Senja Di Pulau Cinta 1
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan Bagian 1
novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
Bidadari Pendekar Naga Sakti EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
novel senja di pulau cinta
EPISODE SATU PERISAI CINTA MILLA Novel ini ditulis saat menjelang masa PPL
(Praktek Pengalaman Lapangan) bagi mahasiswa FKIP Unsyiah semester ganjil
2008/2009. Kerinduan saat-saat di sekolah yang kembali hadir dan ditorehkan dengan
skenario yang berbeda. Kepada teman-teman yang telah mendownload dan membaca
novel ini mohon commentnya dicantumkan. Boleh lewat email:
friewan_walker@yahoo.co.id atau dicantumkan dalam guestbook friewan.multiply.com
guna perbaikan kualitas tulisan saya. Dipersembahkan kepada semua kalangan, namun
tetap bersumber pada site friewan.multiply.com. Terima kasih EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA Sebuah Tanda Tanya Pukul setengah sebelas bel berbunyi. Seperti
biasa Siswa SMU 1 Berasayu Indah Kota Biroe keluar kelas, seperti penumpang kereta
api yang tiba di terminal. Sebagian besar menuju ke kantin dan sebagian lainnya ada
yang ke kantor guru dan ke perpustakaan. Hanya sedikit diantara mereka yang masih
mengingat Tuhan di kala dhuha, di sela-sela jam istirahat. Hanya tampak Empat orang
di sana, di mushala sekolah. Tiga diantaranya siswi yang sedang khushuk
melaksanakan shalat sunnah Dhuha di bagian belakang Mushala. Tunduk pasrah ke
hadirat Ilahi memohon ampunan dan syukur akan nikmat tiada terkata. Sementara
seorang lagi laki-laki berperawakan kecil namun berisi, bersiap-siap bertakbir. Allahu
akbar. Eljir dengan khusuknya bermunajat. Baginya, waktu inilah yang paling utama tuk
mengingat Rabbnya. Momen istirahat tidak pernah ia lewatkan untuk diisi dengan shalat
sunnah Dhuha. Kalaupun lewat, pasti ada alasan kuat mengapa dia tidak sempat.
Selesai shalat empat rakaat, Ia pun beranjak keluar dengan wajah sedikit bingung. Raut
mukanya yang biasa ekspresif kini hilang. Ada masalah serius yang di pendamnya. "Oh
kebetulan sekali." katanya dalam hati. "Ham..Ham." Eljir memanggil seseorang masih
dari dalam mushala. Orang tersebut sedikit terkejut, ada suara yang memanggil
namanya dari dalam mushala sekolah tanpa kelihatan wajahnya. Sebuah suara yang
tidak asing baginya. "Ada apa Jir?" Sahut Ilham teman sekelasnya. Ia baru saja dari
ruang kantor menjumpai guru Matematika Pak Bur yang hari ini tidak bisa masuk kelas
selepas jam istirahat nanti karena menghadiri rapat penting di Kantor Walikota. Sebagai
gantinya, Pak Bur memberi tugas dan harus dikumpul hari ini juga. Ilham sebagai ketua
kelas memang memiliki tugas rutin. Jika guru tidak masuk, pasti dia memiliki tugas
ekstra. Bertanggung jawab mengawasi kelas. "Tumben kok misterius gitu" EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA Pake ngumpet-ngumpet lagi, Ada apa?" Sambungnya sambil
mendekati pintu mushala. "Sst... jangan keras-keras! Ada orang di belakang." Lirih Eljir.
Dia benar. Memang ada tiga orang siswi disana. Eljir ingin menyampaikan sesuatu hal.
Sepertinya sebuah hal penting dan rahasia. Tidak boleh diketahui oleh siapapun. "Gini
ham, sebenarnya ini sudah lama ku pendam." Sambungnya setengah berbisik.
Mimiknya khas, membuat Ilham yang juga teman akrabnya sejak SD itu tambah
penasaran. "Oke. Begini saja, mumpung jam istirahat masih tersisa, sekarang kita ke
kantin sekolah dulu, kebetulan kamu juga baru selesai Dhuha kan" Terus kita kembali
kesini, kita bahas masalah kamu. Bagaimana, deal?". Tawar Ilham. Ilham paling tidak
tahan jika memulai pelajaran setelah jam istirahat tanpa mengisi beberapa "bahan
bakarjajan ke kantin sekolah adalah sebuah aktivitas rutin, jika tidak, "gak konsen!"
keluhnya suatu hari. "Kamu aja yang ke kantin, aku biar tunggu disini saja, di ruang
operator, tapi jangan kelamaan ya" Ingat Ham, jangan bawa anak-anak! Kita berdua
saja!" kata Eljir tegas. "Oke..tenang aja. Gampang." "Eit.. satu lagi. Ini bukan masalah
aku, tapi masalah kamu." ujarnya sambil memandang wajah Ilham dengan serius.
"Apa?" sontak Ilham kaget. "Ya kamu terlibat." "Tunggu-tunggu, kamu bilang aku
novel senja di pulau cinta
terlibat?" tanya Ilham heran. "Ya." Eljir mencoba meyakinkan. "Baik. Kita bicarakan
masalah ini secara jantan nanti setelah aku kembali dari kantin. Aku tau, sepertinya ini
masalah rahasia. Lima menit lagi kita jumpa diruang operator." Ujar Ilham. "Kuncinya?"
tanya Eljir. Ilham memberi sebuah kunci dan langsung ke kantin, menghilang dari
hadapannya. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Dengan wajah penasaran yang
belum terbayarkan, Ilham menuju kantin. Pikirannya masih menebak-nebak. Ada apa
gerangan" Jarang sekali Eljir ingin berbicara masalah seserius ini, tapi sejak pagi
memang wajahnya agak berbeda. Biasanya kalau lagi ada masalah dia langsung
berbicara terbuka. Ceplas-ceplos. Tapi hari ini, wajah periangnya ketika bertemu di
mushala tadi tidak kelihatan, yang ada hanya muram. "Aneh." Ujarnya. "Pagi Kak." Sapa
seorang siswa kelas I sambil berlalu. "Pagi." Jawab Ilham ramah. Ilham memang telah
menjadi tokoh di sekolahnya. Siswa mana yang tidak mengenalnya. Ilham Jocelin.
Siswa berprestasi yang membanggakan. Membanggakan nama sekolah, keluarga dan
temanteman. Berbagai prestasi telah direbutnya. Mulai dari tingkat sekolah, kota, hingga
provinsi. Tahun ini, di sela-sela kesibukan siswa kelas tiga mempersiapkan Ujian
Kelulusan, Ilham harus ikut dalam lomba Essay Ilmiah tingkat Propinsi. Jadwalnya
mungkin bulan depan, belum ada kepastian dari Panitia. Sangat mepet dan padat.
Enam bulan sebelumnya dia berhasil menjadi juara Essay Ilmiah di tingkat Kota setelah
sebelumnya telah menyapu gelar juara cabang yang sama di tingkat sekolahnya.
Bahkan, semester kemarin dia telah memecahkan rekor sekolah. Ya rekor sekolah.
Rekor yang telah 25 tahun tak terpecahkan sejak sekolah ini berdiri 37 tahun silam.
Rekor yang membanggakan dan sulit di pecahkan kecuali oleh orang-orang yang luar
biasa. Yaitu selalu juara kelas dari kelas I hingga kelas III dan mendapatkan Nilai
Rata-rata Tertinggi di setiap tingkatannya. Statistik yang hebat. Tercatat di manifest
sekolah. Sebelumnya, rekor ini dipecahkan atas nama Hidayat Moeley. Kini beliau telah
menjadi Asisten II Walikota Biroe. Dengan prestasi sehebat itu, bukan berarti Ilham tidak
perduli novel senja di pulau cinta
dengan kegiatan ekstra. Dia senantiasa aktif di kegiatan keorganisasian. Bahkan sangat
aktif. Buktinya dia sempat menjadi ketua OSIS saat di tingkat II dulu. Kini, jabatan
sebagai ketua EDCC (English Debate and EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Conversation Club) masih dipegang olehnya, sebuah lembaga ekstrakurikuler sekolah
yang memiliki pristise khusus di kalangan siswa. "Berapa bang?" Tanya Ilham sambil
menerima kantong pelastik. Sebotol minuman segar dan beberapa potong kue basah.
"Tiga ribu aja dek Ham!" Jawab Bang Agoes. Pemilik kios sekolah yang telah akrab
dengannya. Kios di sekolah ini hanya ada tiga. Kios Bang Agoes yang gaul. Kios Buk
Ramah, namun tidak seramah orangnya. Selalu saja anak-anak pada ngomel kalau
belanja di kios Buk Ramah. Keluar dari sana pasti saja mendapat perlakuan edan,
kecuali orang-orang yang sudah paham. "Ada saja kesalahan yang ditimpakan pada
kita!" ujar Wendy saat itu, teman sekelasnya. Aneh memang. Tapi justru di kios inilah
yang paling lengkap. Semua barang-barang ATK yang dibutuhkan siswa tersedia. Dan
terakhir Kantin Bang Emjal. Ia dan Istrinya telah 15 tahun berjualan di sekolah ini,
dibantu 2 orang pelayan. Bahkan katanya, ketika suatu kali bercerita pada anak-anak,
bahwa mereka telah berjualan sejak orang tuanya dulu. "Bisnis estafet keluarga gitu lah"
kata Bang Emjal. Nasi gurih dan lontong buatannya bener-bener lezat. Bahkan, alumni
sekolah masih mengingat benar rasa khas Lontong sayurnya. "Kak Ham?" Teriak
seorang siswa kelas II IPA memanggilnya. "Ya, Ada apa dek?" "Kak, Mau minta tolong
nih?" "Boleh. Ada yang bisa dibantu?" "Gini kak, rencananya kita mau minta bantuin
buat PR Kimia, kok kayaknya susah sekali." "Boleh. Nanti malam Kakak ada dirumah.
novel senja di pulau cinta
Datang aja selepas maghrib ya?" "Makasih ya kak" "Ya, sama-sama" Ilham memang
kerap dimintai bantuan oleh adik-adik kelasnya untuk menjelaskan tentang soal-soal
yang tidak mereka pahami. Fisika dan Matematika adalah spesialisasinya. Kadang kala,
mereka EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA menemuinya di sela-sela waktu Istirahat.
Bahkan, tidak jarang mereka bertengger ke rumah Ilham baik siang maupun malam.
Ilham tidak merasa keberatan. Jika ada waktu, dia akan membantu. Asal jangan dimintai
buatkan PR saja. Pernah suatu kali, Alfisyah adik kelasnya datang ke rumahnya.
Awalnya ia minta diajarkan beberapa rumus matematika yang belum dipahaminya.
Namun ujung-ujungnya, dia meminta tolong Ilham, agar Ilham mau membuatkan PR
nya. Ilham menolak. Dengan lembut ia katakana, "Kakak kan sudah kasih penjelasan.
Sekarang, tugas kamu yang membuat PR nya. Dengan apa yang sudah kakak jelaskan
tadi, kamu pasti bisa!" Ujar Ilham sedikit memotivasi. EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA Cinta Dalam Kisah Waktu istirahat masih tersisa lima menit. Setelah lama
bertemu dengan Pak Bur di kantor tadi, Ilham merasa tidak sempat lagi untuk shalat
Dhuha. Terlebih ia harus menuntaskan masalahnya dengan Eljir. Dia tadi telah berjanji
untuk kembali secepatnya. Sambil menahan rasa penasarannya, Ilham kembali ke
mushala dengan langkah sigap. "Mudahmudahan sebelum bel masuk nanti masalahnya
udah clear!" ujarnya dalam hati. Eljir telah duduk menunggunya di ruang operator
mushala. Sebuah ruangan kecil yang terletak di bagian depan tepat di sebelah kanan
mihrab Imam, berisi perlengkapan shalat dan beberapa perangkat amplifer serta
mikrofon untuk pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah. Sementara anak-anak Rohis
(Kerohanian Islam) sibuk di ruangan sebelahnya dengan beberapa agenda. Tempat itu
memang dijadikan sekretariat kegiatan Rohis sekolah. Sementara ruang kecil dimana
Eljir berada itu hanya sebagai ruangan operator yang selama ini ditugaskan kepada
Ilham untuk mengelolanya. Setiap tahun memang ada pergantian penugasan.
Sebelumnya yang memegang kunci itu adalah Kak Saif Amrullah yang kini telah tamat
tahun lalu. Melihat Ilham datang, Eljir terkejut. Dilipatnya selembar kertas yang sedang
dibacanya. Wajahnya sedikit pucat. Ilham sadar perubahan ekspresi Eljir yang telah
dikenalnya. "Ada sebuah masalah" bisiknya dalam hati. Tapi dia berusaha bersikap
biasa. "Gimana Jir masalah tadi" Jelasin yang clear dong! Pake acara baca surat lagi!
Surat apa tu" " Tanya Ilham penasaran. Eljir masih diam sambil memasukkan lembaran
kertas yang ia baca tadi ke kantong bajunya. "Woi... Jangan melamun aja. Gimana sich!
Apa masalah yang mau dibahas tadi?" Tanyanya kembali menuntut penjelasan. Sambil
meneguk minuman yang tadi dibelinya. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Gini
Ham, kuharap engkau berbicara jujur" pinta Eljir. "Ya..tergantung topiknya, kalau yang
kau tanya berapa jumlah gigi taring ku, hitung aja sendiri..he..he.." Jawab Ilham
setengah meledek. "Kau pernah mencintai seseorang?" Eljir memulai dengan dingin.
"Ups... " Ilham berekspresi kaget. "He..he.. Ada-ada saja. Ya pernah dong. Banyak
malahan. Perlu kusebutin" Aku cinta Ummi ku. Bapak. Adikku Faiz dan Didi. Terus yang
utama Allah dan Rasul dong! Memangnya kenapa?" jelas Ilham polos sambil meneguk
kembali minuman dinginnya. "Aku serius! maksudku jatuh cinta pada wanita?" Eljir
menegaskan pertanyaanya karena sedikit kurang berkenan dengan jawaban Ilham tadi.
"Ya Sabar donk.. gitu aja marah, eh sebentar-sebentar. I See... Jangan-jangan yang tadi
kau baca surat cinta ya" Ha..ha..ha... ketahuan kan?" ledek Ilham. "Udah lah. Serius
dikit! Jawab saja pertanyaanku tadi"!" Kesal Eljir. "Ya tadi aku emang bercanda! Oke.
ItDetailnya dua kali mencintai dan satu kali dicintai." Jelas Ilham dengan lugas. "Waktu
SMP Kelas III, Anak kepala Dinas Pendidikan. Kau pasti masih ingat Fritrie Afra. Yang
paling cantik. Tapi aku sebatas suka aja, gak sampai kemana-mana. "Terus yang kedua
ini yang paling panjang. Ceritanya pas awal masuk sekolah ini. Aku tau kau tidak pernah
mengetahuinya karena kita
novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
memang beda kelas. Saat itu aku di kelas I A dan kau di I B. Sebenarnya ini hanya jadi
rahasiaku saja, tapi mau gimana lagi, sudah terlanjur gini ya terpaksa aku jelaskan. Kau
kenal Intan kan?" Tanya Ilham. "Intan Azra kelas III IPS B"!" Spontan Eljir
kaget."Beraniberaninya kau suka sama dia. Dia kan cewek baik-baik. Muslimah sejati
man!" Jawab Eljir Ketus. Mulai kelihatan watak aslinya. EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA "Tepat! Yang aku suka hanya pesona akhlaknya. Tidak lebih. Ceritanya dulu
ketika orientasi sekolah, aku satu kelompok dengannya selama 3 hari masa perkenalan
sekolah. Terus pasca orientasi itu, kita pisah kelas, aku di I A dan dia I C. Huh! Rasanya
seminggu berpisah seperti setahun lamanya. Akhirnya kupaksakan mengirim surat
kepadanya, surat cinta perdana di masa-masa "jahiliyahlugu-lugunya, belum dapat
"hidayahberhenti sejenak mengambil nafas. "Terus gimana?" Seru Eljir. Ia ingin tahu
lebih lanjut kisahnya. "Aku cuma sampaikan lewat sebuah surat sederhana. Isinya pun
puisi jelek ku yang pernah ku tulis, bahkan masih ku hafal. kira-kira isinya, Kasihku
Impianku suram tanpa dirimu Pernah terlintas dalam benakku Menjadi pendampingku
selamanya Sesuci embun semurni mata air zam-zam yang tidak pernah habisnya."
Ilham membacakan puisi cinta yang masih direkam di memorinya. "Terus ku lanjutkan
dengan kata-kata singkat. AKU MENCINTAIMU, MAUKAH KAMU JADI PACARKU" KU
TUNGGU JAWABANMU. ILHAM." "Terus" Terus?" Eljir semakin ditimpa penasaran.
"Dan Intan membalas suratku dua hari setelahnya lewat sahabatnya Tari, setelah
sebelumnya aku telah menunggu balasannya sepanjang dua hari itu, sungguh tersiksa.
Begitu lama. Satu harinya bagai menunggu satu bulan. Begitu lamanya. Memang
sungguh kata orang, bisa gila kita ketika dimabuk cinta. Makan tidak nyaman. Tidur
apalagi. Dan kau mau tau apa Isi suratnya" "Apa" Eljir fokus mendengarkan. EPISODE I
: PERISAI CINTA MILLA "Wow fantastis!" Seru Ilham dengan nada provokatif. "Surat
yang fantasitis. Surat tersingkat yang pernah ku baca. Isinya singkat padat dan jelas.
Kau mau tau?" "Iya Apa?" Eljir menuntut surprise. "KAMU DI TOLAK. Cuma itu isinya."
Ujar Ilham dengan sedikit nada tegas. "Jadilah sepanjang hari itu aku bagai pohon yang
kekeringan. Aku baru sadar. Begitu pahit ditolak cinta. Dan ternyata itu bukan surat
terakhir yang kuterima dari Intan." "Maksudnya si Intan ngirim surat lagi?" selidik Eljir.
"Cerdas!" Sahut Ilham. "Dia mengirimnya masih lewat sahabatnya Tari, dua hari setelah
surat pertamanya kuterima. Suratnya masih ku simpan dalam arsip pribadi ku. Kalau
nanti kau ke rumahku, kau boleh membacanya. "Saat surat keduanya kuterima, aku
berharap isinya adalah ralat atas penolakannya dulu. Aku berharap dia berubah pikiran
dan merubah keputusannya dan menerima cintaku. Ternyata isinya berbeda seratus
delapan puluh derajat." "Apa isinya" Eljir memancing jawaban dari Ilham. "Isinya dia
mohon maaf tidak bisa menerima cinta ku. Katakatanya begitu bijak. Begitu dewasa.
Malah dia yang menasehati aku. Seakan-akan aku tidak percaya dia yang menulisnya.
Dengan lembut ia katakan bahwa pacaran itu tidak baik. Kalau hanya cinta, itu wajar.
Namanya juga manusia. Kalau tetap cinta, maka sabarlah. Orang sabar ditolong tuhan.
Terus dia meminta aku untuk menemui Kak Zam yang saat itu duduk di kelas III IPA A."
Ilham mengambil jeda sejenak, terus melanjutkan, "Saat itu aku masih dilanda
dikebingungan! Ditolak cinta! terus dia menyuruhku menjumpai laki-laki yang tidak ku
kenal. Kak Zam kelas III IPA. Begitu lugunya aku. Hingga sesaat sebelum pergi
menjumpai Kak Zam, aku masih berpikir, siapa Zam" Apakah dia pacarnya Intan" Calon
suaminya" Tunangan" Atau jangan-jangan body guardnya" Apa perlunya Intan
memintaku untuk bertemu dengan Zam" Memangnya siapa aku EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA siapa Zam" Apakah Intan mau membuktikan siapa yang lebih jantan aku
dan Zam" Harga diriku seperti diinjak-injak. Aku seperti ditantang." Ilham bercerita
novel senja di pulau cinta
dengan emosi dan intonasi yang mengena. Eljir semakin serius mendengarnya. "Tapi
demi rasa cintaku pada Intan, karena permintaannya itu, aku kumpulkan segenap
keberanian untuk bertemu dengan Zam. Kalaulah dia pacarnya Intan, Aku siap
bertarung dengan dia. Sampai mati sekalian. Bertarung demi cinta. Nyawa dikorbankan
hal biasa, yang penting kehormatan harus dipertahankan. Aku tidak perduli walaupun
dia kakak kelasku. Begitu angkuhnya aku saat itu. "Aku datang ke kelas III IPA tanpa
ragu saat jam istirahat. Aku bertanya kepada salah satu kakak kelasku, "Yang mana
yang namanya Zam?" tanyaku saat itu. Seorang laki-laki berambut keriting datang
menghampiriku dengan pura-pura senyum. Aku belum mengenal dia. Aku katakan ke
dia "Saya Ilham. Apa benar nama Kakak Zam?" Terus kau mau tau apa yang dikatakan
lelaki berambut keriting itu Jir?" "Iya lanjutkan." Eljir masih serius mendengarkan sambil
melahap kue bakwan yang dibeli Ilham. "Dia menjawab ramah. "Oh.. Dek Ilham. Ilham
Jocelin. Nama yang bagus. Ya kakak sudah kenal. Intan yang beri tau. Kenalkan nama
kakak Sayyid Zam el Fatih. Saya kakak kandungnya Intan." Ilham menjelaskan dengan
nada bergetar, persis sebagaima berjumpa Zam saat itu. "Innalillah." Eljir sedikit terkejut.
"Betapa shocknya aku saat itu. Shock karena takut. Betapa marahnya aku saat itu.
Marah karena cinta. Betapa malu nya aku saat itu. Malu karena keangkuhanku sendiri."
Jelas Ilham. "Aku mengira ketika bertemu dengan Zam dia akan memarahiku. Karena
aku telah mengganggu adiknya. Aku sedikit kecut. Tapi ternyata lain, dia begitu ramah.
Bahkan dia tidak mengungkit-ungkit hubunganku dengan adiknya. Hanya saja setelah
kejadian itu, dia sering mengajakku ke mushala sekolah hanya untuk berdiskusi ringan.
Dia kerab EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA menanyakan kabarku,
rencana-rencanaku, dan yang paling membuatku haru adalah perhatian dia yang begitu
besar kepadaku. Karena Kak Zam lah aku berubah, karena Kang Zam lah aku dapat
hidayah. Ternyata beliau pengurus mushala sekolah dan aktif di kegiatan kerohanian
Islam. novel senja di pulau cinta
"Sejak saat itu, Aku mulai ikut kajian. Aku tau pacaran itu dilarang. Bukan tidak boleh
mencintai, tetapi bagaimana memanage cinta. Aku tahu ternyata pacaran banyak efek
buruknya bagi remaja. Aku sadar bahwa kewajibanku akan terlupa jika aku pacaran.
Aku sadar, bahwa prestasiku mungkin tidak akan sebanyak ini jika dulu aku masih sibuk
mengurusi masalah percintaan yang tidak jelas ini. Tanpa ikatan yang suci. "Akhirnya
perlahan aku mulai menjaga jarak dengan Intan adiknya. Selanjutnya rasa cinta ku pada
Intan menurun derajatnya. Dari cinta menjadi simpatik saja. Dan hingga sekarang
kembali turun. Hanya teman biasa. Menjelang ramadhan tahun itu, aku sempat menulis
surat terakhir kepada Intan. Bukan surat cinta, tapi surat permohonan maafku atas
sikapku dahulu dan ucapan terima kasih atas kebaikannya hingga aku mendapatkan
hidayah melalui abangnya. Hingga sekarang aku tidak coba-coba pacaran lagi."
"Wow...!" Eljir berdecak kagum. Wajah ekspresifnya muncul sejenak. "Terus bagaimana
dengan yang dicintai. Tadi kamu bilang dua kali mencintai dan satu kali dicintai kan?"
Sambungnya. "Eh.. kamu kok introgasi aku gitu sich" Emang ada perlu apa kamu
sampai perlu tau orang yang mencintai aku ?" Ilham kurang berkenan. "Nah itu dia
masalahnya Ham. Inilah yang dari tadi ingin aku bicarakan!" Jelas Eljir. "Maksudnya."
selidik Ilham. "Kamu ceritakan dulu tentang yang mencintai kamu ini. Nanti aku akan
jelaskan semuanya masalah ini." Tet.... Tet...... Tet..... EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA Bel sekolah kembali berbunyi pertanda Jam pelajaran kembali dimulai. Ilham
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sedikit kecewa. Muram di wajah Eljir yang tadi sempat sirna muncul kembali. Dua
sahabat itu kembali kekelas untuk mengikuti pelajaran Matematika. Hari semakin siang,
matahari kian menerangi bumi dari pusara langit yang jauhnya tiada terkira. SMU 1
novel senja di pulau cinta
Berasayu Kota Biroe tampak bercahaya oleh kilatan zink dari atapnya yang diterpa
panasnya sinar mentari. Angin enggan bertiup membuat setiap ruangan di sekolah
tersebut kegerahan. Sebagian siswa yang kepanasan mengipas-ngipaskan buku tulis
tipis ke wajahnya. Mereka masih berkutat dengan buku pelajaran. Kelas III IPA A tetap
tertib membuat tugas matematika yang ditugaskan oleh Pak Bur. Tentu ketertiban ini
tidak lepas dari kehebatan Ilham dalam mengelola teman-temannya. Sejenak masalah
tadi terlupakan. Bel berbunyi panjang. Waktunya pulang. Suara gaduh bermunculan.
Dari kelas I hingga kelas tiga bersuara lantang. "Pulang". Seperti biasa Eljir menuju
tempat parkir. Memarkirkan motornya yang memiliki suara nyaring berpelak racing,
buatan tahun 2002. Sejenak wajah Ekspresif nan lugunya mengembang. "Gimana Ham"
Kita sambung sekarang?" Eljir memancing pembicaraan. "Entar jam empat aku ada les
komputer, selesainya jam setengah enam, bagaimana kalau kamu jemput aku di
F-WANCOM jam setengah enam" Sekalian antarkan aku pulang. Terus kita cari tempat
di Simpang Jam. Tempat biasa. Gorengan Wak Neno?" Senyum Eljir kian mengembang
"Sip! Insya Allah ya" AssalamuEljir memutar haluan dan mengengkol motor bebeknya.
Ilham seperti biasa pulang dengan bus sekolah. Rute rumah mereka memang berbeda.
Ilham tinggal di Ie Meule sebuah daerah yang berada di arah barat sekolah mereka dan
tepat berada di tepi Sungai Anak Tawar. Sementara Ilham dengan Bus Jurusan Cot Bak
U menuju tempat EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA tinggalnya di Komplek
Perumnas yang jaraknya 2 km dari sekolah mereka. Komplek sekolah SMU Berasayu
Indah semakin sepi. Tampak beberapa siswa barisan terakhir mulai keluar dari pintu
gerbang. Para siswa itu kembali berbaur dengan keluarga dan masyarakatnya setelah
lebih dari enam jam terkurung di komplek sekolah mereka. Mentari kian menjorok ke
ufuk barat. Angin mulai berhembus ringan. Kesejukan mulai terasa dari balik pepohonan
komplek sekolah SMU 1 Berasayu Indah. Mang Aan, begitu pria setengah baya itu
akrab disapa, bisa sedikit santai. Tugasnya sebagai Satpam yang menertibkan
kegaduhan disaat pulang dan hiruk pikuk kendaraan telah selesai. Menjelang pukul lima
belas sore, ia bersiap-siap mengambil motornya untuk pulang. Tugasnya akan diganti
oleh Bang Frizal, satpam muda yang bertugas mulai pukul empat sore hingga piket pada
malam harinya menjaga keamanan di komplek sekolah. Pagi hari besok, Mang Aan
kembali standby untuk bertugas mengawasi kegiatan sekolah seperti biasanya. ***
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Tabir Cinta Hampa Di Komplek Sederhana Kota
Biroe, tepatnya di ujung jalan palawija lorong cengkeh. Seorang gadis tampak
bersiap-siap menghadiri pengajian rutin di mushala komplek. Sebuah kajian keislaman
khusus remaja putri. Dengan lirih dia berdoa "Bismillahitawakaltu..."1 dan melangkah
keluar rumah. Dengan jilbab biru kesayangannya, dia tampak anggun sambil memeluk
Al Quran di dadanya dengan tangan kanan. Sementara tangan kirinya menenteng tas
yang setia menemaninya sejak 5 tahun silam. Tepatnya sejak Ia duduk di kelas 2 SMP.
Tas biru yang indah. Terawat dengan baik sebagaimana si pemilik tas merawatnya
dengan cinta. Intan Azra, begitu dia disapa. Tampilannya begitu bersahaja dan
sederhana, namun pesona kuat di jiwanya begitu terasa. Seorang muslimah sejati.
"Adik-adik sudah lama menunggu ya?" Sapanya ramah begitu tiba di gerbang mushala
kecil itu. "Gak juga kok kak, baru lima menitan." Jawab seorang gadis tanggung yang
baru kelas II SMP. "Ya sudah, kita masuk dan kumpul di dalam ya" Sebentar lagi
Ustadzah Wilda sampai." Ajak Intan kepada adik-adik binaannya. Peserta sangat
antusias mengikuti pengajian mingguan ini. Apalagi topik minggu ini sangat menyentuh
bagi mereka. "Kekuatan cinta pada AllahKota Biroe, salah seorang anggota LDK alias
Lembaga Dakwah Kampus. Juga alumni SMU Berasayu Indah. Ustadzah Wilda, begitu
mereka novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
memanggilnya. Dua puluhan peserta sudah tidak sabar menunggu. Intan begitu ramah
melayani mereka. Itulah yang membuat mereka begitu betah berlama-lama berdekatan
dengan Intan. Selain baik, Intan juga cerdas, 1 Do'a keluar rumah. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA mengikuti kecerdasan kakaknya Sayyid Zam el Fatih yang kini
telah dua tahun di Al Azhar Mesir. Intan jua lah yang tiap minggunya membuat jadwal
sekaligus menjalankan kegiatan mushala untuk remaja puteri komplek. Cukup sibuk
disela-sela padatnya jadwal sekolah dan persiapan ujian akhir sekolah yang tinggal dua
bulan lagi. Bhum... suara motor diparkir di halaman mushala. Para peserta mulai ceria.
Ustadzah Wilda telah tiba. Kajian pun dimulai dengan tadabur2 Al Quran hingga materi
inti dan diskusi sampai dengan pukul delapan belas sore nanti. *** Sambil membaca
kembali resume tugas Biologi di halte, tepatnya di depan F-WANCOM, sebuah Yayasan
Pendidikan dan Pelatihan Komputer, Ilham mengamati jam tangannya yang telah lewat
lima menit dari kesepakatan semula. Pukul 17.35. Eljir belum juga tiba. "Ham mau
nebeng" Lagi kosong nech!" Wendy teman satu lesnya menawari tumpangan. "Makasih
Wen. Duluan saja. Ni juga lagi nunggu jemputan." "Tumben di jemput, biasa juga naik
mopen. Kalo gitu gue duluan yah." jawab Wendy sambil berlalu. Ilham mengangguk.
Sepuluh menit berlalu. Ilham tak sabar menunggu. Dia ingin pulang naik mobil saja. Jika
ada mobil penumpang yang lewat, dia berencana langsung menyetopnya. Eljir belum
juga datang. Padahal rasa penasaran Ilham kian membara, menuntut penyelesaian
akhir atas masalah yang disampaikan oleh Eljir. Dia masih belum tau sejauh mana
keterlibatannya. Selama ini dia tidak punya perkara dengan orang lain, kalaupun ada
paling-paling cuma anak tetangganya yang kemarin sempat dia bentak gara-gara ketika
Azan maghrib masih menyetel musik keras2 Kegiatan merenungkan. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA keras. Dia memang tidak pernah bercerita tentang hubungan
cintanya kepada seorangpun termasuk Eljir. Tapi jika ada yang bertanya, apalagi teman
dekat, maka dia akan menceritakan apa adanya. Dia tidak mau ambil pusing. Apalagi
menyimpan beban. Dari kejauhan mobil penumpang datang. Eljir juga belum datang.
Tapi dibelakang mobil itu tampak sebuah motor dan menghampirinya dengan suara
khas. Keras. Eljir. "Lama amat ni anak." Gerutu Ilham dalam hati. "Maaf ya kelamaan.
Motornya lagi dikeringkan sich! Maklum mandi rutin." tukas Eljir tanpa rasa bersalah. Dia
kerap merawat motor kesayangannya itu. "Ya udah langsung saja kita kesana.Gorengan
Wak Neno." Hiruk pikuk jalan raya kian tampak. Kesibukan turut menambah stress
pengguna jalan. Seperti biasanya, sore hari adalah jadwal kemacetan di kota Biroe,
selain pagi hari dan siang hari, dimana anak sekolah dan orang kantoran bergerak pergi
dan pulang. Dengan lihainya, Eljir melumat jalan raya tanpa masalah. Satu menit lebih
cepat dari orang biasa. Eljir memarkirkan motor di gorengan Wak Neno. "Wak! Biasa ya!
Bandret panas satu sama bubur gizi." Pesan Eljir dengan kocak. Hari ini Ilham hanya
ingin minum bandret panas. "Beres dik!" Jawab Wak Neno singkat. "Jir kita ambil tempat
di atas aja." ajak Ilham. "Oke!" Tempat Wak Neno memang cukup luas. Tapi sengaja
dibuat dua lantai. Lantai atas berkonstruksi kayu. Selain tampak alami, dari atas kita
bisa melihat ke jalan besar dan keramain kota Biroe di sore hari menjelang senja.
Sungguh Eksotis. "Ham.. Tempat udah eksotis, waktunya juga romantis, sekarang
lanjutkan cerita kamu yang dramatis tadi!" kata Eljir sedikit memaksa karena dihantui
penasaran. "Baik. Aku mulai dari mana ya" O.. tentang aku yang dicintai?" EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA "Ya. lanjut!" Ujar Eljir sambil menerima pesanan yang diantar
pelayan. Segelas Bandret panas dan bubur susu hangat plus gorengan ditemani sambal
andalan khas Wak Neno. "Ceritanya hampir setahun yang lalu" Ilham memulai ceritanya.
"Tepatnya saat penerimaan siswa baru tahun kemarin, kau kan juga tau kita sama-sama
jadi panitia. Kau bidang Bazar sementara aku sebagai ketua OSIS, sibuk memantau
novel senja di pulau cinta
panitia. Saat itulah, saat pembagian kelompok dan pengarahan oleh OSIS serta
Pengenalan Unit Ekstrakulikuler Sekolah." Ilham berhenti sejenak sambil meneguk
bandret hangat sementara Eljir telah menghabiskan dua potong gorengan. "Namanya
Milla, sekarang dia di kelas Ic. Kau kenal?" Eljir setengah berfikir. "Sepertinya aku
pernah dengar namanya, tapi orangnya aku gak kenal" jawabnya datar. "Aku tahu
ayahnya pengusaha kontraktor disini. Rumahnya tepat di belakang Masjid Besar Darul
Qalam, Komplek Elit Laksana. Awalnya Milla dan 3 orang temannya menyampaikan niat
untuk mendaftar dan ikut di kegiatan OSIS. Terus aku sampaikan bahwa mereka boleh
mendaftar dimana saja. Boleh di Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), Taekwondo,
Musik dan Tari, EDCC atau Diskusi dan Debat Ilmiah. Nah karena mereka inginnya di
Pramuka, maka aku sampaikan bahwa pramuka baru akan menerima anggota baru
bulan depan, jadi sementara menunggu dibuka, mereka boleh main-main ke sekretariat
OSIS guna mensuport kinerja panitia GESA XIV - Gerakan Siswa Andalan. Ternyata
mereka sangat antusias menerima tawaranku." "Dua minggu Milla dan teman-temannya
melebur bersama panitia. Aku hanya mengontrol seperlunya. Acara pun sukses
sebagaimana yang kau lihat. Bubar panitia dibuat sederhana. Di mushala sekolah
dengan syukuran dan makan bersama. Tausyiah3 diisi oleh Ustad Joe." 3 Kata-kata
yang berisi nasehat EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
novel senja di pulau cinta
"Tanpa ku sadari sepenuhnya, ternyata selama dua minggu bergabung di kepanitiaan,
Milla selalu mencoba mengenalku lebih dekat. Ia awali dengan memperhatikanku saat
aku memimpin rapat, cara aku berkomunikasi, juga aktifitasku yang lainnya, dan dia
sukses. " "Entah dari mana dia tau tanggal lahirku, juga tahu bahwa aku selalu
mendapat ranking di kelas. Pintar Fisika, Kimia dan Matematika, serta berprestasi di
berbagai kejuaraan seperti juara pidato Bahasa Inggris juga Essay se Kota Biroe."
"Mulai saat itu aku melihat tanda-tanda tidak sehat dari dirinya. Oh Kak Zam! Aku
teringat dirimu! Aku merindukanmu! Seandainya saja kak Zam tidak ke mesir tentu aku
akan menemuinya dan berkonsultasi langsung dengannya terhadap masalah Milla.
Karena beliaulah yang paling ku percaya. Aku benar-benar hampa tanpa kak Zam.
Nasehatnya ku rindui. Kata-katanya bisa menjadi penyejuk kalbuku yang terusik cinta
setelah tragediku pada Intan dulu. Sebuah cinta yang tak suci. Oh Kak Zam ku
merinduimu, seperti rindunya seorang anak kepada ayahnya. "Milla mulai mendekatiku,
lagi-lagi secara tak sehat. Sudah setahun aku mengenal Islam seutuhnya dari kak Zam,
tapi pesona Milla benar-benar kuat. Ibarat bensin yang terpercik oleh kobaran. Semakin
kencang. Milla mendekatiku dengan pesonanya. Allah! Aku harus kuat. Aku harus
bermujahadah4 terhadap diriku sendiri. Aku tidak boleh kalah tanpa kak Zam. Saat itu
ku perbanyak tilawah5 ku. Kuperpanjang Qiyamul lail6 ku, serta tadabbur surat Yusuf.
Aku benar-benar seperti Yusuf. Nabi Allah yang lulus ujian melawan fitnah wanita.
Pesona Zulaikha berhasil ditaklukkannya. Milla! jagalah jarak dariku! Aku tak mampu!
Batinku menjerit." Ilham berkisah sepenuh jiwa. *** 4 Usaha melawan Membaca
Alquran 6 Shalat Malam (Tahajjud) 5 EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Hati Yang
Kalut "Meskipun batin ku bergejolak, aku tetap bersikap biasa kepada Milla. Tetap
senyum seadanya. Tapi tak seramah dulu. Aku takut dia salah tafsir. Milla mulai agresif.
Dia bertanya soal soal Fisika yang tidak diketahuinya, aku mencoba menjawab
sebisanya. Dia puas. Sebulan kemudian, aku menerima hadiahnya. Sebuah bingkisan
diantar ke rumah. Luar biasa. Apa ini" Aku membuka bingkisan berbentuk hati berwarna
merah jambu. Wow Apa-apan. Begitu ku buka sebuah baju kaos putih yang keren. Ada
sebuah catatan kecil, isinya HAPPY BIRTH DAY TO YOU SELAMAT ULANG TAHUN
KE 17 SEMOGA BAHAGIA Milla "Aku bingung, cemas, takut tak terkira. Aku tahu hari
novel senja di pulau cinta
itu memang ulang tahun ku. Sejak kenal dengan kak Zam, aku tidak lagi merayakan
pesta besar-besaran seperti waktu SMP dulu. Aku hanya mengundang beberapa teman
dekat, dan buat syukuran kecil-kecilan dirumah. Semoga yang kecil itu berkah. Seperti
yang baru saja hari itu aku lakukan bersama dengan sepupu kecilku. Tapi sebuah
surprise hadiah baru kali ini kuterima. Dari seorang wanita yang bukan keluargaku. Milla
namanya. "Puncaknya hari itu. Lewat telpon rumahku dia mohon bimbinganku
menyelesaikan tugas yang sangat susah katanya. Malammalam. Aku tambah bingung.
Kutelpon teman cewek yang bisa membantuku mungkin Yani, karena dia juga pintar
Fisika. Nilai fisikanya tidak terlalu jauh dibawahku. Mudah-mudahan dia bisa
membimbing Milla dan kawan-kawannya. Lebih aman pikirkuk. Namun telponnya tidak
diangkat. Jadilah malam itu Milla ke rumahku dengan EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA mobilnya. Turut serta tiga temannya. Dengan ramah dia masuk. Aku berusaha
tenang. Kuizinkan mereka ke ruang tengah. Aku mencoba menjadi tuan rumah yang
baik. Terlebih ibuku yang begitu ramahnya. Oh Ibu, kau terlalu lugu! Oh Milla, kau juga
sama! Atau mungkin aku yang dungu. "Tugas selesai tepat jam sembilan. Mereka pamit
dengan wajah ceria. Tanpa sadar, aku telah membuka ruangan dihatinya. Aku semakin
gelisah, nuraniku semakin goyah. Sebelum tidur kembali kutadabburi surat Yusuf. Aku
harus kuat. Aku teringat sebuah syair. Syair dari seorang sahabat nabi, Ibnu Rawahah7
saat perang Muyang hebat. Tiga ribu prajurit muslim melawan dua ratus ribu pasukan
Romawi. Aku masih menghafalnya sampai kini, "Wahai Jiwa Kuatkan dirimu Jangan
sampai kupaksa Atau sampai terpaksa Genderang perang telah pecah Kenapa kulihat
kau masih lemah Rindukan syurga "Aku harus kuat!" Batinku. Namun godaan dan
suasana hati masih belum menentu. "Hingga saat itu, ujian tengah semester. Malam hari
nya Milla menelpon ke rumahku dan mengatakan bahwa dia besok akan menjemputku
tepat pukul tujuh pagi. Aku tak kuasa menolak. Juga tak mengiyakan. Telpon terputus.
Aku tambah bingung. Mungkin sudah nasib ku akan pergi ke sekolah bersama Milla.
Naik Mitsubishi Space Wagon nya. Oh...Tidak-tidak! Heboh pasti! Mana rela aku jika
diriku 7 Seorang penyair Islam. Bernama lengkap Abdullah bin Rawahah, panglima
ketiga yang memimpin pasukan setelah panglima pertama Zaid bin Haritsah dan
panglima kedua Ja'far bin Abdul Muthalib syahid. 8 Sebuah tempat di Semenanjung
Utara Arab. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA digosipkan yang tidak-tidak. Semua
mata pasti akan tertuju ke arahku. Setiap mulut pasti akan menggunjingku.
Menganggapku sebagai seseorang yang tiada harga. Walaupun aku yakin ada yang
bangga mengatakan "Ilham pacaran dengan anak pengusaha kaya.sebaliknya yang
menganggapku hanya artis yang mencari popularitas. Dimana wibawaku sebagai ketua
OSIS" Aku tidak ingin seperti laki-laki
novel senja di pulau cinta
yang lainnya. Aku harus kuat. Ingin beda dan tampil luar biasa. Bersahaja dan
berwibawa. "Tentu saja aku tak sudi bernasib seperti itu, seperti nasib para artis yang
digosipkan penggemarnya dan media, direndahkan, persis seperti yang ku tilis dalam
beberapa bait syair saat aku duduk di bangku kelas III SMP. Pantun yang lucu. Syair
anak ingusan yang jenaka. Modal kempis tanpa karya Artis manis langganan kamera
Foto dipublish headline media Wajah klimis jadi berita Selalu optimis dikonsumsi massa
Artis menangis wartawan ceria Para jurnalis menyebar fitnah Jiwa meringis penuh
nestapa Iman tipis berbuah luka Artis pun disanjung jutaan orang Sulit tuk ungkap jiwa
yang melayang Begitu bangga teramat dalam Rasa membuncah artis muda Memukau
penonton menyihir pemirsa Selalu dipuja bak dewa EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
dimana-mana O... Artis muda Status hampa begitu fana Mencoba tuk mencari makna
Apa daya nurani buta Popularitas makin menggila Media nakal artis pun kesal Tontonan
novel senja di pulau cinta
jahil tambah bengal Gosip koran makin bebal Sebal ! Amarah artis hanya gertak sambal
Aku belum siap terkenal "Aku harus menemukan cara! Bisa saja besok aku keluar
pagi-pagi sekali tanpa bersalah. Tapi Milla pasti kecewa dan urusannya tambah
panjang. Atau aku tolak ajakannya dan mengatakan bahwa aku akan naik mobil
penumpang saja, pasti tidak kena. Atau aku yang mengalah dan duduk bersama
disamping Milla dalam mobilnya. Kau tau Jir apa yang aku lakukan?" "Nggak! Lanjut!"
jawab Eljir santai, setelah lama hanya mendengar. "Aku terpaksa naik di mobilnya. Aku
duduk dibelakang. Milla heran, kenapa aku tidak mengambil tempat duduk
disampingnya, di depan. Kukatakanan padanya, agar dia bisa berkonsentrasi saat
mengemudi, jika ada teman di depan pasti tidak konsen, asyik ngobrol. Begitu kataku.
Terlalu naif. Aku terus berpikir bahwa aku tidak boleh masuk di gerbang sekolah
bersamanya. Haram!. Perintah batinku. "Di jalan kami diam, tanpa kata. Sesekali dia
melihatku dari kaca atas mobilnya. Aku pura-pura tidak melihat. Ya Rabb, bebaskan aku
dari EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA penjara ini. Ideku muncul, tepat di depan
gerbang, aku minta berhenti, karena aku ingin membeli sesuatu di kios seberang kataku.
Mila bertanya mengapa tidak di kios sekolah saja. "Ukuran kertasnya tidak pas" jawabku
sekenanya. Aman! Batinku." Jelas Ilham panjang mengisahkan apa yang dialaminya
saat itu. Senja di Kota Biroe semakin menampakkan eksotismenya. Arus kendaraan
masih tetap ramai. Mungkin hanya mimpi jika berharap sore hari jalan di kota Biroe sepi
kendaraan. Beberapa orang tua tampak sedang mengajak anaknya-anaknya bermain di
bawah jembatan Elak, sebuah jembatan yang melintasi Sungai Anak Tawar yang
berujung di pantai Kasih, salah satu tempat wisata alami yang memiliki pesona sunset
yang energik. *** EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Ungkapan Cinta Pertama Jeda
kedua Ilham kembali menyeruput bandret panasnya, kali ini sudah hangat. Dengan
sekali teguk, prut, Habis. Bubur gizi Eljir tinggal seperempat gelas sementara pisang
goreng dan gorengan lain masih tersisa tiga potong. "Jadi Milla tidak pernah
mengungkapkan apa-apa?" Pancing Eljir. "Nah itu dia yang ingin aku ceritakan. Aku tak
ingin seperti para pemimpin besar yang takluk karena wanita. Banyak contohnya yang
tidak perlu kusebut. Inilah puncak dari cinta fiktif Milla. Saat itu aku sempat terkena
asapnya, walau belum sempat tersentuh apinya, apalagi terbakar oleh cintanya. Bukan
apa-apa. Tapi karena senantiasia dihipnotis oleh pesona. Pesona asmara. Bukankah
kata pepatah cinta tumbuh bersama kebersamaan?" "Ya sepakat, terus?" jawab Eljir
sambil kembali menyimak dengan lebih serius. "Dulu cintaku pernah ditolak oleh wanita.
Aku terpukul. Tapi kini aku yang menolak cinta seorang wanita. Dan aku bangga!"
"Sepakat!"Eljir kembali menyahut singkat. Ilham melanjutkan pembicaraan. "Kejadiannya
saat pesta ulang tahunnya. Aku tahu dia pasti akan mengundangku. Sebenarnya aku
tidak tertarik lagi pergi pesta seperti ini. Malam-malam dan berbaur tanpa batas.
Nuraniku menolak. Tapi apa mau dikata, kewajiban sebagai ketua OSIS. Berusaha
untuk tidak mengecewakan anggota. "Ini adalah pesta ulang tahun Milla yang ke 16 dan
semua kawan kelas satu diundangnya, serta beberapa perwakilan kakak kelas II dan III.
Anak-anak Rohis kan ada diundang, kau tidak pergi?" "O... yang itu" Aku baru ingat!
Tapi aku memang tidak pergi waktu itu." Jelas Eljir mengenang. "Aku masih teringat
kejadian empat tahun lalu, saat masih duduk di kelas III SMP. Seorang teman bernama
Rika mengadakan pesta Ultah. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Acaranya malam.
Agendanya juga macam-macam. Mulai ploncoploncoan dan pemilihan ratu dan raja
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sejagat. Ada-ada saja! "Saat itu, aku sangat menikmati pesta itu. Lampu spotlight
bergerak mengikuti irama musik, dan tentu saja menu special khas borjuis. Ultah ke lima
belas Rika. Wah! Sungguh benar-benar Eropa bangeths. Aku jadi bangga saat Desi
seorang gadis remaja yang cantik jadi korban ploncoan. Saat itu, dia dijebak untuk
dijadikan korban. Hukumannya, dia dipanggil ke depan, kemudian matanya ditutup
novel senja di pulau cinta
dengan sapu tangan. Desi harus memanggil seorang cowok tampil
novel senja di pulau cinta
menemaninya di depan. Dan dia memilihku. Aku terkejut. Namaku dipanggil oleh MC.
"Ilham diminta untuk kedepan!" serunya. "Aku bahagia dan bangga tanpa makna. Begitu
lugu. Mataku juga ditutup. Tugasku adalah menyuapi Desi dengan sesendok kue bolu.
Mata kami tertutup. Gelap. Tanpa cahaya. Yang ada hanya tawa-tawa. Aku begitu
bangga. Bangga tanpa makna. Jadilah saat itu wajah Desi penuh gula. Hasil dari
suapan bolu yang tidak tepat arah. Mengenai pipi, mata dan telinga." Kenang Ilham
setengah geli. "Tapi sekarang jika mengingatnya aku jadi orang bodoh. Betapa bego nya
aku saat itu. Dan sejak bertemu kak Zam. Hal-hal seperti ini kuhindari. Malah ku benci.
"Nah kembali ke Ultah Milla. Dia mengundangku dengan undangan special. Siang itu,
lima belas menit sebelum pulang sekolah dia menemuiku di kelas. Aku terkejut, namun
tetap tenang. Aku keluar menemuinya, kebetulan guru sedang keluar. Di luar, dia
menyampaikan tentang pesta ulang tahunnya malam ini. Aku sudah tau karena
informasi tentang pesta besar ini telah heboh sebelumnya, bahkan undangan untuk
pengurus OSIS telah kuterima". "Kak, aku ingin kakak datang nanti malam sebagai tamu
special." Ujarnya datar. "Insya Allah Ya" tentu saja kakak datang sebagai tamu special,
kan undangan untuk pengurus OSIS sudah kakak terima kemarin, kakak EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA akan datang sebagai tamu special mewakili kawan-kawan."
Jawabku lancar. "Bukan gitu maksud Milla. Undangan untuk anak OSIS itu masalah
lain." Seru Milla. "Jadi maksudnya?" selidikku. "Ini aku bawa undangan untuk kakak
pribadi, special." sambung Milla lirih, sambil tangan kanannya merogoh sesuatu dari
saku bajunya. "Ha...ha...ada-ada saja! Ya sama saja, yang penting sudah diundang aja
syukur." aku tertawa kecut. Mila mendekat dan memberi kepadaku sebuah amplop kecil
yang telah dikeluarkannya tadi. "Nih kak! Terimalah!" tawarnya. "Apa ini" Kok bukan
undangan" Surat ya?" tanyaku basa basi. Sambil menerima amplop itu darinya. "Ya."
"Untuk siapa?" "Untuk kakak." Wajah Milla berubah. Merona merah. Perasaanku tidak
enak. Aku mulai paham maksudnya. "Surat apa?" tanyaku menunutut kejelasan. "Milla
tak menjawab dan bergerak kembali ke kelasnya. Dia segera berlalu sementara aku
masih dilanda kebingungan. Ada apa ini" Dari jauh dia memandang ke arahku.
Mulutnya mengucapkan sesuatu. Ya sesuatu. Tak bisa ku dengar karena memang
diucapkan tanpa suara. Tapi mulutnya membentuk sebuah kata sambil kedua
tangannya melukis sesuatu tepat di depan dadanya. Bentuk yang tidak asing, bentuk
hati, lambang CINTA. Ya CINTA. Dia mengatakan cinta. Menyampaikan cintanya
kepadaku! "Sial! benar dugaanku! Hal ini pasti akan terjadi. Aku semakin marah! Marah
karena tak berdaya. Apakah aku harus tegas padanya seperti ketegasan Intan saat
menolak cintaku dulu" Ya Allah! aku mohon ampunan atas kekhilafan hambamu yang
dhaif ini! EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Hatiku perih. Perih tiada arti. Jiwaku
alpa. Alpa tanpa makna. Jantungku terkena hujaman tombak cinta, panah cinta dan
pedang cinta, sementara aku berusaha menangkisnya dengan perisai cintaku. Apa
daya, sabetan pedangnya lebih kuat. Perisai cintaku terbelah. Dia telah mengatakan
cintanya kepadaku. Apa yang harus kulakukan?" "Aku berpikir cepat saat itu. Ini tidak
boleh terjadi. Ini sebuah tragedi. Sebuah kekhilafan. Aku marah. Aku murka!" "Suratnya
masih digenggamanku, aku ragu membukanya tapi kupaksa." Warung gorengan Wak
Neno semakin sepi. Beberapa orang telah berlalu pulang. Matahari semakin turun
dengan malu ke arah laut. Dari arah barat sana, sinarnya mengenai wajah Ilham,
menambah emosi perasaannya saat itu. Sementara Eljir sambil menghirup nafas
dalamdalam, semakin fokus mendengarkan. *** EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Usaha Melawan Jiwa Ilham pun melanjutkan kisahnya dengan sedikit tegang di
novel senja di pulau cinta
wajahnya. Tersirat sebuah emosi persis saat kejadian yang sedang diceritakannya.
"Teet... Tet... Tet... "Bel pulang pun berbunyi. Aku masih linglung. Bingung. Surat yang
belum sempat terbaca tadi kulipat. Secepat kilat kuambil tas, Aku harus tegas! Jeritku
dalam hati. Aku harus menolak cintanya saat ini juga. Jika Intan bisa menolak cintanya
dan menasehatiku kembali dalam waktu dua hari setelah surat cintaku dia terima. Maka
aku harus berbuat lebih baik. Dalam menit ini juga, bahkan detik ini aku ingin
masalahnya selesai. Kelar. "Kucari-cari wajah Milla diantara siswa-siswi kelas Ic. Itu dia!
Tas biru sepatu hitam. Ayolah kawan! Kau harus jantan! Katakan sekarang! Jangan jadi
pecundang! Ayo maju! Ini sebuah kebaikan yang akan dibalas oleh Tuhan! Sebagai
investasi tambahan! Ayo maju! Kau di pihak yang benar! Ayo maju ! Kau dipuji malaikat.
Jangan kau dengar bujukan manis setan! Ayo maju! Jalin kembali perisaimu yang telah
pecah terbelah. Pecah karena dibelah oleh cinta Milla." "Aku pun mulai melangkah
dengan satu tekat bulat. "Now or Never!penunggang kuda hitam. Bagai perwira yang
gagah, dengan tombak dan perisai ditangan, ditambah baju zirah9 anti pedang. Maju!
Dan katakan sekarang! Aku pun mulai berjalan... Satu langkah... Dua langkah... Tiga...
Empat... 9 Baju perang terbuat dari besi EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Semakin
dekat.... Sebelas langkah...
novel senja di pulau cinta
Dua belas langkah... Tiga belas... Semakin jelas... Tiba-tiba! Hilang. Hilang tanpa
bayang. "Rasa kalutku membuatku kehilangan jejaknya. Dimana dia" Mataku alpa"
Pikiranku entah kemana" Setengah gila. Oh Milla kemana engkau" Jangan lari! Aku
disini!" batinku memanggilnya. "Eh.. ada kak Ilham, ada apa kak" kok tumben kemari
gak seperti biasa?" Suara seorang gadis menyapaku dari belakang. Aku kenal
suaranya. Memang tidak asing. "Kak Ilham kelihatannya kelelahan ya" Kok bajunya
basah keringatan?" sambung gadis itu. Aku belum menatap wajahnya. "Ya" jawabku
sekenanya. "Cari siapa kak kesini?" "Gak, Cuma mau lihat-lihat" "O.. ya sudah. Saya
duluan ya kak?" "Ya silahkan..." Aku lemas nyaris tak bernyawa. Ternyata dia Eva
Teman Milla. Tapi dimana Milla" Tak kutemukan sosoknya. Mataku melihat kearah
gerbang sekolah. Mobil Space Wagon Hijau baru saja keluar pagar. Ya Rabb. dia telah
pulang. " Ilham menghentikan sejenak pembicaraan. "Wow begitu dramatis Ham!" Eljir
tidak bisa menyembunyikan ekspresinya mendengar kisah yang baru saja didengarnya.
"Tentu saja. Bahkan kelanjutannya lebih dramatis dari itu. Aku jadi bingung dan semakin
bingung. Ingin rasanya ku susul dia ke rumahnya. Ku gedor pintunya. Kusampaikan
tekat kuatku. Tapi entah EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA angin timur dari mana
yang telah membuat tekatku memudar. Angin barat dari mana yang membuat langkahku
berat. Angin utara dari mana yang membuatku tak bergairah. Angin selatan dari mana
yang membuatku seperti dibisik setan. Ingin pulang. Tiba-tiba saja seperti ada
hembusan suara jahat. "Ilham.. jika kau masih berkeras dengan tekatmu, kau sungguh
terlalu! Kau begitu tega! Kau ini manusia beriman apa tidak" Percaya pada tuhan apa
tidak" Gadis lugu yang manis itu telah menyampaikan cintanya kepadamu.
Tega-teganya kau tolak. Apalagi nanti malam dia akan berulang tahun dan bergembira
bersama keluarga karib dan sahabat-sahabatnya. Apakah kau masih bersikeras dengan
tekatmu yang tidak jelas itu" Membuat hati si gadis gerimis. Membuat pestanya hampa.
Membuat semuanya kecewa. Tegakah engkau hah" Tegakah" Hah?" Sebuah suara
misteri. "Diam kau setan!" bentakku dalam hati. *** EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Semilir Angin Cinta Bunda "Kita tutup kajian ini dengan doUstadzah Wilda. Spontan
peserta kajian menyambut serentak : "Subhanakallahu Wabihamdika Asyhadualla Ila ha
Illa Anta Astaghfiruka waatubuhu Ilaik" Kajian selesai. Ustadzah Wilda menceritakan
betapa hebat Rasulullah dalam membina dengan cintanya. Sehingga di tangan beliaulah
novel senja di pulau cinta
lahir wanita-wanita hebat. Wanita-wanita perkasa. Wanitawanita mulia. Dari Khadijah
hingga Aisyah, dari Fatimah hingga Shafiyyah. Betapa khatijah seorang wanita perkasa,
pengusaha kaya yang menginfakkan seluruh hartanya untuk islam. Ketika para wanita
tiada yang beriman, Khatijah begitu yakin dari lisan nabi yang suci. Dia pun beriman.
Wafatnya Khadijah adalah pukulan. Sedih Rasul tiada terkata dan tiada pengganti yang
sebanding dengannya. Aisya, isteri Rasulullah kedua, wanita muda yang energik,
cerdas, dan pendamping setia Rasulullah hingga beliau wafat. Begitu setia. Fatimah,
putri Rasulullah. Penerus perjuangan nabi. Wanita yang bersahaja, sederhana dan
penuh pesona. Akhlak dan didikannya menjadikan Hasan dan Husin cucu Baginda Nabi
menjadi orang. Pemimpin besar umat. Shafiyyah, Istri Nabi yang tunduk berislam
setelah Khaibar11 ditaklukkan. Anak seorang pembesar Yahudi. Shafiyyah begitu
anggun dan beruntung. Gadis Yahudi yang mendapatkan cahaya Ilahi. Cahaya Aqidah.
Cahaya Islam. Penerang batin yang kelam. "Kita bisa saja seperti mereka, asalkan kita
senantiasa mendekatkan diri pada Allah dan mengambil suri teladan dari mereka."
Begitu kesimpulan yang disampaikan oleh Ustadzah Wilda di akhir kajian. 10 Sebuah
do'a penutup majelis/pertemuan yang disunnahkan Rasulullah 11 Sebuah pemukiman
dan benteng Yahudi Bani Quraizha yang ditaklukkan oleh Islam setelah mereka
mengkhianati perjanjian Madinah dalam perang khandak/parit. EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA Anak-anak puas. Tampak dari wajah mereka yang ceria. Remaja putri
yang penuh cita. Calon penerus generasi yang didamba. Ustadzah Wilda pamit pulang.
kepada Intan dia bertanya. "Gimana sekolahnya Dik?" "Alhamdulillah kak lancar." "Ingat,
Ujian kian dekat, kurangi aktifitas yang kurang bermanfaat. Dulu waktu kakak sekolah,
malah kegiatan yang sifatnya gak support kakak tinggalin. Contoh, latihan tari dan
drama itu bagus, tapi karena tujuan kita adalah lulus Ujian Akhir Sekolah, sedangkan tari
dan drama kan gak ada hubungannya dengan ujian, jadi segala sesuatu yang kita
lakukan harus mengena ke arah tujuan kita. Pahamkan maksud kakak?" "Ya kak!
makasih nasehatnya." "Ya udah, kakak jalan ya?" "Oya kak sebentar!" cegah Intan
spontan. Dia teringat sesuatu. "Kemarin kak Zam ada mengirim surat dari Kairo, tanpa
terasa beliau sudah dua tahun disana. Ada surat khusus yang ditujukan kepada
kawan-kawannya dulu di kelas III IPA SMU Berasayu Indah angkatan beliau. Mungkin
isinya kabar dan alamat email yang bisa dihubungi. Sudah dua tahun ini beliau memang
tidak pernah berkirim kabar ke teman-temannya kan" Mungkin kak Wilda bisa
menerimanya selaku perwakilan teman-teman Kak Zam." Intan memberikan sebuah
amplop kepada Ustadzah Wilda. "Insyaallah Dik! akan kakak sampaikan ke yang
lainnya." Jawab novel senja di pulau cinta
beliau sambil memasukkan amplop biru itu ke tas dan pergi berlalu dengan senyuman
tipis ke arah Intan. Intan pulang seperti biasanya. Paling telat tiga puluh menit sebelum
azan maghrib dia telah tiba dirumah. Walaupun terkadang kegiatan di PMR di
sekolahnya senantiasa selesai menjelang maghrib, namun dia tetap konsisten. Dia tidak
ingin harga dirinya diperdaya oleh setan, maghrib berkeliaran apa lagi tanpa kawalan.
Sangat jarang dirinya keluar malam. Terhitung hanya beberapa kali. Itu pun karena
terpaksa. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Seperti dua minggu lalu, meminjam
buku ke rumah Izah untuk tugas resume yang harus dikumpulkan esok hari dan
ditemani oleh adik lakilakinya. Hatinya kian berbisik, sesaat lagi dirinya telah selesai
sekolah. Kampus Al Azhar juga menjadi incarannya. Mengikuti jejak kanda tercinta.
Sayyid Zam el Fatih. Jika begitu tiada lagi yang menemani Bunda dan Ayah. Hanya si
Fajar yang baru beranjak remaja. Oh bunda! tegakah kutinggal kau sendiri di rumah. Dia
pun bersyair. Air matanya meleleh tanpa terasa. Sebuah air mata ketulusan akan cinta.
novel senja di pulau cinta
Cinta pada orang tua. Bunda. Ibu Air matamu menjadi saksi Pijakan kaki mu menjadi
saksi Belaian tangan mu menjadi saksi Anakmu memelas kasih dan rindu Ditangan mu
Ibu Keridhoan Ilahi Sudah cukupkah baktinya selama ini kepada Bunda dan Ayah" Intan
bersedih. Seakan dia merasa kasih sayangnya pada bunda dibandingkan kasih sayang
bunda kepadanya ibarat bumi dan langit. Begitu jauh. Begitu kerdil. Disaat yang sama
bunda pun bersedih. Tangisan jiwa seorang ibu kepada anaknya Sayyid el Fatih, Ya
Sayyid Zam el Fatih, pemimpin dan pembebas. Begitu dia dipanggil dalam keluarga.
Wajah ibu yang sudah renta kembali terbayang di wajahnya di Cairo sana, wajah ibu
yang semakin tua, rambut kian beruban, kerutan di wajah kian melekat, Oh Ibu...
Masukkan namaku dalam setiap doa mujarabmu EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Aku tak ingin menjadi manusia durhaka Ditelapak kakimu kumemelas syurga Bunda
pun mengukir kata dalam doanya kepada anak-anaknya. Untuk Intan yang kian dewasa
dan Sayyid yang sedang berada di bumi kinanah sana. Doa Ibu. Ya Rabb Kami mohon
ampunanmu. Jagalah kami dan keluarga dalam keridhoan Curahkan segala kebaikan
Kepadamu kami menyembah dan mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Jalan orang-orang yang kau ridhoi Bukan orang -orang yang kau murkai Amiin. ***
"Sampai segitukah usahamu melawan jiwamu?" Tanya Eljir butuh penjelasan. "Ya. Usai
perjuangan yang sulit itu, setelah mengetahui Milla telah pergi, aku pun pulang. Tiba
dirumah kubasuh muka perlahan. Berwudhu. Menenangkan jiwa. Aku belum shalat
dzuhur. Kugelar sajadah. Kunikmati untaian firman Allah. Berlayar di Samudera Al
Fatihah. Berteduh di naungan Al Baqarah. Alif Laam Miim. Tuhan punya kuasa.
Menyimpan makna dan rahasia. Pemilik segala rekayasa. Dan Penebar kasih dan cinta.
Aku mohon dibukakan jalan. Jalan kemudahan. "Usai shalat hati tenang. Kegalauan
telah berkurang. Satu kewajiban telah dituntaskan. Aku mencari cara untuk
menghilangkan sedikit kegalauan yang masih bersarang di lubuk hati. Kuambil pulpen
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA dan kertas. Kutorehkan saat itu sebuah puisi
penyejuk jiwa. Judulnya Jiwa Yang Tenang. Emosi Membara Sakit hati menjadi jadi
Kecewa dan nestapa berdamping mesra Musibah dimana-mana Sang hamba kian alpa
Kian Lupa Lupa zikir lupa doWahai jiwa yang tenang Perindu kasih dan sayang
Kembalilah pada tuhan Rabb semesta alam Dengan ikhlas penuh ketundukkan.
"Menjelang ashar, Cholil datang kerumahku. Cholil adalah sekretaris OSIS yang setia. Ia
hanya ingin mengkonfirmasi acara nanti malam. Jam berapa anak-anak OSIS harus
datang" Kumpul dimana" Serta kepastian berapa orang yang akan datang" Aku masih
bingung. Semuanya kuserahkan pada Cholil untuk mengaturnya. Tempatnya aku
sarankan di rumahnya saja, karena memang tidak jauh dari tempat pesta, rumah Milla.
Kumpul jam delapan dan pergi bersama, satu rombongan dengan pengurus OSIS yang
lain. Lebih kompak. Lebih hangat. Cholil sepakat dan pulang. Meninggalkanku yang
kembali dalam kegalauan." Sementara Ilham sedang asyik bercerita, Eljir mengingatkan
bahwa sepuluh menit lagi azan maghrib. Waktunya pulang. Jangan sampai ketika azan
berkumandang, mereka masih di jalan. "Udah dua kali ketemuan gak kelar-kelar Ham!
kita sambung nanti malam aja. Di rumah kamu. Jam delapan aku ke rumahmu ya"."
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Ya..tapi apa perlu kulanjutkan. Apa masih ada
hubungannya dengan masalah yang tadi di sekolah?" Ilham masih didera penasaran.
"Oh jelas Ham, sangat berhubungan!" " Ya udah. Biar aku yang bayar!" Ujar Ilham
seraya mengeluarkan dompet dan uang sepuluh ribu rupiah seraya menuju ke kasir.
Ilham tiba dirumah. Azan maghrib berkumandang, mengharu biru di persada kota Biroe.
Memanggil setiap jiwa umat beriman untuk tunduk patuh kepada tuhan. Yang tiada alpa
dan senantiasa mengawasi setiap insan. Dari ayunan hingga tiba ke tempat
peristirahatan. novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
Allahuakbar... Allahuakbar. Allahuakbar... Alllahukbar. Selesai shalat, Ilham kembali
melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Tilawah dan tadabur Alquran. Sebuah
kebiasaan yang telah dirutinkan olehnya sejak bertemu dengan Kak Zam. Sementara
Faiz adiknya yang baru kelas I SMP mengajarkan ngaji Didi kecil yang masih 6 tahun.
Sementara Ibunya sedang menyiapkan makan malam. Bapak Ilham malam ini tidak
pulang. Ada kegiatan lembur di Kantor. Di akhir bulan ini, biasanya dalam seminggu
terakhir Bapak Ilham memang jarang pulang. Tugas kantor menuntut para karyawan
keuangan untuk mengaudit faktur-faktur transaksi guna laporan evaluasi akhir bulan.
Sebelum Azan Isya, Ilham telah selesai menyelesaikan PR Biologinya, setelah
sebelumnya, membimbing beberapa siswa kelas II yang datang ke rumahnya selepas
maghrib tadi. Mereka bertanya tentang rumus matematika yang tidak mereka
pahami.Namun satu episode cinta Ilham belum terkuak. Sementara Eljir semakin
terbakar penasaran dan ketidaksabaran. Penasaran akan akhir cinta Ilham serta
ketidaksabarannya atas masalah yang telah dipendamnya sejak enam bulan ini.
Puncaknya adalah tadi pagi. Jiwanya kecut. Seakan diteror menuntut penjelasan Ilham.
Sejak tadi pagi sesaat sebelum bel masuk sekolah, wajah Eljir memang beda. Dia
seperti menyimpan sesuatu yang ingin diungkapkannya. Ilhamlah kunci dari semua itu.
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Lalu lintas malam di kota Biroe sedikit renggang.
Hanya beberapa penduduk kota yang keluar untuk keperluan yang tidak bisa
ditawartawar. Sementara yang lainnya, lebih memilih istirahat lebih awal. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA Kejadian di Pesta Milla Eljir bergerak ke rumah Ilham. Pukul
delapan tepat azan Isya berkumandang. Mereka shalat di mushala kecil yang berjarak
hanya seratus meter dari Rumah Ilham. Usai shalat mereka pulang, kali ini mereka
berdua duduk di bawah pohon belimbing. Persis di sebelah kanan rumah Ilham. Di
bawah pohon itu sudah ada rangkaian papan dan balok kayu yang telah disulap oleh
ayah Ilham untuk tempat bersantai. Mereka duduk. Ilham memulai kembali
kenangannya. "Kenangan lama, buta akan aksara, aksara cinta." Ujarnya. "Oh ya, ini
kubawa surat cinta Milla yang masih ku simpan, mungkin kau bisa membacanya."
tambahnya sambil memberi selembar kertas merah jambu kepada Eljir. Eljir membaca
dalam keremangan cahaya rembulan. Kota Biroe, 26 September 2006 Di hari bahagia
suatu senja Kepada Kakakku Ilham Jocelin AssalamuHari ini aku gembira. Entah
kenapa ada yang beda. O mungkin karena kini kumerasakan apa itu arti cinta. Kakakku,
sejak surat ini kau terima dari tanganku berarti hati kita telah bersatu. Entah kau sadari
atau tidak, aku mungkin masih terlalu anak-anak, tapi cinta di hati siapa yang bisa
menebak. Kuharap kau merasakan hal yang sama. Aku benar-benar ingin menjadi
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA pacarmu. Aku benar-benar bangga padamu.
Maafkan aku mungkin terlalu lancang. Tapi inilah kusampaikan apa adanya. Sebuah
surat cinta pertama. Dalam pesta nanti malam, kuharap kau hadir sebagai pangeran
yang menemui putrinya. Aku menunggumu di Istanaku. Pangeranku. Yang membara
hatinya, Yang memerah cintanya, Milla Vania. Eljir membacanya dengan dada
bergetar, ditambah redup terang cahaya bulan dari sisipan daun pohon belimbing
menambah aroma dan rasa cinta yang kuat dari surat itu. Selanjutnya Ilham bercerita
bagaimana awal mulanya pesta malam itu. Dia bercerita ke sejarah enam bulan lalu.
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tepat jam delapan malam kami berkumpul dirumah Cholil. Aku datang tepat waktu.
Ternyata anak-anak sudah tiba lebih dulu. Siap ke pesta. Dalam pikiranku saat itu, aku
ingin berkata jujur pada Milla. Tentang marahnya aku. Menuntaskan perasaanku yang
siang tadi sempat tertunda. Tapi aku goyah. "Tentu pesta akan kacau nantinya."
gumamku dalam hati. "Aku telah berniat kuat untuk mengatakan pada Milla tentang
perasaanku. Bahwa sebenarnya aku menganggap Milla hanya adik saja. Walaupun
novel senja di pulau cinta
kadang kala bibit cinta itu mekar menjadi bunga. Namun aku telah mampu
mengendalikan diriku. Resep Yusuf telah kupinjam. Hati kecilku kembali berkelit.
Mungkinkah aku mengungkapkan semuanya pada Milla di pesta malam ini" Mungkin
saja, kenapa tidak" Gumamku dalam hati. "Tapi bukankah itu sama saja merusak
pesta". Bisikan lain kembali memimpin. "Allahu akbar! Dipesta Ultah Milla, Aku melihat
Intan, sang purnama di tengah malam. Intan Azra. Ia berkumpul bersama rombongan
para pengurus PMR Sekolah. Dia juga diundang. Bagai EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA mendapat siraman segar pikiranku langsung jalan. Aku teringat bagaimana
kejadian saat itu, dua tahun lalu. Saat aku nekat "melamarIntan lewat surat konyolku. Oh
Intan. Hanya namamu yang menggetarkan hati hamba yang dhaif ini. Tapi Apa! Aku
harus bicara padanya " Oh... mungkinkah" "Sekelumit ide terlintas di benakku. Aku
ingin memainkan skenario sebagaimana dulu Intan dan kakaknya Sayyid Zam el Fatih
"mengerjaikuMenjebakku. Saat dia memintaku bertemu dengan Kak Zam hingga
akhirnya hidayah kemenangan itu mengalir melalui tangan Kak Zam yang baik hati itu.
Tapi apakah pantas kulakukan hal yang sama untuk kasusku?" Jelas Ilham panjang
lebar. Sementara Eljir mendengarkan suasana hati Ilham dengan serius. Cahaya bulan
menembus dedaunan pohon belimbing. Sedikit menerangi Eljir dan Ilham yang duduk
dibawah bayangnya. "Akhirnya aku menguatkan diri. Harus! kataku. Intan telah berada
di depan gerbang rumah Milla. Mereka belum masuk. Menunggu teman yang lain
sepertinya. Aku mengatakan pada Cholel agar segera menemui Intan yang saat itu telah
siap untuk berpesta bersama rombongan PMR serta memintanya kemari dan bersedia
bergabung novel senja di pulau cinta
dengan rombongan OSIS saja. Sementara aku, disudut teras rumah Cholil, sibuk
menyusun strategi sambil menulis pada secarik kertas dan pulpen yang telah kupinjam
dari Cholil. Cholel pergi mendekati Intan dan aku tidak tahu apa yang terjadi" Jelas Ilham
mencoba menerangkan. Ilham kembali teringat kejadian saat itu dan mencoba
menjelaskannya secara detail kepada Eljir. Dia memang tidak tahu apa yang terjadi
antara Cholil dan Intan saat itu. "Rumah Cholel memang hanya beberapa meter dari
rumah Milla" Jelas Ilham kembali. "Saat Cholel menemui Intan, aku masih sibuk
menyusun sebuah kalimat, aku ingat-ingat beberapa kata yang pernah ditulis oleh Intan
dulu, di surat keduanya. Sementara anak-anak yang lain sedang nonton EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA TV di dalam rumah Cholel sambil menunggu beberapa orang
lagi yang belum hadir." Ilham mengakhiri ceritanya sejenak. Sementara di pesta Milla
sana, para undangan mulai berdatangan. Halamannya cukup luas, sehingga para
undangan yang banyak membawa mobil dengan sangat mudah memarkirkan mobilnya.
Seorang tukang parkir yang bertugas malam itu sibuk mengatur kendaraan. "Para
undangan cukup banyak. Bukan hanya teman-teman Milla. Ada juga beberapa orang
guru dan pejabat di tingkat Kota. Ayah Milla memang punya relasi yang luas. CV
MAKMUR BERJAYA yang ada di jalan Merdeka Kota adalah milik Pak Namru, ayah
Milla. Wajar saja jika mereka bisa membuat pesta ulang tahun bagi anak
kesayangannya ini dengan mewah dan meriah. Entah berapa juta yang dihabiskan."
Ilham kembali mendeskripsikan saat pesta malam itu. Malam semakin terang oleh bulan
purnama yang sempurna. Jangkrit tetap berbisik malu dibawah bayang-bayang
rerumputan. Lalulalang kendaraan dari depan rumah Ilham kian sirna, seakan
tenggelam bersama dinginnya malam. Eljir dengan jaket tebalnya tetap setia
mendengarkan, ia ingin tahu apa rahasia dibalik sesuatu yang ditemuinya. Ilham sambil
setengah merenung mengingat ingat salah satu episode perjalanan cintanya ini. ***
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Gemercik Cinta Intan Sementara itu Cholel
novel senja di pulau cinta
menemui Intan... "Tan..dengan rombongan nich?" sapa Cholil. "Iya sama anak-anak
PMR, Emang kenapa ya?" selidik Intan. "Gini lho, dirumah aku, ada Ilham!" jawab Cholil
apa adanya. Cholil terlalu na?f tanpa sadar telah memprovokasi jiwa Intan. "Emang
kenapa dengan Ilham?" "Gini, dia memintamu untuk menemuinya di rumahku. Katanya
pergi barengan dia ke pesta ini." Jawaban Cholil kembali polos. Katakatanya begitu
mengalir tanpa sadar telah membuka ruang asa di hati Intan yang saat itu hampir dua
tahun di telan bumi. "Astaghfirullah. Apa maksudnya?"sela Intan penuh tanya. Intan
kembali menebak-nebak sesuatu yang tidak pasti. Batinnya bertanya. Mungkinkah Ilham
yang telah dibina oleh kakaknya kembali kepada masa lalunya. Mulai menggodanya.
Kenapa dia mengajaknya bertemu" Sungguh tidak sopan sikapnya. Intan sedikit kurang
senang dan tidak berkenan. "Ya masalahnya, aku gak tau. Yang jelas, pesannya padaku
tadi, ia memintamu sekarang juga untuk menjumpainya di rumahku, gabung sama
rombongan anak OSIS." Jawaban Cholil kembali berulah. "Katakan sama dia aku
menolak dan kurang berkenan!" Intan menjawab tegas dan penuh wibawa sebagaimana
yang dikenal oleh anakanak pengajian kompleknya. Intan Azra. Bintang bercahaya yang
penuh wibawa. Cholil bingung setengah kaget sambil bergumam dalam hati "Gila! Kok
bisa kacau gini!" Dia kembali ke rumahnya dan menemui Ilham yang masih sibuk
dengan kertas dan tinta sambil berfikir menyusun makna. EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA *** Eljir kembali serius ingin mendengarkan penjelasan Ilham. "Saat itu Cholel
datang kepadaku dan melapor." "Ham, misi gagal!" jawabnya enteng. "Maksudmu?"
Tanya ku heran. "Misi kamu untuk mengajak Intan kesini gagal!" Tegas Cholil. "Kok
bisa?" Heranku. "Ya udah, tolong sampaikan saja pada yang lain di dalam, kita ke pesta
sekarang. Biar aku sendiri yang menemui Intan." Jawabku mencoba nyali. Nyali yang
tidak pernah kuuji selama hampir dua tahun. Sejak tragedi dengan Intan dua tahun lalu
di kelas satu, aku nyaris tidak pernah berbicara lagi dengannya. Itupun kadang hanya
sesekali bertemu pada rapat-rapat OSIS. Pertanyaannya pun hanya basa-basi, tentang
bagaimana kabar Kak Zam di Mesir" Tanpa menyinggung tragedi yang telah kami kubur
bersama. Tragedi yang menjadi sejarah perubahan diriku." "Tapi Ham." sela Cholil saat
itu. "Dia malah marah padaku juga padamu, katanya "Katakan sama dia aku menolak
dan kurang berkenanJelas Cholil padaku. Aku heran kok bisa-bisanya dia berbicara
seperti itu, apakah aku kurang sopan memintanya untuk menemuiku secara baikbaik?"
Ilham kembali berkisah. "Kok bisa gitu" Sial! Innalillah! Bisa kacau rencanaku!" aku
sedikit membentak Cholel. Aku begitu tampak emosi dan bingung. Sementara Cholil
tetap dalam keluguan dan kebingungannya." Di bawah bayangan pohon belimbing,
Ilham terbang ke masa enam bulan yang lalu, saat dia berusaha menyelesaikan
masalahnya dengan Milla. Sebuah memori yang tak terlupa. *** EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA Episode Cinta Segitiga Saat itu dipesta Milla... Angin semilir berhembus
di tengah purnama yang kian sempurna. Menghadirkan kesejukan di tengah panasnya
tumpukan manusia yang sedang berpesta. Pesta Ultah Milla. Malam di pesta kian
meriah. Para undangan datang dengan pakaian terbaiknya, bak artis panggung yang
siap tampil berdansa ria. Ilham masih belum tiba di rumah Milla. Sementara rombongan
Intan dan PMR telah masuk. Mereka duduk dengan tertib. Disana, hati Intan mulai
meraba. Dia tak tahu apa maksudnya. Jujur saja, walau awalnya biasa, tapi saat itu,
setelah melihat perubahan yang melanda Ilham sejak berkenalan dengan Kak Zam,
Intan mulai novel senja di pulau cinta
simpatik dengannya. Sebagaimana pudarnya cinta Ilham kepada Intan, sebaliknya, cinta
pun mulai tumbuh dihati Intan. Perasaan ini tetap di pendam. Karena dia adalah Intan.
Tapi ketika tadi Cholil mengatakan bahwa Ilham memintanya untuk bertemu dan pergi
novel senja di pulau cinta
bersama ke pesta ulang tahun ini. Simpatiknya berubah menjadi sedikit kecewa. Sikap
tidak berkenannya ada di depan. Dia tidak ingin cintanya dinistakan seperti itu. Dia
sedikit marah pada Ilham. Tanpa Kak Zam, Ilham mulai berulah, pikirnya dalam hati.
Rombongan OSIS segera masuk pesta yang dipimpin oleh Ilham. Dia masih kesal
dengan laporan Cholel tadi. Ilham kembali mencari-cari sosok Intan, gadis dengan jilbab
panjang warna pink itu ternyata telah masuk dan duduk di bagian tengah. Pesta yang
meriah. Suara musik dan bas berkonvoi ria. Seakan memecah gendang telinga
orang-orang di dekatnya. Saat itu, tekat Ilham satu. Laksanakan rencana. Jumpai Intan
sekarang juga. Atau semuanya tidak akan berjalan maksimal. Bahkan mungkin bisa
gagal. Rombongan OSIS duduk di bagian depan. Tepat di depan rombongan PMR.
Intan duduk dua kursi di belakang Ilham. Pesta akan EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA dimulai. MC mengucapkan salam didampingi atraksi musik pembuka. Banyak
makanan di setiap sudut meja. Milla tampil bak putri raja. Dengan dandanan ala Eropa,
wajahnya hampir tak dikenal. Lebih mirip Barbie Ashlee Simpson. Tampak orang tua
Milla mendampingi di kanan kirinya. Penampilan khas pengusaha sukses. Milla bangga
dengan kehadiran pangerannya. Matanya tak bergeming dari wajah Ilham. Ilham tidak
memperhatikan. Saat jeda sejenak, Ilham memutar wajahnya seratus delapan puluh
derajat. Ke arah belakang, ke arah Intan. Intan kaget. Ilham terpaksa menatapnya
sedikit. Wajah yang memancar kuat pesona aura dan wibawanya. Ilham ingin berkata
sesuatu. Tapi tak mampu. Lidahnya tercekat. Kaku dan bisu. Malam itu, Intan begitu
mempesonanya, padahal Ilham ingin sekali menyelesaikan masalahnya malam ini
dengan Milla dengan perantara Intan. Kunci skenario itu ada di tangan Intan. Dia juga
aktris utamanya. Tapi tadi, setelah melihat wajahnya sekilas, dada Ilham bergetar kecut,
karena pesona cinta yang telah tenggelam bersama tragedi dua tahun yang lalu kembali
muncul ke permukaan. Sementara Intan yang ada tepat dua kursi di belakang Ilham
merasakan hal yang sama. Ia tidak sanggup lagi menebak-nebak apakah gerangan
maksud Ilham yang menatap wajahnya tadi. Begitu dalam. Penuh misteri. Intan masih
belum mengerti. Dia juga memang tidak pernah berbicara lagi dengan Ilham sejak dua
tahun yang lalu. Namun hati gadis ini tak bisa dibohongi. Malam mini, Milla tampak
bahagia dan ceria. Namun sesaat tadi, matanya menangkap Ilham yang sedang melihat
kebelakang. Seakan berbicara dengan Intan dari kursi bagian depan. Hatinya kurang
berkenan. Pesta tiup lilin dan potong bolu ala Eropa telah berakhir setelah sebelumnya
ada nyanyian-nyanyian yang tiada begitu bermakna, kecuali oleh jiwa-jiwa yang
menikmatinya. Kini acara perbaikan gizi. Makan-makan. Setelah ini ada acara game.
Ilham berencana segera pulang setelah makan, setelah ia memberikan hadiah bersama
dari Pengurus OSIS. Selain itu, Ilham juga EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA harus
memaklumi banyak diantara adik-adik kelas yang ikut rombongan adalah perempuan.
Mereka tidak mungkin pulang kemalaman. Ilham tau diri. Dia akan bertanggung jawab
untuk itu. Menu cukup mewah. Acara makanpun selesai berganti dengan acara game.
Ilham tidak memperdulikan. Ilham ingin pulang, disampaikannya pada teman-teman. Ia
dan teman-teman merasa tidak enak juga dengan Milla yang ditinggal. Tapi Ilham tetap
mengambil langkah, sementara Huda dan Ety yang juga pengurus OSIS berjalan paling
depan dengan kado dari OSIS. "Selamat ya?" kata mereka pada Milla. Milla tersenyum.
Ilham memilih di barisan terakhir, misinya pasti, mengucapkan selamat Ultah pada Milla
atas nama OSIS dan memberinya surat balasan dengan kata-kata pamungkas yang
telah ditulisnya. "Mudah-mudahan Milla tidak kecewa di hari bahagianya." Bisik Ilham
dalam hati. Ilham memang belum berbicara kepada Intan atas maksudnya itu agar
terlibat dalam penyelesaian ini. Tapi walaupun belum kelar seratus persen, malam ini
juga rencanyanya harus dilaksanakan. Tinggal besok Ilham harus menjumpai Intan dan
berbicara tentang rencananya. Malam ini hatinya masih kalut dan berkabut. Kalut
novel senja di pulau cinta
terkena kabut cinta yang tadi kembali mendera. Cinta Intan. Tiba giliran Ilham. "Kakak
selaku ketua OSIS mengucapkan selamat Ultah. Semoga umur kamu berkah dan tetap
di ridhoi Allah." Ujar Ilham. Kemudian dengan sebuah amplop yang sudah di tangannya,
Ilham memberinya pada Milla. "Ini jawabanku atas surat kamu tadi siang," kata Ilham
pada Milla. Ia katakan sewajarnya, tanpa dilebihlebihkan. Selanjutnya Ilham berlalu ke
kumpulan para undangan. Wajah Milla kembali merona. Oh betapa bangganya Milla
mendengar kata-kata pangerannya. Arjunanya. Seakan-akan dia gadis muda yang
paling bahagia di dunia malam itu. Milla masih dalam lamunan kebahagiaannya tersihir
oleh momen yang baru saja dialami. Tiba-tiba Ia kehilangan Ilham, matanya mencoba
melacak ke kumpulan undangan. Tak ada. Ia terpaku mencari-cari dengan matanya ke
setiap EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA sudut pesta, sementara surat Ilham masih
di genggamannya. Ilham telah menghilang pulang. Pesta ulang tahun selesai. Milla
sedikit kecewa pada Arjuna, namun kekecewaan itu sedikit terlupa tergantikan oleh
surat yang diberikan oleh pujangga hatinya. Ilham Joselin namanya. Ia belum membaca.
Sebelum tidur nanti dia ingin membacanya dengan sepenuh hati. Semoga saja
harapannya tentang isi surat itu terkabul. Masih sebuah misteri. Ilham pulang dari pesta
tanpa gairah, hatinya masih berkabut. Bertemu dan melihat wajah Intan di pesta itu
membuatnya hilang daya. Ilham tidak menyadari bahwa Intan mengalami hal yang
serupa saat itu seperti yang ia alami. Kisah meraka terus berlanjut pada keesokaan
harinya. Ilham masih belum paham apa yang terjadi pada Intan dan Milla. *** EPISODE
I : PERISAI CINTA MILLA Kejadian Tak Terduga Pagi itu, setelah bertemu dengan
Ilham tadi malam di pesta Ultah Milla, Intan seperti biasa pergi ke sekolah, namun lebih
awal. Hari ini dia novel senja di pulau cinta
ada tugas piket kebersihan kelas. Tanpa Intan sadari, Ilham telah berdiri di balik
gerbang seperti satpam. Seakan-akan menunggu seseorang. Hatinya cemas.
Sementara itu Intan, perasaan yang sama seperti di malam pesta Milla itu kembali
muncul. Perasaan itu keluar tiba-tiba saja. Dia mulai berpikir yang tidak-tidak. "Rabbi
bukakan tabir rahasia ini" lirihnya. Dia ingin tahu apa yang diinginkan Ilham sejak malam
pesta itu. Saat itu, memang pembicaraan belum ada. Terganggu oleh suasana pesta.
Ketika melangkah masuk gerbang, suara seorang laki-laki megejutkannya. "Tan.. kita
perlu bicara sebentar di belakang." sambil menghampirinya dari balik gerbang.
"Apa?"Ujar Intan sedikit terkejut. Ilham mencoba mempertegas bahasanya dan
mengulangi kalimat yang baru saja diucapkannya. "Kita perlu bicara sebentar di
belakang!" "Memangnya ada masalah apa ya?" selidik Intan. "Penting dan mendesak,
tolong?" ujar Ilham sambil sedikit memohon. Keberanian Ilham muncul. Dia langsung
bangkit dan berjalan kearah Kantin, tepatnya ke belakang kios Bang Agoes di belakang
taman. Intan masih belum bergerak, pikirannya masih ragu dan menebak-nebak. Ada
apa. Sementara Ilham semakin tidak sabaran. Sabarnya hampir habis. Wajahnya sedikit
muram. Kembali ia mendapati wajah Intan. Intan paham lawan bicaranya sedang serius.
Dia pun melangkah menyusul Ilham. Ilham sedikit lega. "Ada yang bisa kubantu?" Tanya
Intan. "Maaf kalau tadi terkesan memaksa". Ilham memohon tulus. "Begini, waktunya
sangat mepet. Apakah kau sudah ditemui oleh Milla?" EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA "Belum." Jawab Intan datar. "Kamu tahu, bagaimana tragedi kita di kelas satu
dulu" Masih ingat kan?" Ujar Ilham mengenang. Intan hanya mengangguk dan sedikit
membuka memorinya tentang surat cinta Ilham dan bagaimana Ide cemerlang Kak Zam
yang dia jalankan. Buahnya adalah Ilham jadi aktif di kegiatan Rohis sekolah hingga
akhirnya terpilih menjadi ketua OSIS. Tapi dia masih bertanya-tanya. Untuk apa Ilham
menyinggung dan menyebut-nyebut masalah yang hampir dua tahun lalu itu, suatu
novel senja di pulau cinta
tragedi yang telah dikubur bersama. Apakah dia ingin menggalinya kembali" kalut hati
Intan penuh tanya. "Nah sekarang aku ingin kita kembali mengulang tragedi itu." Ilham
menambahkan. Sementara Intan masih belum paham dan kelihatan tambah stress.
"Kalau dulu aktornya kamu dan kak Zam, sementara korbannya aku. Nah sekarang,
aktornya kita berdua dan targetnya adalah Milla" tukas Ilham menerangkan. "Maksudnya
" Intan agak bingung. "Dulu, waktu awal kelas satu, aku suka sama kamu, sebagaimana
sekarang Milla suka sama aku. Terus disurat balasan kamu dulu, kamu menyuruhku
bertemu dengan Kak Zam. Nah sekarang, dalam rencana ini, aku ingin kamu berperan
sebagai kak Zam yang membimbing Milla" "O.." Intan mulai paham. Tapi hatinya
menjerit sakit. "Apa! Milla suka pada Ilham!?" dia setengah tidak percaya. Kecewa dan
juga sedikit cemburu tanpa makna. Dia belum percaya sepenuhnya. "Bagaimana
mungkin hal ini terjadi! Apa Ilham sadar apa yang dilakukannya. Meminta bantuanku"
Bantuan dari seseorang yang mencintainya tuk membungkam cinta Milla padanya"!"
jerit hati Intan. "Tapi bagaimana caranya?" tanya Intan kosong. "Aku telah menyuratinya
pada pesta semalam, sebagaimana dulu kamu menyuratiku, hanya saja kali ini yang jadi
peran pengganti kak Zam adalah kamu" EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "O.. jadi
aku harus bersikap seperti apa pada Milla?" Intan kembali pura-pura bertanya.
"Terserah kamu, lakukan seperti apa yang kakakmu lakukan kepadaku dulu." jawab
Ilham tegas. "Maaf sepertinya aku tidak bisa." "Kenapa?" Tanya Ilham sedikit kecewa.
"Kalau dulu aku dan kak Zam berbuat seperti itu kepadamu karena aku dan kak Zam
adik kakak. Tapi kita?" Ilham mulai menyadari. Kak Zam dan Intan memang kakak
beradik. Nah kini dia dan Intan ada hubungan apa" Ilham sedikit bingung. "Anggap saja
kita teman sekolah yang saling membantu." Jawab Ilham sekenanya. "Sepertinya tidak
bisa!" kata Intan berkesimpulan sambil menggelengkan kepala tanda tidak bersedia.
"Tolong?" Ilham memelas penuh harap. Sementara Intan tetap menggelengkan kepala.
"Oh...malangnya aku. Apakah aku harus terlindas oleh cinta Milla ini" Oh malangnya
aku, orang yang kuharap bisa menolong pergi menghilang." Ilham sengaja sedikit
mengeraskan suaranya sambil berlalu tanpa menatap wajah Intan. Sedikit dengan
ekspresi bingung dan kesal. Skenario yang telah disusunnya jadi tidak rampung, dan
akan gagal tanpa peran Intan. Bingung dan tertekan di wajah Ilham menyiratkan
rencananya akan kacau-balau. Sementara itu, hati intan menjerit penuh sesal. "Ilham,
maafkan aku. Bukan aku tidak ingin membantumu. Bukan aku tidak ingin membimbing
Milla menemukan hidayah cinta seperti yang dilakukan kakakku dulu kepadamu. Tapi
kini, sejak berbicara dengan mu tadi, hatiku tak bisa kubohongi. Begitu kecewanya aku
ketika tahu kau dicintai oleh wanita lain. Dan itu adalah Milla. Tapi kau tidak salah, Milla
juga. Kau masih tetap Ilham yang dulu. Penuh dedikasi." EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA Ilham masuk kelas dengan wajah tegang. Pelajaran pertama hari ini adalah
biologi, yang akan diajar oleh Buk Cut Kasmawi. Lima menit lagi bel masuk akan
berbunyi. Sebagian teman sekelasnya telah berada di bangku masing-masing. Dony
teman sekelasnya yang duduk dibelakangnya mendekat. Dengan ekspresi kalut di
wajah serta sedikit tergesa-gesa, ia pun bertanya penuh harapan, "Ham, PR Biologi
udah siap kan" Pinjam donk! Please!" Dony memelas dengan sangat. Ilham tidak
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memperdulikan apapun. Hatinya sedang kusut. Rasa kecewanya pada jawaban Intan
tadi masih membekas luka. Dia tidak menyangka Intan sampai tega menolak
permohonannya itu. Penolakannya itu benar-benar tidak ia duga sebelumnya. Hatinya
sakit. Ya... Allah tolonglah. Ya Allah tolonglah! Do EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
novel senja di pulau cinta
Kejutan di Kala Dhuha Milla tiba di sekolah dengan Mitsubishi Space Wagonnya.
Tujuannya hari ini ketika jam istirahat hanya satu, Intan. Kakak kelasnya di kelas III IPS
novel senja di pulau cinta
B. Dia masih belum mengerti mengapa surat Ilham yang diterimanya tadi malam itu
isinya masih kabur. Isinya memang nasehat, tapi dia masih belum memahami
sepenuhnya. Disitu Ilham menulis, Malam Kota Biroe yang indah disaat purnama. 27
September 2006 Untuk orang yang sedang berbahagia, Milla Berbahagia karena
bertambahnya usia, semakin dewasa Semoga selamat dan Berjaya. AssalamuAku telah
membaca suratmu tadi siang. Rasa cintamu itu memang tidak salah. Itu manusiawi. Aku
memahaminya dengan sepenuh pemahaman yang aku miliki. Aku mencintai Allah dan
Rasulnya, Aku mencintai ayah dan bunda, jikalau ada orang yang mengakui
mencintaiku, maka aku akan bertanya apakah orang yang mencintaiku itu dicintai oleh
Allah dan Rasulnya" Dicintai oleh ayah dan bunda" Kau memang tidak salah. Cinta
dihati siapa yang bisa menahannya. Itulah karunia Allah. Tapi bagaimana cara kita
menyikapinya" Aku ingin selalu melandaskan cintaku pada manusia hanya kepada cinta
Allah dan Rasulnya. Kau mengajakku pacaran. Pacaran itu tidak baik, tidak sehat.
Jikalau cinta itu belum sirna. Cobalah bersabar. Mohon ampunan dan bantuan Tuhan.
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Itu lebih suci dihati. Dan tetap dalam sabar, orang
sabar selalu dikasihani Tuhan. Aku harap setelah ini kau menjumpai seseorang,
seorang siswi kelas III IPS B, Intan Azra namanya. Kuharap jawaban dari semua ini
akan kau dapat darinya. Wassalam, Ilham Jocelin. Tanpa diketahui oleh Ilham, Milla
memendam kekecewaan yang mendalam. Karena apa yang ditulis Ilham dalam surat itu
tidak sesuai dengan harapannya. Batinnya sedikit cemburu dan kecewa. "Kenapa harus
membawa-bawa nama perempuan lain" Intan! Aku kenal dia! Dia kan pengurus PMR.
Semalam saat pesta dia kan datang! O... mungkin karena dia punya hubungan cinta
dengan Ilham, sehingga aku, jika nanti berjumpa dengannya akan tersayat luka.
Genaplah sudah firasatku. Apalagi tadi malam aku sempat melirik Ilham berbicara pada
Intan. Oh tidak mungkin! Aku tidak bisa membiarkan! Ilham tetap milikku!" Jerit batin
Milla. Disudut ruang III IPS B, Intan mencoba meredam kebingungannya. Dia memang
telah mengecewakan Ilham karena telah mengatakan bahwa dia tidak bersedia
menolongnya saat bertemu di kios Bang Agoes tadi pagi. Intan merasa dia telah
menambah beban pikiran Ilham. Dia tahu bahwa besok lusa Ilham akan berangkat untuk
ikut lomba Essay Ilmiah tingkat Kota. Membawa nama sekolah, keluarga, dan
masyarakat, tentu berat. Namun, hati kecilnya ingin menolong Ilham dari cinta Milla yang
mengganggu. Dia berazzam12 dalam hati, jika Milla nanti menemuinya, dia akan
mencoba membuat Milla takluk di depannya, takluk tanpa daya. "Tapi apa aku bisa?"
hatinya ragu. 12 Niat yang dikuatkan dalam hati EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Jam istirahat tiba. Milla pergi menemui Intan. Dengan langkah cepat seakan dia tidak
sabar untuk menuntaskan kalut dihatinya. Tujuannya kelas III IPS B. "Kak Intan tidak
ada!" Dimana dia" " tanya Milla. "Kak Intan ada dimushala. Datang aja kesana!" Jawab
salah seorang teman Intan yang lainnya. Milla bergegas ke Mushala. Rasa tak sabar
memompa detak jantungnya dan cepat gerak langkahnya. Saat tiba di pintu Mushala
bagian belakang, dia langsung masuk. Hanya seorang siswi disana, sedang shalat,
dengan mukena putihnya yang bersih bagai bidadari yang turun di waktu dhuha. Intan
sedang shalat Dhuha. Milla hanya mengenal Intan sebagai seorang pengurus PMR. Dia
tau dan mengenalnya saat orientasi sekolah, saat pengenalan organisasi ekskul, kurang
dari setahun lalu. Milla duduk di samping lemari sembari membaca buku-buku. Intan
telah selesai shalat. Masih dalam balutan mukenanya, ia menemui MIlla yang sedang
membolak-balik halaman buku di sudut belakang mushala dengan pikiran hampa, di
sebelah lemari pustaka mushala. Tanpa Milla sadari Intan mendekatinya.
"Assalamu"Wa"Kebetulan sekali kita berdua. Tadinya Milla memang ingin ngomong
empat mata." Milla mengawali pembicaraan. Sementara Intan sudah mulai tau apa yang
akan terjadi. "O..ada perlu dangan Saya" Tentang apa ya" sepertinya serius." Tanya
novel senja di pulau cinta
Intan mencoba tetap tenang. "Iya..Kakak kenal Ilham kan?" "Ketua OSIS kita" Ya kenal
donk. Memangnya kenapa dengan kak Ilham" "Kakak punya hubungan apa sama dia?"
Tanya Milla to do point. "Oh kami saudara dekat. Sangat dekat, lebih dekat dari sekedar
saudara sedarah." EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Aku kok gak percaya. Tapi,
ada perlu apa kak Ilham menyuruhku menjumpai kakak" Apa kakak pacarnya kak
Ilham?" Milla seakan sedang menginterogasi Intan. Intan tetap berusaha tenang. "Kakak
memang bukan pacarnya kak Ilham, tapi sangat mengenal kekasih kak Ilham yang
paling dicintainya." "Apa" Kekasih" Siapa kak" Siapa dia?" Selidik Milla penasaran.
"Kekasih yang dicintainya, yang selalu menjadi idolanya dan selalu disebut dalam setiap
doMilla berkerut. Bingung. "Apakah Adik saat ini sedang mencintai seseorang?" Intan
bertanya lembut. "Ya" "Sejauh mana Adik mencintainya?" "Sangat!" "Adakah seorang
manusia yang dipuja oleh para pencintanya,
novel senja di pulau cinta
melebihi apa yang dicintai ummat kepada Nabinya?" Intan mulai bermain kata. Sebuah
pertanyaan yang penuh filosofi. "Maksudnya?" Milla kembali bingung. Pembicaraan
semakin akrab. Milla telah terbang kemana-mana mengikuti alur kata-kata Intan. Begitu
mengalir. Begitu menyejukkan. Lima menit berlalu. Milla seperti dalam tawanan dan
pengaruh hipnotis Intan. "Nah sekarang siapakah orang yang paling berhak kita cintai
setelah Allah?" Intan bertanya dengan sedikit menggiring Milla ke sebuah kesimpulan
atas apa yang telah dijelaskannya tadi. "Muhammad!" Jawab Milla singkat.
"Selanjutnya?" Tanya Intan. "Orang yang dicintai Muhammad!" "Selanjutnya?" "Orang
yang dicintai oleh orang yang dicintai Muhammad!" EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
"Kau mulai paham adikku!" Puji Intan. "Semoga Allah memberkahimu dengan hidayah
Nya." Doa Intan dalam hati. "Baik sekarang kau boleh baca ini." Intan mengeluarkan
sesuatu dari kantong bajunya. Lembaran-lembaran surat. Ada dua lembar. Dua lembar
surat yang masih disimpannya sejak dua tahun yang lalu, sejak dia masih kelas satu.
Dari seseorang. Milla membacanya dengan seksama. Surat pertama. Sebuah surat
yang singkat. Kepada : Intan Azra Kota Biroe, 25 Juli 2005 Kasihku Impianku suram
tanpa dirimu Pernah terlintas dalam benakku Menjadi pendampingku selamanya Sesuci
embun semurni mata air zam-zam yang tidak pernah habisnya. AKU MENCINTAIMU,
MAUKAH KAMU JADI PACARKU" KU TUNGGU JAWABANMU! Yang sedang dimabuk
cinta, Ilham Jocelin. Milla masih Meraba-raba. Ia masih belum begitu jelas
menyimpulkan apa yang dimaksudkan oleh Intan. Yang dia tau, dia telah membaca
surat pernyataan cinta. Dari seseorang yang saat ini tengah dicintainya, Ilham namanya.
Tapi surat itu ditujukan bukan kepadanya, melainkan kepada seorang gadis yang
sekarang ada disebelahnya, Intan. Sebuah surat cinta Ilham kepada Intan. Hampir dua
tahun yang lalu. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Rasa penasarannya semakin
meluap-luap. Ada apa gerangan" Jiwanya goncang. Dia masih labil, masih belum tahu
dipersimpangan mana dia berada. Bagai sampan yang terombang-ambing di tengah
badai, tanpa daya. Tiba-tiba saja ada bisikan jahat yang membisik tepat di hatinya. "Kau
lihat Milla! Si Intan itu menghinamu. Dengan sengaja dia tadi menyuruhmu membaca
surat cinta Ilham kepadanya. Jika kamu biarkan, dia pasti akan menginjak-injak
kehormatan dan menistakanmu sejadi-jadinya. Hingga kau lumpuh tak berdaya. Bagai
mayat yang terbungkus kafan. Kau harus melawan! Jangan diam saja! Lawan dia!"
Disaat yang sama, bisikan lain berbicara. "Milla, kau lihat Intan disebelahmu. Dia begitu
ikhlas menemanimu. Apalagi dia tadi baru saja menasehatimu dengan kata-kata penuh
hikmah. Begitu bermakna dan bijaksana. Begitu menyejukkan jiwa. Apakah kau akan
semudah itu benci kepadanya" Lihatlah! Di tanganmu ada sesuatu yang belum kau
baca. Mungkin disanalah kau menemukan jawabannya." Perintah bisikan itu. Kembali
novel senja di pulau cinta
dia buka surat yang kedua. Menuntut penjelasan atas dua buah bisikan yang mencoba
mempengaruhinya yang membuatnya didera kebingungan yang amat sangat. Dia pun
bergegas membacanya. Sebuah surat yang panjang. Kepada : Intan Azra Kota Biroe,
29 September 2005 Menjelang Ramadhan yang Mulia AssalamuSyukur tiada hingga
kepada Rabbulyang dilangit dan di bumi. Shalawat kepada Rasul-Nya yang menjadi
qudwatun hasanah kepada setiap hamba yang mendapat hidayah. Ku mengerti atas
apa yang telah terjadi diantara kita dua bulan lalu. Anggaplah itu sebuah kekhilafan
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA dari sebuah kebodohan orang yang bodoh,
kenaifan orang yang lugu dan kesesatan orang yang belum mendapat petunjuk.
Ramadhan ini, aku ingin benar-benar menjadi makhluk yang suci setelah sebelumnya
penuh lumpur dan noda. Suci Lahir dan Bathin. Kutahu betapa engkau sangat
terganggu dengan suratku yang pertama yang kusebut dengan Teror Cinta Hampaku.
Kini kutahu ia tiada bermakna. Anggaplah ini sebagai rasa terimakasihku kepadamu
atas apa yang telah kau tulis dalam surat balasanmu yang kedua. Sebagaimana surat
balasan pertamamu yang menolak cintaku, aku juga masih menyimpan surat keduamu
yang begitu Indah, begitu dewasa, sebuah kata-kata yang menginspirasiku. Disana kau
menulis, "Aku mencintai Allah dan Rasulnya, Aku mencintai ayah dan bunda, jikalau ada
orang yang mengakui mencintaiku, maka aku akan bertanya apakah orang yang
mencintaiku itu dicintai oleh Allah dan Rasulnya" Dicintai oleh ayah dan bunda?" "Kau
memang tidak salah. Cinta dihati siapa yang bisa menahannya. Itulah karunia Allah.
Tapi bagaimana cara kita menyikapinya" Aku ingin selalu melandaskan cintaku pada
manusia hanya kepada cinta Allah dan Rasulnya." "Kau mengajakku pacaran. Pacaran
itu tidak baik, tidak sehat. Jikalau cinta itu belum sirna. Cobalah bersabar. Mohon
ampunan dan bantuan Tuhan. Itu lebih suci dihati. Dan tetap dalam sabar, orang sabar
selalu dikasihani Tuhan." "Aku harap setelah ini kau menjumpai seseorang, seorang laki
laki kelas III IPA B, Sayyid Zam el Fatih namanya. Kuharap jawaban dari semua ini akan
kau dapat darinya" Begitulah kau menulisnya dengan Indah, dan setelah itu aku
mengenal dengan dekat Kakakmu Zam. Sejak pertemuan pertama dengan Kak Zam,
dia begitu perhatian. Bahkan aku menganggap beliau Ayahku yang ke dua. Saat kau
menyuruhku untuk bertemu dengan Kakakmu, aku memang belum mengenalnya
sebagai kakakmu. Setelah itu aku baru tahu, ternyata Kak Zam lah yang merancang
semuanya. Dia yang memintamu untuk mengirim surat kedua kepadaku dan
membantumu menuliskan kata-kata puitis seperti yang ku kutip diatas. Dia pulalah yang
memberitahukan kepadaku tentang rencana kalian
novel senja di pulau cinta
ketika hendak "menggiringkuEPISODE I : PERISAI CINTA MILLA terganggu dan
tertekan ketika menerima surat "Terorbegitu baik hati. Begitu rendah hati. Aku
menginginkan dia selalu disampingku. Menjadi pembinaku selalu. Aku merasa nyaman
didekatnya. Ibarat pohon rindang di gurun tandus. Begitu sejuk. Menjadi tempat
berteduh para musafir. Aku tak mungkin melupakan apa yang terjadi padaku dan Kak
Zam dua minggu lalu. "Saat itu aku lupa mengambil uang harianku, sehingga uangku
hanya cukup untuk ongkos transport pulang pergi sekolah. Uang jajan tiada. Jadilah
ketika jam Istirahat aku tidak ke kantin. Aku hanya duduk-duduk dimushala menyendiri
sambil baca-baca bukuku di ruang operator. Perut ku jelas saja terasa tidak nyaman.
Karena biasanya setiap jam istirahat, aku selalu kekantin. Membeli beberapa potong roti
atau apalah. Kak Zam melihatku. Dia katakan padaku "Dik, gak kekantin" Yuk
sama-sama?" Ajaknya ramah seperti biasa. Aku harus jawab apa" Aku katakan saja
kepadanya. Jujur dan apa adanya "Uang jajanku tertinggal Kak! jadi hanya tersisa untuk
ongkos pulang". "O.. pakai saja uang kakak dulu!" tawarnya. Kau tahu apa yang terjadi
novel senja di pulau cinta
setelah itu" Dia memberi uang tiga ribu rupiah kepadaku. Dan seperti biasa aku
langsung menghabiskannya. Roti basah dan Minuman botol. Cukup lama aku dikantin
menunggu kak Zam. Dia tidak muncul-muncul. Aku ingin mencarinya. Dimana dia" Aku
masuk ke mushala. Tidak ada" Aku hanya ingin mengucapkan kembali rasa terima
kasihku atas kebaikannya. Dia tidak juga kutemui. Akhirnya aku teringat bukuku yang
masih berada diruang operator Mushala. Aku kesana dan masuk. Aku begitu terkejut.
Kak Zam menyendiri diruangan itu sambil membaca Alquran mungilnya. Kenapa dia
tidak ke kantin" Tanyaku membatin. Akhirnya setelah itu aku baru tahu bahwa uang
yang diberikannya kepadaku tadi adalah uang harian Kak Zam untuk hari itu. Tiga Ribu.
Semuanya diberikan kepadaku. Hingga tidak ada yang tersisa untuknya. Oh kak Zam.
Aku mencintaimu karena Allah. Ya Allah balaslah kebaikannya. Ya! Kak Zam telah
membuatku bangga. Bangga karena hidayah. Aku katakan kepadanya suatu hari "Kak,
kalau seandainya kakak dulu tiada mendekatiku pastilah aku sekarang sudah
terjerembab di jurang kenistaan!". "Manusia hanya bisa berusaha, Tuhanlah yang
menentukannya. Kau bisa berubah mungkin karena kakak, tapi itu hanya sedikit, kakak
hanya sebagai EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA pengeras suara dari ampliefer
Allah. Begitulah perumpamaannya. Seorang Duat13 itu hanya menyampaikan, hasilnya
kita serahkan kepada Allah. Kalau ternyata kau berubah menjadi semakin baik itu
karena Allah masih cinta denganmu. Allah tidak rela melihatmu nista karena cinta"
Jawabnya bijak. Kini aku telah mengerti apa itu cinta sebenarnya. Dia Ibarat mata air
penyejuk. Namun cinta sejati hanyalah milik Allah. Dan setiap hamba yang bercinta
sepantasnya karena Allah. Mencintai karena Allah. Dicintai karena Allah. Tanpa Itu
semuanya maka sirna dan sia-sia. Aku mungkin belum berubah menjadi orang Islam
yang sesungguhnya. Tetapi jiwa ini tetap mencari oase penyejuk yang dapat meredakan
rasa haus ukhrawi14 cinta.Cinta pada Allah. Demikian surat panjang lebarku ini.
Mungkin surat ini hanya sebagai tanda terima kasih. Sebagai nasehat bersama. Hanya
kepada Allah kita memohon ampunan. Hanya kepada Allah kita kembali. Akhirnya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa. Wassalam. Rontaan jiwa sang pencari oase cinta,
Ilham Joselin. Milla membaca dengan seksama, surat itu begitu menyentuh. Begitu
haru. Hingga sebagian tinta tulisannya larut karena basah. Basah oleh air mata cinta
Milla. Mungkin telah lebih sepuluh tetesan air mata Milla yang menetes di surat itu.
Begitu haru. Kini Milla menyadari betapa salah langkahnya. Betapa banyak
kekhilafannya. Betapa salah 13 14 Penyeru kebaikan Ruh EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA penafsirannya tentang cinta. Milla menangis sejadi-jadinya. Intan yang
berada disampingnya turut haru biru. Tetap Ikhlas mendampinginya. Mereka
berpelukan. Tangisan Milla semakin menjadi. Alhamdulillah, Syukur Intan dihati. ***
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Jiwa Yang Menyatu Tet... tet... tet... Bel
berbunyi. Dari ruang Pak Mukdi Kepala Sekolah, Ilham masuk ke kelas. Dia begitu ragu,
begitu kalut. Intan telah meninggalkannya. Padahal Intan lah yang sangat diharapkan
oleh Ilham untuk memberikan makna hakiki cinta kepada Milla. Milla masih lugu, sama
seperti keluguannya dulu sebelum berjumpa dengan Kak Zam. Dia tidak bisa
membayangkan jika setelah itu Milla menjumpai Intan. Semuanya pasti akan kacau.
Apalagi jika Milla semakin menggila mengejarnya. Oh Tuhan. Aku tidak mau sesat.
Rintih bathin Ilham. "Tidak, aku tidak boleh lemah. Esok lusa aku harus berangkat ke
SMU 3 Kota Biroe di Kecamatan Pasiran selama tiga hari untuk mengikuti lomba Essay
Ilmiah tingkat Kota. Sembilan sekolah akan bersaing di nomor IPA. Tadi Pak Mukdi
menanyakan kesiapanku di kantornya. Aku harus tegar dan konsentrasi terhadap materi
yang sudah kusiapkan. Kalau aku hanya terganggu masalah Milla ini, maka aku hanya
akan menjadi pecundang disana. Ya Allah tolonglah aku. Kuatkan hatiku. Mudahkan
urusanku." Ujarnya dalam hati. Saat itu Ilham selalu berdoperlindungan dari segala
novel senja di pulau cinta
fitnah, fitnah harta, fitnah wanita. Dia masih mengingat tatkala suatu hari Kak Zam
mengisi kajian untuk adik-adik kelas satu. Dia mengatakan bahwa bahwa fitnah terbesar
zaman sekarang setelah fitnah bidHanya berdomendekatinya dan hatinya lurus di
jalan-Nya. Senantiasa ia berdowaktu-waktu mustajabah15 dodiantara azan dan iqamah,
selalu dirutinkan olehnya. Berdoa untuk Milla dan kemengannya di lomba Essay nanti.
15 novel senja di pulau cinta
Waktu untuk berdo'a yang sangat dianjurkan karena diijabah/dikabulkan. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA *** Disana, di taman depan rumahnya, Intan bersyukur atas
apa yang telah terjadi. Allah benar-benar telah membantunya. Membukakan jalan
kepada seorang hamba untuk mendapatkan hidayah cinta. Seorang hamba yang dibalut
nestapa mencari oase cinta. Sambil menyiram bungabunga yang kian bermekaran,
Intan memuji tuhan. Bertasbih dan bertahmid seindah kupu-kupu yang hinggap di
bunga-bunganya. Kini tuntas sudah sebagian janji batinnya. Ingin mengikuti jejak
kakaknya yang dicintainya. Kak Zam. Di Mesir sana. *** Di sebuah meja belajar mewah.
Milla sibuk mencorat coret kertas. Mencoba menyusun kata yang pas. Sepertinya dia
ingin menulis sesuatu. Sebuah surat. Surat yang tadi diberikan oleh Intan masih
dibawanya. Dia kembali membacanya. Dengan penuh penjiwaan, Milla menulis sebuah
kata untuk memulai. Dengan khusyuk dia berazzam untuk menuliskan kata-kata indah,
seindah hamba yang dicintai tuhannya. Surat itu ditujukan kepada seseorang. Dia ingin
seseorang yang membacanya memahami maksud hatinya. *** Malam kian larut. Di
bawah pohon belimbing di sebelah rumahnya, Ilham masih bernostalgia dengan masa
lalu. "Malam yang Indah." Seru Eljir memecah terang rembulan malam. Jam tangannya
hampir menunjukkan pukul sebelas. "Ya. Aku sudah menceritakan. Begitulah kisah ku
dengan Milla. Kisah yang rumit. Sejak aku berbicara dengan Intan pagi itu, aku tidak lagi
pernah mengajaknya bicara, yang ada hanya senyum ketika jumpa di jalan, itupun
karena terpaksa. Ya Allah ampuni aku. Aku begitu kecewa dengan jawaban dia saat
kuminta tolong pagi itu. Aku terlalu berharap EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
besar darinya. Padahal aku ingin dia mengikuti langkah Kak Zam, kakaknya, saat
membimbingku dulu. Tapi itu cuma mimpi. Batinku saat itu." "Sementara Milla, aku tidak
tahu apa yang terjadi padanya setelah itu. Mudah-mudahan saja dengan secarik kertas
dan kata-kata sederhana yang kuberi padanya saat malam perayaan Ultahnya itu, dia
jadi sadar. Ditambah lagi dengan doagar senantiasa melindungi jiwaku dari sergapan
cinta Milla. Aku berdoagar Milla kembali kepada jalan Nya dan cintanya yang suci.
Alhamdulillah! Doaku ini ternyata benar-benar di dengar oleh Allah! Langsung di Ijabah!
Terkabul!." Girang Ilham. "Buktinya, sejak saat itu Milla tidak lagi menggangguku.
Sekarang selama enam bulan ini aku perhatikan ia sering datang pada kajian-kajian
keislaman di Rohis. Alhamdulillah. Dan yang lebih anehnya, dia kini akrab dengan Intan.
Entah apa yang terjadi diantara mereka. Kemarin bahkan, saat aku baru pulang rapat
EDCC, kulihat Intan bersama Milla pergi naik mobil berdua, sepertinya mereka berhenti
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
di Warung Bakso Tangga Tujuh, Simpang Garuda. Milla tidak lagi menyapaku seperti
yang dulu. Hanya saja, senyumnya tidak bisa disembunyikan ketika aku menatapnya
tanpa sengaja. Senyum yang sepertinya sedikit menyembunyikan rasa malu. Aku
bersyukur Alhamdulillah. Kadang hidayah datang tanpa disangka-sangka."
"Subhanallah. Allah mendengar do"Nah terus" Bagaimana dengan masalah kita tadi
yang belum kelar?" Ilham mengingatkan masalah tadi pagi yang berawal di mushala
sekolah, menuntut penjelasan Eljir. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Perisai Cinta
Milla Eljir sejenak melihat kearah rembulan malam, dia pun memulai sebuah
kesimpulan tentang apa yang telah didapatinya sejak tadi pagi. "Ya aku telah
novel senja di pulau cinta
menemukan jawabannya." Jawab Eljir yakin. "Maksudmu?" Ilham penasaran. "Setelah
kejadian yang kamu ceritakan tadi, apakah kamu pernah menerima kabar dari Milla?"
"Belum. Memang dulu aku pernah mengharapkannya. Tapi nihil. Memangnya kenapa?"
Jawab Ilham. "Coba kau baca surat ini." Eljir memberikan sepucuk surat dengan amplop
terbuka. "Aku menemukannya enam bulan yang lalu di atas meja ruang operator
Mushala, saat itu aku sedang membuat check list daftar inventaris mushala yang diminta
oleh Pak Bambang bendaharawan sekolah kita, kata beliau untuk persiapan anggaran
tahunan. Kemudiaan aku ke kamar kecil sesaat. Ketika kembali, sebuat surat tergeletak
di atas Meja dalam selipan daftar inventaris yang sedang kubuat. Aku bingung. Pagi itu,
kau baru saja berangkat mengikuti kompetisi Essay tingkat Kota selama tiga hari. Kau
yang memintaku untuk memegang kunci ruang operator dan menangani seluruh aktifitas
mushala, shalat dzuhur, pengajian rutin dan lain-lain selama kau ikut lomba. Saat
kudapati, amplopnya memang tidak ada lekatannya. Sebuah surat tak dikenal. Tanpa
kata-kata di amplopnya. Tanpa pengirim. Tanpa tujuan. Surat ini pun kubaca, sebuah
surat cinta. "Saat itu, aku sengaja tidak memberitahukannya kepadamu. Kau memang
tidak berada ditempat. Kau butuh konsentrasi disana, aku tidak ingin menggangumu
dengan masalah ini. Surat itupun kusimpan dan kuselip di lemari Arsip. Tadi pagi, ketika
kau masih berada di kantin, sebelum kembali ke mushala, aku mengambil surat ini.
Kondisinya masih utuh sebagaimana ketika aku menyimpannya enam bulan lalu.
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Hingga kau pulang dari perlombaan dengan
membawa nama harum sekolah. Meraih juara pertama. Aku bangga. Namun aku masih
juga tidak percaya dengan surat itu dan tidak ingin mengusik kebahagiaan yang baru
saja kau raih." Jelas Eljir seraya menceritakan kronologis kejadian enam bulan yang
lalu. "Puncaknya tadi pagi saat baru tiba di sekolah, secara tidak sengaja pak Bambang
melihatkuaku, dia memanggilku. Beliau minta untuk diambilkan arsip inventaris yang
pernah aku buat dulu, beliau ingin membuat penyesuaian anggaran lanjutan katanya.
Pak Bambang memanggilku karena aku telah berurusan dengan dia dalam hal ini enam
bulan yang lalu. Bukan tidak menghargaimu sebagai pemegang tanggung jawab ruang
operator mushala. "Tiba-tiba saja, aku ingat surat cinta itu. Innalillah! Aku telah
melupakannya selama setengah tahun. Aku kalut dan berpikir bagaimana cara
menjelaskannya kepadamu. Aku alpa karena terlalu lama
novel senja di pulau cinta
memendam ini. Aku juga bingung karena tidak pernah tahu bahwa kau punya masalah
cinta. Awalnya aku masih penasaran dan sedikit tidak percaya. Selaku teman dekatmu,
aku tidak pernah tahu sisi romantis dari kisah hidupmu. Yang kutahu kau pekerja keras
yang haus prestasi." Jelas Eljir. "Kini aku baru tahu ternyata ada sisi yang tidak
terekspos oleh teman akrab sekalipun. Tapi hari ini aku bersyukur kau telah terbuka
kepadaku. Aku juga masih belum tau siapa yang memasukkan surat ini ke ruangan
operator saat itu. Terakhir, aku mau minta maaf jika aku salah atas kesilapanku, aku
telah membaca surat itu tanpa seizinmu dan kealpaanku selama enam bulan ini?" Eljir
mengakhiri penjelasannya dengan haru sambil menggenggam jari-jari tangan kiri Ilham
dengan kedua tangannya. Ilham hanya membalasnya dengan senyuman. Kedua
sahabat itu tampak berdamping mesra mengikuti irama sinar bulan yang semakin
terang. Sebuah persahabatan insan yang dikasihani Tuhan. "Tidak apa. Kini kau telah
melakukan sesuatu yang sudah menjadi tugasmu." Jawab Ilham. Memorinya kembali ke
enam bulan silam, di saat Milla masih mencoba mengejarnya. Kemudian membuka
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA sebuah amplop tipis yang diberikan oleh Eljir.
Disitu tertulis kepada Ilham Jocelin. Ilham membaca surat itu dengan tangan bergetar.
Kepada : Kakakku Ilham Jocelin Bumi Kota Biroe 29 September 2007 AssalamuPuji
novel senja di pulau cinta
pada Allah dan Shalawat kepada Nabinya, Muhammad yang dicintai alam. Serta
orang-orang yang mencintai Allah dan Muhammad. Saat ku memulai menulis surat ini,
hatiku sejuk. Sejuk mendapat petunjuk. Saat kutorehkan pena ini, hatiku semakin
terang. Terang oleh cahaya. Cahaya cinta. Saat kumerangkai kata ini, hatiku semakin
bangga. Bangga kepada orang-orang yang Dicintai Allah. Kak Ilham, Izinkan aku
menyampaikan nestapa jiwaku. Yang telah mengganggu kehidupanmu tanpa kusadari.
Oh... Jiwaku bodoh. Hatiku lugu. Kelam tanpa cahaya. Setelah kutahu bahwa cinta Itu
suci. Lebih suci dari embun pagi. Kak, saat kau baca suratku ini aku berharap kau telah
melupakanku. Akulah yang menyebabkan engkau terganggu selama dua bulan ini. Aku
memang masih terlalu lugu. Kasihmu dan kebijakanmu telah membuatku sadar arti
hidup ini. Sadar arti cinta. Sejak kutulis surat cintaku yang pertama itu. Aku menyesal.
Karena perasaan cintaku telah kuobral dengan murah. Tentu saja kau tidak terima. Tapi
karena keluguanku. Aku semakin bangga. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Puncaknya ketika kau berikan balasan surat itu pada malam ulang tahunku. Rasa
banggaku yang hampa semakin menjadi-jadi. Di suratku ini, aku ingin memetik kata-kata
yang pernah kau dan kak Intan tulis dalam sebuah surat kalian. "Aku mencintai Allah
dan Rasulnya, Aku mencintai ayah dan bunda, jikalau ada orang yang mengakui
mencintaiku, maka aku akan bertanya apakah orang yang mencintaiku itu dicintai oleh
Allah dan Rasulnya" Dicintai oleh ayah dan bunda?" "Kau memang tidak salah. Cinta
dihati siapa yang bisa menahannya. Itulah karunia Allah. Tapi bagaimana cara kita
menyikapinya" Aku ingin selalu melandaskan cintaku pada manusia hanya kepada cinta
Allah dan Rasulnya" "Kau mengajakku pacaran. Pacaran itu tidak baik, tidak sehat.
Jikalau cinta itu belum sirna. Cobalah bersabar. Mohon ampunan dan bantuan Tuhan.
Itu lebih suci dihati. Dan tetap dalam sabar, orang sabar selalu dikasihani Tuhan." "Aku
harap setelah ini kau menjumpai seseorang, seorang siswi kelas III IPS B, Intan Azra
namanya. Kuharap jawaban dari semua ini akan kau dapat darinya" Kak Ham,
ditanganmu aku mendapat cahaya petunjuk melalui orang yang baik hatinya. Intan Azra.
Dia datang kepadaku bagaikan Induk burung yang dirindu anak-anaknya. Permata di
tengah samudera cinta. Begitu jujur, begitu tulus, dan karena ketulusan kak Intan lah
aku telah menemukan hakikat cinta laksana seorang pengembara yang menemukan
oase penyejuk. Cinta Karena Allah dan mencintai Rasulullah. Mencintai Orang yang
dicintai oleh Rasulullah. Mencintai orang-orang yang dicintai oleh orang yang dicintai
Rasulullah. Begitu Indah. Begitu sederhana. Oh... Kak Intan, kau bagaikan orang tua,
Ibu ke dua bagiku. Begitu melindungi, begitu mengayomi, rasanya kaulah orang yang
paling perhatian padaku sejak saat itu. Aku tiada daya untuk membalasnya. Ya Allah
berikanlah kepada Kak Intan kebaikan sebagaimana orang-orang yang dikasihi oleh mu.
Jazakallahu khairan.16 16 Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA Kak Ham, izinkan aku berterimakasih. Sejak surat ini kutulis.
Aku mencoba menata hatiku kembali. Anggaplah diantara kita tiada apa-apa. Hanya
saudara. Saudara yang disatukan bukan karena turunan darah. Tapi karena Aqidah dan
cinta. Cinta Allah, cinta Rasul dan cinta sesama. Izinkan aku mendoBimbingan dan
kemudahan. Dan orang-orang yang selalu mencintaimu karena Allah. Saat ini, aku
mencoba mengangkat perisai cintaku dan menyarungkan pedang cintaku untukmu,
sebagaimana dulu kau mengangkat perisai cintamu untuk menangkis tebasan pedang
cintaku, hingga Allah menentukan takdirnya nanti. Aku mungkin belum berubah menjadi
orang Islam yang sesungguhnya. Tetapi jiwa ini tetap mencari oase penyejuk yang
dapat meredakan rasa haus ukhrawi cinta. Cinta pada Allah. Mudah-mudahan kita
menjadi orang-orang yang selalu dalam naungan Allah. Dalam cinta-Nya. Amiin.
Wassalam Yang menemukan makna cinta, Milla Vania Ilham kembali merenungi
kata-kata yang ditulis Milla dengan bahasa kalbunya. Begitu dalam. Begitu terang.
novel senja di pulau cinta
Seterang sinar rembulan yang menerangi dedaunan. Ilham kian tahu betapa mulianya
hati Intan. Seseorang yang pernah dicintainya itu ternyata memiliki sisi yang tak terbaca.
Begitu mulia. Kepiluannya pada saat Intan menolak permohonannya di pagi itu masih
terasa sampai hari ini. Namun tuntas sudah setelah dia membaca surat yang diberi oleh
Eljir ini. novel senja di pulau cinta
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Ketika Intan menolak untuk menolongnya saat itu,
Ilham sempat berfikir bahwa harapannya telah tiada. Terkubur bersama nestapa
hatinya. Hingga hari-harinya dilalui dengan dingin, bertemu dengan Intan hanya
bermuram penuh kebekuan. Astaghfirullah! Dia menyesal. Oh.. ternyata, Intan telah
menyiapkan senjata ampuh untuk menolongnya saat itu. Begitu mulia hatinya. Semulia
kakaknya yang kini ia rindukan. Sayyid Zam el Fatih. Di bumi kinanah, negeri piramida.
Dalam harunya Ilham berdoMu agar hambamu ini selalu Istiqomah di jalan-Mu.
Berikanlah kepada orang-orang yang telah mendapatkan terangnya cahaya Mu
kekuatan. Kekuatan yang mengikat kami dengan Cahaya. Rabbana Aatina Fiddun ya
Hasanah, Wafil Aakhirati Hasanah Wa Qina "Adzabannar." "Amiin." Jawab mereka
bersamaan. Rembulan kian terang. Pohon belimbing semakin tampak bergembira lewat
untaian daun-daunnya yang berirama, bersanding mesra semilirnya angin malam, begitu
serasi dengan koor yang terinci. Jam telah menunjukkan pukul sebelas lewat dua belas
malam. Eljir pamit pulang. Semakin malam bulan semakin terang. Terang oleh sinar
purnama yang menyilaukan. Bersambung... Alhamdulillah wash shalatu wassalamu 'ala
Rasulillah. Ditulis di tepi Krueng Aceh, Lambhuk. Banda Aceh, 21-20 Juli 2008. Selesai
pukul 23.12 WIB. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Pria Bersetelan Coklat 3 Pendekar Cambuk Naga 15 Pemburu Dosa Leluhur Memanah Burung Rajawali 2
novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
Bidadari Pendekar Naga Sakti EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
novel senja di pulau cinta
EPISODE SATU PERISAI CINTA MILLA Novel ini ditulis saat menjelang masa PPL
(Praktek Pengalaman Lapangan) bagi mahasiswa FKIP Unsyiah semester ganjil
2008/2009. Kerinduan saat-saat di sekolah yang kembali hadir dan ditorehkan dengan
skenario yang berbeda. Kepada teman-teman yang telah mendownload dan membaca
novel ini mohon commentnya dicantumkan. Boleh lewat email:
friewan_walker@yahoo.co.id atau dicantumkan dalam guestbook friewan.multiply.com
guna perbaikan kualitas tulisan saya. Dipersembahkan kepada semua kalangan, namun
tetap bersumber pada site friewan.multiply.com. Terima kasih EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA Sebuah Tanda Tanya Pukul setengah sebelas bel berbunyi. Seperti
biasa Siswa SMU 1 Berasayu Indah Kota Biroe keluar kelas, seperti penumpang kereta
api yang tiba di terminal. Sebagian besar menuju ke kantin dan sebagian lainnya ada
yang ke kantor guru dan ke perpustakaan. Hanya sedikit diantara mereka yang masih
mengingat Tuhan di kala dhuha, di sela-sela jam istirahat. Hanya tampak Empat orang
di sana, di mushala sekolah. Tiga diantaranya siswi yang sedang khushuk
melaksanakan shalat sunnah Dhuha di bagian belakang Mushala. Tunduk pasrah ke
hadirat Ilahi memohon ampunan dan syukur akan nikmat tiada terkata. Sementara
seorang lagi laki-laki berperawakan kecil namun berisi, bersiap-siap bertakbir. Allahu
akbar. Eljir dengan khusuknya bermunajat. Baginya, waktu inilah yang paling utama tuk
mengingat Rabbnya. Momen istirahat tidak pernah ia lewatkan untuk diisi dengan shalat
sunnah Dhuha. Kalaupun lewat, pasti ada alasan kuat mengapa dia tidak sempat.
Selesai shalat empat rakaat, Ia pun beranjak keluar dengan wajah sedikit bingung. Raut
mukanya yang biasa ekspresif kini hilang. Ada masalah serius yang di pendamnya. "Oh
kebetulan sekali." katanya dalam hati. "Ham..Ham." Eljir memanggil seseorang masih
dari dalam mushala. Orang tersebut sedikit terkejut, ada suara yang memanggil
namanya dari dalam mushala sekolah tanpa kelihatan wajahnya. Sebuah suara yang
tidak asing baginya. "Ada apa Jir?" Sahut Ilham teman sekelasnya. Ia baru saja dari
ruang kantor menjumpai guru Matematika Pak Bur yang hari ini tidak bisa masuk kelas
selepas jam istirahat nanti karena menghadiri rapat penting di Kantor Walikota. Sebagai
gantinya, Pak Bur memberi tugas dan harus dikumpul hari ini juga. Ilham sebagai ketua
kelas memang memiliki tugas rutin. Jika guru tidak masuk, pasti dia memiliki tugas
ekstra. Bertanggung jawab mengawasi kelas. "Tumben kok misterius gitu" EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA Pake ngumpet-ngumpet lagi, Ada apa?" Sambungnya sambil
mendekati pintu mushala. "Sst... jangan keras-keras! Ada orang di belakang." Lirih Eljir.
Dia benar. Memang ada tiga orang siswi disana. Eljir ingin menyampaikan sesuatu hal.
Sepertinya sebuah hal penting dan rahasia. Tidak boleh diketahui oleh siapapun. "Gini
ham, sebenarnya ini sudah lama ku pendam." Sambungnya setengah berbisik.
Mimiknya khas, membuat Ilham yang juga teman akrabnya sejak SD itu tambah
penasaran. "Oke. Begini saja, mumpung jam istirahat masih tersisa, sekarang kita ke
kantin sekolah dulu, kebetulan kamu juga baru selesai Dhuha kan" Terus kita kembali
kesini, kita bahas masalah kamu. Bagaimana, deal?". Tawar Ilham. Ilham paling tidak
tahan jika memulai pelajaran setelah jam istirahat tanpa mengisi beberapa "bahan
bakarjajan ke kantin sekolah adalah sebuah aktivitas rutin, jika tidak, "gak konsen!"
keluhnya suatu hari. "Kamu aja yang ke kantin, aku biar tunggu disini saja, di ruang
operator, tapi jangan kelamaan ya" Ingat Ham, jangan bawa anak-anak! Kita berdua
saja!" kata Eljir tegas. "Oke..tenang aja. Gampang." "Eit.. satu lagi. Ini bukan masalah
aku, tapi masalah kamu." ujarnya sambil memandang wajah Ilham dengan serius.
"Apa?" sontak Ilham kaget. "Ya kamu terlibat." "Tunggu-tunggu, kamu bilang aku
novel senja di pulau cinta
terlibat?" tanya Ilham heran. "Ya." Eljir mencoba meyakinkan. "Baik. Kita bicarakan
masalah ini secara jantan nanti setelah aku kembali dari kantin. Aku tau, sepertinya ini
masalah rahasia. Lima menit lagi kita jumpa diruang operator." Ujar Ilham. "Kuncinya?"
tanya Eljir. Ilham memberi sebuah kunci dan langsung ke kantin, menghilang dari
hadapannya. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Dengan wajah penasaran yang
belum terbayarkan, Ilham menuju kantin. Pikirannya masih menebak-nebak. Ada apa
gerangan" Jarang sekali Eljir ingin berbicara masalah seserius ini, tapi sejak pagi
memang wajahnya agak berbeda. Biasanya kalau lagi ada masalah dia langsung
berbicara terbuka. Ceplas-ceplos. Tapi hari ini, wajah periangnya ketika bertemu di
mushala tadi tidak kelihatan, yang ada hanya muram. "Aneh." Ujarnya. "Pagi Kak." Sapa
seorang siswa kelas I sambil berlalu. "Pagi." Jawab Ilham ramah. Ilham memang telah
menjadi tokoh di sekolahnya. Siswa mana yang tidak mengenalnya. Ilham Jocelin.
Siswa berprestasi yang membanggakan. Membanggakan nama sekolah, keluarga dan
temanteman. Berbagai prestasi telah direbutnya. Mulai dari tingkat sekolah, kota, hingga
provinsi. Tahun ini, di sela-sela kesibukan siswa kelas tiga mempersiapkan Ujian
Kelulusan, Ilham harus ikut dalam lomba Essay Ilmiah tingkat Propinsi. Jadwalnya
mungkin bulan depan, belum ada kepastian dari Panitia. Sangat mepet dan padat.
Enam bulan sebelumnya dia berhasil menjadi juara Essay Ilmiah di tingkat Kota setelah
sebelumnya telah menyapu gelar juara cabang yang sama di tingkat sekolahnya.
Bahkan, semester kemarin dia telah memecahkan rekor sekolah. Ya rekor sekolah.
Rekor yang telah 25 tahun tak terpecahkan sejak sekolah ini berdiri 37 tahun silam.
Rekor yang membanggakan dan sulit di pecahkan kecuali oleh orang-orang yang luar
biasa. Yaitu selalu juara kelas dari kelas I hingga kelas III dan mendapatkan Nilai
Rata-rata Tertinggi di setiap tingkatannya. Statistik yang hebat. Tercatat di manifest
sekolah. Sebelumnya, rekor ini dipecahkan atas nama Hidayat Moeley. Kini beliau telah
menjadi Asisten II Walikota Biroe. Dengan prestasi sehebat itu, bukan berarti Ilham tidak
perduli novel senja di pulau cinta
dengan kegiatan ekstra. Dia senantiasa aktif di kegiatan keorganisasian. Bahkan sangat
aktif. Buktinya dia sempat menjadi ketua OSIS saat di tingkat II dulu. Kini, jabatan
sebagai ketua EDCC (English Debate and EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Conversation Club) masih dipegang olehnya, sebuah lembaga ekstrakurikuler sekolah
yang memiliki pristise khusus di kalangan siswa. "Berapa bang?" Tanya Ilham sambil
menerima kantong pelastik. Sebotol minuman segar dan beberapa potong kue basah.
"Tiga ribu aja dek Ham!" Jawab Bang Agoes. Pemilik kios sekolah yang telah akrab
dengannya. Kios di sekolah ini hanya ada tiga. Kios Bang Agoes yang gaul. Kios Buk
Ramah, namun tidak seramah orangnya. Selalu saja anak-anak pada ngomel kalau
belanja di kios Buk Ramah. Keluar dari sana pasti saja mendapat perlakuan edan,
kecuali orang-orang yang sudah paham. "Ada saja kesalahan yang ditimpakan pada
kita!" ujar Wendy saat itu, teman sekelasnya. Aneh memang. Tapi justru di kios inilah
yang paling lengkap. Semua barang-barang ATK yang dibutuhkan siswa tersedia. Dan
terakhir Kantin Bang Emjal. Ia dan Istrinya telah 15 tahun berjualan di sekolah ini,
dibantu 2 orang pelayan. Bahkan katanya, ketika suatu kali bercerita pada anak-anak,
bahwa mereka telah berjualan sejak orang tuanya dulu. "Bisnis estafet keluarga gitu lah"
kata Bang Emjal. Nasi gurih dan lontong buatannya bener-bener lezat. Bahkan, alumni
sekolah masih mengingat benar rasa khas Lontong sayurnya. "Kak Ham?" Teriak
seorang siswa kelas II IPA memanggilnya. "Ya, Ada apa dek?" "Kak, Mau minta tolong
nih?" "Boleh. Ada yang bisa dibantu?" "Gini kak, rencananya kita mau minta bantuin
buat PR Kimia, kok kayaknya susah sekali." "Boleh. Nanti malam Kakak ada dirumah.
novel senja di pulau cinta
Datang aja selepas maghrib ya?" "Makasih ya kak" "Ya, sama-sama" Ilham memang
kerap dimintai bantuan oleh adik-adik kelasnya untuk menjelaskan tentang soal-soal
yang tidak mereka pahami. Fisika dan Matematika adalah spesialisasinya. Kadang kala,
mereka EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA menemuinya di sela-sela waktu Istirahat.
Bahkan, tidak jarang mereka bertengger ke rumah Ilham baik siang maupun malam.
Ilham tidak merasa keberatan. Jika ada waktu, dia akan membantu. Asal jangan dimintai
buatkan PR saja. Pernah suatu kali, Alfisyah adik kelasnya datang ke rumahnya.
Awalnya ia minta diajarkan beberapa rumus matematika yang belum dipahaminya.
Namun ujung-ujungnya, dia meminta tolong Ilham, agar Ilham mau membuatkan PR
nya. Ilham menolak. Dengan lembut ia katakana, "Kakak kan sudah kasih penjelasan.
Sekarang, tugas kamu yang membuat PR nya. Dengan apa yang sudah kakak jelaskan
tadi, kamu pasti bisa!" Ujar Ilham sedikit memotivasi. EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA Cinta Dalam Kisah Waktu istirahat masih tersisa lima menit. Setelah lama
bertemu dengan Pak Bur di kantor tadi, Ilham merasa tidak sempat lagi untuk shalat
Dhuha. Terlebih ia harus menuntaskan masalahnya dengan Eljir. Dia tadi telah berjanji
untuk kembali secepatnya. Sambil menahan rasa penasarannya, Ilham kembali ke
mushala dengan langkah sigap. "Mudahmudahan sebelum bel masuk nanti masalahnya
udah clear!" ujarnya dalam hati. Eljir telah duduk menunggunya di ruang operator
mushala. Sebuah ruangan kecil yang terletak di bagian depan tepat di sebelah kanan
mihrab Imam, berisi perlengkapan shalat dan beberapa perangkat amplifer serta
mikrofon untuk pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah. Sementara anak-anak Rohis
(Kerohanian Islam) sibuk di ruangan sebelahnya dengan beberapa agenda. Tempat itu
memang dijadikan sekretariat kegiatan Rohis sekolah. Sementara ruang kecil dimana
Eljir berada itu hanya sebagai ruangan operator yang selama ini ditugaskan kepada
Ilham untuk mengelolanya. Setiap tahun memang ada pergantian penugasan.
Sebelumnya yang memegang kunci itu adalah Kak Saif Amrullah yang kini telah tamat
tahun lalu. Melihat Ilham datang, Eljir terkejut. Dilipatnya selembar kertas yang sedang
dibacanya. Wajahnya sedikit pucat. Ilham sadar perubahan ekspresi Eljir yang telah
dikenalnya. "Ada sebuah masalah" bisiknya dalam hati. Tapi dia berusaha bersikap
biasa. "Gimana Jir masalah tadi" Jelasin yang clear dong! Pake acara baca surat lagi!
Surat apa tu" " Tanya Ilham penasaran. Eljir masih diam sambil memasukkan lembaran
kertas yang ia baca tadi ke kantong bajunya. "Woi... Jangan melamun aja. Gimana sich!
Apa masalah yang mau dibahas tadi?" Tanyanya kembali menuntut penjelasan. Sambil
meneguk minuman yang tadi dibelinya. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Gini
Ham, kuharap engkau berbicara jujur" pinta Eljir. "Ya..tergantung topiknya, kalau yang
kau tanya berapa jumlah gigi taring ku, hitung aja sendiri..he..he.." Jawab Ilham
setengah meledek. "Kau pernah mencintai seseorang?" Eljir memulai dengan dingin.
"Ups... " Ilham berekspresi kaget. "He..he.. Ada-ada saja. Ya pernah dong. Banyak
malahan. Perlu kusebutin" Aku cinta Ummi ku. Bapak. Adikku Faiz dan Didi. Terus yang
utama Allah dan Rasul dong! Memangnya kenapa?" jelas Ilham polos sambil meneguk
kembali minuman dinginnya. "Aku serius! maksudku jatuh cinta pada wanita?" Eljir
menegaskan pertanyaanya karena sedikit kurang berkenan dengan jawaban Ilham tadi.
"Ya Sabar donk.. gitu aja marah, eh sebentar-sebentar. I See... Jangan-jangan yang tadi
kau baca surat cinta ya" Ha..ha..ha... ketahuan kan?" ledek Ilham. "Udah lah. Serius
dikit! Jawab saja pertanyaanku tadi"!" Kesal Eljir. "Ya tadi aku emang bercanda! Oke.
ItDetailnya dua kali mencintai dan satu kali dicintai." Jelas Ilham dengan lugas. "Waktu
SMP Kelas III, Anak kepala Dinas Pendidikan. Kau pasti masih ingat Fritrie Afra. Yang
paling cantik. Tapi aku sebatas suka aja, gak sampai kemana-mana. "Terus yang kedua
ini yang paling panjang. Ceritanya pas awal masuk sekolah ini. Aku tau kau tidak pernah
mengetahuinya karena kita
novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
memang beda kelas. Saat itu aku di kelas I A dan kau di I B. Sebenarnya ini hanya jadi
rahasiaku saja, tapi mau gimana lagi, sudah terlanjur gini ya terpaksa aku jelaskan. Kau
kenal Intan kan?" Tanya Ilham. "Intan Azra kelas III IPS B"!" Spontan Eljir
kaget."Beraniberaninya kau suka sama dia. Dia kan cewek baik-baik. Muslimah sejati
man!" Jawab Eljir Ketus. Mulai kelihatan watak aslinya. EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA "Tepat! Yang aku suka hanya pesona akhlaknya. Tidak lebih. Ceritanya dulu
ketika orientasi sekolah, aku satu kelompok dengannya selama 3 hari masa perkenalan
sekolah. Terus pasca orientasi itu, kita pisah kelas, aku di I A dan dia I C. Huh! Rasanya
seminggu berpisah seperti setahun lamanya. Akhirnya kupaksakan mengirim surat
kepadanya, surat cinta perdana di masa-masa "jahiliyahlugu-lugunya, belum dapat
"hidayahberhenti sejenak mengambil nafas. "Terus gimana?" Seru Eljir. Ia ingin tahu
lebih lanjut kisahnya. "Aku cuma sampaikan lewat sebuah surat sederhana. Isinya pun
puisi jelek ku yang pernah ku tulis, bahkan masih ku hafal. kira-kira isinya, Kasihku
Impianku suram tanpa dirimu Pernah terlintas dalam benakku Menjadi pendampingku
selamanya Sesuci embun semurni mata air zam-zam yang tidak pernah habisnya."
Ilham membacakan puisi cinta yang masih direkam di memorinya. "Terus ku lanjutkan
dengan kata-kata singkat. AKU MENCINTAIMU, MAUKAH KAMU JADI PACARKU" KU
TUNGGU JAWABANMU. ILHAM." "Terus" Terus?" Eljir semakin ditimpa penasaran.
"Dan Intan membalas suratku dua hari setelahnya lewat sahabatnya Tari, setelah
sebelumnya aku telah menunggu balasannya sepanjang dua hari itu, sungguh tersiksa.
Begitu lama. Satu harinya bagai menunggu satu bulan. Begitu lamanya. Memang
sungguh kata orang, bisa gila kita ketika dimabuk cinta. Makan tidak nyaman. Tidur
apalagi. Dan kau mau tau apa Isi suratnya" "Apa" Eljir fokus mendengarkan. EPISODE I
: PERISAI CINTA MILLA "Wow fantastis!" Seru Ilham dengan nada provokatif. "Surat
yang fantasitis. Surat tersingkat yang pernah ku baca. Isinya singkat padat dan jelas.
Kau mau tau?" "Iya Apa?" Eljir menuntut surprise. "KAMU DI TOLAK. Cuma itu isinya."
Ujar Ilham dengan sedikit nada tegas. "Jadilah sepanjang hari itu aku bagai pohon yang
kekeringan. Aku baru sadar. Begitu pahit ditolak cinta. Dan ternyata itu bukan surat
terakhir yang kuterima dari Intan." "Maksudnya si Intan ngirim surat lagi?" selidik Eljir.
"Cerdas!" Sahut Ilham. "Dia mengirimnya masih lewat sahabatnya Tari, dua hari setelah
surat pertamanya kuterima. Suratnya masih ku simpan dalam arsip pribadi ku. Kalau
nanti kau ke rumahku, kau boleh membacanya. "Saat surat keduanya kuterima, aku
berharap isinya adalah ralat atas penolakannya dulu. Aku berharap dia berubah pikiran
dan merubah keputusannya dan menerima cintaku. Ternyata isinya berbeda seratus
delapan puluh derajat." "Apa isinya" Eljir memancing jawaban dari Ilham. "Isinya dia
mohon maaf tidak bisa menerima cinta ku. Katakatanya begitu bijak. Begitu dewasa.
Malah dia yang menasehati aku. Seakan-akan aku tidak percaya dia yang menulisnya.
Dengan lembut ia katakan bahwa pacaran itu tidak baik. Kalau hanya cinta, itu wajar.
Namanya juga manusia. Kalau tetap cinta, maka sabarlah. Orang sabar ditolong tuhan.
Terus dia meminta aku untuk menemui Kak Zam yang saat itu duduk di kelas III IPA A."
Ilham mengambil jeda sejenak, terus melanjutkan, "Saat itu aku masih dilanda
dikebingungan! Ditolak cinta! terus dia menyuruhku menjumpai laki-laki yang tidak ku
kenal. Kak Zam kelas III IPA. Begitu lugunya aku. Hingga sesaat sebelum pergi
menjumpai Kak Zam, aku masih berpikir, siapa Zam" Apakah dia pacarnya Intan" Calon
suaminya" Tunangan" Atau jangan-jangan body guardnya" Apa perlunya Intan
memintaku untuk bertemu dengan Zam" Memangnya siapa aku EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA siapa Zam" Apakah Intan mau membuktikan siapa yang lebih jantan aku
dan Zam" Harga diriku seperti diinjak-injak. Aku seperti ditantang." Ilham bercerita
novel senja di pulau cinta
dengan emosi dan intonasi yang mengena. Eljir semakin serius mendengarnya. "Tapi
demi rasa cintaku pada Intan, karena permintaannya itu, aku kumpulkan segenap
keberanian untuk bertemu dengan Zam. Kalaulah dia pacarnya Intan, Aku siap
bertarung dengan dia. Sampai mati sekalian. Bertarung demi cinta. Nyawa dikorbankan
hal biasa, yang penting kehormatan harus dipertahankan. Aku tidak perduli walaupun
dia kakak kelasku. Begitu angkuhnya aku saat itu. "Aku datang ke kelas III IPA tanpa
ragu saat jam istirahat. Aku bertanya kepada salah satu kakak kelasku, "Yang mana
yang namanya Zam?" tanyaku saat itu. Seorang laki-laki berambut keriting datang
menghampiriku dengan pura-pura senyum. Aku belum mengenal dia. Aku katakan ke
dia "Saya Ilham. Apa benar nama Kakak Zam?" Terus kau mau tau apa yang dikatakan
lelaki berambut keriting itu Jir?" "Iya lanjutkan." Eljir masih serius mendengarkan sambil
melahap kue bakwan yang dibeli Ilham. "Dia menjawab ramah. "Oh.. Dek Ilham. Ilham
Jocelin. Nama yang bagus. Ya kakak sudah kenal. Intan yang beri tau. Kenalkan nama
kakak Sayyid Zam el Fatih. Saya kakak kandungnya Intan." Ilham menjelaskan dengan
nada bergetar, persis sebagaima berjumpa Zam saat itu. "Innalillah." Eljir sedikit terkejut.
"Betapa shocknya aku saat itu. Shock karena takut. Betapa marahnya aku saat itu.
Marah karena cinta. Betapa malu nya aku saat itu. Malu karena keangkuhanku sendiri."
Jelas Ilham. "Aku mengira ketika bertemu dengan Zam dia akan memarahiku. Karena
aku telah mengganggu adiknya. Aku sedikit kecut. Tapi ternyata lain, dia begitu ramah.
Bahkan dia tidak mengungkit-ungkit hubunganku dengan adiknya. Hanya saja setelah
kejadian itu, dia sering mengajakku ke mushala sekolah hanya untuk berdiskusi ringan.
Dia kerab EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA menanyakan kabarku,
rencana-rencanaku, dan yang paling membuatku haru adalah perhatian dia yang begitu
besar kepadaku. Karena Kak Zam lah aku berubah, karena Kang Zam lah aku dapat
hidayah. Ternyata beliau pengurus mushala sekolah dan aktif di kegiatan kerohanian
Islam. novel senja di pulau cinta
"Sejak saat itu, Aku mulai ikut kajian. Aku tau pacaran itu dilarang. Bukan tidak boleh
mencintai, tetapi bagaimana memanage cinta. Aku tahu ternyata pacaran banyak efek
buruknya bagi remaja. Aku sadar bahwa kewajibanku akan terlupa jika aku pacaran.
Aku sadar, bahwa prestasiku mungkin tidak akan sebanyak ini jika dulu aku masih sibuk
mengurusi masalah percintaan yang tidak jelas ini. Tanpa ikatan yang suci. "Akhirnya
perlahan aku mulai menjaga jarak dengan Intan adiknya. Selanjutnya rasa cinta ku pada
Intan menurun derajatnya. Dari cinta menjadi simpatik saja. Dan hingga sekarang
kembali turun. Hanya teman biasa. Menjelang ramadhan tahun itu, aku sempat menulis
surat terakhir kepada Intan. Bukan surat cinta, tapi surat permohonan maafku atas
sikapku dahulu dan ucapan terima kasih atas kebaikannya hingga aku mendapatkan
hidayah melalui abangnya. Hingga sekarang aku tidak coba-coba pacaran lagi."
"Wow...!" Eljir berdecak kagum. Wajah ekspresifnya muncul sejenak. "Terus bagaimana
dengan yang dicintai. Tadi kamu bilang dua kali mencintai dan satu kali dicintai kan?"
Sambungnya. "Eh.. kamu kok introgasi aku gitu sich" Emang ada perlu apa kamu
sampai perlu tau orang yang mencintai aku ?" Ilham kurang berkenan. "Nah itu dia
masalahnya Ham. Inilah yang dari tadi ingin aku bicarakan!" Jelas Eljir. "Maksudnya."
selidik Ilham. "Kamu ceritakan dulu tentang yang mencintai kamu ini. Nanti aku akan
jelaskan semuanya masalah ini." Tet.... Tet...... Tet..... EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA Bel sekolah kembali berbunyi pertanda Jam pelajaran kembali dimulai. Ilham
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sedikit kecewa. Muram di wajah Eljir yang tadi sempat sirna muncul kembali. Dua
sahabat itu kembali kekelas untuk mengikuti pelajaran Matematika. Hari semakin siang,
matahari kian menerangi bumi dari pusara langit yang jauhnya tiada terkira. SMU 1
novel senja di pulau cinta
Berasayu Kota Biroe tampak bercahaya oleh kilatan zink dari atapnya yang diterpa
panasnya sinar mentari. Angin enggan bertiup membuat setiap ruangan di sekolah
tersebut kegerahan. Sebagian siswa yang kepanasan mengipas-ngipaskan buku tulis
tipis ke wajahnya. Mereka masih berkutat dengan buku pelajaran. Kelas III IPA A tetap
tertib membuat tugas matematika yang ditugaskan oleh Pak Bur. Tentu ketertiban ini
tidak lepas dari kehebatan Ilham dalam mengelola teman-temannya. Sejenak masalah
tadi terlupakan. Bel berbunyi panjang. Waktunya pulang. Suara gaduh bermunculan.
Dari kelas I hingga kelas tiga bersuara lantang. "Pulang". Seperti biasa Eljir menuju
tempat parkir. Memarkirkan motornya yang memiliki suara nyaring berpelak racing,
buatan tahun 2002. Sejenak wajah Ekspresif nan lugunya mengembang. "Gimana Ham"
Kita sambung sekarang?" Eljir memancing pembicaraan. "Entar jam empat aku ada les
komputer, selesainya jam setengah enam, bagaimana kalau kamu jemput aku di
F-WANCOM jam setengah enam" Sekalian antarkan aku pulang. Terus kita cari tempat
di Simpang Jam. Tempat biasa. Gorengan Wak Neno?" Senyum Eljir kian mengembang
"Sip! Insya Allah ya" AssalamuEljir memutar haluan dan mengengkol motor bebeknya.
Ilham seperti biasa pulang dengan bus sekolah. Rute rumah mereka memang berbeda.
Ilham tinggal di Ie Meule sebuah daerah yang berada di arah barat sekolah mereka dan
tepat berada di tepi Sungai Anak Tawar. Sementara Ilham dengan Bus Jurusan Cot Bak
U menuju tempat EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA tinggalnya di Komplek
Perumnas yang jaraknya 2 km dari sekolah mereka. Komplek sekolah SMU Berasayu
Indah semakin sepi. Tampak beberapa siswa barisan terakhir mulai keluar dari pintu
gerbang. Para siswa itu kembali berbaur dengan keluarga dan masyarakatnya setelah
lebih dari enam jam terkurung di komplek sekolah mereka. Mentari kian menjorok ke
ufuk barat. Angin mulai berhembus ringan. Kesejukan mulai terasa dari balik pepohonan
komplek sekolah SMU 1 Berasayu Indah. Mang Aan, begitu pria setengah baya itu
akrab disapa, bisa sedikit santai. Tugasnya sebagai Satpam yang menertibkan
kegaduhan disaat pulang dan hiruk pikuk kendaraan telah selesai. Menjelang pukul lima
belas sore, ia bersiap-siap mengambil motornya untuk pulang. Tugasnya akan diganti
oleh Bang Frizal, satpam muda yang bertugas mulai pukul empat sore hingga piket pada
malam harinya menjaga keamanan di komplek sekolah. Pagi hari besok, Mang Aan
kembali standby untuk bertugas mengawasi kegiatan sekolah seperti biasanya. ***
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Tabir Cinta Hampa Di Komplek Sederhana Kota
Biroe, tepatnya di ujung jalan palawija lorong cengkeh. Seorang gadis tampak
bersiap-siap menghadiri pengajian rutin di mushala komplek. Sebuah kajian keislaman
khusus remaja putri. Dengan lirih dia berdoa "Bismillahitawakaltu..."1 dan melangkah
keluar rumah. Dengan jilbab biru kesayangannya, dia tampak anggun sambil memeluk
Al Quran di dadanya dengan tangan kanan. Sementara tangan kirinya menenteng tas
yang setia menemaninya sejak 5 tahun silam. Tepatnya sejak Ia duduk di kelas 2 SMP.
Tas biru yang indah. Terawat dengan baik sebagaimana si pemilik tas merawatnya
dengan cinta. Intan Azra, begitu dia disapa. Tampilannya begitu bersahaja dan
sederhana, namun pesona kuat di jiwanya begitu terasa. Seorang muslimah sejati.
"Adik-adik sudah lama menunggu ya?" Sapanya ramah begitu tiba di gerbang mushala
kecil itu. "Gak juga kok kak, baru lima menitan." Jawab seorang gadis tanggung yang
baru kelas II SMP. "Ya sudah, kita masuk dan kumpul di dalam ya" Sebentar lagi
Ustadzah Wilda sampai." Ajak Intan kepada adik-adik binaannya. Peserta sangat
antusias mengikuti pengajian mingguan ini. Apalagi topik minggu ini sangat menyentuh
bagi mereka. "Kekuatan cinta pada AllahKota Biroe, salah seorang anggota LDK alias
Lembaga Dakwah Kampus. Juga alumni SMU Berasayu Indah. Ustadzah Wilda, begitu
mereka novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
memanggilnya. Dua puluhan peserta sudah tidak sabar menunggu. Intan begitu ramah
melayani mereka. Itulah yang membuat mereka begitu betah berlama-lama berdekatan
dengan Intan. Selain baik, Intan juga cerdas, 1 Do'a keluar rumah. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA mengikuti kecerdasan kakaknya Sayyid Zam el Fatih yang kini
telah dua tahun di Al Azhar Mesir. Intan jua lah yang tiap minggunya membuat jadwal
sekaligus menjalankan kegiatan mushala untuk remaja puteri komplek. Cukup sibuk
disela-sela padatnya jadwal sekolah dan persiapan ujian akhir sekolah yang tinggal dua
bulan lagi. Bhum... suara motor diparkir di halaman mushala. Para peserta mulai ceria.
Ustadzah Wilda telah tiba. Kajian pun dimulai dengan tadabur2 Al Quran hingga materi
inti dan diskusi sampai dengan pukul delapan belas sore nanti. *** Sambil membaca
kembali resume tugas Biologi di halte, tepatnya di depan F-WANCOM, sebuah Yayasan
Pendidikan dan Pelatihan Komputer, Ilham mengamati jam tangannya yang telah lewat
lima menit dari kesepakatan semula. Pukul 17.35. Eljir belum juga tiba. "Ham mau
nebeng" Lagi kosong nech!" Wendy teman satu lesnya menawari tumpangan. "Makasih
Wen. Duluan saja. Ni juga lagi nunggu jemputan." "Tumben di jemput, biasa juga naik
mopen. Kalo gitu gue duluan yah." jawab Wendy sambil berlalu. Ilham mengangguk.
Sepuluh menit berlalu. Ilham tak sabar menunggu. Dia ingin pulang naik mobil saja. Jika
ada mobil penumpang yang lewat, dia berencana langsung menyetopnya. Eljir belum
juga datang. Padahal rasa penasaran Ilham kian membara, menuntut penyelesaian
akhir atas masalah yang disampaikan oleh Eljir. Dia masih belum tau sejauh mana
keterlibatannya. Selama ini dia tidak punya perkara dengan orang lain, kalaupun ada
paling-paling cuma anak tetangganya yang kemarin sempat dia bentak gara-gara ketika
Azan maghrib masih menyetel musik keras2 Kegiatan merenungkan. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA keras. Dia memang tidak pernah bercerita tentang hubungan
cintanya kepada seorangpun termasuk Eljir. Tapi jika ada yang bertanya, apalagi teman
dekat, maka dia akan menceritakan apa adanya. Dia tidak mau ambil pusing. Apalagi
menyimpan beban. Dari kejauhan mobil penumpang datang. Eljir juga belum datang.
Tapi dibelakang mobil itu tampak sebuah motor dan menghampirinya dengan suara
khas. Keras. Eljir. "Lama amat ni anak." Gerutu Ilham dalam hati. "Maaf ya kelamaan.
Motornya lagi dikeringkan sich! Maklum mandi rutin." tukas Eljir tanpa rasa bersalah. Dia
kerap merawat motor kesayangannya itu. "Ya udah langsung saja kita kesana.Gorengan
Wak Neno." Hiruk pikuk jalan raya kian tampak. Kesibukan turut menambah stress
pengguna jalan. Seperti biasanya, sore hari adalah jadwal kemacetan di kota Biroe,
selain pagi hari dan siang hari, dimana anak sekolah dan orang kantoran bergerak pergi
dan pulang. Dengan lihainya, Eljir melumat jalan raya tanpa masalah. Satu menit lebih
cepat dari orang biasa. Eljir memarkirkan motor di gorengan Wak Neno. "Wak! Biasa ya!
Bandret panas satu sama bubur gizi." Pesan Eljir dengan kocak. Hari ini Ilham hanya
ingin minum bandret panas. "Beres dik!" Jawab Wak Neno singkat. "Jir kita ambil tempat
di atas aja." ajak Ilham. "Oke!" Tempat Wak Neno memang cukup luas. Tapi sengaja
dibuat dua lantai. Lantai atas berkonstruksi kayu. Selain tampak alami, dari atas kita
bisa melihat ke jalan besar dan keramain kota Biroe di sore hari menjelang senja.
Sungguh Eksotis. "Ham.. Tempat udah eksotis, waktunya juga romantis, sekarang
lanjutkan cerita kamu yang dramatis tadi!" kata Eljir sedikit memaksa karena dihantui
penasaran. "Baik. Aku mulai dari mana ya" O.. tentang aku yang dicintai?" EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA "Ya. lanjut!" Ujar Eljir sambil menerima pesanan yang diantar
pelayan. Segelas Bandret panas dan bubur susu hangat plus gorengan ditemani sambal
andalan khas Wak Neno. "Ceritanya hampir setahun yang lalu" Ilham memulai ceritanya.
"Tepatnya saat penerimaan siswa baru tahun kemarin, kau kan juga tau kita sama-sama
jadi panitia. Kau bidang Bazar sementara aku sebagai ketua OSIS, sibuk memantau
novel senja di pulau cinta
panitia. Saat itulah, saat pembagian kelompok dan pengarahan oleh OSIS serta
Pengenalan Unit Ekstrakulikuler Sekolah." Ilham berhenti sejenak sambil meneguk
bandret hangat sementara Eljir telah menghabiskan dua potong gorengan. "Namanya
Milla, sekarang dia di kelas Ic. Kau kenal?" Eljir setengah berfikir. "Sepertinya aku
pernah dengar namanya, tapi orangnya aku gak kenal" jawabnya datar. "Aku tahu
ayahnya pengusaha kontraktor disini. Rumahnya tepat di belakang Masjid Besar Darul
Qalam, Komplek Elit Laksana. Awalnya Milla dan 3 orang temannya menyampaikan niat
untuk mendaftar dan ikut di kegiatan OSIS. Terus aku sampaikan bahwa mereka boleh
mendaftar dimana saja. Boleh di Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), Taekwondo,
Musik dan Tari, EDCC atau Diskusi dan Debat Ilmiah. Nah karena mereka inginnya di
Pramuka, maka aku sampaikan bahwa pramuka baru akan menerima anggota baru
bulan depan, jadi sementara menunggu dibuka, mereka boleh main-main ke sekretariat
OSIS guna mensuport kinerja panitia GESA XIV - Gerakan Siswa Andalan. Ternyata
mereka sangat antusias menerima tawaranku." "Dua minggu Milla dan teman-temannya
melebur bersama panitia. Aku hanya mengontrol seperlunya. Acara pun sukses
sebagaimana yang kau lihat. Bubar panitia dibuat sederhana. Di mushala sekolah
dengan syukuran dan makan bersama. Tausyiah3 diisi oleh Ustad Joe." 3 Kata-kata
yang berisi nasehat EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
novel senja di pulau cinta
"Tanpa ku sadari sepenuhnya, ternyata selama dua minggu bergabung di kepanitiaan,
Milla selalu mencoba mengenalku lebih dekat. Ia awali dengan memperhatikanku saat
aku memimpin rapat, cara aku berkomunikasi, juga aktifitasku yang lainnya, dan dia
sukses. " "Entah dari mana dia tau tanggal lahirku, juga tahu bahwa aku selalu
mendapat ranking di kelas. Pintar Fisika, Kimia dan Matematika, serta berprestasi di
berbagai kejuaraan seperti juara pidato Bahasa Inggris juga Essay se Kota Biroe."
"Mulai saat itu aku melihat tanda-tanda tidak sehat dari dirinya. Oh Kak Zam! Aku
teringat dirimu! Aku merindukanmu! Seandainya saja kak Zam tidak ke mesir tentu aku
akan menemuinya dan berkonsultasi langsung dengannya terhadap masalah Milla.
Karena beliaulah yang paling ku percaya. Aku benar-benar hampa tanpa kak Zam.
Nasehatnya ku rindui. Kata-katanya bisa menjadi penyejuk kalbuku yang terusik cinta
setelah tragediku pada Intan dulu. Sebuah cinta yang tak suci. Oh Kak Zam ku
merinduimu, seperti rindunya seorang anak kepada ayahnya. "Milla mulai mendekatiku,
lagi-lagi secara tak sehat. Sudah setahun aku mengenal Islam seutuhnya dari kak Zam,
tapi pesona Milla benar-benar kuat. Ibarat bensin yang terpercik oleh kobaran. Semakin
kencang. Milla mendekatiku dengan pesonanya. Allah! Aku harus kuat. Aku harus
bermujahadah4 terhadap diriku sendiri. Aku tidak boleh kalah tanpa kak Zam. Saat itu
ku perbanyak tilawah5 ku. Kuperpanjang Qiyamul lail6 ku, serta tadabbur surat Yusuf.
Aku benar-benar seperti Yusuf. Nabi Allah yang lulus ujian melawan fitnah wanita.
Pesona Zulaikha berhasil ditaklukkannya. Milla! jagalah jarak dariku! Aku tak mampu!
Batinku menjerit." Ilham berkisah sepenuh jiwa. *** 4 Usaha melawan Membaca
Alquran 6 Shalat Malam (Tahajjud) 5 EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Hati Yang
Kalut "Meskipun batin ku bergejolak, aku tetap bersikap biasa kepada Milla. Tetap
senyum seadanya. Tapi tak seramah dulu. Aku takut dia salah tafsir. Milla mulai agresif.
Dia bertanya soal soal Fisika yang tidak diketahuinya, aku mencoba menjawab
sebisanya. Dia puas. Sebulan kemudian, aku menerima hadiahnya. Sebuah bingkisan
diantar ke rumah. Luar biasa. Apa ini" Aku membuka bingkisan berbentuk hati berwarna
merah jambu. Wow Apa-apan. Begitu ku buka sebuah baju kaos putih yang keren. Ada
sebuah catatan kecil, isinya HAPPY BIRTH DAY TO YOU SELAMAT ULANG TAHUN
KE 17 SEMOGA BAHAGIA Milla "Aku bingung, cemas, takut tak terkira. Aku tahu hari
novel senja di pulau cinta
itu memang ulang tahun ku. Sejak kenal dengan kak Zam, aku tidak lagi merayakan
pesta besar-besaran seperti waktu SMP dulu. Aku hanya mengundang beberapa teman
dekat, dan buat syukuran kecil-kecilan dirumah. Semoga yang kecil itu berkah. Seperti
yang baru saja hari itu aku lakukan bersama dengan sepupu kecilku. Tapi sebuah
surprise hadiah baru kali ini kuterima. Dari seorang wanita yang bukan keluargaku. Milla
namanya. "Puncaknya hari itu. Lewat telpon rumahku dia mohon bimbinganku
menyelesaikan tugas yang sangat susah katanya. Malammalam. Aku tambah bingung.
Kutelpon teman cewek yang bisa membantuku mungkin Yani, karena dia juga pintar
Fisika. Nilai fisikanya tidak terlalu jauh dibawahku. Mudah-mudahan dia bisa
membimbing Milla dan kawan-kawannya. Lebih aman pikirkuk. Namun telponnya tidak
diangkat. Jadilah malam itu Milla ke rumahku dengan EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA mobilnya. Turut serta tiga temannya. Dengan ramah dia masuk. Aku berusaha
tenang. Kuizinkan mereka ke ruang tengah. Aku mencoba menjadi tuan rumah yang
baik. Terlebih ibuku yang begitu ramahnya. Oh Ibu, kau terlalu lugu! Oh Milla, kau juga
sama! Atau mungkin aku yang dungu. "Tugas selesai tepat jam sembilan. Mereka pamit
dengan wajah ceria. Tanpa sadar, aku telah membuka ruangan dihatinya. Aku semakin
gelisah, nuraniku semakin goyah. Sebelum tidur kembali kutadabburi surat Yusuf. Aku
harus kuat. Aku teringat sebuah syair. Syair dari seorang sahabat nabi, Ibnu Rawahah7
saat perang Muyang hebat. Tiga ribu prajurit muslim melawan dua ratus ribu pasukan
Romawi. Aku masih menghafalnya sampai kini, "Wahai Jiwa Kuatkan dirimu Jangan
sampai kupaksa Atau sampai terpaksa Genderang perang telah pecah Kenapa kulihat
kau masih lemah Rindukan syurga "Aku harus kuat!" Batinku. Namun godaan dan
suasana hati masih belum menentu. "Hingga saat itu, ujian tengah semester. Malam hari
nya Milla menelpon ke rumahku dan mengatakan bahwa dia besok akan menjemputku
tepat pukul tujuh pagi. Aku tak kuasa menolak. Juga tak mengiyakan. Telpon terputus.
Aku tambah bingung. Mungkin sudah nasib ku akan pergi ke sekolah bersama Milla.
Naik Mitsubishi Space Wagon nya. Oh...Tidak-tidak! Heboh pasti! Mana rela aku jika
diriku 7 Seorang penyair Islam. Bernama lengkap Abdullah bin Rawahah, panglima
ketiga yang memimpin pasukan setelah panglima pertama Zaid bin Haritsah dan
panglima kedua Ja'far bin Abdul Muthalib syahid. 8 Sebuah tempat di Semenanjung
Utara Arab. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA digosipkan yang tidak-tidak. Semua
mata pasti akan tertuju ke arahku. Setiap mulut pasti akan menggunjingku.
Menganggapku sebagai seseorang yang tiada harga. Walaupun aku yakin ada yang
bangga mengatakan "Ilham pacaran dengan anak pengusaha kaya.sebaliknya yang
menganggapku hanya artis yang mencari popularitas. Dimana wibawaku sebagai ketua
OSIS" Aku tidak ingin seperti laki-laki
novel senja di pulau cinta
yang lainnya. Aku harus kuat. Ingin beda dan tampil luar biasa. Bersahaja dan
berwibawa. "Tentu saja aku tak sudi bernasib seperti itu, seperti nasib para artis yang
digosipkan penggemarnya dan media, direndahkan, persis seperti yang ku tilis dalam
beberapa bait syair saat aku duduk di bangku kelas III SMP. Pantun yang lucu. Syair
anak ingusan yang jenaka. Modal kempis tanpa karya Artis manis langganan kamera
Foto dipublish headline media Wajah klimis jadi berita Selalu optimis dikonsumsi massa
Artis menangis wartawan ceria Para jurnalis menyebar fitnah Jiwa meringis penuh
nestapa Iman tipis berbuah luka Artis pun disanjung jutaan orang Sulit tuk ungkap jiwa
yang melayang Begitu bangga teramat dalam Rasa membuncah artis muda Memukau
penonton menyihir pemirsa Selalu dipuja bak dewa EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
dimana-mana O... Artis muda Status hampa begitu fana Mencoba tuk mencari makna
Apa daya nurani buta Popularitas makin menggila Media nakal artis pun kesal Tontonan
novel senja di pulau cinta
jahil tambah bengal Gosip koran makin bebal Sebal ! Amarah artis hanya gertak sambal
Aku belum siap terkenal "Aku harus menemukan cara! Bisa saja besok aku keluar
pagi-pagi sekali tanpa bersalah. Tapi Milla pasti kecewa dan urusannya tambah
panjang. Atau aku tolak ajakannya dan mengatakan bahwa aku akan naik mobil
penumpang saja, pasti tidak kena. Atau aku yang mengalah dan duduk bersama
disamping Milla dalam mobilnya. Kau tau Jir apa yang aku lakukan?" "Nggak! Lanjut!"
jawab Eljir santai, setelah lama hanya mendengar. "Aku terpaksa naik di mobilnya. Aku
duduk dibelakang. Milla heran, kenapa aku tidak mengambil tempat duduk
disampingnya, di depan. Kukatakanan padanya, agar dia bisa berkonsentrasi saat
mengemudi, jika ada teman di depan pasti tidak konsen, asyik ngobrol. Begitu kataku.
Terlalu naif. Aku terus berpikir bahwa aku tidak boleh masuk di gerbang sekolah
bersamanya. Haram!. Perintah batinku. "Di jalan kami diam, tanpa kata. Sesekali dia
melihatku dari kaca atas mobilnya. Aku pura-pura tidak melihat. Ya Rabb, bebaskan aku
dari EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA penjara ini. Ideku muncul, tepat di depan
gerbang, aku minta berhenti, karena aku ingin membeli sesuatu di kios seberang kataku.
Mila bertanya mengapa tidak di kios sekolah saja. "Ukuran kertasnya tidak pas" jawabku
sekenanya. Aman! Batinku." Jelas Ilham panjang mengisahkan apa yang dialaminya
saat itu. Senja di Kota Biroe semakin menampakkan eksotismenya. Arus kendaraan
masih tetap ramai. Mungkin hanya mimpi jika berharap sore hari jalan di kota Biroe sepi
kendaraan. Beberapa orang tua tampak sedang mengajak anaknya-anaknya bermain di
bawah jembatan Elak, sebuah jembatan yang melintasi Sungai Anak Tawar yang
berujung di pantai Kasih, salah satu tempat wisata alami yang memiliki pesona sunset
yang energik. *** EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Ungkapan Cinta Pertama Jeda
kedua Ilham kembali menyeruput bandret panasnya, kali ini sudah hangat. Dengan
sekali teguk, prut, Habis. Bubur gizi Eljir tinggal seperempat gelas sementara pisang
goreng dan gorengan lain masih tersisa tiga potong. "Jadi Milla tidak pernah
mengungkapkan apa-apa?" Pancing Eljir. "Nah itu dia yang ingin aku ceritakan. Aku tak
ingin seperti para pemimpin besar yang takluk karena wanita. Banyak contohnya yang
tidak perlu kusebut. Inilah puncak dari cinta fiktif Milla. Saat itu aku sempat terkena
asapnya, walau belum sempat tersentuh apinya, apalagi terbakar oleh cintanya. Bukan
apa-apa. Tapi karena senantiasia dihipnotis oleh pesona. Pesona asmara. Bukankah
kata pepatah cinta tumbuh bersama kebersamaan?" "Ya sepakat, terus?" jawab Eljir
sambil kembali menyimak dengan lebih serius. "Dulu cintaku pernah ditolak oleh wanita.
Aku terpukul. Tapi kini aku yang menolak cinta seorang wanita. Dan aku bangga!"
"Sepakat!"Eljir kembali menyahut singkat. Ilham melanjutkan pembicaraan. "Kejadiannya
saat pesta ulang tahunnya. Aku tahu dia pasti akan mengundangku. Sebenarnya aku
tidak tertarik lagi pergi pesta seperti ini. Malam-malam dan berbaur tanpa batas.
Nuraniku menolak. Tapi apa mau dikata, kewajiban sebagai ketua OSIS. Berusaha
untuk tidak mengecewakan anggota. "Ini adalah pesta ulang tahun Milla yang ke 16 dan
semua kawan kelas satu diundangnya, serta beberapa perwakilan kakak kelas II dan III.
Anak-anak Rohis kan ada diundang, kau tidak pergi?" "O... yang itu" Aku baru ingat!
Tapi aku memang tidak pergi waktu itu." Jelas Eljir mengenang. "Aku masih teringat
kejadian empat tahun lalu, saat masih duduk di kelas III SMP. Seorang teman bernama
Rika mengadakan pesta Ultah. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Acaranya malam.
Agendanya juga macam-macam. Mulai ploncoploncoan dan pemilihan ratu dan raja
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sejagat. Ada-ada saja! "Saat itu, aku sangat menikmati pesta itu. Lampu spotlight
bergerak mengikuti irama musik, dan tentu saja menu special khas borjuis. Ultah ke lima
belas Rika. Wah! Sungguh benar-benar Eropa bangeths. Aku jadi bangga saat Desi
seorang gadis remaja yang cantik jadi korban ploncoan. Saat itu, dia dijebak untuk
dijadikan korban. Hukumannya, dia dipanggil ke depan, kemudian matanya ditutup
novel senja di pulau cinta
dengan sapu tangan. Desi harus memanggil seorang cowok tampil
novel senja di pulau cinta
menemaninya di depan. Dan dia memilihku. Aku terkejut. Namaku dipanggil oleh MC.
"Ilham diminta untuk kedepan!" serunya. "Aku bahagia dan bangga tanpa makna. Begitu
lugu. Mataku juga ditutup. Tugasku adalah menyuapi Desi dengan sesendok kue bolu.
Mata kami tertutup. Gelap. Tanpa cahaya. Yang ada hanya tawa-tawa. Aku begitu
bangga. Bangga tanpa makna. Jadilah saat itu wajah Desi penuh gula. Hasil dari
suapan bolu yang tidak tepat arah. Mengenai pipi, mata dan telinga." Kenang Ilham
setengah geli. "Tapi sekarang jika mengingatnya aku jadi orang bodoh. Betapa bego nya
aku saat itu. Dan sejak bertemu kak Zam. Hal-hal seperti ini kuhindari. Malah ku benci.
"Nah kembali ke Ultah Milla. Dia mengundangku dengan undangan special. Siang itu,
lima belas menit sebelum pulang sekolah dia menemuiku di kelas. Aku terkejut, namun
tetap tenang. Aku keluar menemuinya, kebetulan guru sedang keluar. Di luar, dia
menyampaikan tentang pesta ulang tahunnya malam ini. Aku sudah tau karena
informasi tentang pesta besar ini telah heboh sebelumnya, bahkan undangan untuk
pengurus OSIS telah kuterima". "Kak, aku ingin kakak datang nanti malam sebagai tamu
special." Ujarnya datar. "Insya Allah Ya" tentu saja kakak datang sebagai tamu special,
kan undangan untuk pengurus OSIS sudah kakak terima kemarin, kakak EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA akan datang sebagai tamu special mewakili kawan-kawan."
Jawabku lancar. "Bukan gitu maksud Milla. Undangan untuk anak OSIS itu masalah
lain." Seru Milla. "Jadi maksudnya?" selidikku. "Ini aku bawa undangan untuk kakak
pribadi, special." sambung Milla lirih, sambil tangan kanannya merogoh sesuatu dari
saku bajunya. "Ha...ha...ada-ada saja! Ya sama saja, yang penting sudah diundang aja
syukur." aku tertawa kecut. Mila mendekat dan memberi kepadaku sebuah amplop kecil
yang telah dikeluarkannya tadi. "Nih kak! Terimalah!" tawarnya. "Apa ini" Kok bukan
undangan" Surat ya?" tanyaku basa basi. Sambil menerima amplop itu darinya. "Ya."
"Untuk siapa?" "Untuk kakak." Wajah Milla berubah. Merona merah. Perasaanku tidak
enak. Aku mulai paham maksudnya. "Surat apa?" tanyaku menunutut kejelasan. "Milla
tak menjawab dan bergerak kembali ke kelasnya. Dia segera berlalu sementara aku
masih dilanda kebingungan. Ada apa ini" Dari jauh dia memandang ke arahku.
Mulutnya mengucapkan sesuatu. Ya sesuatu. Tak bisa ku dengar karena memang
diucapkan tanpa suara. Tapi mulutnya membentuk sebuah kata sambil kedua
tangannya melukis sesuatu tepat di depan dadanya. Bentuk yang tidak asing, bentuk
hati, lambang CINTA. Ya CINTA. Dia mengatakan cinta. Menyampaikan cintanya
kepadaku! "Sial! benar dugaanku! Hal ini pasti akan terjadi. Aku semakin marah! Marah
karena tak berdaya. Apakah aku harus tegas padanya seperti ketegasan Intan saat
menolak cintaku dulu" Ya Allah! aku mohon ampunan atas kekhilafan hambamu yang
dhaif ini! EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Hatiku perih. Perih tiada arti. Jiwaku
alpa. Alpa tanpa makna. Jantungku terkena hujaman tombak cinta, panah cinta dan
pedang cinta, sementara aku berusaha menangkisnya dengan perisai cintaku. Apa
daya, sabetan pedangnya lebih kuat. Perisai cintaku terbelah. Dia telah mengatakan
cintanya kepadaku. Apa yang harus kulakukan?" "Aku berpikir cepat saat itu. Ini tidak
boleh terjadi. Ini sebuah tragedi. Sebuah kekhilafan. Aku marah. Aku murka!" "Suratnya
masih digenggamanku, aku ragu membukanya tapi kupaksa." Warung gorengan Wak
Neno semakin sepi. Beberapa orang telah berlalu pulang. Matahari semakin turun
dengan malu ke arah laut. Dari arah barat sana, sinarnya mengenai wajah Ilham,
menambah emosi perasaannya saat itu. Sementara Eljir sambil menghirup nafas
dalamdalam, semakin fokus mendengarkan. *** EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Usaha Melawan Jiwa Ilham pun melanjutkan kisahnya dengan sedikit tegang di
novel senja di pulau cinta
wajahnya. Tersirat sebuah emosi persis saat kejadian yang sedang diceritakannya.
"Teet... Tet... Tet... "Bel pulang pun berbunyi. Aku masih linglung. Bingung. Surat yang
belum sempat terbaca tadi kulipat. Secepat kilat kuambil tas, Aku harus tegas! Jeritku
dalam hati. Aku harus menolak cintanya saat ini juga. Jika Intan bisa menolak cintanya
dan menasehatiku kembali dalam waktu dua hari setelah surat cintaku dia terima. Maka
aku harus berbuat lebih baik. Dalam menit ini juga, bahkan detik ini aku ingin
masalahnya selesai. Kelar. "Kucari-cari wajah Milla diantara siswa-siswi kelas Ic. Itu dia!
Tas biru sepatu hitam. Ayolah kawan! Kau harus jantan! Katakan sekarang! Jangan jadi
pecundang! Ayo maju! Ini sebuah kebaikan yang akan dibalas oleh Tuhan! Sebagai
investasi tambahan! Ayo maju! Kau di pihak yang benar! Ayo maju ! Kau dipuji malaikat.
Jangan kau dengar bujukan manis setan! Ayo maju! Jalin kembali perisaimu yang telah
pecah terbelah. Pecah karena dibelah oleh cinta Milla." "Aku pun mulai melangkah
dengan satu tekat bulat. "Now or Never!penunggang kuda hitam. Bagai perwira yang
gagah, dengan tombak dan perisai ditangan, ditambah baju zirah9 anti pedang. Maju!
Dan katakan sekarang! Aku pun mulai berjalan... Satu langkah... Dua langkah... Tiga...
Empat... 9 Baju perang terbuat dari besi EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Semakin
dekat.... Sebelas langkah...
novel senja di pulau cinta
Dua belas langkah... Tiga belas... Semakin jelas... Tiba-tiba! Hilang. Hilang tanpa
bayang. "Rasa kalutku membuatku kehilangan jejaknya. Dimana dia" Mataku alpa"
Pikiranku entah kemana" Setengah gila. Oh Milla kemana engkau" Jangan lari! Aku
disini!" batinku memanggilnya. "Eh.. ada kak Ilham, ada apa kak" kok tumben kemari
gak seperti biasa?" Suara seorang gadis menyapaku dari belakang. Aku kenal
suaranya. Memang tidak asing. "Kak Ilham kelihatannya kelelahan ya" Kok bajunya
basah keringatan?" sambung gadis itu. Aku belum menatap wajahnya. "Ya" jawabku
sekenanya. "Cari siapa kak kesini?" "Gak, Cuma mau lihat-lihat" "O.. ya sudah. Saya
duluan ya kak?" "Ya silahkan..." Aku lemas nyaris tak bernyawa. Ternyata dia Eva
Teman Milla. Tapi dimana Milla" Tak kutemukan sosoknya. Mataku melihat kearah
gerbang sekolah. Mobil Space Wagon Hijau baru saja keluar pagar. Ya Rabb. dia telah
pulang. " Ilham menghentikan sejenak pembicaraan. "Wow begitu dramatis Ham!" Eljir
tidak bisa menyembunyikan ekspresinya mendengar kisah yang baru saja didengarnya.
"Tentu saja. Bahkan kelanjutannya lebih dramatis dari itu. Aku jadi bingung dan semakin
bingung. Ingin rasanya ku susul dia ke rumahnya. Ku gedor pintunya. Kusampaikan
tekat kuatku. Tapi entah EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA angin timur dari mana
yang telah membuat tekatku memudar. Angin barat dari mana yang membuat langkahku
berat. Angin utara dari mana yang membuatku tak bergairah. Angin selatan dari mana
yang membuatku seperti dibisik setan. Ingin pulang. Tiba-tiba saja seperti ada
hembusan suara jahat. "Ilham.. jika kau masih berkeras dengan tekatmu, kau sungguh
terlalu! Kau begitu tega! Kau ini manusia beriman apa tidak" Percaya pada tuhan apa
tidak" Gadis lugu yang manis itu telah menyampaikan cintanya kepadamu.
Tega-teganya kau tolak. Apalagi nanti malam dia akan berulang tahun dan bergembira
bersama keluarga karib dan sahabat-sahabatnya. Apakah kau masih bersikeras dengan
tekatmu yang tidak jelas itu" Membuat hati si gadis gerimis. Membuat pestanya hampa.
Membuat semuanya kecewa. Tegakah engkau hah" Tegakah" Hah?" Sebuah suara
misteri. "Diam kau setan!" bentakku dalam hati. *** EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Semilir Angin Cinta Bunda "Kita tutup kajian ini dengan doUstadzah Wilda. Spontan
peserta kajian menyambut serentak : "Subhanakallahu Wabihamdika Asyhadualla Ila ha
Illa Anta Astaghfiruka waatubuhu Ilaik" Kajian selesai. Ustadzah Wilda menceritakan
betapa hebat Rasulullah dalam membina dengan cintanya. Sehingga di tangan beliaulah
novel senja di pulau cinta
lahir wanita-wanita hebat. Wanita-wanita perkasa. Wanitawanita mulia. Dari Khadijah
hingga Aisyah, dari Fatimah hingga Shafiyyah. Betapa khatijah seorang wanita perkasa,
pengusaha kaya yang menginfakkan seluruh hartanya untuk islam. Ketika para wanita
tiada yang beriman, Khatijah begitu yakin dari lisan nabi yang suci. Dia pun beriman.
Wafatnya Khadijah adalah pukulan. Sedih Rasul tiada terkata dan tiada pengganti yang
sebanding dengannya. Aisya, isteri Rasulullah kedua, wanita muda yang energik,
cerdas, dan pendamping setia Rasulullah hingga beliau wafat. Begitu setia. Fatimah,
putri Rasulullah. Penerus perjuangan nabi. Wanita yang bersahaja, sederhana dan
penuh pesona. Akhlak dan didikannya menjadikan Hasan dan Husin cucu Baginda Nabi
menjadi orang. Pemimpin besar umat. Shafiyyah, Istri Nabi yang tunduk berislam
setelah Khaibar11 ditaklukkan. Anak seorang pembesar Yahudi. Shafiyyah begitu
anggun dan beruntung. Gadis Yahudi yang mendapatkan cahaya Ilahi. Cahaya Aqidah.
Cahaya Islam. Penerang batin yang kelam. "Kita bisa saja seperti mereka, asalkan kita
senantiasa mendekatkan diri pada Allah dan mengambil suri teladan dari mereka."
Begitu kesimpulan yang disampaikan oleh Ustadzah Wilda di akhir kajian. 10 Sebuah
do'a penutup majelis/pertemuan yang disunnahkan Rasulullah 11 Sebuah pemukiman
dan benteng Yahudi Bani Quraizha yang ditaklukkan oleh Islam setelah mereka
mengkhianati perjanjian Madinah dalam perang khandak/parit. EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA Anak-anak puas. Tampak dari wajah mereka yang ceria. Remaja putri
yang penuh cita. Calon penerus generasi yang didamba. Ustadzah Wilda pamit pulang.
kepada Intan dia bertanya. "Gimana sekolahnya Dik?" "Alhamdulillah kak lancar." "Ingat,
Ujian kian dekat, kurangi aktifitas yang kurang bermanfaat. Dulu waktu kakak sekolah,
malah kegiatan yang sifatnya gak support kakak tinggalin. Contoh, latihan tari dan
drama itu bagus, tapi karena tujuan kita adalah lulus Ujian Akhir Sekolah, sedangkan tari
dan drama kan gak ada hubungannya dengan ujian, jadi segala sesuatu yang kita
lakukan harus mengena ke arah tujuan kita. Pahamkan maksud kakak?" "Ya kak!
makasih nasehatnya." "Ya udah, kakak jalan ya?" "Oya kak sebentar!" cegah Intan
spontan. Dia teringat sesuatu. "Kemarin kak Zam ada mengirim surat dari Kairo, tanpa
terasa beliau sudah dua tahun disana. Ada surat khusus yang ditujukan kepada
kawan-kawannya dulu di kelas III IPA SMU Berasayu Indah angkatan beliau. Mungkin
isinya kabar dan alamat email yang bisa dihubungi. Sudah dua tahun ini beliau memang
tidak pernah berkirim kabar ke teman-temannya kan" Mungkin kak Wilda bisa
menerimanya selaku perwakilan teman-teman Kak Zam." Intan memberikan sebuah
amplop kepada Ustadzah Wilda. "Insyaallah Dik! akan kakak sampaikan ke yang
lainnya." Jawab novel senja di pulau cinta
beliau sambil memasukkan amplop biru itu ke tas dan pergi berlalu dengan senyuman
tipis ke arah Intan. Intan pulang seperti biasanya. Paling telat tiga puluh menit sebelum
azan maghrib dia telah tiba dirumah. Walaupun terkadang kegiatan di PMR di
sekolahnya senantiasa selesai menjelang maghrib, namun dia tetap konsisten. Dia tidak
ingin harga dirinya diperdaya oleh setan, maghrib berkeliaran apa lagi tanpa kawalan.
Sangat jarang dirinya keluar malam. Terhitung hanya beberapa kali. Itu pun karena
terpaksa. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Seperti dua minggu lalu, meminjam
buku ke rumah Izah untuk tugas resume yang harus dikumpulkan esok hari dan
ditemani oleh adik lakilakinya. Hatinya kian berbisik, sesaat lagi dirinya telah selesai
sekolah. Kampus Al Azhar juga menjadi incarannya. Mengikuti jejak kanda tercinta.
Sayyid Zam el Fatih. Jika begitu tiada lagi yang menemani Bunda dan Ayah. Hanya si
Fajar yang baru beranjak remaja. Oh bunda! tegakah kutinggal kau sendiri di rumah. Dia
pun bersyair. Air matanya meleleh tanpa terasa. Sebuah air mata ketulusan akan cinta.
novel senja di pulau cinta
Cinta pada orang tua. Bunda. Ibu Air matamu menjadi saksi Pijakan kaki mu menjadi
saksi Belaian tangan mu menjadi saksi Anakmu memelas kasih dan rindu Ditangan mu
Ibu Keridhoan Ilahi Sudah cukupkah baktinya selama ini kepada Bunda dan Ayah" Intan
bersedih. Seakan dia merasa kasih sayangnya pada bunda dibandingkan kasih sayang
bunda kepadanya ibarat bumi dan langit. Begitu jauh. Begitu kerdil. Disaat yang sama
bunda pun bersedih. Tangisan jiwa seorang ibu kepada anaknya Sayyid el Fatih, Ya
Sayyid Zam el Fatih, pemimpin dan pembebas. Begitu dia dipanggil dalam keluarga.
Wajah ibu yang sudah renta kembali terbayang di wajahnya di Cairo sana, wajah ibu
yang semakin tua, rambut kian beruban, kerutan di wajah kian melekat, Oh Ibu...
Masukkan namaku dalam setiap doa mujarabmu EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Aku tak ingin menjadi manusia durhaka Ditelapak kakimu kumemelas syurga Bunda
pun mengukir kata dalam doanya kepada anak-anaknya. Untuk Intan yang kian dewasa
dan Sayyid yang sedang berada di bumi kinanah sana. Doa Ibu. Ya Rabb Kami mohon
ampunanmu. Jagalah kami dan keluarga dalam keridhoan Curahkan segala kebaikan
Kepadamu kami menyembah dan mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Jalan orang-orang yang kau ridhoi Bukan orang -orang yang kau murkai Amiin. ***
"Sampai segitukah usahamu melawan jiwamu?" Tanya Eljir butuh penjelasan. "Ya. Usai
perjuangan yang sulit itu, setelah mengetahui Milla telah pergi, aku pun pulang. Tiba
dirumah kubasuh muka perlahan. Berwudhu. Menenangkan jiwa. Aku belum shalat
dzuhur. Kugelar sajadah. Kunikmati untaian firman Allah. Berlayar di Samudera Al
Fatihah. Berteduh di naungan Al Baqarah. Alif Laam Miim. Tuhan punya kuasa.
Menyimpan makna dan rahasia. Pemilik segala rekayasa. Dan Penebar kasih dan cinta.
Aku mohon dibukakan jalan. Jalan kemudahan. "Usai shalat hati tenang. Kegalauan
telah berkurang. Satu kewajiban telah dituntaskan. Aku mencari cara untuk
menghilangkan sedikit kegalauan yang masih bersarang di lubuk hati. Kuambil pulpen
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA dan kertas. Kutorehkan saat itu sebuah puisi
penyejuk jiwa. Judulnya Jiwa Yang Tenang. Emosi Membara Sakit hati menjadi jadi
Kecewa dan nestapa berdamping mesra Musibah dimana-mana Sang hamba kian alpa
Kian Lupa Lupa zikir lupa doWahai jiwa yang tenang Perindu kasih dan sayang
Kembalilah pada tuhan Rabb semesta alam Dengan ikhlas penuh ketundukkan.
"Menjelang ashar, Cholil datang kerumahku. Cholil adalah sekretaris OSIS yang setia. Ia
hanya ingin mengkonfirmasi acara nanti malam. Jam berapa anak-anak OSIS harus
datang" Kumpul dimana" Serta kepastian berapa orang yang akan datang" Aku masih
bingung. Semuanya kuserahkan pada Cholil untuk mengaturnya. Tempatnya aku
sarankan di rumahnya saja, karena memang tidak jauh dari tempat pesta, rumah Milla.
Kumpul jam delapan dan pergi bersama, satu rombongan dengan pengurus OSIS yang
lain. Lebih kompak. Lebih hangat. Cholil sepakat dan pulang. Meninggalkanku yang
kembali dalam kegalauan." Sementara Ilham sedang asyik bercerita, Eljir mengingatkan
bahwa sepuluh menit lagi azan maghrib. Waktunya pulang. Jangan sampai ketika azan
berkumandang, mereka masih di jalan. "Udah dua kali ketemuan gak kelar-kelar Ham!
kita sambung nanti malam aja. Di rumah kamu. Jam delapan aku ke rumahmu ya"."
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Ya..tapi apa perlu kulanjutkan. Apa masih ada
hubungannya dengan masalah yang tadi di sekolah?" Ilham masih didera penasaran.
"Oh jelas Ham, sangat berhubungan!" " Ya udah. Biar aku yang bayar!" Ujar Ilham
seraya mengeluarkan dompet dan uang sepuluh ribu rupiah seraya menuju ke kasir.
Ilham tiba dirumah. Azan maghrib berkumandang, mengharu biru di persada kota Biroe.
Memanggil setiap jiwa umat beriman untuk tunduk patuh kepada tuhan. Yang tiada alpa
dan senantiasa mengawasi setiap insan. Dari ayunan hingga tiba ke tempat
peristirahatan. novel senja di pulau cinta
novel senja di pulau cinta
Allahuakbar... Allahuakbar. Allahuakbar... Alllahukbar. Selesai shalat, Ilham kembali
melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Tilawah dan tadabur Alquran. Sebuah
kebiasaan yang telah dirutinkan olehnya sejak bertemu dengan Kak Zam. Sementara
Faiz adiknya yang baru kelas I SMP mengajarkan ngaji Didi kecil yang masih 6 tahun.
Sementara Ibunya sedang menyiapkan makan malam. Bapak Ilham malam ini tidak
pulang. Ada kegiatan lembur di Kantor. Di akhir bulan ini, biasanya dalam seminggu
terakhir Bapak Ilham memang jarang pulang. Tugas kantor menuntut para karyawan
keuangan untuk mengaudit faktur-faktur transaksi guna laporan evaluasi akhir bulan.
Sebelum Azan Isya, Ilham telah selesai menyelesaikan PR Biologinya, setelah
sebelumnya, membimbing beberapa siswa kelas II yang datang ke rumahnya selepas
maghrib tadi. Mereka bertanya tentang rumus matematika yang tidak mereka
pahami.Namun satu episode cinta Ilham belum terkuak. Sementara Eljir semakin
terbakar penasaran dan ketidaksabaran. Penasaran akan akhir cinta Ilham serta
ketidaksabarannya atas masalah yang telah dipendamnya sejak enam bulan ini.
Puncaknya adalah tadi pagi. Jiwanya kecut. Seakan diteror menuntut penjelasan Ilham.
Sejak tadi pagi sesaat sebelum bel masuk sekolah, wajah Eljir memang beda. Dia
seperti menyimpan sesuatu yang ingin diungkapkannya. Ilhamlah kunci dari semua itu.
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Lalu lintas malam di kota Biroe sedikit renggang.
Hanya beberapa penduduk kota yang keluar untuk keperluan yang tidak bisa
ditawartawar. Sementara yang lainnya, lebih memilih istirahat lebih awal. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA Kejadian di Pesta Milla Eljir bergerak ke rumah Ilham. Pukul
delapan tepat azan Isya berkumandang. Mereka shalat di mushala kecil yang berjarak
hanya seratus meter dari Rumah Ilham. Usai shalat mereka pulang, kali ini mereka
berdua duduk di bawah pohon belimbing. Persis di sebelah kanan rumah Ilham. Di
bawah pohon itu sudah ada rangkaian papan dan balok kayu yang telah disulap oleh
ayah Ilham untuk tempat bersantai. Mereka duduk. Ilham memulai kembali
kenangannya. "Kenangan lama, buta akan aksara, aksara cinta." Ujarnya. "Oh ya, ini
kubawa surat cinta Milla yang masih ku simpan, mungkin kau bisa membacanya."
tambahnya sambil memberi selembar kertas merah jambu kepada Eljir. Eljir membaca
dalam keremangan cahaya rembulan. Kota Biroe, 26 September 2006 Di hari bahagia
suatu senja Kepada Kakakku Ilham Jocelin AssalamuHari ini aku gembira. Entah
kenapa ada yang beda. O mungkin karena kini kumerasakan apa itu arti cinta. Kakakku,
sejak surat ini kau terima dari tanganku berarti hati kita telah bersatu. Entah kau sadari
atau tidak, aku mungkin masih terlalu anak-anak, tapi cinta di hati siapa yang bisa
menebak. Kuharap kau merasakan hal yang sama. Aku benar-benar ingin menjadi
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA pacarmu. Aku benar-benar bangga padamu.
Maafkan aku mungkin terlalu lancang. Tapi inilah kusampaikan apa adanya. Sebuah
surat cinta pertama. Dalam pesta nanti malam, kuharap kau hadir sebagai pangeran
yang menemui putrinya. Aku menunggumu di Istanaku. Pangeranku. Yang membara
hatinya, Yang memerah cintanya, Milla Vania. Eljir membacanya dengan dada
bergetar, ditambah redup terang cahaya bulan dari sisipan daun pohon belimbing
menambah aroma dan rasa cinta yang kuat dari surat itu. Selanjutnya Ilham bercerita
bagaimana awal mulanya pesta malam itu. Dia bercerita ke sejarah enam bulan lalu.
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tepat jam delapan malam kami berkumpul dirumah Cholil. Aku datang tepat waktu.
Ternyata anak-anak sudah tiba lebih dulu. Siap ke pesta. Dalam pikiranku saat itu, aku
ingin berkata jujur pada Milla. Tentang marahnya aku. Menuntaskan perasaanku yang
siang tadi sempat tertunda. Tapi aku goyah. "Tentu pesta akan kacau nantinya."
gumamku dalam hati. "Aku telah berniat kuat untuk mengatakan pada Milla tentang
perasaanku. Bahwa sebenarnya aku menganggap Milla hanya adik saja. Walaupun
novel senja di pulau cinta
kadang kala bibit cinta itu mekar menjadi bunga. Namun aku telah mampu
mengendalikan diriku. Resep Yusuf telah kupinjam. Hati kecilku kembali berkelit.
Mungkinkah aku mengungkapkan semuanya pada Milla di pesta malam ini" Mungkin
saja, kenapa tidak" Gumamku dalam hati. "Tapi bukankah itu sama saja merusak
pesta". Bisikan lain kembali memimpin. "Allahu akbar! Dipesta Ultah Milla, Aku melihat
Intan, sang purnama di tengah malam. Intan Azra. Ia berkumpul bersama rombongan
para pengurus PMR Sekolah. Dia juga diundang. Bagai EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA mendapat siraman segar pikiranku langsung jalan. Aku teringat bagaimana
kejadian saat itu, dua tahun lalu. Saat aku nekat "melamarIntan lewat surat konyolku. Oh
Intan. Hanya namamu yang menggetarkan hati hamba yang dhaif ini. Tapi Apa! Aku
harus bicara padanya " Oh... mungkinkah" "Sekelumit ide terlintas di benakku. Aku
ingin memainkan skenario sebagaimana dulu Intan dan kakaknya Sayyid Zam el Fatih
"mengerjaikuMenjebakku. Saat dia memintaku bertemu dengan Kak Zam hingga
akhirnya hidayah kemenangan itu mengalir melalui tangan Kak Zam yang baik hati itu.
Tapi apakah pantas kulakukan hal yang sama untuk kasusku?" Jelas Ilham panjang
lebar. Sementara Eljir mendengarkan suasana hati Ilham dengan serius. Cahaya bulan
menembus dedaunan pohon belimbing. Sedikit menerangi Eljir dan Ilham yang duduk
dibawah bayangnya. "Akhirnya aku menguatkan diri. Harus! kataku. Intan telah berada
di depan gerbang rumah Milla. Mereka belum masuk. Menunggu teman yang lain
sepertinya. Aku mengatakan pada Cholel agar segera menemui Intan yang saat itu telah
siap untuk berpesta bersama rombongan PMR serta memintanya kemari dan bersedia
bergabung novel senja di pulau cinta
dengan rombongan OSIS saja. Sementara aku, disudut teras rumah Cholil, sibuk
menyusun strategi sambil menulis pada secarik kertas dan pulpen yang telah kupinjam
dari Cholil. Cholel pergi mendekati Intan dan aku tidak tahu apa yang terjadi" Jelas Ilham
mencoba menerangkan. Ilham kembali teringat kejadian saat itu dan mencoba
menjelaskannya secara detail kepada Eljir. Dia memang tidak tahu apa yang terjadi
antara Cholil dan Intan saat itu. "Rumah Cholel memang hanya beberapa meter dari
rumah Milla" Jelas Ilham kembali. "Saat Cholel menemui Intan, aku masih sibuk
menyusun sebuah kalimat, aku ingat-ingat beberapa kata yang pernah ditulis oleh Intan
dulu, di surat keduanya. Sementara anak-anak yang lain sedang nonton EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA TV di dalam rumah Cholel sambil menunggu beberapa orang
lagi yang belum hadir." Ilham mengakhiri ceritanya sejenak. Sementara di pesta Milla
sana, para undangan mulai berdatangan. Halamannya cukup luas, sehingga para
undangan yang banyak membawa mobil dengan sangat mudah memarkirkan mobilnya.
Seorang tukang parkir yang bertugas malam itu sibuk mengatur kendaraan. "Para
undangan cukup banyak. Bukan hanya teman-teman Milla. Ada juga beberapa orang
guru dan pejabat di tingkat Kota. Ayah Milla memang punya relasi yang luas. CV
MAKMUR BERJAYA yang ada di jalan Merdeka Kota adalah milik Pak Namru, ayah
Milla. Wajar saja jika mereka bisa membuat pesta ulang tahun bagi anak
kesayangannya ini dengan mewah dan meriah. Entah berapa juta yang dihabiskan."
Ilham kembali mendeskripsikan saat pesta malam itu. Malam semakin terang oleh bulan
purnama yang sempurna. Jangkrit tetap berbisik malu dibawah bayang-bayang
rerumputan. Lalulalang kendaraan dari depan rumah Ilham kian sirna, seakan
tenggelam bersama dinginnya malam. Eljir dengan jaket tebalnya tetap setia
mendengarkan, ia ingin tahu apa rahasia dibalik sesuatu yang ditemuinya. Ilham sambil
setengah merenung mengingat ingat salah satu episode perjalanan cintanya ini. ***
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Gemercik Cinta Intan Sementara itu Cholel
novel senja di pulau cinta
menemui Intan... "Tan..dengan rombongan nich?" sapa Cholil. "Iya sama anak-anak
PMR, Emang kenapa ya?" selidik Intan. "Gini lho, dirumah aku, ada Ilham!" jawab Cholil
apa adanya. Cholil terlalu na?f tanpa sadar telah memprovokasi jiwa Intan. "Emang
kenapa dengan Ilham?" "Gini, dia memintamu untuk menemuinya di rumahku. Katanya
pergi barengan dia ke pesta ini." Jawaban Cholil kembali polos. Katakatanya begitu
mengalir tanpa sadar telah membuka ruang asa di hati Intan yang saat itu hampir dua
tahun di telan bumi. "Astaghfirullah. Apa maksudnya?"sela Intan penuh tanya. Intan
kembali menebak-nebak sesuatu yang tidak pasti. Batinnya bertanya. Mungkinkah Ilham
yang telah dibina oleh kakaknya kembali kepada masa lalunya. Mulai menggodanya.
Kenapa dia mengajaknya bertemu" Sungguh tidak sopan sikapnya. Intan sedikit kurang
senang dan tidak berkenan. "Ya masalahnya, aku gak tau. Yang jelas, pesannya padaku
tadi, ia memintamu sekarang juga untuk menjumpainya di rumahku, gabung sama
rombongan anak OSIS." Jawaban Cholil kembali berulah. "Katakan sama dia aku
menolak dan kurang berkenan!" Intan menjawab tegas dan penuh wibawa sebagaimana
yang dikenal oleh anakanak pengajian kompleknya. Intan Azra. Bintang bercahaya yang
penuh wibawa. Cholil bingung setengah kaget sambil bergumam dalam hati "Gila! Kok
bisa kacau gini!" Dia kembali ke rumahnya dan menemui Ilham yang masih sibuk
dengan kertas dan tinta sambil berfikir menyusun makna. EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA *** Eljir kembali serius ingin mendengarkan penjelasan Ilham. "Saat itu Cholel
datang kepadaku dan melapor." "Ham, misi gagal!" jawabnya enteng. "Maksudmu?"
Tanya ku heran. "Misi kamu untuk mengajak Intan kesini gagal!" Tegas Cholil. "Kok
bisa?" Heranku. "Ya udah, tolong sampaikan saja pada yang lain di dalam, kita ke pesta
sekarang. Biar aku sendiri yang menemui Intan." Jawabku mencoba nyali. Nyali yang
tidak pernah kuuji selama hampir dua tahun. Sejak tragedi dengan Intan dua tahun lalu
di kelas satu, aku nyaris tidak pernah berbicara lagi dengannya. Itupun kadang hanya
sesekali bertemu pada rapat-rapat OSIS. Pertanyaannya pun hanya basa-basi, tentang
bagaimana kabar Kak Zam di Mesir" Tanpa menyinggung tragedi yang telah kami kubur
bersama. Tragedi yang menjadi sejarah perubahan diriku." "Tapi Ham." sela Cholil saat
itu. "Dia malah marah padaku juga padamu, katanya "Katakan sama dia aku menolak
dan kurang berkenanJelas Cholil padaku. Aku heran kok bisa-bisanya dia berbicara
seperti itu, apakah aku kurang sopan memintanya untuk menemuiku secara baikbaik?"
Ilham kembali berkisah. "Kok bisa gitu" Sial! Innalillah! Bisa kacau rencanaku!" aku
sedikit membentak Cholel. Aku begitu tampak emosi dan bingung. Sementara Cholil
tetap dalam keluguan dan kebingungannya." Di bawah bayangan pohon belimbing,
Ilham terbang ke masa enam bulan yang lalu, saat dia berusaha menyelesaikan
masalahnya dengan Milla. Sebuah memori yang tak terlupa. *** EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA Episode Cinta Segitiga Saat itu dipesta Milla... Angin semilir berhembus
di tengah purnama yang kian sempurna. Menghadirkan kesejukan di tengah panasnya
tumpukan manusia yang sedang berpesta. Pesta Ultah Milla. Malam di pesta kian
meriah. Para undangan datang dengan pakaian terbaiknya, bak artis panggung yang
siap tampil berdansa ria. Ilham masih belum tiba di rumah Milla. Sementara rombongan
Intan dan PMR telah masuk. Mereka duduk dengan tertib. Disana, hati Intan mulai
meraba. Dia tak tahu apa maksudnya. Jujur saja, walau awalnya biasa, tapi saat itu,
setelah melihat perubahan yang melanda Ilham sejak berkenalan dengan Kak Zam,
Intan mulai novel senja di pulau cinta
simpatik dengannya. Sebagaimana pudarnya cinta Ilham kepada Intan, sebaliknya, cinta
pun mulai tumbuh dihati Intan. Perasaan ini tetap di pendam. Karena dia adalah Intan.
Tapi ketika tadi Cholil mengatakan bahwa Ilham memintanya untuk bertemu dan pergi
novel senja di pulau cinta
bersama ke pesta ulang tahun ini. Simpatiknya berubah menjadi sedikit kecewa. Sikap
tidak berkenannya ada di depan. Dia tidak ingin cintanya dinistakan seperti itu. Dia
sedikit marah pada Ilham. Tanpa Kak Zam, Ilham mulai berulah, pikirnya dalam hati.
Rombongan OSIS segera masuk pesta yang dipimpin oleh Ilham. Dia masih kesal
dengan laporan Cholel tadi. Ilham kembali mencari-cari sosok Intan, gadis dengan jilbab
panjang warna pink itu ternyata telah masuk dan duduk di bagian tengah. Pesta yang
meriah. Suara musik dan bas berkonvoi ria. Seakan memecah gendang telinga
orang-orang di dekatnya. Saat itu, tekat Ilham satu. Laksanakan rencana. Jumpai Intan
sekarang juga. Atau semuanya tidak akan berjalan maksimal. Bahkan mungkin bisa
gagal. Rombongan OSIS duduk di bagian depan. Tepat di depan rombongan PMR.
Intan duduk dua kursi di belakang Ilham. Pesta akan EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA dimulai. MC mengucapkan salam didampingi atraksi musik pembuka. Banyak
makanan di setiap sudut meja. Milla tampil bak putri raja. Dengan dandanan ala Eropa,
wajahnya hampir tak dikenal. Lebih mirip Barbie Ashlee Simpson. Tampak orang tua
Milla mendampingi di kanan kirinya. Penampilan khas pengusaha sukses. Milla bangga
dengan kehadiran pangerannya. Matanya tak bergeming dari wajah Ilham. Ilham tidak
memperhatikan. Saat jeda sejenak, Ilham memutar wajahnya seratus delapan puluh
derajat. Ke arah belakang, ke arah Intan. Intan kaget. Ilham terpaksa menatapnya
sedikit. Wajah yang memancar kuat pesona aura dan wibawanya. Ilham ingin berkata
sesuatu. Tapi tak mampu. Lidahnya tercekat. Kaku dan bisu. Malam itu, Intan begitu
mempesonanya, padahal Ilham ingin sekali menyelesaikan masalahnya malam ini
dengan Milla dengan perantara Intan. Kunci skenario itu ada di tangan Intan. Dia juga
aktris utamanya. Tapi tadi, setelah melihat wajahnya sekilas, dada Ilham bergetar kecut,
karena pesona cinta yang telah tenggelam bersama tragedi dua tahun yang lalu kembali
muncul ke permukaan. Sementara Intan yang ada tepat dua kursi di belakang Ilham
merasakan hal yang sama. Ia tidak sanggup lagi menebak-nebak apakah gerangan
maksud Ilham yang menatap wajahnya tadi. Begitu dalam. Penuh misteri. Intan masih
belum mengerti. Dia juga memang tidak pernah berbicara lagi dengan Ilham sejak dua
tahun yang lalu. Namun hati gadis ini tak bisa dibohongi. Malam mini, Milla tampak
bahagia dan ceria. Namun sesaat tadi, matanya menangkap Ilham yang sedang melihat
kebelakang. Seakan berbicara dengan Intan dari kursi bagian depan. Hatinya kurang
berkenan. Pesta tiup lilin dan potong bolu ala Eropa telah berakhir setelah sebelumnya
ada nyanyian-nyanyian yang tiada begitu bermakna, kecuali oleh jiwa-jiwa yang
menikmatinya. Kini acara perbaikan gizi. Makan-makan. Setelah ini ada acara game.
Ilham berencana segera pulang setelah makan, setelah ia memberikan hadiah bersama
dari Pengurus OSIS. Selain itu, Ilham juga EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA harus
memaklumi banyak diantara adik-adik kelas yang ikut rombongan adalah perempuan.
Mereka tidak mungkin pulang kemalaman. Ilham tau diri. Dia akan bertanggung jawab
untuk itu. Menu cukup mewah. Acara makanpun selesai berganti dengan acara game.
Ilham tidak memperdulikan. Ilham ingin pulang, disampaikannya pada teman-teman. Ia
dan teman-teman merasa tidak enak juga dengan Milla yang ditinggal. Tapi Ilham tetap
mengambil langkah, sementara Huda dan Ety yang juga pengurus OSIS berjalan paling
depan dengan kado dari OSIS. "Selamat ya?" kata mereka pada Milla. Milla tersenyum.
Ilham memilih di barisan terakhir, misinya pasti, mengucapkan selamat Ultah pada Milla
atas nama OSIS dan memberinya surat balasan dengan kata-kata pamungkas yang
telah ditulisnya. "Mudah-mudahan Milla tidak kecewa di hari bahagianya." Bisik Ilham
dalam hati. Ilham memang belum berbicara kepada Intan atas maksudnya itu agar
terlibat dalam penyelesaian ini. Tapi walaupun belum kelar seratus persen, malam ini
juga rencanyanya harus dilaksanakan. Tinggal besok Ilham harus menjumpai Intan dan
berbicara tentang rencananya. Malam ini hatinya masih kalut dan berkabut. Kalut
novel senja di pulau cinta
terkena kabut cinta yang tadi kembali mendera. Cinta Intan. Tiba giliran Ilham. "Kakak
selaku ketua OSIS mengucapkan selamat Ultah. Semoga umur kamu berkah dan tetap
di ridhoi Allah." Ujar Ilham. Kemudian dengan sebuah amplop yang sudah di tangannya,
Ilham memberinya pada Milla. "Ini jawabanku atas surat kamu tadi siang," kata Ilham
pada Milla. Ia katakan sewajarnya, tanpa dilebihlebihkan. Selanjutnya Ilham berlalu ke
kumpulan para undangan. Wajah Milla kembali merona. Oh betapa bangganya Milla
mendengar kata-kata pangerannya. Arjunanya. Seakan-akan dia gadis muda yang
paling bahagia di dunia malam itu. Milla masih dalam lamunan kebahagiaannya tersihir
oleh momen yang baru saja dialami. Tiba-tiba Ia kehilangan Ilham, matanya mencoba
melacak ke kumpulan undangan. Tak ada. Ia terpaku mencari-cari dengan matanya ke
setiap EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA sudut pesta, sementara surat Ilham masih
di genggamannya. Ilham telah menghilang pulang. Pesta ulang tahun selesai. Milla
sedikit kecewa pada Arjuna, namun kekecewaan itu sedikit terlupa tergantikan oleh
surat yang diberikan oleh pujangga hatinya. Ilham Joselin namanya. Ia belum membaca.
Sebelum tidur nanti dia ingin membacanya dengan sepenuh hati. Semoga saja
harapannya tentang isi surat itu terkabul. Masih sebuah misteri. Ilham pulang dari pesta
tanpa gairah, hatinya masih berkabut. Bertemu dan melihat wajah Intan di pesta itu
membuatnya hilang daya. Ilham tidak menyadari bahwa Intan mengalami hal yang
serupa saat itu seperti yang ia alami. Kisah meraka terus berlanjut pada keesokaan
harinya. Ilham masih belum paham apa yang terjadi pada Intan dan Milla. *** EPISODE
I : PERISAI CINTA MILLA Kejadian Tak Terduga Pagi itu, setelah bertemu dengan
Ilham tadi malam di pesta Ultah Milla, Intan seperti biasa pergi ke sekolah, namun lebih
awal. Hari ini dia novel senja di pulau cinta
ada tugas piket kebersihan kelas. Tanpa Intan sadari, Ilham telah berdiri di balik
gerbang seperti satpam. Seakan-akan menunggu seseorang. Hatinya cemas.
Sementara itu Intan, perasaan yang sama seperti di malam pesta Milla itu kembali
muncul. Perasaan itu keluar tiba-tiba saja. Dia mulai berpikir yang tidak-tidak. "Rabbi
bukakan tabir rahasia ini" lirihnya. Dia ingin tahu apa yang diinginkan Ilham sejak malam
pesta itu. Saat itu, memang pembicaraan belum ada. Terganggu oleh suasana pesta.
Ketika melangkah masuk gerbang, suara seorang laki-laki megejutkannya. "Tan.. kita
perlu bicara sebentar di belakang." sambil menghampirinya dari balik gerbang.
"Apa?"Ujar Intan sedikit terkejut. Ilham mencoba mempertegas bahasanya dan
mengulangi kalimat yang baru saja diucapkannya. "Kita perlu bicara sebentar di
belakang!" "Memangnya ada masalah apa ya?" selidik Intan. "Penting dan mendesak,
tolong?" ujar Ilham sambil sedikit memohon. Keberanian Ilham muncul. Dia langsung
bangkit dan berjalan kearah Kantin, tepatnya ke belakang kios Bang Agoes di belakang
taman. Intan masih belum bergerak, pikirannya masih ragu dan menebak-nebak. Ada
apa. Sementara Ilham semakin tidak sabaran. Sabarnya hampir habis. Wajahnya sedikit
muram. Kembali ia mendapati wajah Intan. Intan paham lawan bicaranya sedang serius.
Dia pun melangkah menyusul Ilham. Ilham sedikit lega. "Ada yang bisa kubantu?" Tanya
Intan. "Maaf kalau tadi terkesan memaksa". Ilham memohon tulus. "Begini, waktunya
sangat mepet. Apakah kau sudah ditemui oleh Milla?" EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA "Belum." Jawab Intan datar. "Kamu tahu, bagaimana tragedi kita di kelas satu
dulu" Masih ingat kan?" Ujar Ilham mengenang. Intan hanya mengangguk dan sedikit
membuka memorinya tentang surat cinta Ilham dan bagaimana Ide cemerlang Kak Zam
yang dia jalankan. Buahnya adalah Ilham jadi aktif di kegiatan Rohis sekolah hingga
akhirnya terpilih menjadi ketua OSIS. Tapi dia masih bertanya-tanya. Untuk apa Ilham
menyinggung dan menyebut-nyebut masalah yang hampir dua tahun lalu itu, suatu
novel senja di pulau cinta
tragedi yang telah dikubur bersama. Apakah dia ingin menggalinya kembali" kalut hati
Intan penuh tanya. "Nah sekarang aku ingin kita kembali mengulang tragedi itu." Ilham
menambahkan. Sementara Intan masih belum paham dan kelihatan tambah stress.
"Kalau dulu aktornya kamu dan kak Zam, sementara korbannya aku. Nah sekarang,
aktornya kita berdua dan targetnya adalah Milla" tukas Ilham menerangkan. "Maksudnya
" Intan agak bingung. "Dulu, waktu awal kelas satu, aku suka sama kamu, sebagaimana
sekarang Milla suka sama aku. Terus disurat balasan kamu dulu, kamu menyuruhku
bertemu dengan Kak Zam. Nah sekarang, dalam rencana ini, aku ingin kamu berperan
sebagai kak Zam yang membimbing Milla" "O.." Intan mulai paham. Tapi hatinya
menjerit sakit. "Apa! Milla suka pada Ilham!?" dia setengah tidak percaya. Kecewa dan
juga sedikit cemburu tanpa makna. Dia belum percaya sepenuhnya. "Bagaimana
mungkin hal ini terjadi! Apa Ilham sadar apa yang dilakukannya. Meminta bantuanku"
Bantuan dari seseorang yang mencintainya tuk membungkam cinta Milla padanya"!"
jerit hati Intan. "Tapi bagaimana caranya?" tanya Intan kosong. "Aku telah menyuratinya
pada pesta semalam, sebagaimana dulu kamu menyuratiku, hanya saja kali ini yang jadi
peran pengganti kak Zam adalah kamu" EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "O.. jadi
aku harus bersikap seperti apa pada Milla?" Intan kembali pura-pura bertanya.
"Terserah kamu, lakukan seperti apa yang kakakmu lakukan kepadaku dulu." jawab
Ilham tegas. "Maaf sepertinya aku tidak bisa." "Kenapa?" Tanya Ilham sedikit kecewa.
"Kalau dulu aku dan kak Zam berbuat seperti itu kepadamu karena aku dan kak Zam
adik kakak. Tapi kita?" Ilham mulai menyadari. Kak Zam dan Intan memang kakak
beradik. Nah kini dia dan Intan ada hubungan apa" Ilham sedikit bingung. "Anggap saja
kita teman sekolah yang saling membantu." Jawab Ilham sekenanya. "Sepertinya tidak
bisa!" kata Intan berkesimpulan sambil menggelengkan kepala tanda tidak bersedia.
"Tolong?" Ilham memelas penuh harap. Sementara Intan tetap menggelengkan kepala.
"Oh...malangnya aku. Apakah aku harus terlindas oleh cinta Milla ini" Oh malangnya
aku, orang yang kuharap bisa menolong pergi menghilang." Ilham sengaja sedikit
mengeraskan suaranya sambil berlalu tanpa menatap wajah Intan. Sedikit dengan
ekspresi bingung dan kesal. Skenario yang telah disusunnya jadi tidak rampung, dan
akan gagal tanpa peran Intan. Bingung dan tertekan di wajah Ilham menyiratkan
rencananya akan kacau-balau. Sementara itu, hati intan menjerit penuh sesal. "Ilham,
maafkan aku. Bukan aku tidak ingin membantumu. Bukan aku tidak ingin membimbing
Milla menemukan hidayah cinta seperti yang dilakukan kakakku dulu kepadamu. Tapi
kini, sejak berbicara dengan mu tadi, hatiku tak bisa kubohongi. Begitu kecewanya aku
ketika tahu kau dicintai oleh wanita lain. Dan itu adalah Milla. Tapi kau tidak salah, Milla
juga. Kau masih tetap Ilham yang dulu. Penuh dedikasi." EPISODE I : PERISAI CINTA
MILLA Ilham masuk kelas dengan wajah tegang. Pelajaran pertama hari ini adalah
biologi, yang akan diajar oleh Buk Cut Kasmawi. Lima menit lagi bel masuk akan
berbunyi. Sebagian teman sekelasnya telah berada di bangku masing-masing. Dony
teman sekelasnya yang duduk dibelakangnya mendekat. Dengan ekspresi kalut di
wajah serta sedikit tergesa-gesa, ia pun bertanya penuh harapan, "Ham, PR Biologi
udah siap kan" Pinjam donk! Please!" Dony memelas dengan sangat. Ilham tidak
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memperdulikan apapun. Hatinya sedang kusut. Rasa kecewanya pada jawaban Intan
tadi masih membekas luka. Dia tidak menyangka Intan sampai tega menolak
permohonannya itu. Penolakannya itu benar-benar tidak ia duga sebelumnya. Hatinya
sakit. Ya... Allah tolonglah. Ya Allah tolonglah! Do EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
novel senja di pulau cinta
Kejutan di Kala Dhuha Milla tiba di sekolah dengan Mitsubishi Space Wagonnya.
Tujuannya hari ini ketika jam istirahat hanya satu, Intan. Kakak kelasnya di kelas III IPS
novel senja di pulau cinta
B. Dia masih belum mengerti mengapa surat Ilham yang diterimanya tadi malam itu
isinya masih kabur. Isinya memang nasehat, tapi dia masih belum memahami
sepenuhnya. Disitu Ilham menulis, Malam Kota Biroe yang indah disaat purnama. 27
September 2006 Untuk orang yang sedang berbahagia, Milla Berbahagia karena
bertambahnya usia, semakin dewasa Semoga selamat dan Berjaya. AssalamuAku telah
membaca suratmu tadi siang. Rasa cintamu itu memang tidak salah. Itu manusiawi. Aku
memahaminya dengan sepenuh pemahaman yang aku miliki. Aku mencintai Allah dan
Rasulnya, Aku mencintai ayah dan bunda, jikalau ada orang yang mengakui
mencintaiku, maka aku akan bertanya apakah orang yang mencintaiku itu dicintai oleh
Allah dan Rasulnya" Dicintai oleh ayah dan bunda" Kau memang tidak salah. Cinta
dihati siapa yang bisa menahannya. Itulah karunia Allah. Tapi bagaimana cara kita
menyikapinya" Aku ingin selalu melandaskan cintaku pada manusia hanya kepada cinta
Allah dan Rasulnya. Kau mengajakku pacaran. Pacaran itu tidak baik, tidak sehat.
Jikalau cinta itu belum sirna. Cobalah bersabar. Mohon ampunan dan bantuan Tuhan.
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Itu lebih suci dihati. Dan tetap dalam sabar, orang
sabar selalu dikasihani Tuhan. Aku harap setelah ini kau menjumpai seseorang,
seorang siswi kelas III IPS B, Intan Azra namanya. Kuharap jawaban dari semua ini
akan kau dapat darinya. Wassalam, Ilham Jocelin. Tanpa diketahui oleh Ilham, Milla
memendam kekecewaan yang mendalam. Karena apa yang ditulis Ilham dalam surat itu
tidak sesuai dengan harapannya. Batinnya sedikit cemburu dan kecewa. "Kenapa harus
membawa-bawa nama perempuan lain" Intan! Aku kenal dia! Dia kan pengurus PMR.
Semalam saat pesta dia kan datang! O... mungkin karena dia punya hubungan cinta
dengan Ilham, sehingga aku, jika nanti berjumpa dengannya akan tersayat luka.
Genaplah sudah firasatku. Apalagi tadi malam aku sempat melirik Ilham berbicara pada
Intan. Oh tidak mungkin! Aku tidak bisa membiarkan! Ilham tetap milikku!" Jerit batin
Milla. Disudut ruang III IPS B, Intan mencoba meredam kebingungannya. Dia memang
telah mengecewakan Ilham karena telah mengatakan bahwa dia tidak bersedia
menolongnya saat bertemu di kios Bang Agoes tadi pagi. Intan merasa dia telah
menambah beban pikiran Ilham. Dia tahu bahwa besok lusa Ilham akan berangkat untuk
ikut lomba Essay Ilmiah tingkat Kota. Membawa nama sekolah, keluarga, dan
masyarakat, tentu berat. Namun, hati kecilnya ingin menolong Ilham dari cinta Milla yang
mengganggu. Dia berazzam12 dalam hati, jika Milla nanti menemuinya, dia akan
mencoba membuat Milla takluk di depannya, takluk tanpa daya. "Tapi apa aku bisa?"
hatinya ragu. 12 Niat yang dikuatkan dalam hati EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Jam istirahat tiba. Milla pergi menemui Intan. Dengan langkah cepat seakan dia tidak
sabar untuk menuntaskan kalut dihatinya. Tujuannya kelas III IPS B. "Kak Intan tidak
ada!" Dimana dia" " tanya Milla. "Kak Intan ada dimushala. Datang aja kesana!" Jawab
salah seorang teman Intan yang lainnya. Milla bergegas ke Mushala. Rasa tak sabar
memompa detak jantungnya dan cepat gerak langkahnya. Saat tiba di pintu Mushala
bagian belakang, dia langsung masuk. Hanya seorang siswi disana, sedang shalat,
dengan mukena putihnya yang bersih bagai bidadari yang turun di waktu dhuha. Intan
sedang shalat Dhuha. Milla hanya mengenal Intan sebagai seorang pengurus PMR. Dia
tau dan mengenalnya saat orientasi sekolah, saat pengenalan organisasi ekskul, kurang
dari setahun lalu. Milla duduk di samping lemari sembari membaca buku-buku. Intan
telah selesai shalat. Masih dalam balutan mukenanya, ia menemui MIlla yang sedang
membolak-balik halaman buku di sudut belakang mushala dengan pikiran hampa, di
sebelah lemari pustaka mushala. Tanpa Milla sadari Intan mendekatinya.
"Assalamu"Wa"Kebetulan sekali kita berdua. Tadinya Milla memang ingin ngomong
empat mata." Milla mengawali pembicaraan. Sementara Intan sudah mulai tau apa yang
akan terjadi. "O..ada perlu dangan Saya" Tentang apa ya" sepertinya serius." Tanya
novel senja di pulau cinta
Intan mencoba tetap tenang. "Iya..Kakak kenal Ilham kan?" "Ketua OSIS kita" Ya kenal
donk. Memangnya kenapa dengan kak Ilham" "Kakak punya hubungan apa sama dia?"
Tanya Milla to do point. "Oh kami saudara dekat. Sangat dekat, lebih dekat dari sekedar
saudara sedarah." EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Aku kok gak percaya. Tapi,
ada perlu apa kak Ilham menyuruhku menjumpai kakak" Apa kakak pacarnya kak
Ilham?" Milla seakan sedang menginterogasi Intan. Intan tetap berusaha tenang. "Kakak
memang bukan pacarnya kak Ilham, tapi sangat mengenal kekasih kak Ilham yang
paling dicintainya." "Apa" Kekasih" Siapa kak" Siapa dia?" Selidik Milla penasaran.
"Kekasih yang dicintainya, yang selalu menjadi idolanya dan selalu disebut dalam setiap
doMilla berkerut. Bingung. "Apakah Adik saat ini sedang mencintai seseorang?" Intan
bertanya lembut. "Ya" "Sejauh mana Adik mencintainya?" "Sangat!" "Adakah seorang
manusia yang dipuja oleh para pencintanya,
novel senja di pulau cinta
melebihi apa yang dicintai ummat kepada Nabinya?" Intan mulai bermain kata. Sebuah
pertanyaan yang penuh filosofi. "Maksudnya?" Milla kembali bingung. Pembicaraan
semakin akrab. Milla telah terbang kemana-mana mengikuti alur kata-kata Intan. Begitu
mengalir. Begitu menyejukkan. Lima menit berlalu. Milla seperti dalam tawanan dan
pengaruh hipnotis Intan. "Nah sekarang siapakah orang yang paling berhak kita cintai
setelah Allah?" Intan bertanya dengan sedikit menggiring Milla ke sebuah kesimpulan
atas apa yang telah dijelaskannya tadi. "Muhammad!" Jawab Milla singkat.
"Selanjutnya?" Tanya Intan. "Orang yang dicintai Muhammad!" "Selanjutnya?" "Orang
yang dicintai oleh orang yang dicintai Muhammad!" EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
"Kau mulai paham adikku!" Puji Intan. "Semoga Allah memberkahimu dengan hidayah
Nya." Doa Intan dalam hati. "Baik sekarang kau boleh baca ini." Intan mengeluarkan
sesuatu dari kantong bajunya. Lembaran-lembaran surat. Ada dua lembar. Dua lembar
surat yang masih disimpannya sejak dua tahun yang lalu, sejak dia masih kelas satu.
Dari seseorang. Milla membacanya dengan seksama. Surat pertama. Sebuah surat
yang singkat. Kepada : Intan Azra Kota Biroe, 25 Juli 2005 Kasihku Impianku suram
tanpa dirimu Pernah terlintas dalam benakku Menjadi pendampingku selamanya Sesuci
embun semurni mata air zam-zam yang tidak pernah habisnya. AKU MENCINTAIMU,
MAUKAH KAMU JADI PACARKU" KU TUNGGU JAWABANMU! Yang sedang dimabuk
cinta, Ilham Jocelin. Milla masih Meraba-raba. Ia masih belum begitu jelas
menyimpulkan apa yang dimaksudkan oleh Intan. Yang dia tau, dia telah membaca
surat pernyataan cinta. Dari seseorang yang saat ini tengah dicintainya, Ilham namanya.
Tapi surat itu ditujukan bukan kepadanya, melainkan kepada seorang gadis yang
sekarang ada disebelahnya, Intan. Sebuah surat cinta Ilham kepada Intan. Hampir dua
tahun yang lalu. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Rasa penasarannya semakin
meluap-luap. Ada apa gerangan" Jiwanya goncang. Dia masih labil, masih belum tahu
dipersimpangan mana dia berada. Bagai sampan yang terombang-ambing di tengah
badai, tanpa daya. Tiba-tiba saja ada bisikan jahat yang membisik tepat di hatinya. "Kau
lihat Milla! Si Intan itu menghinamu. Dengan sengaja dia tadi menyuruhmu membaca
surat cinta Ilham kepadanya. Jika kamu biarkan, dia pasti akan menginjak-injak
kehormatan dan menistakanmu sejadi-jadinya. Hingga kau lumpuh tak berdaya. Bagai
mayat yang terbungkus kafan. Kau harus melawan! Jangan diam saja! Lawan dia!"
Disaat yang sama, bisikan lain berbicara. "Milla, kau lihat Intan disebelahmu. Dia begitu
ikhlas menemanimu. Apalagi dia tadi baru saja menasehatimu dengan kata-kata penuh
hikmah. Begitu bermakna dan bijaksana. Begitu menyejukkan jiwa. Apakah kau akan
semudah itu benci kepadanya" Lihatlah! Di tanganmu ada sesuatu yang belum kau
baca. Mungkin disanalah kau menemukan jawabannya." Perintah bisikan itu. Kembali
novel senja di pulau cinta
dia buka surat yang kedua. Menuntut penjelasan atas dua buah bisikan yang mencoba
mempengaruhinya yang membuatnya didera kebingungan yang amat sangat. Dia pun
bergegas membacanya. Sebuah surat yang panjang. Kepada : Intan Azra Kota Biroe,
29 September 2005 Menjelang Ramadhan yang Mulia AssalamuSyukur tiada hingga
kepada Rabbulyang dilangit dan di bumi. Shalawat kepada Rasul-Nya yang menjadi
qudwatun hasanah kepada setiap hamba yang mendapat hidayah. Ku mengerti atas
apa yang telah terjadi diantara kita dua bulan lalu. Anggaplah itu sebuah kekhilafan
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA dari sebuah kebodohan orang yang bodoh,
kenaifan orang yang lugu dan kesesatan orang yang belum mendapat petunjuk.
Ramadhan ini, aku ingin benar-benar menjadi makhluk yang suci setelah sebelumnya
penuh lumpur dan noda. Suci Lahir dan Bathin. Kutahu betapa engkau sangat
terganggu dengan suratku yang pertama yang kusebut dengan Teror Cinta Hampaku.
Kini kutahu ia tiada bermakna. Anggaplah ini sebagai rasa terimakasihku kepadamu
atas apa yang telah kau tulis dalam surat balasanmu yang kedua. Sebagaimana surat
balasan pertamamu yang menolak cintaku, aku juga masih menyimpan surat keduamu
yang begitu Indah, begitu dewasa, sebuah kata-kata yang menginspirasiku. Disana kau
menulis, "Aku mencintai Allah dan Rasulnya, Aku mencintai ayah dan bunda, jikalau ada
orang yang mengakui mencintaiku, maka aku akan bertanya apakah orang yang
mencintaiku itu dicintai oleh Allah dan Rasulnya" Dicintai oleh ayah dan bunda?" "Kau
memang tidak salah. Cinta dihati siapa yang bisa menahannya. Itulah karunia Allah.
Tapi bagaimana cara kita menyikapinya" Aku ingin selalu melandaskan cintaku pada
manusia hanya kepada cinta Allah dan Rasulnya." "Kau mengajakku pacaran. Pacaran
itu tidak baik, tidak sehat. Jikalau cinta itu belum sirna. Cobalah bersabar. Mohon
ampunan dan bantuan Tuhan. Itu lebih suci dihati. Dan tetap dalam sabar, orang sabar
selalu dikasihani Tuhan." "Aku harap setelah ini kau menjumpai seseorang, seorang laki
laki kelas III IPA B, Sayyid Zam el Fatih namanya. Kuharap jawaban dari semua ini akan
kau dapat darinya" Begitulah kau menulisnya dengan Indah, dan setelah itu aku
mengenal dengan dekat Kakakmu Zam. Sejak pertemuan pertama dengan Kak Zam,
dia begitu perhatian. Bahkan aku menganggap beliau Ayahku yang ke dua. Saat kau
menyuruhku untuk bertemu dengan Kakakmu, aku memang belum mengenalnya
sebagai kakakmu. Setelah itu aku baru tahu, ternyata Kak Zam lah yang merancang
semuanya. Dia yang memintamu untuk mengirim surat kedua kepadaku dan
membantumu menuliskan kata-kata puitis seperti yang ku kutip diatas. Dia pulalah yang
memberitahukan kepadaku tentang rencana kalian
novel senja di pulau cinta
ketika hendak "menggiringkuEPISODE I : PERISAI CINTA MILLA terganggu dan
tertekan ketika menerima surat "Terorbegitu baik hati. Begitu rendah hati. Aku
menginginkan dia selalu disampingku. Menjadi pembinaku selalu. Aku merasa nyaman
didekatnya. Ibarat pohon rindang di gurun tandus. Begitu sejuk. Menjadi tempat
berteduh para musafir. Aku tak mungkin melupakan apa yang terjadi padaku dan Kak
Zam dua minggu lalu. "Saat itu aku lupa mengambil uang harianku, sehingga uangku
hanya cukup untuk ongkos transport pulang pergi sekolah. Uang jajan tiada. Jadilah
ketika jam Istirahat aku tidak ke kantin. Aku hanya duduk-duduk dimushala menyendiri
sambil baca-baca bukuku di ruang operator. Perut ku jelas saja terasa tidak nyaman.
Karena biasanya setiap jam istirahat, aku selalu kekantin. Membeli beberapa potong roti
atau apalah. Kak Zam melihatku. Dia katakan padaku "Dik, gak kekantin" Yuk
sama-sama?" Ajaknya ramah seperti biasa. Aku harus jawab apa" Aku katakan saja
kepadanya. Jujur dan apa adanya "Uang jajanku tertinggal Kak! jadi hanya tersisa untuk
ongkos pulang". "O.. pakai saja uang kakak dulu!" tawarnya. Kau tahu apa yang terjadi
novel senja di pulau cinta
setelah itu" Dia memberi uang tiga ribu rupiah kepadaku. Dan seperti biasa aku
langsung menghabiskannya. Roti basah dan Minuman botol. Cukup lama aku dikantin
menunggu kak Zam. Dia tidak muncul-muncul. Aku ingin mencarinya. Dimana dia" Aku
masuk ke mushala. Tidak ada" Aku hanya ingin mengucapkan kembali rasa terima
kasihku atas kebaikannya. Dia tidak juga kutemui. Akhirnya aku teringat bukuku yang
masih berada diruang operator Mushala. Aku kesana dan masuk. Aku begitu terkejut.
Kak Zam menyendiri diruangan itu sambil membaca Alquran mungilnya. Kenapa dia
tidak ke kantin" Tanyaku membatin. Akhirnya setelah itu aku baru tahu bahwa uang
yang diberikannya kepadaku tadi adalah uang harian Kak Zam untuk hari itu. Tiga Ribu.
Semuanya diberikan kepadaku. Hingga tidak ada yang tersisa untuknya. Oh kak Zam.
Aku mencintaimu karena Allah. Ya Allah balaslah kebaikannya. Ya! Kak Zam telah
membuatku bangga. Bangga karena hidayah. Aku katakan kepadanya suatu hari "Kak,
kalau seandainya kakak dulu tiada mendekatiku pastilah aku sekarang sudah
terjerembab di jurang kenistaan!". "Manusia hanya bisa berusaha, Tuhanlah yang
menentukannya. Kau bisa berubah mungkin karena kakak, tapi itu hanya sedikit, kakak
hanya sebagai EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA pengeras suara dari ampliefer
Allah. Begitulah perumpamaannya. Seorang Duat13 itu hanya menyampaikan, hasilnya
kita serahkan kepada Allah. Kalau ternyata kau berubah menjadi semakin baik itu
karena Allah masih cinta denganmu. Allah tidak rela melihatmu nista karena cinta"
Jawabnya bijak. Kini aku telah mengerti apa itu cinta sebenarnya. Dia Ibarat mata air
penyejuk. Namun cinta sejati hanyalah milik Allah. Dan setiap hamba yang bercinta
sepantasnya karena Allah. Mencintai karena Allah. Dicintai karena Allah. Tanpa Itu
semuanya maka sirna dan sia-sia. Aku mungkin belum berubah menjadi orang Islam
yang sesungguhnya. Tetapi jiwa ini tetap mencari oase penyejuk yang dapat meredakan
rasa haus ukhrawi14 cinta.Cinta pada Allah. Demikian surat panjang lebarku ini.
Mungkin surat ini hanya sebagai tanda terima kasih. Sebagai nasehat bersama. Hanya
kepada Allah kita memohon ampunan. Hanya kepada Allah kita kembali. Akhirnya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa. Wassalam. Rontaan jiwa sang pencari oase cinta,
Ilham Joselin. Milla membaca dengan seksama, surat itu begitu menyentuh. Begitu
haru. Hingga sebagian tinta tulisannya larut karena basah. Basah oleh air mata cinta
Milla. Mungkin telah lebih sepuluh tetesan air mata Milla yang menetes di surat itu.
Begitu haru. Kini Milla menyadari betapa salah langkahnya. Betapa banyak
kekhilafannya. Betapa salah 13 14 Penyeru kebaikan Ruh EPISODE I : PERISAI
CINTA MILLA penafsirannya tentang cinta. Milla menangis sejadi-jadinya. Intan yang
berada disampingnya turut haru biru. Tetap Ikhlas mendampinginya. Mereka
berpelukan. Tangisan Milla semakin menjadi. Alhamdulillah, Syukur Intan dihati. ***
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Jiwa Yang Menyatu Tet... tet... tet... Bel
berbunyi. Dari ruang Pak Mukdi Kepala Sekolah, Ilham masuk ke kelas. Dia begitu ragu,
begitu kalut. Intan telah meninggalkannya. Padahal Intan lah yang sangat diharapkan
oleh Ilham untuk memberikan makna hakiki cinta kepada Milla. Milla masih lugu, sama
seperti keluguannya dulu sebelum berjumpa dengan Kak Zam. Dia tidak bisa
membayangkan jika setelah itu Milla menjumpai Intan. Semuanya pasti akan kacau.
Apalagi jika Milla semakin menggila mengejarnya. Oh Tuhan. Aku tidak mau sesat.
Rintih bathin Ilham. "Tidak, aku tidak boleh lemah. Esok lusa aku harus berangkat ke
SMU 3 Kota Biroe di Kecamatan Pasiran selama tiga hari untuk mengikuti lomba Essay
Ilmiah tingkat Kota. Sembilan sekolah akan bersaing di nomor IPA. Tadi Pak Mukdi
menanyakan kesiapanku di kantornya. Aku harus tegar dan konsentrasi terhadap materi
yang sudah kusiapkan. Kalau aku hanya terganggu masalah Milla ini, maka aku hanya
akan menjadi pecundang disana. Ya Allah tolonglah aku. Kuatkan hatiku. Mudahkan
urusanku." Ujarnya dalam hati. Saat itu Ilham selalu berdoperlindungan dari segala
novel senja di pulau cinta
fitnah, fitnah harta, fitnah wanita. Dia masih mengingat tatkala suatu hari Kak Zam
mengisi kajian untuk adik-adik kelas satu. Dia mengatakan bahwa bahwa fitnah terbesar
zaman sekarang setelah fitnah bidHanya berdomendekatinya dan hatinya lurus di
jalan-Nya. Senantiasa ia berdowaktu-waktu mustajabah15 dodiantara azan dan iqamah,
selalu dirutinkan olehnya. Berdoa untuk Milla dan kemengannya di lomba Essay nanti.
15 novel senja di pulau cinta
Waktu untuk berdo'a yang sangat dianjurkan karena diijabah/dikabulkan. EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA *** Disana, di taman depan rumahnya, Intan bersyukur atas
apa yang telah terjadi. Allah benar-benar telah membantunya. Membukakan jalan
kepada seorang hamba untuk mendapatkan hidayah cinta. Seorang hamba yang dibalut
nestapa mencari oase cinta. Sambil menyiram bungabunga yang kian bermekaran,
Intan memuji tuhan. Bertasbih dan bertahmid seindah kupu-kupu yang hinggap di
bunga-bunganya. Kini tuntas sudah sebagian janji batinnya. Ingin mengikuti jejak
kakaknya yang dicintainya. Kak Zam. Di Mesir sana. *** Di sebuah meja belajar mewah.
Milla sibuk mencorat coret kertas. Mencoba menyusun kata yang pas. Sepertinya dia
ingin menulis sesuatu. Sebuah surat. Surat yang tadi diberikan oleh Intan masih
dibawanya. Dia kembali membacanya. Dengan penuh penjiwaan, Milla menulis sebuah
kata untuk memulai. Dengan khusyuk dia berazzam untuk menuliskan kata-kata indah,
seindah hamba yang dicintai tuhannya. Surat itu ditujukan kepada seseorang. Dia ingin
seseorang yang membacanya memahami maksud hatinya. *** Malam kian larut. Di
bawah pohon belimbing di sebelah rumahnya, Ilham masih bernostalgia dengan masa
lalu. "Malam yang Indah." Seru Eljir memecah terang rembulan malam. Jam tangannya
hampir menunjukkan pukul sebelas. "Ya. Aku sudah menceritakan. Begitulah kisah ku
dengan Milla. Kisah yang rumit. Sejak aku berbicara dengan Intan pagi itu, aku tidak lagi
pernah mengajaknya bicara, yang ada hanya senyum ketika jumpa di jalan, itupun
karena terpaksa. Ya Allah ampuni aku. Aku begitu kecewa dengan jawaban dia saat
kuminta tolong pagi itu. Aku terlalu berharap EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
besar darinya. Padahal aku ingin dia mengikuti langkah Kak Zam, kakaknya, saat
membimbingku dulu. Tapi itu cuma mimpi. Batinku saat itu." "Sementara Milla, aku tidak
tahu apa yang terjadi padanya setelah itu. Mudah-mudahan saja dengan secarik kertas
dan kata-kata sederhana yang kuberi padanya saat malam perayaan Ultahnya itu, dia
jadi sadar. Ditambah lagi dengan doagar senantiasa melindungi jiwaku dari sergapan
cinta Milla. Aku berdoagar Milla kembali kepada jalan Nya dan cintanya yang suci.
Alhamdulillah! Doaku ini ternyata benar-benar di dengar oleh Allah! Langsung di Ijabah!
Terkabul!." Girang Ilham. "Buktinya, sejak saat itu Milla tidak lagi menggangguku.
Sekarang selama enam bulan ini aku perhatikan ia sering datang pada kajian-kajian
keislaman di Rohis. Alhamdulillah. Dan yang lebih anehnya, dia kini akrab dengan Intan.
Entah apa yang terjadi diantara mereka. Kemarin bahkan, saat aku baru pulang rapat
EDCC, kulihat Intan bersama Milla pergi naik mobil berdua, sepertinya mereka berhenti
Senja Di Pulau Cinta Karya Friwan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
di Warung Bakso Tangga Tujuh, Simpang Garuda. Milla tidak lagi menyapaku seperti
yang dulu. Hanya saja, senyumnya tidak bisa disembunyikan ketika aku menatapnya
tanpa sengaja. Senyum yang sepertinya sedikit menyembunyikan rasa malu. Aku
bersyukur Alhamdulillah. Kadang hidayah datang tanpa disangka-sangka."
"Subhanallah. Allah mendengar do"Nah terus" Bagaimana dengan masalah kita tadi
yang belum kelar?" Ilham mengingatkan masalah tadi pagi yang berawal di mushala
sekolah, menuntut penjelasan Eljir. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Perisai Cinta
Milla Eljir sejenak melihat kearah rembulan malam, dia pun memulai sebuah
kesimpulan tentang apa yang telah didapatinya sejak tadi pagi. "Ya aku telah
novel senja di pulau cinta
menemukan jawabannya." Jawab Eljir yakin. "Maksudmu?" Ilham penasaran. "Setelah
kejadian yang kamu ceritakan tadi, apakah kamu pernah menerima kabar dari Milla?"
"Belum. Memang dulu aku pernah mengharapkannya. Tapi nihil. Memangnya kenapa?"
Jawab Ilham. "Coba kau baca surat ini." Eljir memberikan sepucuk surat dengan amplop
terbuka. "Aku menemukannya enam bulan yang lalu di atas meja ruang operator
Mushala, saat itu aku sedang membuat check list daftar inventaris mushala yang diminta
oleh Pak Bambang bendaharawan sekolah kita, kata beliau untuk persiapan anggaran
tahunan. Kemudiaan aku ke kamar kecil sesaat. Ketika kembali, sebuat surat tergeletak
di atas Meja dalam selipan daftar inventaris yang sedang kubuat. Aku bingung. Pagi itu,
kau baru saja berangkat mengikuti kompetisi Essay tingkat Kota selama tiga hari. Kau
yang memintaku untuk memegang kunci ruang operator dan menangani seluruh aktifitas
mushala, shalat dzuhur, pengajian rutin dan lain-lain selama kau ikut lomba. Saat
kudapati, amplopnya memang tidak ada lekatannya. Sebuah surat tak dikenal. Tanpa
kata-kata di amplopnya. Tanpa pengirim. Tanpa tujuan. Surat ini pun kubaca, sebuah
surat cinta. "Saat itu, aku sengaja tidak memberitahukannya kepadamu. Kau memang
tidak berada ditempat. Kau butuh konsentrasi disana, aku tidak ingin menggangumu
dengan masalah ini. Surat itupun kusimpan dan kuselip di lemari Arsip. Tadi pagi, ketika
kau masih berada di kantin, sebelum kembali ke mushala, aku mengambil surat ini.
Kondisinya masih utuh sebagaimana ketika aku menyimpannya enam bulan lalu.
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA "Hingga kau pulang dari perlombaan dengan
membawa nama harum sekolah. Meraih juara pertama. Aku bangga. Namun aku masih
juga tidak percaya dengan surat itu dan tidak ingin mengusik kebahagiaan yang baru
saja kau raih." Jelas Eljir seraya menceritakan kronologis kejadian enam bulan yang
lalu. "Puncaknya tadi pagi saat baru tiba di sekolah, secara tidak sengaja pak Bambang
melihatkuaku, dia memanggilku. Beliau minta untuk diambilkan arsip inventaris yang
pernah aku buat dulu, beliau ingin membuat penyesuaian anggaran lanjutan katanya.
Pak Bambang memanggilku karena aku telah berurusan dengan dia dalam hal ini enam
bulan yang lalu. Bukan tidak menghargaimu sebagai pemegang tanggung jawab ruang
operator mushala. "Tiba-tiba saja, aku ingat surat cinta itu. Innalillah! Aku telah
melupakannya selama setengah tahun. Aku kalut dan berpikir bagaimana cara
menjelaskannya kepadamu. Aku alpa karena terlalu lama
novel senja di pulau cinta
memendam ini. Aku juga bingung karena tidak pernah tahu bahwa kau punya masalah
cinta. Awalnya aku masih penasaran dan sedikit tidak percaya. Selaku teman dekatmu,
aku tidak pernah tahu sisi romantis dari kisah hidupmu. Yang kutahu kau pekerja keras
yang haus prestasi." Jelas Eljir. "Kini aku baru tahu ternyata ada sisi yang tidak
terekspos oleh teman akrab sekalipun. Tapi hari ini aku bersyukur kau telah terbuka
kepadaku. Aku juga masih belum tau siapa yang memasukkan surat ini ke ruangan
operator saat itu. Terakhir, aku mau minta maaf jika aku salah atas kesilapanku, aku
telah membaca surat itu tanpa seizinmu dan kealpaanku selama enam bulan ini?" Eljir
mengakhiri penjelasannya dengan haru sambil menggenggam jari-jari tangan kiri Ilham
dengan kedua tangannya. Ilham hanya membalasnya dengan senyuman. Kedua
sahabat itu tampak berdamping mesra mengikuti irama sinar bulan yang semakin
terang. Sebuah persahabatan insan yang dikasihani Tuhan. "Tidak apa. Kini kau telah
melakukan sesuatu yang sudah menjadi tugasmu." Jawab Ilham. Memorinya kembali ke
enam bulan silam, di saat Milla masih mencoba mengejarnya. Kemudian membuka
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA sebuah amplop tipis yang diberikan oleh Eljir.
Disitu tertulis kepada Ilham Jocelin. Ilham membaca surat itu dengan tangan bergetar.
Kepada : Kakakku Ilham Jocelin Bumi Kota Biroe 29 September 2007 AssalamuPuji
novel senja di pulau cinta
pada Allah dan Shalawat kepada Nabinya, Muhammad yang dicintai alam. Serta
orang-orang yang mencintai Allah dan Muhammad. Saat ku memulai menulis surat ini,
hatiku sejuk. Sejuk mendapat petunjuk. Saat kutorehkan pena ini, hatiku semakin
terang. Terang oleh cahaya. Cahaya cinta. Saat kumerangkai kata ini, hatiku semakin
bangga. Bangga kepada orang-orang yang Dicintai Allah. Kak Ilham, Izinkan aku
menyampaikan nestapa jiwaku. Yang telah mengganggu kehidupanmu tanpa kusadari.
Oh... Jiwaku bodoh. Hatiku lugu. Kelam tanpa cahaya. Setelah kutahu bahwa cinta Itu
suci. Lebih suci dari embun pagi. Kak, saat kau baca suratku ini aku berharap kau telah
melupakanku. Akulah yang menyebabkan engkau terganggu selama dua bulan ini. Aku
memang masih terlalu lugu. Kasihmu dan kebijakanmu telah membuatku sadar arti
hidup ini. Sadar arti cinta. Sejak kutulis surat cintaku yang pertama itu. Aku menyesal.
Karena perasaan cintaku telah kuobral dengan murah. Tentu saja kau tidak terima. Tapi
karena keluguanku. Aku semakin bangga. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Puncaknya ketika kau berikan balasan surat itu pada malam ulang tahunku. Rasa
banggaku yang hampa semakin menjadi-jadi. Di suratku ini, aku ingin memetik kata-kata
yang pernah kau dan kak Intan tulis dalam sebuah surat kalian. "Aku mencintai Allah
dan Rasulnya, Aku mencintai ayah dan bunda, jikalau ada orang yang mengakui
mencintaiku, maka aku akan bertanya apakah orang yang mencintaiku itu dicintai oleh
Allah dan Rasulnya" Dicintai oleh ayah dan bunda?" "Kau memang tidak salah. Cinta
dihati siapa yang bisa menahannya. Itulah karunia Allah. Tapi bagaimana cara kita
menyikapinya" Aku ingin selalu melandaskan cintaku pada manusia hanya kepada cinta
Allah dan Rasulnya" "Kau mengajakku pacaran. Pacaran itu tidak baik, tidak sehat.
Jikalau cinta itu belum sirna. Cobalah bersabar. Mohon ampunan dan bantuan Tuhan.
Itu lebih suci dihati. Dan tetap dalam sabar, orang sabar selalu dikasihani Tuhan." "Aku
harap setelah ini kau menjumpai seseorang, seorang siswi kelas III IPS B, Intan Azra
namanya. Kuharap jawaban dari semua ini akan kau dapat darinya" Kak Ham,
ditanganmu aku mendapat cahaya petunjuk melalui orang yang baik hatinya. Intan Azra.
Dia datang kepadaku bagaikan Induk burung yang dirindu anak-anaknya. Permata di
tengah samudera cinta. Begitu jujur, begitu tulus, dan karena ketulusan kak Intan lah
aku telah menemukan hakikat cinta laksana seorang pengembara yang menemukan
oase penyejuk. Cinta Karena Allah dan mencintai Rasulullah. Mencintai Orang yang
dicintai oleh Rasulullah. Mencintai orang-orang yang dicintai oleh orang yang dicintai
Rasulullah. Begitu Indah. Begitu sederhana. Oh... Kak Intan, kau bagaikan orang tua,
Ibu ke dua bagiku. Begitu melindungi, begitu mengayomi, rasanya kaulah orang yang
paling perhatian padaku sejak saat itu. Aku tiada daya untuk membalasnya. Ya Allah
berikanlah kepada Kak Intan kebaikan sebagaimana orang-orang yang dikasihi oleh mu.
Jazakallahu khairan.16 16 Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan EPISODE I :
PERISAI CINTA MILLA Kak Ham, izinkan aku berterimakasih. Sejak surat ini kutulis.
Aku mencoba menata hatiku kembali. Anggaplah diantara kita tiada apa-apa. Hanya
saudara. Saudara yang disatukan bukan karena turunan darah. Tapi karena Aqidah dan
cinta. Cinta Allah, cinta Rasul dan cinta sesama. Izinkan aku mendoBimbingan dan
kemudahan. Dan orang-orang yang selalu mencintaimu karena Allah. Saat ini, aku
mencoba mengangkat perisai cintaku dan menyarungkan pedang cintaku untukmu,
sebagaimana dulu kau mengangkat perisai cintamu untuk menangkis tebasan pedang
cintaku, hingga Allah menentukan takdirnya nanti. Aku mungkin belum berubah menjadi
orang Islam yang sesungguhnya. Tetapi jiwa ini tetap mencari oase penyejuk yang
dapat meredakan rasa haus ukhrawi cinta. Cinta pada Allah. Mudah-mudahan kita
menjadi orang-orang yang selalu dalam naungan Allah. Dalam cinta-Nya. Amiin.
Wassalam Yang menemukan makna cinta, Milla Vania Ilham kembali merenungi
kata-kata yang ditulis Milla dengan bahasa kalbunya. Begitu dalam. Begitu terang.
novel senja di pulau cinta
Seterang sinar rembulan yang menerangi dedaunan. Ilham kian tahu betapa mulianya
hati Intan. Seseorang yang pernah dicintainya itu ternyata memiliki sisi yang tak terbaca.
Begitu mulia. Kepiluannya pada saat Intan menolak permohonannya di pagi itu masih
terasa sampai hari ini. Namun tuntas sudah setelah dia membaca surat yang diberi oleh
Eljir ini. novel senja di pulau cinta
EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA Ketika Intan menolak untuk menolongnya saat itu,
Ilham sempat berfikir bahwa harapannya telah tiada. Terkubur bersama nestapa
hatinya. Hingga hari-harinya dilalui dengan dingin, bertemu dengan Intan hanya
bermuram penuh kebekuan. Astaghfirullah! Dia menyesal. Oh.. ternyata, Intan telah
menyiapkan senjata ampuh untuk menolongnya saat itu. Begitu mulia hatinya. Semulia
kakaknya yang kini ia rindukan. Sayyid Zam el Fatih. Di bumi kinanah, negeri piramida.
Dalam harunya Ilham berdoMu agar hambamu ini selalu Istiqomah di jalan-Mu.
Berikanlah kepada orang-orang yang telah mendapatkan terangnya cahaya Mu
kekuatan. Kekuatan yang mengikat kami dengan Cahaya. Rabbana Aatina Fiddun ya
Hasanah, Wafil Aakhirati Hasanah Wa Qina "Adzabannar." "Amiin." Jawab mereka
bersamaan. Rembulan kian terang. Pohon belimbing semakin tampak bergembira lewat
untaian daun-daunnya yang berirama, bersanding mesra semilirnya angin malam, begitu
serasi dengan koor yang terinci. Jam telah menunjukkan pukul sebelas lewat dua belas
malam. Eljir pamit pulang. Semakin malam bulan semakin terang. Terang oleh sinar
purnama yang menyilaukan. Bersambung... Alhamdulillah wash shalatu wassalamu 'ala
Rasulillah. Ditulis di tepi Krueng Aceh, Lambhuk. Banda Aceh, 21-20 Juli 2008. Selesai
pukul 23.12 WIB. EPISODE I : PERISAI CINTA MILLA
Pria Bersetelan Coklat 3 Pendekar Cambuk Naga 15 Pemburu Dosa Leluhur Memanah Burung Rajawali 2