Pencarian

Brisingr 7

Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini Bagian 7


akan kausediakan, dan kunci tempatmu menyimpan hartamu, pada saat matahari
terbenam esok hari, sehingga ia bisa mengurusmu seperti selayaknya seorang
istri"Roran menyatakan sumpahnya. moyangmu, bahwa kau akan melayani dan
berbakti kepada Roran Garrowsson sepanjang hidup kalian"moyangku, bahwa aku
akan melayani dan berbakti kepada Roran Garrowsson sepanjang hidup kami.setia
kepadanya dalam tahun-tahun mendatang, untuk mengandung anak-anaknya jika kau
mampu, dan menjadi ibu yang penuh kasih bagi merekadalam tahun-tahun mendatang,
mengandung anakanaknya jika aku mampu, dan menjadi ibu yang penuh kasih bagi
mereka.mengaturnya dengan bertanggung jawab, sehingga ia bisa berkonsentrasi pada
tugas-tugasnya sendiri"Katrina menyatakan sumpahnya. Tersenyum, Eragon menarik
pita merah dari lengan bajunya dan berkata, tangan kanan dan kiri mereka, dengan
khidmat, seperti yang diinstruksikan Eragon. Setelah meletakkan bagian tengah pita di
atas pergelangan tangan mereka, Eragon membelitkan lembaran satin tersebut tiga kali
kemudian menyimpulkan ujungnya membentuk kupu-kupu. sekarang aku menyatakan
kalian suami-istri! Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Kerumunan hadirin bersorak. Saling mencondongkan tubuh, Roran dan Katrina
berciuman, dan orang-orang bersorak-sorai semakin keras. Saphira mendekatkan
kepalanya kepada sepasang pengantin yang berseri-seri itu dan, ketika Roran dan
Katrina melepaskan pelukan, ia menyentuh kening mereka berdua dengan ujung
moncongnya. Panjang umur, dan semoga cinta kalian semakin dalam seiring
tahun-tahun berjalan, katanya. Roran dan Katrina berpaling menghadap kerumunan dan
mengangkat tinggi-tinggi lengan-lengan mereka yang bertautan. Roran mengumumkan.
Eragon mengikuti keduanya ketika mereka menuruni bukit dan melintasi celah
orang-orang yang bersorak menuju dua kursi yang telah disiapkan di bagian kepala
barisan meja. di sana Roran dan Katrina duduk, seperti raja dan ratu di hari pernikahan
mereka. Kemudian tetamu berbaris untuk mengucapkan selamat dan menyerahkan
hadiah. Eragon adalah yang pertama. Senyumannya selebar senyum kedua pengantin,
ia menjabat tangan Roran yang bebas dan mengangguk kepada Katrina. tertawa
terbahak-bahak. Dengan mata bersinar, Katrina tertawa dan memeluk Roran.
benar!Setelah tawanya mereda Eragon berkata, beruntungnya kalian bisa berada di sini
hari ini, bersama-sama. Roran, jika kau tidak berhasil menggerakkan semua orang dan
melakukan perjalanan ke Dataran Membara, dan jika para Ratidak ada di antara kalian
berdua yang-merusak hari ini dengan pikiran buruk tentang apa yang mungkin
terjadi.barisan orang yang menunggu di belakangnya, meyakinkan mereka tidak terlalu
dekat untuk bisa mendengar ucapannya. Kekaisaran. Dan setelah apa yang terjadi hari
ini, kita tidak aman, bahkan di antara kaum Varden. Jika bisa, Galbatorix akan
menyerang kita semua, termasuk dirimu, Katrina, demi melukai yang lain. Maka aku
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
membuat ini untuk kalian. polos, dipoles sampai mengilat. Malam sebelumnya, ia telah
menempa kedua cincin tersebut dari butiran emas terakhir yang diambilnya dari dalam
tanah. Ia menyerahkan cincin yang besar kepada Roran dan yang kecil kepada Katrina.
Roran membolak-balik cincin itu, memeriksanya, kemudian
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mengangkatnya ke arah langit, menyipitkan mata melihat tulisan bahasa kuno yang
diukir di bagian dalam cincin. melindungi kami"kali dan katakan, akan mendengar
kalian, dan kami akan datang secepat mungkin. Juga, jika salah satu dari kalian
menghadapi kematian, cincin itu akan memberitahu kami dan kau, Roran, atau kau,
Katrina, tergantung siapa yang sedang dalam bahaya. Dan selama cincin itu menyentuh
kulit kalian, kalian akan selalu tahu bagaimana cara mencari masing-masing, tidak
peduli seberapa jauh kalian terpisah.mengenakannya.Dada Roran menggembung, dan
suaranya jadi agak serak. kasih,Katrina dan aku terpisah di Carvahall.Karena
masing-masing hanya memiliki satu tangan yang bebas, Katrina memasangkan cincin
Roran untuknya, memasukkannya ke jari manis kanan Roran, dan Roran menyelipkan
cincin Katrina untuknya, memasukkannya ke jari manis kiri Katrina. tubuh, ia bersiul dan
melambai. Menyeruak di antara kerumunan, seorang pengurus kuda bergegas
menghampiri mereka, menuntun tali kekang Snowfire. Pengurus kuda itu menyerahkan
tali kekang si kuda jantan kepada Eragon, kemudian membungkuk dan mundur.
Eragon berkata, kuda yang bagus. Ini Snowfire. Mula-mula ia milik Brom, kemudian
milikku, dan sekarang aku memberikannya untukmu.Roran mengamati Snowfire.
Maukah kau menerimanya"Eragon memanggil kembali si pengurus kuda dan
mengembalikan Snowfire ke tangannya, dengan instruksi bahwa Roran-lah pemilik si
kuda jantan sekarang. Ketika pria dan kuda itu. pergi, Eragon menatap orang-orang
yang mengantri untuk memberikan hadiah kepada Roran dan Katrina. Sambil tertawa ia
berkata, jadi kaya petang ini. Jika Saphira dan aku punya kesempatan untuk istirahat,
kami akan tinggal bersama kalian di dalam aula raksasa yang akan kalian bangun untuk
semua anak kalian.Saphira,Setelah mengucapkan selamat sekali lagi, Eragon
menyembunyikan diri di ujung sebuah meja dan menghibur diri dengan cara
melemparkan potongan-potongan ayam panggang kepada Saphira dan menyaksikan
naga Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
itu menangkapnya di udara. Ia tetap di sana sampai Nasuada telah bicara dengan
Roran dan Katrina, menyerahkan sesuatu berukuran kecil kepada mereka, yang tidak
bisa dilihat Eragon. Kemudian ia mencegat Nasuada saat gadis itu akan meninggalkan
pesta. kau tidak setuju"heran... mengusahakan pembuatan renda, dan sejak
keberhasilanku di Pengadilan Pedang Panjang serta para suku nomaden bersumpah
setia kepadaku dan menyerahkan kekayaan mereka kepadaku, kita tidak akan mati
kelaparan tapi lebih mungkin mati karena tidak memiliki perisai atau
tombak.menyunggingkan senyum. apa-apanya dibandingkan dengan jumlah yang
diperlukan untuk membiayai pasukan ini. Dan kurasa aku tidak menghamburkan
emasku. Aku malah beranggapan telah menukarnya dengan sesuatu yang berharga.
Aku telah menukarnya dengan martabat dan rasa percaya diri Katrina, dan secara tidak
langsung, aku telah menukarnya dengan niat baik Roran. Aku mungkin terlalu optimis,
tapi aku menduga loyalitas Roran jauh lebih berharga daripada seratus perisai atau
seratus tombak.begitu"melangkah pergi dari Eragon, kemudian menoleh lagi dan
berkata, matahari terbenam nanti, datanglah ke paviliunku, dan kita akan mengunjungi
orang-orang yang terluka hari ini. Banyak yang tidak bisa kami sembuhkan, kau tahu.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Akan baik bagi mereka jika kita menunjukkan perhatian akan kesejahteraan mereka dan
kita menghargai pengorbanan mereka.Eragon mengangguk. Jam-jam berlalu saat
Eragon tertawa, makan dan minum, serta bertukar cerita dengan teman-teman lama.
Arak mengalir bagaikan air, dan pesta pernikahan itu menjadi semakin ramai.
Menyingkirkan beberapa meja, para pria adu kekuatan dengan mempertunjukkan gulat
dan lomba memanah serta bertarung dengan tongkat panjang. Dua Elf, seorang pria
dan wanita, mendemonstrasikan kemahiran mereka bermain pedang-membuat para
penonton ternganga kagum melihat kecepatan gerakan serta keanggunan tarian pedang
mereka-dan bahkan Arya bersedia menyanyi, yang membuat kulit di tulang punggung
Eragon merinding. Sepanjang waktu, Roran dan Katrina tidak banyak bercakap-cakap,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
memilih untuk duduk dan Saling menatap, tidak memedulikan keadaan sekitar mereka.
Tapi ketika bagian bawah matahari jingga menyentuh cakrawala di kejauhan, dengan
enggan Eragon meminta diri. Dengan Saphira di sebelahnya, ia meninggalkan
keramaian pesta di belakangnya dan melangkah menuju paviliun Nasuada, menarik
napas dalam-dalam di udara petang yang sejuk untuk menjernihkan kepala. Nasuada
sudah menunggu di depan tenda komandonya yang berwarna merah, pasukan
Nighthawk mengelilinginya. Tanpa mengucapkan apa-apa, ia, Eragon, dan Saphira
melangkah melintasi perkemahan menuju tenda-tenda para penyembuh, tempat
prajurit-prajurit yang terluka berbaring. Selama lebih dari satu jam, Nasuada dan Eragon
mengunjungi para pria yang kehilangan lengan dan kaki atau mata mereka atau telah
menderita infeksi yang tidak bisa disembuhkan selagi bertarung dengan Kekaisaran.
Beberapa di antara mereka mendapat luka akibat pertempuran tadi pagi. Eragon
kemudian mengetahui yang lain-lain telah terluka di Dataran Membara dan belum
sembuh, meski mereka telah diberi banyak tanaman obat dan mantra. Sebelum mereka
beranjak ke deretan ranjang tempat para pria tersebut berbaring di bawah selimut,
Nasuada sudah memperingatkan Eragon agar tidak membuat dirinya sendiri semakin
letih karena mencoba menyembuhkan semua orang yang ia temui, tapi Eragon tak
kuasa menahan diri untuk menggumamkan mantra di sana-sini untuk meringankan rasa
sakit atau membetulkan tulang yang patah atau menyembuhkan luka menganga yang
mengerikan. Salah satu pria yang ditemui Eragon telah kehilangan kaki kirinya di bawah
lutut, juga dua jari di tangan kanannya. Janggutnya pendek dan kelabu, matanya
ditutupi secarik kain hitam. Ketika Eragon menyapanya dan menanyakan keadaannya,
pria tersebut meraih dan mencengkeram siku Eragon dengan tiga jari di tangan
kanannya. Dengan suara serak, pria itu berkata, sejak cahaya itu.makhluk hidup di
sekitarku, dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Aku melihat tulang-tulangku
bersinar menembus lenganku. Aku melihat cacing-cacing di tanah, gagak di langit, dan
kutu di sayap gagak-gagak itu. Para dewa telah menyentuhku, Shadeslayer. Mereka
memberiku visi itu dengan suatu alasan. Aku melihatmu di medan pertempuran, kau dan
nagamu, dan kalian seperti matahari bersinar terang di antara hutan lilin redup. Dan aku
melihat saudaramu, saudara laki-lakimu dan naganya, dan mereka juga tampak seperti
matahari.Tengkuk Eragon merinding saat mendengarkan. saudara laki-laki,Prajurit
lumpuh itu tergelak. tahu. Dunia terbakar di sekelilingku, dan dari api itu, aku mendengar
bisikan-bisikan benak, dan aku mempelajari banyak hal dari situ. Kau sembunyi dariku
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sekarang, tapi aku masih bisa melihatmu, seorang pria dengan api kuning yang
dikelilingi dua belas bintang pada pinggangmu, dan satu bintang lagi, lebih terang
daripada yang lain, di tangan kananmu.Eragon meraba sabuk Beloth si Bijaksana,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
memeriksa apakah kedua belas berlian di dalamnya masih tersembunyi. Berlian-berlian
itu tersembunyi di sana. ke wajahnya yang berkerut. ia tidak menyala sepertimu. Oh,
tidak. Cahaya dari jiwanya bersinar menembusnya, seakan-akan datang dari tempat
lain. Ia, ia adalah lubang kosong berbentuk manusia. Dan melalui bentuk itu datanglah
cahaya menyilaukan yang membakar. Kau mengerti" Ada orang-orang lain yang
menyinarinya.Prajurit itu bimbang. dunia seolah-olah mereka membenci segala isinya,
tapi tubuh-tubuh mereka tersembunyi dari pandanganku. Mereka ada di sana tapi tidak
di sana. Aku tidak bisa menjelaskan lebih baik daripada itu... Aku tidak akan mau
mendekati makhluk-makhluk itu, Shadeslayer. Mereka bukan manusia, aku yakin sekali,
dan kebencian mereka, seperti badai terhebat yang pernah kaulihat tapi terjebak di
dalam sebuah botol kecil.Galbatorix berhasil menangkap dewa-dewa sendiri dan
menjadikan mereka budaknya, tapi kemudian aku menertawai diri sendiri karena
menjadi orang tolol.dari mana.Eragon mendengus. Ketika ia meninggalkan ranjang pria
itu, salah satu penyembuh menarik Eragon ke samping. Wanita itu berkata, luka-lukanya
telah membuatnya agak gila. Ia selalu meracau tentang matahari, bintang, dan cahaya
terang yang ia anggap dilihatnya. Kadang-kadang sepertinya ia mengetahui hal-hal yang
tidak seharusnya diketahuinya, tapi jangan tertipu olehnya, ia mendapatkannya dari
pasien-pasien lain. Mereka bergosip sepanjang waktu, kau tahu. Hanya itu yang bisa
mereka lakukan, orang-orang malang.ada apa dengannya, tapi ia memiliki bakat yang
langka. Jika ia membaik atau memburuk, tolong beritahu salah seorang dari Du Vrangr
Gata.Penyembuh itu membungkuk. atas kesalahanku, Shadeslayer.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sabetan pedang. Belakangan, salah satu peluru dari mesin pelontar Kekaisaran
mendarat di kakinya, membuatnya hancur dan tidak bisa disembuhkan. Kami harus
mengamputasinya. Pria yang ada di sebelahnya berkata ketika ia terkena peluru
pelontar, ia mulai menjerit-jerit tentang cahaya, dan ketika mereka mengangkatnya,
matanya berubah jadi putih total. Bahkan pupilnya lenyap.Hari sudah gelap, ketika
Eragon dan Nasuada akhirnya meninggalkan tenda-tenda para penyembuh. Nasuada
mendesah dan berkata, butuh segelas arak.kakinya. Mereka melangkah kembali ke
paviliun Nasuada, dan setelah beberapa saat, gadis itu bertanya, mengerti sebagian
kecil saja.dengan pria tadi, dan Nasuada menganggap itu sama menariknya seperti
Eragon. mungkin tahu siapa Mereka berpisah di paviliun, Nasuada masuk untuk
menyelesaikan membaca beberapa laporan, sementara Eragon dan Saphira
meneruskan perjalanan menuju tenda Eragon. di sana Saphira meringkuk di tanah dan
bersiap-siap untuk tidur sementara Eragon duduk di sebelahnya dan menatap,
bintang-bintang, parade pria-pria terluka berbaris di depan matanya. Sesuatu yang
diucapkan banyak di antara mereka masih bergema di benaknya: Kami berjuang
untukmu, Shadeslayer. BISIK-BISIK PADA MALAM HARI Roran membuka mata dan
menatap, kain kanvas di atas kepalanya. Cahaya tipis kelabu merembes ke, dalam
tenda, membuat warna benda benda terlihat luntur, menjadikan segalanya tampak
bagaikan bayang-bayang pucat. Roran menggigil. Selimut telah merosot sampai ke
pinggangnya, bagian atas tubuhnya terpampang di udara malam yang dingin. Saat
kembali menarik selimut ke atas, ia sadar Katrina tidak lagi berada di sebelahnya. Ia
melihat Katrina duduk dekat pintu masuk tenda, menatap langit. Ia mengenakan jubah di
atas baju tidurnya. Rambutnya terurai sampai ke pinggang, geraian kusut berwarna.
gelap. Ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan Roran saat ia memerhatikan
Katrina. Menyeret selimutnya, ia duduk di sebelah Katrina. Ia merangkul bahu istrinya,
dan Katrina bersandar padanya, kepala dan leher wanita itu terasa hangat di dada
Roran. Ia mencium dahi Katrina. Selama beberapa waktu, ia menatap bintang-bintang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang gemerlapan bersama Katrina dan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mendengarkan suara napasnya yang teratur, satu-satunya suara selain suara napas
Roran sendiri di dunia yang sedang terlelap. Kemudian Katrina berbisik, "Bentuk
konstelasi bintangnya berbeda di sini. Apakah kau. menyadarinya?" "Aye." Roran
memindahkan tangannya, melingkarkannya pada pinggang Katrina dan meraba
perutnya yang mulai membuncit. "Apa yang membangunkanmu?" Katrina menggigil.
"Aku sedang berpikir." "Oh., Cahaya bintang berpendar di mata Katrina saat ia memutar
tubuh dalam pelukan Roran dan menatapnya. "Aku sedang memikirkan kau dan aku
Serta bayiku... dan masa depan kita bersama." "Pikiran yang berat sekali di malam
selarut ini." "Sekarang setelah kita menikah, bagaimana rencanamu untuk mengurusku
dan anak kita?" "Itukah yang membuatmu khawatir?" Roran tersenyum. "Kau takkan
kelaparan; kita punya cukup emas untuk mencegahnya. Lagi pula, kaum Varden akan
selalu memastikan sepupu-sepupu Eragon memiliki makanan dan tempat tinggal.
Bahkan jika terjadi sesuatu padaku, mereka akan terus mengurusmu dan bayi kita." "Ya,
tapi apa yang akan kaulakukan?" Kebingungan, Roran memperhatikan wajah Katrina
untuk mencari penyebab kegelisahannya. "Aku akan menolong Eragon menghentikan
perang ini sehingga kita bisa kembali ke Lembah Palancar dan hidup tenang tanpa takut
ada prajurit menyeret kita ke Uru"Kalau begitu, kau akan berperang bersama kaum.
Varden?" "Kau tahu aku akan melakukannya." "Seperti kau akan bertempur hari ini jika
Nasuada mengizinkanmu?" "Ya." "Tapi bagaimana dengan bayi kita" Pasukan yang
bergerak terus bukan tempat yang layak bagi bayi." "Kita tidak bisa melarikan diri dan
bersembunyi dari Kekaisaran, Katrina. Kecuali kaum Varden menang, Galbatorix akan
mencari dan membunuh kita, atau ia akan mencari dan membunuh anak-anak kita,
cucu-cucu kita. Dan kurasa kaum Varden takkan berhasil jika semua orang tidak
berusaha semaksimal mungkin untuk membantu." Katrina meletakkan jari di bibir
Roran. "Kau adalah cintaku satu-satunya. Tidak ada pria lain yang akan mencari hatiku.
Aku akan melakukan apa saja demi meringankan bebanmu. Aku akan memasak
untukmu, membetulkan pakaianmu, dan membersihkan baju besimu... Tapi begitu
melahirkan, aku akan meninggalkan pasukan ini." "pergi!" Roran menegang. "Itu omong
kosong! Kau akan pergi ke mana?" "Dauth, mungkin. Ingat, Lady Alarice menawari kita
tempat berteduh, dan beberapa kaum kita masih ada di sana. Aku tidak akan sendirian."
"Jika kaupikir aku akan membiarkanmu dan bayi kita yang baru lahir melintasi Alagaesia
sendirian-" Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Kau tidak perlu berteriak." "Aku tidak-" "Ya, kau berteriak." Mengatupkan kedua
tangan Roran pada tangannya sendiri dan menekannya di dadanya, Katrina berkata, "Di
sini tidak aman. Jika kita hanya berdua, aku bisa menghadapi bahaya, tapi aku tidak
akan mempertaruhkan nyawa bayi kita. Aku mencintaimu, Roran, aku sangat
mencintaimu, tapi kita harus mendahulukan kepentingan anak kita daripada kepentingan
diri kita sendiri. Jika tidak, kita tidak pantas disebut orang tua." Air matanya
memantulkan cahaya, dan Roran sendiri merasakan matanya basah. "Lagi pula, kaulah
yang meyakinkanku untuk meninggalkan Carvahall dan bersembunyi di pegunungan
Spine ketika para prajurit menyerang. Ini tidak ada bedanya." Bintang-bintang bagai
berenang-renang di mata Roran ketika pandangannya menjadi kabur. "Lebih baik aku
kehilangan tangan daripada berpisah lagi denganmu." Katrina mulai menangis,
isakannya yang tanpa suara membuat tubuhnya terguncang-guncang. "Aku juga tidak
ingin meninggalkanmu." Roran mengeratkan pelukannya dan tubuhnya bergoyang ke
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
depan dan ke belakang bersama Katrina. Ketika tangis Katrina sudah reda, Roran
berbisik di telinganya, "Lebih baik aku kehilangan tangan daripada berpisah denganmu,
tapi lebih baik aku mati daripada membiarkan orang menyakitimu... atau anak kita. Jika
kau akan pergi, kau sebaiknya pergi sekarang, sementara masih mudah bagimu untuk
bepergian." Katrina menggelengkan kepala. "Tidak. Aku ingin Gertrude yang membantu
kelahiran anak kita. Ia satu-satunya orang yang kupercaya. Lagi pula, jika ada kesulitan,
lebih baik aku berada di sini, tempat banyak penyihir yang terlatih untuk
menyembuhkan." "Tidak akan ada kesulitan," kata. Roran. "Segera setelah anak kita
lahir, kau akan pergi ke Aberon, bukan Dauth; di sana lebih kecil kemungkinan untuk
diserang. Dan jika Aberon menjadi terlalu berbahaya, kau akan pergi ke Pegunungan
Beor untuk tinggal bersama kaum kurcaci. Dan jika Galbatorix menyerang kaum
kurcaci, kau akan pergi ke kaum Elf di Du Weldenvarden." "Dan jika Galbatorix
menyerang Du Weldenvarden, aku akan terbang ke bulan dan membesarkan anak kita


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di antara para spirit yang tinggal di langit." "Dan mereka akan menyembahmu dan
menjadikanmu ratu, seperti yang layak kaudapatkan." Katrina semakin merapat pada
Roran. Bersama-sama, mereka duduk dan menatap saat, satu demi satu,
bintang-bintang lenyap dari langit, tertutup cahaya yang memancar dari timur. Ketika
yang tertinggal hanya bintang pagi, Roran berkata, "Kau tahu apa artinya ini, bukan?"
"Apa?" "Aku hanya harus memastikan kami membunuh semua prajurit Galbatorix,
mengambil alih semua kota. di Kekaisaran, mengalahkan Murtagh
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dan Thorn, serta memenggal kepala Galbatorix dan naga pengkhianatnya sebelum
waktunya kau melahirkan. Dengan begitu, kau tidak perlu pergi." Katrina terdiam selama
beberapa saat, kemudian berkata, "Jika kau bisa melakukannya, aku akan sangat
bahagia." Mereka akan kembali ke tempat tidur ketika, dari langit yang gemerlapan,
datang kapal layar mini melayang-layang, dianyam dari rumput kering. Kapal itu
mengambang di depan tenda mereka, terangguk-angguk di arus udara yang tak
kasatmata, dan hampir seolah-olah memperhatikan mereka dengan haluannya yang
berbentuk kepala naga. Roran membeku, juga Katrina. Bagaikan makhluk hidup, kapal
itu melesat di atas jalan setapak di depan tenda mereka, kemudian berputar ke atas
dan kembali, mengejar seekor ngengat yang mengembara sendirian. Ketika ngengat itu
berhasil melarikan diri, kapal tersebut melayang kembali ke arah tenda, berhenti hanya
beberapa inci dari wajah Katrina. Sebelum Roran bisa memutuskan apakah ia akan
menyambar kapal itu dari udara, kapal tersebut berbalik dan melesat menuju bintang
pagi, kembali lenyap, di lautan langit tanpa batas, meninggalkan mereka berdua
menatap dengan takjub. PERINTAH Belakangan malam itu, bayang-bayang kematian
dan kekerasan berkumpul di sudut mimpi Eragon, mengancamnya terserang panik yang
tak terkendali. Ia beringsut gelisah, ingin meloloskan diri tapi tidak mampu
melakukannya. Potongan-potongan citra berkelebat menunjukkan hunusan pedang,
pria-pria menjerit dan wajah marah Murtagh di depan mata Eragon. Kemudian Eragon
merasakan Saphira masuk ke benaknya. Naga itu melesat melintasi mimpinya bagaikan
angin kencang, mengusir mimpi buruknya. Dalam keheningan yang kemudian terjadi,
Saphira berbisik, Semuanya baik-baik saja, makhluk kecil. Istirahatlah; kau aman, dan
aku bersamamu... Istirahatlah. Rasa damai menyejukkan mengaliri Eragon. Ia
membalikkan tubuh dan terlena ditemani memori-memori yang lebih menyenangkan,
merasa tenang karena kehadiran Saphira. Ketika Eragon membuka mata, satu jam
sebelum matahari terbit, ia mendapati diri berbaring di bawah salah satu sayap Saphira
yang bermembran. Naga itu melingkarkan ekornya di tubuh Eragon, dan sisi tubuhnya
terasa hangat di kepala Eragon. Eragon tersenyum dan merangkak keluar dari bawah
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sayap Saphira tepat pada saat naga itu mengangkat kepala dan menguap. Selamat
pagi, sapa Eragon. Saphira menguap, lagi dan meregangkan tubuh seperti kucing.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon mandi, bercukur menggunakan sihir, membersihkan bilah falchion dari darah
kering akibat pertarungan kemarin, kemudian mengenakan salah satu tunik Elf-nya.
Begitu merasa puas akan penampilannya, dan Saphira telah selesai membersihkan
tubuh dengan lidah, mereka berjalan kaki menuju paviliun Nasuada. Enam anggota
Nighthawk yang bertugas berdiri di luar tenda, wajah-wajah mereka yang berkerut
menunjukkan ekspresi keras. Eragon menunggu sementara seorang kurcaci bertubuh
gempal mengumumkan kedatangan mereka. Kemudian ia masuk ke tenda, dan Saphira
merangkak ke panel terbuka tempat ia bisa melongokkan kepala dan ikut Serta dalam
diskusi. Eragon membungkuk kepada Nasuada, gadis itu duduk di kursi bersandaran
tingginya yang berukir tanaman rambat berbunga. "My Lady, kau memintaku datang ke
sini untuk membicarakan masa depanku; kau berkata ada misi penting yang harus
kujalankan." "Memang, dan benar," kata Nasuada. "Silakan duduk." Ia menunjuk sebuah
kursi lipat di sebelah Eragon. Memiringkan pedang di pinggangnya agar tidak
tersangkut, Eragon duduk."Seperti yang kautahu, Galbatorix telah mengirimkan batalion
ke kota-kota. Aroughs, Feinster, dan Belatona dalam usahanya mencegah kita
mengepung mereka atau, jika gagal, berusaha memperlambat usaha kita dan memaksa
kita untuk memecah pasukan sehingga kita akan jadi lebih rentan jika berhadapan
dengan pasukan yang berkemah di sebelah utara kita. Setelah pertempuran kemarin,
pengintai kita melaporkan bahwa sisa pasukan Galbatorix mundur ke daerah yang tidak
dikenal. Aku sudah akan menyerang pasukan itu beberapa hari yang lalu, tapi aku harus
menahan serangan karena kau tidak ada. Tanpamu, Murtagh dan Thorn bisa
membantai para prajurit kita tanpa kesulitan, dan kami tidak bisa memastikan apakah
mereka berdua ada di antara pasukan itu. Sekarang setelah kau bersama kami lagi,
posisi kita agak lebih menguntungkan, meski tidak sebesar yang kuinginkan, karena
ternyata kita harus berurusan pula dengan kelicikan terbaru Galbatorix, prajurit-prajurit
tanpa rasa sakit itu. Satusatunya hal yang membuat kami merasa lebih baik adalah
kalian berdua, bersama-sama para perapal mantra Islanzadi, telah membuktikan
mampu mengusir Murtagh dan Thorn. Rencana kemenangan kita sangat bergantung
pada harapan itu." Aku bukan tandingan si katai berwarna merah itu, kata Saphira. Jika
tidak ada Murtagh yang melindunginya, aku akan menjepitnya di tanah dan
mengguncang lehernya sampai ia menyerah dan mengakuiku sebagai yang terbaik.
"Aku yakin kau bisa melakukannya," kata Nasuada, tersenyum. Eragon bertanya, "Kalau
begitu, tindakan apa yang akan kaulakukan?" "Aku sudah memutuskan beberapa
tindakan, dan kita harus mengerjakan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
semuanya secara berkesinambungan jika ingin berhasil seluruhnya. Mula-mula, kita
tidak bisa mendesak lebih jauh ke Kekaisaran sementara meninggalkan kota-kota di
belakang kita masih dalam kekuasaan Galbatorix. Jika melakukan itu, kita akan menjadi
sasaran empuk serangan dari depan maupun dari belakang, dan kita akan mengundang
Galbatorix untuk menginvasi dan menguasai Surda selama kita tidak ada. Maka aku
sudah memerintahkan Varden untuk bergerak ke utara, ke tempat terdekat di mana kita
bisa menyeberangi Sungai Jiet dengan aman. Begitu kita sudah berada di sisi seberang
sungai, aku akan mengirimkan prajurit ke selatan untuk mengambil alih Aroughs
sementara Raja Orrin dan aku akan teruss bergerak bersama sisa pasukan ke Feinster,
yang, dengan bantuanmu dan Saphira, akan jatuh ke tangan kita tanpa banyak
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
masalah. "Sementara kami sibuk membersihkan daratan seluruh negeri, aku punya
tanggung jawab lain untukmu, Eragon." Ia mencondongkan tubuh di kursinya. "Kita
butuh dukungan penuh kaum kurcaci. Kaum Elf berjuang untuk kita di utara Alagaesia,
orang-orang Surda telah bergabung bersama kita jiwa dan raga, dan bahkan para Urgal
telah bersekutu dengan kita. Tapi kita butuh kaum kurcaci. Kita tidak akan berhasil tanpa
mereka. Terutama sekarang setelah kita harus berurusan dengan prajurit yang tidak
bisa merasakan sakit." "Apakah kaum kurcaci sudah memilih raja atau ratu baru?"
Nasuada mengernyit. "Narheim berusaha meyakinkanku bahwa prosesnya sedang
berjalan dengan cepat, tapi seperti kaum Elf, kaum kurcaci butuh waktu jauh lebih lama
daripada kita. Berjalan dengan cepat bisa berarti perundingan berbulan-bulan bagi
mereka." "Apakah mereka menyadari sekaliasi sekarang sangat mendesak?" "Beberapa
menyadari, tapi banyak yang menentang kita dalam peperangan ini, dan mereka
mencoba menunda berjalannya pemilihan selama mungkin dan menempatkan salah
satu dari mereka di singgasana Tronjheim. Kaum kurcaci sudah begitu lama hidup
bersembunyi, mereka jadi sangat mencurigai orang asing. Jika yang memenangi
singgasana adalah orang yang bertentangan dengan kita, kita akan kehilangan
dukungan kaum kurcaci. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi. Kita juga tidak bisa
menunggu kaum kurcaci menyelesaikan perselisihan mereka dilihat dari waktu yang
mereka butuhkan untuk itu. Tapi"-ia mengangkat satu jari-"dari jarak jauh, aku tidak bisa
ikut campur dalam politik mereka secara efektif. Bahkan jika aku berada di Tronjheim,
aku tidak bisa memastikan orang yang terpilih adalah yang akan mendukung kita; kaum
kurcaci tidak bersikap ramah kepada orang yang bukan berasal dari klan mereka jika
orang tersebut berusaha ikut campur urusan pemerintahan mereka. Maka aku ingin kau,
Eragon, untuk pergi ke Tronjheim mewakiliku dan melakukan apa yang bisa kaulakukan
untuk memastikan bahwa kaum kurcaci akan memilih seorang raja yang tepat-dan
mereka memilih kurcaci yang mendukung gerakan kita." "Aku! Tapi-" "Raja Hrothgar
mengadopsimu di Dirgrimst Ingeitum. Menurut
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
undang-undang dan tradisi mereka, kau adalah kurcaci, Eragon. Kau punya hak yang
sah untuk berpartisipasi dalam pertemuan Ingeitum, dan karena Orik sudah menjadi
ketua klan, juga menjadi saudara angkatmu dan adalah teman kaum Varden, aku yakin
ia akan setuju kau menemaninya menghadiri pertemuan dewan tiga belas klan tempat
mereka akan memilih pemimpin mereka." Gagasan Nasuada kedengaran tidak masuk
akal bagi Eragon. "Bagaimana dengan Murtagh dan Thorn" Saat mereka kembali, dan
mereka pasti kembali, hanya Saphira dan aku yang bisa melawan mereka, meski harus
dengan bantuan. Jika kami tidak ada di sini, takkan ada yang mampu menghentikan
mereka membunuhmu atau Arya atau Orrin atau semua kaum Varden." Celah di antara
alis Nasuada merapat ketika ia mengerutkan kening. "Kau telah memberikan Murtagh
kekalahan menyakitkan kemarin. Hal yang paling mungkin terjadi adalah ia dan Thorn
sedang terbang kembali ke Urubahkan saat kita bicara sekarang ini, sehingga
Galbatorix bisa menginterogasi mereka ten-tang pertempuran itu dan menghukum
mereka karena telah gagal. Ia tidak akan mengirim mereka untuk menyerang kita lagi
sampai ia yakin mereka bisa mengalahkanmu. Pasti sekarang Murtagh merasa tidak
yakin akan batas kekuatanmu, maka kurasa kejadian buruk tidak akan menghampiri kita
dalam waktu dekat. Antara sekarang dan nanti, aku yakin kau punya cukup waktu untuk
melakukan perjalanan pulang pergi ke Farthen Dur." "Kau bisa saja salah," Eragon
beralasan. lagi pula, bagaimana. caramu merahasiakan kepergian kami pada Galbatorix
agar ia tidak menyerang selagi kami tidak ada" Aku tidak yakin kau sudah menemukan
semua mata-mata yang ditanamnya di antara kita." Nasuada mengetukkan jemarinya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
pada lengan kursi. "Aku bilang aku ingin kau pergi ke Farthen Dur, Eragon. Aku tidak
bilang Saphira bakal ikut juga." Menolehkan kepalanya, Saphira mengeluarkan kepulan
kecil asap yang melayang ke puncak tenda. "Aku, tidak akan-" "Kumohon biarkan aku
selesai, Eragon." Eragon mengatupkan rahang dan memelototi Nasuada, tangan kirinya
terkepal erat pada gagang falchion-nya. "Kau tidak terikat padaku, Saphira, tapi kuharap
kau mau tinggal di sini sementara Eragon melakukan perjalanan menuju kaum kurcaci
sehingga kita bisa menipu Kekaisaran dan kaum Varden tentang keberadaan Eragon.
Jika kita bisa menyembunyikan kepergianmu"-ia bicara kepada Eragon-"dari
orang-orang, tidak akan ada yang tahu kau tidak ada di sini. Kita hanya harus mencari
alasan yang tepat untuk dikatakan kepada orang-orang mengapa tiba-tiba saja kau ingin
menyembunyikan diri di dalam tendamu sepanjang siang hari-mungkin kita bisa bilang
kau dan Saphira melakukan ekspedisi serangan malam kepada musuh sehingga kau
harus beristirahat pada siang hari. "Tapi agar muslihat itu berhasil, Blodhgarm dan
rekan-rekannya harus tetap tinggal di sini, agar tidak menimbulkan kecurigaan dan juga
demi perlindungan kami. Jika Murtagh dan Thorn muncul sementara kau pergi,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Arya bisa menggantikanmu di punggung Saphira. Dengan adanya Arya, para perapal
mantra Blodhgarm, dan para penyihir Du Vrangr Gata, kita bisa punya kesempatan
untuk merintangi Murtagh." Dengan suara serak, Eragon berkata, "Jika Saphira tidak
menerbangkanku ke Farthen Dur, bagaimana aku bisa tiba di sana dengan cepat?"
"Dengan berlari. Kau sendiri yang berkata padaku bahwa kau berlari hampir sepanjang
jalan dari Helgrind. Aku beranggapan bahwa tanpa harus bersembunyi dari para prajurit
atau penduduk desa kau bisa melintasi beberapa mil lebih jauh setiap, harinya menuju
Farthen Dur daripada yang bisa kaulakukan di Kekaisaran." Sekali lagi Nasuada
mengetukkan jemari di kursi kayunya yang dipoles. "Tentu saja, akan gegabah jika kau
pergi sendirian. Bahkan penyihir terkuat pun bisa tewas karena kecelakaan kecil di
daerah belantara terpencil jika tidak ada orang lain yang bisa menolongnya. Tapi
keahlian Arya akan terbuang sia-sia jika hanya bertugas mengantarmu ke Pegunungan
Beor, dan orang akan sadar jika salah satu Elf Blodhgarm lenyap tanpa penjelasan.
Maka, aku memutuskan agar satu Kull menyertaimu dalam perjalanan, karena mereka
satu-satunya makhluk yang bisa menyamai langkahmu." "Kull!" seru Eragon, tidak bisa
menahan diri lagi. "Kau akan mengirimku ke tengah-tengah kaum kurcaci disertai Kull"
Aku tidak bisa memikirkan ras lain yang paling dibenci kurcaci selain Urgal. Mereka
membuat busur dari tanduk Kull! Jika aku melangkah ke Farthen Dur dengan Urgal,
kaum kurcaci tidak akan mau mendengarkan kata-kataku sepatah pun." "Aku tahu itu,"
kata Nasuada. "Itulah sebabnya kau tidak akan langsung ke Farthen Dar. Sebaliknya,
kau akan berhenti dulu di Benteng Bregan di Gunung Thardur, yang adalah tempat asal
Ingeitum. Di sana kau bisa bertemu dengan Orik, dan di sana kau bisa meninggalkan
Kull yang menemanimu sementara kau melanjutkan perjalanan ke Farthen Dar bersama
Orik." Dengan tatapan agak menerawang, Eragon berkata, "Dan bagaimana jika aku
tidak setuju dengan jalan yang kaupilih" Bagaimana jika aku percaya ada jalan lain yang
lebih aman untuk mencapai keinginanmu?" "Coba katakan, jalan lain seperti apa?" tanya
Nasuada, jemarinya berhenti di udara. "Aku akan harus memikirkannya, tapi aku yakin
ada jalan lain." "Aku sudah memikirkannya, Eragon, dan dengan sangat saksama.
Menjadikanmu utusan adalah satu-satunya harapan kita untuk mendapatkan dukungan
kaum kurcaci. Aku dibesarkan di kalangan kaum kurcaci, ingat" Dan aku lebih mengerti
mereka daripada manusia lainnya." "Aku masih menganggap ini kesalahan," Eragon
menggeram. "Kirim Jormundur saja, atau salah satu panglima tinggimu. Aku tidak mau
pergi, tidak sementara-" "Kau tidak mau?" kata Nasuada, suaranya meninggi. "Seorang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
abdi yang menentang tuannya tidak lebih baik daripada seorang prajurit yang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mengabaikan kaptennya di medan pertempuran dan layak dihukum dengan cara yang
sama. Maka sebagai pemimpinmu, Eragon, aku memerintahkanmu untuk pergi ke
Farthen Dar, suka atau tidak, dan untuk mengawasi pemilihan pemimpin kaum kurcaci
berikutnya." Merasa marah sekali, napas Eragon memburu melalui hidungnya,
tangannya mencengkeram dan membuka lalu mencengkeram lagi gagang falchion-nya.
Dengan nada lebih lembut tapi tetap tegas, Nasuada berkata, "Bagaimana, Eragon"
Apakah kau akan melakukan yang kuminta, atau kau akan mengabaikan otoritasku dan
kau akan memimpin kaum Varden sendiri" Hanya itulah pilihanmu." Dengan shock
Eragon menjawab, "Tidak, aku bisa berunding denganmu. Aku bisa meyakinkanmu
untuk bertindak lain." "Kau tidak bisa, karena kau tidak mampu memberiku alternatif lain
yang mungkin bisa berhasil." Eragon menatap Nasuada lekat-lekat. "Aku bisa menolak
perintahmu dan membiarkanmu menghukumku." Pernyataan Eragon membuat Nasuada
terkejut. Kemudian gadis itu berkata, "Mempertontonkan dirimu yang diikat di tiang dan
dirajam bakal membuat kerusakan permanen dalam tubuh Varden. Dan akan
menghancurkan otoritasku, karena orang akan tahu kau bisa melanggar perintahku
kapan saja kauinginkan, hanya dengan konsekuensi mendapatkan luka cambuk yang
segera bisa kausembuhkan sendiri, karena kami tidak bisa menghukum mati dirimu,
seperti yang akan kami lakukan kepada prajurit yang melanggar perintah atasannya.
Lebih baik aku melepaskan posisiku sebagai pemimpin kaum Varden dan menyerahkan
jabatan itu kepadamu daripada membiarkan itu terjadi. Jika kau percaya kau bisa
memimpin lebih baik daripadaku, maka ambillah posisiku, ambil kursiku, dan nyatakan
dirimu sebagai pemimpin pasukan ini! Tapi selama aku bicara atas nama Varden, aku
punya hak untuk mengambil keputusan. Jika keputusanku salah, maka aku jugalah
yang bertanggung jawab." "Apakah kau tidak mau mendengarkan saran?" tanya Eragon,
gundah. "Apakah kau akan mendikte jalan hidup kaum Varden tak peduli apa nasihat
orang-orang di dekatmu?" Kuku jari tengah Nasuada berdetak pada kursi kayu yang
dipoles. "Aku mendengarkan saran. Aku mendengarkan arus nasihat terus-menerus
selama aku terjaga sepanjang hidupku, tapi kadang-kadang kesimpulan yang kuambil
tidak sejalan dengan para pengikutku. Sekarang, kau harus memutuskan apakah kau
akan menegakkan sumpah setiamu kepadaku dan mematuhi keputusanku, ataukah kau
ingin menjadi seperti Galbatorix?" "Aku hanya ingin yang terbaik bagi kaum Varden,"
kata Eragon. "Aku juga." "Kau tidak memberiku pilihan selain yang tidak kusukai."
"Kadang kala memang lebih sulit untuk mengikuti daripada memimpin." "Bolehkah aku
berpikir sebentar?" "Silakan." Saphira" Eragon bertanya.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Percikan cahaya ungu menari-nari di sekeliling bagian dalam paviliun. ketika Saphira
menggerakkan lehernya dan menatap Eragon. Makhluk kecil" Apakah sebaiknya aku
pergi" Kurasa kau harus pergi. Eragon merapatkan bibirnya sampai menjadi garis tipis.
Bagaimana denganmu" Kau tahu aku benci harus berpisah denganmu, tapi argumen
Nasuada memang beralasan. Jika aku bisa mencegah Murtagh dan Thorn mendekat
dengan cara tetap berada bersama kaum Varden, mungkin aku harus melakukannya.
Emosi Eragon dan Saphira mengalir di antara benak mereka, bagai arus deras di dalam
kolam yang sama berupa kemarahan, kekhawatiran, keengganan, dan kelembutan.
Benak Eragon memancarkan kemarahan dan keengganan; dari benak Saphira
memancar emosi lain yang lebih lembut- sekuat emosi Eragon sendiri-yang memberi
keseimbangan pada kesengitan pikiran Eragon dan memberinya sudut pandang lain
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang tidak akan Eragon rasakan jika bukan karena. Saphira. Meski demikian, dengan
keras kepala Eragon tetap menentang rencana Nasuada. Jika kau menerbangkanku ke
Farthen Dur, aku tidak akan pergi lama, yang berarti Galbatorix hanya punya sedikit
kesempatan untuk melakukan serangan baru. Tapi mata-matanya akan
memberitahunya bahwa Varden sedang dalam keadaan rentan begitu kita pergi. Aku
tidak mau berpisah denganmu lagi secepat ini setelah Helgrind. Keinginan pribadi kita
tidak bisa diutamakan di atas kepentingan Varden, tapi tidak, aku juga tidak ingin
berpisah denganmu. Tapi, ingot apa yang dikatakan Oromis, bahwa kekuatan seekor
naga dan Penunggang diukur bukan dari seberapa baik mereka bekerja sama, tapi juga
seberapa baik mereka bisa berfungsi jika terpisah. Kita berdua sudah cukup dewasa
untuk bertindak secara terpisah, Eragon, bagaimanapun kita membencinya. Kau sudah
membuktikannya sendiri selama perjalanan dari Helgrind. Apakah kau akan merasa
terganggu jika bertarung dengan Arya di punggungmu, seperti yang diusulkan
Nasuada" Arya adalah orang yang paling sedikit membuatku merasa terganggu. Kami
pernah bertarung bersama-sama sebelum ini, dan Arya-lah yang membawaku melintasi


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Alagaesia hampir dua puluh tahun saat aku masih berada di dalam telur. Kau tahu ini,
makhluk kecil. Mengapa bertanya" Apakah kau cemburu" Bagaimana jika ya" Kerlipan
senang tampak pada mata safir naga itu. Ia menjulurkan lidah ke arah Eragon. Kau
manis sekali berpikir demikian... Menurutmu apakah aku harus tinggal atau pergi" Itu
keputusanmu, bukan keputusanku.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Tapi akan memengaruhi kita berdua. Eragon membenamkan ujung sepatu botnya ke
tanah. Kemudian ia berkata, Jika kita harus ikut Serta dalam siasat gila ini, kita harus
melakukan apa saja agar berhasil. Tinggallah di sini, dan cobalah menjaga Nasuada
agar tidak bertindak gegabah dalam menjalankan rencana ceroboh ini. Jangan murung,
makhluk kecil. Berlarilah cepat, maka kita akan segera bersatu lagi. Eragon
menengadah menatap Nasuada. "Baiklah," katanya, "aku akan pergi.". Tubuh Nasuada
agak merileks. "Terima kasih. Dan kau, Saphira" Apakah kau akan tinggal atau pergi?"
Memancarkan pikirannya agar mengikutsertakan Nasuada selain Eragon, Saphira
berkata, Aku akan tinggal, Nightstalker. Nasuada menelengkan kepalanya. "Terima
kasih, Saphira. Aku. sangat bersyukur atas dukunganmu." "Apakah kau. sudah bicara
dengan. Blodhgarm untuk masalah ini?" tanya Eragon. "Apakah ia sudah setuju?"
"Belum, aku berharap kau yang akan memberinya informasi lengkap tentang ini."
Eragon ragu para Elf akan merasa senang mendengar rencana dirinya yang akan pergi
ke Farthen. Dur dengan hanya ditemani satu Urgal. Ia berkata, "Bolehkah aku. memberi
usul?" "Kau tahu aku selalu menerima usulmu dengan tangan terbuka." Jawaban
Nasuada membuat Eragon berpikir sejenak. "Kalau begitu, usul dan permintaan."
Nasuada mengangkat jarinya, memberi tanda agar Eragon melanjutkan. "Jika kaum
kurcaci sudah menentukan raja atau ratu mereka, Saphira akan bergabung denganku di
Farthen Dur, untuk menghormati pemimpin baru kaum kurcaci dan juga untuk menepati
janjinya kepada Raja Hrothgar setelah pertempuran Tronjheim." Ekspresi Nasuada
menjadi sewaspada kucing hutan. "Janji apa?" tuntutnya. "Kau tidak pernah
membicarakan ini sebelumnya." "Bahwa Saphira akan membetulkan bintang safir, Isidar
Mithrim, sebagai kompensasi karena Arya telah memecahkannya." Dengan mata
melebar terkejut, Nasuada menatap Saphira dan berkata, "Kau bisa melakukan itu?"
Bisa, tapi aku tidak tahu apakah bisa memanggil sihir yang kubutuhkan jika berdiri di
hadapan Isidar Mithrim. Kemampuanku merapal mantra bukan berdasarkan keinginanku
sendiri. Kadang kala, aku menerima perasaan tertentu dan bisa merasakan denyut
energi dalam dagingku, dan dengan mengarahkannya sesuai keinginanku, aku bisa
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mengubah bentuk dunia sesukaku. Tapi sebagian besar hidupku, kemampuanku
merapal mantra sama seperti kemampuan ikon untuk terbang. Namun jika aku bisa
memperbaiki Isidar Mithrim, kaum kurcaci akan sangat menghargai kita, bukan hanya
beberapa di antara mereka saja yang menyadari betapa pentingnya kerjasama mereka
bersama kita." "Akan lebih berguna daripada yang bisa kaubayangkan," kata Nasuada.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Bintang safir itu sangat berarti bagi kaum kurcaci. Setiap kurcaci memiliki rasa cinta
terhadap, permata, tapi Isidar Mithrim-lah yang paling mereka sayangi dan hargai
dibandingkan yang lain, karena keindahannya, dan terutama karena ukurannya yang
luar biasa besar. Jika kau bisa mengembalikan keagungan permata itu, maka kau juga
akan bisa mengembalikan kebanggaan kaum mereka." Eragon berkata, "Meski jika
Saphira gagal memperbaiki Isidar Mithrim, ia akan hadir dalam upacara penobatan
pemimpin baru kaum kurcaci. Kau bisa menyembunyikan alasan kepergiannyadengan
cara berkata kepada kaum Varden bahwa kami harus pergi sebentar ke Aberon, atau
semacam itu. Pada saat matamata Galbatorix sadar kau telah menipu mereka, sudah
sangat terlambat bagi Kekaisaran untuk mengatur serangan sebelum kami kembali."
Nasuada mengangguk. "Itu gagasan bagus. Hubungi aku segera setelah kaum kurcaci
menentukan tanggal untuk upacara penobatan." "Akan kulakukan." "Kau sudah
mengutarakan usulmu, sekarang tentang permintaanmu. Apa yang kauinginkan dariku?"
"Karena kau memaksaku untuk melakukan perjalanan ini, dengan izinmu, aku ingin
terbang bersama Saphira dari Tronjheim ke Ellesmera, setelah upacara penobatan."
"Untuk apa?" "Untuk berkonsultasi dengan mereka yang mengajari kami saat kunjungan
terakhir kami ke Du Weldenvarden. Kami sudah berjanji segera setelah ada
kesempatan, kami akan kembali ke Ellesmera untuk menuntaskan pelajaran kami."
Kerutan di antara alis Nasuada semakin dalam. "Bukan waktunya kalian pergi ke
Ellesmera selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan demi menyelesaikan
pelajaran kalian." "Memang, tapi mungkin kami punya waktu untuk kunjungan singkat."
Nasuada menyandarkan kepada pada bangku berukirnya dan menatap ke arah Eragon
dengan mata setengah terpejam. "Dan siapakah persisnya guru-guru kalian ini" Aku
perhatikan kau selalu menghindari menjawab pertanyaan tentang mereka. Siapa yang
mengajarimu di Ellesmera, Eragon?" Sambil memain-mainkan cincinnya, Aren, Eragon
berkata, "Kami bersumpah kepada Islanzadi untuk tidak mengungkapkan identitas
mereka tanpa seizinnya, Arya, atau siapa pun pengganti takhta Islanzadi nanti." "Demi
iblis di darat dan langit, berapa banyak sumpah yang kau dan Saphira berikan?" tanya
Nasuada. "Kalian sepertinya mengikat diri kepada semua orang yang kalian temui."
Dengan agak malu-malu, Eragon mengangkat bahu dan sudah membuka mulut untuk
bicara. ketika Saphira berkata kepada Nasuada, Kami tidak sengaja mengumbar
sumpah, tapi bagaimana kami bisa menghindari mengikat diri kepada setiap ras di
Alagaesia" Sumpah adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan bantuan
dari mereka yang memiliki kuasa.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Mmh," kata. Nasuada. "Jadi aku harus bertanya kepada Arya tentang siapa guru
kalian?" "Aye, tapi aku ragu ia akan mau mengatakannya kepadamu; identitas guru-guru
kami dianggap sebagai salah satu rahasia yang paling berharga bagi kaum Elf. Mereka
tidak akan mau membagi rahasia itu kecuali dianggap sangat perlu, menjaganya agar
tidak sampai ke telinga Galbatorix." Eragon menatap batu permata biru tua yang
tersemat di cincinnya, bertanya-tanya seberapa banyak informasi yang bisa ia berikan
tanpa melanggar sumpah dan kehormatannya, kemudian berkata, "Tapi ketahuilah:
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kami tidak sendirian seperti yang kami duga sebelumnya." Ekspresi Nasuada menajam.
"Begitu. Ini melegakan, Eragon... Aku hanya berharap kaum Elf bisa lebih terbuka
padaku." Setelah melipat bibirnya sejenak, Nasuada melanjutkan. "Kenapa kau harus
pergi ke Ellesmera" Tidak adakah jalan untuk berkomunikasi secara langsung dengan
guru kalian?" Eragon membentangkan kedua tangannya dengan putus asa. "Kalau saja
bisa. Sayangnya belum ada mantra yang diciptakan untuk menembus pertahanan yang
mengelilingi Du Weldenvarden." "Kaum Elf bahkan tidak membuat celah pada perisai itu
agar kaum mereka sendiri bisa berkomunikasi?" "Jika ya, Arya akan segera mengontak
Ratu Islanzadi begitu ia tiba di Farthen Dur, alih-alih berangkat langsung ke Du
Weldenvarden." "Kurasa kau benar. Tapi bagaimana caramu bisa berkonsultasi dengan
Islanzadi mengenai nasib Sloan" Kau mengatakan ketika kau bicara dengannya,
pasukan Elf masih berada di Du Weldenvarden." "Memang," jawab Eragon, "tapi hanya
di pinggirannya, di luar perlindungan sihir mereka." Keheningan di antara mereka terasa
pekat saat Nasuada menimbang-nimbang permintaan Eragon. Di luar tenda, Eragon
mendengar pasukan Nighthawk berdebat tentang manakah yang lebih baik, parang atau
kapak halberd, untuk menghalau lebih banyak prajurit infantri dan, lebih jauh dari
suara mereka, terdengar derakan roda gerobak kerbau yang melintas, dentingan baju
besi pria-pria yang bergerak ke arah berlawanan, dan ratusan suara kecil lain yang
mengalir di sekitar perkemahan. Ketika Nasuada berbicara, ia berkata, "Apa yang
kauharap bisa kaudapatkan dari kunjungan ini?" "Aku tidak tahu!" tukas Eragon. Ia
memukul gagang falchionnya dengan kepalan tangan. "Dan itu adalah masalah
utamanya: kami tidak memiliki cukup pengetahuan. Kunjungan itu mungkin tidak akan
memberikan apa-apa, tapi di sisi lain, kami mungkin mengetahui sesuatu yang bisa
membantu kami menyingkirkan Murtagh dan Galbatorix selamanya. Kemarin kami
menang tipis, Nasuada. Tipis! Dan aku takut jika kami berhadapan lagi dengan Thorn
dan Murtagh, Murtagh akan lebih kuat daripada sebelumnya, dan tulangtulangku terasa
membeku jika memikirkan bahwa Galbatorix jauh lebih kuat daripada Murtagh, meski ia
telah memberikan kekuatan dalam jumlah besar kepada saudaraku. Elf yang
mengajariku, ia..." Eragon ragu, menimbang-nimbang apakah tindakannya ini bijaksana,
tapi kemudian Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
melanjutkan: "Ia memberi petunjuk bahwa ia tahu bagaimana tenaga Galbatorix bisa
bertambah kuat setiap tahun, tapi saat itu ia menolak memberitahuku lebih banyak
karena kami belum mencapai tahap lanjut latihan kami. Sekarang, setelah kami
berhadapan dengan Thorn dan Murtagh, kurasa ia akan membagi pengetahuan ini
kepada kami. Terlebih lagi, ada banyak sekali cabang sihir yang belum kami kuasai, dan
salah satunya bisa saja digunakan untuk mengalahkan Galbatorix. Jika kita akan
bertaruh dalam perjalanan ini, Nasuada, janganlah kaubiarkan kami mempertaruhkan
keadaan kami sekarang ini; mari kita pertaruhkan sekaliasi untuk meningkatkan posisi
kita agar bisa memenangi permainan ini." Nasuada duduk bergeming selama lebih dari
semenit. "Aku tidak bisa mengambil keputusan sampai kaum kurcaci akhirnya
mengadakan upacara penobatan. Kepergianmu ke Du Weldenvarden akan bergantung
pada pergerakan Kekaisaran nanti, dan apa laporan mata-mata mengenai kegiatan
Murtagh dan Thorn." Selama dua jam berikutnya, Nasuada memberi Eragon instruksi
mengenai ketiga belas klan kurcaci. Nasuada mengajari Eragon tentang sejarah dan
politik mereka; produk utama apa yang dihasilkan setiap, klan; nama, keluarga, dan sifat
para ketua klan; daftar terowongan-terowongan penting yang digali dan dikuasai setiap
klan; dan cara terbaik menurut Nasuada tentang bagaimana membujuk kaum kurcaci
untuk memilih raja atau ratu yang memiliki pikiran sejalan dengan tujuan kaum Varden.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Idealnya, Orik yang akan memegang takhta," kata Nasuada. "Raja Hrothgar sangat
disegani sebagian besar rakyatnya, dan Dirgrimst Ingeitum tetap menjadi salah satu
klan yang paling kaya dan paling berpengaruh, yang menjadi keuntungan Orik. Orik
sangat mendukung gerakan kita. Ia pernah mengabdikan diri sebagai salah satu
anggota Varden, kau dan aku menganggapnya sebagai teman, dan ia adalah saudara
angkatmu. Aku percaya ia memiliki kemampuan untuk menjadi raja yang hebat bagi
kaum kurcaci." Ekspresi Nasuada menunjukkan kegembiraan. "Itu masalah kecil. Meski
demikian, dalam ukuran kaum kurcaci, ia masih muda, dan pertemanannya dengan kita
mungkin bisa menjadi penghalang besar bagi ketua klan lainnya. Dan ada satu
rintangan lagi, yaitu klan-klan besar lainnya- Feldfinst dan Dirgrimst Knurlcarathn hanya
dua di antaranya sejak lebih dari seratus tahun diperintah Ingeitum, sangat ingin melihat
takhta jatuh ke tangan klan lain. Dukunglah Orik dengan segala cara jika itu bisa
membantunya memegang takhta, tapi jika usaha itu tampaknya tidak akan berhasil dan
dukunganmu bisa memastikan terpilihnya ketua klan lain yang mendukung Varden,
maka alihkan dukunganmu kepadanya, meski dengan melakukan itu kau akan membuat
Orik tersinggung. Kau tidak bisa membiarkan pertemanan menghalangi tujuan politik,
kau. tahu." Ketika Nasuada menyelesaikan kuliahnya tentang klan-klan kurcaci, ia,
Eragon, dan Saphira menghabiskan beberapa menit
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
berikutnya untuk mengatur rencana bagaimana Eragon bisa menyelinap keluar dari
perkemahan tanpa ketahuan. Setelah akhirnya mereka selesai merancang detail
rencana, Eragon dan Saphira kembali ke tenda mereka dan memberitahu Blodhgarm
tentang apa yang telah mereka putuskan. Dengan terkejut Eragon mendapati Elf berbulu
itu tidak membantah. Penasaran, Eragon bertanya, "Kau setuju?" "Bukan hakku untuk
berkata setuju atau tidak," jawab Blodhgarm, suaranya terdengar seperti dengkuran
rendah. "Tapi karena strategi Nasuada tampaknya tidak menempatkan kalian berdua
dalam bahaya yang tidak perlu, dan jika dengan cara ini kalian mungkin punya
kesempatan untuk melanjutkan pelajaran kalian di Ellesmera, aku maupun
rekan-rekanku tidak akan menghalangi." Ia menundukkan kepala. "Aku permisi dulu,
Bjartskular, Argetlam." Mengitari Saphira, Elf tersebut meninggalkan tenda, membiarkan
pancaran cahaya terang menusuk kegelapan di dalam saat ia menyibakkan pintu tenda.
Selama beberapa menit, Eragon dan Saphira duduk dalam keheningan, kemudian
Eragon meletakkan tangan di kepala Saphira. Katakan saja apa yang ingin kauucapkan,
aku akan merindukanmu. Aku juga, makhluk kecil. Hati-hatilah. Jika terjadi sesuatu
padamu, aku akan... Aku juga. Eragon mendesah. Kita baru bersama-sama lagi selama
beberapa hari, dan kita harus berpisah kembali. Akan sulit memaafkan Nasuada karena
ini. Jangan menghukumnya karena melakukan sesuatu yang harus dilakukannya. Tidak,
tapi tindakannya meninggalkan rasa pahit di lidahku. Kalau begitu kau harus bergerak
dengan cepat, sehingga kita bisa segera bersatu lagi di Farthen Dur. Aku tidak
keberatan berada jauh darimu sepanjang aku masih bisa menyentuh benakmu. Itulah
hal yang paling buruk: perasaan kosong yang membuatku merana. Kita bahkan tidak
akan berani bicara melalui cermin di tenda Nasuada, karena orang-orang akan curiga
mengapa kau Sering mengunjunginya tanpaku. Saphira mengerjap dan menjulurkan
lidahnya, dan Eragon merasakan emosi naga itu berubah. Apa" tanya Eragon. Aku...
Saphira mengerjap lagi. Aku setuju. Aku berharap benak kita bisa teruss berhubungan
meski tubuh kita berjauhan. Itu akan mengurangi kekhawatiran dan masalah kita, Serta
akan membuat kita melawan Kekaisaran dengan lebih mudah. Saphira mendengkur
puas ketika Eragon duduk di sebelahnya dan mulai menggaruk sisiksisik kecil di balik
sudut rahangnya. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Bidadari Pendekar Naga Sakti JEJAK-JEJAK BAYANGAN
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Dengan lompatan-lompatan limbung, Saphira membawa Eragon melintasi perkemahan
menuju tenda Roran dan Katrina. Di luar tenda, Katrina sedang mencuci kemeja di
dalam ember penuh sabun, menggosok bahan berwarna putih itu pada papan penggilas
pakaian. Ia mengangkat tangan untuk melindungi mata saat gulungan debu dari kaki
Saphira yang mendarat menerpanya. Roran melangkah keluar tenda, sambil
mengenakan sabuk. Ia terbatuk dan menyipitkan mata berusaha melihat menembus
awan debu. "Apa yang membawamu ke sini?" ia bertanya ketika Eragon turun. Bicara
dengan cepat, Eragon memberitahu mereka tentang keberangkatannya dan
menekankan kepada mereka betapa pentingnya merahasiakan ketidakberadaannya di
sini kepada para penduduk desa. "Tidak peduli seberapa kesal mereka karena aku tidak
ingin menemui mereka, kalian tidak boleh mengungkapkan kebenaran kepada mereka,
bahkan kepada Horst dan Elain. Biarkan mereka mengira aku menjadi tidak sopan dan
tidak tahu terima kasih daripada kalian mengucapkan sepatah kata pun tentang rencana
Nasuada. Aku minta ini kepada kalian, demi semua orang yang telah mengorbankan diri
untuk bertarung melawan Kekaisaran. Maukah kalian melakukannya?" "Kami tidak akan
mengkhianatimu, Eragon," kata Katrina. "Kau tidak perlu meragukannya." Kemudian
Roran pun berkata ia akan pergi. "Ke mana?" seru Eragon. "Aku baru saja menerima
tugas beberapa menit yang lalu. Kami akan menjarah kereta persediaan Kekaisaran, di
sebelah utara kita, di belakang garis musuh." Eragon menatap mereka bertiga
bergantian. Mula-mula Roran, wajahnya serius dan penuh tekad, sudah tampak tegang
menghadapi pertempuran; kemudian Katrina, tampak khawatir tapi berusaha
menutupinya; lalu Saphira, yang cuping hidungnya menyala-nyala mengeluarkan lidah
api kecil yang menjilat-jilat saat ia bernapas. "Jadi kita semua akan menempuh jalan
berbeda-beda." Yang tidak dikatakannya, tapi menggelantung di atas mereka seperti
ancaman, adalah mereka mungkin tidak akan berjumpa lagi dalam keadaan hidup.
Mencengkeram lengan atas Eragon, Roran menariknya mendekat dan memeluknya
sejenak. Ia melepaskan Eragon dan menatap matanya lekat-lekat. "Jaga dirimu, Dik.
Galbatorix bukan satu-satunya orang yang ingin menusuk rusukmu dengan belati jika
kau lengah." "Kau juga jaga diri. Dan jika kau menghadapi seorang perapal mantra,
lari ke arah sebaliknya. Perisai yang kuletakkan di tubuhmu tidak akan bertahan
selamanya." Katrina memeluk Eragon dan berbisik, "Jangan pergi terlalu lama." "Ya."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Bersama-sama, Roran dan Katrina melangkah menghampiri Saphira lalu menyentuhkan
dahi mereka ke moncongnya yang panjang dan ramping. Dada naga itu bergetar ketika
mengeluarkan suara rendah dari dalam kerongkongannya. Ingat, Roran, katanya,
jangan berbuat kesalahan dengan meninggalkan musuh-musuhmu dalam keadaan
hidup. Dan, Katrina" Jangan memikirkan apa yang tidak bisa kauubah. Itu hanya akan
memperdalam kesedihanmu. Dengan gesekan kulit dan sisik, Saphira membuka lipatan
sayapnya dan merengkuh Roran, Katrina, dan Eragon dalam pelukan hangat,
mengisolasi mereka dari dunia luar. Saat Saphira mengangkat kedua sayapnya, Roran
dan Katrina mundur sementara Eragon memanjat punggung Saphira. Ia melambai
kepada pasangan pengantin baru itu, merasa kerongkongannya tercekat, dan teruss
melambai meski Saphira sudah mengudara. Mengerjap untuk mengusir air mata,
Eragon bersandar pada tanduk di belakangnya dan menatap langit yang miring. Ke
tenda juru masak sekarang" tanya Saphira. Ya. Saphira mendaki beberapa ratus kaki
sebelum akhirnya menukik turun di daerah barat daya perkemahan, tempat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
gulungan-gulungan asap membubung dari barisan oven dan tungku api yang besar dan
lebar. Arus angin kecil menerpa Saphira dan Eragon ketika mereka meluncur ke bawah
menuju petak kosong di antara dua tenda terbuka, keduanya sepanjang lima puluh kaki.
Makan pagi sudah usai, maka tenda-tenda sudah kosong ketika Saphira mendarat
dengan dentuman keras. Eragon bergegas menghampiri tungku-tungku api di seberang
meja-meja papan, Saphira di sebelahnya. Ratusan pria yang sedang sibuk mengawasi
api, memotong daging, memecahkan telur, meremas adonan, mengaduk kuali kuali
besi berisi cairan yang mencurigakan, menggosok tumpukan besar belanga dan panci
kotor, dan melakukan banyak tugas lain yang mengalir tanpa henti untuk menyiapkan
makanan bagi kaum Varden, tidak menghentikan pekerjaan mereka untuk menatap
Eragon dan Saphira. Karena apa pentingnya seorang Penunggang dan naga
dibandingkan dengan tugas memberi makan banyak makhluk yang rakus" Seorang pria
kekar dengan janggut pendek berwarna hitam-putih, yang cukup katai sehingga bisa
dianggap kurcaci, melangkah menghampiri Eragon dan Saphira lalu membungkuk
singkat. "Aku Quoth Merrinsson. Bisa kubantu" Jika kau mau, Shadeslayer, kami punya
roti yang baru saja selesai dipanggang." Ia menunjuk ke arah dua baris batangan roti
masam di atas piring pada meja terdekat. "Aku mungkin butuh setengah batang roti, jika


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau bisa memberikannya," kata Eragon. "Tapi kunjunganku ke sini bukan karena aku
yang lapar. Saphira ingin makan, tapi ia tidak punya waktu untuk berburu seperti
biasanya." Quoth memandang melalui Eragon dan memerhatikan tubuh Saphira yang
besar, dan wajahnya jadi pucat. "Seberapa banyak biasanya ia... Ah, maksudku,
seberapa banyak yang biasa kau makan, Saphira" Aku bisa menyuruh orang membawa
tiga rusuk sapi panggang sesegera mungkin, dan enam lagi akan siap dalam lima belas
menit. Apakah itu cukup, atau. ... ?"
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Jakunnya melompat saat pria itu menelan. Saphira mengeluarkan suara geraman
lembut dan bergetar, yang membuat Quoth memekik dan melompat mundur. "Ia lebih
memilih binatang hidup, jika itu tidak merepotkan," kata Eragon. Dengan suara
melengking, Quoth berkata, "Merepotkan" Oh tidak, itu tidak merepotkan." Ia
mengangguk-anggukkan kepala, memuntir celemeknya dengan tangan bernoda minyak.
"Tidak merepotkan sama sekali, Shadeslayer, Naga Saphira. Meja Raja Orrin tidak
bakal kekurangan malam ini, oh tidak." Dan segentong arak, Saphira berkata kepada
Eragon. Lingkaran putih muncul di selaput pelangi mata Quoth saat Eragon
menyampaikan keinginan Saphira. "Aku-aku khawatir para kurcaci sudah membeli
hampir semua p-p-persediaan arak kami. Kami hanya punya beberapa gentong lagi, dan
itu. semua untuk konsumsi Raja-" Quoth mengernyit ketika lidah api sepanjang empat
kaki melompat dari cuping hidung Saphira dan menggosongkan rumput di depannya.
"Ak-ak-aku akan menyuruh satu gentong diberikan kepadamu segera. Jika kalian b-bisa
mengikutiku, aku akan membawa k-kalian ke tempat ternak, agar kalian bisa memilih
binatang apa saja yang kalian suka." Mengitari tungku, meja-meja, dan sekelompok pria
yang sibuk, si juru masak membawa mereka menuju kandang-kandang kayu besar,
yang berisi babi, sapi, angsa, kambing, domba, kelinci, dan beberapa rusa liar yang
ditangkap kaum Varden saat mereka menggerebek daerah hutan di sekeliling. Dekat
kandang-kandang itu terdapat beberapa kandang penuh ayam, bebek, merpati, burung
puyuh, belibis, dan berbagai jenis burung lainnya. Unggasunggas itu berkotek,
bercericip, berdeguk, dan berkokok dengan sangat ribut, membuat Eragon
mengertakkan gigi dengan kesal. Demi menghindari dirinya kewalahan menghadapi
begitu banyak pikiran dan perasaan sekian jenis makhluk, Eragon berhati-hati untuk
menutup benaknya kecuali kepada Saphira. Mereka bertiga berhenti sekitar seratus kaki
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dari kandang-kandang kayu sehingga kehadiran Saphira tidak membuat
binatang-binatang di dalamnya panik. "Apakah ada binatang yang kausuka di sini?"
tanya Quoth, menengadah menatap Saphira dan menggosok-gosokkan telapak tangan
dengan gelisah. Ketika mengamati kandang, Saphira mendengus dan berkata kepada
Eragon, Mangsa yang menyedihkan... Sebetulnya aku tidak terlalu lapar, kau tahu. Aku
pergi berburu dua hari lalu, dan aku masih mencerna tulang-tulang rusa yang kumakan.
Kau masih tumbuh dengan pesat. Kau butuh makan. Tidak jika aku tidak bisa
mencernanya. Kalau begitu pilih binatang kecil saja. Babi, mungkin" Babi bahkan tidak
bisa membuatmu kenyang. Tidak... aku pilih yang itu. Dari Saphira, Eragon menerima
citra seekor sapi berukuran sedang dengan percikan warna putih di sisi kiri tubuhnya.
Setelah Eragon menunjuk sapi tersebut, Quoth beteriak kepada sebaris
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
pria yang sedang beristirahat di dekat kandang. Dua pria memisahkan sapi itu dari
ternak-ternak yang lain, mengalungkan tali di lehernya, dan menarik binatang yang tidak
mau menurut itu ke arah Saphira. Tiga puluh kaki dari Saphira, sapi itu melonjak dan
merunduk ketakutan, dan berusaha membebaskan diri dari tali yang mengikatnya.
Sebelum binatang itu bisa melepaskan diri, Saphira menerkam, melompati jarak yang
memisahkan mereka. Kedua pria yang menarik tali yang terikat di leher sapi
melemparkan tubuh mereka sampai tiarap di tanah saat Saphira meluncur ke arah
mereka, mulut terbuka. Saphira menghantam sisi tubuh si sapi saat binatang itu hendak
melarikan diri, membuatnya terguling, lalu Saphira menahannya di tanah dengan cakar.
Sapi itu mengeluarkan satu lenguhan ketakutan sebelum rahang Saphira mengatup di
lehernya. Dengan mengibaskan kepala keras-keras, Saphira mematahkan tulang
punggung si sapi. Kemudian ia berhenti, membungkuk rendah di atas mangsanya, lalu
menatap ke arah Eragon, menunggu. Memejamkan mata, Eragon meraih sapi itu
dengan benaknya. Kesadaran binatang itu sudah mulai memudar dalam kegelapan, tapi
tubuhnya masih hidup, dagingnya berdengung dengan energi, yang jadi semakin hebat
karena rasa takut yang mengalirinya beberapa detik yang lalu. Eragon merasa jijik
dengan apa yang akan dilakukannya, tapi ia mengabaikan, perasaan itu, menyentuhkan
tangannya ke sabuk Beloth si Bijaksana, sedapat mungkin memindahkan energi yang
masih ada dalam tubuh si sapi ke kedua belas berlian yang tersembunyi di
pinggangnya. Prosesnya hanya butuh beberapa detik. Ia mengangguk kepada Saphira.
Aku sudah selesai. Eragon berterima kasih kepada para pria yang telah membantu,
kemudian keduanya meninggalkan Eragon dan Saphira sendiri. Sementara Saphira
makan dengan lahap, Eragon duduk di gentong arak dan menatap para juru masak
melakukan tugas mereka. Setiap kali mereka atau asisten mereka memenggal kepala
ayam atau menggorok leher babi, kambing, atau hewan lain, ia memindahkan energi
dari hewan yang sekarat ke sabuk Beloth si Bijaksana. Itu adalah pekerjaan yang tidak
menyenangkan, karena sebagian besar hewan tersebut masih sadar ketika ia
menyentuh benak mereka dan arus deras rasa takut serta kebingungan mereka
menyerangnya sampai jantungnya berdebar-debar dan keringat muncul di dahinya, dan
ia berharap bisa menyembuhkan makhluk-makhluk yang menderita itu. Meski demikian,
ia tahu hewan-hewan itu memang ditakdirkan untuk mati, jika tidak maka kaum Varden
akan kelaparan. Ia telah mengurangi persediaan energinya selama
pertempuran-pertempuran terakhir, dan Eragon ingin mengisi ulang persediaannya
sebelum melakukan perjalanan panjang dan kemungkinan besar penuh bahaya. Jika
Nasuada mengizinkannya berada di tengah kaum Varden seminggu lagi, ia bisa
menyimpan energi di dalam berlian-berlian itu dengan energi dari tubuhnya sendiri dan
masih punya waktu untuk memulihkan diri sebelum berlari ke Farthen Dur, tapi ia tidak
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
bisa melakukan itu hanya dalam beberapa jam yang dimilikinya sekarang. Dan bahkan
jika ia Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tidak melakukan apa-apa selain berbaring di ranjangnya dan memasukkan energi dari
tubuhnya ke dalam permata-permata itu, ia takkan bisa mengumpulkan jumlah yang
sama besar dengan yang didapatkannya dari sekian banyak hewan di sini.
Berlian-berlian di sabuk Beloth si Bijaksana tampaknya bisa menyerap energi dalam
jumlah yang hampir tidak terbatas, maka ia berhenti ketika ia tidak tahan lagi
menghadapi kematian hewan-hewan itu. Gemetar dan basah karena keringat yang
menetes dari kepala sampai kakinya, ia mencondongkan tubuh ke depan, kedua tangan
bertumpu di lutut, berjuang agar tidak muntah. Memori-memori yang bukan miliknya
sendiri memasuki pikirannya, memori tentang Saphira terbang di atas Danau Leona
dengan Eragon di punggung, memori tentang mereka terjun langsung ke air yang jernih
dan dingin, awan gelembung putih bergerombol di depan mereka, perasaan senang
mereka berdua karena terbang dan berenang serta bermain bersama-sama. Napasnya
mulai lebih tenang, dan ia menatap, Saphira di tempat naga itu duduk di antara sisa-sisa
mangsanya, mengunyah tengkorak sapi. Eragon tersenyum dan mengirimkan pikiran
rasa terima kasihnya kepada Saphira karena telah membantu. Kita bisa pergi sekarang,
kata Eragon. Sambil menelan, Saphira menjawab, Ambil juga tenagaku, kau mungkin
membutuhkannya. Tidak. Ini perdebatan yang tidak akan kaumenangkan. Aku berkeras.
Dan aku berkeras sebaliknya. Aku tidak akan meninggalkanmu di sini dalam keadaan
lemah dan tidak layak bertarung. Bagaimana jika Murtagh dan Thorn menyerang hari
ini" Kita berdua harus dalam keadaan siap bertarung kapan saja. Keadaanmu di sini
lebih berbahaya daripada aku karena Galbatorix dan seluruh Kekaisaran masih percaya
aku ada bersamamu. Ya, tapi kau akan sendirian bersama seorang Kull di pedalaman.
Aku sudah terbiasa di pedalaman, sama sepertimu. Berada jauh dari peradaban tidak
membuatku takut. Sedangkan si Kull, yah, aku tidak tahu apakah bisa mengalahkan
salah satu dari mereka di pertandingan gulat, tapi perisai sihirku akan melindungiku dari
pengkhianatan jenis apa pun... Aku sudah punya cukup energi, Saphira. Kau tidak perlu
memberiku lebih banyak. Saphira menatapnya, menimbang-nimbang ucapannya,
kemudian mengangkat sebelah cakar dan menjilatnya bersih-bersih dari noda darah.
Baiklah, aku akan menyimpan diriku sendiri untuk... diriku sendiri" Sudut-sudut mulutnya
seakan naik ke atas karena geli. Menurunkan cakarnya, Saphira berkata, Maukah kau
menggulingkan gentong arak itu kemari" Sambil mendengus, Eragon berdiri dan
melakukan permintaan Saphira. Saphira mengeluarkan satu kuku dan membuat dua
lubang di bagian atas gentong, mengeluarkan arak apel yang berbau manis.
Melengkungkan leher sehingga
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kepalanya persis berada di atas gentong, ia menggigitnya di antara rahang-rahangnya
yang besar, kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi dan menuangkan isinya ke
kerongkongannya. Gentong yang sudah kosong pecah berantakan begitu menghantam
tanah ketika Saphira menjatuhkannya, dan salah satu lingkaran besinya menggelinding
beberapa meter. Dengan bibir atas mengerut, Saphira menggelengkan kepala,
kemudian ia cegukan dan bersin begitu keras sehingga hidungnya menancap ke tanah
dan api besar menyembur dari mulut dan hidungnya sekaligus. Eragon memekik terkejut
lalu melompat ke samping, menepuk-nepuk keliman tuniknya yang berasap. Sisi kanan
wajahnya pedih terkena panas. Saphira, hati-hati! ia berseru. Ups. Saphira menurunkan
kepalanya dan menggosokkan moncongnya yang penuh tanah pada salah satu kaki
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
depannya, menggaruk-garuk cuping hidungnya. Araknya bikin gatal. Sungguh,
seharusnya kau sudah lebih tahu sekarang, Eragon menggerutu sambil memanjat
punggung Saphira. Setelah menggosok moncong sekali lagi pada kaki depannya,
Saphira melompat tinggi-tinggi ke udara dan, melayang-layang di atas perkemahan
Varden, kembali ke tenda Eragon. Eragon melorot turun, kemudian berdiri menengadah
menatap Saphira. Selama beberapa saat, mereka tidak mengucapkan apa-apa,
membiarkan emosi masing-masing yang bicara. Saphira mengerjap, dan Eragon
mengira melihat mata naga itu lebih mengilat daripada biasanya. Ini ujian, kata Saphira.
Jika kita lulus, kita akan jadi semakin kuat, sebagai naga dan Penunggang. Kita harus
bisa berfungsi sendirian jika keadaan memerlukan, kalau tidak kita akan selalu memiliki
kekurangan dibandingkan yang lain. Ya. Saphira menggaruk tanah dengan cakarnya.
Mengetahui itu tidak mengurangi rasa sakitnya. Tubuhnya yang meliuk-liuk bergetar.
Ia mengibaskan sayap-sayapnya. Semoga angin bertiup di bawah sayapmu dan
matahari selalu berada di punggungmu. Bepergianlah dengan selamat dan cepat,
makhluk kecil. Sampai jumpa, kata Eragon. Eragon merasa jika ia berada di sini
bersama Saphira lebih lama, ia takkan pernah pergi, maka ia memutar tubuh dan, tanpa
menoleh lagi, masuk ke tendanya yang gelap. Hubungan benak di antara mereka-yang
sudah menjadi bagian dari dirinya seperti dagingnya sendiri-diputuskannya secara total.
Lagi pula tidak lama lagi mereka bakal terpisah terlalu jauh untuk merasakan satu sama
lain, dan ia tidak ingin memperpanjang kepedihan perpisahan ini. Ia berdiri di tempatnya
selama beberapa saat, mencengkeram gagang falchion-nya sambil
menggoyang-goyangkan tubuh seolah-olah merasa limbung. Rasa sakit yang menyertai
kesepian sudah mulai menerpanya, dan ia merasa kecil Serta terisolasi tanpa kehadiran
benak Saphira yang menenangkan. Aku sudah pernah melakukan ini, pikirnya, dan
memaksa diri menegakkan bahu dan mengangkat dagu. Dari kolong ranjangnya, ia
mengeluarkan ransel yang dibuatnya selama perjalanan dari Helgrind. Ke dalam ransel
itu ia memasukkan tabung kayu berukir terbungkus kain yang berisi gulungan perkamen
puisi yang ditulisnya Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
untuk Agaeti Blodhren, yang telah ditulis ulang oleh Oromis menggunakan kaligrafinya
yang paling indah; botol berisi faelnirv yang sudah dimantrai dan kotak kecil dari batu
berisi nalgask yang adalah juga pemberian Oromis; buku Domia abr Wyrda yang tebal,
hadiah dari Jeod; batu dan kulit untuk mengasah; dan, setelah ragu-ragu sejenak,
potongan-potongan baju besinya, karena ia beralasan, Jika mendadak aku
membutuhkannya, perasaan senangku akan lebih besar jika memilikinya bersamaku
daripada perasaan merana karena membawa-bawanya sampai ke Farthen Dur. Atau
begitulah yang diharapkannya. Buku dan gulungan perkamen ia bawa karena-setelah
begitu Sering bepergian-ia menyimpulkan bahwa cara terbaik agar tidak kehilangan
harta benda adalah membawa-bawanya ke mana-mana. Pakaian cadangan yang
dibawanya hanya sepasang sarung tangan, yang dijejalkannya ke dalam helm, dan
jubah wolnya yang berat, kalau-kalau udara berubah dingin jika mereka harus
bermalam. Sisa barang-barangnya ia biarkan tergulung di dalam kantong pelana.
Saphira. Jika aku memang dianggap sebagai anggota Durgrimst Ingeitum, pikirnya,
mereka akan memberiku pakaian yang sesuai di Benteng Bregan. Menutup ransel, ia
meletakkan busur yang belum diberi tali dan tabung anak panah di bagian atasnya dan
mengikat keduanya di sana. Ia baru saja akan melakukan hal yang sama pada
falchion-nya ketika menyadari jika ia memiringkan tubuh, pedang itu bisa mengiris
sarungnya. Maka ia mengikat pedang itu di bagian belakang ransel, memiringkannya
sehingga gagangnya berada di antara leher dan bahu kanannya, sehingga ia masih bisa
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menariknya keluar dari sarung jika dibutuhkan. Eragon menyampirkan ransel kemudian
menembus benteng pertahanan benaknya, merasakan energi mengalir di tubuhnya dan
di kedua belas berlian pada sabuk Beloth si Bijaksana. Ikut mengalir ke dalam arus
deras tersebut, ia menggumamkan mantra yang pernah dilakukannya satu kali:
menutupi tubuhnya dengan pancaran cahaya sehingga ia tidak kasatmata. Sedikit rasa
letih membuat kaki-kakinya lemas saat ia melepaskan aliran sihirnya. Ia melirik ke
bawah dan diserang perasaan ganjil ketika menatap tempat di mana seharusnya kaki
dan tubuhnya berada tapi hanya melihat jejak yang dibuat sepatu botnya di tanah.
Sekarang bagian yang sulit, pikirnya. Bergerak ke bagian belakang tenda, ia menyayat
kainnya yang terentang kaku dengan pisau berburunya dan menyelinap melalui celah
yang dibuatnya. Dengan bulu mengilat seperti kucing yang sehat, Blodhgarm
menunggunya di luar. Blodhgarm menelengkan kepala ke tempat Eragon dianggapnya
berada dan bergumam, "Shadeslayer," kemudian mengalihkan tatapannya ke lubang di
tenda yang merapat sendiri, yang dilakukannya menggunakan beberapa lusin kata
pendek dalam bahasa kuno. Eragon mengendap-endap melintasi jalan setapak di
antara dua baris tenda, menggunakan pengetahuannya tentang berburu agar hampir
tidak menimbulkan suara. Kapan saja ada orang yang melintas, Eragon akan melesat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
keluar dari jalan setapak dan berdiri tidak bergerak, berharap mereka tidak menyadari
jejak-jejak kaki pada bayangan di tanah atau di rumput. Ia menyumpahi keadaan tanah
yang kering; sepatu botnya menimbulkan gumpalan debu beterbangan tidak peduli
seberapa ringan ia melangkahkan kaki. Dengan terkejut ia mendapati bahwa menjadi
tak kasatmata telah membuat keseimbangan tubuhnya berkurang; tanpa bisa melihat di
mana tangan dan kakinya, ia selalu salah memperkirakan jarak dan menabrak
benda-benda, hampir seperti ia telah terlalu banyak minum arak. Meski kemajuannya
tidak menentu, ia sampai di pinggir perkemahan dalam waktu tidak terlalu lama dan
tanpa menimbulkan kecurigaan. Ia berhenti di belakang tong penampung air hujan,
menyembunyikan jejak kakinya dalam bayang-bayang gelap, dan mengamati benteng
serta parit terbuat dari tanah padat yang dipenuhi barisan tombak kayu tajam yang
melindungi perbatasan timur perkemahan Varden. jika ia sedang berusaha masuk ke
perkemahan, akan sulit sekali menghindari tepergok satu dari sekian banyak penjaga
yang berpatroli di benteng, bahkan jika ia tidak kasatmata. Tapi karena parit dan
benteng itu dibangun untuk menghalangi serangan dari luar dan bukan mengurung
orang-orang di dalam, menyeberanginya dari arah berlawanan adalah pekerjaan yang
cukup mudah. Eragon menunggu sampai dua penjaga terdekat memunggunginya,
kemudian ia berlari cepat, mengayunkan kedua tangan sekuat mungkin. Dalam
beberapa detik saja, ia sudah melampaui jarak sekitar seratus kaki yang memisahkan
tong penampung air hujan dengan sisi benteng yang melandai dan mendaki begitu
cepat, ia merasa seperti batu yang memantul-mantul di atas air. Di puncak benteng, ia
menekan kedua kakinya ke tanah dan, dengan kedua lengan melambai-lambai,
melompat melalui barisan pertahanan Varden. Selama tiga detik yang hening, ia
terbang, kemudian mendarat dengan benturan yang menggetarkan tulang-tulang.
Segera setelah keseimbangannya kembali, Eragon tiarap serata mungkin dengan tanah
dan menahan napas. Salah satu penjaga berhenti melangkah, tapi tampaknya ia tidak
menyadari ada sesuatu yang salah, dan setelah beberapa saat ia kembali melangkah.
Eragon menarik napas dan berbisik, "Du deloi lunaea," dan merasakan sihir tersebut
menghapus jejak kakinya di atas benteng. Masih tak kasatmata, ia berdiri dan berlari
menjauh dari perkemahan, berhati-hati agar hanya menginjak rumput sehingga ia tidak
akan menimbulkan lebih banyak kepulan debu. Semakin jauh ia dari para penjaga,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
semakin kencang ia berlari, sampai ia melesat di daratan lebih cepat daripada kuda
berpacu. Hampir satu jam kemudian, ia berjingkrakan menuruni lereng curam sebuah
parit sempit yang telah dibentuk oleh angin dan hujan pada daratan berumput. Di
dasarnya terdapat air mengalir dibatasi semak dan ilalang. Ia teruss melangkah ke hilir,
menghindari tanah empuk di sisi air-demi menghindari menimbulkan jejak-sampai
sungai kecil itu melebar menjadi kolam kecil, dan di sisinya, ia melihat tubuh kekar
bertelanjang dada sesosok
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Kull yang duduk di atas batu besar. Saat Eragon merangsek melalui ilalang, suara
dedaunan dan ilalang yang bergemeresak membuat Kull itu menyadari kehadirannya.
Makhluk itu memutar kepalanya yang bertanduk besar ke arah Eragon, mengendus
udara. Ia adalah Nar Garzhvog, pemimpin kaum Urgal yang telah bersekutu dengan
Varden. "Kau!" seru Eragon, membiarkan tubuhnya kembali tampak. "Salam,
Firesword," geram Garzhvog. Mengangkat tubuhnya yang besar di atas kaki-kakinya
yang kekar, Urgal itu berdiri tegak setinggi delapan setengah kaki, otot-ototnya yang
dibalut kulit kelabu tampak bergelombang diterpa cahaya Siang hari. "Salam, Nar
Garzhvog," sapa Eragon. Kebingungan, ia bertanya, "Bagaimana dengan kawananmu"
Siapa yang akan memimpin mereka jika kau pergi bersamaku?" "Saudara sedarahku,


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Skgahgrezh, yang akan memimpin. Ia bukan Kull, tapi punya tanduk panjang dan leher
tebal. Ia panglima perang yang andal." "Begitu... Tapi kenapa kau ingin ikut?" Urgal itu
mengangkat dagunya yang persegi, menunjukkan lehernya. "Kau adalah Firesword. Kau
tidak boleh mati, atau para Urgralgra-yang kalian namai kaum Urgal-tidak akan bisa
membalas dendam terhadap Galbatorix, dan ras kami akan punah di negeri ini. Maka,
aku akan berlari bersamamu. Aku adalah yang terbaik dari para pejuang kami. Aku telah
mengalahkan empat puluh dua Urgal dalam sekali pertempuran." Eragon mengangguk,
merasa senang akan perubahan keadaan ini. Dari semua Urgal, ia paling memercayai
Garzhvog, karena ia telah menembus benak Kull itu. sebelum Pertempuran Dataran
Membara dan telah mendapati bahwa, dalam ukuran ras mereka, Garzhvog jujur dan
dapat diandalkan. Sepanjang ia tidak memutuskan bahwa harga dirinya
mengharuskannya menantangku berduel, kami tidak akan memiliki alasan untuk
bertentangan. "Baiklah, Nar Garzhvog," katanya, mengencangkan ikatan ransel pada
pinggangnya, "mari kita berlari bersama-sama, kau dan aku, seperti yang belum pernah
terjadi di sejarah negeri ini." Garzhvog mengeluarkan gelak dari dalam dadanya. "Mari
kita berlari, Firesword." Bersama-sama mereka menghadap timur, dan melesat menuju
Pegunungan Beor, Eragon berlari ringan dan lincah, dan Garzhvog berderap di
sebelahnya, satu langkah kakinya sama dengan dua langkah kaki Eragon, bumi
bergetar di bawah beban tubuhnya. Di atas mereka, awan gelap menggumpal tebal di
sepanjang cakrawala, menandakan akan tibanya badai, dan burung-burung rajawali
terbang melingkar-lingkar, meneriakkan pekikan kesepian sambil memburu mangsa.
MELALUI BUKIT DAN GUNUNG Eragon dan Nar Garzhvog berlari selama sisa hari,
sepanjang malam, dan sepanjang hari berikutnya, hanya berhenti untuk minum dan
buang air. Di akhir hari kedua, Garzhvog berkata, "Firesword, aku harus makan, dan aku
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
harus tidur." Eragon bersandar pada bonggol bekas pohon, tersengal, dan mengangguk.
Ia tidak ingin jadi yang pertama kali mengakui, tapi ia juga lapar dan letih seperti si Kull.
Tidak lama setelah meninggalkan Varden, ia telah mengetahui bahwa meski ia lebih
cepat daripada Garzhvog sampai sejarak lima mil, tapi selebihnya, daya tahan Garzhvog
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sama atau bahkan lebih besar daripadanya. "Aku akan membantumu berburu," katanya.
"Itu tidak perlu. Buat saja api yang besar, dan aku akan membawakan makanan untuk
kita." "Baiklah." Saat Garzhvog berderap menuju kelompok pohon beech di utara
mereka, Eragon membuka tali ransel di pinggangnya dan, dengan desahan lega,
menjatuhkannya di sebelah bonggol pohon. "Baju besi sialan," gumamnya. Bahkan di
Kekaisaran, ia tidak berlari sejauh ini dengan membawa beban seberat itu. Ia tidak
menyangka rasanya akan semelelahkan ini. Kakinya sakit, tungkainya sakit,
punggungnya sakit, dan ketika ia berusaha berjongkok, lututnya menolak untuk
menekuk dengan benar. Berusaha mengabaikan rasa sakitnya, ia mulai mengumpulkan
rumput dan ranting-ranting kering untuk api unggun, yang ditumpuknya di sepetak tanah
berbatu yang kering. Ia dan Garzhvog berada sekitar sebelah timur dari ujung selatan
Danau Tudosten. Daratan di sini basah dan subur, dengan padang rumput setinggi
enam kaki, tempat banyak berkeliaran kawanan rusa, gazelle, dan kerbau liar dengan
kulit hitam dan tanduk lebar melengkung ke belakang. Kesuburan daerah ini, Eragon
tahu, diakibatkan oleh Pegunungan Beor, yang membentuk formasi awan-awan yang
berarak bermil-mil melintasi daratan di bawahnya, membawa hujan ke tempat-tempat
yang seharusnya bisa menjadi sekering Gurun Hadarac. Meski mereka berdua sudah
berlari sangat jauh, Eragon kecewa akan kemajuan perjalanan mereka. Di antara
Sungai Jiet dan Danau Tudosten, mereka kehilangan beberapa jam untuk bersembunyi
dan mengambil jalan memutar demi menghindari terlihat orang. Sekarang setelah
Danau Tudosten berada di belakang mereka, ia berharap jarak yang bisa mereka
tempuh akan meningkat. Nasuada tidak memperkirakan keterlambatan ini, bukan" Oh
tidak. Ia mengira aku bisa berlari teruss dari sana sampai Farthen Dur. Ha! Menendang
ranting yang menghalangi jalannya, ia melanjutkan mengumpulkan kayu, menggerutu
sendiri sepanjang waktu. Ketika Garzhvog kembali satu jam kemudian, Eragon telah
membuat api sepanjang satu meter dan selebar dua kaki dan sedang duduk di
depannya, menatap api dan menahan diri untuk tidak terlena dalam mimpi terjaga yang
merupakan caranya tidur. Lehernya berkeretak saat ia mengangkat wajah. Garzhvog
melangkah menghampirinya, membawa rusa betina gemuk yang sudah mati di bawah
lengan kirinya. Seakan tidak lebih berat daripada segulung kain perca, ia mengangkat
rusa itu dan menjepit kepala hewan tersebut di batang pohon bercabang sekitar dua
puluh meter dari api. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Kemudian ia mengeluarkan pisau dan mulai membersihkannya. Eragon berdiri,
merasakan persendiannya seperti berubah menjadi batu, dan tersaruk-saruk
menghampiri Garzhvog. "Bagaimana kau membunuhnya?" ia bertanya. "Dengan
ketapelku," jawab Garzhvog dengan suara bergemuruh. "Apakah kau ingin
memanggangnya di atas api" Atau apakah Urgal makan daging mentah?" Garzhvog
menolehkan kepalanya dan menatap melalui lingkaran tanduk sebelah kirinya kepada
Eragon, matanya yang kuning dan dalam memancarkan emosi misterius. "Kami bukan
binatang, Firesword." "Aku tidak bilang begitu." Sambil mendengus, Urgal itu kembali
bekerja. "Akan terlalu lama untuk memanggangnya di atas api," kata Eragon. "Aku pikir
kita bisa bikin stew, dan kita bisa menggoreng sisanya di atas batu." "Stew" Bagaimana
caranya" Kita tidak punya panci." Meraih ke bawah, Garzhvog menggosokkan
tangannya sampai bersih di tanah, kemudian mengeluarkan benda persegi yang terlipat
dari kantong di sabuknya lalu melemparkan benda itu kepada Eragon. Eragon berusaha
menangkapnya tapi meleset karena ia terlalu letih, dan benda itu jatuh ke tanah. Benda
itu tampak seperti naskah kulit yang lebar sekali. Saat ia memungutnya, lipatannya
terbuka, dan ia melihat bentuknya menyerupai kantong, mungkin lebarnya satu
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
setengah kaki dan dalamnya tiga kaki. Pinggirannya diperkuat lapisan kulit tebal, tempat
terpasang lingkaran-lingkaran besi. Ia membalikkan kantong itu, terkesima merasakan
kelembutannya dan tidak adanya jahitan. "Apa ini?" ia bertanya. "Perut beruang gua
yang kubunuh pada tahun aku pertama kali mendapatkan tanduk. Gantung di bingkai
atau letakkan di lubang, kemudian isi dengan air dan masukkan batu panas ke
dalamnya. Batu memanaskan air, dan stew rasanya enak." "Tidakkah batu panasnya
bakal melubangi kulit perut ini?" "Belum pernah terjadi." "Apakah kulit ini dimantrai?"
"Bukan sihir. Perut yang kuat." Napas Garzhvog mendengus keluar ketika ia
mencengkeram panggul rusa di kedua sisinya dan, dengan sekali gerakan, mematahkan
tulang panggulnya menjadi dua. Tulang dada dibelahnya menggunakan pisau. "Pasti
beruang yang besar sekali," komentar Eragon. Garzhvog memperdengarkan suara
ruk-ruk jauh di dalam. kerongkongannya. "Beruang itu lebih besar daripadaku sekarang,
Shadeslayer." "Apakah kau membunuhnya dengan ketapelmu. juga?" "Aku
mencekiknya sampai mati dengan tangan kosong. Tidak boleh
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menggunakan senjata jika memasuki usia dewasa dan ingin membuktikan keberanian."
Garzhvog berhenti sejenak, pisaunya terbenam sampai gagangnya di bangkai rusa itu.
"Sebagian besar tidak mau mencoba membunuh beruang gua. Sebagian besar berburu
serigala atau kambing gunung. Itulah mengapa aku jadi panglima perang dan yang lain
tidak." Eragon meninggalkan Garzhvog menyiapkan daging dan pergi ke api unggun. Ia
menggali lubang di sebelah api, kemudian meletakkan kulit perut beruang di atasnya,
menusukkan beberapa ranting pada lingkaran-lingkaran besinya agar kulit itu tidak
bergerak-gerak. Ia mengumpulkan bebatuan sebesar apel dari sekeliling dan
melemparkan semuanya ke dalam. api. Sambil menunggu batu-batu itu panas, ia
menggunakan sihir untuk mengisi dua pertiga kulit perut beruang dengan air, kemudian
membuat capitan dari tunas pohon dedalu dan seutas kulit mentah. Ketika batu-batu
sudah semerah ceri, ia berteriak, "Batunya sudah siap" "Masukkan ke dalamnya," sahut
Garzhvog. Menggunakan capitan, Eragon mengambil batu terdekat dari api dan
memasukkannya ke dalam kantong. Permukaan air meledak menjadi uap ketika batu
tersebut menyentuhnya. Ia memasukkan dua butir batu lagi ke dalam kulit perut
beruang, yang menjadikan airnya mendidih. Garzhvog mendatangi dan memasukkan
dua genggam penuh daging ke air, kemudian membumbui stew itu dengan banyak
garam dari kantong di sabuknya dan beberapa tangkai rosemary, thyme, dan tanaman
liar lain yang didapatkannya selagi berburu. Kemudian ia meletakkan selembar batu
minyak pipih di atas satu sisi api. Setelah batu itu panas, ia menggoreng beberapa
potong daging di atasnya. Sementara makanan sedang dimasak, Eragon dan Garzhvog
mengukir sendok dari bonggol kayu tempat Eragon meletakkan ranselnya. Rasa lapar
membuat Eragon tidak sabar menanti masakan matang, tapi beberapa menit kemudian
stew-nya sudah siap, dan ia serta Garzhvog makan, rakus seperti serigala. Eragon
makan dua kali lebih banyak daripada yang dikiranya pernah dilahapnya, dan apa yang
tidak dimakannya dihabiskan oleh Garzhvog, porsi yang cukup untuk enam orang pria
bertubuh besar. Setelahnya, Eragon berbaring telentang, bertumpu pada kedua sikunya,
dan menatap kunang-kunang gemerlap yang muncul di sepanjang sisi pohon-pohon
beech, berputar-putar dalam pola abstrak saat mereka berkejaran. Di suatu tempat,
burung hantu bersuara, lembut dan dalam. Beberapa bintang pertama membuat langit
ungu berkelip. Eragon menatap tanpa melihat dan memikirkan Saphira, kemudian Arya,
lalu Arya dan Saphira, kemudian ia memejamkan mata, denyut samar terasa di
belakang pelipisnya. Ia mendengar suara bergemeretak dan, membuka mata sekali lagi,
melihat Garzhvog sedang mengorek gigi menggunakan patahan tulang paha, duduk di
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sisi lain kantong kulit beruang yang sudah kosong. Eragon menurunkan tatapan ke kaki
telanjang Urgal itu-Garzhvog telah melepas sandalnya sebelum mereka mulai
makan-dan dengan terkejut melihat ada tujuh jari di setiap kakinya.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Kaum kurcaci punya jari sama banyak dengan kalian," kata Eragon. Garzhvog
meludahkan serpihan daging ke dalam bara api. "Aku tidak tahu itu. Aku tidak pernah
kepengin melihat kaki kurcaci." "Tidakkah menurutmu menarik bahwa Urgal dan kurcaci
sama-sama memiliki empat belas jari kaki, sementara Elf dan manusia hanya
sepuluh?" Bibir tebal Garzhvog menyeringai. "Kami tidak bertahan darah dengan
tikus-tikus gunung tak bertanduk itu, Firesword. Mereka punya empat belas jari kaki, dan
kami punya empat belas jari kaki. Para dewa merasa senang membentuk kami seperti
ini ketika mereka menciptakan dunia. Tidak ada penjelasan lain." Eragon
mendenguskan tanggapan dan kembali menatap kunang-kunang. Kemudian: "Nar
Garzhvog, ceritakanlah padaku kisah yang disukai kaum kalian." Kull itu
menimbang-nimbang sebentar, kemudian mengeluarkan tulang dari mulutnya. Ia
berkata, "Pada zaman dahulu, hiduplah Urgralgra muda bernama Maghara. Ia memiliki
tanduk yang bersinar seperti batu poles, rambut yang tergerai sampai pinggang, dan
suara tawanya bisa membuat burung-burung terpesona sampai terbang keluar dari
pepohonan. Tapi ia tidak cantik. Ia jelek. Nah, di desanya juga hidup jantan yang sangat
kuat. Ia telah membunuh empat jantan lain dalam pertandingan gulat dan mengalahkan
dua puluh tiga lainnya. Tapi meski kemenangannya telah menjadikannya terkenal, ia
belum memilih pasangan. Maghara berharap bisa menjadi pasangannya, tapi si jantan
tidak mau menatapnya, karena ia jelek, dan karena kejelekannya, si jantan tidak melihat
tanduk Maghara yang bersinar, atau rambutnya yang panjang, dan tidak mendengar
suara tawa Maghara yang menyenangkan. Patah hati karena si jantan tidak mau
menatapnya, Maghara mendaki gunung tertinggi di Spine, dan ia memohon kepada
Rhana untuk, menolongnya. Rhana adalah ibu bangsa kami, dan ialah yang
menciptakan seni menenun dan bertani, dan ia mendirikan Pegunungan Beor ketika
melarikan diri dari kejaran naga raksasa. Rhana, sang Tanduk Emas, menjawab
Maghara, dan ia bertanya mengapa Maghara memanggilnya. jadikanlah aku cantik, Ibu
Mulia, sehingga aku bisa menarik perhatian jantan yang kuinginkan,tidak perlu menjadi
cantik, Maghara. Kau memiliki tanduk bercahaya, rambut panjang, dan suara tawa
yang indah. Dengan itu semua, kau bisa mendapatkan jantan yang tidak cukup bodoh
dengan hanya melihat wanita dari wajahnya.Dan Maghara, ia melemparkan tubuhnya ke
tanah sambil berkata, akan bahagia kecuali bisa mendapatkan jantan ini, Ibu Mulia.
Kumohon, jadikanlah aku cantik.anakku, bagaimana kau akan
membayarku"memberikan apa saja keinginanmu."Rhana senang dengan penawaran
ini, maka ia menjadikan Maghara cantik, lalu Maghara kembali ke desa, dan semua
orang Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mengagumi kecantikannya. Dengan wajah barunya, Maghara menjadi pasangan jantan
yang diinginkannya. Mereka punya banyak anak, dan hidup bahagia selama tujuh tahun.
Kemudian Rhana mendatangi Maghara, dan Rhana berkata, kauinginkan. Apakah kau
menikmatinya"menikmati hari-hariku.pembayaranku.menyambar putra tertua Maghara
sambil berkata, Maghara memohon kepada sang Tanduk Emas agar tidak membawa
putra sulungnya, tapi Rhana bergeming. Akhirnya, Maghara mengambil gada
pasangannya, dan ia menyerang Rhana, tapi gada itu hancur di tangannya. Sebagai
hukuman, Rhana mengambil kecantikan Maghara kembali, kemudian Rhana pergi
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sambil membawa putra Maghara menuju aula besarnya, tempat keempat mata angin
tinggal, dan ia menamakan anak laki-laki itu Hegraz lalu membesarkannya menjadi
salah satu petarung paling hebat yang pernah melangkah di dunia ini. Maka orang harus
belajar dari kisah Maghara bahwa jangan pernah melanggar takdir, karena kau akan
kehilangan sesuatu yang paling berharga." Eragon menatap tepian bulan sabit yang
berpendar, yang muncul di cakrawala sebelah timur. "Ceritakan padaku sesuatu tentang
desa-desa kalian." "Apa?" "Apa saja. Aku mengalami ratusan memori ketika berada di
dalam benakmu dan dalam benak Khagra SertaOtvek, tapi aku hanya ingat sedikit, dan
tidak lengkap. Aku sedang berusaha memahami apa yang kulihat." "Banyak sekali yang
bisa kuceritakan kepadamu," kata Garzhvog dengan suara bergemuruh. Matanya yang
berat tampak menerawang, ia mengorek salah satu taringnya dengan tusuk gigi yang
dibuatnya dari tulang lalu berkata, "Kami mengambil gelondongan kayu, lalu kami
mengukir wajah binatang-binatang pegunungan di sana, dan kemudian kami menanam
tonggak-tonggak ini tegak lurus di dekat rumah-rumah kami sehingga bisa mengusir roh
jahat. Kadang-kadang tonggak-tonggak itu tampak bernyawa. Jika kau melangkah
masuk ke salah satu desa kami, kau bisa merasakan mata semua hewan dalam ukiran
itu mengawasimu..." Tulang tusuk gigi itu berhenti bergerak di tangan si Urgal, kemudian
kembali bergerak maju mundur. "Pada pintu masuk setiap gubuk, kami
menggantungkan namna. Itu secarik kain selebar kedua lenganku jika direntangkan.
Namna diberi warna-warna terang, dan pola di sana menunjukkan sejarah keluarga
yang tinggal di dalam, gubuk. Hanya penenun yang paling tua dan paling hebat yang
diizinkan menambahkan gambar pada namna atau membetulkan tenunannya jika
rusak..." Kemudian tulang tusuk gigi itu lenyap dalam genggaman Garzhvog. "Selama
bulan-bulan musim dingin, mereka yang memiliki pasangan mengerjakan permadani
tungku. Butuh sedikitnya lima tahun untuk menyelesaikan permadani seperti itu,
sehingga pada saat pekerjaan selesai, kau akan tahu apakah kau telah memilih
pasangan yang tepat." "Aku belum pernah melihat salah satu desa kalian," kata Eragon.
"Pastilah Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tersembunyi dengan baik." "Tersembunyi dan terjaga dengan baik. Hanya sedikit yang
telah melihat desa-desa kami masih hidup untuk menceritakannya." Memusatkan
perhatian kepada si Kull dan membiarkan suaranya agak bernada tajam, Eragon
bertanya, "Bagaimana kau mempelajari bahasa ini, Garzhvog" Apakah ada manusia
yang tinggal di antara kalian" Apakah kau menjadikan salah satu dari kami sebagai
budak?" Garzhvog membalas tatapan Eragon tanpa berkedip. "Kami tidak punya budak,
Firesword. Aku mendapatkan pengetahuan ini dari para pria yang kuperangi, dan aku
membagikan pengetahuan ini kepada teman-teman sesukuku." "Kau telah membunuh
banyak manusia, bukan?" "Kau telah membunuh banyak Urgralgra, Firesword. Itulah
mengapa kita harus bersekutu, atau rasku tidak akan selamat." Eragon melipat kedua
lengannya. "Ketika aku dan Brom sedang memburu jejak para Rapinggir Sungai Ninor.
Kami menemukan seluruh penduduk di tumpuk di tengah-tengah desa, mati, dengan
seorang bayi terpancang pada tombak di atas tumpukan. Itu adalah hal paling
mengerikan yang pernah kulihat. Dan kaum Urgal-lah yang membunuh mereka."
"Sebelum tandukku tumbuh," kata Garzhvog, "ayahku mengajakku mengunjungi salah
satu perkampungan di sepanjang sisi barat Pegunungan Spine. Kami menemukan
bangsa kami disiksa, dibakar, dan dibantai. Manusia dari Narda telah mengetahui
keberadaan kami, dan mereka telah menyerbu desa dengan banyak prajurit. Tidak ada
di antara suku kami yang selamat... Memang benar kami lebih mencintai perang
daripada ras lain, Firesword, dan itu sudah menjadi kejatuhan kami berulang kali. Para
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
wanita kami tidak mau menjadikan seorang jantan pasangan mereka jika belum pernah
membuktikan diri dalam pertempuran atau setidaknya membunuh tiga musuh dengan
tangannya sendiri. Dan ada semacam kegembiraan dalam bertarung yang tidak seperti
kegembiraan dalam hal lain. Tapi meski kami suka sekali mengangkat senjata, bukan
berarti kami tidak menyadari kesalahan-kesalahan kami. Jika ras kami tidak bisa
berubah, Galbatorix akan membunuh kami semua jika ia mengalahkan kaum Varden,
dan kau serta Nasuada akan membunuh kami semua begitu kalian menggulingkan si
pengkhianat berlidah ular itu. Apakah aku benar, Firesword?" Eragon menggerakkan
dagunya dalam anggukan. "Aye." "Maka tidaklah bagus merenungkan kesalahan masa
lalu. Jika kita tidak bisa memaafkan apa yang telah dilakukan masing-masing ras,
takkan ada perdamaian antara manusia dan Urgralgra." "Tapi bagaimana kami harus
memperlakukan kalian jika kami mengalahkan Galbatorix dan Nasuada memberi kaum
kalian tanah yang kalian minta, dan dua puluh tahun sejak sekarang, anak-anak kalian
mulai membunuh dan menjarah sehingga mereka bisa mendapatkan pasangan" Jika
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kau mengenal sejarahmu sendiri, Garzhvog, maka kau tahu kejadiannya selalu begitu
jika kaum Urgal mengadakan perjanjian damai." Dengan desahan berat, Garzhvog
berkata, "Maka kami berharap masih ada kaum Urgralgra di seberang lautan dan
mereka lebih bijak daripada kami, karena kaum kami tidak akan lagi ada di negeri ini."
Malam itu tidak ada di antara keduanya yang bicara lagi. Garzhvog meringkuk di
tempatnya dan tidur dengan kepalanya yang besar direbahkan di tanah, sementara


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Eragon membungkus tubuh dengan jubahnya dan duduk bersandar pada bonggol
pohon sambil menatap bintang-bintang yang melintas perlahan, terlena dalam mimpi
terjaganya. Pada akhir hari berikutnya, mereka sudah melihat Pegunungan Beor.
Mula-mula pegunungan itu tidak lebih dari sosok bayangan di cakrawala, berupa
sudut-sudut berwarna putih dan ungu, tapi ketika petang tiba, jejeran pegunungan itu
mulai terlihat bentuknya, dan Eragon bisa melihat sekumpulan pohon berwarna gelap di
dasarnya dan, di atas pepohonan, bentangan luas salju dan es dan, semakin tinggi lagi,
puncak-puncak gunung itu sendiri, berupa bebatuan kelabu telanjang, karena
puncak-puncak itu begitu tinggi sehingga tidak ada tanaman yang tumbuh dan tidak ada
salju yang turun di sana. Seperti saat pertama kali melihatnya, ukuran raksasa
Pegunungan Beor membuat Eragon terpesona. Nalurinya berkata benda sebesar itu
tidak mungkin ada di dunia, tapi ia tahu matanya tidak menipu. Tinggi pegunungan itu
rata-rata sepuluh mil, dan masih banyak yang lebih tinggi. Eragon dan Garzhvog tidak
berhenti malam itu tapi tetap berlari melintasi jam-jam dalam kegelapan dan berlanjut
sampai hari berikutnya. Ketika pagi tiba, langit menjadi terang, tapi karena Pegunungan
Senopati Pamungkas I 11 Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie Pendekar Bodoh 7
^