Dendam Sejagad 7
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung Bagian 7
tentang Hu-thian-seng-kiam tersebut.
Hampir saja dia hendak mengutarakan asal-usulnya dan meminta
Biau-ki siang-su untuk menerangkan hal ikhwal tentang Hu-thian Seng-kiam
tersebut. Untung saja Sim-hong hwee-ciau Lui-Ki telah mendahului Ku See
hong untuk menanyakan hal yang sama: "Saudara In, apa yang dimaksudkan dengan
aliran Hu-thian Seng-kiam itu" Siapakah dia?"
356 Biau-ki siang-su In Han im tertawa, katanya:
"Soal Hu-thian seng-kiam memang jarang(tidak banyak) yang diketahui oleh umat
persilatan pada saat ini kecuali kawanan
locianpwe yang sudah lama termasyur, ....tapi bila kusebutkan nama lainnya,
mungkin kau akan mengetahuinya dengan jelas."
Selama pembicaraan berlangsung, pemuda berbaju putih ini
hanya duduk dengan wajah dingin kaku tanpa emosi seakan-akan
semua kejadian yang berlangsung dalam dunia persilatan sama
sekali tak ada hubungan dengan dirinya.
Biau-ki siangsu In Han im mencoba untuk melirik sekejap
pemuda berbaju putih itu. Ketika tidak menemukan sesuatu yang
mencurigakan, dia pura-pura menghembuskan napas panjang,
kemudian katanya lagi: "Pernahkah kau dengar tentang kisah seorang Kakek yang suka menyendiri pada
tigaratus tahun berselang...?"
"Saudara In, apakah kau maksudkan Ang-soat-kiam-cu yang
disebut orang sebagai Ci-hong-lo jin (Kakek Penyendiri) itu..."!"
tanya Sin hong hwee ciau Lui-Ki dengan wajah terperanjat.
Biau ki siang-su In Han im mengangguk tiada hentinya....
"Yaa-, dialah Ang-soat-kiam-cu yang suka menyendiri sehingga akhirnya, disebut
orang 'Ci-hong lo jin' yang merupakan musuh
umum seluruh umat persilatan di dunia."
Mendengar perkataan itu, Ku See hong merasa terkejut
bercampur girang.., mimpipun dia tidak menyangka kalau pedang
Hu-thian seng kiam yang digembolnya sekarang tak lain adalah
pedang Ang Soat Kiam yang (oleh) seluruh umat persilatan
dianggap sebaga?Pedang Mestika Nomor Satu diduni?!!
Tapi cerita tentang Ci-hong lo jin tersebut masih kurang jelas baginya, dia
hanya tahu kalau kakek itu memang benar-benar
merupakan seorang kakek kesepian yang suka menyendiri.
357 Sementara itu Sin hong hwee ciau Lui-Ki telah bertanya lagi
dengan wajah tidak habis mengerti:
"Kalau dia memang Ang soat Kiam-cu (Pemilik Pedang Bianglala Merah) Ci-hong lo
jin cianpwe, mengapa pula dinamakan orang
sebagai Hu-thian seng-kiam?"
Biau-ki siangsu In Han im menghela napus panjang , ujarnya:
"Selain ilmu silatnya sangat lihay, Ci-hong lo jin juga memiliki kepandaian lain
yang luar biasa, baik soal ilmu perbintangan, ilmu tanah, ilmu bangunan,....
semuanya dikuasahi olehnya, dia boleh dianggap sebagai manusia aneh ajaib nomor
wahid dikolong langit.! Tapi orang ini berwatak dingin dan suka menyendiri, selain itu juga amat
membenci segala kejahatan. Kebetulan situasi dunia
persilatan pada waktu itu sangat rawan, kejahatan meraja-lela...
Sebagai seorang pendekar sejati, tentu saja dia bertekad untuk menolong umat
persilatan dari penindasan dan ketidak-adilan.
Akibatnya, banyak sekali kaum laknat yang tewas ditangannya.!
Dengan ilmu silatnya yang lihay serta Pedang Ang-soat poo-kiam yang
luar biasa tajamnya, lama-kelamaan kehadirannya menimbulkan rasa dengki umat persilatan kepadanya, apalagi
setelah merek?kesemsem?leh pedang mustikanya yang luar
biasa. Akhirnya orang persilatan menganggapnya sebagai 'musuh
umum', mereka bersama-sama memusuhinya dan berusaha
merampas pedang Ang-soat poo-kiam tersebut, hingga akhirnya
terjadilah suasana yang serba kacau dalam dunia persilaan.!
Kawanan manusia yang memusuhi Ci-hong lo jin ketika itu, selain jago-jago dari
pelbagai partai, manusia-manusia golongan putih maupun hitam, bahkan saudara
seperguruannya, anak muridnya,
istrinya dan putranya JUGA berusaha dengan menggunakan
pelbagai macam muslihat untuk membunuh serta merobohkan
dirinya dengan menggunakan cara paling rendah, paling keji dan paling terkutuk,
mereka berusaha merobohkannya.
358 Perasaan Ci-hong lo jin ketika itu benar-benar hancur luluh,
mimpipun ia tak menyangka kalau orang yang saling dekat dengan dirinya pun bisa
memusuhinya dan berusaha merampas pedang
mestika Ang-soat poo-kiam itu, sehingga akhirnya hal ini
menimbulkan napsunya untuk membunuh.
Dengan menggunakan pedang Ang soat poo-kiam, dia segera
melakukan pembunuhan secara besar-besaran..., Setiap orang yang berniat jahat
kepadanya, dibunuhnya tanpa ampun, diantara
mereka termasuk juga saudara seperguruannya, muridnya, istrinya dan putra-
nya...! Bisa dibayangkan bagaimanakah penderitaan dan tersiksanya
batin orang itu ketika terpaksa melakukan pembantaian secara
besar-besaran. Konon pembantaian yang berlangsung ketika itu mengakibatkan
darah meng-anak sungai, bangkai bertumpuk bagaikan bukit, bau
busuknya darah hampir menyelimuti seluruh jagad !!!
Setelah terjadi peristiwa yang mengerikan itu, Ci-hong lo jin
mendongkkan kepalanya sambil tertawa seram...., suaranya keras dan melengking
hingga menusuk pendengaran, selain memedihkan
hati juga membawa suasana yang menyeramkan. . . . . . . . . . "
"Setelah tertawa selama sehari semalam, dia baru mendongakkan kepalanya menghadap kelangit sambil mengucapkan
kata-kata yang mengandung ramalan, katanya:
'Aku Ci hong lo jin memang telah ditakdirkan hidup sebatang
kara, tanpa sanak tanpa keluarga....! Pedang Ang-soat poo-kiam, mulai kini
kusebut Hu Thian Seng Kiam !! Tiga ratus tahun
kemudian, aliran Hu-thian seng-kiam akan muncul kembali didalam dunia persilatan
untuk menyelamatkan umat persilatan dari
pembantaian...!' "Setelah mengucapkan perkataan itu Ci-hong lo jin pun lenyap tak berbekas..,
Selama tigaratus tahun kemudian pedang Ang-soat poo-kiam juga tak pernah mucul
lagi dalam dunia persilatan. . . .!'
359 "Tapi Ci hong lo jin adalah seorang tokoh aneh yang luar biasa, setiap
perkataannya mengandung maksud yang mendalam. Kini
tigaratus tahun sudah lewat, kemungkinan besar inilah saatnya bagi Hu-thian-
seng-kiam untuk muncul kembali dalam dunia persilatan........!"
"Saudara In, kalau begitu pemuda aneh dari Cing-hay itu adalah ahli waris dari
Hu-thian-seng-kiam?" tanya Sin-hong-hwee-ciau Lui-Ki dengan gelisah.
Kembali Biau-ki siang-su In Han im menghela napas sedih.
"Benarkah pemuda aneh dari Cing-hay itu adalah ahli waris dari Hu-thian-seng-
kiam...", hal itu hanya merupakan dugaan dari umat persilatan saja, sebab pada
waktu itu Ci-hong lo jin juga merupakan anggota perguruan dari Cing-hay-pay!
Sekalipun pemuda aneh dari Cing-hay itu bukan orang yang dimaksudkan Ci-hong lo
jin, dia pastilah anggota perguruan dari Cing-hay-pay..."
"Aaaai....! Dunia persilatan yang sekarang sudah penuh dengan kekacauan,
andaikata pedang mestika Ang-soat poo-kiam benar-benar muncul kembali dalam
dunia persilatan, akibatnya tentu tak terlukiskan dengan kata-kata.
Apalagi belakangan ini nyanyian aneh telah muncul kembali
didalam dunia persilatan! Kawanan jago dari pelbagai partai telah berbondong-
bondong mengejar pemuda she Ku itu untuk
mengetahui kata-kata dari syair lagu yang bisa menunjukkan
dimanakah kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip disimpan,- dengan
munculnya pedang mestika dan kitab pusaka ini..., sudah pasti
kedua macam benda itu akan berubah menjadi sumbu kiamatnya
dunia persilatan.!" Setelah mendengarkan penuturan dari Lam-ciau dan Pak-siang
tadi, Ku See hong merasakan hatinya bergolak keras, apalagi
setelah mengetahui kisah Ci-hong lo jin yang begitu mengenaskan, diam-diam ia
turut bersedih hati atas nasib malang yang menimpa kakek itu.
360 Baik Ci-hong lo jin, maupun gurunya Bun-ji koan-su, kedua orang itu sama-sama
mengalami nasib yang mengenaskan sekali,- kenapa Thian selalu melimpahkan nasib
yang buruk kepada umatnya"
Kini, dalam tubuhnya telah terdapat dua macam mestika
peninggalan dari dua orang tokoh sakti itu, yang mana kedua-
duanya menyangkut nasib umat persilatan didunia ini, ?ohh..... Ku See hong,
wahay Ku See hong! Tahukah kau betapa beratnya tugas dan kewajiban yang
diletakkan diatas bahumu"
Bukan saja aku harus membalaskan dendam pribadiku, juga
harus memikirkan nasib dari berjuta-juta umat persilatan di dunia ini.
Tapi dalam dunia persilatan dewasa ini hampir tiada seorang
manusiapun yang berhati mulia, seandainya duduk persoalan yang sebenarnya
berhasil diketahui, kemungkinan juga nasibnya
dikemudian hari akan mirip pula dengan nasib Ci-hong lo jin serta Bun-ji-koan-
su, atau bahkan mungkin akan lebih tragis lagi.
'Aaaaai........! Apa yang harus kulakukan sekarang" Satu-satunya jalan yang bisa
ditempuh sekarang hanya bunuh! Bunuh...! Dan
Bunuh..!!! Biarlah darah dari kawanan manusia2 laknat itu mencuci semua noda
yang telah mengotori dunia...!'
Berpikir sampai disitu, sepasang alis mata Ku See-hong segera
berkenyit, dari balik matanya mencorong keluar sinar yang
menggidikkan hati, itulah perlambang dan keputusan yang telah
diambilnya..., keputusan yang dingin
tegas dan penuh dengan darah.! Kalau mengikuti keputusan yang diambil dalam hati Ku See-hong, nasib dunia
persilatan pun turut ditentukan. Betulkah watak Ku See hong begitu kejam dan
keji" Tidak..., bukannya dia sudah mempunyai watak semacam ini
semenjak dilahirkan didunia ini, dia bukan seorang yang haus darah, diapun tak
suka akan segala macam pembunuhan..., tapi
pengalaman tragis yang dialaminya semenjak kecil, serta segala macam peristiwa
keji memalukan yang telah berlangsung didunia
361 dewasa ini, membuat dia lebih banyak melihat dan banyak
mendengar, kesemuanya ini menimbulkan suatu tekad yang luar
biasa dalam hatinya. Tapi, untuk mewujudkan cita-citanya itu, hanya 'PEMBUNUHAN'
yang dapat mencapainya, membasmi kaum siluman dan manusia
laknat dari muka bumi, untuk mewujudkan kesejahteraan dan
keadaan bagi umat persilatan.
Mendadak terdengar Sin hong hwee ciau Lui-Ki tertawa
terbahak2, suaranya keras bagaikan suara genta yang diburyikan bertalu-talu,
kemudian serunya: "Saudara In, mengapa kawanan tikus bernyali kecil itu sudah kabur semua dari
sini?" Kiranya entah sejak kapan tamu yang semula memenuhi ruangan
loteng itu, kini sudah lenyap tak berbekas, bahkan pemudam
berbaju putih itupun entah sedari kapan sudah pergi dari situ.
Dalam ruangan loteng yang begitu luas, kini tinggal Lam-ciau pau siang dan Ku
See hong tiga orang saja.
Sepasang mata Biau-ki siarng-su In Han im yang sebenarnya
selama ini sedang mengamati perubahan mimik wajah Ku See hong
tanpa berkedip, seperti baru bangun dari mimpinya dia baru
tersentak kaget setelah mendengar perkataan itu.
Dengan cepat dia memmeriksa keadaan disekitar tempat itu.
Betul juga jangan seorang manusiapun, bahkan kedua sosok mayat yang terkapar
diatas tanahpun sudah turut lenyap tak berbekas.
Paras muka Biau-ki siang-su In Han im yang menunjukkan
kecerdasan otaknya itu,segera mengalami perubahan pula, tapi
sejenak kemudian sudah lenyap tak berbekas, bahkan sekarang dia malah
menunjukkan sikap seolah-olah tidak menaruh perhatian.
Ku Se hong pun turut merasakan suasana yang kurang beres
pada waktu itu, dia merasa seakan-akan disekeliling tempat itu telah diliputi
oleh hawa pembunuhan yang luar biasa.
362 Pada saat itulah, seorang pelayan datang mendekat kehadapan
Biau-ki Siang-su dengan wajah ketakukan dan wajan murung, lalu dengan nada
tersendat-sendat katanya:
"Tuu....tuan, rumah makan kami aa....akan ditutup lee.....lebih aa...awal pada
hari ini, maaf sekali haa....harap . . . . . . . "
Sin heng hwee ciau Lui-i segera berpaling dan mamandang
keadaan udara diluar jendela, ketika dilihatnya jarak dengan saat senja masih
awal, tanpa terasa teriaknya keras-keras:
"Mak`nya, kalian lagi berdagang apa" Masa masih waktu begini sudah akan menutup
pintu" Apakah kuatir kalau bapakmu tidak
membayar hidangan yang kumakan" Jangan kau bikin aku naik
pitam tahu" Kalau sampai kuhajar sampai jumpalitan, jangan
salahkan diriku nanti!"
Biau-ki siang-su In Han im bukan orang bodoh, dilihat dari
gelagatnya dia segera mengerti apa gerangan yang sebenarnya
telah terjadi, maka sambil menjura ujarnya:
"Saudara tak usah kuatir, seandainya sampai terjadi hal-hal yang tak di nginkan,
kami masih sanggup untuk menanggung semua
kerugian yang diderita ditempat ini. Jangan kuatir, pasti akan kuberi pembayaran
yang cukup tinggi pada kalian nanti."
Begitu selesai berkata dia lantas merogoh kedalam sakunya dan
mengambil keluar sekeping uang emas yang segera diberikan
kepada pelayan tersebut. Uang emas berwarna kuning, uang perak berwarna putih,
sekalipun pelayan itu merasakan ancaman pada jiwanya, tapi
setelah mendengar perkataan dari Biau-ki siang-su beserta uang perak didepan
mata, terpaksa dia hanya mengucapkan terima kasih sambil mengundurkan diri dari
situ. Mendadak Biau-ki siang-su In Han im bangkit berdiri dan berjalan ke hadapan Ku
See hong. Kemudian setelah memberi hormat,
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tegurnya: "Tolong tanya apakah sauhiap berasal dari marga KU .....?"
363 Ku See hong merasa amat terperanjat, dia tak menyangka kalau
orang persilatan mempunyai ketajaman mata yang luar biasa.
Pada dasanya dia memang menaruh kesan baik terhadap Lam-
ciau Pak-siang, dan lagi dia pun mempunyai banyak persoalan yang ingin memohon
petunjuknya, hanya saja dasar wataknya yang
dingin dan angkuh dia segan untuk mengadakan hubungan
sembarangan orang dengan begitu saja.
Tapi setelah disapa oleh Biau-ki-siang-su dengan cara yang
sopan dan hormat, dia menjadi rikuh untuk merahasiakan keadaan yang
sesungguhnya. oooo0dw0oooo Bab 17 KU SEE HONG segera bangkit berdiri dan memperlihatkan
sekulum senyuman ramah, sambil balas memberi hormat, sahutnya
dengan suara lantang: "Tidak berani, tidak berani, aku memang she Ku, . .. . entah siapa nama
saudara?" Walaupun Biau-ki siang-su In-Han-im tahu kalau pemuda gagah
yang berada dihadapannya sekarang adalah Ku See hong yang
dicurigai olehnya, namun dia tak menyangka kalau Ku See hong
telah merubah sikapnya yang dingin itu dengan sikap yang begini hangat.
Biau-ki siang-su menjadi gembira sekali, katanya sambi tertawa nyaring:
"Ku sauhiap, namamu telah menggetarkan dunia persilatan
belakangan ini, aku orang she In merasa amat kagum, sungguh tak kusangka aku
dapat bersua dengan sauhiap ditempat ini. Peristiwa ini benar-benar merupakan
suatu keuntungan bagiku, bila tidak
menampik, bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?"
Ku See-hong segera tersenyum.
364 "Aku tak lebih cuma seorang tukang silat kasaran...., tidak berani kuterima
pujian saudara itu."
Biau-ki siang-su segera berpaling kearah Sin-hong-hwee-ciau,
kemudian katanya: "Lui lote, cepat kemari, dialah murid Bun-ji-koan-su yang baru
saja kubicarakan,...Ku See-hong, Ku-sauhiap!"
Walapun sekilas pandangan Sin-hong-hwee-ciau Lui-Ki adalah
seorang manusia kasar, sesungguhnya dia adalah seorang yang
berperasaan halus, secara diam-diam diapun melakukan perhatian yang seksama
terhadap Ku See hong maupun pemuda berbaju putih
itu. Maka setelah mendengar kalau orang itu tak lain adalah Ku See
hong, buru-buru dia berjalan mendekat dan tertawa terbabak-
bahak. "Huuaahhhh......haaahhh.... haaahhh..... sungguh tak kusangka, sungguh tak
kusangka, rupanya kau-lah yang bernama Ku See
hong! Ku Sauhiap, mari, mari, aku Lui-Ki ingin sekali bersahabat denganmu,
haaaahhh.....haaahhh......"
Secara diam-diam Ku See hong sendiri pun merasa kagum sekali
akan kegagahan dan keterbukaan Sin-hong-hwee-ciau, dengan
cepat dia maju menyongsong sambil tertawa ringan, sahutnya:
"Selamat berjumpa, selamat berjumpa, aku orang she Ku tak lebih hanya seorang
prajurit tak bernama dalam dunia persilatan, mana mungkin bisa dibandingkan
dengan Lam-ciau-Pak-siang yang
sudah bernama besar itu" Kesediaan kalian untuk berkenalan,
sungguh membuat aku orang she Ku merasa terharu sekali."
Setelah berbasa-basi sebentar, ketiga orang jago itupun
menambah sayur dan arak, kemudian mulai berbincang dari timur
sampai ke barat; bahkan begitu cocoknya hubungan mereka,
sehingga dalam ruangan tersebut penuh dihiasi dengan gelak
tertawa nyaring mereka. Suasana dingin, kaku mengerikan dan tegang tanpa terasa
berubah menjadi suasana hangat serta penuh kedamaian.
365 Dalam waktu singkat, sang surya telah tenggelam ke langit barat, cahaya matahari
senja memancarkan cahaya keemasannya
menyoroti seluruh jagad dan menciptakan suatu rangkaian
pemandangan alam yang sangat indah bila mendekati senja.
Kemudian kegelapan malampun mulai menyelimuti seluruh jagad,
angin dingin yang menyayat badan berhembus lewat menggigilkan
badan, mendatangkan suasana yang serius dan hening disitu.
Orang berlalu-lalang dijalan raya pun bertambah sepi, karena
mereka sedang menyembunyikan diri dibalik kehangatan rumah
mereka sendiri...... Ku See-hong dan Lak-ciau-Pak siang masih berbincang-bincang
tiada hentinya, cahaya lentera menyoroti wajah mereka yang
merah, puluhan kati arak keras teluh mereka bertiga teguk, namun tiada pengaruh
mabuk yang menyelimuti mereka.
Sebagai orang yang berilmu tinggi dan bertenaga dalam
sempurna, takaran minum arak mereka amat mengejutkan, sebab
mereka dapat mempergunakan tenaga murni mereka yang sepurna
untuk memproses pengaruh alkohol dalam arak, itulah sebabnya
walaupun meneguk seribu cawan juga tak akan mabuk.
"Toookkk....toookkk......" dari arah jalan raya berkumandang dua kali suara
kentongan. Menyusul kemudian dari luar loteng Cui-sian-loo berkumandang
datang suara tertawa dingin yang menyeramkan bagaikan suara
pekikan kuntilanak, lalu seseorang berkata dengan dingin dan nada menghina:
"Lam ciau Pak siang, aku rasa kalian sudah cukup makan minum bukan" Dengan
begitu kalian sudah bisa menjadi setan yang mati kenyang, mengapa tidak cepat-
cepat keluar untuk menghantar
kematian....heehh.... heehh.....!!"
Ucapan tadi diakhiri dengan suara gelak tertawa seram yang
memekikkan telinga pula. 366 Sin hong hwe ciau Lui-Ki amat gusar, ia segera membentak
keras, tubuhnya yang besar bagaikan pagoda itu melompat ke
udara dan berputar dengan suatu gerakan aneh kemudian melayang turun ke atas
tanah dengan enteng dan meluncur kembali ke depan secepat sambaran kilat.
Buru-buru Biau-ki-siang-su In Han im merogoh ke dalam sakunya
mengambil sekeping uang perak dan diletakkan ke atas meja,
setelah itu serunya dengan lantang: "Ku lote, harap duduk menanti disini, aku
akan pergi sebentar untuk kembali kemari lagi!"
Selesai berkata, bagaikan seekor burung rajawali yang terbang di angkasa, dia
menerjang pula ke depan menyusul Sin hong hwee
ciau. Ku See hong berkerut kening, lalu dengan sorot mata
memancarkan cahaya yang menggidikkan hati, serunya dengan
lantang: "Bagaimana kalau aku orang she Ku juga ikut menonton keramaian?"
Dengan gerakan tubuh seperti sukma gentayangan, dia melejit
kemuka dan melayang ke samping Biau-ki siang-su.
Demontrasi ilmu meringankan tubuh yang amat sempurna ini
benar-benar luar biasa sekali, begitu suaranya berkumandang
orangnya turut tiba, hal mana membiat Biau-ki siang-su diam-diam merasa terkejut
bercampur kagum. Padahal ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sudah
terhitung nomor wahid didalam dunia persilatan...., tapi kenyataannya pemuda itu bisa sekali berkelebat mencapai belasan kaki jauhnya
bahkan berhasil pula menyusul dirinya.
Dibawah sorot cahaya rembulan, tampak empat sosok bayangan
manusia berlarian diatas jalan raya sepi, mereka saling berkejaran dengan suatu
kecepatan luar biasa. Selisih jarak antara bayangan2 manusia itu tidak ada empat lima puluh kaki
lebih. Agaknya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki bayangan manusia paling
depan itu cukup tangguh. Kecepatannya
367 melebihi sambaran petir, walaupun Sin hong hwee ciau berada
dipaling muka, tapi jaraknya makin lama semakin bertambah jauh dengan pihak
lawan. Tiba-tiba Ku See hong berpaling kearah Biau-ki siang-su sambil serunya:
"Aku orang she Ku akan berangkat selangkah lebih dulu untuk menghadang kawanan
tikus yang berada didepan itu!"
Begitu selesai berkata, dia lantas mendongakkan kepalanya dan
berpekik nyaring. Dalam pekikan nyaring tadi, tubuh Ku See hong bergerak
semakin cepat lagi, bagaikan segulung asap ringan dengan
kecepatan yang paling tinggi dia meluncur kedepan.
Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong pada waktu itu sudah
memcapai pada puncak kesempurnaan, begitu dia menghimpun
tenaga dalamnya, hawa murni segera beredar diseluruh tubuhnya
dengan kecepatan tinggi.......
Dengan mengandalkan himpunan tenaga dalam inilah, tubuhnya
bagaikan seekor burung elang segera melayang diangkasa dengan
kecepatan yang luar biasa.
Begitu kepandaian tingkat tingginya dikembangkan, bagaikan,
bagaikan sebuah garis hitam saja tubuhnya melesat menembusi
angkasa dengan kecepatan yang sukar di kuti dengan pandangan
mata. Berada ditengah udara, menggunakan kesempatan dikala
badannya berbelok atau berputar, ia dapat menghimpun hawa
murninya dengan cepat, tubuhnya seakan-akan bergerak diangkasa saja, selain
cepat juga lincah sekali.
Dalam waktu singkat, Biau-ki siang-su telah ketinggalan puluhan kaki jauhnya,
demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang amat lihay ini kontan saja membuat Biau-
ki siangsu yang dihari-hari biasa selalu tinggi hati menjadi terkesiap dan
kagum. 368 Diam diam Biau-ki Siangsu In Han im segera berpikir:
'Sekalipun Ku See hong adalah muridnya pendekar aneh dari
dunia persilatan Bun-ji koan-su, tapi usianya masih begitu muda, sekalipun sejak
keluar dari rahim ibunya dia sudah belajar silat, belum tentu ilmu meringankan
tubuhnya dapat memperoleh
kemajuan yang melampaui umat persilatan pada umumnya'.
Tentu saja Biau-ki Siangsu sama sekali tak tahu, bukan saja Ku See hong telah
melatih ilmu Kan-kun mi-siu kang khi . . .!,
Anak muda itu pun telah mempelajari ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-
tiong . . . . , selain daripada itu diapun telah mendapat warisan tenaga murni
Bun-ji koan-su hasil latihan selama enampuluh tujuh tahun..,
Ditambah lagi bakatnya memang bagus dan barhasil menghirup
Tee-Liong-Hiat-po yang tak ternilai harganya. Bebeberpa macam
mestika dunia persilatan terhumpun menjadi satu dalam tubuhnya, hal mana membuat
ia menjadi seorang manusia berkat yang sangat luar biasa....!
Dalam waktu singkat Ku See hong berhasil menyusuli Sin hong
hwee ciau, gerakan tubuhnya sama sekali tidak, mengendor,
dengan gerakan tubuh yang enteng seakan akan tak berbobot
secepat sambaran petir dia mengejar bayangan manusia yang
berada didepan itu. Gerakan subuh Ku See hong betul-betul cepatnya bukan
kepalang, dalam waktu singkat bayangan manusia yang berada
didepan itu sudah tersusul sampai jarak sejauh delapan kaki saja.
Sekulum senyuman segera menghiasi bibirnya, dengan suara
keras bentaknya: "Sobat dimuka, harap beristirahatlah sebentar!"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, tubuh Ku See hong melejit
kemuka sejauh delapan sembilan kaki.
Dikala tenaga lompatannya sudah melemah inilah, mendadak
sepasang lengannya diayunkan ke atas, seluruh tubuhnya
369 melengkung bagaikan udang bago..., kemudian diantara gerakan
pangkal kakinya, gerak tubuh yang semakin melemah itu tahu tahu sudah meluncur
enam tujuh kaki lebih kedepan dengan kecepatan
tinggi. Dengan gaya lompatannya yang luar biasa itu, jarak sejauh
empat lima belas kaki segera berhasil dilampaui. Ilmu meringankan tubuh yang
begini tinggi membetot sukma ini, benar benar luar
biasa hebatnya, hakekatnya sama sekali diluar pikiran orang
banyak..... Dikala ucapan Ku See hong berkumandang tadi, bayangan
manusia yang berada didepan itu sudah mendengar suara ujung
baju yang tersampok angin, dengan cekatan dia lantas melirik
kebelakang. Apa yang kemudian terlihat olehnya membuat orang itu amat tercekat.
Tampak sesosok bayangan manusia meluncur tiba dengan
kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya geraksn itu seakan-akan
burung elang yang sedang terbang di angkasa saja.
Sementara itu, ujung kaki Ku See hong telah menempelkan
diatas tanah lalu dengan suatu gerakan indah badannya berputar, telapak tangan
kirinya diayunkan ke depan.
Bayangan manusia di muka itu tiba-tiba saja melihat bayangan
setan berkelebat didepan matanya dan jalan perginya pun
terhalang. Dalam keadaan begini, ia tak sempat lagi untuk melihat jelas
paras mukanya, sepasang telapak tangannya segera diayunkan ke
muka melepaskan sebuah pukulan dasyat yang mengerikan sekali,
badannya melejit ketengah udara lalu secepat kilat meluncur ke depan. Dengan
gerakan ini maka diapun terlepas dari ancaman Ku See hong yang amat lihay itu.
Menyaksikan cara pihak lawan menghindarkan diri dari serangan
dasyatnya itu, Ku See hong segera menyadari kalau musuhnya
berilmu tinggi dan sukar dihadapi. Sulit rasanya untuk menemukan seseorang
jagoan selihay ini didalam dunia persilatan.
370 Begitu lolos dari sergapan maut Ku See-hong, dengan enteng
bayangan manusia itu melayang turun empat kaki dari posisi
semula, kemudian ia mendongakkan kepalanya dan berpekik
nyaring..., suara pekikan tersebut tajam menusuk telinga.
Menyusul kemudian, dari kejauhan sana pun berkumandang pula
suara pekikan aneh yang bergema tiba mengikuti hembusan angin
malam. Suaranya melengking bagaikan tangisan setan atau serigala, membuat bulu
kuduk orang pada diri semua.
Setelah itu maka terdengarlah suara pekikan aneh berkumandang saling bersahut-sahutan, agaknya tidak sedikit
jumlah orang yang berdatangan ke situ.
Begitu mendengar pekikan aneh tadi, wajah Ku See-hong yang
dingin kaku itu segera terhias kekejian yang mengerikan, dia tahu bayangan
manusia itu sedang mengundang kedatangan rekan-rekannya, tapi Ku See hong
menyambut (hal tersebut) dengan
gembira, dia lebih suka kalau ada serombongan manusia laknat
datang menghantar kematiannya.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Maka dia tidak secara langsung melancarkan sergapan ke arah
orang itu hanya sorot matanya saja yang tajam mengawasi
pendatang-pendatang itu tanpa berkedip.
Dibawa cahaya rembulan, tampak olehnya kalau orang itu adalah
seseorang kakek kurus kering berkulit hitam, ia menggunakan jubah panjang
berwarna hitam dengan sebuah busur panjang berwarna
merah darah menghiasi dadanya.
Hati Ku See hong seakan-akan sedang meneteskan darah, itulah
darah panas penuh rasa dendam, sinar matanya memancarkan
cahaya berapi-api, lalu dengan suara menggeledek bentaknya:
"Tua bangka celaka, apakah kau adalah manusia laknat dari perkumpulan Thi-kiong-
pang?" "Seeet! Sreeetl" desingan angin tajam berhembus lewat, Sin-hong hwee-ciau Lui-Ki
dan Biau-ki siang-su In Han-im secara
beruntun telah menubruk datang pula.
371 Agaknya kakek ceking berbaju hitam itu adalah seorang
gembong iblis yang berpengalaman, walaupun dia terkejut dan
merasa seram, oleh kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki Ku See-hong, tapi mana tahan menghadapi pertanyaan dari Ku See hong
yang begitu menghina" Dengan suara yang dingin
menyeramkan dia mendengus dingin tanpa berbicara, sedangkan
sepasang matanya yang kecil mengamati Ku See hong dari atas
sampai ke bawah. Mendadak suatu perubahan aneh melintas diatas wajahnya, tapi
dengan cepat telah pulih kembali, menjadi wajah kejam dan buas....
Dari sini membuktikan kalau pada mulanya dia digetarkan oleh
kelihayan Ku See hong, tapi kemudian setelah tahu kalau pihak
lawan tak lebih hanya seseorang pemuda ingusan, keberanianya
telah muncul kembali dan diapun segera unjuk gigi.
Ketika Biau-ki siang-su In Han im sudah melihat jelas siapa
gerangan lawannya, ia juga merasakan hatinya bergetar keras, tapi dengan cepat
pula dia tertawa dingin. "Aaah..., kukira siapa yang begitu bernyali berani mencari gara-gara dengan aku
orang she In . . . , rupanya Sin kiong Tongcu dari perkumpulan Busur Baja, Cau
sang hui (terbang diatas angin) Ciong-Keh-teng, huuahhh....haaahh...... haaahh....... hutang kita pada tiga
tahun berselang memang sudah seharusnya kalau dibikin beres !"
Si kakek ceking berbaju hitam atau Cau sang hui Ciong Keh-teng segera tertawa
serak dengan suara menyeramkan, kemudian
ujarnya dingin: "Biau ki Siangsu, aku rasa sudah seharusnya kalau malam ini kaupun
mulai menghitung-hitung usia sendiri,
heeehhh...... heeehhh.....heehhh! Siapakah keparat ini..." Apakah diapun hendak menemani
kalian berdua untuk berangkat kembali ke alam baka?"
Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera membentak keras:
"Tua bangka Ciong, apakah kau sudah bosan hidup" Orang lain mungkin takut dengan
pengaruh iblis dan perkumpulan Thi-kiong
372 pang kalian, tapi Lam-ciau Pak-siang adalah manusia yang tidak takut langit
tidak takut bumi....!"
Tiba-tiba Cau sang hui Ciong Keh-teng mendongakkan kepalanya
dan tertawa seram, begitu menukas ucapan Sin hong hwee ciau
yang belum selesai, ujarnya dengan suara yang rendah dan dalam:
"Lam-ciau Pak-siang, aku harap kalian sedikit tahu diri, Thi-kiong pang tak
pernah melepaskan `duri dalam mat? dengan begitu
saja! Heeehhh...heeehhh.... heeehhh...., hari ini kalian begitu berani
membicarakan soal keadaan dunia persilatan diloteng Cui-tianglo secara terang-
terangan, bahkan memandang remeh umat persilatan yang ada didunia ini . . . .
bukan begitu saja, Hmm...! Kau malah menyanjung nyanjung kehebatan Bun-ji koan-
su, tapi sayang setan tua itu sudah mampus semenjak duapuluh tahun berselang.
Baiklah, biar kami Thi-kiong pang berbuat `kebaikan` dengan mengirim
kalian ke akhirat untuk berjumpa dengan setan tua itu!"
Mendadak Ku See hong mendongakkan kepalanya dan tertawa
keras, suaranya amat nyaring dan sangat memekikkan telinga,
Dibalik gelak tertawa tersebut dapat terdengar hawa amarah,
dendam kesumat, serta rasa sedih yang bercampur aduk.....
Kemudian, ia menghentikan tertawanya, lalu dengan sorot mata
memancarkan cahaya pembunuhan yang menggidikkan hati,
ujarnya dingin: "Ciong Keh-teng, malam ini kau pasti mampus...! Kalau
toh.......kawanan tikus dari Thi-kiong-pang kalian sudah berdatangan semua, ...mengapa tidak suruh mereka keluar semua
untuk menghantar kematiannya...!"
Paras muka Ku See hong penuh diliputi oleh hawa napsu
membunuh yang amat tebal, suaranya pun dingin menggidikkan
hati . . . , sepatah demi sepatah pelan-pelan diucapkan, membuat suaranya cukup
menggetarkan sukma. Ciong Keh-teng yang mendengar suara tertawa itu, kontan
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri, dia segera sadar
373 kalau pada malam ini, ia telah berjumpa dengan seorang musuh
yang amat tangguh. Tempat dimana mereka berada sekarang, adalah sebuah
kompleks tanah pekuburan yang amat luas. Sejauh mata
memandang hanya gundukan tanah dengan batu nisan yang
berserakan dimana-mana. Sekeliling pekutburan tersebut, tumbuh puluhan batang pohon
Siong yang rata-rata tingginya mencapai tiga empat kaki, rantingnya memanjang
kesana kemari dengan daun yang lebat, bila terhembus angin maka terdengarlah
suara gemerisik yang amat nyaring.
Kadangkala terdengar suara burung malam yang berpekik serta
bunyi jangkrik yang memecahkan keheningan, kesemuanya itu
menambah keseraman dan kengerian disekitar tempat itu.
Sementara itu, dari atas gundukan tanah pekuburan telah
bermunculan enam sosok bayangan manusia, bagaikan sambaran
burung elang . . . . . "Sreeet! Sreeet!" di ringi desingan angin tajam, mereka terjun ke tengah arena
dan mengepung Ku See hong sekalian.
Menyaksikan kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki ke enam sosok bayangan manusia itu, paras muka Lam-ciau Pak-siang
segera berubah amat hebat....
Rupanya ke enam orang anggota Thi-kiong-pang tersebut tak
lain adalah ke enam orang Hiangcu dibawah pinpinan Sin-kiong
tongcu..., rata-rata berilmu tinggi dan merupakan jago kelas satu didalam dunia
persilatan. Ketika Cu-sing-hui Ciong Keh-teng menyaksikan orang-orangnya
sudah berdatangan semua, keberaniannya semakin besar, sambil
tertawa dingin segera jengeknya:
"Enghiong dari manakah saudara ini" Aduh lagaknya sombong benar .....!"
374 Walaupun begitu, nada ucapannya sudah tidak sebuas tadi lagi,
jelas dia merasa agak keder juga oleh keseraman wajah serta
ketajaman mata dari Ku See hong.
Paras muka Ku See hong tetap kaku tanpa emosi, dengan nada
sinis ujarnya: "Manusia-manusia kelas tiga macam kalian masih belum pantas untuk mengetahui
namaku..., sekarang, bersiap saja untuk
menerima kematian!" Anggota perkumpulan Thi-kiong-pang rata-rata adalah manusia
bengis yang banyak melakukan kejahatan, naik pitamlah mereka
setelah mendengar kejumawaan Ku See hong.
Kontan saja dengan kening berkerut, mata melotot, mereka
awasi si anak muda itu tanpa berkedip.
Tadi, Cau-sang hui Ciong Keh-teng mau merendahkan diri untuk
mencari tahu nama lawannya, hal ini tak lain karena dia agak keder oleh sikap
musuhnya yang luar biasa, tapi setelah menyaksikan
keangkuhannya yang begitu tebal, tanpa terasa kemarahannya
meluap juga. Kontan saja dia mendongakkan kepalanya dan memperdengarkan suara tertawanya yang menggidikkan hati:
'"Heeehhh.....heeehhh..... heeehhh,..... malam ini, aku orang she Ciong ingin
sekali menyaksikan sampai dimanakah kelihayan dari kau si bocah keparat sehingga
begitu besar lagaknya dan bertindak semena-mena terhadap kami!"
Sementara suasana makin menegang, Biau-ki-siang-su In Han Im
telah meninjau situasi yang dihadapinya, ia tahu ilmu silat yang dimiliki Ku See
hong lihay sekali, paling tidak ia masih sanggup untuk menang-kan Cau-sang-
hui..., itu berarti dia berdua harus melawan enam orang sisanya, dan dia yakin
kekuatannya berdua di paksakan,masih sanggup untuk melayani mereka...
375 Dasar orangnya memang cerdik dan cekatan, setelah meninjau
keadaan yang dihadapi, Biau-ki siang-su menjadi agak lega hatinya, setelah
tertawa nyaring, katanya:
"Ciong Keh-teng, masih selisih jauh sekali bila kau ingin mengandalkan ilmu
silat `kucing kaki tig?mu untuk bertarung
melawannya! Aku rasa lebih baik kau selesaikan dulu hutangmu
pada tiga tahun berselang dengan kami berdua!"
Tergerak hati Cau sang hui Ciong Keh-teng, setelah mendengar
ucapan itu dia segera tertawa licik.
"Bagus sekali! Bagus sekali! Boleh saja bila kau ingin mampus lebih dahulu,
pokoknya siapa duluan siapa belakangan, selisih
waktunya sudah pasti tak akan terlalu lama.!"
"Orang she Ciong...!" bentak Sin hong hwee ciau dengan suara menggeledek, "Apa
gunanya ngebacot melulu dengan mulut baumu itu" Kalau memang jagoan, hayo maju,
mari kita bereskan mati hidup kita diujung tinju! "
Agak geli juga hati Ku See hong setelah mendengar perkataan
itu, dia tak menyangka kalau lelaki kasar dan berangasan macam Sin hong hwee
ciau ternyata lihay juga dalam bersilat lidah.
Cau sao hui Ciong Keh-teng segera tertawa dingin dengan suara
yang menyeramkan: "Heeehhh.... heeehhh.... heeehhh.... Lui-Ki, jika kau pingin cepat-cepat mampus,
baiklah, aku orang she Ciong menghantar
keberargkatanmu lebih dulu!"
Baru saja kat?dul? diucapkan keluar, sepasaag kaki Cau sang
hui Ciong Keh-teng sudah menjejak tanah, secepat sambaran petir tubuhnya
menerjang maju kemuka, telapak tangan kirinya berputar menciptakan segulung
desingan angin tajam, sementara telapak
tangan kanannya bagaikan sebilah pisau tajam menyodok kedepan
dari suatu sudut serangan yang sangat aneh.
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah banyak tahun
berkecimpung dalam dunia persilatan, sudah barang tentu Sin hong 376
hwee ciau Lui-Ki cukup mengenali kelihayan dari jurus serangan tersebut..,
dengan gusar dia membentak keras, kakinya berputar seperti pusaran angin
berpusing, tubuhnya yang tinggi besar segera melayang sejauh tiga depa ke depan
dan berbalik menerjang sayap kiri tubuh lawan.
Diantara getaran lengannya yang besar dan kasar, secara
beruntun dia telah lepaskan tiga buah serangan berantai, menyusul kemudian kaki
kirinya diayunkan kemuka menendang jalan darah
Im-kok hiat dilutut sebelah kiri lawan.
Agaknya Ciu sang hui Ciong Keh-teng tidak menyangka kalau Sin
hong hwee ciau yang tampaknya kaku bebal serta lamban itu
ternyata memiliki kelincahan yang luar biasa.
Sambil terawa dingin telak tangan kirinya diayunkan kedepan,
tubuhnya segera turut berputar pula dengan kencang......
"Weess. .. .!" telapak tangan kanannya dengan membawa deruan angin pukulan yang
berat seperti gulungan ombak samudra,
menghajar jalan darah Yang-wong hiat ditubuh Sin hong hwee ciau.
Buat seorang ahli silat hanya dalam satu gebrakan saja sudah
dapat diketahui apakah musuhnya berisi atau tidak, maka begitu mereka berdua
saling menyerang sebanyak dua gebrakan, kedua
belah pihak segera sadar kalau musuhnya bukan seorang lawan
yang enteng. Sepintas lalu Sin hong hwee ciau Lui-Ki tampaknya seperti kasar dan berangasan,
padahal dia adalah seorang yang cermat dan
seksama. Begitu pertarungan berkobar, ia segera menyadari kalau tenaga pukulan
musuhnya bukan saja tidak selisih jauh dengan
kekuatannya, malah dalam hal ilmu meringankan tubuh serta
keanehan jurus serangannya, musuh lebih tinggi setingkat daripada diri sendiri.
Kenyataan tersebut dengan cepat membuat Sin hong hwee ciau
yang selalu memandang tinggi diri sendiri itu, merasa malu sendiri.
377 Diam-diam Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera menggigit bibirnya
dan bertekad hendak beradu jiwa dengan orang itu, telapak
targannya yang besar seperti kipas segera diputar memainkan
bayangan pukulan yang berlapis lapis, dalam waktu singkat semua jalan darah
penting ditubuh lawan sudah dikurung olehnya.
Pada dasarnya dia berperawakan tinggi besar,
tenaga pukulannya pun sudah termasyur karena hebatnya, tampaklah
serangan tersebut dengan membawa deruan angin pukulan yang
amat kencang segera menggulung kemuka dengan hebatnya.
Dari gerak jurus serangan yang dipergunakan lawannya, Cau
sang hui Ciong Keh-teng segera sadar kalau musuhnya hendak
beradu kekuatan dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang
sempurna, sambil membentak keras, secepat kilat kakinya berputar kencang dan
bergerak kian kemari mengandalkan kelincahan
tubuhnya. Dalam keadan begini, kititiran angin pukulan Sin hong hwee ciau yang bertubi-
tubi itu semuanya mengenai sasaran yang kosong.
Suatu ketika, Cau sang hui Ciong Keh-teng berhasil menemukan
peluang yang sangat baik, sambil tertawa seram sepasang telapak tangannya segera
diputar sambil dirangkap menjadi satu, lalu
secara tiba-tiba dibalikkan keluar.
Segulung angin pukulan yang amat dahsyat segera mengalir
keluar mengikati gerak telapak tangannya itu bagaikan bendungan yang jebol saja,
serangan itu dengan cepatnya menghantam tubuh Sin hong hwee ciau.
Tampanya Sin hong hwee ciau Lui-ki berniat untuk beradu
kekerasan, ia tak ambil perduli resiko yang bakal dihadapi, sambil membentak
keras tiba-tiba sepasang tangannya diayunkan pula
kedepan melepaskan dua gulung tenaga pukulan yang maha dasyat
untuk menyambut datangnya ancaman lawan.
Ketika itu Ku See hong telah berhasil menemukan kalau dibalik
serangan dan Cau sang hui terselip serangan mematikan yang maha keji, tampaknya
orang itu memang bertujuan untuk memancing Sin 378
hong hwee-ciau agar menyambut datangnya ancaman tersebut
dengan kekerasan. Dalam kaget dan tercekatnya, buru-buru ia
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membentak keras: -oo0dw0oo- Jilid: 12 "SAUDARA Lui, jangan kau sambut serangan itu dengan keras
lawan keras...!" Seraya berseru, tubuh Ku See hong bagaikan sukma
gentayangan saja segera menerjang kesamping Sin hong hwee ciau, telapak tangan
kirinya diayunkan kedipan melepaskan sebuah
pukulan yang maha dahsyat.
Deruan angin pukulan itu menerobos masuk lewat celah-celah
antara kedua gulungan tenaga pukulan tersebut dan langsung
menyergap jalan darah kematian dipinggang Cau sang hui Ciong
Keh-teng. Tenaga dalam yang dimilikinya sekarang telah memperoleh
kemajuan yang amat pesat, meski serangan tersebut dilancarkan
dengan begitu saja, namun dibalik serangan tersebut justru terselip ancaman
mematikan yang mengerikan.
Sesungguhnya Cau sang hui Ciong Keh teng berhasrat untuk
mencelakai Sin hong hwee ciau secara diam-diam ketika tenaga
pukulan masing-masing pihak saling membentur nanti, dia akan
segera mengeluarkan ilmu pukulan paling keji untuk membinasakan lawannya.
Tapi, setelah dilihatnya ada sesosok bayangan manusia
menerjang tiba sekarang, lalu muncul segulung angin pukulan yang sangat kuat
menembusi ancaman yang dilancarkan olehnya
terkesiaplah gembong iblis ini, dia tak berani menyambut dengan kekerasan,
sambil menghimpun tenaganya mendadak tubuhnya
melejit ke atas. 379 Kepandaian yang paling diandalkan Cau-sang-hui Ciong Keh
teng dihari-hari biasa adalah ilmu meringankan tubuh, tampak
tubuhnya melejit ke tengah udara dengan kecepatan luar biasa,
begitu mencapai ketinggian dua kaki, dia segera berjumpalitan dan melayang turun
dua kaki dari posisi semula.
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang dilakukan olehnya ini
memang menunjukkan kelihayan kepandaiannya, hal mana
membuat Ku See hong segera berkerut kening.
Rupanya dia sedang berpikir didalam hatinya, Cau Sang-hui
Ciong Keh-teng didalam perkumpulan Thi kiong pang tak lebih
hanya seorang jago kelas satu belaka, tapi ilmu silatnya sudah mencapai
sedemikian lihaynya, bisa diketahui kalau kepandaian silat yang dimiliki pangcu
serta para Hu-hoat nya pasti tak terkirakan.
Selain itu, diapun teringat dengan pesan terakhir dari San tian han jiau (Cakar
dingin secepat kilat) paman Sangkoan menjelang ajalnya, menurut paman Sangkoan,
musuh besarnya adalah perkumpulan Thi-kiong pang serta Tian-khi pang, tapi dibalik layar masih ada
dalangnya...., dari sini dapat diketahui bahwa otak atau dalang dibalik layar itu
tentu memiliki ilmu silat yang amat dahsyat, kalau tidak bagaimana mungkin kedua
buah perkumpulan besar ini dapat dikuasai olehnya"
?aaai...! Apa yang dikatakan suhu memang benar, kekuatan
dari pihak lawan amat dahsyat, sehingga bahkan dia sendiripun tak berani
menghadapinya dengan kekerasan.'
Begitulah, setelah malayang turun keatas tanah, Cau sang hui
CiongKeh-teng segera tertawa dingin, lalu sindirnya dengan nada sinis:
"Huuuh. . . ., namanya saja Sin hong hwee-ciau yang tersohor di dunia, tak
tahunya cuma manusia kerdil yang mengharapkan
perlindungan diri seorang bocah muda, heeehhh.....heeehh.......
heeehh....... bila kabar ini sampai tersiar keluar, aku ingin tahu, apakah kau
masih punya muka untuk berjumpa dengan rekan rekan
persilatan!" 380 Cau sang hui Ciong Keh-teng merasa agak terkesiap menghadapi
kepandaian silat Ku See hong yang tinggi tak terukur itu, dia sadar bahwa
kepandaiannya seorang diri tak mungkin bisa menangkan
anak muda itu. Maka timbullah niatnya untuk memanasi hati Sin hong hwe ciau
yang berangasan agar dia melancarkan serangannya lebih dahulu, kemudian dengan
suatu serangan kilat dia hendak menyingkirkan
orang ini lebih dulu. Bila musuhnya berhasil disingkirkan, baru lah dia akanbekerja
sama dengan ketiga orang hiangcu-nya untuk mengalahkan Ku See
hong. Sin hong hwe Ciau Lui-Ki merasa gusar sekali, sekalipun dia tahu kalau tujuan
musuh hanya untuk memanasi hatinya, tapi orang mati meninggalkan nama, macan
mati menirggalkan kulit, bagaimana
mungkin dia bisa menahan penghinaan serta cemoohan tersebut.
"Tua bangka she Ciong, aku akan beradu jiwa denganmu!"
Berbareng dengan suara bentakan tersebut, angin pukulan dan
bayangan tendangan segera menyambar ke tubuh Cau san hui
Ciong Keh-teng dengan kedahsyatan seperti hembusan angin
puyuh. Angin pukulan yang maha dahsyat segera bermunculan
diangkasa bagaikan mega yang berlapis-lapis, kekuatannya luar
biasa sekali, sedemikian rapatnya ancaman itu sehingga setitik celah pun tak
ada. Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan marah, kelihayannya tak terlukiskan dengan kata-kata.
Paras muka Cau sang hui Keh-teng segera berubah hebat, sambil
tertawa seram sepasang telapak tangannya di ayunkan ke udara
menciptakan serangkaian angin pukulan yang menyelimuti seluruh angkasa bagaikan
sarang laba-laba. Untuk sesaat, kedua orang itu segera terlibat dalam suatu
pertarungan yang amat sengit.
381 Tampak debu dan pasir beterbangan memenuhi seluruh angkasa,
udara menjadi sesak dan badan berputar amat kencang, sulit untuk membedakan mana
Cau-sang-hui dan mana Sin-hong-hwee-ciau.
Kekuatan tenaga pukulan dari kedua belah pihak pun ibaratnya
bukit yang berguguran, kehebatannya luar biasa.
Sementara pertarungan sengit masih berlangsung disebelah sini, dipihak lain
Biau-ki-siang-su In-Han-im juga sedang dikurung oleh enam orang hiangcu
tersebut. Enam batang busur baja seperti enam ekor ular sakti
menciptakan cahaya hitam yang memenuhi angkasa, jurus demi
jurus serangan dilancarkan beruntun tertuju pada bagian bagian mematikan di
tubuh Biau-ki-siang-su. Mana dahsyat, keji lagi.
Betul Biau-ki-siang-su In Han-im terhitung seorang tokoh
persilatan yang tersohor namanya, tapi bagaimana mungkin dia bisa tahan
menghadapi serangan gabungan dari ke enam orang itu"
Baru beberapa gebrakan, ia sudah terdesak sampai kacau balau
tak karuan, dengan cepat posisinya terdesak dibawah angin dan
terancam ancaman maut. Sepasang alis mata Ku See hong segera berkenyit, sorot matanya memancarkan sinar
pembunuhan yang menggidikkan hati, pekikan
nyaring yang memekikkan telinga dengan cepat berkumandang
memecahkan keheningan........
Ku See hong segera melompat ke udara seperti seekor burung
raksasa, sesudah berputar satu lingkaran, lalu bagaikan naga sakti terbang di
angkasa, dengan suatu kecepatan yang luar biasa ia
terjang ke arah ke enam orang Hiangcu yang sedang mengerubuti
Biau-ki-siang-su In Han im tersebut.
Ketika salah satu diantara ke enam orang Hiangcu itu
menyaksikan Ku See hong menerjang datang dengan kecepatan luar biasa-, busur
baja ditangannya segera diputar satu lingkaran menciptakan selapis cahaya hitam yang menyilaukan mata,
382 kemudian di sertai suara guntur dan angin yang mende ru deru, ia hantam batok
kepala Ku See hong. Kawanan Hiangcu itu merupakan jago jago kelas satu dalam
dunia persilatan yang berilmu tinggi, tenaga dalam yang mereka miliki pun amat
sempurna, tak terlukiskan dahsyatnya serangan
yang dilancarkan itu. "Cri ing!" "Crii ng..!" dentingan nyaring menggelegar bersama dengan datangnya
sambaran dari busur baja itu.
Bukan cuma jurus serangannya saja yang amat cepat,
ancamannya juga mengerikan sekali.
Berada ditengah udara, mendadak Ku See hong berjumpalitan ke
samping meloloskan diri dari ancaman berbahaya itu, lalu sambil tertawa dingin
mendadak tubuhnya berkelit kesamping, bagaikan
sukma gentayangan dia sudah berpujar ke sebelah kananHiangcu
tersebut. Agaknya Hiangcu tersebut tidak menyangka kalau sergapan
kilatnya berhasil dihindari lawan dengan amat mudah, tapi diapun cukup pintar
dan cekatan, begitu serangannya gagal, badannya
berputar dan melejit sejauh delapan depa dengan gesit, sementara busur bajanya
diayunkan ke muka menciptakan selapjs cahaya
tingkatan yang dalam bagaikan samudra.....
"'Sreeet!" di ringi suara desingan tajam, busur baja itu bagaikan seekor ular
lincah mendadak menyerang jalan darah Pay-gi hiat di punggung Ku See hong.
Jurus serangan ini selain keji juga ganas tapi indah sekali
gerakannya. Ku See hong mendengus dingin, kakinya berputar secara aneh,
ke lima jari tangan kirinya direntangkan bagaikan cakar elang dan mencengkeram
busur baja itu secara tiba-tiba, kemudian sambil
menyentil, benda itu digetarkan keras-keras.
Hiangcu itu segera merasakan pergelangan tangannya menjadi
kaku dan kesemutan, tahu-tahu busur baja itu terlepas dari cekalan, 383
sementara tubuhnya turut terseret pula ke depan oleh segulung
tenaja kuat itu sehingga terseret kedepan.
Ilmu Ki-nah-jiu-hoat yang dipergunakan Ku See hong kali ini
betul-betul sangat lihay dan luar biasa, begitu busur baja tersebut berhasil
dirampasnya, kebetulan Hiangcu itu pun sedang menerjang datang, hal mana segera
menimbulkan napsu membunuh didalam
hatinya. Busur baja yang berada ditangan kirinya dengan membawa
desingan angin tajam segera dibabat kedepan.
Tak sempat menjerit kesakitan lagi, batok kepala Hiangcu itu
segera terpapas oleh busur baja yang tajam itu, ditengah percikan darah segar,
batok kepala itu menggelinding sejauh tiga kaki lebih.
Cara membunuh orang semacam ini boleh dibilang tak pernah
dijumpai sebelumnya, kekejamannya cukup menggidikkan hati
orang. Sambil menggengam busur bajanya erat-erat ditangan kiri, Ku
See hong bergerak makin kedepan, kali ini dia menyambar ke
samping seseorang hiangcu yang lain, tangan kirinya diputar dan busur baja itu
dengan menciptakan selapis cahaya hitam langsung membacok tubuh Hiangcu
tersebut. Dikala menangkap bergemanya suara desingan angin tajam dari
arah belakang, Hiangcu itu segera berpaling ke belakang, dengan cepat dia telah
bertemu dengan sepasang sorot mata yang tajam
seolah-olah hendak menembusi ulu hati orang saja.
Dalam terperanjatnya, busur bajanya segera disapu ke depan
dengan gerakan datar menyusul kemudian tubuhnya ikut berkelebat pula keluar.
Busur baja ditangan kiri Ku See hong segera mencukil pelan,
busur baja lawan dengan cepat tercukil sehingga terlepas dari
cekalan. 384 Seperti bayangan setan, Ku See-hong segera melompat maju
kedepan, busur bajanya sekali lagi menyapu ke muka dengan jurus serangan yang
aneh, ganas dan buas. Serentetan jeritan aneh yang memilukan hati
kembali berkumandang memecahkan keheningan, diantara percikan darah
yang memancar ke empat penjuru, Hiangcu itupun menjadi setan
tanpa kepala . . . . Dalam sekali lompat saja, Ku See hong telah membunuh dua
orang Hiangcu dari perkumpulan Thi-kiong-pang. Serentetan
gerakan ini dilakan tak lebih dalam sekejap mata, kenyataan yang amat
menggidikkan hati ini kontan saja membuat keempat orang
Hiangcu lainnya menjadi gempar, serentak mereka berlompatan
keluar dari arena pertarungan.
Dengan mundurnya keempat orang hiangcu tersebut, Biau-ki-
siang-su In Han Im baru memperoleh kesempatan untuk mengatur
napas mimpipun dia tak menyangka kalau kepandaian silat yang
dimiliki Ku See hong telah mencapai tingkatan yang begitu tinggi, tapi setelah
menyaksikan caranya membunuh orang, bergidik juga hatinya.
Dia lantas sadar bahwa dunia persilatan telah muncul seorang
pembunuh, malah kemungkinan besar keganasannya tidak berbeda
dibawah kebuasan Bun-ji-koan-su dimasa lalu.
Dalam pada itu, hawa napsu membunuh dari Ku See hong telah
berkobar, menyaksikan keempat orang Hiang-cu itu mundur ia
segera memperdengarkan suara tertawa panjang yang menggidikkan sukma........
Seperti bayangan saja dia mengejar kemuka, busur bajanya
berputar bagaikan serentetan cahaya hitam yang menyilaukan mata, bagaikan ombak
samudra saja, dengan cepatnya menyebar ke
empat penjuru dan menggulung semua rintangan yang dihadapinya.
Sebagai anggota Thi-kiong-pang, ke empat orang Hiangcu itu
sudah memperoleh pendidikan yang cukup ketat, mereka sadar
bahwa meacerai-beraikan kekuatan tak lebih hanya mempercepat
385 kematian sendiri, maka timbul ah tekad mereka untuk menggabungkan kekuatan mereka yang ada untuk bersama-sana
menghadapi serangan lawan.
Serentak keempat orang itu memperdengarkan suara pekikan
anehnya sebagai tanda, empat buah busur baja bergabung
menciptakan berlapis-lapis cahaya dingin yang tebal bagaikan
sebuah bianglala panjang, dalam waktu singkat tenaga itu sudah menyambar keempat
punjuru dan membendung datangnya hawa
pembunuhan yang terpancar keluar dari si anak muda itu.
Tapi gejala semacam itupun hanya berlangsung untuk sesaat,
dalam waktu singkat suasana tadi tercerai-berai kembali oleh
terjangan hawa pembunuhan yang menggetarkan sukma.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Seluruh benak Ku See hong ketika itu sudah dipenuhi oleh hawa
napsu mengerikan, sorot matanya memancarkan cahaya bengis
yang menggetarkan sukma lalu tertawa dingin.
Suara tertawanya kedengaran bagaikan hembusan angin dingin
muncul dari gudang-salju, membuat siapapun yang mendengarkan
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Setelah tertawa dingin busur baja ditangan kiri Ku See hong
segera meluncur kedepan seperti sebatang anak panah yang
terlepas dari busurnya, serangan itu tertuju kearah salah seorang diantara
keempat orang Hiangcu tersebut, sementara tangan
kanannya pada saat yang hampir bersamaan melepaskan segulung
desingan angin pukulan yang dingin dan kuat menyerang kearah
orang yang sama. Hiangcu itu segera merasakan timbulnya segulung desingan
angin pukulan berhawa dingin yang menyesakkan napas menekan
keatas wajahnya. Mendadak serentetan cahaya hitam meluncur tiba pula dengan
kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya sehingga ia tak sempat melihat jelas benda
apakah itu. Jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan tahu-tahu badannya sudah tertembus oleh
sambaran busur baja itu hingga tembus dipunggungnya.
386 "Blaamm.......!" ditengah benturan dahsyat badannya termakan pula oleh
tenaga pukulan yang sanggup menghancurkan batu
cadas itu. Tak ampun lagi, keempat anggota badannya tercerai-berai,
daging dan darah berserakan memenuni permukaan tanah,
kematiannya benar-benar mengerikan.
Berhasil menghabisi nyawa orang itu, Ku See hong segera
merentangkan kelima jari tangan kirinya, setelah membuat satu
lingkaran busur lalu disentilnya kedepan.
"Sreet.., sreet..!" ditengah desingan yang menderu-deru, lima gulung angin
serangan yang tajam menyergap Hiangcu lainnya.
Sedemikian cepatnya serangan itu dilancarkan, seolah olah baru saja tangan
kirinya menyambitkan busur baja itu,tangan kanannya turut bergerak pula.
Baru saja salah seorang Hian Su, diantara tiga orang yang masih hidup, mendengar
rekannya menjerit kesakitan, segulung desingan angin tajam yang luar biasa
hebatnya telah menembusi lapisan
cahaya busur bajanya yang tebal.
Didalam kaget dan tercekatnya, serentak ketiga orang itu
melompat mundur ke belakang.
Tapi sayang, gembong pembunuh muda itu sudah terlanjur
mengincar seorang korbannya, secepat-cepatnya orang itu berkelit, toh waktunya
tetap terlambat selangkah.
'Sreet...! Sreet...!' ditengah desingan angin tajam, serentetan
jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan. Bagian mematikan dari tubuh bagian atas orang itu tahu-tahu
sudah ditembusi oleh kelima gulung desingan angin tajam itu hingga tembus
kedalam dadanya, darah segar segera memancar keluar
seperti sumber mata air. Tubuhnya yang tinggi kekar itu kontan mercelat sejauh
enam tujuh langkah oleh hembusan angin pukulan 387
yang sangat kuat itu sehingga badannya roboh terkapar ditanah dan tewas
seketika. Dua orang sisanya segera sadar kalau gelagat
tidak menguntungkan, bila sekarang tidak kabur, bisa jadi jiwanya akan terancam. Maka
mereka berdua segera menyebarkan dirikekiri dan kanan kemudian melesat kedepan
untuk menyelamatkan diri.
Ku See hong bepekik panjang dengan suara yang membetot
sukma, tubuhnya seperti seekor burung elang raksasa segera
meluncur ke tengah udara dengan kecepatan tinggi.
Mendadak......., pada saat itulah serentetan pekikan nyaring kembali bergema
memecahkan keheningan . . . . .
Kini ditangan Ku See hong telah bertambah dengan sebilah
pedang panjang yang memancarkan cahaya merah yang berkilauan.
Itulah pedang Ang-soat-kiam yang pernah menggetarkan dunia
persilatan pada tigaratus tahun berselang atau sekarang lebih
dikenal sebagai pedang mestika Hu-thian seng-kiam!
Pada saat pedang itu dilancarkan, tubuh Ku See hong telah
membaur menjadi satu dengan cahaya pedang yang memancar
bagaikan air terjun itu, secepat kilat berkelebat lewat ditengah udara.
Sedemikian cepatnya cahaya pedang tersebut berkelebat lewat
sehingga pada hakekatnya sukar untuk membedakan mana cahaya
pedang dan mana yang cahaya bianglala.
Serentetan jeritan ngeri yang memilukan
hati kembali berkumandang memecahkan keheningan. Tubuh si Hiangcu yang
melayang di angkasa itu sudah terpapas kutung menjadi tiga bagian ditengah
udara, darah segar berhamburan kemana-mana, kematiannya benar-benar mengerikan.
Berada ditengah udara, tiba-tiba Ku See hong memutar
badannya, lalu membentak keras, seluruh tubuhnya telah berputar arah dan
meluncur ke arah seseorang lainnya.
388 Gerakan pedangnya berkelebat lewat seperti hembusan angin
puyuh, selapis cahaya tajam meluncur ke depan menciptakan
selapis bukit pedang yang berwarna warni. Selapis hawa pedang
yang menggidikkan hati dengan cepat menyergap ke arah tubuh si Hiangcu yang baru
saja akan melayang turun keatas tanah itu.
Serentetan jeritan ngeri yang memilukan
hati kembali berkumandang memecahkan keheningan, sebutir batok kepala telah terpapas hancur
oleh kilatan cahaya pedang, darah segar segera memancar ke mana mana dan
kematiannya amat mengenaskan.
Setelah itu.... seluruh hawa pedang yang menyilaukan maka
menjadi pudar, Ku See hong dengan wajah dingin seperti es dan
bertangan kosong telah berdiri kaku diatas tanah, sementara
sepasang matanya yang tajam menggidikkan hati menatap ke enam
sosok mayat yang tak utuh itu tanpa berkedip.
Sedihkah dia" Atau merasa gembira dengan hasil yang berhasil dicapainya kini"
Biau-ki siang-su In Han im merasakan pandangan matanya
seolah olah menjadi kabur..., dia hanya merasa selapis kabut merah yang
menyilaukan mata berkelebat lewat didepan mata, lalu dalam beberanpa kali
kelebatan saja, dua orang yang terakhirpun telah roboh binasa diatas tanah.
Ternyata ilmu pedang yang dpergunakan Ku See hong adalah
salah satu jurus serangan dari tiga jurus ilmu pedang yang
tercantum dalam kitab kecil peninggalan Si hong Lo jin yang disebut Hui-hong-che
ki-hiat seng-wi (Bianglala tiba-tiba Muncul Bau A mis dan Memancar)...!
Si-hong lo jin adalah seorang tokoh sakti yang luar biasa dari dunia persilatan,
ilmu pedangnya boleh dibilang sudah merajai
seluruh kolong langit. Sebelum ajalnya tiba, dia telah menghimpun semua inti
sari ilmu pedang yang ada didunia ini, dengan
mengorbankan waktu selama tiga tahun untuk menciptakan jurus
pedang baru. 389 Bisa dibayangkan betapa sakti dan luar biasanya jurus serangan hasil ciptaannya
itu, selain ganas juga lihay sekali.
Setelah meloloskan pedang Hu-thian seng-kiamnya dari dalam
sarung tadi, Ku See hong segera melebur tubuhnya menjadi satu
dengan senjata tersebut untuk membunuh seseorang ditengah
udara, kemudian sambil membalikkan badan dia membunuh pula
Hiangcu yang terakhir, semua gerakan ini dilakukannya dengan
kecepatan luar biasa. Oleh karena itu, Biau-ki siang-su In Han im hanya merasakan
berkelebatnya cahaya bianglala didepan mata, sedemikian cepatnya gerakan itu
sehingga pada hakekatnya ia tak sempat menyaksikan gerakan Ku See hong sewaktu
mencabut pedang maupun menyarungkan kembali pedangnya.
Mendadak....., Dari arah sebelah sana berkumandang suara dengusan tertahan,
lalu tampaklah bahu kiri Sin hong hwee ciau Lui-Ki kena dihajar telak oleh
serangan Cau seng hui Ciang Keh-teng sehingga muntah darah segar, dengan
sempoyongan tubuhnya segera mundur sejauh
beberapa langkah. Sementara pertarungan sengit berkobar tadi, Cau sang hui Ciong Keh-teng telah
mengetahui kalau enam orang hiangcu-nya telah
mati secara mengerikan semua ditangan pemuda itu.
Dengan hati yang amat sakit seperti ditusuk pisau, dia segera
mengeluarkan sejurus serangan mematikan yang amat ganas,
dengan telak ancaman itu bersarang ditubuh Sin hong hwee-ciau.
Saat ini, kobaran hawa napsu membunuhnya sudah membara
dalam dadanya, ia bertekad untuk membunuh setiap musuh yang
dijumpainya, melihat Sin hong hwee ciau mundur dengan membawa
luka, sudah barang tentu dia tak akan melepaskan korbannya
dengan begitu saja. Serentetan suara pekikan nyaring mirip jeritan setan atau
lolongan serigala dengan cepat bergema memecahkan keheningan.
390 Secepat sambaran petir Cau sang hui Ciong keh-teng mengejar
kedepan, kesepuluh jari tangannya direntangkan lebar-lebar dengan membawa
serentetan desingan angin pukulan yang tajam, ia
cengkeram belasan buah jalan darah penting ditubuh bagian atas Sin hong hwee-
ciau. Pada dasarnya dia memang sudah berniat untuk membunuh
lawannya, tentu saja kekuatan yang disertakan dalam serangan itu luar biasa
sekali hebatnya. Sejak termakan pukulan dahsyat dari Cau sang hui Ciong Keh-
teng tadi, Sin hong hwee ciau Lui-Ki sudah merasakan darah panas dalam dadanya
bergolak keras, coba kalau tenaga dalamnya tidak sempurna, niscaya selembar
jiwanya sudah melayang. Walaupun begitu, pada saat itu ia sudah tak sanggup lagi untuk menghindarkan
diri dari sergapan maut itu, tampaknya ia segera akan tewas diujung telapak
tangan lawan. Ketika Biau-ki siang-su In Han im menyaksikan adik angkatnya
berada ditepi jurang kematian, dengan cepat dia membentak keras, tubuhnya segera
melayang maju ke depan. Tapi sesosok bayangan manusia lain bagaikan sambaran setan
gentayangan saja tahu-tahu sudah tiba lebih dulu disisi tubuh Siu hong hwee-
ciau, sebuah pukulan yang bertenaga lembek segera
meluncur keluar dari balik telapak tangan kanannya.
Mendadak.... udara serasa diliputi kabut tebal dan angin
menderu-deru, kemudian menyusul munculnya selapis cahaya
merah yang berkilauan, daya tekanan yang timbul diempat penjuru pun makin lama
semakin memberat bagaikan gencetan bukit
karang. 000OdwO000 Bab 18 391 "BLAAAAMMM . . . . !" benturan keras yang memekikkan telinga
segera bergema bersamaan dengan saling membenturnya dua
gulung kekuatan yang maha dahsyat.
Desingan angin tajam segera memancar ke empat penjuru.......
Rambut panjang Cau sang hui Ciong Keh-teng terurai kacau ke
bawah, noda darah membasahi ujung bibirnya paras mukanya pucat kehijau-hijauan,
kulit mukanya mengejang keras menahan penderitaan. Dengan sempoyongan tubuhnya mundur sejauh empat lima
langkah dari posisi semula, lalu dengan sorot mata yang memerah membara, dia
awasi wajah Ku See hong dengan penuh kegusaran.
Paras muka Ku See hong sendiripun dingin seperti es, matanya
memancarkan cahaya menggidikkan, dengan suara yang kaku,
katanya: "Ciong Keh-teng, sekarang kau sudah berada di ambang pintu
kematian, agar kau mampus dalam keadaan jelas, maka akupun
akan memberi sedikit keterangan kepadamu, aku bersikap demikian kepada kalian
karena perbuatan keji kalian telah menggusarkan
Thian dan merisaukan umat persilatan.
"Sauya-mu tak lain adalah putranya Ku-Kiam-cong, pangcu dari
perkumpulan Kim-to-pang yang bernama Ku See hong ..., "
"Manusia aneh dari dunia persilatan Bun-ji-koan-su adalah
guruku!" "Nah, beberapa macam dendam kesumat sedalam lautan ini
tentunya pantas bukan bila kutuntut balas"!
Sekarang, kau boleh mampus dengan perasaan lega!"
Ketika selesai mendengarkan perkataan dari anak muda itu,
paras muka Cau-sang-hui C iong Keh-teng yang semula berwarna
pucat pias itu, kini telah berubah makin mengenaskan, kulit
wajahnya mengejang keras membentuk garis garis kerutan
yang,penuh dengan rasa mengerikan....
392 Mati adalah suatu kejadian yang akan dialami setiap manusia.
Tapi bila seseorang sudah berada diambang pintu kematiannya
entah bagaimanapun buas dan kejinya dia, sedikit banyak rasa sedih dan menyesal
akan timbul juga diatas wajahnya.
Yaa, sesungguhnya dari dulu sampai sekarang, hanya berapa
orangkah yang bisa memandang kematian sebagai sesuatu kejadian yang wajar" Semut
saja masih ingin hidup, apalagi manusia...
Pelan-pelan Ku See hong mengangkat telapak tangan kanannya,
kelima jari tangannya direntangkan lebar-lebar, kemudian diantara sentilan dan
getaran tangannya, lima gulung desingan angin tajam segera meluncur keluar dari
ujung jarinya. Mendadak..... Serentetan jeritan ngeri yang memekikkan telinga berkumandang
membelah keheningan malam.
Tampak sepasang tangan Can sang hui Ciong Keh menekan
diatas dada serta lambungnya, lalu dengan wajah pucat pias keabu-abuan selangkah
demi selangkah ia mundur ke belakang, darah
kental bercucuran dari ujung dada dan bibir, lambungnya.
Sepasang mata Cau sang hui Ciong Keh-teng terbelalak lebar-
lebar, sorot mata tajam memancar keluar dari balik matanya, tapi sekarang bukan
sarot mata yang diliputi rasa benci dan buas. Tapi sorot matanya sekarang adalah
sorot mata yang lembut, penuh rasa penyesalan,rasa malu dan iba . . . . .
Bibir Cau sang hui Ciong Keh-teng bergetar seperti ingin
mengucapkan sesuatu,tapi tenaganya sudah tidak memenuhi
keinginan hatinya, tapi anehnya dia masih tetap berdiri tegak, matanya masih
tetap menatap wajah Ku See hong tanpa barkedip.
Akhirnya dari tenggorokannya berkumandang suara gemuruh
yang parau dan tidak jelas:
"Ku sauhiap, loo.... lohu
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak mee...me..nyesal mee....meski
tewas di ...ditangan...mu..,
tapi . . . . . . . . Ban-sia-kaucu 393 tee...te..lah menggerakkan kekuatannya uuu...untuk menguasai
jaa...ja... jagad............ kau......!"
Yaa, bila seseorang sudah tahu kalau ajalnya hampir tiba, apa
yang diucapkan sebagai akhir katanya adalah kata-kata yang
bernada jujur dan penuh kebajikan.
Beberapa patah kata dari Cau sang hui Ciong Keh-teng ini
diucapkan dengan nada yang mengenaskan, membuat semua orang
yang mendengarkan serta merta merasakan hatinya menjadi iba.
Dengan suatu gerakan cepat Biau-ki siang-su In Han im segera
menubruk kemuka, setelah mendengar ucapan tersebut, tiba-tiba
saja hatinya merasa gemetar keras.
"Saudara Ciong..!" serunya dengan gelisah "Tolong berbicara agak jelas, Ban-sia
kaucu hendak melaksanakan rencana kejinya
terhadap siapa" Cepat katakan! Cepat katakan..!"
Agaknya Cau sang hui Ciong Keh-teng masih sempat mendengar
perkataannya itu, bibirnya bergetar seperti mau menjawab akan
tetapi tiada suara yang terdengar, cengkeraman maut dari malaikat kematian telah
merenggut selembar jiwanya dari tubuh kasarnya.
Ku See hong segera menghela napas sedih, gumamnya:
"Heran, mengapa manusia selalu keras kepala, sebelum ajalnya menjelang tiba ia
enggan menjadi sadar, aaai....! Inilah suatu tragedi bagi umat manusia; juga
merupakan watak paling jelek dari umat manusia..... selama hidup Ciong Ken-teng
melakukan banyak kejahatan, seluruh tubuhnya penuh dengan dosa tapi menjelang
saat ajalnya, dia telah menemukan kembali kemuliaan hatinya, bila dibandingkan
dengan orang-orang berdosa yang sampai manjelang
ajalnya tiba pun tak mau bertobat, ia memang jauh lebih tangguh! "
Biau-ki siang-su In Han im turut menghela napas sedih, pelan-
pelan dia menghampiri Sin hong hwee ciau, merogoh kedalam
sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil, lalu mengeluarkan
sebutir pil dan dicekokkan kedalam mulutnya.
394 Pelan-pelan Ku See hong turut berjalan mendekat, lalu tanyanya dengan suara
lembut: "Paman In, siapakah yang dimaksudkan sebagai Ban-sia kaucu oleh Ciong Keh teng
menjelang ajalnya tadi?"
Biau-ki siang-su in Han Im menghela napas panjang.
"Aaai.... ancaman bahaya maut yang mengancam dunia
persilatan belakangan ini adalah kelompok dari perkumpulan Ban-sia kau. Tentang
keadaan yang sebenarnya dari Ban-sia-kau dan
organisasi macam apakah perkumpulan itu, aku belum sempat
menyelidikinya sampai jelas, konon kaucu-nya adalah seorang
wanita, tapi ilmu silatnya begitu lihay sehingga tak tertuliskan dengan kata-
kata !" Ku See hong termenung dan berpikir sebentar, lalu tanyanya lagi:
"Apakah Ban-sia-kau yang telah menguasahi Thi-kiong
pang serta Jian-khi pang?"
Biau-ki siang-su In Han im segera mengangguk.
"Yaa, benar. Ban-sia kau memang merupakan perkumpulan yang telah menguasahi Thi
kiong pang dan Jian khi pang menurut
dugaanku, Ban-sia-kau sudah pasti ada hubungannya dengan
pertarungan berdarah di bukit Soat-san tempo dulu, lenyapnya
sekawanan jago lihay didalam dunia persilatan pun besar
kemungkinan merupakan rencana keji dari Ban-sia-kau.... . . . .!!"
Begitu mendengar tentang pertarungan berdarah di bukit Soat-
san, Ku See hong segera merasakan darah panas didalam tubuhnya mendidih, gurunya
dan kedua orang tuanya telah terlibat dalam
pertempuran berdarah itu, kemudian terbunuh pula secara
mengenaskan, siapakah dalang dari semua peristiwa berdarah ini"
Mendadak..... Biau-ki-siang-su In-Han-im bertanya kepada Ku
See hong: 395 "Ku lote..., sebelum mati apakah gurumu pernah mengungkap
keadaan yang sebenarnya tentang peristiwa berdarah di bukit Soat-san?"
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, menjelang
ajalnya Bun-ji koan-su memang telah mengisahkan ceritanya yang mengenaskan, ia
menyuruhnya agar mengingat selalu kisah
tersebut, tapi melarang untuk diberitahukan kepada orang lain.
Betul Biau-ki-siangsu terhitung seorang pendekar kaum lurus
dalam dunia persilatan, namun dia tak ingin mengingkari
sumpahnya terhadap gurunya.
Maka dengan wajah berat hati serta nada minta maaf, Ku See-
hong berkata: "Paman In, menjelang ajalnya guruku memang
pernah membicarakan tentang peristiwa dibukit Soat-san, tapi dia orang tua pernah
berpesan agar aku tidak membocorkannya kepada orang
lain. Oleh sebab itu harap kau suka memaafkan kesulitanku ini."
"Aaaai . . . !" Biau-ki siangsu In-Han-im menghela napas sedih,
"Setiap orang yang turut hadir dalam pertempuran di bukit Soat-
san, asal dia termasuk seorang berjiwa lurus, kalau bukan jejaknya tak diketahui
lagi,... pasti tewas secara mengenaskan! Yang tersisa pun kini hanya tinggal
manusia-manusia laknat berhati busuk dan
keji." "Dalam dunia persilatan yang begini luas, hanya kau seorang yang mungkin
mengetahui duduk persoalan ini yang sebenarnya
...!" "Orang persilatan memang mengutamakan soal kepercayaan,
aku cukup memahami kesulitanmu itu, harap jangan merasa sedih.
Sekarang aku akan berusaha untuk mengungkapkan semua jejak
atau titik terang yang berhasil kuketahui kepadamu, bila bahan bahan
keteranganmu tentang pertarungan dibukit
Soat-san sehingga berhasil menyelidiki usal usul dari Ban-sia kaucu tersebut.
Andaikata kau dapat menyelamatkan umat persilatan dari suatu
396 badai pembunuhan, jasa ini benar-benar suatu jasa yang amat
mulia." Ku See hong merasa amat terharu, serunya dengan cepat:
"Paman In, aku benar-benar berterima kasih sekali atas kasih sayangmu, budi
kebaikan ini terukir dalam dalam dilubuk hatiku sampai matipun tak dapat
kulupakan. Terus terang kukatakan,
dendam kesumat diriku sendiri juga ada sangkut pautnya dengan
peristiwa ini, jika teka-teki ini dapat diungkapkan, sekalipun harus mendaki
bukit golok atau terjun kecuali berisi minyak mendidih sampai hancurpun, aku
pasti akan berusaha untuk melenyapkan
kaum laknat tersebut!"
"Selama hidup aku In Han im, tak pernah menaruh perhatian terhadap orang
lain......" kata Biau-ki siang-su In Han im kemudian dengan penuh perhatian,
"Tapi semenjak bertemu dengan lote, aku merasa amat
menguatirkan sekali tentang keselamatanmu, aku merasa seakan-
akan mempunyai ikatan batin denganmu, apalagi dikalangan kaum
lurus dalam dunia persilatan dewasa ini, hanya kau seorang yang mengetahui
rahasia pertempuran berdarah dibukit Soat-san. Bila hal ini sampai diketahui
oleh gembong-gembong iblis tersebut, sudah dapat dipastikan keselamatan jiwamu
pasti akan terancam setiap saat!"
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, katanya
dengan penuh kebencian: "Mati atau hidup sudah digariskan oleh takdir, beruntung atau sengsara sudah
merupakan nasib, bila kawanan gembong iblis itu berani datang mencari gara-gara
denganku.... Hmmm! Akan kuberikan suatu pertunjukan bagus kepada mereka satu persatu
akan kujagal mereka sampai ludas!"
"Ku lote...!" kata Biau-ki siang-su In Han im,
"Meskipun kau memiliki ilmu silat yang amat tinggi,
namun musuh berjumlah banyak dan lagi merupakan gembong-gembong
397 iblis dan pentolan-pentolan Liok-lim yang termashur namanya
didunia ini, sepasang tangan sukar melawan empat tangan, aku
harap kau suka bertindak lebih berhati-hati janganlah terlalu
menuruti emosi. Ketahuilah, nasib dari beribu-ribu umat persilatan serta
kewajiban untuk menegakkan kembali keadilan serta
kebenaran dalam dunia persilatan telah terjatuh ditanganmu
seorang, kematianmu memang soal kecil tapi akibatnya besar!"
Mendengar perkataan itu, diam-diam Ku See hong merasakan
hatinya terkesiap, pikirnya;
'Dulu suhu tidak menjelaskan sebab musababnya justeru lantaran takut kalau aku
bertindak secara gegebah. . ., betul ilmu silat yang kumiliki belakangan ini
telah mendapat kemajuan yang pesat,
apalagi akupun memiliki pedang Ku-thian-seng-kiam yang sangat
tajam,tapi untuk menghadapi musuh yang berjumlah begitu banyak, aku memang
merasa kecil sekali, aaai...!
Nasibku telah ditakdirkan begini, siapa pula yang bisa
merubahnya" Apalagi jika pedang Hu-thian seng-kiam sampai
diketahui orang sebagai pedang Ang-soat-kiam -nya Sihong lo jin dimasa lalu,
bukan cuma orang-orang dari golongan sesat, saja
yang akan merebutkannya, bahkan orang-orang dari golongan putih pun akan secara
terang-terangan memusuhi aku.'
Berpikir sampai diini, Ku See hong betul-betul merasa amat
sedih, murung dan kesepian.
Tapi selang beberapa saat kemudian, dengan kening berkerut
dan nada yang tegas dia berkata:
"Bagaimanapun juga, aku akan memikul tanggung jawab atas
mati-hidupnya dunia persilatan, tapi aku Ku See-hong sudah
ditakdirkan hidup seorang diri. Musuhku mungkin bukan cuma
orang-orang dari kaum sesat saja, melainkan seluuh umat persilatan yang ada
didunia ini." Terkesiap sekali Biau-ki siang-su In Han im setelah mendengar
perkataannya itu. Dengan perasaan tidak mengerti segera tanyanya: 398
"Apa maksud perkataan itu?"
"Paman In " ujar Ku See Hong dengan sedih, rahasia di balik kesemuanya itu akan
kau pahami sendiri dikemudian hari, sekarang maafkanlah kalau aku tak dapat
memberitahukan kepadamu."
Biau-ki siangsu In Han im adalah seorang yang cerdas, semenjak berjumpa denga Ku
See hong, dia sudah merasakan bahwa pemuda
ini memiliki banyak keistimewaan yang berbeda dengan manusia
biasa. Dalam hal apapun dia selalu mendatangkan suatu perasaan rahasia dan
misterius membuat orang jadi tak habis mengerti.
Maka setelah mendengar perkataan itu, dia lantas tahu kalau asal usul maupun
kehidupan selanjutnya dari pemuda itu bukanlah suatu kehidupan yang biasa...
Dengan cepat Biau-ki siang-su In Han im mengalihkan
pembicaraan ke soal lain, katanya kemudian:
"Situasi didalami dunia persilatan dewasa ini sudah bukan masalah perselisihan
antara perguruan atau dendam kusumat
antara perorangan lagi, Keadaannya sekarang betul-betul sudah
kalut dan kacau balau sehingga segenap umat persilatan boleh
dibilang sudah terlibat dan bersama-sama menuju ke hari Kiamat. .
.!" "Kini sembilan Partai besar dari daratan Tionggoan sudah tak dapat berpeluk
tangan belaka; mereka masing-masing telah
mengirim jago-jago lihaynya untuk menyelidiki keadaan yang
sebenarnya, namun kunci paling penting diantara sekian masalah masih tetap
terletak pada tubuh Ban-sia kaucu tersebut!"
"Oleh sebab itu, tugas pertama yang harus dilaksanakan
sekarang adalah menyelidiki siapakah kaucu dari Ban-sia-kau
tersebut, serta sampai dimanakah cakar iblis mereka telah
dibentangkan, . . . . kalau didengar dari ucapan Ciong Keh teng menjelang saat
ajalnya tadi, tampaknya rencana busuk Ban-sia
kaucu untuk menguasai dunia persilatan sudah mulai dilaksanakan!"
399 "Pendapat paman In memang tepat sekali!" puji Ku See hong ,
"Kini api sudah membakar alis mata, yang jauh tak akan
memadamkan api didepan mata, tugas paling penting yang harus
kita kerjakan sekarang adalah mencari tahu lebih dulu keadaan yang sebenarnya
dari perkumpulan Ban sia kau tersebut."
Menurut penyelidikanku baru-baru ini, dapat kusimpulkan bahwa
perkumpulan Ban-sia kau tersebut bukan saja ada sangkut pautnya dengan
pertempuran dibukit Soat-san, bahkan yang menjadi
ketuanya sepertinya juga mempunyai sangkut-paut yang erat sekali dengan Bun-ji
koan-su locianpwe . . .!"
"Ku lote, coba pikirkanlah, diantara orang penting yang terlibat langsung dalam
pertarungan dibukit Soat-san tempo hari, siapakah yang paling besar
kemungkinannya menjadi ketua dari perkumpulan Ban-sia-kau ?"
Ku See hong segera termenung sambil memutar otak. Cerita
yang pernah didengarnya dari Bun-ji koan-su tempo hari melintas kembali didalam
benaknya satu persatu. Mendadak Ku See hong menjerit kaget:
"Aaah . . . , jangan-jangan mereka" Benar-benar hanya kedua orang ini yang
paling besar kemungkinannya. Ooh suhu! Betapa
mengenaskannya nasibmu,.....semua yang tidak kau beritahukan
kepadaku dimasa lalu kini sudah tertera jelas, aku pasti akan
melaksanakan menurut kehendak hatimu, entah bagaimanapun
juga, aku pasti akan memenuhi keinginanmu itu, tak akan kusia-
siakan harapan kau Orang Tua! Legakanlah hatimu . . .!!"
Ku See hong berpekik dengan pedih, air matanya berucuran
deras, dalam hatinya ia meresa amat benci kepada orang itu, ia bersumpah akan
membuatnya mati dalam keadaan mengerikan. . .!
Pada saat itu Ku See hong sedang diliputi oleh rasa sedih dan
gusar yang tak terlukiskan dengan kata, darah panas bergelora
didalam dadanya, api dendam membakar seluruh tubuhnya.
Dipengaruhi oleh gejolak emosi, dia segera mendongakkan
kepalanya sambil menyanyikan lagu "Dendam Sejagad".
400 DENDA M kesumat membentang bagai jagad,
Bukit tinggi berhutan lebat disisi sebuah kuil.
Sungai besar didepan kuil berombak besar,
Dendam kesumat sepanjang abad!
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad,
Burung gagak bersarang dirumput dikala senja.
Cinta kasih berlangsung dari muda sampai tua.
Memetik kampak membuat lagu: Nadanya dendam!"
Menitik air mata darah untuk siapa"
Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad.
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya"
Salju terbang air laut semuanya hambar.
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad.
Curah hujan membuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur..........
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
oooOdwOooo TENAGA DALAM yang dimiliki Ku See hong belakangan ini telah
memperoleh kemajuan yang pesat.
Suara nyanyian yang dibawakannya segera menggetarkan seluruh jagad, selain suaranya mengandung daya
iblis yang membetot sukma, suaranya pun
menggema tiada hentinya diseluruh angkasa.
401 Dalam membawakan lag?Dendam Sejagad` kali ini, perasaan
Ku See hong jauh lebih sedih dan menderita, dia merasa makin
simpatik terhadap tragedi yang telah menimpa gurunya, diapun
memuji kecerdasan Bun-ji Koan-su dalam mendalami kepandaiannya, semua perasaan yang bercampur-baur itu segera
dilampiaskan keluar melalui suara nyanyian maut itu.
Hal ini membuat anak muda tersebut makin menyukai lagunya,
dia merasa lagu tersebut merupakan lagu yaag paling mengenaskan dan paling
memedihkan hati didunia ini. . . . .
Rupanya pada saat ini Ku See hong telah berhasil memahami arti kata dari
nyanyian "Dendam Sejagad". Nada bait kedua dan bait ketiga jelas melambangkan
seluruh penderitaan serta percobaan
yang pernah dialami Bun-ji koan-su dalam sejarah kehidupannya.
Makin mendalami arti kata dari bait syair lagu "Dendam
Kesumat", Ku See hong merasakan hatinya makin sedih, tanpa terasa diapun
teringat kembali dengan Keng-Cin-sin, si gadis cantik yang berkorban baginya.
Seluruh perasaan cintanya yang membara dan selama ini
terpendam dalam hati kecilnya segera dilampiaskan keluar, ibarat ombak samudra
yang bergulung saling berkejaran, selamanya tak
akan pernah berakhir, sementara titik air mata jatuh bercucuran membasahi
seluruh tubuhnya . . . . . . .
Waktu itu persis kentongan ketiga tengah malam.
Rembulan berada diangkasa memancarkan cahayanya yang
indah dan menawan, bintang-bintang bertaburan diangkasa
menghiasi langit yang gelap.
Tapi suasana disekitar tempat itu penuh diliputi oleh kesuraman, keheningan,
keseraman yang mengerikan.
Mayat demi mayat bergeletak diatas tanah tanpa berkutik, ketika angin barat yang
kencang berhembus lewat menimbulkan suara
gemerisik daun pek-yang yang berguguran.
402 Jeritan keras burung malam bercampur dengan nyanyian yang
membetot sukma ini, menjadikan suasana seram.
Dengan termangu-mangu seperti orang yang kehilangan ingatan,
Biau-ki siangsu serta Sin-hong-hwee-biau berdiri tak berkutik disitu, demikian
pula dengan Ku See hong yang lagi dirundung kesedihan.
Ditengah tanah pekuburan yang penuh berserakan batu nisan,
mereka berdiri bagaikan tiga sosok mayat hidup. Bila secara
kebetulan ada orang yang datang kesitu, niscaya mereka akan
ketakutan setengah mati. Mendadak, pada saat itulah . . . .
Dari balik pekuburan yang berserakan itu pelan-pelan berjalan
keluar se-sosok mayat hidup yang mengenakan pakaian serba putih!
Bukan . . . ,`dia bukan mayat hidup', melainkan seorang
pemuda berbaju putih yang berwajah sedingin es ! Sebilah pedang berbentuk
ular yang berwarna kuning perak tersoreng dipunggungnya. Gerakan tubuh orang itu sangat ringan seperti sukma
gentayangan, kakinya tidak menginjak tanah, tanpa menimbulkan
sedikit suara-pun dia mendekati Ku See-hong sekalian, lalu berhenti tak bergerak
pada jarak dua kaki dihadapan mereka.
Dengan sorot mata yang dingin bagikan salju, diawasinya tiga
orang yang berada dihadapannya bergantian.
Tiba-tiba sekulum senyum sinis penuh cemoohan tersungging
diujung bibirnya. Setelah hening beberapa saat, pemuda berbaju putih itu
mendongakkan kepala dan tertawa seram. Suaranya dingin
menggidikkan hati, sedemikian menggidikkan sehingga sama sekali tidak membawa
bau kehidupan manusia. Dengungan keras menggema di angkasa ,menyusul berakhirnya
tertawa dingin itu. Dari sini bisa diketahui kalau tenaga dalamnya telah
mencapai puncak kesempurnaan. Mendengar suara tertawa
403 yang menusuk telinga bagaikan beribu ekor kuda lari bersama itu-, mecorong sinar
menggidikkan dari balik mata Ku See hong, dengan cepat ia mengalihkan
pandangannya kearah orang itu. Diam-diam ia agak terkesiap, tapi selanjutnya
dengusan dingin penuh hinaan
bergema memenuhi angkasa.
Bian-ki siang-su In Han im serta Sia hong hwee ciau Lui-Ki segera tersadar
kembali oleh tertawa itu.
Begitu melihat siapa pendatangnya, Biau-ki siangsu merasa
terkesiap-, ia sadar kalau suatu pertempuran sengit tak dapat
dihindari jika orang itu benar seperti apa yang diduganya, maka berarti tiada
keyakinan lagi Ku See hong, untuk menangkan
pertarungan ini. Andaikata pemuda she Ku itu sampai kalah, maka sudah dapat
dipastikan, nasib tragis menanti didepan mata.
Dengan wajah dingin dan kaku serta sikap yang angkuh dan
jumawa pemuda berbaju putih itu menegur dengan suara dalam,
"Siapa yang telah membawakan nyanyian barusan?"
Ku See hong berkerut kening, dari balik matanya terpancar pula sinar keangkuhan
yang jauh lebih tebal, sambil mendongakkan
kepalanya dia tertawa panjang, suaranya nyaring bagaikan pekikan naga.
Kemudian sambil berhenti tertawa ujarnya dengan suara yang
jauh lebih dingin daripada pemuda berbaju putih itu,
"Saudara lebih baik kurangi sedikit sikap congkakmu dihadapan pembawa lagu
itu !" Paras muka pemuda berbaju putih itu masih tetap dingin tanpa
emosi, ia termenung sebentar, lalu ujarnya dingin:
"Kalau begitu kau adalah murid manusia aneh dari dunia
persilatan Bun-ji koan-su yang bernama Ku See hong!?"
Baik, sikap maupun nada suaranya amat angkuh dan jumawa
sedikitpun tiada rasa kehangatan.
404 Suara semacam itu hanya membuat bulu kuduk pada bangun
berdiri, dan peluh dingin jatuh bercucuran.
Ku See hong mendengus dingin, "Saudara, kalau begitu kau
pastilah Cing-hay khi sau yang tersohor karena keangkuhannya itu?"
katanya pula sinis. Agak terkesiap pemuda berbaju putih itu, setelah mendengar
perkataan lawan, tapi diluaran dia tetap berkata dengan wajah
tanpa emosi: "Hmm, tampaknya cukup tajam juga pandangan matamu, bagus, sekarang aku hendak
bertanya kepadamu-, taklukkah kau dengan
ilmu silat dari Cing hay pay?"
"Akupun hendak bertanya kepadamu taklukkah kau dengan ilmu silat dari Bun-ji
koan-su . . .?" Ku See hong balik bertanya.
Tampaknya pemuda berbaju putih itu seperti tak pernah
menyangka kalau Ku See hong bakal mengajukan pertanyaan
serupa, setelah tertegun sesaat dengan cepat wajahnya pulih
kembali dalam sikap yang dingin dan kaku. Dengan senyum tak
senyum dia berkata: "Bagus! Bagus sekali! Agaknya malam ini aku sudah bertemu dengan musuh yang
tangguh." Setelah hening sejenak, mendadak dengan wajah dingin dan
suara keras dia membentak:
' Ilmu silat dari daratan Tionggoan cuma permainan buruk dari
anak kecil, aku orang she Ciu tidak takluk!"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See hong, dia segera
balas membentak: "Ilmu silat aliran Ciang hay pay hanya ilmu sesat dari golongan hitam, ilmu yang
tak seberapa itu lebih mirip permainan anak kecil, tentu saja aku orang she Ku
pun tidak takluk !!"
405 "Bagus, bagus, kalau begitu tak ada salahnya jika kita saling mencoba kepandaian
masing-masing.!" ujar pemuda berbaju putih itu sambil tertawa hambar.
"Bagus sekali!" jengek Ku See hong pula sambil tertawa dingin,
"kalau cuma beradu mulut belaka sama sekali tak ada gunanya, lebih baik kita
saling beradu kepandaian saja!"
"Biau-ki siangsu In Han im cukup sadar seandainya dua orang jagoan muda ini
sampai saling bertarung, sudah pasti akibatnya akan mengerikan.
?rang bilang bila dja ekor harumau berkelahi, salah satu
diantaranya pasti terluk?.
Betul si pemuda berbaju putih itu sombong dan jumawa, namun
wajahnya memancarkan sinar kegagahan..., jelas dia bukan serang manusia buas
dari golongan sesat. Dalam keadaan dunia persilatan yang sedang terancam bahaya
maut, dimana pengaruh iblis sedang meraja-lela, andaikata dua
orang jago itu sampai bertarung dan sama-sama terluka, bukankah hal ini akan
sangat merugikan kepentingan umat persilatan dari golongan golongan lurus
didunia ini.. "' Biau-ki siangsu In Han im segera putar otak sambil berpikir
keras, mendadak dia maju dua langkah kedepan, lalu ujarnya
deagan suara lantang: "Ciu sauhiap ...., Ku sauhiap, ujung langit adalah tetangga, empat penjuru
adalah saudara, untuk saling mengukur kepandaian mah boleh saja, tapi tak perlu
saling ngotot untuk beradu jiwa, lebih baik pertarungan dibatasi saling menutul
saja, Asal menang kalah sudah ditentukan, pertarungan tak usah dilanjutkan dan
alangkah baiknya bila kalian bisa damai sebagai teman."
"Ketahuilah, dunia persilatan dewesa ini sedang diliputi oleh
ancaman badai yang amat dasyat, setiap orang sedang dicekam
perasaan takut dan jiwa setiap orang diancam maut, suatu bencana besar sudah
mulai berkembang dalam dunia persilatan, aku harap 406
sauhiap berdua suka bekerja sama saja untuk melawan datangnya
ancaman maut yang sedang mengincar umat persilatan daripada
membuang tenaga untuk saling mengukur kepandaian, toh sumber
dari ilmu silat sesungguhnya adalah sama?"
Ketika mendengar perkataan dari In Han in yang amat gagah dan
masuk diakal itu, baik Ku See hong mau pun pemuda berbaju putih itu sama-sama
merasakan hatinya bergetar, tapi dasar anak muda yang berdarah panas, mungkinkah
mereka dapat mengesampingkan
pertarungan tersebut dengan begitu saja"
Dalam pada itu, pemuda berbaju putih tersebut telah berseru
dengan suara dingin: "Orang she Ku, silahkan kau lancarkan seranganmu !"
"Orang she Ciu !" balas Ku See hong dengan wajah sedingin es,
"Kau datang dari Cing-hay, hitung-hitung sebagai tamu yang datang dari jauh,
lebih baik kau saja yang melancarkan serangan lebih dahulu!"
Ku See hong adalah pemuda yang angkuh dan dingin, ia tidak
'memandang serius setiap pertarungan yang kemungkinan akan
berlangsung. Akan tetapi, berhadapan dengan pemuda berbaju
putih itu entah mengapa tiba tiba saja hatinya terasa tegang dan wajahnya
berubah menjadi amat serius.
Dia cukup mengetahui betapa, seriusnya persoalan yang sedang
dihadapinya, maka dia semakin tak berani memandang secara
gegabah, begitu berdiri tegak, segenap perhatiannya dipusatkan menjadi satu,
hawa murninya dihimpun menjadi satu dan seluruh
kesiagaannya ditingkatkan setinggi-tingginya.
Pemuda berbaju putih itu sendiripun tak berani bertindak secara gegabah, dia
tahu pemuda yang berada dihadapannya itu meski
diluarannya tampak biasa, sesungguhnya dia memiliki ilmu silat yang belum pernah
dihadapi sebelumnya, diam-diam hawa murni
yang dimilikipun dihimpun menjadi satu.
407 Empat jalur sinar mata yang tajam menggidikan hati segera
saling bertatapan tanpa berkedip, suasana disekeliling tempat itupun menjadi
sunyi senyap tak terdengar sedikit suarapun.
Ditengah suasana hening yang menggidikkan hati itu, penuh
diliputi keseraman, kengerian serta ketegangan yang memuncak.
Hawa pembunuhan telah menyelimuti seluruh angkasa, setiap
saat suatu pertarungan yang menggidikkan hati kemungkinan besar akan meletu
serta berkobar. Mendadak pemuda berbaju putih itu tertawa dingin dengan suara
menyeramkan. Suara tertawa dingin itu rendah dan berat
menggetarkan sukma, membuat Lam-ciau pak-siang yang menonton jalannya pertarungan itu segera merasakan hatinya turut tercekat.
Menyusul kemudian terdengar suara seseorang mendengus
dingin. "Weess....!" ditengah desingan angin tajam, segulung angin pukulan yang sangat
tajam dan kuat segera meluncur kemuka.
Diantara pusaran angin berpusing yang menyebar keempat
penjuru, Ku See hong dan pemuda berbaju putih itu berdiri saling bertatapan muka
empat mata bertemu, dengan masing masing
memancarkan cahaya kegusaran.
Lam-ciau pak-siang yang menyaksikan kejadian itu sama-sama
merasa terkesiap... rupanya berbareng dengan bergemanya suara
tertawa dingin tadi, pemuda berbaju putih dan Ku See hong telah saling bertukar
satu pukulan dengan kecepatan luar biasa!
ooooOdwOoooo Bab 19 SAKING CEPATNYA gerakan tubuh kedua belah pihak didalam
melakukan penyerangan tadi, ternyata dengan ketajaman mata
408 Lam-ciau pak-siang pun tak sempat melihat jelas dengan jurus
apakah kedua belah pihak saling bertukar pukulan.
Tapi mereka sempat juga menyaksikan tubuh kedua orang itu
saling menerkam dengan kecepatan tinggi, tangan kanan masing-
masing pihak melepaskan sebuah pukulan aneh dari suatu sudut
yang tak terduga, kemudian masing-masing pihak telah balik
kembali keposisinya semula.
Setelah terjadinya bentrokan secepat kilat itulah, perasaan
masing-masing pihak bertambah hebat, pikirnya hampir berbareng: ?ntung aku
mempunyai ketajaman mata yang luar biasa, coba
tidak, bisa jadi aku sudah mampus diujung serangannya itu.`
Suasana tegang, menyeramkan masih tetap menyelimuti seluruh
angkasa, bagaikan mengikuti berlalunya sang waktu, makin lama
suasana semacam itu semakin menebal.
Di bawah timpaan cahaya rembulan dan bintang, pemuda
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berbaju putih dan Ku See hong masing-masing menggerakkan
langkah kaki mereka yang pelan dan berat, mendekati pihak
lawannya.... Bagi jago lihay yang sedang bertarung, bila ada setitik kelemahan saja yang
terbuka, niscaya peluang tersebut akan dimanfaatkan
lawannya untuk merobohkan lawan, maka geseran kaki mereka
berdua pun dilakukan secara beraturan, setitik kelemahanpun sama sekali tak
boleh terlihat. Makin lama makin mendekat . . . .
Kini jarak kedua belah pihak sudah tinggal tiga depa, tapi
berhubung tiada kesempatan yang bisa dimanfaatkan, serta merta mereka berdua
sama-sama menghentikan gerakan tubuhnya.
Dengan suatu gerakan cepat Ku See hong mengangkat telapak
tangan kirinya ke atas, sementara tangan kanannya dengan
mengepal kencang disilangkan didepan dada.
Pada saat yang bersamaan, pemuda berbaju putih itupun
mengangkat telapak tangan kanannya menghadap langit dengan
409 telapak tangan kiri disilangkan didepan dada, kaki kiri diluruskan ke belakang
sementara kaki kanan agak menekuk, bentuknya sangat
aneh. Dikombinasikan wajahnya yang dingin menyeramkan,
posisinya sekarang cukup membikin hati siapapun bergidik........
Lam-ciau pak-siang adalah seorang tokoh persilatan yang sudah
lama termashur dalam dunia persilatan, pemandang gaya serangan yang ditunjukkan
ke dua orang itu, diam-diam mereka merasa
kagum sekali atas kelihayan ilmu silat yang dimiliki kedua orang pemuda
tersebut. Sebab didalam gaya serangan mana, pada hakekatnya mustahil
bagi orang untuk menyarangkan serangannya ditubuh lawan, sebab hampir semua
bagian yang penting dan mematikan ditubuh lawan
telah terlindung rapat, entah jurus serangan macam apapun yang digunakan lawan,
sulit bagi lawan untuk meloloskan diri dari jurus serangan ampuh yang
tersembunyi dan mematikan.
Begitulah, dua orang jago muda yang berilmu tinggi itu saling
berhadapan tanpa bergerak..., Seperminum teh sudah lewat tanpa terasa, namun
kedua belah pihak belum juga melakukan suatu
tindakan. Padahal, sekalipun tubuh mereka tak bergerak, otak mereka
berputar bagai putaran roda kereta, dengan suatu kecepatan yang luar biasa
mereka berusaha memeras otak dan mencari gerakan
yang bisa dipakai untuk mematahkan pertahanan lawan.
Mendadak..... Ujung kaki kanan pemuda berbaju putih itu dihentakkan keras-
keras keatas tanah, kemudian seluruh badannya menyusup keluar
bagaikan kilatan cahaya kilat, gerakan mundur tanpa melancarkan serangan ini
jelas merupakan suatu pancingan untuk memancing
pihak lawan melancarkan serangan.
Walaupun Ku See hong tahu kalau gerakan pancingan, namun
pemuda yang angkuh dan keras hati ini berhasrat besar untuk
mencoba kelihayan jurus serangan lawan.
410 Maka dia mendengus sinis, ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong yang maha dahsyat
segera dikerahkan, berada di udara tubuhnya
laksana kilatan cahaya bintang meluncur ke luar.
Dalam waktu singkat dia telah mengikuti gerakan tubuh pemuda
berbaju putih itu melayang turun ke tanah.
Pemuda berbaju putih itu segera mendengus dingin, tubuhnya
bagaikan gulungan ombak ditengah samudra segera menggulung
balik ditengah gulungan mana sepasang telapak tangannya
diayunkan ke depan, kakinya melancarkan tendangan bersama
dengan gerakan aneh. Dalam sekejap mata, dia telah lepaskan duabelas tendangan
dengan delapan belas buah pukulan terantai, kecepatannya benar-benar menyilaukan
mata. Angin pukulan menderu-deru dan menyesakkan napas, bagaikan
gunung yang ambruk saja, seluruh angkasa penuh dengan pusaran
angin yang amat menyilaukan mata.
Ku See hong membentak gusar, sepasang lengannya diputar pula
dengan cepat melancarkan serentetan pukulan dahsat.
Angin pukulan yang lembut tapi menyesakkan napas, bagaikan
jaring langit, dengan membawa kekuatan yang maha dahsyat
segera menggulung kedepan. Begitu rapatnya ancaman tersebut
sehingga sukar untuk menemukan setitik celah kosong pun.
-oo0dw0oo- Jilid: 13 BAYANGAN telapak tangan, bayangan kaki berhamburan
memenuhi angkasa, untuk sesaat sulit buat orang untuk mengetahui jurus serangan
apakah yang mereka pergunakan.
Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah melancarkan seratus dua puluhan kali tendangan serta tigaratus enampuluhan 411
pukulan, tapi kedua belah pihak sama-sama tak sunggup melukai
lawan. Semakin cepat gerakan tubuh mereka berputar, jurus serangan
yang di pergunakan pun makin lama semakin gencar dan dahsyat.
Menyaksikan pertarungan sengit yang belum pernah di jumpai
sebelumnya ini, Lam-ciau dan Pak-ciang diam-diam menghela napas panjang.
Pada hakekatnya jurus serangan yang dipergunakan kedua orang
ini amat dasyat, lihay dan jarang sekali dijumpai dalam dunia
persilatan,... Bila dibandingkan dengan ilmu silat yang mereka miliki, jelas
sekali perbedaanya ibarat bintang dan kunang kunang.
Meski kagum dengan kelihayan kungfu orang, Biau-ki siangsu In
Han im pun diam-diam merasa lega, dia bersyukur dikolong langit dewasa ini masih
terdapat dua orang pendekar sejati yang memiliki ilmu silat amat lihay, ini
berarti umat persilatan makin ada
kesempatan(harapan) untuk meloloskan diri dari ancaman bencana.
Namun diapun merasa amat gelisah, sebab dalam pertarungan
yang berlangsung begitu sengit sudah jelas akhirnya pasti ada yang luka. Lalu
apa yang harus dilakukan sekarang untuk menanggulangi situasi semacam itu"
Ku See hong sendiri semakin bertarung semakin terkejut..., dia merasa bukan saja
tenaga dalam lawan amat sempurna, hawa
pukulannya yang bersambunganpun ibarat gulungan ombak
ditengah samudra, jurus-jurus serangan yang digunakan rata-rata aneh, lihay,
ganas dan jarang dijumpai dikolong langit. Ia kaget oleh ilmu silat lawan....,
demikian pula halnya dengan si pemuda berbaju putih yang juga merasa terkejut
oleh tenaga dalam dan jurus
serangan yang dimiliki Ku See hong.
Yang paling mengejutkan hatinya adalah diantara jurus-jurus
serangan yang digunakan lawan, ternyata ada sebagian yang mirip sekali dengan
ilmu silat aliran Cing-hay pay, tapi bila dibandingkan maka terasa pula
perbedaan yang amat jauh. Kenyataan ini
membuatnya benar-benar merasa tidak habis mengerti.
412 Sedari dahulukala, ilmu silat aliran Cing-hay pay sudah
merupakan suatu kepandaian silat yang berdiri sendiri, padahal ilmu silat yang
dimilikinya sekarang justru dipelajari dari kitab pusaka Pek-ke cinkeng, sebuah
kitab pusaka yang memuat ilmu sakti aliran Cing-hay.
Mungkinkah pihak lawan pernah mengintip kitab pusaka tersebut
serta menyadap ilmu rahasia dari Cing-hay pay"
Akan tetapi, bila diperhatikan lebih seksama, maka terasa kalau jurus serangan
tersebut sama sekali tidak mirip dengan ilmu silat yang tercantum dalam kitab
pusaka Pek-ke-cinkeng. Mengapa bisa demikian"
Rupanya Ku See hong yang berhasil memperoleh jurus pedang
dari peninggalan Si-hong lo jin, setelah menekuninya selama dua bulan lebih,
bukan saja ketiga jurus gerakan pedang itu berhasil dikuasahi dengan matang,
bahkan diapun berhasil pula memahami
banyak sekali jurus ampuh yang aneh-aneh dan sakti...
Si Kakek menyendiri atau Si-hong lo jin, merupakan manusia
paling aneh dalam dunia persilatan jaman itu, setiap patah kata yang ditulis
olehnya pada hakekatnya mengandung suatu pelajaran silat yang sangat mendalam.
Misalnya saja ketiga jurus ilmu pedang peninggalannya itu,
jangan dilihat hanya tediri dari tiga gerakan belaka..., pada hal jurus itu
dicipiakan dengan susah payah dan harus mengoroankan banyak tenaga dan pikiran.
Tentu saja diantara gerakan mana terkandung pula pelbagai ilmu rahasia dari
perbagai perguruan serta aliran didunia ini.
Sebagai seorang ahli waris dari perguruan Cing-hay pay, otomatis dalam sepuluh
jurus yang diciptakan olehnya, ada delapan
diantaranya yang berbau ilmu silat Cing-hay pay.
Tak heran kalau jurus jurus serangan yang kemudian berhasil
dipahami dan dikuasahi Ku See hong, mustahil dapat melepaskan
diri dari jurus-jurus serangan aliran Cing-hay pay, namun bila diteliti 413
dengan seksama maka akan terlihat bahwa gerakan silatnya sama
sekali terlepas dari gerakan ilmu silat Cing-hay pay.
Bagaimana mungkin bisa demikian"
Rupanya ketika Si-hong lo jin menciptakan tiga jurus ilmu pedang itu, dia bukan
cuma berdasarkan ilmu silat aliran Cing-hay pay saja, melainkan telah menghimpun
segenap inti sari pelajaran ilmu
pedang yang ada dipelbagai aliran dan pelbagai perguruan didunia ini, otomatis
gerak serangannya jauh berbeda dengan aliran ilmu silat Cing-hay pay.
Apalagi setelah kepandaian itu muncul atas ilham dan pengertian Ku See hong,
selisihnya boleh dibilang semakin jauh lagi. Malah oleh Ku See hong jurus
serangan yang sebenarnya digunakan pedang
telah dirubahnya menjadi pukulan, bayangkan saja bagaimana
mungkin gerakan itu bisa mirip dengan aliran C iang-hay-pay" Tak heran kalau si
anak muda berbaju putih itupun dibikin melonggo dan tidak habis mengerti.
Begitulah, makin bertarung kemarahan Ku See hong makin
berkobar, tiba-tiba dia berpekik keras, mencorong sinar tajam dari balik
matanya, setelah sepasang tangannya diputar mcmbentuk satu lingkaran besar
mendadak sepasang tangannya di tolak kedepan.
Segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat, bagaikan
gulungan ombak di tengah samudra segera meluncur ke muka.
Serangan itu dilancarkan secara tiba-tiba, kekuatannya pun
cukup membut orang berubah muka.
Mencorong pula serentetan cahaya mata yang menggidikan hati
dari balik mata pemuda berbaju putih itu, sepasang telapak
tangannya disilangkan lalu dilontarkan ke muka bersama-sama,
hembusan angin puyuh bagaikan jala langit yang disertai suara
desingan tajam, lansung menyambar kedepan.
Ku See-hong merupakan seorang pemuda yang cerdas, dia tahu
tenaga dalam lawan sama sekali tidak berada dibawah
kepandaiannya, bila mereka harus beradu tenaga, sudah pasti akan 414
menyebabkan luka atau kematian, maka sewaktu melancarkan
serangan i u tadi, sesungguhnya dibalik ancaman mana terselip pula suatu tipu
muslihat. Sebagaimana diketahui, dalam pertarungan antara sesama jago
lihay, bukan hanya tenaga dalam saja yang diandalkan, melainkan juga kecerdasan
serta kelincahannya dalam menghadapi keadaan,
yang lebih penting lagi adalah memaafkan kesempatan paling baik guna meraih
suatu kemenangan. Disaat pemuda berbaju putih itu siap melancarkan serangan
dengan mengayunkan sepasang telapak tangannya ke depan, tiba-
tiba dia membuyarkan serangannya sambil menyusup ke samping
kiri lawan dengan gerakan Mi-khi biau-tiong yang aneh tapi sakti itu.
Di ringi bentakan keras, sepasang tangan Ku See hong
membentuk, satu gerakan lingkaran busur dari samping, kemudian dengan membawa
segulung tenaga serangan yang lembek bagaikan
samudra, secepat kilat meluncur kedepan.
Pepatah bilang: 'Kebenaran meningkat sedepa, kejahatan
meningkat setombak'. Pemuda berbaju putih itu bukan manusia sembarangan, sudah
barang tentu rencana licik dari Ku See hong pun sudah dapat
ditebak olehnya, maka jikalau Ku See hong melancarkan serangan ke depan itulah .
. . . . . Mendadak pemuda berbaju putih itu menarik pula segenap
tenaga serangannya, kaki badannya berputar, telapak tangan
kanannya diayunkan kedepan: Serentetan cahaya tajam berbentuk
bintang bagaikan letusan mercon yang berantai menggelegar
ditengah udara. Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See hong setelah
dilihatnya pihak lawan mengambil tindakan untuk beradu kekerasan, diam diam hawa
pukulannya dilipatkan menjadi dua kali, sepasang lengannya segera digetarkan
membentuk gerak gelombang yang
dahsyat. 415 Hawa pukulan tak berwujud yang melingkar-lingkar, bagaikan
Bu Kek Kang Sinkang 4 Pedang Awan Merah Karya Kho Ping Hoo Bangau Sakti 28
tentang Hu-thian-seng-kiam tersebut.
Hampir saja dia hendak mengutarakan asal-usulnya dan meminta
Biau-ki siang-su untuk menerangkan hal ikhwal tentang Hu-thian Seng-kiam
tersebut. Untung saja Sim-hong hwee-ciau Lui-Ki telah mendahului Ku See
hong untuk menanyakan hal yang sama: "Saudara In, apa yang dimaksudkan dengan
aliran Hu-thian Seng-kiam itu" Siapakah dia?"
356 Biau-ki siang-su In Han im tertawa, katanya:
"Soal Hu-thian seng-kiam memang jarang(tidak banyak) yang diketahui oleh umat
persilatan pada saat ini kecuali kawanan
locianpwe yang sudah lama termasyur, ....tapi bila kusebutkan nama lainnya,
mungkin kau akan mengetahuinya dengan jelas."
Selama pembicaraan berlangsung, pemuda berbaju putih ini
hanya duduk dengan wajah dingin kaku tanpa emosi seakan-akan
semua kejadian yang berlangsung dalam dunia persilatan sama
sekali tak ada hubungan dengan dirinya.
Biau-ki siangsu In Han im mencoba untuk melirik sekejap
pemuda berbaju putih itu. Ketika tidak menemukan sesuatu yang
mencurigakan, dia pura-pura menghembuskan napas panjang,
kemudian katanya lagi: "Pernahkah kau dengar tentang kisah seorang Kakek yang suka menyendiri pada
tigaratus tahun berselang...?"
"Saudara In, apakah kau maksudkan Ang-soat-kiam-cu yang
disebut orang sebagai Ci-hong-lo jin (Kakek Penyendiri) itu..."!"
tanya Sin hong hwee ciau Lui-Ki dengan wajah terperanjat.
Biau ki siang-su In Han im mengangguk tiada hentinya....
"Yaa-, dialah Ang-soat-kiam-cu yang suka menyendiri sehingga akhirnya, disebut
orang 'Ci-hong lo jin' yang merupakan musuh
umum seluruh umat persilatan di dunia."
Mendengar perkataan itu, Ku See hong merasa terkejut
bercampur girang.., mimpipun dia tidak menyangka kalau pedang
Hu-thian seng kiam yang digembolnya sekarang tak lain adalah
pedang Ang Soat Kiam yang (oleh) seluruh umat persilatan
dianggap sebaga?Pedang Mestika Nomor Satu diduni?!!
Tapi cerita tentang Ci-hong lo jin tersebut masih kurang jelas baginya, dia
hanya tahu kalau kakek itu memang benar-benar
merupakan seorang kakek kesepian yang suka menyendiri.
357 Sementara itu Sin hong hwee ciau Lui-Ki telah bertanya lagi
dengan wajah tidak habis mengerti:
"Kalau dia memang Ang soat Kiam-cu (Pemilik Pedang Bianglala Merah) Ci-hong lo
jin cianpwe, mengapa pula dinamakan orang
sebagai Hu-thian seng-kiam?"
Biau-ki siangsu In Han im menghela napus panjang , ujarnya:
"Selain ilmu silatnya sangat lihay, Ci-hong lo jin juga memiliki kepandaian lain
yang luar biasa, baik soal ilmu perbintangan, ilmu tanah, ilmu bangunan,....
semuanya dikuasahi olehnya, dia boleh dianggap sebagai manusia aneh ajaib nomor
wahid dikolong langit.! Tapi orang ini berwatak dingin dan suka menyendiri, selain itu juga amat
membenci segala kejahatan. Kebetulan situasi dunia
persilatan pada waktu itu sangat rawan, kejahatan meraja-lela...
Sebagai seorang pendekar sejati, tentu saja dia bertekad untuk menolong umat
persilatan dari penindasan dan ketidak-adilan.
Akibatnya, banyak sekali kaum laknat yang tewas ditangannya.!
Dengan ilmu silatnya yang lihay serta Pedang Ang-soat poo-kiam yang
luar biasa tajamnya, lama-kelamaan kehadirannya menimbulkan rasa dengki umat persilatan kepadanya, apalagi
setelah merek?kesemsem?leh pedang mustikanya yang luar
biasa. Akhirnya orang persilatan menganggapnya sebagai 'musuh
umum', mereka bersama-sama memusuhinya dan berusaha
merampas pedang Ang-soat poo-kiam tersebut, hingga akhirnya
terjadilah suasana yang serba kacau dalam dunia persilaan.!
Kawanan manusia yang memusuhi Ci-hong lo jin ketika itu, selain jago-jago dari
pelbagai partai, manusia-manusia golongan putih maupun hitam, bahkan saudara
seperguruannya, anak muridnya,
istrinya dan putranya JUGA berusaha dengan menggunakan
pelbagai macam muslihat untuk membunuh serta merobohkan
dirinya dengan menggunakan cara paling rendah, paling keji dan paling terkutuk,
mereka berusaha merobohkannya.
358 Perasaan Ci-hong lo jin ketika itu benar-benar hancur luluh,
mimpipun ia tak menyangka kalau orang yang saling dekat dengan dirinya pun bisa
memusuhinya dan berusaha merampas pedang
mestika Ang-soat poo-kiam itu, sehingga akhirnya hal ini
menimbulkan napsunya untuk membunuh.
Dengan menggunakan pedang Ang soat poo-kiam, dia segera
melakukan pembunuhan secara besar-besaran..., Setiap orang yang berniat jahat
kepadanya, dibunuhnya tanpa ampun, diantara
mereka termasuk juga saudara seperguruannya, muridnya, istrinya dan putra-
nya...! Bisa dibayangkan bagaimanakah penderitaan dan tersiksanya
batin orang itu ketika terpaksa melakukan pembantaian secara
besar-besaran. Konon pembantaian yang berlangsung ketika itu mengakibatkan
darah meng-anak sungai, bangkai bertumpuk bagaikan bukit, bau
busuknya darah hampir menyelimuti seluruh jagad !!!
Setelah terjadi peristiwa yang mengerikan itu, Ci-hong lo jin
mendongkkan kepalanya sambil tertawa seram...., suaranya keras dan melengking
hingga menusuk pendengaran, selain memedihkan
hati juga membawa suasana yang menyeramkan. . . . . . . . . . "
"Setelah tertawa selama sehari semalam, dia baru mendongakkan kepalanya menghadap kelangit sambil mengucapkan
kata-kata yang mengandung ramalan, katanya:
'Aku Ci hong lo jin memang telah ditakdirkan hidup sebatang
kara, tanpa sanak tanpa keluarga....! Pedang Ang-soat poo-kiam, mulai kini
kusebut Hu Thian Seng Kiam !! Tiga ratus tahun
kemudian, aliran Hu-thian seng-kiam akan muncul kembali didalam dunia persilatan
untuk menyelamatkan umat persilatan dari
pembantaian...!' "Setelah mengucapkan perkataan itu Ci-hong lo jin pun lenyap tak berbekas..,
Selama tigaratus tahun kemudian pedang Ang-soat poo-kiam juga tak pernah mucul
lagi dalam dunia persilatan. . . .!'
359 "Tapi Ci hong lo jin adalah seorang tokoh aneh yang luar biasa, setiap
perkataannya mengandung maksud yang mendalam. Kini
tigaratus tahun sudah lewat, kemungkinan besar inilah saatnya bagi Hu-thian-
seng-kiam untuk muncul kembali dalam dunia persilatan........!"
"Saudara In, kalau begitu pemuda aneh dari Cing-hay itu adalah ahli waris dari
Hu-thian-seng-kiam?" tanya Sin-hong-hwee-ciau Lui-Ki dengan gelisah.
Kembali Biau-ki siang-su In Han im menghela napas sedih.
"Benarkah pemuda aneh dari Cing-hay itu adalah ahli waris dari Hu-thian-seng-
kiam...", hal itu hanya merupakan dugaan dari umat persilatan saja, sebab pada
waktu itu Ci-hong lo jin juga merupakan anggota perguruan dari Cing-hay-pay!
Sekalipun pemuda aneh dari Cing-hay itu bukan orang yang dimaksudkan Ci-hong lo
jin, dia pastilah anggota perguruan dari Cing-hay-pay..."
"Aaaai....! Dunia persilatan yang sekarang sudah penuh dengan kekacauan,
andaikata pedang mestika Ang-soat poo-kiam benar-benar muncul kembali dalam
dunia persilatan, akibatnya tentu tak terlukiskan dengan kata-kata.
Apalagi belakangan ini nyanyian aneh telah muncul kembali
didalam dunia persilatan! Kawanan jago dari pelbagai partai telah berbondong-
bondong mengejar pemuda she Ku itu untuk
mengetahui kata-kata dari syair lagu yang bisa menunjukkan
dimanakah kitab pusaka Cang-ciong-pit-kip disimpan,- dengan
munculnya pedang mestika dan kitab pusaka ini..., sudah pasti
kedua macam benda itu akan berubah menjadi sumbu kiamatnya
dunia persilatan.!" Setelah mendengarkan penuturan dari Lam-ciau dan Pak-siang
tadi, Ku See hong merasakan hatinya bergolak keras, apalagi
setelah mengetahui kisah Ci-hong lo jin yang begitu mengenaskan, diam-diam ia
turut bersedih hati atas nasib malang yang menimpa kakek itu.
360 Baik Ci-hong lo jin, maupun gurunya Bun-ji koan-su, kedua orang itu sama-sama
mengalami nasib yang mengenaskan sekali,- kenapa Thian selalu melimpahkan nasib
yang buruk kepada umatnya"
Kini, dalam tubuhnya telah terdapat dua macam mestika
peninggalan dari dua orang tokoh sakti itu, yang mana kedua-
duanya menyangkut nasib umat persilatan didunia ini, ?ohh..... Ku See hong,
wahay Ku See hong! Tahukah kau betapa beratnya tugas dan kewajiban yang
diletakkan diatas bahumu"
Bukan saja aku harus membalaskan dendam pribadiku, juga
harus memikirkan nasib dari berjuta-juta umat persilatan di dunia ini.
Tapi dalam dunia persilatan dewasa ini hampir tiada seorang
manusiapun yang berhati mulia, seandainya duduk persoalan yang sebenarnya
berhasil diketahui, kemungkinan juga nasibnya
dikemudian hari akan mirip pula dengan nasib Ci-hong lo jin serta Bun-ji-koan-
su, atau bahkan mungkin akan lebih tragis lagi.
'Aaaaai........! Apa yang harus kulakukan sekarang" Satu-satunya jalan yang bisa
ditempuh sekarang hanya bunuh! Bunuh...! Dan
Bunuh..!!! Biarlah darah dari kawanan manusia2 laknat itu mencuci semua noda
yang telah mengotori dunia...!'
Berpikir sampai disitu, sepasang alis mata Ku See-hong segera
berkenyit, dari balik matanya mencorong keluar sinar yang
menggidikkan hati, itulah perlambang dan keputusan yang telah
diambilnya..., keputusan yang dingin
tegas dan penuh dengan darah.! Kalau mengikuti keputusan yang diambil dalam hati Ku See-hong, nasib dunia
persilatan pun turut ditentukan. Betulkah watak Ku See hong begitu kejam dan
keji" Tidak..., bukannya dia sudah mempunyai watak semacam ini
semenjak dilahirkan didunia ini, dia bukan seorang yang haus darah, diapun tak
suka akan segala macam pembunuhan..., tapi
pengalaman tragis yang dialaminya semenjak kecil, serta segala macam peristiwa
keji memalukan yang telah berlangsung didunia
361 dewasa ini, membuat dia lebih banyak melihat dan banyak
mendengar, kesemuanya ini menimbulkan suatu tekad yang luar
biasa dalam hatinya. Tapi, untuk mewujudkan cita-citanya itu, hanya 'PEMBUNUHAN'
yang dapat mencapainya, membasmi kaum siluman dan manusia
laknat dari muka bumi, untuk mewujudkan kesejahteraan dan
keadaan bagi umat persilatan.
Mendadak terdengar Sin hong hwee ciau Lui-Ki tertawa
terbahak2, suaranya keras bagaikan suara genta yang diburyikan bertalu-talu,
kemudian serunya: "Saudara In, mengapa kawanan tikus bernyali kecil itu sudah kabur semua dari
sini?" Kiranya entah sejak kapan tamu yang semula memenuhi ruangan
loteng itu, kini sudah lenyap tak berbekas, bahkan pemudam
berbaju putih itupun entah sedari kapan sudah pergi dari situ.
Dalam ruangan loteng yang begitu luas, kini tinggal Lam-ciau pau siang dan Ku
See hong tiga orang saja.
Sepasang mata Biau-ki siarng-su In Han im yang sebenarnya
selama ini sedang mengamati perubahan mimik wajah Ku See hong
tanpa berkedip, seperti baru bangun dari mimpinya dia baru
tersentak kaget setelah mendengar perkataan itu.
Dengan cepat dia memmeriksa keadaan disekitar tempat itu.
Betul juga jangan seorang manusiapun, bahkan kedua sosok mayat yang terkapar
diatas tanahpun sudah turut lenyap tak berbekas.
Paras muka Biau-ki siang-su In Han im yang menunjukkan
kecerdasan otaknya itu,segera mengalami perubahan pula, tapi
sejenak kemudian sudah lenyap tak berbekas, bahkan sekarang dia malah
menunjukkan sikap seolah-olah tidak menaruh perhatian.
Ku Se hong pun turut merasakan suasana yang kurang beres
pada waktu itu, dia merasa seakan-akan disekeliling tempat itu telah diliputi
oleh hawa pembunuhan yang luar biasa.
362 Pada saat itulah, seorang pelayan datang mendekat kehadapan
Biau-ki Siang-su dengan wajah ketakukan dan wajan murung, lalu dengan nada
tersendat-sendat katanya:
"Tuu....tuan, rumah makan kami aa....akan ditutup lee.....lebih aa...awal pada
hari ini, maaf sekali haa....harap . . . . . . . "
Sin heng hwee ciau Lui-i segera berpaling dan mamandang
keadaan udara diluar jendela, ketika dilihatnya jarak dengan saat senja masih
awal, tanpa terasa teriaknya keras-keras:
"Mak`nya, kalian lagi berdagang apa" Masa masih waktu begini sudah akan menutup
pintu" Apakah kuatir kalau bapakmu tidak
membayar hidangan yang kumakan" Jangan kau bikin aku naik
pitam tahu" Kalau sampai kuhajar sampai jumpalitan, jangan
salahkan diriku nanti!"
Biau-ki siang-su In Han im bukan orang bodoh, dilihat dari
gelagatnya dia segera mengerti apa gerangan yang sebenarnya
telah terjadi, maka sambil menjura ujarnya:
"Saudara tak usah kuatir, seandainya sampai terjadi hal-hal yang tak di nginkan,
kami masih sanggup untuk menanggung semua
kerugian yang diderita ditempat ini. Jangan kuatir, pasti akan kuberi pembayaran
yang cukup tinggi pada kalian nanti."
Begitu selesai berkata dia lantas merogoh kedalam sakunya dan
mengambil keluar sekeping uang emas yang segera diberikan
kepada pelayan tersebut. Uang emas berwarna kuning, uang perak berwarna putih,
sekalipun pelayan itu merasakan ancaman pada jiwanya, tapi
setelah mendengar perkataan dari Biau-ki siang-su beserta uang perak didepan
mata, terpaksa dia hanya mengucapkan terima kasih sambil mengundurkan diri dari
situ. Mendadak Biau-ki siang-su In Han im bangkit berdiri dan berjalan ke hadapan Ku
See hong. Kemudian setelah memberi hormat,
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tegurnya: "Tolong tanya apakah sauhiap berasal dari marga KU .....?"
363 Ku See hong merasa amat terperanjat, dia tak menyangka kalau
orang persilatan mempunyai ketajaman mata yang luar biasa.
Pada dasanya dia memang menaruh kesan baik terhadap Lam-
ciau Pak-siang, dan lagi dia pun mempunyai banyak persoalan yang ingin memohon
petunjuknya, hanya saja dasar wataknya yang
dingin dan angkuh dia segan untuk mengadakan hubungan
sembarangan orang dengan begitu saja.
Tapi setelah disapa oleh Biau-ki-siang-su dengan cara yang
sopan dan hormat, dia menjadi rikuh untuk merahasiakan keadaan yang
sesungguhnya. oooo0dw0oooo Bab 17 KU SEE HONG segera bangkit berdiri dan memperlihatkan
sekulum senyuman ramah, sambil balas memberi hormat, sahutnya
dengan suara lantang: "Tidak berani, tidak berani, aku memang she Ku, . .. . entah siapa nama
saudara?" Walaupun Biau-ki siang-su In-Han-im tahu kalau pemuda gagah
yang berada dihadapannya sekarang adalah Ku See hong yang
dicurigai olehnya, namun dia tak menyangka kalau Ku See hong
telah merubah sikapnya yang dingin itu dengan sikap yang begini hangat.
Biau-ki siang-su menjadi gembira sekali, katanya sambi tertawa nyaring:
"Ku sauhiap, namamu telah menggetarkan dunia persilatan
belakangan ini, aku orang she In merasa amat kagum, sungguh tak kusangka aku
dapat bersua dengan sauhiap ditempat ini. Peristiwa ini benar-benar merupakan
suatu keuntungan bagiku, bila tidak
menampik, bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini?"
Ku See-hong segera tersenyum.
364 "Aku tak lebih cuma seorang tukang silat kasaran...., tidak berani kuterima
pujian saudara itu."
Biau-ki siang-su segera berpaling kearah Sin-hong-hwee-ciau,
kemudian katanya: "Lui lote, cepat kemari, dialah murid Bun-ji-koan-su yang baru
saja kubicarakan,...Ku See-hong, Ku-sauhiap!"
Walapun sekilas pandangan Sin-hong-hwee-ciau Lui-Ki adalah
seorang manusia kasar, sesungguhnya dia adalah seorang yang
berperasaan halus, secara diam-diam diapun melakukan perhatian yang seksama
terhadap Ku See hong maupun pemuda berbaju putih
itu. Maka setelah mendengar kalau orang itu tak lain adalah Ku See
hong, buru-buru dia berjalan mendekat dan tertawa terbabak-
bahak. "Huuaahhhh......haaahhh.... haaahhh..... sungguh tak kusangka, sungguh tak
kusangka, rupanya kau-lah yang bernama Ku See
hong! Ku Sauhiap, mari, mari, aku Lui-Ki ingin sekali bersahabat denganmu,
haaaahhh.....haaahhh......"
Secara diam-diam Ku See hong sendiri pun merasa kagum sekali
akan kegagahan dan keterbukaan Sin-hong-hwee-ciau, dengan
cepat dia maju menyongsong sambil tertawa ringan, sahutnya:
"Selamat berjumpa, selamat berjumpa, aku orang she Ku tak lebih hanya seorang
prajurit tak bernama dalam dunia persilatan, mana mungkin bisa dibandingkan
dengan Lam-ciau-Pak-siang yang
sudah bernama besar itu" Kesediaan kalian untuk berkenalan,
sungguh membuat aku orang she Ku merasa terharu sekali."
Setelah berbasa-basi sebentar, ketiga orang jago itupun
menambah sayur dan arak, kemudian mulai berbincang dari timur
sampai ke barat; bahkan begitu cocoknya hubungan mereka,
sehingga dalam ruangan tersebut penuh dihiasi dengan gelak
tertawa nyaring mereka. Suasana dingin, kaku mengerikan dan tegang tanpa terasa
berubah menjadi suasana hangat serta penuh kedamaian.
365 Dalam waktu singkat, sang surya telah tenggelam ke langit barat, cahaya matahari
senja memancarkan cahaya keemasannya
menyoroti seluruh jagad dan menciptakan suatu rangkaian
pemandangan alam yang sangat indah bila mendekati senja.
Kemudian kegelapan malampun mulai menyelimuti seluruh jagad,
angin dingin yang menyayat badan berhembus lewat menggigilkan
badan, mendatangkan suasana yang serius dan hening disitu.
Orang berlalu-lalang dijalan raya pun bertambah sepi, karena
mereka sedang menyembunyikan diri dibalik kehangatan rumah
mereka sendiri...... Ku See-hong dan Lak-ciau-Pak siang masih berbincang-bincang
tiada hentinya, cahaya lentera menyoroti wajah mereka yang
merah, puluhan kati arak keras teluh mereka bertiga teguk, namun tiada pengaruh
mabuk yang menyelimuti mereka.
Sebagai orang yang berilmu tinggi dan bertenaga dalam
sempurna, takaran minum arak mereka amat mengejutkan, sebab
mereka dapat mempergunakan tenaga murni mereka yang sepurna
untuk memproses pengaruh alkohol dalam arak, itulah sebabnya
walaupun meneguk seribu cawan juga tak akan mabuk.
"Toookkk....toookkk......" dari arah jalan raya berkumandang dua kali suara
kentongan. Menyusul kemudian dari luar loteng Cui-sian-loo berkumandang
datang suara tertawa dingin yang menyeramkan bagaikan suara
pekikan kuntilanak, lalu seseorang berkata dengan dingin dan nada menghina:
"Lam ciau Pak siang, aku rasa kalian sudah cukup makan minum bukan" Dengan
begitu kalian sudah bisa menjadi setan yang mati kenyang, mengapa tidak cepat-
cepat keluar untuk menghantar
kematian....heehh.... heehh.....!!"
Ucapan tadi diakhiri dengan suara gelak tertawa seram yang
memekikkan telinga pula. 366 Sin hong hwe ciau Lui-Ki amat gusar, ia segera membentak
keras, tubuhnya yang besar bagaikan pagoda itu melompat ke
udara dan berputar dengan suatu gerakan aneh kemudian melayang turun ke atas
tanah dengan enteng dan meluncur kembali ke depan secepat sambaran kilat.
Buru-buru Biau-ki-siang-su In Han im merogoh ke dalam sakunya
mengambil sekeping uang perak dan diletakkan ke atas meja,
setelah itu serunya dengan lantang: "Ku lote, harap duduk menanti disini, aku
akan pergi sebentar untuk kembali kemari lagi!"
Selesai berkata, bagaikan seekor burung rajawali yang terbang di angkasa, dia
menerjang pula ke depan menyusul Sin hong hwee
ciau. Ku See hong berkerut kening, lalu dengan sorot mata
memancarkan cahaya yang menggidikkan hati, serunya dengan
lantang: "Bagaimana kalau aku orang she Ku juga ikut menonton keramaian?"
Dengan gerakan tubuh seperti sukma gentayangan, dia melejit
kemuka dan melayang ke samping Biau-ki siang-su.
Demontrasi ilmu meringankan tubuh yang amat sempurna ini
benar-benar luar biasa sekali, begitu suaranya berkumandang
orangnya turut tiba, hal mana membiat Biau-ki siang-su diam-diam merasa terkejut
bercampur kagum. Padahal ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sudah
terhitung nomor wahid didalam dunia persilatan...., tapi kenyataannya pemuda itu bisa sekali berkelebat mencapai belasan kaki jauhnya
bahkan berhasil pula menyusul dirinya.
Dibawah sorot cahaya rembulan, tampak empat sosok bayangan
manusia berlarian diatas jalan raya sepi, mereka saling berkejaran dengan suatu
kecepatan luar biasa. Selisih jarak antara bayangan2 manusia itu tidak ada empat lima puluh kaki
lebih. Agaknya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki bayangan manusia paling
depan itu cukup tangguh. Kecepatannya
367 melebihi sambaran petir, walaupun Sin hong hwee ciau berada
dipaling muka, tapi jaraknya makin lama semakin bertambah jauh dengan pihak
lawan. Tiba-tiba Ku See hong berpaling kearah Biau-ki siang-su sambil serunya:
"Aku orang she Ku akan berangkat selangkah lebih dulu untuk menghadang kawanan
tikus yang berada didepan itu!"
Begitu selesai berkata, dia lantas mendongakkan kepalanya dan
berpekik nyaring. Dalam pekikan nyaring tadi, tubuh Ku See hong bergerak
semakin cepat lagi, bagaikan segulung asap ringan dengan
kecepatan yang paling tinggi dia meluncur kedepan.
Tenaga dalam yang dimiliki Ku See hong pada waktu itu sudah
memcapai pada puncak kesempurnaan, begitu dia menghimpun
tenaga dalamnya, hawa murni segera beredar diseluruh tubuhnya
dengan kecepatan tinggi.......
Dengan mengandalkan himpunan tenaga dalam inilah, tubuhnya
bagaikan seekor burung elang segera melayang diangkasa dengan
kecepatan yang luar biasa.
Begitu kepandaian tingkat tingginya dikembangkan, bagaikan,
bagaikan sebuah garis hitam saja tubuhnya melesat menembusi
angkasa dengan kecepatan yang sukar di kuti dengan pandangan
mata. Berada ditengah udara, menggunakan kesempatan dikala
badannya berbelok atau berputar, ia dapat menghimpun hawa
murninya dengan cepat, tubuhnya seakan-akan bergerak diangkasa saja, selain
cepat juga lincah sekali.
Dalam waktu singkat, Biau-ki siang-su telah ketinggalan puluhan kaki jauhnya,
demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang amat lihay ini kontan saja membuat Biau-
ki siangsu yang dihari-hari biasa selalu tinggi hati menjadi terkesiap dan
kagum. 368 Diam diam Biau-ki Siangsu In Han im segera berpikir:
'Sekalipun Ku See hong adalah muridnya pendekar aneh dari
dunia persilatan Bun-ji koan-su, tapi usianya masih begitu muda, sekalipun sejak
keluar dari rahim ibunya dia sudah belajar silat, belum tentu ilmu meringankan
tubuhnya dapat memperoleh
kemajuan yang melampaui umat persilatan pada umumnya'.
Tentu saja Biau-ki Siangsu sama sekali tak tahu, bukan saja Ku See hong telah
melatih ilmu Kan-kun mi-siu kang khi . . .!,
Anak muda itu pun telah mempelajari ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-
tiong . . . . , selain daripada itu diapun telah mendapat warisan tenaga murni
Bun-ji koan-su hasil latihan selama enampuluh tujuh tahun..,
Ditambah lagi bakatnya memang bagus dan barhasil menghirup
Tee-Liong-Hiat-po yang tak ternilai harganya. Bebeberpa macam
mestika dunia persilatan terhumpun menjadi satu dalam tubuhnya, hal mana membuat
ia menjadi seorang manusia berkat yang sangat luar biasa....!
Dalam waktu singkat Ku See hong berhasil menyusuli Sin hong
hwee ciau, gerakan tubuhnya sama sekali tidak, mengendor,
dengan gerakan tubuh yang enteng seakan akan tak berbobot
secepat sambaran petir dia mengejar bayangan manusia yang
berada didepan itu. Gerakan subuh Ku See hong betul-betul cepatnya bukan
kepalang, dalam waktu singkat bayangan manusia yang berada
didepan itu sudah tersusul sampai jarak sejauh delapan kaki saja.
Sekulum senyuman segera menghiasi bibirnya, dengan suara
keras bentaknya: "Sobat dimuka, harap beristirahatlah sebentar!"
Begitu ucapan tersebut diutarakan, tubuh Ku See hong melejit
kemuka sejauh delapan sembilan kaki.
Dikala tenaga lompatannya sudah melemah inilah, mendadak
sepasang lengannya diayunkan ke atas, seluruh tubuhnya
369 melengkung bagaikan udang bago..., kemudian diantara gerakan
pangkal kakinya, gerak tubuh yang semakin melemah itu tahu tahu sudah meluncur
enam tujuh kaki lebih kedepan dengan kecepatan
tinggi. Dengan gaya lompatannya yang luar biasa itu, jarak sejauh
empat lima belas kaki segera berhasil dilampaui. Ilmu meringankan tubuh yang
begini tinggi membetot sukma ini, benar benar luar
biasa hebatnya, hakekatnya sama sekali diluar pikiran orang
banyak..... Dikala ucapan Ku See hong berkumandang tadi, bayangan
manusia yang berada didepan itu sudah mendengar suara ujung
baju yang tersampok angin, dengan cekatan dia lantas melirik
kebelakang. Apa yang kemudian terlihat olehnya membuat orang itu amat tercekat.
Tampak sesosok bayangan manusia meluncur tiba dengan
kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya geraksn itu seakan-akan
burung elang yang sedang terbang di angkasa saja.
Sementara itu, ujung kaki Ku See hong telah menempelkan
diatas tanah lalu dengan suatu gerakan indah badannya berputar, telapak tangan
kirinya diayunkan ke depan.
Bayangan manusia di muka itu tiba-tiba saja melihat bayangan
setan berkelebat didepan matanya dan jalan perginya pun
terhalang. Dalam keadaan begini, ia tak sempat lagi untuk melihat jelas
paras mukanya, sepasang telapak tangannya segera diayunkan ke
muka melepaskan sebuah pukulan dasyat yang mengerikan sekali,
badannya melejit ketengah udara lalu secepat kilat meluncur ke depan. Dengan
gerakan ini maka diapun terlepas dari ancaman Ku See hong yang amat lihay itu.
Menyaksikan cara pihak lawan menghindarkan diri dari serangan
dasyatnya itu, Ku See hong segera menyadari kalau musuhnya
berilmu tinggi dan sukar dihadapi. Sulit rasanya untuk menemukan seseorang
jagoan selihay ini didalam dunia persilatan.
370 Begitu lolos dari sergapan maut Ku See-hong, dengan enteng
bayangan manusia itu melayang turun empat kaki dari posisi
semula, kemudian ia mendongakkan kepalanya dan berpekik
nyaring..., suara pekikan tersebut tajam menusuk telinga.
Menyusul kemudian, dari kejauhan sana pun berkumandang pula
suara pekikan aneh yang bergema tiba mengikuti hembusan angin
malam. Suaranya melengking bagaikan tangisan setan atau serigala, membuat bulu
kuduk orang pada diri semua.
Setelah itu maka terdengarlah suara pekikan aneh berkumandang saling bersahut-sahutan, agaknya tidak sedikit
jumlah orang yang berdatangan ke situ.
Begitu mendengar pekikan aneh tadi, wajah Ku See-hong yang
dingin kaku itu segera terhias kekejian yang mengerikan, dia tahu bayangan
manusia itu sedang mengundang kedatangan rekan-rekannya, tapi Ku See hong
menyambut (hal tersebut) dengan
gembira, dia lebih suka kalau ada serombongan manusia laknat
datang menghantar kematiannya.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Maka dia tidak secara langsung melancarkan sergapan ke arah
orang itu hanya sorot matanya saja yang tajam mengawasi
pendatang-pendatang itu tanpa berkedip.
Dibawa cahaya rembulan, tampak olehnya kalau orang itu adalah
seseorang kakek kurus kering berkulit hitam, ia menggunakan jubah panjang
berwarna hitam dengan sebuah busur panjang berwarna
merah darah menghiasi dadanya.
Hati Ku See hong seakan-akan sedang meneteskan darah, itulah
darah panas penuh rasa dendam, sinar matanya memancarkan
cahaya berapi-api, lalu dengan suara menggeledek bentaknya:
"Tua bangka celaka, apakah kau adalah manusia laknat dari perkumpulan Thi-kiong-
pang?" "Seeet! Sreeetl" desingan angin tajam berhembus lewat, Sin-hong hwee-ciau Lui-Ki
dan Biau-ki siang-su In Han-im secara
beruntun telah menubruk datang pula.
371 Agaknya kakek ceking berbaju hitam itu adalah seorang
gembong iblis yang berpengalaman, walaupun dia terkejut dan
merasa seram, oleh kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki Ku See-hong, tapi mana tahan menghadapi pertanyaan dari Ku See hong
yang begitu menghina" Dengan suara yang dingin
menyeramkan dia mendengus dingin tanpa berbicara, sedangkan
sepasang matanya yang kecil mengamati Ku See hong dari atas
sampai ke bawah. Mendadak suatu perubahan aneh melintas diatas wajahnya, tapi
dengan cepat telah pulih kembali, menjadi wajah kejam dan buas....
Dari sini membuktikan kalau pada mulanya dia digetarkan oleh
kelihayan Ku See hong, tapi kemudian setelah tahu kalau pihak
lawan tak lebih hanya seseorang pemuda ingusan, keberanianya
telah muncul kembali dan diapun segera unjuk gigi.
Ketika Biau-ki siang-su In Han im sudah melihat jelas siapa
gerangan lawannya, ia juga merasakan hatinya bergetar keras, tapi dengan cepat
pula dia tertawa dingin. "Aaah..., kukira siapa yang begitu bernyali berani mencari gara-gara dengan aku
orang she In . . . , rupanya Sin kiong Tongcu dari perkumpulan Busur Baja, Cau
sang hui (terbang diatas angin) Ciong-Keh-teng, huuahhh....haaahh...... haaahh....... hutang kita pada tiga
tahun berselang memang sudah seharusnya kalau dibikin beres !"
Si kakek ceking berbaju hitam atau Cau sang hui Ciong Keh-teng segera tertawa
serak dengan suara menyeramkan, kemudian
ujarnya dingin: "Biau ki Siangsu, aku rasa sudah seharusnya kalau malam ini kaupun
mulai menghitung-hitung usia sendiri,
heeehhh...... heeehhh.....heehhh! Siapakah keparat ini..." Apakah diapun hendak menemani
kalian berdua untuk berangkat kembali ke alam baka?"
Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera membentak keras:
"Tua bangka Ciong, apakah kau sudah bosan hidup" Orang lain mungkin takut dengan
pengaruh iblis dan perkumpulan Thi-kiong
372 pang kalian, tapi Lam-ciau Pak-siang adalah manusia yang tidak takut langit
tidak takut bumi....!"
Tiba-tiba Cau sang hui Ciong Keh-teng mendongakkan kepalanya
dan tertawa seram, begitu menukas ucapan Sin hong hwee ciau
yang belum selesai, ujarnya dengan suara yang rendah dan dalam:
"Lam-ciau Pak-siang, aku harap kalian sedikit tahu diri, Thi-kiong pang tak
pernah melepaskan `duri dalam mat? dengan begitu
saja! Heeehhh...heeehhh.... heeehhh...., hari ini kalian begitu berani
membicarakan soal keadaan dunia persilatan diloteng Cui-tianglo secara terang-
terangan, bahkan memandang remeh umat persilatan yang ada didunia ini . . . .
bukan begitu saja, Hmm...! Kau malah menyanjung nyanjung kehebatan Bun-ji koan-
su, tapi sayang setan tua itu sudah mampus semenjak duapuluh tahun berselang.
Baiklah, biar kami Thi-kiong pang berbuat `kebaikan` dengan mengirim
kalian ke akhirat untuk berjumpa dengan setan tua itu!"
Mendadak Ku See hong mendongakkan kepalanya dan tertawa
keras, suaranya amat nyaring dan sangat memekikkan telinga,
Dibalik gelak tertawa tersebut dapat terdengar hawa amarah,
dendam kesumat, serta rasa sedih yang bercampur aduk.....
Kemudian, ia menghentikan tertawanya, lalu dengan sorot mata
memancarkan cahaya pembunuhan yang menggidikkan hati,
ujarnya dingin: "Ciong Keh-teng, malam ini kau pasti mampus...! Kalau
toh.......kawanan tikus dari Thi-kiong-pang kalian sudah berdatangan semua, ...mengapa tidak suruh mereka keluar semua
untuk menghantar kematiannya...!"
Paras muka Ku See hong penuh diliputi oleh hawa napsu
membunuh yang amat tebal, suaranya pun dingin menggidikkan
hati . . . , sepatah demi sepatah pelan-pelan diucapkan, membuat suaranya cukup
menggetarkan sukma. Ciong Keh-teng yang mendengar suara tertawa itu, kontan
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri, dia segera sadar
373 kalau pada malam ini, ia telah berjumpa dengan seorang musuh
yang amat tangguh. Tempat dimana mereka berada sekarang, adalah sebuah
kompleks tanah pekuburan yang amat luas. Sejauh mata
memandang hanya gundukan tanah dengan batu nisan yang
berserakan dimana-mana. Sekeliling pekutburan tersebut, tumbuh puluhan batang pohon
Siong yang rata-rata tingginya mencapai tiga empat kaki, rantingnya memanjang
kesana kemari dengan daun yang lebat, bila terhembus angin maka terdengarlah
suara gemerisik yang amat nyaring.
Kadangkala terdengar suara burung malam yang berpekik serta
bunyi jangkrik yang memecahkan keheningan, kesemuanya itu
menambah keseraman dan kengerian disekitar tempat itu.
Sementara itu, dari atas gundukan tanah pekuburan telah
bermunculan enam sosok bayangan manusia, bagaikan sambaran
burung elang . . . . . "Sreeet! Sreeet!" di ringi desingan angin tajam, mereka terjun ke tengah arena
dan mengepung Ku See hong sekalian.
Menyaksikan kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang
dimiliki ke enam sosok bayangan manusia itu, paras muka Lam-ciau Pak-siang
segera berubah amat hebat....
Rupanya ke enam orang anggota Thi-kiong-pang tersebut tak
lain adalah ke enam orang Hiangcu dibawah pinpinan Sin-kiong
tongcu..., rata-rata berilmu tinggi dan merupakan jago kelas satu didalam dunia
persilatan. Ketika Cu-sing-hui Ciong Keh-teng menyaksikan orang-orangnya
sudah berdatangan semua, keberaniannya semakin besar, sambil
tertawa dingin segera jengeknya:
"Enghiong dari manakah saudara ini" Aduh lagaknya sombong benar .....!"
374 Walaupun begitu, nada ucapannya sudah tidak sebuas tadi lagi,
jelas dia merasa agak keder juga oleh keseraman wajah serta
ketajaman mata dari Ku See hong.
Paras muka Ku See hong tetap kaku tanpa emosi, dengan nada
sinis ujarnya: "Manusia-manusia kelas tiga macam kalian masih belum pantas untuk mengetahui
namaku..., sekarang, bersiap saja untuk
menerima kematian!" Anggota perkumpulan Thi-kiong-pang rata-rata adalah manusia
bengis yang banyak melakukan kejahatan, naik pitamlah mereka
setelah mendengar kejumawaan Ku See hong.
Kontan saja dengan kening berkerut, mata melotot, mereka
awasi si anak muda itu tanpa berkedip.
Tadi, Cau-sang hui Ciong Keh-teng mau merendahkan diri untuk
mencari tahu nama lawannya, hal ini tak lain karena dia agak keder oleh sikap
musuhnya yang luar biasa, tapi setelah menyaksikan
keangkuhannya yang begitu tebal, tanpa terasa kemarahannya
meluap juga. Kontan saja dia mendongakkan kepalanya dan memperdengarkan suara tertawanya yang menggidikkan hati:
'"Heeehhh.....heeehhh..... heeehhh,..... malam ini, aku orang she Ciong ingin
sekali menyaksikan sampai dimanakah kelihayan dari kau si bocah keparat sehingga
begitu besar lagaknya dan bertindak semena-mena terhadap kami!"
Sementara suasana makin menegang, Biau-ki-siang-su In Han Im
telah meninjau situasi yang dihadapinya, ia tahu ilmu silat yang dimiliki Ku See
hong lihay sekali, paling tidak ia masih sanggup untuk menang-kan Cau-sang-
hui..., itu berarti dia berdua harus melawan enam orang sisanya, dan dia yakin
kekuatannya berdua di paksakan,masih sanggup untuk melayani mereka...
375 Dasar orangnya memang cerdik dan cekatan, setelah meninjau
keadaan yang dihadapi, Biau-ki siang-su menjadi agak lega hatinya, setelah
tertawa nyaring, katanya:
"Ciong Keh-teng, masih selisih jauh sekali bila kau ingin mengandalkan ilmu
silat `kucing kaki tig?mu untuk bertarung
melawannya! Aku rasa lebih baik kau selesaikan dulu hutangmu
pada tiga tahun berselang dengan kami berdua!"
Tergerak hati Cau sang hui Ciong Keh-teng, setelah mendengar
ucapan itu dia segera tertawa licik.
"Bagus sekali! Bagus sekali! Boleh saja bila kau ingin mampus lebih dahulu,
pokoknya siapa duluan siapa belakangan, selisih
waktunya sudah pasti tak akan terlalu lama.!"
"Orang she Ciong...!" bentak Sin hong hwee ciau dengan suara menggeledek, "Apa
gunanya ngebacot melulu dengan mulut baumu itu" Kalau memang jagoan, hayo maju,
mari kita bereskan mati hidup kita diujung tinju! "
Agak geli juga hati Ku See hong setelah mendengar perkataan
itu, dia tak menyangka kalau lelaki kasar dan berangasan macam Sin hong hwee
ciau ternyata lihay juga dalam bersilat lidah.
Cau sao hui Ciong Keh-teng segera tertawa dingin dengan suara
yang menyeramkan: "Heeehhh.... heeehhh.... heeehhh.... Lui-Ki, jika kau pingin cepat-cepat mampus,
baiklah, aku orang she Ciong menghantar
keberargkatanmu lebih dulu!"
Baru saja kat?dul? diucapkan keluar, sepasaag kaki Cau sang
hui Ciong Keh-teng sudah menjejak tanah, secepat sambaran petir tubuhnya
menerjang maju kemuka, telapak tangan kirinya berputar menciptakan segulung
desingan angin tajam, sementara telapak
tangan kanannya bagaikan sebilah pisau tajam menyodok kedepan
dari suatu sudut serangan yang sangat aneh.
Sebagai seorang jago kawakan yang sudah banyak tahun
berkecimpung dalam dunia persilatan, sudah barang tentu Sin hong 376
hwee ciau Lui-Ki cukup mengenali kelihayan dari jurus serangan tersebut..,
dengan gusar dia membentak keras, kakinya berputar seperti pusaran angin
berpusing, tubuhnya yang tinggi besar segera melayang sejauh tiga depa ke depan
dan berbalik menerjang sayap kiri tubuh lawan.
Diantara getaran lengannya yang besar dan kasar, secara
beruntun dia telah lepaskan tiga buah serangan berantai, menyusul kemudian kaki
kirinya diayunkan kemuka menendang jalan darah
Im-kok hiat dilutut sebelah kiri lawan.
Agaknya Ciu sang hui Ciong Keh-teng tidak menyangka kalau Sin
hong hwee ciau yang tampaknya kaku bebal serta lamban itu
ternyata memiliki kelincahan yang luar biasa.
Sambil terawa dingin telak tangan kirinya diayunkan kedepan,
tubuhnya segera turut berputar pula dengan kencang......
"Weess. .. .!" telapak tangan kanannya dengan membawa deruan angin pukulan yang
berat seperti gulungan ombak samudra,
menghajar jalan darah Yang-wong hiat ditubuh Sin hong hwee ciau.
Buat seorang ahli silat hanya dalam satu gebrakan saja sudah
dapat diketahui apakah musuhnya berisi atau tidak, maka begitu mereka berdua
saling menyerang sebanyak dua gebrakan, kedua
belah pihak segera sadar kalau musuhnya bukan seorang lawan
yang enteng. Sepintas lalu Sin hong hwee ciau Lui-Ki tampaknya seperti kasar dan berangasan,
padahal dia adalah seorang yang cermat dan
seksama. Begitu pertarungan berkobar, ia segera menyadari kalau tenaga pukulan
musuhnya bukan saja tidak selisih jauh dengan
kekuatannya, malah dalam hal ilmu meringankan tubuh serta
keanehan jurus serangannya, musuh lebih tinggi setingkat daripada diri sendiri.
Kenyataan tersebut dengan cepat membuat Sin hong hwee ciau
yang selalu memandang tinggi diri sendiri itu, merasa malu sendiri.
377 Diam-diam Sin hong hwee ciau Lui-Ki segera menggigit bibirnya
dan bertekad hendak beradu jiwa dengan orang itu, telapak
targannya yang besar seperti kipas segera diputar memainkan
bayangan pukulan yang berlapis lapis, dalam waktu singkat semua jalan darah
penting ditubuh lawan sudah dikurung olehnya.
Pada dasarnya dia berperawakan tinggi besar,
tenaga pukulannya pun sudah termasyur karena hebatnya, tampaklah
serangan tersebut dengan membawa deruan angin pukulan yang
amat kencang segera menggulung kemuka dengan hebatnya.
Dari gerak jurus serangan yang dipergunakan lawannya, Cau
sang hui Ciong Keh-teng segera sadar kalau musuhnya hendak
beradu kekuatan dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang
sempurna, sambil membentak keras, secepat kilat kakinya berputar kencang dan
bergerak kian kemari mengandalkan kelincahan
tubuhnya. Dalam keadan begini, kititiran angin pukulan Sin hong hwee ciau yang bertubi-
tubi itu semuanya mengenai sasaran yang kosong.
Suatu ketika, Cau sang hui Ciong Keh-teng berhasil menemukan
peluang yang sangat baik, sambil tertawa seram sepasang telapak tangannya segera
diputar sambil dirangkap menjadi satu, lalu
secara tiba-tiba dibalikkan keluar.
Segulung angin pukulan yang amat dahsyat segera mengalir
keluar mengikati gerak telapak tangannya itu bagaikan bendungan yang jebol saja,
serangan itu dengan cepatnya menghantam tubuh Sin hong hwee ciau.
Tampanya Sin hong hwee ciau Lui-ki berniat untuk beradu
kekerasan, ia tak ambil perduli resiko yang bakal dihadapi, sambil membentak
keras tiba-tiba sepasang tangannya diayunkan pula
kedepan melepaskan dua gulung tenaga pukulan yang maha dasyat
untuk menyambut datangnya ancaman lawan.
Ketika itu Ku See hong telah berhasil menemukan kalau dibalik
serangan dan Cau sang hui terselip serangan mematikan yang maha keji, tampaknya
orang itu memang bertujuan untuk memancing Sin 378
hong hwee-ciau agar menyambut datangnya ancaman tersebut
dengan kekerasan. Dalam kaget dan tercekatnya, buru-buru ia
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membentak keras: -oo0dw0oo- Jilid: 12 "SAUDARA Lui, jangan kau sambut serangan itu dengan keras
lawan keras...!" Seraya berseru, tubuh Ku See hong bagaikan sukma
gentayangan saja segera menerjang kesamping Sin hong hwee ciau, telapak tangan
kirinya diayunkan kedipan melepaskan sebuah
pukulan yang maha dahsyat.
Deruan angin pukulan itu menerobos masuk lewat celah-celah
antara kedua gulungan tenaga pukulan tersebut dan langsung
menyergap jalan darah kematian dipinggang Cau sang hui Ciong
Keh-teng. Tenaga dalam yang dimilikinya sekarang telah memperoleh
kemajuan yang amat pesat, meski serangan tersebut dilancarkan
dengan begitu saja, namun dibalik serangan tersebut justru terselip ancaman
mematikan yang mengerikan.
Sesungguhnya Cau sang hui Ciong Keh teng berhasrat untuk
mencelakai Sin hong hwee ciau secara diam-diam ketika tenaga
pukulan masing-masing pihak saling membentur nanti, dia akan
segera mengeluarkan ilmu pukulan paling keji untuk membinasakan lawannya.
Tapi, setelah dilihatnya ada sesosok bayangan manusia
menerjang tiba sekarang, lalu muncul segulung angin pukulan yang sangat kuat
menembusi ancaman yang dilancarkan olehnya
terkesiaplah gembong iblis ini, dia tak berani menyambut dengan kekerasan,
sambil menghimpun tenaganya mendadak tubuhnya
melejit ke atas. 379 Kepandaian yang paling diandalkan Cau-sang-hui Ciong Keh
teng dihari-hari biasa adalah ilmu meringankan tubuh, tampak
tubuhnya melejit ke tengah udara dengan kecepatan luar biasa,
begitu mencapai ketinggian dua kaki, dia segera berjumpalitan dan melayang turun
dua kaki dari posisi semula.
Demonstrasi ilmu meringankan tubuh yang dilakukan olehnya ini
memang menunjukkan kelihayan kepandaiannya, hal mana
membuat Ku See hong segera berkerut kening.
Rupanya dia sedang berpikir didalam hatinya, Cau Sang-hui
Ciong Keh-teng didalam perkumpulan Thi kiong pang tak lebih
hanya seorang jago kelas satu belaka, tapi ilmu silatnya sudah mencapai
sedemikian lihaynya, bisa diketahui kalau kepandaian silat yang dimiliki pangcu
serta para Hu-hoat nya pasti tak terkirakan.
Selain itu, diapun teringat dengan pesan terakhir dari San tian han jiau (Cakar
dingin secepat kilat) paman Sangkoan menjelang ajalnya, menurut paman Sangkoan,
musuh besarnya adalah perkumpulan Thi-kiong pang serta Tian-khi pang, tapi dibalik layar masih ada
dalangnya...., dari sini dapat diketahui bahwa otak atau dalang dibalik layar itu
tentu memiliki ilmu silat yang amat dahsyat, kalau tidak bagaimana mungkin kedua
buah perkumpulan besar ini dapat dikuasai olehnya"
?aaai...! Apa yang dikatakan suhu memang benar, kekuatan
dari pihak lawan amat dahsyat, sehingga bahkan dia sendiripun tak berani
menghadapinya dengan kekerasan.'
Begitulah, setelah malayang turun keatas tanah, Cau sang hui
CiongKeh-teng segera tertawa dingin, lalu sindirnya dengan nada sinis:
"Huuuh. . . ., namanya saja Sin hong hwee-ciau yang tersohor di dunia, tak
tahunya cuma manusia kerdil yang mengharapkan
perlindungan diri seorang bocah muda, heeehhh.....heeehh.......
heeehh....... bila kabar ini sampai tersiar keluar, aku ingin tahu, apakah kau
masih punya muka untuk berjumpa dengan rekan rekan
persilatan!" 380 Cau sang hui Ciong Keh-teng merasa agak terkesiap menghadapi
kepandaian silat Ku See hong yang tinggi tak terukur itu, dia sadar bahwa
kepandaiannya seorang diri tak mungkin bisa menangkan
anak muda itu. Maka timbullah niatnya untuk memanasi hati Sin hong hwe ciau
yang berangasan agar dia melancarkan serangannya lebih dahulu, kemudian dengan
suatu serangan kilat dia hendak menyingkirkan
orang ini lebih dulu. Bila musuhnya berhasil disingkirkan, baru lah dia akanbekerja
sama dengan ketiga orang hiangcu-nya untuk mengalahkan Ku See
hong. Sin hong hwe Ciau Lui-Ki merasa gusar sekali, sekalipun dia tahu kalau tujuan
musuh hanya untuk memanasi hatinya, tapi orang mati meninggalkan nama, macan
mati menirggalkan kulit, bagaimana
mungkin dia bisa menahan penghinaan serta cemoohan tersebut.
"Tua bangka she Ciong, aku akan beradu jiwa denganmu!"
Berbareng dengan suara bentakan tersebut, angin pukulan dan
bayangan tendangan segera menyambar ke tubuh Cau san hui
Ciong Keh-teng dengan kedahsyatan seperti hembusan angin
puyuh. Angin pukulan yang maha dahsyat segera bermunculan
diangkasa bagaikan mega yang berlapis-lapis, kekuatannya luar
biasa sekali, sedemikian rapatnya ancaman itu sehingga setitik celah pun tak
ada. Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan marah, kelihayannya tak terlukiskan dengan kata-kata.
Paras muka Cau sang hui Keh-teng segera berubah hebat, sambil
tertawa seram sepasang telapak tangannya di ayunkan ke udara
menciptakan serangkaian angin pukulan yang menyelimuti seluruh angkasa bagaikan
sarang laba-laba. Untuk sesaat, kedua orang itu segera terlibat dalam suatu
pertarungan yang amat sengit.
381 Tampak debu dan pasir beterbangan memenuhi seluruh angkasa,
udara menjadi sesak dan badan berputar amat kencang, sulit untuk membedakan mana
Cau-sang-hui dan mana Sin-hong-hwee-ciau.
Kekuatan tenaga pukulan dari kedua belah pihak pun ibaratnya
bukit yang berguguran, kehebatannya luar biasa.
Sementara pertarungan sengit masih berlangsung disebelah sini, dipihak lain
Biau-ki-siang-su In-Han-im juga sedang dikurung oleh enam orang hiangcu
tersebut. Enam batang busur baja seperti enam ekor ular sakti
menciptakan cahaya hitam yang memenuhi angkasa, jurus demi
jurus serangan dilancarkan beruntun tertuju pada bagian bagian mematikan di
tubuh Biau-ki-siang-su. Mana dahsyat, keji lagi.
Betul Biau-ki-siang-su In Han-im terhitung seorang tokoh
persilatan yang tersohor namanya, tapi bagaimana mungkin dia bisa tahan
menghadapi serangan gabungan dari ke enam orang itu"
Baru beberapa gebrakan, ia sudah terdesak sampai kacau balau
tak karuan, dengan cepat posisinya terdesak dibawah angin dan
terancam ancaman maut. Sepasang alis mata Ku See hong segera berkenyit, sorot matanya memancarkan sinar
pembunuhan yang menggidikkan hati, pekikan
nyaring yang memekikkan telinga dengan cepat berkumandang
memecahkan keheningan........
Ku See hong segera melompat ke udara seperti seekor burung
raksasa, sesudah berputar satu lingkaran, lalu bagaikan naga sakti terbang di
angkasa, dengan suatu kecepatan yang luar biasa ia
terjang ke arah ke enam orang Hiangcu yang sedang mengerubuti
Biau-ki-siang-su In Han im tersebut.
Ketika salah satu diantara ke enam orang Hiangcu itu
menyaksikan Ku See hong menerjang datang dengan kecepatan luar biasa-, busur
baja ditangannya segera diputar satu lingkaran menciptakan selapis cahaya hitam yang menyilaukan mata,
382 kemudian di sertai suara guntur dan angin yang mende ru deru, ia hantam batok
kepala Ku See hong. Kawanan Hiangcu itu merupakan jago jago kelas satu dalam
dunia persilatan yang berilmu tinggi, tenaga dalam yang mereka miliki pun amat
sempurna, tak terlukiskan dahsyatnya serangan
yang dilancarkan itu. "Cri ing!" "Crii ng..!" dentingan nyaring menggelegar bersama dengan datangnya
sambaran dari busur baja itu.
Bukan cuma jurus serangannya saja yang amat cepat,
ancamannya juga mengerikan sekali.
Berada ditengah udara, mendadak Ku See hong berjumpalitan ke
samping meloloskan diri dari ancaman berbahaya itu, lalu sambil tertawa dingin
mendadak tubuhnya berkelit kesamping, bagaikan
sukma gentayangan dia sudah berpujar ke sebelah kananHiangcu
tersebut. Agaknya Hiangcu tersebut tidak menyangka kalau sergapan
kilatnya berhasil dihindari lawan dengan amat mudah, tapi diapun cukup pintar
dan cekatan, begitu serangannya gagal, badannya
berputar dan melejit sejauh delapan depa dengan gesit, sementara busur bajanya
diayunkan ke muka menciptakan selapjs cahaya
tingkatan yang dalam bagaikan samudra.....
"'Sreeet!" di ringi suara desingan tajam, busur baja itu bagaikan seekor ular
lincah mendadak menyerang jalan darah Pay-gi hiat di punggung Ku See hong.
Jurus serangan ini selain keji juga ganas tapi indah sekali
gerakannya. Ku See hong mendengus dingin, kakinya berputar secara aneh,
ke lima jari tangan kirinya direntangkan bagaikan cakar elang dan mencengkeram
busur baja itu secara tiba-tiba, kemudian sambil
menyentil, benda itu digetarkan keras-keras.
Hiangcu itu segera merasakan pergelangan tangannya menjadi
kaku dan kesemutan, tahu-tahu busur baja itu terlepas dari cekalan, 383
sementara tubuhnya turut terseret pula ke depan oleh segulung
tenaja kuat itu sehingga terseret kedepan.
Ilmu Ki-nah-jiu-hoat yang dipergunakan Ku See hong kali ini
betul-betul sangat lihay dan luar biasa, begitu busur baja tersebut berhasil
dirampasnya, kebetulan Hiangcu itu pun sedang menerjang datang, hal mana segera
menimbulkan napsu membunuh didalam
hatinya. Busur baja yang berada ditangan kirinya dengan membawa
desingan angin tajam segera dibabat kedepan.
Tak sempat menjerit kesakitan lagi, batok kepala Hiangcu itu
segera terpapas oleh busur baja yang tajam itu, ditengah percikan darah segar,
batok kepala itu menggelinding sejauh tiga kaki lebih.
Cara membunuh orang semacam ini boleh dibilang tak pernah
dijumpai sebelumnya, kekejamannya cukup menggidikkan hati
orang. Sambil menggengam busur bajanya erat-erat ditangan kiri, Ku
See hong bergerak makin kedepan, kali ini dia menyambar ke
samping seseorang hiangcu yang lain, tangan kirinya diputar dan busur baja itu
dengan menciptakan selapis cahaya hitam langsung membacok tubuh Hiangcu
tersebut. Dikala menangkap bergemanya suara desingan angin tajam dari
arah belakang, Hiangcu itu segera berpaling ke belakang, dengan cepat dia telah
bertemu dengan sepasang sorot mata yang tajam
seolah-olah hendak menembusi ulu hati orang saja.
Dalam terperanjatnya, busur bajanya segera disapu ke depan
dengan gerakan datar menyusul kemudian tubuhnya ikut berkelebat pula keluar.
Busur baja ditangan kiri Ku See hong segera mencukil pelan,
busur baja lawan dengan cepat tercukil sehingga terlepas dari
cekalan. 384 Seperti bayangan setan, Ku See-hong segera melompat maju
kedepan, busur bajanya sekali lagi menyapu ke muka dengan jurus serangan yang
aneh, ganas dan buas. Serentetan jeritan aneh yang memilukan hati
kembali berkumandang memecahkan keheningan, diantara percikan darah
yang memancar ke empat penjuru, Hiangcu itupun menjadi setan
tanpa kepala . . . . Dalam sekali lompat saja, Ku See hong telah membunuh dua
orang Hiangcu dari perkumpulan Thi-kiong-pang. Serentetan
gerakan ini dilakan tak lebih dalam sekejap mata, kenyataan yang amat
menggidikkan hati ini kontan saja membuat keempat orang
Hiangcu lainnya menjadi gempar, serentak mereka berlompatan
keluar dari arena pertarungan.
Dengan mundurnya keempat orang hiangcu tersebut, Biau-ki-
siang-su In Han Im baru memperoleh kesempatan untuk mengatur
napas mimpipun dia tak menyangka kalau kepandaian silat yang
dimiliki Ku See hong telah mencapai tingkatan yang begitu tinggi, tapi setelah
menyaksikan caranya membunuh orang, bergidik juga hatinya.
Dia lantas sadar bahwa dunia persilatan telah muncul seorang
pembunuh, malah kemungkinan besar keganasannya tidak berbeda
dibawah kebuasan Bun-ji-koan-su dimasa lalu.
Dalam pada itu, hawa napsu membunuh dari Ku See hong telah
berkobar, menyaksikan keempat orang Hiang-cu itu mundur ia
segera memperdengarkan suara tertawa panjang yang menggidikkan sukma........
Seperti bayangan saja dia mengejar kemuka, busur bajanya
berputar bagaikan serentetan cahaya hitam yang menyilaukan mata, bagaikan ombak
samudra saja, dengan cepatnya menyebar ke
empat penjuru dan menggulung semua rintangan yang dihadapinya.
Sebagai anggota Thi-kiong-pang, ke empat orang Hiangcu itu
sudah memperoleh pendidikan yang cukup ketat, mereka sadar
bahwa meacerai-beraikan kekuatan tak lebih hanya mempercepat
385 kematian sendiri, maka timbul ah tekad mereka untuk menggabungkan kekuatan mereka yang ada untuk bersama-sana
menghadapi serangan lawan.
Serentak keempat orang itu memperdengarkan suara pekikan
anehnya sebagai tanda, empat buah busur baja bergabung
menciptakan berlapis-lapis cahaya dingin yang tebal bagaikan
sebuah bianglala panjang, dalam waktu singkat tenaga itu sudah menyambar keempat
punjuru dan membendung datangnya hawa
pembunuhan yang terpancar keluar dari si anak muda itu.
Tapi gejala semacam itupun hanya berlangsung untuk sesaat,
dalam waktu singkat suasana tadi tercerai-berai kembali oleh
terjangan hawa pembunuhan yang menggetarkan sukma.
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Seluruh benak Ku See hong ketika itu sudah dipenuhi oleh hawa
napsu mengerikan, sorot matanya memancarkan cahaya bengis
yang menggetarkan sukma lalu tertawa dingin.
Suara tertawanya kedengaran bagaikan hembusan angin dingin
muncul dari gudang-salju, membuat siapapun yang mendengarkan
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Setelah tertawa dingin busur baja ditangan kiri Ku See hong
segera meluncur kedepan seperti sebatang anak panah yang
terlepas dari busurnya, serangan itu tertuju kearah salah seorang diantara
keempat orang Hiangcu tersebut, sementara tangan
kanannya pada saat yang hampir bersamaan melepaskan segulung
desingan angin pukulan yang dingin dan kuat menyerang kearah
orang yang sama. Hiangcu itu segera merasakan timbulnya segulung desingan
angin pukulan berhawa dingin yang menyesakkan napas menekan
keatas wajahnya. Mendadak serentetan cahaya hitam meluncur tiba pula dengan
kecepatan tinggi, sedemikian cepatnya sehingga ia tak sempat melihat jelas benda
apakah itu. Jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan tahu-tahu badannya sudah tertembus oleh
sambaran busur baja itu hingga tembus dipunggungnya.
386 "Blaamm.......!" ditengah benturan dahsyat badannya termakan pula oleh
tenaga pukulan yang sanggup menghancurkan batu
cadas itu. Tak ampun lagi, keempat anggota badannya tercerai-berai,
daging dan darah berserakan memenuni permukaan tanah,
kematiannya benar-benar mengerikan.
Berhasil menghabisi nyawa orang itu, Ku See hong segera
merentangkan kelima jari tangan kirinya, setelah membuat satu
lingkaran busur lalu disentilnya kedepan.
"Sreet.., sreet..!" ditengah desingan yang menderu-deru, lima gulung angin
serangan yang tajam menyergap Hiangcu lainnya.
Sedemikian cepatnya serangan itu dilancarkan, seolah olah baru saja tangan
kirinya menyambitkan busur baja itu,tangan kanannya turut bergerak pula.
Baru saja salah seorang Hian Su, diantara tiga orang yang masih hidup, mendengar
rekannya menjerit kesakitan, segulung desingan angin tajam yang luar biasa
hebatnya telah menembusi lapisan
cahaya busur bajanya yang tebal.
Didalam kaget dan tercekatnya, serentak ketiga orang itu
melompat mundur ke belakang.
Tapi sayang, gembong pembunuh muda itu sudah terlanjur
mengincar seorang korbannya, secepat-cepatnya orang itu berkelit, toh waktunya
tetap terlambat selangkah.
'Sreet...! Sreet...!' ditengah desingan angin tajam, serentetan
jeritan ngeri yang memilukan hati kembali berkumandang
memecahkan keheningan. Bagian mematikan dari tubuh bagian atas orang itu tahu-tahu
sudah ditembusi oleh kelima gulung desingan angin tajam itu hingga tembus
kedalam dadanya, darah segar segera memancar keluar
seperti sumber mata air. Tubuhnya yang tinggi kekar itu kontan mercelat sejauh
enam tujuh langkah oleh hembusan angin pukulan 387
yang sangat kuat itu sehingga badannya roboh terkapar ditanah dan tewas
seketika. Dua orang sisanya segera sadar kalau gelagat
tidak menguntungkan, bila sekarang tidak kabur, bisa jadi jiwanya akan terancam. Maka
mereka berdua segera menyebarkan dirikekiri dan kanan kemudian melesat kedepan
untuk menyelamatkan diri.
Ku See hong bepekik panjang dengan suara yang membetot
sukma, tubuhnya seperti seekor burung elang raksasa segera
meluncur ke tengah udara dengan kecepatan tinggi.
Mendadak......., pada saat itulah serentetan pekikan nyaring kembali bergema
memecahkan keheningan . . . . .
Kini ditangan Ku See hong telah bertambah dengan sebilah
pedang panjang yang memancarkan cahaya merah yang berkilauan.
Itulah pedang Ang-soat-kiam yang pernah menggetarkan dunia
persilatan pada tigaratus tahun berselang atau sekarang lebih
dikenal sebagai pedang mestika Hu-thian seng-kiam!
Pada saat pedang itu dilancarkan, tubuh Ku See hong telah
membaur menjadi satu dengan cahaya pedang yang memancar
bagaikan air terjun itu, secepat kilat berkelebat lewat ditengah udara.
Sedemikian cepatnya cahaya pedang tersebut berkelebat lewat
sehingga pada hakekatnya sukar untuk membedakan mana cahaya
pedang dan mana yang cahaya bianglala.
Serentetan jeritan ngeri yang memilukan
hati kembali berkumandang memecahkan keheningan. Tubuh si Hiangcu yang
melayang di angkasa itu sudah terpapas kutung menjadi tiga bagian ditengah
udara, darah segar berhamburan kemana-mana, kematiannya benar-benar mengerikan.
Berada ditengah udara, tiba-tiba Ku See hong memutar
badannya, lalu membentak keras, seluruh tubuhnya telah berputar arah dan
meluncur ke arah seseorang lainnya.
388 Gerakan pedangnya berkelebat lewat seperti hembusan angin
puyuh, selapis cahaya tajam meluncur ke depan menciptakan
selapis bukit pedang yang berwarna warni. Selapis hawa pedang
yang menggidikkan hati dengan cepat menyergap ke arah tubuh si Hiangcu yang baru
saja akan melayang turun keatas tanah itu.
Serentetan jeritan ngeri yang memilukan
hati kembali berkumandang memecahkan keheningan, sebutir batok kepala telah terpapas hancur
oleh kilatan cahaya pedang, darah segar segera memancar ke mana mana dan
kematiannya amat mengenaskan.
Setelah itu.... seluruh hawa pedang yang menyilaukan maka
menjadi pudar, Ku See hong dengan wajah dingin seperti es dan
bertangan kosong telah berdiri kaku diatas tanah, sementara
sepasang matanya yang tajam menggidikkan hati menatap ke enam
sosok mayat yang tak utuh itu tanpa berkedip.
Sedihkah dia" Atau merasa gembira dengan hasil yang berhasil dicapainya kini"
Biau-ki siang-su In Han im merasakan pandangan matanya
seolah olah menjadi kabur..., dia hanya merasa selapis kabut merah yang
menyilaukan mata berkelebat lewat didepan mata, lalu dalam beberanpa kali
kelebatan saja, dua orang yang terakhirpun telah roboh binasa diatas tanah.
Ternyata ilmu pedang yang dpergunakan Ku See hong adalah
salah satu jurus serangan dari tiga jurus ilmu pedang yang
tercantum dalam kitab kecil peninggalan Si hong Lo jin yang disebut Hui-hong-che
ki-hiat seng-wi (Bianglala tiba-tiba Muncul Bau A mis dan Memancar)...!
Si-hong lo jin adalah seorang tokoh sakti yang luar biasa dari dunia persilatan,
ilmu pedangnya boleh dibilang sudah merajai
seluruh kolong langit. Sebelum ajalnya tiba, dia telah menghimpun semua inti
sari ilmu pedang yang ada didunia ini, dengan
mengorbankan waktu selama tiga tahun untuk menciptakan jurus
pedang baru. 389 Bisa dibayangkan betapa sakti dan luar biasanya jurus serangan hasil ciptaannya
itu, selain ganas juga lihay sekali.
Setelah meloloskan pedang Hu-thian seng-kiamnya dari dalam
sarung tadi, Ku See hong segera melebur tubuhnya menjadi satu
dengan senjata tersebut untuk membunuh seseorang ditengah
udara, kemudian sambil membalikkan badan dia membunuh pula
Hiangcu yang terakhir, semua gerakan ini dilakukannya dengan
kecepatan luar biasa. Oleh karena itu, Biau-ki siang-su In Han im hanya merasakan
berkelebatnya cahaya bianglala didepan mata, sedemikian cepatnya gerakan itu
sehingga pada hakekatnya ia tak sempat menyaksikan gerakan Ku See hong sewaktu
mencabut pedang maupun menyarungkan kembali pedangnya.
Mendadak....., Dari arah sebelah sana berkumandang suara dengusan tertahan,
lalu tampaklah bahu kiri Sin hong hwee ciau Lui-Ki kena dihajar telak oleh
serangan Cau seng hui Ciang Keh-teng sehingga muntah darah segar, dengan
sempoyongan tubuhnya segera mundur sejauh
beberapa langkah. Sementara pertarungan sengit berkobar tadi, Cau sang hui Ciong Keh-teng telah
mengetahui kalau enam orang hiangcu-nya telah
mati secara mengerikan semua ditangan pemuda itu.
Dengan hati yang amat sakit seperti ditusuk pisau, dia segera
mengeluarkan sejurus serangan mematikan yang amat ganas,
dengan telak ancaman itu bersarang ditubuh Sin hong hwee-ciau.
Saat ini, kobaran hawa napsu membunuhnya sudah membara
dalam dadanya, ia bertekad untuk membunuh setiap musuh yang
dijumpainya, melihat Sin hong hwee ciau mundur dengan membawa
luka, sudah barang tentu dia tak akan melepaskan korbannya
dengan begitu saja. Serentetan suara pekikan nyaring mirip jeritan setan atau
lolongan serigala dengan cepat bergema memecahkan keheningan.
390 Secepat sambaran petir Cau sang hui Ciong keh-teng mengejar
kedepan, kesepuluh jari tangannya direntangkan lebar-lebar dengan membawa
serentetan desingan angin pukulan yang tajam, ia
cengkeram belasan buah jalan darah penting ditubuh bagian atas Sin hong hwee-
ciau. Pada dasarnya dia memang sudah berniat untuk membunuh
lawannya, tentu saja kekuatan yang disertakan dalam serangan itu luar biasa
sekali hebatnya. Sejak termakan pukulan dahsyat dari Cau sang hui Ciong Keh-
teng tadi, Sin hong hwee ciau Lui-Ki sudah merasakan darah panas dalam dadanya
bergolak keras, coba kalau tenaga dalamnya tidak sempurna, niscaya selembar
jiwanya sudah melayang. Walaupun begitu, pada saat itu ia sudah tak sanggup lagi untuk menghindarkan
diri dari sergapan maut itu, tampaknya ia segera akan tewas diujung telapak
tangan lawan. Ketika Biau-ki siang-su In Han im menyaksikan adik angkatnya
berada ditepi jurang kematian, dengan cepat dia membentak keras, tubuhnya segera
melayang maju ke depan. Tapi sesosok bayangan manusia lain bagaikan sambaran setan
gentayangan saja tahu-tahu sudah tiba lebih dulu disisi tubuh Siu hong hwee-
ciau, sebuah pukulan yang bertenaga lembek segera
meluncur keluar dari balik telapak tangan kanannya.
Mendadak.... udara serasa diliputi kabut tebal dan angin
menderu-deru, kemudian menyusul munculnya selapis cahaya
merah yang berkilauan, daya tekanan yang timbul diempat penjuru pun makin lama
semakin memberat bagaikan gencetan bukit
karang. 000OdwO000 Bab 18 391 "BLAAAAMMM . . . . !" benturan keras yang memekikkan telinga
segera bergema bersamaan dengan saling membenturnya dua
gulung kekuatan yang maha dahsyat.
Desingan angin tajam segera memancar ke empat penjuru.......
Rambut panjang Cau sang hui Ciong Keh-teng terurai kacau ke
bawah, noda darah membasahi ujung bibirnya paras mukanya pucat kehijau-hijauan,
kulit mukanya mengejang keras menahan penderitaan. Dengan sempoyongan tubuhnya mundur sejauh empat lima
langkah dari posisi semula, lalu dengan sorot mata yang memerah membara, dia
awasi wajah Ku See hong dengan penuh kegusaran.
Paras muka Ku See hong sendiripun dingin seperti es, matanya
memancarkan cahaya menggidikkan, dengan suara yang kaku,
katanya: "Ciong Keh-teng, sekarang kau sudah berada di ambang pintu
kematian, agar kau mampus dalam keadaan jelas, maka akupun
akan memberi sedikit keterangan kepadamu, aku bersikap demikian kepada kalian
karena perbuatan keji kalian telah menggusarkan
Thian dan merisaukan umat persilatan.
"Sauya-mu tak lain adalah putranya Ku-Kiam-cong, pangcu dari
perkumpulan Kim-to-pang yang bernama Ku See hong ..., "
"Manusia aneh dari dunia persilatan Bun-ji-koan-su adalah
guruku!" "Nah, beberapa macam dendam kesumat sedalam lautan ini
tentunya pantas bukan bila kutuntut balas"!
Sekarang, kau boleh mampus dengan perasaan lega!"
Ketika selesai mendengarkan perkataan dari anak muda itu,
paras muka Cau-sang-hui C iong Keh-teng yang semula berwarna
pucat pias itu, kini telah berubah makin mengenaskan, kulit
wajahnya mengejang keras membentuk garis garis kerutan
yang,penuh dengan rasa mengerikan....
392 Mati adalah suatu kejadian yang akan dialami setiap manusia.
Tapi bila seseorang sudah berada diambang pintu kematiannya
entah bagaimanapun buas dan kejinya dia, sedikit banyak rasa sedih dan menyesal
akan timbul juga diatas wajahnya.
Yaa, sesungguhnya dari dulu sampai sekarang, hanya berapa
orangkah yang bisa memandang kematian sebagai sesuatu kejadian yang wajar" Semut
saja masih ingin hidup, apalagi manusia...
Pelan-pelan Ku See hong mengangkat telapak tangan kanannya,
kelima jari tangannya direntangkan lebar-lebar, kemudian diantara sentilan dan
getaran tangannya, lima gulung desingan angin tajam segera meluncur keluar dari
ujung jarinya. Mendadak..... Serentetan jeritan ngeri yang memekikkan telinga berkumandang
membelah keheningan malam.
Tampak sepasang tangan Can sang hui Ciong Keh menekan
diatas dada serta lambungnya, lalu dengan wajah pucat pias keabu-abuan selangkah
demi selangkah ia mundur ke belakang, darah
kental bercucuran dari ujung dada dan bibir, lambungnya.
Sepasang mata Cau sang hui Ciong Keh-teng terbelalak lebar-
lebar, sorot mata tajam memancar keluar dari balik matanya, tapi sekarang bukan
sarot mata yang diliputi rasa benci dan buas. Tapi sorot matanya sekarang adalah
sorot mata yang lembut, penuh rasa penyesalan,rasa malu dan iba . . . . .
Bibir Cau sang hui Ciong Keh-teng bergetar seperti ingin
mengucapkan sesuatu,tapi tenaganya sudah tidak memenuhi
keinginan hatinya, tapi anehnya dia masih tetap berdiri tegak, matanya masih
tetap menatap wajah Ku See hong tanpa barkedip.
Akhirnya dari tenggorokannya berkumandang suara gemuruh
yang parau dan tidak jelas:
"Ku sauhiap, loo.... lohu
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak mee...me..nyesal mee....meski
tewas di ...ditangan...mu..,
tapi . . . . . . . . Ban-sia-kaucu 393 tee...te..lah menggerakkan kekuatannya uuu...untuk menguasai
jaa...ja... jagad............ kau......!"
Yaa, bila seseorang sudah tahu kalau ajalnya hampir tiba, apa
yang diucapkan sebagai akhir katanya adalah kata-kata yang
bernada jujur dan penuh kebajikan.
Beberapa patah kata dari Cau sang hui Ciong Keh-teng ini
diucapkan dengan nada yang mengenaskan, membuat semua orang
yang mendengarkan serta merta merasakan hatinya menjadi iba.
Dengan suatu gerakan cepat Biau-ki siang-su In Han im segera
menubruk kemuka, setelah mendengar ucapan tersebut, tiba-tiba
saja hatinya merasa gemetar keras.
"Saudara Ciong..!" serunya dengan gelisah "Tolong berbicara agak jelas, Ban-sia
kaucu hendak melaksanakan rencana kejinya
terhadap siapa" Cepat katakan! Cepat katakan..!"
Agaknya Cau sang hui Ciong Keh-teng masih sempat mendengar
perkataannya itu, bibirnya bergetar seperti mau menjawab akan
tetapi tiada suara yang terdengar, cengkeraman maut dari malaikat kematian telah
merenggut selembar jiwanya dari tubuh kasarnya.
Ku See hong segera menghela napas sedih, gumamnya:
"Heran, mengapa manusia selalu keras kepala, sebelum ajalnya menjelang tiba ia
enggan menjadi sadar, aaai....! Inilah suatu tragedi bagi umat manusia; juga
merupakan watak paling jelek dari umat manusia..... selama hidup Ciong Ken-teng
melakukan banyak kejahatan, seluruh tubuhnya penuh dengan dosa tapi menjelang
saat ajalnya, dia telah menemukan kembali kemuliaan hatinya, bila dibandingkan
dengan orang-orang berdosa yang sampai manjelang
ajalnya tiba pun tak mau bertobat, ia memang jauh lebih tangguh! "
Biau-ki siang-su In Han im turut menghela napas sedih, pelan-
pelan dia menghampiri Sin hong hwee ciau, merogoh kedalam
sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil, lalu mengeluarkan
sebutir pil dan dicekokkan kedalam mulutnya.
394 Pelan-pelan Ku See hong turut berjalan mendekat, lalu tanyanya dengan suara
lembut: "Paman In, siapakah yang dimaksudkan sebagai Ban-sia kaucu oleh Ciong Keh teng
menjelang ajalnya tadi?"
Biau-ki siang-su in Han Im menghela napas panjang.
"Aaai.... ancaman bahaya maut yang mengancam dunia
persilatan belakangan ini adalah kelompok dari perkumpulan Ban-sia kau. Tentang
keadaan yang sebenarnya dari Ban-sia-kau dan
organisasi macam apakah perkumpulan itu, aku belum sempat
menyelidikinya sampai jelas, konon kaucu-nya adalah seorang
wanita, tapi ilmu silatnya begitu lihay sehingga tak tertuliskan dengan kata-
kata !" Ku See hong termenung dan berpikir sebentar, lalu tanyanya lagi:
"Apakah Ban-sia-kau yang telah menguasahi Thi-kiong
pang serta Jian-khi pang?"
Biau-ki siang-su In Han im segera mengangguk.
"Yaa, benar. Ban-sia kau memang merupakan perkumpulan yang telah menguasahi Thi
kiong pang dan Jian khi pang menurut
dugaanku, Ban-sia-kau sudah pasti ada hubungannya dengan
pertarungan berdarah di bukit Soat-san tempo dulu, lenyapnya
sekawanan jago lihay didalam dunia persilatan pun besar
kemungkinan merupakan rencana keji dari Ban-sia-kau.... . . . .!!"
Begitu mendengar tentang pertarungan berdarah di bukit Soat-
san, Ku See hong segera merasakan darah panas didalam tubuhnya mendidih, gurunya
dan kedua orang tuanya telah terlibat dalam
pertempuran berdarah itu, kemudian terbunuh pula secara
mengenaskan, siapakah dalang dari semua peristiwa berdarah ini"
Mendadak..... Biau-ki-siang-su In-Han-im bertanya kepada Ku
See hong: 395 "Ku lote..., sebelum mati apakah gurumu pernah mengungkap
keadaan yang sebenarnya tentang peristiwa berdarah di bukit Soat-san?"
Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, menjelang
ajalnya Bun-ji koan-su memang telah mengisahkan ceritanya yang mengenaskan, ia
menyuruhnya agar mengingat selalu kisah
tersebut, tapi melarang untuk diberitahukan kepada orang lain.
Betul Biau-ki-siangsu terhitung seorang pendekar kaum lurus
dalam dunia persilatan, namun dia tak ingin mengingkari
sumpahnya terhadap gurunya.
Maka dengan wajah berat hati serta nada minta maaf, Ku See-
hong berkata: "Paman In, menjelang ajalnya guruku memang
pernah membicarakan tentang peristiwa dibukit Soat-san, tapi dia orang tua pernah
berpesan agar aku tidak membocorkannya kepada orang
lain. Oleh sebab itu harap kau suka memaafkan kesulitanku ini."
"Aaaai . . . !" Biau-ki siangsu In-Han-im menghela napas sedih,
"Setiap orang yang turut hadir dalam pertempuran di bukit Soat-
san, asal dia termasuk seorang berjiwa lurus, kalau bukan jejaknya tak diketahui
lagi,... pasti tewas secara mengenaskan! Yang tersisa pun kini hanya tinggal
manusia-manusia laknat berhati busuk dan
keji." "Dalam dunia persilatan yang begini luas, hanya kau seorang yang mungkin
mengetahui duduk persoalan ini yang sebenarnya
...!" "Orang persilatan memang mengutamakan soal kepercayaan,
aku cukup memahami kesulitanmu itu, harap jangan merasa sedih.
Sekarang aku akan berusaha untuk mengungkapkan semua jejak
atau titik terang yang berhasil kuketahui kepadamu, bila bahan bahan
keteranganmu tentang pertarungan dibukit
Soat-san sehingga berhasil menyelidiki usal usul dari Ban-sia kaucu tersebut.
Andaikata kau dapat menyelamatkan umat persilatan dari suatu
396 badai pembunuhan, jasa ini benar-benar suatu jasa yang amat
mulia." Ku See hong merasa amat terharu, serunya dengan cepat:
"Paman In, aku benar-benar berterima kasih sekali atas kasih sayangmu, budi
kebaikan ini terukir dalam dalam dilubuk hatiku sampai matipun tak dapat
kulupakan. Terus terang kukatakan,
dendam kesumat diriku sendiri juga ada sangkut pautnya dengan
peristiwa ini, jika teka-teki ini dapat diungkapkan, sekalipun harus mendaki
bukit golok atau terjun kecuali berisi minyak mendidih sampai hancurpun, aku
pasti akan berusaha untuk melenyapkan
kaum laknat tersebut!"
"Selama hidup aku In Han im, tak pernah menaruh perhatian terhadap orang
lain......" kata Biau-ki siang-su In Han im kemudian dengan penuh perhatian,
"Tapi semenjak bertemu dengan lote, aku merasa amat
menguatirkan sekali tentang keselamatanmu, aku merasa seakan-
akan mempunyai ikatan batin denganmu, apalagi dikalangan kaum
lurus dalam dunia persilatan dewasa ini, hanya kau seorang yang mengetahui
rahasia pertempuran berdarah dibukit Soat-san. Bila hal ini sampai diketahui
oleh gembong-gembong iblis tersebut, sudah dapat dipastikan keselamatan jiwamu
pasti akan terancam setiap saat!"
Mencorong sinar buas yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, katanya
dengan penuh kebencian: "Mati atau hidup sudah digariskan oleh takdir, beruntung atau sengsara sudah
merupakan nasib, bila kawanan gembong iblis itu berani datang mencari gara-gara
denganku.... Hmmm! Akan kuberikan suatu pertunjukan bagus kepada mereka satu persatu
akan kujagal mereka sampai ludas!"
"Ku lote...!" kata Biau-ki siang-su In Han im,
"Meskipun kau memiliki ilmu silat yang amat tinggi,
namun musuh berjumlah banyak dan lagi merupakan gembong-gembong
397 iblis dan pentolan-pentolan Liok-lim yang termashur namanya
didunia ini, sepasang tangan sukar melawan empat tangan, aku
harap kau suka bertindak lebih berhati-hati janganlah terlalu
menuruti emosi. Ketahuilah, nasib dari beribu-ribu umat persilatan serta
kewajiban untuk menegakkan kembali keadilan serta
kebenaran dalam dunia persilatan telah terjatuh ditanganmu
seorang, kematianmu memang soal kecil tapi akibatnya besar!"
Mendengar perkataan itu, diam-diam Ku See hong merasakan
hatinya terkesiap, pikirnya;
'Dulu suhu tidak menjelaskan sebab musababnya justeru lantaran takut kalau aku
bertindak secara gegebah. . ., betul ilmu silat yang kumiliki belakangan ini
telah mendapat kemajuan yang pesat,
apalagi akupun memiliki pedang Ku-thian-seng-kiam yang sangat
tajam,tapi untuk menghadapi musuh yang berjumlah begitu banyak, aku memang
merasa kecil sekali, aaai...!
Nasibku telah ditakdirkan begini, siapa pula yang bisa
merubahnya" Apalagi jika pedang Hu-thian seng-kiam sampai
diketahui orang sebagai pedang Ang-soat-kiam -nya Sihong lo jin dimasa lalu,
bukan cuma orang-orang dari golongan sesat, saja
yang akan merebutkannya, bahkan orang-orang dari golongan putih pun akan secara
terang-terangan memusuhi aku.'
Berpikir sampai diini, Ku See hong betul-betul merasa amat
sedih, murung dan kesepian.
Tapi selang beberapa saat kemudian, dengan kening berkerut
dan nada yang tegas dia berkata:
"Bagaimanapun juga, aku akan memikul tanggung jawab atas
mati-hidupnya dunia persilatan, tapi aku Ku See-hong sudah
ditakdirkan hidup seorang diri. Musuhku mungkin bukan cuma
orang-orang dari kaum sesat saja, melainkan seluuh umat persilatan yang ada
didunia ini." Terkesiap sekali Biau-ki siang-su In Han im setelah mendengar
perkataannya itu. Dengan perasaan tidak mengerti segera tanyanya: 398
"Apa maksud perkataan itu?"
"Paman In " ujar Ku See Hong dengan sedih, rahasia di balik kesemuanya itu akan
kau pahami sendiri dikemudian hari, sekarang maafkanlah kalau aku tak dapat
memberitahukan kepadamu."
Biau-ki siangsu In Han im adalah seorang yang cerdas, semenjak berjumpa denga Ku
See hong, dia sudah merasakan bahwa pemuda
ini memiliki banyak keistimewaan yang berbeda dengan manusia
biasa. Dalam hal apapun dia selalu mendatangkan suatu perasaan rahasia dan
misterius membuat orang jadi tak habis mengerti.
Maka setelah mendengar perkataan itu, dia lantas tahu kalau asal usul maupun
kehidupan selanjutnya dari pemuda itu bukanlah suatu kehidupan yang biasa...
Dengan cepat Biau-ki siang-su In Han im mengalihkan
pembicaraan ke soal lain, katanya kemudian:
"Situasi didalami dunia persilatan dewasa ini sudah bukan masalah perselisihan
antara perguruan atau dendam kusumat
antara perorangan lagi, Keadaannya sekarang betul-betul sudah
kalut dan kacau balau sehingga segenap umat persilatan boleh
dibilang sudah terlibat dan bersama-sama menuju ke hari Kiamat. .
.!" "Kini sembilan Partai besar dari daratan Tionggoan sudah tak dapat berpeluk
tangan belaka; mereka masing-masing telah
mengirim jago-jago lihaynya untuk menyelidiki keadaan yang
sebenarnya, namun kunci paling penting diantara sekian masalah masih tetap
terletak pada tubuh Ban-sia kaucu tersebut!"
"Oleh sebab itu, tugas pertama yang harus dilaksanakan
sekarang adalah menyelidiki siapakah kaucu dari Ban-sia-kau
tersebut, serta sampai dimanakah cakar iblis mereka telah
dibentangkan, . . . . kalau didengar dari ucapan Ciong Keh teng menjelang saat
ajalnya tadi, tampaknya rencana busuk Ban-sia
kaucu untuk menguasai dunia persilatan sudah mulai dilaksanakan!"
399 "Pendapat paman In memang tepat sekali!" puji Ku See hong ,
"Kini api sudah membakar alis mata, yang jauh tak akan
memadamkan api didepan mata, tugas paling penting yang harus
kita kerjakan sekarang adalah mencari tahu lebih dulu keadaan yang sebenarnya
dari perkumpulan Ban sia kau tersebut."
Menurut penyelidikanku baru-baru ini, dapat kusimpulkan bahwa
perkumpulan Ban-sia kau tersebut bukan saja ada sangkut pautnya dengan
pertempuran dibukit Soat-san, bahkan yang menjadi
ketuanya sepertinya juga mempunyai sangkut-paut yang erat sekali dengan Bun-ji
koan-su locianpwe . . .!"
"Ku lote, coba pikirkanlah, diantara orang penting yang terlibat langsung dalam
pertarungan dibukit Soat-san tempo hari, siapakah yang paling besar
kemungkinannya menjadi ketua dari perkumpulan Ban-sia-kau ?"
Ku See hong segera termenung sambil memutar otak. Cerita
yang pernah didengarnya dari Bun-ji koan-su tempo hari melintas kembali didalam
benaknya satu persatu. Mendadak Ku See hong menjerit kaget:
"Aaah . . . , jangan-jangan mereka" Benar-benar hanya kedua orang ini yang
paling besar kemungkinannya. Ooh suhu! Betapa
mengenaskannya nasibmu,.....semua yang tidak kau beritahukan
kepadaku dimasa lalu kini sudah tertera jelas, aku pasti akan
melaksanakan menurut kehendak hatimu, entah bagaimanapun
juga, aku pasti akan memenuhi keinginanmu itu, tak akan kusia-
siakan harapan kau Orang Tua! Legakanlah hatimu . . .!!"
Ku See hong berpekik dengan pedih, air matanya berucuran
deras, dalam hatinya ia meresa amat benci kepada orang itu, ia bersumpah akan
membuatnya mati dalam keadaan mengerikan. . .!
Pada saat itu Ku See hong sedang diliputi oleh rasa sedih dan
gusar yang tak terlukiskan dengan kata, darah panas bergelora
didalam dadanya, api dendam membakar seluruh tubuhnya.
Dipengaruhi oleh gejolak emosi, dia segera mendongakkan
kepalanya sambil menyanyikan lagu "Dendam Sejagad".
400 DENDA M kesumat membentang bagai jagad,
Bukit tinggi berhutan lebat disisi sebuah kuil.
Sungai besar didepan kuil berombak besar,
Dendam kesumat sepanjang abad!
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad,
Burung gagak bersarang dirumput dikala senja.
Cinta kasih berlangsung dari muda sampai tua.
Memetik kampak membuat lagu: Nadanya dendam!"
Menitik air mata darah untuk siapa"
Hati pilu menanggung derita menyesal sepanjang masa.
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad.
Ji koan pernah berbuat salah.
Menyandang golok menunggang kuda, apalah gunanya"
Salju terbang air laut semuanya hambar.
DENDA M kesumat membentang bagai Jagad.
Curah hujan membuyarkan awan.
Air mengalir akhirnya surut.
Dendam kesumat tak akan pernah luntur..........
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
oooOdwOooo TENAGA DALAM yang dimiliki Ku See hong belakangan ini telah
memperoleh kemajuan yang pesat.
Suara nyanyian yang dibawakannya segera menggetarkan seluruh jagad, selain suaranya mengandung daya
iblis yang membetot sukma, suaranya pun
menggema tiada hentinya diseluruh angkasa.
401 Dalam membawakan lag?Dendam Sejagad` kali ini, perasaan
Ku See hong jauh lebih sedih dan menderita, dia merasa makin
simpatik terhadap tragedi yang telah menimpa gurunya, diapun
memuji kecerdasan Bun-ji Koan-su dalam mendalami kepandaiannya, semua perasaan yang bercampur-baur itu segera
dilampiaskan keluar melalui suara nyanyian maut itu.
Hal ini membuat anak muda tersebut makin menyukai lagunya,
dia merasa lagu tersebut merupakan lagu yaag paling mengenaskan dan paling
memedihkan hati didunia ini. . . . .
Rupanya pada saat ini Ku See hong telah berhasil memahami arti kata dari
nyanyian "Dendam Sejagad". Nada bait kedua dan bait ketiga jelas melambangkan
seluruh penderitaan serta percobaan
yang pernah dialami Bun-ji koan-su dalam sejarah kehidupannya.
Makin mendalami arti kata dari bait syair lagu "Dendam
Kesumat", Ku See hong merasakan hatinya makin sedih, tanpa terasa diapun
teringat kembali dengan Keng-Cin-sin, si gadis cantik yang berkorban baginya.
Seluruh perasaan cintanya yang membara dan selama ini
terpendam dalam hati kecilnya segera dilampiaskan keluar, ibarat ombak samudra
yang bergulung saling berkejaran, selamanya tak
akan pernah berakhir, sementara titik air mata jatuh bercucuran membasahi
seluruh tubuhnya . . . . . . .
Waktu itu persis kentongan ketiga tengah malam.
Rembulan berada diangkasa memancarkan cahayanya yang
indah dan menawan, bintang-bintang bertaburan diangkasa
menghiasi langit yang gelap.
Tapi suasana disekitar tempat itu penuh diliputi oleh kesuraman, keheningan,
keseraman yang mengerikan.
Mayat demi mayat bergeletak diatas tanah tanpa berkutik, ketika angin barat yang
kencang berhembus lewat menimbulkan suara
gemerisik daun pek-yang yang berguguran.
402 Jeritan keras burung malam bercampur dengan nyanyian yang
membetot sukma ini, menjadikan suasana seram.
Dengan termangu-mangu seperti orang yang kehilangan ingatan,
Biau-ki siangsu serta Sin-hong-hwee-biau berdiri tak berkutik disitu, demikian
pula dengan Ku See hong yang lagi dirundung kesedihan.
Ditengah tanah pekuburan yang penuh berserakan batu nisan,
mereka berdiri bagaikan tiga sosok mayat hidup. Bila secara
kebetulan ada orang yang datang kesitu, niscaya mereka akan
ketakutan setengah mati. Mendadak, pada saat itulah . . . .
Dari balik pekuburan yang berserakan itu pelan-pelan berjalan
keluar se-sosok mayat hidup yang mengenakan pakaian serba putih!
Bukan . . . ,`dia bukan mayat hidup', melainkan seorang
pemuda berbaju putih yang berwajah sedingin es ! Sebilah pedang berbentuk
ular yang berwarna kuning perak tersoreng dipunggungnya. Gerakan tubuh orang itu sangat ringan seperti sukma
gentayangan, kakinya tidak menginjak tanah, tanpa menimbulkan
sedikit suara-pun dia mendekati Ku See-hong sekalian, lalu berhenti tak bergerak
pada jarak dua kaki dihadapan mereka.
Dengan sorot mata yang dingin bagikan salju, diawasinya tiga
orang yang berada dihadapannya bergantian.
Tiba-tiba sekulum senyum sinis penuh cemoohan tersungging
diujung bibirnya. Setelah hening beberapa saat, pemuda berbaju putih itu
mendongakkan kepala dan tertawa seram. Suaranya dingin
menggidikkan hati, sedemikian menggidikkan sehingga sama sekali tidak membawa
bau kehidupan manusia. Dengungan keras menggema di angkasa ,menyusul berakhirnya
tertawa dingin itu. Dari sini bisa diketahui kalau tenaga dalamnya telah
mencapai puncak kesempurnaan. Mendengar suara tertawa
403 yang menusuk telinga bagaikan beribu ekor kuda lari bersama itu-, mecorong sinar
menggidikkan dari balik mata Ku See hong, dengan cepat ia mengalihkan
pandangannya kearah orang itu. Diam-diam ia agak terkesiap, tapi selanjutnya
dengusan dingin penuh hinaan
bergema memenuhi angkasa.
Bian-ki siang-su In Han im serta Sia hong hwee ciau Lui-Ki segera tersadar
kembali oleh tertawa itu.
Begitu melihat siapa pendatangnya, Biau-ki siangsu merasa
terkesiap-, ia sadar kalau suatu pertempuran sengit tak dapat
dihindari jika orang itu benar seperti apa yang diduganya, maka berarti tiada
keyakinan lagi Ku See hong, untuk menangkan
pertarungan ini. Andaikata pemuda she Ku itu sampai kalah, maka sudah dapat
dipastikan, nasib tragis menanti didepan mata.
Dengan wajah dingin dan kaku serta sikap yang angkuh dan
jumawa pemuda berbaju putih itu menegur dengan suara dalam,
"Siapa yang telah membawakan nyanyian barusan?"
Ku See hong berkerut kening, dari balik matanya terpancar pula sinar keangkuhan
yang jauh lebih tebal, sambil mendongakkan
kepalanya dia tertawa panjang, suaranya nyaring bagaikan pekikan naga.
Kemudian sambil berhenti tertawa ujarnya dengan suara yang
jauh lebih dingin daripada pemuda berbaju putih itu,
"Saudara lebih baik kurangi sedikit sikap congkakmu dihadapan pembawa lagu
itu !" Paras muka pemuda berbaju putih itu masih tetap dingin tanpa
emosi, ia termenung sebentar, lalu ujarnya dingin:
"Kalau begitu kau adalah murid manusia aneh dari dunia
persilatan Bun-ji koan-su yang bernama Ku See hong!?"
Baik, sikap maupun nada suaranya amat angkuh dan jumawa
sedikitpun tiada rasa kehangatan.
404 Suara semacam itu hanya membuat bulu kuduk pada bangun
berdiri, dan peluh dingin jatuh bercucuran.
Ku See hong mendengus dingin, "Saudara, kalau begitu kau
pastilah Cing-hay khi sau yang tersohor karena keangkuhannya itu?"
katanya pula sinis. Agak terkesiap pemuda berbaju putih itu, setelah mendengar
perkataan lawan, tapi diluaran dia tetap berkata dengan wajah
tanpa emosi: "Hmm, tampaknya cukup tajam juga pandangan matamu, bagus, sekarang aku hendak
bertanya kepadamu-, taklukkah kau dengan
ilmu silat dari Cing hay pay?"
"Akupun hendak bertanya kepadamu taklukkah kau dengan ilmu silat dari Bun-ji
koan-su . . .?" Ku See hong balik bertanya.
Tampaknya pemuda berbaju putih itu seperti tak pernah
menyangka kalau Ku See hong bakal mengajukan pertanyaan
serupa, setelah tertegun sesaat dengan cepat wajahnya pulih
kembali dalam sikap yang dingin dan kaku. Dengan senyum tak
senyum dia berkata: "Bagus! Bagus sekali! Agaknya malam ini aku sudah bertemu dengan musuh yang
tangguh." Setelah hening sejenak, mendadak dengan wajah dingin dan
suara keras dia membentak:
' Ilmu silat dari daratan Tionggoan cuma permainan buruk dari
anak kecil, aku orang she Ciu tidak takluk!"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See hong, dia segera
balas membentak: "Ilmu silat aliran Ciang hay pay hanya ilmu sesat dari golongan hitam, ilmu yang
tak seberapa itu lebih mirip permainan anak kecil, tentu saja aku orang she Ku
pun tidak takluk !!"
405 "Bagus, bagus, kalau begitu tak ada salahnya jika kita saling mencoba kepandaian
masing-masing.!" ujar pemuda berbaju putih itu sambil tertawa hambar.
"Bagus sekali!" jengek Ku See hong pula sambil tertawa dingin,
"kalau cuma beradu mulut belaka sama sekali tak ada gunanya, lebih baik kita
saling beradu kepandaian saja!"
"Biau-ki siangsu In Han im cukup sadar seandainya dua orang jagoan muda ini
sampai saling bertarung, sudah pasti akibatnya akan mengerikan.
?rang bilang bila dja ekor harumau berkelahi, salah satu
diantaranya pasti terluk?.
Betul si pemuda berbaju putih itu sombong dan jumawa, namun
wajahnya memancarkan sinar kegagahan..., jelas dia bukan serang manusia buas
dari golongan sesat. Dalam keadaan dunia persilatan yang sedang terancam bahaya
maut, dimana pengaruh iblis sedang meraja-lela, andaikata dua
orang jago itu sampai bertarung dan sama-sama terluka, bukankah hal ini akan
sangat merugikan kepentingan umat persilatan dari golongan golongan lurus
didunia ini.. "' Biau-ki siangsu In Han im segera putar otak sambil berpikir
keras, mendadak dia maju dua langkah kedepan, lalu ujarnya
deagan suara lantang: "Ciu sauhiap ...., Ku sauhiap, ujung langit adalah tetangga, empat penjuru
adalah saudara, untuk saling mengukur kepandaian mah boleh saja, tapi tak perlu
saling ngotot untuk beradu jiwa, lebih baik pertarungan dibatasi saling menutul
saja, Asal menang kalah sudah ditentukan, pertarungan tak usah dilanjutkan dan
alangkah baiknya bila kalian bisa damai sebagai teman."
"Ketahuilah, dunia persilatan dewesa ini sedang diliputi oleh
ancaman badai yang amat dasyat, setiap orang sedang dicekam
perasaan takut dan jiwa setiap orang diancam maut, suatu bencana besar sudah
mulai berkembang dalam dunia persilatan, aku harap 406
sauhiap berdua suka bekerja sama saja untuk melawan datangnya
ancaman maut yang sedang mengincar umat persilatan daripada
membuang tenaga untuk saling mengukur kepandaian, toh sumber
dari ilmu silat sesungguhnya adalah sama?"
Ketika mendengar perkataan dari In Han in yang amat gagah dan
masuk diakal itu, baik Ku See hong mau pun pemuda berbaju putih itu sama-sama
merasakan hatinya bergetar, tapi dasar anak muda yang berdarah panas, mungkinkah
mereka dapat mengesampingkan
pertarungan tersebut dengan begitu saja"
Dalam pada itu, pemuda berbaju putih tersebut telah berseru
dengan suara dingin: "Orang she Ku, silahkan kau lancarkan seranganmu !"
"Orang she Ciu !" balas Ku See hong dengan wajah sedingin es,
"Kau datang dari Cing-hay, hitung-hitung sebagai tamu yang datang dari jauh,
lebih baik kau saja yang melancarkan serangan lebih dahulu!"
Ku See hong adalah pemuda yang angkuh dan dingin, ia tidak
'memandang serius setiap pertarungan yang kemungkinan akan
berlangsung. Akan tetapi, berhadapan dengan pemuda berbaju
putih itu entah mengapa tiba tiba saja hatinya terasa tegang dan wajahnya
berubah menjadi amat serius.
Dia cukup mengetahui betapa, seriusnya persoalan yang sedang
dihadapinya, maka dia semakin tak berani memandang secara
gegabah, begitu berdiri tegak, segenap perhatiannya dipusatkan menjadi satu,
hawa murninya dihimpun menjadi satu dan seluruh
kesiagaannya ditingkatkan setinggi-tingginya.
Pemuda berbaju putih itu sendiripun tak berani bertindak secara gegabah, dia
tahu pemuda yang berada dihadapannya itu meski
diluarannya tampak biasa, sesungguhnya dia memiliki ilmu silat yang belum pernah
dihadapi sebelumnya, diam-diam hawa murni
yang dimilikipun dihimpun menjadi satu.
407 Empat jalur sinar mata yang tajam menggidikan hati segera
saling bertatapan tanpa berkedip, suasana disekeliling tempat itupun menjadi
sunyi senyap tak terdengar sedikit suarapun.
Ditengah suasana hening yang menggidikkan hati itu, penuh
diliputi keseraman, kengerian serta ketegangan yang memuncak.
Hawa pembunuhan telah menyelimuti seluruh angkasa, setiap
saat suatu pertarungan yang menggidikkan hati kemungkinan besar akan meletu
serta berkobar. Mendadak pemuda berbaju putih itu tertawa dingin dengan suara
menyeramkan. Suara tertawa dingin itu rendah dan berat
menggetarkan sukma, membuat Lam-ciau pak-siang yang menonton jalannya pertarungan itu segera merasakan hatinya turut tercekat.
Menyusul kemudian terdengar suara seseorang mendengus
dingin. "Weess....!" ditengah desingan angin tajam, segulung angin pukulan yang sangat
tajam dan kuat segera meluncur kemuka.
Diantara pusaran angin berpusing yang menyebar keempat
penjuru, Ku See hong dan pemuda berbaju putih itu berdiri saling bertatapan muka
empat mata bertemu, dengan masing masing
memancarkan cahaya kegusaran.
Lam-ciau pak-siang yang menyaksikan kejadian itu sama-sama
merasa terkesiap... rupanya berbareng dengan bergemanya suara
tertawa dingin tadi, pemuda berbaju putih dan Ku See hong telah saling bertukar
satu pukulan dengan kecepatan luar biasa!
ooooOdwOoooo Bab 19 SAKING CEPATNYA gerakan tubuh kedua belah pihak didalam
melakukan penyerangan tadi, ternyata dengan ketajaman mata
408 Lam-ciau pak-siang pun tak sempat melihat jelas dengan jurus
apakah kedua belah pihak saling bertukar pukulan.
Tapi mereka sempat juga menyaksikan tubuh kedua orang itu
saling menerkam dengan kecepatan tinggi, tangan kanan masing-
masing pihak melepaskan sebuah pukulan aneh dari suatu sudut
yang tak terduga, kemudian masing-masing pihak telah balik
kembali keposisinya semula.
Setelah terjadinya bentrokan secepat kilat itulah, perasaan
masing-masing pihak bertambah hebat, pikirnya hampir berbareng: ?ntung aku
mempunyai ketajaman mata yang luar biasa, coba
tidak, bisa jadi aku sudah mampus diujung serangannya itu.`
Suasana tegang, menyeramkan masih tetap menyelimuti seluruh
angkasa, bagaikan mengikuti berlalunya sang waktu, makin lama
suasana semacam itu semakin menebal.
Di bawah timpaan cahaya rembulan dan bintang, pemuda
Dendam Sejagad Legenda Kematian Shi Hun Yin Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berbaju putih dan Ku See hong masing-masing menggerakkan
langkah kaki mereka yang pelan dan berat, mendekati pihak
lawannya.... Bagi jago lihay yang sedang bertarung, bila ada setitik kelemahan saja yang
terbuka, niscaya peluang tersebut akan dimanfaatkan
lawannya untuk merobohkan lawan, maka geseran kaki mereka
berdua pun dilakukan secara beraturan, setitik kelemahanpun sama sekali tak
boleh terlihat. Makin lama makin mendekat . . . .
Kini jarak kedua belah pihak sudah tinggal tiga depa, tapi
berhubung tiada kesempatan yang bisa dimanfaatkan, serta merta mereka berdua
sama-sama menghentikan gerakan tubuhnya.
Dengan suatu gerakan cepat Ku See hong mengangkat telapak
tangan kirinya ke atas, sementara tangan kanannya dengan
mengepal kencang disilangkan didepan dada.
Pada saat yang bersamaan, pemuda berbaju putih itupun
mengangkat telapak tangan kanannya menghadap langit dengan
409 telapak tangan kiri disilangkan didepan dada, kaki kiri diluruskan ke belakang
sementara kaki kanan agak menekuk, bentuknya sangat
aneh. Dikombinasikan wajahnya yang dingin menyeramkan,
posisinya sekarang cukup membikin hati siapapun bergidik........
Lam-ciau pak-siang adalah seorang tokoh persilatan yang sudah
lama termashur dalam dunia persilatan, pemandang gaya serangan yang ditunjukkan
ke dua orang itu, diam-diam mereka merasa
kagum sekali atas kelihayan ilmu silat yang dimiliki kedua orang pemuda
tersebut. Sebab didalam gaya serangan mana, pada hakekatnya mustahil
bagi orang untuk menyarangkan serangannya ditubuh lawan, sebab hampir semua
bagian yang penting dan mematikan ditubuh lawan
telah terlindung rapat, entah jurus serangan macam apapun yang digunakan lawan,
sulit bagi lawan untuk meloloskan diri dari jurus serangan ampuh yang
tersembunyi dan mematikan.
Begitulah, dua orang jago muda yang berilmu tinggi itu saling
berhadapan tanpa bergerak..., Seperminum teh sudah lewat tanpa terasa, namun
kedua belah pihak belum juga melakukan suatu
tindakan. Padahal, sekalipun tubuh mereka tak bergerak, otak mereka
berputar bagai putaran roda kereta, dengan suatu kecepatan yang luar biasa
mereka berusaha memeras otak dan mencari gerakan
yang bisa dipakai untuk mematahkan pertahanan lawan.
Mendadak..... Ujung kaki kanan pemuda berbaju putih itu dihentakkan keras-
keras keatas tanah, kemudian seluruh badannya menyusup keluar
bagaikan kilatan cahaya kilat, gerakan mundur tanpa melancarkan serangan ini
jelas merupakan suatu pancingan untuk memancing
pihak lawan melancarkan serangan.
Walaupun Ku See hong tahu kalau gerakan pancingan, namun
pemuda yang angkuh dan keras hati ini berhasrat besar untuk
mencoba kelihayan jurus serangan lawan.
410 Maka dia mendengus sinis, ilmu gerakan tubuh Mi-khi biau-tiong yang maha dahsyat
segera dikerahkan, berada di udara tubuhnya
laksana kilatan cahaya bintang meluncur ke luar.
Dalam waktu singkat dia telah mengikuti gerakan tubuh pemuda
berbaju putih itu melayang turun ke tanah.
Pemuda berbaju putih itu segera mendengus dingin, tubuhnya
bagaikan gulungan ombak ditengah samudra segera menggulung
balik ditengah gulungan mana sepasang telapak tangannya
diayunkan ke depan, kakinya melancarkan tendangan bersama
dengan gerakan aneh. Dalam sekejap mata, dia telah lepaskan duabelas tendangan
dengan delapan belas buah pukulan terantai, kecepatannya benar-benar menyilaukan
mata. Angin pukulan menderu-deru dan menyesakkan napas, bagaikan
gunung yang ambruk saja, seluruh angkasa penuh dengan pusaran
angin yang amat menyilaukan mata.
Ku See hong membentak gusar, sepasang lengannya diputar pula
dengan cepat melancarkan serentetan pukulan dahsat.
Angin pukulan yang lembut tapi menyesakkan napas, bagaikan
jaring langit, dengan membawa kekuatan yang maha dahsyat
segera menggulung kedepan. Begitu rapatnya ancaman tersebut
sehingga sukar untuk menemukan setitik celah kosong pun.
-oo0dw0oo- Jilid: 13 BAYANGAN telapak tangan, bayangan kaki berhamburan
memenuhi angkasa, untuk sesaat sulit buat orang untuk mengetahui jurus serangan
apakah yang mereka pergunakan.
Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah melancarkan seratus dua puluhan kali tendangan serta tigaratus enampuluhan 411
pukulan, tapi kedua belah pihak sama-sama tak sunggup melukai
lawan. Semakin cepat gerakan tubuh mereka berputar, jurus serangan
yang di pergunakan pun makin lama semakin gencar dan dahsyat.
Menyaksikan pertarungan sengit yang belum pernah di jumpai
sebelumnya ini, Lam-ciau dan Pak-ciang diam-diam menghela napas panjang.
Pada hakekatnya jurus serangan yang dipergunakan kedua orang
ini amat dasyat, lihay dan jarang sekali dijumpai dalam dunia
persilatan,... Bila dibandingkan dengan ilmu silat yang mereka miliki, jelas
sekali perbedaanya ibarat bintang dan kunang kunang.
Meski kagum dengan kelihayan kungfu orang, Biau-ki siangsu In
Han im pun diam-diam merasa lega, dia bersyukur dikolong langit dewasa ini masih
terdapat dua orang pendekar sejati yang memiliki ilmu silat amat lihay, ini
berarti umat persilatan makin ada
kesempatan(harapan) untuk meloloskan diri dari ancaman bencana.
Namun diapun merasa amat gelisah, sebab dalam pertarungan
yang berlangsung begitu sengit sudah jelas akhirnya pasti ada yang luka. Lalu
apa yang harus dilakukan sekarang untuk menanggulangi situasi semacam itu"
Ku See hong sendiri semakin bertarung semakin terkejut..., dia merasa bukan saja
tenaga dalam lawan amat sempurna, hawa
pukulannya yang bersambunganpun ibarat gulungan ombak
ditengah samudra, jurus-jurus serangan yang digunakan rata-rata aneh, lihay,
ganas dan jarang dijumpai dikolong langit. Ia kaget oleh ilmu silat lawan....,
demikian pula halnya dengan si pemuda berbaju putih yang juga merasa terkejut
oleh tenaga dalam dan jurus
serangan yang dimiliki Ku See hong.
Yang paling mengejutkan hatinya adalah diantara jurus-jurus
serangan yang digunakan lawan, ternyata ada sebagian yang mirip sekali dengan
ilmu silat aliran Cing-hay pay, tapi bila dibandingkan maka terasa pula
perbedaan yang amat jauh. Kenyataan ini
membuatnya benar-benar merasa tidak habis mengerti.
412 Sedari dahulukala, ilmu silat aliran Cing-hay pay sudah
merupakan suatu kepandaian silat yang berdiri sendiri, padahal ilmu silat yang
dimilikinya sekarang justru dipelajari dari kitab pusaka Pek-ke cinkeng, sebuah
kitab pusaka yang memuat ilmu sakti aliran Cing-hay.
Mungkinkah pihak lawan pernah mengintip kitab pusaka tersebut
serta menyadap ilmu rahasia dari Cing-hay pay"
Akan tetapi, bila diperhatikan lebih seksama, maka terasa kalau jurus serangan
tersebut sama sekali tidak mirip dengan ilmu silat yang tercantum dalam kitab
pusaka Pek-ke-cinkeng. Mengapa bisa demikian"
Rupanya Ku See hong yang berhasil memperoleh jurus pedang
dari peninggalan Si-hong lo jin, setelah menekuninya selama dua bulan lebih,
bukan saja ketiga jurus gerakan pedang itu berhasil dikuasahi dengan matang,
bahkan diapun berhasil pula memahami
banyak sekali jurus ampuh yang aneh-aneh dan sakti...
Si Kakek menyendiri atau Si-hong lo jin, merupakan manusia
paling aneh dalam dunia persilatan jaman itu, setiap patah kata yang ditulis
olehnya pada hakekatnya mengandung suatu pelajaran silat yang sangat mendalam.
Misalnya saja ketiga jurus ilmu pedang peninggalannya itu,
jangan dilihat hanya tediri dari tiga gerakan belaka..., pada hal jurus itu
dicipiakan dengan susah payah dan harus mengoroankan banyak tenaga dan pikiran.
Tentu saja diantara gerakan mana terkandung pula pelbagai ilmu rahasia dari
perbagai perguruan serta aliran didunia ini.
Sebagai seorang ahli waris dari perguruan Cing-hay pay, otomatis dalam sepuluh
jurus yang diciptakan olehnya, ada delapan
diantaranya yang berbau ilmu silat Cing-hay pay.
Tak heran kalau jurus jurus serangan yang kemudian berhasil
dipahami dan dikuasahi Ku See hong, mustahil dapat melepaskan
diri dari jurus-jurus serangan aliran Cing-hay pay, namun bila diteliti 413
dengan seksama maka akan terlihat bahwa gerakan silatnya sama
sekali terlepas dari gerakan ilmu silat Cing-hay pay.
Bagaimana mungkin bisa demikian"
Rupanya ketika Si-hong lo jin menciptakan tiga jurus ilmu pedang itu, dia bukan
cuma berdasarkan ilmu silat aliran Cing-hay pay saja, melainkan telah menghimpun
segenap inti sari pelajaran ilmu
pedang yang ada dipelbagai aliran dan pelbagai perguruan didunia ini, otomatis
gerak serangannya jauh berbeda dengan aliran ilmu silat Cing-hay pay.
Apalagi setelah kepandaian itu muncul atas ilham dan pengertian Ku See hong,
selisihnya boleh dibilang semakin jauh lagi. Malah oleh Ku See hong jurus
serangan yang sebenarnya digunakan pedang
telah dirubahnya menjadi pukulan, bayangkan saja bagaimana
mungkin gerakan itu bisa mirip dengan aliran C iang-hay-pay" Tak heran kalau si
anak muda berbaju putih itupun dibikin melonggo dan tidak habis mengerti.
Begitulah, makin bertarung kemarahan Ku See hong makin
berkobar, tiba-tiba dia berpekik keras, mencorong sinar tajam dari balik
matanya, setelah sepasang tangannya diputar mcmbentuk satu lingkaran besar
mendadak sepasang tangannya di tolak kedepan.
Segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat, bagaikan
gulungan ombak di tengah samudra segera meluncur ke muka.
Serangan itu dilancarkan secara tiba-tiba, kekuatannya pun
cukup membut orang berubah muka.
Mencorong pula serentetan cahaya mata yang menggidikan hati
dari balik mata pemuda berbaju putih itu, sepasang telapak
tangannya disilangkan lalu dilontarkan ke muka bersama-sama,
hembusan angin puyuh bagaikan jala langit yang disertai suara
desingan tajam, lansung menyambar kedepan.
Ku See-hong merupakan seorang pemuda yang cerdas, dia tahu
tenaga dalam lawan sama sekali tidak berada dibawah
kepandaiannya, bila mereka harus beradu tenaga, sudah pasti akan 414
menyebabkan luka atau kematian, maka sewaktu melancarkan
serangan i u tadi, sesungguhnya dibalik ancaman mana terselip pula suatu tipu
muslihat. Sebagaimana diketahui, dalam pertarungan antara sesama jago
lihay, bukan hanya tenaga dalam saja yang diandalkan, melainkan juga kecerdasan
serta kelincahannya dalam menghadapi keadaan,
yang lebih penting lagi adalah memaafkan kesempatan paling baik guna meraih
suatu kemenangan. Disaat pemuda berbaju putih itu siap melancarkan serangan
dengan mengayunkan sepasang telapak tangannya ke depan, tiba-
tiba dia membuyarkan serangannya sambil menyusup ke samping
kiri lawan dengan gerakan Mi-khi biau-tiong yang aneh tapi sakti itu.
Di ringi bentakan keras, sepasang tangan Ku See hong
membentuk, satu gerakan lingkaran busur dari samping, kemudian dengan membawa
segulung tenaga serangan yang lembek bagaikan
samudra, secepat kilat meluncur kedepan.
Pepatah bilang: 'Kebenaran meningkat sedepa, kejahatan
meningkat setombak'. Pemuda berbaju putih itu bukan manusia sembarangan, sudah
barang tentu rencana licik dari Ku See hong pun sudah dapat
ditebak olehnya, maka jikalau Ku See hong melancarkan serangan ke depan itulah .
. . . . . Mendadak pemuda berbaju putih itu menarik pula segenap
tenaga serangannya, kaki badannya berputar, telapak tangan
kanannya diayunkan kedepan: Serentetan cahaya tajam berbentuk
bintang bagaikan letusan mercon yang berantai menggelegar
ditengah udara. Mencorong sinar tajam dari balik mata Ku See hong setelah
dilihatnya pihak lawan mengambil tindakan untuk beradu kekerasan, diam diam hawa
pukulannya dilipatkan menjadi dua kali, sepasang lengannya segera digetarkan
membentuk gerak gelombang yang
dahsyat. 415 Hawa pukulan tak berwujud yang melingkar-lingkar, bagaikan
Bu Kek Kang Sinkang 4 Pedang Awan Merah Karya Kho Ping Hoo Bangau Sakti 28