Pencarian

Dendam Sejagad 12

Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Bagian 12


sukmanya tak bisa bangkit kembali.
Meski sekarang dia mempunyai kemampuan yang sangat besar
dan sanggup mencincang tubuh kawanan manusia laknat tersebut,
namun luka dalam hatinya tak mungkin bisa terobati lagi.
Pek lui jiu dan Sian hong kek sesungguh nya berkeyakinan besar kalau luka yang
diderita Ku See hong bisa peroleh pertolongan, tapi sekarang mereka ikut menjadi
murung dan sedih, oleh isak tangis Im Yan cu yang memilukan hati itu, hingga
tanpa mereka sadari, titik-titik air mata turut membasahi wajah mereka.
Ku See hong membiarkan lm Yan cu menangis sepuas-puasnya,
kemudian ia baru berkata lagi dengan suara gemetar:
"Adik Im, hawa racun Hou kut jian hun im kang yang berada dalam tubuhku sudah
mulai bergerak lagi, cepat pusatkan
perhatianmu dan dengarkanlah perkataanku ini..
Im Yan cu mendongakkan kepalanya yang basah oleh air mata
dan menatap Ku See hong lekat-lekat, perasaan sedih yang semula mencekam
perasaannya kini sudah terkendali, mungkin dihati
kecilnya dia telah mengambil suatu keputusan.
"Katakanlah engkoh Hong!" dia berbisik kemudian lirih.
Agaknya Ku See hong juga tahu keputusan apakah yang telah
diambil gadis itu, namun dia cukup menyadari bahwa dinasehatipun ta ada gunanya,
terpaksa dia hanya menghela napas sedih.
661 Waktu itu urat nadi dalam tubuhnya secara lamat-lamat merasa
amat sakit, waktu tidak mengijinkannya untuk membuat kesempatan dengan begitu saja, buru-buru dia berseru:
"Adik Im, persoalan pertama yang ingin kutitipkan kepadamu adalah setelah
berjumpa dengan gurumu nanti.. katakanlah kalau Bun ji koansu telah mati secara
menge-naskan dalam kuil kuno, ia telah menitipkan pesannya kepada muridnya agat
menyam-paikan cerita ini kepada dia orang tua.
"Katakanlah kepada gurumu, sebetulnya aku hendak memberitahukan sendiri hal ini kepadanya, tapi nasibku tak
beruntung menyebabkan aku terkena pukulan Hou kut jian hun im
kang lawan dan tewas ditangan musuh, karena keadaan mendesak
terpaksa aku titipkan pesan ini kepadamu.
"Bun ji koansu telah menyesal sekali atas perbuatannya dulu, dia merasa tidak
seharusnya menampik cinta kasihnya, dia membenci
kepada diri sendirl karena tak dapat mencintainya dalam hidup ini, namun setelah
berada di alam baka, dia akan mencintainya untuk selamanya, bila ia tak bersedia
memaafkan kesalahannya maka
tulang belulangnya dalam kuil terserah hendak diapakan, di alam baka dia tak
akan mendendam kejadian itu, karena dengan kejadian itu, kemungkinan besar akan
mengurangi rasa menyesalnya selama ini.
"Adik Im, perkataan tersebut harus kau ingat baik-baik dan sampaikan kepada
gurumu." "Ke dua, kau harus menyelamatkan Him Ji im dari kurungan
pihak Ban shia kau, dia adalah putri kandung Bun ji koan su, kau harus
menyelamatkan jiwanya."
'Ke tiga, aku minta kepadamu untuk menyelidiki apakah Keng Cin sin . . . murid
perempuan dari Han thian it kiam Cia cu kim, kiongcu dari istana Huan mo kiong
di Lam hay masih hidup di dunia ini, bila dia masih hidup, sampaikanlah berita
kematian ku ini kepadanya.
' Ke empat, kumohon kepada gurumu, seandainya dia orang tua
merasa simpatik dengan kematian Kami guru dan murid ditangan
662 kaum laknat, balaskan dendam untuk kami, musuh-musuh kami
adalah orang-orang dari Ban sia kau, Thi kiong pang, Jian khi pang dan istana
Huan mo kiong di Lam hay'
Tatkala Kanglam siang hou
mendengar Ku See hong menyebutkan nama-nama musuh besarnya, diam-diam mereka
merasa amat terperanjat, sebab ke empat organisasi tersebut
merupakan perkumpulan besar yang amat berpengaruh dalam dunia
persilatan dewasa ini, cukup hanya satu saja diantara nya sudah mampu mengobrak
abrik dunia persilatan dan mengancam
keselamatan umat manusia, tapi kenyataannya, dia seorang telah bermusuhan dengan
musuh besar sebanyak ini. .
Sementara itu, bayangan manusia dibawah wuwungan rumah
itupun segera mengingat baik-baik nama-nama dari musuh besar
yang diucapkan Ku See hong barusan, segenap rasa dendamnya
yang membara segera dilimpahkan ke semua anggota perkum-
pulan-perkumpulan itu. Tak lama setelah Ku See hong menyebutkan nama-nama Ban
shia kau, Thi kiong pang, Jian khi pang dan Lam hay Huan mo
kiong. . . Mendadak dari atas atap rumah diseberang sana berkumandang
suara tertawa seram yang dingin dan menggidikkan hati.
Suara tertawa ini melengking tajam amat menusuk pendengaran,
seperti tangisan setan, seperti juga lolongan serigala, sungguh mengerikan
sekali kedengarannya... Begitu suara tertawa itu berhenti, terdengar seseorang berkata dengan nada
sinis: 'Ku See hong, si bocah keparat, heeehhh. . . heehhhh. . .
heeehhh. . . kau juga tahu bahwa usiamu hampir berakhir"
Sungguh patut disayangkan, disisimu terdapat daging yang
montok dan menggiurkan sukma, tapi kau tak mampu menikmatinya, heeehhh.... heeeehhh. . . "
663 Begitu mendengar suara tersebut, api benci dan dendam yang
berkobar dalam dada Ku See hong segera membara, apa mau di
kata pada saat itulah rasa sakit yang luar biasa telah menyerang semua jalan
darah penting disekujur tubuhnya, kontan ucapannya tersumbat sampai ditengah
jalan, dia hanya dapat merintih dengan perasaan menderita.
Im Yan cu berkerut kening pulas setelah mendengar ucapan
kotor tersebut, dengan memancarkan selapis hawa pembunuhan
yang menggidikkan hati ujarnya kepada Kanglam siang hou:
"Saudara Ho, untuk sementara waktu lindungilah dia, aku akan bereskan dulu
manusia laknat tersebut' Begitu selesai berkata, gadis itu segera melejit ke tengah udara dan melayang
pergi dari sama dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat. Dikala Im Yan cu meluncur ke luar itulah, dari atas atap rumah terdengar
seseorang tertawa licik, kemudian nampak sesosok
bayangan putih meluncur keatas atap rumah yang lain seperti
seekor burung elang. Im Yan cu mendengus dingin, dia turut mengembangkan ilmu
meringankan tubuh nya yang sempurna dan melakukan pengejaran
dengan kecepatan seperti sambaran kilat.
Pada saat itulah. . . Kanglam sianghou yang berada dalam ruangan tiba-tiba
mendengar suara mendehem dari belakang, dengan cekatan kedua
orang itu segera membalikkan badan.
Dimana sorot mata mereka memandang, tampaklah entah sejak
kapan dalam ruangan itu telah bertambah dengan sesosok
bayangan manusia yang kecil dan mungil.
Begitu menyaksikan siapa yang muncul Kanglam siang hou
segera menunjukkan wajah berseri tapi belum sempat mereka
mengucapkan sesuatu, bayangan manusia tersebut sudah mengebaskan tangan kirinya ke depan..
664 Dua gulung angin lembut berhembus lewat, Kanglam siang hou
segera mendengus tertahan dan bersama-sama roboh lemas ke atas tanah...
Sewaktu Ku See hong merasakan pula gelagat yang tidak beres
dan segera miring kan tubuhnya ingin melihat jelas pendatang
tersebut, tapi bayangan manusia itu kembali mengayunkan tangan kanannya,
segulung angin pukulan lembut berhembus lewat dan Ku See hong merasakan sekujur
tubuhnya tak mampu berkutik lagi....
Gerak gerik orang ini seperti sukma gentayangan saja, bayangan hitam berkelebat
lewat dia telah menyambar pedang Ang Soat kiam milik Ku See hong yang tergeletak
di pembaringan itu, kemudian sambil membopong tubuh Ku See hong, ia berlalu dari
sana Pek lui jiu dan Sian hong kek tertotok jalan darahnya oleh
sambaran tangan bayangan manusia yang kecil mungil seperti
sukma gentayangan itu, bagaikan terkena semacam ilmu totokan
istimewa, sambaran angin lembut tersebut, kedua orang itu jatuh tak sadarkan
diri. Tapi dikala bayangan manusia kecil mungil itu sudah lenyap
diujung kegelapan sana dengan membawa tubuh Ku See hong dan
pedang Ang soat kiam. Pelan-pelan Pek lui jiu dan Sian hong kek sadar kembali dari
pingsannya, serentak mereka melompat bangun dari atas tanah,
kedua orang itu saling berpandangan dengan wajah tertegun,
matanya terbelalak lebar dengan mulut melongo, keadaan mereka
lucu sekali membuat siapapun akan tertawa tergelak bila
melihatnya. Tiba-tiba Pek lui jiu dan Sian hong kek sama-sama menghela
napas sedih. "Kita sedang bermimpi!" tiba-tiba Sian hong kek Ho Gi berkata.
Pek lui jiu Ho Kian memandang sekejab ke atas pembaringan
yang kosong, mendadak ia menjerit kaget lagi. "Adik Gi, Ku See hong telah
hilang!" serunya. 665 Pek lui jiu dan Sian hong kek turut merasa terperanjat setelah menyaksikan Ku
See hong hilang, dengan cepat ke dua orang itu
memburu ke tepi pembaringan.
"Aaah, pedang Ang soat kiam itupun turut lenyap!" sambung Sian hong kek Hoo Gi
pula. Tiba-tiba sinar mata Peklui jiu Ho Kian tertumbuk dengan secarik kertas diatas
meja, dia segera berteriak berat:
"Hoore .... Ku See hong tertolong!"
Sesudah menjerit kaget, tangan kanannya segera menyambar ke
depan secepat kilat dan melepaskan kertas yang tertempel ditepi pembaringan itu.
"Toako, kau bilang apa"''seru Sian hong kek Ho Gi gelisah.
Sementara dimulut dia bertanya, sepasang matanya menatap
kertas tersebut lekat-lekat, sekilas rasa girang segera menghiasi wajahnya, tapi
hanya sebentar kemudian rasa girang itu sudah
diganti dengan perasaan tercengang.
Tampak olehnya, diatas kertas itu hanya dicantumkan beberapa
huruf yang amat singkat: Adik Im Yan cu: Racun Hou kut jian hun im kang yang diidapnya akan sembuh
kembali besok pagi, selain tubuhnya menjadi sehat kembali,
kemampuannya akan melebihi naga dan harimau."
Dia amat berterima kasih kepada budi kebaikanmu, diapun
mencintai kau, aku harap kau pun dapat mencintainya,
melindunginya, agar hatinya yang sedih bisa memperoleh
kehangatan dan ketenangan.
Aku harap surat ini jangan dibicakan kepadanya, apa yang
kutulispun jangan kau bocorkan kepadanya, bila kejadian ini sampai diketahui
olehnya, maka akan berakibat mencelakai dia dan aku
sendiri, orang bernasib malang di ujung langit berharap semoga kalian bahagia
selalu" 666 Selesai membaca isi surat tersebut, Sian hong kek Ho Gi segera berguman seperti
orang mengigau: "Siapakah dia" Siapakah dia"'
Pek lui jiu Ho Kian memasukkan surat itu kedalam sakunya, lalu berkata:
"Walaupun isi surat ini amat singkat, namun mencerminkan
perasaan sedih, murung dan cinta kasih yang menggetarkan
perasaannya, aku lihat hubungannya dengan Ku See hong pasti
bukan hanya hubungan biasa saja, tapi asal usulnya dan raut
wajahnya mungkin hanya Ku See hong yang dapat menebaknya."
"Toako, bukankah dalam surat itu dicantumkan agar nona Im jangan membocorkan
peristiwa ini?" Pek lui jiu Ho Kian mengangguk:
"Benar, namun nada murung dan sedih yang termakna dalam isi surat ini bukanlah
perasaan cemburu seorang perempuan terhadap perempuan lainnya, melainkan suatu
perasaan sedih yang amat besar, suatu perasaan menyesal yang menekan perasaannya,
membuat dia malu terhadap Ku See hong, dan tak punya muka lagi bertemu
dengannya. oooo0dw0oooo BAB 31 "PENDAPAT TOAKO tepat sekali!' ucap Sian hong kek Hoo gi, meski isi surat ini
singkat, namun dari nadanya bisa dirasakan betapa suci dan murninya perasaan
cinta orang itu terhadap Ku See hong, kebesaran jiwanya betul-betul mengagumkan
hati, andaikata kita punya kemampuan untuk melakukan nya, pasti akan kubantu
dia agar cinta ini berakhir dengan suatu kebahagiaan"
"Perlukah kita berikan surat ini kepada nona Im?"
667 Bila kita berniat untuk menjodohkan mereka agar berhasil, tentu saja masalah ini
harus dirahasiakan" "Baik! Aku pun berpendapat demikian, langkah pertama yang harus kita lakukan
sekarang adalah berapa orangkan gadis yang
mencintai Ku See hong, bila ditemukan orang yang mencurigakan
itu, kita selidiki lebih lanjut riwayat hidupnya, kemudian kita perhatikan
bagaimanakah sikap Ku See hong terhadap perempuan
itu, apakah dia pun sangat mencintainya, bila begitu keadaannya, urusan ini
lebih gampang untuk diselesaikan, sebab betapa pun
tekad seorang perempuan, dibawah kobaran api cintanya yang
membara tekad itu akhirnya pasti akan luluh, bila mereka bisa hidup bahagia,
bukanlah berarti kita telah melakukan suatu perbuatan amal..
Gara-gara mereka berdua merahasiakan surat tersebut kepada
Im Yan cu, siapa tahu kalau dikemudian hari berakibat terjadinya gelombang besar
akibat pergolakan cinta" Mendadak pada saat
itulah ditengah suasana hening yang mencekam seluruh jagad, tiba-tiba terdengar


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suara tertawa lengking yang sangat membetot
sukma. Paras muka Kanglam Sianghou berubah hebat sesudah
mendengar gelak tertawa itu, sebab suara tertawa yang melengking itu cukup
menggetarkan perasaan mereka hingga telingan menjadi sakit dan darah di dalam
dadanya bergolak keras, dari sini dapat diketahui betapa sempurna tenaga dalam
yang dimiliki orang itu. Sekilas cahaya melintas dalam benak mereka, buru-buru
Kanglam Sianghou menjatuhkan diri berbring lagi ke atas tanah, mereka berlagak
seolah-olah masih tertotok jalan darahnya oleh totokan bayangan kecil tadi,
sedang matanya menyipit dan secara diam-diam memperhati kan gerak gerik di
sekeliling tempat itu. Tak lama kemudian, suara tertawa aneh itu sirap. . .
Mendadak terdengar jendela belakang berbunyi lirih, suara itu
amat kecil dan lirih, andaikata Kanglam sianghou tidak memper-
668 hatikan dengan seksama, sulit rasanya untuk menjumpai suara
tersebut. Menyusul suara lirih tadi, tirai didepan jendela bergerak dan
sesosok bayangan manusia menyelinap masuk kedalam ruangan
dengan kecepatan luar biasa.
Pek lui jiu Ho Kian segera mengintip dari balik ujung bajunya, ia saksikan
pendatang tersebut adalah seorang sastrawan setengah
umur yang bertubuh jangkung,
berwajah tampan dengan mengenakan jubah panjang berwarna biru, wajah orang itu putih, hidungnya mancung
meski sudah berusia setengah umur, namun
tak dapat menutupi kegagahan dan ketampanannya semasa masih
muda dulu. Tanpa terasa Pek lui jiu Ho Kian dan Sian hong kek Ho Gi
bersama-sama mengalihkan sorot matanya memperhatikan pedang
panjang berwarna hitam pekat yang tersoren dibahu orang itu.
Menyaksikan pedang hitam itu serentak mereka berpekik kaget
didalam hati: "Aaaaah. .! Dia adalah Thi bok sin kiam (pedang sakti kayu besi) Cu Pok, salah
satu diantara dua murid murtad Bun ji koansu
locianpwe .....' Orang ini adalah Thi bok sin kiam (pedang sakti kayu besi) Cu
Pok. Sedangkan manusia aneh berkerudung yang dijumpai Ku See
hong di luar kuil kuno tempo hari juga murid murtad dari Bun ji koansu yang
bernama Jian hun kim ciang (telapak tangan emas
sukma cacad) Tu Pak kim. Tapi orang itu sudah dikalahkan oleh Im Yan cu dengan pukulan
Hay jin ciang yang dilancarkan pada akhir pertarungan tersebut.
Begitu memasuki ruangan sepasang mata Pedang sakti kayu
besi, Cu Pok memandang sekejab sekeliling tempat itu, mula-mula paras mukanya
berubah hebat, tapi selang sesaat kemudian telah lenyap tak berbekas.
669 Sekulum senyuman menyeringai yang amat licik segera
tersungging diujung bibirnya, tidak gugup tidak panik dia masuk ke dalam kamar
orang dengan santai, seakan-akan sedang berada
dalam rumah sendiri saja.
Langkahnya begitu ringan, gerak-gerikrya amat santai. mungkin
dia tidak memandang sebelah matapun terhadap Kanglam sianghou
yang berada di situ atau mungkin juga mereka dianggap benar-
benar sudah tertotok. Pedang sakti kayu besi Cu Pok berjalan bolak balik berulang kali dalam ruangan
itu, kemudian bergumam: "Betul-betul menggemaskan, ternyata keparat itu telah dilarikan orang lebih dulu
hingga yang tersisa hanya dua gentong nasi yang tergeletak disini. . ."
Sembari bergumam dia menghampiri Kanglam sianghou,
mendadak dia membalikkan badan, sepasang tangannya digunakan
mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Kanglam
Sianghou. Mimpipun Kanglam sianghou tak menyangka kalau Pedang sakti
kayu besi Cu Pok bakal bertindak begitu licik kendatipun ilmu silat mereka
tergolong nomor wahid dalam dunia persilatan, namun
menghadapi sergapan dalam keadaan tak siap begini, kedua orang tersebut dibikin
gelagapan juga. Tahu-tahu urat nadi merka sudah terbekuk dan seluruh kekuatan
yang mereka milikipun membuyar.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok adalah seorang jagoan yang luar
biasa, semenjak masuk kedalam ruangan, ia sudah mengetahui
kalau kedua orang itu hanya berpura-pura belaka, maka timbullah niatnya untuk
menyergap mereka. Agar sergapan tersebut berhasil, siluman rase yang amat licik ini segera
berlagak seakan-akan tidak memperhatikan Kanglam
sianghou, dia hanya berjalan mondar mandir belaka dalam ruangan seolah-olah tak
ada kejadian apapun. 670 Padahal dia bergerak sambil mengatur posisi, secara diam-diam
dia memilih posisi yang paling cepat untuk turun tangan, selain diapun harus
waspada terhadap sergapan lawan, karena dia tahu
kalau ke dua orang itu adalah Kanglam siang hou.
Setelah berhasil mencengkeram urat nadi pada pergelangan
tangan Kanglam Siang hou, si Pedang Sakti kayu besi Cu Pok
tertawa terbahak-bahak, katanya:
"Haaaahh...haahhh... haaahh... Kanglam Sianghou, betapapun lihaynya siasat yang
kalian gunakan, jangan harap bisa mengelabui aku si Pedang sakti kayu besi,
haaaahhh...haaaahhh..."
Dicengkeram urat nadinya oleh musuh, Kanglam sianghou
merasakan kesakitan hebat, terpaksa mereka membungkam diri
dalam seribu bahasa, sementara dihati kecilnya berpikir setelah menghela napas:
"Heran, mengapa orang-orang yang kujumpai selama berapa hari terakhir ini
memiliki kepandaian silat yang luar biasa" Tampaknya apa yang diucapkan
sastrawan berpakaian perlente Hoa Siang si
tempo hari memang betul, kepandaian silat yang dimiliki kami
berdua masih ketinggalan jauh bila dibandingkan dengan kaum
laknat, tapi.... benarkah anggota persilatan rata-rata berkepandaian setangguh
itu....?" Kang lam sianghou merasakan hatinya sedih, murung dan kesal,
kepercayaannya terhadap kepandaian sendiri
pun semakin berkurang. Meskipun sepasang tangan mereka berdua kena dicengkeram,
namun secara diam-diam mereka masih dapat menghimpun tenaga
murninya, tapi begitu perbuatan mereka ketahuan si Pedang sakti Kayu besi Cu
Pok, dia segera perkeras cengkeramannya hingga
mengakibatkan kedua orang itu kesakitan hebat, peluh jatuh
bercucuran dengan derasnya, akan tetapi dimulut mereka masih
tertawa seram. Mendadak terdengar Pedang sakti kayu besi Cu Pok berkata
dengan suara yang dingin menggidikkan hati:
671 "Kanglam siang hou, aku orang she Cu ingin bertanya, kalian telah menyembunyikan
Ku See hong di mana" Cepat beri jawaban
yang sejujurnya. . ."
Meskipun rasa sakit yang mencekam tubuhnya sukar ditahan,
namun Pek lui jiu Hoo Kian masih tertawa dingin tiada hentinya.
"Cu Pok!" dia berseru, "kau bajingan rendah yang bermoral bejat, penghianat
perguruan, bedebah terkutuk, setelah Kanglam siang
hou terjatuh ke tanganmu malam ini, mau dibunuh mau dibantai
terserah kepadamu, tapi bila kau hendak mempermainkan kami dua orang, jangan
salahkan kalau kami akan mencaci maki delapan
keturunan nenek moyangmu!'
Pedang sakti kayu besi Cu Pok mencibiran bibirnya memperlihatkan sikap yang sinis dan keji, lalu setelah tertawa seram katanya
sinis: "Kanglam siang hou, prajurit yang kalah perang, tak usah
berlagak hebat, heeehhh. . . heehhh... heeehh...heeeehhh.... jika kalian tidak
mengatakan kepadaku dimana tempat persembunyian
Ku See hong, akan kusuruh kalian hidup tak bisa, matipun susah, selama hidup
berada dalam penderitaan dan siksaan"
'Bedebah, anjing jahanam yang terkutuk! Kau tak usah banyak
ngebacot lagi .....' teriak Sian hong kek Ho Gi mendadak sambil menggertak gigi
kencang-kencang. ' Baik! Baik!" kata pedang sakti kayu besi Cu Pok sambil tertawa seram, "kalau
begitu, aku orang she Cu ingin menyaksikan sampai dimanakah kehebatan kalian,
heeeehhh .....heeeehhh...."
Ditengah suara tertawanya yang menyeram kan, Kanglam siang
hou merasakan muncul nya segulung aliran hawa yang menembusi
tubuh mereka, menyusup kedalam urat penting dan mengakibatkan
pergolakan darah dalam tubuhnya mengalir berbalik.
Butiran keringat sebesar kacang kedelai jatuh bercucuran melalui rongga badan
mereka, tapi kedua orang itu tetap menggertak gigi kencang-kencang, mereka
berusaha keras menahan penderitaan
672 dan siksaan yang menghebat akibat darah yang mengalir terbalik ditubuh mereka.
Tapi mengikuti berputarnya sang waktu, penderitaan yang
mereka rasakan pun kian lama kian bertambah dahsyat, kedua
orang itu hanya merasakan nadi-nadi mereka melebar dan
membengkak seperti mau meledak.
Makin besar gelombang aliran hawa sakti yang dipancarkan Cu
Pok, makin menghebat rasa sakit yang mencekam dalam tubuhnya,
seluruh badan mereka terasa seperti di gigit semut beracun, mana gatal, sakitnya
bukan kepalang. . . Penderitaan tersebut bagaikan sebilah pedang tajam yang
sebentar-sebentar menusuk dan mencongkel kulit badan mereka.
"Heehh...heeehhh.. heeehh.. tentunya perasaan semacam ini tak sedap dirasakan
bukan?" jengek pedang sakti kayu besi Cu Pok dengan suara yang dingin
menyeramkan, keji dari menggidikkan
hati, "terus terang aku katakan kepadamu, siksaan yang lebih kejam justru masih
berada dibelakang! Hayo cepat kalian katakan,
sekarang dia bersembunyi dimana" atau mungkin dia telah diculik orang lain,
siapakah yang menculiknya" Hayo cepat katakan!"
Paras muka Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi yang
sesungguhnya berwarna merah darah itu, kini berubah menjadi
hijau kekuning-kuningan, kulit wajahnya mengejang keras penuh
penderi-taan, peluh bercucuran bagaikan hujan, gigi saling beradu dan napasnya
ngos-ngosan, meski demikian mereka sama sekali
tidak mengeluh. Keras kepala, tangguh dan tahan uji, dapat tercemin dari sikap mereka berdua
sekarang. Sekalipun rasa sakit yang menyiksa badan benar-benar tak
tertahankan akan tetapi Pek lui jiu Ho Kian sama sekali tidak
menunjuk kan sikap lemah atau minta ampun, sorot matanya
mencorongkan serentetan cahaya penuh rasa dendam dan benci.
673 "Bajingan laknat!" Bentaknya kemudian "siksaan macam apa lagi yang kau miliki"
Hayo, keluarkan semua! Betapa pun keji dan
mengerikannya siksaanmu itu, jangan harap bisa memaksa Kanglam siang hou
merengek minta ampun kepadamu"
"Heeeeehhh. . . heeeehh. . . heeeehhh. . . kalau begitu silahkan dicoba" jengek
pedang sakti kayu besi Cu Pok sambil tertawa kejam,
"akan kulihat sampai berapa keraskah tulang belulang kalian?"
Seusai berkata, pedang sakti kayu besi Cu Pok segera
mengerahkan haws sakti Han it ji khi sinkang (dua unsur panas
dingin) yang telah dilatihnya selama puluhan tahun ke dalam ke dua belah
tangannya lalu menyalur kan ketubuh Kanglam sianghou.
Akibat dari penyaluran hawa dua unsur tersebut, kontan saja
Kanglam sianghou merasakan tubuh mereka seakan-akan dijebloskan ke dalam neraka tingkat delapan belas yang amat
mengerikan. . . Yang mula-mula mereka rasakan paling dulu adalah sekujur
badan gemetar keras, seakan-akan seluruh badan mereka
diceburkan ke dalam sebuah gudang es yang sangat dingin,
menyusul kemudian terasa ada aliran hawa dingin yang menyerupai gelombang samudra
menyusup ke dalam tubuh dan menerjang
nadi-nadi penting di seluruh badan.
Kemudian, mereka rasakan hawa panas yang menyengat badan
menjalar ke seluruh badan mereka, membuat mereka kegerahan
setengah mati. Belum lama hawa panas itu menggerahkan tubuh, hawa dingin
kembali mengalir ke dalam tubuh, untuk kesekian kalinya mereka menggigil
kedinginan. Hawa dingin dan hawa panas menyerang tubuh silih berganti,
kontan Kang lam sianghou merasakan siksaan dan penderi-taan
yang berakibat seluruh tubuh mereka remuk redam.
Ternyata pengaruh dari serangan Han jit ji khi sin kang, ini tak jauh berbeda
dengan siksaan haws panas dan hawa dingin yang
674 dihasilkan oleh ilmu Hou kut jian hun im kang, hanya saja bedanya kalau yang
depan lebih ringan daripada yang terakhir, terutama soal kekejaman dan kehebatan
dari akibatnya. Sebab ilmu Han jit ji khi sinkang dilakukan berdasarkan hawa
murni seseorang yang disalurkan ke tubuh korbannya, apabila hawa murni itu
ditarik kembali maka penderitaan si korban pun akan
hilang. Betul dia pun bisa menyalurkan hawa jahatnya untuk melukai
nadi musuh, tapi sang korban hanya akan merasakan penderitaan
menjelang saat kematiannya, tidak sekeji dan selihay akibat dari racun hou kut
jian hun im kang yang menderita siksaan berapa kali sebelum ajalnya tiba.
Kendatipun begitu, penderitaan dan siksaan yang dialaminya tak dapat
disejajarkan dengan ilmu silat beracun yang manapun.
Terutama sekali aliran hawa jahat Cu Pok yang munculnya
gelombang demi gelombang, hal mana semakin menyiksa Kanglam
siang hou sehingga isi perutnya bagaikan putus semua.
Makin lama mereka semakin tak sanggup menahan diri meskipun
mereka hampir jatuh tak sadarkan diri, namun ke dua orang itu
tidak merintih barang sekejappun.
Ketabahan dan kekerasan hati ke dua orang itu, diam-diam
membuat Pedang sakti kayu besi Cu Pok merasa kagum, namun
jagoan yang berhati kejam, bengis dan tak tahu peri kemanusiaan ini hanya tahu
mencapai tujuannya dengan cara apapun, dia
semakin gencar mengerahkan hawa murni nya menerjang tubuh
lawan. Mendadak, pada saat inilah dari luar jendela berkumandang dua
kali suara desingan tajam..


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Menyusul kemudian kelihatan ada dua sosok bayangan manusia
melayang masuk dengan kecepatan luar biasa, mereka berdiri di
muka rumah penginapan tersebut.
675 Ternyata mereka adalah si lelaki bercodet di wajahnya serta
seorang kakek cebol yang kurus kering.
Lelaki bercodet diwajahnya itu bertampang buas dan garang,
namun sekarang dia memberi hormat kepada Pedang sakti kayu
besi dengan rasa hormat yang luar biasa, setelah itu ujarnya:
`Lapor suhu, orang-orang Hiat mo bun telah menampakkan
jejaknya, sekarang ke empat iblis dari pulau lautan timur sudah dikejar oleh
banyak jago lihay, namun akhirnya berhasil meloloskan diri, barusan tecu dan Tan
hiangcu kebetulan menemukan tempat
persembunyian mereka...."
"Tutup mulut" mendadak pedang sakti kayu besi Cu Pok membentak keras.
Ternyata lelaki bercodet diwajahnya itu adalah seorang
perampok tunggal dari Wilayah Kwang tong yang banyak melakukan perbuatan jahat,
orang menyebutnya sebagai Sing ci hou (harimau bersayap) Kiong Hiong..
Sejak menggabungkan diri dengan pihak perkumpulan Ban sia
kau, bakat ilmu silatnya yang baik telah menarik hati Pedang sakti kayu besi Cu
Pok, maka diapun diterima sebagai muridnya.
Padahal berbicara yang sebenarnya, tindakan yang dilakukan
olehnya itu tak lebih hanya untuk menguatkan kedudukan nya di
dalam perkumpulan Ban sia kau.
Sedangkan kakek cebol yang berperawakan kurus kering itu
merupakan hiangcu terlihay diantara enam belas orang hiangcu
perkumpulan Ban sia kau, dia adalah hiangcu yang mengepalai
ruang Sin hwee tham (ruang api suci), orang menyebutnya sebagai Kun thian ciang
(Pukulan langit) Tan Khong lun.
Tatkala si Harimau bersayap Kiong Hiong mendengar suara
bentakan dari Pedang sakti kayu besi Cu Pok, dia segera memahami maksudnya dan
segera membungkam.. Sementara itu, semenjak masuk ke ruangan tersebut, Kun thian
ciang Tan Khong lun sudah memperhatikan wajah Kanglam siang
676 hou yang meringis menahan siksaan dan penderitaan yang sangat
hebat itu, paras mukanya segera berubah, tapi hanya sesaat
kemudian telah lenyap kembali tak berbekas, kemudian dengan
wajah sedingin es dia berkata:
`Lapor Cu Kau si (ketua pelatih), barusan aku menyaksikan ada
sesosok bayangan manusia membopong seseorang bergerak
menuju ke arah barat kota, tampaknya menuju ke arah Tay an ko
bio....' "Sungguhkah perkataanmu itu?" belum habis Ku thian ciang Tan Khong lun
menyelesaikan perkataannya, buru-buru pedang sakti
kayu besi Cu Pok menukas.
Sembari berkata, sepasang matanya yang tajam menggidikkan
hati itu mengawasi wajah Ku thian ciang Tan Khong lun lekat-lekat, seakan-akan
dia hendak menembusi hatinya saja.
Paras muka Tan Khong lun tetap tenang seperti sediakala, sama
sekali tidak menun-jukkan perubahan apapun:
"Ucapan Tan hiangcu tepat sekali" Harimau bersayap Kiong Hiong segera
menyambung, "memang ada sesosok bayangan
manusia berkelebat lewat, hanya saja apakah dia membopong
orang atau tidak, hamba tak berani memastikan dengan pasti!"
Dengan paras muka dingin tanpa terasa si pedang Sakti kayu
besi Cu Pok segera berkata lagi.
"Kalau begitu kalian bunuh segera kedua orang bangsat ini, kemudian bersama-sama
melakukan pengejaran!"
' Tunggu dulu!" Buru-buru Kun thian ciang Tan Khong lun
berseru: "apa salahnya kalau kita totok saja jalan darah mereka, senadainya
pengejaran kita tidak mendatang kan hasil, bukankah kita bisa memaksa mereka
untuk memberikan keterangan yang
diperlukan" Seandainya pedang Ang soat kiam dan Ku See hong
sampai terjatuh ke tangan orang-orang Hiat mo bun, bisa jadi kedua hal tersebut
akan mendatangkan ancaman yang maha besar untuk
kita semua" 677 "Hmm, kalau begitu biarlah mereka keenakan untuk sementara waktu!" pedang sakti
kayu besi Cu Pok mendengus dingin.
Sepasang bahunya tiba-tiba merendah kebawah, sikut kiri dan
kanannya mendadak disodok bersama-sama menghajar jalan darah
Ki bun hiat di tubuh Pek lui jiu dan Sian hong kek.
Dalam pada itu kanglam Sianghou sudah dibuat kelelahan sekian
waktu, hawa darahnya membuyar dan tubuhnya amat lemas.
Berada dalam keadaan demikian, tidak terlalu sulit buat pedang sakti kayu besi
Cu Pok untuk menotok jalan darah mereka.
Begitu jalan darah Ki bun hiatnya tertotok kedua orang itu segera roboh ke atas
tanah dalam keadaan lemas.
Tiba-tiba terdengar dengusan tertahan bergema dalam ruangan
itu, suara tersebut begini lirih dan lemahnya, sehingga andai kata seseorang
yang memiliki ketajaman pendengaran yang luar biasa, jangan harap dapat
menangkap suara tersebut.
Paras muka pedang sakti kayu besi Cu Pok berubah sedikit,
sambil membalikkan badannya, dia mengebaskan ujung bajunya
kemuka seketika itu juga enam batang lilin dalam ruangan padam bersama-sama.
Suasana gelap gulita segera mencekam seluruh ruangan, pada
saat itulah dari luar jendela terdengar seseorang mengejek sambil tertawa
dingin: "Kawanan manusia laknat dari Ban sia kau, cepat pasang lampu menyambut
kedatangan raja akherat...'
Semua orang yang hadir dalam ruangan rata-rata memiliki
ketajaman pendengaran yang melebihi orang lain, namun mereka
tak habis mengerti apa sebabnya kehadiran orang tersebut diluar jendela tidak
dirasakan olehnya, ditinjau dari sini, dapat diketahui betapa lihaynya ilmu
meringankan tubuh yang dimiliki orang itu.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang sombong, keji dan berhati
busuk itu turut merasa terperanjat dibuatnya, itulah sebab nya ia 678
segera memadamkan lampu lilin dalam ruangan lantaran kuatir
disergap musuh. Sementara suara ejekan orang itu berkumandang, Harimau
bersayap Kiong hiong telah mengayunkan tangan kanannya secara
tiba-tiba segenggam jarum lembut yang berkilauan tajam dengan
cepat meluncur keluar jendela.
Senjata rahasia itu amat kecil dan lembut, sewaktu dilancarkan sama sekali tidak
bersuara, apalagi dalam kegelapan malam, lebih sukar untuk dielakkan.
Selama berkelana dalam dunia persilatan sebagai seorang
perampok, Harimau bersayap Kiong Hiong sudah termashur karena
kekejaman hatinya, semua jarum lembut miliknya telah diolesi
dengan racun keji yang mematikan bila bertemu darah, ditambah
lagi caranya melepaskan serangan sudah mencapai tingkatan yang luar biasa, dalam
sekali serangan saja tiga puluh batang jarum bisa dilancarkan bersama-sama,
bahkan sepasang tangannya bisa
menyerang tiada hentinya.
Jarum lembutnya yang dilancarkan pada genggaman pertama
telah meluncur ke muka menembusi jendela, namun seperti batu
yang tenggelam di dasar samudra, lenyap tak berbekas tanpa
kedengaran sedikit suarapun:
'Weeeess.. !" Tangan kiri harimau bersayap Kiong Hiong segera diayunkan
kembali melepaskan segenggam jarum beracun.
Kali ini terdengar lagi suara dengusan tertahan yang amat lirih sekali....
Setelah dengusan itu menggema, terdengar lagi suara ujung baju terhembus angin,
tampaknya pendatang itu sudah mengundur kan
diri secara tiba-tiba....
Harimau bersayap Kiong Hiong sudah terbiasa berhati keji dan
buas, tentu saja ia tidak membiarkan musuhnya kabur dengan
679 begitu saja, dengan cepat dia menyelinap dan menerobos keluar
lewat jendela. Pedang sakti kayu besi Cu Pak adalah seorang jago yang
berkepandaian tinggi, dan berotak amat cerdik, sejak dia
mengebaskan tangannya memadamkan api lilin tadi, ia telah
memusatkan perhatiannya mendengar kan semua gerak gerik diluar dengan seksama.
Tatkala dilihatnya Harimau bersayap Kiong Hiong menerjang
keluar, buru-buru dia berseru:
"Hati-hati siasat lawan, waspada terhadap se. . ." belum habis ia berseru, dari
luar ruangan telah berkumandang suara gelak tertawa yang memekikkan telinga...
Menyusul kemudian bergema pula serentetan suara jeritan ngeri
yang memilukan hati. Selembar nyawa Harimau bersayap Kiong Hiong yang telah
banyak melakukan kejahatan pun melayang meninggalkan raga nya
di tengah jeritan tersebut, tubuhnya dihajar orang sampai terpental balik ke
dalam ruangan, batok kepalanya juga berubah menjadi
remuk dan hancur penuh dengan genangan darah.
Dari luar jendela terdengar seseorang berseru lagi sambil tertawa dingin.
"Pedang sakti kayu besi Cu Pok, mengakunya saja orang kedua dalam perkumpulan
Ban sia kau, tak tahunya nyawa seorang
muridnya pun dikorbankan dengan begitu saja, haaahhh ...
.haaaahhh... .. bila punya kepandaian, hayo keluarkan dan mari kita bertarung
tiga ratus gebrakan..' Tantangan yang dilontarkan secara terang-terangan ini kontan
saja membuat Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang jumawa dan
sudah terbiasa kepala besar itu tak sanggup menahan diri, ia segera tertawa
seram: Dengan suatu gerakan cepat dia melejit tiga depa ke tengah
udara, kemudian dengan posisi yang sama sekali tak berubah,
680 mendadak tubuhnya melejit ke muka, sepasang lengannya berputar kencang seperti
roda, secepat sambaran kilat ia meluncur keluar dari ruangan tersebut.
Akan tetapi suasana diluar, amat hening, amat gelap gulita,
bintang bertebaran diangkasa, tak sesosok bayangan manusiapun
yang kelihatan disitu. Pedang sakti kayu besi Cu Pok segera mementangkan kembali
tangannya, sebelum kakinya menginjak tanah ia sudah melejit
kembali ke udara dan melayang keluar dari halaman tersebut.
Dalam waktu singkat ia sudah melompat naik ke atas atap
rumah, sepasang matanya yang tajam mengawasi sekeliling tempat tersebut tanpa
berkedip. Angin malam berhembus lewat menyiarkan bau harum bunga
yang semerbak, suasana ditengah halaman amat hening, sedang
jejak musuh sudah lenyap tak berbekas.
Mendadak .. . ia menyaksikan ada sesosok bayangan manusia
melejit ke tengah udara dari atas atap rumah berapa kaki dari situ dengan
kecepatan tinggi, orang itu meluncur ke depan.
Pedang sakti kayu besi Cu Pok mendengus dingin, sorot mata
yang keji buas dan mengerikan memancar keluar dari balik
matanya, dengan suatu gerakan cepat dia mengejar ke depan sana.
Akan tetapi setelah melalui tiga buah halaman rumah, sedikit
kurang seksama, tahu-tahu bayangan manusia itu sudah lenyap tak berbekas.
Tak terlukiskan perasaan mendongkol yang dirasakan pedang
sakti kayu besi Cu Pok pada waktu itu, akan tetapi dia pun merasa terkejut
bercampur kagum akan kelihayan ilmu meringankan tubuh serta kecerdasan orang
yang luar biasa. Berdiri tegak diatas atap rumah, sepasang matanya yang buas
dan tajam itu memeriksa sekeliling tempat itu dengan seksama.
681 Malam sangat gelap, namun tidak terlihat jejak musuh disekitar tempat itu.
Tiba-tiba suatu ingatan melintas dalam benaknya, segera
pekiknya tertahan: ?aah, celaka! Aku tertipu ...."
Sambil membalikkan badan, dia segera menerjang kembali ke
arah halaman rumah... Kiranya sewaktu pedang sakti kayu besi Cu Pok membalikkan
tubuhnya tadi, Kun than ciang Tan Khong lun telah menerjang ke arah Kanglam
sianghou dan secepat kilat membebaskan jalan darah Pek lui jiu dan Sian hong kek
yang tertotok. Pek lui jiu Ho Kian sekalian merupakan jago dalam dunia
persilatan, yang sudah berpengalaman, meski berada dalam
ruangan yang gelap gulita, mereka masih bisa melihat jelas keadaan disitu.
Maka begitu jalan darah mereka dibebaskan, apalagi menyaksikan orang yang menolong mereka adalah Kun thian ciang
Tan Khong lun, dengan cepat kedua orang itu melompat bangun.
Pada saat inilah Kun thian ciang Tan khong lun berseru dengan
nada cemas: "Dua bersaudara Hoo, rahasia ini akan kalian ketahui dikemudian hari, sekarang
cepat kalian ikuti aku pergi dari sini!"
Selesai berkata, Kun thian ciang Tan Khong lun segera menarik
kedua orang itu dan secepat kilat menerjang keluar dari pintu
utama, kemudian berputar ke kiri membelok ke kanan, mereka
bergerak dengan kecepatan luar biasa.
Walaupun jalan darah Pek lui jiu Hoo Kian dan Sian hong kek Hoo Gi sudah bebas,
akan tetapi berhubung mereka sudah membuang
banyak tenaga tadi, hingga kini tubuhnya masih terasa linu dan lemas, tentu saja
dalam keadaan demikian sulit bagi mereka untuk mengerahkan ilmu meringankan
tubuh yang dimiliki. 682 Untung saja Kun thian ciang Tan Khong lun mengempit mereka
berdua dibawah ketiaknya, sehingga perjalanan dapat dilanjutkan dengan cepat.
Sedemikian cepatnya gerakan tubuh orang itu, membuat mereka
berdua hanya merasa kan sepasang kaki mereka meninggalkan
tanah dan angin kencang berhembus lewat disisi telinganya.
Semua peristiwa tersebut berlangsung dalam waktu singkat,
kesemuanya ini membuat mereka seakan-akan berada dalam impian
saja, kelabakan dan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Padahal kenyataan yang berada didepan mata mereka sekarang
pun sulit dipercayai oleh Kanglam siang hou, bayangkan saja
seorang hiangcu yang rendah kedudukannya dalam perkumpulan
Ban sia kau ternyata memiliki ilmu meringankan tubuh yang begini sempurna,
bahkan kelihayannya sama sekali tidak berada dibawah kepandaian yang di miliki
sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si.
Mendadak Kanglam siang hou merasa gerakan tubuh orang itu
berhenti, menanti mereka coba memeriksa keadaan disekitar sana, ternyata mereka
sudah berada dalam sebuah kamar.
Terdengar Kun thian ciang Tan Khong lun kembali berkata:
"Tempat ini merupakan sebuah ruang kamar dalam sebuah
gedung yang terletak di barat laut rumah penginapan Yang tang, untuk sementara
waktu tinggallah kalian berdua disini barang satu jam atau lebih baik lagi
menanti sampai fajar nanti setelah itu berangkatlah ke lembah Cu yu kok, tiga li
di tenggara kota!" "Saudara siapa namamu" Bolehkah kami tahu..." buru-buru Pek lui jiu Hoo Kian
bertanya. "Kun thian ciang Tan Khong lun hanya nama samaranku dalam perkumpulan Ban shia
kau, persoalan selanjutnya kita bicarakan bila ada kesempatan saja, Pedang sakti


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kayu besi Cu Pok selain berilmu tinggi, berhati kejam dan tak berperi
kemanusiaan, diapun amat cerdas otaknya, bila aku bersikap kurang hati-hati,
bisa jadi semua 683 rahasiaku akan ketahuan, meski aku tidak takut menghadapinya,
namun urusan lain pun tidak mudah diselesaikan."
"Nah, ingatlah baik-baik perkataanku, besok berangkatlah ke lembah Cui yu kok,
tapi gerak gerik kalian meski berhati-hati dan rahasia, lebih baik lagi jangan
sampai bertemu dengan anggota Ban shia kau"
Selesai berkata dia lantas melejit ke tengah udara dan meluncur pergi
meninggalkan tempat itu. Mendadak ia menyaksikan pedang sakti kayu besi Cu Pok sedang
berdiri kaku di atas atap rumah, buru-buru ia mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya yang sempurna melewati beberapa buah
bangunan rumah secara beruntun.
Ketika ia berpaling dan menyaksikan Cu Pok sedang mengejar ke
arahnya, buru-buru dia melompat turun ke atas permukaan tanah, kemudian dalam
berapa kali belokan saja dia sudah lari kembali ke dalam kamar.
-ooo0dw0ooo- Jilid 21 SETELAH itu dengan suatu gerakan cepat, dia menotok jalan
darah sendiri hingga tubuhnya roboh tergelepar ditanah. Disaat Kun thian ciang
Tan Khong lun selesai menotok jalan darah sendiri, Pedang sakti kayu besi Cu Pok
sudah menerjang masuk ke dalam
ruangan dengan sebuah telapak tangan melindungi dada sendiri,
akan tetapi setelah menyaksikan Kun thian ciang Tan Khong lun
menggeletak ditanah, sedang Kang lam siang hou lenyap tak
berbekas, untuk sesaat dia berdiri tertegun disana dan tak tahu apa yang meski
dilakukan". Seandainya kesemuanya ini merupakan kenyataan, maka bisa
dibayangkan kalau ilmu silat yang dimiliki pendatang itu benar-benar sudah
mencapai puncak kesempurnaan, bahkan ibaratnya jago sakti yang nampak kepala tak
kelihatan ekornya. 684 Lantas siapakah orang itu" Mungkin hanya manusia berkerudung
warna warni yang misterius saja yang bisa berbuat demikian.
Tapi kalau didengar dari nada ucapannya tadi, jelas orang itu
adalah seorang lelaki, padahal dalam dunia persilatan dewasa ini paling banter
hanya ada dua tiga orang saja yang sanggup
menangkan dirinya, atau mungkin hanya suci (kakak seperguruan)nya seorang saja yang memiliki ilmu silat setaraf itu.
Diluar perkumpulan Ban shia kau memang masih ada jagoan
yang yang pernah dicoba kehebatan kepandaian silatnya, yakni Im Yan cu, bahkan
adik seperguruannya Tu Pak kim pernah bertarung melawannya.
Namun andaikata pihak lawan hanya seorang, mustahil dia bisa
melakukan berapa macam pekerjaan tersebut bersamaan waktunya,
sebaliknya bila pihak lawan terdiri dari dua atau tiga orang, maka ilmu silat
yang dimiliki ke tiga orang ini paling tidak harus setaraf dengan kepandaian
sendiri. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan ter-sebut, bisa diduga kalau kehebatan yang
dimiliki pihak Hiat mo bun tak boleh dianggap
enteng. Masih ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yakni, seandainya pihak lawan
terdiri dari tiga orang, sudah pasti mereka akan
berusaha untuk menyergapnya dan kalau bisa melenyapkan dirinya dari muka bumi,
sehingga kekuatan perkumpulannya akan jauh
berkurang. Tapi nyatanya sekarang, mereka hanya bertujuan menolong
Kang lam siang hou, berdasarkan dari hal ini, bisa diduga pula kalau mereka
merasa sangsi atas kemampuan yang dimiliki.
Tapi dibalik kesemuanya itu masih terdapat pula banyak hal yang mencurigakan
hati atau siapa tahu kalau mereka mempunyai mata-mata yang disusupkan ke dalam
perkumpulannya", tapi, siapakah
musuh dalam selimut tersebut....."
685 Berpikir sampai di situ, sekulum senyuman menyeringai yang keji dan mengerikan
segera tersungging diujung bibir Pedang sakti kayu besi Cu Pok, tanpa terasa
sepasang matanya yang tajam
menggidikkan hati itu dialihkan ke atas wajah Kun thian ciang Tan Khong lun yang
tergeletak di tanah. Akan tetapi orang itu sama sekali tidak mencurigakan, sudah
jelas jalan darahnya ditotok orang.
Pelan-pelan Pedang sakti kayu besi Cu Pok berjalan ke sisi Kun thian ciang Tan
khong lun, kemudian tangan kanannya diayunkan
ke depan melepaskan sebuah serangan untuk membebaskan jalan
darah Kun thian ciang Tan Khong lun yang tertotok.
Mendadak Kun thian ciang Tan Khong lun menghembuskan
napas panjang, menyaksi kan Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang berada
dihadapannya, dia berlagak mengucak matanya, seolah-olah matanya masih
berkunang-kunang saja.. Sementara itu pedang sakti kayu besi Cu Pok telah menyulut tiga batang lilin,
mukanya dingin tanpa perasaan sedikitpun, sedang sepasang matanya yang tajam
menggidikkan hati mengawasi wajah
Kun thian ciang Tan Khong lun tanpa berkedip.
"Tan hiangcu, kau melihat jelas orang itu?" tegurnya dengan suara dingin.
Mendapat pertanyaan tersebut, Kun thian ciang Tan Khong lun
menghela napas sedih. "Cu cong kau si, sejak masuk menjadi anggota perkumpulan
lantaran kepandaian silatku kelewat rendah, berulang kali aku telah
menghilangkan kewibawaan perkum-pulan, untuk itu aku merasa
amat malu sekali" Sepasang mata Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang tajam
bagaikan sembilu itu tak pernah beralih dari wajah Kun thian ciang Tan Khong lun
walau sekejap pun, setelah mendengus berat,
katanya dingin. 'Coba kau tuturkan kembali kejadian yang barusan kau alami''
686 Kembali Kun thian ciang Tan Khong lun menghela napas panjang,
pelan-pelan ia menuturkan:
"Sewaktu Cu Congkau si menerjang keluar lewat jendela tadi, sesosok bayangan
manusia menyelinap masuk lewat pintu utama
dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, baru saja aku hendak menjerit keras,
segulung angin dingin telah berhembus datang
menerjang jalan bisuku. Begitu jalan darahku tertotok, sambil
tertawa dingin orang itu lantas berkata:
"Kalian manusia-manusia laknat, sebenar nya malam ini harus dibasmi semua dari
muka bumi, tapi berhubung waktu yang tidak
mungkin, untuk sementara waktu biar kalian yang beruntung"
mungkin lantaran dia kuatir Cu Congkau si keburu kembali, buru-buru jalan darah
Ciang bun hiat di tubuhku ditotoknya, maka
akupun jatuh tak sadarkan diri, apa yang kemudian terjadi aku tidak tahu."
Sekulum senyuman menyeringai kembali menghiasi ujung bibir
pedang sakti kayu besi Cu Pok, jengeknya sinis"
"Benarkah ilmu silatnya amat lihay" Atau mungkin ucapanmu itu terdapat penyakit
nya" Apakah kau tidak melihat raut wajahnya"
Tapi aku rasa kau pasti tak sempat melihat jelas bukan" Hmmm,
siapa kah dia"' Sikap Kun thian ciang Tan Kong lun sangat tenang, ujarnya
pelan: "Orang persilatan mengutamakan soal budi yang besar, aku
orang she Tan sudah banyak menerima budi dari kaucu, budi
tersebut belum sempat kubayar hingga kini, sebalik nya berulang kali aku harus
menderita kekalahan yang mengenaskan ditangan
orang, hal ini membuat rasa malu dan sedihku tak terlukiskan
dengan kata. Meski ilmu silat aku orang she Tan tak mampu
menandingi orang, namun aku pun tak akan membiarkan musuh
menghina dan memper-mainkan diriku dengan seenaknya, raut
wajah orang itu sempat kulihat jelas, namun aku tidak mengetahui siapakah orang
itu?" 687 Mendengar ucapan tersebut, kembali Pedang sakti kayu besi Cu
Pok memperdengarkan suara tertawa dinginnya yang seram dan
sukar diduga maksudnya itu.
'Heeeehh.. heeehh.... heeeehh... coba kau lukiskan bagaimanakah raut wajah orang itu?"
"Orang itu mengenakan baju perlente yang halus mutunya dan indah bentuknya, ber-
dandan sebagai sastrawan, berusia empat
puluh tahunan, bermata tajam, bertubuh sedang dan berwajah
keren penuh kewibawaan"
Begitu selesai mendengar perkataan itu, pedang sakti kayu besi Cu Pok segera
menjerit kaget, serunya tanpa terasa:
'Jangan-jangan orang itu adalah Sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si?"
Paras muka Kun thian ciang Tan Khong lun turut berubah hebat,
dengan perasaan kaget dan membawa nada gemetar, serunya:
"Dia... mungkinkah dia adalah... adalah sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si"
Bukankah dia sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan semenjak dua puluh
tahun berselang?" Sepasang mata Pedang sakti kayu besi Cu Pok yang tajam
menggidikkan hati itu kembali memancarkan semacam cahaya
tajam, bibirnya mencibir lalu tertawa licik dengan seramnya.
Sedemikian mengerikannya gelak tertawa orang itu, cukup
membuat bulu kuduk orang pada berdiri lantaran ngeri, seram dan takutnya.
Menyusul kemudian tubuhnya yang bergerak seperti sukma
gentayangan itu selangkah demi selangkah berjalan mendekati Kun thian ciang Tan
Khong lun. Terkesiap juga Kun thian ciang Tan Khong lun menyaksikan
peristiwa tersebut, dengan cepat dia berpikir:
"Jangan-jangan bangsat ini sudah mengetahui rahasiaku" Tapi
.... tak mungkin, aku sama sekali tidak memperlihatkan gejala yang 688
bisa menimbulkan kecurigaannya, Ehmmm. . . manusia ini licik dan banyak tipu
muslihatnya, aku tak boleh sampai tertipu oleh
siasatnya, tapi akupun tak boleh mengendorkan penjagaanku, kalau tidak, bisa
jadi selembar nyawaku akan hilang dengan percuma. . ."
Walaupun ingatan tersebut secepat kilat melintas dalam benak
Kun thian ciang Tan Khong lun, akan tetapi wajahnya masih tetap tenang dan sama
sekali tidak memperlihat-kan perasaan gugup atau takut barang sedikit pun jua,
dia tak nampak tegang tapi tetap biasa.
Padahal tenaga dalam yang dimilikinya secara diam-diam telah
disalurkan ke seluruh tubuhnya untuk melindungi jalan darah
pentingnya. 'Cu congkau si ....." serunya kemudian pura-pura dengan suara gemetar, "benarkah
dia .... dia, adalah sastrawan berbaju perlente Hoa Siong si?".
Pedang sakti kayu besi Cu Pok tetap memperdengarkan suara
tertawa seramnya yang menusuk pendengaran itu, matanya yang
mengerikan mengawasi wajah Kun thian ciang Tan Khong lun tanpa berkedip,
kini tubuhnya sudah berada empat
depa saja dihadapannya. . . Kun thian ciang Tan Khong lun menjadi makin gelisah, pikirnya
lebih jauh. "Andaikata bangsat ini benar-benar berniat keji dan menyerangku dengan sepenuh
tenaga, sudah pasti sulit bagiku untuk menyambut ancamannya itu, bisa jadi aku
tewas seketika ....."
Kendatipun berpikir demikian, tubuh Kun thian ciang Tan Khong
lun sama sekali tidak mundur barang setengah langkah pun, namun diatas wajahnya
sudah terlintas suatu perasaan ngeri, meski sikap tersebut tidak nampak terlalu
jelas. Akhirnya pedang sakti kayu besi Cu Pok berhenti hanya tiga depa saja dihadapan
Kun thian ciang, dengan suara sedingin es dia pun berkata:
689 "Tan Hiangcu, gotong pergi mayat Kiong Hiong, sekalian selidiki jejak musuh !"
Diam-diam Kun thian ciang Tan Khong lun menghembuskan
napas lega, namun dia tetap tak berani gegabah, segera sahutnya:
"Baik!" Pelan-pelan dia berjalan mendekati mayat Harimau bersayap
Kiong Hiong yang terkapar ditanah...
Mendadak... Pedang sakti kayu besi Cu Pok memperdengarkan
suara tertawa seramnya yang mengerikan.
Setelah itu tubuhnya bergerak ke depan secepat kilat
melancarkan sebuah serangan yang dahsyat ke tubuh Kun thian
ciang Tan Khong lun yang berdiri membelakanginya.
oooo0dw0oooo BAB 32 TAK TERLUKISKAN rasa kaget Kun thian ciang Tan Khong lun
tatkala ia merasakan datangnya segulung tenaga tekanan yang
amat berat menekan dari belakang punggung nya dan menekannya
kuat-kuat, untuk menghimpun tenaga murninya guna memantulkan
kembali serangan tersebut jelas tak sempat lagi..
Sebelum dia bertindak sesuatu, mendadak Kun thian ciang Tan
Khong lun merasa tenaga tekanan yang maha dahsyat itu telah
ditarik kembali oleh Pedang sakti kayu besi Cu Pok secara tiba-tiba, mesti masih
ada sisa kekuatan yang tertinggal, namun tenaga
dorongan mana tidak kelewat besar.
Tampaknya Kun thian ciang Tan khong lun sama sekali tidak
mengerahkan tenaganya untuk melawan, atau berusaha untuk
menghirdarkan diri, secara beruntun ia kena terdorong oleh
kekuatan sisa itu sehingga badannya maju dua tiga langkah dengan sempoyongan.
690 Setelah itu dia berdiri tertegun disitu bagaikan sebuah patung batu, ia seperti
tidak habis mengerti dengan apa yang barusan
terjadi, ditatapnya wajah atasannya itu dengan wajah termangu.
Sebenarnya Pedang sakti kayu besi Cu Pok, siluman rase yang
amat licik ini menaruh perasaan curiga terhadap Kun thian ciang Tan Khong lun,
tapi oleh karena dia tak berhasil menemukan
sesuatu pertanda yang mencurigakan, maka manusia licik ini
berlagak seakan-akan telah berhasil menemukan sesuatu hal yang mencurigakan dan
menggunakan ancaman kekuatan untuk
memaksa Kun thian ciang Tan Khong lun bertindak, siapa tahu kalau dengan cara
ini dia akan berhasil memaksa lawannya untuk
menunjukkan indentitas yang sebenarnya.."
Biasanya seorang mata-mata yang menyusup ke dalam tubuh
suatu perkumpulan akan segera menunjukkan asal usul aslinya
setelah mereka dihadapkan pada ancaman kematian.
Tapi Kun thian ciang Tan Khong lun adalah manusia yang luar
biasa, ia merupakan seorang manusia berpengalaman, yang sudah
sering terjun ke kuali berminyak atau naik bukit golok.
Tentu saja dia pun bisa menduga akan siasat licik Pedang sakti kayu besi Cu Pok
tersebut, itulah sebabnya asal usulnya tidak
sampai dipaksa terungkap.
Sementara itu, Pedang sakti kayu besi Cu Pok telah


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghilangkan rasa curiganya tadi setelah menyaksikan sikap Kun thian ciang Tan
Khong lun, meski begitu diatas wajahnya masih
diliputi hawa dingin yang mengerikan.
Mendadak bentaknya keras:
"Hei, kenapa kau masih berdiri termangu saja" hayo cepat pergi dari sini!"
Ditengah seruan mana, tubuhnya secepat kilat sudah menyelinap
keluar dari ruangan tersebut lewat daun jendela.
691 Kun thian ciang Tan khong lun segera membopong jenazah
Harimau bersayap Kiong Hiong dan turut pula meninggalkan
ruangan tersebut untuk menyusul Cu Pok.
{ Tentang riwayat hidup Kun thian ciang Tan Khong lun akan
dibicarakan dikemudian hari, untuk senentara ini tak akan
dibicarakan dulu. } oooo0dwoooo DALAM pada itu, secara tiba-tiba Im Yan cu menyaksikan ada
sesosok bayangan putih secepat sambaran kilat meluncur datang
dan melayang diatas atap rumah dengan gerakan yang sangat
enteng. Ketika itu perasaan Im Yan cu sudah di bikin kalut oleh keadaan luka yang
diderita Ku See hong, dalam keadaan begini dia pun tidak menyangka kalau orang
lain sedang bermaksud memancingnys
meninggalkan tempat itu sehingga ada orang lain yang turun tangan terhadap anak
muda tersebut. Si gadis yang angkuh dan keras kepala ini tentu saja tidak akan dibuat terkesiap
oleh ilmu meringankan tubuh lawan, bahkan justru membangkitkan semacam rasa
ingin menang yang sangat kuat.
Tiba-tiba dia pun menghimpun tenaga dalamnya, kemudian
secepat sambaran kilat menyusul dari belakang.
Tampaknya bayangan putih itu memiliki ilmu meringankan tubuh
yang melebihi orang lain, kendatipun Im Yan cu telah mengerah-kan ilmu
meringankan tubuhnya yang amat sempurna itu untuk
melakukan pengejaran, namun mereka tetap dipisahkan oleh suatu selisih jarak
tertentu yang jauhnya mencapai puluhan kaki lebih.
Dalam waktu singkat mereka berdua telah melewati dinding kota, sementara
bayangan putih di depan itu langsung kabur ke hutan
diluar kota sebelah timur.
692 Lambat-lambat Im Yan cu mulai merasa bahwa bayangan putih
yang berada di depan itu memiliki potongan badan yang sangat di kenal olehnya
dan diapun merasa bahwa kedatangan orang itu
bukan untuk mencari balas, melainkan hanya untuk melaksanakan
saaru siasat licik belaka.
Mendadak Im Yan cu membentak dengan suara keras:
"Kawanan anjing yang berada di muka, kalau memang punya
kepandaian ayolah berhenti, mari kita bertarung sepuasnya .. ."
Sementara itu mereka berdua sudah sampai di depan sebuah
hutan yang lebat, hutan itu selain terpencil sepi juga tidak nampak sesosok
bayangan manusiapun. Mendadak bayangan putih yang berada didepan itu memperdengarkan suara gelak tertawanya yang panjang, keras dan menggetarkan
seluruh angkasa. Dibalik gelak tertawa itu penuh mengandung nada licik, bangga
dan gembira. Bersama dengan menggemanya suara tertawa itu, mendadak
saja dia memper-lambat gerakan tubuhnya dan aknirnya berhenti
dengan suatu gerakan yang indah dan lincah, dia membalikkan
tubuhnya hingga nampak seluruh wajahnya dengan jelas.
Disaat ia baru saja membalikkan badannya, dengan sebuah
lompatan Im Yan cu telah berhasil pula mencapai dua kaki
dihadapan manusia berbaju putih itu, sepasang matanya yang jeli dengan cepat
mengawasi manusia berbaju putih itu lekat-lekat.
Dibawah sinar rembulan, tampak ia berperawakan tinggi,
berwajah tampan menggembol sebilah pedang aneh di punggungnya dan berwarna keperak- perakan, dia tak lain adalah wakil kaucu Ban
sia kau yaug keji, licik dan berhati busuk.... Gin coa kiam (si pedang ular
perak) C iu Heng thian adanya.
Sambil menghentikan gelak tertawanya si Pedang ular perak Ciu
Heng thian segera mengalihkan sorot matanya yang tajam bagaikan sembilu itu
untuk mengawasi seluruh badan Im Yan cu dari atas
693 hingga ke bawah, kemudian memperlihatkan sekulum senyuman
cabulnya yang licik dan memuakkan.
Selang sejenak kemudian, dia baru menjura kepada Im Yan cu
seraya menyapa: "Nona Im, harap kau sudi memaafkan bila terpaksa aku harus memancingmu datang
kemari, tapi berhubung aku menguatirkan
keselamatan jiwa nona, maka mau tak mau terpaksa aku baru
berniat demikian" Sementara itu Im Yan cu sudah melimpahkan seluruh cinta
kasihnya kepada Ku See hong seorang, walaupun diluarnya si
Pedang ular perak Ciu Heng thian memiliki daya tarik seorang lelaki, akan tetapi
kesemua nya itu masih belum dapat menggoncangkan
perasaan dari Im Yan cu. Mendengar ucapan mana, dengan wajah sedingin es dan sama
sekali tak menunjukkan perubahan perasaan apa-apa, Im Yan cu
mendengus dingin, kemudian ujarnya:
"Kita tidak saling mengenal satu sama lainnya, mengapa tanpa sebab kau memancing
aku kemari" Sebenarnyah apa maksud dan
tujuanmu" Hmmm, malam ini nona tak akan membiarkan kau pergi
dengan begicu saja, mengerti?"
Dihari-hari biasa sikap si pedang ular perak Ciu Heng thian selalu keji, angkuh
dan keras kepala, tapi setelah mendengar ucapan dari Im Yan cu sekarang, ia sama
sekali tidak memperlihatkan hawa
amarahnya, malah sekulum senyuman segera menghiasi ujung
bibirnya. "Nona Im" demikian ia berkata lantang, ' sebelum kuterangkan keadaan yang
sebenarnya, tak heran kalau kau menegur dengan
marah, tapi sekarang sekali lagi kumohon kepada nona agar jangan marah dulu,
malam ini aku tidak mempunyai maksud jahat apa-apa, aku hanya berhasil mendapat
kabar kalau ada sejumlah orang
bermaksud melakukan tindakan yang tidak menguntung kan nona
sekalian, karena itulah aku sengaja menyerempet bahaya dengan
mengundang nona kemari"
694 Pelan-pelan paras muka Im Yan cu berubah agak melunak,
segera tegurnya dingin: "Siapa kau"' Dari balik mata si Pedang ular perak Ciu Heng thian segera
memancar keluar sinar kelicikan yang menggidikkan hati, hanya
sayang sinar kelicikan tersebut tidak terasakan sama sekali oleh Im Yan cu,
karena ia sudah terpengaruh oleh sikap luar sang pemuda yang begitu gagah dan
simpatik itu. Sambil tertawa Pedang ular perak Ciu Heng thian, menjawab:
"Aku hanya seorang prajurit tak bernama, she Wan bernama
Kiam peng. "Belakangan ini aku baru mulai terjun ke dalam dunia persilatan, Kali ini
berhubung secara kebetulan kudengar kalau di kota Heng yang telah terjadi suatu
peristiwa yang menggemparkan, maka aku sengaja datang kemari untuk menyaksikan
keramaian tersebut, siapa tahu setibanya di kota ini, aku baru merasa kalau
persoalanaya tidak begitu sederhana, aku lihat seakan-akan semua jago persilatan
yang berada didunia ini telah berkumpul semua
disini, bahkan akupun merasakan juga bahwa latar belakang dari peristtwa ini
bisa berakibat tejadinya suatu badai darah yang
mengerikan bagi seluruh umat persilatan..."
Sewaktu Pedang ular perak Ciu Heng thian mengucapkan kata-
kata tersebut, pada hakekatnya, sama sekali tidak nampak kalau dia sedang
berbohong dengan mengandung maksud yang jahat, tak
heran kalau Im Yan cu pun tidak berhasil menemukan titik
kelemahan orang. Bagaimanapun juga, pemuda itu memang memiliki paras muka
yang tampan, gagah dan gampang menimbulkan simpatik orang lain terutama kaum
wanita, kalau bukan ke situ, bayangkan saja
bagaimana mungkin Biau ki siangsu In Han im yang berotak cerdas dan
berpengalaman begitu luas pun akhirnya bisa tertipu olehnya hingga berakibat
kematian baginya" 695 Sambil tertawa dingin lm Yan cu berkata:
"Kalau begitu kuucapkan banyak terima kasih atas jerih payahmu yang telah
menguntil kami selama beberapa hari'
Mendengar ucapan tersebut, paras muka Pedang ular perak Ciu
Heng thian agak berubah, tapi hanya sekejap kemudian sudah
lenyap tak berbekas, bahkan segera mengalihkan pokok pembicaraan ke hal lain, ujarnya sambil tertawa:
"Nona Im, entah kau murid siapa" Kelihayan ilmu silatmu benar-benar membuat
hatiku kagum..." lm Yan cu adalah seorang gadis suci yang cerdas dan licik, tentu saja dia tak
akan gampang terpengaruh oleh bujuk rayu Pedang ular perak Cu Heng thian yang
halus dan lembut itu, bahkan sewaktu
berada di jalan raya Heng yang tadi, ia telah mendapat petunjuk dari perempuan
aneh lainnya, maka sekarang ia sudah mengetahui dengan pasti bahwa orang yang
berada dihadapannya sekarang tak lain adalah wakil ketua Ban sia kau, si pedang
ular perak C iu Heng thian.
Bukankah pedang yang digembol dibelakang punggung pemuda
itu juga merupakan pedang ular perak"
Namun dalam hati kecilnya masih terdapat satu hal yang tidak
dipahami olehnya yakni apa sebabnya sikap si Pedang ular perak Ciu Heng thian
terhadap dirinya tidak seganas dan sekeji apa yang
pernah di dengar dan dibayangkan sebelumnya"
Im Yan cu mendengus dingin, lalu menukas pembicaraan Ciu
Heng thian yang belum selesai dengan bentakan keras:
"Orang she Ciu, dalam mata orang yang jeli belum kemasukan pasir, apa salahnya
kalau kita berbicara secara blak-blakan saja"
Malam ini kau telah memancingku datang kemari, sebenarnya apa
maksud dan tujuanmu" Ayo cepat katakan, agar kau bisa segera
berangkat menuju ke alam baka...."
696 Mendengar perkataan itu, si Pedang ular perak Ciu Heng thian
segera menengadah dan memperdengarkan suara tertawa panjang
nya yang keras dan memekikkan telinga.
"Haaaahhh...haaahhh...haaahh...
benar-benar tajam amat pandangan matamu, benar-benar memiliki ketajaman mata yang
mengagumkan, mungkin inilah yang dinama kan gadis cantik hanya mengenal
enghiong' Im Yan cu segera tertawa sinis.
"Manusia bedebah yang bermuka tebal dan tak tahu malu.
Hmmm! Aku pikir mungkin malam ini kau lagi sial hingga yang kau jumpai adalah
kuntilanak yang gemar makan manusia"
Pedang ular perak Ciu Henh thian tertawa nyaring.
"Mana, mana, bila nona Im tidak menampik diriku, aku orang she Ciu bersedia
untuk memuaskan dirimu!"
Tentu saja yang dimaksudkan sebagai memuaskan dirimu oleh
Pedang ular perak Ciu Heng thian adalah kata-kata cabul yang
rendah dan kotor artinya ......
Mendengar perkataan itu, mendadak Im Yan cu memperdengarkan suara gelak tertawanya yang amat merdu
bagaikan suara keleningan.
Tertawanya kali ini benar-benar mempersonakan hati orang,
apalagi pinggang nya yang ramping itu bergoyang tiada hentinya kesemuanya itu
menambah daya pesona gadis tersebut.
Sambil tertawa kembali Im Yan cu berkata:
"Orang she Ciu, bukankah kau mengagumi diriku, maka aku baru kau pancing datang
ke mari?" Suara yang bernada aleman ini dikombinasikan dengan gerak
geriknya yang genit, kontan saja membuat Ciu Heng thian yang
pada dasarnya hidung bangor menjadi terperana, kontan napsu
birahinya berkobar, sekarang dia telah salah menilai diri Im Yan cu.
697 "Nona Im memang burung hong dari manusia, puji si pedang ular perak Ciu Heng
thian sambil tertawa, "cukup menilai wajahnya, sudah mengetahui isi hatinya.
Asal kau sesungguh hati, aku orang she Ciu pun bersedia melepaskan jabatanku
sebagai wakil kaucu dan menyerempet bahaya untuk mengawini dirimu, ehmm.
perkataanmu memang benar, tadi bukan saja aku memancing
dirimu kemari karena tertarik oleh kecantikan nona, bahkan akupun tak ingin
menyaksikan nona terjatuh ke tangan orang-orang Ban sia kau lainnya...."
"Oooh.... Kau bilang apa?" seru Im Yan cu sambil tersenyum.
Pedang ular perak Ciu Heng thian memperdengarkan suara
tertawa cabulnya yang amat tak sedap didengar, katanya:
"Aku bilang pada malam ini baik Ku See hong Si bocah keparat itu maupun Kang lam
siang hou, jangan harap mereka bisa
meloloskan diri dari kematian yang mengerikan, heeeh... heeehh....." "Nona Im, aku orang she Ciu tidak kalah kalau dibandingkan dengan keparat she Ku
itu, aku heran mengapa kau bersedia
mempertaruhkan selembar jiwamu hanya untuk membelai dia"
Padahal ia sudah terkena racun Hou kut jian hun im kang, tiada obat-obatan
dikolong langit ini yang bisa menyembuhkan dia lagi..."


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Im Yan cu agak tertegun oleh perkataan itu, tapi sekejap
kemudian telah pulih kembali seperti sedia kala, katanya setelah tertawa ringan:
"Orang she Ciu, kau pun rupanya kena kubohongi juga, terus terang saja
kuberitahu kan kepadamu, aku bisa merawat Ku See
hong selama ini sesungguhnya tak lain dikarenakan pedang Ang
soat kiam tersebut. Heehh...heehh... tadi kau bilang menyukai aku, benarkah
perkataanmu itu" Orang lelaki macam kau belum tentu bisa
dipercaya perkataannya, pagi bilang begini mungkin sorenya sudah berkata
begitu...' 698 Sewaktu mengucapkan kata-kata tersebut, Im Yan cu secara
beruntun memperlihatkan sikap manjanya, sikap cemburu dan genit, hingga
kesemuanya itu menambah kecantikan dan daya tarik dari si nona.
Pedang ular Perak Ciu heng thian merasa gembira sekali, buru-
buru sahutnya: "Nona Im, cinta kasihku kepadamu adalah cinta kasib yang tulus, tidak percayakah
kau" Kau mengatakan perhatianmu terhadap
keparat she Ku itu hanya dikarenakan pedang Ang soat kiam"
Benarkah itu?" "'Aduuuh mak, bagaimana sih kamu ini" Sekarang kau malah
tidak percaya denganku?"
"Ooooh, tidak berani! Tidak berani Cuma mengapa kau tidak membunuhnya semenjak
dulu-dulu"' Tiba-tiba Im Yan cu berkerut kening, ia lantas menghela napas
sedih. "Aaaai, hal ini disebabkan dia dengan guruku masih terikat sedikit hubungan,
maka dari itu aku tak ingin disebut orang sebagai
penghianat perguruan, aku tahu ia sudah terkena pukulan beracun Hou kut jian hun
im kang, sejenis racun yang tak mungkin bisa
disembuhkan lagi, cepat atau lambat akhirnya dia pasti akan
mampus jua..." "Nona Im, benarkah kau menginginkan pedang Ang soat kiam
tersebut" Aku orang she Ciu pasti akan mendapatkannya secara
mudah, jangan kuatir, pedang itu tentu akan kuhadiahkan
kepadamu" "Sekarang dia sudah hampir mati, sedangkan Kang lam Siang hou terlebih cuma dua
orang manusia bodoh, untuk mendapatkan
pedang Ang soat kiam, mengapa aku harus menggantungkan
kepada mu, aku toh bisa melakukannya sendiri?"
Sekali lagi terpancar keluar sinar berahi dari balik mata si Pedang ular perak
Ciu Heng thian. 699 'Nona Im, pedang Ang soat kiam tersebut sudah didapatkan oleh
anggota perkumpulan kami. Tapi aku yakin dapat merampasnya
kembali dari tangan mereka'
Sepasang biji mata Im Yan cu yang jeli segera mengerling ke
sana ke mari, seperti mendongkol, seperti juga gembira, ia lantas menatap wajah
Pedang ular perak C iu Heng thian dan menatapnya dengan penuh cinta kasih.
Ditatap secara begini, Pedang ular perak Ciu Heng thian segera merasakan
jantungnya berdebar keras, segulung hawa panas
menyerang dalam hati kecilnya, dia tidak menyangka kalau gadis itu berhasil
digaet hatinya dalam waktu sesingkat ini.
Angin malam berhembus sepoi-sepoi mengibarkan baju Im Yan
cu dan memper-lihatkan lekukan tubuh si nona yang ramping, padat berisi dan
menawan hati itu. Tiba-tiba Im Yan cu mengulumkan sekulum senyuman manis
diujung bibirnya, sambil berjalan menghampiri Ciu Heng thian
dengan langkah yang lemah lembut, tiba-tiba katanya dengan
manja: 'Orang she Ciu, kau benar-benar manusia bodoh yang tak tahu
bagaimana bercinta. . ."
Tiba-tiba.. In Yan cu mengerakkan tubuhnya mener-jang kehadapan Pedang
ular perak Ciu Heng thian, kemudian telapak tangannya di ayunkan ke depan dan...
'Sreeet, sreeet?" segulung desingan angin tajam segera
berkelebat membelah angkasa, lima gulung angin jari tangan yang tajam dengan
cepat mengurung jalan darah Yu bun tong kok, siang ci, Im tok dan Magi hiat,
lima buah jalan darah penting ditubuh Ciu Heng thian.
Bukan saja serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan orang
tak siap, jurus serangan yang dipakai juga amat ganas dan keji.
700 Sementata itu si Pedang ular perak Ciu Heng thian sedang
tertegun setelah mendengar perkataan gadis itu, mendadak dia
melihat telapak tangan lawan telah menyambar didepan dadanya,
menyusul kemudian lima gulung desingan angin tajam menyergap
keatas badannya: Serangan itu dilepaskan dengan kecepatan bagaikan sambaran
petir, mimpipun pedang ular perak Ciu heng thian tidak mengira kalau dalam sikap
lemah lembut dan alemannya Im Yan cu bisa
begini tega untuk melepaskan serangan keji yang mematikan.
Dalam terkesiapnya buru-buru Ciu Heng thian mengegos ke
samping, tangan kanan nya segera dikebaskan ke depan
melepaskan segulung tenaga pukulan yang sangat kuat, sementara tubuhnya mundur
ke belakang dengan cepat....
Kendatipun reaksinya cukup cepat, namun ia tak dapat
mengundurkan diri dengan begitu saja.
Mendadak. .. "Brreet ?" terdengar suara pakaian yang tersambar robek, disusul
suara dengusan tertahan. Paras muka Ciu Heng thian berubah menjadi pucat pias, iga
kirinya tersambar angin pukulan hingga pakaiannya robek dan darah segar
bercucuran membasahi tubuh nya.
Sejak tadi Im Yan cu sudah berniat melakukan pembunuhan, dia
ingin membi-nasakan anak muda tersebut dalam suatu sergapan
yang akan dilancarkan secara tiba-tiba dengan kecepatan luar biasa.
Itulah sebabnya, tadi ia sengaja mempergunakan kecantikan dan
kegenitan nya untuk mempengaruhi perhatian Ciu Heng thian, tak heran kalau dia
tak sudi berhenti sampai disitu saja ketika dilihatnya serangan yang
dilancarkannya belum berhasil juga merobohkan
lawan. . . Terdengar dia membentak nyaring, ujung bajunya segera
dikebaskan ke depan, mendadak bagaikan gulungan salju saja
meluncur ke depan dengan membawa gulungan hawa dingin yang
701 menggidikkan hati, kali inipun serangan tersebut ditujukan ke tubuh Ciu Heng
thian. Bukan begitu saja, berbareng itu pula kakinya menjejak tanah
lalu dengan suatu gerakan yang cepat ia menyusul dari belakang.
Senjata andalan dari Im Yan cu adalah sepasang ujung bajunya
yang kelewat panjang dan lunak itu, namun didalam permainannya, kain yang lembek
justru berubah menjadi sebuah senjata pembetot sukma yang tajam dan mengerikan,
selain banyak kegunaannya
juga dapat dirubah-rubah sekehendak hati sendiri.
Serangan yang dilancarkan kali ini di lepaskan dengan sebuah
jurus serangan yang aneh dan sakti, diam-diam Im Yan cu merasa berbangga hati,
dalam anggapannya serigala perempuan yang
memuakkan dan menjengkelkan hati itu niscaya akan termakan oleh serangannya dan
terpapas kutung menjadi empat bagian.
Mencorong sinar bengis dari balik mata Pedang ular perak Ciu
Heng thian karena menahan geram, sambil menggigit bibirnya
kencang-kencang mendadak dia melejit ke tengah udara, lalu
sepasang tangannya dilepaskan ke depan dengan suatu gerakan
aneh dan menyambut datangnya ancaman lawan dengan keras
lawan keras. . . Angin pukulan menderu-deru seperti angin puyuh, tajamnya
melebihi golok, benar-benar sebuah ancaman yang menggidikkan
hati. Im Yan cu sangat terperanjat, sambil membentak ujung bajunya
berbalik menggulung keluar, pinggangnya bertekuk indah, lalu
dengan mempergunakan tangan yang lain ia menghantam sepasang
telapak tangan lawan. Setelah itu ujung kakinya menjejak tanah dan secara tiba-tiba
melambung ke angkasa sambil melepaskan tendangan, bersamaan
itu pun ujung bajunya di kebaskan ke muka secepat sambaran petir.
Dua telapak, satu tendangan ditambah kebasan ujung baju,
beberapa jurus serangan yang aneh dan sakti itu ternyata
702 dilancarkan semua dalam waktu singkat, membuat orang sukar
untuk membedakan mana serangan tangan, mana kebasan baju
dan mana tendangan. "Plaaakk.!" terjadi suatu bentrokan yang amat nyaring ...
Bahu kiri pedang ular perak Ciu Heng thian lagi-lagi terhajar oleh sebuah
pukulan Im Yan cu sehingga mengakibatkan pemuda itu
mundur sejauh tiga empat langkah dengan sempoyongan, tapi
justru karena hal itu juga, dua serangan berikutnya berhasil
dihindari pula dengan selamat.
"Cri ing. !" bunyi gemerincing nyaring berkumandang memecahkan keheningan. Kini ditangan kanan Ciu Heng thian telah bertambah dengan
sebilah pedang ular peraknya, cahaya keperak-perakan yang
memancar ke empat penjuru membiaskan pula raut wajahnya yang
diliputi kegusaran dan kebencian yang meluap.
Sementara itu, sebenarnya Im Yan cu hendak melancarkan
serangkaian ancaman lagi untuk membunuh lawannya setelah
serangannya bersarang telak ditubuh Ciu Heng thian tadi, akan
tetapi justru pada saat itulah Ciu Heng thian telah mencabut keluar pedang ular
peraknya sambil menyodorkan senjata tersebut ke
depan dan memasang sebuah gaya serangan aneh.
Sebagai seorang gadis yang berpengalaman dan tahu keadaan,
tentu saja ia pun mengetahui betapa lihaynya ancaman tersebut, dia tak berani
menyerang secara gegabah melainkan berdiri tenang
sambil menghimpun tenaga mempersiapkan diri.
Suara tertawa yang seram dan wajah yang menyeringai seram
karena diliputi perasaan dendam dan benci yang meluap-luap
menghiasi seluruh wajah Ciu Heng thian, terdengar ia berkata:
'Im Yan cu, kau perempuan jalang, sebenarnya aku orang she
Ciu hendak melayanimu sebagai seorang kekasih, tak tahunya kau perempuan sundal,
rupanya sudah bosan hidup lagi di dunia ini, 703
hmmm! Malam ini, bukan saja aku menghendaki tubuhmu, bahkan
akupun menghendaki selembar nyawamu. ."
Paras muka Im Yan cu berubah sedingin es, katanya sinis:
"Bajingan cabul yang tak tahu malu, malam ini juga nonamu akan mencincang
tubuhmu menjadi berkeping-keping, aku hendak
membantu umat persilatan untuk melenyapkan seorang pencoleng
dari muka bumi. . ."
Sekali lagi Ciu Heng thian memperdengarkan suara tertawanya
yang licik dan menyeramkan.
"Heeehhh. . . heeehhh. . . heebehhh. . . Im Yan cu, kau sudah ditakdirkan untuk
mampus ditangan aku orang she Ciu. Cuma, aku pun hendak memberitahukan kepadamu
bagaimanakah keadaannya sewaktu kurenggut nyawamu nanti, heeehhh. . . . heeehhh . . . aku orang she Ciu
akan menghilangkan kesadaranmu dan merubah mu
menjadi seorang jalang dan cabul, setiap saat setiap titik selalu membutuhkan
keputusan birahi untuk memuaskan hatimu, kemudian kau akan kehabisan tenaga dan akhirnya mampus karena
kekeringan." Im Yan cu cukup mengetahui akan kehebatan ilmu silat yang
dimiliki Ciu Heng thian, walaupun ia berada dalam keadaan marah sekarang, namun
gadis tersebut tak berani melancarkan sergapan, karena gaya serangan yang
dipasang pemuda tersebut kini
mengandung suatu jurus pembunuh yang mengerikan sekali.
Begitulah sambil menahan kobaran hawa marah dalam hatinya,
gadis itu berkata lagi dengan dingin:
"Bajingan cabul, kalau memang punya kepandaian, ayo cepat datang menghantar
nyawamu, apa gunanya kau meski menunda
saat keberangkatanmu menuju ke akhirat."
Ciu Heng thian segera memperlihatkan sekulum senyuman licik
yang mengerikan: "Im Yan cu" dia berseru, "terus terang kuberitahukan kepadamu, kini keparat she
Ku dan kedua orang manusia bodoh itu sudah
704 mampus di tangan Thi bok sin kiam Cu Pok, kau tak usah terburu napsu, sebentar
marilah kita nikmati dahulu sorga dunia sebelum kau kuhantar pulang ke rumah
nenekmu!" Sekalipun Im yan cu tahu kalau pihak lawan sengaja hendak
membangkitkan hawa amarahnya, tapi begitu mendengar tentang
keselamatan Ku See hong yang etrancam, hatinya kontan sukar
dikendalikan lagi. Mendadak Im Yan cu membentak nyaring, sepasang telapak
tangannya didorong ke muka melancarkan dua gulung angin
pukulan yang maha dahsyat, ibaratnya bukit karang yang
berguguran ke atas tanah, di ringi suara deruan nyaring yang
membetot sukam, secepat sambaran kilat rmenggulung ke atrah Ciu Heng thqian.
Pada saatr angin pukulannya dilepaskan inilah, tubuh Im Yan cu turut melejit
pula ke tengah udara. . .
Sejak tadi Ciu Heng thian telah memperhitungkan bahwa Im Yan
cu bakal melakukan tindakan tersebut, maka disaat si gadis
melepaskan serangannya tadi, dengan gaya burung bangau
meluncur ke angkasa, mendadak ia melejit ke udara, lalu pedang nya digetarkan ke
depan, serentetan cahaya pedang berwarna
keperak-perakan langsung menyergap ke tubuh Im Yan cu. . .
Tatkala telinganya menangkap suara desingan angin pedang
yang memekikkan telinga, Im Yan cu tidak sangsi lagi, tubuhnya yang berada di
udara segera berjumpalitan indah lalu dengan cepat melayang turun ke bawah
bermaksud hendak mencari jalan untuk
melarikan diri. . . "Weeeesss !" kembali hembusan angin bergema diudara. . .
Bagaikan sesosok sukam gentayangan saja kembali Ciu Heng
thian menghadang dihadapannya, suara tertawa seram yang
menggetarkan sukma serasa menusuk pendengarannya.
Terdengar Ciu Heng thian berkata dengan bangga:
705 "Im Yan cu, buat apa kau mesti terburu-buru. Tunggulah sampai kita menikmati
dahulu sorga dunia sepuasnya sebelum kau
berangkat ke akhirat, dengan demikian baru tak sia-sia
kehidupanmu di dunia ini"
Im Yan cu berkerut kening, selapis hawa pembunuhan yang
mengerikan segera menghiasi wajahnya, jelas dia telah bertekad hendak beradu
jiwa dengan lawannya. Agak terkesiap juga perasaan Ciu Heng thian setelah
menyaksikan sikap maupun paras muka gadis itu, namun dia
merasa punya kemampuan untuk menguasahi lawannya, maka


Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perubahan sikap tersebut sama sekali tidak membuat hatinya jeri.
Sambil tertawa dingin kembali ujarnya:
"Im Yan cu, kau tentunya bukan seorang gadis yang sudah
kehilangan keperawananmu bukan" Waaah. . . kalau selaput
daramu sudah didahului orang, aku bisa kecewa sekali, Heeehhh...
heeehhh... aku pikir keparat she Ku itu belum tentu mempunyai
rejeki yang demikian besarnya"
Disaat si anak muda itu masih berguman tiada hentinya,
sementara itu Im Yan cu telah menghimpun segenap tenaga
dalamnya ke dalam tubuh, ia telah bersiap sedia melangsungkan
suatu pertarungan mati-matian, sebab ia mengerti Ciu Heng thian adalah serigala
perempuan yang berhati cabul, seandainya sampai terjatuh ke tangan iblis muda
itu, sudah pasti dia akan menyesal sepanjang jaman.
Sambil tertawa licik kedengaran Ciu Heng thian berkata lagi:
"Bersenang-senang sedikit nilainya melebihi seribu tahil emas, aku orang she C
iu tak ingin mengulur waktu lagi ....."
Ditengah ucapan mana, pedang ular perak ditangan Ciu Heng
thian segera dilayangkan menciptakan berpuluh-puluh titik cahaya bintang.
706 Ditengah selapis kabut cahaya yang teramat besar, serentak
hawa pedang yang tajam secepat kilat menembusi angkasa dan
meluncur ke bagian tubuh yang mematikan dari Im Yan cu.
Rupanya Ciu Heng thian juga tahu bahwa ilmu silat dari Im Yan
cu sangat lihay, maka begitu turun tangan dia lantas
mempergunakan jurus serangan yang paling ganas.
Im Yan cu membentak nyaring, tubuhnya bergerak dengan suatu
gerakan aneh, sepasang lengannya berputar membentuk satu
lingkaran cahaya busur di sisi tubuhnya, kemudian secara bersilang melepaskan
bacokan keluar. Dua gulung angin pukulan yang dalam dan berat bagaikan
gelombang samudra, langsung menyerang hawa pedang lawan dari
dua arah yang berlawanan.
Gerak serangan yang dilancarkan itu benar-benar merupakan
suatu gerak serangan yang sangat aneh.
Kekuatan seranganya bagaikan gelombang besar di samudra,
cukup menggetarkan hati setiap orang.
"Blaaamm -Blaaammmm . !" terdengar dua kali benturan nyaring menggelegar di
angkasa. Ciu Heng thian merasakan pergelangan tangannya menjadi kaku,
pedang ular peraknya terasa ditekan oleh segulung kekuatan
suhingga seakan-akan hendak terlepas dari cekalan.
Berbareng dengan serangan dua telapak tangan yang dilakukan
Im Yan cu tadi, kedua ujung bajunya bagaikan dua ekor ular sakti telah
menggulung pula ke atas pedang ular perak milik C iu Heng thian dari suatu sudut
yang sangat aneh. Ciu Heng thian benar-benar merasa terkesiap, dia tak menduga
kalau kepandaian silat yang dimiliki Im Yan cu ternyata jauh lebih lihay
daripada apa yang disangka semula.
707 Menyaksikan datangnya serangan tersebut, ia tak berani berayal, tubuhnya segera
merendah, lalu menghindar ke samping secara
mendadak dengan suatu gerakan aneh.
Disaat tubuhnya berkelit, pedang ular pendek ditangannya
membuat gerakan lingkaran, selapis cahaya perak yang berkilauan disertai dengan
desingan angin tajam kembali meluncur keluar.
Jurus pedang yang dipergunakan kali ini adalah ilmu sakti yang tercantum dalam
kitab Pek kok cinkeng warisan dari Cing hay.
Cahaya pedang tampak berputar-putar, lalu seperti ombak
disungai meluncur ke muka dan menembusi setiap peluang yang
ada. Dari gerak serangan lawan, Im Yan cu sudah tahu lihay, kali ini berganti dia
yang harus berkelit ke samping dengan ilmu gerakan tubuh yang aneh, kemudian
sepasang telapak tangannya balas
mendorong ke muka melepaskan pukulan yang membendung hawa
pedang lawan. Ciu Heng thian memang seorang yang berhati keji dan pandai
memanfaatkan kesempatan yang ada, cepat-cepat kakinya berputra kencang, sambil
membentak gusar pedang ular peraknya diputar
sambil digetarkan, cahaya pedang segera memancar ke mana-
mana. Hawa pedang yang berbentuk seperti ular itu berkelak kelok kina kemari membawa
desingan angin tajam yang mengerikan, dalam
waktu singkat delapan belas jalan darah penting di tubuh Im Yan cu sudah
terancam oleh serangan tersebut.
Kecepatan gerak yang digunakan pun sukar dilukiskan dengan
kata-kata. Paras muka Im Yan cu berubah menjadi berat, mendadak
tubuhnya melejit ke tengah udara, telapak tangan kirinya diputar membentuk satu
lingkaran, sementara tangan kanannya langsung
menyambar dari tengah udara.
708 Dalam jurus dua gerakan disertbakan bersama dedngan
menggunakaan dua kekuatan byang berbeda, kembali ia mendesak
mundur pedang ular perak lawan.
Jurus serangan yang digunakan barusan merupakan suatu
gerakan aneh, seakan-akan terdapat daya kekuatan im dan yang
yang saling berhubungan. Begitu gerakan serangan dilancarkan, selapis hawa pukulan yang maha dahsyat
seakan-akan selembar jaring yang amat besar dan
kuat menggulung ke arah depan.
Suatu serangan yang benar-benar dahsyat dan menggetarkan
sukma setiap orang yang menghadapinya.
Tatkala hawa pedang yang dipancarkan dari ujung pedang ular
perak ditangan Ciu Heng thian saling bersentuhan dengan hawa
pukulan yang aneh itu, seketika itu juga timbulah segulung tenaga hisapan yang
sangat dahsyat yang memaksa gerakan pedang ular
peraknya bergerak miring ke arah samping.
Setelah mempunyai pengalaman tempo hari, dalam kejutnya Ciu
Heng thian segera berjongkok ke bawah, pedang ular peraknya pun turut segera
membuyar, buru-buru dia memutar senjatanya
menciptakan selapis dinding hawa pedan untuk melindungi sekeliling tubuhnya.
Jurus serangan Ciu Heng thian yang lincah dan gesit kali ini
digunakan secara tepat sekali serta mendatangkan manfaat yang
tak terduga. Kiranya sewaktu Im Yan cu mengeluarkan ilmu pukulan aneh
tadi, tangan kirinya melepaskan pula lima gulung desingan angin pukulan yang
berhawa tajam. Tapi serangan tersebut segera membentur di atas dinding
pedang Ciu Heng thian yang diciptakan sangat rapat dan kuat, oleh karena itu
telah terjadi serentetan suara ledakan yang amat nyaring, semuanya punah dengan
begitu saja. 709 Tubuh Ciu Heng thian yang berada dalam posisi setengah
berjongkok itu mendadak bergerak ke depan secepat sambaran
angin puyuh. tubuh berikut pedangnya dengan cepat menggulung
ke arah mana Im Yan cu sedang berdiri.
Im Yan cu memang berkepandaian luar biasa, berada dalam
keadaan demikian, kaki kanannya segera menutul pada kaki kirinya, lalu sekali
lagi melambung ke udara setinggi dua kaki lebih.
Kelitan yang dia lakukan inipun tepat sekali saatnya, babatan
pedang Ciu Heng thian kembali mengenai sasaran yang kosong,
meski selisihnya hanya sedikit sekali dari sasaran.
Baru saja sepasang kaki Im Yan cu menyentuh permukaan tanah,
tubuhnya kembali menerjang ke muka dengan cepat, angin pukulan, kebasan ujung
baju dan bayangan tendangan dalam waktu singkat
bersama-sama ditujukan ke tubuh C iu Heng thian.
Pedang ular perak di tangan kanan Ciu Heng thian berputar
kencang menciptakan kabut pertahanan yang begitu rapat seperti sebuah jaring
laba-laba, bersusun-susun begitu rapatnya hingga tercipta selapis dinding cahaya
yang sangat kuat.. Jurus serangan yang dimainkan pedang ular perak pun kian lama
kian bertambah ganas, perubahannya aneh, sakti dan sukar diraba.
Gerakan tubuh Im Yan cu jauh lebih hebat lagi, bagaikan bidadari yang turun dari
angkasa, dia bergerak kian kemari dengan
kecepatan tinggi, sementara serangan demi serangan dilancarkan bagaikan air
sungai yang menjebolkan bendungan, mengalir keluar tiada hentinya.
Dalam waktu singkat dia telah melancarkan serangkaian
serangan yang mengerikan.
Begitulah, dua orang tersebut segera terlibat dalam suatu
pertempuran yang benar-benar amat seru dan sengit. .
Angin puyuh memancar ke empat penjuru, pasir dan batu
beterbangan memenuhi angkasa, dari sini bisa dibayangkan betapa ramainya
pertarungan yang sedang berlangsung.
710 Semakin lama bertarung, ke dua orang itu bertempur makin
sengit, jurus-jurus serangan yang digunakan makin lama semakin aneh pula, setiap
jurus, setiap gerakan hampir semuanya
merupakan jurus-jurus serangan sakti yang harus memeras otak
orang lain untuk mematahkannya.
Justru karena kepandaian silat yang dimiliki ke dua orang ini
berada dalam keadaan seimbang, sedang jurus serangan yang
mereka gunakan pun hampir berimbang kekuatannya, maka
sekalipun pertarungan sengit itu telah berlangsung hampir tiga kentongan,
masing-masing pihak pun sudah saling melancarkan
delapan ratus jurus serangan, akan tetapi tiada satu pihakpun yang berhasil
meraih kedudukan di atas angin.
Sebenarnya tenaga dalam yang dimiliki Ciu heng thian lebih
tinggi, daya tahan seorang lelaki pun jauh lebih baik daripada kaum wanita, akan
tetapi berhubung sebelum pertarungan berlangsung
dia sudah termakan dua serangan dahsyat dari Im Yan cu lebih
dulu, kendatipun luka ini untuk sementara waktu masih bisa ditahan dengan
mempergunakan hawa murninya, namun lama kelamaan
hawa murninya menjadi tak lancar. dia pun mulai merasa agak
kepayahan. Im Yan cu, ketika baru terjun ke dalam dunia persilatan tempo
hari, musuh tangguh pertama yang dia hadapi adalah manusia aneh berkerudung yang
dijumpainya di depan kuil bobrok dulu, orang itu sebenarnya tak lain adalah
salah seorang murid murtad dari Bun ji koan su yakni Jian hun kim ciang Tu Pak
kim. Selanjutnya mata-musuh yang terhitung cukup tangguh adalah si
pedang ular perak Ciu Heng thian.
Tak heran kalau sekarang dia pun sudah mulai bermandikan
keringat, namun serangan demi serangan yang dilancarkan masih
tetap amat dahsyat dan luar biasa.
Sementara itu kentongan ke lima sudah menjelang tiba, fajar
sudah mulai menyingsing di langit timur.
711 Pedang ular perak Ciu Heng thian benar-benar dibikin terkejut
oleh kemampuan ilmu silat dari Im Yan cu.
Sejak memperoleh kitab pusaka Pek Toh cinkeng dari Cing hay,
dia beranggapan bahwa ilmu silat yang dimilikinya sekarang sudah tiada taranya
lagi, dia menganggap dalam pengembaraannya dalam dunia persilatan nanti, sudah
pasti akan malang melintang, tanpa tandingan.
Siapa tahu, begitu muncul dalam dunia persilatan, dia segera
ditaklukkan oleh kehebatan ilmu silat dan kecantikan wajah Ceng Lan hiang, ketua
dari Ban sia kau. Dalam pertarungan yang pertama kali diadakan kemudian iapun
harus menderita kekalahan total diujung pedang Ku See hong dan sekarang dia pun
tak mampu menaklukkan Im Yan cu.
Berada dalam keadaan demikian, sadarlah bajingan muda ini
seandainya dia tidak mempergunakan cara yang licik bdan siasat kejid, sulit
rasanyaa untuk menaklukbkan Im Yan cu, apalagi
memenuhi harapannya untuk menikmati kehangatan tubuh gadis
tersebut. Sebaliknya lm Yan cu pun mulai kacau pikirannya setelah
menyaksikan fajar telah menyingsing, dia amat menguatirkan
keselamatan jiwa Ku See hong.
"Bila aku tidak menggunakan ilmu Hay jin ciang ajaran guruku, niscaya sulit
bagiku untuk membinasakan lawan .. .." demikian dia mulai berpikir. berpendapat
demikian, mendadak saja gadis itu
berpekik nyaring. . . Segulung hawa pukulan yang membawa udara dingin seperti
gelombang dahsyat yang datangnya bergulung-gulung dari tengah
udara, langsung menghantam Ciu Heng thian dan mendesaknya
habis-habisan. Sementara itu Ciu Heng thian telah menghimpun tenaga Tay ih
kun goan khikangnya kedalam tangan kiri sebesar sepuluh bagian.
712 Di ringi bentakan nyaring, dia melepaskan empat buah pukulan
secara beruntun dengan jurus Huang hong si ni (angin puyuh hujan badai).
Begitu gerak serangan dilakukan, angin pukulan yang membawa
desingan tajam ibaratnya gunung karang yang ambruk, langsung
meluncur ke muka dan menyambar setiap benda yang dijumpainya.
Tatkala dua gulung hawa serangan yang berbeda jenis itu saling bertemu satu sama
lainnya, segera terjadilah suatu ledakan dahsyat yang memekikkan telinga.
Menyusul kemudian. . . "Blaaamm, blaaamm, blaamm..!"' secara beruntun terjadi lagi ledakan-ledakan
beruntun yang memekikkan telinga.
Tampak bayangan manusia saling berpisah, angin tajam seperti
sayatan pisau menyambar ke empat penjuru dan membabat habis
semua rumput, bunga dan tetumbuhan lainnya.
Sampai dimanakah kehebatan dari tenaga serangan tersebut,
bisa dibayangkan dari kerusakan yang timbul akibat ledakan mana.
Sesaat kemudian, suasana di sekeliling tempat itu diliputi
keheningan yang luar biasa, yang terdengar hanya dengusan napas yang memberat.
Pedang ular perak ditangan Ciu Heng thian terkulai ke bawah,
noda darah membekas di ujung bibirnya, sepasang matanya merah
membara penuh mengandung kebencian yang meluap, mukanya
pucat pias sedang kulit wajahnya mengejang keras.
Tangan kirinya juga terkulai ke bawah, seakan-akan sudah tak
bertenaga lagi untuk diangkat, namun dilihat dari caranya
menggenggam, agaknya secara diam-diam ia telah menyembunyikan sesuatu benda yang jahat dibalik jari tangannya itu.
Im Yan cu berdiri pula dengan napas tersengkal, dadanya
berombak naik turun mengikuti napasnya yang memburu, wajahnya
713 berubah menjadi pucat pias, pakaiannya robek beberapa bagian,
namun matanya yang jeli justru memancarkan hawa pembunuhan
yang sangat menggidikkan hati.
Rupanya saat itu dia sedang menghimpun sisa tenaga dalam
yang dimilikinya untuk melepaskan serangan terakhir yang
mematikan bagi Ciu Heng thian...
Mendadak. . .

Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Im Yan cu menyerang dengan menggunakan ilmu simpanannya,
Hay jin ciang atau pukulan unggas laut yang maha dahsyat itu.
Tiba-tiba tubuhnya melejit ke angkasa, di tengah udara
mendadak badannya menyusut sementara sepasang lengannya
dipentangkan lebar-lebar, pakaiannya yang berwarna biru segera bergetar
menciptakan gelombang demi gelombang..
Suatu ketika, sepasang tangan Im Yan cu dirapatkan menjadi
satu dan melurus ke depan, tubuhnya seperti seekor burung elang buas secepat
kilat menyambar tubuh Ciu Heng thian.
Tatkala ujung jari tangannya mencapai enam depa dari tubuh Ciu Heng thian,
badannya bergetar keras dan mendadak menukik ke
bawah. Disaat tubuhnya hampir mencapai tanah inilah, sepasang
tangannya secara aneh membentang lebar kembali.
Suatu kekuatan daya serangan yang mengerikanpun segera
terbentang di depan mata..
Akan tetapi pada saat itu pula...
Mendadak Ciu Heng thian mengayunkan tangan kirinya ke muka,
bubuk berwarna merah darah segera meluncur ke depan dan
menghantam wajah Im Yan cu.
"Sreeet, sreeet, sreeet...!" serentetan cahaya berkilauan
menyambar lewat, Ciu Heng thian segera memperdengarkan
dengusan tertahan. 714 Hawa khikang Tay ih kun goan yang telah dikerahkan ke seluruh
jalan darah penting di tubuhnya itu tak sanggup membendung
dahsyatnya tenaga pukulan Hay jin ciang yang dilancarkan Im Yan cu.
"Uuaakkk....!" darah kental menyembur keluar dari mulut orang she Ciu itu,
tubuhnya mundur enam langkah dengan sempoyongan
dan akhirnya roboh lemas diatas tanah.
Tapi pada saat itu pula Im Yan cu telah mengendus bau bubuk
merah yang disambit ke arahnya, tiba-tiba saja dia merasakan hawa murninya punah
tak berbekas, lalu diiringi seruan tertahan, seluruh badannya roboh terjungkal
ke atas tanah, pandangan nya menjadi gelap dan akhirnya gadis itu jatuh tak
sadarkan diri. oooo0dw0oooo BAB 33 PEDANG ular perak Ciu Heng thian merangkak bangun dengan
cepat kini rambutnya sudah terurai tak karuan, sekujur badannya penuh berlepotan
darah, sambil mengangkat wajahnya yang
mengerikan, kulit mukanya mengejang keras, sepasang matanya
menatap tubuh Im Yan cu yang tak berkutik lekat-lekat, sementara sekulum
senyuman licik dan cabul menghiasi bibirnya.
Raut wajah yang pada dasarnya sudah mengerikan, kini kelihatan semakin
menggidikkan hati. Dengan cepat dia mengatur napas dan berusaha keras menekan
gejolak hawa darah di dalam dadanya, kurang lebih seperminum teh kemudian pelan-
pelan dia baru bergerak mendekati tubuh Im Yan
cu. Sementara itu fajar telah menyingsing, sinar yang berwarna
keemas-emasan muncul dari balik bukit situ, menembusi kabut pagi dan menerangi
seluruh jagad. 715 Im Yan cu memejamkan matanya rapat-rapat, napasnya teratur,
payudaranya bergelobang naik turun, wajahnya yang cantik molek bersemu merah di
bawah sinar matahari pagi, ia nampak lebih
cantik dan menawan hati .
Sepasang mata jalang Ciu Heng thian tanpa berkedip mengawasi
terus wajahnya yang cantik, sementara suara tertawa licik dan cabul bergema
tiada hentinya. "Heeehh.. heeehh.. heeeeehh, kecantikan gadis ini tidak kalah dengan kecantikan
kaucu, heeehh...heeehh...heeehh... biasanya
gadis cantik semacam ini tentu mempunyai rasa yang istimewa
pula." Sambil memperdengarkan suara tertawa cabulnya yang
berkumandang tiada hentinya, pelan-pelan dia membopong tubuh
Im Yan cu dan berjalan menuju dalam hutan didepan sana..
Sungguh kasihan Im Yan cu, ia telah terkena obat pemabuk dari
musuh keji sehingga jatuh tak sadarkan diri, dia tidak tahu kalau kesucian
tubuhnya kini terancam bahaya, kehormatannya hendak
dinodai oleh manusia biadab tersebut.
Sambil membopong tubuh Im Yan cu, si pedang ular perak Ciu
Heng thian berjalan masuk ke dalam hutan dan membaringkan
tubuh gadis itu di bawah sebatang pohon.
Berada dalam keadaan begini, dia tak sanggup mengendalikan
kobaran napsu birahinya lagi, dengan bibirnya yang masih
berlepotan darah, dia langsung mencium pipi Im Yan cu yang halus itu dengan
bernapsu. Im Yan cu memiliki tenaga dalam yang sempuna, walau dia
terkena obat pemabuk yang keras hingga pingsan, tapi tak selang berapa saat
kemudian pelan-pelan kesadaran nya pulih kembali.
Pertama-tama yang dirasakan olehnya adalah tubuhnya sedang
ditindihi seseorang hingga sukar bernapas, lalu terendus bau
anyirnya darah serta panasnya bibir yang sedang menciumi seluruh wajahnya.
716 Dengan cepat Im Yan cu menyadari apa gerangan yang telah
terjadi, ia menjadi malu sekali.
Dengan sekuat tenaga dia berusbaha untuk meronta dan
melepaskan diri dari tindihan orang, tapi dia merasa sama sekali tak bertenaga,
sepasang tangannya ingin digunakan untuk mendorong
tubuh Ciu Heng thian, namun tangan itupun lemas tak bertenaga.
Ketika Ciu Heng thian menyaksikan Im Yan cu sudah mendusin,
karena kuatir gadis itu mengambil keputusan pendek lantaran malu dan gusar,
cepat-cepat membalikkan badannya lalu tangan
kanannya secepat kilat menotok jalan darah Ya si hiat diseputar bibir serta Ay tiong hiat pada sepasang
lengannya. Sewaktu menengok jalan darah tersebut ternyata Ciu Heng thian
melakukannya dengan tenaga yang diperhitungkan, hingga dengan
demikian gadis ini tak sampai jatuh pingsan, dia hanya bermaksud untuk mencegah
korbannya bunuh diri saja.
Ternyata jalan darah Ya si hiat merupakan nadi yang menguasahi seputar gigi,
bila jalan darah itu tertotok maka mulut serta gigi tak mampu berkutik lagi.
Dalam keadaan begini Im Yan cu benar-benar merasa
mendendam sekali, dia tak menyangka kalau orang ini moralnya
sudah begini buruk sehingga berani berbuat bejad.
Kini jalan darah Ya si hiatnya sudah tertotok, satu satunya
harapan untuk mempertahankan kehormatan sendiri yakni dengan
menggigit putus lidah sendiripun lenyap tak berbekas.
Dengan begitu, dia benar-benar sudah mati kutunya, sekarang
dia hanya bisa pasrah nasib dan membiarkan Ciu Heng thian
memuaskan napsu birahinya atas kemontokan serta kehangatan
tubuhnya tanpa melawan. Tiba-tiba dua titik air mata jatuh berlinang membasahi wajah Im Yan cu yang
cantik, ia benar-benar merasa sakit hati dan sedih sekali, ia tak mengira
dirinya bakal mati ditangan manusia laknat 717
semacam ini, bahkan harus mati dengan kehilangan kehormatannya lebih dulu,
hancur lebur rasanya perasaan gadis itu.
Namun sekarang, ia tak mampu bersuara, tenaga untuk meronta
pun tak dimiliki, keadaannya tak berbeda dengan seekor anak
domba yang diikat ke empat kakinya.
Kalau domba yang menghadapi ajalnya masih bisa merintih,
maka dia sama sekali tak dapat berbuat apa-apa lagi...
Setelah berhasil menotok jalan darah di tubuh Im Yan cu, Ciua
Heng thian merogoh sakunya dan mengeluarkan sebutir pil
berwarna merah, katanya sambil tertawa seram:
'Im Yan cu, tahukah kau apa nama pil ini" Heeeehhh...
heeeehhhh... heeeehhhh..."
Mendengar partanyaan itu, mendadak terlintas kembali dalam
benak Im Yan cu akan perkataannya tadi, kontan paras mukanya
berubah menjadi pucat pias seperti mayat, sorot matanya
memancarkan sinar ketakutan dan sinar permohonan yang
mengenaskan, dia berharap semuanya itu tidak terjadi secara
benar-benar. Setelah tertawa seram kembali C iu Heng thian berkata:
'Mungkin kau tahu bukan bahwa di dalam dunia persilatan
terdapat semacam obat yang bisa membangkitkan napsu birahi
orang?" "Heeehh... heeeehhh.. heeehhhh... pil berwarna merah darah ini adalah obat
perangsang yang dapat membangkitkan napsu birahi
orang, obat ini merupakan obat perangsang terkeji dan terkeras yang ada di dunia
ini, orang persilatan menyebutnya sebagai Im hwee si hun wan (pil api dingin
perenggut nyawa)!` -ooo0dw0ooo- Jilid 22 718 IM YAN CU kurang bagitu tahu tentang nama "Im hwee si hun wan" tersebut,
karenanya, ia belum begitu putus asa terhadap keadaan yang menimpanya, akan
tetapi seandainya nama obat itu
didengar oleh seseorang yang mengerti tentang obat-obatan,
niscaya dia akan menjerit kaget dengan perasaan ngeri.
Dari perubahan mimik wajah Im Yan cu, Ciu Heng thian tahu
kalau gadis tersebut tidak begitu mengetahui akan kehebatan pil perangsang itu,
maka ujarnya lagi sambil tertawa rendah:
'Im Yan cu, tentunya kau belum mengetahui tentang sifat dari
obat perangsang yang bernama lm hwee si hun wan ini bukan" -
Hmmm, hmmm .... tak ada salahnya kalau aku orang she Ciu
terangkan dulu sifat dari obat ini.
"Obat perangsang Im hwee si hun wan adalah obat perangsang paling dahsyat yang
pernah tercantum dalam kitab pusaka Ban sia cinkeng, kekejiannya sama sekali
tidak berada dibawah kekejian racun Hou kut jian hun im kang yang mendekam
ditubuh keparat she Ku itu. Cuma sifatnya saja arak sedikit berbeda, barang siapa makan obat ini
maka nafsu birahinya segera akan berkobar, baik itu lelaki atau perempuan, bila
tidak segera dipenuhi yang membakar dalam tubuh sang korban akan menyiksanya
habis-habisan sebelum akhirnya seluruh nadi didalam tubuhnya pecah dan tewas.
"Sebaliknya bila api nafsu birahinya berhasil dipadamkan dengan melakukukan
hubungan senggama, itu pun hanya bersifat
sementara, setelah dia tertidur nyenyak selama dua hari, api racun itu akan
mulai membakar lagi nafsu birahinya, dia harus melakukan hubungan senggama untuk
kedua kalinya untuk menghilangkan
siksaan tersebut, tapi enam hari kemudian hal ini akan kambuh
kembali, dan disaat melakukan hubungan senggama yang ke tiga
kalinya inilah maka orang tersebut akan kehabisan sumsum
tubuhnya sehingga mengakibatkan kematian.
"Mengapa bisa begini" Hal ini disebabkan orang yang terkena racun Im hwee si hun
wan akan terbakar napsu birahinya secara
habis-habisan, sewaktu melakukan hubungan kelamin pun dia tak
akan puas dengan hubungan yang normal, karena itu sumsum
719 dalam tubuhnya akan mengalir terus tiada hentinya sampai api
birahi itu padam. "Tubuh yang kelewat penat inilah yang menyebabkan sang
penderita tertidur sampai berhari-hari lamanya.
"Biarpun orang itu memiliki tenaga dalam yang bagaimana pun sempurnanya, asal
menelan pil itu, dia tak akan tahan untuk
melakukan hubungan kelamin yang ke tiga kalinya, sebab saat itu dia akan
kehabisan sari badan yang menyebabkan kematian.
"Disamping itu, obat Im hwee si hun wan masih mempunyai
suatu keistimewaan lagi, yakni orang yang menelan obat itu maka semua
kesadarannya akan terpengaruh oleh napsu birahi, dia akan berubah menjadi kalap,
oleh desakan napsu birahinya yang tak
tertahankan, biasanya secara otomatis dia akan merengek kepada lawan jenisnya
untuk melakukan hubungan kelamin dengannya...
"Heeehh...heehhh...eeehh.. Im Yan cu, bila kau sudah menelan obat itu nanti, tak
sampai seperempat jam, kau akan merengek sendiri kepadaku untuk menggauli mu,
heeehhhe... heehh... nah, dalam
keadaan seperti inilah suasana baru nikmat rasanya, kau amat
cantik, tubuhmu padat berisi, tentu saja aku tak akan melepaskan setiap
kesempatan yang ada untuk menghubungi mu, aku akan
berhubungan terus denganmu sampai kau mati.
"Anggap saja hal ini merupakan keberuntungan bagimu, orang bilang jadi setan pun
ingin romantis, mungkin beginilah yang
dimaksudkan.. "Coba kau lihat keparat she Ku itu, dia tidak mempunyai rejeki seperti ini, yang
mengeram dalam tubuhnya adalah Hou kut jian
hun im kang, buktinya dia harus tersiksa sepanjang hari sebelum malaikat elmaut
merenggut nyawanya.. "Masih ada satu hal lain yang perlu kau ketahui, yakni racun Im hwe si hun wan
tersebut tidak ditemukan obat penawarnya, dalam kitab Ban sia cinkeng pun tidak
ditemukan resepnya, maka barang siapa sudah makan obat itu, selesai menikmati
sorga dunia sepuas-puasnya, hanya jalan kematian saja yang akan membebaskan dia"
720 Selesai mendengarkan penjelasan tersebut Im Yan cu benar-
benar merasa terperanjat sekali, sinar penuh permohonan
memancar keluar dari balik matanya yang jeli, dia seperti lagi memohon kepada
Ciu Heng thian agar jangan berbuat demikian.
Pedang ular perak Ciu Heng thian menyeringai seram, jengeknya
sambil tertawa dingin: "Im Yan cu, kau menyesal. ..Haaahh... haaahh... haaaahh..."
Butiran air mata kembali jatuh bercucuran membasahi wajah Im
Yan cu, selapis hawa gusar, derita dan benci yang sukar dilukiskan dengan kata-
kata menyelimuti wajahnya, sekarang dia benar-benar membenci manusia laknat yang
bermoral bejad ini hingga merasuk ke tulang sumsum, dia bersumpah bila ada
kesempatan baginya untuk membalas dendam, dia akan mencincang tubuh orang ini
hingga hancur berkeping-keping.
Kembali pedang ular perak Ciu Heng thian berkata:
Pendekar Baja 13 Pendekar Kelana Sakti 1 Tapis Ledok Membara Pendekar Pedang Dari Bu Tong 19
^