Peperangan Raja Raja 9
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin Bagian 9
sebagai kesatria. Lancel memiliki rambut tebal berwarna pasir,
mata hijau Lannister, dan kumis pirang halus di bibir atasnya.
Pada usia enam belas tahun, dia dikutuk dengan semua ciri
khas remaja, tanpa sedikit pun selera humor atau keraguan
diri, dan tidak terlepas dari kesombongan yang sudah menjadi
sifat alami orang-orang pirang, kuat, dan tampan. Pertambahan
tingginya baru-baru ini hanya membuat kesombongannya
semakin menjadi-jadi. "Apakah Yang Mulia memanggilmu?"
tuntut pemuda itu. "Seingatku tidak," Tyrion mengakui. "Aku sungguh
menyesal sudah mengganggu kesenanganmu, Lancel, tapi
kebetulan, ada urusan penting yang harus kubicarakan dengan
kakakku." Cersei menatapnya curiga. "Kalau kau ingin
membicarakan perkumpulan pengemis itu, Tyrion, simpan
saja omelanmu. Takkan kubiarkan mereka menyebarkan
pengkhianatan kotor mereka di jalan. Mereka bisa
mengkhotbahi satu sama lain di sel bawah tanah."
"Dan anggap saja mereka beruntung karena memiliki
ratu yang begitu murah hati," Lancel menambahkan. "Kalau
aku pasti sudah kucabut lidah mereka."
"Satu orang bahkan berani mengatakan para dewa
menghukum kami karena Jaime membunuh raja yang sah,"
Cersei mengumumkan. "Ini tak boleh dibiarkan, Tyrion. Aku
memberimu banyak kesempatan untuk menangani hama ini,
tapi kau dan Ser Jacelyn-mu tak melakukan apa pun, jadi aku
memerintahkan Vylarr untuk mengatasi masalah tersebut."
"Dan itulah yang dia lakukan." Tyrion memang kesal
waktu pasukan jubah merah menyeret setengah lusin pengabar
462 lancang ke sel bawah tanah tanpa berkonsultasi dengannya,
tapi masalah itu tidak cukup penting untuk diributkan.
"Sudah pasti kita semua akan menikmati sedikit ketenangan
di jalanan. Bukan itu alasan kedatanganku. Aku punya kabar
yang aku tahu pasti ingin sekali kaudengar, kakak yang manis,
tapi sebaiknya dibicarakan secara tertutup."
"Baiklah." Pemain harpa dan pemain seruling
membungkuk lalu bergegas keluar, sementara Cersei
mendaratkan ciuman polos di pipi sepupunya. "Tinggalkan
kami, Lancel. Adikku tak berbahaya kalau sendirian. Kalau dia
membawa binatang peliharaan, kita pasti sudah menciumnya."
Kesatria muda itu melemparkan tatapan mengancam
pada sepupunya lalu menutup pintu kuat-kuat di belakangnya.
"Asal kau tahu, aku sudah membujuk Shagga mandi dua
minggu sekali," Tyrion berkata ketika pemuda itu sudah pergi.
"Kau puas sekali dengan dirimu, bukan" Kenapa?"
"Kenapa tidak?" Tyrion menyahut. Setiap hari, setiap
malam, palu-palu berdentang di sepanjang Jalan Baja, dan
rantai agung itu bertambah panjang. Dia melompat naik ke
ranjang besar berkanopi. "Apakah ini ranjang tempat Robert
mati" Aku heran kau menyimpannya."
"Memberiku mimpi indah," ujar Cersei. "Sekarang
katakan urusanmu dan cepat pergi dari sini, Setan Kecil."
Tyrion tersenyum. "Lord Stannis sudah berlayar dari
Dragonstone." Cersei melompat berdiri. "Dan kau malah duduk di
situ, menyeringai seperti labu di hari panen" Apakah Bywater
sudah menyiagakan Garda Kota" Kita harus mengirim burung
ke Harrenhal sekarang juga." Saat itu Tyrion tertawa. Cersei
mencengkeram bahu Tyrion dan mengguncangnya. "Hentikan.
463 Apa kau gila, atau mabuk"?Hentikan!"
Tyrion mesti bersusah payah untuk mengeluarkan katakata. "Aku tak bisa," dia tersengal. "Ini terlalu" demi para
dewa, terlalu lucu" Stannis?. . ."
"Apa?" "Dia tidak berlayar untuk menyerang kita," Tyrion
berhasil bicara. "Dia bermaksud mengepung Storm"s End.
Renly berkuda kembali untuk menemuinya."
Kuku-kuku Cersei menusuk lengannya. Untuk sesaat
dia hanya menatap kebingungan, seolah-olah Tyrion mengoceh
dalam bahasa tak dikenal. "Stannis dan Renly memerangi satu
sama lain?" Ketika Tyrion mengangguk, Cersei mulai terkekeh.
"Terpujilah para dewa," sengalnya, "Aku mulai percaya bahwa
Robert-lah yang paling pintar."
Tyrion melontarkan kepala ke belakang dan tergelak.
Mereka tertawa bersama. Cersei menariknya turun dari ranjang
lalu memutar-mutarnya dan bahkan memeluknya, untuk sesaat
dia segembira gadis kecil. Ketika Cersei melepaskannya, Tyrion
kehabisan napas dan pusing. Dia terhuyung-huyung ke bufet
Cersei dan menopangkan tangan untuk memantapkan diri.
"Menurutmu mereka benar-benar akan bertempur"
Kalau mereka sampai mencapai kesepakatan?"
"Tidak bakal," sahut Tyrion. "Mereka terlalu berbeda
sekaligus terlalu mirip, dan masing-masing tak tahan terhadap
satu sama lain." "Dan Stannis selalu merasa dia dicurangi tentang
Storm"s End," kata Cersei serius. "Pusat kekuasaan turuntemurun Klan Baratheon, miliknya berdasarkan hak" andai
kau tahu berapa kali dia mendatangi Robert dan menyanyikan
464 lagu membosankan yang sama dengan suaranya yang muram
dan getir. Ketika Robert memberikan tempat itu kepada Renly,
Stannis mengertakkan rahang begitu kuat sampai-sampai
kupikir giginya bakal hancur."
"Dia menganggapnya sebagai pengabaian."
"Memang dimaksud sebagai pengabaian," sahut Cersei.
"Haruskah kita bersulang untuk kasih sayang antar
saudara?" "Ya," sahut Cersei terengah-engah. "Oh, demi para
dewa, ya." Tyrion memunggungi kakaknya saat dia mengisi dua
cawan dengan anggur manis Arbor. Sungguh pekerjaan
termudah di dunia, menaburkan sejumput bubuk halus ke
dalam minuman sang kakak. "Untuk Stannis!" dia berkata
sembari menyerahkan anggur kepada Cersei. Tidak berbahaya
kalau aku sendirian, ya"
"Untuk Renly!" balas Cersei sambil tertawa. "Semoga
mereka bertempur lama dan sengit, semoga Makhluk Lain
mengambil mereka berdua!"
Inikah Cersei yang dilihat Jaime"?Ketika dia tersenyum,
terlihat jelas betapa cantiknya dia, sungguh.?Aku mencintai
seorang dara secantik musim panas, dengan rambut bercahaya"?Dia
nyaris merasa menyesal karena meracuninya.
Baru keesokan paginya saat dia sarapan, kurir Cersei
datang. Sang ratu sakit dan tidak akan bisa meninggalkan
kamarnya.?Tidak bisa meninggalkan kakus, lebih tepatnya.?Tyrion
mengucapkan kata-kata simpati sepantasnya lalu mengirim
pesan kepada Cersei untuk beristirahat, dia akan menangani
soal Ser Cleos sesuai rencana mereka.
465 Takhta Besi Aegon sang Penakluk adalah kumpulan
kacau kait-kait tajam dan rangkaian logam bergerigi yang
menunggu manusia bodoh mana pun yang berusaha duduk
dengan nyaman, dan undakannya membuat kaki pendek
Tyrion kram saat dia menaikinya, sadar sepenuhnya betapa dia
merupakan pemandangan yang absurd. Namun ada satu hal
yang bisa dikatakan tentangnya. Kursi itu tinggi.
Para pengawal Lannister berdiri diam dalam balutan
jubah merah tua dan helm setengah kepala berpuncak singa.
Pasukan jubah emas Ser Jacelyn berhadapan dengan mereka
di seberang ruangan. Undakan menuju takhta diapit oleh
Bronn dan Ser Preston dari pasukan Pengawal Raja. Para
penghuni istana memenuhi panggung penonton sementara
para pemohon berkerumun di dekat pintu ek-dan-perunggu
yang menjulang. Sansa Stark terlihat sangat menawan pagi ini,
walaupun wajahnya sepucat susu. Lord Gyles berdiri terbatukbatuk, sementara sepupu Tyrek yang malang mengenakan
mantel pengantin pria dari bulu cerpelai dan beledu. Sejak
pernikahannya dengan Lady Ermesande cilik tiga hari lalu, para
squire lain menjulukinya "Ibu Susu" dan bertanya kepadanya
popok macam apa yang dipakai pengantinnya pada malam
pernikahan mereka. Tyrion menunduk menatap mereka semua, dan
mendapati bahwa dia menyukainya. "Memanggil Ser Cleos
Frey." Suaranya membahana dari dinding-dinding batu dan di
sepanjang aula. Dia juga suka itu.?Sayang sekali Shae tak bisa
hadir untuk melihat ini, renungnya. Dia sudah minta untuk
datang, tapi itu mustahil.
Ser Cleos menempuh perjalanan panjang antara
pasukan jubah emas dan jubah merah tua, tidak menengok ke
466 kanan maupun ke kiri. Saat dia berlutut, Tyrion mengamati
bahwa sepupunya mulai botak.
"Ser Cleos," Littlefinger berkata dari meja majelis,
"kami berterima kasih kepadamu karena sudah membawakan
tawaran perdamaian dari Lord Stark."
Maester Agung Pycelle berdeham. "Ratu Pemangku,
Tangan Kanan Raja, dan majelis kecil telah mempertimbangkan
syarat-syarat yang diajukan oleh Raja di Utara yang menobatkan
dirinya sendiri ini. Sayangnya, syarat-syarat itu tidak dapat
diterima, dan kau harus menyampaikannya kepada orangorang utara ini, Ser."
"Berikut ini syarat-syarat kami," kata Tyrion. "Robb
Stark harus meletakkan pedangnya, bersumpah setia, dan
kembali ke Winterfell. Dia harus membebaskan kakakku
tanpa terluka, dan menempatkan pasukannya di bawah
komando Jaime, untuk maju menyerang para pemberontak
Renly dan Stannis Baratheon. Setiap pengikut Stark harus
mengirimkan seorang anak lelaki sebagai tawanan kami. Anak
perempuan diperbolehkan jika tidak ada anak lelaki. Mereka
akan diperlakukan dengan baik dan diberi tempat terhormat di
istana ini, selama ayah mereka tidak melakukan pengkhianatan
baru." Cleos Frey tampak mual. "My lord Tangan Kanan," dia
berkata, "Lord Stark tidak mungkin menyetujui syarat-syarat
itu." Kami tidak pernah berharap dia setuju, Cleos.?"Katakan
padanya kami sudah mengumpulkan pasukan besar di Casterly
Rock, bahwa sebentar lagi pasukan tersebut akan menyerbunya
dari barat sementara ayahku maju dari timur. Katakan padanya
bahwa dia sendirian, tanpa sekutu yang dapat diharapkan.
467 Stannis dan Renly Baratheon berperang satu sama lain, dan
Pangeran Dorne telah setuju untuk menikahkan putranya
Trystane dengan Putri Myrcella." Gumam gembira dan
kekhawatiran sama-sama terdengar dari panggung penonton
serta bagian belakang aula.
"Sementara untuk pertukaran tawanan sepupusepupuku," Tyrion melanjutkan, "kami menawarkan Harrion
Karstark dan Ser Wylis Manderly untuk Willem Lannister,
serta Lord Cerwyn dan Ser Donnel Locke untuk adikmu Tion.
Katakan pada Stark bahwa sampai kapan pun, dua orang
Lannister setara dengan empat orang utara." Dia menunggu
tawa mereda. "Dia bisa mendapatkan tulang-tulang ayahnya,
sebagai isyarat niat baik."
"Lord Stark juga meminta adik-adik perempuan dan
pedang ayahnya," Ser Cleos mengingatkan.
Ser Ilyn Payne berdiri tanpa suara, gagang pedang agung
Eddard Stark mencuat dari balik salah satu bahu. "Ice," ujar
Tyrion. "Dia akan mendapatkannya setelah berdamai dengan
kami, bukan sebelumnya."
"Baik. Dan adik-adiknya?"
Tyrion melirik ke arah Sansa, dan merasakan tikaman
rasa iba saat dia berkata, "Sampai dia membebaskan kakakku
Jaime, tanpa terluka, mereka akan tetap di sini sebagai
tawanan. Sebaik apa perlakuan terhadap mereka tergantung
padanya."? Dan jika para dewa berbaik hati, Bywater akan
menemukuan Arya dalam keadaan hidup, sebelum Robb sadar
bahwa adiknya hilang. "Aku akan menyampaikan pesanmu, my lord."
Tyrion menarik-narik salah satu pedang terpilin yang
mencuat dari lengan takhta.?Dan sekarang serangannya.?"Vylarr,"
468 dia memanggil. "My lord." "Pasukan yang dikirim Stark sudah cukup untuk
melindungi tulang-tulang Lord Eddard, tapi seorang Lannister
harus mendapat pengawalan Lannister," titah Tyrion. "Ser
Cleos adalah sepupu sang ratu, dan sepupuku. Kami akan
tidur lebih tenang jika kau mengantarnya kembali dengan
aman ke Riverrun." "Siap melaksanakan perintah. Berapa orang yang harus
saya bawa?" "Semuanya, tentu saja."
Vylarr berdiri seperti manusia batu. Maester Agung
Pycelle yang akhirnya berdiri dan berkata kaget, "My lord
Tangan Kanan, itu tidak mungkin" Lord Tywin sendiri, dia
mengirim orang-orang baik ini ke kota kita untuk melindungi
Ratu Cersei dan anak-anaknya..."
"Pengawal Raja dan Garda Kota melindungi mereka
dengan cukup baik. Semoga para dewa melindungi
perjalananmu, Vylarr."
Di meja majelis Varys tersenyum penuh sekongkol,
Littlefinger berpura-pura bosan, dan Pycelle megap-megap
seperti ikan, pucat dan bingung. Seorang bentara melangkah
maju. "Jika ada yang punya masalah lain untuk disampaikan di
hadapan Tangan Kanan Raja, biarkan dia berbicara sekarang
atau pergi dan tidak bersuara lagi."
"Aku minta didengar." Lelaki ramping berpakaian hitam
mendesak maju di antara si kembar Redwyne.
"Ser Alliser!" Tyrion berseru. "Wah, aku tidak tahu kau
datang ke istana. Seharusnya kau mengirim kabar padaku."
469 "Sudah, kau juga tahu itu." Thorne setajam namanya
yang berarti duri, lelaki kurus dengan wajah tirus berusia lima
puluh tahun, bermata keras dan bertangan keras, rambut
hitamnya dihiasi uban. "Aku sudah ditolak, diabaikan, dan
dibiarkan menunggu seperti pelayan hina."
"Benarkah" Bronn, ini tidak dapat dibenarkan. Ser
Alliser dan aku teman lama. Kami menyusuri Tembok Besar
bersama-sama." "Ser Alliser yang baik," gumam Varys, "jangan berpikir
terlalu buruk tentang kami. Begitu banyak yang meminta
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
waktu Joffrey kita, pada masa-masa sulit dan meresahkan ini."
"Lebih meresahkan daripada yang kau tahu, orang
kasim." "Di depan dia, kita memanggilnya Lord Orang Kasim"
sindir Littlefinger. "Bagaimana kami bisa membantumu, saudara
yang baik?" Maester Agung Pycelle bertanya dengan nada
menenangkan. "Sang Komandan mengirimku untuk menemui Yang
Mulia Raja," Thorne menjawab. "Masalahnya terlalu serius
untuk dibicarakan dengan para pelayan."
"Sang raja sedang bermain dengan busur silangnya yang
baru," Tyrion berkata. Menyingkirkan Joffrey hanya butuh
satu busur silang jelek dari Myr yang menembakkan tiga anak
panah sekaligus, dan dia tidak mau melakukan apa pun selain
mencobanya saat itu juga. "Kau bisa bicara dengan para pelayan
atau tidak usah sama sekali."
"Baiklah," Ser Alliser berkata, kegusarannya terdengar
jelas. "Aku dikirim untuk memberitahu kalian bahwa kami
470 menemukan dua penjelajah yang telah lama hilang. Mereka
sudah mati, tapi waktu kami membawa mayat mereka kembali
ke Tembok Besar, mereka bangkit pada malam hari. Satu
mayat membunuh Ser Jaremy Rykker, sementara mayat kedua
berusaha membunuh Komandan."
Di kejauhan, Tyrion mendengar seseorang terkikik.? Apakah dia bermaksud mengejekku dengan kekonyolan
ini"?Tyrion bergerak-gerak gelisah dan menunduk menatap
Varys, Littlefinger, serta Pycelle, bertanya-tanya apakah ini
perbuatan salah seorang dari mereka. Seorang cebol tak
punya banyak kewibawaan. Begitu istana dan kerajaan mulai
menertawakannya, celakalah dia. Namun" namun"?
Tyrion ingat satu malam dingin di bawah bintangbintang ketika dia berdiri di samping si bocah Jon Snow dan
serigala putih besar di puncak Tembok Besar di ujung dunia,
menatap kegelapan tak berujung di luar sana. Ketika itu dia
merasakan"apa?"sesuatu, pastinya, kengerian yang menggigit
bagai dinginnya angin utara. Seekor serigala melolong malam
itu, dan suaranya membuat dia merinding.
Jangan bodoh, dia mengingatkan diri.?Serigala, angin,
hutan gelap, itu tak berarti apa pun. Namun" Dia jadi suka pada
Jeor Mormont tua selama masa tinggalnya di Kastel Hitam.
"Aku yakin si Beruang Tua selamat dari serangan ini?"
"Benar." "Dan bahwa saudara-saudaramu membunuh si, ah,
mayat-mayat ini?" "Benar." "Kau yakin mereka sudah mati saat ini?" tanya Tyrion
santai. Ketika Bronn menahan dengus tawa, dia tahu
bagaimana dia harus melanjutkan. "Benar-benar mati?"
471 "Waktu itu mereka juga sudah mati," Ser Alliser
membentak. "Pucat dan dingin, dengan tangan dan kaki
hitam. Aku membawa tangan Jared, dirobek dari mayatnya
oleh serigala si anak haram."
Littlefinger beringsut. "Dan di mana tanda mata yang
menarik ini?" Ser Alliser mengerutkan dahi gelisah. "Tangan itu"
membusuk dan hancur selama aku menunggu, diabaikan.
Tidak ada yang tersisa untuk ditunjukkan selain tulang."
Tawa tertahan terdengar di seluruh ruangan. "Lord
Baelish," Tyrion memanggil Littlefinger, "belikan Ser Alliser
kita yang gagah berani seratus sekop untuk dibawa pulang ke
Tembok Besar bersamanya."
"Sekop?" Ser Alliser menyipitkan mata curiga.
"Kalau kita mengubur orang mati, mereka tidak akan
berkeliaran," Tyrion berkata, dan seisi ruangan tertawa terangterangan. "Sekop akan mengakhiri kesulitan kalian, dengan
punggung-punggung kuat yang mengayunkannya. Ser Jacelyn,
pastikan saudara kita yang baik bisa memilih tahanan di sel
bawah tanah kota." Ser Jacelyn Bywater menyahut, "Daulat, my lord, tapi selsel itu nyaris kosong. Yoren sudah membawa semua tahanan
yang layak." "Kalau begitu tangkap lagi beberapa orang," jawab
Tyrion. "Atau sebarkan kabar bahwa ada roti dan lobak di
Tembok Besar, mereka pasti akan pergi dengan sukarela."
Terlalu banyak mulut yang harus diberi makan di kota ini,
sementara Garda Malam selalu butuh orang. Mengikuti isyarat
dari Tyrion, si bentara mengumumkan akhir pertemuan, dan
aula mulai kosong. 472 Ser Alliser Thorne tidak dapat disingkirkan semudah
itu. Dia menunggu di dasar Takhta Besi ketika Tyrion turun.
"Kaupikir aku berlayar jauh-jauh dari Mata Timur di Tepi Laut
untuk diejek oleh orang seperti kau?" amuknya, menghalangi
jalan. "Ini bukan lelucon. Aku melihatnya sendiri. Kuberitahu
padamu, mayat itu hidup."
"Kau harus mencoba membunuh mereka dengan lebih
menyeluruh." Tyrion mendesak lewat. Ser Alliser hendak
menyambar lengan baju Tyrion, tapi Preston Greenfield
mendorongnya mundur. "Jangan mendekat, Ser."
Thorne tahu benar sebaiknya tidak melawan kesatria
Pengawal Raja. "Kau konyol, Setan Kecil," dia meneriaki
punggung Tyrion. Si cebol berbalik menghadapnya. "Aku" Benarkah" Lalu
mengapa mereka menertawakanmu, kira-kira?" Dia tersenyum
samar. "Kau datang mencari orang, bukan?"
"Angin dingin mulai berembus. Tembok Besar harus
dijaga." "Dan untuk menjaganya kau butuh orang, yang sudah
kuberikan padamu" seperti yang mungkin sudah kaupahami,
jika telingamu bukan hanya mendengar penghinaan. Bawa
mereka, berterima kasihlah padaku, dan pergilah sebelum aku
terpaksa menantangmu dengan garpu kepiting lagi. Sampaikan
salam hangatku untuk Lord Mormont" untuk Jon Snow juga."
Bronn mencengkeram siku Ser Alliser dan menggiringnya
dengan paksa dari aula. Maester Agung Pycelle sudah terburu-buru pergi, tapi
Varys dan Littlefinger menyaksikan semuanya, dari awal sampai
akhir. "Aku jadi semakin mengagumimu, my lord," si orang
kasim mengakui. "Kau menenangkan si bocah Stark dengan
473 tulang-tulang ayahnya dan melucuti pelindung kakakmu dalam
satu pukulan tangkas. Kau memberi saudara hitam itu orangorang yang dia butuhkan, membebaskan kota dari beberapa
mulut yang lapar, tetapi kau membuat semuanya tampak
seperti lelucon sehingga tidak akan ada yang bisa mengatakan
bahwa si cebol sekejam snark dan grumkin. Oh, lihai sekali."
Littlefinger menyugar janggut. "Apa kau benar-benar
bermaksud menyingkirkan semua pengawalmu, Lannister?"
"Tidak, aku bermaksud menyingkirkan semua pengawal
kakakku." "Sang ratu tidak mungkin diam saja."
"Oh, kurasa mungkin saja. Aku adiknya, dan kalau
sudah lebih lama mengenalku, kau akan tahu bahwa aku
bersungguh-sungguh dengan semua perkataanku."
"Bahkan kebohongan?"
"Terutama kebohongan. Lord Petyr, aku merasa kau
tidak puas denganku."
"Cintaku kepadamu masih sebesar dulu, my lord.
Walaupun aku tidak suka dipermainkan seperti orang bodoh.
Jika Myrcella menikah dengan Trystane Martell, dia tidak
mungkin menikah dengan Robert Arryn, bukan?"
"Tidak tanpa menimbulkan skandal besar," Tyrion
mengakui. "Aku menyesali muslihat kecilku, Lord Petyr, tapi
saat kita bicara, aku tidak mungkin tahu bahwa bangsa Dorne
akan menerima tawaranku."
Littlefinger tidak terhibur. "Aku tidak suka dibohongi,
my lord. Jangan libatkan aku dalam penipuanmu berikutnya."
Hanya bila kau melakukan hal yang sama untukku,
pikir Tyrion, menatap belati yang disarungkan di pinggul
474 Littlefinger. "Kalau aku sudah membuatmu tersinggung,
aku benar-benar minta maaf. Semua orang tahu betapa
kami sangat menyayangimu, my lord. Dan betapa kami sangat
membutuhkanmu." "Cobalah mengingat itu." Setelah mengatakannya,
Littlefinger meninggalkan mereka.
"Berjalanlah denganku, Varys," kata Tyrion. Mereka
pergi melalui pintu sang raja di belakang takhta, sandal si
orang kasim menggesek lantai batu dengan ringan.
"Lord Baelish ada benarnya, kau tahu. Ratu tak mungkin
mengizinkanmu menyingkirkan pengawalnya."
"Mungkin. Kau yang akan memastikannya."
Senyum melintas sekejap di bibir Varys yang penuh.
"Benarkah?" "Oh, tentu saja. Kau akan mengatakan padanya itu
bagian dari rencanaku membebaskan Jaime."
Varys mengusap pipi berpupurnya. "Ini sudah pasti
melibatkan empat lelaki yang dicari orangmu Bronn dengan
begitu teliti di semua tempat kumuh di King"s Landing.
Seorang pencuri, seorang peracun, seorang penipu, dan
seorang pembunuh." "Pakaikan jubah merah tua dan helm singa, mereka
tidak akan berbeda dari penjaga mana pun. Selama beberapa
waktu aku mencari muslihat yang bisa membawa mereka masuk
ke Riverrun sebelum terpikir olehku untuk menyembunyikan
mereka di tempat yang mudah terlihat. Mereka akan berkuda
melewati gerbang utama, mengibarkan panji-panji Lannister
dan mengawal tulang-tulang Lord Eddard." Dia tersenyum
miring. "Empat orang saja pasti akan diawasi dengan
475 waspada. Tapi empat di antara seratus bisa menghilang di
tengah kerumunan. Jadi aku harus mengirim para pengawal
sungguhan selain yang palsu... itulah yang akan kaukatakan
pada kakakku." "Dan demi saudara kembarnya tercinta, dia akan setuju,
meskipun dia merasa waswas." Mereka berjalan menyusuri
serambi bertiang yang kosong. "Tetap saja, kepergian pasukan
jubah merahnya pasti akan membuat dia gelisah."
"Aku ingin dia gelisah," ujar Tyrion.
Ser Cleos Frey berangkat sore itu juga, dikawal oleh
Vylarr dan seratus pengawal Lannister berjubah merah. Orangorang yang dikirim Robb Stark bergabung dengan mereka di
Gerbang Raja untuk perjalanan panjang ke barat.
Tyrion menemukan Timett sedang bermain dadu
dengan orang-orang Manusia Hangus di barak. "Datanglah
ke ruanganku tengah malam nanti." Timett menatap tajam
dengan satu matanya, dan mengangguk singkat. Dia bukan
orang yang senang berbicara.
Malam itu dia berpesta dengan suku Gagak Batu
dan Saudara Bulan di Aula Kecil, walaupun sekali ini dia
menjauhkan diri dari anggur. Dia ingin pikirannya benarbenar jernih. "Shagga, bulan apa ini?"
Kerutan dahi Shagga sungguh mengerikan. "Hitam,
kurasa." "Di barat, mereka menyebutnya bulan pengkhianat.
Cobalah jangan terlalu mabuk malam ini, dan pastikan
kapakmu tajam." "Kapak seorang Gagak Batu selalu tajam, dan kapak
Shagga yang paling tajam. Aku pernah memenggal kepala
476 orang, tapi dia tidak menyadarinya sampai dia mencoba
menyikat rambutnya. Lalu kepala itu copot."
"Itukah sebabnya kau tak pernah menyikat rambutmu?"
Orang-orang Gagak Batu meraung dan mengentakkan kaki,
teriakan Shagga yang paling lantang.
Saat tengah malam, kastel sunyi dan gelap. Sudah pasti
beberapa penjaga berjubah emas di dinding melihat mereka
meninggalkan Menara Tangan Kanan Raja, tapi tidak ada
yang bersuara. Dia Tangan Kanan Raja, dan ke mana dia pergi
adalah urusannya sendiri.
Pintu kayu yang tipis retak disertai bunyi krak keras di
bawah tumit sepatu bot Shagga. Potongan kayu beterbangan ke
dalam, dan Tyrion mendengar seorang perempuan terkesiap
ngeri. Shagga membelah pintu itu dengan tiga hantaman
kapaknya dan menendang masuk melewati puing-puing.
Timett mengikuti, kemudian Tyrion, melangkah dengan
hati-hati di atas pecahan kayu. Api sudah menyusut menjadi
tumpukan bara yang bersinar, dan bayang-bayang pekat
memenuhi seluruh kamar. Ketika Timett merobek tirai tebal
dari tempat tidur, gadis pelayan yang telanjang menengadah
dengan mata putih membelalak. "Tolong, tuan-tuan," dia
memohon, "jangan sakiti aku." Dia beringsut ngeri menjauhi
Shagga, merah padam dan ketakutan, berusaha menutupi
keindahan tubuhnya dengan tangan dan ternyata kurang satu
tangan. "Pergilah," Tyrion berkata kepadanya. "Bukan kau yang
kami inginkan." "Shagga ingin perempuan ini."
"Shagga ingin semua pelacur di kota pelacur ini," cela
Timett putra Timett. 477 "Ya," sahut Shagga tanpa malu. "Shagga akan
memberinya anak yang kuat."
"Kalau menginginkan anak yang kuat, dia tahu siapa
yang harus dicari," tukas Tyrion. "Timett, antar dia keluar"
dengan lembut, kalau kau bisa."
Si Manusia Hangus menarik gadis itu dari tempat tidur
dan setengah menggiring, setengah menyeretnya melintasi
kamar. Shagga mengawasi mereka pergi, sedih seperti anak
anjing. Gadis itu tersandung pintu yang pecah dan keluar ke
koridor, dibantu dorongan tegas dari Timett. Di atas kepala
mereka, burung-burung raven memekik.
Tyrion merenggut selimut lembut dari tempat tidur,
menyingkap Maester Agung Pycelle di bawahnya. "Aku ingin
tahu, apakah Citadel setuju kau meniduri gadis-gadis pelayan,
Maester?" Lelaki tua itu telanjang seperti si gadis pelayan, walaupun
dia menyajikan pemandangan yang jauh lebih buruk. Sekali
ini, mata sayunya terbuka lebar. "A-apa maksudnya ini" Aku
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lelaki tua, abdi setiamu?"?
Tyrion menaikkan tubuhnya ke tempat tidur. "Begitu
setia sehingga kau hanya mengirim salah satu suratku kepada
Doran Martell. Yang satu lagi kauberikan pada kakakku."
"Ti-tidak," pekik Pycelle. "Tidak, itu bohong, sumpah,
itu bukan perbuatanku. Varys, itu perbuatan Varys si Labalaba, aku sudah memperingatkanmu?"
"Apakah semua maester berdusta dengan sama
buruknya" Aku memberitahu Varys kalau aku memberikan
keponakanku Tommen kepada Pangeran Doran untuk
diasuh. Aku memberitahu Littlefinger kalau aku bermaksud
menikahkan Myrcella dengan Lord Robert dari Eyrie. Aku
478 tidak memberitahu siapa pun kalau aku menawarkan Myrcella
kepada bangsa Dorne" itu hanya tertulis dalam surat yang
kupercayakan kepadamu."
Pycelle mencengkeram satu sudut selimut. "Burung bisa
tersesat, pesan-pesan dicuri atau dijual" itu perbuatan Varys,
ada hal-hal yang bisa kuceritakan padamu tentang orang kasim
itu yang bisa membekukan darahmu?"?
"Kekasihku lebih suka darahku panas."
"Jangan salah, untuk setiap rahasia yang dibisikkan si
orang kasim di telingamu, dia menyimpan tujuh rahasia lain.
Dan Littlefinger, orang itu?"?
"Aku tahu semua tentang Lord Petyr. Dia sama-sama tak
bisa dipercaya seperti kau. Shagga, potong kejantanannya dan
berikan pada kambing."
Shagga mengangkat kapak besarnya yang bermata ganda.
"Tidak ada kambing, Lelaki Kecil."
"Pakai saja apa yang ada."
Sambil meraung, Shagga melompat maju. Pycelle
menjerit dan kencing di tempat tidur, urine tepercik ke segala
arah saat dia mencoba melompat mundur dari jangkauan. Si
orang liar menangkap janggut putih Pycelle yang menggembung
dan memotong tiga perempatnya dengan satu tebasan kapak.
"Timett, menurutmu teman kita akan lebih terbuka
tanpa janggut untuk bersembunyi?" Tyrion menggunakan
sebagian seprai untuk menyeka air seni dari sepatu botnya.
"Dia akan berterus terang sebentar lagi." Kegelapan
mengumpul dalam ceruk kosong tempat mata Timett yang
terbakar. "Aku bisa mencium bau busuk ketakutannya."
Shagga melempar segenggam rambut ke lantai, dan
479 mencengkeram janggut yang tersisa. "Jangan bergerak, Maester,"
desak Tyrion. "Saat Shagga marah, tangannya gemetar."
"Tangan Shagga tak pernah gemetar," kata lelaki besar
itu dengan marah, menekankan bilah kapak serupa bulan sabit
di bawah dagu Pycelle yang gemetar dan kembali memangkas
segenggam janggut. "Sudah berapa lama kau menjadi mata-mata kakakku?"
tanya Tyrion. Napas Pycelle tersengal-sengal. "Semua yang kulakukan,
kulakukan untuk Klan Lannister." Butiran keringat melapisi
dahi lebar lelaki tua itu, dan utas-utas rambut putih menempel
ke kulit keriputnya. "Selalu" selama bertahun-tahun" ayahmu,
tanya saja padanya, sejak dulu aku adalah abdinya yang setia"
akulah yang meminta Aerys membuka gerbang kastel?"
Itu mengagetkan Tyrion. Dia masih anak-anak yang
buruk rupa di Casterly Rock ketika kota ini jatuh. "Jadi
Penyerbuan King"s Landing juga hasil kerjamu?"
"Untuk kerajaan! Begitu Rhaegar mati, perang berakhir.
Aerys gila, Viserys terlalu muda, Pangeran Aegon hanya bayi
yang masih menyusu, tapi kerajaan ini butuh raja" aku berdoa
agar ayahmulah orangnya, tapi Robert terlalu kuat, dan Lord
Stark bergerak terlalu cepat?"
"Berapa banyak yang sudah kaukhianati" Aerys, Eddard
Stark, aku" Raja Robert juga" Lord Arryn, Pangeran Rhaegar"
Dari mana dimulainya, Pycelle?" Dia sudah tahu di mana
berakhirnya. Kapak menggores jakun di leher Pycelle dan mengusap
kulit kendur lembek di bawah rahangnya, mengikis rambut
terakhir. "Kau" tidak di sini," dia tersentak saat bilah kapak
bergerak naik ke pipinya. "Robert" luka-lukanya" andai kau
480 melihat dan mencium baunya, pasti kau tidak akan ragu?"
"Oh, aku tahu babi hutan menyelesaikan tugas itu
untukmu... tapi seandainya dia meninggalkan pekerjaan itu
tanpa selesai, kau pasti akan menyelesaikannya."
"Dia raja yang menyedihkan... sombong, pemabuk,
bejat" dia berniat menyingkirkan kakakmu, ratunya sendiri"
kumohon" Renly berencana membawa gadis Highgarden itu
ke istana, untuk memikat kakaknya... ini kebenaran para dewa
sendiri..." "Dan apa yang direncanakan Lord Arryn?"
"Dia tahu," Pycelle berkata. "Tentang" tentang?"?
"Aku tahu dia tahu tentang apa," bentak Tyrion, yang
tidak ingin Shagga dan Timett mengetahuinya.
"Dia mengirim istrinya kembali ke Eyrie, dan putranya
akan diasuh di Dragonstone" dia bermaksud bertindak?"?
"Jadi kau meracuninya lebih dulu."
"Tidak." Pycelle melawan dengan lemah. Shagga
menggeram dan mencengkeram kepalanya. Tangan orang suku
liar itu amat besar, dia pasti bisa menghancurkan tengkorak
sang maester seperti telur andai dia meremasnya.
Tyrion berdecak kepadanya. "Aku melihat air mata
Lys di antara ramuanmu. Dan kau menyuruh pergi maester
Lord Arryn lalu mengurus sang lord sendiri, agar kau bisa
memastikan bahwa dia sudah mati."
"Bohong!" "Cukur lagi lebih pendek," Tyrion menyarankan.
"Lehernya lagi."
Kapak itu kembali meluncur turun, menggurat kulit.
Lapisan tipis ludah menggelembung di bibir Pycelle saat
481 mulutnya bergetar. "Aku berusaha menyelamatkan Lord Arryn.
Aku bersumpah?" "Hati-hati, Shagga, kau sudah melukainya."
Shagga menggeram. "Dolf ayah para pejuang, bukan
pencukur rambut." Ketika dia merasakan darah menetes di lehernya
dan mengalir ke dada, lelaki tua itu gemetar, dan kekuatan
terakhirnya merembes pergi. Dia tampak menyusut, lebih kecil
dan lebih lemah dibandingkan saat mereka menerobos masuk
ke kamarnya. "Ya," rengeknya, "ya, Colemon memberinya
obat pencahar, jadi aku menyuruh dia pergi. Sang ratu
menginginkan Lord Arryn mati, dia tidak bilang begitu, tidak
boleh, sebab Varys mendengarkan, selalu mendengarkan, tapi
saat menatapnya, aku tahu. Tapi bukan aku yang memberinya
racun, aku bersumpah." Lelaki tua itu terisak. "Varys akan
memberitahumu, itu pekerjaan si bocah, squire-nya yang
bernama Hugh, pasti dia yang melakukannya. Tanya saja
kakakmu, tanya dia."
Tyrion muak. "Ikat dia dan bawa dia pergi," perintahnya.
"Masukkan dia ke salah satu sel hitam."
Mereka menyeretnya keluar dari pintu yang pecah.
"Lannister," dia mengerang, "semua yang kulakukan adalah
untuk Lannister?"? Setelah dia pergi, Tyrion menggeledah kediaman itu
dengan tidak tergesa-gesa dan mengambil beberapa botol
kecil lagi dari rak obat. Burung-burung raven mengoceh di
atas kepalanya selagi dia bekerja, keriuhan yang anehnya
menenangkan. Dia perlu mencari orang yang bisa mengurus
burung-burung itu sampai Citadel mengirim orang untuk
menggantikan Pycelle. 482 Padahal dialah yang kuharap dapat kupercaya.?Dia menduga
Varys dan Littlefinger tidak lebih setia" hanya lebih lihai,
dan oleh karenanya lebih berbahaya. Barangkali cara ayahnya
merupakan cara terbaik: panggil Ilyn Payne, tancapkan tiga
kepala di atas gerbang, beres sudah.?Dan bukankah itu akan
menjadi pemandangan yang indah" pikirnya.
j 483 ARYA R asa takut mengiris lebih dalam ketimbang pedang, Arya selalu
mengingatkan diri, tapi itu tidak membuat rasa takutnya
pergi. Itu merupakan bagian utama dari hari-harinya, sama
seperti roti basi dan lepuh-lepuh di jari kaki setelah perjalanan
panjang menyusuri jalur yang keras dan ditandai bekas roda
gerobak. Dia pikir dia sudah tahu apa artinya takut, tapi dia
menyadari ketidaktahuannya dalam gudang di tepi Mata Para
Dewa itu. Delapan hari dia berdiam di sana sebelum si Gunung
memberi perintah untuk bergerak, dan setiap hari dia melihat
seseorang mati. Si Gunung selalu datang ke gudang setelah dia selesai
sarapan dan memilih salah satu tahanan untuk ditanyai.
Penduduk desa tak pernah mau menatapnya. Barangkali
mereka mengira jika mereka tidak melihatnya, dia tidak akan
melihat mereka" tapi dia tetap melihat mereka dan memilih
yang dia inginkan. Tidak ada tempat bersembunyi, tidak ada
muslihat untuk dimainkan, tidak ada cara untuk selamat.
Seorang gadis tidur di ranjang seorang prajurit tiga
malam berturut-turut; si Gunung memilihnya pada hari
keempat, dan si prajurit diam saja.
Seorang lelaki tua yang murah senyum memperbaiki
484 pakaian mereka dan mengoceh tentang putranya, yang
bertugas sebagai pasukan jubah emas di King"s Landing. "Dia
pengabdi Raja," lelaki tua itu akan berkata, "pengabdi Raja
yang baik seperti aku, semua untuk Joffrey." Dia begitu sering
mengatakannya sehingga tahanan lain mulai memanggilnya
Semua-untuk-Joffrey setiap kali para penjaga tak mendengar.
Semua-untuk-Joffrey dipilih pada hari kelima.
Ibu muda dengan wajah penuh bekas cacar menawarkan
untuk memberitahu mereka semua yang dia ketahui jika
mereka berjanji tidak akan menyakiti putrinya. Si Gunung
mendengarkan ibu muda itu; keesokan paginya dia memilih
putri si ibu, untuk memastikan tak ada yang dia sembunyikan.
Orang-orang yang dipilih ditanyai dengan disaksikan
tahanan lainnya, agar mereka dapat melihat nasib para
pemberontak dan pengkhianat. Seorang lelaki yang dipanggil
Tickler"penggelitik, mengajukan pertanyaan. Wajahnya
begitu biasa dan pakaiannya begitu sederhana sehingga Arya
mengira dia salah satu penduduk desa sebelum melihat lelaki
itu bekerja. "Tickler membuat mereka meraung begitu keras
sampai kencing di celana," Chiswyck tua berbahu bungkuk
memberitahu mereka. Dia lelaki yang berusaha digigit Arya,
yang menyebutnya bocah garang dan menghantam kepalanya
dengan tinju bersarung rantai. Kadang-kadang Chiswyk
membantu si Penggelitik. Kadang-kadang orang lain yang
membantu. Ser Gregor Clegane sendiri hanya berdiri diam,
menonton dan mendengarkan, sampai si korban mati.
Pertanyaan-pertanyaannya selalu sama. Apakah ada
emas yang tersembunyi di desa ini" Perak, permata" Apakah
ada makanan lagi" Di mana Lord Beric Dondarrion" Siapa
penduduk desa yang menolongnya" Waktu dia pergi, ke mana
tujuannya" Berapa orang yang bersama mereka" Berapa banyak
kesatria, berapa banyak pemanah, berapa banyak prajurit"
Bagaimana persenjataan mereka" Berapa banyak yang berkuda"
Berapa banyak yang terluka" Musuh mana lagi yang pernah
mereka lihat" Berapa banyak" Kapan" Panji-panji apa yang
mereka kibarkan" Ke mana mereka pergi" Apakah ada emas
485 yang tersembunyi di desa ini" Perak, permata" Di mana Lord
Beric Dondarrion" Berapa orang yang bersama mereka" Pada
hari ketiga, Arya sendiri bisa saja mengajukan pertanyaanpertanyaan itu.
Mereka menemukan sedikit emas, sedikit perak,
sekarung besar koin tembaga, dan satu set piala minum
penyok bertatahkan batu garnet yang nyaris dihancurkan
oleh dua prajurit. Mereka mendapat jawaban bahwa Lord
Beric membawa sepuluh orang kelaparan, atau malah seratus
kesatria berkuda; bahwa dia berkuda ke barat, atau utara,
atau selatan; bahwa dia menyeberangi danau dengan perahu;
bahwa dia sekuat urus atau lemah akibat perdarahan. Tidak
ada yang bertahan hidup setelah ditanyai Tickler; baik laki-laki,
perempuan, maupun anak-anak. Yang paling kuat bertahan
sampai malam. Tubuh mereka digantung jauh dari api unggun
untuk dimakan serigala. Saat mereka akhirnya bergerak, Arya tahu dia bukan
penari air. Syrio Forel tak mungkin membiarkan mereka
merubuhkannya dan mengambil pedangnya, atau berdiam
diri saat mereka membunuh Lommy Tangan Hijau. Syrio tak
mungkin menutup mulut dalam gudang itu atau mengerut
ketakutan di antara tahanan lainnya. Direwolf adalah lambang
Klan Stark, tapi Arya lebih merasa seperti domba yang
dikelilingi kawanan domba lain. Dia membenci penduduk desa
karena kepengecutan mereka, hampir sebesar dia membenci
diri sendiri. Klan Lannister sudah mengambil semuanya: ayah,
teman-teman, rumah, harapan, keberanian. Satu orang
mengambil Needle, sementara satu orang lagi mematahkan
pedang kayunya di lutut. Mereka bahkan sudah mengambil
rahasia bodohnya. Gudang itu cukup besar baginya untuk
merayap menjauh dan buang air di salah satu sudut ketika tak
ada yang melihat, tapi di jalan, lain ceritanya. Dia menahannya
selama mungkin, tapi akhirnya dia harus berjongkok di samping
semak dan menurunkan celananya di depan mereka semua.
486 Harus begitu atau buang air di celana. Pai Panas ternganga
menatapnya dengan mata membelalak, tapi yang lain bahkan
tidak repot-repot melihat. Domba perempuan atau domba lakilaki, Ser Gregor dan anak buahnya sepertinya tak peduli.
Orang-orang yang menahan mereka melarang mereka
bersuara. Bibir yang pecah mengajarkan Arya untuk menahan
lidah. Yang lain tak pernah belajar sama sekali. Seorang bocah
tiga tahun tak mau berhenti memanggil ayahnya, maka mereka
menghantam wajahnya dengan gada berduri. Kemudian ibu
bocah itu mulai menjerit, dan Raff si Manis membunuhnya
juga. Arya menyaksikan mereka mati dan tak berbuat apa
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pun. Apa gunanya bersikap berani" Salah satu perempuan yang
dipilih untuk ditanyai berusaha bersikap berani, tapi dia mati
sambil menjerit seperti yang lainnya. Tak ada orang pemberani
dalam rombongan itu, hanya orang-orang yang ketakutan dan
kelaparan. Kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
Sejumlah kecil lelaki berusia sangat tua atau sangat muda;
sisanya diikat ke tiang gantung, ditinggalkan menjadi makanan
serigala dan gagak. Gendry dibiarkan hidup hanya karena dia
mengaku menempa sendiri helm bertanduk itu; pandai besi,
bahkan pandai besi magang, terlalu berharga untuk dibunuh.
Mereka dibawa untuk melayani Lord Tywin Lannister
di Harrenhal, si Gunung memberitahu. "Kalian pengkhianat
dan pemberontak, jadi bersyukurlah pada dewa kalian karena
Lord Tywin mau memberikan kesempatan. Ini lebih baik
dibandingkan yang bisa kalian dapatkan dari para penjahat itu.
Patuhi, layani, dan hidup."
"Ini tidak adil, tidak adil," Arya mendengar seorang
perempuan tua keriput mengeluh kepada perempuan tua
lainnya ketika mereka bersiap tidur malam itu. "Kita tak
pernah berkhianat, pasukan lain itu datang dan mengambil
yang mereka inginkan, sama seperti orang-orang ini."
"Tapi Lord Beric tidak menyakiti kita," temannya
berbisik. "Dan pendeta merah itu bersamanya, dia membayar
487 semua yang mereka ambil."
"Membayar" Dia mengambil dua ayamku dan
memberikan sepotong kertas bertulisan. Coba kutanya,
bisakah aku makan potongan kertas kumal" Apa kertas bisa
memberiku telur?" Dia celingak-celinguk untuk memastikan
tak ada prajurit di dekat situ, lalu meludah tiga kali. "Itu untuk
Klan Tully dan untuk Klan Lannister dan untuk Klan Stark."
"Itu dosa dan memalukan," seorang lelaki tua mendesis.
"Waktu sang raja tua masih hidup, dia tidak perlu menghadapi
hal semacam ini." "Raja Robert?" Arya bertanya, tak bisa menahan diri.
"Raja Aerys, semoga para dewa memberkatinya," lelaki tua
itu berkata, terlalu lantang. Seorang prajurit datang mendekat
untuk mendiamkan mereka. Si lelaki tua kehilangan kedua
giginya, dan tidak ada pembicaraan lagi malam itu.
Selain para tahanan, Ser Gregor membawa serta selusin
babi, ayam satu kandang, sapi perah kurus kering, dan sembilan
gerobak ikan asin. Si Gunung dan anak buahnya punya kuda,
tapi para tahanan semuanya berjalan kaki, dan mereka yang
terlalu lemah untuk mengikuti langsung dibunuh, begitu
pula mereka yang cukup bodoh untuk melarikan diri. Para
prajurit menyeret perempuan-perempuan ke balik semak pada
malam hari. Kebanyakan sepertinya sudah menduga hal itu
dan mengikuti nyaris tanpa perlawanan. Seorang gadis, lebih
cantik daripada yang lain, dipaksa untuk pergi bersama empat
atau lima lelaki yang berbeda setiap malam, sampai akhirnya
dia memukul salah satunya dengan batu. Ser Gregor memaksa
semua orang menyaksikan saat dia memenggal kepala gadis
itu dengan ayunan pedang besarnya yang dipegang dengan
dua tangan. "Tinggalkan mayatnya untuk makanan serigala,"
perintahnya ketika sudah selesai, menyerahkan pedang kepada
squire-nya untuk dibersihkan.
Arya melirik Needle, disarungkan di pinggul prajurit
berjanggut hitam yang kepalanya mulai botak bernama
Polliver.?Baguslah mereka mengambilnya, pikir Arya. Kalau tidak
488 dia pasti sudah mencoba menikam Ser Gregor, dan lelaki itu
bakal membelahnya menjadi dua, lalu kawanan serigala akan
mengganyangnya juga. Polliver tidak seburuk beberapa yang lain, walaupun
dia mencuri Needle. Pada malam Arya ditangkap, pasukan
Lannister ini hanyalah orang-orang asing tanpa nama dengan
wajah semirip helm mereka yang berpelindung hidung, tapi
sekarang dia sudah kenal mereka semua. Dia jadi hafal siapa
yang malas dan siapa yang kejam, siapa yang cerdas dan siapa
yang bodoh. Dia jadi tahu bahwa meskipun orang yang mereka
sebut Mulut Kotor mengatakan hal-hal paling kasar yang
pernah didengarnya, lelaki itu mau memberi potongan roti
tambahan bila diminta, sementara Chiswyck tua yang periang
dan Raff yang bicaranya halus hanya akan menamparmu
dengan punggung tangan. Arya mengawasi dan menyimak dan memoles
kebenciannya seperti Gendry dulu memoles helm
bertanduknya. Dunsen yang mengenakan helm bertanduk itu
sekarang, dan Arya membencinya karena itu. Dia membenci
Polliver karena Needle, dan dia membenci Chiswyck tua yang
mengira dirinya lucu. Dan Raff si Manis, yang menusukkan
tombaknya ke leher Lommy, dia lebih membencinya lagi. Dia
membenci Ser Amory Lorch karena Yoren, dan dia membenci
Ser Meryn Trant karena Syrio, si Anjing karena membunuh
Mycah anak tukang daging, juga Ser Ilyn, Pangeran Joffrey, dan
sang ratu karena perbuatan mereka terhadap ayahnya, Tom
Gendut, Desmond dan yang lain, bahkan pada Lady, serigala
Sansa. Si Penggelitik nyaris terlalu mengerikan untuk dibenci.
Kadang-kadang Arya hampir bisa melupakan bahwa lelaki itu
masih bersama mereka; bila sedang tidak menanyai orang, dia
hanyalah prajurit biasa, lebih pendiam dibandingkan sebagian
besar dari mereka, dengan wajah seperti ribuan lelaki lainnya.
Setiap malam Arya menyebutkan nama-nama mereka.
"Ser Gregor," dia berbisik ke bantal batunya. "Dunsen,
Polliver, Chiswyck, Raff si Manis. Si Penggelitik dan Si Anjing.
489 Ser Amory, Ser Ilyn, Ser Meryn, Raja Joffrey, Ratu Cersei."
Di Winterfell dulu, Arya berdoa dengan ibunya di kuil dan
dengan ayahnya di hutan sakral, tapi tidak ada dewa dalam
perjalanan ke Harrenhal, dan nama-nama itu adalah satusatunya doa yang ingin diingatnya.
Setiap hari mereka berjalan, dan setiap malam dia
mengucapkan nama-nama itu, sampai akhirnya pepohonan
menipis dan berganti menjadi lanskap yang berselang-seling
di antara perbukitan, sungai-sungai berliku, dan ladang-ladang
bermandikan cahaya matahari. Butuh satu hari perjalanan
panjang lagi sebelum mereka melihat menara-menara
Harrenhal di kejauhan, tampak keras di samping danau berair
biru. Keadaan akan membaik begitu mereka tiba di
Harrenhal, para tahanan saling meyakinkan, tapi Arya tidak
seyakin itu. Dia ingat dongeng Nan Tua tentang kastel yang
dibangun dengan rasa takut itu. Harren Hitam memasukkan
darah manusia dalam campuran mortar, Nan kerap bercerita
sambil merendahkan suara agar anak-anak harus mendekat
untuk mendengarnya, tapi naga-naga Aegon membakar
Harren beserta semua putranya di dalam naungan dinding
batu mereka yang kukuh. Arya menggigit bibir saat berjalan
dengan kaki yang mengeras karena kapalan. Tidak akan lama
lagi, dia membatin; menara-menara itu pasti hanya beberapa
kilometer jauhnya. Namun mereka berjalan sepanjang hari dan hampir
sepanjang hari berikutnya sebelum akhirnya tiba di batas
perkemahan pasukan Lord Tywin, di sebelah barat kastel
di antara reruntuhan kota yang hangus. Harrenhal tampak
menipu dari jauh, sebab kastel itu sangat besar.?Dinding
luarnya yang megah menjulang di pinggir danau, curam dan
terjal seperti tebing gunung, sementara di puncak tembok
bergeriginya, barisan senjata pelontar kalajengking dari kayu
dan besi terlihat sekecil binatang yang menjadi asal namanya.
Bau busuk pasukan Lannister tercium oleh Arya jauh
490 sebelum dia dapat mengenali lambang pada panji-panji yang
berkibar di sepanjang tepi danau, di puncak deretan tenda
orang-orang barat ini. Dari baunya, Arya bisa tahu bahwa Lord
Tywin sudah cukup lama berada di sini. Kakus-kakus yang
mengelilingi perkemahan sudah luber dan dikerumuni lalat.
Dia juga melihat lapisan hijau samar pada banyak pasak tajam
yang memagari wilayah tersebut.
Kubu gerbang Harrenhal, ukurannya sendiri sebesar
Menara Utama Winterfell, sangat masif tapi juga penuh
kerusakan, batu-batunya retak dan berubah warna. Dari
luar, hanya puncak kelima menara besar yang dapat terlihat
di balik dinding. Menara terpendeknya setengah kali lebih
tinggi dibandingkan menara tertinggi di Winterfell, tapi tidak
menjulang seperti menara yang seharusnya. Menurut Arya
kelima menara itu seperti jari-jari berbonggol lelaki tua yang
hendak meraih awan lewat. Dia ingat Nan bercerita bagaimana
batu menara itu meleleh dan mengalir bagai lilin cair menuruni
tangga-tangga dan memasuki jendela-jendela, berpendar merah
membara selagi batu panas itu mencari Harren di tempatnya
bersembunyi. Arya bisa memercayai setiap kata; setiap menara
lebih aneh dan tak keruan dibandingkan menara sebelumnya,
bergumpal-gumpal, penuh goresan, dan retak.
"Aku tidak mau masuk ke sana," Pai Panas memekik saat
Harrenhal membuka gerbangnya untuk mereka. "Ada hantu
di dalam sana." Chiswyck mendengarnya, tapi sekali ini dia hanya
tersenyum. "Bocah tukang roti, ini pilihanmu. Bergabung
dengan hantu, atau menjadi hantu."
Pai Panas pun masuk bersama yang lainnya.
Di dalam rumah pemandian batu-dan-kayu yang
bergaung, para tahanan ditelanjangi lalu disuruh menggosok
dan mengikis kotoran dari tubuh mereka dalam bak-bak berisi
air panas mendidih. Dua perempuan tua galak mengawasi
proses tersebut, membicarakan mereka dengan blakblakan
seolah mereka kawanan keledai yang baru dibeli. Ketika giliran
491 Arya tiba, Kepala Rumah Tangga Amabel berdecak kaget
melihat kakinya, sementara Kepala Rumah Tangga Harra
meraba jari-jarinya yang kapalan, hasil dari berlatih berjamjam dengan Needle. "Pasti karena sering mengaduk mentega,
aku yakin," dia berkata. "Jadi kau anak petani, ya" Yah, jangan
khawatir, Nak, kau punya kesempatan untuk mencapai tempat
yang lebih tinggi di dunia ini kalau mau bekerja keras. Kalau
tidak mau bekerja keras, kau akan dipukuli. Dan siapa
namamu?" Arya tidak berani menyebutkan nama aslinya, tapi Arry
juga tidak tepat. Itu nama anak lelaki dan mereka bisa melihat
dia bukan anak lelaki. "Musang," dia menjawab, menyebut
gadis pertama yang terpikir olehnya. "Lommy memanggilku
Musang." "Bisa kulihat alasannya," Kepala Pelayan Amabel
mengendus-endus. "Rambutmu menyeramkan dan sarang
kutu juga. Kita akan memotongnya, setelah itu kau bertugas
di dapur." "Aku lebih baik mengurus kuda." Arya suka kuda, dan
barangkali jika bekerja di istal dia bisa mencuri seekor kuda
lalu melarikan diri. Kepala Pelayan Harra menamparnya begitu keras sampai
bibir bengkaknya pecah lagi. "Dan jaga lidahmu itu atau kau
bakal merasakan yang lebih buruk. Tidak ada yang menanyakan
pendapatmu." Darah di mulutnya terasa tajam seperti logam yang asin.
Arya menurunkan tatapan dan tidak berbicara.?Andai aku
masih punya Needle, dia takkan berani memukulku, pikirnya muram.
"Lord Tywin dan kesatria-kesatrianya punya pelayan
dan squire untuk mengurus kuda, mereka tidak butuh orang
seperti kau," Kepala Pelayan Amabel berkata. "Dapur nyaman
dan bersih, dan selalu ada api untuk menghangatkan tidurmu,
juga banyak makanan. Kau mungkin akan bekerja dengan baik
di sana, tapi bisa kulihat kau bukan gadis yang cerdas. Harra,
menurutku kita harus menyerahkan anak ini pada Weese."
492 "Kalau menurutmu begitu, Amabel." Mereka memberi
Arya baju ganti dari wol abu-abu yang ditenun kasar dan
sepatu yang tidak pas, lalu menyuruhnya pergi. Weese adalah
wakil pengurus rumah tangga untuk Menara Melolong, lelaki
pendek dan gemuk dengan hidung seperti bisul besar dan
kumpulan jerawat merah padam dekat salah satu sudut bibir
tebalnya. Arya termasuk satu di antara enam orang yang dikirim
kepadanya. Lelaki itu mengamati mereka semua dengan tatapan
tajam. "Klan Lannister amat murah hati kepada orang-orang
yang melayani mereka dengan baik, suatu kehormatan yang
tidak pantas diperoleh satu pun dari kalian, tapi dalam perang
kita harus memaksimalkan apa saja yang ada. Selalu bekerja
keras dan ingat kedudukan kalian. Suatu hari nanti mungkin
kalian akan naik kelas setinggi aku. Tapi kalau kalian berniat
memanfaatkan kebaikan Lord Tywin, kalian akan menghadapi
aku setelah m"lord pergi, mengerti?" Dia berjalan mondar-mandir
di depan mereka, mengingatkan bahwa mereka tak pernah
boleh menatap mata sang bangsawan, atau berbicara bila tidak
ditanya, atau mengganggu kesibukan sang lord. "Hidungku
tak pernah berbohong," dia membual. "Aku bisa mencium
penentangan, aku bisa mencium kesombongan, aku bisa
mencium ketidakpatuhan. Kalau aku sampai menangkap bau
busuk seperti itu, kalian harus mempertanggungjawabkannya.
Saat aku mengendus kalian, yang ingin kucium hanyalah
ketakutan." j 493 DAENERYS D i dinding kota Qarth, orang-orang memukul gong
untuk mengabarkan kedatangannya, sementara yang
lain meniup sangkakala aneh yang melingkari tubuh mereka
bagai ular perunggu besar. Barisan penunggang unta muncul
dari kota itu sebagai pengawal kehormatannya. Mereka
mengenakan zirah sisik dari tembaga serta helm bermoncong
dengan taring tembaga dan bulu sutra hitam panjang, duduk
tinggi pada pelana bertatahkan batu mirah dan garnet. Unta
mereka diselubungi selimut dari seratus warna yang berbeda.
"Qarth adalah kota terhebat yang pernah dan akan selalu
ada," Pyat Pree memberitahunya di antara tulang-tulang Vaes
Tolorro. "Kota itu adalah pusat dunia, gerbang antara utara dan
selatan, jembatan antara timur dan barat, berusia tua melebihi
ingatan manusia, dan begitu menakjubkan sehingga Saathos
nan Bijak membutakan matanya setelah menatap Qarth untuk
pertama kali, sebab dia tahu bahwa semua yang dia lihat
sesudahnya akan tampak kumuh dan jelek bila dibandingkan."
Dany menganggap si penyihir hitam melebih-lebihkan,
namun keindahan kota besar itu memang tak dapat disangkal.
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiga dinding tebal melingkari Qarth, dipahat dengan rumit.
Dinding luar dari batu pasir, setinggi sepuluh meter dan
494 berhiaskan hewan-hewan: ular melata, elang tikus terbang, ikan
berenang, bercampur baur dengan serigala tanah tandus, kuda
bergaris-garis, dan gajah raksasa. Dinding tengah, setinggi dua
belas meter, dari granit abu-abu yang hidup dengan adeganadegan perang: bentrokan pedang, perisai, dan tombak, anak
panah melesat, para pahlawan dalam pertempuran dan bayibayi yang dibantai, pembakaran mayat. Dinding paling dalam
adalah marmer hitam setinggi lima belas meter, dengan pahatanpahatan yang membuat Dany tersipu sampai dia mengingatkan
diri bahwa dia bersikap konyol. Dia bukan perawan lagi; jika
dia bisa menatap adegan pembantaian di dinding kelabu tanpa
risih, mengapa dia mesti berpaling dari pemandangan laki-laki
dan perempuan yang saling memberikan kenikmatan"
Gerbang luar diikat dengan tembaga, gerbang tengah
dengan besi; gerbang paling dalam berhiaskan mata-mata emas.
Semua terbuka ketika Dany mendekat. Saat dia menunggangi
kuda peraknya memasuki kota, anak-anak kecil bergegas maju
untuk menebarkan bunga di jalannya. Mereka mengenakan
sandal emas dan cat tubuh warna-warni, hanya itu.
Semua warna yang menghilang dari Vaes Tolorro
sudah menemukan jalan ke Qarth; bangunan-bangunan yang
mengelilinginya sefantastis mimpi demam dalam warna-warna
mawar, lembayung, dan nuansa cokelat. Dany lewat di bawah
lengkungan tembaga yang dibentuk menyerupai dua ular
kawin, sisik-sisiknya dari kepingan halus batu giok, obsidian,
dan lapislazuli. Menara-menara ramping berdiri lebih tinggi
dibandingkan semua menara yang pernah dilihat Dany, dan air
mancur-air mancur rumit menghiasi setiap alun-alun, ditempa
dalam bentuk-bentuk griffin, naga, dan manticore.
Penduduk Qarth berkumpul di tepi jalan dan menonton
dari balkon-balkon berukir yang tampak terlalu rapuh untuk
menopang beban mereka. Mereka bertubuh tinggi dan berkulit
pucat dalam balutan sutra halus dan bulu harimau, setiap
orang seanggun lord atau lady di mata Dany. Para perempuan
mengenakan gaun yang menampakkan sebelah payudara,
495 sementara para lelaki memilih rok sutra bermanik-manik.
Dany merasa lusuh dan tak beradab saat berkuda melewati
mereka dalam jubah kulit singa dengan Drogon hitam
bertengger di bahu. Rakyat Dothraki-nya menyebut penduduk
Qarth "Manusia Susu" karena kulit pucat mereka, dan Khal
Drogo sudah memimpikan hari ketika dia bisa menyerbu
kota-kota megah di timur. Dany menatap para penunggang
sedarahnya, mata gelap mereka yang berbentuk buah badam
tidak menunjukkan isi pikiran mereka.?Apakah mereka hanya
melihat barang-barang rampasan" dia bertanya-tanya. Kami pasti
terlihat sangat biadab di mata orang-orang Qarth ini.
Pyrat Pree memandu khalasar kecil Dany menyusuri
bagian tengah koridor beratap tempat pahlawan-pahlawan
kuno kota ini berdiri setinggi tiga kali ukuran manusia pada
tiang-tiang penopang dari marmer putih dan hijau. Mereka
melewati pasar dalam bangunan besar yang langit-langit
berkisinya menjadi rumah bagi ribuan burung berwarna
cerah. Pepohonan dan bunga-bunga bermekaran pada dinding
berteras di atas kedai-kedai, sementara di bawahnya seakanakan semua benda yang pernah diletakkan para dewa di dunia,
dijual di sana. Kuda perak Dany mundur ketakutan saat pangeran
saudagar Xaro Xhoan Daxos datang menghampiri; dia
mendapati bahwa kuda-kuda tidak tahan berada di dekat
unta. "Kalau melihat apa pun di sini yang menarik minatmu,
O perempuan paling cantik, kau hanya perlu bicara dan itu
akan menjadi milikmu," Xaro berbicara ke bawah dari pelana
bertanduk yang penuh hiasan.
"Qarth ini sendiri adalah miliknya, dia tidak perlu
barang-barang remeh," Pyat Pree yang berbibir biru bersuara
dari sisi Dany yang satunya. "Ini akan seperti yang kujanjikan,
Khaleesi.?Ikutlah denganku ke Rumah Kaum Abadi, dan kau
akan meneguk kebenaran serta kebijaksanaan."
"Untuk apa dia membutuhkan Istana Debu-mu, kalau
496 aku bisa memberinya cahaya matahari, air manis, dan sutra
untuk berbaring?" Xaro berkata kepada si penyihir hitam.
"Perkumpulan Tiga Belas akan memasang mahkota dari giok
hitam dan opal api di kepalanya yang cantik."
"Satu-satunya istana yang kuinginkan adalah benteng
merah di King"s Landing, my lord Pyat." Dany merasa waswas
pada penyihir hitam itu; sang maegi Mirri Maz Duur sudah
membuat Dany jera pada mereka yang mempraktikkan sihir.
"Dan jika warga terhormat Qarth hendak memberiku hadiah,
Xaro, biarkanlah mereka memberiku kapal dan pedang untuk
merebut kembali apa yang merupakan hakku."
Bibir biru Pyat melengkung ke atas membentuk senyum
anggun. "Semua akan terlaksana sesuai keinginanmu, Khaleesi."
Lelaki itu beranjak pergi, berayun mengikuti gerakan unta,
jubah panjang bermanik-manik terhampar di belakangnya.
"Sang ratu muda bijaksana melebihi usianya," Xaro
Xhoan Daxos bergumam kepada Dany dari pelana yang tinggi.
"Ada pepatah di Qarth. Rumah penyihir hitam dibangun dari
tulang-tulang dan kebohongan."
"Lalu mengapa orang-orang merendahkan suara saat
berbicara tentang penyihir hitam di Qarth" Di seluruh wilayah
timur, kekuatan dan kebijaksanaan mereka amat dihormati."
"Dulu mereka memang berkuasa," Xaro membenarkan,
"tapi sekarang mereka sama menggelikannya dengan prajurit
tua lemah yang membual tentang kemampuan mereka lama
setelah kekuatan dan keahlian meninggalkan mereka. Mereka
membaca perkamen kumal mereka, minum tabir petang
sampai bibir mereka biru, dan mengoceh tentang kekuatan
dahsyat, tapi mereka hanya cangkang kosong dibandingkan
para pendahulu mereka. Hadiah dari Pyat Pree akan berubah
menjadi abu di tanganmu, hati-hati saja." Dia mencambuk
pelan untanya lalu melaju pergi.
"Gagak mengejek raven hitam," gerutu Ser Jorah dalam
Bahasa Umum Westeros. Kesatria buangan itu berkuda di
497 sebelah kanan Dany, seperti biasa. Untuk kedatangan mereka
ke Qarth, dia sudah menyingkirkan pakaian Dothraki dan
mengenakan kembali pelat dada, zirah rantai, dan wol khas
Tujuh Kerajaan yang berjarak setengah dunia jauhnya. "Lebih
baik kau menghindari kedua lelaki itu, Yang Mulia."
"Dua lelaki itu akan membantuku meraih takhta," balas
Dany. "Xaro punya kekayaan berlimpah, dan Pyat Pree?"
?"berlagak punya kuasa," tukas sang kesatria. Di baju
luarnya yang berwarna hijau gelap, beruang Klan Mormont
berdiri pada kaki belakangnya, hitam dan garang. Jorah terlihat
tak kalah garang saat dia membersut pada kerumunan yang
memenuhi pasar. "Aku tidak akan berlama-lama tinggal di sini,
ratuku. Aku tidak suka bau tempat ini."
Dany tersenyum. "Barangkali kau mencium bau unta.
Penduduk Qarth sendiri menurut penciumanku cukup manis."
"Bau yang manis kadang-kadang digunakan untuk
menutupi bau busuk."
Beruang besarku, pikir Dany.?Aku ratunya, tapi aku juga akan
selalu menjadi anak beruangnya, dan dia akan selalu menjagaku. Itu
membuat Dany merasa aman, tapi juga sedih. Dia berharap
bisa mencintai lelaki itu lebih dari yang dirasakannya saat ini.
Xaro Xhoan Daxos menawarkan kenyamanan rumahnya
selama berada di kota ini. Dany sudah memperkirakan sesuatu
yang megah. Tapi tak mengira akan melihat istana yang
lebih luas dibandingkan banyak kota pedalaman.?Istana itu
membuat rumah megah Magistrat Illyrio di Pentos tampak seperti
gubuk tukang babi, pikirnya. Xaro berjanji bahwa rumahnya
dapat menampung semua rombongan Dany beserta kudakuda mereka; kenyataannya, rumah itu bagai menelan
mereka. Satu sayap penuh diserahkan kepada Dany. Dia akan
memiliki tamannya sendiri, kolam berendam dari marmer,
menara peramal dan labirin penyihir hitam. Budak-budak
akan mengurus semua keperluannya. Di kamar pribadi Dany,
lantainya dari marmer hijau, dindingnya dihiasi tapestri sutra
498 warna-warni yang tampak gemerlapan setiap kali tertiup angin.
"Kau terlalu murah hati," katanya kepada Xaro Xhoan Daxos.
"Untuk Ibu Naga, tidak ada hadiah yang terlalu besar."
Xaro adalah lelaki elegan yang gemulai dengan kepala botak
dan hidung besar mirip paruh yang dihiasi batu mirah,
opal, dan kepingan giok. "Besok, kau akan dijamu hidangan
burung merak dan lidah burung lark, diiringi musik yang layak
didengar perempuan paling cantik. Perkumpulan Tiga Belas
akan datang memberi penghormatan, begitu pula semua warga
terhormat Qarth." Semua warga terhormat Qarth akan datang untuk melihat
naga-nagaku, pikir Dany, namun dia berterima kasih atas
kebaikan Xaro sebelum mengantarnya pergi. Pyat Pree
juga mohon diri, bersumpah akan memohon kepada para
Manusia Abadi untuk menghadap. "Suatu kehormatan yang
selangka salju musim panas." Sebelum pergi dia mencium kaki
telanjang Dany dengan bibir birunya yang pucat dan memaksa
Dany menerima hadiahnya, sebotol ramuan yang dia janjikan
bisa membuat Dany melihat roh-roh udara. Orang terakhir
yang pergi dari ketiga pencari tersebut adalah Quaithe sang
penjinak bayangan. Dari perempuan itu Dany hanya menerima
peringatan. "Berhati-hatilah," perempuan bertopeng kulit
merah itu berkata. "Terhadap siapa?"
"Semuanya. Mereka akan datang siang dan malam
untuk melihat keajaiban yang terlahir kembali ke dunia, dan
saat melihatnya mereka akan menginginkannya. Sebab naga
adalah api yang berwujud, dan api adalah kekuatan."
Ketika Quaithe juga sudah pergi, Ser Jorah berbicara,
"Perkataannya benar, ratuku" walaupun aku tidak lebih
menyukainya dibandingkan yang lain."
"Aku tidak mengerti dia." Pyat dan Xaro sudah
menghujani Dany dengan berbagai janji sejak kali pertama
mereka melihat naga-naganya, menyatakan diri sebagai
pelayan setianya dalam segala hal, tapi dari Quaithe, dia hanya
499 menerima satu-dua patah kata yang tak jelas artinya. Dan
Dany merasa terusik karena dia tak pernah melihat wajah
perempuan itu.?Ingat Mirri Maz Duur, dia membatin. Ingat
pengkhianatan.?Dany berpaling kepada penunggang sedarahnya.
"Kita akan melakukan penjagaan sendiri selama berada di sini.
Pastikan tidak ada yang memasuki sayap istana ini tanpa izin
dariku, dan jangan pernah membiarkan naga-naga itu tidak
dijaga." "Akan dilaksanakan, Khaleesi," Aggo berkata.
"Kita baru melihat bagian Qarth yang Pyat Pree ingin
kita lihat," dia melanjutkan. "Rakharo, pergilah dan lihat
bagian lainnya, beritahu aku apa yang kautemukan. Bawa
lelaki-lelaki yang andal"dan perempuan, untuk masuk ke
tempat yang terlarang bagi laki-laki."
"Perkataanmu adalah titah bagiku, darah dari darahku,"
kata Rakharo. "Ser Jorah, cari dermaga dan lihat kapal apa saja yang
berlabuh di sana. Sudah setengah tahun sejak terakhir kali aku
mendengar kabar dari Tujuh Kerajaan. Barangkali para dewa
sudah meniupkan nakhoda yang bagus ke sini dari Westeros
dengan kapal untuk membawa kita pulang."
Sang kesatria mengerutkan dahi. "Itu bukan tindakan
yang tepat. Perebut Takhta akan membunuhmu, sepasti
matahari terbit." Mormont mengaitkan kedua ibu jarinya di
sabuk pedang. "Tempatku di sini di sampingmu."
"Jhogo juga bisa menjagaku. Kau lebih pandai bicara
daripada para penunggang sedarahku, dan bangsa Dothraki
tidak percaya pada laut juga orang-orang yang melayarinya.
Hanya kau yang bisa melayaniku untuk urusan ini. Pergilah
berkeliling kapal dan bicara pada awaknya, cari tahu dari mana
mereka berasal, ke mana tujuan mereka, dan seperti apa orangorang yang memimpin mereka."
Dengan enggan, si orang buangan mengangguk.
"Daulat, ratuku."
500 Setelah semua lelaki pergi, dayang-dayangnya melepaskan
gaun sutra penuh noda perjalanan yang dia kenakan, lalu Dany
melangkah keluar ke tempat kolam marmer berdiri dalam
naungan serambi bertiang. Air yang sejuk terasa nyaman,
dan kolam itu dipenuhi ikan emas mungil yang mengerumit
kulitnya dengan penasaran, membuatnya terkikik. Enak rasanya
memejamkan mata dan mengambang, mengetahui bahwa
dia bisa beristirahat selama yang dia mau. Dia bertanya-tanya
apakah Benteng Merah Aegon punya kolam seperti ini, juga
taman-taman wangi penuh lavendel dan tanaman mentol.?Pasti
ada, tentunya. Viserys selalu mengatakan Tujuh Kerajaan lebih
indah dibandingkan tempat mana pun di dunia.
Memikirkan rumah membuat Dany gelisah. Andai
matahari-dan-bintang-nya masih hidup, dia pasti sudah
memimpin khalasar-nya menyeberangi air racun dan menyapu
bersih musuh-musuhnya, tapi kekuatan lelaki itu telah
meninggalkan dunia. Para penunggang sedarah Dany tetap
tinggal, bersumpah setia kepadanya seumur hidup, dan terlatih
membunuh, tapi hanya dengan cara-cara raja kuda. Bangsa
Dothraki menyerbu kota-kota dan menjarah kerajaan-kerajaan,
mereka tidak menguasainya. Dany tidak berniat menyusutkan
King"s Landing menjadi reruntuhan hangus penuh hantu yang
resah. Dia sudah cukup banyak menelan air mata.?Aku ingin
membuat kerajaanku indah, mengisinya dengan lelaki-lelaki gemuk,
gadis-gadis cantik, dan anak-anak yang selalu tertawa. Aku ingin
rakyatku tersenyum saat melihatku lewat, seperti kata Viserys mereka
tersenyum untuk ayahku. Tapi sebelum dapat melakukan itu dia harus
menaklukkan. Perebut Takhta akan membunuhmu, sepasti matahari
terbit, ucap Mormont tadi. Robert membunuh kakak Dany
yang gagah berani, Rhaegar, dan salah satu antek lelaki itu
menyeberangi laut Dothraki untuk membunuh Dany sekaligus
putranya yang belum lahir. Mereka bilang Robert Baratheon
sekuat banteng dan tak kenal takut dalam pertempuran, lelaki
501 yang menyukai perang melebihi apa pun. Dan dia didampingi
para lord hebat yang dijuluki kakaknya sebagai anjing-anjing
Perebut Takhta. Eddard Stark yang bermata dingin dan berhati
beku serta kedua Lannister yang berwarna emas, ayah dan
putranya, begitu kaya, begitu berkuasa, begitu khianat.
Bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan lelaki-lelaki
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semacam itu" Waktu Khal Drogo hidup, orang-orang gemetar
dan memberikan hadiah agar terbebas dari amarahnya.
Jika tidak, dia mengambil kota mereka, kekayaan, istri, dan
semuanya. Tapi khalasar Drogo amat besar, sementara khalasar
Dany begitu kecil. Rakyatnya mengikuti Dany menyeberangi
tanah tandus selagi dia mengejar kometnya, dan pasti juga
akan mengikutinya menyeberangi air racun, tapi mereka tidak
cukup. Bahkan naga-naganya mungkin tidak akan cukup.
Viserys yakin kerajaan akan menyambut rajanya yang sah" tapi
Viserys bodoh, dan orang bodoh meyakini hal-hal bodoh.
Keraguannya membuat dia menggigil. Tiba-tiba air itu
terasa dingin, dan ikan-ikan kecil yang menggigiti kulitnya
terasa mengganggu. Dany berdiri dan keluar dari kolam. "Irri,"
dia memanggil, "Jhiqui."
Sewaktu dayang-dayang Dany menghandukinya hingga
kering dan membungkusnya dalam jubah sutra pasir, pikiran
Dany melayang kepada tiga orang yang mendatanginya di
Kota Tulang. Bintang Berdarah memanduku ke Qarth untuk suatu
tujuan. Di sini aku akan menemukan apa yang kubutuhkan, jika
aku punya kekuatan untuk mengambil apa yang ditawarkan, dan
kebijaksanaan untuk menghindari jebakan serta perangkap. Jika para
dewa ingin aku menaklukkan, mereka akan memberi jalan, mereka
akan memberiku pertanda, dan jika tidak" jika tidak"?
Malam hampir menjelang dan Dany sedang menyuapi
naga-naganya ketika Irri melangkah melewati tirai sutra untuk
memberitahunya bahwa Ser Jorah sudah kembali dari dermaga...
dan tidak sendirian. "Suruh dia masuk, bersama siapa pun
yang dibawanya," kata Dany penasaran. Ketika mereka masuk,
502 dia sudah duduk beralas tumpukan bantal, dikelilingi naganaganya. Lelaki yang dibawa Ser Jorah mengenakan jubah dari
bulu hijau dan kuning. Kulitnya sehitam batu jet yang dipoles.
"Yang Mulia," sang kesatria berkata, "Kubawakan untukmu
Quhuru Mo, nakhoda Angin Kayu Manis dari Kota Pohon
Tinggi." Lelaki hitam itu berlutut. "Saya merasa sangat terhormat,
paduka ratu," dia berkata; bukan dalam bahasa Kepulauan
Musim Panas yang tidak dikenal Dany, tapi dalam Bahasa
Valyria yang fasih dari Sembilan Kota Merdeka.
"Akulah yang merasa terhormat, Quhuru Mo," sahut
Dany dalam bahasa yang sama. "Apakah kau datang dari
Kepulauan Musim Panas?"
"Benar, Yang Mulia, tapi sebelumnya, tak sampai
setengah tahun lalu, kami berlabuh di Oldtown. Dari sana saya
membawakan hadiah luar biasa untuk Anda."
"Hadiah?" "Hadiah berupa kabar. Ibu Naga, Stormborn, saya
berkata jujur, Robert Baratheon sudah mati."
Di luar sana, senja mulai menyelubungi Qarth, tapi
matahari baru saja terbit dalam hati Dany. "Mati?" ulang Dany.
Di pangkuannya, Drogon hitam mendesis, dan asap pucat
mengepul di depan wajahnya bagai selendang. "Kau yakin"
Perebut Takhta sudah mati?"
"Begitulah kabar yang beredar di Oldtown, dan Dorne,
dan Lys, juga semua pelabuhan lain tempat kami pernah
berlabuh." Dia mengirimiku anggur beracun, tapi aku masih hidup dan
dia sudah tiada. "Apa penyebab kematiannya?" Di bahu Dany,
Viserion pucat mengepakkan sayap berwarna krem, bergerakgerak di udara.
"Dirobek babi hutan besar waktu berburu di hutan
raja, atau begitulah yang saya dengar di Oldtown. Yang lain
bilang ratunya mengkhianati dia, atau adiknya, atau Lord Stark
503 yang merupakan Tangan Kanan-nya. Tetapi semua kisah itu
menyepakati satu hal: Raja Robert sudah mati dan dikubur."
Dany belum pernah melihat wajah sang Perebut Takhta,
tapi nyaris tak ada hari yang berlalu tanpa dia memikirkan
lelaki itu. Bayangan besar lelaki itu telah menyelubungi Dany
sejak saat kelahirannya, ketika dia dilahirkan di tengah darah
dan badai ke dunia yang tidak lagi memiliki tempat untuknya.
Dan sekarang orang asing berkulit eboni ini telah mengangkat
bayangan itu. "Sekarang anaknya yang duduk di Takhta Besi," Ser
Jorah berkata. "Raja Joffrey memerintah," Quhuru Mo membenarkan,
"tapi Klan Lannister yang berkuasa. Adik-adik Robert
melarikan diri dari King"s Landing. Kabarnya, mereka
bermaksud merebut takhta. Dan Tangan Kanan jatuh, Lord
Stark yang merupakan teman Raja Robert. Dia ditangkap atas
tuduhan pengkhianatan."
"Ned Stark pengkhianat?" Ser Jorah mendengus. "Tidak
mungkin. Musim Panas Panjang sudah akan datang lagi
sebelum dia mau menodai kehormatannya yang berharga."
"Kehormatan apa yang dia punya?" Dany menukas.
"Dia mengkhianati rajanya yang sah, begitu pula para
Lannister ini." Dany senang mendengar anjing-anjing sang
Perebut Takhta bertarung satu sama lain, walaupun dia tidak
terkejut. Hal yang sama terjadi ketika Drogo mati, dan khalasar?
-nya yang besar menghancurkan dirinya sendiri. "Kakakku
juga sudah mati, Viserys yang merupakan raja yang sah,"
dia memberitahu Penduduk Musim Panas itu. "Khal Drogo
suamiku membunuhnya dengan mahkota dari emas cair."
Apakah kakaknya akan bersikap lebih bijaksana, andai dia
tahu bahwa pembalasan dendam yang didambakannya sudah
begitu dekat" "Maka saya berduka untuk Anda, Ibu Naga, dan untuk
Westeros yang terluka, kehilangan rajanya yang sah."
504 Di bawah jari-jari lembut Dany, Rhaegal hijau menatap
si orang asing dengan mata bagai emas cair. Ketika mulut naga
itu terbuka, giginya berkilat bagai jarum-jarum hitam. "Kapan
kapalmu kembali ke Westeros, Kapten?"
"Sayangnya masih setahun lagi atau lebih. Dari sini
Angin Kayu Manis berlayar ke timur, melakukan perjalanan
dagang mengitari Laut Giok."
"Begitu ya," kata Dany kecewa. "Kalau begitu aku
mendoakan angin yang bagus dan perdagangan yang
menguntungkan. Kau sudah membawakan hadiah berharga
untukku." "Saya sudah mendapat bayaran yang berlimpah, ratu
nan agung." Dany kebingungan. "Bagaimana bisa?"
Mata lelaki itu bercahaya. "Saya sudah melihat naga."
Dany tertawa. "Dan akan melihat lebih banyak suatu
hari nanti, kuharap. Datanglah menghadapku di King"s
Landing setelah aku menduduki takhta ayahku, dan kau akan
menerima hadiah yang setimpal."
Penduduk Kepulauan Musim Panas itu berjanji akan
melakukannya, lalu mengecup ringan jemari Dany sewaktu dia
undur diri. Jhiqui mengantarnya ke luar, sementara Ser Jorah
Mormont tetap di tempat. "Khaleesi," sang kesatria berkata saat mereka sendirian,
"kalau jadi kau, aku tidak akan mengungkap rencanaku dengan
begitu jelas. Sekarang orang ini akan menyebarkan ceritamu ke
mana pun dia pergi."
"Biar saja," sahut Dany. "Biar seluruh dunia mengetahui
tujuanku. Perebut Takhta sudah mati, apa masalahnya?"
"Tidak semua cerita pelaut pasti benar. Sesungguhnya
ini tak mengubah apa pun."
"Ini mengubah segalanya." Dany berdiri mendadak. Naganaganya memekik, menegakkan tubuh, dan mengembangkan
505 sayap mereka. Drogon terbang dan menggapai ambang di atas
lengkungan dengan cakarnya. Dua naga lainnya berlarian di
lantai, ujung-ujung sayap menggores marmer. "Sebelumnya,
Tujuh Kerajaan seperti khalasar Drogo-ku, seratus ribu orang
yang disatukan oleh kekuatannya. Sekarang mereka terpecahpecah, persis seperti yang terjadi pada khalasar setelah khal-ku
terbaring mati." "Para penguasa selalu berperang. Katakan padaku siapa
yang menang dan akan kuberitahu apa artinya.?Khaleesi, Tujuh
Kerajaan tidak akan jatuh ke tanganmu seperti segerumbul
buah persik matang. Kau akan butuh armada, emas, pasukan,
persekutuan?" "Aku tahu semua itu." Dany menggenggam tangan Ser
Jorah dan menengadah menatap mata gelapnya yang bersorot
curiga.?Kadang-kadang dia menganggapku sebagai anak kecil yang
harus dia lindungi, dan kadang-kadang sebagai perempuan yang ingin
dia tiduri, tapi pernahkah dia benar-benar memandangku sebagai
ratunya"?"Aku bukan gadis ketakutan yang kautemui di Pentos.
Aku memang baru melewati lima belas hari penamaan, itu
benar" tapi aku setua para sintua di dosh khaleen dan semuda
naga-nagaku, Jorah. Aku pernah mengandung seorang anak,
membakar seorang khal, melintasi tanah tandus dan laut
Dothraki. Darahku adalah darah naga."
"Begitu pula darah kakakmu," sahut Jorah keras kepala.
"Aku bukan Viserys."
"Bukan," lelaki itu mengakui. "Kau lebih mirip Rhaegar,
menurutku, tapi bahkan Rhaegar pun bisa dibunuh. Robert
membuktikannya di Trident, dengan hanya sebuah godam.
Bahkan naga bisa mati."
"Naga mati." Dany berjinjit untuk mendaratkan kecupan
ringan di pipi Jorah yang tidak dicukur. "Tapi pembunuh naga
juga mati." j 506 BRAN M eera bergerak memutar dengan waspada, jaringnya
menjuntai longgar di tangan kiri, tombak katak bergigi
tiga yang ramping siaga di tangan kanan. Summer mengikuti
gerakannya dengan mata emas, berputar, ekornya berdiri kaku
dan tinggi. Mengawasi, mengawasi"?
"Yai!" teriak gadis itu, tombaknya melesat. Si serigala
meluncur ke kiri dan melompat sebelum gadis itu sempat
menarik lagi tombaknya. Meera melempar jaring, jerat itu
tergelar di udara di depannya. Lompatan Summer membawanya
masuk ke dalam jaring. Si direwolf menyeret jaring bersamanya
saat menubruk dada Meera dan membuat gadis itu terjengkang.
Tombaknya terlempar berputar-putar. Rumput yang lembap
menahan jatuhnya tapi napas gadis itu tersentak keluar dengan
bunyi "Uf". Si serigala membungkuk di atasnya.
Bran berteriak. "Kau kalah."
"Dia menang," adiknya Jojen berkata. "Summer
terjerat." Dia benar, Bran melihat. Memukuli dan menggeram
pada jaring, berusaha membebaskan diri, Summer malah
membuat dirinya makin terjerat. Dia juga tidak dapat merobek
jerat dengan giginya. "Biarkan dia keluar."
Sambil tertawa, gadis Reed itu merengkuh si serigala
507 yang terjerat dan menggulingkan mereka berdua. Summer
mendengking memilukan, kakinya menendangi tali yang
mengikatnya. Meera berlutut, mengurai satu puntiran, menarik
di salah satu sudut, menyentak dengan tangkas di sana-sini,
dan tiba-tiba saja direwolf itu sudah melompat bebas.
"Summer, kemari." Bran merentangkan lengan.
"Awas," dia berkata, sesaat sebelum serigala itu menubruknya.
Dia berpegangan dengan sekuat tenaga selagi serigala itu
menyeretnya di rumput yang tidak rata. Mereka bergulat,
bergulingan, dan saling mencengkeram, yang satu sambil
menyalak dan menggeram, yang satu lagi sambil tertawa. Pada
akhirnya Bran yang berhasil telentang di atas, si direwolf yang
belepotan lumpur di bawahnya. "Serigala pintar," dia tersengal.
Summer menjilati telinganya.
Meera menggeleng-geleng. "Apa dia tidak pernah
marah?" "Tidak denganku." Bran menyambar telinga serigala itu
dan Summer mengertakkan gigi dengan garang, tapi semua itu
hanya main-main. "Kadang-kadang dia merobek bajuku tapi
tidak pernah sampai ada yang berdarah."
"Darahmu, maksudmu. Kalau tadi dia berhasil lolos
dari jaringku?"? "Dia tidak akan menyakitimu. Dia tahu aku
menyukaimu." Semua lord dan kesatria lain sudah pergi satu
atau dua hari setelah pesta panen, tapi kakak-beradik Reed
tetap tinggal dan menjadi kawan akrab Bran. Jojen begitu
serius sampai-sampai Nan Tua menyebutnya "kakek kecil",
tapi Meera mengingatkan Bran pada kakaknya Arya. Gadis
itu tidak takut kotor, dan dia bisa berlari, bertarung, dan
melempar sebaik anak lelaki. Tapi Meera lebih tua daripada
Arya; hampir enam belas tahun, perempuan dewasa. Mereka
berdua lebih tua daripada Bran, walaupun hari penamaannya
yang kesembilan akhirnya datang dan pergi, tapi mereka tidak
pernah memperlakukannya seperti anak kecil.
508 "Seandainya kalian anak-anak asuh kami, bukan kedua
Walder itu." Dia berjuang mencapai pohon terdekat. Tubuhnya
yang diseret dan menggeliat-geliat tidak nyaman untuk dilihat,
tapi ketika Meera bergerak untuk menggendongnya dia berkata,
"Tidak, jangan bantu aku." Bran berguling dengan kikuk,
mendorong dan menggeliang mundur menggunakan kekuatan
lengan, sampai dia bisa duduk bersandar pada batang pohon
ash yang tinggi. "Lihat, kan" Aku bisa." Summer berbaring
dengan kepala di pangkuan Bran. "Aku belum pernah kenal
siapa pun yang bertarung dengan jaring," dia berkata kepada
Meera seraya menggaruk si direwolf di antara telinga. "Apakah
master lagamu mengajarkan pertarungan jaring?"
"Ayahku yang mengajarkan. Kami tidak punya kesatria
di Greywater. Tidak ada master laga, dan tidak ada maester."
"Siapa yang mengurus burung-burung raven?"
Meera tersenyum. "Raven tidak dapat menemukan
Greywater Watch, sama seperti musuh-musuh kami."
"Kenapa tidak?"
"Sebab tempat itu bergerak," jawab Meera.
Bran belum pernah mendengar tentang kastel yang
bergerak. Dia menatap Meera dengan ragu, tapi tidak dapat
memastikan apakah gadis itu menggodanya atau tidak.
"Andai aku bisa melihatnya. Menurutmu, apa ayahmu akan
mengizinkanku berkunjung setelah perang usai?"
"Kau akan disambut dengan senang hati, pangeranku.
Baik nanti maupun sekarang."
"Sekarang?" Bran menghabiskan seumur hidupnya di
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Winterfell. Dia ingin sekali melihat tempat-tempat yang jauh.
"Aku bisa bertanya pada Ser Rodrik saat dia kembali." Kesatria
tua itu sedang pergi ke timur, berusaha menyelesaikan masalah
di sana. Anak haram Roose Bolton memulai masalah itu
dengan menangkap Lady Hornwood sewaktu dia kembali dari
pesta panen, menikahinya malam itu juga walaupun dia cukup
muda untuk menjadi putra sang lady. Kemudian Lord Manderly
509 merebut kastel Lady Hornwood. Untuk melindungi hak milik
Klan Hornwood dari Klan Bolton, dia menulis, tapi Ser Rodrik
nyaris sama marahnya kepada lelaki itu seperti kepada si anak
haram. "Ser Rodrik mungkin akan mengizinkanku pergi.
Maester Luwin takkan pernah mengizinkan."
Jojen Reed, yang duduk bersila di bawah pohon
weirwood, mengamati Bran dengan serius. "Ada baiknya jika
kau meninggalkan Winterfell, Bran."
"Benarkah?" "Ya. Dan lebih cepat lebih baik."
"Adikku punya penglihatan masa depan," ujar Meera.
"Dia memimpikan hal-hal yang belum terjadi, tapi kadangkadang memang terjadi."
"Tidak ada kadang-kadang, Meera." Mereka saling
menatap; Jojen dengan pandangan sedih, kakaknya dengan
pandangan menentang. "Ceritakan padaku apa yang akan terjadi," pinta Bran.
"Akan kuceritakan," sahut Jojen, "kalau kau mau
menceritakan mimpi-mimpimu."
Hutan sakral menjadi hening. Bran bisa mendengar
desir dedaunan dan Hodor yang berkecipak di kolam air
panas. Dia memikirkan lelaki emas dan gagak bermata tiga,
mengingat derak tulang di antara rahangnya dan darah yang
berasa tembaga. "Aku tak punya mimpi. Maester Luwin
memberiku ramuan obat tidur."
"Apakah obat itu membantu?"
"Kadang-kadang."
Meera berkata, "Seisi Winterfell tahu kau terbangun
malam-malam sambil berteriak dan berkeringat, Bran.
Para perempuan membicarakannya di sumur, para penjaga
membicarakannya di barak mereka."
"Katakan pada kami apa yang membuatmu begitu
ketakutan," sambung Jojen.
"Aku tidak mau. Lagi pula, itu cuma mimpi. Kata
510 Maester Luwin mimpi bisa berarti apa pun atau tidak ada
artinya sama sekali."
"Adikku bermimpi seperti anak lelaki lain, dan mimpimimpi itu bisa berarti apa pun," Meera berkata, "tapi mimpi
masa depan berbeda."
Mata Jojen sewarna lumut, dan kadang-kadang saat
menatap kita, dia seakan melihat orang lain. Seperti saat
ini. "Aku memimpikan serigala bersayap yang diikat ke bumi
dengan rantai batu kelabu," dia berkata. "Itu mimpi masa
depan, jadi aku tahu itu pasti benar. Seekor gagak berusaha
mematuki rantai itu, tapi batunya terlalu keras dan paruhnya
hanya mampu menggores."
"Apakah gagak itu bermata tiga?"
Jojen mengangguk. Summer mengangkat kepala dari pangkuan Bran, dan
menatap manusia lumpur itu dengan mata emas pekatnya.
"Waktu kecil aku nyaris mati karena demam Greywater.
Saat itulah si gagak mendatangiku."
"Dia mendatangiku setelah aku jatuh," sahut Bran tanpa
berpikir. "Aku tidur untuk waktu yang lama. Dia dibilang aku
harus terbang atau mati, dan aku bangun, tapi aku lumpuh
dan tidak mungkin terbang."
"Kau bisa terbang kalau kau mau." Meera memungut
jaringnya, mengurai belitan terakhir, dan mulai merapikannya
dalam lipatan-lipatan longgar.
"Kaulah serigala bersayap itu, Bran," kata Jojen. "Aku
tidak yakin waktu kami baru datang, tapi sekarang aku
yakin. Gagak itu mengirim kami kemari untuk mematahkan
rantaimu." "Apakah gagak itu di Greywater?"
"Tidak. Gagak itu di utara."
"Di Tembok Besar?" Bran selalu ingin melihat Tembok
Besar. Kakak tirinya Jon berada di sana sekarang, anggota
Garda Malam. 511 "Di luar Tembok Besar." Meera Reed menggantungkan
jaring dari sabuknya. "Waktu Jojen memberitahu ayah kami isi
mimpinya, dia mengirim kami ke Winterfell."
"Bagaimana caraku mematahkan rantai, Jojen?" Bran
bertanya. "Buka matamu." "Sudah terbuka. Apa kau tak bisa lihat?"
"Dua terbuka." Jojen menunjuk. "Satu, dua."
"Aku hanya punya dua."
"Kau punya tiga. Si gagak memberimu mata ketiga,
tapi kau tak mau membukanya." Cara bicara Jojen pelan dan
lembut. "Dengan dua mata kau melihat wajahku. Dengan tiga
mata kau bisa melihat hatiku. Dengan dua mata kau melihat
pohon ek di sana. Dengan tiga mata kau bisa melihat biji yang
menjadi benih pohon itu dan tunggul yang tersisa darinya
suatu hari nanti. Dengan dua mata kau hanya bisa melihat
sejauh dinding kastelmu. Dengan tiga mata kau akan menatap
ke Laut Musim Panas di selatan dan ke utara di luar Tembok
Besar." Summer berdiri. "Aku tidak perlu melihat sejauh
itu." Bran tersenyum gugup. "Aku bosan bicara soal gagak.
Kita bicara soal serigala saja. Atau kadal-singa. Kau pernah
memburu binatang itu, Meera" Di sini tidak ada."
Meera mencabut tombak kataknya dari semak-semak.
"Mereka hidup di air. Dalam sungai-sungai berarus tenang dan
rawa-rawa yang dalam?"
Adiknya memotong. "Apa kau memimpikan kadalsinga?"
"Tidak," sahut Bran. "Sudah kubilang, aku tidak mau?"
"Apa kau memimpikan serigala?"
Dia membuat Bran marah. "Aku tidak harus
memberitahukan mimpiku. Aku sang pangeran. Aku sang
Stark di Winterfell."
"Apakah serigala itu Summer?"
512 "Tutup mulutmu."
"Pada malam pesta panen, kau bermimpi kau adalah
Summer di hutan sakral, bukan?"
"Hentikan!"?Bran berteriak. Summer maju mendekati
pohon weirwood, gigi putihnya terpampang.
Jojen Reed bergeming. "Waktu menyentuh Summer,
aku merasakan dirimu di dalamnya. Seperti kau berada di
dalamnya sekarang." "Itu tidak mungkin. Aku di tempat tidur. Aku sedang
tidur." "Kau berada di hutan sakral, seluruhnya berwarna
kelabu." "Itu hanya mimpi buruk?"?
Jojen berdiri. "Aku merasakanmu. Aku merasakan kau
jatuh. Apakah itu yang membuatmu takut, kejatuhan itu?"
Kejatuhan, pikir Bran, dan si lelaki emas, saudara kembar
sang ratu, dia juga membuatku takut, tapi terutama kejatuhan
itu.?Tapi Bran tidak mengatakannya. Mana mungkin" Dia tidak
pernah bisa memberitahu Ser Rodrik atau Maester Luwin, dan
dia juga tidak mungkin memberitahu kakak-beradik Reed. Jika
dia tidak membicarakannya, barangkali dia akan lupa. Dia
tidak pernah ingin mengingatnya. Bahkan bisa jadi ingatannya
salah. "Apakah kau jatuh setiap malam, Bran?" tanya Jojen
lirih. Geraman rendah bergemuruh dari leher Summer,
dan dia tidak main-main. Serigala itu bergerak maju, dengan
gigi terpampang dan mata menyala. Meera melangkah di
antara serigala itu dan adiknya, tombak di tangan. "Suruh dia
mundur, Bran." "Jojen membuatnya marah."
Meera mengguncangkan jaring.
"Itu kemarahanmu, Bran," kata Jojen. "Ketakutanmu."
"Bukan. Aku bukan serigala." Tapi dia memang
melolong bersama mereka pada malam hari, dan mengecap
513 darah dalam mimpi-mimpi serigalanya.
"Sebagian dirimu adalah Summer, dan sebagian diri
Summer adalah kau. Kau tahu itu, Bran."
Summer merangsek maju, tapi Meera menghalanginya,
menusuk-nusuk dengan tombak bergigi tiga. Si serigala
mengelak ke samping, mengitari, mengendap-endap. Meera
menoleh ke arahnya. "Suruh dia mundur, Bran."
"Summer!" Bran berteriak. "Kemari, Summer!"
Dia memukulkan telapak tangannya ke paha. Tangan itu
menggelenyar, walaupun kaki lumpuhnya tak merasakan apa
pun. Si direwolf menyerbu lagi, dan tombak Meera kembali
melesat. Summer mengelak, memutar ke belakang. Semaksemak berdesir, lalu sosok hitam ramping melangkah keluar
dari balik pohon weirwood, giginya terpampang. Aroma itu
sangat kuat; saudaranya sudah mencium kemarahannya. Bran
merasakan bulu-bulu di tengkuknya berdiri. Meera berdiri di
samping adiknya, kedua serigala mengepung di kanan dan kiri.
"Bran, panggil mereka."
"Aku tidak bisa!"
"Jojen, naik ke pohon."
"Tidak perlu. Hari ini bukan hari kematianku."
"Cepat!"?Meera menjerit, dan adiknya memanjat
weirwood dengan susah payah, menggunakan wajah di batang
pohon sebagai pegangan. Kedua direwolf mendekat. Meera
melemparkan tombak dan jaring, melompat, lalu menyambar
dahan di atas kepalanya. Rahang Shaggy mengatup kencang
di bawah pergelangan kakinya saat gadis itu berayun ke atas
melompati dahan. Summer duduk tegak dan melolong,
sementara Shaggydog menyerbu jaring, mengguncangnya
dengan gigi. Baru saat itu Bran menyadari mereka tidak sendirian.
Dia menangkupkan kedua tangan di mulut. "Hodor!" serunya.
"Hodor! Hodor!"?Dia sangat ketakutan dan entah mengapa
514 merasa malu. "Mereka tak mungkin menyakiti Hodor," dia
meyakinkan kedua temannya di atas pohon.
Beberapa saat berlalu sebelum mereka mendengar
senandung tanpa nada. Hodor datang setengah telanjang dan
berlepotan lumpur dari kunjungannya ke kolam air panas, tapi
Bran belum pernah merasa selega itu melihatnya. "Hodor,
tolong aku. Usir serigala-serigala itu. Usir mereka pergi."
Hodor melaksanakannya dengan riang, melambailambaikan tangan dan mengentakkan kaki besarnya, berteriak
"Hodor, Hodor," mengejar satu serigala lalu serigala satunya.
Shaggydog yang pertama pergi, menyelinap kembali ke balik
dedaunan diiringi geraman terakhir. Ketika Summer sudah
puas, dia kembali ke tempat Bran dan rebah di sampingnya.
Begitu Meera menyentuh tanah, dia langsung
menyambar tombak dan jaringnya lagi. Jojen tak pernah
mengalihkan pandang dari Summer. "Kita akan bicara lagi,"
dia berjanji kepada Bran.
Serigala-serigala itu yang berulah, bukan aku. Bran tidak
mengerti kenapa mereka menjadi begitu liar.?Barangkali
Maester Luwin bertindak benar dengan mengurung mereka di hutan
sakral.?"Hodor," dia berkata, "antarkan aku ke Maester Luwin."
Menara sang maester di bawah sangkar raven merupakan
salah satu tempat kesukaan Bran. Luwin luar biasa berantakan,
tapi tumpukan buku, perkamen, dan botol yang kacau-balau
sama familier dan sama nyamannya bagi Bran seperti rambut
botak sang maester dan lengan lebar jubah abu-abunya yang
longgar. Dia juga menyukai burung-burung raven.
Dia mendapati Luwin tengah duduk di kursi tinggi,
menulis. Dengan kepergian Ser Rodrik, semua urusan
pengelolaan kastel menjadi tanggung jawabnya. "Pangeranku,"
dia berkata ketika Hodor masuk, "kau datang awal untuk
pelajaran hari ini." Sang maester menghabiskan beberapa jam
setiap sore untuk mengajar Bran, Rickon, dan bocah-bocah
Walder Frey. 515 "Hodor, jangan bergerak." Bran mencengkeram kandil
dinding dengan kedua tangan dan menggunakannya untuk
menghela tubuh keluar dari keranjang. Dia bergelantungan
sebentar sampai Hodor membopongnya ke kursi. "Meera
bilang adiknya punya penglihatan masa depan."
Maester Luwin menggaruk sisi hidungnya dengan pena
bulu. "Benarkah?"
Bran mengangguk. "Kaubilang anak-anak hutan punya
penglihatan masa depan. Aku ingat."
"Sebagian mengklaim memiliki kekuatan itu. Orang
pintar mereka disebut penatap masa depan."
"Apakah itu sihir?"
"Boleh saja menyebut begitu jika lebih suka istilah
tersebut. Pada intinya itu hanya jenis pengetahuan yang
berbeda." "Pengetahuan seperti apa?"
Luwin meletakkan pena. "Tidak ada yang benar-benar
tahu, Bran. Anak-anak itu sudah menghilang dari dunia ini,
bersama kearifan mereka. Ada hubungannya dengan wajahwajah di pohon, kami rasa. Kaum Pertama meyakini bahwa
penatap masa depan bisa melihat melalui mata pohon
weirwood. Itu sebabnya mereka menebangi pohon setiap kali
mereka memerangi anak-anak itu. Diduga para penatap masa
depan juga punya kekuatan atas binatang-binatang di hutan
dan burung-burung di pohon. Bahkan ikan. Apakah si bocah
Reed mengklaim punya kekuatan semacam itu?"
"Tidak. Kurasa tidak. Tapi dia mendapat mimpi-mimpi
yang kadang menjadi nyata, kata Meera."
"Kita semua mendapat mimpi yang kadang menjadi
nyata. Kau memimpikan ayahmu di makam bawah tanah
sebelum kita tahu dia sudah meninggal, ingat?"
"Rickon juga. Kami memimpikan hal yang sama."
"Sebut itu penglihatan masa depan, kalau kau mau"
tapi ingat juga puluhan ribu mimpi lain yang kau dan Rickon
516 mimpikan tapi tidak menjadi nyata. Barangkali kau ingat apa
yang kuajarkan padamu tentang medali rantai yang dipakai
setiap maester?"
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bran berpikir sebentar, berusaha mengingatnya.
"Seorang maester menempa rantainya di Citadel Oldtown.
Bentuknya rantai sebab kau bersumpah untuk mengabdi, dan
terbuat dari logam yang berbeda-beda sebab kau mengabdi
pada kerajaan dan kerajaan terdiri atas berbagai jenis orang.
Setiap kali mempelajari sesuatu kau mendapat rantai baru.
Besi hitam untuk keahlian mengurus raven, perak untuk
pengobatan, emas untuk hitung-hitungan dan angka-angka.
Aku tidak ingat semuanya."
Luwin menyelipkan satu jari di bawah medali dan mulai
membaliknya, sesenti demi sesenti. Dia memiliki leher yang
tebal untuk lelaki sekecil itu, dan rantainya ketat, tapi beberapa
tarikan sudah membalikkan semuanya. "Ini baja Valyria," dia
berkata ketika mata rantai logam berwarna abu-abu gelap
terpampang di jakunnya. "Hanya satu di antara seratus maester
yang mengenakan rantai semacam ini. Ini menandakan bahwa
aku sudah mempelajari apa yang disebut Citadel sebagai
misteri-misteri tinggi"sihir, istilah lainnya. Pencarian yang sangat
menarik, tapi tak banyak berguna, itu sebabnya sangat sedikit
maester yang mau bersusah payah mempelajarinya.
"Semua orang yang mempelajari misteri-misteri tinggi
cepat atau lambat akan mencoba mempraktikkan mantra.
Harus kuakui, aku juga menyerah pada godaan itu. Yah, aku
masih muda, dan pemuda mana yang tidak diam-diam berharap
menemukan kekuatan tersembunyi dalam dirinya" Upayaku
tak lebih berhasil dibandingkan seribu pemuda sebelum aku,
dan seribu lagi sesudahku. Sayangnya, sihir itu tidak ada."
"Kadang-kadang ada," Bran menyanggah. "Aku
mendapat mimpi itu, Rickon juga. Lalu ada syaman dan
penyihir hitam di timur?"?
"Ada orang-orang yang menyebut diri mereka syaman dan
517 penyihir hitam," Maester Luwin berkata. "Aku punya teman di
Citadel yang bisa mengeluarkan mawar dari telingamu, tapi dia
tidak lebih sakti daripada aku. Oh, tentu saja, ada banyak hal
yang tidak kita pahami. Waktu berlalu dalam hitungan ratusan
dan ribuan tahun, sedangkan seumur hidupnya manusia
hanya melihat beberapa musim panas dan musim dingin. Kita
melihat pegunungan dan menyebutnya abadi, karena seperti
itulah yang terlihat" tapi dalam perjalanan waktu, gununggunung tumbuh dan runtuh, sungai-sungai berganti arah,
bintang-bintang jatuh dari langit, dan kota-kota besar terbenam
di dasar laut. Bahkan para dewa pun mati, kami rasa. Semua
berubah. "Barangkali sihir dulu merupakan kekuatan hebat di
dunia, tapi tidak lagi. Sisanya tak lebih seperti sulur asap yang
menggantung di udara setelah api besar padam, bahkan itu
pun mulai pudar. Valyria adalah bara api terakhir, dan Valyria
telah lenyap. Naga sudah menghilang, raksasa punah, anakanak hutan terlupakan beserta semua pengetahuan mereka.
"Tidak, pangeranku. Jojen Reed mungkin mendapat
satu atau dua mimpi yang dia yakini menjadi nyata, tapi dia
tidak punya penglihatan masa depan. Tidak ada orang hidup
yang memiliki kekuatan itu."
Bran menyampaikannya kepada Meera Reed ketika
gadis itu mengunjunginya saat senja, selagi dia duduk di
bangku jendela menyaksikan lampu-lampu berkelip menyala.
"Aku minta maaf atas kejadian dengan serigala-serigala itu.
Summer seharusnya tidak berusaha menyakiti Jojen, tapi Jojen
seharusnya tidak mengatakan semua hal itu tentang mimpiku.
Si gagak berbohong waktu dia bilang aku bisa terbang, dan
adikmu juga berbohong."
"Atau barangkali maestermu salah."
"Tidak mungkin. Ayahku saja selalu meminta
pendapatnya." "Ayahmu mendengarkan, aku tidak meragukannya. Tapi
pada akhirnya, dia membuat keputusan sendiri. Bran, maukah
518 kau mengizinkanku menceritakan mimpi Jojen tentang kau
dan saudara-saudara asuhmu?"
"Bocah-bocah Walder bukan saudaraku."
Meera mengabaikannya. "Kalian sedang duduk
makan malam, tapi bukannya pelayan, Maester Luwin yang
menghidangkan makanan. Dia menyajikan potongan raja
untukmu dari hidangan daging panggang, dagingnya mentah
dan berdarah, tapi dengan aroma lezat yang membuat semua
orang berliur. Daging yang disajikannya untuk kedua Frey
sudah busuk dan kelabu. Tapi mereka lebih menikmati
makanan mereka daripada kau menikmati makananmu."
"Aku tak mengerti."
"Kau akan mengerti, kata adikku. Setelah kau mengerti,
kita akan bicara lagi."
Bran hampir tak berani ikut makan malam, tapi
setelah dia duduk, yang mereka sajikan adalah pai burung
dara. Semua orang mendapat hidangan serupa, dan dia tidak
melihat ada yang salah pada makanan yang dihidangkan untuk
kedua Walder.?Maester Luwin berkata benar, dia meyakinkan
diri. Takkan ada kejadian buruk yang menimpa Winterfell,
tak peduli apa kata Jojen. Bran merasa lega" sekaligus
kecewa. Selama ada keajaiban, apa pun bisa terjadi. Hantu
bisa berjalan, pohon bisa bicara, dan bocah-bocah lumpuh
bisa tumbuh menjadi kesatria. "Tapi tidak ada," dia berkata
keras-keras dalam kegelapan kamarnya. "Tidak ada sihir, dan
dongeng hanya sekadar dongeng."
Dan dia takkan pernah berjalan, atau terbang, atau
menjadi kesatria. j 519 TYRION I lalang di lantai terasa kasar pada telapak kaki telanjangnya.
"Sepupuku memilih waktu yang aneh untuk berkunjung,"
Tyrion berkata kepada Podrick Payne yang linglung karena
kantuk, dan pasti sudah mengira akan diomeli karena
membangunkannya. "Antar dia ke ruang kerjaku dan katakan
padanya aku akan segera turun."
Saat itu sudah lewat tengah malam, Tyrion menaksir
dari kegelapan di luar jendela.?Apakah Lancel mengira akan
mendapatiku dalam keadaan mengantuk dan lamban berpikir pada
jam seperti ini" dia bertanya-tanya.?Tidak, Lancel nyaris tak pernah
berpikir, ini pasti ulah Cersei.?Kakaknya bakal kecewa. Meskipun
berada di tempat tidur, Tyrion tetap bekerja sampai pagi"
membaca diterangi cahaya lilin yang bekerlip, meneliti laporan
dari para pembisik Varys, dan memeriksa buku kas Littlefinger
sampai kolom-kolomnya tampak kabur dan matanya perih.
Dia memercikkan air suam-suam kuku ke wajahnya dari
baskom di samping tempat tidur lalu berlama-lama berjongkok
di kakus, udara malam terasa dingin pada kulit telanjangnya.
Ser Lancel berusia enam belas tahun, dan tidak dikenal
karena kesabarannya. Biar saja dia menunggu, dan menjadi
semakin gusar dalam penantian. Setelah isi perutnya kosong,
Tyrion mengenakan jubah kamar dan mengacak-acak rambut
520 kuningnya yang tipis dengan jemari, agar semakin terlihat
seolah-olah dia baru bangun tidur.
Lancel sedang mondar-mandir di depan abu perapian,
mengenakan tunik beledu merah yang bagian lengannya
bersayat-sayat dengan sutra hitam di bagian dalam, belati
bertatahkan permata dan sarung pedang bersepuh emas
menggantung dari sabuk. "Sepupu," Tyrion menyapanya. "Kau
jarang sekali berkunjung. Apa yang membuatku mendapatkan
kehormatan ini?" "Yang Mulia Ratu Pemangku mengirimku untuk
memerintahkanmu membebaskan Maester Agung Pycelle."
Ser Lancel menunjukkan pita merah tua kepada Tyrion,
dengan segel singa Cersei dicap pada lilin emas. "Ini surat
perintahnya." "Sepertinya begitu." Tyrion melambaikan pita itu.
"Kuharap kakakku tidak memforsir kekuatannya padahal dia
baru saja sakit. Sayang sekali kalau dia sampai ambruk lagi."
"Yang Mulia sudah sehat," jawab Ser Lancel ketus.
"Bagaikan musik di telingaku."?Walaupun bukan
lagu yang kusukai. Seharusnya aku memberikan dosis yang lebih
kuat.?Tyrion tadinya berharap bisa melewatkan beberapa hari
lagi tanpa campur tangan Cersei, tapi dia tidak terlalu kaget
dengan kesembuhan sang kakak. Bagaimanapun Cersei adalah
kembaran Jaime. Dia memaksa dirinya tersenyum ramah. "Pod,
nyalakan api, udaranya terlalu dingin untuk seleraku. Kau mau
minum denganku, Lancel" Aku mendapati anggur berempah
bisa membantuku tidur."
"Aku tidak butuh bantuan untuk tidur," Ser Lancel
menukas. "Aku datang atas perintah Yang Mulia, bukan untuk
minum denganmu, Setan Kecil."
Gelar kesatria membuat bocah ini jadi lebih berani,
renung Tyrion"itu, dan peran menyedihkan yang dia mainkan
dalam pembunuhan Raja Robert. "Anggur memang ada
bahayanya." Tyrion tersembul seraya menuang. "Sedangkan
mengenai Maester Agung Pycelle" kalau kakakku yang manis
521 begitu perhatian kepadanya, seharusnya dia datang sendiri.
Tapi dia malah mengirimmu. Aku mesti berpikir bagaimana?"
"Terserah kau mau berpikir bagaimana, yang penting
kaubebaskan tahananmu. Maester Agung adalah teman
setia Ratu Pemangku, dan langsung berada di bawah
perlindungannya." Seulas senyum mengejek bermain di bibir
sepupunya; dia menikmati ini.?Dia belajar dari Cersei.?"Yang
Mulia tidak akan tinggal diam atas penghinaan ini. Dia
mengingatkanmu bahwa dia adalah pemangku Joffrey."
"Sedangkan aku Tangan Kanan Joffrey."
"Tangan Kanan melayani," sang kesatria muda menyahut
santai. "Pemangku memimpin sampai sang raja cukup umur."
"Barangkali kau harus menulisnya supaya bisa kuingat
dengan lebih baik." Api di pendiangan meretih ceria. "Kau
boleh meninggalkan kami, Pod," Tyrion memberitahu squirenya. Setelah bocah itu pergi baru dia kembali menatap Lancel.
"Ada lagi?" "Ya. Yang Mulia memintaku memberitahumu bahwa
Ser Jacelyn Bywater menentang perintah yang dikeluarkan atas
nama sang raja sendiri."
Artinya Cersei sudah menyuruh Bywater melepaskan Pycelle,
dan ditolak. ?"Begitu."
"Dia berkeras agar lelaki itu dicopot dari jabatannya
dan ditahan atas tuduhan pengkhianatan. Kuperingatkan
padamu?" Tyrion meletakkan cawan anggurnya. "Aku tidak
menerima peringatan darimu, Nak."
"Ser," tukas Lancel kaku. Dia menyentuh pedang,
barangkali untuk mengingatkan Tyrion bahwa dia punya
pedang. "Jaga cara bicaramu padaku, Setan Kecil." Tak
diragukan lagi dia bermaksud terdengar mengancam, tapi
sejumput kumis yang konyol itu menggagalkan upayanya.
"Oh, lepas saja pedangmu. Satu teriakan dariku, Shagga
bakal langsung masuk dan membunuhmu. Dengan kapak,
bukan labu anggur." 522 Lancel memerah; apa dia begitu bodoh sehingga
meyakini bahwa perannya dalam kematian Robert tidak akan
ketahuan" "Aku seorang kesatria?"
"Aku sudah tahu. Katakan padaku"apakah Cersei
menjadikanmu kesatria sebelum atau sesudah dia membawamu
ke tempat tidur?" Kilatan di mata hijau Lancel sudah memberikan
pengakuan yang dibutuhkan Tyrion. Jadi Varys tidak
bohong.? Yah, takkan pernah ada yang bisa mengatakan kakakku
tidak mencintai keluarganya.?"Apa, tidak ada tanggapan" Tak ada
peringatan lagi untukku, Ser?"
"Kau harus menarik kembali tuduhan keji itu atau?"
"Tolong. Pernahkah kau memikirkan apa yang akan
dilakukan Joffrey saat kuberitahu kalau kau membunuh
ayahnya untuk tidur dengan ibunya?"
"Tidak seperti itu!" Protes Lancel ngeri.
"Tidak" Jadi seperti apa, kalau aku boleh tahu?"
"Ratu memberiku anggur yang kuat itu! Ayahmu sendiri
Lord Tywin, waktu aku ditunjuk menjadi squire Raja, dia
menyuruhku mematuhi sang ratu dalam hal apa pun."
"Apa dia juga menyuruhmu untuk meniduri sang
ratu?"?Coba lihat dia. Tidak sama tinggi, wajahnya tidak setampan
itu, dan rambutnya berwarna pasir alih-alih emas berkilau, tapi tetap
saja" bahkan tiruan buruk dari Jaime lebih manis daripada ranjang
kosong, aku rasa. "Tidak, kurasa tidak."
"Aku tak pernah bermaksud" aku hanya melakukan
seperti yang diminta, aku?"
?"membenci setiap momennya, itukah yang ingin
kauyakinkan padaku" Tempat terhormat di istana, gelar
kesatria, ranjang kakakku setiap malam, oh, ya, pasti berat
sekali bagimu." Tyrion menghela tubuhnya berdiri. "Tunggu
di sini. Yang Mulia pasti ingin mendengarnya."
Sikap menantang Lancel langsung lenyap. Kesatria
muda itu jatuh berlutut seperti bocah ketakutan. "Maafkan,
my lord, aku mohon."
523 "Simpan saja untuk Joffrey. Dia senang permohonan
yang bagus." "My lord, itu permintaan kakakmu, sang ratu,
seperti katamu tadi, tapi Yang Mulia Raja" dia tak mungkin
mengerti..."? "Apa kau ingin aku menyembunyikan kebenaran dari
sang raja?" "Demi ayahku! Aku akan meninggalkan kota, seakanakan semua ini tak pernah terjadi! Aku bersumpah akan
mengakhirinya?"? Sulit sekali menahan tawa. "Kurasa tidak."
Sekarang pemuda itu tercengang. "My lord?"
"Kaudengar aku. Ayahku menyuruhmu mematuhi
kakakku" Baiklah, patuhi dia. Tetaplah berada di dekatnya, jaga
kepercayaannya padamu, puaskan dia sesering dia memintanya.
Tidak ada yang perlu tahu" asalkan kau selalu mengabariku.
Aku ingin tahu apa yang dilakukan Cersei. Ke mana dia pergi,
siapa yang dia temui, apa yang mereka bicarakan, rencana
apa yang dia susun. Semuanya. Dan kau sendiri yang akan
menyampaikannya padaku, benar?"
"Ya, my lord." Lancel berbicara tanpa ragu sedikit pun.
Tyrion suka itu. "Pasti. Aku bersumpah. Sesuai perintahmu."
"Bangunlah." Tyrion mengisi cawan kedua dan memaksa
pemuda itu mengambilnya. "Minum untuk kesepakatan kita.
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku janji, tak ada babi hutan di kastel ini yang kukenal."
Lancel mengangkat cawan dan minum, walaupun dengan
kaku. "Tersenyumlah, Sepupu. Kakakku perempuan yang
cantik, dan semua ini demi kebaikan kerajaan. Kau bisa
mendapat keuntungan dari ini. Gelar kesatria bukan apa-apa.
Kalau pintar, kau akan mendapat gelar lord dariku sebelum
tugasmu selesai." Tyrion memutar-mutar anggur dalam cawan.
"Kita ingin Cersei memercayaimu sepenuhnya. Kembalilah
dan katakan padanya aku memohon ampun. Katakan padanya
bahwa kau membuatku takut, bahwa aku tak ingin ada konflik
di antara kita, bahwa sejak saat ini aku tidak akan melakukan
apa pun tanpa persetujuannya."
524 "Tapi" tuntutan Ratu?"?
"Oh, akan kuberikan Pycelle padanya."
"Benar?" Lancel tampak takjub.
Tyrion tersenyum. "Akan kubebaskan dia besok. Aku
bisa bersumpah kalau aku tak merusak sehelai rambut pun di
kepalanya, tapi itu tidak benar. Yang jelas, dia baik-baik saja,
walaupun aku tidak seyakin itu tentang kebugarannya. Sel hitam
bukan tempat yang sehat untuk lelaki seusia Pycelle. Cersei
bisa menyimpannya sebagai peliharaan atau mengirimnya ke
Tembok Besar, aku tak peduli yang mana, tapi aku tidak mau
dia ada di majelis."
"Dan Ser Jacelyn?"
"Katakan pada kakakku, kau yakin kau bisa menjauhkan
lelaki itu dariku, jika diberi waktu. Itu pasti akan membuatnya
tenang untuk sementara."
"Baik." Lancel menandaskan anggur.
"Satu hal lagi. Dengan kematian Raja Robert, pasti akan
sangat memalukan jika jandanya yang tengah berduka tiba-tiba
berperut besar karena mengandung."
"My lord, aku" kami" sang ratu menyuruhku untuk
tidak..." Telinga pemuda itu merona semerah warna Lannister.
"Aku menumpahkan benihku di perutnya, my lord."
"Perut yang indah, aku yakin sekali. Basahi sesering yang
kau mau" tapi pastikan cairanmu tidak jatuh ke tempat lain.
Aku tidak butuh keponakan lagi, mengerti?"
Ser Lancel membungkuk lalu meninggalkan ruangan.
Tyrion memberi waktu sejenak pada diri sendiri untuk
merasa iba pada pemuda itu.?Satu lagi orang bodoh, dan lemah
juga, tapi dia tak layak menerima perlakuan yang diberikan Cersei
dan aku.?Syukurlah pamannya Kevan masih punya dua putra
lagi; yang satu ini kemungkinan besar tak akan bertahan hidup
sampai akhir tahun. Cersei pasti akan langsung membunuhnya
jika tahu pemuda itu mengkhianatinya, dan jika berkat
kemurahan hati para dewa dia tidak membunuhnya, Lancel
tidak akan selamat pada hari Jaime Lannister kembali ke
525 King"s Landing. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah Jaime
yang menghabisinya karena dibakar cemburu, atau Cersei
membunuhnya lebih dulu agar Jaime tidak pernah tahu.
Tyrion mempertaruhkan koin perak pada Cersei.
Kegelisahan menerpanya, dan Tyrion tahu benar dia
tak mungkin tidur lagi malam ini.?Yang jelas tidak di sini. Dia
mendapati Podrick Payne tidur beralaskan kursi di luar puntu
ruangannya, lalu mengguncang bahu bocah itu. "Panggil
Bronn, setelah itu lari ke istal dan minta dua kuda dipasangi
Persekutuan Para Iblis 1 Boma Gendeng Triping Dendam Dalam Titisan 1
sebagai kesatria. Lancel memiliki rambut tebal berwarna pasir,
mata hijau Lannister, dan kumis pirang halus di bibir atasnya.
Pada usia enam belas tahun, dia dikutuk dengan semua ciri
khas remaja, tanpa sedikit pun selera humor atau keraguan
diri, dan tidak terlepas dari kesombongan yang sudah menjadi
sifat alami orang-orang pirang, kuat, dan tampan. Pertambahan
tingginya baru-baru ini hanya membuat kesombongannya
semakin menjadi-jadi. "Apakah Yang Mulia memanggilmu?"
tuntut pemuda itu. "Seingatku tidak," Tyrion mengakui. "Aku sungguh
menyesal sudah mengganggu kesenanganmu, Lancel, tapi
kebetulan, ada urusan penting yang harus kubicarakan dengan
kakakku." Cersei menatapnya curiga. "Kalau kau ingin
membicarakan perkumpulan pengemis itu, Tyrion, simpan
saja omelanmu. Takkan kubiarkan mereka menyebarkan
pengkhianatan kotor mereka di jalan. Mereka bisa
mengkhotbahi satu sama lain di sel bawah tanah."
"Dan anggap saja mereka beruntung karena memiliki
ratu yang begitu murah hati," Lancel menambahkan. "Kalau
aku pasti sudah kucabut lidah mereka."
"Satu orang bahkan berani mengatakan para dewa
menghukum kami karena Jaime membunuh raja yang sah,"
Cersei mengumumkan. "Ini tak boleh dibiarkan, Tyrion. Aku
memberimu banyak kesempatan untuk menangani hama ini,
tapi kau dan Ser Jacelyn-mu tak melakukan apa pun, jadi aku
memerintahkan Vylarr untuk mengatasi masalah tersebut."
"Dan itulah yang dia lakukan." Tyrion memang kesal
waktu pasukan jubah merah menyeret setengah lusin pengabar
462 lancang ke sel bawah tanah tanpa berkonsultasi dengannya,
tapi masalah itu tidak cukup penting untuk diributkan.
"Sudah pasti kita semua akan menikmati sedikit ketenangan
di jalanan. Bukan itu alasan kedatanganku. Aku punya kabar
yang aku tahu pasti ingin sekali kaudengar, kakak yang manis,
tapi sebaiknya dibicarakan secara tertutup."
"Baiklah." Pemain harpa dan pemain seruling
membungkuk lalu bergegas keluar, sementara Cersei
mendaratkan ciuman polos di pipi sepupunya. "Tinggalkan
kami, Lancel. Adikku tak berbahaya kalau sendirian. Kalau dia
membawa binatang peliharaan, kita pasti sudah menciumnya."
Kesatria muda itu melemparkan tatapan mengancam
pada sepupunya lalu menutup pintu kuat-kuat di belakangnya.
"Asal kau tahu, aku sudah membujuk Shagga mandi dua
minggu sekali," Tyrion berkata ketika pemuda itu sudah pergi.
"Kau puas sekali dengan dirimu, bukan" Kenapa?"
"Kenapa tidak?" Tyrion menyahut. Setiap hari, setiap
malam, palu-palu berdentang di sepanjang Jalan Baja, dan
rantai agung itu bertambah panjang. Dia melompat naik ke
ranjang besar berkanopi. "Apakah ini ranjang tempat Robert
mati" Aku heran kau menyimpannya."
"Memberiku mimpi indah," ujar Cersei. "Sekarang
katakan urusanmu dan cepat pergi dari sini, Setan Kecil."
Tyrion tersenyum. "Lord Stannis sudah berlayar dari
Dragonstone." Cersei melompat berdiri. "Dan kau malah duduk di
situ, menyeringai seperti labu di hari panen" Apakah Bywater
sudah menyiagakan Garda Kota" Kita harus mengirim burung
ke Harrenhal sekarang juga." Saat itu Tyrion tertawa. Cersei
mencengkeram bahu Tyrion dan mengguncangnya. "Hentikan.
463 Apa kau gila, atau mabuk"?Hentikan!"
Tyrion mesti bersusah payah untuk mengeluarkan katakata. "Aku tak bisa," dia tersengal. "Ini terlalu" demi para
dewa, terlalu lucu" Stannis?. . ."
"Apa?" "Dia tidak berlayar untuk menyerang kita," Tyrion
berhasil bicara. "Dia bermaksud mengepung Storm"s End.
Renly berkuda kembali untuk menemuinya."
Kuku-kuku Cersei menusuk lengannya. Untuk sesaat
dia hanya menatap kebingungan, seolah-olah Tyrion mengoceh
dalam bahasa tak dikenal. "Stannis dan Renly memerangi satu
sama lain?" Ketika Tyrion mengangguk, Cersei mulai terkekeh.
"Terpujilah para dewa," sengalnya, "Aku mulai percaya bahwa
Robert-lah yang paling pintar."
Tyrion melontarkan kepala ke belakang dan tergelak.
Mereka tertawa bersama. Cersei menariknya turun dari ranjang
lalu memutar-mutarnya dan bahkan memeluknya, untuk sesaat
dia segembira gadis kecil. Ketika Cersei melepaskannya, Tyrion
kehabisan napas dan pusing. Dia terhuyung-huyung ke bufet
Cersei dan menopangkan tangan untuk memantapkan diri.
"Menurutmu mereka benar-benar akan bertempur"
Kalau mereka sampai mencapai kesepakatan?"
"Tidak bakal," sahut Tyrion. "Mereka terlalu berbeda
sekaligus terlalu mirip, dan masing-masing tak tahan terhadap
satu sama lain." "Dan Stannis selalu merasa dia dicurangi tentang
Storm"s End," kata Cersei serius. "Pusat kekuasaan turuntemurun Klan Baratheon, miliknya berdasarkan hak" andai
kau tahu berapa kali dia mendatangi Robert dan menyanyikan
464 lagu membosankan yang sama dengan suaranya yang muram
dan getir. Ketika Robert memberikan tempat itu kepada Renly,
Stannis mengertakkan rahang begitu kuat sampai-sampai
kupikir giginya bakal hancur."
"Dia menganggapnya sebagai pengabaian."
"Memang dimaksud sebagai pengabaian," sahut Cersei.
"Haruskah kita bersulang untuk kasih sayang antar
saudara?" "Ya," sahut Cersei terengah-engah. "Oh, demi para
dewa, ya." Tyrion memunggungi kakaknya saat dia mengisi dua
cawan dengan anggur manis Arbor. Sungguh pekerjaan
termudah di dunia, menaburkan sejumput bubuk halus ke
dalam minuman sang kakak. "Untuk Stannis!" dia berkata
sembari menyerahkan anggur kepada Cersei. Tidak berbahaya
kalau aku sendirian, ya"
"Untuk Renly!" balas Cersei sambil tertawa. "Semoga
mereka bertempur lama dan sengit, semoga Makhluk Lain
mengambil mereka berdua!"
Inikah Cersei yang dilihat Jaime"?Ketika dia tersenyum,
terlihat jelas betapa cantiknya dia, sungguh.?Aku mencintai
seorang dara secantik musim panas, dengan rambut bercahaya"?Dia
nyaris merasa menyesal karena meracuninya.
Baru keesokan paginya saat dia sarapan, kurir Cersei
datang. Sang ratu sakit dan tidak akan bisa meninggalkan
kamarnya.?Tidak bisa meninggalkan kakus, lebih tepatnya.?Tyrion
mengucapkan kata-kata simpati sepantasnya lalu mengirim
pesan kepada Cersei untuk beristirahat, dia akan menangani
soal Ser Cleos sesuai rencana mereka.
465 Takhta Besi Aegon sang Penakluk adalah kumpulan
kacau kait-kait tajam dan rangkaian logam bergerigi yang
menunggu manusia bodoh mana pun yang berusaha duduk
dengan nyaman, dan undakannya membuat kaki pendek
Tyrion kram saat dia menaikinya, sadar sepenuhnya betapa dia
merupakan pemandangan yang absurd. Namun ada satu hal
yang bisa dikatakan tentangnya. Kursi itu tinggi.
Para pengawal Lannister berdiri diam dalam balutan
jubah merah tua dan helm setengah kepala berpuncak singa.
Pasukan jubah emas Ser Jacelyn berhadapan dengan mereka
di seberang ruangan. Undakan menuju takhta diapit oleh
Bronn dan Ser Preston dari pasukan Pengawal Raja. Para
penghuni istana memenuhi panggung penonton sementara
para pemohon berkerumun di dekat pintu ek-dan-perunggu
yang menjulang. Sansa Stark terlihat sangat menawan pagi ini,
walaupun wajahnya sepucat susu. Lord Gyles berdiri terbatukbatuk, sementara sepupu Tyrek yang malang mengenakan
mantel pengantin pria dari bulu cerpelai dan beledu. Sejak
pernikahannya dengan Lady Ermesande cilik tiga hari lalu, para
squire lain menjulukinya "Ibu Susu" dan bertanya kepadanya
popok macam apa yang dipakai pengantinnya pada malam
pernikahan mereka. Tyrion menunduk menatap mereka semua, dan
mendapati bahwa dia menyukainya. "Memanggil Ser Cleos
Frey." Suaranya membahana dari dinding-dinding batu dan di
sepanjang aula. Dia juga suka itu.?Sayang sekali Shae tak bisa
hadir untuk melihat ini, renungnya. Dia sudah minta untuk
datang, tapi itu mustahil.
Ser Cleos menempuh perjalanan panjang antara
pasukan jubah emas dan jubah merah tua, tidak menengok ke
466 kanan maupun ke kiri. Saat dia berlutut, Tyrion mengamati
bahwa sepupunya mulai botak.
"Ser Cleos," Littlefinger berkata dari meja majelis,
"kami berterima kasih kepadamu karena sudah membawakan
tawaran perdamaian dari Lord Stark."
Maester Agung Pycelle berdeham. "Ratu Pemangku,
Tangan Kanan Raja, dan majelis kecil telah mempertimbangkan
syarat-syarat yang diajukan oleh Raja di Utara yang menobatkan
dirinya sendiri ini. Sayangnya, syarat-syarat itu tidak dapat
diterima, dan kau harus menyampaikannya kepada orangorang utara ini, Ser."
"Berikut ini syarat-syarat kami," kata Tyrion. "Robb
Stark harus meletakkan pedangnya, bersumpah setia, dan
kembali ke Winterfell. Dia harus membebaskan kakakku
tanpa terluka, dan menempatkan pasukannya di bawah
komando Jaime, untuk maju menyerang para pemberontak
Renly dan Stannis Baratheon. Setiap pengikut Stark harus
mengirimkan seorang anak lelaki sebagai tawanan kami. Anak
perempuan diperbolehkan jika tidak ada anak lelaki. Mereka
akan diperlakukan dengan baik dan diberi tempat terhormat di
istana ini, selama ayah mereka tidak melakukan pengkhianatan
baru." Cleos Frey tampak mual. "My lord Tangan Kanan," dia
berkata, "Lord Stark tidak mungkin menyetujui syarat-syarat
itu." Kami tidak pernah berharap dia setuju, Cleos.?"Katakan
padanya kami sudah mengumpulkan pasukan besar di Casterly
Rock, bahwa sebentar lagi pasukan tersebut akan menyerbunya
dari barat sementara ayahku maju dari timur. Katakan padanya
bahwa dia sendirian, tanpa sekutu yang dapat diharapkan.
467 Stannis dan Renly Baratheon berperang satu sama lain, dan
Pangeran Dorne telah setuju untuk menikahkan putranya
Trystane dengan Putri Myrcella." Gumam gembira dan
kekhawatiran sama-sama terdengar dari panggung penonton
serta bagian belakang aula.
"Sementara untuk pertukaran tawanan sepupusepupuku," Tyrion melanjutkan, "kami menawarkan Harrion
Karstark dan Ser Wylis Manderly untuk Willem Lannister,
serta Lord Cerwyn dan Ser Donnel Locke untuk adikmu Tion.
Katakan pada Stark bahwa sampai kapan pun, dua orang
Lannister setara dengan empat orang utara." Dia menunggu
tawa mereda. "Dia bisa mendapatkan tulang-tulang ayahnya,
sebagai isyarat niat baik."
"Lord Stark juga meminta adik-adik perempuan dan
pedang ayahnya," Ser Cleos mengingatkan.
Ser Ilyn Payne berdiri tanpa suara, gagang pedang agung
Eddard Stark mencuat dari balik salah satu bahu. "Ice," ujar
Tyrion. "Dia akan mendapatkannya setelah berdamai dengan
kami, bukan sebelumnya."
"Baik. Dan adik-adiknya?"
Tyrion melirik ke arah Sansa, dan merasakan tikaman
rasa iba saat dia berkata, "Sampai dia membebaskan kakakku
Jaime, tanpa terluka, mereka akan tetap di sini sebagai
tawanan. Sebaik apa perlakuan terhadap mereka tergantung
padanya."? Dan jika para dewa berbaik hati, Bywater akan
menemukuan Arya dalam keadaan hidup, sebelum Robb sadar
bahwa adiknya hilang. "Aku akan menyampaikan pesanmu, my lord."
Tyrion menarik-narik salah satu pedang terpilin yang
mencuat dari lengan takhta.?Dan sekarang serangannya.?"Vylarr,"
468 dia memanggil. "My lord." "Pasukan yang dikirim Stark sudah cukup untuk
melindungi tulang-tulang Lord Eddard, tapi seorang Lannister
harus mendapat pengawalan Lannister," titah Tyrion. "Ser
Cleos adalah sepupu sang ratu, dan sepupuku. Kami akan
tidur lebih tenang jika kau mengantarnya kembali dengan
aman ke Riverrun." "Siap melaksanakan perintah. Berapa orang yang harus
saya bawa?" "Semuanya, tentu saja."
Vylarr berdiri seperti manusia batu. Maester Agung
Pycelle yang akhirnya berdiri dan berkata kaget, "My lord
Tangan Kanan, itu tidak mungkin" Lord Tywin sendiri, dia
mengirim orang-orang baik ini ke kota kita untuk melindungi
Ratu Cersei dan anak-anaknya..."
"Pengawal Raja dan Garda Kota melindungi mereka
dengan cukup baik. Semoga para dewa melindungi
perjalananmu, Vylarr."
Di meja majelis Varys tersenyum penuh sekongkol,
Littlefinger berpura-pura bosan, dan Pycelle megap-megap
seperti ikan, pucat dan bingung. Seorang bentara melangkah
maju. "Jika ada yang punya masalah lain untuk disampaikan di
hadapan Tangan Kanan Raja, biarkan dia berbicara sekarang
atau pergi dan tidak bersuara lagi."
"Aku minta didengar." Lelaki ramping berpakaian hitam
mendesak maju di antara si kembar Redwyne.
"Ser Alliser!" Tyrion berseru. "Wah, aku tidak tahu kau
datang ke istana. Seharusnya kau mengirim kabar padaku."
469 "Sudah, kau juga tahu itu." Thorne setajam namanya
yang berarti duri, lelaki kurus dengan wajah tirus berusia lima
puluh tahun, bermata keras dan bertangan keras, rambut
hitamnya dihiasi uban. "Aku sudah ditolak, diabaikan, dan
dibiarkan menunggu seperti pelayan hina."
"Benarkah" Bronn, ini tidak dapat dibenarkan. Ser
Alliser dan aku teman lama. Kami menyusuri Tembok Besar
bersama-sama." "Ser Alliser yang baik," gumam Varys, "jangan berpikir
terlalu buruk tentang kami. Begitu banyak yang meminta
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
waktu Joffrey kita, pada masa-masa sulit dan meresahkan ini."
"Lebih meresahkan daripada yang kau tahu, orang
kasim." "Di depan dia, kita memanggilnya Lord Orang Kasim"
sindir Littlefinger. "Bagaimana kami bisa membantumu, saudara
yang baik?" Maester Agung Pycelle bertanya dengan nada
menenangkan. "Sang Komandan mengirimku untuk menemui Yang
Mulia Raja," Thorne menjawab. "Masalahnya terlalu serius
untuk dibicarakan dengan para pelayan."
"Sang raja sedang bermain dengan busur silangnya yang
baru," Tyrion berkata. Menyingkirkan Joffrey hanya butuh
satu busur silang jelek dari Myr yang menembakkan tiga anak
panah sekaligus, dan dia tidak mau melakukan apa pun selain
mencobanya saat itu juga. "Kau bisa bicara dengan para pelayan
atau tidak usah sama sekali."
"Baiklah," Ser Alliser berkata, kegusarannya terdengar
jelas. "Aku dikirim untuk memberitahu kalian bahwa kami
470 menemukan dua penjelajah yang telah lama hilang. Mereka
sudah mati, tapi waktu kami membawa mayat mereka kembali
ke Tembok Besar, mereka bangkit pada malam hari. Satu
mayat membunuh Ser Jaremy Rykker, sementara mayat kedua
berusaha membunuh Komandan."
Di kejauhan, Tyrion mendengar seseorang terkikik.? Apakah dia bermaksud mengejekku dengan kekonyolan
ini"?Tyrion bergerak-gerak gelisah dan menunduk menatap
Varys, Littlefinger, serta Pycelle, bertanya-tanya apakah ini
perbuatan salah seorang dari mereka. Seorang cebol tak
punya banyak kewibawaan. Begitu istana dan kerajaan mulai
menertawakannya, celakalah dia. Namun" namun"?
Tyrion ingat satu malam dingin di bawah bintangbintang ketika dia berdiri di samping si bocah Jon Snow dan
serigala putih besar di puncak Tembok Besar di ujung dunia,
menatap kegelapan tak berujung di luar sana. Ketika itu dia
merasakan"apa?"sesuatu, pastinya, kengerian yang menggigit
bagai dinginnya angin utara. Seekor serigala melolong malam
itu, dan suaranya membuat dia merinding.
Jangan bodoh, dia mengingatkan diri.?Serigala, angin,
hutan gelap, itu tak berarti apa pun. Namun" Dia jadi suka pada
Jeor Mormont tua selama masa tinggalnya di Kastel Hitam.
"Aku yakin si Beruang Tua selamat dari serangan ini?"
"Benar." "Dan bahwa saudara-saudaramu membunuh si, ah,
mayat-mayat ini?" "Benar." "Kau yakin mereka sudah mati saat ini?" tanya Tyrion
santai. Ketika Bronn menahan dengus tawa, dia tahu
bagaimana dia harus melanjutkan. "Benar-benar mati?"
471 "Waktu itu mereka juga sudah mati," Ser Alliser
membentak. "Pucat dan dingin, dengan tangan dan kaki
hitam. Aku membawa tangan Jared, dirobek dari mayatnya
oleh serigala si anak haram."
Littlefinger beringsut. "Dan di mana tanda mata yang
menarik ini?" Ser Alliser mengerutkan dahi gelisah. "Tangan itu"
membusuk dan hancur selama aku menunggu, diabaikan.
Tidak ada yang tersisa untuk ditunjukkan selain tulang."
Tawa tertahan terdengar di seluruh ruangan. "Lord
Baelish," Tyrion memanggil Littlefinger, "belikan Ser Alliser
kita yang gagah berani seratus sekop untuk dibawa pulang ke
Tembok Besar bersamanya."
"Sekop?" Ser Alliser menyipitkan mata curiga.
"Kalau kita mengubur orang mati, mereka tidak akan
berkeliaran," Tyrion berkata, dan seisi ruangan tertawa terangterangan. "Sekop akan mengakhiri kesulitan kalian, dengan
punggung-punggung kuat yang mengayunkannya. Ser Jacelyn,
pastikan saudara kita yang baik bisa memilih tahanan di sel
bawah tanah kota." Ser Jacelyn Bywater menyahut, "Daulat, my lord, tapi selsel itu nyaris kosong. Yoren sudah membawa semua tahanan
yang layak." "Kalau begitu tangkap lagi beberapa orang," jawab
Tyrion. "Atau sebarkan kabar bahwa ada roti dan lobak di
Tembok Besar, mereka pasti akan pergi dengan sukarela."
Terlalu banyak mulut yang harus diberi makan di kota ini,
sementara Garda Malam selalu butuh orang. Mengikuti isyarat
dari Tyrion, si bentara mengumumkan akhir pertemuan, dan
aula mulai kosong. 472 Ser Alliser Thorne tidak dapat disingkirkan semudah
itu. Dia menunggu di dasar Takhta Besi ketika Tyrion turun.
"Kaupikir aku berlayar jauh-jauh dari Mata Timur di Tepi Laut
untuk diejek oleh orang seperti kau?" amuknya, menghalangi
jalan. "Ini bukan lelucon. Aku melihatnya sendiri. Kuberitahu
padamu, mayat itu hidup."
"Kau harus mencoba membunuh mereka dengan lebih
menyeluruh." Tyrion mendesak lewat. Ser Alliser hendak
menyambar lengan baju Tyrion, tapi Preston Greenfield
mendorongnya mundur. "Jangan mendekat, Ser."
Thorne tahu benar sebaiknya tidak melawan kesatria
Pengawal Raja. "Kau konyol, Setan Kecil," dia meneriaki
punggung Tyrion. Si cebol berbalik menghadapnya. "Aku" Benarkah" Lalu
mengapa mereka menertawakanmu, kira-kira?" Dia tersenyum
samar. "Kau datang mencari orang, bukan?"
"Angin dingin mulai berembus. Tembok Besar harus
dijaga." "Dan untuk menjaganya kau butuh orang, yang sudah
kuberikan padamu" seperti yang mungkin sudah kaupahami,
jika telingamu bukan hanya mendengar penghinaan. Bawa
mereka, berterima kasihlah padaku, dan pergilah sebelum aku
terpaksa menantangmu dengan garpu kepiting lagi. Sampaikan
salam hangatku untuk Lord Mormont" untuk Jon Snow juga."
Bronn mencengkeram siku Ser Alliser dan menggiringnya
dengan paksa dari aula. Maester Agung Pycelle sudah terburu-buru pergi, tapi
Varys dan Littlefinger menyaksikan semuanya, dari awal sampai
akhir. "Aku jadi semakin mengagumimu, my lord," si orang
kasim mengakui. "Kau menenangkan si bocah Stark dengan
473 tulang-tulang ayahnya dan melucuti pelindung kakakmu dalam
satu pukulan tangkas. Kau memberi saudara hitam itu orangorang yang dia butuhkan, membebaskan kota dari beberapa
mulut yang lapar, tetapi kau membuat semuanya tampak
seperti lelucon sehingga tidak akan ada yang bisa mengatakan
bahwa si cebol sekejam snark dan grumkin. Oh, lihai sekali."
Littlefinger menyugar janggut. "Apa kau benar-benar
bermaksud menyingkirkan semua pengawalmu, Lannister?"
"Tidak, aku bermaksud menyingkirkan semua pengawal
kakakku." "Sang ratu tidak mungkin diam saja."
"Oh, kurasa mungkin saja. Aku adiknya, dan kalau
sudah lebih lama mengenalku, kau akan tahu bahwa aku
bersungguh-sungguh dengan semua perkataanku."
"Bahkan kebohongan?"
"Terutama kebohongan. Lord Petyr, aku merasa kau
tidak puas denganku."
"Cintaku kepadamu masih sebesar dulu, my lord.
Walaupun aku tidak suka dipermainkan seperti orang bodoh.
Jika Myrcella menikah dengan Trystane Martell, dia tidak
mungkin menikah dengan Robert Arryn, bukan?"
"Tidak tanpa menimbulkan skandal besar," Tyrion
mengakui. "Aku menyesali muslihat kecilku, Lord Petyr, tapi
saat kita bicara, aku tidak mungkin tahu bahwa bangsa Dorne
akan menerima tawaranku."
Littlefinger tidak terhibur. "Aku tidak suka dibohongi,
my lord. Jangan libatkan aku dalam penipuanmu berikutnya."
Hanya bila kau melakukan hal yang sama untukku,
pikir Tyrion, menatap belati yang disarungkan di pinggul
474 Littlefinger. "Kalau aku sudah membuatmu tersinggung,
aku benar-benar minta maaf. Semua orang tahu betapa
kami sangat menyayangimu, my lord. Dan betapa kami sangat
membutuhkanmu." "Cobalah mengingat itu." Setelah mengatakannya,
Littlefinger meninggalkan mereka.
"Berjalanlah denganku, Varys," kata Tyrion. Mereka
pergi melalui pintu sang raja di belakang takhta, sandal si
orang kasim menggesek lantai batu dengan ringan.
"Lord Baelish ada benarnya, kau tahu. Ratu tak mungkin
mengizinkanmu menyingkirkan pengawalnya."
"Mungkin. Kau yang akan memastikannya."
Senyum melintas sekejap di bibir Varys yang penuh.
"Benarkah?" "Oh, tentu saja. Kau akan mengatakan padanya itu
bagian dari rencanaku membebaskan Jaime."
Varys mengusap pipi berpupurnya. "Ini sudah pasti
melibatkan empat lelaki yang dicari orangmu Bronn dengan
begitu teliti di semua tempat kumuh di King"s Landing.
Seorang pencuri, seorang peracun, seorang penipu, dan
seorang pembunuh." "Pakaikan jubah merah tua dan helm singa, mereka
tidak akan berbeda dari penjaga mana pun. Selama beberapa
waktu aku mencari muslihat yang bisa membawa mereka masuk
ke Riverrun sebelum terpikir olehku untuk menyembunyikan
mereka di tempat yang mudah terlihat. Mereka akan berkuda
melewati gerbang utama, mengibarkan panji-panji Lannister
dan mengawal tulang-tulang Lord Eddard." Dia tersenyum
miring. "Empat orang saja pasti akan diawasi dengan
475 waspada. Tapi empat di antara seratus bisa menghilang di
tengah kerumunan. Jadi aku harus mengirim para pengawal
sungguhan selain yang palsu... itulah yang akan kaukatakan
pada kakakku." "Dan demi saudara kembarnya tercinta, dia akan setuju,
meskipun dia merasa waswas." Mereka berjalan menyusuri
serambi bertiang yang kosong. "Tetap saja, kepergian pasukan
jubah merahnya pasti akan membuat dia gelisah."
"Aku ingin dia gelisah," ujar Tyrion.
Ser Cleos Frey berangkat sore itu juga, dikawal oleh
Vylarr dan seratus pengawal Lannister berjubah merah. Orangorang yang dikirim Robb Stark bergabung dengan mereka di
Gerbang Raja untuk perjalanan panjang ke barat.
Tyrion menemukan Timett sedang bermain dadu
dengan orang-orang Manusia Hangus di barak. "Datanglah
ke ruanganku tengah malam nanti." Timett menatap tajam
dengan satu matanya, dan mengangguk singkat. Dia bukan
orang yang senang berbicara.
Malam itu dia berpesta dengan suku Gagak Batu
dan Saudara Bulan di Aula Kecil, walaupun sekali ini dia
menjauhkan diri dari anggur. Dia ingin pikirannya benarbenar jernih. "Shagga, bulan apa ini?"
Kerutan dahi Shagga sungguh mengerikan. "Hitam,
kurasa." "Di barat, mereka menyebutnya bulan pengkhianat.
Cobalah jangan terlalu mabuk malam ini, dan pastikan
kapakmu tajam." "Kapak seorang Gagak Batu selalu tajam, dan kapak
Shagga yang paling tajam. Aku pernah memenggal kepala
476 orang, tapi dia tidak menyadarinya sampai dia mencoba
menyikat rambutnya. Lalu kepala itu copot."
"Itukah sebabnya kau tak pernah menyikat rambutmu?"
Orang-orang Gagak Batu meraung dan mengentakkan kaki,
teriakan Shagga yang paling lantang.
Saat tengah malam, kastel sunyi dan gelap. Sudah pasti
beberapa penjaga berjubah emas di dinding melihat mereka
meninggalkan Menara Tangan Kanan Raja, tapi tidak ada
yang bersuara. Dia Tangan Kanan Raja, dan ke mana dia pergi
adalah urusannya sendiri.
Pintu kayu yang tipis retak disertai bunyi krak keras di
bawah tumit sepatu bot Shagga. Potongan kayu beterbangan ke
dalam, dan Tyrion mendengar seorang perempuan terkesiap
ngeri. Shagga membelah pintu itu dengan tiga hantaman
kapaknya dan menendang masuk melewati puing-puing.
Timett mengikuti, kemudian Tyrion, melangkah dengan
hati-hati di atas pecahan kayu. Api sudah menyusut menjadi
tumpukan bara yang bersinar, dan bayang-bayang pekat
memenuhi seluruh kamar. Ketika Timett merobek tirai tebal
dari tempat tidur, gadis pelayan yang telanjang menengadah
dengan mata putih membelalak. "Tolong, tuan-tuan," dia
memohon, "jangan sakiti aku." Dia beringsut ngeri menjauhi
Shagga, merah padam dan ketakutan, berusaha menutupi
keindahan tubuhnya dengan tangan dan ternyata kurang satu
tangan. "Pergilah," Tyrion berkata kepadanya. "Bukan kau yang
kami inginkan." "Shagga ingin perempuan ini."
"Shagga ingin semua pelacur di kota pelacur ini," cela
Timett putra Timett. 477 "Ya," sahut Shagga tanpa malu. "Shagga akan
memberinya anak yang kuat."
"Kalau menginginkan anak yang kuat, dia tahu siapa
yang harus dicari," tukas Tyrion. "Timett, antar dia keluar"
dengan lembut, kalau kau bisa."
Si Manusia Hangus menarik gadis itu dari tempat tidur
dan setengah menggiring, setengah menyeretnya melintasi
kamar. Shagga mengawasi mereka pergi, sedih seperti anak
anjing. Gadis itu tersandung pintu yang pecah dan keluar ke
koridor, dibantu dorongan tegas dari Timett. Di atas kepala
mereka, burung-burung raven memekik.
Tyrion merenggut selimut lembut dari tempat tidur,
menyingkap Maester Agung Pycelle di bawahnya. "Aku ingin
tahu, apakah Citadel setuju kau meniduri gadis-gadis pelayan,
Maester?" Lelaki tua itu telanjang seperti si gadis pelayan, walaupun
dia menyajikan pemandangan yang jauh lebih buruk. Sekali
ini, mata sayunya terbuka lebar. "A-apa maksudnya ini" Aku
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lelaki tua, abdi setiamu?"?
Tyrion menaikkan tubuhnya ke tempat tidur. "Begitu
setia sehingga kau hanya mengirim salah satu suratku kepada
Doran Martell. Yang satu lagi kauberikan pada kakakku."
"Ti-tidak," pekik Pycelle. "Tidak, itu bohong, sumpah,
itu bukan perbuatanku. Varys, itu perbuatan Varys si Labalaba, aku sudah memperingatkanmu?"
"Apakah semua maester berdusta dengan sama
buruknya" Aku memberitahu Varys kalau aku memberikan
keponakanku Tommen kepada Pangeran Doran untuk
diasuh. Aku memberitahu Littlefinger kalau aku bermaksud
menikahkan Myrcella dengan Lord Robert dari Eyrie. Aku
478 tidak memberitahu siapa pun kalau aku menawarkan Myrcella
kepada bangsa Dorne" itu hanya tertulis dalam surat yang
kupercayakan kepadamu."
Pycelle mencengkeram satu sudut selimut. "Burung bisa
tersesat, pesan-pesan dicuri atau dijual" itu perbuatan Varys,
ada hal-hal yang bisa kuceritakan padamu tentang orang kasim
itu yang bisa membekukan darahmu?"?
"Kekasihku lebih suka darahku panas."
"Jangan salah, untuk setiap rahasia yang dibisikkan si
orang kasim di telingamu, dia menyimpan tujuh rahasia lain.
Dan Littlefinger, orang itu?"?
"Aku tahu semua tentang Lord Petyr. Dia sama-sama tak
bisa dipercaya seperti kau. Shagga, potong kejantanannya dan
berikan pada kambing."
Shagga mengangkat kapak besarnya yang bermata ganda.
"Tidak ada kambing, Lelaki Kecil."
"Pakai saja apa yang ada."
Sambil meraung, Shagga melompat maju. Pycelle
menjerit dan kencing di tempat tidur, urine tepercik ke segala
arah saat dia mencoba melompat mundur dari jangkauan. Si
orang liar menangkap janggut putih Pycelle yang menggembung
dan memotong tiga perempatnya dengan satu tebasan kapak.
"Timett, menurutmu teman kita akan lebih terbuka
tanpa janggut untuk bersembunyi?" Tyrion menggunakan
sebagian seprai untuk menyeka air seni dari sepatu botnya.
"Dia akan berterus terang sebentar lagi." Kegelapan
mengumpul dalam ceruk kosong tempat mata Timett yang
terbakar. "Aku bisa mencium bau busuk ketakutannya."
Shagga melempar segenggam rambut ke lantai, dan
479 mencengkeram janggut yang tersisa. "Jangan bergerak, Maester,"
desak Tyrion. "Saat Shagga marah, tangannya gemetar."
"Tangan Shagga tak pernah gemetar," kata lelaki besar
itu dengan marah, menekankan bilah kapak serupa bulan sabit
di bawah dagu Pycelle yang gemetar dan kembali memangkas
segenggam janggut. "Sudah berapa lama kau menjadi mata-mata kakakku?"
tanya Tyrion. Napas Pycelle tersengal-sengal. "Semua yang kulakukan,
kulakukan untuk Klan Lannister." Butiran keringat melapisi
dahi lebar lelaki tua itu, dan utas-utas rambut putih menempel
ke kulit keriputnya. "Selalu" selama bertahun-tahun" ayahmu,
tanya saja padanya, sejak dulu aku adalah abdinya yang setia"
akulah yang meminta Aerys membuka gerbang kastel?"
Itu mengagetkan Tyrion. Dia masih anak-anak yang
buruk rupa di Casterly Rock ketika kota ini jatuh. "Jadi
Penyerbuan King"s Landing juga hasil kerjamu?"
"Untuk kerajaan! Begitu Rhaegar mati, perang berakhir.
Aerys gila, Viserys terlalu muda, Pangeran Aegon hanya bayi
yang masih menyusu, tapi kerajaan ini butuh raja" aku berdoa
agar ayahmulah orangnya, tapi Robert terlalu kuat, dan Lord
Stark bergerak terlalu cepat?"
"Berapa banyak yang sudah kaukhianati" Aerys, Eddard
Stark, aku" Raja Robert juga" Lord Arryn, Pangeran Rhaegar"
Dari mana dimulainya, Pycelle?" Dia sudah tahu di mana
berakhirnya. Kapak menggores jakun di leher Pycelle dan mengusap
kulit kendur lembek di bawah rahangnya, mengikis rambut
terakhir. "Kau" tidak di sini," dia tersentak saat bilah kapak
bergerak naik ke pipinya. "Robert" luka-lukanya" andai kau
480 melihat dan mencium baunya, pasti kau tidak akan ragu?"
"Oh, aku tahu babi hutan menyelesaikan tugas itu
untukmu... tapi seandainya dia meninggalkan pekerjaan itu
tanpa selesai, kau pasti akan menyelesaikannya."
"Dia raja yang menyedihkan... sombong, pemabuk,
bejat" dia berniat menyingkirkan kakakmu, ratunya sendiri"
kumohon" Renly berencana membawa gadis Highgarden itu
ke istana, untuk memikat kakaknya... ini kebenaran para dewa
sendiri..." "Dan apa yang direncanakan Lord Arryn?"
"Dia tahu," Pycelle berkata. "Tentang" tentang?"?
"Aku tahu dia tahu tentang apa," bentak Tyrion, yang
tidak ingin Shagga dan Timett mengetahuinya.
"Dia mengirim istrinya kembali ke Eyrie, dan putranya
akan diasuh di Dragonstone" dia bermaksud bertindak?"?
"Jadi kau meracuninya lebih dulu."
"Tidak." Pycelle melawan dengan lemah. Shagga
menggeram dan mencengkeram kepalanya. Tangan orang suku
liar itu amat besar, dia pasti bisa menghancurkan tengkorak
sang maester seperti telur andai dia meremasnya.
Tyrion berdecak kepadanya. "Aku melihat air mata
Lys di antara ramuanmu. Dan kau menyuruh pergi maester
Lord Arryn lalu mengurus sang lord sendiri, agar kau bisa
memastikan bahwa dia sudah mati."
"Bohong!" "Cukur lagi lebih pendek," Tyrion menyarankan.
"Lehernya lagi."
Kapak itu kembali meluncur turun, menggurat kulit.
Lapisan tipis ludah menggelembung di bibir Pycelle saat
481 mulutnya bergetar. "Aku berusaha menyelamatkan Lord Arryn.
Aku bersumpah?" "Hati-hati, Shagga, kau sudah melukainya."
Shagga menggeram. "Dolf ayah para pejuang, bukan
pencukur rambut." Ketika dia merasakan darah menetes di lehernya
dan mengalir ke dada, lelaki tua itu gemetar, dan kekuatan
terakhirnya merembes pergi. Dia tampak menyusut, lebih kecil
dan lebih lemah dibandingkan saat mereka menerobos masuk
ke kamarnya. "Ya," rengeknya, "ya, Colemon memberinya
obat pencahar, jadi aku menyuruh dia pergi. Sang ratu
menginginkan Lord Arryn mati, dia tidak bilang begitu, tidak
boleh, sebab Varys mendengarkan, selalu mendengarkan, tapi
saat menatapnya, aku tahu. Tapi bukan aku yang memberinya
racun, aku bersumpah." Lelaki tua itu terisak. "Varys akan
memberitahumu, itu pekerjaan si bocah, squire-nya yang
bernama Hugh, pasti dia yang melakukannya. Tanya saja
kakakmu, tanya dia."
Tyrion muak. "Ikat dia dan bawa dia pergi," perintahnya.
"Masukkan dia ke salah satu sel hitam."
Mereka menyeretnya keluar dari pintu yang pecah.
"Lannister," dia mengerang, "semua yang kulakukan adalah
untuk Lannister?"? Setelah dia pergi, Tyrion menggeledah kediaman itu
dengan tidak tergesa-gesa dan mengambil beberapa botol
kecil lagi dari rak obat. Burung-burung raven mengoceh di
atas kepalanya selagi dia bekerja, keriuhan yang anehnya
menenangkan. Dia perlu mencari orang yang bisa mengurus
burung-burung itu sampai Citadel mengirim orang untuk
menggantikan Pycelle. 482 Padahal dialah yang kuharap dapat kupercaya.?Dia menduga
Varys dan Littlefinger tidak lebih setia" hanya lebih lihai,
dan oleh karenanya lebih berbahaya. Barangkali cara ayahnya
merupakan cara terbaik: panggil Ilyn Payne, tancapkan tiga
kepala di atas gerbang, beres sudah.?Dan bukankah itu akan
menjadi pemandangan yang indah" pikirnya.
j 483 ARYA R asa takut mengiris lebih dalam ketimbang pedang, Arya selalu
mengingatkan diri, tapi itu tidak membuat rasa takutnya
pergi. Itu merupakan bagian utama dari hari-harinya, sama
seperti roti basi dan lepuh-lepuh di jari kaki setelah perjalanan
panjang menyusuri jalur yang keras dan ditandai bekas roda
gerobak. Dia pikir dia sudah tahu apa artinya takut, tapi dia
menyadari ketidaktahuannya dalam gudang di tepi Mata Para
Dewa itu. Delapan hari dia berdiam di sana sebelum si Gunung
memberi perintah untuk bergerak, dan setiap hari dia melihat
seseorang mati. Si Gunung selalu datang ke gudang setelah dia selesai
sarapan dan memilih salah satu tahanan untuk ditanyai.
Penduduk desa tak pernah mau menatapnya. Barangkali
mereka mengira jika mereka tidak melihatnya, dia tidak akan
melihat mereka" tapi dia tetap melihat mereka dan memilih
yang dia inginkan. Tidak ada tempat bersembunyi, tidak ada
muslihat untuk dimainkan, tidak ada cara untuk selamat.
Seorang gadis tidur di ranjang seorang prajurit tiga
malam berturut-turut; si Gunung memilihnya pada hari
keempat, dan si prajurit diam saja.
Seorang lelaki tua yang murah senyum memperbaiki
484 pakaian mereka dan mengoceh tentang putranya, yang
bertugas sebagai pasukan jubah emas di King"s Landing. "Dia
pengabdi Raja," lelaki tua itu akan berkata, "pengabdi Raja
yang baik seperti aku, semua untuk Joffrey." Dia begitu sering
mengatakannya sehingga tahanan lain mulai memanggilnya
Semua-untuk-Joffrey setiap kali para penjaga tak mendengar.
Semua-untuk-Joffrey dipilih pada hari kelima.
Ibu muda dengan wajah penuh bekas cacar menawarkan
untuk memberitahu mereka semua yang dia ketahui jika
mereka berjanji tidak akan menyakiti putrinya. Si Gunung
mendengarkan ibu muda itu; keesokan paginya dia memilih
putri si ibu, untuk memastikan tak ada yang dia sembunyikan.
Orang-orang yang dipilih ditanyai dengan disaksikan
tahanan lainnya, agar mereka dapat melihat nasib para
pemberontak dan pengkhianat. Seorang lelaki yang dipanggil
Tickler"penggelitik, mengajukan pertanyaan. Wajahnya
begitu biasa dan pakaiannya begitu sederhana sehingga Arya
mengira dia salah satu penduduk desa sebelum melihat lelaki
itu bekerja. "Tickler membuat mereka meraung begitu keras
sampai kencing di celana," Chiswyck tua berbahu bungkuk
memberitahu mereka. Dia lelaki yang berusaha digigit Arya,
yang menyebutnya bocah garang dan menghantam kepalanya
dengan tinju bersarung rantai. Kadang-kadang Chiswyk
membantu si Penggelitik. Kadang-kadang orang lain yang
membantu. Ser Gregor Clegane sendiri hanya berdiri diam,
menonton dan mendengarkan, sampai si korban mati.
Pertanyaan-pertanyaannya selalu sama. Apakah ada
emas yang tersembunyi di desa ini" Perak, permata" Apakah
ada makanan lagi" Di mana Lord Beric Dondarrion" Siapa
penduduk desa yang menolongnya" Waktu dia pergi, ke mana
tujuannya" Berapa orang yang bersama mereka" Berapa banyak
kesatria, berapa banyak pemanah, berapa banyak prajurit"
Bagaimana persenjataan mereka" Berapa banyak yang berkuda"
Berapa banyak yang terluka" Musuh mana lagi yang pernah
mereka lihat" Berapa banyak" Kapan" Panji-panji apa yang
mereka kibarkan" Ke mana mereka pergi" Apakah ada emas
485 yang tersembunyi di desa ini" Perak, permata" Di mana Lord
Beric Dondarrion" Berapa orang yang bersama mereka" Pada
hari ketiga, Arya sendiri bisa saja mengajukan pertanyaanpertanyaan itu.
Mereka menemukan sedikit emas, sedikit perak,
sekarung besar koin tembaga, dan satu set piala minum
penyok bertatahkan batu garnet yang nyaris dihancurkan
oleh dua prajurit. Mereka mendapat jawaban bahwa Lord
Beric membawa sepuluh orang kelaparan, atau malah seratus
kesatria berkuda; bahwa dia berkuda ke barat, atau utara,
atau selatan; bahwa dia menyeberangi danau dengan perahu;
bahwa dia sekuat urus atau lemah akibat perdarahan. Tidak
ada yang bertahan hidup setelah ditanyai Tickler; baik laki-laki,
perempuan, maupun anak-anak. Yang paling kuat bertahan
sampai malam. Tubuh mereka digantung jauh dari api unggun
untuk dimakan serigala. Saat mereka akhirnya bergerak, Arya tahu dia bukan
penari air. Syrio Forel tak mungkin membiarkan mereka
merubuhkannya dan mengambil pedangnya, atau berdiam
diri saat mereka membunuh Lommy Tangan Hijau. Syrio tak
mungkin menutup mulut dalam gudang itu atau mengerut
ketakutan di antara tahanan lainnya. Direwolf adalah lambang
Klan Stark, tapi Arya lebih merasa seperti domba yang
dikelilingi kawanan domba lain. Dia membenci penduduk desa
karena kepengecutan mereka, hampir sebesar dia membenci
diri sendiri. Klan Lannister sudah mengambil semuanya: ayah,
teman-teman, rumah, harapan, keberanian. Satu orang
mengambil Needle, sementara satu orang lagi mematahkan
pedang kayunya di lutut. Mereka bahkan sudah mengambil
rahasia bodohnya. Gudang itu cukup besar baginya untuk
merayap menjauh dan buang air di salah satu sudut ketika tak
ada yang melihat, tapi di jalan, lain ceritanya. Dia menahannya
selama mungkin, tapi akhirnya dia harus berjongkok di samping
semak dan menurunkan celananya di depan mereka semua.
486 Harus begitu atau buang air di celana. Pai Panas ternganga
menatapnya dengan mata membelalak, tapi yang lain bahkan
tidak repot-repot melihat. Domba perempuan atau domba lakilaki, Ser Gregor dan anak buahnya sepertinya tak peduli.
Orang-orang yang menahan mereka melarang mereka
bersuara. Bibir yang pecah mengajarkan Arya untuk menahan
lidah. Yang lain tak pernah belajar sama sekali. Seorang bocah
tiga tahun tak mau berhenti memanggil ayahnya, maka mereka
menghantam wajahnya dengan gada berduri. Kemudian ibu
bocah itu mulai menjerit, dan Raff si Manis membunuhnya
juga. Arya menyaksikan mereka mati dan tak berbuat apa
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pun. Apa gunanya bersikap berani" Salah satu perempuan yang
dipilih untuk ditanyai berusaha bersikap berani, tapi dia mati
sambil menjerit seperti yang lainnya. Tak ada orang pemberani
dalam rombongan itu, hanya orang-orang yang ketakutan dan
kelaparan. Kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
Sejumlah kecil lelaki berusia sangat tua atau sangat muda;
sisanya diikat ke tiang gantung, ditinggalkan menjadi makanan
serigala dan gagak. Gendry dibiarkan hidup hanya karena dia
mengaku menempa sendiri helm bertanduk itu; pandai besi,
bahkan pandai besi magang, terlalu berharga untuk dibunuh.
Mereka dibawa untuk melayani Lord Tywin Lannister
di Harrenhal, si Gunung memberitahu. "Kalian pengkhianat
dan pemberontak, jadi bersyukurlah pada dewa kalian karena
Lord Tywin mau memberikan kesempatan. Ini lebih baik
dibandingkan yang bisa kalian dapatkan dari para penjahat itu.
Patuhi, layani, dan hidup."
"Ini tidak adil, tidak adil," Arya mendengar seorang
perempuan tua keriput mengeluh kepada perempuan tua
lainnya ketika mereka bersiap tidur malam itu. "Kita tak
pernah berkhianat, pasukan lain itu datang dan mengambil
yang mereka inginkan, sama seperti orang-orang ini."
"Tapi Lord Beric tidak menyakiti kita," temannya
berbisik. "Dan pendeta merah itu bersamanya, dia membayar
487 semua yang mereka ambil."
"Membayar" Dia mengambil dua ayamku dan
memberikan sepotong kertas bertulisan. Coba kutanya,
bisakah aku makan potongan kertas kumal" Apa kertas bisa
memberiku telur?" Dia celingak-celinguk untuk memastikan
tak ada prajurit di dekat situ, lalu meludah tiga kali. "Itu untuk
Klan Tully dan untuk Klan Lannister dan untuk Klan Stark."
"Itu dosa dan memalukan," seorang lelaki tua mendesis.
"Waktu sang raja tua masih hidup, dia tidak perlu menghadapi
hal semacam ini." "Raja Robert?" Arya bertanya, tak bisa menahan diri.
"Raja Aerys, semoga para dewa memberkatinya," lelaki tua
itu berkata, terlalu lantang. Seorang prajurit datang mendekat
untuk mendiamkan mereka. Si lelaki tua kehilangan kedua
giginya, dan tidak ada pembicaraan lagi malam itu.
Selain para tahanan, Ser Gregor membawa serta selusin
babi, ayam satu kandang, sapi perah kurus kering, dan sembilan
gerobak ikan asin. Si Gunung dan anak buahnya punya kuda,
tapi para tahanan semuanya berjalan kaki, dan mereka yang
terlalu lemah untuk mengikuti langsung dibunuh, begitu
pula mereka yang cukup bodoh untuk melarikan diri. Para
prajurit menyeret perempuan-perempuan ke balik semak pada
malam hari. Kebanyakan sepertinya sudah menduga hal itu
dan mengikuti nyaris tanpa perlawanan. Seorang gadis, lebih
cantik daripada yang lain, dipaksa untuk pergi bersama empat
atau lima lelaki yang berbeda setiap malam, sampai akhirnya
dia memukul salah satunya dengan batu. Ser Gregor memaksa
semua orang menyaksikan saat dia memenggal kepala gadis
itu dengan ayunan pedang besarnya yang dipegang dengan
dua tangan. "Tinggalkan mayatnya untuk makanan serigala,"
perintahnya ketika sudah selesai, menyerahkan pedang kepada
squire-nya untuk dibersihkan.
Arya melirik Needle, disarungkan di pinggul prajurit
berjanggut hitam yang kepalanya mulai botak bernama
Polliver.?Baguslah mereka mengambilnya, pikir Arya. Kalau tidak
488 dia pasti sudah mencoba menikam Ser Gregor, dan lelaki itu
bakal membelahnya menjadi dua, lalu kawanan serigala akan
mengganyangnya juga. Polliver tidak seburuk beberapa yang lain, walaupun
dia mencuri Needle. Pada malam Arya ditangkap, pasukan
Lannister ini hanyalah orang-orang asing tanpa nama dengan
wajah semirip helm mereka yang berpelindung hidung, tapi
sekarang dia sudah kenal mereka semua. Dia jadi hafal siapa
yang malas dan siapa yang kejam, siapa yang cerdas dan siapa
yang bodoh. Dia jadi tahu bahwa meskipun orang yang mereka
sebut Mulut Kotor mengatakan hal-hal paling kasar yang
pernah didengarnya, lelaki itu mau memberi potongan roti
tambahan bila diminta, sementara Chiswyck tua yang periang
dan Raff yang bicaranya halus hanya akan menamparmu
dengan punggung tangan. Arya mengawasi dan menyimak dan memoles
kebenciannya seperti Gendry dulu memoles helm
bertanduknya. Dunsen yang mengenakan helm bertanduk itu
sekarang, dan Arya membencinya karena itu. Dia membenci
Polliver karena Needle, dan dia membenci Chiswyck tua yang
mengira dirinya lucu. Dan Raff si Manis, yang menusukkan
tombaknya ke leher Lommy, dia lebih membencinya lagi. Dia
membenci Ser Amory Lorch karena Yoren, dan dia membenci
Ser Meryn Trant karena Syrio, si Anjing karena membunuh
Mycah anak tukang daging, juga Ser Ilyn, Pangeran Joffrey, dan
sang ratu karena perbuatan mereka terhadap ayahnya, Tom
Gendut, Desmond dan yang lain, bahkan pada Lady, serigala
Sansa. Si Penggelitik nyaris terlalu mengerikan untuk dibenci.
Kadang-kadang Arya hampir bisa melupakan bahwa lelaki itu
masih bersama mereka; bila sedang tidak menanyai orang, dia
hanyalah prajurit biasa, lebih pendiam dibandingkan sebagian
besar dari mereka, dengan wajah seperti ribuan lelaki lainnya.
Setiap malam Arya menyebutkan nama-nama mereka.
"Ser Gregor," dia berbisik ke bantal batunya. "Dunsen,
Polliver, Chiswyck, Raff si Manis. Si Penggelitik dan Si Anjing.
489 Ser Amory, Ser Ilyn, Ser Meryn, Raja Joffrey, Ratu Cersei."
Di Winterfell dulu, Arya berdoa dengan ibunya di kuil dan
dengan ayahnya di hutan sakral, tapi tidak ada dewa dalam
perjalanan ke Harrenhal, dan nama-nama itu adalah satusatunya doa yang ingin diingatnya.
Setiap hari mereka berjalan, dan setiap malam dia
mengucapkan nama-nama itu, sampai akhirnya pepohonan
menipis dan berganti menjadi lanskap yang berselang-seling
di antara perbukitan, sungai-sungai berliku, dan ladang-ladang
bermandikan cahaya matahari. Butuh satu hari perjalanan
panjang lagi sebelum mereka melihat menara-menara
Harrenhal di kejauhan, tampak keras di samping danau berair
biru. Keadaan akan membaik begitu mereka tiba di
Harrenhal, para tahanan saling meyakinkan, tapi Arya tidak
seyakin itu. Dia ingat dongeng Nan Tua tentang kastel yang
dibangun dengan rasa takut itu. Harren Hitam memasukkan
darah manusia dalam campuran mortar, Nan kerap bercerita
sambil merendahkan suara agar anak-anak harus mendekat
untuk mendengarnya, tapi naga-naga Aegon membakar
Harren beserta semua putranya di dalam naungan dinding
batu mereka yang kukuh. Arya menggigit bibir saat berjalan
dengan kaki yang mengeras karena kapalan. Tidak akan lama
lagi, dia membatin; menara-menara itu pasti hanya beberapa
kilometer jauhnya. Namun mereka berjalan sepanjang hari dan hampir
sepanjang hari berikutnya sebelum akhirnya tiba di batas
perkemahan pasukan Lord Tywin, di sebelah barat kastel
di antara reruntuhan kota yang hangus. Harrenhal tampak
menipu dari jauh, sebab kastel itu sangat besar.?Dinding
luarnya yang megah menjulang di pinggir danau, curam dan
terjal seperti tebing gunung, sementara di puncak tembok
bergeriginya, barisan senjata pelontar kalajengking dari kayu
dan besi terlihat sekecil binatang yang menjadi asal namanya.
Bau busuk pasukan Lannister tercium oleh Arya jauh
490 sebelum dia dapat mengenali lambang pada panji-panji yang
berkibar di sepanjang tepi danau, di puncak deretan tenda
orang-orang barat ini. Dari baunya, Arya bisa tahu bahwa Lord
Tywin sudah cukup lama berada di sini. Kakus-kakus yang
mengelilingi perkemahan sudah luber dan dikerumuni lalat.
Dia juga melihat lapisan hijau samar pada banyak pasak tajam
yang memagari wilayah tersebut.
Kubu gerbang Harrenhal, ukurannya sendiri sebesar
Menara Utama Winterfell, sangat masif tapi juga penuh
kerusakan, batu-batunya retak dan berubah warna. Dari
luar, hanya puncak kelima menara besar yang dapat terlihat
di balik dinding. Menara terpendeknya setengah kali lebih
tinggi dibandingkan menara tertinggi di Winterfell, tapi tidak
menjulang seperti menara yang seharusnya. Menurut Arya
kelima menara itu seperti jari-jari berbonggol lelaki tua yang
hendak meraih awan lewat. Dia ingat Nan bercerita bagaimana
batu menara itu meleleh dan mengalir bagai lilin cair menuruni
tangga-tangga dan memasuki jendela-jendela, berpendar merah
membara selagi batu panas itu mencari Harren di tempatnya
bersembunyi. Arya bisa memercayai setiap kata; setiap menara
lebih aneh dan tak keruan dibandingkan menara sebelumnya,
bergumpal-gumpal, penuh goresan, dan retak.
"Aku tidak mau masuk ke sana," Pai Panas memekik saat
Harrenhal membuka gerbangnya untuk mereka. "Ada hantu
di dalam sana." Chiswyck mendengarnya, tapi sekali ini dia hanya
tersenyum. "Bocah tukang roti, ini pilihanmu. Bergabung
dengan hantu, atau menjadi hantu."
Pai Panas pun masuk bersama yang lainnya.
Di dalam rumah pemandian batu-dan-kayu yang
bergaung, para tahanan ditelanjangi lalu disuruh menggosok
dan mengikis kotoran dari tubuh mereka dalam bak-bak berisi
air panas mendidih. Dua perempuan tua galak mengawasi
proses tersebut, membicarakan mereka dengan blakblakan
seolah mereka kawanan keledai yang baru dibeli. Ketika giliran
491 Arya tiba, Kepala Rumah Tangga Amabel berdecak kaget
melihat kakinya, sementara Kepala Rumah Tangga Harra
meraba jari-jarinya yang kapalan, hasil dari berlatih berjamjam dengan Needle. "Pasti karena sering mengaduk mentega,
aku yakin," dia berkata. "Jadi kau anak petani, ya" Yah, jangan
khawatir, Nak, kau punya kesempatan untuk mencapai tempat
yang lebih tinggi di dunia ini kalau mau bekerja keras. Kalau
tidak mau bekerja keras, kau akan dipukuli. Dan siapa
namamu?" Arya tidak berani menyebutkan nama aslinya, tapi Arry
juga tidak tepat. Itu nama anak lelaki dan mereka bisa melihat
dia bukan anak lelaki. "Musang," dia menjawab, menyebut
gadis pertama yang terpikir olehnya. "Lommy memanggilku
Musang." "Bisa kulihat alasannya," Kepala Pelayan Amabel
mengendus-endus. "Rambutmu menyeramkan dan sarang
kutu juga. Kita akan memotongnya, setelah itu kau bertugas
di dapur." "Aku lebih baik mengurus kuda." Arya suka kuda, dan
barangkali jika bekerja di istal dia bisa mencuri seekor kuda
lalu melarikan diri. Kepala Pelayan Harra menamparnya begitu keras sampai
bibir bengkaknya pecah lagi. "Dan jaga lidahmu itu atau kau
bakal merasakan yang lebih buruk. Tidak ada yang menanyakan
pendapatmu." Darah di mulutnya terasa tajam seperti logam yang asin.
Arya menurunkan tatapan dan tidak berbicara.?Andai aku
masih punya Needle, dia takkan berani memukulku, pikirnya muram.
"Lord Tywin dan kesatria-kesatrianya punya pelayan
dan squire untuk mengurus kuda, mereka tidak butuh orang
seperti kau," Kepala Pelayan Amabel berkata. "Dapur nyaman
dan bersih, dan selalu ada api untuk menghangatkan tidurmu,
juga banyak makanan. Kau mungkin akan bekerja dengan baik
di sana, tapi bisa kulihat kau bukan gadis yang cerdas. Harra,
menurutku kita harus menyerahkan anak ini pada Weese."
492 "Kalau menurutmu begitu, Amabel." Mereka memberi
Arya baju ganti dari wol abu-abu yang ditenun kasar dan
sepatu yang tidak pas, lalu menyuruhnya pergi. Weese adalah
wakil pengurus rumah tangga untuk Menara Melolong, lelaki
pendek dan gemuk dengan hidung seperti bisul besar dan
kumpulan jerawat merah padam dekat salah satu sudut bibir
tebalnya. Arya termasuk satu di antara enam orang yang dikirim
kepadanya. Lelaki itu mengamati mereka semua dengan tatapan
tajam. "Klan Lannister amat murah hati kepada orang-orang
yang melayani mereka dengan baik, suatu kehormatan yang
tidak pantas diperoleh satu pun dari kalian, tapi dalam perang
kita harus memaksimalkan apa saja yang ada. Selalu bekerja
keras dan ingat kedudukan kalian. Suatu hari nanti mungkin
kalian akan naik kelas setinggi aku. Tapi kalau kalian berniat
memanfaatkan kebaikan Lord Tywin, kalian akan menghadapi
aku setelah m"lord pergi, mengerti?" Dia berjalan mondar-mandir
di depan mereka, mengingatkan bahwa mereka tak pernah
boleh menatap mata sang bangsawan, atau berbicara bila tidak
ditanya, atau mengganggu kesibukan sang lord. "Hidungku
tak pernah berbohong," dia membual. "Aku bisa mencium
penentangan, aku bisa mencium kesombongan, aku bisa
mencium ketidakpatuhan. Kalau aku sampai menangkap bau
busuk seperti itu, kalian harus mempertanggungjawabkannya.
Saat aku mengendus kalian, yang ingin kucium hanyalah
ketakutan." j 493 DAENERYS D i dinding kota Qarth, orang-orang memukul gong
untuk mengabarkan kedatangannya, sementara yang
lain meniup sangkakala aneh yang melingkari tubuh mereka
bagai ular perunggu besar. Barisan penunggang unta muncul
dari kota itu sebagai pengawal kehormatannya. Mereka
mengenakan zirah sisik dari tembaga serta helm bermoncong
dengan taring tembaga dan bulu sutra hitam panjang, duduk
tinggi pada pelana bertatahkan batu mirah dan garnet. Unta
mereka diselubungi selimut dari seratus warna yang berbeda.
"Qarth adalah kota terhebat yang pernah dan akan selalu
ada," Pyat Pree memberitahunya di antara tulang-tulang Vaes
Tolorro. "Kota itu adalah pusat dunia, gerbang antara utara dan
selatan, jembatan antara timur dan barat, berusia tua melebihi
ingatan manusia, dan begitu menakjubkan sehingga Saathos
nan Bijak membutakan matanya setelah menatap Qarth untuk
pertama kali, sebab dia tahu bahwa semua yang dia lihat
sesudahnya akan tampak kumuh dan jelek bila dibandingkan."
Dany menganggap si penyihir hitam melebih-lebihkan,
namun keindahan kota besar itu memang tak dapat disangkal.
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiga dinding tebal melingkari Qarth, dipahat dengan rumit.
Dinding luar dari batu pasir, setinggi sepuluh meter dan
494 berhiaskan hewan-hewan: ular melata, elang tikus terbang, ikan
berenang, bercampur baur dengan serigala tanah tandus, kuda
bergaris-garis, dan gajah raksasa. Dinding tengah, setinggi dua
belas meter, dari granit abu-abu yang hidup dengan adeganadegan perang: bentrokan pedang, perisai, dan tombak, anak
panah melesat, para pahlawan dalam pertempuran dan bayibayi yang dibantai, pembakaran mayat. Dinding paling dalam
adalah marmer hitam setinggi lima belas meter, dengan pahatanpahatan yang membuat Dany tersipu sampai dia mengingatkan
diri bahwa dia bersikap konyol. Dia bukan perawan lagi; jika
dia bisa menatap adegan pembantaian di dinding kelabu tanpa
risih, mengapa dia mesti berpaling dari pemandangan laki-laki
dan perempuan yang saling memberikan kenikmatan"
Gerbang luar diikat dengan tembaga, gerbang tengah
dengan besi; gerbang paling dalam berhiaskan mata-mata emas.
Semua terbuka ketika Dany mendekat. Saat dia menunggangi
kuda peraknya memasuki kota, anak-anak kecil bergegas maju
untuk menebarkan bunga di jalannya. Mereka mengenakan
sandal emas dan cat tubuh warna-warni, hanya itu.
Semua warna yang menghilang dari Vaes Tolorro
sudah menemukan jalan ke Qarth; bangunan-bangunan yang
mengelilinginya sefantastis mimpi demam dalam warna-warna
mawar, lembayung, dan nuansa cokelat. Dany lewat di bawah
lengkungan tembaga yang dibentuk menyerupai dua ular
kawin, sisik-sisiknya dari kepingan halus batu giok, obsidian,
dan lapislazuli. Menara-menara ramping berdiri lebih tinggi
dibandingkan semua menara yang pernah dilihat Dany, dan air
mancur-air mancur rumit menghiasi setiap alun-alun, ditempa
dalam bentuk-bentuk griffin, naga, dan manticore.
Penduduk Qarth berkumpul di tepi jalan dan menonton
dari balkon-balkon berukir yang tampak terlalu rapuh untuk
menopang beban mereka. Mereka bertubuh tinggi dan berkulit
pucat dalam balutan sutra halus dan bulu harimau, setiap
orang seanggun lord atau lady di mata Dany. Para perempuan
mengenakan gaun yang menampakkan sebelah payudara,
495 sementara para lelaki memilih rok sutra bermanik-manik.
Dany merasa lusuh dan tak beradab saat berkuda melewati
mereka dalam jubah kulit singa dengan Drogon hitam
bertengger di bahu. Rakyat Dothraki-nya menyebut penduduk
Qarth "Manusia Susu" karena kulit pucat mereka, dan Khal
Drogo sudah memimpikan hari ketika dia bisa menyerbu
kota-kota megah di timur. Dany menatap para penunggang
sedarahnya, mata gelap mereka yang berbentuk buah badam
tidak menunjukkan isi pikiran mereka.?Apakah mereka hanya
melihat barang-barang rampasan" dia bertanya-tanya. Kami pasti
terlihat sangat biadab di mata orang-orang Qarth ini.
Pyrat Pree memandu khalasar kecil Dany menyusuri
bagian tengah koridor beratap tempat pahlawan-pahlawan
kuno kota ini berdiri setinggi tiga kali ukuran manusia pada
tiang-tiang penopang dari marmer putih dan hijau. Mereka
melewati pasar dalam bangunan besar yang langit-langit
berkisinya menjadi rumah bagi ribuan burung berwarna
cerah. Pepohonan dan bunga-bunga bermekaran pada dinding
berteras di atas kedai-kedai, sementara di bawahnya seakanakan semua benda yang pernah diletakkan para dewa di dunia,
dijual di sana. Kuda perak Dany mundur ketakutan saat pangeran
saudagar Xaro Xhoan Daxos datang menghampiri; dia
mendapati bahwa kuda-kuda tidak tahan berada di dekat
unta. "Kalau melihat apa pun di sini yang menarik minatmu,
O perempuan paling cantik, kau hanya perlu bicara dan itu
akan menjadi milikmu," Xaro berbicara ke bawah dari pelana
bertanduk yang penuh hiasan.
"Qarth ini sendiri adalah miliknya, dia tidak perlu
barang-barang remeh," Pyat Pree yang berbibir biru bersuara
dari sisi Dany yang satunya. "Ini akan seperti yang kujanjikan,
Khaleesi.?Ikutlah denganku ke Rumah Kaum Abadi, dan kau
akan meneguk kebenaran serta kebijaksanaan."
"Untuk apa dia membutuhkan Istana Debu-mu, kalau
496 aku bisa memberinya cahaya matahari, air manis, dan sutra
untuk berbaring?" Xaro berkata kepada si penyihir hitam.
"Perkumpulan Tiga Belas akan memasang mahkota dari giok
hitam dan opal api di kepalanya yang cantik."
"Satu-satunya istana yang kuinginkan adalah benteng
merah di King"s Landing, my lord Pyat." Dany merasa waswas
pada penyihir hitam itu; sang maegi Mirri Maz Duur sudah
membuat Dany jera pada mereka yang mempraktikkan sihir.
"Dan jika warga terhormat Qarth hendak memberiku hadiah,
Xaro, biarkanlah mereka memberiku kapal dan pedang untuk
merebut kembali apa yang merupakan hakku."
Bibir biru Pyat melengkung ke atas membentuk senyum
anggun. "Semua akan terlaksana sesuai keinginanmu, Khaleesi."
Lelaki itu beranjak pergi, berayun mengikuti gerakan unta,
jubah panjang bermanik-manik terhampar di belakangnya.
"Sang ratu muda bijaksana melebihi usianya," Xaro
Xhoan Daxos bergumam kepada Dany dari pelana yang tinggi.
"Ada pepatah di Qarth. Rumah penyihir hitam dibangun dari
tulang-tulang dan kebohongan."
"Lalu mengapa orang-orang merendahkan suara saat
berbicara tentang penyihir hitam di Qarth" Di seluruh wilayah
timur, kekuatan dan kebijaksanaan mereka amat dihormati."
"Dulu mereka memang berkuasa," Xaro membenarkan,
"tapi sekarang mereka sama menggelikannya dengan prajurit
tua lemah yang membual tentang kemampuan mereka lama
setelah kekuatan dan keahlian meninggalkan mereka. Mereka
membaca perkamen kumal mereka, minum tabir petang
sampai bibir mereka biru, dan mengoceh tentang kekuatan
dahsyat, tapi mereka hanya cangkang kosong dibandingkan
para pendahulu mereka. Hadiah dari Pyat Pree akan berubah
menjadi abu di tanganmu, hati-hati saja." Dia mencambuk
pelan untanya lalu melaju pergi.
"Gagak mengejek raven hitam," gerutu Ser Jorah dalam
Bahasa Umum Westeros. Kesatria buangan itu berkuda di
497 sebelah kanan Dany, seperti biasa. Untuk kedatangan mereka
ke Qarth, dia sudah menyingkirkan pakaian Dothraki dan
mengenakan kembali pelat dada, zirah rantai, dan wol khas
Tujuh Kerajaan yang berjarak setengah dunia jauhnya. "Lebih
baik kau menghindari kedua lelaki itu, Yang Mulia."
"Dua lelaki itu akan membantuku meraih takhta," balas
Dany. "Xaro punya kekayaan berlimpah, dan Pyat Pree?"
?"berlagak punya kuasa," tukas sang kesatria. Di baju
luarnya yang berwarna hijau gelap, beruang Klan Mormont
berdiri pada kaki belakangnya, hitam dan garang. Jorah terlihat
tak kalah garang saat dia membersut pada kerumunan yang
memenuhi pasar. "Aku tidak akan berlama-lama tinggal di sini,
ratuku. Aku tidak suka bau tempat ini."
Dany tersenyum. "Barangkali kau mencium bau unta.
Penduduk Qarth sendiri menurut penciumanku cukup manis."
"Bau yang manis kadang-kadang digunakan untuk
menutupi bau busuk."
Beruang besarku, pikir Dany.?Aku ratunya, tapi aku juga akan
selalu menjadi anak beruangnya, dan dia akan selalu menjagaku. Itu
membuat Dany merasa aman, tapi juga sedih. Dia berharap
bisa mencintai lelaki itu lebih dari yang dirasakannya saat ini.
Xaro Xhoan Daxos menawarkan kenyamanan rumahnya
selama berada di kota ini. Dany sudah memperkirakan sesuatu
yang megah. Tapi tak mengira akan melihat istana yang
lebih luas dibandingkan banyak kota pedalaman.?Istana itu
membuat rumah megah Magistrat Illyrio di Pentos tampak seperti
gubuk tukang babi, pikirnya. Xaro berjanji bahwa rumahnya
dapat menampung semua rombongan Dany beserta kudakuda mereka; kenyataannya, rumah itu bagai menelan
mereka. Satu sayap penuh diserahkan kepada Dany. Dia akan
memiliki tamannya sendiri, kolam berendam dari marmer,
menara peramal dan labirin penyihir hitam. Budak-budak
akan mengurus semua keperluannya. Di kamar pribadi Dany,
lantainya dari marmer hijau, dindingnya dihiasi tapestri sutra
498 warna-warni yang tampak gemerlapan setiap kali tertiup angin.
"Kau terlalu murah hati," katanya kepada Xaro Xhoan Daxos.
"Untuk Ibu Naga, tidak ada hadiah yang terlalu besar."
Xaro adalah lelaki elegan yang gemulai dengan kepala botak
dan hidung besar mirip paruh yang dihiasi batu mirah,
opal, dan kepingan giok. "Besok, kau akan dijamu hidangan
burung merak dan lidah burung lark, diiringi musik yang layak
didengar perempuan paling cantik. Perkumpulan Tiga Belas
akan datang memberi penghormatan, begitu pula semua warga
terhormat Qarth." Semua warga terhormat Qarth akan datang untuk melihat
naga-nagaku, pikir Dany, namun dia berterima kasih atas
kebaikan Xaro sebelum mengantarnya pergi. Pyat Pree
juga mohon diri, bersumpah akan memohon kepada para
Manusia Abadi untuk menghadap. "Suatu kehormatan yang
selangka salju musim panas." Sebelum pergi dia mencium kaki
telanjang Dany dengan bibir birunya yang pucat dan memaksa
Dany menerima hadiahnya, sebotol ramuan yang dia janjikan
bisa membuat Dany melihat roh-roh udara. Orang terakhir
yang pergi dari ketiga pencari tersebut adalah Quaithe sang
penjinak bayangan. Dari perempuan itu Dany hanya menerima
peringatan. "Berhati-hatilah," perempuan bertopeng kulit
merah itu berkata. "Terhadap siapa?"
"Semuanya. Mereka akan datang siang dan malam
untuk melihat keajaiban yang terlahir kembali ke dunia, dan
saat melihatnya mereka akan menginginkannya. Sebab naga
adalah api yang berwujud, dan api adalah kekuatan."
Ketika Quaithe juga sudah pergi, Ser Jorah berbicara,
"Perkataannya benar, ratuku" walaupun aku tidak lebih
menyukainya dibandingkan yang lain."
"Aku tidak mengerti dia." Pyat dan Xaro sudah
menghujani Dany dengan berbagai janji sejak kali pertama
mereka melihat naga-naganya, menyatakan diri sebagai
pelayan setianya dalam segala hal, tapi dari Quaithe, dia hanya
499 menerima satu-dua patah kata yang tak jelas artinya. Dan
Dany merasa terusik karena dia tak pernah melihat wajah
perempuan itu.?Ingat Mirri Maz Duur, dia membatin. Ingat
pengkhianatan.?Dany berpaling kepada penunggang sedarahnya.
"Kita akan melakukan penjagaan sendiri selama berada di sini.
Pastikan tidak ada yang memasuki sayap istana ini tanpa izin
dariku, dan jangan pernah membiarkan naga-naga itu tidak
dijaga." "Akan dilaksanakan, Khaleesi," Aggo berkata.
"Kita baru melihat bagian Qarth yang Pyat Pree ingin
kita lihat," dia melanjutkan. "Rakharo, pergilah dan lihat
bagian lainnya, beritahu aku apa yang kautemukan. Bawa
lelaki-lelaki yang andal"dan perempuan, untuk masuk ke
tempat yang terlarang bagi laki-laki."
"Perkataanmu adalah titah bagiku, darah dari darahku,"
kata Rakharo. "Ser Jorah, cari dermaga dan lihat kapal apa saja yang
berlabuh di sana. Sudah setengah tahun sejak terakhir kali aku
mendengar kabar dari Tujuh Kerajaan. Barangkali para dewa
sudah meniupkan nakhoda yang bagus ke sini dari Westeros
dengan kapal untuk membawa kita pulang."
Sang kesatria mengerutkan dahi. "Itu bukan tindakan
yang tepat. Perebut Takhta akan membunuhmu, sepasti
matahari terbit." Mormont mengaitkan kedua ibu jarinya di
sabuk pedang. "Tempatku di sini di sampingmu."
"Jhogo juga bisa menjagaku. Kau lebih pandai bicara
daripada para penunggang sedarahku, dan bangsa Dothraki
tidak percaya pada laut juga orang-orang yang melayarinya.
Hanya kau yang bisa melayaniku untuk urusan ini. Pergilah
berkeliling kapal dan bicara pada awaknya, cari tahu dari mana
mereka berasal, ke mana tujuan mereka, dan seperti apa orangorang yang memimpin mereka."
Dengan enggan, si orang buangan mengangguk.
"Daulat, ratuku."
500 Setelah semua lelaki pergi, dayang-dayangnya melepaskan
gaun sutra penuh noda perjalanan yang dia kenakan, lalu Dany
melangkah keluar ke tempat kolam marmer berdiri dalam
naungan serambi bertiang. Air yang sejuk terasa nyaman,
dan kolam itu dipenuhi ikan emas mungil yang mengerumit
kulitnya dengan penasaran, membuatnya terkikik. Enak rasanya
memejamkan mata dan mengambang, mengetahui bahwa
dia bisa beristirahat selama yang dia mau. Dia bertanya-tanya
apakah Benteng Merah Aegon punya kolam seperti ini, juga
taman-taman wangi penuh lavendel dan tanaman mentol.?Pasti
ada, tentunya. Viserys selalu mengatakan Tujuh Kerajaan lebih
indah dibandingkan tempat mana pun di dunia.
Memikirkan rumah membuat Dany gelisah. Andai
matahari-dan-bintang-nya masih hidup, dia pasti sudah
memimpin khalasar-nya menyeberangi air racun dan menyapu
bersih musuh-musuhnya, tapi kekuatan lelaki itu telah
meninggalkan dunia. Para penunggang sedarah Dany tetap
tinggal, bersumpah setia kepadanya seumur hidup, dan terlatih
membunuh, tapi hanya dengan cara-cara raja kuda. Bangsa
Dothraki menyerbu kota-kota dan menjarah kerajaan-kerajaan,
mereka tidak menguasainya. Dany tidak berniat menyusutkan
King"s Landing menjadi reruntuhan hangus penuh hantu yang
resah. Dia sudah cukup banyak menelan air mata.?Aku ingin
membuat kerajaanku indah, mengisinya dengan lelaki-lelaki gemuk,
gadis-gadis cantik, dan anak-anak yang selalu tertawa. Aku ingin
rakyatku tersenyum saat melihatku lewat, seperti kata Viserys mereka
tersenyum untuk ayahku. Tapi sebelum dapat melakukan itu dia harus
menaklukkan. Perebut Takhta akan membunuhmu, sepasti matahari
terbit, ucap Mormont tadi. Robert membunuh kakak Dany
yang gagah berani, Rhaegar, dan salah satu antek lelaki itu
menyeberangi laut Dothraki untuk membunuh Dany sekaligus
putranya yang belum lahir. Mereka bilang Robert Baratheon
sekuat banteng dan tak kenal takut dalam pertempuran, lelaki
501 yang menyukai perang melebihi apa pun. Dan dia didampingi
para lord hebat yang dijuluki kakaknya sebagai anjing-anjing
Perebut Takhta. Eddard Stark yang bermata dingin dan berhati
beku serta kedua Lannister yang berwarna emas, ayah dan
putranya, begitu kaya, begitu berkuasa, begitu khianat.
Bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan lelaki-lelaki
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semacam itu" Waktu Khal Drogo hidup, orang-orang gemetar
dan memberikan hadiah agar terbebas dari amarahnya.
Jika tidak, dia mengambil kota mereka, kekayaan, istri, dan
semuanya. Tapi khalasar Drogo amat besar, sementara khalasar
Dany begitu kecil. Rakyatnya mengikuti Dany menyeberangi
tanah tandus selagi dia mengejar kometnya, dan pasti juga
akan mengikutinya menyeberangi air racun, tapi mereka tidak
cukup. Bahkan naga-naganya mungkin tidak akan cukup.
Viserys yakin kerajaan akan menyambut rajanya yang sah" tapi
Viserys bodoh, dan orang bodoh meyakini hal-hal bodoh.
Keraguannya membuat dia menggigil. Tiba-tiba air itu
terasa dingin, dan ikan-ikan kecil yang menggigiti kulitnya
terasa mengganggu. Dany berdiri dan keluar dari kolam. "Irri,"
dia memanggil, "Jhiqui."
Sewaktu dayang-dayang Dany menghandukinya hingga
kering dan membungkusnya dalam jubah sutra pasir, pikiran
Dany melayang kepada tiga orang yang mendatanginya di
Kota Tulang. Bintang Berdarah memanduku ke Qarth untuk suatu
tujuan. Di sini aku akan menemukan apa yang kubutuhkan, jika
aku punya kekuatan untuk mengambil apa yang ditawarkan, dan
kebijaksanaan untuk menghindari jebakan serta perangkap. Jika para
dewa ingin aku menaklukkan, mereka akan memberi jalan, mereka
akan memberiku pertanda, dan jika tidak" jika tidak"?
Malam hampir menjelang dan Dany sedang menyuapi
naga-naganya ketika Irri melangkah melewati tirai sutra untuk
memberitahunya bahwa Ser Jorah sudah kembali dari dermaga...
dan tidak sendirian. "Suruh dia masuk, bersama siapa pun
yang dibawanya," kata Dany penasaran. Ketika mereka masuk,
502 dia sudah duduk beralas tumpukan bantal, dikelilingi naganaganya. Lelaki yang dibawa Ser Jorah mengenakan jubah dari
bulu hijau dan kuning. Kulitnya sehitam batu jet yang dipoles.
"Yang Mulia," sang kesatria berkata, "Kubawakan untukmu
Quhuru Mo, nakhoda Angin Kayu Manis dari Kota Pohon
Tinggi." Lelaki hitam itu berlutut. "Saya merasa sangat terhormat,
paduka ratu," dia berkata; bukan dalam bahasa Kepulauan
Musim Panas yang tidak dikenal Dany, tapi dalam Bahasa
Valyria yang fasih dari Sembilan Kota Merdeka.
"Akulah yang merasa terhormat, Quhuru Mo," sahut
Dany dalam bahasa yang sama. "Apakah kau datang dari
Kepulauan Musim Panas?"
"Benar, Yang Mulia, tapi sebelumnya, tak sampai
setengah tahun lalu, kami berlabuh di Oldtown. Dari sana saya
membawakan hadiah luar biasa untuk Anda."
"Hadiah?" "Hadiah berupa kabar. Ibu Naga, Stormborn, saya
berkata jujur, Robert Baratheon sudah mati."
Di luar sana, senja mulai menyelubungi Qarth, tapi
matahari baru saja terbit dalam hati Dany. "Mati?" ulang Dany.
Di pangkuannya, Drogon hitam mendesis, dan asap pucat
mengepul di depan wajahnya bagai selendang. "Kau yakin"
Perebut Takhta sudah mati?"
"Begitulah kabar yang beredar di Oldtown, dan Dorne,
dan Lys, juga semua pelabuhan lain tempat kami pernah
berlabuh." Dia mengirimiku anggur beracun, tapi aku masih hidup dan
dia sudah tiada. "Apa penyebab kematiannya?" Di bahu Dany,
Viserion pucat mengepakkan sayap berwarna krem, bergerakgerak di udara.
"Dirobek babi hutan besar waktu berburu di hutan
raja, atau begitulah yang saya dengar di Oldtown. Yang lain
bilang ratunya mengkhianati dia, atau adiknya, atau Lord Stark
503 yang merupakan Tangan Kanan-nya. Tetapi semua kisah itu
menyepakati satu hal: Raja Robert sudah mati dan dikubur."
Dany belum pernah melihat wajah sang Perebut Takhta,
tapi nyaris tak ada hari yang berlalu tanpa dia memikirkan
lelaki itu. Bayangan besar lelaki itu telah menyelubungi Dany
sejak saat kelahirannya, ketika dia dilahirkan di tengah darah
dan badai ke dunia yang tidak lagi memiliki tempat untuknya.
Dan sekarang orang asing berkulit eboni ini telah mengangkat
bayangan itu. "Sekarang anaknya yang duduk di Takhta Besi," Ser
Jorah berkata. "Raja Joffrey memerintah," Quhuru Mo membenarkan,
"tapi Klan Lannister yang berkuasa. Adik-adik Robert
melarikan diri dari King"s Landing. Kabarnya, mereka
bermaksud merebut takhta. Dan Tangan Kanan jatuh, Lord
Stark yang merupakan teman Raja Robert. Dia ditangkap atas
tuduhan pengkhianatan."
"Ned Stark pengkhianat?" Ser Jorah mendengus. "Tidak
mungkin. Musim Panas Panjang sudah akan datang lagi
sebelum dia mau menodai kehormatannya yang berharga."
"Kehormatan apa yang dia punya?" Dany menukas.
"Dia mengkhianati rajanya yang sah, begitu pula para
Lannister ini." Dany senang mendengar anjing-anjing sang
Perebut Takhta bertarung satu sama lain, walaupun dia tidak
terkejut. Hal yang sama terjadi ketika Drogo mati, dan khalasar?
-nya yang besar menghancurkan dirinya sendiri. "Kakakku
juga sudah mati, Viserys yang merupakan raja yang sah,"
dia memberitahu Penduduk Musim Panas itu. "Khal Drogo
suamiku membunuhnya dengan mahkota dari emas cair."
Apakah kakaknya akan bersikap lebih bijaksana, andai dia
tahu bahwa pembalasan dendam yang didambakannya sudah
begitu dekat" "Maka saya berduka untuk Anda, Ibu Naga, dan untuk
Westeros yang terluka, kehilangan rajanya yang sah."
504 Di bawah jari-jari lembut Dany, Rhaegal hijau menatap
si orang asing dengan mata bagai emas cair. Ketika mulut naga
itu terbuka, giginya berkilat bagai jarum-jarum hitam. "Kapan
kapalmu kembali ke Westeros, Kapten?"
"Sayangnya masih setahun lagi atau lebih. Dari sini
Angin Kayu Manis berlayar ke timur, melakukan perjalanan
dagang mengitari Laut Giok."
"Begitu ya," kata Dany kecewa. "Kalau begitu aku
mendoakan angin yang bagus dan perdagangan yang
menguntungkan. Kau sudah membawakan hadiah berharga
untukku." "Saya sudah mendapat bayaran yang berlimpah, ratu
nan agung." Dany kebingungan. "Bagaimana bisa?"
Mata lelaki itu bercahaya. "Saya sudah melihat naga."
Dany tertawa. "Dan akan melihat lebih banyak suatu
hari nanti, kuharap. Datanglah menghadapku di King"s
Landing setelah aku menduduki takhta ayahku, dan kau akan
menerima hadiah yang setimpal."
Penduduk Kepulauan Musim Panas itu berjanji akan
melakukannya, lalu mengecup ringan jemari Dany sewaktu dia
undur diri. Jhiqui mengantarnya ke luar, sementara Ser Jorah
Mormont tetap di tempat. "Khaleesi," sang kesatria berkata saat mereka sendirian,
"kalau jadi kau, aku tidak akan mengungkap rencanaku dengan
begitu jelas. Sekarang orang ini akan menyebarkan ceritamu ke
mana pun dia pergi."
"Biar saja," sahut Dany. "Biar seluruh dunia mengetahui
tujuanku. Perebut Takhta sudah mati, apa masalahnya?"
"Tidak semua cerita pelaut pasti benar. Sesungguhnya
ini tak mengubah apa pun."
"Ini mengubah segalanya." Dany berdiri mendadak. Naganaganya memekik, menegakkan tubuh, dan mengembangkan
505 sayap mereka. Drogon terbang dan menggapai ambang di atas
lengkungan dengan cakarnya. Dua naga lainnya berlarian di
lantai, ujung-ujung sayap menggores marmer. "Sebelumnya,
Tujuh Kerajaan seperti khalasar Drogo-ku, seratus ribu orang
yang disatukan oleh kekuatannya. Sekarang mereka terpecahpecah, persis seperti yang terjadi pada khalasar setelah khal-ku
terbaring mati." "Para penguasa selalu berperang. Katakan padaku siapa
yang menang dan akan kuberitahu apa artinya.?Khaleesi, Tujuh
Kerajaan tidak akan jatuh ke tanganmu seperti segerumbul
buah persik matang. Kau akan butuh armada, emas, pasukan,
persekutuan?" "Aku tahu semua itu." Dany menggenggam tangan Ser
Jorah dan menengadah menatap mata gelapnya yang bersorot
curiga.?Kadang-kadang dia menganggapku sebagai anak kecil yang
harus dia lindungi, dan kadang-kadang sebagai perempuan yang ingin
dia tiduri, tapi pernahkah dia benar-benar memandangku sebagai
ratunya"?"Aku bukan gadis ketakutan yang kautemui di Pentos.
Aku memang baru melewati lima belas hari penamaan, itu
benar" tapi aku setua para sintua di dosh khaleen dan semuda
naga-nagaku, Jorah. Aku pernah mengandung seorang anak,
membakar seorang khal, melintasi tanah tandus dan laut
Dothraki. Darahku adalah darah naga."
"Begitu pula darah kakakmu," sahut Jorah keras kepala.
"Aku bukan Viserys."
"Bukan," lelaki itu mengakui. "Kau lebih mirip Rhaegar,
menurutku, tapi bahkan Rhaegar pun bisa dibunuh. Robert
membuktikannya di Trident, dengan hanya sebuah godam.
Bahkan naga bisa mati."
"Naga mati." Dany berjinjit untuk mendaratkan kecupan
ringan di pipi Jorah yang tidak dicukur. "Tapi pembunuh naga
juga mati." j 506 BRAN M eera bergerak memutar dengan waspada, jaringnya
menjuntai longgar di tangan kiri, tombak katak bergigi
tiga yang ramping siaga di tangan kanan. Summer mengikuti
gerakannya dengan mata emas, berputar, ekornya berdiri kaku
dan tinggi. Mengawasi, mengawasi"?
"Yai!" teriak gadis itu, tombaknya melesat. Si serigala
meluncur ke kiri dan melompat sebelum gadis itu sempat
menarik lagi tombaknya. Meera melempar jaring, jerat itu
tergelar di udara di depannya. Lompatan Summer membawanya
masuk ke dalam jaring. Si direwolf menyeret jaring bersamanya
saat menubruk dada Meera dan membuat gadis itu terjengkang.
Tombaknya terlempar berputar-putar. Rumput yang lembap
menahan jatuhnya tapi napas gadis itu tersentak keluar dengan
bunyi "Uf". Si serigala membungkuk di atasnya.
Bran berteriak. "Kau kalah."
"Dia menang," adiknya Jojen berkata. "Summer
terjerat." Dia benar, Bran melihat. Memukuli dan menggeram
pada jaring, berusaha membebaskan diri, Summer malah
membuat dirinya makin terjerat. Dia juga tidak dapat merobek
jerat dengan giginya. "Biarkan dia keluar."
Sambil tertawa, gadis Reed itu merengkuh si serigala
507 yang terjerat dan menggulingkan mereka berdua. Summer
mendengking memilukan, kakinya menendangi tali yang
mengikatnya. Meera berlutut, mengurai satu puntiran, menarik
di salah satu sudut, menyentak dengan tangkas di sana-sini,
dan tiba-tiba saja direwolf itu sudah melompat bebas.
"Summer, kemari." Bran merentangkan lengan.
"Awas," dia berkata, sesaat sebelum serigala itu menubruknya.
Dia berpegangan dengan sekuat tenaga selagi serigala itu
menyeretnya di rumput yang tidak rata. Mereka bergulat,
bergulingan, dan saling mencengkeram, yang satu sambil
menyalak dan menggeram, yang satu lagi sambil tertawa. Pada
akhirnya Bran yang berhasil telentang di atas, si direwolf yang
belepotan lumpur di bawahnya. "Serigala pintar," dia tersengal.
Summer menjilati telinganya.
Meera menggeleng-geleng. "Apa dia tidak pernah
marah?" "Tidak denganku." Bran menyambar telinga serigala itu
dan Summer mengertakkan gigi dengan garang, tapi semua itu
hanya main-main. "Kadang-kadang dia merobek bajuku tapi
tidak pernah sampai ada yang berdarah."
"Darahmu, maksudmu. Kalau tadi dia berhasil lolos
dari jaringku?"? "Dia tidak akan menyakitimu. Dia tahu aku
menyukaimu." Semua lord dan kesatria lain sudah pergi satu
atau dua hari setelah pesta panen, tapi kakak-beradik Reed
tetap tinggal dan menjadi kawan akrab Bran. Jojen begitu
serius sampai-sampai Nan Tua menyebutnya "kakek kecil",
tapi Meera mengingatkan Bran pada kakaknya Arya. Gadis
itu tidak takut kotor, dan dia bisa berlari, bertarung, dan
melempar sebaik anak lelaki. Tapi Meera lebih tua daripada
Arya; hampir enam belas tahun, perempuan dewasa. Mereka
berdua lebih tua daripada Bran, walaupun hari penamaannya
yang kesembilan akhirnya datang dan pergi, tapi mereka tidak
pernah memperlakukannya seperti anak kecil.
508 "Seandainya kalian anak-anak asuh kami, bukan kedua
Walder itu." Dia berjuang mencapai pohon terdekat. Tubuhnya
yang diseret dan menggeliat-geliat tidak nyaman untuk dilihat,
tapi ketika Meera bergerak untuk menggendongnya dia berkata,
"Tidak, jangan bantu aku." Bran berguling dengan kikuk,
mendorong dan menggeliang mundur menggunakan kekuatan
lengan, sampai dia bisa duduk bersandar pada batang pohon
ash yang tinggi. "Lihat, kan" Aku bisa." Summer berbaring
dengan kepala di pangkuan Bran. "Aku belum pernah kenal
siapa pun yang bertarung dengan jaring," dia berkata kepada
Meera seraya menggaruk si direwolf di antara telinga. "Apakah
master lagamu mengajarkan pertarungan jaring?"
"Ayahku yang mengajarkan. Kami tidak punya kesatria
di Greywater. Tidak ada master laga, dan tidak ada maester."
"Siapa yang mengurus burung-burung raven?"
Meera tersenyum. "Raven tidak dapat menemukan
Greywater Watch, sama seperti musuh-musuh kami."
"Kenapa tidak?"
"Sebab tempat itu bergerak," jawab Meera.
Bran belum pernah mendengar tentang kastel yang
bergerak. Dia menatap Meera dengan ragu, tapi tidak dapat
memastikan apakah gadis itu menggodanya atau tidak.
"Andai aku bisa melihatnya. Menurutmu, apa ayahmu akan
mengizinkanku berkunjung setelah perang usai?"
"Kau akan disambut dengan senang hati, pangeranku.
Baik nanti maupun sekarang."
"Sekarang?" Bran menghabiskan seumur hidupnya di
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Winterfell. Dia ingin sekali melihat tempat-tempat yang jauh.
"Aku bisa bertanya pada Ser Rodrik saat dia kembali." Kesatria
tua itu sedang pergi ke timur, berusaha menyelesaikan masalah
di sana. Anak haram Roose Bolton memulai masalah itu
dengan menangkap Lady Hornwood sewaktu dia kembali dari
pesta panen, menikahinya malam itu juga walaupun dia cukup
muda untuk menjadi putra sang lady. Kemudian Lord Manderly
509 merebut kastel Lady Hornwood. Untuk melindungi hak milik
Klan Hornwood dari Klan Bolton, dia menulis, tapi Ser Rodrik
nyaris sama marahnya kepada lelaki itu seperti kepada si anak
haram. "Ser Rodrik mungkin akan mengizinkanku pergi.
Maester Luwin takkan pernah mengizinkan."
Jojen Reed, yang duduk bersila di bawah pohon
weirwood, mengamati Bran dengan serius. "Ada baiknya jika
kau meninggalkan Winterfell, Bran."
"Benarkah?" "Ya. Dan lebih cepat lebih baik."
"Adikku punya penglihatan masa depan," ujar Meera.
"Dia memimpikan hal-hal yang belum terjadi, tapi kadangkadang memang terjadi."
"Tidak ada kadang-kadang, Meera." Mereka saling
menatap; Jojen dengan pandangan sedih, kakaknya dengan
pandangan menentang. "Ceritakan padaku apa yang akan terjadi," pinta Bran.
"Akan kuceritakan," sahut Jojen, "kalau kau mau
menceritakan mimpi-mimpimu."
Hutan sakral menjadi hening. Bran bisa mendengar
desir dedaunan dan Hodor yang berkecipak di kolam air
panas. Dia memikirkan lelaki emas dan gagak bermata tiga,
mengingat derak tulang di antara rahangnya dan darah yang
berasa tembaga. "Aku tak punya mimpi. Maester Luwin
memberiku ramuan obat tidur."
"Apakah obat itu membantu?"
"Kadang-kadang."
Meera berkata, "Seisi Winterfell tahu kau terbangun
malam-malam sambil berteriak dan berkeringat, Bran.
Para perempuan membicarakannya di sumur, para penjaga
membicarakannya di barak mereka."
"Katakan pada kami apa yang membuatmu begitu
ketakutan," sambung Jojen.
"Aku tidak mau. Lagi pula, itu cuma mimpi. Kata
510 Maester Luwin mimpi bisa berarti apa pun atau tidak ada
artinya sama sekali."
"Adikku bermimpi seperti anak lelaki lain, dan mimpimimpi itu bisa berarti apa pun," Meera berkata, "tapi mimpi
masa depan berbeda."
Mata Jojen sewarna lumut, dan kadang-kadang saat
menatap kita, dia seakan melihat orang lain. Seperti saat
ini. "Aku memimpikan serigala bersayap yang diikat ke bumi
dengan rantai batu kelabu," dia berkata. "Itu mimpi masa
depan, jadi aku tahu itu pasti benar. Seekor gagak berusaha
mematuki rantai itu, tapi batunya terlalu keras dan paruhnya
hanya mampu menggores."
"Apakah gagak itu bermata tiga?"
Jojen mengangguk. Summer mengangkat kepala dari pangkuan Bran, dan
menatap manusia lumpur itu dengan mata emas pekatnya.
"Waktu kecil aku nyaris mati karena demam Greywater.
Saat itulah si gagak mendatangiku."
"Dia mendatangiku setelah aku jatuh," sahut Bran tanpa
berpikir. "Aku tidur untuk waktu yang lama. Dia dibilang aku
harus terbang atau mati, dan aku bangun, tapi aku lumpuh
dan tidak mungkin terbang."
"Kau bisa terbang kalau kau mau." Meera memungut
jaringnya, mengurai belitan terakhir, dan mulai merapikannya
dalam lipatan-lipatan longgar.
"Kaulah serigala bersayap itu, Bran," kata Jojen. "Aku
tidak yakin waktu kami baru datang, tapi sekarang aku
yakin. Gagak itu mengirim kami kemari untuk mematahkan
rantaimu." "Apakah gagak itu di Greywater?"
"Tidak. Gagak itu di utara."
"Di Tembok Besar?" Bran selalu ingin melihat Tembok
Besar. Kakak tirinya Jon berada di sana sekarang, anggota
Garda Malam. 511 "Di luar Tembok Besar." Meera Reed menggantungkan
jaring dari sabuknya. "Waktu Jojen memberitahu ayah kami isi
mimpinya, dia mengirim kami ke Winterfell."
"Bagaimana caraku mematahkan rantai, Jojen?" Bran
bertanya. "Buka matamu." "Sudah terbuka. Apa kau tak bisa lihat?"
"Dua terbuka." Jojen menunjuk. "Satu, dua."
"Aku hanya punya dua."
"Kau punya tiga. Si gagak memberimu mata ketiga,
tapi kau tak mau membukanya." Cara bicara Jojen pelan dan
lembut. "Dengan dua mata kau melihat wajahku. Dengan tiga
mata kau bisa melihat hatiku. Dengan dua mata kau melihat
pohon ek di sana. Dengan tiga mata kau bisa melihat biji yang
menjadi benih pohon itu dan tunggul yang tersisa darinya
suatu hari nanti. Dengan dua mata kau hanya bisa melihat
sejauh dinding kastelmu. Dengan tiga mata kau akan menatap
ke Laut Musim Panas di selatan dan ke utara di luar Tembok
Besar." Summer berdiri. "Aku tidak perlu melihat sejauh
itu." Bran tersenyum gugup. "Aku bosan bicara soal gagak.
Kita bicara soal serigala saja. Atau kadal-singa. Kau pernah
memburu binatang itu, Meera" Di sini tidak ada."
Meera mencabut tombak kataknya dari semak-semak.
"Mereka hidup di air. Dalam sungai-sungai berarus tenang dan
rawa-rawa yang dalam?"
Adiknya memotong. "Apa kau memimpikan kadalsinga?"
"Tidak," sahut Bran. "Sudah kubilang, aku tidak mau?"
"Apa kau memimpikan serigala?"
Dia membuat Bran marah. "Aku tidak harus
memberitahukan mimpiku. Aku sang pangeran. Aku sang
Stark di Winterfell."
"Apakah serigala itu Summer?"
512 "Tutup mulutmu."
"Pada malam pesta panen, kau bermimpi kau adalah
Summer di hutan sakral, bukan?"
"Hentikan!"?Bran berteriak. Summer maju mendekati
pohon weirwood, gigi putihnya terpampang.
Jojen Reed bergeming. "Waktu menyentuh Summer,
aku merasakan dirimu di dalamnya. Seperti kau berada di
dalamnya sekarang." "Itu tidak mungkin. Aku di tempat tidur. Aku sedang
tidur." "Kau berada di hutan sakral, seluruhnya berwarna
kelabu." "Itu hanya mimpi buruk?"?
Jojen berdiri. "Aku merasakanmu. Aku merasakan kau
jatuh. Apakah itu yang membuatmu takut, kejatuhan itu?"
Kejatuhan, pikir Bran, dan si lelaki emas, saudara kembar
sang ratu, dia juga membuatku takut, tapi terutama kejatuhan
itu.?Tapi Bran tidak mengatakannya. Mana mungkin" Dia tidak
pernah bisa memberitahu Ser Rodrik atau Maester Luwin, dan
dia juga tidak mungkin memberitahu kakak-beradik Reed. Jika
dia tidak membicarakannya, barangkali dia akan lupa. Dia
tidak pernah ingin mengingatnya. Bahkan bisa jadi ingatannya
salah. "Apakah kau jatuh setiap malam, Bran?" tanya Jojen
lirih. Geraman rendah bergemuruh dari leher Summer,
dan dia tidak main-main. Serigala itu bergerak maju, dengan
gigi terpampang dan mata menyala. Meera melangkah di
antara serigala itu dan adiknya, tombak di tangan. "Suruh dia
mundur, Bran." "Jojen membuatnya marah."
Meera mengguncangkan jaring.
"Itu kemarahanmu, Bran," kata Jojen. "Ketakutanmu."
"Bukan. Aku bukan serigala." Tapi dia memang
melolong bersama mereka pada malam hari, dan mengecap
513 darah dalam mimpi-mimpi serigalanya.
"Sebagian dirimu adalah Summer, dan sebagian diri
Summer adalah kau. Kau tahu itu, Bran."
Summer merangsek maju, tapi Meera menghalanginya,
menusuk-nusuk dengan tombak bergigi tiga. Si serigala
mengelak ke samping, mengitari, mengendap-endap. Meera
menoleh ke arahnya. "Suruh dia mundur, Bran."
"Summer!" Bran berteriak. "Kemari, Summer!"
Dia memukulkan telapak tangannya ke paha. Tangan itu
menggelenyar, walaupun kaki lumpuhnya tak merasakan apa
pun. Si direwolf menyerbu lagi, dan tombak Meera kembali
melesat. Summer mengelak, memutar ke belakang. Semaksemak berdesir, lalu sosok hitam ramping melangkah keluar
dari balik pohon weirwood, giginya terpampang. Aroma itu
sangat kuat; saudaranya sudah mencium kemarahannya. Bran
merasakan bulu-bulu di tengkuknya berdiri. Meera berdiri di
samping adiknya, kedua serigala mengepung di kanan dan kiri.
"Bran, panggil mereka."
"Aku tidak bisa!"
"Jojen, naik ke pohon."
"Tidak perlu. Hari ini bukan hari kematianku."
"Cepat!"?Meera menjerit, dan adiknya memanjat
weirwood dengan susah payah, menggunakan wajah di batang
pohon sebagai pegangan. Kedua direwolf mendekat. Meera
melemparkan tombak dan jaring, melompat, lalu menyambar
dahan di atas kepalanya. Rahang Shaggy mengatup kencang
di bawah pergelangan kakinya saat gadis itu berayun ke atas
melompati dahan. Summer duduk tegak dan melolong,
sementara Shaggydog menyerbu jaring, mengguncangnya
dengan gigi. Baru saat itu Bran menyadari mereka tidak sendirian.
Dia menangkupkan kedua tangan di mulut. "Hodor!" serunya.
"Hodor! Hodor!"?Dia sangat ketakutan dan entah mengapa
514 merasa malu. "Mereka tak mungkin menyakiti Hodor," dia
meyakinkan kedua temannya di atas pohon.
Beberapa saat berlalu sebelum mereka mendengar
senandung tanpa nada. Hodor datang setengah telanjang dan
berlepotan lumpur dari kunjungannya ke kolam air panas, tapi
Bran belum pernah merasa selega itu melihatnya. "Hodor,
tolong aku. Usir serigala-serigala itu. Usir mereka pergi."
Hodor melaksanakannya dengan riang, melambailambaikan tangan dan mengentakkan kaki besarnya, berteriak
"Hodor, Hodor," mengejar satu serigala lalu serigala satunya.
Shaggydog yang pertama pergi, menyelinap kembali ke balik
dedaunan diiringi geraman terakhir. Ketika Summer sudah
puas, dia kembali ke tempat Bran dan rebah di sampingnya.
Begitu Meera menyentuh tanah, dia langsung
menyambar tombak dan jaringnya lagi. Jojen tak pernah
mengalihkan pandang dari Summer. "Kita akan bicara lagi,"
dia berjanji kepada Bran.
Serigala-serigala itu yang berulah, bukan aku. Bran tidak
mengerti kenapa mereka menjadi begitu liar.?Barangkali
Maester Luwin bertindak benar dengan mengurung mereka di hutan
sakral.?"Hodor," dia berkata, "antarkan aku ke Maester Luwin."
Menara sang maester di bawah sangkar raven merupakan
salah satu tempat kesukaan Bran. Luwin luar biasa berantakan,
tapi tumpukan buku, perkamen, dan botol yang kacau-balau
sama familier dan sama nyamannya bagi Bran seperti rambut
botak sang maester dan lengan lebar jubah abu-abunya yang
longgar. Dia juga menyukai burung-burung raven.
Dia mendapati Luwin tengah duduk di kursi tinggi,
menulis. Dengan kepergian Ser Rodrik, semua urusan
pengelolaan kastel menjadi tanggung jawabnya. "Pangeranku,"
dia berkata ketika Hodor masuk, "kau datang awal untuk
pelajaran hari ini." Sang maester menghabiskan beberapa jam
setiap sore untuk mengajar Bran, Rickon, dan bocah-bocah
Walder Frey. 515 "Hodor, jangan bergerak." Bran mencengkeram kandil
dinding dengan kedua tangan dan menggunakannya untuk
menghela tubuh keluar dari keranjang. Dia bergelantungan
sebentar sampai Hodor membopongnya ke kursi. "Meera
bilang adiknya punya penglihatan masa depan."
Maester Luwin menggaruk sisi hidungnya dengan pena
bulu. "Benarkah?"
Bran mengangguk. "Kaubilang anak-anak hutan punya
penglihatan masa depan. Aku ingat."
"Sebagian mengklaim memiliki kekuatan itu. Orang
pintar mereka disebut penatap masa depan."
"Apakah itu sihir?"
"Boleh saja menyebut begitu jika lebih suka istilah
tersebut. Pada intinya itu hanya jenis pengetahuan yang
berbeda." "Pengetahuan seperti apa?"
Luwin meletakkan pena. "Tidak ada yang benar-benar
tahu, Bran. Anak-anak itu sudah menghilang dari dunia ini,
bersama kearifan mereka. Ada hubungannya dengan wajahwajah di pohon, kami rasa. Kaum Pertama meyakini bahwa
penatap masa depan bisa melihat melalui mata pohon
weirwood. Itu sebabnya mereka menebangi pohon setiap kali
mereka memerangi anak-anak itu. Diduga para penatap masa
depan juga punya kekuatan atas binatang-binatang di hutan
dan burung-burung di pohon. Bahkan ikan. Apakah si bocah
Reed mengklaim punya kekuatan semacam itu?"
"Tidak. Kurasa tidak. Tapi dia mendapat mimpi-mimpi
yang kadang menjadi nyata, kata Meera."
"Kita semua mendapat mimpi yang kadang menjadi
nyata. Kau memimpikan ayahmu di makam bawah tanah
sebelum kita tahu dia sudah meninggal, ingat?"
"Rickon juga. Kami memimpikan hal yang sama."
"Sebut itu penglihatan masa depan, kalau kau mau"
tapi ingat juga puluhan ribu mimpi lain yang kau dan Rickon
516 mimpikan tapi tidak menjadi nyata. Barangkali kau ingat apa
yang kuajarkan padamu tentang medali rantai yang dipakai
setiap maester?"
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bran berpikir sebentar, berusaha mengingatnya.
"Seorang maester menempa rantainya di Citadel Oldtown.
Bentuknya rantai sebab kau bersumpah untuk mengabdi, dan
terbuat dari logam yang berbeda-beda sebab kau mengabdi
pada kerajaan dan kerajaan terdiri atas berbagai jenis orang.
Setiap kali mempelajari sesuatu kau mendapat rantai baru.
Besi hitam untuk keahlian mengurus raven, perak untuk
pengobatan, emas untuk hitung-hitungan dan angka-angka.
Aku tidak ingat semuanya."
Luwin menyelipkan satu jari di bawah medali dan mulai
membaliknya, sesenti demi sesenti. Dia memiliki leher yang
tebal untuk lelaki sekecil itu, dan rantainya ketat, tapi beberapa
tarikan sudah membalikkan semuanya. "Ini baja Valyria," dia
berkata ketika mata rantai logam berwarna abu-abu gelap
terpampang di jakunnya. "Hanya satu di antara seratus maester
yang mengenakan rantai semacam ini. Ini menandakan bahwa
aku sudah mempelajari apa yang disebut Citadel sebagai
misteri-misteri tinggi"sihir, istilah lainnya. Pencarian yang sangat
menarik, tapi tak banyak berguna, itu sebabnya sangat sedikit
maester yang mau bersusah payah mempelajarinya.
"Semua orang yang mempelajari misteri-misteri tinggi
cepat atau lambat akan mencoba mempraktikkan mantra.
Harus kuakui, aku juga menyerah pada godaan itu. Yah, aku
masih muda, dan pemuda mana yang tidak diam-diam berharap
menemukan kekuatan tersembunyi dalam dirinya" Upayaku
tak lebih berhasil dibandingkan seribu pemuda sebelum aku,
dan seribu lagi sesudahku. Sayangnya, sihir itu tidak ada."
"Kadang-kadang ada," Bran menyanggah. "Aku
mendapat mimpi itu, Rickon juga. Lalu ada syaman dan
penyihir hitam di timur?"?
"Ada orang-orang yang menyebut diri mereka syaman dan
517 penyihir hitam," Maester Luwin berkata. "Aku punya teman di
Citadel yang bisa mengeluarkan mawar dari telingamu, tapi dia
tidak lebih sakti daripada aku. Oh, tentu saja, ada banyak hal
yang tidak kita pahami. Waktu berlalu dalam hitungan ratusan
dan ribuan tahun, sedangkan seumur hidupnya manusia
hanya melihat beberapa musim panas dan musim dingin. Kita
melihat pegunungan dan menyebutnya abadi, karena seperti
itulah yang terlihat" tapi dalam perjalanan waktu, gununggunung tumbuh dan runtuh, sungai-sungai berganti arah,
bintang-bintang jatuh dari langit, dan kota-kota besar terbenam
di dasar laut. Bahkan para dewa pun mati, kami rasa. Semua
berubah. "Barangkali sihir dulu merupakan kekuatan hebat di
dunia, tapi tidak lagi. Sisanya tak lebih seperti sulur asap yang
menggantung di udara setelah api besar padam, bahkan itu
pun mulai pudar. Valyria adalah bara api terakhir, dan Valyria
telah lenyap. Naga sudah menghilang, raksasa punah, anakanak hutan terlupakan beserta semua pengetahuan mereka.
"Tidak, pangeranku. Jojen Reed mungkin mendapat
satu atau dua mimpi yang dia yakini menjadi nyata, tapi dia
tidak punya penglihatan masa depan. Tidak ada orang hidup
yang memiliki kekuatan itu."
Bran menyampaikannya kepada Meera Reed ketika
gadis itu mengunjunginya saat senja, selagi dia duduk di
bangku jendela menyaksikan lampu-lampu berkelip menyala.
"Aku minta maaf atas kejadian dengan serigala-serigala itu.
Summer seharusnya tidak berusaha menyakiti Jojen, tapi Jojen
seharusnya tidak mengatakan semua hal itu tentang mimpiku.
Si gagak berbohong waktu dia bilang aku bisa terbang, dan
adikmu juga berbohong."
"Atau barangkali maestermu salah."
"Tidak mungkin. Ayahku saja selalu meminta
pendapatnya." "Ayahmu mendengarkan, aku tidak meragukannya. Tapi
pada akhirnya, dia membuat keputusan sendiri. Bran, maukah
518 kau mengizinkanku menceritakan mimpi Jojen tentang kau
dan saudara-saudara asuhmu?"
"Bocah-bocah Walder bukan saudaraku."
Meera mengabaikannya. "Kalian sedang duduk
makan malam, tapi bukannya pelayan, Maester Luwin yang
menghidangkan makanan. Dia menyajikan potongan raja
untukmu dari hidangan daging panggang, dagingnya mentah
dan berdarah, tapi dengan aroma lezat yang membuat semua
orang berliur. Daging yang disajikannya untuk kedua Frey
sudah busuk dan kelabu. Tapi mereka lebih menikmati
makanan mereka daripada kau menikmati makananmu."
"Aku tak mengerti."
"Kau akan mengerti, kata adikku. Setelah kau mengerti,
kita akan bicara lagi."
Bran hampir tak berani ikut makan malam, tapi
setelah dia duduk, yang mereka sajikan adalah pai burung
dara. Semua orang mendapat hidangan serupa, dan dia tidak
melihat ada yang salah pada makanan yang dihidangkan untuk
kedua Walder.?Maester Luwin berkata benar, dia meyakinkan
diri. Takkan ada kejadian buruk yang menimpa Winterfell,
tak peduli apa kata Jojen. Bran merasa lega" sekaligus
kecewa. Selama ada keajaiban, apa pun bisa terjadi. Hantu
bisa berjalan, pohon bisa bicara, dan bocah-bocah lumpuh
bisa tumbuh menjadi kesatria. "Tapi tidak ada," dia berkata
keras-keras dalam kegelapan kamarnya. "Tidak ada sihir, dan
dongeng hanya sekadar dongeng."
Dan dia takkan pernah berjalan, atau terbang, atau
menjadi kesatria. j 519 TYRION I lalang di lantai terasa kasar pada telapak kaki telanjangnya.
"Sepupuku memilih waktu yang aneh untuk berkunjung,"
Tyrion berkata kepada Podrick Payne yang linglung karena
kantuk, dan pasti sudah mengira akan diomeli karena
membangunkannya. "Antar dia ke ruang kerjaku dan katakan
padanya aku akan segera turun."
Saat itu sudah lewat tengah malam, Tyrion menaksir
dari kegelapan di luar jendela.?Apakah Lancel mengira akan
mendapatiku dalam keadaan mengantuk dan lamban berpikir pada
jam seperti ini" dia bertanya-tanya.?Tidak, Lancel nyaris tak pernah
berpikir, ini pasti ulah Cersei.?Kakaknya bakal kecewa. Meskipun
berada di tempat tidur, Tyrion tetap bekerja sampai pagi"
membaca diterangi cahaya lilin yang bekerlip, meneliti laporan
dari para pembisik Varys, dan memeriksa buku kas Littlefinger
sampai kolom-kolomnya tampak kabur dan matanya perih.
Dia memercikkan air suam-suam kuku ke wajahnya dari
baskom di samping tempat tidur lalu berlama-lama berjongkok
di kakus, udara malam terasa dingin pada kulit telanjangnya.
Ser Lancel berusia enam belas tahun, dan tidak dikenal
karena kesabarannya. Biar saja dia menunggu, dan menjadi
semakin gusar dalam penantian. Setelah isi perutnya kosong,
Tyrion mengenakan jubah kamar dan mengacak-acak rambut
520 kuningnya yang tipis dengan jemari, agar semakin terlihat
seolah-olah dia baru bangun tidur.
Lancel sedang mondar-mandir di depan abu perapian,
mengenakan tunik beledu merah yang bagian lengannya
bersayat-sayat dengan sutra hitam di bagian dalam, belati
bertatahkan permata dan sarung pedang bersepuh emas
menggantung dari sabuk. "Sepupu," Tyrion menyapanya. "Kau
jarang sekali berkunjung. Apa yang membuatku mendapatkan
kehormatan ini?" "Yang Mulia Ratu Pemangku mengirimku untuk
memerintahkanmu membebaskan Maester Agung Pycelle."
Ser Lancel menunjukkan pita merah tua kepada Tyrion,
dengan segel singa Cersei dicap pada lilin emas. "Ini surat
perintahnya." "Sepertinya begitu." Tyrion melambaikan pita itu.
"Kuharap kakakku tidak memforsir kekuatannya padahal dia
baru saja sakit. Sayang sekali kalau dia sampai ambruk lagi."
"Yang Mulia sudah sehat," jawab Ser Lancel ketus.
"Bagaikan musik di telingaku."?Walaupun bukan
lagu yang kusukai. Seharusnya aku memberikan dosis yang lebih
kuat.?Tyrion tadinya berharap bisa melewatkan beberapa hari
lagi tanpa campur tangan Cersei, tapi dia tidak terlalu kaget
dengan kesembuhan sang kakak. Bagaimanapun Cersei adalah
kembaran Jaime. Dia memaksa dirinya tersenyum ramah. "Pod,
nyalakan api, udaranya terlalu dingin untuk seleraku. Kau mau
minum denganku, Lancel" Aku mendapati anggur berempah
bisa membantuku tidur."
"Aku tidak butuh bantuan untuk tidur," Ser Lancel
menukas. "Aku datang atas perintah Yang Mulia, bukan untuk
minum denganmu, Setan Kecil."
Gelar kesatria membuat bocah ini jadi lebih berani,
renung Tyrion"itu, dan peran menyedihkan yang dia mainkan
dalam pembunuhan Raja Robert. "Anggur memang ada
bahayanya." Tyrion tersembul seraya menuang. "Sedangkan
mengenai Maester Agung Pycelle" kalau kakakku yang manis
521 begitu perhatian kepadanya, seharusnya dia datang sendiri.
Tapi dia malah mengirimmu. Aku mesti berpikir bagaimana?"
"Terserah kau mau berpikir bagaimana, yang penting
kaubebaskan tahananmu. Maester Agung adalah teman
setia Ratu Pemangku, dan langsung berada di bawah
perlindungannya." Seulas senyum mengejek bermain di bibir
sepupunya; dia menikmati ini.?Dia belajar dari Cersei.?"Yang
Mulia tidak akan tinggal diam atas penghinaan ini. Dia
mengingatkanmu bahwa dia adalah pemangku Joffrey."
"Sedangkan aku Tangan Kanan Joffrey."
"Tangan Kanan melayani," sang kesatria muda menyahut
santai. "Pemangku memimpin sampai sang raja cukup umur."
"Barangkali kau harus menulisnya supaya bisa kuingat
dengan lebih baik." Api di pendiangan meretih ceria. "Kau
boleh meninggalkan kami, Pod," Tyrion memberitahu squirenya. Setelah bocah itu pergi baru dia kembali menatap Lancel.
"Ada lagi?" "Ya. Yang Mulia memintaku memberitahumu bahwa
Ser Jacelyn Bywater menentang perintah yang dikeluarkan atas
nama sang raja sendiri."
Artinya Cersei sudah menyuruh Bywater melepaskan Pycelle,
dan ditolak. ?"Begitu."
"Dia berkeras agar lelaki itu dicopot dari jabatannya
dan ditahan atas tuduhan pengkhianatan. Kuperingatkan
padamu?" Tyrion meletakkan cawan anggurnya. "Aku tidak
menerima peringatan darimu, Nak."
"Ser," tukas Lancel kaku. Dia menyentuh pedang,
barangkali untuk mengingatkan Tyrion bahwa dia punya
pedang. "Jaga cara bicaramu padaku, Setan Kecil." Tak
diragukan lagi dia bermaksud terdengar mengancam, tapi
sejumput kumis yang konyol itu menggagalkan upayanya.
"Oh, lepas saja pedangmu. Satu teriakan dariku, Shagga
bakal langsung masuk dan membunuhmu. Dengan kapak,
bukan labu anggur." 522 Lancel memerah; apa dia begitu bodoh sehingga
meyakini bahwa perannya dalam kematian Robert tidak akan
ketahuan" "Aku seorang kesatria?"
"Aku sudah tahu. Katakan padaku"apakah Cersei
menjadikanmu kesatria sebelum atau sesudah dia membawamu
ke tempat tidur?" Kilatan di mata hijau Lancel sudah memberikan
pengakuan yang dibutuhkan Tyrion. Jadi Varys tidak
bohong.? Yah, takkan pernah ada yang bisa mengatakan kakakku
tidak mencintai keluarganya.?"Apa, tidak ada tanggapan" Tak ada
peringatan lagi untukku, Ser?"
"Kau harus menarik kembali tuduhan keji itu atau?"
"Tolong. Pernahkah kau memikirkan apa yang akan
dilakukan Joffrey saat kuberitahu kalau kau membunuh
ayahnya untuk tidur dengan ibunya?"
"Tidak seperti itu!" Protes Lancel ngeri.
"Tidak" Jadi seperti apa, kalau aku boleh tahu?"
"Ratu memberiku anggur yang kuat itu! Ayahmu sendiri
Lord Tywin, waktu aku ditunjuk menjadi squire Raja, dia
menyuruhku mematuhi sang ratu dalam hal apa pun."
"Apa dia juga menyuruhmu untuk meniduri sang
ratu?"?Coba lihat dia. Tidak sama tinggi, wajahnya tidak setampan
itu, dan rambutnya berwarna pasir alih-alih emas berkilau, tapi tetap
saja" bahkan tiruan buruk dari Jaime lebih manis daripada ranjang
kosong, aku rasa. "Tidak, kurasa tidak."
"Aku tak pernah bermaksud" aku hanya melakukan
seperti yang diminta, aku?"
?"membenci setiap momennya, itukah yang ingin
kauyakinkan padaku" Tempat terhormat di istana, gelar
kesatria, ranjang kakakku setiap malam, oh, ya, pasti berat
sekali bagimu." Tyrion menghela tubuhnya berdiri. "Tunggu
di sini. Yang Mulia pasti ingin mendengarnya."
Sikap menantang Lancel langsung lenyap. Kesatria
muda itu jatuh berlutut seperti bocah ketakutan. "Maafkan,
my lord, aku mohon."
523 "Simpan saja untuk Joffrey. Dia senang permohonan
yang bagus." "My lord, itu permintaan kakakmu, sang ratu,
seperti katamu tadi, tapi Yang Mulia Raja" dia tak mungkin
mengerti..."? "Apa kau ingin aku menyembunyikan kebenaran dari
sang raja?" "Demi ayahku! Aku akan meninggalkan kota, seakanakan semua ini tak pernah terjadi! Aku bersumpah akan
mengakhirinya?"? Sulit sekali menahan tawa. "Kurasa tidak."
Sekarang pemuda itu tercengang. "My lord?"
"Kaudengar aku. Ayahku menyuruhmu mematuhi
kakakku" Baiklah, patuhi dia. Tetaplah berada di dekatnya, jaga
kepercayaannya padamu, puaskan dia sesering dia memintanya.
Tidak ada yang perlu tahu" asalkan kau selalu mengabariku.
Aku ingin tahu apa yang dilakukan Cersei. Ke mana dia pergi,
siapa yang dia temui, apa yang mereka bicarakan, rencana
apa yang dia susun. Semuanya. Dan kau sendiri yang akan
menyampaikannya padaku, benar?"
"Ya, my lord." Lancel berbicara tanpa ragu sedikit pun.
Tyrion suka itu. "Pasti. Aku bersumpah. Sesuai perintahmu."
"Bangunlah." Tyrion mengisi cawan kedua dan memaksa
pemuda itu mengambilnya. "Minum untuk kesepakatan kita.
Peperangan Raja Raja A Game Of Thrones 2 Karya George R.r. Martin di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku janji, tak ada babi hutan di kastel ini yang kukenal."
Lancel mengangkat cawan dan minum, walaupun dengan
kaku. "Tersenyumlah, Sepupu. Kakakku perempuan yang
cantik, dan semua ini demi kebaikan kerajaan. Kau bisa
mendapat keuntungan dari ini. Gelar kesatria bukan apa-apa.
Kalau pintar, kau akan mendapat gelar lord dariku sebelum
tugasmu selesai." Tyrion memutar-mutar anggur dalam cawan.
"Kita ingin Cersei memercayaimu sepenuhnya. Kembalilah
dan katakan padanya aku memohon ampun. Katakan padanya
bahwa kau membuatku takut, bahwa aku tak ingin ada konflik
di antara kita, bahwa sejak saat ini aku tidak akan melakukan
apa pun tanpa persetujuannya."
524 "Tapi" tuntutan Ratu?"?
"Oh, akan kuberikan Pycelle padanya."
"Benar?" Lancel tampak takjub.
Tyrion tersenyum. "Akan kubebaskan dia besok. Aku
bisa bersumpah kalau aku tak merusak sehelai rambut pun di
kepalanya, tapi itu tidak benar. Yang jelas, dia baik-baik saja,
walaupun aku tidak seyakin itu tentang kebugarannya. Sel hitam
bukan tempat yang sehat untuk lelaki seusia Pycelle. Cersei
bisa menyimpannya sebagai peliharaan atau mengirimnya ke
Tembok Besar, aku tak peduli yang mana, tapi aku tidak mau
dia ada di majelis."
"Dan Ser Jacelyn?"
"Katakan pada kakakku, kau yakin kau bisa menjauhkan
lelaki itu dariku, jika diberi waktu. Itu pasti akan membuatnya
tenang untuk sementara."
"Baik." Lancel menandaskan anggur.
"Satu hal lagi. Dengan kematian Raja Robert, pasti akan
sangat memalukan jika jandanya yang tengah berduka tiba-tiba
berperut besar karena mengandung."
"My lord, aku" kami" sang ratu menyuruhku untuk
tidak..." Telinga pemuda itu merona semerah warna Lannister.
"Aku menumpahkan benihku di perutnya, my lord."
"Perut yang indah, aku yakin sekali. Basahi sesering yang
kau mau" tapi pastikan cairanmu tidak jatuh ke tempat lain.
Aku tidak butuh keponakan lagi, mengerti?"
Ser Lancel membungkuk lalu meninggalkan ruangan.
Tyrion memberi waktu sejenak pada diri sendiri untuk
merasa iba pada pemuda itu.?Satu lagi orang bodoh, dan lemah
juga, tapi dia tak layak menerima perlakuan yang diberikan Cersei
dan aku.?Syukurlah pamannya Kevan masih punya dua putra
lagi; yang satu ini kemungkinan besar tak akan bertahan hidup
sampai akhir tahun. Cersei pasti akan langsung membunuhnya
jika tahu pemuda itu mengkhianatinya, dan jika berkat
kemurahan hati para dewa dia tidak membunuhnya, Lancel
tidak akan selamat pada hari Jaime Lannister kembali ke
525 King"s Landing. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah Jaime
yang menghabisinya karena dibakar cemburu, atau Cersei
membunuhnya lebih dulu agar Jaime tidak pernah tahu.
Tyrion mempertaruhkan koin perak pada Cersei.
Kegelisahan menerpanya, dan Tyrion tahu benar dia
tak mungkin tidur lagi malam ini.?Yang jelas tidak di sini. Dia
mendapati Podrick Payne tidur beralaskan kursi di luar puntu
ruangannya, lalu mengguncang bahu bocah itu. "Panggil
Bronn, setelah itu lari ke istal dan minta dua kuda dipasangi
Persekutuan Para Iblis 1 Boma Gendeng Triping Dendam Dalam Titisan 1