Dendam Sejagad 11
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Bagian 11
lui jiu dan Sian hong kek berubah hebat,
saking terperanjatnya mereka sampai tak mampu mengucapkan
sepatah katapun. Lewat berapa saat kemudian, Im Yan cu baru menjerit keras,
kemudian menubruk kembali ke atas tubuh anak muda tersebut dan menangis tersedu-
sedu. Isak tangisnya kedengaran lebih
mengenas kan, lebih memedihkan hati siapapun. . .
Seakan-akan diapun mendapat firasat kalau nasib Ku See hong
memang sungguh tragis, dia benar-benar sudah putus harapan.
Tapi, benarkah dia sudah putus harapan dan tak mungkin bisa
tertolong lagi" Mati dan hidup berada ditangan Thian, suatu kekuasaan maha
besar yang tiada taranya berada dibalik langit dan mengatur segala-galanya,
orang awam memang tiads yang bisa menduga akan hal
itu. oooo0dw0oooo MATAHARI senja telah condong kelangit barat, langit terasa
cerah dan bermandikan cahaya keemas-emasan.....
599 Suasana senja memang selalu nampak indah dan menarik, tapi
keindahannya hanya berlangsung sesaat, sebab tak lama kemudian keheningan
malampun akan menjelang tiba...
Jalan raya menuju kekota Heng yang penuh hilir mudik kuda-
kuda cepat yang ditunggangi jago persilatan berpakaian ringkas dan menggembol
senjata tajam, setiap orang seperti terburu-buru, kuda dilecuti dan dilarikan
dengan kecepatan tinggi. Suasana makin lama semakin suram, kini kegelapan malam
sudah mulai menghiasi angkasa.
Pada saat itulah dari jalan raya tersebut pelan-pelan muncul
sebuah kereta keledai yang empat penjuru tertutup kain tebal, dua ekor keledai
besar menghela kereta tersebut dan berjalan dengan penuh irama, meski tidak
terlampau cepat namun menimbulkan
lapisan debu yang beterbangan diangkasa.. .
Diatas tempat duduk kusir, duduk dua orang lelaki kekar
setengah umur yang berdandan kusir kereta, Kalau dilihat dari sorot matanya yang
jeli serta alis matanya yang tebal dan lamat-lamat memancarkan sinar kegagahan
dalam sekilas pandangan saja orang akan mengetahui kalau mereka adalah jago-jago
persilatan. Tapi diatas wajah merakapun dilapisi oleh hawa kemurungan
yang tebal, ada kalanya mereka berkerut kening, sementara cambuk nya diayunkan
berulang kali mencambuki keledai-keledai tersebut, mulut mereka membungkam dalam
seribu bahasa. Tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang amat nyaring
menggema dari belakang kereta, kembali nampak seekor kuda putih berjalan lewat
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat,
penunggangnya adalah seorang manusia berbaju putih yang
menyoren sebilah pedang panjang berbentuk aneh yang memancarkan cahaya keperak-perakan:
Setelah penunggang kuda putih itu lewat, dari dalam kereta
keledai itu segera berkumandang suara teguran yang merdu dan
lembut: 600 "Saudara Hoo, penunggang kuda yang barusan lewat itu berilmu silat sangat
tinggi, kalian harus bertindak sangat hati-hati, besar kemungkinannya dia akan
balik lagi, daripada terjadi hal-hal yang tak di nginkan aku minta kalian berdua
sudi menahan diri" "Tak usah kuatir nona Im, kami dua bersaudara pasti akan
bertindak mengikuti keadaan" jawab lelaki kekar yang duduk disebelah kanan itu.
Helaan napas sedih kembali berkuman-dang dari balik ruangan
kereta tersebut: "Aaaai saudara Hoo, sudah dua hari dua malam kita menempuh perjalanan tiada
hentinya, selama ini pula kita banyak menyaksikan kuda yang hilir mudik dengan
kencangnya, mungkin segenap jago
persi-latan yang ada di dunia ini telah berkumpul semua disekitar kota Heng
yang, andaikata kejadian ini bukan suatu kebetulan, bila dugaanku tak salah,
selama berapa hari ini pasti akan terjadi suatu peristiwa yang menggetarkan hati
setiap umat persilatan"
Setelah berhenti sejenak, dia menyambung lebin jauh:
"Padahal luka yang diderita engkoh Hong sangat parah, jiwanya berada diujung
tanduk, moga-moga saja sepanjang jalan tak akan terjadi peristiwa apapun hingga
perjalanan kita pun tak akan
tertunda" Lelaki berjenggot lebat itu turut menghela napas sedih, katanya kemudian:
"Dewasa ini, hampir setiap umat persilatan didunia ini
mempunyai ikatan dendam sakit hati dengan Ku sauhiap, yang
kukuatirkan sekarang adalah seandainya keadaan Ku sauhiap
sampai diketahui musuh-musuh besarnya, bakal runyam keadaan
kita waktu itu, apalagi diapun menggembol pedang Ang soat kiam yang merupakan
mustika idaman segenap umat persilatan"
"Kebanyakan umat persilatan adalah manusia-manusia licik yang berbahaya,
perbuatan mereka sukar diduga dan susah diterka,
begitu berita tentang terlukanya Ku sauhiap tersebar luas, niscaya 601
keadaan bertambah runyam. Misalnya saja penung-gang kuda
berbaju putih tadi. tampaknya ia sudah menaruh curiga terhadap kereta keledai
kita ini' Orang yang bertindak sebagai kusir kereta keledai itu tak lain adalah Kanglam
sianghui, si pukulan geledek Hoo Kian serta si
Jagoan angin puyuh Hoo Gi, sedangkan orang yang berada didalam kereta keledai
itu tak lain adalah Im Yan cu serta Ku See hong terluka parah.
Terdengar Im Yan cu yang berada di dalam kereta keledai
berseru dengan cemas: ' Saudara Hoo, andaikata ada orang yang berhasil mengetahui
rahasia kita dan melakukan pengejaran, bunuh mereka semua
secara keji, bila perlu punahkan mereka semua"
Pek lui jiu Hoo Kian termenung sesaat lamanya, mendadak ia
bertanya lagi: "Nona Im, bila kita menempuh jalanan yang terpendek untuk
mencapai tebing Hay jin gay, maka kita masih memerlukan waktu
selama lima hari lagi, apakah Ku sauhiap masih sanggup untuk
bertahan selama lima hari lagi" '
"Walaupun setiap hari aku berhasil menembusi gumpalan darah pada ke delapan buah
nadi pentingnya dengan tenaga dalam,
namun masih ada tiga buah jalan darah penting yang belum berhasil kutembusi,
mungkin gumpalan yang terparah berlangsung disekitar tempat itu, andaikata dalam
tubuhnya tidak memiliki suatu kekuatan yang luar biasa, mungkin jiwanya tak akan
mampu untuk bertahan selama tiga hari tiga malarn lagi, sekalipun begitu, kita
harus berusaha keras untuk mencapai tempat tujuan, kita toh tak akan membiarkan
jiwanya melayang dengan begitu saja bukan?"
"Nona Im, bagaimana mungkin kita akan membiarkan dia
berpulang ke alam baka dengan begitu saja?" seru Pek lui jiu Hoo Kian, "cuma ada
satu hal aku ingin memberi tahukan kepadamu,
apakah kau dapat menyetujuinya"'
602 "Saudara Hoo, kau mempunyai persoalan apa yang hendak
disampaikan" Katakanlah dan mari kita rundingkan dengan sebaik-baiknya!"
"Nona Im, sampai sekarang mungkin kau masih belum tahu
bukan akan asal usul pedang Jui sim siau kiam yang berada dalam saku kami itu?"
"Jui sim siau kiam" Aku hanya tahu kalau tanda tersebut
merupakan lambang dari seorang manusia aneh berkerudung yang
baru muncul dalam dunia persilatan, sedangkan mengenai asal
usulnya aku masih belum sempat untuk menyelidiki, Saudara Hoo, apa maksudmu
menyinggung soal pedang Jui sim siau kiam
tersebut?" Pak lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang.
"Aaaai.... nona Im, selama berapa hari ini banyak sekali jago persilatan yang
berkumpul di kota Heng yang, tampaknya dunia
persilatan benar-benar telah terjadi suatu peristiwa besar, tahukah kau mengapa
mereka begitu terburu-buru melakukan perjalanan"'
"Adakah peristiwa ini ada sangkut pautnya dengan pemilik
pedang penghancur hati yang misterius itu?"
"Benar, selama ini pemilik pedang Jui sim kiam memang selalu hilir mudik
disekitar kota Heng yang, Sebenarnya rahasia ini tak boleh aku orang she Hoo
bocorkan, tapi Ku Sauhiap telah terluka begini parah, bila kita harus menuju ke
tebing Hay jin gay, paling cepatpun membutuhkan waktu selama lima hari, daripada
pergi jauh aku lantas berpikir mengapa tidak mencari didekat tempat ini saja" Kalau
toh disekitar sini memang ada yang sanggup
menolong"' "Menurut perkataanmu itu, apakah kau bermaksud untuk mohon bantuan dari Jui sim
kiamcu guna menyembuhkan luka akibat
pukulan Hou kut jian hun im kang tersebut" Kalau toh dia memiliki kemampuan
tersebut apakah dia bersedia untuk mengulurkan
tangan dan memberikan pertolongan ....?"
603 oooo0dw0oooo BAB 28 PEK LUI-JIU HOO KIAN tidak menjawab pertanyaan itu secara
langsung, ia menghela napas panjang kemudian berkata:
`Nona Im, tahukah kau apa sebabnya kawanan jago persilatan
itu pada berkumpul di kota Heng yang?"
'Bukankan tadi telah kau katakan, pemilik pedang Jui sim kiam
berada di sekitar kota Heng Yang" Tentu saja mereka datang untuk mencari gara-
gara dengannya, tapi mengapa kawanan jago
persilatan itu datang mencari gara-gara dengannya" Padahal
diantara mereka tiada ikatan dendam maupun sakit hati, mustahil orang akan
mengerubutinya" Diam-diam Im Yan cu merasa amat kagum, selama ini tersiar
berita dalam dunia persilatan yang mengatakan Kanglam Siang hou adalah manusia
yang sama sekali tak punya akal muslihat, tapi
kalau dilihat keadaan mereka sekarang, dapat diketahui kalau
dugaan tersebut tidakbetul.
Kenyataannya, meski mereka nampak kasar diluar, sesungguhnya merupakan manusia-manusia berotak cerdas yang
amat teliti dan cerdas, belum tentu orang lain dapat menandingi kemampuan
mereka. Orang kuno pernah bilang begini, menilai orang jangan menilai
luarnya, mungkin ucapan itu kurang begitu tepat, tapi selama
berapa hari ini bukan saja Kanglam Sianghou menunjukkan
kecerdasan yang melebihi orang lain, bahkan pengetahuan
merekapun nampak luas sekali.
Pelbagai ingatan segera berkecamuk di dalam benak Im Yan cu,
akhirnya setelah menghela napas panjang katanya:
604 ' Saudara Hoo, kau maksudkan pemilik pedang Jui sim kiam
memiliki benda mestika yang menjadi incaran setiap orang
persilatan.." ' Nona memang benar-benar cerdik" puji Pek lui jiu Hoo kian dengan cepat,
"seperti juga Ku sauhiap, pemilik pedang Jui sim kiam pun mempunyai rahasia yang
sama sekali tak diduga orang
lain, tapi rahasia itupun cukup menggetarkan hati setiap umat
persilatan, membuat setiap orang saling berebut untuk mengangkangi mestika tersebut"
"Saudara Hoo, sebenarnya benda mestika apakah yang dia
miliki?" tanya Im Yan cu dengan perasaan cemas.. ' apakah benda itu bisa
digunakan untuk menyembuhkan luka beracun akibat
serangan Hou kut jian hun im kang."'
"Sebenarnya berita tentang mestika tersebut disakunya hanya merupakan suatu
kabar berita, kenyataan sukar dipastikan, tapi kalau dilihat dari gerakan
kawanan jago persilatan berapa hari belakangan ini, tampaknya apa yang
dikabarkan itu memang merupakan suatu kenyataan"
Im Yan cu ingin cepat-cepat mengetahui apakah benda mestika
tersebut bisa dipergunakan untuk menyembuhkan luka beracun
akibat serangan Hou kut jian hun im kang, maka buru-buru dia
bertanya lagi: "Saudara Hoo, cepatlah kau katakan, benda mestika apakah itu" '
Paras muka Pek lui jiu Hoo Kian berubah menjadi sangat serius, setelah menghela
napas dia berkata: "Menurut kabar berita yang tersiar dalam dunia persilatan, konon dia berhasil
mendapatkan mutiara sakti Thian hong im yang sincu serta sejilid kitab pusaka
yang tak diketahui namanya, namun
kebanyakan orang persilatan menganggap kitab pusaka itu adalah kitab pusaka Cang
ciong pit kip.' Im Yan cu belum lama terjun ke dalam dunia persilatan,
pengetahuannya boleh dibilang masih terbatas sekali, ia tidak
605 mengetahui tentang benda-benda mestika yang ada di dalam dunia persilatan, namun
soal kitab pusaka Cang ciong pit kip, hal mana pernah didengarnya dari mulut
gurunya... Maka dari itu, setelah mendengar perkataan tersebut, ia lantas bertanya dengan
nada tak habis mengerti: "Saudara Hoo. kau mengatakan mutiara mestika Thian hong im yang sin cu dan'kitab
pusaka Cang ciong pit kip dapat
menyembuhkan luka yang diderita Ku See hong"'
Semenjak berjumpa dengan Im Yan cu, Pek lui jiu Hoo Kian
sudah tahu kalau gadis tersebut adalah seorang jago yang masih cetek
pengalamannya dan tidak berpengetahuan luas sebab itu dia tidak merasa heran
setelah mendengar perkataan itu.
Namun kalau ditinjau dari kepandaian silatnya yang sangat lihay, bisa diketahui
kalau gurunya sudah pasti adalah seorang tokoh
persilatan yang amat termashur dalam dunia persilatan, tapi
anehnya mengapa gurunya tak pernah memberitahukan hal-hal
tentang dunia persilatan"'
Padahal, darimana dia bisa tahu guru Im Yan cu adalah seorang
pendekar perempuan yang sangat aneh, tapi masa kehadirannya
dalam dunia persilatan amat singkat, sebab hampir sebagian besar waktunya telah
dihabiskan untuk mendalami ilmu silat.
Pek lui jiu Hoo Kian segera tertawa nyaring, katanya:
"Haaaahhh . . haaahhh. . haaahhh . . . asal terbukti kalau pemilik pedang Jui
sim kiamcu benar-benar memiliki mutiara sakti Thian hong im yang sincu serta
kitab pusaka tersebut, maka luka-luka yang diderita Ku sauhiap tak perlu
dirisaukan lagi"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Seandainya hanya memiliki mutiara mestika Thian hong im yang sincu belaka,
apakah luka tersebut tak bisa disembuhkan?" tanya Im Yan cu tercengang.
' Yaa, karena pelbagai kegunaan dari mutiara mestika Thian hong im yang sincu
tersebut hampir semuanya tercacat diatas kitab
pusaka tersebut, sedangkan racun yang bersarang dalam tubuh Ku 606
sauhiap adalah racun Hou kut jian hun im kang yang termashur
karena keganasannya didalam dunia persilatan, sebab itu bila tiada petunjuk dari
kitab pusaka, maka penggu-naan mutiara Thian hong im yang sincu pun menjadi sama
sekali tak berguna" "Saudara Hoo, tahukah kau bagaimana caranya mempergunakan mutiara Thian hong im
yang sincu tersebut"'
"Bila cara penggunaan mutiara mustika Thian hong im yang sincu dilakukan dengan
menuruti catatan yang ada didalam kitab pusaka tersebut, maka kasiatnya benar-
benar melebihi apapun jua, hanya saja keadaan yang lebih jelas tidak begitu
kuketahui dengan jelas, tapi aku yakin mutiara mestika itu sanggup untuk
menyembuhkan pelbagai macam luka pukulan yang bagaimanapun beracunnya
bahkan bisa pula digunakan untuk menambah tenaga dalam dalam
waktu singkat, tentu saja cara penggunaan rahasia tersebut tidak diketahui oleh
umat persilatan manapun juga'
"Kalau memang begitu, buat apa orang persilatan memperebutkan mutiara mestika Thian hong im yang sincu
tersebut?" Mendengar pertanyaan tersebut, Pek lui jiu Hoo Kian segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaaahhh.... haaahhhh. . haaaaahh. .. itulah sebabnya barusan kukatakan, apakah
kitab pusaka itu berada ditangan Jui sim kiam cu atau bukan masih merupakan
suatu persoalan" Tiba-tiba Im Yan cu menghela napas sedih, tanyanya:
'Saudara Hoo, apakah pemilik pedang Jui sim siau kiam dapat
meluluskan permintaan kita dan menyembuhkan luka yang
dideritanya?" Pek lui jiu Hoo Kian agak ragu-ragu sejenak, kemudian baru
menjawab: "Asal kita dapat berjumpa dengannya serta menerangkan
duduknya persoalan, aku rasa dia pasti akan meluluskan permintaan kita."
607 ' Seandainya dia tidak meluluskan permintaan kita, aku ingin
membunuhnya dan merampas mutiara mestika Thian hong im yang
sincu serta kitab pusaka tersebut"
Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian merasa amat
terperanjat, diam-diam pikirnya:
'Gadis ini berwatak aneh, marah senang nya tak lazim dijumpai
dalam dunia persilatan, tapi dia amat mencintai Ku See hong
dengan sepenuh hati, sekarang aku sudah terlanjur membocorkan
rahasia ini kepada nya sedang diapun sudah bertekad hendak
merebutnya dengan mempertaruhkan jiwa raganya, bagaimanakah
baiknya sekarang" Pemilik pedang Jui sim kiam adalah calon
majikan kami dua bersaudara, tentu saja kami tak boleh sampai
melakukan suatu perbuatan yang berdosa kepadanya, tapi di kolong langit dewasa
ini hanya Jui sim kiamcu dan Ku See hong berdua
saja yang benar-benar merupakan seorang jago sejati, seandainya dia benar-benar
sampai mati karena terluka, kerugian ini benar-benar merupakan suatu kerugian
yang amat besar'. Pelbagai
ingatan segera berkecamuk dalam benak Pek lui jiu Hoo Kian, ia menjadi serba
salah dan untuk sesaat terbungkam dalam seribu
bahasa. Im Yan cu menghela napas sedih, lantas bertanya:
"Saudara Ho, apakah kalian Kanglam sianghou mempunyai
hubungan yang amat mendalam dengan pemilik pedang Jui sim
kiam tersebut"' 'Sebenarnya kami dua bersaudara tak mempunyai hubungan apa-
apa dengannya, peristiwa ini terjadi pada setengah bulan berselang di tepi
sungai Cho go kang. 'Waktu itu, kami dua bersaudara telah berjumpa dengan seorang
sastrawan setengah umur yang berpakaian perlente, orang itu
memanggil nama kami berdua dan mengatakan kalau kami dua
bersaudara mempunyai ikatan dendam sakit hati yang amat dalam
dengannya dengan sikap yang sombong dan tekebur, orang itu
memaksa kami dua bersaudara untuk bertarung melawannya, waktu
608 itu kami merasa terkejut bercampur keheranan, sebab sejak terjun kedalam dunia
persilatan belum pernah kami dua bersaudara
berjumpa dengan lelaki setengah umur yang berpakaian perlente
seperti itu, sehingga boleh dibilang diantara kami tak pernah terikat hubungan
dendam atau sakit hati. "Waktu itu dengan bersusah payah kami dua bersaudara
menerangkan kepadanya kalau kami tak punya hubungan dendam
sakit hati dengannya. "Tapi lelaki setengah umur yang perlente itu jumawa sekali, dia berulang kali
berkata hendak membela sakit hatinya dimasa lalu, bahkan ucapannya amat
menyakitkan hati, dia bilang dalam dua
puluh gebrakan hendak mengalahkan kami dua bersaudara.
"Jelek-jelek begini, kami Kanglam siang hou terhitung punya nama juga dalam
dunia persilatan, tentu saja kami tak tahan
menghadapi sikap jumawa dari pihak lawan, sehingga akhirnya
suatu pertempuran sengit pun segera berkobar.
"Begitu pertarungan berkobar, meskipun dia tidak mengatakan lagi kalau hendak
mengalahkan kami dalam dua puluh gebrakan,
namun kami berdua cukup mengerti, jika ia sampai melancarkan
serangan dengan sepenuh tenaga maka tak sampai lima belas
gebrakan, kami akan menderita kekalahan secara tragis.
'Ditengah pertarungan yang berlangsung sengit, kami dapat
merasakan betapa dalamnya ilmu silat yang dimiliki lelaki setengah umur berbaju
perlente itu, jurus-jurus aneh lahir beruntun, meski serangannya dilancarkan
amat sederhana, namun semuanya amat
ganas dan mematikan. "Sudah banyak sekali jago lihay dalam dunia persilatan yang kami ketahui, tapi
tidak kami kenal jago lihay seperti dia itu.
"Waktu itu, timbul keinginan kami berdua untuk meraih
kemenangan, serangan mematikan dilancarkan berulang kali dengan suatu
pertarungan adu jiwa, namun kami tak berdaya untuk
memaksakan kehendak kami, malah berapa kali lantaran kelewat
gusar, bagian mematikan ditubuh kami menjadi sama sekali
609 terbuka. Sebenar-nya dia dapat membunuh kami, namun nyatanya
ia tidak berbuat demikian, bahkan makin bertarung sikapnya
berubah semakin lembut. Menanti pertarungan telah mencapai empat ratus gebrakan lebih
dan kami dua bersaudara benar-benar sudah kehabisan kemampuan, saat itulah kami baru tahu kalau lelaki berbaju perlente itu
sebetulnya bukan berniat untuk membalas dendam, melainkan
karena suatu maksud tertentu, maka kamipun segera melompat
mundur dari arena pertarungan dan bertanya kepadanya apa
maksud tujuannya bertuat demikian"
"Tapi diapun segera menghentikan pertarungan,
bahkan menyambut kami dengan senyum dikulum, kepada kami berdua ia
minta maaf yang sebesar-besarnya, selain menerangkan pula kalau mereka telah
mendirikan perguruan Hiat mo bun (perguruan
pembasmi iblis) dengan tujuan menghimpun kawanan jago aliran
lurus untuk bersama-sama menyapu kaum iblis dan menyelamatkan
umat persilatan. "Mungkin karena dia tertarik kepada kami berdua, maka
diundangnya kami berdua untuk menggabungkan diri dengan Hiat
mo bun, tapi sebelum itu ilmu silat kami dicoba lebib dulu.
`Karena sikap maupun nada pembicaraan nya makin lembut
bahkan berularg kali minta maaf, hawa amarah yang semula
menyelimuti wajah kamipun pelan-pelan mereda.
"Sudah banyak tahun kami berkelana dalam dunia persilatan, kamipun cukup
mengetahui situasi dalam dunia persilatan yang
hampir sebagian besar dikuasahi oleh kaum iblis dan kaum durjana, cuma sayang
selama ini tak pernah muncul seorang manusia yang
bersedia menanggulangi suasana seperti itu.
Maka sekarang setelah kudengar kalau lelaki setengah umur
yang berpakaian perlente itu telah mendirikan perguruan Hiat mo bun yang
bertujuan membasmi kaum iblis dari muka bumi dengan
senang hati kami segera menyatakan kesediaannya untuk
menggabungkan diri, tapi kami berdua takut kalau dia hanya
610 bermaksud untuk menipu kami belaka dengan kata-kata yang
manis, maka kamipun segera mencari tahu siapakah namanya.
"Ternyata dia tak lain adalah sisastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si,
seorang pendekar aneh yang pernah menggetarkan
dunia persilatan pada tiga puluh tahun berselang. ."
Mendengar sampai disitu, Im Yan cu yang berada dibalik kereta
segera berseru kaget: "Apa" Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si?"
"Nona Im, mungkin kaupun kenali si sastrawan berpakaian
perlente Hoa Siang si, Hoa locianpwe bukan?"
"Suhuku pernah berpesan kepadaku agar mencari dua orang,
salah seorang diantaranya dia..."
Mendengar perkataan itu, Pek lui ju Hoo Kian merasa amat
terperanjat, buru-buru dia bertanya lagi dengan gelisah:
"Nona Im, ada urusan apakah mencarinya'"
"Guruku hanya berpesan agar aku menjumpainya, keadaan yang lebih jelas tidak
begitu diketahui. Cuma aku tahu dia mempunyai hubungan yang amat besar dengan
guruku, karena guruku pun she
Hoa, kemungkinan besar mereka adalah bersaudara"
Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoa Kian merasa semakin
terperanjat, kini diam-diam pikirnya:
"Dimasa lalu belum pernah kudengar orang membicarakan kalau
sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si mempunyai kakak
perempuan, gurunya pun she Hoa, sebetul-nya dia itu murid siapa?"
Oleh karena banyak jago persilatan yang enggan membongkar
rahasia pribadinya, maka diapun tidak mendesak Im Yan cu untuk mengetahui asal
usul perguruannya lagi. "Nona Im" Pek lui jiu Hoo Kian segera berkata lagi, "orang yang hendak kau cari
yang satu adalah Sastrawan benpakaian perlente, Hoa Siong si, lantas siapakah
seorang yang lainnya"
611 "Yang seorang adalah gurunya engkoh Hong, manusia paling
aneh dari kolong langit Bun ji koansu, sayang dia orang tua sudah tiada, maka
akupun mencari engkoh Hong, aku memang tidak
mengetahui karena urusan apakah guruku mencari kedua orang ini, tapi aku tahu
dia orang tua amat membenci gurunya engkoh Hong."
"Guruku amat membenci kaum lelaki, semakin tampan lelaki itu semakin benci dia
kepadanya, dia pernah menyuruh aku
membinasakan setiap lelaki jahat yang berwajah tampan."
Mendengar perkataan itu, diam-diam Pek lui jiu Hoo Kian
menghela napas panjang, pikirnya:
"Watak gurunya sungguh teramat
sempit, ternyata dia terpengaruh oleh tabiat gurunya semenjak kecil sehingga akhirnya diapun
ketularan penyakit aneh tersebut."
Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata:
"Nona Im, kau mengatakan gurumu amat membenci gurunya Ku
sauhiap, lantas bila kita pergi ke tebing Hay jin gay, apakah dia orang tua
bersedia untuk mengobati lukanya....."
"Sudah pasti bersedia" sahut Im Yan cu berulang kali, "karena dia orang tua
ingin sekali mengetahui hal-hal yang mengenai Bun ji koansu dari mulut engkoh
Hong, tak mungkin dia tak perduli
keselamatan jiwa engkoh Hong, bahkan pasti akan berusaha dengan sepenuh tenaga
untuk menyembuhkannya"
-ooo0dw0ooo- Jilid 19 MENINJAU dari kepandaian silat yang dimiliki Im Yan cu serta
hubungan antara gurunya dengan sastrawan berpakaian perlente
Hoa Siong si serta Bun ji koansu, dapat diketahui guru gadis ini sudah pasti
merupakakan seorang tokoh aneh pula dari dunia
persilatan. Tiba tiba Im Yan cu bertanya:
612 "Saudara Hoo, apakah Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si adalah pemimpin
dari perguruan Hiat mo bun"."
"Sebenarnya kami berdua pun mengira dia sebagai pemimpin
perguruan Hint mo bun, sebab ilmu silat yang dimilikinya sudah cukup diketahui
setiap umat persilatan itulah sebabnya kami dua bersaudara pun bersedia untuk
menggabungkan diri dengan perguruan Hiat mo bun"
"Lantas, siapakah orang yang memimpin perguruan Hiat mo
bun?" tanya Im Yan cu
"Seorang manusia berkerudung kain warna warni...."
"Pemilik pedang Jui sim kiam?" Jerit Im Yan cu terperanjat.
'Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang, katanya:
"Yaaa, kejadian di dalam dunia persilatan memang sukar untuk diduga, bahkan
manusia seperti Sastrawan berbaju perlente Hoa
Siong si yang berilmu silat amat lihay pun bersedia menggabungkan diri dengan
pemilik pedang Jui sim kiam, kejadian ini sungguh diluar dugaan.
Bukan begitu saja, malah empat manusia bengis yang termashur
sebagai gembong iblis nomor wahid dari pulau lautan timur pun
telah bergabung dengan pemilik pedang Jui sim kiam tersebut."
"Dari sini dapat diketahui kalau pemilik pedang Jiu sim kiam benar-benar
memiliki ilmu silat serta kecerdasan yang melebihi siapa pun jua."
Im Yan cu seperti tidak percaya dengan apa yang diucapkan Pek
lui jiu Hoo Kian, kembali dia bertanya:
"Saudara Hoo, mengapa kau mengatakan kalau sastrawan
berbaju perlente Hoa Siong si telah mengabungkan diri dengan
Pemilik pedang Jui sim kiam".'
Pek lui Jiu Hoo Kian menghela napas panjang, dia melanjutkan
kembali kisah pengalamannya dimasa lalu:
613 "Ketika itu kami dua bersaudara menjadi terkejut setelah
mengetahui kalau orang itu adalah sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si
locianpwee yang termashur dalan dunia persilatan pada tiga puluh tahun
berselang, dengan amat hormat kami mohon maaf
kepadanya disamping meluluskan pula ajakannya untuk bergabung
dengan perguruan Hiat mo bun"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saat itulah sastrawaa berbaju perlente Hoa Siong si
mengeluarkan sebilah pedang kecil berwarna perak yang tiga inci panjang nya,
kemudian berkata: "Pedang kecil ini merupakan lambang dari perguruan Hiat mo bun kami, simpanlah
baik-baik, pada bulan satu tanggal satu nanti, datanglah ke puncak Thian Kiam
hong di bukit Hong san untuk
menjumpai ketua perguruan Hiat mo bun'
Waktu itu kami merasa tertegun beberapa saat lamanya,
kemudian segera bertanya:
"Hoa locianpwe, apakah ketua Hiat mo bun bukan dirimu
sendiri?" Dengan wajah serius dan suara dalam, sastrawan berbaju
perlente Hoa Siong si menjawab:
'Aku orang she Hoa bukan manusia yang berkemampuan apa-
apa, bagaimana mung-kin aku bisa menjabat sebagai ketua Hiat mo bun" Aku tidak
lebih hanya salah satu bagian dari anggota Hiat mo bun"
Kami berdua benar-benar amat terperanjat sesudah mendengar
ucapan tersebut, siapa gerangan yang memiliki kemampuan sedemikian hebatnya
hingga dapat memimpin perguruan Hiat mo bun"
Siapa gerangan orang itu?"
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, kami dua bersaudara
baru bertanya lagi: "Hoa locianpwe, lantas siapakah ketua Hiat mo bun"'
614 ' Hiat mo buncu tak lain adalah manusia berkerudung kain warna warni yang
belakangan ini menggetarkan dunia persilatan sebagai manusia sakti ibaratnya
naga perkasa yang nampak kepala tak
kelihatan ekornya, dia pula pemilik pedang Jui sim kiam ini, sedang soal
namanya, aku sendiripun kurang tahu"
'Padahal sastrawan berbaju Perlente Hoa Siong si mengetahui
nama serta asal usul pemilik pedang Jui sim kiam tersebut, hanya saja dia enggan
untuk memberitahukan soal ini kepada dua
bersaudara tersebut karena kedudukan sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si
dalam perguruan Hiat mo bun hanya setingkat dibawah ketuanya.
Waktu itu, kami dua bersaudara merasa curiga apakah pemilik
pedang Jui sim kiam benar-benar adalah seorang pendekar yang
bersedia menegakkan keadilan dan kebenaran.
Agaknya Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si mengetahui
maksud hati kami, dengan cepat dia berkata:
' Pemilik pedang Jui sim kiam adalah bintang penolong dunia
persilatan dewasa ini, kalian tak usah sangsi atau berpikir yang bukan-bukan,
seandainya kalian tidak bernama besar dalam dunia persilatan, Hiat mo bun tak
akan mencari kalian walaupun aku
orang she Hoa mencari kalian berdua sekarang, namun secara
diam-diam telah menyelidiki dahulu tingkah laku serta watak kalian sebelumnya
mengundangnya secara resmi.
"Anggota Hiat mo bun sedikit sekali dan ditetapkan hanya terdiri dari dua belas
orang, setiap orang harus memiliki ilmu silat yang melebihi orang lain,
kepandaian silat kalian berdua meski terhitung jagoan kelas satu didalam dunia
persilatan, tapi bila dibanding-kan dengan manusia-manusia laknat dari golongan
sesat, kau masih ketinggalan jauh sekali. "Akan tetapi soal ini tak perlu dirisaukan, setelah bersua dengan ketua pada
bulan satu tanggal satu dipuncak Thian kiam hong bukit Hong san nanti, dia akan
mewariskan beberapa macam kepandaian
615 kepadamu bahkan dalam berapa hari saja akan menambah tenaga
dalam kalian. Setelah mendengar perkatan itu, buru-buru kami menerima
pedang Jui sim kiam itu, semua kecurigaan dalam hati kamipun
lenyap tak berbekas, bahkan rasa gembira kami tak terkirakan.
"Sedangkan Sastrawan berba ju perlente Hoa Siong si pun seusai mengucapkan
perkataan itu segera mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dab berlalu dari situ dengan menyeberangi sungai"
Setelah mendengar rahasia tersebut, timbul suatu perasaan yang aneh dalam hati
Im Yan cu, sebenarnya setelah masuk kota Heng
yang dia hendak langsung mencari pemilik pedang Jui sim kiam dan mencari mutiara
mestika Thian hong im yang sin cu serta kitab
pusaka itu. Tapi sekarang, dia sudah mengetahui kalau kepandaian silat yang dimilikinya tak
mungkin bisa menandingi kelihayan dari pemilik pedang Jui sim kiam, karena ia
cukup mengetahui akan kelihayan ilmu silat yang dimiliki Sastrawan berbaju
perlente Hoa Siong si, kalau tokoh lihay seperti dia pun sampai takluk kepada
pemilik pedang Jui sim kiam, itu berarti kepandaian silat yang dimiliki orang
itu tak terlukiskan dengan kata-kata.
Tapi, Im Yan cu adalah seorang manusia yang keras kepala dan
angkuh, walaupun dalam hati kecilnya sudah timbul perasaan waswas terhadap
kemampuan pemilik pedang Jui sim kiam, namun dia
nekad untuk melaksanakan rencananya, sebab Ku See hong sudah
merupakan jiwa raganya, ancaman jiwa terhadap pemuda itu sama
artinya dengan ancaman jiwa baginya.
Walaupun diluaran Im Yan cu merupakan seorang manusia yang
aneh, namun dia memiliki hangatnya cinta kasih seorang gadis serta cinta yang
mendalam, apa yang telah menjadi tekadnya tak pernah akan tergoyahkan lagi untuk
selamanya. Dalam pada itu, Pek lui jiu Hoa Kian telah mengalihkan sorot
matanya memandang bintang yang berada di angkasa sana sehabis
616 menyelesaikan kisahnya, kemudian telah menghela napas sedih dia berkata:
"Nona Im, kami dua bersaudara mempunyai beberapa persoalan ingin mohon
kepadamu...". Im Yan cu sudah mengetahui apa yang hendak dia katakan, tapi
dia tetap berlagak seperti tidak tahu.
"Saudara Ho, kalian inginkan aku berbuat apa?"
"Nona Im, kau harus tahu bagi anggota persilatan seperti kami, pegang janji
merupakan suatu yang penting, setelah kami dua
bersaudara bersedia menggabungkan diri dengan Hiat mo bun,
berarti kami merupakan salah satu bagian dari Hiat mo bun.
Sebetulnya kami tidak pantas memberi tahukan hal-hal tersebut
kepadamu, tapi sekarang setelah memberitahukan kepada mu, kami berdua pun
berharap kau bersedia memegang rahasia pada hari ini secara baik-baik, dan
akupun berharap kau jangan melakukan
bentrokan yang bakal menimbul kan hal-hal yang tak menyenangkan dengan bakal ketua kami"
"Apakah kalian tega menyaksikan engkoh Hong tewas dalam
keadaan yang mengenas-kan!" kata Im Yan cu sedih.
Buru-buru Pek lui jiu Hoo Kian berseru:
'Nona Im, aku orang she Hoo tidak bermaksud begitu, aku hanya
berharap nona suka menahan diri bila berjumpa dengan pemilik
pedang Jui sim kiam nanti, bila berhasil menemukanya, aku yakin dapat meminta
kepadanya untuk menyembuhkan luka yang diderita
engkoh Hong mu" ' Saudara Hoo, atas dasar apa kau berani mengatakan secara
meyakinkan kalau dia pasti akan bersedia menyembuhkan luka
dalam yang diderita engkoh Hong"'
Diserobot dengan perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian menjadi
terbungkam dalam seribu bahasa, padahal dia sendiripun tidak
memiliki keyakinan tersebut, dia tak tahu apakah pemilik pedang Jui 617
sim kiam akan bersedia menyembuhkan luka dari Ku See hong atau tidak.
Dia hanya menganggap pemilik pedang Jui sim kiam sebagai
seorang yang bijaksana dan penolong kaum lemah, asal keadaan
yang sebenarnya dari Ku See hong diutarakan, niscaya hal ini akan memancaing
simatiknya untuk menurunkan tangan dan menolong
menyembuhkan luka Ku See hong.
"Asalkan pemilik pedang Jui sim kiam berhasil ditemukan, dia pasti akan
mengabulkan permintaan kita, alasannya tak mudah
kujelaskan, tapi senadainya sampai terjadi hal-hal yang tak
di nginkan atau tidak berhasil menemukan dirinya, kita harus
berangkat ke tebing Hay jin gay. . ."
"Keselamatan engkoh Hong sekarang sedang berada di ujung
tanduk, bila harus di tunda berapa hari lagi, mana mungkin ia bisa tahan untuk
mencapai tebing Hay jin gay?" kata Im Yan cu sedih.
Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas sedih.
"Akupun tahu kalau nyawanya sedang berada dalam keadaan
berbahaya, tapi sekalipun kita menempuh perjalanan kilat siang dan malam, paling
tidak membutuhkan lima hari untuk mencapai tebing Hay jin gay, padahal ia sudah
empat hari terkena ilmu Hou kut jian hun im kang, selewatnya tiga hari,
sekalipun tabib sakti Hou To hidup lagipun belum tentu bisa menyembuhkan
penyakitnya. Beginilah situasi yang sedang kita hadapi sekarang, sekalipun
memburu ke tebing Hay jin gay toh belum tentu bisa
menyelamatkan jiwanya, sedang tetap tinggal di Heng yang untuk mencari Jui sim
kiamcu pun masih tanda tanya besar, tapi kita harus berbuat sesuatu, hanya apa
yang harus kita lakukan" Apa yang
harus kita lakukan?"
"Menurut jalan pikiranku, tetap tinggal di kota Heng yang malah justru masih ada
setitik harapan, sebaliknya kalau berangkat ke Hay jin gay tak lebih hanya
menggantung kan pada suatu keajaiban,
maka aku pikir lebih baik kita tinggal sehari dulu di kota Heng yang, mari kita
mencoba beradu nasib, bila dalam sehari kita gagal
618 menemukan jejak Jui sim kiamcu, maka kita baru berangkat lagi ke tebing Hay jin
gay, Tentu saja aku orang she Hoo tak bisa
memutuskan masalah ini, silahkan nona mempertimbangkannya
sendiri bagaimana baiknya"
Pikiran Im Yan cu sekarang sedang diliputi oleh pelbagai ingatan yang berkecamuk
tak karuan, hatinya betul-betul terasa kalut, diam-diami ia melelehkan air
mata ...' Dengan sikap maupun tindak tanduknya selama ini, nyatanya
menaruh perasaan cinta yang begitu mendalam dan suci bersih, hal tersebut benar-
benar berada diluar dugaan siapa saja.
Padahal kekuatan cinta memang besar tak bertepian, bila tanpa
cinta, kehidupan manusia didunia ini menjadi sama sekali tak
berharga. 'Tentu saja hal ini bukan terbatas dalam soal cinta muda mudi
saja, sebaliknya termasuk juga cinta kasih antara orang tua, cinta dari sahabat
dan lain sebagainya, tapi antara sekian banyak cinta, sudah barang tentu cinta
muda mudi yang paling mendalam.
Begitulah, dengan nada suara yang tegas dan berat Im Yan cu
berkata: 'Engkoh Hong tak mungkin bisa mati, kita tinggal sehari di kota Heng yang. . !"
Tergetar keras perasaan Pek lui jiu Hoo Kian sesudah mendengar perkataan itu, ia
mengerti maksud Im Yan cu, buru-buru serunya:
'Nona Im. . ." Belum habis Pek lui jiu berseru, Sian hong kek sudah
mempringatkan dengan gelisah:
"Hati-hati, penunggang kuda berbaju putih tadi telah berbalik kemari, kali ini
dia menuju ke tempat kita berada."
Si tangan geledek Hoo Kian tak sempat melanjutkan perkataan
selanjutnya, dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu dia menatap ke arah
depan lekat-lekat. 619 Waktu itu malam baru saja menjelang tiba, beribu-ribu bintang
tersebar memenuhi angkasa dan menyiarkan cahaya lembut dan
licin, jalan raya yang panjang dan lebar diliputi sinar putih dan terang.
Dalam keheningan inilah mendadak terdengar suara derap kaki
kuda yang amat ramai bergema dari kejauhan sana, lalu tampak
sesosok bayangan putih bergerak mendekat dengan kecepatan
tinggi. Dalam waktu singkat kuda putih tersebut sudah berada dua
puluh kaki dihadapan mereka lalu meringkik panjang, kaki depan nya didepak-
depakkan, sementara turunnya berputar kencang tepat dihadapan mereka.
Rupanya penunggang berbaju putih itu sudah membalikkan
kudanya lagi dan melarikan ke arah kota Heng yang, tindak tanduk yang sangat
aneh itu cukup membingungkan orang.
Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi segera berkerut
kening setelah menyaksikan tindak tanduk penunggang kuda
berbaju putih yang aneh itu, dalam waktu singkat mereka sudah
terbuai dalam lamunan masing-masing. . .
Im Yan cu si nona yang binal tapi licik seperti siluman rase itu hanya mengintip
dari balik tirai, dia sendiri pun dibikin tidak habis mengerti oleh tingkah laku
penunggang kuda berbaju putih yang
aneh tersebut. Namun dalam hati kecilnya sudah muncul suatu perasaan was-
was, sebab tatkala orang berbaju putih itu membalikkan kudanya tetap dihadapan
mereka, ia saksikan seluruh tubuh orang itu
melambung diangkasa kemudian dalam waktu singkat pula ia
melayang ke bawah dan duduk kembali diatas pelana kudanya.
Demonstrasi kepandaian tersebut mem-buktikan kalau orang itu
memiliki ilmu silat yang luar biasa sekali.
Tiba-tiba Im Yan cu menghela napas sedih, katanya:
"Saudara Hoo, apakah kau melihat jelas gerakan tubuhnya tadi?"
620 "Ya, kulihat amat jelas" sahut Pek lui Jiu Hoo Kian, 'entah siapakah orang itu"
Hebat benar ilmu silat yang di milikinya"
Kembali Im Yan cu menghela napas.
'Orang ini selalu mengikuti kita, tampaknya ia sudah mengetahui keadaan kita
yang sebenarnya, aaaai .... bicara dari ilmu silatnya yang sangat lihay, aku pun
turut menjadi ngeri rasanya...
Mendadak. .. Dari sisi kereta berkumandang suara tertawa dingin yang
menyeramkan seperti sukma yang sedang gentayangan ...
Suara tertawa itu lengking dan lirih, seperti jarum lembut yang ditusukkan ke
tubuh orang, sungguh menggetarkan perasaan siapa saja. . .
Di tengah suara tertawa dingin yang menggidikkan hati itulah,
tampak sesosok bayangan hitam berkelebat lewat...
Ke dua ekor keledai penghela kereta itu segera meringik panjang lantaran kaget,
kaki depannya segera didepak depakkan ke muka, sementara laju kereta itupun
segera terhenti. Lalu kedengaran seseorarg bertanya dengan suara yang nyaring
dan lembut: "Numpang bertanya, apakah kereta ini hendak pergi ke kota Heng yang?"
Suara tertawa dingin yang menyeramkan serta suara teguran
yang halus dan lembut, dua macam suara yang berbeda irama ini
diutarakan pada saat yang hampir bersamaan, maka ke tiga orang tokoh persilatan
yang berada diatas kereta keledai itu merasa
terperanjat dan tak tahu sejak kapan orang itu munculkan diri.
Perubahan yang sangat mendadak dan sama sekali diluar dugaan
ini membuat Kanglam siang hou yang berada diatas ia tempat
duduk kusir berubah muka, tapi dikala mereka mendengar suara
teguran dan berpaling, ke empat mata mereka kontan terbelalak
dengan wajah tertegun.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
621 Sampai dimanakah rasa kaget yang mencekam perasaan mereka,
bisa diketahui dari sini.
Im Yan cu yang berada dalam kereta dapat mendengar pula
suara tertawa dingin dan suara pembicaraan tersebut maka dikala kereta itu
berhenti, sepasang matanya yang jeli dan tajam telah melongok keluar lewat tirai
dan dan memandang ke muka ....
Dengan sebat hatinya tercekat, bulu kuduknya pada bangun
berdiri, ia benar-benar amat ketakutan.
Ternyata dibawah cahaya bintang tampak seorang nenek aneh
yang bertubuh kecil sedang berdiri disebelah kiri keledainya, yang paling
mengerikan adalah wajahnya yeng jelek mengerikan itu,
separuh hijau separuh hitam, separuh merah separuh putih.
Kalau cuma ke empat warna yang berbeda itu tampangnya masih
belum seberapa mengerikan, yang menggidikkan hati adalah bisul busuk yang
menonjol dan memenuhi seluruh wajahnya itu, selain
menjijikkan juga memuakkan perut orang.
Ini masih ditambah pula dengan rambut-nya yang kusut penuh
beruban dan kulit badan yang berminyak.
Tampang muka semacam ini sungguh menggidikkan hati
membuat orang yang memandangnya benar-benar akan merasa-
kan pecah nyali sebab dia kelihatan seperti setan iblis, seperti kuntilanak dari
kuburan. Mendadak nenek jelek itu memperdengar kan suara tertawa
dingin yang rendah, berat dan amat memekikkan telinga..
Suara tertawa dingin yang menggidikkan tadi itu segera
menyadarkan kembali Pek lui jiu dan Sian hong kek dari lamunan mereka, meski
demikian dengan sorot mata yang membawa
perasaan jeri mereka awasi nenek jelek ini tanpa berkedip.
Tampak sinenek bertampang jelek itu membuka mulutnya dan
memperlihatkan sebaris giginya yang kecil putih, kemudian dengan suara yang
merdu bagaikan kicauan burung nuri dia berkata:
622 "Engkoh berdua mengapa kalian" Apakah secara tiba-tiba
penyakit cacad kalian kambuh?"
Kalau tadi, Pek lui jiu dan Sian hong kek merasa ngeri dan seram karena mengira
sudah menjumpai sukma gentayangan atau siluman
iblis, maka sekarang setelah mendengar suaranya yang merdu
merayu serta menyaksikan sebaris gigi nya yang putih bersih,
mereka makin tertegun lagi.
Im Yan cu yang berada dalam kereta pun turut merasa
keheranan, mereka tidak menyangka kalau nenek berwajah jelek itu memilik suara
yang begitu merdu dengan dua baris gigi yang putih dan bersih.
Walaupun mereka telah menduga kalau orang itu sedang
menyamar, tapi dari atas wajahnya yang jelek itu, sama sekali tak berhasil
menemukan tanda-tanda penyaruan nya.
Kalau dilihat potongan badannya yang kecil mungil, semestinya
dia adalah seorang gadis remaja tapi punggungnya justru
membungkuk, ia nampak tua renta dan rambutnya telah beruban
semua, sama sekali tidak dijumpai bagian-bagian yang mencurigakan. Nenek jelek ini kelihatan agak marah ketika melihat Kanglam
siang hou hanya berdiri termangu-mangu belaka, dengan gusar
bentaknya: 'Hei, apakah telinga kalian sudah tuli semua"`
Walaupun dia sedang memaki orang namun suaranya masih
tetap merdu merayu, dari tubuhnya terpancar pula bau harum
semerbak bagaikan bunga anggrek, begitu syahdu, begitu harum,
membuat orang merasa mabuk dan terbuai rasanya.
Pek lui jiu Ho Kian berpengetahuan luas, sebetulnya diapun
membenci orang ini, tapi ia enggan mencari gara-gara tanpa sebab atau suatu
alasan tertentu. Apalagi jika teringat akan luka yang sedang diderita Ku See hong serta pedang
Ang soat kiam yang cukup menggetarkan dunia
623 persilatan itu, dia merasa rahasia benar ini tak boleh sampai bocor dengan
begitu saja.. Maka dengan wajah penuh senyuman dia menjura, kemudian
katanya sambil tertawa: 'bolehkah aku tahu, siapa nama saudara?"
"Heeehhh ....heeeehhh... heehhh..." sesudah terkekeh-kekeh nenek jelek itu
terbatuk-batuk kering, kemudian dengan suara yang tua dan memelas lanjutnya:
"pemilik kereta yang berbaik hati, berbuatlah kebajikan, bawalah serta aku si
orang tua ke kota, bersedia bukan...?" Nada suara maupun gerak geriknya tiada yang nampak dibuat-
buat, terutama keadaannya yang tua dan lemah, membuat hati
orang merasa iba dan memelas...
Pek lui jiu Hoo Kian sekalian lebih terkesiap lagi, walaupun
mereka tahu kalau orang ini sedang menyaru, tapi mereka harus
mengagumi juga atas kemampuannya untuk memainkan sandiwara
dengan pelbagai tehnik dan taktik, bahkan sebelum ini mereka tak pernah
mendengar kalau dalam dunia persilatan terdapat manusia seperti ini.
Pek lui jiu Hoo Kian menjadi serba susah setelah mendengar
perkataan itu, ia sama sekali tidak mengenal asal usul orang ini, sedang ilmu
menyaru mukanya juga menggidikkan hati, sudah
dapat dipastikan ilmu silat yang dimilikinya tiada kedua dikolong langit,
seandainya permintaan orang itu ditolak, sudah pasti ia tak akan menyudahi
persoalan itu sampai disitu saja.
Sian hong kek Hoo Gi menggelengkan kepalanya berulang kali
seraya berkata: "Nenek, harap kau suka maafkan, ruang kereta kami sudah
diborong semua oleh tamu kami, sedangkan tempat disamping kusir pun sudah disewa
oleh yaya ini, maka harap kau sudi memaafkan, untung saja jarak kota Heng yang
dari sini tinggal setengah li lagi"
624 Diam-diam Pek lui jiu Hoo Kian mengagumi akan betapa
cepatnya reaksi dari adiknya ini.
Kembali si nenek jelek terbatuk-batuk, katanya:
"Aaai. . . kalau kau adalah pemilik kereta ini, urusan akan lebih gampang
dirundingkan lagi, Coba kau lihat, betapa tuanya aku,
apalagi sedang mengidap penyakit parah, jangan lagi setengah li, setengah
langkah saja rasanya sudah payah, harap kau sudi berbaik hati...'
Diam-diam Sian hong kek Hoo Gi menyumpah didalam hati,
pikirnya: "Sialan, jangan kau anggap sepasang mata kami sudah buta, memangnya kami tidak
tahu kalau kau sedang Menyaru?"
Pek lui jiu Ho Kian juga tahu, apabila tidak menunjukkan sikap yang agak kasar,
mustahil orang ini bisa diusir pergi, mendadak dia menarik muka.
Baru saja akan berbicara...
Mendadak dari balik ruang kereta berkumandang suara teguran
dari Im Yan cu yang dingin:
"Nona, diantara kita tiada dendam atau sakit hati, aku minta kau jangan
mengganggu kami" Sambil berkata, gadis itu menyingkap tirai dan melompat keluar dari keretanya.
'Oooh nona cilik yang amat cantik" nenek jelek itu menjerit kaget.
Im Yan cu menarik mukanya dan berseru dengan wajah sedingin
es: 'Hei, pentang matamu lebar-lebar, kalau ingin berlagak seperti setan, lebih baik
tunggulah setelah lewat tengah malam nanti"
Walaupun Im Yan cu merasa terkejut oleh penyaruan orang ini
yang dinilainya sangat lihay, tapi sebagai orang yang cermat dan 625
bermata tajam, setelah mengamati wajah orang ttu berapa saat,
segera diketahui bahwa nenek itu hasil penyaruan seorang gadis yang wajahnya
pasti amat cantik jelita.
Orang itu bisa muncul pada saat ini bahkan mengetahui keadaan
mereka, maka Im Yan cu pun berencana untuk turun tangan keji
dan membinasakan orang ini.
Padahal, Im Yan cu sekalian sama sekali tidak menyangka kalau
perempuan aneh ini sudah lama menyembunyikan diri diatas kereta mereka, jadi apa
yang telah mereka bicarakan tadi dapat didengar olehnya dengan jelas sekali,
bahkan diapun telah membantu mereka untuk memukul mundur seorang musuh tangguh.
Si penunggang kuda berbaju putih tadi, sebetulnya datang ke
situ untuk mencari gara-gara dengan Im Yan cu sekalian, tapi
setelah diketahui olehnya kalau diatas kereta berdiri si perempuan aneh
tersebut, diapun lantas membalikkan badan dan melarikan diri.
Sementara itu, perempuan aneh tersebut masih tetap bersikap
seperti seorang nenek, katanya:
"Nona siapa namamu" Tajam amat sepasang matamu!"
Diam-diam Im Yan cu menghimpun tenaga dalamnya bersiap
siaga menghadapi segala kemungkinan,
ketika mendengar perkataan tersebut, dia tertawa dingin dengan suara sinis dan
mengnina, jengeknya: "Aku bernama Lam sin giamlo (Raja akhirat untuk kaum pria), tapi malam ini aku
berganti nama menjadi Sin kui giam to (Raja akhirat penakluk setan). .!"
Perempuan berdandan aneh itu seakan-akan tidak mengerti apa
yang dimaksudkan, dia bertanya lagi keheranan:
"Apa sih Raja akhirat untuk kaum pria itu" apa pula yang disebut Raja akhirat
penakluk setan?" Im Yan cu tertawa dingin dengan seramnya:
626 'Kau tidak memahami" Inilah yang dinamakan Raja akhirat
penakluk setan... !"
Ditengah pembicaraan, gadis itu menerjang ke depan, tangan
kirinya dengan ke lima jari yang terbentang lebar mencengkeram wajah jelek si
perempuan aneh tersebut dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat. Gerakan tubuh perempuan aneh itu memang ampuh, terdengar
ia menjerit kaget, seperti ketakutan dia mundur dengan
sempoyongan, tapi justru dengan tindakan mana ia telah
meloloskan diri dari cengkeraman kilat Im Yan cu ....
Sesudah mundur, perempuan aneh itu berseru cemas:
'Nona, tunggu sebentar! Tunggu sebentar! wajah aku siorang tua penuh dengan
tumor ganas, bila jari tanganmu sampai
menyentuhnya, aku bisa kesakitan setengah mati, masa aku mau
kau cengkeram. Hawa napsu membunuh yang berkecamuk dalam dada Im Yan cu
semakin membara setelah menyaksikan cengkeraman mautnya
berhasil dihindari lawan, ia tertawa dingin lalu ujarnya sinis:
"Hmmmm ....selain topeng kulit manusia mu itu akan kucopot pada malam ini,
bahkan akupun hendak mengirimmu ke akhirat
untuk menakut-nakuti setan disitu"
Berbicara sampai disitu, dengan wajah penuh hawa napsu
membunuh selangkah demi selangkah Im Yan cu berjalan kemuka
dan mendekati perempuan aneh itu.
Kembali perempuan aneh itu berseru dengan cemas.
"Nona menyeramkan amat wajahmu, oooh, cepat simpan
kembali wajah ganasmu itu, aku seorang tua benar-benar ketakutan setengah
mati. . . Walaupun perempuan aneh itu menyerukan kata-kata yang
menunjukkan rasa takut, namun dia masih berdiri tegak di tempat 627
semula, bahkah dari balik matanya memancar sinar tajam yang
menggidikkan hati. Im Yan cu segera berkerut kening, tiba-tiba lengan kirinya
membuat gerakan satu lingkaran busur dengan suatu kecepatan
yang luar biasa, kemudian telapak tangan kanannya secepat kilat meluncur ke
depan melancarkan serangan mematikan.
Begitu serangan mana dilepaskan, bagaikan angin puyuh yang
melanda daratan rendah, segulung tenaga pukulan yang maha
dahsyat seperti ambruknya bukit karang atau melanda tibanya air bah meluncur
tiba dengan hebatnya. . .
Menyaksikan datangnya ancaman dahsyat tersebut, perempuan
aneh itu meggoyangkan tangannya berulang
kali, sambil memperlihat kan lengannya yang kecil tapi putih bersih itu, serunya keras-keras:
"Jangan! Jangan! Jangan nona. . . jangan memaksa aku seorang tua menunjukkan ke
jelekanku!" Menyusul goyangan tangan itu, segulung demi segulung hawa
murni yang lembut dan halus tanpa menimbulkan sedikit suarapun meluncur kemuka
dan menyambut datang nya ancaman dari Im Yan
cu. Menyusul kemudian .... "Blaaamm, blammm, blaaamm ..!'serentak ledakan lirih menggema di angkasa... Sepasang bahu perempuan aneh itu nampak bergoncang sedikit
tapi segera menjadi tenang kembali.
Jauh berbeda dengan keadaan dari Im Yan-cu, sewaktu tenaga
serangan lawan yang lembut itu menyentuh tenaga pukulan yang
dilepaskan olehnya segera terasalah suatu tenaga pantulan yang maha dahsyat
berbalik mendesak kearah tubuhnya memaksa kuda-kudanya menjadi gempur dan ia
turut mundur sejauh dua tiga
langkah. 628 Im Yan cu termasuk seorang jago lihay pula dalam dunia
persilatan, begitu dipaksa mundur oleh perempuan aneh yang tak diketahui asal
usulnya ini, dia segera membentak nyaring...
Bagaikan gulungan ombak dahsyat, tubuhnya berputar tiga kali
secara aneh, tahu-tahu ia sudah menerjang kembali ke sisi tubuh perempuan aneh
tersebut. Gerakannya ini dilakukan dengan kecepatan bagaikan sambaran
kilat, baru saja mundur, tubuhnya telah menerjang kembali ke
depan, pada hakekatnya sama sekali tidak memberi peluang kepada orang lain untuk
mengatur diri... Menghadapi terjangan-terjangan maut dari lawannya, perempuan
aneh itu masih saja berteriak-teriak seperti orang gila, sementara kakinya
melangkah tanpa beraturan, sepasang tangannya turut
berputar-putar menciptakan lapisan hawa pukulan dahsyat, ketiga gulung tenaga
serangan dari Im Yan cu itu segera kena
terpunahkan hingga lenyap tak berbekas.
Im Yan cu sudah terlanjur gemas atas sikap aneh musuhnya, dia
tertawa dingin, tubuh nya menerjang ke muka dengan gerakan
cepat tangan dan kakinya digunakan bersama melakukan serangan
kilat yang kesemuanya menggulung tubuh perempuan aneh
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tersebut. Agaknya perempuan aneh itu sudah dipancing hawa amarahnya
oleh serangan balasan Im Yan cu yang maha dahsyat itu, mendadak ia menarik
kembali sikap ke edan-edanannya...
Sepasang ujung bajunya yang berwarna hitam, seperti dua ekor
ular lincah, menggulung melingkar dengan kecepatan yang luar
biasa, yaa menebas, yaa memapas, semuanya tertuju ke urat nadi pergelangan
tangan Im Yan cu.. . Sementara itu, Im Yan cu telah mengembangkan pula segenap
kepandaian silat yang dimiliki, tenaga pukulannya yang berat seperti bukit
karang selapis demi selapis meluncur ke muka ibaratnya angin puyuh dan hujan
badai, keadaannya benar-benar mengerikan.
629 Sodokan jari tangan, bacokan telapak tangan, tendangan
berantai, semuanya dilancarkan dengan kecepatan tinggi serta
gerakan yang ganas dan keji.
Tenaga dalam yang dimiliki perempuan aneh itu benar-benar
amat sempurna, juga sangat aneh, semua ancamannya dilepaskan
dengan gerakan yang nampaknya ringan, tapi jurus serangannya
justru sangat aneh dan ganas, disertai pula dengan pelbagai
perubahan yang membuat orang sukar untuk menduga atau
mencegah sebelumnya. Ketika Kanglam siang hou menyaksikan kecepatan gerak dua
orang yang sedang bertarung itu, diam-diam mereka menghela
napas panjang, tampaknya dunia persilatan memang penuh dengan
aneka ragam kejadian yang diluar dugaan.
Gerakan tubuh mereka indah dan lincah, serangannya ganas dan
cepat, setiap jurus serangannya dilancarkan secara beruntun dalam satu gerakan
yang memanjang, keampuhan jurus serangannya pun
merupakan sesuatu yang menggetarkan sukma setiap manusia.
Dalam waktu singkat, ke dua orang itu sudan bertarung
sebanyak puluhan jurus. Di dalam puluhan gebrakan tersebut, meski nampaknya Im Yan
cu yang berhasil meraih kedudukan unggul, tidak begitu dalam
kenyataannya, justru jurus-jurus serangan dari perempuan aneh
itulah yang seluruhnya mengandung ancaman mematikan yang
mengerikan hati, tapi ia tidak berniat melukai Im Yan cu, maka semua ancaman
tersebut dibuyarkan dengan begitu saja setelah
mencapai pada sasarannya.
Di tengah gerakan tubuhnya yang sangat cepat, tiba-tiba Im Yan cu berkelit ke
samping menghindarkan diri dari ancaman kilat dari perempuan aneh tersebut,
telapak tangan kanannya dibalik dengan segera, dari serangan telapak berubah
menjadi cengkeraman, dicengkeramnya urat nadi lawan dengan suatu gerakan kilat.
630 Sementara lima jari tangan kirinya disentilkan ke depan langsung menotok jalan
darah Seng hiang dan Hu to hiat pada dahi kanan
perempuan aneh tersebut. Ilmu silat yang dimiliki perempuan aneh itu memiliki permainan yang luar biasa,
terdengar ia tertawa merdu dengan suara yang
merdu merayu seperti bunyi keleningan...
Mendadak telapak tangan kirinya direndahkan ke bawah, telapak
tangan kanannya melakukan tangkisan sejajar dengan muka
kemudian tubuhnya berputar cepat.
Telapak tangan kirinya yang merendah dengan ke lima jari
tangan yang direntangkan lebar-lebar itu membalik secara tiba-tiba mencengkeram
jalan darah Ci khi hiat di sikut kanan Im Yan cu.
Telapak tangan kanannya secara cepat menangkis gerakan Im
Yan cu dan berbalik menotok jari tangan kirinya yang lagi
mengancam dahi kanannya itu...
Terdengar, ia tertawa merdu.
"Nona Im, ilmu silatmu memang terhitung hebat juga, sayang aku tak punya waktu
senggang pada malam ini, tak ada salahnya
bila pertarungan ini kita lanjutkan dikemudian hari saja..."
Im Yan cu benar-benar tidak habis mengerti bagaimana cara
lawan mencengkeram jalan darah Ci ki hiatnya itu, sebab jurus
serangannya yang sangat aneh itu membuat orang sukar
meloloskan diri, terutama posisinya sewaktu melancarkan serangan benar-benar
hebat dan luar biasa. Begitu selesai berkata, perempuan aneh itu segera mengendorkan cengkeramannya pada sikut kanan Im Yan cu, lalu
tangan kanannya mengayun ke depan, segulung kertas telah
disusupkan ke dalam telapak tangan kanan Im Yan cu . ... .
Kemudian tidak nampak gerakan apakah yang digunakan, hanya
terlihat sesosok bayangan hitam berkelebat lewat, seenteng se
lembar bulu, ia sudah melayang pergi menuju ke arah kota Heng
yang. 631 Kelihayan ilmu meringankan tubuhnya itu sungguh luar biasa
sekali, hampir saja ia tak percaya kalau umat manusia bisa memiliki kepandaian
semacam ini. Diam-diam Im Yan cu menghela napas panjang, pikirnya:
"Sebenarnya aku mengira ilmu silatku sudah tiada tandingannya dikolong langit,
tak nyana aku harus menelan kekalahan secara
tragis ditangannya malam ini, padahal kalau kudengar nada
perbicaraannya, dia seperti belum begitu dewasa"
Berpikir demikian, dia lantas memeriksa isi surat yang berada
dalam telapak tangan kanannya itu.
Terbaca olehnya, surat tersebut berbunyi demikian:
"Wakil ketua dari Ban shia kau, Gin coa kiam (pedang ular perak) Ciu Heng thian
telah mengetahui jejak kalian serta penyakit parah yang diderita olehnya!'
Dibawah surat itu tidak dicantumkan tanda tangan atau lambang
lainnya. Selesai membaca surat tersebut, Im Yan cu segera menghela
napas sedih dan pedih .... Helaan napas itu membuat orang sukar menduga isi
hatinya, pelan-pelan dia menghampiri kereta keledai itu dan mengangsurkan surat
tadi ke tangan Kanglam sianghou seraya bertanya:
'Menurut dugaan kalian, siapakah perempuan aneh ini?"
"Berbincang dari dandanan serta kepandaian silat yang dimiliki perempuan aneh
ini, agaknya belum pernah kudengar ada manusia
semacam ini dalam dunia persilatan'
Mendergar kalau mereka pun tidak mengetahui asal usul dari
perempuan aneh tersebut sekali lagi Im Yan cu menghela napas
sedih, tanpa berbicara lagi dia lantas naik ke atas kereta keledainya.
Pek lui jiu Hoo Kian termenung sebentar, kemudian kata lagi:
632 "Tapi kalau dilihat dari gerak gerik orang ini, tampaknya dia tidak bermaksud
untuk memusuhi kita"
Padahal Pek lui jiu Hoo Kian dan Siang hong kek Hoo Gi sudah
menduga siapakah orang itu, tak terlukiskan rasa girang dalam hati mereka, kedua
orang itu sadar bahwa luka yang diderita Ku See
hong sudah tak perlu dikuatirkan lagi.
"Mari kita berangkat ke kota" terdengar Im Yan cu berseru cemas. .
Kanglam siang hou segera membentak keras, cambuknya
dihantamkan keatas keledainya keras-keras:
Dua ekor keledai itupun mulai berlarian menuju kedepan, suara
roda kereta yang menggilas batu menimbulkan suara yang amat
nyaring dan membelah keheningan malam.
Waktu itu mereka telah percepat perjalanan untuk mencapai
tempat tujuan, dibawah kerlipan cahaya bintang tampak debu
mengepul memenuhi angkasa. .
Kota Heng yang merupakan kota pusat lalu lintas wilayah Cu ciu, bentengnya kekar
dan tinggi, waktu itu kereta keledai tersebut telah menembusi pintu kota dan
menerjang masuk ke dalam.
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata, dari balik tirai:
"Saudara Ho, cepat larikan kereta kedalam kota, kita harus segera mencari rumah
penginapan' Sian hong kek Ho Gi berseru keras, cambuk ditangan kanannya
segera diayunkan ke depan.....
Waktu itu kota Heng yang belum lama menjelang malam,
suasana di sepanjang jalan raya amat ramai, pasar malam baru
mulai dan lampu berwarna-warni menerangi dimana-mana, untuk
berjalan kaki saja harus berdesakan, apalagi lewat dengn kereta, hakekatnya
sangat sulit. Dengan susah payah Kanglam siang hou menjalankan kereta
mereka menuju ke depan sebuah rumah penginapan yang agak
633 besar, ketika mendongakkan kepalanya, terbaca olehnya papan
nama didepan pintu bertulis kan empat huruf besar:
"Rumah penginapan Yang tang"
Sejak memasuki kota, secara tiba-tiba Pek lui jiu Hoo Kian
menyaksikan ada banyak sekali lelaki kekar bermata tajam yang
secara diam-diam mengawasi gerak gerik kereta mereka.
Menyaksikan hal mana, diam-diam ia berpikir:
"Sudah pasti mereka adalah para begundal dari Ban shia kau, agaknya manusia-
manusia laknat tersebut telah bersiap siaga untuk menerbitkan keonaran pada
malam ini...' Sementara dia masih termenung, tiba-tiba tampak seorang
pelayan muncul dari dalam rumah penginapan itu dan berkata
sambil menjura: "Tuan sekalian, apa sedang mencari kamar" Penginapan kami mempunyai sebuah ruang
tersendiri yang bersih dan tenang, bila tuan bersedia, harganya boleh dikorting
sedikit.... Belum habis dia berkata, tiba-tiba terdengar suatu derap kaki
kuda berkumandang datang, menyusul seseorang berseru dengan
suara parau: "Apakah di rumah penginapan ini masih ada kamar" '
Baru saja pelayan itu membalikkan badan dan tak sempat
membuka suara, Sian hong kek Ho Gi sudah menyerobot lagi:
"Baik, kami pesan kamar itu!'
Baru saja selesai berkata, dua ekor kuda sudah berhenti didepan pintu rumah
penginapan Yang tang. Penunggang kuda itu adalah seorang lelaki berusia tiga puluh
lima enam tahunan yang berwajah abu-abu dengan sebuah codet
sepanjang berapa inci menghiasi pipi kirinya.
Sedangkan yang lain adalah seorang lelaki berperawakan pendek
yang sepasang kening nya menonjol keluar, sorot matanya tajam, 634
jelas merupakan jago persilatan yang memiliki tenaga dalam amat sempurna.
Begitu melihat kemunculan kedua orang ini, Kanglam Siang hou
segera berkerut kening. Belum sempat mereka mengucapkan sesuatu, lelaki bercodet itu
telah berkata sambi tertawa terbahak-bahak:
"Haaaaahh....haaaaahhhh... haaahhh... pelayan cepat tuntun kuda toayamu ini ke
istal, siapkan makan dan minuman, sebentar pasti ada persen untukmu"
Menyaksikan tampang tamunya yang mirip dua malaikat bengis
itu, si pelayan bergidik rasanya, bulu kuduk pada bangun berdiri setengah
merengek ia berkata: "Maaf toaya berdua, dalam penginapan kami cuma tinggal
sebuah kamar saja, kebetulan kamar tersebut sudah dipesan lebih dulu oleh tamu
penunggang kereta ini"
Lelaki bercodet itu segera melotot sekejap ke arah sang pelayan dengan sepasang
mata tikusnya yang tajam, kemudian memandang
sekejap ke arah Kanglam siang hou sambil mendengus.
Sambil mengendalikan rasa gusar yang membara di dada Pek lui
jiu Hoo Kian, ia melompat turun dari atas kereta dan berkata seraya menjura .
"Harap saudara sudi memaafkan'
"Ehmm. . .! ternyata kaupun jago kalangan persilatan' kata lelaki bercodet itu
dengan suara yang parau seperti gembrengan bobrok
' hmmm, Tapi, kalian mesti tahu aturan, kamar disini sudah kami pesan, lebih
baik kalian mengalah saja!'
Sikap mereka yang sama sekali tak tahu aturan ini sungguh
membuat orang tak sabar menahan diri.
Sian hong kek Gi segera tertawa terbahak-bahak.
635 "Haaahhhh...haaaahhhh. . . haaahhhh. . . saudara apakah kau hendak memamerkan
sifat berandalmu?" Ketika lelaki bercodet itu mendengar suara tertawa dari Sian
hong kek, sekali lagi hatinya bergetar keras, tapi diluarannya tetap tertawa
terbahak-bahak, katnya: "Haaaah. . . haaahhh. . . kaupun seorang jagoan dari dunia persilatan"
Sambil berkata, cambuk yang berada di tangan lelaki bercodet itu tahu-tahu sudah
menegang kencang bagaikan sebatang tombak,
agaknya dia sudah berusaha untuk mengumbar hawa amarahnya.
Mendadak lelaki pendek yang berada di sampingnya menghalangi
niat tersebut sambil berkata:
'Saudara Kiong, kalau toh disini tak ada kamar, kita tak usah
ngotot untuk tinggal disini, apalagi rumah penginapan dikota ini berpuluh buah
banyaknya, mari kita pergi saja!"
Seraya berkata, dia lantas menarik tangan lelaki bercodet itu dan berlalu dari
situ. Menanti kedua orang itu sudah pergi jauh pelayan itu baru
menyumpah dengan lirih: "Maknya, dua hari belakangan ini aku selalu bertemu dengan manusia kasar macam
begitu, benar-benar lagi sial. . ."
Pek lui jiu Hoo Kian yang berada disampingnya segera
tersenyum, sapanya kemudian:
"Engkoh pelayan, apakah ruangan itu cukup tenang?"
"Bukankah tuan ingin mencari kamar" Penginapan kami terhitung penginapan nomor
satu dikota Heng yang, perlengkapan nya
lengkap, seryisenya memuaskan, tak usah dibilang lagi......"
Sejak bertemu dengan dua orang tadi, pelayan itu sudah dibikin mendongkol,
apalagi setelah mendengar perkataan Pek lui jiu Ho 636
Kian seperti orang yang tidak bermaksud mencari kamar,
amarahnya makin menjadi. Pada saat itulah, mendadak ia pandangan matanya menjadi silau, tirai kereta
disingkap orang, seorang gadis cantik jelita melangkah turun dari kereta.
Sebenarnya pelayan itu masih menggerutu terhadap Kanglam
siang hou, menanti Im Yan cu telah munculkan diri, dia baru
tertegun dan berdiri mematung seperti orang yang kehilangan
semangat, mimpi pun ia tak menyangka kalau didunia ini terdapat gadis yang
begitu cantik jelita. Setelah turun dari kereta, Im Yan cu berkata merdu:
' Pemilik kereta, tolong bimbinglah kakakku turun dari kereta!'
Mendengar ucapan tersebut, seperti baru sadar dari impian,
pelayan itu tak tahu apa yang dikatakan si nona, buru-buru serunya dengan nada
tergagap: "Nona, biar aku yang menolongmu, biar aku yang menolongmu!"
Seraya berkata dia lantas maju ke depan siap menubruk ke arah
si nona. . . Pek lui jiu Hoo Kian segera merentangkan tangannya
menghadang jalan pergi pelayan itu, serunya:
"Hei pelayan, kau cepat membawa nona kami masuk ke dalam"
Pelayan itu segera merasakan tubuhnya seakan-akan menumbuk
diatas kebatang tiang besi yang sangat kuat, kontan ia mundur dua langkah dengan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sempoyongan. Tapi ia benar-benar terpikat oleh kecantikan Im Yan cu,
kemudian serunya berulang kali:
"Nona silahkan! Hamba akan mengajak mu menuju ke kamar
yang paling bersih dan tenang, tanggung kau pasti akan puas."
"Tunggu sebentar!' seru lm Yan cu dengan paras muka dingin dan kaku seperti
salju. 637 Sian Hong kek Hoo Gi telah membopong turun Ku See hong, saat
itu dia sedang tertidur nyenyak sehingga keadaannya tak jauh
berbeda dengan mati, mukanya pucat pias dan tubuhnya kaku.
Ketika pelayan itu mendengus bau darah, apalagi melihat
keadaan Ku See hong, sambil menelan air liur buru-buru serunya:
'Hei, hei, Kalau dia sudah mati, jangan kau bawa masuk ke dalam rumah
penginapan!' Im Yan cu berkerut kening, tangannya segera diayunkan ke
depan berulang kali.. `Plaak- plook!" dia tampar mulut pelayan itu beberapa kali, kemudian serunya
dengan gusar: `Dia sedang sakit, mengerti" Kalau berani mengaco belo, hati-
hati kalau kubeset kulit badanmu.."
Ternyata di Negeri Tionggoan berlaku suatu kepercayaan yang
mengatakan, bila ada orang mati, tak boleh digotong masuk ke
dalam rumah, kalau sampai digotong masuk maka rumah tersebut
bakal ada orang yang mati juga.'
Pelayan itu merasakan matanya berkunang-kunang dan
kepalanya pusing tujuh keliling karena ditampar oleh Im Yan cu, tapi ia sama
sekali tidak menjadi gusar, malah sambil tertawa paksa, katanya:
"Maaf nona, heehh. . heeehh.. perlukah hamba panggilkan
seorang tabib kenamaan?"
"Tidak usah" tukas Im Yan cu dingin, "cepat bawa kami masuk ke dalam...'
Pelayan itu mengiakan berulang kali, lalu sambil tertawa cengar cengir ia
membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam rumah
penginapan. Sementara itu, Pek lui jiu Hoo Kian telah mengambil sebuah
selimut dan ditutupkan keatas badan Ku See hong, setelah itu
sekalian menurunkan barang bawaan mereka.
638 Rumah penginapan Yang tang memang terhitung rumah
penginapan terbesar dikota Heng yang, seluruh bangunan meliputi beberapa bau
lebarnya, bangunan rumahnya mencapai dua ratus
kamar lebih. Waktu itu hampir seluruh pandangan mata tamu yang ada disana
tertuju ke wajah Im Yan cu, tapi setelah melihat Ku See hong dalam bopongan Sian
hong kek Hoo Gi semuanya berguman dihati:
"Benar-benar merusak pandangan indah, masa seorang gadis
cantik membawa seorang penyakitan yang hampir mampus....'
Sebelum turun dari keretanya tadi, Pek lui jiu Ho Kian telah
memperhatikan semua tamu yang berada dalam ruang penginapan,
ternyata tak seorangpun yang dikenal.
Dan kini, ia berjalan di pating belakang, sementara sepasang
matanya yang jeli memperhatikan sekeliling ruang tersebut.
Waktu itu, Im Yan cu berlagak seperti seorang gadis lemah yang tak berkemampuan
apa-apa, langkahnya lemah gemulai, kepalanya
tertunduk rendah-rendah seperci gadis pemalu.
Tindak tanduknya yang lemah lembut tersebut membuat si nona
semakin mempersonakan hati orang, tak heran kalau puluhan
orsang tamu yang berada disana sama-sama terbelalak dibuatnya, selain perhatian
mereka hampir tertuju ke tubuhnya seorang.
Dengan demikian, Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Ho Gi
jadi lolos dari pengamatan orang.
Pek lui jiu Ho Kian yang menjumpai kejadian itu, diam-diam
memuji akan kecerdasan Im Yan cu.
Sang pelayan membawa mereka menembusi empat buah
halaman, membelok berapa tikungan dan sampai di muka sebuah
pintu kecil berbentuk bulat, sambil berpaling ke arah Im Yan cu, ujarnya
tertawa: "Nona, ruangan ini merupakan ruangan terbaik dari penginapan kami, tempatnya
rapi, bersih dan dekorasinya indah mewah .."
639 Sembari berkata, dia sudah membuka pintu dan melangkah
masuk lebih dahulu. Im Yan cu mencoba memperhatikan ruangan itu, ternyata
memang sepi dan terpencil letaknya, sekeliling bangunan terdiri dari dinding
pekarangan yang tingi, dalam halaman tumbuh berbagai
macam bunga yang menyiarkan bau harum semerbak.
Sambil tertawa, pelayan itu berseru:
"Nona, coba kau lihat, cocok tidak dengan halaman ini?"
Pelan-pelan Im Yan cu melangkah masuk ke dalam ruanagn,
ketika dilihatnya perabot kamar sangat bersih dan nyaman, sambil tersenyum dia
mengeluarkan sekeping uang emas dan di serahakn
kepada pelayan sambil berkata:
"Untuk sementara simpan dulu di kasir, lewat beberapa hari kita perhitungkan
kembalinya' Buru-buru pelayan itu tertawa paksa, segera katanya:
'Nona ingin makan apa" Silahkan saja diperintahkan, hamba
segera akan pesankan ke dapur!"
"Tidak usah" Im Yan cu menggoyangkan tangarnya berulang kali,
"bila ada urusan kami bisa memanggilmu sendiri"
Mendadak, pada saat itulah ....
Dari balik pintu bulat melangkah masuk seorang lelaki kasar
berbaju hitam, tanpa mengucapkan sepatah katapun orang itu
langsung menerjang kedalam ruangan.
Si pelayan yang kebetulan sedang mengundurkan diri dengan
badan terbungkuk-bungkuk kontan bertubrukan dengannya.
Sang pelayan yang kena tertumbuk oleh lelaki berbaju hitam itu kontan terpental
sejauh berapa kaki dan jatuh tercelentang di atas tanah.
Tapi dengan cepat dia sudah melompat bangun kembali sambil
berteriak keras: 640 "Hei, hei, toaya .... ruangan ini telah dipesan orang semua, mengapa kau masuk
kesini dengan sembarangan?"
Sian hong kek Ho Gi sudah membaringkan tubuh Ku See hong
diatas pembaringan kayu waktu itu, mendengar suara ribut-ribut diluar, dia
segera memburu keluar dan menghadang di depan pintu, segera bentaknya dengan
suara dingin: 'Saudara, apa maksudmu menerjang masuk ke dalam kamar
kami?" Sementara itu, Pek lui jiu Ho Kian serta Im Yan cu telah
memburu pula keluar ruangan.
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berseru sambil tertawa merdu:
"Pelayan, kau boleh keluar! Dia adalah anggota keluargaku, mungkin ada urusan
penting hendak mencari kami'
Pek lui jiu Ho Kian, Sian hong kek Hoo Gi serta lelaki berbaju hitam itu nampak
tertegun sesudah mendengar ucapan tersebut.
Sedang si pelayan segera membungkukkan badannya dan
berseru sambil tertawa paksa:
"Baik, baik! Nona-- '.
Berbicara sampai disitu, buru-buru si pelayan mengundurkan diri dari sana,
sekalian merapatkan pintu bulat tersebut.
Setelah pelayan itu berlalu, paras muka Im Yan cu baru berubah menjadi dingin
seperti es, di balik matanya yang jeli terpancar keluar cahaya tajam yang
menggidikan hati, katanya setelah
tertawa dingin dengan suara mengeramkan:
"Di sorga ada jalan kau ogah melewatinya, neraka tiada pintu kau justru
menerjang ke mari, aku lihat nasib sialmu memang telah berada didepan mata"
Setelah mendengar teguran mana, Pek lui jiu Ho Kian dan Sian
hong kek Hoo Gi baru mengerti apa gerangan yang telah terjadi, 641
dengan cepat mereka melompat kesamping dan menghadang jalan
mundur lelaki berbaju hitam itu.
Semenjak menyaksikan gerakan tubuh dari Kanglam siang hou,
lelaki berbaju hitam itu sudah tahu kalau gelagat tidak menguntung kan, tapi dia
terlalu yakin dengan berapa jurus serangan dahsyat yang dimilikinya, maka paras
mukanya masih nampak sangat
tenang. Dia pun tertawa seram. 'Heeeehhh.... heeeehhh. . .heeeeehhh. . nona mungkin kaulah
yang menjadi gendak Ku See hong?"
Im Yan cu merasa amat terperanjat sekali, mukanya berubah
menjadi merah padam. Harus diketahui, gadis perawan di jaman itu tak pernah keluar
rumah bila belum pernah menikah, meskipun adat istiadat tersebut tidak mengikat
para gadis yang berkelana dalam dunia persilatan, akan tetapi bila sampai dimaki
orang sebagai gendaknya seorang pemuda, mala penghinaan tersebut benar-benar
suatu penghinaan yang keterlaluan sekali. . .
Benar Im Yan cu sangat mencintai Ku See hong, tapi setelah
dikatakan sebagai gendaknya Ku See hong oleh lelaki berbaju hitam itu, ia
menjadi malu dan tersinggung perasaannya.
Dengan suara rendah dan berat Pek lui jiu Hoo Kian segera
menegur dingin: "Kau adalah manusia laknat dari Ban shia kau?"
Lelaki berbaju hitam itu tertawa seram.
"Heeehhh. . . heeehhh. . . heeehhh. . . siapa kau" Berani benar menghina
perkumpulan kami?" Ternyata lelaki beraju hitam ini adalah seorang hiangcu dibawah pimpinan ruang
Tee hun tham yang berada dalam perkumpulan Ban
shia kau, orang menyebutnya sebaga Thi sah ciang (pukulau pasir besi), Ban Kwan
seng. 642 Paras muka Sian hong kek Ho Gi berubah berat membesi, dia
turut berkata pula dengan nada dingin:
"Malam ini kau jangan harap bisa lolos dari kota kematian ini dengan selamat,
agar kau bisa mati dengan hati yang jelas,
ketahuilah bahwa yayamu berdua adalah Kanglam sianghou!"
Begitu Sian hong kek Ho Gi melaporkan asal usulnya, paras muka si pukulan pasir
besi Ban Kwan seng berubah sangat hebat, tapi hanya sebentar saja telah pulih
kembali seperti sedia kala, dia tertawa seram makin keras lagi.
'Heeeehhh. . . heeehhh. . .Heeeeehhh. . . maaf, maaf! Rupanya
kalian berdua adalah Pek lui jiu dan Sian hong kek yang amat
termashur itu, cuma aku pun ingin memberi tahukan kepada kalian, sekarang bila
tidak segera mengundurkan diri dari tempat ini,
mungkin kau tak bisa hidup melewati kentongan kelima"
Im Yan cu mendengus dingin dengan nada yang menghina,
dengan wajah diliputi hawa napsu membunuh, dia berseru pula:
"Aku pun hendak memberi tahukan kepadamu, kehidupanmu
dalam dunia saat ini dengan cepat akan berakhir"
Sambil berkata, paras muka gadis itu berubah semakin dingin
seperti es, sepasang matanya memancarkan cahaya dingin yang
penuh dengan hawa pembunuhan, pelan-pelan dia berjalan
menghampiri si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng.
Bergidik juga hati Thi sah ciang Ban Kwan seng sesudah
menyaksikan paras muka Im Yan cu yang menggidikkan hati itu,
diam-diam pikirnya: "Aduh celaka, malam ini aku benar-benar sudah salah melihat ...."
Ternyata dia mengira Im Yan cu adalah seorang gadis yang sama
sekali tidak mengerti ilmu silat sehingga segenap perhatiannya dipusatkan pada
Kanglam siang hou berdua, dalam anggapannya
kedua orang lelaki itu pasti dapat diatasi dengan mengandalkan kepandaian silat
yang dimilikinya. 643 Tapi sesudah mendengar Kanglam sianghou
melaporkan namanya seketika itu juga hatinya menjadi dingin separuh, tapi satu ingatan
segera melintas pula di dalam benaknya, dia berniat untuk membekuk gadis itu dan
menjadikannya sebagai sandera dalam
usahanya melarikan diri nanti.
Tetapi sekarang, ia sudah tahu sampai dimanakah taraf
kepandaian silat yang dimiliki gadis itu, bahkan jauh mengungguli kemampuan
Kanglam siang hou, bisa dibayangkan betapa
terkesiapnya hati orang ini.
Sekujur badan si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng gemetar
sangat keras, menyusul gerak tubuh Im Yan cu yang mendesak
maju ke depan, dia mundur terus berulang kali....
Udara disekeliling tempat itu segera diliputi oleh suasana seram dan mengerikan
hati... Mendadak... Si pukulan pasir besi Ban Kwan seng miringkan badannya ke
samping, lalu setelah bertekuk pinggang, tangan kanannya
diayunkan ke depan menghajar dada Sian hong kek Ho Gi.
Serangannya dilakukan cepat dengan kekuatan yang dahsyat,
terasa desingan angin tajam yang memekikkan telingan menderu-
deru. Sian hong kek Ho Gi termasuk juga seorang jagoan yang
berdarah panas, melihat datangnya ancaman tersebut bukan
mundur, dia malah maju ke depan, kakinya berputar seperti angin puyuh, tangan
kirinya membalik dan menggunakan ilmu Ki na jiu
hoat, dia cengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan
lawan. Sebetulnya serangan yang dilancarkan si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng
terhadap Sian hong kek tadi tak lebih cuma sebuah
gertak sambal belaka, baru saja telapak tangan kanannya didorong ke muka, buru-
buru dia membuyarkan kembali ancaman tersebut,
tangan kirinya balik dibuang ke belakang dan menghantam ke arah 644
Pek lui jiu Ho Kian yang berada disebelah kanan dengan sebuah
pukulan maha dahsyat. Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu, lantas
menyelinap keluar melalui celah-celah diantara Kanglam siang hou.
Sian hong kek Ho Gi adalah seorang ahli dalam ilmu meringankan tubuh, sudah
barang tentu ia tidak membiarkan lawannya melarikan diri dengan begitu saja,
baru saja si pukulan pasir besi Ban Kwan seng hendakmenggerakan badannya,
bayangan manusia tampak berkelebat lewat, Sian hong kek sudah menghadang dihadapan
mukanya sambil mendorongkan telapak tangan kanannya dengan
sebuah pukulan aneh. "Blammm....!" terjadi suatu benturan nyaring yang amat memekikkan telinga...
Bahu kiri si pukulan pasir besi Ban Kwan seng kena terhajar telak sehingga
mundur dengan sempoyongan, "Uaakk !' ia muntah kan darah segar, mukanya pucat
pias, kulit mukanya berkerut kencang menahan penderitaan yang sangat hebat.
Sian hong kek Ho Gi merasa terkejut bercampur tercengang juga
ketika dilihatnya serangan yang dia lancarkan sama sekali tidak berhasil
membinasakannya. Pek lui jiu Ho Kian sudah terlanjur membenci manusia durjana
ini, ketika menyaksikan Pukulan pasir besi Ban Kwan seng mundur ke arahnya
dengan sempoyongan, sepasang telapak tangannya
segera didorong ke depan dengan cepat.
Segulung tenaga pukulan yang sangat dahsyat bagaikan
gulungan ombak di tengah samudra langsung menggulung dan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghantam jalan darah penting di seluruh tubuhnya.
Seandainya tubuh si Putkulan pasir besi Ban Kwan seng terhajar oleh serangan
angin puyuh yang dilancarkan Pek lui jiu Ho Kian niscaya dia akan tewas
seketika. Tapi, umat persilatan kebanyakan memang suka menggunakan
akal licin atau tipu muslihat untuk merobohkan lawannya.
645 Tiba-tiba terdengar Pukulan pasir besi Ban Kwan seng
memperdengarkan suara tertawa liciknya yang penuh dengan rasa
bangga, secepat kilat tubuhnya melejit ketengah udara, seperti seekor burung
rajawali, ia melompati dinding rendah halaman dan melayang pergi.
Ternyata pukulan pasir besi Ban Kwan seng sama sekali tidak
menderita luka yang parah oleh serangan dari Sian hong kek Ho Gi tadi, akan
tetapi dia adalah seorang manusia licik yang banyak tipu muslihatnya, dia tahu
andaikata ia tak belagak luka parah,
nyawanya pasti akan beralnir hari ini.
Itulah sebabnya setelah terhajar oleh serangan Sian hong kek
tadi, dia memaksa hawa murninya mendesak ke dada yang
berakibat darah muntah keluar, dikala tubuhnya mundur dengan
sempoyongan inilah dia mencari peluang untuk meloloskan diri dari sana.
Orang bilang diluar langit masih ada langit, diatas manusia
tangguh masih terdapat manusia tangguh lainnya.
Walaupun Pukulan pasir besi Ban Kwan seng menganggap
perhitungannya lumayan hebat, tapi justru ada orang yang jauh
lebih cerdas daripada dirinya.
Sewaktu tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng hampir
mencapai atas dinding pekarangan, entah sejak kapan, tahu-tahu Im Yan cu
bagaikan sukma gentayangan sudah berdiri diatas
dinding pekarangan tersebut. Sepasang tangannya segera diayunkan ke depan berulang kali, diantara sentilan jari-jari
tangannya, sepuluh gulung desingan angin tajam yang membawa
serangan mematikan langsung meluncur ke muka dan menghajar
jalan darah kemantian di tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng.
Betapa terkesiapnya Pukulan pasir besi Ban Kwan seng ketika
menyaksikan ImYan cu sudah berdiri tegak dihadapannya, belum
habis jeritan kagetnya dipancarkan. . .
Ke sepuluh gulung desingan angin tajam itu sudah menghajar
sepuluh buah jalan darah kematian di atas tubuhnya, darah segar 646
memancar keluar bagaikan pancuran, tak sempat mendengus lagi ia mati secara
mengenaskan di tangan Im Yan cu.
Badannya mencelat ke tengah udara dan "Blaaamm!" terbanting keras di atas tanah.
Selesai membereskan nyawa pukulan pasir besi Ban Kwan seng,
dengan enteng Im Yan cu melayang turun ke atas tanah, lalu
katanya dengan suara lirih:
"Saudara Ho, tolong kau bereskan jenazah orang ini, daripada nantinya pelayan
itu geger" Sebenarnya Kanglam Sianghou
masih termangu setelah menyaksikan Im Yan cu membunuh Pukulan pasir besi Ban Kwan
seng dengan lima jarinya, mereka menjadi kaget setelah
menyaksikan Im Yan cu tahu-tahu berdiri dihadapannya, kesempurnaan ilmu meringankan tubuhnya itu ibaratnya sukma
gentayangan saja. Dengan wajah penuh penyesalan, Pek lui jiu Ho Kian berkata:
"Andaikata bukan nona, hampir saja orang ini melarikan diri dari sini....
Im Yan cu amat murung, ia berkata:
'Sekarang jejak kita sudah ketahuan, sebentar lagi segala macam kerepotan akan
berdatangan, yang paling menguatirkan adalah
keadaan luka yang diderita engkoh Hong ...."
'Kau tak usah kuatir nona Im" kata Pek lui jiu Hoo Kian dengan penuh rasa
percaya pada diri sendiri, "luka yang diderita Ku sauhiap sudah pasti akan di
sembuhkan orang" Pikiran dan perasaan Im Yan cu saat ini sudah dibikin bingung
oleh keadaan luka dari Ku See hong, oleh karena itu ia tak bisa menangkap maksud
lain di balik ucapan tersebut, setelah menghela napas sedih, pelan-pelan ia
berjalan masuk ke dalam ruangan.
Enam buah lilin menerangi ruangan tersebut, membuat setiap
bagian ruangan itu menjadi terang benderang.
647 Ku See hong berbaring di atas pembaringan kayu dengan wajah
pucat keemas-emasan, sama sekali tiada warna darah yang
menghiasi wajahnya, palagi sesudah disiksa selama berapa hari oleh pukulan
beracun Hou kut jian hun im kang, tubuhnya benar-benar sudah dibikin kurus
sekali hingga seakan-akan berubah menjadi dua orang yang berbeda.
Kini dada Ku See hong sudah mulai naik turun tak menentu,
gejala seseorang yang hampir mendusin, berarti saat baginya untuk menerima
siksaan yang keempat dari ilmu pukulan Hou kut jian hun im kang sudah hampir
dimulai. . . Im Yan cu mengambil selembar kursi dan duduk disamping
pembaringan Ku See hong, matanya yang indah telah basah oleh ari mata, ia sedang
menatap wajah Ku See hong tanpa berkedip.
Dalam hati kecilnya sekarang sudah timbul suatu firasat tak baik, dia tahu kalau
pemuda itu tiada harapan lagi, maka sewaktu Ku See hong sadar nanti, dia tak
akan melepaskan kesempatan yang sangat baik itu untuk berbicara dengannya.
Bila Ku See hong sedang mengalami suatu siksaan yang teramat
keji akibat pukulan beracun yang diterimanya, hal mana selalu
berlangsung dalam satu jam lebih, karena waktu selama satu jam adalah waktu yang
dibutuhkan racun dingin Hou kut jian hun im
kang untuk merembes ke dalam tubuh.
Selama satu jam ini seluruh badannya tak akan merasakan
penderitaan apa-apa, tapi seluruh badannya akan menjadi lemas
dan sama sekali tak bertenaga.
Mendadak .... Dari dalam tubuh Ku See hong mengeluarkan suara gemerutuk
yang aneh sekali... ---odwo--- Jilid 20 648 MENYUSUL kemudian terdengar suara dengusan lirih, sepasang
matanya yang terpejam itu pelan-pelan dibuka kembali.
Pandangan pertama yang terlihat olehnya adalah dua baris air
mata yang membasahi pipi Im Yan cu.
Bibir Ku See hong segera bergetar pelan-pelan perdengarkan
suara helaan napas sedih. .
Helaan napas tersebut mengartikan pula sebagai suatu keputus-
asaan ..... "Engkoh Hong, Kau telah mendusin?" tegur Im Yan cu sambil menahan sesenggukan.
Dua butir air mata sempat jatuh berlinang membasahi wajah Ku
See hong, ia menggerakkan bibirnya dan berkata lirih:
"Adik Im, aku sudah tak punya lagi, terima kasih banyak atas perlindunganmu
selama beberapa hari ini, meski aku tak dapat
membayar budi kebaikanmu pada kehidupan ku sekarang, dalam
penitisan yang akan datang pasti akan kubayar lunas"
Im Yan cu sedih sekali, katanya dengan lirih:
' Engkoh Hong, kau pasti tertolong, kau tak bakal mati,
seandainya kau benar-benar mati, akupun tak ingin hidup lebih
lanjut didunia ini.... Ketika untuk pertama kali bersua dengan Im Yan cu, sebenarnya
ia tidak menaruh kesan baik terhadap gadis ini, tapi semenjak ia terluka, kesan
mana sudah berubah sama sekali, sebagai gantinya adalah rasa cinta yang amat
tebal. Hal ini tak bisa dibilang gadis yang di jumpai Ku See hong lantas dicintai,
selama hidupnya perempuan yang paling berkesan di dalam benaknya adalah Keng C
in sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay. kemudian adalah Him Ji im putri
kesayangan gurunya Bun ji koansu.
Terhadap gadis kedua ini, sebenarnya ia sama sekali tidak
menaruh rasa cinta, tapi berhubung ia salah menduganya sebagai 649
Keng Cin sin sehingga melakukan hubungan senggama dengannya,
setelah kejadian itu dia merasa berkewajiban untuk bertanggung jawab.
Yang paling akhir adalah Im Yan cu, dia mencintainya karena
gadis itu amat baik kepadanya, mencintainya dengan sungguh hati sehingga membuat
dia terharu dan menimbulkan perasaan cinta
didalam hatinya. Dari ketiga orang gadis tersebut, hampir semuanya mempunyai
alasan baginya untuk mencintainya, mungkin Thian
telah mengatur cinta segitiga yang rumit ini, tapi dapatkah seorang lelaki yang
mencintai tiga orang gadis bisa hidup bahagia... "
oooo0dw0oooo BAB 30 "ADIK IM, buat apa kau meski berbuat demikian?" kata Ku See hong amat pedih
"bila kau sampai berbuat demikian, bagaimana mungkin arwahku bisa hidup tenang
di alam baka?" Im Yan cu menangis terisak setelah mendengar perkataan itu,
suaranya memedih kan hati .... pada saat itu....
Dari bawah wuwungan rumah mendekap sesosok tubuh manusia,
tatkala ia menyaksikan keadaan Ku See hong yang mengenas-kan,
diam-diam air matanya bercucuran, ia merasa hatinya amat sakit, bahkan sedihnya
melebihi kesedihan yang mencekam perasaan Im
Yan cu. Tiba-tiba Im Yan cu berkata:
"Engkoh Hong, bersabarlah untuk menerima siksaan untuk
terakhir kalinya, besok malam aku pasti akan berusaha untuk
menyembuhkan dirimu dari penyakit terkutuk ini"
Bayangan manusia yang berada di bawah wuwungan rumah
itupun bergumam dalam hati kecilnya:
"Engkoh Hong, kau pasti dapat sembuh, tapi yang diucapkan adik Im memang benar,
kau pasti dapat sembuh kembali ....'
650 Ketika mendengar perkataan itu, diatas wajah Ku See hong yang
pucat segera tersungging sekulum senyuman getir, katanya: "Adik Im, kau jangan
berpikir bodoh, Hou kut jian hun im kang sudah
merasuk kedalam tulangku, tiada obat di dunia ini yang dapat
menyembuhkan diriku lagi"
Air mata jatuh bercucuran membasahi wajah bayangan manusia
dibawah wuwungan rumah itu, diam-diam ia berpekik dihati:
"Dapat! Pasti dapat! Masih ada semacam obat di dunia ini yang bisa memunahkan
pengaruh racun Hou kut jian hun im kang
tersebut.....' Sementara itu Im Yan cu merasa putus asa pula, setelah
mendengar ucapan Ku See hong yang putus asa itu, pikirnya:
"Apakah dalam dunia ini benar-benar tiada semacam obat atau ilmu silat yang bisa
digunakan untuk memunahkan pengaruh ilmu
pukulan Hou kut jian hun im kang?"
Satu ingatan melintas didalam benak Im Yan cu, dengan nada
bersungguh-sungguh dia segera berseru:
"Engkoh Hong, ada, pasti ada semacam obat yang bisa
menyembuhkan penyakitmu itu"
Ketika Ku See hong menyaksikan Im Yan cu berkata dengan
nada meyakinkan, segera timbul satu ingatan untuk mempertahankan hidup dalam hatinya, sesungguhnya dia sendiripun enggan disuruh mati dengan begitu saja, sebab dendam kesumatnya belum
dibalas, beberapa persoalan pun belum sempat
diselesaikan..... Sekulum senyuman yang tenang segera tersungging diujung bibir
Ku See hong, katanya: "'Adik Im, obat apakah itu" Dapatkah kau beritahukan
kepadaku?" . "Thian hong im yang sincu!''
"Thian hong im yang sin cu!' ulang Ku See hong.
651 Ditinjau dari pertanyaan yang diulang tersebut, halmana
menunjukkan kalau dia pun tak tahu apa kegunaan dari mutiara
mestika Thian hong im yang sin cu tersebut.
' Benar" sahut Im Yan cu dengan nada meyakinkan, "benda ini adalah mutiara
mestika Thian hong im yang sin cu, mutiara tersebut bisa digunakan untuk
memunahkan pengaruh racun Hou kut jian
hun im kang" "Adik Im, apakah kau mempunyai mutiara mestika tersebut"'
'Tidak punya, tapi besok malam pasti akan kudapat"
Sementara itu bayangan manusia dibawah wuwungan rumah
tersebut sedang menbatin di hati:
' Adik Im, besok malampun kau jangan harap bisa mendapatkan
mutiara mestika itu".
Dalam ruangan Ku See hong sedang bertanya dengan nada tidak
mengerti: "Adik Im, apa maksud perkataanmu itu" '
Maka Im Yan cu lantas menceritakan apa yang didengarnya dari
Pek lui jiu Ho Kian mengenai manusia berkerudung warna warni (Jui sim kiamcu)
dan Hiat mo bun yang menyangkut soal mutiara Thian hong im yang sin cu serta
kitab pusaka tersebut. Selesai mendengar kisah mana, Ku See hong menghela napas
sedih, katanya kemudian: "Tidak kusangka dalam dunia persilatan telah muncul seorang Pendekar aneh
seperti ini, aaai! sayang nyawaku sudah hampir
berakhir, kalau tidak, aku sangat berharap bisa berjumpa
dengannya' Dalam pada itu manusia dibawah wuwungan rumah itu kembali
bergumam seorang diri: 652 "Engkoh Hong, kau pasti dapat berjumpa dengannya, tapi selama hidup kau tak akan
menjumpai raut wajah aslinya lagi, karena raut wajah aslinya telah mengikuti
orangnya, sudah mati lama sekali...."
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata dengan sedih:
"Engkoh Hong, apakah kau menganggap dirimu sudah tiada
harapan lagi untuk melanjutkan hidup?"
"Tidak mungkin! Tidak mungkin! Sekali pun berhasil merampas mutiara Thian hong
im yang sin cu serta kitab pusaka itu, untuk menyembubkan luka akibat pukulan
Hou kut jian hun im kang pun
sangat tipis sekali harapannya'
?ngkoh Hong, seandainya harapan ini tidak berhasil, masih ada
harapan lainnya. "Adik Im, harapan apakah itu?"' tanya Ku See hong sambil tersenyum lemah.
"Engkoh Hong, sendainya kau dapat bertahan selama lima hari lagi, harapan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tersebut akan menjadi kenyataan"
Ku See hong menghela napas sedih, katanya:
'Hou kut jian hun im kang sudah tiga hari menyiksa diriku secara keji, sebentar
dia akan menyiksaku untuk ke empat kalinya, bila aku sudah menderita tujuh kali,
seluruh badanku akan berubah menjadi cairan darah kental, bagaimana mungkin aku
bisa bertahan selama lima hari lagi?"
"Justru kami berharap bisa terjadi suatu keajaiban, kau bisa bertahan selama
beberapa hari lagi' "Keajaiban" Keajaiban...." Bukankah hal mana sama artinya dengan pasrah kepada
nasib"' kata Ku See hong tertawa.
'Engkoh Hong, kau pasti akan menjumpai suatu keajaiban'.
Kembali Ku See hong tertawa.
"Aaah itu cuma khayalanmu belaka'
653 Setelah mendengar semua pembicaraan tersebut, Ku See hong
benar-benar sudah putus harapan, maka ia tak mau memper-cayai
setiap persoalan yang disodorkan kepada dirinya.
'Engkoh Hong, sungguh! Kau pasti dapat!"' kembali Im Yan cu berseru dengan
polos. Ku See hong enggan berdebat dengannya, ia berkata kemudian
sambil tertawa: ' Adik Im, lantas kau ingin berkata apa lagi'.
"Engkoh Hong, maksudku asal kau dapat bertahan selama lima hari lagi, aku akan
menggantarmu ke tebing Hay jin gay dan minta suhuku untuk menyembuhkan lukamu
itu' "Tebing Hay jin gay.." Hay jin gay...?" Ku See hong mengulang dengan perasaan
bergetar keras. Dengan perasaan tidak habis mengerti Im Yan cu bertanya:
"Engkoh Hong, kaupun mengetahui tentang suatu tempat yang bernama Hay jin gay"
Ku See hong hanya mengiakan tanpa menjawab pertanyaan itu,
sementara pikiran nya kembali terjerumus kedalam lamunan.
Suasana dalam ruanganpun segera tercekam dalam keheningan
yang luar biasa... Sementara itu Pek lui jiu dan Sian hong kek telah berjalan ke sisi pembaringan,
tapi setelah menyaksikan Ku See hong termenung
dengan tenang, merekapun turut termenung pula:
Im Yan cu sendiri, ketika dilihatnya Ku See hong sama sekali
membungkam, dia lantas bertanya:
"Engkoh Hong, apakah yang sedang kau pikirkan?"
"Aku sedang menghubungkan nama Hay jin gay dengan nama
semacam ilmu pukulan"
"Engkoh Hong, ilmu pukulan apakah yang kau maksud?"
654 "Hay jin ciang (ilmu pukulan unggas laut).."
Dengan wajah girang Im Yan cu segera berseru:
"Engkoh Hong, kau kenal dengan suhuku bukan?"
Dengan cepat Ku See hong menggeleng:
"Adik Im, darimana aku bisa tahu siapakah gurumu itu?"
"Engkoh Hong, kau sedang berbohong, aku tidak mau. . ."
"Adik Im, aku tidak pernah berbohong, sungguh! Aku tidak
berbohong!" "Kalau tidak, darimana kau bisa mengetahui akan suhuku
mempunyai serangkaian ilmu pukulan maha sakti yang bernama
Hay jin ciang?" Diatas wajah Ku See hong yang pucat segera terlintas rasa
girang, serunya terkejut:
"Adik Im, kalau begitu gurumu adalah. . . gurumu adalah Seng sim cianli Hoa Soat
kun?" ' Engkoh Hong, kau mengatakan tidak kenal dengan guruku,
mengapa kau bisa mengetahui nama dan julukan dari dia orang tua"
seru Im Yan cu dengan manja.
Tatkala Pek lui jiu dan Sian hong kek mengetahui bahwasanya
guru Im Yan cu adalah Seng sim cian li (perempuan suci berhati mulia) Hoa Soat
kun, mereka berdua sama-sama merasa
terperanjat, tak heran kalau ilmu silat yang dimiliki gadis itu sedemikian
lihaynya. Ternyata meski Seng sim Cian li Hoa Soat kun tak lama muncul
dalam dunia persilatan, akan tetapi ilmu silatnya yang lihay dan tiada taranya
dikolong langit sempat memberi kesan yang amat
mendalam bagi umat persilatan sehingga sukar buat mereka untuk melupakan akan
hal ini.... 655 Dimasa lalu, hanya ilmu silat dari Seng sim cianli Hoa Soat kun saja dikolong
langit yang sanggup menandingi kelihayan dari Bun ji koansu Him C i seng, tokoh
aneh dalam dunia persilatan.
Oleh sebab itu, kendatipun julukannya tidak sebesar Bun jin
koansu, namun setiap pendekar dari golongan lurus hampir rata-
rata menaruh perasaan kagum dan memuji akan kehebatannya.
Oleh karena para pendekar sejati dan kaum lurus dari dunia
persilatan menaruh hormat atas watak serta perbuatannya, maka
ketika itu berulang kali orang mengajukan permohonan kepadanya agar sudi
menampil kan diri guna membasi Bun ji koansu dari muka bumi.
Akan tetapi permintaan tersebut selalu ditolak mentah-mentah,
bahkan ada pula diantara mereka yang malah sebaliknya dibunuh
olehnya. Keadaan Seng sim cianli Hoa Soat kun ketika itu ibaratnya naga sakti yang nampak
kepala tak nampak ekornya, begitu muncul
lantas lenyap kembali. Walaupun orang-orang persilatan waktu itu lantas menduga-duga
apa-apa gerangan yang mendorong perempuan lihay tersebut
menampik permohonan mereka, namun belum pernah ada orang
yang tahu kalau hal tersebut disebabbkan cintanya kepada Bun ji koan su telah
ditolak mentah-mentah, sehingga dalam marah dan
mendongkolnya dia lantas mengasingkan diri di tebing Hay jin gay dan menciptakan
ilmu pukulan Hay jin ciang yang khusus ditujukan untuk melawan ilmu pukulan dari
Bun ji koan su. Bayangan manusia dibawah emper rumah itu kelihatan merasa
terperanjat pula setelah mendengar nama Hay jin ciang, diam-diam dia bergumam:
"Diantara sekian banyak ilmu silat yang ada di kolong langit, hanya ilmu pukulan
Hay jin ciang saja yang sanggup mematahkan
serangan-serangan dari ilmu silat yang tercantum dalam kitab
pusaka cang ciong pit kip, kepandaian sakti yang dapat
mematahkan ancaman ilmu serangan Hou kut jian hun im kang
656 yang tercantum dalam kitab Pusaka Ban shia cinkeng pun hanya
ilmu Hay jin ciang.."
Dalam pada itu, tatkala Ku See hong sudah mengetahui kalau Im
Yan cu adalah murid kesayangan dari Seng sim cian li Hoa Soat kun, dia merasa
seperti lega sekali, setelah menghela napas sedih
katanya: "Kalau memang begitu, urusan lebih mudah untuk diselesaikan, urusan lebih mudah
untuk diselesaikan..."
' Engkoh Hong, apakah luka yang kau derita ada harapan untuk
ditolong... "' seru Im Yan cu gembira.
Ku See hong tahu kalau orang telah salah mengartikan
ucapannya, maka serunya cepat:
"Adik Im, aku bukan maksudkan begitu, bukan maksud itu yang kuatirkan."
"Lantas, apa maksudmu?" seru Im Yan cu tertegun, "apakah suhuku tak sanggup
untuk menyembuhkan luka racun yang kau
derita itu?" ' Bila aku sanggup bertahan selama lima hari lagi dan suhumu
bersedia mengobati lukaku, aku rasa harapanku untuk tetap hidup masih tetap ada,
tapi aku tak akan mampu bertahan selama lima
hari lagi. "Apa yang kukatakan tadi adalah bermaksud semua pekerjaan yang telah dititipkan
kepadaku selama ini akan terpenuhi
seluruhnya, sehingga meski harus kembali ke alam baka, aku tak akan usah malu
lagi berjumpa dengan guruku'
Ku See hong adalah seorang yang amat berperasaan, dulu dia
telah berjanji kepada Bun ji koan su untuk menyampaikan pesan-
pesannya, maka apapun yang terjadi ia tetap bertekad untuk
menyelesaikannya. 657 Tanggung jawab yang begitu besar dan diperlihatkan anak muda
ini, kontan saja menimbulkan perasaan terharu dihati kecil Kanglam siang hou.
"Engkoh Hong, kau benar-benar tak sanggup bertahan selama lima hari lagi?" seru
Im Yan cu sedih. "Tak mungkin bisa!' jawaban dari Ku See hoag ini amat
meyakinkan. Jawaban tersebut membuat Im Yan cu amat putus asa, putus
harapan, tak terlukiskan rasa sedih yang dialaminya, titik air mata tanpa terasa
jatuh berlinang membasahi pipinya.
Perasaan cinta Im Yan cu terhadap Ku See hong boleh dibilang
sudah amat mendalam sekali, selama berapa hari terakhir ini hampir boleh
dibilang tiap saat tiap detik dia selalu berada disampingnya tanpa berpisah
barang selangkah pun, selama ini dia selalu yakin kalau Ku See hong akan bisa
sembuh kembali. Tapi ucapan Ku See hong yang putus harapan sekarang segera
menimbulkan selapis bayangan hitam dalam hati kecilnya.
Mendadak Ku See hong seperti teringat akan sesuatu, ia
bertanya: "Adik Im, apakah suhumu menyuruh kau datang mencari
guruku"' Im Yan cu manggut-manggut.
'Benar, tapi aku tak tahu apa kehendak dia orang tua"
Ku See hong segera menghela napas panjang.
"Aaaai ... adik Im, gurumu hendak membunuh guruku!"
"Aku hanya tahu dia orang tua amat membenci Bun ji koan su locianpwee. Aah....!
Engkoh Hong, apakah kau mengetahui sebab-sebab perselisihan antara guruku dengan
Bun ji koan su locianpwe, sehingga mereka saling bermusuhan?"
658 Tergetar keras perasaan Ku See hong setelah mendengar
perkataan itu, diam-diam pikirnya:
"Padahal sebab musabab terjadinya persoalan ini adalah
disebabkan cinta guru nya ditolak oleh guruku, tapi... bagaimana mungkin aku
dapat membeberkan rahasia ini dihadapan muridnya."
Berpikir sampai disitu, anak muda tersebut segera menghela
napas panjang, katanya: "Adik Im, dibalik peristiwa tersebut masih terdapat banyak masalah yang amat
pelik, maafkan aku bila persoalan ini tak dapat kuterangkan,
sebab guruku pernah berpesan agar tidak memberitahukan hal ini kepada orang lain, selain itu ada urusan akan kusampaikan
sendiri kepada gurumu... "Aaaaai.! Tapi nyawaku sudah tak dapat hidup lebih panjang lagi, tak mungkin
persoalan itu tak bisa kusampaikan sendiri kepadanya"
Apa yang harus kulakukan kini?"
Sebenarnya Im Yan cu adalah seorang yang cerdik, dia tahu
kalau gurunya sangat membenci kaum lelaki bahkan suruh dia
membantai laki-laki tampan yang dijumpai nya.
Dari hal tersebut dia lantas menarik kesimpulan kalau gurunya
besar kemungkinan pernah mengalami pukulan batin yang amat
berat akibat ulah laki-laki, sehingga akhir nya menimbulkan watak aneh serta
jalan pikiran yang begitu sempit.
Im Yan cu sebetulnya tidak berwatak begini, tapi akibat
pergaulan dan pendidikan dari gurunya sejak kecil, akibatnya diapun turut
berubah sedingin dan seaneh itu.
Wataknya yang aneh dan luar biasa itu bisa berubah akhir-akhir ini, kesemuanya
itu disebabkan karena dia terlalu cinta kepada Ku See hong, manusia aneh berhati
dingin. Terdengar Ku See hong berkata lagi dengan suara yang sedih
dan memilukan hati: 659 "Adik Im, aku amat berterima kasih sekali atas budi cinta kasihmu kepadaku
selama ini, sebelum meninggal hanya kaulah
satu-satunya orang yang dapat menerima titipanku, sekarang
mumpung aku masih punya beberapa waktu untuk hidup, aku ingin
sekali menitipkan beberapa masalah kepadamu, bersediakah kau
untuk menerima nya" Setelah siksaan yang keempat kalinya dari
hawa racun Hou kut jian hun im kang nanti, aku tak akan sanggup berbicara lagi
kepadamu." Terbayang kembali nasibnya yang buruk dan mengenaskan,
tanpa terasa air mata jatuh bercucuran membasahi wajah Ku See
hong, perkataannya turut tersumbat di tengah jalan.
Kematian, merupakan suatu kejadian yang akan dialami setiap
manusia didunia ini, hal ini merupakan suatu kejadian yang adil, karena setiap
orang bakal kebagian dan akan merasakannya.
Mati karena tua, mati karena sakit, kejadian itu adalah lumrah, sebab itulah
jalan yang harus dilewati oleh setiap manu-sia,
kematian bukan sesuatu yang aneh.
Tapi bila kematian itu harus diterima akibat mati ditangan musuh besarnya, maka
kejadian ini kelewat keji, kelewat mengenaskan, membuat orang itu tak bisa
memejamkan mata, membuat arwahnya
tak dapat memperoleh ketenangan untuk selama nya.
Sekarang, Ku See hong sudah berada di ambang pintu kematian,
oleh sebab itu terbayang akan soal kematian, timbullah perasaaan sedih yang tak
terlukiskan dihatinya, sesungguhnya dia merasa
segan mendengar hal itu, tapi nasib menetapkan dia harus
mengalami kejadian begini, seolah-olah kematian semacam itu
sudah di takdirkan untuknya, sudah amat berjodoh dengannya.
Sejak dilahirkan, ia sudah beberapa kali bertemu dengan soal
"kematian" namun semuanya berhasil dihindari, tapi kali ini dia benar-benar
merasa putus asa, Waktu itu, Im Yan cu sudah tak kuasa menahan rasa sedih yang
menekan perasaannya lagi, dia menangis tersedu-sedu sehingga
660 suara tangisannya kedengaran begitu memedihkan hati, membuat
orang yang mendengar pun turut merasa iba.
Tangisan yang memedihkan hati itu membuat suasana semakin
mengenaskan, bayangan manusia dibawah wuwungan rumah itu
pun turut terpengaruh hingga la nampak turut menjadi sedih.
Dia bukan bersedih hati karena Ku See hong tak dapat hidup
kembali, melainkan merasa sedih untuk sukma dirinya dimasa lalu, sedih karena
Hina Kelana 29 Pendekar Rajawali Sakti 66 Rahasia Gordapala Peristiwa Merah Salju 9
lui jiu dan Sian hong kek berubah hebat,
saking terperanjatnya mereka sampai tak mampu mengucapkan
sepatah katapun. Lewat berapa saat kemudian, Im Yan cu baru menjerit keras,
kemudian menubruk kembali ke atas tubuh anak muda tersebut dan menangis tersedu-
sedu. Isak tangisnya kedengaran lebih
mengenas kan, lebih memedihkan hati siapapun. . .
Seakan-akan diapun mendapat firasat kalau nasib Ku See hong
memang sungguh tragis, dia benar-benar sudah putus harapan.
Tapi, benarkah dia sudah putus harapan dan tak mungkin bisa
tertolong lagi" Mati dan hidup berada ditangan Thian, suatu kekuasaan maha
besar yang tiada taranya berada dibalik langit dan mengatur segala-galanya,
orang awam memang tiads yang bisa menduga akan hal
itu. oooo0dw0oooo MATAHARI senja telah condong kelangit barat, langit terasa
cerah dan bermandikan cahaya keemas-emasan.....
599 Suasana senja memang selalu nampak indah dan menarik, tapi
keindahannya hanya berlangsung sesaat, sebab tak lama kemudian keheningan
malampun akan menjelang tiba...
Jalan raya menuju kekota Heng yang penuh hilir mudik kuda-
kuda cepat yang ditunggangi jago persilatan berpakaian ringkas dan menggembol
senjata tajam, setiap orang seperti terburu-buru, kuda dilecuti dan dilarikan
dengan kecepatan tinggi. Suasana makin lama semakin suram, kini kegelapan malam
sudah mulai menghiasi angkasa.
Pada saat itulah dari jalan raya tersebut pelan-pelan muncul
sebuah kereta keledai yang empat penjuru tertutup kain tebal, dua ekor keledai
besar menghela kereta tersebut dan berjalan dengan penuh irama, meski tidak
terlampau cepat namun menimbulkan
lapisan debu yang beterbangan diangkasa.. .
Diatas tempat duduk kusir, duduk dua orang lelaki kekar
setengah umur yang berdandan kusir kereta, Kalau dilihat dari sorot matanya yang
jeli serta alis matanya yang tebal dan lamat-lamat memancarkan sinar kegagahan
dalam sekilas pandangan saja orang akan mengetahui kalau mereka adalah jago-jago
persilatan. Tapi diatas wajah merakapun dilapisi oleh hawa kemurungan
yang tebal, ada kalanya mereka berkerut kening, sementara cambuk nya diayunkan
berulang kali mencambuki keledai-keledai tersebut, mulut mereka membungkam dalam
seribu bahasa. Tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang amat nyaring
menggema dari belakang kereta, kembali nampak seekor kuda putih berjalan lewat
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat,
penunggangnya adalah seorang manusia berbaju putih yang
menyoren sebilah pedang panjang berbentuk aneh yang memancarkan cahaya keperak-perakan:
Setelah penunggang kuda putih itu lewat, dari dalam kereta
keledai itu segera berkumandang suara teguran yang merdu dan
lembut: 600 "Saudara Hoo, penunggang kuda yang barusan lewat itu berilmu silat sangat
tinggi, kalian harus bertindak sangat hati-hati, besar kemungkinannya dia akan
balik lagi, daripada terjadi hal-hal yang tak di nginkan aku minta kalian berdua
sudi menahan diri" "Tak usah kuatir nona Im, kami dua bersaudara pasti akan
bertindak mengikuti keadaan" jawab lelaki kekar yang duduk disebelah kanan itu.
Helaan napas sedih kembali berkuman-dang dari balik ruangan
kereta tersebut: "Aaaai saudara Hoo, sudah dua hari dua malam kita menempuh perjalanan tiada
hentinya, selama ini pula kita banyak menyaksikan kuda yang hilir mudik dengan
kencangnya, mungkin segenap jago
persi-latan yang ada di dunia ini telah berkumpul semua disekitar kota Heng
yang, andaikata kejadian ini bukan suatu kebetulan, bila dugaanku tak salah,
selama berapa hari ini pasti akan terjadi suatu peristiwa yang menggetarkan hati
setiap umat persilatan"
Setelah berhenti sejenak, dia menyambung lebin jauh:
"Padahal luka yang diderita engkoh Hong sangat parah, jiwanya berada diujung
tanduk, moga-moga saja sepanjang jalan tak akan terjadi peristiwa apapun hingga
perjalanan kita pun tak akan
tertunda" Lelaki berjenggot lebat itu turut menghela napas sedih, katanya kemudian:
"Dewasa ini, hampir setiap umat persilatan didunia ini
mempunyai ikatan dendam sakit hati dengan Ku sauhiap, yang
kukuatirkan sekarang adalah seandainya keadaan Ku sauhiap
sampai diketahui musuh-musuh besarnya, bakal runyam keadaan
kita waktu itu, apalagi diapun menggembol pedang Ang soat kiam yang merupakan
mustika idaman segenap umat persilatan"
"Kebanyakan umat persilatan adalah manusia-manusia licik yang berbahaya,
perbuatan mereka sukar diduga dan susah diterka,
begitu berita tentang terlukanya Ku sauhiap tersebar luas, niscaya 601
keadaan bertambah runyam. Misalnya saja penung-gang kuda
berbaju putih tadi. tampaknya ia sudah menaruh curiga terhadap kereta keledai
kita ini' Orang yang bertindak sebagai kusir kereta keledai itu tak lain adalah Kanglam
sianghui, si pukulan geledek Hoo Kian serta si
Jagoan angin puyuh Hoo Gi, sedangkan orang yang berada didalam kereta keledai
itu tak lain adalah Im Yan cu serta Ku See hong terluka parah.
Terdengar Im Yan cu yang berada di dalam kereta keledai
berseru dengan cemas: ' Saudara Hoo, andaikata ada orang yang berhasil mengetahui
rahasia kita dan melakukan pengejaran, bunuh mereka semua
secara keji, bila perlu punahkan mereka semua"
Pek lui jiu Hoo Kian termenung sesaat lamanya, mendadak ia
bertanya lagi: "Nona Im, bila kita menempuh jalanan yang terpendek untuk
mencapai tebing Hay jin gay, maka kita masih memerlukan waktu
selama lima hari lagi, apakah Ku sauhiap masih sanggup untuk
bertahan selama lima hari lagi" '
"Walaupun setiap hari aku berhasil menembusi gumpalan darah pada ke delapan buah
nadi pentingnya dengan tenaga dalam,
namun masih ada tiga buah jalan darah penting yang belum berhasil kutembusi,
mungkin gumpalan yang terparah berlangsung disekitar tempat itu, andaikata dalam
tubuhnya tidak memiliki suatu kekuatan yang luar biasa, mungkin jiwanya tak akan
mampu untuk bertahan selama tiga hari tiga malarn lagi, sekalipun begitu, kita
harus berusaha keras untuk mencapai tempat tujuan, kita toh tak akan membiarkan
jiwanya melayang dengan begitu saja bukan?"
"Nona Im, bagaimana mungkin kita akan membiarkan dia
berpulang ke alam baka dengan begitu saja?" seru Pek lui jiu Hoo Kian, "cuma ada
satu hal aku ingin memberi tahukan kepadamu,
apakah kau dapat menyetujuinya"'
602 "Saudara Hoo, kau mempunyai persoalan apa yang hendak
disampaikan" Katakanlah dan mari kita rundingkan dengan sebaik-baiknya!"
"Nona Im, sampai sekarang mungkin kau masih belum tahu
bukan akan asal usul pedang Jui sim siau kiam yang berada dalam saku kami itu?"
"Jui sim siau kiam" Aku hanya tahu kalau tanda tersebut
merupakan lambang dari seorang manusia aneh berkerudung yang
baru muncul dalam dunia persilatan, sedangkan mengenai asal
usulnya aku masih belum sempat untuk menyelidiki, Saudara Hoo, apa maksudmu
menyinggung soal pedang Jui sim siau kiam
tersebut?" Pak lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang.
"Aaaai.... nona Im, selama berapa hari ini banyak sekali jago persilatan yang
berkumpul di kota Heng yang, tampaknya dunia
persilatan benar-benar telah terjadi suatu peristiwa besar, tahukah kau mengapa
mereka begitu terburu-buru melakukan perjalanan"'
"Adakah peristiwa ini ada sangkut pautnya dengan pemilik
pedang penghancur hati yang misterius itu?"
"Benar, selama ini pemilik pedang Jui sim kiam memang selalu hilir mudik
disekitar kota Heng yang, Sebenarnya rahasia ini tak boleh aku orang she Hoo
bocorkan, tapi Ku Sauhiap telah terluka begini parah, bila kita harus menuju ke
tebing Hay jin gay, paling cepatpun membutuhkan waktu selama lima hari, daripada
pergi jauh aku lantas berpikir mengapa tidak mencari didekat tempat ini saja" Kalau
toh disekitar sini memang ada yang sanggup
menolong"' "Menurut perkataanmu itu, apakah kau bermaksud untuk mohon bantuan dari Jui sim
kiamcu guna menyembuhkan luka akibat
pukulan Hou kut jian hun im kang tersebut" Kalau toh dia memiliki kemampuan
tersebut apakah dia bersedia untuk mengulurkan
tangan dan memberikan pertolongan ....?"
603 oooo0dw0oooo BAB 28 PEK LUI-JIU HOO KIAN tidak menjawab pertanyaan itu secara
langsung, ia menghela napas panjang kemudian berkata:
`Nona Im, tahukah kau apa sebabnya kawanan jago persilatan
itu pada berkumpul di kota Heng yang?"
'Bukankan tadi telah kau katakan, pemilik pedang Jui sim kiam
berada di sekitar kota Heng Yang" Tentu saja mereka datang untuk mencari gara-
gara dengannya, tapi mengapa kawanan jago
persilatan itu datang mencari gara-gara dengannya" Padahal
diantara mereka tiada ikatan dendam maupun sakit hati, mustahil orang akan
mengerubutinya" Diam-diam Im Yan cu merasa amat kagum, selama ini tersiar
berita dalam dunia persilatan yang mengatakan Kanglam Siang hou adalah manusia
yang sama sekali tak punya akal muslihat, tapi
kalau dilihat keadaan mereka sekarang, dapat diketahui kalau
dugaan tersebut tidakbetul.
Kenyataannya, meski mereka nampak kasar diluar, sesungguhnya merupakan manusia-manusia berotak cerdas yang
amat teliti dan cerdas, belum tentu orang lain dapat menandingi kemampuan
mereka. Orang kuno pernah bilang begini, menilai orang jangan menilai
luarnya, mungkin ucapan itu kurang begitu tepat, tapi selama
berapa hari ini bukan saja Kanglam Sianghou menunjukkan
kecerdasan yang melebihi orang lain, bahkan pengetahuan
merekapun nampak luas sekali.
Pelbagai ingatan segera berkecamuk di dalam benak Im Yan cu,
akhirnya setelah menghela napas panjang katanya:
604 ' Saudara Hoo, kau maksudkan pemilik pedang Jui sim kiam
memiliki benda mestika yang menjadi incaran setiap orang
persilatan.." ' Nona memang benar-benar cerdik" puji Pek lui jiu Hoo kian dengan cepat,
"seperti juga Ku sauhiap, pemilik pedang Jui sim kiam pun mempunyai rahasia yang
sama sekali tak diduga orang
lain, tapi rahasia itupun cukup menggetarkan hati setiap umat
persilatan, membuat setiap orang saling berebut untuk mengangkangi mestika tersebut"
"Saudara Hoo, sebenarnya benda mestika apakah yang dia
miliki?" tanya Im Yan cu dengan perasaan cemas.. ' apakah benda itu bisa
digunakan untuk menyembuhkan luka beracun akibat
serangan Hou kut jian hun im kang."'
"Sebenarnya berita tentang mestika tersebut disakunya hanya merupakan suatu
kabar berita, kenyataan sukar dipastikan, tapi kalau dilihat dari gerakan
kawanan jago persilatan berapa hari belakangan ini, tampaknya apa yang
dikabarkan itu memang merupakan suatu kenyataan"
Im Yan cu ingin cepat-cepat mengetahui apakah benda mestika
tersebut bisa dipergunakan untuk menyembuhkan luka beracun
akibat serangan Hou kut jian hun im kang, maka buru-buru dia
bertanya lagi: "Saudara Hoo, cepatlah kau katakan, benda mestika apakah itu" '
Paras muka Pek lui jiu Hoo Kian berubah menjadi sangat serius, setelah menghela
napas dia berkata: "Menurut kabar berita yang tersiar dalam dunia persilatan, konon dia berhasil
mendapatkan mutiara sakti Thian hong im yang sincu serta sejilid kitab pusaka
yang tak diketahui namanya, namun
kebanyakan orang persilatan menganggap kitab pusaka itu adalah kitab pusaka Cang
ciong pit kip.' Im Yan cu belum lama terjun ke dalam dunia persilatan,
pengetahuannya boleh dibilang masih terbatas sekali, ia tidak
605 mengetahui tentang benda-benda mestika yang ada di dalam dunia persilatan, namun
soal kitab pusaka Cang ciong pit kip, hal mana pernah didengarnya dari mulut
gurunya... Maka dari itu, setelah mendengar perkataan tersebut, ia lantas bertanya dengan
nada tak habis mengerti: "Saudara Hoo. kau mengatakan mutiara mestika Thian hong im yang sin cu dan'kitab
pusaka Cang ciong pit kip dapat
menyembuhkan luka yang diderita Ku See hong"'
Semenjak berjumpa dengan Im Yan cu, Pek lui jiu Hoo Kian
sudah tahu kalau gadis tersebut adalah seorang jago yang masih cetek
pengalamannya dan tidak berpengetahuan luas sebab itu dia tidak merasa heran
setelah mendengar perkataan itu.
Namun kalau ditinjau dari kepandaian silatnya yang sangat lihay, bisa diketahui
kalau gurunya sudah pasti adalah seorang tokoh
persilatan yang amat termashur dalam dunia persilatan, tapi
anehnya mengapa gurunya tak pernah memberitahukan hal-hal
tentang dunia persilatan"'
Padahal, darimana dia bisa tahu guru Im Yan cu adalah seorang
pendekar perempuan yang sangat aneh, tapi masa kehadirannya
dalam dunia persilatan amat singkat, sebab hampir sebagian besar waktunya telah
dihabiskan untuk mendalami ilmu silat.
Pek lui jiu Hoo Kian segera tertawa nyaring, katanya:
"Haaaahhh . . haaahhh. . haaahhh . . . asal terbukti kalau pemilik pedang Jui
sim kiamcu benar-benar memiliki mutiara sakti Thian hong im yang sincu serta
kitab pusaka tersebut, maka luka-luka yang diderita Ku sauhiap tak perlu
dirisaukan lagi"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Seandainya hanya memiliki mutiara mestika Thian hong im yang sincu belaka,
apakah luka tersebut tak bisa disembuhkan?" tanya Im Yan cu tercengang.
' Yaa, karena pelbagai kegunaan dari mutiara mestika Thian hong im yang sincu
tersebut hampir semuanya tercacat diatas kitab
pusaka tersebut, sedangkan racun yang bersarang dalam tubuh Ku 606
sauhiap adalah racun Hou kut jian hun im kang yang termashur
karena keganasannya didalam dunia persilatan, sebab itu bila tiada petunjuk dari
kitab pusaka, maka penggu-naan mutiara Thian hong im yang sincu pun menjadi sama
sekali tak berguna" "Saudara Hoo, tahukah kau bagaimana caranya mempergunakan mutiara Thian hong im
yang sincu tersebut"'
"Bila cara penggunaan mutiara mustika Thian hong im yang sincu dilakukan dengan
menuruti catatan yang ada didalam kitab pusaka tersebut, maka kasiatnya benar-
benar melebihi apapun jua, hanya saja keadaan yang lebih jelas tidak begitu
kuketahui dengan jelas, tapi aku yakin mutiara mestika itu sanggup untuk
menyembuhkan pelbagai macam luka pukulan yang bagaimanapun beracunnya
bahkan bisa pula digunakan untuk menambah tenaga dalam dalam
waktu singkat, tentu saja cara penggunaan rahasia tersebut tidak diketahui oleh
umat persilatan manapun juga'
"Kalau memang begitu, buat apa orang persilatan memperebutkan mutiara mestika Thian hong im yang sincu
tersebut?" Mendengar pertanyaan tersebut, Pek lui jiu Hoo Kian segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaaahhh.... haaahhhh. . haaaaahh. .. itulah sebabnya barusan kukatakan, apakah
kitab pusaka itu berada ditangan Jui sim kiam cu atau bukan masih merupakan
suatu persoalan" Tiba-tiba Im Yan cu menghela napas sedih, tanyanya:
'Saudara Hoo, apakah pemilik pedang Jui sim siau kiam dapat
meluluskan permintaan kita dan menyembuhkan luka yang
dideritanya?" Pek lui jiu Hoo Kian agak ragu-ragu sejenak, kemudian baru
menjawab: "Asal kita dapat berjumpa dengannya serta menerangkan
duduknya persoalan, aku rasa dia pasti akan meluluskan permintaan kita."
607 ' Seandainya dia tidak meluluskan permintaan kita, aku ingin
membunuhnya dan merampas mutiara mestika Thian hong im yang
sincu serta kitab pusaka tersebut"
Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian merasa amat
terperanjat, diam-diam pikirnya:
'Gadis ini berwatak aneh, marah senang nya tak lazim dijumpai
dalam dunia persilatan, tapi dia amat mencintai Ku See hong
dengan sepenuh hati, sekarang aku sudah terlanjur membocorkan
rahasia ini kepada nya sedang diapun sudah bertekad hendak
merebutnya dengan mempertaruhkan jiwa raganya, bagaimanakah
baiknya sekarang" Pemilik pedang Jui sim kiam adalah calon
majikan kami dua bersaudara, tentu saja kami tak boleh sampai
melakukan suatu perbuatan yang berdosa kepadanya, tapi di kolong langit dewasa
ini hanya Jui sim kiamcu dan Ku See hong berdua
saja yang benar-benar merupakan seorang jago sejati, seandainya dia benar-benar
sampai mati karena terluka, kerugian ini benar-benar merupakan suatu kerugian
yang amat besar'. Pelbagai
ingatan segera berkecamuk dalam benak Pek lui jiu Hoo Kian, ia menjadi serba
salah dan untuk sesaat terbungkam dalam seribu
bahasa. Im Yan cu menghela napas sedih, lantas bertanya:
"Saudara Ho, apakah kalian Kanglam sianghou mempunyai
hubungan yang amat mendalam dengan pemilik pedang Jui sim
kiam tersebut"' 'Sebenarnya kami dua bersaudara tak mempunyai hubungan apa-
apa dengannya, peristiwa ini terjadi pada setengah bulan berselang di tepi
sungai Cho go kang. 'Waktu itu, kami dua bersaudara telah berjumpa dengan seorang
sastrawan setengah umur yang berpakaian perlente, orang itu
memanggil nama kami berdua dan mengatakan kalau kami dua
bersaudara mempunyai ikatan dendam sakit hati yang amat dalam
dengannya dengan sikap yang sombong dan tekebur, orang itu
memaksa kami dua bersaudara untuk bertarung melawannya, waktu
608 itu kami merasa terkejut bercampur keheranan, sebab sejak terjun kedalam dunia
persilatan belum pernah kami dua bersaudara
berjumpa dengan lelaki setengah umur yang berpakaian perlente
seperti itu, sehingga boleh dibilang diantara kami tak pernah terikat hubungan
dendam atau sakit hati. "Waktu itu dengan bersusah payah kami dua bersaudara
menerangkan kepadanya kalau kami tak punya hubungan dendam
sakit hati dengannya. "Tapi lelaki setengah umur yang perlente itu jumawa sekali, dia berulang kali
berkata hendak membela sakit hatinya dimasa lalu, bahkan ucapannya amat
menyakitkan hati, dia bilang dalam dua
puluh gebrakan hendak mengalahkan kami dua bersaudara.
"Jelek-jelek begini, kami Kanglam siang hou terhitung punya nama juga dalam
dunia persilatan, tentu saja kami tak tahan
menghadapi sikap jumawa dari pihak lawan, sehingga akhirnya
suatu pertempuran sengit pun segera berkobar.
"Begitu pertarungan berkobar, meskipun dia tidak mengatakan lagi kalau hendak
mengalahkan kami dalam dua puluh gebrakan,
namun kami berdua cukup mengerti, jika ia sampai melancarkan
serangan dengan sepenuh tenaga maka tak sampai lima belas
gebrakan, kami akan menderita kekalahan secara tragis.
'Ditengah pertarungan yang berlangsung sengit, kami dapat
merasakan betapa dalamnya ilmu silat yang dimiliki lelaki setengah umur berbaju
perlente itu, jurus-jurus aneh lahir beruntun, meski serangannya dilancarkan
amat sederhana, namun semuanya amat
ganas dan mematikan. "Sudah banyak sekali jago lihay dalam dunia persilatan yang kami ketahui, tapi
tidak kami kenal jago lihay seperti dia itu.
"Waktu itu, timbul keinginan kami berdua untuk meraih
kemenangan, serangan mematikan dilancarkan berulang kali dengan suatu
pertarungan adu jiwa, namun kami tak berdaya untuk
memaksakan kehendak kami, malah berapa kali lantaran kelewat
gusar, bagian mematikan ditubuh kami menjadi sama sekali
609 terbuka. Sebenar-nya dia dapat membunuh kami, namun nyatanya
ia tidak berbuat demikian, bahkan makin bertarung sikapnya
berubah semakin lembut. Menanti pertarungan telah mencapai empat ratus gebrakan lebih
dan kami dua bersaudara benar-benar sudah kehabisan kemampuan, saat itulah kami baru tahu kalau lelaki berbaju perlente itu
sebetulnya bukan berniat untuk membalas dendam, melainkan
karena suatu maksud tertentu, maka kamipun segera melompat
mundur dari arena pertarungan dan bertanya kepadanya apa
maksud tujuannya bertuat demikian"
"Tapi diapun segera menghentikan pertarungan,
bahkan menyambut kami dengan senyum dikulum, kepada kami berdua ia
minta maaf yang sebesar-besarnya, selain menerangkan pula kalau mereka telah
mendirikan perguruan Hiat mo bun (perguruan
pembasmi iblis) dengan tujuan menghimpun kawanan jago aliran
lurus untuk bersama-sama menyapu kaum iblis dan menyelamatkan
umat persilatan. "Mungkin karena dia tertarik kepada kami berdua, maka
diundangnya kami berdua untuk menggabungkan diri dengan Hiat
mo bun, tapi sebelum itu ilmu silat kami dicoba lebib dulu.
`Karena sikap maupun nada pembicaraan nya makin lembut
bahkan berularg kali minta maaf, hawa amarah yang semula
menyelimuti wajah kamipun pelan-pelan mereda.
"Sudah banyak tahun kami berkelana dalam dunia persilatan, kamipun cukup
mengetahui situasi dalam dunia persilatan yang
hampir sebagian besar dikuasahi oleh kaum iblis dan kaum durjana, cuma sayang
selama ini tak pernah muncul seorang manusia yang
bersedia menanggulangi suasana seperti itu.
Maka sekarang setelah kudengar kalau lelaki setengah umur
yang berpakaian perlente itu telah mendirikan perguruan Hiat mo bun yang
bertujuan membasmi kaum iblis dari muka bumi dengan
senang hati kami segera menyatakan kesediaannya untuk
menggabungkan diri, tapi kami berdua takut kalau dia hanya
610 bermaksud untuk menipu kami belaka dengan kata-kata yang
manis, maka kamipun segera mencari tahu siapakah namanya.
"Ternyata dia tak lain adalah sisastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si,
seorang pendekar aneh yang pernah menggetarkan
dunia persilatan pada tiga puluh tahun berselang. ."
Mendengar sampai disitu, Im Yan cu yang berada dibalik kereta
segera berseru kaget: "Apa" Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si?"
"Nona Im, mungkin kaupun kenali si sastrawan berpakaian
perlente Hoa Siang si, Hoa locianpwe bukan?"
"Suhuku pernah berpesan kepadaku agar mencari dua orang,
salah seorang diantaranya dia..."
Mendengar perkataan itu, Pek lui ju Hoo Kian merasa amat
terperanjat, buru-buru dia bertanya lagi dengan gelisah:
"Nona Im, ada urusan apakah mencarinya'"
"Guruku hanya berpesan agar aku menjumpainya, keadaan yang lebih jelas tidak
begitu diketahui. Cuma aku tahu dia mempunyai hubungan yang amat besar dengan
guruku, karena guruku pun she
Hoa, kemungkinan besar mereka adalah bersaudara"
Mendengar perkataan itu, Pek lui jiu Hoa Kian merasa semakin
terperanjat, kini diam-diam pikirnya:
"Dimasa lalu belum pernah kudengar orang membicarakan kalau
sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si mempunyai kakak
perempuan, gurunya pun she Hoa, sebetul-nya dia itu murid siapa?"
Oleh karena banyak jago persilatan yang enggan membongkar
rahasia pribadinya, maka diapun tidak mendesak Im Yan cu untuk mengetahui asal
usul perguruannya lagi. "Nona Im" Pek lui jiu Hoo Kian segera berkata lagi, "orang yang hendak kau cari
yang satu adalah Sastrawan benpakaian perlente, Hoa Siong si, lantas siapakah
seorang yang lainnya"
611 "Yang seorang adalah gurunya engkoh Hong, manusia paling
aneh dari kolong langit Bun ji koansu, sayang dia orang tua sudah tiada, maka
akupun mencari engkoh Hong, aku memang tidak
mengetahui karena urusan apakah guruku mencari kedua orang ini, tapi aku tahu
dia orang tua amat membenci gurunya engkoh Hong."
"Guruku amat membenci kaum lelaki, semakin tampan lelaki itu semakin benci dia
kepadanya, dia pernah menyuruh aku
membinasakan setiap lelaki jahat yang berwajah tampan."
Mendengar perkataan itu, diam-diam Pek lui jiu Hoo Kian
menghela napas panjang, pikirnya:
"Watak gurunya sungguh teramat
sempit, ternyata dia terpengaruh oleh tabiat gurunya semenjak kecil sehingga akhirnya diapun
ketularan penyakit aneh tersebut."
Berpikir sampai disitu, dia lantas berkata:
"Nona Im, kau mengatakan gurumu amat membenci gurunya Ku
sauhiap, lantas bila kita pergi ke tebing Hay jin gay, apakah dia orang tua
bersedia untuk mengobati lukanya....."
"Sudah pasti bersedia" sahut Im Yan cu berulang kali, "karena dia orang tua
ingin sekali mengetahui hal-hal yang mengenai Bun ji koansu dari mulut engkoh
Hong, tak mungkin dia tak perduli
keselamatan jiwa engkoh Hong, bahkan pasti akan berusaha dengan sepenuh tenaga
untuk menyembuhkannya"
-ooo0dw0ooo- Jilid 19 MENINJAU dari kepandaian silat yang dimiliki Im Yan cu serta
hubungan antara gurunya dengan sastrawan berpakaian perlente
Hoa Siong si serta Bun ji koansu, dapat diketahui guru gadis ini sudah pasti
merupakakan seorang tokoh aneh pula dari dunia
persilatan. Tiba tiba Im Yan cu bertanya:
612 "Saudara Hoo, apakah Sastrawan berpakaian perlente Hoa Siong si adalah pemimpin
dari perguruan Hiat mo bun"."
"Sebenarnya kami berdua pun mengira dia sebagai pemimpin
perguruan Hint mo bun, sebab ilmu silat yang dimilikinya sudah cukup diketahui
setiap umat persilatan itulah sebabnya kami dua bersaudara pun bersedia untuk
menggabungkan diri dengan perguruan Hiat mo bun"
"Lantas, siapakah orang yang memimpin perguruan Hiat mo
bun?" tanya Im Yan cu
"Seorang manusia berkerudung kain warna warni...."
"Pemilik pedang Jui sim kiam?" Jerit Im Yan cu terperanjat.
'Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas panjang, katanya:
"Yaaa, kejadian di dalam dunia persilatan memang sukar untuk diduga, bahkan
manusia seperti Sastrawan berbaju perlente Hoa
Siong si yang berilmu silat amat lihay pun bersedia menggabungkan diri dengan
pemilik pedang Jui sim kiam, kejadian ini sungguh diluar dugaan.
Bukan begitu saja, malah empat manusia bengis yang termashur
sebagai gembong iblis nomor wahid dari pulau lautan timur pun
telah bergabung dengan pemilik pedang Jui sim kiam tersebut."
"Dari sini dapat diketahui kalau pemilik pedang Jiu sim kiam benar-benar
memiliki ilmu silat serta kecerdasan yang melebihi siapa pun jua."
Im Yan cu seperti tidak percaya dengan apa yang diucapkan Pek
lui jiu Hoo Kian, kembali dia bertanya:
"Saudara Hoo, mengapa kau mengatakan kalau sastrawan
berbaju perlente Hoa Siong si telah mengabungkan diri dengan
Pemilik pedang Jui sim kiam".'
Pek lui Jiu Hoo Kian menghela napas panjang, dia melanjutkan
kembali kisah pengalamannya dimasa lalu:
613 "Ketika itu kami dua bersaudara menjadi terkejut setelah
mengetahui kalau orang itu adalah sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si
locianpwee yang termashur dalan dunia persilatan pada tiga puluh tahun
berselang, dengan amat hormat kami mohon maaf
kepadanya disamping meluluskan pula ajakannya untuk bergabung
dengan perguruan Hiat mo bun"
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Saat itulah sastrawaa berbaju perlente Hoa Siong si
mengeluarkan sebilah pedang kecil berwarna perak yang tiga inci panjang nya,
kemudian berkata: "Pedang kecil ini merupakan lambang dari perguruan Hiat mo bun kami, simpanlah
baik-baik, pada bulan satu tanggal satu nanti, datanglah ke puncak Thian Kiam
hong di bukit Hong san untuk
menjumpai ketua perguruan Hiat mo bun'
Waktu itu kami merasa tertegun beberapa saat lamanya,
kemudian segera bertanya:
"Hoa locianpwe, apakah ketua Hiat mo bun bukan dirimu
sendiri?" Dengan wajah serius dan suara dalam, sastrawan berbaju
perlente Hoa Siong si menjawab:
'Aku orang she Hoa bukan manusia yang berkemampuan apa-
apa, bagaimana mung-kin aku bisa menjabat sebagai ketua Hiat mo bun" Aku tidak
lebih hanya salah satu bagian dari anggota Hiat mo bun"
Kami berdua benar-benar amat terperanjat sesudah mendengar
ucapan tersebut, siapa gerangan yang memiliki kemampuan sedemikian hebatnya
hingga dapat memimpin perguruan Hiat mo bun"
Siapa gerangan orang itu?"
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, kami dua bersaudara
baru bertanya lagi: "Hoa locianpwe, lantas siapakah ketua Hiat mo bun"'
614 ' Hiat mo buncu tak lain adalah manusia berkerudung kain warna warni yang
belakangan ini menggetarkan dunia persilatan sebagai manusia sakti ibaratnya
naga perkasa yang nampak kepala tak
kelihatan ekornya, dia pula pemilik pedang Jui sim kiam ini, sedang soal
namanya, aku sendiripun kurang tahu"
'Padahal sastrawan berbaju Perlente Hoa Siong si mengetahui
nama serta asal usul pemilik pedang Jui sim kiam tersebut, hanya saja dia enggan
untuk memberitahukan soal ini kepada dua
bersaudara tersebut karena kedudukan sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si
dalam perguruan Hiat mo bun hanya setingkat dibawah ketuanya.
Waktu itu, kami dua bersaudara merasa curiga apakah pemilik
pedang Jui sim kiam benar-benar adalah seorang pendekar yang
bersedia menegakkan keadilan dan kebenaran.
Agaknya Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si mengetahui
maksud hati kami, dengan cepat dia berkata:
' Pemilik pedang Jui sim kiam adalah bintang penolong dunia
persilatan dewasa ini, kalian tak usah sangsi atau berpikir yang bukan-bukan,
seandainya kalian tidak bernama besar dalam dunia persilatan, Hiat mo bun tak
akan mencari kalian walaupun aku
orang she Hoa mencari kalian berdua sekarang, namun secara
diam-diam telah menyelidiki dahulu tingkah laku serta watak kalian sebelumnya
mengundangnya secara resmi.
"Anggota Hiat mo bun sedikit sekali dan ditetapkan hanya terdiri dari dua belas
orang, setiap orang harus memiliki ilmu silat yang melebihi orang lain,
kepandaian silat kalian berdua meski terhitung jagoan kelas satu didalam dunia
persilatan, tapi bila dibanding-kan dengan manusia-manusia laknat dari golongan
sesat, kau masih ketinggalan jauh sekali. "Akan tetapi soal ini tak perlu dirisaukan, setelah bersua dengan ketua pada
bulan satu tanggal satu dipuncak Thian kiam hong bukit Hong san nanti, dia akan
mewariskan beberapa macam kepandaian
615 kepadamu bahkan dalam berapa hari saja akan menambah tenaga
dalam kalian. Setelah mendengar perkatan itu, buru-buru kami menerima
pedang Jui sim kiam itu, semua kecurigaan dalam hati kamipun
lenyap tak berbekas, bahkan rasa gembira kami tak terkirakan.
"Sedangkan Sastrawan berba ju perlente Hoa Siong si pun seusai mengucapkan
perkataan itu segera mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dab berlalu dari situ dengan menyeberangi sungai"
Setelah mendengar rahasia tersebut, timbul suatu perasaan yang aneh dalam hati
Im Yan cu, sebenarnya setelah masuk kota Heng
yang dia hendak langsung mencari pemilik pedang Jui sim kiam dan mencari mutiara
mestika Thian hong im yang sin cu serta kitab
pusaka itu. Tapi sekarang, dia sudah mengetahui kalau kepandaian silat yang dimilikinya tak
mungkin bisa menandingi kelihayan dari pemilik pedang Jui sim kiam, karena ia
cukup mengetahui akan kelihayan ilmu silat yang dimiliki Sastrawan berbaju
perlente Hoa Siong si, kalau tokoh lihay seperti dia pun sampai takluk kepada
pemilik pedang Jui sim kiam, itu berarti kepandaian silat yang dimiliki orang
itu tak terlukiskan dengan kata-kata.
Tapi, Im Yan cu adalah seorang manusia yang keras kepala dan
angkuh, walaupun dalam hati kecilnya sudah timbul perasaan waswas terhadap
kemampuan pemilik pedang Jui sim kiam, namun dia
nekad untuk melaksanakan rencananya, sebab Ku See hong sudah
merupakan jiwa raganya, ancaman jiwa terhadap pemuda itu sama
artinya dengan ancaman jiwa baginya.
Walaupun diluaran Im Yan cu merupakan seorang manusia yang
aneh, namun dia memiliki hangatnya cinta kasih seorang gadis serta cinta yang
mendalam, apa yang telah menjadi tekadnya tak pernah akan tergoyahkan lagi untuk
selamanya. Dalam pada itu, Pek lui jiu Hoa Kian telah mengalihkan sorot
matanya memandang bintang yang berada di angkasa sana sehabis
616 menyelesaikan kisahnya, kemudian telah menghela napas sedih dia berkata:
"Nona Im, kami dua bersaudara mempunyai beberapa persoalan ingin mohon
kepadamu...". Im Yan cu sudah mengetahui apa yang hendak dia katakan, tapi
dia tetap berlagak seperti tidak tahu.
"Saudara Ho, kalian inginkan aku berbuat apa?"
"Nona Im, kau harus tahu bagi anggota persilatan seperti kami, pegang janji
merupakan suatu yang penting, setelah kami dua
bersaudara bersedia menggabungkan diri dengan Hiat mo bun,
berarti kami merupakan salah satu bagian dari Hiat mo bun.
Sebetulnya kami tidak pantas memberi tahukan hal-hal tersebut
kepadamu, tapi sekarang setelah memberitahukan kepada mu, kami berdua pun
berharap kau bersedia memegang rahasia pada hari ini secara baik-baik, dan
akupun berharap kau jangan melakukan
bentrokan yang bakal menimbul kan hal-hal yang tak menyenangkan dengan bakal ketua kami"
"Apakah kalian tega menyaksikan engkoh Hong tewas dalam
keadaan yang mengenas-kan!" kata Im Yan cu sedih.
Buru-buru Pek lui jiu Hoo Kian berseru:
'Nona Im, aku orang she Hoo tidak bermaksud begitu, aku hanya
berharap nona suka menahan diri bila berjumpa dengan pemilik
pedang Jui sim kiam nanti, bila berhasil menemukanya, aku yakin dapat meminta
kepadanya untuk menyembuhkan luka yang diderita
engkoh Hong mu" ' Saudara Hoo, atas dasar apa kau berani mengatakan secara
meyakinkan kalau dia pasti akan bersedia menyembuhkan luka
dalam yang diderita engkoh Hong"'
Diserobot dengan perkataan itu, Pek lui jiu Hoo Kian menjadi
terbungkam dalam seribu bahasa, padahal dia sendiripun tidak
memiliki keyakinan tersebut, dia tak tahu apakah pemilik pedang Jui 617
sim kiam akan bersedia menyembuhkan luka dari Ku See hong atau tidak.
Dia hanya menganggap pemilik pedang Jui sim kiam sebagai
seorang yang bijaksana dan penolong kaum lemah, asal keadaan
yang sebenarnya dari Ku See hong diutarakan, niscaya hal ini akan memancaing
simatiknya untuk menurunkan tangan dan menolong
menyembuhkan luka Ku See hong.
"Asalkan pemilik pedang Jui sim kiam berhasil ditemukan, dia pasti akan
mengabulkan permintaan kita, alasannya tak mudah
kujelaskan, tapi senadainya sampai terjadi hal-hal yang tak
di nginkan atau tidak berhasil menemukan dirinya, kita harus
berangkat ke tebing Hay jin gay. . ."
"Keselamatan engkoh Hong sekarang sedang berada di ujung
tanduk, bila harus di tunda berapa hari lagi, mana mungkin ia bisa tahan untuk
mencapai tebing Hay jin gay?" kata Im Yan cu sedih.
Pek lui jiu Hoo Kian menghela napas sedih.
"Akupun tahu kalau nyawanya sedang berada dalam keadaan
berbahaya, tapi sekalipun kita menempuh perjalanan kilat siang dan malam, paling
tidak membutuhkan lima hari untuk mencapai tebing Hay jin gay, padahal ia sudah
empat hari terkena ilmu Hou kut jian hun im kang, selewatnya tiga hari,
sekalipun tabib sakti Hou To hidup lagipun belum tentu bisa menyembuhkan
penyakitnya. Beginilah situasi yang sedang kita hadapi sekarang, sekalipun
memburu ke tebing Hay jin gay toh belum tentu bisa
menyelamatkan jiwanya, sedang tetap tinggal di Heng yang untuk mencari Jui sim
kiamcu pun masih tanda tanya besar, tapi kita harus berbuat sesuatu, hanya apa
yang harus kita lakukan" Apa yang
harus kita lakukan?"
"Menurut jalan pikiranku, tetap tinggal di kota Heng yang malah justru masih ada
setitik harapan, sebaliknya kalau berangkat ke Hay jin gay tak lebih hanya
menggantung kan pada suatu keajaiban,
maka aku pikir lebih baik kita tinggal sehari dulu di kota Heng yang, mari kita
mencoba beradu nasib, bila dalam sehari kita gagal
618 menemukan jejak Jui sim kiamcu, maka kita baru berangkat lagi ke tebing Hay jin
gay, Tentu saja aku orang she Hoo tak bisa
memutuskan masalah ini, silahkan nona mempertimbangkannya
sendiri bagaimana baiknya"
Pikiran Im Yan cu sekarang sedang diliputi oleh pelbagai ingatan yang berkecamuk
tak karuan, hatinya betul-betul terasa kalut, diam-diami ia melelehkan air
mata ...' Dengan sikap maupun tindak tanduknya selama ini, nyatanya
menaruh perasaan cinta yang begitu mendalam dan suci bersih, hal tersebut benar-
benar berada diluar dugaan siapa saja.
Padahal kekuatan cinta memang besar tak bertepian, bila tanpa
cinta, kehidupan manusia didunia ini menjadi sama sekali tak
berharga. 'Tentu saja hal ini bukan terbatas dalam soal cinta muda mudi
saja, sebaliknya termasuk juga cinta kasih antara orang tua, cinta dari sahabat
dan lain sebagainya, tapi antara sekian banyak cinta, sudah barang tentu cinta
muda mudi yang paling mendalam.
Begitulah, dengan nada suara yang tegas dan berat Im Yan cu
berkata: 'Engkoh Hong tak mungkin bisa mati, kita tinggal sehari di kota Heng yang. . !"
Tergetar keras perasaan Pek lui jiu Hoo Kian sesudah mendengar perkataan itu, ia
mengerti maksud Im Yan cu, buru-buru serunya:
'Nona Im. . ." Belum habis Pek lui jiu berseru, Sian hong kek sudah
mempringatkan dengan gelisah:
"Hati-hati, penunggang kuda berbaju putih tadi telah berbalik kemari, kali ini
dia menuju ke tempat kita berada."
Si tangan geledek Hoo Kian tak sempat melanjutkan perkataan
selanjutnya, dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu dia menatap ke arah
depan lekat-lekat. 619 Waktu itu malam baru saja menjelang tiba, beribu-ribu bintang
tersebar memenuhi angkasa dan menyiarkan cahaya lembut dan
licin, jalan raya yang panjang dan lebar diliputi sinar putih dan terang.
Dalam keheningan inilah mendadak terdengar suara derap kaki
kuda yang amat ramai bergema dari kejauhan sana, lalu tampak
sesosok bayangan putih bergerak mendekat dengan kecepatan
tinggi. Dalam waktu singkat kuda putih tersebut sudah berada dua
puluh kaki dihadapan mereka lalu meringkik panjang, kaki depan nya didepak-
depakkan, sementara turunnya berputar kencang tepat dihadapan mereka.
Rupanya penunggang berbaju putih itu sudah membalikkan
kudanya lagi dan melarikan ke arah kota Heng yang, tindak tanduk yang sangat
aneh itu cukup membingungkan orang.
Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi segera berkerut
kening setelah menyaksikan tindak tanduk penunggang kuda
berbaju putih yang aneh itu, dalam waktu singkat mereka sudah
terbuai dalam lamunan masing-masing. . .
Im Yan cu si nona yang binal tapi licik seperti siluman rase itu hanya mengintip
dari balik tirai, dia sendiri pun dibikin tidak habis mengerti oleh tingkah laku
penunggang kuda berbaju putih yang
aneh tersebut. Namun dalam hati kecilnya sudah muncul suatu perasaan was-
was, sebab tatkala orang berbaju putih itu membalikkan kudanya tetap dihadapan
mereka, ia saksikan seluruh tubuh orang itu
melambung diangkasa kemudian dalam waktu singkat pula ia
melayang ke bawah dan duduk kembali diatas pelana kudanya.
Demonstrasi kepandaian tersebut mem-buktikan kalau orang itu
memiliki ilmu silat yang luar biasa sekali.
Tiba-tiba Im Yan cu menghela napas sedih, katanya:
"Saudara Hoo, apakah kau melihat jelas gerakan tubuhnya tadi?"
620 "Ya, kulihat amat jelas" sahut Pek lui Jiu Hoo Kian, 'entah siapakah orang itu"
Hebat benar ilmu silat yang di milikinya"
Kembali Im Yan cu menghela napas.
'Orang ini selalu mengikuti kita, tampaknya ia sudah mengetahui keadaan kita
yang sebenarnya, aaaai .... bicara dari ilmu silatnya yang sangat lihay, aku pun
turut menjadi ngeri rasanya...
Mendadak. .. Dari sisi kereta berkumandang suara tertawa dingin yang
menyeramkan seperti sukma yang sedang gentayangan ...
Suara tertawa itu lengking dan lirih, seperti jarum lembut yang ditusukkan ke
tubuh orang, sungguh menggetarkan perasaan siapa saja. . .
Di tengah suara tertawa dingin yang menggidikkan hati itulah,
tampak sesosok bayangan hitam berkelebat lewat...
Ke dua ekor keledai penghela kereta itu segera meringik panjang lantaran kaget,
kaki depannya segera didepak depakkan ke muka, sementara laju kereta itupun
segera terhenti. Lalu kedengaran seseorarg bertanya dengan suara yang nyaring
dan lembut: "Numpang bertanya, apakah kereta ini hendak pergi ke kota Heng yang?"
Suara tertawa dingin yang menyeramkan serta suara teguran
yang halus dan lembut, dua macam suara yang berbeda irama ini
diutarakan pada saat yang hampir bersamaan, maka ke tiga orang tokoh persilatan
yang berada diatas kereta keledai itu merasa
terperanjat dan tak tahu sejak kapan orang itu munculkan diri.
Perubahan yang sangat mendadak dan sama sekali diluar dugaan
ini membuat Kanglam siang hou yang berada diatas ia tempat
duduk kusir berubah muka, tapi dikala mereka mendengar suara
teguran dan berpaling, ke empat mata mereka kontan terbelalak
dengan wajah tertegun.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
621 Sampai dimanakah rasa kaget yang mencekam perasaan mereka,
bisa diketahui dari sini.
Im Yan cu yang berada dalam kereta dapat mendengar pula
suara tertawa dingin dan suara pembicaraan tersebut maka dikala kereta itu
berhenti, sepasang matanya yang jeli dan tajam telah melongok keluar lewat tirai
dan dan memandang ke muka ....
Dengan sebat hatinya tercekat, bulu kuduknya pada bangun
berdiri, ia benar-benar amat ketakutan.
Ternyata dibawah cahaya bintang tampak seorang nenek aneh
yang bertubuh kecil sedang berdiri disebelah kiri keledainya, yang paling
mengerikan adalah wajahnya yeng jelek mengerikan itu,
separuh hijau separuh hitam, separuh merah separuh putih.
Kalau cuma ke empat warna yang berbeda itu tampangnya masih
belum seberapa mengerikan, yang menggidikkan hati adalah bisul busuk yang
menonjol dan memenuhi seluruh wajahnya itu, selain
menjijikkan juga memuakkan perut orang.
Ini masih ditambah pula dengan rambut-nya yang kusut penuh
beruban dan kulit badan yang berminyak.
Tampang muka semacam ini sungguh menggidikkan hati
membuat orang yang memandangnya benar-benar akan merasa-
kan pecah nyali sebab dia kelihatan seperti setan iblis, seperti kuntilanak dari
kuburan. Mendadak nenek jelek itu memperdengar kan suara tertawa
dingin yang rendah, berat dan amat memekikkan telinga..
Suara tertawa dingin yang menggidikkan tadi itu segera
menyadarkan kembali Pek lui jiu dan Sian hong kek dari lamunan mereka, meski
demikian dengan sorot mata yang membawa
perasaan jeri mereka awasi nenek jelek ini tanpa berkedip.
Tampak sinenek bertampang jelek itu membuka mulutnya dan
memperlihatkan sebaris giginya yang kecil putih, kemudian dengan suara yang
merdu bagaikan kicauan burung nuri dia berkata:
622 "Engkoh berdua mengapa kalian" Apakah secara tiba-tiba
penyakit cacad kalian kambuh?"
Kalau tadi, Pek lui jiu dan Sian hong kek merasa ngeri dan seram karena mengira
sudah menjumpai sukma gentayangan atau siluman
iblis, maka sekarang setelah mendengar suaranya yang merdu
merayu serta menyaksikan sebaris gigi nya yang putih bersih,
mereka makin tertegun lagi.
Im Yan cu yang berada dalam kereta pun turut merasa
keheranan, mereka tidak menyangka kalau nenek berwajah jelek itu memilik suara
yang begitu merdu dengan dua baris gigi yang putih dan bersih.
Walaupun mereka telah menduga kalau orang itu sedang
menyamar, tapi dari atas wajahnya yang jelek itu, sama sekali tak berhasil
menemukan tanda-tanda penyaruan nya.
Kalau dilihat potongan badannya yang kecil mungil, semestinya
dia adalah seorang gadis remaja tapi punggungnya justru
membungkuk, ia nampak tua renta dan rambutnya telah beruban
semua, sama sekali tidak dijumpai bagian-bagian yang mencurigakan. Nenek jelek ini kelihatan agak marah ketika melihat Kanglam
siang hou hanya berdiri termangu-mangu belaka, dengan gusar
bentaknya: 'Hei, apakah telinga kalian sudah tuli semua"`
Walaupun dia sedang memaki orang namun suaranya masih
tetap merdu merayu, dari tubuhnya terpancar pula bau harum
semerbak bagaikan bunga anggrek, begitu syahdu, begitu harum,
membuat orang merasa mabuk dan terbuai rasanya.
Pek lui jiu Ho Kian berpengetahuan luas, sebetulnya diapun
membenci orang ini, tapi ia enggan mencari gara-gara tanpa sebab atau suatu
alasan tertentu. Apalagi jika teringat akan luka yang sedang diderita Ku See hong serta pedang
Ang soat kiam yang cukup menggetarkan dunia
623 persilatan itu, dia merasa rahasia benar ini tak boleh sampai bocor dengan
begitu saja.. Maka dengan wajah penuh senyuman dia menjura, kemudian
katanya sambil tertawa: 'bolehkah aku tahu, siapa nama saudara?"
"Heeehhh ....heeeehhh... heehhh..." sesudah terkekeh-kekeh nenek jelek itu
terbatuk-batuk kering, kemudian dengan suara yang tua dan memelas lanjutnya:
"pemilik kereta yang berbaik hati, berbuatlah kebajikan, bawalah serta aku si
orang tua ke kota, bersedia bukan...?" Nada suara maupun gerak geriknya tiada yang nampak dibuat-
buat, terutama keadaannya yang tua dan lemah, membuat hati
orang merasa iba dan memelas...
Pek lui jiu Hoo Kian sekalian lebih terkesiap lagi, walaupun
mereka tahu kalau orang ini sedang menyaru, tapi mereka harus
mengagumi juga atas kemampuannya untuk memainkan sandiwara
dengan pelbagai tehnik dan taktik, bahkan sebelum ini mereka tak pernah
mendengar kalau dalam dunia persilatan terdapat manusia seperti ini.
Pek lui jiu Hoo Kian menjadi serba susah setelah mendengar
perkataan itu, ia sama sekali tidak mengenal asal usul orang ini, sedang ilmu
menyaru mukanya juga menggidikkan hati, sudah
dapat dipastikan ilmu silat yang dimilikinya tiada kedua dikolong langit,
seandainya permintaan orang itu ditolak, sudah pasti ia tak akan menyudahi
persoalan itu sampai disitu saja.
Sian hong kek Hoo Gi menggelengkan kepalanya berulang kali
seraya berkata: "Nenek, harap kau suka maafkan, ruang kereta kami sudah
diborong semua oleh tamu kami, sedangkan tempat disamping kusir pun sudah disewa
oleh yaya ini, maka harap kau sudi memaafkan, untung saja jarak kota Heng yang
dari sini tinggal setengah li lagi"
624 Diam-diam Pek lui jiu Hoo Kian mengagumi akan betapa
cepatnya reaksi dari adiknya ini.
Kembali si nenek jelek terbatuk-batuk, katanya:
"Aaai. . . kalau kau adalah pemilik kereta ini, urusan akan lebih gampang
dirundingkan lagi, Coba kau lihat, betapa tuanya aku,
apalagi sedang mengidap penyakit parah, jangan lagi setengah li, setengah
langkah saja rasanya sudah payah, harap kau sudi berbaik hati...'
Diam-diam Sian hong kek Hoo Gi menyumpah didalam hati,
pikirnya: "Sialan, jangan kau anggap sepasang mata kami sudah buta, memangnya kami tidak
tahu kalau kau sedang Menyaru?"
Pek lui jiu Ho Kian juga tahu, apabila tidak menunjukkan sikap yang agak kasar,
mustahil orang ini bisa diusir pergi, mendadak dia menarik muka.
Baru saja akan berbicara...
Mendadak dari balik ruang kereta berkumandang suara teguran
dari Im Yan cu yang dingin:
"Nona, diantara kita tiada dendam atau sakit hati, aku minta kau jangan
mengganggu kami" Sambil berkata, gadis itu menyingkap tirai dan melompat keluar dari keretanya.
'Oooh nona cilik yang amat cantik" nenek jelek itu menjerit kaget.
Im Yan cu menarik mukanya dan berseru dengan wajah sedingin
es: 'Hei, pentang matamu lebar-lebar, kalau ingin berlagak seperti setan, lebih baik
tunggulah setelah lewat tengah malam nanti"
Walaupun Im Yan cu merasa terkejut oleh penyaruan orang ini
yang dinilainya sangat lihay, tapi sebagai orang yang cermat dan 625
bermata tajam, setelah mengamati wajah orang ttu berapa saat,
segera diketahui bahwa nenek itu hasil penyaruan seorang gadis yang wajahnya
pasti amat cantik jelita.
Orang itu bisa muncul pada saat ini bahkan mengetahui keadaan
mereka, maka Im Yan cu pun berencana untuk turun tangan keji
dan membinasakan orang ini.
Padahal, Im Yan cu sekalian sama sekali tidak menyangka kalau
perempuan aneh ini sudah lama menyembunyikan diri diatas kereta mereka, jadi apa
yang telah mereka bicarakan tadi dapat didengar olehnya dengan jelas sekali,
bahkan diapun telah membantu mereka untuk memukul mundur seorang musuh tangguh.
Si penunggang kuda berbaju putih tadi, sebetulnya datang ke
situ untuk mencari gara-gara dengan Im Yan cu sekalian, tapi
setelah diketahui olehnya kalau diatas kereta berdiri si perempuan aneh
tersebut, diapun lantas membalikkan badan dan melarikan diri.
Sementara itu, perempuan aneh tersebut masih tetap bersikap
seperti seorang nenek, katanya:
"Nona siapa namamu" Tajam amat sepasang matamu!"
Diam-diam Im Yan cu menghimpun tenaga dalamnya bersiap
siaga menghadapi segala kemungkinan,
ketika mendengar perkataan tersebut, dia tertawa dingin dengan suara sinis dan
mengnina, jengeknya: "Aku bernama Lam sin giamlo (Raja akhirat untuk kaum pria), tapi malam ini aku
berganti nama menjadi Sin kui giam to (Raja akhirat penakluk setan). .!"
Perempuan berdandan aneh itu seakan-akan tidak mengerti apa
yang dimaksudkan, dia bertanya lagi keheranan:
"Apa sih Raja akhirat untuk kaum pria itu" apa pula yang disebut Raja akhirat
penakluk setan?" Im Yan cu tertawa dingin dengan seramnya:
626 'Kau tidak memahami" Inilah yang dinamakan Raja akhirat
penakluk setan... !"
Ditengah pembicaraan, gadis itu menerjang ke depan, tangan
kirinya dengan ke lima jari yang terbentang lebar mencengkeram wajah jelek si
perempuan aneh tersebut dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat. Gerakan tubuh perempuan aneh itu memang ampuh, terdengar
ia menjerit kaget, seperti ketakutan dia mundur dengan
sempoyongan, tapi justru dengan tindakan mana ia telah
meloloskan diri dari cengkeraman kilat Im Yan cu ....
Sesudah mundur, perempuan aneh itu berseru cemas:
'Nona, tunggu sebentar! Tunggu sebentar! wajah aku siorang tua penuh dengan
tumor ganas, bila jari tanganmu sampai
menyentuhnya, aku bisa kesakitan setengah mati, masa aku mau
kau cengkeram. Hawa napsu membunuh yang berkecamuk dalam dada Im Yan cu
semakin membara setelah menyaksikan cengkeraman mautnya
berhasil dihindari lawan, ia tertawa dingin lalu ujarnya sinis:
"Hmmmm ....selain topeng kulit manusia mu itu akan kucopot pada malam ini,
bahkan akupun hendak mengirimmu ke akhirat
untuk menakut-nakuti setan disitu"
Berbicara sampai disitu, dengan wajah penuh hawa napsu
membunuh selangkah demi selangkah Im Yan cu berjalan kemuka
dan mendekati perempuan aneh itu.
Kembali perempuan aneh itu berseru dengan cemas.
"Nona menyeramkan amat wajahmu, oooh, cepat simpan
kembali wajah ganasmu itu, aku seorang tua benar-benar ketakutan setengah
mati. . . Walaupun perempuan aneh itu menyerukan kata-kata yang
menunjukkan rasa takut, namun dia masih berdiri tegak di tempat 627
semula, bahkah dari balik matanya memancar sinar tajam yang
menggidikkan hati. Im Yan cu segera berkerut kening, tiba-tiba lengan kirinya
membuat gerakan satu lingkaran busur dengan suatu kecepatan
yang luar biasa, kemudian telapak tangan kanannya secepat kilat meluncur ke
depan melancarkan serangan mematikan.
Begitu serangan mana dilepaskan, bagaikan angin puyuh yang
melanda daratan rendah, segulung tenaga pukulan yang maha
dahsyat seperti ambruknya bukit karang atau melanda tibanya air bah meluncur
tiba dengan hebatnya. . .
Menyaksikan datangnya ancaman dahsyat tersebut, perempuan
aneh itu meggoyangkan tangannya berulang
kali, sambil memperlihat kan lengannya yang kecil tapi putih bersih itu, serunya keras-keras:
"Jangan! Jangan! Jangan nona. . . jangan memaksa aku seorang tua menunjukkan ke
jelekanku!" Menyusul goyangan tangan itu, segulung demi segulung hawa
murni yang lembut dan halus tanpa menimbulkan sedikit suarapun meluncur kemuka
dan menyambut datang nya ancaman dari Im Yan
cu. Menyusul kemudian .... "Blaaamm, blammm, blaaamm ..!'serentak ledakan lirih menggema di angkasa... Sepasang bahu perempuan aneh itu nampak bergoncang sedikit
tapi segera menjadi tenang kembali.
Jauh berbeda dengan keadaan dari Im Yan-cu, sewaktu tenaga
serangan lawan yang lembut itu menyentuh tenaga pukulan yang
dilepaskan olehnya segera terasalah suatu tenaga pantulan yang maha dahsyat
berbalik mendesak kearah tubuhnya memaksa kuda-kudanya menjadi gempur dan ia
turut mundur sejauh dua tiga
langkah. 628 Im Yan cu termasuk seorang jago lihay pula dalam dunia
persilatan, begitu dipaksa mundur oleh perempuan aneh yang tak diketahui asal
usulnya ini, dia segera membentak nyaring...
Bagaikan gulungan ombak dahsyat, tubuhnya berputar tiga kali
secara aneh, tahu-tahu ia sudah menerjang kembali ke sisi tubuh perempuan aneh
tersebut. Gerakannya ini dilakukan dengan kecepatan bagaikan sambaran
kilat, baru saja mundur, tubuhnya telah menerjang kembali ke
depan, pada hakekatnya sama sekali tidak memberi peluang kepada orang lain untuk
mengatur diri... Menghadapi terjangan-terjangan maut dari lawannya, perempuan
aneh itu masih saja berteriak-teriak seperti orang gila, sementara kakinya
melangkah tanpa beraturan, sepasang tangannya turut
berputar-putar menciptakan lapisan hawa pukulan dahsyat, ketiga gulung tenaga
serangan dari Im Yan cu itu segera kena
terpunahkan hingga lenyap tak berbekas.
Im Yan cu sudah terlanjur gemas atas sikap aneh musuhnya, dia
tertawa dingin, tubuh nya menerjang ke muka dengan gerakan
cepat tangan dan kakinya digunakan bersama melakukan serangan
kilat yang kesemuanya menggulung tubuh perempuan aneh
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tersebut. Agaknya perempuan aneh itu sudah dipancing hawa amarahnya
oleh serangan balasan Im Yan cu yang maha dahsyat itu, mendadak ia menarik
kembali sikap ke edan-edanannya...
Sepasang ujung bajunya yang berwarna hitam, seperti dua ekor
ular lincah, menggulung melingkar dengan kecepatan yang luar
biasa, yaa menebas, yaa memapas, semuanya tertuju ke urat nadi pergelangan
tangan Im Yan cu.. . Sementara itu, Im Yan cu telah mengembangkan pula segenap
kepandaian silat yang dimiliki, tenaga pukulannya yang berat seperti bukit
karang selapis demi selapis meluncur ke muka ibaratnya angin puyuh dan hujan
badai, keadaannya benar-benar mengerikan.
629 Sodokan jari tangan, bacokan telapak tangan, tendangan
berantai, semuanya dilancarkan dengan kecepatan tinggi serta
gerakan yang ganas dan keji.
Tenaga dalam yang dimiliki perempuan aneh itu benar-benar
amat sempurna, juga sangat aneh, semua ancamannya dilepaskan
dengan gerakan yang nampaknya ringan, tapi jurus serangannya
justru sangat aneh dan ganas, disertai pula dengan pelbagai
perubahan yang membuat orang sukar untuk menduga atau
mencegah sebelumnya. Ketika Kanglam siang hou menyaksikan kecepatan gerak dua
orang yang sedang bertarung itu, diam-diam mereka menghela
napas panjang, tampaknya dunia persilatan memang penuh dengan
aneka ragam kejadian yang diluar dugaan.
Gerakan tubuh mereka indah dan lincah, serangannya ganas dan
cepat, setiap jurus serangannya dilancarkan secara beruntun dalam satu gerakan
yang memanjang, keampuhan jurus serangannya pun
merupakan sesuatu yang menggetarkan sukma setiap manusia.
Dalam waktu singkat, ke dua orang itu sudan bertarung
sebanyak puluhan jurus. Di dalam puluhan gebrakan tersebut, meski nampaknya Im Yan
cu yang berhasil meraih kedudukan unggul, tidak begitu dalam
kenyataannya, justru jurus-jurus serangan dari perempuan aneh
itulah yang seluruhnya mengandung ancaman mematikan yang
mengerikan hati, tapi ia tidak berniat melukai Im Yan cu, maka semua ancaman
tersebut dibuyarkan dengan begitu saja setelah
mencapai pada sasarannya.
Di tengah gerakan tubuhnya yang sangat cepat, tiba-tiba Im Yan cu berkelit ke
samping menghindarkan diri dari ancaman kilat dari perempuan aneh tersebut,
telapak tangan kanannya dibalik dengan segera, dari serangan telapak berubah
menjadi cengkeraman, dicengkeramnya urat nadi lawan dengan suatu gerakan kilat.
630 Sementara lima jari tangan kirinya disentilkan ke depan langsung menotok jalan
darah Seng hiang dan Hu to hiat pada dahi kanan
perempuan aneh tersebut. Ilmu silat yang dimiliki perempuan aneh itu memiliki permainan yang luar biasa,
terdengar ia tertawa merdu dengan suara yang
merdu merayu seperti bunyi keleningan...
Mendadak telapak tangan kirinya direndahkan ke bawah, telapak
tangan kanannya melakukan tangkisan sejajar dengan muka
kemudian tubuhnya berputar cepat.
Telapak tangan kirinya yang merendah dengan ke lima jari
tangan yang direntangkan lebar-lebar itu membalik secara tiba-tiba mencengkeram
jalan darah Ci khi hiat di sikut kanan Im Yan cu.
Telapak tangan kanannya secara cepat menangkis gerakan Im
Yan cu dan berbalik menotok jari tangan kirinya yang lagi
mengancam dahi kanannya itu...
Terdengar, ia tertawa merdu.
"Nona Im, ilmu silatmu memang terhitung hebat juga, sayang aku tak punya waktu
senggang pada malam ini, tak ada salahnya
bila pertarungan ini kita lanjutkan dikemudian hari saja..."
Im Yan cu benar-benar tidak habis mengerti bagaimana cara
lawan mencengkeram jalan darah Ci ki hiatnya itu, sebab jurus
serangannya yang sangat aneh itu membuat orang sukar
meloloskan diri, terutama posisinya sewaktu melancarkan serangan benar-benar
hebat dan luar biasa. Begitu selesai berkata, perempuan aneh itu segera mengendorkan cengkeramannya pada sikut kanan Im Yan cu, lalu
tangan kanannya mengayun ke depan, segulung kertas telah
disusupkan ke dalam telapak tangan kanan Im Yan cu . ... .
Kemudian tidak nampak gerakan apakah yang digunakan, hanya
terlihat sesosok bayangan hitam berkelebat lewat, seenteng se
lembar bulu, ia sudah melayang pergi menuju ke arah kota Heng
yang. 631 Kelihayan ilmu meringankan tubuhnya itu sungguh luar biasa
sekali, hampir saja ia tak percaya kalau umat manusia bisa memiliki kepandaian
semacam ini. Diam-diam Im Yan cu menghela napas panjang, pikirnya:
"Sebenarnya aku mengira ilmu silatku sudah tiada tandingannya dikolong langit,
tak nyana aku harus menelan kekalahan secara
tragis ditangannya malam ini, padahal kalau kudengar nada
perbicaraannya, dia seperti belum begitu dewasa"
Berpikir demikian, dia lantas memeriksa isi surat yang berada
dalam telapak tangan kanannya itu.
Terbaca olehnya, surat tersebut berbunyi demikian:
"Wakil ketua dari Ban shia kau, Gin coa kiam (pedang ular perak) Ciu Heng thian
telah mengetahui jejak kalian serta penyakit parah yang diderita olehnya!'
Dibawah surat itu tidak dicantumkan tanda tangan atau lambang
lainnya. Selesai membaca surat tersebut, Im Yan cu segera menghela
napas sedih dan pedih .... Helaan napas itu membuat orang sukar menduga isi
hatinya, pelan-pelan dia menghampiri kereta keledai itu dan mengangsurkan surat
tadi ke tangan Kanglam sianghou seraya bertanya:
'Menurut dugaan kalian, siapakah perempuan aneh ini?"
"Berbincang dari dandanan serta kepandaian silat yang dimiliki perempuan aneh
ini, agaknya belum pernah kudengar ada manusia
semacam ini dalam dunia persilatan'
Mendergar kalau mereka pun tidak mengetahui asal usul dari
perempuan aneh tersebut sekali lagi Im Yan cu menghela napas
sedih, tanpa berbicara lagi dia lantas naik ke atas kereta keledainya.
Pek lui jiu Hoo Kian termenung sebentar, kemudian kata lagi:
632 "Tapi kalau dilihat dari gerak gerik orang ini, tampaknya dia tidak bermaksud
untuk memusuhi kita"
Padahal Pek lui jiu Hoo Kian dan Siang hong kek Hoo Gi sudah
menduga siapakah orang itu, tak terlukiskan rasa girang dalam hati mereka, kedua
orang itu sadar bahwa luka yang diderita Ku See
hong sudah tak perlu dikuatirkan lagi.
"Mari kita berangkat ke kota" terdengar Im Yan cu berseru cemas. .
Kanglam siang hou segera membentak keras, cambuknya
dihantamkan keatas keledainya keras-keras:
Dua ekor keledai itupun mulai berlarian menuju kedepan, suara
roda kereta yang menggilas batu menimbulkan suara yang amat
nyaring dan membelah keheningan malam.
Waktu itu mereka telah percepat perjalanan untuk mencapai
tempat tujuan, dibawah kerlipan cahaya bintang tampak debu
mengepul memenuhi angkasa. .
Kota Heng yang merupakan kota pusat lalu lintas wilayah Cu ciu, bentengnya kekar
dan tinggi, waktu itu kereta keledai tersebut telah menembusi pintu kota dan
menerjang masuk ke dalam.
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata, dari balik tirai:
"Saudara Ho, cepat larikan kereta kedalam kota, kita harus segera mencari rumah
penginapan' Sian hong kek Ho Gi berseru keras, cambuk ditangan kanannya
segera diayunkan ke depan.....
Waktu itu kota Heng yang belum lama menjelang malam,
suasana di sepanjang jalan raya amat ramai, pasar malam baru
mulai dan lampu berwarna-warni menerangi dimana-mana, untuk
berjalan kaki saja harus berdesakan, apalagi lewat dengn kereta, hakekatnya
sangat sulit. Dengan susah payah Kanglam siang hou menjalankan kereta
mereka menuju ke depan sebuah rumah penginapan yang agak
633 besar, ketika mendongakkan kepalanya, terbaca olehnya papan
nama didepan pintu bertulis kan empat huruf besar:
"Rumah penginapan Yang tang"
Sejak memasuki kota, secara tiba-tiba Pek lui jiu Hoo Kian
menyaksikan ada banyak sekali lelaki kekar bermata tajam yang
secara diam-diam mengawasi gerak gerik kereta mereka.
Menyaksikan hal mana, diam-diam ia berpikir:
"Sudah pasti mereka adalah para begundal dari Ban shia kau, agaknya manusia-
manusia laknat tersebut telah bersiap siaga untuk menerbitkan keonaran pada
malam ini...' Sementara dia masih termenung, tiba-tiba tampak seorang
pelayan muncul dari dalam rumah penginapan itu dan berkata
sambil menjura: "Tuan sekalian, apa sedang mencari kamar" Penginapan kami mempunyai sebuah ruang
tersendiri yang bersih dan tenang, bila tuan bersedia, harganya boleh dikorting
sedikit.... Belum habis dia berkata, tiba-tiba terdengar suatu derap kaki
kuda berkumandang datang, menyusul seseorang berseru dengan
suara parau: "Apakah di rumah penginapan ini masih ada kamar" '
Baru saja pelayan itu membalikkan badan dan tak sempat
membuka suara, Sian hong kek Ho Gi sudah menyerobot lagi:
"Baik, kami pesan kamar itu!'
Baru saja selesai berkata, dua ekor kuda sudah berhenti didepan pintu rumah
penginapan Yang tang. Penunggang kuda itu adalah seorang lelaki berusia tiga puluh
lima enam tahunan yang berwajah abu-abu dengan sebuah codet
sepanjang berapa inci menghiasi pipi kirinya.
Sedangkan yang lain adalah seorang lelaki berperawakan pendek
yang sepasang kening nya menonjol keluar, sorot matanya tajam, 634
jelas merupakan jago persilatan yang memiliki tenaga dalam amat sempurna.
Begitu melihat kemunculan kedua orang ini, Kanglam Siang hou
segera berkerut kening. Belum sempat mereka mengucapkan sesuatu, lelaki bercodet itu
telah berkata sambi tertawa terbahak-bahak:
"Haaaaahh....haaaaahhhh... haaahhh... pelayan cepat tuntun kuda toayamu ini ke
istal, siapkan makan dan minuman, sebentar pasti ada persen untukmu"
Menyaksikan tampang tamunya yang mirip dua malaikat bengis
itu, si pelayan bergidik rasanya, bulu kuduk pada bangun berdiri setengah
merengek ia berkata: "Maaf toaya berdua, dalam penginapan kami cuma tinggal
sebuah kamar saja, kebetulan kamar tersebut sudah dipesan lebih dulu oleh tamu
penunggang kereta ini"
Lelaki bercodet itu segera melotot sekejap ke arah sang pelayan dengan sepasang
mata tikusnya yang tajam, kemudian memandang
sekejap ke arah Kanglam siang hou sambil mendengus.
Sambil mengendalikan rasa gusar yang membara di dada Pek lui
jiu Hoo Kian, ia melompat turun dari atas kereta dan berkata seraya menjura .
"Harap saudara sudi memaafkan'
"Ehmm. . .! ternyata kaupun jago kalangan persilatan' kata lelaki bercodet itu
dengan suara yang parau seperti gembrengan bobrok
' hmmm, Tapi, kalian mesti tahu aturan, kamar disini sudah kami pesan, lebih
baik kalian mengalah saja!'
Sikap mereka yang sama sekali tak tahu aturan ini sungguh
membuat orang tak sabar menahan diri.
Sian hong kek Gi segera tertawa terbahak-bahak.
635 "Haaahhhh...haaaahhhh. . . haaahhhh. . . saudara apakah kau hendak memamerkan
sifat berandalmu?" Ketika lelaki bercodet itu mendengar suara tertawa dari Sian
hong kek, sekali lagi hatinya bergetar keras, tapi diluarannya tetap tertawa
terbahak-bahak, katnya: "Haaaah. . . haaahhh. . . kaupun seorang jagoan dari dunia persilatan"
Sambil berkata, cambuk yang berada di tangan lelaki bercodet itu tahu-tahu sudah
menegang kencang bagaikan sebatang tombak,
agaknya dia sudah berusaha untuk mengumbar hawa amarahnya.
Mendadak lelaki pendek yang berada di sampingnya menghalangi
niat tersebut sambil berkata:
'Saudara Kiong, kalau toh disini tak ada kamar, kita tak usah
ngotot untuk tinggal disini, apalagi rumah penginapan dikota ini berpuluh buah
banyaknya, mari kita pergi saja!"
Seraya berkata, dia lantas menarik tangan lelaki bercodet itu dan berlalu dari
situ. Menanti kedua orang itu sudah pergi jauh pelayan itu baru
menyumpah dengan lirih: "Maknya, dua hari belakangan ini aku selalu bertemu dengan manusia kasar macam
begitu, benar-benar lagi sial. . ."
Pek lui jiu Hoo Kian yang berada disampingnya segera
tersenyum, sapanya kemudian:
"Engkoh pelayan, apakah ruangan itu cukup tenang?"
"Bukankah tuan ingin mencari kamar" Penginapan kami terhitung penginapan nomor
satu dikota Heng yang, perlengkapan nya
lengkap, seryisenya memuaskan, tak usah dibilang lagi......"
Sejak bertemu dengan dua orang tadi, pelayan itu sudah dibikin mendongkol,
apalagi setelah mendengar perkataan Pek lui jiu Ho 636
Kian seperti orang yang tidak bermaksud mencari kamar,
amarahnya makin menjadi. Pada saat itulah, mendadak ia pandangan matanya menjadi silau, tirai kereta
disingkap orang, seorang gadis cantik jelita melangkah turun dari kereta.
Sebenarnya pelayan itu masih menggerutu terhadap Kanglam
siang hou, menanti Im Yan cu telah munculkan diri, dia baru
tertegun dan berdiri mematung seperti orang yang kehilangan
semangat, mimpi pun ia tak menyangka kalau didunia ini terdapat gadis yang
begitu cantik jelita. Setelah turun dari kereta, Im Yan cu berkata merdu:
' Pemilik kereta, tolong bimbinglah kakakku turun dari kereta!'
Mendengar ucapan tersebut, seperti baru sadar dari impian,
pelayan itu tak tahu apa yang dikatakan si nona, buru-buru serunya dengan nada
tergagap: "Nona, biar aku yang menolongmu, biar aku yang menolongmu!"
Seraya berkata dia lantas maju ke depan siap menubruk ke arah
si nona. . . Pek lui jiu Hoo Kian segera merentangkan tangannya
menghadang jalan pergi pelayan itu, serunya:
"Hei pelayan, kau cepat membawa nona kami masuk ke dalam"
Pelayan itu segera merasakan tubuhnya seakan-akan menumbuk
diatas kebatang tiang besi yang sangat kuat, kontan ia mundur dua langkah dengan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sempoyongan. Tapi ia benar-benar terpikat oleh kecantikan Im Yan cu,
kemudian serunya berulang kali:
"Nona silahkan! Hamba akan mengajak mu menuju ke kamar
yang paling bersih dan tenang, tanggung kau pasti akan puas."
"Tunggu sebentar!' seru lm Yan cu dengan paras muka dingin dan kaku seperti
salju. 637 Sian Hong kek Hoo Gi telah membopong turun Ku See hong, saat
itu dia sedang tertidur nyenyak sehingga keadaannya tak jauh
berbeda dengan mati, mukanya pucat pias dan tubuhnya kaku.
Ketika pelayan itu mendengus bau darah, apalagi melihat
keadaan Ku See hong, sambil menelan air liur buru-buru serunya:
'Hei, hei, Kalau dia sudah mati, jangan kau bawa masuk ke dalam rumah
penginapan!' Im Yan cu berkerut kening, tangannya segera diayunkan ke
depan berulang kali.. `Plaak- plook!" dia tampar mulut pelayan itu beberapa kali, kemudian serunya
dengan gusar: `Dia sedang sakit, mengerti" Kalau berani mengaco belo, hati-
hati kalau kubeset kulit badanmu.."
Ternyata di Negeri Tionggoan berlaku suatu kepercayaan yang
mengatakan, bila ada orang mati, tak boleh digotong masuk ke
dalam rumah, kalau sampai digotong masuk maka rumah tersebut
bakal ada orang yang mati juga.'
Pelayan itu merasakan matanya berkunang-kunang dan
kepalanya pusing tujuh keliling karena ditampar oleh Im Yan cu, tapi ia sama
sekali tidak menjadi gusar, malah sambil tertawa paksa, katanya:
"Maaf nona, heehh. . heeehh.. perlukah hamba panggilkan
seorang tabib kenamaan?"
"Tidak usah" tukas Im Yan cu dingin, "cepat bawa kami masuk ke dalam...'
Pelayan itu mengiakan berulang kali, lalu sambil tertawa cengar cengir ia
membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam rumah
penginapan. Sementara itu, Pek lui jiu Hoo Kian telah mengambil sebuah
selimut dan ditutupkan keatas badan Ku See hong, setelah itu
sekalian menurunkan barang bawaan mereka.
638 Rumah penginapan Yang tang memang terhitung rumah
penginapan terbesar dikota Heng yang, seluruh bangunan meliputi beberapa bau
lebarnya, bangunan rumahnya mencapai dua ratus
kamar lebih. Waktu itu hampir seluruh pandangan mata tamu yang ada disana
tertuju ke wajah Im Yan cu, tapi setelah melihat Ku See hong dalam bopongan Sian
hong kek Hoo Gi semuanya berguman dihati:
"Benar-benar merusak pandangan indah, masa seorang gadis
cantik membawa seorang penyakitan yang hampir mampus....'
Sebelum turun dari keretanya tadi, Pek lui jiu Ho Kian telah
memperhatikan semua tamu yang berada dalam ruang penginapan,
ternyata tak seorangpun yang dikenal.
Dan kini, ia berjalan di pating belakang, sementara sepasang
matanya yang jeli memperhatikan sekeliling ruang tersebut.
Waktu itu, Im Yan cu berlagak seperti seorang gadis lemah yang tak berkemampuan
apa-apa, langkahnya lemah gemulai, kepalanya
tertunduk rendah-rendah seperci gadis pemalu.
Tindak tanduknya yang lemah lembut tersebut membuat si nona
semakin mempersonakan hati orang, tak heran kalau puluhan
orsang tamu yang berada disana sama-sama terbelalak dibuatnya, selain perhatian
mereka hampir tertuju ke tubuhnya seorang.
Dengan demikian, Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Ho Gi
jadi lolos dari pengamatan orang.
Pek lui jiu Ho Kian yang menjumpai kejadian itu, diam-diam
memuji akan kecerdasan Im Yan cu.
Sang pelayan membawa mereka menembusi empat buah
halaman, membelok berapa tikungan dan sampai di muka sebuah
pintu kecil berbentuk bulat, sambil berpaling ke arah Im Yan cu, ujarnya
tertawa: "Nona, ruangan ini merupakan ruangan terbaik dari penginapan kami, tempatnya
rapi, bersih dan dekorasinya indah mewah .."
639 Sembari berkata, dia sudah membuka pintu dan melangkah
masuk lebih dahulu. Im Yan cu mencoba memperhatikan ruangan itu, ternyata
memang sepi dan terpencil letaknya, sekeliling bangunan terdiri dari dinding
pekarangan yang tingi, dalam halaman tumbuh berbagai
macam bunga yang menyiarkan bau harum semerbak.
Sambil tertawa, pelayan itu berseru:
"Nona, coba kau lihat, cocok tidak dengan halaman ini?"
Pelan-pelan Im Yan cu melangkah masuk ke dalam ruanagn,
ketika dilihatnya perabot kamar sangat bersih dan nyaman, sambil tersenyum dia
mengeluarkan sekeping uang emas dan di serahakn
kepada pelayan sambil berkata:
"Untuk sementara simpan dulu di kasir, lewat beberapa hari kita perhitungkan
kembalinya' Buru-buru pelayan itu tertawa paksa, segera katanya:
'Nona ingin makan apa" Silahkan saja diperintahkan, hamba
segera akan pesankan ke dapur!"
"Tidak usah" Im Yan cu menggoyangkan tangarnya berulang kali,
"bila ada urusan kami bisa memanggilmu sendiri"
Mendadak, pada saat itulah ....
Dari balik pintu bulat melangkah masuk seorang lelaki kasar
berbaju hitam, tanpa mengucapkan sepatah katapun orang itu
langsung menerjang kedalam ruangan.
Si pelayan yang kebetulan sedang mengundurkan diri dengan
badan terbungkuk-bungkuk kontan bertubrukan dengannya.
Sang pelayan yang kena tertumbuk oleh lelaki berbaju hitam itu kontan terpental
sejauh berapa kaki dan jatuh tercelentang di atas tanah.
Tapi dengan cepat dia sudah melompat bangun kembali sambil
berteriak keras: 640 "Hei, hei, toaya .... ruangan ini telah dipesan orang semua, mengapa kau masuk
kesini dengan sembarangan?"
Sian hong kek Ho Gi sudah membaringkan tubuh Ku See hong
diatas pembaringan kayu waktu itu, mendengar suara ribut-ribut diluar, dia
segera memburu keluar dan menghadang di depan pintu, segera bentaknya dengan
suara dingin: 'Saudara, apa maksudmu menerjang masuk ke dalam kamar
kami?" Sementara itu, Pek lui jiu Ho Kian serta Im Yan cu telah
memburu pula keluar ruangan.
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berseru sambil tertawa merdu:
"Pelayan, kau boleh keluar! Dia adalah anggota keluargaku, mungkin ada urusan
penting hendak mencari kami'
Pek lui jiu Ho Kian, Sian hong kek Hoo Gi serta lelaki berbaju hitam itu nampak
tertegun sesudah mendengar ucapan tersebut.
Sedang si pelayan segera membungkukkan badannya dan
berseru sambil tertawa paksa:
"Baik, baik! Nona-- '.
Berbicara sampai disitu, buru-buru si pelayan mengundurkan diri dari sana,
sekalian merapatkan pintu bulat tersebut.
Setelah pelayan itu berlalu, paras muka Im Yan cu baru berubah menjadi dingin
seperti es, di balik matanya yang jeli terpancar keluar cahaya tajam yang
menggidikan hati, katanya setelah
tertawa dingin dengan suara mengeramkan:
"Di sorga ada jalan kau ogah melewatinya, neraka tiada pintu kau justru
menerjang ke mari, aku lihat nasib sialmu memang telah berada didepan mata"
Setelah mendengar teguran mana, Pek lui jiu Ho Kian dan Sian
hong kek Hoo Gi baru mengerti apa gerangan yang telah terjadi, 641
dengan cepat mereka melompat kesamping dan menghadang jalan
mundur lelaki berbaju hitam itu.
Semenjak menyaksikan gerakan tubuh dari Kanglam siang hou,
lelaki berbaju hitam itu sudah tahu kalau gelagat tidak menguntung kan, tapi dia
terlalu yakin dengan berapa jurus serangan dahsyat yang dimilikinya, maka paras
mukanya masih nampak sangat
tenang. Dia pun tertawa seram. 'Heeeehhh.... heeeehhh. . .heeeeehhh. . nona mungkin kaulah
yang menjadi gendak Ku See hong?"
Im Yan cu merasa amat terperanjat sekali, mukanya berubah
menjadi merah padam. Harus diketahui, gadis perawan di jaman itu tak pernah keluar
rumah bila belum pernah menikah, meskipun adat istiadat tersebut tidak mengikat
para gadis yang berkelana dalam dunia persilatan, akan tetapi bila sampai dimaki
orang sebagai gendaknya seorang pemuda, mala penghinaan tersebut benar-benar
suatu penghinaan yang keterlaluan sekali. . .
Benar Im Yan cu sangat mencintai Ku See hong, tapi setelah
dikatakan sebagai gendaknya Ku See hong oleh lelaki berbaju hitam itu, ia
menjadi malu dan tersinggung perasaannya.
Dengan suara rendah dan berat Pek lui jiu Hoo Kian segera
menegur dingin: "Kau adalah manusia laknat dari Ban shia kau?"
Lelaki berbaju hitam itu tertawa seram.
"Heeehhh. . . heeehhh. . . heeehhh. . . siapa kau" Berani benar menghina
perkumpulan kami?" Ternyata lelaki beraju hitam ini adalah seorang hiangcu dibawah pimpinan ruang
Tee hun tham yang berada dalam perkumpulan Ban
shia kau, orang menyebutnya sebaga Thi sah ciang (pukulau pasir besi), Ban Kwan
seng. 642 Paras muka Sian hong kek Ho Gi berubah berat membesi, dia
turut berkata pula dengan nada dingin:
"Malam ini kau jangan harap bisa lolos dari kota kematian ini dengan selamat,
agar kau bisa mati dengan hati yang jelas,
ketahuilah bahwa yayamu berdua adalah Kanglam sianghou!"
Begitu Sian hong kek Ho Gi melaporkan asal usulnya, paras muka si pukulan pasir
besi Ban Kwan seng berubah sangat hebat, tapi hanya sebentar saja telah pulih
kembali seperti sedia kala, dia tertawa seram makin keras lagi.
'Heeeehhh. . . heeehhh. . .Heeeeehhh. . . maaf, maaf! Rupanya
kalian berdua adalah Pek lui jiu dan Sian hong kek yang amat
termashur itu, cuma aku pun ingin memberi tahukan kepada kalian, sekarang bila
tidak segera mengundurkan diri dari tempat ini,
mungkin kau tak bisa hidup melewati kentongan kelima"
Im Yan cu mendengus dingin dengan nada yang menghina,
dengan wajah diliputi hawa napsu membunuh, dia berseru pula:
"Aku pun hendak memberi tahukan kepadamu, kehidupanmu
dalam dunia saat ini dengan cepat akan berakhir"
Sambil berkata, paras muka gadis itu berubah semakin dingin
seperti es, sepasang matanya memancarkan cahaya dingin yang
penuh dengan hawa pembunuhan, pelan-pelan dia berjalan
menghampiri si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng.
Bergidik juga hati Thi sah ciang Ban Kwan seng sesudah
menyaksikan paras muka Im Yan cu yang menggidikkan hati itu,
diam-diam pikirnya: "Aduh celaka, malam ini aku benar-benar sudah salah melihat ...."
Ternyata dia mengira Im Yan cu adalah seorang gadis yang sama
sekali tidak mengerti ilmu silat sehingga segenap perhatiannya dipusatkan pada
Kanglam siang hou berdua, dalam anggapannya
kedua orang lelaki itu pasti dapat diatasi dengan mengandalkan kepandaian silat
yang dimilikinya. 643 Tapi sesudah mendengar Kanglam sianghou
melaporkan namanya seketika itu juga hatinya menjadi dingin separuh, tapi satu ingatan
segera melintas pula di dalam benaknya, dia berniat untuk membekuk gadis itu dan
menjadikannya sebagai sandera dalam
usahanya melarikan diri nanti.
Tetapi sekarang, ia sudah tahu sampai dimanakah taraf
kepandaian silat yang dimiliki gadis itu, bahkan jauh mengungguli kemampuan
Kanglam siang hou, bisa dibayangkan betapa
terkesiapnya hati orang ini.
Sekujur badan si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng gemetar
sangat keras, menyusul gerak tubuh Im Yan cu yang mendesak
maju ke depan, dia mundur terus berulang kali....
Udara disekeliling tempat itu segera diliputi oleh suasana seram dan mengerikan
hati... Mendadak... Si pukulan pasir besi Ban Kwan seng miringkan badannya ke
samping, lalu setelah bertekuk pinggang, tangan kanannya
diayunkan ke depan menghajar dada Sian hong kek Ho Gi.
Serangannya dilakukan cepat dengan kekuatan yang dahsyat,
terasa desingan angin tajam yang memekikkan telingan menderu-
deru. Sian hong kek Ho Gi termasuk juga seorang jagoan yang
berdarah panas, melihat datangnya ancaman tersebut bukan
mundur, dia malah maju ke depan, kakinya berputar seperti angin puyuh, tangan
kirinya membalik dan menggunakan ilmu Ki na jiu
hoat, dia cengkeram urat nadi pada pergelangan tangan kanan
lawan. Sebetulnya serangan yang dilancarkan si Pukulan pasir besi Ban Kwan seng
terhadap Sian hong kek tadi tak lebih cuma sebuah
gertak sambal belaka, baru saja telapak tangan kanannya didorong ke muka, buru-
buru dia membuyarkan kembali ancaman tersebut,
tangan kirinya balik dibuang ke belakang dan menghantam ke arah 644
Pek lui jiu Ho Kian yang berada disebelah kanan dengan sebuah
pukulan maha dahsyat. Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu, lantas
menyelinap keluar melalui celah-celah diantara Kanglam siang hou.
Sian hong kek Ho Gi adalah seorang ahli dalam ilmu meringankan tubuh, sudah
barang tentu ia tidak membiarkan lawannya melarikan diri dengan begitu saja,
baru saja si pukulan pasir besi Ban Kwan seng hendakmenggerakan badannya,
bayangan manusia tampak berkelebat lewat, Sian hong kek sudah menghadang dihadapan
mukanya sambil mendorongkan telapak tangan kanannya dengan
sebuah pukulan aneh. "Blammm....!" terjadi suatu benturan nyaring yang amat memekikkan telinga...
Bahu kiri si pukulan pasir besi Ban Kwan seng kena terhajar telak sehingga
mundur dengan sempoyongan, "Uaakk !' ia muntah kan darah segar, mukanya pucat
pias, kulit mukanya berkerut kencang menahan penderitaan yang sangat hebat.
Sian hong kek Ho Gi merasa terkejut bercampur tercengang juga
ketika dilihatnya serangan yang dia lancarkan sama sekali tidak berhasil
membinasakannya. Pek lui jiu Ho Kian sudah terlanjur membenci manusia durjana
ini, ketika menyaksikan Pukulan pasir besi Ban Kwan seng mundur ke arahnya
dengan sempoyongan, sepasang telapak tangannya
segera didorong ke depan dengan cepat.
Segulung tenaga pukulan yang sangat dahsyat bagaikan
gulungan ombak di tengah samudra langsung menggulung dan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghantam jalan darah penting di seluruh tubuhnya.
Seandainya tubuh si Putkulan pasir besi Ban Kwan seng terhajar oleh serangan
angin puyuh yang dilancarkan Pek lui jiu Ho Kian niscaya dia akan tewas
seketika. Tapi, umat persilatan kebanyakan memang suka menggunakan
akal licin atau tipu muslihat untuk merobohkan lawannya.
645 Tiba-tiba terdengar Pukulan pasir besi Ban Kwan seng
memperdengarkan suara tertawa liciknya yang penuh dengan rasa
bangga, secepat kilat tubuhnya melejit ketengah udara, seperti seekor burung
rajawali, ia melompati dinding rendah halaman dan melayang pergi.
Ternyata pukulan pasir besi Ban Kwan seng sama sekali tidak
menderita luka yang parah oleh serangan dari Sian hong kek Ho Gi tadi, akan
tetapi dia adalah seorang manusia licik yang banyak tipu muslihatnya, dia tahu
andaikata ia tak belagak luka parah,
nyawanya pasti akan beralnir hari ini.
Itulah sebabnya setelah terhajar oleh serangan Sian hong kek
tadi, dia memaksa hawa murninya mendesak ke dada yang
berakibat darah muntah keluar, dikala tubuhnya mundur dengan
sempoyongan inilah dia mencari peluang untuk meloloskan diri dari sana.
Orang bilang diluar langit masih ada langit, diatas manusia
tangguh masih terdapat manusia tangguh lainnya.
Walaupun Pukulan pasir besi Ban Kwan seng menganggap
perhitungannya lumayan hebat, tapi justru ada orang yang jauh
lebih cerdas daripada dirinya.
Sewaktu tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng hampir
mencapai atas dinding pekarangan, entah sejak kapan, tahu-tahu Im Yan cu
bagaikan sukma gentayangan sudah berdiri diatas
dinding pekarangan tersebut. Sepasang tangannya segera diayunkan ke depan berulang kali, diantara sentilan jari-jari
tangannya, sepuluh gulung desingan angin tajam yang membawa
serangan mematikan langsung meluncur ke muka dan menghajar
jalan darah kemantian di tubuh Pukulan pasir besi Ban Kwan seng.
Betapa terkesiapnya Pukulan pasir besi Ban Kwan seng ketika
menyaksikan ImYan cu sudah berdiri tegak dihadapannya, belum
habis jeritan kagetnya dipancarkan. . .
Ke sepuluh gulung desingan angin tajam itu sudah menghajar
sepuluh buah jalan darah kematian di atas tubuhnya, darah segar 646
memancar keluar bagaikan pancuran, tak sempat mendengus lagi ia mati secara
mengenaskan di tangan Im Yan cu.
Badannya mencelat ke tengah udara dan "Blaaamm!" terbanting keras di atas tanah.
Selesai membereskan nyawa pukulan pasir besi Ban Kwan seng,
dengan enteng Im Yan cu melayang turun ke atas tanah, lalu
katanya dengan suara lirih:
"Saudara Ho, tolong kau bereskan jenazah orang ini, daripada nantinya pelayan
itu geger" Sebenarnya Kanglam Sianghou
masih termangu setelah menyaksikan Im Yan cu membunuh Pukulan pasir besi Ban Kwan
seng dengan lima jarinya, mereka menjadi kaget setelah
menyaksikan Im Yan cu tahu-tahu berdiri dihadapannya, kesempurnaan ilmu meringankan tubuhnya itu ibaratnya sukma
gentayangan saja. Dengan wajah penuh penyesalan, Pek lui jiu Ho Kian berkata:
"Andaikata bukan nona, hampir saja orang ini melarikan diri dari sini....
Im Yan cu amat murung, ia berkata:
'Sekarang jejak kita sudah ketahuan, sebentar lagi segala macam kerepotan akan
berdatangan, yang paling menguatirkan adalah
keadaan luka yang diderita engkoh Hong ...."
'Kau tak usah kuatir nona Im" kata Pek lui jiu Hoo Kian dengan penuh rasa
percaya pada diri sendiri, "luka yang diderita Ku sauhiap sudah pasti akan di
sembuhkan orang" Pikiran dan perasaan Im Yan cu saat ini sudah dibikin bingung
oleh keadaan luka dari Ku See hong, oleh karena itu ia tak bisa menangkap maksud
lain di balik ucapan tersebut, setelah menghela napas sedih, pelan-pelan ia
berjalan masuk ke dalam ruangan.
Enam buah lilin menerangi ruangan tersebut, membuat setiap
bagian ruangan itu menjadi terang benderang.
647 Ku See hong berbaring di atas pembaringan kayu dengan wajah
pucat keemas-emasan, sama sekali tiada warna darah yang
menghiasi wajahnya, palagi sesudah disiksa selama berapa hari oleh pukulan
beracun Hou kut jian hun im kang, tubuhnya benar-benar sudah dibikin kurus
sekali hingga seakan-akan berubah menjadi dua orang yang berbeda.
Kini dada Ku See hong sudah mulai naik turun tak menentu,
gejala seseorang yang hampir mendusin, berarti saat baginya untuk menerima
siksaan yang keempat dari ilmu pukulan Hou kut jian hun im kang sudah hampir
dimulai. . . Im Yan cu mengambil selembar kursi dan duduk disamping
pembaringan Ku See hong, matanya yang indah telah basah oleh ari mata, ia sedang
menatap wajah Ku See hong tanpa berkedip.
Dalam hati kecilnya sekarang sudah timbul suatu firasat tak baik, dia tahu kalau
pemuda itu tiada harapan lagi, maka sewaktu Ku See hong sadar nanti, dia tak
akan melepaskan kesempatan yang sangat baik itu untuk berbicara dengannya.
Bila Ku See hong sedang mengalami suatu siksaan yang teramat
keji akibat pukulan beracun yang diterimanya, hal mana selalu
berlangsung dalam satu jam lebih, karena waktu selama satu jam adalah waktu yang
dibutuhkan racun dingin Hou kut jian hun im
kang untuk merembes ke dalam tubuh.
Selama satu jam ini seluruh badannya tak akan merasakan
penderitaan apa-apa, tapi seluruh badannya akan menjadi lemas
dan sama sekali tak bertenaga.
Mendadak .... Dari dalam tubuh Ku See hong mengeluarkan suara gemerutuk
yang aneh sekali... ---odwo--- Jilid 20 648 MENYUSUL kemudian terdengar suara dengusan lirih, sepasang
matanya yang terpejam itu pelan-pelan dibuka kembali.
Pandangan pertama yang terlihat olehnya adalah dua baris air
mata yang membasahi pipi Im Yan cu.
Bibir Ku See hong segera bergetar pelan-pelan perdengarkan
suara helaan napas sedih. .
Helaan napas tersebut mengartikan pula sebagai suatu keputus-
asaan ..... "Engkoh Hong, Kau telah mendusin?" tegur Im Yan cu sambil menahan sesenggukan.
Dua butir air mata sempat jatuh berlinang membasahi wajah Ku
See hong, ia menggerakkan bibirnya dan berkata lirih:
"Adik Im, aku sudah tak punya lagi, terima kasih banyak atas perlindunganmu
selama beberapa hari ini, meski aku tak dapat
membayar budi kebaikanmu pada kehidupan ku sekarang, dalam
penitisan yang akan datang pasti akan kubayar lunas"
Im Yan cu sedih sekali, katanya dengan lirih:
' Engkoh Hong, kau pasti tertolong, kau tak bakal mati,
seandainya kau benar-benar mati, akupun tak ingin hidup lebih
lanjut didunia ini.... Ketika untuk pertama kali bersua dengan Im Yan cu, sebenarnya
ia tidak menaruh kesan baik terhadap gadis ini, tapi semenjak ia terluka, kesan
mana sudah berubah sama sekali, sebagai gantinya adalah rasa cinta yang amat
tebal. Hal ini tak bisa dibilang gadis yang di jumpai Ku See hong lantas dicintai,
selama hidupnya perempuan yang paling berkesan di dalam benaknya adalah Keng C
in sin dari istana Huan mo kiong di Lam hay. kemudian adalah Him Ji im putri
kesayangan gurunya Bun ji koansu.
Terhadap gadis kedua ini, sebenarnya ia sama sekali tidak
menaruh rasa cinta, tapi berhubung ia salah menduganya sebagai 649
Keng Cin sin sehingga melakukan hubungan senggama dengannya,
setelah kejadian itu dia merasa berkewajiban untuk bertanggung jawab.
Yang paling akhir adalah Im Yan cu, dia mencintainya karena
gadis itu amat baik kepadanya, mencintainya dengan sungguh hati sehingga membuat
dia terharu dan menimbulkan perasaan cinta
didalam hatinya. Dari ketiga orang gadis tersebut, hampir semuanya mempunyai
alasan baginya untuk mencintainya, mungkin Thian
telah mengatur cinta segitiga yang rumit ini, tapi dapatkah seorang lelaki yang
mencintai tiga orang gadis bisa hidup bahagia... "
oooo0dw0oooo BAB 30 "ADIK IM, buat apa kau meski berbuat demikian?" kata Ku See hong amat pedih
"bila kau sampai berbuat demikian, bagaimana mungkin arwahku bisa hidup tenang
di alam baka?" Im Yan cu menangis terisak setelah mendengar perkataan itu,
suaranya memedih kan hati .... pada saat itu....
Dari bawah wuwungan rumah mendekap sesosok tubuh manusia,
tatkala ia menyaksikan keadaan Ku See hong yang mengenas-kan,
diam-diam air matanya bercucuran, ia merasa hatinya amat sakit, bahkan sedihnya
melebihi kesedihan yang mencekam perasaan Im
Yan cu. Tiba-tiba Im Yan cu berkata:
"Engkoh Hong, bersabarlah untuk menerima siksaan untuk
terakhir kalinya, besok malam aku pasti akan berusaha untuk
menyembuhkan dirimu dari penyakit terkutuk ini"
Bayangan manusia yang berada di bawah wuwungan rumah
itupun bergumam dalam hati kecilnya:
"Engkoh Hong, kau pasti dapat sembuh, tapi yang diucapkan adik Im memang benar,
kau pasti dapat sembuh kembali ....'
650 Ketika mendengar perkataan itu, diatas wajah Ku See hong yang
pucat segera tersungging sekulum senyuman getir, katanya: "Adik Im, kau jangan
berpikir bodoh, Hou kut jian hun im kang sudah
merasuk kedalam tulangku, tiada obat di dunia ini yang dapat
menyembuhkan diriku lagi"
Air mata jatuh bercucuran membasahi wajah bayangan manusia
dibawah wuwungan rumah itu, diam-diam ia berpekik dihati:
"Dapat! Pasti dapat! Masih ada semacam obat di dunia ini yang bisa memunahkan
pengaruh racun Hou kut jian hun im kang
tersebut.....' Sementara itu Im Yan cu merasa putus asa pula, setelah
mendengar ucapan Ku See hong yang putus asa itu, pikirnya:
"Apakah dalam dunia ini benar-benar tiada semacam obat atau ilmu silat yang bisa
digunakan untuk memunahkan pengaruh ilmu
pukulan Hou kut jian hun im kang?"
Satu ingatan melintas didalam benak Im Yan cu, dengan nada
bersungguh-sungguh dia segera berseru:
"Engkoh Hong, ada, pasti ada semacam obat yang bisa
menyembuhkan penyakitmu itu"
Ketika Ku See hong menyaksikan Im Yan cu berkata dengan
nada meyakinkan, segera timbul satu ingatan untuk mempertahankan hidup dalam hatinya, sesungguhnya dia sendiripun enggan disuruh mati dengan begitu saja, sebab dendam kesumatnya belum
dibalas, beberapa persoalan pun belum sempat
diselesaikan..... Sekulum senyuman yang tenang segera tersungging diujung bibir
Ku See hong, katanya: "'Adik Im, obat apakah itu" Dapatkah kau beritahukan
kepadaku?" . "Thian hong im yang sincu!''
"Thian hong im yang sin cu!' ulang Ku See hong.
651 Ditinjau dari pertanyaan yang diulang tersebut, halmana
menunjukkan kalau dia pun tak tahu apa kegunaan dari mutiara
mestika Thian hong im yang sin cu tersebut.
' Benar" sahut Im Yan cu dengan nada meyakinkan, "benda ini adalah mutiara
mestika Thian hong im yang sin cu, mutiara tersebut bisa digunakan untuk
memunahkan pengaruh racun Hou kut jian
hun im kang" "Adik Im, apakah kau mempunyai mutiara mestika tersebut"'
'Tidak punya, tapi besok malam pasti akan kudapat"
Sementara itu bayangan manusia dibawah wuwungan rumah
tersebut sedang menbatin di hati:
' Adik Im, besok malampun kau jangan harap bisa mendapatkan
mutiara mestika itu".
Dalam ruangan Ku See hong sedang bertanya dengan nada tidak
mengerti: "Adik Im, apa maksud perkataanmu itu" '
Maka Im Yan cu lantas menceritakan apa yang didengarnya dari
Pek lui jiu Ho Kian mengenai manusia berkerudung warna warni (Jui sim kiamcu)
dan Hiat mo bun yang menyangkut soal mutiara Thian hong im yang sin cu serta
kitab pusaka tersebut. Selesai mendengar kisah mana, Ku See hong menghela napas
sedih, katanya kemudian: "Tidak kusangka dalam dunia persilatan telah muncul seorang Pendekar aneh
seperti ini, aaai! sayang nyawaku sudah hampir
berakhir, kalau tidak, aku sangat berharap bisa berjumpa
dengannya' Dalam pada itu manusia dibawah wuwungan rumah itu kembali
bergumam seorang diri: 652 "Engkoh Hong, kau pasti dapat berjumpa dengannya, tapi selama hidup kau tak akan
menjumpai raut wajah aslinya lagi, karena raut wajah aslinya telah mengikuti
orangnya, sudah mati lama sekali...."
Tiba-tiba terdengar Im Yan cu berkata dengan sedih:
"Engkoh Hong, apakah kau menganggap dirimu sudah tiada
harapan lagi untuk melanjutkan hidup?"
"Tidak mungkin! Tidak mungkin! Sekali pun berhasil merampas mutiara Thian hong
im yang sin cu serta kitab pusaka itu, untuk menyembubkan luka akibat pukulan
Hou kut jian hun im kang pun
sangat tipis sekali harapannya'
?ngkoh Hong, seandainya harapan ini tidak berhasil, masih ada
harapan lainnya. "Adik Im, harapan apakah itu?"' tanya Ku See hong sambil tersenyum lemah.
"Engkoh Hong, sendainya kau dapat bertahan selama lima hari lagi, harapan
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tersebut akan menjadi kenyataan"
Ku See hong menghela napas sedih, katanya:
'Hou kut jian hun im kang sudah tiga hari menyiksa diriku secara keji, sebentar
dia akan menyiksaku untuk ke empat kalinya, bila aku sudah menderita tujuh kali,
seluruh badanku akan berubah menjadi cairan darah kental, bagaimana mungkin aku
bisa bertahan selama lima hari lagi?"
"Justru kami berharap bisa terjadi suatu keajaiban, kau bisa bertahan selama
beberapa hari lagi' "Keajaiban" Keajaiban...." Bukankah hal mana sama artinya dengan pasrah kepada
nasib"' kata Ku See hong tertawa.
'Engkoh Hong, kau pasti akan menjumpai suatu keajaiban'.
Kembali Ku See hong tertawa.
"Aaah itu cuma khayalanmu belaka'
653 Setelah mendengar semua pembicaraan tersebut, Ku See hong
benar-benar sudah putus harapan, maka ia tak mau memper-cayai
setiap persoalan yang disodorkan kepada dirinya.
'Engkoh Hong, sungguh! Kau pasti dapat!"' kembali Im Yan cu berseru dengan
polos. Ku See hong enggan berdebat dengannya, ia berkata kemudian
sambil tertawa: ' Adik Im, lantas kau ingin berkata apa lagi'.
"Engkoh Hong, maksudku asal kau dapat bertahan selama lima hari lagi, aku akan
menggantarmu ke tebing Hay jin gay dan minta suhuku untuk menyembuhkan lukamu
itu' "Tebing Hay jin gay.." Hay jin gay...?" Ku See hong mengulang dengan perasaan
bergetar keras. Dengan perasaan tidak habis mengerti Im Yan cu bertanya:
"Engkoh Hong, kaupun mengetahui tentang suatu tempat yang bernama Hay jin gay"
Ku See hong hanya mengiakan tanpa menjawab pertanyaan itu,
sementara pikiran nya kembali terjerumus kedalam lamunan.
Suasana dalam ruanganpun segera tercekam dalam keheningan
yang luar biasa... Sementara itu Pek lui jiu dan Sian hong kek telah berjalan ke sisi pembaringan,
tapi setelah menyaksikan Ku See hong termenung
dengan tenang, merekapun turut termenung pula:
Im Yan cu sendiri, ketika dilihatnya Ku See hong sama sekali
membungkam, dia lantas bertanya:
"Engkoh Hong, apakah yang sedang kau pikirkan?"
"Aku sedang menghubungkan nama Hay jin gay dengan nama
semacam ilmu pukulan"
"Engkoh Hong, ilmu pukulan apakah yang kau maksud?"
654 "Hay jin ciang (ilmu pukulan unggas laut).."
Dengan wajah girang Im Yan cu segera berseru:
"Engkoh Hong, kau kenal dengan suhuku bukan?"
Dengan cepat Ku See hong menggeleng:
"Adik Im, darimana aku bisa tahu siapakah gurumu itu?"
"Engkoh Hong, kau sedang berbohong, aku tidak mau. . ."
"Adik Im, aku tidak pernah berbohong, sungguh! Aku tidak
berbohong!" "Kalau tidak, darimana kau bisa mengetahui akan suhuku
mempunyai serangkaian ilmu pukulan maha sakti yang bernama
Hay jin ciang?" Diatas wajah Ku See hong yang pucat segera terlintas rasa
girang, serunya terkejut:
"Adik Im, kalau begitu gurumu adalah. . . gurumu adalah Seng sim cianli Hoa Soat
kun?" ' Engkoh Hong, kau mengatakan tidak kenal dengan guruku,
mengapa kau bisa mengetahui nama dan julukan dari dia orang tua"
seru Im Yan cu dengan manja.
Tatkala Pek lui jiu dan Sian hong kek mengetahui bahwasanya
guru Im Yan cu adalah Seng sim cian li (perempuan suci berhati mulia) Hoa Soat
kun, mereka berdua sama-sama merasa
terperanjat, tak heran kalau ilmu silat yang dimiliki gadis itu sedemikian
lihaynya. Ternyata meski Seng sim Cian li Hoa Soat kun tak lama muncul
dalam dunia persilatan, akan tetapi ilmu silatnya yang lihay dan tiada taranya
dikolong langit sempat memberi kesan yang amat
mendalam bagi umat persilatan sehingga sukar buat mereka untuk melupakan akan
hal ini.... 655 Dimasa lalu, hanya ilmu silat dari Seng sim cianli Hoa Soat kun saja dikolong
langit yang sanggup menandingi kelihayan dari Bun ji koansu Him C i seng, tokoh
aneh dalam dunia persilatan.
Oleh sebab itu, kendatipun julukannya tidak sebesar Bun jin
koansu, namun setiap pendekar dari golongan lurus hampir rata-
rata menaruh perasaan kagum dan memuji akan kehebatannya.
Oleh karena para pendekar sejati dan kaum lurus dari dunia
persilatan menaruh hormat atas watak serta perbuatannya, maka
ketika itu berulang kali orang mengajukan permohonan kepadanya agar sudi
menampil kan diri guna membasi Bun ji koansu dari muka bumi.
Akan tetapi permintaan tersebut selalu ditolak mentah-mentah,
bahkan ada pula diantara mereka yang malah sebaliknya dibunuh
olehnya. Keadaan Seng sim cianli Hoa Soat kun ketika itu ibaratnya naga sakti yang nampak
kepala tak nampak ekornya, begitu muncul
lantas lenyap kembali. Walaupun orang-orang persilatan waktu itu lantas menduga-duga
apa-apa gerangan yang mendorong perempuan lihay tersebut
menampik permohonan mereka, namun belum pernah ada orang
yang tahu kalau hal tersebut disebabbkan cintanya kepada Bun ji koan su telah
ditolak mentah-mentah, sehingga dalam marah dan
mendongkolnya dia lantas mengasingkan diri di tebing Hay jin gay dan menciptakan
ilmu pukulan Hay jin ciang yang khusus ditujukan untuk melawan ilmu pukulan dari
Bun ji koan su. Bayangan manusia dibawah emper rumah itu kelihatan merasa
terperanjat pula setelah mendengar nama Hay jin ciang, diam-diam dia bergumam:
"Diantara sekian banyak ilmu silat yang ada di kolong langit, hanya ilmu pukulan
Hay jin ciang saja yang sanggup mematahkan
serangan-serangan dari ilmu silat yang tercantum dalam kitab
pusaka cang ciong pit kip, kepandaian sakti yang dapat
mematahkan ancaman ilmu serangan Hou kut jian hun im kang
656 yang tercantum dalam kitab Pusaka Ban shia cinkeng pun hanya
ilmu Hay jin ciang.."
Dalam pada itu, tatkala Ku See hong sudah mengetahui kalau Im
Yan cu adalah murid kesayangan dari Seng sim cian li Hoa Soat kun, dia merasa
seperti lega sekali, setelah menghela napas sedih
katanya: "Kalau memang begitu, urusan lebih mudah untuk diselesaikan, urusan lebih mudah
untuk diselesaikan..."
' Engkoh Hong, apakah luka yang kau derita ada harapan untuk
ditolong... "' seru Im Yan cu gembira.
Ku See hong tahu kalau orang telah salah mengartikan
ucapannya, maka serunya cepat:
"Adik Im, aku bukan maksudkan begitu, bukan maksud itu yang kuatirkan."
"Lantas, apa maksudmu?" seru Im Yan cu tertegun, "apakah suhuku tak sanggup
untuk menyembuhkan luka racun yang kau
derita itu?" ' Bila aku sanggup bertahan selama lima hari lagi dan suhumu
bersedia mengobati lukaku, aku rasa harapanku untuk tetap hidup masih tetap ada,
tapi aku tak akan mampu bertahan selama lima
hari lagi. "Apa yang kukatakan tadi adalah bermaksud semua pekerjaan yang telah dititipkan
kepadaku selama ini akan terpenuhi
seluruhnya, sehingga meski harus kembali ke alam baka, aku tak akan usah malu
lagi berjumpa dengan guruku'
Ku See hong adalah seorang yang amat berperasaan, dulu dia
telah berjanji kepada Bun ji koan su untuk menyampaikan pesan-
pesannya, maka apapun yang terjadi ia tetap bertekad untuk
menyelesaikannya. 657 Tanggung jawab yang begitu besar dan diperlihatkan anak muda
ini, kontan saja menimbulkan perasaan terharu dihati kecil Kanglam siang hou.
"Engkoh Hong, kau benar-benar tak sanggup bertahan selama lima hari lagi?" seru
Im Yan cu sedih. "Tak mungkin bisa!' jawaban dari Ku See hoag ini amat
meyakinkan. Jawaban tersebut membuat Im Yan cu amat putus asa, putus
harapan, tak terlukiskan rasa sedih yang dialaminya, titik air mata tanpa terasa
jatuh berlinang membasahi pipinya.
Perasaan cinta Im Yan cu terhadap Ku See hong boleh dibilang
sudah amat mendalam sekali, selama berapa hari terakhir ini hampir boleh
dibilang tiap saat tiap detik dia selalu berada disampingnya tanpa berpisah
barang selangkah pun, selama ini dia selalu yakin kalau Ku See hong akan bisa
sembuh kembali. Tapi ucapan Ku See hong yang putus harapan sekarang segera
menimbulkan selapis bayangan hitam dalam hati kecilnya.
Mendadak Ku See hong seperti teringat akan sesuatu, ia
bertanya: "Adik Im, apakah suhumu menyuruh kau datang mencari
guruku"' Im Yan cu manggut-manggut.
'Benar, tapi aku tak tahu apa kehendak dia orang tua"
Ku See hong segera menghela napas panjang.
"Aaaai ... adik Im, gurumu hendak membunuh guruku!"
"Aku hanya tahu dia orang tua amat membenci Bun ji koan su locianpwee. Aah....!
Engkoh Hong, apakah kau mengetahui sebab-sebab perselisihan antara guruku dengan
Bun ji koan su locianpwe, sehingga mereka saling bermusuhan?"
658 Tergetar keras perasaan Ku See hong setelah mendengar
perkataan itu, diam-diam pikirnya:
"Padahal sebab musabab terjadinya persoalan ini adalah
disebabkan cinta guru nya ditolak oleh guruku, tapi... bagaimana mungkin aku
dapat membeberkan rahasia ini dihadapan muridnya."
Berpikir sampai disitu, anak muda tersebut segera menghela
napas panjang, katanya: "Adik Im, dibalik peristiwa tersebut masih terdapat banyak masalah yang amat
pelik, maafkan aku bila persoalan ini tak dapat kuterangkan,
sebab guruku pernah berpesan agar tidak memberitahukan hal ini kepada orang lain, selain itu ada urusan akan kusampaikan
sendiri kepada gurumu... "Aaaaai.! Tapi nyawaku sudah tak dapat hidup lebih panjang lagi, tak mungkin
persoalan itu tak bisa kusampaikan sendiri kepadanya"
Apa yang harus kulakukan kini?"
Sebenarnya Im Yan cu adalah seorang yang cerdik, dia tahu
kalau gurunya sangat membenci kaum lelaki bahkan suruh dia
membantai laki-laki tampan yang dijumpai nya.
Dari hal tersebut dia lantas menarik kesimpulan kalau gurunya
besar kemungkinan pernah mengalami pukulan batin yang amat
berat akibat ulah laki-laki, sehingga akhir nya menimbulkan watak aneh serta
jalan pikiran yang begitu sempit.
Im Yan cu sebetulnya tidak berwatak begini, tapi akibat
pergaulan dan pendidikan dari gurunya sejak kecil, akibatnya diapun turut
berubah sedingin dan seaneh itu.
Wataknya yang aneh dan luar biasa itu bisa berubah akhir-akhir ini, kesemuanya
itu disebabkan karena dia terlalu cinta kepada Ku See hong, manusia aneh berhati
dingin. Terdengar Ku See hong berkata lagi dengan suara yang sedih
dan memilukan hati: 659 "Adik Im, aku amat berterima kasih sekali atas budi cinta kasihmu kepadaku
selama ini, sebelum meninggal hanya kaulah
satu-satunya orang yang dapat menerima titipanku, sekarang
mumpung aku masih punya beberapa waktu untuk hidup, aku ingin
sekali menitipkan beberapa masalah kepadamu, bersediakah kau
untuk menerima nya" Setelah siksaan yang keempat kalinya dari
hawa racun Hou kut jian hun im kang nanti, aku tak akan sanggup berbicara lagi
kepadamu." Terbayang kembali nasibnya yang buruk dan mengenaskan,
tanpa terasa air mata jatuh bercucuran membasahi wajah Ku See
hong, perkataannya turut tersumbat di tengah jalan.
Kematian, merupakan suatu kejadian yang akan dialami setiap
manusia didunia ini, hal ini merupakan suatu kejadian yang adil, karena setiap
orang bakal kebagian dan akan merasakannya.
Mati karena tua, mati karena sakit, kejadian itu adalah lumrah, sebab itulah
jalan yang harus dilewati oleh setiap manu-sia,
kematian bukan sesuatu yang aneh.
Tapi bila kematian itu harus diterima akibat mati ditangan musuh besarnya, maka
kejadian ini kelewat keji, kelewat mengenaskan, membuat orang itu tak bisa
memejamkan mata, membuat arwahnya
tak dapat memperoleh ketenangan untuk selama nya.
Sekarang, Ku See hong sudah berada di ambang pintu kematian,
oleh sebab itu terbayang akan soal kematian, timbullah perasaaan sedih yang tak
terlukiskan dihatinya, sesungguhnya dia merasa
segan mendengar hal itu, tapi nasib menetapkan dia harus
mengalami kejadian begini, seolah-olah kematian semacam itu
sudah di takdirkan untuknya, sudah amat berjodoh dengannya.
Sejak dilahirkan, ia sudah beberapa kali bertemu dengan soal
"kematian" namun semuanya berhasil dihindari, tapi kali ini dia benar-benar
merasa putus asa, Waktu itu, Im Yan cu sudah tak kuasa menahan rasa sedih yang
menekan perasaannya lagi, dia menangis tersedu-sedu sehingga
660 suara tangisannya kedengaran begitu memedihkan hati, membuat
orang yang mendengar pun turut merasa iba.
Tangisan yang memedihkan hati itu membuat suasana semakin
mengenaskan, bayangan manusia dibawah wuwungan rumah itu
pun turut terpengaruh hingga la nampak turut menjadi sedih.
Dia bukan bersedih hati karena Ku See hong tak dapat hidup
kembali, melainkan merasa sedih untuk sukma dirinya dimasa lalu, sedih karena
Hina Kelana 29 Pendekar Rajawali Sakti 66 Rahasia Gordapala Peristiwa Merah Salju 9