Furinkazan 1
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue Bagian 1
Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Joko Sableng Sekutu Iblis | http://cerita-silat.mywapblog.com | Joko Sableng Sekutu Iblis pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:04:28
F(Angin, Hutan, Api, Gunung)
Karya : Yasushi Inoue Ebook pdf oleh : Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://cerita-silat.co.cc/ http://kang-zusi.info
Satu Tidak ada yang mengetahui asal-usul Aoki Daizen,
selain dikenal sebagai mantan pengikut keluarga Hojo yang
kehilangan posisi karena melakukan kesalahan besar,
samurai tak bertuan berusia 30 tahunan itu, tiba di kota
benteng Sunpu yang diperintah Imagawa Yoshimoto,
setahun lalu. Tidak ada hal lain yang diketahui orang
tentang dirinya. Kebanyakan pengikut Imagawa akan menghindar bila
berpapasan di jalan dengan Aoki Daizen. Wajah dan
sosoknya memancarkan sesuatu yang tidak menyenangkan;
pucat dengan bibir tipis dan bekas luka di antara kedua alis.
Bahu kirinya sedikit terangkat saat berjalan. Meski
wajahnya terlihat cukup tampan, penampilannya tampak
dingin dan kejam. Daizen sangatlah lihai. Entah dari aliran pedang mana,
permainan pedangnya sangat cepat dan selalu berhasil
menumbangkan lawannya dengan hanya sekali sabetan.
Pada musim semi ini, akan diadakan pertandingan di alunalun kota, yang juga mengizinkan para
samurai tak bertuan untuk ikut ambil bag ian. Saat itu, keahlian pedang Daizen
tampak menonjol. Tak seorang pun mampu menandinginya. Belasan samurai yang membanggakan
kemampuan mereka, hampir semuanya tumbang dalam
sekali sabetan. Dada mereka ditusuk dari bawah oleh
pedang kayu Daizen, yang membuat tubuh mereka
terpental ke belakang. Seorang memuntahkan darah dan
lainnya sedikit banyak terluka. Meski sejak saat itu nama si
samurai tak bertuan, Aoki Daizen, menjadi terkenal,
namun tawaran pekerjaan dari keluarga Imagawa tidak
kunjung tiba. Walaupun ia sangat ahli memainkan pedang,
Daizen memancarkan suatu aura yang mengingatkan orang
agar senantiasa menjauhi. Aura seseorang yang tidak bisa
dipercaya. 1 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Sore hari, sesudah pertandingan, Aoki Daizen meninggalkan penginapannya di daerah Ogata. Saat keluar
di pintu depan, seorang pelayan mengatakan sesuatu,
namun seperti biasa, ia tak menjawab. Si pelayan
memberitahukan tentang kepulangan sang tuan rumah, tapi
entah mendengar atau tidak, Daizen tetap berjalan pelan,
dalam diam, menuju gerbang belakang. Mungkin ia
memang mendengar kata-kata si pelayan tadi, lalu
menghindar lewat gerbang belakang agar tidak bertemu
dengan tuan rumah. Daizen berjalan menyusuri sepanjang
sisi Sungai Abe, sampai tiba di sebuah kelokan besar, la
melangkah turun sepanjang pinggiran, melewati pintu
belakang dari dua atau tiga rumah petani, lalu memasuki
sebuah kuil tua di samping rerimbunan pohon bambu.
"Ada orang?" Di pintu gerbang ia memanggil lirih. Karena tak ada
balasan, ia membuka pintu gerbang itu, masuk ke sebuah
taman kecil di belakang kuil. Di sana, tumbuh beberapa
pohon dan batu-batu pijakan teronggok tak beraturan.
"Ada orang?" kembali dia memanggil. Menyadari tandatanda keberadaan seseorang di dalam
ruangan, ia pun lalu duduk di beranda. "Siapa?" terdengar suara lirih, sedikit serak.
"Aoki Daizen," jawabnya angkuh. Tak ada balasan dari
dalam. "Aoki Daizen," ulangnya, sambil memandangi pohonpohon di taman kecil yang sudah dua tiga hari
ini disinari cahaya dingin matahari. Lalu, terdengar denting logam. Sekeping koin jatuh di
samping tempatnya duduk, la pungut dan lihat koin itu
sekilas; bagian atasnya berpola anyaman, sedangkan bagian
bawah terdapat cap bergambar pohon kiri yang di
tengahnya tercetak huruf Suruga.
"Hah! satu keping!"
Aoki Daizen mendengus, tertawa mengejek.
"Dasar penipu!" katanya penuh kebencian.
"Aku sudah muak mendengar tentang pengembaraan
samuraimu; Berkeliling ke seluruh penjuru negeri,
mempelajari berbagai tradisi mereka, mencari tahu strategi
kekuatannya, memiliki pengetahuan 2 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
geografis yang mumpuni. Hah!" Daizen tertawa pelan dengan suara lebih rendah lagi.
Tawa mengejek yang menunjukkan sikap merendahkan.
Biasanya ia jarang berbicara dan dikenal pendiam. Tapi saat
ini, mulutnya tak berhenti berbicara.
"Dasar penipu! Tahu apa kau tentang strategi perang.
Menguasai rahasia tentang strategi perang, penaklukan
benteng, penaklukan wilayah. Lantas, keahlian pedangmu,
dari aliran Gyoryu, katamu! Ha! Aku ingin melihat
bagaimana kehebatan permainan pedang aliran Gyoryu itu.
Aoki Daizen siap menjadi lawanmu kapan saja!"
Tetap tidak ada balasan dari dalam rumah. Daizen
berteriak marah. "Berikan satu koin lagi! Meski kita samasama samurai tak bertuan, kau lihai
menipu orang lain. Makanya kau lebih ahli mengumpulkan uang dibandingkan
aku. Berikan satu koin lagi!"
Dari celah pintu, kembali melayang sekeping koin, jatuh
di beranda dengan suara pelan.
"Kuterima ini. Kuberi sepuluh hari lagi sebelum
kubongkar kedok penipuanmu."
Aoki Daizen bangkit dan berkata, "Hari ini aku terburuburu. Nanti malam, aku harus bertemu dengan
pengikut Takeda untuk membicarakan pekerjaan. Aku sudah muak
dengan benteng Sunpu."
Ketika Aoki Daizen sudah berjalan dua-tiga langkah,
terdengar suara serak, "Tunggu!" "Ada apa?" "Tadi kau bicara tentang pengikut Takeda. Siapa dia?"
"Kau penasaran, ya" Namanya Jenderal Itagaki siapalah.
Aku tak tahu nama lengkapnya."
Jeda sesaat, suara serak itu berkata, "Menurutmu,
segampang itukah mendapatkan pekerjaan?"
"Mana kutahu sebelum mencoba?"
Saat Aoki Daizen kembali berjalan dua-tiga langkah,
pintu bergeser membuka. Seorang lelaki bertubuh sangat
kecil beringsut keluar. Dari wajah hingga perawakan tubuh,
semuanya kelihatan aneh. "Apa maumu?" Aoki Daizen menoleh.
"Kuberi kau petunjuk. Dengar, Itagaki yang kau sebut itu
pastilah Itagaki Nobukata. Sudah beberapa generasi,
keluarga Itagaki memiliki peran penting di klan Takeda.
Saat ini, Amari Torayasu dan Itagaki Nobukata adalah dua
pengikut utama Takeda. Dia bukan tipe orang yang mau
menerima begitu saja tawaran seorang ronin (samurai tak
bertuan). Hanya ada satu cara. Kita harus menyerang
3 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Itagaki Nobukata!" "Menyerang"! Menyerang bagaimana"!"
"Sudah jelas. Kau serang dia, lalu aku akan muncul
menyelamatkannya." Aoki Daizen tidak paham maksud lawan bicaranya. Pria
kecil si empunya rumah itu berkata lagi,
"Dengan begitu, antara aku dan Itagaki Nobutaka akan
terjalin sebuah ikatan. Tidak ada hutang budi yang lebih
besar daripada menyelamatkan nyawa seseorang. Aku pun
berharap dapat mengabdi pada klan Takeda. Begitu aku
bekerja pada Takeda, aku akan merekomendasikanmu."
"Lagi-lagi sebuah tipuan, heh?" Aoki Daizen meludah,
lalu memandang tajam lawan bicaranya.
"Tapi tidak ada cara lain yang lebih meyakinkan selain
ini." "Dasar penipu!"
"Kalau tidak suka, pergi sajalah."
Aoki Daizen berpikir sejenak, lalu berbalik ke beranda
dan berkata, "Akhirnya kau tunjukkan karakter aslimu.
Dasar penipu bermata satu!" Mata orang yang duduk di
beranda itu memang hanya satu yang dapat melihat. Entah
melihat ke arah mana, ia tidak tahu pasti.
Saat Daizen berbalik kembali ke beranda, orang itu
menumpukan tangan kanannya di lantai beranda, lalu
mengangkat pinggang. Jari tengah tangan kanan itu sudah
tidak ada. Tak lama kemudian, orang itu berdiri. Meski
begitu, badannya teramat pendek. Pria dengan tinggi tidak
sampai lima kaki itu masuk kembali ke ruang berlantai
tatami. Aoki Daizen tertawa pongah. Tidak demikian halnya
dengan Kansuke. Berada dalam ruang yang sedikit gelap,
wajahnya terpaku ke arah bunga krisan merah di taman.
"Tidak mudah menyerang orang tanpa melukai. Ini baru
pertama kali bagi Aoki Daizen," ujarnya. Namun, Kansuke
tetap tidak mengatakan apa pun, seperti sebelumnya.
"Hei! Katakan sesuatu! Kau tidak mau bicara, ya,
Yamamoto Kansuke!" bentak Daizen penuh amarah.
Wajahnya yang pucat seketika menegang kaku.
"Sedikit luka tidak apa-apa, tapi kalau dia sampai mati,
itu akan menimbulkan masalah. Semuanya akan menjadi
sia-sia," akhirnya suara serak yang tenang itu menyahut
dari dalam ruangan. Aoki Daizen tidak menyukai Yamamoto Kansuke. la
memang baru bertemu setengah tahun lalu, dan sejak saat
itu pula ia membencinya. Mungkin karena karakter mereka
memang tidak cocok. Setiap kali mendengar suara
4 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kansuke, selalu muncul dorongan kuat untuk menghinanya. Alasan Daizen mendatangi rumah Kansuke
memang untuk meminta uang, namun dalam lubuk
hatinya, motivasi untuk membuat jengkel Kansuke jauh
lebih kuat. Nama samurai tak bertuan Yamamoto Kansuke telah
dikenal di tiga wilayah klan Imagawa yakni Suruga,
Totomi, dan Mikawa. la adalah samurai tak bertuan dari
Ushikubo, Provinsi Mikawa, yang tiba di Sunpu sejak
sembilan tahun lalu. Selama itu, ia telah berkali-kali
memohon kerja pada Imagawa; namun selalu ditolak
dengan alasan yang tidak jelas. Selama sembilan tahun ini
ia dilindungi dan diberi makan oleh pengikut utama klan
Imagawa, yaitu lohara Tadatane. Menurut kabar burung,
alasan lohara menyuplai beras dan garam kepada Kansuke
adalah karena mereka memiliki hubungan kekerabatan.
Kalau tidak, mana mungkin lohara rela mengurusnya,
sementara Kansuke belum diangkat menjadi pengikut klan
Imagawa. Menurut kabar burung pula, Kansuke menguasai ilmu
pedang aliran Gyoryu dan belum ada pengikut klan
Imagawa yang berhasil mengalahkannya. Namun, belum
ada seorang pun yang pernah melihatnya menghunus
pedang, mendengar tentang kisahnya di medan laga, atau
tentang dia membunuh maupun melukai orang lain. Di
balik desas-desus tentang keahlian pedang Gyoryu-nya,
penampilan aneh Kansuke itulah yang mungkin berperan
lebih besar. Tingginya tidak sampai lima kaki, kulitnya
gelap, salah satu matanya buta, dan kakinya pincang
sebelah, serta tidak ada jari tengah di tangan kanannya.
Usianya pasti telah mendekati 50 tahun.
Kabarnya, sejak berusia 20 tahun Kansuke telah
mengelilingi Jepang, la juga dikabarkan piawai dalam
strategi peperangan, memiliki pengetahuan seni perang
kuno dan modem, serta dikenal sebagai ahli dalam
penaklukan benteng dan perebutan wilayah. Meski
demikian, fakta bahwa ia belum juga dipekerjakan oleh klan
Imagawa dan terus menjadi ronin selama sembilan tahun
ini, justru membantu mengangkat namanya. Kebanyakan
orang menganggap, pasti ada seseorang yang tangguh dekat
tuan Imagawa yang iri atas kecerdasan, pengalaman serta
bakat Kansuke; dan orang itulah yang mencegah
pengangkatan Kansuke. Beberapa waktu kemudian, tersiar
5 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kabar bahwa pejabat yang iri itu tak lain adalah pelindung
Kansuke sendiri, Iohara Tadatane.
Orang jarang mengunjungi Kansuke, bahkan pengikut
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Imagawa sekalipun. Pada malam hari rumahnya selalu sepi.
Hanya Aoki Daizen yang tidak percaya pada desas-desus
seputar Yamamoto Kansuke. Penipu! Begitu pikirnya.
Ketidakpercayaannya pada Kansuke didasarkan intuisi
semata, la tidak bisa membayangkan sosok Yamamoto
Kansuke berdiri dengan pedang terhunus di tangan. Jika ia
paksakan bayangan itu dalam benaknya, Kansuke tidak
terlihat sebagai seorang samurai pemberani, melainkan
seorang samurai yang sangat aneh.
Aoki Daizen pertama kali bertemu dengan Yamamoto
Kansuke sekitar enam bulan lalu, dan langsung tidak
memercayainya. Seorang ahli pedang tidak seperti ini
penampilannya, pikir Daizen. la ingin menantang dan
menyingkap sosok aslinya. Beberapa kali ia berusaha
menantang Kansuke melakukan duel pedang, tapi Kansuke
tidak pernah melayani dan selalu berhasil lolos dengan
cerdik dari tantangan Daizen.
Secara berkala, Daizen mengunjungi rumah Yamamoto
Kansuke untuk menghina dengan kata-kata kotor. Meski
begitu, Kansuke senantiasa berdiam diri. Perasaan jijik dan
benci terhadap Kansuke menjadi satu-satunya hiburan
dalam hidup Daizen yang membosankan dan diwarnai
kemiskinan. Daizen sendiri tidak memiliki pengetahuan
apa-apa tentang strategi perang dan keadaan berbagai
negeri, sehingga tidak bisa menilai Kansuke. la berpikir
bahwa hal tersebut sama dengan kemampuannya menggunakan pedang. Bagaimana mungkin ia bicara
tentang penaklukan benteng atau perebutan wilayah tanpa
memiliki pengikut seorang pun" Daizen juga meragukan
bahwa ia pernah berkeliling ke seluruh penjuru negeri.
Sekali, Daizen sempat menanyakan keadaan geografis
wilayah Odawara, tempat kelahirannya, tetapi Kansuke
tidak menjawab. Tidak salah lagi, Kansuke memang tidak
tahu apa-apa. Hari ini Daizen merasa puas bahwa Kansuke akhirnya
menampakkan jati dirinya sebagai penipu, la berjalan lebih
cepat dari biasa sepanjang tepi Sungai Abe. Bahkan bila ide
menyerang Itagaki Nobutaka merupakan sebuah tipuan,
paling tidak telah cukup menghalau kebosanan Daizen.
Dasar penipu licik! Meski telah menipu dunia, kau tak akan
bisa menipuku. 6 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Daizen tengah berjalan di tepian Sungai Abe yang
berkerikil, sementara di seberang sungai terhampar lahan
pertanian yang belum ditanami. Tak mungkin menanam
beras tahun ini! Pikiran ini tiba-tiba memberati hati Daizen.
Jika sudah menyangkut soal beras, permasalahan menjadi
serius. Setiap tahun banyak petani meninggalkan lahan
mereka dan menjadi pengelana. Makin sedikit orang yang
mau menggarap lahan. Awal bulan ini, hujan lebat terus
mengguyur selama sepuluh hari berturut-turut. Wilayah
sebelah timur Kyoto mengalami banjir bandang. Bahkan
diwilayah ini pun, tak terhitung lagi banyaknya rumah yang
tersapu banjir sepanjang bantaran sungai Abe. Bukan hanya
sawah, sapi dan kuda pun hanyut terbawa air ke laut.
Tahun lalu, pada tahun Tenbun ke-9, negeri ini juga dilanda
angin topan dahsyat; sekali di musim semi dan sekali di
musim gugur. Bencana terus terjadi setiap tahun.
'Apakah sebaiknya aku melamar pekerjaan di wilayah
Kai" Mungkin di sana lebih baik. Meski aku enggan bekerja
bersama Kansuke, tetapi bekerja bersama keparat itu
mungkin lebih baik ketimbang sendirian di negeri tak
dikenal. Tapi aku benci orang itu!' Aoki Daizen mendadak
berhenti, la benar-benar tak tahan memikirkan hal itu.
Daizen sadar bahwa ia sendiri juga tidak disukai orang lain.
Tetapi ia betul-betul muak pada Kansuke. Saat kecil, di
sebuah ladang ubi, ia pernah menggerus ulat hijau di tanah
dengan batu. Kebenciannya saat ini tidak akan hilang
sampai mampu melakukan hal serupa terhadap ronin
keparat itu. 0=odwo=0 Saat itu awal Agustus. Tiada angin berhembus, tetapi
udara malam terasa dingin. Musim gugur pun semakin
dekat. Tidak begitu jauh dari rumah Imagawa, kediaman para
samurai menyebar di sekelilingnya; seolah melindungi
rumah itu. Setelah melewati wilayah pemukiman para
samurai, jalanan tampak menuruni bukit menuju kota. Di
siang hari, jalan ini penuh sesak, namun setelah matahari
terbenam, hampir tidak ada orang yang melewati.
Gerombolan perampok kadang lewat dengan langkahlangkah cepat.
Toko-toko di kedua sisi jalan menutup pintu rapat-rapat
kala malam tiba. Aoki Daizen berdiri di dekat pohon enoki besar di tengah
lereng selama lebih dari satu jam. la sedang menunggu
pengikut klan Takeda, Itagaki Nobutaka, lewat. Itagaki
tengah mengunjungi mantan bangsawan pemilik tanah klan
Takeda di Kai, Nobutora, yang dikejar Shingen dan telah
menemukan perlindungan di bawah Imagawa selama
7 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
empat atau lima tahun terakhir ini. Menurut perhitungannya, Itagaki akan kembali ke kediaman
Shinonome Hanjiro, yang telah menemani Nobutora dari
Takeda. Daizen berencana menyerang mereka di tengah
perjalanan. la belum bertemu Kansuke hari ini, tetapi tak salah lagi,
disinilah tempat mereka akan bertemu; di bawah pohon
enoki di tengah lereng. Begitu melihat Itagaki, ia akan
muncul dari balik pohon dan berusaha membunuhnya. Jika
pengikutnya berusaha melindungi, ia akan menghabisi dua
atau tiga orang dari mereka, dan saat itulah Kansuke akan
muncul. Setelah saling menyerang dengan beberapa sabetan
pedang, Daizen akan melarikan diri ke dalam hutan. Hanya
itu tugas yang harus ia lakukan.
Daizen mengamati kegelapan disekelilingnya. Masih ada
secercah cahaya di dalam kegelapan, la tahu bahwa di suatu
tempat yang tak jauh dari situ, mata aneh lelaki pendek itu
pasti juga sedang mengawasi.
Daizen tidak tahan terus-menerus berdiam diri.
"Hei, keparat! Kansuke!" panggilnya pelan. Setelah itu ia
pasang telinga baik-baik, tapi tentu saja tidak ada jawaban.
Lidahnya berdecak sebal, lalu jongkok di atas tanah.
Sejam berlalu. Kegelapan alam sekitar mulai menumbuhkan sisi jahat dalam dirinya. Pencuri atau anjing
liar pun jadi! Muncullah! Biar kubunuh semua!
Lalu, ia mendengar derap langkah perlahan mendekat
dari atas bukit. Jelas bukan langkah kaki satu orang. Saat
mereka mendekat, baru tampak bahwa mereka bertiga.
"Saeki Mondo!" Tanpa menggeser posisi, Daizen berteriak ke arah
rombongan yang hendak melewatinya. Tentu saja nama
yang meluncur dari mulutnya itu adalah karangannya
sendiri. Suara langkah kaki langsung berhenti.
"Tidak ada yang bernama Saeki di sini. Kau salah
orang," jawab seorang di antara mereka.
"Omong kosong. Jangan bohong! Aku jauh-jauh datang
8 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ke sini hanya untuk membunuhmu!"
"Buat apa berbohong!" jawab laki-laki itu, tetapi tiba-tiba
Daizen mencabut pedang. Menyadari gerakan itu, ketiga laki-laki melompat
mundur. "Tunggu! Kau benar-benar telah salah orang. Aku adalah
pengikut klan Takeda dari Kai. Namaku Itagaki."
Suara itu terdengar penuh wibawa. Dia betul-betul
Itagaki, pikir Daizen. "Aku tak peduli kau Itagaki atau siapa, aku tetap akan
membunuhmu!" teriak Daizen.
"Perampok!" Bersamaan dengan teriakan itu, mereka
menghunus pedang. Di hadapan Aoki Daizen sudah terhunus dua bilah
pedang putih yang saling menyilang. Kemudian dari arah
agak jauh dibelakang kedua pedang itu, kembali terdengar
suara penuh wibawa tadi. "Jangan dilukai! Usir saja dari sini dengan hati-hati!"
Saat menyadari bahwa dua orang di depannya itu bukan
Itagaki, Daizen melompat melukai bahu salah seorang
samurai. Samurai itu menjerit kesakitan. Daizen menyingkir sejenak, namun kembali menyerang dan
melukai kaki samurai yang satunya. Suara jerit kesakitan
terdengar kembali. Semua berlangsung dalam sekejap. Itagaki menyerang
tanpa suara. Saat pedang mereka saling bertemu dua-tiga
kali, Daizen mampu mendengar hembusan berat napas
lawan. "Kau sa...salah orang. Aku ini pengikut Takeda, Itagaki
Nobutaka," ujar lawannya. Daizen tak menjawab.
"Atau jangan-jangan... kau perampok?"
Daizen berpikir apa yang harus dilakukan terhadap
lawan yang tidak boleh dibunuh ini, seraya memperpendek
jarak antara mereka. Saat itulah, Itagaki melangkah maju. Tampak jelas
bahwa ia lebih mahir memainkan pedang dibanding kedua
samurai sebelumnya. Daizen melompat mendekati dada
Itagaki, meraih lengan kanan lawan, lalu mendorong
perlahan ke tepi jalan. "Siapa itu?" Tiba-tiba seberkas cahaya lampion menerangi wajah
9 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Daizen dari samping. Untuk pertama kalinya Daizen
tersadar bahwa ia tengah mendorong lawannya ke tembok
tanah liat. la mendengar kata-kata "pengikut utama" dan
mengira lelaki itu sudah tua, namun ternyata berusia lebih
muda. Seorang samurai berusia separuh baya. Sejam berlalu. Kegelapan alam sekitar mulai menumbuhkan sisi jahat dalam dirinya. Pencuri atau anjing
liar pun jadi! Muncullah! Biar kubunuh semua!
"Saya diserang perampok dan mengalami kesulitan
menyingkirkan lawan" jawab Itagaki cepat.
"Saya akan membantumu!"
Jelas suara itu milik Kansuke. Daizen melepas tangan
Itagaki, lalu dengan tangkas melompat ke belakang. Kini
saatnya memainkan peran, pikirnya.
Serangan sebilah pedang panjang menghantam. "Ah!"
pekik Daizen, melompat ke belakang, kakinya tersandung
sebongkah batu, lalu terjatuh.
Serangan kedua dan ketiga bertubi-tubi mengenai
Daizen. Ini bukan lagi main-main. la dapat merasakan
hasrat membunuh yang kuat dalam diri lawannya.
Ini tidak seperti yang direncanakan! Sambil menuruni
lereng, Daizen akhirnya mampu melompat bangkit.
Tampaknya ia terluka di dahi, di antara kedua mata; dan
darah mengalir masuk mefilip mata. Tidak ada waktu untuk
menyekanya. "Kansuke!" Setelah berteriak, Daizen melompat ke rimbunan semak
di sebelah kanan. Sesuai rencana mereka, pengejaran
Kansuke seharusnya berhenti di sini.
Ketika menengok ke belakang, pedang lawan terus
mengejar. Jelaslah kini, pedang itu akan terus membuntuti
ke mana pun ia menghindar.
"Kau gila?" teriak Aoki Daizen.
"Aku tidak gila!" kata suara rendah itu. Lalu
melanjutkan, "Aku akan membunuhmu!" desis Kansuke.
"Kemarilah!" teriak Aoki Daizen, yang merasakan
bahwa situasi telah berubah sama sekali. Lawan telah
bertekad 10 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membunuhnya, maka ia pun harus membunuhnya! Rasa benci teramat sangat terhadap ronin cacat itu berlipat
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sepuluh kali dalam dada Daizen.
Namun, untuk pertama kali di dalam hidupnya Daizen
merasakan takut. Ujung pedang lawan secara mengejutkan
berada di posisi begitu rendah. Laki-laki kecil itu
menurunkan pedang sampai nyaris menyentuh tanah.
Ketika mata satunya itu menatap Daizen lekat-lekat,
Daizen tak mampu melangkah maju atau bergerak mundur.
Jarak antara keduanya perlahan makin merapat. Aoki
Daizen merasa terpaku di tanah. Pedang lawan berkilat dan
seketika itu pula bahunya tersayat. Disusul pergelangan
tangan kanan, lalu kaki. "Tunggu! Tunggu dulu!"
Daizen berteriak mengiba, namun serasa berseru pada
dinding tebal. Sekuat apa pun berteriak, pedang lawan terus
menyerang tanpa ampun. Daizen merasa tubuh Yamamoto Kansuke makin
membesar, sedangkan tubuhnya sendiri menciut dan
menjadi jelek. Bahkan mata Daizen yang tinggal satu itu
semakin tidak berguna. Kakinya pincang.
"Ughh." Itulah jeritan terakhir saat ia meregang nyawa.
Tubuhnya terbelah dua dari bahu sampai ke bawah.
-o0=dw=0o- Dua Pada pertengahan Februari tahun Tenbun ke-12, utusan
dari klan Takeda di Provinsi Kai mendatangi Yamamoto
Kansuke di Sunpu untuk menawari pekerjaan. Satu
setengah tahun telah berlalu sejak Kansuke membunuh
ronin tak dikenal, Aoki Daizen, dan membantu pengikut
Takeda, Itagaki Nobukata. Menurut utusan tersebut,
keluarga Takeda akan memberi imbalan sebesar 100 kan.
Kansuke mengirim kembali utusan Itu dengan memberi
jawaban bahwa ia meminta waktu dua hari untuk
mempertimbangkannya. Hari itu, setelah sekian lama, Kansuke keluar
meninggalkan rumah. Bunga sakura yang mekar lebih awal
mulai bermunculan sepanjang tepi Sungai Abe.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng," Kansuke
11 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengulang kata-kata yang sama dalam benaknya sejak tadi.
Imbalan 100 kan tidak terlalu dipedulikan. Yang lebih
penting adalah apakah ia dapat ikut serta merencanakan
strategi perang dan berkesempatan mempraktekkan bakat
menaklukkan benteng serta wilayah lawan. Sebelum
menerima tawaran, ia harus menetapkan sebuah syarat.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng." Yamamoto
Kansuke berjalan melintasi deretan pohon-pohon sakura
tanpa sekali pun menoleh ke pucuk-pucuknya yang
berbunga. Dua perempuan yang tampak seperti istri
samurai, beserta dua anak kecil, berjalan dari arah
berlawanan. Begitu melihat Kansuke, mereka menepi ke
pinggir jalan dengan rasa takut.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng." Tanpa
sedikitpun melihat kedua perempuan tersebut, Kansuke
mengangkat pandangan, melihat dengan tatapan kosong
dan terus berjalan. Setiap kali menapakkan kaki kanan,
tubuhnya membengkok agak dalam ke sisi tersebut.
la masuki jalan utama Sunpu. Kediaman pelindungnya,
lohara Tadatane yang merupakan kepala pengikut
Imagawa, berada di gerbang masuk dari kediaman para
samurai. Karena ada tiga pohon besar keyaki tumbuh di
sana, orang-orang di kota menyebutnya sebagai "Rumah
Besar Keyaki". Kansuke memasuki pintu utama Rumah Besar Keyaki.
Tanpa mengumumkan kedatangannya, ia menapakkan kaki
pada sebuah undakan kecil. Di koridor rumah, ia bertemu
salah seorang pelayan wanita.
"Apakah Tuan lohara ada di rumah?"
"Ya. Mohon tunggu sebentar."
Kansuke tidak mengindahkan dan terus berjalan
menyusuri koridor. Pelayan wanita itu ingin mendahului
Kansuke dan memberitahukan kedatangannya pada tuan
rumah; namun ragu-ragu untuk melakukannya. Tubuh
Kansuke yang pendek dan caranya berjalan memancarkan
aura yang membuat orang lain tidak berani mendahului.
"Kau ada di dalam?" Kansuke berseru dari depan sebuah
ruangan yang terletak paling sudut.
"Siapa?" "Yamamoto Kansuke. Saya datang menemuimu."
Tidak ada jawaban dari dalam. Kansuke seolah bisa
menyaksikan ekspresi di wajah lohara berubah menjadi
kesal karena kedatangannya.
"Permisi," Kansuke membuka pintu geser dan memasuki
mangan tersebut Paling tidak ia sudah bersikap sopan
dengan duduk di sudut ruangan dan sedikit menundukkan
kepala. "Saya datang kemari hari ini untuk membicarakan
12 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sesuatu." "Apa itu?" lohara Tadatane duduk di depan mejanya seperti sedang
membaca. Lalu, perlahan mengangkat kepala yang sudah
beruban itu, memandang ke arah Kansuke.
"Seorang utusan dari keluarga Takeda datang, menawari
pekerjaan." lohara tetap diam tanpa menjawab, hanya matanya yang
bergerak-gerak. Sejurus kemudian, "Apa kau menerimanya?" "Saya tidak bisa menjadi ronin selamanya."
"Berapa imbalan yang mereka tawarkan?"
"Seratus kan." Sunyi sesaat. Lantas lohara berkata, "kalau begitu, kami
akan memberimu 100 kan juga. Selama ini kami tidak
pernah membuatmu merasa tidak nyaman, kan?" lohara
menambahkan. "Sudah sembilan tahun. Saya tidak mau jadi orang tak
berguna terus-menerus. Saya ingin menaklukkan benteng."
"Kau pikir bisa menaklukkan benteng dengan strategi
perang yang kau pelajari di atas meja?"
"Bisa saja!" kata Kansuke geram, lohara kembali terdiam
beberapa saat, seperti sedang berpikir.
"Jadi kau tetap akan melayani mereka. Aku akan
membicarakannya dengan Tuanku."
"Meski dibicarakan berkali-kali pun, hasilnya tetap akan
sama saja. Jelas bahwa kau tak ingin melepas saya, tetapi
kau juga takut mempekerjakan saya di klanmu."
"Bicaramu kelewatan!" bentak lohara.
Kansuke berkata, "Tapi benar, kan" Kau takut pada
Yamamoto Kansuke" Saking takutnya sampai tak bisa
mempekerjakan saya?"
Mendadak Kansuke mengubah nada bicaranya, "Bagaimanapun, kau telah memberiku makanan dan
pakaian selama sembilan tahun. Untuk itu saya tetap
merasa berhutang budi, karenanya saya hanya akan
menjual diri pada Takeda, tetapi hati saya tetap tinggal di
Sunpu." Bersamaan dengan itu Kansuke tertawa kecil. Tawa yang
13 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
aneh. lohara tiba-tiba membalikkan badan, menghadapkan
wajahnya ke arah Kansuke. Mata lohara yang biasanya
menunjukkan ketidakpedulian, kini berkilat dingin.
"Apa maksudmu?"
lohara mengamati Kansuke, mencoba menyingkap
maksud Kansuke. "Imbalan dari Takeda akan saya terima, begitu juga
imbalan dari Imagawa."
lohara terdiam. "Sejak awal saya sudah meyakini masa depan Imagawa,
sehingga selama sembilan tahun rela tidak meninggalkan
tempat ini." lohara tidak menjawab. "Keluarga Imawaga adalah keluarga terkuat di pantai
timur. Jadi, mengirim salah seorang pengikutnya ke Takeda
bukanlah hal buruk."
Setelah melontarkan kata-kata tersebut, Kansuke tidak
bicara lagi. Istri Imagawa Yoshimoto adalah puteri Takeda
Nobutora. Karena itulah kedua klan tersebut memiliki
hubungan kekerabatan, tetapi Nobutora diasingkan oleh
anaknya sendiri, Harunobu (nantinya dikenal sebagai
Shingen) yang berusia 23 tahun. Saat ini, Nobutora berada
di bawah perlindungan menantunya, Imagawa Yoshimoto.
Di permukaan, keluarga Takeda dan Imagawa tetap
bersekutu, namun perseteruan antara Nobutora dan
Harunobu makin memperlebar jurang antara Harunobu dan
Yoshimoto. Bagi Imagawa, bukan ide buruk untuk tetap memberi
imbalan Kansuke secara diam-diam sekaligus mengirimnya
ke Takeda. Kansuke berdiri. Caranya berdiri memberi kesan
mendadak, lohara memanggilnya kembali saat Kansuke
melangkah ke koridor. Pada awal Maret, Kansuke dikawal oleh tiga orang
samurai dari Kai menu{u Kofu dengan menyusuri tepi
timur sungai Fuji. Lereng pegunungan yang mengapit dua
sisi sungai dipenuhi dedaunan hijau segar.
Mereka menginap selama dua malam di tengah
perjalanan. Kansuke benci melakukan perjalanan. Menurut
kabar burung, ia telah berkeliling Jepang mempelajari
keahlian berpedang, dan tidak ada satu tempat pun yang
belum dijejaki. Namun pada kenyataannya, tempat yang ia
ketahui hanya kampung halaman sendiri, yaitu Provinsi
Mikawa, dan sebagian Suruga. Kisah dirinya yang
berkeliling Jepang tak lebih dari desas-desus belaka. Tapi ia
14 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak menyangkal kabar burung tersebut. Tidak perlu.
Dengan pengetahuannya yang hanya secuil, Kansuke tetap
mampu membayangkan seluruh kota benteng dari provinsi
barat hingga timur dengan sangat jelas, la memperoleh
pengetahuan ini dari bahan-bahan bacaan tentang gunung,
sungai, dataran, dan iklim setiap wilayah, la mampu
membayangkan setiap benteng, kota, dan kondisi geografis
di sekitarnya dengan sangat akurat, meski belum pernah ke
sana. Setiap kali bertemu musafir dari daerah yang jauh, ia tak
pernah melewatkan kesempatan untuk menyerap segala
jenis pengetahuan dengan rinci, dan pengetahun ini tidak
akan pernah dilupakan. Daya ingatan dan imajinasinya
begitu kuat, sampai-sampai ia sendiri terpukau. Apa yang
pernah didengar tidak akan terlupakan. Dari secuil
informasi tersebut ia mampu mengembangkan menjadi
berbagai pengetahuan tak terbatas. Itagaki Nobukata
menjemput di tengah perjalanan, la membawakan
perlengkapan seperti pakaian, kuda, panah, dan tombak,
bahkan pelayan muda pun ia sediakan.
Kansuke merasa amat puas. Bukan hanya karena mereka
melayani dengan sangat baik, namun juga karena kondisi
alam dan geografis Provinsi Kai yang hampir sama dengan
apa yang dibayangkannya. Saat mereka memasuki kota
benteng Kofu, Kansuke melihat bahkan warna awan di
wilayah itu persis dengan yang ia bayangkan.
"Sudah berapa kali kau ke Kofu?" tanya Itagaki.
"Tiga kali," jawab Kansuke. Dan tiga kali itu bukan
karangan, pikirnya. Malam itu Kansuke menginap di rumah seorang samurai
kaya di sebelah utara kediaman Takeda. Keesokan harinya,
ia ditemani Itagaki bertemu dengan Harunobu di ruang
pertemuan kediamannya. Kediaman Takeda tidak berbentuk benteng, tetapi seperti rumah pada umumnya.
Yang sedikit membedakan adalah keberadaan parit di
sekelilingnya. Di dalam ruang pertemuan tersebut, Takeda Harunobu
yang berusia 23 tahun duduk di depan, di kanan kirinya
duduk berjajar beberapa pengikut utama Takeda. Kansuke
memberi hormat dengan canggung dari jauh. Saat diminta
mendekat oleh Harunobu, ia bangkit berjalan ke arah
Harunobu dengan membungkukkan badan.
Di sebelah Itagaki Nobukata duduk Obu Toramasa, dan
15 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
di sebelah Obu duduk Amari Torayasu. Kansuke maju ke
depan, melirik ketiga orang dekat Takeda itu. Saat
menundukkan wajah, tatapan dingin Amari tidak lekang
dari benaknya. Aku tak suka orang itu, pikir Kansuke.
Harunobu tidak berkata sepatah puri, tapi matanya terpaku
pada penampilan Kansuke yang aneh. Tiba-tiba Harunobu
berkata, "Kau tampak lebih tangguh dari yang kudengar.
Tidak mungkin kau puas dengan imbalan 100 kan. Aku
akan memberimu 200 kan"
Suaranya tidak keras, tetapi terdengar berat. Kansuke
mengangkat wajahnya sedikit, terperanjat.
Lalu Harunobu menambahkan, "Aku akan memberimu
satu huruf dari 'Harunobu'. Mulai sekarang, kau dipanggil
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan sebutan 'Kansuke HaruyukT."
Seorang jenderal muda yang sangat dermawan. Kansuke
membungkuk dalam diam. Itagaki Nobukata mendekat dan berbisik, "Ucapkanl
terima kasih." "Terima kasih banyak. Untuk membalas penghormatan
ini, saya ingin berpartisipasi dalam pertempuran menaklukkan benteng sesegera mungkin," ujar Kansuke
tanpa intonasi. "Kau berkata 'menaklukkan benteng* begitu mudah,
akan tetapi...," Harunobu mulai bicara, namun langsung
dipotong oleh Kansuke. "Ya, ada prinsip-prinsip rahasia dalam menaklukkan
benteng." "Apakah kau telah menguasai prinsip-prinsip rahasia
itu?" "Ya." Jawaban pendek Kansuke terdengar angkuh bagi siapa
pun. Lalu terdengar tawa lepas Amari.
"Berapa jumlah pertempuran yang telah kauikuti?" tanya
Amari. "Belum satu pun." Ledakan tawa muncul dari tempat
duduk yang lebih rendah. Kansuke tidak merasa terganggu sama sekali. Mendadak
ada sesuatu yang tumbuh dalam dirinya, membuat ia sulit
duduk diam. Sesuatu itu adalah kepercayaan diri dan
keberanian bahwa ia akan mampu menaklukkan berapa
pun banyaknya benteng dengan mudah.
16 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Itagaki berkata, "Kau boleh pergi dan istirahat."
Kansuke berlalu dari hadapan Harunobu.
Sepeninggal Kansuke, Amari maju ke hadapan Harunobu dan berkata, "Tidak sekali pun pernah terlibat
dalam pertempuran, tetapi menyombongkan kemampuan
soal strategi militer. Ini memaksa kami yakin bahwa dia tak
lebih dari penipu yang hanya pintar bicara dan
menginginkan imbalan belaka."
Obu Toramasa menambahkan, "Bagaimana jika kita
pekerjakan dia selama setahun untuk melihat kemampuannya. Namun, karena Tuan memiliki kemampuan setara dewa untuk menilai seseorang, apakah
ada pemikiran tersendiri mengenainya?"
Harunobu hanya menjawab demikian, "Sepuluh tahun
lalu, ketika aku masih berusia 13 tahun, aku pergi ke
Ushikubo di Provinsi Mikawa dan bertemu Kansuke.
Waktu itu kami sepakat menjadi majikan dan pengikut.
Sejak itu pula kubiarkan dia bertualang ke seluruh negeri."
Tak ada ekspresi di wajah Harunobu.
Semua orang tahu bahwa pernyataan itu tidak benar,
tetapi karena yang mengatakan adalah Harunobu sendiri,
tak seorang pun berani menentang. Hanya Itagaki
Nobukata yang mengetahui alasan Harunobu melindungi
Kansuke. Harunobu telah disia-siakan oleh ayahnya, Nobutora, dan
melalui masa kedi yang tidak bahagia. Itu sebabnya
Harunobu punya kecenderungan memihak samurai berpenampilan aneh atau samurai yang tidak mendapatkan
kepercayaan dari orang lain.
0=odwo=0 Atas pengaturan Itagaki, Kansuke melewati malam
kedua di sebuah rumah samurai di depan kediaman
Takeda. Sore hari berikutnya, Kansuke menaiki sebuah
bukit kecil di belakang kediaman Takeda. Tepat di
17 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
belakangnya, ada kaki bukit yang landai. Sebelum sampai
di tengah lereng, Kansuke tidak hanya dapat melihat kota
benteng Kofu, melainkan juga sebagian wilayah Kai.
Tampaknya sangat mudah untuk menyerang dan menghancurkan kediaman Takeda; Jika diamati dari atas
bukit, kediaman Takeda sama sekali tidak memiliki
pertahanan. Dengan kondisi seperti ini, yang menyebabkan
mereka bisa terus bertahan sampai sekarang tentulah karena
keluarga Takeda selalu berperang keluar dan tidak pernah
membiarkan musuh masuk ke wilayah mereka. Di pantai
timur, benteng seperti ini tidak akan bisa bertahan sehari
pun dalam situasi tanpa penjagaan.
Angin berhembus dari kaki bukit, membuat kulit
Kansuke yang berkeringat merasa nyaman. Kansuke duduk
di pematang sawah di lereng bukit dan terus memandangi
dataran luas di bawahnya. Kai disebut-sebut sebagai daerah
bergunung-gunung. Memang, di sekeliling lembah terlihat
jelas deretan pegunungan.
Tiba-tiba Kansuke melihat seorang penunggang kuda
menaiki bukit tempat ia duduk. Caranya menunggang kuda
tampak terampil. Ketika penunggang kuda berada dekat
Kansuke, ia turun dari kuda dan berjalan menghampiri
Kansuke. la bertanya, "Apakah Anda Tuan Yamamoto"
Tuan dipanggil ke benteng."
"Bagaimana kau tahu aku berada di sini?"
"Ada yang melihat Tuan menaiki bukit ini."
Kansuke berdiri dan berkata, "Aku akan segera ke sana."
Samurai itu menaiki kudanya dan menghilang dengan
cepat. Kansuke berpikir, pasti Harunobu yang memanggil.
Namun saat memasuki gerbang benteng, dilihatnya tiraitirai bercorak merah putih dipasang
mengelilingi lapangan dan terdengar suara tetabuhan genderang. Beberapa
samurai berlari ke arahnya dan berkata, "Silahkan kemari."
Kansuke dituntun masuk ke balik tirai.
Amari duduk di atas bangku kecil. Di sisi kanan kirinya
puluhan samurai duduk berderet. Kansuke dibawa
menghadap. Amari berkata, "Yamamoto Kansuke, tunjukkan padaku
aliran pedang Gyoryu."
"Permintaan yang tidak masuk akal. Saya datang ke sini
karena mengira Tuan kita yang memanggil."
"Kudengar kau menguasai aliran pedang Gyoryu,
sayangnya tak seorang pun di Kai yang mempelajari aliran
18 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tersebut. Tapi kami punya beberapa ahli pedang dari aliran
Shintoryu. Aku Kansuke tidak tertarik sama sekali pada
pertandingan. Kisah mengenai dirinya sebagai ahli pedang
Gyoryu dan perjalanannya ke seluruh penjuru negeri tak
lebih dari gosip belaka, la bahkan belum pernah memegang
pedang kayu. Satu-satunya pengalaman berpedang adalah
ketika ia membunuh Aoki Daizen di Suruga. la bahkan
tidak ingat lagi bagaimana menggunakan pedang ketika itu.
la hanya berpikir untuk membunuh. Jadilah ia melompat,
menyerang dahi, kaki, lalu bahu, dahi lagi, dan akhirnya
membelah bahu Daizen. la mampu membunuh Aoki
Daizen semata-mata karena berpikir untuk melakukanya;
tapi itu tidak bisa disebut keahlian pedang, la tidak tahu
apa-apa soal Gyoryu atau Shintoryu. la bahkan tidak tahu
tatacara memegang pedang.
Tiga orang samurai berlari ke arahnya dan menyerahkan
sebilah pedang kayu. Lalu mereka menggulung lengan
bajunya ke atas dan mengikatnya.
"Sungguh menjengkelkan!"
Baru saja Kansuke mengucapkan kata-kata itu, lima atau
enam orang menggiringnya ke tengah lapangan.
"Menjengkelkan!"
Kansuke berupaya melarikan diri ke sudut, tapi selalu
digiring kembali ke tengah. Lalu ia melihat seorang samurai
separuh baya pelan-pelan mendekati dengan pedang kayu
terhunus. Karena Kansuke tidak punya niat bertarung,
pertandingan hanya dimulai sepihak.
"Menjengkelkan!" teriaknya, lalu bahunya terkena
pukulan. "Ini curang!" ulang Kansuke, lalu bahu yang sebelah lagi
terasa kebas. Pukulan-pukulan lawan membuat kedua
bahunya kebas beberapa saat. Sesaat kemudian kakinya
ditarik. Kedua kakinya tersungkur ke samping dan Kansuke
terjatuh di tanah dalam posisi aneh.
Sorak dan tawa terdengar riuh di sekeliling lapangan.
Kansuke terduduk di rerumputan di tengah lapangan.
Tiba-tiba hiruk-pikuk itu mereda. Sebagian tirai tersibak
dan Harunobu muncul diiringi pelayan. Kansuke dipanggil
menghadap Harunobu. "Tampaknya kau sudah bertarung," ujar Harunobu
dengan suara pelan namun berat.
"Saya menang," jawab Kansuke. Sambil memegangi
bahu kiri yang terasa sakit, ia melanjutkan, "Lawan saya
tadi tidak akan berguna dalam pertarungan sungguhan. Dia
akan tersungkur dengan sekali sabetan."
"Kenapa begitu?"
"Matanya mati. Mirip mata ikan yang mati. Dia dapat
19 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dijatuhkan dengan mudah oleh prajurit rendahan tak
dikenal," kata Kansuke.
Harunobu mengangguk dalam, entah percaya atau tidak.
Di lapangan, pertandingan baru telah dimulai. Kansuke
membungkuk lalu mundur dari hadapan Harunobu. Bahu
dan punggungnya dijalari rasa sakit luar biasa. Ini
malapetaka, pikirnya. Amari mengejar dan mendekati Kansuke.
"Jangan mengatakan kebohongan tanpa malu setelah
kau ditumbangkan seperti tadi."
"Apakah dia anak buahmu, Tuan Amari?"
"Aku baru saja mempekerjakannya. Seorang ronin dari
timur, tapi dia memiliki keahlian yang handal." "Tapi justru orang seperti itu tidak akan berguna dalam
pertarungan sesungguhnya. Dia akan memalukan Tuan."
Kansuke tertawa pelan, menyibakkan tirai, lalu tubuh
kecilnya menyelinap di balik tirai.
Malam itu Kansuke diundang Harunobu untuk
berkunjung ke benteng. Selain Harunobu, hadir pula
Itagaki, Amari, dan empat atau lima panglima lain.
"Apakah samurai dan orang biasa berbeda di setiap
wilayah?" tanya Harunobu kepada Kansuke.
"Saya berkelana ke seluruh penjuru negeri dan
mempelajari tradisi-tradisi keluarga di berbagai provinsi.
Selain itu, saya juga mengamati rumah Tuan Yoshimoto
dan mengenal ronin dari berbagai tempat saat masih tinggal
di Suruga selama sembilan tahun. Menurut saya,
keseluruhan negeri dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Kategori pertama adalah jiwa yang dimiliki orang-orang
wilayah timur. Dari wilayah Bishu hingga Izumi masuk ke
kategori kedua. Kategori ketiga meliputi Shikoku, Chugoku,
sementara Kyushu memiliki jiwa yang kurang lebih sama."
"Apa perbedaannya?"
"Di atas Bishu, yakni wilayah timur, jarang ada orang
yang ramah. Mereka menunjukkan sikap arogan. Jika
hubungan terjalin baik, mereka akan memuji-muji orang
yang tidak layak mendapat pujian. Akan tetapi saat
hubungan tidak berlangsung baik, mereka akan menjelekjelekkan orang yang lebih menonjol."
Sekali Kansuke mulai bicara, ia amat fasih bercerita.
Apapun pertanyaan yang dilontarkan, ia jawab dengan
lancar. Entah dari mana ia memperoleh pengetahuan itu.
Itagaki, sebagai pelindung Kansuke, merasa puas dengan
kecakapan Kansuke, namun Amari tetap diam dengan
wajah masam. Baginya, kefasihan Kansuke terdengar
20 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
seperti kebohongan semata.
Kansuke menjawab dengan gamblang semua pertanyaan
tentang berbagai topik, mulai dari geografi, sifat manusia,
tradisi, hingga struktur militer berbagai provinsi.
"Apakah ada cara membuat musuh menghormatimu
hanya dalam satu atau dua tahun setelah menaklukkan
wilayahnya?" tanya Harunobu.
"Rekrutlah samurai-samurai terkenal atau terpandang
dari pihak musuh, beri mereka separuh atau semua
informasi - tergantung situasinya, dan aturlah pernikahan
mereka dengan pengikut-pengikut Tuan. Selain itu, panggil
para pemuka agama, warga kota dan pemimpin petani; ajak
mereka bicara dan tanyakan tentang kondisi negeri. Ide
untuk menjamu mereka masih perlu dipertanyakan. Mori
Motonari, penguasa Aki yang mulai belajar memanah sejak
muda, berhasil menaklukkan Chugoku dan memperluas
kekuasaan sampai Shikoku dan Kyushu. Untuk membawa
negeri-negeri itu ke bawah kekuasaannya, dia selalu
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggunakan cara ini."
Kansuke terus bicara dari jam tujuh sampai jam sepuluh.
Ketika mendengar suara angin kencang di luar, mereka
keluar dari benteng. Kansuke meninggalkan benteng
mendahului Itagaki dan Amari, la keluar dari gerbang timur
benteng, dan menyeberangi jembatan di atas parit.
Sekelilingnya gelap gulita. Saat berjalan sepanjang parit dan
berbelok ke arah pondok para samurai, sekonyong-konyong
dari kegelapan, sebilah pedang putih dihunuskan ke ujung
hidung Kansuke. Sungguh kejadian tak terduga.
Kansuke dengan cepat melompat mundur. Pedang itu
terus mengikutinya. Kansuke mundur selangkah demi
selangkah, dan terus mundur sampai mendekati tembok
benteng, namun pedang itu masih tetap mengikuti. "Siapa
kau?" untuk pertama kalinya Kansuke membuka mulut
"Karena kau menginginkan pertandingan dengan pedang
sungguhan, maka aku datang kemari."
"Menjengkelkan!" kata Kansuke. la menyadari bahwa
orang di hadapannya itu adalah lawan pertandingan sore
tadi. Lalu berkata, "Hasil pertandingan siang tadi sudah
jelas; Kau lebih kuat."
"Apa! Aku tak ingin dengar ocehanmu!"
Dalam sekejap Kansuke melompat satu meter ke
belakang dan berkata, "Menjengkelkan!"
Lalu ia melanjutkan, "Jangan bertindak gila. Aku hanya
memenuhi undangan Tuan...."
Kansuke mendengar tawa lawannya.
"Aku akan membunuhmu lalu melarikan diri. Apakah
nyawa berharga bagimu" Sayang sekali, aku tak peduli
21 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
seberapa penting itu bagimu, aku tetap akan membunuhmu." "Lalu melarikan diri?"
"Ya, tentu." "Kau begitu ingin membunuhku?"
"Ya, ingin sekali."
Mendengar ini, Kansuke memantapkan niat.
"Kalau begitu, aku juga akan membunuhmu."
Kansuke menghunus pedang dan berkata, "Kemarilah!"
Kansuke terus merapat. Begitu ia menapak maju satu
langkah, ujung pedangnya merobek bagian di antara kedua
mata musuhnya itu. "Ugh!" Kali ini lawannya mundur selangkah. Kansuke
terus memperpendek jarak, la maju lagi selangkah. Karena
kaki kanannya yang lebih pendek berada di depan,
tubuhnya bergerak dengan kuat.
Tiba-tiba lawannya memekik.
"Aaah!" Suara itu terdengar seperti teriakan burung
malam. Bahu kanannya terkena sabetan pedang.
Kansuke terus melangkah maju.
"Tunggu! Tunggu dulu."
Kansuke tidak menunggu, la terus mendesak.
"Tunggu!" Tiba-tiba suara lain muncul dari kegelapan. Ada
bayangan dua atau tiga orang bergerak. Lalu obor
menerangi tempat itu. Tahu-tahu, mereka yang sedang
bertarung sudah berada di depan gerbang benteng. Tampak
wajah Itagaki, Amari, dan beberapa orang lain.
"Tunggu! Tunggu sebentar!" seseorang berseru. Kansuke
tak mengindahkan sedikit pun, terus merangsek maju.
Teriakan burung malam kembali keluar dari mulut
lawan. Kansuke dengan tenang menarik pedang, menempatkan diri dalam kegelapan, dan terus berdiri.
Dalam lingkaran obor, lawannya yang lebih besar itu berdiri
selama beberapa saat, lalu jatuh tersungkur ke belakang.
Tengkorak ahli pedang aliran Shintoryu itu terbelah dua.
22 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Amari melirik tubuh kaku itu, lalu mengalihkan
pandangan ke arah Kansuke. Matanya menunjukkan
ekspresi seolah melihat sesuatu yang mengerikan dan tidak
ia mengerti. "Kau Yamamoto Kansuke?"
"Ya." "Kau yang membunuhnya."
"Ya." "Kau benar-benar yang membunuhnya?"
"Ya." Amari tiba-tiba menghilang dari temaram cahaya obor,
berjalan sendirian. Lalu berbalik dan berteriak, "Yamamoto
Kansuke!". Karena tidak mendapat balasan, ia berjalan
kembali dengan langkah cepat. Di mata Amari, kini
Kansuke tak beda dengan monster.
Kansuke berjalan menuju kediaman para samurai
bersama Itagaki Nobukata. "Selain dalam pertempuran,
tidak baik menghilangkan nyawa seseorang," ujarnya.
"Ya," angguk Kansuke, sambil mendengarkan suara
angin yang menderu mengerikan. Seperti saat usai
membunuh Aoki Daizen, kali ini pun ia merasakan sedikit
lelah di sekujur tubuh. Kansuke tidak heran dengan
kenyataan bahwa sekali ia mencabut pedang dan berniat
membunuh, pasti berhasil membunuh lawan tanpa gagal.
Kansuke merasa memiliki kekuatan itu dan termasuk dalam
golongan manusia semacam itu.
"Mulai bulan depan, kita akan terus menghadapi
pertempuran. Karena kau akan mendapat 25 orang pasukan
infanteri, maka tunjukkanlah kesetiaanmu."
Hanya itu kata-kata Itagaki yang masuk ke telinga
Kansuke. La tidak mendengar apa-apa sebelum dan
sesudahnya. "Pemimpin pasukan infanteri adalah...," suara Itagaki
terdengar lagi. Kansuke tidak tertarik mendengar jabatan barunya.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng," gumamnya
berulang-ulang di dalam hati. La yakin bahwa dalam setiap
pertempuran akan mampu menaklukkan benteng. Betapa
menyenangkan rasanya berangkat ke pertempuran bersama
seorang jenderal muda seperti Takeda Harunobu dan
menaklukkan benteng satu persatu, pikirnya. Barangkali
karena belum pernah mengalami pertempuran yang
sesungguhnya, Kansuke merasa pertempuran sebagai
sesuatu yang sangat hening. Suara senjata apa pun tidak
terdengar. Bayangan benteng dan gerakan prajurit yang
mengelilingi seperti gambar sunyi baginya.
23 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Setelah meninggalkan Itagaki, Kansuke berjalan sendiri
menuju kediamannya. Pasir bertiup dari bawah lereng, la
melindungi matanya yang normal dengan tangan kanan
yang tidak berjari tengah. Wajahnya diangkat sedikit untuk
melihat bintang-bintang dingin kebiruan yang belum pernah
ia saksikan di pantai timur. Bintang-bintang itu tampak
begitu dekat, seolah berada dalam jangkauannya. Kansuke
terus menuruni lereng selangkah demi selangkah.
0-odwo-0 Tiga Pada Februari tahun Tenbun ke- 13, Takeda Harunobu
mendirikan perkemahan dengan dua puluh ribu pasukan di
gunung Misa di dataran Shinano. la berniat menyerang klan
Suwa Yorishige yang berpengaruh kuat di wilayah Suwa.
Bagi klan Takeda, rencana penyerangan Suwa sudah
dipikirkan sejak pemerintahan Nobutora, dan sebagai
langkah pertama adalah menguasai provinsi Shinano.
Namun karena disibukkan oleh pengiriman pasukan ke
provinsi Suruga dan Sagami, Nobutora sengaja menunda
menyatakan perang terhadap Suwa. Bahkan ia mengirimkan anak perempuan keenamnya kepada Yorishige untuk dipersunting, menjadikan Suwa berada di
bawah pengaruhnya. Puteri Nobutora yang dikirim kepada
Yorishige tersebut bernama Nene dan terkenal akan
kecantikannya. Akan tetapi dua tahun lalu, ia meninggal
dunia di usia enam belas tahun.
Harunobu berbeda dengan ayahnya, Nobutora. la
bertekad menguasai Suwa sepenuhnya dan sedang mencari
alasan pembenaran untuk menyerang Yorishige dalam satudua tahun ini. Secara kebetulan ia
mendapat informasi dari penguasa benteng Takato, Takato Yoritsugu, bahwa
Yorishige berniat memberontak. Memanfaatkan hal ini
sebagai alasan, Harunobu memutuskan untuk menyerang
Suwa. Namun entah mengapa, sejak mendirikan kemah perang
di gunung Misa, hati Harunobu terasa berat, la merasakan
hal yang sama ketika mengejar ayahnya ke Sunpu. Firasat
mengatakan bahwa pertempuran ini akan meninggalkan
24 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bekas yang tidak mengenakkan. Walaupun Nene telah
meninggal, Yorishige tetaplah adik ipar bagi Harunobu. la
berusaha menyingkirkan seorang anggota keluarga dengan
alasan yang belum terbukti. Tidak mungkin hatinya tetap
merasa tenang soal ini. Perkemahan mereka dikelilingi banyak pohon plum.
Bunga-bunganya yang berwarna putih bermekaran di udara
bersih dataran tinggi. Warna putih bunga plum itu merasuk
ke jiwa Harunobu yang berusia 24 tahun, menimbulkan
perasaan gelisah. Sungguh aneh, batinnya tidak menyimpan
keinginan untuk berperang saat ini.
Malam itu, ketika mereka berkemah di gunung Misa,
seorang utusan Takato Yoritsugu datang dan melaporkan
bahwa tentaranya akan menyerang benteng Uehara,
kediaman Suwa, melalui puncak Tsuetsuki dalam dua atau
tiga hari mendatang. Oleh karena itu, Takato meminta
Harunobu mendukung penyerangan tersebut dengan
mengirimkan pasukan utamanya dari sisi timur.
Setelah utusan Takato pergi, Harunobu memanggil para
panglima perang dan pasukannya untuk mematangkan
strategi. Harunobu menunjuk kakaknya, Samanosuke
Nobushige, sebagai panglima perang, la sendiri memutuskan tetap berada di perkemahan gunung Misa
bersama pasukan cadangan.
"Untuk menaklukkan satu atau dua benteng kecil di tepi
danau, tidak perlu mengirim 20 ribu pasukan," ujar
Harunobu. Pernyataan seperti ini tak lazim dikemukakan
oleh seorang Harunobu yang menyukai pertempuran.
"Tetapi, saya rasa Tuan tetap perlu pergi ke desa
Miyakawa atau dekat Kuil Yasukuni," saran Itagaki. Para
jenderal lain sepakat dengannya.
Dari arah kursi yang lebih rendah, terdengar pendapat
yang sama sekali berbeda. "Menurut saya, karena keluarga
Takeda dan Suwa masih memiliki hubungan kekerabatan,
mungkin apa yang saya katakan akan terdengar aneh, tapi
saya merasa bahwa kita tidak perlu melanjutkan
pertempuran. Membangun kemah perang di wilayah ini
sudah cukup menjadi ancaman terhadap Suwa. Jika kita
bisa melakukan perjanjian damai tanpa menumpahkan
darah, saya pikir tidak ada cara lain yang lebih baik," ujar
Yamamoto Kansuke. Keheningan tiba-tiba menyelimuti seluruh ruangan.
25 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pertempuran yang sudah di depan mata baru saja ditentang
oleh seseorang. Bahkan Itagaki Nobukata, yang biasanya
mendukung ide Kansuke, berubah pucat.
"Apa katamu! Yamamoto Kansuke!" gertak Nobushige.
Kemarahan yang ditunjukkan sang jenderal muda
mengisyaratkan ketidaksudian untuk memaafkan perkataan
Kansuke. "Tidak apa-apa," kata Harunobu menengahi. Hanya ia
seorang yang merasa lega mendengar kata-kata Kansuke.
Sama seperti yang dikatakan Kansuke, ia pun merasa tidak
perlu lagi untuk melanjutkan pertempuran ini. la sudah
diselamatkan oleh Kansuke yang telah mengatakan apa
yang ia pikirkan di dalam benaknya.
"Apa kau punya ide?" tanya Harunobu kepada Kansuke.
"Ya. Apakah Tuan bisa mengirim saya ke Suwa sebagai
utusan" Saya akan menjelaskan situasinya kepada mereka
secara baik-baik dan bernegosiasi agar mereka mau
bersumpah setia kepada Tuan."
Jika Yorishige memiliki perasaan kurang simpatik
terhadap Harunobu, itu disebabkan oleh peristiwa
pengusiran Nobutora, ayah Harunobu, ke Sunpu. Namun
jika dijelaskan bagaimana situasi yang sebenarnya,
Yorishige tentu akan paham. Inilah pendapat Kansuke.
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semua jenderal yang ada di ruangan itu pasti tidak
sependapat dengan ide Kansuke, namun Harunobu berkata,
"Penaklukan Benteng Suwa adalah pekerjaan sepele.
Bahkan bila kita tidak melakukannya sekarang, kita masih
dapat melakukan kapan pun kita mau. Meski aku telah
datang jauh-jauh kemari, aku tidak begitu antusias
melakukan penyerangan terhadap pasukan Suwa. Bagaimana jika kita kirim Kansuke sebagai utusan untuk
bertemu dengan Yorishige" Jika dia mampu mencapai
kesepakatan dengan syarat yang juga memuaskan pihak
kita, bukankah itu hal yang bagus?"
Karena Harunobu yang bertitah, tak seorang pun berani
membantah. Semua yang hadir tahu bahwa begitu
memutuskan sesuatu, Harunobu akan selalu melaksanakan
sesuai keinginannya. Keputusan mengirim Kansuke sebagai
utusan sudah final. "Kansuke, kapan kau berangkat?" tanya Harunobu.
Kansuke menyimak kata-kata Harunobu dengan tetap
duduk menghormat di tempatnya.
26 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Saya akan segera berangkat," jawab Kansuke. Kansuke
menyukai jenderal muda yang diabdinya itu. Harunobu
adalah satu-satunya manusia yang disukai Kansuke di
dunia ini. la benci semua manusia yang ada di muka bumi,
kecuali Harunobu. la rela berkorban nyawa demi
Harunobu. Kansuke tidak tahu di mana letak pesona
jenderal muda itu, namun yang jelas, hanya terhadap
Harunobulah ia merasakan sesuatu yang berbeda sama
sekali. Ada kalanya Harunobu mengolok-olok Kansuke secara
langsung di hadapannya dengan sebutan 'si pincang
Kansuke'. Tetapi hal itu tidak membuat Kansuke marah.
Tidak pernah sedikit pun terdengar nada penghinaan dalam
suara Harunobu. Kansuke, yang sejak kecil dibesarkan
dalam penolakan dari lingkungan sekitar karena keanehan
fisik, bertemu dengan Harunobu dan untuk pertama kalinya
mengetahui ada orang yang mau melihatnya seperti
manusia normal. Kansuke tidak mengemukakan pendapat yang bertentangan itu dengan sengaja tanpa dasar, apalagi
pertempuran sudah di depan mata. Saat berlangsung
pertemuan membahas strategi perang, Kansuke merasakan
sikap pasif Harunobu atas pertempuran tersebut. Sebuah
sikap yang tidak biasa. Mencerminkan adanya keraguan
serta kecemasan dalam diri Harunobu. Apa yang
membuatnya demikian" Duduk di kursinya yang lebih
rendah, Kansuke terus memikirkan hal tersebut. Lalu,
ketika ia mengangkat wajah, matanya bertemu pandang
dengan mata Harunobu. Saat itulah, dari mulut Kansuke
meluncur kata-kata tersebut bagai digerakkan oleh sesuatu.
Usulan Kansuke bukanlah saran yang tepat pada saat ini
karena bisa membahayakan diri sendiri, la sendiri tidak
yakin apakah usulan itu berasal dari idenya sendiri atau
karena Harunobu yang merasuki pikirannya dan membuat
Kansuke menyuarakan keinginan tersebut, la hanya tahu
bahwa ia harus mengatakannya.
Saat Harunobu menyepakati ide tersebut, alih-alih
bangga, Kansuke merasa lebih puas karena menganggap
dapat membaca pikiran Harunobu yang terdalam.
Sambil memandang kagum pada jenderal muda berdahi
lebar dengan sinar mata tajam, Kansuke berkata, "Tidak
perlu bagi seorang jenderal bergegas mengirimkan
tentaranya untuk hal yang sia-sia. Biarkan saya, Yamamoto
27 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kansuke, berangkat sekarang sebagai utusan dan berupaya
sekuat tenaga untuk merebut Suwa tanpa kehilangan
seorang prajurit pun."
Kata-katanya terdengar seperti menyombongkan diri dan
merendahkan semua jenderal di ruangan itu, kecuali
Harunobu. Kansuke meminta Harunobu mengirim utusan ke Takato
Yoritsugu yang merupakan sekutu Harunobu dalam perang,
untuk menyampaikan pesan tentang pembatalan penyerangan, la sendiri meninggalkan perkemahan di
Gunung Misa malam itu juga, bersama tiga orang
penunggang kuda. Keesokan harinya, setelah menuruni dataran tinggi?
rombongan Kansuke tiba di Lembah Suwa. Mereka
melewati jalan yang tidak dijaga tentara musuh untuk
menghindari serangan, dan tiba dekat Benteng Uehara,
kediaman Penguasa Suwa, pada petang hari.
Setiba di dekat kubu lapis pertama pasukan Suwa,
mereka memacu kuda saling berdampingan secepat
mungkin. "Kami membawa pesan yang sangat mendesak. Kami
ingin bertemu dengan Tuan Suwa," teriak Kansuke ke
segala penjuru arah sambil memutar-mutarkan kuda
tunggangan di depan benteng. Tiga samurai yang
menyertainya meneriakkan pesan serupa. Mereka langsung
dipaksa turun dari kuda dan dikepung banyak samurai.
Kansuke digiring masuk ke dalam benteng dan ditahan
sekitar satu jam sebelum akhirnya dibawa menghadap Suwa
Yorishige yang tengah duduk di sebuah kursi kecil. Api
obor menyala terang. Yorishige adalah seorang jenderal
yang usianya sedikit lebih tua dibandingkan Harunobu.
Sekilas tidak tampak ada yang menonjol pada dirinya,
selain bahwa ia memiliki kecantikan fisik seperti seorang
wanita. Ketika Kansuke menyampaikan pesan Harunobu, tibatiba Yorishige tertawa keras. Tawanya
terdengar histeris. Lalu berhenti. "Beritahukan kepada tuanmu bahwa aku akan mematuhi
semua kehendaknya," kata Yorishige. Rasanya seolah-olah
hukuman mati yang akan dijatuhkan kepadanya hari ini
atau besok dicabut dengan tiba-tiba. Lalu Yorishige tertawa
histeris lagi. "Kami ingin menetapkan batas wilayah sekarang juga,
agar tidak ada kesulitan di kemudian hari."
"Kami akan menjadikan tanaman rambat sebagai batas.
28 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kami tidak akan mengambil sebulir padi pun yang tumbuh
di sebelah timur batas tersebut," kata-kata bernada resmi
meluncur dari wajah pucat Yorishige.
"Kami ingin Tuan berdamai kembali dengan ipar Tuan."
"Aku sependapat. Sebagai adik, aku harus segera
menemuinya ke Kofu."
Jelas bahwa Yorishige pun tidak menyukai pertempuran
ini. Semua persyaratan yang diajukan diterima dengan baik.
Setelah menikmati jamuan makan dan sake, Kansuke
undur diri dari hadapan Yorishige.
Berbeda dengan saat Kansuke tiba, kali ini rombongannya dikawal dengan sopan. Yorishige sendiri
mengantar mereka ke gerbang utama benteng. Yorishige
juga didampingi anak perempuannya yang berusia 14
tahun, dikelilingi dayang-dayang. Paras gadis itu amat
rupawan, mewarisi wajah ayahnya.
"Apakah dia puteri Tuan?" tanya Kansuke kepada
Yorishige, yang mengiyakan pertanyaan tersebut. Tentu
saja bukan puteri dari Nene yang meninggal dunia dua
tahun lalu, melainkan puteri dari selirnya, Omiji.
Hanya Sang Puteri yang memandangi Kansuke dengan
sorot tak bersahabat tergambar jelas. Bahkan samuraisamurai lain pun merasa senang atas
negosiasi damai tersebut, tetapi Kansuke mendapat kesan bahwa hanya
gadis ini yang menunjukkan ketidaksetujuan. Ini justru
membuat Kansuke merasakan suatu sensasi yang menyegarkan. Pada siang hari berikutnya, Kansuke kembali ke
perkemahan di Gunung Misa dan menyampaikan jawaban
Yorishige kepada Harunobu.
Harunobu merasa puas atas upaya Kansuke dan segera
menemui utusan Suwa yang datang bersama Kansuke.
Malam itu sake dihidangkan kepada semua prajurit. Tiga
hari kemudian Harunobu kembali bersama pasukannya ke
Kofu. 0=odwo=0 Pada akhir Maret, Yorishige tiba di Kofu dan bertemu
29 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan Harunobu untuk memperbaiki hubungan mereka.
Harunobu menyambut dan menjamu Yorishige dengan
hangat. Dan pada bulan April, Yorishige mengunjungi
Harunobu untuk kedua kali. Seperti sebelumnya, Harunobu
menyelenggarakan jamuan besar-besaran untuk menyambutnya, la mengadakan pertunjukan Noh dan
mengundang para samurai penting untuk ikut menyaksikan.
Setelah kepergian Yorishige, Harunobu menanyai
pendapat para jenderalnya tentang Yorishige. Para jenderal
klan Takeda memiliki kesan baik terhadapnya. Mengatakan
bahwa Yorishige bermartabat, ramah, dan bijaksana.
"Saya pikir ia sangat berani datang ke Kofu dengan
hanya membawa beberapa pengikut. Meskipun Tuan masih
sekerabat dengannya, namun saat ini kita berada dalam
masa perang," ujar Nobushige, adik Harunobu, dengan
kagum. "Pastilah dia seorang jenderal muda yang langka,"
Amari turut memuji. "Apa pendapatmu, Nobukata?"
"Saya percaya kelak ia bisa menjadi sekutu Tuan," ujar
Nobukata. "Bagaimana denganmu, Kansuke?"
Kansuke ditanyai paling akhir.
"Saya tidak dapat mengemukakan pendapat sebelum
Tuan meminta yang lain meninggalkan ruangan ini" jawab
Kansuke. Alih-alih melakukannya, Harunobu berkata, "Kansuke,
mari kita keluar ke taman." la bangkit dari tempat
duduknya lalu berjalan menuju taman.
Pohon pasania ditanam di sekelilingnya. Setelah tiba di
bawah pepohonan tersebut, Harunobu berkata, "Tonggerettonggeret sedang mengerik." Walaupun
udara hari itu panas dan lengket, namun hawa di bawah bayangan
pepohonan cukup sejuk. Setelah pengiriman pasukan ke
Gunung Misa, musim semi berlalu tanpa ada pertempuran
baru dan musim panas hampir tiba.
"Apakah Tuan akan membunuhnya?" tanya Kansuke
tiba-tiba. Terguncang oleh kata-kata itu, Harunobu berbalik arah
memandang Kansuke. "Siapa?" "Tuan Suwa." "Apakah kau mau membunuhnya?"
"Lebih baik begitu...," sahut Kansuke.
30 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Bukankah kau yang mengusulkan negosiasi damai
dengannya" Jika kita membunuhnya sekarang...."
"Kita tidak bisa menghindari apa yang akan dikatakan
orang-orang. Akibatnya pun juga akan buruk. Tapi bila kita
tidak membunuhnya sekarang...."
"Kurasa tidak ada jalan lain. Bunuh dia!"
"Serahkan padaku," jawab Kansuke tanpa mengubah
ekspresi wajah. Harunobu tidak mengerti bagaimana Kansuke memiliki
pikiran yang persis sama dengan dirinya. Sejak pertama kali
Yorishige berkunjung, Harunobu sudah sangat berambisi
membunuhnya. Harunobu punya firasat, jika Yorishige
dibiarkan hidup, kelak akan terjadi malapetaka.
Adapun Kansuke, sama ketika menyarankan negosiasi
damai di Gunung Misa, kali ini pun ia menangkap
kegelisahan pada ekspresi Harunobu saat Tuannya itu
meminta orang-orang di sekelilingnya untuk menganalisa
watak Yorishige. Kansuke menyadari ada sesuatu yang
janggal dalam hatinya, sama seperti waktu itu.
Kansuke bertanya-tanya tentang 'sesuatu' tersebut. Dan
ketika Harunobu mengucapkan, "Kansuke, apa pendapatmu?" Kansuke mendongak ke arah Tuannya dan
tanpa sadar kata-kata, "meminta yang lain meninggalkan
ruangan" meluncur begitu saja. Lalu ide untuk membunuh
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yorishige, yang diam-diam tersembunyi dalam pikiran, saat
itu pula muncul ke permukaan.
Pada pertengahan Juni, Yorishige mengunjungi Kofu
untuk ketiga kalinya. Kali ini pertunjukan Noh kembali
digelar di benteng sebagai hiburan. Di tengah pertunjukan
Noh, seorang samurai berpangkat menengah bernama
Ogiwara Yaemonnojo berjalan mendekati tempat duduk
Yorishige dan berkata, "Atas perintah Tuan kami, saya
akan mencabut nyawamu."
Kata-katanya terdengar santun, namun ia langsung
menikamnya. Yorishige berusaha mencabut pedang
pendeknya, tetapi kemudian tersungkur oleh tusukan kedua
dari pedang Ogiwara. Semua yang menonton pertunjukan Noh serempak
berdiri begitu melihat kejadian tak terduga ini. Tidak ada
yang bisa langsung menilai apakah tindakan Ogiwara
Yaemonnojo tersebut atas perintah Harunobu atau tidak.
Kansuke yang berada di pojok ruangan perlahan
menyibak kerumunan orang dan berjalan mendekati mayat
31 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Yorishige. la memandanginya selama beberapa saat, lalu
memberi perintah pada Ogiwara, "Tusuk dia di leher."
Ogiwara yang tidak menyadari bahwa pandangan mata
Kansuke tertuju padanya, diam tak bergeming beberapa
saat Kansuke membentak, "Ogiwara! Tusuk dia di leher!"
Maka Ogiwara pun membungkukkan tubuh dan melaksanakan perintah Kansuke.
Satu jam kemudian Kansuke muncul di hadapan
Harunobu. "Mengapa kau ingin membunuhnya?" Harunobu
kembali menanyai Kansuke.
"Meskipun negosiasi damai telah selesai, dia pasti sudah
memikirkan dengan matang mengenai dua kali kunjungannya kepada Tuan, yaitu pada bulan Maret dan
April. Saya percaya dia punya rencana untuk membuat kita
lengah. Sebagai tanda penghormatan, Tuan pun sesekali
harus mengunjungi Suwa. Saya merasa bahaya menunggu
Tuan di sana." Harunobu tergelak. "Menyelamatkan nyawanya, kemudian membunuhnya, benar-benar menyusahkan, ya."
"Mulai saat ini kita akan disibukkan oleh banyak hal.
Karena situasinya sudah terlanjur seperti ini, kita perlu
mengambil alih Suwa dengan kekuatan militer."
"Perlukah kita mendirikan kemah di Gunung Misa
malam ini?" "Saya rasa itu terlalu cepat. Lebih baik kita melihat
situasi dulu. Jika kita segera mengirim tentara ke Suwa
setelah membunuh Yorishige, akan memberi kesan bahwa
kita bermain curang. Bagaimana kalau menunggu sampai
mereka datang menyerang kita" Kita diamkan saja mereka
untuk sementara ini."
Harunobu berpikir sejenak lalu berkata, "Baiklah.
Panggil Itagaki. Mungkin ia sedang bersiap diri untuk
berperang." 32 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tepat seperti perkiraan Harunobu, Itagaki menghadap
dengan bersenjata lengkap, siap bertempur.
"Kenapa berpakaian seperti itu?"
"Karena kita telah membunuh Penguasa Suwa, maka
tidak ada pilihan lain."
"Kenapa tidak kita tunggu mereka menyerang kita?"
Itagaki merenungkan ide Harunobu, lalu melirik
Kansuke dan berkata dingin, "Seharusnya kita menyerang
Suwa di Gunung Misa pada waktu itu. Kita sudah
menunda-nunda hal ini tanpa alasan."
Itagaki berbicara dengan nada menuduh Kansuke yang
dianggap telah turut campur sehingga membuat penaklukan
Suwa memakan waktu lebih lama. Biasanya Nobukata
selalu membela Kansuke, tetapi kali ini ia melihat ke arah
Kansuke dengan pandangan dingin.
Kansuke duduk menegakkan tubuhnya yang kecil.
Seperti biasa, tidak ada yang tahu arah pandangnya. Saat
itu Kansuke tengah membayangkan Benteng Uehara yang
pernah dikunjungi sekali, berikut kondisi geografisnya, la
tidak mengindahkan tuduhan itagaki sama sekali. Kansuke
asyik memikirkan strategi penaklukan Benteng Uehara.
Pikirnya, benteng itu pasti bisa dikuasai dalam tiga hari.
Begitu Benteng Uehara jatuh, Benteng Takashima yang
berjarak dua mil dari sana akan bisa direbut dalam waktu
satu hari. Rencana itu harus dilaksanakan pada musim
dingin, ketika Danau Suwa beku.
"Pertempuran harus dilaksanakan pada musim dingin,"
Kansuke berbicara sendiri, tidak ditujukan kepada
Harunobu maupun Itagaki. Suaranya begitu keras.
0=odwo=0 Pada 19 Januari tahun Tenbun ke-14, Harunobu
mengirim pasukan untuk menaklukkan Suwa.
Nobushige memimpin seluruh pasukan sebagai panglima
perang, Itagaki Nobukata memimpin garis depan, sementara Hyuga Masaharu bertanggung jawab di garis
belakang. Pasukan itu terdiri dari 3700 orang prajurit.
Pasukan Suwa mendirikan perkemahan di Kuil Fumonji di
luar Benteng Uehara. Pasukan Takeda begitu dominan sehingga dalam waktu
sehari mereka mampu meninggalkan Kuil Fumonji
sekaligus menaklukkan Benteng Uehara, dan segera
mengepung kediaman Penguasa Suwa, yaitu Benteng
Takashima, yang berada di tepi Danau Suwa. Pasukan
Itagaki membunuh lebih dari 300 orang prajurit Suwa.
Dengan ini keluarga Suwa yang besar pun akhirnya takluk.
Pada pertempuran tersebut, Kansuke melaksanakan
strategi perang di bawah komando Itagaki.
33 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mereka memasuki benteng pada malam hari. Kansuke
masuk ke sana dengan membawa tombak besar yang
tampak tidak sesuai untuk ukuran tubuhnya. Semua
penjaga benteng telah melarikan diri, tidak ada seorang pun
musuh di dalam benteng. Begitu Kansuke menaiki menara
benteng, ia melihat puluhan api unggun di sekeliling danau
dengan cahaya memantul di permukaan air. Sebuah
pemandangan yang tidak biasa. Bahkan tampak seperti
mimpi. Gelora pertempuran siang hari tadi masih membara
dan para prajurit terus bersorak gembira di tengah udara
malam yang menusuk. Kansuke turun dari puncak menara benteng, melewati
sebuah ruangan besar di menara tersebut, melangkahkan
kaki ke ruangan sebelah. Langkah Kansuke tiba-tiba
terhenti dan ia terperangah. Di salah satu sudut ruangan itu,
seorang perempuan muda berpakaian mewah duduk
bersama dua orang pelayan. Pelayan yang satu masih
muda, yang seorang lagi sudah berumur.
Ketika Kansuke beranjak mendekat, dayang yang lebih
muda berkata, "Jangan mendekat."
Anehnya, Kansuke terhenyak mendengar suara perempuan itu sampai tidak bisa bergerak mendekat.
Pelayan muda itu berteriak lagi, "Mohon tinggalkan tempat
ini." Kansuke merasa bahwa keberadaannya mengganggu
mereka. "Apakah dia puteri Penguasa Suwa?" tanya Kansuke
dengan suara parau. "Ya. Jangan mendekat."
"Jika kau melarangku mendekat, aku tidak akan
mendekat. Tapi apa alasannya?"
"Jangan biarkan orang lain masuk sampai kami
melakukan seppuku." Kali ini pelayan yang lebih tua
berbicara. Kansuke mengarahkan pandangan ke anak perempuan
Yorishige yang pernah dilihatnya tahun lalu. Waktu itu,
saat mengantar kepergian Kansuke dari Benteng Uehara,
api kebencian menyala di mata perempuan itu, namun kali
ini ia seperti orang yang sama sekali berbeda, raut wajahnya
begitu tenang. "Jika Tuan Puteri hendak melakukan seppuku, kenapa
tidak dari tadi" Waktunya pasti cukup banyak."
34 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Salah seorang pelayan menjawab, "Kami berusaha
menghentikan beliau. Sungguh kasihan, kami bahkan tidak
sanggup meyaksikan. Tapi sekarang...."
Anak perempuan Yorishige bangkit terhuyung-huyung
dan tertawa dingin. Kansuke tercengang mendengarnya.
"Aku terus melarikan diri karena tidak ingin mengakhiri
hidup. Aku tidak ingin melakukan seppukuI"
"Tuan Puteri bicara apa?"
Kedua pelayan mengikuti sang puteri yang beranjak dari
ruangan. "Tidak, tidak, aku tidak ingin melakukan seppuku!"
Sang puteri berjalan terhuyung mengitari ruangan.
Lalu, mereka mendengar suara keras. Banyak samurai
menerobos masuk ke ruangan besar itu. Kansuke yang sejak
tadi memandangi puteri dengan kagum, tiba-tiba bangkit,
memegang lengan sang puteri dan berkata, "kenapa Tuan
Puteri tidak mau melakukan seppuku?"
Anak perempuan Yorishige berusaha memberontak dan
mendongakkan wajah ke arah wajah Kansuke. Tatapannya
sarat rasa permusuhan. Tatapan yang pernah dilihatnya
sebelum ini. "Semua orang sekarat. Hanya aku yang masih ingin
hidup," katanya. Kata-kata jujur ini menyimpan keindahan
yang belum pernah didengar Kansuke sebelumnya. Anak
perempuan samurai manapun akan ragu mengucapkan
kata-kata itu, tetapi kejujurannya menyentuh hati Kansuke.
"Apa yang akan terjadi bila aku mati" Aku ingin hidup
dan melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang akan
terjadi dengan benteng ini dan Danau Suwa. Aku tidak mau
mati. Bagaimanapun susahnya, aku memilih hidup. Aku
tidak mau membunuh diriku sendiri!" Kata-kata itu
terlontar dari mulut Sang Puteri seperti orang kesurupan.
"Lepaskan aku!" teriaknya, la memberontak dari
dekapan Kansuke. Kansuke melepaskannya dan sang puteri
pun terjerembab, la nampak seperti rantai manik-manik
yang jatuh berhamburan. Perempuan cantik itupun
kehilangan kesadarannya. "Bawa dia!" Kansuke menyuruh kedua pelayan. Kedua
perempuan yang tampaknya telah kehilangan semangat
untuk melakukan seppuku itu membawa Sang Puteri
keluar, menuruti perintah Kansuke.
Kansuke berjalan lebih dulu di ruangan besar yang
dipenuhi para samurai yang sedang berkeliaran mencari
barang-barang berharga untuk dijarah. Mereka berjalan
melawan arus para samurai. Sosok Kansuke - dengan tubuh
kecil pincang membawa tombak besar - memancarkan aura
yang menunjukkan bahwa ia tidak akan memaafkan siapa
pun yang berani menyentuh kulit para wanita yang
35 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
diiringinya. Samurai paling kejam pun beringsut menghindari rombongan Kansuke.
0=odwo=0 Putri Yuu, anak perempuan Yorishige, langsung dibawa
ke Kofu, tapi tak lama kemudian kembali ke Suwa dan
dititipkan untuk sementara di Kuil Suwa.
Sebulan setelah pertempuran Suwa, Kansuke diundang
Itagaki Nobukata untuk datang ke kediamannya. Pembicaraan mereka berkisar pada sesuatu yang tidak ia
duga sebelumnya. "Tuan kita ingin menjadikan Puteri Yuu sebagai selir.
Bisakah kau menghentikannya?" kata Itagaki.
Pernyataan itu tidak mengherankan. Puteri Yuu adalah
anak perempuan Yorishige. Semua jenderal utama dan
senior menentang keinginannya, tetapi Harunobu tidak
mau mendengar. Para jenderal berpikir, jika dibujuk oleh
Kansuke yang amat dipercaya, mungkin ia mau mengerti.
Karena itulah Kansuke dipanggil menghadap.
"Jika Tuan kita memang suka, kenapa tidak bisa
mengambil Puteri Yuu sebagai selir?" jawab Kansuke cepat.
Di dalam dada Kansuke, membuncah keinginan aneh
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk menyatukan kedua orang tersebut, la teringat kembali
kata-kata Putri Yuu, tentang keinginannya untuk tetap
hidup, walaupun orang-orang lainnya sekarat.
Jika Putri Yuu dan Harunobu kelak memiliki anak lakilaki, garis darah Suwa akan terus berlanjut.
Jika anak berdarah Suwa ini menjadi ahli waris Klan Takeda, rakyat
Suwa akan melupakan dendam mereka terhadap Takeda
dan mungkin kelak akan menunjukkan kesetiaan pada
Takeda. Boleh jadi Harunobu memikirkan hal yang sama.
Kansuke mengutarakan pendapatnya kepada Nobukata.
"Jika mereka tidak punya anak, orang-orang akan
mengatakan bahwa Takeda sengaja membunuh Y
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
36Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Joko Sableng Bidadari Cadar Putih | http://cerita-silat.mywapblog.com | Joko Sableng Bidadari Cadar Putih pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:05:46
orishige, merebut wilayahnya dan memaksa anak perempuannya
menjadi selir. Ini tidak akan bagus terdengar di telinga
penguasa provinsi lain, dan kebencian rakyat Suwa tidak
akan lenyap selamanya," kata Nobukata.
"Ya, tapi jika kita tidak melakukan apa-apa, rakyat Suwa
pun tidak akan melupakan dendam mereka. Jika Harunobu
mengambil Putri Yuu sebagai selir, setidaknya ada secercah
harapan." "Perlukah kita berdoa khusus mengharapkan kelahiran
anak laki-laki?" kata Nobukata, yang tampaknya sudah bisa
menerima Puteri Yuu. "Masalahnya sekarang, apakah Puteri Yuu mau
menerima lamaran itu atau tidak."
"Takdir telah membuat saya menyelamatkan Puteri Yuu.
Jadi, biar Kansuke juga yang mencoba meyakinkannya."
Sebulan kemudian Kansuke bertolak ke Suwa. Puteri
Yuu telah dipindahkan ke Kuil Kan-non-in yang terletak di
selatan danau, dan Kansuke memacu kuda ke selatan
sepanjang danau tersebut dari Benteng Takashima.
Dari puncak bukit tempat Kuil Kan-non-in berada, ia
bisa melihat Benteng Takashima di kejauhan di sisi danau.
Es di danau telah mencair dan musim semi telah tiba.
Kansuke bertemu dengan Puteri Yuu untuk ketiga
kalinya. "Saya datang hendak menjemput Tuan Puteri," ujar
Kansuke. Puteri Yuu hanya diam dan mengangguk dengan
ekspresi tenang. Keesokan hari, Itagaki yang berada di Benteng
Takashima mengirim tiga usungan untuk Puteri Yuu dan
dua orang pelayannya. Kansuke dan 10 penunggang kuda
lain mengawal mereka menuju Kofu.
Desa-desa yang mereka lewati penuh dengan bunga
sakura yang bermekaran. "Aku lelah, tolong berhenti dulu." Kira-kira sejam sekali
mereka berhenti atas permintaan sang puteri. Saat mencapai
puncak bukit mereka berhenti; tiba di dasar bukit pun
mereka berhenti. Puteri Yuu bersikap begitu manja dan
keras kepala. Ketika turun dari tandu di puncak bukit, Puteri Yuu
bertanya, "Kapan aku bisa kembali ke Suwa?"
"Setelah anak laki-laki Tuan Puteri lahir, maka Kansuke
akan mengantarkan Tuan Puteri pulang," ujar Kansuke.
Mendengar itu, rona wajah Puteri Yuu berubah, la
memasuki usungan dan tak pernah membuka tirai lagi.
1 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Setelah itu arak-arakan terus bergerak tanpa henti melalui
padang rumput luas dengan deretan bukit-bukit kecil.
Kansuke terus memimpikan kelahiran bayi keturunan
Harunobu dan Puteri Yuu. Bagi Kansuke yang belum
pemah dicintai atau mencintai sepanjang hidupnya, telah
menemukan pasangan yang dapat ia layani dengan sepenuh
hati. Ini semua akan baik-baik saja. Kini Kansuke
menyingkirkan semua pikiran tentang Puteri Yuu dan
memutuskan untuk menyarankan Harunobu agar ia
merebut seluruh wilayah Shinano dengan Suwa sebagai titik
tolak. 0o-=dw=-o0 Empat Puteri Yuu yang telah dipindahkan ke Kofu, dibawa ke
kediaman Itagaki Nobukata.Meskipun sudah menjadi tugas
Kansuke untuk meyakinkan Puteri Yuu agar bersedia
menjadi selir Harunobu, namun ternyata hal tersebut sangat
sulit untuk dilakukan. Sudah satu bulan sejak sang puteri
tiba di Kofu. Kendati sudah beberapa kali mengunjunginya,
namun Kansuke belum mampu mengubah pikiran Sang
Puteri. Puteri Yuu yang sedang duduk di beranda dan
memandangi taman yang dikelilingi pohon-pohon besar
dengan tatapan menerawang, segera menyisir rambut
hitamnya yang panjang ketika melihat Kansuke. Belum
sempat Kansuke berkata apa-apa, Sang Puteri mendahului,
"Jika keberadaanmu di sini untuk meyakinkanku mengenai
hal yang kau katakan terakhir kali dulu, pikiranku masih
belum berubah. Tidak ada hal baru yang akan kukatakan
padamu." "Saya tidak ingin memaksa, jika Tuan Puteri memang
tidak tertarik." jawab Kansuke sambil berlutut di depan
Sang Puteri. Puteri Yuu melanjutkan, "Tuan Harunobu
telah membunuh ayahku, karena itu dia adalah musuhku.
Seperti yang kau katakan, benar bahwa kita hidup di masa
di mana kalau bukan kita yang membunuh maka kita yang
akan terbunuh. Jika dia tidak membunuh ayahku, pasti
ayahku yang membunuhnya. Ini hanya ketidakberuntungan
ayahku saja, dan aku tidak membenci Tuan Harunobu
karena itu. Namun untuk menjadi selirnya, aku tidak bisa
menyerahkan diriku ke dalam siksaan seperti itu."
Mendengar ucapan Sang Puteri, Kansuke merasa bahwa
anak ini cukup dewasa untuk ukuran gadis berusia 15
2 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tahun. "Tapi karena Tuan Puteri selamat tanpa melakukan
seppuku..." "Maka aku harus terima penghinaan itu. Aku tahu itu."
Mata indahnya berkilat penuh kemarahan, dan dia
melanjutkan, "Karena aku selamat tanpa membunuh diriku
sendiri sebagaimana adat yang berlaku, aku malah semakin
ingin menjalani hidupku sebagaimana yang kuinginkan.
Kalau saja aku tahu akan menjadi selir dari musuh ayahku,
niscaya aku lebih memilih untuk mati."
"Saya mengerti," Kansuke begitu
senang dapat berbincang dengan gadis cerdas ini.
"Maafkan saya mengatakan ini, namun bagaimanapun
juga, Tuan puteri hanya seorang perempuan; tidak peduli
seberapa menantangnya perjalanan hidup, tetap ada batasbatas yang harus dihadapi dalam
kehidupan bermasyarakat. Tetapi jika Tuan Puteri kelak mengandung anak laki-laki,
maka dia akan memiliki darah Takeda dan darah Suwa
dalam tubuhnya. Jika demikian, saya yakin anak tersebut
akan menjadi anak yang cerdas. Jiwa seperti apa yang
ditumbuhkan dalam dirinya akan bergantung kepada Tuan
Puteri. Mohon pikirkan hal ini baik-baik."
Kansuke menatap Sang Puteri. Mata Puteri Yuu tiba-tiba
berkilat, namun tidak melihat ke arah Kansuke.
"Saya akan mengunjungimu lagi, beberapa hari dari
sekarang." Hanya itu yang dikatakan Kansuke hari itu, lalu
meninggalkan kediaman Sang Puteri.
Hari berikutnya Harunobu menanyai Kansuke, "Bagaimana dengan urusan persetujuan Puteri Yuu?"
"Dia terlihat begitu antusias untuk menjadi selir Tuan,"
jawab Kansuke, namun kemudian menambahkan, "tapi
serahkan dulu urusan ini kepada saya untuk sementara,
karena Tuan harus menjaga perasaan istri."
Harunobu memiliki seorang istri berusia 26 tahun. 10
tahun lebih tua dibanding Puteri Yuu. Istri utama ini
bernama Sanjo-no-Uji. Harunobu mempunyai dua anak
darinya; Yoshinobu, berusia 9 tahun, dan Ryuho, berusia
enam tahun. Karenanya Harunobu tidak bisa leluasa
bercerita tentang Puteri Yuu.
Kansuke tidak menyukai istri dan anak-anak Harunobu.
Anak laki-laki Harunobu yang resmi, Yoshinobu, memiliki
3 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paras pucat dan gugup,serta tidak berpotensi untuk menjadi
pemimpin masa depan yang hebat seperti ayahnya. Sekali
waktu, ketika Yoshinobu melihat Kansuke di koridor
istana, Yoshinobu mengikutinya kemana pun sambil
menirukan cara berjalan Kansuke. Wajar jika Kansuke
membenci anak itu karena perangainya yang sombong.
Adik laki-lakinya, Ryuho, memiliki kepribadian yang lebih
baik, namun sayangnya terlahir buta.
Kansuke menganggap hubungan antara Harunobu dan
Puteri Yuu dalam sebuah perkawinan, penting untuk
dilaksanakan. Seorang anak yang lahir dari puteri yang
cerdas akan menjadi pewaris ideal bagi keluarga Takeda.
Masalahnya kini adalah apakah ia bisa meyakinkan Sang
Puteri atau tidak. Namun Kansuke yakin bahwa pada
akhirnya nanti ia mampu merubah pikiran Sang Puteri.
0=odwo=0 Beberapa hari kemudian, Kansuke kembali mengunjungi
Puteri Yuu. "Apakah Tuan Puteri sudah mengambil keputusan?"
tanya Kansuke. Sang Puteri menjawab tegas dengan sebuah pertanyaan,
"Kau berada di pihak Takeda atau Suwa" Di pihak mana
kau berada?" Sang Puteri melihat ke arahnya dengan sinis,
lalu menambahkan dengan dingin, "Karena aku merasa
tidak enak badan hari ini, maka aku minta kau pergi dari
sini," Sang Puteri kemudian masuk ke ruangannya,
meninggalkan Kansuke di luar. Kansuke mulai merasa
bahwa meyakinkan Puteri Yuu bukanlah perkara mudah.
Ketika Kansuke keluar dari gerbang kediaman Itagaki, ia
melihat istri Harunobu, Sanjo-no-Uji. Kansuke segera
berwaspada, karena tampak jelas alasan mengapa istri
Harunobu berada di sana. Kansuke berhenti di gerbang,
membungkuk hormat. "Kansuke, aku bertemu denganmu di tempat yang tepat
Aku dengar kau membawa seorang perempuan berdarah
Suwa ke kota ini dan menyembunyikannya di sini. Benar
begitu?" "Ya, itu benar," jawab Kansuke pelan. "Jika dia seorang tawanan, 4 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
maka kau harus memperlakukannya sebagai seorang tawanan. Aku tidak
akan membiarkanmu memperlakukannya lebih dari itu."
Kansuke melihat kilatan cemburu di mata istri
Harunobu, lalu berkata, "Jika yang Tuan Puteri maksud
adalah apakah dia seorang tawanan dari Suwa, ya, dia
memang seorang tawanan. Saya yang menjaganya."
"Apa aku boleh menemuinya?"
Kansuke merasa tidak boleh membiarkan hal tersebut
terjadi, dan dengan cepat berkata, "Karena halaman belum
dibersihkan pagi ini, maukah Tuan Puteri menunggu
sebentar?" Kansuke membungkuk dan kembali ke kediaman di
mana Puteri Yuu berada, lalu bertanya terburu-buru.
"Puteri Yuu, bersediakah bersembunyi untuk sementara?" "Mengapa aku harus sembunyi?" jawab Puteri Yuu
pelan. "Istri Tuan Harunobu ada di sini. Sekarang."
"Kalau begitu aku akan menemuinya."
"Akan lebih baik jika tidak, Tuan Puteri."
"Mengapa tidak" Bukankah dia yang seharusnya merasa
bersalah bertemu denganku" Karena ayahkulah yang telah
dibunuh oleh suaminya."
Kansuke sadar tidak akan dapat mengubah pikiran Sang
Puteri. Meski keluarganya sudah dihancurkan, warisan
karakter yang kuat masih mengalir dalam diri gadis itu.
Matanya bersinar dan pipinya dipenuhi keceriaan. Kansuke
mengamatinya dengan kagum. Mendadak sadar apa yang
memunculkan kekuatannya itu; persaingan dengan istri
Harunobu. "Baiklah, saya akan membawa istri Tuan Harunobu
kesini," kata Kansuke tanpa mengubah ekspresi.
Kansuke pergi dan tidak lama kemudian kembali
bersama Sanjo-no-Uji beserta para pelayannya. Sanjo-noUji mendekat ke beranda.
"Apakah dia puteri penguasa Suwa?" kata Sanjo-o-Uji
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mencemooh dan memandang rendah Puteri Yuu yang
duduk sambil sedikit membungkuk hormat. "Jadi dia jauhjauh datang dari Suwa berharap untuk
menjadi selir dari laki-laki yang membunuh ayahnya! Hmm, aku senang
bahwa bukan keluarga kita yang dihancurkan!" Sambil
5 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berkata demikian, Sanjo-no-Uji berbalik dan langsung pergi.
Puteri Yuu tetap berada di posisi yang sama beberapa
saat, bahkan setelah Sanjo dan para pengikutnya pergi; lalu
mengangkat wajah dan berkata kepada Kansuke, "Ya, dia
beruntung karena bukan keluarganya yang dihancurkan."
Setelah beberapa saat, ia melanjutkan dengan penuh tekad,
"Kansuke, seperti saranmu, aku akan mencampurkan darah
Suwa ke dalam keluarga Takeda. Aku sama sekali tidak
tahu apa akibatnya kelak, namun mungkin justru itu yang
menjadi alasan mengapa aku bertahan." Tiba-tiba, airmata
mengalir di pipinya. Kansuke diam mengamati dalam
keterkejutan. 0=odwo=0 Setelah sukses menghancurkan keluarga Suwa, Harunobu mulai menyerang wilayah-wilayah di sekitarnya
dengan menjadikan Suwa sebagai basis. Pada bulan Maret
tahun Tenbun ke-I5, Harunobu mulai melakukan operasi
militer untuk menyerang Benteng Toishi di Provinsi
Shinano sekaligus menghadapi pasukan Murakami Yoshikiyo. Murakami adalah pemimpin dari keluarga yang
sangat berkuasa di Shinano bagian utara dan tinggal di
Benteng Katsurao, yang juga memiliki Benteng Toishi.
Harunobu meninggalkan kota benteng Kofu pada hari
ke-8 di bulan Maret, sekitar jam 8 pagi. Bunga-bunga sakura
sudah berguguran dan sinar matahari musim semi yang
sejuk, perlahan mulai terasa gerah; menandakan datangnya
awal musim panas. Sudah menjadi tradisi Takeda untuk mengusung dua
panji saat memasuki pertempuran besar. Keduanya
merupakan harta berharga keluarga tersebut; yang satu
disebut Suwa Hossho dan yang lain Sonshi Niryu.
Kedua panji tersebut berkibaran ditiup angin musim
semi. Panji Suwa Hossho berwarna merah dan terdapat
tulisan berwarna emas: "Suwa, keturunan dewa yang
agung." Adapun panji Sonshi Niryu juga memiliki tulisan
emas, namun dilatari warna biru gelap: "Menjadi secepat
angin, sebijak hutan, menyerang sekuat api, dan menjadi
setenang gunung" (Fu-Rin-Ka-Zan). Keduanya memiliki
lebar sekitar empat meter, dan para prajurit membawa
replika kedua panji tersebut di belakang mereka. Pasukan
6 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berjalan siang malam, melintasi Danau Suwa, lalu menuju
utara. Dua hari kemudian, mereka tiba di Komuro.
Dalam persiapan penyerangan ke Benteng Toishi,
Harunobu membagi pasukan menjadi empat kelompok dan
menempatkan mereka di tempat-tempat strategis untuk
menghindari serangan mendadak dari empat musuh di
sekeliling mereka. Harunobu sendiri, bersama 4.000
orang samurai yang tersisa, bergerak menyerang benteng
tersebut. Benteng Toishi berukuran kecil, terletak di wilayah
pegunungan, dan cukup mudah untuk dihancurkan, namun
pasukan Murakami segera tiba untuk membantu mempertahankan benteng tersebut Karena itulah, Harunobu membagi pasukannya ke dalam empat
kelompok, satu pasukan akan menyerang benteng, dan yang
lainnya akan menghentikan pasukan tambahan.
Tepat sebelum penyerangan ke benteng Toishi dilakukan, pasukan Harunobu mendengar berita tentang
kedatangan 76.000 samurai di bawah pimpinan Murakami.
Setiap kelompok yang dipimpin oleh para jenderal Takeda;
Amari, Oyamada, dan Yokota, berjuang menghentikan
pasukan Murakami di sisi utara benteng tersebut. Tanpa
banyak waktu mempertimbangkan tindakan, Harunobu
memulai serangan dengan memimpin pasukan utama ke
bagian barat benteng. Yamamoto Kansuke ditempatkan di pasukan utama
Harunobu dengan 25 orang samurai untuk menguasai
tempat itu. Begitu pertarungan dimulai, Kansuke merasakan bahwa
keadaan tidak berada di pihak mereka. Sungguh perang
yang sulit. Apalagi mengingat bahwa pasukan kecil mereka
terbagi dua. Jika Jenderal itagaki, ada di sana, Kansuke pasti akan
memintanya untuk menyarankan kepada Harunobu agar
7 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mundur; sebagai jalan terbaik bagi mereka. Namun Itagaki
sibuk memimpin pasukan melindungi Suwa. Jika saja
Harunobu meminta pendapat Kansuke, niscaya ia akan
menyarankan untuk mundur. Namun karena Harunobu
tidak meminta pendapat, pertempuran terus berlanjut.
0=odwo=0 Pasukan Amari, Yokota dan Oyamada yang semuanya
berada di posisi bertahan sejak awal, kalah jumlah dengan
perbandingan dua banding satu.
Salah seorang samurai di antara pasukan musuh adalah
Kojima Gorozaemon yang sangat terkenal, bahkan di
wilayah Kai - Provinsi Takeda - sebagai seorang prajurit
tangguh dan pemberani, la mengendarai seekor kuda besar
dan dengan enteng membawa sebilah tombak besar.
Meskipun berstatus musuh, pasukan Takeda mengakui
kehebatannya. Seorang samurai muda dari pasukan Takeda
memacu kuda menuju samurai pemberani itu. Dibandingkan Kojima, ia tampak sangat kecil. Samurai
muda itu adalah anak angkat Yokota Bichu-no-kami,
bernama Hikojiro yang berusia 23 tahun. Mereka saling
menyerang beberapa kali dan saling beradu sampai
keduanya terjatuh dari kuda masing-masing. Setelah duel
yang singkat namun sengit, salah seorang samurai yang
berlumuran darah tampak bangkit. Dari jarak yang dekat,
jelaslah bahwa samurai itu adalah sang pemuda Hikojiro.
Sungguh duel luar biasa. Tidak seorang pun menyangka
bahwa Hikojiro akan menang.
Prestasi luar biasa itu segera dilaporkan ke markas
utama. "Dia membunuh Kojima Gorozaemon!"
Berita ini tampaknya sangat memikat hati Harunobu,
dan ia menganggap itu sebagai pertanda baik. "Apa manfaatnya bagi kita dengan hanya membunuh
Kojima Gorozaemon?" tanya Kansuke kepadanya. Bagi
Kansuke, merupakan tindakan bodoh memuji duel satu
lawan satu itu. Bahkan seorang samurai yang terkenal
reputasinya bisa mati dengan begitu cepat dalam
8 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pertempuran seperti ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa
mengandalkan kemampuan bertarung individual" Kansuke
merasa bahwa semua orang tidak menyadari satu hal
terpenting dalam pertempuran.
Perkataan Kansuke terdengar sombong bagi Harunobu.
"Membunuh Kojima Gorozaemon layaknya membunuh
seratus orang prajurit," kata Harunobu.
"Ini justru berbahaya," jawab Kansuke. Tidak ada yang
paham makna kata-kata tersebut.
"Apanya yang berbahaya?" tanya Harunobu.
"Baik Jenderal Amari dan Yokota sedang menghadapi
bahaya." "Bagaimana mungkin kau bisa melihat formasi mereka
dari sini?" "Saya bisa melihat kedua formasi pasukan mereka dari
sini." Saat Kansuke berkata demikian kepada Tuannya, sikap
sinisnya lenyap dan Harunobu melihat kecerdasan dan aura
keagungan yang melingkupi sosoknya.
Satu jam kemudian, mereka mendengar berita kematian
Amari dan Yokota. Hampir pada saat yang bersamaan,
formasi kedua pasukan mereka juga ikut jatuh. Kelompok
penyerang di Benteng Koseki sangat terpengaruh dengan
berita tersebut dan mulai terpecah. Harunobu mencoba
menyatukan kembali pasukan tersebut, namun sia-sia.
Kekalahan tak terelakkan sudah di depan mata. Harunobu
mengajukan usul bahwa ia akan mengirim pesan kepada
pasukan Oyamada dan Morozumi, dan membuat semua
pasukan menyerang pasukan Murakami bersama-sama
dengan taktik frontal langsung. Pada titik ini Harunobu
sudah putus asa dan ingin memimpin seluruh pasukannya
sendiri. "Apakah Tuan pikir sudah tepat jika komandan perang
sendiri yang memimpin pasukan kita?" Kansuke bertanya
kepadanya. "Apakah ada jalan lain?"
"Apakah Tuan sudah siap mati di medan tempur?"
Harunobu tidak menjawab. Bagi Kansuke, Harunobu
terlihat begitu muda setiap kali tidak mampu memutuskan
sikap. Kansuke berkata dengan tenang, "Ya, memang kita
perlu mendapatkan kemenangan dengan mengorbankan
hidup. Namun saat ini Tuan sedang kecewa karena
sebagian besar pasukan tewas. Kalau sedang marah, orang
cenderung bertindak gegabah."
Harunobu melihat ke bawah, pada sosok kecil Kansuke
di posisi duduknya di atas kuda. Sulit mengatakan apakah
Kansuke bodoh atau cerdas, dan ia tampak begitu buruk
9 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
rupa, namun begitu tenang. Meski begitu, ia merasa dapat
memercayai Kansuke lebih dari siapa pun juga.
"Apakah kau punya ide lain untuk sebuah serangan
balasan?" "Ya, saya punya.'"
"Apakah mungkin bagi kita melewati semua kekacauan
ini?" "Hanya ada satu strategi yang mampu membawa kita
pada kemenangan. Mohon beri saya 50 orang pasukan
berkuda," ujar Kansuke.
0=odwo=0 Begitu Kansuke mengumpulkan mereka, ia membuat
putaran balik, memacu kudanya dengan kecepatan penuh
sejauh dua mil dan tiba di belakang pasukan Murakami.
Kemudian ia meneriakkan perintah pada pasukan berkuda
tersebut, "Aku ingin kalian memacu kuda dengan
kecepatan penuh menerobos pasukan Murakami dengan
taruhan nyawa. Yang harus kalian lakukan hanya memacu
kuda dengan kecepatan penuh. Tidak perlu membunuh
siapa pun. Aku akan memimpin di depan."
Pasukan berkuda Kansuke berlari dengan kecepatan
penuh menerobos pasukan Murakami dari belakang,
berusaha memecah musuh menjadi dua. Mereka memacu
kuda dengan kecepatan tinggi tanpa sedikitpun keluar dari
garis lurus yang membelah formasi tersebut.
Kansuke yakin bahwa yang perlu dilakukan hanya
menghancurkan formasi pasukan musuh. Jika itu berhasil,
Harunobu muda yang cerdas akan punya peluang
menyatukan kembali formasi pasukannya yang terpecahbelah dan menyerang.
Sambil memimpin pasukannya, Kansuke memacu kuda
dengan kecepatan penuh. Tubuh setengah membungkuk
mengayun pedang maju mundur, la menengok ke belakang
begitu berhasil menyerang titik tengah formasi pasukan
musuh. 50 orang pasukan berkuda mengikuti di belakang
laksana gelombang hitam. Tiba-tiba, Kansuke mendengar teriakan perang, dan
menyadari bahwa formasi pasukan yang diterobosnya
berada dalam kekacauan; seperti sarang lebah yang diserang
tepat di pusat. Bendera besar berwarna biru di atas markas
Takeda berkibar ditiup angin di puncak bukit, la tidak tahu
jam berapa saat itu, namun huruf-huruf emas yang
menghiasi bendera itu berkilauan di bawah sinar matahari.
Teriakan perang tersebut berasal dari pasukan Takeda.
Kansuke lalu memacu kuda menembus seluruh formasi
pasukan musuh dan membuat putaran balik kembali ke
kancah pertempuran dengan kecepatan penuh. Tidak perlu
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyerang satu pun dari musuh; yang perlu dilakukan
10 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hanya menebas siapa pun yang menghalangi. Kembali
teriakan-teriakan perang, tiupan terompet dan tabuhan
genderang terdengar dari segala penjuru. Dentuman senjata
terdengar jelas dibanding suara-suara lainnya.
Dengan memanfaatkan strategi yang dilakukan oleh
Kansuke, pasukan Takeda beralih dari posisi bertahan
menjadi menyerang. Pasukan berkuda Takeda menyerang
dan menghancurkan kekuatan pasukan Murakami yang
tercerai-berai, dan membuat mereka mundur. Selama
pertempuran tersebut, pasukan Takeda kehilangan 720
orang, dan pasukan musuh kehilangan 193 orang. Kendati
pihak Takeda memiliki jumlah prajurit gugur yang lebih
besar, namun teriakan kemenangan kini menggema dari
markas Takeda. Kansuke dihadiahi 800 kan dan diberi kenaikan pangkat
dengan memimpin 75 orang prajurit infanteri. Satu setengah bulan setelah pertempuran di Benteng Toishi,
Puteri Yuu melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat itu, Sang
Puteri tinggal di rumah pribadi di kaki bukit di belakang
benteng. Tidak seorangpun, kecuali Kansuke, yang
mengunjungi. Kansuke dibawa masuk ke kamar Sang Puteri yang
sedang berbaring. Tanpa memberi kesempatan pada
Kansuke untuk memberi ucapan selamat, Puteri Yuu
berkata, "Sesuai perintahmu, seorang bayi laki-laki yang
memiliki darah Takeda dan Suwa telah lahir. Siapa yang
tahu takdir macam apa yang dimilikinya kelak, namun saat
ini dia sedang tidur dalam damai."
Kansuke tertawa sekilas dan berkata, "Sekarang
Penguasa Suwa telah lahir. Ini sebuah peristiwa bahagia.
Selamat." Sang Puteri malah balik menyalahkan, "Kau yang
merencanakan penyerangan tiba-tiba terhadap ayahku.
Sekarang merasa berbahagia dengan kelahiran ini?"
"Ya," Kansuke merasa kesulitan melanjutkan katakatanya. Sang Puteri memang benar. Sampai
detik ini ia tidak tahu bahwa Puteri Yuu sudah mengetahui perihal
dirinya yang merencanakan pembunuhan terhadap ayah
Sang Puteri. Kansuke tidak siap menerima kejutan ini.
Sang Puteri melanjutkan, "Aku hanya menyebutkan saja.
Tidak menyimpan rasa dendam kepadamu. Kau tidak perlu
khawatir. Yang ingin kutanyakan adalah, bersediakah kau
11 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menjaga anak ini?" Puteri Yuu menghadapkan wajahnya
pada Kansuke. "Ya," jawab Kansuke.
"Kau mengerti maksudku?"
"Maaf, apa maksud Tuan Puteri?" beratnya tanggung
jawab yang dipikul membuat tubuh Kansuke gemetar.
Lututnya bergetar dan ia bisa melihat kedua tangan yang
berada di atas lututnya juga ikut bergetar.
"Suatu hari nanti aku ingin anak ini menjadi pewaris
klan Takeda," Puteri Yuu menyatakan keinginan tanpa
sedikitpun rasa takut. Kansuke takjub dengan keterbukaannya, dan melihat ke sekeliling dengan waspada.
"Kubiarkan hidupku berada di bawah kendalimu. Kau
suruh aku tetap hidup; karena itulah aku masih hidup. Kau
suruh aku datang ke Kai; aku lakukan juga. Kau suruh aku
menjadi selirnya; aku menurut. Kau suruh aku mengandung anaknya; sekarang sudah kulaksanakan."
Sang Puteri berhenti bicara sejenak. Lalu melanjutkan,
"Aku mohon, jagalah anak ini."
0=odwo=0 Setelah meninggalkan kediaman Puteri Yuu, Kansuke
berjalan menuruni lereng bukit dan tiba di sisi timur
benteng. Pada sisi yang berlawanan dengan hamparan
persawahan, terdapat ladang yang ditumbuhi oleh bunga
azalea; seluruh pegunungan terlihat seperti ditutupi oleh
bunga yang bermekaran. Semilir angin yang hangat
berhembus dari barat ke timur. Bulan tanpa perang yang
langka ini tampaknya akan segera berakhir.
Hari itu, Kansuke mengunjungi Harunobu untuk
memberi ucapan selamat atas kelahiran puteranya. la
berkata kepadanya, "Kelahiran
putera Tuan akan menghilangkan kemarahan rakyat Suwa. Akan sangat baik
bila Tuan membuat anak ini menjadi penguasa wilaya Ina
12 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan Provinsi Suwa." Kansuke merasa, sangat penting kiranya menempatkan
anak laki-laki Puteri Yuu di wilayah Ina dan Suwa demi
keselamatan anak itu sendiri, sekaligus demi menghilangkan kegelisahan dan sikap kurang bersahabat
rakyat di wilayah tersebut.
Anak laki-laki Puteri Yuu bernama Shiro. Harunobu
memiliki dua orang putera dari istrinya. Karena anak Puteri
Yuu merupakan anak ketiga Harunobu, maka seharusnya ia
dipanggil dengan sebutan Saburo; namun entah kenapa ia
justru dinamakan Shiro. Ketika Itagaki Nobukata datang dari Suwa, ia
menanyakan Harunobu alasan mengenai hal tersebut.
Harunobu tertawa penuh arti, namun tidak menjelaskan;
setelah beberapa saat ia berkata, "Kansuke merupakan
orang yang paling tepat menjawab pertanyaanmu jika kau
memang ingin tahu jawabannya."
Itagaki mengundang Kansuke ke kediamannya di Kofu
dan bertanya, "Mengapa kau menyarankan nama Shiro
kepada tuan kita?" "Karena saya pikir penting bagi Tuan kita untuk
memiliki anak laki-lak i yang ketiga," jawab Kansuke.
"Anak-laki-laki ketiga?"
"Ya, cepat atau lambat, Takeda akan dipaksa
mengadopsi seorang putera."
"Mengadopsi seorang putera" Dari mana?"
"Saya juga tidak tahu. Mungkin dari klan Uesugi atau
Hojo. Ini akan membuat perbedaan besar menempatkan
seorang anak laki-laki adopsi di atas putera selirnya, tanpa
terkait masalah umur. Kita harus senantiasa berpikir ke
depan di masa perang ini."
Kansuke jelas ingin mengadopsi seorang anak tersebut
demi kepentingan politis.
"Mungkinkah anak itu dari klan Hojo?" tanya Itagaki.
"Hmm..." "Kalau begitu dari klan Uesugi?"
"Hmm..." "Hmm, dari mana Takeda Saburo berasal?"
"Saya pikir, dari salah satu klan tersebut juga baik,"
Kansuke menjawab tanpa mengubah posisi duduk. Kali ini
giliran Itagaki yang merasakan sensasi dingin dan
mengganggu di belakangnya, karena strategi berani dari
13 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kansuke. Sebulan kemudian, Kansuke pergi mengunjungi lohara
di kota benteng Imagawa di mana dulu ia pernah tinggal.
Di tengah serangan gelombang cuaca panas, Kansuke
sudah meminta untuk libur, mengatakan alasan bahwa ia
akan mengunjungi gurunya di masa lampau. Kansuke pergi
menuju Provinsi Suruga. Tak ada yang tahu bahwa ia
menyimpan maksud rahasia tersendiri ke sana.
0o-d.w-o0 Lima Sudah tiga tahun berlalu sejak Yamamoto Kansuke
terakhir kali memasuki kota benteng Sunpu. Kansuke
mengunjungi kediaman lohara Tadatane. Cara lohara
memperlakukan Kansuke sedikit lebih sopan dibandingkan
dulu. "Berita tentang keberhasilanmu di Kai sudah terdengar
hingga ke provinsi kami. Kau beruntung bekerja untuk
seorang tuan yang baik," kata lohara dan menambahkan,
"Bagaimana menurutmu tentang kemampuan Harunobu?"
lohara masih memperlakukan Kansuke seperti salah
seorang pengikutnya yang dikirim ke Kai; namun
bagaimanapun juga, Kansuke sudah berubah sama sekali, ia
bahkan tidak percaya bahwa dirinya pernah berpikir untuk
mengambil keuntungan dari kedua pihak, baik Takeda
maupun Imagawa. "Tuan Harunobu adalah seorang jenderal yang cerdas
dan jujur. Jenderal yang hebat tidak membutuhkan pujian,
ataupun peduli pada bagaimana penampilan fisik pengikutnya. Dia menilai para samurainya dari keberanian
dan kemampuan mereka. Aku diangkat ke sebuah posisi
dengan bayaran 800 kan dalam waktu tiga tahun. Bukankah
ini membuktikan apa yang baru saja aku jelaskan
Warisan Berdarah 1 Pendekar Slebor 35 Istana Durjana Name Of Rose 13
Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Joko Sableng Sekutu Iblis | http://cerita-silat.mywapblog.com | Joko Sableng Sekutu Iblis pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:04:28
F(Angin, Hutan, Api, Gunung)
Karya : Yasushi Inoue Ebook pdf oleh : Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://cerita-silat.co.cc/ http://kang-zusi.info
Satu Tidak ada yang mengetahui asal-usul Aoki Daizen,
selain dikenal sebagai mantan pengikut keluarga Hojo yang
kehilangan posisi karena melakukan kesalahan besar,
samurai tak bertuan berusia 30 tahunan itu, tiba di kota
benteng Sunpu yang diperintah Imagawa Yoshimoto,
setahun lalu. Tidak ada hal lain yang diketahui orang
tentang dirinya. Kebanyakan pengikut Imagawa akan menghindar bila
berpapasan di jalan dengan Aoki Daizen. Wajah dan
sosoknya memancarkan sesuatu yang tidak menyenangkan;
pucat dengan bibir tipis dan bekas luka di antara kedua alis.
Bahu kirinya sedikit terangkat saat berjalan. Meski
wajahnya terlihat cukup tampan, penampilannya tampak
dingin dan kejam. Daizen sangatlah lihai. Entah dari aliran pedang mana,
permainan pedangnya sangat cepat dan selalu berhasil
menumbangkan lawannya dengan hanya sekali sabetan.
Pada musim semi ini, akan diadakan pertandingan di alunalun kota, yang juga mengizinkan para
samurai tak bertuan untuk ikut ambil bag ian. Saat itu, keahlian pedang Daizen
tampak menonjol. Tak seorang pun mampu menandinginya. Belasan samurai yang membanggakan
kemampuan mereka, hampir semuanya tumbang dalam
sekali sabetan. Dada mereka ditusuk dari bawah oleh
pedang kayu Daizen, yang membuat tubuh mereka
terpental ke belakang. Seorang memuntahkan darah dan
lainnya sedikit banyak terluka. Meski sejak saat itu nama si
samurai tak bertuan, Aoki Daizen, menjadi terkenal,
namun tawaran pekerjaan dari keluarga Imagawa tidak
kunjung tiba. Walaupun ia sangat ahli memainkan pedang,
Daizen memancarkan suatu aura yang mengingatkan orang
agar senantiasa menjauhi. Aura seseorang yang tidak bisa
dipercaya. 1 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Sore hari, sesudah pertandingan, Aoki Daizen meninggalkan penginapannya di daerah Ogata. Saat keluar
di pintu depan, seorang pelayan mengatakan sesuatu,
namun seperti biasa, ia tak menjawab. Si pelayan
memberitahukan tentang kepulangan sang tuan rumah, tapi
entah mendengar atau tidak, Daizen tetap berjalan pelan,
dalam diam, menuju gerbang belakang. Mungkin ia
memang mendengar kata-kata si pelayan tadi, lalu
menghindar lewat gerbang belakang agar tidak bertemu
dengan tuan rumah. Daizen berjalan menyusuri sepanjang
sisi Sungai Abe, sampai tiba di sebuah kelokan besar, la
melangkah turun sepanjang pinggiran, melewati pintu
belakang dari dua atau tiga rumah petani, lalu memasuki
sebuah kuil tua di samping rerimbunan pohon bambu.
"Ada orang?" Di pintu gerbang ia memanggil lirih. Karena tak ada
balasan, ia membuka pintu gerbang itu, masuk ke sebuah
taman kecil di belakang kuil. Di sana, tumbuh beberapa
pohon dan batu-batu pijakan teronggok tak beraturan.
"Ada orang?" kembali dia memanggil. Menyadari tandatanda keberadaan seseorang di dalam
ruangan, ia pun lalu duduk di beranda. "Siapa?" terdengar suara lirih, sedikit serak.
"Aoki Daizen," jawabnya angkuh. Tak ada balasan dari
dalam. "Aoki Daizen," ulangnya, sambil memandangi pohonpohon di taman kecil yang sudah dua tiga hari
ini disinari cahaya dingin matahari. Lalu, terdengar denting logam. Sekeping koin jatuh di
samping tempatnya duduk, la pungut dan lihat koin itu
sekilas; bagian atasnya berpola anyaman, sedangkan bagian
bawah terdapat cap bergambar pohon kiri yang di
tengahnya tercetak huruf Suruga.
"Hah! satu keping!"
Aoki Daizen mendengus, tertawa mengejek.
"Dasar penipu!" katanya penuh kebencian.
"Aku sudah muak mendengar tentang pengembaraan
samuraimu; Berkeliling ke seluruh penjuru negeri,
mempelajari berbagai tradisi mereka, mencari tahu strategi
kekuatannya, memiliki pengetahuan 2 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
geografis yang mumpuni. Hah!" Daizen tertawa pelan dengan suara lebih rendah lagi.
Tawa mengejek yang menunjukkan sikap merendahkan.
Biasanya ia jarang berbicara dan dikenal pendiam. Tapi saat
ini, mulutnya tak berhenti berbicara.
"Dasar penipu! Tahu apa kau tentang strategi perang.
Menguasai rahasia tentang strategi perang, penaklukan
benteng, penaklukan wilayah. Lantas, keahlian pedangmu,
dari aliran Gyoryu, katamu! Ha! Aku ingin melihat
bagaimana kehebatan permainan pedang aliran Gyoryu itu.
Aoki Daizen siap menjadi lawanmu kapan saja!"
Tetap tidak ada balasan dari dalam rumah. Daizen
berteriak marah. "Berikan satu koin lagi! Meski kita samasama samurai tak bertuan, kau lihai
menipu orang lain. Makanya kau lebih ahli mengumpulkan uang dibandingkan
aku. Berikan satu koin lagi!"
Dari celah pintu, kembali melayang sekeping koin, jatuh
di beranda dengan suara pelan.
"Kuterima ini. Kuberi sepuluh hari lagi sebelum
kubongkar kedok penipuanmu."
Aoki Daizen bangkit dan berkata, "Hari ini aku terburuburu. Nanti malam, aku harus bertemu dengan
pengikut Takeda untuk membicarakan pekerjaan. Aku sudah muak
dengan benteng Sunpu."
Ketika Aoki Daizen sudah berjalan dua-tiga langkah,
terdengar suara serak, "Tunggu!" "Ada apa?" "Tadi kau bicara tentang pengikut Takeda. Siapa dia?"
"Kau penasaran, ya" Namanya Jenderal Itagaki siapalah.
Aku tak tahu nama lengkapnya."
Jeda sesaat, suara serak itu berkata, "Menurutmu,
segampang itukah mendapatkan pekerjaan?"
"Mana kutahu sebelum mencoba?"
Saat Aoki Daizen kembali berjalan dua-tiga langkah,
pintu bergeser membuka. Seorang lelaki bertubuh sangat
kecil beringsut keluar. Dari wajah hingga perawakan tubuh,
semuanya kelihatan aneh. "Apa maumu?" Aoki Daizen menoleh.
"Kuberi kau petunjuk. Dengar, Itagaki yang kau sebut itu
pastilah Itagaki Nobukata. Sudah beberapa generasi,
keluarga Itagaki memiliki peran penting di klan Takeda.
Saat ini, Amari Torayasu dan Itagaki Nobukata adalah dua
pengikut utama Takeda. Dia bukan tipe orang yang mau
menerima begitu saja tawaran seorang ronin (samurai tak
bertuan). Hanya ada satu cara. Kita harus menyerang
3 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Itagaki Nobukata!" "Menyerang"! Menyerang bagaimana"!"
"Sudah jelas. Kau serang dia, lalu aku akan muncul
menyelamatkannya." Aoki Daizen tidak paham maksud lawan bicaranya. Pria
kecil si empunya rumah itu berkata lagi,
"Dengan begitu, antara aku dan Itagaki Nobutaka akan
terjalin sebuah ikatan. Tidak ada hutang budi yang lebih
besar daripada menyelamatkan nyawa seseorang. Aku pun
berharap dapat mengabdi pada klan Takeda. Begitu aku
bekerja pada Takeda, aku akan merekomendasikanmu."
"Lagi-lagi sebuah tipuan, heh?" Aoki Daizen meludah,
lalu memandang tajam lawan bicaranya.
"Tapi tidak ada cara lain yang lebih meyakinkan selain
ini." "Dasar penipu!"
"Kalau tidak suka, pergi sajalah."
Aoki Daizen berpikir sejenak, lalu berbalik ke beranda
dan berkata, "Akhirnya kau tunjukkan karakter aslimu.
Dasar penipu bermata satu!" Mata orang yang duduk di
beranda itu memang hanya satu yang dapat melihat. Entah
melihat ke arah mana, ia tidak tahu pasti.
Saat Daizen berbalik kembali ke beranda, orang itu
menumpukan tangan kanannya di lantai beranda, lalu
mengangkat pinggang. Jari tengah tangan kanan itu sudah
tidak ada. Tak lama kemudian, orang itu berdiri. Meski
begitu, badannya teramat pendek. Pria dengan tinggi tidak
sampai lima kaki itu masuk kembali ke ruang berlantai
tatami. Aoki Daizen tertawa pongah. Tidak demikian halnya
dengan Kansuke. Berada dalam ruang yang sedikit gelap,
wajahnya terpaku ke arah bunga krisan merah di taman.
"Tidak mudah menyerang orang tanpa melukai. Ini baru
pertama kali bagi Aoki Daizen," ujarnya. Namun, Kansuke
tetap tidak mengatakan apa pun, seperti sebelumnya.
"Hei! Katakan sesuatu! Kau tidak mau bicara, ya,
Yamamoto Kansuke!" bentak Daizen penuh amarah.
Wajahnya yang pucat seketika menegang kaku.
"Sedikit luka tidak apa-apa, tapi kalau dia sampai mati,
itu akan menimbulkan masalah. Semuanya akan menjadi
sia-sia," akhirnya suara serak yang tenang itu menyahut
dari dalam ruangan. Aoki Daizen tidak menyukai Yamamoto Kansuke. la
memang baru bertemu setengah tahun lalu, dan sejak saat
itu pula ia membencinya. Mungkin karena karakter mereka
memang tidak cocok. Setiap kali mendengar suara
4 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kansuke, selalu muncul dorongan kuat untuk menghinanya. Alasan Daizen mendatangi rumah Kansuke
memang untuk meminta uang, namun dalam lubuk
hatinya, motivasi untuk membuat jengkel Kansuke jauh
lebih kuat. Nama samurai tak bertuan Yamamoto Kansuke telah
dikenal di tiga wilayah klan Imagawa yakni Suruga,
Totomi, dan Mikawa. la adalah samurai tak bertuan dari
Ushikubo, Provinsi Mikawa, yang tiba di Sunpu sejak
sembilan tahun lalu. Selama itu, ia telah berkali-kali
memohon kerja pada Imagawa; namun selalu ditolak
dengan alasan yang tidak jelas. Selama sembilan tahun ini
ia dilindungi dan diberi makan oleh pengikut utama klan
Imagawa, yaitu lohara Tadatane. Menurut kabar burung,
alasan lohara menyuplai beras dan garam kepada Kansuke
adalah karena mereka memiliki hubungan kekerabatan.
Kalau tidak, mana mungkin lohara rela mengurusnya,
sementara Kansuke belum diangkat menjadi pengikut klan
Imagawa. Menurut kabar burung pula, Kansuke menguasai ilmu
pedang aliran Gyoryu dan belum ada pengikut klan
Imagawa yang berhasil mengalahkannya. Namun, belum
ada seorang pun yang pernah melihatnya menghunus
pedang, mendengar tentang kisahnya di medan laga, atau
tentang dia membunuh maupun melukai orang lain. Di
balik desas-desus tentang keahlian pedang Gyoryu-nya,
penampilan aneh Kansuke itulah yang mungkin berperan
lebih besar. Tingginya tidak sampai lima kaki, kulitnya
gelap, salah satu matanya buta, dan kakinya pincang
sebelah, serta tidak ada jari tengah di tangan kanannya.
Usianya pasti telah mendekati 50 tahun.
Kabarnya, sejak berusia 20 tahun Kansuke telah
mengelilingi Jepang, la juga dikabarkan piawai dalam
strategi peperangan, memiliki pengetahuan seni perang
kuno dan modem, serta dikenal sebagai ahli dalam
penaklukan benteng dan perebutan wilayah. Meski
demikian, fakta bahwa ia belum juga dipekerjakan oleh klan
Imagawa dan terus menjadi ronin selama sembilan tahun
ini, justru membantu mengangkat namanya. Kebanyakan
orang menganggap, pasti ada seseorang yang tangguh dekat
tuan Imagawa yang iri atas kecerdasan, pengalaman serta
bakat Kansuke; dan orang itulah yang mencegah
pengangkatan Kansuke. Beberapa waktu kemudian, tersiar
5 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kabar bahwa pejabat yang iri itu tak lain adalah pelindung
Kansuke sendiri, Iohara Tadatane.
Orang jarang mengunjungi Kansuke, bahkan pengikut
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Imagawa sekalipun. Pada malam hari rumahnya selalu sepi.
Hanya Aoki Daizen yang tidak percaya pada desas-desus
seputar Yamamoto Kansuke. Penipu! Begitu pikirnya.
Ketidakpercayaannya pada Kansuke didasarkan intuisi
semata, la tidak bisa membayangkan sosok Yamamoto
Kansuke berdiri dengan pedang terhunus di tangan. Jika ia
paksakan bayangan itu dalam benaknya, Kansuke tidak
terlihat sebagai seorang samurai pemberani, melainkan
seorang samurai yang sangat aneh.
Aoki Daizen pertama kali bertemu dengan Yamamoto
Kansuke sekitar enam bulan lalu, dan langsung tidak
memercayainya. Seorang ahli pedang tidak seperti ini
penampilannya, pikir Daizen. la ingin menantang dan
menyingkap sosok aslinya. Beberapa kali ia berusaha
menantang Kansuke melakukan duel pedang, tapi Kansuke
tidak pernah melayani dan selalu berhasil lolos dengan
cerdik dari tantangan Daizen.
Secara berkala, Daizen mengunjungi rumah Yamamoto
Kansuke untuk menghina dengan kata-kata kotor. Meski
begitu, Kansuke senantiasa berdiam diri. Perasaan jijik dan
benci terhadap Kansuke menjadi satu-satunya hiburan
dalam hidup Daizen yang membosankan dan diwarnai
kemiskinan. Daizen sendiri tidak memiliki pengetahuan
apa-apa tentang strategi perang dan keadaan berbagai
negeri, sehingga tidak bisa menilai Kansuke. la berpikir
bahwa hal tersebut sama dengan kemampuannya menggunakan pedang. Bagaimana mungkin ia bicara
tentang penaklukan benteng atau perebutan wilayah tanpa
memiliki pengikut seorang pun" Daizen juga meragukan
bahwa ia pernah berkeliling ke seluruh penjuru negeri.
Sekali, Daizen sempat menanyakan keadaan geografis
wilayah Odawara, tempat kelahirannya, tetapi Kansuke
tidak menjawab. Tidak salah lagi, Kansuke memang tidak
tahu apa-apa. Hari ini Daizen merasa puas bahwa Kansuke akhirnya
menampakkan jati dirinya sebagai penipu, la berjalan lebih
cepat dari biasa sepanjang tepi Sungai Abe. Bahkan bila ide
menyerang Itagaki Nobutaka merupakan sebuah tipuan,
paling tidak telah cukup menghalau kebosanan Daizen.
Dasar penipu licik! Meski telah menipu dunia, kau tak akan
bisa menipuku. 6 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Daizen tengah berjalan di tepian Sungai Abe yang
berkerikil, sementara di seberang sungai terhampar lahan
pertanian yang belum ditanami. Tak mungkin menanam
beras tahun ini! Pikiran ini tiba-tiba memberati hati Daizen.
Jika sudah menyangkut soal beras, permasalahan menjadi
serius. Setiap tahun banyak petani meninggalkan lahan
mereka dan menjadi pengelana. Makin sedikit orang yang
mau menggarap lahan. Awal bulan ini, hujan lebat terus
mengguyur selama sepuluh hari berturut-turut. Wilayah
sebelah timur Kyoto mengalami banjir bandang. Bahkan
diwilayah ini pun, tak terhitung lagi banyaknya rumah yang
tersapu banjir sepanjang bantaran sungai Abe. Bukan hanya
sawah, sapi dan kuda pun hanyut terbawa air ke laut.
Tahun lalu, pada tahun Tenbun ke-9, negeri ini juga dilanda
angin topan dahsyat; sekali di musim semi dan sekali di
musim gugur. Bencana terus terjadi setiap tahun.
'Apakah sebaiknya aku melamar pekerjaan di wilayah
Kai" Mungkin di sana lebih baik. Meski aku enggan bekerja
bersama Kansuke, tetapi bekerja bersama keparat itu
mungkin lebih baik ketimbang sendirian di negeri tak
dikenal. Tapi aku benci orang itu!' Aoki Daizen mendadak
berhenti, la benar-benar tak tahan memikirkan hal itu.
Daizen sadar bahwa ia sendiri juga tidak disukai orang lain.
Tetapi ia betul-betul muak pada Kansuke. Saat kecil, di
sebuah ladang ubi, ia pernah menggerus ulat hijau di tanah
dengan batu. Kebenciannya saat ini tidak akan hilang
sampai mampu melakukan hal serupa terhadap ronin
keparat itu. 0=odwo=0 Saat itu awal Agustus. Tiada angin berhembus, tetapi
udara malam terasa dingin. Musim gugur pun semakin
dekat. Tidak begitu jauh dari rumah Imagawa, kediaman para
samurai menyebar di sekelilingnya; seolah melindungi
rumah itu. Setelah melewati wilayah pemukiman para
samurai, jalanan tampak menuruni bukit menuju kota. Di
siang hari, jalan ini penuh sesak, namun setelah matahari
terbenam, hampir tidak ada orang yang melewati.
Gerombolan perampok kadang lewat dengan langkahlangkah cepat.
Toko-toko di kedua sisi jalan menutup pintu rapat-rapat
kala malam tiba. Aoki Daizen berdiri di dekat pohon enoki besar di tengah
lereng selama lebih dari satu jam. la sedang menunggu
pengikut klan Takeda, Itagaki Nobutaka, lewat. Itagaki
tengah mengunjungi mantan bangsawan pemilik tanah klan
Takeda di Kai, Nobutora, yang dikejar Shingen dan telah
menemukan perlindungan di bawah Imagawa selama
7 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
empat atau lima tahun terakhir ini. Menurut perhitungannya, Itagaki akan kembali ke kediaman
Shinonome Hanjiro, yang telah menemani Nobutora dari
Takeda. Daizen berencana menyerang mereka di tengah
perjalanan. la belum bertemu Kansuke hari ini, tetapi tak salah lagi,
disinilah tempat mereka akan bertemu; di bawah pohon
enoki di tengah lereng. Begitu melihat Itagaki, ia akan
muncul dari balik pohon dan berusaha membunuhnya. Jika
pengikutnya berusaha melindungi, ia akan menghabisi dua
atau tiga orang dari mereka, dan saat itulah Kansuke akan
muncul. Setelah saling menyerang dengan beberapa sabetan
pedang, Daizen akan melarikan diri ke dalam hutan. Hanya
itu tugas yang harus ia lakukan.
Daizen mengamati kegelapan disekelilingnya. Masih ada
secercah cahaya di dalam kegelapan, la tahu bahwa di suatu
tempat yang tak jauh dari situ, mata aneh lelaki pendek itu
pasti juga sedang mengawasi.
Daizen tidak tahan terus-menerus berdiam diri.
"Hei, keparat! Kansuke!" panggilnya pelan. Setelah itu ia
pasang telinga baik-baik, tapi tentu saja tidak ada jawaban.
Lidahnya berdecak sebal, lalu jongkok di atas tanah.
Sejam berlalu. Kegelapan alam sekitar mulai menumbuhkan sisi jahat dalam dirinya. Pencuri atau anjing
liar pun jadi! Muncullah! Biar kubunuh semua!
Lalu, ia mendengar derap langkah perlahan mendekat
dari atas bukit. Jelas bukan langkah kaki satu orang. Saat
mereka mendekat, baru tampak bahwa mereka bertiga.
"Saeki Mondo!" Tanpa menggeser posisi, Daizen berteriak ke arah
rombongan yang hendak melewatinya. Tentu saja nama
yang meluncur dari mulutnya itu adalah karangannya
sendiri. Suara langkah kaki langsung berhenti.
"Tidak ada yang bernama Saeki di sini. Kau salah
orang," jawab seorang di antara mereka.
"Omong kosong. Jangan bohong! Aku jauh-jauh datang
8 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
ke sini hanya untuk membunuhmu!"
"Buat apa berbohong!" jawab laki-laki itu, tetapi tiba-tiba
Daizen mencabut pedang. Menyadari gerakan itu, ketiga laki-laki melompat
mundur. "Tunggu! Kau benar-benar telah salah orang. Aku adalah
pengikut klan Takeda dari Kai. Namaku Itagaki."
Suara itu terdengar penuh wibawa. Dia betul-betul
Itagaki, pikir Daizen. "Aku tak peduli kau Itagaki atau siapa, aku tetap akan
membunuhmu!" teriak Daizen.
"Perampok!" Bersamaan dengan teriakan itu, mereka
menghunus pedang. Di hadapan Aoki Daizen sudah terhunus dua bilah
pedang putih yang saling menyilang. Kemudian dari arah
agak jauh dibelakang kedua pedang itu, kembali terdengar
suara penuh wibawa tadi. "Jangan dilukai! Usir saja dari sini dengan hati-hati!"
Saat menyadari bahwa dua orang di depannya itu bukan
Itagaki, Daizen melompat melukai bahu salah seorang
samurai. Samurai itu menjerit kesakitan. Daizen menyingkir sejenak, namun kembali menyerang dan
melukai kaki samurai yang satunya. Suara jerit kesakitan
terdengar kembali. Semua berlangsung dalam sekejap. Itagaki menyerang
tanpa suara. Saat pedang mereka saling bertemu dua-tiga
kali, Daizen mampu mendengar hembusan berat napas
lawan. "Kau sa...salah orang. Aku ini pengikut Takeda, Itagaki
Nobutaka," ujar lawannya. Daizen tak menjawab.
"Atau jangan-jangan... kau perampok?"
Daizen berpikir apa yang harus dilakukan terhadap
lawan yang tidak boleh dibunuh ini, seraya memperpendek
jarak antara mereka. Saat itulah, Itagaki melangkah maju. Tampak jelas
bahwa ia lebih mahir memainkan pedang dibanding kedua
samurai sebelumnya. Daizen melompat mendekati dada
Itagaki, meraih lengan kanan lawan, lalu mendorong
perlahan ke tepi jalan. "Siapa itu?" Tiba-tiba seberkas cahaya lampion menerangi wajah
9 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Daizen dari samping. Untuk pertama kalinya Daizen
tersadar bahwa ia tengah mendorong lawannya ke tembok
tanah liat. la mendengar kata-kata "pengikut utama" dan
mengira lelaki itu sudah tua, namun ternyata berusia lebih
muda. Seorang samurai berusia separuh baya. Sejam berlalu. Kegelapan alam sekitar mulai menumbuhkan sisi jahat dalam dirinya. Pencuri atau anjing
liar pun jadi! Muncullah! Biar kubunuh semua!
"Saya diserang perampok dan mengalami kesulitan
menyingkirkan lawan" jawab Itagaki cepat.
"Saya akan membantumu!"
Jelas suara itu milik Kansuke. Daizen melepas tangan
Itagaki, lalu dengan tangkas melompat ke belakang. Kini
saatnya memainkan peran, pikirnya.
Serangan sebilah pedang panjang menghantam. "Ah!"
pekik Daizen, melompat ke belakang, kakinya tersandung
sebongkah batu, lalu terjatuh.
Serangan kedua dan ketiga bertubi-tubi mengenai
Daizen. Ini bukan lagi main-main. la dapat merasakan
hasrat membunuh yang kuat dalam diri lawannya.
Ini tidak seperti yang direncanakan! Sambil menuruni
lereng, Daizen akhirnya mampu melompat bangkit.
Tampaknya ia terluka di dahi, di antara kedua mata; dan
darah mengalir masuk mefilip mata. Tidak ada waktu untuk
menyekanya. "Kansuke!" Setelah berteriak, Daizen melompat ke rimbunan semak
di sebelah kanan. Sesuai rencana mereka, pengejaran
Kansuke seharusnya berhenti di sini.
Ketika menengok ke belakang, pedang lawan terus
mengejar. Jelaslah kini, pedang itu akan terus membuntuti
ke mana pun ia menghindar.
"Kau gila?" teriak Aoki Daizen.
"Aku tidak gila!" kata suara rendah itu. Lalu
melanjutkan, "Aku akan membunuhmu!" desis Kansuke.
"Kemarilah!" teriak Aoki Daizen, yang merasakan
bahwa situasi telah berubah sama sekali. Lawan telah
bertekad 10 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
membunuhnya, maka ia pun harus membunuhnya! Rasa benci teramat sangat terhadap ronin cacat itu berlipat
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sepuluh kali dalam dada Daizen.
Namun, untuk pertama kali di dalam hidupnya Daizen
merasakan takut. Ujung pedang lawan secara mengejutkan
berada di posisi begitu rendah. Laki-laki kecil itu
menurunkan pedang sampai nyaris menyentuh tanah.
Ketika mata satunya itu menatap Daizen lekat-lekat,
Daizen tak mampu melangkah maju atau bergerak mundur.
Jarak antara keduanya perlahan makin merapat. Aoki
Daizen merasa terpaku di tanah. Pedang lawan berkilat dan
seketika itu pula bahunya tersayat. Disusul pergelangan
tangan kanan, lalu kaki. "Tunggu! Tunggu dulu!"
Daizen berteriak mengiba, namun serasa berseru pada
dinding tebal. Sekuat apa pun berteriak, pedang lawan terus
menyerang tanpa ampun. Daizen merasa tubuh Yamamoto Kansuke makin
membesar, sedangkan tubuhnya sendiri menciut dan
menjadi jelek. Bahkan mata Daizen yang tinggal satu itu
semakin tidak berguna. Kakinya pincang.
"Ughh." Itulah jeritan terakhir saat ia meregang nyawa.
Tubuhnya terbelah dua dari bahu sampai ke bawah.
-o0=dw=0o- Dua Pada pertengahan Februari tahun Tenbun ke-12, utusan
dari klan Takeda di Provinsi Kai mendatangi Yamamoto
Kansuke di Sunpu untuk menawari pekerjaan. Satu
setengah tahun telah berlalu sejak Kansuke membunuh
ronin tak dikenal, Aoki Daizen, dan membantu pengikut
Takeda, Itagaki Nobukata. Menurut utusan tersebut,
keluarga Takeda akan memberi imbalan sebesar 100 kan.
Kansuke mengirim kembali utusan Itu dengan memberi
jawaban bahwa ia meminta waktu dua hari untuk
mempertimbangkannya. Hari itu, setelah sekian lama, Kansuke keluar
meninggalkan rumah. Bunga sakura yang mekar lebih awal
mulai bermunculan sepanjang tepi Sungai Abe.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng," Kansuke
11 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengulang kata-kata yang sama dalam benaknya sejak tadi.
Imbalan 100 kan tidak terlalu dipedulikan. Yang lebih
penting adalah apakah ia dapat ikut serta merencanakan
strategi perang dan berkesempatan mempraktekkan bakat
menaklukkan benteng serta wilayah lawan. Sebelum
menerima tawaran, ia harus menetapkan sebuah syarat.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng." Yamamoto
Kansuke berjalan melintasi deretan pohon-pohon sakura
tanpa sekali pun menoleh ke pucuk-pucuknya yang
berbunga. Dua perempuan yang tampak seperti istri
samurai, beserta dua anak kecil, berjalan dari arah
berlawanan. Begitu melihat Kansuke, mereka menepi ke
pinggir jalan dengan rasa takut.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng." Tanpa
sedikitpun melihat kedua perempuan tersebut, Kansuke
mengangkat pandangan, melihat dengan tatapan kosong
dan terus berjalan. Setiap kali menapakkan kaki kanan,
tubuhnya membengkok agak dalam ke sisi tersebut.
la masuki jalan utama Sunpu. Kediaman pelindungnya,
lohara Tadatane yang merupakan kepala pengikut
Imagawa, berada di gerbang masuk dari kediaman para
samurai. Karena ada tiga pohon besar keyaki tumbuh di
sana, orang-orang di kota menyebutnya sebagai "Rumah
Besar Keyaki". Kansuke memasuki pintu utama Rumah Besar Keyaki.
Tanpa mengumumkan kedatangannya, ia menapakkan kaki
pada sebuah undakan kecil. Di koridor rumah, ia bertemu
salah seorang pelayan wanita.
"Apakah Tuan lohara ada di rumah?"
"Ya. Mohon tunggu sebentar."
Kansuke tidak mengindahkan dan terus berjalan
menyusuri koridor. Pelayan wanita itu ingin mendahului
Kansuke dan memberitahukan kedatangannya pada tuan
rumah; namun ragu-ragu untuk melakukannya. Tubuh
Kansuke yang pendek dan caranya berjalan memancarkan
aura yang membuat orang lain tidak berani mendahului.
"Kau ada di dalam?" Kansuke berseru dari depan sebuah
ruangan yang terletak paling sudut.
"Siapa?" "Yamamoto Kansuke. Saya datang menemuimu."
Tidak ada jawaban dari dalam. Kansuke seolah bisa
menyaksikan ekspresi di wajah lohara berubah menjadi
kesal karena kedatangannya.
"Permisi," Kansuke membuka pintu geser dan memasuki
mangan tersebut Paling tidak ia sudah bersikap sopan
dengan duduk di sudut ruangan dan sedikit menundukkan
kepala. "Saya datang kemari hari ini untuk membicarakan
12 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sesuatu." "Apa itu?" lohara Tadatane duduk di depan mejanya seperti sedang
membaca. Lalu, perlahan mengangkat kepala yang sudah
beruban itu, memandang ke arah Kansuke.
"Seorang utusan dari keluarga Takeda datang, menawari
pekerjaan." lohara tetap diam tanpa menjawab, hanya matanya yang
bergerak-gerak. Sejurus kemudian, "Apa kau menerimanya?" "Saya tidak bisa menjadi ronin selamanya."
"Berapa imbalan yang mereka tawarkan?"
"Seratus kan." Sunyi sesaat. Lantas lohara berkata, "kalau begitu, kami
akan memberimu 100 kan juga. Selama ini kami tidak
pernah membuatmu merasa tidak nyaman, kan?" lohara
menambahkan. "Sudah sembilan tahun. Saya tidak mau jadi orang tak
berguna terus-menerus. Saya ingin menaklukkan benteng."
"Kau pikir bisa menaklukkan benteng dengan strategi
perang yang kau pelajari di atas meja?"
"Bisa saja!" kata Kansuke geram, lohara kembali terdiam
beberapa saat, seperti sedang berpikir.
"Jadi kau tetap akan melayani mereka. Aku akan
membicarakannya dengan Tuanku."
"Meski dibicarakan berkali-kali pun, hasilnya tetap akan
sama saja. Jelas bahwa kau tak ingin melepas saya, tetapi
kau juga takut mempekerjakan saya di klanmu."
"Bicaramu kelewatan!" bentak lohara.
Kansuke berkata, "Tapi benar, kan" Kau takut pada
Yamamoto Kansuke" Saking takutnya sampai tak bisa
mempekerjakan saya?"
Mendadak Kansuke mengubah nada bicaranya, "Bagaimanapun, kau telah memberiku makanan dan
pakaian selama sembilan tahun. Untuk itu saya tetap
merasa berhutang budi, karenanya saya hanya akan
menjual diri pada Takeda, tetapi hati saya tetap tinggal di
Sunpu." Bersamaan dengan itu Kansuke tertawa kecil. Tawa yang
13 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
aneh. lohara tiba-tiba membalikkan badan, menghadapkan
wajahnya ke arah Kansuke. Mata lohara yang biasanya
menunjukkan ketidakpedulian, kini berkilat dingin.
"Apa maksudmu?"
lohara mengamati Kansuke, mencoba menyingkap
maksud Kansuke. "Imbalan dari Takeda akan saya terima, begitu juga
imbalan dari Imagawa."
lohara terdiam. "Sejak awal saya sudah meyakini masa depan Imagawa,
sehingga selama sembilan tahun rela tidak meninggalkan
tempat ini." lohara tidak menjawab. "Keluarga Imawaga adalah keluarga terkuat di pantai
timur. Jadi, mengirim salah seorang pengikutnya ke Takeda
bukanlah hal buruk."
Setelah melontarkan kata-kata tersebut, Kansuke tidak
bicara lagi. Istri Imagawa Yoshimoto adalah puteri Takeda
Nobutora. Karena itulah kedua klan tersebut memiliki
hubungan kekerabatan, tetapi Nobutora diasingkan oleh
anaknya sendiri, Harunobu (nantinya dikenal sebagai
Shingen) yang berusia 23 tahun. Saat ini, Nobutora berada
di bawah perlindungan menantunya, Imagawa Yoshimoto.
Di permukaan, keluarga Takeda dan Imagawa tetap
bersekutu, namun perseteruan antara Nobutora dan
Harunobu makin memperlebar jurang antara Harunobu dan
Yoshimoto. Bagi Imagawa, bukan ide buruk untuk tetap memberi
imbalan Kansuke secara diam-diam sekaligus mengirimnya
ke Takeda. Kansuke berdiri. Caranya berdiri memberi kesan
mendadak, lohara memanggilnya kembali saat Kansuke
melangkah ke koridor. Pada awal Maret, Kansuke dikawal oleh tiga orang
samurai dari Kai menu{u Kofu dengan menyusuri tepi
timur sungai Fuji. Lereng pegunungan yang mengapit dua
sisi sungai dipenuhi dedaunan hijau segar.
Mereka menginap selama dua malam di tengah
perjalanan. Kansuke benci melakukan perjalanan. Menurut
kabar burung, ia telah berkeliling Jepang mempelajari
keahlian berpedang, dan tidak ada satu tempat pun yang
belum dijejaki. Namun pada kenyataannya, tempat yang ia
ketahui hanya kampung halaman sendiri, yaitu Provinsi
Mikawa, dan sebagian Suruga. Kisah dirinya yang
berkeliling Jepang tak lebih dari desas-desus belaka. Tapi ia
14 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak menyangkal kabar burung tersebut. Tidak perlu.
Dengan pengetahuannya yang hanya secuil, Kansuke tetap
mampu membayangkan seluruh kota benteng dari provinsi
barat hingga timur dengan sangat jelas, la memperoleh
pengetahuan ini dari bahan-bahan bacaan tentang gunung,
sungai, dataran, dan iklim setiap wilayah, la mampu
membayangkan setiap benteng, kota, dan kondisi geografis
di sekitarnya dengan sangat akurat, meski belum pernah ke
sana. Setiap kali bertemu musafir dari daerah yang jauh, ia tak
pernah melewatkan kesempatan untuk menyerap segala
jenis pengetahuan dengan rinci, dan pengetahun ini tidak
akan pernah dilupakan. Daya ingatan dan imajinasinya
begitu kuat, sampai-sampai ia sendiri terpukau. Apa yang
pernah didengar tidak akan terlupakan. Dari secuil
informasi tersebut ia mampu mengembangkan menjadi
berbagai pengetahuan tak terbatas. Itagaki Nobukata
menjemput di tengah perjalanan, la membawakan
perlengkapan seperti pakaian, kuda, panah, dan tombak,
bahkan pelayan muda pun ia sediakan.
Kansuke merasa amat puas. Bukan hanya karena mereka
melayani dengan sangat baik, namun juga karena kondisi
alam dan geografis Provinsi Kai yang hampir sama dengan
apa yang dibayangkannya. Saat mereka memasuki kota
benteng Kofu, Kansuke melihat bahkan warna awan di
wilayah itu persis dengan yang ia bayangkan.
"Sudah berapa kali kau ke Kofu?" tanya Itagaki.
"Tiga kali," jawab Kansuke. Dan tiga kali itu bukan
karangan, pikirnya. Malam itu Kansuke menginap di rumah seorang samurai
kaya di sebelah utara kediaman Takeda. Keesokan harinya,
ia ditemani Itagaki bertemu dengan Harunobu di ruang
pertemuan kediamannya. Kediaman Takeda tidak berbentuk benteng, tetapi seperti rumah pada umumnya.
Yang sedikit membedakan adalah keberadaan parit di
sekelilingnya. Di dalam ruang pertemuan tersebut, Takeda Harunobu
yang berusia 23 tahun duduk di depan, di kanan kirinya
duduk berjajar beberapa pengikut utama Takeda. Kansuke
memberi hormat dengan canggung dari jauh. Saat diminta
mendekat oleh Harunobu, ia bangkit berjalan ke arah
Harunobu dengan membungkukkan badan.
Di sebelah Itagaki Nobukata duduk Obu Toramasa, dan
15 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
di sebelah Obu duduk Amari Torayasu. Kansuke maju ke
depan, melirik ketiga orang dekat Takeda itu. Saat
menundukkan wajah, tatapan dingin Amari tidak lekang
dari benaknya. Aku tak suka orang itu, pikir Kansuke.
Harunobu tidak berkata sepatah puri, tapi matanya terpaku
pada penampilan Kansuke yang aneh. Tiba-tiba Harunobu
berkata, "Kau tampak lebih tangguh dari yang kudengar.
Tidak mungkin kau puas dengan imbalan 100 kan. Aku
akan memberimu 200 kan"
Suaranya tidak keras, tetapi terdengar berat. Kansuke
mengangkat wajahnya sedikit, terperanjat.
Lalu Harunobu menambahkan, "Aku akan memberimu
satu huruf dari 'Harunobu'. Mulai sekarang, kau dipanggil
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan sebutan 'Kansuke HaruyukT."
Seorang jenderal muda yang sangat dermawan. Kansuke
membungkuk dalam diam. Itagaki Nobukata mendekat dan berbisik, "Ucapkanl
terima kasih." "Terima kasih banyak. Untuk membalas penghormatan
ini, saya ingin berpartisipasi dalam pertempuran menaklukkan benteng sesegera mungkin," ujar Kansuke
tanpa intonasi. "Kau berkata 'menaklukkan benteng* begitu mudah,
akan tetapi...," Harunobu mulai bicara, namun langsung
dipotong oleh Kansuke. "Ya, ada prinsip-prinsip rahasia dalam menaklukkan
benteng." "Apakah kau telah menguasai prinsip-prinsip rahasia
itu?" "Ya." Jawaban pendek Kansuke terdengar angkuh bagi siapa
pun. Lalu terdengar tawa lepas Amari.
"Berapa jumlah pertempuran yang telah kauikuti?" tanya
Amari. "Belum satu pun." Ledakan tawa muncul dari tempat
duduk yang lebih rendah. Kansuke tidak merasa terganggu sama sekali. Mendadak
ada sesuatu yang tumbuh dalam dirinya, membuat ia sulit
duduk diam. Sesuatu itu adalah kepercayaan diri dan
keberanian bahwa ia akan mampu menaklukkan berapa
pun banyaknya benteng dengan mudah.
16 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Itagaki berkata, "Kau boleh pergi dan istirahat."
Kansuke berlalu dari hadapan Harunobu.
Sepeninggal Kansuke, Amari maju ke hadapan Harunobu dan berkata, "Tidak sekali pun pernah terlibat
dalam pertempuran, tetapi menyombongkan kemampuan
soal strategi militer. Ini memaksa kami yakin bahwa dia tak
lebih dari penipu yang hanya pintar bicara dan
menginginkan imbalan belaka."
Obu Toramasa menambahkan, "Bagaimana jika kita
pekerjakan dia selama setahun untuk melihat kemampuannya. Namun, karena Tuan memiliki kemampuan setara dewa untuk menilai seseorang, apakah
ada pemikiran tersendiri mengenainya?"
Harunobu hanya menjawab demikian, "Sepuluh tahun
lalu, ketika aku masih berusia 13 tahun, aku pergi ke
Ushikubo di Provinsi Mikawa dan bertemu Kansuke.
Waktu itu kami sepakat menjadi majikan dan pengikut.
Sejak itu pula kubiarkan dia bertualang ke seluruh negeri."
Tak ada ekspresi di wajah Harunobu.
Semua orang tahu bahwa pernyataan itu tidak benar,
tetapi karena yang mengatakan adalah Harunobu sendiri,
tak seorang pun berani menentang. Hanya Itagaki
Nobukata yang mengetahui alasan Harunobu melindungi
Kansuke. Harunobu telah disia-siakan oleh ayahnya, Nobutora, dan
melalui masa kedi yang tidak bahagia. Itu sebabnya
Harunobu punya kecenderungan memihak samurai berpenampilan aneh atau samurai yang tidak mendapatkan
kepercayaan dari orang lain.
0=odwo=0 Atas pengaturan Itagaki, Kansuke melewati malam
kedua di sebuah rumah samurai di depan kediaman
Takeda. Sore hari berikutnya, Kansuke menaiki sebuah
bukit kecil di belakang kediaman Takeda. Tepat di
17 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
belakangnya, ada kaki bukit yang landai. Sebelum sampai
di tengah lereng, Kansuke tidak hanya dapat melihat kota
benteng Kofu, melainkan juga sebagian wilayah Kai.
Tampaknya sangat mudah untuk menyerang dan menghancurkan kediaman Takeda; Jika diamati dari atas
bukit, kediaman Takeda sama sekali tidak memiliki
pertahanan. Dengan kondisi seperti ini, yang menyebabkan
mereka bisa terus bertahan sampai sekarang tentulah karena
keluarga Takeda selalu berperang keluar dan tidak pernah
membiarkan musuh masuk ke wilayah mereka. Di pantai
timur, benteng seperti ini tidak akan bisa bertahan sehari
pun dalam situasi tanpa penjagaan.
Angin berhembus dari kaki bukit, membuat kulit
Kansuke yang berkeringat merasa nyaman. Kansuke duduk
di pematang sawah di lereng bukit dan terus memandangi
dataran luas di bawahnya. Kai disebut-sebut sebagai daerah
bergunung-gunung. Memang, di sekeliling lembah terlihat
jelas deretan pegunungan.
Tiba-tiba Kansuke melihat seorang penunggang kuda
menaiki bukit tempat ia duduk. Caranya menunggang kuda
tampak terampil. Ketika penunggang kuda berada dekat
Kansuke, ia turun dari kuda dan berjalan menghampiri
Kansuke. la bertanya, "Apakah Anda Tuan Yamamoto"
Tuan dipanggil ke benteng."
"Bagaimana kau tahu aku berada di sini?"
"Ada yang melihat Tuan menaiki bukit ini."
Kansuke berdiri dan berkata, "Aku akan segera ke sana."
Samurai itu menaiki kudanya dan menghilang dengan
cepat. Kansuke berpikir, pasti Harunobu yang memanggil.
Namun saat memasuki gerbang benteng, dilihatnya tiraitirai bercorak merah putih dipasang
mengelilingi lapangan dan terdengar suara tetabuhan genderang. Beberapa
samurai berlari ke arahnya dan berkata, "Silahkan kemari."
Kansuke dituntun masuk ke balik tirai.
Amari duduk di atas bangku kecil. Di sisi kanan kirinya
puluhan samurai duduk berderet. Kansuke dibawa
menghadap. Amari berkata, "Yamamoto Kansuke, tunjukkan padaku
aliran pedang Gyoryu."
"Permintaan yang tidak masuk akal. Saya datang ke sini
karena mengira Tuan kita yang memanggil."
"Kudengar kau menguasai aliran pedang Gyoryu,
sayangnya tak seorang pun di Kai yang mempelajari aliran
18 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tersebut. Tapi kami punya beberapa ahli pedang dari aliran
Shintoryu. Aku Kansuke tidak tertarik sama sekali pada
pertandingan. Kisah mengenai dirinya sebagai ahli pedang
Gyoryu dan perjalanannya ke seluruh penjuru negeri tak
lebih dari gosip belaka, la bahkan belum pernah memegang
pedang kayu. Satu-satunya pengalaman berpedang adalah
ketika ia membunuh Aoki Daizen di Suruga. la bahkan
tidak ingat lagi bagaimana menggunakan pedang ketika itu.
la hanya berpikir untuk membunuh. Jadilah ia melompat,
menyerang dahi, kaki, lalu bahu, dahi lagi, dan akhirnya
membelah bahu Daizen. la mampu membunuh Aoki
Daizen semata-mata karena berpikir untuk melakukanya;
tapi itu tidak bisa disebut keahlian pedang, la tidak tahu
apa-apa soal Gyoryu atau Shintoryu. la bahkan tidak tahu
tatacara memegang pedang.
Tiga orang samurai berlari ke arahnya dan menyerahkan
sebilah pedang kayu. Lalu mereka menggulung lengan
bajunya ke atas dan mengikatnya.
"Sungguh menjengkelkan!"
Baru saja Kansuke mengucapkan kata-kata itu, lima atau
enam orang menggiringnya ke tengah lapangan.
"Menjengkelkan!"
Kansuke berupaya melarikan diri ke sudut, tapi selalu
digiring kembali ke tengah. Lalu ia melihat seorang samurai
separuh baya pelan-pelan mendekati dengan pedang kayu
terhunus. Karena Kansuke tidak punya niat bertarung,
pertandingan hanya dimulai sepihak.
"Menjengkelkan!" teriaknya, lalu bahunya terkena
pukulan. "Ini curang!" ulang Kansuke, lalu bahu yang sebelah lagi
terasa kebas. Pukulan-pukulan lawan membuat kedua
bahunya kebas beberapa saat. Sesaat kemudian kakinya
ditarik. Kedua kakinya tersungkur ke samping dan Kansuke
terjatuh di tanah dalam posisi aneh.
Sorak dan tawa terdengar riuh di sekeliling lapangan.
Kansuke terduduk di rerumputan di tengah lapangan.
Tiba-tiba hiruk-pikuk itu mereda. Sebagian tirai tersibak
dan Harunobu muncul diiringi pelayan. Kansuke dipanggil
menghadap Harunobu. "Tampaknya kau sudah bertarung," ujar Harunobu
dengan suara pelan namun berat.
"Saya menang," jawab Kansuke. Sambil memegangi
bahu kiri yang terasa sakit, ia melanjutkan, "Lawan saya
tadi tidak akan berguna dalam pertarungan sungguhan. Dia
akan tersungkur dengan sekali sabetan."
"Kenapa begitu?"
"Matanya mati. Mirip mata ikan yang mati. Dia dapat
19 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dijatuhkan dengan mudah oleh prajurit rendahan tak
dikenal," kata Kansuke.
Harunobu mengangguk dalam, entah percaya atau tidak.
Di lapangan, pertandingan baru telah dimulai. Kansuke
membungkuk lalu mundur dari hadapan Harunobu. Bahu
dan punggungnya dijalari rasa sakit luar biasa. Ini
malapetaka, pikirnya. Amari mengejar dan mendekati Kansuke.
"Jangan mengatakan kebohongan tanpa malu setelah
kau ditumbangkan seperti tadi."
"Apakah dia anak buahmu, Tuan Amari?"
"Aku baru saja mempekerjakannya. Seorang ronin dari
timur, tapi dia memiliki keahlian yang handal." "Tapi justru orang seperti itu tidak akan berguna dalam
pertarungan sesungguhnya. Dia akan memalukan Tuan."
Kansuke tertawa pelan, menyibakkan tirai, lalu tubuh
kecilnya menyelinap di balik tirai.
Malam itu Kansuke diundang Harunobu untuk
berkunjung ke benteng. Selain Harunobu, hadir pula
Itagaki, Amari, dan empat atau lima panglima lain.
"Apakah samurai dan orang biasa berbeda di setiap
wilayah?" tanya Harunobu kepada Kansuke.
"Saya berkelana ke seluruh penjuru negeri dan
mempelajari tradisi-tradisi keluarga di berbagai provinsi.
Selain itu, saya juga mengamati rumah Tuan Yoshimoto
dan mengenal ronin dari berbagai tempat saat masih tinggal
di Suruga selama sembilan tahun. Menurut saya,
keseluruhan negeri dapat dibagi menjadi tiga kategori.
Kategori pertama adalah jiwa yang dimiliki orang-orang
wilayah timur. Dari wilayah Bishu hingga Izumi masuk ke
kategori kedua. Kategori ketiga meliputi Shikoku, Chugoku,
sementara Kyushu memiliki jiwa yang kurang lebih sama."
"Apa perbedaannya?"
"Di atas Bishu, yakni wilayah timur, jarang ada orang
yang ramah. Mereka menunjukkan sikap arogan. Jika
hubungan terjalin baik, mereka akan memuji-muji orang
yang tidak layak mendapat pujian. Akan tetapi saat
hubungan tidak berlangsung baik, mereka akan menjelekjelekkan orang yang lebih menonjol."
Sekali Kansuke mulai bicara, ia amat fasih bercerita.
Apapun pertanyaan yang dilontarkan, ia jawab dengan
lancar. Entah dari mana ia memperoleh pengetahuan itu.
Itagaki, sebagai pelindung Kansuke, merasa puas dengan
kecakapan Kansuke, namun Amari tetap diam dengan
wajah masam. Baginya, kefasihan Kansuke terdengar
20 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
seperti kebohongan semata.
Kansuke menjawab dengan gamblang semua pertanyaan
tentang berbagai topik, mulai dari geografi, sifat manusia,
tradisi, hingga struktur militer berbagai provinsi.
"Apakah ada cara membuat musuh menghormatimu
hanya dalam satu atau dua tahun setelah menaklukkan
wilayahnya?" tanya Harunobu.
"Rekrutlah samurai-samurai terkenal atau terpandang
dari pihak musuh, beri mereka separuh atau semua
informasi - tergantung situasinya, dan aturlah pernikahan
mereka dengan pengikut-pengikut Tuan. Selain itu, panggil
para pemuka agama, warga kota dan pemimpin petani; ajak
mereka bicara dan tanyakan tentang kondisi negeri. Ide
untuk menjamu mereka masih perlu dipertanyakan. Mori
Motonari, penguasa Aki yang mulai belajar memanah sejak
muda, berhasil menaklukkan Chugoku dan memperluas
kekuasaan sampai Shikoku dan Kyushu. Untuk membawa
negeri-negeri itu ke bawah kekuasaannya, dia selalu
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggunakan cara ini."
Kansuke terus bicara dari jam tujuh sampai jam sepuluh.
Ketika mendengar suara angin kencang di luar, mereka
keluar dari benteng. Kansuke meninggalkan benteng
mendahului Itagaki dan Amari, la keluar dari gerbang timur
benteng, dan menyeberangi jembatan di atas parit.
Sekelilingnya gelap gulita. Saat berjalan sepanjang parit dan
berbelok ke arah pondok para samurai, sekonyong-konyong
dari kegelapan, sebilah pedang putih dihunuskan ke ujung
hidung Kansuke. Sungguh kejadian tak terduga.
Kansuke dengan cepat melompat mundur. Pedang itu
terus mengikutinya. Kansuke mundur selangkah demi
selangkah, dan terus mundur sampai mendekati tembok
benteng, namun pedang itu masih tetap mengikuti. "Siapa
kau?" untuk pertama kalinya Kansuke membuka mulut
"Karena kau menginginkan pertandingan dengan pedang
sungguhan, maka aku datang kemari."
"Menjengkelkan!" kata Kansuke. la menyadari bahwa
orang di hadapannya itu adalah lawan pertandingan sore
tadi. Lalu berkata, "Hasil pertandingan siang tadi sudah
jelas; Kau lebih kuat."
"Apa! Aku tak ingin dengar ocehanmu!"
Dalam sekejap Kansuke melompat satu meter ke
belakang dan berkata, "Menjengkelkan!"
Lalu ia melanjutkan, "Jangan bertindak gila. Aku hanya
memenuhi undangan Tuan...."
Kansuke mendengar tawa lawannya.
"Aku akan membunuhmu lalu melarikan diri. Apakah
nyawa berharga bagimu" Sayang sekali, aku tak peduli
21 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
seberapa penting itu bagimu, aku tetap akan membunuhmu." "Lalu melarikan diri?"
"Ya, tentu." "Kau begitu ingin membunuhku?"
"Ya, ingin sekali."
Mendengar ini, Kansuke memantapkan niat.
"Kalau begitu, aku juga akan membunuhmu."
Kansuke menghunus pedang dan berkata, "Kemarilah!"
Kansuke terus merapat. Begitu ia menapak maju satu
langkah, ujung pedangnya merobek bagian di antara kedua
mata musuhnya itu. "Ugh!" Kali ini lawannya mundur selangkah. Kansuke
terus memperpendek jarak, la maju lagi selangkah. Karena
kaki kanannya yang lebih pendek berada di depan,
tubuhnya bergerak dengan kuat.
Tiba-tiba lawannya memekik.
"Aaah!" Suara itu terdengar seperti teriakan burung
malam. Bahu kanannya terkena sabetan pedang.
Kansuke terus melangkah maju.
"Tunggu! Tunggu dulu."
Kansuke tidak menunggu, la terus mendesak.
"Tunggu!" Tiba-tiba suara lain muncul dari kegelapan. Ada
bayangan dua atau tiga orang bergerak. Lalu obor
menerangi tempat itu. Tahu-tahu, mereka yang sedang
bertarung sudah berada di depan gerbang benteng. Tampak
wajah Itagaki, Amari, dan beberapa orang lain.
"Tunggu! Tunggu sebentar!" seseorang berseru. Kansuke
tak mengindahkan sedikit pun, terus merangsek maju.
Teriakan burung malam kembali keluar dari mulut
lawan. Kansuke dengan tenang menarik pedang, menempatkan diri dalam kegelapan, dan terus berdiri.
Dalam lingkaran obor, lawannya yang lebih besar itu berdiri
selama beberapa saat, lalu jatuh tersungkur ke belakang.
Tengkorak ahli pedang aliran Shintoryu itu terbelah dua.
22 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Amari melirik tubuh kaku itu, lalu mengalihkan
pandangan ke arah Kansuke. Matanya menunjukkan
ekspresi seolah melihat sesuatu yang mengerikan dan tidak
ia mengerti. "Kau Yamamoto Kansuke?"
"Ya." "Kau yang membunuhnya."
"Ya." "Kau benar-benar yang membunuhnya?"
"Ya." Amari tiba-tiba menghilang dari temaram cahaya obor,
berjalan sendirian. Lalu berbalik dan berteriak, "Yamamoto
Kansuke!". Karena tidak mendapat balasan, ia berjalan
kembali dengan langkah cepat. Di mata Amari, kini
Kansuke tak beda dengan monster.
Kansuke berjalan menuju kediaman para samurai
bersama Itagaki Nobukata. "Selain dalam pertempuran,
tidak baik menghilangkan nyawa seseorang," ujarnya.
"Ya," angguk Kansuke, sambil mendengarkan suara
angin yang menderu mengerikan. Seperti saat usai
membunuh Aoki Daizen, kali ini pun ia merasakan sedikit
lelah di sekujur tubuh. Kansuke tidak heran dengan
kenyataan bahwa sekali ia mencabut pedang dan berniat
membunuh, pasti berhasil membunuh lawan tanpa gagal.
Kansuke merasa memiliki kekuatan itu dan termasuk dalam
golongan manusia semacam itu.
"Mulai bulan depan, kita akan terus menghadapi
pertempuran. Karena kau akan mendapat 25 orang pasukan
infanteri, maka tunjukkanlah kesetiaanmu."
Hanya itu kata-kata Itagaki yang masuk ke telinga
Kansuke. La tidak mendengar apa-apa sebelum dan
sesudahnya. "Pemimpin pasukan infanteri adalah...," suara Itagaki
terdengar lagi. Kansuke tidak tertarik mendengar jabatan barunya.
"Penaklukan benteng, penaklukan benteng," gumamnya
berulang-ulang di dalam hati. La yakin bahwa dalam setiap
pertempuran akan mampu menaklukkan benteng. Betapa
menyenangkan rasanya berangkat ke pertempuran bersama
seorang jenderal muda seperti Takeda Harunobu dan
menaklukkan benteng satu persatu, pikirnya. Barangkali
karena belum pernah mengalami pertempuran yang
sesungguhnya, Kansuke merasa pertempuran sebagai
sesuatu yang sangat hening. Suara senjata apa pun tidak
terdengar. Bayangan benteng dan gerakan prajurit yang
mengelilingi seperti gambar sunyi baginya.
23 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Setelah meninggalkan Itagaki, Kansuke berjalan sendiri
menuju kediamannya. Pasir bertiup dari bawah lereng, la
melindungi matanya yang normal dengan tangan kanan
yang tidak berjari tengah. Wajahnya diangkat sedikit untuk
melihat bintang-bintang dingin kebiruan yang belum pernah
ia saksikan di pantai timur. Bintang-bintang itu tampak
begitu dekat, seolah berada dalam jangkauannya. Kansuke
terus menuruni lereng selangkah demi selangkah.
0-odwo-0 Tiga Pada Februari tahun Tenbun ke- 13, Takeda Harunobu
mendirikan perkemahan dengan dua puluh ribu pasukan di
gunung Misa di dataran Shinano. la berniat menyerang klan
Suwa Yorishige yang berpengaruh kuat di wilayah Suwa.
Bagi klan Takeda, rencana penyerangan Suwa sudah
dipikirkan sejak pemerintahan Nobutora, dan sebagai
langkah pertama adalah menguasai provinsi Shinano.
Namun karena disibukkan oleh pengiriman pasukan ke
provinsi Suruga dan Sagami, Nobutora sengaja menunda
menyatakan perang terhadap Suwa. Bahkan ia mengirimkan anak perempuan keenamnya kepada Yorishige untuk dipersunting, menjadikan Suwa berada di
bawah pengaruhnya. Puteri Nobutora yang dikirim kepada
Yorishige tersebut bernama Nene dan terkenal akan
kecantikannya. Akan tetapi dua tahun lalu, ia meninggal
dunia di usia enam belas tahun.
Harunobu berbeda dengan ayahnya, Nobutora. la
bertekad menguasai Suwa sepenuhnya dan sedang mencari
alasan pembenaran untuk menyerang Yorishige dalam satudua tahun ini. Secara kebetulan ia
mendapat informasi dari penguasa benteng Takato, Takato Yoritsugu, bahwa
Yorishige berniat memberontak. Memanfaatkan hal ini
sebagai alasan, Harunobu memutuskan untuk menyerang
Suwa. Namun entah mengapa, sejak mendirikan kemah perang
di gunung Misa, hati Harunobu terasa berat, la merasakan
hal yang sama ketika mengejar ayahnya ke Sunpu. Firasat
mengatakan bahwa pertempuran ini akan meninggalkan
24 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bekas yang tidak mengenakkan. Walaupun Nene telah
meninggal, Yorishige tetaplah adik ipar bagi Harunobu. la
berusaha menyingkirkan seorang anggota keluarga dengan
alasan yang belum terbukti. Tidak mungkin hatinya tetap
merasa tenang soal ini. Perkemahan mereka dikelilingi banyak pohon plum.
Bunga-bunganya yang berwarna putih bermekaran di udara
bersih dataran tinggi. Warna putih bunga plum itu merasuk
ke jiwa Harunobu yang berusia 24 tahun, menimbulkan
perasaan gelisah. Sungguh aneh, batinnya tidak menyimpan
keinginan untuk berperang saat ini.
Malam itu, ketika mereka berkemah di gunung Misa,
seorang utusan Takato Yoritsugu datang dan melaporkan
bahwa tentaranya akan menyerang benteng Uehara,
kediaman Suwa, melalui puncak Tsuetsuki dalam dua atau
tiga hari mendatang. Oleh karena itu, Takato meminta
Harunobu mendukung penyerangan tersebut dengan
mengirimkan pasukan utamanya dari sisi timur.
Setelah utusan Takato pergi, Harunobu memanggil para
panglima perang dan pasukannya untuk mematangkan
strategi. Harunobu menunjuk kakaknya, Samanosuke
Nobushige, sebagai panglima perang, la sendiri memutuskan tetap berada di perkemahan gunung Misa
bersama pasukan cadangan.
"Untuk menaklukkan satu atau dua benteng kecil di tepi
danau, tidak perlu mengirim 20 ribu pasukan," ujar
Harunobu. Pernyataan seperti ini tak lazim dikemukakan
oleh seorang Harunobu yang menyukai pertempuran.
"Tetapi, saya rasa Tuan tetap perlu pergi ke desa
Miyakawa atau dekat Kuil Yasukuni," saran Itagaki. Para
jenderal lain sepakat dengannya.
Dari arah kursi yang lebih rendah, terdengar pendapat
yang sama sekali berbeda. "Menurut saya, karena keluarga
Takeda dan Suwa masih memiliki hubungan kekerabatan,
mungkin apa yang saya katakan akan terdengar aneh, tapi
saya merasa bahwa kita tidak perlu melanjutkan
pertempuran. Membangun kemah perang di wilayah ini
sudah cukup menjadi ancaman terhadap Suwa. Jika kita
bisa melakukan perjanjian damai tanpa menumpahkan
darah, saya pikir tidak ada cara lain yang lebih baik," ujar
Yamamoto Kansuke. Keheningan tiba-tiba menyelimuti seluruh ruangan.
25 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pertempuran yang sudah di depan mata baru saja ditentang
oleh seseorang. Bahkan Itagaki Nobukata, yang biasanya
mendukung ide Kansuke, berubah pucat.
"Apa katamu! Yamamoto Kansuke!" gertak Nobushige.
Kemarahan yang ditunjukkan sang jenderal muda
mengisyaratkan ketidaksudian untuk memaafkan perkataan
Kansuke. "Tidak apa-apa," kata Harunobu menengahi. Hanya ia
seorang yang merasa lega mendengar kata-kata Kansuke.
Sama seperti yang dikatakan Kansuke, ia pun merasa tidak
perlu lagi untuk melanjutkan pertempuran ini. la sudah
diselamatkan oleh Kansuke yang telah mengatakan apa
yang ia pikirkan di dalam benaknya.
"Apa kau punya ide?" tanya Harunobu kepada Kansuke.
"Ya. Apakah Tuan bisa mengirim saya ke Suwa sebagai
utusan" Saya akan menjelaskan situasinya kepada mereka
secara baik-baik dan bernegosiasi agar mereka mau
bersumpah setia kepada Tuan."
Jika Yorishige memiliki perasaan kurang simpatik
terhadap Harunobu, itu disebabkan oleh peristiwa
pengusiran Nobutora, ayah Harunobu, ke Sunpu. Namun
jika dijelaskan bagaimana situasi yang sebenarnya,
Yorishige tentu akan paham. Inilah pendapat Kansuke.
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semua jenderal yang ada di ruangan itu pasti tidak
sependapat dengan ide Kansuke, namun Harunobu berkata,
"Penaklukan Benteng Suwa adalah pekerjaan sepele.
Bahkan bila kita tidak melakukannya sekarang, kita masih
dapat melakukan kapan pun kita mau. Meski aku telah
datang jauh-jauh kemari, aku tidak begitu antusias
melakukan penyerangan terhadap pasukan Suwa. Bagaimana jika kita kirim Kansuke sebagai utusan untuk
bertemu dengan Yorishige" Jika dia mampu mencapai
kesepakatan dengan syarat yang juga memuaskan pihak
kita, bukankah itu hal yang bagus?"
Karena Harunobu yang bertitah, tak seorang pun berani
membantah. Semua yang hadir tahu bahwa begitu
memutuskan sesuatu, Harunobu akan selalu melaksanakan
sesuai keinginannya. Keputusan mengirim Kansuke sebagai
utusan sudah final. "Kansuke, kapan kau berangkat?" tanya Harunobu.
Kansuke menyimak kata-kata Harunobu dengan tetap
duduk menghormat di tempatnya.
26 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Saya akan segera berangkat," jawab Kansuke. Kansuke
menyukai jenderal muda yang diabdinya itu. Harunobu
adalah satu-satunya manusia yang disukai Kansuke di
dunia ini. la benci semua manusia yang ada di muka bumi,
kecuali Harunobu. la rela berkorban nyawa demi
Harunobu. Kansuke tidak tahu di mana letak pesona
jenderal muda itu, namun yang jelas, hanya terhadap
Harunobulah ia merasakan sesuatu yang berbeda sama
sekali. Ada kalanya Harunobu mengolok-olok Kansuke secara
langsung di hadapannya dengan sebutan 'si pincang
Kansuke'. Tetapi hal itu tidak membuat Kansuke marah.
Tidak pernah sedikit pun terdengar nada penghinaan dalam
suara Harunobu. Kansuke, yang sejak kecil dibesarkan
dalam penolakan dari lingkungan sekitar karena keanehan
fisik, bertemu dengan Harunobu dan untuk pertama kalinya
mengetahui ada orang yang mau melihatnya seperti
manusia normal. Kansuke tidak mengemukakan pendapat yang bertentangan itu dengan sengaja tanpa dasar, apalagi
pertempuran sudah di depan mata. Saat berlangsung
pertemuan membahas strategi perang, Kansuke merasakan
sikap pasif Harunobu atas pertempuran tersebut. Sebuah
sikap yang tidak biasa. Mencerminkan adanya keraguan
serta kecemasan dalam diri Harunobu. Apa yang
membuatnya demikian" Duduk di kursinya yang lebih
rendah, Kansuke terus memikirkan hal tersebut. Lalu,
ketika ia mengangkat wajah, matanya bertemu pandang
dengan mata Harunobu. Saat itulah, dari mulut Kansuke
meluncur kata-kata tersebut bagai digerakkan oleh sesuatu.
Usulan Kansuke bukanlah saran yang tepat pada saat ini
karena bisa membahayakan diri sendiri, la sendiri tidak
yakin apakah usulan itu berasal dari idenya sendiri atau
karena Harunobu yang merasuki pikirannya dan membuat
Kansuke menyuarakan keinginan tersebut, la hanya tahu
bahwa ia harus mengatakannya.
Saat Harunobu menyepakati ide tersebut, alih-alih
bangga, Kansuke merasa lebih puas karena menganggap
dapat membaca pikiran Harunobu yang terdalam.
Sambil memandang kagum pada jenderal muda berdahi
lebar dengan sinar mata tajam, Kansuke berkata, "Tidak
perlu bagi seorang jenderal bergegas mengirimkan
tentaranya untuk hal yang sia-sia. Biarkan saya, Yamamoto
27 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kansuke, berangkat sekarang sebagai utusan dan berupaya
sekuat tenaga untuk merebut Suwa tanpa kehilangan
seorang prajurit pun."
Kata-katanya terdengar seperti menyombongkan diri dan
merendahkan semua jenderal di ruangan itu, kecuali
Harunobu. Kansuke meminta Harunobu mengirim utusan ke Takato
Yoritsugu yang merupakan sekutu Harunobu dalam perang,
untuk menyampaikan pesan tentang pembatalan penyerangan, la sendiri meninggalkan perkemahan di
Gunung Misa malam itu juga, bersama tiga orang
penunggang kuda. Keesokan harinya, setelah menuruni dataran tinggi?
rombongan Kansuke tiba di Lembah Suwa. Mereka
melewati jalan yang tidak dijaga tentara musuh untuk
menghindari serangan, dan tiba dekat Benteng Uehara,
kediaman Penguasa Suwa, pada petang hari.
Setiba di dekat kubu lapis pertama pasukan Suwa,
mereka memacu kuda saling berdampingan secepat
mungkin. "Kami membawa pesan yang sangat mendesak. Kami
ingin bertemu dengan Tuan Suwa," teriak Kansuke ke
segala penjuru arah sambil memutar-mutarkan kuda
tunggangan di depan benteng. Tiga samurai yang
menyertainya meneriakkan pesan serupa. Mereka langsung
dipaksa turun dari kuda dan dikepung banyak samurai.
Kansuke digiring masuk ke dalam benteng dan ditahan
sekitar satu jam sebelum akhirnya dibawa menghadap Suwa
Yorishige yang tengah duduk di sebuah kursi kecil. Api
obor menyala terang. Yorishige adalah seorang jenderal
yang usianya sedikit lebih tua dibandingkan Harunobu.
Sekilas tidak tampak ada yang menonjol pada dirinya,
selain bahwa ia memiliki kecantikan fisik seperti seorang
wanita. Ketika Kansuke menyampaikan pesan Harunobu, tibatiba Yorishige tertawa keras. Tawanya
terdengar histeris. Lalu berhenti. "Beritahukan kepada tuanmu bahwa aku akan mematuhi
semua kehendaknya," kata Yorishige. Rasanya seolah-olah
hukuman mati yang akan dijatuhkan kepadanya hari ini
atau besok dicabut dengan tiba-tiba. Lalu Yorishige tertawa
histeris lagi. "Kami ingin menetapkan batas wilayah sekarang juga,
agar tidak ada kesulitan di kemudian hari."
"Kami akan menjadikan tanaman rambat sebagai batas.
28 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kami tidak akan mengambil sebulir padi pun yang tumbuh
di sebelah timur batas tersebut," kata-kata bernada resmi
meluncur dari wajah pucat Yorishige.
"Kami ingin Tuan berdamai kembali dengan ipar Tuan."
"Aku sependapat. Sebagai adik, aku harus segera
menemuinya ke Kofu."
Jelas bahwa Yorishige pun tidak menyukai pertempuran
ini. Semua persyaratan yang diajukan diterima dengan baik.
Setelah menikmati jamuan makan dan sake, Kansuke
undur diri dari hadapan Yorishige.
Berbeda dengan saat Kansuke tiba, kali ini rombongannya dikawal dengan sopan. Yorishige sendiri
mengantar mereka ke gerbang utama benteng. Yorishige
juga didampingi anak perempuannya yang berusia 14
tahun, dikelilingi dayang-dayang. Paras gadis itu amat
rupawan, mewarisi wajah ayahnya.
"Apakah dia puteri Tuan?" tanya Kansuke kepada
Yorishige, yang mengiyakan pertanyaan tersebut. Tentu
saja bukan puteri dari Nene yang meninggal dunia dua
tahun lalu, melainkan puteri dari selirnya, Omiji.
Hanya Sang Puteri yang memandangi Kansuke dengan
sorot tak bersahabat tergambar jelas. Bahkan samuraisamurai lain pun merasa senang atas
negosiasi damai tersebut, tetapi Kansuke mendapat kesan bahwa hanya
gadis ini yang menunjukkan ketidaksetujuan. Ini justru
membuat Kansuke merasakan suatu sensasi yang menyegarkan. Pada siang hari berikutnya, Kansuke kembali ke
perkemahan di Gunung Misa dan menyampaikan jawaban
Yorishige kepada Harunobu.
Harunobu merasa puas atas upaya Kansuke dan segera
menemui utusan Suwa yang datang bersama Kansuke.
Malam itu sake dihidangkan kepada semua prajurit. Tiga
hari kemudian Harunobu kembali bersama pasukannya ke
Kofu. 0=odwo=0 Pada akhir Maret, Yorishige tiba di Kofu dan bertemu
29 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan Harunobu untuk memperbaiki hubungan mereka.
Harunobu menyambut dan menjamu Yorishige dengan
hangat. Dan pada bulan April, Yorishige mengunjungi
Harunobu untuk kedua kali. Seperti sebelumnya, Harunobu
menyelenggarakan jamuan besar-besaran untuk menyambutnya, la mengadakan pertunjukan Noh dan
mengundang para samurai penting untuk ikut menyaksikan.
Setelah kepergian Yorishige, Harunobu menanyai
pendapat para jenderalnya tentang Yorishige. Para jenderal
klan Takeda memiliki kesan baik terhadapnya. Mengatakan
bahwa Yorishige bermartabat, ramah, dan bijaksana.
"Saya pikir ia sangat berani datang ke Kofu dengan
hanya membawa beberapa pengikut. Meskipun Tuan masih
sekerabat dengannya, namun saat ini kita berada dalam
masa perang," ujar Nobushige, adik Harunobu, dengan
kagum. "Pastilah dia seorang jenderal muda yang langka,"
Amari turut memuji. "Apa pendapatmu, Nobukata?"
"Saya percaya kelak ia bisa menjadi sekutu Tuan," ujar
Nobukata. "Bagaimana denganmu, Kansuke?"
Kansuke ditanyai paling akhir.
"Saya tidak dapat mengemukakan pendapat sebelum
Tuan meminta yang lain meninggalkan ruangan ini" jawab
Kansuke. Alih-alih melakukannya, Harunobu berkata, "Kansuke,
mari kita keluar ke taman." la bangkit dari tempat
duduknya lalu berjalan menuju taman.
Pohon pasania ditanam di sekelilingnya. Setelah tiba di
bawah pepohonan tersebut, Harunobu berkata, "Tonggerettonggeret sedang mengerik." Walaupun
udara hari itu panas dan lengket, namun hawa di bawah bayangan
pepohonan cukup sejuk. Setelah pengiriman pasukan ke
Gunung Misa, musim semi berlalu tanpa ada pertempuran
baru dan musim panas hampir tiba.
"Apakah Tuan akan membunuhnya?" tanya Kansuke
tiba-tiba. Terguncang oleh kata-kata itu, Harunobu berbalik arah
memandang Kansuke. "Siapa?" "Tuan Suwa." "Apakah kau mau membunuhnya?"
"Lebih baik begitu...," sahut Kansuke.
30 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Bukankah kau yang mengusulkan negosiasi damai
dengannya" Jika kita membunuhnya sekarang...."
"Kita tidak bisa menghindari apa yang akan dikatakan
orang-orang. Akibatnya pun juga akan buruk. Tapi bila kita
tidak membunuhnya sekarang...."
"Kurasa tidak ada jalan lain. Bunuh dia!"
"Serahkan padaku," jawab Kansuke tanpa mengubah
ekspresi wajah. Harunobu tidak mengerti bagaimana Kansuke memiliki
pikiran yang persis sama dengan dirinya. Sejak pertama kali
Yorishige berkunjung, Harunobu sudah sangat berambisi
membunuhnya. Harunobu punya firasat, jika Yorishige
dibiarkan hidup, kelak akan terjadi malapetaka.
Adapun Kansuke, sama ketika menyarankan negosiasi
damai di Gunung Misa, kali ini pun ia menangkap
kegelisahan pada ekspresi Harunobu saat Tuannya itu
meminta orang-orang di sekelilingnya untuk menganalisa
watak Yorishige. Kansuke menyadari ada sesuatu yang
janggal dalam hatinya, sama seperti waktu itu.
Kansuke bertanya-tanya tentang 'sesuatu' tersebut. Dan
ketika Harunobu mengucapkan, "Kansuke, apa pendapatmu?" Kansuke mendongak ke arah Tuannya dan
tanpa sadar kata-kata, "meminta yang lain meninggalkan
ruangan" meluncur begitu saja. Lalu ide untuk membunuh
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Yorishige, yang diam-diam tersembunyi dalam pikiran, saat
itu pula muncul ke permukaan.
Pada pertengahan Juni, Yorishige mengunjungi Kofu
untuk ketiga kalinya. Kali ini pertunjukan Noh kembali
digelar di benteng sebagai hiburan. Di tengah pertunjukan
Noh, seorang samurai berpangkat menengah bernama
Ogiwara Yaemonnojo berjalan mendekati tempat duduk
Yorishige dan berkata, "Atas perintah Tuan kami, saya
akan mencabut nyawamu."
Kata-katanya terdengar santun, namun ia langsung
menikamnya. Yorishige berusaha mencabut pedang
pendeknya, tetapi kemudian tersungkur oleh tusukan kedua
dari pedang Ogiwara. Semua yang menonton pertunjukan Noh serempak
berdiri begitu melihat kejadian tak terduga ini. Tidak ada
yang bisa langsung menilai apakah tindakan Ogiwara
Yaemonnojo tersebut atas perintah Harunobu atau tidak.
Kansuke yang berada di pojok ruangan perlahan
menyibak kerumunan orang dan berjalan mendekati mayat
31 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Yorishige. la memandanginya selama beberapa saat, lalu
memberi perintah pada Ogiwara, "Tusuk dia di leher."
Ogiwara yang tidak menyadari bahwa pandangan mata
Kansuke tertuju padanya, diam tak bergeming beberapa
saat Kansuke membentak, "Ogiwara! Tusuk dia di leher!"
Maka Ogiwara pun membungkukkan tubuh dan melaksanakan perintah Kansuke.
Satu jam kemudian Kansuke muncul di hadapan
Harunobu. "Mengapa kau ingin membunuhnya?" Harunobu
kembali menanyai Kansuke.
"Meskipun negosiasi damai telah selesai, dia pasti sudah
memikirkan dengan matang mengenai dua kali kunjungannya kepada Tuan, yaitu pada bulan Maret dan
April. Saya percaya dia punya rencana untuk membuat kita
lengah. Sebagai tanda penghormatan, Tuan pun sesekali
harus mengunjungi Suwa. Saya merasa bahaya menunggu
Tuan di sana." Harunobu tergelak. "Menyelamatkan nyawanya, kemudian membunuhnya, benar-benar menyusahkan, ya."
"Mulai saat ini kita akan disibukkan oleh banyak hal.
Karena situasinya sudah terlanjur seperti ini, kita perlu
mengambil alih Suwa dengan kekuatan militer."
"Perlukah kita mendirikan kemah di Gunung Misa
malam ini?" "Saya rasa itu terlalu cepat. Lebih baik kita melihat
situasi dulu. Jika kita segera mengirim tentara ke Suwa
setelah membunuh Yorishige, akan memberi kesan bahwa
kita bermain curang. Bagaimana kalau menunggu sampai
mereka datang menyerang kita" Kita diamkan saja mereka
untuk sementara ini."
Harunobu berpikir sejenak lalu berkata, "Baiklah.
Panggil Itagaki. Mungkin ia sedang bersiap diri untuk
berperang." 32 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tepat seperti perkiraan Harunobu, Itagaki menghadap
dengan bersenjata lengkap, siap bertempur.
"Kenapa berpakaian seperti itu?"
"Karena kita telah membunuh Penguasa Suwa, maka
tidak ada pilihan lain."
"Kenapa tidak kita tunggu mereka menyerang kita?"
Itagaki merenungkan ide Harunobu, lalu melirik
Kansuke dan berkata dingin, "Seharusnya kita menyerang
Suwa di Gunung Misa pada waktu itu. Kita sudah
menunda-nunda hal ini tanpa alasan."
Itagaki berbicara dengan nada menuduh Kansuke yang
dianggap telah turut campur sehingga membuat penaklukan
Suwa memakan waktu lebih lama. Biasanya Nobukata
selalu membela Kansuke, tetapi kali ini ia melihat ke arah
Kansuke dengan pandangan dingin.
Kansuke duduk menegakkan tubuhnya yang kecil.
Seperti biasa, tidak ada yang tahu arah pandangnya. Saat
itu Kansuke tengah membayangkan Benteng Uehara yang
pernah dikunjungi sekali, berikut kondisi geografisnya, la
tidak mengindahkan tuduhan itagaki sama sekali. Kansuke
asyik memikirkan strategi penaklukan Benteng Uehara.
Pikirnya, benteng itu pasti bisa dikuasai dalam tiga hari.
Begitu Benteng Uehara jatuh, Benteng Takashima yang
berjarak dua mil dari sana akan bisa direbut dalam waktu
satu hari. Rencana itu harus dilaksanakan pada musim
dingin, ketika Danau Suwa beku.
"Pertempuran harus dilaksanakan pada musim dingin,"
Kansuke berbicara sendiri, tidak ditujukan kepada
Harunobu maupun Itagaki. Suaranya begitu keras.
0=odwo=0 Pada 19 Januari tahun Tenbun ke-14, Harunobu
mengirim pasukan untuk menaklukkan Suwa.
Nobushige memimpin seluruh pasukan sebagai panglima
perang, Itagaki Nobukata memimpin garis depan, sementara Hyuga Masaharu bertanggung jawab di garis
belakang. Pasukan itu terdiri dari 3700 orang prajurit.
Pasukan Suwa mendirikan perkemahan di Kuil Fumonji di
luar Benteng Uehara. Pasukan Takeda begitu dominan sehingga dalam waktu
sehari mereka mampu meninggalkan Kuil Fumonji
sekaligus menaklukkan Benteng Uehara, dan segera
mengepung kediaman Penguasa Suwa, yaitu Benteng
Takashima, yang berada di tepi Danau Suwa. Pasukan
Itagaki membunuh lebih dari 300 orang prajurit Suwa.
Dengan ini keluarga Suwa yang besar pun akhirnya takluk.
Pada pertempuran tersebut, Kansuke melaksanakan
strategi perang di bawah komando Itagaki.
33 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mereka memasuki benteng pada malam hari. Kansuke
masuk ke sana dengan membawa tombak besar yang
tampak tidak sesuai untuk ukuran tubuhnya. Semua
penjaga benteng telah melarikan diri, tidak ada seorang pun
musuh di dalam benteng. Begitu Kansuke menaiki menara
benteng, ia melihat puluhan api unggun di sekeliling danau
dengan cahaya memantul di permukaan air. Sebuah
pemandangan yang tidak biasa. Bahkan tampak seperti
mimpi. Gelora pertempuran siang hari tadi masih membara
dan para prajurit terus bersorak gembira di tengah udara
malam yang menusuk. Kansuke turun dari puncak menara benteng, melewati
sebuah ruangan besar di menara tersebut, melangkahkan
kaki ke ruangan sebelah. Langkah Kansuke tiba-tiba
terhenti dan ia terperangah. Di salah satu sudut ruangan itu,
seorang perempuan muda berpakaian mewah duduk
bersama dua orang pelayan. Pelayan yang satu masih
muda, yang seorang lagi sudah berumur.
Ketika Kansuke beranjak mendekat, dayang yang lebih
muda berkata, "Jangan mendekat."
Anehnya, Kansuke terhenyak mendengar suara perempuan itu sampai tidak bisa bergerak mendekat.
Pelayan muda itu berteriak lagi, "Mohon tinggalkan tempat
ini." Kansuke merasa bahwa keberadaannya mengganggu
mereka. "Apakah dia puteri Penguasa Suwa?" tanya Kansuke
dengan suara parau. "Ya. Jangan mendekat."
"Jika kau melarangku mendekat, aku tidak akan
mendekat. Tapi apa alasannya?"
"Jangan biarkan orang lain masuk sampai kami
melakukan seppuku." Kali ini pelayan yang lebih tua
berbicara. Kansuke mengarahkan pandangan ke anak perempuan
Yorishige yang pernah dilihatnya tahun lalu. Waktu itu,
saat mengantar kepergian Kansuke dari Benteng Uehara,
api kebencian menyala di mata perempuan itu, namun kali
ini ia seperti orang yang sama sekali berbeda, raut wajahnya
begitu tenang. "Jika Tuan Puteri hendak melakukan seppuku, kenapa
tidak dari tadi" Waktunya pasti cukup banyak."
34 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Salah seorang pelayan menjawab, "Kami berusaha
menghentikan beliau. Sungguh kasihan, kami bahkan tidak
sanggup meyaksikan. Tapi sekarang...."
Anak perempuan Yorishige bangkit terhuyung-huyung
dan tertawa dingin. Kansuke tercengang mendengarnya.
"Aku terus melarikan diri karena tidak ingin mengakhiri
hidup. Aku tidak ingin melakukan seppukuI"
"Tuan Puteri bicara apa?"
Kedua pelayan mengikuti sang puteri yang beranjak dari
ruangan. "Tidak, tidak, aku tidak ingin melakukan seppuku!"
Sang puteri berjalan terhuyung mengitari ruangan.
Lalu, mereka mendengar suara keras. Banyak samurai
menerobos masuk ke ruangan besar itu. Kansuke yang sejak
tadi memandangi puteri dengan kagum, tiba-tiba bangkit,
memegang lengan sang puteri dan berkata, "kenapa Tuan
Puteri tidak mau melakukan seppuku?"
Anak perempuan Yorishige berusaha memberontak dan
mendongakkan wajah ke arah wajah Kansuke. Tatapannya
sarat rasa permusuhan. Tatapan yang pernah dilihatnya
sebelum ini. "Semua orang sekarat. Hanya aku yang masih ingin
hidup," katanya. Kata-kata jujur ini menyimpan keindahan
yang belum pernah didengar Kansuke sebelumnya. Anak
perempuan samurai manapun akan ragu mengucapkan
kata-kata itu, tetapi kejujurannya menyentuh hati Kansuke.
"Apa yang akan terjadi bila aku mati" Aku ingin hidup
dan melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang akan
terjadi dengan benteng ini dan Danau Suwa. Aku tidak mau
mati. Bagaimanapun susahnya, aku memilih hidup. Aku
tidak mau membunuh diriku sendiri!" Kata-kata itu
terlontar dari mulut Sang Puteri seperti orang kesurupan.
"Lepaskan aku!" teriaknya, la memberontak dari
dekapan Kansuke. Kansuke melepaskannya dan sang puteri
pun terjerembab, la nampak seperti rantai manik-manik
yang jatuh berhamburan. Perempuan cantik itupun
kehilangan kesadarannya. "Bawa dia!" Kansuke menyuruh kedua pelayan. Kedua
perempuan yang tampaknya telah kehilangan semangat
untuk melakukan seppuku itu membawa Sang Puteri
keluar, menuruti perintah Kansuke.
Kansuke berjalan lebih dulu di ruangan besar yang
dipenuhi para samurai yang sedang berkeliaran mencari
barang-barang berharga untuk dijarah. Mereka berjalan
melawan arus para samurai. Sosok Kansuke - dengan tubuh
kecil pincang membawa tombak besar - memancarkan aura
yang menunjukkan bahwa ia tidak akan memaafkan siapa
pun yang berani menyentuh kulit para wanita yang
35 Joko Sableng Sekutu Iblis m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
diiringinya. Samurai paling kejam pun beringsut menghindari rombongan Kansuke.
0=odwo=0 Putri Yuu, anak perempuan Yorishige, langsung dibawa
ke Kofu, tapi tak lama kemudian kembali ke Suwa dan
dititipkan untuk sementara di Kuil Suwa.
Sebulan setelah pertempuran Suwa, Kansuke diundang
Itagaki Nobukata untuk datang ke kediamannya. Pembicaraan mereka berkisar pada sesuatu yang tidak ia
duga sebelumnya. "Tuan kita ingin menjadikan Puteri Yuu sebagai selir.
Bisakah kau menghentikannya?" kata Itagaki.
Pernyataan itu tidak mengherankan. Puteri Yuu adalah
anak perempuan Yorishige. Semua jenderal utama dan
senior menentang keinginannya, tetapi Harunobu tidak
mau mendengar. Para jenderal berpikir, jika dibujuk oleh
Kansuke yang amat dipercaya, mungkin ia mau mengerti.
Karena itulah Kansuke dipanggil menghadap.
"Jika Tuan kita memang suka, kenapa tidak bisa
mengambil Puteri Yuu sebagai selir?" jawab Kansuke cepat.
Di dalam dada Kansuke, membuncah keinginan aneh
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk menyatukan kedua orang tersebut, la teringat kembali
kata-kata Putri Yuu, tentang keinginannya untuk tetap
hidup, walaupun orang-orang lainnya sekarat.
Jika Putri Yuu dan Harunobu kelak memiliki anak lakilaki, garis darah Suwa akan terus berlanjut.
Jika anak berdarah Suwa ini menjadi ahli waris Klan Takeda, rakyat
Suwa akan melupakan dendam mereka terhadap Takeda
dan mungkin kelak akan menunjukkan kesetiaan pada
Takeda. Boleh jadi Harunobu memikirkan hal yang sama.
Kansuke mengutarakan pendapatnya kepada Nobukata.
"Jika mereka tidak punya anak, orang-orang akan
mengatakan bahwa Takeda sengaja membunuh Y
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
36Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Joko Sableng Bidadari Cadar Putih | http://cerita-silat.mywapblog.com | Joko Sableng Bidadari Cadar Putih pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:05:46
orishige, merebut wilayahnya dan memaksa anak perempuannya
menjadi selir. Ini tidak akan bagus terdengar di telinga
penguasa provinsi lain, dan kebencian rakyat Suwa tidak
akan lenyap selamanya," kata Nobukata.
"Ya, tapi jika kita tidak melakukan apa-apa, rakyat Suwa
pun tidak akan melupakan dendam mereka. Jika Harunobu
mengambil Putri Yuu sebagai selir, setidaknya ada secercah
harapan." "Perlukah kita berdoa khusus mengharapkan kelahiran
anak laki-laki?" kata Nobukata, yang tampaknya sudah bisa
menerima Puteri Yuu. "Masalahnya sekarang, apakah Puteri Yuu mau
menerima lamaran itu atau tidak."
"Takdir telah membuat saya menyelamatkan Puteri Yuu.
Jadi, biar Kansuke juga yang mencoba meyakinkannya."
Sebulan kemudian Kansuke bertolak ke Suwa. Puteri
Yuu telah dipindahkan ke Kuil Kan-non-in yang terletak di
selatan danau, dan Kansuke memacu kuda ke selatan
sepanjang danau tersebut dari Benteng Takashima.
Dari puncak bukit tempat Kuil Kan-non-in berada, ia
bisa melihat Benteng Takashima di kejauhan di sisi danau.
Es di danau telah mencair dan musim semi telah tiba.
Kansuke bertemu dengan Puteri Yuu untuk ketiga
kalinya. "Saya datang hendak menjemput Tuan Puteri," ujar
Kansuke. Puteri Yuu hanya diam dan mengangguk dengan
ekspresi tenang. Keesokan hari, Itagaki yang berada di Benteng
Takashima mengirim tiga usungan untuk Puteri Yuu dan
dua orang pelayannya. Kansuke dan 10 penunggang kuda
lain mengawal mereka menuju Kofu.
Desa-desa yang mereka lewati penuh dengan bunga
sakura yang bermekaran. "Aku lelah, tolong berhenti dulu." Kira-kira sejam sekali
mereka berhenti atas permintaan sang puteri. Saat mencapai
puncak bukit mereka berhenti; tiba di dasar bukit pun
mereka berhenti. Puteri Yuu bersikap begitu manja dan
keras kepala. Ketika turun dari tandu di puncak bukit, Puteri Yuu
bertanya, "Kapan aku bisa kembali ke Suwa?"
"Setelah anak laki-laki Tuan Puteri lahir, maka Kansuke
akan mengantarkan Tuan Puteri pulang," ujar Kansuke.
Mendengar itu, rona wajah Puteri Yuu berubah, la
memasuki usungan dan tak pernah membuka tirai lagi.
1 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Setelah itu arak-arakan terus bergerak tanpa henti melalui
padang rumput luas dengan deretan bukit-bukit kecil.
Kansuke terus memimpikan kelahiran bayi keturunan
Harunobu dan Puteri Yuu. Bagi Kansuke yang belum
pemah dicintai atau mencintai sepanjang hidupnya, telah
menemukan pasangan yang dapat ia layani dengan sepenuh
hati. Ini semua akan baik-baik saja. Kini Kansuke
menyingkirkan semua pikiran tentang Puteri Yuu dan
memutuskan untuk menyarankan Harunobu agar ia
merebut seluruh wilayah Shinano dengan Suwa sebagai titik
tolak. 0o-=dw=-o0 Empat Puteri Yuu yang telah dipindahkan ke Kofu, dibawa ke
kediaman Itagaki Nobukata.Meskipun sudah menjadi tugas
Kansuke untuk meyakinkan Puteri Yuu agar bersedia
menjadi selir Harunobu, namun ternyata hal tersebut sangat
sulit untuk dilakukan. Sudah satu bulan sejak sang puteri
tiba di Kofu. Kendati sudah beberapa kali mengunjunginya,
namun Kansuke belum mampu mengubah pikiran Sang
Puteri. Puteri Yuu yang sedang duduk di beranda dan
memandangi taman yang dikelilingi pohon-pohon besar
dengan tatapan menerawang, segera menyisir rambut
hitamnya yang panjang ketika melihat Kansuke. Belum
sempat Kansuke berkata apa-apa, Sang Puteri mendahului,
"Jika keberadaanmu di sini untuk meyakinkanku mengenai
hal yang kau katakan terakhir kali dulu, pikiranku masih
belum berubah. Tidak ada hal baru yang akan kukatakan
padamu." "Saya tidak ingin memaksa, jika Tuan Puteri memang
tidak tertarik." jawab Kansuke sambil berlutut di depan
Sang Puteri. Puteri Yuu melanjutkan, "Tuan Harunobu
telah membunuh ayahku, karena itu dia adalah musuhku.
Seperti yang kau katakan, benar bahwa kita hidup di masa
di mana kalau bukan kita yang membunuh maka kita yang
akan terbunuh. Jika dia tidak membunuh ayahku, pasti
ayahku yang membunuhnya. Ini hanya ketidakberuntungan
ayahku saja, dan aku tidak membenci Tuan Harunobu
karena itu. Namun untuk menjadi selirnya, aku tidak bisa
menyerahkan diriku ke dalam siksaan seperti itu."
Mendengar ucapan Sang Puteri, Kansuke merasa bahwa
anak ini cukup dewasa untuk ukuran gadis berusia 15
2 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tahun. "Tapi karena Tuan Puteri selamat tanpa melakukan
seppuku..." "Maka aku harus terima penghinaan itu. Aku tahu itu."
Mata indahnya berkilat penuh kemarahan, dan dia
melanjutkan, "Karena aku selamat tanpa membunuh diriku
sendiri sebagaimana adat yang berlaku, aku malah semakin
ingin menjalani hidupku sebagaimana yang kuinginkan.
Kalau saja aku tahu akan menjadi selir dari musuh ayahku,
niscaya aku lebih memilih untuk mati."
"Saya mengerti," Kansuke begitu
senang dapat berbincang dengan gadis cerdas ini.
"Maafkan saya mengatakan ini, namun bagaimanapun
juga, Tuan puteri hanya seorang perempuan; tidak peduli
seberapa menantangnya perjalanan hidup, tetap ada batasbatas yang harus dihadapi dalam
kehidupan bermasyarakat. Tetapi jika Tuan Puteri kelak mengandung anak laki-laki,
maka dia akan memiliki darah Takeda dan darah Suwa
dalam tubuhnya. Jika demikian, saya yakin anak tersebut
akan menjadi anak yang cerdas. Jiwa seperti apa yang
ditumbuhkan dalam dirinya akan bergantung kepada Tuan
Puteri. Mohon pikirkan hal ini baik-baik."
Kansuke menatap Sang Puteri. Mata Puteri Yuu tiba-tiba
berkilat, namun tidak melihat ke arah Kansuke.
"Saya akan mengunjungimu lagi, beberapa hari dari
sekarang." Hanya itu yang dikatakan Kansuke hari itu, lalu
meninggalkan kediaman Sang Puteri.
Hari berikutnya Harunobu menanyai Kansuke, "Bagaimana dengan urusan persetujuan Puteri Yuu?"
"Dia terlihat begitu antusias untuk menjadi selir Tuan,"
jawab Kansuke, namun kemudian menambahkan, "tapi
serahkan dulu urusan ini kepada saya untuk sementara,
karena Tuan harus menjaga perasaan istri."
Harunobu memiliki seorang istri berusia 26 tahun. 10
tahun lebih tua dibanding Puteri Yuu. Istri utama ini
bernama Sanjo-no-Uji. Harunobu mempunyai dua anak
darinya; Yoshinobu, berusia 9 tahun, dan Ryuho, berusia
enam tahun. Karenanya Harunobu tidak bisa leluasa
bercerita tentang Puteri Yuu.
Kansuke tidak menyukai istri dan anak-anak Harunobu.
Anak laki-laki Harunobu yang resmi, Yoshinobu, memiliki
3 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
paras pucat dan gugup,serta tidak berpotensi untuk menjadi
pemimpin masa depan yang hebat seperti ayahnya. Sekali
waktu, ketika Yoshinobu melihat Kansuke di koridor
istana, Yoshinobu mengikutinya kemana pun sambil
menirukan cara berjalan Kansuke. Wajar jika Kansuke
membenci anak itu karena perangainya yang sombong.
Adik laki-lakinya, Ryuho, memiliki kepribadian yang lebih
baik, namun sayangnya terlahir buta.
Kansuke menganggap hubungan antara Harunobu dan
Puteri Yuu dalam sebuah perkawinan, penting untuk
dilaksanakan. Seorang anak yang lahir dari puteri yang
cerdas akan menjadi pewaris ideal bagi keluarga Takeda.
Masalahnya kini adalah apakah ia bisa meyakinkan Sang
Puteri atau tidak. Namun Kansuke yakin bahwa pada
akhirnya nanti ia mampu merubah pikiran Sang Puteri.
0=odwo=0 Beberapa hari kemudian, Kansuke kembali mengunjungi
Puteri Yuu. "Apakah Tuan Puteri sudah mengambil keputusan?"
tanya Kansuke. Sang Puteri menjawab tegas dengan sebuah pertanyaan,
"Kau berada di pihak Takeda atau Suwa" Di pihak mana
kau berada?" Sang Puteri melihat ke arahnya dengan sinis,
lalu menambahkan dengan dingin, "Karena aku merasa
tidak enak badan hari ini, maka aku minta kau pergi dari
sini," Sang Puteri kemudian masuk ke ruangannya,
meninggalkan Kansuke di luar. Kansuke mulai merasa
bahwa meyakinkan Puteri Yuu bukanlah perkara mudah.
Ketika Kansuke keluar dari gerbang kediaman Itagaki, ia
melihat istri Harunobu, Sanjo-no-Uji. Kansuke segera
berwaspada, karena tampak jelas alasan mengapa istri
Harunobu berada di sana. Kansuke berhenti di gerbang,
membungkuk hormat. "Kansuke, aku bertemu denganmu di tempat yang tepat
Aku dengar kau membawa seorang perempuan berdarah
Suwa ke kota ini dan menyembunyikannya di sini. Benar
begitu?" "Ya, itu benar," jawab Kansuke pelan. "Jika dia seorang tawanan, 4 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
maka kau harus memperlakukannya sebagai seorang tawanan. Aku tidak
akan membiarkanmu memperlakukannya lebih dari itu."
Kansuke melihat kilatan cemburu di mata istri
Harunobu, lalu berkata, "Jika yang Tuan Puteri maksud
adalah apakah dia seorang tawanan dari Suwa, ya, dia
memang seorang tawanan. Saya yang menjaganya."
"Apa aku boleh menemuinya?"
Kansuke merasa tidak boleh membiarkan hal tersebut
terjadi, dan dengan cepat berkata, "Karena halaman belum
dibersihkan pagi ini, maukah Tuan Puteri menunggu
sebentar?" Kansuke membungkuk dan kembali ke kediaman di
mana Puteri Yuu berada, lalu bertanya terburu-buru.
"Puteri Yuu, bersediakah bersembunyi untuk sementara?" "Mengapa aku harus sembunyi?" jawab Puteri Yuu
pelan. "Istri Tuan Harunobu ada di sini. Sekarang."
"Kalau begitu aku akan menemuinya."
"Akan lebih baik jika tidak, Tuan Puteri."
"Mengapa tidak" Bukankah dia yang seharusnya merasa
bersalah bertemu denganku" Karena ayahkulah yang telah
dibunuh oleh suaminya."
Kansuke sadar tidak akan dapat mengubah pikiran Sang
Puteri. Meski keluarganya sudah dihancurkan, warisan
karakter yang kuat masih mengalir dalam diri gadis itu.
Matanya bersinar dan pipinya dipenuhi keceriaan. Kansuke
mengamatinya dengan kagum. Mendadak sadar apa yang
memunculkan kekuatannya itu; persaingan dengan istri
Harunobu. "Baiklah, saya akan membawa istri Tuan Harunobu
kesini," kata Kansuke tanpa mengubah ekspresi.
Kansuke pergi dan tidak lama kemudian kembali
bersama Sanjo-no-Uji beserta para pelayannya. Sanjo-noUji mendekat ke beranda.
"Apakah dia puteri penguasa Suwa?" kata Sanjo-o-Uji
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mencemooh dan memandang rendah Puteri Yuu yang
duduk sambil sedikit membungkuk hormat. "Jadi dia jauhjauh datang dari Suwa berharap untuk
menjadi selir dari laki-laki yang membunuh ayahnya! Hmm, aku senang
bahwa bukan keluarga kita yang dihancurkan!" Sambil
5 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berkata demikian, Sanjo-no-Uji berbalik dan langsung pergi.
Puteri Yuu tetap berada di posisi yang sama beberapa
saat, bahkan setelah Sanjo dan para pengikutnya pergi; lalu
mengangkat wajah dan berkata kepada Kansuke, "Ya, dia
beruntung karena bukan keluarganya yang dihancurkan."
Setelah beberapa saat, ia melanjutkan dengan penuh tekad,
"Kansuke, seperti saranmu, aku akan mencampurkan darah
Suwa ke dalam keluarga Takeda. Aku sama sekali tidak
tahu apa akibatnya kelak, namun mungkin justru itu yang
menjadi alasan mengapa aku bertahan." Tiba-tiba, airmata
mengalir di pipinya. Kansuke diam mengamati dalam
keterkejutan. 0=odwo=0 Setelah sukses menghancurkan keluarga Suwa, Harunobu mulai menyerang wilayah-wilayah di sekitarnya
dengan menjadikan Suwa sebagai basis. Pada bulan Maret
tahun Tenbun ke-I5, Harunobu mulai melakukan operasi
militer untuk menyerang Benteng Toishi di Provinsi
Shinano sekaligus menghadapi pasukan Murakami Yoshikiyo. Murakami adalah pemimpin dari keluarga yang
sangat berkuasa di Shinano bagian utara dan tinggal di
Benteng Katsurao, yang juga memiliki Benteng Toishi.
Harunobu meninggalkan kota benteng Kofu pada hari
ke-8 di bulan Maret, sekitar jam 8 pagi. Bunga-bunga sakura
sudah berguguran dan sinar matahari musim semi yang
sejuk, perlahan mulai terasa gerah; menandakan datangnya
awal musim panas. Sudah menjadi tradisi Takeda untuk mengusung dua
panji saat memasuki pertempuran besar. Keduanya
merupakan harta berharga keluarga tersebut; yang satu
disebut Suwa Hossho dan yang lain Sonshi Niryu.
Kedua panji tersebut berkibaran ditiup angin musim
semi. Panji Suwa Hossho berwarna merah dan terdapat
tulisan berwarna emas: "Suwa, keturunan dewa yang
agung." Adapun panji Sonshi Niryu juga memiliki tulisan
emas, namun dilatari warna biru gelap: "Menjadi secepat
angin, sebijak hutan, menyerang sekuat api, dan menjadi
setenang gunung" (Fu-Rin-Ka-Zan). Keduanya memiliki
lebar sekitar empat meter, dan para prajurit membawa
replika kedua panji tersebut di belakang mereka. Pasukan
6 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berjalan siang malam, melintasi Danau Suwa, lalu menuju
utara. Dua hari kemudian, mereka tiba di Komuro.
Dalam persiapan penyerangan ke Benteng Toishi,
Harunobu membagi pasukan menjadi empat kelompok dan
menempatkan mereka di tempat-tempat strategis untuk
menghindari serangan mendadak dari empat musuh di
sekeliling mereka. Harunobu sendiri, bersama 4.000
orang samurai yang tersisa, bergerak menyerang benteng
tersebut. Benteng Toishi berukuran kecil, terletak di wilayah
pegunungan, dan cukup mudah untuk dihancurkan, namun
pasukan Murakami segera tiba untuk membantu mempertahankan benteng tersebut Karena itulah, Harunobu membagi pasukannya ke dalam empat
kelompok, satu pasukan akan menyerang benteng, dan yang
lainnya akan menghentikan pasukan tambahan.
Tepat sebelum penyerangan ke benteng Toishi dilakukan, pasukan Harunobu mendengar berita tentang
kedatangan 76.000 samurai di bawah pimpinan Murakami.
Setiap kelompok yang dipimpin oleh para jenderal Takeda;
Amari, Oyamada, dan Yokota, berjuang menghentikan
pasukan Murakami di sisi utara benteng tersebut. Tanpa
banyak waktu mempertimbangkan tindakan, Harunobu
memulai serangan dengan memimpin pasukan utama ke
bagian barat benteng. Yamamoto Kansuke ditempatkan di pasukan utama
Harunobu dengan 25 orang samurai untuk menguasai
tempat itu. Begitu pertarungan dimulai, Kansuke merasakan bahwa
keadaan tidak berada di pihak mereka. Sungguh perang
yang sulit. Apalagi mengingat bahwa pasukan kecil mereka
terbagi dua. Jika Jenderal itagaki, ada di sana, Kansuke pasti akan
memintanya untuk menyarankan kepada Harunobu agar
7 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mundur; sebagai jalan terbaik bagi mereka. Namun Itagaki
sibuk memimpin pasukan melindungi Suwa. Jika saja
Harunobu meminta pendapat Kansuke, niscaya ia akan
menyarankan untuk mundur. Namun karena Harunobu
tidak meminta pendapat, pertempuran terus berlanjut.
0=odwo=0 Pasukan Amari, Yokota dan Oyamada yang semuanya
berada di posisi bertahan sejak awal, kalah jumlah dengan
perbandingan dua banding satu.
Salah seorang samurai di antara pasukan musuh adalah
Kojima Gorozaemon yang sangat terkenal, bahkan di
wilayah Kai - Provinsi Takeda - sebagai seorang prajurit
tangguh dan pemberani, la mengendarai seekor kuda besar
dan dengan enteng membawa sebilah tombak besar.
Meskipun berstatus musuh, pasukan Takeda mengakui
kehebatannya. Seorang samurai muda dari pasukan Takeda
memacu kuda menuju samurai pemberani itu. Dibandingkan Kojima, ia tampak sangat kecil. Samurai
muda itu adalah anak angkat Yokota Bichu-no-kami,
bernama Hikojiro yang berusia 23 tahun. Mereka saling
menyerang beberapa kali dan saling beradu sampai
keduanya terjatuh dari kuda masing-masing. Setelah duel
yang singkat namun sengit, salah seorang samurai yang
berlumuran darah tampak bangkit. Dari jarak yang dekat,
jelaslah bahwa samurai itu adalah sang pemuda Hikojiro.
Sungguh duel luar biasa. Tidak seorang pun menyangka
bahwa Hikojiro akan menang.
Prestasi luar biasa itu segera dilaporkan ke markas
utama. "Dia membunuh Kojima Gorozaemon!"
Berita ini tampaknya sangat memikat hati Harunobu,
dan ia menganggap itu sebagai pertanda baik. "Apa manfaatnya bagi kita dengan hanya membunuh
Kojima Gorozaemon?" tanya Kansuke kepadanya. Bagi
Kansuke, merupakan tindakan bodoh memuji duel satu
lawan satu itu. Bahkan seorang samurai yang terkenal
reputasinya bisa mati dengan begitu cepat dalam
8 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pertempuran seperti ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa
mengandalkan kemampuan bertarung individual" Kansuke
merasa bahwa semua orang tidak menyadari satu hal
terpenting dalam pertempuran.
Perkataan Kansuke terdengar sombong bagi Harunobu.
"Membunuh Kojima Gorozaemon layaknya membunuh
seratus orang prajurit," kata Harunobu.
"Ini justru berbahaya," jawab Kansuke. Tidak ada yang
paham makna kata-kata tersebut.
"Apanya yang berbahaya?" tanya Harunobu.
"Baik Jenderal Amari dan Yokota sedang menghadapi
bahaya." "Bagaimana mungkin kau bisa melihat formasi mereka
dari sini?" "Saya bisa melihat kedua formasi pasukan mereka dari
sini." Saat Kansuke berkata demikian kepada Tuannya, sikap
sinisnya lenyap dan Harunobu melihat kecerdasan dan aura
keagungan yang melingkupi sosoknya.
Satu jam kemudian, mereka mendengar berita kematian
Amari dan Yokota. Hampir pada saat yang bersamaan,
formasi kedua pasukan mereka juga ikut jatuh. Kelompok
penyerang di Benteng Koseki sangat terpengaruh dengan
berita tersebut dan mulai terpecah. Harunobu mencoba
menyatukan kembali pasukan tersebut, namun sia-sia.
Kekalahan tak terelakkan sudah di depan mata. Harunobu
mengajukan usul bahwa ia akan mengirim pesan kepada
pasukan Oyamada dan Morozumi, dan membuat semua
pasukan menyerang pasukan Murakami bersama-sama
dengan taktik frontal langsung. Pada titik ini Harunobu
sudah putus asa dan ingin memimpin seluruh pasukannya
sendiri. "Apakah Tuan pikir sudah tepat jika komandan perang
sendiri yang memimpin pasukan kita?" Kansuke bertanya
kepadanya. "Apakah ada jalan lain?"
"Apakah Tuan sudah siap mati di medan tempur?"
Harunobu tidak menjawab. Bagi Kansuke, Harunobu
terlihat begitu muda setiap kali tidak mampu memutuskan
sikap. Kansuke berkata dengan tenang, "Ya, memang kita
perlu mendapatkan kemenangan dengan mengorbankan
hidup. Namun saat ini Tuan sedang kecewa karena
sebagian besar pasukan tewas. Kalau sedang marah, orang
cenderung bertindak gegabah."
Harunobu melihat ke bawah, pada sosok kecil Kansuke
di posisi duduknya di atas kuda. Sulit mengatakan apakah
Kansuke bodoh atau cerdas, dan ia tampak begitu buruk
9 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
rupa, namun begitu tenang. Meski begitu, ia merasa dapat
memercayai Kansuke lebih dari siapa pun juga.
"Apakah kau punya ide lain untuk sebuah serangan
balasan?" "Ya, saya punya.'"
"Apakah mungkin bagi kita melewati semua kekacauan
ini?" "Hanya ada satu strategi yang mampu membawa kita
pada kemenangan. Mohon beri saya 50 orang pasukan
berkuda," ujar Kansuke.
0=odwo=0 Begitu Kansuke mengumpulkan mereka, ia membuat
putaran balik, memacu kudanya dengan kecepatan penuh
sejauh dua mil dan tiba di belakang pasukan Murakami.
Kemudian ia meneriakkan perintah pada pasukan berkuda
tersebut, "Aku ingin kalian memacu kuda dengan
kecepatan penuh menerobos pasukan Murakami dengan
taruhan nyawa. Yang harus kalian lakukan hanya memacu
kuda dengan kecepatan penuh. Tidak perlu membunuh
siapa pun. Aku akan memimpin di depan."
Pasukan berkuda Kansuke berlari dengan kecepatan
penuh menerobos pasukan Murakami dari belakang,
berusaha memecah musuh menjadi dua. Mereka memacu
kuda dengan kecepatan tinggi tanpa sedikitpun keluar dari
garis lurus yang membelah formasi tersebut.
Kansuke yakin bahwa yang perlu dilakukan hanya
menghancurkan formasi pasukan musuh. Jika itu berhasil,
Harunobu muda yang cerdas akan punya peluang
menyatukan kembali formasi pasukannya yang terpecahbelah dan menyerang.
Sambil memimpin pasukannya, Kansuke memacu kuda
dengan kecepatan penuh. Tubuh setengah membungkuk
mengayun pedang maju mundur, la menengok ke belakang
begitu berhasil menyerang titik tengah formasi pasukan
musuh. 50 orang pasukan berkuda mengikuti di belakang
laksana gelombang hitam. Tiba-tiba, Kansuke mendengar teriakan perang, dan
menyadari bahwa formasi pasukan yang diterobosnya
berada dalam kekacauan; seperti sarang lebah yang diserang
tepat di pusat. Bendera besar berwarna biru di atas markas
Takeda berkibar ditiup angin di puncak bukit, la tidak tahu
jam berapa saat itu, namun huruf-huruf emas yang
menghiasi bendera itu berkilauan di bawah sinar matahari.
Teriakan perang tersebut berasal dari pasukan Takeda.
Kansuke lalu memacu kuda menembus seluruh formasi
pasukan musuh dan membuat putaran balik kembali ke
kancah pertempuran dengan kecepatan penuh. Tidak perlu
Furinkazan Angin Hutan Api Gunung Karya Yasushi Inoue di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyerang satu pun dari musuh; yang perlu dilakukan
10 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hanya menebas siapa pun yang menghalangi. Kembali
teriakan-teriakan perang, tiupan terompet dan tabuhan
genderang terdengar dari segala penjuru. Dentuman senjata
terdengar jelas dibanding suara-suara lainnya.
Dengan memanfaatkan strategi yang dilakukan oleh
Kansuke, pasukan Takeda beralih dari posisi bertahan
menjadi menyerang. Pasukan berkuda Takeda menyerang
dan menghancurkan kekuatan pasukan Murakami yang
tercerai-berai, dan membuat mereka mundur. Selama
pertempuran tersebut, pasukan Takeda kehilangan 720
orang, dan pasukan musuh kehilangan 193 orang. Kendati
pihak Takeda memiliki jumlah prajurit gugur yang lebih
besar, namun teriakan kemenangan kini menggema dari
markas Takeda. Kansuke dihadiahi 800 kan dan diberi kenaikan pangkat
dengan memimpin 75 orang prajurit infanteri. Satu setengah bulan setelah pertempuran di Benteng Toishi,
Puteri Yuu melahirkan seorang bayi laki-laki. Saat itu, Sang
Puteri tinggal di rumah pribadi di kaki bukit di belakang
benteng. Tidak seorangpun, kecuali Kansuke, yang
mengunjungi. Kansuke dibawa masuk ke kamar Sang Puteri yang
sedang berbaring. Tanpa memberi kesempatan pada
Kansuke untuk memberi ucapan selamat, Puteri Yuu
berkata, "Sesuai perintahmu, seorang bayi laki-laki yang
memiliki darah Takeda dan Suwa telah lahir. Siapa yang
tahu takdir macam apa yang dimilikinya kelak, namun saat
ini dia sedang tidur dalam damai."
Kansuke tertawa sekilas dan berkata, "Sekarang
Penguasa Suwa telah lahir. Ini sebuah peristiwa bahagia.
Selamat." Sang Puteri malah balik menyalahkan, "Kau yang
merencanakan penyerangan tiba-tiba terhadap ayahku.
Sekarang merasa berbahagia dengan kelahiran ini?"
"Ya," Kansuke merasa kesulitan melanjutkan katakatanya. Sang Puteri memang benar. Sampai
detik ini ia tidak tahu bahwa Puteri Yuu sudah mengetahui perihal
dirinya yang merencanakan pembunuhan terhadap ayah
Sang Puteri. Kansuke tidak siap menerima kejutan ini.
Sang Puteri melanjutkan, "Aku hanya menyebutkan saja.
Tidak menyimpan rasa dendam kepadamu. Kau tidak perlu
khawatir. Yang ingin kutanyakan adalah, bersediakah kau
11 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menjaga anak ini?" Puteri Yuu menghadapkan wajahnya
pada Kansuke. "Ya," jawab Kansuke.
"Kau mengerti maksudku?"
"Maaf, apa maksud Tuan Puteri?" beratnya tanggung
jawab yang dipikul membuat tubuh Kansuke gemetar.
Lututnya bergetar dan ia bisa melihat kedua tangan yang
berada di atas lututnya juga ikut bergetar.
"Suatu hari nanti aku ingin anak ini menjadi pewaris
klan Takeda," Puteri Yuu menyatakan keinginan tanpa
sedikitpun rasa takut. Kansuke takjub dengan keterbukaannya, dan melihat ke sekeliling dengan waspada.
"Kubiarkan hidupku berada di bawah kendalimu. Kau
suruh aku tetap hidup; karena itulah aku masih hidup. Kau
suruh aku datang ke Kai; aku lakukan juga. Kau suruh aku
menjadi selirnya; aku menurut. Kau suruh aku mengandung anaknya; sekarang sudah kulaksanakan."
Sang Puteri berhenti bicara sejenak. Lalu melanjutkan,
"Aku mohon, jagalah anak ini."
0=odwo=0 Setelah meninggalkan kediaman Puteri Yuu, Kansuke
berjalan menuruni lereng bukit dan tiba di sisi timur
benteng. Pada sisi yang berlawanan dengan hamparan
persawahan, terdapat ladang yang ditumbuhi oleh bunga
azalea; seluruh pegunungan terlihat seperti ditutupi oleh
bunga yang bermekaran. Semilir angin yang hangat
berhembus dari barat ke timur. Bulan tanpa perang yang
langka ini tampaknya akan segera berakhir.
Hari itu, Kansuke mengunjungi Harunobu untuk
memberi ucapan selamat atas kelahiran puteranya. la
berkata kepadanya, "Kelahiran
putera Tuan akan menghilangkan kemarahan rakyat Suwa. Akan sangat baik
bila Tuan membuat anak ini menjadi penguasa wilaya Ina
12 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan Provinsi Suwa." Kansuke merasa, sangat penting kiranya menempatkan
anak laki-laki Puteri Yuu di wilayah Ina dan Suwa demi
keselamatan anak itu sendiri, sekaligus demi menghilangkan kegelisahan dan sikap kurang bersahabat
rakyat di wilayah tersebut.
Anak laki-laki Puteri Yuu bernama Shiro. Harunobu
memiliki dua orang putera dari istrinya. Karena anak Puteri
Yuu merupakan anak ketiga Harunobu, maka seharusnya ia
dipanggil dengan sebutan Saburo; namun entah kenapa ia
justru dinamakan Shiro. Ketika Itagaki Nobukata datang dari Suwa, ia
menanyakan Harunobu alasan mengenai hal tersebut.
Harunobu tertawa penuh arti, namun tidak menjelaskan;
setelah beberapa saat ia berkata, "Kansuke merupakan
orang yang paling tepat menjawab pertanyaanmu jika kau
memang ingin tahu jawabannya."
Itagaki mengundang Kansuke ke kediamannya di Kofu
dan bertanya, "Mengapa kau menyarankan nama Shiro
kepada tuan kita?" "Karena saya pikir penting bagi Tuan kita untuk
memiliki anak laki-lak i yang ketiga," jawab Kansuke.
"Anak-laki-laki ketiga?"
"Ya, cepat atau lambat, Takeda akan dipaksa
mengadopsi seorang putera."
"Mengadopsi seorang putera" Dari mana?"
"Saya juga tidak tahu. Mungkin dari klan Uesugi atau
Hojo. Ini akan membuat perbedaan besar menempatkan
seorang anak laki-laki adopsi di atas putera selirnya, tanpa
terkait masalah umur. Kita harus senantiasa berpikir ke
depan di masa perang ini."
Kansuke jelas ingin mengadopsi seorang anak tersebut
demi kepentingan politis.
"Mungkinkah anak itu dari klan Hojo?" tanya Itagaki.
"Hmm..." "Kalau begitu dari klan Uesugi?"
"Hmm..." "Hmm, dari mana Takeda Saburo berasal?"
"Saya pikir, dari salah satu klan tersebut juga baik,"
Kansuke menjawab tanpa mengubah posisi duduk. Kali ini
giliran Itagaki yang merasakan sensasi dingin dan
mengganggu di belakangnya, karena strategi berani dari
13 Joko Sableng Bidadari Cadar Putih m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kansuke. Sebulan kemudian, Kansuke pergi mengunjungi lohara
di kota benteng Imagawa di mana dulu ia pernah tinggal.
Di tengah serangan gelombang cuaca panas, Kansuke
sudah meminta untuk libur, mengatakan alasan bahwa ia
akan mengunjungi gurunya di masa lampau. Kansuke pergi
menuju Provinsi Suruga. Tak ada yang tahu bahwa ia
menyimpan maksud rahasia tersendiri ke sana.
0o-d.w-o0 Lima Sudah tiga tahun berlalu sejak Yamamoto Kansuke
terakhir kali memasuki kota benteng Sunpu. Kansuke
mengunjungi kediaman lohara Tadatane. Cara lohara
memperlakukan Kansuke sedikit lebih sopan dibandingkan
dulu. "Berita tentang keberhasilanmu di Kai sudah terdengar
hingga ke provinsi kami. Kau beruntung bekerja untuk
seorang tuan yang baik," kata lohara dan menambahkan,
"Bagaimana menurutmu tentang kemampuan Harunobu?"
lohara masih memperlakukan Kansuke seperti salah
seorang pengikutnya yang dikirim ke Kai; namun
bagaimanapun juga, Kansuke sudah berubah sama sekali, ia
bahkan tidak percaya bahwa dirinya pernah berpikir untuk
mengambil keuntungan dari kedua pihak, baik Takeda
maupun Imagawa. "Tuan Harunobu adalah seorang jenderal yang cerdas
dan jujur. Jenderal yang hebat tidak membutuhkan pujian,
ataupun peduli pada bagaimana penampilan fisik pengikutnya. Dia menilai para samurainya dari keberanian
dan kemampuan mereka. Aku diangkat ke sebuah posisi
dengan bayaran 800 kan dalam waktu tiga tahun. Bukankah
ini membuktikan apa yang baru saja aku jelaskan
Warisan Berdarah 1 Pendekar Slebor 35 Istana Durjana Name Of Rose 13