Pencarian

Pusaran Energi Kabah 2

Pusaran Energi Kabah Karya Agus Mustofa Bagian 2


tidak dirugikan. Tetapi justru kita sendirilah yang akan rugi. Kenapa demikian "
Karena, sesungguhnya setting kehidupan ini telah dibuat dengan aturan main
tertentu. Agar lebih jelas, saya berikan gambaran. Kehidupan manusia dan agama ini
bisa diumpamakan seperti antara sebuah mobil dan buku manualnya. Manusia
diumpamakan mobil, agama diumpamakan buku petunjuk (buku manual).
Jika kita membeli mobil, maka kita selalu memperoleh buku petunjuk tentang
bagaimana kita harus mengoperasikan dan merawatnya. Misalnya. kapan kita harus
mengganti oli, kapan harus mengganti timing belt, bagaimana mengganti filter BBM.
bahkan sampai bagaimana kita harus mengoperasikan dan mengendarai mobil kita.
18 Kalau tidak benar kita dalam melakukan tatacara tersebut. maka dijamin mobil kita
akan rusak lebih cepat dari yang seharusnya!
Manusia juga demikian adanya. Al Quran adalah buku manual kehidupan
manusia. Di dalam Al Quran - kemudian diperjelas dengan Hadits - Allah
mengajarkan bagaimana caranya kita menjalani kehidupan ini. Kenapa demikian "
Karena ternyata, banyak manusia hidup yang tidak tahu bagaimana caranya 'hidup'.
Mereka 'awur-awuran' dalam menjalani hidup, sehingga porak-porandalah
kehidupan mereka. Allah sama sekali tidak dirugikan oleh kebodohan dan kebengalan kita. Tetapi
karena AlIah sangat menyayangi kita, maka AlIah mengingatkan dan memberi tahu
agar kita tidak terperosok ke dalam persoalan-pesoalan yang membuat kita
menderita hidup di dunia, dan kemudian juga di Akhirat. Dengan kata lain, jika ingin
hidup selamat di dunia dan di akhirat. ikutilah petunjuk Allah yang diajarkan lewat
Rasulullah Muhammad saw. Kenapa kita harus percaya kepada petunjuk agama"
Pertanyaan tersebut saya balik : kenapa kita harus percaya kepada buku
manual yang disertakan ketika kita beli mobil " Tentu Anda akan menjawab: ya,
karena pabrik itulah pembuatnya, tentu dia lebih tahu bagaimana seharusnya kita
merawat mobil tersebut. Nah, jawabannya sama persis: ya, kita sepantasnya
percaya kepada Al Quran dan Hadits, karena Allahlah yang mencrprakan kita, maka
Dia sangat memahami bagaimana seharusnya kita ini menjalani hidup.
Empat Tingkatan Kualitas Beragama
Bagaimana cara memperoleh keikhlasan" Karena seperti kita ketahui bahwa
keikhlasan tidak bisa dipaksa-paksakan. Memang keikhlasan harus diperoleh
19 dengan cara yang benar. Ada beberapa tingkatan/fase untuk memperoleh
keikhlasan. Yang pertama, adalah komitmen. Yang kedua, memperoleh keyakinan
lewat pembelajaran keilmuan. Yang ketiga, mesti diamalkan dan dilatih. Barulah,
kemudian kita akan memperoleh keikhlasan yang mantap dalam menjalankan
agama kita. Dalam firman di bawah ini Allah menginformasikan tingkatantingkatan dalam
menjalani agama. Yaitu, tingkatan Iman, naik menjadi tingkatan Takwa dan akhirnya
mencapai tingkatan tertinggi, yaitu Islam. Sebenarnya ada tingkatan yang paling
dasar yang tidak disebutkan dalam firman itu, yaitu Islam komitmen. Adalah orang
yang sudah berkomitmen untuk memeluk agama islam dengan membaca dua
kalimat syahadat. Tingkatan kedua barulah 'Iman' atau 'yakin'. Tingkatan ketiga
Takwa. alias 'amalan'. Dan tingkatan keempat adalah Islam alias keikhlasan dan
kepasrahan. QS. Ali Imran: 102 'Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian dengan
sebenar-benarnya takwa, dan jangan mati kecuali dalam keadaan
Islam" Apakah yang dimaksud dengan Islam komitmen" Seseorang yang sudah
mengucapkan dua kalimat syahadat bisa dikatakan bahwa dia sudah Islam. Tetapi
baru Islam komitmen. Artinya, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, kepada
manusia di seluruh dunia, dan juga Allah, bahwa dia akan menjalani seluruh ajaran
Islam dengan sebaik-baiknya. Bahwa dia hanya akan ber'Tuhan kepada Allah dan
berguru kepada nabi Muhammad saja. Tidak kepada yang lain-lain. Tetapi dia belum
menjalani proses peribadatan yang diajarkan dalam Islam.
Tentu berislam secara demikian ini tidaklah cukup. Dan bukan menjadi tujuan
20 Rasulullah mengajarkan islam. Tujuan utama kita beragama Islam adalah untuk
menundukkan hawa nafsu kita. sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah. bahwa
belum Islam seseorang sampai dia bisa menundukkan hawa nafsunya. Karena itu.
seseorang yang sudah melakukan komitmen ini harus mengikutinya dengan
tingkatan berikutnya. Tingkatan yang kedua adalah Iman. Pada tingkat yang kedua ini, dia harus
mempelajari seluruh ajaran islam secara mendetil. Mulai dari tatacara
peribadatannya sampai pada makna ibadah itu sendiri. Dia harus tahu bagaimana
cara shalat yang betul, puasa yang baik. dzikir yang bennanfaat, sampai
melaksanakan ibadah haji. Tetapi tidak hanya berhenti di situ, dia juga harus
memahami apa tujuan dari berbagai aktifitas ibadah itu. Jangan sampai ada seorang
Islam yang tidak paham tentang apa yang dia lakukan. Allah telah mengingatkan kita
dalam Al Israa' : 36 "Dan janganlah kalian mengikuti apa-apa yang kalian tidak
memiliki ilmunya. Sesungguhnya pendengaran. penglihatan dan hati.
semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. "
Jadi, dalam menjalankan agama ini kita memang harus benar-benar
memahaminya. Tidak boleh ikut-ikutan. Pada jaman nabi Muhammad kita bisa
menyandarkan pemahaman kita kepada beliau. Kita contoh dan ikuti saja beliau,
sudah pasti benar. Tetapi di jaman kita ini, siapakah yang bisa kita percaya
sepenuhnya bahwa apa yang diajarkan oleh seseorang itu adalah benar 100 persen"
Meskipun dia orang tua kita, meskipun juga dia adalah guru kita. Bukannya kita
su'udlon, tetapi memang demikianlah seharusnya Sikap kita agar pemahaman
terhadap Islam ini tidak mutlak-mutlakan. Melainkan dinamis sesuai dengan fakta
dan akal sehat kita semua. Tentu ada kaidah-kaidah yang harus diikuti, tetapi semua
21 itu memiliki kebenaran relatif karena keterbatasan manusia.
Apakah tujuan utama dari tingkatan kedua - iman - ini" Utamanya adalah untuk
memperoleh keteguhan keyakinan. Diharapkan, orang yang telah lulus dari fase ini
akan menjadi orang yang sangat yakin terhadap ajaran islam, karena ia telah betul-
betul memahami tentang Islam secara detil dan menyeluruh.
Memang di dalam proses mencapai keyakinan itu ada tingkatan-nya juga, yaitu:
'Ilmul yaqin. 'ainul yaqin. dan Haqqul yaqin. 'Ilmul yaqin adalah keyakinan yang diperoleh seseorang
berdasarkan informasi dari orang lain, sebutlah dari seorang
guru. Misalnya, kita diajari oleh guru kita bahwa Allah itu Maha Besar. Kita percaya
kepada guru kita itu, bahwa Allah memang Maha Besar. Kita melakukan diskusi
panjang dengan sang guru untuk meyakinkan pemikiran kita lewat logika dan proses
keilmuan yang berlaku. Jika akhirnya kita percaya dan yakin dengan Informasi itu,
maka kita telah memperoleh keyakinan secara keilmuan, atau disebut sebagai 'Ilmul
Yaqin. Selanjutnya adalah 'Ainul Yaqin. Pada tingkatan ini keyakinan yang kita
peroleh bukan lagi sekadar mendengar dari orang lain, atau diyakinkan oleh orang
lain. Melainkan, kita meyakininya karena kita sudah 'melihat' sendiri. 'Melihat' dalam
hal ini tidak selalu dengan mata kepala tetapi juga dengan 'mata batin' dan pikiran
kita. Bedanya dengan keyakinan tingkat pertama adalah, kalau 'Ilmul yaqin,
keyakinan kita itu lebih didasarkan pada kajian-kajian semata. Namun, pada
tingkatan 'ainul yaqin kita sudah mengalaminya sendiri, meskipun belum
sepenuhnya berinteraksi. Sedangkan pada tingkatan Haqqul Yaqin, keyakinan kita benar-benar sudah
sangat mantap. Tidak mungkin lagi tergoyahkan, karena kita sudah 'berinteraksi'
sendiri dengan hal yang kita yakini tersebut.
22 Katakanlah, kita yakin / iman kepada eksistensi Allah. Untuk bisa meyakini
bahwa Allah itu' ada dengan segala sifat Kebesaran-Nya, maka kita tidak bisa
mendapatkan dengan tiba-tiba. Ada sebuah proses mulai dari berusaha mencari
informasi tentang Allah itu siapa, kemudian kita kaji sehingga kita memperoleh
kesimpulan yang kuat bahwa Allah itu memang eksis, sampai kemudian kita
berusaha untuk berinteraksi dengan-Nya lewat dzikir-dzikir, lewat shalat, lewat
puasa. lewat berhaji, lewat zakat, dan lewat berbagai aktifitas keseharian kita yang
meng- Esakan Allah. Disitulah kita lantas akan bertemu dengan Allah. Mungkin
butuh waktu sepuluh tahun. Mungkin juga 25 tahun. Atau bahkan sepanjang
kehidupan kita. Sebagaimana yang dilakukan oleh nabi Ibrahim. dan para nabi
lainnya. Ketiga tingkatan keyakinan itu tergabung dalam fase Iman.Sebuah fase kedua
setelah Islam komitmen. Maka, tingkatan berikutnya adalah Takwa. Apakah esensi
dari Takwa" Jika esensi iman adalah proses keilmuan untuk mendapatkan
keyakinan, maka Takwa adalah proses amalan atau membiasakan diri dengan
perbuatan-perbuatan baik. dan mensucikan diri kita dengan cara menjauhi
perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh
kemampuan mengontrol atau mengendalikan diri sendiri.
Jadi kalau ditelusuri: Komitmen kita dalam beragama ini diperlukan untuk
memberikan motivasi dalam mempelajari Islam sampai kita memperoleh keyakinan
atau Iman tentang yang kita pelajari. Keyakinan tersebut akan memberikan
kekuatan kepada kita untuk mengamalkan dan membiasakan diri dalam proses
Takwa, yang menghasilkan karakter dan sebuah kekuatan besar di alam Bawah
Sadar kita. Lantas, apakah hasil akhir dari ketiga proses itu " Kalau seseorang sudah
23 mencapai tingkatan Takwa, maka seluruh aktifitas kehidupannya dan gerak-gerik
hatinya selalu terkontrol dengan baik. Dan lebih dari itu, secara otomatis ia telah
mengikuti tatacara kehidupan yang diajarkan oleh Allah lewat rasul-Nya.
Tidak ada lagi keterpaksaan dalam menjalankan agama Islam. Ia sangat
memahami tentang visi dan misi serta manfaat agama ini bagi kehidupan manusla
secara kolektif maupun perseorangan. Sikapnya menjadi tawadlu', rendah hati,
sumeleh, rendah egonya, mendahulukan kepentingan umum. serta penuh kasih
sayang. Halaman ini (hal. 62) hilang
IBRAHIM : Rasul Kesayangan ALLAH Halaman ini (hal. 64) hilang
"Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim. Ishak dan Ya'qub .. "
QS. Al Hadiid : 26 'Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan
Kami jadikan kepada keturunan keduanya kenabian dan Al Kitab .....
Halaman ini (hal. 66) hilang
24 Halaman ini (hal. 67) hilang
Lebih jauh, bacalah ayat-ayat (;}S. Al An'aam : 74 - 83.
Di ayat yang ke 79. misalnya. Ibrahim menegaskan kesimpulannya bahwa dia
sangat meyakini bahwa Allah adalah Dzat Sang Pencipta Alam semesta ini. Ibrahim
sama sekali tidak akan mendua atau mempersekutukan Allah dengan yang lain.
Apalagi. sekedar patung-patung berhala yang sangat tidak rasional untuk disembah.
Dan inilah yang selalu kita baca dalam shalat kita sehari-hari.
QS Al An'aam: 79 "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang
menctptakari langit dan bumi dengan cenderung kepada agama
yang benar. dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan. "
Kalau keyakinan sudah sedemikian berakar, maka tak ada sesuatu pun yang
bisa menggoyahkan nya lagi. Bahkan di ayat berikutnya. ia mengatakan. tidak
memiliki rasa takut sedikit pun kepada selain Allah. Ia telah memperoleh pelajaran
inti agama islam. yaitu: totalitas keikhlasan dalam menjalankan' agama ini. apa pun
yang terjadi. Tetapi yang perlu dicatat sekali lagi. beliau memperoleh semua itu dari
proses pencarian yang sangat panjang sehingga menghasilkan keyakinan yang
sangat teguh. Dan konsekuen dengan kondisi di atas, di ayat berikutnya. Allah memberikan
jaminan kepada siapa pun yang telah mengikhlaskan kehidupannya kepada Allah.
maka mereka akan memperoleh jaminan perlindungan dan petunjuk, serta derajat
kehidupan yang lebih tinggi dari Allah. di dunia dan di akhirat.
25 Selain itu. inti pelajaran agama Ibrahim yang lurus itu juga disebutkan Allah di
dalam Al Quran surat An Nisaa' : 125
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus"
Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya ."
Halaman ini (hal. 69) hilang
Halaman ini (hal. 70) hilang
Halaman ini (hal. 71) hilang
Al Baqarah : 125 "Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku jadikanlah
negeri (Mekkah) ini negeri yang aman setuausa dan berikanlah rezeki
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka
kepada Allah dan hari kemudian. .."
Kedua ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita betapa Ibrahim telah
mewariskan karya-karya yang sangat dahsyat yang kemudian menjadi pusat
peribadatan muslim di seluruh dunia. Bahkan, selama ribuan tahun kota Mekkah
telah menjadi negeri yang makmur. Betapa tidak. Coba bayangkan, berapa besar
devisa yang diterima oleh negara Arab Saudi, setiap tahunnya, akibat jutaan orang
menunaikan ibadah haji. Sebuah warisan yang luar biasa dahsyatnya ...
26 Ka'bah: karya Ibrahim. Setiap tahun jutaan orang datang ke baitullah.
Halaman ini (hal. 73) hilang
Pada waktu membangun Ka'bah itu, usia nabi Ibrahim diperkirakan sekitar 100
tahun. Setelah memperoleh perintah dari Allah, maka Ibrahim datang ke (cikal bakal)
kota Mekkah, di mana Ibrahim pernah meninggalkan Siti Hajar dan Ismail sewaktu
bayi. Mekkah setelah itu menjadi kota yang cukup ramai, dan menjadi tempat
persinggahan para kafilah dan pedagang, karena di dekatnya ada sumur Zam-zam.
Inilah, menurut Quran, rumah ibadah yang tertua. Hal ini ditegaskan oleh Allah,
karena para ahli kitab pada waktu itu mengatakan bahwa rumah ibadah yang tertua
adalah Baitul Maqdis di Palestina. Namun Allah menolak dengan tegas,
sebagaimana difimankan dalam QS Ali Imran: 96 di atas.
Kalau kita membaca QS Al Baqarah 127, kita mendapat kesan bahwa dasar-
dasar Baitullah itu sudah ada. Ibrahim dan Ismail tinggal meninggikannya saja.
Bahkan, banyak penafsir yang menyimpulkan bahwa nabi Ibrahim memang telah
mendapat perintah yang detil tentang pembangunan Kabah itu. Sehingga bentuk
dan lokasi baitullah itu memang telah menjadi pilihan Allah. Dikisahkan juga bahwa
lokasi sumur Zam-zam maupun Baitullah itu ditunjukkan oleh malaikat Jibril atas
perintah Allah. Bagaimanakah spesrfikasi Baitullah yang dibangun oleh nabi Ibrahim tersebut"
Dalam Holy Quran dijelaskan bahwa Ka'bah yang mula-mula dibangun itu memiliki
tinggi 9 hasta. Panjang dari Hajar Aswad sampai Rukun Syami 32 hasta. Lebarnya,
27 dari Rukun Syami sampai Rukun Gharbi 22 hasta. Panjang dari Rukun Gharbi
sampai Rukun Yamani 31 hasta. Lebarnya dari Rukun Yamani sampai Hajar Aswad
20 hasta. Jadi bentuknya tidak simetris. Kekuatan pilarnya ada pada kedua sudut Yamani.
Sedangkan di bagian Hajar Aswad tidak terdapat pilar. Batu hitam tersebut dijadikan
satu dengan dinding dalam bentuk setengah lingkaran sebagaimana bisa dilihat
sekarang di sana. Sedangkan pintunya, waktu itu hanya berupa kerangka saja
sejajar tanah, yang kemudian disempurnakan oleh generasi berikutnya.
Ka'bah dengan ketinggian 9 hasta yang didirikan oleh Ibrahim itu kini telah
memiliki ketinggian 3 kalinya, yaitu sekitar 27 hasta. Pada waktu itu, Ibrahim
meletakkan ketinggian itu pada pondasi setinggi 6 hasta.
Ketika suku bangsa Quraish merenovasi Ka'bah, mereka memindahkan
dinding sebelah utara Ka'bah sejauh 5 hasta ke arah selatan, dan menambahkannya
ke Hijr Ismail. Dan ketika Abdullah bin Al Zubair merenovasinya kembali dia
mengembalikan posisi bangunan itu seperti ketika jaman nabi Ibrahim. Dia juga
menambahkan luasan Hijr Ismail ke Ka'bah. Akhirnya. Al Hajjaj bin Yusuf melakukan
renovasi terhadap Hijr Ismail seperti bentuk yang sekarang kita lihat.
Secara ringkas tetapi mendetil. sejarah pembangunan Ka'bah - sebagaimana
tercantum dalam al-islam.com - bisa dibaca pada lampiran buku ini.
Saya hanya ingin memberikan gambaran intinya saja, bahwa Ka'bah memang
telah mengalami pembangunan dan renovasi berulangkali selama ribuan tahun.
sejak dibangun oleh nabi Ibrahim a.s. bersama nabi Ismail a.s. Namun. ada


Pusaran Energi Kabah Karya Agus Mustofa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beberapa hal yang tetap eksis seperti semula. yaitu letak pondasi dan posisi Hajar
Aswad. Sehingga Ka'bah sebagai pusat sistem energi. sejak ribuan tahun yang lalu
28 hingga kini tetaplah sama. seperti saya jelaskan di bagian lain, tentang energi orang
thawaf dan energi orang shalat. Kedua peribadatan itu mengambil Ka'bah dan hajar
aswad sebagai pusatnya. Ada suatu cerita yang sangat menarik. pada jaman Abdullah bin Zubair ra
melakukan renovasi (sebagaimana diceritakan dalam http://hajj.al_islam.com).
Ketika Ibnu Zubair membongkar Ka'bah dalam rangka pemugaran dia menemukan
fondasi peninggalan Ibrahim a.s. yang terdapat di dalam Hijr Ismail. sekitar enam
hasta. Batu-batu tersebut berbentuk seperti leher unta, berwarna merah. Satu
dengan yang lainnya saling bersilang seperti persilangan jari-jari.
Salah seorang dari mereka, Abdullah bin Muthi' Al Adawi meletakkan sebuah
tongkat besi yang dipegangnya untuk mendongkel pondasi di salah satu sudut
Ka'bah. Apakah yang terjadi "
Ternyata seluruh bangunan Ka'bah bergerak. Seluruh sudutnya ikut bergetar.
Bahkan, yang lebih mengejutkan, seluruh kota Mekah juga ikut bergetar dengan
getaran yang dahsyat. Orang-orang terkejut dan cemas, lalu Ibnu Zubair berkata,
"Saksikanlah!" Akhirnya, dia memutuskan untuk tidak meneruskan pembongkaran
pondasi Ka'bah. Dia lalu melanjutkan pembangunan di atas fondasi yang telah ada.
Dengan adanya fakta ini, saya ingin mengatakan bahwa agaknya pondasi
itulah yang menjadi esensi dan kunci dari bangunan Ka'bah. Sangatlah menarik,
ketika pondasi itu mau dipugar. ternyata terjadi gempa yang dahsyat. Kenapa bisa
demikian " Disinilah letak misterinya, Sama misteriusnya dengan mata air Zam-zam yang
tidak pernah kering, meskipun sumur itu berada . di tengah-tengah padang pasir
yang gersang. Agaknya. di sekitar lokasi tersebut terdapat struktur geologi yang unik
dan misterius. Memang sampai sekarang belum ada penelitian yang mendalam
29 tentang hal ini. Tetapi Insya Allah di masa depan akan ada fakta-fakta yang
menggambarkan secara jelas tentang misteri yang luar biasa itu.
Tentang sumur Zam-zam misalnya. sangatlah aneh. Sejak ribuan tahun yang
lalu mata air itu tidak pemah kering. Padahal berjuta-juta bahkan bermiliar-miliar liter
air telah dibawa para jamaah haji untuk oleh-oleh pulang ke negaranya, setiap
tahunnya. Selama 24 jam nonstop airnya dipompa dan diambil para jamaah. Tetapi
zam-zam tidaklah pemah kering. Mata air Zam-zam tidak bergantung pada turunnya
air hujan, melainkan pada struktur geologi tertentu yang sangat misterius. Belum
pernah ada di daerah mana pun di belahan bumi ini.
Hal ini, agaknya terkait pula dengan sejarah-sejarah yang lain. Selain lokasi
Ka'bah dan zam-zam, bagian yang misterius lainnya adalah kenapa seluruh rasul
turun di daerah sekitar Timur Tengah. Apakah keistimewaan kawasan ini sejak awal"
Demikian pula pemah digambarkan bahwa pada jaman nabi Nuh, pemah terjadi
banjir dahsyat yang menenggelamkan bukit-bukit di sekitamya. Dan pada waktu itu,
beliau diperintahkan untuk membuat perahu raksasa. Ada kesan bahwa dijaman itu
terdapat pohon-pohon besar yang memungkinkan nabi Nuh membuat perahu untuk
menyela-matkan umatnya. Jadi sebelum gersang dan tandus seperti sekarang ini, daerah Timur Tengah
itu adaIah sebuah daerah yang sangat subur. Dimana, di sana juga disinyalir
diciptakan-Nya Adam dan Hawa, di sebuah kebun Uannah = surga = kebun pen.)
yang sangat indah, dengan beraneka pepohonan dan lingkungan yang ideal.
Terlalu banyak misteri yang belum tersingkap dari sisi ini. Adalah tugas para
ahli sejarah dan geologi untuk membongkar misteri ini sehingga lebih transparan.
Sedangkan saya dalam buku ini, hanya ingin berdiskusi dari sisi Fisika Modern
terhadap kemisteriusan Ka'bah sebagai pusat peribadatan umat Islam ini.
30 Tatacara Ibadah Haji Peninggalan lain dari Keluarga Ibrahim adalah tatacara ibadah haji. Kalau kita
cermati. tatacara ibadah haji ini merupakan upaya untuk mengenang apa yang telah
dilakukan oleh keluarga Ibrahim. Kenapa demikian" Agaknya Allah ingin
memberikan penghargaan kepada keluarga Ibrahim, dan sekaligus agar kita
meneladanmya. Sepanjang hidupnya, beliau memberikan contoh bagaimana seharusnya kita
menjalani agama ini : mulai dari mencari dan mengenal Allah, sampai pada
bagaimana seharusnya kita mengikhlaskan diri untuk menghamba kepada Sang
Perkasa, sebagai puncak kualitas keagamaan kita.
Dalam buku ini saya tidak akan terlalu masuk kepada fiqih ibadah Haji, namun
lebih kepada pemahaman makna yang berkembahg di sekitar tatacara peribadatan
itu. Sebagaimana kita ketahui, rukun atau fardhu Haji terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Mengenakan baju Ihram 2. Wukuf di Arafah 3. Thawaf Ifadah 4. Sa'i antara Shafa dan Marwah
Apakah makna dari berbagai aktifitas yang menjadi rukun haji itu" saya
melihatnya sebagai satu rangkaian pelajaran yang ingin diberikan Allah kepada kita.
Agaknya ibadah haji itu merupakan realisasi dari firman Allah di dalam QS An
Nisaa' : 125 Dalam ayat itu Allah mengatakan bahwa orang-orang yang paling baik dalam
beragama adalah orang-orang yang telah memasrahkan dirinya kepada Allah,
31 dengan penuh keikhlasan, sebagaimana telah dicontohkan oleh nabi Ibrahim dan
keluarganya. Sehingga ayat tersebut ditutup oleh Allah dengan ungkapan: Allah
telah mengangkat Ibrahim menjadi kesayangannya.
Untuk itulah kita melakukan rangkaian ibadah haji. Agar , dalam jarak dekat kita
bisa termduksi alias ketularan kualitas nabi Ibrahim dalam beragama.
Dalam kerangka ini saya ingin memberikan makna dalam tatacara peribadatan
haji yang dilakukan di tanah haram itu. Secara umum, keempat rukun haji itu
memiliki tujuan bertahap, untuk menyerap keikhlasan Ibrahim dan keluarganya.
Mulai dari pengkondisian, perenungan, penyerapan. dan pemantapan.
Yang pertama, adalah mengenakan baju Ikhram. Ini adalah tahap
pengkondisian. Sebelum kita menjalani proses peribadatan, maka kita diwajibkan
untuk mengenakan kain putih tak berjahit untuk menutupi tubuh kita, kecuali yang
perempuan. Termasuk. pada waktu itu kita tidak boleh berhias dan menggunakan
pewangt, Kita mesti tampil apa adanya.
Secara sekilas. saya kira. kita bisa menarik kesimpulan umum bahwa Allah
menginginkan kita untuk tidak 'terlalu hirau' lagi dengan urusan duniawi. Duniawi itu
secukupnya saja. Fungsional saja. Karena dunia ini hanya sementara. Hanya
berfungsi sebagai sarana saja. Tujuan yang sesungguhnya adalah kehidupan
akhirat. Bertemu dengan Allah swt.
Bahkan ada yang memberikan gambaran, bahwa pemakaian baju ikhram itu
mengingatkan kita kepada 'pakaian' yang kita gunakan pada saat meninggal dan
dikuburkan. Pada saat itu kita menghadap Allah hanya menggunakan kain kafan,
berwarna putih. Persis seperti saat berikhram,
Diharapkan, dengan berikhram itu kita selalu ingat bahwa kita sedang
menunaikan ibadah haji. Karena itu harus tunduk dan khusyuk. Pengkondisian
32 semacam ini dalam beberapa peribadatan islam sangatlah penting. Sebagaimana
dalam shalat. Kita mesti mengkondisikan terlebih dahulu hati dan jiwa kita dengan
berwudlu, dan berpakaian serta mencari tempat yang suci dan bersih. Lantas
memantapkan niat. Maka, diharapkan proses peribadatan selanjutnya bisa kita jalani
dengan sepenuh hati dan kekhusyukan.
Yang kedua, wukuf Makna bahasanya adalah berhenti. Jadi dengan wukuf itu
kita diharapkan berhenti sejenak, mulai Dhuhur sampai Maghrib, - untuk melakukan
perenungan - atau kontemplasi di Padang Arafah.
Perenungan ini bersifat umum. untuk mengevaluasi diri kita. Juga, seluruh
perjalanan kehidupan kita, sampai hari ini. Berapa banyak kebaikan-kebaikan yang
telah kita amalkan. Sebaliknya, berapa besar dosa-dosa dan kesalahan yang telah
kita lakukan. Kita memohon ampunan kepada Allah, Dzat Sang Maha .Penyayang
dan Maha Pengampun. Sekaligus, kitajuga memohon bimbingan agar seluruh
perjalanan hidup kita selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya. Dan, akhirnya kembali
kepada-Nya dalam keadaan yang khusnul khotimah.
Tahap ketiga. adalah thawaf Pada tahap ini, kita memantapkan perenungan
saat wukuf dengan gerakan-gerakan berputar, sambil berdoa kepada Allah.
Esensinya mirip shalat. Karena itu, permulaan thawaf itu juga dimulai dengan
semacam takbiratul ihram dalam shalat, yaitu: bismillaahi wallaahu akbar (Dengan
Nama Allah. dan Allah Maha Besar). Dan juga dengan cara mengangkat tangan, ke
arah Ka'bah atau hajar Aswad.
Kalau kita bandingkan keduanya, antara shalat dan Thawaf memang sangat
mirip. Keduanya didahului dengan wudlu. Keduanya juga diisi dengan berdoa dan
berkonsentrasi dalam kekhusyukan. Kedua peribadatan itu juga dimulai dengan
takbir dan mengangkat tangan menghadap ke arah Ka'bah. Dan, keduanya, juga
33 melakukan gerakan-gerakan yang berdasar pada gerak melingkar.
Hal ini akan saya jabarkan pada bagian-bagian berikutnya, bahwa ternyata
gerakan melingkar dalam sebuah medan gaya bisa menyebabkan munculnya energi
yang sangat bermanfaat buat kita.
Sehingga saya katakan bahwa dtsinflah kita melakukan penyerapan energi
ilahiah itu lewat kedekatan dan interaksi gerak melingkar dengan Ka'bah. Putaran
orang berthawaf itu ternyata telah menghasilkan energi gelombang magnetik yang
sangat besar, berstfat positip, dan mampu mengobati berbagai ketidak seimbangan
energi dalam jiwa maupun tubuh manusia.
Dan yang keempat, adalah sa'i antara Shafa dan Marwah.
Bagian keempat ini lebih bersifat pemantapan keimanan kita. Seakan-akan
Allah mengingatkan kepada kita betapa luar biasanya keikhlasan nabi Ibrahim dan
keluarganya dalam menjalankan perintah Allah.
Bisa kita bayangkan, betapa nabi Ibrahim pemah diperintahkan Allah untuk
meninggalkan istri dan anak kesayangannya di sebuah padang tandus. Cikal bakal
kota Mekkah itu. Tidak terbayangkan bagaimana mereka bisa hidup di daerah
seperti itu. Akan tetapi, karena semua itu adalah pertntah Allah. Sang Maha Tahu
dan Maha Bijaksana, maka mereka pun menjalaninya dengan taat dan penuh
keikhlasan. Awalnya Ibrahim dan Siti Hajar pun gelisah. Sehingga diceritakan, ketika Hajar
telah ditinggalkan oleh Ibrahim, ia bersama bayi Ismail kesulitan air. Maka ia
berlarian kesana kemari untuk mencari sumber air. antara bukit Shafa dan Marwah.
Akhirnya memang terbukti, bahwa Allah selalu memberikan jalan keluar yang berada
diluar jangkauan pemikiran, kepada mereka yang taat dan ikhlas kepada-Nya.
Sumur Zam-zam pun menjadi salah satu 'keajaiban' dunia, karena tidak pernah
34 kering dan meluber selama ribuan tahun.
Momentum itulah yang oleh Allah diabadikan dalam Sa'i. Seolah-olah kita
diingatkan betapa dahsyatnya kualitas keimanan dan keikhlasan Ibrahim beserta
keluarganya. Sehingga sudah seharusnya kita meneladaninya. Apalagi, ketika
Ibrahim pun ikhlas saat diperintah oleh Allah untuk mengorbankan anak
kesayangannya, Ismail. Lagi-lagi, itu menunjukkan betapa luar biasa kesungguhan
Ibrahim dalam beragama dan menghambakan diri kepada Allah, sang Maha
Perkasa. Karena itu, sangatlah pantas ketika Allah menyebut Ibrahim sebagai nabi
kesayangan-Nya. Dan, kita pun disuruh mempelajari keteladanan itu dengan cara
berhaji. Hati yang lembut dan Penyantun
Rasulullah menginformasikan kepada kita bahwa di dalam diri manusia ada
segumpal daging, yang jika baik daging itu maka baik pula manusia tersebut.
Sebaliknya jika buruk daging itu, maka buruk pula kualitas orang tersebut. Daging itu
adalah Hati. Di kali lain, Rasulullah juga mengajarkan kepada kita bahwa setiap amaliah
bergantung kepada niatnya. Jika niatnya jelek, maka jelek pula amaliahnya. Dan jika
niatnya baik, maka baik pula amaliahnya. Kedua pelajaran ini sebetulnya
mengajarkan hal yang sama, bahwa kualitas keagamaan kita sebagai muslim bisa
dilihat dari niat hati kita pada saat melakukan perbuatan itu.
Hati adalah 'cermin' dali segala perbuatan kita. Setiap kita melakukan
perbuatan, maka Hati kita akan mencerminkan niat yang sesungguhnya dari
perbuatan itu. Katakanlah, kita membeli uang kepada seorang miskin. Kelihatannya
35 itu adalah perbuatan mulia. Tetapijika niatan kita untuk menyombongkan dili kepada
orang lain - bukan karena belas kasihan kepada si miskin - maka perbuatan itu
sebenarnya tidak mulia lagi. Jadi, Hati lebih menggambarkan kualitas yang
sesungguhnya dari perbuatan kita. Sedangkan amaliah, lebih sulit untuk dinilai
kualitasnya. Karena itu, agama Islam lebih condong 'menggarap' hati daripada perbuatan.
Kalau hatinya sudah baik, maka perbuatannya pasti baik. Sebaliknya meski
perbuatannya kelihatan 'baik', belum tentu hatinya baik. Bisa saja ada niat jelek yang
tersembunyi. Seluruh jenis peribadatan yang diajarkan Rasulullah kepada kita sebenarnya
dimaksudkan untuk menggarap hati kita agar menjadi baik. Sebutlah puasa. Puasa
ini tujuan akhirnya adalah kemampuan mengendalikan dili. Atau disebut Takwa
dalam terminologi Islam. Takwa adalah kualitas Hati. Orang yang bertakwa memiliki
keteguhan hati Untuk selalu berbuat baik dan menjauhi yang jelek.
Demikian juga shalat. Tujuan utama shalat adalah membuka kepekaan hati.
Orang yang shalatnya baik, memiliki kepekaan hati untuk membedakan mana yang
baik, mana yang buruk Mana yang bermanfaat. mana yang membawa mudharat.
Karena itu, shalat yang baik bisa menyebabkan kita jauh dari hal-hal yang keji dan
munkar. Juga zakat. Tujuan utama zakat adalah melatih hati kita untuk peduli kepada
orang-orang yang lemah dan tidak berdaya. Hidup harus saling menolong. supaya
tidak terjadi ketimpangan yang menyebabkan terjadinya kejahatan. Itu secara sosial.
Tetapi secara pribadi, kebiasaan menolong orang lain dengan zakat akan
menyebabkan hati kita menjadi lembut dan penyantun.
Demikianlah, seluruh aktifitas ibadah kita termasuk haji - yang menjadi
36 bahasan utama kita kali ini. semuanya menuju kepada pelembutan hati kita. Kenapa
hati yang lembut ini perlu" Karena hati yang lembut itulah yang akan
menyelamatkan kita ketika hidup di akhirat nanti. Hati yang lembut adalah hati yang
terbuka dan tanggap terhadap sekitarnya. Sedangkan hati yang kasar dan keras
adalah hati yang tertutup terhadap sekitarnya.
Allah berfirman dalam QS. Al Israa:72
"Dan barangsiapa di dunia ini buta hatinya. maka di akhirat
nanti Juga akan buta, dan lebih sesat lagi jalannya"
Ayat tersebut di atas memberikan gambaran yang sangat jelas kepada kita
bahwa hati menjadi sasaran utama peribadatan kita. Karena itu Al Quran
memberikan informasi yang sangat banyak tentang hati ini. Tidak kurang dari 119
kali tnformasi tentang Hati ini diulang-ulang oleh Allah di dalam Al Quran.
Ada beberapa tingkatan kualitas Hati yang dlinformastkan Allah di dalam Quran.
Hati yang jelek dikategorikan dalam 5 tingkatan. Yang pertama adalah hati yang
berpenyakit. Orang-orang yang di hatinya ada rasa iri, benci, dendam, pembohong.
Munafik, kasar, pemarah dan lain sebagainya, disebut memiliki hati yang
berpenyakit. sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat.
diantaranya Al Baqarah :10
"Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih. disebabkan mereka
berdusta" QS Al Haji : 53 "Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu
sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit
37 dan yang kasar hatinya. .. "
Tingkatan kedua hati yang jelek adalah Hati yang mengeras.
Hati yang berpenyakit. jika tidak segera diobati akan menjadi mengeras.
Mereka yang terbiasa melakukan kejahatan, hatinya tidak lagi peka terhadap
kejelekan perbuatannya. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka kerjakan
adalah benar adanya. QS. Al An'aam: 43 "...bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun
menampakkan kepada mereka kebagusan apa. yang mereka
kerjakan" Tingkatan ketiga, adalah hati yang membatu. Hati yang keras kalau tidak
segera 'disadari akan meningkat kualitas keburukannya. Al Quran menyebutnya
sebagai hati yang membatu alias semakin mengeras dari sebelumnya.
QS. Al Baqarah: 74 "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu,
bahkan lebih keras lagi. ... "
Tingkatan keempat. adalah hati yang tertutup. Pada bagian berikutnya akan


Pusaran Energi Kabah Karya Agus Mustofa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kita bahas, bahwa hati kita itu bagaikan sebuah tabung resonansi. Jika tertutup.
maka hati kita tidak. bisa lagi menerima getaran petunjuk dari luar. Allah
mengatakan di dalam: QS Al Muthaffifiin : 14 "Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan
itulah yang menutup hati mereka ."
Dan yang kelima. adalah hati yang dikunci mati. Jika hati sudah tertutup, maka
tingkatan berikutnya adalah hati yang terkunci mati. Sama saja bagi mereka diberi
38 petunjuk atau tidak. Hal ini diungkapkan Allah dalam AI Baqarah: 6 - 7
"Sesungguhnya orang-orang kafir itu. sama saja bagi mereka.
kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan. mereka tidak
akan berrman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran
mereka. dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa
yang amat berat. " Sebaliknya hati yang baik adalah hati yang gampang bergetar. sebagaimana
difirmankan oleh Allah dalam QS. Al Hajj : 35
"Yaitu orang-orang yang jika disebut nama Allah hatinya
bergetar ... " Hati orang-orang yang demikian itu lembut adanya. Mereka gampang iba
melihat penderitaan orang lain. Suka menolong. Tidak suka kekerasan. Penyantun.
Dan penuh kasih sayang kepada siapapun. Itulah nabi Ibrahim yang dijadikan
teladan oleh Allah serta menjadi kesayangan Allah sebagaimana diinformasikan
dalam At Taubah :114 ". .. sesungguhnya Ibrahim ada1ah sangat lembut hatinya lagi
penyantun .. " Resonansi Hati Hati adalah tempat terjadinya resonansi. Apakah resonansi" Secara sederhana
bisa dikatakan bahwa resonansi adalah penularan getaran kepada benda lain.
Artinya, jika kita menggetarkan suatu benda, lantas ada benda lain yang ikut
bergetar, maka dikatakan benda lain tersebut terkena resonansi alias tertular
getaran frekuensi. 39 Gitar: gelaran pada senar akan meresonansi udara di dalam tabung resonansinya.
menghasilkan suara yang keras dan merdu
Ambillah contoh gitar akustik. Ia memiliki tabung resonansi yang lubangnya
menghadap ke arah deretan senarnya. Jika senar tersebut digetarkan dengan cara
dipetik, maka udara di dalam ruang resonansinya akan ikut bergetar. Inilah yang
menyebabkan suara senar gitar itu terdengar keras dan merdu.
Apa yang terjadi jika lubang gitar tersebut disumpal dengan kain " Maka bisa
dipastikan tidak akan terjadi resonansi di dalam gitar itu. Maka, suara gitar pun
menjadi terdengar sangat pelan dan tidak merdu.
Hati atau jantung manusia bagaikan sebuah tabung resonansi gitar. Setiap kita
berbuat sesuatu, baik itu pada taraf berpikir maupun berbuat, selalu terjadi getaran
di hati kita. Getaran tersebut bisa kasar. bisa juga lembut. Bergantung darimana
getaran itu muncul. Ketika kita gembira. hati kita bergetar. Ketika sedang bersedih.
hati kita juga bergetar. Ketika marah. hati kita juga bergetar.
Secara umum getaran tersebut berasal dari 2 sumber, Hawa Nafsu dan
Getaran Ilahiah. Hawa Nafsu adalah keinginan untuk melampiaskan segala
kebutuhan diri. Getarannya cenderung kasar dan bergejolak-gejolak tidak beraturan.
Dalam tinjauan Fisika. getaran semacam ini disebut memiliki frekuensi rendah,
dengan amplitudo yang besar. Yang termasuk dalam getaran Hawa Nafsu ini
diantaranya adalah kemarahan, kebencian, dendam, iri, dengki, berbohong, menipu,
kesombongan dan lain sebagainya.
Sedangkan Getaran Ilahlah adalah dorongan untuk mencapai tingkatan
kualitas yang lebih tinggi. Getarannya cenderung lembut dan halus, dengan
40 frekuensi getaran yang sangat tinggi dan teratur. Termasuk dalam getaran Ilahiah ini
adalah membaca Firman Allah di dalam Al Quran. Berdziktr menyebut Asmaul
Husna. Sifat sabar, ikhlas, dan kepasrahan diri dalam beragama ..
Sebagai contoh, adalah seseorang yang sedang marah. Ketika marah,
seseorang akan mengeluarkan getaran kasar hawa nafsu dari hatinya. Jantung
hatinya akan bergejolak dan berdetak-detak tidak beraturan. Mukanya merah,
telinganya panas, dan tangannya gemetaran. Frekuensinya rendah dan kasar,
dengan amplitudo yang besar. Jika dilihat pada alat pengukur getaran jantung ( ECG
- Electric Cardio Graph),maka akan terlihat betapa grafik yang dihasilkan sangatlah
kasar dan bergejolak. Getaran yang demikian memiliki efek negatif terhadap tubuh kita. Sebuah
benda yang dikenai getaran kasar terus menerus akan mengalami kekakuan dan
kemudian mengeras. Demikian pula jantung kita. Orang yang pemarah akan
memiliki resiko sakit jantung dan mengerasnya pembuluh-pembuluh darah aortanya.
Dan secara psikologis dikatakan hatinya semakin mengeras dan tidak mudah
bergetar oleh kebajikan. Bukti lain bahwa hati semakin keras jika dipengaruhi hawa nafsu terus adalah
orang yang suka berbohong dan menipu. Pada awalnya, orang yang berbohong
selalu bergetar hatinya. Akan tetapi, kalau ia sering berbohong, maka hatinya tidak
bergetar lagi saat ia membohongi orang lain. Ini menunjukkan betapa hatinya
semakin keras dan sulit bergetar.
Karena itu, apa yang diungkapkan oleh Allah di dalam Quran tentang lima
tingkatan hati, sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah, bahwa hati memang akan
menuju kualitas yang semakin jelek jika digunakan untuk kejahatan terus menerus.
Jika hati kita berpenyakit, dan kemudian sering mengeluarkan getaran-getaran
41 yang kasar, maka getaran itu akan menyebabkan hati kita mengeras. Kekerasan hati
kita itu akan terus meningkat, hingga dikatakan Allah seperti batu atau lebih keras
lagi. Hati yang keras adalah hati yang sulit bergetar. Semakin lama semakin tidak
bisa bergetar. Jika ini diteruskan maka hati kita tidak mampu lagi beresonansi. Hati yang
demikian adalah hati yang tidak peka tehadap lingkungannya. Maka, pada tingkatan
ini hati kita seperti tertutup karena tidak mampu lagi beresonansi alias bergetar.
Bagaikan lubang gitar yang tersumpal oleh kain atau benda-benda lain. Tidak bisa
menghasilkan getaran dan suara yang merdu. Dan akhirnya, kata Allah, hati yang
seperti itu dikunci mati. Na'udzubillaht min dzaalik.
Sebaliknya, hati yang baik adalah hati yang lembut. Hati yang gampang
bergetar. Bagaikan buluh perindu yang menghasilkan suara merdu ketika ditiup.
Kenapa bisa demikian" Karena, hati yang lembut bagaikan sebuah tabung
resonansi yang bagus. Getarannya menghasilkan frekuensi yang semakin lama
semakin tinggi. Semakin lembut hati seseorang, semakin tinggi pula trekuenstnya.
Pada frekuensi 10 pangkat 8 akan menghasilkan gelombang radio. Dan jika lebih
tinggi lagi, pada frekuensi 10 pangkat 14, akan menghasilkan gelombang cahaya.
Jadi, seseorang yang hatinya lembut akan bisa menghasilkan cahaya di dalam
hatinya. Dan jika cahaya ini semakin menguat, maka ia akan merembes keluar
menggetarkan seluruh bioelektron di dalam tubuhnya untuk mengikuti frekuensi
cahaya tersebut. Hasilnya, tubuhnya akan mengeluarkan cahaya alias aura yang
jernih. Dan jika kelembutan itu semakin menguat, maka aura itu akan merembes
semakin jauh mempengaruhi lingkungan sekitamya.
Karena itu, kalau kita berdekatan dengan orang-orang yang ikhlas dan penuh
kesabaran, hati kita juga merasa tentram dan damai. Sebab hati kita teresonansi
42 oleh getaran frekuensi tinggi yang bersumber dari hati dan aura tubuhnya.
Sebaliknya, kalau kita berdekatan dengan seseorang yang pemarah, maka hati kita
akan ikut merasa 'panas' dan gelisah. Semua itu akibat adanya resonansi
gelombang elektromagnetik yang memancar dari tubuh seseorang kepada
sekitamya. Pancaran Cahaya Ilahiah Allah berfirman di dalam QS. Al Hadiid : 12 bahwa orangorang beriman ketika
dibangkitkan di akhirat nanti akan mengeluarkan cahaya di wajah dan di sebelah
kanannya. "Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan
perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka ... "
Bagaimana hal ini bisa dijelaskan" Seperti telah saya sampaikan sebelumnya,
bahwa tubuh manusia mengandung miliaran bio-elektron, yang tersusun dalam
sebuah sistem energial yang memiliki simpul utama jantung atau hati.
Dalam sebuah jaringan PLN, pusatnya adalah sebuah mesin pembangkit listrtk.
Dari mesin pembangkit ini. listrik disebarkan kepada gardu-gardu induk, dilanjutkan
ke gardu-gardu lebih kecil, dan akhirnya menuju ke rumah-rumah kita. Di rumah
kttajanngan listrik itu masih kita pecah-pecah untuk berbagai keperluan seperti
lampu, AC, pompa air, mesin cuci dan lain sebagainya.
Jaringan tubuh kita juga memiliki sistem jaringan energi yang hampir sama.
Dari simpul utama di jantung, jaringan itu menuju ke organ-organ tubuh lainnya,
seperti otak, ginjal, paru, dan sebagainya. Di dalam organ tersebut jaringan terpecah
43 menuju sel-sel. Di dalam sel-sel jaringan listrik itu dipecah lagi menuju molekul-
molekul berjumlah jutaan molekul. Dan akhirnya seluruh jaringan itu berujung pada
elektron-elektron yang berjumlah miliaran.
Hanya saja, sistem ini memiliki perbedaan dengan sistem dalam jaringan PLN.
Pada jaringan listrik PLN. pusatnya adalah mesin pembangkit listrik Disanalah listrtk
itu dihasilkan, kemudian didistribusikan. Tetapi dalam jaringan energi tubuh manusia,
justru sebaliknya. Penghasillistrtk yang sesungguhnya ada pada unit terkecil yaitu
bioelektron. Dari miliaran elektron itulah muncul sistem kelistrikan yang menjurus ke
molekul-molekul, lantas mengisi sistem sel, mengaliri sistem organ, dan akhirnya
membentuk sistem energi di seluruh tubuh manusia. Jantung atau hati menjadi
simpul utama, semacam pusat kendalinya.
Dengan sistem energi yang demikian terstruktur itu, maka tubuh manusia
memang harus dilihat dalam pandangan yang komprehensif. Setiap terjadi
perubahan pada salah satu strukturnya, maka perubahan itu akan mengimbas ke
seluruh sistem energialnya. Gangguan pada organ seperti ginjal, paru. atau apalagi
jantung, akan menyebabkan keseim-bangan energinya juga terganggu.
Tentu saja, yang paling vital adalah jantung, sebagai salah satu simpul energi
yang paling dominan. Salah satu fakta yang menarik adalah lewat jantung ini kita
bisa mengukur denyutan listrik yang terkait dengan gerak hati atau jiwa kita.
Pengukuran lewat ECG (Electric Cardio Graph) akan memberikan informasi kepada
kita apakah seseorang sedang marah. sedih atau sedang tenang. Jantung adalah
cermin dari sikap hati kita.
Jadi, kembali kepada persoalan semula, bahwa seluruh sistem energi tubuh
kita itu bisa kita pengaruhi dari sisi mana saja. Bisa kita stimulasi lewat organ, lewat
sel, maupun lewat bio-elektron. Dan yang paling mendasar adalah bahwa sistem itu
44 rnemiliki frekuensi tertentu.
Jika seseorang sedang marah, maka seluruh sistem energi dalam tubuh kita itu
akan bergetar dengan frekuensi kemarahan tersebut. Yang mula-mula terserang
adalah (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
jantung atau hati kita. Jantung akan berdetak-detak dengan frekuensi yang
kasar. Getaran jantung itu lantas akan menyebar ke seluruh organ tubuh, menjalar
ke jutaan sel dalam tubuh kita, dan akhirnya menggetarkan miliaran bioelektron di
dalam tubuh kita. Karena itu. ketika seseorang marah, maka bukan hanya
jantungnya yang berdenyut tidak beraturan, melainkan juga seluruh tubuhnya
gemetaran. Demikian pula sebaliknya. orang yang sedang dalam kondisi kejiwaan yang
stabil. Orang yang sedang tenang hatinya, maka denyut jantungnya juga akan
tenang. stabil dan lembut. Getaran itu juga akan mengimbas ke seluruh tubuhnya
lewat organ, selsel dan bioelektron. Karena itu Allah mengatakan di dalam Al Quran,
surat Ar Ra'duu :28 "yaitu orang-orang yang beriman dan tenang hatinya ketika
mengingat Allah, ketahuilah sesungguhnya dengan meng-ingat Allah
itu hatimu akan menjadi tenang."
QS. Az Zumar : 23 ". . kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika
mengingat Allah . . . "
Betapa jelasnya Allah mengatakan dalam ayat-ayat di atas, . bahwa hati
manusia yang tentram itu akan mengimbas sampai ke kulitnya. Kulitnya akan ikut
'tenang' dan lembut. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Orang-
orang yang rileks dan tentram, kulitnya akan terasa lembut dan cerah di wajahnya.
Sebaliknya orang yang stress, tegang dan marah, maka kulitnya akan ikut
tegang. Juga roman wajahnya. Maka relaksasi biasanya dilakukan dengan cara
pemijatan untuk mengendurkan otot-otot dan kulit yang tegang. Kulit yang tegang
1 Juga bisa menjadi indikasi terjadinya ketidak -seimbangan energi dalam tubuh
seseorang. Pemijatan yang benar akan bisa mengembalikan ketidak-seirnbangan itu.
Yang lebih menarik. Allah mengatakan bahwa ketentraman itu bisa diperoleh
lewat dzikir-dzikir kepada Allah. Dengan kata lain, keseimbangan energi dalam
tubuh dan kelembutan serta kesehatan kulit kita bisa kita dapatkan lewat dzikir
kepada Allah. Kenapa dzikir bisa menghantarkan kita pada ketenangan dan
kesehatan " Allah menceritakan dalam beberapa ayat bahwa berdzikir dan membaca Quran
itu sama dengan melakukan stimulasi berupa resonansi getaran-getaran
elektromagnetik kepada sistem energi tubuh kita.
QS Az Zumar: 23 "Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (Al Quran)
yang serupa lagi berulang-ulang. Bergetar karenanya kulit orang-
orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit
dan hati mereka di waktu mengingat Allah ... "
Firman Allah di atas mengatakan kepada kita bahwa jika ayat-ayat Al Quran ini
dibaca berulang-ulang akan bisa menyebabkan munculnya gelombang elektromagnetik yang menggetar-kan kulit kita, dan menenangkan hati. Asal, waktu
membaca itu kita dalam keadaan yang khusyuk dan penuh ketakwaan.
2 Kenapa demikian" Karena sesungguhnyalah ayat-ayat Al Quran itu
mengandung energi yang dahsyat bagi mereka yang mengtmaninya. Memang
kunclnya adalah keimanan alias keyakinan. Dengan keyakinan itu, energi yang
tersimpan di dalam Al Quran akan bisa dikeluarkan dan mengimbas ke segala
benda yang ada di sekitar kita. Sebaliknya orang yang tidak yakin, tidak akan bisa
mengeluarkan energi itu. QS Ar ra'du :31 "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan
bacaan itu gunung-gunung dapat diguncangkan atau bumi Jadi
terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat
berbicara (itulah Al Quran). Sebenarnya segala urusan itu adalah
kepunyaan Allah .. Sungguh dahsyat gambaran Allah di dalam ayat tersebut. Energi itu bukan
hanya bisa berpengaruh pada diri kita, tetapi gunung, bumi dan manusia yang sudah
meninggalkan pun bisa distlmulasi oleh energi Al Quran itu. Sungguh ini kekuatan
yang luar biasa dahsyatnya. Tetapi sekali lagi, energi itu hanya bisa dikeluarkan oleh
orang-orang yang sudah sangat dekat dengan Allah. Seperti yang dilakukan oleh
Musa ketika membelah Laut Merah dengan tongkat mukjizatnya. Atau dilakukan
oleh Ibrahim ketika mendinginkan api yang membakar dirinya. Atau dilakukan nabi
Muhammad saat memancarkan air dari sela-sela jari tangannya.
Namun demikian, dalarn skala yang Jauh lebih kecil kita bisa memohon energi
itu untuk kemaslahatan kita. Di antaranya adalah untuk menentramkan hati dan
pengobatan misalnya. Allah mernberikan Jaminan secara universal kepada setiap
manusia yang mau berdzikir kepada Allah dan membaca Al Quran berulangulang
maka tubuh dan hatinya akan terimbas oleh gelombang elektromagnetik yang
3 bersifat positif. QS An Nisaa : 174 "Wahai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
kebenaran dali TUhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu
cahaya yang terang benderang."
QS Al Hadiid :9 "Dialah yang menurunkan kepada hamba-hamba-Nya ayat-ayat
yang terang supasja Dia mengeluarkan kamu dali kegelapan menuju.


Pusaran Energi Kabah Karya Agus Mustofa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pada cahaya. " Dalam ayat-ayat di atas, Allah mengatakan bahwa ayat-ayat Quran itu
sebenarnya adalah cahaya. Karena cahaya memiliki frekuensi. maka cahaya ini bisa
memberikan resonansi kepada hati kita. Artinya. jika kita membaca ayat Quran
berulang-ulang maka frekuensinya akan mengimbas kepada hati kita. Apa Akibatnya"
Hati kita akan ikut begetar dengan frekuensi cahaya yang dihasilkan oleh ayat-ayat
Quran itu. Telah kita bahas di depan bahwa hati yang kasar memiliki frekuensi rendah.
sedangkan hati yang baik dan lembut memiliki frekuensi yang sangat tinggi. Kita
tahu bahwa frekuensi cahaya adalah frekuensi tinggi. yang menghasilkan getaran di
sekitar frekuensi 10 pangkat 14 hertz. Getaran ini sangatlah tinggi dan lembut.
Frekuensi 10 pangkat 14 Hz adalah frekuensi cahaya tampak. Sedangkan frekuensi
di bawah dan di atasnya menghasilkan cahaya-cahaya yang tidak kasat mata.
seperti Sinar Infra Merah, sinar alfa, Beta, Gama, dan Ultra violet. Jadi kalau hati kita
terimbas oleh cahaya Quran. maka hati kita sedang terimbas oleh frekuensi yang
sangat tinggi dan lembut. Karena itu. kenapa orang yang banyak membaca ayat -
4 ayat Quran hatinya akan ikut menjadi lembut. ini karena proses resonansi itu. Dan
jika proses resonansi tersebut sering dilakukan, maka .hati yang lembut itu akan
meresonansi seluruh bioelektron yang ada di seluruh tubuhnya. Kulitnya akan ikut
lembut. Dan keluarlah aura dari wajah dan badan orang tersebut. Ini juga bisa
menjelaskan, kenapa seorang ahli ibadah biasanya memiliki roman wajah yang
menyejukkan. Selain membaca ayat-ayat Quran. berdzikir dan menyebut Nama Allah juga
akan menghasilkan cahaya di hati dan seluruh tubuh kita. Dengan demikian
menyebut nama Allah sama saja dengan memancarkan cahaya dari mulut kita. yang
kemudian meresonansi hati dan miliaran bioelektron di tubuh kita. Allah berfirman di
dalam Al Quran. QS. An Nuur : 35. "Allah adalah cahaya langlt dan bumi . . . "
"cahaya di atas cahaya. Allah membimbing kepada cahaya-Nya
siapa yang Dia kehendaki ... "
"Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam kaca. dan kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh
tidak sebelah timur, dan tidak pula di sebelah barat. yang minyaknya
hampir-hampir menerangi, uxilapun tidak disentuh api. Cahaya di
atas cahaya. Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia
kehendaki: dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi
manusia. dan Allah mengetahui segala sesuatu. "
5 Ayat di atas menggambarkan bahwa Allah sendiri memancarkan cahaya dari
seluruh eksistensi-Nya. Menyebut nama Allah akan menghasilkan resonansi cahaya.
Karena itu perbanyaklah berdzikir menyebut nama Allah. karena bisa melembutkan
hati kita sesuai dengan energi yang tersimpan di dalam setiap Namanya.
Dan secara umum, Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menjalankan
agama Islam dengan baik. akan memperoleh cahaya dari berbagai aktifitas
peribadatannya. Hal ini disampaikan Allah dalam QS Az Zumar :22
"Maka apakah orang-orang yang yang dibukakan oleh Allah
hatinya untuk agama lslam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya
(sama dengan orang yang membatu hatinya)"
Karena itu, kita lantas bisa memahami ayat terdahulu yang mengatakan bahwa
orang-orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan akan dibangkitkan oleh
Allah di akhirat nanti dalam keadaan yang bercahaya. Itu disebabkan oleh
peribadatan sepanjang hidupnya yang telah menghasilkan aura positip di sekujur
tubuh dan hatinya. Buta Hati di Dunia, Buta di Akhirat
Sebagaimana telah disinggung di muka. bahwa sasaran penggarapan
peribadatan dalam Islam adalah Hati. Di muka juga telah dijelaskan bagaimana cara
melembutkan hati agar bisa memunculkan aura jernih. yang menjadi cili khas ahli
Surga nantinya. Disisi lain Allah juga memberikan gambaran bahwa Hati ternyata menjadi
indera utama kita ketika hidup di akhirat nanti. Hal tersebut dikemukakan oleh Allah
di dalam ayat berikut, QS. Al Israa : 72 "Dan barangsiapa di dunia ini buta hatinya, maka di akhirat
6 nanti juga akan buta. dan lebih sesat lagi jalannya"
Sangat jelas Allah membelikan gambaran dalam ayat di atas bahwa kalau hati
kita buta di dunia ini. maka nanti di akhirat kita tidak akan bisa melihat, dan
kemudian hidup kita menjadi sangat susah di sana karena tidak tahu jalan.
Tersesatlah kita. Kenapa bisa demikian" Bagaimana menjelaskannya"
Indera ke enam Manusia ini sebenarnya memiliki enam indera. Yang lima indera disebut
sebagai panca indera, sedangkan yang keenam disebut sebagai indera ke enam
atau hati. Fungsi dan mekanisme panca indera dan indera ke enam sangatlah
berbeda. Panca indera terdiri dali mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
Mata digunakan untuk melihat. Dan hanya bisa melihat ketika ada pantulan
cahaya dari benda yang ingin dilihat ke mata kita. Jika tidak ada pantulan cahaya.
meskipun ada benda di depan kita. benda tersebut tidak bisa kita lihat. Misalnya
dalam kegelapan yang sangat, kita pun tidak mampu melihat tangan kita sendiri.
Indera penglihatan ini memiliki berbagai keterbatasannya. Ia hanya mampu
melihat jika ada pantulan Cahaya Tampak pada frekuensi 10 pangkat 14 Hz. Ia tidak
bisa melihat benda yang terlalu jauh. Ia juga tidak bisa melihat benda yang terlalu
kecil seperti atom atau elektron. Juga tidak bisa melihat benda-benda di balik
tembok. Bahkan mata kita gampang tertipu dengan berbagai kejadian, misaInya
fatamorgana. Atau juga pembiasan benda lurus di dalam air, sehingga kelihatan
bengkok. Dan lain sebagainya.
Penglihatan oleh mata kita sangatlah kondisional, dan tidak 'menceritakan'
fakta yang sesungguhnya kepada otak kita. Ambillah contoh, gunung kelihatan biru
bila kita lihat dari jauh. Padahal fakta yang sesungguhnya : pepohonan di gunung itu
7 berwarna hijau. Contoh lain, bintang-bintang di langit kelihatan sangat kecil dan
berkedip-kedip. Padahal sesung-guhnya ia sangatlah besar - ratusan kali lebih besar
dibanding bumi yang kita tempati - dan tidak berkedip-kedip.
Juga jika kita menganggap bahwa besi adalah benda padat yang massif dan
diam. Pada kenyataannya, besi itu berisi jutaan elektron yang bergerak berputar-
putar dan penuh dengan lubang-lubang. Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang
membuktikan bahwa penglihatan kita ini mengalami distrorsi alias penyimpangan
yang sangat besar. Namun demikian, mata inilah yang kita gunakan untuk memahami dunia kita.
Ya, dunia di luar diri kita. Mata tidak bisa kita gunakan untuk 'melihat' dunia di dalam
diri kita, seperti pikiran dan kehendak.
Keterbatasan penglihatan kita ini sebenarnya karunia dari Allah. Bayangkan
jika penglihatan kita tidak terbatas. Kita pasti bisa melihat setan, bisa melihat
manusia lain di balik tembok, atau melihat elektron-elektron pada air yang mau kita
minum. atau melihat molekul-molekul udara yang mau kita hirup untuk bernafas.
Hidup kita akan sangat kacau dan menakutkan.
Telinga, demikian pula adanya. Telinga adalah alat kelengkapan kita untuk
memahami suara yang berasal dari dunia di luar diri kita. Telinga juga memliki
berbagai keterbatasannya." Ia hanya bisa mendengar suara dengan frekuensi 20 s/d
20.000 Hertz (getaran per detik). Suara yang memiliki frekuensi tersebut akan
menggetarkan gendang telinga kita, untuk kemudian diteruskan ke otak oleh saraf-
saraf pendengar. Maka, hasilnya kita bisa 'mendengar' frekuensi suara yang berasal
dari dunia luar kita itu.
Jika ada suara-suara yang getarannya di luar frekuensi tersebut - lebih tinggi
atau pun lebih rendah - maka kita tidak akan bisa mendengarnya. Misalnya suara
8 kelelawar dengan frekuensinya yang sangat tinggi. Atau juga suara belalang. Dan
beberapa.jenis suara lainnya. Kita juga tidak mampu menangkap suara yang terlalu
lemah intensitasnya, seperti orang yang berbisik. Atau, kita juga tidak mampu
menangkap suara yang terlalu jauh sumbernya dari kita Juga tidak mungkin kita
mampu menangkap suara-suara pada frekuensi sangat tinggi, seperti pada
gelombang radio, dan lain sebagainya.
Pada intinya, telinga kita memiliki keterbatasannya. Sebagaimana mata, juga
sering mengalami distorsi alias penyimpangan. Di tempat yang riuh misalnya, telinga
kita tidak mampu menangkap pembicaraan dengan volume normal. Dan jika
digunakan untuk mendengar suara yang terlalu keras, gendang telinga kita bisa
mengalami kerusakan. Allah memberikan batas pendengaran kita sebagai karunia dan rahmat.
Bayangkan jika pendengaran kita tidak dibatasi, maka kita akan bisa mendengarkan
suara-suara berbagi binatang malam. Juga kita bisa mendengarkan suara jin dan
hantu, dan lain sebagainya sehingga kita pasti tidak akan bisa tidur karenanya.
Indera yang ketiga adalah Hidung. Indera ini digunakan untuk memahami bau.
Gas yang mengandung partikel-partikel bau menyentuh ujung-ujung saraf pembau di
lubang hidung kita bagian dalam. Maka, dikatakan kita bisa membaui benda atau
masakan tertentu, karena rangsangan yang ditangkap oleh saraf pembau itu akan
diteruskan ke otak kita, dan kemudian memberikan 'kesan' bau tertentu kepada kita.
Namun ini juga memiliki berbagai keterbatasannya, serta memberikan distorsi
yang beragam. Jika kita membaui aroma yang terlalu 'pedas' misalnya, maka hidung
kita akan bersin-bersin. Demikian pula jika kita membaui aroma busuk terlalu lama,
maka hidung kita akan beradaptasi dan kemudian memberikan kesan bahwa aroma
tersebut tidaklah busuk lagi. Dan sebagainya. Dan sebagainya.
9 Dan kemudian indera pengecap dan peraba, yaitu Lidah dan Kulit. Lidah
digunakan untuk mengecap rasa, sedangkan kulit digunakan untuk merasakan kasar
- halusnya sebuah benda. Sebagaimana indera-indera sebelumnya, maka kedua
indera ini juga memiliki banyak keterbatasan dalam memahami fakta yang ada di
luar dirinya. Kalau kulit kita dibiasakan dengan benda kasar terus dalam kurun waktu
yang panjang, maka kepekaan kulit kita untuk memahami benda yang halus juga
akan berkurang. Kalau kulit dibiasakan dengan suhu panas dalarn kurun waktu yang
lama, maka ia juga tidak mampu mendeteksi suhu dingin dengan baik. Begitu juga
dengan kemampuan lidah kita. Dalam kondisi terlalu pedas, misalnya, kepekaan
lidah kita akan sangat berkurang. Dan lain sebagainya.
Dengan berbagai penjelasan di atas, saya hanya ingin menunjukkan kepada
pembaca bahwa indera kita bekerja dalam keadaan yang sangat kondisional, dan
kurang bisa dipercaya. Juga memiliki keterbatasan- keterbatasan yang sangat ketat
dalam memahami fakta yang sesungguhnya terjadi. Panca Indera hanya bisa
digunakan untuk melihat 'Dunia Luar' dalam kondisi yang sangat terbatas!
Sebenarnya, manusia memiliki indera yang lebih hebat dibandingkan dengan
panca inderanya. Itulah Indera ke enam. Setiap orang memiliki indera ke enam yang
bisa berfungsi melihat, mendengar, meraba. merasakan. dan membaui sekaliqus.
Indera ini ada di dalam Hati kita.
Kenapa tidak semua kita bisa menggunakannya" Ya, karena kita tidak
melatihnya. Sejak kecil,' setiap manusia memiliki indera ke enamnya, dan berfungsi
dengan baik. Karena itu. seorang bayi bisa melihat 'Dunia Dalarn'nya. Ia menangis
dan tertawa sendiri, karena melihat ada 'Dunia Lain', selain yang bisa dilihat oleh
panca indera orang dewasa. Seorang anak - sarnpai usia balita - bisa melihat
duniajin, misalnya. 10 Akan tetapi seiring dengan pertambahan waktu, kemampuan indera ke enam
kita itu menurun drastis. Sebabnya adalah orang tua kita tidak melatih indera ke
enam kita itu. Mereka lebih melatih panca indera kita untuk memahami 'Dunia Luar'.
Orang tua kita lebih nsau jika kita tidak bisa memfungsikan panca indera ketimbang
indera yang ke enam. Padahal kemampuan indera ke enam ini jauh lebih dahsyat,
Kita bisa membuktikannya pada beberapa orang yang mengalami masalah
dengan penglihatannya, tetapi ia memiliki 'perasaan' ( feeling) yang lebih kuat
dibandingkan dengan orang normal. Atau kita juga bisa melihat kelebihan itu pada
paranormal. yang indera ke enamnya berjalan dengan baik.
Dan yang menarik, Allah mengatakan di dalam ayat di atas bahwa kehidupan
akhirat nanti akan sangat dipengaruhi oleh kemampaun indera ke enam.
Barangsiapa buta hatinya di dunia, maka di akhirat nanti akan buta juga, bahkan
lebih sesat lagi jalannya. Kenapa demikian" Karena memang panca indera kita itu
tidaklah bisa diandalkan untuk memahami kenyataan. Apalagi untuk 'bertemu' Allah.
Apa yang kita lihat sekarang ini, bukanlah fakta yang sebenarnya dari
kehidupan ini. Apa yang kita dengar, juga bukanlah fakta yang sebenarnya dari alam
sekitar ini. Semua yang kita pahami lewat panca indera kita di dunia ini sebenarnya
bukanlah fakta yang sesungguhnya. Fakta yang sesungguhnya akan terungkap
ketika kita hidup di akhirat.
Allah berfirman di dalam QS. At Thaariq : 9
"Pada hari terbongkar segala rahasia ... "
QS Qaaf :42 "Pada hari mereka mendengar suara dengan sebenarnya. Itulah
hari keluar dari kubur"
11 QS Qaaf: 22 " ...Maka kubukakan tabir dari pandanganmu. maka pandangan
mu pada hari itu begitu tajamnya"
Ketiga ayat tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa
pendengaran dan penglihatan yang sebenarnya itu adalah ketika kita berada di alam
akhirat. Pendengaran dan penglihatan di dunia ini serba menipu. Pada saatnya nanti,
yang tidak nampak kini, akan dninampakkan oleh Allah.
Kenapa demikian " Karena alam akhirat adalah alam berdimensi 9 - di langit
yang ketujuh - yang memungkinkan kita untuk melihat alam berdimensi lebih rendah
- langit 1 sampai dengan langit 6 - dengan lebih gamblang. Kita, manusia, hidup di
Langit Pertama yang berdimensi 3. Sedangkan bangsa jin, menempati langit kedua
yang berdimensi 4. Dan malaikat adalah makhluk Allah yang bisa bergerak lintas
dimensi, sampai ke langit yang ketujuh. (Pembahasan lebih lanjut tentang dimensi
langit ini akan saya paparkan di buku yang terpisah - tentang Isra' Mi'raj, yang
berjudul " Terpesona di Sidartul Muntaha".)
Akan tetapi secara ringkas, saya ingin mengatakan bahwa di alam akhirat yang
berdimensi 9 itu kita tidak bisa menggunakan panca indera kita. Seperti halnya, kita
tidak bisa melihat jin dan malaikat dengan mata kita. Bisanya hanya dengan indera
ke enam. Apalagi untuk 'melihat' Allah. Mata kita tidak berfungsi. Allah hanya bisa
'dilihat' dengan mata batin. alias Hati.
Karena itu, orang yang tidak melatih hatinya saat hidup di dunia - sehingga
hatinya tertutup - maka mereka akan dibangkitkan Allah di akhirat nanti dalam
keadaan buta. Hal ini diungkapkan Allah dalam QS. Thahaa : 124
12 " .. dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam
keadaan buta" QS. Israa : 97 " ... dan Kami akan menqumpulkan. mereka pada hari kiamat
atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli ... "
Bagaimana cara melatih hati kita agar terbuka" Banyakbanyaklah melakukan
berbagai peribadatan yang diajarkan Rasulullah kepada kita, seperti shalat yang
khusyuk, puasa, dzikir, berhaji, dan lain sebagainya dengan tulus dan ikhlas.
**** Multazam yang Mustajab Ketika seseorang menunaikan ibadah haji, salah satu cita-citanya adalah
berdoa di Multazam. Ini adalah tempat yang paling mustajab untuk berdoa kepada
Allah. Multazam adalah satu tempat di dekat Ka'bah, antara Hajar Aswad dan pintu
Ka'bah. Konon berdoa disini gampang dikabulkan Allah. Dan hampir bisa dipastikan
setiap orang yang berthawaf menyempatkan diri untuk berdoa di Multazam ini. Ada-
kah rahasia yang bisa dijelaskan, kenapa berdoa di tempat ini demikian mustajab "
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Multazam menjadi tempat yang
Mustajab, Yang pertama adalah faktor nabi Ibrahim. Yang kedua faktor Hajar Aswad.
Dan yang ketiga faktor jutaan manusia yang berthawaf mengitari Ka'bah.
13 Multazam: tempat mustajab antara Hajar Aswad dan Pintu Ka'bah
Faktor nabi Ibrahim Ibrahim rnenjadi salah satu faktor penyebab Multazam sebagai tempat yang
rnustajab, Kenapa demikian" Karena nabi Ibrahim adalah orang yang membangun
Ka'bah itu, bersama nabi Ismail. Memang apa pengaruhnya" Sangatlah besar


Pusaran Energi Kabah Karya Agus Mustofa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penga-ruhnya, sebab nabi Ibrahim adalah manusia yang rnemiliki energi positip luar
biasa dahsyat yang kemudian menular ke seluruh karya-karyanya. Allah
mengatakan di dalarn QS. Shaad : 45
"Dan ingatlah hamba-hamba Kami, Ibrahim, ishak, dan ya'kub
yang mempunyai karya-karya besar dan ilmu pengetahuan yang jauh
ke depan" Selain itu Allah juga mengatakan bahwa Ibrahim adalah hamba yang berhati
lembut, seperti ayat berikut ini.
At Taubah :114 ''.. sesungguhnya Ibrahim adalah sangat lembut hatinya lagi
penyantun ..'' Apa hubungannya hati yang lembut dan karya yang besar" Di bagian
sebeltunnya telah saya uraikan, bahwa hati yang lembut akan memancarkan cahaya
dan aura yang positip. Semakin lembut dan ikhlas seseorang, maka pancaran
auranya semakin kuat sehingga bisa meresonansi sekitarnya. Maka, seperti saya
katakan di atas, bahwa dekat dengan orang-orang yang salih akan menyebabkan
hidup dan hati kita menjadi tentram.
14 Padahal kita tahu bahwa nabi Ibrahim adalah rasul yang rnemiliki kualitas
kepasrahan dan keikhlasan yang sangat tinggi. Sehingga oleh Allah, beliau dijadikan
teladan bagi manusia. Semua itu telah terbukti ketika beliau diperintahkan untuk
mengorbankan anaknya, nabi Ismail. Semua itu dijalaninya dengan penuh
kepasrahan dan keikhlasan.
Manusia sekualitas nabi Ibrahim ini, pancaran energinya luar biasa besarnya.
Dengan dekat orang sesalih beliau, bisa menyebabkan hati kita rnenjadi ketularan
alias teresonansi mengikuitt getaran frekuensi hatinya. Terasa sejuk dan penuh
kedamaian. Lingkungan dan tempat-tempat khusus yang pernah menjadi lokasi
aktifitas beliau pasti teresonansi oleh energi beliau. Apalagi karya-karya yang
langsung lahir dari tangan beliau.
Ka'bah adalah karya Ibrahim. Maka, di dalam karya ini tersimpan energi nabi
Ibrahim yang sangat besar. Hal ini bisa dtanalogikan dengan batang besi yang
digosok-gosok oleh magnet. Jika ada sebuah batang 'besi biasa' digosok-gosok
magnet, maka batang besi biasa itu akan berubah menjadi magnet juga. Meskipun,
dalam kurun waktu tertentu kemagnetan itu hilang kembali. Akan tetapi jika gosokan
itu dilakukan berulang-ulang selama kurun waktu yang panjang, maka besi biasa
itupun akan menjadi magnet yang permanen. Dia bisa menarik logam-logam seperti
magnet yang asli. Demikian pula halnya dengan Ka'bah. Karena Ka'bah adalah karya nabi
Ibrahim, dan kemudian menjadi tempat aktifitas beribadah selama bertahun-tahun,
maka Ka'bah itu menyimpan energi nabi Ibrahim yang positip. Dekat dengan Ka'bah,
seperti dekat dengan nabi Ibrahim. Kita merasakan ketenangan dan kedamaian,
lembut seperti sifat nabi Ibrahim yang dipuji-puji oleh Allah itu.
Maka berdoa di dekat Ka'bah sangatlah besar manfaatnya. Jiwa kita terbantu
15 untuk menjadi khusyuk. Hati menjadi tenang dan fokus, pada saat berdoa.
Seringkali .ktta melihat orang berdoa di dekat Ka'bah tak mampu membendung air
matanya. Mereka menangis sesenggukan sambil menengadahkan tangannya
bermunajat kepada Allah. Hatinya menjadi lembut dan santun. Hilang semua
kesombongan dan keangkuhannya. Doa yang demikian adalah doa yang
'didengarkan' oleh Allah, karena keluar dari hati yang paling dalam.
QS. Al a 'raaf : 55 "Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. " Faktor Hajar Aswad Hajar Aswad, artinya Batu Hitam. Ia ditempatkan di sebuah lubang. di salah
satu pojok bangunan Ka'bah. Konon, batu hitam ini jatuh dari langit. Ada juga yang
mengatakan diambil dari surga. Dugaan saya, Hajar Aswad adalah sisa batu meteor
yang memiliki kadar logam sangat tinggi. Pada jaman dulu, kejadian seperti itu
sering kali terjadi. Bahkan di pulau Jawa, kita mendengar cerita, bahwa para empu
menjadikan batu meteorit itu sebagai bahan untuk membuat senjata, termasuk keris,
karena logam nya diketahui memiliki kualitas yang sangat tinggi.
Memang ada yang mengatakan bahwa batu hitam itu dulunya berwarna putih.
Kemudian menjadi hitam, karena menyerap dosa-dosa manusia yang berthawaf.
Akan tetapi cerita semacam ini tidak memiliki dasar yang jelas, dan juga tidak ada
sumber yang otentik. Batu hitam itu, oleh Nabi Ibrahim lantas dijadikan sebagai
salah satu bagian dari bangunan Ka'bah. Nabi Ibrahim bersama nabi Ismail
16 memperoleh perintah dari Allah untuk meninggikan dasar-dasar Ka'bah, untuk
kemudian menjadi pusat peribadatan pada jamannya, hingga kini.
QS. Al Baqarah: 127 "Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar baitullah
bersama Ismail (seraya berdoa) : Ya Tuhanku kabulkanlah daripada
kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui." Apakah pengaruh batu hitam meteorit itu bagi kemustajaban doa seseorang"
Kalau hanya batu meteoritnya saja, barangkali tidak banyak berguna untuk
membantu kekuatan doa. Tetapi karena batu meteorit itu menjadi bagian dari sistem
energi Ka'bah, maka batu yang memiliki konduktifitas elektromagnetik sangat tinggi
itu menjadi sangat besar peranannya. Lebih dari itu, batu hitam ini juga diletakkan
pada lokasi yang dipilih oleh Allah untuk bisa membangkitkan energi yang besar,
yaitu di atas pondasi Ka'bah.
Energi yang dipancarkan oleh nabi Ibrahim sepanjang interaksinya pada waktu
itu tersimpan di sistem bangunan Ka'bah. Apalagi pada saat usai membangun
Ka'bah itu beliau berdua berdoa mohon dikabulkan atau diterima peribadatan
mereka, seperti diungkapkan dalam ayat di atas. (Hal ini akan saya terangkan lebih
lanjut pada bagian berikutnya, sebagaimana bangunan masjid yang ternyata
menyimpan energi sangat besar dari orang-orang yang shalat di dalamnya. )
Nah, disinilah Hajar Aswad berfungsi sebagai 'pintu' masuk dan keluarnya
energi Ka'bah, karena ia memiliki daya hantaran elektromagnetik yang sangat tinggi.
Energi Ka'bah mengalir deras dari bagian ini 'menyinari' orang-orang yang berada di
dekatnya. Meskipun energi itu juga memancar dari bagian-bagian Ka'bah yang lain.
Akan tetapi, yang paling besar adalah yang terpancar dari Hajar Aswad. Karena itu
17 orang yang paling dekat dengan Hajar Aswad itulah yang akan mengalami pengaruh
paling besar. Di situlah letaknya Multazam.
Getaran gelombang doa kita itu tertuju ke arah Hajar Aswad, sehingga terjadi
kontak antara hati kita dengan sistem energi Ka'bah. Tetapi harus kita pahami,
bukan karena Ka'bah itu kita berthawaf. Juga bukan karena batu hitam, Hajar Aswad,
melainkan sepenuhnya karena Allah. Karena itu, ketika kita memulai berthawaf yang
kita ucapkan adalah Bistnillaahi Wallaahu Akbar - Dengan nama Allah dan Allah
Maha Besar. Hajar Aswad : Batu hitam, meteorit, yang memiliki konduktifitas elektromagnetik sangat
tinggi Suatu ketika di tahun 1995, seorang kawan saya menunaikan ibadah haji.
Pada saat dia shalat berjama'ah di masjid Al Haram, cuaca sedang hujan deras.
Seusai shalat. dia mengalami kejadian yang tidak bisa dia lupakan. "Pada waktu itu,
tiba-tiba ada petir menyambar," katanya. Namun anehnya petir itu tidak menyambar
penangkal petir di gedung-gedung tinggi di sekitar Masjid Al Haram - seperti yang
ada di atas Hotel Hilton. misalnya - melainkan menyambar Ka'bah.
Saya sempat terperanjat mendengar cerita itu. Karena, secara Fisika ini
menunjukkan kepada kita betapa dahsyatnya konduktifitas Hajar Aswad itu
dibandingkan dengan Platina yang berada di ujung penangkal petir, di gedung-
gedung tinggi sekitar Ka'bah.
Semestinya, petir selalu menyambar benda tertinggi yang bisa digunakannya
untuk segera menjalar ke tanah. Petir menyambar bumi karena ia bermuatan positip,
dan ingin segera meloncat ke bumi yang bermuatan negatip, secepat-cepatnya.
18 Karena itu, jika ada benda tinggi yang bisa menyalurkan petir itu ke bumi maka ia
pasti segera menyambarnya.
Maka, kejadian di atas memberikan mformast yang sangat meyakinkan saya,
bahwa Hajar Aswad memang memiliki tingkat konduktifitas yang luar biasa. Karena
itu, ia akan sangat berperan menjadi saluran 'keluar-masuknya' energi gelombang
elektromagnetik dalam sistem energi Ka'bah.
Faktor Orang Berthawaf Faktor penyebab besarnya gelornbang elektromagnetik Ka'bah, salah satunya
adalah dikarenakan orang berthawaf. Kenapa orangyang berthawaf menyebabkan
munculnya gelombang elektromagnetik" Dan lantas apa kaitannya dengan doa yang
mustajab " Ada kaitan yang sangat erat antara orang berdo'a dan gelombang
elektromagnetik yang ada di sekitar Ka'bah,
Sesungguhnya, setiap perbuatan manusia selalu menghasilkan gelombang
elektromagnetik. Gelombang itu selalu memancar ketika kita melakukan apa pun.
Baik kita sedang berkata-kata, ataupun kita sedang berpikir. apalagi sedang
melakukan aktifitas fisik. Badan kita memancarkan energi elektromagnetik.
Kenapa demikian " Karena tubuh kita ini memang merupakan kumpulan bio-
listrik yang selalu berputar-putar di dalam orbitnya di setiap atom-atom penyusun
tubuh kita. Ketika kita berkata-kata. kita sebenarnya sedang memancarkan
gelombang suara yang berasal dari getaran pita suara kita.
Ketika kita berbuat. kita juga sedang memantul-mantulkan ge-lombang cahaya
ke berbagai penjuru lingkungan kita. Jika tertangkap mata seseorang. maka mereka
dikatakan bisa melihat gerakan atau perbuatan kita. Demikian puja ketika kita
19 sedang berpikir, maka otak kita juga memancarkan gelombang yang bisa dideteksi
dengan menggunakan alat perekam aktifitas otak yang disebut EEG (Electric
Encephalo Graph). Jadi setiap aktifitas kita itu selalu memancarkan energi.
Maka doa yang kita ucapkan itu juga memiliki kandungan energi.
Apalagi doa-doa yang kita ambil dari firman-firman Allah di dalam Al Quran.
Energinya besar sekali, seperti telah kita diskusikan di bagian sebelumnya.
Disisi lain, ternyata jutaan orang yang berthawaf mengelilingi Ka'bah juga
menghasilkan energi yang besar. Dari mana asalnya" Di dalam ilmu Fisika kita
mengenal suatu kaidah yang disebut Kaidah Tangan Kanan.
Kaidah Tangan Kanan mengatakan: "Jika ada sebatang konduktor (logam)
dikelililngi oleh listrik yang bergerak berlawanan denganjarum jam, maka di
konduktor itu akan muncul medan gelombang elektromagnetik yang mengarah ke
atas." Hal ini, dalam Kaidah Tangan Kanan, digambarkan dengan sebuah tangan
yang menggenggam empat jari, dengan ibu jari yang tegak ke arah atas. Empat jari
yang menggenggam itu digambarkan sebagai arah putaran arus listrik, sedangkan
ibu jari itu digambarkan sebagai arah medan elektromagnetik.
Kaidah tangan kanan ini telah memberikan kemudahan kepada kitadalam
memahami misteri Kabah. 'Kebetulan', orang berthawaf mengelilingi Ka'bah berputar
berlawanan dengan arah jarum jam. Atau dalam kaidah itu mengikuti putaran empat
jari tergenggam. Apa dampaknya"
Thawaf : Menghasilkan pusaran elektromagnetik dari triliunan biolistrik dalam tubuh
manusia 20 Seperti telah saya katakan, bahwa tubuh manusia ini sebenarnya mengandung
listrik dalam jumlah besar yang dibawa oleh miliaran bio-elektron dalam tubuh kita.
Maka, dengan kata lain, kitasebenamya bisa menyebut tubuh manusia ini adalah
kumpulan muatan listrik. Sehingga ketika ada jutaan orang berthawaf mengelilingi
Ka'bah, ini seperti ada sebuah arus listrik yang sangat besar berputar-putar ber-
lawanan dengan arah jarum jam mengitari Kabah. Apa yang terjadi"
Di tengahnya, di Ka'bah - khususnya lagi di Hajar Aswad - terjadi medan
elektromagnetik yang mengarah ke atas. Kenapa begitu" Karena dalam hal ini,
Hajar-Aswad telah berfungsi sebagai konduktor, seperti dijelaskan dalam Kaidah
Tangan Kanan. Bahkan bukan sekedar konduktor, melainkan Superkonduktor !
Lantas, apa fungsi medan elektromagnetik yang sangat besar yang keluar dari
Ka'bah itu " Gelombang inilah yang akan membantu kekuatan do'a orang-orang
yang bermunajat di sekitar Ka'bah, khususnya yang berada di dekat Hajar Aswad
alias Multazam. Bagaimana menjelaskannya"
Pernahkah Anda mengamati seorang penyiar radio ketika dia sedang bertugas"
Pada saat seorang penyiar berbicara di depan mikrofonnya, sebenarnya dia sedang
menumpangkan suaranya pada gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh
peralatan pemancamya, Jika dia berbicara tanpa mikrofon, maka jarak jangkau suaranya tidaklah terlalu
jauh. Barangkali saat dia berteriak, suaranya hanya bisa menjangkau puluhan meter
saja. Akan tetapi ketika dia menggunakan mikrofon, suaranya bisa menjangkau jarak
yang lebih jauh. Ini karena energi suaranya 'diangkut' oleh gelombang elektromagnetik, yang
lantas dipancarkan lewat menara pemancar dengan power yang besar. Semakin
21 besar powernya, maka semakin jauh pula jarak tempuhnya. Bisa menjangkau
berkilo-kilometer, dari sumber suaranya.
Kita bisa mengambil analogi ini untuk. menjelaskan hubungan antara energi
Ka'bah dan orang yang berdoa di dekatnya. Orang yang berdoa di dekat Multazam,
bagaikan seorang 'penyiar' radio yang sedang bertugas. Dia berada di depan
'mikrofon' Hajar Aswad. Maka ketika dia berdoa, pancaran energi doanya itu akan
ditangkap oleh superkonduktor Hajar Aswad untuk kemudian dipancarkan bersama-
sama gelom-bang elektromagnetik yang mengarah ke atas akibat aktifitas orang
berthawaf. Maka energi doa kita akan 'menumpang' gelombang elektromagnetik yang
keluar dari Ka'bah itu, mirip dengan yang terjadi pada pancaran radio. Kekuatan doa
kita menjadi berlipat-lipat kali, karena terbantu oleh power yang demikian besar dari
Ka'bah menuju kepada Arasy Allah. Dalam hal ini, Ka'bah telah berfungsi bagaikan
sistem pemancar radio. Karena power yang besar itu pula, maka berdoa di Multazam menjadi demikian
mustajab, Energi doa itu jauh lebih 'cepat sampai' kepada Allah, dan cepat pula
memperoleh balasan-nya. Karena itu, jangan sembrono melakukan perbuatan-
perbuatan di Mekkah, karena respon atas perbuatan kita itu demikian spontan. Hal
ini telah banyak dibuktikan oleh orang-orang yang menunakan ibadah haji.
Ka'bah Sebagai Kiblat Shalat
Ada lagi faktor yang menyebabkan Ka'bah semakin memiliki power yang begitu
besar. Yaitu, akibat Ka'bah dijadikan sebagai kiblat oleh orang yang shalat di seluruh
dunia. Akan saya jelaskan pada bagian berikutnya, bahwa orang shalat di seluruh
22 dunia memancarkan energi positip. Apalagi mereka semuanya berkiblat kepada
Ka'bah. Maka bisa Anda bayangkan betapa Ka'bah itu betul-betul menjadi pusat
gerakan shalat sepanjang waktu. Karena kita tahu, bahwa shalat kita mengikuti
pergerakan matahari. Artinya, setiap saat, sesuai dengan gerakan matahari itu
selalu ada orang yang sedang shalat. Jika sekarang kita shalat dhuhur, maka sesaat
kemudian, orang islam yang berada lebih ke barat dibandingkan Indonesia akan
melakukan shalat dhuhur. Demikian pula, beberpa menit berikutnya. wilayah yang
lebih barat lagi akan memasuki waktu dhuhur, dan seterusnya,
Atau dalam waktu yang bersamaan, orang Indonesia shalat dhuhur, tetapi
orang yang lebih ke timur, sedang shalat Ashar. Yang lebih ke timur lagi, sedang
maghrib. Yang ke timur lagi sedang shalat Isyak, dan seterusnya. Artinya setiap saat
selalu ada orang shalat menghadap Ka 'bah di manapun dia. Atau shalat apa pun
dia. Akibatnya, ada sebuah ketegangan energial antara orang shalat dan Ka'bah,
yang disebut sebagai medan elektromagnetik. Setiap saat. Jadi bisa .Anda
bayangkan betapa besarnya energi yang terpancar dari Ka'bah akibat berbagai
aktifitas di atas. Yaitu, energi-energi yang disebabkan oleh faktor Ibrahim, faktor
orang berthawaf, faktor Hajar Aswad, dan Faktor orang-orang yang bershalat
menghadap ke Ka'bah. QS. Al Maidah : 97 "Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu, sebagai pusat
bagi manusia" 23 Pengobatan dengan Energi Positip
Suatu ketika, ada seorang kawan saya mencari ruangan untuk mengadakan
acara pengobatan massal. Ia bukan seorang dokter, melainkan seorang penyembuh
dengan menggunakan tenaga prana. Dia seorang non muslim.
Karena dia mau menyewa Hall di gedung saya bekerja, maka waktu itu saya
ajak dia berkeliling gedung berlantai 21 itu. Sampai suatu ketika masuklah kami ke
sebuah hall di lantai 3. Hall itu cukup luas, bisa menampung sekitar 250 orang.
Ketika memasukinya, dia lantas memberikan komentar yang agak
mengherankan saya, "wah, ruangan ini cocok untuk pengobatan," katanya. Saya
lantas bertanya kepadanya, "Lho Anda kok bisa mengatakan demikian. Memangnya
kenapa?" Dia lantas mengatakan bahwa ruangan ini cocok untuk kegiatan - kegiatan


Pusaran Energi Kabah Karya Agus Mustofa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semacam pengobatan dan berdoa, karena mengandung energi positip. Saya
langsung terperanjat, dan mengatakan kepadanya bahwa Hall itu memang dipakai
untuk shalat Jumat setiap minggunya. Dan dia membenarkan. Jadi, ternyata energi -
energi akibat orang berdoa dan shalat di sana masih terus membekas di sekeliling
ruangan. Secara ilmiah dan praktis, ternyata memang bisa dibuktikan bahwa energi-
energi positip yang dihasilkan dari kegiatan peribadatan bisa digunakan untuk
pengobatan. Orang sakit - pstkis maupun fisik - jika ditinjau dari sistem energialnya.
mengalami gangguan kestabilan energi di dalam tubuhnya. Hanya saja, ada yang
bisa disembuhkan dengan cara menormalkan sistem energinya, tetapi ada juga
yang tidak bisa, karena telah tejadi kerusakan secara fisik.
Dalam keadaan normal, sistem energi seseorang dikatakan stasioner.
Sebaliknya ketika sakit, sistem energinya mengalami gangguan. Dalam ilmu Fisika
Modem disebut tereksitast. Untuk menyembuhkanya, maka kita harus menstabilkan
24 kembali kekacauan sistem energi di dalam tubuhnya. Hal ini bisa dilakukan dengan
cara memasukkan energi positip dari luar tubuh orang yang sakit itu, dengan fungsi
untuk mengatur kembali susunan energinya.
Sebagai contoh adalah besi magnet. Sebuah logam bisa menjadi magnet jika
susunan elektron-elektronnya teratur mengikuti pola tertentu. Jika susunan elektron
tersebut dibuyarkan - misalnya dengan cara mernukul-mukul besi magnet itu dengan
palu - maka besi magnet itu pun kehilangan daya magnetnya.
Sebaliknya, jika ada batang besi biasa yang kemudian digosokgosok
menggunakan besi magnet dengan pola tertentu, maka susunan elektronnya akan
menjadi teratur, dan kemudian besi biasa itu akan berubah menjadi magnet pula.
Jadi kuncinya adalah keteraturan pola elektron -elektronnya.
Demikian pula dalam tubuh kita, jika susunan biolistrik di dalarn tubuh kita
mengalami kekacauan, maka kita akan terkena sakit. Sebaliknya jika susunan
biolistrik kita tertata dengan baik, maka kita sehat. Hal ini berlaku psikis maupun fisik,
secara simultan. Nah, ketika seseorang berdekatan dengan Ka'bah, maka sebenamya dia telah
berada di dekat sumber energi positip yang sangat dahsyat. Jika mau, maka dia bisa
melakukan pengobatan dirinya dengan menggunakan sistem energi Ka'bah tersebut.
Tentu saja, dia harus mengikuti tatacara tertentu.
Yang paling mendasar, dia harus membuka hatinya dengan sepenuh
keyakinan dan keikhlasan. Seseorang yang tidak yakin dan tidak ikhlas, maka sama
saja dengan dia tidak membuka hatinya untuk terjadi resonansi energi positip dari
Ka'bah. Karena, seperti saya sampaikan sebelumnya, bahwa pintu keluarmasuknya
energi tersebut adalah lewat hati secara resonansi. Sebagaimana sabda Rasulullah:
innamal a'malu binniyati ... sesungguhnya amal perbuatan kita itu bergantung pada
25 niatnya. Yang kedua, dia harus meyakinkan pada dirinya bahwa permintaan itu hanya
diajukan kepada Allah. Bukan kepada Ka'bah, Sistem energi Ka'bah itu hanya
menjadi pintu keluar masuknya energi positip, sebagaimana difirmankan Allah dalam
QS. 26 : 80 "Jika aku sakit. maka Dialah yang menyembuhkan aku ... "
Yang ketiga, mintalah dengan sepenuh hati dan secara spesifik menyebut
hajat yang kita tuju, dengan terlebih dahulu memujimuji Allah lewat Asmaul Husna
yang sesuai dengan permintaan kita itu, sambil merendahkan diri di hadapan-Nya.
Misalnya, kalau kita meminta ampunan kepada Allah. maka sebutlah Ya Ghafuur -
Yang Maha Mengampuni. Atau sebut Ya Razzaaq untuk mohon rezeki, dan lain
sebagainya. Boleh juga doa kita sampaikan dalam bahasa lndonesia saja. Allah
memahami hajat kita, apa pun bahasa yang kita gunakan.
QS. Al A'raaf :180 "Allah mempunyai nama-nama yang baik, maka berdoalah
dengan menyebut nama yang baik itu (asmaul husnaa) ... "
QS. Al a'raaf: 55 "Berdo'olah. kepada Tuhanmu dengan berendah. diri dan suara
yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. " Keempat, sebaiknya doa kita itu diajukan sesudah kita melakukan Thawaf dan
shalat. Power yang keluar akan semakin besar. Dan tentu semakin mustajab.
Karena salah satu kondisi yang mustajab adalah berdoa di dalam atau sesudah
shalat. QS. Al Baqarah : 153 26 "Wahai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kalian
kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama
orang-orang yang sabar. "
Dan yang kelima. lakukanlah do'a itu berulang kali, dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan. Karena semakin sering kita berdoa. maka energinya akan semakin
besar. Allah menyukai orang-orang yang sabar dan penuh keikhlasan.
Mengobati Penyakit Hati Selain penyakit yang bersifat fisik. energi Ka'bah ini sangat mustajab untuk
mengobati penyakit hati. Dan inilah yang paling utama. Sebab sebagian besar
penyakit badan kita sebenamya bersumber dari penyakit hati.
Apakah penyakit hati itu" Penyakit hati adalah seluruh sikap hati kita yang tidak
diridhoi oleh Allah. Misalnya : sikap pembohong alias tidak jujur, sikap sombong,
angkuh, iri hati. dengki, penuh kebencian, pendendam, culas, munafik, pemarah,
sulit memaafkan. pelit, cinta dunia berlebihan, tidak sabaran, dan lain sebagainya.
Puncak dari semua penyakit itu adalah menduakan Allah.
Kenapa sifat-sifat di atas disebut sebagai penyakit hati" Karena seluruh sifat itu
berpotensi menimbulkan masalah dalam kehidupan kita secara pribadi, sosial,
maupun hubungan kita dengan Allah.
Ambillah sifat pembohong, misalnya. Orang yang suka berbohong pasti akan
menemui berbagai masalah dalam kehidupan SOSialnya. Karena dia pasti tidak
akan dipercaya orang. Nah, ketika seseorang sudah hilang kepercayaan, maka
kehidupannya pun susah. Begitu juga sifat pemarah, pendendam, tidak sabaran. culas dan sebagainya.
27 Semua sifat yang dilarang oleh Allah itu adalah sifatsifat yangjuga tidak disukai oleh
kebanyakan manusia. Sebenarnya Allah sangat menyayangi kita dan ingin
menyelamatkan kehidupan kita, di dunia maupun di akhirat. Allah tidak memiliki
kepentingan apa pun dalam hal ini, karena Allah Sangat Berkuasa dan Sangat Kaya
Raya, Sehingga Allah pun berkata:
QS. Mumtahanah : 6 " ... dan barang siapa berpaling (dari Allah), maka sesungguh-
nya Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ..
Bahkan, seandainya pun seluruh manusia ini tidak menyembah Allah, Dia tidak
terganggu sedikitpun Kemuliaan dan Kebesaran-Nya. Tetapi justru kita sendirilah
yang akan merugi. Karena sesungguhnya. kita tidak bisa hidup tanpa pertolongan
dan kasih sayang Allah. Kehidupan ini milik Allah. Bukan milik kita. Jadi kalau Allah sudah
mengambilnya dari kita. tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi. Sebutlah
udara. yang kita hirup setiap saat ini. adalah milik Allah. Panas matahari juga milik
Allah. Air juga milik Allah. Bahkan paru, jantung, ginjal dan tubuh kita ini milik Allah.
Bayangkan kalau Allah mengambilnya dari kita. Sungguh hidup kita akan mengalami
kesulitan yang besar. Saya punya saudara sepupu yang terkena masalah kesehatan semacam itu.
Dia bekerja di suatu proyek pembangkit tenaga listrik di suatu kota di Jawa Timur.
Entah karena polusi batu bara yang berlebihan atau karena virus. paru-parunya
mengalami rnasalah. Pada mulanya, dia sering merasakan sesak nafas. Ketika diperiksakan ke
seorang dokter. ternyata diketahui lewat foto rontgen bahwa salah satu paru-
parunya mengecil. Ini terjadi selama beberapa tahun. sampai akhimya ia hanya bisa
28 bernafas dengan satu paru saja.
Permasalahan berikutnya muncul, karena ternyata paru yang tinggal satu itu
pun mulai mengecil. Maka dia semakin sulit bernafas. Kandungan oksigen dalam
udara bebas ini tidak cukup lagi untuk bernafas. sehingga dia membutuhkan
bantuan oksigen murni. Maka, tidak bisa dihindari dia harus selalu membeli oksigen
dalam tabung untuk menyambung hidupnya.
Bayangkan, ketika Allah sudah mengambil fasilitas-Nya, maka untuk bernafas
pun kita harus membeli oksigen. Setiap tabung oksigen dihabiskannya dalam waktu
hanya sekitar 3- 4 hari. Dia menyedot oksigen itu menggunakan dua batang selang
kecil sepanjang sekitar 4 meter. Maka dia harus melakukan aktifitasnya hanya di
sekitar tabung oksigen tersebut. Ke kamar mandi dia harus tetap menggunakan se-
lang oksigen. Makan dan minum juga harus begitu, Sampai tidur pun dia harus
mengenakan selang tersebut. Betapa beratnya hidup seperti ini.
Keadaan tersebut dialaminya selama beberapa tahun. Ludes harta bendanya
untuk berobat dan membeli oksigen, untuk 'sekedar' bernafas. Dan setelah
semuanya habis. ternyata paru yang tinggal satu itu pun akhirnya mengecil juga.
Maka, hidupnya tidak bisa tertolong lagi. Allah menghendaki-Nya. Maka akhirnya dia
berpulang, kembali kepada Sang Empunya Kehidupan. Inna lillaahi wa inna ilaihi
roji'un. ... Dari cerita itu, saya hanya ingin menegaskan kepada kita semua, bahwa
pemilik hidup ini bukanlah kita. Allah yang punya. Dan Dia sangat menyayangi kita.
Contoh di atas barulah contoh yang sangat kecil, betapa Allah telah menyediakan
berbagai fasilitas kehidupan secara gratis.
Bayangkan kalau seandainya kita harus membayar udara yang kita hirup ini
kepada Allah, berapa uang yang mesti kita keluarkan sepanjang hidup kita. Atau
29 bayangkan juga, seandainya kita harus membayar Allah agar jantung kita terus
berdenyut. Atau supaya pencernaan kita terus mencerna makanan yang masuk ke
dalam perut. Atau agar otak kita bisa terus berpikir. Dan seluruh organ tubuh kita
bisa bekerja secara normal. Berapa kita harus membayar Alah untuk itu" Pasti, uang
yang kita kumpulkan selama kita hidup tidak mencukupinya. Tetapi Allah
memberikan semua itu gratis kepada kita ...
Termasuk, ketika Allah memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua tentang
bagaimana seharusnya kita menjalani hidup ini, agar tidak menemui masalah dalam
kehidupan. Tata cara kehidupan itu telah dijelaskan-Nya di dalam kitab-kitab Suci
yang diajarkan kepada para nabi dan Rasul. Termasuk Al Qur'anul Karim.
Namun, kalau seandainya pun kita kurang distplin dalam menjalankan petunjuk
Allah itu, maka Allah masih memberikan beberapa cara untuk menghilangkan
berbagai penyakit yang mengendon di hati kita. Salah satunya adalah dengan
menggunakan sistem energi Ka'bah.
Untuk menggambarkan penyakit hati, dalam bahasa yang lain, Rasulullah
mengatakan bahwa orang-orang yang melakukan dosa, di hatinya akan muncul satu
bintik hitam. Jika dia melakukan dosa lagi, maka akan muncul lagi bintik hitam di
hatinya. Dan jika dia berulang-ulang melakukan dosa, maka hatinya akan tertutup
oleh bintik hitam itu. Hati yang demikian, seperti yang telah saya jelaskan di depan, akan mengarah
pada penurunan kualitas secara berkelanjutan. Mulai dari hati yang penyakitan,
mengeras, membatu, tertutup dan kemudian terkunci. Hatinya tidak lagi bisa
beresonansi. QS. Az Zumar : 60 "Dan pada hari kiamat, kamu akan melihat orang-orang yang
30 berbuat dusta kepada Allah, mukanua menjadi hitam ... "
Kenapa bisa menjadi hitam, karena seperti saya sampaikan bahwa apa yang
terdapat pada hati kita akan meresonansi seluruh bio-elektron kita. Jika hati kita
bercahaya, maka wajah dan sekujur tubuh kita akan memancarkan cahaya juga.
Sebaliknya kalau hati kita hitam, maka wajah dan tubuh kita juga akan
memancarkan aura gelap kehitaman.
Nah, untuk menormalkan kembali hati yang demikian kita bisa mengobatinya
dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah. Intinya adalah melatih kembali hati kita
untuk bisa bergetar sesuai getaran cahaya.
Getaran semacam ini bisa dimunculkan dari ayat-ayat Quran yang kita baca.
Atau dari shalat kita yang khusyuk. Atau melakukan peribadatan di sekitar Ka'bah.
Ataupun berdekatan dengan orang-orang yang salih - sebagaimana telah saya
jelaskan di depan. * * * Shalat Berpahala 100.000 Kali Lipat Rasulullah bersabda bahwa shalat sendirian menghasilkan pahala satu. Shalat
berjamaah berpahala 27 kali lipat. Dan shalat berjamaah di Masjid Al Haram
berpahala 100.000 kali lipat. Kenapa bisa demikian" Sebelum kita melangkah lebih
jauh, maka kita harus sepakat. dulu mengenai apa yang disebut pahala.
31 Konsep Pahala dan Dosa Agama kita mengenal reward dan punishment, seperti dalam sebuah
manajemen modem. Reward atau penghargaan, dalam Islam disebut sebagai
pahala. Sedangkan punishment atau hukuman, dikenal dengan istilah dosa. Tetapi,
sebagaimana dalam sebuah proses manajemen, kedua cara itu digunakan untuk
tujuan kemajuan perusahaan. Bukan sebaliknya.
Demikian pula dalam Islam. Pahala dan dosa adalah salah satu cara yang
digunakan oleh 'manajemen' agama kita agar tujuan 'perusahaan' ini tercapai.
Siapakah yang mengambil keuntungan jika 'perusahaan' ini baik dan maju" Ternyata
kita semua. Para hamba Allah. Bagaimana dengan Allah " Allah, sebagai pemilik
'perusahaan', sama sekali tidak mengambil keuntungan apa-apa. Karena Dia tidak
membutuhkan apa-apa. Allah adalah Dzat Maha Kaya yang memiliki seluruh
eksistensi ini. Yang setiap saat telah berada dalam Genggaman-Nya.
Apakah yang disebut pahala" Pahala adalah sebentuk 'penghargaan' yang
diberikan Allah kepada kita kalau kita berbuat sesuatu yang membawa 'manfaat'.
Manfaat kepada siapa" Manfaat kepada diri kita sendiri dan makhluk-Nya secara
kolektif. Bagaimana dengan Allah" Allah tidak butuh 'manfaat' dari perbuatan kita.
Sebaliknya, apakah dosa" Dosa adalah sebentuk 'hukuman' yang diberikan
kepada kita karena kita melakukan sesuatu yang membawa 'mudharat' pada diri kita
sendiri maupun makhluk-Nya secara kolektif. Bagaimana dengan Allah " Apakah
kita bisa berbuat dosa atau mudharat kepada Allah" Tentu tidak. Karena tidak satu
perbuatan pun yang bisa memberikan mudharat kepada Allah.
Jadi, konsep pahala dan dosa itu sepenuhnya berkiblat pada manfaat dan
mudharat buat makhluk Allah. Bukan buat Allah. Karena itu, setiap perintah Allah,
pasti ujung-ujungnya adalah membelikan manfaat buat kehidupan makhluk-Nya.
32 Sebalilmya, setiap larangan Allah ujung-ujungnya selalu memberikan mudharat
kepada makhluk-Nya. Lantas dimana posisi Allah dalam hal ini " Allah adalah
Fasilitator sekaligus Penguasa drama kehidupan ini. Bahkan, Dialah pemilik segala
yang ada. Karena itu, sama sekali Dia tidak 'kena dampak' permainan ini. Justru
Dialah yang memainkannya.
Bagaimanakah contoh konkretnya" Jika kita berjudi, maka kita berdosa.
Apakah dosa ini membawa mudharat pada Allah " Sama sekali tidak. Judi
membawa mudharat pada diri kita, keluarga kita, masyarakat kita, dan sistem
perekonomian negara kita.
Kalau kita berbuat zina, apakah itu juga membawa mudharat pada kita sendiri"
Tentu saja, karena zina itu merusak tatanan moral bermasyarakat, menebarkan
penyakit fisik dan penyakit kejiwaan, serta mewariskan keturunan dan generast yang
berantakan. Demikian juga minuman keras, perampokan dan pencurian,
pembunuhan, korupsi, dan lain sebagainya yang dilarang Allah itu, ujung-ujungnya
adalah menyebabkan rnudharat buat kehidupan kita sendiri.
Bahkan ketika kita tidak shalat, tidak puasa, atau pun tidak menjalankan
peribadatan yang semestinya dilakukan oleh seorang muslim. itu sama sekali tidak
membawa mudharat kepada Allah. Mudharatnya akan menimpa diri kita sendiri. Baik
sebagai pribadi maupun sebagai manusia kolektif.
Seringkali orang beranggapan salah. Bahwa kalau kita tidak shalat, tidak puasa,
maka Allah akan marah kepada kita karena seakan-akan kita tidak menghiraukan
Allah sebagai Tuhan. Ini tidak betul, dan cara berpikir yang salah kaprah. Allah sama
sekali tidak terganggu Eksistensiblya jika seluruh manusia di muka bumi ini tidak
menyembah-Nya. QS. An Nisaa :131 33 " ... danjika kamu sekalian kaflr (kepada Allah), maka
sesungguhnya segala yang ada di langit dan segala yang di bumi itu
adalah milik Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. "
Pemahaman ini sangat perlu, supaya kita bisa memposisikan dili secara benar
di hadapan Allah. Sekali lagi jangan sampai kita menjalani agama ini dengan pikiran
bahwa Allah butuh ibadah kita. Sama sekali tidak. Seluruh petunjuk Allah di dalam Al
Quran itu adalah demi kebaikan dan keselamatan kita sendirt, di dunia dan di akhirat.


Pusaran Energi Kabah Karya Agus Mustofa di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jika kita tidak menuruti instruksi-instruksi yang dibelikan Al Quran, maka
dijamin hidup kita akan amburadul, dan hancur sebelum waktunya. Baik di dunia ini
maupun di akhirat nanti. Sebaliknya kalau kita mengikuti saran-saran Al Quran maka
hidup kita akan selamat di dunia dan selamat di akhirat.
Nah, dalam konteks inilah. maka yang disebut dosa itu adalah ketika kita tidak
mengikuti saran -saran Al Quran dalam menjalani kehidupan ini. Dipastikan kita
akan memperoleh mudharat atas perbuatan-perbuatan kita. Sebaliknya, yang
disebut pahala itu adalah ketika kita memperoleh manfaat atas perbuatan kita,
karena sesuai dengan anjuran Al Quran.
Pahala Shalat Dalam konteks shalat, maka yang disebut pahala adalah jika shalat kita itu
menghasilkan manfaat bagi kehidupan kita. Jika kita sudah menjalani shalat, tetapi
belum menghasilkan manfaat bagi diri kita pribadi maupun lingkungan kita secara
kolektif, maka sebenarnya shalat kita belum betul. Meskipun kita telah tertib
mengikuti tatacara shalat yang diajarkan kepada kita.
Karena. shalat dalam pandangan ini dikatakan sudah benar jika sudah
34 menghasilkan manfaat sesuai fungsinya. Apakah fungsi shalat kita" Di antaranya
adalah untuk 'mengingat Allah' dan untuk 'mencegah kita dari perbuatan keji dan
munkar'. QS. Thahaa : 14 "Sesungguhnya Aku Allah. tidak ada Tuhan selain Aku. maka
sembahlah Aku dan dirikan. shalat untuk mengingatKu"
QS.Al Ankabuut:45 "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu. yaitu Al Kitab
(Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
adalah lebih besar (pahalanya). Dan Allahmengetahui apa yang
kamu kerjakan. " Dua ayat tersebut di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita bahwa
shalat kita itu dimaksudkan untuk selalu ingat kepada Allah. Dan dengan selalu ingat
kepada Allah, maka kita akan terjauhkan dari perbuatan-perbuatan yang keji dan
munkar. Kemudian Allah menegaskan bahwa mengingat Allah itu pahalanya sangatlah
besar. Kenapa mengingat Allah punya pahala {manfaat} yang besar" Apakah karena
Allah butuh untuk diingatingat oleh hamba-Nya" Bukan demikian. Seperti telah kita
bahas di depan. bahwa orang yang selalu mengingat Allah hatinya akan menjadi
tentram. Dengan demikian. tujuan utama dari shalat kita itu adalah dzikrullah, selalu
ingat Allah. Kalau memang demikian tujuannya, maka shalat kita dikatakan berhasil
(berpahala / bermanfaat) jika kita memperoleh 2 hal. Yaitu: pertama, selalu merasa
dekat dengan Allah. selama shalat, maupun sesudah menjalani shalat. Sehingga,
35 kita tidak memiliki rasa takut kepada apa pun, dan selalu merasa tentram. Yang
kedua, kita merasa selalu dilihat oleh Allah dalam setiap langkah kehidupan kita.
sehingga kita tidak berani melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar.
Shalat, Sebuah Meditasi Energi
Shalat adalah sebuah meditasi energi. Kenapa dikatakan demikian" Karena
shalat harus dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan konsentrasi agar kita bisa
berkomunikasi dengan Allah. Selain itu, doadoa yang kita baca dalam shalat
ternyata menghasilkan energi positip yang kekuatannya bergantung pada
kekhusyukan kita. Harus kita ingat. bahwa tujuan utama shalat kita adalah berdzikir kepada Allah.
Agar dzikir kita tersebut bermakna. maka kita harus bisa 'menghadirkan' Allah dalam
setiap kalimat maupun gerakan-gerakan shalat yang sedang kita jalani. Kalau yang
terjadi justru kita ingat segala macam, maka tujuan utama shalat kita itu menjadi
tidak tercapai. Apa yang harus kita lakukan agar meditasi energi kita berhasil. Yang pertama.
harus kita pahami bahwa kuncinya adalah hati. Dan bukan pikiran. Hati lebih
berfungsi untuk merasakan dan' memahami. Sedangkan pikiran (otak) lebih
berfungsi untuk berpikir. mengingat. menganalisa. Pikiran (otak) ada di dalam kepala,
sedangkan Hati ada di dalam dada.
Dengan pemahaman ini. berarti kita harus mempasifkan pikiran kita yang ada
di kepala. dan kemudian mengaktifkan hati yang ada di dalam dada. Rasakanlah
bahwa ketegangan yang terjadi tidak di kepala melainkan di dada. Atau dengan kata
lain, janganlah berpikir tentang apa pun termasuk Allah, tetapi rasakanlah atau
Tiga Pengemis Sakti 2 Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Hati Yang Terberkahi 3
^