia mempunyai tiga buah
perusahaan besar. "Di antara ketiga tempatku yang paling besar adalah Hun-ki-ci-ceng
(usaha bank), tapi yang paling santai adalah Ging-yang-ciu-lau
(restoran),? tutur Hoan Hun-yang dengan tertawa.
"Yang kuinginkan adalah yang terdekat,?jar Sim Long.
"Yang terdekat adalah Hun-ki-po-ceng (toko kain), tapi di sana ....?
"Adakah tempat tidur di sana"? sela Sim Long.
"Dengan sendirinya ada.?
"Adakah arak di sana"? Miau-ji juga bertanya.
"Haha, itulah paling bagus!? seru Sim Long dan Miau-ji berbareng.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Setelah mereka membelok simpang jalan sana, segera tertampak
papan merek "Hun-ki-po-ceng? yang berhuruf emas itu. Tapi
sesudah dekat, ternyata pintu toko tertutup rapat.
Dengan kening bekernyit Hun-yang menggerundel, "Kurang ajar!
Tambah lama tambah malas kerjanya.?
Segera ia menggedor pintu, meski bergemuruh bunyi gedoran pintu,
namun di dalam tetap sunyi senyap.
"Apakah kawanan budak ini sudah mampus semua"?mel Hoan
Hun-yang dengan gusar. Mendadak ia mendepak dengan keras sehingga pintu itu retak,
namun daun pintu ini benar-benar sangat kuat, biarpun depakan
Hun yang sangat keras tetap tidak membuat pintu terpentang. Cuma
dari celah pintu yang retak dapatlah Hoan Hun-yang melihat
keadaan di dalam. Miau-ji juga ikut mengintip ke dalam, tiada seorang pun terlihat,
bahkan blok kain yang biasanya memenuhi rak juga kosong
melompong. "Haha, jangankan arak, toko kain ini ternyata tiada sepotong kain
pun,? kata Miau-ji dengan tertawa. "Wah, barangkali Hoan-heng
biasanya suka dibeli kosong jual kosong (main spekulasi), pantas
engkau cepat kaya raya.?ir muka Hoan Hun-yang tampak berubah, jawabnya dengan
tersenyum, "Kukira ada ... ada sesuatu yang tidak beres.?
Tiba-tiba dari rumah sebelah seorang melongok keluar, lalu
mendekati Hoan Hun-yang bertiga dan bertanya, "Siapakah yang
kalian cari"? "Cari" Dia sendiri inilah juragan toko kain ini, masakah engkau tidak
kenal dia"?jar dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"O, kiranya Hoan-toaya,? kata orang itu dengan tertawa. "Usaha
Hoan-toaya terlalu luas, lima tahun pun belum tentu berkunjung
satu kali ke sini, tentu saja Cayhe tidak kenal. Maaf, Cayhe ini Thio
Tiau-kui, tetangga Hoan-toaya ....?
Dengan tidak sabar Hoan Hun-yang lantas memotong, "Apakah
Thio-lopan (juragan Thio) tahu apa yang terjadi atas toko kami"?
"Cayhe memang lagi heran,?jar Thio Tiau-kui. "Tengah malam
kemarin mendadak datang beberapa kereta besar dan mengangkut
seluruh isi toko kalian ini, mungkin pembantu Hoan-toaya cepat
pergi lagi mencari persediaan barang baru, maka ....?
Tanpa menunggu selesai penuturan orang, segera Hun-yang
menarik kedua kawannya meneruskan perjalanan, tambah erat
kening Hun-yang terkerut.
Dengan tertawa Miau-ji lantas berkata, "Wah, tampaknya usaha
Hoan-toako sangat ramai sehingga isi toko diborong orang sekaligus,
sepantasnya engkau bersukaria.?
"Kalau jual-beli biasa, mustahil dilakukan di tengah malam buta"?jar Hun-yang
dengan curiga. "Kukira di dalam urusan ini pasti ada yang tidak beres.?
Sim Long juga mengernyitkan kening, gumamnya, "Kemarin malam
... tengah malam ....? Setelah melintasi dua jalan simpang lagi, tertampaklah papan merek
Hun-ki-ci-ceng yang besar.
Dengan langkah lebar Hoan Hun-yang mendahului menuju ke sana,
dilihatnya bank yang sehari-hari sangat ramai itu sekarang pintunya
juga tertutup rapat, di dalam pun sunyi sepi.
Padahal di antara usaha perbankan di wilayah Soasay, hanya Ginbio
atau cek yang dibuka oleh Hun-ki-ci-ceng saja yang berlaku secara
umum dibawa ke wilayah mana pun dapat diuangkan secara kontan
di bank mana pun, bonafiditasnya tidak perlu disangsikan lagi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tapi sekarang bank yang paling tepercaya ini telah tutup pintu,
seperti tidak dapat membayar lagi, bukan saja menandakan
keadaannya yang gawat, bahkan hal yang belum pernah terjadi.
Sampai di sini wajah Him Miau-ji yang selalu tertawa itu menjadi
prihatin juga, tentu saja Hoan Hun-yang paling gelisah, ia memburu
ke depan pintu dan berteriak, "Siu-sing, buka pintu!?
Setelah diulang lagi beberapa kali panggilan, akhirnya pintu terbuka
juga. Yang membukakan pintu adalah seorang lelaki setengah umur
dengan pakaian sederhana tapi berdandan cukup rapi. Melihat Hoan
Hun-yang, seketika orang ini memperlihatkan rasa girang dan
terkejut. Kiranya orang ini adalah pembantu kepercayaan Hoan Hun-yang,
namanya Hoan Siu-sing, masih terhitung sanak keluarga Han.
Belum lagi pintu terbuka lebar segera Hoan Hun-yang menerjang ke
dalam dengan gusar, bentaknya, "Siu-sing, kenapa kau jadi linglung
juga" Mana boleh pintu perusahaan kau tutup" Mati pun tidak boleh
tutup pintu. Wah, merek Hun-ki-ci-ceng bisa tamat di tanganmu.?
Hoan Siu-sing berdiri diam dengan sikap hormat, ucapnya kemudian,
"Kutahu, cuma ...? "Sekalipun ada kemacetan lalu lintas keuangan, tapi berdasarkan
nama baik perusahaan kita juga dapat minta bantuan kawan, apalagi
kutahu di dalam kas sedikitnya ada sisa kontan beberapa laksa tahil
emas, cek yang kita buka tahun ini juga tidak lebih daripada jumlah
sekian.? "Ya, memang betul, tapi ....? Hoan Siu-sing menutur dengan
serbasusah. "Ai, justru tidak cuma sisa kas kita sekaligus ditarik
orang, bahkan setiap tempat di kota ini yang dapat kita mintai
bantuan juga sudah kulaksanakan.?
"Hah, masakah dalam perusahaan kita ada pemegang rekening giro
sebesar ini"?cap Han Hun-yang dengan heran.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kecuali ada orang sengaja hendak membikin bangkrut kita sehingga
semua cek yang telah kita buka dikumpulkan seluruhnya, lalu
diuangkan sekaligus, tapi rasanya aku tidak ingat siapakah yang
sengaja hendak membangkrutkan kita,? kata Hoan Siu-sing.
"Jika begitu lantas apa yang terjadi"? tanya Hun-yang.
"Yang menarik seluruh uang kontan kita ialah nona Jit,? tutur Siu-
sing dengan menyengir. Hun-yang melengak sambil menyurut mundur, "bluk?, ia jatuh
terduduk di kursi sambil bergumam, ?Hah, dia ... kembali dia!?
"Coba, apakah dapat kutolak kehendak nona Jit"? kata Siu-sing.
?Tidak cuma sisa kas telah ditarik seluruhnya, bahkan persediaan
toko cita juga diangkut pergi olehnya. Ingin kutanya dia, tapi dia
lantas mendelik dan mau pukul.?
Hoan Hun-yang mengentak kaki, Sim Long dan Him Miau-ji juga
melenggong. "Apakah nona itu datang sendiri"? tanya Sim Long.
"Jika dia tidak datang sendiri, masakah bisa terjadi begini" ....?
"Dia datang seorang diri"? tanya Miau-ji.
Melihat tampang Him Miau-ji, meski enggan menjawab, tapi juga
tidak berani tidak menjawab, maka Siu-sing hanya mengangguk
acuh tak acuh saja sambil berucap, "Ya, sendirian.?
"Dia dapat mengangkut barang sebanyak itu sendirian"?jar si
Kucing. "Dia punya uang, masakah tidak dapat menyewa kereta"?cap Siu-
sing dengan ketus. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ai, dasar budak yang suka bikin ribut,?mel Hun-yang dengan
mendongkol. "Dengan uang sebanyak itu, ditambah lagi seorang
Ong Ling-hoa, entah keonaran apa yang akan diperbuatnya nanti.?
"Mengambil uang sebanyak itu masih dapat dimengerti, tapi untuk
apakah dia angkut seluruh persediaan cita toko kita" Mau bikin baju
baru kan tidak perlu sebanyak itu"?jar Siu-sing dengan bersungut.
"Biarpun tingkah laku Ong Ling-hoa sukar diduga, tingkah polah
nona Jit ini terlebih sukar dijajaki, sungguh aku Him Miau-ji kagum
lahir batin,?cap si Kucing dengan tersenyum getir.
"He, jadi engkau inilah Him Miau-ji"? seru Siu-sing mendadak.
"Betul, aku inilah si Kucing, ada ... ada apa"?
Siu-sing menghela napas lega, ucapnya dengan tertawa, "Tidak apa-
apa, soalnya nona Jit menitipkan sepucuk surat padaku agar
disampaikan kepada seorang Him Miau-ji. Him-tayhiap, tak kusangka
yang dimaksudkan ialah Anda.?
"Tentu saja tidak kau duga, aku memang tidak bertampang Tayhiap
segala,? gurau Miau-ji. Siu-sing tidak berani banyak bicara lagi, cepat ia mengeluarkan
sepucuk surat, katanya, "Berulang nona Jit memberi pesan agar
surat ini harus diserahkan langsung kepada Him-tayhiap dan cuma
boleh dibaca oleh Anda seorang, kalau kulanggar pesannya, aku ...
aku akan ditindak olehnya.?
"Masakah kau takut padanya"? tanya si Kucing.
Muka Siu-sing menjadi merah, "Aku ... aku ....?
"Kau pun tidak perlu kikuk,?jar si Kucing dengan tertawa.
"Ketahuilah, bukan cuma engkau saja takut padanya, aku pun jeri
padanya, setiap orang yang berada di sini sama segan padanya.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Lalu ia menerima surat itu dan dibacanya, seketika air mukanya
berubah dan tidak dapat bersuara lagi.
"Apa yang tertulis dalam suratnya"? tanya Hun-yang.
Miau-ji garuk-garuk kepala sambil memandang Sim Long, katanya,
"Wah, ini ....? "Barangkali isi surat itu mencaci maki diriku, maka tidak enak kau
perlihatkan padaku"? tanya Sim Long dengan tertawa.
"Me ... memang dia menggerutu padamu, tapi juga menyampaikan
berita yang amat mengejutkan,? tutur Miau-ji.
Kiranya surat itu tertulis:
Toako. Dari pengakuan Ong Ling-hoa dapat kuketahui bahwa Koay-lok-ong
sudah masuk ke daerah Tionggoan, jejaknya sekarang berada di
sekitar Thay-hing-san, untuk ini hendaknya Toako waspada.
Sim Long manusia tak berbudi, licik dan munafik, jangan Toako
bergaul dengan dia, kalau tidak, pada suatu hari engkau pasti akan
menyesal. Berita ini juga jangan diberitahukan kepadanya, biarkan
saja dia terjebak dan rasakan akibatnya, hatiku senang.
Hormat adikmu, Jit-jit Sehabis membaca surat itu, Hun-yang menggeleng kepala, "Bila aku
tidak kenal tulisan tangannya, bisa kusangka surat ini ditulis oleh
seorang lelaki bangor. Ai, kalimat surat ini mana pantas ditulis
seorang gadis.? "Tapi kalimatnya kan cukup lancar, serupa caranya bicara,?jar
Miau-ji. Mendadak teringat olehnya macam-macam perbuatan jahil anak
dara itu, segera ia menambahkan,
"Caranya bicara memang tidak mirip seorang anak gadis, tapi lebih
menyerupai bandit.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Air muka Sim Long tampak prihatin, katanya, "Cara bagaimanapun
dia menulis surat itu, yang penting beritanya memang sangat
mengejutkan. Bahwa Koay-lok-ong telah ke pedalaman sini, mau tak
mau kita harus waspada.? "Dia sudah masuk ke pedalaman kan kebetulan bagi kita, bukankah
kita memang juga mau mencari dia"??jar Miau-ji. ?"Sekarang dia
datang sendiri, kan hemat tenaga bagi kita"?
"Tapi urusan tidak semudah itu,?jar Sim Long.
"Tidak mudah bagaimana" Kita kan sudah tahu jejaknya" ....?
"Biarpun kita tahu jejaknya, namun di mana beradanya Ong Ling-
hoa belum lagi jelas, maksud tujuan Jit-jit juga sukar diraba ....?
"Urusan Ong Ling-hoa dapat dikesampingkan untuk sementara,?
seru Miau-ji. "Biarpun dapat dikesampingkan dulu, tapi melulu tenaga kita bertiga
apakah mampu mengalahkan dia" Apalagi setiap anak buahnya juga
tergolong jago kelas tinggi dan tidak boleh diremehkan.?
Hoan Hun-yang lantas menyambung, "Betul, sudah lama kudengar
anak buah Koay-lok-ong rata-rata tergolong jago kelas satu, selain
keempat duta andalannya, ada lagi 36 jago pengawal yang
semuanya tergolong jago pilihan.?
"Huh, rupanya kalian takut padanya,? seru Miau-ji. "Haha, sebelum
dia datang, setiap orang bilang mau mencari dia, sesudah dia datang
benar, semua orang berbalik ketakutan dan kalau bisa ingin lari
secepatnya.? "Siapa bilang mau lari"? tanya Sim Long dengan tersenyum.
"Jika tidak lari, ayolah kita berangkat ke Thay-hing-san,?jak si
Kucing. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long berpikir sejenak, katanya kemudian, "Perjalanan ke Thay-
hing-san sudah pasti akan kita lakukan, tapi engkau harus
menyanggupi suatu permintaanku.?
"Bilakah pernah kutolak permintaanmu"? jawab Miau-ji dengan
girang. "Baik, setiba di Thay-hing-san, bilamana sudah menemukan
rombongan Koay-lok-ong, tapi sebelum mendapat persetujuanku,
engkau dilarang sembarangan bertindak atau turun tangan.?
"Baik, kuterima,? seru Miau-ji sambil berkeplok.
Hoan Hun-yang juga berkata, "Aku pun ....?
"Sebaiknya Hoan-heng jangan ikut pergi,?jar Sim Long.
Hun-yang tersenyum, "Biarpun aku bukan seorang pemberani, tapi
juga bukan penakut ....? "Mana berani kupandang Hoan-heng sebagai penakut,?jar Sim
Long, "Soalnya kedatangan Koay-lok-ong sekali ini jelas tidak boleh
dipandang enteng. Kepergianku bersama Him-heng ini hanya


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertujuan menyelidik saja dan pasti tidak sembarangan bertindak.
Bilamana Hoan-heng tinggal di sini untuk mengatur segala keperluan
garis belakang, tentu Siaute tidak perlu khawatir akan terjadi
sesuatu. Apalagi Jit-jit dan jejak Ong Ling-hoa juga tidak diketahui,
jika Hoan-heng tinggal di sini serta menyelidiki hal mereka, tentu
segala sesuatu tidak perlu kukhawatirkan lagi.?
"Jika demikian, terpaksa kuturut saja kehendakmu,? sahut Hun-yang
setelah berpikir sejenak.
Miau-ji menggosok kepal dengan bersemangat, serunya dengan
tertawa, "Wahai Koay-lok-ong, akhirnya Him Miau-ji dapat juga
berjumpa denganmu, ingin kulihat betapa bentukmu, apakah engkau
punya tiga kepala dan enam tangan, memangnya betapa lihai
kungfumu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Thay-hing-san adalah pegunungan yang sejak dahulu kala terkenal
menjadi sarang kaum penyamun, banyak kisah keperkasaan tokoh
Kangouw yang terjadi di pegunungan ini. Di antaranya terkenal Ke-
36 Golok Kilat dari Thay-hing-san, konon betapa cepatnya golok kilat
mereka dapat menebas lalat terbang.
Kisah kepahlawanan jago Thay-hing-san memang sangat menarik
dan seakan-akan tak pernah habis dibuat cerita orang. Setiap
puncak gunung, setiap batu karang dan setiap pohon yang aneh di
sini seakan-akan mengandung sesuatu kisah yang menarik.
Sudah dua hari Sim Long dan Miau-ji menyusuri lereng gunung.
Pada siang hari ini, mereka berhenti di tepi sebuah sumber air yang
jernih, mereka makan ransum kering yang dibawanya dan minum air
sumber yang segar. Meski di udara ada sinar matahari, namun angin pegunungan tetap
meniup dingin. Tapi dada baju Miau-ji tetap terbuka, dia berdiri
menyongsong desir angin dan tiba-tiba berkata, "Lihatlah di sana
ada sebuah tebing yang mencuat seakan-akan tergantung di udara.?
"Itulah tempat Thay-hing-sam-gan (tiga belibis gunung Thay-hing)
membunuh diri,? kata Sim Long.
"Membunuh diri adalah perbuatan orang perempuan, seorang lelaki
sejati biarpun menghadapi kesukaran apa pun tidak pantas
mengorbankan nyawanya begitu saja. Thay-hing-sam-gan ternyata
lebih suka meniru tindakan orang perempuan, kukira mereka pasti
bukan kesatria sejati.? "Jika orang lain main bunuh diri tentu bukan perbuatan seorang
kesatria, tapi sebabnya Thay-hing-sam-gan membunuh diri sungguh
peristiwa yang amat mengharukan.?
"Oo"!? heran juga Miau-ji.
"Thay-hing-sam-gan itu adalah tiga orang bersaudara angkat, tapi
ketiganya berkelana ke mana-mana dan jarang berkumpul,? tutur
Sim Long. "Suatu hari Soat Gan membawa beberapa guci arak,
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
sekaligus ia mengajak Gin Gan dan Thi Gan ke sini. Tebing karang
yang mencuat aneh itu dahulu adalah tempat berkumpul mereka.
Gin Gan dan Thi Gan tahu sang Toako mendadak mengajak mereka
ke tempat berkumpul ini tentu ada sebab musababnya, maka
mereka coba minta keterangan, namun Soat Gan tidak lantas bicara,
ia cuma membuka guci arak dan mengajak minum kedua saudara
angkatnya sepuas-puasnya selama tiga hari tiga malam".
"Sampai tengah malam hari ketiga, mendadak Soat Gan berlutut
menyembah kepada kedua saudara angkatnya itu ....?
"Aneh, mengapa dia berbuat begitu"?jar Miau-ji.
"Kiranya pada waktu mudanya Soat Gan pernah salah membunuh
satu orang, justru orang sangat berbudi dan sangat baik padanya,
hal ini membuatnya menyesal selama hidup, maka dengan susah
payah tanpa kenal lelah ia berusaha memupuk dan membesarkan
keturunan orang yang dibunuhnya itu ....?
"Betapa pun Soat Gan itu terhitung punya Liang-sim (hati nurani
yang baik) juga,?jar Miau-ji.
"Tujuannya adalah menebus dosa, sebab itulah meski dia
membesarkannya dengan segenap jerih payah, anak itu tidak
diberitahukan hal ihwalnya. Siapa tahu setelah dewasa, anak muda
itu lantas hendak menuntut balas padanya dan ingin mencabut
nyawanya.? "Sakit hati kematian ayah sedalam lautan, pemuda itu juga tidak
dapat disalahkan,?jar Miau-ji dengan gegetun. "Cuma, bila Soat
Gan sudah menyadari kesalahannya dan telah menebus dosanya
dengan membesarkan anak muda itu, sepantasnya pemuda itu
dapat mengampuni dia.? "Walaupun begitu, Soat Gan tahu dendam kesumat begitu sulit
diselesaikan hanya dengan beberapa patah kata penjelasan saja.
Apalagi dia juga bukan manusia yang suka memaksakan
kehendaknya hanya lantaran dia pernah membesarkan anak muda
itu.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Lantas bagaimana tindakannya"? tanya Miau-ji.
"Dia berjanji dengan anak muda itu untuk bertemu di tebing karang
yang mencuat ini.? "Apakah dia khawatir urusan sukar diselesaikan, maka kedua
saudara angkatnya diundang sekalian ke sini dan minta bantuan
mereka" Huh, tindakan kesatria macam apakah itu"?
"Kau salah,? kata Sim Long. "Dia berlutut kepada kedua adik
angkatnya memang minta bantuan, tapi bantuan yang diminta
adalah supaya kedua saudaranya itu jangan ikut turun tangan
mengerubuti anak muda itu, dia minta bilamana persoalan ini sudah
selesai mereka harus mempermaklumkan kepada dunia bahwa
urusan ini telah diselesaikan dengan adil, kematiannya juga wajar
karena tidak mampu menandingi anak muda itu. Jadi bukan saja dia
hendak membikin nama anak muda itu termasyhur, juga
menghendaki orang lain tidak menuntut balas baginya.?
"O, kiranya begitu, dan kedua saudaranya menyanggupinya"? tanya
si Kucing. "Kedua saudaranya juga lelaki yang berjiwa kesatria, meski kurang
sependapat, tetap mereka menerima baik permintaannya. Dan pada
waktu fajar menyingsing, anak muda itu pun muncul. Tanpa bicara
keduanya lantas berhadapan, Soat Gan sudah bertekad untuk mati,
meski dia membalas juga serangan orang, tapi hanya sekadar
melayani saja. Tidak lebih dari 30 jurus, dia lantas terkena serangan
mematikan anak muda itu.?
"Dan bagaimana dengan kedua saudara angkatnya"?
"Sesuai janji mereka, kedua saudaranya cuma menonton saja tanpa
membantu dan menyaksikan Soat Gan mati di bawah tangan anak
muda itu. Karena mengira sakit hatinya telah terimpas pemuda itu
tertawa puas. Selagi dia hendak tinggal pergi, mendadak Thi Gan
yang berwatak keras itu berteriak memanggilnya dan membeberkan
rahasia itu kepadanya.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Lantas ba ... bagaimana dengan anak muda itu"? tanya Miau-ji.
"Dengan sendirinya pemuda itu melongo. Malahan lantas terlihat Gin
Gan dan Thi Gan mendadak melolos golok dan membunuh diri
sekaligus, mereka benar-benar telah memenuhi sumpah setia
sehidup semati tiga serangkai. Pemuda itu berdiri terkesima di depan
ketiga jenazah selama tiga hari tiga malam, tanpa bicara dan tidak
bergerak. Waktu itu sedang musim dingin, salju menimbuni sekujur
badannya dan membeku, lambat laun matanya, hidungnya dan juga
mulutnya ikut beku, namun dia tetap tidak bergerak, ai ... akhirnya
pemuda itu pun mati beku.?
Si Kucing jadi terkesima juga mendengarkan cerita yang
mengesankan itu, mendadak ia meraung dan berteriak, "Arwah
kepahlawanan mereka pasti tetap hidup abadi dan masih berada di
atas tebing sana, aku ingin melihatnya ke atas.?
Sim Long ingin mencegahnya, tapi tidak keburu, Miau-ji sudah lantas
meloncat ke atas tebing yang mencuat itu.
Di atas tebing cuma salju melulu, berdiri di tengah remang kabut
Miau-ji merasa seperti juga anak muda dahulu itu, ia berdiri
termangu tanpa bergerak. Sim Long sudah menyusul tiba, katanya dengan tersenyum, "Kenapa
kau jadi emosi, apa barangkali kisah Thay-hing-sam-gan telah
menyentuh perasaanmu"?
"Ai, apakah kau tahu aku pun mempunyai seorang adik angkat"?
tanya Miau-ji mendadak. "Oo ....? "Orang lain sedemikian baik terhadap saudara angkatnya, apa pun
yang diperbuat Soat Gan toh kedua saudara angkatnya tetap dapat
memaklumi kesukarannya, sebaliknya aku ... aku ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Memangnya engkau merasa bersalah kepada adik angkatmu"?
tanya Sim Long. Dengan menghela napas Miau-ji menjawab, "Adik angkatku itu
berbuat sedikit kesalahan padaku dan aku lantas membencinya.
Padahal dia juga mempunyai kesulitan, selayaknya aku memaafkan
perbuatannya ....? Sim Long termenung sejenak, katanya kemudian dengan tersenyum,
"Adik angkatmu itu seorang perempuan, bukan"?
"Dari ... dari mana kau tahu"? Miau-ji melengak.
"Meski tidak kau katakan juga dapat kuterka,?cap Sim Long. "Cu
Jit-jit telah menyebutmu sebagai Toako, kalau tidak tentu tidak
segampang itu engkau ditutuk olehnya.?
"Kutahu apa pun tak dapat mengelabuimu, seharusnya kuberi
tahukan waktu itu juga, tapi aku ...? si Kucing menunduk dengan
menyesal. ?"Tidak apa, siapa pun pasti mempunyai sesuatu rahasia yang tidak
ingin diketahui orang lain, biarpun suami-istri dan antarsaudara juga
begitu.? Miau-ji memandang Sim Long lekat-lekat, "Memangnya engkau juga
mempunyai rahasia yang tidak boleh diketahui orang lain"?
"Tentu saja ada,? sahut Sim Long. "Malahan rahasiaku terlebih
banyak daripada siapa pun.?
"Ya, sampai saat ini pun belum kukenal asal usulmu, tapi kupercaya
apa yang kau rahasiakan pasti bukan kejahatan, engkau ... engkau
selalu membuat orang menaruh kepercayaan penuh.?
"Terima kasih,? kata Sim Long.
"Tapi tertawamu yang khas selalu membuat orang tidak mengerti,?jar si Kucing.
"Meski tertawamu terkadang tampak cerah, tapi
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kurasakan di balik tertawamu seperti mengandung kepedihan,
mengapa tidak kau katakan kepedihanmu ....?
Sim Long tersenyum dan berpaling tanpa bicara.
Miau-ji juga terdiam. Hawa di atas tebing terasa semakin dingin.
Mendadak Sim Long berseru, "Hei, lihat, apa itu"?
Waktu Miau-ji memandang ke sana secermatnya, tertampak kabut
dingin telah terobek sebuah garis oleh cahaya matahari, terlihat di
kejauhan sana ada tanah datar.
Di dataran bawah sana juga tertimbun salju, terlihat berbagai bekas
jejak di atas salju, ada bekas roda kereta dan kaki kuda, tampaknya
ada juga bekas barang lain yang aneh.
"Mari kita memeriksanya ke bawah sana,?jak Sim Long. Langsung
ia melompat ke bawah dengan baju berkibar hingga serupa dewa
melayang turun dari langit.
"Ginkang hebat, aku pun ingin mencoba,? seru Miau-ji, segera ia
pun melompat ke bawah. Tapi segera dirasakan di bagian bawah
seperti ada daya tarik yang kuat sehingga sukar baginya untuk ganti
gerakan. "Bluk?, akhirnya dia jatuh terbanting atas tanah bersalju.
"Bagaimana"? tanya Sim Long memburu ke samping si Kucing.
"Untung tubuhku ini gemblengan baja, kalau tidak tentu sudah
retak,? kata Miau-ji dengan tertawa. "Cuma ... aneh juga, rasanya
pantatku seperti kena tertusuk sesuatu.?a meronta bangun, waktu ia raba pinggul
sendiri, ternyata benar tertancap sepotong benda tajam, waktu dicabut, kiranya
sepotong tulang kaki ayam. "Sialan, ternyata di sini ada tulang ayam,? gerutu Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Bukan cuma tulang ayam saja, mungkin masih ada benda lain,?
desis Sim Long. Keduanya lantas memeriksa keadaan sekitar tanah datar yang
teruruk salju ini. Ternyata benar terdapat bekas kaki kuda dan roda
kereta yang simpang-siur, juga ada gundukan abu bekas api unggun
serta pecahan beling keramik.
Miau-ji memungut sepotong beling keramik dan diperiksanya
sejenak, katanya kemudian, "Ini beling pecahan cangkir arak.?
"Melihat kualitas beling keramik ini jelas cawan arak yang berkualitas
tinggi, sekalipun keluarga hartawan atau bangsawan juga tidak
sembarangan mau menggunakan cawan antik begini untuk meladeni
tamu,?jar Sim Long. "Tapi orang ini telah menggunakan cawan sebagus ini untuk minum
arak di pegunungan sunyi sini, bahkan terbanting pecah,? tukas
Miau-ji. Kedua orang saling pandang sekejap, lalu memeriksa lebih lanjut.
"Eh, lihat ini,? seru Sim Long mendadak sambil memungut sesuatu
dari atas tanah. Dapat dilihat oleh Him Miau-ji benda yang dipungut Sim Long itu
adalah sebuah anting-anting mutiara, biji mutiara itu sangat besar,
hampir sebesar biji buah kelengkeng, bercahaya dan dibingkai
dengan sangat indah. "Melulu harga anting-anting ini saja sukar dinilai ....?
"Dan orang ini sama sekali tidak menghiraukannya kehilangan
anting-anting sebagus ini,? sambung Miau-ji.
Segera mereka memeriksa lebih lanjut ke depan, ditemukan mereka
di atas tanah ada belasan lubang sebesar mangkuk, setiap baris ada
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
enam lubang dengan kedalaman beberapa kaki, jarak barisan lubang
itu lebih dari setombak. "Apa pula ini"? gumam Miau-ji dengan kening bekernyit.
"Tampaknya ini lubang bekas patok perkemahan mereka,?jar Sim
Long setelah berpikir. "Lubang sedalam ini, jelas bukan patok kemah orang biasa, jika
patoknya sebesar ini, bukankah kemahnya sangat mengejutkan
besarnya"? "Ya, sekalipun kemah bangsawan Mongol juga tidak lebih daripada
ini,? kata Sim Long. "Masa perkemahan orang ini untuk menginap semalam saja
memerlukan pekerjaan sebesar ini,?jar Miau-ji.
Kedua orang saling pandang tanpa bicara, keduanya sama berdiri,
namun dalam hati masing-masing timbul pendapat yang sama.
Koay-lok-ong! Perkemahan sebesar dan semewah ini, siapa lagi kecuali Koay-lok-
ong" "Cu Jit-jit ternyata tidak dusta, Koay-lok-ong benar telah datang,?
gumam si Kucing. "Melihat gelagatnya, perjalanannya tidak cuma diiringi ke-36 jago
pengawalnya, juga membawa bini dan selir, dia datang secara
besar-besaran begini, jangan-jangan dia tidak ingin pulang lagi ke
sana.? "Hm, biarpun dia ingin pulang juga tidak bisa lagi,?cap Miau-ji
dengan menggereget.

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long memandang segumpal awan di langit dan termangu
sejenak, katanya kemudian, "Dan entah Kim Bu-bong ikut datang
tidak"? Koay-lok-ong benar-benar mahasakti, entah dengan cara bagaimana
dan entah jalan rahasia mana yang diambil, meski Him Miau-ji dan
Sim Long telah melacaki bekas roda kereta sampai keluar tanah
datar itu, tahu-tahu semua jejak itu menghilang secara ajaib tanpa
bekas lagi. "Keparat ini sungguh seekor rase tua,? gerutu Miau-ji dengan
gemas. "Bahwa dia sudah begitu besar kekuatannya, ternyata
khawatir juga dikuntit orang, bahkan berada di tempat setan begini
juga khawatir orang menguntitnya.?
Jilid 24 "Gerak-gerik gembong iblis seperti dia dengan sendirinya penuh
misterius, biarpun dia tidak takut dikuntit orang tetap dia akan
berbuat demikian.? "Sebab apa"? tanya Miau-ji heran.
"Ke mana pun orang semacam ini dan apa pun yang dilakukannya
selalu dia mengatur macam-macam tabir rahasia agar orang lain
sukar meraba keadaannya yang sebenarnya.?
"Ya, gembong iblis ini memang kebanyakan telur busuk, besar rasa
curiganya, bahkan terhadap orang kepercayaan sendiri juga selalu
waswas. Tapi tanah salju di sini tidak ada tanda sengaja disapu rata,
juga tidak ada bekas lain yang menunjukkan rombongan mereka
mundur kembali ke arah lain ....?
"Manusianya dapat mundur begitu saja, kereta dan kuda sebanyak
itu jelas tidak gampang berbuat demikian.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Habis sebab apa bekas roda kereta dan kaki kuda bisa lenyap
mendadak"? "Keadaan ini pernah kualami satu kali,? tutur Sim Long. "Yaitu di
luar sebuah makam kuno, caranya ialah mereka menyuruh mundur
kembali ke tempat semula dengan menginjak bekas kaki masing-
masing.? "Dan yang kedua kalinya di atas gunung tempo hari, bukan"?
"Betul, waktu itu mendadak ia masuk di lorong bawah tanah.?
"Ya, makanya kukatakan aneh,? kata Miau-ji. "Padahal kereta dan
kuda tidak mungkin bisa berjalan mundur, di sini juga tidak ada
lorong di bawah tanah, memangnya mereka dapat terbang ke
langit"? Sim Long lagi memandang tanah bersalju, terlihat cahaya matahari
yang menyinari tanah salju itu serupa sebuah cermin yang
memantulkan cahaya refleksi.
"Di sini tidak ada lagi sesuatu yang aneh, memangnya dapat kau
lihat apa lagi"? tanya Miau-ji.
Sim Long termenung sejenak, katanya kemudian, "Justru dapat
kulihat sesuatu.? "Apa yang dapat kau lihat"? tanya Miau-ji dengan heran.
"Kau bilang di tempat ini tiada sesuatu yang aneh, memang betul
juga, tanah salju ini memang tidak ada keanehan, tapi justru di
sinilah letak keanehannya.?
"Ai, jangan kau main teka-teki, sesungguhnya apa yang kau lihat"?
"Masakah tidak dapat kau lihat sesuatu yang istimewa pada tanah
bersalju ini"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tapi Miau-ji memandangnya dari sudut mana pun tetap tidak terlihat
sesuatu keistimewaan. Tanah salju ini halus bersih tiada setitik tanda
apa pun. Terpaksa ia berkata sambil menggeleng, "Bilamana
terdapat sesuatu ciri di tanah bersalju ini, mungkin mataku yang
lamur.? "Kau lihat tanah salju ini halus bersih bukan"? tanya Sim Long.
"Ya, teramat bersih,? jawab si Kucing.
"Jika hujan salju sudah berlangsung dua-tiga hari yang lalu,
mengapa timbunan salju di sini bisa begini halus dan bersih seperti
dilukis saja.? "Ehm ... ya ... memang janggal.?
"Maka seharusnya kau paham.?
"Tapi aku tetap tidak paham,? si Kucing menyengir.
"Tanah bersalju ini buatan manusia,? kata Sim Long dengan
tersenyum. "Buatan manusia" Bagaimana caranya"?
"Mereka mengusung salju dari tempat lain untuk menimbuni tempat
ini, kan sederhana caranya"?
"Ha, dia mau bekerja susah payah begitu"?
"Yang bekerja susah payah kan bukan dia sendiri"?
Sementara itu hari sudah dekat magrib, Sim Long dan Him Miau-ji
mengejar terus sehingga beberapa lereng bukit dilintasi pula.
Mata Him Miau-ji terbelalak bulat seperti mata kucing benar-benar,
ia terus mencari, namun tetap tiada menemukan sesuatu petunjuk
apa pun. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Akhirnya malam pun tiba, bintang bertaburan di langit.
"Ai, hari kembali gelap lagi dan sehari telah berlalu pula,?cap si
Kucing dengan menyesal. "Apa jeleknya hari gelap"?jar Sim Long.
"Siang hari tidak kita temukan sesuatu, dalam keadaan gelap kan
tambah ....? "Kukira hari gelap malahan ada harapan,? sela Sim Long dengan
tertawa. Miau-ji melenggong, "Ah, jangan kau pandang diriku ini seperti
kucing benar-benar yang dapat melihat sesuatu terlebih jelas dalam
keadaan gelap.? "Maksudku, biarpun Koay-lok-ong banyak tipu akalnya, kalau hari
sudah gelap, dia kan juga mesti menyalakan lampu"?
"Aha, betul,? seru si Kucing sambil berkeplok tertawa. "Memang
betul lebih gampang menemukan dia setelah hari gelap. Asal dia
menyalakan lampu, betapa jauhnya pasti dapat kita lihat. Tidaklah
mudah baginya untuk menyembunyikan cahaya lampu di tengah
kegelapan pegunungan ini.?
Kedua orang lantas menuju ke depan lagi dengan bersemangat.
Suasana sunyi senyap sehingga napas sendiri pun terdengar.
Kemudian Miau-ji bergumam lagi, "Kenapa belum terlihat apa pun,
jangan-jangan kita salah arah.?
Sim Long tidak menanggapi dan masih terus melangkah ke depan.
Tidak jauh, mendadak ia tertawa gembira, serunya, "Lihat, apa itu"?
Sinar lampu! Dalam kegelapan jauh di sana ada setitik cahaya
lampu. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tanpa bicara lagi Miau-ji terus berlari ke sana. Terpaksa Sim Long
menyusulnya dengan sama cepatnya.
Dalam kegelapan sukar membedakan jauh atau dekatnya cahaya
lampu. Namun cuma sebentar saja Miau-ji sudah berada di depan
cahaya lampu tadi. Ternyata di atas sepotong batu karang besar
terletak sebuah lentera. Api lentera gemerdep seperti api setan, di atas batu masih ada sisa
salju, tapi entah telah dibersihkan oleh siapa. Tiada tampak
bayangan seorang pun. Dengan hati berdebar Miau-ji maju lebih dekat. Terlihat lentera itu
bersinar keemasan. Ternyata lentera itu sendiri terbuat dari emas.
"Buset, sampai lampu juga terbuat dari emas,? kata si Kucing.
"Entah apa pula maksudnya meninggalkan lentera di sini"?
Dengan wajah prihatin Sim Long berucap, "Lentera ini jelas
ditinggalkan bagi kita.? "Bagi kita"? Miau-ji menegas. "Perangkapnya, maksudmu"?
"Jika dia menggunakan perangkap sekecil ini untuk menjebak kita,
maka dia bukan Koay-lok-ong lagi.?
"Aku tidak paham perkataanmu.?
"Gembong iblis semacam dia tidak nanti sembarangan menilai
rendah kemampuan lawan.? "Aha, betul, terlebih lawan seperti Sim Long, meski dia tidak pernah
melihat Sim Long tentu juga pernah mendengar namanya. Tapi ....?
mendadak si Kucing berkerut kening, "dari mana dia tahu Sim Long
yang ingin mencarinya"?
"Melihat gelagatnya, bukan mustahil di lereng gunung ini sudah
penuh tersebar pos pengintainya, mungkin ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Apa pun juga harus kuperiksa lebih lanjut,? sela si Kucing tak sabar,
segera ia melompat lagi ke depan.
Ternyata di bawah lentera emas tertindih sehelai kertas dan tertulis:
"Apakah kau ingin mencari diriku, Sim Long" Jika demikian, terus
saja mengikuti jalan ini!?
Di samping beberapa huruf yang singkat ini terlukis pula peta yang
cukup jelas ke arah mana dan cara bagaimana mencapai tempat
tujuan, di mana dia bercokol.
"Setan, dia malah khawatir kita tidak menemukan dia, maka sengaja
memberi peta tempat tinggalnya,? gerutu Miau-ji. "Cuma, apakah
peta ini dapat dipercaya.?
"Ya, bisa jadi dia sengaja memberi peta ini supaya kita terjebak,?
kata Sim Long. "Jika kita menuruti petunjuk peta ini, bisa jadi takkan
menemukan dia selamanya, sebaliknya makin jauh meninggalkan
dia.? "Tapi dia kan tidak jeri terhadap kita, untuk apa dia berbuat
demikian"? "Makanya peta ini mungkin juga tulen,? kata Sim Long. "Di sinilah
letak kelihaian orang ini, dia sengaja membikin kita serbasusah dan
ragu untuk bertindak. Melulu hal ini saja dia sudah lebih unggul
selangkah.? "Wah, sungguh membikin pusing kepala,? seru Miau-ji. "Kukira
urusan ini sangat sederhana, siapa tahu membikin orang serbasalah,
makin dipikir makin ruwet dan makin buntu. Tahu begini mestinya
tidak perlu hiraukan peta ini.?
"Banyak urusan di dunia ini memang begini adanya,? tutur Sim Long
berfalsafah. "Makin dipikirkan dan ditimbang, makin banyak
kekhawatiran yang timbul, maka urusan pun tak terlaksana. Jika
sesuatu dilakukan tanpa pikir, bukan mustahil malah akan
terpecahkan dan terlaksana dengan baik. Banyak urusan penting di
dunia ini sering kali terlaksana karena tidak banyak pertimbangan ini
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
dan itu, jika mesti dipikirkan untung-ruginya justru takkan
terlaksana.?capan Sim Long yang sederhana ini mengandung filsafat yang
tinggi, mau tak mau Miau-ji manggut-manggut, "Ya, benar, tepat"
Lantas bagaimana"? "Kita anggap saja tidak pernah memikirkan apa pun,? kata Sim-
Long. "Ya, betul, tanpa peduli apa pun kita teruskan menurut petunjuk
peta,? seru Miau-ji. "Sebelum ini sudah kubelajar darimu harus
menggunakan otak bila hendak mengerjakan sesuatu, tapi sekarang
dapat kubelajar pula darimu bilamana menghadapi sesuatu yang
serbamenyusahkan, maka tidak perlu lagi banyak pikir.?
Dalil ini kedengaran seperti bertentangan namun sebenarnya
merupakan suatu kesatuan.
Begitulah mereka terus mengusut menurut petunjuk peta.
Tidak lama, dari bayang-bayang gunung yang gelap sana kembali
muncul sinar lampu. Sekali ini cahaya lampu kelihatan sangat terang, jelas tidak cuma
sebuah lentera saja. Tertampak sebuah kemah besar berdiri megah
di bawah cahaya lampu sana.
"Berdasarkan petunjuk peta, tempat ini agaknya bukan tempat
kediaman Koay-lok-ong, tapi kemahnya justru berada di sini,
mengapa bisa begini"?cap Miau-ji dengan heran.
"Bilamana setiap tindakan seorang selalu sukar dimengerti, hal ini
menandakan betapa lihainya orang ini,? kata Sim Long.
Mendadak terlihat setitik sinar lampu bergerak datang dari sebelah
sana. "Ada orang datang,? desus Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Kebetulan, kita jadi benar tidak perlu memeras otak lagi,?jar Sim
Long dengan tertawa. Dalam pada itu sinar lampu itu sudah dekat, orang itu mengangkat
sebuah obor dan berhenti beberapa meter di depan mereka.
Seorang lelaki tegap berbaju satin.
"Yang datang ini apakah anak buah Koay-lok-ong"? segera Miau-ji
membentak. "Ya,? jawab orang itu.
"Apakah kau tahu siapa kami"? tanya Miau-ji pula.
"Ya,? jawab lelaki itu.
"Jika demikian, kau diutus Koay-lok-ong untuk menyambut kami,?
sela Sim Long dengan tertawa.
Kembali orang itu mengiakan, lalu membalik tubuh dan melangkah
kembali ke sana. Meski langkahnya tidak cepat, tapi juga tidak lambat, tampaknya
kungfunya lumayan. Sejenak kemudian mereka sudah berada di depan kemah megah itu.
Jalan masuk kemah tergantung tabir yang terangkai dari mutiara
kristal, zamrud dan berbagai mutu manikam yang tidak diketahui
namanya. Karena cahaya lampu yang terang sehingga batu permata
ini memantulkan cahaya yang menyilaukan.
Namun orang di balik tabir batu permata ini dengan macam-macam
dongeng yang menyangkut dirinya itu seakan-akan jauh lebih
menarik, lebih indah dan lebih cemerlang daripada tabir gemilang
ini. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sampai di sini Miau-ji merasakan sekujur badannya menegang.
Diam-diam ia memaki dirinya sendiri mengapa berubah menjadi
penakut. Berpikir demikian, tanpa menunggu lelaki itu
menyingkapkan tabir, juga tidak menunggu diperintah Sim Long,
serentak ia menerobos ke dalam kemah dan berteriak, ?"Koay-lok-
ong, ini dia Him Miau-ji datang menemuimu!??
Menggelegar suaranya, akan tetapi sia-sia belaka. Sebab di dalam
kemah ternyata kosong melompong, bayangan setan saja tidak ada,
apalagi manusia. Cahaya lampu di dalam kemah terlebih terang, menyinari singgasana
berlapiskan kulit harimau dan berbantal sulaman benang emas, meja
kristal dan hiasan macam-macam batu permata berwarna-warni,
lantai berlapis permadani Persia ....
Di atas meja penuh tersedia macam-macam buah-buahan yang
aneh, di dalam piala emas penuh terisi arak, barang siapa datang ke
tempat begini pasti akan terpesona, terutama orang yang doyan
makan minum seperti Him Miau-ji, tentu akan merasa senang dan
puas. Tapi di manakah orangnya" Ke mana perginya penghuni kemah ini"
Mendadak Him Miau-ji membalik tubuh dan menjambret leher baju
lelaki tadi sambil membentak, "Apakah Koay-lok-ong tidak berada di
sini"? "Ya,? jawab lelaki itu.
"Mengapa tiada seorang pun menemui kami"? bentak Miau-ji pula.
Kembali orang itu menjawab, "Ya.?
"Ya, ya memangnya cuma ya saja yang dapat kau katakan"? Miau-ji
meraung gusar.

Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya,? lagi-lagi orang itu menjawab.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sekali lagi kau bilang ya segera kupatahkan lehermu!? bentak Miau-
ji. Tapi kembali orang itu bilang, "Ya?
Keruan dada Miau-ji hampir meledak, orang diangkatnya terus
dilemparkan keluar, "Enyah, babi!?rang itu terbanting keras di luar sana
menerobos tabir batu permata tadi, sudah begitu dia masih juga berkata, "Ya?
Dengan tersenyum Sim Long menyela, "Biarpun kau bunuh dia tetap
dia akan bilang ya.? "Sebenarnya apa maksud tujuan Koay-lok-ong memancing kita ke
sini"? kata si Kucing.
"Melihat gelagatnya, tempat ini pasti tempat Koay-lok-ong menerima
tamu,?jar Sim Long. "Tempat menerima tamu" Memangnya dia pandang kita sebagai
tamu"? "Dia menghendaki kita mengaso semalam dulu di sini, sesudah
cukup tenaga baru menemui dia ....?
"Hah, masa begitu baik hati dia"? teriak Miau-ji.
"Tentu saja bukan lantaran dia baik hati melainkan lagi pamer
kekuatan kepada kita untuk menunjukkan bahwa dia meremehkan
kita, betapa tangkas kita juga tidak membuatnya gentar.?
"Berengsek, nanti boleh rasakan kepalanku ....?cap Miau-ji dengan
gemas. Mendadak ia tertawa pula sambil memandang atas meja,
"Haha, kenapa tidak sikat saja makanan di sini. Dengan
kedudukannya kuyakin dia takkan berbuat rendah dengan menaruh
racun di dalam makanan.? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Banyak juga santapan di atas meja, tapi sebentar saja telah disikat
habis oleh mereka berdua. Miau-ji mengusap mulut yang berlepotan
minyak, sehabis kenyang menenggak arak, dia terus berbaring dan
tidur. Sim Long juga makan minum dengan kenyang, tapi sukar baginya
untuk pulas di tempat dan saat begini. Dia cuma duduk termenung
memandangi si Kucing yang tidur nyenyak serupa anak kecil itu.
Entah sudah berselang berapa lama lagi, mendadak di luar tabir
mutiara ada orang memanggil, "Sim-kongcu!?
Baru saja suara panggilan terdengar, tahu-tahu Sim Long sudah
berada di luar. Lelaki berbaju satin itu tidak menyangka Sim Long akan muncul
secepat itu, ia sampai kaget dan menyurut mundur.
"Untuk apa kau panggil diriku"? tegur Sim Long.
Muka orang itu tampak pucat, bibir rada gemetar, jawabnya dengan
menunduk, "Ongya (Tuanku) mengundang Sim-kongcu untuk
bertemu sendirian.? "Oo, selain ya rupanya engkau juga dapat bicara lain,?jar Sim
Long dengan tertawa. "Ap ... apakah Sim-kongcu mau berangkat sekarang dan janganlah
mengejutkan Him-siauya itu ....?
"Jika kupergi bersama dia dan Ongya kalian tidak mau menemui
kami kan sia-sia belaka"?jar Sim Long.
"Baiklah, mari Sim-kongcu ikut hamba,? kata orang itu sambil
membalik tubuh. Sim Long seperti percaya penuh terhadap apa yang telah diatur
Koay-lok-ong, ia pun percaya si Kucing yang tertidur itu pasti tidak
menjadi soal, tanpa pikir ia terus ikut pergi.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tidak lama kemudian, tertampak dua lelaki membawa sebuah tandu
telah menanti di depan, orang tadi berhenti dan berpaling, katanya
dengan tersenyum, "Silakan Sim-kongcu menumpang tandu saja.?
Sim Long tidak tanya juga tidak ragu, segera ia naik ke atas tandu,
kedua lelaki itu lantas menggotong tandu dan dibawa lari secepat
terbang. Tidak lama lagi tiba-tiba terdengar suara musik yang merdu
di depan sana. Sim Long tetap duduk tenang saja di dalam tandu. Terdengar suara
musik itu semakin dekat dan mendadak tandu berhenti.
Lalu suara seorang perempuan muda berseru di luar, "Apakah Sim-
kongcu sudah datang"?rang tadi mengiakan.
"Baiklah, biarkan kami yang membawa tandu ke dalam, pekerjaan
kalian sudah selesai,? kata si perempuan muda.
Menyusul tandu diusung pula, sejenak kemudian terasa hawa
menjadi hangat, tercium pula bau harum menembus tabir tandu.
Sim Long tetap duduk tenang saja di dalam seperti kalau tidak
disilakan keluar dari tandu dia akan tetap tinggal di situ selamanya.
Suara musik berbunyi terus-menerus, lalu ada pula orang menyanyi
merdu. Akhirnya Sim Long disilakan keluar dari tandu.
Dilihatnya dirinya sudah berada lagi di dalam sebuah kemah besar
yang sangat mewah, segala sesuatu yang terdapat di sini jarang
terlihat oleh orang biasa.
Namun Sim Long tidak memerhatikan benda-benda berharga itu,
sebab begitu keluar dari tandu ia lantas silau oleh berpuluh gadis
cantik luar biasa sehingga tidak sempat memerhatikan urusan lain.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tertampak dua-tiga puluh gadis cantik berbaju sutra tipis sehingga
kelihatan garis tubuh mereka yang menggiurkan di bawah cahaya
lampu yang agak guram, rambut mereka panjang terurai dengan
kaki putih telanjang. Sebagian gadis cantik itu sedang main macam-macam alat musik,
ada yang duduk termenung di samping kasur berlapis kulit harimau,
ada yang asyik menyanyi, ada pula yang menari mengikuti irama
musik. Selain itu ada lima-enam gadis cantik mengelilingi sebuah meja
pendek dan lagi menuang arak pada piala emas, di balik meja
pendek itu berduduk seorang gadis lagi dengan dada setengah
telanjang dan sangat memikat, di atas pangkuannya saat itu
berbaring satu orang yang cuma kelihatan kepalanya saja, dapat
dilihat oleh Sim Long kepala orang itu memakai kopiah berbentuk
mahkota, namun mukanya tidak terlihat jelas.
Sim Long berdiri diam saja dengan tersenyum.
Setiap gadis cantik di situ seakan-akan terpesona oleh gaya Sim
Long yang gagah itu, semuanya memandang padanya dengan
terkesima. Pada saat itulah orang yang berbaring di pangkuan si cantik itu
mendadak bersenandung, "Mabuk tidur di pangkuan si cantik, bila
siuman pegang pedang tanpa tandingan. Sungguh gembira,
sungguh bahagia!? "Memang menggembirakan dan sungguh bahagia!? timbrung Sim
Long. "Hah, apakah Sim Long yang bicara itu"? tanya orang itu dengan
tertawa. "Betul,? jawab Sim Long.
"Kau tahu siapa aku"? tanya pula orang itu.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tentu saja,? kata Sim Long.
Tertampak sebelah tangan orang itu terangkat, segera seorang gadis
molek di samping meja pendek itu menyodorkan sebuah piala emas.
Tangan ini ternyata sama putih dan halusnya seperti gadis cantik
yang lain, pada jari tengahnya memakai tiga buah cincin permata
yang berbentuk aneh. Sambil memegang piala orang itu berseru dengan tertawa, "Jika kita
sudah saling kenal, apa halangannya minum satu cangkir bersama"?
"Baik,? seru Sim Long.
Baru saja ia berucap, serentak seorang gadis dengan langkah
gemulai telah mendekatinya dan menyodorkan sebuah piala emas,
ucapnya dengan suara merdu dan lirikan genit, "Silakan, Sim-
kongcu!? Sim Long tersenyum dan menerima cangkir emas itu, sekali tenggak
habislah seluruh isi piala itu.
"Hahaha, bagus, Sim Long yang hebat!? seru orang itu dengan
tertawa. "Masa engkau tidak takut di dalam arak ada racun"?
"Disuguh minum oleh seorang kesatria, didampingi oleh perempuan
cantik, biarpun arak beracun juga akan kuminum,? jawab Sim Long
dengan tertawa. "Haha, bagus! Kabarnya Sim Long senantiasa berlaku cermat, siapa
tahu juga begini gagah, pantas setiap selir dan pelayanku di sini
sama terkesima melihatmu.?
Di tengah gelak tertawanya orang itu mendadak bangun berduduk,
di bawah cahaya lampu yang agak guram, tertampak alis orang ini
tebal dan panjang, sinar matanya tajam mengilat, di dahinya ada
bekas luka sehingga menambah keangkerannya.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan tangannya yang putih halus seperti tangan orang
perempuan itu sedang mengelus jenggotnya yang terpelihara sambil
melototi Sim Long dengan sinar matanya yang tajam.
Orang ini ternyata bermata siwer, biji matanya berwarna hijau.
Hah, siapa lagi dia kalau bukan Koay-lok-ong.
Mendadak Koay-lok-ong berhenti tertawa dan berucap, "Kau salah
Sim Long!? "Salah"? Sim Long menegas.
"Di dalam arak itu beracun!?cap Koay-lok-ong dengan dingin.
Sim Long seperti terkejut, "Hah, apa betul"?
"Bukan cuma beracun saja, bahkan racun yang paling jahat. Di dunia
ini kecuali padaku sendiri sukar lagi mencari obat penawarnya.
Dalam waktu satu jam engkau pasti akan mati keracunan.?
"Wah, tak tersangka kau perlakukan diriku dengan cara pengecut,?cap Sim Long
dengan menyesal. Koay-lok-ong tertawa latah, "Dengan berbagai daya upaya engkau
mencari diriku, dengan sendirinya tujuanmu hendak membunuhku,
kenapa aku tidak boleh turun tangan membinasakan dirimu lebih
dulu bila ada kesempatan"?
"Caramu membunuhku ini apakah takkan ditertawai kesatria
sejagat"? "Orang lain siapa yang tahu apa yang terjadi di dalam kemah surga
ini" Kecuali aku sendiri, mana ada lelaki lain yang boleh masuk. Jika
bukan lantaran engkau pasti akan mati di sini, mana mungkin ada
kesempatan bagimu untuk melihat surga di dalam kemah ini.?
"O, pantas tidak terlihat seorang pun anak buahmu di antara
keempat duta dan ke-36 jago pedang.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Ya, memang begitulah.?
"Jika demikian, mumpung masih ada waktu rasanya aku harus
menikmati surga dunia di sini sepuas-puasnya,? kata Sim Long.
Mendadak ia menarik salah seorang penari cantik terus dipeluknya
dengan tertawa, "Mati di bawah bunga peoni, jadi setan pun tidak
penasaran.? Perbuatan Sim Long ini tidak cuma membikin gadis cantik lain sama
melengak, sampai Koay-lok-ong sendiri juga melongo, matanya yang
siwer itu tampak melotot, jelas merasa dongkol dan gusar, bahkan
rada cemburu. Muka si penari cantik menjadi pucat karena dipeluk Sim Long, ia
meronta dan berseru, "Ai ... ai ....?
"O, kiranya namamu Ai-ai"? kata Sim Long dengan tertawa.
"Ti ... ti ....? penari itu tidak sanggup meneruskan lagi.
"O, namamu Ti-ti"? kata Sim Long pula.
Koay-lok-ong tidak dapat menahan rasa gusarnya, segera ia
mendamprat, "Sim Long, kematianmu sudah di depan mata,
masakah engkau tidak cemas"?
"Jika segera akan mati, untuk apa cemas"? jawab Sim Long dengan
tertawa. "Ken ... kenapa engkau tidak mengadu jiwa denganku"?
"Betapa pun aku akan mati keracunan, biarpun kubunuhmu juga
tidak ada gunanya.? Sambil bicara Sim Long terus mencium gadis cantik dalam
pelukannya dan mendengus, "Ai-ai, Ti-ti, betul tidak"?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sinar mata Koay-lok-ong tampak gemerdep dan entah apa yang
dipikirnya. Sim Long semakin riang gembira, si penari juga tertawa geli oleh
kasak-kusuk Sim Long, entah apa yang dibisikkan kepadanya.
Mendadak Koay-lok-ong menggebrak meja dan membentak,
"Dengarkan, Sim Long!?
"Wah, ada apa lagi"? tanya Sim Long.
Koay-lok-ong mengeluarkan sebuah kotak kecil dan berseru,"Lihat,
inilah obat penawar racun yang kau minum tadi.?
"Oo"!? Sim Long bersuara tak acuh, tanpa memandangnya.
"Apakah engkau tidak mengharapkan obat penawar ini"?
"Tentu saja mau, namun ... jika tidak kau berikan padaku, kan
percuma.? "Jika kau mau, ada satu cara dapat kau tempuh,? kata Koay-lok-ong.
"Cara bagaimana"? tanya Sim Long.
"Kau tahu, aku mempunyai kesukaan bertaruh. Nah, boleh kita
bertaruh, bila kau menang obat penawar ini akan kuberikan
padamu.? "Ehm, usul bagus, entah bagaimana caranya bertaruh"?
"Dengan nyawaku untuk bertaruhan dengan nyawamu!?
"Kan nyawaku sudah berada dalam genggamanmu, untuk apa
engkau bertaruh nyawa denganku"?
"Ini hanya soal hobi saja,? seru Koay-lok-ong dengan tertawa. "Bila
bertaruh dengan harta benda, segala apa aku sudah punya, tentu
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
kurang menarik. Hanya taruhan nyawa saja yang cukup
merangsang.? "Baiklah, jika begitu kuterima tantanganmu,? jawab Sim Long.
Seketika Koay-lok-ong bersemangat, ia bertepuk tangan dan minta
disediakan pedang. "Sret?, ketika Koay-lok-ong melolos pedang, tertampaklah cahaya
hijau kemilauan, jelas pedang pusaka yang jarang ada
bandingannya. Pedang ini diberikannya kepada Sim Long.
Lalu Koay-lok-ong berucap dengan bengis, "Nah, aku akan tetap
duduk di sini, dengan pedang itu boleh kau serang aku tiga kali, aku
takkan balas menyerang. Jika di dalam tiga jurus dapat kau tusuk
mati diriku, obat penawar ini akan menjadi milikmu, segala apa yang
terdapat di sini juga dapat kau kuasai.?
"Jika tidak dapat kutusuk dirimu"? tanya Sim Long.
"Ya, dirimu yang harus mati!? jengek Koay-lok-ong.
"Baik, cara bertaruh demikian memang menarik,? seru Sim Long
sambil tertawa. Koay-lok-ong lantas memberi tanda dan membentak, "Menyingkir
semua!? Para gadis cantik sudah ketakutan sehingga muka pucat, perintah
menyingkir ini diterima dengan rasa lega seperti mendapat
pengampunan besar, serentak mereka angkat kaki.
Perlahan Sim Long meraba pedang dan bergumam, "Wahai
pedangku sayang, janganlah engkau mengecewakan harapanku!?
Selangkah demi selangkah ia lantas mendekat.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Koay-lok-ong tetap duduk diam saja tanpa bergerak. Matanya yang
berwarna hijau itu menatap Sim Long dengan mendelik. Tanpa
bicara Sim Long memutar pedang terus menusuk ke depan.
Dilihatnya Koay-lok-ong benar-benar tidak mengelak, sebaliknya


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

malah menyongsong tusukan itu dengan dadanya. Apakah dia gila
dan sengaja ingin mati di tangan Sim Long"
Sekali pedang Sim Long menusuk, sukar lagi ditahan. Rasanya dada
Koay-lok-ong sudah tersentuh ujung pedang ....
***** Ketika si Kucing terjaga bangun, ia menjadi bingung karena
kehilangan Sim Long. Cepat ia melompat bangun sambil mengucek-ucek mata yang sepat,
teriaknya, "Sim Long ... Sim Long ....?
Tidak terdengar suara jawaban. Cepat ia menerjang keluar sehingga
tabir mutiara tersaruk rontok.
Di luar malam tampak kelam, hanya sinar remang bulan sabit
menghiasi cakrawala. Bayangan Sim Long tidak kelihatan lagi.
Mabuk Miau-ji jadi hilang, ia mengentak kaki dan menggerutu, "Ai,
kenapa Sim Long jadi pikun begini, mau pergi kan aku harus diberi
tahu, memangnya aku disangka sudah mati mabuk"?
Tapi lantas terpikir olehnya, "Ah, tidak betul, cara bekerja Sim Long
tidak nanti sembrono begini. Jangan-jangan dia terpancing pergi
oleh Koay-lok-ong dan sekarang mungkin ....?
Teringat kemungkinan Sim Long akan dicelakai musuh, ia menjadi
gelisah, segera ia memburu ke sana, tapi baru beberapa langkah ia
lantas berhenti dan bergumam, "Ah, ini pun tidak betul. Jika Sim
Long mengalami sesuatu, mengapa aku tidak diapa-apakan Koay-
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
lok-ong" Apalagi orang seperti Sim Long masakah begitu gampang
dikerjai lawan"? Karena bingung, ia putar balik ke kemah besar itu.
Dilihatnya sisa hidangan yang mereka makan masih tetap terletak di
situ, sumpit yang pernah digunakan Sim Long juga tetap di tempat
semula, tapi Sim Long ... ke manakah dia"
Si Kucing berputar di dalam kemah kelabakan seperti semut di dalam
wajan yang panas, tiba-tiba ditemukannya sepucuk surat tertaruh di
samping bantal yang tadi dibuatnya tidur. Bilamana dia tidak
terburu-buru lari keluar tentu surat ini sudah dilihatnya tadi.
Miau-ji merasa lega, ia sangka surat ini tentu ditinggalkan oleh Sim
Long untuk dia. Di atas sampul memang tertulis namanya sebagai si penerima. Cepat
ia sobek sampulnya dan membaca suratnya. Tapi baru membaca
satu-dua kalimat, air mukanya lantas berubah.
Ternyata surat ini bukan tinggalan Sim Long. Penulis surat ini ialah
Cu Jit-jit. Sungguh aneh bin ajaib, mengapa Cu Jit-jit bisa datang ke sini"
Kalimat pertama pada surat itu tertulis: "Toako, ketika surat ini kau
baca, tentu aku sudah mati.?
Melulu satu kalimat ini saja sudah cukup membuat gugup si Kucing,
dan yang lebih mengejutkan justru isi surat selanjutnya, di situ
tertulis: "Toako, mungkin tidak kau sangka aku akan mati di tangan Sim
Long. Tapi jangan kau salahkan Sim Long, semua adalah akibat
perbuatanku sendiri. Hidupku ini sudah tidak ada artinya lagi, mati di
tangan Sim Long adalah cita-citaku. Konyolnya Sim Long justru tidak
mau membunuhku. Sejak kecil hingga besar tidak ada sesuatu yang
tidak bisa kuperoleh kecuali Sim Long saja. Kubenci padanya, sudah
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
menjadi tekadku, apa pun juga aku harus mati di tangannya. Dia
tidak membunuhku, dengan segala tipu daya akan kubikin dia
membunuhku ....?? Sampai di sini si Kucing lantas mengentak kaki, "Ai, dasar budak
bodoh, budak gila, bukannya minta dicintai Sim Long, sebaliknya
ingin dibunuh.?a membaca lagi:
"Dan sekarang rencanaku akan berhasil, Sim Long pasti akan
membunuhku. Dari tempat Samcihu kuambil sejumlah besar harta
benda, kuangkut persediaan kain dari tokonya, kubikin pakaian yang
indah untuk orang banyak dan kuberi upah besar kepada mereka.
Toako pasti tak dapat menerka untuk apakah berbuat demikian.
Tujuanku tidak lain adalah ingin menyamar sebagai Koay-lok-ong,
menyaru sebagai musuh terbesar Sim Long.
Dengan bantuan Ong Ling-hoa yang sekarang kutawan, dengan
sangat mudah bagiku untuk menyamar sebagai siapa pun. Orang ini
meski sangat busuk, tapi kepandaiannya merias muka sungguh luar
biasa. Apalagi Sim Long juga belum pernah melihat wajah asli Koay-
lok-ong, dia cuma tahu sekadarnya bentuk wajah Koay-lok-ong dari
cerita orang Jin-gi-ceng, maka kuminta Ong Ling-hoa merias diriku
menjadi Koay-lok-ong sebagaimana diketahui Sim Long itu. Lalu
kutinggalkan surat bagimu dan memberitahukan jejak Koay-lok-ong,
kuyakin kalian pasti akan menyusul kemari.
Sekarang ternyata benar kalian telah menyusul tiba. Kini Sim Long
telah berhadapan muka denganku sebagai musuh, dia pasti akan
membunuhku, rencanaku sudah akan terlaksana seluruhnya, mati
pun aku tidak menyesal. Sebabnya kuberi tahukan urusan ini kepadamu adalah karena
engkau adalah Toako yang baik, di alam baka pun aku akan
berterima kasih kepadamu. Semoga kelak engkau akan
mendapatkan istri yang cantik, sepuluh kali lebih cantik daripada bini
Sim Long, dengan begitu terlampias juga rasa dendamku kepadanya.
Selamat tinggal, Toako, aku selalu ingat kepadamu."
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Hormat adikmu, Cu Jit-jit
Surat ini ditulis meliputi beberapa lembar kertas, makin lama makin
tak teratur tulisannya, dua lembar terakhir malahan kelihatan ada
bekas air mata. Dapat dibayangkan betapa remuk redam perasaan Cu Jit-jit waktu
menulis surat ini. Dengan mengembeng air mata Miau-ji memegang surat itu dengan
termangu-mangu, dia tidak pernah mencucurkan air mata, tapi
sekarang rasanya air mata hampir menetes.
Dia bergumam sendiri, "Urusan yang membingungkan ini kiranya
adalah permainan budak setan itu. Wahai Cu Jit-jit, mestinya engkau
anak perempuan pintar, mengapa sekarang jadi sebodoh ini dan
menjadi nekat"?a tidak tahu bilamana orang pintar berbuat bodoh, biasanya bisa
jauh lebih dungu daripada orang yang paling bodoh.
Tiba-tiba teringat olehnya Cu Jit-jit segera akan terbunuh oleh Sim
Long, segera ia berlari pergi seperti kesetanan sambil berteriak, "Sim
Long, tidak boleh ... tidak boleh kau bunuh dia ....?a yakin Sim Long pasti akan
turun tangan tanpa sangsi, sebab sudah lama Sim Long memang ingin menumpas Koay-
lok-ong, bila ada kesempatan mana dia mau memberi ampun. Dan dari mana
pula dia tahu "Koay-lok-ong?ni adalah samaran Cu Jit-jit.
Makin dipikir makin gelisah si Kucing. Dia berharap dirinya keburu
mencegah Sim Long. Tapi Sim Long dan Cu Jit-jit berada di mana"
Begitulah dia terus berlari di lereng gunung sambil berteriak seperti
orang gila. ***** KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Dengan sendirinya si Kucing tidak keburu mencegah, pedang Sim
Long sudah ditusukkan, tiada seorang pun yang mencegahnya.
Siapa tahu tusukan Sim Long secepat kilat dan tak tertahankan ini
pada detik terakhir mendadak ujung pedang bergetar dan melenting
ke atas. Sudah jelas dada ?"Koay-lok-ong?? sudah terasa tersentuh ujung
pedang yang dingin tapi tahu-tahu dadanya menyongsong tempat
kosong, Sim Long telah melompat mundur, pedang masih kelihatan
bergetar. "Koay-lok-ong?ni terperanjat, ucapnya dengan suara gemetar,
"Engkau masih ... masih boleh menusuk lagi dua kali ....?
Tapi Sim Long lantas menjawab dengan tersenyum, "Tidak, sudah
selesai, sandiwara ini sudah tamat!?
"Apa katamu" Sandiwara apa maksudmu"? kata "Koay-lok-ong?lias
si Raja Riang Gembira dengan bingung.
"Memangnya sandiwaramu ini akan kau sambung lagi" Kau kira aku
tidak tahu engkau ini Jit-jit"?cap Sim Long dengan tertawa.
Kontan tubuh Cu Jit-jit bergetar, ia berdiri termangu sejenak,
mendadak mendekap di atas meja dan menangis tergerung,
ratapnya sambil memukul meja, "O, mengapa nasibku begini jelek,
ingin mati saja tidak dapat ....?
Sim Long memandangnya dengan tenang, sesudah tangis si nona
dirasa cukup barulah ia mendekatinya dan membelai rambutnya,
ucapnya dengan lembut, "Ai, anak bodoh, untuk apa kau cari mati"?
"Mengapa aku tidak cari mati saja, apa artinya hidup bagiku"? seru
Jit-jit parau. "Sim Long, jika engkau mempunyai perasaan,
hendaknya ... hendaknya bunuh saja diriku.?
"Jika aku punya perasaan, mana kutega membunuhmu"?cap Sim
Long perlahan. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Tubuh Jit-jit tergetar, serentak ia melompat bangun dan
memandang Sim Long dengan kelopak mata yang masih diliputi air
mata, terasa kegirangan, tapi juga tidak percaya, serunya, "Jadi ...
jadi engkau ....? Sim Long juga sedang menatapnya dengan sinar mata yang lembut,
ucapnya dengan penuh kasih sayang, "Memangnya hati Sim Long
terbuat dari batu"? Jit-jit menjerit tertahan terus menubruk ke dalam pelukan Sim Long.
Kasih sayang yang diperoleh setelah masa derita dan ujian menjadi
lebih berharga dan beruntung.
Keduanya saling berdekapan hingga lama tanpa bicara.
Sekonyong-konyong seorang berlari datang sambil berteriak, "Sim
Long, jangan ... jangan kau turun tangan, dia ... dia Jit-jit ....?tulah Him
Miau-ji, dengan cemas dan berteriak parau dia menerjang tiba.
Jit-jit tidak bergerak, di dunia ini tidak ada sesuatu urusan atau siapa
pun yang dapat membuatnya berpisah dari rangkulan Sim Long.
Sim Long juga tidak bergerak, ia tidak sampai hati melepaskan si
nona. Sesudah dekat, Miau-ji jadi melenggong dan tidak sanggup bersuara
lagi. "Toako! ....? Jit-jit menegur.
"Jit ... Jit-jit .... Engkau tidak ... tidak mati.?
"Tentu saja tidak,? sahut si nona dengan tertawa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Miau-ji menyurut mundur dua langkah sambil menatap mereka,
mendadak ia bergelak tertawa. Begitu gembira tertawanya, seperti
orang sinting. Jit-jit sampai kikuk sendiri, ia menunduk dan bertanya, "Kau tertawa
apa, Toako"? "Ha haaah!? Miau-ji tergelak pula. "Seorang kakek berjenggot
berdekapan dengan seorang pemuda cakap, sungguh lucu!?
Muka Jit-jit menjadi merah, betapa pun berat rasanya mau tak mau
ia harus melepaskan diri dari pelukan Sim Long. Dengan tertawa ia
menarik rambut palsu, jenggot palsu dan sebagainya, juga kedok
kulit muka yang tipis itu ditariknya sehingga pulih kembali wajahnya
yang asli, wajah yang molek.
"Jika begitu engkau tidak kelihatan berubah sedikit pun, cuma ...
cuma matamu itu, mengapa bisa berubah menjadi siwer"? tanya
Miau-ji heran. "Ini permainan sulap, lihat!? seru Jit-jit sambil menoleh ke arah lain,
waktu ia berpaling kembali, sinar matanya sudah kembali bening,
tangannya memegang dua keping benda kecil tipis berwarna
kehijauan. "Hah, barang apakah ini"? tanya Miau-ji dengan terbelalak.
"Ini namanya kaca lensa,? tutur Jit-jit dengan tertawa. "Benda ini
memang sukar dicari, dibeli dari saudagar Persia. Benda ini sangat
aneh, tembus pandang dan sangat mahal. Konon dibelinya dengan
beberapa ribu tahil perak.?
"Tentu barang permainan Ong Ling-hoa lagi,? kata Miau-ji.
"Siapa lagi selain dia"?jar Jit-jit.
"Kepandaian merias keparat ini sungguh luar biasa, jika tidak tahu
sebelumnya pasti tak dapat kukenali dirimu,?jar Miau-ji.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Tapi Sim Long kita justru dapat mengenali samaranku,? kata Jit-jit
dengan tertawa. "Ha ha, Sim Long kita .... Pantas engkau kegirangan,? si Kucing
berseloroh. Lalu ia berkata kepada Sim Long, "Engkau memang
hebat, sekali lagi aku takluk kepadamu. Cuma cara bagaimana dapat
kau kenali dia, sungguh aku tidak mengerti.?
"Pertama kali aku menaruh curiga pada waktu menemukan
kemahnya itu,? tutur Sim Long. "Kupikir, gembong iblis seperti Koay-
lok-ong betapa hebat caranya menggembleng anak buahnya, pada
waktu berangkat mustahil bisa meninggalkan sisa barang begitu
banyak.? "Sebenarnya barang-barang itu sengaja kutinggalkan supaya dilihat
kalian, siapa tahu berbalik menjadi petunjuk yang menimbulkan
curigamu,? kata Jit-jit. "Dan untuk kedua kalinya kucuriga ketika melihat surat yang
ditinggalkannya itu.? "Dalam hal apa surat itu mencurigakanmu"? tanya Miau-ji.
"Kulihat tulisan dalam surat itu sangat kasar, kalimatnya juga kurang
teratur, padahal anak buah Koay-lok-ong banyak yang terpelajar,
masa menulis surat saja tidak becus.?
"Ah, betul juga, mengapa tidak kau katakan waktu itu"? tanya Miau-
ji. "Waktu itu aku pun belum yakin akan curigaku, setelah kulihat lelaki
berbaju satin itu barulah dapat kupastikan dia bukan anak buah
Koay-lok-ong.? "Apakah gerak-gerik atau tutur katanya memperlihatkan sesuatu
yang mencurigakanmu"? tanya Jit-jit.
"Tidak ada, hanya pakaiannya yang menimbulkan tanda tanya.?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Pakaiannya"? Jit-jit jadi heran.
"Pakaiannya terlalu baru ....? tutur Sim Long dengan tertawa.
"Bahwa Koay-lok-ong datang dari jauh di luar perbatasan barat sana,
mana bisa anak buahnya berbaju sebaru itu, sampai sepatunya juga
masih baru gres.? "Ai, hal ini malah tidak pernah kupikirkan,? seru Jit-jit dengan
tertawa. "Sebab itulah diam-diam kusingkap ujung bajunya dan kebetulan
kulihat ada cap toko kain Yun-yan-po-ceng, dengan demikian kan
segalanya menjadi jelas"?
"Jadi ... jadi waktu itu juga sudah kau ketahui siapa diriku"? tanya
Jit-jit dengan terbelalak.
"Ya, kalau tidak masakah aku berani makan minum sepuasnya
bersama Miau-ji"? "Engkau memang setan siluman!?mel Jit-jit dengan muka merah.
"Terus terang kepandaian merias Ong Ling-hoa memang mahatinggi
dan sukar diketahui, caramu bicara juga sangat mirip lelaki ....?
"Untuk itu aku telah berlatih dengan tekun,? tukas Jit-jit.
"Cuma karena sudah kuketahui sebelumnya maka betapa hebat
samaranmu tetap dapat kulihat cirinya, misalnya ....? Sim Long
tertawa lalu menyambung, "Umpamanya pada waktu aku sengaja
memeluk si penari, kulihat engkau keki setengah mati ....?
Jit-jit terus memukul dada Sim Long dan berseru, "Ayo, bicara lagi


Pendekar Baja Wu Lin Wai Shi Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

....? "Haha, budak ini tidak mampu menipumu tapi akulah yang tertipu
dan kelabakan,? tutur Miau-ji. "Kau tahu betapa cemasku waktu
kubaca surat tinggalannya, sungguh kuingin terbang ke sini kalau
bisa ....? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Jit-jit tertawa geli membayangkan betapa gelisah si Kucing waktu
itu. Ia menuang tiga piala arak dan berkata, "Sembari bicara perlu
juga mencuci kerongkongan.?
"Betul, mari habiskan secawan,? seru Miau-ji.
Sekali tenggak ketiga orang sama menghabiskan isi piala, segera
Miau-ji berteriak minta tambah secawan lagi.
"Hari ini kita memang harus bergembira,? kata Sim Long. "Cuma
Ong Ling-hoa ....? "Jangan khawatir, keparat itu takkan kabur lagi,?jar Jit-jit.
Mendengar nama Ong Ling-hoa, seketika kening Miau-ji bekernyit,
tanyanya, "Di mana keparat itu sekarang"?
Berputar bola mata Jit-jit, jawabnya dengan tertawa, "Coba kau
terka kutaruh dia di mana"?
"Aku tidak sanggup menerkanya,? kata Miau-ji.
"Dia berada di dalam kemah ini,? tutur Jit-jit.
"Hah, di sini"? seru si Kucing, tapi ketika mereka mengawasi
sekeliling kemah, mana ada bayangan Ong Ling-hoa.
"Di mana dia, apakah dia bisa menghilang"?jar Miau-ji.
Jit-jit tertawa, katanya, "Kau lihat apa yang kududuki ini"?
"Sebuah peti ....? gumam Miau-ji. "Hah, apakah kau kurung dia di
situ"? Jit-jit tertawa senang, "Makanya kubilang dia takkan lolos lagi. Betul
tidak"? KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Segera ia mengetuk peti itu dengan piala berkata, "Ong Ling-hoa,
kau dengar suaraku tidak"?
Miau-ji juga mengetuk peti dan berteriak, "Haha, sekali ini engkau
baru tahu rasa seorang perempuan berduduk di atas kepalamu!?
Jika Jit-jit dan Miau-ji tertawa gembira, mendadak Sim Long berkata,
"Wah, celaka!? "Ada apa"? melengak juga Jit-jit.
"Peti ini kosong,? kata Sim Long.
"Mana bisa kosong, aku sendiri yang memasukkan Ong Ling-hoa ke
sini,? kata Jit-jit. "Peti yang berisi takkan bersuara nyaring demikian,? kata Sim Long.
Cepat Jit-jit berbangkit dan membuka tutup peti. Dan ... ternyata
benar peti itu kosong melompong.
"Hah, meng ... mengapa Ong Ling-hoa bisa hilang"? seru Jit-jit.
"Setelah kau tutup dia di sini apakah pernah kau tinggalkan dia"?
tanya Sim Long. "Kupergi ke tempat sana sebentar, tapi di sini tetap dijaga orang.?
"Orang siapa"? tanya Sim Long.
"Yaitu orang-orang yang kubayar untuk menyamar sebagai anak
buah Koay-lok-ong.? "Jika mereka mau bekerja bagimu dengan menerima upah kenapa
mereka tidak menerima upah dari Ong Ling-hoa untuk
membebaskannya.? "Tapi ... tapi Ong Ling-hoa tidak ....?
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Meski Ong Ling-hoa tidak membawa uang, tapi mulutnya pintar
bicara, bukan mustahil kawanan gadis itu telah dibujuk ....?
"Setan alas, akan kuperiksa mereka,? seru Jit-jit dengan gemas,
segera ia hendak menerjang keluar, tapi baru beberapa langkah
mendadak ia roboh terkulai dan tidak sanggup bangun lagi.
Cepat Sim Long dan Miau-ji memburu maju untuk membangunkan si
nona, di bawah cahaya lampu kelihatan mukanya pucat lesu.
"He, kenapa"? tanya Miau-ji khawatir.
"Aku ... aku merasa lemas, mendadak mata pun enggan ....? makin
lemah suaranya dan kepala lantas tergolek dan tidak sadar lagi.
Cepat Sim Long berseru, "Kita harus lekas pergi dari sini.?
"Se ... sebenarnya ada apa ini"? tanya Miau-ji kejut dan heran.
"Di dalam arak pasti telah ditaruh racun oleh Ong Ling-hoa. Cuma,
agar rencana Cu Jit-jit dibunuh olehku dapat terlaksana, maka obat
bius yang digunakannya bekerja sangat lambat. Biasanya obat bius
yang bekerja lambat justru makin sukar ditawarkan.?
"Sungguh bangsat!? gerutu Miau-ji dengan gemas. "Lantas
bagaimana sekarang"?
"Mumpung racun belum bekerja atas diri kita, lekas kita tinggalkan
tempat ini,? kata Sim Long. "Ai, tak kusangka cara bekerja Jit-jit
seceroboh ini, kalau tidak tentu aku tidak minum arak tadi.?
Sembari bicara ia terus mengangkat Jit-jit dan dibawa lari keluar.
Di luar tidak ada seorang pun, kawanan lelaki dan perempuan tadi
entah sama kabur ke mana lagi.
Segera mereka berlari lebih cepat, tapi entah mengapa, betapa
mereka ingin lari tetap tidak segesit biasanya.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sungguh obat bius yang hebat, tenagaku serasa hilang sama
sekali,? seru Miau-ji. "Untung Ong Ling-hoa tidak menyergap kita di
sini, kalau tidak, semuanya tentu akan tamat.?
"Sebelum racun bekerja atas diri kita, mana dia berani turun tangan
terhadap kita,? jengek Sim Long.
Miau-ji mengangguk, mereka berlari lagi sekian jauhnya, langkah
mereka terasa semakin berat, kaki seperti diganduli batu.
Sebenarnya Sim Long terlebih kuat daripada Miau-ji, tapi begitu
masuk kemah tadi dia lantas minum secangkir bersama Cu Jit-jit,
maka racun dalam tubuh mereka sekarang mulai bekerja pada saat
yang sama. Jika bukan lantaran Sim Long yakin benar Koay-lok-ong itu adalah
samaran Cu Jit-jit, tentu dia takkan minum arak beracun itu. Orang
pintar terkadang memang juga bisa keblinger.
Mau tak mau Sim Long menghela napas, katanya, "Jika sekarang
muncul Ong Ling-hoa, pasti tamatlah, riwayat kita.?
"Untung dia salah hitung, kalau tidak ....?
Belum lanjut ucapan si Kucing, mendadak terdengar seorang
bergelak tertawa di kejauhan, "Haha, baru sekarang kalian datang!?
Nyata itulah suara Ong Ling-hoa.
Suaranya terdengar berkumandang dari tempat ketinggian, ramah
dan halus, serupa tuan rumah yang baik hati lagi menyambut
kedatangan sahabat yang sudah lama berpisah. Tapi bagi
pendengaran Him Miau-ji dan Sim Long tidak ubahnya seperti bunyi
guntur waktu siang bolong.
Serentak mereka memandang ke atas. Tertampak di atas sepotong
batu karang raksasa di depan sana menongkrong sesosok bayangan
orang, di bawah remang cahaya bintang samar-samar memang
dapat dikenali, siapa lagi dia kalau bukan Ong Ling-hoa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Sudah lama kutunggu kedatangan kalian, silakan naik kemari, di sini
tersedia hidangan dan minuman, marilah kita makan minum dulu
bersama!? demikian Ong Ling-hoa berseru pula.
Dengan gusar Him Miau-ji membentak, "Bangsat, akan ku ....?
"Jika kau inginkan kepalaku, silakan juga naik kemari, pasti
kuserahkan dengan hormat,? sela Ong Ling-hoa dengan tertawa.
"Segera kunaik ke situ, memangnya kutakut padamu"? teriak Miau-ji
murka. Segera ia bermaksud meloncat ke atas, tapi mendadak kaki terasa
sempoyongan dan hampir saja jatuh terjungkal.
"Hahaha, apakah Anda mabuk, kenapa berdiri saja kurang mantap"?
kata Ong Ling-hoa dengan terbahak.
Miau-ji hendak menubruk ke depan, tapi Sim Long lantas
menariknya mundur dan berlari kembali ke arah semula.
"Eh, baru saja datang kenapa lantas pergi lagi"? terdengar Ong
Ling-hoa tertawa mengejek. "Maaf aku tidak mengantar lebih jauh.?
"Bangsat terkutuk, pada suatu hari pasti akan ....? si Kucing mencaci
maki, tapi langkahnya menjadi berat sehingga Sim Long hampir ikut
jatuh tersaruk. "Eh, hendaknya kalian berjalan perlahan, jangan sampai jatuh
terbanting,? seru Ong Ling-hoa. "Cuma, menurut perhitunganku
sekarang, rasanya kalian takkan berlari lebih jauh daripada tujuh
langkah lagi.? Dengan mengertak gigi sekuatnya Sim Long melangkah lebih cepat,
tapi sia-sia, baru beberapa langkah lagi akhirnya si Kucing ambruk.
Mau tak mau Sim Long lantas berhenti juga.
"Eh, mengapa Anda tidak lari lagi"?jek Ong Ling-hoa.
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Sim Long lantas membalik tubuh, katanya dengan tersenyum, "Ong
Ling-hoa, sekali ini anggaplah engkau yang menang.?
"Ah, terima kasih ....? kata Ling-hoa dengan tertawa. "Dalam
keadaan begini Anda masih sanggup tertawa, sungguh seorang
lawanku yang paling hebat yang pernah kuhadapi. Cuma sayang,
Anda tidak ada kesempatan untuk bergebrak lagi denganku, pada
hari ini tahun depan aku berjanji akan berziarah ke kuburanmu.?
"Engkau takkan berani membunuhku??jar Sim Long dengan
tersenyum. "Aku tidak berani" .... Mengapa"? melengak juga Ong Ling-hoa.
"Tidak ada alasan, yang jelas engkau tidak berani ....? kata Sim
Long, tahu-tahu ia pun roboh terkulai.
Segera Ong Ling-hoa berdiri dan tertawa latah, "Hahaha, Sim Long,
akhirnya kau jatuh juga ke dalam tanganku. Selanjutnya siapakah di
dunia ini yang mampu menghadapi aku, Ong Ling-hoa"!?
Perlahan suara tertawa Ong Ling-hoa mereda, lalu ia melompat
turun dan memeriksa keadaan Sim Long, kemudian berkata pula,
"Wahai Sim Long, dari mana kau tahu aku takkan membunuhmu"?
***** Hari sudah mulai terang, namun kabut masih meliputi lembah
pegunungan sunyi. Waktu Jit-jit siuman, dirasakan tubuh masih lemas tak bertenaga.
Sungguh obat bius yang sangat lihai.
Lamat-lamat dilihatnya sebuah lentera, cahayanya menyilaukan,
baru saja ia membuka mata lantas dipejamkan lagi. Timbul rasa
waswasnya, dengan gemetar tangannya meraba bagian bawah ....
KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Untung pakaiannya masih teratur rapi, apa yang paling ditakutinya
ternyata tidak terjadi, sesuatu yang paling berharga baginya
ternyata belum lagi direnggut orang.
Ong Ling-hoa yang jahat, menggemaskan dan licik itu betapa pun
juga mempunyai keangkuhan dan tidak mau menganiaya orang yang
tidak sadar. Padahal setiap serigala pelahap anak perempuan memang begitu,
mereka tahu walaupun dapat menaklukkan tubuh seorang
perempuan dalam keadaan tak sadar, namun jelas kurang menarik.
Begitulah Cu Jit-jit dapat merasa lega, tapi segera teringat olehnya
akan nasib Sim Long dan Him Miau-ji, cepat ia melompat bangun
dan berseru, "Sim Long ....?a tidak melihat Sim Long, tapi melihat Him Miau-ji.
Mereka ternyata berada di dalam sebuah ruangan yang tidak
berjendela juga tidak berpintu.
Miau-ji serupa seekor kucing meringkuk di pojok sana, tidak
bergerak dan belum lagi siuman.
Jit-jit merangkak ke sana dan menggoyang-goyang pundak Miau-ji.
Mulut Miau-ji bergerak-gerak seperti orang makan sesuatu sambil
bergumam, "Enak ... enak ....?
"Enak apa, orang mampus! Ayolah lekas bangun ....? seru Jit-jit
dengan geli dan juga mendongkol, lalu ditepuknya muka Miau-ji.
Seketika Miau-ji terjaga bangun, tapi begitu dia berduduk, segera ia
pegang kepalanya yang kesakitan seperti mau pecah, ucapnya,
"Tempat apakah ini" Mengapa kita berada di sini.?
"Aku jatuh pingsan lebih dulu, mana kutahu"?jar Jit-jit dengan
mendongkol. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
"Dan di manakah Sim Long"?
"Justru hendak kutanya padamu, engkau malah tanya padaku.?
"Waktu kuroboh, kuingat Sim Long masih berdiri tegak, tapi ... tapi
Ong Ling-hoa ....? makin lirih suaranya, sampai akhirnya hampir tak
terdengar lagi. "Jadi kalian telah melihat Ong Ling-hoa"? tanya Jit-jit khawatir.
"Ya, tapi waktu itu aku ... aku hampir tidak sanggup berjalan lagi.?
"Dan bagaimana dengan Sim Long, masakah dia juga ....? Jit-jit
tidak berani bertanya lebih lanjut.
Miau-ji menghela napas panjang dan berucap, "Dia juga tidak dapat
berbuat apa-apa lagi.? Seketika Jit-jit merasa seperti dikemplang dengan keras, ia
termangu-mangu sejenak, gumamnya dengan suara gemetar, "O,
jadi ... jadi kita benar telah jatuh dalam cengkeraman Ong Ling-
hoa.? "Tampaknya memang demikian,? kata Miau-ji.
"Tapi Sim Long tidak ... tidak berada di sini, mungkin dia sempat
lolos,? kata Jit-jit. "Bisa jadi, apa yang tidak dapat diperbuat orang lain, Sim Long
selalu mempunyai caranya sendiri untuk menyelamatkan diri.?
"Dan dia pasti akan berdaya menolong kita,? tukas Jit-jit.
"Tentu saja, segera dia akan datang menolong kita. Ong Ling-hoa
tidak gentar terhadap orang lain, tapi melihat Sim Long, dia akan
ketakutan seperti tikus melihat kucing, haha ....?
Meski di mulut dia tertawa, namun suara tertawanya tidak berbau
gembira. KANG ZUSI at http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak menubruk dan menjambret leher baju si Kucing dan
berteriak parau, "Kau dusta, kau ... kau tahu Sim Long juga tak bisa
lolos.? "Dia tentu bisa lolos, kalau tidak, kenapa dia tidak berada di sini"?
"Mungkin karena dia ....? mendadak Jit-jit menangis sedih. "Mungkin
dia sudah dibunuh oleh Ong Ling-hoa.?
"Tidak ... tidak bisa,? kata Miau-ji.
"Ong Ling-hoa membencinya sampai merasuk tulang, kalau dia
tertawan, mana Ong Ling-hoa mau melepaskan dia,? ratap Jit-jit
sambil mengguncang-guncangkan tubuh Miau-ji.
Miau-ji menatapnya lekat-lekat tanpa bicara lagi.
"Akulah yang membikin celaka dia, aku yang salah ....? ratap Jit-jit
pula, entah berapa puluh kali ia mengulangi ucapannya itu.
Tiba-tiba ia berdiri perlahan, di bawah remang cahaya lampu
kelihatan mukanya pucat seperti orang entah dari mana tahu-tahu
sebilah belati telah dipegangnya, lalu dia tertawa terkekeh dan
berseru, "Aku yang bikin susah dia ... aku yang bikin celaka dia ....?
Habis itu mendadak ia tusuk bahu sendiri.
Keruan Miau-ji terkejut, teriaknya, "Hei, Jit-jit, berhenti!?
Namun si nona seperti tidak mendengar, sambil terkekeh ia cabut
belati sehingga darah melumuri bajunya tanpa dirasakan sakit lagi,
dia masih terus bergumam, "Aku yang bikin susah dia ....?
Kelana Buana 24 Pendekar Rajawali Sakti 100 Kemelut Hutan Dandaka Dendam Empu Bharada 18
^