Kisah Para Nabiallah 2
Kisah Para Nabiallah Bagian 2
SWT." Orang-orang kafir dari kaum Nabi Hud berkata: "Tuhan-tuhan kami akan menyelamatkan kami."
Nabi Hud memberitahu mereka, bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah ini dengan maksud
untuk mendekatkan mereka kepada Allah SWT pada hakikatnya justru menjauhkan mereka
dari-Nya. Ia menjelaskan kepada mereka bahwa hanya Allah SWT yang dapat menyelamatkan
manusia, sedangkan kekuatan lain di bumi tidak dapat mendatangkan mudarat dan manfaat.
Pertarungan antara Nabi Hud dan kaumnya semakin seru. Dan setiap kali pertarungan berlanjut
dan hari berlalu, kaum Nabi Hud meningkatkan kesombongan, pembangkangan, dan
pendustaan kepada nabi mereka. Mereka mulai menuduh Nabi Hud sebagai seorang idiot dan
gila. Pada suatu hari mereka berkata kepadanya: "Sekarang kami memahami rahasia
kegilaanmu. Sesungguhnya engkau menghina tuhan kami dan tuhan kami telah marah
7 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kepadamu, dan karena kemarahannya engkau menjadi gila." Allah SWT menceritakan apa
yang mereka katakan dalam firman-Nya:
"Kaum 'Ad berkata: 'Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata,
dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu,
dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa
sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. " (QS. Hud: 53-54)
Sampai pada batas inilah penyimpangan itu telah terjadi pada diri mereka, sampai pada batas
bahwa mereka menganggap, bahwa Nabi Hud telah mengigau karena salah satu tuhan mereka
telah murka kepadanya sehingga ia terkena sesuatu penyakit gila. Nabi Hud tidak membiarkan
anggapan mereka bahwa ia gila dan mengigau, naniun ia tidak bersikap emosi tetapi ia
menunjukkan sikap tegas ketika mereka mengatakan: "Dan kami sekali-kali tidak akan
meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan
mempercayai kamu. " Setelah tantangan ini tiada lain bagi Nabi Hud kecuali memberikan tantangan yang sama. Nabi
Hud hanya pasrah kepada Allah SWT. Nabi Hud hanya memberikan peringatan dan ancaman
terhadap orang-orang yang mendustakan dakwahnya. Nabi Hud berkata:
"Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu bahwa
Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dari selain-Nya. Sebab itu,
jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah karnu memberi tangguh
kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada
suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya
Tuhanku di atas jalan yang lurus. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu.
Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak
dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha
Pemelihara segala sesuatu. " (QS. Hud: 54-57)
Manusia akan merasa keheranan terhadap perlawanan kepada kebenaran ini. Seorang lelaki
menghadapi kaum yang kasar dan keras kepala serta bodoh. Mereka menganggap bahwa
berhala-berhala dari batu dapat memberikan gangguan. Manusia sendiri rnampu menentang
para tiran dan melumpuhkan keyakinan mereka, serta berlepas diri dari mereka dan dari tuhan
mereka. Bahkan ia siap menentang mereka dan menghadapi segala bentuk, makar mereka. Ia
pun siap berperang dengan mereka dan bertawakal kepada Allah SWT. Allah-lah yang Maha
Kuat dan Maha Benar. Dia-lah yang menguasai setiap makhluk di muka bumi, baik berupa
binatang, manusia, maupun makhluk lain. Tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan
Allah SWT. Dengan keimanan kepada Allah SWT dan dengan kepercayaan pada janji-Nya serta merasa
tenang dengan pertolongan-Nya, Nabi Hud menyeru orang-orang kaflr dari kaumnya. Nabi Hud
melakukan yang demikian itu meskipun ia sendirian dan merasakan kelemahan karena ia
mendapatkan keamanan yang hakiki dari Allah SWT. Dalam pembicaraannya, Nabi Hud
menjelaskan kepada kaumnya bahwa ia melaksanakan amanat dan menyampaikan agama.
Jika mereka mengingkari dakwahnya, niscaya Allah SWT akan mengganti mereka dengan
kaum selain mereka. Yang demikian ini berarti bahwa mereka sedang menunggu azab.
Demikianlah Nabi Hud menjelaskan kepada mereka, bahwa ia berlepas diri dari mereka dan
dari tuhan mereka. la bertawakal kepada Allah SWT yang menciptakannya.
Ia mengetahui bahwa siksa akan turun di antara para pengikutnya yang menentang. Beginilah
hukum kehidupan di mana Allah SWT menyiksa orang-orang kafir meskipun mereka sangat
kuat atau sangat kaya. Nabi Hud dan kaumnya menunggu janji Allah SWT. Kemudian terjadilah
masa kering di muka bumi di mana langit tidak lagi menurunkan hujan. Matahari menyengat
sangat kuat hingga laksana percikan-percikan api yang menimpa kepala manusia.
8 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kaum Nabi Hud segera menuju kepadanya dan bertanya: "Mengapa terjadi kekeringan ini
wahai Hud?" Nabi Hud berkata: "Sesungguhnya Allah SWT murka kepada kalian. Jika kalian
beriman, maka Allah SWT akan rela terhadap kalian dan menurunkan hujan serta menambah
kekuatan kalian." Namun kaum Nabi Hud justru mengejeknya dan malah semakin
menentangnya., maka masa kekeringan semakin meningkat dan menguningkan pohon-pohon
yang hijau dan matilah tanaman-tanaman.
Lalu datanglah suatu hari di mana terdapat awan besar yang menyelimuti langit. Kaum Nabi
Hud begitu gembira dan mereka keluar dari rumah mereka sambil berkata: "Hari ini kita akan
dituruni hujan." Tiba-tiba udara berubah yang tadinya sangat kering dan panas kini menjadi
sangat dingin. Angin mulai bertiup dengan kencang. Semua benda menjadi bergoyang. Angin
terus-menerus bertiup malam demi malam, dan hari demi hari. Setiap saat rasa dingin
bertambah. Kaum Nabi Hud mulai berlari. Mereka segera menuju ke tenda dan bersembunyi di dalamnya.
Angin semakin bertiup dengan kencang dan menghancurkan tenda. Angin menghancurkan
pakaian dan menghancurkan kulit. Setiap kali angin bertiup, ia menghan-curkan dan membunuh
apa saja yang di depannya. Angin bertiup selama tujuh malam dan delapan hari dengan
mengancam kehidupan dunia. Kemudian angin berhenti dengan izin Tuhannya.
Allah SWT berfirman: "Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka,
berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.' (Bukan)! Bahkan
itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung
azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya." (QS. alAhqaf:
24-25) "Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus-menerus;, maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan
seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). " (QS. alHaqqah: 7)
Tiada yang tersisa dari kaum Nabi Hud kecuali pohon-pohon kurma yang lapuk. Nabi Hud dan
orang-orang yang beriman kepadanya selamat sedangkan orang-orang yang menentangnya
binasa. KISAH NABI SALEH Berlalulah hari demi hari. Lahirlah sebagian pria dan matilah sebagian yang lain. Setelah kaum
'Ad, datanglah kaum Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam bentuk
yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala kemudian Allah SWT mengutus Nabi Saleh
kepada mereka. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)
Kalimat yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah
berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh
terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan mereka tidak memiliki
nilai yang berarti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya dan memerintahkan mereka
hanya menyembah Allah SWT.
Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan
kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah SWT mengutusnya
dan memberikan wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum Nabi Saleh berkata:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapakbapak
kami" Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan
terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Renungkanlah bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh: "Sesungguhnya
engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu, kematangan akalmu, kejujuranmu dan
9 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu. Apakah engkau akan melarang
kami untuk menyembah apa yang disembah oleh kakek-kakek kami. Alangkah celakanya! Kami
tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan kami yang kami mendapati orang tua-orang tua
kami menyembahnya." Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran
terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT.
Mengapa" Karena mereka tidak memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka hanya
beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah tuhan-tuhan ini. Demikianlah taklid yang
menyebabkan manusia ter-jerumus dalam kesesatan. Dan Nabi datang untuk menghilangkan
taklid buta ini. Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk membebaskan pikiran dari
segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan akal manusia dari belenggu taklid,
khurafat orang-orang dulu, dan khayalan tradisi yang mapan. Inilah dakwah tauhid yang
menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk kebebasan lainnya.
Dakwah tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-orang yang akalnya terpasung oleh
pemikiran orang-orang dulu dan khayalan orang-orang tua. Meskipun dakwah Nabi Saleh
disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya. Mereka justru
meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir. Mereka meminta
kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag membuktikan bahwa ia memang utusan Allah
SWT. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan mereka. Kaum Tsamud
mengukir rumah-rumah besar dari gunung. Mereka menggunakan batu-batu besar untuk
membangun. Mereka adalah orang-orang yang kuat yang Allah SWT membuka pintu rezeki
bagi mereka dari segala hal. Mereka datang setelah kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan
memakmurkannya. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat
kepadanya: "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran)
untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS.
Hud: 64) Yang dimaksud ayat dalam surah tersebut adalah mukjizat. Diriwayatkan bahwa unta itu
merupakan mukjizat karena batu gunung pada suatu hari terpecah dan keluar darinya unta, dan
keluar di belakangnya anaknya yang kecil. la lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses
kelahiran. Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena ia minum air yang terdapat di
sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang lain tidak berani mendekati air itu
pada hari tersebut. Ada riwayat lain mengatakan bahwa ia merupakan mukjizat karena ia
mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai minum oleh seluruh manusia di hari di mana
ia minum seluruh air sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini merupakan
mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti
bahwa unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT. Allah
SWT menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang kaumnya untuk
mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan mereka untuk membiarkannya,
makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Beliau mengingatkan mereka bahwa ketika
mereka mencoba untuk mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam
waktu dekat. Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari batu-batuan
gunung. Ia adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk ribuan laki-laki, wanita,
dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka binatang-binatang lain akan
menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta biasa, namun ia merupakan tanda-tanda
kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup di tengah-tengah kaum Nabi Saleh. Berimanlah
orang-orang yang beriman di antara mereka dan sebagian besar mereka tetap berada dalam
10 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
penentangan dan kekafiran. Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian
kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk melawan unta
itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka membuat rencana
jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul
untuk membuat, makar. Allah SWT berfirman:
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata: 'Hat
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah
datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu,
maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan
gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah
olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum
'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya
yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmatnikmat
Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang
yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa Saleh diutus
(menjadi rasul) oleh Tuhannya "' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada
wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri
berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani
itu." (QS. al-AVaf: 73-76)
Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak mereka
untuk hanya menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka bahwa Allah SWT telah
mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran
dakwahnya. Beliau memohon kepada mereka agar mereka membiarkan unta itu memakan dari
hasil bumi, dan setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau juga mengingatkan mereka agar
jangan sampai mengganggunya karena yang demikian itu dikhawatirkan akan mendatangkan
azab bagi mereka. Bahkan beliau mengingatkan mereka dengan nikmat-nikmat Allah SWT
yang turun kepada mereka: "Bagaimana Dia menjadikan mereka penguasa-penguasa yang
datang setelah kaum 'Ad, bagaimana Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang
terukir serta berbagai kenikmatan dan kekuatan."
Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Saleh namun kaumnya justru menjawabnya dengan
jawaban yang aneh. Mereka tidak menghiraukan nasihat Nabi mereka. Mereka menemui
orangorang yang beriman kepada Nabi Saleh. Mereka bertanya dengan pertanyaan yang tujuan
untuk merendahkan dan mengejek: "Apakah kalian mengetahui bahwa Saleh seseorang yang
diutus dari Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak pantas dikemukakan setelah mereka melihat
mukjizat unta. Alhasil, mereka merendahkan pengikut Nabi Saleh dan mengejeknya.
Sekelompok kecil yang beriman kepada Nabi Saleh berkata: "Sesungguhnya kami percaya
dengan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh." Perhatikanlah jawaban orang-orang mukmin.
Jawaban tersebut sangat bertentangan dengan jawaban para pembesar dari kaum Nabi Saleh.
Para pembesar itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan orang-orang mukmin itu
menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh.
Kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta itu, namun
berhubungan dengan dakwahnya dan ajarannya. Mereka mengatakan: "Kami mengimani apa
yang dibawa oleh Nabi Saleh," dan mereka tidak mengatakan: "Kami beriman kepada untanya."
Mereka tidak mengatakan bahwa unta itu yang menetapkan kenabian Saleh. Orang-orang
mukmin lebih memperhatikan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh, bukan
memperhatikan mukjizat yang luar biasa itu. Melalui dialog tersebut kita dapat melihat sikap
orang-orang kafir di mana mereka justru merasa mulia dengan penentangan terhadap
kebenaran: "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah
11 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu. "
Demikianlah penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan kemarahan mereka.
Rasa-rasanya sia-sia untuk mencari dalil yang dapat memuaskan orang-orang kafir saat
berdialog dengan mereka. Mereka selalu menolak kebenaran, padahal mereka orang-orang
yang merdeka dalam memilih kebenaran itu.
Malam mulai menyelimuti kota Tsamud. Gunung-gunung yang kokoh menjulang dan melindungi
rumah-rumah yang terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir
di gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka. Tidak ada seorang pun dari
tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir dipertemuan penting itu. Dimulailah pertemuan dan
terjadilah dialog. Salah seorang kaflr berkata:
"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita" Sesungguhnya
kalau kita begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. " (QS. al-Qamar: 24)
Sementara yang lain menjawab:
"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita" Sebenarnya dia adalah seorang yang
amat pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)
(QS. al-Qamar: 25) Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari Saleh ke
unta Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim panas, maka unta itu
mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan
kepanasan." Seorang kafir lagi berkata: "Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat
penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan
menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."
Gelas-gelas minuman kembali diputar dan bergoyang di tangan orang-orang yang meminum.
Salah seorang yang duduk memerintahkan agar perempuan yang menyanyi berhenti dari
nyanyiannya karena ia sedang berpikir. Kemudian kesunyian menghantui segala penjuru.
Orang itu mulai berpikir sambil meminum dua gelas minuman keras, dan dengan suara pelan ia
berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-orang yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana
jalan keluarnya?" Tokoh mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang
saya maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan
membunuh Saleh." Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir sepanjang sejarah.
Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam menghadapi kebenaran. Mereka tidak
menggunakan akal sehat atau adu argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan
fisik. Bagi mereka, ini adalah cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masalah. Namun salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita
akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang duduk di
majelis itu segera memadamkan suara orang itu dengan dua gelas arak.
Kemudian percakapan dimulai tentang Saleh: "Berapakali kita putus asa dan dibuat kecewa
olehnya. Sebaik-baik jalan adalah membunuhnya. Mula-mula kita membunuh untanya setelah
itu kita akan menghabisi Saleh." "Namun siapa gerangan yang berani membunuhnya?"
Pertanyaan itu menciptakan keheningan di antara mereka. Setelah beberapa saat, salah
seorang mereka mengangkat suara: "Saya mengenal seseorang yang dapat membunuhnya."
Lalu nama demi nama berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat
yang selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia mempunyai
kelompok penjahat di kota.
"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan
mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Mereka adalah alat-alat kejahatan. Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal.
Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin menyelimuti gunung.
12 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap
anaknya yang kecil di dadanya. Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan
mendapatkan kehangatan di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan
senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di kegelapan malam, dan
pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia hampir tidak melihat apa yang di
depannya. "Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya."
(QS. al-Qamar: 29) Sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam
keadaan takut. Akhiranya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun terbunuh. Nabi Saleh
mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui
kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian
jangan mengganggu unta itu." Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya, maka
datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa
engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat
didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Saleh meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk
menghancurkan mereka setelah tiga hari. Berlalulah tiga hari siksaan atas orang-orang kafir
dan mereka menunggu-nunggu azab yang datang. Maka pada hari keempat langit terpecah
melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan
apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja
yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang membuat kaum Nabi Saleh hancur
berantakan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka
tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa
sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina itu); tiap-tiap giliran minum
dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu kawannya
menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-
ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras
mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang
punya kandang binatang. " (QS. al-Qamar: 27-31)
Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-orang yang
beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat tersebut sehingga mereka
selamat. KISAH NABI IBRAHIM Nabi Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah satu
nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka satu perjanjian
yang berat. Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi
Muhammad saw - sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi yang
diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa.
Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan
sebagai seorang hamba yang menepati janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji. Allah
SWT berfirman: "Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. " (QS. an-Najm: 37)
Allah SWT menghormati Ibrahim dengan penghormatan yang khusus. Allah SWT menjadikan
agamanya sebagai agama tauhid yang murni dan suci dari berbagai kotoran, dan Dia
menjadikan akal sebagai alat penting dalam menilai kebenaran bagi orang-orang yang
13 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengikuti agama-Nya. Allah SWT berfirman:
"Dan tidak ada yang bend kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya
sendiri dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya Dia di akhirat benarbenar
termasuk orang yang saleh." (QS. al-Baqarah: 130)
Allah SWT memuji Ibrahim dalam flrman-Nya: "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam
yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). " (QS. an-Nahl: 120)
Termasuk keutamaan Allah SWT yang diberikan-Nya kepada Ibrahim adalah, Dia
menjadikannya sebagai imam bagi manusia dan menganugrahkan pada keturunannya
kenabian dan penerimaan kitab (wahyu). Oleh karena itu, kita dapati bahwa setiap nabi setelah
Nabi Ibrahim as adalah anak-anak dan cucu-cucunya. Ini semua merupakan bukti janji Allah
SWT kepadanya, di mana Dia tidak mengutus seorang nabi kecuali datang dari keturunannya.
Demikian juga kedatangan nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw, adalah sebagai
wujud dari terkabulnya doa Nabi Ibrahim yang diucapkannya kepada Allah SWT di mana ia
meminta agar diutus di tengah-tengah kaum yang umi seorang rasul dari mereka. Ketika kita
membahas keutamaan Nabi Ibrahim dan penghormatan yang Allah SWT berikan kepadanya,
niscaya kita akan mendapatkan hal-hal yang menakjubkan.
Kita di hadapan seorang manusia dengan hati yang suci. Manusia yang ketika diperintahkan
untuk menyerahkan diri ia pun segera berkata, bahwa aku telah menyerahkan diriku kepada
Pengatur alam semesta. Ia adalah seorang Nabi yang pertama kali menama kan kita sebagai
al-Muslimin (orang-orang yang menyerahkan diri). Seorang Nabi yang doanya terkabul dengan
diutusnya Muhammad bin Abdillah saw. la adalah seorang Nabi yang merupakan kakek dan
ayah dari pada nabi yang datang setelahnya. Ia seorang Nabi yang lembut yang penuh cinta
kasih kepada manusia dan selalu kembali kepada jalan kebenaran. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka
kembali kepada Allah." (QS. Hud: 75)
"(Yaitu): Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." (QS. as-Shaffat: 109)
Demikianlah Allah SWT sebagai Pencipta memperkenalkan hamba-Nya Ibrahim. Tidak kita
temukan dalam kitab Allah SWT penyebutan seorang nabi yang Allah SWT angkat sebagai
kekasih-Nya kecuali Ibrahim. Hanya ia yang Allah SWT khususkan dengan firman-Nya:
"Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." (QS. an-Nisa': 125)
Para ulama berkata bahwa al-Hullah adalah rasa cinta yang sangat. Demikianlah pengertian
dari ayat tersebut. Allah SWT mengangkat Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Ini merupakan suatu
kedudukan yang mulia dan sangat tinggi. Di hadapan kedudukan yang tinggi ini, Ibrahim duduk
dan merenung: aku telah memperoleh dan apa yang aku peroleh. Hati apakah yang ada di
dalam diri Nabi Ibrahim, rahmat apa yang diciptakan, dan kemuliaan apa yang dibentuk, dan
cinta apa yang diberikan. Sesungguhnya puncak harapan para pejalan rohani dan tujuan akhir
para sufi adalah "merebut" cinta Allah SWT. Bukankah setiap orang membayangkan dan
mengangan-angankan untuk mendapatkan cinta dari Allah SWT" Demikianlah harapan setiap
manusia. Nabi Ibrahim adalah seorang harnba Allah SWT yang berhak diangkat-Nya menjadi al-Khalil
(kekasih Allah SWT). Itu adalah derajat dari derajat-derajat kenabian yang kita tidak mengetahui
nilainya. Kita juga tidak mengetahui bagaimana kita menyifatinya. Berapa banyak
pernyataanpernyataan manusia berkaitan dengan hal tersebut, namun rasa-rasanya ia laksana
penjara yang justru menggelapkannya. Kita di hadapan karunia Ilahi yang besar yang terpancar dari
cahaya langit dan bumi. Adalah hal yang sangat mengagumkan bahwa setiap kali Nabi Ibrahim
mendapatkan ujian dan kepedihan, beliau justru menciptakan permata. Adalah hal yang sangat
mengherankan bahwa hati yang suci ini justru menjadi matang sejak usia dini.
14 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Al-Qur'an al-Karim tidak menceritakan tentang proses kelahirannya dan masa kecilnya. Kita
mengetahui bahwa di masa Nabi Ibrahim manusia terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama menyembah patung-patung yang terbuat dari kayu dan batu. Kelompok kedua
menyembah bintang dan bulan dan kelompok ketiga menyembah raja-raja atau penguasa.
Cahaya akal saat itu padam sehingga kegelapan memenuhi segala penjuru bumi. Akhirnya,
kehausan bumi untuk mendapatkan rahmat dan kelaparannya terhadap kebenaran pun
semakin meningkat. Dalam suasana yang demikianlah Nabi Ibrahim dilahirkan. Ia dilahirkan
dari keluarga yang mempunyai keahlian membuat patung atau berhala. Disebutkan bahwa
ayahnya meninggal sebelum ia dilahirkan kemudian ia diasuh oleh pamannya di mana
pamannya itu menduduki kedudukan ayahnya. Nabi Ibrahim pun memanggil dengan
sebutansebutan yang biasa ditujukan kepada seorang ayah. Ada juga ada yang mengatakan bahwa
ayahnya tidak meninggal dan Azar adalah benar-benar ayahnya. Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa Azar adalah nama salah satu patung yang cukup terkenal yang dibuat oleh
ayahnya. Alhasil, Ibrahim berasal dari keluarga semacam ini.
Kepala keluarga Ibrahim adalah salah seorang seniman yang terbiasa memahat patung-patung
sehingga profesi si ayah mendapatkan kedudukan istimewa di tengah-tengah kaumnya.
Keluarga Nabi Ibrahim sangat dihormati. Dalam bahasa kita saat ini bisa saja ia disebut dengan
keluarga aristokrat. Dari keluarga semacam ini lahir seorang anak yang mampu menentang
penyimpangan dari keluarganya sendiri, dan menentang sistem masyarakat yang rusak serta
melawan berbagai macam ramalan para dukun, dan menentang penyembahan berhala dan
bintang, serta segala bentuk kesyirikan. Akhirnya, beliau mendapatkan ujian berat saat beliau
dimasukkan ke dalam api dalam keadaan hidup-hidup. Kita tidak ingin mendahului peristiwa
tersebut. Kami ingin memulai kisah Nabi Ibrahim sejak masa kecilnya. Nabi Ibrahim adalah
seseorang yang akalnya cemerlang sejak beliau berusia muda. Allah SWT menghidupkan
hatinya dan akalnya dan memberinya hikmah sejak masa kecilnya.
Nabi Ibrahim mengetahui saat beliau masih kecil bahwa ayahnya seseorang yang membuat
patung-patung yang unik.[1] Pada suatu hari, ia bertanya terhadap ciptaan ayahnya kemudian
ayahnya memberitahunya bahwa itu adalah patung-patung dari tuhan-tuhan. Nabi Ibrahim
sangat keheranan melihat hal tersebut, kemudian timbul dalam dirinya - melalui akal
sehatnya - penolakan terhadapnya. Uniknya, Nabi Ibrahim justru bermain-main dengan patung
itu saat ia masih kecil, bahkan terkadang ia menunggangi punggung patung-patung itu seperti
orang-orang yang biasa menunggang keledai dan binatang tunggangan lainya. Pada suatu hari,
ayahnya melihatnya saat menunggang punggung patung yang bernama Mardukh. Saat itu juga
ayahnya marah dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain-main dengan patung itu lagi.
Ibrahim bertanya: "Patung apakah ini wahai ayahku" Kedua telinganya besar, lebih besar dari
telinga kita." Ayahnya menjawab: "Itu adalah Mardukh, tuhan para tuhan wahai anakku, dan
kedua telinga yang besar itu sebagai simbol dari kecerdasan yang luar biasa." Ibrahim tampak
tertawa dalam dirinya padahal saat itu beliau baru menginjak usia tujuh tahun.
Injil Barnabas melalui lisan Nabi Isa menceritakan kepada kita, bahwa Nabi Ibrahim mengejek
ayahnya saat beliau masih kecil. Suatu hari, Ibrahim bertanya kepada ayahnya: "Siapa yang
menciptakan manusia wahai ayahku?" Si ayah menjawab: "Manusia, karena akulah yang
membuatmu dan ayahku yang membuat aku." Ibrahim justru menjawab: "Tidak demikian wahai
ayahku, karena aku pernah mendengar seseorang yang sudah tua yang berkata: "Wahai
Tuhanku mengapa Engkau tidak memberi aku anak."
Si ayah berkata: "Benar wahai anakku, Allah yang membantu manusia untuk membuat manusia
namun Dia tidak meletakkan tangan-Nya di dalamnya. Oleh karena itu, manusia harus
menunjukkan kerendahan di hadapan Tuhannya dan memberikan kurban untuk-Nya."
Kemudian Ibrahim bertanya lagi: "Berapa banyak tuhan-tuhan itu wahai ayahku?" Si ayah
menjawab: "Tidak ada jumlahnya wahai anakku." Ibrahim berkata: "Apa yang aku lakukan
15 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
wahai ayahku jika aku mengabdi pada satu tuhan lalu tuhan yang lain membenciku karena aku
tidak mengabdi pada-Nya" Bagaimana terjadi persaingan dan pertentangan di antara tuhan"
Bagaimana seandainya tuhan yang membenciku itu membunuh tuhanku" Boleh jadi ia
membunuhku juga." Si ayah menjawab dengan tertawa: "Kamu tidak perlu takut wahai anakku, karena tidak ada
permusuhan di antara sesama tuhan. Di dalam tempat penyembahan yang besar terdapat
ribuan tuhan dan sampai sekarang telah berlangsung tujuh puluh tahun. Meskipun demikian,
belum pernah kita mendengar satu tuhan memukul tuhan yang lain." Ibrahim berkata: "Kalau
begitu terdapat suasana harmonis dan kedamaian di antara mereka."Si ayah menjawab:
"Benar." Ibrahim bertanya lagi: "Dari apa tuhan-tuhan itu diciptakan" Orang tua itu menjawab: "Ini dari
kayu-kayu pelepah kurma, itu dari zaitun, dan berhala kecil itu dari gading. Lihatlah alangkah
indahnya. Hanya saja, ia tidak memiliki nafas." Ibrahim berkata: "Jika para tuhan tidak memiliki
nafas, maka bagaimana mereka dapat memberikan nafas" Bila mereka tidak memiliki
kehidupan bagiamana mereka memberikan kehidupan" Wahai ayahku, pasti mereka bukan
Allah." Mendengar ucapan Ibrahim itu, sang ayah menjadi berang dan marah sambil berkata:
"Seandainya engkau sudah dewasa niscaya aku pukul dengan kapak ini."
Ibrahim berkata: "Wahai ayahku, jika para tuhan mambantu dalam penciptaan manusia, maka
bagaimana mungkin manusia menciptakan tuhan" Jika para tuhan diciptakan dari kayu, maka
membakar kayu merupakan kesalahan besar, tetapi katakanlah wahai ayahku, bagaimana
engkau menciptakan tuhan-tuhan dan membuat baginya tuhan yang cukup baik, namun
bagaimana tuhan-tuhan membantumu untuk membuat anak-anak yang cukup banyak sehingga
engkau menjadi orang yang paling kuat di dunia?"
Selesailah dialog antara Ibrahim dan ayahnya dengan terjadinya pemukulan oleh si ayah
terhadap Ibrahim. Kemudian berlalulah hari demi hari dan Ibrahim menjadi besar. Sejak usia
anak-anak, hati Ibrahim menanam rasa benci terhadap patung-patung yang dibuat oleh
ayahnya sendiri. Ibrahim tidak habis mengerti, bagaimana manusia yang berakal membuat
patung-patung dengan tangannya sendiri kemudian setelah itu ia sujud dan menyembah
terhadap apa yang dibuatnya.
Ibrahim memperhatikan bahwa patung-patung tersebut tidak makan dan minum dan tidak
mampu berbicara, bahkan seandainya ada seseorang yang membaliknya ia tidak mampu
bangkit dan berdiri sebagaimana asalnya. Bagaimana manusia membayangkan bahwa
patungpatung tersebut dapat mendatangkan bahaya dan memberikan manfaat" Pemikiran ini
banyak merisaukan Ibrahim dalam tempo yang lama. Apakah mungkin semua kaumnya bersalah
sementara hanya ia yang benar" Bukankah yang demikian ini sangat mengherankan"
Kaum Nabi Ibrahim mempunyai tempat penyembahan yang besar yang dipenuhi berbagai
macam berhala. Di tengah-tengah tempat penyembahan itu terdapat mihrab yang diletakkan di
dalamnya patung-patung yang paling besar. Ibrahim mengunjungi tempat itu bersama ayahnya
saat ia masih kecil. Ibrahim memandang berhala-berhala yang terbuat dari batu-batuan dan
kayu itu dengan pandangan yang menghinakan. Hal ini sangat mengherankan masyarakat
pada saat itu karena saat memasuki tempat penyem-bahan itu, mereka menampakkan
ketundukan dan kehormatan di hadapan patung-patung. Bahkan mereka mengangis dan
memohon berbagai macam hal. Seakan-akan patung-patung itu mendengar apa yang mereka
keluhkan dan bicarakan. Mula-mula pemandangan tersebut membuat Ibrahim tertawa kemudian lama-lama Ibrahim
marah. Hal yang mengherankan baginya bahwa manusia-manusia itu semuanya tertipu, dan
yang semakin memperumit masalah adalah, ayah Ibrahim ingin agar Ibrahim menjadi dukun
16 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
saat ia besar. Ayah Ibrahim tidak menginginkan apa-apa kecuali agar Ibrahim memberikan
penghormatan kepada patung-patuung itu, namun ia selalu mendapati Ibrahim menentang dan
meremehkan patung-patung itu.
Pada suatu hari Ibrahim bersama ayahnya masuk di tempat penyembahan itu. Saat itu terjadi
suatu pesta dan perayaan di hadapan patung-patung, dan di tengah-tengah perayaan tersebut
terdapat seorang tokoh dukun yang memberikan pengarahan tentang kehebatan tuhan berhala
yang paling besar. Dengan suara yang penuh penghayatan, dukun itu memohon kepada patung
agar menyayangi kaumnya dan memberi mereka rezeki. Tiba-tiba keheningan saat itu dipecah
oleh suara Ibrahim yang ditujukan kepada tokoh dukun itu: "Hai tukang dukun, ia tidak akan
pernah mendengarmu. Apakah engkau meyakini bahwa ia mendengar?" Saat itu manusia mulai
kaget. Mereka mencari dari mana asal suara itu. Ternyata mereka mendapati bahwa suara itu
suara Ibrahim. Lalu tokoh dukun itu mulai menampakkan kerisauan dan kemarahannya. Tibatiba si
ayah berusaha menenangkan keadaan dan mengatakan bahwa anaknya sakit dan tidak
mengetahui apa yang dikatakan.
Lalu keduanya keluar dari tempat penyembahan itu. Si ayah menemani Ibrahim menuju tempat
tidurnya dan berusaha menidurkannya dan meninggalkannya setelah itu. Namun, Ibrahim tidak
begitu saja mau tidur ketika beliau melihat kesesatan yang menimpa manusia. Beliau pun
segera bangkit dari tempat tidurnya. Beliau bukan seorang yang sakit. Beliau merasa
dihadapkan pada peristiwa yang besar. Beliau menganggap mustahil bahwa patung-patung
yang terbuat dari kayu-kayu dan batu-batuan itu menjadi tuhan bagi kaumnya. Ibrahim keluar
dari rumahnya menuju ke gunung. Beliau berjalan sendirian di tengah kegelapan. Beliau
memilih salah satu gua di gunung, lalu beliau rnenyandarkan punggungnya dalam keadaan
duduk termenung. Beliau memperhatikan langit. Beliau mulai bosan memandang bumi yang
dipenuhi dengan suasana jahiliyah yang bersandarkan kepada berhala.
Tidak lama setelah Nabi Ibrahim memperhatikan langit kemudian beliau melihat-lihat berbagai
bintang yang disembah di bumi. Saat itu hati Nabi Ibrahim - sebagai pemuda yang masih
belia - merasakan kesedihan yang luar biasa. Lalu beliau melihat apa yang di belakang bulan
dan bintang. Hal itu sangat mengagumkannya. Mengapa manusia justru menyembah ciptaan
Tuhan" Bukankah semua itu muncul dan tenggelam dengan izin-Nya. Nabi Ibrahim mengalami
dialog internal dalam dirinya. Allah SWT menceritakan keadaan ini dalam surah al-An'am:
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: 'Pantaskah kamu menjadikan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan" Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam
kesesatan yang nyata.' Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda
keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan Kami (memperlihatkannya) agar
Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah Tuhanku,' tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata:
'Saya tidak suka kepada yang tenggelam.'" (QS. al-An'am: 74-76)
Al-Qur'an tidak menceritakan kepada kita peristiwa atau suasana yang dialami Ibrahim saat
menyatakan sikapnya dalam hal itu, tapi kita merasa dari konteks ayat tersebut bahwa
pengumuman ini terjadi di antara kaumnya. Dan tampak bahwa kaumnya merasa puas dengan
hal tersebut. Mereka mengira bahwa Ibrahim menolak penyembahan berhala dan cenderung
pada penyembahan bintang. Kita ketahui bahwa di zaman Nabi Ibrahim manusia menjadi tiga
bagian. Sebagian mereka menyembah berhala sebagian lagi me-nyembah bintang, dan
sebagian yang lain menyembah para raja. Namun di saat pagi, Nabi Ibrahim mengingatkan
kaumnya dan membikin mereka terkejut di mana bintang-bintang yang diyakininya kemarin kini
telah tenggelam. Ibrahim mengatakan bahwa ia tidak menyukai yang tenggelam. Allah SWT
berfirman: "Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah
Tuhanku.'" (QS. al-An'am: 76)
17 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Ibrahim kembali merenung dan memberitahukan kaumnya pada malam kedua bahwa bulan
adalah tuhannnya. Kaum Nabi Ibrahim tidak mengetahui atau tidak memiliki kapasitas logika
yang cukup atau kecerdasan yang cukup, bahwa sebenarnya Ibrahim ingin menyadarkan
dengan cara sangat lembut dan dan penuh cinta. Bagaimana mereka menyembah tuhan yang
terkadang tersembunyi dan terkadang muncul atau terkadang terbit dan terkadang tenggelam.
Mula-mula kaum Nabi Ibrahim tidak mengetahui yang demikian itu. Pertama-tama Ibrahim
menyanjung bulan tetapi ternyata bulan seperti bintang yang lain, ia pun muncul dan
tenggelam: Allah SWT berfirman:
"Kemudian tatkala dia melihat sebuah bulan terbit dia berkata: 'Inilah Tuhanku.' Tetapi setelah
bulan itu terbenam dia berkata: 'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.'" (QS. al-An'am: 77)
Kita perhatikan di sini bahwa beliau berbicara dengan kaumnya tentang penolakan
penyernbahan terhadap bulan. Ibrahim berhasil "merobek" keyakinan terhadap penyernbahan
bulan dengan penuh kelembutan dan ketenangan. Bagaimana manusia menyembah tuhan
yang terkadang tersembunyi dan terkadang muncul. Sungguh, kata Ibrahim, betapa aku
membayangkan apa yang terjadi padaku jika Tuhan tidak membimbingku. Nabi Ibrahim
mengisyaratkan kepada mereka bahwa beliau memiliki Tuhan, bukan seperti tuhan-tuhan yang
mereka sembah. Namun lagi-lagi mereka belum mampu menangkap isyarat Nabi Ibrahim.
Beliau pun kembali menggunakan argumentasi untuk menundukkan kelompok pertama dari
kaumnya, yaitu penyembah bintang. Allah SWT berfirman:
"Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: 'Inilah Tuhanku. Inilah yang lebih
besar.' Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: 'Hai kaumkku, sesungguhnya aku
berlepas dirt dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku
kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang
benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.'" (QS. alAn'am:
78-79) Ibrahim berdialog dengan penyembah matahari. Beliau memberitahukan bahwa matahari
adalah tuhannya karena dia yang terbesar. Lagi-lagi Ibrahim memainkan peran yang penting
dalam rangka menggugah pikiran mereka. Para penyembah matahari tidak mengetahui bahwa
mereka menyembah makhluk. Jika mereka mengira bahwa ia adalah besar, maka Allah SWT
Maha Besar. Setelah Ibrahim memberitahukan bahwa matahari adalah tuhannya, beliau menunggu saat
yang tepat sehingga matahari itu tenggelam dan ternyata benar dia bagaikan
sembahan-sembahan yang lain yang suatu saat akan tenggelam. Setelah itu Ibrahim
memploklamirkan bahwa beliau terbebas dari penyernbahan bintang.
Ibrahim mulai memandang dan memberikan pengarahan kepada kaumnya bahwa di sana ada
Pencipta langit dan bumi. Argumentasi Ibrahim mampu memunculkan kebenaran, tetapi
sebagaimana biasa kebatilan tidak tunduk begitu saja. Mereka mulai menampakkan taringnya
dan mulai menggugat keberadaan dan kenekatan Ibrahim as. Mereka mulai menentang Nabi
Ibrahim dan mulai mendebatnya dan bahkan mengancamnya. Allah SWT berfirman:
"Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantahku tentang
Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut
kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali
jika Tuhanku mengendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala
sesuatu. Maka apahah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) " Bagaimana aku
takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah) padahal kamu
tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak
menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua
18 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu
mengetahui)"'" (QS. al-An'am: 80-81)
Kita tidak mengetahui sampai sejauh mana ketajaman pergulatan antara Nabi Ibrahim dan
kaumnya, dan bagaimana cara mereka menakut-nakuti Nabi Ibrahim. Al-Qur'an tidak
menyinggung hal tersebut. Namun yang jelas, tempat mereka yang penuh kebatilan itu mampu
dilumpuhkan oleh Al-Qur'an. Dari cerita tersebut, Al-Qur'an mengemukakan Nabi bahwa
Ibrahim menggunakan logika seorang yang berpikir sehat. Menghadapi berbagai tantangan dan
ancaman dari kaumnya, Nabi Ibrahim justru mendapatkan kedamaian dan tidak takut kepada
mereka. Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka dengan kelaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orangorang
yang mendapat petunjuk. " (QS. al-An'am: 82)
Allah SWT selalu memberikan hujah atau argumentasi yang kuat kepada Nabi Ibrahim
sehingga beliau mampu menghadapi kaumnya. Allah SWT berfirman:
"Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami
tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS. al-An'am: 83)
Ibrahim didukung oleh Allah SWT dan diperlihatkan kerajaan langit dan bumi. Demikianlah Nabi
Ibrahim terus melanjutkan penentangan pada penyembahan berhala. Tentu saat ini pergulatan
dan pertentangan antara beliau dan kaumnya semakin tajam dan semakin meluas. Beban yang
paling berat adalah saat beliau harus berhadapan dengan ayahnya, di mana profesi si ayah dan
rahasia kedudukannya merupakan biang keladi dari segala penyembahan yang diikuti
mayoritas kaumnya. Nabi Ibrahim keluar untuk berdakwah kepada kaumnya dengan berkata:
"Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya" Mereka menjawab: 'Kami
mendapati bapak-bapak Kami menyembahnya." Ibrahim berkata: 'Sesungguhnya kamu dan
bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.' Mereka menjawab: 'Apakah kamu
datang kepada kami sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang yang bermain-main"'
Ibrahim berkata: 'Sebenarnya tuhan kamu adalah Tuhan langit dan burnt yang telah
menciptakan-Nya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang
demikian itu.'" (QS. al-Anbiya': 52-56)
Selesailah urusan. Mulailah terjadi pergulatan antara Nabi Ibrahim dan kaumnya. Tentu yang
termasuk orang yang paling menentang beliau dan marah kepada sikap beliau itu adalah
ayahnya dan pamannya yang mendidiknya laksana seorang ayah. Akhirnya, si ayah dan si
anak terlibat da (http://cerita-silat.mywapblog.com)
1913. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
lam pergulatan yang sengit di mana kedua-duanya dipisahkan oleh prinsipprimsip yang berbeda. Si
anak bertengger di puncak kebenaran bersama Allah SWT sedangkan
si ayah berdiri bersama kebatilan. Si ayah berkata kepada anaknya: "Sungguh besar ujianku
kepadamu wahai Ibrahim. Engkau telah berkhianat kepadaku dan bersikap tidak terpuji
kepadaku." Ibrahim menjawab:
"Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak dapat mendengar, tidak
melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun" Wahai bapakku, sesungguhnya telah
datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku,
niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu
menyembah setan, sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dan Tuhan Yang
Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan.'" (QS. Maryam: 42-45)
Sang ayah segera bangkit dan ia tak kuasa lagi untuk meledakkan amarahnya kepada Ibrahim:
"Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim" Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya
kamu akan aku rajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (QS. Maryam: 46)
Jika engkau tidak berhenti dari dakwahmu ini, sungguh aku akan merajammu. Aku akan
membunuhmmu dengan pukulan batu. Demikian balasan siapa pun yang menentang tuhan.
Keluarlah dari rumahku! Aku tidak ingin lagi melihatmu. Keluar!
Akhirnya, pertentangan itu membawa akibat pengusiran Nabi Ibrahim dari rumahnya, dan beliau
pun terancam pembunuhan dan perajaman. Meskipun demikian, sikap Nabi Ibrahim tidak
pernah berubah. Beliau tetap menjadi anak yang baik dan Nabi yang mulia. Beliau berdialog
dengan ayahnya dengan menggunakan adab para nabi dan etika para nabi. Ketika mendengar
penghinaan, pengusiran, dan ancaman pembunuhan dari ayahnya, beliau berkata dengan
lembut: "Semoga keselamatan dilimpahkan hepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada
Tuhanku, sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan
dari apa yang kamu sent selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan
aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.'" (QS. Maryam: 47-48)
Nabi Ibrahim pun keluar dari rumah ayahnya. Beliau meninggalkan kaumnya dan
sesembahansembahan selain Allah SWT. Beliau menetapkan suatu urusan dalam dirinya, beliau
mengetahui bahwa di sana ada pesta besar yang diadakan di tepi sungai di mana manusiamanusia
berbondong-bondong menuju kesana. Beliau menunggu sampai perayaan itu datang
di mana saat itu kota menjadi sunyi karena ditinggalkan oleh manusia yang hidup di dalamnya
dan mereka menuju ke tempat itu. Jalan-jalan yang menuju tempat penyembahan menjadi sepi
dan tempat penyembahan itu pun ditinggalkan oleh penjaganya. Semua orang mengikuti pesta
itu. Dengan penuh hati-hati, Ibrahim memasuki tempat penyembahan dengan membawa kapak
yang tajam. Ibrahim melihat patung-patung tuhan yang terukir dari batu-batu dan kayu-kayu.
Ibrahim pun melihat makanan yang diletakkan oleh manusia di depannya sebagai hadiah dan
nazar. Ibrahim mendekat pada patung-patung itu. Kepada salah satu patung - dengan nada
bercanda - ia berkata: "Makanan yang ada di depanmu hai patung telah dingin. Mengapa
engkau tidak memakannya. Namun patung itu tetap membisu." Ibrahim pun bertanya kepada
patung-patung lain di sekitarnya:
"Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata"
Mengapa kalian tidak makan?" (QS. ash-Shaffat: 91)
Ibrahim mengejek patung-patung itu. Ibrahim mengetahui bahwa patung itu memang tidak
dapat memakannya. Ibrahim bertanya kepada patung-patung itu:
1 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Mengapa kamu tidak menjawab?" (QS. ash-Shaffat: 92)
Ibrahim pun langsung mengangkat kapak yang ada di tangannya dan mulai menghancurkan
tuhan-tuhan yang palsu yang disembah oleh manusia. Ibrahim menghancurkan seluruh
patungpatung itu dan hanya menyisakan satu patung, lalu beliau menggantungkan kapak itu
dilehernya. Setelah melaksanakan tugas itu, beliau pergi menuju ke gunung. Beliau telah
bersumpah untuk membawa suatu bukti yang jelas, bahkan bukti praktis tentang kebodohan
kaumnya dalam menyembah selain Allah SWT.
Akhirnya, pesta perayaan itu selesai dan manusia kembali ke tempat mereka masing-masing.
Dan ketika salah seorang masuk ke tempat sembahan itu ia pun berteriak. Manusia-manusia
datang menolongnya dan ingin mengetahui apa sebab di balik teriakan itu. Dan mereka
mengetahui bahwa tuhan-tuhan semuanya telah hancur yang tersisa hanya satu. Mereka mulai
berpikir siapa penyebab semua ini. Akhirnya mereka pun mengetahui dan menyadari bahwa ini
adalah ulah Ibrahim yang telah mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT:
"Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim"." (QS. al-Anbiya': 60)
Mereka segera mendatangi Ibrahim. Ketika Ibrahim datang mereka bertanya kepadanya:
"Mereka bertanya: "Apakah benar engkau yang melakukan semua ini terhadap tuhan kami
wahai Ibrahim?" (QS. al-Anbiya': 62)
Ibrahim membalas dengan senyuman lalu ia menunjuk kepada tuhan yang paling besar yang
tergantung di lehernya sebuah kapak. "Tidak!"
"Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". " (QS. al-Anbiya': 63)
Para dukun berkata: "Siapa yang harus kita tanya?" Ibrahim menjawab: "Tanyalah kepada
tuhan kalian." Kemudian mereka berkata: "Bukankah engkau mengetahui bahwa tuhan-tuhan
itu tidak berbicara." Ibrahim membalas: "Mengapa kalian menyembah se-suatu yang tidak
mampu berbicara, sesuatu yang tidak mampu memberikan manfaat dan sesuatu yang tidak
mampu memberikan mudarat. Tidakkah kalian mau berpikir sebentar di mana letak akal kalian.
Sungguh tuhan-tuhan kalian telah hancur sementara tuhan yang paling besar berdiri dan hanya
memandanginya. Tuhan-tuhan itu tidak mampu menghindarkan gangguan dari diri mereka, dan
bagaimana mereka dapat mendatangkan kebaikan buat kalian. Tidakkah kalian mau berpikir
sejenak. Kapak itu tergantung di tuhan yang paling besar tetapi anehnya dia tidak dapat
menceritakan apa yang terjadi. Ia tidak mampu berbicara, tidak mendengar, tidak bergerak,
tidak melihat, tidak memberikan manfaat, dan tidak membahayakan. Ia hanya sekadar batu, lalu
mengapa manusia menyembah batu" Di mana letak akal pikiran yang sehat?" Allah SWT
menceritakan peristiwa tersebut dalam firman-Nya:
"Dan sesungguhnya telah kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum
(Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui keadaannya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata
kepada bapaknya dan kaumnya: 'Patung-patung itu apakah ini yang kamu tekun beribadat
kepadanya "' Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.' Ibrahim
menjawab: 'Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.'
Mereka menjawab: 'Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah
kamu termasuk orang-orang yang bermain-main"' Ibrahim berkata: 'Sebenarnya Tuhan kamu
ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang
dapat memberikan bukti atas apa yang demikian itu. Demi Allah, sesungguhnya aku akan
melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.'
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar
(induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka
berkata: 'Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya
2 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dia termasuk orang-orang yang lalim.' Mereka berkata: 'Kami mendengar ada seorang pemuda
yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.' Mereka berkata: '(Kalau demikian)
Bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikannya.'
Mereka bertanya: 'Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai
Ibrahim"' Ibrahim menjawab: 'Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.' Maka mereka telah kembali
kepada kesadaran mereka dan lalu berkata: 'Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang
yang menganiaya (diri sendiri).'
Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah
mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.' Ibrahim berkata:, maka
mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit
pun tidak dapat pula memberi mudarat kepada kamu"' Ah (celakalah) kamu dan apa yang
kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahaminya" Mereka berkata:
'Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kami jika kamu benar-benar hendak bertindak.'" (QS.
alAnbiya': 51-68) Nabi Ibrahim mampu menundukkan mereka dengan argumentasi dan logika berpikir yang
sehat. Tetapi mereka membalasnya dengan menetapkan akan menggantungnya di dalam api.
Sungguh ini sangat mengherankan. Suatu mahkamah yang mengerikan digelar di mana si
tertuduh akan dihukum dengan pembakaran.
Demikianlah masalah pergulatan antara pemikiran, atau antara nilai-nilai, atau antara prinsipprinsip
selalu terjadi dan selalu membara di tengah-tengah masyarakat. Nabi Ibrahim sudah
berusaha untuk menggugah hati dan pikiran Ketika beliau mengisyaratkan kepada tuhan yang
paling besar dan menuduhnya bahwa ialah yang menghancurkan tuhan-tuhan yang lain. Nabi
Ibrahim meminta kepada mereka untuk bertanya kepada para tuhan itu, tentang siapa yang
membuatnya hancur. Tetapi para tuhan itu ddak mampu berbicara lalu mengapa manusia
menyembah sesuatu yang tidak mampu berbicara dan tidak mengerti apa-apa.
Ketika Nabi Ibrahim berhasil merobohkan argumentasi mereka, maka orang-orang yang
sombong bangkit untuk menenangkan suasana. Para penentang itu tidak mau manusia akan
menyembah selain berhala. Mereka pun mengatakan akan menggantung dan akan membakar
Ibrahim hidup-hidup. Nabi Ibrahim pun ditangkap lalu disiapkanlah tempat pembakaran. Para
penentang itu berkata kepada pengikutnya: "Bakarlah Ibrahim, dan tolonglah tuhan kalian jika
kalian benar-benar menyembahnya." Mereka pun terpengaruh dengan ucapan tersebut.
Mereka pun menyiapkan alat-alat untuk membakar Nabi Ibrahim.
Tersebarlah berita itu di kerajaan dan di seluruh negeri. Manusia-manusia berdatangan dari
berbagai pelosok, dari gunung-gunung, dari berbagai desa, dan dari berbagai kota untuk
menyaksikan balasan yang diterima bagi orang yang berani menentang tuhan, bahkan
menghancurkannya. Mereka menggali lobang besar yang dipenuhi kayu-kayu, batu-batu, dan
pohon-pohon lalu mereka menyalakan api di dalamnya. Kemudian mereka mendatangkan
manjaniq, yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk melempar Nabi Ibrahim ke dalam api
sehingga ia jatuh ke dalam lubang api. Mereka meletakkan Nabi Ibrahim setelah mereka
mengikat kedua tangannya dan kakinya pada manjaniq itu. Api pun mulai menyala dan asapnya
mulai membumbung ke langit. Manusia yang melihat peristiwa itu berdiri agak jauh dari galian
api itu karena saking panasnya. Lalu, seorang tokoh dukun memerintahkan agar Ibrahim
dilepaskan ke dalam api. Tiba-tiba malaikat Jibril berdiri di hadapan Nabi Ibrahim dan bertanya
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepadanya: "Wahai Ibrahim, tidakkah engkau memiliki keperluan?" Nabi Ibrahim menjawab:
"Aku tidak memerlukan sesuatu darimu." Nabi Ibrahim pun dilepaskan lalu dimasukkan ke
dalam kubangan api. Nabi Ibrahim terjatuh dalam api. Api pun mulai mengelilinginya, lalu Allah SWT menurunkan
perintah kepada api, Allah SWT berkata:
3 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Kami berfirman: Wahai api jadilah engkau dingin dan membawa keselamatan kepada Ibrahim."
(QS. al-Anbiya': 69) Api pun tunduk kepada perintah Allah SWT sehingga ia menjadi dingin dan membawa
keselamatan bagi Nabi Ibrahim. Api hanya membakar tali-tali yang mengikat Nabi Ibrahim. Nabi
Ibrahim dengan tenang berada di tengah-tengah api seakan-akan beliau duduk di tengahtengah
taman. Beliau memuji Allah SWT, Tuhannya dan mengagungkan-Nya. Yang ada di
dalam hatinya hanya cinta kepada sang Kekasih, yaitu Allah SWT.
Hati Nabi Ibrahim tidak dipenuhi rasa takut atau menyesal atau berkeluh kesah. Yang ada
dalam hati beliau hanya cinta semata. Api pun menjadi damai dan menjadi dingin.
Sesungguhnya orang-orang yang cinta kepada Allah SWT tidak akan merasakan ketakutan.
Para pembesar dan para dukun mengamat-amati dari jauh betapa panasnya api itu. Bahkan api
terus menyala dalam tempo yang lama, sehingga orang-orang kafir mengira bahwa api itu tidak
pernah padam. Ketika api itu padam, mereka dibuat terkejut ketika melihat Nabi Ibrahim keluar
dari kubangan api dalam keadaan selamat. Wajah mereka menjadi hitam karena terpengaruh
asap api sementara wajah Nabi Ibrahim berseri-seri dan tampak diliputi dengan cahaya dan
kebesaran. Bahkan pakaian yang dipakai Nabi Ibrahim pun tidak terbakar, dan beliau tidak
tersentuh sedikit pun oleh api. Nabi Ibrahim pun keluar dari api itu bagaikan beliau keluar dari
taman. Lalu orang-orang kafir pun berteriak keheranan. Mereka pun mendapatkan kekalahan
dan kerugian. Allah SWT berfirman:
"Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orangorang
yang paling rugi." (QS. al-Anbiya': 70)
Al-Qur'an tidak menceritakan kepada kita tentang usia Nabi Ibrahim saat menghancurkan
berhala-berhala kaumnya. Al-Qur'an juga tidak menceritakan berapa usia beliau saat memikul
tanggung jawab dakwah dan menyeru di jalan Allah SWT. Melalui pelacakan nas-nas dapat
diketahui bahwa Nabi Ibrahim saat itu masih muda belia, ketika melakukan peristiwa besar itu.
Bukti hal itu adalah, ketika para kaumnya mendengar penghancuran berhala, mereka berkata:
"Mereka berkata: "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini
yang bernama Ibrahim." (QS. al-Anbiya': 60)
Injil Barnabas menceritakan bahwa Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung sebelum Allah
SWT mewajibkannya berdakwah. Injil Barnabas mengatakan pada pasal ke 29 bahwa Nabi
Ibrahim mendengar suatu suara yang memanggil-manggilnya. Nabi Ibrahim bertanya: "Siapa
yang memanggilku?" Ketika itu Nabi Ibrahim mendengar suara yang berkata: "Aku adalah
malaikat Jibril. Nabi Ibrahim menjadi takut, tetapi malaikat itu segera menenangkannya sambil
berkata: "Jangan takut, hai Ibrahim karena engkau adalah kekasih Allah SWT, dan ketika
engkau menghancurkan tuhan-tuhan sembahan manusia, Allah SWT memilihmu sebagai
pemimpin para malaikat dan para nabi." Kemudian - masih kata Injil Barnabas: "Nabi Ibrahim
bertanya apa yang harus dilakukan untuk menyembah tuhan para malaikat dan para nabi?"
Jibril menjawab: "Bahwa hendaklah beliau pergi ke sumber ini dan mandi, agar dapat mendaki
gunung sehingga Allah SWT berbicara dengannya."
Kemudian Nabi Ibrahim mendaki gunung, lalu Allah SWT menyerunya. Nabi Ibrahim menjawab:
"Siapa yang memanggilku?" Allah SWT berkata: "Aku adalah Tuhanmu, hai Ibrahim." Nabi
Ibrahim gemetar ketakutan dan sujud di atas bumi dan beliau berkata: "Wahai Tuhanku,
bagaimana hamba-Mu mendengar seruan-Mu sementara ia adalah tanah dan abu." Di sanalah
Allah SWT memerintahkannya agar beliau bangkit karena Allah SWT telah memilihnya sebagai
hamba-Nya dan Dia telah memberkatinya dan orang-orang yang mengikutinya.
Riwayat tersebut menentukan waktu pemilihan Nabi Ibrahim dan waktu pengangkatannya
sewaktu beliau menghancurkan berhala dan sesembahan-sesembahan manusia. Demikianlah
yang diceritakan oleh Al-Qur'an al-Karim dalam firman-Nya:
"Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: Tunduh patuhlah!' Ibrahim menjawab: 'Aku tunduk
4 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
patuh kepada Tuhan semesta alam." (QS. al-Baqarah: 131)
Alhasil, masa pemilihan Allah SWT terhadap Nabi Ibrahim tidak ditentukan dalam Al-Qur'an,
sehingga kita tidak dapat memberikan satu jawaban pasti tentang hal itu, tapi yang mampu kita
utarakan adalah, bahwa Nabi Ibrahim mampu membuat argumen yang cukup jelas untuk
menghancurkan argumen para penyembah berhala. Sebagaimana beliau mampu sebelumnya
menghancurkan argumen para penyembah bintang, sehingga hanya tersisa satu argumen yang
harus disampaikan kepada para penguasa dan para raja. Dengan demikian, orang-orang kafir
telah mendapatkan seluruh argumen kebenaran.
Nabi Ibrahim pun akhirnya terlibat adu argumentasi dengan raja yang menyangka bahwa
dirinya adalah tuhan kaumnya. Raja itu menyuruh mereka untuk menyembahnya. Dalam rangka
menjaga kepentingannya, boleh jadi memang ia menyangka bahwa dirinya tuhan. Karena Allah
SWT telah memberikannya suatu kerajaan yang besar, ia lupa bahwa ia hanya manusia biasa.
Kita tidak mengetahui, apakah ia seorang raja atas kaum Nabi Ibrahim lalu ia mendengar kisah
mukjizatnya kemudian ia memanggilnya untuk berdebat dengan beliau, atau mungkin ia raja
dari daerah lain. Tapi yang kita ketahui bahwa pertemuan di antara keduanya menyebabkan
jatuhnya argumen-argumen orang kafir. Allah SWT menceritakan hal tersebut dengan firmanNya:
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim
mengatakan: 'Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.' Orang itu berkata: 'Saya
dapat menghidupkan dan mematikan.' Ibrahim berkata: 'Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,' lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim. " (QS. al-Baqarah: 258)
Allah SWT sengaja tidak menyebut nama raja itu karena dianggap tidak penting, sebagaimana
Al-Qur'an juga tidak menyebut dialog panjang yang terjadi antara Nabi Ibrahim dan dia.
Barangkali raja itu berkata kepada Nabi Ibrahim: "Aku mendengar bahwa Anda mengajak
manusia untuk menyembah Tuhan yang baru dan meninggalkan tuhan yang lama." Nabi
Ibrahim menjawab: "Tiada Tuhan lain selain Allah Yang Maha Esa." Si Raja berkata: "Apa yang
dilakukan oleh tuhanmu yang tidak dapat aku lakukan?" Raja yang terkena penyakit sombong
dan bangga diri itu adalah raja yang tidak tahu diri. Penghormatan manusia dan ketertundukkan
manusia kepadanya itu justru meningkatkan kesombongannya. Nabi Ibrahim mendengar apa
yang dikatakan oleh si raja. Nabi Ibrahim mengetahui segala sesuatunya. Nabi Ibrahim berkata
dengan lembut: "Tuhanku adalah yang mampu menghidupkan dan mematikan." (QS. al-Baqarah: 258)
Si raja membalas: "Aku pun menghidupkan dan mematikan." (QS. al-Baqarah: 258)
Nabi Ibrahim tidak bertanya bagaimana si raja menghidupkan dan mematikan. Nabi Ibrahim
tahu bahwa sebenarnya ia berbohong. Raja berkata: "Aku mampu menghadirkan seseorang
yang sedang berjalan lalu aku membunuhnya, dan pada kesempatan yang lain aku mampu
memaafkan orang yang sudah dipastikan untuk dihukum gantung lalu aku menyelamatkannya
dari kematian. Dengan demikian, aku mampu memberi kehidupan dan kematian."
Mendengar kebodohannya itu, Nabi Ibrahim tertawa dan pada saat yang sama beliau
merasakan kesedihan. Tetapi Nabi Ibrahim ingin mematahkan argumen raja itu yang
mengatakan bahwa ia mampu menghidupkan dan mematikan, padahal sebenarnya ia tidak
mampu. Nabi Ibrahim berkata:
"Sesungguhnya Allah mampu mendatangkan matahari dari timur, maka kalau engkau mampu
datangkanlah ia dari barat. " (QS. al-Baqarah: 258)
Mendengar tantangan Nabi Ibrahim itu, raja menjadi terpaku dan terdiam ia merasa tidak
mampu. la tidak mampu berkata-kata lagi. Nabi Ibrahim berkata kepada raja bahwa Allah SWT
mampu mendatangkan matahari dari timur, apakah ia mampu mendatangkan matahari dari
5 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
barat. Tentu raja tidak mampu mendatangkannya. Alam mempunyai aturan dan undang-undang
yang diatur dan diciptakan oleh Allah SWT di mana tiada makhluk yang lain yang mampu
mengubahnya. Jika raja mengklaim bahwa ia benar-benar tuhan, maka tentu ia dapat
mengubah hukum alam tersebut. Saat itu si raja merasa tidak mampu memenuhi tantangan itu.
Ia justru membisu. Ia tidak mengetahui apa yang harus dikatakannya dan apa yang harus
dilakukannya. Setelah orang-orang kafir diam mem-bisu, Nabi Ibrahim meninggalkan istana
raja. Kemudian ketenaran Nabi Ibrahim tersebar di segala penjuru negeri. Manusia mulai
ramairamai membicarakan mukjizatnya dan keselamatanya dari api. Manusia menyinggung
bagaimana sikap raja ketika mendengar tantangan Nabi Ibrahim, dan bagaimana si raja
menjadi membisu dan tidak mengetahui apa yang harus dikatakannya.
Nabi Ibrahim tetap melanjutkan dakwahnya di jalan Allah SWT. Nabi Ibrahim mencurahkan
tenaga dan upayanya untuk membimbing kaumnya. Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan
mereka dengan berbagai cara. Meskipun beliau sangat cinta dan menyayangi mereka, mereka
malah justru marah kepadanya dan malah mengusirnya. Dan tiada yang beriman bersamanya
kecuali seorang perempuan dan seorang lelaki. Perempuan itu bernama Sarah yang kemudian
menjadi istrinya sedangkan laki-laki itu adalah Luth yang kemudian menjadi nabi setelahnya.
Ketika Nabi Ibrahim mengetahui bahwa tidak seorang pun beriman selain kedua orang tersebut,
ia menetapkan untuk berhijrah. Sebelum beliau berhijrah, ia mengajak ayahnya beriman.
Kemudian Nabi Ibrahim mengetahui bahwa ayahnya adalah musuh Allah SWT dan dia tidak
akan beriman. Nabi Ibrahim pun berlepas diri darinya dan memutuskan hubungan dengannya.
Untuk kedua kalinya dalam kisah para nabi kita mendapati hal yang mengagetkan. Dalam kisah
Nabi Nuh kita menemukan bahwa si ayah seorang nabi dan si anak seorang kafir, sedangkan
dalam kisah Nabi Ibrahim justru sebaliknya: si ayah yang menjadi kafir dan si anak yang
menjadi nabi. Dalam kedua kisah tersebut kita mengetahui bahwa seorang mukmin berlepas
diri dari musuh Allah SWT, meskipun dia adalah anaknya dan ayahnya.
Melalui kisah tersebut, Allah SWT memberitahukan kepada kita bahwa hubungan satu-satunya
yang harus dipelihara dan harus diperhatikan di antara hubungan-hubungan kemanusiaan
adalah hubungan keimanan, bukan hanya hubungan darah. Allah SWT berflrman dalam surah
at-Taubah: "Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi
Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya.
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. " (QS.
atTaubah: 114) Nabi Ibrahim keluar meninggalkan negerinya dan memulai petualangannya dalam hijrah. Nabi
Ibrahim pergi ke kota yang bernama Aur dan ke kota yang lain bernama Haran, kemudian
beliau pergi ke Palestina bersama istrinya, satu-satunya wanita yang beriman kepadanya.
Beliau juga disertai Luth, satu-satunya lelaki yang beriman kepadanya. Allah SWT berfirman:
"Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: 'Sesungguhnya aku akan
berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'" (QS. al-Ankabut: 26)
Setelah ke Palestina, Nabi Ibrahim pergi ke Mesir. Selama perjalanan ini Nabi Ibrahim
mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT, bahkan beliau berjuang dalam hal itu denqan
gigih. Beliau mengabdi dan membantu orang-orang yang tidak mampu dan orang-orang yang
lemah. Beliau menegakkan keadilan di tengah-tengah manusia dan menunjukkan kepada
mereka jalan yang benar. Istri Nabi Ibrahim, Sarah, tidak melahirkan, lalu raja Mesir memberikan seorang pembantu dari
Mesir yang dapat membantunya. Nabi Ibrahim telah menjadi tua dan rambutnya memutih di
6 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mana beliau menggunakan usianya hanya untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Sarah berpikir
bahwa ia dan Nabi Ibrahim tidak akan mempunyai anak, lalu ia berpikir bagaimana seandainya
wanita yang membatunya itu dapat menjadi istri kedua dari suaminya. Wanita Mesir itu
bernama Hajar. Akhirnya, Sarah menikah-kan Nabi Ibrahim dengan Hajar, kemudian Hajar
melahirkan anaknya yang pertama yang dinamakan oleh ayahnya dengan nama Ismail. Nabi
Ibrahim saat itu menginjak usia yang sangat tua ketika Hajar melahirkan anak pertamanya,
Ismail. Nabi Ibrahim hidup di bumi Allah SWT dengan selalu menyembah-Nya, bertasbih, dan
menyucikan-Nya. Kita tidak mengetahui, berapajauh jarak yang ditempuh Nabi Ibrahim dalam
perjalanannya. Beliau adalah seorang musafir di jalan Allah SWT. Seorang musafir di jalan
Allah SWT menyadari bahwa hari-hari di muka bumi sangat cepat berlalu, kemudian di tiupkan
sangkakala lalu terjadilah hari kiamat dan kemudian hari kebangkitan.
Pada suatu hari, had Nabi Ibrahim dipenuhi rasa kedamian, cinta, dan keyakinan. Beliau ingin
melihat kebesaran Allah SWT, Sang Pencipta. Beliau ingin melihat hari kiamat sebelum
terjadinya. Allah SWT menceritakan sikapnya itu dalam firman-Nya:
"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: 'Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana engkau
menghidupkan arang yang mati. 'Allah berfirman: 'Belum yakinkah kamu"' Ibrahim menjawab:
'Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).'" (QS. alBaqarah:
260) Hasrat Nabi Ibrahim terhadap hal tersebut dipengaruhi oleh keimanan yang luar biasa;
keimanan yang dipenuhi cinta kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman: "(Kalau demikian), ambilah empat ekor burung lalu cincanglah semuanya. Allah berfirman: 'Lalu
letakkanlah di atas bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera," dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(QS. al-Baqarah: 260) Nabi Ibrahim melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT. Beliau menyembelih
empat ekor burung lalu memisah-misahkan bagiannya di atas gunung, kemudian ia
memamanggilnya dengan nama Allah SWT. Tiba-tiba bulu-bulu dan burung itu bangkit dan
bergabung dengan sayap-sayapnya, kemudian dada dari burung itu mencari kepalanya.
Akhirnya, bagian-bagian burung yang terpisah kembali bergabung. Burung itu pun kembali
mendapatkan kehidupan lalu burung itu terbang dengan cepat dan kembali ke pangkuan Nabi
Ibrahim. Para ahli tafsir meyakini bahwa eksperimen ini berangkat dari kehausan ilmu yang ada pada
Nabi Ibrahim, dan sebagian lagi mengatakan bahwa beliau ingin melihat kebesaran Allah SWT
saat menciptakan makhluk-Nya. Beliau memang sudah mengetahui hasilnya, tapi beliau tidak
melihat cara pembuatan penciptaan makhluk. Sebagian mufasir lain mengatakan bahwa beliau
merasa puas atas apa yang dikatakan oleh Allah SWT dan beliau tidak jadi menyembelih
burung. Kami sendiri menilai bahwa eksperimen ini menunjukkan tingkat cinta yang tinggi yang
dicapai oleh seorang musafir di jalan Allah SWT, yaitu Nabi Ibrahim. Seorang pecinta akan
selalu timbul dalam dirinya hasrat, rasa tunduk, dan rasa ingin menambah cintanya.
Demikianlah cinta Nabi Ibrahim. Inilah petualangan Nabi Ibrahim di mana setiap kali ia melalui
perjalanannya, maka kehausan cintanya pun meningkat. Pada suatu hari Nabi Ibrahim bangun
lalu beliau memerintahkan istrinya, Hajar, untuk membawa anaknya bersiap-siap untuk melalui
perjalanan panjang. Setelah beberapa hari, dimulailah perjalanan Nabi Ibrahim ber-sama
istrinya Hajar beserta anak mereka, Ismail. Saat itu Ismail masih menyusu pada ibunya.
Nabi Ibrahim berjalan di tengah-tengah tanah yang penuh dengan tanaman, melewati gurun
dan gunung-gunung. Kemuudian beliau memasuki tanah Arab. Nabi Ibrahim menuju ke suatu
lembah yang di dalamnya tidak ada tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada pepohonan,
7 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak ada makanan dan tidak ada air. Lembah itu kosong dari tanda-tanda kehidupan. Nabi
Ibrahim sampai ke lembah, lalu beliau turun dari atas punggung hewan tunggangannya. Lalu
beliau menurunkan istrinya dan anaknya dan meninggalkan mereka di sana. Mereka hanya
dibekali dengan makanan dan sedikit air yang tidak cukup untuk kebutuhan dua hari.
Ketika beliau mulai meninggalkan mereka dan berjalan, tiba-tiba istrinya segera menyusulnya
dan berkata kepadanya: "Wahai Ibrahim, ke mana engkau pergi" Mengapa engkau
meninggalkan kami di lembah ini, padahal di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun." Nabi
Ibrahim tidak segera menjawab dan ia tetap berjalan. Istrinya pun kembali mengatakan
perkataan yang dikatakan sebelumnya. Namun Nabi Ibrahim tetap diam. Akhirnya, si istri
memahami bahwa Nabi Ibrahim tidak bersikap demikian kecuali mendapat perintah dari Allah
SWT. Kemudian si istri bertanya: "Apakah Allah SWT memerintahkannya yang demikian ini?"
Nabi Ibrahim menjawab: "Benar." Istri yang beriman itu berkata: "Kalau begitu, kita tidak akan
disia-siakan." Nabi Ibrahim menuju ke tempat di suatu gunung lalu beliau mengangkat kedua
tangannya untuk berdoa kepada Allah SWT:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang
tidak mempuyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. " (QS.
Ibrahim: 37) Saat itu Baitullah belum dibangun. Terdapat hikmah yang tinggi dalam perjalanan yang penuh
dengan misteri ini. Ismail ditinggalkan bersama ibunya di tempat ini. Ismail-lah yang akan
bertanggung jawab bersama ayahnya dalam pembangunan Ka'bah. Hikmah Allah SWT
menuntut untuk didirikannya suatu bangunan di lembah itu dan dibangun di dalamnya Baitullah,
di mana kita akan menuju ke sana dan menghadap kepadanya saat kita salat.
Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya dan anaknya yang masih menyusu di padang sahara. Ibu
Ismail menyusui anaknya dan mulai merasakan kehausan. Saat itu matahari bersinar sangat
panas dan membuat manusia mudah merasa haus. Setelah dua hari, habislah air dan keringlah
susu si ibu. Hajar dan Ismail merasakan kehausan, dan makanan telah tiada sehingga saat itu
mereka merasakan kesulitan yang luar biasa. Ismail mulai menangis kehausan dan ibunya
meninggalkannya untuk mencarikan air. Si ibu berjalan dengan cepat hingga sampai di suatu
gunung yang bernama Shafa. Ia menaikinya dan meletakkan kedua tangannya di atas
keningnya untuk melindungi kedua matanya dari sengatan mata-hari. Ia mulai mencari-cari
sumber air atau sumur atau seseorang yang dapat membantunya atau kafilah atau musafir
yang dapat menolongnya atau berita namuii semua harapannya itu gagal. Ia segera turun dari
Shafa dan ia mulai berlari dan melalui suatu lembah dan sampai ke suatu gunung yang
bernama Marwah. Ia pun mendakinya dan melihat apakah ada seseorang tetapi ia tidak melihat
ada seseorang. Si ibu kembali ke anaknya dan ia masih mendapatinya dalam keadaan menangis dan rasa
hausnya pun makin bertambah. Ia segera menuju ke Shafa dan berdiri di atasnya, kemudian ia
menuju ke Marwah dan melihat-lihat. Ia mondar-mandir, pulang dan pergi antara dua gunung
yang kecil itu sebanyak tujuh kali. Oleh karenanya, orang-orang yang berhaji berlari-lari kecil
antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ini adalah sebagai peringatan terhadap ibu
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka yang pertama dan nabi mereka yang agung, yaitu Ismail.
Setelah putaran ketujuh, Hajar kembali dalam keadaan letih dan ia duduk di sisi anaknya yang
masih menangis. Di tengah-tengah situasi yang sulit ini, Allah SWT menurunkan rahmat-Nya.
Ismail pun memukul-mukulkan kakinya di atas tanah dalam keadaan menangis, lalu
memancarlah di bawah kakinya sumur zamzam sehingga kehidupan si anak dan si ibu menjadi
terselamatkan. Si ibu mengambil air dengan tangannya dan ia bersyukur kepada Allah SWT. Ia
pun meminum air itu beserta anaknya, dan kehidupan tumbuh dan bersemi di kawasan itu.
Sungguh benar apa yang dikatakannya bahwa Allah SWT tidak akan membiarkannya selama
mereka berada di jalan-Nya.
8 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kafilah musafir mulai tinggal di kawasan itu dan mereka mulai mengambil air yang terpancar
dari sumur zamzam. Tanda-tanda kehidupan mulai mengepakkan sayapnya di daerah itu.
Ismail mulai tumbuh dan Nabi Ibrahim menaruh kasih sayang dan perhatian padanya, lalu Allah
SWT mengujinya dengan ujian yang berat. Allah SWT menceritakan ujian tersebut dalam
firman-Nya: "Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan
memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkan kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim. Ibrahim berkata: 'Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar.' Tatkala keduanya telah berserah din dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggilah dia: 'Hai Ibrahim,
sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami
abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
(yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
" (QS. ash-Shaffat: 99-111)
Perhatikanlah, bagaimana Allah SWT menguji hamba-hamba-Nya. Renungkanlah bentuk ujian
tersebut. Kita sekarang berada di hadapan seorang nabi yang hatinya merupakan hati yang
paling lembut dan paling penyayang di muka bumi. Hatinya penuh dengan cinta kepada Allah
SWT dan cinta kepada makhluk-Nya. Nabi Ibrahim mendapatkan anak saat beliau menginjak
usia senja, padahal sebelumnya beliau tidak membayangkan akan memperoleh karunia
seorang anak. Nabi Ibrahim tidur, dan dalam tidurnya beliau melihat dirinya sedang menyembelih anaknya,
anak satu-satunya yang dicintainya. Timbullah pergolakan besar dalam dirinya. Sungguh salah
kalau ada orang mengira bahwa tidak ada pergolakan dalam dirinya. Nabi Ibrahim benar-benar
diuji dengan ujian yang berat. Ujian yang langsung berhubungan dengan emosi kebapakan
yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Nabi Ibrahim berpikir dan merenung. Kemudian
datanglah jawaban bahwa Allah SWT melihatkan kepadanya bahwa mimpi para nabi adalah
mimpi kebenaran. Dalam mimpinya, Nabi Ibrahim melihat bahwa ia menyembelih anak satusatunya.
Ini adalah wahyu dari Allah SWT dan perintah dari-Nya untuk menyembelih anaknya
yang dicintainya. Sebagai pecinta sejati, Nabi Ibrahim tidak merasakan kegelisahan dari hal tersebut. Ia tidak
"menggugat" perintah Allah SWT itu. Nabi Ibrahim adalah penghulu para pecinta. Nabi Ibrahim
berpikir tentang apa yang dikatakan kepada anaknya ketika ia menidurkannya di atas tanah
untuk kemudian menyembelihnya. Lebih baik baginya untuk memberitahu anaknya dan hal itu
lebih menenangkan hatinya daripada memaksanya untuk menyembelih. Akhirnya, Nabi Ibrahim
pergi untuk menemui anaknya.
"Ibrahim berkata: 'Wahai anakku sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi, aku
menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu. " (QS. ash-Shaffat: 102)
Perhatikanlah bagaimana kasih sayang Nabi Ibrahim dalam menyampaikan perintah kepada
anaknya. la menyerahkan urusan itu kepada anaknya; apakah anaknya akan menaati perintah
tersebut. Bukankah perintah tersebut adalah perintah dari Tuhannya" Ismail menjawab sama
dengan jawaban dari ayahnya itu bahwa perintah itu datangnya dari Allah SWT yang karenanya
si ayah harus segera melaksanakannya:
9 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Wahai ayahku kerjakanlah yang diperintahkan Tuhanmu. Insya Allah engkau mendapatiku
sebagai orang-orang yang sabar." (QS. ash-Shaffat: 102)
Perhatikanlah jawaban si anak. Ia mengetahui bahwa ia akan disembelih sebagai pelaksanaan
perintah Tuhan, namun ia justru menenangkan hati ayahnya bahwa dirinya akan bersabar.
Itulah puncak dari kesabaran. Barangkali si anak akan merasa berat ketika harus dibunuh
dengan cara disembelih sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT. Tetapi Nabi Ibrahim merasa
tenang ketika mendapati anaknya menantangnya untuk menunjukkan kecintaan kepada Allah
SWT. Kita tidak mengetahui perasaan sesungguhnya Nabi Ibrahim ketika mendapati anaknya
menunjukkan kesabaran yang luar biasa. Allah SWT menceritakan kepada kita bahwa Ismail
tertidur di atas tanah dan wajahnya tertelungkup di atas tanah sebagai bentuk hormat kepada
Nabi Ibrahim agar saat ia menyembelihnya Ismail tidak melihatnya, atau sebaliknya. Kemudian
Nabi Ibrahim mengangkat pisaunya sebagai pelaksanan perintah Allah SWT:
"Tatkala keduanya telah berserah din dan Ibrahim, membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya)." (QS. ash-Shaffat: 103)
Al-Qur'an menggunakan ungkapan tersebut ketika keduanya menyerahkan diri terhadap
pertintah Allah SWT. Ini adalah wujud Islam yang hakiki. Hendaklah engkau memberikan
sesuatu untuk Islam sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersisa darimu. Pada saat pisau siap
untuk digunakan sebagai perintah dari Allah SWT, Allah SWT memanggil Ibrahim. Selesailah
ujiannya, dan Allah SWT menggantikan Ismail dengan suatu kurban yang besar.
Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai hari raya oleh kaum Muslim, yaitu hari raya
yang mengingatkan kepada mereka tentang Islam yang hakiki yang dibawa dan di amalkan
oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Demikianlah kisah Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim meninggalkan
anaknya dan kembali berdakwah di bumi Allah SWT. Nabi Ibrahim berhijrah dari tanah
Kaldanin, tempat kelahirannya di Irak, dan melalui Yordania dan tinggal di negeri Kan'an. Saat
berdakwah, beliau tidak lupa bertanya tentang kisah Nabi Luth bersama kaumnya. Nabi Luth
adalah orang yang pertama kali beriman kepadanya. Allah SWT telah memberinya pahala dan
telah mengutusnya sebagai Nabi kepada kaum yang menentang kebenaran.
Nabi Ibrahim duduk di luar kemahnya dan memikirkan tentang anaknya Ismail, dan kisah
mimpinya serta tentang tebusan dari Allah SWT berupa kurban yang besar. Hatinya penuh
dengan gelora cinta. Nabi Ibrahim tidak mampu menghitung pujian yang harus ditujukan kepada
Tuhannya. Matanya berlinangan air mata sebagai bukti rasa terima kasih dan syukur kepada
Allah SWT. Mulailah butiran-butiran air matanya bercucuran. Nabi Ibrahim mengingat Ismail dan
mulai rindu kepadanya. Dalam situasi seperti itu, turunlah malaikat (Jibril, Israfil, dan Mikail) ke bumi Jibril. Mereka
berubah wujud menjadi manusia yang indah dan tampan. Mereka memegang misi dan tugas
khusus. Mereka berjalan di depan Nabi Ibrahim dan menyampaikan berita gembira padanya,
kemudian mereka akan mengunjungi kaum Nabi Luth dan memberikan hukum atas kejahatan
kaumnya. Melihat wajah-wajah yang bersinar itu, Nabi Ibrahim tercengang dan mengangkat
kepalanya. Nabi Ibrahim tidak mengenal mereka. Mereka mengawali ucapan salam. Dan Nabi
Ibrahim membalas salam mereka. Nabi Ibrahim bangkit dari tempatnya dan menyambut
mereka. Nabi Ibrahim mempersilakan mereka masuk ke dalam rumahnya. Nabi Ibrahim
mengira bahwa mereka adalah tamu-tamu asing. Nabi Ibrahim mempersilahkan mereka duduk,
dan kemudian ia meminta izin kepada mereka untuk keluar dan menemui keluarganya. Sarah,
istrinya, bangun ketika Nabi Ibrahim masuk menemuinya. Saat itu Sarah sudah mulai tua dan
rambutnya mulai memutih. Nabi Ibrahim berkata kepada istrinya: "Aku dikunjungi oleh tiga orang asing." Istrinya bertanya:
"Siapakah mereka?" Nabi Ibrahim menjawab: "Aku tidak mengenal mereka. Sungguh wajah
10 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mereka sangat aneh. Tak ragu lagi, mereka pasti datang dari tempat yang jauh, tetapi pakaian
mereka tidak menunjukkan mereka berasal dari daerah yang jauh. Oh iya, apakah ada
makanan yang dapat kita berikan kepada mereka?" Sarah berkata: "Separo daging kambing."
Nabi Ibrahim berkata: "Hanya separo daging kambing. Kalau begitu, sembelihlah satu kambing
yang gemuk. Mereka adalah tamu-tamu yang istimewa. Mereka tidak memiliki hewan
tunggangan atau makanan. Barangkali mereka lapar, atau barangkali mereka orang-orang yang
tidak mampu." Nabi Ibrahim memilih satu kambing besar dan memerintahkan untuk disembelih serta menyebut
nama Allah SWT saat menyembelihnya. Kemudian disiapkanlah makanan. Setelah siap, Nabi
Ibrahim memanggil tamu-tamunya untuk makan. Istrinya membantu untuk melayani mereka
dengan penuh kehormatan. Nabi Ibrahim mengisyaratkan untuk menyebut nama Allah SWT,
kemudian Nabi Ibrahim mulai mengawali untuk memakan agar mereka juga mulai makan.
Nabi Ibrahim adalah orang yang sangat dermawan dan beliau mengetahui bahwa Allah SWT
pasti membalas orang-orang yang dermawan. Barangkali di rumahnya tidak ada hewan lain
selain kambing itu, tetapi karena kedermawanannya, beliau pun menghidangkan kambing itu
untuk tamunya. Nabi Ibrahim memperhatikan sikap tamu-tamunya, namun tak seorang pun di
antara tamunya yang mengulurkan tangan. Nabi Ibrahim mendekatkan makanan itu kepada
mereka sambil berkata: "Mengapa kalian tidak makan?" Nabi Ibrahim kembali ke tempatnya
sambil mencuri pandangan, tapi lagi-lagi mereka masih tidak memakannya. Saat itu Nabi
Ibrahim merasakan ketakutan.
Dalam tradisi kaum Badui diyakini bahwa tamu yang tidak mau makan hidangan yang disajikan
oleh tuan rumah, maka ini berarti bahwa ia hendak berniat jelek pada tuan rumah. Nabi Ibrahim
kembali berpikir dengan penuh keheranan melihat sikap tamu-tamunya. Nabi Ibrahim kembali
berpikir, bagaimana tamu-tamu itu secara mendadak menemuinya di mana ia tidak melihat
mereka sebelumnya kecuali setelah mereka ada di hadapannya. Mereka tidak memiliki
binatang tunggangan yang mengantarkan mereka. Mereka juga tidak membawa bekal
perjalanan. Wajah-wajah mereka sangat aneh baginya. Mereka adalah para musafir, tetapi
anehnya tidak ada bekas debu perjalanan.
Kemudian Nabi Ibrahim mengajak mereka makan, lalu mereka duduk di atas meja makan tetapi
mereka tidak makan sedikit pun. Bertambahlah ketakutan Nabi Ibrahim.
Beliau mengangkat pandangannya, lalu beliau mendapati istrinya Sarah berdiri di ujung kamar.
Melalui pandangannya yang membisu, Nabi Ibrahim hendak mengatakan bahwa ia merasa
takut terhadap tamu-tamunya, namun wanita itu tidak memahaminya. Nabi Ibrahim berpikir
bahwa tamu-tamunya itu berjumlah tiga orang dan mereka tampak masih muda-muda
sedangkan ia sudah tua. Para malaikat dapat membaca pikiran yang bergolak dalam diri Nabi
Ibrahim. Salah seorang malaikat berkata padanya: "Janganlah engkau takut." Nabi Ibrahim
mengangkat kepalanya dan dengan penuh kejujuran ia berkata: "Aku mengakui bahwa aku
merasa takut. Aku telah mengajak kalian untuk makan dan telah menyambut kalian, tapi kalian
tidak mau memakannya. Apakah kalian mempunyai niat buruk kepadaku?" Salah seorang
malaikat tersenyum dan berkata: "Kita tidak makan wahai Ibrahim, karena kita adalah
malaikatmalaikat Allah SWT dan kami telah diutus kepada kaum Luth."
Mendengar semua itu, istri Nabi Ibrahim tertawa. Ia berdiri mengikuti dialog yang terjadi antara
suaminya dan rnereka. Salah seorang malaikat menoleh kepadanya dan memberinya kabar
gembira tentang kelahiran Ishak. Allah SWT memberimu kabar gembira dengan kelahiran
Ishak. Wanita tua itu dengan penuh keheranan berkata:
"Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang
perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sangat tua pula?" (QS. Hud: 72)
Dan salah seorang malaikat kembali berkata kepadanya:
"Dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya'qub." (QS. Hud: 71)
11 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Engkau akan menyaksikan kelahiran cucumu. Bergolaklah berbagai perasaan dalam had Nabi
Ibrahim dan istrinya. Suasana di kamar pun berubah dan hilanglah rasa takut dari Nabi Ibrahim.
Kemudian hatinya dipenuhi dengan kegembiraan. Istrinya yang mandul berdiri dalam keadaan
gemetar, karena berita gembira yang dibawa oleh para malaikat itu cukup menggoncangkan
jiwanya. Ia adalah wanita yang tua dan mandul dan suaminya juga laki-laki tua, maka
bagaimana mungkin, padahal dia adalah wanita tua. Di tengah-tengah berita yang cukup
menggoncangkan tersebut, Nabi Ibrahim bertanya:
"Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku ielah lanjut, maka dengan
cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?" (QS. al-Hijr: 54)
Apakah beliau ingin mendengarkan kabar gembira untuk kedua kalinya, ataukah ia ingin agar
hatinya menjadi tenang dan mendengar kedua kalinya karunia dari Allah SWT padanya"
Ataukah Nabi Ibrahim ingin menampakkan kegembiraannya kedua kalinya" Para malaikat
menegaskan padanya bahwa mereka membawa berita gembira yang penuh dengan
kebenaran. "Mereka menjawab: 'Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka
janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.'" (QS. al-Hijr: 55)
"Ibrahim berkata: 'Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orangorang
yang sesat.'" (QS. al-Hijr: 56)
Para malaikat tidak memahami perasaan kemanusiaannya, maka mereka melarangnya agar
jangan sampai berputus asa. Nabi Ibrahim memahamkan mereka bahwa ia tidak berputus asa
tetapi yang ditampakkannya hanya sekadar kegembiraan. Kemudian istri Nabi Ibrahim turut
bergabung dalam pembicaraan bersama mereka. la bertanya dengan penuh keheranan:
"Apakah aku akan melahirkan sementara aku adalah wanita yang sudah tua. Sungguh hal ini
sangat mengherankan." Para malaikat menjawab:
"Para malaikat itu berkata: 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah" (Itu adalah)
rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahhan atas kamu, hai Ahlulbait! Sesungguhnya Allah
Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.'" (QS. Hud: 73)
Berita gembira itu bukan sesuatu yang sederhana dalam kehidupan Nabi Ibrahim dan istrinya.
Nabi Ibrahim tidak mempuyai anak kecuali Ismail di mana ia meninggalkannya di tempat yang
jauh, di Jazirah Arab. Istrinya Sarah selama puluhan tahun bersamanya dan tidak memberinya
anak. Ia sendiri yang menikahkan Nabi Ibrahim dengan pembantunya, Hajar. Maka dari Hajar
lahirlah Ismail, sedangkan Sarah tidak memiliki anak. Oleh karena itu, Sarah memiliki kerinduan
besar terhadap anak. Para malaikat berkata padanya: "Sesungguhnya itu terjadi dengan kehendak Allah SWT.
Demikianlah yang diinginkan-Nya kepadanya dan pada suaminya." Kemudian saat ia berusia
senja, ia mendapatkan kabar gembira di mana ia akan melahirkan seorang anak, bukan anak
biasa tetapi seorang anak yang cerdas. Bukan ini saja, para malaikat juga menyampaikan
kepadanya bahwa anaknya akan mempunyai anak (cucunya) dan ia pun akan
menyaksikannya. Wanita itu telah bersabar cukup lama kemudian ia memasuki usia senja dan
lupa. Lalu datanglah balasan Allah SWT dengan tiba-tiba yang menghapus semua ini. Air
matanya berlinang saat ia berdiri karena saking gembiranya. Sementara itu Nabi Ibrahim as
merasakan suatu perasaan yang mengherankan. Hatinya dipenuhi dengan kasih sayang dan
kedekatan. Nabi Ibrahim mengetahui bahwa ia sekarang berada di hadapan suatu nikmat yang
ia tidak mengetahui bagaimana harus mensyukurinya.
Nabi Ibrahim segera bersujud. Saat itu anaknya Ismail ada di sana namun ia jauh darinya
sehingga tidak melihatnya. Ismail ada di sana atas perintah Allah SWT di mana Dia
memerintahkannya untuk membawa anaknya bersama ibunya dan meninggalkan mereka di
suatu lembah yang tidak memiliki tanaman dan air. Demikianlah perintah tersebut tanpa ada
keterangan yang lain. Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut dengan tulus, dan beliau
12 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hanya berdakwah dan menyembah Allah SWT. Allah SWT memberinya kabar gembira saat
beliau menginjak usia tua dengan kelahiran Ishak dari istrinya Sarah, dan setelah kelahirannya
disusul dengan kelahiran Yakub. Nabi Ibrahim bangun dari sujudnya lalu pandangannya tertuju
pada makanan. Ia merasa tidak rnarnpu lagi melanjutkan makan karena saking gembiranya. Ia
memerintahkan pembantunya untuk mengangkat makanan, lalu beliau menoleh kepada para
malaikat. Hilanglah rasa takut Nabi Ibrahim dan keresahannya menjadi tenang. Nabi Ibrahim
mengetahui bahwa mereka diutus pada kaum Luth sedangkan Luth adalah anak saudaranya
yang tinggal bersamanya di tempat kelahirannya.
Nabi Ibrahim mengetahui maksud pengutusan para malaikat pada Luth dan kaumnya. Ini berarti
akan terjadi suatu hukuman yang mengerikan. Karakter Nabi Ibrahim yang penyayang dan
lembut menjadikannya tidak mampu menahan kehancuran suatu kaum. Barangkali kaum Luth
akan bertaubat dan masuk Islam serta menaati perintah rasul mereka. Nabi Ibrahim mulai
mendebat para malaikat tentang kaum Luth. Nabi Ibrahim berbicara kepada mereka, bahwa
boleh jadi mereka akan beriman dan keluar dari jalan penyimpangan. Namun para malaikat
memahamkannya bahwa kaum Luth adalah orang-orang yang jahat, dan bahwa tugas mereka
adalah mengirim batu-batuan yang panas dari sisi Tuhan bagi orang-orang yang melampaui
batas. Setelah para malaikat menutup pintu dialog itu, Nabi Ibrahim kembali berbicara kepada mereka
tentang orang-orang mukmin dari kaum Luth. Ia bertanya kepada mereka: "Apakah kalian akan
menghancurkan suatu desa yang di dalamnya terdapat tiga ratus orang mukmin?" Para
malaikat menjawab: "Tidak." Nabi Ibrahim mulai mengurangi jumlah orang-orang mukmin dan ia
bertanya lagi kepada mereka: "Apakah desa itu akan dihancurkan sementara masih ada
sejumlah orang-orang mukmin ini." Para malaikat menjawab: "Kami lebih mengetahui orangorang
yang ada di dalamnya." Kemudian mereka memahamkannya bahwa perkara tersebut
telah ditetapkan dan bahwa kehendak Allah SWT telah diputuskan untuk menghancurkan kaum
Luth. Para malaikat memberi pengertian kepada Nabi Ibrahim agar beliau tidak terlibat lebih
jauh dalam dialog itu karena Allah SWT telah memutuskan perintah-Nya untuk mendatangkan
azab yang tidak dapat ditolak, suatu azab yang tidak dapat dihindari dengan pertanyaan Nabi
Ibrahim. Namun pertanyaan Nabi Ibrahim itu berangkat dari seorang Nabi yang sangat
penyayang dan penyantun. Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya utusan-utusan kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: 'Salamun' (Selamatlah), maka tidak
lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka,
dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: 'Janganlah kamu takut, sesungguhnya
kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth. Dan istrinya berdiri (di balik
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tirai) lalu dia tersenyum. Maka kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran)
Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya) Yakub. Istrinya berkata: 'Sungguh mengherankan,
apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini
suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula" Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang
sangat aneh.' Para malaikat itu berkata: 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah"
(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait!
Sesungguhnya Allah Maha Pemurah lagi Maha Terpuji.' Maka tatkala rasa takut itu hilang dari
Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan
(malaikatmalaikat) Kami tentang kaum Luth. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang
penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. Hai Ibrahim, tinggalkanlah soaljawab
ini sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan
didatangi azab yang tidak dapat ditolak." (QS. Hud: 69-76)
Pernyataan malaikat itu sebagai syarat untuk mengakhiri perdebatan itu. Ibrahim pun terdiam.
13 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Marilah kita tinggalkan Nabi Ibrahim dan kita beralih pada Nabi Luth dan kaumnya.
[1] Terdapat perbedaan pendapat dalam menafsirkan kata "ab" dalam kisah Nabi Ibrahim as
dalam al-Quran. Sebagian mengartikannya dengan arti lahiriahnya, yaitu ayah. Tapi, kelompok
yang lain berasumsi bahwa yang dimaksud dengan kata tersebut adalah paman. (Peng.)
KISAH NABI LUTH Allah SWT berfirman: "Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka Luth, berkata kepada
mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan
Lentera Kematian 3 Pendekar Hina Kelana 13 Siluman Harimau Kumbang Sang Ratu Tawon 2
SWT." Orang-orang kafir dari kaum Nabi Hud berkata: "Tuhan-tuhan kami akan menyelamatkan kami."
Nabi Hud memberitahu mereka, bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah ini dengan maksud
untuk mendekatkan mereka kepada Allah SWT pada hakikatnya justru menjauhkan mereka
dari-Nya. Ia menjelaskan kepada mereka bahwa hanya Allah SWT yang dapat menyelamatkan
manusia, sedangkan kekuatan lain di bumi tidak dapat mendatangkan mudarat dan manfaat.
Pertarungan antara Nabi Hud dan kaumnya semakin seru. Dan setiap kali pertarungan berlanjut
dan hari berlalu, kaum Nabi Hud meningkatkan kesombongan, pembangkangan, dan
pendustaan kepada nabi mereka. Mereka mulai menuduh Nabi Hud sebagai seorang idiot dan
gila. Pada suatu hari mereka berkata kepadanya: "Sekarang kami memahami rahasia
kegilaanmu. Sesungguhnya engkau menghina tuhan kami dan tuhan kami telah marah
7 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kepadamu, dan karena kemarahannya engkau menjadi gila." Allah SWT menceritakan apa
yang mereka katakan dalam firman-Nya:
"Kaum 'Ad berkata: 'Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata,
dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu,
dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa
sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. " (QS. Hud: 53-54)
Sampai pada batas inilah penyimpangan itu telah terjadi pada diri mereka, sampai pada batas
bahwa mereka menganggap, bahwa Nabi Hud telah mengigau karena salah satu tuhan mereka
telah murka kepadanya sehingga ia terkena sesuatu penyakit gila. Nabi Hud tidak membiarkan
anggapan mereka bahwa ia gila dan mengigau, naniun ia tidak bersikap emosi tetapi ia
menunjukkan sikap tegas ketika mereka mengatakan: "Dan kami sekali-kali tidak akan
meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan
mempercayai kamu. " Setelah tantangan ini tiada lain bagi Nabi Hud kecuali memberikan tantangan yang sama. Nabi
Hud hanya pasrah kepada Allah SWT. Nabi Hud hanya memberikan peringatan dan ancaman
terhadap orang-orang yang mendustakan dakwahnya. Nabi Hud berkata:
"Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu bahwa
Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dari selain-Nya. Sebab itu,
jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah karnu memberi tangguh
kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada
suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya
Tuhanku di atas jalan yang lurus. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu.
Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak
dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha
Pemelihara segala sesuatu. " (QS. Hud: 54-57)
Manusia akan merasa keheranan terhadap perlawanan kepada kebenaran ini. Seorang lelaki
menghadapi kaum yang kasar dan keras kepala serta bodoh. Mereka menganggap bahwa
berhala-berhala dari batu dapat memberikan gangguan. Manusia sendiri rnampu menentang
para tiran dan melumpuhkan keyakinan mereka, serta berlepas diri dari mereka dan dari tuhan
mereka. Bahkan ia siap menentang mereka dan menghadapi segala bentuk, makar mereka. Ia
pun siap berperang dengan mereka dan bertawakal kepada Allah SWT. Allah-lah yang Maha
Kuat dan Maha Benar. Dia-lah yang menguasai setiap makhluk di muka bumi, baik berupa
binatang, manusia, maupun makhluk lain. Tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan
Allah SWT. Dengan keimanan kepada Allah SWT dan dengan kepercayaan pada janji-Nya serta merasa
tenang dengan pertolongan-Nya, Nabi Hud menyeru orang-orang kaflr dari kaumnya. Nabi Hud
melakukan yang demikian itu meskipun ia sendirian dan merasakan kelemahan karena ia
mendapatkan keamanan yang hakiki dari Allah SWT. Dalam pembicaraannya, Nabi Hud
menjelaskan kepada kaumnya bahwa ia melaksanakan amanat dan menyampaikan agama.
Jika mereka mengingkari dakwahnya, niscaya Allah SWT akan mengganti mereka dengan
kaum selain mereka. Yang demikian ini berarti bahwa mereka sedang menunggu azab.
Demikianlah Nabi Hud menjelaskan kepada mereka, bahwa ia berlepas diri dari mereka dan
dari tuhan mereka. la bertawakal kepada Allah SWT yang menciptakannya.
Ia mengetahui bahwa siksa akan turun di antara para pengikutnya yang menentang. Beginilah
hukum kehidupan di mana Allah SWT menyiksa orang-orang kafir meskipun mereka sangat
kuat atau sangat kaya. Nabi Hud dan kaumnya menunggu janji Allah SWT. Kemudian terjadilah
masa kering di muka bumi di mana langit tidak lagi menurunkan hujan. Matahari menyengat
sangat kuat hingga laksana percikan-percikan api yang menimpa kepala manusia.
8 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kaum Nabi Hud segera menuju kepadanya dan bertanya: "Mengapa terjadi kekeringan ini
wahai Hud?" Nabi Hud berkata: "Sesungguhnya Allah SWT murka kepada kalian. Jika kalian
beriman, maka Allah SWT akan rela terhadap kalian dan menurunkan hujan serta menambah
kekuatan kalian." Namun kaum Nabi Hud justru mengejeknya dan malah semakin
menentangnya., maka masa kekeringan semakin meningkat dan menguningkan pohon-pohon
yang hijau dan matilah tanaman-tanaman.
Lalu datanglah suatu hari di mana terdapat awan besar yang menyelimuti langit. Kaum Nabi
Hud begitu gembira dan mereka keluar dari rumah mereka sambil berkata: "Hari ini kita akan
dituruni hujan." Tiba-tiba udara berubah yang tadinya sangat kering dan panas kini menjadi
sangat dingin. Angin mulai bertiup dengan kencang. Semua benda menjadi bergoyang. Angin
terus-menerus bertiup malam demi malam, dan hari demi hari. Setiap saat rasa dingin
bertambah. Kaum Nabi Hud mulai berlari. Mereka segera menuju ke tenda dan bersembunyi di dalamnya.
Angin semakin bertiup dengan kencang dan menghancurkan tenda. Angin menghancurkan
pakaian dan menghancurkan kulit. Setiap kali angin bertiup, ia menghan-curkan dan membunuh
apa saja yang di depannya. Angin bertiup selama tujuh malam dan delapan hari dengan
mengancam kehidupan dunia. Kemudian angin berhenti dengan izin Tuhannya.
Allah SWT berfirman: "Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka,
berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.' (Bukan)! Bahkan
itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung
azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya." (QS. alAhqaf:
24-25) "Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus-menerus;, maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan
seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). " (QS. alHaqqah: 7)
Tiada yang tersisa dari kaum Nabi Hud kecuali pohon-pohon kurma yang lapuk. Nabi Hud dan
orang-orang yang beriman kepadanya selamat sedangkan orang-orang yang menentangnya
binasa. KISAH NABI SALEH Berlalulah hari demi hari. Lahirlah sebagian pria dan matilah sebagian yang lain. Setelah kaum
'Ad, datanglah kaum Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam bentuk
yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala kemudian Allah SWT mengutus Nabi Saleh
kepada mereka. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)
Kalimat yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah
berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh
terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan mereka tidak memiliki
nilai yang berarti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya dan memerintahkan mereka
hanya menyembah Allah SWT.
Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan
kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah SWT mengutusnya
dan memberikan wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum Nabi Saleh berkata:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapakbapak
kami" Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan
terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Renungkanlah bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh: "Sesungguhnya
engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu, kematangan akalmu, kejujuranmu dan
9 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu. Apakah engkau akan melarang
kami untuk menyembah apa yang disembah oleh kakek-kakek kami. Alangkah celakanya! Kami
tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan kami yang kami mendapati orang tua-orang tua
kami menyembahnya." Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran
terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT.
Mengapa" Karena mereka tidak memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka hanya
beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah tuhan-tuhan ini. Demikianlah taklid yang
menyebabkan manusia ter-jerumus dalam kesesatan. Dan Nabi datang untuk menghilangkan
taklid buta ini. Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk membebaskan pikiran dari
segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan akal manusia dari belenggu taklid,
khurafat orang-orang dulu, dan khayalan tradisi yang mapan. Inilah dakwah tauhid yang
menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk kebebasan lainnya.
Dakwah tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-orang yang akalnya terpasung oleh
pemikiran orang-orang dulu dan khayalan orang-orang tua. Meskipun dakwah Nabi Saleh
disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya. Mereka justru
meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir. Mereka meminta
kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag membuktikan bahwa ia memang utusan Allah
SWT. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan mereka. Kaum Tsamud
mengukir rumah-rumah besar dari gunung. Mereka menggunakan batu-batu besar untuk
membangun. Mereka adalah orang-orang yang kuat yang Allah SWT membuka pintu rezeki
bagi mereka dari segala hal. Mereka datang setelah kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan
memakmurkannya. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat
kepadanya: "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran)
untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS.
Hud: 64) Yang dimaksud ayat dalam surah tersebut adalah mukjizat. Diriwayatkan bahwa unta itu
merupakan mukjizat karena batu gunung pada suatu hari terpecah dan keluar darinya unta, dan
keluar di belakangnya anaknya yang kecil. la lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses
kelahiran. Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena ia minum air yang terdapat di
sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang lain tidak berani mendekati air itu
pada hari tersebut. Ada riwayat lain mengatakan bahwa ia merupakan mukjizat karena ia
mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai minum oleh seluruh manusia di hari di mana
ia minum seluruh air sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini merupakan
mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti
bahwa unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT. Allah
SWT menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang kaumnya untuk
mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan mereka untuk membiarkannya,
makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Beliau mengingatkan mereka bahwa ketika
mereka mencoba untuk mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam
waktu dekat. Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari batu-batuan
gunung. Ia adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk ribuan laki-laki, wanita,
dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka binatang-binatang lain akan
menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta biasa, namun ia merupakan tanda-tanda
kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup di tengah-tengah kaum Nabi Saleh. Berimanlah
orang-orang yang beriman di antara mereka dan sebagian besar mereka tetap berada dalam
10 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
penentangan dan kekafiran. Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian
kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk melawan unta
itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka membuat rencana
jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul
untuk membuat, makar. Allah SWT berfirman:
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata: 'Hat
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah
datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu,
maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan
gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah
olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum
'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya
yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmatnikmat
Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang
yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa Saleh diutus
(menjadi rasul) oleh Tuhannya "' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada
wahyu yang Saleh diutus untuk menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri
berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani
itu." (QS. al-AVaf: 73-76)
Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak mereka
untuk hanya menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka bahwa Allah SWT telah
mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran
dakwahnya. Beliau memohon kepada mereka agar mereka membiarkan unta itu memakan dari
hasil bumi, dan setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau juga mengingatkan mereka agar
jangan sampai mengganggunya karena yang demikian itu dikhawatirkan akan mendatangkan
azab bagi mereka. Bahkan beliau mengingatkan mereka dengan nikmat-nikmat Allah SWT
yang turun kepada mereka: "Bagaimana Dia menjadikan mereka penguasa-penguasa yang
datang setelah kaum 'Ad, bagaimana Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang
terukir serta berbagai kenikmatan dan kekuatan."
Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Saleh namun kaumnya justru menjawabnya dengan
jawaban yang aneh. Mereka tidak menghiraukan nasihat Nabi mereka. Mereka menemui
orangorang yang beriman kepada Nabi Saleh. Mereka bertanya dengan pertanyaan yang tujuan
untuk merendahkan dan mengejek: "Apakah kalian mengetahui bahwa Saleh seseorang yang
diutus dari Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak pantas dikemukakan setelah mereka melihat
mukjizat unta. Alhasil, mereka merendahkan pengikut Nabi Saleh dan mengejeknya.
Sekelompok kecil yang beriman kepada Nabi Saleh berkata: "Sesungguhnya kami percaya
dengan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh." Perhatikanlah jawaban orang-orang mukmin.
Jawaban tersebut sangat bertentangan dengan jawaban para pembesar dari kaum Nabi Saleh.
Para pembesar itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan orang-orang mukmin itu
menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh.
Kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta itu, namun
berhubungan dengan dakwahnya dan ajarannya. Mereka mengatakan: "Kami mengimani apa
yang dibawa oleh Nabi Saleh," dan mereka tidak mengatakan: "Kami beriman kepada untanya."
Mereka tidak mengatakan bahwa unta itu yang menetapkan kenabian Saleh. Orang-orang
mukmin lebih memperhatikan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh, bukan
memperhatikan mukjizat yang luar biasa itu. Melalui dialog tersebut kita dapat melihat sikap
orang-orang kafir di mana mereka justru merasa mulia dengan penentangan terhadap
kebenaran: "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah
11 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu. "
Demikianlah penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan kemarahan mereka.
Rasa-rasanya sia-sia untuk mencari dalil yang dapat memuaskan orang-orang kafir saat
berdialog dengan mereka. Mereka selalu menolak kebenaran, padahal mereka orang-orang
yang merdeka dalam memilih kebenaran itu.
Malam mulai menyelimuti kota Tsamud. Gunung-gunung yang kokoh menjulang dan melindungi
rumah-rumah yang terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir
di gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka. Tidak ada seorang pun dari
tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir dipertemuan penting itu. Dimulailah pertemuan dan
terjadilah dialog. Salah seorang kaflr berkata:
"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita" Sesungguhnya
kalau kita begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. " (QS. al-Qamar: 24)
Sementara yang lain menjawab:
"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita" Sebenarnya dia adalah seorang yang
amat pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)
(QS. al-Qamar: 25) Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari Saleh ke
unta Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim panas, maka unta itu
mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan
kepanasan." Seorang kafir lagi berkata: "Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat
penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan
menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."
Gelas-gelas minuman kembali diputar dan bergoyang di tangan orang-orang yang meminum.
Salah seorang yang duduk memerintahkan agar perempuan yang menyanyi berhenti dari
nyanyiannya karena ia sedang berpikir. Kemudian kesunyian menghantui segala penjuru.
Orang itu mulai berpikir sambil meminum dua gelas minuman keras, dan dengan suara pelan ia
berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-orang yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana
jalan keluarnya?" Tokoh mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang
saya maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan
membunuh Saleh." Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir sepanjang sejarah.
Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam menghadapi kebenaran. Mereka tidak
menggunakan akal sehat atau adu argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan
fisik. Bagi mereka, ini adalah cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masalah. Namun salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita
akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang duduk di
majelis itu segera memadamkan suara orang itu dengan dua gelas arak.
Kemudian percakapan dimulai tentang Saleh: "Berapakali kita putus asa dan dibuat kecewa
olehnya. Sebaik-baik jalan adalah membunuhnya. Mula-mula kita membunuh untanya setelah
itu kita akan menghabisi Saleh." "Namun siapa gerangan yang berani membunuhnya?"
Pertanyaan itu menciptakan keheningan di antara mereka. Setelah beberapa saat, salah
seorang mereka mengangkat suara: "Saya mengenal seseorang yang dapat membunuhnya."
Lalu nama demi nama berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat
yang selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia mempunyai
kelompok penjahat di kota.
"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan
mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Mereka adalah alat-alat kejahatan. Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal.
Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin menyelimuti gunung.
12 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap
anaknya yang kecil di dadanya. Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan
mendapatkan kehangatan di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan
senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di kegelapan malam, dan
pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia hampir tidak melihat apa yang di
depannya. "Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya."
(QS. al-Qamar: 29) Sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam
keadaan takut. Akhiranya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun terbunuh. Nabi Saleh
mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui
kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian
jangan mengganggu unta itu." Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya, maka
datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa
engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat
didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Saleh meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk
menghancurkan mereka setelah tiga hari. Berlalulah tiga hari siksaan atas orang-orang kafir
dan mereka menunggu-nunggu azab yang datang. Maka pada hari keempat langit terpecah
melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan
apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja
yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang membuat kaum Nabi Saleh hancur
berantakan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka
tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa
sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina itu); tiap-tiap giliran minum
dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu kawannya
menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-
ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras
mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang
punya kandang binatang. " (QS. al-Qamar: 27-31)
Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-orang yang
beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat tersebut sehingga mereka
selamat. KISAH NABI IBRAHIM Nabi Ibrahim as mendapatkan tempat khusus di sisi Allah SWT. Ibrahim termasuk salah satu
nabi ulul azmi di antara lima nabi di mana Allah SWT mengambil dari mereka satu perjanjian
yang berat. Kelima nabi itu adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi
Muhammad saw - sesuai dengan urutan diutusnya mereka. Ibrahim adalah seorang nabi yang
diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang jelas. Yaitu ujian di atas kemampuan manusia biasa.
Meskipun menghadapi ujian dan tantangan yang berat, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan
sebagai seorang hamba yang menepati janjinya dan selalu menunjukan sikap terpuji. Allah
SWT berfirman: "Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. " (QS. an-Najm: 37)
Allah SWT menghormati Ibrahim dengan penghormatan yang khusus. Allah SWT menjadikan
agamanya sebagai agama tauhid yang murni dan suci dari berbagai kotoran, dan Dia
menjadikan akal sebagai alat penting dalam menilai kebenaran bagi orang-orang yang
13 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengikuti agama-Nya. Allah SWT berfirman:
"Dan tidak ada yang bend kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya
sendiri dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya Dia di akhirat benarbenar
termasuk orang yang saleh." (QS. al-Baqarah: 130)
Allah SWT memuji Ibrahim dalam flrman-Nya: "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam
yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). " (QS. an-Nahl: 120)
Termasuk keutamaan Allah SWT yang diberikan-Nya kepada Ibrahim adalah, Dia
menjadikannya sebagai imam bagi manusia dan menganugrahkan pada keturunannya
kenabian dan penerimaan kitab (wahyu). Oleh karena itu, kita dapati bahwa setiap nabi setelah
Nabi Ibrahim as adalah anak-anak dan cucu-cucunya. Ini semua merupakan bukti janji Allah
SWT kepadanya, di mana Dia tidak mengutus seorang nabi kecuali datang dari keturunannya.
Demikian juga kedatangan nabi yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw, adalah sebagai
wujud dari terkabulnya doa Nabi Ibrahim yang diucapkannya kepada Allah SWT di mana ia
meminta agar diutus di tengah-tengah kaum yang umi seorang rasul dari mereka. Ketika kita
membahas keutamaan Nabi Ibrahim dan penghormatan yang Allah SWT berikan kepadanya,
niscaya kita akan mendapatkan hal-hal yang menakjubkan.
Kita di hadapan seorang manusia dengan hati yang suci. Manusia yang ketika diperintahkan
untuk menyerahkan diri ia pun segera berkata, bahwa aku telah menyerahkan diriku kepada
Pengatur alam semesta. Ia adalah seorang Nabi yang pertama kali menama kan kita sebagai
al-Muslimin (orang-orang yang menyerahkan diri). Seorang Nabi yang doanya terkabul dengan
diutusnya Muhammad bin Abdillah saw. la adalah seorang Nabi yang merupakan kakek dan
ayah dari pada nabi yang datang setelahnya. Ia seorang Nabi yang lembut yang penuh cinta
kasih kepada manusia dan selalu kembali kepada jalan kebenaran. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka
kembali kepada Allah." (QS. Hud: 75)
"(Yaitu): Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." (QS. as-Shaffat: 109)
Demikianlah Allah SWT sebagai Pencipta memperkenalkan hamba-Nya Ibrahim. Tidak kita
temukan dalam kitab Allah SWT penyebutan seorang nabi yang Allah SWT angkat sebagai
kekasih-Nya kecuali Ibrahim. Hanya ia yang Allah SWT khususkan dengan firman-Nya:
"Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." (QS. an-Nisa': 125)
Para ulama berkata bahwa al-Hullah adalah rasa cinta yang sangat. Demikianlah pengertian
dari ayat tersebut. Allah SWT mengangkat Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Ini merupakan suatu
kedudukan yang mulia dan sangat tinggi. Di hadapan kedudukan yang tinggi ini, Ibrahim duduk
dan merenung: aku telah memperoleh dan apa yang aku peroleh. Hati apakah yang ada di
dalam diri Nabi Ibrahim, rahmat apa yang diciptakan, dan kemuliaan apa yang dibentuk, dan
cinta apa yang diberikan. Sesungguhnya puncak harapan para pejalan rohani dan tujuan akhir
para sufi adalah "merebut" cinta Allah SWT. Bukankah setiap orang membayangkan dan
mengangan-angankan untuk mendapatkan cinta dari Allah SWT" Demikianlah harapan setiap
manusia. Nabi Ibrahim adalah seorang harnba Allah SWT yang berhak diangkat-Nya menjadi al-Khalil
(kekasih Allah SWT). Itu adalah derajat dari derajat-derajat kenabian yang kita tidak mengetahui
nilainya. Kita juga tidak mengetahui bagaimana kita menyifatinya. Berapa banyak
pernyataanpernyataan manusia berkaitan dengan hal tersebut, namun rasa-rasanya ia laksana
penjara yang justru menggelapkannya. Kita di hadapan karunia Ilahi yang besar yang terpancar dari
cahaya langit dan bumi. Adalah hal yang sangat mengagumkan bahwa setiap kali Nabi Ibrahim
mendapatkan ujian dan kepedihan, beliau justru menciptakan permata. Adalah hal yang sangat
mengherankan bahwa hati yang suci ini justru menjadi matang sejak usia dini.
14 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Al-Qur'an al-Karim tidak menceritakan tentang proses kelahirannya dan masa kecilnya. Kita
mengetahui bahwa di masa Nabi Ibrahim manusia terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama menyembah patung-patung yang terbuat dari kayu dan batu. Kelompok kedua
menyembah bintang dan bulan dan kelompok ketiga menyembah raja-raja atau penguasa.
Cahaya akal saat itu padam sehingga kegelapan memenuhi segala penjuru bumi. Akhirnya,
kehausan bumi untuk mendapatkan rahmat dan kelaparannya terhadap kebenaran pun
semakin meningkat. Dalam suasana yang demikianlah Nabi Ibrahim dilahirkan. Ia dilahirkan
dari keluarga yang mempunyai keahlian membuat patung atau berhala. Disebutkan bahwa
ayahnya meninggal sebelum ia dilahirkan kemudian ia diasuh oleh pamannya di mana
pamannya itu menduduki kedudukan ayahnya. Nabi Ibrahim pun memanggil dengan
sebutansebutan yang biasa ditujukan kepada seorang ayah. Ada juga ada yang mengatakan bahwa
ayahnya tidak meninggal dan Azar adalah benar-benar ayahnya. Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa Azar adalah nama salah satu patung yang cukup terkenal yang dibuat oleh
ayahnya. Alhasil, Ibrahim berasal dari keluarga semacam ini.
Kepala keluarga Ibrahim adalah salah seorang seniman yang terbiasa memahat patung-patung
sehingga profesi si ayah mendapatkan kedudukan istimewa di tengah-tengah kaumnya.
Keluarga Nabi Ibrahim sangat dihormati. Dalam bahasa kita saat ini bisa saja ia disebut dengan
keluarga aristokrat. Dari keluarga semacam ini lahir seorang anak yang mampu menentang
penyimpangan dari keluarganya sendiri, dan menentang sistem masyarakat yang rusak serta
melawan berbagai macam ramalan para dukun, dan menentang penyembahan berhala dan
bintang, serta segala bentuk kesyirikan. Akhirnya, beliau mendapatkan ujian berat saat beliau
dimasukkan ke dalam api dalam keadaan hidup-hidup. Kita tidak ingin mendahului peristiwa
tersebut. Kami ingin memulai kisah Nabi Ibrahim sejak masa kecilnya. Nabi Ibrahim adalah
seseorang yang akalnya cemerlang sejak beliau berusia muda. Allah SWT menghidupkan
hatinya dan akalnya dan memberinya hikmah sejak masa kecilnya.
Nabi Ibrahim mengetahui saat beliau masih kecil bahwa ayahnya seseorang yang membuat
patung-patung yang unik.[1] Pada suatu hari, ia bertanya terhadap ciptaan ayahnya kemudian
ayahnya memberitahunya bahwa itu adalah patung-patung dari tuhan-tuhan. Nabi Ibrahim
sangat keheranan melihat hal tersebut, kemudian timbul dalam dirinya - melalui akal
sehatnya - penolakan terhadapnya. Uniknya, Nabi Ibrahim justru bermain-main dengan patung
itu saat ia masih kecil, bahkan terkadang ia menunggangi punggung patung-patung itu seperti
orang-orang yang biasa menunggang keledai dan binatang tunggangan lainya. Pada suatu hari,
ayahnya melihatnya saat menunggang punggung patung yang bernama Mardukh. Saat itu juga
ayahnya marah dan memerintahkan anaknya agar tidak bermain-main dengan patung itu lagi.
Ibrahim bertanya: "Patung apakah ini wahai ayahku" Kedua telinganya besar, lebih besar dari
telinga kita." Ayahnya menjawab: "Itu adalah Mardukh, tuhan para tuhan wahai anakku, dan
kedua telinga yang besar itu sebagai simbol dari kecerdasan yang luar biasa." Ibrahim tampak
tertawa dalam dirinya padahal saat itu beliau baru menginjak usia tujuh tahun.
Injil Barnabas melalui lisan Nabi Isa menceritakan kepada kita, bahwa Nabi Ibrahim mengejek
ayahnya saat beliau masih kecil. Suatu hari, Ibrahim bertanya kepada ayahnya: "Siapa yang
menciptakan manusia wahai ayahku?" Si ayah menjawab: "Manusia, karena akulah yang
membuatmu dan ayahku yang membuat aku." Ibrahim justru menjawab: "Tidak demikian wahai
ayahku, karena aku pernah mendengar seseorang yang sudah tua yang berkata: "Wahai
Tuhanku mengapa Engkau tidak memberi aku anak."
Si ayah berkata: "Benar wahai anakku, Allah yang membantu manusia untuk membuat manusia
namun Dia tidak meletakkan tangan-Nya di dalamnya. Oleh karena itu, manusia harus
menunjukkan kerendahan di hadapan Tuhannya dan memberikan kurban untuk-Nya."
Kemudian Ibrahim bertanya lagi: "Berapa banyak tuhan-tuhan itu wahai ayahku?" Si ayah
menjawab: "Tidak ada jumlahnya wahai anakku." Ibrahim berkata: "Apa yang aku lakukan
15 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
wahai ayahku jika aku mengabdi pada satu tuhan lalu tuhan yang lain membenciku karena aku
tidak mengabdi pada-Nya" Bagaimana terjadi persaingan dan pertentangan di antara tuhan"
Bagaimana seandainya tuhan yang membenciku itu membunuh tuhanku" Boleh jadi ia
membunuhku juga." Si ayah menjawab dengan tertawa: "Kamu tidak perlu takut wahai anakku, karena tidak ada
permusuhan di antara sesama tuhan. Di dalam tempat penyembahan yang besar terdapat
ribuan tuhan dan sampai sekarang telah berlangsung tujuh puluh tahun. Meskipun demikian,
belum pernah kita mendengar satu tuhan memukul tuhan yang lain." Ibrahim berkata: "Kalau
begitu terdapat suasana harmonis dan kedamaian di antara mereka."Si ayah menjawab:
"Benar." Ibrahim bertanya lagi: "Dari apa tuhan-tuhan itu diciptakan" Orang tua itu menjawab: "Ini dari
kayu-kayu pelepah kurma, itu dari zaitun, dan berhala kecil itu dari gading. Lihatlah alangkah
indahnya. Hanya saja, ia tidak memiliki nafas." Ibrahim berkata: "Jika para tuhan tidak memiliki
nafas, maka bagaimana mereka dapat memberikan nafas" Bila mereka tidak memiliki
kehidupan bagiamana mereka memberikan kehidupan" Wahai ayahku, pasti mereka bukan
Allah." Mendengar ucapan Ibrahim itu, sang ayah menjadi berang dan marah sambil berkata:
"Seandainya engkau sudah dewasa niscaya aku pukul dengan kapak ini."
Ibrahim berkata: "Wahai ayahku, jika para tuhan mambantu dalam penciptaan manusia, maka
bagaimana mungkin manusia menciptakan tuhan" Jika para tuhan diciptakan dari kayu, maka
membakar kayu merupakan kesalahan besar, tetapi katakanlah wahai ayahku, bagaimana
engkau menciptakan tuhan-tuhan dan membuat baginya tuhan yang cukup baik, namun
bagaimana tuhan-tuhan membantumu untuk membuat anak-anak yang cukup banyak sehingga
engkau menjadi orang yang paling kuat di dunia?"
Selesailah dialog antara Ibrahim dan ayahnya dengan terjadinya pemukulan oleh si ayah
terhadap Ibrahim. Kemudian berlalulah hari demi hari dan Ibrahim menjadi besar. Sejak usia
anak-anak, hati Ibrahim menanam rasa benci terhadap patung-patung yang dibuat oleh
ayahnya sendiri. Ibrahim tidak habis mengerti, bagaimana manusia yang berakal membuat
patung-patung dengan tangannya sendiri kemudian setelah itu ia sujud dan menyembah
terhadap apa yang dibuatnya.
Ibrahim memperhatikan bahwa patung-patung tersebut tidak makan dan minum dan tidak
mampu berbicara, bahkan seandainya ada seseorang yang membaliknya ia tidak mampu
bangkit dan berdiri sebagaimana asalnya. Bagaimana manusia membayangkan bahwa
patungpatung tersebut dapat mendatangkan bahaya dan memberikan manfaat" Pemikiran ini
banyak merisaukan Ibrahim dalam tempo yang lama. Apakah mungkin semua kaumnya bersalah
sementara hanya ia yang benar" Bukankah yang demikian ini sangat mengherankan"
Kaum Nabi Ibrahim mempunyai tempat penyembahan yang besar yang dipenuhi berbagai
macam berhala. Di tengah-tengah tempat penyembahan itu terdapat mihrab yang diletakkan di
dalamnya patung-patung yang paling besar. Ibrahim mengunjungi tempat itu bersama ayahnya
saat ia masih kecil. Ibrahim memandang berhala-berhala yang terbuat dari batu-batuan dan
kayu itu dengan pandangan yang menghinakan. Hal ini sangat mengherankan masyarakat
pada saat itu karena saat memasuki tempat penyem-bahan itu, mereka menampakkan
ketundukan dan kehormatan di hadapan patung-patung. Bahkan mereka mengangis dan
memohon berbagai macam hal. Seakan-akan patung-patung itu mendengar apa yang mereka
keluhkan dan bicarakan. Mula-mula pemandangan tersebut membuat Ibrahim tertawa kemudian lama-lama Ibrahim
marah. Hal yang mengherankan baginya bahwa manusia-manusia itu semuanya tertipu, dan
yang semakin memperumit masalah adalah, ayah Ibrahim ingin agar Ibrahim menjadi dukun
16 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
saat ia besar. Ayah Ibrahim tidak menginginkan apa-apa kecuali agar Ibrahim memberikan
penghormatan kepada patung-patuung itu, namun ia selalu mendapati Ibrahim menentang dan
meremehkan patung-patung itu.
Pada suatu hari Ibrahim bersama ayahnya masuk di tempat penyembahan itu. Saat itu terjadi
suatu pesta dan perayaan di hadapan patung-patung, dan di tengah-tengah perayaan tersebut
terdapat seorang tokoh dukun yang memberikan pengarahan tentang kehebatan tuhan berhala
yang paling besar. Dengan suara yang penuh penghayatan, dukun itu memohon kepada patung
agar menyayangi kaumnya dan memberi mereka rezeki. Tiba-tiba keheningan saat itu dipecah
oleh suara Ibrahim yang ditujukan kepada tokoh dukun itu: "Hai tukang dukun, ia tidak akan
pernah mendengarmu. Apakah engkau meyakini bahwa ia mendengar?" Saat itu manusia mulai
kaget. Mereka mencari dari mana asal suara itu. Ternyata mereka mendapati bahwa suara itu
suara Ibrahim. Lalu tokoh dukun itu mulai menampakkan kerisauan dan kemarahannya. Tibatiba si
ayah berusaha menenangkan keadaan dan mengatakan bahwa anaknya sakit dan tidak
mengetahui apa yang dikatakan.
Lalu keduanya keluar dari tempat penyembahan itu. Si ayah menemani Ibrahim menuju tempat
tidurnya dan berusaha menidurkannya dan meninggalkannya setelah itu. Namun, Ibrahim tidak
begitu saja mau tidur ketika beliau melihat kesesatan yang menimpa manusia. Beliau pun
segera bangkit dari tempat tidurnya. Beliau bukan seorang yang sakit. Beliau merasa
dihadapkan pada peristiwa yang besar. Beliau menganggap mustahil bahwa patung-patung
yang terbuat dari kayu-kayu dan batu-batuan itu menjadi tuhan bagi kaumnya. Ibrahim keluar
dari rumahnya menuju ke gunung. Beliau berjalan sendirian di tengah kegelapan. Beliau
memilih salah satu gua di gunung, lalu beliau rnenyandarkan punggungnya dalam keadaan
duduk termenung. Beliau memperhatikan langit. Beliau mulai bosan memandang bumi yang
dipenuhi dengan suasana jahiliyah yang bersandarkan kepada berhala.
Tidak lama setelah Nabi Ibrahim memperhatikan langit kemudian beliau melihat-lihat berbagai
bintang yang disembah di bumi. Saat itu hati Nabi Ibrahim - sebagai pemuda yang masih
belia - merasakan kesedihan yang luar biasa. Lalu beliau melihat apa yang di belakang bulan
dan bintang. Hal itu sangat mengagumkannya. Mengapa manusia justru menyembah ciptaan
Tuhan" Bukankah semua itu muncul dan tenggelam dengan izin-Nya. Nabi Ibrahim mengalami
dialog internal dalam dirinya. Allah SWT menceritakan keadaan ini dalam surah al-An'am:
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azar: 'Pantaskah kamu menjadikan
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan" Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam
kesesatan yang nyata.' Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda
keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan Kami (memperlihatkannya) agar
Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah Tuhanku,' tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata:
'Saya tidak suka kepada yang tenggelam.'" (QS. al-An'am: 74-76)
Al-Qur'an tidak menceritakan kepada kita peristiwa atau suasana yang dialami Ibrahim saat
menyatakan sikapnya dalam hal itu, tapi kita merasa dari konteks ayat tersebut bahwa
pengumuman ini terjadi di antara kaumnya. Dan tampak bahwa kaumnya merasa puas dengan
hal tersebut. Mereka mengira bahwa Ibrahim menolak penyembahan berhala dan cenderung
pada penyembahan bintang. Kita ketahui bahwa di zaman Nabi Ibrahim manusia menjadi tiga
bagian. Sebagian mereka menyembah berhala sebagian lagi me-nyembah bintang, dan
sebagian yang lain menyembah para raja. Namun di saat pagi, Nabi Ibrahim mengingatkan
kaumnya dan membikin mereka terkejut di mana bintang-bintang yang diyakininya kemarin kini
telah tenggelam. Ibrahim mengatakan bahwa ia tidak menyukai yang tenggelam. Allah SWT
berfirman: "Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: 'Inilah
Tuhanku.'" (QS. al-An'am: 76)
17 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Ibrahim kembali merenung dan memberitahukan kaumnya pada malam kedua bahwa bulan
adalah tuhannnya. Kaum Nabi Ibrahim tidak mengetahui atau tidak memiliki kapasitas logika
yang cukup atau kecerdasan yang cukup, bahwa sebenarnya Ibrahim ingin menyadarkan
dengan cara sangat lembut dan dan penuh cinta. Bagaimana mereka menyembah tuhan yang
terkadang tersembunyi dan terkadang muncul atau terkadang terbit dan terkadang tenggelam.
Mula-mula kaum Nabi Ibrahim tidak mengetahui yang demikian itu. Pertama-tama Ibrahim
menyanjung bulan tetapi ternyata bulan seperti bintang yang lain, ia pun muncul dan
tenggelam: Allah SWT berfirman:
"Kemudian tatkala dia melihat sebuah bulan terbit dia berkata: 'Inilah Tuhanku.' Tetapi setelah
bulan itu terbenam dia berkata: 'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.'" (QS. al-An'am: 77)
Kita perhatikan di sini bahwa beliau berbicara dengan kaumnya tentang penolakan
penyernbahan terhadap bulan. Ibrahim berhasil "merobek" keyakinan terhadap penyernbahan
bulan dengan penuh kelembutan dan ketenangan. Bagaimana manusia menyembah tuhan
yang terkadang tersembunyi dan terkadang muncul. Sungguh, kata Ibrahim, betapa aku
membayangkan apa yang terjadi padaku jika Tuhan tidak membimbingku. Nabi Ibrahim
mengisyaratkan kepada mereka bahwa beliau memiliki Tuhan, bukan seperti tuhan-tuhan yang
mereka sembah. Namun lagi-lagi mereka belum mampu menangkap isyarat Nabi Ibrahim.
Beliau pun kembali menggunakan argumentasi untuk menundukkan kelompok pertama dari
kaumnya, yaitu penyembah bintang. Allah SWT berfirman:
"Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: 'Inilah Tuhanku. Inilah yang lebih
besar.' Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: 'Hai kaumkku, sesungguhnya aku
berlepas dirt dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku
kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang
benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.'" (QS. alAn'am:
78-79) Ibrahim berdialog dengan penyembah matahari. Beliau memberitahukan bahwa matahari
adalah tuhannya karena dia yang terbesar. Lagi-lagi Ibrahim memainkan peran yang penting
dalam rangka menggugah pikiran mereka. Para penyembah matahari tidak mengetahui bahwa
mereka menyembah makhluk. Jika mereka mengira bahwa ia adalah besar, maka Allah SWT
Maha Besar. Setelah Ibrahim memberitahukan bahwa matahari adalah tuhannya, beliau menunggu saat
yang tepat sehingga matahari itu tenggelam dan ternyata benar dia bagaikan
sembahan-sembahan yang lain yang suatu saat akan tenggelam. Setelah itu Ibrahim
memploklamirkan bahwa beliau terbebas dari penyernbahan bintang.
Ibrahim mulai memandang dan memberikan pengarahan kepada kaumnya bahwa di sana ada
Pencipta langit dan bumi. Argumentasi Ibrahim mampu memunculkan kebenaran, tetapi
sebagaimana biasa kebatilan tidak tunduk begitu saja. Mereka mulai menampakkan taringnya
dan mulai menggugat keberadaan dan kenekatan Ibrahim as. Mereka mulai menentang Nabi
Ibrahim dan mulai mendebatnya dan bahkan mengancamnya. Allah SWT berfirman:
"Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantahku tentang
Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut
kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali
jika Tuhanku mengendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala
sesuatu. Maka apahah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) " Bagaimana aku
takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah) padahal kamu
tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak
menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua
18 12. Rumah Judi Pancing Perak PENDEKAR 4 ALIS m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu
mengetahui)"'" (QS. al-An'am: 80-81)
Kita tidak mengetahui sampai sejauh mana ketajaman pergulatan antara Nabi Ibrahim dan
kaumnya, dan bagaimana cara mereka menakut-nakuti Nabi Ibrahim. Al-Qur'an tidak
menyinggung hal tersebut. Namun yang jelas, tempat mereka yang penuh kebatilan itu mampu
dilumpuhkan oleh Al-Qur'an. Dari cerita tersebut, Al-Qur'an mengemukakan Nabi bahwa
Ibrahim menggunakan logika seorang yang berpikir sehat. Menghadapi berbagai tantangan dan
ancaman dari kaumnya, Nabi Ibrahim justru mendapatkan kedamaian dan tidak takut kepada
mereka. Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka dengan kelaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orangorang
yang mendapat petunjuk. " (QS. al-An'am: 82)
Allah SWT selalu memberikan hujah atau argumentasi yang kuat kepada Nabi Ibrahim
sehingga beliau mampu menghadapi kaumnya. Allah SWT berfirman:
"Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami
tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS. al-An'am: 83)
Ibrahim didukung oleh Allah SWT dan diperlihatkan kerajaan langit dan bumi. Demikianlah Nabi
Ibrahim terus melanjutkan penentangan pada penyembahan berhala. Tentu saat ini pergulatan
dan pertentangan antara beliau dan kaumnya semakin tajam dan semakin meluas. Beban yang
paling berat adalah saat beliau harus berhadapan dengan ayahnya, di mana profesi si ayah dan
rahasia kedudukannya merupakan biang keladi dari segala penyembahan yang diikuti
mayoritas kaumnya. Nabi Ibrahim keluar untuk berdakwah kepada kaumnya dengan berkata:
"Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya" Mereka menjawab: 'Kami
mendapati bapak-bapak Kami menyembahnya." Ibrahim berkata: 'Sesungguhnya kamu dan
bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.' Mereka menjawab: 'Apakah kamu
datang kepada kami sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang yang bermain-main"'
Ibrahim berkata: 'Sebenarnya tuhan kamu adalah Tuhan langit dan burnt yang telah
menciptakan-Nya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang
demikian itu.'" (QS. al-Anbiya': 52-56)
Selesailah urusan. Mulailah terjadi pergulatan antara Nabi Ibrahim dan kaumnya. Tentu yang
termasuk orang yang paling menentang beliau dan marah kepada sikap beliau itu adalah
ayahnya dan pamannya yang mendidiknya laksana seorang ayah. Akhirnya, si ayah dan si
anak terlibat da (http://cerita-silat.mywapblog.com)
1913. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
lam pergulatan yang sengit di mana kedua-duanya dipisahkan oleh prinsipprimsip yang berbeda. Si
anak bertengger di puncak kebenaran bersama Allah SWT sedangkan
si ayah berdiri bersama kebatilan. Si ayah berkata kepada anaknya: "Sungguh besar ujianku
kepadamu wahai Ibrahim. Engkau telah berkhianat kepadaku dan bersikap tidak terpuji
kepadaku." Ibrahim menjawab:
"Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak dapat mendengar, tidak
melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun" Wahai bapakku, sesungguhnya telah
datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku,
niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu
menyembah setan, sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dan Tuhan Yang
Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan.'" (QS. Maryam: 42-45)
Sang ayah segera bangkit dan ia tak kuasa lagi untuk meledakkan amarahnya kepada Ibrahim:
"Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim" Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya
kamu akan aku rajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (QS. Maryam: 46)
Jika engkau tidak berhenti dari dakwahmu ini, sungguh aku akan merajammu. Aku akan
membunuhmmu dengan pukulan batu. Demikian balasan siapa pun yang menentang tuhan.
Keluarlah dari rumahku! Aku tidak ingin lagi melihatmu. Keluar!
Akhirnya, pertentangan itu membawa akibat pengusiran Nabi Ibrahim dari rumahnya, dan beliau
pun terancam pembunuhan dan perajaman. Meskipun demikian, sikap Nabi Ibrahim tidak
pernah berubah. Beliau tetap menjadi anak yang baik dan Nabi yang mulia. Beliau berdialog
dengan ayahnya dengan menggunakan adab para nabi dan etika para nabi. Ketika mendengar
penghinaan, pengusiran, dan ancaman pembunuhan dari ayahnya, beliau berkata dengan
lembut: "Semoga keselamatan dilimpahkan hepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada
Tuhanku, sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan
dari apa yang kamu sent selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan
aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.'" (QS. Maryam: 47-48)
Nabi Ibrahim pun keluar dari rumah ayahnya. Beliau meninggalkan kaumnya dan
sesembahansembahan selain Allah SWT. Beliau menetapkan suatu urusan dalam dirinya, beliau
mengetahui bahwa di sana ada pesta besar yang diadakan di tepi sungai di mana manusiamanusia
berbondong-bondong menuju kesana. Beliau menunggu sampai perayaan itu datang
di mana saat itu kota menjadi sunyi karena ditinggalkan oleh manusia yang hidup di dalamnya
dan mereka menuju ke tempat itu. Jalan-jalan yang menuju tempat penyembahan menjadi sepi
dan tempat penyembahan itu pun ditinggalkan oleh penjaganya. Semua orang mengikuti pesta
itu. Dengan penuh hati-hati, Ibrahim memasuki tempat penyembahan dengan membawa kapak
yang tajam. Ibrahim melihat patung-patung tuhan yang terukir dari batu-batu dan kayu-kayu.
Ibrahim pun melihat makanan yang diletakkan oleh manusia di depannya sebagai hadiah dan
nazar. Ibrahim mendekat pada patung-patung itu. Kepada salah satu patung - dengan nada
bercanda - ia berkata: "Makanan yang ada di depanmu hai patung telah dingin. Mengapa
engkau tidak memakannya. Namun patung itu tetap membisu." Ibrahim pun bertanya kepada
patung-patung lain di sekitarnya:
"Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata"
Mengapa kalian tidak makan?" (QS. ash-Shaffat: 91)
Ibrahim mengejek patung-patung itu. Ibrahim mengetahui bahwa patung itu memang tidak
dapat memakannya. Ibrahim bertanya kepada patung-patung itu:
1 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Mengapa kamu tidak menjawab?" (QS. ash-Shaffat: 92)
Ibrahim pun langsung mengangkat kapak yang ada di tangannya dan mulai menghancurkan
tuhan-tuhan yang palsu yang disembah oleh manusia. Ibrahim menghancurkan seluruh
patungpatung itu dan hanya menyisakan satu patung, lalu beliau menggantungkan kapak itu
dilehernya. Setelah melaksanakan tugas itu, beliau pergi menuju ke gunung. Beliau telah
bersumpah untuk membawa suatu bukti yang jelas, bahkan bukti praktis tentang kebodohan
kaumnya dalam menyembah selain Allah SWT.
Akhirnya, pesta perayaan itu selesai dan manusia kembali ke tempat mereka masing-masing.
Dan ketika salah seorang masuk ke tempat sembahan itu ia pun berteriak. Manusia-manusia
datang menolongnya dan ingin mengetahui apa sebab di balik teriakan itu. Dan mereka
mengetahui bahwa tuhan-tuhan semuanya telah hancur yang tersisa hanya satu. Mereka mulai
berpikir siapa penyebab semua ini. Akhirnya mereka pun mengetahui dan menyadari bahwa ini
adalah ulah Ibrahim yang telah mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT:
"Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim"." (QS. al-Anbiya': 60)
Mereka segera mendatangi Ibrahim. Ketika Ibrahim datang mereka bertanya kepadanya:
"Mereka bertanya: "Apakah benar engkau yang melakukan semua ini terhadap tuhan kami
wahai Ibrahim?" (QS. al-Anbiya': 62)
Ibrahim membalas dengan senyuman lalu ia menunjuk kepada tuhan yang paling besar yang
tergantung di lehernya sebuah kapak. "Tidak!"
"Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". " (QS. al-Anbiya': 63)
Para dukun berkata: "Siapa yang harus kita tanya?" Ibrahim menjawab: "Tanyalah kepada
tuhan kalian." Kemudian mereka berkata: "Bukankah engkau mengetahui bahwa tuhan-tuhan
itu tidak berbicara." Ibrahim membalas: "Mengapa kalian menyembah se-suatu yang tidak
mampu berbicara, sesuatu yang tidak mampu memberikan manfaat dan sesuatu yang tidak
mampu memberikan mudarat. Tidakkah kalian mau berpikir sebentar di mana letak akal kalian.
Sungguh tuhan-tuhan kalian telah hancur sementara tuhan yang paling besar berdiri dan hanya
memandanginya. Tuhan-tuhan itu tidak mampu menghindarkan gangguan dari diri mereka, dan
bagaimana mereka dapat mendatangkan kebaikan buat kalian. Tidakkah kalian mau berpikir
sejenak. Kapak itu tergantung di tuhan yang paling besar tetapi anehnya dia tidak dapat
menceritakan apa yang terjadi. Ia tidak mampu berbicara, tidak mendengar, tidak bergerak,
tidak melihat, tidak memberikan manfaat, dan tidak membahayakan. Ia hanya sekadar batu, lalu
mengapa manusia menyembah batu" Di mana letak akal pikiran yang sehat?" Allah SWT
menceritakan peristiwa tersebut dalam firman-Nya:
"Dan sesungguhnya telah kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum
(Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui keadaannya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata
kepada bapaknya dan kaumnya: 'Patung-patung itu apakah ini yang kamu tekun beribadat
kepadanya "' Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya.' Ibrahim
menjawab: 'Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata.'
Mereka menjawab: 'Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah
kamu termasuk orang-orang yang bermain-main"' Ibrahim berkata: 'Sebenarnya Tuhan kamu
ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang
dapat memberikan bukti atas apa yang demikian itu. Demi Allah, sesungguhnya aku akan
melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.'
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar
(induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka
berkata: 'Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya
2 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
dia termasuk orang-orang yang lalim.' Mereka berkata: 'Kami mendengar ada seorang pemuda
yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.' Mereka berkata: '(Kalau demikian)
Bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikannya.'
Mereka bertanya: 'Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai
Ibrahim"' Ibrahim menjawab: 'Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.' Maka mereka telah kembali
kepada kesadaran mereka dan lalu berkata: 'Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang
yang menganiaya (diri sendiri).'
Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah
mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.' Ibrahim berkata:, maka
mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit
pun tidak dapat pula memberi mudarat kepada kamu"' Ah (celakalah) kamu dan apa yang
kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahaminya" Mereka berkata:
'Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kami jika kamu benar-benar hendak bertindak.'" (QS.
alAnbiya': 51-68) Nabi Ibrahim mampu menundukkan mereka dengan argumentasi dan logika berpikir yang
sehat. Tetapi mereka membalasnya dengan menetapkan akan menggantungnya di dalam api.
Sungguh ini sangat mengherankan. Suatu mahkamah yang mengerikan digelar di mana si
tertuduh akan dihukum dengan pembakaran.
Demikianlah masalah pergulatan antara pemikiran, atau antara nilai-nilai, atau antara prinsipprinsip
selalu terjadi dan selalu membara di tengah-tengah masyarakat. Nabi Ibrahim sudah
berusaha untuk menggugah hati dan pikiran Ketika beliau mengisyaratkan kepada tuhan yang
paling besar dan menuduhnya bahwa ialah yang menghancurkan tuhan-tuhan yang lain. Nabi
Ibrahim meminta kepada mereka untuk bertanya kepada para tuhan itu, tentang siapa yang
membuatnya hancur. Tetapi para tuhan itu ddak mampu berbicara lalu mengapa manusia
menyembah sesuatu yang tidak mampu berbicara dan tidak mengerti apa-apa.
Ketika Nabi Ibrahim berhasil merobohkan argumentasi mereka, maka orang-orang yang
sombong bangkit untuk menenangkan suasana. Para penentang itu tidak mau manusia akan
menyembah selain berhala. Mereka pun mengatakan akan menggantung dan akan membakar
Ibrahim hidup-hidup. Nabi Ibrahim pun ditangkap lalu disiapkanlah tempat pembakaran. Para
penentang itu berkata kepada pengikutnya: "Bakarlah Ibrahim, dan tolonglah tuhan kalian jika
kalian benar-benar menyembahnya." Mereka pun terpengaruh dengan ucapan tersebut.
Mereka pun menyiapkan alat-alat untuk membakar Nabi Ibrahim.
Tersebarlah berita itu di kerajaan dan di seluruh negeri. Manusia-manusia berdatangan dari
berbagai pelosok, dari gunung-gunung, dari berbagai desa, dan dari berbagai kota untuk
menyaksikan balasan yang diterima bagi orang yang berani menentang tuhan, bahkan
menghancurkannya. Mereka menggali lobang besar yang dipenuhi kayu-kayu, batu-batu, dan
pohon-pohon lalu mereka menyalakan api di dalamnya. Kemudian mereka mendatangkan
manjaniq, yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk melempar Nabi Ibrahim ke dalam api
sehingga ia jatuh ke dalam lubang api. Mereka meletakkan Nabi Ibrahim setelah mereka
mengikat kedua tangannya dan kakinya pada manjaniq itu. Api pun mulai menyala dan asapnya
mulai membumbung ke langit. Manusia yang melihat peristiwa itu berdiri agak jauh dari galian
api itu karena saking panasnya. Lalu, seorang tokoh dukun memerintahkan agar Ibrahim
dilepaskan ke dalam api. Tiba-tiba malaikat Jibril berdiri di hadapan Nabi Ibrahim dan bertanya
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepadanya: "Wahai Ibrahim, tidakkah engkau memiliki keperluan?" Nabi Ibrahim menjawab:
"Aku tidak memerlukan sesuatu darimu." Nabi Ibrahim pun dilepaskan lalu dimasukkan ke
dalam kubangan api. Nabi Ibrahim terjatuh dalam api. Api pun mulai mengelilinginya, lalu Allah SWT menurunkan
perintah kepada api, Allah SWT berkata:
3 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Kami berfirman: Wahai api jadilah engkau dingin dan membawa keselamatan kepada Ibrahim."
(QS. al-Anbiya': 69) Api pun tunduk kepada perintah Allah SWT sehingga ia menjadi dingin dan membawa
keselamatan bagi Nabi Ibrahim. Api hanya membakar tali-tali yang mengikat Nabi Ibrahim. Nabi
Ibrahim dengan tenang berada di tengah-tengah api seakan-akan beliau duduk di tengahtengah
taman. Beliau memuji Allah SWT, Tuhannya dan mengagungkan-Nya. Yang ada di
dalam hatinya hanya cinta kepada sang Kekasih, yaitu Allah SWT.
Hati Nabi Ibrahim tidak dipenuhi rasa takut atau menyesal atau berkeluh kesah. Yang ada
dalam hati beliau hanya cinta semata. Api pun menjadi damai dan menjadi dingin.
Sesungguhnya orang-orang yang cinta kepada Allah SWT tidak akan merasakan ketakutan.
Para pembesar dan para dukun mengamat-amati dari jauh betapa panasnya api itu. Bahkan api
terus menyala dalam tempo yang lama, sehingga orang-orang kafir mengira bahwa api itu tidak
pernah padam. Ketika api itu padam, mereka dibuat terkejut ketika melihat Nabi Ibrahim keluar
dari kubangan api dalam keadaan selamat. Wajah mereka menjadi hitam karena terpengaruh
asap api sementara wajah Nabi Ibrahim berseri-seri dan tampak diliputi dengan cahaya dan
kebesaran. Bahkan pakaian yang dipakai Nabi Ibrahim pun tidak terbakar, dan beliau tidak
tersentuh sedikit pun oleh api. Nabi Ibrahim pun keluar dari api itu bagaikan beliau keluar dari
taman. Lalu orang-orang kafir pun berteriak keheranan. Mereka pun mendapatkan kekalahan
dan kerugian. Allah SWT berfirman:
"Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orangorang
yang paling rugi." (QS. al-Anbiya': 70)
Al-Qur'an tidak menceritakan kepada kita tentang usia Nabi Ibrahim saat menghancurkan
berhala-berhala kaumnya. Al-Qur'an juga tidak menceritakan berapa usia beliau saat memikul
tanggung jawab dakwah dan menyeru di jalan Allah SWT. Melalui pelacakan nas-nas dapat
diketahui bahwa Nabi Ibrahim saat itu masih muda belia, ketika melakukan peristiwa besar itu.
Bukti hal itu adalah, ketika para kaumnya mendengar penghancuran berhala, mereka berkata:
"Mereka berkata: "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini
yang bernama Ibrahim." (QS. al-Anbiya': 60)
Injil Barnabas menceritakan bahwa Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung sebelum Allah
SWT mewajibkannya berdakwah. Injil Barnabas mengatakan pada pasal ke 29 bahwa Nabi
Ibrahim mendengar suatu suara yang memanggil-manggilnya. Nabi Ibrahim bertanya: "Siapa
yang memanggilku?" Ketika itu Nabi Ibrahim mendengar suara yang berkata: "Aku adalah
malaikat Jibril. Nabi Ibrahim menjadi takut, tetapi malaikat itu segera menenangkannya sambil
berkata: "Jangan takut, hai Ibrahim karena engkau adalah kekasih Allah SWT, dan ketika
engkau menghancurkan tuhan-tuhan sembahan manusia, Allah SWT memilihmu sebagai
pemimpin para malaikat dan para nabi." Kemudian - masih kata Injil Barnabas: "Nabi Ibrahim
bertanya apa yang harus dilakukan untuk menyembah tuhan para malaikat dan para nabi?"
Jibril menjawab: "Bahwa hendaklah beliau pergi ke sumber ini dan mandi, agar dapat mendaki
gunung sehingga Allah SWT berbicara dengannya."
Kemudian Nabi Ibrahim mendaki gunung, lalu Allah SWT menyerunya. Nabi Ibrahim menjawab:
"Siapa yang memanggilku?" Allah SWT berkata: "Aku adalah Tuhanmu, hai Ibrahim." Nabi
Ibrahim gemetar ketakutan dan sujud di atas bumi dan beliau berkata: "Wahai Tuhanku,
bagaimana hamba-Mu mendengar seruan-Mu sementara ia adalah tanah dan abu." Di sanalah
Allah SWT memerintahkannya agar beliau bangkit karena Allah SWT telah memilihnya sebagai
hamba-Nya dan Dia telah memberkatinya dan orang-orang yang mengikutinya.
Riwayat tersebut menentukan waktu pemilihan Nabi Ibrahim dan waktu pengangkatannya
sewaktu beliau menghancurkan berhala dan sesembahan-sesembahan manusia. Demikianlah
yang diceritakan oleh Al-Qur'an al-Karim dalam firman-Nya:
"Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: Tunduh patuhlah!' Ibrahim menjawab: 'Aku tunduk
4 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
patuh kepada Tuhan semesta alam." (QS. al-Baqarah: 131)
Alhasil, masa pemilihan Allah SWT terhadap Nabi Ibrahim tidak ditentukan dalam Al-Qur'an,
sehingga kita tidak dapat memberikan satu jawaban pasti tentang hal itu, tapi yang mampu kita
utarakan adalah, bahwa Nabi Ibrahim mampu membuat argumen yang cukup jelas untuk
menghancurkan argumen para penyembah berhala. Sebagaimana beliau mampu sebelumnya
menghancurkan argumen para penyembah bintang, sehingga hanya tersisa satu argumen yang
harus disampaikan kepada para penguasa dan para raja. Dengan demikian, orang-orang kafir
telah mendapatkan seluruh argumen kebenaran.
Nabi Ibrahim pun akhirnya terlibat adu argumentasi dengan raja yang menyangka bahwa
dirinya adalah tuhan kaumnya. Raja itu menyuruh mereka untuk menyembahnya. Dalam rangka
menjaga kepentingannya, boleh jadi memang ia menyangka bahwa dirinya tuhan. Karena Allah
SWT telah memberikannya suatu kerajaan yang besar, ia lupa bahwa ia hanya manusia biasa.
Kita tidak mengetahui, apakah ia seorang raja atas kaum Nabi Ibrahim lalu ia mendengar kisah
mukjizatnya kemudian ia memanggilnya untuk berdebat dengan beliau, atau mungkin ia raja
dari daerah lain. Tapi yang kita ketahui bahwa pertemuan di antara keduanya menyebabkan
jatuhnya argumen-argumen orang kafir. Allah SWT menceritakan hal tersebut dengan firmanNya:
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim
mengatakan: 'Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.' Orang itu berkata: 'Saya
dapat menghidupkan dan mematikan.' Ibrahim berkata: 'Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,' lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim. " (QS. al-Baqarah: 258)
Allah SWT sengaja tidak menyebut nama raja itu karena dianggap tidak penting, sebagaimana
Al-Qur'an juga tidak menyebut dialog panjang yang terjadi antara Nabi Ibrahim dan dia.
Barangkali raja itu berkata kepada Nabi Ibrahim: "Aku mendengar bahwa Anda mengajak
manusia untuk menyembah Tuhan yang baru dan meninggalkan tuhan yang lama." Nabi
Ibrahim menjawab: "Tiada Tuhan lain selain Allah Yang Maha Esa." Si Raja berkata: "Apa yang
dilakukan oleh tuhanmu yang tidak dapat aku lakukan?" Raja yang terkena penyakit sombong
dan bangga diri itu adalah raja yang tidak tahu diri. Penghormatan manusia dan ketertundukkan
manusia kepadanya itu justru meningkatkan kesombongannya. Nabi Ibrahim mendengar apa
yang dikatakan oleh si raja. Nabi Ibrahim mengetahui segala sesuatunya. Nabi Ibrahim berkata
dengan lembut: "Tuhanku adalah yang mampu menghidupkan dan mematikan." (QS. al-Baqarah: 258)
Si raja membalas: "Aku pun menghidupkan dan mematikan." (QS. al-Baqarah: 258)
Nabi Ibrahim tidak bertanya bagaimana si raja menghidupkan dan mematikan. Nabi Ibrahim
tahu bahwa sebenarnya ia berbohong. Raja berkata: "Aku mampu menghadirkan seseorang
yang sedang berjalan lalu aku membunuhnya, dan pada kesempatan yang lain aku mampu
memaafkan orang yang sudah dipastikan untuk dihukum gantung lalu aku menyelamatkannya
dari kematian. Dengan demikian, aku mampu memberi kehidupan dan kematian."
Mendengar kebodohannya itu, Nabi Ibrahim tertawa dan pada saat yang sama beliau
merasakan kesedihan. Tetapi Nabi Ibrahim ingin mematahkan argumen raja itu yang
mengatakan bahwa ia mampu menghidupkan dan mematikan, padahal sebenarnya ia tidak
mampu. Nabi Ibrahim berkata:
"Sesungguhnya Allah mampu mendatangkan matahari dari timur, maka kalau engkau mampu
datangkanlah ia dari barat. " (QS. al-Baqarah: 258)
Mendengar tantangan Nabi Ibrahim itu, raja menjadi terpaku dan terdiam ia merasa tidak
mampu. la tidak mampu berkata-kata lagi. Nabi Ibrahim berkata kepada raja bahwa Allah SWT
mampu mendatangkan matahari dari timur, apakah ia mampu mendatangkan matahari dari
5 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
barat. Tentu raja tidak mampu mendatangkannya. Alam mempunyai aturan dan undang-undang
yang diatur dan diciptakan oleh Allah SWT di mana tiada makhluk yang lain yang mampu
mengubahnya. Jika raja mengklaim bahwa ia benar-benar tuhan, maka tentu ia dapat
mengubah hukum alam tersebut. Saat itu si raja merasa tidak mampu memenuhi tantangan itu.
Ia justru membisu. Ia tidak mengetahui apa yang harus dikatakannya dan apa yang harus
dilakukannya. Setelah orang-orang kafir diam mem-bisu, Nabi Ibrahim meninggalkan istana
raja. Kemudian ketenaran Nabi Ibrahim tersebar di segala penjuru negeri. Manusia mulai
ramairamai membicarakan mukjizatnya dan keselamatanya dari api. Manusia menyinggung
bagaimana sikap raja ketika mendengar tantangan Nabi Ibrahim, dan bagaimana si raja
menjadi membisu dan tidak mengetahui apa yang harus dikatakannya.
Nabi Ibrahim tetap melanjutkan dakwahnya di jalan Allah SWT. Nabi Ibrahim mencurahkan
tenaga dan upayanya untuk membimbing kaumnya. Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan
mereka dengan berbagai cara. Meskipun beliau sangat cinta dan menyayangi mereka, mereka
malah justru marah kepadanya dan malah mengusirnya. Dan tiada yang beriman bersamanya
kecuali seorang perempuan dan seorang lelaki. Perempuan itu bernama Sarah yang kemudian
menjadi istrinya sedangkan laki-laki itu adalah Luth yang kemudian menjadi nabi setelahnya.
Ketika Nabi Ibrahim mengetahui bahwa tidak seorang pun beriman selain kedua orang tersebut,
ia menetapkan untuk berhijrah. Sebelum beliau berhijrah, ia mengajak ayahnya beriman.
Kemudian Nabi Ibrahim mengetahui bahwa ayahnya adalah musuh Allah SWT dan dia tidak
akan beriman. Nabi Ibrahim pun berlepas diri darinya dan memutuskan hubungan dengannya.
Untuk kedua kalinya dalam kisah para nabi kita mendapati hal yang mengagetkan. Dalam kisah
Nabi Nuh kita menemukan bahwa si ayah seorang nabi dan si anak seorang kafir, sedangkan
dalam kisah Nabi Ibrahim justru sebaliknya: si ayah yang menjadi kafir dan si anak yang
menjadi nabi. Dalam kedua kisah tersebut kita mengetahui bahwa seorang mukmin berlepas
diri dari musuh Allah SWT, meskipun dia adalah anaknya dan ayahnya.
Melalui kisah tersebut, Allah SWT memberitahukan kepada kita bahwa hubungan satu-satunya
yang harus dipelihara dan harus diperhatikan di antara hubungan-hubungan kemanusiaan
adalah hubungan keimanan, bukan hanya hubungan darah. Allah SWT berflrman dalam surah
at-Taubah: "Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah
karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi
Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya.
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. " (QS.
atTaubah: 114) Nabi Ibrahim keluar meninggalkan negerinya dan memulai petualangannya dalam hijrah. Nabi
Ibrahim pergi ke kota yang bernama Aur dan ke kota yang lain bernama Haran, kemudian
beliau pergi ke Palestina bersama istrinya, satu-satunya wanita yang beriman kepadanya.
Beliau juga disertai Luth, satu-satunya lelaki yang beriman kepadanya. Allah SWT berfirman:
"Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: 'Sesungguhnya aku akan
berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'" (QS. al-Ankabut: 26)
Setelah ke Palestina, Nabi Ibrahim pergi ke Mesir. Selama perjalanan ini Nabi Ibrahim
mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT, bahkan beliau berjuang dalam hal itu denqan
gigih. Beliau mengabdi dan membantu orang-orang yang tidak mampu dan orang-orang yang
lemah. Beliau menegakkan keadilan di tengah-tengah manusia dan menunjukkan kepada
mereka jalan yang benar. Istri Nabi Ibrahim, Sarah, tidak melahirkan, lalu raja Mesir memberikan seorang pembantu dari
Mesir yang dapat membantunya. Nabi Ibrahim telah menjadi tua dan rambutnya memutih di
6 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mana beliau menggunakan usianya hanya untuk berdakwah di jalan Allah SWT. Sarah berpikir
bahwa ia dan Nabi Ibrahim tidak akan mempunyai anak, lalu ia berpikir bagaimana seandainya
wanita yang membatunya itu dapat menjadi istri kedua dari suaminya. Wanita Mesir itu
bernama Hajar. Akhirnya, Sarah menikah-kan Nabi Ibrahim dengan Hajar, kemudian Hajar
melahirkan anaknya yang pertama yang dinamakan oleh ayahnya dengan nama Ismail. Nabi
Ibrahim saat itu menginjak usia yang sangat tua ketika Hajar melahirkan anak pertamanya,
Ismail. Nabi Ibrahim hidup di bumi Allah SWT dengan selalu menyembah-Nya, bertasbih, dan
menyucikan-Nya. Kita tidak mengetahui, berapajauh jarak yang ditempuh Nabi Ibrahim dalam
perjalanannya. Beliau adalah seorang musafir di jalan Allah SWT. Seorang musafir di jalan
Allah SWT menyadari bahwa hari-hari di muka bumi sangat cepat berlalu, kemudian di tiupkan
sangkakala lalu terjadilah hari kiamat dan kemudian hari kebangkitan.
Pada suatu hari, had Nabi Ibrahim dipenuhi rasa kedamian, cinta, dan keyakinan. Beliau ingin
melihat kebesaran Allah SWT, Sang Pencipta. Beliau ingin melihat hari kiamat sebelum
terjadinya. Allah SWT menceritakan sikapnya itu dalam firman-Nya:
"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: 'Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana engkau
menghidupkan arang yang mati. 'Allah berfirman: 'Belum yakinkah kamu"' Ibrahim menjawab:
'Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).'" (QS. alBaqarah:
260) Hasrat Nabi Ibrahim terhadap hal tersebut dipengaruhi oleh keimanan yang luar biasa;
keimanan yang dipenuhi cinta kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman: "(Kalau demikian), ambilah empat ekor burung lalu cincanglah semuanya. Allah berfirman: 'Lalu
letakkanlah di atas bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang
kepadamu dengan segera," dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(QS. al-Baqarah: 260) Nabi Ibrahim melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT. Beliau menyembelih
empat ekor burung lalu memisah-misahkan bagiannya di atas gunung, kemudian ia
memamanggilnya dengan nama Allah SWT. Tiba-tiba bulu-bulu dan burung itu bangkit dan
bergabung dengan sayap-sayapnya, kemudian dada dari burung itu mencari kepalanya.
Akhirnya, bagian-bagian burung yang terpisah kembali bergabung. Burung itu pun kembali
mendapatkan kehidupan lalu burung itu terbang dengan cepat dan kembali ke pangkuan Nabi
Ibrahim. Para ahli tafsir meyakini bahwa eksperimen ini berangkat dari kehausan ilmu yang ada pada
Nabi Ibrahim, dan sebagian lagi mengatakan bahwa beliau ingin melihat kebesaran Allah SWT
saat menciptakan makhluk-Nya. Beliau memang sudah mengetahui hasilnya, tapi beliau tidak
melihat cara pembuatan penciptaan makhluk. Sebagian mufasir lain mengatakan bahwa beliau
merasa puas atas apa yang dikatakan oleh Allah SWT dan beliau tidak jadi menyembelih
burung. Kami sendiri menilai bahwa eksperimen ini menunjukkan tingkat cinta yang tinggi yang
dicapai oleh seorang musafir di jalan Allah SWT, yaitu Nabi Ibrahim. Seorang pecinta akan
selalu timbul dalam dirinya hasrat, rasa tunduk, dan rasa ingin menambah cintanya.
Demikianlah cinta Nabi Ibrahim. Inilah petualangan Nabi Ibrahim di mana setiap kali ia melalui
perjalanannya, maka kehausan cintanya pun meningkat. Pada suatu hari Nabi Ibrahim bangun
lalu beliau memerintahkan istrinya, Hajar, untuk membawa anaknya bersiap-siap untuk melalui
perjalanan panjang. Setelah beberapa hari, dimulailah perjalanan Nabi Ibrahim ber-sama
istrinya Hajar beserta anak mereka, Ismail. Saat itu Ismail masih menyusu pada ibunya.
Nabi Ibrahim berjalan di tengah-tengah tanah yang penuh dengan tanaman, melewati gurun
dan gunung-gunung. Kemuudian beliau memasuki tanah Arab. Nabi Ibrahim menuju ke suatu
lembah yang di dalamnya tidak ada tanaman, tidak ada buah-buahan, tidak ada pepohonan,
7 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
tidak ada makanan dan tidak ada air. Lembah itu kosong dari tanda-tanda kehidupan. Nabi
Ibrahim sampai ke lembah, lalu beliau turun dari atas punggung hewan tunggangannya. Lalu
beliau menurunkan istrinya dan anaknya dan meninggalkan mereka di sana. Mereka hanya
dibekali dengan makanan dan sedikit air yang tidak cukup untuk kebutuhan dua hari.
Ketika beliau mulai meninggalkan mereka dan berjalan, tiba-tiba istrinya segera menyusulnya
dan berkata kepadanya: "Wahai Ibrahim, ke mana engkau pergi" Mengapa engkau
meninggalkan kami di lembah ini, padahal di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun." Nabi
Ibrahim tidak segera menjawab dan ia tetap berjalan. Istrinya pun kembali mengatakan
perkataan yang dikatakan sebelumnya. Namun Nabi Ibrahim tetap diam. Akhirnya, si istri
memahami bahwa Nabi Ibrahim tidak bersikap demikian kecuali mendapat perintah dari Allah
SWT. Kemudian si istri bertanya: "Apakah Allah SWT memerintahkannya yang demikian ini?"
Nabi Ibrahim menjawab: "Benar." Istri yang beriman itu berkata: "Kalau begitu, kita tidak akan
disia-siakan." Nabi Ibrahim menuju ke tempat di suatu gunung lalu beliau mengangkat kedua
tangannya untuk berdoa kepada Allah SWT:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang
tidak mempuyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. " (QS.
Ibrahim: 37) Saat itu Baitullah belum dibangun. Terdapat hikmah yang tinggi dalam perjalanan yang penuh
dengan misteri ini. Ismail ditinggalkan bersama ibunya di tempat ini. Ismail-lah yang akan
bertanggung jawab bersama ayahnya dalam pembangunan Ka'bah. Hikmah Allah SWT
menuntut untuk didirikannya suatu bangunan di lembah itu dan dibangun di dalamnya Baitullah,
di mana kita akan menuju ke sana dan menghadap kepadanya saat kita salat.
Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya dan anaknya yang masih menyusu di padang sahara. Ibu
Ismail menyusui anaknya dan mulai merasakan kehausan. Saat itu matahari bersinar sangat
panas dan membuat manusia mudah merasa haus. Setelah dua hari, habislah air dan keringlah
susu si ibu. Hajar dan Ismail merasakan kehausan, dan makanan telah tiada sehingga saat itu
mereka merasakan kesulitan yang luar biasa. Ismail mulai menangis kehausan dan ibunya
meninggalkannya untuk mencarikan air. Si ibu berjalan dengan cepat hingga sampai di suatu
gunung yang bernama Shafa. Ia menaikinya dan meletakkan kedua tangannya di atas
keningnya untuk melindungi kedua matanya dari sengatan mata-hari. Ia mulai mencari-cari
sumber air atau sumur atau seseorang yang dapat membantunya atau kafilah atau musafir
yang dapat menolongnya atau berita namuii semua harapannya itu gagal. Ia segera turun dari
Shafa dan ia mulai berlari dan melalui suatu lembah dan sampai ke suatu gunung yang
bernama Marwah. Ia pun mendakinya dan melihat apakah ada seseorang tetapi ia tidak melihat
ada seseorang. Si ibu kembali ke anaknya dan ia masih mendapatinya dalam keadaan menangis dan rasa
hausnya pun makin bertambah. Ia segera menuju ke Shafa dan berdiri di atasnya, kemudian ia
menuju ke Marwah dan melihat-lihat. Ia mondar-mandir, pulang dan pergi antara dua gunung
yang kecil itu sebanyak tujuh kali. Oleh karenanya, orang-orang yang berhaji berlari-lari kecil
antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ini adalah sebagai peringatan terhadap ibu
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mereka yang pertama dan nabi mereka yang agung, yaitu Ismail.
Setelah putaran ketujuh, Hajar kembali dalam keadaan letih dan ia duduk di sisi anaknya yang
masih menangis. Di tengah-tengah situasi yang sulit ini, Allah SWT menurunkan rahmat-Nya.
Ismail pun memukul-mukulkan kakinya di atas tanah dalam keadaan menangis, lalu
memancarlah di bawah kakinya sumur zamzam sehingga kehidupan si anak dan si ibu menjadi
terselamatkan. Si ibu mengambil air dengan tangannya dan ia bersyukur kepada Allah SWT. Ia
pun meminum air itu beserta anaknya, dan kehidupan tumbuh dan bersemi di kawasan itu.
Sungguh benar apa yang dikatakannya bahwa Allah SWT tidak akan membiarkannya selama
mereka berada di jalan-Nya.
8 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Kafilah musafir mulai tinggal di kawasan itu dan mereka mulai mengambil air yang terpancar
dari sumur zamzam. Tanda-tanda kehidupan mulai mengepakkan sayapnya di daerah itu.
Ismail mulai tumbuh dan Nabi Ibrahim menaruh kasih sayang dan perhatian padanya, lalu Allah
SWT mengujinya dengan ujian yang berat. Allah SWT menceritakan ujian tersebut dalam
firman-Nya: "Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan
memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkan kepadaku (seorang anak) yang
termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim. Ibrahim berkata: 'Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar.' Tatkala keduanya telah berserah din dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggilah dia: 'Hai Ibrahim,
sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu
ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami
abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
(yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
" (QS. ash-Shaffat: 99-111)
Perhatikanlah, bagaimana Allah SWT menguji hamba-hamba-Nya. Renungkanlah bentuk ujian
tersebut. Kita sekarang berada di hadapan seorang nabi yang hatinya merupakan hati yang
paling lembut dan paling penyayang di muka bumi. Hatinya penuh dengan cinta kepada Allah
SWT dan cinta kepada makhluk-Nya. Nabi Ibrahim mendapatkan anak saat beliau menginjak
usia senja, padahal sebelumnya beliau tidak membayangkan akan memperoleh karunia
seorang anak. Nabi Ibrahim tidur, dan dalam tidurnya beliau melihat dirinya sedang menyembelih anaknya,
anak satu-satunya yang dicintainya. Timbullah pergolakan besar dalam dirinya. Sungguh salah
kalau ada orang mengira bahwa tidak ada pergolakan dalam dirinya. Nabi Ibrahim benar-benar
diuji dengan ujian yang berat. Ujian yang langsung berhubungan dengan emosi kebapakan
yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Nabi Ibrahim berpikir dan merenung. Kemudian
datanglah jawaban bahwa Allah SWT melihatkan kepadanya bahwa mimpi para nabi adalah
mimpi kebenaran. Dalam mimpinya, Nabi Ibrahim melihat bahwa ia menyembelih anak satusatunya.
Ini adalah wahyu dari Allah SWT dan perintah dari-Nya untuk menyembelih anaknya
yang dicintainya. Sebagai pecinta sejati, Nabi Ibrahim tidak merasakan kegelisahan dari hal tersebut. Ia tidak
"menggugat" perintah Allah SWT itu. Nabi Ibrahim adalah penghulu para pecinta. Nabi Ibrahim
berpikir tentang apa yang dikatakan kepada anaknya ketika ia menidurkannya di atas tanah
untuk kemudian menyembelihnya. Lebih baik baginya untuk memberitahu anaknya dan hal itu
lebih menenangkan hatinya daripada memaksanya untuk menyembelih. Akhirnya, Nabi Ibrahim
pergi untuk menemui anaknya.
"Ibrahim berkata: 'Wahai anakku sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi, aku
menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu. " (QS. ash-Shaffat: 102)
Perhatikanlah bagaimana kasih sayang Nabi Ibrahim dalam menyampaikan perintah kepada
anaknya. la menyerahkan urusan itu kepada anaknya; apakah anaknya akan menaati perintah
tersebut. Bukankah perintah tersebut adalah perintah dari Tuhannya" Ismail menjawab sama
dengan jawaban dari ayahnya itu bahwa perintah itu datangnya dari Allah SWT yang karenanya
si ayah harus segera melaksanakannya:
9 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Wahai ayahku kerjakanlah yang diperintahkan Tuhanmu. Insya Allah engkau mendapatiku
sebagai orang-orang yang sabar." (QS. ash-Shaffat: 102)
Perhatikanlah jawaban si anak. Ia mengetahui bahwa ia akan disembelih sebagai pelaksanaan
perintah Tuhan, namun ia justru menenangkan hati ayahnya bahwa dirinya akan bersabar.
Itulah puncak dari kesabaran. Barangkali si anak akan merasa berat ketika harus dibunuh
dengan cara disembelih sebagai pelaksanaan perintah Allah SWT. Tetapi Nabi Ibrahim merasa
tenang ketika mendapati anaknya menantangnya untuk menunjukkan kecintaan kepada Allah
SWT. Kita tidak mengetahui perasaan sesungguhnya Nabi Ibrahim ketika mendapati anaknya
menunjukkan kesabaran yang luar biasa. Allah SWT menceritakan kepada kita bahwa Ismail
tertidur di atas tanah dan wajahnya tertelungkup di atas tanah sebagai bentuk hormat kepada
Nabi Ibrahim agar saat ia menyembelihnya Ismail tidak melihatnya, atau sebaliknya. Kemudian
Nabi Ibrahim mengangkat pisaunya sebagai pelaksanan perintah Allah SWT:
"Tatkala keduanya telah berserah din dan Ibrahim, membaringkan anaknya atas pelipis(nya),
(nyatalah kesabaran keduanya)." (QS. ash-Shaffat: 103)
Al-Qur'an menggunakan ungkapan tersebut ketika keduanya menyerahkan diri terhadap
pertintah Allah SWT. Ini adalah wujud Islam yang hakiki. Hendaklah engkau memberikan
sesuatu untuk Islam sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersisa darimu. Pada saat pisau siap
untuk digunakan sebagai perintah dari Allah SWT, Allah SWT memanggil Ibrahim. Selesailah
ujiannya, dan Allah SWT menggantikan Ismail dengan suatu kurban yang besar.
Peristiwa tersebut kemudian diperingati sebagai hari raya oleh kaum Muslim, yaitu hari raya
yang mengingatkan kepada mereka tentang Islam yang hakiki yang dibawa dan di amalkan
oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Demikianlah kisah Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim meninggalkan
anaknya dan kembali berdakwah di bumi Allah SWT. Nabi Ibrahim berhijrah dari tanah
Kaldanin, tempat kelahirannya di Irak, dan melalui Yordania dan tinggal di negeri Kan'an. Saat
berdakwah, beliau tidak lupa bertanya tentang kisah Nabi Luth bersama kaumnya. Nabi Luth
adalah orang yang pertama kali beriman kepadanya. Allah SWT telah memberinya pahala dan
telah mengutusnya sebagai Nabi kepada kaum yang menentang kebenaran.
Nabi Ibrahim duduk di luar kemahnya dan memikirkan tentang anaknya Ismail, dan kisah
mimpinya serta tentang tebusan dari Allah SWT berupa kurban yang besar. Hatinya penuh
dengan gelora cinta. Nabi Ibrahim tidak mampu menghitung pujian yang harus ditujukan kepada
Tuhannya. Matanya berlinangan air mata sebagai bukti rasa terima kasih dan syukur kepada
Allah SWT. Mulailah butiran-butiran air matanya bercucuran. Nabi Ibrahim mengingat Ismail dan
mulai rindu kepadanya. Dalam situasi seperti itu, turunlah malaikat (Jibril, Israfil, dan Mikail) ke bumi Jibril. Mereka
berubah wujud menjadi manusia yang indah dan tampan. Mereka memegang misi dan tugas
khusus. Mereka berjalan di depan Nabi Ibrahim dan menyampaikan berita gembira padanya,
kemudian mereka akan mengunjungi kaum Nabi Luth dan memberikan hukum atas kejahatan
kaumnya. Melihat wajah-wajah yang bersinar itu, Nabi Ibrahim tercengang dan mengangkat
kepalanya. Nabi Ibrahim tidak mengenal mereka. Mereka mengawali ucapan salam. Dan Nabi
Ibrahim membalas salam mereka. Nabi Ibrahim bangkit dari tempatnya dan menyambut
mereka. Nabi Ibrahim mempersilakan mereka masuk ke dalam rumahnya. Nabi Ibrahim
mengira bahwa mereka adalah tamu-tamu asing. Nabi Ibrahim mempersilahkan mereka duduk,
dan kemudian ia meminta izin kepada mereka untuk keluar dan menemui keluarganya. Sarah,
istrinya, bangun ketika Nabi Ibrahim masuk menemuinya. Saat itu Sarah sudah mulai tua dan
rambutnya mulai memutih. Nabi Ibrahim berkata kepada istrinya: "Aku dikunjungi oleh tiga orang asing." Istrinya bertanya:
"Siapakah mereka?" Nabi Ibrahim menjawab: "Aku tidak mengenal mereka. Sungguh wajah
10 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mereka sangat aneh. Tak ragu lagi, mereka pasti datang dari tempat yang jauh, tetapi pakaian
mereka tidak menunjukkan mereka berasal dari daerah yang jauh. Oh iya, apakah ada
makanan yang dapat kita berikan kepada mereka?" Sarah berkata: "Separo daging kambing."
Nabi Ibrahim berkata: "Hanya separo daging kambing. Kalau begitu, sembelihlah satu kambing
yang gemuk. Mereka adalah tamu-tamu yang istimewa. Mereka tidak memiliki hewan
tunggangan atau makanan. Barangkali mereka lapar, atau barangkali mereka orang-orang yang
tidak mampu." Nabi Ibrahim memilih satu kambing besar dan memerintahkan untuk disembelih serta menyebut
nama Allah SWT saat menyembelihnya. Kemudian disiapkanlah makanan. Setelah siap, Nabi
Ibrahim memanggil tamu-tamunya untuk makan. Istrinya membantu untuk melayani mereka
dengan penuh kehormatan. Nabi Ibrahim mengisyaratkan untuk menyebut nama Allah SWT,
kemudian Nabi Ibrahim mulai mengawali untuk memakan agar mereka juga mulai makan.
Nabi Ibrahim adalah orang yang sangat dermawan dan beliau mengetahui bahwa Allah SWT
pasti membalas orang-orang yang dermawan. Barangkali di rumahnya tidak ada hewan lain
selain kambing itu, tetapi karena kedermawanannya, beliau pun menghidangkan kambing itu
untuk tamunya. Nabi Ibrahim memperhatikan sikap tamu-tamunya, namun tak seorang pun di
antara tamunya yang mengulurkan tangan. Nabi Ibrahim mendekatkan makanan itu kepada
mereka sambil berkata: "Mengapa kalian tidak makan?" Nabi Ibrahim kembali ke tempatnya
sambil mencuri pandangan, tapi lagi-lagi mereka masih tidak memakannya. Saat itu Nabi
Ibrahim merasakan ketakutan.
Dalam tradisi kaum Badui diyakini bahwa tamu yang tidak mau makan hidangan yang disajikan
oleh tuan rumah, maka ini berarti bahwa ia hendak berniat jelek pada tuan rumah. Nabi Ibrahim
kembali berpikir dengan penuh keheranan melihat sikap tamu-tamunya. Nabi Ibrahim kembali
berpikir, bagaimana tamu-tamu itu secara mendadak menemuinya di mana ia tidak melihat
mereka sebelumnya kecuali setelah mereka ada di hadapannya. Mereka tidak memiliki
binatang tunggangan yang mengantarkan mereka. Mereka juga tidak membawa bekal
perjalanan. Wajah-wajah mereka sangat aneh baginya. Mereka adalah para musafir, tetapi
anehnya tidak ada bekas debu perjalanan.
Kemudian Nabi Ibrahim mengajak mereka makan, lalu mereka duduk di atas meja makan tetapi
mereka tidak makan sedikit pun. Bertambahlah ketakutan Nabi Ibrahim.
Beliau mengangkat pandangannya, lalu beliau mendapati istrinya Sarah berdiri di ujung kamar.
Melalui pandangannya yang membisu, Nabi Ibrahim hendak mengatakan bahwa ia merasa
takut terhadap tamu-tamunya, namun wanita itu tidak memahaminya. Nabi Ibrahim berpikir
bahwa tamu-tamunya itu berjumlah tiga orang dan mereka tampak masih muda-muda
sedangkan ia sudah tua. Para malaikat dapat membaca pikiran yang bergolak dalam diri Nabi
Ibrahim. Salah seorang malaikat berkata padanya: "Janganlah engkau takut." Nabi Ibrahim
mengangkat kepalanya dan dengan penuh kejujuran ia berkata: "Aku mengakui bahwa aku
merasa takut. Aku telah mengajak kalian untuk makan dan telah menyambut kalian, tapi kalian
tidak mau memakannya. Apakah kalian mempunyai niat buruk kepadaku?" Salah seorang
malaikat tersenyum dan berkata: "Kita tidak makan wahai Ibrahim, karena kita adalah
malaikatmalaikat Allah SWT dan kami telah diutus kepada kaum Luth."
Mendengar semua itu, istri Nabi Ibrahim tertawa. Ia berdiri mengikuti dialog yang terjadi antara
suaminya dan rnereka. Salah seorang malaikat menoleh kepadanya dan memberinya kabar
gembira tentang kelahiran Ishak. Allah SWT memberimu kabar gembira dengan kelahiran
Ishak. Wanita tua itu dengan penuh keheranan berkata:
"Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang
perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sangat tua pula?" (QS. Hud: 72)
Dan salah seorang malaikat kembali berkata kepadanya:
"Dan sesudah Ishak (lahir pula) Ya'qub." (QS. Hud: 71)
11 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Engkau akan menyaksikan kelahiran cucumu. Bergolaklah berbagai perasaan dalam had Nabi
Ibrahim dan istrinya. Suasana di kamar pun berubah dan hilanglah rasa takut dari Nabi Ibrahim.
Kemudian hatinya dipenuhi dengan kegembiraan. Istrinya yang mandul berdiri dalam keadaan
gemetar, karena berita gembira yang dibawa oleh para malaikat itu cukup menggoncangkan
jiwanya. Ia adalah wanita yang tua dan mandul dan suaminya juga laki-laki tua, maka
bagaimana mungkin, padahal dia adalah wanita tua. Di tengah-tengah berita yang cukup
menggoncangkan tersebut, Nabi Ibrahim bertanya:
"Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku ielah lanjut, maka dengan
cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?" (QS. al-Hijr: 54)
Apakah beliau ingin mendengarkan kabar gembira untuk kedua kalinya, ataukah ia ingin agar
hatinya menjadi tenang dan mendengar kedua kalinya karunia dari Allah SWT padanya"
Ataukah Nabi Ibrahim ingin menampakkan kegembiraannya kedua kalinya" Para malaikat
menegaskan padanya bahwa mereka membawa berita gembira yang penuh dengan
kebenaran. "Mereka menjawab: 'Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka
janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.'" (QS. al-Hijr: 55)
"Ibrahim berkata: 'Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orangorang
yang sesat.'" (QS. al-Hijr: 56)
Para malaikat tidak memahami perasaan kemanusiaannya, maka mereka melarangnya agar
jangan sampai berputus asa. Nabi Ibrahim memahamkan mereka bahwa ia tidak berputus asa
tetapi yang ditampakkannya hanya sekadar kegembiraan. Kemudian istri Nabi Ibrahim turut
bergabung dalam pembicaraan bersama mereka. la bertanya dengan penuh keheranan:
"Apakah aku akan melahirkan sementara aku adalah wanita yang sudah tua. Sungguh hal ini
sangat mengherankan." Para malaikat menjawab:
"Para malaikat itu berkata: 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah" (Itu adalah)
rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahhan atas kamu, hai Ahlulbait! Sesungguhnya Allah
Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.'" (QS. Hud: 73)
Berita gembira itu bukan sesuatu yang sederhana dalam kehidupan Nabi Ibrahim dan istrinya.
Nabi Ibrahim tidak mempuyai anak kecuali Ismail di mana ia meninggalkannya di tempat yang
jauh, di Jazirah Arab. Istrinya Sarah selama puluhan tahun bersamanya dan tidak memberinya
anak. Ia sendiri yang menikahkan Nabi Ibrahim dengan pembantunya, Hajar. Maka dari Hajar
lahirlah Ismail, sedangkan Sarah tidak memiliki anak. Oleh karena itu, Sarah memiliki kerinduan
besar terhadap anak. Para malaikat berkata padanya: "Sesungguhnya itu terjadi dengan kehendak Allah SWT.
Demikianlah yang diinginkan-Nya kepadanya dan pada suaminya." Kemudian saat ia berusia
senja, ia mendapatkan kabar gembira di mana ia akan melahirkan seorang anak, bukan anak
biasa tetapi seorang anak yang cerdas. Bukan ini saja, para malaikat juga menyampaikan
kepadanya bahwa anaknya akan mempunyai anak (cucunya) dan ia pun akan
menyaksikannya. Wanita itu telah bersabar cukup lama kemudian ia memasuki usia senja dan
lupa. Lalu datanglah balasan Allah SWT dengan tiba-tiba yang menghapus semua ini. Air
matanya berlinang saat ia berdiri karena saking gembiranya. Sementara itu Nabi Ibrahim as
merasakan suatu perasaan yang mengherankan. Hatinya dipenuhi dengan kasih sayang dan
kedekatan. Nabi Ibrahim mengetahui bahwa ia sekarang berada di hadapan suatu nikmat yang
ia tidak mengetahui bagaimana harus mensyukurinya.
Nabi Ibrahim segera bersujud. Saat itu anaknya Ismail ada di sana namun ia jauh darinya
sehingga tidak melihatnya. Ismail ada di sana atas perintah Allah SWT di mana Dia
memerintahkannya untuk membawa anaknya bersama ibunya dan meninggalkan mereka di
suatu lembah yang tidak memiliki tanaman dan air. Demikianlah perintah tersebut tanpa ada
keterangan yang lain. Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut dengan tulus, dan beliau
12 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hanya berdakwah dan menyembah Allah SWT. Allah SWT memberinya kabar gembira saat
beliau menginjak usia tua dengan kelahiran Ishak dari istrinya Sarah, dan setelah kelahirannya
disusul dengan kelahiran Yakub. Nabi Ibrahim bangun dari sujudnya lalu pandangannya tertuju
pada makanan. Ia merasa tidak rnarnpu lagi melanjutkan makan karena saking gembiranya. Ia
memerintahkan pembantunya untuk mengangkat makanan, lalu beliau menoleh kepada para
malaikat. Hilanglah rasa takut Nabi Ibrahim dan keresahannya menjadi tenang. Nabi Ibrahim
mengetahui bahwa mereka diutus pada kaum Luth sedangkan Luth adalah anak saudaranya
yang tinggal bersamanya di tempat kelahirannya.
Nabi Ibrahim mengetahui maksud pengutusan para malaikat pada Luth dan kaumnya. Ini berarti
akan terjadi suatu hukuman yang mengerikan. Karakter Nabi Ibrahim yang penyayang dan
lembut menjadikannya tidak mampu menahan kehancuran suatu kaum. Barangkali kaum Luth
akan bertaubat dan masuk Islam serta menaati perintah rasul mereka. Nabi Ibrahim mulai
mendebat para malaikat tentang kaum Luth. Nabi Ibrahim berbicara kepada mereka, bahwa
boleh jadi mereka akan beriman dan keluar dari jalan penyimpangan. Namun para malaikat
memahamkannya bahwa kaum Luth adalah orang-orang yang jahat, dan bahwa tugas mereka
adalah mengirim batu-batuan yang panas dari sisi Tuhan bagi orang-orang yang melampaui
batas. Setelah para malaikat menutup pintu dialog itu, Nabi Ibrahim kembali berbicara kepada mereka
tentang orang-orang mukmin dari kaum Luth. Ia bertanya kepada mereka: "Apakah kalian akan
menghancurkan suatu desa yang di dalamnya terdapat tiga ratus orang mukmin?" Para
malaikat menjawab: "Tidak." Nabi Ibrahim mulai mengurangi jumlah orang-orang mukmin dan ia
bertanya lagi kepada mereka: "Apakah desa itu akan dihancurkan sementara masih ada
sejumlah orang-orang mukmin ini." Para malaikat menjawab: "Kami lebih mengetahui orangorang
yang ada di dalamnya." Kemudian mereka memahamkannya bahwa perkara tersebut
telah ditetapkan dan bahwa kehendak Allah SWT telah diputuskan untuk menghancurkan kaum
Luth. Para malaikat memberi pengertian kepada Nabi Ibrahim agar beliau tidak terlibat lebih
jauh dalam dialog itu karena Allah SWT telah memutuskan perintah-Nya untuk mendatangkan
azab yang tidak dapat ditolak, suatu azab yang tidak dapat dihindari dengan pertanyaan Nabi
Ibrahim. Namun pertanyaan Nabi Ibrahim itu berangkat dari seorang Nabi yang sangat
penyayang dan penyantun. Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya utusan-utusan kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: 'Salamun' (Selamatlah), maka tidak
lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka,
dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: 'Janganlah kamu takut, sesungguhnya
kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth. Dan istrinya berdiri (di balik
Kisah Para Nabiallah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tirai) lalu dia tersenyum. Maka kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran)
Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya) Yakub. Istrinya berkata: 'Sungguh mengherankan,
apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini
suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula" Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang
sangat aneh.' Para malaikat itu berkata: 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah"
(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait!
Sesungguhnya Allah Maha Pemurah lagi Maha Terpuji.' Maka tatkala rasa takut itu hilang dari
Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan
(malaikatmalaikat) Kami tentang kaum Luth. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang
penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. Hai Ibrahim, tinggalkanlah soaljawab
ini sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan
didatangi azab yang tidak dapat ditolak." (QS. Hud: 69-76)
Pernyataan malaikat itu sebagai syarat untuk mengakhiri perdebatan itu. Ibrahim pun terdiam.
13 13. Pendekar Sakti Dari Lembah Liar Liu Can Yang m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Marilah kita tinggalkan Nabi Ibrahim dan kita beralih pada Nabi Luth dan kaumnya.
[1] Terdapat perbedaan pendapat dalam menafsirkan kata "ab" dalam kisah Nabi Ibrahim as
dalam al-Quran. Sebagian mengartikannya dengan arti lahiriahnya, yaitu ayah. Tapi, kelompok
yang lain berasumsi bahwa yang dimaksud dengan kata tersebut adalah paman. (Peng.)
KISAH NABI LUTH Allah SWT berfirman: "Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka Luth, berkata kepada
mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan
Lentera Kematian 3 Pendekar Hina Kelana 13 Siluman Harimau Kumbang Sang Ratu Tawon 2