Pencarian

Dingdong Matilah Kau 2

Goosebumps - Dingdong Matilah Kau Bagian 2


kembali ke lab-nya. Kau harus kabur sebelum kau dikejar-kejar lagi.
Tapi ternyata tidak terjadi apa- apa.
Sekali lagi kau menekan kedua tombol, dan sekali lagi tidak ada hasilnya.
Oh, gawat. Apa yang harus kaulakukan sekarang"
Kau menoleh dan melihat tanda panah bertulisan TELETIME.
Mungkin ada hubungan dengan perjalanan waktu.
Mungkin ada cara lain untuk kembali ke masa sekarang.
__________________________________________
Masukilah Teletime di HALAMAN 81.
Segera kau menjauhi bunga mengerikan itu, tapi dari batangnya tumbuh sulur-sulur
yang segera mulai mengejarmu.
Di balik tumbuhan itu terdapat tanda bertulisan PINTU KELUAR.
Apakah kau bisa melewati tumbuhan tersebut dan kabur"
Kau memandang berkeliling dan melihat rak yang penuh peralatan untuk berkebun.
Di antaranya ada garukan yang kelihatannya cukup tajam. Mungkin lebih baik
garukan itu kauambil untuk dipakai sebagai senjata.
Cepat! Kau harus mengambil keputusan!
Apakah kau akan mengambil garukan dulu"
Atau langsung berlari ke pintu keluar"
__________________________________________
Untuk mengambil garukan, bukalah HALAMAN 123.
Kalau kau mau langsung kabur, bukalah HALAMAN 43.
"Aku sudah siap untuk menjelajahi waktu!" kau berseru kepada Dr. Peebles.
"Bagus," ujar pria berambut putih itu.
Ia menekan beberapa tombol pada komputernya, yang langsung mulai mendengung-
dengung. Bingkai di antara jam dan komputer mulai memancarkan cahaya.
"Kronoport sudah hampir siap," si ilmuwan berkata sambil menunjuk bingkai itu.
"Aku tinggal menyetel beberapa..." Tapi sebelum ia sempat menyelesaikan
kalimatnya, kau mendengar suara langkah berdebam-debam. Kau menoleh dan melihat
Denny berlari ke arahmu. "Denny!" kau berseru. Adikmu bergegas menuju ke Kronoport. "Jangan masuk ke
situ!" "Sejak kapan kau jadi bos di sini!" seru Denny. Tanpa berkata apa- apa lagi ia
berlari melewati bingkai yang berpendar. Kau mendengar bunyi pop, dan tahu- tahu
adikmu sudah lenyap. "Oh, gawat!" Dr. Peebles berseru. "Dia masuk terlalu cepat. Aku belum selesai
menyetel alatnya! Dia akan terperangkap di zaman antah berantah kalau kau tidak
bisa membawanya kembali dalam waktu dua jam!"
__________________________________________
Bergegaslah ke HALAMAN 47.
Kau menarik tanganmu dari cengkeraman si singa, meraih tangan Denny dan menekan
tombol-tombol kronometer untuk meloloskan diri. Tapi tidak terjadi apa-apa.
"Ada apa ini?" Denny merengek sambil menarik-narik tangannya.
"Aku juga tidak tahu," kau menjawab dengan ketus.
Kau melepaskan tangan Denny dan mengamati kronometer. Sepertinya tidak ada yang
rusak. Tapi kenapa alat itu tidak bekerja"
Si singa mengaum keras-keras.
Kau menggoyang-goyang kronometer. Berulang kali kau menekan tombol-tombolnya.
Tubuhmu mulai kesemutan. Akhirnya! kau berkata dalam hati. Kau memejamkan mata
rapat-rapat. Seluruh tubuhmu serasa dialiri listrik. Kau membuka mata.
Aduh! Ternyata kau tidak kembali ke lab Dr. Peebles. Kau masih di dalam puri. Di
hadapanmu berdiri pintu bertulisan KE RUANG TAKHTA RAJA RUTHBERT.
Si singa sudah lenyap. Tapi di mana Denny"
Lalu kau ingat-kau tidak menggenggam tangannya tadi. Berarti adikmu hilang lagi!
Padahal waktu semakin sedikit!
__________________________________________
Untuk mencari Denny lagi, bukalah HALAMAN 83.
Dengan kalang kabut kau menekan tombol yang satu lagi, tombol untuk kembali ke
masa lalu. Si robot meluncur ke sampingmu. Ia merebut kronometer yang kaupegang. "Dilarang
bermain-main selama jam pelajaran!" ia berseru. "Sekarang jawab pertanyaannya."
Bagaimana kau bisa menjawab" Apa sih quallicork dan adjubibble itu"
Kau tidak tahu apa-apa tentang kedua hal itu. Dan kau juga tidak punya waktu
untuk mencari tahu. Sayang sekali-kelihatannya jawaban kali ini adalah:
WAKTUMU SUDAH HABIS Kau mengikuti tanda berwarna ungu, dan bergegas ke Ruang Mesin. Ruangan itu
dipenuhi berbagai mesin dan layar monitor. Di tengah-tengah terdapat panel
kontrol dengan deretan lampu berkedap-kedip. Di samping panel kontrol terdapat
bilik plastik tembus pandang, kira-kira sebesar mobil, dengan tulisan ANTIGRAV.
Di dalam bilik itu ada sosok kecil yang melayang-layang dan berputar-putar di
udara. Ternyata Denny! Serta-merta kau membuka pintu.
"Denny!" kau berseru. "Kita harus segera kembali ke masa sekarang!"
"Aku tidak mau," ia merengek.
Kau melangkah ke dalam bilik, tapi kakimu tidak menapak di lantai. Rupanya tidak
ada gravitasi di sini, sehingga kau pun mengambang. Kau berusaha menjangkau
adikmu tapi ia menghindar dengan mudah.
Tahu-tahu kau sudah dalam posisi terbalik. Sebenarnya asyik juga sih melayang-
layang di sini, seandainya kau tidak harus segera kembali ke zaman sekarang.
"Ayolah, Denny!" kau memohon.
"Sejak kapan kau jadi bos di sini?" ia menyahut sambil nyengir.
Kau kembali berusaha meraihnya,
dan meleset lagi. Kemudian kau melirik ke luar-dan melihat robot penjaga yang
tengah membidikkan senapan laser ke arahmu.
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 115. Sedetik kemudian kau sudah berada di lab di Museum Sejarah Ilmu Alam.
"Selamat datang kembali." Dr. Peebles tampak lega ketika melihat kau dan Denny.
"Bagaimana perjalanan kalian?" ,
"Seru," kau menyahut.
"Membosankan," Denny mengeluh.
Ia menonjok lenganmu. "Aku lapar!" Kau menatap adikmu dengan kesal. Kalau bukan
karena dirimu, ia akan lenyap untuk selama-lamanya. Kau teringat segala bahaya
yang kau tempuh untuk menyelamatkannya.
Dan untuk sesaat kau menyesal kau telah membawanya pulang.
TAMAT Teriakan-teriakan itu memantul- mantul dari dinding yang gelap. Sebenarnya kau
ingin ambil langkah seribu saja. Tapi kau kan harus mencari adikmu.
"Denny?" kau memanggil. Kau meraba-raba dinding untuk mencari jalan. Cahaya
redup muncul di depan, dan tak lama kemudian kau sudah berada di ruangan
berbentuk bundar. Kau melihat tiga buah pintu.
Pintu yang satu baru saja kaulewati.
Kedua pintu lainnya bertulisan KE RUANG TAKHTA RAJA RUTHBERT dan KE SARANG.
Kau teringat ucapan si ksatria, "Waspadalah terhadap Sarang."
Sarang inikah yang dimaksudnya"
Bagaimana dengan Ruang Takhta"
Mengingat kau berada di puri yang menyeramkan, bukan tidak mungkin ruang itu pun
menyimpan bahaya. Jadi, pintu manakah yang akan kaupilih"
__________________________________________
Masuki Ruang Takhta di HALAMAN 83.
Masuki Sarang di HALAMAN 57.
Di depanmu berjalan keluarga yang sangat kaukenal: ayah, ibu, dan dua anak.
Bagaimana mungkin kau tidak mengenal mereka" Mereka adalah keluargamu.
Kau memperhatikan Mom, Dad, Denny, dan kau sendiri berjalan menyusuri trotoar.
Orangtuamu sedang mengobrol, sedangkan kau dan Denny kelihatannya lagi
bertengkar-seperti biasa. Denny menonjok lenganmu, dan kau langsung membalasnya.
Melihat dirimu sendiri rasanya aneh sekali. Kau jadi dua orang di tempat yang
sama! Apa jadinya kalau kau menyapa dirimu yang satu lagi itu" Kau belum tahu apa yang
harus kaulakukan ketika keluargamu sampai di pojok jalan. Lampu lalu lintas
menyala merah, dan mereka mulai menyeberang. Sedetik kemudian kau mendengar
jeritan melengking dan bunyi klakson yang sangat nyaring. Kau menoleh. Sebuah
truk berwarna hijau melaju kencang. Truk itu tidak mengurangi kecepatan, dan
terus melaju menuju ke arah keluargamu!
__________________________________________
Cepat! Buka HALAMAN 87. "Yeah, pergi dari sini!" Denny menimpali. Tanpa basa-basi lenganmu dikaratenya.
Ini sudah keterlaluan. Kau segera membalasnya. "Jangan konyol!" kau berkata. "Ayo, ikut aku! Kalau tidak, kau bakal celaka!"
"Sejak kapan kau jadi bos di sini?" seru Denny. Ia bergegas ke perempatan. .
"Stop!" kau kembali berseru. Denny berbalik dan menendang tulang keringmu.
Saking kesalnya, kau memiting kepalanya. "Ayo, minta maaf!" kau membentak.
"Sejak kapan kau jadi bos di sini?" balas Denny dengan sengit.
Kali ini dirimu yang satu lagi tidak tinggal diam. Sementara kau mengepit leher
Denny, dirimu dari masa depan mendorong- dorong dadanya.
"Ayo, minta maaf," kau berkeras sambil mengencangkan otot. "Cepat."
Kali ini kau tidak mempedulikan truk yang melaju ke arah dirimu dan keluargamu.
Kau dan kembaranmu terlalu asyik mengeroyok Denny!
TAMAT Kau memutuskan untuk menyusup lewat saluran udara. Jarmal mengajakmu ke bagian
belakang pembangkit tenaga. Lubang saluran udara berada di dekat permukaan
tanah. Kau menyelipkan kotak merah berisi bahan peledak ke balik baju, lalu masuk ke
lubang itu. Perlahan-lahan kau merayap maju. Salurannya sempit sekali, dan kau nyaris tidak
bisa bergerak. Semakin lama, salurannya malah semakin sempit. Kau maju
sejengkal-lalu mendadak sadar bahwa kau terjepit!
Kau tidak bisa maju maupun mundur. Dan kedua tanganmu terperangkap di sisi
tubuhmu. Kau tidak bisa meraih bahan peledak mau pun kronometer.
Kau baru saja hendak berteriak minta tolong ketika terdengar suara hiruk-piruk
dari luar. Whump! Suara tembakan senapan laser. Rupanya para pemberontak kepergok pasukan robot!
"Manusia kecil itu ada di dalam saluran udara, Komandan!" salah satu robot
berkata. "Saluran udaranya akan kita tutup, supaya dia tidak bisa bernapas!"
Klang! Saluran udara ditutup rapat- rapat.
Rupanya kau berada di pihak yang kalah.
Petualanganmu terpaksa berhenti di sini, soalnya kau kehabisan napas.
TAMAT Kau berlari menyusuri lorong ke daerah Hidroponik.
Wah, kesannya seperti di hutan! Di mana-mana terlihat daun besar berwarna hijau
dan tumbuhan rambat yang menjalar ke segala penjuru. Ke mana pun kau memandang
kau melihat tumbuh-tumbuhan berbentuk aneh. Semuanya ditanam di dalam larutan
berwarna pink yang menggelembung-gelembung.
Sebentar-sebentar kau melirik ke arah pintu. Robot-robot itu bisa muncul kapan
saja. "Denny!" kau memanggil. "Kau di sini?"
Kau melewati daun-daun berbentuk ganjil, bunga-bunga berbau aneh, dan buah-buah
yang besar dan berwarna-warni. Ini benar-benar ajaib.
Jangan-Jangan tanaman ini bermutasi karena pengaruh ruang angkasa.
Lalu kau melihat tanda besar bertulisan BAHAYA.
Lho" Bahaya apa maksudnya"
Di sekelilingmu Cuma ada tumbuh- tumbuhan.
Kemudian kau melihatnya: tumbuhan rambat dengan batang sebesar kaki gajah.
Bunganya besar, dengan daun bunga berkesan tajam.
Kau maju selangkah untuk mengamatinya dari dekat. Tiba- tiba bunga itu melesat
ke arahmu. Hidungmu nyaris tersambar daun bunga yang tiba-tiba menutup.
__________________________________________
Mundurlah ke HALAMAN 70. Kau mengikuti tanda menuju Teletime. Tak lama kemudian kau sudah berada di
ruangan luas yang penuh peralatan elektronis. Di tengah ruangan terdapat panel
besar dengan lusinan monitor TV. Masing-masing monitor memperlihatkan kejadian
dari masa lalu: pasukan Iskandar Agung, penandatangan Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat, pendaratan di bulan.
Sebuah robot berbaju lab putih mengawasi semua monitor. Ia tidak melihatmu.
Barangkali robot itu bisa membantumu kembali ke zamanmu sendiri. Baru saja kau
hendak menyapanya ketika alarm berbunyi.
"PERHATIAN SELURUH AWAK!" sebuah pengeras suara berkumandang. "HARAP WASPADA
KARENA ADA PENYUSUP!"
Si robot ilmuwan berbalik dan melihatmu. Serta-merta ia mencabut pistol laser.
"Siapa kau?" Apa yang harus kaulakukan sekarang"
Menceritakan masalahmu dan minta bantuan robot itu"
Atau lebih baik kau mencoba mengelabuinya"
__________________________________________
Kau meminta bantuan si robot di HALAMAN 125.
Atau cobalah mengelabui robot itu di HALAMAN 99.
"Aku tahu jawabannya," kau berkata kepada si tukang sihir. "Supaya waktu
berjalan mundur, kepala burung itu harus diputar ke belakang."
Si tukang sihir melambaikan tangan. Seketika muncul kilatan cahaya terang
benderang, dan si tukang sihir lenyap. Tempatnya digantikan oleh Denny Kau tidak
menyangka bahwa kau bisa segembira ini karena melihat adikmu.
"Denny!" kau berseru. "Kau sudah kucari ke mana-mana."
"Aku memang sengaja bersembunyi!" sahutnya.
Kau menatap kronometer. Waktu kalian tinggal tiga puluh menit.
"Denny," kau berkata kepada adikmu. "kita harus kembali ke lab Dr. Peebles.
Sekarang Juga!" "Sejak kapan kau jadi bos!" seru Denny. .
"Ayo!" kau mendesak. Kau meraih tangan adikmu, tapi ia segera menariknya.
"Aku tidak mau ikut!" ujarnya dengan ketus. Ia berlari ke tengah kabut dan
menghilang di bagian belakang Sarang.
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 114. Kau melewati pintu bertulisan KE RUANG TAKHTA RAJA RUTHBERT lalu menaiki tangga
batu. Begitu sampai di atas, kau berada di sebuah ruangan yang luas. Belasan permadani
hias tergantung di dinding, di antara jendela-jendela yang sempit melengkung.
Sejumlah wanita bergaun panjang duduk di bangku-bangku kayu. Para ksatria
berdiri dalam posisi siaga. Di ujung ruangan, di alas pelataran, terdapat takhta
kayu. Takhta itu diduduki laki- laki gendut berjanggut yang mengenakan jubah
merah dan mahkota emas. Itu pasti Raja Ruthbert, kau berkata dalam hati. Di sebelahnya, di takhta yang
lebih pendek, duduk seseorang berbadan kecil. Mahkotanya kebesaran dan selalu
merosot ke wajahnya. Salah satu ksatria mencabut pedang dan menempelkannya ke lehermu. "Mau apa kau
di sini, orang asing?" tanya ksatria itu.
"Aku pengelana dari masa depan," kau segera menjelaskan. "Aku mencari adikku.
Dia berambut merah dan..."
"Diam!" si ksatria membentak. "Jangan bohong! Kau mata-mata yang dikirim Raja Henry, kan!"
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 23. Kau hendak meraih senjata, tapi kemudian kau melihat pohon apel yang tumbuh di
samping selokan. Dan tiba-tiba kau mendapat ide- kau yakin kau bisa memberi
pelajaran kepada si ksatria.
"Aku memilih tongkat," kau berkata kepadanya. "Tapi kita berduel menurut
aturanku." "Baiklah, orang asing," ujar si ksatria setuju. Ia menyerahkan tongkat padamu.
"Kaulihat pohon apel itu?" kau bertanya. "Petiklah sebuah apel dan lemparkan
padaku. Aku akan memukulnya dengan tongkat ini. Setelah itu aku yang melempar
apel dan kau yang memukul. Siapa yang bisa memukul paling jauh, dia yang
menang."

Goosebumps - Dingdong Matilah Kau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tantangan ini sungguh aneh," gumam si ksatria. "Tapi aku terima."
Tahun lalu kau menjadi pemukul terbaik di tim bisbolmu. Kau berharap
pengalamanmu akan bermanfaat sekarang.
Sanggupkah kau mengalahkan si ksatria"
Untuk mendapatkan jawabannya, lemparlah dua keping uang.
__________________________________________
Kalau kedua keping memperlihatkan sisi yang sama, gambar atau angka, bukalah
HALAMAN 30. Kalau satu keping memperlihatkan gambar dan satu lagi angka, bukalah HALAMAN
116. Para ksatria menyeretmu ke pelataran di atas kuali berisi minyak mendidih.
Sambil menelan ludah kau menatap cairan hitam yang bergolak hebat. Beberapa
detik lagi kau jadi ayam goreng! Kau berusaha membebaskan tanganmu. Tapi
ikatannya terlalu erat. Sang raja dan Denny naik ke atap untuk menonton.
"Masih ada yang hendak kaukatakan, mata-mata?" sang raja bertanya.
"Ya!" kau menyahut. "Izinkanlah aku membawa Denny... ehm... putra Yang Mulia.
Dia akan celaka kalau tetap di sini!"
"Tidak bisa!" sang raja menghardik. "Laksanakan hukuman!"
"Denny!" kau memohon. "Jangan biarkan dia merebusku! Dengarkan aku! Kau harus
mencegahnya!" __________________________________________
Dengarkan jawaban Denny di HALAMAN 132
Kau harus memperingatkan keluargamu.
"Stop!" kau berseru sambil berlari melintasi jalan. "Kalian harus kembali ke
hotel." Mula-mula mereka tidak menggubrismu. Kemudian ibumu membelalakkan mata.
Pandangannya bolak-balik antara kau dan kembaranmu.
"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan! Mom, dengarkan aku! Ini berbahaya!"
Tapi keluargamu malah bergegas menjauh. Mereka tampak bingung sekali!
"Stop!" kau kembali berseru. "Aku tidak tahu siapa kau, atau kenapa kau meniru
putraku," ayahmu berkata dengan gusar. "Tapi kalau kau terus mengganggu kami,
aku akan panggil polisi!"
"Dengarkan aku!" kau memohon. "Berhentilah! Aku mau menyelamatkan..."
"Aku tidak main-main," ujar ayahmu. "Menyingkirlah, atau kau akan menyesal!"
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 78 Truk itu melaju semakin kencang ketika mendekati perempatan. Keluargamu tidak
mungkin menghindar. Sebentar lagi mereka akan gepeng seperti martabak, dan kau
tidak bisa berbuat apa-apa!
Tapi mungkin... Kau meraih kronometer. Mungkin kau bisa mundur ke masa lalu dan
mencegah kecelakaan ini. Apakah sebaiknya kau mundur beberapa menit dan berusaha menghentikan keluargamu"
Ataukah lebih baik kau mundur lebih jauh dan berusaha menghalau truk itu"
__________________________________________
Untuk menghentikan keluargamu,bukalah HALAMAN 31.
Untuk menghalau truk itu, bukalah HALAMAN 34.
Si ksatria menebas tali pengikatmu dengan pedangnya yang tajam. Kau bebas!
Sebelum si ksatria sempat berkata apa-apa, kau sudah berdiri dan menendang
pedangnya sampai terpental dari tangannya.
Untung saja kau sempat ikut latihan karate sewaktu liburan musim panas. Sekali
lagi kau menendang si ksatria. Tapi kali ini kau kehilangan keseimbangan. Kau
mengulurkan tangan dan menyambar Denny. Kalian berdua terjatuh, dan tanpa
sengaja salah satu tombol kronometer tertekan.
Kau tergeletak di tanah. Kepalamu pening. Dan kemudian kau mendengar orang-orang
bersorak-sorai. "Hidup Raja! Hidup Raja!"
Kau memandang berkeliling dan memekik tertahan. Kau berada di negeri asing. Dan
ratusan orang bersorak-sorai sambil membungkuk. Ternyata kaulah yang dielu-
elukan! Kau jadi raja! Kau bangkit dan memberikan perintah pertama.
"Singkirkan anak budak ini," kau berkata sambil menunjuk Denny. "Mulai sekarang
aku yang jadi bos." TAMAT Kau mengikuti si robot ke gedung besar berdinding kaca. Robot itu membawamu ke
ruang sidang. Sesosok robot berkilau dengan pakaian serba hitam duduk di balik
meja besar. Pasti dia hakimnya, kau berkata dalam hati.
"Kau dituduh berkeliaran di jalan, Manusia" ujar si hakim. "Kau mengaku
bersalah?" ' "Aku bersalah, Yang Mulia," kau berkata. "Tapi aku tidak..."
"Diam!" hakim itu menyela. "Jangan mencari alasan. Kau boleh memilih hukumanmu:
bersekolah atau pergi ke kebun binatang."
Sekolah" Kebun binatang" Hukuman macam apa ini"
Kalau mau tahu, tetapkanlah pilihanmu sekarang.
__________________________________________
Kalau kau memilih sekolah, bukalah HALAMAN 9.
Kalau kau lebih suka pergi ke kebun binatang bukalah HALAMAN 55.
"Ada anak laki-laki berambut merah yang sedang berkunjung ke stasiun ruang
angkasa ini," kau memberitahu si robot. "Apakah mesin-mesinmu bisa
menemukannya?" "Tentu saja," jawab si robot. Langsung saja ia memutar sejumlah kenop. Wajah
Denny muncul di layar monitor. Ia meringkuk di bawah meja tempat meletakkan
komputer besar. Kau mengamati adikmu, dan menyadari bahwa meja itu berada di
ruangan ini! "Denny!" kau berseru. Kau bergegas menghampiri meja. Denny masih bersembunyi di
situ. Saking takutnya ia tidak bisa bergerak maupun bicara.
Dengan, gesit kau melewati si robot dan masuk ke bawah meja.
"Jangan!" si robot berseru sambil mengejarmu. Tapi kau sudah meraih tangan
Denny, lalu menekan tombol kronometer sebelah atas dan bawah.
Sesuai petunjuk Dr. Peebles, kedua tombol itu kautekan selama lima detik.
__________________________________________
Pergilah ke HALAMAN 75. Kau menggelinding ke depan kaki si ksatria.
"ADUUUH!" teriaknya ketika kau menabraknya. Ia jatuh ke belakang, dan Denny
terlepas dari tangannya. Denny memekik ketika ia terempas ke atap. Tapi ia langsung bangkit lagi.
"Cepat!" kau berkata kepada adikmu. "Buka tali pengikatku! Kita harus pergi dari
sini!" "Sejak kapan kau jadi bos?" balas Denny.
Tapi kali ini ia menuruti perintahmu.
Si ksatria sudah berdiri lagi. Matanya berapi-api karena marah. "Kalian berdua
akan kuhancurkan!" ia berseru. Kemudian ia melompat maju.
Cepat! Ambil kronometer dan tekan tombolnya-tombol mana saja!
__________________________________________
Lalu bukalah HALAMAN 96. Kau merangkak melewati lubang kecil itu. Titik-titik merah berkilau bagaikan
permata. Beberapa utas tali yang lengket menggelantung dari dinding dan langit-
langit. Dan di ujung masing-masing tali terdapat gumpalan berwarna kelabu.
Kau merangkak maju. Tiba-tiba kau merinding. Tali-tali itu ternyata bagian dari
sarang labah-labah! Dan gumpalan-gumpalan kelabu yang kaulihat rupanya serangga
berukuran raksasa! "Tolong!" sebuah suara berseru.
Kau mengamati sarang labah- labah itu dan melihat satu, gumpalan yang lebih
besar daripada gumpalan lain.
"Tolong!" Rupanya Denny! Tubuhnya terbungkus tali sutra seekor labah-labah raksasa!
__________________________________________
Lekas! Bukalah HALAMAN 39.
Kau mengejar ksatria yang sedang menunggang kuda. Puri itu menjulang tinggi ke
angkasa. Bendera-bendera berkibar di puncak menara-menaranya. Kau membayangkan
bagaimana rasanya tinggal di tempat itu.
Kayaknya asyik juga! kau berkata dalam hati.
Tiba-tiba kau sadar si ksatria telah lenyap. Cepat-cepat kau melintasi jembatan
tarik yang membentang di atas selokan pertahanan yang mengelilingi puri. Suara
langkah kuda memecahkan keheningan.
Ksatria tadi kembali lagi. Dan sekarang ia membawa tombak yang terarah tepat ke
dadamu! "Hei!" kau berseru. "Aku bukan musuh. Aku tamu dari masa depan!"
Tapi ucapanmu dianggap angin lalu saja. Kuda si ksatria semakin dekat. Ujung
tombaknya tampak berkilau-kilau.
Oh-oh. Sepertinya ia tidak main- main.
Sanggupkah kau menghadapinya"
Atau lebih baik kau terjun ke selokan, biarpun kau bukan jago renang"
__________________________________________
Hadapi si ksatria di HALAMAN 22.
Lompatlah ke selokan di HALAMAN 108.
Terburu-buru kau melepaskan kronometer dan memasukkannya ke lubang kunci.
"RRRRAAAOOORRRRGGGHHH!" si naga meraung. Asap dan semburan api memenuhi ruangan.
Wanita itu memekik ketakutan. Kau memutar kronometer yang sudah menancap.
Di luar dugaan, gemboknya terbuka. Wanita itu segera melepaskan rantai
pengikatnya, lalu meraih tanganmu.
"Lewat sini!" serunya. "Supaya si naga tidak bisa mengikuti kita!"
Ia mengajakmu melewati pintu kecil dan langsung membantingnya. Si naga meraung-
raung dengan gusar. Terima kasih, kau telah menyelamatkanku," ujar wanita itu. "Bagaimana aku bisa
membalas kebaikanmu?"
Kau menjelaskan bahwa kau sedang mencari adikmu. "Dia berambut merah," kau
berkata, lalu menyebutkan ciri-ciri Denny.
Wanita itu mengangguk. "Aku melihat anak laki-laki seperti dia di Ruang Takhta."
Ia menunjuk pintu bertulisan KE RUANG TAKHTA RAJA RUTHBERT.
Kau menatap kronometer! Waktumu tinggal sedikit! Kau hanya punya setengah jam
untuk mencari Denny dan kembali ke masa sekarang.
"Semoga berhasil." Wanita itu tersenyum. "Dan, sekali lagi terima kasih."
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 83. Kau menarik tanganmu dari cengkeraman si singa.
Di luar dugaan, kau dilepaskan begitu saja. Tapi ketika kau hendak menekan
tombol kronorneter, si singa menerjang adikmu, dan kalian berdua terjatuh.
Kronometer terlepas dari tanganmu.
Secara bersamaan terdengar bunyi pop! Denny mendadak lenyap. Dan sedetik
kemudian si singa juga menghilang!
Kau memandang berkeliling, tapi baik adikmu maupun makhluk buas itu tidak
kelihatan. Sementara itu kronometermu tergeletak di lantai dalam keadaan remuk.
Aduh, gawat! Mungkin si tukang sihir bisa menolongmu. Kau kembali menyusuri
lorong sambil berusaha mencari sarang tukang sihir.
Akhirnya kau menemukan pintu bertulisan SARANG TUKANG SIHIR.
__________________________________________
Temui si tukang sihir di HALAMAN 19
Kau menekan tombol di bawah jari tengahmu, dan seketika kau seperti kesemutan.
Ketika perasaan aneh itu mereda, kau berdiri di dekat pohon-pohon kecil. Di
kejauhan tampak sejumlah dinosaurus berleher panjang yang sedang makan tumbuh-
tumbuhan. Dinosaurus! Astaga! Seberapa jauh kau mundur ke masa lalu"
Kau tidak sempat memikirkannya, sebab Denny sudah berkata, "Coba lihat batu-batu
aneh ini!" Denny berdiri di samping enam batu bulat yang bertotol-totol.
Tiba-tiba kau sadar itu bukan batu. Itu telur. Telur dinosaurus!
Kemudian kau mendengar suara mengetuk-ngetuk. Salah satu telur mulai retak.
"Wow!" kau berseru. "Kayaknya telur ini sudah mau menetas!"
"Aku bosan di sini," Denny merengek. Direbutnya kronometer dan langsung lari
meninggalkan dirimu. "Denny, kembali!" kau menjerit.
Tapi adikmu terus berlari. Kau terpaksa mengejarnya.
Tapi kalau begitu, kau takkan sempat menyaksikan bagaimana anak dinosaurus
keluar dari telur. Apa yang harus kaulakukan"
__________________________________________
Menyaksikan bagaimana telur itu menetas di HALAMAN 130.
Mengejar Denny di HALAMAN 61.
Kau mendengar bunyi ban berdecit-decit. Truk itu berhenti tepat sebelum
menerjang keluargamu. JE-GER! Sebuah taksi menabrak truk itu dari belakang. Suara klakson bersahut-sahutan.
Beberapa pengemudi turun dari kendaraan masing-masing. Bau busuk yang menyengat
memenuhi udara. Ada apa ini" Kau melompat turun dari truk dan bergegas ke belakang.
Untung saja si pengemudi taksi tidak mengalami cedera, tapi pintu belakang truk
penyok ke dalam. Ikan-ikan mati yang licin berhamburan ke jalanan.
Idih! Kau meraih kronometer dan menekan tombol.
Sebenarnya kau tidak tega meninggalkan Denny di masa depan, tapi bagaimana lagi"
Adikmu itu memang tidak bisa diatur!
TAMAT Pesawat ulang-alik itu akhirnya merapat di sebuah stasiun ruang angkasa yang
besar. Pintunya membuka. Kau segera turun dan masuk ke koridor. Robot dan manusia berseliweran di dalam
stasiun ruang angkasa itu.
Denny mungkin berada di sini - tapi di mana"
Sepasang robot dengan lencana petugas keamanan menatapmu tanpa berkedip.
Ternyata semua manusia lainnya mengenakan baju seragam berwarna kuning terang.
Sebaiknya kau cepat- cepat mencari baju seragam seperti itu, sebelum kau
mendapat masalah. Tepat di depanmu ada pintu bertulisan GUDANG.
Di dalamnya berdiri rak dengan setumpuk baju seragam yang baru selesai dicuci
dan disetrika. __________________________________________
Kenakanlah baju seragam, lalu bukalah HALAMAN 24.
Kau yakin kau sanggup mengelabui si robot. Bagaimanapun juga, kau manusia dan
robot itu kan cuma mesin.
"Tolong jangan tembak aku," kau mengiba. "Aku tamu dari masa lampau. Aku kemari
untuk mencari adikku."
Si robot tampak ragu-ragu. Tampaknya ia sedang mempertimbangkan ucapannya. Tapi
kemudian kembali menodongkan senapan laser.
"Aku bisa membuktikannya seandainya kalian punya teknologi yang lebih canggih,"
kau menambahkan. Mata elektronis si robot tampak menyala-nyala karena gusar.
"Teknologi kami sudah sempurna," sahutnya sengit.
"Apa boleh buat." Kau menghela napas. "Aku yakin kau pasti tidak bisa menemukan
zaman dari mana aku berasal."
Si robot menghampirimu. "Zaman dari mana kau berasal?" ujarnya. "Itu mudah."
Kau memberitahukan tanggal dan jam keberangkatanmu kepada si robot. Si robot
menyetel sejumlah kenop. Tiba-tiba saja gambar laboratorium Dr. Peebles sudah muncul di monitor utama
yang besar. __________________________________________
Perhatikanlah apa yang terjadi di HALAMAN 129.
Kau harus meloloskan diri dari kejaran tyrannosaurus yang garang itu. Kau meraih
tangan Denny dan lari menyelinap di antara pohon-pohon. Si dinosaurus
mengejarmu, tapi badannya terlalu besar sehingga ia sulit menyusul kalian.
Kau dan Denny berlari zig-zag. Akhirnya kalian bersembunyi di balik pohon besar
dengan napas terengah-engah.
Si tyrannosaurus terlihat di kejauhan. Makhluk raksasa itu memandang ke segala
arah, meraung dengan kesal dan pergi.
"Hebat!" seru Denny.
Kau ber-high five dengan adikmu. Sekarang kau tinggal kembali ke rawa-rawa untuk
mencari kronometer. Tapi di mana rawa-rawa itu"
Kau kehilangan arah karena berlari zig-zag tadi. Untung saja Denny masih ingat
jalan ke sana. Kalian menembus hutan dan akhirnya sampai di daerah rawa. Kau dan Denny bergegas
ke arah pasir isap. Dalam hati kau bertanya-tanya berapa banyak waktu yang masih


Goosebumps - Dingdong Matilah Kau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersisa sebelum Denny lenyap untuk selama-lamanya.
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 12. Kau memutuskan untuk menuju ke kota masa depan itu. Kau dikelilingi gedung-
gedung yang terbuat dari kaca dan logam mengilap. Mobil-mobil tanpa sayap
beterbangan di atas kepalamu. Semua jalan tampak lengang dan bersih. Tak ada
sampah yang berserakan, biarpun cuma secarik kertas pembungkus permen karet.
Baru saja kau hendak mencari Denny ketika pundakmu dicengkeram tangan sedingin
es. "Manusia?" sebuah suara berkata dengan nada datar. "Kau ditangkap!"
Serta-merta kau berbalik. Yang mencengkeram pundakmu ternyata robot mengilap
dengan lencana polisi di dada. Wajah robot itu tanpa ekspresi, dan ia memegang
sesuatu yang tampak seperti senapan laser.
Pantas saja semuanya begitu bersih dan tenang, kau berkata dalam hati. Kota ini
diatur oleh mesin-mesin! "Apa kau tidak tahu manusia dilarang berkeliaran di jalan?" tanya si robot.
"Aku dari... tempat lain," kau menjawab cepat-cepat.
"Aku tidak tahu peraturan yang berlaku di sini. Aku minta maaf kalau aku berbuat
salah." "Itu urusan hakim," balas si robot. "Ayo, ikut aku."
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 89. "Coba lihat yang ini!" ujar sebuah robot kecil. Ia membaca keterangan di bagian
depan medan gaya. "Ini peragaan 'Manusia Pemalas'," katanya. Kemudian ia kembali mengeluarkan
suara aneh. "Jangan tertawakan manusia. Itu tidak baik," salah satu robot yang lebih besar
menegurnya. "Tapi, Mommy," si kecil menyahut. "Tampangnya aneh sekali. Hai, Manusia! Kau mau
ini?" ia melambaikan. Ia memasukkan sesuatu lewat medan gaya.
Kau membungkuk dan memungut sebuah permen. "Hei!" seru si kecil. "Permennya
diambil! Dan dimakan!"
Robot cilik itu kembali memasukkan permen.
Tiba-tiba kau sadar bahwa kau akan selama-lamanya berada di sini. Tapi jangan
terlalu sedih. Paling tidak kau akan mendapat banyak permen kalau kau dikunjungi
robot kecil. TAMAT "Ketiga benda ajaib itu adalah pin, pipa, dan kentang," kau menjawab.
"SALAH!" gurumu berseru dengan suara menggelegar. "Kau tahu hukumannya untuk
jawaban yang salah! Ayo, maju!"
Kau menuju framrnilizer. Perlahan-lahan kau berusaha meraih kronometer di
lehermu. Tapi sebelum kau sempat menekan tombol apa pun, si robot sudah
merebutnya dengan tangan magnetnya.
"Dilarang membawa mainan!" kata si robot. "Ayo, masuk frammilizer!"
Kau tak bisa berbuat apa-apa. Dengan lesu kau memasuki peti logam yang aneh itu.
Kau telah gagal total. Kau gagal menemukan Denny, dan kau tidak bisa menjawab pertanyaan sang guru.
Tapi di pihak lain, kau akan menjadi orang pertama di antara teman-temanmu yang
mencoba framrnilizer. TAMAT "Permisi," kau berkata sambil menghampiri si sopir truk. "Petugas pemberangkatan
bertanya apakah saya boleh ikut truk Anda. Paman saya pemilik toko yang memesan
barang yang akan Anda antar, dan saya mau menumpang ke tokonya."
"Boleh saja," sahut si sopir. "Kenapa tidak?"
Kau mengikutinya ke truk hijau. Ia membuka pintu boks. Di dalamnya bertumpuk-
tumpuk peti berisi ikan segar. Ikan-ikan itu menatapmu dengan pandangan dingin
dan kosong. "Masuklah," ujar si pengemudi. "Ke situ" T-tapi...," kau tergagap-gagap. "Di
depan sudah penuh," ia menyela. "Kau mau ikut atau tidak?"
"Ehm...." Sebenarnya kau harus duduk di depan. Tapi akhirnya kau menurut dan
masuk ke dalam boks. Suasana langsung gelap ketika si sopir menutup pintu.
Uh, baunya minta ampun. Dan sebentar- sebentar kau menyenggol badan ikan yang
dingin dan bersisik. Idih! __________________________________________
Tutuplah hidungmu dan buka HALAMAN 27.
Truk itu meluncur kencang ke arah keluargamu. Si sopir sama sekali tidak
bereaksi. Malah tampaknya ia pingsan!
Kau melepaskan sabuk pengaman. Kau harus melakukan sesuatu! Inilah kesempatan
yang kautunggu-tunggu. Untuk inilah kau kembali ke masa lalu.
Tapi kau tidak menyangka mengemudi truk ternyata begitu sulit.
Barangkali truk itu bisa kaubelokkan ke jalan.
Atau mungkin lebih baik kau mencoba menginjak rem saja"
Cepat, kau harus mengambil keputusan!
__________________________________________
Membelokkan truk" Bukalah HALAMAN 13.
Menginjak rem" Bukalah HALAMAN 67.
Kau menahan napas dan bersiap-siap merasakan panas minyak mendidih di dalam
kuali raksasa itu. Kau menyilangkan tangan di dada, tanpa sengaja salah satu
tombol kronometer tertekan!
Tubuhmu seperti kesemutan. Kau memejamkan mata. Dan kemudian kau terempas. Tapi
bukan dalam minyak mendidih!
Kau berkedip-kedip, lalu memandang berkeliling. Kau berada di sebuah ruangan.
Ruang lab Dr. Peebles. Kau berhasil kembali ke masa sekarang!
"Selamat datang, penjelajah waktu!" Dr. Peebles menyambutmu. "Bagaimana
perjalananmu?" Kau sudah mau menjawab, tapi tiba-tiba kau teringat pada Denny.
Astaga, Denny tertinggal di masa lalu! "Aku harus menyelamatkan adikku...," kau
hendak berkata. Tapi kemudian kau teringat kuali berisi minyak. Minyak mendidih.
Denny diam saja waktu aku mau digoreng! kau berkata dalam hati. Dia sama sekali
tidak berusaha menolong. "Lancar!" kau menjawab pertanyaan Dr. Peebles. "Semuanya berjalan lancar."
Kemudian kau keluar dari lab dan mulai mencari orangtuamu. Tentu saja kau harus
menjelaskan kenapa anak bungsu mereka kini bernama Ruthelford dan hidup di abad
pertengahan! TAMAT Ya! Pintu belakang truk terbuka. Kau melihat Abe. Ia membelalakkan mata melihat
tikus-tikus yang lari belingsatan di tempat bongkar-muat.
"Hei!" kau mendengar Abe memanggil sopir truk hijau. "Coba kemari dan bantu kami
membereskan ini." Selamat. Para sopir truk begitu sibuk mengejar-ngejar tikus, sehingga truk hijau
baru tiba di perempatan setelah keluargamu menyeberang.
Kau berhasil. Kau pahlawan. Kau menyelamatkan keluargamu. Dan kau juga
menyelamatkan nyawa dua ribu tikus putih.
TAMAT Kau memilih terjun ke selokan.
BYUUUR! Airnya dingin-tapi paling tidak kau berhasil lolos dad ksatria bertampang garang
itu. Kemudian kau mendengarnya- bunyi kertak-kertuk.
Ternyata ada buaya yang sedang mengertakkan rahang. Buaya itu berada persis di
depanmu! Dan tampaknya makhluk itu lapar berat!
Kau berbalik dan berenang ke arah berlawanan. Masalahnya, kau bukan jago renang.
Sementara buaya itu semakin dekat.
Tiba-tiba seekor buaya lain muncul di depanmu. Lalu satu lagi.
Dan satu lagi. Kau dikepung buaya-buaya hijau yang kelaparan!
Kau meraih kronometer. Tapi sebelum kau sempat menekan tombolnya, alat itu sudah
direbut oleh buaya yang paling dekat. Dan langsung ditelan!
Sayang sekali. Bagi buaya kronometer itu cuma hidangan pembangkit selera.
Hidangan utama akan segera menyusul yaitu kau!
TAMAT Kau mendengarkan penjelasan Jarmal tentang pemberontakan. ' "Mula-mula semua
robot diciptakan untuk melayani manusia. Tapi kemampuan mereka semakin
bertambah. Dan akhirnya, mereka merebut kekuasaan.
"Dan sekarang kaum manusia memutuskan untuk melawan?" kau bertanya.
"Persis," jawab Jarmal. "Pertempurannya akan dimulai setiap saat sekarang.
Kita..." BOOOM! Ucapannya terputus oleh ledakan yang memekakkan telinga.
__________________________________________
Pertempurannya dimulai di HALAMAN 10.
Kau meraih tangan Denny dan menarik dengan sekuat tenaga. Tapi Denny tidak
bergerak sedikit pun! Kau menarik sekali lagi. Kali ini adikmu panik. Tangannya menyambar-nyambar ke
arahmu. Kronometer terlepas dari lehermu dan jatuh ke lumpur.
Si tyrannosaurus berhasil mengejarmu. Kau bisa melihat giginya yang tajam dan
runcing, dan mencium napasnya yang berbau busuk.
Makhluk raksasa itu meraung, dan semua pohon di sekelilingmu ikut terguncang.
Sekali lagi kau menarik Denny. Kau mendengar bunyi plop! Denny terlepas dari
pasir isap. Tapi si tyrannosaurus sudah siap menyerang. Ia membuka mulut lebar-lebar dan
berusaha menjangkaumu dengan cakarnya yang mengerikan.
Kalang kabut kau mencari kronometer. Kau harus kembali ke masa sekarang. Tapi
alat itu tidak kelihatan karena terbenam lumpur!
Apakah kau harus mencari kronometer itu sampai ketemu"
Atau lebih baik kau berusaha kabur dari si tyrannosaurus"
__________________________________________
Kalau kau memutuskan untuk mencari kronometer, bukalah HALAMAN 126.
Kalau kau ingin kabur saja, bukalah HALAMAN 100.
"Selamat datang di pasukan pemberontak!" seru Jarmal sambil bersalaman denganmu.
Ia menunjuk peta Kota dan menjelaskan rencana tempur.
"Bangunan ini memancarkan energi ke semua robot," ia berkata sambil menunjuk
gedung besar di peta. "Kalau pembangkit tenaga ini bisa kita ledakkan, semua
robot bakal tidak berdaya."
Kemudian Jarmal memperlihatkan kotak kecil berwarna merah. "Kotak ini berisi
bahan peledak khusus," ia menjelaskan. "Kotak ini harus dipasang dalam jarak
satu meter dari sumber tenaga."
Kau mengikuti Jarmal melalui terowongan, lalu menaiki tangga yang menuju ke
sebuah taman. Lewat di sela-sela pepohonan kau bisa melihat gedung pembangkit
tenaga. Gedungnya tinggi, putih, dan berbentuk bulat, dengan antena besar
menyembul dari atapnya. Jarmal memberitahumu bahwa semua pintu masuk dijaga
pasukan robot. "Kaulah yang akan masuk, karena tak ada robot yang mengenalmu," katanya.
"Apa?" kau berseru. "Aku yang harus masuk ke pembangkit tenaga itu?"
"Lho, bukankah sudah kubilang tadi?" tanya Jarmal. "Seluruh rencana kita
tergantung padamu. Kau sudah siap?"
__________________________________________
Siapkah kau" Kalau begitu, bukalah HALAMAN 119.
"Ini kehormatan besar untukmu. Kau termasuk manusia pertama yang diterima di
sekolah ini." Si robot membawamu ke sebuah mobil terbang. "Dan kau tahu sendiri apa yang
terjadi dengan manusia yang menolak kehendak robot." Sebenarnya kau tidak tahu-
tapi kau sudah bisa menebaknya. Mobil itu mendarat di atap sebuah gedung tinggi.
"Ruang kelasmu di sebelah sana," si robot berkata.
"Aku perlu waktu untuk bersiap- siap...," kau berusaha mencari alasan.
"Omong kosong," si robot menyela.
"Guru yang baik tidak butuh persiapan."
Tahu-tahu kau sudah berada di ruang kelas besar yang penuh robot mengilap.
Semuanya membawa komputer laptop, dan mereka siap mencatat setiap ucapanmu.
Moga-moga para pemberontak akan berhasil membebaskan Kota, dan membantumu dan
Denny meninggalkan masa depan.
Sementara itu, kau hanya bisa berdoa dalam hati dan menceritakan segala sesuatu
yang kauketahui tentang snazzilizer dan romiframpton.
TAMAT Kau merunduk dan membuka pintu ke Sarang Kadal.
Suasana gelap gulita. Kau tidak bisa melihat apa pun. Kau menahan napas, lalu
merangkak melewati pintu kecil itu. Setelah berhasil masuk, kau berdiri lagi.
Kau berada di ruangan yang gelap dan pengap. Lalat dan serangga-serangga lainnya
beterbangan kian kemari. Seorang pria dengan jubah panjang masuk melalui pintu lain.
Ia memandang berkeliling. "Tukang Sihir!" ia memanggil. "Tukang sihir! Di mana
kau?" "Maaf," kau menyapanya dengan sopan. "Bukankah kau tukang sihirnya?"
"Memang," ia menyahut. "Aku tukang sihir, tapi aku kehilangan kadalku yang
bernama Tukang Sihir. Kau melihatnya?"
"Tidak," katamu, "tapi aku juga sedang mencari seseorang. Aku..."
"Aku tahu siapa kau dan apa yang kaucari," si tukang sihir memotong.
"Kau penjelajah waktu."
"Ya," kau berkata dengan heran. "Dan aku mencari..."
"Bocah yang kaucari terperangkap di lorong waktu," ujar si tukang sihir.
"Sebelum kau bisa menemukannya, kau harus menjawab pertanyaan soal waktu."
Mendengar kata waktu, kau langsung melirik kronometer. Waktumu sudah hampir
habis! __________________________________________
Jawablah pertanyaan si tukang sihir di HALAMAN 33.
"Denny!" kau berseru. "Jangan lari!"
Kau kembali ke Sarang. Denny sedang menyusup ke lubang gelap di antara dua rak
buku. Dari lubang itu terdengar suara napas. Tapi sepertinya bukan suara napas
manusia! Beranikah kau menyusul adikmu"
__________________________________________
Kalau kau berani, bukalah HALAMAN 45
"Manusia mata-mata!" seru si robot dengan senapan laser. "Kalian kutangkap!"
Kau berputar-putar dan keluar dari bilik itu. "Kami bukan mata- mata!" kau
memprotes. "Kami hanya..."
"Diam!" si robot membentak. Kau mulai panik. Kau mengeluarkan kronometer dan
meliriknya. Kau dan Denny harus segera pulang.
"Kau salah paham," katamu kepada si robot. "Aku dan adikku harus..."
"Kau bisa menjelaskan semuanya kepada Kapten," ujar si robot. Serta-merta ia
merampas kronometer dari tanganmu.
"Jangan!" kau memekik. "Kembalikan!"
Kau berusaha meraih kronometer, tapi si robot mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Ayo, ikut aku!" katanya dengan ketus. Tangan besinya mencengkeram
pergelanganmu. "Kau juga," ia menambahkan sambil menyambar Denny.
"Sejak kapan kau jadi bos?" balas Denny.
Ia menendang kaki si robot dan langsung kabur. Si robot berhenti sejenak. Kau
mendengar bunyi berdesir di dalam kepalanya.
"Kapten yang tahu apa yang harus dilakukan," robot itu bergumam. "Sekarang ikut
aku." __________________________________________
Ikutilah si robot ke HALAMAN 131.
"Aku siap berduel," tantang si ksatria. Ia memetik apel dari pohon. Kemudian ia
mengambil ancang-ancang dan melemparnya ke arahmu. Kau memegang tongkatmu
seperti tongkat bisbol, lalu memukul apel itu keras-keras. Apel itu melayang
jauh, melewati si ksatria.
"Aku bisa memukul lebih jauh dari itu," si ksatria berkoar. Ia mengambil tempat
di ujung jembatan tarik. Sekarang giliranmu memetik apel. Kau bersiap-siap dan menatap si ksatria.
Kemudian kau mengambil ancang-ancang. Dan melempar. Si ksatria mengayunkan
tongkat dengan sekuat tenaga. Ia berhasil memukul apel yang kaulempar, tapi
apelnya cuma menggelinding beberapa meter saja.
Yeah! "Hore, aku menang," kau berseru. "Sekarang aku boleh masuk ke puri" Aku
harus mencari adikku."
Si katria mengangguk., "Baiklah, orang asing," katanya sedih. "Kau boleh masuk
ke puri. Tapi sesuai peraturan, aku harus melompat ke selokan."
__________________________________________
Pergilah ke HALAMAN 50. Kau ingin menolong wanita itu, tapi kau harus mencari Denny. Langsung saja kau
berbalik dan bergegas keluar dari ruangan yang penuh asap.
"Tunggu!" wanita itu berseru. "Kau tidak lulus ujian ksatria!"
"Apa?" "Sebenarnya aku bukan wanita tak berdaya," wanita itu menjelaskan. Ia


Goosebumps - Dingdong Matilah Kau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membebaskan diri dari rantai yang mengikatnya ke dinding.
"Sebenarnya aku pawang naga. Ini adalah ujian untuk calon ksatria. Setiap orang
yang tidak mau menolongku berarti gagal."
"Tapi aku tidak mau jadi ksatria!" kau memprotes.
"Jangan mengada-ada," jawab wanita itu. "Kalau tidak, kenapa kau berada di
sini?" "Aku mencari adikku...," kau berusaha menjelaskan, tapi percuma.
Wanita itu menjentikkan jari, dan si naga langsung meluncur ke arahmu.
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 8. Kau mulai mencari sumber tenaga itu. Setelah beberapa waktu, kau sampai di
pelataran yang dijaga robot.
"Berhenti, Manusia!" robot itu berkata. "Mau apa kau di sini?"
"Aku disuruh memperbaiki romiframpton," jawabmu.
"Memangnya ada apa?" tanya si robot. Kau berpikir sejenak, lalu mengucapkan hal
pertama yang terlintas di kepalamu.
"Denyut snazzilizer-nya terlalu lambat."
"Pantas saja belakangan ini banyak gangguan," sahut si robot. "Kaulah yang
pertama mengetahui letak masalah sesungguhnya."
Rupanya si robot percaya! Kau sempat tercengang. "...aku harus mulai bekerja,"
kau akhirnya berkata. "Biarkan saja," ujar robot itu. "Setelah masalahnya ketahuan, kami bisa
memperbaikinya sendiri. Jenius seperti kau lebih berguna sebagai pengajar di
sekolah elektronika. Ayo, ikut aku."
"Tunggu," kau memprotes. "Aku harus.."
"Aku bilang, ikut aku!" si robot mengulangi dengan tegas.
__________________________________________
Pergilah ke sekolah elektronika di HALAMAN 112.
"Tidak bisa," kau memprotes. "Aku tidak akan masuk ke situ."
"Kalau kau mengharapkan bantuan untuk mencari adikmu," ujar Jarmal dengan ketus,
"lebih baik kau menurut saja."
Kau tidak punya pilihan. Jarmal menyerahkan katak merah berisi bahan peledak.
"Ingat, kotak ini harus dipasang dalam jarak satu meter dari pembangkit tenaga.
Dan satu hal lagi... kau punya waktu satu menit untuk lari sebelum kotak ini
meledak." "Bagaimana cara masuk ke gedung itu?", kau bertanya.
"Ada dua cara," jawab Jarmal. "Yang pertama, kau harus melewati robot yang
berjaga di depan." "Itu sih bunuh diri," kau bergumam. "Dan cara yang satu lagi?"
"Kau bisa merangkak lewat saluran udara," ujar Jarmal. "Dengan cara itu kau bisa
menghindari robot penjaga. Tapi salurannya sempit sekali."
Bagaimana kau akan memasuki gedung pembangkit tenaga"
Pikirkan baik-baik nasib seluruh umat manusia mungkin tergantung pada jawabanmu!
__________________________________________
Kau mau mencoba melewati para penjaga" Bukalah HALAMAN 29.
Atau kau mau merangkak lewat saluran udara" Kalau begitu, bukalah HALAMAN 79.
Kau memutuskan untuk berkata terus terang.
"Aku bukan mata-mata," kau mengulangi. "Tapi aku juga bukan anggota awak.
Sebenarnya aku penjelajah waktu."
"Hah, mana mungkin!" si kapten menggeram. "Coba buktikan bahwa kau memang
penjelajah waktu!" "Alat yang dirampas penjaga tadi adalah kronometer," kau menjelaskan. "Berkat
alat itulah aku bisa berpindah-pindah dari satu zaman ke zaman lain."
Si penjaga menyerahkan kronometer kepada sang kapten, yang mengamatinya sejenak,
lalu memberikannya kepadamu. Kau cepat-cepat menyelipkannya ke balik baju
seragam, sebelum si kapten sempat berubah pikiran.
"Kalau kau memang berasal dari masa silam," si kapten berkata, "coba sebutkan
apa warna mata allosaurus!"
"Aku belum setua itu," kau memprotes.
Si kapten menghela napas. "Oke, kau tunggu saja di luar sementara aku memutuskan
apa yang harus kulakukan denganmu."
Penjaga meraih tanganmu dan menyeretmu ke lorong di luar.
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 69. Denny menjerit ketakutan ketika si ksatria siap melemparnya ke bawah.
"Stop!" kau berseru. "Dia Ruthelford, putra Raja Ruthbert," kau berkata.
Si ksatria menatapmu dengan heran. "Memang betul. Kalau bukan, untuk apa aku
bersusah payah hendak menyingkirkannya ?"
"Raja Ruthbert akan membayar tebusan besar untuknya," kau melanjutkan. "Kau akan
mendapat lebih banyak emas dan permata daripada yang bisa kau bayangkan."
"Betulkah itu?" tanya si ksatria. "Bagaimana kau tahu?" .
"Aku agen sang raja," kau menjawab. Itulah yang pertama terlintas dalam benakmu.
"Oh ya" Kalau begitu, kenapa tanganmu diikat?" si ksatria kembali bertanya.
"Ehm, aku..." Kau berusaha mencari alasan. "Lepaskanlah ikatanku, dan aku akan
menunjukkan sebabnya!"
Si ksatria mengamatimu dari atas ke bawah. Ia mencabut pedangnya.
Oh-oh! Apa yang hendak dilakukannya"
__________________________________________
Carilah jawabannya di HALAMAN 88.
Kau mengulurkan tangan untuk menyeret Denny sebelum kau menekan tombol
kronometer. "TIDAK MAU!" teriak Denny. Ia menarik tangannya dan langsung kabur.
"Denny, jangan lari!" kau berseru.
Tapi Denny terus berlari. Ia melintasi jalan dan menabrak kembarannya-Denny dari
masa depan. Kedua-duanya jatuh ke trotoar.
Wajah ibumu mendadak pucat ketika ia melihat dua Denny. "
Oke," ujar ayahmu. "Siapa di antara kalian Denny yang asli?"
"Aku!" sahut salah satu Denny yang berambut merah.
"Bukan, aku!" seru Denny yang satu lagi.
Ia menonjok lengan Denny yang pertama. Denny itu langsung membalas.
Oh-oh, kau harus melakukan sesuatu! Kau bergegas melintasi jalan dan meraih
kedua Denny. Kemudian kau menekan tombol kronometer.
__________________________________________
Kembalilah ke zaman sekarang di HALAMAN 66.
Kau meraih garukan itu. Lalu, sambil menjulurkannya ke depan, kau menuju ke
pintu di seberang ruangan.
Tanaman rambat itu mengikutimu. Kepala bunganya terus menyambar-nyambar.
Kau sudah hampir mencapai pintu, ketika sesuatu melilit mata kakimu. Ternyata
sulur tanaman rambat itu!
Kau menghajarnya dengan garukan yang kaubawa. Tapi percuma. Sulur itu mulai
melilit seluruh tubuhmu. Dalam sekejap saja kau sudah mirip mumi!
Tiba-tiba pintu membuka. Seseorang melangkah masuk sambil mendendangkan lagu
kesukaanmu. Rupanya Denny! Kau berusaha memanggilnya. Tapi sia-sia. Kau tidak bisa bicara
kau bahkan tidak bisa bergerak.
Kau mendengar Denny berjalan mondar-mandir, melihat berbagai tanaman di ruangan
itu. Akhirnya ia berhenti tepat di hadapanmu. Ia mengamati tanaman rambat yang
melilitmu. "Wo, tanaman ini keren juga," katanya.
Tanaman" Itu bukan tanaman itu adalah kau!
TAMAT Kau menanyakan sopir truk berwarna hijau itu pada wanita di dalam bilik.
Sopirnya ternyata seorang pria berambut kelabu dengan jaket kotak-kotak.
Sekarang kau harus memutuskan apa yang akan kaukatakan padanya. Barangkali kau
bisa menumpang, lalu membelokkan truk sebelum menerjang keluargamu.
Akhirnya kau mendapatkan dua rencana.
Kau bisa mengatakan bahwa kau tamu dari luar kota yang tersesat, dan kau ingin
menumpang ke hotel tempat kau menginap.
Atau kau bisa mengaku bahwa petugas pemberangkatan menyuruhmu ikut dengan truk
hijau itu. Rencana mana yang akan kaupilih"
__________________________________________
Kalau kau memilih rencana pertama, bukalah HALAMAN 26.
Kalau kau memilih rencana kedua, bukalah HALAMAN 104.
"Tolonglah aku!" kau memohon kepada si robot. "Aku mencari adikku dan..."
"Diam kau, Penyusup," perintah si robot. Sambil terus menodongkan senapan laser,
ia menggiringmu ke kursi di depan deretan monitor.
"Kau akan menjadi pembantuku di ruang Teletime, Manusia. Aku butuh seseorang
untuk membantuku mempelajari masa lalu," ujar si robot.
Ia menunjuk salah satu monitor. "Kau harus mengawasi monitor ini siang dan
malam, dan melaporkan segala sesuatu yang kaulihat."
Boleh saja, kau berkata. Paling tidak, kau bisa menonton TV terus!
Kau mengambil tempat di salah satu kursi empuk. Monitor di hadapanmu
memperlihatkan George Washington tengah menyeberangi Sungai Delaware. Adegan itu
diulang sekali lagi. Dan sekali lagi. Mula-mula sih lumayan menarik. Tapi lama-
lama kau mulai bosan. Benar-benar bosan.
Hari berganti bulan, dan bulan akhirnya berganti tahun. George Washington masih
juga menyeberangi sungai itu. Dan kau masih juga menonton.
Dibandingkan pelajaran sejarah tanpa akhir ini, berkunjung ke museum bersama
orangtuamu benar-benar mengasyikkan!
TAMAT Kau harus bisa menemukan kronometer. Tanpa pikir panjang kau mencelupkan sebelah
tangan ke dalam pasir isap. Kau merogoh-rogoh... tapi sia-sia.
Tiba-tiba Tyrannosaurus rex itu meraung keras-keras. Kau mencelupkan kedua
tangan ke dalam pasir isap. Denny berlutut di sampingmu dan ikut mencari. Kalian
terus merogoh-rogoh lumpur.
Dinosaurus itu semakin dekat. Tangannya mulai bergerak maju. Kemudian terdengar
suara yang keras sekali. Ternyata si dinosaurus bersendawa karena kekenyangan -
dan suaranya sekeras ledakan!
Kau dan Denny sampai tersentak kaget. Kalian berguling ke depan... dan terjatuh
ke dalam kolam pasir isap!
Oh, gawat! Kalian berdua tersedot ke bawah, semakin lama semakin dalam, dan kau
pun menyadari bahwa riwayatmu sudah....
TAMAT Kau berusaha kembali ke lab Dr. Peebles.
Tapi apakah waktunya masih cukup" Murid di depanmu memberikan jawaban yang
salah. "Aku minta ampun!" anak perempuan itu memekik. "Biarkan aku mencoba sekali
lagi." Tapi si guru langsung mendorongnya ke dalam frammilizer. Dan setelah itu, mata
elektronisnya yang berwarna merah beralih kepadamu.
"Berapa banyak elektron yang terdapat di dalam satu ons bubur?"
Kau meraih kronometer dan meraba-raba tombol sebelah atas dan bawah untuk
kembali ke lab Dr. Peebles.
"Jawab!" si robot membentak.
Cepat-cepat kau menekan kedua tombol.
SPROINNGGG! Kau mendengar bunyi aneh ketika kronometer di tanganmu mendadak hancur. Roda
gigi mungil dan chip komputer beterbangan ke segala arah.
"Jawab pertanyaannya!" si robot mengulangi.
Sayang sekali. Kau tidak bisa kembali ke zamanmu sendiri. Tapi jangan terlalu
bersedih kecuali kalau kau tahu jawabannya kau tidak perlu berlama-lama di dalam
ruang kelas! TAMAT Kau mulai memanjat tangga logam. Dengan sebelah tangan kau meraba saku untuk
memastikan katak merah itu masih ada.
Tinggi gedung itu sekitar tiga puluh tingkat. Dan di puncak tangga kau melihat
cahaya hijau yang berdenyut- denyut. Itu pasti sumber tenaganya, kau berkata
dalam hati. Kau mulai memanjat lebih cepat. Tak lama kemudian kausudah sampai di puncak
tangga. Kau menatap bola besar yang mengeluarkan cahaya hijau. Bola itu berada
di dalam ruangan bulat berdinding kaca. Matamu silau karena cahaya itu.
Kau mencari pintu masuk dan akhirnya melihat pintu kecil dengan tulisan:
SANGAT BERBAHAYA. DILARANG MASUK.
Tapi kau harus masuk, untuk menempelkan bahan peledak.
Atau" Jarmal cuma berpesan bahwa bahan peledak itu harus dipasang dalam jarak
satu meter dari sumber tenaga. Ia tidak bilang kotak merah yang kaubawa harus
berada dalam ruangan tempat sumber tenaga itu. Barangkali saja ini sudah cukup
dekat. Cepat, kau harus mengambil keputusan-sebab ada robot penjaga yang datang!
__________________________________________
Masuki ruangan itu di HALAMAN 42.
Atau tempelkan katak merah ke dinding, lalu lihatlah apa yang terjadi di HALAMAN
49. Bagus! Kau berhasil mengelabui si robot!
Di layar monitor kau melihat dirimu sendiri saat melewati Kronoport.
Kemudian kau mendengar Dr. Peebles berkata: "Ada satu hal lagi! Supaya kau bisa
kembali, kau harus menekan kedua tombol paling tidak selama lima detik!"
Itulah yang ingin kaudengar. Sekarang kau tahu bagaimana cara kerja kronometer!
Tapi kau tetap belum berhasil menemukan Denny.
"Aku tidak percaya mesin Teletime ini benar-benar memperlihatkan masa lalu," kau
berkata. "Apa!!?"" si robot menyahut dengan geram. "Beraninya kau menghina peralatanku!"
Ia bersiap-siap Untuk menembak.
"Kalau alat ini benar-benar sehebat yang kaukatakan, coba perlihatkan masa
sekarang." "Masa sekarang?" si robot berseru.
"Ya." Kau mengangguk. "Adegan dari masa lalu itu bisa saja cuma film atau
rekaman video. Aku baru percaya bahwa mesin ini benar-benar berfungsi kalau aku
bisa melihat kejadian masa sekarang."
"Baiklah," si robot menggerutu. "Tapi setelah itu kau akan kubuat menguap. Ada
adegan tertentu yang ingin kaulihat?" Ia menambahkan sambil tersenyum bengis.
Kau ikut tersenyum. Tampaknya rencanamu akan berhasil.
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 90. Yang benar saja! Mana mungkin kau melewatkan kelahiran seekor dinosaurus"
Seumur hidup kau takkan bisa lagi menyaksikannya. Kalau mengejar Denny sih,
urusan nanti saja. Kau terus menatap telur besar itu.
Ini benar-benar asyik, kau berkata dalam hati. Siapa tahu ini telur
brachiosaurus atau triceratops. Sudah sejak dulu kau ingin melihat makhluk-
makhluk itu. Tok. Tok. Tok "Bayi dinosaurus itu berjuang keras untuk keluar dari telurnya.
KRAK! Telur raksasa di hadapanmu mendadak retak. Kau mencondongkan badan ke depan. Kau
sudah tidak sabar! Kemudian makhluk itu muncul. Kau melihat ekor panjang... paruh mungil... dan
bulu lembut yang masih basah.
BULU" Kau membelalakkan mata. Makhluk ini bukan dinosaurus. Tapi anak ayam.
Anak ayam purba yang aneh.
Oke. Sebaiknya kau mengambil hikmah dari kejadian ini. Jangan keburu senang
kalau melihat sesuatu yang menarik.
TAMAT Kau mengikuti robot itu untuk menemui si kapten . Kaptennya ternyata seorang
wanita. Wanita manusia tapi tampangnya benar-benar galak.
"Kau tertangkap saat memata- matai alat antigravitasi rahasia," ia berkata
dengan tegas. "Ganjarannya,adalah hukuman mati di tempat. Ada yang ingin
kaukatakan?" Hukuman mati di tempat! Kau harus berusaha menjelaskan kenapa kau ada di sini.
Tapi bagaimana kalau si kapten tidak percaya"
Mungkin lebih baik kau berlagak jadi awak baru yang belum tahu aturan-aturan
yang berlaku di sini. Tentukan pilihanmu dengan cermat. Ini masalah hidup dan mati!
__________________________________________
Kau mau coba berbohong" Bukalah HALAMAN 25.
Atau kau mau berterus terang" Kalau begitu, bukalah HALAMAN 120.


Goosebumps - Dingdong Matilah Kau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sejak kapan kau jadi bos?" Denny berkata sekali lagi. "Ayo, Dad, teruskan
saja!" "Bersiap-siaplah untuk digoreng, mata-mata!" seru ksatria di sebelah kananmu. Ia
menyeretmu ke tepi pelataran.
"Tunggu!" kau berseru. Kau berpaling kepada sang raja. "Sebelum hukuman ini
dilaksanakan, aku membawa barang milik putra Yang Mulia."
"Tunggu!" sang raja memerintahkan. "Barang apa itu?"
"Perhiasan mahal," kau menyahut. "Izinkanlah aku untuk mengembalikannya."
"Yeah!" seru Denny. "Kembalikan padaku!"
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 14. Si guru berpaling kepadamu. "Berdirilah," robot itu memerintahkan.
Kau bangkit dengan perasaan waswas. Kau menahan napas ketika guru itu mulai
bicara. Inilah saatnya. Bisakah kau menjawab pertanyaannya, ataukah kau akan
masuk frammilizer" "Pada zaman dulu pernah ada tukang sihir bernama Morgred di Inggris. Dia
mempunyai mantra untuk menjelajahi waktu. Mantranya menggunakan tiga benda
ajaib. Sebutkan benda- benda itu. "
Morgred" Itu kan si tukang sihir dalam buku GOOSEBUMPS berjudul, Semalam di
Menara teror. Kau masih ingat. Tapi bisakah kau mengingat jawaban atas
pertanyaan itu" Kalau kau lupa, kau terpaksa menebak!
Coba ingat baik-baik, lalu jawab pertanyaan itu.
__________________________________________
Apakah ketiga benda tersebut pin, pipa, dan kentang" Kalau kaupikir itu
jawabannya, bukalah HALAMAN 103.
Atau mungkin tiga buah batu putih" Kalau itu jawabanmu, bukalah HALAMAN 28.
Kau harus membujuk Denny untuk kembali ke zaman sekarang bersamamu. Tapi
bagaimana caranya" Tiba-tiba kau mendapat ide. "Denny," kau berkata dengan tenang. "Aku mau kembali
ke lab Dr. Peebles. Tapi kau jangan ikut."
"Kenapa?" Denny bertanya dengan curiga
"Itu bukan urusanmu," kau berkata dengan nada mengejek
"Nanti saja kau menyusul atau sekalian besok saja."
"Tidak bisa!" balas Denny dengan sengit. "Aku mau ikut sekarang!"
"Pokoknya, kau tidak boleh ikut," ujarmu. "Aku mau pergi, sendiri."
"TIDAK BISA!" seru Denny. "Aku mau ikut."
"Sori." "Awas, nanti kuberi tahu Mom!" ia mengancam. "Kau selalu mau jadi bos!"
"Ya sudah," kau berkata sambil pura-pura kesal. "Pegang tanganku."
Denny meraih tanganmu sambil cengar cengir.
Kau menatap kronometer. Empat puluh lima detik-masih banyak waktu. Dan Denny bahkan tidak sadar bahwa ia
telah menyiasati dirinya sendiri!
TAMAT Astaga! Tikus! Peti-peti itu penuh tikus. Tikus-tikus putih untuk digunakan
dalam eksperimen di laboratorium.
Tiba-tiba kau mendapat ide. Secepat mungkin kau membuka semua peti dan melepas
tikus- tikus itu. Dalam sekejap binatang-binatang itu sudah menyebar ke: seluruh
truk. "Tolong! Tolong!" kau menjerit sambil menggedor-gedor pintu belakang.
Apakah ada yang mendengar teriakanmu"
__________________________________________
Bukalah HALAMAN 107. Tokoh Besar 3 Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan Karya Gu Long Danyang Delapan Neraka 2
^