Pencarian

Rahasia Iblis Cantik 5

Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long Bagian 5


dengan ilmu kepalannya. Liu He-ting merasa marah tapi juga ingin tertawa tapi pak
tua itu begitu pemarah. Dia bukan orang yang cocok untuk
diajak bertarung. Walaupun Liu He-ting masih muda, tapi dia
tahu bila menghadapi musuh tidak boleh marah-marah, ini
merupakan sebuah kesalahan besar. Setelah melewati
beberapa jurus, badan Liu He-ting dengan ringan bisa
menghindari sejauh beberapa meter untuk lepas dari
serangan kepalan pak tua itu. Dia ingin menasihati pak tua itu
tapi tiba-tiba di belakangnya terasa ada angin yang tajam
menusuk! Terdengar suara manis dan manja yang berkata, "Ayah!
Orang yang tidak tahu malu ini serahkan saja kepada Yen Er!"
Liu He-ting segera membalikkan badannya dan menghindari tusukan pedang itu, tampak ada seorang gadis
berbaju hijau dan kepalanya juga terbungkus dengan kain
hijau menyerang Liu He-ting. Jurus pedangnya sangat tajam,
setiap tusukan sangat tepat mengarah nadi penting Liu He-
ting. Sepertinya gadis ini mempunyai dendam yang sangat
dalam kepadanya. Pak tua itu mengatur nafas kemudian
tangan diletakkan di pingang dan berkata dengan marah,
"Anak Yen, orang ini sangat licik, pakailah jurusmu yang paling
lihai." Gadis berbaju hijau itu menyahut, segera tangannya
dibalikkan, dan pedangnya pun Menyerang, hanya sekejap
terlihat udara tertutup oleh cahaya hijau, jurus-jurus
pedangnya terus berubah-berubah. Liu He-ting terpaku, dia
melihat Pak tua itu tidak memiliki ilmu silat tinggi, dia ntengira
kalau ilmu silat putrinya pun pasti hanya biasa-biasa saja. Tapi
begitu gadis itu mulai menyerangnya, perubahan jurus-jurus
yang terjadi seperti bayangan, hal ini jarang terlihat di dunia
persilatan. 264 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia masih berpikir, dan si gadis berbaju hijau itu sudah
menyerangnya sebanyak 7 jurus.
Tujuh jurus pedang itu secara berturut-turut dikeluarkan,
sejurus demi sejurus dimainkan seperti naga terbang dan
phoenix yang menari, Gadis itu terus menusuk ke arah kedua
pundaknya tangan dan kedua ketiak Liu He-ting dan bagian'
tubuh Liu He-ting yang lain, baju Liu He-ting terus berkibar.
Walaupun bisa menghindari serangan 7 jurus pedang ini, dia
sudah tidak bisa tenang seperti tadi. Dia menghindari
beberapa jurus gadis itu, terdengar suara tawa yang
mendekat, mereka seperti berkeliling. Liu He-ting sangat
cemas, dia berpikir, "Kalau sekarang dia tidak membalas,
mungkin nanti akan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan.
Apalagi Tao Chun-chun sampai sekarang belum kembali,
apakah terjadi musibah pada kedua gadis itu?"
Pak tua itu dengan marah melihat dari sisi, dia melihat
sampai begitu lama tapi Liu He-ting belum membalas
serangan putrinya. Badan dan langkahnya pun ringan. Pak tua
itu merasa marah juga aneh, wajahnya terlihat heran, tiba-tiba
matanya berputar dan membentak dengan kuat, "Apa yang
kalian lihat?" Ternyata di luar sudah berkumpul banyak tamu yang sudah
bangun sejak pagi. Mereka mendengar suara ribut. Begitu
dibentak mereka membalikkan badan dan segera pergi,
biasanya orang yang segera pergi tidak senang mencan
masalah. Gadis berbaju hijau itu hanya sebentar sudah
menyerang sebanyak puluhan jurus tapi dia tetap tidak bisa
menyentuh lawannya. Baju lawannya pun tidak terkena. Liu
He-ting mengira gadis itu pasti akan marah. Liu He-ting
bersiap mengeluarkan serangan balasan untuk mengejutkan
dia dan membuat gadis itu pergi dari sini.
Tapi gadis itu tidak sama dengan ayahnya, setelah
mengeluarkan puluhan jurus, dia mengganti serangannya, dari
265 Dewi KZ http://kangzusi.com/
jurus yang cepat dan ringan menjadi jurus yang berat. Dia
terlihat berkonsentrasi dan tenang. Matanya terus melihat
ujung pedang, jari tangan kirinya dilipat, jari kecilnya
membantuk bulatan. Terlihat dia seperti jago pedang yang
sudah berpengalaman selama puluhan tahun, sama sekali
tidak mirip dengan seorang gadis yang masih belia.
Jurus pedang berubah, keadaan pun ikut berubah, tubuh
Liu He-ting mulai bergerak, mata gadis baju hijau itu tampak
berputar, dia melihat dan tahu jika Liu He-ting tidak membalas
maka dia akan kalah di bawah pedang gadis ini. Sudut
mulutnya terlihat ada senyuman, tapi sewaktu gadis ini tidak
berkonsentrasi lengan baju Liu He-ting sudah melambai,
lengan bajunya bergerak seperti awan menghembusi ujung
pedangnya membuat dia salah langkah, tangannya mencoba
mengeluarkan sebuah serangan, satu ke kiri dan satu ke
kanan, menusuk ke pundak Liu He-ting, tapi jurus itu baru saja
akan dikeluarkan, dia sudah merasa kalau tangannya mati
rasa, pedang yang dipegangnya pun berbunyi.
Gadis itu kaget, dengan cepat mundur dan melihat pedang
yang sudah patah menjadi dua.
Tadinya pak tua itu merasa kalau putri kesayangannya
akan menang, tapi begitu melihat Pemuda mesum itu dengan
jari yang tersimpan di lengan bajunya yang besar menyentil
pedang, higga pedang yang ada di tangan putri kesayangannya pun sudah patah menjadi dua. Dia berteriak,
jurus "Pan Gu Fu.". (Pan=berputar Gu=jaman dulu,
Fu=kampak). Sebenarnya Liu He-ting tidak ingin bertarung dengan ayah
dan anak ini, lebih-lebih tidak ingin orang lain akan
mengetahui identitasnya. Lengan baju berkibar kemudian
jarinya menyentil, maksudnya hanya ingin menutupi. Siapa
tahu kalau pak tua itu dengan satu kalimat sudah mengetahui
nama jurus ini. Dia terpaku, terlihat orang tua itu berlari ke
266 Dewi KZ http://kangzusi.com/
depan Liu He-ting dan bertanya, "Apa hubunganmu dengan
Tuan Ban Liu?" Liu He-ting terdiam cukup lama, akhirnya menjawab,
"Beliau adalah guruku."
Pak tua itu mengerutkan dahinya, terlihat wajahnya sedikit
berubah. Tiba-tiba dia mundur 3 langkah. Dia menarik nafas
sambil melihat langit. Liu He-ting merasa aneh, apa yang membuat pak tua itu
menarik nafas" Terdengar pak tua itu berkata pada dirinya sendiri, "Tuhan,
ya Tuhan, apakah kau benar-benar tidak mempunyai mata"
Seumur hidup Tuan Ban Liu sangat jujur, lurus, dan juga
sangat terang-terangan, dia adalah orang yang paling besar
keluhuran budinya dan dia juga seorang laki-laki sejati,
mengapa dia mempunyai murid seperti pemuota mesum ini?"
Liu He-ting menarik nafas, dia tahu kesalah-pahaman
orang tua itu kepadanya terlalu dalam, bukan hanya dengan
sepatah dua patah kata bisa menjelaskan duduk persoalannya. Lengan bajunya baru saja diturunkan, lalu dia
segera memberi hormat dan berkata, "Aku tahu aku orang
tidak berguna, tapi aku juga bukan orang yang seperti Tetua
sangka. Semua ini hanya salah paham - "
Pak tua itu mengerutkan dahinya dan berkata, "Hari masih
terang, tapi kau telah menghina perempuan lemah, aku sendiri
melihat semuanya apakah kau masih bisa membantah?"
Suaranya baru selesai, sudah terdengar ada tawa
perempuan yang mendekat. Liu He-ting sangat senang. Dia berkata, "Chun-chun,
apakah kau berhasil menangkap mereka?"
Tao Chun-chun tertawa manja dan menjawab, "Hal yang
dilihat oleh kepala dan mata belum tentu semuanya benar!"
267 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Pak tua itu terpaku kemudiati dia tertawa terbahak-bahak
menatap langit. Sambil tertawa dia berkata, "Melihat dengan
mata kepala sendiri masih bisa dianggap tidak benar. Ha,
ha - aku berkelana di dunia persilatan sudah puluhan tahun
dan baru sekarang mendengar perkataan seperti itu."
Tao Chun-chun memegang rambutnya, dia tertawa dan
berkata, "Dulu Cao Cao menginjak sawah, lalu dia
menghukum dirinya sendiri. Pada jaman Wu Ye Xi Shi ( Bu
Cek Tian), karena tahta dia memakai cara genitnya. Jika
waktu itu Tetua ada di sana, Tetua pasti akan mengatakan
kalau dia tidak setia. Masih ada banyak lagi contoh-contoh
yang tidak bisa kuceritakan, kalau kita melihat keadaan waktu
itu, belum tentu itu adalah kenyataan sebenarnya, apakah
menurut Tetua hal ini benar?"
Pak tua itu tidak bisa menjawab karena kata-kata Tao
Chun-chun membuat orang tidak bisa menjawab. Tiba-tiba
pak tua itu membentak dan berkata, "Mana bisa hal sekarang
disamakan dengan yang dulu" Walaupun lidahmu seperti
teratai pun, sulit membuat orang...."
Tao Chun-chun mengangguk kemudian dia tepuk tangan.
Dari luar muncul 4 orang pelayan penginapan, mereka terlihat
menggotong 2 gadis itu. Tao Chun-chun tertawa dan berkata,
"Kedua gadis ini sudah gila, karena itu kami ingin menangkap
mereka karena takut mereka akan membuat onar atau bahkan
bisa melukai orang dan juga melukai mereka sendiri, apakah
perbuatan ini salah?"
Alis pak tua itu terangkat. Dengan langkah besar dia
mendekati kedua gadis yang sudah ditotok itu. Dia melihat
dengan teliti kemudian melihat mata mereka dan memegang
nadi mereka, dia berpikir sejenak kemudian berkata kepada
Tao Chun-chun, "Maaf, maaf, aku sudah salah menilai
kepadamu!" 268 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Liu He-ting melihat gerakan pak tua ini, dia tahu kalau pak
tua itu pasti adalah orang yang luas pengalamannya dan juga
sangat lurus sifatnya. Dia ingin membalas berterima kasih tapi
pak tua itu sudah pergi dan masuk ke dalam ruangan. Dia
membentak dan berkata, "Gotong kedua gadis itu masuk, aku
hams memeriksa mereka dengan lebih teliti lagi."
Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling memandang,
kemudian tertawa dan secara bersamaan mereka ikut masuk.
Gadis berbaju hijau itu masih terpana sambil memegang
pedangnya. tiba-tiba dia berlari ke arah Liu He-ting dan
menepuk pundak Liu He-ting. Liu He-ting kaget, dia merasa
aneh. Terdengar gadis itu berkata, "Kalau seranganku tadi
tidak dengan cara dibagi kiri dan kanan tapi dengan cara
mundur menginjak bintang dan berputar ke belakangmu,
apakah pedangku bisa dipatahkan olehmu?"
Tadinya Liu He-ting merasa aneh mengapa gadis ini
menepuk pundaknya, sekarang mendengar kata-katanya, Liu
He-ting baru tahu kalau gadis ini tidak rela kalah di tangannya.
Dengan tersenyum Liu He-ting berkata, Tadi jari yang kupakai
adalah sebelah kiri!"
Gadis berbaju hijau itu menurunkan telapaknya, dari
matanya terlihat kalau dia sangat kecewa, tapi segera dia
berkata lagi, "Kalau dengan cara mengecilkan badan dan
berputar ke badan Idrimu, lalu menepis kaki kananmu, begitu
kau menghindar maka aku akan menusuk telapak kakimu.
Jika kau menghindar ke belakang akan kutusuk ketiak kirimu
dan menotok 3 nadimu!"
Liu He-ting mengerutkan dahi, dia berkata di dalam hati,
"Mengapa jurus pedang perempuan ini begitu galak dan
mulutnya pun berkata dengan tegas?"
Terdengar Liu He-ting berkata, "Kalau kakimu bergerak,
dua jariku sebelah kanan tetap akan mencengkram tangan
269 Dewi KZ http://kangzusi.com/
kananmu, walaupun kau bisa menghindari kedua jari ini,
pedangmu pun tetap akan patah menjadi dua."
Si baju hijau bertanya, "Lalu bagaimana dengan tangan
kirimu?" Liu He-ting tersenyum dan berkata, "Apakah aku
masih membutuhkan tangan kanan?" Dia masuk ke dalam
ruangan dan berbalik melihat gadis itu.
Terlihat gadis itu berdiri dengan tegak dan diam, kepalanya
menunduk, di bawah sinar matahari terlihat dari kelopak
matanya ada tetesan 9ir mata. Liu He-ting tidak tega. Dia
berhenti melangkah dan berniat ingin menghiburnya.
Terdengar gadis itu berkata pada dirinya sendiri, "Aku tidak
belajar apa-apa, juga tidak berpikir apa pun, aku hanya
dengan sepenuh hati belajar ilmu pedang tapi aku belajar ilmu
pedang sudah iq tahun sampai di depan orang seperti dirimu
semuanya seperti anak kecil bermain pedang."
Kedua tangannya diturunkan. Pedang patah ity pun
terjatuh. Liu He-ting baru mengerti dan dia berpikir "Pantas ilmu
silatnya begitu bagus, ternyata dia berlatih dengan cara
seperti itu." Liu He-ting berpikir lagi, "Dia berlatih ilmu pedang begitu
lama, sekarang dengan begitu mudah aku berhasil
mengalahkannya, dia pasti merasa sedih."
Karena itu Liu He-ting dengan ramah berkata, "Nona tidak
perlu merasa sedih, kalau melihat ilmu pedangmu, kau adalah
orang yang harus diperhitungkan."


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gadis itu tetap menundukkan kepalanya seperti sedang
berpikir, tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dengan
tersenyum dia berkata, "Betul, kau memang berhasil
mengalahkanku, tapi kau mengalahkanku bukan dengan
pedang." 270 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia mendekati Liu He-ting dan menangkap tangan Liu He-
ting dengan manja berkata, "Sejujurnya katakan kepadaku, di
matamu apakah ada orang yang ilmunya lebih tinggi dari ilmu
pedangku?" Telapak tangan Liu He-ting digenggam oleh gadis ini. hati
Liu He-ting tidak tenang tapi juga ingin tertawa. Dia berpikir,
Ternyata gadis ini tergila-gila pada ilmu pedang. Kecuali
pedang yang ada dalam otaknya, sepertinya apa pun tidak
dimengerti olehnya!" Dia ingin menghibur gadis itu, tapi dia
juga tidak bisa mengucapkan kata-kata yang membohonginya.
Dia berpikir lama akhirnya dia menarik nafas dan menjawab,
"Aku tidak mau berbohong, kemarin ada seseorang, dengan
satu jurus dia berhasil mengalahkanku. Ilmu pedang orang itu
benar-benar lebih tinggi dibanding dengan ilmu pedang Nona.
Tapi Nona masih muda jan waktu Nona masih panjang waktu,
Nona pasti bisa lebih - "
Gadis itu memotong kata-kata Liu He-ting, pia berkata,
"Satu jurus saja dia bisa mengalahkanmu" Apakah benar?"
Liu He-ting menarik nafas dan mengangguk, "Benar!"
Gadis itu terpaku, dia meletakkan kembali tangan Liu He-
ting, dengan perlahan dia berjalan menuju tempat ayahnya
dan berteriak, "Ayah...."
Kata-katanya belum selesai, air matanya sudah berlinangan. Air mata itu terus menetes.
Pak tua itu sedang membungkuk, dia sedang memeriksa
kedua gadis berbaju abu itu. Sebentar dia mendengar suara
detak jantung mereka, sebentar melihat telapak tangan
mereka, juga melihat dagu mereka. Kemudian dari balik baju
bagian dada dia mengeluarkan sebuah dus berwarna perak.
Kemudian dia memasukkan air liurnya ke dalam dus itu. Dia
tidak mendengar kata-kata putrinya. Liu He-ting melihat ayah
dan anak itu, dia berpikir, "Ada seorang ayah seperti ini, pasti
271 Dewi KZ http://kangzusi.com/
ada putri semacam itu juga. Sifat ayah dan putrinya benar-
benar sama." Dia merasa kalau mereka itu sangat lucu. Liu He-ting
merasa ingin tertawa. Dia melihat Tao Chun-chun. Sepasang
mata Tao Chun-chun sedang menatapnya, dia menunjuk
kepada ayah dan anak itu lalu tertawa dan berkata, "Kau lihat
mereka...." Tiba-tiba dia merasa tidak pantas di belakang mengatakan
kejelekan orang, dia berhenti berkata dan menurunkan
tangannya. Dia memegang dagunya sendiri, sekarang dia
baru sadar, selama dua hari dia belum mencuci muka dan
kumis yang tumbuh di dagunya sudah panjang.
Terlihat Tao Chun-chun diam-diam berjalan ke sisinya dan
bertanya, "Apakah wangi?"
Liu He-ting terpaku, kemudian dia mengerti apa yang
dimaksud, karena cinta maka timbul rasa. cemburu, kalau
tidak ada cinta maka tidak akan ada rasa cemburu, kemanjaan
seorang gadis bisa menggerakkan hati orang. Dia menangkap
tangan Tao Chun-chun dan menciumnya. Dengan tertawa dia
berkata, "Wangi, sangat wangi!"
Tapi Tao Chun-chun menarik tangannya, lalu dia
membalikkan badan, dia masuk ke dalam ruangan itu. Tao
Chun-chun tidak ingin melihatnya lagi.
Liu He-ting menjadi kebingungan dan berpikir, "Mengapa
pikirannya begitu sempit?" Tapi Liu He-ting segera berpikir
lagi, "Kalau dia tidak suka kepadaku, dia tidak akan seperti itu,
dia suka kepadaku, aku harus berterima kasih kepadanya,
jangan menyalahkannya."
Dalam hati Liu He-ting terus mengatakan 2 kalimat ini,
"Kalau tidak suka dia tidak akan seperti itu, kalau tidak suka
tidak akan menyalahkan dia...."
272 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia menarik nafas dan mengikuti Tao Chun-chun masuk.
Pak tua itu tampak sedang meluruskan pinggangnya dan
dia berkata, "Lihai sekali, lihai sekali!"
Liu He-ting berhenti melangkah dan dengan heran
bertanya, "Apa yang lihai" Di mana lihainya?"
Pak tua itu menunjuk gadis berbaju abu dan berkata, "Dua
gadis ini, kalian temukan di mana?" Liu He-ting mengerutkan
dahi dan menjawab, "Mereka berdua dan aku secara
bersama-sama datang dari Yi Shan, tapi entah mengapa tiba-
tiba saja mereka menjadi gila - "
Mata pak tua itu melotot dan berkata, "Mereka berdua
datang bersama-sama dengan Icalia11' semalam mereka
terkena racun, mengapa kau bisa tidak tahu" Apakah kau
yang memberikan racun itu kepada mereka?"
Liu He-ting mengerutkan dahi dan segera bertanya,
"Mereka terkena racun" Semalam terkena racun" Tetua, apa
yang terjadi sebenarnya" Apakah mereka gila, mereka tidak
sakit melainkan dikuasai oleh orang lain dengan cara memberi
mereka obat dan waktu kambuhnya adalah semalam?"
Pak tua itu melihat wajah Liu He-ting, sepertinya dia ingin
tahu apakah Liu He-ting sedang berbohong atau tidak. Dia
melihat Liu He-ting lama baru berkata, "Mereka berdua
terkena racun aneh. Racun itu sangat jarang ada di dunia ini,
racun ini akan mengubah sifat orang, sewaktu mereka
kambuh, di sisi mereka harus ada orang yang bisa menguasai
mereka, kalau dibiarkan mereka berjalan ke gunung atau
tempat terpencil selama beberapa hari atau dikurung di kamar,
maka mereka kehilangan sifat dasar mereka dan mereka akan
melakukan hal yang tidak disangka-sangka!"
Liu He-ting mendengar penjelasan itu, hatinya bergetar, dia
menundukkan kepala dan berkata, "Kemarin malam mereka
273 Dewi KZ http://kangzusi.com/
telah terkena racun" Mengapa aku bisa tidak tahu" Bahkan
sama sekali tidak tahu...."
Tiba-tiba dia melihat pak tua itu dan berkata, "Apakah
Tetua mempunyai ?bat penawarnya?"
Pak tua itu menjawab, "Aku selalu berkelana di dunia
persilatan, semua racun yang ada di dunia lni aku sangat
paham kalau aku bisa menawarkannya. Tapi racun seperti ini
belum pernah kulihat sebelumnya!"
Liu He-ting melongo, dia duduk di sebuah kursi. Dia sangat
kaget dan berkata, "Racun inj memang menakutkan, tapi
orang yang memakai racun ini lebih menakutkan, kemarin
malam kedua. perempuan ini menginap di sebelah kamarku
dan semalaman aku tidak tidur. Jadi kapan mereka. telah
terkena racun itu" Mengapa aku sama sekali tidak tahu"
Apakah...." Dia melihat ke sekeliling penginapan itu. Apakah
penginapan ini.... Pak tua itu berkata, "Racun jenis ini jarang terlihat, dulu
racun yang dipakai oleh Wu Tian Mei, tampaknya tidak begitu
lihai, kalau penginapan mempunyai racun ini...."
Dia berhenti bicara, tiba-tiba dia melihat putrinya yang
sedang menangis, dia juga kaget dan bertanya, "Anak Yen,
apa yang kau tangisi?"
Gadis berbaju hijau itu menghapus air matanya dan
menjawab, "Ayah, ilmu pedangku.... ilmu pedangku...."
Dia menangis sekuat tenaga.
Pak tua itu mengerutkan dahinya. Dia mengelus-elus
rambut putrinya dan berkata, "Anak Yen, apakah kau sedih
karena ilmu pedangmu kalah dari orang lain?"
274 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Gadis itu mengangguk. Pak tua itu menarik nafas, dengan
pelan dia berkata, "Kalau kau ingin ilmu pedangmu menjadi
nomor satu di dunia ini, itu bukan hal yang mudah. Sejak dulu
sampai sekarang siapa yang berani mengaku kalau dia j ago
pedang nomor satu di dunia" Kau tidak perl" bersedih, asalkan
kau rajin berlatih, maka kau bisa menang dari orang lain."
Walaupun hati Liu He-ting banyak pertanyaan, dan
pikirannya saat ini sedang kacau, tapi melihat keadaan seperti
itu dia ikut bicara, "Tadi aku menasehati putrimu tapi - "
Pak tua itu menarik nafas sambil berkata, "Kau tidak tahu
bagaimana tergila-gilanya putriku pada ilmu pedang, itu
memang salahku." Pelan-pelan dia mengangkat kepalanya, sorot matanya
melihat ke tempat jauh dan berkata, "Dulu aku sangat pintar,
semua persoalan baru yang terjadi di dunia ini ingin kupelajari
dan juga ingin melihatnya secara langsung. Beberapa puluh
tahun ini aku sudah banyak belajar dan juga sudah melihat
banyak hal, tapi dunia ini mempunyai pengetahuan yang
sangat luas, sama halnya seperti laut yang dalam. Tapi
kepintaraan orang bila diukur hanya ada sebagian dan juga
terbatas. Aku mempelajari bermacam-macam ilmu silat. Aku
meninggalkan semuanya karena tidak cukup waktu, jika
berkelahi aku dijuluki pesilat tangguh yang selalu kalah."
Suaranya terdengar sedikit bergetar, tiba-tiba sorot
matanya terlihat marah. Dia berkata, "Jangankan orang lain,
kakak kandungku pun selalu menghinaku, aku merasa marah,
aku ingin belajar lebih dalam tentang ilmu silat tapi umurku
sudah tua, serajin apa pun aku belajar percuma saja!"
Liu He-ting melihatnya, terlihat tangannya mengepal
dengan kencang dan mengeluarkan sorot marah.
Liu He-ting berpikir, "Dari kata-kata pak tua jni sepertinya
sewaktu kecil dijuluki sebagai anak jenius. Karena itu dia
275 Dewi KZ http://kangzusi.com/
menjadi sombong dan juga Cepat marah, selalu mengejar apa
yang tidak bisa didapatkan olehnya, akhirnya tidak ada yang
berhasil dan dia merasa menyesal. Walaupun cita-citanya
tinggi tapi kalau tidak nekat, tetap tidak ada gunanya. Karena
itu dalam menghadapi masa depan, dia juga sangat berhati-
hati." Pak tua itu melepaskan telapak tangan gadis itu dan
berkata, "Mengenang masa lalu membuatku banyak berpikir,
melihat sifat putriku yang masih kecil ini, dia juga sama seperti
waktu aku kecil dulu, aku tidak mau dia mengulangi kesalahan
sama sepertiku, karena itu sejak kecil dia sudah belajar ilmu
silat, tapi tidak belajar pelajaran apalagi seperti menyulam
dan, pekerjaan perempuan lainnya. Aku tidak mengijinkan dia
belajar, aku tidak tahu dia bisa tergila-gila sampai seperti itu!"
Setelah Liu He-ting mendengar cerita pak tua itu, dia
berpikir, Ternyata gadis ini bisa tergila-gila pada pedang
bukan tanpa alasan."
Dia melihat pak tua itu sedang memegang jenggotnya,
kepalanya ditundukkan dan tidak bicara lagi. Tadi dia dengan
penuh semangat bercerita sekarang malah diam. Gadis itu
masih menangis, terlihat rambut putih dan gadis belia itu,
masing-masing diam dan merasa sedih. Liu He-ting merasa
keadaan ini juga menular kepada dirinya. Kekesalan hatinya
tidak bisa dikeluarkan....
Tiba-tiba pak tua yang tadinya diam dengan lama,
kemudian dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Xi Men
Ou, Xi Men Ou, seumur hidup kau tidak mempunyai keahlian
apa pun, hanya ada semangat tidak ingin terkalahkan, tapi
mengapa hari ini kau seperti perempuan, begitu lemah?"
Kemudian dengan langkah besar dia masuk ke dalam ruangan
dan berteriak, "Pelayan, bawakan arak kemari!"
276 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Begitu mendengar nama Xi Men Ou, Liu He-ting merasa
kaget, dia berlari masuk ke dalam ruangan dan bertanya,
"Apakah nama Tetua adalah Xi Men Ou?"
Pak tua itu tertawa dan menjawab, "Aku adalah jenderal
yang selalu kalah. Xi Men Ou adalah namaku."
Liu He-ting berpikir lalu berkata, "Ada satu narna Xi Men Ou
yang sering kudengar, apakah ini ada hubungannya dengan
Tetua?" Xi Men Ou membalikkan badannya, dengan mata berkilau
dia melihat Liu He-ting. Pelan-pelan dia berkata, "Xi Men Ou
adalah nama putra kakakku."
Dia tertawa lagi dan berkata, "Xiao (tertawa) Ou artinya
tertawakan Xi Men Ou. Dia masih belum cukup menghinaku.
Dia juga menyuruh putranya menghinaku. Xi Men Ou! Xi Men
Ou!" "Apakah Anda begitu lucu, sampai-sampai nama putra
kakakmu pun seperti itu."
Suaranya semakin kecil nadanya terdengar semakin sedih,
tiba-tiba dia membentak, "Ambil arak, ambil arak!" Kekesalan
yang ada di dalam hatinya ingin diusir dengan arak.
Liu He-ting yang berdiri di sisinya tampak kebingungan, dia
tidak tahu harus bagaimana menghibur tetua ini. Dalam hati
dia berpikir, Ternyata Xi Men Xiao Ou adalah keponakan
orang ini. Sepertinya marga Xi Men Ou adalah keluarga
pesilat!" Liu He-ting baru saja berkelana di dunia Persilatan,
dia jarang mendengar kabar yang sering beredar di dunia
persilatan yaitu, di Hu Qiu ada sepasang manusia yang bisa
terbang. Di daerah Shu Zhou ada 2 orang laki-laki kuat. Di
timur ada yang bermarga Xi Men. Semua ini adalah orang
terkuat di dunia persilatan.
277 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia juga tidak tahu kata-kata yang beredar di dunia
persilatan yang menyebut kalau Xi Men adalah Shu Zhou Hu
Qiu Wlsma Fei He adalah keluarga Xi Men Xiao Ou! Tapi Liu
He-ting tahu kalau Xi Men Ou ini pasti tidak akur dengan
kakaknya dan Liu He-ting juga tahu dia tidak akan bisa
mencari tahu hal-hal mengenai Xi Men Xiao Ou.
Terlihat gadis berbaju hijau itu pelan-pelan mendekati
ayahnya, sambil menghapus air matanya dia berkata, "Ayah!


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Walaupun paman seperti tidak baik kepadamu, tapi
sebenarnya dia masih memperhatikanmu...."
Xi Men Ou mengerutkan dahi dan bertanya, "Kau mana
mungkin mengerti?" Dia menarik nafas, kepalanya menunduk,
kemudian mengelus pundak putrinya. Mata memancarkan
kasih sayang dan dengan ramah dia berkata, "Nak! Kau tidak
mengerti apa-apa...."
Kalimat Tcau tidak mengerti apa-apa' kalimatnya sama tapi
nadanya tidak sama. Liu He-ting tahu rasa sayang sang ayah
kepada anaknya serasa memenuhi ruangan ini. Mengingatkan
kembali keadaan dirinya, dia pun merasa sedih. Dia menarik
nafas panjang. Kali ini giliran dia berteriak, "Bawa arak kemari,
bawa arak...." Matahari masih berada di ufuk timur, udara hari ini sangat
bagus, ini adalah cuaca terang di musim gugur.
Begitu matahari terbenam, Liu He-ting dan Xi Men Ou,
minum dengan berhadapan, tidak ada niat untuk membuat
puisi tapi tidak berarti arak tidak dapat menyapu bersih
kekesalan yang ada di hati mereka.
Di balik tirai berbunga ada seorang gadis berbaju hijau
yang sedang duduk, dahi dikerutkan, sepasang mata terus
melihat kakinya juga seperti tenggelam dalam pikiran yang
luas. Matanya indah dan juga sangat dalam tapi matanya tidak
seperti Tao Chun-chun yang sering berubah-ubah.
278 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dari pandangan Tao Chun-chun siapapun bisa melihat ada
suatu ekspresi aneh tapi setelah melihat dengan benar, tidak
akan bisa melihat apa yang sedang dia pikirkan. Mata gadis
berbaju hijau itu walaupun tidak berubah-ubah tapi
perasaannya seperti tertutup oleh kabut ringan dan kadang
juga seperti berat. Kabut ini juga menutupi pikiran yang ada di
dalam hatinya. Pintu kamar tertutup rapat. Apa yang sedang dilakukan Tao
Chun-chun di dalam kamar" Liu He-ting ingin membuka pintu
itu. Dia berdiri, tapi duduk kembali kemudian menambah arak
lagi, dia sekaligus menghabiskan arak yang ada di dalam
cangkirnya. Kemudian dia baru sadar ternyata arak adalah benda aneh,
dia bisa mengingatkan kembali pada kesedihamu, juga bisa
menyapu bersih semua kesedihanmu. Liu He-ting tidak tahu
apakah dia sudah mabuk atau tidak, dia hanya tahu di dalam
hatinya muncul kabut ringan berwarna warni dan lembut.
Hatinya mengikuti kabut itu terbang dan terbang. Semua hal
yang ada di dunia ini sekarang sudah jauh dan jauh darinya
karena itu dia ingin mencari arak lagi. Dia ingin kabut ini terasa
lebih tebal, lebih indah, dan supaya dia bisa terbang dan
semua masalah di dunia ini meninggalkannya.
Xi Men Ou menceritakan tentang gunung-gunung yang
terkenal, masalah di dunia persilatan, walaupun umurnya
sudah tua tapi semangatnya tidak berkurang, walaupun pesta
berlangsung meriah tapi tetap harus bubar. Pelayan
mengantarkan arak dan keluar dari ruangan. Lampu yang
bersinar remang-remang menyinari wajah pucat kedua gadis
berbaju abu itu. Xi Men Ou tiba-tiba mengerutkan dahinya dan berkata,
"Puluhan tahun ini masalah yang lewat darj tanganku tidak
ada yang membuatku sulit untuk menanganinya. Adik Liu, kau
harus percaya kepadaku, kedua gadis ini akan kubawa pulang
279 Dewi KZ http://kangzusi.com/
100 hari kemudian aku akan memberitahu kedua gadis ini
telah terkena racun apa" Bagaimana cara menolongnya,
semua akan kuberitahukan kepadamu."
Liu He-ting berpikir sebentar kemudian berkata, "Aku akan
menerima kebaikan Tetua."
Xi Men Ou tertawa dan berkata, "Seumur hidupku, aku
paling menghormati laki-laki yang mempunyai prinsip, aku
suka orang yang sangat pintar, orang bodoh dan orang licik.
Walaupun dia berlutut 3 hari 3 malam, aku tidak akan sudi
mengobrol dengannya, tapi Adik Liu, sekarang kita hanya
bertemu sebentar, tapi kita sudah seperti teman lama, ada
satu kata untuk menasehatimu...."
Tiba-tiba gadis berbaju hijau berdiri, dia berjalan ke depan
Liu He-ting dan berkata, "Orang yang mempunyai jurus
pedang sangat tinggi itu apakah kau tahu dia sekarang ada di
mana?" Dia selalu tiba-tiba mengatakan sesuatu, dia tidak melihat
dulu orang lain sedang melakukan apa atau orang lain sedang
berbicara apa, asal dia ingin bicara, maka dia langsung
berbicara, semua aturan atau keadaan yang sedang terjadi
sama sekali tidak dipedulikannya.
Tanya Liu He-ting sambil tertawa, "Apakah Nona ingin
mencarinya?" Gadis berbaju hijau itu melihat arak yang ada di tangan Liu
He-ting, dia tidak menjawab ya juga tidak menjawab tidak.
Liu He-ting tertawa dan berkata, "Si baju putih itu walaupun
aku tidak tahu dia ada di mana, tapi orang yang berilmu silat
begitu tinggi seperti dia, ingin menyembunyikan diri pun
sepertinya sangat sulit. Jika Nona ingin mencarinya tentu akan
sangat mudah." 280 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Xi Men Ou menyahut dan dia berdiri untuk melihat putrinya,
tiba-tiba dia membalikkan badan dan berkata, "Arak sudah
habis, aku harus pergi."
Dia menggendong kedua gadis berbaju abu itu, dengan
langkah besar dia keluar ruangan kemudian dia meletakkan
gadis berbaju abu itu ke tangan putrinya dan kembali
menggendong yang satu lagi.
Dia berjalan keluar ruangan dan berkata, "Adik Liu, apakah
kau tahu dalam hidupku, apa yang paling membuatku
bangga?" Tangan Liu He-ting memegang meja, dengan tergesa-gesa
dia berkata, "Arak belum habis, Tetua sudah mau pergi."
Dia juga tertawa dan berkata, "Dalam hidupku hal yang
paling bodoh adalah tidak bisa menebak pikiran orang, apa
yang sedang kau pikirkan saat ini, aku tidak bisa
menebaknya." Kata Xi Men Ou, "Beberapa puluh tahun ini keluarga Xi
Men lahir banyak pesilat tangguh. Aku adalah pesilat yang
paling rendah ilmunya. Dalam hidupku tidak apa tidak menjadi
jago nomor satu tapi bisa menjadi jago nomor satu paling
rendah dan aku pun tidak merasa menyesal."
Kemudian dia tertawa dan meninggalkan tempat ini.
Liu He-ting bengong, dengan tergesa-gesa dia berjalan
beberapa langkah dan berkata, "Kakak Xi Men, Tetua Xi Men
karena kata-katamu ini aku ingin bersulang dengan Anda.
Kakak Xi Men, Anda ada di mana".... Tetua Xi Men, kau ada
di mana...." Kakinya terasa lemas dan terjatuh di sebuah kursi.
Ada angin berhembus, semua yang ada di dunia ini terasa
tidak jelas, ada angin datang lagi, pandangannya mulai tidak
jelas dan mulai berputar.
281 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Hidungnya mencium wangi samar-samar, di sisi telinganya
terdengar desah suara manja, dia melihat bayangan
seseorang yang langsing....
Wangi, manja, bayangan seseorang - bayangan seseorang, manja, dan wangi - manja, bayangan seseorang,
wangi.... Kacau, terasa kacau sekali. Malam.
Di bumi tidak terdengar suara, bulan terang, bintang pun
kelap kelip, lampu di kejauhan tampak berkilau. Cahaya lampu
seperti berebut ingin yang paling terang, mereka ingin berebut
dengan bulan dan bintang. Di tempat dekat sana terdengar
suara tarikan nafas, sangat kecil lalu panjang kemudian tertiup
oleh angin malam. Kemudian bumi tidak ada suara, bulan tetap terang, bintang
tetap banyak, lampu yang ada di kejauhan tetap berkilau
hanya tidak ada yang tahu adanya tarikan nafas ini, di dunia
ini yang tersisa hanya kenangan.
Hari kedua, di halaman tidak terdengar ada suara. Pintu
ruangan seperti gadis pemalu yang tetap menutup pintu
sampai sore - Sore. Tao Chun-chun keluar dari penginapan, pelan-pelan
menunggang kuda yang sudah disiapkan oleh pelayan, dia
mulai berjalan di bawah langit yang masih gelap.
Liu He-ting menundukkan kepala, dengan diam dia
memainkan pecut yang dipegangnya. Pecut itu terus berbunyi
tapi pecut itu tidak bisa memecut kesedihan dan rasa malu
yang ada di dalam hatinya.
Dua ekor kuda yang sedang berjalan, yang satu ada di
depan dan yang satu ada di belakang, mereka berlari dengan
perlahan, hanya dalam waktu singkat mereka sudah melewati
kota Yi Shui. gulan dan bintang mulai bermunculan di langit.
282 Dewi KZ http://kangzusi.com/
fao Chun-chun membalikkan kepalanya dan memanggil,
"Wei - " Liu He-ting mengangkat kepalanya dan berlari ke
depannya. Dengan melongo dia melihat Tao Chun-chun, tapi
dia tidak mengatakan sesuatu, malam musim gugur bagi
mereka seperti ada suara musik yang tidak terdengar. Mata
Tao Chun-chun tampak berputar, jarinya yang ramping dan
indah tampak sedang membereskan rambutnya. Dia berkata,
"Kau...." Kelopak matanya turun. Dia diam dan tidak mengatakan
apa pun. Panggilan Wei' dan suara TCau' kedua kata ini
mengandung banyak nada cinta, kecuali Liu He-ting siapa pun
tidak akan bisa mengerti.
Dia memainkan ikat pinggangnya, kemudian memainkan
bulu leher kuda. Liu He-ting berkata, "Aku.... aku.... malam ini
bulan sepertinya lebih.... kemarin malam...."
Tao Chun-chun tiba-tiba memecut kudanya dan kuda itu
langsung berlari melesat meninggalkan Liu He-ting.
Liu He-ting dengan bengong dia hanya bisa melihat
bayangan Tao Chun-chun yang ramping, hatinya sedih.
Di jalan yang sepi, tampak bayangan sebuah rumah, di
balik semak-semak ada satu jalan menuju kuil tua itu. Tao
Chun-chun turun dari kudanya, lalu dengan perlahan masuk
ke dalam kuil tua itu. Liu He-ting yang ada di belakangnya dengan bengong terus
melihatnya, berjalan di jalan yang berliku-liku itu, pikiran Liu
He-ting seperti semak-semak yang ada di sisi jalan, begitu
kacau dan tidak teratur, akhirnya dia pun turun dari kuda. Dj
malam yang begitu gelap Tao Chun-chun terus membelakanginya dan berlutut di depan patung Budha.
283 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tao Chun-chun membuka ikat rambutnya membiarkan
rambutnya yang bahu tergerai kemudian dengan serius dia
berdoa, sesudah sekian lama dia tidak bergerak.
Liu He-ting melihat semuanya itu dengan bengong, dia
merasa nafasnya sesak, di kuil tua, di dekat tirai, dewa apa
yang sedang disembahyangi oleh Tao Chun-chun" Tapi Liu
He-ting merasa walaupun kuil yang sudah begitu tua dan
usang ini mengandung kesucian yang tidak bisa diucapkan
dengan kata-kata, dia mulai merasa adanya kekuatan dewa,
kekuatan ini sejak dulu sudah berakar di dalam hati setiap
manusia. Liu He-ting hampir saja berlutut di tempat yang
penuh dengan debu itu, merenungi masa lalu dan berdoa
untuk masa depan. Sewaktu dia merasakan hatinya sedang bergejolak, dia
merasa di atas kepalanya terasa sedikit dingin seperti ada
tetesan air yang jatuh dari atas langit-langit.
Dengan tidak sengaja dia menghapusnya, terlihat Tao
Chun-chun mengatupkan telapaknya, dia berdoa, "Aku
berharap seumur hidup dia selalu selamat, semua hal bisa
berjalan dengan lancar, jika menemui kesulitan dia bisa
selamat, walaupun aku susah atau sedih, juga tidak apa-apa."
Kata-kata ini terdengar sangat biasa dan keluar dari mulut
Tao Chun-chun, terdengar oleh Liu He-ting membuat
darahnya bergolak, beberapa air menetesi tubuhnya tapi dia
tidak berniat membersihkannya, dengan langkah besar dia
berlutut bersama-sama dengan Tao Chun-chun dan memberi
hormat lalu berdoa, "Aku Liu He-ting, walaupun susah atau
sedih, asalkan Tao Chun-chun seumur hidupnya selalu lancar,
selalu awet muda, walaupun Liu He-ting menjadi bintang, aku
rela menerimanya." Tao Chun-chun membalikkan kepala dan bertanya, "Kau
berbicara dengan siapa?"
284 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Liu He-ting terpaku dan berkata, "Aku sedang berdoa
kepada patung Budha...."
Tao Chun-chun berkata dengan dingin, "Mengapa kau
berdoa begitu keras" Apakah kau takut Budha tidak bisa
mendengar?" Liu He-ting sedikit kaget, terlihat Tao Chun-chun
membalikkan kepalanya lagi dan berdoa, "Aku melakukan
semua ini dengan sepenuh hati demi dia, asalkan dia hidup
dengan senang, aku tidak akan meminta apa-apa,
walaupun.... walaupun menyuruhku segera meninggalkannya,
aku juga.... juga...."
Tao Chun-chun menunduk dan kedua tangan menutupi
wajahnya, kata-kata berikutnya sudah tidak bisa diucapkan
lagi. Liu He-ting merasa darah di dalam tubuhnya bergejolak.


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan suara keras berkata, "Aku Liu He-ting, seumur hidup
tidak akan berpisah dengannya, walaupun pisau atau golok
akan memenggal kepalaku atau pisau ada di kepalaku, aku
tidak akan meninggalkannya. Kalau aku melanggar sumpah
ini, Tuhan boleh menghukumku."
Kata-kata Liu He-ting baru selesai, terdengar suara
gemetar, kecil, dan lembut, terdengar dari sisi Liu He-ting yang
berkata, "Apakah kau benar-benar mempunyai hati dan niat
seperti itu kepadaku.... asalkan kau mempunyai hati seperti
itu, aku.... aku tidak peduli apa yang akan terjadi."
Tiba-tiba Liu He-ting membalikkan badan dan menangkap
Tao Chun-chun, dalam kegelapan tangan mereka saling
berpegangan erat. Mereka lupa waktu dan juga lupa sekarang
ini mereka berada di mana.
Tao Chun-chun menarik nafas panjang sambil menundukkan kepala dia berkata "Gurumu.... Hai, jangan
285 Dewi KZ http://kangzusi.com/
karena aku, maka kau menyusahkan orang. Asal kau hidup
senang, aku menjadi pun tidak menjadi masalah."
Liu He-ting tidak menjawab. dalam kegelapan hanya
terdengar nafas mereka yang berat. Lama sekali, tiba-tiba Liu
He-ting meloncat bangun. Pelan-pelan dia memegang
pinggang Tao Chun-chun, memapahnya dan berkata, "Walau
bagaimanapun, aku harus...."
"Apa isi hatimu, kau tidak perlu bicara lagi, aku sudah
tahu - sekarang sudah pukul berapa" Mungkin sudah jam 2
dini hari" Di sini sangat sepi. Kita diam di sini bisa lebih lama
setelah itu baru berangkat."
Liu He-ting memeluk pundaknya dan berkata, "Aku merasa
di sini sangat seram dan dari atas sering menetes air hujan - "
Suaranya belum selesai, ada tetes air yang jatuh lagi. Air itu
jatuh melewati telinga lalu ke pundaknya. Dia mengangkat
tangan ingin membersihkan. Tiba-tiba dia berteriak, "Karena
telapak tangannya basah dan juga menempel!"
"Ada apa?" Liu He-ting merasa aneh, dia sudah berlan keluar kuil tua
itu. dia membuka telapak dan melihat di bawah sinar bulan
ternyata telapak tangannya penuh dengan darah!
Angin musim gugur, di sebuah kuil tua yang gelap dan
terpencil ini mengapa bisa ada tetes darah yang jatuh dari
langit-langit." Angin meniup bajunya, Liu He-ting merasakan perasaan
dingin dari hatinya. Dia mencari korek api yang ada di balik
bajunya, tapi korek apinya sudah tidak ada. Dua ekor kuda
yang berada di luar kuil melihat tuannya keluar, mereka
segera meringkik! Tapi suara mereka belum habis.
286 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Sudah terlihat ada cahaya lampu dari kejauhan yang
sedang berjalan ke arahnya. Liu He-ting membentak, "Siapa?"
Lampu itu padam, hanya terdengar suara rumput tertiup
angin. Liu He-ting mundur 3 langkah dan berteriak, "Chun-
chun, keluarlah!" Suaranya baru selesai, tiba-tiba ada sinar keluar dari hutan
terpencil itu. Tapi hanya berkilau sebentar lalu tidak terlihat
lagi. Waktu itu terdengar di sekeliling tempat itu terdengar suara
banyak orang dan juga suara baju yang tertiup angin. Dari
jauh suara itu semakin mendekat, suara ini terus terdengar.
Liu He-ting menarik tangan Tao Chun-chun, dengan cepat dia
melihat keadaan sekeliling, dalam kegelapan terlihat
bayangan orang-orang sudah seperti setan menerjang ke arah
mereka! Sesosok bayangan dengan cepat naik ke atap kuil, seorang
lagi masuk ke gunung dan hutan. Dua ekor kuda yang diikat di
sisi jalan terus meringkik dan akhirnya tali yang mengikat
mereka terlepas, dan kuda pun lari entah ke mana, tapi tidak
berapa jauh dari terdengar suara ringkikan kuda yang
membuat hati orang menjadi sedih. Kuda itu terdengar
menendang beberapa kali lalu roboh!
Liu He-ting mengerutkan dahi dan berteriak, "Siapakah
sahabat" Bersembunyi di tempat gelan membunuh binatang,
apakah itu perbuatan seorang laki-laki sejati?"
Di gunung terpencil ini tidak ada suara sedikitpun, tiba-tiba
di atap kuil terdengar suara seseorang yang memerintah,
"Sorot!" Puluhan lampu bersinari dari hutan terpencil itu dan
menyinari Liu He-ting. Tao Chun-chun berpesan "Hati-hati
terhadap serangan mereka!"
Liu He-ting mengiyakan, kemudian dia menegakkan dada.
Kedua tangannya dibuka dan dia bertanya, Tuan melakukan
287 Dewi KZ http://kangzusi.com/
semua ini apa maksudnya" Apakah bisa memberitahukannya,
kalau tidak - " Di atas atap kuil terdengar ada yang tertawa.
Liu He-ting melihat di bawah sinar bulan dan bintang berdiri
seorang pak tua yang gagah. Rambutnya putih, jenggot pun
putih, berbaju pendek dan berwarna abu, badannya sangat
tinggi besar, dilihat dari bawah badannya terlihat sangat besar
seperti seorang dewa. Suara tawanya seperti lonceng yang dipukul dan seperti
palu besar yang memukul gendang telinga, membuat gendang
telinga Liu He-ting berdenging, lampu-lampu yang bersorot
dari jauh terlihat mendekat dan mulai mengelilinginya. Di
belakang lampu terlihat banyak bayangan orang. begitu
melihat dengan jelas tidak bisa dihitung jumlah orangnya.
Dalam suara tawa itu terdengar pak tua ini berkata, "Kalian
sudah berlari sejauh puluhan kilometer, sekarang kalian akan
lari ke mana lagi?" Dia mengelus jenggotnya dan suaranya
berhenti, lalu dia membentak, "Cepat angkat tangan! Apakah
harus aku sendiri yang berkelahi denganmu?"
Liu He-ting menarik nafas, dia tahu dia sudah terlibat lagi
dalam sebuah keributan. Baru saja dia ingin menjawab, dari
dalam kuil tua itu terdengar 2 teriakan, Tuan Bian, Kakak Xia,
Mei San Di, Mei Si Di, sudah.... sudah.... sudah...." Orang ini
berturut-turut mengucapkan kata 'sudah', tapi tidak mengatakan kelanjutannya. Dalam kerumunan orang muncul
seorang laki-laki yang penuh dengan cambang. Dia berlari
menuju kuil itu kemudian berteriak dengan sekuat tenaga,
kemudian dia keluar lagi dari kuil itu dan marah-marah,
"Penjahat! Aku akan membunuhmu!" Dia sudah mengeluarkan
kepalan tangan dan menyerang Liu He-ting, kepalan tangan
yang sangat kuat. Alis putih pak tua yang gagah itu tampak berkerut. Dia
membentak dan berkata, "San Si, jangan ceroboh, coba kita
lihat apakah hari ini dia bisa kabur?" Suaranya belum selesai,
288 Dewi KZ http://kangzusi.com/
laki-laki berjenggot itu masih terus menyerang dengan 7 jurus
kepalan tangannya tapi semua kepalan tangan itu tidak ada
satu pun yang berhasil mengenai baju Liu He-ting, apalagi
badannya. Bayangan orang di sekeliling mereka terdengar
berteriak, mereka lebih ketat mengurung Liu He-ting. Lampu
yang disorot membuat lapangan di depan kuil itu tampak
terang seperti siang. Tapi bayangan orang yang ada di
belakang tidak bisa terlihat dengan jelas.
Walaupun Liu He-ting benci pada orang-orang itu karena
tanpa sebab telah berbuat ceroboh, tapi dia juga tidak mau
tanpa alasan melukai mereka, Karena itu dia berusaha
menghindari serangan itu dan tidak berusaha untuk
membalas. Laki-laki itu melihat Liu He-ting tidak sekuat tenaga
menghindar sedangkan dia sendiri dengan sekuat tenaga
berusaha menyerangnya bahkan bajunya pun sama sekali
tidak tersentuh. Melihat keadaan seperti itu dia berhenti
menyerang dan hanya terpaku tapi tidak lama kemudian dia
kembali siap menerkam. Pak tua yang berwibawa itu berada di atas dia melihat
semuanya dengan jelas, segera dia membentak, "Berhenti!"
Laki-laki bercambang itu menyerang lagi dengan 3 jurus
kepalan tangannya kemudian berhenti dan menarik nafas
panjang. Dia membalikkan badannya dan berteriak, "Guru,
Guru.... Anak Yong sudah mati dibunuh."
Dia menangis seperti seorang bayi, dia terlihat sangat
sedih. Pak tua yang berwibawa itu menendang. genteng yang ada
di atap itu hingga berjatuhan. Liu He-ting mengerutkan dahi
dan memberi hormat, "Tuan - " Kata-katanya belum selesai,
pak tua itu sudah turun dari atap kuil. Dari dalam kuil keluar 2
orang. mereka terus melihat ke arah Liu He-ting dan berkata,
289 Dewi KZ http://kangzusi.com/
"Kakak Xia, Adik Mei ketiga, mereka terluka di 7 tempat dan
diikat di langit-langit - "
Pak tua itu berkata, "Aku sudah tahu."
Kedua tangannya dibuka, kedua telapak tangannya
terkepal, selangkah demi selangkah dia berjalan mendekati
tempat Liu He-ting dan melihat Liu He-ting dari atas ke bawah,
lalu dari bawah ke atas. Kemudian dia berkata dengan dingin,
"Kau masih begitu muda, tidak disangka kau begitu kejam,
ada permusuhan apa mereka denganmu" Katakan kepadaku!"
Tulang-tulangnya berderak terus.
Liu He-ting menarik nafas, kemarin pagi Xi Men Ou yang
sudah salah paham kepadanya, sekarang giliran pak tua itu,
mereka berdua walaupun sudah tua tapi sifatnya lebih galak
dan anak muda, selalu mengatakan kalau orang lain berbuat
ceroboh tapi dia sendiri tidak bertanya terlebih dulu malah
langsung menetapkan itu adalah kesalahan orang lain. Dia
berpikir lagi, "Selarna beberapa hari ini aku terus
mendapatkan prsangka buruk oleh orang lain, apakah aku
berhak marah" Atau malah tertawa" Atau malah merasa
sedih?" Terpaksa dengan sikap tenang Liu He-ting berkata,
"Aku tidak sengaja sudah datang kemari, aku juga tidak tahu
apa yang sudah terjadi di sini" Aku tidak mengenal Tuan,
kata-kata Tuan tidak kumengerti!"
Pak tua yang berwibawa itu tiba-tiba tertawa dingin dan
berkata, "Baik! Baik! Tidak disangka kau begitu muda tapi
berani berbohong di depanku. Darah yang ada di tubuhmu
belum mengering, tanganmu penuh dengan noda darah dan
itu juga belum mengering, apakah dengan semua bukti itu kau
masih mau berbohong" Di kota Yi Shui kau sudah membunuh
7 nyawa, sekarang disini ditambah lagi dengan 3 nyawa.
Membunuh orang harus dibayar dengan nyawa, hutang uang
harus dibayar dengan uang. Bocah kecil, serahkan nyawamu
kepadaku!" 290 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Laki-laki berjenggot itu melompat dan mengepalkan kedua
tangannya, dia berharap gurunya akan memukul orang ini
sampai mati. Di sekeliling tempat itu banyak mata yang bersorot penuh
dengan kebencian, mereka menatap Liu He-ting. Walaupun
lampu menyorot seperti siang hari tapi hutan yang tidak
terkena sinar terlihat lebih sedih dan dingin.
Tao Chun-chun tertawa dan matanya tampak berputar, dia
tertawa dan berkata, "Tuan Bian, apakah kau dalam keadaan
sehat?" Pak tua berwibawa itu terpaku, terlihat mata Sadis ini
seperti air, cantik seperti bunga. Dalam tawanya mengandung
kepolosan dan perhatian, walaupun dia tidak ingin menjawab,
tapi dia tetap berkata, "Aku selalu sehat!"
Tao Chun-chun tertawa lagi dan berkata "Di rumahmu, laki-
laki dan perempuan, besar dan kecil, apakah mereka juga
baik-baik saja?" Pak tua itu terpaku lagi dan tanpa sadar dia mengangguk
sambil berkata, "Mereka baik-baik saja, terima kasih - "
Sebenarnya dia ingin mengatakan terima kasih atas
perhatianmu', tapi perkaataan seperti itu tidak cocok maka dia
memilih untuk diam. Orang-orang yang ada di sana saling
memandang. Mereka tidak tahu apa maksud perkataan gadis
ini. Liu He-ting juga tidak mengerti apa maksud Tao Chun-
chun. Terdengar Tao Chun-chun berkata lagi, "Kalau begitu
sangat aneh!' Dia mengatakan satu kalimat, tapi tidak ada
hubungannnya. Pak tua itu penasaran dan bertanya lagi, "Apa yang aneh?"
Tao Chun-chun mengangkat telapak tangannya untuk
menahan sinar lampu yang menyilaukan itu, dia berkata,
291 Dewi KZ http://kangzusi.com/
"Lampu itu sangat terang membuat perasaan orang menjadi
tidak enak." Pak tua itu melihat sekeliling, tiba-tiba dia melambaikan
tangan dan berkata, "Cahaya begitu terang seperti ini untuk
apa" Apakah kalian menganggap mataku sudah buta, cepat
padamkan beberapa lampu."
Liu He-ting ingin tertawa dan di dalam hati berpikir, "Pak tua
ini walaupun sudah berambut putih tapi kelakuannya masih
seperti anak-anak." Mengikuti suara bentakan pak tua itu beberapa lampu yang
ada di sekeliling sana segera dipadamkan separuh. Terlihat
bayangan orang d1 sana memakai baju ketat seperti bersiap-
siap menghadapi musuh kuat. Tao Chun-chun diam dan tidak
berbicara. Pak tua itu bertanya lagi, "Kau jnerasakan ada hal
apa yang aneh?" Tao Chun-chun pelan-pelan berjalan ke depannya dan
melihat dia. Mata Tao Chun-chun terlihat penuh perhatian,
walaupun orang yang dilihatnya mempunyai hati sekeras besi,
tapi bila dilihat oleh seorang gadis polos seperti in, tentu saja
hatinya akan luluh, apalagi pak tua ini dari luar seperti


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berwibawa, bahasanya keras seperti besi, tapi sebenarnya di
dalam hatinya dia sangat lembut dan baik. Kalau tidak, mana
mungkin dia mau mengobrol dengan seorang gadis.
Ooo)odw-kzo(ooO BAB 7 Boneka di dalam tirai Liu He-ting merasa aneh. Putra dan putri pak tua ini
terbunuh dan semua ini dituduh pada dirinya, mengapa
sekarang dia masih man mengobrol dengan Tao Chun-chun"
Ketika dia sedang berpikir, terdengar Tao Chun-chun menarik
292 Dewi KZ http://kangzusi.com/
nafas panjang. Dia memegang rambutnya dan berkata, "Aku
merasa aneh, kau berbadan sehat, tempat tinggalmu juga
bagus, mengapa kau seperti orang tua yang sudah pikun,
selalu menyalahkan orang baik - benar-benar aneh."
Suara Tao Chun-chun terdengar sangat lembut, kata-
katanya tidak cepat juga tidak lambat, baru separuh bicara,
jenggot pak tua itu tampak mulai bergerak dan wajahnya
sudah mengeluarkan amarah. Begitu Tao Chun-chun habis
berkata, pak tua itu sudah membentak, kemarahan hampir
membuatnya pingsan. Tao Chun-chun tertawa dan pelan-
pelan berkata lagi, "Aku selalu berkata dengan terus terang,
Anda jangan menyalahkanku!" Dia melihat sekeliling dan
berkata lagi, "Kalau kami adalah pembunuh, sejak tadi kami
masih mempunyai banyak kesempatan untuk melarikan diri
dari sini, mana ada pembunuh yang menunggu ditangkap"
Kata-kataku ini apakah benar?"
Laki-laki berjenggot itu menegakkan dadanya dan berkata,
"Kau boleh coba-coba kabur dari sini."
Tao Chun-chun tertawa, dia menggerakkan pinggangnya
yang ramping dan berjalan ke hadapannya. Tao Chun-chun
bertanya, "Apakah kau kira aku tidak bisa kabur dari sini?"
Tiba-tiba tangannya mengeluarkan 2 jari putih seperti pedang
tajam lalu menusuk kedua matanya.
Laki-laki bercambang itu melihat Tao Chun-chun masih
bisa tertawa tidak disangka dia bisa menusuk dengan tiba-
tiba, dia benar-benar kaget, Kedua jari itu hampir mengenai
biji matanya, membuatnya menunduk dan berusaha menghindar, tapi pembungkus kepalanya berhasil diambil, dia
melihat gadis itu tertawa dan membalikkan badan pergi dari
hadapannya. Sorot mata Pak tua itu bertambah galak, sepertinya dia
marah, "Orang yang tidak berguna."
293 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tao Chun-chun tertawa manja dan bertanya, "Menurut
Tetua, apakah kami bisa kabur dari sini dengan selamat?"
Pak tua itu menjawab, "He!" Tapi Tao Chun-chun seperti
tidak mendengarnya. Dia berkata lagi, "Aku ingin bertanya,
Anda mengatakan kalau kami telah membunuh, siapa yang
menyaksikan kalau kami telah membunuh" Kalau tidak
melihat dengan jelas mana boleh sembarangan bicara seperti
itu?" Pak tua itu membalikkan badan, dia tidak melihat lagi.
Dengan dingin dia berkata, "Seumur hidupku aku paling tidak
suka perempuan yang banyak bicara dan cerewet."
Liu He-ting mendengar pembelaan Tao Chun-chun. Dia
teringat kata-kata Tao Chun-chun kemarin kepada Xi Men Ou,
"Dilihat oleh mata sendiri pun belum tentu benar."
Dia merasa aneh, sekarang dia teringat lagi pak tua yang
masih terus bertanya kepada Tao Chun-chun, "Apa yang
aneh?" Sekarang dia berkata lagi, "Aku tidak suka bicara
dengan perempuan." Liu He-ting terus berpikir, dia Merasa perkataan orang-
orang di dunia ini, yang depan dan belakang tidak sama. Tiba-
tiba pak tqa itu berkata, "Ambil golok kemari!"
Tadinya laki-laki bercambang itu mulaj merasa lemas.
Begitu mendengar kata 'ambil golok' dengan semangat dia
berteriak, "Ambil golok!"
Dari dalam kegelapan berlari seorang laki-laki berbadan
tegap. Dengan kedua tangan, dia membawa sebuah golok
panjang. Golok itu tebal dan bercahaya, seorang laki-laki
tinggi dan besar langkahnya pun pasti sangat gagah tapi
kedua tangannya yang memegang golok tetap terlihat berat,
tulang jari pak tua itu mengeluarkan suara kemudian
pergelangan tangannya dibalikkan. Pak tua itu sudah
memegang golok kemudian golok itu diputar. Sorot mata pak
294 Dewi KZ http://kangzusi.com/
tua itu terlihat seperti petir melihat golok panjang itu dari atas
ke bawah lalu dari bawah ke atas.
Tiba-tiba dia menarik nafas dan berkata, "Golokku yang
bagus, golok bagus."
Dia berkata lagi, "San Si, sudah berapa lama aku tidak
memakai golok ini" Apakah kau masih ingat?"
Laki-laki bercambang itu menjawab, "Guru, semenjak 9
tahun lalu setelah membunuh Yin Zhuan Wu Hu, Anda tidak
pernah memegang golok ini lagi. Bila dihitung sampai
sekarang sudah berlangsung selama 9 tahun."
Tao Chun-chun tertawa dan berkata, "Untung baru 9
tahun." Pak tua yang berwibawa itu membentak, "Memangnya
kenapa?" Tao Chun-chun tertawa dan menjawab, "2 buah telapak
tangan mempunyai 10 jari, bisa bisa untuk berhitung, kalau
lebih kau tidak akan bisa menghitung lagi."
Liu He-ting ingin tertawa. Pak tua itu berkata, "Perempuan
cerewet." Kemudian dia membalikkan kepalanya dan melihat golok
panjang itu lagi- Sorot matanya terlihat seperti sangat bangga,
tiba-tiba tangannya diangkat, golok itu segera mengeluarkan
cahaya berkilat. Begitu golok dimainkan, terjadi angin di
sekitar golok dan bersuara dengan keras. Dengan langkah
besar pak tua itu berkata, "Golok ini beratnya 40 kilogram.
Orang dunia persilatan menyebutnya Wan Sheng Shen Dao
(Golok Sakti Menang 10 ribu kali) golok ini jika dimainkan
olehku sebanyak 30 jurus, 10 nyawa pun tidak akan
kuperhitungkan lagi."
Liu He-ting melihat lampu yang tadi sudah dipadamkan
sekarang menyala lagi. Cahaya lampu begitu terang,
295 Dewi KZ http://kangzusi.com/
bayangan orang tidak terhitung banyaknya. Ilmu silat mereka
seperti apa pun, Liu He-ting sama sekali tidak mempunyai
bayangan. Golok pak tua itu sudah mengeluarkan kilauan. Dia
tersenyum dan berkata, "Bagaimana kalau aku mencoba golok
ini sebanyak 30 jurus?" Golok panjang itu sudah
menyerangnya. Pak tua itu tertawa dengan kepala menghadap atas, golok
ini menbacok ke tangan Liu He-ting.
Walaupun sifat pak tua ini sangat keras dan pikirannya pun
terkadang seperti anak-anak, tapi jurus goloknya terlihat
sangat mantap, tepat, dan ganas. Senyum Liu He-ting tetap
terpasang di wajah tapi telapak kanannya sudah dikeluarkan.... Terdengar suara JIANG dengan kuat. Tubuh Pak tua
seperti gunung itu mundur 3 langkah, walaupun golok masih
dipegang dengan kuat dan tidak terlepas dari tangannya, tapi
golok itu bila dilihat di bawah sinar lampu terlihat ada pecahan
beberapa sentimeter. Pecahan golok itu berbentuk segitiga!
Cahaya lampu tampak bergoyang-goyang suasana bertambah ribut. Orang-orang yang ada dj belakang lampu
tidak melihat dengan jelas tapi dar} suara mereka dapat
diketahui kalau mereka kaget. Tao Chun-chun tertawa.
Laki-laki bercambang itu membelalakkan matanya dan
mundur beberapa langkah. Liu He-ting tetap berdiri dengan tegak dan berkata, "Terima
kasih." Terlihat kedua tangan pak tua itu diturunkan, wajahnya
tampak beku, matanya terus melihat Liu He-ting. Setelah lama
dia bam mengangkat goloknya yang panjang, melihat bekas
pecahan golok itu dengan teliti. Tiba-tiba dia berteriak,
kemudian golok itu pun dilemparnya. Dia berlari ke arah Liu
He-ting dan siap menerkam Liu He-ting.
296 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Liu He-ting sedikit kaget, dia mengira karena pak tua itu
sudah kalah di tangannya maka dia menjadi marah, dengan
cara menerkam dia berusaha menyerang Liu He-ting. Liu He-
ting mengerutkan dahinya, dia bersiap-siap untuk menghindar,
tapi begitu dia melihat wajah pak tua itu, dia malah menjadi
bingung. Karena wajah pak tua itu terlihat penuh dengan
kegembiraan, sama sekali tidak terlihat kalau dia marah.
Apalagi tangannya terbuka dengan lebar. Badannya berada
dalam posisi mudah diserang dan tangan yang terbuka sama
sekali tidak ada ciri-ciri menyerang. Liu He-ting merasa sedikit
aneh, tapi pak tua itu sekarang sudah berada di depan dia.
Dia mencengkram kedua pundak Liu He-ting....
Tao Chun-chun kaget dan berteriak, tangannya dengan
cepat menyerang ke arah ketiak pak tua itu dan menyerang
kepada 3 nadi. Tapi pak tua itu dengan gembira berkata,
"Ternyata kau, kau benar-benar membuatku bingung."
Tao Chun-chun terkejut, segera dia sudah berpikir,
"Ternyata mereka saling kenal...."
Segera tangan yang bersiap akan menyerang pak tua itu
ditariknya kembali, jarinya yang hampir mengenai t,aju pak tua
itu, hanya saja tenaganya belum sempat dikeluarkan dan dia
tidak melukai nadi-nadi pak tua itu. Orang yang ada di
sekeliling sana menjadi ribut, mereka menyangka kalau pak
tua itu telah dibunuh oleh Tao Chun-chun. Mata laki-laki
berjenggot itu menjadi merah. Dia membentak. Dengan jurus
Shi Po Tian Jing dia menyerang ke belakang Tao Chun-chun,
kakinya menendang lutut kiri Tao Chun-chun.
Pinggang Tao Chun-chun sedikit dilipat dan kakinya
diangkat, tangan kirinya terbuka seperti bunga anggrek dan
dia menangkap tangan kanan laki-laki itu tapi tangan
kanannya dengan ringan memegang ketiak pak tua itu.
297 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Laki-laki bercambang itu segera menarik kepalan tangannya, dia ingni menyerang sekali lagi tapi sekarang dia
merasakan kalau kakinya mati rasa setelah ditendang oleh
Tao Chun-chun! Badannya menjadi tidak seimbang, beberapa
kali tampak bergoyang-goyang, dia terduduk di bawah.
Tao Chun-chun membalikkan kepala dan bertanya, "Kalian
sedang apa?" Orang-orang yang ada di sana walaupun siap mengangkat
senjata tapi tidak ada seorang pun yang berani maju.
Semua terjadi begitu tiba-tiba. Tangan pak tua itu
diletakkan di atas pundak Liu He-ting. Kedua matanya terus
menatap Liu He-ting, apa yang terjadi di sekitarnya, sepertinya
dia tidak Melihat dan juga tidak mendengar.
"Ternyata kau, aku sangat rindu kepadamu!' Kata-kata
yang tidak ada ujung dan tidak ada akhir, berulang-ulang kali
dia selalu menyebutkannyai Liu He-ting merasa kaget
sekaligus juga curiga, dia tidak kenal dengan pak tua ini, dia
tidak tahu apa alasan pak tua itu bisa rindu kepadanya, tapi
wajah pak tua itu tampak begitu gembira. Tangan yang panas
dan hati yang sedang bergejolak tangan diletakkan di atas
pundak seperti teman yang sudah lama tidak bertemu, sangat
berbeda dengan kondisi tadi di mana mereka saling
bermusuhan. Dalam keadaan seperti itu, kira-kira berlangsung selama
beberapa menit, Liu He-ting bertanya dengan heran, Tetua,
maafkan aku bila aku tidak sopan, aku benar-benar tidak ingat
siapa Anda...." Pak tua itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Aku tahu
kau tidak kenal denganku, tapi aku kenal denganmu."
Kedua tangan pak tua yang memegang pundak Liu He-ting
terus bergoyang-goyang. Pak tua itu tertawa dan berkata, "10
298 Dewi KZ http://kangzusi.com/
tahun lebih kita tidak bertemu, tidak disangka kau telah
tumbuh dewasa, benar-benar sudah dewasa...."
Dari nadanya, pak tua itu terdengar seperti sangat sedih.
Dia berkata, "10 tahun lebih kita tidak bertemu, kakakku
mungkin sudah tua - walaupun dia seorang pendekar, tetap
tidak akan bisa menghindari usia tua, walaupun mempunyai
ilmu silat tinggi tapi tetap tidak bisa melawan hukum alam...."
Dia menatap langit dan menarik nafas, "Tapi langit telah
berbuat baik kepadaku, membiarkan aku bisa bertemu
denganmu di sini. Kalau aku terus menghela nafas bukankah
aku akan menjadi seoarng pak tua yang pikun?"
Kadang-kadang tertawa, kadang-kadang berkeluh kesah,
kata-katanya tidak ada habis-habisnya, membuat Liu He-ting
tidak mendapat gjliran bicara dan membuat Liu He-ting
penasaran. "Apakah pak tua ini adalah teman guruku?" Liu He-ting
sering mendengar cerita tentang hal-jjal yang terjadi di dunia


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

persilatan tapi Tuan Bai Liu tidak pernah menceritakan masa
mudanya. Liu He-ting merasa senang juga kaget, "Kalau pak tua ini
benar-benar adalah teman guruku, maka dari mulut pak tua ini
aku bisa tahu tentang masa lalu guruku."
Segera dia bertanya, "Apakah hubungan Tetua dengan
guruku adalah...." Kata-katanya belum habis, pak tua itu sudah berebut
berkata lagi, "Betul! Betul! Apakah kakakku sehat?" Dia tidak
bertanya siapa guru Liu He-ting sebenarnya" Dia hanya terus
mengatakan, "Kakakku."
Tao Chun-chun tersenyum, jarinya yang masih berada di
ketiak pak tua itu segera diturunkan, pelan-pelan dia bertanya,
"Apakah kau tahu siapa gurunya?"
299 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Pak tua itu membalikkan kepalanya dan memelototi Tao
Chun-chun, seperti menyalahkan karena dia banyak bertanya.
Tapi Tao Chun-chun seperti tidak melihat sorotan mata pak
tua itu. Dia tertawa dan berkata, "Kalau kakakmu bukan
gurunya, bagaimana?"
Pak tua itu terpaku, diam-diam dia membalikkan kepalanya
melihat Liu He-ting lagi, tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak.
"Betul, kau harus bertanya terlebih dahulu, di dunia
persilatan kecuali kakakku siapa yang bisa menguasai Pan Gu
Fu yang bisa membuka langit dan bisa membelah bumi.
Kecuali murid kakakku ini, siapa yang bisa menguasai ilmu ini.
Nona, kau bertanya hal ini, apakah tidak berlebihan?"
Liu He-ting merasa darahnya terus naik tidak ada rasa
curiga lagi. Dia berlutut kepada pak tua dan berkata, "Tetua,
Anda adalah teman guruku. Maafkan aku telah berbuat tidak
sopan." Pak tua itu tertawa panjang, suara tawanya terdengar
semakin keras dan semakin panjang, seakan-akan tidak bisa
berhenti. Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling memandang, terlihat
pak tua itu tidak berhenti tertawa, wajahnya berlinang air mata
dan masuk ke dalam jenggot putihnya.
Setelah tertawa keras dan panjang, sekarang suaranya
terdengar penuh kesedihan, orang-orang yang ada di sana
tidak bisa melihat air mata di wajahnya, tapi mereka melihat
gerakan pak tua itu tidak sepeti biasa, mereka merasa aneh
dan kaget. Laki-laki bercambang itu membentak, "Guru!" Dia
ingin berdiri tapi dia lupa kalau kaki telah ditendang, baru saja
dia berjalan beberapa sentimeter, dia terjatuh dan terduduk
lagi di bawah. Matanya melotot, lalu dengan kedua tangannya
dia mulai merangkak ke depan gurunya.
300 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Suara tawa pak tua itu belum berhenti, tapi mulai mengecil,
sambil menghapus air matanya dia berkata kepada langit,
"Sahabatku.... temanku...."
Dia mencengkram pundak Liu He-ting. "Aku Bian Wan
Sheng, tidak pantas menjadi sahabatnya...."
Suara baru habis, air matanya menetes lagi.
Liu He-ting masih berdiri dengan melongo, walaupun di
dalam hati banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan tapi
sampai sekarang dia belum bisa mengatakannya. Sampai
sekarang dia belum tahu identitas pak tua itu juga tidak tahu
apa hubungan pak tua itu dengan gurunya.
Terlihat laki-laki bercambang itu memeluk lutut pak tua itu
dan dia terus bertanya, "Guru, anda kenapa...."
Pak tua itu tertawa sambil melihat dia, tiba-tiba dia berdiri.
Tao Chun-chun sudah membuka totokan yang ada di kakinya.
Pak tua itu menarik muridnya supaya berdiri di depannya.
Dengan pelan dia berkata, "Kalau aku bertemu dengan hal
sulit dan kau harus mati demi diriku, apakah kau mau
melakukannya?" Laki-laki bercambang itu kaget dan terpaku. Dia
menegakkan dadanya dan menjawab, "Kalau Guru menyuruhku mati, aku akan menuruti kemauan Guru,
walaupun badanku akan hancur aku rela melakukannya!'
Pak tua itu menarik nafas dan berkata lagi, "Nyawa adalah
suatu benda yang paling mahal di dunia ini, kalau kau mati
demi diriku, kau melakukannya demi apa?"
Laki-laki bercambang itu tidak bisa menjawab, akhirnya
dengan terpatah-patah dia menjawab, "Guruku, kusayang,
tinggi seperti langit, dalam seperti bumi, bila aku mati ini
adalah hal yang sangat biasa. Aku.... aku.... aku merasa Bila
301 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Guru tidak akan menyuruhku melakukan apa pun.... aku....
aku malah merasa sedih...."
Dia menjulurkan tangannya yang besar lalu menghapus air
matanya dan dia pun tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Pak tua itu menarik nafas, dan juga melonggarkan
pegangan tangannya dan berkata, "Walaupun kau belajar ilmu
silat kepadaku, dan aku pun sangat baik kepadamu, ini hanya
karena kita adalah guru dan murid, tidak bisa mengatakan
setinggi langit dan sedalam bumi. Kau rela mati demi diriku,
ada seseorang yang benar-benar memperlakukanku lebih baik
darimu tapi sekarang kecuali mengucapkan terima kasih, aku
behjm pernah melakukan apa-apa untuknya. Apakah hatiku
tidak akan merasa sedih?" Kata-kata terhenti, dia tidak
sanggup bicara lagi. Liu He-ting mengangkat tangan dan memegang wajahnya
lalu diturunkan kembali. Dia memegang baju dan tangan itu
pun diturunkan. Dia benar-benar tidak tahu harus melakukan
apa, dari kata-kata pak tua itu dia sudah mengira-ngira kalau
pak tua itu merasa sangat berterima kasih kepada gurunya.
Dia harus mengatakan apa kepada pak tua itu" Dia malah
bingung. Pak tua itu membalikkan badannya, lain pelan-pelan
berkata, "40 tahun yang lalu, aku masih muda, sifatku sangat
tidak sabar dan aku mengira kalau aku adalah orang yang
paling hebat di dunia ini, karena itu aku membuat masalah
sehingga nyawaku menjadi terancam. Kakakku karena
diriku.... demi diriku.... Hai! Setelah itu aku selalu mengikutinya
ke mana pun dia pergi, aku berharap aku mempunyai
kesempatan untuk membalas budinya, tapi.... Hai! Aku tidak
bisa membalas budinya malah membuat masalah yang lebih
memusingkan dia, tapi dia tetap baik kepadaku, dia
menganggapku sebagai saudaranya, sampai dia harus
bersembunyi seumur hidup, tapi dia tetap memperhatikanku.
302 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Kakak, kakak! Kau sekarang memiliki penerus, cita-citamu
sudah terkabul, apakah kau tahu orang yang tidak berguna
bernama Bian Er selama hidup akan terus berhutang budi
kepadamu?" Tao Chun-chun tertawa dan berkata, "Orang yang memberi
kebaikan kepadamu belum tentu dia berharap kau harus
membalasnya, kalau dia berharap harus dibalas itu bukan
disebut budi. Kau dan dia telah bersahabat selama puluhan tahun, dan
kau selalu ingin membalas budi. Jika dia tahu hal ini mungkin
dia akan merasa lebih sedih darimu!"
Pak tua itu terpaku, dia berpikir, matanya tampak berkilau,
apakah hatinya merasa senang atau marah" Dia berdiri
dengan lama. Liu He-ting diam-diam berjalan ke sisi laki-laki bercambang
itu dan bertanya, "Siapakah nama gurumu, apakah Kakak bisa
memberitahukannya kepadaku?"
Laki-laki bercambang itu berkata dengan kaget, "Apa"
Siapa nama guruku, kau tidak tahu?"
Liu He-ting melihat laki-laki itu memiliki pinggang besar,
pundaknya tebal, sangat galak ditambah lagi cambangnya tapi
kelakuannya masih seperti anak-anak. Dia menahan tawanya
dan berkata, "Guruku dan gurumu sudah saling mengenal
sejak lama, tapi baru pertama kalinya aku bertemu dengan
gurumu...." Kata laki-laki bercambang itu, "Menurut guruku, dia dan kau
baru 10 tahun lebih tidak bertemu. Mungkin 10 tahun yang lalu
dia pernah bertemu denganmu, mengapa kau mengatakan
kalau kau baru bertemu dengannya hari ini" Apakah kau
berniat membohongiku?"
303 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Laki-laki bercambang itu melihat Liu He-ting sebentar,
kemudian seperti baru mengerti dia mengangguk, "Betul!
Betul! 10 tahun yang lalu kau hanya seorang anak yang masih
menyusu." Karena dia merasa bahasa yang diucapkannya lucu,
akhrnya dia malah tertawa terbahak-bahak. Dia berbisik di
telinga Liu He-ting, "Guruku kalau sedang berbicara sangat
serius, tapi aku tidak. Aku senang bergurau. Suatu hari pernah
ada beberapa orang dunia persilatan yang mencari guruku,
pada saat itu kebetulan guruku tidak ada, aku yang menemani
mereka, karena bahasaku lucu akhirnya mereka tertawa
satnpai mengeluarkan air mata."
Laki-laki itu tertawa lagi. Dia sudah melupakan kesedihan
yang baru saja terjadi. Tao Chun-chun tertawa di sisi Liu He-
ting. Melihat mereka berdua, yang satu pintar sedangkan yang
satu tampak bodoh, yang satu kasar sedangkan yang satu
sopan, mereka terlalu berbeda.
Tiba-tiba laki-laki itu berkata, "Adik, apakah kau tahu,
menurut orang-orang, yang pintar lebih cepat mati karena itu
aku selalu merasa khawatir kalau aku cepat mati!"
Liu He-ting melihat dia berbicara begitu serius, walaupun
ingin tertawa tapi dia berusaha untuk menahannya.
Terdengar Tao Chun-chun berkata, "Walaupun Tuan
memiliki banyak ilmu dan juga pintar, dan kata-katamu
terdengar lucu, membuat orang senang mendengarnya, selain
itu kau pun sangat jujur, apakah betul?"
Laki-laki itu tertawa dan berkata, "Betul, tidak salah lagi."
Dengan kaget dia berkata, "Aku tidak mengenal Nona,
mengapa Nona begitu mengerti diriku" Kita seperti tumbuh
besar bersama-sama."
304 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Liu He-ting mendengar kata tumbuh bersama', segera
tertawa. Tapi Tao Chun-chun dengan serius berkata lagi, "Kau
begitu jujur, maka kau tidak akan pendek umur. Kau akan
mencapai usia 100 tahun, hanya saja sewaktu kau berusia 97
tahun kau harus berhati-hati, lebih baik jangan mendekati
perempuan. Kalau kau bisa melewati usia 97 tahun, aku jamin
kau pasti bisa hidup lebih dari 100 tahun."
Liu He-ting mengerutkan dahinya. Dia ingin jnengatakan
sesuatu tapi laki-laki itu sudah tertawa dan berkata, "Pada usia
97 tahun, jangan berdekatan dengan perempuan. Kalau dalam
usia 97 tahun itu aku mati karena perempuan, mati pun aku
rela, hanya...." Suaranya belum habis, wajah Liu He-ting sudah dingin
seperti air. dia langsung memotong dan berkata, "Chun-chun,
apa yang kau katakan tadi?"
Mata Tao Chun-chun tampak berputar, wajahnya seperti
tidak menerima, dia menundukkan kepalanya dan diam.
Laki-laki itu mengerutkan dahi, dia masih mengira Tao
Chun-chun akan membantah, tapi Liu He-ting berkata dengan
serius, "Chun-chun, Qi bersaudara senang mempermainkan
orang, karena mereka hidup mereka tidak sama. jika kau ingin
berlaku seperti mereka, kau tidak pantas melakukannya."
Wajah Tao Chun-chun lebih ditundukkan lagi. Rambutnya
yang panjang berjatuhan ke pundaknya. Liu He-ting
sebenarnya sangat ramah, walaupun dia mendengar kalau
bahasa laki-laki itu sangat lucu sampai ingin tertawa,
walaupun orang itu sering memuji dirinya sendiri, semua ini
hanya karena dia tidak bisa menutupi kekurangannya. Melihat
Tao Chun-chun mempermainkan dia, Liu He-ting tidak tega
dan tidak mengijinkan Tao Chun-chun melakukannya.
305 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Laki-laki bercambang itu melihat Liu He-ting dan berkata,
"Aku sedang mengobrol dengan n?na ini, mengapa kau ikut
campur" Siapa itu Qi bersaudara" Mana boleh mereka
disamakan dengan nona ini?"
Liu He-ting membalikkan kepalanya pura-pura tidak
mendengar perkataan laki-laki itu. Dia melihat pak tua yang
berwibawa itu sudah berada di belakangnya, dengan
tersenyum dia melihat Lin He Ting dan berkata, "Anak muda
memang senang bergurau, ini hanya hal biasa. Kau tidak perlu
terlalu serius menanggapinya."
Liu He-ting tertawa kecut, seperti ingin menyampaikan
sesuatu, tapi begitu melihat Tao Chun-chun dia segera
mengurungkan niatnya. Pak tua itu menoleh ke kiri juga ke
kanan, tiba-tiba dia kembali melihat Liu He-ting, kemudian
melihat Tao Chun-chun. Dia segera tertawa dan berkata,
"Nona ini adalah...."
"Nona ini adalah...."
Pak tua itu tertawa dan berkata, "Baik.... baik...."
Liu He-ting menundukkan kepala, dia merasa ada
kehangatan yang muncul dari dalam hatinya.
Laki-laki bercambang itu juga tertawa terbahak-bahak, aatu
jarinya menunjuk Liu He-ting kemudian Tao Chun-chun dan
berkata, "Aku sudah mengerti, sudah mengerti, ternyata kalian
adalah.... Ha, ha!" Laki-laki bercambang itu mendekati Liu He-ting dan
menepuk pundaknya sambil tertawa dia berkata, Tadi aku
hanya bergurau dengan nona ini, ternyata kau cemburu. Adik,
jujur saja, sebenarnya aku juga sedikit.... sedikit...."
Suaranya seperti mau menangis, kemudian kedua
tangannya diletakkan di wajahnya. Dia berteriak, "Rong Er....
Rong Er.... -Akhirnya dia menangis tersedu-sedu. Tadinya Liu
306

Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dewi KZ http://kangzusi.com/
He-ting tidak tahu harus tertawa atau menangis, sekarang
melihat laki-laki itu menjadi seperti itu, Liu He-ting juga merasa
sedih, dengan langkah besar laki-laki itu berjalan mendekati
mayat yang baru dikeluarkan dari dalam kuil itu. dia berlutut
dan menangis lagi. Pak tua itu menarik nafas dan berkata, "San Si, kenapa kau
masih begitu ceroboh" Apakah kau tidak ingat pada pepatah :
sesuatu masalah harus dipikirkan 3 kali. Bila kau ingin
menangis, jangan di sini...."
Dia juga membalikkan badannya. Kedua pundaknya
tampak bergetar. Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling
memandang. Angin malam terasa begitu dingin, di bumi dan
langit ini seperti dipenuhi tangisan laki-laki berjambang itu....
Tiba-tiba dari dalam kuil terdengar suara tawa, suara tawa
itu terdengar sedikit gemetar, seperti tawa dingin. Suara laki-
laki bercambang itu berhenti. Pak tua itu pun membalikkan
badannya, detak jantung orang-orang yang ada di luar kuil
semakin kencang. Suara tawa dari dalam kuil terdengar
semakin meninggi, membuat orang yang mendengar suara itu
seperti ingin menangis tapi juga seperti ingin tertawa.
Liu He-ting mengerutkan alisnya. Dia berlari ke depan kuil,
laki-laki bercambang itu pun membentak, dia ikut berlari
mengikuti Liu He-ting . Pak tua itu membentak, "Nanti dulu!"
Tangannya dilambaikan. Lampu-lampu yang jumlahnya ada
berpuluhan itu secara bersamaan menyala dengan terang lagi
dan menyinari kuil kuno itu.
Liu He-ting menegakkan dadanya, selangkah demi
selangkah dia masuk ke dalam kuil, terlihat di balik tirai di kuil
itu tampak seseorang yang berbaju hitam, dia sedang duduk
dengan posisi bersila, dia terus tertawa dengan kencang.
Lampu terus bergoyangan, tapi di dalam kuji terlihat lebih
terang. Pak tua itu sudah berlari masuk, melihat orang berbaju
307 Dewi KZ http://kangzusi.com/
hitam, ikat kepaia berwarna hitam dan wajahnya juga ditutup
oleh kain berwarna hitam, pak tua berteriak, "Wu Yi Shen Mo!"
Suara tawa itu masih terus terdengar Kedua tangan pak tua
itu dibuka. Dia menghadang Liu He-ting yang berniat masuk.
Terdengar si baju hitam itu tertawa dan berkata, "Kau
memang ceroboh. Bian Ao-tian, kau benar-benar ceroboh."
Suaranya tidak jelas terdengar. Mulutnya seperti sedang
mengunyah permen. Pak tua itu mengerutkan dahinya dan membentak,
"Kematian orang-orang di kota Yi itu apakah kawananmu yang
melakukannya?" Si baju hitam seperti tidak mendengar kata-kata pak tua itu.
Dia tertawa dan berkata, "Kau membawa semua murid-
muridmu ke sini, apakah kau tidak berpikir kalau di rumahmu
masih ada perempuan dan anak-anak" Apakah kau tidak tahu
apa kebiasaan yang dilakukan oleh Wu Yi Shen Mo" Apakah
kau tidak takut semua orang di rumah akan mati terbunuh....
Ha, ha, ha...." 3 kali tawa 'ha, ha, ha' membuat keringat pak tua yang
bernama Bian Ao-tian itu terus bercucuran.
Liu He-ting mendorong pak tua itu ke sisinya dengan pelan,
dia merasa di balik tawa si baju hitam itu terdengar jeritan
suara istri tua dan cucu Bian Ao-tian yang sedang menangis.
Karena marah, urat-urat di tubuh Liu He-ting seperti
membesar, dia membentak dan siap menerkam!
Si baju hitam tetap duduk bersila seperti tadi, tapi suara
tawanya sudah berhenti, hanya terdengar bunyi dari
tenggorokan. Seumur hidup gian Ao-tian berkelana di dunia
persilatan, walaupun dia sedang marah tapi pada saat melihat
si baju hitam masih begitu tenang, dia hanya bisa terpaku, tapi
308 Dewi KZ http://kangzusi.com/
itu hanya sebentar kedua telapak tangannya sudah seperti
kilat menyerang ke dada si baju hitam!
Dia mengira kalau si baju hitam pasti mempunyai ilmu silat
yang tinggi karena itu kedua telapak tangannya tidak
menyerang dengan kekuatan penuh. Dia masih menyisakan
jurus terakhir. Sekarang sepuluh jarinya dilipat, tapi si baju
hitam tidak menunggu sampai kedua telapak tangan pak tua
itu sampai di dekatnya, dia sudah berteriak, "Ampun!"
Suara ampun ini membuat Bian Ao-tian dan Liu He-ting
kaget. Waktu itu otak Bian Ao-tian terus berputar, akhirnya dia
menarik kembali kedua telapak tangan yang tadinya ingin
menyerang si baju hitam dan dia mundur beberapa meter, dia
tidak mau berbuat salah dalam membunuh orang, maka dia
memutuskan untuk menarik tangannya kembali. Tapi dia takut
si baju hitam itu berteriak tolong hanya untuk menipu karena
itu dia segera mundur beberapa meter.
Terlihat kedua tangan si baju hitam itu menutupi kepaia dan
badannya tampak gemetar, mereka merasa aneh dan juga
kaget lalu membentak, "Siapa sebenarnya dirimu" Kau
sedang melakukan tipuan apa lagi?"
Terdengar si baju hitam itu dengan suara gemetar
menjawab, "Tuan, tolonglah aku...."
Tiba-tiba badannya lemas, dia terjatuh dari meja
sembahyang kemudian terlihat di belakang tirai ada sebuah
pisau yang tampak berkilau.
Kaki Liu He-ting dengan cepat berlari ke depan dan
mengambil pisau itu, terlihat di belakang tirai ada sebuah
patung tanah yang jatuh terguling dan di dinding itu ada
sebuah lubang tapi di atas lubang itu ada dua kayu yang
terpasang di sana. Liu He-ting melihat si baju hitam sudah jatuh telungkup di
bawah. dia terlihat terus gemetar, di punggung masih terlihat
309 Dewi KZ http://kangzusi.com/
darah yang masih terus menetes. Bian Ao-tian mengerutkan
dahinya, dia mendekati si baju hitam dan membuka tutup
wajahnya. Dia membentak, "Siapa kau!" Si baju hitam itu
karena ketakutan malah menjadi pingsan.
Bian Ao-tian dan Liu He-ting saling memandang. Di dalam
hati mereka tahu bahwa di balik peristiwa ini pasti ada suatu
permainan. Segera Liu He-ting membuka 7 totokan nadi si
baju hitam. Si baju hitam segera menarik nafas panjang,
dengan suara gemetar dia berkata, Tuan, ampuni aku yang
tidak tahu apa-apa."
Dia berusaha membalikkan kepalanya untuk melihat lubang
yang ada di dinding itu. Matanya penuh dengan ketakutan
sepertinya di dalam lubang itu bersembunyi setan yang
sewaktu-waktu siap menyerangnya, dengan telapak tangannya Bian Ao-tian meletakkan si baju hitam supaya bisa
duduk di bawah dan dia berkata, "Semua kata-kataku tadi
diperintahkan oleh tuan-tuan berbaju hitam aku hanya bisa
berkata seperti itu. Aku hanya seorang petani, aku tidak tahu
apa-apa." Bian Ao-tian melihat wajahnya pucat, bibirnya tampak
gemetar an. Bian Ao-tian memegang telapaknya, ternyata
telapak tangannya benar-benar keras seperti petani biasa.
Bian Ao-tian tahu kalau dia tidak berbohong. Dengan ramah
Bian Ao-tian berkata, "Sebenarnya apa yang telah terjadi,
coba ceritakan padaku. Asalkan semua ini tidak ada
hubungannya denganmu, kami tidak akan menyulitkanmu."
Si baju hitam itu melihat Bian Ao-tian yang begitu ramah,
dia merasa agak tenang tapi dari sorot matanya masih terlihat
kalau dia takut. Suaranya masih gemetar. Dia berkata, "Aku
hanya seorang petani, tadi pagi aku baru saja selesai panen
dan sesudah makan malam aku mencuci kaki bersama
dengan istriku...." 310 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Laki-laki bercambang itu karena ada gurunya di sisinya,
maka dia menjadi sangat pendiam dan juga tidak banyak
bicara. Sekarang dia sudah tidak tahan dan mulai membentak,
"Siapa yang sudi mendengar kata-katamu itu?" Karena dia
bicara dengan sangat keras, membuat petani itu kaget hingga
meloncat. Bian Ao-tian mengerutkan dahinya dan berkata,
"San Si, biarkan dia pelan-pelan berkata. Jangan mengagetkan dia." Laki-laki bercambang itu tidak mau menerima perkataan
gurunya, tapi dia juga tidak berani membantah. Dia berpikir,
"Kalau dia hanya bercerita tentang makan, tidur dengan istri,
apakah kita mempunyai waktu banyak untuk mendengar
semuanya?" Orang berbaju hitam itu diam-diam melihatnya, melihat dia
yang sedang melotot kepada dirinya. Segera badannya
gemetar lagi. Dia berkata, "Sewaktu aku sedang tidur, tiba-tiba
selimutku disibak oleh tuan-tuan berbaju hitam. Istriku
berteriak. Dengan cepat tangan mereka bergerak dan istriku
tidak bisa bergerak lagi."
Karena dia tegang, suaranya pun ikut Semetar. Kata-
katanya diucapkan dengan logat Shan Tong. Kalau tidak
mendengar dengan telinga Liu He-ting tidak akan mengerti
apa yang dikatakannya. "Aku marah-marah kepada mereka, tapi mereka malah
menamparku. Salah satu dari mereka berkata, kalau aku
banyak bicara, maka mereka akan memotong telingaku,
sekalian dengan biji mataku pun akan dikeluarkan. Kemudian
mereka memberiku uang. Aku diam saja tidak bicara lagi."
Dia menarik nafas dan berkata lagi, "Tuan-tuan berbaju
hitam itu segera mencengkramkii tadinya aku mengira mereka
perampok, tapi kami ini hanya keluarga miskin, apa yang bisa
dirampok dari kami" Tapi mereka memaksaku memakai baju
311 Dewi KZ http://kangzusi.com/
hitam ini dan mengajarkan kata-kata tadi kepadaku, kemudian
mereka mengantarkan aku ke tempat ini. Mereka menyuruhku
berpura-pura tertawa. Kalau ada yang masuk, kata-kata yang
tadi mereka ajarkan harus diulang-ulang di depan orang-
orang." "Kemudian mereka memasukkan aku dari lubang dinding
itu dan menyuruhku duduk di sini, aku ingin kabur, tapi mereka
menusuk punggungku denga pisau. Mana mungkin aku bisa
tertawa kalau punggungku ditusuk oleh pisau, terpaksa aku
harus tertawa. Liu He-ting berpikir, "Pantas tadi dia tertawa begitu seram."
Liu He-ting berpikir lagi, "Mengapa Wu Yi Shen Mo harus
melakukan hal seperti ini?" Terdengar laki-laki ini berkata lagi,
"Begitu kalian masuk, mereka segera melarikan diri."
Bian Ao-tian mengerutkan alisnya, dengan konsentrasi
penuh dia mendengar semuanya. Tiba-tiba dia bertanya,
"Apakah kau sempat melihat wajah mereka?"
"Wajah mereka tertutup oleh kain hitam, alcu tidak jelas
melihat mereka." Dia berpikir lagi dan berkata, "Logat mereka ada yang
berlogat utara, juga ada yang berlogat selatan. Mengapa
mereka bisa berkumpul di satu perkumpulan?"
Mata Bian Ao-tian tampak berputar, dia berkata, "Mengapa
mereka melakukan itu" Ada apa sebenarnya" Apakah semua
ini hanya untuk memancing kita masuk ke dalam kuil ini"
Kemudian...." Dengan cepat dia sudah berlari keluar pintu!
Dari lampu yang bersinat terang, Liu He-ting melihat laki-
laki yang dibawa Bian Ao-tian, lalu terus melihat ke dalam kuil
tapi dia tidak melihat Tao Chun-chun. Dia merasa kaget, "Ke
manakah dia?" Dengan cepat dia berlari keluar kuil.
312 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Bian Ao-tian dan Liu He-ting bersama-sama keluar dari kuil.
Dia meloncati kepala orang-orang yang ada di luar, terlihat
bulan tetap bulat dan tergantung di langit, rumput masih
terlihat seperti biasa. Angin meniup rumput sehingga mereka
bergerak, tapi tidak terlihat bayangan Tao Chun-chun di mana
pun. Hati Liu He-ting bergetar, dia berteriak, "Chun-chun, kau
ada di mana?" Tapi tidak ada yang menjawab, hanya ada
suara serangga yang terus berbunyi.
Hati Liu He-ting bertambah kaget. Dengan cepat dia berlari
ke atap kuil dan berteriak lagi, "Chun-chun, kau ada di mana?"
Kali ini dia berteriak dengan tenaga dalam. Walaupun tidak
keras tapi satu per satu kata yang dikeluarkan oienggetarkan
pohon dan dedaunan, membuat Pepohonan bergetar.
Suaranya baru selesai, tiba-tiba terdengar ada yang
tertawa, suara itu datang dari belakan& kuil. Tao Chun-chun
tertawa dan berkata, "Kau berteriak apa" Bukankah aku ada di
sini seiak tadi?" Liu He-ting merasa senang dan berkata "Chun-chun, kau
ada di mana"' Dia turun dari atap kuil. Suaranya terdengar di
mana-mana walaupun kata-katanya sama tapi nadanya tidak
sama. Tao Chun-chun berdiri di bawah sebuah pohon. Angin
meniup bajunya. Tangannya tampak sedang memegang
rambut. Daun menutupi cahaya bulan, di bawah cahaya bulan
yang samar-samar terlihat Tao Chun-chun benar-benar seperti
seorang dewi! Liu He-ting sudah turun di sisinya. Dia melihat Tao Chun-
chun, tapi Liu He-ting tidak berkata apa-apa. Terdengar Tao
Chun-chun sambil tertawa bertanya, "Apakah kau menyalahkanku karena pergi tanpa bilang-bilang?"
"Kau tahu bukan kalau aku sangat mengkhawatirkanmu!"
313 Dewi KZ http://kangzusi.com/


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tao Chun-chun tertawa dan bertanya, "Apakah benar kau
sangat mengkhawatirkanku?"
Liu He-ting melihatnya dengan lama tapi tidak menjawab.
"Mengapa tadi di depan banyak orang, kau marah
kepadaku?" Liu He-ting menarik nafas panjang dan berkata, "Tidak-
lama kau tahu pikiranku."
"Kau kira sekarang aku masih tidak tahu?" Dia tertawa dan
berkata, "Kau mengira gara-gara aku marah kepadamu maka
ke sini?" Pelan-pelan dia mengeluarkan telunjuknya dan
berkata lagi> "Kau lihat di sudut kuil itu ada apa?"
Di bawah sinar bulan, jarinya yang indah, dan putih seperti
giok, Liu He-ting melihat di sudut leuil itu ada suatu tumpukan
benda. Tapi dari jauh tidak bisa melihat dengan jelas. Begitu
dekat, telapak Liu He-ting sudah berkeringat dingin.
Tao Chun-chun yang ada di belakangnya bertanya,
"Apakah kau tahu barang apa itu?" Liu He-ting mengangguk.
Dia membalikkan badannya dan melihat Chun-chun lalu
berkata, "Chun-chun, kalau bukan karena kau, kita sudah mati
karena bahan peledak ini!"
Terlihat seseorang dengan langkah besar menuju ke arah
mereka. Dia berkata, "Bahan peledak apa?" Jenggot putihnya
tampak berkibar. Langkahnya mantap, dia adalah Wan Sheng
Jin Dao, Bian Ao-tian. Hanya sebentar dia sudah mendekati
mereka. "Wu Yi Shen Mo ingin membunuh dengan cara keji, mereka
mencoba memancing kita masuk ke dalam kuil dan di luar kuil
sudah dipenuhi dengan bahan peledak."
Bahan peledak sudah lama ditemukan oleh orang-orang,
tapi bahan ini hanya digunakan oleh pasukan tentara. Di dunia
persilatan jarang terlihat, karena itu Bian Ao-tian mendengar
314 Dewi KZ http://kangzusi.com/
ada yang mengatakan bahan peledak, dia menjadi sangat
panik dan berkata, "Kalau bukan karena Tao Chun-chun,
mungkin kita...." Kata Tao Chun-chun sambil tertawa, "Tidak apa-apa, Tetua
jangan merasa sungkan! Hanya pada waktu aku datang
kemari Wu Yi Shen Mo telah melarikan diri. Aku
mengkhawatirkan keadaan di sini maka aku pun tidak
mengejar mereka lagi. Jika tidak, aku akan berhasil
menangkap salah satu dari mereka dan kita bisa melihat
seperti apakah Wo Yi Shen Mo yang telah menggeger dunia
persilatan." Kata Bian Ao-tian dengan semangat, "Seumur hidupku
kecuali guru Adik Liu, beluim pernah menerima kebaikan
orang lain. Tapi malam ini Nona sudah menolong kami,
membuatku merasa tidak enak hati. Aku harus bersujud
kepadamu!" Terlihat kalau hati Bian Ao-tian sedang dalam keadaan
kacau. Liu He-ting bertanya, "Tetua apakah kau mengkhawatirkan keadaan di rumahmu" Kalau di sini tidak
ada yang harus diselesaikan, aku akan ikut Tetua pulang,
mungkin aku bisa membantu sedikit-sedikit."
Kata Bian Ao-tian, "Memang hal itu membuatku khawatir,
tapi aku mengira Wu Yi Shen Mo tidak akan begitu cepat
sampai di rumahku. Kita pergi sekarang mungkin masih
sempat." Kata Tao Chun-chun sambil tertawa, "Kalau Tetua
menemui kesulitan, bicarakan saja kepada kami. Kita akan
memikulnya bersama-sama.''
Bian Ao-tian mengerutkan alis dan berkata, "Seumur
hidupku semua digariskan dengan sangat tegas, jika ada
dendam yang belum dibalas membuatku tidur dan makan pun
315 Dewi KZ http://kangzusi.com/
tidak enak. Jika ada budi belum dibalas, hal ini lebih-lebih
membuatku merasa sedih."
Dia memberi hormat lagi kepada Tao Chun-chun dan
berkata, "Jika Nona tidak ingin aku merasa sedih, katakanlah
satu hal, maka aku akan melakukannya, kalau tidak...."
Dia terus menarik nafas. Dengan cepat Tao Chun-chun membalas hormat pak tua
itu dan berkata, "Kami bisa membantu Tetua saja kami sudah
merasa sangat senang. Jika Tetua masih terus berkata
seperti, pialah kami yang merasa malu!"
Bian Ao-tian diam sambil menunduk. Liu fie Ting melihat
Bian Ao-tian begitu sedih. Alisnya berkerut, dia merasa kagum
juga aneh. Kagum karena orang tua ini sangat jelas
membedakan budi dan dendam. Yang aneh adalah mengapa
balas budi harus begitu cepat dibalas dan begitu tergesa-
gesa" Dia tidak tahu bahwa seumur hidupnya pak tua ini sangat
mementingkan budi dan dendam. Kalau dia dendam kepada
seseorang, kemana pun orang itu pergi maka dia akan terus
mengejarnya. Tapi jika ada orang yang telah menanamkan
budi kepadanya, dia tidak akan merasa tenang. Dia ingin
segera membalasnya, karena itu Wan Sheng Jin Dao, Bian
Ao-tian benar-benar sangat jarang menerima kebaikan dari
orang lain. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menarik
nafas lalu berkata, "Kalau tidak ada yang bisa kulakukan untuk
membalas budi Nona...."
Liu He-ting tidak tega, dia berkata, "Chun-chun, mintalah
sesuatu kepada Tetua."
Dia melihat pak tua itu tidak akan beranjak dari sana
sedangkan Liu He-ting mengkhawatirkan keadaan rumah Bian
316 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Ao-tian. Apalagi Wu Yi Shen Mo sejak tadi sudah berangkat,
karena itu dia berharap Tao Chun-chun bisa segera meminta
sesuatu supaya pak tua itu segera berangkat ke rumahnya.
Mata Tao Chun-chun segera berputar, dia berkata, "Kalau
begitu aku akan menuruti Perintahmu...."
Tao Chun-chun melihat Liu He-ting dan menundukkan
kepalanya. Dia berkata, "Tetua, suruh dia yang bicara."
Bian Ao-tian kaget dan terpaku. Dia bolak balik melangkah
sambil berpikir, kemudian dia berkata, "Aku tahu, aku tahu,
aku tahu teka teki dari Nona, aku bisa menebaknya!" Dia
berjalan ke depan Liu He-ting dan bertanya, "Apakah kau
menyukai nona ini?" Liu He-ting tampak bingung. Dia tidak bisa menjawab. Bian
Ao-tian tertawa sambil berbicara, "Aku tahu kau menyukainya,
hanya karena tidak ada persetujuan dari ayah dan ibu, juga
tidak ada mak comblang yang mengaturnya, walaupun kalian
saling mencintai tapi tidak bisa menikah, apakah betul?"
Liu He-ting dan Tao Chun-chun sama-sama menundukkan
kepala mereka. Kata-kata orang tua itu sangat tepat mengenai
hati mereka. Bian Ao-tian melihat mereka terus dan berkata, "Kalau
begitu, akulah yang akan menjadi mak comblang kalian."
Liu He-ting terkejut dan berkata, Tapi...."
Tanya Bian Ao-tian, "Tapi apa" Nona ini cantik seperti dewi
dan baik, apakah dia tidak pantas untukmu?"
"Aku tidak bermaksud seperti itu...."
Bian Ao-tian tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Kalau
tidak bermaksud seperti itu, semua ini akan kutanggung. Aku
akan membuat pesta ini seramai mungkin. Kalian tenang
saja." 317 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Tidak menunggu jawaban dari mereka berdua, pak tua itu
segera berlari meninggalkan Tao Chun-chun dan Liu He-ting
yang masih menundukkan kepala kemudian mereka pun
saling memandang. Kedua mata saling beradu, hati pun bersatu. Mereka
merasa angin malam terasa lebih hangat dari biasanya. Bulan
malam ini pun terlihat lebih terang. Bian Ao-tian yang berada
di kejauhan berkata, "Adik Liu, kita harus pergi sekarang!"
Tiga kali dia memanggil, Liu He-ting baru mendengarnya.
Matahari sudah terbit. Di kota Lin Yi, di sebuah jalan besar, puluhan orang sedang
mengikuti jalannya sebuah kereta. Ada orang yang berambut
dan berjenggot putih. Ada gadis yang cantik seperti bunga.
Ada yang berjalan cepat, ada juga yang berjalan lambat.
Mereka tidak seperti pejabat juga tidak seperti pedagang, tidak
seperti pendekar juga tidak seperti perampok. Tapi mereka
sering tertawa yang membuat orang di jalanan itu mau tidak
mau melihat mereka, Tapi tidak ada yang berani menghina
atau menaruh curiga kepada mereka. Karena semua orang
tahu kalau pak tua yang berjalan di depan itu adalah orang
terkaya di kota itu, dia bernama Bian Ao-tian.
Liu He-ting dan Tao Chun-chun berjalan di sebelah kiri dan
kanan Bian Ao-tian. Mereka bersama-sama berjalan beriringan. Mereka berdua selalu menundukkan kepala,
kadang-kadang mengangkat kepala dan melihat kalau
pasangannya pun sedang memandang. Sambil berjalan Bian
Ao-tian dengan senang berkata, "Hari ini adalah hari di mana
setelah puluhan tahun aku merasa paling bahagia."
Tiba-tiba dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Kaki
tangan Wu Yi Shen Mo mungkin tidak akan begitu cepat
sampai di sini. Sekarang kita sedang dalam perjalanan pulang,
kuharap di rumahku tidak akan terjadi apa-apa."
318 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Liu He-ting dan Tao Chun-chun saling memandang
kemudian menundukkan kepala lagi. Mereka tahu walaupun
pak tua ini diam dan tidak toengatakan apa-apa, tapi
sebenarnya dia sangat "ftengkhawatirkan keadaan keluarganya. Hari sudah terang, di jalanan banyak orane yang berlalu
lalang. Mereka tidak memakai ilmu meringankan tubuh. Laki-
laki bercambang itu berkata, "Guru, aku pulang dulu untuk
melihat lihat...." Bian Ao-tian berkata, "Kalau kau pulang dulu, apa gunanya
juga!" Dia berkata lagi, "Kali ini kita pulang pun pasti tidak
akan terjadi apa-apa."
Tapi Bian Ao-tian tetap mengerutkan alisnya. Dia terus
terbatuk juga menarik nafas tapi dia tetap berkata, "Hari ini
aku benar-benar merasa gembira!"
Begitu masuk ke kota Ling Yi, dia mengambil jalan kiri dan
terlihat ada jalan berbatu hijau. Di tempat itu orang yang
berjalan sangat sedikit. Liu He-ting baru pertama kali datang
ke tempat ini, dia merasa tempat ini sangat aneh. Rumah-
rumah yang ada di kiri dan kanan jalan temboknya dicat
merah dan atapnya berwarna hijau. Bangunannya bagus dan
kokoh. Orang yang berjalan di sini kebanyakan laki-laki
berbadan tegap. Dibandingkan dengan keindahan alam di Jiang Nan sangat
berbeda jauh. Sesampainya di ujung jalan terlihat ada 2
patung singa yang terbuat dari batu hijau. Mereka seperti
sedang menjaga sebuah pintu yang dicat hitam dan tertutup
rapat. Pintu itu disinari oleh cahaya matahari dan terlihat
berkilau. Liu He-ting mengerutkan dahi. Dengan cepat dia
berlari ke depan dan berkata, "Mengapa orang-orang yang
ada di dalam belum bangun?" Dia mengetuk pintu. Walaupun
319 Dewi KZ http://kangzusi.com/
ring pintu itu berbunyi hingga membuat telinga sakit, tapi dari
balik pintu tetap sepi tidak ada orang yang menjawab.
Hati Liu He-ting bergetar dan berpikir, "Apakah Wu Yi Shen
Mo sudah datang lebih dulu dari kami?"
Alis Bian Ao-tian lebih berkerut lagi. Wajahnya pucat. Dia
berteriak, "Buka pintu!" Suaranya sangat keras, lebih keras
dibandingkan saat Liu He-ting mengetuk pintu tadi.
Liu He-ting melihat di atas sekat batu yang tertulis 2 baris
huruf besar, "Kalau bukan pesan dari ketua, rumah ini sudah
menjadi abu." Huruf-huruf itu ditulis oleh cat merah seperti darah. Bian
Ao-tian mengangkat tangan dan memecahkannya. Terdengar
suara keras, sekat batu hijau itu pun langsung hancur lebur.
Tiga ruangan yang terdapat di dalam langsung terlihat....
Liu He-ting melihat ketiga ruangan itu, terdapat puluhan
kursi yang masing-masing diduduki satu orang. Ada
perempuan tua, ada juga gadis, tapi mereka seperti patung
tidak bergerak. Walaupun matahari bersinar terang, tapi Liu He-ting
merasa kedinginan, perasaan seram timbul di dalam hatinya.
Mata Bian Ao-tian menjadi merah. Dia berteriak, "Yun
Niang, kau kenapa?" Tapi orang-orang yang ada di dalam
ruangan itu tidak ada yang mendengar atau menyahut.
Dengan cepat Bian Ao-tian berlari ke arah seorang
perempuan yang sudah berumur. Pesilat tangguh di dunia
persilatan itu, gerakan badannya sekarang terlihat sangat
berat dan tidak lincah. Keadaan ini seperti menusuk daging
dan urat sarafnya. Liu He-ting segera datang dari belakang.
Dia melihat keadaan sekeliling sambil tertawa dia berkata,
"Untung...." 320 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Suara belum habis, dia merasa ada angin telapak yang
menyerangnya. Liu He-ting kaget dan berusaha menghindar.
Terlihat laki-laki bercambang itu berkelakuan seperti orang
gila. Din terns menyerang Liu He-ting. Angin telapaknya
sangat kuat. Setiap jurus bisa mematikannya kapan saja.
Liu He-ting merasa kaget dan aneh. Dia bergerak seperti


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

naga terus menghindar dan juga terus berteriak, "Kakak, kau
kenapa?" Dengan mata melotot laki-laki bercambang itu berkata,
"Aku harus membunuhmu, bocah tengik!" Dia menyerang lagi
beberapa kepalan. Walaupun jurusnya terlihat biasa, tapi
tenaganya sangat kuat kemudian dia menendang ke arah Liu
He-ting. Liu He-ting mengerutkan dahi. Dia mulai marah. Terdengar
laki-laki ini berkata, "Murid-murid guruku semua sudah
terbunuh, kau masih mengatakan untung. Aku harus
membunuhmu!" Liu He-ting baru mengerti apa alasan laki-laki bercambang
itu, kepalan tangannya memukul ke dada Liu He-ting. Liu He-
ting dengan tersenyum dia berkata, "Kakak, kau salah
paham!" Dia sedikit memiringkan badannya, kepalan tangan
itu mengenai bahu kanan Liu He-ting. Tenaga kepalan yang
bisa mematikan itu seperti singa atau harimau sekarang
sedikit tenaga pun tidak ada.
Laki-laki berjambang itu sedikit kaget, dia melihat Liu He-
ting yang sedang melihat dirinya, dia semakin kaget, kepalan
tangan yang sudah keluar tidak ditarik kembali.
Liu He-ting tersenyum dan berkata, "Keluarga gurumu
hanya ditotok, sepertinya tidak terjadi masalah besar.... Aku
tidak berbohong kepada Kakak."
321 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Dia membalikkan badannya dan melihat Bian Ao-tian yang
sedang menangis-Dengan pelan-pelan dia menepuk pundaknya dan berkata, Tetua Bian...."
Kata-kata Liu He-ting belum keluar, laki-laki bercambang itu
sudah berteriak, "Guru, mereka belum mati, mereka hanya
ditotok." Liu He-ting merasa ingin tertawa. Diam-diam dia berpikir,
"Guru dan murid ini benar-benar sangat ceroboh. Kalau laki-
laki bercambang itu niungkin masih bisa dimaafkan, tapi
mengapa Tetua Bian yang seumur hidup berkelana di dunia
persilatan belum memeriksa semuanya dengan jelas tapi
sudah menangis seperti itu."
Tapi Liu He-ting segera berpikir lagi, "Kata-kata dari orang-
orang ceroboh dan cepat marah tidak salah. Guru dan murid
ini bila ingin tertawa mereka pasti tertawa, ingin menangis
mereka pasti menangis. Benar-benar sangat polos, walaupun
ceroboh tapi kecerobohan mereka sangat lucu. Jika semua
orang di dunia persilatan seperti guru dan murid ini yang
masih begitu polos, bukankah ini sangat bagus?"
Liu He-ting melihat wajah Bian Ao-tian yang masih penuh
dengan air mata, sekarang dia sudah bisa tersenyum.
Kalau anak kecil menangis sambil tertawa itu sangat lucu,
tapi Bian Ao-tian sudah tua, rambutnya sudah memutih dan
wajah penuh dengan kerutan, sekarang dilihat oleh Liu He-
ting, benar-benar terasa lucu.
Di sisinya seperti ada mata yang terus melihatnya. Orang
itu adalah seorang gadis, wajahnya penuh dengan kekagetan
tapi bola matanya tidak bergerak. Hati Liu He-ting merasa
bergerak. Dia berpikir, "Di dunia ini orang yang menotok
kebanyakan membuat darah tidak bisa mengalir, membuat
badan tidak bisa bergerak, mulut pun tidak bisa bicara. Tapi
gadis ini bola matanya pun tidak bisa bergerak. Cara ini
322 Dewi KZ http://kangzusi.com/
kecuali perkumpulan Kun Lun sepertinya perkumpulan lain
belum ada yang bisa...."
Tapi dia berpikir lagi, "Perkumpulan Kun Lun selalu ketat
terhadap murid-muridnya. Di dalam perkumpulan Kun Lun
pasti tidak ada pengkhianat, tapi mengapa Wu Yi Shen Mo
bisa menjadi murid Kun Lun?" Liu He-ting merasa aneh.
Dengan teliti dia melihat. Walaupun sifatnya luwes, tapi dia
sangat tahu aturan. Walaupun gadis ini masih kecil dia tidak akan mau
membuka totokannya begitu saja. Tao Chun-chun yang sejak
tadi menyender di pintu dengan cepat berjalan ke depan.
Tangannya sedikit diangkat, dan dia menepuk dada dan
punggung gadis itu sebanyak 7 kali. Liu He-ting merasa
sangat berterima kasih dan juga sangat bangga, apa yang
dipikirkannya tidak perlu diucapkan dan Tao Chun-chun sudah
mengerti lalu melakukan semuanya demi dirinya.
Gadis itu sudah sadar, matanya bisa diputar, karena
merasa kaget akhirnya dia menangis dan lari masuk ke
pelukan laki-laki bercambang itu.
Laki-laki itu mengelus rambutnya, dengan lembut dia
berkata, "Yuan Er, jangan takut lagi, Kakak ada di sini!"
Wajahnya memang kelihatan galak tapi sekarang dia terlihat
sangat lembut. Gadis itu mengangkat kepalanya, sambil
menangis dia bertanya, "Kakak.... aku.... , apakah kakakku
pulang?" Laki-laki itu mengelus rambutnya dan berkata, "Kakak Rong
pergi ke rumah bibimu dan dia baru bisa kembali beberapa
bulan lagi." Dia berusaha tertawa tapi air matanya sudah berlinang,
jantungnya berdebar-debar, dia berusaha untuk menahan
kesedihan. Orang seperti dia yang mempunyai sifat keras, dia
bisa menahan kesedihannya dan berbohong supaya gadis
323 Dewi KZ http://kangzusi.com/
kecil itu jangan ikut merasa sedih. Hal ini benar-benar sangat
sulit dilakukan. Liu He-ting merasa sedih, dia menolehkan kepalanya dia
tidak tega melihat semua itu. Tao Chun-chun sudah membuka
totokan gadis kedua. Kali ini bagian yang ditepuk oleh Tao
Chun-chun adalah bagian pundak dan di bawah telinga, Liu
He-ting mengerutkan dahinya, dan dia berkata, "Apakah gadis
ini ditotok dengan cara rahasia dari E Mei Pai, Sheng Yin Shi
Tai?" Tao Chun-chun membalikkan kepalanya dan tertawa,
"Pengetahuanmu sangat luas!"
Liu He-ting merasa aneh, dia berpikir, "Apakah murid E Mei
juga menjadi Wu Yin Shen Mo?" Dia berjalan ke depan
seorang gadis berbaju hijau, sepertinya dia adalah seorang
pelayan, dahi Liu He-ting bertambah kerutan lagi, "Apakah
gadis ini ditotok dengan cara Kong Dong Bai?"
Segera Tao Chun-chun membuka totok yang ada di bawah
hidung dan di belakang kepala gadis itu. Setelah gadis itu
sadar dan berlalu dari sana, Tao Chun-chun berkata pada
dirinya sendiri, "Benar! Ternyata itu adalah totok Kong Dong
Bai." Liu He-ting pun ikut membuka totokan para pelayan laki-
laki. Mereka ada yang ditotok dengan cara biasa ada pula
yang ditotok dengan cara istimewa.
Bian Ao-tian sedang mendorong totok seorang perempua
tua, terdengar perempuan tua itu merintih, tapi totokan
tersebut tidak bisa terbuka semua. Yang perlu diketahui
membuka totokan ternyata lebih sulit dari pada saat menotok
itu sendiri. Apalagi orang yang membuka totokan tidak biasa
melakukannya. Sedangkan Liu He-ting sudah diajarkan oleh
gurunya bagaimana cara membuka asalkan totokan itu
berasal daxi perkumpulan terkenal kecuali Liu He-ting bisa
324 Dewi KZ http://kangzusi.com/
mengetahui totokan apa yang digunakan, dia pasti bisa
membukanya. Setelah beberapa lama, Liu He-ting dan Tao Chun-chun
berhasil membuka totokan semua orang dari keluarga Bian,
sewaktu mereka baru bisa menarik nafas karena telah
menuntaskan tugas mereka, terdengar Bian Ao-tian berteriak,
"Yun Niang, ada apa denganmu?"
Tao Chun-chun dan Liu He-ting dengan cepat menghampiri
Bian Ao-tian, terlihat totokan perempuan itu tidak bisa terbuka
semua, dan mata perempuan tua itu terus menutup!
Liu He-ting mengerutkan dahinya, dia berkata, "Chun-
chun...." Tao Chun-chun segera mengerti, dia melarang Bian Ao-tian
mendekat, dia mengangkat jari telunjuk perempuan itu dan
melihatnya, kemudian dia menepuk nadi yang terdapat di
beberapa tempat. Kelopak mata perempuan tua itu sulit dibuka, akhirnya dia
memejamkan matanya lagi. Liu He-ting dengan cepat berkata, "Apakah totokan yang
digunakan adalah totokan Tian Shan?"
Tao Chun-chun menjawab sambil menunduk, Totokan cara
Tian Shan di Zhong Yuan sudah lebih dari 10 tahun ini tidak
terlihat, karena itu aku tidak bisa membukanya."
Bian Ao-tian terus memperhatikan sepasang tangan Tao
Chun-chun, dengan gemetar dia bertanya, "Bagaimana?"
Tao Chun-chun hanya diam, dengan pelan Liu He-ting
berkata, "Tetua, maafkan aku bila berbuat kurang sopan...."
Tiba-tiba dia mengeluarkan sepasang telapak tangannya,
dan mengeluarkan jari tengah dari kedua tangan perempuan
tua itu, lalu dengan cepat berputar, kemudian secepat kilat dia
325 Dewi KZ http://kangzusi.com/
memukul sebanyak 12 kali di bagian telinga perempuan tua
itu. Bian Ao-tian yang berada di sisinya sampai kebingungan
melihat cara Liu He-ting, setelah dua kali Liu He-ting
melakukan itu, tampak perempuan tua itu baru bisa membuka
matanya dan bernafas panjang, karena tegang Bian Ao-tian
hanya bisa berteriak, "Ya!"
Wajah Liu He-ting masih terlihat serius, dahinya bersimbah
dengan peluh, wajah yang tadinya pucat mulai memerah, dia
menotok di pundak dan di titik lain. Lalu perempuan itu
menghapus keringat yang mengalir dari dahinya.
Jari Bian Ao-tian masih tampak gemetar, bibirnya terus
bergerak, setelah itu dia baru bisa keluar suara dan bertanya,
"Apakah dia sudah sembuh?"
Liu He-ting tertawa dan pelan-pelan berkata, "Unhang ilmu
totokan orang itu tidak begitu tinggi, dia hanya menotok
dengan cara Zhuang Xue, kalau menggunakan cara
sebenarnya, aku pun tidak mampu untuk menolong. Sekarang
biarkan dia beristirahat dulu, kemudian beri obat Dan Pi Hua
Hong yang ditambah dengan cuka lalu masak dengan api
kecil, sehari satu bungkus, dimakan selama 3 hari berturut-
turut, setelah memakannya dia akan sembuh, Tetua pasti tahu
obat ini karena obat ini sering beredar di dunia persilatan."
Bian Ao-tian tampak bengong dan akhirnya dia berkata,
"Sering terlihat di dunia persilatan, tapi mengapa aku bisa
tidak tahu?" Sekarang Bian Ao-tian sudah tampak lebih tenang, dia
mengeluh lagi, "Adik Liu, aku.... Hai! Aku berhutang budi lagi
kepadamu!" Liu He-ting tersenyum, "Jangan simpan di dalam hati."
326 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Laki-laki bercambang itu tertawa dan berkata, "Walaupun
dia menjawab seperti itu, tapi aku yakin sebenarnya dia
merasa sangat senang."
Bian Ao-tian tampak marah dan berkata "Kau bilang apa
tadi" Mengapa kau bisa tahu?"
"Aku hanya menebaknya saja!"
Liu He-ting tertawa. Laki-laki bercambang itu berkata lagi, "Tadi Nona sudah
menghitung nasibku, apakah benar itu akan terjadi?"
Tao Chun-chun melihat Liu He-ting, terdengar laki-laki itu
berkata lagi, "Aku selalu khawatir orang pintar tidak akan
pahjang umur...." Kata-katanya belum selesai, Tao Chun-chun tidak tahan
lagi, dia tertawa membuat ruangan yang tadinya bernuansa
seram sekarang dipenuhi dengan gelak tawa, hanya saja
gadis kecil itu terus melihat mereka, dia tidak tahu mereka
sedang menertawakan apa. Dia hanya tahu kemarin kakaknya pergi bersama mereka,
katanya dia akan menangkap penjahat, tapi sampai sekarang
dia belum pulang, menurut Kakak Mei kakaknya sedang pergi
ke rumah bibi, tapi dia tidak percaya, dalam hati dia selalu
bertanya-tanya, "Biasanya Kakak Mei tidak pernah berbohong
kepadaku, tapi kali ini mengapa aku tidak percaya kepada
kata-katanya?" Dia ingin bertanya pada Kakak Mei ketiga, tapi Mei San Ge
tidak ada di sini, akhirnya diarn-diam dia mendekati Paman
Bian dan bertanya, "Paman Bian, apakah Paman tahu,
kakakku ada di mana?"
Bian Ao-tian terpaku, hatinya terasa sakit dan dia
menjawab, "Kakakmu akan pulang dengan cepat, dia sedang
327 Dewi KZ http://kangzusi.com/
pergi ke.... pergi ke.... ke Tai An, dia sedang membelikan labu
untukmu." Gadis kecil itu berkata, Tadi Kakak Mei mengatakan kalau
kakak sedang pergi ke rumah bibiku, sedangkan Paman
bilang tadi dia pergi Ke...."
Akhirnya dia menangis sekeras-kerasnya, dan berkata lagi,
"Aku tidak mau labu, aku mau kakak...."
Dia berlari keluar ruangan.
Bian Ao-tian, Liu He-ting, Tao Chun-chun, dan laki-laki
bercambang itu, Mei San Si melihat sosok gadis yang
menjauh, mereka tidak bisa tertawa lagi.
Bian Ao-tian bengong cukup lama, kemudian baru berkata,
"San Si, coba lihat Yuan Er sedang apa sekarang?"
Mei San Si masih terpaku sepertinya dia sama sekali tidak
mendengar kata-kata Bian Ao-tian.
Tao Chun-chun mengerutkan dahi dan berbisik kepada Liu
He-ting, "Apakah perempuan yang mati di kuil itu adalah kakak
dari gadis kecil tadi?"
Liu He-ting mengangguk dan menjawab, "Kira-kira seperti
itu." Dengan nada sedih Tao Chun-chun berkata, "Benar-benar
sangat kasihan.... Aku merasa keadaan orang yang masih


Rahasia Iblis Cantik Jai Huan Ji Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hidup lebih kasihan dibandingkan dengan orang yang sudah
mati." Liu He-ting mengangguk lagi, dia tampak sedang berpikir,
"Orang yang hidup keadaannya lebih menyedihkan dibandingkan dengan orang yang sudah mati."
Pada saat dia memikirkan kalimat itu dia melihat laki-laki
bercambang yang tampak sedang sedih. Liu He-ting pun tak
kuasa menahan kesedihannya. Dia tahu kalau Mei San Si dan
328 Dewi KZ http://kangzusi.com/
gadis itu adalah sepasang kekasih, dia sangat mengerti
keadaan Mei San Si sekarang ini walaupun Liu He-ting belum
pernah merasakan sedih akibat perpisahan, sekarang dia
malah sedang merasakan manisnya hubungannya dengan
Tao Chun-chun, membayangkan berpisah saja membuat
hatinya merasa sedih. Dia menundukkan kepala dan bertanya kepada dirinya
sendiri, "Kalau Chun-chun mati, aku...."
Darahnya terasa naik dan masuk ke dalam hatinya, dia
membaiikkan kepalanya dan melihat Tao Chun-chun, matanya
seperti tidak bisa lepas dari Tao Chun-chun. Bian Ao-tian
mundur 3 langkah, kemudian terduduk di sebuah kursi, dia
menarik nafas, "Rong Er, kau benar-benar bernasib buruk....
Mengapa kau begitu cepat meninggalkan kami?"
Dia melihat Tao Chun-chun kemudian menundukkan
kepalanya, Mei San Si berteriak, "Rong Er, Rong Er...."
Dia lari keluar ruangan, suaranya yang sedih terdengar dari
luar ruangan, Bian Ao-tian menunduk, tangan kirinya
memegang jenggotnya dengan kencang, seperti ingin
mencabut jenggot itu satu per satu. Lalu dia berkata, "Kasihan
San Si, Rong Er baru saja setuju untuk menjalin hubungan
dengannya, tak disangka.... Hai, kalau tahu akan begini,
seharusnya mereka menikah dulu, sekarang San Si pasti
merasa menyesal seumur hidup.... Hai nasib, nasib, nasib
memang seperti ini.... ~ Aku.... aku...."
Dia mengangkat kepalanya melihat Liu He-ting dan Tao
Chun-chun, segera di benaknya timbul ide cemerlang.
Debu tampak bergulung-gulung, dari kejauhan tampak 3
ekor kuda gagah. Ketiga ekor kuda itu terlihat sangat sehat
dan langkah mereka pun terlihat mantap, apalagi penunggang
kudanya pun terlihat sangat gagah, seperti prajurit yang baru
pulang dari medan tempur dan memenangkan pertempuran.
329 Dewi KZ http://kangzusi.com/
Salah satu dari penunggang kuda itu adalah seorang
pemuda berbaju putih yang ketat, rambutnya diikat dengan
Siluman Kera Putih 2 Pedang Siluman Darah 9 Demi Tahta Dan Cinta Jejak Di Balik Kabut 33
^