Pencarian

Across Nightingale Floor 2

Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn Bagian 2


Lambat-laun kami berbincang tentang pemimpin Otori; Terada membenci
kesombongan dan ketamakan mereka. Penduduk menderita akibat tingginya pajak dan
tempat berdagang yang dibatasi. Kami membahas masalah ini dengan suara perlahan di
sisi perahu yang menjorok ke Iaut. Mata-mata ada di mana-mana, katanya.
Pada suatu sore, Ichiro dipanggil seorang saudagar untuk menyelesaikan
perhitungan. Setelah menunggu beberapa saat, aku lalu menyelinap pergi karena yakin
Ichiro belum akan pulang untuk waktu lama. Saat ini udara sejuk dan penuh bau jerami
yang dibakar. Kabut yang menggantung di atas ladang yang terletak di antara sungai
dan gunung berwarna emas keperakan. Tadi Fumio mengajariku berenang, tak heran
rambutku basah dan tubuhku menggigil kedinginan. Aku membayangkan air panas
dan aku ingin tahu apakah Chiyo akan memberiku sesuatu untuk dimakan sebelum
waktu makan malam tiba, atau mungkin suasana hati Ichiro sedang buruk sehingga dia
akan memukulku. Dari jalan, aku berusaha mendengar kejadian di rumah, seperti yang
biasa kulakukan. Terdengar nada yang berbeda dari biasanya.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 53 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Aku seperti mendengar ada sesuatu yang lain, sesuatu yang memaksaku berhenti
dan melihat dua kali ke sudut dinding sebelum masuk ke gerbang. Aku tidak menduga
kalau ada orang di sana, namun sekilas aku melihat ada orang yang sedang berjongkok
di atap. Jaraknya hanya beberapa meter di seberang jalan. Aku yakin dia sedang
memperhatikanku. Kemudian dia berdiri dengan perlahan seakan-akan menunggu aku
mendekat. Dia seperti kebanyakan orang, tidak tinggi tapi juga tidak pendek, bentuk
tubuhnya biasa saja, rambutnya beruban, kulit mukanya pucat, dan penampilannya sulit
diingat. Bahkan saat aku melihatnya lagi, penampilannya nampak seperti berubah. Ada
yang luar biasa pada dirinya, tapi aku tak tahu apa itu.
Dia memakai pakaian lusuh yang berwarna abu-abu kebiru-biruan dan tidak
membawa senjata. Dia tidak mirip pekerja atau pedagang atau seorang ksatria. Aku tak
tahu status yang sesuai untuknya, namun instingku mengatakan bahwa dia sangat
berbahaya. Ada sesuatu pada orang itu yang membuatku tertarik. Aku tak akan lewat begitu
saja tanpa menyadari kehadirannya. Aku jauh di seberang jalan, dan sedang mengirangira jarak ke gerbang, penjaga, dan anjing penjaga.
Dia mengangguk lalu tersenyum. "Selamat siang, tuan muda!" dia menyapa dengan
suara rendah. "Kau benar bila tidak mempercayaiku. Menurut kabar, kau memang
cerdas. Tapi aku tak akan menyakitimu, aku janji."
Kurasa ucapannya sama liciknya seperti penampilannya sehingga aku tidak
menanggapi. "Aku ingin berbicara denganmu," ucapnya, "dan juga dengan Shigeru."
Aku kaget mendengar dia menyebut nama Lord Shigeru seperti sahabat karibnya.
"Apa yang hendak kau bicarakan?"
"Aku tak mau berbicara sambil berteriak," balasnya sambil tertawa. "Ayo kita bicara
di gerbang." LIAN HEARN BUKU PERTAMA 54 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Kau jalan dari seberang sana, dan aku dari sini," kataku sambil mengamati
tangannya, berjaga jaga jika dia mengambil senjata rahasia. "Aku akan menyampaikan
pada Lord Otori bahwa kau ingin menemuinya dan hiar dia yang memutuskan apakah
dia mau bertemu denganmu atau tidak."
Orang itu tersenyum sambil mengangkat bahu, lalu kami berjalan terpisah ke
gerbang. Dia berjalan dengan santai seakan sedang jalan jalan sore, sedangkan aku
gelisah seperti kucing yang sadar akan ada badai. Setelah sampai di gerbang dan para
penjaga menyapa kami, orang itu terlihat lebih tua dan lebih lusuh. Dia tampak seperti
orang tua yang lemah. Aku merasa malu karena tidak mempercayainya.
"Kau dalam masalah, Takeo," kata seorang penjaga. "Ichiro mencarimu!"
"Hei, kek," penjaga lainnya memanggil laki-laki tua itu. "Apa yang kau cari,
semangkuk mie atau yang lain?"
Orang itu memang kelihatan seperti pengemis. Dia menunggu dengan gaya seperti
pengemis, tak berkata apa-apa, hanya menunggu di gerbang.
"Di mana kau temukan dia, Takeo" Kau mudah sekali iba, itulah masalahmu!
Suruh dia pergi!" "Aku telah berjanji untuk menyampaikan pesannya kepada Lord Otori, dan akan
kulakukan itu," balasku. "Tapi, awasi setiap gerakannya, dan jangan biarkan dia
masuk." Aku melihat ke orang itu dan berkata, "Tunggu di sini," dan terlihat seperti ada
cahaya keluar dari dirinya. Dia seperti membiarkan aku melihat sisi dirinya yang dia
sembunyikan dari para penjaga. Semula aku cemas membiarkan dia dengan penjaga,
tapi aku ingat bahwa kedua penjaga itu membawa pedang. Mereka pasti bisa
menghadapi seorang laki-laki tua.
Aku menerobos taman, melempar sandalku, kemudian menaiki anak tangga hanya
dalam dua lompatan. Lord Shigeru sedang duduk di ruang atas sambil memandangi
taman. "Takeo," katanya, "Aku sedang memikirkan untuk membangun sebuah ruang
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 55 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
minum teh di taman."
"Lord..." aku tidak melanjutkan perkataanku karena ada sesuatu yang bergerak di
taman. Semula aku menduga itu bangau, berdiri tegak dan berwarna abu-abu. Namun
setelah aku perhatikan, ternyata yang berdiri itu adalah orang tua yang kutinggalkan di
pintu gerbang. "Ada apa?" tanya Lord Shigeru ketika melihat raut wajahku.
Aku takut akan adanya percobaan pembunuhan untuk yang kedua kalinya. "Ada
orang di taman," aku berteriak, "Awasi dia!" Lalu aku teringat pada kedua penjaga.
Aku berlari turun dan keluar rumah. Jantungku berdebar kencang ketika sampai di
gerbang. Semua anjing baik-baik, mereka kegirangan saat melihatku, ekor mereka
mengibas-ngibas senang. Aku berteriak, dan para penjaga datang dengan keheranan.
"Ada apa, Takeo?"
"Kalian biarkan dia masuk!" kataku dengan marah. "Orang itu kini ada di taman."
"Tidak, dia masih ada sana."
Mataku mengikuti arah yang mereka tunjuk dan aku merasa seperti orang bodoh.
Aku benar-benar melihat dia duduk dengan sopan, sabar dan tidak berbahaya. Tapi
saat aku melihat lagi, ternyata orang itu sudah tidak ada.
"Dasar bodoh!" kataku. "Bukankah sudah kubilang kalau dia berbahaya" Bukankah
sudah kubilang agar kalian tidak membiarkan dia masuk" Kalian memang bodoh, dan
kalian sebut diri kalian Otori" Pulang saja dan jaga ayam, dan sudah pasti musang akan
melahap semua ayam!"
Mereka terpana melihatku. Kurasa tak seorang pun di rumah ini pernah
mendengar aku berbicara begitu panjang. Aku marah karena merasa bertanggung
jawab atas keselamatan mereka. Tapi mereka harus patuh. Aku hanya bisa melindungi
mereka bila mereka patuh.
"Beruntung kalian masih hidup!" lalu aku mencabut pedang dan berlari mencari
orang itu. Orang itu sudah tidak ada di taman. Saat aku ragu apakah tadi hanyalah halusinasi
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 56 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
saat melihat dia di taman, aku mendengar orang berbincang di ruangan atas. Lord
Shigeru menyebut namaku. Sepertinya dia tidak dalam bahaya"dia sedang tertawa.
Ketika aku masuk dan membungkuk hormat, orang tua itu sedang duduk bersama
Lord Shigeru sambil tertawa, seakan-akan mereka sahabat lama. Orang asing itu tidak
lagi terlihat tua. Dia hanya beberapa tahun lebih tua dari Lord Shigeru, dan kini dia
tampak lebih terbuka dan hangat.
"Jadi, dia tidak mau jalan berdampingan denganmu, eh?" kata Lord Shigeru.
"Benar. Dan dia bahkan menyuruhku menunggu di luar." Mereka tertawa
terbahak-bahak sambil menepuk-nepuk alas lantai dengan telapak tangan. "Oh ya, Shigeru, kau seharusnya melatih penjaga dengan lebih baik. Takeo benar dengan
memarahi mereka." "Dia selalu benar selama ini," kata Lord Shigeru dengan nada bangga.
"Dia hanya satu dalam seribu"dia memang terlahir seperti itu, bukan melalui
latihan. Dia pasti berasal dari Tribe. Duduk tegak Takeo, aku ingin melihatmu."
Aku mengangkat kepala dari lantai dan duduk bertumpu pada kedua tumitku.
Wajahku memerah karena merasa telah dipermainkan. Dia tidak bicara, dia hanya
mengamatiku. Lord Shigeru berkata padaku. "Dia adalah Muto Kenji, teman lamaku."
"Lord Muto," kataku sopan tapi dingin, berusaha tidak menunjukkan perasaanku.
"Jangan panggil aku Lord," kata Kenji. "Aku bukan bangsawan, walaupun temanku
banyak yang bangsawan." Dia mendekat. "Perlihatkan tanganmu."
Dia memegang tangan kanan dan tangan kiriku secara bergantian, melihat
punggung tanganku lalu telapak tangan.
"Dia mirip Takeshi," ujar Lord Shigeru.
"Uuuuh. Dia memang mirip wajah orang Otori." Kenji mundur ke posisi duduknya
yang semula dan menatap taman. Warna-warni di akhir musim gugur intilai luluh.
Hanya pohon maple yang tetap berwarna mcrah berkilauan. "Aku turut berduka atas
kematian keluargamu," ucapnya.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 57 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Aku ingin mati saat itu," balas Lord Shigeru. "Tapi seiring dengan berjalannya
waktu, aku menyadari keinginanku untuk tetap hidup. Aku tidak dilahirkan untuk
berputus asa." "Ya, tentu saja," Kenji menyetujui dengan nada bersahabat. Mereka memandang
keluar dari jendela yang terbuka. Udara musim gugur terasa dingin, hembusan angin
mengguncang pohon maple hingga daunnya berguguran dan jatuh ke parit. Warna
daunnya berubah menjadi merah gelap di dalam air, sebelum terbawa arus ke sungai.
Ingin sekali aku mandi di air panas.
Kenji memecah kesunyian. "Bagaimana anak yang mirip Takeshi ini, walaupun
sudah pasti berasal dari Tribe, bisa bersamamu, Shigeru?"
"Kau datang dari jauh hanya untuk menanyakan ini?" balas Shigeru sambil
tersenyum tipis. "Aku tidak keberatan mengatakan alasanku ingin tahu. Menurut kabar angin, ada
seorang penyusup yang memanjat rumahmu. Akibatnya, salah seorang pembunuh yang
paling berbahaya di Tiga Wilayah tewas."
"Kami merahasiakan hal ini," ujar Lord Shigeru.
"Kami merasa perlu untuk mengungkap rahasia ini. Apa yang Shintaro lakukan di
rumahmu?" "Dia hendak membunuhku," balas Lord Shigeru. "Jadi, namanya Shintaro. Aku
memang sudah curiga, tapi kami tidak memiliki bukti." Setelah beberapa saat dia
menambahkan. "Pasti ada yang ingin aku mati. Apakah dia suruhan Iida?"
"Shintaro memang pernah bekerja pada Tohan. Tapi kurasa Iida tidak akan
membunuhmu secara diam-diam. Melihat perilakunya, Iida pasti lebih senang
melihatmu mati di depan matanya. Siapa lagi yang menginginkan kematianmu?"
"Aku mencurigai satu atau dua orang," jawab Lord Shigeru.
"Sulit dipercaya Shintaro sampai gagal melakukan tugasnya," lanjut Kenji. "Kami
harus tahu tentang anak yang menggagalkan Shintaro. Di mana kau bertemu
dengannya?" LIAN HEARN BUKU PERTAMA 58 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Kabar angin apa yang kau dengar?" tantang Lord Shigeru sambil tersenyum.
"Menurut kabar yang bisa dipercaya: ia salah seorang kerabat jauh ibumu; menurut
kabar yang sulit dipercaya, kau telah kehilangan akal sehat dan yakin bahwa dia
penjelmaan Takeshi; kabar lain menyebut bahwa dia adalah anakmu dari seorang
wanita petani di Timur."
Lord Shigeru tertawa, "Umurku belum dua kali lipat dari usia anak ini. Dan itu
artinya aku telah menjadi ayahnya ketika umurku dua belas tahun. Dia bukan anakku."
"Tentu saja bukan, dan aku juga tidak percaya dia adalah kerabatmu atau
penjelmaan Takeshi. Lagipula dia pasti dari Tribe. Di mana kau bertemu dengannya?"
Salah seorang pelayan, Haruka, datang menyalakan lampu, dan seekor serangga
besar berwarna biru kehijauan telah melakukan kesalahan besar ketika masuk ke
ruangan ini dan terbang ke arah sumber cahaya. Aku herdiri menangkapnya, lalu
kulepaskan serangga itu di kegelapan malam, setelah itu aku menutup pintu sebhelum
kembali duduk. Lord Shigeru masih belum menjawab pertanyaan Kenji saat Haruka datang lagi
membawa teh. Kenji tidak marah atau frustasi, dia bahkan mengagumi mangkuk teh
buatan penduduk yang bercorak merah jambu. Dia minum teh tanpa berkata, tapi
selalu mengamatiku. Akhirnya dia bertanya padaku. "Jawab Takeo, waktu anak-anak, pernahkah kau
tarik bekicot dari tempurungnya atau mencabut capit ketam?"
Aku tidak mengerti apa yang dia maksud. "Mungkin," kataku sambil pura-pura
minum, walaupun sebenarnya mangkukku sudah kosong.
"Pernahkah?" "Tidak." "Mengapa?" "Karena ibuku mengatakan itu perbuatan kejam."
"Sudah kuduga." Nada suaranya terdengar sedih seolah-olah dia kasihan padaku.
"Hati anak ini amat lembut, ada rasa enggan untuk berbuat kejam. Dia pasti dibesarkan
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 59 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
di antara kaum Hidden."
"Sejelas itukah?" tanya Lord Shigeru.
"Hanya bagiku." Kenji lalu duduk bersila, matanya menyipit, dan tangannya di atas
lutut. "Kini aku tahu siapa dia."
Lord Shigeru menarik napas dalam-dalam, wajahnya berubah kaku dan waspada.
"Kalau begitu, sebaiknya kau katakan."
"Dia memiliki semua ciri-ciri Kikuta: jari yang panjang, garis lurus yang melintang
di telapak tangan, pendengaran yang tajam. Pendengaran yang tajam ini akan datang
tiba-tiba di masa puber, terkadang diikuti dengan tidak bisa berbicara, umumnya
sementara, tapi bisa juga selamanya...."
"Kau membual!" kataku, tak mampu menahan diri. Rasa takut menjalar di sekujur
tubuhku. Aku tak tahu apa pun tentang Tribe, kecuali pembunuh di malam itu adalah
salah satunya. Aku merasa kalau Muto Kenji telah membuka pintu kegelapan yang
selama ini takut kumasuki.
Lord Shigeru menggelengkan kepala, "Biarkan dia bicara. Apa yang dia katakan
sangatlah penting." Kenji mencondongkan tubuhnya ke arahku dan berkata, "Akan kuceritakan
tentang ayahmu." Lord Shigeru berkata dengan acuh tak acuh, "Sebaiknya kau mengawali ceritamu
tentang Tribe. Takeo tidak mengerti saat kau mengatakan bahwa dia adalah Kikuta."
"Benarkah?" Kenji menaikkan alisnya. "Baiklah kalau begitu, mengingat dia
dibesarkan oleh kaum Hidden, aku tidak heran. Aku akan mulai dari awal. Ada lima
keluarga Tribe. Mereka telah ada sebelum munculnya para bangsawan dan klan. Kisah
ini berawal dari masa ketika sihir lebih kuat dari senjata, dan dewa-dewa inasih berjalan
di bumi. Saat klan mulai bermunculan, dan orang-orang mulai membentuk ikatan
berdasarkan kekuatan, Tribe tidak bergabung dengan salah satu klan. Guna
melestarikan anugrah yang mereka miliki, mereka memilih untuk menjadi pengelana,


Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pedagang, pemain drama, pemain sirkus, dan juga pemain sulap."
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 60 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Awalnya mereka menjadi salah satu dari semua itu," potong Lord Shigeru. "Tapi,
banyak juga yang menjadi pedagang, kaya dan memiliki pengaruh yang kuat." Lalu dia
berkata kepadaku, "Kenji memiliki usaha yang sangat berhasil dalam bidang produksi
kacang kedelai dan usaha peminjaman uang."
"Waktu berubah," kata Kenji. "Dari waktu ke waktu, kami mulai melayani dari
satu klan ke klan lainnya dan bergabung menjadi bagiannya, atau juga bekerja untuk
klan yang telah menjadi sahabat kami, seperti Lord Otori Shigeru. Tapi kami tetap
memelihara bakat yang sudah ada sejak jaman dulu. Hingga kini kami tak pernah
melupakannya." "Kau bisa berada di dua tempat di waktu yang bersamaan," kataku. "Para penjaga
melihatmu di luar, sementara aku melihatmu di taman."
Kenji membungkuk. "Kami dapat memisahkan diri dan meninggalkan tubuh.
Kami bisa menghilang dari pandangan dan bergerak lebih cepat dari yang bisa diikuti
mata. Penglihatan dan pendengaran yang tajam adalah sifat kami yang lain. Tribe
mengasah kemampuan ini dengan latihan yang keras. Dan seandainya kemampuan itu
berguna di wilayah yang sedang berperang, kami akan dibayar mahal. Bahkan, sebagian
besar anggota Tribe pernah menjadi mata-mata atau pembunuh."
Darahku serasa mengering. Aku teringat bagaimana aku seperti terbelah dua di
bawah pedang Iida. Dan pendengaranku yang makin kuat, aku bisa mendengar semua
bunyi dan suara yang berasal dari rumah, taman dan juga dari kota.
"Kikuta Isamu, yang aku yakini adalah ayahmu, termasuk salah satunya. Ibu dan
ayah Isamu adalah sepupu sehingga dia menggabungkan anugrah paling kuat yang
dimiliki Kikuta. Saat berumur tiga puluh tahun, dia menjadi pembunuh yang paling
sempurna. Tak ada yang tahu berapa banyak yang telah dia bunuh; sebagian besar
korbannya nampak seperti mati alami. Orang tidak tahu banyak tentang dirinya. Dia
ahli membuat racun dari ramuan dari tumbuhan gunung yang dapat membunuh tanpa
ada jejak." "Saat dia ke wilayah Timur"kau tahu daerah yang kumaksud"untuk mencari
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 61 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
ramuan racun, dia menginap di desa milik kaum Hidden. Orang desa itu mengatakan
tentang tuhan mereka, larangan untuk membunuh, dan tentang pembalasan di hari
akhir"kau tahu itu semua, tak perlu kuceritakan lagi. Di tempat terpencil yang jauh
dari pertempuran antar klan itu, Isamu merasa muak dengan hidup yang dia jalani.
Mungkin dia menyesal. Mungkin juga karena kematian telah memanggilnya. Lalu, dia
menarik diri dari Tribe dan bergabung dengan kaum Hidden."
"Itukah alasannya sehingga dia dibunuh?" tanya Lord Shigeru dengan nada
murung. "Dia telah melanggar aturan Tribe, dan mereka tak senang ditinggalkan dengan
cara seperti itu, apalagi orang itu memiliki kemampuan yang begitu hebat.
Kemampuan yang sangat langka. Tapi, sejujurnya, aku tak tahu apa yang terjadi
padanya. Bahkan aku tak tahu kalau dia punya anak. Takeo, atau siapa pun nama
aslinya, pasti terlahir setelah ayahnya mati."
"Siapa yang membunuhnya?" tanyaku, mulutku teras kering.
"Tak ada yang tahu! Banyak orang yang ingin dia mati. Tentu saja tak akan ada
yang bisa mendekatinya, seandainya dia tidak bersumpah untuk tidak membunuh lagi."
Suasana menjadi hening. Selain lingkaran cahaya dari lampu, ruangan ini gelap
gulita. Aku tidak bisa nielihat wajah mereka berdua, meskipun aku yakin Kenji bisa
melihatku. "Apakah ibumu tidak pernah bercerita tentang ayahmu?" Akhirnya dia bertanya.
Aku menggeleng. Banyak hal yang tidak diceritakan kaum Hidden, banyak pula
rahasia yang mereka rahasiakan satu sama lain. Mereka tidak akan membongkar
rahasia walaupun disiksa. Jika kau tidak tahu rahasia saudaramu, kau tak akan bisa
berkhianat. Kenji tertawa. "Akuilah, Shigeru. Kau pasti tak tahu siapa yang kau bawa ke rumah
ini. Bahkan Tribe tidak tahu keberadaannya"seorang anak dengan bakat Kikuta yang
tersembunyi!" Lord Shigeru tidak menjawab. Dia mencondongkan badannya ke lampu, bisa
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 62 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
kulihat senyumnya, gembira dan tulus. Kurasa ada sesuatu yang berlawanan antara
kedua orang ini; Lord Shigeru nampak sangat terbuka, sedangkan Kenji nampak licik
dan penuh tipu daya. "Aku perlu tahu semua kejadian ini. Aku tidak berbohong, Shigeru. Aku memang
ingin tahu." kata Kenji memaksa.
Aku mendengar Chiyo bergumam di tangga. Lord Shigeru berkata, "Ayo kita
mandi dan makan dulu. Nanti kita lanjutkan lagi."
Dia tidak ingin lagi aku di rumahnya setelah tahu aku anak seorang pembunuh. Itulah
yang pertama kali terlintas di benakku saat aku berendam di bak yang
berisi air panas, setelah Lord Shigeru dan Kenji mandi. Aku mendengar suara mereka
di lantai atas sedang minum sake sambil mengenang masa lalu. Aku memikirkan
ayahku, orang yang belum pernah kukenal. Aku sedih karena dia tidak bisa lari dari
latar belakangnya. Dia telah bertekad untuk tidak membunuh, tapi pembunuhan yang
tidak membiarkan dia lepas. Kematian memburunya hingga jauh di Mino. Pada tempat
yang sama, bertahun-tahun kemudian, Iida membantai kaum Hidden. Aku menatap jari-jariku yang panjang. Untuk apa jari-jariku ini diciptakan"
Apakah untuk membunuh" Apa pun yang kuwarisi dari ayahku, tetap saja aku anak
ibuku juga. Diriku adalah jalinan dua darah yang berbeda, dan keduanya saling
memanggil dari dalam darah, otot, dan tulangku. Aku teringat akan kemarahanku pada
penjaga. Aku bertingkah layaknya tuan mereka. Apakah ini darah yang ketiga di dalam
diriku, dan akankah Lord Shigeru mengusirku setelah dia tahu diriku yang sebenarnya"
Semua pikiran itu terasa begitu menyakitkan, terlalu sulit untuk diluruskan. Chiyo
memanggilku untuk segera makan. Air tempatku berendam sudah tidak panas lagi dan
aku pun merasa lapar. Ichiro telah bergabung dengan Lord Shigeru dan Kenji, dan makanan telah
disiapkan. Mereka sedang membicarakan hal-hal sepele saat aku masuk: tentang cuaca,
penataan taman, kemampuan belajarku yang lemah dan juga tentang kelakuanku yang
buruk. Ichiro masih kesal karena aku menghilang sore itu.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 63 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Makanan yang disajikan jauh lebih enak dari biasanya, tapi hanya Ichiro yang
menikmatinya. Kenji makan dengan rakus, sedangkan Lord Shigeru hampir tidak
menyentuh makanannya. Rasa lapar dan mual datang silih berganti, aku takut tapi juga
tak sabar menantikan saat-saat makan berakhir. Ichiro makan sangat banyak dan pelan
hingga aku berpikir dia tak akan pernah selesai makan. Dua kali aku mengira dia akan
berhenti makan, tapi ternyata dia masih menambah "sesuap nasi" lagi. Akhirnya, dia
mengelus-elus perutnya dan bersendawa. Dia hendak melanjutkan obrolan tentang
taman, tapi Lord Shigeru memberi isyarat untuk diam. Setelah mengeluarkan beberapa
komentar dan lelucon tentang diriku, dia pun diam. Haruka dan Chiyo datang
membereskan tempat makan. Langkah kaki dan suara mereka terdengar menjauh ke
dapur. Kenji duduk di depanku, tangannya terulur dengan telapak tangan terbuka ke
arah Lord Shigeru. "Bagaimana?" dia bertanya.
Ingin rasanya aku pergi bersama kedua pelayan itu. Aku tak ingin duduk di sini
sementara mereka menentukan nasibku. Karena kuyakin itu yang akan terjadi. Kenji
pasti akan berusaha meyakinkan bahwa aku adalah bagian dari Tribe. Dan Lord
Shigeru tentu akan melepasku pergi.
"Aku tidak tahu mengapa informasiku ini begitu penting bagimu, Kenji," kata
Lord Shigeru. "Aku senang kau belum mengetahuinya. Bila aku katakan, kuharap hal
ini tidak menyebar. Bahkan di rumah ini tak ada yang tahu selain Ichiro dan Chiyo."
"Kau benar ketika mengatakan aku tidak tahu siapa yang aku bawa. Semua ini
hanya kebetulan. Waktu itu hari menjelang senja, aku tersesat dan mencari tempat
menginap, yang kemudian aku tahu bahwa nama desa itu adalah Mino. Telah
berminggu-minggu aku berkelana setelah kematian Takeshi."
"Kau hendak membalas dendam?" tanya Kenji.
"Kau sudah tahu permusuhanku dengan Iida"dan bagaimana tingkahnya setelah
perang Yaegahara. Tapi aku tidak menduga akan bertemu Iida di tempat yang terpencil
itu. Suatu kebetulan yang aneh kalau kami berdua, musuh bebuyutan, berada di tempat
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 64 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
dan hari yang sama. Seandainya aku bertemu Iida di sana, aku pasti sudah
membunuhnya. Tapi anak ini malah lari ke arahku."
Dia menceritakan sekilas tentang pembantaian itu, peristiwa Iida terjatuh dari
kuda, dan beberapa laki-laki mengejarku.
"Semua itu terjadi dalam sekejap. Mereka mengancamku. Mereka bersenjata.
Tentu saja aku harus membela diri."
"Mereka tahu siapa kau sebenarnya?"
"Tidak, kurasa. Aku memakai pakaian pengembara, tidak ada simbol apa pun. Saat
itu cuaca gelap dan hujan."
"Tapi, kau tahu kalau mereka orang Tohan?"
"Mereka mengatakan bahwa Iida mengejar anak itu. Satu alasan yang cukup
bagiku untuk memberi perlindungan pada anak ini."
Kenji berkata, berusaha mengganti topik pembicaraan. 'Aku dengar Iida sedang
membentuk persekutuan resmi dengan Otori."
"Benar. Kedua pamanku ingin berdamai, walaupun kami tidak setuju."
"Jika Iida tahu anak ini ditolong olehmu, maka persekutuan tak akan terjadi."
"Kau tak perlu mengatakan apa yang aku sudah tahu," sahut Lord Shigeru dengan
nada kesal. "Lord Otori," kata Kenji dengan caranya yang sinis sambil membungkuk.
Semua terdiam. Kemudian Kenji menghela napas. "Baiklah, takdir yang
memutuskan hidup kita akan seperti apa, tak peduli apa yang kita pikirkan atau kita
rencanakan. Siapa pun yang mengirim Shintaro untuk melawanmu, akibatnya tetap
sama. Dalam seminggu, Tribe akan tahu tentang Takeo. Aku harus mengatakan bahwa
kami memiliki kepentingan atas anak ini dan kami tak akan melepaskannya."
Aku berkata dengan lemah, "Aku telah diselamatkan Lord Otori dan aku tak akan
meninggalkannya." Lord Shigeru menepuk-nepuk bahuku layaknya seorang ayah. "Aku tak akan
pernah menyerahkan dia," kata Lord Shigeru pada Kenji.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 65 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Kami mengutamakan keselamatannya," balas Kenji. "Selama dia aman, dia boleh
tinggal di sini. Tapi, ada satu hal yang harus kau waspadai. Berapa orang Tohan yang
kau bunuh di sana?" "Satu," jawab Lord Shigeru, "mungkin dua."
"Satu," Kenji meralat.
Alis mata Lord Shigeru terangkat, "Kau sudah tahu. Lalu kenapa kau tanya lagi?"
'Aku hanya ingin mengetahui yang sebenarnya dan seberapa banyak yang kau
tahu." "Satu, dua"apakah itu penting?"
"Orang yang kehilangan lengannya masih hidup. Namanya Ando. Dia orang
terdekat Iida." Aku langsung teringat wajah orang yang mirip serigala itu. Dia yang mengejarku
hingga ke jalan setapak di gunung, dan aku tidak mampu menahan badanku yang
menggigil ketakutan. "Dia tidak tahu siapa kau sebenarnya, dan juga belum tahu di mana Takeo berada.
Tapi dia sedang mencari. Dengan ijin Iida, dia telah bersumpah untuk membalas
dendam." "Aku sudah tidak sabar menantinya," jawab Lord Shigeru.
Kenji berdiri dan berjalan berkeliling ruangan. Kenji duduk, dia tersenyum,
seakan-akan kami sedang bersenda-gurau dan berbincang tentang taman.
"Bagus," katanya. "Karena kita sudah tahu bahaya yang dihadapi Takeo, maka aku
akan ajari dia cara untuk melindungi diri." Lalu dia melakukan sesuatu yang
membuatku heran: dia membungkuk di hadapanku dan berkata, "Selama aku hidup,
kau akan aman. Aku bersumpah."
Kupikir dia sedang mengejek, tapi tidak terlihat kepura-puraan di wajahnya.
Selama beberapa saat, aku melihat raut muka yang jujur di wajahnya. Aku seperti
melihat Jato dalam keadaan hidup. Lalu raut wajah itu menghilang, dan Kenji
bergurau. "Tapi kau harus menuruti perintahku!"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 66 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Dia menyeringai padaku. "Kau pasti telah membuat Ichiro repot. Orang seusianya
tak seharusnya direpotkan oleh pemula sepertimu. Aku yang akan mengajarimu. Aku
yang akan menjadi gurumu."
Dia mengibaskan kimono dan mengerutkan bibirnya, seketika dia berubah menjadi
seseorang yang tua dan sopan, seperti saat aku meninggalkannya di luar gerbang sore
itu. "Tentu saja bila Lord Otori mengijinkan."
"Kurasa tak ada pilihan lain," kata Lord Shigeru, dia lalu menuangkan sake lebih
banyak lagi, sambil tersenyum tulus.
Mataku tak berkedip memandangi kedua orang itu secara bergantian. Sekali lagi,
aku menangkap perbedaan yang mencolok di antara mereka. Tatapan mata Kenji
nampak seperti menghina. Kini aku mulai mengenal Tribe, aku tahu kelemahan
mereka adalah sombong. Mereka terlena oleh kemampuan mereka yang sangat
menakjubkan, dan memandang rendah orang yang bukan dari golongannya. Wajah
Kenji membuatku marah. Tak lama kemudian pelayan datang membentangkan alas tidur lalu memadamkan
lampu. Selama beberapa saat aku berbaring sambil mendengarkan suara-suara di
malam hari. Semua kejadian dan cerita tadi mulai tersusun di benakku. Ingatanku
terpecah, lalu bersatu, dan tersusun lagi seperti semula. Hidupku ini bukan milikku
lagi. Kini aku rela mati demi Lord Shigeru. Tapi, bagaimana kalau dia tidak secara
kebetulan datang ke arahku di gunung itu, seperti apa yang dia katakan...
Apakah memang hanya kebetulan" Semua orang, termasuk Kenji, menerima
ceritanya: semua itu hanya terjadi dalam sekejap"ada anak yang berlari, orang-orang
yang mengancam, pertarungan itu...
Aku berusaha menghilangkan semua kejadian itu di benakku. Namun aku justru
teringat bahwa jalan setapak di depanku tidak ada apa-apa. Di sana hanya ada pohon
raksasa, pohon cedar, dan ada yang muncul dari balik pohon, lalu meraihku"bukan
secara kebetulan, tapi dengan sengaja. Aku memikirkan Lord Shigeru, ternyata hanya
sedikit yang aku tahu tentang dia. Semua orang mengenalnya dari wajahnya yang
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 67 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id


Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
impulsif, hangat, dan dermawan. Aku yakin dia memiliki semua sifat itu, tapi aku
selalu memikirkan rahasia di balik semua itu. Aku tak akan menyerahkannya, itu yang
dia katakan. Tapi, kenapa dia hendak mengadopsi orang Fribe, anak seorang
pembunuh. Aku teringat bangau yang sabar menunggu sebelum menyambar
mangsanya. Aku tertidur setelah langit mulai terang dan ayam mulai berkokok.
Para penjaga senang sekali atas kemalanganku saat tahu kalau Muto Kenji diangkat
menjadi guruku. "Hati-hati dengan kakek itu, Takeo! Dia sangat berbahaya. Dia bisa menikammu
dengan sikat!" Tak ada habis-habisnya mereka menertawaiku. Aku belajar untuk tidak
menanggapi. Jauh lebih baik mereka mengira aku idiot daripada mereka tahu identitas
asli orang tua itu, kemudian menyebarkannya. Itu pelajaran pertama yang aku terima.
Aku mulai membayangkan berapa banyak pelayan dan penjaga yang berwajah bodoh
sebenarnya berasal dari Tribe dan sedang melakukan tugasnya dengan penuh tipu daya
dan kelicikan. Kenji mengawali pelajarannya dengan sejarah Tribe, sedangkan Ichiro masih
mengajariku tentang sejarah klan. Para ksatria, kebalikan dari Tribe, berusaha
mengumpulkan rasa kagum dan rasa hormat dari orang lain, mereka menghargai
reputasinya dan akan berusaha menjaganya. Aku diajari sejarah, etika dan juga bahasa.
Aku diharuskan mempelajari dokumen klan Otori, asal-usul Otori yang berasal dari
keluarga Kaisar. Semua itu membuat kepalaku penuh dengan nama dan silsilah.
Siang berjalan semakin cepat, dan malam semakin dingin. Tidak lama lagi salju
akan menutupi jalan dan pelabuhan, dan kota Hagi akan terisolasi hingga musim semi.
Rumah ini mulai mengalunkan nyanyian yang berbeda, halus dan lembut.
Ada sesuatu yang membuat semangat belajarku meningkat pesat. Menurut Kenji,
itu adalah karakter Tribe karena telah bertahun-tahun tidak belajar. Aku mempelajari
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 68 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
apa saja, mulai dari menulis huruf yang sulit sampai keinginan yang menggebu-gebu
untuk berlatih pedang. Semua itu aku pelajari dengan senang hati, kecuali pelajaran
dari Kenji yang aku terima dengan setengah hati. Walaupun pelajarannya tidaklah
sulit"bisa aku terima secara alami"tapi ada perasaan untuk menolak, sesuatu dalam
diriku menentang apa yang Kenji ajarkan.
"Anggap saja ini permainan," Kenji selalu mengatakan kata-kata ini. "Lakukan
seperti layaknya kau sedang bermain." Tapi, permainan pedang adalah permainan yang
bisa berakhir dengan kematian. Kenji benar saat menyimpulkan sifatku. Aku besar di
kalangan orang yang melarang untuk membunuh, sehingga aku merasa enggan untuk
membunuh. Kenji sangat mengenali sifatku yang satu itu. Hal itu yang membuatnya tidak
tenang. Dia dan Lord Shigeru barangkali membahas berbagai cara agar aku menjadi
lebih tangguh. "Dia memiliki semua bakat yang ada, kecuali yang satu itu," kata Kenji dengan
frustasi pada suatu ketika. "Kelemahan yang justru dapat membahayakan dirinya."
"Kita tak akan tahu," balas Lord Shigeru. "Saat keadaan memaksa, pedang bisa
meloncat ke tangan, seakan menuruti kehendak pemiliknya."
"Kau memang terlahir seperti itu, Shigeru, dan semua latihan yang kau dapat justru
memperkuat hal itu. Kurasa Takeo akan ragu di saat seperti itu."
"Uuuuh," gerutu Lord Shigeru. Dia mendekat ke tungku arang, dan menarik rapat
mantel yang dia pakai. Seharian salju turun. Butirannya menumpuk di taman, melapisi
setiap pohon, dan setiap lentera seperti mengenakan tutup kepala putih yang tebal.
Langit jernih dan embun beku membuat lapisan salju nampak berkelap-kelip. Setiap
bernapas atau berbicara, kabut putih keluar dari mulut.
Semua orang sudah terlelap, selain kami bertiga yang sedang mengelilingi perapian
sambil menghangatkan tangan di atas secangkir sake panas. Ini membuatku berani
bertanya, "Lord Otori sudah membunuh banyak orang?"
"Aku tidak menghitungnya," jawab Lord Shigeru. "Selain di Yaegahara, mungkin
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 69 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
tidak banyak. Aku belum pernah membunuh orang yang tidak bersenjata, atau
membunuh hanya untuk bersenang-senang seperti yang orang-orang kejam itu
lakukan. Lebih baik kau tetap seperti sekarang ini daripada menjadi kejam seperti
orang-orang itu." Ingin aku bertanya, Apakah kau akan menggunakan pembunuh untuk membalas
dendam" namun aku tidak berani. Aku memang tidak suka kekejaman dan enggan
membunuh. Tapi, keinginan Lord Shigeru untuk balas dendam telah meresap ke
dalam diriku sehingga terasa seperti menjadi keinginanku. Malam telah menjelang pagi
saat aku membuka jendela dan memandang ke taman. Bulan yang pucat dan sebuah
bintang bersanding mesra di langit, begitu rendah seolah-olah sedang mendengar
rahasia orang yang sedang terlelap. Udara pun terasa dingin menusuk.
Aku pasti bisa membunuh, pikirku. Aku pasti bisa membunuh Iida. Lalu, akan
kubunuh dia. Aku akan pelajari caranya.
Beberapa hari kemudian aku mengejutkan Kenji dan juga diriku sendiri.
Kemampuan Kenji yang bisa berada di dua tempat dalam waktu bersamaan biasanya
masih bisa menipuku. Aku melihat ada orang yang berbusana kimono lusuh sedang
duduk mengawasi. Aku sedang berlatih ketangkasan tangan dan salto, ketika suaranya
memanggil dari sisi luar bangunan. Namun sekali ini aku seperti mendengar napasnya
sehingga aku tahu bahwa yang duduk itu adalah Kenji yang asli sedangkan yang di luar
bangunan bukan Kenji yang asli. Aku melompat ke arahnya, mencekik lehernya, dan
merobohkan dia bahkan sebelum aku sempat berpikir, Apakah ini yang asli"
Dan tanganku bergerak dengan sendirinya ke urat nadi di lehernya yang bila
ditekan bisa mengakibatkan kematian.
Aku berhasil melumpuhkan dia dalam sekejap. Aku menarik tanganku dari
lehernya dan kami saling memandang.
"Ya," katanya. "Begitulah caranya!"
Aku melihat jari jemariku yang panjang seolah-olah jari ini milik orang lain.
Tanganku melakukan sesuatu tanpa kusadari. Saat berlatih menulis dengan Ichiro, aku
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 70 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
membuat goresan, dan terciptalah lukisan burung. Burung itu seakan-akan hendak
terbang menembus kertas. Aku juga pernah membuat beberapa goresan dan terlukis
wajah orang yang belum pernah aku kenal. Ichiro memukul kepalaku karena melukis,
tapi lukisanku itu membuatnya senang sehingga dia perlihatkan pada Lord Shigeru.
Lord Shigeru gembira, begitu pula Kenji.
"Itulah sifat Kikuta," Kenji bangga, seolah-olah dia yang melukis. "Sangat berguna.
Itu akan memberi dia suatu peran, suatu penyamaran yang sempurna. Dia adalah
seorang seniman: dia bisa melukis dan tak akan ada yang menduga kalau dia memiliki
pendengaran yang sangat tajam."
Lord Shigeru lalu memintaku melukis lagi, "Coba lukis orang yang bersenjata,"
perintahnya. Wajah mirip serigala tampak seperti hendak menangkap alat lukisku. Lord Shigeru
melihat lukisan itu, "Aku ingat orang ini," gumamnya.
Begitulah, seorang ahli lukis telah lahir, dan seiring dengan berlalunya musim
dingin, karakterku yang baru mulai berkembang. Setelah salju mencair, Tomasu yang
sebelumnya sering menjelajahi gunung dan hanya tahu tentang hewan dan tumbuhan,
kini telah menghilang untuk selamanya. Kini aku adalah Takeo yang pendiam, sopan,
seniman dan agak kutu buku. Suatu penyamaran untuk menyembunyikan ketajaman
mata dan pendengaran, dan hati yang penuh dendam.
Aku tidak tahu apakah Takeo ini nyata ataukah hanya diciptakan demi memenuhi
tujuan Tribe, dan klan Otori. *
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 71 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
DAUN bambu memutih dan buah maple memamerkan kulitnya yang mirip kimono
dari kain brokat. Junko datang membawa beberapa pakaian usang milik Lady Noguchi
untuk Kaede. Dengan hati-hati dia membentangkan pakaian-pakaian itu, lalu dia jahit
lagi untuk mcnyembunyikan bagian yang lusuh ke bagian dalam pakaian. Seiring harihari yang makin dingin, Kaede bersyukur karena ia tak lagi tinggal di kastil. Tak harus
berlari melintasi taman dan naik turun tangga saat hujan salju turun. Tugasnya pun
makin ringan. Ia Menjalani hari-harinya bersama pelayan Noguchi, mengikuti kegiatan
menjahit dan ketrampilan rumah tangga lainnya, serta membuat puisi. Ia juga belajar
menulis. Namun semua itu tak membuat Kaede bahagia.
Lady Noguchi selalu saja mencari-cari kesalahannya, Kaede dihina karena kidal
dan diejek karena terlalu tinggi atau karena terlalu kurus. Lady Noguchi selalu
menyatakan kekagetannya atas ketidaktahuan Kaede dalam banyak hal, tanpa pernah
mengakui bahwa semua itu karena ulahnya.
Saat hanya berdua, Junko selalu memuji Kaede: kulitnya yang putih, lengan dan
kakinya yang lembut, dan rambutnya yang tebal. Kini Kaede bisa bercermin kapan saja
dia mau untuk mengagumi kecantikannya sendiri. Ia tahu kalau laki-laki menatapnya
dengan pandangan bergairah, juga di rumah Lord Noguchi ini. Itulah mengapa Kaede
takut pada semua laki-laki. Sejak ia hendak diperkosa oleh penjaga, ia kini merinding
bila berdekatan dengan laki-laki. Ide mengenai pernikahan akan membuat ia gemetar.
Setiap ada tamu, ia cemas kalau-kalau orang itu adalah calon suaminya. Ketika ia harus
menyambut kedatangan tamu sambil menyajikan teh atau sake, jantungnya berdebar
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 72 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
dan tangannya gemetar sehingga Lady Noguchi menganggap Kaede terlalu ceroboh
dan, harus dikurung di tempat tinggal pelayan.
Kaede semakin bosan dan gelisah. Ia sering bertengkar dengan anak Lady
Noguchi, menghardik para pelayan karena hal yang sepele, bahkan sering memarahi
Junko. "Dia harus segera dinikahkan," itulah saran Lady Noguchi, dan pernikahan yang
selama ini Kaede takutkan segera diatur. Ia akan dinikahkan dengan pengawal Lord
Noguchi. Hadiah pertunangan telah diberikan, dan Kaede baru bertemu calon
suaminya ketika dipertemukan oleh Lord Noguchi. Orang itu sudah tua"orang itu
tiga kali lebih tua, sudah dua kali menikah, dan secara fisik amat menjijikkan. Kaede
sadar kalau orang itu tak pantas untuknya. Pernikahan ini hanya untuk menghina
dirinya dan keluarganya. Ia hendak dibuang seperti sampah. Kaede menangis dan tidak
mau makan selama berhari-hari.
Suatu malam, seminggu sebelum pesta pernikahan, ada orang datang membawa
pesan. Kemudian Lady Noguchi memanggil Kaede dengan marah.
"Kau memang membawa sial, Lady Shirakawa. Kau pasti dikutuk. Calon suamimu
mati." Orang itu mati saat merayakan akhir masa dudanya. Dia mabuk-mabukan bersama
teman-temannya ketika mendadak dia mati karena terlalu banyak minum sake.
Kaede merasa lega, meskipun kematian kedua ini dianggap sebagai kesalahannya.
Dua orang telah mati ketika menginginkan dirinya, dan rumor pun mulai menyebar.
Siapa pun yang menginginkan dirinya pasti akan mati.
Kaede berharap rumor itu akan menjauhkan keinginan orang untuk menikahinya.
Namun pada suatu malam, menjelang akhir bulan ketiga, saat pohon mulai clitumbuhi
daun-daun baru yang cemerlang, Junko berbisik pada Kaede, "Salah seorang anggota
klan Otori akan menjadi suamimu, Lady."
Ketika itu mereka sedang menyulam, dan Kaede langsung kehilangan irama jahitan
sehingga jarinya tertusuk jarum. Junko langsung menyingkirkan kain sutra yang sedang
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 73 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
disulam sebelum terkena tetesan darah.
"Siapa dia?" tanya Kaede sambil menghisap jarinya yang berdarah, darahnya terasa
asin. 'Aku tidak tahu pasti. Lord Iida yang memutuskan karena pemimpin Tohan itu
ingin merekatkan hubungan dengan klan Otori. Dengan begitu, mereka akan dapat
menguasai seluruh Wilayah Tengah."
"Berapa umurnya?" Kaede terus bertanya.
"Belum jelas, Lady. Tapi, umur bukanlah hal yang penting untuk menjadi suami."
Kaede melanjutkan sulamannya: bangau putih dan kura-kura biru dengan latar
belakang merah jambusebuah kimono pengantin. "Semoga kimono ini tidak pernah
selesai!" "Bergembiralah, Lady. Kau akan segera pergi dari sini. Klan Otori tinggal di Hagi,
di pesisir pantai. Sangat cocok untukmu."
"Pernikahan membuatku takut," ucap Kaede.
"Semua orang takut kalau belum tahu! Tapi semua wanita menikmatinya; kau akan
tahu nanti," Junko tertawa kecil.
Kaede teringat kekuatan dan gairah penjaga itu, dan reaksi dirinya. Tangannya,
yang biasanya menyulam dengan cekatan dan tangkas, kini melambat. Junko
menegurnya dengan lembut, dan sepanjang hari itu, dia melayani Kaede dengan penuh
kasih sayang. Beberapa hari kemudian Kaede dipanggil Lord Noguchi. Ia masuk ke ruang
pertemuan dengan ragu bercampur takut. Tapi ia kaget ketika melihat ayahnya duduk
di tempat kehormatan, di samping Lord Noguchi.
Saat membungkuk, ia melihat wajah bahagia ayahnya, dan Kaede bangga karena
ayahnya kini melihat ia dalam posisi yang lebih terhormat. Ia bersumpah tak akan
pernah melakukan sesuatu yang akan membuat ayahnya bersedih atau dihina.
Ketika Kaede disuruh duduk, ia berusaha memperhatikan ayahnya. Rambutnya
semakin tipis dan lebih banyak uban, lebih banyak kerutan di wajahnya. Kaede tidak
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 74 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
sabar menanti kabar tentang ibu dan adik-adik pcrempuannya. Ia berharap akan diberi
waktu untuk bicara berdua saja dengan ayahnya.
"Lady Shirakawa," ujar Lord Noguchi memulai pembicaraan. "Kami telah
menerima lamaran atas namamu, dan ayahmu datang untuk memberi restu."
Kaede kembali membungkuk dan berkata dengan pelan, "Lord Noguchi."
"Ini merupakan kehormatan besar untukmu. Pernikahan ini akan mempererat
persekutuan antara Tohan dengan Otori, dan juga menggabungkan tiga keluarga. Lord
Iida akan hadir di pernikahanmu: dia bahkan ingin pernikahan ini dirayakan di
Inuyama. Karena ibumu sekarang kurang sehat, maka kerabatmu, Lady Maruyama,
yang akan menemanimu ke Tsuwano. Calon suamimu adalah Otori Shigeru,
keponakan dari pemimpin Otori. Dia dan pengawalnya akan bertemu denganmu di
Tsuwano. Tidak perlu persiapan lain. Semua sudah sangat memuaskan."
Kaede menatap ke ayahnya saat mendengar kalau ibunya sedang kurang sehat. Ia
hampir tidak mendengar kelanjutan perkataan Lord Noguchi. Ia sadar bahwa
semuanya telah diatur: beberapa kimono selama perjalanan dan untuk pesta
pernikahan, juga orang yang akan menemaninya. Sudah pasti Lord Noguchi telah
menyiapkan semua ini dengan matang.
Lord Noguchi melontarkan lelucon tentang kematian penjaga sehingga wajah
Kaede merona merah. Ayahnya menunduk.
Aku senang Lord Noguchi kehilangan anak buahnya, pikir Kaede marah. Semoga
dia kehilangan ratusan lainnya.
Ayahnya pulang keesokan harinya. Kesehatan ibunya yang kurang sehat membuat
ayahnya tak bisa berlama-lama. Lord Noguchi yang sedang gembira memberinya
kesempatan untuk berdua saja dengan puterinya. Kaede mengajak ayahnya ke suatu
ruangan kecil yang menghadap ke taman. Udara yang hangat dipenuhi dengan
keharuman musim semi. Seekor burung sedang berkicau di ranting pohon pinus. Junko
menyeduh teh untuk mereka. Sopan santun dan perhatian Junko meringankan


Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kesedihan ayahnya. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 75 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Aku senang kau telah mempunyai teman, Kaede," ujar ayahnya pelan.
"Bagaimana kabar ibu?" tanya Kaede cemas.
"Kuharap dia segera sehat. Aku takut musim hujan ini akan membuat kondisinya
semakin lemah. Namun, pernikahan ini membuatnya bersemangat. Klan Otori sangat
termashyur, dan Lord Shigeru adalah orang baik. Reputasinya bagus. Dia sangat
disukai dan dihormati. Calon suami yang sangat kami harapkan untukmu"bahkan
lebih dari harapan kami."
"Aku juga senang," ujar Kaede, berbohong demi menyenangkan ayahnya.
Lord Shirakawa menatap pohon sakura di taman yang mulai berbunga, setiap
pohon seakan melamunkan keindahannya sendiri. "Kaede, tentang penjaga yang
mati"," "Itu bukan salahku," jawab Kaede cepat. "Kapten Arai yang melakukan itu untuk
melindungiku. Penjaga itu yang salah."
Ayahnya menarik napas panjang. "Kabarnya kau berbahaya bagi laki-laki"sesuatu
yang harus Lord Otori waspadai. Tapi tak ada yang boleh mencegah terjadinya
pernikahan ini. Mengertikah kau, Kaede" Jika batal karena ulahmu"maka kita semua
akan mati." Kaede membungkuk dalam, dadanya terasa sesak. Kini ayahnya nampak seperti
orang asing. "Selama ini kau telah dibebani untuk menjaga keselamatan keluarga kita. Ibu dan
adikmu sangat rindu kepadamu. Bila bisa memilih, aku berharap agar keadannya
berbeda. Andai aku langsung bergabung dengan Iida dalam perang Yaegahara, tanpa
menunggu siapa yang akan menang... Tapi semua itu telah berlalu. Lord Noguchi telah
memutuskan bahwa kau akan dibiarkan hidup asalkan pernikahan ini berjalan lancar.
Aku tahu kau tak akan mengecewakan kami."
"Ayah," kata Kaede bersamaan dengan masuknya hembusan angin dari taman,
bunga putih dan merah jambu yang gugur menutupi taman sehingga menyerupai
tumpukan salju. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 76 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Lord Shirakawa pulang keesokan harinya. Kaede menatap kepergian ayahnya yang
menunggang kuda diikuti beberapa pengawal yang telah mengabdi sejak ia belum lahir,
dan ia masih ingat nama-nama mereka: sahabat dekat ayahnya yang bernama Shoji,
dan yang muda bernama Amano, umurnya hanya terpaut beberapa tahun dari Kaede.
Saat rombongan itu melewati gerbang kastil, kaki kuda merusak bunga sakura yang
terhampar di jalan berbatu. Kaede berlari ke puncak menara untuk mengiringi
kepergian ayahnya. Akhirnya, anjing-anjing berhenti menggonggong, dan rombongan
ayahnya tidak nampak lagi.
Kelak, bila bertemu dengan ayahnya lagi, ia tentu telah menikah dan pulang dalam
suasana yang formal. Kaede kembali ke rumah sambil menahan air mata di pelupuk matanya. Ia tetap
tidak bergairah meskipun ia mendengar ada orang yang sedang bercakap-cakap dengan
Junko. Jenis percakapan yang sangat dihindari oleh Kaede, terlebih lagi saat mendengar
tawa genit dan suara nyaring gadis itu. Ia bisa membayangkan gadis itu, kecil dengan
pipi bulat seperti boneka, langkah kaki yang pendek seperti burung, serta kepala yang
selalu bergoyang dan mengangguk-angguk.
Saat ia bergegas ke kamar, Junko dan gadis itu sedang menyelesaikan gaun
pengantinnya. Keluarga Noguchi sepertinya tidak mau membuang-buang waktu untuk
segera menyingkirkan dirinya. Beberapa keranjang bambu dan kotak kayu dari pohon
paulownia telah disiapkan. Semua ini membuat Kaede semakin kesal.
"Kenapa dia ada di sini?" tanya Kaede jengkel. Gadis itu lalu menyembah secara
berlebihan. "Ini Shizuka," kata Junko. "Dialah yang akan menemani Lady Kaede ke Inuyama."
"Tidak," balas Kaede. "Kaulah yang akan menemaniku."
"Lady, mustahil aku boleh ikut. Lady Noguchi tidak akan mengijinkan."
"Kalau begitu, minta dia mengirim orang lain."
Shizuka, dalam keadaan menyembah, mengeluarkan suara tersedu-sedan. Kaede,
yang merasa yakin kalau orang ini hanya berpura-pura, tetap tidak bergeming.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 77 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Mungkin kau sedang kesal, Lady. Berita tentang pernikahanmu, dan kepergian
ayahmu..." Junko berusahia menentramkan Kaede. "Dia gadis yang baik, cantik dan
cerdas. Duduk tegak Shizuka, Lady Shirakawa ingin melihatmu."
Gadis itu lalu duduk, tapi matanya tidak menatap ke Kaede. Dari matanya yang
menunduk, tampak air matanya berlinang. Dia sesenggukan. "Lady, kumohon jangan
mengusirku. Aku akan lakukan apa pun untukmu. Aku berjanji, tak akan ada orang
yang dapat menjagamu lebih baik dariku, aku akan memayungimu di saat hujan, aku
akan menghangatkan kakimu dengan tubuhku saat kau kedinginan." Air matanya
mengering dan dia tersenyum kembali.
"Kau tak mengatakan kalau Lady Shirakawa cantik sekali," kata gadis itu pada
Junko. "Tak heran laki-laki rela mati untuknya!"
"Jangan katakan itu!" bentak Kaede. Ia mendekat ke pintu dengan marah. Dua
orang yang bertugas mengurus taman sedang membersihkan lumut di kolam. "Aku
lelah mendengar kata-kata itu."
"Akan selalu ada orang yang mengatakan itu," Junko mengingatkan. "Kata-kata itu
sudah menjadi bagian dari hidupmu."
"Aku akan senang sekali bila laki-laki rela mati demi aku," ujar Shizuka sambil
tertawa. "Tapi mereka begitu mudah jatuh cinta lalu bosan kepadaku, sama seperti
perasaanku pada mereka!"
Shizuka menggeser tubuhnya dengan menggunakan lututnya ke kotak kayu dan
mulai melipat gaun sambil bersenandung lirih. Suaranya jernih dan jelas. Dia melantunkan balada sepasang kekasih di desa kecil di tepi hutan pinus. Kaede yakin gadis
itu sedang mengenang masa kanak-kanaknya. Ini membuat Kaede sadar bahwa masa
kecilnya telah berlalu, ia akan menikahi orang yang belum dikenalnya, dan ia tak akan
sempat mengenal arti cinta. Penduduk desa mungkin boleh jatuh cinta, tapi tidak bagi
orang seperti dirinya, cinta tidak masuk dalam hitungan.
Kaede melintasi ruangan dan, berlutut di sisi Shizuka, merebut pakaiannya dengan
kasar. "Jika kau ingin melakukannya, lakukan dengan benar!"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 78 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Ya, Lady," Shizuka mengumpulkan kimono yang ada di sekitarnya sambil
menyembah. "Terima kasih Lady, kau tak akan menyesal telah menerimaku!"
Ketika kembali duduk, Shizuka berkata lirih, "Orang mcegatakan Lord Arai sangat
memperhatikan Lady Shimkawa. Mereka mengatakan Lord Arai telah menjaga
kehormatan Lady." "Kau mengenal Arai?" tanya Kaede tajam.
"Kami dari kota yang sama, Lady. Dari Kumamoto."
Junko tersenyum lebar. "Aku akan tenang bila Shizuka yang menjagamu."
Sejak saat itu Shizuka telah menjadi bagian dari hidup Kaede, sikapnya yang
menyebalkan dan menyenangkan datang silih berganti. Dia gemar menyebar gosip,
menghilang ke dapur, istal, kastil, dan kemudian datang dengan membawa cerita baru.
Semua orang senang kepadanya dan dia juga tidak takut pada laki-laki. Sejauh yang
bisa Kaede lihat, justru laki-laki yang takut padanya, takut akan kata-katanya yang
pedas dan lidahnya yang tajam. Walaupun tampak sembrono, dia mengurus Kaede
dengan telaten. Saat Kaede sakit, dia memijati kepala Kaede, membawa salep yang
terbuat dari tumbuh-tumbuhan, memberi lilin lebah di kulitnya agar lebih lembut,
mencabut alis Kaede agar lebih berbentuk. Lambat-laun Kaede mulai bergantung dan
mempercayainya. Shizuka bisa membuat Kaede tertawa, dan untuk pertama kalinya
Kaede mulai berhubungan dengan dunia luar setelah sekian lama terkucil.
Kaede mulai mengetahui hubungan antar klan yang tidak berjalan mulus, dan
banyaknya dendam yang tersisa setelah perang Yaegahara, usaha Iida untuk bersekutu
dengan Otori dan Seishuu, orang-orang sedang berebut posisi dan siap-siap untuk
berperang. Ia mendengar tentang pembantaian yang Iida lakukan terhadap kaum
Hidden dan memaksa sekutunya untuk melakukan hal serupa.
Kaede belum pernah mendengar tentang kaum Hidden, dan ia mengira Shizuka
hanya mengada-ada. Sampai pada suatu malam Shizuka berbisik bahwa ada laki-laki
dan perempuan yang ditemukan di desa terpencil, dan dibawa ke Noguchi dalam
sebuah kandang besar. Mereka digantung di dinding kastil hingga mati kelaparan dan
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 79 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
kehausan. Burung gagak akan mematuki mereka meskipun mereka masih hidup.
"Mengapa" Kejahatan apa yang mereka lakukan?" tanya Kaede.
"Mereka percaya adanya suatu tuhan yang rahasia, yang dapat melihat segalanya
dan manusia tak bisa melawan atau menghindar. Mereka merasa lebih baik mati
daripada mengingkari tuhannya."
Kaede gemetar. "Mengapa Lord Iida membenci mereka?"
Shizuka melihat ke kanan-kiri, meskipun dia tahu tidak ada orang lain di ruangan
ini. "Menurut mereka, tuhan mereka akan menghukum Iida setelah mati."
"Tapi, Iida orang yang paling berkuasa di Tiga Wilayah. Dia bisa melakukan apa
pun yang dia suka. Mereka tak mungkin bisa menghakiminya." Membayangkan bahwa
penduduk desa bisa menghukum pemimpin klan nampak menggelikan bagi Kaede.
"Kaum Hidden yakin kalau tuhan mereka memandang semua orang sejajar. Tak
ada gelar bangsawan di mata tuhan, yang ada hanyalah orang yang percaya dan yang
tidak percaya padanya."
Kaede mengerutkan dahi. Tidak heran Iida ingin membantai mereka. Ia ingin
bertanya lebih banyak, tapi Shizuka mengubah pembicaraan.
"Lady Maruyama akan datang hari ini. Kita akan segera berpergian."
"Senang sekali bisa pergi dari tempat kematian ini," kata Kaede.
"Kematian di mana-mana." Shizuka mengambil sisir, dan dengan satu tarikan
panjang, dia menyisir rambut Kaede. "Lady Maruyama adalah kerabatmu. Kau pernah
bertemu dengannya semasa kecil?"
"Seandainya pernah bertemu, aku pasti sudah lupa. Aku hanya tahu bahwa dia
adalah sepupu ibuku. Kau pernah bertemu dengannya?"
"Aku pernah melihatnya," kata Shizuka sambil tertawa. "Orang sepertiku tidak
mungkin bisa bertemu bicara langsung dengan orang-orang seperti dia!"
"Ceritakan tentang dirinya," kata Kaede.
"Seperti yang kau tahu, dia menguasai wilayah yang luas di barat daya. Suami dan
putranya tewas, sedangkan putrinya, sang pewaris tahta, kini menjadi tawanan di
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 80 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Inuyama. Semua orang tahu Lady Maruyama tidak mendukung Tohan, meskipun
suaminya orang Tohan. Putri tirinya menikah dengan sepupu Iida. Beredar rumor
setelah kematian suaminya, keluarga pihak suami meracuni putranya. Pertama, Iida
menawarkan adiknya untuk menjadi suami Lady Maruyama, namun ditolak. Kini,
menurut kabar, Iida sendiri yang berniat menikahi Lady Maruyama."
"Lord Iida kan sudah beristri dan punya anak laki-laki," sela Kaede.
"Anak Lady Iida selalu mati sejak bayi, dan kesehatan istrinya memburuk. Dia bisa
meninggal kapan saja."
Mungkin saja Iida yang akan membunuhnya, pikir Kaede, tapi tidak berani ia
ucapkan. "Lagi pula," lanjut Shizuka, "Lady Maruyama tak mau menikahi Iida, begitulah
kabarnya, dan dia juga tidak membiarkan putrinya menikahi Iida."
"Dia yang memilih calon suaminya" Sepertinya dia sangat berkuasa."
' "Klan Maruyama merupakan satu-satunya klan yang pemimpinnya berasal dari
garis keturunan perempuan," Shizuka menjelaskan. "Itulah yang membuat dia lebih
berkuasa dibandingkan wanita lain. Dia juga memiliki kekuatan yang mirip sihir. Dia
mampu menyihir orang-orang agar keinginannya tercapai."
"Kau percaya hal seperti itu?"
"Bagaimana dia bisa bertahan hingga sekarang" Keluarga mendiang suaminya,
Lord Iida, berusaha menghancurkannya, tapi dia selamat, meskipun putranya mati dan
putrinya ditawan." Kaede menaruh simpati padanya. "Kenapa selalu wanita yang menjadi korban"
Kenapa mereka tidak memiliki kebebasan seperti yang laki-laki miliki?"
"Begitulah dunia ini," balas Shizuka. "Laki-laki lebih kuat dan tidak menyimpan
kelembutan maupun belas kasihan. Perempuan jatuh cinta pada mereka, namun
mereka tidak membalas cintanya."
'Aku tidak mau jatuh cinta," kata Kaede.
"Sebaiknya jangan," Shizuka sepakat, lalu tertawa. Dia menyiapkan kasur dan
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 81 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
mereka berbaring. Kaede masih membayangkan sosok Lady Maruyama yang memiliki
kekuasaan layaknya laki-laki, yang kehilangan putra dan juga putrinya. Ia memikirkan
putri sang Lady, gadis yang kini menjadi tawanan Iida di Inuyama, dan Kaede merasa
iba padanya. Lady Noguchi telah mendekorasi kamar untuk menerima sang tamu dengan gaya
daerah setempat, kasa pintu dan jendela telah dilukis pemandangan gunung dan pohon
pinus. Kaede tak menyukai lukisan itu karena nampak terlalu berlebihan dan memberi
kesan pamer, kecuali sebuah lukisan yang ada di sisi paling kiri. Lukisan dua sekor
burung bangau yang sangat hidup. Mata bangau itu terang, dan kepalanya agak
dimiringkan. Burung itu seakan sedang mendengarkan percakapan di ruangan ini
dengan riang, lebih riang dibandingkan sebagian besar wanita yang duduk di depan
Lady Noguchi. Di sebelah kanan Lady Noguchi nampak duduk sang Lady Maruyama. Lady
Noguchi memberi isyarat pada Kaede untuk mendekat. Kaede membungkuk dan
mendengar mereka bercakap-cakap di atas kepalanya.
" Tentu saja kami sedih kehilangan Lady Kaede. Dia telah kami anggap sebagai
anak sendiri. Dan kami pun agak sungkan untuk membebanimu, Lady Maruyama.
Kami hanya meminta agar Kaede diijinkan menemanimu sampai di Tsuwano. Di sana,
Lord Otori yang akan menyambutnya."
"Lady Shirakawa akan menikahi keluarga Otori?" Kaede menyukai nada berat
namun lembut Lady Maruyama. Kaede mengangkat kepala, dan sekilas ia melihat
tangan Lady Maruyama yang mungil saling menggenggam di atas pangkuannya.
"Ya, dengan Lord Otori Shigeru," suara Lady Noguchi terdengar berdengung. "Ini
merupakan kehormatan besar. Lord Iida yang menghendaki perjodohan ini."
Kaede melihat kedua tangan Lady Maruyama terkepal erat sehingga tangannya
terlihat sangat pucat. Setelah lama diam, terlalu lama hingga hampir melewati batas
kesopanan. Lady Maruyama berkata, "Lord Otori Shigeru" Lady Shirakawa sungguh
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 82 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
beruntung." "Lady pernah bertemu dengannya" Aku belum pernah memiliki kesempatan yang
menyenangkan itu." "Aku hanya tahu sedikit tentang Lord Otori," balas Lady Maruyama. "Duduklah,
Lady Shirakawa. Aku ingin melihat wajahmu."
Kaede mengangkat kepala.

Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau begitu muda!" seru Lady Maruyama.
"Usiaku lima belas tahun, Lady."
"Hanya sedikit lebih tua dari putriku." Suara Lady Maruyama terdengar lirih.
Kaede memberanikan diri untuk melihat mata hitam yang bentuknya sempurna itu.
Pupil matanya membesar seakan-akan kaget, wajahiiva lebih putih dari bedak.
Kemudian, Lady Maruyama nampak dapat mengendalikan diri. Senyuman muncul di
bibirnya, walaupun matanya tak menunjukkan hal yang sama.
Apakah aku telah melakukan kesalahan" Pikir Kaede dengan bingung. Secara naluri
ia tertarik pada wanita ini. Ia yakin bahwa Shizuka benar. Orang akan melakukan apa
pun juga demi Lady Maruyama. Walaupun kecantikannya telah memudar, namun
entah bagaimana garis kerutan di sekitar mata dan mulutnya justru menegaskan
karakter dan kekuatan. Ekspresi dingin di wajah Lady Maruyama membuat luka yang
mendalam pada diri Kaede.
Dia tidak menyukaiku, pikir Kaede dengan sangat kecewa.*
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 83 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
SEIRING dengan mencairnya salju, rumah dan taman kembali bernyanyi bersama air
yang mengalir. Enam bulan sudah aku tinggal di Hagi. Waktuku tercurah sepenuhnya
untuk belajar melukis, menulis, dan membaca. Selain itu, aku juga mempelajari
berbagai cara mem-bunuh, meskipun aku belum pernah mempraktekannya. Aku
merasa seperti bisa mendengar maksud hati semua orang, dan aku juga mempelajari
ber-bagai keahlian lainnya. Tidak semua keahlian itu aku peroleh dari Kenji, ada
sebagian yang keluar begitu saja dari diriku. Aku mampu berada di dua tempat dalam
waktu yang bersamaan, dan menghilang dari pandangan mata. Bukan hanya itu, aku
bisa membuat anjing tertidur hanya dengan sekali tatap. Kemampuan yang terakhir ini
aku temukan sendiri, tapi aku merahasiakannya dari Kenji karena dia yang mengajariku tipu daya dan keahlian lainnya.
Aku menggunakan kemampuan yang kumiliki bila aturan yang berlaku di rumah
Lord Shigeru membuatku jenuh, atau saat aku merasa terjebak dalam rutinitas yang
tiada henti, dan letih karena harus patuh pada dua guru yang kejam itu. Terlalu mudah
bagiku untuk mengalihkan perhatian penjaga dan membuat anjing tertidur agar aku
dapat menyelinap melalui gerbang tanpa ada yang tahu. Bahkan lebih dari sekali, Ichiro
dan Kenji merasa yakin kalau aku sedang duduk ditemani tinta dan kuas, padahal aku
sedang di luar bersama Fumio. Kami berdua menjelajahi lorong-lorong di sekitar pelabuhan, berenang di sungai, mendengarkan pembicaraan para pelaut dan nelayan,
menghirup udara yang bercampur bau air laut, tali rami dan faring nelayan, serta hau
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 84 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
berbagai masakan yang diuap, dibakar, direbus atau dibentuk seperti baso. Bau
makanan itu membuat perut kami bernyanyi kelaparan. Di pelabuhan, aku mendengar
berbagai aksen bicara, mulai dari aksen wilayah Barat, dari kepulauan, bahkan dari
tanah daratan, dan aku mendengar percakapan yang tidak mungkin didengar orang
lain. Di tempat ini pula aku tahu tentang rasa takut serta keinginan mereka.
Kadang aku jalan-jalan sendiri, melintasi sungai, baik melalui tanggul maupun
berenang. Aku menjelajahi daratan yang berada jauh di seberang, di daerah perbukitan
di mana ada ladang milik petani yang tersembunyi di antara pepohonan sehingga
terhindar dari pungutan pajak. Aku melihat dedaunan hijau yang baru muncul dari
dahan, dan aku mendengar dengungan serangga yang sedang mencari serbuk di
mahkota bunga pohon chestnut yang berwarna keemasan. Aku juga mendengar
gerutuan petani pada pemimpin klan Otori karena memungut pajak yang begitu tinggi.
Beberapa kali nama Lord Shigeru disebut, dan aku tahu kekesalan sebagian besar
penduduk ini tidak tertuju padanya, tapi pada pamannya yang berada di kastil.
Pembicaraan seperti itu termasuk pengkhianatan sehingga hanya mereka katakan di
tengah malam atau jauh di hutan, saat tidak ada orang yang bisa mendengarnya, selain
aku tentunya, tapi aku tak akan katakan ini pada siapa pun juga.
Sumber air panas memancur dari tanah; udara terasa hangat, seisi bumi serasa
hidup. Aku dilanda rasa gelisah yang tidak aku mengerti. Aku seperti sedang mencari
sesuatu, sesuatu yang belum aku ketahui. Kenji pernah membawaku ke tempat
pelacuran. Gadis-gadis di sana hanya membuat aku kasihan. Aku teringat pada gadisgadis di desaku, di Mino. Gadis-gadis ini mungkin berasal dari keluarga yang serupa
dengan keluargaku. Beberapa di antara mereka bahkan masih anak-anak. Ketika
menatap wajah mereka, aku berusaha mencari wajah adik-adikku.
Saat perayaan musim panas datang, kuil dan jalan penuh sesak dengan orang yang
lalu-lalang. Genderang bertabuh keras setiap malam, wajah dan lengan para penabuh
yang berkeringat nampak berkilauan terkena cahaya lampu, tidak terlihat rasa lelah di
wajah mereka. Aku tak mampu menahan keinginan untuk turut meramaikan perayaan
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 85 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
ini, suasananya yang begitu hirukpikuk dan penuh sukacita. Suatu malam aku dan
Fumio mengikuti patung dewa yang diarak sekelompok orang dengan penuh semangat.
Ketika hendak pamit pada Fumio, aku terdorong ke arah seseorang, dan hampir
menginjak kakinya. Orang itu berbalik ke arahku dan aku langsung mengenalinya:
orang ini pernah menginap di rumahku dan memperingat-kan tentang ancaman Iida.
Dia bertubuh pendek gemuk, raut wajah buruk dan licik. Dia pedagang keliling yang
kadang datang ke Mino. Belum sempat menghindar, aku melihat kilasan matanya yang
mengenaliku dan juga rasa iba.
Dia berteriak dengan suara yang lebih kencang dari hiruk-pikuk kerumunan orang.
"Tomasu." Aku menggelengkan kepala, kubuat wajah dan tatapanku seolah-olah kosong,
namun dia terus berteriak memanggilku. Dia berusaha menarikku keluar dari kerumunan. "Kau Tomasu, dari Mino?"
"Kau salah," jawabku. `Aku tidak mengenal orang yang bernama Tomasu."
"Semua orang mengira kau sudah mati!"
"Aku tak mengerti apa yang kau katakan," aku tertawa, seolah-olah mendengar
sesuatu yang lucu, sambil melangkah ke kerumunan. Dia meraih tanganku dengan
kasar, berusaha untuk menahanku dan saat aku melihat dia hendak bicara, aku segera
tahu apa yang hendak dia katakan.
"Ibumu sudah mati. Mereka telah membunuhnya. Mereka membunuh semua
orang. Hanya kau yang selamat! Bagaimana kau bisa lolos?" Dia menarikku lebih dekat
ke wajahnya. Dapat kucium bau napas dan keringatnya.
"Kau mabuk, pak tua!" aku membentak. "Ibuku masih hidup dan dia ada di Hofu,
setidaknya menurut kabar terakhir yang kudengar." Kudorong tubuhnya dan kuraih
belatiku. "Aku dari klan Otori." Aku membiarkan marah menguasaiku.
Dia mundur, "Maafkan kekhilafanku, Lord. Kau memang bukanlah orang yang
kumaksud." Dia memang agak mabuk, dan rasa takut membuatnya tersadar.
Bermacam-macam pikiran terlintas di benakku, salah satu yang paling kuat yaitu
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 86 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
aku harus membunuh si pedagang keliling yang tidak berbahaya dan telah berusaha
memperingatkan keluargaku. Aku bisa membayangkan dengan jelas caraku membunuhnya; akan aku jauhkan dia dari kerumunan, menjegalnya hingga jatuh, lalu
kutikam lehernya dengan belati, mengirisnya hingga ke bawah, dan membiarkan dia
terjatuh, terbaring seperti orang yang mabuk, dan darahnya akan mengucur hingga dia
mati. Walaupun ada orang yang melihat kejadian itu, mereka tak akan berani
mendekat. Kerumunan akan segera melewati kami, belati masih dalam genggamanku. Dia
menyembah berulangkali, memohon agar aku tidak membunuhnya.
Aku tidak bisa membunuhnya, pikirku, lalu; tidak ada guna aku membunuhnya. Dia
sudah yakin kalau aku bukan Tomasu, dan kalau pun dia ragu, dia tak akan berani
mengatakan pada siapa pun. Lagipula dia juga orang Hidden.
Aku mundur dan membiarkan kerumunan membawaku menjauh dari kuil. Lalu
aku menyelinap melalui gerombolan orang yang membawa patung dewa, menuju jalan
setapak yang berada di tepi sungai. Jalan yang kulalui gelap, berpasir, tapi aku masih
dapat mendengar teriakan dari kerumunan yang larut dalam kegembiraan, nyanyian
puji-pujian para biarawan, dan bunyi lonceng kuil. Riak air sungai seolah memukulmukul dan mengliisap perahu dan dermaga. Aku teringat perkataan Lord Shigeru.
"Namun, sebagaimana sungai selalu berada di luar pintu rumah, begitu pula dunia ini.
Dunia tempat kita tinggal."
Tatapan mata anjing-anjing yang mengantuk dan jinak mengiringi jalanku, saat
aku melewati pintu gerbang rumah Lord Shigeru. Para penjaga tidak melihat aku
datang. Biasanya aku akan merayap perlahan ke pos penjaga dan mengejutkan mereka.
Tapi malam ini perutku mulas, aku tidak bergairah untuk menjahili mereka. Aku kesal
atas kecerobohan mereka, mudah sekali bagi anggota Tribe masuk ke sini, seperti yang
pernah terjadi. Aku muak dengan dunia yang penuh dengan rahasia, kemunafikan, dan
tipu daya. Aku merindukan saat-saat ketika menjadi Tomasu, anak yang gemar berlari
naik dan turun bukit. LIAN HEARN BUKU PERTAMA 87 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Sudut mataku terasa pedih. Taman dipenuhi bau harum dan bunyi air. Diterangi
cahaya bulan, kuncup-kuncup bunga yang mulai mekar memancarkan cahaya putih
rapuh. Kesucian bunga-bunga ini mengiris hatiku. Bagaimana mungkin dunia yang
indah ini bisa begitu kejam"
Lampu-lampu yang ada di beranda berkelap-kelip dan menyebarkan hawa
hangatnya. Kenji sedang duduk di keremangan malam. Dia memanggilku, "Lord
Shigeru menyalahkan Ichiro karena kau menghilang. Aku katakan padanya, 'Kau bisa
menjinakkan serigala, tapi kau takkan mampu memasukkannya ke kandang anjing!"'
Dia menatapku ketika aku mendekat ke arah lampu. "Ada apa?"
"Ibuku telah meninggal." Hanya anak-anak yang menangis. Orang dewasa tak akan
menangis. Sosok anak-anak Tomasu dalam diriku sedang menangis, tapi air mata
Takeo telah mengering. Kenji menarikku, "Siapa yang mengatakan?"
"Orang yang kukenal saat di Mino mengatakan itu ketika bertemu denganku di
kuil." "Dia mengenalimu?"
"Dia mengira dia mengenalku. Kuyakinkan bahwa dia salah orang. Tapi saat dia
mengira aku Tomasu, dia mengatakan perihal kematian ibuku."
"Aku turut berduka," ujar Kenji acuh tak acuh. "Kuharap kau telah membunuh
orang itu." Aku tidak menjawab, aku tidak perlu menjawab. Dia sudah tahu jawabannya
setelah bertanya. Dia memukul punggungku dengan gusar, seperti yang biasa Ichiro
lakukan bila aku salah menulis huruf. "Kau benar-benar bodoh, Takeo!"
"Dia tak bersenjata, tidak berbahaya. Lagi pula, dia mengenal keluargaku."
"Itulah yang kutakutkan. Kau membiarkan rasa kasihanmu tetap ada dalam dirimu.
Tidak sadarkah kau kalau orang yang kau biarkan hidup akan selalu membencimu"
Justru itulah yang membuat dia yakin bahwa kau adalah Tomasu."
"Mengapa dia harus mati karena takdirku" Apa untungnya dia mati" Tidak ada!"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 88 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Membiarkan dia hidup justru akan membawa musibah yang membuatku cemas,"
balas Kenji, lalu masuk ke dalam rumah untuk memberitahukan Lord Shigeru.
Seakan-akan telah mencorengkan aib, aku dilarang berkeliling kota sendirian. Kenji
selalu mengawasiku, dan hampir tak mungkin aku lepas darinya. Namun semua itu
tidak membuatku jera untuk mencoba. Seperti biasa, suatu rintangan hanya
berpengaruh di saat-saat awal, karena aku akan menemukan jalan keluar. Kenji memarahiku karena tidak patuh, tapi kemampuanku semakin hebat, dan kini aku semakin
nyaman dengan semua kemampuanku itu.
Lord Shigeru berbicara padaku tentang kematian ibuku setelah Kenji melaporkan
kegagalanku membunuh. "Kau menangisi ibumu di malam ketika kita bertemu.
Seharusnya kini sudah tak ada lagi duka. Kau tidak tahu siapa yang sedang
mengawasimu saat ini."
Begitulah, rasa duka tetap tersimpan di lubuk hatiku tanpa mampu aku keluarkan.
Di malam hari, diam-diam aku mendoakan arwah ibuku dan kedua adikku sesuai
ajaran Hidden. Aku tidak mendoakan ampunan bagi musuhku, seperti yang ibuku
ajarkan. Aku tidak berniat memaafkan musuhku. Aku membiarkan rasa sedih membangkitkan keinginanku untuk balas dendam.
Malam itu merupakan malam terakhir aku bertemu Fumio. Setelah aku lolos dari
pengawasan Kenji dan pergi ke pelabuhan, kapal Terada sudah tidak ada lagi. Aku
mendenigar dari nelayan bahwa mereka diusir dari pelabuhan karena tidak mampu
membayar pajak. Rumor yang berkembang mengatakan kalau mereka berlayar ke
Oshima, pulau tempat keluarga mereka menetap. Dengan menjadikan pulau terpencil
itu sebagai pelabuhan, kemungkinan besar mereka telah menjadi bajak laut.
Saat ini, sebelum musim hujan, Lord Shigeru mulai tertarik untuk merancang
bangunan dan itu diawali dengan membangun sebuah bangunan untuk minum teh di
halaman belakang rumah. Aku menemaninya memilih kayu: Kayu cedar, untuk lantai
dan atap, kayu cemara untuk dinding. Bau serbuk kayu yang digergaji mengingatkanku
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 89 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
pada aroma pegunungan. Sifat tukang kayunya mirip sifat orang di desaku, mereka
pendiam, tapi bisa saja tiba-tiba tertawa keras setelah ada rekannya yang melucu. Aku
merasa terseret dengan gaya bicaraku yang lama, aku meng-gunakan kata-kata yang
biasa kami pakai di desaku, yang sudah berbulan-bulan tidak aku gunakan. Kadang
bahasa gaulku membuat mereka tertawa kecil.
Lord Shigeru mengamati setiap tahap pembangunan, mulai dari mengamati pohon
yang ditebang hingga digergaji menjadi papan, tidak terkecuali saat pemasangan lantai.
Beberapa kali kami mendatangi tempat penjualan kayu dengan ditemani seorang ahli
kayu, Shiro, yang penampilannya mirip perpaduan antara pohon cedar dan pohon
cemara. Shiro mengatakan tentang sifat dan roh setiap jenis kayu.
"Setiap kayu memiliki nadanya sendiri," katanya. "Setiap rumah memiliki
nyanyiannya sendiri."
Selama ini aku mengira hanya aku yang tahu bahwa rumah dapat bernyanyi. Sudah
berbulan-bulan aku mendengar nyanyian rumah Lord Shigeru, saat ini aku sedang
mendengarkan nyanyian perlahan diiringi musik musim dingin. Aku mendengar bunyi
tiang dan dinding yang semakin tertekan ke tanah saat dibebani salju yang membeku
dan mencair, menyusut dan memuai. Rumah ini kini kembali berduet dengan air dalam
melantunkan nyanyiannya. Shiro mengawasiku seakan-akan tahu dia pikiranku.
"Aku mendengar kabar bahwa Lord Iida telah memesan lantai yang dapat berkicau
seperti burung bulbul," katanya. "Tapi siapa yang membutuhkan lantai yang dapat
bernyanyi seperti burung, bila lantai itu telah memiliki alunannya sendiri?"
"Apa gunanya lantai seperti itu?" tanya Lord Shigeru dengan nada seolah-olah
tidak tertarik. "Dia takut pada pembunuh bayaran. Lantai itu seperti memberi semacam
perlindungan. Tak seorang pun dapat melintasi lantai itu tanpa mengeluarkan bunyi
mendecit." "Bagaimana membuatnya?"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 90 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Shiro mengambil sepotong kayu, lalu dia menjelaskan cara memasang balok-balok
itu agar papan lantai bisa mengeluarkan bunyi mendecit. "Kudengar mereka telah
membuatnya. Umumnya orang ingin agar lantainya tidak mendecit, sehingga tidak ada
orang tertarik untuk membuat lantai yang berbunyi karena hanya akan membuatmu
terbangun. Tapi Iida tidak bisa tidur di malam hari. Dia takut ada yang merayap
mendekatinya"kini dia tak bisa tidur, cemas kalau-kalau lantainya akan bernyanyi!"
Chiro tertawa. "Bisakah kau buatkan lantai seperti itu?" pinta Lord Shigeru.
Shiro menyeringai lebar ke arahku. "Aku bisa membuat lantai yang tak berbunyi,


Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahkan Takeo pun tak akan bisa mendengarnya. Jadi, kurasa aku bisa membuatkan
lantai yang dapat bernyanyi."
"Takeo akan membantumu," perintah Lord Shigeru. "Dia perlu tahu cara
membuat lantai itu."
Aku tidak mempertanyakan alasannya karena aku sudah bisa menduganya.
Percakapan lalu berpindah ke soal ruangan untuk minum teh. Sementara Shiro mengarahkan cara membangun, dia juga membuat papan lantai bernyanyi yang kecil, sebuah
papan yang bisa digunakan untuk berjalan. Papan itu dia letakkan di beranda, dan aku
menyaksikan setiap papan itu disusun, setiap balok dan pasak dipasang.
Chiyo mengeluh karena bunyi itu membuat dia sakit kepala, dan bunyinya lebih
mirip suara tikus ketimbang suara burung. Tapi akhirnya penghuni rumah ini mulai
terbiasa dengan bunyi itu, dan kebisingannya telah menjadi bagian dari nyanyian
keseharian yang dilantunkan rumah ini.
Lantai ini membuat Kenji girang: dia mengira bunyi lantai itu akan membuatku
tertahan di dalam rumah. Lord Shigeru tidak mengatakan apa pun tentang alasan
kenapa aku harus tahu cara membuat lantai itu, tapi kurasa dia tahu kalau aku tertarik.
Aku duduk mendengarkan decitan lantai seharian. Aku bisa tahu siapa vang berjalan di
atasnya hanya dengan mendengar buiiyi lantai. Aku pun bisa memperkirakan nadanada berikutnya yang akan dilantunkan lantai itu. Aku berusaha melintasi lantai itu
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 91 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
tanpa menimbulkan bunyi. Dan ternyata itu cukup sulit"kurasa Shiro telah
membuatnya dengan baik"tapi bukan berarti tidak mungkin. Aku ikut membuat
lantai itu, dan bagiku itu tidak ada yang luar biasa. Hanya masalah waktu sebelum aku
dapat melintasi lantai itu tanpa berbunyi. Dengan sabar, yang aku tahu adalah bagian
dari sifat Tribe, aku berlatih melintasi lantai itu.
Hujan mulai turun. Di suatu malam, udara terasa begitu panas dan lembab
sehingga aku tidak bisa tidur. Saat hendak mengambil air minum dari pancuran, aku
terhenti di pintu, melihat ke lantai yang terbentang di depanku. Aku harus melintasi
lantai ini tanpa membuat seisi rumah terbangun.
Aku bergerak dengan cepat, kakiku tahu bagian mana yang boleh diinjak dan
seberapa besar tekanannva. Lantainya tidak berbunvi, diam membisu. Aku kegirangan,
bukan karena menjadi bagian dari Tribe, tapi karena memperoleh kemampuan yang
diwariskan oleh keturunan Tribe, sampai aku mendengar desah napas, dan saat
berbalik, aku melihat Lord Shigeru sedang memandangiku.
"Kau dengar?" tanyaku kecewa.
"Tidak, aku belum tidur. Bisa kau ulangi lagi?"
Aku masih berjongkok di tempat yang sama selama beberapa saat. Kuhampakan
diriku seperti yang biasa dilakukan kaum Tribe, dengan membiarkan seluruh bagian
diriku kosong. Lalu aku berlari melintasi lantai itu. Burung-burung itu tetap diam,
tidak ada bunyi yang terdengar.
Aku membayangkan Iida yang berada di Inuyama sedang berbaring, tidak bisa
tidur, menanti nyanyian burung keluar dari lantainya. Aku membayangkan diriku
berjalan merayap ke arahnya dengan perlahan tanpa dia sadari.
Seandainya Lord Shigeru sedang memikirkan hal yang sama, dia tak akan
mengatakannya. Dia hanya mengatakan, "Aku benar-benar kecewa pada Shiro. Semula
kupikir lantai ini akan dapat menahanmu."
Tidak ada yang bertanya, Akankah Iida terpedaya" Meskipun pertanyaan itu tetap
ada di antara kami dalam kelembaban udara malam di bulan keenam.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 92 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Begitu rumah teh selesai dibangun, hampir setiap sore kami menghabiskan teh di sana.
Ini membuatku teringat saat pertama kali merasakan hidangan teh lezat yang disajikan
Lady Maruyama. Kurasa Lord Shigeru membangun tempat ini dengan membawa
kenangan wanita bangsawan itu di benaknya, meskipun dia tidak mengatakannya. Di
pintu ruang teh terdapat tangkai-tangkai bunga karmelia yang saling melilit; mungkin
karena itu adalah simbol pernikahan sehingga semua orang mulai membicarakan
tentang pernikahan. Ichiro yang paling mendesak Lord Shigeru untuk segera mencari
pendamping. "Kematian ibumu dan Takeshi yang selalu menjadi landasanmu. Sudah
sepuluh tahun kau melajang, dan belum punya anak. Sungguh keterlaluan!"
Pelayan bergunjing tentang Lord Shigeru, tak sadar kalau aku dapat mendengarnya
dengan jelas. Umumnya pendapat mereka hampir benar, meskipun mereka kurang
yakin. Mereka berpendapat bahwa Lord Shigeru jatuh cinta pada wanita yang tidak
layak untuknya atau wanita itu sulit diraih. Mereka berdua pasti telah mengikat janji
setia. Para pelayan berkeluh kesah, menyesali karena tidak seorang pun dari mereka
yang diundang menghabiskan waktu di ranjang Lord Shigeru. Sedangkan pelayan yang
lebih tua lebih realistis. Menurut mereka, semua itu hanya ada dalam syair lagu, tidak
mungkin terjadi di dunia nyata. "Mungkin dia lebih menyukai laki-laki," balas Haruka,
gadis yang paling berani di antara mereka, berkata sambil tertawa kecil, "Tanya saja
pada Takeo!" Sedangkan Chiyo mengatakan bahwa tidak menikah bukan berarti dia
lebih menyukai laki-laki.
Lord Shigeru mengelak dari semua pertanyaan soal pernikahan dengan
mengatakan bahwa ia lebih menaruh perhatian mengenai pengangkatanku sebagai
anaknya. Selama berbulan-bulan tidak ada kabar dari pemimpin klan Otori, selain
kabar bahwa masalah itu sedang dipertimbangkan. Masih banyak urusan yang sedang
mereka selesaikan, urusan yang jauh lebih penting. Sekarang ini Iida sedang
berkampanye di wilayah Timur, dia memaksa mereka untuk bergabung dengan Tohan,
atau akan diserang dan dimusnahkan. Tak lama lagi, Iida akan mengalihkan
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 93 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
perhatiannya ke Wilayah Tengah. Pemimpin Otori sepakat untuk memilih jalan
damai. Kedua paman Lord Shigeru tak berani melawan Iida dan mempertaruhkan
wilayah mereka bila berperang lagi. Tapi usulan untuk menyerahkan wilayah Otori
pada Tohan masih ditolak oleh sebagian besar petinggi klan Otori.
Hagi dipenuhi dengan rumor dan ketegangan. Kenji terlihat tidak tenang. Dia
selalu mengawasiku, dan ini membuatku kesal.
"Akan ada lebih banyak lagi mata-mata Tohan yang datang ke kota ini," ujar
Kenji. "Cepat atau lambat, salah seorang dari mereka akan mengenali Takeo. Ijinkan
aku membawanya pergi."
"Setelah resmi diangkat sebagai anggota klan Otori, Iida akan berpikir dua kali
untuk menyentuhnya," balas Lord Shigeru.
"Kurasa kau terlalu meremehkan Iida. Dia akan menantang siapa pun."
"Mungkin saja dia berani di Timur. Tapi tidak di wilayah Tengah."
Mereka sering bertengkar tentang masalah ini, Lord Shigeru menghindar dari
Kenji, tetap menolak anggapan adanya bahaya bagiku. Dia yakin bahwa setelah aku
resmi diangkat anak olehnya, aku akan lebih aman bila berada di Hagi.
Aku menangkap perasaan yang ada pada diri Kenji. Dia selalu menjagaku, selalu
waspada, selalu mengawasi. Satu-satunya saat aku merasa tenang hanya ketika aku
sedang menyerap semua keahlian baru. Aku sangat bersemangat mempertajam bakat
yang kumiliki. Akhirnya, sebuah pesan datang di akhir bulan ketujuh: Lord Shigeru diminta
membawaku ke kastil, tempat kediaman pamannya karena akan ada keputusan tentang
pengangkatan diriku. Setelah Chiyo menggosok badanku, mencuci dan merapikan rambutku, dia
memberiku beberapa pakaian baru walaupun warnanya telah memudar. Ichiro terus
menerus mengajariku etika dan sopan-santun, bahasa yang harus kugunakan, dan
seberapa rendah aku harus membungkuk. "Jangan kecewakan kami," dia berbisik saat
kami berangkat. "Setelah apa yang Lord Shigeru lakukan, jangan kecewakan dia."
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 94 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Kenji tidak ikut bersama kami, tapi dia bilang akan mengiringi kami dari jauh.
"Buka telingamu." Dia berpesan"seakan-akan aku akan sempat melakukan hal yang
lain. Aku menunggang Raku, kuda pucat keabu-abuan yang memiliki surai dan ekor
berwarna hitam. Lord Shigeru berada di depanku dengan menunggang kuda hitamnya,
Kyu, dan diiringi enam orang pengawal. Semakin dekat ke kastil, aku makin panik.
Bayangan kastil terhampar di depan kami, membuatku lemah tak berdaya. Apa yang
sedang kulakukan, apakah berpura-pura menjadi bangsawan, menjadi ksatria" Begitu
kedua pemimpin Otori melihatku, mereka akan segera mengetahui jati diriku yang
sebenarnya: putra wanita petani dan seorang pembunuh. Lebih buruk lagi, aku merasa
tersingkap dengan cara yang mengerikan saat aku menunggang kuda melalui jalan yang
penuh sesak. Aku membayangkan semua orang menatapku.
Raku dapat merasakan kepanikanku. Gerakan tiba-tiba di kerumunan langsung
membuatnya takut. Setelah mengatur napas dan melemaskan badanku, Raku pun
segera tenang kembali. Tapi tiba-tiba Raku berbalik arah dan saat aku berusaha agar
Raku ke arah semula, aku melihat seseorang di jalan. Meskipun hanya sekilas, aku
langsung tahu siapa dia. Lengan kanannya buntung. Dialah orang yang mengejarku
hingga ke bukit, orang yang lengan kanannya tertebas Jato.
Dia seperti tidak mengawasiku, dan aku juga tidak tahu apakah dia mengenaliku.
Kutarik kudaku memutar ke arah semula dan melanjutkan perjalanan. Aku tidak yakin
kalau aku menunjukkan tanda-tanda sedang memperhatikan dia. Kejadian itu terjadi
hanya dalam sekejap. Anehnya, peristiwa itu tidak membuatku cemas. Ini kenyataan, pikirku. Ini
bukanlah permainan. Mungkin aku pura-pura menjadi orang lain, tapi jika gagal, itu
berarti mati. Lalu, aku berpikir, aku adalah Kikuta. Aku dari Tribe. Aku bisa menjadi
siapa saja. Ketika kami melalui parit yang mengelilingi benteng aku melihat Kenji di antara
kerumunan orang. Dia menyamar sebagai orang tua dengan kimono lusuh. Setelah itu,
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 95 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
pintu gerbang utama terbuka, lalu kami masuk ke halaman kastil.
Di tempat ini kami turun dari kuda. Pengawal tetap bersama kuda, sedangkan aku
dan Lord Shigeru disambut seorang laki-laki tua, pengurus rumah. Dia yang
mengantar kami ke rumah pemimpin Otori.
Rumah ini sangat megah, dibangun di sisi kastil yang mengarah ke laut dan di
belakangnya terdapat bailey* yang luas. Dinding yang berada di dekat laut dikelilingi
parit lagi, dan sesudah parit terbentang taman yang indah. Bukit kecil dengan pohon
yang tumbuh teratur dan menjulang di bagian belakang kastil; di atas pepohonan
tampak berdiri atap kuil yang berbentuk kurva.
Teriknya matahari membuat batu di sekitar sini terasa panas. Keringat membasahi
ketiak dan keningku. Terdengar debur ombak di balik dinding. Ingin sekali aku
berenang di dalamnya. Kami melepas sandal, dan pelayan datang membawakan air dingin untuk
membasuh kaki kami. Orang tua itu menuntun kami masuk ke dalam rumah. Waktu
berjalan terasa lambat, ruangan demi ruangan kami; lalui, setiap ruangan dirancang
dengan megah dan mewah. Akhirnya kami sampai di ruangan kecil, tempat kami
diminta menunggu. Kami duduk di lantai sangat lama. Awalnya aku sangat marah"
atas penghinaan pada Lord Shigeru; marah karena tahu bahwa rumah yang sangat
mewah ini dibiayai dari pungutan pajak. Akti ingin mengatakan pada Lord Shigeru
tentang anak buah Iida yang kulihat di Hagi tadi, tapi aku tidak berani bersuara. Dia
seperti terpikat pada lukisan di pintu, lukisan seekor burung bangau abu-abu yang
sedang berdiri di sungai yang berwarna kehijauan. Bangau itu sedang menatap gunung
yang bernuansa keemasan dan merah jambu.
Aku teringat nasihat Kenji, dan aku menghabiskan waktu dengan mendengarkan
bunyi-bunyian di rumah ini. Tak terdengar nyanyian sungai seperti di rumah Lord
Shigeru, namun rumah ini melantunkan nada-nada yang seram, ditambah lagi dengan
bunyi deburan ombak laut yang tidak pernah berhenti. Aku menghitung langkah kaki,
dan aku menyimpulkan ada sekitar lima puluh tiga orang yang tinggal di rumah ini.
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 96 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Aku mendengar tiga bocah sedang bermain dengan dua ekor anak anjing di taman.
Aku mendengar para wanita bangsawan sedang berbincang tentang keinginan mereka
untuk bepergian menggunakan perahu jika cuaca telah bersahabat.
Dari bagian rumah yang paling dalam aku mendengar dua orang sedang berbicara
dengan pelan. Aku mendengar nama Shigeru disebut. Aku sadar kalau itu adalah
percakapan rahasia antara kedua pamannya.
"Yang terpenting yaitu bagaimana memaksa Shigeru menyetujui pernikahan ini,"
kata salah seorang di antara mereka. Dari suaranya aku tahu dia sudah tua, dan
berpengaruh. Aku mengerutkan dahi, bertanya-tanya, apa maksud mereka" Bukankah
kami diundang untuk mcmbicarakan soal pengangkatanku"
"Dia selalu menolak untuk menikah," kata orang yang kedua, suaranya
menunjukkan kalau dia lebih muda. "Apalagi menikah untuk mempererat persekutuan
dengan Tohan, karena dia orang yang paling menentang persekutuan ini... Ini bisa
membuat dia marah." "Saat ini kita dalam bahaya," kata orang yang lebih tua. "Kemarin ada kabar
tentang keadaan di Wilayah Barat. Seishuu sedang bersiap menyatakan perang terhadap Iida. Arai, Lord Kumamoto, yang pernah diusir oleh Noguchi telah menyusun
kekuatan untuk melawan Noguchi dan juga Tohan sebelum musim dingin."
"Apakah Shigeru berhubungan dengan Arai" Itu bisa memberi dia peluang
untuk..." "Tak perlu kau jelaskan," balas saudaranya. "Aku tahu ketenaran Shigeru.
Andaikan dia bersekutu dengan Arai, mereka bisa mengalahkan Iida."
"Kecuali kita... melucuti dia lebih dulu."
"Pernikahan adalah jawabannya. Pernikahan akan membawa Shigeru ke Inuyama,
tempat di mana dia akan berada dalam pengawasan Iida. Dan gadis bangsawan yang
diajukan, Lady Shirakawa Kaede, memiliki reputasi yang sangat menguntungkan."
"Apa maksudmu?"
"Dua orang telah tewas karena gadis itu. Bila Shigeru menjadi korban yang ketiga,
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 97 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
kita tak akan dipersalahkan."
Orang yang lebih muda tertawa pelan, caranya tertawa membuatku ingin
membunuhnya. Aku tarik napas panjang, berusaha menenangkan diri.
"Bagaimana bila dia menolak?" tanyanya.
"Kita jadikan pernikahan ini sebagai syarat bagi Shigeru untuk mengangkat anak
itu. Kurasa anak itu tak akan membahayakan kita."
"Aku sudah berusaha menyelidiki tentang anak itu," kata orang yang lebih muda,
nada suaranya mirip ahli dokumen sejarah terpelajar. "Aku tidak melihat adanya
hubungan anak itu dengan mendiang ibunya Shigeru. Tak ada tanda-tanda keberadaan
anak itu dalam silsilah keluarga."
"Mungkin bukan keturunan sah," ujar laki-laki yang lebih tua. "Kudengar dia mirip
Takeshi." "Benar, dari raut wajahnya sulit untuk mengatakan kalau dia bukan dari darah
Otori, tapi kalau kita mengadopsi semua anak haram kita..."
"Tentu saja dalam situasi biasa, persoalan itu tak berlaku. Tapi masalahnya
sekarang..." "Aku sependapat."
Lantai berderit pelan sewaktu mereka berdiri.
"Satu hal lagi," ucap orang yang lebih tua. "Kau yakinkan aku bahwa Shintaro tak
akan gagal. Bagaimana kejadian sebenarnya?"
"Aku telah berusaha mencari tahu. Tampaknya, anak itu mendengar kedatangan
Shintaro lalu dia membangunkan Shigeru. Shintaro tertelan racunnya sendiri."
"Anak itu bisa mendengarnya" Apakah dia juga berasal dari Tribe?"
"Mungkin saja. Muto Kenji muncul di rumah Shigeru tahun lalu. Menurut kabar,
dia menjadi guru anak itu. Sepertinya dia tak memberi pelajaran biasa." Sekali orang


Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang lebih muda tertawa, membuat darahku mendidih. Di saat yang sama, aku
mencemooh kedua orang itu. Mereka sudah tahu aku memiliki pendengaran yang
tajam, tapi mereka tidak pernah berpikir keahlianku dapat berlaku pada mereka juga di
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 98 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
sini, di rumah mereka sendiri.
Mereka lalu keluar dari ruangan itu ke ruangan yang terletak di belakang ruangan
tempat kami menunggu. Tidak lama kemudian masuklah orang tua yang tadi menyambut kami. Dia
menggeser pintu perlahan dan meminta kami masuk ke ruang pertemuan. Dua
bangsawan Otori itu terlihat duduk berdampingan di kursi rendah. Beberapa orang
sedang duduk berlutut di setiap sudut ruangan. Lord Shigeru segera membungkuk, dan
aku melakukan hal yang serupa, tapi sebelumnya aku melihat sekilas ke arah kedua
orang bersaudara ini, orang yang membuat hatiku sangat pedih.
Orang yang lebih tua, Lord Otori Shoichi, bertubuh tinggi dan tidak berotot.
Wajahnya kurus dan cekung; dia memiliki kumis kecil. Janggut dan rambutnya mulai
memutih. Sedangkan orang yang lebih muda, Masahiro, pendek dan gemuk. Dia
berdiri sangat tegak, seperti yang biasa dilakukan orang pendek. Wajahnya tidak
berjanggut, mukanya pucat dan ada beberapa tahi lalat hitam menghiasi wajahnya.
Rambutnya hitam, walaupun tipis. Pada diri mereka ada keunikan raut wajah Otori,
tulang pipi yang menonjol dan hidung bengkok, tapi semua itu menjadi rusak karena
sifat busuk mereka. Mereka terlihat kejam dan juga lemah.
"Lord Shigeru"keponakanku"telah lama kami menanti kedatanganmu," sambut
Shoichi dengan ramah. Lord Shigeru menegakkan badan, sementara aku tetap menyembah.
"Akhir-akhir ini kami sering memikirkan dirimu," kata Masahiro. "Kami mencemaskan keadaanmu. Kematian adikmu tidak lama setelah kematian ibumu, juga
penyakit yang kau derita, semua itu menjadi beban berat bagimu."
Kata-kata itu terdengar sangat manis, tapi aku tahu mereka mengatakan dengan
penuh kepalsuan. "Terima kasih atas perhatiannya," balas Shigeru, "Tapi ijinkan aku memperbaiki
ucapan kalian. Adikku tidak mati secara wajar. Dia dibunuh."
Lord Shigeru mengatakan itu tanpa emosi, seakan dia hanya mengungkapkan
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 99 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
suatu kenyataan. Semua terdiam. Ruangan sunyi-senyap.
Dengan berpura-pura senang, Lord Shoichi memecah kesunyian dengan berkata,
"Inikah dia yang hendak kau angkat anak" Kehadirannya pun kami nanti-nantikan.
Siapa namanya?" "Kami memanggilnya Takeo," jawab Shigeru.
"Benarkah pendengarannya sangat tajam?" Masahiro agak mencondongkan
tubuhnya ke depan. "Tak ada yang istimewa," kata Shigeru. "Kita semua memiliki pendengaran yang
tajam saat masih muda."
"Duduk tegak, anak muda," perintah Masahiro kepadaku. Saat aku menegakkan
tubuh, dia mengamati wajahku beberapa saat, lalu dia bertanya, "Ada berapa hanyak
orang di taman?" Aku mengerutkan alis seolah-olah sedang menghitung. "Dua orang anak dan
seekor anjing," aku hanya menduga-duga saja. "Seorang pengurus taman ada di balik
dinding?" "Menurutmu, ada berapa banyak orang di rumah ini?"
Aku mengangkat bahu, namun kemudian berpikir bahwa tindakanku kurang
sopan, dan aku perbaiki dengan membungkuk kembali. "Lebih dari empat puluh lima
orang" Maafkan aku, Lord Otori, aku tidak memiliki kemampuan yang hebat."
"Ada berapa orang?" tanya Lord Shoichi.
"Lima puluh tiga orang, kurasa."
"Mengesankan," kata yang lebih tua, tapi aku mendengar desah napas lega.
Aku kembali membungkukkan kepala ke lantai dan mempertahankan posisi, aku
merasa lebih aman dalam keadaan seperti itu.
"Kami menunda masalah ini cukup lama, Shigeru, karena kami tidak yakin dengan
keadaanmu. Kesedihan tampaknya telah membuat pikiranmu tidak stabil."
"Aku baik-baik saja," balas Lord Shigeru. "Aku tidak mempunyai anak, dan
Takeshi telah tiada. Tidak ada yang menjadi pewarisku. Aku memiliki kewajiban pada
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 100 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
anak ini dan itulah yang harus kupenuhi. Takeo telah diterima di rumahku dan telah
menjadi bagian dari rumah kami. Aku berharap dia dapat disahkan menjadi anggota
klan Otori." "Bagaimana menurut anak ini?"
"Bicaralah, Takeo," Lord Shigeru mendesakku untuk bicara.
Aku menegakkan badan, tenggorokanku sulit menelan, dan seketika saja aku
dilanda emosi yang tak tertahankan. Aku ketakutan. "Aku berhutang nyawa pada Lord
Otori, sedangkan dia tidak berhutang apa pun padaku. Penghormatan untukku terlalu
berlebihan, tetapi bila ini memang keinginan Lord Shigeru"dan tuanku"maka aku
akan menerima dengan sepenuh hati. Aku akan berbakti pada klan Otori dengan jiwa
dan raga." "Bila demikian, baiklah," kata Lord Shoichi.
"Semua dokumennya sudah siap," tambah Lord Masahiro. "Kami akan segera
menandatanganinya." "Paman begitu baik dan sangat murah hati," kata Shigeru, "Aku berterima kasih."
"Ada satu hal lagi, Shigeru, kami harap kau mau bekerjasama."
Aku menyembah kembali. Jantungku serasa hendak melompat ke tenggorokan.
Ingin rasanya aku memperingatkan Lord Shigeru tanpa harus mengatakannya secara
langsung. "Kau sudah tahu kalau kami sedang bernegosiasi dengan Tohan. Kami lebih
memilih untuk bersekutu. Kami juga tahu kau menentang rencana itu, tapi kau masih
terlalu muda untuk tergesa-gesa mengambil keputusan..."
"Usiaku mendekati tiga puluh, rasanya aku tidak pantas lagi dibilang muda." Sekali
lagi, Lord Shigeru mengemukakan kenyataan dengan tenang, seakan-akan tak ada
yang dapat diperdebatkan tentang dirinya. "Dan sebenarnya aku tidak meng-inginkan
peperangan atau persekutuan. Hanya saja, sifat dan tingkah laku Tohan yang
membuatku keberatan."
Kedua pamannya tidak menanggapi pernyataan ini. Suasana di ruangan ini agak
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 101 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
tegang. Shigeru diam. Dia telah menyatakan pandangannya dengan gamblang, bahkan
terlalu jelas. Lord Masahiro memberi isyarat kepada laki-laki pengurus rumah, dan
orang itu langsung menepuk tangan perlahan. Tak lama kemudian pelayan datang
membawa teh. Ketiga bangsawan Otori itu lalu minum. Aku tidak ditawari.
"Baiklah, persekutuan akan tetap berjalan," kata Lord Shoichi akhirnya. "Lord Iida
telah mengajukan pernikahan antar klan sebagai syaratnya. Sekutu terdekatnya, Lord
Noguchi juga telah menetapkan calonnya. Lady Shirakawa Kaede namanya."
Shigeru tampak sedang mengagumi cangkir teh. Dia memegang dengan satu
tangan. Dia meletakkan cangkir itu dengan hati-hati di atas tatakan yang ada di depannya, lalu duduk tanpa bergerak.
"Kami ingin menjodohkanmu dengan Lady Shirakawa," ujar Lord Masahiro.
"Maaf paman, aku tak ingin menikah lagi. Aku tak berpikir untuk menikah."
"Kau beruntung memiliki kerabat yang masih memikirkan dirimu. Lord Iida
sangat menginginkan pernikahan ini. Persekutuan Otori dan Tohan tergantung pada
pernikahanmu." Lord Shigeru membungkuk. Ruangan ini kembali sunyi-senyap. Aku mendengar
dua langkah kaki mendekat, perlahan dan berhati-hati. Salah seorang dari mereka
membawa sesuatu. Pintu di belakang kami bergeser dan mereka masuk dengan
membawa meja untuk menulis, tinta, kuas dan cairan berwarna merah untuk
membubuhkan stempel. "Ah, ini dia surat pengangkatannya!" Lord Shoichi berkata dengan keramahan
yang dibuat-buat. "Bawa kemari."
Juru tulis itu maju dengan berlutut dan meletakkan meja itu di depan kedua
bangsawan, lalu dengan lantang dia membacakan surat pernyataan yang telah dibuat
sebelumnya. Bahasanya berbunga-bunga, tapi isinya sederhana: Aku berhak
menggunakan nama Otori dan menerima semua keistimewaan sebagai anak laki-laki di
klan ini. Jika memiliki anak, maka anakku memiliki hak yang sama sepertiku. Dan
imbalannya aku sepakat untuk berperilaku sebagai anak Lord Shigeru, menerima
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 102 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
perintahnya dan bersumpah setia pada klan Otori. Jika dia meninggal tanpa pewaris
sah lainnya, maka aku yang akan mewarisi semua hak miliknya.
Kedua bangsawan itu lalu mengambil stempel.
"Pernikahan akan dilangsungkan di bulan kesembilan," kata Masahiro, "Setelah
Festival of the Dead **. Lord Iida ingin pernikahan ini dirayakan di Inuyama. Noguchi
telah mengirim Lady Shirakawa ke Tsuwano. Kalian akan bertemu di sana dan
kemudian kau mendampingi mereka ke Ibukota."
Stempel itu menggantung di udara, seperti tertahan oleh kekuatan gaib. Masih ada
waktu bagiku untuk bicara, untuk menolak pengangkatanku atas syarat yang diajukan
dan memperingatkan Lord Shigeru bahwa itu adalah jebakan. Tapi aku hanya terdiam.
Semua ini berlangsung di luar kendali manusia. Kini hidup kami ada di tangan takdir.
"Bisakah kami stempel sekarang, Shigeru?" tanya Masahiro dengan kesopanan
yang berlebihan. Lord Shigeru berkata tanpa ragu. "Silakan," katanya. "Aku terima pernikahan ini,
dan aku merasa bahagia bisa membuat kalian senang."
Maka stempel itu pun dibubuhkan dan kini aku resmi menjadi keluarga klan Otori,
menjadi anak angkat Lord Shigeru. Dan saat stempel klan Otori ditekan di atas kertas,
kami sadar kalau stempel itu telah menentukan takdir kami.
Kabar tentang pengangkatanku lebih dulu sampai di rumah dari kami, dan pesta pun
telah disiapkan. Lord Shigeru dan aku sebenarnya tidak begitu gembira, tapi sepertinya
Lord Shigeru telah membuang kecemasannya tentang pernikahan dan menunjukkan
rasa senang yang tidak dibuat-buat. Begitu juga seluruh penghuni rumah ini. Aku telah
menjadi bagian dari mereka sejak tinggal di rumah ini. Dalam pesta ini, aku dipeluk,
disentuh, dan dihujani dengan beras merah. Aku disuguhi teh khusus pembawa
keberuntungan buatan Chiyo, hasil racikan ganggang dan buah plum yang telah
diasinkan. Semua perlakuan itu membuat mukaku pegal karena terlalu banyak
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 103 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
tersenyum, dan air mata kegembiraan berlinang, rasa sedih aku kesampingkan.
Kini Lord Shigeru lebih pantas mendapatkan kasih sayang dan kesetiaanku.
Kelicikan pamannya membuat aku sangat marah, dan aku juga mencemaskan rencana
jahat mereka. Apalagi dengan kemunculan orang berlengan satu itu. Aku merasakan
tatapan Kenji yang tidak lepas dariku: Aku tahu dia sudah tidak sabar ingin
mengetahui apa kudengar, aku pun sudah tidak sabar untuk menceritakan pada Kenji
dan Lord Shigeru. Tapi hari telah larut malam, kasur telah dibentangkan, dan semua
pelayan telah terlelap, aku masih segan untuk merusak kegembiraan bila harus
menyampaikan berita buruk. Aku pergi tidur tanpa berkata apa-apa lagi, tapi Kenji,
yang biasanya paling tenang, menghadang saat aku hendak mematikan lampu. Dia
berkata, "Sekarang kau harus mengatakan apa yang kau dengar dan kau lihat."
"Akan kukatakan besok," kataku.
Bayangan kelam nampak di mata Lord Shigeru. Meskipun sedih, aku tetap
berusaha tenang. Dia berkata, "Kurasa kita harus bersiap menghadapi yang terburuk."
"Apa yang membuat kudamu takut?" tanya Kenji.
"Karena aku gugup. Pada saat yang bersamaan, aku melihat orang yang berlengan
satu itu." "Ando. Aku juga melihatnya. Aku tak tahu kalau kau melihatnya, kau tidak
bereaksi apa-apa." "Dia mengenali Takeo?" tanya Lord Shigeru.
"Dia memperhatikan kalian sejenak, lalu pura-pura acuh. Tapi fakta bahwa dia ada
di sini menunjukkan hahwa dia telah mendengar sesuatu." Kenji menatapku lalu
melanjutkan, "Si pedagang sahabatmu itu pasti sudah buka mulut!"
"Aku senang Takeo telah diangkat secara resmi," kata Shigeru. "Ini bisa
memberinya perlindungan."
Aku hendak mengatakan apa yang kudengar siang tadi, tapi aku masih merasa sulit
untuk mengatakan kekejian kedua orang itu. "Maaf Lord Shigeru," aku mulai
berbicara, "Aku mendengar kedua pamanmu berbicara rahasia."
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 104 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
"Kurasa kau mendengar percakapan itu saat kita menghitung"atau salah
menghitung jumlah penghuni rumah pamanku," balasnya dengan nada datar. "Mereka
membicarakan tentang pernikahanku?"
"Siapa yang akan menikah?" tanya Kenji.
"Aku dipaksa menikah untuk mempererat persekutuan antara Otori dengan
Tohan," jawab Lord Shigeru. "Calonnya adalah tawanan Lord Noguchi yang bernama
Shirakawa." Alis mata Kenji naik tanpa berkata sepatah kata pun. Lord Shigeru melanjutkan,
"Pamanku menyatakan dengan jelas bahwa pengangkatan Takeo bergantung pada
pernikahan ini." Dia menatap ke arah kegelapan dan berkata perlahan, "Aku terjebak di
antara dua kewajiban. Aku tak bisa memenuhi keduanya, tapi aku pun tak boleh
merusak keduanya." "Takeo harus mengatakan isi pembicaraan kedua pemimpin Otori itu," guman
Kenji. Ini mempermudah aku untuk mengatakannya. "Pernikahan itu hanyalah jebakan
yang dirancang untuk mengusir Lord Shigeru dari Hagi karena popularitas Lord
Shigeru dan perlawanannya pada Tohan dapat memecah-belah klan Otori. Seseorang
yang bernama Arai saat ini sedang bersiap-siap menantang Iida di Barat. Bila Otori
bergabung dengannya, Iida akan terkurung di tengah." Suaraku menghilang pada
kalimat terakhir, lalu aku memandangi Lord Shigeru. "Lord Otori tahu semua ini?"
"Aku memang berhubungan dengan Arai," jawabnya. "Lanjutkan."
"Lady Shirakawa memiliki reputasi buruk sebagai pembawa kematian bagi lakilaki. Pamanmu berencana untuk..."
"Membunuhku?" suaranya tidak menunjukkan perasaan apa pun.
"Tidak seharusnya aku mengatakan hal yang memalukan ini," aku menggerutu,
wajahku memanas seakan terbakar. "Mereka yang membayar Shintaro untuk
memunuhmu." Jangkrik sedang bernyanyi riang di taman. Keringat membanjiri keningku, udara
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 105 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
terasa panas dan pengap. Malam ini tidak ada bulan maupun bintang. Sungai
menyebarkan bau busuk dan lumpur, bau yang berasal dari jaman primitif, sama
primitifnya seperti pengkhianatan.
"Aku sadar kalau mereka tidak menyukaiku," kata Lord Shigeru. "Tapi tidak
mengira mereka akan menyuruh Shintaro membunuhku! Mereka tentu menganggap
aku sebagai ancaman." Lord Shigeru menepuk bahuku. "Terima kasih, Takeo. Aku
senang kau menemaniku ke Inuyama."
"Kau pasti bercanda," seru Kenji. "Kau tidak boleh mengajak Takeo ke sana!"


Across The Nightingale Floor Kisah Klan Otori Karya Lian Hearn di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nampaknya aku harus pergi, dan aku merasa lebih aman jika dia ikut bersamaku.
Lagi pula dia anakku. Dia harus menemaniku."
"Ajak aku ikut bersamamu!" aku menyela.
"Kau akan menikahi Lady Shirakawa Kaede?" tanya Kenji.
"Kau tahu tentang dia, Kenji?"
"Tentu. Siapa yang tidak tahu" Usianya hampir lima belas tahun dan cantik,
begitulah kata orang."
"Kalau begitu aku tak akan menikahinya." Suara Lord Shigeru terdengar ringan,
hampir seperti bercanda. "Tapi tak ada ruginya bila orang mengira aku akan
menikahinya, setidaknya untuk sementara waktu. Hal ini akan mengalihkan perhatian
Iida dan memberi kita kesempatan selama beberapa minggu."
"Mengapa kau tidak mau menikah?" tanya Kenji. "Kau mengatakan kalau kau
terperangkap di antara dua kewajiban. Sewaktu kau sepakat untuk menikah demi
pengangkatan Takeo, aku bisa mengerti karena dia memang menjadi prioritas
utamamu. Apakah kewajiban kedua berarti kau sudah menikah secara diam-diam?"
"Mungkin seperti itu," Shigeru mengakui setelah diam sesaat. "Ada wanita lain."
"Siapa?" "Sudah lama kusimpan rahasia ini, aku tidak yakin bisa menyimpannya lebih lama
lagi," balas Lord Shigeru. "Takeo boleh mengatakan siapa wanita itu, kalau dia tahu."
Kenji berbalik ke arahku. Aku menelan ludah dan berbisik, "Lady Maruyama?"
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 106 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
Shigeru tersenyum, "Sudah berapa lama kau tahu hal ini?"
"Sejak kita bertemu dengan Lady di penginapan, di Chigawa."
Baru pertama kali inilah aku melihat Kenji kaget. "Wanita yang membuat Iida
kebakaran jenggot dan juga ingin menikahinya" Sudah berapa lama kalian berhubungan?"
"Kau tak akan percaya," balas Shigeru.
"Setahun" Dua tahun?"
"Sejak aku berumur dua puluh tahun."
"Sepuluh tahun!" Kenji tampak kaget atas kenyataan hahwa dia tak tahu apa pun
tentang hubungan itu, sama kagetnya dengan kabar itu. "Sepertinya kau meniiliki
alasan lain untuk membenci Iida." Kenji menggelengkan kepala karena takjub.
"Hubungan kami lebih dari sekedar cinta," kata Shigeru perlahan. "Kami juga
bersekutu. Lady Maruyama dan Arai mengendalikan Seishuu dan Barat Daya. Jika
Otori bergabung dengan mereka, kami bisa mengalahkan Iida." Dia berhenti, lalu
melanjutkan, "Seandainya Tohan mengambil wilayah Otori, kita akan melihat
kekejaman dan penyiksaan yang sama seperti saat aku menyelamatkan Takeo di Mino.
Aku tidak bisa berdiam diri dan melihat Iida memaksakan keinginannya pada rakyatku.
Aku tak bisa melihat wilayahku dihancurkan dan desaku dibakar. Kedua pamanku"
dan juga Iida"sadar kalau aku tak akan menyerah sehingga mereka menyusun rencana
untuk menyingkirkanku. Iida mengundangku ke rumahnya, tempat yang hampir pasti
akan membuatku terbunuh. Aku akan memanfaatkan rencananya ini. Apakah ada cara
yang lebih baik agar bisa ke Inuyama?"
Kenji menatap Shigeru dengan dahi berkerut. Aku melihat senyum tulus Shigeru
dalam keremangan cahaya lampu. Ada sesuatu yang sangat menarik pada dirinya.
Keberaniannya membuat semangatku bergelora. Kini aku tahu mengapa orang begitu
mencintainya. "Ada beberapa hal yang bukan menjadi perhatian Tribe," ujar Kenji akhirnya.
"Aku jujur padamu; aku yakin semua ini tak akan berlanjut lebih jauh lagi. Selain
LIAN HEARN BUKU PERTAMA 107 KISAH KLAN OTORI Created by syauqy_arr@yahoo.co.id
ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR
berterima kasih karena kau telah menjaga rahasia, aku sangat berterima kasih atas
bantuanmu," kata Lord Otori.
"Aku tak akan mengkhianatimu, Shigeru. Tapi, seperti yang pernah kau katakan,
kesetiaan kita berbeda. Aku tak bisa mengingkari bahwa aku anggota Tribe. Takeo
adalah Kikuta. Cepat atau lambat Kikuta akan menjemputnya. Tak ada yang bisa
kulakukan akan hal itu."
"Biarkan Takeo yang menentukan pilihannya bila saatnya tiba," ujar Shigeru.
"Aku telah memberi sumpah setia pada Man Otori," kataku. "Aku tak akan pernah
meninggalkanmu, dan akan kulakukan apa pun yang kau minta."
Aku merasa seakan sudah berada di Inuyama, wilayah di mana Lord Iida Sadamu
meringkuk di balik nightingale floor miliknya.*
LIAN HEARN BUKU PERTAMA Api Di Bukit Menoreh 35 Rajawali Emas 25 Rahasia Bwana Terbang Harum Pedang Hujan 9
^