Pencarian

Perang Bangsa Naga 1

Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi Bagian 1


War of The Dragons (Perang Bangsa Naga)
By: Junaidi - warbots Pesan Penulis: War of The Dragons masih terkait erat dengan cerita The Chronicle of Flarion
yang telah dimuat sebelumnya. Hanya saja kisah ini
menceritakan tentang zaman lampau sebelum Para Guardian
terbentuk (info mengenai zaman - zaman dunia dapat dilihat pada The Chrionicle
of Flarion bab 56), dimana terjadi peperangan dashyat antara Bangsa Naga sebagai
pemimpin dunia masa itu sehingga
membuka celah bagi kejahatan untuk merajalela. Cerita ini juga memunculkan asal
mula Orb - orb dunia dalam kisah The Chronicle of Flarion.
Selamat menikmati! Prologue 'Galarien, saudariku, mengapa kau memanggilku ke tengah dunia ini"'
tanya Armeron,' Bukankah kita ke-7 Ancient Keeper telah berjanji untuk tidak
mencampuri urusan dunia ini lagi" Kita hanya bertugas menjaga dan hanya itulah
yang akan kita lakukan. 'Armeron, tidakkah kau rasakan ketakutan dari bumi, jeritan bintang dan rintihan
langit" Sesuatu yang amat sangat buruk dan jahat akan segera terjadi. Oleh
karena itu aku memanggilmu,' Jawab Galarien sambil memandang Armeron.
'Sesuatu yang jahat terus terjadi sejak Bangsa Naga yang jatuh ke dalam
kesombongan membunuh saudara kita, Agaril lalu merebut
Jubah Perang Keyakinan warisan The Holy Light yang dijaga Agaril sebagai Ancient
Keeper. Darah Agaril telah mengutuk Bangsa itu dalam keserakahan dan perang
terus menerus dalam memperebutkan Jubah Perang Keyakinan itu,' Keluh Armeron,'
Bukan tugas kita untuk mencampurinya, Galarien. Biar makhluk dunia yang berjuang
untuk kehidupan mereka sementara kita hanya perlu menjaga warisan The Holy Light
agar tidak jatuh ke tangan yang tidak tepat.'
'Astaga! Apa itu, Armeron"' Tanya Galarien terkejut ketika melihat sebuah cahaya
hijau seperti meteor meluncur ke arah Puncak Gunung Putih yang merupakan tempat
tinggal Tinuviran, Keeper yang menjaga Ketopong Pengetahuan warisan Holy Light.
'Cepat! Kita harus bergerak ke sana!' Seru Galarien,' Sesuatu yang jahat tengah
mengancam Tinuviran.' Galarien dan Armeron segera melakukan teleport ke puncak Gunung Putih dan mereka
menyaksikan hal yang mengerikan di mana
Tinuviran tengah bertarung dengan makhluk besar setinggi 5 meter lebih dan
tubuhnya terbuat dari batu kristal tajam dan mengeluarkan api beracun berwarna
hijau dari sekujur tubuhnya. Makhluk itu
memiliki 4 lengan dan sepasang sayap. 'Arnarock! Satu dari 13
Pengikut utama Lord of Darkness yang tersisa,' Seru Galarien.
Tinuviran tengah berusaha bertahan dengan membuat tabir pelindung sihir
sementara Arnarock terus menerus memukuli tabir pelindung itu dengan keempat
tangannya hingga hancur. Tinuviran segera
membalas serangan dengan sihir ledakan bintang Supernova. Puncak Gunung Putih
langsung hancur lebur karena energi yang begitu
dahsyat tetapi Arnarock tidak bergeming. Tubuh Arnarock sangat kuat dan mampu
menahan sihir lawannya. Ia menggeram marah dan maju
ke depan untuk mencekik Tinuviran. Tetapi Galarien tidak tinggal diam melihat
saudarinya hampir terbunuh dan ia segera memukul tanah dengan keras. Tubuh
Arnarock langsung terbelit akar yang kuat dan dalam sedetik kemudian berubah
menjadi pohon hidup yang menjepit Arnarock. Tidak berhenti sampai di sana
Galarien juga membangkitkan 5 Prajurit Pohon setinggi 4 meter dari dalam tanah.
Tapi kekuatan Arnarock tidak kalah dashyat. Tiba - tiba api di tubuhnya meledak
dan membakar habis pohon - pohon yang menjepitnya sekaligus
membakar prajurit pohon dari Galarien. Tinuviran, Galarien dan Armeron sendiri
dipaksa mundur karena kekuatan api yang luar biasa itu.
'Serang bersamaan, saudariku!' Seru Armeron memberi komando
sambil kemudian mengeluarkan 100 sambaran halilintar berkekuatan dashyat untuk
menghantam Arnarock. Bersamaan dengan itu Galarien langsung memanggil puluhan
batu - batu besar dari dalam inti bumi untuk menghajar Arnarock dari bawah.
Sementara itu Tinuviran menghujani Arnarock dengan puluhan bintang jatuh. Kekuatan tiga Keeper disatukan
membuat Arnarock kewalahan dan Gunung Putih
pun tidak dapat menahan kekuatan dashyat itu hingga hancur
berkeping - keeping. Ketiga Keeper segera terbang menghindar.
Dari dalam runtuhan gunung itu, bangkitlah Arnarock dengan keadaan yang sangat
marah namun ia tidak berani meneruskan pertarungan karena sekarang di hadapannya
telah ada 6 Keeper. Ajitera, Leskion dan Nimros telah berteleport untuk membantu
Keeper yang lainnya. Melihat keadaan tidak menguntungkan, maka Arnarock memutuskan
untuk pergi menghindar. Para Keeper tidak berani mengambil resiko mengejar
Arnarock karena dari 13 Pengikut Lord of Darkness, empat di antaranya termasuk
Arnarock masih berkeliaran. Para Keeper tidak mau sampai disergap keempat
makhluk terkutuk ini dan warisan The Holy Light jatuh ke tangan Kegelapan.
Mereka hanya terdiam menatap Arnarock terbang menjauh.
Sementara itu, seorang wanita cantik tersenyum melihat semuanya itu dari dalam
bola kristalnya. Wajahnya tidak terlihat jelas dan
senyumnya begitu misterius. 'Zaman Para Naga telah berakhir dan zaman baru akan
datang diawali dengan api peperangan,' Desis Sang Wanita.
Bab 1. Permusuhan Bangsa Naga
'Fleira, mengapa kau membawa pasukanmu untuk mengacau di sini"
Sudah begitu besarkah nyalimu sehingga menantang kami, Para Naga Langit" Desa
Kurcaci kecil ini berada di bawah perlindungan kami jadi jangan coba - coba
kalian berani mengganggu mereka!' Seru Awhair.
Fleira tertawa terbahak - bahak dengan suara berat dan nyala api keluar dari
moncongnya. Ia menjawab,' Awhair, sejak kapan Para Naga Langit berani melawan
kami Para Naga Api. Bukankah kalian semua biasanya hanya pandai bersembunyi di
balik awan sejak Agair Pemimpin Naga Langit kalah dengan memalukan"'
Awhair meraung dashyat dengan penuh kemarahan,' Jangan pernah
menghina ayahku! Kau akan membayarnya dengan mahal atas
penghinaan ini!' Awhair Pun langsung mengepakkan sayapnya yang berkilauan
keemasan. Tak lama kemudian angin badai pun berhembus dengan dashyat dan
langsung menghantam Para Naga Api di
hadapannya. Fleira yang tidak menyangka akan diserang secara
mendadak tidak dapat meluputkan diri dari serangan. Ia terdorong mundur dan
menabrak tebing karang hingga hancur. Beberapa anak buahnya tercabik - cabik
oleh badai ganas Awhair yang mampu
menyayat gunung batu menjadi berkeping - keping.
Fleira segera terbang kembali dan meyemburkan api dari moncongnya.
Api itu berhasil menghanguskan beberapa Naga Langit yang tidak berhasil
mengelak. Fleira memanfaatkan serangannya untuk terbang menjauh. Ia kini telah
terkutuk oleh sifat sombong dirinya sendiri sehingga berani menantang Awhair
yang setingkat lebih sempurna daripadanya . Fleira tahu ia bertindak sangat
bodoh dengan berani menghina Agair sendiri dan kebodohan yang lain adalah dengan
berusaha lari dari Para Naga Langit. Dalam sekejap saja Awhair sudah berhasil
mengejar Fleira dan menyemburkan badai angin yang dashyat dari moncongnya. Sia -
sia saja Fleira berusaha mengelak karena serangan angin sangat cepat dan sulit
diprediksi arahnya. Tiba - tiba saja keseimbangan terbang Fleira terganggu dan
ia jatuh dengan keras ke atas tanah. Belum sempat ia bangkit untuk membalas
serangan, sebuah cakar sudah menghajar lehernya. Fleira meraung keras sekali
sebelum serangan badai kedua Awhair menghabisi
nyawanya. Beberapa Naga Api berhasil meloloskan diri ketika Para Naga Langit sedang
mengkonsentrasikan serangan kepada Fleira. Para Naga Langit yang melihat
lawannya melarikan diri segera menggeram marah dan berusaha mengejar tetapi
Awhair segera melarangnya.
'Jangan kejar mereka! Ingat prioritas kita adalah menemukan dan mencari jantung
ayahku. Lagipula siapa yang tahu ada berapa banyak jumlah mereka sebenarnya.
Jangan sampai kita masuk ke dalam
penyergapan akibat ingin menghabisi beberapa Naga kecil seperti itu.
Saatnya akan datang ketika aku dapat menemukan jantung ayahku
dan menemukan inti kekuatan Naga Langit yang sebenarnya,' Kata Awhair. Lalu
Ahwair memandang para kurcaci dengan tatapan mata ganas,' Jadi katakan kepadaku,
makhluk kerdil! Di mana The Yellow Orb yang kau maksudkan itu"'
Bab 2. Mimpi Sang Raja Naga Api
Naga itu mengamuk dengan hebat. Semburan apinya dapat mencapai jarak 100 meter
dan batu Kristal pun tidak tahan menghadapi panas apinya yang luar biasa
dashyat. Batu dan logam yang paling kuat pun meleleh karena panas yang lebih
dashyat dari sengatan matahari itu.
Namun api itu sama sekali tidak mampu melukai atau membakar
sedikit saja kulit dari makhluk yang berada di hadapannya. Seekor unicorn hitam
dengan tanduk berwarna keunguan berdiri tegak dan tidak bergeming sedikitpun
terhadap semburan api yang paling panas itu. Raja Naga Api, Blaster tidak
percaya dengan apa yang dilihatnya.
'Siapa kau"' Tanya Blaster dengan raungan yang ganas,' Makhluk apa kau ini
sehingga bisa menghadapi panas apiku tanpa terluka sedikit pun"'
Makhluk itu tersenyum lemah. Kengerian terpancar dari wajah Unicorn itu ketika
ia menatap Blaster dengan mata merahnya. 'Jadi setelah 500
tahun pertarungan dalam Ancient War dan 600 tahun masa kejayaan Bangsa Naga
telah membuatmu lupa kepada musuhmu. Sungguh lucu, Bangsa Naga yang diberi umur
rata - rata 3000 tahun ternyata tidak mempunyi ingatan selama itu,' jawab
unicorn hitam itu. 'kurang ajar! Aku sudah berumur 2300 tahun lebih dan belum pernah bertemu dengan
makhluk yang kurang ajar sepertimu!' Seru Blaster sambil meluncurkan serangan
apinya kembali dengan panas 100 kali lipat dari sebelumnya. Bumi sampai merekah
dan langit memerah seperti darah namun makhluk itu hanya tertawa seperti sedang
menikmati semburan panas yang luar biasa dashyat itu. Lalu dengan muka serius ia
menghembuskan nafas kecil dari hidungnya dan api Blaster pun lenyap seketika
bahkan mulut Blaster membeku dalam keadaan terkatup. Blaster memberontak namun
sekuat apapun ia berusaha tetap tidak dapat menghancurkan es yang menyumpal
mulutnya. Baru pertama kalinya Blaster dipermalukan oleh makhluk kecil seperti
ini. 'Ingat baik - baik Raja Naga Api. Namaku Nymsis, The Dark Unicorn.
Kurasa kau sudah tahu siapa aku jadi tidak perlu kujelaskan panjang lebar,
bukan"' Nymsis kembali tersenyum dengan menyebarkan
kengerian. Blaster mendelik ketakutan ketika menyadari bahwa Unicorn itu
adalah Nymsis, satu dari ketiga belas Zingamon yang merupakan
bawahan langsung Lord of Darkness ketika ia masih berada di puncak kekuasaan
dalam Ancient War. Namun di masa sekarang hanya ada
empat Zingamon yang masih hidup dan Nymsis adalah salah satunya.
Nymsis merupakan makhluk yang mengerikan karena ia adalah
penguasa mimpi dengan jurus 'Nightmare' nya. Lebih parahnya,
Blaster kini sadar bahwa ia sedang terperangkap dalam mimpinya sendiri. Jika
Blaster berada di dunia alam sadar maka tentu ia masih bisa memperjuangkan
hidupnya tetapi dalam dunia mimpi, Nymsis
adalah dewa yang tidak terkalahkan.
'Yah, bisa kubaca pikiranmu, Blaster Sang Raja Naga Api. Sudah kuduga begitu aku
menyebutkan namaku maka kau pasti akan segera menyadari siapa aku dan bagaimana
kondisimu sekarang. Seekor ulat yang terperangkap di jaring laba - laba tentu
tidak dapat melepaskan diri dengan begitu mudahnya, bukan"' Nymsis berkata
sambil mendekati Blaster yang kini seluruh tubuhnya mulai membeku, tidak dapat
bergerak. 'Apa yang diinginkan makhluk ini dariku" Apa yang dia rencanakan"'
Pikir Blaster dengan heran sambil terus menatap Nymsis.
'Sabarlah Sang Raja, jangan terlalu tergesa - gesa. Akan tiba
waktunya aku sendiri yang akan memberitahumu apa yang harus
kaulakukan dan apa rencanaku sebenarnya kepadamu. Namun
sekarang yang harus kau lakukan hanya jadilah budakku dan aku akan menjadi
tuanmu. Kumpulkan seluruh anak buahmu dan bergeraklah ke arah timur. Kau harus
menemukan sebuah benda untukku sebelum
pihak lain menemukannya terlebih dahulu!' Perintah Nymsis.
Blaster meraung hebat dan terbangun. Seluruh tubuhnya terasa panas seperti di
neraka dan banjir keringat. Ia menatap ruangan batu permata dan Kristal yang
menghiasi sarangnya yang berada di puncak gunung berapi. Mimpi buruknya baru
saja berakhir tetapi kengeriannya masih terus terasa apalagi ia baru saja berhadapan dengan makhluk
mengerikan Zingamon Nymsis. Baru saja ia bangun dan mulai mengepakkan sayapnya
untuk terbang, beberapa naga api datang menghadapnya dan melaporkan diri mereka
diserang oleh beberapa Naga Langit di sebuah desa kurcaci di sebelah timur. Blaster mendelik
ngeri ketika hatinya merasa bahwa takdir telah
menggiringnya untuk sesuatu hal yang mengerikan.
Bab 3. Kenangan Masa Lampau
The One berdiri dengan berselubungkan kemuliaan di hadapan Lord of Darkness dan
menghukumnya untuk terkutuk jatuh dalam kegelapan untuk selamanya. Maka Holy
Light beserta ketujuh ksatria utamanya turun ke dunia untuk melakukan pengadilan
itu dan melakukan pertarungan kira - kira 500 tahun lamanya. Holy Light berhasil mengurung Lord of
Darkness di dalam dimensi waktu dan
menyegelnya dengan 5 elemen murni yang terdapat di dalam jantung Para Naga Utama
yang juga dikenal dengan Raja Naga. Para Naga
Utama ditakdirkan untuk memiliki hidup selamanya dengan jantung mereka sebagai
segel (kecuali Agair yang memang telah mati sebelum Lord of Darkness dikurung
namun jantungnya tetap merupakan salah satu segel dari dimensi waktu). Namun
hidup abadi mereka dapat berakhir ketika mereka terbunuh dan diambil jantungnya.
Jantung yang keluar dari tubuh Naga Utama akan berubah menjadi batu bulat yang
disebut Orb seperti halnya The Yellow Orb milik Agair.
Setelah kejatuhan Lord of Darkness maka selesailah tugas Holy Light di dunia ini
dengan sempurna sehingga telah saatnya tiba untuk kembali ke sisi The One. Untuk
menjaga kedamaian dunia yang baru usai perang selama 500 tahun maka Holy Light
mengutus 7 orang ksatrianya untuk menjadi pemimpin yang adil dalam memelihara
dunia. Mereka diberkati dengan 7 item dari Holy Light sendiri sehingga setiap
dari mereka masing - masing mendapat 1 item. 7 makhluk
super itu pun memimpin dengan baik di awal - awal tahun namun
kekuasaan dapat mengubah mahkluk manapun dengan cepat. Dimulai dari perasaan
kurang puas akan kekuasaan dan kekuatan yang
diberikan Holy Light bagi mereka, makhluk penguasa itu mulai mencari kekuatan
lain dari sisi yang gelap yaitu sihir (magic).
Semua jenis sihir (magic) adalah milik Sang Master Kegelapan namun 7 makhluk itu
membenarkan diri dengan mengatakan sihir sejahat apapun dapat dipakai untuk
kebenaran. Lama kelamaan sihir itu mulai menguasai mereka dengan perasaan tidak
pernah cukup dan selalu haus akan sihir yang lain hingga mereka pun mengajarkan
sihir kepada Bangsa lain agar sihir dapat berkembang pesat untuk
kepuasan mereka. Namun pada akhirnya mereka menyadari semakin
kuat sihir mereka maka kekuatan sebenarnya yang berasal dari The One dan item
Holy Light semakin lemah hingga puncaknya The One mengutuk mereka untuk tidak
dapat lagi menggunakan item Holy
Light dan hidup selamanya sebagai penjaga item tersebut, yang
kemudian mereka disebut dengan The Keeper.
Bangsa - bangsa dunia pun mulai jatuh dalam kegelapan kembali
melalui sihir yang diajarkan para Keeper sebelumnya namun hanya ada 1 Bangsa
yang tidak terpengaruh sihir karena memang mereka memiliki kekuatan alami yang
cukup dashyat. Bangsa itu adalah
Bangsa Naga. Karena itu The One menyerahkan kepemimpinan dunia kepada Bangsa ini
walau Ia tahu Bangsa ini tidak akan memimpin untuk waktu yang lama karena sifat
alami mereka yang buas. The One menjanjikan akan muncul suatu Bangsa baru yang
terpilih dan akan memimpin dunia bukan karena kekuatan namun karena cinta kasih.
Galarien masih terus berpikir dan menanti - nanti Bangsa yang
dijanjikan itu karena sepertinya saat ini dunia tengah mengalami kehancuran yang
dashyat. Bumi berteriak merasakan kekuatan jahat mulai bangkit dan bergerak.
Apakah masih ada cukup waktu untuk menunggu lahirnya sebuah bangsa pilihan
sebelum dunia ini dilumat kegelapan. Harus ada yang bergerak maju sebelum


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semuanya terlambat tapi siapa yang bisa diharapkan" Bangsa Naga yang ganas dan sombong"
Bangsa Raksasa yang tidak berotak" Bangsa Druid yang egois dan mengasingkan
diri" Bangsa Centaur dan Unicorn yang
jumlahnya semakin sedikit itu" Atau mungkin Bangsa Peri, Kurcaci dan Mermaid
yang lemah" Galarien menatap benda yang berkilauan di
tangannya itu, Rantai Kehidupan, Item dari Holy Light sendiri.
Seandainya saja ia masih bisa menggunakannya seperti dulu, tentu dunia tidak
akan jatuh sampai seperti sekarang ini. Galarien
menghembuskan nafas dengan lesu.
'Mengapa kau begitu muram, saudariku, Galarien"' Tanya Armeron yang tiba - tiba
muncul di belakang Galarien,' Apa kau masih
memikirkan nasib dunia ini"'
Galarien mengangguk tanpa memandang Armeron yang kini berada di sisinya.
'Sebegitu besarnyakah cintamu pada dunia ini" Jika memang iya, maka kurasa sudah
tiba saatnya The Keeper bangkit kembali untuk
berperang bagi dunia ini melawan kejahatan,' Kata Armeron sambil menatap
Galarien. 'Tetapi kau tahu perintah The One yang mengatakan bahwa kita tidak boleh lagi
turut campur akan dunia ini hingga akhir dunia,' Jawab Galarien.
'Sudah cukup! sampai kapan kau akan mematuhi The One yang hidup bagai dewa di
atas sana tanpa peduli dengan nasib dunia ini. Ini adalah dunia kita, Glarien
dan kita sendiri yang harus
memperjuangkannya!' Seru Armeron dengan kesal.
Galarien terkejut mendengar ucapan Armeron yang tidak seperti
dirinya lagi. Galarien masih ingat bahwa sebelumnya Armeron sendiri yang
menasehatinya untuk tidak ikut campur tetapi kenapa sekarang malah sebaliknya.
Namun ia menjadi bimbang karena kata - kata
Armeron ada benarnya juga. Galarien tidak tahu apa yang harus
dilakukan dan bintang - bintang mulai meredup cahayanya.
Bab 4. Bangsa Naga Hutan Embun pagi menetes pada bunga dan kelinci melompat - lompat
dengan riang. Semuanya terlihat begitu damai hingga getaran ringan mulai tejadi
dan tidak berhenti sampai di sana. Udara bergemuruh seperti badai dan getaran di
bumi terasa semakin kencang. Semua hewan berlarian kalang kabut ketika dari
kejauhan terlihat ratusan ekor Naga Api berterbangan di udara. Makhluk naga itu
tidak segan - segan memangsa siapa saja yang berada di hadapannya dan
menyemburkan apinya kemana - mana. Mereka semua terbang menuju ke arah timur dan
dipimpin oleh Blaster, Sang Raja Naga Api sendiri.
Dalam waktu singkat padang rumput hijau yang tadinya begitu segar dengan tumbuh
- tumbuhan kini menjadi hangus terbakar.
'Kawan, apa kau melihat apa yang kulihat"' Tanya seekor Naga Hutan yang tiba -
tiba keluar dari balik pepohonan besar di sisi padang rumput.
'Melihat bagaimana padang rumput indah dihanguskan oleh
gerombolan Naga gila yang dipimpin Blaster" Jika itu maksudmu maka hanya Naga
buta yang tidak melihatnya. Kita harus melaporkan ini kepada Greenhost. Aku
tidak tahan melihat Naga Api melintasi wilayah kita dan melakukan pengrusakkan,'
Kata Naga yang lain. Maka kedua Naga itu pun terbang ke angkasa menuju ke sarang
besar mereka di jantung hutan.
'Mereka mengarah ke arah timur" Jadi berita yang tersebar di luar memang benar
bahwa jantung Naga Langit terkuat Agair ada di daerah timur. Barangsiapa yang
menemukan jantung Agair maka ia akan
dapat dipastikan menjadi penguasa dunia,' Gumam Greenhost, Raja Naga Hutan.
'Aku tahu Agair adalah Naga yang terkuat tetapi apakah jantungnya yang telah
berubah menjadi Orb itu juga memiliki kekuatan yang sama seperti pemiliknya
dahulu"' Tanya seekor Jenderal Naga Hutan kepada Greenhost.
'Jantung adalah intisari kekuatan dari Naga dan menyimpan energi yang dashyat
dari pemiliknya. Namun hanya 5 Naga utama yang
jantungnya berubah menjadi orb ketika mereka mati dan kekuatannya tersimpan
selamanya di dalam orb itu. Sampai saat ini belum ada yang tahu bagaimana
menggunakan kekuatan yang tersembunyi di dalam
orb kuning itu tetapi setidaknya orb itu menjadi lambang pemersatu Naga Langit
dan barang siapa yang memilikinya akan menguasai
Bangsa Naga Langit. Namun tujuan mereka mencari The Yellow Orb adalah bukan
karena orb itu sendiri tetapi karena mereka mencari Jubah Perang Holy Light,
Jubah Keyakinan (The Faith Armor),' Jawab Greenhost.
'Jadi Legenda 7 Item Sang Holy Light yang dijaga oleh Para Keeper itu adalah
nyata"' Tanya Jenderal Naga Hutan lainnya. Mereka saling berbisik - bisik satu
sama lain dengan heboh. 'Nyata. Sangat nyata,' Greenhost menatap Para Jenderalnya dengan tatapan lesu,'
Item - item itulah penyebab perang dan perselisihan kita dengan Bangsa Naga
lain. Sejak jatuhnya Naga Langit Agair maka Bangsa Naga kehilangan pemimpin
tunggal dan terpecah - pecah
menjadi 5 Bangsa Naga termasuk Naga Hutan yang kupimpin. Selain itu ada Naga Api
yang dipimpin Blaster, Naga Laut yang dipimpin Serene, Naga Es yang dipimpin
Artix, dan Naga Langit yang dipimpin Putra Agair, Awhair. Api, Laut, Es dan
Hutan saling mengalahkan dan sama kuatnya sementara Awhair lebih lemah daripada
kami berempat tetapi dialah yang paling berambisi untuk menguasai dunia juga
untuk mengembalikan kehormatan ayahnya.'
'Tetapi Item - item itu dijaga oleh The Keeper yang mengerikan kekuatannya.
Bagaimana mungkin ada Bangsa Naga manapun yang
berani mengambil resiko menghadapi The Keeper" Lagipula
keberadaan mereka tidak diketahui siapapun dan mereka juga tidak pernah
melibatkan diri ke dalam dunia ini sehingga lama kelamaan nama mereka lenyap dan
hanya menjadi sekedar legenda kuno,' Tanya salah satu Jenderal Naga Hutan dengan
heran. Greenhost tidak menjawab pertanyaan dan terdiam sambil
mengatupkan kedua matanya seperti sedang berpikir keras atau
mengenang sesuatu yang sangat pahit. ' Siapkan pasukan kita!' Seru Greenhost tak
lama kemudian,' Kita akan segera berperang
memperebutkan Jubah Perang Holy Light!'
Bab 5. Pelanggaran dan Keserakahan
Para Keeper dilarang untuk ikut campur kembali tentang masalah dunia bukan tanpa
alasan. The One tidak pernah memerintahkan
sesuatu yang tidak beralasan namun yang terjadi seringkali makhluk ciptaan Nya
yang melanggar apa yang sudah Dia tetapkan. Hati para Keeper sudah terlalu
terikat kepada dunia sehingga mereka kerapkali melupakan perintah The One.
Demikianlah yang terjadi kepada Agaril, Keeper of The Wind. Persahabatan nya
dengan Agair, sang Raja Naga Langit penguasa badai dan angin topan menjadikan
hati Agaril The Keeper of The Wind bimbang ketika mengetahui jantung sang
sahabat menjadi rebutan di antara Bangsa Naga. Apalagi setelah datang
permintaan khusus dari Awhair, Putra dari Agair yang mewarisi tahta ayahnya
untuk merebut The Yellow Orb yang merupakan jantung Agair dan mengembalikan nya
kepada Bangsa Naga Langit sebagai pewaris yang benar.
Meski Agaril tahu akan perintah The One dan resiko yang harus
ditanggung olehnya dengan melanggar perintah ini namun ia tetap pergi untuk
membela Bangsa temannya yang telah tiada itu. 'Lagipula yang kulakukan ini
adalah hal yang baik dimana setelah The Yellow Orb kurebut dan kukembalikan
kepada Awhair maka Bangsa Naga
akan berdamai kembali karena siapa yang berani menentang kekuatan Keeper
sepertiku,' Pikir Agaril. Maka Agaril pun memulai sebuah pertemuan yang dihadiri
semua Pemimpin Bangsa Naga. Dalam
pertemuan itu, Agaril mengemukakan maksudnya untuk mengambil
Orb kuning dan mengembalikan kepada pemiliknya yang sah. Tidak ada yang berani
membantah Agaril The Keeper of The Wind maka
dengan mudahnya Orb Kuning itu berhasil direbut dan dikembalikan kepada Awhair.
Namun keserakahan muncul di dalam hati Awhair. Jika Awhair mampu membuka rahasia
Orb maka yang dimilikinya hanyalah kekuatan
warisan Agair, sang ayah namun di tangan Agaril sendiri ada Item yang jauh lebih
berharga dibanding orb manapun yaitu Jubah Perang Holy Light sendiri.Maka Awhair
pun menyusun rencana busuk untuk menjebak teman ayahnya sendiri, Agaril. Awhair
meracuni Agaril melalui makanan dengan racun seribu tahun. Agaril yang seketika
sadar dirinya telah terkena racun sangat terkejut dan menyerang balik Awhair.
Sia - sia saja Awhair melawan Keeper Agaril yang mengamuk hingga Orb kuning yang
berada di genggaman tangannya jatuh ke
lantai. Agaril menyadari bahwa racun di tubuhnya semakin mengganas dan ia harus mencari
tempat aman untuk mengeluarkannya lagipula akan
sangat berbahaya jika ia sampai tewas di sarang Naga karena itu berarti item
yang dijaganya akan jatuh ke tangan Naga yang tidak tahu budi itu. Agaril pun
memutuskan untuk melarikan diri namun sebelumnya ia juga mengambil Orb Kuning
agar tidak jatuh ke tangan Awhair. Pelarian Agaril tidak mudah karena selain
harus menghindari serangan Naga Langit, ia juga harus menghadapi serangan
seluruh Bangsa Naga lainnya yang memiliki tujuan sama dengan Awhair
apalagi ia sudah terluka akibat racun yang dashyat. Agaril akhirnya terus
berlari dan terbang kesana kemari sementara Bangsa Naga terus melacak dirinya.
Hingga akhirnya pertarungan tidak dapat dielakkan.
Para Raja Naga mengeroyok Agaril seorang diri dan keracunan hebat hingga tewas.
Lalu ketika mereka siap untuk mengambil Jubah Perang Holy Light maka terkejutlah
semua Naga itu setelah mengetahui
bahwa Item itu sudah lenyap bersama dengan The Yellow Orb. Dalam pelariannya
Agaril telah mengirim dan menyembunyikan kedua item itu entah di mana. Hingga
saat ini tidak ada yang mengetahui di mana Orb kuning dan Jubah Perang Holy
Light berada termasuk Keeper yang lain.
Sejak saat itu Para Keeper mencari tempat persembunyian masing -
masing agar tidak diketemukan Bangsa Naga yang haus akan
kekuatan dan kekuasaan. Namun kondisi dunia menjadi lebih parah dengan kematian
Agaril. Semua Bangsa mengetahui tentang Jubah
Perang Holy Light yang tersembunyi entah dimana maka mereka mulai mencari bahkan
hingga sampai bertempur untuk memperebutkan
wilayah pencarian. Tidak sedikit yang mati karena disangka memiliki item itu
secara diam - diam atau disiksa karena dituduh
menyembunyikan informasi mengenainya. Bangsa - bangsa mulai
mencurigai satu sama lain dan bertempur hingga punah. Bangsa yang paling kejam
dan berambisi untuk menemukan item ini tentulah
Bangsa Naga itu sendiri yang telah membuka pintu kutukan bagi
seluruh dunia. Bab 6. Kedatangan Bangsa Naga
'Hei, bangun! Dasar pemalas!' Seru Missa sambil menjulurkan jarinya untuk
mencubit pipi pemuda yang sedang tertidur lelap di
hadapannya. Namun pemuda yang sebelumnya terlihat sedang tidak waspada itu
segera menggenggam erat pergelangan tangan Missa
yang lembut dan menariknya dengan keras hingga sang gadis terjatuh tertelungkup
di sampingnya. Lalu dengan kesigapan yang luar biasa, sang pemuda segera bangkit
sambil menekuk tangan sang gadis ke belakang hingga ia merintih kesakitan lalu
dengan santainya sang pemuda menduduki punggung gadis yang mengganggunya.
'Lepaskan aku! Dasar Jack jahat. Lepaskan atau kulaporkan kau
kepada ayahku!' Teriak Missa berusaha memberontak.
'Baiklah, tuan puteri Missa, tapi jika kulepaskan kau harus berjanji untuk tidak
memukulku seperti yang biasa kaulakukan,' Kata Jack sambil terus memegangi
tangan Missa. Missa menganggukkan kepala dengan cepat sebagai tanda
persetujuan. 'Juga tidak boleh mencakar atau menamparku!' Seru Jack yang sekilas melihat
senyum nakal di wajah Missa.
Wajah cantik Missa langsung cemberut mendengar idenya telah
ketahuan oleh Jack. 'Baiklah, aku tidak akan memukul, mencakar, menampar atau
pun mengigitmu walau kau sudah berbuat jahat
padaku!' Kata Missa. Kata - kata 'berbuat jahat' diucapkan lebih keras dan
dengan penekanan nada yang mengancam.
Setelah berpikir - pikir sejenak, Jack pun melepaskan pergelangan tangan Missa
yang tertekuk di belakang punggungnya sendiri. Dengan sedikit kesal, Missa
bangun dari posisi tertelungkup dan berdiri menghadap Jack yang sekepala lebih
tinggi daripadanya. Ia mendongakkan wajahnya yang biasanya seputih salju kini menjadi merah padam entah
karena marah atau habis menahan sakit lalu
menatap Jack dengan tatapan sinis tanpa suara.
'Hei, jangan menatapku seperti itu, gadis manis,' Kata Jack,' Kau yang terlebih
dahulu ingin mencubit pipiku maka aku hanya....'
Jack tidak pernah bisa menyelesaikan kata - katanya karena sebuah tendangan
sudahj mendarat di selangkangan nya dengan telak. Jack segera memegangi area
tubuhnya yang terkena serangan Missa sambil menggigit bibirnya agar tidak
menjerit kuat - kuat. 'Kau! Kau kan sudah berjanji untuk tidak memukulku!' Protes Jack yang masih
memegangi selangkangannya.
'Itu tendangan, bodoh! Ini yang baru namanya pukulan!' Missa
kembali berteriak sambil mengayunkan tinjunya ke pipi Jack.
Pukulan Missa tidak keras sama sekali tetapi karena posisi Jack yang sudah oleng
akibat tendangan di selangkangan maka sebuah pukulan ringan sudah cukup untuk
membuatnya jatuh sambil mengaduh
kesakitan. Rambut coklat Jack pun jadi sangat berantakan dan tidak keren lagi.
Missa pun segera berbalik dan berlalu pergi dengan hati yang masih sangat kesal.
Namun tiba - tiba Missa disergap dari belakang oleh Jack. Sebuah tangan kekar
segera memeluk pinggangnya sementara tangan yang
lainnya membekap mulutnya untuk mencegahnya berteriak minta
tolong. Lalu Missa pun diseret ke arah semak - semak. Missa yang dapat menduga
apa yang akan dilakukan Jack terhadap dirinya di semak - semak membuatnya
semakin panik tetapi tenaganya kalah
jauh dibanding pemuda pemburu itu.
'Jangan banyak bergerak, Missa atau kau akan mati di sini,' Bisik Jack dengan
nada dingin sehingga Missa pun langsung menyadari Jack
tidak sedang bercanda. Bagi Missa kata - kata Jack merupakan ancaman yang menakutkan
sehingga ia tidak berani bertidak macam - macam lagi selain
menangis ketika Jack terus menyeretnya ke semak - semak yang
paling gelap. Missa masih tidak percaya Jack, temannya sejak kecil akan berani
menculik dirinya ini. Memang selama ini ayah Missa yang merupakan Kepala Suku
Klan Al-star selalu menasihati dirinya yang mulai beranjak dewasa agar tidak
terlalu dekat dengan pemuda
manapun apalagi yang bukan dari keturunan terkemuka di dalam klan mereka.
Sekarang Missa baru mengerti mengapa ayahnya tidak begitu menyukai Jack yang
hanya seorang pemburu berada terlalu dekat
dengannya. Missa hanya dapat menahan nafas dan memejamkan mata sambil berharap
dirinya tidak diapa - apakan oleh Jack. Namun tidak terjadi apapun hingga tanah
di sekitar mereka mulai bergetar hebat.
Missa pun langsung membuka matanya dan terbelalak melihat ratusan ekor ular
besar bersayap terbang di atas padang rumput, tempat di mana ia dan Jack masih
bercanda atau bertengkar lebih tepatnya beberapa menit yang lalu. Makhluk
mengerikan itu mengepakkan
sayapnya berulang kali dan rumput - rumput pun berhamburan porak poranda seperti
terkena angin topan. Untung saja semak - semak tempat mereka berdua bersembunyi
cukup jauh dari area melintas Para makhluk mengerikan itu sehingga dengan aman
mereka dapat tetap bersembunyi di sana.
Tak lama kemudian suara kehancuran itu pun lewat dan terdengar semakin menjauh.
Jack langsung melepaskan kedua tangannya dari tubuh Missa. Missa yang awalnya
merasa akan diculik oleh Jack
menjadi salah tingkah ketika menyadari kesalah pahaman yang
terjadi. Pikiran bodoh apa yang merasuki dirinya sehingga dapat berpikir Jack
akan berlaku jahat seperti itu. Untunglah Jack tidak menyadari kesalah pahaman
ini. Jika tidak, Missa yakin tidak akan berani bertemu dengan Jack lagi untuk
seratus tahun ke depan atau mungkin seribu tahun jika perlu.
'Naga... Bangsa Naga,' Desis Jack.
'Hah" Apa"' Tanya Missa kebingungan karena pikirannya belum sadar sepenuhnya
dari kesalahan pahaman yang dibuatnya.
'Itu Bangsa Naga yang tadi lewat, Missa,' Kata Jack menjelaskan kata
- katanya dengan sedikit kesal karena merasa tidak didengarkan.
'Oh, yah. Naga, iyah, itu memang Naga karena ayah sering
menceritakan ciri ciri mereka kepadaku. Seperti ular, besar,


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerikan dan punya sayap. Tapi ngapain juga Naga itu kemari, yah"' Tanya Missa
heran sembari berusaha untuk tidak tampak
canggung dan aneh di hadapan Jack.
Wajah Jack mendadak berubah menjadi pucat. 'Aku tidak tahu
mengapa mereka kemari tapi yang jelas mereka menuju ke tempat
pemukiman klan kita.' Bab 7. Serangan kepada Klan Al-star
Jack dan Missa berlari mengejar waktu. Harapan mereka sepertinya sia - sia
mengingat gerakan naga yang sedang terbang secepat elang.
Jack tidak berani memikirkan bagaimana kondisi Klan mereka jika Bangsa Naga itu
benar - benar menyerang. Jika memang itu yang
menjadi tujuan Bangsa Naga yaitu untuk menghancurkan Klan Al-star maka
penghancuran itu pasti sedang terjadi kini, ketika dirinya dan Missa sedang
berlari seperti dikejar Sang Iblis sendiri.
'Ayo, Missa!' Teriak Jack yang menyadari laju lari Missa semakin lambat dan
gadis itu pun mulai terengah - engah kehabisan nafas.
'Aku... aku tidak bisa... berlari... lagi,' Sahut Missa terputus - putus karena
kesulitan antara mengatur nafas dengan berbicara sekaligus.
'Kau pergilah, Jack. Aku akan mencoba mennyusul. Klan butuh
bantuanmu.' Missa pun berhenti berlari dan terduduk mengambil nafas sebentar
sementara Jack terus berlari tanpa mengurangi kecepatan sedikit pun.
'Tunggulah di sana, Missa. Aku pasti akan segera kembali,' teriak Jack dari
kejauhan. Pemukiman Klan Al-star. Jerit ketakutan. Perang sedang terjadi namun tidak untuk waktu yang lama. Para
Naga Langit sedang berpesta memangsa Bangsa Manusia yang tidak memiliki kekuatan
cukup untuk melawan. Awhair dengan ganas mengibaskan sayapnya dan angin badai
pun menghancurkan apa saja yang berani menghalanginya. Benteng - benteng pertahanan yang terbuat
dari kayu dihancurkan seperti jerami. Rumah - rumah diterbangkan bersama dengan
penghuninya. Lalu dari atas langit para Naga berpesta memakan orang - orang
malang yang terombang - ambing oleh angin keras. 'Cari dan tangkap pemimpinnya! Aku ingin menanyakan sesuatu hal yang penting!'
Seru Awhair dengan suara menggelegar bak halilintar sehingga tak ada seorang
manusia pun yang berani melawannya.
'Tidak perlu mencari - cari lagi. Aku adalah Micha, pemimpin dari klan yang kau
hancurkan ini,' Kata seorang Pria berbadan besar dan tinggi.
Dua bilah Kapak ukuran raksasa berada di kedua tangannya, siap untu digunakan.
'Kalian memang binatang buas tanpa perasaan! Apa salah kami sehingga kau
menyerang"' 'Aku tidak perlu alasan untuk memberi makan pasukanku dan mahkluk lemah seperti
kalian memang merupakan makanan yang paling cocok.
Seperti yang kulihat, Bangsa kalian tidak mempelajari sihir seperti bangsa lain
dan tidak memiliki senjata mematikan. Bahkan sejujurnya, kalian tidak punya
kemampuan apa - apa untuk dapat hidup bertahan di dunia ini. Sungguh memalukan
The One dapat menciptakan makhluk tak berguna seperti kalian,' Kata Awhair yang
dilanjutkan dengan tawa penuh kesombongan.
'Jangan Hina The One, makhluk busuk! Kau boleh hina bangsaku tapi tidak dengan
penciptaku!' Teriak Micha dengan marah lalu tanpa peringatan lagi segera
melemparkan kedua kapaknya bersamaan ke arah Awhair.
Kapak itu meluncur dengan kekuatan luar biasa menuju ke arah
batang leher Awhair. Menyadari datangnya bahaya, Awhair segera menghembuskan
angin badai dari moncong naganya. Kekuatan angin Awhair sangat luar biasa
sehingga kedua kapak Micha tertahan di udara dan hancur berkeping - keping
terkena tebasan angin Sang Pemimpin Naga Langit. Awhair sangat terkejut dengan
serangan mendadak Micha dan terlebih lagi Micha yang menyaksikan
serangannya bukan hanya gagal tetapi ia malah kehilangan senjatanya yang
biasanya dapat menghancurkan pohon dengan sekali tebas.
'Manusia kurang ajar! Akan kucincang tubuhmu hingga halus!' Seru Awhair.
Micha segera mengambil sebuah tombak panjang dan melemparkan ke arah Awhair yang
sedang terbang mendekat. Tombak itu menghantam telak Awhair dan hancur berkeping
- keping tetapi tidak berhasil melukai Awhair sedikit pun karena kulit awhair
sekeras intan dan batu permata. Bahkan kini Micha yang berada pada posisi
terjepit ketika ekor Awhair melecut ke arahnya. Ia berhasil menghindar dengan
menjatuhkan diri ke depan sehingga lecutan ekor Awhair pun luput dan menghantam
rumah di sebelah kanan Micha. Tetapi sebelum Micha sempat bangun, cakar Sang
Naga sudah menjepitnya dengan keras
sehingga terdengar tulang - belulang yang dipatahkan. Micha
berteriak kesakitan dengan sangat keras dan tergolek lemas di dalam cengkraman
Awhair. 'Hanya ini kekuatan manusia" Sungguh mengecewakan! Namun
sebelum kau mati, katakan padaku dimana kalian simpan Orb Kuning warisan ayahku"
Jika kau katakan maka aku berjanji akan
memberikan kematian yang cepat,' Ancam Awhair.
'Aku tidak akan membantu makhluk jahanam yang telah
menghancurkan klan kami. Tutup moncongmu dan biarkan aku mati
dengan kehormatan,' desis Micha dengan lemah.
Awhair meraung marah dan akan mencabik - cabik tubuh Micha.
Namun entah dari mana sebuah tombak terlontar di udara dan
menghantam moncong Sang Naga. Tombak itu memang sama sekali
tidak melukai Awhair tetapi cukup untuk membuat Awhair menoleh kepada seseorang
yang berani mengganggu urusannya. Jack pun
berdiri di hadapan Awhair dengan pedang di tangan kanannya.
Tubuhnya penuh dengan keringat dan debu karena berlari jauh.
Rambut coklatnya berantakan karena tertiup angin. Ia menatap
Awhair dengan tatapan mata penuh kemarahan menyaksikan keadaan Klan Al-star yang
porak poranda. Sebagian besar dari klan ini telah tewas dalam perperangan dan
sebagian lagi dimakan hidup - hidup.
'Kubunuh kau, makhluk iblis!' Seru Jack sambil menerjang maju ke depan.
Awhair hanya sedikit mengibaskan sayapnya untuk dapat membuat
angin kencang menghantam Jack hingga terpental ke belakang dan menghantam tembok
besar di belakangnya. 'Dengan apa kau dapat membunuhku, makhluk kecil" Dengan pedang anak - anak itu"'
Tanya Awhair yang kemudian tertawa terbahak -
bahak,' Bunuh mereka satu per satu sampai ada yang mau
memberitahu kepadaku di mana mereka menyimpan jantung ayahku!'
Para Naga pun mulai bergerak untuk menghabisi manusia klan Al-star yang tersisa
tapi seseorang pria berumur 30 tahun keluar dari dalam sebuah rumah dan
berteriak - teriak,' Jangan bunuh aku! Aku tahu di mana batu itu berada. Aku
tahu di mana benda yang kau inginkan!
Kumohon, tuan Naga, jangan bunuh aku.' Wajahnya yang tidak
terawat memohon belas kasihan.
'Jangan, Hammad! Jangan beritahu mereka apapun! Jika mereka
sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan maka kita semua akan tetap
dibantainya!' Seru Jack mencegah pria yang bernama Hamad itu untuk berbicara
lebih jauh. Namun Hammad tidak mendengarkan Jack. Ia malah mendekati
Awhair dan berkata,' Tuan, aku bahkan dapat mengantarmu ke sana.
Batu kuning yang kau inginkan ada di tempat rahasia di balik bukit sebelah sana.
Namun pintu masuk dan terowongannya dibuat begitu kecil sehingga tidak mungkin
Naga besar dan perkasa seperti anda bisa masuk ke dalamnya. Suruh saja hambamu
ini untuk ke sana dan mendapatkan apa pun yang kau inginkan, tuanku namun tentu
saja dengan syarat. Pertama, aku minta kebebasan dan diangkat menjadi budakmu
yang setia. Kedua, aku hanya minta sedikit harta yang
dimiliki ketua Klan bernama Micha yang bodoh itu dan tentu saja aku ingin
memiliki puterinya yang cantik sebagai selirku'
Awhair tertawa kencang lalu berkata,' Aku mendengar dari Bangsa Kurcaci bahwa
ada seorang manusia di desa ini yang berniat menjual Orb warisan ayahku dengan
imbalan emas yang sangat banyak kepada mereka Jika melihat kelicikan dan
keserakahan yang kau punyai, pastilah kaulah orang yang dimaksud itu. Bukan
begitu, Hammad"' Kata Awhair dengan sorotan mata menyipit penuh curiga.
'Ya.. Iyah, itu memang aku, tuan. Tapi tuan, jika aku berani
menjanjikan orb itu kepada Bangsa Kurcaci maka itu artinya aku yakin mampu
mendapatkannya. Aku sudah hapal betul seluk beluk
terowongan rahasia yang digunakan untuk menyimpan benda itu.
Percayalah kepadaku, tuan,' Kata Hammad berusaha meyakinkan
Awhair. 'Mempercayai seorang licik sepertimu tentu penuh dengan resiko, Hammad. Apa yang
dapat menjamin agar kau tidak membawa lari
jantung ayahku beserta jubah Perang Holy Light"' Tanya Awhair lagi.
'Jubah Perang Keyakinan,' Desis Jack dengan wajah pucat. Jadi
makhluk ganas ini mengincar Jubah yang paling dashyat kepunyaan Holy Light. Jack
tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika makhluk ini benar - benar
mendapatkan The Yellow orb maupun Jubah itu. Kehancuran yang mengerikan akan
terjadi dan perang besar akan segera pecah.
'Aku tidak tahu apa - apa tentang jubah perang apapun, tuan. Aku hanya tahu
tentang batu itu tapi tidak tentang jubah,' Kata Hammad dengan ketakutan.
'Di mana tersembunyi Yellow Orb maka seharusnya Jubah itu tidak berada jauh
daripadanya karena Agaril pasti tidak mungkin sempat menyembunyikan kedua benda
itu berjauhan. Aku yajin akan hal itu.
Jadi kalian berdua harus menemukan keduanya atau akan
kuhancurkan semua manusia yang ada di muka bumi ini,' Ancam
awhair. 'Berdua"' Tanya Hammad heran.
'Yah, kau Hammad yang licik dan pemuda berpedang kecil yang berani melawanku
itu. Dengan begitu aku punya jaminan pemuda itu akan mencegahmu membawa lari
item - item berhargaku. Karena jika
kalian gagal, aku bersumpah demi jantung ayahku, akan kumusnahkan seluruh
manusia dimulai dari Klan Al-star ini,' Kata Awhair yang disusul dengan raungan
ganas. Bab 8. Pintu Masuk Terowongan Tacheron
By: Junaidi Halim Terowongan Tacheron adalah tempat di mana dua leluhur Bangsa
Manusia yang bernama Taccha dan Chieron menyembunyikan sebuah
batu pusaka berwarna kuning yang disebut The Yellow Orb. Nama
terowongan ini pun diambil dari kedua nama leluhur manusia itu, namun rahasia
tentang keberadaan batu itu hanya diwariskan kepada pemimpin - pemimpin klan
Bangsa Manusia agar mereka dapat terus menjaga terowongan itu dari siapapun. Dan
itu berarti yang seharusnya mengetahu rahasia terowongan Tacheon hanyalah Miccha, pemimpin Klan
Al-star dan Beron pemimpin Klan Chivon. Oleh karena itu terowongan ini menjadi
tempat terlarang bagi siapapun yang tidak mengetahui keberadaan benda maha
dashyat apa yang tersimpan di dalamnya. Jebakan dan makhluk buas menjadi penjaga
yang sangat tepat untuk mencegah siapapun untuk berani melangkahkan kaki ke
dalam terowongan. Namun Jack dan Hammad dengan terpaksa harus
mengadu nasib mereka di Terowongan Tacheron ini.
Berjalan bersama dengan pengkhianat licik tentu tidak membuat hati Jack senang
apalagi penjahat di sebelahnya mengincar Missa juga untuk dijadikan selir.
Sungguh manusia kurang ajar dan tidak
bermoral. Entah kenapa Jack sangat membenci Hammad. Apakah ini karena Hammad
telah mengkhianati klan nya sendiri atau karena
sebenarnya ia cemburu. Tapi Jack menggeleng - gelengkan kepalanya dengan cepat
untuk mengusir pikiran cemburu itu. Ia dan Missa sudah berteman akrab sejak
kecil. Ia sudah menganggap Missa seperti
saudara sendiri jadi mana mungkin ia bisa jatuh cinta. Missa harus mendapat
seorang pria yang lebih baik tetapi bukan pengkhianat jelek seperti Hammad.
'Kita sudah sampai, Jack,' Kata Hammad yang menyadarkan Jack dari pikiran
liarnya,' Kau lihat celah sempit yang tertutup oleh daun dan semak belukar itu.
Kurasa itulah jalan masuknya.'
Jack pun segera maju untuk memeriksa. Dengan pedangnya ia
memotong semak - semak dan daun - daun liar yang menghalangi
jalan masuk terowongan. Sarang laba - laba dan debu menjadi tanda bahwa sudah
hampir puluhan tahun bahkan lebih daripada itu,
terowongan ini tidak pernah lagi dimasuki siapapun. Jalan masuk Terowongan
Tacheron yang dimaksud Hammad hanyalah sebuah
retakan kecil dari bukit batu yang hanya muat dilalui satu orang dengan berjalan
menyamping. Maka tidak heran jalan masuk
Terowongan Tacheron tidak begitu banyak menarik perhatian orang apalagi di
sekitar tempat ini memang banyak sekali bukit batu yang bentuknya serupa dengan
kondisi bebatuan yang labil. Jika bernasib sial, orang yang masuk ke dalam
terowongan dapat terkubur hidup -
hidup di dalamnya akibat satu getaran kecil saja.
'Baiklan, Hammad, kau masuk duluan dan tunjukkan ke arah mana
jalan menuju batu penting yang kau maksudkan,' Kata Jack.
'Oh, tidak, Jack. Kau saja yang masuk duluan,' Kata Hammad gemetar melihat ke
dalam terowongan yang sempit dan gelap.
'Apa - apaan kau ini. Kau kan penunjuk jalannya,' Kata Jack dengan sewot.
'Tapi kau yang bawa pedang. Jika ada monster atau binatang buas, kau dapat
melawannya terlebih dahulu sementara aku melarikan diri,'
Jawab Hammad dengan entengnya.
Rasanya darah panas Jack sudah sampai ke ubun - ubun untuk
menghajar manusia licik, pengecut dan tidak berguna seperti Hammad itu. Namun
karena dirasa tidak ada gunanya juga berdebat lebih lama lagi maka Jack pun
melangkah masuk ke dalam terowongan.
Punggung Jack terasa begitu dingin ketika menempel di dinding
terowongan sementara batang hidungnya hanya berjarak beberapa
mili dari dinding batu di depannya. Bau lumut yang licin dan amis tercium begitu
menyengat sementara Jack harus sangat berhati - hati dalam melangkah karena
jalan batu yang dilalui pun ditumbuhi lumut yang tidak kalah suburnya. Hammad
sendiri tidak henti - hentinya gemetar dan terus mengeluh ketakutan akan tempat
sempit dan gelap padahal tangannya sedang memegang sebuah obor yang menjadi satu
- satunya cahaya di tempat itu. Jack yang terus melangkah tiba - tiba dikejutkan
dengan suara teriakan Hammad dan disusul gelap gulita total. Sepertinya si bodoh
Hammad telah menjatuhkan obornya.
Jack benar - benar marah dan panik apalagi Hammad terus berteriak -
teriak tentang makhluk kecil yang merayapi tubuhnya. Jack berusaha mencari -
cari obor yang dijatuhkan dengan kakinya karena mustahil bagi Jack untuk
membengkokkan lututnya ke depan untuk berjongkok karena terbentur dinding di
depannya. Satu - satunya cara ialah dengan membengkokkan tubuhnya ke kiri atau
ke kanan agar tangannya bisa menyentuh obor yang dijatuhkan Hammad. Setelah
beberapa kali mencoba barulah ia berhasil meraih obor yang
dimaksudkan dan hatinya menjadi sedikit lebih tenang. Hammad juga sepertinya
sudah jauh lebih tenang karena dapat berdiam diri sejenak dari rintihan -
rintihan konyolnya. Jack lalu meraih sakunya dan mencoba mencari batu api.
Ketika ia berhasil menemukannya, Jack segera menggesek - gesek batu api itu agar
menimbulkan percikan api yang dapat digunakan untuk menyalakan kembali obornya
yang padam. Setelah semenit berusaha, akhirnya Jack berhasil menyalakan obor dan
melihat bahwa Hammad sudah tidak berada di tempatnya.
Jack menghela nafas karena berpikir Hammad sudah kabur seperti biasanya. Tetapi
pikiran itu langsung berubah ketika ada cairan yang menetes jatuh ke bahunya
dari atas. Jack segera meraba cairan itu dan menciumnya. Cairan itu adalah darah
manusia yang masih segar.
Dalam hitungan sepersekian detik Jack langsung menoleh ke atas dan membekap
mulutnya dengan tangan kirinya sementara tangan
kanannya tetap memegang obor dengan erat agar tidak jatuh untuk kedua kalinya.
Di atas kepala Jack, Hammad tengah dikerubuti ratusan serangga berbagai bentuk
dan ukuran yang dengan lahap memakan dagingnya dan meminum darahnya. Hammad yang
jelas - jelas telah tewas
dengan mata terbelalak ketakutan, tergantung dengan kepala di
bawah oleh jaring laba - laba. Jack pun langsung mempercepat
langkahnya secepat dan sepelan mungkin agar tidak mengganggu
waktu makan para serangga yang sedang melahap Hammad.
Walaupun dia orang licik, jahat, tolol dan pengkhianat tetapi Hammad tetap saja
tidak layak mati tragis dibantai dan dimakan hidup - hidup seperti ini. Jack
merasa semakin dalam lorong itu semakin lembab dan dingin. Perasaan Jack menjadi


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat tidak enak karena merasa
sesuatu yang mengerikan sudah menunggunya di ujung lorong yang gelap itu.
Bab 9. Ibu Para Serangga By: Junaidi Halim 'Hooaaaa!' Teriak Jack ngeri ketika tubuhnya jatuh ke dalam lubang besar
menganga yang merupakan ujung dari terowongan.
Dengan cekatan, Jack meraih pedangnya dan menusukkan nya ke
dinding terowongan di dekatnya sehingga dapat menahan tubuh Jack untuk jatuh
lebih jauh. Namun retakan dinding yang tercipta karena tusukan pedang Jack
semakin melebar dan malah menyebabkan
longsor. Akibatnya Jack terseret longsor bebatuan dan terbawa hingga ke bawah.
Untung saja di sepanjang jurang terbentang jaring - jaring halus yang sangat
banyak dan berlapis - lapis sehingga dapat
menahan kecepatan jatuh Jack hingga akhirnya ia menghantam tanah dengan cukup
keras. Jack merintih kesakitan dan suaranya bergema nyaring. Setelah berbaring
beberapa waktu sambil mengatur nafas, Jack mulai perlahan bangkit dan mengusap -
usap punggungnya yang sakit luar biasa. Ia masih dapat bernafas lega karena
walau punggungnya begitu sakit tetapi Jack dapat memastikan tidak ada tulangnya yang
patah. Ia harus berterima kasih kepada jaring - jaring yang menyelamatkan
nyawanya tetapi mungkin tidak untuk waktu
yang lama karena si pembuat jaring pasti mulai terusik akibat
kehadiran dirinya. 'Laba - laba,' desis Jack terkejut setelah melihat jaring - jaring yang memenuhi
tempatnya berpijak. Namun yang lebih mengerikan
lagi Jack dapat melihat ribuan telur sebesar tubuhnya saling
berhimpitan memenuhi ruangan itu seperti bukit - bukit batu yang besar berwarna
hijau zamrud dan bersinar suram. Walaupun Telur -
telur itu bekum menunjukkan tanda - tanda akan menetas tetapi Jack dapat
membayangkan sebesar apa induk yang menghasilkan telur itu.
Obornya jatuh tak jauh dari dirinya dan telah padam namun hal itu tidak menjadi
masalah besar karena telur - telur itu mempunyai cahaya sendiri sehingga seluruh
ruangan menjadi penuh dengan
cahaya hijau yang suram. Jack mengambil langkah mundur secara perlahan karena rasa takut yang mendadak
menyergap dadanya. Sebuah desiran angin di belakangnya sudah cukup untuk membuat
Jack segera berbalik dan terlonjak karena kaget hingga jatuh. Sebuah laba - laba
raksasa dengan tinggi tubuh hampir 5 meter berdiri di atas delapan kaki yang
panjangnya kurang lebih 4 meter menatap Jack dengan ke enam
matanya yang menyerupai intan merah di pipih, menempel di tengah mukanya. Tubuh
yang panjangnya 10 meter itu terus mendekati Jack secara perlahan dan sedikit
demi sedikit mulai mendesaknya untuk mundur.
'Makhluk dunia atas mana yang berani berbuat onar dengan Arachas, Ibu dari
Bangsa Serangga"' Kata Sang Laba - laba raksasa dengan suara yang berdesis
seperti angin kematian Sang Dewa Maut.
Jack terdiam dan tidak dapat menggerakkan ujung jari sekali pun.
Kata - kata Arachas menjadi seperti vonis hukuman mati bagi Jack karena hal apa
yang dapat membuat dirinya lolos dari makhluk
mengerikan ini. 'Bicara, hai manusia bodoh! Atau akan kubuat kau tidak lagi bisa bicara untuk
selamanya!' Seru Arachas meneriakkan ancaman.
'Kau.... tahu aku adalah manusia"' Tanya Jack yang merasa dirinya seperti orang
bodoh sambil berharap pertanyaan itu dapat
menyelamatkannya atau setidaknya memberi sedikit waktu untuk
mencari cara untuk meloloskan diri.
'Tentu saja aku tahu kau adalah manusia karena beberapa ratus tahun yang lalu 2
orang manusia bernama Taccha dan Chieron membangun terowongan ini untuk kami
tinggali. Terowongan ini menjadi tempat yang nyaman bagi kami, Bangsa Serangga,
sangat cocok untuk bertelur dan berkembang biak Sebagai tanda terima kasih maka kami, Bangsa
Serangga bersumpah untuk tidak keluar dari terowongan ini dan mencelakai manusia
di luar sana. Namun kami tidak pernah
berjanji untuk tidak mencelakai manusia yang berani menginjakkan kaki ke dalam
sarang kami,' Kata Arachas sambil mengangkat ekornya tinggi - tinggi.
Jack baru menyadari Arachas memiliki ekor sepanjang 6 meter dengan sengat
berwarna hijau di ujungnya seperti ekor kalajengking. Mata Jack tidak dapat
lepas dari senjata mematikan dan entah kenapa diyakininya sangat beracun itu.
Namun Jack juga tidak tahu harus berbuat apa. Pikiran nya begitu dirasuki
ketakutan yang luar biasa.
Tiba - tiba sengat Arachas menyemburkan cairan hijau. Jack
menghindar ke samping tepat pada waktunya sehingga cairan itu
menghantam dinding batu di belakang Jack dan melelehkan nya
seperti mentega terkena panas. Namun sialnya, saat menghantam
batu, sedikit cairan itu terciprat ke arah Jack dan mengenai
punggungnya. Dalam waktu singkat bagian belakang dari pakaian Jack yang terbuat
dari kulit domba langsung meleleh dan Jack dapat
merasakan racun mulai menjalar masuk ke dalam tubuhnya. Jack
mulai merasakan tubuhnya melemah dan pandangannya menjadi
kabur. Arachas segera menyerang mangsanya lagi dengan sengatnya yang tajam
seperti tombak secepat kilat. Serangan itu berhasil dihindari oleh Jack dengan
melompat ke samping hingga jatuh di sela
- sela sempit tumpukkan telur serangga.
Arachas menjerit,' Hati - hati dengan telurku! Jauhi telurku, manusia keparat!'
Jack melihat adanya kesempatan. Jika ia berlari di antara telur - telur yang
bersinar hijau itu maka Arachas tidak akan dapat menyerangnya dengan mudah
karena walau sehebat apapun Arachas, ia tidak mungkin dapat melancarkan serangan
dengan resiko menghancurkan telur - telurnya sendiri. Maka dengan sempoyongan karena efek
racun sudah mulai bekerja, Jack terus melangkah ke depan sambil berharap dapat
menemukan jalan keluar. Hingga
akhirnya, Jack melihat sebuah lubang sempit di salah satu retakan dinding batu.
Dengan secepat mungkin Jack berlari ke arah lubang itu sementara Arachas masih
belum menyadari keberadaan Jack yang
berada di sela - sela telurnya sendiri. Namun tidak lama kemudian Arachas segera
dapat mendeteksi keberadaan Jack melalui bau dan suara derap langkah larinya.
Dengan secepat kilat Arachas mengejar dan mengayunkan dua kaki depannya seperti
pedang ke arah Jack dari atas. Jack mempertaruhkan nyawanya dengan melompat ke
arah lubang sempit itu. Dalam hitungan detik, Jack berhasil melompat masuk ke dalam
celah sempit itu sepersekian detik lebih cepat
daripada tusukan kaki Arachas yang dengan keras menghujam tanah.
Bab 10. Tipuan dalam Gelap
By: Junaidi Halim Jack yang berhasil meloloskan diri dari Arachas terus merangkak maju, menjauhi
suara raungan serangga yang dilontarkan dalam bahasa kuno. Jack sama sekali
tidak mengerti artinya tetapi kurang lebih ia dapat mengira - ngira bahwa
Arachas sedang mengutuki mangsanya yang berhasil melarikan diri. Selama bertahun
- tahun ini pastilah tidak banyak mangsa yang berhasil lolos dari sergapan Laba
- laba besar yang mengerikan itu. Namun Jack pun tidak berani mengambil
kesimpulan terlalu cepat bahwa ia sudah lolos sepenuhnya. Rasa sakit dan ngilu
di seluruh tubuhnya mulai
mengingatkan bahwa racun di aliran darahnya mulai bereaksi. Jack harus menemukan
tempat yang aman untuk mengeluarkan racun
namun ia tidak yakin dapat melakukannya seorang diri. Cara paling sederhana
untuk mengeluarkan racun adalah dengan menghisapnya
tetapi hal itu akan menjadi hal yang sulit dilakukan seorang diri jika racun itu
menjalar dari punggungmu. Apalagi racun ini sangat beracun dan menyebar dengan
cepat. Peluh mulai membasahi tubuh Jack dan ia semakin sulit bergerak hingga
Jack pun perlahan - lahan mulai kehilangan kesadarannya.
Jack membuka matanya dan langsung bangun untuk mencari pedangnya namun ia tidak
dapat menemukan senjatanya itu. Jack juga langsung menyadari bahwa bajunya telah
dilepaskan dan diletakkan dengan rapi di samping tubuhnya. Bau daging bakar di
atas api unggun langsung memenuhi penciuman Jack dan secarik kain dipakai untuk membalut
luka - luka di tubuhnya. Jack memandang berkeliling dan menemukan seorang gadis
berusia sekitar 18 tahun, 2 tahun lebih muda dari dirinya sedang tertidur karena
kelelahan. Pakaian nya yang sederhana robek di sana - sini dan sebagian bahkan
sudah terpakai untuk membalut luka - luka Jack.
Gadis itu mulai bergerak dan terjaga dari tidurnya. Ia pun mengambil posisi
duduk dan menghadap ke arah Jack. Mata polosnya yang indah menatap Jack dengan
hangat sehingga langsung mengingatkan Jack kepada Missa.
'Apa kau yang menolongku"' Tanya Jack seramah mungkin.
Gadis itu mengangguk pelan.
'Di mana ini"' Tanya Jack heran melihat sekeliling ruangan yang berdinding batu
- batu putih yang terjal.
'Di terowongan yang banyak serangganya,' Jawab si gadis dengan polos.
'Lalu apa yang dilakukan seorang gadis sepertimu di terowongan yang banyak
serangganya,' Tanya Jack kepada si gadis dengan nada penuh selidik.
'Aku tersesat setelah dikejar - kejar serangga. Aku sangat ketakutan dan
menemukanmu sedang pingsan di salah satu
terowongan jadi aku membawamu ke sini. Kau beruntung aku
membawa obat - obatan bersamaku sehingga dapat mengobati racun di dalam
tubuhmu,' Kata si gadis dengan ketakutan karena merasa Jack mencurigai dirinya.
'Yah, baiklah kalau begitu. Kurasa aku berhutang budi padamu dan dapat
membalasnya dengan membawamu segera keluar dari sini.
Ada serangga besar yang sedang mengejar - ngejarku dan kurasa kita tidak aman
berada di sini karena bau daging bakar yang kau buat itu.
Makanan lezat akan mengundang banyak pemangsa,' Kata Jack sambil tersenyum.
Maka Jack dan gadis yang mengaku bernama Tyra itu memulai kembali perjalanan.
Jack masih berharap di tengah perjalanan mencari jalan keluar itu mereka cukup
beruntung dapat menemukan Orb yang diinginkan oleh Bangsa Naga. Karena jika
tidak, maka Klan nya akan berada dalam masalah besar. Jack juga sangat
mengkuatirkan keadaan Missa. Semoga saja Missa cukup pandai untuk tidak kembali ke Klan yang
tengah dikuasai Bangsa Naga dan memilih untuk
menyembunyikan diri. 'Hei, lihat ada cahaya dari balik dinding ini,' Teriak Tyra memberitahu Jack
tentang cahaya kecil yang keluar dari retakan kecil di samping terowongan yang
sedang mereka lalui. Terowongan sempit itu hanya dapat dilalui 2 orang secara
berjejer dan diapit oleh 2
dinding batu di kanan kirinya hingga menjulang ke atapnya yang penuh dengan
stalaktit putih yang bergantungan.
Jack terkejut karena gema yang dihasilkan cukup untuk membuat retakan di dinding
terowongan batu itu. Dengan cepat Jack segera menutup mulut Tyra. 'Kau bisa
membangunkan seluruh koloni serangga dan membuat kita terbunuh jika bicara
terlalu keras,' bisik Jack. Lalu Jack mulai mengawasi retakan yang terjadi dan
berusaha mengintip keadaan di balik dinding. Namun sedetik kemudian suara derap
- derap langkah ringan terdengar dari mana - mana. Wajah Jack langsung berubah
pucat dan berdesis,'Serangga.'
Pendengaran Jack tidak salah. Tak lama kemudian muncul puluhan atau mungkin
ratusan laba - laba sepanjang 30 - 100 cm menyerbu ke arah Jack dan Tyra dari
arah depan. Jack yang kehilangan pedangnya segera mengambil pisau kecil yang terselip di sepatu
kulitnya. Namun rasanya sangat ganjil melawan laba - laba sebesar manusia hanya
dengan menggunakan sebuah pisau kecil.
Apalagi laba - laba memiliki senjata jaring yang dilontarkan dari jauh sehingga
membuat tangan Jack yang memegang pisau menempel di
dinding. Jack menghirup nafas panjang ketika melihat 2 buah kaki laba
- laba yang runcing seperti pedang diarahkan ke dadanya.
Dan pada saat itulah Tyra berteriak ketakutan dengan sangat kencang. Seketika
itu juga kedua dinding yang mengapit terowongan tempat Jack dan Tyra berada
roboh. Tangan Jack yang terjerat
menempel di dinding pun segera terlepas bersamaan dengan robohnya dinding
tersebut. Jack segera melompat dan menutupi tubuh Tyra.
Runtuhan itu pun berhenti setelah beberapa detik. Dan sungguh luar biasa
ternyata Jack dan Tyra tidak ikut tertimbun seperti laba - laba yang lainnya.
Mereka hancur lebur tertimbun langit - langit dan dinding terowongan yang
runtuh. Dan Jack baru menyadari bahwa
mereka selamat hanya karena terowongan yang ada di hadapan Jack saja yang runtuh
sementara di belakang dan tepat di sapingnya tidak ikut runtuh. Benarkah Jack
sungguh beruntung" Apalagi ketika ia menoleh ke samping, ke sebuah ruangan besar
yang dipenuhi cahaya namun bukan cahaya matahari seperti yang dikira sebelumnya.
Cahaya itu berasal dari sebuah kerangka tulang perak sebuah makhluk yang mirip
dengan manusia namun memiliki 4 pasang rangka sayap di punggungnya. Kerangka itu
sedang mengambil posisi duduk bersila.
Tangan kanannya menggenggam sebuah pedang Kristal berwarna
Putih dan tangan kirinya memegang sebuah batu bulat berwarna
kuning sementara seluruh tubuhnya dilapisi oleh cahaya yang
berbentuk jubah. 'The Yellow Orb,' desis Jack terpana.
'Dan Jubah Perang Holy Light, Jubah Keyakinan,' desis Tyra yang matanya juga
tidak lepas memandangi cahaya yang terpancar di hadapannya.
Namun entah kenapa tiba - tiba Jack memeluk Tyra dari belakang. Gadis muda itu
langsung menjerit tertahan dan wajahnya bersemu merah karena malu. Jelas sekali
ini adalah pengalaman pertama tubuhnya dipeluk lelaki seperti Jack. Apalagi Jack
mendekatkan wajahnya di jenjang leher Tyra sehingga hembusan
nafas Jack terasa lembut menyentuh kulitnya.
'Aku baru menyadari bahwa betapa cantiknya kau di tengah -
tengah cahaya terang seperti ini,' Rayu Jack,' Bau yang harum, kulit yang begitu
putih dan halus, benar - benar tanpa noda ataupun luka.
Rasanya mustahil jika gadis biasa tersesat di tengah - tengah laba -
laba pembunuh namun dapat tidak tergores sedikit pun apalagi tetap harum baunya.
Bukan begitu, penyihir"'
Bab 11. Penyihir Bersaudara
by: Junaidi Halim Tyra terkejut dan berusaha meronta lepas dari pelukan Jack.
Namun Jack terus memeluk Tyra dari belakang dan menempelkan
pisau kecilnya di perut Tyra.
'Berhenti berontak atau jangan salahkan aku jika pisau ini merobek perutmu!'
Bentak Jack dengan keras.
Tyra pun berhenti berontak. 'Lepaskan aku! Aku bukan penyihir seperti yang kau
kira!' 'Bukan penyihir, yah" Ehm, bisakah kau jelaskan bagaimana kau bisa menyembuhkan
racun di tubuhku tanpa harus menghisapnya"
Aku tahu kau tidak menghisap racun karena tidak ada ceceran darah di tempat aku
tersadar. Kau tidak mungkin menelan darahku yang
beracun dan tetap dapat hidup, kan"' Tanya Jack.
'Kan sudah kubilang aku membawa obat - obatan bersamaku termasuk di antaranya
penawar racun,' Teriak Tyra berusaha memberi penjelasan.
'Oke, tapi penawar racun apa yang kau gunakan sehingga bisa mengeliminasi racun
laba - laba raksasa yang tingginya hampir 5
meter" Jika pun ada penawar racun seperti itu maka kau pasti punya kenalan
penyembuh yang hebat. Lalu katakan kepadaku, bagaimana gadis muda sepertimu bisa
mengenali Item Holy Light yang disebut Jubah Keyakinan hanya dengan sekali
lihat, kecuali tentu saja jika kau memang berniat mencari barang itu dari awal.
Dengan kata lain keadaanmu yang sedang tersesat itu hanya pura - pura, kan" Lagipula apa kau
pikir aku terlalu bodoh sehingga tidak mengetahui kekuatan yang kau gunakan
untuk menghancurkan dinding terowongan" Jika
terowongan itu runtuh karena suara teriakanmu maka pasti akan
runtuh semuanya dan kita juga sudah mati tertimbun di sana bersama ratusan
serangga busuk. Tetapi kau sengaja berteriak untuk
mengalihkan perhatian sementara tanganmu mengalirkan energi sihir ke dinding
batu di depan kita dan menghancurkannya untuk
menimbun serangga - serangga itu, kan"' Kata Jack sambil terus mendesak Tyra.
'Pengamatan yang luar biasa namun tidak sepenuhnya tepat.
Akulah yang menghancurkan dinding batu itu,' Kata seorang wanita yang tiba -


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tiba saja memunculkan dirinya di hadapan Jack.
'Kakak,' sapa Tyra kepada wanita yang tiba - tiba muncul itu dengan wajah
tertunduk. 'Jadi kau selama ini mengikuti aku dan adikmu sendiri dengan tidak terlihat,'
Seru Jack terkejut menyadari bahwa dirinya telah tertipu.
'Sihir untuk menjadi tidak terlihat bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan
penyihir sakti sepertiku, manusia,' Kata wanita cantik yang berusia kurang lebih
25 tahun itu. Ia berjalan mendekati Jack dan Tyra dengan santai sementara tangan
kanannya memegang sebuah tongkat dari emas sepanjang 2 meter dan di ujungnya terdapat sebuah batu
permata berwarna merah. Jack langsung tahu bahwa penyihir wanita ini jauh lebih kuat daripada Tyra atau
entah siapapun nama gadis yang sedang
dipeluknya erat - erat ini. Jack tidak begitu berpengalaman
menghadapi penyihir bahkan sebenarnya ia belum pernah bertemu
dengan penyihir sebelumnya apalagi sekarang harus berhadapan
dengan dua sekaligus. Jack hanya pernah mendengar sihir dari cerita -
cerita asal di tengah masyarakatnya yang tidak kenal bahkan anti terhadap segala
jenis sihir. Jack yakin kuasa The One tidak
menggunakan sihir. Sihir hanya dipakai oleh si jahat untuk
memaksakan kekuasaan dan tidak berasal dari The One sendiri. Itulah sebabnya
Jack dan klan nya menjauhi sihir dalam bentuk apapun. Jack hanya tahu Bangsa
penyihir jumlahnya sangat sedikit bahkan mungkin hanya pantas disebut sebagai
kelompok saja tetapi memegang
pengaruh yang besar karena kekuatan sihir mereka yang diwariskan langsung dari
Para Keeper yang telah jatuh sebelum Bangsa Naga menguasai dunia. Namun Bangsa
ini menjadi begitu tertutup sejak jatuhnya Para Keeper dari pimpinan puncak
dunia dan akhirnya lenyap begitu saja. Gerakan Para Penyihir ini baru mulai
terdengar lagi setelah berita kematian Agaril, Keeper of The Wind yang menjaga
Jubah Keyakinan menyebar kemana - mana. Namun gerakan ini pun
masih menjadi sebuah misteri yang memiliki begitu banyak rahasi dan teka - teki.
Yang jelas Bangsa Penyihir juga menginginkan kekuatan dari Jubah Keyakinan sama
seperti yang diinginkan hampir semua Bangsa si dunia.
'Jadi apa yang kau inginkan, penyihir" Jika kau mendekat satu langkah lagi maka
kupastikan perut adikmu ini akan berlubang,'
Ancam Jack. 'Ehm, adik manisku, sampai kapan kau mau dipeluk oleh pemuda itu" Jangan katakan
kau jatuh hati kepadanya,' Ejek si kakak kepada adiknya
Wajah si gadis langsung merah padam dan dalam hitungan detik ia pun lenyap lalu
muncul lagi di sebelah kakanya. Jack hanya bisa melongo menyadari bahwa kurang
dari sedtik sanderanya telah berhasil meloloskan diri.
'Teleport jarak pendek. Sihir yang sangat sederhana untuk meloloskan diri,' Kata
si kakak sambil tersenyum,' tapi terlalu sederhana bagiku.' Lalu wanita itu
mengarahkan tongkatnya ke arah Jack dan sebuah cahaya merah keluar dari tongkat
dan menghantam tubuh Jack.
Jack langsung berlutut menahan sakit. Seluruh tubuhnya kaku dan tidak bisa
digerakkan tetapi yang paling menyakitkan tubuhnya terasa terbakar oleh api.
Jack menggigit bibirnya agar tidak menjerit dan tampak lemah di hadapan kedua
penyihir itu. Namun tak lama kemudian si gadis penyihir memanggil tongkatnya
yang terbuat dari kayu putih sepanjang 2 meter dengan permata biru di ujungnya.
Ia mengibaskan tongkat itu dan meredakan sakit di seluruh tubuh Jack hanya saja
Jack tetap tidak dapat bergerak sedikit pun.
'Tyrail, beraninya kau!' Teriak si kakak.
'Bukan waktunya bersenang - senang menyiksa makhluk lemah, kakakku Virail. Kita
punya tugas yang harus dilakukan,' Jawab si adik dengan lemah lembut dan
tersenyum manis. Bab 12. Tebusan Nyawa By: Junaidi Halim 'Lepaskan aku!' Teriak Jack sambil meronta - ronta tetapi seluruh tubuhnya
seperti sedang diikat oleh tali yang tidak kelihatan.
'Diam!' Bentak Virail galak,' Kau mengganggu konsentrasiku untuk membaca tulisan
kuno ini.' 'Apa yang tertulis di sana, kak"' Tanya Tyrail dengan pandangan ingin tahu.
Mata Virail terus memandang tulisan yang terukir pada lantai batu tepat di depan
kerangka Agaril. Kemudian Virail mengucapkan kata - kata yang tidak dimengerti
Jack. Sepertinya ia berusaha melafalkan kata - kata yang tertulis pada lantai
batu itu. 'Seperti yang kuduga, kita membutuhkan manusia bodoh itu hidup - hidup,' Kata
Virail sambil tersenyum,' Tulisan ini terdiri dari 2
kalimat. Kalimat Pertama mengatakan manusia lama mati maka
manusia baru akan lahir. Kalimat Kedua mengatakan keyakinan hanya dapat dibayar
dengan kematian.' 'Sepertinya kedua kalimat itu tidak berhubungan,' Kata Tyrail ragu.
'Agaril itu tidak bodoh seperti engkau, adikku. Dia sengaja menciptakan teka -
teki rumit sehingga jubah yang dijaganya tidak dapat diambil begitu saja. Jika
aku tidak salah kita harus
mengorbankan seorang manusia agar dapat mengambil Jubah
Keyakinan itu,' Kata Virail dengan yakin.
'Tapi, kak, apa maksudnya dengan manusia baru akan lahir"'
Tanya Tyrail dengan bingung.
'Ehm, aku tidak tahu. Tapi hal itu tidak penting. Yang jelas kita tahu bahwa
bayaran untuk mendapatkan jubah itu adalah dengan
membunuh seorang manusia,' Kata Virail sambil menjentikkan jarinya.
Tubuh Jack tiba - tiba terangkat dengan sendirinya dan terbang ke arah Virail.
Jantung Jack berdebar keras. Ia tahu apa yang hendak dilakukan kedua penyihir
itu pada dirinya pastilah bukan sesuatu hal yang baik. Virail mencengkram baju
Jack dan menyeretnya mendekati kerangka Agaril. Virail lalu berkomat - kamit
mengucapkan mantera yang tidak dapat dimengerti oleh Jack. Namun yang
mengejutkan, tiba - tiba kerangka perak Agaril menggerakkan tangan kanannya yang
masih memegang pedang Kristal berwarna putih.
Tangan kanan Agaril mengacungkan pedangnya ke atas dan hampir
menusuk punggung Jack dengan selisih 1 centimeter. Lalu Virail membalikkan tubuh
Jack yang melayang - layang sehingga kini ia menatap kerangka Agaril yang siap
menusukkan pedangnya tepat ke dadanya.
'Kakak, apakah kita memang harus membunuhnya"' Tanya Tyrail dengan tatapan tidak
tega. Tapi Virail tidak memperdulikan kata - kata adiknya. 'Jack, sekarang jadikan
dirimu berguna. Setidaknya berguna bagi kami.' Lalu Virail mengucap mantera lagi
dan tubuh Jack perlahan mulai turun mili demi mili menuju tepat ke arah ujung
pedang. Jack memejamkan matanya dan berdoa. Ia menyesal tidak dapat menolong klannya
padahal orb itu telah berhasil diketemukan.
Ia berharap Missa dapat menemukan pria baik yang akan menjadi
suaminya. Dan ketika Jack terus berdoa maka terdengarlah suara di hatinya,'
Yakinlah kepada-Ku, Jack.' Tiba - tiba saja pikiran jack terbuka dan ia
tersenyum. 'Jika ingin lahir sebagai manusia baru yang penuh dengan keyakinan maka manusia
yang lama harus mati terlebih dahulu,' Desis jack dan pedang kristal itu pun
menikam Jack hingga tembus ke
punggung. Detik - detik berikutnya menjadi hal yang luar biasa. Ledakan cahaya pun terjadi
dan angin badai berhembus kencang. Tanah tempat berpijak kedua penyihir itu pun
retak dan terbelah dua. Virail dan Tyrail segera menghindar tepat pada waktunya
dengan melayang terbang dari atas permukaan tanah. Dari dalam tanah itulah keluarlah Laba - laba
besar yang bernama Arachas, ibu dari Bangsa Serangga.
'Siapa yang berani mengusik makam sahabatku"' Tanya Arachas dengan seruan
mengerikan,' Kalian semua harus mati!'
Virail tidak tinggal diam menyaksikan laba - laba itu menghalangi tujuannya
untuk mengambil Jubah Holy Light. Sebuah mantera terucap dan tongkatnya pun
menyala dengan warna merah
darah. 'Fleira-cesta,' Teriak Virail dan seketika itu juga udara di sekitar
Arachas menajdi panas luar biasa dan berubah menjadi bola - bola api yang
mengepungnya dari segala arah. Api itu pun langsung menyerang Arachas namun
tidak disangka kulit cangkang Arachas sangat tebal dan kuat. Bola - bola api itu bahkan tidak dapat menghanguskan cangkang luarnya. Arachas pun
menggunakan ekornya untuk
memantulkan bola - bola api itu kembali ke arah Virail. Virail sungguh tidak
menyangka Arachas begitu kuat bahkan dapat membalikkan
sihirnya dan membuat dirinya menjadi kalang kabut.
'Osen - Chilica,' Seru Tyrail membantu kakaknya dan dari tongkatnya cahaya biru
pun melesat keluar ke segala arah. Cahaya biru itu menghantam Arachas dan setiap
benturan yang terjadi menimbulkan ledakan es yang membekukan. Kulit Arachas memang
sangat tebal sehingga sihir inipun tidak dapat melukainya tetapi es yang timbul
setelah ledakan menjadi semacam tembok yang mampu
menghalangi gerakan Arachas. Namun Virail yang melihat serangan adiknya lebih
efektif menjadi tidak senang dan merasa dipermalukan.
Dengan gegabah ia kembali melancarkan serangan terkuatnya.
'Phoenix - Amatera,' Teriak Virail sembari menghantamkan tongkatnya ke tanah.
Tongkat Virail bergetar hebat dan mengeluarkan api berbentuk seekor Phoenix yang
langsung menerjang Arachas
dengan kekuatan penuh. Ledakan panas seperti neraka pun terjadi.
Semua es Tyrail lenyap menguap seketika di balik tebalnya asap dan merahnya
nyala api. Virail terengah - engah karena mengeluarkan banyak tenaga dan
tersenyum sombong karena mengira dirinya telah berhasil membunuh Arachas dengan
jurusnya. Sebuah jaring pun melesat dan langsung menyelimuti tubuh Virail. Serangan
mendadak ini membuat Virail terkejut dan
menjatuhkan tongkatnya. Ia berusaha berontak dan meraih kembali senjata sihirnya
namun jaring itu begitu lengket dan kuat sehingga semakin Virail bergerak maka
semakin rapat ia terperangkap. Lalu dari jilatan api, keluarlah Arachas yang
tidak terluka sedikit pun selain kulitnya yang memerah karena panas api. Ia pun
menarik jaring yang berisi Virail untuk mendekat ke arahnya.
Tyrail yang melihat kakaknya dalam bahaya segera bertindak.
'Dust - Alunian,' Desis Tyrail sambil mengayunkan tongkatnya. Debu -
debu berwarna putih tiba - tiba saja menyelimuti Arachas. Debu -
debu itu kemudian menempel di sekujur tubuh Arachas dan berubah menjadi kerak -
kerak es. Dalam sekejap tubuh Arachas terbalut oleh balok - balok es yang
mengurungnya seperti serangga di dalam kaca.
Tetapi es itu mencair sama cepatnya dengan proses terbentuknya karena kulit
Arachas yang masih luar biasa panas. Arachas tertawa karena kegagalan jurus
Tyrail tetapi tiba - tiba ia menggeram marah krena melihat jaringnya yang lentur
dan lengket pun telah berubah menjadi es terkena debu - debu sihir itu. Tyrail
segera maju dan menghantam jaring yang membeku itu dengan tongkatnya hingga
hancur berkeping - keping. Dengan begitu Virail pun dapat
membebaskan diri. Kedua saudara penyihir ini tidak berani bertindak gegabah lagi ketika mengetahui
bahwa makhluk yang ada di hadapannya bisa
dikatakan tidak mempan terhadap sihir karena kulitnya yang sangat keras. Arachas
pun menggeram marah dan mulai menggoyangkan
ekornya sebagai senjata beracun.
Bab 13. Penyihir yang Ketiga
By: Junaidi Halim 'Wah, dua wanita cantik bertarung bersama melawan seekor serangga. Ini akan
menjadi tontonan yang menarik,' Kata seorang pria berpakaian dan berjubah serba
hitam yang entah muncul dari mana berdiri di belakang Tyrail dan Virail. Tongkat
pendeknya yang juga berwarna hitam diputar - putar dengan santai.
'Lexus! Dasar penjahat! Apa yang kaulakukan di sini"' Tanya Virail marah melihat
kehadiran pemuda yang disebut Lexus itu,' Jika kau ingin merebut Jubah Holy
Light juga maka akan kumampuskan
kau di sini.' 'Duh, betapa sakitnya hatiku mendengar caci makimu, nona cantik,' Rayu Lexus
sambil menggaruk - garuk kepalanya dengan
tongkat hitam yang panjangnya hanya sekitar 30 - 40 cm itu.
'Awas, kakak!' Teriak Tyrail memberi peringatan.
Arachas yang bosan mendengar celoteh lawan - lawannya segera menyerang kembali
dengan sengatan ekornya. Virail
menghindar tepat pada waktunya dengan melompat menjatuhkan diri ke depan
sementara di belakangnya ekor kalajengking Arachas telah menusuk tanah hingga
retak terbelah. Belum sempat Virail bangun, kedua kaki laba - laba itu sudah
terangkat dan siap dihujamkan ke tubuh Virail.
'Stingerintum!' Seru Tyrail dan dari udara terbentuk puluhan paku es sebesar
kepalan tangan manusia dewasa yang menyerang ke arah wajah Arachas. Serangan itu
membuat Arachas terpaksa membatalakan serangan dan memilih melindungi wajah terutama
matanya dengan dua kaki depannya. Arachas meraung marah karena serangan
berbahaya yang dilontarkan Tyrail.
'Bagus gadis manis. Terus serang matanya. Memang di situlah bagian terlemahnya,'
Kata Lexus senang namun sama sekali tidak turun tangan.
'Keparat kau, Lexus!' Maki Virail yang telah bangkit dan mengarahkan tongkatnya
yang telah bersinar merah kembali ke arah mata Arachas,' Setelah laba - laba ini
maka kau giliran berikutnya, Lexus! Hotten-Serpertion!' Tongkat Virail berubah
menjadi 10 cambuk api yang memanjang dan menyerang Arachas dari sepuluh arah
yang berbeda. Sia - sia saja Arachas berusaha melindungi matanya dari serangan
Virail yang mampu berputar - putar, berkelit dan
menghindar untuk mencari celah mengincar sasaran dengan ketepatan yang luar
biasa. Walau serangan ini jauh lebih lemah dari jurus sihir Phoenix sebelumnya
namun cukup efektif untuk membuat Arachas
mundur, bukan karena serangan itu melukai matanya yang sekuat
batu permata tetapi karena cahaya api yang menyambar di depan
mata sungguh menyilaukan apalagi bagi makhluk yang selalu tinggal di lorong
gelap seperti Arachas. Serangan Virail membuat mata
Arachas buta untuk sementara dan serangan sebenarnya baru akan dimulai oleh
Tyrail. 'Maximum Stingerintum!' Teriak Tyrail sambil menggenggam tongkatnya yang
bersinar biru tua sekuat tenaga. Dalam sekejap ribuan paku es sebesar tangan
manusia itu menghujam ke arah
Arachas dan mengincar matanya. Arachas menjerit kesakitan namun tidak berdaya
karena tidak dapat melihat arah serangan maut ini.
Tyrail dengan segera terkapar karena kehabisan tenaga. Namun
serangan terhadap Arachas belum berhenti. Sekarang giliran Virail yang menyerang
sambil berseru,' Phoenix Amatera!' Burung api pun keluar dan menyerang mata
Arachas dengan kekuatan penuh. Arachas pun meraung kesakitan dan berguling -
guling karena panas yang menyengat matanya.
Arachas yang terluka matanya tidak dapat melihat maka sepertinya ia mustahil
untuk dapat menyerang, maka Virail pun
mendekati adiknya yang kelelahan sementara Lexus bertepuk atngan kegirangan.
Namun Virail salah besar. Arachas yang masih kesakitan segera bangkit dan
mengacungkan ekor kalajengkingnya ke atas
tinggi - tinggi. Ujungnya yang beracun tiba - tiba membesar dan meledak
menyemburkan cairan racun dalam jumlah yang luar biasa banyak.
Lexus yang sudah melihat serangan brutal itu dari awal segera melakukan teleport
pendek ke belakang untuk menghindar. Tapi Tyrail yang terkapar di tanah
kehabisan tenaga maupun Virail yang tidak waspada tidak dapat meloloskan diri.
Mereka berdua tersembur racun dalam jumlah banyak secara langsung. Kedua
penyihir itu pun segera menelan obat penawar racun yang telah disiapkan
sebelumnya dalam jumlah banyak sekaligus tetapi sakit yang dirasakan tetap luar
biasa menyerang sehingga sedetik kemudian mereka berdua pun terkulai pingsan.
'Serangan racun yang luar biasa, laba - laba,' Kata Lexus yang memunculkan diri
sedetik kemudian di samping Arachas,' Kurasa perlu waktu sehari penuh untuk
mengumpulkan dan memulihkan sengatan
ekormu lagi, bukan" Mengapa kau tidak pulang saja ke sarangmu lalu beristirahat
dan biarkan aku bersenang - senang dengan dua gadis cantik itu"'
'Kau tidak mengincar gadis itu tetapi mengincar Jubah Holy Light. Kami Bangsa
Serangga tidak bodoh untuk semudah itu kau tipu,'
Kata Arachas yang masih buta dan hanya dapat mengandalkan
pendengarannya saja. 'Kau salah, serangga. Aku mengincar Jubah dan juga gadisnya.
Dan sebagai bonus untuk tuan rumah, aku akan pergi mengantarmu tidur.... untuk
selamanya,' Kata Lexus dengan tersenyum,' Bersiaplah.


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Karena tanpa sengatan racun dan mata yang buta, kau bukan
tandinganku!' Bab 14. Serangan Hitam By: Junaidi Halim 'Manusia jahat, walau sampai harus mempertaruhkan nyawaku pun, jangan harap kau
boleh mengambil Jubah sahabatku Agaril,' Kata Arachas.
'Maaf, serangga. Aku akan mengkoreksi beberapa hal di sini.
Pertama, aku penyihir bukan manusia. Manusia hanya makhluk lemah bodoh yang
menolak kekuatan sihir. Kedua, Jubah itu bukan milik Agaril tapi hanya titipan
dari Holy light dan sekarang akulah yang akan memilikinya. Ketiga, nyawamu tidak
cukup berharga untuk dipertaruhkan. Aku akan menginjakmu di bawah kakiku seperti
bagaimana layaknya seekor serangga dibasmi,' Jawab Lexus sambil menggerakkan
tongkat pendeknya dan menunjuk kepada Arachas,'
Darkenos-Cursio.' Sekeliling Arachas muncul kegelapan yang tidak wajar dan tiba
- tiba dari dalam bumi keluarlah tangan - tangan yang panjangnya bervariasi dari
3 - 10 meter. Tangan - tangan itu memegangi
kedelapan kaki Arachas dan semakin bertambah banyak sehingga
mulai memegangi seluruh tubuh dari ekor hingga kepalanya. Tangan -
tangan itu berusaha menarik Arachas ke bawah hingga menempel
pada tanah. Arachas pun dijatuhkan dan tangan - tangan itu mulai memukulinya
bahakan berusaha untuk mematahkan kaki - kaki
serangga itu. 'Wah, ternyata semudah ini. Jika tahu pertarungan kita akan membosankan seperti
ini, tentu aku tidak perlu membuang waktu
untuk menunggu wanita - wanita itu melemahkan dan memaksamu
mengeluarkan jurus terakhir hingga harus meledakkan ekor beracun seperti tadi.
Sungguh sia - sia waktuku terbuang percuma,' Kata Lexus sambil menguap sementara
tangan kanannya masih memegang
tongkat terarah kepada Arachas.
'Tidak semudah itu!' Raung Arachas penuh kemarahan. Laba -
laba itu pun mengamuk dan mengerahkan semua kekuatannya. Ia
langsung menghentakkan kedelapan kakinya dan mulai bangkit
berdiri. Walau tangan - tangan hitam yang keluar semakin banyak tetapi tenaga
Arachas untuk bangkit juga bertambah luar biasa.
Tongkat Lexus yang berhubungan dengan kutukan itu mulai bergetar karena tidak
dapat menahan kekuatan Arachas untuk bengkit dan
melepaskan diri. Lexus kini harus memegangi tongkatnya dengan dua tangan. Kini
Arachas sudah berhasil berdiri lagi walau seluruh tubuhnya dibalut bayangan
hitam yang sebenarnya terdiri dari ratusan tangan kegelapan. Lalu dengan sekali
hentakan luar biasa keras, Arachas mengamuk dan menebas tagnan - tangan itu
dengan kaki - kakinya yang kuar. Ujung tongkat Lexus meledak dan ia terpental ke belakang
hingga menghantam dinding batu. Namun walau begitu
Lexus hanya menderita luka ringan dengan tangan yang masih
gemetar. Lexus tertawa ringan,' Ternyata memang tidak semudah itu, serangga. Tapi tetap
tidak merubah keadaan bahwa kau akan segera kulumat habis.'
'Rasakan dulu jaringku ini!' Balas Arachas yang kemudian menyemburkan benang
yang halus ke segala arah. Namun benang
yang dilontakan kini berbeda dari yang sebelumnya. Jaring Arachas selama ini
sangat lengket dan berguna untuk menjerat mangsa dengan membuatnya tidak dapat
bergerak karena menempel pada jaringnya.
Namun kali imi ia mengeluarkan jaring yang serupa dengan benang tipis namun
sangat kuat dan tajam. Lexus yang selalu menjaga jarak dengan Arachas agar dapat
melakukan serangan sihir jarak jauh
menjadi kesulitan bergerak. Karena sekali saja ia salah bergerak maka jaring
halus yang nyaris tidak terlihat itu dapat memotong tubuhnya menjadi dua. Lexus
pun menjadi negeri ketika baru menyadari bahwa ratusan jaring sudah terpasang
dengan rapat di dalam ruangan itu sehingga mustahil bagi Lexus untuk bergerak
bebas lagi. 'Darkenos Clawsio,' Teriak Lexus sambil mengayunkan tongkatnya sekuat tenaga dan
ribuan cakar hitam menyerang ke
segala arah. Cakar yang kuat itu mampu memutuskan jaring yang
tergantung di mana - mana. Tapi itu adalah kesalahan fatal bagi Lexus yang tidak
pernah mengira akibat dari memutuskan jaring tajam
begitu saja. Jaring yang putus itu kini bergetar dan mulai terbang kesana
kemari. Namun jika tadi hanya ada ratusan jaring yang
terpasang dari dinding ke dinding kini ada ribuan jaring halus yang terbang
kesana kemari terbawa angin. Cakar Lexus telah membelah -
belah satu jaring panjang menjadi puluhan jaring yang lebih pendek dan karena
ringannya dapat terbawa angin ke mana - mana lalu mulai memotong apa saja yang
ada di ruangan itu, termasuk Lexus sendiri.
Lexus coba keluar dari ruangan itu tetapi percuma karena dalam waktu singkat
jaring - jaring itu telah jatuh ke bawah seperti air hujan yang setajam pedang.
Tapi bagi Arachas jaring itu tidak menjadi masalah karena kulit cangkangnya yang
lebih kuat dari batu mulai sekali pun.
Lexus berteriak kesakitan ketika ribuan jaring halus itu mulai jatuh dan
menggores kulit tubuhnya. Darah pun mulai keluar dari luka
- luka Lexus sehingga ia pun mulai mengucap mantera sihir
terkuatnya,' Darkenos - Transformio.'
Kegelapan pekat langsung menyelimuti Lexus dan dari dalam sana muncullah sebuah
makhluk hitam yang berkuping runcing, dua tanduk pendek di atas kepalanya dan
memiliki ekor sepanjang 1 meter dengan ujung tajam seperti tombak. Selain
matanya yang berwarna merah darah maka tidak ada warna lain yang dapat dilihat
pada makhluk ini, hanya hitam yang gelap pekat. Makluk ini pun meraung ganas tanpa
memperdulikan ribuan jaring tajam yang jatuh di
tubuhnya. Namun ajaibnya, makhluk penjelmaan dari Lexus ini sama sekali tidak
terluka walaupun jaring - jaring tajam itu menghujani tubuhnya. Sepertinya kulit
tubuhnya menjadi sama keras atau bahkan lebih keras dibanding Arachas sendiri.
Arachas yang buta tetap dapat merasakan kengerian ang dipancarkan makhluk asing
di hadapannya ini. Tiba - tiba indera perasanya merasakan datangnya bahaya
ketika mendengar makhluk ini melompat dan mengayunkan tangannya dari jarak jauh. Deru angin terdengar
mendekat dan selanjutnya sakit yang luar biasa
menghantam punggungnya. Cakar Kegelapan dari jurus Darkenos -
Clawsio Lexus dilancarkan tanpa harus mengucapkan mantera dan
tidak perlu ayunan tongkat sihir. Namun yang paling mengerikan kekuatannya
bertambah puluhan kali lipat sehingga dapat mencabik punggung Arachas yang
tebal. Arachas menjerit kesakitan dan roboh dengan punggung terluka. Darah hitam
mulai mengalir deras dari sana. Makhluk hitam itu pun melompat ke atas dan
berniat melakukan serangan penghabisan namun sebuah cahaya terpancar menyilaukan
mata membuatnya terpaksa mundur sejenak.
'Duh, menyelamatkan 2 wanita saja sudah cukup merepotkan.
Sekarang ada laba - laba yang harus diselamatkan juga,' Kata seorang pria yang
membopong Virail dan Tyrail, masing - masing di tangan kanan dan kirinya.
Sementara dari jubahnya terpancar cahaya yang luar biasa sehingga menyilaukan
mata siapa saja yang berani
berhadapan dengannya. 'Jubah keyakinan,' desis makhluk hitam itu.
Bab 15. Sang Pewaris Jubah
By: Junaidi Halim 'Kau mau jubah ini, kan"' Tanya Jack,' Jadi ambillah sendiri jika kau bisa.
Tidak perlu menyiksa siapa - siapa lagi.' Jack lalu
meletakkan kedua wanita yang diselamatkannya dari hujan jaring tajam beberapa
saat yang lalu. Kini ia pun berhadapan dengan
makhluk hitam yang masih terbelalak dengan munculnya jack beserta Jubah
Keyakinan yang dipakainya.
Makhluk itu meraung dan dalam sekejap kembali ke rupa aslinya yaitu seorang
penyihir bernama Lexus. 'Kau! Bagaimana
mungkin kau masih bisa hidup"' Tanya Lexus heran,' Bukankah kau seharusnya sudah
mati 'dikorbankan' oleh kedua penyihir wanita itu.'
'Tidak semudah itu mengharapkan kematian, penyihir hitam.
Kematian dan kehidupan berada di tangan Sang Maha Kuasa. Siapa yang akan
menyangka 'pengorbanan' yang aku lakukan malah
membuat Jubah Keyakinan ini menjadi milikku dan kurasa aku juga pantas mendapat
bonus Orb kuning ini, kan"' Kata Jack dengan ringan.
'Oh, tentu. Silakan kau ambil Orb itu, saudaraku. Tapi untuk Jubah itu kurasa
sebaiknya kau menyerahkan ke orang yang lebih berpengalaman dalam menangani
benda sakti. Karena percaya atau tidak ada jutaan makhluk di atas sana yang akan
mencoba membunuhmu karena jubah itu. Jadi sebaiknya kau serahkan itu
kepadaku dan biarlah kau hidup dengan nyaman bersama klanmu,
bagaimana"' Rayu Lexus dengan ucapan yang manis dan ramah.
'Pertama, Kau bukan saudaraku bahkan sebenarnya aku benci penyihir yang suka
menjilat sepertimu. Kedua, Jubah ini diwariskan kepadaku jadi ini adalah milikku
dan aku pasti gila jika menyerahkannya kepada makhluk jahat sepertimu. Ketiga, seorang penyihir hitam
akan segera mati di sini jika ia tidak segera pergi,'
Jawab Jack. Lexus tertawa. 'Kau memang memakai jubah sakti itu, Jack tetapi kau belum
menguasainya sama sekali. Kau terlalu sombong sehingga berani menantang aku.
Matilah kau! Darkenos Cursio!'
Tangan - tangan hitam pun bermunculan dan berusaha meremukkan Jack tetapi ketika
mereka menyentuh cahaya Jubah
Keyakinan maka dengan sendirinya tangan hitam itu tereliminasi dan lenyap. Wajah
Lexus langsung berubah pucat menyaksikan sihirnya musnah walau Jack belum
bergeming sedikit pun. 'Darkenos Clawsio!' Teriak Lexus sambil mengayunkan tongkatnya sekuat tenaga
hingga ia pun jatuh ke depan karena
kelelahan. Tapi cakar hitam yang muncul pun langsung tereliminasi begitu
menyentuh Jack yang dikelilingi cahaya Jubah Keyakinan.
'Seperti yang kuduga. Kau kelelahan, penyihir dan sihirmu sama sekali tidak
dapat menyentuh Jubah suci ini. Sekarang waktunya aku membalas serangan dan
menepati janjiku bahwa akan ada
penyihir hitam yang mati di sini,' Kata Jack sambil mencabut pedang kristal dan
mulai berjalan menuju ke arah Lexus.
'Tidak hari ini, Jack. Aku tidak akan mati hari ini,' kata Lexus sambil
tersenyum dan mulai berkomat - kamit. Tiba - tiba sebuah portal terbentuk di
bawah kaki Lexus dan ia pun lenyap begitu saja.
'Teleport! Kurang ajar!' Teriak Jack yang menyadari lawannya telah melarikan
diri. Lalu Jack pun berbalik dan berhadapan dengan Arachas yang sedang terluka.
Walau pun sudah terluka tetapi Jack tidak mau memandang remeh laba - laba
raksasa yang pernah meracuni dan hendak memakannya hidup - hidup.
'Sang Pewaris. Jadi kaulah sang pewaris yang akan
menggantikan aku dan Agaril menjaga jubah itu, yah,' Kata Arachas dengan lemah,'
Berarti memang sudah saatnya aku beristirahat
dengan tenang namun hatiku masih berat untuk pergi meninggalkan anak - anakku
yang masih muda ataupun yang berupa telur. Mereka butuh serangga yang dapat
membantuku menetaskan mereka.'
'Hei serangga, jangan katakan kau akan mati begitu saja,' Kata Jack menyaksikan
Arachas yang sepertinya sedang sekarat.
'Aku memang akan segera mati, sang pewaris. Lukaku memang tidak terlihat dalam
tetapi cakar hitam itu mengandung racun
kegelapan. Jika aku hidup pun maka lama kelamaan aku akan berubah jadi makhluk
kegelapan juga. Oleh karena itu kumohon setelah aku mati maka kau harus membakar
tubuhku hingga habis agar kegelapan tidak dapat memakai tubuhku dan membawa
bencana bagi makhluk lain,' Rintih Arachas. 'Lalu bagaimana dengna nasib Bangsa Serangga di tempat ini"
Bagaimana dengan telur dan anak - anakmu" Mereka akan kelaparan tanpamu dan
secara naluri mereka pasti akan ke atas sana dan mulai berburu sendiri. Mereka
semua pasti akan dibantai satu persatu seperti monster,' Kata Jack kuatir.
'Aku terlalu banyak memohon kepada manusia dan Agaril. Dulu ketika aku masih
muda dan menemukan tempat ini, aku memohon
kepada Agaril dan leluhur manusia bernama Taccha dan Chieron untuk berkembang
biak di sini. Sebagai balasan, aku membantu Agaril
menjaga Jubah Keyakinan dan malah kami menjadi sahabat karib. Aku juga tidak
pernah membiarkan anak - anakku memangsa manusia
kecuali jika ada yang datang ke sarang kami selain daripada Taccha dan Chieron.
Hal itu juga karena tugas kami adalah melindungi Jubah itu walau apapun yang
terjadi. Dan seperti yang kau tahu tidak semua manusia itu berhati mulia,' Kata
Arachas. Jack sangat mengerti apa yang dimaksud oleh Arachas jika teringat kepada si
pengkhianat Hammad. 'Jadi apa yang bisa aku bantu untukmu, Arachas sahabatku"'
Sahabat dari leluhurku maka akan kujadikan dia sahabat juga. Dan aku, Jack,
tidak akan membiarkan kematian sahabatku sia - sia.'
'Terima kasih. Kurasa Yang Maha Kuasa tidak salah
menjadikanmu sebagai pewaris Jubah sakti ini. Kau baik hati dan gagah seperti
leluhurmu. Aku minta setelah aku mati maka kau harus mencongkel mataku yang
seperti permata ini lalu membawanya
kepada Arachine di Hutan Besar (Great Forest). Dia adalah anakku yang terkuat
dari generasi pertama. Dia dan saudara - saudaranya yang lain mengungsi ke hutan
besar untuk mendirikan koloni baru sementara aku mendirikan koloni di sini.
Minta tolonglah kepadanya agar ia kembali kemari dan merawat adik - adiknya. Aku
mungkin tidak dapat membalas jasamu tetapi Yang Maha Kuasa pasti akan
memperhitungkan kebaikanmu ini,' Kata Arachas yang semakin lemah saja.
'Jangan kuatir, sahabatku. Aku pasti akan menolong mempertahankan kolonimu ini,'
Kata Jack sambil menepuk salah satu kaki Arachas sebagai tanda perjanjian.
Lalu Arachas pun memanggil beberapa anaknya yang terkuat dan terbesar lalu mulai
mewariskan pesan - pesannya dalam bahasa serangga. Tak lama kemudian Arachas pun
tewas. Ribuan laba - laba berbagai ukuran menangisi kepergian Arachas namun
tidak satu pun dari mereka berani mengganggu Jack atau pun kedua penyihir wanita
yang dibawa Jack. Hal ini pasti karena Arachas berpesan agar mereka tidak
mengganggu ataupun memangsa Jack. Bahkan laba - laba itu ikut membantu Jack
membawa kedua wanita penyihir itu keluar dari Terowongan Tacheron kembali ke
dunia atas. Bab 16. Klan yang Lenyap By: Junaidi Halim 'Lepaskan aku, lelaki keparat bodoh!' Teriak Virail yang telah sadar dari
pingsan nya dan juga menyadari bahwa dirinya telah terikat kuat. Caci maki yang
kasar terus dilontarkan oleh wanita itu kepada Jack yang sedang asyik mandi
membersihkan luka maupun tubuhnya yang penuh dengan debu maupun tanah. Jubah
Keyakinan yang kemudian disebut Jack sebagai Faith Armor itu pun lenyap ke dalam tubuhnya.
Entah bagaimana Jack merasa yakin sekali Jubah itu
mengetahui apa yang Jack rasakan dan pikirkan sehingga mereka
terasa menjadi satu kesatuan, namun tetap saja Jack harus belajar banyak untuk
dapat menggunakan Jubah sakti itu.
'Aduh, aku juga ingin mandi. Badanku terasa kotor. Jika kau mau kau bisa
memandikan aku sebentar asal kau lepaskan ikatan ini,'
Rayu Virail dengan senyum yang dipaksakan karena tahu kata - kata kasar tidak
mempan untuk Jack. 'Tapi kak, aku tidak mau mandi bersama dengan pria,' Kata Tyrail polos.
Virail langsung memelototi Tyrail sehingga membuat gadis lemah lembut itu segera
menutup mulutnya. Jack pun melangkah ke arah kedua wanita itu. 'Baik, kalian kuijinkan mandi tapi
jangan macam - macam karena kalian akan
selalu kuawasi!' Lalu Jack pun mendorong kedua wanita yang masih terikat itu ke
dalam air sungai dan menenggelamkan keduanya
sebentar. Tak lama kemudian keduanya sudah diseret ke daratan
kembali dalam keadaan pakaian basah kuyup dan tentu saja masih tetap terikat.
Jack tersenyum geli dan berkata,' Baiklah, acara mandi telah selesai jadi kita
harus berjalan kembali atau kalian kuikat di sini sebagai santapan hewan buas.'
Jack pun bergegas mendorong kedua tawanannya untuk berjalan lebih cepat. Jack
terus memastikan keberadaan dari Orb Kuningnya karena dengan benda ini, ia


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berharap dapat menyelamatkan klan nya dari kehancuran. Dan jika naga - naga itu tidak puas maka
Jack sudah siap untuk bertaruh nyawa dengan
mereka. 'Seandainya saja aku sudah dapat menggunakan kekuatan
sakti Faith Armor ini secara penuh,' kata Jack dalam hati.
'Aduh, aku lelah. Kenapa sih kita harus berjalan sehari penuh bersama pria bodoh
sepertimu,' Gerutu Virail,' Jika kau melepaskan ikatanku maka aku dapat
membawamu dengan teleport ke tempat di mana klanmu tinggal.'
'Yah, benar, tapi kau juga bisa langsung membawaku ke penjara bawah tanah
penyihir dan menjadikanku kelinci percobaan ramuan sihir yang akan membuat
kepalaku besar atau tanganku
menjadi enam,' Balas Jack dengan kesal.
'Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya tetapi kurasa itu hal yang
bagus. Terima kasih, Jack. Setelah aku bebas nanti, ingatkan aku untuk
mengubahmu menjadi kodok busuk,' Ejek Virail.
'Sudahlah, kak. Kenapa, sih, kalian harus selalu bertengkar, seperti sepasang
suami - istri saja,' Tyrail angkat bicara.
'Suami - istri"' Jerit Virail,' Jika kau yang jatuh cinta dengan pemuda sableng
ini kenapa tidak kau saja yang jadi istrinya" Jangan bawa - bawa namaku! Lebih
baik aku menikah dengan kodok!'
'Tapi, tadi kau bilang mau mengubah Jack menjadi kodok.
Berarti kau memang berniat menikah dengannya, bukan"' Tanya Tyrail cemberut.
'Tapi bukan kodok yang busuk! Kuhajar kau nanti!' Ancam Virail.
'Sudah, diam!' Teriak Jack,' Kita sudah dekat dan sebaiknya kalian jangan
berisik atau naga - naga itu akan segera mengetahui keberadaan kita.'
'Naga"' Teriak heran kedua wanita penyihir itu.
'Kau gila, yah, membawa kami kepada Bangsa Naga" Apa yang hendak kau lakukan"
Jangan katakan kau mau menjadikan kami
sebagai tumbal"' Tanya Virail dengan marah.
'Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya tetapi kurasa itu hal yang
bagus. Terima kasih, Virail. Jika kau masih bawel, aku sendiri yang akan
mencincang tubuhmu jadi kecil - kecil,' Jawab Jack kesal.
'Apakah desamu kebakaran, Jack"' Tanya Tyrail,' Karena asap yang kulihat terlalu
tebal untuk ukuran api unggun atau sekedar perapian"'
'Oh, tidak!' Seru Jack dengan wajah yang pucat.
Pemukiman Klan Al-star. Jack berlari memasuki pemukiman sambil terus memegang tali yang mengikat kedua
tangan wanita penyihir di belakangnya. Virail dan Tyrail juga terus berlari agar
tidak terseret oleh Jack. Dan ketika mereka memasuki pemukiman, Jack terkejut
melihat kobaran api dan begitu banyak bangunan yang hancur. Memang pada saat
diserang oleh Bangsa naga di bawah pimpinan Awhair, pemukiman Al-star
sudah berantakan tetapi tidak hancur lebur seperti ini. Beberapa bangkai Naga
dan manusia berserakan di mana - mana seperti habis terjadi perang dashyat.
'Apa yang sebenarnya terjadi"' Tanya Jack dengan lirih. Ia berjalan pelan dan
mulai mengamati keadaan di sekitarnya. Separuh lebih dari klannya hilang dan
tidak diketemukan di antara mayat - mayat
manusia yang bergelimpangan. Bahkan lebih dari setengah jumlah naga yang
menyerang klan nya mati terbunuh. Sebagian terbakar, sebagian membeku dan bahkan
ada yang terpotong - potong. 'Hanya ada satu Bangsa yang mampu mengalahkan
sekelompok Naga tanpa meninggalkan jejak sedikit pun,' Pikir Jack.
'Bangsa Penyihir!' Teriak Jack,' Ini pasti adalah perbuatan Bangsa kalian! Cepat
katakan ke mana kalian bawa orang - orang Klanku"'
Jack kemudian langsung memegang kedua tangan kedua wanita itu
erat - erat hingga keduanya merintih kesakitan.
'Lepaskan tuan putri kami, manusia atau kami terpaksa
membunuhmu!' Perintah sepuluh orang penyihir yang entah dari mana muncul dengan
teleport. Jack tidak dapat melawan ke sepuluh tongkat sihir yang diarahkan
kepadanya sekaligus. Ia pun melepaskan
cengkramannya dan mengangkat tangan sementara dua orang di
antara penyihir itu melangkah maju dan melepaskan ikatan Virail dan Tyrail.
'Ikat dia!' Seru Virail,' Dan jangan biarkan dia lolos karena di dalam tubuhnya
terdapat Jubah sakti Holy Light, Jubah Keyakinan!' Virail pun tersenyum penuh
kemenangan kepada Jack,' Sekarang giliranku
membalasmu, Jack.' Bab 17. Kerajaan yang Tersembunyi
By: Junaidi Halim Jack dibawa dengan teleport. Dalam sekejap mata Jack menemukan dirinya telah
berada di dalam sebuah aula besar.
Temboknya terbuat dari perak yang dilapisi batu permata sementara seluruh
lantainya ditutupi karpet dari sutera. Di atas singgasana duduk seorang wanita
berusia kurang lebih 40 tahun namun masih terlihat sangat cantik dan memancarkan
keagungan. Sementara di sisi kiri maupun kanannya berdiri masing - masing
seorang penyihir yang berpakaian emas dan perak. Mereka terlihat sangat tegas
dan berwibawa. 'Beri hormat kepada ratu, bodoh!' Hardik penyihir yang berpakaian perak kepada
Jack sambil mengarahkan tongkatnya yang terbuat dari perak putih.
'Hentikan itu, Algrin!' Seru Sang Ratu,' Hormatilah sedikit tamu kita yang
malang ini.' 'Baik Ratu Divaril,' Sahut Pnyihir berpakaian serba perak itu.
Kini sang ratu yang bernama Divaril itu menatap Jack dan langsung tersenyum.
'Ehm, manusia yang merendah. Mengapa kau
biarkan kami menangkap dirimu, Hai, manusia"' Tanya sang Ratu
sambil tersenyum. Jack terkejut karena tidak menyangka ratu bisa mengetahui siasatnya. Maka dengan
sekali hentak, tubuh Jack bersinar terang dan tali sihir yang digunakan untuk
mengikatnya pun langsung musnah tak berbekas.
'Ternyata kau sudah mengetahui tujuanku datang ke sini, bukan" Jadi tidak perlu
basa - basi lagi dan segera kembalikan orang -
orang klan ku,' Kata Jack dengan tegas.
'Kau sudah tahu apa yang aku inginkan, Jack. Jubahmu itu yang dapat
menyelamatkan kami semua dari kehancuran,' Kara Ratu Divaril dengan tatapan mata
tajam. 'Jadi kau ingin menukar nyawa orang - orang klanku dengan jubah ini"' Tanya Jack
ketus menahan marah. 'Seharusnya begitu jika saja kami bertindak lebih cepat. Tetapi nyawa orang -
orang klanmu tidak berada di tangan kami, Jack. Ada kelompok lain yang lebih
cepat bertindak dibandingkan kami sehingga semua rencana kami berantakan. Selain
kedua putriku gagal mendapatkan jubah itu, rencana untuk penukaran pun gagal
dilakukan,' Jawab Sang Ratu dengan menahan kepedihan yang amat dalam,' Nasib
seluruh Bangsaku kini berada di ujung tanduk.'
'Aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini,' Kata Jack
kebingungan,' Jika aku tidak mau menyerahkan Jubah Keyakinan ini maka kurasa
kita harus bertarung, bukan"'
'Pertarungan akan menyebabkan kerugian di kedua belah pihak. Kau dengan Jubah
keyakinan pasti akan menimbulkan banyak kerusakan di pihak kami sementara kau
sendiri tidak akan memiliki banyak kesempatan melawan aku, kedua putri dan kedua
jenderalku bersamaan dengan 3000 penyihir di luar sana. Lagipula musuh kami yang
sebenarnya tentu akan senang sekali melihat pertarungan kita,'
Jawab Sang Ratu. 'Siapa yang kau maksud dengan musuhmu"' Tanya Jack.
'Artix, The Ice Dragon, pemimpin Bangsa Naga yang menguasai dunia es di utara,'
Jawab Tyrail,' Makhluk jahat inilah yang berhasil menemukan Kerajaan Sihir yang
tersembunyi. Lalu mereka mengancam kami untuk menemukan dan menyerahkan Jubah
Keyakinan atau Kerajaan Sihir akan dimusnahkan. Semua Bangsa kuno tahu bahwa
hanya kami Bangsa Penyihir yang mungkin mengetahui
dengan jelas tempat di mana Agaril menyembunyikan diri sebelum ia meninggal.
Semua ini karena adanya hubungan khusus antara leluhur kami dengan Agaril
sendiri. Leluhur kami yang bernama Irine adalah kekasih Agaril dan itulah
sebabnya keturunan langsung Irine selalu memiliki akhiran 'il' di belakang nama
Suramnya Bayang Bayang 4 Pendekar Romantis 02 Hancurnya Samurai Cabul Samurai Pengembara 10 2
^