Pencarian

Perang Bangsa Naga 2

Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi Bagian 2


kami sebagai simbol pewaris tahta. Sebenarnya hubungan mereka sangat terlarang
mengingat Agaril adalah seorang Keeper yang seharusnya tidak boleh ikut
campur dengan urusan dunia yang sudah dikuasai Bangsa Naga. Maka ancaman Naga Es
mungkin adalah kutukan yang menimpa dan
mungkin akan segera mengakhiri Bangsa Penyihir. Jika saja Agaril tidak melanggar
peraturan maka Bangsa kami tidak perlu bersembunyi selama ratusan tahun dan
menjadi seperti ini.' 'Sebenarnya tidak hanya Bangsa Penyihir yang mengetahui keberadaan Agaril.
Leluhur Bangsa Manusia juga membantu Agaril menyembunyikan diri namun karena
kami tidak memiliki hubungan
apa - apa dengan Agaril maka tidak ada satu bangsa pun yang
mencurigai kami mengetahui di mana Agaril. Hanya ketua kami yang tahu rahasia
ini dan diwariskan turun temurun tetapi seorang
pengkhianat mencuri rahasia dan menjual informasi ini kepada Bangsa lain.
Sekarang nasib Bangsa dan klan ku juga sama seperti kalian,'
Kata Jack dengan sedih,' Tapi herannya mengapa Bangsa Naga Es yang bisa
menemukan kalian sementara Bangsa lain tidak"'
'Mungkin ini bisa menjawab pertanyaanmu,' Kata sang Ratu sambil mengibaskan
tongkatnya yang berwarna putih. Dinding emas yang berada di belakang Jack pun
terbuka dan dengan segera
hembusan angin dingin bersalju menyerbu masuk. Jack terbelalak sambil melangkah
mendekati dinding yang terbuka itu dan baru
menyadari dimana keberadaan Kerajaan Sihir itu, yaitu di sebuah pulau kecil yang
dipenuhi dengan es dan salju, jauh di daerah di utara yang membekukan, sangat
terpencil dari kehidupan. Jack sendiri berada di atas menara yang paling tinggi
sehingga dapat melihat dengan samar - samar kehidupan di bawahnya yang terhalang
hujan salju yang deras. Tubuh Jack mulai menggigil kedinginan.
'Pantas saja kalian selalu memakai jubah panjang dan membawa tongkat,' Kata Jack
setelah perlahan - lahan dinding istana yang sebenarnya merupakan sebuah menara
itu tertutup kembali,' Jadi apa yang kalian inginkan dariku"'
'Kau memiliki dua pilihan. Pertama, dengan sukarela menyerahkan Jubah Keyakinan
kepada Artix, Raja Naga Es maka kita semua tidak perlu bertarung dengan
siapapun. Kedua, kita semua akan bertarung hingga mati melawan Bangsa Naga Es
itu. Namun jika aku melihat karaktermu, Jack maka pilihan menyerah tentu tidak
ada di dalam kamus hatimu,' Kata Sang Ratu.
Jack tersenyum dan mengangguk pelan,' Terjadilah apa yang harus terjadi, Sang
Ratu. Namun aku juga punya suatu permintaan.
Jika kita semua berhasil melewati pertempuran ini, aku hendak
meminta bantuan orang - orangmu untuk mencari Klan ku yang
lenyap.' 'Tentu saja. Kami Bangsa Penyihir bukan bangsa yang tidak tahu membalas budi.
Kami akan mengerahkan usaha terbaik untuk
membantumu,' Jawab Sang Ratu memberi persetujuan.
Bab 18. Penyelamat dalam Hutan
By: Junaidi Halim 'Tolong!' Teriak Missa sambil berlari. Nafasnya tidak beraturan dan seperti
hampir putus tetapi ia harus terus berlari. Ketakutan Missa yang membuatnya
tidak bisa berhenti untuk berlari. Derap kaki kuda semakin lama semakin mendekat
dan tiba - tiba sebuah tangan kasar segera mengangkat Missa ke atas lalu
memeluknya erat - erat. Missa pun menjerit kencang. Makhluk yang menangkap Missa
adalah makhluk yang dari bagian pinggang ke atas mirip dengan manusia sementara bagian
pinggang ke bawah adalah tubuh seekor kuda.
'Gadis manis, kau tentu belum pernah bercinta dengan seekor Centaurus, kan"'
Kata seekor Centaur besar yang menangkap Missa.
Tak Lama kemudian dua ekor Centaurus lain juga ikut berdatangan dan mereka
berteriak - teriak gembira. Jeritan Missa semakin menjadi
- jadi ketika ketiga Centaurus itu mulai berusaha membuka
pakaiannya. Namun sebuah panah api melesat dan menancap di dada seekor centaurus. Belum lagi
centaurus yang terluka itu sempat berteriak, tiga panah api langsung terlontar
kembali dan menancap di leher, dada juga perut si centaurus hingga ia pun
langsung bergulingan di tanah lalu tewas..Hal ini langsung membuyarkan pesta kecil Para
Centaurus yang baru saja akan dimulai. Mereka langsung meraung marah dan
mengeluarkan senjatanya yang berupa kapak dan gada besar.
'Pengecut! Jika memang kau berani maka tunjukkan batang hidungmu! Jangan hanya
berani menyerang dari balik pohon!' Seru salah satu Centaurus dengan marah.
Dan seruan itu pun segera dijawab. Seorang pemuda dengan langkah yang sangat
ringan turun dari balik pohon. Pemuda itu begitu putih dan pucat seperti cahaya
bulan, memakai pakaian hijau muda sewarna dengan rumput dan dedaunan hutan. Ia
memegang sebuah busur dari kayu Pohon Lantir, pohon keramat para peri dan di
punggungnya terdapat setabung penuh anak panah yang masih baru.
Pemuda itu mirip dengan manusia namun memiliki keunikan
bangsanya yaitu kuping yang sangat runcing dan tubuh yang
jangkung. 'Peri!' Desis Kedua Centarus bersamaan dengan menyimpan kemarahan di setiap
hurufnya,' Kau berani mengganggu kami maka terimalah kematianmu!'
Kedua Centaurus menyerang bersamaan dari arah sebelah kiri dan kanan. Missa yang
sudah dijatuhkan kembali ke tanah tidak berani melihat. Kelemahan dari senjata
panah adalah ia tidak dapat
mengarah ke dua arah yang berbeda jauh sekaligus. Maka keuntungan besar akan
diperoleh kedua Centaur jika mereka berpencar ke kanan dan kiri, karena salah
satu dari mereka pasti akan dapat meremukkan si peri dengan satu serangan
berkekuatan besar. Pemuda peri itu hanya tersenyum penuh rahasia. Dengan kecepatan yang tidak
terlihat sebuah panah sudah menancap di dada centaur di sebelah kiri dan sebelum
centaur di sebelah kanan nya sempat mengayunkan kapak raksasanya, satu, dua, dan
tiga anak panah diluncurkan dengan kecepatan dewa menancap telak di dada maupun leher si
centaur. Centaur si pembawa kapak pun tewas
seketika bahkan sebelum ia sempat berteriak. Si Pemuda Peri
mendekati centaur yang satu lagi dan memegang anak panah yang
tertancap di dada si centaur yang terluka.
'Therick,' bisik si Peri pelan di hadapan si Centaur,' Nama itu yang akan
mengantarmu ke alam baka. Ingatlah selalu. Namaku
adalah Therick.' Lalu si peri pun menusuk anak panah yang telah tertancap di
dada si centaur itu lebih dalam lagi dan tiba - tiba menariknya. Centaur itu pun
langsung kehilangan nyawanya. Setelah itu mata biru si peri melihat kepada Missa
dan bertanya datar,' Apa kau tersesat di hutan ini, hai gadis manusia"'
Tak lama kemudian. Missa sudah berjalan sambil dipapah oleh si pemuda peri yang
bernama Therick itu. Pergelangan kaki Missa terkilir saat dijatuhkan dengan
kasar oleh centaur yang menyerangnya. Sungguh tak disangka karena niatnya untuk menyusul Jack, Missa
melakukan tindakan bodoh dengan memberanikan diri
masuk ke dalam hutan agar dapat memotong jalan. Sungguh tidak
disangka bukannya menemukan jalan pintas, ia malah tersesat dan berakhir dengan
diburu oleh centaur ganas yang berniat jahat. Untung Therick muncul tepat pada
waktunya dan Missa pun dengan diam -
diam mengagumi pemuda peri jangkung yang telah
menyelamatkannya itu. 'Cukup tampan,' pikir Missa,' Hanya sayang ia terlalu kaku dan pendiam seperti
patung.' 'Apa yang kau lihat dan perhatikan dari diriku, manusia"' Tanya Therick.
'Hah" Oh, tidak, aku hanya mengagumi telingamu, yah, telingamu yang runcing dan
indah itu. Aku pingin punya telinga indah sepertimu,' Jawab Missa sekenanya.
'Kalau begitu kau harus disihir untuk menjadi peri terlebih dahulu jika ingin
punya telinga seperti ini dan kujamin prosesnya akan sangat menyakitkan,' Kata
Therick. Missa pun tertawa kecil karena menyangka Therick bercanda tetapi pemuda
peri itu hanya memandang Missa tanpa ekspresi lalu kembali memandang ke arah
depan. Missa hanya bisa melongo keheranan.
'Ehm, Therick, bagaimana kau bisa memanah secepat itu"'
Tanya Missa berusaha memecah keheningan yang aneh ini.
'Latihan,' Jawab Therick singkat seakan - akan enggan untuk bicara lebih banyak
daripada satu kata. 'Iyah, aku tahu. Tapi berapa lama kau...'
'Kita sudah sampai,' Kata Therick memotong kata - kata Missa yang belum selesai
dan sebuah gerbang besar pun muncul di balik pohon - pohon besar di hutan.
Gerbang Kerajaan Peri. Bab 19. Bantuan dari Bangsa Peri
By: Junaidi Halim 'Oh, jadi kau gadis manusia yang diselamatkan Therick. Sejak kau menginjak Pintu
Gerbang Kerajaan Peri, keramaian suda
mengikutimu hingga ke istanaku,' Kata Sang Raja Peri sambil
tersenyum. 'Maaf, aku tidak bermaksud membuat keributan ataupun menyusahkan anda, Raja yang
mulia. Namun Klanku sedang diserang dan aku tidak tahu kemana lagi harus mencari
bantuan,' Jawab Missa dengan mata berkaca - kaca,' bahkan aku tidak tahu
bagaimana nasib mereka sekarang.'
'Yah, bisa kulihat kekuatiranmu, Missa anakku,' Kata Sang Raja Peri,' Hal yang
dapat membuat seorang gadis muda sepertimu untuk memberanikan diri masuk ke
dalam hutan tentu bukanlah hal yang sepele. Kami ingin membantumu tetapi untuk
melawan Bangsa Naga bukan merupakan hal yang enteng.'
'Tapi kulihat kalian Bangsa Peri memiliki kekuatan besar.
Dengan mataku sendiri aku melihat bagaimana Therick membunuh
tiga centaur yang besar - besar dengan mudah,' Kata Missa berusaha menguatkan
hati sang Raja. Sang Raja pun tertawa. 'Yah, Therick memang berbeda. Dulu ketika aku, Sang Raja
Theras ini masih muda, aku juga setangguh dia,'
Kata Raja yang bernama Theras itu sambil tersenyum - senyum
mengenang masa mudanya,' Tetapi menghadapi centaur tentu sangat berbeda dengan
menantang Bangsa Naga. Mereka jauh lebih kuat dan sangat mematikan. Entah apa
kami sanggup membantu klanmu.
Bagaimana menurutmu, Jenderal Therick"'
Therick yang masih muda itu memandang rajanya dengan hormat lalu berkata,'
Dengan taktik perang yang tepat maka semua perang dapat dimenangkan oleh hambamu
ini, tuanku Raja.' Raja Theras pun tertawa. 'Kau masih muda namun sangat bijaksana, Therick.
Baiklah, jika kau memang merasa sanggup
melawan Bangsa Naga yang menawan manusia - manusia itu maka
bawalah pasukanku untuk melakukan perlawanan. Biarlah cahaya
bulan selalu besertamu dan memberi kekuatan.'
Therick dan Missa pun memberi hormat lalu berlalu dari hadapan raja.
'Cahaya Bulan menyertaimu"' Tanya Missa heran,' Mengapa harus bulan bukan
matahari atau bintang"'
'Karena Peri tercipta dari cahaya bulan seperti manusia dari tanah,' Kata
Therick masih dengan wajah tanpa ekspresi,' dan ayahku selalu mengucapkan itu
untuk menyemangati aku bertarung.'
'Ayah" Hah! Maksudmu raja tua tadi, eh, Raja peri itu ayahmu"'
Tanya Missa terkejut. 'Iyah. Nama Theric dimabil dari Theras yang adalah nama ayahku,' Kata Therick
dengan sambil lalu. 'Tapi kenapa dia tidak terlalu tampan tidak sepertimu. Bahkan sepertinya kalian
tidak mirip. Jika memang kau anak raja bukannya seharusnya kau disebut menjadi
pangeran bukan Jenderal, kan"' Kata Missa.
Kata - kata Missa yang terakhir membuat Therick berhenti dan menatapnya dengan
tajam,' Jika kau menyinggung soal ini lagi maka jangan salahkan memotong lidahmu
yang cewet itu.' Ancaman Therick sudah cukup untuk membuat Missa mengatupkan
mulutnya rapat - rapat. Tak sampai satu jam lamanya, Dua ratus pemanah Bangsa Peri di bawah pimpinan
Therick telah siap siaga.
'Hanya sebanyak ini yang akan kau bawa untuk menghadapi Bangsa Naga"' Tanya
Missa bingung. 'Iyah, jika informasi yang kau berikan mengenai perkiraan jumlah Naga yang kau
lihat melintasi padang maka pasukan ini lebih dari cukup,' Kata Fleric.
'Ada sekitar 30 - 40 ekor Naga yang kulihat tetapi bagaimana jika ternyata ada
lebih banyak lagi yang akan datang"' Tanya Missa.
'Maka kita akan segera mengetahuinya setelah sampai di sana,'
Kata Therick tanpa ekspresi,' Ayo! Semuanya maju!'
Begitu mendengar perintah Jenderalnya, dua ratus prajurit peri pun maju ke medan
tempur untuk melawan Bangsa Naga. Missa
mengikuti dari belakang sambil menunggang seekor kuda kecil
sementara Therick memimpin pasukan dengan gagah di depan.
Ingatan sang gadis pun mulai melompat kepada seorang pemuda lain yang sempat
mengisi hatinya,' Jack, apakah kau baik - baik saja"'
Bab 20. Penyelamatan atau Jebakan
By: Junaidi Halim 'Yang Mulia, Awhair, persediaan makanan kita sudah mulai menipis. Jika kedua
manusia itu tidak juga kembali maka dalam waktu singkat kita akan kehabisan
bahan makanan,' Lapor seekor Naga
Langit kepada pimpinan nya Awhair, Sang Raja Naga Langit.
Awhair pun meraung marah lalu mencengkram Micha dengan kuat sehingga seperti
akan meremukkan ketua klan Al-star itu.
'Sampai berapa lama kedua anak buahmu itu akan membuang
waktuku yang berharga"''
Micha meringis sambil berusaha menahan sakit. 'Benda yang kauinginkan berada di
tempat yang sangat rahasia dan berbahaya.
Mana mungkin dua orang manusia dapat mengambilnya semudah itu.
Bahkan sejujurnya aku sendiri tidak yakin mereka masih hidup hingga sekarang.
Jika kau memang hebat mengapa tidak kau saja yang
mengambilnya sendiri' Disindir begitu rupa menyebabkan Awhair menjadi sangat marah dan meraung keras,'
Jika seandainya saja si keparat Agaril tidak bersembunyi di dalam liang yang
sempit tentu saja aku sudah dapat menghancurkan tubuhnya dan mengambil benda
yang kuinginkan. Sudah cukup aku mengasihani klanmu yang lemah ini.
Mulai besok jika aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan maka 10 orang
manusia akan menjadi santapan bagi makan siangku.'
Awhair lalu mencampakkan Micha yang terluka berat ke lantai dan berniat
menginjaknya hingga hancur tetapi hujan panah api langsung menghentikan
perbuatannya. 'Serangan! Kita diserang!' Teriak Pasukan Naga Langit. Awhair beserta pasukannya
segera terbang ke langit untuk dapat melihat dengan lebih jelas namun sekelebat
bayangan muncul secepat kilat dan menyerang. Tiga Pasukan Naga Langit langsung
tumbang dan jatuh ke bawah dalam sekali serang. Awhair terkejut setengah mati menyaksikan
makhluk yang menyerang mereka adalah juga seekor
Naga yang berwarna hijau cemerlang seperti zamrud. Dialah Raja Naga Hutan,
Greenhost dan di belakangnya kini telah ada puluhan naga hijau lainnya yang siap
untuk bertempur. Sementara itu, Micha dan manusia - manusia Klan Al-star tengah berusaha
menyelamatkan diri dari amukan api maupun hujan naga yang berjatuhan dalam
keadaan tewas dari langit. Mereka semua dapat mendengar raungan kematian dan
keributan besar terjadi di langit yang menandakan adanya perang hebat di sana
tetapi asap tebal menghalangi pandangan mereka ke atas. Untunglah tak lama
kemudian muncullah para peri yang menggiring mereka ke tempat
yang aman. 'Ayah!' Teriak Missa sambil tertarih - tatih memeluk ayahnya,'
Untunglah ayah tidak apa - apa.'
Micha tersenyum bahagia ketika melihat putri tunggalnya juga masih hidup dan
tidak terluka kecuali kaki Missa yang masih sakit karena terkilir. Lau Micha
memandang kepada Therick, Jenderal Peri yang memimpin penyelamatan ini. 'Terima
kasih atas bantuanmu, saudaraku.'

Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Therick balas memandang Micha tanpa ekspresi apa - apa sambil menjawab,' Jangan
berterima kasih kepadaku, ketua bahkan sejujurnya anda terlalu cepat untuk
berterima kasih.' Lalu Therick mengganggukkan kepala kepada prajuritnya yang
dengan segera langsung mengerti apa yang diinginkan oleh Sang Jenderal. Dua
prajurit dengan sigap langsung maju ke depan dan menyergap Missa lalu
mengikatnya dengan tali. 'Apa yang kau lakukan"' Tanya Micha panik melihat putrinya disergap dengan kasar
dan diikat begitu saja seperti hewan.
'Maaf, kami terpaksa melakukan ini. Nyawa kalian cukup berharga untuk ditukar
dengan Jubah Holy Light sendiri,' Jawab Therick tanpa emosi.
Pertempuran di langit sendiri tidak dapat diindari. Pasukan Naga Hutan menyerang
Pasukan Naga Langit dengan kekuatan penuh dan korban pun berjatuhan di kedua
belah pihak dengan cepat. Yang paling banyak menghabisi lawan tentu saja kedua
Pemimpin naga yang bernama Greenhost dan Awhair. Keduanya diliputi hawa
membunuh yang sangat kental. Awhair menghembuskan angin badai
dari moncongnya maka naga - naga hutan yang berada di hadapannya pun akan
langsung tercabik - cabik tanpa ampun sementara itu
Greenhost juga menyemburkan cairan hijau dari moncongnya maka
para lawannya pun akan melepuh keracunan hingga tewas. Akhirnya kedua naga itu
pun saling berhadapan satu sama lain.
Bab 21. Badai Angin Melawan Inti Racun
By: Junaidi Halim 'Mati kau, Greenhost!' Teriak Awhair penuh kemarahan sambil menyemburkan badai
berkekuatan penuh dari moncongnya,' Jangan
mimpi bisa berebut Jubah Holy Light dengan diriku!' Kekuatan penuh Awhair memang
sangat mengerikan. Udara di langit tiba - tiba
bergesekan dengan kencang dan mulai berputar membentuk badai
topan yang luar biasa. Awhair tahu pasti bahwa Raja Naga Hijau Greenhost sama
sekali tidak boleh diremehkan. Kekuatan Pemimpin Naga hijau ini hanya berada
setingkat di bawah Agair, induk Awhair dan kemungkinan besar berada jauh di atas
Awhair sendiri. Oleh karena itu keputusan terbaik yang dipunya Awhair untuk
dapat menang hanyalah mengerahkan kekuatan terbesar pada serangan
pertama agar Greenhost tidak memiliki kesempatan untuk balas
menyerang. Topan badai pun membentuk gulungan yang menyeret dan mencabik - cabik Pasukan
Naga Hutan yang berada di sekitar
Greenhost. Raungan keras sungguh memilukan. Greenhost sendiri
setengah mati berusaha untuk melawan namun badai itu begitu kuat sehingga
akhirnya ia pun harus terseret hingga menghantam gunung batu hingga runtuh.
Awhair yang melihat kesempatan terbuka lebar segera terbang dengan kecepatan
penuh untuk langsung menghabisi Greenhost dengan cakarnya sendiri. Tetapi ia
langsung menghentikan langkah dan berbalik menghindar. Semburan cairan hijau
pekat menyembur dari balik runtuhan batu dan mengarah kepada Awhair.
Cairan itu melumerkan apa saja yang terkena olehnya. Batu karang yang keras pun
meleleh jadi lumpur mendidih dalam sekejap yang menunjukkan betapa luar biasa
kekuatan racun yang terkandung di dalam cairan yang disemburkan Greenhost.
Awhair sempat menghindar namun beberapa naga - naga langit lainnya tidak. Mereka pun
berjatuhan dengan tubuh berasap dan meleleh seperti habis
disiram lahar panas. Greenhost pun bangkit dari timbunan batu dan menyemburkan kembali racun ke arah
Awhair dan anak buahnya. Awhair segera
menghembuskan badai untuk membuyarkan semburan cairan beracun
itu. Tetapi sungguh mengherankan, cairan itu tiba - tiba mengeras dan menjadi
seperti anak panah yang tidak dapat diombang - ambingkan oleh angin badai
sekalipun. Cairan yang keras seperti es beku itu pun menusuk tubuh Awhair dan
anak buahnya. Awhair menjerit ketika
merasakan racun dingin itu menjalar di peredaran tubuhnya dan mulai
membekukannya dari dalam.
'Jurus inti racun panas dan dingin. Jangankan kau, bahkan ayahmu sendiri saja
sulit untuk menghadapi racunku.' Greenhost tertawa buas,' Sekarang nikmatilah
racun itu membekukan tubuh
kalian secara perlahan - lahan.'
Awhair masih berusaha bertahan di udara sementara anak buahnya mulai tumbang
satu persatu dalam keadaan membeku.
Awhair tahu jelas bahwa ia juga tidak dapat bertahan lama jika racunnya tidak
segera dikeluarkan maka ia pun mulai terbang
menghindar untuk sementara waktu. Tapi Greenhost bukan lah tipe Naga yang suka
membiarkan lawannya pergi. Mengampuni bukanlah
sifat yang dimiliki oleh Bangsa Naga. Awhair yang menyaksikan
dirinya dikejar sudah dapat memastikani bahwa nyawanya sudah tidak dapat
dipertahankan lagi maka ia pun memusatkan semua energinya untuk satu serangan
terakhir. 'Greehost, mari kita menghadap sang pencipta bersama -
sama!' Raung Awhair yang dengan kekuatan penuh melepaskan
serangan badai terakhirnya. Greenhost yang sudah terlalu dekat dengan lawannya
tidak dapat menghindar lagi dan serangan itu
menghantam dirinya dengan telak Satu - satunya hal yang dapat
dilakukan Greenhost adalah ikut menyerang dengan semburan inti racun dinginnya
yang langsung menusuk leher Awhair hingga tewas.
Namun walau begitu kekuatan badai Awhair sama sekali tidak
melemah bahkan semakin kuat karena putra Agair ini memang
bertekad membawa lawannya kepada kematian bersama dirinya.
Kedua pemimpin naga itu pun terseret badai entah kemana hingga lenyap tak
berbekas. Therick dan pasukan peri tidak begitu memperhatikan pertarungan di atasnya. Ia
hanya sibuk mengkomando pasukan peri untuk memusnahkan jasad Naga Hutan dan
membiarkan jasad Naga langit. 'Ayo! Jangan tinggalkan jejak sekecil apapun bahwa kita atau pun Naga
Hutan pernah berada di tempat ini. Biarkan dunia mengira bahwa Naga Langitlah
yang berulah dan telah mendapatkan Jubah
sakti dari semua kehancuran ini. Ayo! Kita harus segera pergi
secepatnya!' 'Jenderal Therick, bagaimana anda bisa yakin manusia bernama Jack itu telah
mendapatkan Jubah sakti" Jika ia tewas dalam usaha mencari jubah itu , bukankah
usaha kita untuk menangkap Klan ini menjadi sia - sia"' Tanya seorang prajurit
peri. Belum sempat Therick berkata - kata, seorang penyihir berpakaian hitam telah
muncul di hadapan para peri. 'Ia tahu hal itu karena aku yang memberitahunya,
bukan begitu, Therick"' Penyihir bernama Lexus itu pun tertawa dengan riang.
Sementara itu seluruh manusia Klan Al-star yang masih hidup telah dimasukkan ke
dalam kotak keruji dari baja dalam keadaan terikat. Mereka tertunduk lesu
menjadi tawanan para peri tanpa mengetahui nasib buruk apa yang akan menimpa
mereka. Dan Missa tentu saja masih belum juga mengetahui keberadaan Jack hingga
kini. Bab 22. Pertempuran di Utara (1)
By: Junaidi Halim Jack berlutut di hamparan es yang membekukan tepat di luar Gerbang Pertahanan
Kerajaan Sihir. Seluruh tubuh Jack diikat oleh rantai sihir yang kuat dan
dimanterai oleh Ratu Sihir Divaril sendiri. Di belakangnya berdiri ratusan
penyihir yang siaga dengan tongkat mereka masing - masing untuk mencegah Jack
melarikan diri. Sementara itu Para Jenderal Bangsa Penyihir, Tyrail si biru, Virail si merah,
Algrin si perak, Alphone si emas dan akhirnya Ratu Divaril berdiri di samping
Jack. Pandangan mata mereka menunjukkan
kecemasan yang luar biasa ketika tiupan angin dingin mulai bergejolak tidak
normal. Dari kejauhan segerombolan makhluk besar
berdatangan dengan menumpang kekuatan badai es. Itulah Bangsa
Naga Es. Seekor Naga paling besar terbang mendekat sementara naga lainnya yang
berjumlah 30 - 40 ekor menahan laju mereka sehingga tercipta jarak 20 - 30 meter
panjangnya. Apa yang sebenarnya
terjadi" Apakah Bangsa penyihir yang semula ingin bekerja sama dengan Jack malah
berbalik mengkhianatinya"
'Akhirnya kau berhasil juga, budak sihirku!' Desis Artix, Raja dan pemimpin
Bangsa Naga es dari utara. Setiap hembusan nafasnya sangat membekukan dan
ucapannya begitu mengerikan. Itulah Naga Utama dari Bangsa Naga Es, Artix. 'Jadi
tunggu apa lagi, serahkan Jubah Holy Light kepadaku!'
'Oh, yang mulia Artix. Naga yang keperkasaan nya sungguh luar biasa, tanpa
tanding dan tidak terbatas. Kami sudah mendapatkan jubah itu tetapi kami
memiliki sedikit masalah,' Ratu Divaril
memberanikan diri untuk bicara.
'Cukup basa basimu, ratu rendahan. Aku tidak punya waktu cukup untuk mendengar
bualan omong kosong ini. Masalah apa"'
Raung Artix tidak sabaran.
'Jubah yang kau inginkan berada di dalam tubuh manusia yang bernama Jack ini dan
kami tidak memiliki cara untuk dapat
mengeluarkannya dari sana,' Jawab Divaril sambil berlutut
menyembah dengan tubuh gemetar. Hal ini juga langsung diikuti oleh seluruh
prajurit dan jenderal penyihir yang ada di sana. Mereka semua berlutut dengan
menggigil entah karena takut ataupun karena
dinginnya badai salju. Artix meraung ganas penuh kemarahan. 'Jadi manusia lemah ini telah mengambil
jubah yang seharusnya jadi milikku" Sungguh tidak sayang nyawa. Maka aku tidak
punya pilihan selain membunuh dan mengambil jubahnya. Kau akan bernasib sama
seperti Agaril,' Kata Artix penuh dengan anda ancaman. Maka Artix pun berniat
membuktikan kata - katanya. Ia langsung mengarahkan cakarnya
yang sekuat gunung es ke arah Jack.
'Sekarang!' Teriak Jack. Artix terkejut mendengar teriakan itu dan lebih terkejut lagi karena Divaril dan
penyihir lainnya langsung bangkit untuk balik menyerang diri Artix. Rantai sihir
yang semula mengikat Jack kini melayang ke udara dan berusaha membelit artix.
Sementara api, kilat, cahaya dan berbagai elemen sihir lainnya telah dilontarkan
ke arah Artix dengan kekuatan penuh. Kulit Bangsa memang sangat tebal dan kuat
sehingga kebanyakan sihir tidak dapat menembusnya tetapi jika ratusan penyihir
melakukan serangan secara serentak, pertahanan sekuat apapun pasti akan
merasakan efeknya. Artix yang memiliki kulit sekuat gunung es pun harus
merasakan sakit akibat serangan ini namun bukan Naga Utama namanya jika ia dapat
begitu saja ditaklukkan. Artix meraung keras dan sekejap kemudian naga - naga es lain yang
menunggu di belakang serentak maju menyerang.
'Majulah pasukanku!' Perintah Ratu Sihir Divaril. Maka ratusan prajurit lain
yang bersembunyi di balik gerbang pertahanan pun memunculkan diri sambil
melakukan serangan api dari jarak jauh.
Maka tidak lama kemudian hujan salju pun berganti dengan hujan api sihir ke arah
kerumunan Naga Es yang bergerak maju. Hujan api yang begitu rapat mustahil dapat
dihindari oleh Naga Es yang bergerak mendekat tetapi walau begitu hanya dapat
sedikit menggores kulit luar mereka saja.
Jack yang melihat bahaya yang datang segera maju menyerang bersama dengan para
penyihir lainnya. Sementara Artix untuk
sementara dihadapi oleh 5 penyihir terkuat: Ratu Divaril, Tyrail, Virail, Algrin
dan Alphone sendiri. Rantai sihir Divaril telah berhasil mengikat moncong Artix
agar tetap terkatup. Dengan begitu Artix tidak dapat menyemburkan es dari
mulutnya yang merupakan senjata maha
dashyat. Namun Naga memiliki senjata lain yang juga mengerikan yaitu cakar dan
lecutan ekornya yang seperti halilintar. Hal ini lah yang membuat kelima
penyihir kerepotan apalagi rantai Divaril mulai retak akibat desakan kekuatan
Artix yang terus memberontak untuk lepas. Jika rantai itu sampai hancur sebelum
Artix dilumpuhkan maka bencana besar yang menelan banyak korban tidak dapat
dielakkan lagi. Akankah Bangsa Penyihir musnah karena hal ini"
Sementara di pihak lain Jack beserta ratusan penyihir maju ke depan untuk
menghadang laju Naga Es yang mendekat untuk
menolong Artix. Sungguh mengherankan Jack sama sekali tidak
membawa senjata untuk menghadapi Naga. Apalagi ia terus berlari paling depan.
Taktik apa yang sebenarnya sedang mereka rencanakan untuk menghadapi naga- naga
ganas ini" Naga - naga itu tidak takut dengan hujan api yang diluncurkan oleh para penyihir
bahkan mereka balas menyerang dengan semburan es yang membekukan. Pada saat
itulah Jack menjalankan rencananya.
Sekonyong - konyong Jack tanpa takut menerjang semburan es itu.
Sungguh perbuatan nekat dan tolol bagi makhluk apapun untuk
melakukan hal ini karena semburan es naga bahkan mampu
membekukan lahar panas sekalipun. Tapi semuanya jadi berbeda
karena Jack memiliki Jubah Sakti Keyakinan yang mampu
menghadang serangan es sehebat apapun asalkan ia memiliki
keyakinan untuk melakukannya. Maka tidak heran Jubah itu
dinamakan Jubah Keyakinan.
Semburan es yang bergulung - gulung tidak menyurutkan keberanian dan keyakinan
Jack. Dari keyakinan itu pun timbul kekuatan cahaya yang berasal dari Jubah
sakti. Cahaya itu pun membentuk kubah besar dan menjadi perisai bukan saja hanya
untuk Jack tetapi juga untuk penyihir - penyihir di belakangnya. Melihat mereka
terlindungi dengan baik maka bangkitlah semangat tempur seluruh penyihir. Tanpa
ragu mereka maju ke depan dan melontarkan sihir terkuatnya. Sementara di pihak
lawan mulai kalang kabut menyadari posisi mereka sangat terdesak karena mereka
terus mendapat serangan sihir sementara serangan es mereka dapat dengan mudah
ditahan oleh Jubah Keyakinan. Namun mimpi buruk Pasukan Naga Es ini belum berakhir karena Jubah
Keyakinan tiba - tiba memancarkan cahaya yang
meyilaukan dan membutakan mata setiap lawannya. Kehilangan daya serangan jarak
jauh, terus mendapat serangan sihir dan kini malah dibutakan oleh lawan. Pasukan
Naga Es benar - benar tidak mengira mereka akan dapat dikalahkan begitu cepat.
Bab 23. . Pertempuran di Utara (2)
By: Junaidi Halim 'Jatuhkan dia! Rantaiku sudah tidak dapat menahan
moncongnya lebih lama lagi,' Teriak Ratu Divaril sambil meringis kesakitan
karena getaran pada tongkatnya semakin keras. Cahaya Tongkat Putih Ratu Divaril
semakin meredup bersamaan dengan
retaknya rantai yang digunakan untuk mengekang mulut Sang Naga Es Utama Artix
yang mengerikan. 'Phoenix-Amatera!' Teriak Virail merapal manteranya. Tongkat merah Virail pun
mengeluarkan Phoenix api yang merupakan jurus andalan Penyihir Merah ini. Namun
Artix juga bukan Naga lemah yang tidak berdaya. Walau moncong Artix masih
terkunci, kibasan sayapnya sudah mampu menciptakan angin dingin yang seakan -
akan membentengi sekujur tubuhnya. Serangan Phoenix Amatera Virail pun gagal total
dan lenyap ketika membentur benteng angin yang dibuat Artix.
'Cecillum!' Teriak Algrin dan seketika itu juga ribuan jarum perak meluncur
deras ke arah Artix. Lagi - lagi Artix menciptakan benteng angin dengan kepakan
sayapnya dan kelihatan jarum - jarum perak kecil itu akan lenyap terbawa angin.
Namun Artix salah perhitungan dan melupakan penyihir yang lainnya. 'Laprica Guermos!'
Teriak Alphone meluncurkan mantera sihirnya. Dari tongkat emasnya mengeluarkan
cahaya yang meledak - ledak di sekitar tubuh Artix.
Ledakan itu menciptakan ruang hampa yang tidak terlindungi benteng angin Artix
dan daerah itulah yang diserang oleh jarum perak Algrin.
Kekompakan Algrin dan Alphone membawa hasil. Jarum -
jarum perak berhasil menancap di kulit Artix dan sekilas keliatannya tidak
membawa efek apa - apa. Tetapi sedetik kemudian jarum itu mengeluarkan kilat
berwarna ungu yang langsung menghajar seluruh tubuh Artix. Karena menahan sakit
yang luar biasa malah menyebabkan Artix meraung kencang sehingga rantai yang membelit moncongnya pun
hancur seketika. Ratu Divaril yang sihirnya terkait langsung dengan rantai itu
menerima sentakan energi balik yang luar biasa sehingga ia pun terlontar ke
belakang sembari menerima luka dalam yang tidak ringan. Artix menjadi sangat
marah sehingga ia langsung berniat menggunakan Jurus Semburan Es Abadi tahap
pertama.

Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mengetahui senjata utama lawannya telah siap dilontarkan, Tyrail nekat mengambil
resiko dengan melontarkan jurus sihirnya.
'Dust-Alunian!' Seru Tyrail dan debu - debu es pun langsung
menyelimuti moncong Artix yang kemudian berubah menjadi lapisan es tebal.
Lapisan es Tyrail menutupi seluruh moncong Artix sehingga sepertinya mampu
menutupi jalan keluar Jurus Semburan Es Abadi tapi sayangnya kekuatan semburan
Artix bertenaga ledak yang luar biasa. Lapisan Es Tyrail langsung rontok
seketika dan gelombang dingin langsung mengarah tepat kepada dirinya.
'Awas Tyrail!' Teriak Virail,' Fleira-Cesta!' Virail mengeluarkan jurus bola
apinya di depan Tyrail dengan harapan dapat menghentikan Semburan Es itu
membekukan adiknya. Tapi Jurus Virail hanya dapat menahan 30 persen Jurus Artix.
Untungnya di saat bersamaan Alphone menggunakan jurus Ledakan Cahaya Emas,
Laprica Guermos sehingga mampu mengurangi 30 persen lagi jurus Artix. Tyrail
sendiri juga cukup sigap untuk mengeluarkan jurus sihir Ledakan es, Osen-Chilica
untuk membuat benteng pertahanan di hadapannya untuk menahan
Semburan Es Abadi yang tersisa 40 persen itu. Namun benteng yang terbentuk oleh
jurus ledakan es Osen Chilica pun tetap hancur
berantakan ketika bersentuhan dengan energi semburan es Artix.
Jurus itu hanya dapat menahan 30 persen serangan Artix sementara 10 persennya
lagi dengan telak menghantam tubuh Tyrail.
Algrin segera menopang tubuh Tyrail agar tidak terlontar jauh ke belakang. Namun
tubuh gadis itu sudah menggigil kedinginan dan wana kulitnya mulai membiru
sebagai tanda menderita kebekuan
hebat. Untunglah serangan es Artix sudah berkurang hingga tinggal 10
persennya saja, sungguh tidak dapat dibayangkan akibatnya jika ada yang menerima
serangan itu hingga 100 persen.
Artix tampaknya tidak senang melihat serangannya sama sekali tidak mendatangkan
korban jiwa. Ia pun menggeram marah,' Jadi kalian pikir kalian bisa
mempercundangi Raja Naga Es, Artix! Akan
kutunjukkan jurus pembekuan yang sebenarnya. Jurus Semburan Es Abadi Tahap Dua!'
Artix meraung sambil bersiap melontarkan
jurusnya. Wajah kelima penyihir itu pun langsung berubah menjadi pucat
membayangkan kehebatan jurus tahap dua Artix. Jika tahap
pertamanya saja sudah sedashyat sebelumnya, seperti apakah jurus tahap keduanya"
Bab 24. Formasi Lima Warna
By: Junaidi Halim 'Bentuk Formasi!' Perintah Ratu Divaril sambil mengayunkan tongkatnya lalu
menancapkan dengan keras ke tanah. Sebuah
lingkaran cahaya berdiameter 5 meter segera terbentuk di atas tanah bersalju
dengan Ratu Divaril sendiri sebagai pusatnya. 'Andromeda-Inxalis!' Seru Sang
Ratu dan tiba - tiba dari udara terbentuklah rantai api raksasa yang sangat
panjang. Rantai itu langsung bergerak lincah dan mengitari tubuh Artix, berusaha
untuk dapat mengikat moncongnya kembali. Namun Artix bukanlah Naga dungu yang bisa
terjebak dua kali. Artix memanfaatkan ekornya yang kuat untuk
beradu dengan ujung rantai api itu. Lecutan keras yang berkekuatan badai es
sudah cukup ampuh untuk membuyarkan sihir rantai api Ratu Divaril. Namun Mata
Artix terbelalak ketika menyadari rantai api itu hanyalah pengalih serangan.
Serangan sebenarnya baru saja akan dilontarkan.
'Kurang ajar! Terima Semburan Es Abadi Tahap Dua milikku ini!' Teriak Artix.
Setelah itu sebuah gelombang dingin maha dashyat pun meluncur keluar dari
moncong sang naga. Sementara itu kelima penyihir berkumpul di tengah lingkaran
yang dibuat Ratu Divaril dan saling menyatukan ujung tongkat mereka. Sebuah
cahaya warna - warni tercipta dari perpaduan kelima tongkat sihir itu dan
mengeluarkan energi dashyat. Menyadari gelombang es yang dashyat sudah
dilontarkan oleh Artix maka kelimanya pun mengeluarkan
senjata pamungkas mereka, Jurus Sihir Formasi Lima Warna.
Cahaya yang terdiri dari lima warna yaitu putih, merah, biru, perak dan emas pun
meluncur dengan kekuatan dsahyat. Energi
mereka saling berpadu dan melengkapi sehingga dari lima orang
penyihir mampu menghasilkan energi sihir sempurna sekuat gabungan sepuluh orang
penyihir. Kekuatan itulah yang akan segera
berhantaman dengan Semburan Es Abadi Tahap Dua milik Artix. Kedua kekuatan
dashyat itu pun saling beradu dan meledak dengan kekuatan luar biasa di angkasa.
Tapi sungguh sial bagi kelima penyihir karena kekuatan Semburan Es Abadi Tahap
Dua tidak sama bentuknya seperti Tahap Pertama. Di dalam energi terdapat energi,
itulah rahasia Semburan Es Abadi Tahap Dua. Maka ketika beradu kekuatan dengan
Sihir Formasi Lima Warna hanya energi luar dari Semburan Es Abadi yang berhasil
ditahan namun energi di dalamnya terus meluncur deras menuju ke arah lima
penyihir yang masih berada di dalam lingkaran.
'Celaka!' Teriak Ratu Divaril yang menyadari sebuah energi dingin yang dshyat
masih terus meluncur ke arah mereka. Namun
tidak ada yang dapat mereka lakukan. Kekuatan sihir kelimanya sudah terkuras
habis untuk melancarkan serangan terakhir. Maka yang dapat dilakukan Sang Ratu
hanya terbang ke atas menyongsong energi es dashyat dengan tubuhnya sendiri.
'Tidak!' Teriak Virail yang berusaha menghentikan ibunya tetapi Algrin dengan
sigap memegangi tuan putrinya agar tidak
menyusul kematian bersama - sama dengan sang ratu. Demikian juga dengan sekuat
tenaga memeluk Tyrail yang hendak melompat ke arah ibunya. Kedua gadis itu pun
berteriak sambil menangis kencang
melihat ibunya memutar mutar tongkatnya untuk mengusir energi
dingin yang menyerangnya dari segala arah.
'Penyihir bodoh. Apa kau pikir tubuhmu yang lemah itu dapat mengalahkan energi
es abadiku yang dashyat itu"' Ejek Artix.
'Aku memang tidak dapat mengalahkan energi ini tapi aku dapat menyerapnya untuk
menghancurkanmu, naga jahat!' Teriak
Divaril sambil merenggangkan seluruh tubuhnya. Seketika itu juga semua energi
dingin terhisap masuk ke dalam tubuh Divaril lalu dengan semua kekuatan tersisa
di berada dalam tubuhnya, Sang Ratu mati - matian menekan inti energi itu.
'Matilah kau, naga busuk!' Maki Divaril yang terbang meluncur deras ke arah
Artix. Artix yang tidak waspada tidak dapat melindungi dirinya sendiri lebih lanjut.
Divaril pun melesat menuju ke arah jantung sang naga dan meledakkan inti energi
yang terdapat di dalam tubuhnya.
Seketika itu juga ledakan energi dingin yang dashyat pun terjadi di dada Artix.
Ledakan yang mampu membuat Artix terpental jauh dan memuntahkan darah segar dari
moncongnya sekaligus menghacurkan jasad Sang Ratu hingga tak bersisa sedikit
pun. Bab 25. Semburan Es Abadi Tahap Tiga
By: Junaidi Halim 'Kubunuh kau, Naga jelek. Akan kubuat tubuhmu hancur lebur hingga tak bersisa!'
Teriak Virail dengan kemarahan bercampur
kesedihan yang amat sangat.
Dengan menggunakan jurus teleport singkat, Virail sudah berpindah tempat ke
dekat Artix dan meluncurkan jurus bola api, Fleira-Cesta nya. Bola - bola api
pun berhamburan dari tongkat merah Virail tanpa memperdulikan pemiliknya yang
mulai kehabisan energi. 'Hentikan, kakak! Kau akan melukai dirimu sendiri!' Teriak Tyrail dari kejauhan
dan kekuatiran Tyrail semakin menjadi - jadi ketika melihat tubuh Artix bergerak
bangkit akibat panas yang
menghajar tubuhnya. Kebangkitan Artix yang tiba - tiba menyebabkan Virail
terkejut dan ia mendadak menjadi terpaku karena aura
kemarahan yang dipancarkan sang Naga begitu menggelora. Artix
memandang Virail sekilas lalu melecutkan ekornya yang mampu
membelah gunung ke arah sang gadis penyihir itu.
'Shielding Amos!' Teriak Alphone yang tiba - tiba saja muncul di sebelah Virail.
Ia menggerakkan tongkatnya dengan cepat dan membentuk perisai keemasan yang
berkilauan menyelimuti mereka
berdua. Ekor Artix pun menghantam perisai emas itu dengan kekuatan sekuat
halilintar. Cahaya emas itu pun berpencaran namun masih tetap dapat bertahan
meskipun Alphone yang menyihir perisai itu sempat memuntahkan darah segar dari
mulutnya akibat adu kekuatan yang terlalu dipaksakan. Namun perisai itu tidak
bertahan untuk waktu yang lama karena cakar Artix menyusul menyerang dan
menembus perisai pertahanan Alphone. Pria malang itu pun langsung tercabik cakar
sang naga hingga tewas. Virail sempat menghindar dengan cara teleport jauh ke belakang ketika serangan
lecutan ekor Artix menghantam perisai sihir Alphone. Namun ketika melihat cakar
Artix mencabik Alphone maka hancur jugalah hati Virail sehingga ia pun langsung
jatuh terduduk dengan tatapan mata kosong. Bibirnya bergetar menahan perasaan
yang campur aduk di hatinya. Percuma saja Tyrail dan Algrin berusaha menyeret
Virail untuk menghindar sementara Artix sudah terbang mendekat kembali sambil
siap meluncurkan serangan berikutnya,
yaitu Semburan Es Abadi Tahap Tiga yang merupakan jurus terkuat Artix dan sudah
melegenda di dunia ini. Suhu udara di arena pertarungan tiba - tiba menurun dengan sangat cepat
mendekati titik beku. Ada suatu energi luar biasa yang mampu membuat alam seakan
kehilangan daya kekuatannya. Energi
dashyat yang siap dikeluarkan untuk menghancurkan lawannya. Jurus Semburan Es
Abadi Tahap Tiga milik Artix sudah siap untuk
dimuntahkan. 'Terima ini, makhluk lemah! Matilah kalian semua!' Seru Artix
sembari mengeluarkan jurus terdashyatnya. Tanah yang
diselimuti es tiba - tiba meledak hancur lebur dan udara dingin menderu keras.
Sebuah gelombang dashyat meluncur secepat ayunan arit maut Sang Dewa Kematian.
Angin dingin dan batu - batuan es ikut tergulung oleh gelombang dingin maha
dashyat yang menuju ke arah para penyihir itu.
Tyrail, Virail dan Algrin sudah menutup mata karena tidak tahan menyaksikan kedashyatan gelombang dingin yang akan
menelan mereka. Ledakan hebat pun terjadi. Ketiga penyihir itu terlontar jauh ke
belakang sambil memuntahkan darah segar dari mulutnya tetapi ajaibnya mereka
masih tetap dapat hidup. Seorang pria berdiri menghadang jurus terdashyat Artix
sebelum jurus itu sempat menghantam ketiga penyihir itu. Pria yang mengenakan
jubah seterang matahari, Jubah Keyakinan. Seorang Pria bernama Jack.
Jack sendiri merasa tubuhnya habis dihantam oleh sebuah palu raksasa. Kepalanya
terasa berkunang - kunang dan tubuhnya mati rasa akibat dingin yang menyerang
tiba - tiba. Jubah Keyakinan sebenarnya sudah menyerap hampir 90 persen lebih
kekuatan Jurus Semburan Es Abadi Tahap Tiga yang diuncurkan Artix tetapi sisa -
sisa kekuatannya tetap dapat menghajar Jack dan ketiga penyihir lainnya dengan
cukup telak. 'Kau!' Seru Artix terkejut karena menyaksikan manusia yang memakai Jubah
Keyakinan dapat menghalau jurus terkuatnya. Artix menoleh sekilas ke arah para
prajurit Naga yang dibawanya serta ke dalam pertempuran ini. Ia baru menyadari
bahwa sebagian besar prajuritnya telah tewas dan sisanya mulai kocar - kacir melarikan diri.
Hanya dirinya yang tersisa melawan Jack dan seluruh Bangsa Penyihir.
'Hentikan semua ini, Artix! Kau sudah kalah perang!' Seru Jack.
'Bunuh dia, Jack,' Rintih Virail dari kejauhan,' Jika kau tidak membunuhnya
sekarang maka dia akan kembali lagi sambil membawa ratusan anak buahnya. Saat
itu mustahil kita bisa menang kembali.'
Artix tertawa keras. 'Gadis pintar. Benar sekali, hei, manusia kerdil bernama
Jack. Adalah suatu kesalahan besar jika kau hendak melepaskan aku hari ini.
Tetapi siapa bilang aku bermaksud lari. Hari ini kalian semua yang akan
kujadikan santapan beku bagi anak
buahku. Jangankan Bangsa Penyihir, walaupun seluruh bangsa
menghadapi aku saat ini maka aku tidak akan mundur,' Kata Artix yang kemudian
bersiap - siap meluncurkan serangan jurusnya
kembali. Jack menjadi ragu. Setiap kali ia menerima serangan Artix maka tubuhnya menjadi
semakin lemah saja. Walau ia memakai Jubah Keyakinan yang mampu menyerap energi
serangan lawan hingga 90 persen bahkan hampir mendekati 100 persen sekalipun, tapi tanpa memiliki
kekuatan serangan balik, Jack tetap tidak dapat
memenangkan pertempuran ini. Apa gunanya terus bertahan tanpa
dapat menyerang" Jack terus berpikir keras mencari jalan keluar tetapi lawan
tentu saja tidak akan menunggunya hingga mendapat ide.
Gelombang dingin yang luar biasa dari Semburan Es Abadi Tahap Tiga kembali
menyerang Jack. 'Tinjulah dia, Jack! Tinju sekarang!' Suara itu terdengar dari dalam hati Jack.
Jack terkejut setengah mati. Hatinya tahu ia harus segera meninju tetapi pikiran
nya mengatakan yang sebaliknya maka di saat kritis Jack meninju dengan penuh
kebimbangan. Hasilnya malah
sangat fatal bagi Jack sendiri. Cahaya pelindung dari Jubah Keyakinan mendadak
setengah berhamburan tidak jelas yang menunjukkan
buyarnya konsentrasi sang pemakai. Akibatnya energi serangan Artix tidak
terserap sempurna dan membekukan Jack seketika hingga ke dalam organ - organ
tubuhnya yang paling vital. Jack sudah kalah.
Bab 26. Tinju Keyakinan By: Junaidi Halim 'Kau tidak percaya kepada-Ku, Jack. Jika kau meragukan Aku, Sang Pencipta alam
semesta maka siapa lagi yang akan kaupercaya.
Jubah itu bernama Keyakinan (Faith) bukan tanpa sebab. Yakinlah Pada-Ku maka
akan kuberikan kekuatan tanpa batas kepadamu,'
Suara itu berbicara. Setiap kata demi kata membakar semangat Jack dan perlahan -
lahan memulihkan kekuatan Jubah Keyakinan hingga mencapai puncaknya. Cahaya pun
memancar dengan sangat dashyat.
Artix yang tengah kegirangan melihat para penyihir berlarian ketakutan menjadi
terkejut setengah mati. Jack yang seharusnya sudah mati karena dibekukan hingga
ke organ vitalnya kini malah memancarkan energi sedashyat dirinya bahkan mungkin
lebih daripada itu. Cahaya yang menyilaukan mata seekor naga sekali pun memancar dari
Jubahnya dan sekejap kemudian es yang membekukan Jack pecah berantakan. Jack
segera mengarahkan tinjunya ke arah Artix. Mengetahui keadaan menjadi berbahaya,
Artix pun langsung meluncurkan kembali jurus terampuhnya, Semburan Es Abadi
Tahap Tiga. Dua kekuatan dashyat meluncur bersamaan di udara. Energi yang satu
berupa kumpulan cahaya yang membentuk bayangan
sebuah tinju raksasa berwarna keemasan sementara energi yang lain berupa
gelombang es yang bergulung - gulung dan menghisap energi dingin di sekitarnya
untuk menambah kekuatan serangan. Tak Lama kemudian keduanya pun bertubrukan dan
mengeluarkan pancaran energi yang luar biasa ke segala arah. Ledakan keras pun terjadi hingga
menggetarkan langit dan bumi.
Penyihir - penyihir yang ahli dengan sigap melakukan teleport untuk menghindar
tetapi yang kurang ahli mau tidak mau terkena imbas adu kekuatan Jack dan Artix.
Banyak di antara Bangsa Penyihir yang menderita luka dalam akibat terkena
pancaran energi yang terpencar ke mana - mana. Jack dan artix sendiri yang berada paling dekat
terlontar jauh ke belakang. Artix menderita luka yang cukup fatal akibat
benturan energi ini namun Jack yang memakai Jubah Keyakinan hanya menderita luka
ringan. Tetapi nasib Jack tidak lebih beruntung dibanding Artix karena
sebelumnya ia sudah sempat
terkena jurus Semburan Es Abadi Tahap Tiga hingga membekukan
orang vitalnya. Walau nyawanya tidak melayang tetapi luka dalam tubuhnya sama
sekali tidak ringan. Baik Naga maupun manusia yang tengah bertarung ini sudah
sama - sama terluka dan kelelahan.
'Artix, tak disangka, kau akan dilukai oleh seorang pemuda dari bangsa yang
lemah,' Desis Artix kepada dirinya sendiri,' Jika hari ini aku tidak membunuh
pemuda itu maka sebaiknya aku berubah
menjadi seekor cacing.' Lalu dengan susah payah, Artix berusaha untuk bangkit
kembali. Jack yang terpental hingga menabrak gunung es pun segera merangkak keluar. Ia
juga belum mau menyerah begitu saja tetapi seluruh tubuhnya terasa remuk. Yang
paling parah adalah organ vital dalam tubuhnya yang masih terasa membeku.
Jantung, hati, paru - paru, lambung dan bahkan ususnya pun terasa tidak normal.
Semuanya terasa dingin dan seperti hampir kehilangan fungsinya. Jack terbatuk
pelan dan darah kering yang kental kehitaman terlontar keluar dari mulutnya.
'Celaka! Sampai berapa lama lagi aku bisa bertahan" Namun jika sudah sampai
sejauh ini maka sebelum di
antara kami ada yang mati, pertarungan tidak mungkin dihentikan,'
Desis Jack sambil menyeka darah kental di mulutnya dengan lengan baju.


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kedua makhluk sekarat itu berjalan saling mendekat dengan perlahan. Keduanya
berkonsentrasi mengumpulkan semua energi
terakhir yang tersisa. Keduanya tahu akan batas kemampuan lawan maupun dirinya
sendiri. Energi mereka berdua hanya cukup untuk melakukan satu kali serangan
lagi. Kemenangan sangat tergantung kepada seberapa dashyat serangan yang
terakhir kali ini. 'Iron Fist!' Teriak Jack sambil mengayunkan tinjunya. Tidak ada yang tahu selain
Jack sendiri mengapa ia meneriakkan jurus tinju itu dengan sebutan Iron Fist.
Namun sejak itu sejarah, legenda dan mitos dunia mencatat tinju yang diayunkan
pemakai Jubah Keyakinan (Fatih Armor) bernama Iron Fist.
'Semburan Es Abadi Tahap Tiga,' Seru Artix, Sang Naga Es Utama yang menjadi Raja
dari seluruh Bangsa Naga Es.
Kedua energi dashyat itu pun kembali memancar dan menderu di udara, siap untuk
saling beradu. Namun entah dari mana sebuah makhluk hitam besar berotot setinggi
3 meter muncul di antara dua energi yang akan segera berbenturan. Dengan gerakan
santai makhluk itu mengambil palu raksasa sepanjang 2 meter dari balik
punggungnya lalu mengangkatnya tinggi - tinggi ke atas. Cahaya hitam tiba - tiba
muncul di ujung palu raksasa itu dan menghisap habis kedua energi lainnya yang
diluncurkan Jack maupun Artix. Dalam waktu singkat keadaan menjadi tenang
kembali. Makhluk misterius itu hanya
tersenyum dan menurunkan palu raksasanya hingga menghantam
lantai es hingga retak. Jack dan Artix pun sungguh keheranan
memandang makhluk sakti apa lagi yang tiba - tiba muncul di hadapan mereka. Yang
jelas dia bukan makhluk sembarangan hingga dapat
menahan dua serangan energi dashyat sekaligus.
Bab 27. Marmon, The Giant Hunter
By: Junaidi Halim 'Apakah kau Naga Es Utama yang bernama Artix"' Tanya makhluk hitam besar itu,'
Oh, yah tentu saja kau pasti Artix. Bodoh sekali aku ini. Naga Es terakhir yang
tersisa di dunia pastilah Artix.'
Lalu makhluk itu pun tertawa dengan nada mengejek.
'Naga terakhir" Apa maksudmu"' Tanya Artix dengan tatapan tidak mengerti tetapi
ia dapat merasakan ada sesuatu kejadian
mengerikan yang berhubungan dengan bangsanya. Artix dan Jack baru menyadari
bahwa ternyata makhluk itu membawa sebuah bungkusan
raksasa dari kulit yang tinggi nya mencapai 5-6 meter lebih sementara panjangnya
paling sedikit 8 meter. Karena terlalu terkejut akibat kehadiran makhluk aneh
itu, Jack sampai tidak memperhatikan adanya bungkusan yang berbau darah itu.
'Yah, naga es terakhir. Kurasa bungkusan hadiah yang kusiapkan ini dapat
menjawab pertanyaanmu,' Jawab makhluk hitam itu sambil mengayunkan palunya
kepada bungkusan yang dibawanya.
Dalam sekejap bungkusan itu pun robek dan isinya berhamburan
kencang ke segala arah. Jack segera menghindar ke belakang begitu melihat
ratusan atau mungkin ribuan benda bulat putih seukuran kepala manusia
berhamburan keluar. Namun Artix tidak menghindar sama sekali bahkan menjadi
terpaku dan akhirnya menjerit dengan luar biasa keras. Jeritan yang memilukan
dari luka hati Raja Naga Es.
Jack pun baru menyadari benda apa yang kini berserakan memenuhi tanah berlapis
es itu, yang tak lain adalah ratusan bahkan mungkin ribuan jantung dari naga es.
'Rakyatku! Saudaraku! Anak - anakku! Apa yang sudah kaulakukan kepada mereka"'
Teriak Artix panik dan mulai mengamuk karena marah bercampur sedih yang tidak
tertahankan. 'Kau masih bertanya" Bukankah sudah jelas kalau aku Marmon The Giant Hunter
telah membantai mereka"' Tanya makhluk hitam
yang ternyata bernama Marmon itu dengan santai seakan - akan
membunuh ratusan naga bukanlah hal aneh.
'Marmon" Marmon satu dari tiga belas Zingamon"' Desis Artix seakan tidak percaya
bahwa lawan di hadapannya adalah Marmon,
Jenderal tersohor dari Pasukan Kegelapan di bawah pimpinan Lord of Darkness.
'Benar! Zingamon yang adalah tiga belas Jenderal Utama Pasukan Kegelapan dimana
kekuatan kami hanya 1 tingkat di bawah Lord of Darkness sendiri. Dulu kau dan
naga utama lainnya, tujuh Ksatria Utama Holy Light yang sekarang disebut The
Keeper bahkan seluruh bangsa - bangsa pernah berhadapan denganku namun tidak ada
yang memiliki kekuatan cukup untuk membunuhku. Sungguh
kisah lama yang penuh dengan kejayaan seribu tahun lalu. Namun sejak jatuhnya
Sang Master Kegelapan, kami para Zingamon yang kini hanya tersisa empat harus
bersembunyi dan melarikan diri,' Kata Marmon sambil mengenang masa lalunya.
'Penjahat tengik! Jika kau terus bersembunyi maka mungkin nyawamu masih bisa
diselamatkan namun karena kau sudah terlanjur keluar maka aku sendiri akan
menghabisimu saat ini juga!' Teriak Artix.
'Kau mau menghabisi aku"' Tanya Marmon dengan heran dan tertawa terbahak -
bahak,' Aku berani muncul kembali di dunia karena aku yakin akan memperoleh
kejayaan seperti dahulu lagi. Saat ini Para Ksatria Holy Light sudah jatuh
akibat melanggar perintah The One dan dikutuk menjadi Keeper. Kekuatan mereka
sudah jauh di bawahku. Kelima Naga saling berebut kekuasaan dan sangat mudah diadu
domba. Hari ini aku akan kembali memulai mimpi buruk dunia dengan membantai para
naga utama satu persatu dan dengan jantung Orb
kalian maka aku dapat membebaskan Lord of Darkness.'
'Jangan mimpi!' Teriak Jack,'Aku tidak akan membiarkan orang gila sepertimu
membangkitkan kejahatan yang sudah lama terkubur.'
Marmon mengalihkan tatapannya dari Artix kepada Jack.
'Manusia pemberani yang ingin segera mati. Tidak banyak makhluk kecil sepertimu
yang berani berkata - kata dengan Marmon.' Namun mata Marmon mendelik keheran
dan berdesis,' Jubah itu! Jubah Sang Holy Light sendiri. Bagaimana mungkin"'
Artix yang melihat keserakahan di mata Marmon segera menghardik dan menyerang.
'Ingin berebut Jubah Keyakinan
denganku" Jangan mimpi, makhluk jahanam! Terima serangan jurus Semburan Es Abadi
Tahap Tigaku!' Seru Artix.
Marmon hanya tertawa sambil mengayunkan palunya dengan ringan saja namun energi
yang tercipta dari ayunan itu begitu luar biasa sehingga dapat membalikkan
serangan Artix kepada dirinya sendiri. Untung saja Artix cukup waspada sehingga
dapat menghindar tepat pada waktunya. 'Sekarang giliranku!' Teriak Marmon sambil
mengarahkan ujung palunya ke arah Artix. Dari palu itu pun
mengeluarkan halilintar hitam berkekuatan teramat dashyat yang dengan telak
menghajar Artix. Walau kulit naga sangat tebal dan dapat meredam sebagian besar
sihir namun halilintar itu bukan
halilintar sihir biasa. Sekujur tubuh Artix langsung melepuh hebat dan roboh
seketika entah telah tewas atau hanya sekedar pingsan.
Marmon menggeleng - gelengkan kepalanya tanda kecewa terhadap
kekuatan lawannya lalu ia mengarahkan pandangannya kepada Jack.
'Sekarang giliranmu, manusia kecil. Serahkan jubah itu maka kujamin kau akan
mati cepat tanpa harus menderita,' Kata Marmon sambil tersenyum jahat.
Bab 28. Tiga Jurus Kegelapan Semesta
By: Junaidi Halim Pertempuran dashyat pun kembali terjadi. Tetapi kini bukan pertempuran antara
Naga melawan Bangsa Penyihir. Tetapi
pertarungan antara Bangsa Penyihir melawan paling sedikit lima ratus Pasukan
Tengkorak yang tiba - tiba muncul entah dari mana. Bangsa Penyihir yang hanya
memiliki sekitar tiga ratus prajurit tampaknya akan sulit untuk dapat bertahan
lama. Apalagi sebagian besar dari mereka sudah terluka dan kelelahan akibat
pertarungan sebelumnya melawan Bangsa Naga. Namun apapun yang terjadi, para
penyihir tidak memiliki pilihan. Mereka harus bertarung atau mati.
Sementara itu, Jack menghindar dengan lincah sambil melompat
kesana kemari. Namun halilintar hitam itu terus saja menyambar dan mengikuti
kemana pun Jack menjejakkan kakinya. Walau sampai saat ini ia bisa terus
menghindari halilintar hitam yang dilontarkan Marmon tapi entah sampai kapan ia
bisa terus begini. Stamina setiap makhluk memiliki batasan termasuk juga dengan
Jack maka sambil terus menghindar, Jack berusaha mencari celah untuk balik menyerang. Dan saat itu pun
tiba. Marmon tidak dapat membalikkan tubuhnya secepat Jack karena ukuran
tubuhnya yang mencapai 3 meter lebih. Oleh
karena itu Jack memanfaatkan kecepatan gerak dan putaran tubuhnya untuk meraih
keuntungan. Ketika Marmon masih menyerang ke satu sisi, Jack sudah bergerak ke
sisi lain dan seterusnya. Akibatnya Marmon kehilangan fokus kepada musuhnya yang
dapat bergerak lincah ke segala arah. Jack seakan - akan dapat menyerang dari kiri maupun kanan
bahkan dari atas maupun dari bawah. Marmon tidak
dapat menebak kapan saat yang tepat Jack benar - benar akan
menyerang dan dari mana arah serangan itu akan datang.
'Iron fist!' Teriak Jack dan sebuah tinju cahaya pun menyerang dari arah
belakang Marmon dengan kecepatan kilat. Marmon yang
menyadari datangnya bahaya namun tidak sempat berbalik lagi segera mengangkat
palunya. Tiba - tiba sebuah gelombang pusaran hitam terbentuk di udara dan
energi tinju Jack terhisap ke dalamnya tanpa tersisa. Jack yang masih terkejut
menjadi lengah dan harus membayar mahal kesalahan itu. Marmon yang telah
menghisap energi tinju cahaya Jack kini malah mengeluarkan energi balik berupa tinju hitam yang sama
kuat dengan Iron Fist milik Jack. Walau Jubah Keyakinan dapat meredam sebagian
besar benturan energi itu tetapi sudah cukup untuk membuat Jack terpental dan
muntah darah. Luka yang diderita dari pertarungan sebelumnya kembali bertambah
parah. Tiga Jurus Kegelapan Semesta. Jurus itulah yang digunakan Marmon dengan
mengandalkan palu raksasanya. Jurus pertama adalah Jurus Halilintar Hitam.
Serangan ini mengandalkan kekuatan kilat penghancur yang sangat kuat. Jurus
Kedua adalah Jurus Pusaran
Gelombang Hitam. Jurus ini sebenarnya adalah jurus pertahanan
dengan menciptakan semacam lubang hitam yang mampu menghisap
semua energi serangan. Namun Marmon mengembangkan jurus ini
sehingga dapat menggunakan energi lawan yang dihisapnya untuk
balik menyerang. Jurus Ketiga adalah Jurus Melenyapkan Semesta.
Jurus yang ketiga ini adalah yang terhebat dan merupakan senjata rahasia Marmon.
Sedikit sekali makhluk yang masih dapat hidup
setelah terkena jurus ini. Oleh karena itu tidak banyak makhluk yang tahu apa
sebenarnya bentuk serangan maupun pertahanan dari jurus yang ketiga ini.
Jack yang terluka berat berusaha untuk bangkit kembali. Tetapi sedetik kemudian
sebuah halilintar hitam menghantamnya dengan
telak. Jack yang berdiri saja sudah begitu sulit, tidak dapat
menghindar sama sekali. Ia terdorong ke belakang hingga 10 meter lebih sebelum
akhirnya menghantam dinding es yang telah membatu.
Jack kembali memuntahkan darah lebih banyak dari sebelumnya
sebelumnya akhirnya jatuh tertelungkup. Walau Jubah Keyakinan
sudah menyerap hampir semua energi halilintar hitam namun tetap saja Jack
merasakan seluruh tubuhnya kesakitan luar biasa. Tulang -
tulangnya terasa ngilu dan kulitnya melepuh hebat.
Marmon pun melangkah mendekati Jack penuh kemenangan. Ia
hendak menghabisi Jack segera agar dapat mengklaim Jubah
Keyakinan bagi dirinya sendiri. Namun saat ia mengangkat palu
raksasanya tinggi - tinggi agar dapat dihantamkan ke kepala Jack sekuat tenaga,
tiba - tiba sebuah benda berat menghantam tubuhnya hingga terpelanting ke
samping. Marmon segera berdiri kembali
karena kemarahan yang luar biasa akibat diserang dari belakang. Dan di hadapan
Marmon muncul Artix yang telah bangkit kembali sambil mengibas - ngibaskan
ekornya. Tubuh Artix memang hancur lebur dan kemungkinan besar tenaganya telah
terkuras tetapi mata Sang Naga tetap penuh dengan semangat yang membara. Artix
siap bertarung hingga mati melawan Marmon.
Bab 29. Semburan Es Abadi Tahap Final
By: Junaidi Halim 'Luar biasa, Artix. Rupanya kau masih bisa hidup setelah terkena serangan
halilintar hitamku. Sekarang mari kita lihat sampai sebatas mana kekuatan
tubuhmu,' Ejek Marmon sambil mulai
mengayunkan palu raksasanya kembali ke angkasa dan menciptakan sambaran
halilintar berwarna hitam. Halilintar itu meluncur cepat ke arah Artix namun
tiba - tiba saja sebuah cahaya terbentuk di hadapan Artix dan meredam sebagian
besar kekuatan serang halilintar hitam.
'Kau!' Teriak Marmon dengan kesal sambil menatap Jack yang juga sudah bangkit.
Rupanya tadi Jack menggunakan cahaya Jubah Keyakinan untuk menyelimuti Artix.
Dengan begitu kurang lebih 70 -
80 persen kekuatan serang Marmon tertahan oleh Jubah Keyakinan.
Sisa serangan Marmon hanya dapat membuat Artix merasa sakit
namun tidak cukup kuat untuk melukai Sang Naga lebih parah lagi.
Maka sekarang Jack dan Artix pun berdiri bedampingan untuk
menghadapi Marmon. Naga dan manusia yang pada mulanya menjadi
lawan kini harus bersatu untuk dapat mempertahankan diri.
'Dengarkan aku, hai, manusia. Marmon masih memiliki satu jurus rahasia simpanan
yang tidak pernah dikeluarkan kecuali
terdesak. Oleh karena itu berhati - hatilah terhadap jurus mautnya,'
bisik Artix. Jack menjawab hal itu hanya dengan sebuah anggukkan sebelum kemudian datang lagi
sebuah serangan dari Marmon. Kali ini serangan halilintar hitam tidak
dilontarkan dari jarak jauh melainkan mengalir di seluruh tubuh Marmon dan
terpusat di palu raksasanya.
Lalu Marmon pun menyerang dari jarak dekat dengan memutar -
mutar palunya secara membabi buta. Serangan ini memaksa Jack
maupun Artix untuk mundur beberapa langkah ke belakang agar tidak terkena
hantaman palu itu. Tetapi Jack terkejut sekali ketika ia dan Artix tiba - tiba
terhisap mendekat ke arah Marmon yang sekujur tubuhnya dialiri Jurus Halilintar
Hitam. Kali ini Artix maupun Jack seperti terikat oleh kekuatan tidak terlihat
sehingga tidak dapat menghindar lagi dari hantaman palu Artix. Jack dan Artix
pun langsung terlempar ke belakang sambil memuntahkan darah kembali.
Nampaknya keduanya sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi.
'Dua jurus digunakan bersamaan,' Desis Artix yang lebih berpengalaman dalam hal
bertarung,' Ia menggunakan Halilintar
Hitam sebagai senjata dan Jurus Pusaran Gelombang Hitam untuk
menghisap lawannya. Jika begini terus maka harapan kita untuk dapat menang
sangatlah kecil.' Jack berusaha untuk bangkit kembali tetapi ia merasakan amat sakit pada tulang
bahunya. Sepertinya tulang bahu kirinya bergeser akibat hantaman Marmon. Dengan
memakai Jubah Sakti Holy Light, Jack memang dapat meredam sebagian besar
serangan lawan tetapi tidak membuat ia menjadi kebal sama sekali. Serangan
dashyat Marmon tetap membuat Jack terluka sangat hebat. Begitu juga dengan Artix.
Keadaan nya jauh lebih parah daripada Jack karena ia hanya mengandalkan
ketebalan kulit naganya yang kini sudah hancur
berantakan. Artix tahu ia sedang sekarat dan nyawanya pun sudah dulit untuk
dipertahankan lebih lama lagi.
'Sungguh tidak kusangka aku akan mati seperti ini. Saat datang ke tempat ini
beberapa waktu lalu aku menyangka akan segera
mendapat Jubah sakti. Sungguh tak kusangka rencana The One
terhadap diriku sangat berbeda. Ternyata benar, makhluk ciptaan seperti kita ini
punya hak apa untuk menentukan takdir,' Kata Artix lemah sambil memandang Jack
yang terbaring di sebelahnya.
Jack tertawa kecil lalu balas menjawab,' Setidaknya kita tidak akan mati tanpa
perlawanan melawan penjahat hina itu. Dengan
begitu mati pun aku tidak akan merasa percuma dan tidak malu saat berhadapan
dengan The One nantinya.'
'Benar! Kau benar sekali!' Kata Artix dengan semangat,'
Manusia yang masih muda tetapi tidak takut mati. Ternyata Bangsa kalian memang
unik. Hati kalian cukup besar dan mulia, hai manusia.
Hari ini mati pun tidak menyesal dapat bertarung bersama ksatria sepertimu.'
Maka Jack dan Artix pun kembali bangkit. Marmon memandang mereka berdua dengan
kesal. Mungkin baru kali ini Marmon
menghadapi lawan yang telah sekarat namun begitu keras kepala
untuk menyerahkan nyawanya kepada maut.
'Jack, dengarkan aku. Kali ini aku akan melakukan serangan penghabisan. Seluruh
energi hidup selama ribuan tahun akan
kupertaruhkan dalam serangan terakhir ini namun aku butuh
bantuanmu, Jack. Aku harus melakukan serangan ini di dekat Marmon dan tidak


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

boleh ditahan oleh jurusnya. Oleh karena itu aku hanya dapat mengandalkanmu
dalam melindungi tubuhku selama
melakukan serangan ini. Bisakah aku mengandalkanmu, manusia
perkasa"' Tanya Artix.
'Serahkan semuanya kepadaku Raja Naga Es,' Jawab Jack.
'Berjanjilah kepadaku satu hal. Setelah ini berlalu jagalah jantungku agar tidak
jatuh ke tangan yang jahat,' Kata Artix yang kemudian langsung terbang menerjang
ke arah Marmon sambil mengerahkan semua energi hidupnya.
Jack terkejut mendengar kata - kata terakhir Artix yang sepertinya merupakan
wasiat terakhir sebelum kematian. Namun ia tidak dapat bertindak apa - apa
selain melakukan tugas yang
diserahkan Artix untuk melindungi tubuh sang naga es dengan cahaya Jubah
Keyakinan. Dengan begitu Artix dapat terus meluncur tanpa dapat ditahan oleh
jurus - jurus Marmon. Tubuh Artix tiba - tiba berkilauan dengan warna biru dan
mulai membeku. 'Terima ini Marmon! Jurus Terakhir Naga Es Artix, Jurus Semburan Es Abadi Tahap
Final!' Teriak Artix sambil menghantamkan tubuhnya kepada Marmon.
Marmon berteriak dashyat ketika benturan energi dashyat itu terjadi dan ledakan
besar pun menyusul. Cahaya biru terang
berhamburan sehingga memaksa Jack untuk melindungi matanya.
Tubuh Jack menggigil luar biasa dan dapat merasakan energi dingin membekukan
memancar dari ledakan itu. Jack tidak dapat
membayangkan bagaimana jadinya makhluk yang mendapatkan
hantaman energi itu secara langsung sementara dirinya saja yang berada cukup
jauh merasa seluruh tubuhnya telah menjadi es batu.
Perlahan cahaya terang berwarna biru itu pun memudar menyisakan satu makhluk
yang masih berdiri tegak. Dia adalah
Marmon! Sementara tubuh Artix telah hancur lebur karena melakukan serangan
terakhir itu. Jantung sang naga yang telah berubah menjadi Orb Putih pun
tergeletak di bawah kaki Marmon. Kack terpana melihat lawannya yang luar biasa
kuat itu. Bab 30. Racun melawan Racun
By: Junaidi Halim Nafas Greenhost terengah - engah. Ia tidak menyangka nasibnya bisa seburuk ini.
Selama ini Bangsa Naga adalah bangsa terkuat dan Para Naga Utama sudah menjadi
makhluk terkuat di dunia selama ribuan tahun terakhir setelah The Keeper
mengasingkan diri dan keempat Zingamon yang tersisa menghilang tanpa jejak.
Namun apa yang dihadapinya kini sungguh berbeda dari apa yang selama ini
dipikirkannya. 'Jadi hanya segitu kekuatanmu, Naga Hijau Greenhost. Nama besarmu sungguh sangat
mengecewakan kalau begitu,' Kata sebuah makhluk yang bentuknya seperti ular
besar berwarna hitam dengan bintik - bintik merah darah. Panjang tubuh makhluk
ini mencapai 10 meter dengan diameter kurang lebih 1 meter.
'Dasar Ular busuk! Budak Kegelapan! Jika saja aku tidak terluka setelah
pertarungan melawan Awhair, tentunya kau sudah kulumat hingga habis dengan racun
panas dan dinginku,' Geram Greenhost.
Namun Ular itu tertawa dengan lantang. 'Kau pikir aku si Dewa Racun, Hyranne The
Dark Serpent takut dengan racun anak - anak milikmu itu"' Tanya ular besar yang
bernama Hyranne itu,' Air liurku pun jauh lebih beracun dibanding jurus
andalanmu itu, Greenhost. Jika tidak, tentunya aku tidak akan berani menyandang
gelar salah satu Zingamon, jenderal utama dari Pasukan Kegelapan Lord of
Darkness.' Ular itu kembali tertawa meremehkan Greenhost.
'Jangan membual di hadapan Raja Naga Hijau, iblis ular!
Hadapi saja Jurus Inti Racunku!' Teriak Greenhost yang marah karena merasa
diremehkan. Dalam sekejap Greenhost menyemburkan cairan hijau dari dalam
mulutnya. Cairan dashyat itu langsung menuju ke arah Hyranne dan menghanguskan
apa saja yang menghalangi
jalannya. Namun Hyranne sama sekali tidak mundur ataupun menjadi panik. Ia dengan mudah
melingkar dan menggulung tubuhnya sembari membiarkan seluruh tubuhnya disirami
oleh semburan inti racun mematikan Greenhost. Dalam sekejap tubuh Hyranne seakan - akan melepuh keracunan
tetapi bintik - bintik merah di sekujur tubuhnya malah bersinar terang dan dalam
sekejap pula menghisap habis racun yang berada di sekujur tubuhnya. Greenhost
tidak dapat berbuat apa -
apa selain membelalakkan matanya lebar - lebar melihat jurusnya tidak berarti
apa - apa di hadapan lawan, malah sekarang tubuh Hyranne dilapisi racun ganas
yang berasal dari jurus Greenhost sendiri.
'Inti racun panas - dingin hanya seperti ini" Sungguh menggelikan,' ejek
Hyranne. 'Mati kau membusuk di neraka!' Teriak Greenhost yang merasa harga dirinya
terinjak - injak. Dengan mengamuk Greenhost kembali menyemburkan racun yang jauh
lebih ganas. Kini Cairan yang
disemburkan Greebhost dapat berubah menjadi benda padat yang
mampu melubangi baja tebal sekalipun. Jurus mematikan yang sama ketika digunakan
Greenhost untuk menghabisi Awhair.
Namun lagi - lagi Hyranne sama sekali tidak gentar. Ia balas menyemburkan bisa
beracun dari mulutnya. Bisa berwarna hitam
kemerahan itu langsung melelehkan racun beku Greenhost bahkan kini keadaan jadi
berbalik. Kini giliran Greenhost yang harus menerima serangan Hyranne secara
telak. Greenhost menjerit kesakitan seakan tidak percaya bahwa jurus inti
racunnya telah kalah total. Sekarang malah tubuh Greenhost sendiri yang
terbakar, membeku, tersengat listrik, tertusuk ribuan jarum kecil dan tercabik -
cabik gelombang badai secara serentak. Sang Raja Naga Hijau pun langsung roboh
tak berkutik dengan tubuh yang hancur dan luka parah.
'Jurus iblis apa ini... jurus... yang mengerikan...,' Desis Greenhost dengan
nafas hampir putus. 'Jurus Racun Lima Unsur yang merupakan andalanku. Inti racunmu hanya jurus
murahan dibanding racunku, Greenhost.
Racunku mengandung kekuatan unsur api, es, halilintar, logam, dan badai
dipadukan menjadi satu dengan serangan racun. Makhluk mana yang bisa bertahan
menghadapi jurus mematikan ini" Tak kusangka hari ini aku bertemu dengan naga
bodoh yang berani meremehkan
jurus mautku,' Kata Hyranne sambil berdesis penuh kemenangan.
'Pahlawan boleh gugur dalam pertempuran tetapi pantang dihina. Aku akan adu
nyawa denganmu, iblis ular. Matilah!' Teriak Greenhost yang walau dengan tubuh
hancur sekalipun tetap memaksakan diri melakukan serangan penghabisan,' Inti Racun Panas
- Dingin Tingkat Maksimum!'
'Kau tidak boleh mati dulu sebelum merasakan jurusku yang lain,' Desis Hyranne
yang juga mengeluarkan jurusnya,' Hati Iblis Racun!' Serangan Hyranne lebih
cepat sesaat sebelum Greenhost
sempat melancarkan serangan terkuatnya. Tiba - tiba saja energi Greenhost lenyap
seketika dan jurusnya serasa lenyap ditelan
kekuatan lain di dalam tubuhnya. Greenhost menjerit ketakutan dan panik ketika
menyadari organ - organ di dalam tubuhnya bergejolak hebat seakan - akan ada
makhluk lain yang hendak lahir dan mulai hidup di dalam tubuhnya.
'Apa yang kau lakukan"' Teriak Greenhost ketakutan.
'Aku hanya mengambil ragamu yang berharga Raja Naga Hijau.
Sekarang kau akan terlahir kembali menjadi anak buahku yang setia,'
Jawab Hyranne sambil tertawa. Lalu Hyranne memandang ke belakang dan melihat
seekor naga buruk rupa sedang menghampirinya. 'Ah!
Lihat siapa yang datang" Bagaimana keadaan saudaramu si naga
langit Awhair yang sekarat itu, Mistyx"'
Dan sang naga itu pun menjawab,' Awhair bukan saudaraku, guru! Dan aku pun sudah
memenggal kepalanya sebagai hadiah
langsung kepada Para Naga Langit itu. Percayalah, aku Mistyx akan segera
mempersembahkan sebuah kemenangan untuk
membangkitkan kembali Lord of Darkness!'
Bab 31. Kepedihan Hati Sang Jenderal
By: Junaidi Halim 'Kenapa kau harus melakukan ini, Therick" Kupikir kau adalah peri yang bisa
kupercaya. Tidak kusangka ternyata kau mengkhianati aku,' Tangis Missa dari
dalam kurungan. Therick sama sekali tidak memperdulikan tangisan Missa bahkan mimik wajahnya
sama sekali tidak berubah.
'Wah, saudaraku, ternyata kabar yang mengatakan bahwa Jenderal Peri Therick
sangat kaku dan dingin sama sekali tidak salah,'
ejek Lexus si Penyihir Hitam,' Jika kau tidak mau gadis cantik itu biar aku yang
mencicipinya sedikit.' Therick langsung menoleh kepada Lexus dan berkata,' Sentuh gadis itu sedikit
saja maka tenggorokanmu akan tembus oleh anak panahku.' Walau Therick
mengucapkan kata - kata itu dengan santai tanpa ekspresi namun semua tahu bahwa
hati Therick sedang bergejolak. 'Wah, ternyata kau bisa marah juga. Seandainya saja kau lebih sering marah maka
mungkin sebutan pangeran sudah diwariskan oleh ayahmu yang bodoh itu,' Ejek
Lexus dengan nada merendahkan.
Therick pun langsung mencabut sebatang anak panah dan memasangnya di busur
sambil mengarahkannya ke dahi Lexus. Semua itu dilakukan dengan kecepatan kilat
yang bahkan tidak dapat diikuti oleh tatapan mata biasa. Dalam sekejap mata anak
panah sudah ditodongkan ke kepala Lexus. 'Bicaralah satu patah kata lagi maka aku bersumpah
kepada cahaya bulan akan kubuat lubang besar di dahimu yang busuk itu, Lexus,'
Kata Therick dengan nada datar seakan tidak menyimpan kemarahan sama sekali.
'Hentikan itu Therick!' Terdengar suara Raja Theras dari belakang Therick yang
murka melihat tindakan anaknya. 'Hentikan itu, bodoh! Kau bisa merusak
kesepakatan kita dengan Dewi Penyihir! Kau memang ceroboh dan bodoh, tidak
seperti kakakmu Theros. Seandainya saja dia masih hidup, tentunya kau sudah kubuang jauh -
jauh! Dasar tidak berguna!' Maki Raja Theras kepada Therick sambil merebut busur
dan anak panah Therick lalu mencampakkannya begitu saja di tanah.
Therick diam seribu bahasa namun matanya menyiratkan kepedihan yang luar biasa.
Ia bukan hanya dipermalukan di depan penyihir hitam sombong bernama Lexus namun
juga harus menerima makian dari ayahnya sendiri. Dengan langkah lemah seperti
ksatria yang kalah perang, Therick pun mundur sambil membawa tawanan
perangnya ke arah penjara bawah tanah. Entah kenapa, saat itulah Missa dapat
menangkap kepedihan hati Sang Ksatria Therick dan
menjadi ikut prihatin. 'Tuan, hamba yakin ayahmu tidak bermaksud kasar seperti itu,'
kata seorang prajurit berusaha menghibur Therick.
'Tidak apa, Guldan. Aku baik - baik saja. Kurasa ini bukan pertama kalinya Sang
Raja bertidak seperti itu kepadaku,' Jawab Therick.
'Sungguh mengherankan. Kenapa Kita Bangsa Peri harus bekerja sama dengan pembawa
kejahatan seperti Dewi Penyihir"
Padahal kita semua sudah tahu benar siapa yang berada di belakang Sang Dewi
Penyihir itu. Tidak lain adalah Para Zingamon yang ingin membangkitkan Lord of
Darkness. Tapi kenapa kita malah bekerja sama dengan mereka"'
Therick berkeringat dingin. Walau wajahnya tetap tenang tanpa ekspresi namun
hatinya bergejolak keras. Darah ksatria mudanya merasa sangat malu dan marah
karena melihat ayahnya sebagai Raja Bangsa Peri dapat mengambil keputusan
bekerja sama dengan Pasukan Kegelapan. 'Kita hanya memanfaatkan mereka, Guldan.
Jangan kuatir. Bangsa Peri tidak akan jatuh ke tangan Pasukan
Kegelapan. Kita hanya memanfaatkan mereka untuk mendapatkan
Jubah Sakti Holy Light. Setelah itu Bangsa Peri akan menjadi semakin kuat lalu
kita akan balik menghancurkan mereka,' Jawab Therick berusaha meyakinkan anak
buahnya walau sebenarnya hatinya sendiri ragu akan hal ini karena ayahnya
semakin lama semakin toleran
terhadap Dewi Penyihir Hitam itu,' Sekarang bawa masuk seluruh tawanan kita ke
dalam penjara!' 'Apakah kau akan membantai kami, Therick"' Tanya Missa.
'Tidak! Aku tidak pernah membunuh orang - orang tidak bersalah. Tujuanku hanya
mendapatkan Jubah Sakti Holy Light.
Setelah aku mendapat apa yang aku inginkan aku jamin dengan
nyawaku sendiri kalian akan bebas tanpa dilukai sedikit pun,' Janji Therick. Dan
Missa pun tersenyum kecil. Entah kenapa Missa merasa Therick dapat dipercaya.
Apakah mungkin ia mulai jatuh hati kepada pemuda peri bernama Therick itu"
Tiba - tiba seorang prajurit peri datang kepada Theick dan membisikkan sesuatu.
Setelah itu Therick bersama dengan para
prajuritnya pergi meninggalkan penjara. Therick melangkah dengan gusar menuju ke
arah balai utama pertemuan di mana ayahnya, Sang Raja Theras berada. 'Mengapa
mereka harus dibunuh"' Tanya Therick dengan tegas kepada ayahnya begitu memasuki
balai utama Bangsa Peri. Semua yang hadir di pertemuan itu terdiam mendengar pertanyaan Therick. Semua
mata memandang Sang Raja yang
menahan amarah karena ketidaksopanan Therick. 'Mereka harus
dibunuh karena Raja Bangsa Peri menitahkan demikian!' Seru Raja Theras dengan
marah,' Jenderal macam apa kau sehingga berani
melanggar titah dari rajanya"'
'Perintah ini berasal darimu atau dari Dewi Penyihir itu"' Tanya Therick dengan
tajam,' Bukankah kita sepakat bahwa tawanan
manusia itu hanya umpan untuk mendapat Jubah Sakti. Tapi kenapa sekarang mereka
harus dibunuh"' 'Mereka sudah tidak berguna lagi. Jubah Sakti sudah diurus oleh Zingamon lain.
Oleh karena itu untuk apa mereka dibiarkan hidup" Bunuh mereka sekarang atau kau
juga akan kubunuh karena berkhianat, Jenderal Therick!' Teriak Raja Theras
dengan marah. Therick menundukkan wajahnya dengan sedih. Baru kali ini para peri dapat melihat
ekspresi sedih yang muncul di wajah Sang Jenderal. 'Jadi sekarang kau hendak
membunuhku setelah segala
sesuatu yang aku usahakan untuk menyenang hatimu. Tidakkah ada sedikit saja rasa
sayangmu kepadaku"' Raja Theras tidak menjawab dan memalingkan wajahnya.
'Bawa dia! Beri dia senjata dan kurung di dalam penjara. Jenderal Therick baru
boleh dibebaskan setelah ia membunuh semua tawanan.
Jika tidak, biarkan ia membusuk di penjara bersama dengan seluruh tawanan
manusia itu. Jangan beri mereka makan ataupun minuman!'
Perintah Sang Raja. Therick pun digiring keluar seperti tawanan perang.
Sang Raja pun meneteskan air matanya. 'Theros, mengapa kau tinggalkan ayahmu
sendirian, nak. Mengapa bukan anak haram itu saja yang mati" Mengapa bukan anak
kandungku yang hidup dan mewarisi tahtaku sebagai raja. Kenapa"' Tangis Raja Theras.
Sementara itu Therick dimasukkan ke dalam penjara dengan sebilah pedang di
tangan kanannya. Ia sendirian harus membantai ratusan nyawa manusia yang tidak
berdosa dan tidak berdaya karena tangan kaiknya terikat oleh rantai baja. Mata
Therick menunjukkan kebimbangan hati yang dashyat, antara kesetiaan dan belas
kasih. Ia pun mendekati tawanan pertama dan mengangkat pedangnya.
Bab 32. Perang Saudara Bangsa Peri
By: Junaidi Halim Therick menebaskan pedangnya ke arah rantai pengikat tawanan. Dengan begitu
semua tawanan berhasil dilepaskan dari
rantai baja yang mengikat mereka dan dapat bergerak bebas.
'Mengapa kau lakukan ini, peri muda"' Tanya Micha, Pemimpin Klan Alstar,' Kau
tidak berhutang apa - apa kepada kami. Mengapa kau rela menjadi pengkhianat
bangsamu sendiri demi kami semua"'
'Aku bukan pembunuh kaum tidak bersalah. Dan aku tidak akan menjadikan diriku
monster tanpa perasaan. Mungkin aku bukan orang yang pandai mengekspresikan
diriku tetapi aku tetap punya hati seorang ksatria peri. Lagipula aku sudah
berjanji kepada gadis cantik itu untuk tidak membunuh kalian,' Jawab Therick.
Missa tersenyum malu mendengar pernyataan Therick yang bisa dianggap sebagai
pujian curahan hati. Namun apa yang dilakukan Therick tidak memecahkan masalah
karena walau bebas dari belenggu tetapi mereka masih berada dalam penjara yang
dijaga ketat oleh prajurit peri. Bagaimana caranya mereka bisa lolos dari
penjara ini" Malam pun tiba. Ketika seluruh tawanan sedang terlelap, Therick mendengar bunyi
langkah pelan namun sangat teratur


Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendekati penjara. Lalu para penjaga pun mulai berjatuhan tanpa suara. Rupanya
ada penyusup ahli yang sedang bekerja di tengah malam tengah berusaha menjebol
penjara peri. Entah apa tujuan
maksud kedatangan mereka.
'Jenderal Therick, ini Guldan. Kami datang untuk
membebaskanmu,' Bisik penyusup itu. Rupanya penyusup itu adalah anak buah
Therick yang setia dan ia tidak sendirian. Di belakangnya ada sekitar 6 - 7 peri
lagi yang berjaga - jaga.
'Guldan, apa yang kau lakukan" Jika kalian semua tertangkap maka kepala kalian
pasti akan lepas,' Kata Therick terkejut.
'Kami terpaksa, Jenderal. Raja sudah menjadi gila. Ia memerintahkan semua
prajurit Peri untuk memihak kepada Pasukan Kegelapan dan memulai pertempuran
untuk membebaskan Lord of
Darkness. Raja mengatakan bahwa Bangsa Peri dapat kembali jaya jika kita berjasa
besar kepada Lord of Darkness,' Kata Guldan sambil terus sibuk membuka pintu
penjara,' Oleh karena itu seharian penuh kami menyusun kekuatan untuk menentang
raja. Setengah dari Bangsa Peri sepakat untuk menentang keputusan gila ini tetapi kami butuh
pemimpin. Kami sepakat untuk memilih Jenderal Therick
sebagai pimpinan gerakan kami ini.'
'Gerakan menentang raja" Apa kau tahu artinya, Guldan" Ini sama dengan
pemberontakkan untuk menggulingkan kekuasaan,' Kata Therick dengan wajah pucat,'
Kau akan memulai perang saudara di antara Bangsa Peri.'
'Lebih baik Perang Saudara daripada jadi budak Pasukan Kegelapan,' Sahut Guldan
sambil membagikan senjata kepada Therick dan para tawanan.
'Kami berhutang kepadamu, Peri muda Therick,' Kata Micha tegas,' Jadi apapun
keputusanmu, kami Bangsa Manusia Klan Al star akan siap sedia berdiri di
mendukungmu.' Therick pun menghela
nafasnya. Alarm perang pun berbunyi. Ratusan prajurit peri berbaris berhadapan dengan
terbagi menajdi dua kubu. Satu kubu berada di pihak Raja Theras sementara yang
lain berada di pihak Jenderal Therick. Maka di bawah terang bulan, perang
saudara Bangsa Peri pun pecah sudah. Kubu Therick jelas berada di atas angin
karena bantuan dari Bangsa Manusia dan tentu saja karena keberadaan Therick
sendiri. Walau dengan kesedihan melihat banyak peri yang harus menjadi korban
pembantaian di tangan bangsanya sendiri tetapi
tangan Therick tidak berhenti untuk memanah. Dalam satu detik saja, tiga samapai
empat peri roboh terkena anak panahnya yang melebihi kecepatan kilat. Therick
memang benar - benar ksatria peri yang tidak dapat diremehkan kekuatannnya.
Therick terus melangkah maju. Tujuan utamanya sudah jelas yaitu balairug utama
tempat di mana raja bertahta. Jika ingin
mengalahkan lawan maka harus terlebih dahulu mengalahkan
pimpinannya. Therick sadar betul, ia harus secepatnya menaklukkan Raja Theras
agar semua peri di pihak lawan segera menyerah. Dengan begitu perang yang
memakan korban jiwa yang sia - sia ini dapat segera dihentikan. Perjalanan
menuju balairung utama memang tidak begitu merepotkan. Tidak banyak prajurit
peri yang berani berhadapan langsung dengan Sang Jenderal yang sudah tersohor
kehebatannya. Namun yang paling mengerikan bagi Therick adalah seorang peri yang menunggu di
dalam balairung utama dan duduk di atas tahta, yaitu Raja Theras yang merupakan
ayahnya sendiri. 'Jadi akhirnya si pengkhianat telah menunjukkan belangnya juga,' ejek Raja
Theras begitu melihat Therick masuk ke dalam
balairung,' Jika memang ingin menggulingkan aku, mengapa harus menunggu begitu
lama"' 'Ayah, aku tidak ingin jadi raja, ini semua karena...,' Jawab Therick yang tidak
dapat terselesaikan karena tiba - tiba sebuah tombak dilemparkan Raja Theras
tepat ke arah wajah Therick.
Dengan sigap Therick menangkis tombak itu dengan busurnya namun tak disangka
sebuah pedang di tangan Raja Theras sudah
mengincar dadanya. 'Mati kau anak haram!' Teriak Raja Theras.
Teriakan itu membuat Therick terkejut dan tidak dapat menghindar secara sempurna
sehingga pedang sang raja menusuk tepat di bahu Therick.
Sambil melompat ke belakang dan memegangi bahunya yang terluka Therick memandang
ayahnya dengan tidak percaya. 'Anak
haram" Berarti aku ini...,' Sahut Therick lirih.
Bab 33. Kisah Kelam Ayah dan Anak
By: Junaidi Halim 'Aku anak haram" Berarti aku bukan anakmu" Apa yang terjadi" Kenapa bisa
begini!' Teriak Therick menuntut jawaban.
Kepalanya serasa mau pecah dan kenangan masa kecilnya pun jadi berantakan.
'Iyah, kau memang anak haram tidak tahu diri. Jika mau salahkan maka salahkan
saja ibumu yang berkhianat dan tidur dengan peri busuk itu di belakangku.
Sungguh aku menyesal merawat ular busuk seperti dirimu!' Maki Raja Theras dengan
penuh sakit hati. 'Kalau begitu mengapa kau masih merawatku" Mengapa kau tidak bunuh aku ketika
aku masih bayi agar tidak perlu mengalami semua ini"' Balas Therick dengan
teriakan yang tidak kalah kencang.
'Karena ibumu meminta aku merawatmu sebelum dia
kuasingkan! Anggap saja aku membayar hutang karena dia telah
menemaniku sebelumnya,' Kata Raja Theras dengan sedih karena
harus menceritakan ingatan masa lalu penuh kekelaman ini kembali.
'Jadi aku hanya dianggap sebagai penebusan hutang,' Therick pun menjadi lemas
tak berdaya,' kalau begitu tidak heran ayah tidak pernah menyayangiku. Hutangmu
sudah lunas, bukan" Bunuhlah aku sekarang! Tapi sebelum aku mati, aku mau
mengatakan sesuatu. Apapun yang terjadi, aku sayang ayah.'
Theras pun menangis mendengar kata - kata Therick tetapi hatinya penuh dengan
kesakitan. Ia tidak peduli lagi dan menerjang ke arah Therick dengan pedang
terhunus siap mencabut nyawa. Namun tiba - tiba sekelebat tubuh menghalangi laju
Theras dan menerima tusukan pedang itu. Darah pun berhamburan keluar dan tubuh
itu jatuh lemas ke pangkuan Raja Theras. Mata Sang Raja terbelalak dan
berteriak,' Istriku! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi!'
'Nyonya!' Teriak seorang wanita peri tua yang adalah pelayan istana peri.
'Pelayan tua bodoh!' Teriak Raja Theras,' Bukankah kau seharusnya berada di
tempat pengasingan bersama dengan istriku"
Mengapa kau berani keluar dari sana!'
'Maafkan hamba, Yang Mulia! Hamba mendengar adanya pemberontakkan sehingga hamba
menjadi takut. Oleh karena itu
hamba membebaskan nyonya agar dapat berlari bersama, menghindar dari peperangan.
Tapi tak disangka ternyata nyonya malah
mengkuatirkan Yang Mulia sehingga lari ke sini,' Jawab si pelayan sambil
menangis. 'Mengkuatirkan aku"' Tanya Theras lirih. Kata - kata itu seperti pil pahit yang
harus ditelan Sang Raja Peri,' Kenapa harus jadi seperti ini, Lernia istriku.
Kenapa"' 'Maafkan aku, Yang Mulia. Semua ini salahku. Tapi kumohon kepadamu agar jangan
membunuh anak kita. Aku tidak ingin kau
menyesal seumur hidup karena kesalahan besar ini,' Kata Sang Ratu sambil
merenggang nyawa. 'Anak kita!' Teriak Raja Theras dengan marah,' Sudah jelas itu adalah bukan
anakku! Dia anak haram hasil pengkhianatanmu dengan kakak kandungku sendiri! Kau
yang mengatakan hal itu sendiri
kepadaku dan memaksaku untuk merawat anak haram yang aku
benci!' Sang Ratu Lernia pun menangis tersedu - sedu. 'Maafkan aku!
Aku berbohong padamu, Theras. Aku hanya ingin membalas sakit hati karena kau
telah mengirimku ke tempat pengasingan. Kau terlalu sibuk dengan urusanmu
sendiri sehingga aku kesepian dan pada saat itulah kakakmu muncul. Mafkan aku
karena telah mengkhianati
pernikahan kita. Lalu karena sakit hati harus mengandung di tempat pengasingan,
aku mengatakan sebuah kebohongan besar kepadamu
bahwa aku mengandung dari hasil perselingkuhan itu. Tetapi
sebenarnya aku mengandung anakmu sendiri, Theras.'
'Bohong! Kau bohong! Kau mengarang cerita ini karena ingin menyelamatkan nyawa
anak haram itu!' Tuduh Raja Theras.
'Aku tidak bohong!' Kata Sang Ratu bersikeras,' Therick itu memang anakmu
sendiri. Kau harus tahu, Theras bahwa kakakmu itu tidak bisa menghasilkan
keturunan. Ia cacat permanen di bagian kejantanannya. Aku memang berselingkuh
secara psikis namun tidak secara fisik. Therick itu anak kita.'
'Bohong! Aku tidak percaya kepadamu!' Teriak Raja Theras mengeraskan hatinya.
'Dia benar, Yang Mulia. Hamba yang tua ini saksinya,' Tangis pelayan tua itu,'
Raja tentu tahu siapa hamba ini, bukan" Sudah ratusan tahun hamba menjadi
pelayan istana. Bahkan hamba sendiri yang mengasuh kakak Yang Mulia dan Yang
Mulia sendiri ketika masih kecil. Kakak Yang Mulia mengalami kecelakaan ketika
masih kecil sehingga kehilangan kemampuan untuk menghasilkan keturunan.
Itulah sebabnya ia tidak pernah menikah hingga akhirnya mati bunuh diri karena
kejadian ini. Namun hal ini selalu dirahasiakan agar tidak memalukan Bangsa Peri
karena pewaris tahtanya tidak dapat memiliki keturunan. Ampun, yang Mulia!'
Theras pun menangis tersedu - sedu. 'Jadi selama ini aku membenci darah dagingku
sendiri" Pantas saja ayah menurunkan
tahta ini kepadaku dan bukan kepada kakak karena ia tidak bisa menghasilakan
keturunan. Tetapi hari ini aku hampir saja membunuh keturunan terakhir pewaris
tahta keluarga Kerajaan Peri. The One!
Mengapa semua ini terjadi kepadaku"'
'Jangan salahkan Dia, suamiku. Ini kesalahanku yang tidak jujur kepadamu. Karena
satu kesalahan besar dan benci sesaat maka keluarga kita jadi seperti ini. Maka
nyawa pun tidak cukup untuk menebusnya. Maafkan aku, sayangku, The..as...'
Kepala Ratu Lernia pun terkulai menandakan nyawanya sudah pergi dari raganya.
Raja Theras menangis dengan keras. Therick pun tidak dapat menahan tangisannya.
Namun tiba - tiba dari belakang Therick
muncul prajurit dari pihak Raja Theras. Menyangka Sang Raja berada dalam bahaya,
maka ia pun menghunus pedang dan ingin membokong Therick dari belakang. Tapi
Raja Theras yang menyadari anaknya dalam bahaya segera maju dan menerima
serangan itu dengan tubuhnya sebagai perisai. Pedang pun menembus tubuh Sang Raja.
Prajurit yang salah tusuk itu pun terkejut setengah mati namun sudah terlambat.
Sang Raja Theras pun roboh.
'Ayah!' Teriak Therick memapah ayahnya. Prajurit yang melakukan kesalahan fatal
itu pun menjadi kaku dan tidakberani bergerak. Ia hanya terdiam dan dengan penuh
penyesalan menggigit lidahnya sendiri hingga tewas. Therick hanya bisa berteriak
- teriak panik melihat kematian terus terjadi di sekitarnya.
'Maafkan, ayah, Therick. Jadilah raja yang lebih baik mengganti...kann...,'
Pesan Terakhir Sang Raja yang tidak pernah dapat diselesaikan kepada anaknya.
Perang saudara Bangsa Peri pun berakhir ketika Therick keluar dari balairung
utama sambil menggendong jasad ayahnya. Malam itu kedukaan memenuhi seluruh
Bangsa Peri bagi mereka yang telah
tewas. Sang Raja yang tewas. Sang Ratu yang tewas. Dan ratusan prajurit yang
juga telah mati sia - sia.
Bab 34. Zingamon dan Keeper
By: Junaidi Halim Pasukan Kegelapan kini mulai bangkit dengan peta kekuatan yang tidak terkira
oleh makhluk mana pun di dunia. Semua bermula dari kemunculan seorang wanita
penyihir sakti yang menyebut dirinya Sang Dewi Sihir. Dengan sihir andalan
utamanya yaitu melihat peristiwa melalui bola kristal, Sang Dewi Sihir melacak keberadaan ke-4 Zingamon
yang tersisa. Para Zingamon sudah lama mengasingkan diri dan kebanyakan dari
mereka menyembunyikan diri di belahan dunia yang paling dalam. Mereka
mengumpulkan kekuatan dan
'tertidur' di sana hingga akhirnya Dewi Sihir berhasil menemukan dan
membangunkan mereka kembali. Para Zingamon yang mengetahui
bahwa dunia tengah berada dalam kekacauan melihat sebuah
kesempatan baru untuk membangun kekuatan kegelapan kembali.
Tujuan utama mereka hanya satu, membangkitkan Lord of Darkness untuk memimpin
kehancuran dunia. Zingamon pertama, Arnarock The Hell Rock. Arnarock adalah iblis yang mengambil
rupa manusia batu raksasa. Tubuh makhluk ini terbuat dari batu Kristal Api Hijau
yang beracun dan tingginya mencapai 5 meter lebih. Selain itu ia juga memiliki
empat lengan dan sepasang sayap untuk dapat terbang. Pukulan tangan nya sangat
kuat dan mematikan namun yang lebih mengerikan ia bisa mengeluarkan ledakan maut
sekaligus beracun. Zingamon kedua, Hyranne The Dark Serpent. Iblis yang mengambil rupa seekor ular
hitam besar dengan bintik merah ini juga tidak kalah mengerikan dengan sebutan
Dewa Racunnya. Panjangnya yang 10 meter lebih sungguh sangat mengerikan apalagi
ia memiliki Jurus Racun Lima Unsur yang mematikan dan Jurus Hati Iblis Racun
yang dapat dipakainya untuk mengendalikan makhluk lain.
Zingamon ketiga, Marmon The Giant Hunter. Iblis raksasa ini mengembil rupa sama
seperti manusia berotor yang tingginya
mencapai 3 meter dan selalu membawa palu besar. Tiga Jurus
Kegelapan Semesta Marmon sangat ditakuti dan sempat
menggegerkan seluruh dunia.
Zingamon keempat, Nymsis The Dark Unicorn. Iblis mimpi buruk ini mengambil rupa
seekor unicorn hitam. Di alam nyata ia sangat ganas dan berbahaya dengan tanduk
hitamnya. Namun di dalam dunia mimpi, Nymsis sama sekali tidak terkalahkan oleh apapun dengan Jurus
'Nightmare' nya. Setelah mengumpulkan empat Zingamon maka Dewi Penyihir memerintahkan anaknya si
Penyihir Hitam Lexus untuk melacak
kembali Bangsa - bangsa Pasukan Kegelapan yang tersisa. Bangsa Tengkorak,
Manusia Kelalawar (Vampir), Manusia Serigala, dan
Bangsa Goblin pun disatukan kembali. Hanya Bangsa Serangga yang banyak terpencar
tidak mau bergabung kembali ke dalam Pasukan
Kegelapan. Pada saat proses penyatuan Bangsa - bangsa kegelapan ini dilakukan, Para
Zingamon sudah mulai bekerja untuk melaksanakan rencana mereka dimulai dari
usaha Arnarock untuk menghabisi The Keeper satu per satu. Namun hal ini tidak
mudah karena The Keeper juga selalu menyembunyikan diri. Maka begitu Arnarock
menemukan persembunyian Tinuviran, The Keeper of Sky yang menjaga Ketopong
Pengetahuan, ia langsung menyerbu. Untunglah Keeper yang lain
datang tepat pada waktunya untuk mencegah Arnarock melaksanakan niatnya.
Mengetahui The Keeper sudah terlampau waspada, Zingamon mengambil langkah untuk
menghabisi kekuatan dunia lainnya yaitu Bangsa Naga. Para Zingamon pun membagi
tugas untuk menghabisi atau mengadu domba Bangsa paling kuat di dunia itu. Nymsis diutus untuk
menghasut Naga Merah Api. Hyranne diutus untuk
mengendalikan Naga Hijau Hutan. Marmon diutus untuk menghabisi Naga Putih Es.
Pada ujungnya mereka berniat mengadu domba
kekuatan lawan agar saling menghabisi satu sama lain. Dengan begitu mereka bisa
mengambil alih kelima jantung Naga Utama yang disebut Orb, yang adalah kunci
untuk membebaskan Lord of Darkness.
Namun rencana Pasukan Kegelapan ini agak bergeser setelah munculnya kembali
Jubah Keyakinan yang telah lenyap semenjak
tewasnya Agaril The Keeper of Wind akibat keserakahan Bangsa Naga.
Pergeseran itu terjadi karena adanya keinginan dari Zingamon untuk memiliki
Jubah Keyakinan itu sehingga dapat menambah kekuatan
mereka. Siapa yang menyangka Jubah Keyakian malah memilih
seorang manusia bernama Jack. Kehendak Yang Maha Kuasa, makhluk mana yang dapat
menentangnya" *** The Keeper terdiri dari tujuh makhluk langit yang memiliki kekuatan suci maha
dashyat. Namun sejak meraih kemenangan, Para Keeper menjadi serakah dan ingin
menguasai kekuatan yang lebih dashyat lagi. Lalu mereka jatuh kepada penguasaan
ilmu sihir (magic). Akibatnya kekuatan suci The One meninggalkan mereka dan
Perlengkapan suci Holy Light pun tidak lagi dapat mereka gunakan.
Sejak itu mereka hanya dapat menjadi penjaga ketujuh benda suci itu agar tidak
jatuh ke tangan yang salah. The Keeper memiliki bentuk dan rupa yang hampir sama
satu sama lain. Mereka makhluk yang
serupa dengan manusia, hanya saja tingginya mencapai 2,5 meter dan memiliki 2
pasang sayap.

Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Inilah Para Keeper yang ditugaskan The One untuk menjaga ketujuh Perlengkapan
Perang penginggalan Holy Light.
Pertama, Galarien Keeper of Earth. Penjaga Item Rantai Kehidupan.
Kedua, Armeron Keeper of Thunder. Penjaga Item Tombak Kekudusan.
Ketiga, Agaril Keeper of The Wind. Penjaga Item Jubah Keyakinan.
Keempat, Tinuviran Keeper of The Sky. Penjaga Item Ketopong Pengetahuan.
Kelima, Ajitera Keeper of The Sea. Penjaga Item Perisai Perlindungan.
Keenam, leskion Keeper of The Light. Penjaga Item Busur Kemuliaan.
Ketujuh, Nimros Keeper of Fire. Penjaga Item Pedang Keadilan.
Ketujuh Keeper ini bersembunyi untuk waktu yang lama agar item yang mereka jaga
tidak mengundang pertempuran atau pun
perebutan bangsa - bangsa yang serakah. Para Keeper diperintahkan untuk
mengasingkan diri selamanya dari dunia. Itulah kutukan bagi Para Keeper. Namun
Agaril melanggar ketentuan itu dan tewas
dibunuh Bangsa Naga. Akibatnya Jubah Keyakinan pun jatuh kembali ke dunia,
menunggu untuk digunakan oleh siapa yang dapat
menemukannya. Melihat Kekuatan Gelap mulai kembali berkuasa, entah apa yang akan dilakukan
oleh Para Keeper yang lain. Ikut terjun ke dalam pertempuran besar dan melanggar
sumpah mereka atau tetap diam.
Mungkin hanya The One yang tahu apa yang akan segera terjadi.
Bab 35. Munculnya The Keeper
By: Junaidi Halim Kembali kepada pertarungan Jack dan Zingamon Marmon The Giant Hunter. Tak lama
setelah kematian Artix, Marmon masih dapat berdiri tegak. Namun sedetik
kemudian, Marmon mulai merasakan
organ dalam tubuhnya mengalami guncangan hebat dan perlahan
mulai membeku. Akibatnya Zingamon itu pun memintahkan darah
berwarna hitam dan jatuh berlutut sembari berusaha memulihkan
energinya. Rupanya serangan terakhir Artix sama sekali tidak sia - sia.
Marmon yang mengganggap remeh lawan yang sudah sekarat harus
menanggung luka dalam yang tidak ringan. Tapi di sisi lain, Jack juga masih
mengalami luka yang tidak kalah parahnya. Apalagi Bangsa Penyihir mulai terdesak
mundur dari Pasukan Kegelapan yang terdiri dari Bangsa Tengkorak. Hasil
Pertarungan antara Jack dan Marmon akan ditentukan oleh siapa yang mampu bangkit
terlebih dahulu dan membuka serangan.
Marmon adalah makhluk kuat yang sudah mengalami ratusan kali pertempuran dan
sudah memahami benar jurusnya sendiri,
sementara Jack hanya mengandalkan Jubah Keyakinan yang belum
dipahaminya betul kemampuan maksimalnya. Kondisi ini jelas sangat menguntungkan
bagi Marmon. Ketika kondisi Marmon sedikit lebih baik, ia segera bangkit dan
mengumpulkan energinya untuk
melakukan serangan. Melihat kondisi lawannya yang lebih baik,
semangat tarung Jack langsung menurun drastis. Jack seperti dapat merasakan
bayang - bayang kematian sudah mengintainya.
'Terima ini! Jurus Halilintar Hitam!' Seru Marmon.
Jack hanya bertahan dan berharap Jubah Keyakinan dapat melindungi dirinya.
Tetapi ketakutan akan kematian dan keraguan akibat lukanya yang terlalu berat,
Jack kehilangan konsentrasi. Cahaya pelindung Jubah Keykainan menjadi pudar dan
mulai kehilangan kekuatannya. Serangan Halilintar Hitam yang mematikan pun diterima Jack mentah -
mentah. Hasilnya tentu saja sangat fatal. Jack
terlempar jauh dan kembali muntah darah sebelum akhirnya roboh tak berdaa.
Jangankan untuk bangkit kembali, Jack bahkan tidak bisa menggerakkan ujung
jarinya. Di tengah - tengah proses kehilangan kesadaran itulah, keajaiban
lainnya terjadi. Langit tiba - tiba bergemuruh dan bumi berguncang keras.
'Thunder Rain!' Suara lantang terdengar dari langit dan disusul ratusan
halilintar yang menyambar Pasukan Tengkorak hingga hancur lebur. Belum lagi
Pasukan Tengkorak sempat memulihkan diri dari serangan dashyat yang mendadak
itu, serangan lain telah dimulai.
'Earth Rock!' Seru suara lain yang terdengar lebih lembut namun menimbulkan
serangan yang tidak kalah hebatnya. Bumi tiba - tiba merekah dan memuntahkan
batu - batu panas yang mendesak mundur Pasukan Tengkorak.
'Armeron Keeper of Thunder dan Galarien Keeper of Earth,'
desis Marmon,' Apa yang sedang mereka lakukan di sini" Bukankah The Keeper
dilarang untuk menginjak dunia kembali"'
Peta kekuatan berbalik seperti bola. Kadang di atas dan kadang di bawah. Sedetik
sebelumnya Marmon hampir memeperoleh
kemenangan namun sekarang semuanya musnah karena kehadiran
The Keeper yang tidak pernah diduga oleh Para Zingamon dalam
rencana mereka. Marmon sadar bahwa Pasukan nya bukan tandingan The Keeper. Dalam
waktu singkat Pasukan Tengkorak pasti akan
dibantai habis. Walau ia sendiri bisa menghadapi The Keeper tetapi melawan dua
sekaligus pasti akan sangat menyulitkan bahkan dalam kondisi seprima apapun,
apalagi dalam keadaan terluka berat. Marmon tidak punya pilihan lain kecuali
segera menghabisi Jack dan
mengambil Jubah Keyakinan itu.
'Matilah kau manusia!' Teriak Marmon sembari meluncurkan halilintar hitam ke
arah Jack. Namun dari langit muncul halilintar lain berwarna keemasan yang
menyilaukan mata dan menghantam jurus
halilintar hitam hingga musnah sebelum sempat menyentuh Jack.
'Iblis sepertimu ingin merebut Jubah Keyakinan" Jangan mimpi, Marmon! Hadapi
dulu jurus Burning Flash milikku!' Seru
Armeron Keeper of Thunder yang tiba - tiba saja muncul di depan Jack yang
terkapar. Marmon terlambat. Rupanya rencana jahatnya sudah dapat ditebak oleh Armeron.
Sementara Galarien masih terus bertempur untuk menghancurkan Pasukan Tengkorak,
Armeron mengambil inisiatif untuk langsung menghadapi Marmon. Armeron tahu kekuatan The Keeper
sekarang tidak sebanding dengan kekuatan Zingamon
yang utuh karena kekuatan kudus The One telah meninggalkan
mereka dan para Keeper hanya dapat mengandalkan sihir yang
terbatas kekuatannya. Namun untungnya pilihan Armeron sangat
tepat karena Marmon sendiri tidak berada dalam kondisi puncak
setelah bertarung melawan Jack dan Artix.
'Lightning Roar!' Seru Armeron membuka suara dan seketika itu juga suara guntur
menggelegar terdengar. Suara itu bukan suara biasa saja tetapi merupakan
gelombang suara frekuensi tinggi yang mampu membelah gunung batu sekalipun.
Serangan tidak terlihat itu segera mengarah kepada Marmon. Namun Marmon tetap
sigap dan menggunakan jurus Pusaran Gelombang Hitam untuk mengeliminasi
serangan Armeron bahkan dengan mudah mengembalikan serangan
itu ke arah Armeron. 'Thunder Rain!' Seru Armeron lagi dan hujan halilintar pun
kembali terjadi, memblokir serangan Marmon sekaligus mendesaknya untuk mundur.
Armeron tahu ia tidak boleh membiarkan Marmon memulihkan energinya sedetik pun.
Bab 36. Jurus Melenyapkan Semesta
By: Junaidi Halim Marmon terengah - engah dan hanya dapat bertahan saja. Ia dapat menebak tujuan
dari lawannya, Armeron Keeper of Thunder
yaitu tidak membiarkan dirinya memulihkan tenaga. Namun sepertinya Armeron lupa
bahwa Jurus Kegelapan Pusaran Gelombang Hitam
adalah jurus lembut yang menggunakan energi lawan untuk
dimanfaatkan menjadi energi serangan balik yang dashyat. Oleh
karena itu diam - diam Marmon membiarkan dirinya terus diserang sembari
mengumpulkan sedikit demi sedikit energi serangan Armeron hingga saatnya pun
tiba. Armeron yang terus menyerang tiada henti tiba - tiba saja terkejut di dalam hati
ketika lawan yang sebelumnya hanya dapat bertahan tiba - tiba mampu meledakkan
energi yang sangat dashyat sehingga memaksanya mundur beberapa meter. Namun yang
lebih mengejutkan lagi adalah ketika Marmon tengah bersiap melakukan serangan
pamungkas tertingginya, Jurus Melenyapkan Semesta.
'Bodoh! Kau pikir dengan tenagamu yang sudah hampir habis itu, aku takut dengan
jurus pamungkasmu" Matilah kau, Marmon!'
Teriak Armeron,' Terima serangan beruntunku!' Perkataan Armeron sebenarnya hanya
gertak sambal belaka. Armeron tahu benar
bagaimana kekuatan sejati Marmon yang begitu mengerikan. Oleh
karena itu ia tidak berani memandang remeh. Begitu Marmon
mengeluarkan jurus terdashyatnya maka Armeron pun mengeluarkan jurus yang tidak
kalah dashyatnya. Tiga jurus kilat diluncurkan bersamaan, Lightning Roar dari
mulutnya, Thunder Rain dari tangan kanan dan Burning Flash dari tangan kiri.
Ketiga jurus itu pun langsung menyerbu dengan tingkat penghancur luar biasa ke
arah Marmon sementara Marmon pun meluncurkan Jurus Melenyapkan
Semesta. Namun Armeronlah yang terkejut setengah mati. Dalam waktu sepersekian detik, ia
baru menyadari kelicikkan dari lawannya. Jurus Armeron tidak beradu dengan jurus
Marmon di udara karena sasaran Marmon bukanlah Armeron melainkan Jack. Dan lebih
celaka lagi, Jurus Melenyapkan Semesta memiliki aura hitam aneh yang mampu
melenyapkan setiap aliran energi yang berada di sekitarnya. Karena itulah jurus
itu dinamakan Melenyapkan Semesta. Setengah mati, Armeron berusaha membalikkan
arah serangan nya agar tidak meleset dari jalur Serangan Marmon. Armeron tidak
dapat membayangkan jika Jack tewas di tangan Marmon dan Jubah Keyakinan sampai
Misteri Menara Berkabut 2 Pendekar Rajawali Sakti 134 Pemberontakan Di Kertaloka Gadis Penyebar Cinta 3
^