Pencarian

Dalam Mihrab Cinta 3

Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Bagian 3


dosa besar itu. Sebab, jika kesempatan itu tercipta, aku kuatir
imanku tidak kuat untuk mencegahnya. Di antara caraku
menjaga diri adalah dengan tidak pernah meladeni segala
bentuk keisengan mereka yang menggodaku. Termasuk SMS
yang hanya iseng. Aku selalu berangkat tepat waktu dan
begitu saatnya pulang aku langsung pulang. Tidak berlamalama ngobrol di tempat kerja."
"Gitu Mbak ya?"
"Iya." "Wah, untung Mbak kasih tahu. Si Karan itu inginnya
ngajak ngobrol terus selesai kerja. Ia bahkan sering ngajak
nonton film." "Kalau ingin selamat, jangan kautanggapi sedikit pun."
"Iya Mbak." "Linda pernah cerita, ia menjadi seperti sekarang ini
bermula dari menanggapi SMS iseng teman kerjanya, seorang
31 24. Pendekar Pengejar Nyawa Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
pria muda asal Singapura."
"Cerita detilnya bagaimana Mbak?"
"Aku juga tidak tahu Sum. Linda hanya pernah
menyinggung bahwa semuanya bermula dari SMS iseng seorang teman kerja asal Singapura. Seorang pria muda
yang menawan. Itu saja."
"Eh Mbak itu busnya datang. Ayo cepat!" teriak Sumiyati.
"Wah iya Sum, itu bus kita! Sahut Iin dengan mata
berbinar. Mereka berdua langsung mempercepat langkah. Bus
Rapid KL semakin mendekat, merapat di halte, lalu
menurunkan dan menaikkan penumpang. Kedua perempuan
itu mengejar dengan setengah berlari, takut ketinggalan.
*** Zul tidur di kamarnya, yang tak lain adalah kamar Mari.
Kedua matanya memandang langit-langit kamar yang
berwarna putih bersih. Sementara pikirannya melayang ke
mana-mana. Melayang ke perjalanan dari Batam hingga
ketemu Mari. Dan sampai di rumah yang sama sekali tidak
pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia masih juga berpikir apa
yang harus ia lakukan siang itu. Apakah tetap diam di rumah
itu menunggu Mari pulang. Sehingga ia bisa mendapat
informasi dari Mari. Ataukah ia nekat saja pergi dari rumah
itu. Kenapa ia mesti menunggu informasi dari Mari. Bukankah
ia bisa nekat, sebagaimana selama ini ia selalu nekat. Dan
bukankah sebenarnya ia pergi ke Malaysia juga berbekal
nekat. Kalau ia nekat pergi dari rumah itu, siang itu juga, lalu ia
mau pergi ke mana" Ia tidak hafal Kuala Lumpur dan
sekitarnya. Apa asal pergi saja. Yang penting jalan. Seperti
waktu ia dulu nekat ke Jakarta. Tapi ia nyaris mari di Jakarta
karena dikeroyok berandalan jalanan. Apa ia akan mengulangi
nasib yang sama. Dan jika ia nekat, berapa lama ia akan bisa
bertahan" Uang yang ia bawa sangat pas-pasan. Tak lebih
dari seratus lima puluh ringgit. Berapa lama ia bisa bertahan
dengan seratus lima puluh ringgit"
Ia lalu berpikir realistis, apa salahnya menunggu Mari
pulang. Ia bisa dapat informasi yang lebih jelas. Mungkin
informasi ada pekerjaan yang membuatnya bisa bertahan
bahkan bisa memperbaiki nasib. Apa salahnya menunggu
sampai sore hari. Ia bisa tidur seharian di kamar itu dengan
pintu terkunci. Toh di kamar itu ada kamar mandi dan WCnya. Ia tidak perlu keluar. Juga, tidak baik
rasanya meninggalkan rumah itu tanpa terlebih dulu pamitan pada
32 24. Pendekar Pengejar Nyawa Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mari, yang begitu baik padanya. Ia akhirnya mantap untuk
tetap di rumah itu siang itu, sampai Mari pulang. Jika Mari
pulang dan ia telah mendapatkan informasi dan petunjuk
yang mungkin sangat penting baginya, maka ia bisa pergi.
Zul mencoba berkonsentrasi memejamkan kedua
matanya, ia ingin tidur lagi. Namun konsentrasinya buyar
begitu telinga mendengar suara orang mandi. Ia langsung
yakin yang mandi itu adalah Linda. Sejurus kemudian ia
mendengar televisi dinyalakan. Ia lalu mendengar lagu-lagu
India dibunyikan dengan sedikit keras. Ia benar-benar tidak
bisa memejamkan kedua matanya.
Ia lalu bangkit dari kasur. Ia yakin tidak bisa tidur. Ia
lalu melihat-melihat isi kamar itu, ia mencari sesuatu yang
bisa dibacanya. Di samping meja rias ia melihat setumpuk
majalah dan koran. Juga ada beberapa buku. Ia lihat bukubuku itu. Buku-buku ekonomi berbahasa
Inggris. Ia ambil satu. Judulnya International Monetary and Financial Economics. Ia buka buku itu. Di halaman paling depan ia
menemukan nama pemilik buku itu tertulis dengan tinta biru.
Liew Su Ying. Nama China.
Di bawah buku itu ada buku bersampul biru tua. Ia
ambil. Terbitan Oxford University Press. Judulnya Game
Theory with Applications to Economics. Ia menggelenggelengkan kepala. Orang yang bisa
memahami buku seperti itu pastilah bahasa Inggrisnya mantap. Ia buka halaman
depan. Nama pemilik buku dan tanda tangannya tertulis di
situ. Laila Binti Abdul Majid, TTDI, Kuala Lumpur. Ia yakin itu
nama perempuan Melayu. Ia jadi bertanya-tanya, kenapa buku ekonomi seperti itu
bisa ada di dalam kamar Mari dan Iin" Siapakah yang selama
ini membaca buku itu" Mari kah" Atau Iin kah" Apakah
mungkin mereka berdua bisa memahami buku berbahasa
Inggris" Tiba-tiba ia tersenyum, mengapa ia bisa sebodoh itu.
Bisa jadi orang China yang namanya tertulis sebagai pemilik
buku itu adalah orang yang memiliki rumah ini. Bukankah ini
rumah sewa" Dan bukankah Mari mengatakan pemiliknya
adalah orang China" Ia menduga pemiliknya adalah orang
China yang menikah dengan perempuan Melayu.
Sangat mungkin, pemilik rumah itu tidak mengemasi
bukunya dan membiarkan buku-bukunya tergeletak begitu
saja di kamar itu. Lalu Mari dan Iin menatanya jadi satu
dengan majalah dan koran di samping meja , rias. Atau
entahlah, yang jelas ia menafikan jika yangpunya dan yang
membaca buku-buku ekonomi berbahasa Inggris itu adalah
33 24. Pendekar Pengejar Nyawa Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mari atau Iin. Melihat tampang dan penampilan mereka
sangat meragukan, dan sangat tidak m
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
3425. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
eyakinkan. la lalu melihat-lihat beberapa majalah. Ada yang terbitan
Indonesia, Malaysia, Singapura dan bahkan Hongkong. la
mengambil yang terbitan Indonesia. la bawa ke kasur. la baca
sambil tiduran. Tak berapa lama kemudian ia merasa
mengantuk. Entah kenapa setiap kali ia membaca rasa
kantuk itu menyerang dengan cepat. Saat ia berada di antara
sadar dan tidak sadar karena mulai masuk ridur, sayupsayup ia mendengar pintu kamarnya diketuk
beberapa kali. Ia tidak jadi memejamkan mata.
"Mas! Mas! Halloo! Buka dong!" Itu jelas suara Linda.
"Iya. Sebentar!" sahutnya sambil bangkit menuju pintu.
Begitu pintu ia buka, tampaklah wajah Linda yang sangat
berbeda dengan wajah yang tadi ia lihat saat Linda baru
datang. Wajah Linda yang ada di hadapan-nya tampak segar,
dan menawan. Linda menyungging senyum yang membuat
dadanya berdesir. Ia sepertinya belum pernah melihat pesona
sesegar wajah Indo yang ada di hadapannya.
"Hallo Mas, maaf mengganggu. Tadi kita belum kenalan.
Kenalkan namaku Linda. Lengkapnya Linda Van Braskamp.
Aku kerja di sebuah hotel berbintang di Kuala Lumpur." Sapa
Linda sambil mengacungkan tangan kanannya mengajak
berjabat tangan. Zul langsung menjabat tangan itu sambil
memperkenalkan dirinya, "E... nama saya Ahmad Zul. Saya berasal dari Demak.
Mbak Linda orang Belanda ya?"
"Ya. Ada darah Belanda. Tepatnya blesteran SundaBelanda. Tapi aku tetap merasa sebagai orang
Indonesia. O ya kapan Mas Zul sampai?"
"Tadi malam." "Berarti bareng Mbak Mar?"
"Ya." "Tadi Mbak Iin cerita, Mas adiknya Mbak Iin, benar?"
Zul tersenyum mendengarnya, ia lalu menjawab,
"Dikatakan adiknya Mbak Iinjuga boleh."
"Lho kok gitu. Kok ada juga bolehnya. Jadi sebenarnya
bukan adiknya Mbak Iin?"
"Ah itu tidak penting. Tadi baru pulang kerja ya?"
"Iya saat ini aku kena sif malam. Jadi manusia kelelawar.
Malam jadwalnya kerja, siang jadwalnya istirahat."
"Jadi siang ini mau di rumah saja?"
"Lha iya lah. Kan harus istirahat. Tapi aku lapar sekali.
Mau keluar cari makanan rasanya malas sekali. Aku tengok di
dapur ada nasi goreng. Itu pasti disedikan untuk Mas Zul.
Boleh saya minta sedikit Mas. Atau kita makan bareng.
Bagaimana" Mas Zul belum sarapan kan?"
"Belum." 1 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ayo kalau begitu kita makan bersama. Kita makan di
ruang tamu saja. Sambil ngobrol. Oh ya Mas Zul mau minum
apa" Aku bikinkan."
"Teh panas boleh."
"Baik. Mas Zul tunggu di ruang tamu saja ya, sambil
nonton televisi." "Baik." Linda ke dapur membuat minuman dan mengambil
makanan. Zul melangkah ke ruang tamu lalu duduk di sofa
sambil membaca majalah yang tadi ia baca. Tak lama
kemudian Linda muncul dengan membawa nampan berisi dua
piring nasi goreng dan dua gelas teh manis. Zul
mendongakkan muka dan melihat ke arah Linda yang datang.
Barulah ia memperhatikan pakaian yang dipakai Linda, yang
tadi tidak ia perhatikan. Linda memakai gaun yang hanya
pantas dipakai di kamar tidurnya saja. Zul seperti terpaku
dan terbelenggu di tempat duduknya. Tubuhnya terasa kaku.
Linda meletakkan nampan di meja dan langsung duduk
di samping Zul. Bau wangi parfum Linda tercium jelas oleh
hidung Zul. Zul tidak bisa konsentrasi makan, ia masih
menata pikirannya yang ia rasakan mulai kacau.
"Kok bengong saja Mas. Ayo dimakan. Tadi nasinya
sudah saya hangatkan. Kalau dingin tidak enak."
"E... iya Mbak."
Zul mengambil piring berisi nasi goreng dan mulai
menyantapnya pelan-pelan. Ia masih terus berjuang menata
kembali pikirannya yang mulai berpikir yang tidak-tidak.
"Rencana siang ini Mas Zul mau ke mana" Kalau tidak
ada rencana, di rumah saja menemani aku. Aku bawa film
Hollywood terbaru. Kita nonton berdua saja di rumah. Kalau
nonton film sendirian rasanya tidak seru."
"Saya belum ada rencana.
sebenarnya ingin jalan-jalan."
Tidak tahulah. Saya "Sebenarnya aku ingin sekali nemani jalan-jalan. Tapi
kurasa, aku harus istirahat dan nyantai di rumah. Kalau Mas
mau jalan-jalan sendiri tidak apa-apa. Kebetulan aku ada
kunci dobel. Sebentar ya."
Linda menghentikan makannya dan beranjak
kamarnya. Lalu keluar dengan membawa kunci.
ke 2 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ini bawa saja. Yang ini kunci gembok pintu besi dan
yang ini kunci pintu. Kalau Mas keluar dan saat pulang aku
sedang tidur tidak perlu membangunkan aku. Bawa saja
kunci ini selama Mas di sini."
"Terima kasih."
"O ya ngomong-ngomong Mas mau kerja di mana" Sudah
ada agen yang mengatur?"
"Belum tahu. Masih mencari."
"O jadi belum dapat kerja. Begini Mas, ini kalau Mas
mau. Bagaimana kalau kerja di hotel tempat aku kerja. Tapi
kerjanya malam sih. Kalau mau, bisa aku coba hubungkan ke
pihak personalia. Aku kenal baik dengan penanggung
jawabnya. Gajinya lumayan kok. Bagaimana?"
"Nanti saya pikirkan."
"Sejak jumpa pertama kali tadi, kulihat Mas memang
banyak berpikir dan merenung. Jangan terlalu dibuat serius
hidup ini Mas, cepat tua nanti. Itu Mbak Mar, coba nanti
kalau ketemu kauamati dia baik-baik, karena ia juga terlalu
serius memikirkan hidup jadi kelihatan jauh lebih tua dari
umurnya. Padahal ia hanya selisih satu tahun saja dariku."
"Benarkah?" "Serius. Mbak Mar itu terlalu banyak mikir. Semuanya
dia pikir. Mau makan saja dia mikir, ini halal tidak, haram
tidak. Kalau aku sih selama enak kenapa tidak" Sekarang aku
menemukan agama baru. "
"Agama baru?" "Ya. Aku kasih nama agama enak. Pokoknya segala yang
enak-enak itu jadi ajarannya. Itulah agamaku sekarang.
Tuhannya adalah Tuhan yang maha mem-bebaskan manusia
untuk berenak-enak."
"Astaghfirullah. Meskipun yang kelihatannya enak itu
dilarang agama."

Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Agama yang mana" Kalau agamaku tadi ya jelas tidak
melarang. Kalau agama Islam seperti agamamu, aku yakin
kau Islam, ya aku tidak tahu."
"Wah itu namanya agama hawa nafsu."
"Terserah, aku tidak peduli. Yang jelas aku merasa enak,
merasa bebas, merasa merdeka."
"Kalau di KTP apa agamamu?"
"Ya Islam." "Lho kok Islam?"
"Ya untuk formalitas saja. Biar tidak membuat sedih
banyak orang. Termasuk kakek dan nenek saya yang sangat
fanatik dengan agama Islamnya."
"Itu berarti kamu munafik."
"Kalau munafik itu enak kenapa tidak?"
Zul jadi pusing memikirkan makhluk di hadapannya. la
tidak mengira akan pernah menjumpai manusia seperti itu
dengan cara berpikir seperti itu.
3 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Baiklah Mas, saya akan cerita sedikit tentang pekerjaan
saya. Daripada nanti Mas mendengar cerita yang sinis dari
orang lain. Lebih baik Mas langsung mendengar dari saya.
Lebih baik saya jujur daripada saya disebut munafik lagi.
Sudah saya katakan agama saya adalah agama enak.
Pokoknya yang enak-enak itulah inti ajarannya. Maka saya
cari profesi adalah juga profesi yang menurut saya paling
enak. Dalam ajaran agama saya, profesi saya tidaklah sebuah
kejahatan. Tapi di agama lain bisa jadi profesi saya disebut
sebuah kejahatan bahkan dosa besar. Aku tak peduli, aku
punya agama sendiri. "Profesi saya adalah menyenangkan orang-orang penting.
Orang-orang yang memerlukan hiburan. Pekerjaan saya
adalah menghiburnya. Tapi orang-orang awam menyebut
orang seperti saya ini sebagai pelacur. Ada juga yang
menyebut sebagai perempuan sundal. Macam-macamlah
sebutannya. Tapi saya, berpegang pada keyakinan saya, maka
saya menyebut diri saya adalah seniwati. Saya menjual jasa.
Dan jasa saya adalah seni dan keindahan. Itulah saya Mas.
Bagaimana menurut Mas?"
"Aku hanya merasa kasihan padamu?"
"Kasihan, kenapa kasihan?"
"Entahlah, hanya merasa kasihan saja. Aku ini orang
awam juga. Tidak tahu apa-apa. Agama juga tidak tahu.
Hanya mendengar apa yang kaukatakan nuraniku
mengatakan orang seperti kamu ini sebenarnya bukan hidup
enak dan hidup senang. Tapi hidup dalam keadaan sangat
memprihatinkan. Dan perlu dikasihani."
"O ya?" "Terserah. Cuma aku yakin, yang tadi bicara bukan
nuranimu tapi nafsumu. Nanti suatu ketika saat engkau
menderita sakit, coba aku ingin dengar apa yang akan
kaukatakan dan kauucapkan?"
"Kau ini jahat. Masak berharap aku sakit dan menderita."
"Kau salah sangka. Sama sekali aku tidak berharap. Tapi
manusia yang normal terkadang ada saatnya sakit juga. Saat
sakit itulah manusia lebih banyak berbicara dengan
nuraninya daripada dengan nafsunya. Lha saya ingin tahu
apa yang akan kaukatakan saat kau dalam keadaan seperti
itu. Apakah berarti saat kau sakit kau sudah tidak beragama
lagi. Karena rasa enak itu sudah tidak ada lagi. Atau
bagaimana?" "Saya akan bertahan dengan agama saya. Saya yakin
dengan temuan saya."
"Yah kalau agamaku." begitu, 4 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bagimu *** agamamu dan bagiku Empat Selesai makan Zul memutuskan untuk jalan-jalan ke
pusat kota. la merasa imannya tidak kuat jika di rumah itu
terus, dan berduaan dengan Linda. la menyadari dirinya
hanyalah pemuda biasa yang masih lemah imannya. Yang
masih sering kalah melawan hawa nafsunya sendiri. Tingkat
ketakwaannya belumlah sampai pada tingkatan Nabi Yusuf
yang mampu menepis godaan Zulaikha. la merasa setan yang
ada dalam dirinya lebih kuat dari dirinya. Maka ia harus
mengambil tindakan penyelamatan dan waspada. Ia tidak
ingin membuat dirinya celaka. Ia baru sampai di negeri orang.
Mau tinggal di mana saja belum jelas. Pekerjaan juga belum
jelas. Melangkahkan kaki mau ke mana saja belum jelas.
Maka ia tidak mau terjebak dalam situasi yang
mengakibatkan penyesalan. Ia teringat pesan Mar saat
menyebut nama Linda pertama kalinya,
"Linda ini belum bersuami dan cantik. Kau hati-hati
jangan sampai ada apa-apa dengan dia ya. Jangan membuat
masalah di negeri orang. Awas ya, kau harus jaga iman kalau
berhadapan dengannya!"
Tak ada jalan lain baginya kecuali pergi dan menjauh
dari sumber petaka. Api jika tidak bisa dilawan dan
dipadamkan maka jalan selamat adalah lari menjauh dari api
itu. Jika tidak maka api itu akan membakar dan
menghancurkan. "Maaf Mbak Linda, rasanya saya harus keluar jalan-jalan.
Saya ingin melihat-lihat suasana. Bosan di rumah terus. Nanti
malam habis Maghrib mungkin saya datang lagi. Tas
danbarang-barang saya masih di kamar," kata Zul pada Linda.
"O ya. Hati-hati di jalan. Sudah bawa paspornya?" sahut
Linda "Sudah. Kalau mau ke pusat kota Kuala Lumpur naik
apa ya?" "Tadi malam datang pakai apa?"
"Bus " "Rapid KL ya?" "Iya." "Kalau begitu naik saja dari tempat kau tadi malam turun
dan naik bus yang sama."
"Baik. Terima kasih. Salam buat Mbak Mar, Mbak Iin,
5 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dan Mbak Sumiyati." "Baik. Kalau ada apa-apa bisa telpon kami ya. Sudah
tahu nomor hp saya?"
"Belum." "Kalau nomor Mbak Mar sudah tahu?"
"Sudah." "Ya sudah. Itu cukup."
"Sekali lagi terima kasih. Saya pergi dulu."
"Ya, sekali lagi hati-hati di jalan. Jangan sampai tidur di
bus ya," canda Linda.
Zul menjawab dengan senyum lalu beranjak meninggalkan Linda sendirian. Ia pergi hanya membawa tas
cangklong hitam berisi map dokumen-dokumennya, sepotong
sarung, dan kaos panjang. Itu saja. Ia merasa mantap. Jika ia
bisa menaklukkan Jakarta dan Batam, maka ia sangat yakin
ia pun bisa menaklukkan Kuala Lumpur. Sepintas ketika ia
tiba di Purduraya, ia melihat suasana terminal bus paling
padat di Kuala Lumpur itu tidak seganas Pulogadung dan
Kampung Rambutan Jakarta. Ia pernah berkelahi dengan
preman Pulogadung dan tetap bisa hidup. Ia juga pernah
ditodong preman Kampung Rambutan dan bisa lolos. Jika ia
terpaksa harus bertemu dengan preman Kuala Lumpur ia
merasa tak perlu gentar. Orang Demak tidak boleh gentar
berhadapan dengan situasi apapun juga.
Dari Subang Jaya ia naik bus Rapid KL ke terminal KL
Sentral. Di KL Sentral ia sempat bingung mau ke mana. Ia
berinisiatif untuk mencoba menghubungi lagi nama yang
diberi oleh Pak Hasan sekali lagi. Setelah bertanya kepada
seorang lelaki India ia menemukan telpon umum. Dari telpon
umum ia menghubungi dan masuk. Ia sangat berbahagia
seperti mendapatkan rejeki nomplok yang tiada terkira
jumlahnya. "Ini Pak Rusli ya?" tanyanya.
"Iya benar. Ini siape?"
"Saya Zul Pak. Saya mendapat nama dan nomor Bapak
dari Pak Hasan Batam."
"O ya ya. Pak Hasan sehat ya?"
"Alhamdulillah Pak. Bagaimana caranya saya bisa
bertemu Bapak" Saya baru datang tadi malam dan tidak
banyak tahu tentang Kuala Lumpur. Terus terang saya perlu
sedikit bantuan Bapak."
"Sudah menjadi kewajiban
Saudara. Adik sekarang di mana?"
6 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
saya untuk membantu "Di KL Sentral Pak."
"Begini saja Dik. Dari KL Sentra adik naik KTM ke
Stesyen Mad Valley. Saya jemput di sana. Baru nanti kira
bicarakan segalanya dengan lebih leluasa."
"Apa tadi Pak, KTM ya?"
"Ya KTM, atau kereta listrik. Ingat ke Mad Valley! Turun
di Mad Valley. Saya memakai baju koko hijau lumut."
"Baik Pak. Terima kasih."
Tidak sulit baginya untuk naik KTM dan tidak sulit untuk
mencapai Mad Valley. Siang itu, ia merasa bahagia, sebab
disambut dengan hangat oleh Pak Rusli, yang tak lain adalah
seorang murid Pak Hasan saat belajar di Padang. Pak Hasan
pernah mengajar di sebuah pesantren di Padang sebelum
berdakwah di Batam. Pak Rusli mengajaknya makan siang di
restoran Saji Selera yang letaknya tak jauh dari Mad Valley
Plaza. "Jadi yang mendorong adik ke Kuala Lumpur ini
Pak Hasan?" "Iya Pak." "Itu maknanya adik diminta untuk belajar. Menuntut
ilmu. Saya tahu persis siapa Pak Hasan. Tapi adik tidak akan
bisa melanjutkan studi di sini, kalau tidak dengan bekerja.
Dari mana uang untuk membayar kuliah kalau tidak dicari
dengan bekerja" Iya kan?"
"Iya Pak." "Jangan kuatir. Di sini banyak kok mahasiswa yang
kuliah sambil bekerja. Nanti kau akan aku temukan dengan
mereka. Insya Allah mereka akan banyak membantu.
Terutama berkenaan dengan urusan pendaftaran di kampus.
O ya kaubawa ijazah kan?"
"Bawa Pak." "Dulu kuliah di mana?"
"Di IKIP PGRI Semarang Pak."
"Jurusan apa?" "Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Pak."
"Ya ya ya. Gampang nanti bisa diatur untuk dicarikan
jurusan yang pas. Yang penting kau serius lanjut kuliah kan?"
"Iya Pak." "Bagus. Pak Hasan itu sebenarnya mendorongmu untuk
memiliki modal paling mahal untuk sukses dan jaya."
"Apa itu Pak?" "Ilmu. Hanya orang-orang berilmulah yang akan diangkat
7 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
derajatnya oleh Allah. Banyak orang tidak berilmu kaya,
namun derajatnya tidak diangkat oleh Allah. Tidak sedikit
orang kaya yang jadi hina karena kekayaannya. Sebab ia tidak
memiliki ilmu bagaimana menjadikan kekayaannya sebagai
jalan beribadah dan menggapai kemuliaan. Setelah ini kau
akan aku bawa ke rumah teman-teman mahasiswa. Agar kau
kembali hidup dalam barakah lingkungan para penuntut
ilmu." "Iya Pak." Berulang kali Zul hanya menjawab: Iya Pak, iya Pak.
Agaknya Pak Rusli memperhatikan jawaban Zul.
"Kamu ini dari tadi kok cuma bilang; Iya Pak, Iya Pak.
Jawa betul kamu ini. Apa tidak ada kata-kata yang lain?"
"Mmm, aduh bagaimana Pak ya?"
"Sudah jangan dipikirkan. Ini hanya gurauan saja. Ayo
kita jalan." "Iya Pak." "Lha diulang lagi kan!" Seru Pak Rusli sambil tersenyum
lebar. Zul langsung meringis. Ia jadi heran sendiri, kenapa terus
mengulang-ulang kata-kata itu pada Pak Rusli. Namun
suasana jadi sangat cair. Sikap Pak Rusli yang low
profilemembuatnya seolah sudah lama mengenal lelaki
berumur empat puluhan itu. Padahal belum ada tiga jam ia
bertemu dengannya. Keluar dari Saji Selera, Pak Rusli membawanya masuk
kampus Universiti Malaya. Zul terkagum-kagum dengan
keindahan dan kerapian kampus perguruan tinggi tertua di
Malaysia itu. "Universiti ini masuk dalam jajaran 100 perguruan tinggi
terbaik dunia. Kau harus tahu itu. Semoga saja kau nanti
diterima lanjut S2 di sini. Aku yakin orang seperti kau akan
meraih kecemerlangan di masa yang akan datang." Ujar Pak
Rusli menyemangati. "Doanya Pak." "Allah memberkati, insya Allah."
Setelah mengelilingi kampus Universiti Malaya, Pak Rusli
mengajak Zul shalat Ashar di masjid Akademi Pengajian


Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Islam. Setelah itu langsung memacu mobilnya ke kawasan
Pantai Dalam. Setelah keluar dari kawasan kampus UM, di
sepanjang perjalanan, tepatnya di samping kiri, Zul melihat rel
KTM. Sesekali ia berpapasan dengan KTM yang melaju ke arah
KL Sentral. Sepuluh menit kemudian Pak Rusli memperlambat
laju mobilnya. Mobil itu memasuki daerah yang terkesan agak
kumuh. Setelah melewati jalan di bawah jembatan layang,
mobil itu belok kanan. Di hadapan Zul tampak apartemen
putih yang tinggi dan kusam.
"Inilah Pantai Dalam, banyak mahasiswa Indonesia di
sini. Kita akan berkunjung ke rumah salah seorang di an tar a
8 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mereka." Mereka berdua turun dari mobil dan bergegas ke arah
apartemen. Di tengah jalan mereka bertemu dengan anak
muda yang gayanya khas Indonesia.
"Assalamu'alaikum. Geng, mau ke mana?" sapa Pak Rusli
"Anu Pak mau beli minyak goreng," jawab anak muda itu.
"Geng, kenalkan ini namanya Zul. Dari Demak. la baru
datang tadi malam," kata Pak Rusli memper-kenalkan.
Anak muda itu memperkenalkan diri, langsung menyalami Zul sambil "Saya Sugeng, dari Purworejo Jawa Tengah. Selamat
datang di Kuala Lumpur Mas."
"Iya Mas. Terima kasih," jawab Zul.
"Namanya Zul ya" Zul siapa lengkapnya?" tanya Sugeng
lagi. "Aslinya Ahmad Zul. Tapi teman-teman di SMA sering
memanggil Zul Einstein."
"Zul Einstein. masuk UM?" Wah keren juga. Rencana mau "Jika Allah mengijinkan."
"Nanti saya bantu, insya Allah."
"Terima kasih Mas Sugeng."
"Pak Rusli saya jalan dulu ya. Saya cuma sebentar kok.
Langsung ke rumah saja Pak. Di rumah ada si Arif sama si
Yahya," terang Sugeng.
"Baik Geng. Jangan lupa beli yang segar-segar ya," tukas
Pak Rusli renyah. "Beres Pak. O ya Pak jangan lupa lagi. Lantai sepuluh"
"Iho. Bukan lantai sembilan."
9 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"O ya terima kasih. Namanya juga sudah tua sering lupa.
Ayo Zul kita jalan."
Pak Rusli dan Zul berjalan melewati samping apartemen
menuju apartemen berikutnya. Lalu masuk lift yang
mengantarkan mereka berdua sampai lantai sepuluh. Keluar
dari lift mereka berjalan ke arah kanan. Di pintu flat tempat
tinggal Sugeng dan teman-temannya itu ada sriker bendera
merah putih. Di bawahnya ada tulisan: "Rawe-rawe rantas,
malang-malang putung!" Menandakan bahwa mayoritas penghuninya adalah orang Indonesia dari Jawa.
Pak Rusli mengetuk pintu dan dibukakan oleh seorang
pemuda gempal berambut tipis. la hanya memakai sarung dan
kaos putih. Pemuda itu menyambut dengan senyum.
"O Pak Rusli. Silakan Pak."
Pak Rusli dan Zul masuk. Pemuda itu memperkenalkan
diri pada Zul. Namanya Yahya. Ia berasal dari Malang.
"Tesisnya bagaimana, Ya. Sudah selesai?" tanya PakRusli.
"Alhamdulillah sudah Pak. Minggu depan submit, insya
Allah," jawab Yahya dengan wajah cerah.
"Langsung lanjut Ph.D., Ya?"
"Insya Allah Pak, tapi saya mesti laporan ke pihak UIN
Malang dulu. Semoga saja diijinkan untuk langsung lanjut
Ph.D. Doanya." "Allah memudahkan insya Allah."
Akhirnya Zul tahu bahwa Yahya dulu kuliah di Pakistan
jurusan sejarah dan peradaban. Sepulang dari Pakistan ia
diterima jadi dosen di UIN Malang. Lalu melanjutkan S2 di
UM, dan sebentar lagi selesai. Setelah itu akan langsung
melanjutkan S3. la juga tahu flat itu terdiri atas tiga kamar. Dua kamar
mandi. Dapur. Dan ruang tamu. Yang tinggal di situ lima
orang; Sugeng, Yahya, Arif, Rizal, dan Pak Muslim. Yahya dan
Pak Muslim sudah menikah. Sedangkan yang lainnya masih
bujang. Sewa flat itu enam ratus ringgit per bulan, atau
sekitar satu juta enam ratus ribu per bulan. Baginya itu
sangat mahal. Enam ratus ringgit ditanggung oleh penghuni
rumah itu yang berjumlah lima. Sehingga masing-masing
orang kena beban 120 ringgit per bulan. Jika berjumlah enam,
maka masing-masing orang kena beban seratus ringgit.
Yahya juga bercerita, bahwa awal-awal di Kuala Lumpur
ia sempat bekerja mencuci piring di restoran dengan gaji yang
sangat mepet. Ia juga pernah kerja di sebuah kedai foto copy.
Bahkan ia pernah bekerja sebagai tukang bersih-bersih WC di
Gedung Putra World Trading Centre atau biasa disingkat
PWTC. 10 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Apa saja saya lakukan untuk bisa hidup dan membayar
uang kuliah. Meskipun diterima jadi dosen, tapi saya belajar
ini tanpa beasiswa. Saya dulu sempat membawa isteri, tapi
saya rasakan berat. Akhirnya sementara ini isteri tinggal di
Malang dulu. Semoga saja nanti keadaan membaik. Dan saya
bisa membawa isteri lagi kemari untuk menemani membuat
disertasi Ph.D." jelas Yahya pada Zul.
"Intinya tidak boleh malu. Tidak boleh menyerah. Dan
harus terus bergerak. Saya dulu awal-awal kuliah di sini juga
sama seperti Yahya. Hidup prihatin. Kerja apa pun asal halal
dan bisa membuat saya semakin kaya saya lakukan. Alhamdulillah sekarang saya bisamembuka usaha
bekerjasama dengan orang Malaysia. Cukup untuk
menghidupi anak dan isteri. Begitu selesai doktor saya
langsung akan pulang ke Indonesia." Pak Rusli menambahi.
Tak lama kemudian Sugeng datang. Dan Arif yang tadi
tidur, terbangun. Pertemuan itu jadi semakin hangat. Semua
memberi semangat pada Zul. Zul merasa menemukan orangorang yang baik dan tulus. Yahya
bahkan menawarkan agar Zul tinggal saja di flat itu dan bisa tinggal satu kamar
dengannya. "Tapi kamar saya agak sempit. Bagi saya tidak masalah
dihuni dua orang. Jika hati dan jiwa kita lapang maka semua
akan jadi lapang." Ucap Yahya dengan wajah cerah.
Tak ada keraguan bagi Zul untuk memutuskan tinggal di
flat itu bersama Yahya, Sugeng dan teman-temannya. Sore itu
ia memutuskan untuk langsung menginap di situ dan tidak
kembali ke Subang Jaya. Setelah mantap bahwa Zul tidak akan terlantar, Pak
Rusli mohon diri. Sebelum keluar pintu ia masih sempat
berkata pada Zul "Saya akan coba mencari informasi. Jika ada lowongan
nanti saya beritahukan. Yang jelas optimislah, bahwa Allah itu
Mahakaya. Allah sudah mengatur jatah rejeki hamba-Nya.
Tergantung bagaimana hamba-Nya itu memungutnya. Jika
ada apa-apa. Perlu bantuan apa-apa, telpon saya saja. Tak
usah sungkan ya Zul."
"Iya Pak. Terima kasih atas segala kebaikannya."
*** Malam itu Zul bertemu dengan seluruh penghuni flat itu.
la tidak merasa menjadi orang asing di rumah itu. Malam itu
juga ia mendapatkan saran-saran yang sangat membantunya
dalam menentukan langkah selanjutnya di Malaysia. Semua
11 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
yang ada di rumah itu ingin memberikan bantuan
semampunya. Sugeng menawarkan diri untuk membantunya mengurus
pendaftaran di UM. Karena Zul masuk ke Malaysia
tanpa single entry maka urusan imigrasi pasti akan sedikit
ada masalah. Rizal yang sudah punya pengalaman dalam
masalah ini bersedia mendampingi Zul jika nanti harus
berurusan dengan masalah visa. Yahya dan Arif akan
membantu mencarikan informasi kerja. Dan Pak Muslim, yang
paling tua di rumah itu, menawarkan sepeda motornya jika
akan digunakan Zul. Pak Muslim akan mengadakan penelitian
di Sabah selama tiga minggu. Berarti sepeda motornya bisa
dipakai selama itu. "Ini masih bulan April. Awal semester bulan Juli. Masih
ada waktu sekitar tiga bulan. Sebaiknya Zul daf tar dulu saja.
Selama tiga bulan bekerja sungguh-sungguh agar bisa
membayar awal semester. Yang pasti jumlahnya agak
lumayan. Besok kita lengkapi syarat-syaratnya. Dan lusa kita
masukkan berkas ke IPS.8 Untuk uang pendaftaran yang 30
dollar itu biar saya talangi dulu. Jadi, dua hari kita targetkan
8 IPS : Institute Postgraduate Studies.
berkas sudah masuk. Setelah itu baru konsentrasi cari kerja.
Bagaimana?" Jelas Sugeng.
"Saya ikut saja." Lirih Zul.
"Coba lihat, mana ijazahmu" Kau bawa kan?"
Zul mengangguk dan mengambil tas hitamnya. la
keluarkan map berisi berkas-berkas pribadinya dari tas itu. la
berikan map itu pada Sugeng. Sugeng lalu membuka dan
meneliti dengan seksama. Ijazah SD sampai S1 ada di situ.
Sugeng lalu melihat ijazah S1 itu dengan kening berkerut.
"Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia ya?"
"Iya Mas." Jawab Zul pelan
"Pak Muslim, sini Pak!" Seru Sugeng pada Pak Muslim
yang sedang asyik menulis di depan layar komputer di
kamarnya. Pak Muslim langsung mendekat.
"Iya ada apa Geng?" tanya
membenarkan gagang kaca matanya.
Pak Muslim sambil "Zul ini, S1-nya jurusan pendidikan bahasa Indonesia.
Sebaiknya kalau masuk S2 UM di fakultas apa, jurusan apa,
12 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Pak?" Pak Muslim berpikir sejenak. Lalu berkata, "Lha Dik Zul
sendiri ingin masuk fakultas apa?"
"Fakultas pendidikan, Pak." Jawab Zul seraya mendongakkan kepalanya ke arah Pak Muslim yang berdiri di
samping Sugeng. "Kalau gitu ya masuk fakultas pendidikan saja.
Jurusannya, kalau saya boleh menyarankan sosiologi
pendidikan saja." Sahut Pak Muslim.
"Bagaimana dengan saran Pak Muslim, Zul?" tanya
Sugeng. "Boleh. Saya sepakat."
Malam itu Zul merasa menemukan sctitik cahaya yang
bisa dijadikan sedikit penerang bagi jalan masa depannya. la
kembali mendapatkan gairah hidup yang baru. la merasakan
kedamaian seperti rasa damainya saat dulu bisa melanjutkan
pendidikan setelah lulus SD. la tetap bisa lanjut ke SMP
meskipun harus dengan bekerja membantu Pakdenya di Pasar
Sayung sepulang sekolah. la merasa bahagia saat itu, sebab
banyak teman-temannya yang putus sekolah karena tidak ada
biaya. Mereka selesai SD langsung bekerja di sawah atau kerja
di pabrik-pabrik yang ada di Kawasan LIK Semarang. Malam
itu, untuk pertama kalinya ia tidur dalam keadaan lebih
nyaman dan tenteram. Dadanya terisi cahaya optimisme dan
semangat. Bertahun-tahun sebelumnya ia selalu tidur dalam
bayang kekuatiran, rasa takut dan ketidakpastian hidup. Ia
mengalami itu sejak Pakdenya, orang yang merawatnya sejak
kecil, me-ninggal saat ia masih di bangku kelas 3 SMA. Sejak
itu ia seperti merasakan ketidakpastian hidup. Dengan
berusaha tetap tegar ia akhirnya berhasil juga menye-lesaikan
SMA-nya bahkan bisa tetap kuliah. Dan selesai juga
kuliahnya. Namun selesai kuliah ia belum juga mantap
menapakkan kakinya. Hal itulah yang mem-buatnya
merantau. Dari Semarang ke Jakarta. Lalu ke Batam. Dan
akhirnya ke Malaysia. Dan malam itu, setelah ia bertemu dengan orang-orang
yang berpendidikan dan tulus, ia banyak mendapatkan
pencerahan. Kisah hidup Yahya yang begitu rendah hati mau
bekerja apa saja saat menuntut ilmu membuatnya kembali
terlecut. Ia dulu, saat kuliah di Semarang, juga pernah
mengalami apa yang Yahya alami. Saat kuliah ia pernah
bekerja menjadi tukangbecak, kuli panggul di Pasar Genuk,
satpam di LIK, dan terakhir penjaga parkir di Pasar Johar.
Yang ia rasakan, bedanya Yahya dengan dirinya adalah
13 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti


Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yahya begitu mantap dan bahagia dengan apa yang
dilakukannya. Yahya menganggap hal itu bukan beban, tapi
suatu kenikmatan. Yahya memasukkannya sebagai bagian
dari ibadah dan pengabdian. Tapi dia selama ini bekerja,
selalu saja menganggap sebagai beban. Dalam hatinya selalu
saja masih ada rasa kuatir dan merasa tertekan. Dan malam
itu ia mendapatkan pencerahan yang membuatnya merasa
lebih tenang. Malam itu ia tidur dengan bibir menyungging senyum
optimis. Ia optimis telah menemukan jalan untuk
memperbaiki masa depan. Ia tidur dengan sama sekali tidak
mengingat Mari, Iin, Sumiyati dan Linda di Subang Jaya.
Sementara di Subang Jaya sana, Mari berangkat tidur
dengan perasaan kehilangan. Entah kenapa ia merasa ada
yang hilang dari hatinya. Ia telah mendapatkan informasi
pekerjaan untuk Zul. Dan ia pulang dengan perasaan bahagia,
sebab ia yakin Zul masih ada di rumahnya. Dan ia akan
memberikan informasi pekerjaan itu pada pemuda itu. Ia akan
melihat pemuda itu bahagia lalu mengucapkan terima kasih
padanya. Namun ia kecewa saat ia dapati Zul tidak ada. Ia
masih berharap, malam itu Zul akan kembali ke rumah itu.
Namun ia kembali kecewa. Sampai pukul satu malam ia
menunggu Zul tidak juga muncul. Akhirnya ia tidur dengan
perasaan masygul. *** Lima Dua hari pertama di Pantai Dalam Kuala Lumpur, Zul
sibuk mengurus berkas-berkas pendaf tarannya ke Universiti
Malaya. Dengan sabar Sugeng menemani dan mengantar ke
sana kemari. Sugeng juga yang mengusahakan rekomendasi
dari dua orang guru besar di Universiti Malaya (UM). Dan di
hari ketiga berkas itu berhasil dimasukkan ke Institute
Postgraduate Program (IPS). Zul mengambil program kerja
kursus dan tesis di Fakultas Pendidikan Jurusan Sosiologi
Pendidikan. "Kita tinggal menunggu surat panggilan dari UM. Jika
diterima nanti pihak IPS UM akan mengirim offer letter ke
alamat kita. Dengan offer letter itulah nanti kamu mengurus
registrasi dan lain sebagainya." Jelas Sugeng pada Zul setelah
berhasil memasukkan berkas ke IPS.
"Berapa lama kita menunggu offer letter Mas?"
"Mungkin dua bulan lagi sudah kita terima. Sekarang
yang paling penting kamu mempersiapkan biaya untuk
registrasi jika diterima nanti. Jika ditotal paling tidak nanti
kamu harus keluar uang tiga ribu ringgit lebih."
"Besar sekali ya Mas."
"Ini untuk pertama kali saja. Setelah itu tiap semester
biaya SPP-nya terus turun. Kalau ditotal biaya kuliah di sini
14 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dengan di Indonesia kurang lebih sama. Namun jika kita
bandingkan fasilitasnya, rasanya di sini lebih murah. Hanya
saja biaya hidupnya di sini cukup tinggi. Tetapi dengan
menyempatkan diri sambil bekerja, semua biaya bisa ditutupi.
Sekali lagi yang agak berat itu memang biaya masuk awalnya."
"Saya harus menyiapkan tiga ribu ringgit lebih ya Mas."
"Iya." Zul mengerutkan keningnya. Dalam waktu sekitar tiga
bulan ia harus mencari uang sebanyak itu. Ia agak gamang,
apakah ia bisa. "Jangan kuatir, yang penting Zul berusaha dulu. Jika
nanti masih kurang, saya akan bantu mencarikan pinjaman
dulu. Yang penting, Zul bisa mulai kuliah untuk sesi Juli yang
akan datang." "Iya Mas, terima kasih atas segalanya. Saya akan
berusaha keras. Tadi pagi setelah shalat Subuh Mas Rizal
mengajak saya untuk kerja lembur di restoran sebuah hotel
nanti malam." "Kalau begitu ayo kita pulang sekarang Zul. Kau perlu
istirahat untuk persiapan nanti malam. Sementara nanti
pukul dua saya ada jadwal mengajar budak-budak9 Malaysia
di Damansara." "Ayo Mas, berarti kita shalat Zuhur di surau di bawah flat
kita." "Iya." *** Sore itu menjelang Maghrib, Zul telah siap-siap untuk
mulai kerja pertama kalinya di negeri Jiran. Ia begitu
bersemangat. Sebab ia punya tujuan yang jelas untuk apa
bekerja. Rizal senang melihat Zul bersemangat. Ia senang,
sebab malam itu ada yang menemaninya. Selama ini ia
biasanya sendirian saja. "Kita harus sampai di Hotel Grand Season sebelum pukul
setengah delapan. Pesta ulang tahun selebriti Malaysia ini
akan berlangsung dari pukul delapan sampai pukul sebelas
malam. Kita mungkin akan pulang sekitar pukul satu malam.
Sebab selain kita bertugas menjadi pelayan yang
9 Anak-anak. Orang Malaysia menyebut anak dengan kata budak.
menghidangkan makanan. Kita juga bertugas membersihkan
peralatan setelah acara itu. Bagaimana kau siap Zul?"
"Siap Mas." "Ayo kita berangkat."
Mereka berdua lalu turun dari flat. Lalu dengan sepeda
Honda tua tahun tujuh puluhan mereka meluncur menyisiri
jalan raya Kuala Lumpur. 15 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Kenapa tadi tidak memakai motornya Pak Muslim saja
Mas" Lebih cepat." Kata Zul saat melihat Rizal berkali-kali
melihat jam tangannya sambil mengendari sepeda motor
tuanya. "Memakai milik sendiri meskipun tua seperti ini rasanya
lebih nyaman. Insya Allah tidak terlambat kok." Jawab Rizal.
"Semoga Mas." Mereka berdua akhirnya sampai di Hotel Grand Season
yang berada di kawasan Chow Kit tepat pukul 19.15. Mereka
langsung shalat Maghrib. Selesai shalat Maghrib mereka
mendapat briefing dari penanggung jawab restoran. Dan
malam itu Zul bekerja dengan penuh hati-hati dan dedikasi. Ia
begitu semangat, seolah tidak terasa lelah.
Dalam acara yang serba mewah dan glamour itu ia bisa
melihat dari dekat selebritis-selebritis papan Malaysia.
Termasuk diva pop Malaysia yang sangat terkenal di
Indonesia. Hanya saja ia tidak berani kenalan, minta tanda
tangan atau minta foto bersama. Dalam hati kecil ada juga
sebenarnya keinginan untuk sekadar menyapa bahkan minta
tanda tangan. Ia hanya membayangkan jika bisa foto bersama
artis paling populer di Malaysia dan Indonesia itu, lalu bisa
memasang foto itu di kamarnya, atau mengirim foto itu pada
teman-temannya di Batam, pastilah ia akan merasa bahagia.
Namun ia tak memiliki keberanian untuk melakukan
itu semua. la juga merasa, sebagai pelayan, sangat tidak etis
jika sampai berani melakukan hal itu.
Di akhir acara, ia sempat diajak bicara oleh seorang
wartawati sebuah stasiun televisi Malaysia. Cantik. Ia sangat
tersanjung. Wartawati itu, entah iseng entah serius
menanyakan ia berasal dari mana" Lulusan apa" Dan apa
motivasinya kerja di restoran hotel itu" Ia menjawab
semuanya dengan jujur. Bahwa ia berasal dari Indonesia.
Lulus S1 dari sebuah universitas di Semarang. Dan kerja di
situ karena harus survive dan harus bisa membayar biaya
SPP-nya di UM. Wartawati itu agak terkejut.
"Jadi awak sekarang sedang buat master di UM?"
"Iya." "Dan awak ini bekerja untuk bayar studi awak?"
"Iya." "Wah boleh. Awak boleh dikata seorang wira10 sejati Saya
takjub sama awak. Kalau boleh tahu ambil fakulti apa?"
"Fakulti Pendidikan, spesialisasi Sosiologi Pendidikan."
"Terima kasih. Saya sangat kagum dengan awak. Semoga
berjaya. Ini kad nama saya. Suatu masa nanti kita lanjutkan
pembualan kita ya" O ya lupa lagi, siapa nama awak tadi?"
"ZulHadi." "Zul Hadi. Ada number yang bisa dikontak tidak?"
"Wah tak ada. Tapi saya ada alamat email mau?"
"A...boleh,boleh."
16 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Zul lalu menyebutkan alamat emailnya. Wartawati itu
mencatatnya di note book-nya.Lalu wartawati itu pergi sambil
menganggukkan kepala dan melempar senyum kepadanya.
Zul balas mengangguk dan tersenyum.
Pengalaman pertamanya kerja di Kuala Lumpur malam
itu sangat mengesankan. Malam itu, ia pulang pukul setengah
10 Kesatria, pahlawan. dua malam. Di tengah perjalanan hujan deras turun. Rizal
nekat menerobos hujan itu. Dan malangnya, rantai sepeda
motor tua itu putus. Jadilah mereka berdua jalan kaki
sepanjang empat kilometer sambil menuntun motor. Mereka
sampai di Pantai Dalam pukul lima. Rizal minta maaf kepada
Zul, "Sorry Zul ya. Jika pakai sepeda Pak Muslim, mungkin
kita tidak perlu jalan kaki sejauh itu."
"Tak apa-apa Mas. Malah jadi kenangan indah tak
terlupakan." "Ya. Nanti bisa kita ceritakan ini pada anak cucu kita
hahaha." "Hahaha." Begitulah. Sejak itu Zul larut dalam dunia kerjanya. Ia
benar-benar mati-matian bekerja. Siang dan malam. Demi
bertahan hidup dan demi bisa membayar uang kuliahnya.
Selain bekerja insidentil di hotel-hotel kalau ada acara-acara
besar, secara rutin siang hari Zul bekerja di pom bensin
selama enam jam. Rizal jugalah yang mencarikan kerja di pom
bensin itu. Dan malam hari ia ikut Arif bekerja sebagai
pelayan Jamaliah Cafe di daerah Taman Seputeh. Biasanya ia
berangkat pukul tujuh malam dan pulang pukul tiga pagi.
Nyaris ia hanya istirahat beberapa jam saja setiap hari.
Karena kesibukannya itu, ia belum juga sempat mengambil
barang-barangnya yang ia tinggal di rumah Mari, di Subang
Jaya. Ia bahkan nyaris melupakannya.
Suatu hari ia hanya bisa mengirim SMS kepada Mari:
"Assalamu'alaikum Mbak Mari. Maaf ya, sy blm
bs ke tmpt Mbak. Juga maaf pada wkt itu tdk
smpt pamitan. Alhamdulillah sy sdh dpt kerja.
Dan sdh dpt tmpt tnggl yg nyaman. Trs trng sy
sdng sngt sibuk. Nnti jk sdh agak longgar sy
k tmpt mbak untk ambil barang insya Allah.
Terima kasih atas sgl kebaikannya ya. Dari
adikmu: Zul." Dalam SMS itu ia mengatakan sebagai adik Mari. Karena
ia merasa Mari memang tepat dijadikan kakaknya. Dan saat
bertemu untuk pertama kali ia merasakan Mari begitu baik.
Dan seolah Mari meng-anggap dirinya sebagai adiknya.
17 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Smsnya itu langsung dibalas oleh Mari,
"Wassalamu'alaikum wr wb. Alhdulillah kau
ternyata masih hidup :) Aku smpat khwtir krn
kau pergi dan dua bulan tdk ada kbrnya. Ya,
smg sehat dan sukses. Barang-barangmu masih
terjaga dgn baik di sini. Oh ya skdr
informasi, jk nnti ke sini mngkn tak akan
bertm Mbak Iin lagi. Dia sdh pulang ke
Indonesia tiga hari yang lalu. Dan kemngkinan
besar tidak akan kembali lagi ke sini. Terima
kasih telah menganggapku sebagai kakak.
Selamat bekerja. O ya apakah ini nomor hpmu"
Salam sayang dari kakakmu: Mari."
Ia bahagia sekali membaca SMS itu. Ia merasakan bahwa
Mari memang orang yang tulus. Menolong dirinya tanpa
pamrih apapun. Terkadang terbersit dalam pikirannya andai
saja Mari masih gadis dan umurnya lebih muda darinya. la
merasa bisa jatuh cinta padanya. Cepat-cepat ia menepis
pikiran yang tidak-tidak itu. la lalu menjawab pertanyaan
Mari, "Mbak ini bukan nomor hp saya. Tapi nomor teman saya.
Tapi saya punya alamat email . Jika ingin mengabarkan
sesuatu kpd sy, ini alamatnya : zoel_guanteng@okaymail.com.
Terima kasih." Ia lalu menerima jawaban singkat dari Mari,
"Ya. Baik." *** Zul terus berjuang dan bekerja. Suatu hari datanglah
surat dari Universiti Malaya. Zul benar-benar diterima di
perguruan tinggi tertua di Malaysia itu. Dan setelah matimatian bekerja siang dan malam selama
tiga bulan, ia bisa membayar registrasi pascasarjananya. Namun uangnya habis
untuk registrasi dan mengurus student pass. Padahal ia harus
segera aktif kuliah. Ia tidak bisa lagi kerja full time seperti
dulu. Tapi pemasukannya harus tetap seperti dulu. Ia agak
bingung menyikapi hal itu. Apalagi jika ia harus naik bus
setiap hari dari Pantai Dalam ke UM. Ongkos hidupnya jadi
semakin bertambah. Apa yang ia hadapi itu ia sampaikan
kepada Yahya, orang saat ini ia anggap paling dekat
dengannya. Sebab Yahya tinggal satu kamar dengannya.
Yahya menyimak apa yang disampaikan Zul dengan penuh
perhatian. Ia menjadi pendengar yang baik. Setelah Zul
menyampaikan masalahnya secara tuntas, Yahya menanggapi, "Bisa disiasati. Sesungguhnya setiap kali Allah menghadapkan manusia pada satu masalah,
18 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sebenarnya Allah juga

Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyiapkan jalan keluarnya. Inna ma'al 'usriyusra.
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan.
Begitulah Al-Quran membahasakan. Apa yang kaualami
sekarang ini pernah saya alami. Kau masih lebih beruntung
Zul, sebab bisa bayar registrasi tanpa berhutang. Saya dulu
sampai berhutang. Mari kita petakan apa yang kauhadapi
satu per satu. "Jika kau aktif kuliah artinya waktumu untuk bekerja di
siang hari sangat sedikit. Tapi kau bisa bekerja Sabtu dan
Minggu. Sebab masa aktif kuliah cuma lima hari. Tapi saya
sering lihat juga, bahwa untuk pascasarjana fakulti
pendidikan sering masuk sore hari. Sebab mahasiswa dari
pribumi Malaysia banyak yang dari kalangan guru. Pagi
mereka mengajar, baru mereka bisa masuk kuliah sore hari.
Yang paling penting, kau harus pastikan jadwal kuliah
secepatnya. Baru bisa menata kapan dan di mana kau bisa
kerja. Dan ada lagi yang juga sangat penting Zul, yaitu mulai
sekarang kau harus memiliki sepeda motor sendiri. Selama ini
kau bisa pinjam Rizal, Pak Muslim, atau siapa saja yang
sepeda motornya nganggur. Tapi sekarang tidak bisa Zul. Kau
sudah punya jadwal kuliah. Dan kau akan punya jadwal kerja
sendiri, yang berbeda dengan Rizal sekalipun. Kalau kemarin
kau bisa berangkat kerja bersama Rizal, sekarang belum tentu
bisa. "Menurut saya, sepeda motor sudah kebutuhan primer
bagi mahasiswa UM. Tidak sekunder lagi. Bahkan kalau
disuruh memilih penting mana sepeda motor sama komputer"
Saya akan langsung jawab; penting sepeda motor. Kita tidak
akan leluasa bergerak tanpa sepeda motor. Tapi kita masih
bisa mengerjakan tugas dengan baik meskipun tidak memiliki
komputer. Sebab di kampus fasilitas komputer sangat
berlebih. Di mana-mana ada komputer dan internet. Itu yang
bisa saya sarankan Zul." Zul memikirkan dan merenungi
saran Yahya benar-benar. Apa yang disarankan Yahya ia
rasakan banyak benarnya. Ia harus punya sepeda motor
meskipun tua dan butut. Akhirnya dengan memberanikan
diri, ia meminjam uang pada Pak Muslim untuk membeli
sepeda motor. Ia membeli sepeda motor yang murah,
Suzuki tahun tujuh puluhan akhir.
"Yang penting bisa jalan dan mengantarkan sampai
tujuan." Gumamnya dalam hati.
Setelah itu ia melihat jadwal kuliahnya. Dan menata
jadwal kerjanya. Dengan terpaksa kerja di pom bensin ia
tinggalkan. Sebab kerja di pom bensin itu banyak bertabrakan
dengan jadwal kuliahnya. Sebagai gantinya ia kerja di warung
runcit. Berangkat pukul delapan sampai pukul dua siang.
Setiap hari. Jadwal kuliahnya banyak di sore hari. Mulai
pukul tiga atau pukul empat. Dan seringkali selesai pukul
19 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sembilan malam. Di atas pukul sembilan masih ia gunakan
untuk bekerja di kedai Jamaliah Cafe. Hanya dua jam
setengah saja. Dari pukul setengah sepuluh sampai pukul dua
belas malam. Ia hanya punya waktu untuk belajar setelah
shalat Subuh. Dan itu ia gunakan sebaik-baiknya. Jika
setelah Subuh ia tidak belajar itu artinya ia tidak punya
waktu lagi untuk belajar. Maka baginya waktu setelah shalat
Subuh sangat mahal. Ia merasa beruntung tinggal satu kamar
bersama Yahya. Sebab Yahya punya kebiasaan belajar setelah
shalat Subuh. "Saya belajar setelah shalat Subuh ini sejak di SD. Saya
ini aneh, untuk buku-buku yang serius saya hanya bisa
konsentrasi jika membacanya pada pagi hari. Ya setelah
shalat Subuh itu. Biasanya kalau yang saya baca setelah
shalat Subuh itu banyak melekatnya di otak." Kata Yahya
pada Zul suatu ketika. "Dan lagi setelah shalat Subuh itu waktu yang penuh
barakah. Baginda Nabi sudah menjelaskan bahwa barakah
untuk umatnya diturunkan pada waktu pagi. Jika kita ingin
dapat banyak barakah ya berarti kita harus menghidupkan
waktu pagi kita. Waktu Subuh dan setelah Subuh kita."
Sambung Yahya. "Wah cocok sekali apa yang Mas Yahya sampaikan
dengan fenomena yang saya amati. Itu orang-orang China
yang kaya-kaya. Baik di Indonesia atau di Malaysia, mereka
itu selalu membuka toko dan dagangannya pagi-pagi sekali.
Saya punya teman di Batam, dia pernah menjadi
pembantunya orang China di Jakarta. Dia cerita, tuannya itu
sudah bangun pagi sejak pukul empat pagi. Begitu bangun
pagi langsung melihat siaran televisi dunia. Melihat indeks
harga saham dunia. O jadi nyambung sama barakahnya
waktu pagi." "Iya Zul. Semestinya kita harus bangun lebih pagi dari
orang China." "Benar Mas." *** Enam Tak terasa Zul telah melewati satu semester. Selama itu
ia seperti tidak mengenal siang dan malam. Hari-harinya ia
lewati dengan bekerja dan belajar. Bekerja dan belajar. Ia
tampak lebih kurus dari hari pertama saat ia tiba di Malaysia.
Hidup setengah tahun lebih bersama Yahya membuatnya
lebih banyak tahu tentang ajaran agamanya. Ia yang selama
ini tidak mendapat pengajaran agama secara mendalam,
banyak mendapat masukan-masukan tentang keindahan
Islam. Sedikit demi sedikit Yahya memberikan pencerahan,
tanpa terasa. Tidak ada waktu khusus mengaji pada Yahya. Cukuplah
20 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
interaksi harian menjadi tempatnya menimba ilmu.
Malam itu Kuala Lumpur hujan deras. Zul bangun dan
shalat Tahajjud. Di keheningan malam itu ia memuhasabahi
dirinya sendiri. Ia merenungi perjalanan hidupnya selama ini.
Banyak sekali tingkah lakunya yang jauh dari perilaku yang
dibenarkan oleh agama. Ia jadi teringat masa SMA-nya dulu.
Ia pernah pacaran dengan anak SMA tetangga desa. Ia
pacaran diam-diam. Pakdenya, yang menjadi pengasuhnya,
tidak pernah tahu. Ia pernah pergi dengan pacamya itu malam
mingguan di Simpang Lima Semarang. Dan astaghfirullahia
bergan-deng tangan dan duduk berpelukan mesra dengan
pacarnya itu sambil nonton ramainya kawasan Simpang Lima.
Ia putus dengan pacarnya, setelah lulus SMA. Pacarnya itu
dikawinkan paksa oleh orangtuanya. Dan ia tidak
memberitahukan hal itu kepadanya. Tahu-tahu ia mendapat
kabar pacarnya sudah kawin dan hidup bersama suaminya di
luar Jawa. Ia sempat sakit hati. Lalu saat kuliah di IKIP ia
sempat pacaran lagi. Hanya bertahan dua bulan. Ia putuskan
pacarnya itu setelah ia tahu pacarnya itu temyata punya
pacar selain dia. Ia sakit hati. Setelah itu ia tidak pernah
pacaran lagi. Dua kali ia dikhia-nati perempuan, dan baginya
itu cukup. Ia tak mau lagi. Ia bersyukur kepada Allah yang
menjaganya, hanyadua kali saja pacaran. Dan tidak sampai
melakukan yang lebih dari sekadar bergandeng tangan dan
berpelukan. Ia tidak bisa membayangkan jika Allah tidak
menjaga-nya. Mungkin ia telah berbuat maksiat yang lebih
besar lagi madharatnya. Dari Yahya ia tahu bahwa tidak halal menyentuh tubuh
perempuan yang bukan mahramnya. Tidak halal berasyikmasyuk dengan perempuan yang bukan
isterinya. Pacaran adalah cara setan menggiring umat manusia agar jatuh pada
perbuatan nista yang dikutuk semua agama, yaitu zina.
Banyak orang melakukan pacaran yang - karena masih
disayang Allah - di-selamatkan oleh Allah dari dosa besar itu.
Namun tidak terhitung jumlahnya manusia yang melakukan
pacaran dan akhirnya jatuh ke lembah nista itu, yaitu
melakukan perzinahan berulang-ulang kali.
Zul jadi merinding mengingat hal itu. Berulang-ulang kali
ia mengucapkan istighfar. Ia membayangkan seperti apa besar
dosanya. Berapa kali ia bermesraan dan berpelukan dengan
perempuan yang tidak halal baginya.
"Astaghfirullahal adhim. Ya Allah ampuni dosa-dosaku.
Ampuni kebodohanku. Ampuni perbuatan-perbuatan jahiliyahku." Ia menangis bila mengingat yang terjadi pada teman satu
kelasnya di SMA. Dua sejoli si Fulan dan si Fulanah. Mereka
21 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berpacaran dan kebablasan. Si Fulanah hamil. Keduanya
mengakui perbuatan keji itu pada pihak sekolah. Akhirnya
keduanya dinikahkan oleh keluarga mereka. Dan tepat satu
minggu sebelum ujian akhir keduanya dikeluarkan dari
sekolah. Sebelum pergi ke Jakarta ia mendengar kabar
keduanya cerai. Lebih menyedihkan lagi si Fulanah kabarnya
bekerja di Sunan Kuning11 dan si Fulan dipenjara karena
terlibat curanmor. Jika Allah tidak mengasihinya, bisa jadi nasibnya lebih
buruk dari si Fulan dan si Fulanah. Sebab saat ia pacaran ia
nyaris pernah melakukan perbuatan yang dilarang itu dengan
pacarnya. Zul kembali menangis mengingat hal itu,
"Ya Allah kalau tidak Kauselamatkan diriku. Akan jadi
apakah diriku ini" Akan jadi budak setankah" Akan jadi
makhluk yang durhaka kepada-Mu kah" Ya Allah, terima
kasih ya Allah telah menyelamatkan diriku. Ya Allah aku ingin
hidup lurus di jalan-Mu. Ampunilah dosa-dosaku yang telah
lalu. Limpahkanlah hidayah-Mu dan jagalah diriku dari
perbuatan maksiat dengan penjagaan-Mu yang tidak pernah
luput sekejap pun juga."
Di akhir muhasabahnya ia teringat kebersamaannya
dengan Man dan teman-temannya. Juga perjumpaannya
dengan Linda. Ia mohon ampun kepada Allah jika ada
perbuatannya yang dosa, juga memintakan ampun kepada
Allah untuk Mari, Iin, Sumi dan Linda. Walau bagaimanapun
Mari telah memberikan pertolongan padanya.
Pagi harinya entah kenapa ia merasa ingin bersilaturrahmi ke rumah Mari di Subang Jaya.
Beberapa kali ia menepis keinginan itu. Ia katakan pada dirinya bahwa besokbesok masih ada waktu untuk
mengambil barang-barangnya.
Namun keinginannya untuk pergi ke rumah Mari entah
kenapa terus mendesaknya.
Pada akhirnya ia tetap merasa harus bersilaturrahmi hari
itu dan pagi itu juga. Ya, bersilaturrahmi sekadarnya saja.
Sambil mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal di
sana. Ia belum mengucapkan terima kasih secara langsung
pada Mari. Selain itu ia masih memegang kunci rumah itu. Ia
11 Sunan Kuning adalah nama sebuah lokalisasi di Kota Semarang, lebih dikenal dengan
singkatan SK. benar-benar lupa kalau memegang kunci milik Linda. Ia harus
mengembalikan kunci itu segera.
Pagi itu tepat jam delapan, setelah sarapan roti canai ia
langsung ke stasiun KTM. Ia tidak membawa apa-apa. Kecuali
tas cangklong hitamnya. Ia bahkan tidak memakai sepatu,
hanya memakai sandal jepit hitam. Dari stasiun Pantai Dalam
ia ke KL Sentral. Lalu dari KL Sentral ia naik bus ke Subang
22 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Jaya. Di tengah perjalanan ketika bus baru keluar dari KL
Sentral hujan turun dengan deras. Bus tetap melaju dengan
tenang. Zul menikmati indahnya kota Kuala Lumpur dalam
siraman air hujan. Air mengalir dengan teratur ke selokanselokan yang diatur rapi. Paru-paru kota
yang ada di hampir setiap sudut kota menyerap air hujan dengan segera. Tak ada
banjir tak ada air menggenang. Zul boleh salut pada tata kota
Kuala Lumpur. Bus melaju dengan kecepatan sedang dan
sampai di Subang Jaya pukul sepuluh siang.
Zul turun dari bus. Hujan masih turun rintik-rintik. Ia
menutup kepalanya dengan tas hitamnya. Iaberjalan sambil
mengingat-ingat jalan menuju rumah Mari. Sambil berjalan ia
meraba saku celananya untuk meyakinkan bahwa kunci yang
dulu dipinjamkan oleh Linda telah terbawa. Ia meraba dan
menemukannya. Ia melangkah dengan cepat. Ia telah
memasuki kawasan Taman Subang Permai. Ia ingat jalan
depan belok kanan. Rumah keempat dari ujung jalan itulah
rumah Mari. Tiba-tiba hatinya berdegup kencang. Ia teringat Linda.
Yang ada di rumah itu pada waktu siang biasanya adalah
Linda. Yang lain pergi kerja. Dan hujan-hujan begini ia akan
mengetuk rumah itu dan bertemu Linda. Yang bisa jadi ia
akan mengenakan pakaian yang tidak menjaga susila seperti
dulu lagi. Ia jadi ragu. Antara meneruskan langkah atau
pulang. Sementara rinai hujan masih terus turun. Akhirnya ia
nekat tetap maju meneruskan langkah. Niatnya adalah
mengembalikan kunci, mengambil barang-barangnya, dan
menyam-paikan rasa terima kasih. Bukan yang lain. Ia
meniatkan diri untuk tidak lama di rumah itu. Mungkin cuma
dua atau tiga menit saja. Ia bisa beralasan sibuk pada Linda.
Sejurus kemudian Zul sudah sampai di depan rumah Mari.
Ada mobil Proton Saga berwarna merah hati di depan gerbang.
Pintu besi rumah itu terbuka. Namun pintu kayunya tertutup
rapat. Artinya ada orang di dalam. Tiba-tiba ia mendengar
suara barang dibanting. Seperti piring. Hujan kembali turun
semakin lebat. Ia mempercepat langkah menuju teras.
Bersama suara guntur yang menggelegar ia mendengar suara
perem-puan menjerit-jerit minta tolong dari dalam rumah. Ia
kaget. Spontan ia lari ke pintu. Ia menggedor-gedor pintu.
Pintu terkunci. Ia ingat, bahwa ia membawa kunci rumah itu. Suara
perempuan dari dalam rumah kembali menjerit-jerit minta
tolong. "Toloong, tolooong! Jangan! Jangan!"
Halilintar kembali menyambar. Ia menyangka suara itu
adalah suara Linda yang mungkin hendak dianiaya oleh orang
yang tidak bertanggung jawab. Walaupun ia tidak suka
dengan perbuatan dan cara berpikir Linda, tapi ia merasa
perempuan itu tetap harus ditolong. la membuka pintu. Dan...
23

Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Alangkah terkejutnya ia. Di ruang tamu itu ia melihat
Mari tengah bergelut melawan seorang lelaki gundul.
Mari meronta-bertubuh besar yang hendak merogol12nya ronta sekuat-kuatnya. Kedua kakinya
menendangnendang. Pakaiannya bagian atas tidak sempurna lagi
menutupi tubuhnya. Ia melihat Mari mati-matian mempertahankan celana jeansnya yang hendak dilepas paksa.
Melihat kemungkaran itu emosi Zul tidak tertahankan
lagi. Darahnya mendidih. Ia langsung membentak dengan
sekeras-kerasnya, "Hai bajingan! Berhenti kau! Kurang ajar!"
12 Merogol = memperkosa. Bersama dengan meluncurnya bentakan keras dari
mulutnya ia langsung melompat menendang lelaki itu, tepat
saat lelaki itu kaget dan menoleh ke arahnya. Tendangan itu
mengenai muka lelaki gundul itu. Tepat di hidungnya. Tak
ayal tubuh lelaki gundul itu terpelanting dari atas tubuh Mari.
Mari langsung bangkit dan lari ke pojok ruangan sambil
mendekap tubuhnya yang gemetar ketakutan.
"Bangsat! Siapa kau berani mencampuri urusanku!"
Lelaki itu berdiri dengan amarah memuncak di ubunubunnya. Ia memegangi hidungnya yang terasa
sakit. Zul tidak gentar. Ia pernah dikeroyok oleh preman Pulo Gadung
dan tidak mat! meskipun saat itu tidak bisa dikatakan ia
menang atau kalah. Yang jelas ia tidak mati. Zul balik
menggertak, "Justru seharusnya aku yang harus bertanya. Siapa kau
bajingan berani kurang ajar sama kakakku!"
"Apa" Mari itu kakakmu! Dasar penjahat. Rupanya kau
ya yang membawa lari Mari kemari. Ketahuilah aku adalah
Warkum, suami Mari yang sah. Aku ingin membawa dia
kembali ke rumahku!"
"Dasar bajingan iblis! Kau bukan suamiku lagi! Aku tidak
sudi melihatmu apalagi kembali padamu!"
"Tutup mulutmu perempuan sundal! Mau tidak mau kau
tetap isteriku! Dan kau kucing alas, jangan ikut campur
urusan rumah tangga orang lain ya! Atau...."
"Atau apa" Aku sudah tahu semuanya. Kau dan Mari
tidak ada hubungan apa-apa lagi. Kau boleh bawa Mari ke
mana saja asal bisa melangkahi mayatku!"
"Kurang ajar!" Lelaki botak itu mengayunkan pukulan tangannya
dengan sekuat tenaga. Jika pukulan itu mengenai dada Zul,
24 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bisa jadi dada yang tipis itu akan rontok. Tapi Zul yang sudah
pernah belajar karate saat kuliah dan pernah berkelahi
dengan preman dengan tenang mengelit sambil menyarangkan
tendangan ke perut Warkum. Warkum terhuyung. Emosinya
semakin menghebat. "Setan alas!" Ia langsung mengambil kursi plastik dan mengayunkan
ke kepala Zul. Zul menghindar. Warkum terus memburu. Satu
sabetan Warkum mengenai pelipis Zul. Langsung berdarah. Di
pojok ruangan Mari menjerit histeris. Zul berusaha tetap
tenang. Ia mencopot sandalnya yang ia rasa mengganggu
gerakannya. Ia mencari peluang untuk menyarangkan
serangan yang telak. Warkum terus memburunya dengan
ganas. Melihat darah mengalir di pelipis Zul, semangat Warkum
untuk membunuh semakin membara. Pada saat Warkum
merasa bisa menghantam Zul dengan kursi plastiknya ia
langsung mengerahkan segenap tenaganya. Sabetan itu
sangat keras. Pada saat menyabet kaki Warkum tidak kokoh
menapak di bumi. Dengan gesit Zul mengelak dengan
menjatuhkan diri ke lantai. Lalu ia melakukan tendangan
memutar sekeras-kerasnya ke arah kemaluan Warkum.
Tendangan itu sangat cepat dan keras. Tendangan itu yang
tak lain adalah jurus buaya mengibaskan ekor yang pernah ia
pelajari dari Mbah Tarmidi yang dikenal sebagai guru silat di
desanya. Kekuatan yang digunakan menyerang dalam
tendangan itu adalah kekuatan putaran kaki dan senjata
untuk melakukan serangan adalah kerasnya tumit kaki.
Tendangan Zul sangat akurat.
Akibatnya... "Plakk!" Tendangan Zul tepat mengenai sasaran. Tumitnya
menghantam kemaluan Warkum dengan sekeras-kerasnya.
Warkum langsung terjengkang dan menge-rang kesakitan.
Kursi plastik itu terlepas dari tangan Warkum. Zul tidak mau
membuang kesempatan. Ia langsung menyarangkan tendangan keras ke rahang Warkum. Warkum kembali
mengaduh.' Ia berusaha bangkit. Namun Zul langsung
memukulnya dengan kursi kayu sekeras-kerasnya. Warkum
mengerang sambil mengucapkan kata-kata kotor. Zul melihat
televisi yang telah hancur. la angkat televisi itu dan ia
tumpukkan ke muka Warkum. Muka itu langsung luka dan
berdarah. Seketika itu Warkum mengaum minta ampun.
"Sudan aku mengaku kalah! Aku tidak akan mengganggu
25 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kalian lagi. Tolong maafkan aku!" teriak Warkum sambil
memegangi kemaluannya. Zul melihat ke arah Mari.
"Mbak mau memaafkan menggelengkan kepala. dia?" tanya Zul. Mari Zul melangkah ke kamar Mari yang terduduk gemetar di
pojok ruangan. Ia pernah melihat ada palu di bawah meja
rias. Jika tidak dipindah palu itu pasti masih ada di sana. Dan
benar palu itu masih ada di sana. Zul langsung
memungutnya. Sementara Mari masih mematung di pojok
ruang tamu. Warkum berusaha bangkit. Pada saat ia mau
bangkit Zul telah kembali ke ruang itu dan langsung
menendang kepala Warkum yang gundul itu sekeraskerasnya. Warkum langsung mengaduh,
"Ampun tolong. Aku mengaku kalah! Biar aku pergi!
Ampuni aku!" Kini tangan kanan Zul memegang palu erat-erat.
"Bagaimana Mbak Mari, mau mengampuni pen-jahat ini?"
Mari menggelengkan kepala.
Begitu melihat Mari menggelengkan kepala, Zul langsung
memukulkan palu yang ada di tangan kanannya itu ke jari
kaki kanan Warkum sekeras-kerasnya. Zul memukulnya
dengan cepat tiga kali berturut-turut. Warkum merasakan
tulang jari kakinya remuk. Ia menjerit sekuat-kuatnya minta
ampun. "Bagaimana Mbak Mari mau memberi ampun?" tanya Zul.
Mari diam saja. Warkum memandang Zul yang saat itu
berwajah sangat dingin. Ia berusaha menyeret tubuhnya ke
belakang. "Berhenti di tempat! Atau aku pukul gundulmu sampai
pecah. Aku tahu kau bajingan dan punya anak buah banyak.
Tapi kau harus tahu aku ini tahu bagaimana cara memecah
dan meremuk tulang kepala seorang penjahat seperti kamu.
Tahu!" Zul membentak. Warkum seketika diam tak berani
bergerak. Ia sudah benar-benar tidak berdaya.
"Bagaimana Mbak Mari, mau mengampuni penjahat ini?"
Zul kembali bertanya pada Mari.
Mari kembali menggelengkan kepala. Zul langsung
mendekati Warkum. Warkum mengaduh minta ampun.
"Letakkan tangan kananmu di lantai!" Perintah Zul.
Warkum malah menggenggam tangan kanannya dan tangan
26 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kirinya seolah-olah hendak melindunginya.
"Dengar, sekali lagi letakkan tangan kananmu di lantai
atau aku akan menghancurkan kemaluanmu dan kau akan
mampus saat ini juga!" Gertak Zul dengan muka merah
padam. Warkum yang tak punya nyali itu dengan tubuh
gemetar meletakkan tangan kanannya di lantai.
"Hmm itu ya tangan yang selama ini digunakan untuk
menjahati dan menodai kaum perempuan. Baik nihrasakan!"
Zul memukulkan palunya ke jari-jari Warkum dengan
keras beberapa kali. Warkum merasakan sakit luar biasa.
Sampai ia tidak bisa lagi menjerit.
"Ini pertanyaan saya terakhir, Mbak Mari
mengampuni penjahat ini" Jika tidak palu ini
mau akan mengeluarkan otak penjahat ini dari batok kepalanya. Biar dia
mampus di sini dan tidak akan mengganggu Mbak Mari lagi!"
Mendengar kata-kata itu Warkum kembali memohon
ampun. Warkum melihat bahwa ancaman Zul bukan gertak
sambal saja. Ia melihat pemuda kurus yang menghajarnya ini
punya nyali yang luar biasa dan jika nekat matanya seolah
buta. "Mari, to... tolong maafkan aku! Aku tak ingin mari. A...
aku khilaf. A... aku janji tidak akan mengganggumu lagi dan
tidak akan menampakkan wajah di hadapanmu lagi!" Kata
Warkum mengiba dengan suara terbata-bata.
"Bagaimana Mbak Mari" Ini pertanyaan saya terakhir!"
tanya Zul dengan wajah dingin.
Mari bangkit dan melangkah lalu meludahi Warkum.
"Saat ini aku belum bisa memaafkan dia Zul. Tapi
biarkan dia pergi. Biarkan dia hidup. Jika kau bunuh dia
nanti urusannya panjang!"
"Aku tahu dunia preman. Urusannya tidak akan panjang
Mbak. Kalau mau biar kubereskan dia. Sampah seperti dia
inilah yang merusak kesucian anak gadis di mana-mana. Dia
tak pantas hidup!" "Biarkan dia pergi Zul!"
"Baik Mbak." Warkum langsung berkata, "Te... terima kasih Mari!"
"Hei, cepat pergi. Sebelum aku berubah pikiran! Ingat,
hari ini kau berhutang nyawa pada Mbak Mari. Sebab jika
tidak karena dia menyuruh membiarkanmu pergi, gundulmu
itu pasti sudah hancur! Cepat pergi!" Bentak Zul dengan mata
dipelototkan. Dengan susah payah Warkum bangkit. Zul mengam-bil
kain penutup meja dan melempar ke muka Warkum.
27 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Hei, usap lukamu dengan ini!"
Warkum berdiri. Ia mengusap darah yang mengalir
dimukanya. Juga darah yang keluar dari jari-jari tangan
kanannya yang hancur. Dengan langkah pincang tertatih-tatih
ia berjalan keluar rumah. Di luar hujan tinggal menyisakan
gerimis. Zul mengikuti sampai di pintu. Ia mengamati
Warkum dengan pandangan dingin. Susah payah Warkum
masuk ke dalam mobilnya. Ia lalu menghidupkan mesin
mobilnya dan meninggalkan rumah itu. Begitu deru mobil itu
tidak terdengar lagi Zul masuk dan langsung duduk di sofa.
Mari langsung menghambur bersimpuh menangis di kaki
Zul. Mari menangis terisak-isak mengucapkan rasa terima
kasih dengan terbata-bata. Zul terpana sesaat seakan hilang
kesadaran. Ia mematung tak tahu harus berbuat apa
menerima luapan keharuan Mari yang ditumpahkan
sepenuhnya kepadanya. Beberapa saat kemudian kesadarannya pulih kembali.
"Mbak Mari sudahlah. Tolong Mbak bangkit ke kamar
dan merapikan pakaian Mbak!" Ucap Zul pelan.
Mari menghentikan isakannya. la melihat tubuhnya
sendiri. Barulah ia menyadari ada bagian tubuhnya yang
seharusnya tertutupi tapi tidak tertutupi. Baju yang
seharusnya menutupi aurat itu sobek. Dan penutup aurat di
bawah baju telah putus dan tidak lagi menempel di badannya.
Ia tidak menyadari hal itu sebelumnya karena ketegangan dan
ketakutan luar biasa. Begitu sadar muka dan perasaannya berubah seketika,
dari haru menjadi malu. Mari langsung melindungi bagian itu
dengan menutupkan bajunya yang sobek, lalu menyilangkan
kedua tangannya ke dada. Kemudian ia bangkit dan bergegas
ke kamarnya. Ia menundukkan kepalanya dalam-dalam,
menun-jukkan bahwa ia malu luar biasa.
Zul menarik nafas dalam-dalam. Ia memejamkan kedua
matanya. Punggungnya ia sandarkan sepenuhnya ke sofa. Ia
tak membayangkan akan pernah berkelahi dengan penjahat
yang hendak memperkosa seorang wanita seperti yang baru
saja terjadi. Ia jadi teringat keinginannya yang sangat kuat
untuk pergi ke rumah ini. Keinginan yang tidak bisa
ditepisnya sama sekali. Rupanya ia harus datang untuk
membela orang yang pernah berbuat baik padanya.
*** Tujuh Zul menarik nafas dalam-dalam. Ia masih memejamkan
kedua matanya sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.
28 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Inilah untuk kedua kalinya ia bertarung dengan penjahat.
Dan kali ini ia menang. Ia merasa puas karena bisa memberi
ganjaran setimpal pada penjahat berkepala gundul itu.
Mari masih berada di dalam kamarnya.


Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Zul kembali menarik nafas. Tiba-tiba ia merasa ada yang
mengalir di ujung mata kanan turun ke pipi. Ia raba. Darah.
Darah itu mengalir dari pelipisnya yang luka. Namun ia yakin
luka itu tidak parah. Paling hanya sobek beberapa senti saja.
Ia merasa itu hanya luka kecil yang dalam beberapa hari akan
sembuh. Mari keluar dari kamarnya dengan wajah yang lebih
cerah. Pakaiannya rapi. Blues merah muda lengan panjang
dengan bawahan celana kulot merah marun. Jika
diperhatikan dengan sedikit serius penampilannya tampak
anggun. Ia menggelung rambutnya dengan sederhana.
Sehingga tidak lagi awut-awutan. Tampaknya ia telah
membasuh mukanya, dan telah berusaha menghapus bekasbekas tangis dari wajahnya. Meskipun
tidak benar-benar berhasil. Zul masih memejamkan mata sehingga tidak menyadari
ketika Mari keluar dari kamarnya dan memandangnya
beberapa saat lamanya. Posisi Zul membelakangi pintu kamar
Mari. Sehingga Mari tidak melihat Zul dari depan. Mari
mendekat. Dan ketika melihat wajah Zul ia kaget.
"Zul, kau luka Zul! Kau berdarah Zul, ya Allah ya
Rabbi!" Ucap Mari setengah berteriak.
Zul mengerjapkan matanya. Dan langsung menyahut,
"Ah tidak apa-apa kok Mbak. Cuma luka kecil saja."
"Tapi darahnya sampai mengalir ke dagu begitu. Harus
segera diusap dan dibersihkan. Sebentar Zul." Mari kembali ke
kamarnya. Ia mengambil kapas dan obat merah.
"Sini Zul biar aku bersihkan dan aku obati!" Kata Mari
lagi sambil membawa kapas dan obat merah.
"Tidak usah Mbak. Sini kapas dan obat merahnya biar
aku obati sendiri. Sekalian aku mau ke kamar kecil." Sergah
Zul. Mau tidak mau Mari menyerahkan kapas dan obat merah
pada Zul. Saat itu Mari ingin sekali me-ngusapkan dan
membersihkan darah orang yang telah membela kehormatannya. Ia rasanya ingin langsung membalas segala
kebaikan Zul. Mari memandangi Zul yang melangkah ke
kamar kecil dengan pandangan yang susah untuk diartikan.
Pandangan merasa berhutang budi, sayang, kagum, kasihan,
juga cinta. 29 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Zul mengusap lukanya dengan kapas. Lalu membasuh
dengan air. Darah dari lukanya mulai berhenti. Setelah
mengeringkan lukanya itu dengan kapas, ia mengobatinya
dengan obat merah. Setelah itu ia keluar. Mari menunggunya
di sofa. Ia duduk tak jauh dari Mari.
"Harus bagaimana aku berterima kasih padamu Zul?"
Mari mengawali pembicaraan.
"Tak perlu berterima kasih pada saya Mbak. Saya hanya
melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Itulah
kewajiban manusia jika melihat kemungkaran."
Tiba-tiba Mari terisak-isak,
"Kau telah menyelamatkan kehormatanku Zul. Kalau tadi
tidak ada kau, entah apa jadinya diriku saat ini. Mungkin aku
telah bunuh diri Zul!"
"Berterima kasihlah pada Allah Mbak. Allahlah yang
menggerakkan kedua kaki saya untuk bertandang ke sini pagi
ini." Mari sepertinya tidak mendengar kalimat yang diucapkan
Zul. la menundukkan mata dan larut dalam tangisnya.
Dadanya dipenuhi rasa haru dan rasa syukur yang
membuncah-buncah. Beberapa saat lamanya hanya isak
tangis Mari yang terdengar. Zul hanya bisa diam di tempatnya.
"Terima kasih Zul, kau telah menyelamatkan kehormatan
dan kesucianku. Kehormatan yang selama ini aku jaga matimatian. Tanpa kehormatan itu aku
merasa akan hidup sia-sia.
Aku sangat berhutang budi padamu."
Mari kembali mengucapkan rasa terima kasih dengan
sepenuh jiwanya pada Zul. Zul bisa merasakan itu. la hanya
bisa menjawab pelan, "Ingatlah Allah Mbak. Berterima kasihlah pada Allah."
"Iya Zul, iya. Allah masih menyayangiku Zul. Allah masih
menyayangiku." "Iya Allah masih menyayangi Mbak. Dan semoga terus
menyayangi Mbak." "Allahlah wakrunya." yang mengatur kau datang tepat pada 30 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Iya Allahlah pengatur kehidupan ini Mbak."
"Aku tak pernah menyangka penjahat itu bisa datang ke
rumah ini. Sungguh aku sama sekali tidak menyangka."
Guman Mari sambil mengangkat muka dan menghapus
airmatanya. "Bagaimana ceritanya, semua ini bisa terjadi Mbak. Dan
Mbak kok di rumah" Apa Mbak sedang libur?"
"Begini lho Zul ceritanya. Sebenarnya aku tidak libur.
Pagi ini aku mencuci sampai jam delapan. Aku mau berangkat
kerja jam sembilan. Teman-teman sudah berangkat pukul
setengah delapan. Kira-kira jam sembilan kurang seperempat
aku sudah siap untuk berangkat. Tiba-tiba hujan turun deras
sekali. Aku mencari-cari payung tidak ada. Aku baru ingat
kalau payungku dipinjam sama temanku yang tinggal di
Kelana Jaya. Akhirnya aku telpon ke kantor tempat aku kerja
untuk dijemput. Ternyata tidak ada mobil yang nganggur.
Semuanya sedang dipakai. Tapi pihak kantor juga bilang, jika
ada mobil nganggur akan segera menjemputku.
"Karena hujan sangat deras, aku diminta tetap di rumah
saja. Jika terpaksa tidak ada mobil, aku diberi ijin untuk
datang setelah Zuhur. Bahkan boleh libur. Akhirnya aku
santai di ruang tamu ini dengan tetap memakai pakaian yang
biasa aku gunakan kerja. Pukul sepuluh kurang sepuluh
menit aku mendengar mobil menderu. Lalu orang mengetuk
pintu. Aku tidak curiga sedikit pun. Kukira itu adalah orang
kantor yang datang menjemputku.
"Tanpa curiga, aku langsung membuka pinta lebar-lebar.
Alangkah terkejutnya diriku ternyata yang datang adalah si
Warkum. Aku hendak menutup pintu kembali, tapi sudah
terlambat. la berhasil menerobos masuk bahkan langsung
mengunci pintu itu. Lalu ia memintaku untuk menuruti
keinginan nafsunya. Jelas aku menolak. Aku lebih baik mati
daripada menyerahkan kehor-matanku padanya. Ia kalap.
Amarahnya memuncak. Pandanganya buas bagaikan serigala liar yang kelaparan. la berusaha memangsaku. Aku terus
melawan sekuat tenaga. Aku berusaha mempertahankan kehormatanku
sekuat tenaga. Prinsipku lebih baik mati daripada diperkosa.
"Aku terus melawan. Namun aku adalah seorang
perempuan, tenagaku tak sebanding dengan tenaganya.
Kekuatanku tak mampu menandingi kekuatannya. Aku nyaris
tidakberdaya karena kehabisan tenaga. Dan dia nyaris
mendapatkan apa yang diinginkannya. Tiba-tiba kau datang.
"Kau datang dan membuat bajingan itu terpelanting.
Awalnya aku kira kau adalah malaikat utusan Tuhan yang
menyambar penjahat itu dengan cemeti maha-saktinya.
Malaikat yang diturunkan Tuhan karena rintihan doaku di
saat paling kritis. Malaikat dalam arti sebenarnya. Ternyata
31 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bukan, yang datang bukan malaikat tapi manusia.
Mahakuasa Allah." Mari kembali terisak-isak.
Zul diam mematung di tempatnya.
"Dik bagaimana ceritanya kok kau bisa kemari pagi ini
dan bagaimana kau bisa membuka pintu itu" Dengan apa kau
membukanya?" Zul menarik nafas, lalu dengan tenang menceritakan
kronologisnya bisa sampai di rumah itu. Tentang
keinginannya untuk datang ke rumah itu. Keinginan yang
muncul tiba-tiba pagi itu dan seolah tidak bisa ditolaknya. la
juga bercerita tentang kunci Linda yang masih di tangannya.
Mari mendengarkan cerita Zul dengan seksama dan dengan
mata berkaca-kaca.Ia merasakan
kasih sayang yang dicurahkan oleh Allah kepadanya.
"Siapakah yang menghadirkan keinginan untuk datang
kemari itu kalau bukan Allah Mbak" Dan siapakah yang
menghadirkan keberanian dalam dada ini untuk bertarung
dengan penjahat itu kalau bukan Allah" Dan siapa yang
menolong saya memenangkan pertarungan tadi kalau bukan
Allah?" Airmata Mari kembali meleleh.
Zul diam. kesunyian. Sesaat lamanya ruangan itu diselimuti "Tetapi Zul, walau bagaimana pun aku sangat berhutang
budi padamu Zul. Bagaimana aku harus membalasnya?" Lirih
Mari seraya mengangkat muka memandang wajah Zul. Zul
memandang ke arah Mari, lalu menarik pandangannya ke
lantai. "Sudahlah Mbak. Aku merasa tidak berbuat apa-apa
selainmelakukan kewajibanku sebagai seorang manusia yang
melihat kezaliman di depan mata. Mbak jangan mengatakan
hal seperti itu lagi."
"Kau harus tahu sesuatu Zul. Agar kau tahu betapa aku
32 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sangat berhutang padamu."
"Sesuatu itu apa Mbak?"
"Si W tadi itu, ia datang mengatakan ingin meminta
haknya sebagai seorang suami. Haknya yang katanya belum
pernah aku berikan padanya setelah dia menikahi aku dan
membayar mas kawin padaku."
"Aku tidak paham maksudnya Mbak."
"Maaf, biar aku perjelas. Pada hari aku menikah
dengannya itu, aku sedang datang bulan. Jadi ia tidak
menjamah kesucianku. Biasanya aku datang bulan lebih satu
minggu. Lha seminggu kemudian, artinya seminggu setelah
akad nikah ia pergi ke Jakarta, dan saat itu aku masih dalam
kondisi datang bulan. Jadi ia sama sekali belum menjamah
kesucianku. "Seperti yang dulu pernah kuceritakan kepadamu. Kalau
tidak salah aku pernah cerita padamu Zul. Dia pergi ke
Jakarta dengan alasan bisnis. Ternyata beberapa hari
kemudian ia tertangkap dalam kondisi over dosis di sebuah
hotel. Ia masuk penjara. Dan aku kemudian tahu semua
kejahatannya. Saat itu aku mengajukan gugatan cerai. Tak
bisa ditawar lagi, karena aku tidak mau punya suami seorang
penjahat yang kejahatannya benar-benar telah melampaui
batas. Jadi meskipun aku telah menikah sejatinya kesucianku
belum pernah dijamah oleh suamiku. Dan sampai hari ini
mahkota kesucianku belum tersentuh oleh siapapun.
Statusku memang janda, tapi kesucianku masih utuh.
Sumpah demi Allah, Zat Yang Mahatahu.
"Kau harus tahu Zul, selama ini betapa mati-matian aku
menjaga mahkota ini. Betapa mati-matian aku menjaga iman
ini. Godaan, bujuk rayu datang setiap saat. Alhamdulillah aku
kuat. Tiba-tiba si W itu datang mau merenggut mahkota itu.
Dan mahkota kesucian yang lebih berharga dari nyawaku
sendiri itu nyaris ternistakan, kalau saja kau tidak datang.
Inilah Zul sesungguhnya yang aku alami. Inilah Zul yang kau
harus tahu, kau telah menyelamatkan kesucianku,
kegadisanku. Aku benar-benar berhutang padamu."
Mendengar cerita Mari, hati Zul bergetar. Tanpa ia sadari
airmatanya meleleh. Ada rasa kebahagiaan yang sangat halus
yang menyusup begitu saja ke dalam hatinya. Rasa bahagia
sekaligus rasa bangga karena ia bisa menyelamatkan kesucian
seorang wanita. Ia berharap apa yang dilakukannya itu dinilai
ibadah oleh Allah. Dan apa yang dilakukannya itu bisa menghapuskan dosa-dosanya saat ia masih
remaja dulu. Ia kembali teringat saat SMA, saat ia pacaran dengan gadis tetangga
desa. Saat itu ia nyaris melakukan perbuatan yang
menistakan kesucian gadis itu. Untunglah saat itu tidak
terjadi, karena terhalang oleh keadaan yang tidak
memungkinkan. Ia meneteskan airmata, bersyukur kepada
Allah, bahwa kesucian dirinya pun masih belum ternista.
33 25. Puteri Harum dan Kaisar Pedang dan Kitab Suci -Khu Lung m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Mintalah apa saja padaku Zul, selama itu tidak dosa dan
aku mampu aku akan memenuhinya." Ucap Mari dengan
suara jelas tanpa isak tangis.
'Aku tidak minta apa-apa Mbak. Cukuplah Mbak terus
menjaga diri Mbak, kesucian Mbak, dan Mbak terus
mendekatkan diri kepada Allah serta berusaha menjadi wanita
salehah selamanya, itu akan membuat apa yang aku lakukan
hari ini bermakna dan tidak sia-sia."
"Baik Zul, aku akan berusaha sebisanya. O ya sampai
lupa, aku buatkan minuman ya" Mau minum apa Zul?"
"M...tidak usah repot-repot Mbak."
'Ah tidak repot kok Zul."
Zul melihat jam di dinding. Ia merasa sudah terlalu lama


Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di rumah itu. Ia teringat bahwa ia harus ke kampus.
Ada janji dengan seorang teman. la bangkit
memanggil Mari yang sudah melangkah ke dapur.
dan "Mbak Mari!" "Ya." Mari menghentikan langkah dan menoleh.
"Tak usah bikin minum Mbak. Saya harus pamitan. Saya
ada janji dengan seorang teman habis Zuhur."
"Tidak bisa ditunda barang satu dua menit Zul."
"Maaf Mbak. Saya benar-benar harus pamit. O ya saya
hampir lupa saya mau mengambil barang-barang saya. Dan
ini kuncinya Linda."
"Ya sudah kalau begitu. Sebentar saya ambilkan barangbarangmu."
Mari masuk ke dalam dan mengeluarkan barang-barang
milik Zul dari kamarnya. "Ini kan Zul" Ada yang lain?"
"Tidak Mbak, itu saja."
Zul mengambil tas jinjing yang berisi kekayaan
pribadinya yang sebenarnya jika dilihat tidaklah terlalu
berharga. Hanya beberapa pakaian, handuk, dan mushaf kecil
Al-Quran pemberian Pak Hasan.
"Aku tidak akan pernah melupakan jasamu ini Zul."
"Ah Mbak, kok bicara seperti itu lagi. Sudah lupakan saja
Mbak, anggap saja saya tidak pernah berjasa apa-apa pada
Mbak. Baik, saya pamit dulu ya Mbak. Jaga diri baik-baik."
Zul melangkah keluar rumah. Mari me
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
3426. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
ngikuti sampai pintu. Ketika Zul sampai di gerbang, Mari memanggil
namanya. "Zul!" Zul menghentikan langkah dan menoleh ke bela-kang.
Mari memandanginya lekat-lekat. Zul meman-dang Mari.
Wajah Mari tampak pucat dan sayu.
"Ya ada apa Mbak?"
Mari ingin mengatakan sesuatu tapi ia urungkan. la lalu
pura-pura bertanya, "M..m...kau ada nomor hp Zul?"
"Pakai nomor teman saya yang dulu saya gunakan SMS
Mbak saja. Masih tersimpan kan?"
"Ya baik. Masih tersimpan."
"Ada yang lain Mbak?"
"Zul, aku takut."
"Takut apa" Takut kalau dia datang lagi?"
"Iya." "Percayalah padaku Mbak, dia tidak akan berani datang
lagi. Dia sudah kapok! Dia menganggap aku ini juga preman
seperti dia. Jari-jari tangan kanan dan kaki kanannya sudah
hancur! Kalau pun berniat datang mungkin satu bulan lagi,
setelah ia sembuh dari lukanya."
"Tapi aku kuatir dia punya teman."
"Dan dia juga anggapan aku punya teman banyak. Mbak
tidak usah kuatirlah. Kalau Mbak kuatir, kunci rumah baikbaik. Dan siapkan nomor telpon polisi.
Atau Mbak pindah saja dulu ke rumah teman yang aman. Maaf Mbak ya saya buruburu."
"Iya Zul, terima kasih ya."
"Ya. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Mari berdiri memandangi Zul sampai hilang dari
pandangan. Setelah itu ia memandang ke arah langit yang
mulai terang. Hujan telah reda. Gerimis pun sudah tiada.
Mendung mulai pudar. Dan matahari seolah ingin menyibak
awan. Mari berulang kali memuji kekuasaan Tuhan. Ia lalu
masuk rumah. Menutup pintu dengan rapat. Sayup-sayup,
dari surau lirih terdengar suara azan
*** Delapan Zul mondar-mandir di ruang tamu. Penghuni flat itu
semua telah tidur. Namun Zul tidak bisa tidur. Malam itu
setelah kejadian di rumah Mari, Zul selalu terbayang wajah
Mari. Ia kembali merasakan apa yang dulu pernah ia rasakan
saat remaja. Sejak pertama bertemu dengan Mari, ia
sebetulnya telah terpikat oleh kehalusan tutur katanya. Juga
1 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
perhatian, kepekaan dan jiwa sosialnya. Namun itu semua
tidak berpengaruh apa-apa dalam hatinya. Mari masih ia
anggap sebagai perempuan biasa yang ia kenal di jalan. Tapi
setelah kejadian siang itu. Setelah apa yang ia alami, ia lihat
dan ia ketahui rasa sayangnya pada Mari merasuk begitu saja
ke dalam hatinya. Rasa sayang yang lebih dari biasa.
Bahwa Mari begitu teguh menjaga kesuciannya itulah
yang paling membekas di dalam hatinya. Ia sudah banyak
mendengar cerita tentang tenaga kerja wanita Indonesia di
Malaysia yang tidak lagi menjaga kehor-matannya. Sudah
menjadi rahasia umum bahwa tidak sedikit tenaga kerja
wanita yang bekerja di kilang-kilang13 juga berprofesi
menjajakan tubuhnya selepas bekerja. Tapi Mari tetap
menjaga kehormatan dan kesuciannya. Dengan label janda
yang dilekatkan pada dirinya, dan parasnya yang tidak bisa
dikatakan jelek, tentulah itu perjuangan yang luar biasa. Ia
sangat yakin, bahkan haqqul yakin, kalau Mari tidaklah
berkata dusta. Dalam kondisi shock seperti itu kejujuranlah
yang lazim keluar dari diri anak manusia. Ia merasa Mari
adalah perempuan yang berkarakter, dan sanggup menjadi
perempuan yang luar biasa. Itulah yang membuat hatinya
condong pada Mari. 13 Kilang = pabrik Ia bingung harus berbuat apa" Ia sudah dewasa. Dan
Mari juga sudah dewasa. Tidak mungkin lagi ia hanya
mengutarakan bahwa hatinya condong pada Mari. Mengutarakan itu artinya siap berumah tangga. Ia sudah tahu
hukum bermain hati pada perempuan yang tidak halal dari
Yahya. Itu dosa. "Hati pun, kata Nabi, bisa berzina." Kata-kata Yahya itu
seolah berdengung-dengung dalam pikirannya.
Tapi bayangan Mari, juga suaranya, seolah terus
menghampirinya. Sempat terbersit dalam pikirannya untuk
berterus terang pada Mari dan mengajaknya menikah. Lalu
hidup sederhana apa adanya di Kuala Lumpur sambil kuliah.
Toh, banyak mahasiswa yang berkeluarga dan hidup apa
adanya di Kuala Lumpur. Tapi tiba-tiba ada semacam
keraguan dalam hatinya. Ia kuatir jika ia menikah akhirnya
kuliahnya tidak selesai. Ia jadi sibuk memikirkan hidup
keluarga. Apalagi kalau nanti punya anak. Ia bisa hidup
nekat. Makan sehari pun bisa, tapi anak yang masih bayi apa
2 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
bisa" Sementara ia masih hidup sangat pas-pasan untuk
makan, membayar sewa aparteman dan kuliah. Padahal jika
berkeluarga ialah yang harus menanggung sepenuhnya sewa
rumahnya. Sekarang ia yang menyewa bersama temantemannya saja, masih terasa berat
membayarnya. Hutangnya pada Pak Muslim untuk membeli sepeda motor juga belum
lunas. Ia sempat berpikir bahwa Mari juga bekerja dan bisa
meringankan beban. Ia langsung menjawab sendiri bahwa
tugas memberi nafkah adalah tugas suami. Andai pun Mari
bekerja ia tidak tahu berapa gajinya. Ia juga tidak tahu
sanggupkah Mari tetap bekerja jika misalnya hamil. Ia sampai
sudah begitu jauhnya memikirkan jika Mari hamil segala. Ia
menegaskan pada dirinya jika ia menikahi Mari ia tidak bisa
menggantungkan nasibnya pada Mari. Alangkah jahatnya dia
jika menikahi Mari karena merasa aman, sebab Mari juga
bekerja. Apakah itu namanya bukan eksploitasi" Mari nanti
bekerja. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga lazimnya perempuan di Indonesia. Mengurus anak. Jika itu
yang terjadi ia merasa tidak menjadi seorang suami yang
benar. Ia juga sempatberpikir untuk mengajak Mari pulang ke
Indonesia dan hidup apa adanya di Indonesia. Buat apa hidup
lama-lama di negeri orang. Tapi akal logikanya seolah
mencercanya habis-habisan: "Buat apa susah payah datang
ke negeri orang" Katanya mau mengubah takdir" Menyiapkan
masa depan yang gemilang" Kalau kau pulang hanya dengan
berhasil menikahi perempuan seperti Mari, tidak harus jauhjauh ke Malaysia. Tidak harus
berdarah-darah melewati pergulatan hidup di Semarang, Jakarta, Batam dan Kuala
Lumpur. Perempuan seperti Mari di desamu juga banyak!
Kalau kau pulang dengan belum meraih kegemilangan yang
dicitakan, maka kelak kau akan ditertawakan oleh anak
turunmu. Mereka akan mengingatmu dengan sinis;
'Kakek kita gagal menyelesaikan studinya karena tergoda
oleh seorang tenaga kerja wanita di Malaysia. Inilah yang
membuat kita tetap sengsara! Coba kalau kakek kita dulu
orang yang teguh, tekun dan tidak mudah digoda wanita,
mungkin kita akan bernasib lebih baik! "
Zul termenung. Dialog batinnya tidak membuat bayangbayang Mari hilang. Wajah sayu yang
meman-carkan aura ketulusan itu, cerita hidupnya, ucapan terima kasih
kepadanya yang diulang berkali-kali dari hati yang dalam. Itu
semua sangat membekas di dalam hatinya.
Jarum jam dinding di ruang tamu menunjukkan pukul
3 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dua. Zul tidak tahan. Malam itu ia membangunkan Rizal,
ingin meminjam hand phonenya. Ia ingin menelpon Mari. Ia
tidak kuasa membendung bara cinta yang membuncah di
dalam dadanya. Rizal bangun sambil mengucek-ucek kedua matanya.
"Ada apa Zul?" "Hand phone-mu mana" Aku mau pinjam?"
"Aduh Zul, hand phone-ku hilang tadi siang."
"Hilang?" "Iya. Mungkin jatuh atau dicopet orang di Pur-duraya.
Pinjam Mas Yahya saja."
"Segan." "Ya udah kalau begitu menelpon di wartel saja besok
pagi." "Iya dah." Zul kecewa berat. Ia harus menunggu pagi untuk bisa
menghubungi Mari. Malam itu ia hanya mondar-mandir di
ruang tamu. Sesekali membuka koran usang yang sudah
berkali-kali ia baca. Atau membaca-baca Majalah I, majalah
Islam terbitan Malaysia yang sudah lusuh, yang ia hampir
hafal isinya. Itulah yang dilakukannya malam itu sampai
Subuh tiba. *** Setelah shalat Subuh Zul langsung mencari wartel yang
buka. Semua masih tutup. Di flatnya selain Rizal dan Yahya,
Pak Muslim juga punya hand phone. Tapi ia segan
meminjamnya. Selama ini jika ia ingin nelpon ke mana saja ia
selalu menggunakan wartel. Ia sudah merencanakan untuk
membeli hand phone tapi belum juga kesampaian. Dengan
langkah gontai Zul kembali ke flat. Wajahnya pucat. Auranya
sayu. la tampak seperti orang yang sedang sakit. Yahya yang
sangat peka bisa menangkap perubahan yang terjadi pada
teman satu kamarnya. Dengan ketulusan seorang sahabat ia
mengajak Zul bicara. "Sepertinya kau sedang ada masalah atau kau sedang
sakit Zul?" "Tidak ada apa-apa kok Mas?"
"Kalau kau tidak menganggapku sebagai orang lain
bicaralah padaku. Tapi kalau kau masih menganggapku orang
lain, orang asing bagimu, ya berpura-puralah tidak ada
masalah padaku." Yahya langsung terus terang.
Akhirnya Zul berterus terang bahwa ia sedang merasakan
rasa rindu dan cinta pada seorang perempuan.
"Siapa perempuan itu" Mahasiswi UM kah?"
"Namanya Mar. Siti Martini. Dia bukan mahasiswi tapi
seorang karyawati sebuah perusahaan."
"TKW maksudmu?" Yahya berusaha memperjelas.
Pertanyaan itu agak menyinggung Zul. Ia seperti tidak rela
4 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mari dilabeli TKW. Tapi memang itu kenyataan yang ia tahu.
Jadi ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengiyakan.
"Iya Mas." "O, Siti Martini yang pernah kauceritakan dulu itu. Yang
satu bus dari Larkin ke Purduraya itu?"
"IyaMas." "Di sini mahasiswi banyak lho Zul, kenapa kaupilih
TKW?" Pertanyaan Yahya itu kembali menggores hatinya. Ia
ingin menjelaskan semuanya, tapi tidak sampai. Ia tidak bisa
menjelaskan detil apa yang ia alami dengan Mari pada
sahabatnya yang paling dekat itu. Ia tidak sampai hati untuk
membuka kejadian kemarin siang di rumah Mari. Ia juga tidak
bisa menjelaskan pesona dan aura yang dimiliki Mari. Ia
akhirnya menjawab dengan jawaban yang klasik,
"Tidak tahu Mas. Namanya juga jatuh cinta. Aku melihat
diabaik. Dan menurutku mahasiswi tidak secara otomatis
lebih baik dari TKW. Banyak yang sekarang TKW, mungkin
kelak jadi orang yang memberi penghidupan pada mahasiswa
atau mahasiswi. Dan banyak mahasiswi yang akhirnya jadi
TKW. Itu kan cuma label-label saja Mas."
Yahya tersenyum, "Kau memang sedang jatuh cinta. Dari jawabanmu aku


Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tahu kau sangat membela dia. Ya sah-sah saja kau mencintai
dia. Siapapun dia. Asal menurutmu cocok dan baik ya sahsah saja. Memang benar manusia tidak
bisa dinilai dari label atau julukan yang disandangnya. Yang menentukan manusia
itu ini lho. Ininya!" Kata Yahya sambil menunjuk dadanya.
"Iman dan takwanya. Agamanya." Lanjut Yahya.
"Itu tukang sapu di jalan yang setiap hari bergelut
dengan sampah bisa jadi ia lebih baik di mata Allah daripada
Guru Besar Tafsir jebolan universitas terkenal di Timur
Tengah. Di mata Allah belum tentu. Keikhlasan seseorang
hanya Allah yang tahu. Bisa jadi tukang sapu itu sangat tahu
diri kedhaifan dirinya sebagai makhluk Allah maka tidak ada
rasa sombong dalam hatinya. Dan Guru Besar Tafsir bisa jadi
karena merasa hebat, ada satu zarrah rasa sombong dalam
hatinya. Ketika ketemu tukang sapu Guru Besar itu merasa
lebih terhormat dari tukang sapu. Itu kan sombong.
Sebaliknya tukang sapu justru menghormati Guru Besar itu
karena tahu dirinya tidak berilmu dan Guru Besar itu punya
ilmu. Berarti tukang sapu itu tahu kadar dirinya. Tidak
sombong. Jika seperti itu bisajadi tukang sapu lebih mulia di
mata Allah daripada Guru Besar Tafsir itu." Terang Yahya
panjang lebar. "Jadi tidak salah saya jatuh cinta pada TKW itu Mas?"
"Jatuh cinta tidak salah. Kau mau memilih siapa pun
tidak salah. Asalkan tetap menjaga diri di jalan yang diridhai
Allah. Apa kau sudah benar-benar siap untuk menikah Zul"
5 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Zul diam mendengar pertanyaan itu. la tidak bisa
menjawab mantap. Akhirnya Zul menjelaskan kebim-bangan
hatinya. Antara mantap dan tidak mantap. Hal-hal yang
berkelebat dalam hati dan pikirannya ia sampaikan kepada
Yahya. "Jadi kemarin kau ke rumah Siti Martini itu?"
"Iya, mengambil tertinggal di sana?"
barang-barang saya yang masih "Kau bertemu dia dan setelah itu kau merasa jatuh
cinta?" Zul mengangguk malu. Ia seperti sedang dihakimi. Yahya
malah tersenyum. "Kau sedang terkena sihir Zul."
"Terkena sihir apa Mas?"
"Kau sedang terkena sihir nafsu syahwatmu. Aku bisa
memastikan kau agak berlama-lama berbicara dengan dia.
Aku yakin itu." "Benar." "Wajar." "Maksudnya wajar, wajar bagaimana?"
"Setan telah menghiasi perempuan itu sehingga tampak
olehmu pesonanya, keindahannya, auranya, kebaikannya dan
lain sebagainya yang membuatmu cenderung kepadanya.
Tahukah kau Zul, saya pun bisa lebih parah darimu. Bahkan
seseorang yang kuat imannya jika berduaan dengan
perempuan yang ia tahu perempuan ia berpenyakit sekalipun
bisa luntur imannya. Bahkan bisa melakukan perbuatan nista
dengan perempuan itu. Karena apa" Karena perempuan itu
dirias dan dihiasi oleh setan. Ditambah nafsu yang ada dalam
diri lelaki itu. Maka terjadilah apa yang seharusnya tidak
terjadi." "Jadi apa yang aku rasakan ini nafsu syahwat?"
"Betul. Jujurlah pada dirimu. Kau pasti telah melihat hal
yang semestinya tidak kau lihat pada perempuan itu, iya
kan?" Zul malu mengakuinya. "Ingat Zul seluruh tubuh perempuan yang sudah akil
balig itu aurat kecuali muka dan tepak tangannya. Jika ia
perempuan yang cantik, yang kecantikannya itu menarik
6 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
lawan jenisnya maka mukanya juga jadi aurat yang harus
ditutupi. Artinya tidak boleh dilihat. Jikalau engkau mencintai
wanita karena melihat yang seharusnya ditutupi maka berarti
kau ada nafsu dengannya. Yang bergerak dalam aliran
darahmu dan syaraf-syarafmu itu adalah nafsu dan syahwat.
Jika seperti itu, kau tidak jauh berbeda dengan ayam jago
yang langsung mengejar ayam betina setelah melihat keelokan
ayam betina." "Tapi bukankah manusia hampir semuanya begitu Mas?"
"Ya benar. Maka tidak berlebihan jika para filosof
menyebut manusia sebagaihayawanun nathiqun. Binatang
yang berbicara. Manusia itu binatang, hanya saja ia bisa
bicara. Bisa berkata-kata. Itulah definisi manusia yang hanya
mengutamakan nafsunya saja. Nafsu jadi panglimanya. Nafsu
jadi timbangannya. Dan nafsu itu tidak hanya nafsu pada
perempuan saja. Termasuk juga nafsu pada kemewahan
dunia. Al-Quran menjuluki manusia yang seperti itu dengan
kalimat: 'Mereka seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lengah.'14Orang-orang yang
dikendalikan oleh nafsunya adalah orang yang lengah. Orang
yang tidak memiliki rusyd, atau kesadaran penuh. Orang
seperti itu yang akan rugi di mana pun dia berada. Ia akan
mudah dicocok hidungnya oleh setan untuk dijerumuskan ke
dalam jurang kebinasaan dan kenestapaan."
14 QS. Al A'raaf (Tempat Tertinggi) [7]: 179.
"Terus bagaimana cara mencintai lawan jenis yang benar
menurut Sampeyan?" "Mencintai dengan timbangan fithrah dan bashirah.
Mencintai dengan kesucian dan mata hati. Fithrah dan
bashirah yang jadi timbangannya. Yaitu, jika kau mencintai
wanita bukan karena tertipu oleh kecantikan paras wajahnya
dan keelokan benruk tubuhnya. Bukan karena tersihir oleh
matanya yang berkilat-kilat indah seperti bintang kejora.
Bukan pula terpikat karena bibirnya yang ranum segar seperti
mawar merekah. Juga bukan karena keindahan suaranya
yang susah dilupakan. Bukan karena hartanya yang
melimpah ruah. Bukan karena kehormatannya, yang kau
akan jadi ikut terhormat karena menikahinya. Jika bukan
karena itu semua kau mencintainya. Tapi kau mencintai
dengan memakai timbangan fitrahmu, dan matabatinmu. Kau
mencintai dia karena merasakan kesucian jiwanya dan
agamanya, dan mata batinmu condong karena kecantikan
akhlak dan wataknya. Hatimu terpikat karena harumnya
kalimat-kalimat yang keluar dari lidahnya. Saat itu kau telah
mencintai lawan jenis dengan benar."
"Tapi 7 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sulit rasanya Mas timbangan fithrah dan bashirah. Hati ini
tertawan dan terbelenggu oleh sihir Mari."
aku memakai sepertinya telah "Ya aku tahu. Memang sangat susah membebaskan diri
dari belenggu cinta syahwati. Aku bukannya tidak pernah
mengalaminya, aku pernah mengalaminya. Dan aku nyaris
binasa karenanya. Jika bukan karena rahmat Allah aku
mungkin saat ini sudah hancur berbaur tanah di kubur."
"Bagaimana ceritanya Mas. Mungkin bisa jadi cambuk
bagiku." "Malu aku mengingatnya."
"Apa Sampeyan tidak kasihan padaku. Apa Sampeyan
ingin aku binasa Mas?"
"Singkat saja ya. Saat itu aku masih kelas tiga SMA Al
Islam Batu, Malang. Ayahku seorang lurah. Tahun itu ada
rombongan KKN dari Unibraw, berjumlah sepuluh orang.
Empat mahasiswa, enam mahasiswi. Tiga mahasiswi
menginap di rumahku. Tiga lain di tempat Pak Carik. Dan
empat mahasiswa menginap di Balai Desa. Di antara tiga
mahasiswi yang menginap di rumahku itu ada yang
membuatku tergila-gila. Sebut saja namanya F Aku benarbenar jatuh cinta padanya. Aku coba
tahan untuk menyimpannya dalam hati diam-diam. Aku tidak tahan.
Akhirnya aku ungkapkan padanya. Ternyata dia menanggapi.
Aku kirim surat cinta padanya. Dia membalasnya dengan
surat cinta yang lebih romantis. Sebab dia sudah mahasiswi.
Sudah jauh lebih berpengalaman. Aku seperti buta. Aku
sudah merasa dia adalah segalanya. Sampai tiba saat
perpisahan, karena masa KKN-nya habis. Sebelum pergi ia
berterus terang padaku, bahwa selama ini cuma main-main.
Sebenarnya dia sudah punya tunangan di Surabaya. Hatiku
seperti dibetot dan kepalaku seperti dihantam palu godam.
Aku langsung jatuh sakit. Dua bulan aku dirawat di rumah
sakit. Aku bahkan sempat mencoba bunuh diri. Orang-orang
menganggap aku sakit terkena santet. Aku seperti orang gila
Zul. Itulah ceritanya Zul."
"Terus sembuhnya bagaimana Mas?"
"Akhirnya orangtuaku tahu juga masalahnya. Saat
orangtuaku tahu gadis itu sudah menikah dan bekerja di
Jakarta. Kakak perempuankulah yang dengan sabar
menemaniku dan menguatkan aku. Karena sakit itu aku tidak
bisa ikut ujian akhir. Aku benar-benar sembuh setelah aku
8 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dibawa ke sebuah pesantren. Di pesantren itulah karena
disibukkan dengan ibadah, zikir, olah raga dan lain
sebagainya lambat laun, ingatanku akan F hilang. Dan
sekarang aku baru menyesal, kenapa dulu aku bisa begitu
bodoh dan tolol. Itulah Zul cinta yang semu sangat menyiksa
dan menyakitkan." Mendengar cerita Yahya, Zul merasa mendapat sedikit
pencerahan. Namun cerita itu tidak juga bisa mengusir
kuatnya pesona Mari yang menempel di dinding-dinding
hatinya. Tapi dari pembicaraannya dengan Yahya ia memiliki
seberkas cahaya yang menerangi gulitanya akal pikirannya
karena diselimuti bayangan Mari.
*** Nun jauh di Subang Jaya sana. Mari merasakan hal yang
tidak jauh berbeda dengan Zul. Bahkan lebih parah. Jika Zul
didampingi Yahya, maka Mari tidak punya pendamping dan
tempat untuk mengungkapkan gelisahnya. Teman-teman satu
rumahnya sibuk bekerja dan ia pandang tidak bisa dijadikan
tempat berbagi perasaan. Mari telah berulang kali menelpon
nomor yang pemah diberikan oleh Zul kepadanya. Nomor itu
adalah nomor Rizal. Karena hp Rizal hilang, maka usaha Mari
menelpon Zul jadi sia-sia.
Mari hanya bisa berharap Zul datang lagi ke sana dan ia
akan mengungkapkan perasaan cintanya kepada Zul. Ia
sudah siap menerima apapun keputusan Zul.
Menerimanya ataukah menolaknya. Jika Zul menerimanya, ia berjanji akan menjadi abdi bagi Zul
selama hidupnya. Ia merasa hanya Zul-lah yang paling berhak mendapatkan
pengabdiannya. Mari selalu mengingat perkataan Zul saat me-nanggapi
ucapannya, "Mintalah apa saja padaku Zul, selama itu tidak
dosa dan aku mampu memenuhinya." Zul saat itu berkata,
"Aku tidak minta apa-apa Mbak. Cukuplah Mbak terus
menjaga diri Mbak, kesucian Mbak, dan Mbak terus
mendekatkan diri kepada Allah serta berusaha menjadi wanita
salehah selamanya, itu akan membuat apa yang aku lakukan
hari ini bermakna dan tidak sia-sia."
Kata-kata Zul itu seolah ia jadikan pedoman hidup. Ia
berjanji pada diri sendiri untuk terus mendekatkan diri
kepada Allah dan menjadi wanita salehah yang sebenarnya. Ia
mengawali dengan menutup rambutnya dengan jilbab.
Jilbabnya modis. Cara berpakaiannya pun masih modis.
Masih memakai celana jeans dan kaos ketat. Tapi ia terus
berusaha. Ia rajin datang ke majelis taklim yang ia ketahui.
Setiap ia mendapatkan tambahan ilmu agama, ia berusaha
mengamalkan sebaik-baiknya.
Berminggu-minggu setelah itu, ia masih terus berusaha
menelpon nomor yang ia terima dari Zul, tapi tidak juga
9 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
berhasil. Dan Zul tidak juga muncul, tidak pula menelpon. Ia
tetap bertahan dan sabar. Ia tetap berusaha untuk sedekat
mungkin dengan Allah. Sesuai dengan pesan Zul yang telah
terpahat kuat dalam relung hatinya.
*** Sembilan Dua bulan berlalu sejak Yahya mengajak Zul berbicara
dari hati ke hati. Yahya berharap Zul bisa menemukan
kesadaran prima dan semangat mem-baranya kembali seperti
ketika awal-awal tinggal di flat itu. Namun harapan Yahya
belum menjadi kenyataan. Kenyataannya Zul tetap banyak
murung dan melamun. Tidak gesit dan semangat dalam
bekerja, berusaha, dan belajar.
Seringkali Yahya menemukan Zul hanya tidur di kamar
satu siang penuh, padahal ia yakin Zul ada jadwal kuliah dan
kerja. Yahya biasanya mengingatkannya dengan bahasa
sehalus mungkin, namun Zul seperti tidak mendengar apaapa. Yahya beberapa kali menyarankan
pada Zul jika memang harus mendapatkan Mari, kenapa tidak secara jantan
menemui dan mengajaknya menikah. Obat paling mujarab
untuk orang yang sakit karena cinta adalah menikah. Tapi Zul
gamang dengan dirinya sendiri. Keraguan mengambil langkah
telah membuatnya seperti orang yang kehilangan cahaya
kehidupan. Keadaan Zul yang sedang sakit karena cinta itu
menjadi perhatian dan keprihatian semua penghuni flat itu.
Pak Muslim merasa kuatir keadaan Zul semakin parah.
Jika parah, maka bisa berpengaruh pada suasana rumah.
Sudah dua bulan Zul tidak membayar uang sewa rumah. la


Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

minta dipinjami dulu. Namun ia bekerja tidak seserius dulu.
Seolah bekerja seingatnya saja. Jika ingat bekerja, jika tidak
ya tidak bekerja. Pak Muslim juga kuatir Zul tidak bisa
mengikuti ujian semester depan jika sering bolos kuliah.
Suasana rumah terasa mulai tidak nyaman. Maka Pak Muslim
sebagai yang paling tua berinisiatif mempertegas sikap Zul.
Jika ingin serius kuliah maka ia harus segera bangkit dan
merubah sikap. Jika sudah tidak ingin kuliah, ia melihat Zul
sebaiknya mencari tempat yang lain. Sebab kemalasan Zul
bisa merusak situasi rumah yang selama ini nyaman dan
kondusif untuk belajar. Pak Muslim tidak mau perkataan najis satu tetes
merusak kesucian air satu gentong terjadi di rumah itu. Dan
tidak ada najis yang paling merusak kesucian umat yang ingin
berprestasi kecuali kemalasan. Ia tidak mau Zul jadi najis itu.
Zul harus diselamatkan. Jika Zul tetap memilih jadi najis itu
maka ia harus disingkirkan agar tidak merusak kesucian
semangat orang satu rumah.
Pagi itu setelah shalat Subuh Pak Muslim membangunkan Zul yang masih mendengkur di
kamarnya. 10 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Berbeda sekali Zul yang dulu dengan Zul saat itu. Zul saat
awal-awal datang dulu sudah bangun sebelum Subuh tiba
dan selalu di shaf pertama. Tapi Zul saat itu adalah Zul yang
harus berkali-kali diingatkan dan dibangunkan baru shalat
Subuh dengan wajah malas tanpa cahaya.
Begitu Zul selesai shalat Pak Muslim langsung memanggil
Zul ke kamarnya. Dengan menunduk Zul masuk ke kamar
dosen Universitas Negeri Yogyakarta yang mengagumi
pemikiran-pemikiran Muhammad Iqbal.
"Duduk sini Zul!" Pak Muslim mempersilakan Zul duduk
di kursi yang ada tepat di depannya. Setelah Zul duduk, Pak
Muslim langsung menutup pintu kamarnya.
"Zul, sudah tiga bulan ini aku lihat kamu sangat berbeda
dengan saat kau pertama datang. Apa sebenar-nya
masalahmu Zul?" "M...tidak ada masalah Pak. Saya biasa-biasa saja."
"Zul kau masih ingin kuliah?"
"Ya tentu Pak."
"Kau sadar dengan yang kauucapkan?"
"Tentu saja sadar Pak."
"Bagus. Jika kau ingin tetap lanjut kuliah kau harus
bangkit dan mengembalikan semangatmu. Cukup tiga bulan
saja kamu sakit. Ingat Zul, setiap detik kau berada di Kuala
Lumpur ini ada harganya. Dan kau harus membayarnya. Flat
ini kita menyewa. Air yang kaugunakan untuk membersihkan
dirimu saat buang air juga harus dibayar. Kau makan tidak
gratis. Kuliah tidak gratis. Semua ada tagihannya. Jika kau
terus malas dan murung seperti itu kau tidak akan bertahan
hidup. Kalau pun kau tetap hidup kau tak lebih bernilai dari
sampah. Sampah masih bisa didaur ulang. Tapi manusia yang
telah mati sebelum mati jauh merepotkan daripada sampah.
"Aku ingin melihatmu berjaya. Meraih prestasi yang
gemilang Zul. Sungguh aku sangat menginginkan itu. Aku
akan membantumu semampuku. Itu jika kamu mau. Jika
kamu tidak mau aku tidak berhak memaksamu. Kau lebih
berhak menentukan jalan hidupmu.
'Aku tahu kau masih sakit. Hatimu masih dijajah oleh
rasa cintamu pada wanita yang kaucintai itu. Ketahuilah Zul,
tak ada dokter yang bisa menyembuhkanmu kecuali kamu
sendiri. Sebagai orang tua, aku hanya bisa memberikan
beberapa saran untuk kebaikanmu dan kebaikan kita
bersama. "Saranku yang pertama Zul, jika kamu ingin sukses dan
berhasil lupakan wanita itu. Jodoh itu tanpa dikejar, tanpa
dibuat bersakit-sakit seperti kau sekarang ini jika tiba saatnya
akan datang juga. Jodohmu sudah ditulis oleh Allah. Kalau
jodohmu memang wanita bernama Siti Martini itu ya nanti
Allah pasti akan mempertemukan kamu dengan dia. Tapi jika
jodohmu bukan dia, sampai kau minta banruan seluruh jin di
11 26. Pedang Darah Bunga Iblis Terror Bwe Hwa Hwe -G.K.H m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
jagad raya ini untuk membantumu mendapatkan dia ya kamu
tidak akan mendapatkannya.
"Sementara ilmu dan prestasi juga amal ibadah. Jika
tidak kauusahakan dengan serius tidak akan kauraih. Ilmu
tidak bisa kauraih dengan tiduran dan malas-malasan.
Prestasi dan kesuksesan tidak akan kauraih kecuali dengan
pengorbanan penuh pikiran, tenaga dan perasaan. Kalau
perlu bahkan nyawa. Tak ada dalam catatan sejarah ada
orang sukses hanya dengan melamun, tidur, dan banyak
angan-angan seperti yang kaulakukan tiga bulan ini. Tak ada
seorang juara di bidang apapun kecuali ia pasti seorang
pejuang yang ulung. Kalau ingin mendapatkan ilmu yang
cukup, berprestasi dan hidup sukses kau harus bangkit,
bersemangat, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan gigih
berjuang. Itulah jalannya orang-orang yang sukses.
"Zul, godaan wanita adalah godaan utama orang mencari
ilmu. Dan fitnah perempuan adalah salah satu fitnah yang
sangat dikuatirkan oleh Nabi akan melum-puhkan umatnya.
Bahkan saat Nabi berdakwah di Makkah, di antara hal yang
ditawarkan orang-orang kafir Quraisy untuk membujuk Nabi
agar menghentikan dakwahnya adalah dengan mengimingimingi Nabi akan dinikahkan dengan
wanita paling cantik di Arab. Tapi Nabi menolaknya.
"Zul, siapa pun yang kasmaran, siapa pun yang jatuh
cinta seperti kamu saat ini. Maka akal, pikiran dan
perasaannya akan terus terfokus untuk mendapatkan yang
dicintainya. Jika keadaan seperti itu terus berlarut, maka
Dylan I Love You 4 Lima Sekawan Penculikan Bintang Televisi Golok Halilintar 4
^