Pencarian

Budi Kesatria 20

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 20


lantang: "Seorang tamu tanpa nama sengaja datang untuk
menghormati arwah Siau tayhiap!"
"Aneh benar orang ini!" pikir Siau Ling. "kalau toh bersedia
datang untuk memberi hormat kenapa tidak sebutkan
namanya" Eh tapi siapa gerangan orang ini?"
Tampaknya Pek li peng mempunyai perasaan yang sama
dengan dirinya, gadis itu segera memberikan perhatian khusus
kepada pendatang ini. Suara langkah kaki menggema dalam ruangan menyusul
seorang pemuda baju hijau yang memakai baju rangkap putih
diluarnya per lahan2 masuk keruang sembahyang,
Begitu melihat jelas tampang orang itu Siau Ling langsung
merasakan hatinya tergetar keras.
Ternyata pemuda baju hijau itu tak lain tak bukan adalah
Giok siau long kun cucu lelaki dari Raja seruling Thio Hong
pemilik perkampungan Pek in san cung.
'Walaupun Giok siau Tong kuo seringkali celakukan
perjalanan dalam dunia persilatan tapi dengan ilmu silatnya
yang tinggi sulitlah bagi orang2 persilatan biasa untuk
mengetahui wajahnya. selain itu diapun sering kali
mengenakan topeng kulit manusia, maka setelah dia tampil
dengan muka aslinya sekarang boleh dibilang jarang atau
bahkan tak seorangpun yang mengenal indentitasnya.
Setibanya didepan meja abu Siau Ling Giok siau long kun
sama sekali tidak memberi hormat ataupun melakukan
persembahan dia cuma berdiri didepan meja sambil
mengawasi papan nama disana dengan termangu mangu.
Lama sekali dia baru bergumam dengan suara lirih'
"Siau Liog... Siau Ling aku tak tahu kematianmu kali ini
adalah kematian yang sungguh2" Ataukah hanya pura2
mati?"" 'Sialan!" maki Pek li peng dalam hati. "engkau berani
menyumpahi toakoku mati" Huuh dia akan berumur panjang,
dia akan hidup seratus tahun lagi malahan seribu tahun lagi"
Karena tingkah lakunya yang sangat aneh semua
pandangan mata maupun perhatian para jago yang hadir
dalam ruangan itu tertuju keatas tubuh Giok siau long kun,
tapi pemuda itu sama Sekali tidak menggubris, dia anggap
disitu se olah2 tak ada orang lain kecuali dia sendiri.
Pada waktu itu baik Sun Put shia maupun Bu wi totiang
sedang berada dibelakang panggung untuk melayani tamu,
karena itu tak seorangpun yang menghalangi tingkah pola
Giok siau long kun yang eksentrik itu.
Kurang lebih seperminuman teh kemudian tiba2 Giok siau
long Kun membentak nyaring
"Siapa yang bertugas menjaga ruang sembahyangan ini?"
Dari belakang panggung kebaktian perlahan-lahan berjalan
keluar Coh Kun san yang berjenggot putih, sahutnya.
"Sahabat, engkau ada urusan apa?"
Dengan sorot mata tajam Giok siau long kun mengawasi
Coh Kun san sekejap, kemudian tegurnya lagi.
"Kakek tua. aku boleh tahu siapa namamu?"
"Aku adalah Coh Kun san"
"Ehm..! Nama itu pernah kudengar."
"Terima kasih, terima kasih, apakah sahabat ada urusan"
Katakan saja kepadaku"
''Kakek tua she-Coh, jadi engkau yang bertanggung jawab
dalam ruang kebaktian ini?" tanya Giok siau long kun dengan
nyaring. "Pada saat ini, akulah yang mendapat tugas bergilir
didalam ruang kebaktian ini."
Giok siau long kun segera rnengangguk.
"Kalau begitu sangat bagus, aku ada suatu permohonan
yang sebenarnya tidak pantas apakah lotiang bersedia untuk
mengabulkan" "Kalau toh engkau sudah tahu permintaan itu tak pantas
sebenarnya tak usah kau katakan, tapi aku yakin urusan itu
pasti penting sekali, Nah ! Sahabat, katakan saja kepadaku
apa permintaanmu itu, aku akan berusaha untuk
memenuhinya." "Aku sangat ingin melihat jenasah dari Siau Ling, apakah
lotiang bersedia untuk mengabulkan?""
"Tentang soal ini., tentang soal ini..." Coh Kun san berbisik
dengan dahi berkerut "Mungkinkah perkataanku itu belum kuterangkan dengan
jelas" sambung Giok siau long kun kembali.
"'Harap sahabat utarakan, lebih jelas lebih baik agar
akupun bisa mengetahui maksudmu yang sebenarnya"
"Aku hendak memeriksa jenasah dari Siau Ling dengan
penuh seksama, andaikata dia benar2 telah mati. maka aku
akan kerahkan segenap kemampuan yang kumiliki untuk
bantu kalian balaskan dendam baginya, tapi kalau jenasahnya
tak ada.." "Kenapa"!" tanya Coh Kun san cepat.
"Akan kubakar ruang kebaktian ini hingga hangus jadi abu.''
Dia tertawa dingin, kemudian melanjutkan kata2nya :
"Buat seseorang rasanya sudah cukup kalau dia ber-pura2
mati sebanyak satu kali, tapi Siau tayhiap kalian itu., aku
kuatir sudah mengidap suatu penyakit edan.."
Coh Kun-san tarik napas panjang2 untuk menekan emosi
dalam dadanya, kemudian ia bertanya :
"Sahabat, boleh aku tahu siapa namamu?"
"Dalam keadaan seperti ini aku tak ingin menyebutkan
namaku, harap lo-tiang suka memaklumi"
"Sahabat kalau kudengar dari pembicaraanmu kadang kala
kurasa bahwa engkau adalah seorang sahabat, tapi kadang
kala aku merasa engkau punya permusuhan dengan kami.
sungguh bikin hatiku jadi bingung dan tak habis mengerti,
sebetulnya engkau adalah sahabat kami" Ataukah musuh
kami?" Dalam kenyataan perasaan bati Giok siau long kun pada
saat ini sama ruwetnya seperti pembicaraan yang dia
utarakan, pemuda itu merasa serba salah semua pendapatnya
serasa saling bertentangan satu sama lainnya membuat dia
jadi bingung.. Paras muka Giok siau long kun berubah jadi dingin
bagaikan es katanya dengan ketus:
"Lotiang kalau engkau tidak ingin terjadinya keributan
dikala engkau sedang mendapat giliran bertugas, kuanjurkan
kepadamu lebih baik jawablah semua pertanyaanku dengan
sejujurnya..!" "Baik! Akan kujawab dengan sejujurnya, jenasah Siau
tayhiap sama sekali tidak di-sini"
"Lalu apa sebabnya kalian mengatakan dia sudah mati?"
tanya Giok siau long kue dengan paras muka berubah hebat.
"Shen Bok Hong telah memancing Siau tayhiap masuk
kedalam sebuah hutan belantara yang sangat lebat, disitu ia
lepaskan api dari empat penjuru, kebakaran hebatpun terjadi.
jangankan pepohonan sampai batu karangpun sudah berubah
warna, coba bayangkan saja apa lagi seorang manusia yang
terdiri dari darah dan daging. mungkinkah masih ada
kehidupan baginya,.?""
"Tapi hal itu toh tak dapat digunakan sebagai pegangan
yang mengatakan bahwa dia pasti telah mati"!"
"Tentu saja, semua umat persilatan yang ada didunia
berharap agar Siau tayhiap masih hidup, tapi kalau dia tetap
hidup dimanakah orangnya..?""
"Kalau dia benar2 telah mati, kenapa ti dak kelihatan pula
jenasahnya"!" sambung Giok siau long Kua Cepat.
"Api telah berkobar dengan hebatnya batu karangpun
meleleh jadi bubur, memangnya jenasah seorang manusia
masih bisa di temui dalam keadaan utuh?"
Giok siau long Kun termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya, kemudian ia berkata .
"Jadi kalau begitu lotiang berkeyakinan kalau Siau Ling
benar2 sudah mati?" "Sudah tentu dia tak bisa hidup lagi sahut" Coh Kun san
dengan suara amat sedih. "Seandainya dia masih tetap hidup"!" tiba2 Giok-siau long
kun berseru lagi dengan mata melotot besar.
"Itulah rejeki bagi seluruh umat persilatan yang ada
didunia" '"Hm! Hm! Apanya yang rejeki, aku justru kuatir dialah
yang akan menjadi sumber segala kekacauan dalam duoia
persilatat!" "Aku sudah hidup sampai setua ini, telah kujelajahi baik
wilayah utara maupun selatan, beraneka ragam manusia telah
kujumpai, tapi..." "Tapi belum pernah berjumpa dengan seorang manusia
macam diriku bukan"!" sambung Giok siau long kun cepat.
"Bukan saja tak pernah kujumpai manusia seperti kau.
bahkan akupun tak dapat memahami apa yang sedang kau
katakan!" "Kalau begitu engkau memang sudah tua, saking tuanya
sampai pikiranmu jadi melantur, sampai engkau jadi goblok!"
Paras muka Coh Kun san berubah hebat, rupanya hawa
amarah telah berkobar dalaua dadanya.
"Hey orang muda" dia berseru "aku tak ingin sampai terjadi
suatu pertarungan di depan meja tayhiap"
"Itulah karena engkau cukup cerdik," sambung Giok siau
long kun dengan cepat. Sesudah berhenti sebentar tiba2 nada pembicaraanya
berubah jadi lembut dan jauh lebih lunak sambungnya:
"Aku ingin mencari tahu berita tentang seseorang
bersediakah lotiang memberi tahu?"
Sikapnya yang sebentar dingin bagaikan es sebeotar ramah
taman dan lemah lembut ini kontan membuat Coh kun san
yang berpengalaman luaspun jadi pusing tujuh keliling ia
sendiripun jadi kebingungan rasanya.
"Siapa yang hendak engkau cari?" ia bertanya dengan
sepasang alis matanya berkernyit"
"Gak Siau cha, nona! Pernah kenal bukan dengan nona
ini?" "Tentu Saja!" jawab Coh kun san sambil mengelus
jenggotnya yang panjang. "Apakah nooa Gak Siau cha sudah berada disini?" desak
Giok siau long kun cepat,
''Menurut apa yang kuketahui, asalkan nona Gak Siau cha
mendengar tentang kematian dari Siau Ling, sudah pasti dia
akan berangkat kemari!'' "Aku tak mau tahu tenang soal itu, aku hanya ingin tahu
apakah sekarang dia sudah berada disini?""
Coh Kun san menggeleng. "Belum, dia belum sampai disini!" sahutnya
"Belum sampai disini" Jadi berarti dia pasti akan tiba
kemari?"" "Soal ini harus dilihat apakah dia mendengar berita tentang
kematian Siau Ling atau tidak"
"Nah ! coba lihat, Aku toh sudah bilang"
"Egkau makin tua makin melantur otakmu makin tua makin
bebal hingga jadi goblok tapi engkau tak mau mengakui
ketololan sendiri" tukas GioK-siau long-kun dengan suara
setengah membentak. "Setiap perkataanku amat jelas dan nyata setiap orang
dapat memahami apa yang kukatakan, kenapa aku musti
tolol" Kenapa aku rrusti goblok dan melantur ?" hardik Coh
Kun san dengan kemarahan yang ber-kobar2
Giok-siau-long kun mendengus dingin, dia berusaha keras
untuk menelan hawa amarah dalam dadanya, kembali dia
berkata dengan suara dingin :
"Apabila ditempat ini masih tersedia penanggung jawab
lain, lebih baik lotiang pergi kebelakarg saja untuk
beristirahat!" "Saudara, bila kedatanganmu kesini adalah untuk
menghormati arwah Siau tayhiap, silahkan kalau kau memberi
penghormatanmu, tapi kalau engkau memang datang kesini
untuk mencari gara2, silahkan pasang kuda2, tak usih kuatir !
Aku tentu akan melaycan kehendak hatimu itu walau sampai
di manapun juga" Mendengar tantangan itu. Dalam hati Siau Ling merasa
terperanjat, pikirnya : "Ilmu silat yang dimiliki Giok siiu-long kun sangat tinggi dan
Iihaynya luar biasa, jurus serangan dari ilmu serulingnya amat
ganas dan lagi tak kenal ampun, sudah pasti Coh Kun san
bukan tandingannya.. bila sungguh2 terjadi pertarungan,
waah! Mau tak mau aku tak bisa berpeluk tangan belaka."
Sementara itu Giok siau long kun telah menengadah dan
mengamati sekejap sekujur badan Coh Kun san, lalu sambil
tertawa dingin ejeknya sinis .
'Tidak gagah kalau kubunuh dirimu.."
Ia berhenti sebentar, lalu melanjutkan :
"Sebelum aku bisa menentukan mati hidup Siau Ling secara
meyakinkan, aku masih belum bisa untuk menentukan apakah
engkau seorang sahabat ataukah Seorang musuh !"
Coh Kun-san menepuk jidat sendiri kemudian berseru;
"Kalau memang tak ingin banyak urusan apa gunanya
banyak bicara " Aaaai.. Kelihatannya aku memang sudah tua
hingga otak ku benar2 menjadi bebal, diantara kita memang
tak ada penyelesaian yang baik, makin ngomong semakin
melantur sehingga bikin pusing kepala saja."
"Ada dua orang pasti berada disini, kecuali kalau
merekapun mati dibakar oleh Shen Bok Hong."
"Siapa yang kau maksudkan dengan dua orang itu?" tanya
Coh Kun-san cepat. "Sepasang pedagang dari kota Tiong-ciu"
"Benar, mereka memang ada disini" kakek tua itu
mengangguk tanda membenarkan.
"Baik, panggil kedua orang itu dan suruh mereka keluar
untuk bertemu dengan aku, kemudian pembicaraan ini kita
lanjutkan kalau tidak begini aku kuatir habislah kesabaranku."
Sebelum Cob kun san memberikan jawabannya Sang Pat
telah munculkan diri dari belakang panggung kebaktian ,
setelah menjura dia berkata:
"Boh heng silahkan masuk untuk beristirahat kalau toh
saudara ini ingin berjumpa dengan aku, biar siaute yang
temani dia untuk bercakap cakap!"
Coh Kun sen segera menggelengkan kepalanya berulang
kali.

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa yang terjadi pada saat ini, benar2 merupakan suatu
kejadian paling membingungkan yang pernah kualami selama
ini" Sembari berkata per lahan2 dia mengundurkan diri
kebelakang panggung. Giok siau long kun sendiripun tidak memperdulikan Coh
Kun san lagi, sorot matanya dialihkan keatas wajah Sang Pat
lalu menegur: "Sang Pat masih kenal dengan aku?""
"Rupa2nya kita pernah saling mengenal?"
"Kita pernah saling berjumpa, mungkin Waktu itu aku
mengenakan topeig sehingga saat ini kau pangling."
"Dan sekarang?"
"Sekarang yang kau lihat adalah raut wajah asliku"
Sang Pat termenung dan berpikir beberapa saat lamanya
kemudian dia menjawab' "Jika tebakanku tak keliru, semestinya engkau adalah Giok
siau long kun bukan?"
Giok siau long kun mendengus dingin.
"Hmm! Benar memang akulah yang telah datang"
"Ada persoalan apa Tho heng datang kemari mencari aku?"
"Aku ingin mengajukan satu pertanyaan kepadamu!"
'Katakanlah saudara Thio apa yang ingin kau tanyakan!"
"Sebetulnya Siau Ling betul2 sudah mati" Ataukah dia
hanya pura2 mati?" "Kain putih menyelubungi wilayah seluas sepuluh li, umat
persilatan sama2 berduka, panggung kebaktian didirikan disini
dan berita tersebut menggemparkan seantero jagad, coba
katakan sendiri dia benar2 sudah mati" Ataukah hanya pura2
mati" ' "Jadi kalau begitu, dia betul sudah mati?" Giok siau long
kun menegaskan "Kami semua mengharapkan dia masih tetap hidup!"
"Aku dengar kebakaran hebat yang mengurung tempat
kejadian itu sudah membakar sampai beberapa hari lamanya,
batu karang pun jadi leleh, mungkinkah dia masih dapat
hidup"'" "Semoga umat persilatan masih dilindungi oleh Thian
sehingga Siau toako bisa lolos dari musibah yang maha
dahsyat itu!" Sementara Gio-siau long kun hendak menanggapi ucapan
tersebur, tiba2 tampaklah Suma Kan lari masuk kedalam
ruangan dengan langkah ter gesa2. sambil lari masuk ia
berseru penuh kegelisahann:
'Shen Bok Hong telah datang! Shen Bok Hong datang untuk
memberi penghormatan.."
Berita itu ibarat guntur yang membelah bumi disiang hari
bolorg, semua orang yang hadir disitu terperanjat hingga
berdiri ter-mangu2, untuk sesaat lamanya semua orang tak
tahu apa yang musti dilakukan.
Giok siau long kun segera menengadah dan ter bahak2
"Hahh.. hahhh haah. bagus sekali, bagus sekali, sungguh
kebetulan sekali kedatangannya, memang sangat kebetulan
kehadirannya disini !"
"Jadi engkau telah berjanji dengan Shen Bok Hong untuk
bertemu ditempat ini"!" tegur Sang Pat dingin.
'Tidak, kami bertemu hanya secara kebetulan saja"
"Lalu apanya yang bagus dan apanya pula yang
kebetulan?" "Dari mulut Shen Bok Hong aku dapat membuktikan
apakah kematian Siau Ling adalah benar2 berita yang betul
ataukah cuma isapan jempol belaka!"
Sementara itu bayangan manusia telah berkelebat lewat
dari balik panggung kebaktian menyusul mana Sun Put-shia,
Bu wi totiang serta seorang lelaki berpakaian kabung yang
memelihara jenggot hitam sepanjang lambung munculkan diri
di tengah ruangan Begitu melihat kemunculan lelaki berjenggot panjang itu,
Siau Ling merasa sangat girang, pikirnya :
"Aih..! Diapun telah datang kemari, kalau begitu segala
persiapan yang diatur dalam panggung kebaktian ini adalah
hasil pemikirannya yang seksama.."
Siapakah orang itu" Dia tak lain adalah It-bun Han-to,
pemilik perpustakaan sian ki-su-liok yang ada di Siang yang
peng propinsi Ci-pak Rupanya Sun Putshia maupun Bu wi totiang telah
mendengar tentang penghormatan dan rasa kagum Siau Ling
terhadap It bun Han to dari mulut Sang Pat, karena itu
merekapun menaruh rasa hormat dan kagum terhadap jago
lihay itu. Setibanya dalam ruang kebaktian, Bu-wi totiang segera
berpaling kearah It bun Han to dan berbisik lirih:
'It bun heng silabkan melakukan persiapan!"
It bun Han-to mengangguk, dia lantas a lihkan sorot
matanya kiarah Suma Kan dan bertanya:
"Saudara Suma. berapa banyak pengikut yang dibawa Shen
Bok Hong?"" "Ciu Cau liong. Kim-noa hujin serta seorang pemuda baju
biru, mereka datang ber empat."
"Suruh mereka masuk, cuma harus berganti dengan
pakaian berkabung, jika mereka tidak bersedia mengenakan
pakaian berkabung kita hadang jalan masuk mereka dengan
se kuat tenaga." "Baik, akan kusampaikan kata2 ini kepadanya."
It bun Han to alihkan pula sinar matanya kearah Bu-wi
totiang, kemudian ujar nya kembali:
"To heng, tolong sampaikan perintah agar segenap
kekuatan dari pihak kita bersiap sedia, tapi sebelum mendapat
perintah darimu larang mereka untuk turun tangan secara
sembarangan." Bu wi tcotiang mengiakan dan segera masuk kebelakang
panggung. Sekarang It bun Han to baru alihkan sinar matanya keatas
tubuh Giok siau long kun. dia menegur :
"Tio si heng, apakah maksud dan tujuanmu hanya ingin
membuktikan kematian yang sebenarnya dari Siau Ling
dengan bertanya kepada Shen Bok Hong..?"
"Benar, aku memang bermaksud begitu !"
"Sebelum engkau bisa membuktikan kematian Siau Ling
adalah kematian yang sungguh2 atau kematian pura2 belaka.
diantara kita walaupun bukan sahabat, jaga bukan musuh
bukan?" Giok siau long kun termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya, kemudian mengangguk tanda membenarkan.
'Ehmm! Memang begitulah...'
"Kalau memang begitu silahkan untuk sementara waktu
Thio siheng duduk disamping ruangan upacara, setelah Shen
Bok Hong melakukan penghormatan untuk arwah Siau Ling.
tak ada salahnya kalau Thio siheng bertanya sendiri kepada
nya, apakah Siau Ling benar2 sudah mati ataukah cuma pura2
mati saja?" "Shen Bok Hong paling benci terhadap Siau Ling, boleh
dibilang rasa benci telah merasuk ketulang sumsum, masa dia
mau memberikan penghormatannya untuk arwah Siau Ling?"
"Menurut pandanganku, Shen Bok Hong adalah seorang
pemimpin besar yang patut dikagumi sudah tentu jiwa dan
pikirannya tidak sesempit dan secupat Thio siheng!"
Giok siau long kun tertawa dingin, rupanya dia hendak
mengumbar hawa amarahnya, tapi perasaan itu akhirnya
ditahan dan disimpan kedalam hati, tanpa berbicara lagi per
lahan2 dia mengundurkan diri kesisi ruangan dan duduk
disana. Setelah pemuda she Thio itu mundur. It bun han to serta
Sun Put shia pun mengundurkan diri kebelakang panggung,
sementara Bu wi totiang malahan tampil keluar dari balik
panggung. Saat itulah Suma Kan berseru kembali dengan suara
lantang: "Shen toa cungcu Shen Bok Hong dari perkampungan Pek
hoa-sau-cung datang memberi hormat untuk arwah Siau
Ling!" "Silahkan masuk !" seru Bu wi to tiang,
Baru ia berseru, Shen Bok Hong dengan langkah lebar telah
berjalan masuk kedalam ruangan.
Cepat Siau Ling alihkan sorot matanya kearah gembong
iblis itu, dia lihat Shen Bok Hong masuk kedalam ruangan
diiringi tiga orang, disebelah kirinya berjalan Ciu Cau hong,
disebelah kanannya Kim hoa hujin, sementara pemuda baju
biru yang tak lain adalah Lan Giok tong berjalan dipaling
belakang Dengan sorot mata yang sangat tajam Shen Bok Hong
melirik sekejap keirah meja abu ditengah ruangan, ketika
dilihatnya disitu tak tampak jago2 lihay, sorot matanya baru
dialihkan keatas wajah Bu wi totiang.
'Totiang, baik2kah selama ini"!" dia menegur.
Sikap Bu wi totiang dingin tapi penuh keseriusan,
"Pinto selalu berada dalam keadaan sehat wal'afiat, terima
kasih atas perhatian dari Shen toa cungcu"
Shen Bok Hong tertawa ter-bahak2.
"Hahhh haahh haah sungguh cepat kedatangan totiang
ketempat ini, aku lihat ruang upacara sangat megah dan
sudah benar2 luar biasa"
"Ruang upacara ini dibangun dalam semalam oleh kawan2
persilatan yang datang dari Seantero jagat, kain putih kaci
putih yang ada dikota Tiang sah telah kami pindahkan semua
ketempat ini, aku baru merasakan sekarang bahwa bersatu
kita teguh bercerai kita runtuh, asal kecuatan disatu padukan
bentengpun akan ambruk dibuat-nya!"
"Ehmm. memang gagah sekali perkataan itu, cuma sayang
meskipun totiang gagah dan berotak, belum tentu apa yang
kau ucapkan benar2 bisa berwujut '
'Apa maksud dari ucapan Shen toa cang cu itu" Pinto
merasa tak paham dan tak habis mengerti"
Shen Bok Hong tertawa, "Aku percaya, totiang pasti sudah memahami atas
perkataanku itu.." 'Pinto tidak mengertl!" ujar Bu wi totiang sambil tertawa
dingin. Kembali Soen Bok Hong menengadah sambil tertawa terbahak2.
"Hiaah haah haaah setelah Sampai di sini, aku tentu akan
berhenti beberapa waktu, sebelum pembicaraan kita
lanjutkan, lebih baik kuhormati dulu arwah dari Siau Ling !"
Selesai berkata per-lahan2 dia maju mendekati meja abu
ditengah ruangan, setelah menjura dalam2 kemudian jatuhkan
diri berlutut diatas tanah.
Siau Ling tercengang bercampur keheranan sama sekali tak
terduga olehnya kalau Shen Bok Hong bersrdia melakukan
penghormatan begitu besar bagi arwahnya.
Ketika Shen Bok Hong berlutut, Kim-hua Kujin. Ciu Cau
liong maupun Lan Giok-tong yang berada dibelakangnya ikut
pula berlutut keatas tanah.
Pek li Peng menaruh perhatian khusus terhadap diri Kim
hoa hujin. ia lihat sewaktu perempuan itu berlutut ditanah, air
matanya tak terbendung lagi hingga mengucur keluar
membasahi wajahnya. Selesai berlutut, Shen Bok Hong bangkit berdiri dan
memandang kearah meja abu Siau Ling dengan pandangan
serius, katanya "Meskipun engkau lahir lima puluh tahun lebih lambat tapi
dalam perasaanku dalam beberapa generasi terakhir ini hanya
engkau dan akulah yang pantas disebut enghiong jika adik
bersedia kerja sama dengan kakakmu, mungkin sekarang
dunia persilatan telah jatuh kedalam cengkeraman Kita. setiap
perintah yang kiia turunkan tentu akan menggetarkan seluruh
kolong langit, waktu itu semua jago yang ada dalam dunia
bisa kita perintah sekehendak hati. jangankan cuma menjadi
seorang Bulim bengcu. sekalipun mau jadi kaisar yang
memerintah negara juga bukan suatu pekerjaan yarg sulit.."
Dia menghembuskan napas panjang, setelah berhenti
sebentar lanjutnya lebih jauh: "Sayang seribu kali sayang adik
tak mau tahu keadaan, engkau hanya memikirkan ke
pentingan umum daripada kepentingan pribadi. engkau lebih
suka mengorbankan diri demi kesejahteraan orang lain
daripada menyenangkan diri sendiri, aaaaiii Adik, justru karena
penentangan inilah akhirnya engkau harus mati terbakar
ditengah hutan, intrik orang2 yang sok ksatrialah yarg
mencelakai jiwamu menghancurkan masa depanmu., ooh.
saudaraku.. coba bayangkanlah. berhargakah kematianmu
itu.." Bu wi totiang yeng berada disampingnya segera
menanggapi dengan suara dingin :
"Dia mati secara ksatria, nama besarnya akan dicatat dalam
sejarah persilatan dengan tinta emas, semua umat persilatan
bersedih hati akan kematian itu, semua orang berduka dan
merasa sayang atas kepergian nya dari dulu sampai sekarang,
tak seorang enghiorg hohan atau pendekar besar manapun
yang pantas disejajarkan dengan dirinya, dia mati dengan
cemerlang, berkorban sebagai seorang ksatria sejatil Justru
karena kematiannya, berita tersebut ibarat guntur yang
menggeletar diseluruh angkasa, menyadarkan kembali umat
persilatan dari tidur mereka.. Hmm! Jangankan rencana busuk
yang kau susun belum terwujud, sekali pun engkau sudah
menguasai seluruh jagad. akhirnya toh akan tertumpas dari
muka bumi. namanya akan dimaki dan disumpahi oleh setiap
umat manusia" Mendengar ucapan itu Shen Bok Hong segera tertawa
dingin, ia berseru dengan nyaring :
"Perkataan totiang terlalu kasar dan tak sedap didengar,
sikapmu terlalu kurangajar. kalau kejadian ini berlangsung
pada lima tahun berselang, aku orang she Shen tentu sudah
cabut selembar jiwamu."
Dia berhenti sebentar, kemudian melanjutkan:
"Tapi sekarang, aku tak ingin membinasakan dirimu."
"Mungkin saja pinto bukan tandingan dari Shen toa cungcu.
tapi jikalau Shen toa cung cu ingin berkelahi, dengan senang
hati pinto pasti akan melayani."
Shen Bok Hong tertawa terbahak bahak.
"Haaab haaah baah keberanian totiang sungguh membuat
hatiku merasa kagum."
Bu wi totiang mendengus dingin.


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Shen Bos Hong! Engkau telah memberi penghormatan
bagi arwah Siau taybiap. Ji"ka tiada urusan yang lain lebih
baik cepatlah pergi dari sini.
Shen Bok Hong berpaling dan memandang sekejap kearah
Kian bok hujin. ia lihat perempuan dari suku Biau itu masih
berdiri termangu didepan meja abu Siau Ling. sementara air
mata yang bercucuran makin deras membasahi pipinya.
Dari sini dapatlah diketahui betapa sedihnya perasaan hati
perempuan ini hingga sukar untuk dikendalikan lagi
Sementara itu Lan Giok-tong telah memandang sekejap
kearah Bu wi Totiang dengan pandangan dingin, lalu ia tegur
"Engkau adalah ciangbunjin dari Bu tong pay?"
"Benar" jawab Bu wi totiang sambil mengangguk.
"Menurut berita yang tersiar dalam dunia persilatan,
katanya ilmu pedang dari Bu-tong-pay sangat lihay dan luar
biasa, tapi menurut pandanganku. semua berita yang tersiar
hanya kabar bohong belaka''
"Pinto meraca pernah berjumpa denganmu sayang untuk
sesaat tak dapat kuingat kembali siapakah kau! '
Ucapan itu mengandung dua arti yang berbeda, nadanya
sinis dan sama sekali memandang rendah lawannya.
"Aku adalah Lan Giok-tong! pemuda baju biru itu"
memperkenalkan diri, "kalau totiang tidak percaya dengan
perkataanku ini. bagaimana kalau kita buktikan sekarang
juga" Dalam seratus gebrakan aku mampu paksa totiang
untuk lepas pedang dan mengaku kalah!"
Shen Bok Hong yang berada disampingnya segera
goyangkan tangannya mencegah.
''Jangan ribut dulu, aku ingin bercakap cakap lebih jauh
dengan diri totiang.'"
"Apa yang hendak kau bicarakan?" tanya Bu wi totiang.
"Membicarakan soal misalah besar dalam dunia persilatan!"
"Baik! Silahkan Shen toa cungcu katakan pinto akan
mendengarkan dengan sebaik baiknya"
"Mungkin totiang tidak percaya, dalam kenyataan aku
sudah mencengkeram tujuh puluh persen dari kekuasaan
dunia persilatan, asal kuturunkan perintah maka dalam
sekejap mata sembilan partai besar dalam dunia persilatan
akan terjatuh kedalam cengkeraman aku orang she Shen"
"Menurut apa yang pinto ketahui, dalam dunia persilatan
terdapat pula banyak sekali umat persilatan yang bersumpah
akan balaskan dendam bagi kematian Siau tayhiap, tentu saja
diantara mereka terdapat pula orang orang dari sembilan
partai besar" "Bukankah tujuan kalian menyelenggarakan upacara
kebaktian di tempat juga adalah untuk membalas dendam"
Sayang kalian kembali bertirdak keliru"
"Pinto tak tahu dimanakab letak kekeliruan kami itu?""
"Justru karena kalian berkumpul semua disini, maka aku
akan manfaatkan kesempatan yang ada ini dengan se
baik2nya, aku telah siapkan segerap kekuatan yang kumiliki
dari perkampungan Pek hoa san cung untuk mengepung rapat
seputar tempat ini jika aku gagal untuk menaklukan hati kalian
semua, maka terpaksa aku akan gunakan kekerasan untuk
membasmi kalian semua dari muka bumi"
"Sebelum diselenggarakan upacara kebaktian ditempat ini.
kami semua telah melakukan parsiapan yang matang,
mungkinkah apa yang Shen toa cungcu harapkan bisa
tercapai, aku kuatir pertanyaan tersebut masih merupakan
sebuah tanda tanya besar!"
Sementara Shen Bok Hong hendak menanggapi perkataan
itu. tiba2 terdengar serentetan suara yang amat dingin
menimbrung dari samping: "Andaikata Siau Ling tidak benar benar mati aku rasa
Shen toa cungcu tak akan mempunyai rasa percaya pada diri
sendiri yang begitu kuat dan tebal!"
Shen Bok Hong segera alihkan sorot mata nya kearah Giok
siau long kun. setelah memandangnya sekejap kemudian ia
menegur: "Siapa engkau?""
Rupanya Lan Giok tong sendiripun sama sekali tak
menyangka kalau Giok siau long kun bakal munculkan diri
ditempat itu, tak kuasa lagi ia berseru kaget.
Shen Bok Hong segera berpaling.
"Saudara Lan, engkau kenal dengan orang ini ?" dia
menegur. "Kenal !" "Siapa dia?""
"Cungcu muda dari perkampungan Pek in sang cung. cucu
lelaki dari Raja Seruling Tio Ci shia."
"Tutup mulut!" bentak Giok siau long lun dengan gusar
"kakekku adalah apamu" Enak benar menyebut namanya
secara langsung!" "Hmm ! Hubungan kekeluargaan diantara kita telah putus."
Shen Bok Hong ulapkan tangannya mencegah Lan Giok
tong berbicara lebih jauh, dengan suara dalam ia beikata.
"Sudah lama kudengar akan nama besar perkampungan
Pek in San cung, sungguh beruntung hari ini aku dapat
berjumpa muka dengan sau cungcu !
"Tak usah berlagak sungkan, maksudku tak lebih hanya
ingin menanyakan suatu persoalan kepada Shen toa cungcu,
aku harap engkau bersedia untuk menjawab dengan
sejujurnya." Shen Bok Hong tertawa ewa.
"Perkataan dari sau cungcu memang cukup sadis dan
memaksa orang untuk menuruti nya, andaikata aku tak ingin
menjawab..." Tapi sebelum Giok siau long kun menanggapi perkataan itu,
dia telah melanjutkan kembali kata2nya.
"Tapi, aku bersedia untuk mendengarkan pertanyaanmu
itu!" "Pertanyaanku sangat sederhana, aku cuma ingin bertanya
apakah Siau Ling benar2 sudah mati?""
"Kalau benari sudah mati kenapa?" Ka!au cuma pura2 mati
lantas bagaimana?"'' Shen Bok Hong balik bertanya.
"Besar sekali sangkut pautnya, berbicara bagi diriku dan
Shen toa cungcu maka hubungannya boleh dibilang antara
mati dan hidup" Shen Bok Hong tersenyum. "Aaah! Perkataanmu itu terlalu serius, masa dengan usia
sau cungcu yang masih begitu muda sudah suka
membicarakan soal mati?"
"Aku cuma ingin tahu apakah Siau Ling benar2 sudah
mati"! bentak Giok siau long kun dengan begitu keras.
"Tentu saja benar2 sudah mati!" jawab Shen Bok Hong
dengan sepasang alis matanya berkenyit.
Tiba2 nada suara Giok-siau long kun berubah jadi lembut
dan halus. "Sungguhkah perkataanmu itu"!"
Shen Bok Hong sendiri diam2 dibuai tercengang oleh sikap
lawannya yang aneh. sebentar bicara sambil mem-bentak2,
sebentar kemudian berbicara dengan suara lembut dan halus,
untuk sesaat ia tak dapat menduga apa yang dia kehendaki
"Aneh benar bocah ini dia berpikir dihati entah apa maksud
serta tujuan yang sebenarnya"!
Berpikir kesitu, diapun menjawab :
"Tentu saja aku tak bohong, bagaimma pendapat saudara"'
"Dimanakah jerasah dari Siau Ling"!"
''Jenasahnva sudah hangus terbakar oleh kobaran api! '
"Pengakuan ini diutarakan dari mulut Shen toa cungcu
sendiri, aku rasa pengakuan ini tak mungkin salah lagi!"
"Dalam kenyataan memang begitulah..."
Setelah berhenti sebentar, dia melanjutkan :
"Apakah sau cungcu bersiap sedia untuk balaskan dendam
bagi kematian Siau Ling"'
"Andaikata Siau Ling benar2 sudah mati, aku punya
maksud untuk berbuat begitu, tapi sebelum melihat sendiri
akan jenazahnya aku merasa kurang tenteram"
Sementara itu Kim-hoa bujin telah bangkit berdiri, katanya
dengan suara dingin: "Hey. usiamu begitu muda tapi kalau ngomong kenapa
begitu tak jelas?" "Sebenarnya engkau mengharapkan kematian dari Siau
Ling" Ataukah berharap agar dia masih tetap hidup"'"
Selama ini Shen Bok Hong selalu bertindak serius dan tidak
banyak bicara asal dia hadir disesuatu tempat maka dialah
yang berkuasa dan dia juga yang akan melakukan tanya
jawab, tapi terhadap Kim hoa hujin sikapnya sangat istimewa,
dia tak pernah menaruh suatu sikap yang serius terhadap
dirinya. melihat perempuan itu sudah buka suara maka
gembong iblis ini segera menyingkir kesamping dan tidak
berbicara lagi Giok siau long kun memandang sekejap ke arah Kim hoa
hujin, ia lihat perempuan itu memiliki alis mata yang panjang,
biji mata yang jeli dan muka yang menawan hati, dia segera
mendehem ringan dan menjawab:
"Tentu saja aku berharap dia telah mati."
Jawaban ini bukan saja sama sekali berada diluar dugaan
Kim hoa hujin, bahkan Shen Bok Hong sendiripun tertegun
dibuatnya, ia lantas berpikir didalam hati:
"Entah permainan busuk apa yang sedang direncanakan
oleh Giok siau long kun" Aneh benar orang ini...."
Sementara itu Kim hoa hujin telah mengerdipkan sepasang
matanya yang besar dan bulat kemudian ujarnya:
"Kalau memang begitu, apa perlunya engkau bertanya lagi"
Dia sudah mati terbakar ditengah hutan."
Tiba2 Giok siau long kun menengadah dan tertawa terbahak2,
suaranya keras bagaikan Pekikan naga hingga seluruh
ruangan upacara bergetar keras.
Betapa mendongkolnya hati Pek li Peng menyaksikan
tingkah laku pemuda itu, diam diam ia menyumpah didalam
hati: "Sialan ! Keparat yang tak tahu diri... Hmm. kalau engkau
tahu jika Siau toako duduk segar bugar disini tanggung
engkau tak sanggup tertawa lagi!"
Shen Bok Hong adalah seorang jago kawakan yang
mempunyai pengalaman amat luas-dalam dunia persilatan, ia
dapat menilai keadaan dengan otak dingin, sebelum duduk
nya persoalan dapat diketahui dengan jelas dia tak ingin
mengumbar hawa amarahnya secara sembarangan.
Dengan wajah dingin ia berdiri disisi gelarggang, menanti
Giok siau long kun menghentikan sendiri gelak tertawanya ia
baru berkata dengan nada ketus :
"Siu cungcu, apa yang sedang kau tertawakan ?"
Senyum yang menghiasi wajah Giok-siau long kun lenyap
tak berbekas, per lahan2 katanya :
"Aku sedang tertawa, apabila Siau Ling benar2 telah mati,
maka aku rasa tak akan ada orang yang akan mencatut nama
Siau Ling untuk menjadi Siau Ling gadungan lagi"
Bicara sampai disitu dia melirik sekejap kearah Lan Giok
tong dengan pandangan dingin.
Sorot mata itu penuh mengandung rasa benci dongkol dan
pelbagai perasaan lain yang bercampur aduk.
Kiranya, dalam kejadian yang lampau justru karena Lan
Giok tong menyaru sebagai Siau Ling gadungan maka Gak
Siau cha yang mendapat kabar itu segera tinggalkan dirinya
seorang diri, andaikata Lan Giok tong tidak menyamar sebagai
Siau Ling gadungan, mungkin saat ini Gak Siau cha sudah
menjadi istrinya. Walaupun dikemudian hari Siau Ling yang asli benar
benar munculkan diri dunia persilatan, waktu itu nasi sudah
menjadi bubur. Gak Siau cha telah menjadi Thio hujin, apa
yang bisa dikatakan lagi Setelah kejadian itu, berulang kali Giok siau long kun
membayangkan persoalan itu makin dipikir ia merasa semakin
benci, dia merasa semua perubahau yang terjadi hingga
berakhir demikian ini adalah berkat pengacauan dari Lan Giok
tong. Sementara itu Lan Giok tong telah berkata pula dengan
suara dingin : "Heeeh heeeh heeebb Thio heng jangan terlalu gembira,
meskipun Siau Ling telah mati, aku toh masih hidup dikolong
langit!" "Heeeh heeeh heeeh kalau engkau sudah bosan hidup,
itulah jauh lebih baik lagi, akan kuhantar engkau pulang
keakhirat" balas Giok siau long kun pula sambil tertawa dingin.
Ucapan tersebut makin menggusarkan hati Lan Giok tong,
teriaknya dengan lantang:
"Orang lain mungkin akan jeri terhadap ilmu seruling
keluarga Thio, tapi aku tidak takut, akan kulayani keinginanmu
sampai di manapun juga .."
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah ribut sendiri
dan saling maki memaki dengan ramainya, semua orang tak
tahu apa yang sedang diributkan oleh mereka berdua , hanya
Siau Ling seorang yang tahu duduk persoalan yang
sebenarnya, dua orang bersaudara yang masih punya
hubungan darah ini bisa saling bermusuhan hingga ibaratnya
air dan api, lak lain tak bukan hanya disebabkan mereka saling
memperebutkan diri Gak Siau cha .
Ada satu hal yarg tidak dimengerti Siau Ling, di hari2 biasa
Lan Giok-tong sangat jeri terhadap Giok siau long-kun. apa
sebab nya sekarang malah unjukkan sikap yang gagah berani
dan sama sekali tidak terlintas perasaan takut "
Sementara itu Giok siau-long kun telah menggertak mundur
dua langkah kebelakang, ujarnya dengan dingin :
"Hayo kita adu kepandaian didepan meja abu Siau Ling.
dalam seratus jurus akan ku cabut selembar jiwamu!"
Walaupun Lan Giok-tong sendiri sadar kalau ilmu silat yang
dimilikinya masih belum dapat menandingi kehebatan dari
Giok siau long kun, tetapi dia sendiripun tak dapat menahan
diri. Per lahan2 pemuda itu maju kedalam gelanggang dan
berkata : "Baik! Kita adu kekuatan sebanyak seratus gebrakan"
Sebenarnya maksud Lan Giok-tong adalah memancing
kemarahan Giok-siau long kun sehingga dia menantang Shen
Bok Hong dan Kim hoa hujin. apabila kedua orang jago inipun
menjadi gusar maka dalam pertarurgan yang kemudian
berlangsung, Giok-siau long kun pasti dapat dibasmi dari muka
bumi, itu berarti daa akan kehilangan seorang musuh cinta.
Siapa tahu apa yang diharapkan sama sekali tidak


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terwujud, bukan saja Giok siau-long kun sama sekali tidak
menyerang dirinya. dia malah mundur dua langkah dan
menantang dirinya untuk berduel.
Berada dihadipan umum, sudah tentu Lan Giek tong tak
dapat menarik tantangan orang, walaupun dia sadar bahwa
kepandaian silatnya masih belum mampu menandingi Giok
siau-long kun, terpaksa dengan perasaan apa boleh buat dia
maju kedepan. Langkah kakinya sangat lambat dalam hati dia berharap
agar Shen Bok Hong atau Kim hoa hojin turun tangan
menghalangi perbuatannya itu, dengan demikian diapun akan
mengundurkan diri secara hormat.
Siapa tahu baik Shen Bok Hong maupun Kim hoa hujin
sama sekali udak buka suara, malahan memandangpun tidak
se olah2 mereka sama sekali tidak melihat akan kejadian
tersebut. Dalam keadaan seperti ini. terpaksa Lan Giok tong harus
tampil kedepan untuk menerima tantangan Giok siau long kun,
pedangnya segera dicabut keluar dari dalam sarung.
Bu wi lotiang mengerutkan dahinya, ia segera berseru.
"Tempat ini tidak sesuai untuk melangsungkan
pertarungan, kalau ingin adu kepandaian silahkan pilih saja
tempat yang lain." Lan Giok tong berpaling dan memandang sekejap kearah
Shen Bok Hong, dari sikapnya yang tertegun agaknya ia
sedang menunggu pertimbangan dari gembong iblis itu.
Setelah urusan jadi begini, tentu saja Shen Bok Hong tak
dapat pura2 belagak pilon lagi, dia tertawa ewa dan berkata:
'"Lan si heng. bagaimana kalau kau berabar untuk
sementara waktu" Kesempatan di-kemudian hari masih
banyak, Suatu ketika toh akhirnya persengketaan diantara
kalian berdua dapat dibereskan"
Menggunakan kesempatan itu Lan Giok tong batalkan
niatnya untuk bertarung, dia masukkan kembali pedangnya
kedalam sarung dan per lahan2 mundur kebelakang Shen Bok
Hong. Giok situ long kun sendiri segera menengadah keatas dan
tertawa ter bahak2 dia melangkah keluar dari ruangan itu.
Belum jauh dia berjalan. tiba2 Suma Kan telah lari masuk
kedalam sambil berkata: "Ada seorang tamu perempuan datang menyambangi
arwah Siau tayhiap!' "Beritahu kepadanya kalau Shen toa cane cu berada disini,
harap tunggu sesaat lagi!" jawab Bu wi totiang.
"Aku telah berkata demikian, tapi ketika tamu perempuan
itu mendengar kalau Shen toa cungcu ada disini. ia semakin
bersikeras untuk masuk kedalam"
Waktu itu Giok siau long kun sudah hampir keluar dari
ruang sembahyangan ketika mendengar laporan dari Suma
Kan itu ia segera menghentikan langkahnya.
Terdengar Bu wi totiang bertanya:
"Sudah kau tanyakan siapa nama nona itu"
"Sudah!'' jawab Sumi Kan "ia mengaku she Gak."
' Bagus ..bagus sekali!' Shen Bok Hong segera menanggapi
"apakah nona Gak menerangkan juga, apa sebabnya dia
hendak ber jumpa dengan aku"''
Suma Kan tidak mananggapi pertanyaan itu.
Sementara Bu wi totiang telah bertanya kembali;
"Apakah dia adalah nona Gak Siau-cha?"
"Tentang soal ini, aku tidak sampai menanyakan,"
"Silahkan dia masuk !"
Suma Kan mengiakan, baru saja dia hendak putar badan,
tiba2 terdengar seorang dara berkata :
"Tak usah merepotkan engkau !"
Seorang dara baju putih yarg gagah dan agung per-lahan2
berjalan masuk kedalam ruangan.
Siau Ling segera berpaling, begitu mengetahui siapa yang
datang hatinya langsung berdebar keras pikirnya:
"Aaah.. ,benar2 enci Gak yang datang"
Gak siau cha mengenakan pakaian berkabung, malahan
suatu pakaian berkabung yang lengkap dengan kain kerudung
kepala warna putih serta sepatu warna putih juga.
Meskipun sedang berkabung, akan tetapi pakaian tersebut
sangat ringkas dan ketat, se akan2 dia telah bersiap sedia
untuk melangsungkan pertarungan dimanapun juga.
Sepasang mata gadis itu merah membengkak karena
terlalu banyak menangis meski begitu sinar mata yang
memancar keluar terasa tajam bagaikan aliran listrik.
Rupanya Gak siau cha sama sekali tak menduga kalau Giok
siau long kun serta Lan Giok tong semuanya hadir disana
dikala mereka saling bertemu muka, dara itu kelihatan rasa
tertegun Tapi semua kejadian itu hanya berlangsung dalam sekejap
mata, setelah tertegun sebentar akhirnya dia pulih kembali
dalam ketenangan, per lahan2 gadis itu lanjutkan kembali
langkahnya menuju kejapan meja abu.
Bersamaan itu pula dua orang gadis berpakaian warna
putih berkabung dengan pedang tersoren dipinggang ikut
masuk kedalam ruangan tanpa menimbulkan sedikit suarapin,
mereka langsung berdiri dibelakang Gak siau cha
Siau Ling segera kenali dua orang gadis itu sebagai Soh
Bun serta Siau Hong. Di hari2 biasa Siau Hong gemar mengenakan pakaian
warna merah menyolok, tapi sekarang ia telah mengenakan
pakaian warna patih bersih, mukanya kelihatan jauh lebih
kalem dan lebih dewasa daripada dihari hari biasa.
Setibanya didepan meja abu. Gak siau cha segera jatuhkan
diri berlutut diatas tanah dengan suara lantang dia berkata:
"Adik Ling walaupun arwahmu telah dialam baka tentunya
kau mengetahui bukan akan kehadiranku kesini surat wasiat
dari mendiang ibuku dengan jelas mengatakan bahwa aku... "
Tiba2 suara batuk keras dan berat memotong perkataan
dari Gak sian cha itu. Cepat gadis itu berpaling ia lihat orang yang terbatuk itu
adalah Giok siau long kun-sepasang alis matanya kontan
berkenyit, namun ia tidak menegur atau mengatakan sesuatu.
Giok siau long kun adalah seorang pemuda yang cerdik,
dari nada suara Gak Siau cha, dia telah menebak suara hati
gadis itu, ia tahu dara tesebut hendak menggunakan
kesempatan yang ada sekarang untuk mengutarakan suara
hatinya dan menyatakan kalau dia sudah menjadi istri Siau
Ling. Jikalau sampai terjadi begini, maka sekalipun dikemudian
hari dia mempunyai kesempatan untuk menebak dara itu, Gak
Siau cha bisa menggunakan alasan tersebut untuk menampik
permintaannya. Oleh sebab itulah Giok s au long kun se cgaja mengacau,
agar gadis itu tak mampu r.engutarakan suara batinya itu.
Setelah memandang sekejap kearah Giok tiiau long kun,
Gik Siau cha melanjutkan kembali kata2nya dengan suara
lantang : "Dalam surat wasiat yang ditinggalkan mendingan ibuku
dengan jelas telah tertera bahwa aku telah dijodohkan
kepada,.." "Nona Gak!" kembali Gak siau long kun mengacau dengan
suara keras bagaikan geledek.
"Ada apa?" sanya Gak Siau cha dingin.
"Siau Ling telah mati, bukankah ergkau akan balaskan
dendam bagi dirinya?""
"Tentu saja aku harus membalas dendam bagi
kematiannya." "Dengan kekuatanmu seorang diri, tidakkah engkau merasa
bahwa tenagamu terlalu minim?""
"Tidak mengapa, jika aku gagal untuk membalaskan
dendam, paling sedikit aku bisa bertarung sampai titik darah
yarg penghabisan, diakhiratpun aku bisa berjumpa lagi dengan
dirinya." Giok siau long kun tertawa ewa.
"Jika engkau mati dalam pertarungan, itu berani engkau
gagal untik balaskan dendam bsgi dirinya, apikah kematianmu
itu tidak terlalu penasaran?""
"Apakah Thio heng mempunyai usul yang bagus-,?""
"Maksudku, apalagi nona memang berhasrat untuk
membalaskan dendam bagi kematian Siau Ling, maka
sepantasnya kalau engkau pusatkan segenap perhatian dan
kekuatan untuk membalas dendam, walau harus
menggunakan cara yang paling rendahpun."
Rupanya Gak siau cha sudah dibikin tertarik hatinya oleh
ucapan Giok siau long kun itu. dia mengerdipkan matanya dan
bertanya: "Lalu bagaimana?"
"Setiap orang yang sanggup membalaskan dendam bagi
kematiaa Siau Ling harus nona anggap sebagai sahabat karib
dan berbicara dari keadaan dunia persilatan saat ini
sepantasnya kalau pertama tama nona menarik aku masuk
kedalam rombonganmul"
Gak siau cha termenung dan berpikir sebentar lalu
menjawab: 'Benar, apabila aku hendak balaskan dendam bagi kematian
saudaraku itu dengan cara apapun juga, pertama tama aku
memang harus mengundang Thio heng karena engkaulah
satulnya orang yang paling tangguh"
Giok siau long kun tertawa ter bahak2!
''Haahh haahhh haahnh terima kasih atas pujian nona.. ."
Tiba2 ia menghela napas sedih, sambung-nya:
"Nona, tidaklah engkau merasakan bahwa hubungan
diantara kita berdua menjadi jauh lebih renggang, malah
terasa asing sekali...."
Terbayang kembali hubungan mereka dimasa yang silam,
Gak Siau cha ikut menghela napas sedih, ia gelenglan
kepalanya berularg kali. "Sudah sembuhkah yang diderita Thiong heng"!" dia
bertanya. Bukan menjawab Giok siau-long-kun malah balik bertanya.
"Nona sudah berjumpa dengan gurumu?"
Gak Siau cha menggeleng. "Belum" jawabnya
"Untung Ilmu pertabiban, obat mujarab serta
penyembuhan secara batin dari Koh may-nay sangat lihay. aku
berhasil diselamatkan dari jurang kematian"
Tentu saja Gak Siau-cha dapat memaklumi apa yang di
maksudkan sebagai penyembuhan secara batin, cuma dia
tidak bertanya lebih jauh.
Terdengir Giok siau long kun melanjutkan kembali
kata2nya: "Bibi telah memberitahukan sepatah kata kepadaku, ucapan
tersebut jauh lebih mannur rasanya daripada minum be ratus2
butir obat mujarab, dia. berjanji kepadaku apapun yang
kuhendaki dia pasti akan penuhi, asal badanku sehat kembali
maka dia bersedia membatu diriku dengan sepenuh tenaga..."
Gak Siau-cha berdiri menjublak din untuk sesaat lamanya
tak mampu ber-kata2 ia tak menyangka kalau gurunya
bersedia membantu pemuda itu dengan sepenuh tenaga.
Giok siau-long-kun tertawa getir, kembali ia bertanya :
"Engkau takut?"
Gak Siau-cha menggeleng. "Aku berhutang budi kepada suhu budi itu kalau dihitung
maka jauh lebih berat daripada sebuah bukit karang,
walaupun demikian aku tak dapat pula membangkang pesan
terakhir dari ibuku, aku tak ingin menjadi seorang anak yang
tidak berbakti! ' Giok-siau long kun menghembuskan napas panjang.
"Aku tahu, sekalipun dia orang tua membantu aku dengan
sepenuh tenaga, belum tentu apa yang kuharapkan dapat
tercapai dengan memuaskan hati, tapi apa yang dia katakan
memang benar, aku harus menyayangi tubuh sendiri, sebab
hanya tubuh yang sebat baru dapat melakukan segala
galanya. "Cepat amat penyakitmu itu sembuh kembali."
"Asal pikiran dan perasaanku terbuka kembali, tentu saja
sakitku akan cepat sembuh toh bibi mempunyai obat2an yang
sangat mujarab! ' Gak Siau cha tidak menggubris ocehan dari Giok siau long
kun lagi, per lahan2 dia berpaling dan menyembah didepan
meja abu Siau Ling. Kali ini dia tidak berdoa dengan suara keras lagi. tapi hanya
berkemak kemik dengan suara lirih, orang lain hanya melihat
bibir nya bergetar namun tak tahu apa yang sedang
diucapkan. Sikap Shen Bok Hong sangat tenang, selama ini dia hanya
berdiri diam tanpa bergerak ataupun mengucapkan sepatah
kaia --ooo0dw0ooo - 89 BU WI TOTIANG sendiripin menunjukkan sikap yang tenang
dan kalem, sebab jauh sebelum kejadian itu berlangsung, hal2
sererti ini telah diduga olehnya dan It bun Han-to serta Sun
Put shia telah mengatu1" segala sesuafurya dengan rapi.
Menanti Gak Siau-cha telah bangkit berdiri. Shen Bok Hong
baru berkata dengan per lahan :
"Akulah Shen Bok Hong, aku dengar nona hendak
menjumpai diriku?""
"Aku kenal engkau !"
Shen Bok Hong bukan erang bodoh, dari pembicaraan yang
sedang berlangsung antara Giok siau-long kun dengan Gak
Siau cha ia dapat meraba sedikit duduk persoalan yang
sebenarnya, bahkan dari pembicaraan Lan Giok tong diapun
tahu kalau pemuda tersebut rela berbakti kepadanya,
kesemua nya itu tak lain hanya dikarenakan soal Gak Siau cha.
Syarat yang diajukan Lan Giok tong sewaktu
menggabungkan diri hanya ada satu, yakni minta bantuan
Shen Bok Hoag untuk menanggap Gak Siau cha serta
mengawinkan gadis iiu dengan dirinya.
Oleh karena itulah dalam hati kecil Shen Bok Hong telah
membekas Suatu kesan yang mendalam atas diri Gak Siau
cha, ia tak tahu apa sebabnya Giok-siau-long-kun mau pun
Lan giok siau.cha bisa ter-gila2 kepada gadis itu sehingga rela
saling gontok2an. "Aku harus amati raut wajah gadis ini dengan seksama"
pikirnya dalam hati," akan kulihat keistimewaan apakah yang


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di miliki dara ini sehingga begitu memikat hati dua orang
pemida itu ." Ketika paras muka gak siau cha diawasi dengan teliti, ia
lihat paras gadis itu memang cantik dan agung namun tiada
suatu daya tarik lain yang mampu membuat hati orang jadi
kesima, ini membuat hatinya jadi tercengang dan tak habis
mengerti. "Sungguh aneh !" pikirnya, " sekalipun gadis ini termasuk
seorang gadis yang cantik jelita namun tidak memiliki ke
istimewaan apapun, tapi apa sebabnya Giok siau long kun
serta Lan Giok tong bisa di bikin ter gila2 olehnya?"
Dalam pada itu Giok siau cha telah menegur dengan suara
dingin: "Shen Bok Hong engkau telah membunuh saudara Siau
ku?" Shen Bok Hong tersenyum. "Aku tidak membunuhnya kami melepaskan api dan
membakarnya hidup" dihutan belantara! '
"Aku rasa baik dibunuh atau dibakar sama sekali tak ada
bedanya!" "Memang sama2 mampusnya. cumi aku yakin rasanya
sewaktu kematian berlangsung tentu sangat berbeda!' kata
Shen Bok Hong sambil tertawa tergelak.
"Hutang uang- bayar uang. hutang nyawa bayar nyawa...."
"Betul!" balas gembong iblis itu lagi; "hutang nyawa
memang musti dibayar dengan nyawa, cuma harus dilihat
dulu adakah orang yang sanggup balaskan dendam bagi
kematiannya" "Akulah yang akan balaskaa dendam bagi kematian
saudara Siau!" Sementara pembicaraan masih berlangsung, dengan
sepasang mata yang tajam Shen Bok Hong awasi gerak gerik
Gak Siau-cba tanpa berkedip, ia berbarap bisa temukan
keistimewaan yang dimiliki gadis ini, sehingga kecantikannya
mampu membuat dua orang pemuda ter-gila2 kepadanya.
Haruslah diketahui, bukan saja Giok siau long kun serta Lan
Gio tong memiliki ilmu silat yang sangat tinggi bahkan
memiliki paras muka yang tampan dan lagi masih muda,
kegantengan mereka merupakan incaran dari kebanyakan
gadis2 cantik, sebaliknya Gak Siau cha bukan saja tidak
menerima cinta mereka berdua, bahkan menolaknya mentah2,
kejadian ini boleh dibilang merupakan suatu kejadian yang
aneh. Setelah di amatinya dengan seksarna, akhirnya Shen Bok
Horg baru berhasil menemukan kalau Gak Siau cha memang
benar2 mempunyai kelainan jika dibandingkan dengan gadis2
lain. Dia memiliki raut wajah yang cantik serta daya tarik yang
gampang membuat hati orang jadi terpesona sekalipun
sedang gusar namun sikap maupun mimik wajahnya
menunjukkan suatu kelainan dari pada orang biasa.
Sesaat kemudian, Shen Bok Hong merasakan jantungnya
berdebar keras. dia ikut terkesima sehingga lupa untuk
menjawab pertanyaan dan Gak siau cha itu
"Shen Bok Hong! kembali Gak siau cha membentak dengan
suara keras, mari kita langsungkan pertarungan yang
menentukan mati hidup kita didepan meja abu dan saudara
Siau ini juga!" Sinar mata yang sangat aneh memancar keluar dari
sepasang mata Shen Bok Hoag" tiba2 ia tertawa tergelak.
'Haahh haahhh hahh nona, engkau percaya kalau
kemampuan yang kau miliki sanggup untuk menangkan aku
orang she Shen?""
Gak siau cha mendengus dingin.
"Hmmm! Untuk menang aku memang tidak punya
keyakinan, tapi aku memiliki suatu tekad, tekad untuk
bertempur hingga titik darah penghabisan.!''
Shen Bok Hong tertawa ewa.
"Ada satu hal sampai sekarang aku masih tidak paham,
bersediakah nona untuk memberi penjelasan?"
'Soal apa" Cepat katakan!"
Sementara itu Siau Ling yang mengikuti jalannya peritiwa
dari samping gelanggang, diam2 merasa amat cemas, pikirnya
Sudah pasti kepandaian silat yang dimiliki enci Gak tak
akan berhasil menangkan Shen Bok Hong, andaikata mereka
berdua betul2 sampai terlibat dalam suatu pertarungan yang
seru. terpaksa aku harus tampilkan diri untuk membela
dirinya...' Sementara itu Shen Bok Hong telah berkata :
"Kelebihan apa yang dimiliki Siau ling sehingga nona begitu
kesemsem dan terkesima olehnya" Apa pula harganya bila
nona untuk mengorban diri demi dia yang sudah tiada?"
"Itu urusan pribadiku, aku rasa sama sekalii tak ada
sangkut pautnya dengan engkau!"
Shen Bok Hong berpaling dan memandang sekejap kearah
Lan Giok tong. kemudian bertanya lagi ;
"Nona Gak, engkau kenal bukan dengan saudara ini?"
"Kenal, ada apa?"
Shen Bok Hong tertawa ter bahak2.
"Haaah haaah haah kalau memang begitu bagus sekali,
saudara Lan bersedia masuk kedalam perkampungan Pek hoa
san cung ku lantaran dia cinta kepada nona Gak ia takluk
kepadaku karena mengharapkan bantuanku dan aku telah
menyanggupi sebuah syaratnya."
Berbicara sampai disitu ia berhenti sebentar sambil
memandang kearah Gak Siau cha
Rupanya gadis itu pun mempunyai rencana sendiri yang
dianggap matang, ia cuma mendengus tanpa menanggapi.
Melihat gadis itu membungkam, terpaksa Shen Bok Hong
melanjutkan kembali kata2 nya:
"Syarat yang telah kusanggupi adalah membantu dia untuk
menawan nona, kemudian menjodohkan diri nona untuk
menjadi istri nya. Gak Siau cha tertawa dingin, ia masih tetap membungkam
dalam seribu bahasa. ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 36 MELIHAT mana Shen Bok Hong berkata lebih jauh :
"Berhubung syarat itu sudah kukabulkan, maka dari itu aku
harap nona tak usah kuatir, sekalipun engkau sangat benci
kepadaku dan ingin membunuh aku, namun sebaliknya aku
tak akan membinasakan dirimu!"
"Cabut senjatamu!" seru Gak Siau-cha dingin,
"Silahkan nona yang pakai senjata, aku akan melayani
permainan nona dengan sepasang tangan kosong!"
Gak Siau cha melepaskan ikat pinggangnya dan cabut
keluar sebilah pedang lemas, kemudian sekali sentak dia siap
untuk turun tangan. "Nona, harap tunggu sebentar!" tiba-tiba Giok siau longkun
berseru lantang. Gak Siau cha berhenti seraya memandang sekejap kearah
pemuda itu. "Ada urusan apa?"
"Biar aku yang melakukan pertarungan babak pertama ini
!" "Aaai..engkau tidak mungkin bisa menandingi kelihayan
dari Shen Bok Hong ! " kata gadis itu sambil menghela nafas.
Giok siau long kun tertawa ewa.
"Aku tahu tak mungkin ilmu silatku dapat menangkan
dirinya, tapi, memangnya aku tak dapat melakukan
perlawanan hingga titik darah penghabisan?""
"Tapi apa gunanya bagimu " Engkau toh tidak mempunyai
hubungan apa-apa dengan Siau Ling?""
Giok siau long kun menghela nafas.
"Aaai ! Bukankah engkau akan balaskan dendam bagi Siau
Ling dan bertarung hingga titik darah penghabisan?""
"Benar !" Dengan sedih Giok siau long kun berkata kembali :
"Kalau engkau akhirnya mati disini, lalu apa artinya pula
kehidupan bagiku?" "Daripada hidup sebatang kara, lebih baik aku mati duluan,
siapa tahu aku bisa menangkan berapa titik air mata
simpatimu" Aaai. meskipun hanya dua titik air mata, aku
sudah merasa lebih dari cukup"
Gak Siau-cha yang tenang dan pandai membawa diri kali ini
tak dapat membendung rasa harunya lagi, ia menghela napas
panjang. "Saudara Thio, siau moay dapat merasakann cinta kasihmu
yang tulus itu dan cintamu dapat kuresapi hingga kedalam hati
sanubariku, engkau tak perlu berkorban bagi Siau Ling, sebab
hal ini tak perlu bagimu! "
Tiba-tiba Giok siau long kun menengadah dan tertawa
tergelak. "Haahh..haah... haah., sudah lama sekali siau heng tak
pernah mendengar ucapanmu yang begitu lembut dan halus.."
Ia menyingkap jubah panjangnya dan cabut keluar sebuah
seruling kumala yang panjang, kemudian melanjutkan :
"Aku bukan berkorban untuk Siau Ling aku pertaruhkan
selembar jiwaku hanya untukmu seorang!"
Kepada Shen Bok Hong sambil menuding dengan seruling
kumalanya dia berseru, "Dalam dunia persilatan tersiar berita yang mengatakan,
ilmu silat dari Shen toa-cungcu sangat lihay, sudah lama
kudengar akan kehebatanmu ini, aku harap hari ini bisa kau
tunjukkan kehebatanmu itu dihadapanku. Nah saudara,
silahkan cabut keluar senjatamu !"
"Engkau adalah keturunan dari Raja seruling Thio Hong" "
tanya Shen Bok Hong sambil tertawa ewa.
"Benar, dengan kedudukan aku orang she Thio, rasanya
masih berhak untuk menantang Shen toa cungcu untuk
berduel bukan?""
"Keluarga Thio tersohor sebagai keluarga besar yang
bermartabat tinggi. Kalau ditinjau kembali perkampungan
kalian memang terhitung sebuah perkampungan besar, cuma
aku orang she Shen betul-betul tak habis mengerti, apa
sebabnya saudara ajak aku untuk berkelahi?""
"Apa yang kupikir dan apa yang kulakukan tak mungkin
bisa dipahami oleh semua orang, Shen toa-cungcu ! Engkau
tak usah banyak bicara lagi, silahkan cabut senjatamu."
Shen Bok Hong masih tetap mengejek dingin.
"Aku merasa sangat heran, sekalipun tujuanmu adalah Gak
Siau-cha, tapi Siau Ling toh merupakan musuh cintamu yang
terutama" Halangan bagimu telah kubantu untuk singkirkan,
sepantasnya kalau engkau merasa berterima kasih atas
bantuan yang kuberikan ini, bukannya menerima kasih kenapa
engkau malah tantang aku untuk berkelahi"!"
"Masalah ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Siau
Ling, aku berbuat begini hanya untuk nona Gak seorang!"
"Seandainya Siau Ling masih hidup?"
"Tentang soal ini., tentang soal ini.." untuk sesaat lamanya
Giok siau long kun cuma bisa tertegun.
Dengan suara dingin Shen Bok Hong berkata lebih jauh :
"Seandainya aku tidak bakar Siau Ling sampai mati, maka
antara engkau dengan Siau Ling masih akan tetap terikat
hubungan sebagai musuh yang tak mungkin bisa diakurkan
lagi, sudah tentu Gak Siau cha akan membantu Siau Ling
daripada membantu kau bila sampai terjadi pertarungan.."
"Saudara, sebentar lagi aku akan menjadi masuh
bebuyutan dari nona Gak, ini disebabkan karena aku telah
membantu kau untuk bunuh Siau Ling, cobalah bayangkan"
Aneh toh rasanya kalau orang yang berbudi kepadamu
malahan kau anggap sebagai musuh besar" Nah, pikirlah
sendiri pantas tidak kalau engkau bikin perhitungan dengan
aku" " Walaupun Gik Siau cha sendiripun tahu kalau Shen Bok
Hong sedang menghasut pemuda itu agar jangan membantu
pihaknya untuk bikin perhitungan dengan iblis tersebut, akan
tetapi dia sama sekali tidak berusaha untuk mencegah, sebab
dia sendiri pun memang tidak berharap kalau Giok-siau-long
kun pertaruhkan jiwa demi dirinya, diam-diam ia malah
berharap agar hasutan itu manjur hingga pemuda itu
mengundurkan diri dari situ.
Ia merasa sudah terlalu banyak ia berhutang budi pada
Giok siau long kun, kalau sekarang pemuda itu bersedia untuk
korbankan jiwanya demi dia, sudah pasti dia akan semakin
tidak tenteram. Oleh karena itulah, gadis itu tetap membungkam tanpa
mengucapkan sepatah katapun
Terdengar Giok siau long kun berkata
"Apa yang toa cuogcu katakan memang betul, jika Siau
Ling hidup didunia maka aku merupakan musuh bebuyutan
yang tidak mungkin bisa diakurkan lagi, sebaliknya kalau dia
sudah mati maka dia merupakan sahabat karibku!"
" Oooh suatu perhitungan yang tolol dan membingungkan!
" "Tidak, tidak membingungkan, tapi jelas.. yah jelas sekali !
Inipun harus dilihat dulu bagaimana tanggapanmu " Jikalau
engkau tidak menginginkan suatu kehancuran secara total,
aku harap engkaupun jangan terlalu membenci diri Siau Ling
lagi". Shen Bok Hong mengangguk.
"Jadi kalau begitu, Thio si-heng sudah bertekad untuk
menantang aku berduel?""
"Benar, dan pertarungan ini bukan pertandingan adu silat,
kita akan bertempur sampai salah seorang diantara kita
mampus !" "Sekarang juga engkau akan bertarung " Tidakkah merasa
terlalu kepagian?" kata gembong iblis itu seraya tertawa.
"Kenapa?""
"Aku hendak memberi kesempatan lagi bagimu untuk
berpikir lebih jauh, bagaimana kalau pertarungan ini kita
undur sampai besok tengah hari?""
Giok-siau long-kun alihkan sorot matanya keatas wajah Gak
Siau cha, kemudian bertanya:
"Bagaimana pendapat nona Gak?""
"Terimalah permintaannya itu !"
"Besok kita akan berjumpa dimana?" tanya Giok siau long
kun kemudian. "Menurut pendapat Thio si heng?""
"Bagaimana kalau kita tetap berjumpa didepan meja abu


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari Siau Ling ini ?"
"Baik, besok tengah hari aku orang she-Shen pasti akan
dalang tepat pada waktunya"
"Kalau begini, akan kunantikan kedatanganmu besok
siang." Shen Bok Hong segera memberi hormat sambil putar badan
"Aku mohon diri dulu !"
Kemudian kepada Bu wi totiang katanya pula:
"Harap totiang mengadakan persiapan pula, besok siang
selesai aku orang she-Shen bertempur melawan Thio kongcu
akupun hendak menantang totiang sekalian untuk berduel."
"Sampai waktunya pinto sekalian akan me nantikan
petunjukmu, maaf tidak kuhantar sampai jauh"
"Tak perlu!" dengan langkah lebar gembong; iblis itu
segera berlalu dari ruangan.
Menanti bayangan tubuh dari Shen Bok Hong sekalian
sudah lenyap dari pandangan Bu wi totiang baru
menghembuskan napas panjang seraya berkata:
"Nona Gak, Thio kongcu, silahkan masuk keruang belakang
untuk beristirahat!"
Giok siau long kun tidak memberi tanggapan, diam-diam
dia awasi semua gerak gerik dari Gak Siau cha, menanti gadis
itu sudah masuk keruang belakang Giok siau long kun baru
menyusul dibelakangnya. Melihat gerak gerik mereka, dengan ilmu menyampaikan
suara Pek li Peng segera berbisik :
"Toako, setelah kita melihat kesemuanya itu, kita tak boleh
membiarkan Giok siau long kun sampai menipu diri enci Gak,
aku akan beri tahu kepadanya kalau engkau masih hidup"
Siau Ling terperanjat cepat dia sambar pergelangan kiri Pek
li Peng dan mencegah gadis itu pergi dari sana.
"Jangan bertindak gegabah." bisiknya dengan lirih.
Mereka berdua dengan jarak yang sangat dekat, sekali
sambar tangan gadis itu sudah dapat disentuh, karenanya
gerak gerik mereka tidak sampai menimbulkan kecurigaan
orang. Walau begitu Siau Ling mengerti bahkan It bun Han to
adalah seorang manusia yang bertindak cermat, sudah pasti
dia telah menyebarkan anak buahnya sekitar ruangan
tersebut, apabila jejak nereka ketahuan maka sudah pasti
rahasia penyaruan merekapun akan terbongkar.
Maka setelah menarik pergelangan kiri Pek li Peng, dia
segera lepas tangan kembali sambil berbisik lirih:
"Sudah terlalu lama kita berdiam didalam ruangan ini, hayo
kita pergi saja sini"
Sambil bangkit pemuda itu berjalan keluar dari situ.
Pek li Peng mengikut dibelakangnya, dalam waktu singkat
mereka sudah meninggalkan ruang kebaktian tersebut.
Akhirnya mereka mencari sebuah tenda yang tiada
penghuninya dan masuk kedalam. Setibanya dalam tenda,
dengan sorot mata tajam Pek-li Peng menyapu sekejap sekitar
ruangan, setelah yakin kalau disitu tak ada orang, dia lantas
berbisik lirih "Toako, bagaimanapun juga kita harus berusaha untuk
menyusup masuk keruang belakang. kita lihat bagaimana
keadaan didalam situ"
Lama sekali Siau Ling membungkam, sementara sinar yang
sangat aneh memancar keluar dari balik matanya.
Ketika merasa keanehan Siau Ling, dengan cepat Pek li
Peng berpaling kemudian ujarnya lagi :
" Giok siau long kun mempunyai maksud yang kurang baik
terhadap enci Gak, padahal enci Gak menganggap kau sudah
mati, Bagaimanapun juga kita harus berusaha keras untuk
menyampaikan berita tentang masih hidupnya engkau kepada
dirinya?" Per-lahan-lahan Siau Ling berpaling, ia mena tap wajah
Pek-li Peng tanpa berkedip, lama sekali pemuda itu baru
menggeleng sambil berkata,
"Peng ji, Giok siau long kun amat mencintai enci Gak
bahkan cinta yang berkobar membuat pikirannya jadi
nyeleweng, bukankah pemuda itu kelihatan mengenaskan
sekali?" Pek li Peng tertegun, sesaat kemudian baru mengangguk.
"Memang benar perkataan toako, tapi kenapa ?"
"Kecuali wataknya yang terlau kasar, pikiran serta jiwanya
terlalu cupat dan sempit, sebetulnya Giok situ long kun tidak
terhitung seorarg manusia yang jahat, benar bukan?""
"Tapi dia amat jahat terhadap toako!" bantah Pek li Peng
dengan penasaran. "Sebenarnya antara aku dengan dia tiada ikatan dendam
ataupun sakit hati, tapi lantaran enci Gak dia jadi membenci
kepadaku dia selalu menganggap aku sebagai satu-satunya
musuh cinta yang menghalangi habungannya dengan enci Gak
!" Pek li Peng menghela napas panjang.
"Toako tidak membenci dirinya?" ia bertanya.
"Kenapa aku musti benci kepadanya.." jawab Siau Ling
seraya menggeleng. "Aaai, kebesaran jiwa dan toako memang kian lama kian
bertambah agung, sungguh membuat hati orsng jadi kagum!"
Siau Ling tertawa sedih. "Peng ji, setelah Giok siau long kun menantang Shen Bok
bong untuk berduel disini besok siang, dia pasti akan
melakukan suatu persiapan yang amat matang, sebelum
semuanya jadi terlambat kita harus berusaha untuk
menyelidiki kekuatan yang dimiliki gembong iblis itu, kemudian
beri tahu kepada It bun Han to agar dia sempat melakukan
persiapan" "Tiba-tiba akupun teringat akan satu persoalan, andai kata
besok siang benar-benar terjadi suatu pertarungan sengit,
apakah toako jaga akan munculkan diri untuk membantu
mereka?" "Hal ini musti dilihat dulu keadaan pada waktu itu. kalau
kita tak perlu munculkan diri, sudah tentu kita tak usah
munculkan diri!" "Sekarang siau moay sudah mengerti mengapa selama ini
toako tak bersedia munculkan diri, akupun tahu maksudmu
kenapa selalu merahasiakan diri..,!"
"Bagus sekali perkataanmu itu "seru Siau Ling sambil
tersenyum, setelah berpikir sebentar dia melanjutkan :
"Setelah berulang kali kutentang dan ku-lawan kekuasaan
dari Shen Bok Hong, pengaruh ini banyak merembet pula ke
tubuh sementara umat persilatan, mereka dari takut: terhadap
Shen Bok Hong kian lama kian berubah jadi makin berani, tapi
banyak pule diantara jago2 lihay yang semula berhasrat untuk
menantang kekuatan Shen Bok Hong" tapi lantaran ada aku
maka mereka membatalkan maksudnya, jika mereka tahu
kalau aku sudah mati dan dalam dunia persilatan sudah tiada
orang yang bersedia menjadi pembuka jalan lagi bagi mereka,
siapa tahu kalau sementara orang persilatan yang
kumaksudkan ini malah bangkit berdiri dan membela diri
dengan kekuatan yang mereka miliki.."
"Benar " sambung Pek-li Peng sambil mengangguk," dalam
dunia persilatan memang terdapat manusia sebangsa itu,
meskipun tak dapat kusebutkan nama mereka, tapi aku dapat
merasakannya" Siau Ling tertawa ewa.
"Tahukah engkau apa maksud dan tujuan dari kedatangan
Shen Bok Hong pada hari ini?""
"Ia merasa tak tenang hatinya karena telah membakar mati
toako dengan siasat licik karena itu sengaja datang kemnari
untuk memberi penghormatan kepada arwah toako."
Sambil tertawa Siau Ling segera menggeleng.
"Orang lain mungkin akan berpendapat demi kian, tapi bagi
Shen Bok Hong pribadi tak mungkin karena persoalan itu."
"Masa kedatangannya membawa rencana serta maksud
tertentu?"" "Karena tak lega hati sebab jenasahku tak berhasil
ditemukan, maka dia sengaja datang kemari untuk melakukan
pemeriksaan, bahkan membawa serta Kim-hoa hujin serta Lan
Giok tong. dari sini maksud tujuannya tertera jauh lebih jelas
lagi," "Kenapa?" Sebab Lan Giok tong adalah orang yang sengaja pancing
masuk kedalam jebakan, sedangkan Kim hoa hujin adalah
satu-satunya anak buah Shen Bok Hong yang berhubungan
akrab dengan diriku"
"Nah itulah dia ! seru Pek li Peng.! Aku lihat tangisannya
pada waktu itu amat menyedihkan sekali, jelas tangisan
seperti itu tak mungkin dilakukan dengan ber pura-pura!"
Siau Ling tertawa ewa. "Shen Bong telah memperhitungkan dengan tepat,
andaikata aku masih hidup dikolong langit maka tujuanku
pasti akan kemari", Nah, dia telah menyiapkan Lan Giok-tong
dan Kim hoa hujin untuk memancing meluapnya perasaanku,
Lan Giok-tong akan membangkitkan hawa amarahku yang tak
terkendalikan, sedangkan Kim hoa hujin akan memancing rasa
sedihku yang tak tertahan, dari situlah dia akan mencari titik
kelemahanku.." "Seandainya engkau menyembunyikan diri, bukankah
mereka juga tak akan melihat akan dirimu?"
"Tapi dari suasana kesedihan yang menyelimuti seluruh
ruang upacara, ia bisa menemukan akan hal yang sedang
dicarinya itu, dan disini pula tujuan datang menyambangi
arwahku!" "Kalau memang demikian, apakah sekarang dia sudah tahu
kalau kita masih hidup"!"
"Aku rasa dia pasti tak tahu, dia sama sekali tak
menyangka kalau kita akan membaurkan diri diantara
kawanan jago yang datang memberi penghormatan, ia tak
pernah meneliti jago-jago yang datang berziarah dengan
seksama, sebab menurut dugaannya bila aku kembali kesini
maka Bu wi totiang sekalian tentu akan mengetahuinya"
"Aaai..! Selama beberapa bulan kita berkumpul, bukan saja
ilmu silat yang toako miliki telah mendapat kemajuan yang
sangat pesat, bahkan kecerdasan otakpun kian hari kian
bertambah hebat, semua orang mengatakan toako bagus
dalam bakat cerdik dalam otak, perkataan ini rasanya memang
tidak salah!" Dengan cepat Siau Ling menggeleng.
"Keadaanlah yang memaksa aku harus meronta dan
berjuang melepaskan diri dari kesengsaraan, karena tiap hari
harus bergelim pangan dalam suasana bahaya dan tepi
lembah kematian, lama kelamaan otakku mengalami
perubahan dengan sendirinya, dulu aku tak pernah berpikir
sampai disitu, tapi sekarang aku mulai belajar menggunakan
otak, maka tak bisa dikatakan suatu kecerdasan otak yang
luar biasa !" Pek li Peng tertawa manis
"Kalau toako makin lama semakin hebat maka akulah yang
makin lama makin bodoh"
Ia berhenti sebentar kemudian melanjutkan:
"Sekalipun siang malam aku mengikuti disisi toako, tapi
dalam menghadapi setiap persoalan engkaulah yang
melindungi diriku aku tak pernah punya kesempatan untuk
berpikir dengan menggunakan otak sendiri."
Siau Ling meneghela nafas panjang.
"Aaai...Peng-ji, tahukah engkau akan keadaan situasi yang
sedang kita hadapi sekarang"
"Kenapa?"tanya Pek li Peng tertegun "masa situasi yang
berada disekitar kita sangat berbahaya?"
"Sekaranglah waktunya pertarungan antara kaum sesat
dengan kaum lurus, Shen Bok Hong telah siapkan segenap
kekuatan yang dimilikinya untuk menggempur kita, meskipun
sekilas pandangan suasana tampaknya tenang dan tentram
dalam kenyataan inilah kesunyian sementara sebelum suatu
hujan badai yang dahsyat menjelang tiba, dan pada detik ini
juga saat yang paling kritis bagi kita untuk menentukan mati
atau hidup, perasaan hatiku saat ini berat bagaikan ditindih
dengan buku karang yang besar, jika kita salah bertindak
hanya selangkah saja pada saat seperti ini, maka akibatnya
akan menciptakan suatu musibah dan tragedi yang paling
besar bagi umat persilatan!"
"Aaah! Masa keadaannya sampai seserius itu!"
"Aku tidak bohong, keadaan memang sudah berubah jadi
sangat gawat dan berbahaya, oleh sebab itulah aku lebih suka
menyaksikan saudara Sang dan saudara Tu menangis sedih,
membiarkan enei Gak meneteskan air mata bercampur
dengan darah, daripada memberitahukan kepada mereka
kalau aku masih hidup"
Pek-li Peng termenung dan berpikir sebentar, kemudian
tanyanya 1agi : "Apakah tindakan dari toako ini disebab kan oleh suatu
tujuan atau maksud tertentu?"
"Ehmm! Justru karena Shen Bok hong menganggap aku
benar-benar sudah mati, maka aku baru bisa bergerak dengan
leluasa untuk menghancurkan semua rencana besarnya agar
ambisinya yang besar serta kemauannya yang busuk hancur
berantakan" Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, kemudian
lanjurnya lebih jauh: "Agaknya It bun Han to telah menyusun suatu rencana
yang amat matang aku percaya dengan kemampuannya,
orang itu lihay serta pintar, kelihayannya tidak dibawah Shen
Bok hong, sayang ia tak mampu memegang keyakinan untuk
menang, oleh sebab itulah aku harus membantu usahanya
secara diam diam" "Kalau toh kecerdasan dan kemampuan It bun Han to bisa
lebih hebat dari Shen Bok hong. mengapa ia tak bisa
memegang keyakinan untuk menang?"
"Rencana masak yang disusun Shen Bok bong sudah
disiapkan sejak puluhan tahun berselang, karena
kelangsungan yang sudah berjalan sangat lama inilah maka
dia berhasil mengumpulkan sebagian besar jago persilatan
yang lihay untuk berpihak kepadanya, walaupun It bun Han to
juga hebat dan cerdik tapi kedua belah pihak sebenarnya
memiliki perbedaan yang sangat besar"
Berbicara sampai disini, tiba-tiba sinar matanya dialihkan
keatas wajah Pek li Peng, kemudian menambahkan:
"Peng-ji, untuk sementara waktu kita harus berpisah dulu!"
"Toako mau pergi kemana " Memang tak dapat membawa


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serta diriku?" "Bukankah sudah kuterangkan kepadamu bagaimana
gawatnya situasi pada saat ini" Kita tak boleh menelantarkan
masalah besar hanya dikarenakan urusan muda mudi."
Perlahan-lahan Pek li Peng mengangguk. "Baiklah, kapan
kita akan bertemu lagi?""
"Mungkin malam nanti, tapi paling lambat besok sebelum
tengah hari tiba !" "Akan kunantikan kedatanganmu diruang tengah ini."
"Engkaupun harus melakukan suatu pekerjaan bagiku "
"Pekerjaan apa?" tanya Pek li Peng cepat dengan semangat
berkobar kembali "Sudah pasti enci Gak bukan tandingan Shen Bok Hong,
seandainya pertarungan yang besok siang akan diadakan
didepan meja abu ini benar-benar terlaksana, sudah pasti enci
Gak maupun Giok siau long kun akan mati ditangan Shen Bok
Hong, oleh karena, itu sebelum tengah hari tiba besok bila aku
masih belum kembali maka engkau harus berusaha untuk
menghalangi terjadinya pertarungan sengit itu"
"Tapi., bagaimana caranya untuk menghalangi pertarungan
itu?" "Beri tahu enci Gak secara diam-diam kalau aku belum
mati, minta dia jangan layani pertarungan adu kekerasan
dengan Shen Bok Hong ..."
Ia termenung dan berpikir sebantar, kemudian
melanjutkan. "Alangkah baiknya kalau engkau bisa atasi persoalan ini
tanpa menggunakan cara tersebut, kalau terpaksa memang
tiada jalan lain cara itu baru kau gunakan, mengerti?"
"Akan kuingat selalu!" jawab Pek li Peng sambil
mengangguk. Siau Ling segera bangkit berdiri, pesannya kemudian:
"Ilmu silat yang kau miliki cukup untuk melindungi diri
sendiri, tapi engkau musti berhati-hati dalam semua masalah,
tunggulah sampai aku kembali dengan tenang"
Habis berkata pemuda itu segera bangkit dan keluar dari
tenda. Pek li Peng mengejar keluar tenda, ia lihat Siau Ling telah
berlalu dengan langkah lebar.
Setelah meninggalkan tenda yang berderet deret, anak
muda itu langsung menuju ketanah belukar.
Haruslah diketahui, kawanan jago persilatan yang
berkumpul ditempat itu jumlahnya mencapai ratusan orang,
suasana amat gaduh dan orang-orang itu berkeliaran kesana,
kemari hingga sukar dikontrol dengan baik, tentu saja It bun
Han to maupun Bu wi totiang tahu kalau diantara mereka
kemungkinan besar terdapat mata-mata2 yang dikirim Shen
Bok Hong untuk mencari berita, tapi mereka berlagak terbuka
asalkan pihak lawan tidak melakukan sesuatu gerakan maka
merekapun tidak melarang;
Oleh karena itulah gerak gerik Siau Ling berdua disekitar
tempat itu sama sekali tidak mengganggu boleh dibilang
leluasa.... Menanti bayangan punggung dari Siau Ling sudah lenyap
dari pandangan mata. Pek li Peng baru menghembuskan
napas panjang. ia putar badan dan berjalan kembali keruang
kebaktian. Waktu itu sebagian besar peziarah telah memberikan
penghormatannya, sedangkan mereka yang berdiam agak
jauh dari tempat itu masih belum tiba maka suasana dalam
ruang telah sunyi dan hening.
Perlahan-lahan Pek-li Peng masuk keruang tengah, asap
tipis mengepul keangkasa menyiarkan bau harum semerbak,
sepi seluruh ruangan itu sama sekait tak nampak sesosok
bayangan manusiapun. Perlahan-lahan ia mendekati meja abu itu memandang
papan nama yang bertuliskan nama Siau Ling tak tahan lagi
dia tersenyum, tangannya dengan lembut meraba beberapa
huruf yang tertera ditengah meja abu tersebut.
"Itu cuma tulisan hitam diatas kain putih, entah apa
maksudmu merabanya?""
Tiba-tiba...serentetan suara teguran yang berat dan rendah
menggema disisi telinganya;
Cepat Pek-li Peng berpaling, ia lihat orang itu adalah pria
baju putih yang melihara jenggot sepanjang lambung, dia tak
lain adalah It-bun Han to.
Dalam hati segera pikirnya :
"Toako seringkali memuji akan kehebatan orang ini.
katanya kecerdikannya melebihi Shen Bok Hong. kalau aku
buka suara maka dia pasti akan mencurigai identitasku, lebih
baik aku membungkam saja.!"
Dengan sorot mata yang amat tajam bagaikan pisau belati
It-bun Han to mengawasi wajah Pek-li Peng tanpa berkedip,
hal ini membuat gadis itu merasa tidak seharusnya
membungkam terus. Betapa gelisahnya hati dara ini, dia berpikir
"Andaikata toako berada disini dia pasti punya akal untuk
menghadapinya, sekarang aku hanya berada disini seorang
diri, celaka, bila rahasiaku ketahuan!"
Dalam gelisahnya tiba-tiba satu ingatan terlintas dalam
benak gadis ini, kembali dia berpikir :
"Aaah. aku ada akal, lebih baik aku pura-pura berlagak bisu
dan tak pandai berbicara, dengan begitu dia toh tak bisa
paksa aku mtuk bercakap cakap"
Berpikir sampai disitu, dia lantas menunjuk kemulut sendiri
kemudian gelengkan kepalanya.
"Engkau tak bisa bicara" " tanya It bun Han to dengan dahi
berkerut kencang. Pek li Peng mengangguk, ia lantas menulis diatas meja
dengan abu hio: "Aku bisa mendengar bisa menulis, tapi tak mampu
berbicara!" It bun Han to termenung dan berpikir sebentar, kemudian
ujarnya lagi dengan lembut:
"Bersedia bukan untuk bersantap diruang dalam?"
Pek li Peng segera berpikir:
"Kalau ditinjau dari keadaan yang kulihat hari ini, rupanya
ruang belakang khusus disediakan mereka untuk melayani
tamu-tamu terhormat atau mempunyai kedudukan yang
terpandang, semestinya disitulah letak pusat kekuatan untuk
menentang Shen Bok liong, malahan enci Gak ada disitu. Giok
siau long kun serta Bu wi totiang sekalipun berada disana,
semestinya sukar untuk masuk kesitu.,.. sekarang ada
kesempatan baik untuk masuk, apa salahnya kalau kuterima
tawaran ini?" Karena berpendapat begitu maka ia tidak menampik, tapi
langsung berjalan masnk ke ruang belakang,
Dibelakang meja abu itu merupakan sebuah lorong jalan
yang lebarnya cuma dua depa. Kedua belah sisinya ditutup
dengan kain warna putih. Terdengar It bun Han to berkata lagi:
"Lorong jalan ini sudah tertera sangat jelas, dinding
pemisah hanyalah berupa kain putih yang tipis, aku harap
sahabat jangan sengaja menjebolkan kain putih ita hanya
dikarenakan rasa ingin tahu, sebab kalau sampai terjadi begitu
maka akan berakibat fatal sekali!"
Pek li Peng coba berpaling, ia lihat It -bun Han to tidak ikut
masuk tapi hanya berdiri tegak ditempat semula, ini
menyebabkan hatinya jadi keheranan.
Tapi gadis itu sudah terlanjur berlagak bisu, maka ia tak
bisa buka suara untuk bertanya.
Tampak It bun Han to siapkan tangannya seraya berkata
lagi : "Silahkan masuk kedalam, asal engkau bersedia masuk
kedalam dengan melewati jalan berdinding kain putih yang
ada, pastilah ada orang yang akan menyambut
kedatanganmu" Pek li Peng segera berpikir lagi :
"Orang ini memang cerdik banyak akal dan sukar diraba
perasaan hatinya, entah mengapa dia suruh aku berjalan
masuk seorang diri "
Tapi keadaannya pada waktu itu ibarat menunggang diatas
punggung harimau, mau tak mau terpaksa dia harus
melanjutkan langkahnya masuk kedalam lorong itu.
Setelah berada didalam lorong tersebut, Pek li Peng baru
merasakan betapa banyaknya tikungan yang ada disana,
seakan-akan dia sedang berada dalam sebuah barisan Patkwa-
tin yang lihay: Sepertanak nasi sudah Pek li Peng berjalan dalam lorong
itu, namun ujang lorong belum juga ditemukau, bahkan tak
nampak pula seorang manusiapun yang menyambut
kedatangannya. Tiba-tiba satu ingatan terlintas dalam benaknya, ia segera
berhenti dan berpikir : "Berapa besar toh ukuran dari ruang penghormatan itu"
Kenapa belum juga kusampai di tempat tujuan?" Paling sedikit
aku sudah berja1an sejauh lima li, tapi masih juga berputar
terus disekitar lorong yang berdinding kain putih... sudah pasti
aku terjebak dalam suatu barisan yang aneh...."
"Aaah! Kalau begitu pujian toako atas kehebatan It bun
Han to memang tak salah lagi, dia memang lihay dan berilmu
tinggi." Oleh sebab dia sangat mengagumi akan ketajaman mata
toakonya, maka meskipun harus terjebak didalam barisan
aneh hatinya sama sekali tidak terpengaruh oleh hawa gusar.
Pada saat itulah tiba-tiba melintas lewat sesosok bayangan
manusia menyusul It bun Han to munculkan diri disebuah
tikungan lorong, sambil maju menghampiri gadis itu pujinya"
"Sababat, sungguh bagus imanmu engkau sabar dan
tenang sekali!" Pek li Peng menggetarkan bibirnya dan hampir saja
menjawab perkataan itu, untung dia cukup sigap sehingga
kata-kata yang hampir terlontar keluar segera ditelan kembali
It bun Han to segera ulapkan tangannya dan berkata lagi;
"Mari ikutilah dibelakangku "
Pek li Peng tidak banyak bertingkah, dia segera mengikuti
dibelakang orang itu. Hanya berbelok beberapa kali saja diantara lorong tersebut,
mereka sudah keluar dari himpitan lorong tadi, pemandangan
yang terbentang didepan mata pun berubah.
Di hadapan mereka sekarang terbentang sebuah ruangan
indah yang terbentuk dari kain putih, ruangan itu terbagi jadi
dua sisi yang saling berpisah satu sama lainnya.
Menyaksikan hal itu kembali Pek li Peng memuji didalam
hati : "Bukan saja dapat membangun barisan yang hebat
didaerah seluas beberapa li, bahkan dapat pula membangun
ruangan seindah, ini, kalau tidak memiliki pengetahuan
tentang bangunan yang luar biasa, tak mungkin kesemuanya
itu dapat diselesaikan hanya di dalam beberapa hari saja"
Tampak It bun Han to menyiapkan semua borden dan
berkata dengan halus : "Silahkan masak kedalam"
Per lahan-lahan Pek li Peng masuk kedalam ruangan,
kemudian mengamati susunan ruang tersebut dengan
seksama. Dia lihat warna ruangan itu serba putih dan sama sekali
tidak nampak warna lain, sebuah meja dilapisi pula dengan
kain putih berada ditengah ruangan sedang disekelilingnya
tersedia empat buah kursi, teko air teh dan cawan putih
tersedia disana. Pada waktu itu ada dua orang sedang duduk didalam
ruangan itu, mereka adalah Bu wi lotiang serta Sun Put-shia.
Pek li Peng memandang sekejap kearah dua orang itu,
kemudian per lahan-lahan duduk disitu.
Sun Put shia memandang sekejap kearah Pek li Peng,
kemudian sambil memandang kearah It bun Han to tanyanya :
"Siapa orang ini?"
"Seorang sahabat persilatan yang punya mulut tak mampu
berbicara!" "Punya mulut tak mampu berbicara" Memangnya dia
seorang bisu?" tanya Sun Put shia lagi dengan dahi berkerut.
It bun Han to mengangguk.
"Memang begitulah!".
Sambil berkata diapun ambil tempat duduk dikursi yang
masih kosong. Dengan sorot mata yang amat tajam Sun Put shia
mengawasi wajah Pek li Peng beberapa saat lamanya,
kemudian menegur: "Bukankah raut wajahmu telah dipoles dengan obat
penyaru?" Pek li Peng segera menggeleng.
Tiba-tiba It bun Han to duduk mendekati gadis itu,
kemudian dia tepuk bahunya dengan perlahan.
Pek li Peng, amat terperanjat, cepat-cepat ia bangkit dan
menghindar. Tingkah lakunya yang kaget dan gugup ini kontan
membuat It bun Han to jadi tertegun dan memandang
kearahnya dan melongo. Tapi hanya sebentar kemudian ia sudah pulih kembali
dalam ketenangannya seperti sediakala setelah tertawa ewa
katanya: "Bila dugaanku tidak keliru, aku yakin engkau bukanlah
sungguh-sungguh bisu!"
"Kalau aku bisu, sudah pasti kalian tak akan bisa berbuat
apa-apa terhadap diriku..." batin Pek li Peng dihati
Terdengar It bun Han to melanjutkan kembali kata-katanya
"Bukankah engkau mempunyai seorang sahabat yang
sangat baik dan sekarang dia telah meninggalkan tempat ini"
Aku lihat kalian berbicara lama sekali, bahkan engkaupun
pernah bercakap-cakap dengan orang lain, tidak keliru bukan
kata-kataku ini?" "Ia bisa mengetahui segala sesuatu tentang gerak gerik
kami, itu berarti sejak permulaan mereka telah kirim orang
untuk mengawasi semua gerak gerikku" pikir Pek li Peng
dalam hati, urusan sudah menjadi begini, rasanya walaupun
aku ingin menyangkal juga tak mungkin lagi"
Ketika dilihatnya Pek li Peng tetap membungkam, untuk
kesekian kalinya It bun Han to berkata lagi:
"Sekalipun engkau mata-mata dari Shen Bok Hong, selama


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

upacara pengambilan sumpah belum diselenggarakan, kami
tak nanti akan mencelakai jiwamu"
"It bun heng!" tiba-tiba Sun Put shia menimbrung," engkau
yakin kalau dia bukan seorang yang bisu" "
"Tentu saja yakin"
"Baik! Aku pengemis tualah yang akan paksa dia untuk
buka suara!" Seraya berkata tangan kanannya langsung berkelebat
kedepan dan mencengkeram pergelangan tangan kiri dari dara
tersebut. Cepat Pek li Peng berkelit kesamping dengan lincahnya,
sementara tangannya digoyangkan berulang kali.
Dari gerakan tubuh Pek li Peng dikala melepaskan diri dari
gerak cengkeraman Sun Put shia itu Bu wi to tiang menyadari
kalau musuh, yang sedang dihadapi berilmu tinggi, cepat dia
bangkit berdiri dan menghadang didepan pintu keluar.
Dengan muka serius It bun Han to segera berkata lagi :
"Saudara, aku rasa engkau tak usah berlagak pilon lagi,
bukankah aku sudah katakan tadi. sekalipun engkau adalah
mata-mata yang dikirim oleh Shen Bok Hong, tidak nanti kami
akan binasakan dirimu, tapi kalau engkau bersikeras untuk
tetap berlagak pilon dan tak tahu diri. itulah artinya engkau
yang paksa kami untuk turun tangan"
Sun Put shia telah maju dua langkah ke depan untuk
mengejar Pek-li Peng, diapun berseru dengan dingin :
"Asal engkau masih sanggup berbicara aku pengemis tua
tidak percaya kalau engkau tidak akan buka suara."
Sambil berseru, telapak tangan kanannya kembali diayun
kedepan melepaskan sebuah babatan kilat.
Pukulan tersebut sangat dahsyat dan membawa segulung
hawa pukulan yang sangat tajam.
Cepat Pek li Peng ayun pula tangan kanannya untuk
menyambut serangan tersebut, sementara tubuhnya cepatcepat
berkelit kembali kearah samping gelanggang.
Ketika sepasang telapak tangan saling beradu satu sama
lainnya, terdengarlah suara benturan nyaring.
Sun Put-shia mendengus dingin, serunya keras
"Sungguh hebat tenaga pukulan saudara "
Tiba-tiba ia mendesak maju kedepan, sepasang telapak
tangannya melepaskan serangkaian pukulan berantai.
Serangan-serangan itu dilepaskan dengan kecepatan ibarat
sambaran petir, Pek-li Peng terdesak hebat dan mau tak mau
dia musti menggerakkan pula sepasang tangannya untuk
menangkis. Agak tercengang hati Sun Put shia ketika dilihatnya tiga
buah serangan berantai yang dilepaskan dapat disambut oleh
lawannya dengan jitu. Peristiwa ini sama sekali di luar dugaannya, diam-diam ia
memuji didalam hati : "Sungguh tak kusangka ilmu silat yang dimiliki tua bangka
celaka ini tangguh sekali, dia memang terhitung seorang
jagoan lihay" Kiranya waktu itu Pek li Peng sedang menyaru sebagai
seorang kakek kurus yang berperawakan kecil.
Sun Put shia mempergencar serangan-serangannya, suatu
ketika ia membentak keras dan sepasang telapak tangannya
dibabat kedepan secara berbareng.
Serangan yang datang dari tangan kanan berhasil dihindari
Pek li Peng dengan manis, namun serangan yang tiba dengan
kiri tak mampu dihindari lagi. Dalam keadaan demikian
terpaksa ia harus menyambutnya dengan kekerasan.
Sungguh dahsyat angin tersebut, Pek li Peng berseru
tertahan dan jatuh terduduk diatas lantai.
Melihat lawannya sudah roboh, cepat Sun Put shia tarik
kembali serangannya sambil mundur kebelakang, dengan alis
mata berkernyit ia berseru keheranan.
"Eeeh. gimana ini" Kok nyatanya seorang perempuan?"
Sementara itu It bun Han to sudah mendekati pula Pek li
Peng dengan langkah lebar, ia langsung menegur:
"Siapa kau" Kenapa datang kemari dengan menyamar
sebagai seorang lelaki?"
Perlahan-lahan Pek li Peng bangkit berdiri, ia tempelkan
tangan kanannya didepan bibir kemudian berbisik lirih:
"Sstt,. jangan berisik!"
It bun Han to yang cerdik dibuat tertegun juga oleh tingkah
laku Pek li Peng yang sangat aneh itu. segera ia menjawab:
"Tempat ini aman sekali, kalau nona hendak mengatakan
sesuatu silahkan diutarakan dengan bebas, tak usah ragu-ragu
dan jangan kuatir rahasia pasti terjamin!"
Pek-li Peng rupanya sudah sadar, bila dia tidak mengaku
terus terang maka sulitlah untuk melayani tekanan-tekanan
dari beberapa orang ini, mau melawan pakai kekerasan dia
pun tahu kalau ilmu silatnya tak mungkin bisa menandingi
gabungan tenaga dari tiga orang jago lihay itu. Daripada
tertawan sehingga penyamarannya dibongkar secara paksa,
bukankah jauh lebih baik mengaku terus terang?"
Berpendapat demikian, diapun berbisik lirih:
"Aku adalah Pek li Peng ?"
Baik It bun Han to maupun Bu wi totiang serta Sun Put shia
sama-sama berseru kaget ketika mendengar pengakuan
tersebut. "Apa " Eagkau adalah nona Pek li..."
"Ssstt ! Jangan keras-keras" seru Pek li peng dengan
cemas. It bun Han to segera memperendah suaranya, hampir
setengah berbisik ia berseru. "Bukankah nona ada bersama
Siau tayhiap?" "Benar !" "Apakah nona tidak mati terbakar oleh siasat busuk Shen
Bok Hong" " tanya Bu wi totiang dari samping.
"Kalau sudah mampu karena terbakar, memangnya aku
bisa muncul lagi disini?"
"Jadi kalau begitu, Siau tayhiap juga tidak sampai mati
terbakar bukan?"desak It bun Han to.
"Aku saja tak mampu dibakar sampai mati, memangnya
Siau toako bisa mampu dibakar Shen Bok Hong" "
"Lalu saat ini Siau tayhiap berada dimana?""
"Bukankah engkau sudah tahu kalau dia telah pergi
tinggalkan tempat ini?"
"Aaah! Jadi kalau begitu orang yang memakai nama Teng
Toa wan dari Siang pak itu adalah Siau tayhiap?" seru It bun
Han to dengan terperanjat.
"Toako selalu memuji akan kecerdikanmu serta
kecermatanmu dalam menilai segala urusan. tampaknya apa
yang dia katakan memang tak salah"
"Jadi., jadi engkau benar-benar adalah nona Pek li Peng?"
Sun Put shia menegaskan pula dengan mimik masih sangsi.
"Tanggung seratus persen murni!"
"Aku rasa tak mungkin bisa salah lagi" It bun Han to
menanggapi dari samping "secara lapat-lapat aku masih dapat mengenali logat
suaranya !" "Sekarang kita tak boleh berbuat teledor sehingga
membuat urusan jadi berabe, agar bisa dipercayai secara
seratus persen maka lebih baik kita buktikan dengan melibat
raut wajah aslinya!"
Tentu saja Pek-li Peng tak dapat menampik permintaannya
itu, terpaksa ia menghapus obat penyamarannya hingga
tampaklah raut wajah aslinya.
Dengan seksama den teliti Bu wi totiang mengawasi wajah
Pek-li Peng beberapa saat lamanya, tiba-tiba ia
menghembuskan napas panjang dan berkata lirih :
"Aaah ! Dia memang benar nona Pek-li, kalau begitu Siau
tayhiap tak sampai ketimpa bencana.."
"Sstt! Jangan keras-keras.." sela Pek-1i Peng bertambah
gelisah. Sun put-shia tak sanggup mengendalikan rasa girangnya
lagi, kontan dia menengadah dan tertawa terbahak-bahak.
"Haahh. haahh. haahh. nah, apa kubilang" saudara Siau
memang tidak memiliki paras muka orang yang berumur
pendek, apa kenyataannya sekarang" Dia toh masih hidup,
haahh. haahh. haahh.."
"Hey pengemis tua, jangan tertawa keras tentunya kau bisa
bukan?"seru Pek-li Peng dengan gusar.
Sun Put-shia agak tertegun.
"Eeeh..budak ingusan, engkau berani sebut aku sebagai
pengemis tua?""
"Baik baik berteriaklah kalian sekeras kerasnya. Teriaklah
biar semua orang tahu toako pasti akan marah-marah besar
kepadaku!" Dengan mendongkol ia segera putar badan dan berjalan
keluar dari ruangan itu. Cepat It-bun Han-to menghalangi jalan perginya, dengan
suara lirih dia berkala :
"Nona harap jangan marah, duduklah dahulu ! Mari kita
perlahan-lahan bicarakan soal ini."
San Put shia mendehem ringan dan berkata pula:
"Baiklah ! Aku pengemis tua berjanji tak akan tertawa keras
lagi" "Nona, duduklah disini ! " bisik It bun Han-to kemudian
sambil mengambil sebuah bangku.
Perlahan-lahan Pek li Peng duduk dia ulapkan tangannya.
"Hayo kalian semua juga duduk!"
Sun Put shia, It bun Han to serta Bu wi totiang tidak
membantah lagi, mereka segera duduk disekeliling gadis itu.
Menunggu semua orang sudah duduk, Pek li Peng baru
berkata : "Berulang kali toako telah berpesan kepadaku melarang
aku bocorkan rahasia bahwa dia sebenarnya masih hidup !"
"Kenapa?" tanya Sun Put shia keheranan, "apakah dia
senang kalau melihat semua orang bersedih hati karena
kematiannya?" "Tentu saja dia mempunyai maksud tertentu dengan
perbuatannya itu, tanggung dia tak akan suruh kalian bersedih
hati dengan sia-sia belaka,"
"Aku benar-benar tak habis mengerti, batu karangpun
meleleh dan batang kayupun hangus jadi abu ketika Shen Bok
Hong membakar bukit, ternyata Siau tayhiap serta nona dapat
lolos dengan selamat" ujar Bu wi totiang sambil gelengkan
kepalanya berulang kali. "Memangnya kenapa " apa kalian mengharapkan aku dan
Siau toako sungguh-sungguh mati terbakar?""
Mula-mula Bu wi totiang agak tertegun, menyusul sambil
tertawa hambar sahutnya :
"Nona, janganlah kau salah artikan perkataanku ini!"
Dengan paras muka serius Pek li Peng berkata lagi:
"Toako berulang kali berpesan kepadaku agar untuk
sementara waktu jangan sampai bocorkan berita tentang
masih hidupnya dia. Sekarang aku kena kalian paksa hingga
mau tak mau harus kubocorkan juga rahasia ini bila dia
sampai tahu pastilah dalam hati akan merasa tak senang
hati!" "Jangan kuatir, aku pengemis tua akan bertanggung
jawab!" seru Sun Put shia dengan cepat sambil tepuk dada
sendiri. "Nona, aku tahu pengalaman kalian sewaktu lolos dari
kebakaran pasti lebih banyak bahayanya dari pada
kesenangan" kata It bun Han to "dan kejadian itu
bagaimanapun juga toh sudah lewat, diceritakan pada lain
kesempatan rasanya belum terlambat. Justru persoalan
terpenting yang kita hadapi sekarang adalah kemana perginya
Siau tayhiap pada saat ini?" Aku yakin Shen Bok Hong tentu
sudah menyiapkan jago jago lihaynya disekitar tempat ini,
dengan kekuatan Siau tayhiap seorang yang begitu minim
susah rasanya untuk menghadapi mereka semua kita harus
segera mengirim orang untuk menyambut dirinya!"
"Ooh. jangan, jangan, kalian tidak boleh sekali-kali berbuat
begitu !" seru Pek-li Peng sambil gelengkan kepalanya
berulang kali, "kalau kamu semua utus orang untuk
menyusulnya, bukankah itu sama artinya telah membocorkan
berita kehidupannya.."
Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, menyusul
sambungnya lebih jauh : "Pada hakekatnya aku sendiripun tak tahu kemana ia telah
pergi padasaat ini, sebab aku hanya tahu kalau dia sedang
menyelesaikan sesuatu urusan!"
"Lalu kapan dia baru akan kembali kesini"!" tanya It-bun
Han to dengan cepat. "Sebelum tengah hari besok, katanya dia pasti akan
kembali kesini sebelum pertarungan seru antara nona Gak dan
Shen Bok Hong berlangsung.."
Tiba-tiba ia merendahkan suaranya dan melanjutkan lebih
jauh : "Eeh.. untuk sementara waktu kecuali kamu bertiga,
janganlah kalian beritahu lagi kepada orang lain tentang masih
hidupnya toakoku. terutama jangan sampai Giok siau long kun
mengetahui tentang rahasia ini, bisa berabe nanti jadinya!"
"Bagaimana kalau kami beritahukan soal ini kepada Tiongciu-
siang-ku?" tanya Sun Put shia dengan cepat, kasihan
kedua orang itu, sejak mendengar berita kematian dari Siau
Ling, senantiasa mereka menangis terus, makan tak mau
minum segan, terlalu payah keadaannya! Kalau dibiarkan
begitu terus maka mereka akhirnya akan jatuh sakit, kasihan
toh" Sekarangkan kita sudah tahu kalau Siau Ling belum mati,
masa kita sudah tahu kalau Siau Ling belum mati. mana kita
biarkan mereka tersiksa terus lahir maupun batinnya?"
Pek-li Peng termenung dan berpikir sebentar, kemudian
sahutnya "Aaai..! Memang kasihan sekali kedua orang itu, hiburlah
mereka, agar jangan terlalu bersedih hati!"
"Tak mungkin bisa menghibur mereka, kecuali kalau
biarkan mereka ikut tahu bahwa Siau Ling sebenarnya masih
hidup, sebab hanya kabar inilah merupakan obat paling cespleng
buat kesedihan mereka itu!"
"Memang boleh-boleh saja kita kabarkan pula kepada
mereka berdua, tapi kalau lain hari toako menyalahkan diriku
lantas bagaimana" Aku tentu akan dicueki habis-habisan!"
"Jangan kuatir nona !" seru Sun Put shia lagi dengan tegas.
"toh sedari tadi telah kukatakan, bila toakomu marah dan
menegur engkau, aku si pengemis tua yang akan memikul


Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanggung jawabnya!" "Pada hakekatnya Shen Bok Hong toh sudah berkunjung
kemari!" sela It bun Han to tiba-tiba dari samping,
"Kendatipun Tiang ciu siangku ikut mengetahui rahasia ini
rasanya tidak akan berpengaruh apa-apa pada situasi yang
sedang kita hadapi, menurut pendapatku lebih baik kita
kabarkan rahasia ini kepada Tiong ciu siang ku, agar batin
mereka tidak tersiksa lebih lama lagi!"
"Toako selalu memuji dan mengagumi kecerdasan otakmu,
katanya engkau hebat dan tinggi tipu muslihatnya, hanya
engkaulah yang mampu beradu kecerdasan dengan Shen Bok
Hong, coba berilah penilaian menurut jalan pikiranmu, apakah
perlu kita buka rahasia ini dihadapan mereka"!"
Tersenyum bangga It bun Han to sehabis mendengar
ucapan tersebut, cepat sahutnya
"Aah .! Siau tayhiap terlalu memuji diri ku. kecerdikan apa
yang kumiliki dan keampuhan apa yang bisa kuandalkan" Bila
dibandingkan kegagahan serta kehebatan Siau tayhiap, pada
hakekatnya aku masih tertinggal amat jauh."
Dia berhenti sebentar, kemudian sambungnya lebih jauh:
"Beberapa hari belakangan ini Tiong ciu siang ku tidak
makan maupun minum, keadaannya mulai payah dan
kesehatan badannya merosot sekali, padalah justru kita
sangat membutuhkan tenaga orang-orang macam mereka
untuk menanggulangi situasi begini, apa bila kedua orang itu
dibiarkan tersiksa terus batinnya, sudah pasti kita tak akan
mampu manfaatkan tenaga mereka lagi, malahan mungkin
mereka akan terluka ditangan musuh, kalau sampai terjadi hal
yang begini ini kan telalu sayang bukan?""
"Jadi menurut pendapatmu, lebih baik kita beritahukan
rahasia ini kepada mereka?"" tanya sang dara kemudian.
" Ooh..! Aku hanya memberikan penilaianku saja atas berat
ringannya masalah ini, mau beritahu kepada mereka atau
tidak keputusannya tetap berada ditangan nona!"
Mendengar jawaban tersebut, kembali Pek li Peng
termenung dan berpikir beberapa saat, kemudian ujarnya:
"Baik ! Kita beritahukan saja rahasia ini kepada mereka,
tapi jangan kalian katakan pula kalau aku juga berada disim!"
"Masa nona mau menghindarkan diri " " kembali It bun Han
to berseru "jika mereka tidak berhasil menjumpai diri nona,
kendatipun sudah kuberitahukan, belum tentu mereka mau
mempercayainya dengan begitu saja!"
"Lalu bagaimana baiknya?""
"Lebih baik nona temui mereka sebentar asal sudah
bertemu muka aku yakin mereka pasti akan percaya."
"Aaaai.. iya sudahlah, kalau memang tak ada jalan lain
yang lebih baik, biar kutemui mereka berdua!"
"Kalau begitu biar pinto yang pergi undang mereka
datang!" kita Bu wi totiang kemudian.
Dia lantas bangkit berdiri dan melangkah keluar dari
ruangan tersebut. Sepeninggalnya imam tua itu, It bun Han to menghembus
nafas panjang dan berkata
"Apakah Siau tayhiap memberi pesan khusus kepadamu
mengenai pertarungan yang akan dilangsungkan antara Shen
Bok Hong dengan nona Gak besok tengah hari?"
"Tidak, ia tidak meninggalkan apa-apa sebelum tengah hari
besok dia sudah akan kembali lagi kemari!"
It bun Han to membungkam sebentar, ia termenung dan
putar otaknya kemudian baru berkata:
"Sekarang kita sudah tahu kalau Siau tayhiap masih hidup
didunia ini. itu berarti rencana kita untuk menghadapi
serangan lawanpun mau tak mau harus mengalami banyak
perubahan!" "Aku sipengemis tua mempunyai suatu usul yang bodoh,
entah usulku ini bisa digunakan atau tidak?" tiba-tiba Sun Put
shia menyela kembali. "Apa usulmu itu locianpwe?""
"Kita semua tahu, kekuatan dari perkampungan Pek hoa
san cung amat tangguh dan hebat, tapi dalam kenyataan
otaknya cuma satu yaitu Shen Bok Hong, bila kita dapat
membinasakan atau menawan Shen Bok Hong bukankah
secara otomatis kekuatan yang dahsyat dari perkampungan
Pek hoa san cung akan buyar dengan sendirinya?""
"Memang benar ucapanmu itu! sahut It bun Han to sambil
tersenyum, akan tetapi pernahkah locianpwee bayangkan,
bahkan menawan atan membunuh Shen Bok Hong bukanlah
suatu pekerjaan yang terlalu mudah"
Menurut pandangan aku pengemis tua, sebelum tengah
hari besok, Shen Bok Hong pasti sudah akan hadir disini untuk
memenuhi janji. "Benar, sebelum waktunya ia pasti sudah tiba di sini!"
"Kalau memang dia pasti datang kesini, maka sampai
waktunya aku pengemis tua berniat untuk membantu Gak
Siau-cha untuk memerangi gembong iblis ini, akan kupaksa
suatu pertarungan adu kekerasan dengan dirinya, siapa tahu
kalau aku sedang mujur dan berhasil melenyapkan iblis itu
dari muka bumi Asal dia bisa dibasmi, bukankah sama artinya
kita sudah lenyapkan sebuah bibit bencana besar bagi umat
persilatan?"" It-bun Han to menghela nafas panjang sehabis mendengar
perkataan itu. "Aaai.. ! Rencana dari locianpwe itu memang bagus, tapi
engkau telah melupakan sesuatu, janganlah locianpwe
menganggap Shen Bok Hong seorang menusia yang bodoh
dan gampang tertipu, bila dugaanku tak keliru tengah hari
besok dia tak akan datang seorang diri, jago-jago lihay yang
dibawanya besok tentu banyak sekali jumlahnya, ini berarti tak
mungkin bagi locianpwe untuk mengajak berduel gembong
iblis itu", Dia berhenti sebentar untuk tukar napsu kemudian
lanjutnya lebih jauh. "Sebenarnya aku hendak menggunakan siasat busuknya
untuk menghadapi siasat busuk itu, agar senjata makan tuan,
bila perlu akan kukorbankan selembar jiwaku sendiri untuk
balaskan dendam bagi kematian Siau tayhiap, dan lenyapkan
bibit bencana ini bagi umat persilatan, tapi berhubung Siau
tayhiap masih hidup, maka rencanaku ini terpaksa harus
dirombak lagi mulai dari awal.
"Eeh.. kenapa aku sipengemis tua sama sekali tidak tahu
menahu tentang rencana besarmu itu"!" tanya Sun Put shia
keheranan. It bun Han to tertawa penuh permintaan maaf, jawabnya :
"Bukan saja Sun locianpwe tidak tahu tentang rencana ini.
bahkan Bu wi totiang juga tak akan tahu, demi terjaganya
rahasia ini jangan sampai bocor, kecuali aku hanya Tiong ciu
siang ku berdua saja yang ikut mengetahui adanya rencana
ini." "Tapi sekarang toh sudah kau katakan keluar" Bagaimana
kalau kalian terangkan kepada aku sipengemis tua?"
"Harap locianpwe jangan salah paham, rahasia tersebut
terpaksa harus kuberitahukan kepada Tiong ciu siang ku
berhubung aku memang membutuhkan bantuan mereka
berdua, karena itu aku musti terangkan dulu duduknya
persoalan kepadanya,..."
Ia berhenti sebentar, kemudian sambungnya lebih jauh:
"Semua orang persilatan tahu kalau Tiong ciu siangku kaya
raya, harta kekayaan boleh dibilang melebihi nilai dari satu
kota, bahkan Shen Bok Hong sendiripun belum tentu mampu
mengalahkan kekayaan mereka berdua.
Orang luar kebanyakan tahu kalau mereka berdua gemar
mengumpulkan intan permata dan barang-barang sebangsa
mutu manikam, padahal dalam penyataannya kecuali bendabenda
berharga itu mereka mengumpulkan juga setiap barang
yang dianggap menarik hati!"
Setelah berhenti sebentar, lanjutnya:
"Nah itulah dia! Rencanaku ini justru timbul setelah
mengetahui bahwa kedua orang itu menyimpan sebutir peluru
peledak Poh san sin lui ( geledek sakti penghancur bukit )
tentunya locianpwe masih ingat bukan dengan kisah lama
tentang seorang kakek tua penghancur bukit yang menjadi
tersohor namanya pada seratus tahun berselang" orang itu
sangat gemar bermain dengan mesiu dan bahan-bahan
peledak hingga akhirnya terciptalah bahan peledak Poh san sin
lui yang tersohor itu. Dalam suatu pertarurgan sengit yang
dialaminya kemudian, ia membinasakan dua puluh tujuh orang
jago lihay dalam sekejap mata, bahkan karena dahsyatnya
bahan peledak itu sampai-sampai empat orang murid Poh san
lojin pun ikut jadi korban.Walaupun Poh san lojio sendiri
berhasil lolos dari malapetaka itu. namun disebabkan luka
yang dideritanya terlalu parah setengah tahun iapun tewas.
Nah. dua biji peluru sakti Poh san sin lui peninggalannya itu
berhasil ditemukan Tiong ciu siangku dan disimpannya secara
baik-baik hingga saat, ini "
Sun Put shia mengangguk tiada hentinya.
"Ehmm... aku sipengemis tua pernah mendengar juga kisah
tragedi tersebut, aaai! Kekuatan bahan peledak itu memang
betul-betul mengerikan sekali.."
"Sejak Tiong ciu siang ku berhasil mendapatkan dua biji
bahan peledak Poh san sin lui itu " tutur It bun Han to lebih
jauh, "mereka selalu menyimpan bahan meledak itu dalam
sebuah kotak besi dan ditanam didalam tanah, sebab mereka
tahu betapa dahsyatnya kekuatan bahan peledak itu. Sejak
berita kematian Siau Ling tersiar, mereka berdua telah
bertekad mengadakan pembalasan dendam, dalam sedihnya
tiba-tiba mereka teringat akan dua biji peluru sakti itu, secara
diam-diam ternyata mereka telah mengambilnya dan disimpan
dalam saku, Sang Pat telah memberitahukan rencananya
kepadaku, maka segera kuatur sebuah rencana besar untuk
beradu jiwa dengan Shen Bok Hong. tempat yang kupilih
menjadi tempat sasaran pun sudah kutemukan, yakni dalam
ruang abu dari Siau tayhiap masih hidup, terpaksa rencana
inipun harus mengalami perubahan"
"Ooh.. kiranya begitu, pahamlah sudah aku sipengemis tua,
rupa-rupanya Tiong ciu siang ku bersiap sedia
menggunakan peluru sakti Poh san sin lui itu untuk berangkat
ke akherat bersama-sama Shen Bok Hong" It bun Han to
menghela napas panjang. " Aaai..! Locianpwe terlalu memandang rendah kehebatan
Shen Bok Hong dengan kecerdasan serta kelihayan ilmu silat
yang dimilikinya, kita harus benar-benar siap dengan suatu
senjata ampuh yang mampu melenyapkan dirinya sebelum
melakukan segala tindakan, bila rencana kita ini sampai
ketahuan dirinya hingga ia sempat membuat persiapan. itu
berarti kita telah memberi kesempatan kepadanya untuk lolos
dari bencana itu, sebaliknya kalau kita kurang tepat dalam
penggunaan bahan peledak itu, diapun bisa menanggulangi
Pena Wasiat 4 Pendekar Rajawali Sakti 14 Api Di Karang Setra Pendekar Pedang Dari Bu Tong 11
^