Pencarian

Mayat Misterius 5

Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie Bagian 5


sangat menarik." "Yah, pemuda itu kelihatannya mendudukkannya. Di atas tanah dan kemudian dia
masuk ke dalam rumah itu dan si Kaisar"
itu si kucing oranye, aku selalu memanggilnya Kaisar sebab dia kelihatan begitu
agung"berhenti menjilati dirinya dan
kelihatan agak kaget, dan kemudian Miss Mata Lembing muncul dari rumahnya"itu
yang tinggal di No. 18"dia muncul dan
berdiri di tangga sambil melihatlihat."
"Miss Mata Lembing?"
"Aku memanggilnya Miss Mata Lembing sebab dia kelihatan begitu biasa. Dia punya
seorang saudara lakilaki yang selalu
dirongrongnya," 'Teruskan," kata saya tertarik.
"Dan kemudian terjadi berbagai macam hal. Pemuda itu keluar dari rumah itu lagi
"kau yakin dia bukan dirimu?"
m"Aku ini orang bertampang biasabiasa saja," kata saya merendah, "banyak yang
bertampang seperti diriku."
"Ya, kukira itu benar/' kata Geraldine, tanpa bermaksud menghina. "Yah,
bagaimanapun juga, pemuda itu, dia pergi ke
jalan dan menelepon polisi dari telepon umum di sana. Sebentar kemudian polisi
datang." Matanya bersinar. "Banyak sekali
polisi. Dan mereka mengangkut mayat itu dengan mobil seperti ambulans. Tentu
saja ada banyak orang saat itu, melihatlihat,
kau tahu. Aku juga melihat Harry di sana. Dia adalah penjaga flat-flat di sini.
Dia bercerita padaku sesudahnya/*
"Apakah dia menceritakan siapa yang dibunuh?"
"Dia bilang seorang lakilaki. Tak seorang pun tahu namanya."
"Semuanya sangat menarik," kata saya.
Saya berdoa dengan sungguhsungguh supaya Ingrid tidak memilih saat itu untuk
muncul lagi dengan kue tart yang lezat
atau makanan enak lainnya.
'Tolong ceritakan kejadian-kejadian sebelumnya. Apakah kau melihat orang
itu"orang yang terbunuh itu"apakah kau
melihatnya datang ke rumah itu?"
"Tidak. Kukira dia mestinya sudah ada di sana sejak sebelumnya."
"Maksudmu dia tinggal di sana?"
"Oh, tidak, tidak seorang pun tinggal di sana kecuali Miss Pebmarsh."
"Jadi kau tahu nama aslinya?"
"Oh, ya, namanya ada di koran-koran. Tentang pembunuhan itu. Dan gadis yang
menjerit itu bernama Sheila Webb. Harry
berkata padaku bahwa lakilaki yang terbunuh itu bernama Mr. Curry. Nama yang
lucu, bukan, seperti nama makanan. Dan
ada pembunuhan kedua, kau tahu. Bukan pada hari yang sama"sesudahnya"di bilik
telepon umum di jalan itu. Aku dapat
melihatnya dari sini, cuma aku harus mengeluarkan kepalaku dari jendela dan
melongok-longok. Tentu saja aku tidak benarbenar
melihatnya, sebab, maksudku, jika aku tahu bahwa hal itu akan terjadi, aku pasti
akan lebih waspada. Tetapi, tentu
saja,, aku tidak tahu bahwa hal itu akan terjadi, jadi aku tidak melihat. Ada
banyak orang pagi itu yang hanva berdiri di
jalan, memandang rumah di seberang itu. Kupikir itu agak bodoh, bukan?"
"Ya," kata saya, "sangat bodoh." Ingrid muncul sekali lagi. "Sava segera
datang," dia berkata meyakinkan. "Saya datang
dengan segera sekarang."
Dia menghilang lagi. Geraldine berkata, "Kami tidak sungguhsungguh
membutuhkannya. Dia selalu gugup kalau tiba waktu
makan. Tentu saja hanya ini yang perlu dimasaknya kecuali makan pagi. Papa pergi
ke restoran setiap malam dan mengirim
sesuatu dari sana untukku. Hanya ikati atau sesuatu. Bukan makan malam
sungguhan." Suaranya terdengar sedih.
"Jam berapa kau biasanya makan siang, Geraldine?"
"Makan malam, maksudmu" Ini adalah makan malamku. Aku tidak makan malam di malam
hari, tapi di sore hari. Yah, aku
makan malam pada saat Ingrid selesai memasaknya. Dia agak lucu dengan urusan
waktu. Dia harus menyiapkan sarapan pagi
tepat pada waktunya, sebab Papa bisa sangat marah, tetapi makan tengah hari bisa
kapan saja. Kadangkadang jam dua
belas, kadang-kadang sampai jam dua. Ingi id bilang, "Kau tidak makan pada waktu
tertentu, kau makan kalau makanannya
siap.' " "Yah, itu adalah gagasan yang gampang," kata saya. "Jam berapa kau makan
siang"malam, maksudku"pada hari
pembunuhan itu terjadi?"
"Jam dua belas hari itu. Ingrid keluar siang itu. Dia pergi ke bioskop atau ke
kapsalon dan Mrs. Perry datang unnik
menjagaku. Dia menjengkelkan, sungguh. Suka menepuk-nepuk."
"Menepuk-nepuk?" tanya saya, sedikit bingung.
"Ya, di kepala. Suka bilang, 'Gadis kecil savang.' Dia bukan," kata Geraldine,
"orang yang bisa diajak ngobrol dengan enak. Tetapi dia
memberiku permen dan lain-lain,"
"Berapa umurmu, Geraldine?"
"Sepuluh. Sepuluh lebih tiga bulan."
"Kau tampaknya sangat pintar ngomong," kata saya.
"Itu karena aku harus ngomong banyak dengan Papa," kata Geraldine serius,
"Jadi kau makan malam lebih cepat pada hari terjadinya pembunuhan itu?"
"Ya, jadi Ingrid dapat mencuci semuanya dan pergi setelah jam satu."
"Jadi pagi itu kau melihat ke luar jendela, mengamat-amati orangorang."
"Oh, ya. Sekalisekali. Sebelum makan, kirakira jam sepuluh, aku mengisi teka-
teki silang." "Aku ingin tahu apakah mungkin kau telah melihat Mr. Curry datang ke rumah itu?"
Geraldine menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Aku tidak melihatnya. Memang agak aneh, bukan?"
"Yah, mungkin dia ke sana pagi-pagi."
"Dia tidak pergi ke pintu depan dan membunyikan bel. Kalau begitu aku pasti
sudah melihatnya." "Mungkin dia datang dari kebun. Maksudku melalui bagian belakang rumah."
"Oh, tidak," kata Geraldine. "Rumah-rumari itu saling membelakangi. Orangorang
itu pasti tak suka kalau dia menyelinap lewat kebun
mereka." "Tidak, tidak, kukira tidak. "Aku ingin tahu seperti apa tampangnya," kata
Geraldine. "Ya, dia lumayan tua. Sekitar lima puluh. Bercukur bersih dan memakai pakaian
berwarna abu-abu tua."
Geraldine menggelengkan kepala.
"Kedengarannya sangat biasa," katanya tidak setuju.
"Bagaimanapun juga," kata saya, "kukira sulit bagimu untuk mengingat kejadian di
hari tertentu dan membedakannya dengan hari
lainnya, kalau kau berbaring di sini dan selalu melihat ke luar."
"Sama sekali tidak sulit." Dia menerima tantangan itu. "Aku dapat menceritakan
segalanya padamu tentang pagi itu. Aku tahu kapan
Mrs. Kepiting datang dan kapan dia pergi."
"Itu adalah si wanita pembersih harian, bukan?"
"Ya. Dia berlari ke sana kemari, persis seekor kepiting. Dia punya seorang anak
lakilaki kecil. Kadangkadang diajaknya, tetapi hari
itu tidak. Dan kemudian Miss Pebmarsh keluar, sekitar jam sepuluh. Dia pergi
mengajar anakanak di sekolah buta. Mrs. Kepiting pergi
sekitar jam dua belas. Kadangkadang dia membawa sebuah bungkusan yang tidak ada
padanya pada saat dia datang. Sedikit mentega,
kukira, dan keju, sebab Miss Pebmarsh tidak dapat melihat. Aku tahu dengan tepat
apa vang terjadi hari itu, sebab Ingrid dan aku
bertengkar, sebingga dia tidak mau berbicara denganku. Aku mengajarinya bahasa
Inggris dan dia ingin tahu bagaimana
mengucapkan 'sampai jumpa lagi*"*?"ti/ we meet again1. Dia harus mengatakan
padaku dalam bahasa Jerman. Auf
Wiederseben. Aku tahu sebab aku pernah ke Swiss sekali dan orangorang di sana
mengucapkannya. Dan mereka juga
berkata Griiss Gott. Kasar kalau kau mengucapkannya dalam bahasa Inggris.'*
"Jadi apa yang kaukatakan pada Ingrid?"
Geraldine mulai tertawa, tertawa yang nakal. Dia hendak berkata tetapi tawanya
membuatnya tak bisa bilang apa-apa,
tetapi akhirnya dia bisa berkata juga.
"Aku menyuruhnya berkata, 'Pergilah ke Neraka'!" 'Get the hell out of herel Jadi
dia berkata begitu pada Miss
Bulstrode di sebelah dan Miss Bulstrode sangat marah sekali. Jadi Ingrid tahu
dan sangat jengkel denganku dan kami tidak
berteman sampai hampir saat minum teh keesokan harinya."
Saya mencernakan informasi itu.
"Jadi kau memusatkan diri pada teropong operamu itu."
Geraldine mengangguk. "Jadi itu sebabnya aku tahu Mr. Curry tidak datang dari pintu depan. Kupikir
mungkin dia masuk, entah bagaimana
caranya, pada waktu malam dan bersembunyi di gudang. Kaupikir itu mungkin?"
"Kupikir semuanya mungkin," kata saya, "tetapi bagiku kelihatannya mustahil."
"Memang," kata Geraldine, "dia akan merasa lapar, bukan" Dan dia tidak dapat
minta sarapan pagi pada Miss Pebmarsh, tidak kalau
dia menyembunyikan diri dari Miss Pebmarsh."
"Dan tak seorang pun datang ke rumah itu?" kata sava. "Tak seorang pun" Tak
seorang pun dengan mobil"seorang pedagang"
pengunjung?" "Tukang sayur datang pada hari Senin dan Kamis," kata Geraldine, "dan tukang
susu datang pada jam setengah delapan tiap pagi."
Anak itu betul-betul sebuah ensiklopedi.
"Kembang kol dan sayuran yang awet-awet dibeli sendiri oleh Miss Pebmarsh. Tak
seorang pun datang kecuali tukang binatu. Dia
adalah tukang binatu yang baru," tambahnya.
"Tukang binatu baru?"
"Ya. Biasanya adalah Southern Downs Laundry. Kebanyakan orang memakai jasa
Southern Downs. Pada hari itu ada binatu baru"
Snowflake Laundry. Aku belum pernah melihat Snowflake Laundry. Mereka pasti baru
berdiri." Saya berjuang keras untuk menahan rasa tertarik saya muncul pada suara saya.
Saya tidak ingin memancing khayalannya.
"Apakah binatu itu mengirimkan pakaian atau mengambilnya?" tanya saya.
"Mengirimnya," kata Geraldine. "Dalam sebuah keranjang yang besar. Jauh lebih
besar dari yang biasanya."
"Apakah Miss Pebmarsh menerimanya?"
"Tidak, tentu saja tidak, dia sudah keluar lagi."
"Jam berapa waktu itu, Geraldine?" "Jam 1.35 tepat," kata Geraldine. "Aku
mencatatnya," tambahnya bangga.
Dia menunjuk buku notes kecil, membukanya, dan menunjukkan catatan itu dengan
jari telunjuk yang agak kotor. 1J5 binatu
datang. No. 19. "Kau mestinya jadi detektif Scotland Yard," kata saya.
"Apakah mereka punya detektif wanita" Aku suka jadi detektif. Maksudku bukan
polisi wanita. Kupikir polisi wanita itu konyol."
"Kau belum menceritakan dengan tepat apa yang terjadi ketika binatu itu datang."
73 ,JTidak ada yang terjadi,'* kata Geraldine. "Sopirnya turun, membuka pintu van,
mengeluarkan keranjang dan berjalan terhuyunghuyung
ke samping rumah menuju pintu belakang. Kukira dia tidak bisa masuk. Miss
Pebmarsh mungkin menguncinya, jadi mungkin dia
meninggalkannya di sana dan kembali."
"Seperti apa tampangnya?"
"Biasabiasa saja," kata Geraldine.
"Seperti aku?" tanya saya.
"Oh, tidak, jauh lebih tua darimu," kat& Geraldine, "tetapi aku tidak betul-
betul melihatnya dengan jelas sebab dia mengendarai
mobilnya ke rumah itu"seperti ini." Dia menunjuk ke kanan. "Dia berhenti di
depan nomor 19 meskipun dia berada pada sisi jalan yang
salah. Tetapi itu tidak penting"pada jalan seperti itu. Dan terus dia masuk
melalui pintu gerbang menekuk sedikit keranjang itu. Aku
hanya dapat melihat bagian belakang kepalanya dan ketika dia keluar lagi, dia
mengusap-usap wajahnya. Kukira dia merasa sedikit
kepanasan setelah mencoba mengangkat keranjang itu."
"Dan kemudian dia pergi lagi?"
"Ya. Mengapa kaupikir itu begitu menarik?"
"Yah, aku tidak tahu," kata saya. "Kupikir mungkin dia telah melihat sesuatu
yang menarik." Ingtid membuka pintu lebar-lebar. Dia mendorong sebuah trolley.
"Kita makan malam sekarang," katanya, menganggukkan kepala dengar, cerah
"Syukurlah," kata Geraldine, "aku sudah kelaparan."
Saya berdiri. "Aku harus pergi sekarang," kata saya. "Sampai jumpa, Geraldine."
"Sampai jumpa. Bagaimana dengan benda ini?" Dia memungut pisau buah itu. "Ini
bukan punyaku." Suaranya menjadi sedih. "Aku ingin
memilikinya." "Kelihatannya bukan milik siapa-siapa, bukan?"
"Apakah ini akan menjadi sebuah harta karun, atau apa saja?"
"Sesuatu seperti itu," kata saya. "Kupikir kau lebih baik menyimpannya.
Menyimpannya sampai ada orang yang menuntutnya. Tetapi
kupikir," kata sava jujur, "tak seorang pun akan menuntutnva."
"Ambilkan aku apel, Ingrid," kata Geraldine. "Apel?"
"Pommel Apfell"
Dia berusaha memakai kemampuan bei bahasanya sebaik-baiknya. Saya meninggalkan
mereka. Mrs. rival mendorong pintu Peacock's Arms dan berjalan sedikit sempoyongan ke
bar. Dia sedang menggerutu lirih. Dia bukan
orang asing di losmen itu dan disambut dengan rasa sayang oleh si penjaga bar.
"Apa kabar, Flo," katanya, "bagaimana permainannya?"
'Tidak betul," kata Mrs. Rival. 'Tidak adil. Tidak, tidak betul. Aku tahu apa
yang kuomong-kan, Fred, dan aku berkata bahwa itu
tidak betul." 'Tentu saja tidak betul," kata Fred menghibur. "Apa itu, kalau aku boleh tahu"
Mau yang biasanya, Sayang?"
Mrs. Rival mengangguk setuju. Dia membayarnya dan mulai menghirup minumannya
dari gelas. Fred menyingkir untuk melayani
langganan yang lain. Minuman itu membuat Mrs. Rival sedikit gembira. Dia masih
tetap menggerutu, tetapi nadanya sudah lebih riang.
Ketika Fred mendekatinya lagi, dia menyapanya dengan tingkah laku yang sedikit
melembut. 'Sama saja, aku akan berhenti," katanya. "Tidak, aku tidak mau. Jika ada satu
hal yang tidak dapat kutahan, itu adalah
penipuan. Aku tidak tahan dengan penipuan, aku tidak pernah tahan."
"Tentu saja tidak," kata Fred.
Dia mengamat-amati Mrs. Rival dengan mata yang berpengalaman. Sudah minum
sedikit, pikirnya sendiri. Tetapi dia
masih bisa minum sedikit lagi, kukira. Ada sesuatu yang menjengkelkannya.
"Penipuan," kata Mrs. Rival. "Berbohong "berdusta"yah, kau tahu maksudku."
"Tentu saja aku tahu," kata Fred.
Dia beralih untuk menyambut langganan yang lain. Keadaan yang tidak menyenangkan
itu muncul lagi. Mrs. Rival
melanjutkan gerutuannya. "Aku tidak menyukainya dan aku tidak akan berdiam diri. Aku akan bilang dan
bertindak. Orangorang tidak dapat berpikir
bahwa mereka bisa seenaknya saja memperlakukan diriku seperti itu. Tidak, tidak
bisa. Maksudku, itu tidak betul dan jika
kau tidak membela dirimu, siapa yang akan membelamu" Berilah aku lagi, Sayang,"
tambahnya dengan suara keras.
Fred menurut.

Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku akan pulang sesudah minum yang segelas itu, jika aku jadi kamu," dia
menasihati. Dia ingin tahu apa yang telah begitu menjengkelkan wanita tua itu. Dia biasanya
berwatak sabar, ramah, dan suka
bergurau. "Hal itu sungguh membuatku terpukul, Fred," katanya. "Kalau orangorang memintamu
untuk melakukan sesuatu, mereka
harus mengatakan padamu mengenainya. Mereka harus menjelaskan apa artinya dan
apa yang mereka kerjakan. Pendusta.
Pendusta kotor, itu kataku. Dan aku tidak akan diam saja."
"Aku akan sudah lama pulang, jika aku jadi kamu," kata Fred, ketika dia
mengetahui air mata Mrs. Rival nyaris menitik
dari bulu mata berhiaskan maskara itu. "Hujan akan segera turun, hujan deras.
Akan merusakkan topimu yang bagus itu."
Mrs. Rival tersenyum kecil, berterima kasih.
"Aku selalu suka bunga iris," katanya. "Oh, aduh, aku yakin aku tidak tahu apa
yang harus kulakukan."
"Aku akan pulang dan tidur dengan nyaman," kata penjaga bar itu ramah.
"Yah, mungkin, tapi?"
"Ayolah, kau tidak ingin merusakkan topi itu, bukan?"
"Itu, benar sekali," kata Mrs. Rival. "Ya, itu benar sekali. Kau sangat
beper"beperhatian"tidak, maksudku bukan itu"
apa maksudku?" "Kata-katamu vang penuh perhatian itu, Fred."
"Terima kasih banyak."
"Kembali," kata Fred.
Mrs. Rival melorot turun dari kursinya yang tinggi dan pergi dengan tidak begitu
sempoyongan menuju pintu.
"Sesuatu telah menjengkelkan si tua Flo malam ini," kata salah satu langganan.
"Dia biasanya seperti seekor buiung yang
ceria"tetapi kita semua pernah mengalami saatsaat di puncak dan saatsaat di
bawah," kata seorang lakilaki lainnya,
seorang lakilaki yang bertampang mutam.
"Jika saja ada orang yang memberitahuku," kata orang pertama tadi, "bahwa Jerry
Granger akan muncul pada nomor
lima, di belakang Queen Caroline, aku tidak akan mempercayainya. Jika kau
bertanya padaku, pasti ada penipuan dalam hal
itu. Balap kuda sekarang ini tidak jujur lagi. Mereka membius kuda-kuda itu.
Semuanya." Mrs. Rival telah keluar dari Peacock's Arms. Dia mendongak ragu, memandang
langit. Ya, mungkin akan segera hujan. Dia
berjalan di sepanjang jalan, sedikit tergesa-gesa, membelok ke kiri, membelok ke
kanan, dan berhenti di depan sebuah
rumah yang kelihatan agak kotor. Ketika dia mengeluarkan kunci dan menaiki
tangga, sebuah suara berbicara padanya dari
bawah, dan sebuah kepala melongok dari balik pintu dan mendongak ke arahnya.
"Ada seorang gentleman menunggumu di
atas." "Menungguku"** Mrs. Rival kedengarannya sedikit kaget. "Yah, kau bisa menyebutnya gentleman.
Berpakaian rapi dan lain-lain, tetapi tidak
seperti Lord Algernon Vere de Vere, menurutku.**
Mrs. Rival berhasil menemukan lubang kunci, memutar kunci itu dan masuk.
Rumah itu berbau kubis, ikan, dan eukaliptus. Bau terakhir itu nyaris permanen
pada ruangan itu. Induk semang Mrs.
Rival adalah seorang wanita yang sangat suka merawat lemari-lemarinya di musim
dingin dan memulai pekerjaan yang baik
itu pada pertengahan September. Mrs. Rival menaiki tangga, menopang dirinya pada
pagar pembatas tangga. Dia membuka
pintu di lantai pertama dan masuk, kemudian tiba-tiba berhenti dan mundur
selangkah. "Oh," katanya, "Anda rupanya."
Detektif Inspektur Hardcastle bangkit dari kursinya.
"Selamat malam, Mrs. Rival."
"Apa yang Anda inginkan"'* tanya Mrs. Rival, keanggunannya berkurang
dibandingkan biasanya. "Yah, saya harus ke London untuk suatu tugas," kata inspektur Hardcastle, "dan
ada satu atau dua hal yang saya pikir
ingin saya bicarakan dengan Anda, jadi saya datang kemari dengan harapan bisa
bertemu dengan Anda. Er"wanita di bawah
itu kelihatannya mengira bahwa Anda akan segera pulang.'*
"Oh,*' kata Mrs. Rival. "Yah, saya tidak mengerti"yah?"
Inspektur Hardcastle mengambil sebuah kursi.
"Silakan duduk," katanya sopan.
Posisi mereka mungkin telah tertukar, dia tuan rumahnva dan Mrs. Rival tamunya.
Mrs. Rival duduk. Dia menatap tamunya
dengan tajam. "Apa yang Anda maksudkan dengan satu atau dua hal?" katanya,
"Hal-hal kecil," kata Inspektur Hardcastle, "hal-hal kecil yang muncul."
"Maksud Anda"tentang Harry?"
"Betul." "Sekarang coba dengar," kata Mrs. Rival dengan sedikit geram; pada saat yang
sama ketika Hardcasde merasakan
timbulnya semangat. "Saya sudah muak dengan Harry. Saya tidak mau memikirkannya
lagi. Saya langsung datang, bukan,
ketika saya melihat fotonya di koran" Saya datang dan menceritakan pada Anda
tentang dirinya. Hal itu sudah lama sekali
dan saya tidak mau diingatkan kembali. Tidak ada yang dapat saya ceritakan lagi.
Saya sudah mengatakan semuanya yang
dapat saya ingat dan sekarang saya tidak ingin mendengarnya lagi."
"Ini hal yang sangat kecil," kata Inspektur Hardcastle. Nada bicaranya lembut
dan seperti minta maaf. "Oh, baiklah," kata Mrs. Rival agak tidak sabar. "Ada apa" Coba katakan."
"Anda mengenali lakilaki itu sebagai suami Anda atau lakilaki yang telah Anda
nikahi sekitar lima belas tahun yang lalu.
Itu betul, bukan?" "Saya mestinya berpikir bahwa saat ini Anda pasti telah mengetahui berapa lama
tepatnya." Lebih cerdas dari vang kukira, Inspektur Hardcastle berkata pada dirinya
sendiri. Dia meneruskan, "Ya, Anda benar. Kami memeriksanya. Anda menikah pada tanggal 15 Mei 1948."
"Selalu sial kalau jadi pengantin di bulan Mei, kata orang," kata Mrs. Rival
muram. "Sama sekali tidak menguntungkan
saya." "Meskipun bertahuntahun telah berlalu, Anda masih mampu mengenali suami Anda
dengan cukup mudah."
Mrs. Rival jadi gelisah. "Dia tidak banyak berubah," katanya, "selalu menjaga penampilannya, si Harry
itu." "Dan Anda mampu memberi kami informasi tambahan. Anda menulis kepada saya, saya
kira, tentang sebuah bekas luka."
"Betul. Di belakang telinga kirinya. Di sini," kata Mrs. Rival mengangkat
tangannya dan menunjukkan tempat itu.
"Di belakang telinga kiri}" Hardcastle menekankan kata itu.
"Yah?" dia kelihatan ragu sebentar, "ya. Yah, saya pikir begitu. Ya, saya yakin
itu. Tentu saja orang tidak pernah tahu
mana kiri dan mana kanan dari seseorang, bila sedang tergesa-gesa, bukan"
Tetapi, ya, itu ada di lehernya, sebelah kiri. Di
sini." Dia meletakkan tangannya pada tempat yang sama lagi.
"Dan Anda bilang karena bercukur, bukan?"
75 "Betul. Anjing itu menerjangnya. Seekor anjing yang suka menerjang-nerjang. Dia
selalu menabrak-nabrak"anjing yang
manis. Dia menerjang Harry dan dia sedang memegang pisau cukur di tangannya, dan
lukanya dalam. Darahnya banyak.
Memang sembuh akhirnya, tetapi bekasnva tidak hilang." Dia sekarang berbicara
dengan lebih yakin. *Ttu adalah hal yang sangat penting, Mrs. Rival. Bagaimanapun jugaj seorang
lakilaki kadang-kadang mirip sekali dengan lakilaki
yang lain, terutama bila bertahuntahun telah lewat. Tetapi untuk menemukan
seorang lakilaki yang sangat menyerupai
suami Anda yang memiliki bekas luka pada tempat yang dapat dikenali"yah itu
membuat identifikasi itu menjadi sangat bagus dan
meyakinkan, bukan" Kelihatannya kami memang bisa jalan terus."
"Saya senang Anda puas," kata Mrs. Rival,
"Dan kecelakaan dengan pisau cukur itu terjadi"kapan?"
Mrs. Rival mempertimbangkan sejenak.
"Mestinya sekitar"oh, sekitar enam bulan sesudah kami menikah-Ya, betul. Kami
memperoleh anjing itu pada musim panas. Saya
ingat." "Jadi sekitar Oktober atau November 1948. Betul?"
"Betul." "Dan sesudah suami Anda meninggalkan Anda di tahun 1951..."
"Dia tidak meninggalkan saya, tetapi saya yang mengusirn a," kata Mrs. Rival
dengan angkuh. "Begitu. Apa pun yang Anda sukai. Bagaimanapun juga, sesudah Anda mengusir suami
Anda di tahun 1951, Anda tidak pernah
melihatnya lagi sampai Anda melihat fotonya di koran?"
'Ta. Itulah yang saya ceritakan pada Anda dulu." "Dan Anda cukup yakin
mengenainya, Mrs. Rival?"
"Tentu saja saya yakin. Saya tidak pernah melihat Harry Casdeton sejak saat itu,
sampai saya melihatnya sudah jadi mayat."
'Itu sungguh aneh," kata Inspektur Hardcastle, "itu sangat aneh."
"Mengapa"apa maksud Anda?"
"Yah, sangat aneh, bekas luka itu. Tentu saja, itu tidak akan banyak berarti
bagi Anda dan saya. Bekas luka adalah bekas luka. Tetapi
para dokter dapat bercerita banyak daripadanya. Mereka dapat mengatakan secara
kasar, berapa lama orang itu sudah memiliki
bekas luka itu." "Saya tidak mengerti maksud Anda."
"Yah, sederhana saja, Mrs. Rival. Menurut ahli bedah polisi dan dokter lainnya
yang kami ajak berkonsultasi, bekas luka di belakang
telinga suanu Anda itu menunjukkan dengan sangat jelas bahwa luka yang
dipersoalkan itu tidak mungkin lebih tua dari lima atau enam
tahun yang lalu." "Tidak mungkin," kata Mrs. Rival. "Saya tidak percaya. Saya"tidak seorang pun
dapat berkata begitu. Bagaimanapun juga itu bukan
ketika..." "Jadi Anda mengerti," Hardcastle meneruskan dengan suara lembut, "jika luka itu
menimbulkan bekas hanya lima atau enam tahun
yang lalu, ini berarti bahwa jika lakilaki itu adalah suami Anda, dia pasti
tidak punya luka pada saat dia meninggalkan Anda di tahun
1.951." "Mungkin dia tidak punya. Tetapi bagaimanapun juga dia adalah Harry."
"Tetapi Anda tidak pernah melihatnya lagi sejak saat itu, Mrs. Rival. Jadi kalau
Anda tidak pernah melihatnya lagi, bagaimana Anda
tahu bahwa dia mendapatkan luka itu lima atau enam tahun yang lalu."
"Anda membingungkan saya," kata Mrs. Rival, "Anda sangat membingungkan saya.
Mungkin kejadiannya tidak selama itu, yaitu kirakira
tahun 1948"Anda tidak bisa mengingat semua hal. Bagaimanapun juga, Harry punya
bekas luka dan saya mengetahuinya,"
"Saya tahu," kata Inspektur Hardcastle dan dia bangkit berdiri. "Saya pikir Anda
lebih baik memikirkan pernyataan Anda dengan
sangat hati-hati, Mrs. Rival. Anda tidak ingin mendapat kesulitan, bukan?"
"Apa maksud Anda, mendapat kesulitan?"
"Yah," Inspektur Hardcasde berbicara dengan suara nyaris meminta maaf, "sumpali
palsu." "Sumpah palsu. Saya!"
"Ya. Anda tahu, itu adalah pelanggaran yang cukup serius dalam hukum. Anda bisa
dihukum, bahkan masuk penjara, Tentu ^aja, Anda
tidak berada di bawah sumpah pada pemeriksaan itu, tetapi Anda mungkin harus
bersumpah tentang bukti-bukti Anda itu pada
pengadilan yang sebenarnya nanti pada uatu hari Kemudian"yah, saya ingin Anda
memikirkannya kembali dengan hati-hati, Mrs. Rival.
Mungkin ada seseorang"yang mengusulkan pada Anda, bahwa Anda harus menceritakan
pada kami tentang bekas luka itu?"
Mrs. Rival berdiri. Dia berdiri tegak-tegak, matanya berkilauan. Dia pada saat
itu nyaris nampak agung sekali.
"Seumur hidup, saya tidak pernah mendengar omongan yang tidak masuk akal seperti
itu," katanya. "Betul-betul tidak masuk akal.
Saya berusaha untuk melakukan kewajiban saya. Saya datang dan membantu Anda,
saya menceritakan pada Anda apa yang saya ingat.
Jika saya membuat kesalahan, saya yakin itu cukup wajar. Bagaimanapun juga saya
sering bertemu dengan banyak"yah, temanteman
lakilaki, dan orang bisa keliru kadang-kadang. Tetapi saya pikir saya tidak
membuat kekeliruan. Orang itu adalah Harry dan Harry
punya bekas luka di belakang telinga kirinya, saya sangat yakin dengan hal itu.
Dan sekarang, mungkin, Inspektur Hardcastle, Anda
pergi saja ketimbang datang keman dan menuduh saya telah berbohong."
Inspektur Hardcastle segera berdiri.
"Selamat malam, Mrs. Rival," katanya. "Hanya pikirkanlah itu. Itu saja."
Mrs. Rival membuang muka. Hardcastle keluar melalui pintu. Setelah kepergiannya,
tingkah laku Mrs, Rival berubah dengan segera.
Pertahanannya yang bagus telah hilang. Dia kelihatan takut dan cemas.
"Melibatkan diriku dalam hal ini," dia menggumam, "melibatkan diriku dalam hal
ini. Aku-aku tidak akan meneruskannya. Aku"
aku"aku tidak mau terlibat dalam kesulitan gara-gara orang lain. Menceritakannya
padaku, berbohong padaku, menipuku.
Sungguh jahat. Sangat jahat. Aku akan mengaku saja."
Dia berjalan mondar-mandir dengan sempoyongan, dan akhirnya mengambil keputusan.
Dia mengambil payung di pojok
ruangan dan ke luar lagi. Dia berjalan terus sampai ke ujung jalan, raguragu di
depan bilik telepon umum, kemudian pergi
ke kantor pos. Dia masuk ke dalam, menukarkan uangnya dengan uang kecil dan
pergi lagi ke telepon umum. Dia memutar
nomor Penerangan dan menyebutkan sebuah nomor. Dia berdiri di sana, menunggu
sampai ada sambungan. "Silakan berbicara. Nomor Anda sudah disambungkan."
Dia berbicara. "Halo... oh, Anda rupanya. Di sini Flo. Tidak, saya tahu Anda berkata tidak boleh,
tetapi saya hat us melakukannya. Anda
tidak jujur pada saya. Anda tidak pernah berkata apa yang akan saya hadapi. Anda
hanya bilang bahwa Anda akan merasa
tidak enak jika orang itu dikenali. Saya tidak bermimpi sekejap pun bahwa saya
akan -terlibat dengan pembunuhan,.. Yah,
tentu saja Anda akan mengatakan begitu, tetapi bagaimanapun juga bukan iru vang
Anda katakan pada saya dulu..: Ya,
sudah. Sava pikir Anda terlibat dengannya... Yah, saya tidak akan tinggal diam,
saya katakan pada Anda... Ada sesuatu
tentang menjadi sebuah"as"yah, Anda tahu kata yang saya maksudkan"asesori,
sesuatu seperti itu. Meskipun saya selalu
berpikir bahwa itu adalah perhiasan imitasi. Bagaimanapun juga, artinya adalah
menjadi sesuatu dalam sebuah kenyataan,
dan saya takut, saya katakan pada Anda... menyuruh saya untuk menulis dan
bercerita pada mereka tentang bekas luka itu.
Sekarang tampaknya dia baru mendapat luka itu sekitar satu atau dua tahun yang
lalu dan saya di sini bersumpah bahwa dia
memilikinya sejak dta meninggalkan saya bertahuntahun yang lalu... Dan itu adalah
sumpah palsu, dan saya mungkin bisa
masuk penjara karenanya. Yah. tidak ada gunanya Anda membujuk saya... Tidak...
Berutang pada seseorang adalah satu hal...


Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yah, saya tahu... saya tahu Anda membayar saya untuk itu. Tetapi itu tidak banyak...
Yah, baiklah, saya akan mendengarkan
Anda, tetapi sava tidak akan... Baiklah, baiklah, saya akan tutup mulut... Apa kata
Anda"... Berapa banyak"... Itu uang yang
banyak sekali. Bagaimana saya tahu Anda mempunyainya bahkan... Yah, ya, tentu saja
itu akan berbeda. Anda bersumpah
Anda tidak terlibat di dalamnya?"Maksud saya, membunuh seseorang... Tidak, yah,
saya yakin Anda tidak. Tentu saja, saya
tahu bahwa... Kadangkadang Anda terlibat dengan sekelompok orang"dan mereka
bertindak terlalu jauh daripada yang
Anda perkirakan dan itu bukan kesalahan Anda... Anda selalu membuat segalanya
kedengaran begitu gampang... Anda selalu
begitu... Yah, baiklah, saya akan memikirkannya lagi, tetapi harus cepat-cepat...
Besok" Jam berapa"... Ya... ya, saya akan
datang, tetapi tidak pakai cek, lho. Bisa mundur... saya tidak tahu apakah saya
hams melibatkan diri dalam hal ini bahkan...
baiklah. Yah, jika Anda bilang begitu... Yah, saya tidak bermaksud mengancam...
Baiklah kalau begitu."
Dia keluar dari kantor pos berjalan sambil menari-nari di kaki lima dan
tersenyum pada dirinya sendiri.
Uang sebanyak itu cukup untuk bermain api dengan polisi. Uang itu akan sangat
membantunya. Dan pada dasarnya,
risikonya tidak terlalu berbahaya. Dia hanya perlu berkata dia lupa atau tidak
ingat. Banyak wanita yang tidak dapat
mengingat hal-hal yang terjadi setahun yang lalu. Dia akan berkata dia telah
mencampuradukkan Harry dengan lakilaki lain.
Oh, dia dapat memikirkan banyak hal untuk dijadikan alasan.
Mrs. Rival sebetulnya adalah tipe yang gampang berubah-ubah. Semangatnya
melayang tinggi" padahal baru saja dia
sangat tertekan sebelumnya. Dia mulai berpikir dengan serius dan merencanakan
tentang barangbarang pertama yang akan
dibelinya dengan uang itu...
"Kau kelihatannya tidak mendapat banyak keterangan dari istri Ramsay itu?" keluh
Kolonel Beck. "Memang tidak banyak yang bisa diperoleh."
"Yakin tentang itu?"
"Ya." "Dia bukan seorang anggota yang aktif?" "Bukan."
Beck mengamat-amati saya. "Puas?" tanyanya. "Tidak begitu." "Kau ingin lebih?"
"Hal itu tidak cocok sebagai penutup kesenjangan vang ada."
"Yah"kita harus mencari di tempat lain... putus asa dengan bulan sabit itu"eh?"
"Ya." "Kau berbicara dengan satu kata terus. Ada kesulitan?"
'Saya tidak cocok dengari pekerjaan ini," kata saya pelan.
"Kau mau saya menepuk-nepuk kepalamu dan berkata 'Nah, nah'?"
Mau tak mau saya tertawa.
"Itu lebih baik," kata Beck. "Sekarang, apa kesulitannya" Masalah cewek,
kukira." Saya menggelengkan kepala. 'Tni sudah cukup lama."
"Sebetulnya aku memang sudah memperhatikannya," kata Beck tak terduga. "Dunia
adalah tempat yang membingungkan sekarang
ini. Berita-berita tidak sejelas seperti dulu. Ketika ketakutan muncul, dia akan
menyerang terus seperti penyakit yang busuk. Memukul
jamur yang besar sehingga pecah menembus dinding! Jika memang begitu,
pengabdianmu bagi kami sudah selesai. Kau telah
mengerjakan beberapa tugas dengan sangat baik, Nak. Kau harus puas dengannya.
Kembalilah pada rumput-rumput laut sialanmu
"... ** itu. Dia berhenti dan berkata, "Kau sungguhsungguh menyukai benda-benda yang
menyeramkan itu, bukan?"
"Menurut saya seluruh subjek itu sungguhsungguh menarik."
"Menurutku itu menjijikkan. Variasi alam yang hebat, bukan" Selera, maksudku.
Bagaimana dengan pembunuhan itu" Berani taruhan,
gadis itu yang melakukannya."
"Anda salah," kata sava
Beck menuding-nudingkan jarinya pada saya, dengan gaya seorang ayah yang
menasihati. "Apa yang kukatakan padamu adalah: 'Siap-siaga/ Dan aku tidak memaksudkannya
dalam pengertian kepanduan."
Saya berjalan sepanjang Charing Cross Road sambil berpikir dalam-dalam.
Di stasiun bawah tanah sava membeli sebuah koran.
Saya membaca, bahwa seorang wanita diperkirakan telah jatuh pingsan pada jam-jam
sibuk di Stasiun Victoria kemarin,
dan telah dibawa ke rumah sakit. Setibanva di sana ternyata ditemukan bahwa dia
telah ditikam. Akhirnya meninggal tanpa
sadar lagi. 77 Namanya adalah Mrs. Medina Rival.
Saya menelepon Hardcastle.
"Ya," katanya menjawab pertanyaan saya. "Persis seperti yang mereka katakan."
Suaranya terdengar kaku dan getir.
"Aku pergi menemuinya kemarin malam. Aku berkata padanya bahwa ceritanya tentang
bekas luka itu tidak masuk akal.
Bahwa bekas luka itu baru saja terjadi. Lucu sekali, betapa orang bisa keliru.
Hanya karena berusaha untuk melebihlebihkan
sesuatu. Seseorang membayar wanita itu untuk mengenali mayat itu sebagai
suaminya, yang lari darinya bertahuntahun
yang lalu. Dan dia mengerjakannya dengan sangat baik! Aku sungguhsungguh mempercayainya.
Dan siapa pun dia, dia mencoba untuk lebih
pintar sedikit. Jika dia ingat pada bekas luka yang kecil dan tidak penting itu
sebagai pikiran yang muncul kemudian, itu akan lebih
meyakinkan dan lebih memastikan identifikasi itu. Jika dia langsung
mengatakannya, mungkin kedengarannya sedikit terlalu dibuatbuat.'
* "Jadi Merlina Rival benarbenar terlibat di dalamnya?"
"Tahukah kau, aku tak meragukan hal itu. Mungkin seorang teman lama atau
kenalannya menemuinya dan berkata, Tolonglah, aku
punya masalah. Seorang teman bisnisku telah terbunuh. Jika mereka berhasil
mengenalinya, semua urusan bisnis kami akan diketahui
orang, dan itu adalah sebuah kehancuran. Tetapi jika kau datang ke sana dan
berkata bahwa dia adalah suamimu, Harry Castleton, yang
lari sejak bertahuntahun yang lalu, maka seluruh kasus itu akan selesai dengan
baik/ " 'Tentunya dia akan menolaknya"berkata bahwa itu terlalu riskan?"
"Jika begitu, orang itu akan berkata, 'Apa risikonya" Paling buruk, kau cuma
telah membuat kekeliruan. Setiap wanita bisa saja
keliru setelah lima belas tahun/ Dan mungkin saat itu disebutkan pula sejumlah
uang yang menggiurkan. Dan dia bilang O.K. Dia akan
menjadi orangnya! Dan dia melakukannya."
"Tanpa curiga"'
"Dia bukan wanita yang gampang curiga. Mengapa, demi Tuhan, Colin, setiap kait
kami menangkap seorang pembunuh pasti ada
orangorang yang mengenalnya dengan baik, dan tidak bisa percaya bahwa dia bisa
melakukan hal seperti itu!"
"Apa yang terjadi ketika kau pergi menemuinya?"
"Aku membuatnya bingung. Sesudah kutinggal, dia melakukan seperti yang
kuharapkan "mencoba menghubungi lakilaki atau wanita
yang menyuruhnya. Aku membuntutinya, tentu saja. Dia pergi ke kantor pos dan
minta sambungan dari sebuah telepon umum otomatis.
Sayangnya, itu bukan telepon umum yang kuperkirakan akan dipakainya di ujung
jalan rumahnya sendiri. Dia harus menukarkan uang
kecil. Dia keluar dari bilik telepon umum itu dan kelihatan puas dengan dirinya
sendiri. Dia terus diamat-amati, tetapi tidak terjadi apaapa
yang menarik sampai kemarin malam. Dia pergi ke Stasiun Victoria dan membeli
sebuah tiket ke Crowdean. Waktu itu jam
setengah tujuh, jam sibuk. Dia tidak waspada. Dia pikir dia akan bertemu dengan
orang itu di Crowdean. Tetapi setan yang cerdik Itu
berada selangkah di depannya. Hal yang paling gampang di dunia ini adalah
berjalan di belakang seseorang di antara kerumunan begitu
banyak orang, dan menikamkan sebuah pisau pada... Jangan mengira dia tahu kalau
dia telah ditikam. Orang biasa tidak angsung
menyadarinya, kau tahu itu. Ingat kasus Barton pada perampokan Levitti Gang"
Berjalan sepanjang jalan sebelum dia jatuh dan mati.
Hanya perasaan nyeri yang mendadak"kemudian kau berpikir kau baik-baik saja.
Tetapi ternyata kau tidak. Kau mati berdiri, meskipun
kau tidak mengetahuinya." Dia mengakhiri dengan, "Sialan, sialan, sialan!"
"Apakah kau"sudah memeriksa"setiap orang?"
Saya harus bertanya. Saya tidak dapat menahan diri.
Jawabannya muncul dengan segera dan tajam.
"Mrs. Pebmarsh ada di London kemarin. Dia melakukan suatu urusan untuk Institut
itu dan kembali ke Crowdean dengan kereta api
7.40." Dia berhenti. "Dan Sheila Webb membawa naskah ketikan untuk diperiksa
bersama dengan seorang pengarang asing yang ada di
London yang akan menuju New York. Dia meninggalkan Hotel Ritz sekitar jam 5.30
dan pergi ke bioskop"sendirian"sebelum pulang."
"Coba dengar, Hardcastle," kata saya, "aku punya sesuatu untukmu. Dijamin oleh
seorang saksi mata. Sebuah mobil binatu berhenti di
Wilbraham Crescent No. 19 pada pukul 1.35 pada tanggal 9 September. Lakilaki
yang mengendarainya mengirimkan sebuah keranjang
cucian yang besar di pintu belakang rumah. Itu memang sebuah keranjang cucian
biasa yang sangat besar."
"Binatu" Binatu apa?"
"Snowflake Laundry. Kau kenal?"
"Tidak di luar kepala. Banyak binatu baru yang muncul. Itu bukan nama yang biasa
untuk sebuah perusahaan binatu."
"Yah"kau periksa saja. Seorang lakilaki mengendarainya"dan seorang lakilaki
mengangkat keranjang itu ke dalam rumah?"
Suara Hardcastle tiba-tiba terdengar penuh kecurigaan.
"Apakah ini hanya karanganmu saja, Colin?"
"Tidak-Aku katakan padamu aku punya seorang saksi mata. Periksalah, Dick.
Teruskan penyelidikanmu."
Saya memutuskan hubungan sebelum dia dapat mengorek sava lebih jauh.
NARASI COLIN Saya tiba di Crowdean pada pukul sebelas malam, lima hari kemudian. Saya pergi
ke Hotel Clarendon, mendapatkan sebuah kamar, dan
langsung tidur. Saya lelah sekali sejak kemarin malam dan saya ketiduran. Saya
bangun pada pukul sepuluh kurang seperempat. Saya
minta dikirimi kopi dan roti panggang serta sebuah koran. Pesanan itu dikirimkan
dengan disertai sebuah surat bersampul persegi
empat yang dialamatkan kepada saya dengan kata-kata DIANTAR LANGSUNG tertulis di
sudut kiri atas. Saya memeriksanya dengan sedikit kaget. Ini betul-betul tak terduga. Kertasnya
tebal dan mahal, huruf-hurufnya tercetak rapi.
Sesudah membolak-balik dan memain-mainkannya, akhirnya saya membukanya.
Di dalamnya terdapat selembar kertas. Kata-kata berikut ini tercetak dalam huruf
besar di atasnya: (Ketuk tiga kali) * Saya menatapnya, membaliknya"ada apa ini"
Saya melihat nomor kamar itu"413"sama seperti jam-jam itu. Sebuah kebetulan"
Atau bukan sebuah kebetulan.
Saya berpikir untuk menelepon Hotel Curlew. Kemudian saya berpikir untuk
menelepon Dick Hardcastle. Saya tidak melakukan
kedua-duanya. Keletihan .saya telah hilang. Saya bangun, bercukur, mandi, berpakaian, dan
berjalan menuju Hotel Curlew dan sampai di sana pada
waktu yang tetali ditentukan.
Musim panas sudah hampir berlalu sekarang. Tidak banyak orang di hotel.
Saya tidak bertanya pada bagian informasi hotel. Saya naik lift menuju lantai
empat dan berjalan di sepanjang koridor ke No. 413.
Saya berdiri di sana sejenak, kemudian, merasa diri saya betul-betul konyol,
saya mengetuk tiga kali...
Sebuah suara berkata, "Silakan masuk."
Saya memutar pegangan pintu, pintunya tidak dikunc Sava melangkah masuk dan
berhenti dengan tiba-tiba.
Saya sedang memandang orang terakhir yang ingin saya temui di dunia ini.
Hercule Poit ot duduk menghadap ke arah saya. Dia menganggukkan kepalanya kepada
saya. "Une petite surprise, n'est-ce pas}" katanya. "Tetapi menyenangkan, kuharap."
"Poirot, kau serigala tua," teriak saya. "Bagaimana kau bisa di sini?"
"Aku ke sini naik limousine Daimler"sangat nyaman sekali."
"Tetapi apa yang kaulakukan di sini?" "Hal itu sangat mengganggu. Mereka
berkeras, betul-betul berkeras, untuk mendekorasi kembali
apartemenku. Bayangkan kesulitanku. Apa yang dapat kulakukan" Ke mana aku harus
pergi?" "Banyak tempat lain," kata saya dingin.
"Mungkin, tetapi ini diusulkan oleh dokterku, yaitu bahwa udara laut akan baik
buatku." "Salah satu dari dokter-dokter yang penurut itu yang mengetahui ke mana
pasiennya ingin pergi, dan menasihati supaya pasiennya pergi
saja ke sana! Apakah kau yang mengirim ini padaku?" saya mengacungkan surat yang
saya terima itu. "Tentu saja"siapa lagi?" "Apakah
ini suatu kebetulan saja" Bagaimana kau bisa mendapat kamar Nomor 413?"
"Bukan kebetulan. Aku sengaja memintanya." "Mengapa?"
Poirot memiringkan kepalanya dan berkedip pada saya. "Kelihatannya pantas." "Dan
mengetuk tiga kali?" "Aku tidak dapat menahan diri.
Jika aku bisa mengikutsertakan setangkai rosemary itu akan lebih baik. Aku
berpikir untuk melukai jariku dan mencapkan sidik jari
berdarah di pintu. Tetapi cukuplah! Aku mungkin bisa mendapat infeksi
karenanva." "Kukira ini adalah masa kanak-kanak kedua," komentar saya dingin. "Aku akan
membelikanmu sebuah balon dan sebuah kelinci mainan
siang ini." "Kupikir kau tidak menikmati kejutanku ini. Kau tidak menampakkan rasa senangmu
sama sekali, tidak gembira melihatku lagi."
"Apakah kau mengharapkan begitu?"
"Pourquoi pas} Ayolah, mari kita serius sekarang, aku sudah melaksanakan
permainan kecil itu. Aku berharap bisa membantu. Aku
telah mengunjungi kepala polisi yang sangat ramah itu, dan sekarang aku sedang
menunggu temanmu, Detektif Inspektur Hardcastle."
"Dan apa yang akan kaukatakan padanya?"
"Sudah kurencanakan bahwa kita bertiga harus berbincang-bincang."
Saya memandangnya dan tertawa. Dia bisa saja menyebutnya berbincang-
bincang"tetapi saya tahu siapa yang akan bicara terus.
Hercule Poirot! Hardcastle tiba. Kami telah saling berkenalan dan telah saling menvapa. Kami
sekarang duduk dengan akrab, sementara Dick sekalisekali
melihat ke arah Poirot dengan diam-diam, dengan cara seperti seseorang yang
sedang mempelajari sosok makhluk langka yang
mengagumkan di kebun binatang. Saya meragukan kalau dia pernah bertemu dengan
seseorang seperti Hercule Poirot
sebelumnya* Akhirnya, setelah beramah-tamah dan berso-pan-santun, Hardcastle membersihkan
kerongkongannya dan berkata.
"Saya kira, M. Poirot," dia berkata dengan hati-hati, "Anda ingin meninjau"yah,
seluruh peristiwa ini sendiri" Itu tidak
akan mudah?" Dia raguragu. "Kepala Polisi berkata pada saya untuk membantu Anda
sebisa saya. Tetapi Anda harus
memaklumi kesulitan-kesulitan yang ada, pertanyaanpertanyaan yang mungkin
timbul, penolakan-penolakan. Tetapi, karena
Anda telah khusus datang kemari?"


Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Poirot menyelanya"dengan sedikit dingin.
"Saya datang kemari," katanya, "sebab apartemen saya di London sedang dibangun
dan didekorasi kembali."
Saya tertawa terbahak-bahak dan Poirot memandang saya dengan pandangan mencela.
"M. Poirot tidak perlu pergi dan melihat tempat kejadiannya, ' kata saya. * Dia
selalu berteras bahwa kau bisa
mengerjakan semuanya hanya dengan duduk merenung di atas sebuah kursi. Tetapi
itu tidak benar, bukan, Poirot" Kalau
tidak, mengapa kau datang kemari?"
Poirot menjawab dengan penuh wibawa.
"Aku berkata bahwa tidak perlulah untuk menjadi seekor anjing pemburu jenis apa
pun, yang lari ke sana kemari
mengendus-endus Tetapi aku mengakui bahwa untuk pemburuan iru diperlukan seekor
anjing. Anjing pelacak, Temanku.
Anjing pelacak yang baik."
Dia menoleh ke inspektur itu. Salah satu tangannya memelintir kumisnya dengan
gaya puas. "Saya katakan pada Anda," katanya, "bahwa saya bukan seperti orang Inggris, yang
tergila-gila pada anjing. Saya, secara
pribadi, dapat hidup tanpa anjing. Tetapi saya menerima, bagaimanapun juga,
pendapat Anda tentang anjing. Orang
mencintai dan menghargai anjingnya, memanjakannya, membanggakan kepandaian dan
kecerdikan anjingnya pada temantemannya.
Sekarang bayangkan sendiri, keadaan sebaliknya. Anjing itu menyukai tuannya. Dia
memanjakan tuannya! Dia, juga, membanggakan tuannya, membanggakan kecerdikan dan kepandaian tuannya. Dan
seperti orang yang terpaksa bangkit
berdiri padahal sebetulnya dia malas untuk keluar, dan membawa anjingnya jalan-
jalan sebab anjing itu sangat menyukai
jaian-jalan, maka anjing itu akan berusaha untuk memberi tuannya apa yang
didambakan oleh tuannya. "Itu terjadi dengan teman saya Colin yang ramah ini. Dia datang menemui sava,
tidak untuk minta bantuan guna
memecahkan masalahnya sendiri. .av p ur, sudah dilaksanakannya. Tidak,
dia*prtnl" balrwa saya menganggur dan kesepian, jadi dia membawakan saya sebuah
masalah yang dirasanya akan menarik
perhatian saya dan memberi saya sesuatu untuk dikerjakan. Dia menantang
saya"menantang saya untuk melakukan apa yang sering
saya katakan padanya bahwa hal itu benarbenar bisa dilakukan"duduk diam di kursi
saya dan"pada waktunya"memecahkan masalah
79 itu. Mungkin saja, saya kira, ada sedikit ancaman, hanya sedikit sekali dan
tidak berbahaya, di balik tantangan itu. Dia ingin, kita boleh
berkata, membuktikan pada saya bahwa hal itu sama sekali tidak mudah. Mais oui}
mon ami, itu ternyata betul! Kau ingin
mempermainkan aku " hanya sedikit! Aku tidak mencelamu. Apa yang kukatakan
hanyalah, kau tidak benarbenar mengenal Hercule
Poiiot." Dia menggembungkan dadanya dan memelintir kumisnya,
Sava memandangnya dan menyeringai dengan rasa sayang.
"Baiklah," kata saya. "Berikan kami jawaban masalah itu"jika kau tahu."
"Tentu saja aku tahu!"
Hardcastle menatapnya tidak percaya.
"Apakah Anda mengatakan bahwa Anda tabu siapa yang membunuh lakilaki di
Wilbraham Crescent No. 19 itu?"
"Tentu saja." "Dan juga siapa vang membunuh Edna Brent?"
"Tentu." "Anda tahu identitas orang itu?"
"Saya tahu siapa dia sebenarnya."
Hardcastle menampilkan ekspresi keragu-raguan di wajahnya. Teringat akan pesan
atasannya, dia tetap berlaku sopan. Tetapi ada
celaan pada nada suaranva.
"Maafkan saya, M. Poirot, Anda berkata Anda tahu siapa yang membunuh tiga orang.
Dan mengapa?" "Ya." "Anda punya kasus yang terbuka dan tertutup?" "Itu, keliru."
"Maksudmu kau cuma punya praduga," kata saya, tidak ramali"
"Aku tidak akan bertengkar denganmu, mon cher Colin. Apa yang kukatakan adalah,
aku tahui" Hardcasde menarik napas. 'Tetapi Anda tahu, M. Poirot, saya harus punya bukti."
'Tentu saja, tetapi dengan sumber-sumber yang ada, Anda bisa, saya pikir,
memperoleh bukti." "Saya tidak begitu yakin mengenainya."
"Ayolah, Inspektur. Jika Anda tahu"betul-betul tahu"apakah itu bukan langkah
yang pertama" Tidak dapatkah Anda, hampir
selalu, mulai dan sana?"
'Tidak selalu," kata Hardcastle mengeluh. "Ada orangorang yang berkeliaran di
luar hari ini, yang mestinya berada di penjara.
Mereka mengetahuinva dan kami mengetahuinya."
'Tetapi itu hanya prosentase yang sangat kecil, itu bukan"'* Saya menyela.
"Baiklah. Baiklah. Kau tahu... Sekarang biar kami tahu juga!"
"Aku pikir kau masih jengkel. Tetapi pertama-tama biarkan aku mengatakan ini.
Yakin, berarti bila pemecahan yang benar telah
tercapai, maka segala sesuatunya akan cocok. Kaupikir bahwa hal-hal itu tidak
mungkin terjadi dengan cara lain."
"Demi Santo Michael," kata saya, "segeralah mulai! Aku memberimu seluruh nilai
yang kauinginkan." Poirot mengatur dirinya dengan nyaman di kursinya dan mengisyaratkan agar
inspektur itu mengisi gelasnya lagi.
"Satu hal, mes amis, harus betul-betul dimengerti. Untuk memecahkan suatu
masalah orang harus punya fakta-fakta. Untuk itu
orang butuh anjing, anjing pelacak, yang membawa potongan-potongan fakta itu
satu demi satu dan meletakkannya pada?"
"Pada kaki tuannya," kata saya. "Saya setuju."
"Orang tidak dapat"hanya dengan duduk-duduk di kursi saja"memecahkan sebuah
kasus yang dibacanya di koran. Karena orang
harus punya fakta-fakta yang akurat, dan koran-koran jarang sekali akurat.
Mereka melaporkan sesuatu yang terjadi pada jam empat,
padahal sebetulnya jam empat seperempat, mereka berkata seorang lakilaki punya
seorang saudara perempuan bernama Elizabeth,
padahal sebetulnya dia punya seorang ipar perempuan bernama Alexandra. Dan
seterusnva. Tetapi pada kasus Colin di sini, saya
memiliki seekor anjing yang pandai sekali"kepandaian, saya boleh berkata, yang
telah membawanya ke puncak sukses di karirnya
sendiri. Dia selalu memiliki ingatan yang hebat. Dia dapat mengulangi untuk
Anda, bahkan beberapa hari sesudahnya, pembicaraanpembicaraan
yang telah berlangsung. Dia dapat mengulangi kata-kata itu dengan tepat"yaitu,
tidak mengubahnya, seperti kebanyakan
orang lainnya, untuk mengesankan dirinya. Secara kasar"dia tidak akan berkata
'Dan pada jam sebelas lewat dua puluh datanglah
tukang pos' sebaliknya dia akan menggambarkan apa yang sebetulnya terjadi,
menyebutkan ketukan di pintu dan seseorang masuk ke
ruang itu dengan surat-surat di tangannya. Semua ini adalah penting sekali. Itu
berarti bahwa dia mendengar apa yang akan saya
dengar seandainya saya ada di sana dan melihat apa yang akan saya lihat."
"Sayangnya, anjing yang malang itu tidak membuat deduksi-deduksi yang
diperlukan?" "Jadi, sejauh yang saya bisa, saya memiliki fakta-faktanya"saya berada 'di sini,
dalam pikiran saya.' Itu adalah istilah zaman
perang, bukan" 'Meletakkan seseorang di tempat kejadian.' Hal yang menarik minat
saya pertama kali, ketika Colin mengulangi cerita
itu pada saya, adalah sifat kasus ini yang sangat fantastik. Empat buah jam,
masing-masing kurang lebih satu jam lebih cepat
dari waktu yang sebenarnya, dan semuanya dimasukkan ke dalam rumah itu tanpa
sepengetahuan pemiliknya, atau begitu
kata pemiliknya. Kita tidak boleh, tidak boleh, mempercayai apa yang dikatakan
pada kita, sampai pernyataan itu telah
diperiksa dengan saksama,*'
"Pikiran Anda sejalan dengan pikiran saya," kata Hardcastle setuju.
"Di lantai tergeletak seorang lakilaki yang sudah jadi mayat"seorang lakilaki
setengah baya yang kelihatannya
terhormat. Tak seorang pun tahu siapa dia (atau sekali lagi itu kata mereka).
Dalam sakunya terdapat sebuah kartu
bertuliskan nama Mr. R.H. Curry, Denvers Street No. 7. Perusahaan Asuransi
Metropolis. Tetapi ternyata Perusahaan
Asuransi Metropolis itu tidak ada. Tidak ada Denvers Street dan kelihaiannya
tidak ada pula orang yang bernama Mr.
Curry. Itu adalah bukti negatif, tetapi tetap sebagai bukti. Kita sekarang maju
selangkah lagi. Tampaknya pada pukul dua
kurang sepuluh menit sebuah agen sekretaris telah ditelepon,. Miss Millicent
Pebmarsh meminta seorang stenografer
untuk datang ke Wilbraham Crescent No. 19 pada jam tiga. Khususnya dia meminta
Sheila Webb yang dikirim. Miss Webb
dikirimkan. Dia tiba di sana beberapa menit sebelum jam tiga; masuk, seperti
yang diperintahkan, ke ruang duduk,
menemukan mayat itu di lantai dan berlari ke luar rumah sambil menjerit-jerit.
Dia jatuh ke dalam pelukan seorang
pemuda." Poirot berhenti dan memandang saya. Sava membungkuk hormat
"Masuklah paiilawan muda kita," kata saya.
"Kau lihat," Poirot menegaskan, "bahkan kau sendiri pun tidak dapat menahan diri
terhadap kesan melodramatis dalam
kata-katamu sendiri. Semua ini sangat melodramatis, fantastik, dan betul-betul
tidak nyata. Itu adalah kejadian yang bisa
terjadi dalam tulisan-tulisan orangorang seperti Gatry Gregson, misalnya. Saya
boleh menyebutkan bahwa ketika teman
muda saya ini datang dengan kisahnya, sava sedang menyibukkan diri dengan
penulis-penulis cerita seram yang
menghasilkan karya-karyanya selama lebih dari enam puluh tahun terakhir ini.
Sangat menarik. Orang nyaris menerapkan
cerita-cerita fiksi itu dalam kehidupan nyata. Maksudnya jika sava mengamati
bahwa seekor anjing tidak menyalak padahal
semestinya dia hams menyalak, saya akan berkata pada diri sendiri, 'Ha!
Kejahatan model Sherlock Holmes!* Sama seperti
bila sesosok mayat ditemukan di ruangan terkunci, pasti saya akan mengatakan,
'Ha! Kasus Dickson Carrl' Kemudian ada
teman saya Mrs. Oliver. Jika saya menemukan"-tetapi saya tidak akan berkata apa-
apa lagi. Anda menangkap maksud
saya" Di sini ada kejahatan yang diatur dalam keadaan yang sangat mustahil,
sehingga orang segera merasa 'Cerita ini
tidak nvata dalam kehidupan. Semuanya adalah mustahil/ Tetapi celakanya, itu
tidak cocok di sini, karena ini adalah nyata.
Ini benarbenar terjadi. Itu membuat seseorang harus berpikir keras, bukan?"
Hardcastle tidak akan mengatakan begitu, tetapi dia sepenuhnya setuju dengan
perasaan itu, dan mengangguk kuat-kuat. Poirot
melanjutkan, "Kelihatannya seperti kebalikan dari Chesterton, 'Di mana akan kausembunyikan
sehelai daun" Di hutan. Di mana akan
kausembunyikan sebuah batu kerikil" Di pantai.' Di sini ada yang dilebih-
lebihkan, khayalan, melodrama! Ketika saya berkata pada diri
sendiri meniru Chesterton 'Di mana seorang wanita setengah baya menyembunyikan
kecantikannya yang memudar"' Sava tidak
menjawab, *Di antara wajah-wajah setengah baya lainnya.' Tidak, sama sekali
tidak. Dia menyembunyikannya di balik make-up, di balik
perona pipi dan maskara, dengan mantel-mantel bulu yang indah yang dilingkarkan
di tubuhnya, dan dengan perhiasan di lehernya dan di
telinganya. Anda mengerti maksud saya?"
"Yah " " kata inspektur itu, menutupi kenyataan bahwa sebetulnya dia tidak
mengerti. "Sebab dengan demikian, Anda tahu, orangorang akan melihat pada mantel bulu dan
perhiasannya dan pada coiffure dan haute
couture, dan mereka sama sekali tidak akan mengamati seperti apa wanita itu
sebetulnya! Jadi saya berkata pada diri saya sendiri"
dan saya berkata pada teman saya Colin: Oleh karena pembunuhan ini memiliki
jebakan-jebakan yang fantastik -dan membingungkan
maka pasti sebetulnya kenyataannya adalah sangat sederhana. Setuju?"
"Ya, kau berkata begitu," kata saya. "Tetapi aku tetap tidak mengerti bagaimana
kesimpulanmu bisa tepat."
"Untuk itu kau harus menunggu. Jadi, selanjutnya, kita membuang jehakan-
jebakannya dan beralih pada pokok-pokoknya.
Seorang lakilaki telah terbunuh. Mengapa dia dibunuh" Dan siapa dia" Jawaban
dari pertanyaan pertama jelas-jelas tergantung pada
jawaban pertanyaan kedua. Dan sebelum Anda bisa mendapatkan jawaban yang betul
untuk kedua pertanyaan ini, Anda tidak mungkin
bisa maju. Dia bisa jadi seorang pemeras, atau seorang penipu, atau suami
seseorang yang keberadaannya menjengkelkan dan membahayakan
istrinya. Dia bisa menjadi siapa saja. Semakin banyak yang saya dengar, semakin
banyak orang yang percaya bahwa dia
kelihatan sebagai seorang lakilaki yang betul-betul biasa, baik, dan terhormat.
Dan tiba-tiba saya berpikir sendiri, 'Kau bilang ini
mestinya adalah kejahatan yang sederhana" Baiklah, taruhlah memang begitu.
Biarkan orang ini tepat seperti kelihatannya"
seorang lakilaki setengah baya, baik, dan terhormat'.' " Dia memandang inspektur
itu. "Anda mengerti?"
"Yah?" kata inspektur itu lagi, dan berhenti dengan sopan.
"Jadi di sini ada seorang lakilaki biasa, menyenangkan, setengah baya, yang
kematiannya penting bagi seseorang. Bagi siapa" Dan di
sini akhirnya kita bisa menyempitkan ruang lingkupnya sedikit-Ada pengetahuan
tentang kebiasaan-kebiasaan setempat"tentang Miss
Pebmarsh dan kebiasaannya, tentang Biro Sekretaris Cavendish, tentang seorang
gadis yang bekerja di sana yang bernama Sheila
Webb. Jadi saya berkata pada teman saya Colin; 'Tetangga. Bercakap-cakaplah
dengan mereka. Carilah keterangan tentang mereka.
Latar belakang mereka. Tetapi yang penting, harus dalam percakapan. Sebab dalam
percakapan Anda tidak langsung mendapatkan
jawaban atas pertanyaanpertanyaan itu "dalam sebuah percakapan biasa, hal-hal
kecil sering terselip. Orangorang selalu bersiap
waspada bila ada topik yang mungkin membahayakan mereka, tetapi dalam percakapan
biasa, mereka bisa santai, mereka tergoda untuk
mengatakan yang sebenarnya, yang selalu jauh lebih mudah daripada berbohong.
Jadi mereka menyelipkan satu fakta kecil yang tanpa
mereka sadari dapat membuat perbedaan besar."
"Sebuah penjelasan yang mengagumkan," kata saya. "Sayangnya tidak terjadi dalam
kasus ini." "Tetapi, mon cher, hal itu terjadi Sebuah kalimat kecil yang pentingnya tak
terkirakan." "Apa"** saya menuntut- "Siapa yang mengatakannya" Kapan?"
"Nanti saja pada saatnya, mon cher."
"Anda tadi berkata, M. Poirot?" Inspektur itu dengan sopan menarik Poirot
kembali pada topik pembicaraan.
"Jika Anda menggambar sebuah lingkaran di sekeliling nomor 19, setiap orang di
dalamnya mungkin telah membunuh Mr. Curry. Mrs.
Hemming, keluarga Bland, keluarga McNaughton, Miss Waterhouse. Tetapi yang Jebih
penting lagi, ada orangorang yang telah
berada di tempat itu. Miss Pebmarsh yang mungkin telah membunuhnya sebelum dia
keluar pada pukul 1.35 atau sekitar itu dan Miss
Webb yang mungkin telah mengatur untuk bertemu dengan orang itu di sana, dan


Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membunuhnya sebelum berlari keluar dari rumah itu
sambil menjerit-jerit."
"Ah," kata inspektur itu. "Andamulai menginjak pada intinya sekarang."
"Dan tentu saja," kata Poirot, memutar badannya, "kau, Colin sayang. Kau juga
berada di tempat itu. Mencari nomor besar di
deretan rumah bernomor kecil."
"Yah, betul," kata saya geram. "Apa yang akan kaukatakan selanjutnya?"
"Aku, aku akan mengatakan segalanya!" Poirot mengumumkan dengan gagah.
"Padahal aku adalah orang yang datang dan meletakkan seluruh kejadian ini ke
pangkuan-mu!" "Pembunuh biasanya sombong," kata Poitot. "Dan karenanya, mungkin itu menarik
buatmu"untuk bergurau seperti itu, dengan mempermainkan
aku." 81 "Jika kau melanjutkan, kau akan meyakinkan dhiku" kata saya.
Saya mulai merasa tidak enak.
Poirot beralih ke Inspektur Hardcastle.
"Ini, saya berkata pada diri saya sendiri, pasti merupakan kejahatan yang
sederhana. Kehadiran jam-jam yang tidak pada tempatnya
itu, jarum jam yang diputar agar menunjuk waktu tertentu, pengaturan-pengaturan
yang dibuat dengan sengaja, agar mayat itu
ditemukan, semua ini harus dikesampingkan dulu untuk sementara. Mereka adalah,
seperti yang dikatakan dalam 'Alice' Anda yang
abadi itu, seperti 'sepatu-sepatu dan kapal-kapal dan lilin lak dan kubis-kubis
serta raja-raja.' Hal yang utama adalah bahwa seorang
lakilaki biasa, berusia setengah baya, telah mati, dan bahwa seseorang
menginginkan kematiannya. Jika kita tahu siapa orang itu, itu
akan memberi petunjuk pada kita siapa pembunuhnya. Jika dia seorang pemeras yang
terkenal, maka kita harus mencari orang yang bisa
diperasnya. Jika dia seorang detektif, maka kita harus mencari orang yang punya
rahasia kriminal; jika dia orang kaya, maka kita
mencari di antara pewaris-pewarisnya. Tetapi jika kita tidak tahu siapa orang
itu"maka kita punya tugas yang lebih sulit untuk
mencari di antara orangorang dalam lingkaran itu siapa yang memiliki alasan-
untuk membunuhnya. "Dengan mengesampingkan Miss Pebmarsh dan Sheila Webb, siapa yang ada di sana
yang tampaknya tidak seperti yang
ditunjukkannya" Jawabannya adalah mengecewakan. Dengan pengecualian Mr". RarhSay
yang1 saya kira tidaklah seperti yang
ditunjukkannya." Di sirj Poirot memandang _-aya dengan pandang bertanya dan saya
mengangguk. "Bonafiditas setiap orang adalah
ash. Bland adalah seorang kontraktor lokal yang ternama; McNaughton pernah
menjadi dosen di Cambridge; Mrs. Hemming adalah
janda petugas lelang lokal, Waterhouse adalah penghuni terhormat sejak dulu.
Jadi kita kembali ke Mr. Curry. Dan mana dia datang"
Apa yang membawanya ke Wilbraham Crescent No. 19" Dan di sini ada satu ucapan
yang sangat berharga, yang diucapkan oleh salah
seorang tetangga, Mrs. Hemming. Ketika diberi tahu bahwa orang itu tidak tinggal
di nomor 19, dia berkata, Oh! Saya mengerti. Dia
cuma datang ke sana untuk dibunuh. Betapa anehnya,' Dia mempunyai bakat, yang
sering dimiliki oleh orangorang yang terlalu sibuk
dengan pikiran mereka sendiri untuk dapat memperhatikan apa yang dikatakan orang
lain, untuk menuju pada inti sesuatu masalah. Dia
menyimpulkan seluruh kejadian itu. Mr. Curry datang ke Wilbraham Crescent No. 19
untuk dibunuh, Sederhana sekali!"
"Komentarnya memang mencengangkan diriku pada waktu itu," kata saya.
Poirot tidak memperhatikan saya.
" 'Dilly, dilly, dilly"datanglah untuk dibunuh.* Mr. Curry datang"dan dia
dibunuh. Tetapi itu bukan semuanya. Adalah penting
bahwa dia tidak dapat diidentifikasikan. Dia tidak punya dompet, tidak punya
surat-surat keterangan, merek penjahit telah
disingkirkan dari pakaiannya. Tetapi itu tidak cukup. Kartu nama Curry
ng dicetak, Agen Asuransi, hanyalah ukuran sementara. Jika identitas orang itu
harus disembunyikan selamanya, dia harus diberi
identitas palsu. Cepat atau lambat, saya yakin, seseorang akan muncul,
mengenalinya dengan yakin dan itulah identitasnya. Saudara lakilaki,
saudara perempuan, seorang istri. Ternyata yang muncul seorang istri. Mrs
Rival"dan nama itu sendiri sudah mencurigakan. Ada
sebuah desa di Somerset"saya pernah tinggal dekat sana dengan temanteman
dulu"desa Curry Rival"Tanpa sadar, tanpa mengetahui
mengapa kedua nama itu berarti sesuatu, mereka dipilih. Mr. Curry"Mrs. Rival.
"Sejauh itu"rencananya adalah jelas, tetapi apa yang membingungkan saya adalah
mengapa pembunuh kita berani mengambil risiko
bahwa tidak akan ada identifikasi asli. Jika orang itu tidak berkeluarga, paling
tidak akan ada induk semang, pembantu, rekan bisnis.
Ini membuat saya menuju asumsi berikut" orang ini tidak diketahui telah
menghilang. Asumsi lebih jauh adalah bahwa dia bukan
orang Inggris, dan hanya sedang berkunjung ke negeri ini. Itu akan cocok dengan
fakta bahwa giginya tidak cocok dengan catatan gigi
mana pun di sini." "Saya mulai'mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang korban dan pembunuhnya.
Tidak lebih dari itu. Kejahatan itu
direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan lihai'"tetapi sekarang
muncullah sekeping kesialan yang tak seorang pembunuh pun
dapat meramalkannya."
"Dan apakah itu?" tanya Hardcastle. Tanpa diduga, Poirot mendongakkan kepalanya
dan berdeklamasi secara dramatis: "Karena
tngin paku, sepatu hilang, Karena ingin sepatu, kuda hilang, Karena ingin kuda,
perang kalah, Karena ingin perang, kerajaan
musnah, Dan semuanya gara-gara ingin sebatang paku sepatu kuda.'* Dia
mencondongkan tubuhnya ke depan. "Banyak orang
punya kemungkinan membunuh Mr. Curry. Tetapi hanya satu orang yang dapat
membunuhnya, atau mempunyai alasan untuk
membunuh gadis itu, Edna." Kami berdua menatapnya. "Mari kita bayangkan Biro
Sekretaris Cavendish. Delapan orang gadis bekerja di
sana. Pada tanggal 9 September, empat dari gadis-gadis itu mendapat tugas keluar
yang agak jauh"sehingga mereka mendapat makan
siang dari klien yang memakai jasa mereka. Mereka adalah keempat gadis yang
biasanya mengambil giliran makan siang pertama kali
dari jam 12.30 sampai jam 1.30, Keempat sisanya, Sheila Webb, Edna Brent, dan
dua gadis lainnya, Janet dan Maureen, mengambil giliran
kedua dari jam 1.30 sampai jam 2.30. Tetapi pada hari itu Edna Brent mendapat
kecelakaan kecil segera setelah meninggalkan
kantor. Tumit sepatunva putus, tersangkut
  • makan dengan keadaan seperti itu. Dia membeli roti kismis
    dan kembali ke kantor Poirot menuding-nudingkan jarinya dengan tegas pada kami.
    "Kita telah tahu bahwa Edna Brent mencemaskan sesuatu. Dia mencoba menemui
    Sheila Webb di luar kantor, tetapi gagal. Telah
    diasumsikan bahwa sesuatu itu berkaitan dengan Sheila Webb, tetapi tidak ada
    bukti mengenainya. Dia mungkin hanya ingin
    berkonsultasi dengan Sheila Webb tentang sesuatu yang membingungkannya"tetapi
    jika demikian, satu hal sudah jelas. Dia ingin
    berbicara dengan Sheila Webb di luar kantor.
    "Kata-katanya pada polisi di pemeriksaan itu adalah satu-satunya petunjuk yang
    kita miliki mengenai apa yang mencemaskannya. Dia
    berkata seperti ini, 'Saya hanya tidak mengerti bagaimana semua yang
    dikatakannya itu bisa benar.' Tiga orang wanita telah
    memberikan kesaksian pagi itu. Mungkin maksud Edna adalah Miss Pebmarsh. Atau,
    seperti sangkaan orang pada umumnya, dia mungkin
    maksudnya Sheila Webb. Tetapi ada kemungkinan ketiga" mungkin maksudnya Miss
    Martindale" "Miss Martindale" Tetapi kesaksiannya cuma beberapa menit saja."
    "Tepat. Cuma terdiri dari bunyi telepon yang diterimanya yang mengaku dari Miss
    Pebmarsh," "Maksud Anda Edna tahu bahwa itu
    bukan dari Miss Pebmarsh?"
    "Saya kira lebih sederhana dari itu. Saya kira bahwa tidak ada telepon sama
    sekali." Poirot meneruskan.
    "Tumit sepatu Edna copot. Kisi-kisi itu terletak cukup dekat dengan kantor. Dia
    kembali ke kantor. Tetapi Miss Martindale, di
    kantor pribadinya, tidak tahu bahwa Edna telah kembali. Sejauh yang
    diketahuinya, tidak ada orang lain kecuali dirinya di kantor itu.
    Yang perlu dia lakukan hanvalah berkata bahwa ada telepon jam 1.49. Edna mula-
    mula tidak tahu betapa pentingnya apa yang
    diketahuinya itu. Sheila dipanggil oleh Miss Martindale dan disuruh pergi untuk
    memenuhi panggilan. Bagaimana dan kapan perjanjian
    itu dibuat tidak disebutkan pada Edna. Berita tentang pembunuhan menyebar dan
    sedikit demi sedikit ceritanya menjadi lebih jelas.
    Miss Pebmarsh menelepon dan meminta Sheila Webb untuk dikirimkan. Tetapi Miss
    Pebmarsh berkata bahwa bukan dia yang
    menelepon. Telepon itu dikatakan masuk pada pukul dua kurang sepuluh menit.
    Tetapi Edna tahu bahwa itu tidak benar. Tidak ada
    telepon pada waktu itu. Miss Martindale pasti telah membuat kesalahan"Tetapi
    Miss Martindale jelas-jelas tidak mungkin membuat
    kesalahan. Semakin Edna memikirkannya, semakin kacau jadinya. Dia harus bertanva
    pada Sheila mengenainya. Sheila pasti tahu
    jawabannya." "Dan kemudian tibalah pemeriksaan itu. Dan semua gadis menghadirinya. Miss Martindale mengulangi ceritanya tentang telepon itu
    dan Edna betul-betul tahu-sekarang bahwa bukti yang diberikan Miss Martindale
    dengan begitu jelas, dengan waktu yang sangat tepat,
    adalah salah. tulah sebabnya dia bertanya pada polisi itu apakah dia bisa berbicara dengan
    inspektur. Saya kira mungkin Miss Martindale, ketika
    meninggalkan Cornmarket dalam kerumunan orang, mendengar pertanyaannya. Mungkin
    saat itu dia telah mendengar gadis-gadis itu
    menggoda Edna tentang tumit sepatunya yang copot, tanpa menyadari betapa
    pentingnya hal itu. Bagaimanapun juga, dia membuntuti
    gadis itu ke Wilbraham Crescent. Mengapa Edna pergi ke sana, saya ingin tahu?"
    "Cuma untuk melihat tempat kejadian itu, saya kira," kata Hardcastle mengeluh.
    "Banyak orang melakukannya.'*
    "Ya, itu betul. Mungkin Miss Martindale berbicara padanya di sana, berjalan
    dengannya di sepanjang jalan itu dan Edna mengeluarkan
    pertanyaannya. Miss Martindale bertindak cepat. Mereka saat itu berada di dekat
    telepon umum. Dia berkata, 'Ini sangat penting. Kau
    harus segera menelepon polisi. Ini nomor kantor polisi. Teleponlah dan katakan
    pada mereka kita berdua akan segera ke sana.' Salah
    satu sifat Edna adalah segera melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Dia
    masuk ke bilik telepon umum, mengangkat gagang
    telepon, dan Miss "Martindale menyelinap di belakangnya, menarik selendang di
    sekeliling lehernya dan mencekiknya."
    "Dan tak seorang pun melihatnya?"
    Poirot mengangkat bahu. "Mungkin mereka melihatnya, tetapi ternyata n siang, u an
    orangorang di Crescent sibuk menatap nomor 19. Itu adalah kesempatan yang
    diambil dengan berani oleh seorang wanita yang nekat
    dan kejam." Hardcastle menggelengkan kepalanya ragu. "Miss Martindale" Saya tidak melihat
    bagaimana dia bisa terlibat."
    "Tidak. Orang tidak melihatnya mula-mula. Tetapi karena tidak diragukan lagi
    bahwa Miss Martindale-lah yang membunuh Edna"oh,
    ya "hanya dia yang dapat membunuh Edna, maka dia pasti terlibat. Dan saya mulai
    curiga bahwa pada diri Miss Martindale kita
    menemukan karakter Lady Macbeth, wanita yang bengis dan tidak punya imajinasi."
    "Tidak punya imajinasi?" tanya Hardcastle. "Oh, ya, sama sekali tidak punya
    imajinasi. Tetapi sangat efisien. Seorang perencana yang
    baik." "Tetapi mengapa" Apa motifnya?" Hercule Poirot memandang saya. Dia menggoyang-
    goyangkan jarinya. "Jadi percakapan-percakapan para tetangga tidak berguna bagimu, eh" Aku
    menemukan satu kalimat yang sangat jelas. Apakah kau
    ingat bahwa sesudah berbicara tentang hidup di luar negeri, Mrs. Bland
    mengatakan bahwa dia suka tinggal di Crowdean sebab dia
    punya seorang saudara perempuan di sini. Tetapi Mrs. Bland semestinya tidak
    punya seorang saudara perempuan. Dia telah
    mewarisi harta yang besar setahun yang lalu dari pamannya di Canada, sebab dia
    adalah satu-satunya anggota keluarga yang masih
    hidup." Hardcastle duduk bersiap-siap, "Jadi Anda pikir-"
    Poirot bersandar pada kursinya dan mengatupkan ujung jari-jarinya. Dia
    memejamkan matanya dan berbicara sambil melamun.
    "Misalnya Anda adalah seorang lakilaki biasa, dan boleh dikatakan sedang
    nganggur, dan sedang dalam kesulitan keuangan. Suatu
    hari datanglah sepucuk surat dari kantor pengacara yang mengatakan bahwa istri
    Anda telah mewarisi harta yang besar dari seorang
    paman di Canada. Surat itu dialamatkan pada Mrs. Bland dan satu-satunya
    kesulitan adalah bahwa Mrs. Bland yang meneri-manva
    adalah Mrs. Bland yang lain"dia adalah istri kedua"bukan istri
    pertama"Bayangkan, betapa kecewanya dia! Dia jadi geram! Dan
    kemudian sebuah ide muncul. Siapa yang tahu bahwa yang ini adalah Mrs. Bland
    yang lain" Tidak seorang pun di Crowdean tahu bahwa
    Bland telah menikah sebelumnya. Pernikahannya yang pertama, bertahuntahun yang
    lalu, terjadi di masa perang, ketika dia di luar
    negeri. Mungkin istri pertamanya meninggal sesudahnya, dan dia langsung menikah
    kembali. Dia memiliki akte pernikahan yang asli,
    berbagai surat-surat keluarga, foto-foto dari sanak-saudara di Canada yang telah
    meninggal sekarang"semuanya sederhana saja.
    Bagaimanapun juga, lebih baik mengambil risiko. Mereka mengambilnya, dan
    terlaksanalah hal itu. Formalitas yang sah dilalui. Dan
    jadilah keluarga Bland kaya, makmur, dan semua kesulitan keuangan mereka
    berlalu" "Dan kemudian"setahun berikutnya"sesuatu terjadi. Apa yang terjadi" Saya kira
    seseorang akan datang berkunjung dari Canada ke
    negeri ini"dan orang itu mengenal Mrs. Bland yang pertama dengan cukup baik,
    sehingga tidak dapat ditipu dengan tiruannya. Dia
    mungkin seorang pengacara keluarga yang sudah tua, atau seorang teman dekat
    keluarga itu"tetapi siapa pun dia, dia akan tahu.
    Mungkin mereka memikirkan cara-cara untuk menghindari pertemuan itu. Mrs. Bland
    bisa jatuh sakit, dia dapat pergi ke luar negeri"
    tetapi sesuatu seperti itu akan mencurigakan. Tamu itu akan berkeras untuk
    melihat wanita yang ingin dilihatnya?" "Jadi"
    pembunuhan?" "Ya. Dan di sini, saya membayangkan, saudara perempuan Mrs. Bland mungkin adalah
    dalangnya. Dia memikirkan dan merencanakan
    semuanya." "Anda menganggap Miss Martindale dan Mrs. Bland bersaudara?"
    "Itu adalah satu-satunya keterangan yang masuk akal."
    ^Mrs/ Bland wemangwengmg'arkitirsayaj'pada seskata Harttcas-er mereka sangat berbeda"
    tetapi benar" ada kesamaannya juga. Tetapi bagaimana mereka bisa berharap untuk
    lolos dari itu" Pasti ada yang akan kehilangan
    orang itu. Penyelidikan-penyelidikan akan dilakukan"'*
    83 "Jika orang itu bepergian ke luar negeri "mungkin untuk bersenang-senang, tidak
    untuk bisnis, rencana perjalanannya mungkin tidak
    diketahui orang lain. Sepucuk surat dari suatu tempat"sepucuk kartu pos dari
    tempat lainnya. Pada saat itu siapa yang akan
    menghubungkan seorang lakilaki yang telah diidentifikasi dan dikuburkan sebagai
    Harry Casdeton, dengan seorang tamu kaya dan
    terhormat dari Canada, ke negara di mana dia tidak pernah dilihat sebelumnya"
    Jika saya jadi pembunuhnya, saya akan menyelinap
    sehaii ke Prancis atau Belgia dan membuang paspor orang itu di kereta api atau


    Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

    di trem, sehingga pemeriksaan akan dilakukan dari
    negara lain." Saya bergerak tanpa sadar, dan mata Poirot beralih ke saya.
    "Ya?" katanya. "Bland berkata padaku bahwa dia baru-baru ini telah pergi sehari ke
    Boulogne"dengan seorang gadis pirang"
    "Yang membuat semuanva kelihatan wajar. Tidak diragukan lagi itu adalah
    kebiasaannya." "Itu masih dugaan," Hardcastle menolak.
    "Tetapi penyelidikan dapat dilakukan," kata Poirot.
    Dia mengambil sehelai kertas hotel dari rak di atasnya dan mengulut kannya pada
    Hardcastle. "Jika Anda mau menulis pada Mr. Enderby di Ennismore Gardens, No. 10, S. W. 7,
    dia berjanji untuk mengadakan penyelidikan
    tertentu di Canada untuk saya. Dia adalah seorang pengacara internasional yang
    terkenal." "Dan bagaimana tentang urusan jam-jam itu?"
    "Oh! Jam-jam itu. Jam-jam yang terkenal itu!" Poirot tersenyum. "Saya pikir Anda
    akan menemukan bahwa Miss Martindale
    bertanggung jawab atas mereka. Karena kejahatan itu, seperu yang saya katakan
    tadi, adalah kejahatan yang sederhana, maka harus
    disamarkan supaya menjadi fantastik. Jam Rosemary yang direparasikan oleh Sheila
    Webb. Apakah dia kehilangan benda itu di ruang
    kerja Biro Sekretaris itu" Apakah Miss Martindale mengambilnya sebagai dasar
    dari khayalannya, dan apakah hanya karena jam itu
    maka dia memilih Sheila sebagai orang yang akan menemukan mayat itu " "
    Hardcastle meledak, "Dan Anda berkata bahwa wanita itu tidak punya imajinasi" Kapan dia merencanakan
    semua ini?" "Tetapi dia tidak merencanakannya. Itulah yang menarik. Semua ada di
    sana"menunggunya. Dari awal saya telah mendeteksi adanya
    suatu pola"suatu pola yang saya ketahui. Sebuah pola yang saya kenal, sebab saya
    telah membaca pola-pola itu baru-baru ini. Saya
    sangat beruntung. Seperti Colin di sini akan mengatakan pada Anda, saya
    menghadiri penjualan naskah-naskah para pengarang
    minggu ini. Di antara mereka ada milik Gerry Gregsort. Saya hampir-hampir tidak
    berani berharap. Tetapi nasib baik berpihak pada
    saya. Ini?" Seperti seorang tukang sulap dia mengeluarkan dua buku tulis kumal
    dari laci meja ?"semuanya ada di sini\ Di antara
    banyak alur cerita yang direncanakannya untuk ditulis. Gregson terburu meninggal
    dan tidak sempat menulis yang satu ini"tetapi Miss
    Martindale, yang dulu adalah sekretarisnya, mengetahui semuanya. Dia hanya perlu
    mengambilnya dan menyesuaikan dengan tujuannya."
    "Tetapi jam-jam-itu pasti mempunyai arti yang asli"maksud saya, pada alur cerita
    Gregson." "Oh, ya. Jam-jamnya diputar pada jam lima lewat satu menit, lima lewat empat
    menit, dan lima lewat tujuh menit. Itu adalah kombinasi
    nomor sebuah lemari besi, 515457. Lemari besi itu disembunyikan di belakang
    reproduksi lukisan Mona Lisa. Di dalam lemari besi itu,"
    Poirot meneruskan dengan muak, "ada perhiasan, permata-permata mahkota keluarga
    bangsawan Rusia. V h tas dc bitiseSy seluruhnya!
    Dan tentu saja ada cerita sejenisnya"seorang gadis yang dihukum mati. Oh, ya,
    itu sangat cocok buat U Martindale, Dia cukup
    memilih karakter-karakter lokalnya dan mengangkat cerita itu untuk disesuaikan.
    Semua petunjuk yang semarak itu akan menuju"ke
    mana" Tidak ke mana-mana tepatnya! Ah, ya, seorang wanita yang efisien. Aku
    ingin tahu"Gregson meninggalkan sebuah warisan
    untuknya"bukan" Bagaimana dan mengapa dia meninggal, saya ingin tahu?"
    Hardcastle menolak untuk mengorek-ngorek sejarah masa lampau. Dia mengumpulkan
    bukubuku tulis itu dan mengambil kertas
    hotel itu dari tangan saya. Selama dua menit terakhir saya memandanginya,
    terpana. Hardcastle telah mencatat alamat Enderby tanpa
    bersusah-payah untuk membalik kertas itu sehingga posisinya benar. Alamat
    hotelnya terbalik di bagian kiri bawah.
    Melihat kertas itu, saya jadi tahu betapa bodohnya saya.
    "Yah, terima kasih, M. Poirot," kata Hardcastle. "Anda telah memberi kami
    sesuatu untuk dipikirkan. Apakah nantinya ada yang
    muncul?" "Saya sangat senang sekali jika saya bisa membantu."
    Poirot berlagak rendah hati.
    "Saya harus memeriksa berbagai hal?"
    "Tentu"tentu?"
    Ucapan selamat berpisah diucapkan. Hardcastle pergi.
    Poirot mengalihkan perhatiannya pada saya. Alisnya naik.
    "Eh, bien"dan apa, kalau aku boleh bertanya, yang sedang menggigitmu"kau
    kelihatan seperti orang vang baru saja melihat hantu."
    "Aku tahu kini, betapa bodohnya aku ini."
    "Aha. Ya, itu sering terjadi pada diri kita."
    Tetapi mungkin tidak pada Hercule Poirot! Sava harus menyerangnya.
    "Coba katakan saru hal padaku, Poirot. Jika, seperti katamu, kau bisa
    mengerjakan semuany" hanya dengan duduk di kursimu di
    London dan dapat membuatku dan Dick Hardcastle menemui -mu di sana, mengapa"oh,
    mengapa kau datang kemari?"
    "Sudah kubilang, mereka mereparasi apartemenku."
    "Mereka bisa meminjamkanmu apartemen lainnya. Atau kau bisa pergi ke Ritz, kau
    akan lebih nyaman di sana daripada di Hotel Curlew."
    "Sudah tentu," kata Hercule Poirot. "Kopinya di sini, men dieu, kopinya!"
    "Yah, kalau begitu mengapa"*
    Hercule Poirot meledak marah.
    "Eh, bien, karena kau begitu bodoh untuk menerka, akan kukatakan padamu. Aku ini
    manusia, bukan" Aku bisa jadi mesin kalau
    memang perlu. Aku dapat berbaring dan berpikir. Aku dapat memecahkan masalahnya.
    Tetapi aku ini manusia, kukatakan padamu. Dan
    masalah ini menyangkut manusia."
    "Jadi?" "Penjelasan sederhana sekali"sama seperti pembunuhan itu. Aku datang kemari
    karena keingintahuan manusia/' kata Hercule Poirot
    dengan gaya agung. Si; kau lagi saya berada di Wilbraham Crescent, menuju ke arah Barat.
    Saya berhenti di depan pintu gerbang nomor 19. Tak seorang pun keluar dari rumah
    itu sambil menjerit-jerit sekarang. Rumah itu
    rapi dan damai. Saya pergi ke pintu depan dan menekan bel. Miss Millicent Pebmarsh membukanva.
    "Ini Colin Lamb," kata saya. "Bolehkah saya masuk
    dan berbicara dengan Anda?" "Tentu."
    Dia mendahului saya masuk ke ruang duduk.
    "Anda kelihatan sering berada di daerah ini, Mr. Lamb. Saya mengerti bahwa Anda
    tidak mempunyai hubungan dengan polisi lokal?"
    "Anda benar. Saya pikir, sesungguhnya, Anda telah tal-u siapa tepatnya saya ini
    sejak hari pertama Anda berbicara dengan saya."
    "Saya tidak begitu yakin apa yang Anda maksudkan."
    "Saya dulu begitu bodoh, Miss Pebmarsh. Saya datang ke tempat ini untuk mencari
    Anda. Saya menemukan Anda pada hari pertama
    saya berada di sini"tapi saya tidak tahu bahwa saya telah menemukan Anda."
    "Mungkin pembunuhan itu mengalihkan perhatian Anda." -
    "Seperti kata Anda. Saya juga cukup bodoh untuk membaca sehelai kertas dalam
    keadaan terbalik." "Dan apa arti semuanya ini?"
    "Hanya bahwa permainan itu sudah selesai, Miss Pebmarsh. Saya telah menemukan
    kantor pusat di mana rencana-rencana itu dibuat.
    Catatan-catatan dan memoranda-memoranda yang penting Anda simpan dengan sistem
    microdot dalam huruf Braille. Informasi yang
    didapat Larkin di Portlebury diteruskan pada Anda. Dari sini informasi itu
    diteruskan ke tujuannya lewat Ramsay. Kalau diperlukan dia
    akan menyelinap ke rumah Anda, malam-malam, melalui kebun. Dia menjatuhkan
    sekeping uang logam Cekoslovakia di kebun Anda suatu
    hari?" "Dia memang ceroboh."
    "Kita semua bisa ceroboh kadang-kadang. Penyamaran Anda sangat baik. Anda buta,
    Anda bekerja di institut untuk anakanak cacat,
    Anda menyimpan huku-buku anakanak dalam huruf Braille di rumah Anda"hal yang
    sangat wajar. Anda adalah wanita yang memiliki
    kepandaian dan kepribadian yang luar biasa. Saya tidak tahu dorongan apa yang
    telah menggerakkan Anda?"
    "Katakan saja bahwa saya mengabdikan diri."
    "Ya. Saya pikir itu adalah mungkin." "Dan mengapa Anda katakan semuanya ini pada
    saya" Kelihatannya ini tidak biasa."
    Saya melihat jam tangan saya. "Anda punya waktu dua jam, Miss Pebmarsh. Dua jam
    lagi orangorang kami akan datang kemari dan
    mengambil alih " "
    "Saya tidak memahami maksud Anda. Mengapa Anda datang kemari sebelum orangorang
    Anda, untuk memberi saya apa yang
    kelihatannya sebagai suatu peringatan?"
    "Ini adalah peringatan. Saya datang kemari sendiri, dan akan tetap di sini
    sampai orangorang sava datang, untuk melihat bahwa
    tidak ada yang meninggalkan rumah ini"dengan satu pengecualian. Pengecualian itu
    adalah Anda sendiri. Anda punya dua jam untuk
    berangkat jika Anda memilih untuk pergi."
    "Tetapi mengapa" Mengapa}"
    Saya berkata pelan, "Sebab saya pikir ada sebuah kemungkinan bahwa Anda mungkin sebentar lagi akan
    menjadi ibu mertua saya... saya mungkin salah."
    Hening sesaat. Millicent Pebmarsh berdiri dan pergi ke jendela. Saya tidak
    mengalihkan mata saya darinya. Saya tidak punya ilusi
    tentang Millicent Pebmarsh. Saya tidak mempercayainya sedikit pun. Dia buta,
    tetapi bahkan seorang wanita buta pun dapat
    mencelakakan kita jika kita tidak waspada. Kebutaannya tidak akan melumpuhkannya
    jika dia mempunyai kesempatan sekali
    ja untuk menodongkan sebuah pistol otomatis ke kepala saya. Dia berkata pelan,
    "Saya tidak akan mengatakan apakah Anda benar atau salah. Apa yang membuat Anda
    berpikir bahwa"bahwa itu mungkin benar"'*
    "Mata.*' "Tetapi watak kami jauh berbeda." "Tidak."
    Dia berkata, hampir-hampir menentang. "Saya melakukan yang terbaik untuknya."
    "Itu adalah persoalan pendapat saja. Dengan Anda,
    sebuah alasan harus dipikirkan dulu." "Sebagaimana seharusnya.** "Saya tidak
    setuju." Hening lagi. Kemudian saya bertanya, "Tahukah Anda siapa dia"hari itu?"
    "Tidak sampai saya mendengar namanya... saya selalu berusaha tahu tentang
    dirinya"selalu."
    "Anda tidak akan dapat begitu tidak berperasaan seperti yang Anda inginkan.*'
    "Jangan omong kosong."
    Saya memandang jam tangan saya lagi.
    "Waktu terus berjalan,*' kata saya.
    Dia kembali dari jendela dan berjalan menuju meja tulis.
    "Saya punya fotonya"ketika dia masih anakanak..."
    Saya berada di belakangnya ketika dia membuka laci itu. Bukan sebuah senjata
    otomatis. Tetapi sebuah pisau kecil yang sangat
    mematikan... Tangan saya menindih tangannya dan mengambil pisau itu.
    "Saya mungkin lemah hati, tetapi saya tidak bodoh," kata saya.
    Dia meraba sebuah kursi dan duduk. Dia tidak menunjukkan emosi apa pun.
    "Saya tidak akan mengambil keuntungan dari tawaran Anda. Apa gunanya" Saya akan
    tetap di sini sampai"mereka datang. Selalu
    ada kesempatan"bahkan di penjara."
    "Indoktrinasi, maksud Anda?"
    "Jika Anda menyukai istilah itu.
    85 Kami duduk di sana, bermusuhan satu sama lain, tetapi dengan penuh pengertian.
    "Saya telah mengundurkan diri dari dinas," kata saya. "Saya akan kembali ke
    pekerjaan sava semula"biologi laut. Ada sebuah
    lowongan di universitas di Australia."
    "Saya pikir Anda bijaksana. Anda tidak memiliki apa yang harus dimiliki untuk
    pekerjaan ini. Anda seperti ayah Rosemai-y. Dia tidak
    dapat mengerti ucapan Lenin, 'Persetan dengan kelembutan*."
    Saya memikirkan kata-kata Hercule Poirot.
    "Saya puas," kata saya, "menjadi seorang manusia biasa..."
    Kami duduk di sana dalam kesunvian, kami masing-masing vakin bahwa pandangan
    pihak lain adalah salah. Surat dari Detektif Inspektur Hardcastle kepada M . Hercule Poirot.
    M. Poirot yang terhormat,
    Kami sekarang sudah memiliki fakta-fakta tertentu, dan saya rasa Anda mungkin
    akan tertarik mengetahuinya. Seseorang bernama Mr. Quentin Duguesclin dari Quebec meninggalkan Canada menuju
    Eropa sekitar empat minggu yang lalu. Dia tidak punya keluarga dekat dan rencananya untuk
    kembali tidak pasti. Paspornya ditemukan oleh scotang pemilik restoran kecil di Boulogne, yang
    menyerahkannya pada polisi.
    Tidak lama kemudian paspor itu sudah dikonfirmasikan.
    Mr. Duguesclin adalah teman lama keluarga Montresor dari Quebec. Kepala keluarga
    itu, Mr. Henty Montresor meninggal delapan belas bulan yang lalu, meninggalkan hartanya yang
    banyak pada satu-satunya anggota keluarga yang masih hidup, keponakannya Valerie, yang diterangkan
    sebagai istri Josaiah Bland
    dari Portlebury, Inggris. Sebuah kantor pengacara di London yang sangat
    terhormat bertindak sebagai agen
    bagi pihak Canada, Semua komunikasi antara Mrs. Bland dan keluarganya di Canada
    putus sejak saat dia menikah, karena pernikahan itu tidak disetujui keluarganya. Mr. Duguesclin
    berkata pada salah satu temannya, bahwa dia bermaksud mencari keluarga Bland sementara dia ada di
    Inggris, karena dia dari-dulu
    selalu sayang-pada Valerie.
    Mavat vang diidentifikasikan sebagai Henry
    Castleton telah diidentifikasi ulang"secara positif"sebagai Quentin Duguesclin.
    Beberapa buah papan telah ditemukan disembunyikan di pojok gudang keluarga
    Bland. Meskipun dihapus dengan tergesa-gesa, kata-kata SNOWFLAKE LAUNDRY masih bisa terbaca
    setelah ditangani oleh para ahli. Saya tidak akan merepotkan Anda dengan keterangan-keterangan yang lebih terinci,
    tetapi jaksa mempertimbangkan sebuah surat penangkapan untuk menahan Josaiah Bland. Miss
    Martindale dan Mrs. Bland adalah, seperti dugaan Anda, bersaudara, tetapi kendati saya setuju dengan
    pandangan Anda atas partisipasinya dalam-kejahatan ini, bukti-bukti yang memuaskan akan sulit
    diperoleh. Tidak perlu diragukan
    lagi, dia adalah seorang wanita yang sangat pandai. Saya punya harapan,
    bagaimanapun juga, dari Mrs.
    Bland. Dia adalah tipe wanita pengkhianat.
    Kematian Mrs. Bland yang pertama adalah karena serangan musuh di Prancis, dan
    pernikahan Mr. Bland yang kedua, dengan Hilda Martindale (yang waktu itu anggota pasukan wanita),
    yang juga bermarkas di Prancis, saya kira, dilaksanakan dengan terang-terangan, meskipun tentu saja,
    banyak catatan telah

    Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

    dihancurkan waktu itu. Menyenangkan sekali bisa bertemu dengan Anda hari itu, dan saya harus berterima
    kasih atas usul Anda yang sangat berguna pada kesempatan itu. Saya harap segala perbaikan dan
    pendekorasi an kembali flat Anda di London hasilnya memuaskan.
    Hormat kami, Richard Hardcastle.
    Komunikasi lebih lanjut dari R.H. kepada H.P.
    Berita baik! Mrs. Bland membuka rahasia! Mengakui seluruhnya!!! Menimpakan
    seluruh kesalahan pada saudara perempuannya dan suami
    apa maksud mereka sampai akhirnya terlambat*! Mengira mereka hanya 'akan
    membiusnya saja'sehingga dia tidak akan mengenali bahwa Cerita yang masuk akal!
    Tetapi saya berpendapat bahwa dia bukan si tokoh utama.
    Orangorang di Pottobello Market mengenali Miss Martindale sebagai wanita
    "Amerika'* yang membeli dua buah jam di sana.
    Mrs. McNaughton sekarang berkata dia telah melihat Duguesclin dalam mobil milik
    Bland ketika mobil itu dimasukkan ke garasi Bland.
    Teman kita Colin telah menikahi gadis itu. Jika Anda bertanya pada saya, saya
    katakan dia itu sudah gila. Sampai jumpa.
    Hormat kami, Richard Hardcastle
    Si Rase Hitam 1 Pendekar Gila 4 Duel Di Puncak Lawu Prahara Dendam Leluhur 2
  • ^