Pencarian

Benteng Digital 1

Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown Bagian 1


BENTENG DIGITAL DIGITAL FORTRESS DAN BROWN Thanks to: Tiraikasih Hanaoki Otoy Dimhad BBSC And many other people for ebook source....
Special Thanks to: Pengarang buku ini yang telah menghasilkan karya yang hebat
<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>
eBook ini hanya untuk pelestarian buku dari kemusnahan dan arsip digital untuk
pendidikan serta membiasakan budaya membaca untuk generasi penerus...
DILARANG MENGKOMERSIALKAN EBOOK INI!!
Belilah buku aslinya di toko terdekat
>>AXRA<< (2012) PROLOG PLAZA DE ESPAGA SEVILLA, SPANYOL 11:00 siang
Konon, dalam kematian, segalanya menjadi jelas. Sekarang Ensei Tankado tahu
bahwa hal itu benar. Sambil mencengkeram dadanya dan terjatuh ke tanah
kesakitan, lelaki itu menyadari kengerian akibat kesalahan yang dibuatnya.
Orang-orang bermunculan dan berkerumun di sekitar Ensei Tankado. Mereka mencoba
menolongnya. Tetapi Tankado tidak menginginkan pertolongan - sudah terlambat.
Tankado gemetar, mengangkat tangan kirinya, dan mengulurkan jari-jarinya.
Lihatlah tanganku! Wajah-wajah di sekitarnya menatap dirinya, tetapi dia tahu
mereka tidak mengerti. Pada jari Tankado terdapat sebuah cincin emas berukir. Untuk sejenak, ukiran
pada cincin itu berkilau di bawah matahari Andalusia. Ensei Tankado sadar bahwa
itu adalah cahaya terakhir yang dia lihat.
*** 1 MEREKA BERADA di Smoky Mountains, di penginapan favorit mereka. David sedang
tersenyum pada Susan. "Apa pendapatmu, Manis" Mau menikah denganku?"
Sambil menengadah dari tempat tidur berkelambu mereka, Susan tahu bahwa Davidlah
orangnya. Selamanya. Pada saat menatap ke dalam mata kekasihnya itu yang
berwarna hijau tua, Susan mendengar bunyi lonceng yang memekakkan telinga di
suatu tempat di kejauhan, dan pria itu pun menjauh. Susan berusaha menggapai
David, tetapi tangannya hanya menggapai kekosongan.
Dering teleponlah yang membuat Susan terbangun dari mimpinya. Dengan terengah-
engah dan terduduk di atas tempat tidur, wanita itu menggapai gagang teleponnya.
"Halo?" "Susan, ini David. Apakah aku telah membangunkanmu?"
Susan tersenyum dan berguling di tempat tidurnya. "Aku baru saja bermimpi
tentang kamu. Kemarilah dan bermain cinta denganku."
David tertawa. "Di luar masih gelap."
"Mmm." Susan mengerang dengan sensual. "Kalau begitu kemarilah. Kita bisa main
lebih lama sebelum berangkat."
David mendesah kecewa. "Untuk itulah aku menelepon. Ini tentang perjalanan kita.
Aku terpaksa menundanya."
Susan mendadak tersadar sepenuhnya. "Apa!"
"Aku sangat menyesal. Aku harus keluar kota. Aku a-kan kembali besok. Kemudian,
kita bisa berangkat pagi-pagi sekali. Kita masih punya dua hari."
"Tapi aku sudah memesan kamar," kata Susan dengan perasaan terluka. "Aku
berhasil mendapatkan kamar yang pernah kita tempati di Stone Manor." "Aku tahu,
tapi-" "Malam ini seharusnya menjadi istimewa - perayaan enam bulan pertemuan kita. Kau
masih ingat kan bahwa kita telah bertunangan?"
"Susan," David mendesah. "Aku benar-benar tidak bisa membicarakan hal ini
sekarang. Mobil jemputan sedang menungguku di luar. Aku akan meneleponmu dari
pesawat dan menjelaskan semuanya."
"Pesawat?" ulang Susan. "Apa yang sedang terjadi" Kenapa pihak universitas ...?"
"Bukan universitas. Aku akan menelepon lagi dan menjelaskannya nanti. Aku harus
pergi sekarang. Mereka sudah memanggilku. Aku akan menghubungimu. Aku janji."
"David!" jerit Susan. "Apa yang-" Terlambat. David telah menutup teleponnya.
Susan Fletcher berbaring selama beberapa jam. Dia menunggu David menelepon
kembali. Tetapi telepon itu tidak berdering.
SORE ITU, Susan terduduk dengan sedih di bak mandinya. Dia membenamkan dirinya
di dalam air bersabun dan mencoba melupakan Stone Manor dan Smoky Mountains. Di
manakah David berada" Susan bertanya-tanya. Kenapa David beium menelepon"
Perlahan-lahan, air di sekeliling Susan berubah dari panas menjadi suam-suam
kuku, dan akhirnya dingin. Susan baru saja akan keluar dari bak ketika telepon
nirkabelnya berdering. Susan meloncat berdiri dan mencipratkan air ke lantai
ketika dia berusaha meraih gagang telepon yang diletakkannya di wastafel.
"David?" "Ini Strathmore," balas sebuah suara.
Susan terkulai. "Oh." Susan tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. "Selamat
sore, Komandan." "Mengharapkan pria yang lebih muda?" sang suara terkekeh.
"Tidak, Pak," jawab Susan merasa malu. "Ini tidak seperti yang-"
"Tentu saja." Pria itu tertawa. "David Becker adalah pria yang baik. Jangan
sampai kehilangan dia." "Terima kasih, Pak."
Suara sang komandan mendadak berubah menjadi serius."Susan, aku menelepon karena
aku membutuhkan-mu di sini. Sekarang."
Susan berusaha memusatkan perhatiannya. "Sekarang hari Sabtu, Pak. Biasanya kita
tidak-" "Aku tahu," jawabnya dengan tenang. "Ini urusan darurat."
Susan terduduk tegak. Darurat" Susan tidak pernah mendengar kata itu keluar dari
mulut Komandan Strathmore. Sebuah urusan darurat" Di Crypto" Dia tidak bisa
membayangkannya. "Y-ya, Pak." Susan terdiam sejenak.
"Saya akan ke sana secepat mungkin."
SUSAN FLETCHER berdiri dalam balutan sebuah handuk dan meneteskan air ke atas
baju-baju yang terlipat rapi yang sudah disiapkan malam sebelumnya - celana pendek
untuk hiking, sebuah baju hangat untuk malam-malam di pegunungan yang sejuk, dan
sebuah baju dalam yang khusus dibelinya untuk malam-malam tersebut. Dengan
perasaan kecewa, dia pergi ke lemarinya untuk mengambil sebuah blus bersih dan
rok. Sebuah urusan darurat" Di Crypto"
Ketika turun ke lantai bawah, Susan bertanya-tanya bagaimana hari itu bisa
bertambah buruk. Susan akan segera tahu.
*** 2 TIGA PULUH ribu kaki di atas permukaan samudra yang tenang, David Becker menatap
dengan sedih dari jendela lonjong kecil pesawat Learjet 60. Dia diberi tahu
bahwa telepon di pesawat tidak berfungsi. Dan sekarang dia tidak bisa
menghubungi Susan. "Apa yang sedang aku lakukan di sini?" David menggerutu. Tetapi jawabannya
sederhana - ada orang-orang yang kepadanya kamu tidak bisa bilang tidak.
"Mr. Becker," pengeras suara berderak. "Kita akan tiba setengah jam lagi."
David Becker mengangguk sedih pada suara tak berwujud itu. Bagus. Dia menutup
jendela dan mencoba untuk tidur. Tetapi dia hanya bisa memikirkan Susan.
*** 3 SEDAN VOLVO milik Susan berhenti di bawah bayangan pagar Cyclone yang menjulang
setinggi sepuluh kaki dan berkawat duri.
"Tolong identitas Anda."
Susan menuruti petugas itu dan bersabar menunggu selama setengah menit. Petugas
tersebut memeriksa kartu Susan dengan alat pembaca di komputernya. Akhirnya,
petugas itu selesai. "Terima kasih, Ms. Fletcher." Pria itu tersenyum samar dan
pintu gerbang pun terbuka.
Setengah mil kemudian, Susan mengulangi prosedur yang sama di depan pagar
berarus listrik. Ayo dong ... Aku kan sudah jutaan kalike sini.
Ketika Susan mendekati pos pemeriksaan terakhir, seorang penjaga kekar dengan
dua ekor anjing penjaga dan sebuah senapan mesin melihat plat nomor mobilnya dan
mengisyaratkan wanita itu untuk lewat. Susan menelusuri jalan Canine sejauh 250
yard dan melaju ke Kawasan Karyawan C. Tidak bisa dipercaya, pikir Susan. Dua
puiuh enam ribu karyawan dan dana sebesar 12 miliar dolar. Orang-orang pasti
mengira perusahaan ini bisa melewati akhir pekan ini tanpa aku. Susan
mengarahkan mobilnya ke tempat parkir pribadinya dan mematikan mesin.
Setelah melintasi teras yang bertaman dan memasuki gedung utama, Susan melewati
dua pos pemeriksaan internal lagi. Dia akhirnya sampai pada lorong tidak
berjendela yang mengarah ke sayap baru. Sebuah kotak tempat mesin pembaca suara
menghalangi jalannya. NATIONAL SECURITY AGENCY (NSA) Agensi Keamanan Nasional FASILITAS CRYPTO HANYA
BAGI YANG BERKEPENTINGAN Seorang penjaga bersenjata menyapa Susan, "Selamat sore, Ms. Fletcher."
Susan tersenyum lelah, "Hai, John."
"Saya kira Anda tidak masuk hari ini."
"Ya, saya juga." Susan bersandar ke depan sebuah mikropon berbentuk parabola.
"Susan Fletcher," ucap Susan dengan jelas. Sebuah komputer dengan cepat meng-
konfirmasikan tingkat konsentrasi frekuensi suara wanita itu dan pintu pun
terbuka. Susan melangkah masuk.
SI PENJAGA mengagumi Susan saat wanita itu berjalan di atas lintasan semen.
Penjaga itu memerhatikan bahwa mata Susan yang cokelat kekuningan dan tajam
terasa begitu jauh hari ini, tetapi pipinya bersemu segar dan rambut sebahunya
yang berwarna cokelat kemerahan tampak baru saja dikeringkan. Bau lembut bedak
bayi Johnson mengikuti langkahnya. Mata si penjaga beralih ke badan Susan yang
ramping - ke blus putihnya dengan BH yang samar-samar terlihat, ke- mudian ke rok
selututnya yang berwarna cokelat muda, dan akhirnya ke arah kakinya ... kaki
Susan Fletcher. Sulit membayangkan kaki-kaki itu menyangga IQ sebesar 170, pikir si penjaga.
Penjaga itu menatap Susan cukup lama. Akhirnya, pria itu menggeleng-gelengkan
kepalanya saat wanita genius itu menghilang di kejauhan.
KETIKA SUSAN sampai di ujung lorong itu, sebuah pintu bundar yang mirip pintu
lemari besi menghalangi jalannya. Pada pintu itu ada huruf-huruf besar: CRVPTO.
Sambil mendesah, Susan meletakkan tangannya pada kotak sandi rahasia di dalam
ceruk dan memasukkan lima angka PIN. Beberapa detik kemudian, lempengan baja
seberat dua belas ton itu mulai berputar. Susan berusaha memusatkan
perhatiannya, tetapi pikirannya selalu kembali pada pria itu.
David Becker. Satu-satunya pria yang dia cintai. Sebagai profesor termuda di
Universitas Georgetown dan ahli bahasa asing yang cemerlang, Becker hampir
menyerupai seorang selebriti di bidang pendidikan. Lahir dengan kemampuan
mengingat yang baik dan kegemaran akan bahasa, Becker menguasai enam dialek Asia
dan juga bahasa Spanyol, Prancis, dan Italia. Karena padatnya peminat, para
mahasiswa harus mengikuti kuliahnya tentang asal-usul kata dan ilmu bahasa
sambil berdiri. Kadang-kadang dia pulang lebih lambat untuk menjawab pertanyaan
yang bertubi-tubi. Dia berbicara dengan penuh wibawa dan semangat. Kelihatannya
dia tidak sadar akan pandangan kagum mahasiswinya.
David Becker berkulit gelap - seorang pemuda berperawakan keras, bermata hijau
tajam, dan berotak cerdas. Rahangnya kokoh dan penampilannya tegap, mengingatkan
Susan pada pahatan marmer. Dengan tinggi enam kaki, David Becker bergerak di
atas lapangan squash lebih cepat daripada yang diperkirakan oleh para koleganya.
Setelah menang telak atas lawannya, biasanya Becker membasahi kepalanya yang
berjambul tebal dan berambut hitam di pancuran air minum. Dengan kepala yang
masih basah dan menetes, David Becker biasanya mentraktir lawannya segelas jus
buah dan sepotong roti bagel.
Sebagaimana para profesor muda lainnya, penghasilan Becker cukup lumayan.
Kadang-kadang, jika dia harus memperbaharui keanggotaan di klub squash-nya atau
mengganti senar raket Dunlop tuanya, dia mencari penghasilan tambahan dengan
bekerja untuk badan-badan pemerintahan di dalam dan sekitar Washington sebagai
penerjemah. Pada salah satu kesempatan tersebutlah dia bertemu dengan Susan.
Pada suatu pagi yang dingin selama liburan musim gugur, Becker baru saja lari
pagi dan kembali ke apartemen dinasnya yang memiliki tiga kamar. Dia mendapati
mesin penjawabnya sedang berkedip. Dia menenggak lebih dari satu liter jus jeruk
sambil mendengarkan rekaman mesin penjawabnya. Pesan itu sama dengan kebanyakan
pesan yang dia terima - sebuah badan pemerintahan meminta jasa penterjemahannya
untuk beberapa jam pada pagi itu. Satu-satunya hal yang ganjil adalah, Becker
tidak pernah tahu tentang badan itu sebelumnya.
"Mereka bernama National Security Agency," kata Becker ketika menelepon beberapa
koleganya untuk informasi lebih jauh.
Jawabannya selalu sama. "Maksudmu National Secu-rity Councii?"
Becker memeriksa pesannya. "Bukan. Mereka bilang Agency, NSA."
"Tidak pernah dengar tuh."
Becker memeriksa daftar petunjuk GAO, tetapi tidak bisa menemukan apa-apa.
Karena bingung, Becker menelepon salah seorang teman main squash-r\ya, bekas
analis politik yang sekarang bekerja sebagai petugas riset di perpustakaan
Kongres. David Becker terkejut mendengar penjelasan temannya itu.
Kelihatannya, NSA bukan saja ada, tetapi bahkan dianggap sebagai satu dari
banyak organisasi pemerintah yang paling berpengaruh di seluruh dunia. NSA
mengumpulkan data intelijen elektronik dari seluruh dunia dan melindungi
informasi rahasia milik Amerika Serikat selama lebih dari separuh abad. Hanya
tiga persen dari penduduk Amerika yang sadar akan keberadaan agensi tersebut.
"NSA," kelakar temannya, "berarti 'No Such Agency (tidak ada agensi seperti
itu)." Dengan perasaan campur aduk antara was-was dan penasaran, Becker menerima
tawaran dari agensi misterius tersebut. Dia mengendarai mobilnya sejauh 37 mil
ke kantor pusat agensi itu yang luasnya mencapai 86 hektar dan tersembunyi di
hutan di perbukitan Fort Meade, Maryland. Setelah melewati serangkaian pos
pemeriksaan dan diberi kartu tamu hologram yang berlaku untuk enam jam, dia
dikawal ke sebuah fasilitas riset yang mewah. Dia diberi tahu bahwa di tempat
itulah dirinya akan menghabiskan siang itu untuk memberikan bimbingan bagi
Divisi Kriptografi - sebuah kelompok elite yang terdiri atas jago-jago matematika
yang lebih dikenal sebagai para kriptografer atau ahli pemecah sandi.
Untuk satu jam pertama, para kriptografer seolah tidak menyadari kehadiran
Becker. Mereka hilir mudik di sekeliling sebuah meja besar dan berbicara dalam
bahasa yang tidak pernah didengar oleh Becker. Mereka berbicara tentang Urutan
Sandi, Generator Pengurangan Otomatis, Kantung-kantung Varian, Protokol
Pengetahuan Nol, Titik-titik Persekutuan. Becker berusaha memerhatikan dan
akhirnya malah menjadi bingung. Para kriptografer itu mencoret simbol-simbol di
atas kertas grafis, mempelajari hasil cetakan komputer, dan secara terus-menerus
mengacu pada teks acak pada tampilan proyektor.
JHDJA3JKHD HMA DO/ER TWTJL+JGJ328
SJHALSFNHKHHHFAFOHHDFGAF/FJ37WE
OHI9345DS9DJFD 2H/HHRTV FHLF893D3
9SJSP JF2JD89D IHJ9 8VHFID8DEWR TD3
JOJR845HD ROQ+JT0EU4TQEFQE//OUJW
08UVDIHD934J TPW FIA JER09QU4JR9GU
IVJP$DUW4H95PE8 RTUGVJW 3P4E/IKKC
MFFUERHFGV0Q394IKJRMG+UNHVS9OER
IRK/D9S6V7 UDPOI KI0JP9F8760QWERQI
Akhirnya, salah seorang kriptografer menjelaskan apa yang telah diperkirakan
Becker. Teks acak tersebut adalah sebuah sandi-"sebuah teks sandi" - kumpulan
angka dan huruf yang mewakili kata-kata rahasia. Tugas para kriptografer itu
adalah mempelajari sandi tersebut untuk mendapatkan teks asli atau "teks jelas".
NSA memanggil Becker karena mereka curiga teks asli itu ditulis dalam bahasa
Mandarin. Becker diminta untuk menerjemahkan simbol-simbol itu setelah para ahli
sandi itu selesai menguraikannya.
Setelah dua jam, Becker berhasil menafsirkan serangkaian simbol Mandarin itu.
Tetapi setiap kali dia memberikan hasil terjemahan kepada para kriptografer,
mereka menggelengkan kepala dengan putus asa. Kelihatannya sandi itu tidak masuk
akal. Karena ingin membantu, Becker memberi tahu bahwa semua karakter yang
mereka tunjukkan kepadanya memiliki sifat yang sama - karakter-karakter itu juga
merupakan bagian dari huruf Kanji. Serentak segala kebisingan di dalam ruangan
itu mereda. Pria yang berwenang di situ, seorang perokok berat yang jangkung
bernama Morante, menatap Becker dengan perasaan tidak percaya.
"Maksudmu, simbol-simbol ini memiliki lebih dari satu makna?"
Becker mengangguk. Dia menjelaskan bahwa Kanji adalah sistem penulisan dalam
bahasa Jepang yang berasal dari karakter tulisan Cina yang dimodifikasi. Sejauh


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini dia telah memberikan terjemahan dari bahasa Mandarin karena memang itulah
yang diminta oleh para kriptografer.
"Oh, Tuhan." Morante terbatuk. "Mari kita coba Kanji."
Bagaikan sulap, segalanya cocok.
Para kriptografer benar-benar tercengang, tetapi mereka tetap meminta Becker
untuk menerjemahkan karakter-karakter tersebut secara acak. "Untuk keamanan Anda
sendiri," kata Morante. "Dengan begini, Anda tidak tahu apa yang sedang Anda
terjemahkan." Becker tertawa, namun kemudian dia sadar kalau yang lainnya tidak ikut tertawa.
Setelah sandi itu akhirnya terpecahkan, Becker tidak tahu rahasia apa yang telah
dia bantu pecahkan, tetapi satu hal sudah pasti - NSA benar-benar menganggap
serius pemecahan sandi tersebut; karena cek di dalam kantongnya lebih banyak
dari gaji sebulannya di universitas.
Ketika Becker keluar melalui serangkaian pos pemeriksaan di koridor utama, jalan
keluarnya dihalangi oleh seorang penjaga yang baru saja menaruh gagang telepon.
"Mr. Becker, tolong tunggu sebentar."
"Ada masalah apa?" Becker tidak menyangka pertemuan ini memakan waktu lama, dan
sekarang dia akan terlambat untuk pertandingan squash Sabtu sore.
Si penjaga mengangkat bahunya. "Ibu pimpinan Cryp-to ingin berbicara dengan
Anda. Beliau sedang menuju kemari."
"Ibu?" Becker tertawa. Dia belum melihat seorang wanita pun di dalam gedung NSA.
"Apakah itu masalah bagi Anda?" tanya sebuah suara wanita dari arah belakangnya.
Becker berbalik dan segera merasa dirinya bersemu merah. Dia melihat kartu
pengenal pada blus wanita tersebut. Kepala Divisi Kriptografi NSA bukan seorang
wanita, tetapi seorang wanita yang sangat menawan.
"Tidak," jawab Becker tergagap. "Saya hanya
"Susan Fletcher." Wanita tersebut tersenyum dan menjulurkan tangannya yang
ramping. Becker menyambutnya. "David Becker."
"Selamat, Mr. Becker. Saya dengar Anda telah melakukan pekerjaan Anda dengan
baik hari ini. Bisakah saya berbincang-bincang tentang hal itu dengan Anda?"
Becker ragu-ragu. "Sebenarnya, sekarang saya agak terburu-buru." Becker berharap
menolak agensi intelijen terkuat di dunia bukanlah sebuah perbuatan bodoh,
tetapi pertandingan squashnya akan dimulai 45 menit lagi. Dan dia memiliki
reputasi yang harus dipertahankan. David Becker tidak pernah terlambat untuk
squash ... terlambat untuk mengajar mungkin, tetapi tidak pernah untuk squash
"Hanya sebentar saja kok." Susan tersenyum. "Mari lewat sini."
Sepuluh menit kemudian, Becker berada di ruang makan NSA sambil menikmati kue
dan jus cranberry bersama kepala bagian kriptografi NSA yang cantik, Susan
Fletcher. David segera menyadari bahwa pemegang posisi atas di NSA yang berusia
38 tahun ini bukan orang sembarangan - Susan adalah salah satu wanita tercerdas
yang pernah ditemuinya. Ketika mereka berdua mendiskusikan berbagai macam sandi
dan pemecahannya, Becker merasa keteteran - ini pengalaman baru yang menarik
baginya. Satu jam kemudian, setelah Becker kehilangan kesempatan bertanding squash dan
Susan secara terang-terangan mengabaikan tiga panggilan interkom, keduanya
tertawa terbahakbahak. Mereka adalah dua manusia cerdas dengan kemampuan
analisis tinggi yang seharusnya kebal terhadap perasaan jatuh cinta yang tidak
masuk akal. Namun, ketika mereka duduk sambil membahas morfologi linguistik dan
generator pengacak angka semu, mereka merasa seperti sepasang mudamudi - segalanya
terasa meledak-ledak. Susan tidak pernah mengungkapkan alasan sebenarnya kenapa dia ingin berbicara
dengan David Becker - yaitu menawarkan pada pria itu sebuah posisi percobaan di
bagian Divisi Kriptografi Asiatik. Dilihat dari gaya bicara Becker yang
menggebu-gebu tentang mengajar, sudah jelas sang profesor muda itu tidak akan
meninggalkan universitas. Susan memutuskan untuk tidak merusak suasana dengan
membicarakan bisnis. Dia merasa seperti seorang gadis sekolah lagi. Tidak ada
yang boleh merusaknya. Dan memang tidak ada.
MASA PACARAN mereka berjalan perlahan dan romantis. Mereka sering kali mencuri-
curi waktu untuk bertemu jika jadwal mereka mengizinkan - berjalan-jalan di
sekitar kampus Georgetown, minum cappuccino malam-malam di Mer-lutti's, atau
sesekali menghadiri kuliah dan konser. Susan mendapati dirinya tertawa lebih
sering daripada yang dia kira. Kelihatannya tidak ada hal yang tidak bisa
dijadikan lelucon oleh David. Bagi Susan, ini menjadi pelepasan yang
menyenangkan dari tekanan pekerjaannya di NSA.
Pada suatu senja yang dingin di musim gugur, mereka duduk di bangku panjang di
stadion dan menyaksikan regu sepak bola Georgetown dihajar oleh regu Rutgers.
"Kau pernah mengatakan suka olahraga apa" Zucchini?"
(Zucchini adalah sejenis timun.)
Becker mengerang. "Namanya squash."
(Squash bisa juga berarti sejenis labu.)
Susan menatapnya bingung.
"Permainannya seperti zucchini," ledek David, "tetapi lapangannya lebih kecil."
Susan mendorong Becker. Pemain kiri Georgetown melakukan tendangan pojok yang melewati garis dan
serentak para penonton berteriak kecewa. Barisan pertahanan pun segera kembali
ke tengah lapangan. "Bagaimana dengan kau?" tanya Becker. "Olahraga
apa?" "Aku pemegang sabuk hitam dalam StairMaster."
Becker mengernyit. "Aku lebih suka olahraga yang bisa aku menangkan."
Susan tersenyum. "Dasar tidak mau kalah." Bintang pertahanan Georgetown sedang
menghadang sebuah tendangan, dan terdengar sorakan ramai dari penonton. Susan
mencondongkan badannya ke depan dan berbisik di telinga David. "Dokter."
Davis menoleh dan menatap Susan dengan bingung. "Dokter," ulang Susan. "Katakan
hal pertama yang melintas di benakmu."
David terlihat ragu-ragu. "Permainan kata?" "Ini prosedur standar NSA. Aku harus
tahu dengan siapa aku bersama." Susan menatap Becker dengan tegas. "Dokter."
Becker mengangkat bahunya. "Seuss."
(Seuss adalah tokoh dokter dalam komik anak-anak.)
Susan menatap Becker dengan dahi berkerut. "Baiklah, sekarang coba yang ini ...
'dapur.'" David menjawab tanpa ragu, "Kamar tidur."
Susan mengangkat alisnya malu, "Baiklah, bagaimana dengan yang ini ... 'cat
(kucing).'" "Gut (usus)," Becker menyerang balik.
"Gut?" "Ya, Catgut. Jenis senar raket squash unggulan."
"Lucu sekali." Susan mengerang.
"Jadi, diagnosismu apa?" tanya Becker.
Susan berpikir sejenak. "Kau adalah setan squash kekanakkanakan yang kecewa
dalam hal seks." Becker kembali mengangkat bahunya. "Kedengarannya benar."
HUBUNGAN MEREKA berlangsung seperti itu selama berminggu-minggu. Pada saat
menikmati hidangan pencuci mulut makan malam, Becker biasanya bertanya macam ma-
cam. Di mana Susan belajar matematika"
Bagaimana Susan bisa bergabung dengan NSA"
Bagaiman Susan bisa begitu menarik"
Susan bersemu merah dan mengakui kalau dirinya tumbuh dewasa agak terlambat. Dia
dulu sangat tinggi ceking dan canggung serta mengenakan kawat gigi sampai
menjelang akhir masa remajanya. Dia bercerita bahwa bibinya yang bernama Clara
pernah berkata bahwa Tuhan memberi Susan sebuah otak yang cerdas sebagai
permintaan maaf atas tampangnya yang pas-pasan. Suatu penyesalan yang terlalu
dini, pikir Becker. Susan menjelaskan bahwa dia mulai tertarik pada bidang kriptografi saat duduk di
bangku sekolah menengah pertama. Seorang anak laki-laki tinggi bernama Frank
Gutmann, yang menjadi ketua klub komputer, memberi Susan sebuah puisicinta yang
diketik dalam bentuk sandi dengan pola penggantian angka. Susan memohon pada
Frank untuk memberitahukan isi puisi itu, tetapi Frank menolak dengan genit.
Susan membawa pulang puisi itu dan mencoba memecahkannya di bawah lampu senter
sambil bergadang sampai akhirnya dia berhasil. Setiap angka mewakili sebuah
abjad. Dengan hati-hati, Susan menguraikan puisi itu dan dengan perasaan takjub
menyaksikan angka-angka acak tersebut berubah dengan ajaib menjadi sebuah puisi
indah. Pada saat itu juga, Susan sadar dirinya telah jatuh cinta. Sandi dan
kriptografi akan menjadi hidupnya.
Hampir dua puluh tahun kemudian, setelah mendapatkan gelar master di bidang
matematika dari Universitas
John Hopkins dan memperoleh beasiswa penuh dari MIT untuk belajar tentang angka,
Susan menyerahkan skripsi doktoralnya yang berjudul Metode, Protokol, dan
Alogarit-ma Kriptografi untuk Aplikasi Manual. Tampaknya bukan hanya profesornya
yang membaca skripsi tersebut. Tidak lama kemudian, Susan menerima sebuah
telepon dan sebuah tiket pesawat terbang dari NSA.
Setiap orang di bidang kriptografi tahu tentang NSA. Agensi ini adalah rumah
bagi para kriptografer terbaik di seluruh dunia. Pada setiap musim semi, ketika
firma-firma sektor swasta berusaha mendekati dan mengiming-imingi otak-otak baru
yang paling cemerlang dengan gaji yang sangat besar, NSA mengamati dengan
cermat, memilih sasarannya, dan kemudian melangkah masuk untuk memberikan dua
kali di atas tawaran gaji yang terbaik. Apa yang ia inginkan pasti ia beli,
begitulah NSA. Dengan bergetar penuh semangat, Susan terbang menuju Bandara Internasional
Dulles di Washington. Di sana dia dijemput oleh seorang pengemudi NSA yang
kemudian membawanya ke Fort Meade.
Ada 41 orang lainnya yang menerima telepon yang sama pada tahun itu. Pada usia
28 tahun, Susan adalah yang termuda. Dan dia satu-satunya wanita. Kunjungan itu
lebih merupakan acara humas dan serangkaian tes kecerdasan daripada pertemuan
yang bersifat informatif. Seminggu kemudian, Susan dan enam orang lainnya
dipanggil lagi. Walaupun ragu, Susan tetap datang. Kelompok itu segera tercerai-
berai. Mereka menjalani serangkaian tes secara terpisah: tes poligraf,
penyidikan latar belakang, analisis tulisan tangan, dan wawancara panjang lebar,
termasuk pengakuan yang direkam tentang orientasi dan kegiatan seks mereka.
Ketika pewawancara menanyakan apakah Susan pernah berhubungan seks dengan
binatang, wanita itu hampir pergi, tetapi ada yang menahan dirinya - prospek untuk
mengerjakan teori sandi yang canggih, memasuki "istana teka-teki", dan menjadi
anggota dari klub paling rahasia di dunia - National Security Agency.
Becker terhenyak takjub akan cerita Susan. "Mereka benarbenar menanyakan apakah
kau pernah berhubungan seks dengan binatang?"
Susan mengangkat bahunya. "Itu hanya bagian dari pemeriksaan rutin tentang latar
belakang." "Jadi Becker berusaha menahan seringai. "Apa jawabmu?"
Susan menendang Becker dari bawah meja. "Aku bilang tidak!" Kemudian dia
menambahkan, "Tidak pernah, sampai tadi malam."
DI MATA Susan, David hampir sempurna. Pria itu hanya memiliki satu kekurangan.
Setiap kali mereka keluar, David selalu bersikeras untuk mentraktir. Susan benci
melihat David menghabiskan gaji satu hari untuk makan malam berdua. Tetapi David
benar-benar tidak tergoyahkan. Susan berusaha keras untuk tidak protes, tetapi
hal ini sangat mengganggunya. Aku menghasilkan uang lebih banyak dari yang aku
butuhkan, pikir Susan. Seharusnya aku yang traktir.
Bagaimanapun juga, Susan berpendapat bahwa kecuali sikap kesatrianya yang kuno
itu, David adalah sosok yang ideal. Dia penuh kasih sayang, cerdas, lucu, dan di
atas semua itu, dia benar-benar tertarik pada pekerjaan Susan. Baik ketika
berkunjung ke museum Smithsonian, bersepeda, atau ketika berusaha memasak
spaghetti di dapur Susan dan kemudian gosong, dosen itu selalu penuh rasa ingin
tahu. Susan berusaha sebisa mungkin menjawab semua pertanyaannya dan memberikan
jawaban yang bersifat umum tentang National Security Agency. Apa yang didengar
David membuat dirinya tercengang.
NSA didirikan oleh Presiden Truman pada pukul 12:01 tanggal 4 November 1952 dan
merupakan agensi intelijen paling rahasia di seluruh dunia selama hampir lima
puluh tahun. Anggaran rumah tangga NSA yang tebalnya tujuh halaman memuat agenda
yang sangat ringkas, yaitu melindungi jaringan komunikasi pemerintah Amerika
Serikat dan menyadap jaringan komunikasi kekuatan asing.
Di atas atap bangunan operasional NSA tersebar lebih dari lima ratus antena,
termasuk dua buah pemindai yang terlihat seperti dua bola golf raksasa.
Bangunannya sendiri berukuran sangat besar - lebih dari dua juta kaki persegi, dua
kali ukuran markas besar CIA. Di dalamnya terdapat 8 juta kaki kawat sambungan
telepon dan 18 ribu kaki persegi jendela-jendela yang tertutup secara permanen.
Susan memberi tahu David tentang COMINT, sebuah divisi pengintai global milik
NSA - sebuah kelompok canggih yang terdiri atas pos-pos intai, satelit, mata-mata,
dan penyadap yang tersebar di seluruh dunia. Ribuan komunike atau pengumuman
resmi dan percakapan disadap setiap hari dan semuanya dikirim kepada para analis
NSA untuk dipecahkan. Dalam membuat keputusan, FBI, CIA, dan Dewan Penasihat
Urusan Luar Negeri AS tergantung pada layanan NSA.
Becker merasa kagum. "Dan dalam hal memecahkan sandi" Apa perananmu?"
Susan menjelaskan bagaimana transmisi yang disadap sering kali berasal dari
pemerintahan-pemerintahan yang berbahaya, kelompok-kelompok garis keras, dan
kelompok teroris. Banyak dari pihak ini berada dalam wilayah kekuasaan AS.
Bentuk komunikasi mereka biasanya berbentuk sandi agar terjamin kerahasiaannya
jika suatu ketika jatuh ke tangan yang salah. Berkat COMINT, biasanya komunikasi
berbentuk sandi tersebut memang jatuh ke tangan yang salah. Susan memberi tahu
David bahwa pekerjaannya adalah mempelajari sandisandi tersebut, memecahkannya,
dan mempersembahkan pesanpesan yang sudah diuraikan itu kepada NSA. Tentu saja
tidak semuanya benar. Susan merasa bersalah telah berbohong pada kekasih barunya itu, tetapi dia tidak
mempunyai pilihan lain. Beberapa tahun yang lalu semua keterangannya mungkin
benar, tetapi banyak hal telah berubah di NSA. Seluruh dunia kriptografi telah
berubah. Tugas-tugas baru Susan sangat rahasia, bahkan untuk para penguasa di
eselon tertinggi sekalipun.
"Sandi," kata David dengan takjub. "Bagaimana kau memulainya" Maksudku ...
bagaimana kau memecahkannya?"
Susan tersenyum. "Di antara semua orang, seharusnya kau yang tahu. Ini sama
dengan mempelajari sebuah bahasa asing. Mulanya sebuah teks terlihat seperti
omong kosong, tetapi ketika kau mengetahui aturan yang mengikat strukturnya, kau
mulai bisa melihat artinya."
Becker mengangguk dan kagum. Dia ingin tahu lebih banyak.
Dengan serbet Merlutti's dan buku program konser sebagai papan tulis, Susan
mulai memberikan kursus kilat tentang kriptografi kepada sang dosen muda yang
menawan itu. Susan mulai dengan kotak sandi "pemangkatan sempurna" milik Julius
Caesar. Susan menjelaskan bahwa Caesar adalah penulis sandi rahasia pertama di dunia.
Ketika para pengirim pesannya disergap dan komunike rahasianya dicuri, Caesar
merancang sebuah cara sederhana untuk menyandikan perintah-perintahnya. Dia
menyusun ulang seluruh teks dari pesannya, sedemikian rupa sehingga terlihat
tidak masuk akal. Tentu saja tidak benar demikian. Setiap pesan selalu memiliki
sebuah hitungan abjad yang merupakan sebuah pemangkatan sempurna - 16, 25, 100 -
bergantung dari berapa banyak yang ingin disampaikan Caesar. Julius secara
rahasia memberitahukan kepada para bawahannya bahwa jika mereka menerima sebuah
pesan, mereka harus menyalin pesan teks itu ke dalam kisi-kisi pemangkatan.
Apabila mereka sudah melakukannya dan membaca dari atas ke bawah, sebuah pesan
rahasia akan muncul dengan ajaib.
Bersamaan dengan lewatnya waktu, konsep Julius Caesar mengatur ulang teks pesan
diadopsi oleh yang lainnya dan dimodifikasi menjadi lebih rumit untuk
dipecahkan. Puncak dari pembuatan sandi tanpa bantuan komputer terjadi selama
Perang Dunia Kedua. Nazi menciptakan sebuah mesin pembuat sandi mengagumkan yang
diberi nama Enigma. Alat itu mirip sebuah mesin ketik tua dengan baling-baling
kuningan yang saling terkait dan berputar dengan cara yang rumit untuk mengacak
sebuah teks-jelas menjadi tampilan membingungkan yang terdiri atas kumpulan
huruf tak berarti. Sang penerima pesan hanya bisa memecahkan sandi rahasia itu
dengan menggunakan sebuah mesin Enigma lain yang dikalibrasikan dengan cara yang
sama. Becker mendengarkan dengan takjub. Sang guru telah berubah menjadi murid.
Pada suatu malam, pada pertunjukan The Nutcracker di universitas, Susan memberi
David sebuah sandi dasar untuk dipecahkan. David terduduk sepanjang waktu jeda
dengan sebuah pen di tangan sambil memikirkan pesan yang terdiri atas sebelas
huruf itu: RZXZ RDMZMF JHSZ ADQSDLT Akhirnya, ketika lampu-lampu meredup menjelang babak kedua, David Becker
menemukan pemecahannya. Dalam sandi itu, Susan hanya menggantikan setiap huruf
dalam pesannya dengan huruf lain yang mendahuluinya dalam susunan alfabet. Untuk
memecahkan sandi tersebut, yang perlu dilakukan Becker hanyalah mengubah setiap
huruf dengan huruf berikutnya yang sesuai dengan urutan alfabet-"A" menjadi "B,"
"B" menjadi "C," dan seterusnya. David segera mengubah susunan huruf lainnya.


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

David tidak pernah menyangka bahwa kesembilan suku kata sederhana itu bisa
membuat dirinya begitu bahagia:
SAYA SENANG KITA BERTEMU David segera mencoretkan jawabannya dan memberikannya kepada Susan:
RZXZ ITFZ Susan membacanya dan bersemu.
Becker harus tertawa. Dia berusia 35 tahun dan hatinya jumpalitan. Dia belum
pernah merasa tertarik kepada seorang wanita seperti ini. Penampilan ringkih
Susan yang khas Eropa serta alis matanya yang lembut mengingatkan David pada
sebuah iklan Estee Lauder. Kalau sebagai remaja badan Susan tinggi ceking dan
jangkung, sekarang tidak lagi. Susan telah tumbuh menjadi sosok yang anggun -
ramping dan semampai dengan dada yang kencang dan perut yang rata sempurna.
David sering bercanda bahwa Susan adalah model baju renang pertama yang
mengantungi gelar doktor di bidang matematika terapan dan teori angka yang
pernah dikenalnya. Seiring dengan berlalunya waktu, mereka mulai menyadari telah
menemukan sesuatu yang mungkin akan bertahan seumur hidup.
Mereka telah bersama hampir dua tahun ketika, secara tidak diduga, David melamar
Susan. Waktu itu mereka sedang menghabiskan akhir pekan di Smoky Moun-tains.
Mereka sedang berbaring di tempat tidur berkelambu di Stone Manor. David tidak
memiliki cincin - dia hanya mencetuskan begitu saja ide itu. Itulah yang disukai
Susan pada pria itu - sangat spontan. Susan menciumnya lama dan dalam. David
memeluk Susan dan melepaskan gaun tidur wanita itu.
"Aku anggap ini sebagai jawaban 'ya'," kata David dan mereka pun bercinta di
dekat hangatnya perapian.
Malam indah itu terjadi enam bulan yang lalu - sebelum David dipromosikan secara
tak terduga menjadi Kepala Departemen Bahasa Modern. Sejak itu hubungan mereka
merenggang *** 4 PINTU CRYPTO berkedip satu kali, menyadarkan Susan dari lamunannya. Pintu itu
berputar melampaui posisi bukaan maksimum dan akan menutup lagi dalam waktu lima
detik setelah membuat putaran sempurna 360 derajat. Susan memusatkan pikirannya
dan melangkah masuk. Sebuah komputer membuat catatan tentang masuknya Susan.
Walaupun bisa dikatakan Susan tinggal di dalam Crypto semenjak tempat itu
didirikan tiga tahun yang lalu, apa yang dilihat Susan tetap membuat dirinya
terkesima. Ruang utama Crypto adalah sebuah kamar bulat besar setinggi lima
tingkat. Dinding lengkung tembus pandangnya menjulang setinggi 120 kaki. Kubah
dari kaca plexi tertanam pada lubang polikar-bonat - sebuah jaringan pelindung
yang mampu menahan ledakan berkekuatan dua megaton. Lapisannya menyaring sinar
matahari dan membentukpola yang menyerupai renda di sepanjang dinding. Partikel
debu yang halus melayang memutar ke atas - terperangkap oleh sistem deionisasi
kubah yang hebat. Ruang itu melengkung lebar pada bagian atas dan menjadi hampir vertikal pada
ketinggian titik pandang mata. Kemudian berubah menjadi agak tembus cahaya dan
secara perlahan menjadi hitam pekat ketika mencapai lantai. Lantainya tertutup
ubin hitam yang dipoles mengilap dan berkesan seolah-olah transparan seperti es
hitam. Sebuah mesin mencuat dari tengah-tengah lantai seperti moncong sebuah torpedo.
Untuk mesin inilah kubah tersebut dibuat. Bentuk mesin yang hitam ramping itu
melengkung setinggi 23 kaki di atas udara sebelum menancap kembali ke lantai di
bawahnya. Mesin yang melengkung dan mulus itu kelihatan seperti seekor ikan paus
pembunuh yang membeku di atas laut yang dingin.
Mesin itu adalah TRANSLTR, satu-satunya komputer termahal di dunia - sebuah mesin
yang tidak diakui keberadaannya oleh NSA.
Seperti sebuah gunung es di laut, mesin itu menyembunyikan 90 persen dari massa
dan kekuatannya di bawah permukaan lantai. Rahasianya terkunci di dalam sebuah
ruang keramik yang mencapai kedalaman enam tingkat ke bawah - sebuah hulu roket
yang dikelilingi oleh jalan-jalan sempit yang simpang siur, kabel-kabel, dan
pipa-pipa pembuangan sistem pendingin freon yang berdesis. Pembangkit tenaga
pada bagian dasar berdengung dengan frekuensi rendah secara terusmenerus
sehingga men-ciptakan akustik yang mencekam di Crypto.
TRANSLTR, SEPERTI juga semua teknologi maju lainnya, lahir dari tuntutan sebuah
kebutuhan. Sepanjang 1980-an, NSA menjadi saksi sebuah revolusi di bidang
telekomunikasi yang mengubah dunia spionase dan intelijen untuk selamanya - akses
internet untuk umum. Atau lebih tepatnya, datangnya era email.
Para kriminal, teroris, dan mata-mata sudah lelah karena hubungan telepon mereka
disadap. Mereka pun dengan cepat merengkuh alat komunikasi global yang baru itu.
Email memiliki tingkat keamanan setara pos biasa dan kecepatan sebuah telepon.
Karena transfer data terjadi di bawah tanah melalui serat optik yang halus dan
tidak pernah dikirim melalui gelombang udara, email benar-benar luput dari
ancaman sadapan - atau paling tidak begitulah anggapan orangorang.
Kenyataannya, menyadap email ketika memasuki jaringan internet adalah hal mudah
bagi para jagoan teknologi NSA. Internet bukanlah hal baru yang diciptakan untuk
penggunaan komputer pribadi di rumah-rumah. Internet diciptakan oleh Departemen
Pertahanan tiga dekade yang lalu - sebuah jaringan besar yang terdiri atas
komputer-komputer yang dirancang sebagai sarana komunikasi yang aman jika
terjadi perang nuklir. Mata dan telinga NSA adalah para profesional internet
tua. Orang-orang yang melakukan bisnis ilegal melalui email segera menyadari
bahwa rahasia mereka tidak seaman yang mereka bayangkan. FBI, DEA, IRS, dan
badan penegak hukum AS lainnya - dibantu oleh staf NSA yang lihai - menikmati
gelombang pasang penangkapan dan penghukuman.
Tentu saja, ketika para pengguna komputer di seluruh dunia mendapati pemerintah
AS memiliki akses ke email mereka, cacian yang hebat pun bermunculan. Bahkan
para sahabat pena, yang menggunakan email untuk sekadar bersenang-senang, merasa
terganggu dengan masalah pelanggaran privasi ini. Para pemrogram di perusahaan-
perusahaan di seluruh dunia mulai mencari cara untuk membuat email mereka lebih
aman. Mereka segera menemukannya dan, sebuah sandi kunci publik pun lahir.
Sandi kunci publik adalah sebuah program komputer yang mudah digunakan yang
berfungsi mengacak pesan-pesan email pribadi, sedemikian rupa sehingga pesan-
pesan tersebut tidak terbaca. Seorang pengguna email bisa menulis surat dan
memprosesnya dengan program pembuat sandi itu sehingga teks yang dihasilkan akan
seperti sebuah kode acak tak berarti yang benar-benar tidak masuk akal. Setiap
orang yang menyadap pengiriman email tersebut hanya akan menemukan
kesimpangsiuran yang tak terbaca pada tampilan layar.
Satu-satunya cara untuk mengurutkan kembali pesan itu adalah dengan memasukkan
kunci sandi milik si pengirim. Kunci sandi ini adalah serangkaian karakter
rahasia yang berfungsi seperti PIN di mesin ATM. Biasanya kunci sandi sangat
panjang dan rumit serta menyimpan semua informasi yang berguna untuk memberi
perintah yang tepat kepada alogaritma sandi tersebut tentang operasi apa yang
harus dijalankan untuk menyusun kembali pesan semula.
Sekarang, seorang pengguna internet bisa mengirim email dengan rasa percaya
diri. Walaupun kirimannya disadap, hanya mereka yang memiliki kunci sandi yang
bisa menguraikan pesan tersebut.
NSA segera menyadari kegentingan situasi ini. Kode-kode yang mereka hadapi bukan
lagi teka-teki substitusi sederhana yang bisa dipecahkan dengan pensil dan
kertas grafis - kodekode itu adalah fungsi-fungsi campur aduk yang dibuat oleh
komputer dengan menggunakan chaos theory, "teori kekacauan", dan alfabet simbol
dalam jumlah besar untuk mengacak pesan-pesan menjadi sesuatu yang kelihatannya
tidak teratur dan tidak bermakna.
Pada mulanya, kunci sandi yang digunakan cukup pendek untuk ditebak oleh
komputer-komputer NSA. Apabila kunci sandi yang dikehendaki berjumlah sepuluh
digit, sebuah komputer diprogram untuk mencoba semua kemungkinan kombinasi angka
antara 0000000000 sampai 9999999999. Cepat atau lambat, komputer itu akan
menemukan urutan angka yang sesuai. Metode coba-coba ini dikenal dengan istilah
brute force attack, "serangan berkekuatan brutal". Hal ini memakan waktu, tetapi
secara matematis terjamin keampuhannya.
Ketika dunia tahu tentang kehebatan brute force dalam memecahkan kode, kunci
sandi menjadi bertambah panjang. Waktu yang dibutuhkan komputer untuk menebak
kunci sandi yang sesuai pun berubah, dari berminggu-minggu menjadi berbulan-
bulan dan kemudian bertahun-tahun.
Menjelang tahun sembilan puluhan, kunci sandi terdiri atas lebih dari lima puluh
karakter dan menggunakan kese- luruhan alfabet ASCII yang berjumlah 256, terdiri
atas huruf, angka, dan simbol. Jumlah kemungkinannya berada pada kisaran angka
10120 - sebuah angka 1 dengan 120 angka nol di belakangnya. Secara matematis,
untuk mendapatkan sebuah kunci sandi yang tepat sama tidak mungkinnya dengan
memilih sebutir pasir yang tepat di pantai sepanjang tiga mil. Diperkirakan
bahwa dengan menggunakan brute force attack, komputer tercepat milik NSA -
Cray/Josephson II yang super rahasia - membutuhkan lebih dari sembilan belas tahun
untuk memecahkan sebuah kunci sandi standar dengan 64 digit. Pada saat komputer
tersebut berhasil menemukan kunci sandi dan memecahkan kodenya, isi pesan kode
tersebut mungkin sudah tidak relevan.
Terjebak di tengah kekacauan dunia intelijen virtual, NSA mengeluarkan sebuah
perintah rahasia yang disokong oleh Presiden Amerika Serikat. Didukung oleh dana
federal dan sebuah surat kuasa untuk mengambil semua tindakan yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah ini, NSA mulai membangun sesuatu yang mustahil: sebuah
mesin pemecah kode universal yang pertama di dunia.
Walaupun bertentangan dengan pendapat para insinyur bahwa mesin tersebut sama
sekali tidak mungkin dibuat, NSA tetap berpegang pada motonya: segalanya
mungkin. Halhal yang kelihatannya tidak mungkin hanya membutuhkan waktu yang
lebih panjang. Setelah memakan waktu lima tahun, setengah juta jam kerja, dan dana sejumlah 1,9
miliar dolar, NSA membuktikan kehebatannya sekali lagi. Bagian terakhir dari
tiga juta prosesor berukuran sebesar perangko dipasang dengan solder tangan.
Bagian terakhir dari pemrograman internal telah selesai dan cangkang keramik
telah dipatri rapat. TRANSLTR telah lahir.
Walaupun kerja internal rahasia TRANSLTR adalah sebuah produk dari pemikiran
banyak orang dan tidak bisa secara menyeluruh dimengerti oleh satu individu
saja, prinsip dasar kerja TRANSLTR sebenarnya sederhana: Banyak tangan membuat
pekerjaan menjadi mudah. Tiga juta prosesor TRANSLTR mampu bekerja secara paralel - menghitung dengan
sangat cepat serta secara bersamaan mencoba setiap perubahaan angka atau
permutasi baru. Harapannya adalah, bahkan kode dengan kunci berdigit kolosal pun
tidak bisa bertahan terhadap kegigihan TRANSLTR. Mahakarya bernilai miliaran
dolar ini menggunakan kekuatan pengolahan data secara paralel serta beberapa
kemajuan di bidang penafsiran teks-jelas untuk menebak kunci dan memecahkan
kode. Sumber kekuatan mesin ini tidak hanya pengolah datanya yang berjumlah
besar tetapi juga kemajuan-kemajuan di bidang komputer kuantum - sebuah teknologi
baru yang m-me-mungkinkan informasi disimpan sebagai data berbentuk mekanisme
kuantum daripada hanya sebagai data biner.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba pada suatu pagi berangin di bulan Oktober. Uji
coba langsung yang pertama. Walaupun ada ketidakpastian tentang seberapa cepat
mesin itu bisa bekerja, ada satu hal yang disetujui oleh semua insinyur yang
terlibat. Jika semua pengolah data bekerja secara paralel, TRANSLTR akan menjadi
sangat hebat. Pertanyaannya adalah seberapa hebat.
Jawabannya muncul dua belas menit kemudian. Kesenyapan menyelimuti semua orang
yang hadir ketika hasil cetak keluar dan menyampaikan teks-jelas - sebuah kode
yang terpecahkan. TRANSLTR baru saja menemukan sebuah kunci berkarakter 64 digit
dalam waktu sepuluh menit lebih sedikit, hampir satu juta kali lebih cepat dari
waktu dua dekade yang dibutuhkan oleh komputer tercepat kedua milik NSA.
Di bawah pimpinan wakil direktur operasional, Komandan Trevor J. Strathmore,
Bagian Produksi NSA telah berjaya. TRANSLTR adalah sebuah keberhasilan. Sebagai
upaya menjaga kerahasiaan kesuksesan mereka, Komandan Strathmore mengumumkan
bahwa proyek mereka telah gagal. Segala kegiatan di sayap Crypto adalah upaya
untuk menutupi kegagalan seharga dua miliar dolar. Hanya para elit di NSA yang
tahu tentang hal sebenarnya - TRANSLTR terus memecahkan ratusan kode rahasia
setiap hari. Dengan kabar di luar bahwa kode rahasia yang dibuat oleh komputer sama sekali
tidak terpecahkan - bahkan oleh NSA yang dashyat sekalipun - segala rahasia mengalir
masuk. Raja obat-obatan, para teroris, juga para penggelap uang yang khawatir
sambungan telepon genggam mereka disadap segera beralih ke email bersandi,
sebuah media baru untuk komunikasi global instan.
Pengumpulan data rahasia tidak pernah lebih mudah sebelum ini. Kode-kode yang
disadap NSA masuk ke TRANSLTR sebagai sandi yang sama sekali tak terbaca dan
keluar beberapa menit kemudian dalam bentuk teks-jelas yang bisa dibaca. Tidak
ada lagi rahasia. Untuk menyempurnakan kepura-puraan mereka atas ketidakmampuan mereka, NSA dengan
gencar menentang semua peranti lunak komputer pembuat kode. NSA mengatakan bahwa
peranti semacam itu melumpuhkan mereka dan menyusahkan para penegak hukum untuk
menangkap dan mengadili para kriminal. Kelompok pembela hak sipil bergembira dan
bersikeras agar NSA tidak membaca surat-surat mereka. Peranti lunak pembuat kode
lolos dari tekanan. NSA telah kalah - persis seperti yang sudah direncanakan.
Seluruh komunitas elektronik global telah dibodohi ... atau begitulah
kelihatannya. *** 5 "DI MANA orang-orang?" Susan bertanya-tanya ketika dirinya melintasi lantai
Crypto yang kosong. Benar-benar keadaan darurat.
Walaupun sebagian besar departemen di NSA dipenuhi oleh karyawan selama tujuh
hari seminggu, Crypto biasanya sepi pada hari Sabtu. Secara alamiah, para ahli
matematika kriptografis adalah para makhluk gila kerja, dan ada aturan tak
tertulis yang mengharuskan mereka libur pada hari Sabtu kecuali jika ada hal
yang darurat. Para kriptografer adalah komoditi yang sangat berharga bagi NSA.
NSA tidak mau kehilangan mereka dengan memaksa mereka bekerja terlalu keras.
Ketika Susan melintasi lantai Crypto, TRANSLTR berada di sebelah kanannya. Suara
pembangkit tenaga yang berada delapan tingkat di bawah terdengar sangat
mengganggu hari ini. Susan tidak suka berada di Crypto setelah jam kerja.
Rasanya seperti terjebak sendirian di dalam sebuah kandang bersama seekor
binatang liar besar dari masa depan. Susan segera menuju ruang kantor sang
komandan. Tempat kerja Strathmore yang berdinding kaca dan berdiri tinggi di puncak tangga
dekat dinding sebelah dalam Crypto diberi nama panggilan "akuarium" karena
penampilannya yang mirip tempat ikan itu bila tirainya dibuka. Ketika Susan
menaiki anak tangga, dirinya menatap daun pintu kantor Strathmore yang terbuat
dari kayu ek yang tebal. Ada lambang NSA di atasnya - seekor burung elang yang
sedang mencengkeram sebuah kunci kerangka kuno. Di belakang pintu tersebut duduk
salah seorang pria terhebat yang dikenal Susan.
Komandan Strathmore, sang wakil direktur operasional berusia 56 tahun, sudah
seperti seorang ayah bagi Susan. Strathmore adalah orang yang mempekerjakannya
dan menjadikan NSA sebagai rumah bagi Susan. Ketika wanita ini bergabung dengan
NSA lebih dari satu dekade yang lalu, Strathmore menjabat sebagai Kepala Divisi
Pengembangan Crypto, sebuah tempat pelatihan bagi para kriptografer yang baru
bergabung - para kriptografer pria. Walaupun Strathmore memang tidak
memperbolehkan perploncoan, pria itu sangat peduli terhadap satu-satunya anggota
staf wanitanya. Ketika dituduh pilih kasih, Strathmore hanya mengatakan hal yang
sebenarnya: Susan Fletcher adalah salah seorang rekrutan muda tercerdas yang
pernah ditemuinya dan dia tidak ingin kehilangan Susan hanya karena masalah
pelecahan seksual. Salah seorang kriptografer senior dengan bodohnya memutuskan
untuk menguji kesungguhan Strathmore.
Pada suatu pagi di tahun pertamanya, Susan mampir di ruang para kriptografer
baru untuk mengambil beberapa berkas kerja. Ketika beranjak pergi, Susan melihat
gambar dirinya di papan pengumuman. Dia hampir pingsan karena malu. Dia melihat
gambar dirinya yang sedang berbaring di tempat tidur dengan hanya mengenakan
celana dalam. Ternyata salah seorang kriptografer telah memindai secara digital sebuah foto
dari sebuah majalah porno dan menempelkan kepala Susan ke badan orang lain.
Hasilnya cukup mengesankan.
Malang bagi si kriptografer yang melakukan itu. Komandan Strathmore sama sekali
tidak menganggap itu lucu. Dua jam kemudian, sebuah memo penting keluar:
KARYAWAN CARL AUSTIN DIBERHENTIKAN KARENA TINDAKAN YANG TIDAK PANTAS.
Sejak hari itu, tidak ada yang berani macam-macam terhadap Susan Fletcher. Susan
adalah anak kesayangan Komandan Strathmore.
Tetapi para kriptografer muda di bawah Strathmore bukanlah satu-satunya yang
belajar menghormati pria paruh baya itu. Di awal kariernya, Strathmore
menunjukkan keberadaannya dengan mengusulkan sejumlah operasi intelijen yang tak
lazim namun ampuh. Ketika dia naik pangkat, Strathmore dikenal karena analisis-
analisisnya terhadap masalah-masalah yang rumit begitu reduktif dan meyakinkan.
Sepertinya, Trevor Strathmore memiliki kemampuan ajaib untuk mengatasi
kebimbangan moral di seputar pengambilan keputusan yang rumit di NSA dan
bertindak tanpa ragu-ragu untuk kepentingan bersama.
Tidak diragukan lagi bahwa Strathmore mencintai tanah airnya. Pria itu dikenal


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di antara koleganya sebagai seseorang yang patriotis dan mempunyai visi ...
seorang pria santun di dunia yang penuh dengan kebohongan.
Sejak kehadiran Susan di NSA, Strathmore melejit dari Kepala Pengembangan Crypto
menjadi orang nomor dua di seluruh NSA. Sekarang hanya ada satu orang yang lebih
tinggi dari Komandan Strathmore - Direktur Leland Fon-taine, sang penguasa
khayalan di Istana Teka-Teki. Fontaine tidak pernah terlihat, hanya kadang-
kadang terdengar, dan selamanya disegani. Dia dan Strathmore ja-rang sependapat
dan bila mereka bertemu, mereka biasanya bertengkar seperti para raksasa.
Fontaine adalah seorang raksasa di antara para raksasa, tetapi Strathmore
sepertinya tidak peduli. Strathmore mempertahankan ide-idenya di depan sang
direktur dengan segenap kekuatan, bagai seorang petinju yang bengis. Bahkan
Presiden Amerika Serikat pun tidak berani menantang Fontaine seperti yang
dilakukan oleh Strathmore. Untuk melakukannya, seseorang membutuhkan kekebalan
politik - atau, dalam kasus Strathmore, ketidakpedulian politik.
SUSAN AKHIRNYA tiba di puncak tangga. Sebelum dia sempat mengetuk, kunci
elektronik pada pintu Strathmore berbunyi. Daun pintunya terbuka dan sang
komandan melambaikan tangannya mengajak masuk.
"Terima kasih sudah datang, Susan. Aku benar-benar berutang budi."
"Tidak masalah." Susan tersenyum dan duduk di seberang meja Strathmore.
Strathmore adalah pria tinggi besar yang penampilan kalemnya menyembunyikan
sikap efisiensinya yang ketat dan tuntutannya akan kesempurnaan. Mata kelabunya
kerap kali menyiratkan rasa percaya diri dan kewaspadaan yang dia raih lewat
pengalaman, tetapi hari ini matanya kelihatan liar dan resah.
"Anda kelihatannya lelah," kata Susan.
"Aku pernah merasa lebih baik dari sekarang." Strathmore menghela napas. Tentu
saja, pikir Susan. Sepanjang yang diingat Susan, tampang Strathmore belum pernah terlihat seburuk
saat ini. Rambut kelabunya yang menipis tampak berantakan, dan bahkan di dalam
ruang dingin yang menggunakan AC, dahinya bertaburkan butiran keringat.
Kelihatannya pria itu tidur dengan setelan jasnya. Strathmore duduk di belakang
sebuah meja modern dengan dua keypad yang tertanam di dalamnya dan sebuah
monitor pada bagian ujung. Meja itu tertutup kertas hasil cetak komputer dan
tampak seperti ruang kendali pesawat makhluk luar angkasa yang diletakkan di
tengah ruangan bertirainya.
"Minggu yang berat?" Susan bertanya.
Strathmore mengangkat bahunya. "Seperti biasa. EFF menggangguku dengan masalah
hak privasi sipil lagi."
Susan terkekeh. EFF atau Electronics Frontier Foundation adalah sebuah koalisi
kuat yang beranggotakan pengguna komputer di seluruh dunia yang bertujuan
menyokong kebebasan dalam mengutarakan pendapat secara on-line dan mendidik
khalayak ramai mengenai realita dan bahaya hidup di era elektronik. Mereka
secara terus-menerus berkampanye melawan apa yang mereka sebut "kemampuan badan
pemerintahan untuk menguping gaya Orwell" - terutama NSA. EFF adalah duri abadi
dalam daging Strathmore. "Kedengarannya seperti hal biasa," kata Susan. "Jadi masalah darurat heboh
seperti apa yang membuat Anda menyeret saya keluar dari bak mandi?"
Strathmore terpekur sesaat, tanpa sadar memainkan bola kendali komputernya yang
tertanam di dalam meja. Setelah terdiam cukup lama, Strathmore menatap Susan. "Setahumu, berapa waktu
paling lama yang dibutuhkan TRANSLTR untuk memecahkan sebuah kode?"
Pertanyaan ini benar-benar mengejutkan Susan. Apakah dia memanggil saya hanya
untuk menanyakan hai ini"
"Vah Susan ragu-ragu. "Kita memproses sebuah sadapan COMINT beberapa bulan yang
lalu dan memakan waktu kurang lebih satu jam, tetapi itu karena kunci yang luar
biasa panjangnya - kurang lebih sepuluh ribu bit.
Strathmore mendengus. "Satu jam, ya" Bagaimana dengan beberapa uji coba garis
batas yang kita lakukan?"
Susan mengangkat bahunya. "Vah, jika An- da mengikutsertakan tes diagnostik,
pastinya lebih lama."
"Seberapa lebih lama?"
Susan tidak mengerti arah tujuan Strathmore. "Saya mencoba sebuah alogaritma
pada akhir Maret ini dengan sebuah kunci jutaan bit. Fungsi-fungsi iooping
ilegal, otomat seluler, dan turunannya. TRANSLTR tetap bisa memecahkannya."
"Berapa lama?" "Tiga jam." Strathmore menaikkan alis matanya. "Tiga jam. Selama itu?"
Susan mengernyit dan merasa agak tersinggung. Tugasnya selama tiga tahun ini
adalah menyempurnakan komputer paling rahasia di seluruh dunia itu. Sebagian
besar program yang membuat TRANSLTR begitu cepat adalah hasil karyanya. Sebuah
kunci dengan jutaan bit adalah hal yang tidak realistis.
"Baiklah," kata Strathmore. "Jadi, bahkan dalam kondisikondisi ekstrem, waktu
terpanjang bagi sebuah kode untuk bertahan dalam TRANSLTR adalah tiga jam?"
Susan mengangguk. "Ya. Kurang lebih begitu."
Strathmore terdiam sesaat seolah takut akan mengucapkan sesuatu yang akan
disesalinya. Akhirnya pria itu mendongak. "TRANSLTR telah terbentur sesuatu Dia
berhenti. Susan menunggu. "Lebih dari tiga jam?" Strathmore mengangguk.
Susan tidak kelihatan khawatir. "Sebuah tes diagnostik baru" Sesuatu dari
Departemen Sys-Sec" Strathmore menggelengkan kepalanya. "Sebuah berkas asing."
Susan menunggu keterangan lebih lanjut. Tetapi ternyata tidak ada. "Sebuah
berkas asing" Anda bercanda, bukan?"
"Aku harap begitu. Aku mendapatkannya semalam sekitar pukul 11.30. Dan sampai
sekarang belum terpecahkan."
Susan menganga. Dia memerhatikan jamnya dan kembali kepada Strathmore. "Mesin
itu masih bekerja. Lebih dari lima belas jam?"
Strathmore mencondongkan badannya dan memutar layar komputernya ke arah Susan.
Layar tersebut tampak hitam kecuali pada sebuah kotak kecil yang berkedip di
bagian tengah. WAKTU YANG TERPAKAI: 15:09:33
Kunci yang ditunggu: Susan menatap tercengang. Kelihatannya TRANSLTR telah memproses sebuah kode
selama lebih dari lima belas jam. Susan mengetahui bahwa alat pengolah data
komputer tersebut menguji lebih dari 30 juta kunci per detik - seratus miliar per
jam. Jika TRANSLTR masih terus berjalan, itu berarti kunci tersebut pasti luar
biasa besarnya - lebih dari sepuluh miliar digit panjangnya. Ini betul-betul gila.
"Ini sama sekali tidak mungkin!" Susan berseru. "Anda sudah memeriksa
kemungkinan terjadinya kesalahan" Mungkin TRANSLTR bermasalah dan-"
"Pemeriksaan tidak menunjukkan apa-apa."
"Jadi, kuncinya pasti luar biasa besar!"
Strathmore menggelengkan kepalanya. "Standar alogaritma komersial. Aku rasa
kunci tersebut mempunyai 64 bit."
Dengan bingung, Susan melihat ke luar jendela, ke arah TRANSLTR di bawah. Susan
yakin, berdasarkan pengalaman, mesin tersebut dapat menemukan sebuah kunci 64
bit yang cocok dalam waktu kurang dari sepuluh menit. "Pasti ada penjelasannya."
Strathmore mengangguk. "Ada. Kau pasti tidak akan menyukainya."
Susan kelihatannya gelisah. "Apakah TRANSLTR rusak?"
"TRANSLTR baik-baik saja." "Apakah kita terserang virus?"
Strathmore menggelengkan kepalanya. "Tidak ada virus. Tolong dengarkan aku."
Susan benar-benar terkejut. TRANSLTR belum pernah menemukan sebuah kode yang
tidak bisa dipecahkannya dalam waktu satu jam. Biasanya sebuah teks-jelas
dikirim lewat modul hasil cetak ke kantor Strathmore dalam hitungan menit. Susan
melirik ke mesin cetak berkecepatan tinggi di belakang meja Strathmore. Kosong.
"Susan," kata Strathmore pelan. "Pada awalnya hal ini akan sulit diterima,
tetapi tolong dengarkan sejenak." Strathmore menggigit bibirnya. "Kode yang
sedang dikerjakan TRANSLTR ini - sangat unik. Ini tidak seperti yang pernah kita
lihat sebelumnya." Strathmore berhenti sebentar, seolaholah kata-kata sulit
keluar dari mulutnya. "Kode ini tidak bisa dipecahkan."
Susan menatapnya dan hampir tertawa. Tidak bisa dipecahkan" Apa maksudnya" Tidak
ada kode yang tidak bisa dipecahkan - beberapa memakan waktu yang lebih lama,
tetapi semuanya bisa dipecahkan. Secara matematis bisa dijamin bahwa cepat atau
lambat TRANSLTR akan bisa menebak kunci yang cocok. "Maaf, bisa diulang?"
"Kode ini tidak bisa dipecahkan," ulang Strathmore datar.
Susan tidak bisa percaya kata-kata itu keluar dari mulut seseorang dengan
pengalaman analisis kode selama 27 tahun.
"Tidak bisa dipecahkan, Pak?" kata Susan dengan risih. "Bagaimana dengan Prinsip
Bergofsky?" Susan telah belajar tentang Prinsip Bergofsky pada awal kariernya. Prinsip
tersebut adalah landasan teknologi brute force. Hal itu juga yang menjadi
inspirasi bagi Strathmore untuk membuat TRANSLTR. Prinsip tersebut secara jelas
menyatakan bahwa jika sebuah komputer mencoba sejumlah kunci, maka secara
matematis dijamin akan ditemukan satu yang cocok. Tingkat keamanan dari sebuah
kode bukanlah karena kuncinya tidak bisa diterka tetapi lebih karena kebanyakan
orang tidak memiliki waktu atau peralatan untuk menerkanya.
Strathmore menggelengkan kepalanya. "Kode ini berbeda."
"Berbeda?" Susan menatapnya penuh tanda tanya. Sebuah kode yang tidak bisa
dipecahkan adafah sebuah kemuskilan matematis. Susan tahu itu.
Strathmore mengusap batok kepalanya yang berkeringat. "Kode ini adalah produk
dari sebuah alogaritma sandi yang baru - jenis yang belum pernah kita temui
sebelumnya." Sekarang Susan semakin ragu-ragu. Alogaritma sandi hanyalah rumus-rumus
matematika, resep-resep untuk mengacak teks menjadi kode. Para ahli matematika
dan pemrogram menciptakan alogaritma baru setiap hari. Ada ratusan jumlahnya di
pasaran - PGP, Diffie-Hellman, ZIP, IDEA, El Gamal. TRANSLTR memecahkan kode-kode
seperti itu setiap hari. Tidak ada masalah. Bagi TRANSLTR, semua kode itu
identik, tidak peduli dengan alogaritma apa kode tersebut ditulis.
"Saya tidak mengerti," Susan mendebat. "Kita tidak sedang membicarakan teknik
pembalikan sebuah fungsi yang rumit. Kita sedang membahas brute force. PGP,
Lucifer, DSA - bukanlah masalah. Sebuah alogaritma menghasilkan sebuah kunci yang
dirasa aman, sedangkan TRANSLTR terus menebak sampai menemukan kode yang cocok."
Strathmore menjawab dengan kesabaran seorang guru yang baik. "Ya, Susan,
TRANSLTR akan selalu menemukan kuncinya - walaupun ukurannya besar." Strathmore
terdiam cukup lama. "Kecuali ..."
Susan ingin mengucapkan sesuatu, tetapi sudah jelas Strathmore akan segera
menjatuhkan bomnya. "Kecuali jika si komputer tidak tahu bahwa ia sudah berhasil
memecahkan kode itu."
Susan hampir terjatuh dari kursinya. "Apa!"
"Kecuali kalau si komputer berhasil menebak kunci yang cocok tetapi masih terus
menebak karena ia tidak sadar telah menemukan kunci yang cocok." Strathmore
kelihatan suram. "Aku rasa alogaritma ini memiliki teks-jelas yang berotasi."
Susan menganga. Ide tentang teks-jelas yang berotasi dikemukakan pada 1987 dalam sebuah tulisan
yang tidak begitu jelas karya seorang ahli matematika Hongaria, Josef Harne.
Karena komputer-komputer brute force memecahkan kode dengan cara memeriksa teks-
jelas untuk mencari pola kata yang dapat dikenali, Horne mengusulkan sebuah
alogaritma sandi yang, selain membuat kode rahasia, juga mengubah teks-jelas
yang sudah terpecahkan sepanjang waktu. Dalam teori, mutasi terus-menerus itu
akan membuat komputer pemecah kode tidak menemukan pola kata yang bisa
dikenalinya sehingga komputer itu tidak akan tahu kalau ia sudah menemukan kunci
yang sesuai. Konsepnya hampir sama dengan ide tentang koloni Mars - bisa dicerna
secara intelektual, tetapi sampai saat ini masih di luar kemampuan manusia.
"Dari mana Anda mendapatkan kode ini?" tanya Susan.
Sang komandan menjawab pelan. "Seorang pemrogram sektor publik yang membuatnya."
"Apa?" Susan terhenyak kembali di kursinya. "Di dunia di bawah sana, kita
memiliki pemrogram-pemrogram terbaik! Namun, kami tidak bisa membuat fungsi
teks-jelas yang berotasi walaupun kami semua bekerja sama untuk melakukannya.
Apakah Anda ingin mengatakan bahwa seorang anak muda tengil dengan sebuah
komputer di rumah berhasil melakukannya?"
Strathmore mengecilkan suaranya untuk menenangkan
Susan. "Aku tidak menyebut penulisnya seorang anak muda tengil."
Susan tidak menyimak Strathmore. Dia masih yakin akan adanya penjelasan lain:
sebuah kesalahan. Sebuah virus. Semua hal lain lebih masuk akal dibandingkan
sebuah kode yang tidak bisa dipecahkan.
Strathmore menatap Susan dengan tajam. "Salah seorang otak kriptografi terhebat
sepanjang sejarah telah membuat alogaritma ini."
Susan menjadi semakin ragu-ragu. Otak-otak kriptografi terhebat sepanjang
sejarah berada di bawah departemennya, dan dia yakin seharusnya pernah mendengar
alogaritma semacam ini. "Siapa?" tanya Susan.
"Aku rasa kau bisa menerkanya," kata Strathmore. "Orang ini tidak terlalu suka
pada NSA." "Baiklah, itu mempersempit lingkupannya!" hardik Susan dengan sarkastis.
"Dia dulunya bekerja untuk proyek TRANSLTR. Dia melanggar aturannya. Hampir saja
menimbulkan mimpi buruk bagi dunia intelijen. Aku kemudian memindahkannya."
Wajah Susan kosong untuk sejenak sebelum berubah menjadi pucat. "My God
Strathmore mengangguk. "Dia telah berkoar tentang karyanya, sebuah alogaritma
anti-brute force." "T-tetapi Susan tergagap. "Saya pikir dia hanya menggertak. Dia benar-benar
berhasil melakukannya?"
"Ya. Dia penulis kode pamungkas yang tak terpecahkan."
Susan terdiam cukup lama. "Tetapi ... itu berarti Strathmore menatap mata Susan.
"Ya. Ensei Tankadotelah membuat TRANSLTR menjadi ketinggalan zaman.'
*** 6 WALAUPUN ENSEI Tankado tidak hidup pada masa Perang Dunia Kedua, pria tersebut
dengan teliti mempelajari semua tentang hal itu - terutama tentang peristiwa
puncaknya, ledakan yang telah memanggang seratus ribu orang senegaranya dengan
bom atom. Hiroshima, 8:15 pagi, 6 Agustus 1945 - sebuah tindakan penghancuran yang keji.
Sebuah pameran kekuasaan yang tidak berperikemanusiaan oleh sebuah negara yang
telah memenangkan perang. Tankado bisa menerima hal itu. Tetapi yang tidak bisa
diterimanya adalah bahwa bom tersebut telah merenggut kesempatannya untuk
mengenal ibunya. Wanita itu meninggal saat melahirkan Tankado - komplikasi akibat
racun radiasi yang telah dideritanya bertahun-tahun sebelumnya.
Pada 1945, sebelum Ensei Tankado lahir, ibunya, seperti teman-temannya yang
lain, pergi ke Hiroshima sebagai sukarelawan di pusatpusat penampungan korban
bom. Di sanalah perempuan itu menjadi hibakusha - orang yang terkena radiasi.
Sembilan belas tahun kemudian, pada usia 36, ketika terbaring di ruang bersalin
karena pendarahan, wanita itu tahu bahwa dia akan segera mati. Yang tidak
diketahuinya adalah, kematiannya itu akan membebaskannya dari kengerian yang
terakhir - anaknya satu-satunya akan lahir dalam keadaan cacat.
Ayah Ensei bahkan tidak pernah melihat putranya. Sang ayah kabur dari rumah
sakit dan tidak pernah kembali karena terpukul akibat kematian istrinya dan malu
karena kehadiran seorang putra yang, menurut para suster, cacat dan mungkin
tidak akan hidup sampai keesokan harinya. Ensei Tankado kemudian ditempatkan di
sebuah rumah yatim piatu.
Setiap malam Tankado muda menatap jari-jarinya yang terpelintir yang sedang
menggenggam boneka daruma. Dia bersumpah akan balas dendam - membalas dendam
kepada negara yang telah merenggut ibunya dan membuat ayahnya malu karena
mengabaikannya sebagai anak. Tankado tidak tahu bahwa nasib akan segera mengubah
segalanya. Pada bulan Februari, di usia Ensei Tankado yang kedua belas, sebuah perusahaan
komputer menelepon keluarga angkat Ensei Tankado dan menanyakan apakah anak
mereka yang cacat bisa ikut serta dalam sebuah kelompok uji coba keyboard yang
dikembangkan bagi anak-anak cacat. Keluarga Tankado setuju.
Walaupun Ensei Tankado sebelumnya tidak pernah melihat komputer, dia tampaknya
secara insting tahu bagaimana menggunakan alat itu. Komputer telah menunjukkan
pada Tankado dunia-dunia yang tidak pernah dibayangkan olehnya sebelumnya. Tidak
lama kemudian, komputer pun menjadi bagian hidupnya. Ketika usianya bertambah,
dia mengajar, mencari nafkah, dan akhirnya mendapatkan beasiswa di Universitas
Doshisha. Ensei Tankado segera terkenal di seluruh Tokyo sebagai fugu-sha kisai -
si genius yang cacat. Tankado akhirnya membaca tentang Pearl Harbor dan kejahatan perang Jepang.
Kebenciannya terhadap Amerika berangsur memudar. Dia menjadi pengikut Buddha
yang setia. Dia melupakan sumpahnya untuk membalas dendam di masa kecilnya.
Memaafkan adalah satu-satunya jalan untuk mendapatkan pencerahan.
Pada saat berusia dua puluh, Ensei Tankado menjadi semacam tokoh pujaan di
kalangan para pemrogram. IBM menawarkan sebuah visa tenaga kerja dan sebuah pos
di Texas. Tankado menyambar kesempatan itu. Tiga tahun kemudian, dia
meninggalkan IBM, tinggal di New York, dan menulis peranti lunak sendiri. Dia


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencoba gelombang baru di bidang sandi kunci publik. Dia juga menulis alogaritma
dan menghasilkan banyak uang.
Seperti banyak penulis alogaritma sandi lainnya, Tankado pun didekati oleh NSA.
Ironis bagi Tankado - ini adalah kesempatan untuk bekerja di pusat pemerintahan
sebuah negara yang dulu dia benci. Dia memutuskan untuk ikut wawancara. Segala
macam keraguan yang menghantuinya lenyap ketika dia bertemu dengan Komandan
Strathmore. Mereka secara terang-terangan membicarakan latar belakang Tankado,
kemungkinan rasa benci yang dia rasakan terhadap AS, rencananya di masa datang.
Tankado mengikuti tes poligraf dan menjalani tes psikologi yang berat selama
lima minggu. Dia bisa melewati semua itu. Rasa bencinya telah tergeser oleh
pengabdiannya pada sang Buddha. Empat bulan kemudian, Tankado mulai bekerja di
Departemen Kriptografi NSA.
Walaupun gajinya besar, Tankado berangkat kerja dengan sepeda motor bututnya.
Alih-alih bergabung dengan anggota Departemennya yang lain yang makan iga dan
saus vichyssoise i kantin, dia memakan bekal yang dibawanya sendiri di ejanya.
Para kriptografer lain menghormatinya. Dia sangat cerdas - seorang pemrogram
terkreatif yang pernah mereka temui. Dia baik hati dan jujur, pendiam, dan
sangat memegang erat etika. Integritas moral adalah sesuatu yang sangat penting
baginya. Karena alasan inilah pemberhentiannya dari NSA dan deportasinya menjadi
begitu mengejutkan. TANKADO, SEPERTI juga staf Crypto lainnya, ketika itu sedang mengerjakan proyek
TRANSLTR dengan kesadaran bahwa jika berhasil, mesin itu akan digunakan hanya
untuk menguraikan email dalam kasus-kasus yang telah disetujui oleh Departemen
Kehakiman. Penggunaan TRANSLTR oleh NSA akan diatur dengan cara yang sama
seperti kejaksaan federal mengatur FBI dalam hal memasang penyadap. Untuk
menguraikan sebuah dokumen, TRANSLTR harus menyertakan sebuah program yang
membutuhkan sebuah kata kunci yang disimpan oleh Kantor Federal dan Departemen
Kehakiman. Cara ini bisa mencegah NSA menguping hubungan komunikasi orang-orang
yang taat hukum di seluruh dunia.
Tetapi, ketika tiba saatnya untuk memasukkan program tersebut, staf TRANSLTR
diberi tahu bahwa ada perubahan rencana. Karena masalah tekanan waktu sering
terkait dengan tugas NSA memerangi teroris, TRANSLTR harus merupakan sebuah
mesin pengurai sandi yang mandiri, yang pengoperasian hariannya diatur sendiri
oleh NSA. Ensei Tankado marah besar. Ini berarti, NSA bisa membuka email setiap orang dan
menyegelnya kembali tanpa diketahui pemiliknya. Ini sama seperti memasang
penyadap di setiap telepon di seluruh dunia. Strathmore berusaha membuat Tankado
mengerti bahwa TRANSLTR adalah peralatan yang digunakan untuk menegakkan hukum,
tetapi usahanya sia-sia. Tankado bersikeras bahwa NSA telah melanggar hak asasi
manusia. Dia langsung minta berhenti. Dalam beberapa jam, dia telah melanggar
peraturan NSA tentang kerahasiaan dengan menghubungi Electronic Frontier
Foundation. Dengan tenang, Tankado mengejutkan dunia dengan cerita tentang
sebuah mesin rahasia yang mampu menjadikan pengguna komputer di seluruh dunia
sebagai mangsa pemerintah yang curang. NSA tidak mempunyai pilihan kecuali
menghentikannya. Berita ditangkapnya dan dipindahkannya Tankado dipublikasikan secara luas di
banyak milis dan merupakan suatu penghancuran nama baik yang menyedihkan.
Bertentangan dengan keinginan Strathmore, para ahli penanggulangan masalah NSA -
karena khawatir Tankado akan mencoba meyakinkan orang-orang tentang keberadaan
TRANSLTR - menyebarkan gosip yang menghancurkan kredibilitas Tankado. Lelaki
malang itu dikucilkan oleh komunitas komputer dunia - tidak ada yang memercayai
orang cacat yang dituduh melakukan tindakan spionase, terutama ketika orang itu
berusaha membeli kebebasan dirinya dengan tuduhan tidak masuk akal tentang
sebuah mesin pemecah kode milik AS.
Hal yang paling ganjil adalah, kelihatannya Tankado mengerti: semuanya adalah
bagian dari permainan intelijen. Tampaknya dia tidak menyimpan dendam, hanya
kebulatan tekad. Ketika petugas keamanan menyertainya pergi, Tankado dengan
sangat tenang menyampaikan pesan terakhirnya kepada Strathmore.
"Kita semua mempunyai hak untuk menyimpan rahasia," katanya. "Suatu hari nanti
saya akan memastikan hal itu terjadi."
*** 7 PIKIRAN SUSAN berputar cepat-Ensei Tankado berhasil membuat sebuah program yang
bisa menciptakan kode yang tidak bisa dipecahkan! Susan hampir tidak bisa
percaya. "Benteng Digital," kata Strathmore. "Demikian Tankado menyebutnya. Ini senjata
antiintelijen yang sangat hebat. Jika program ini sampai ke pasar, setiap anak
sepuluh tahun dengan sebuah modem akan bisa mengirimkan kode-kode yang tidak
bisa dipecahkan oleh NSA. Badan intelijen kita akan mati kutu."
Tetapi pikiran Susan sedang berada jauh dari implikasi politik yang bisa
diakibatkan oleh Benteng Digital. Dia masih berjuang untuk percaya keberadaan
alogaritma ini. Dia telah menghabiskan seluruh hidupnya memecahkan kode, dan
dengan tegas menolak keberadaan sebuah kode yang tidak terpecahkan. Setiap kode
bisa dipecahkan - Prinsip Bergofsky! Dia merasa seperti seorang ateis yang sedang
berhadapan dengan Tuhan. "Kalau kode ini beredar," Susan berbisik, "ilmu kriptografi akan mati."
Strathmore mengangguk. "Itu bukan masalah kita."
Bisakah kita menyuap Tankado" Saya tahu dia membenci kita, tetapi bisakah kita
menawarkannya beberapa juta dolar" Yakinkan dia untuk tidak menyebarkannya."
Strathmore tertawa. "Beberapa juta" Menurutmu berapa harga program ini" Setiap
pemerintahan di seluruh dunia akan menawar dengan harga yang tinggi. Bisa kamu
bayangkan kita memberi tahu Presiden bahwa kita masih menyadap Irak tetapi tidak
bisa menguraikan pesannya" Ini tidak hanya tentang NSA. Ini tentang seluruh
komunitas intelijen. Fasilitas kita ini menyediakan bantuan kepada setiap orang -
FBI, CIA, DEA. Mereka semua akan buta. Pengiriman obat-obatan terlarang akan
menjadi tak terlacak. Perusahaan-perusahaan besar dapat mentransfer uang tanpa
ada bukti berkas dan membuat IRS tidak berdaya. Para teroris bisa saling
bercakapcakap tanpa diketahui sama sekali. Semuanya akan kacaubalau."
"EFF akan berpesta pora," kata Susan pucat.
"EFF sama sekali tidak tahu apa yang kita kerjakan di sini," cemooh Strathmore
dengan jijik. "Kalau saja mereka tahu berapa banyak serangan teroris yang kita
gagalkan karena kita berhasil memecahkan kode rahasia mereka, mereka pasti
berubah pendapat." Susan setuju, tetapi dia juga tahu realitasnya. EFF tidak akan menyadari betapa
pentingnya TRANSLTR. TRANSLTR berhasil menggagalkan lusinan serangan, tetapi
informasi tentang hal itu benar-benar rahasia dan tidak akan beredar. Alasan
untuk menjaga kerahasiaan itu cukup sederhana: Pemerintah tidak bisa menanggung
risiko bila terjadi histeria massa jika kebenaran itu terungkap. Tidak ada yang
tahu bagaimana publik akan bereaksi terhadap berita tentang adanya dua ancaman
nuklir yang disampaikan oleh sebuah golongan fundamentalis di wilayah AS tahun
lalu. Serangan nuklir bukanlah satu-satunya ancaman. Bulan lalu saja TRANSLTR berhasil
menggagalkan salah satu rencana serangan teroris terhebat yang pernah dikenal
NSA. Sebuah organisasi antipemerintah telah menyiapkan sebuah rencana dengan
nama kode Sherwood Forest. Targetnya adalah Bursa Efek New York dengan maksud
"membagi-bagikan kekayaan." Dalam kurun waktu enam hari, anggota-anggota
kelompok tersebut telah menempatkan 27 tabung flux noneksplosif di dalam gedung-
gedung di sekitar Bursa Efek. Alat-alat ini, bila dipicu, akan menyebabkan
ledakan magnetik yang hebat. Dilepaskannya isi alat-alat yang diletakkan dengan
hati-hati ini pada saat yang bersamaan akan menimbulkan sebuah medan magnet yang
sangat dashyat sehingga semua media magnetik di dalam Bursa Efek akan terhapus -
peranti keras komputer, bank penyimpanan ROM, pita-pita rekaman cadangan, dan
bahkan disket-disket floppy. Semua catatan tentang siapa memiliki apa akan
terhapus selamanya. Karena ketepatan waktu sangat penting agar pemi-cuan alat ini dapat terjadi
secara bersamaan, tabung-tabung flux ini dibuat saling berhubungan melalui
sambungan telepon internet. Selama dua hari penghitungan mundur, jam-jam di
dalam tabung saling bertukar rentetan data sinkronisasi yang berbentuk sandi.
NSA menyadap pulsa data ini sebagai suatu anomali jaringan, tetapi NSA
menganggap hal itu tidak berbahaya. Namun, setelah TRANSLTR memecahkan rentetan
data itu, para analis segera mengenalinya sebagai sebuah perhitungan mundur yang
tersinkronisasi melalui jaringan. Tabung-tabung tersebut berhasil ditemukan dan
dipindahkan tepat tiga jam sebelum dijadwalkan untuk meledak.
Susan tahu bahwa tanpa TRANSLTR, NSA tidak berdaya terhadap ancaman teroris yang
menggunakan teknologi canggih. Susan melirik Run-Monitor. Pada layar itu masih
terbaca lima belas jam lebih. Bahkan jika dokumen Tankado terpecahkan sekarang,
NSA tetap hancur. Crypto hanya akan bisa memecahkan kurang dari dua kode per
hari. Bahkan dengan kecepatan saat ini yang mencapai 150 kode per hari, masih
ada setumpuk dokumen yang mengantri untuk dipecahkan.
"TANKADO MENELEPON aku bulan lalu," kata Strathmore, membuyarkan pikiran Susan.
Susan menengadah."Tankado menelepon Anda?"
Strathmore mengangguk. "Untuk memperingatkanku."
"Memperingatkan Anda" Dia benci pada Anda."
"Dia meneleponku untuk mengabarkan bahwa dia sedang menyempurnakan sebuah
alogaritma yang bisa menyusun kode yang tidak terpecahkan. Saat itu aku tidak
memercayainya." "Tetapi untuk apa dia memberi tahu Anda?" desak Susan. "Apakah dia ingin Anda
membeli program tersebut?" "Tidak. Dia memerasku."
Seketika, segalanya menjadi jelas bagi Susan. "Tentu saja," kata Susan dengan
terpana. "Dia ingin Anda membersihkan namanya."
"Tidak," Strathmore mengernyit. "Dia menginginkan TRANSLTR."
"TRANSLTR?" "Ya. Dia ingin aku memberi tahu publik bahwa kita memiliki TRANSLTR. Dia bilang,
kalau kita mengakui bisa membaca email publik, dia akan menghancurkan Benteng
Digital." Susan kelihatannya ragu-ragu.
Strathmore mengangkat bahunya. "Apa pun maunya, sekarang sudah terlambat.
Tankado telah mengirim sebuah salinan Benteng Digital di situs internetnya.
Setiap orang di seluruh dunia bisa men-download-nya."
Susan berubah menjadi pucat. "Dia melakukan apa?"
"Itu hanya aksi publisitasnya. Tidak perlu khawatir. Salinan yang dikirim
Tankado disandikan. Orang-orang bisa men-download-nya, tetapi tidak ada yang
bisa membukanya. Sungguh sangat lihai. Kode sumber untuk Benteng Digital
disandikan, tertutup rapat."
Susan terlihat kagum. "Tentu saja. Jadi, setiap orang bisa memiliki salinannya,
tetapi tidak ada yang bisa membukanya."
"Tepat sekali. Tankado sedang melempar umpan."
"Apakah Anda pernah melihat alogaritma itu?" Sang komandan kelihatan bingung.
"Tidak. Sudah kukatakan, alogaritma itu disandikan.
Susan kelihatan sama bingungnya. "Tetapi kita kan punya TRANSLTR. Kenapa tidak
kita pecahkan?" Tetapi ketika Susan melihat wajah Strathmore, dia sadar
masalahnya tidak begitu. "Oh, my God." Susan terengah dan mendadak mengerti.
"Benteng Digital disandikan dengan dirinya sendiri?"
Strathmore mengangguk. "Bingo."
Susan benar-benar terpana. Rumus untuk Benteng Digital disandikan dengan
menggunakan Benteng Digital. Tankado telah mengirim sebuah rumus matematika yang
tak ternilai harganya, tetapi teks rumus tersebut telah diacak dengan
menggunakan dirinya sendiri.
"Biggleman's Safe," gagap Susan dengan kagum.
Strathmore mengangguk. Biggleman's Safe adalah sebuah skenario kriptografi
hipotetis tentang seorang pembuat lemari besi yang menulis cetak biru sebuah
lemari besi yang tidak bisa dibuka. Si perancang ingin merahasiakan cetak biru
tersebut sehingga dia membuat lemari besi itu dan mengunci cetak biru itu di
dalamnya. Tankado telah melakukan hal yang sama terhadap Benteng Digital. Dia
melindungi cetak birunya dengan me-nyandikannya dengan rumus yang digariskan
oleh cetak biru tersebut.
"Dan dokumen itu sekarang ada di dalam TRANSLTR?" tanya Susan.
"Aku men-download-nya dari situs internet Tankado seperti yang lainnya. NSA
memiliki Benteng Digital; hanya saja kita tidak bisa membukanya."
Strathmore menyodorkan sebuah guntingan surat kabar kepada Susan. Guntingan itu
adalah sebuah terjemahan berisipujian dari surat kabar Nikkei Shimbun, sebuah
koran Jepang yang setara dengan Wall Street Journal. Isinya menyatakan bahwa
pemrogram Jepang Ensei Tankado telah menyelesaikan sebuah rumus matematika yang
diklaim bisa digunakan untuk menulis kode rahasia yang tak terpecahkan. Rumus
itu disebut Benteng Digital dan bisa dipelajari di internet. Sang pemrogram akan
melepaskannya untuk penawar tertinggi. Kolom itu juga menyebutkan bahwa berita
ini disambut baik di Jepang. Beberapa perusahaan peranti lunak di AS menyatakan
bahwa klaim itu konyol, sama seperti mengubah timah menjadi emas. Mereka menuduh
rumus itu sebagai bualan belaka dan tidak perlu ditanggapi serius.
Susan menatapnya. "Sebuah lelang?"
Strathmore mengangguk. "Saat ini setiap perusahaan peranti lunak di Jepang sudah
men-download salinan sandi Benteng Digital dan berusaha memecahkannya. Setiap
kali mereka gagal, harga tawarannya meningkat."
"Ini konyol," kata Susan. "Semua dokumen sandi baru tidak bisa dipecahkan
kecuali dengan TRANSLTR. Benteng Digital tidak lebih dari sebuah alogaritma
publik generik, dan tidak ada satu pun dari perusahaan-perusahaan itu yang bisa
memecahkannya." "Tetapi ini sebuah taktik pemasaran yang hebat," kataStrathmore. "Coba pikir -
semua merek kaca antipeluru kebal terhadap peluru, tetapi jika sebuah perusahaan
menantangmu untuk menembakkan sebuah peluru ke kaca mereka, setiap orang pasti
ingin mencoba." "Dan orang-orang Jepang benar-benar percaya Benteng Digital berbeda" Lebih baik
dari segala yang ada di pasaran?"
"Tankado mungkin saja dikucilkan, tetapi setiap orang tahu dia genius. Dia
hampir menjadi tokoh pujaan di kalangan hacker. Kalau dia mengatakan bahwa
alogaritmanya tak terpecahkan, memang begitulah adanya."
"Tetapi bagi publik, memang semua alogaritma tidak bisa dipecahkan."
"Ya kata Strathmore. "Untuk sementara."
"Apa maksudnya?" Strathmore mendesah. "Dua puluh tahun lalu tidak ada yang
membayangkan kita bisa memecahkan sandi dengan dua puluh bit. Tetapi teknologi
mengalami kemajuan. Dan akan selalu seperti itu. Para pembuat peranti lunak
berasumsi bahwa pada suatu saat komputer seperti TRANSLTR akan ada. Teknologi
maju pesat dan akhirnya alogaritma kunci publik yang ada akan menjadi tidak aman
lagi. Alogaritma yang lebih baik akan dibutuhkan agar bisa bersaing dengan
komputer masa depan." "Maksudmu Benteng Digital?"
"Tepat. Sebuah alogaritma yang tahan terhadap brute force tidak akan ketinggalan
zaman, tidak peduli seberapa hebatnya komputer pemecah kode muncul. Dalam
sekejap alogaritma itu akan menjadi standar dunia."
Susan menarik napas panjang. "Tuhan, tolonglah kami," bisiknya. "Bisakah kita
ikut menawar?" Strathmore menggelengkan kepalanya. "Tankado telah memberi kita kesempatan. Dia
menyatakannya dengan jelas. Lagi pula hal itu terlalu riskan. Jika ketahuan,
sama saja kita mengakui bahwa kita takut pada alogaritmanya. Kita akan melakukan
pengakuan kepada umum bahwa kita tidak saja memiliki Benteng Digital, tetapi
juga bahwa Benteng Digital itu kebal.
"Kapan batas waktunya?"
Strathmore mengernyit. "Tankado berencana mengumumkan penawar tertinggi besok
siang." Susan merasakan perutnya menegang. "Kemudian?"
"Rencananya, dia akan memberikan kunci sandinya kepada sang pemenang."
"Kunci sandi?" "Bagian dari taktiknya. Setiap orang memiliki alogaritmanya, jadi Tankado hanya
perlu melelang sebuah kunci sandi untuk membuka alogaritma tersebut."
Susan mengerang. "Tentu saja." Semuanya sempurna. Bersih dan sederhana. Tankado
telah menyandikan Benteng Digital, dan hanya dia sendiri yang memegang kunci
untuk membukanya. Susan merasa sulit untuk membayangkan bahwa pada suatu tempat
di luar sana - mungkin tertulis pada secarik kertas di dalam kantong Tankado - ada
sebuah kunci sandi dengan 64 karakter yang dapat mengakhiri riwayat intelijen AS
selamanya. Susan mendadak merasa mual ketika membayangkan hal tersebut. Tankado akan
menyerahkan kunci sandinya kepada penawar tertinggi dan perusahaan itu akan
membuka dokumen Benteng Digital. Kemudian, perusahaan itu mungkin akan
menanamkan alogaritma itu ke dalam sebuah cip atau keping antirusak dan, dalam
kurun waktu lima tahun, setiap komputer akan dilengkapi dengan sebuah cip
Benteng Digital. Tidak ada satu pun perusahaan komersil yang bermimpi untuk
membuat cip pembuat sandi, karena alogaritma pembuat sandi biasanya akan menjadi
ketinggalan zaman. Tetapi tidak demikian halnya dengan Benteng Digital. Dengan
sebuah fungsi teks-jelas yang berotasi, tidak ada brute force attack yang bisa
menemukan kunci yang cocok. Sebuah pembuat sandi digital standar. Sekarang dan
selamanya. Setiap kode tidak akan bisa dipecahkan. Para bankir, pialang,


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

teroris, mata-mata. Satu dunia - satu alogaritma.
Anarki. "Apa saja pilihan kita?" Susan bertanya. Dia sadar betul bahwa pada saat genting
seperti ini, langkah-langkah yang nekat perlu diambil, bahkan di dalam NSA.
"Kita tidak bisa membunuh Tankado, jika itu maksudmu."
Memang itulah maksud Susan. Selama bertahun-tahun di NSA, Susan telah mendengar
gosip tentang hubungan agensi tersebut dengan para pembunuh bayaran andal
tingkat dunia - para tenaga sewaan yang diperbantukan untuk melakukan tugas kotor
di kalangan intelijen. Strathmore menggelengkan kepalanya. "Tankado ter-
lalu cerdas bagi kita untuk bertindak seperti itu." Anehnya, Susan merasa lega.
"Dia dilindungi?" "Tidak juga." "Bersembunyi?"
Strathmore mengangkat bahunya. "Dia telah meninggalkan Jepang. Dia berencana
memeriksa semua penawaran melalui telepon. Tetapi kita tahu di mana dia berada."
"Dan Anda tidak berencana untuk bertindak?"
"Tidak. Dia mempunyai jaminan. Dia memberikan sebuah salinan kunci sandinya
kepada pihak ketiga yang tidak diketahui namanya ... kalau-kalau sesuatu
terjadi". Tentu saja, Susan kagum. Seorang malaikat pelindung. "Dan jika sesuatu terjadi
pada Tankado, orang rahasia ini akan menjual kuncinya?"
"Lebih buruk lagi. Jika ada yang melukai Tankado, rekannya akan memublikasikan
kunci tersebut." Susan kelihatan bingung. "Rekannya akan memublikasikan kunci tersebut?"
Strathmore mengangguk. "Mengirimnya lewat internet, menerbitkannya lewat koran,
memasangnya di baliho. Rekannya itu akan membagi-bagikan kunci sandi itu." Mata
Susan terbelalak. "Download gratis?" "Tepat sekali. Tankado merasa, jika dia
mati, dia tidak membutuhkan uangnya - jadi kenapa tidak memberikan sebuah hadiah
kecil kepada dunia?"
Ada kesunyian cukup lama. Susan bernapas panjang seolah ingin mencerna kebenaran
yang mengerikan ini. Ensei Tankado sudah membuat sebuah alogaritma yang tidak
bisa dipecahkan. Tankado telah menyudutkan NSA.
Tiba-tiba Susan berdiri. Suaranya penuh tekad. "Kita harus menghubungi Tankado!
Pasti ada cara untuk meyakinkannya agar tidak melepaskan kunci sandinya! Kita
bisa memberinya tiga kali lipat dari tawaran tertinggi! Kita bisa membersihkan
namanya! Apa saja!" "Terlambat," kata Strathmore sambil menarik napas panjang. "Ensei Tankado
ditemukan tewas pagi ini di Sevilla, Spanyol."
*** 8 MESIN KEMBAR Learjet 60 mendarat di lan-dasan yang panas terik. Di luar jendela,
pemandangan gersang Extremadura bagian bawah, Spanyol, berpacu cepat dan
kemudian melambat seolah merangkak.
"Mr. Becker?" sebuah suara terdengar. "Kita sudah sampai." Becker berdiri dan
meregangkan tubuhnya. Setelah membuka kompartemen di atas tempat duduk, dia
sadar dirinya tidak membawa koper. Dia tadi tidak sempat berkemas. Tetapi itu
bukanlah masalah - Becker dijanjikan bahwa perjalanan ini hanya singkat, masuk dan
keluar. Bersamaan dengan matinya mesin, pesawat itu meluncur masuk ke dalam sebuah
hanggar yang berseberangan dengan terminal utama sehingga terhindar dari
teriknya matahari. Beberapa saat kemudian, sang pilot muncul dan membuka pintu
pesawat. Becker menenggak jus cranberry yang tersisa, meletakkan gelas di bar,
meraih jasnya, dan keluar.
Sang pilot mengeluarkan sebuah amplop manila dari jaket seragamnya. "Saya
diperintahkan untuk memberikan ini kepada Anda." Pilot itu menyerahkan amplop
itu kepada Becker. Di bagian depan amplop itu tertulis dengan tinta biru:
AMBIL KEMBALIANNYA. Becker mengeluarkan setumpuk tebal uang kertas kemerahan. "Apa ...?"
"Mata uang lokal," kata sang pilot datar.
"Saya tahu apa ini," balas Becker tergagap. "Tapi ini ... ini terlalu banyak.
Yang saya butuhkan hanyalah ongkos taksi." Becker menghitung konversinya di
dalam otak. "Ini bernilai ribuan dolar."
"Saya hanya menjalankan perintah, Pak." Sang pilot berbalik dan naik kembali ke
dalam kabin pesawat. Pintu pesawat pun tertutup.
Becker melihat ke arah pesawat itu dan kemudian ke arah uang di tangannya.
Setelah berdiri beberapa saat di hanggar, dia memasukkan amplop itu ke dalam
saku di dadanya, menyampirkan jas di bahunya, dan berjalan ke luar hanggar. Ini
sebuah permulaan yang ganjil. Becker menyingkirkan hal itu dari pikirannya.
Dengan sedikit kemujuran, dia akan sempat kembali untuk menyelamatkan perjalanan
ke Stone Manor bersama Susan.
Masuk dan keluar, Becker berkata pada dirinya sendiri. Masuk dan keluar.
Becker tidak akan pernah tahu.
*** 9 TEKNISI SISTEM keamanan Phil Chartru-kian bermaksud berada di dalam Crypto untuk
sekejap saja - hanya untuk mengambil berkas kerja yang lupa dibawanya sehari
sebelumnya. Tetapi ternyata tidak hanya sebentar.
Setelah menyeberangi lantai Crypto dan masuk ke laboratorium Sys-Sec, Chartru-
kian segera tahu ada yang tidak beres. Terminal komputer yang secara terus-
menerus memantau kerja internal TRANSLTR tidak dijaga siapa pun dan monitornya
mati. Chartrukian berteriak, "Halo?"
Tidak ada jawaban. Laboratorium itu bersih tak bernoda - seolah tidak ada siapa
pun di sana sebelumnya. Walaupun Chartrukian hanya berusia 23 tahun dan relatif baru di pasukan Sys-Sec,
dia telah terlatih dengan baik, dan dia tahu peraturannya: Harus selalu ada
seorang petugas Sys-Sec yang bertugas di Crypto ... terutama pada hari Sabtu
ketika para kriptografer tidak masuk.
Chartrukian segera menyalakan monitor tersebut dan melihat ke papan catatan
petugas di dinding. "Siapa yang bertugas?" dia bertanya dengan keras sambil
memeriksa daftar nama petugas. Menurut jadwal, seorang petugas baru bernama
Seidenberg seharusnya sudah memulai giliran gandanya pada pukul dua belas malam
sebelumnya. Chartrukian melihat ke sekeliling laboratorium yang kosong dan
mengernyit. "Ke mana dia?"
Ketika Chartrukian melihat monitor itu menyala, dia bertanya-tanya apakah
Strathmore tahu Sys-Sec tidak dijaga. Waktu dia masuk, dia sempat memerhatikan
tirai jendela Strathmore tertutup rapat. Ini berarti si bos ada di dalam - sama
sekali bukan hal yang aneh pada hari Sabtu. Walaupun Strathmore meminta para
kriptografer untuk libur pada hari Sabtu, dia sendiri kelihatannya bekerja 365
hari dalam satu tahun. Ada satu hal yang Chartrukian tahu dengan pasti - jika Strathmore tahu Sys-Sec
tidak dijaga, si pegawai baru akan kehilangan pekerjaannya. Chartrukian melirik
ke arah telepon dan menimbang apakah dia perlu memanggil teknisi muda itu dan
memintanya kembali. Ada peraturan tak tertulis di antara petugas Sys-Sec. Mereka
harus saling menjaga. Di Crypto, Sys-Sec adalah masyarakat kelas dua dan terus-
menerus tidak sependapat dengan para "tuan rumah". Sudah bukan rahasia lagi
bahwa para kriptograferlah yang menguasai tempat seharga jutaan dolar ini. Sys-
Sec diterima hanya karena mereka menjaga agar mainan-mainan di sini berjalan
mulus. Chartrukian akhirnya membuat keputusan. Dia mengangkat telepon. Tetapi gagang
telepon itu tidak pernah sampai di telinganya. Dia berhenti. Matanya terpaku
pada monitor yang sekarang sudah terfokus di depannya. Seolah-olah dalam gerakan
lambat, Chartrukian meletakkan kembali gagang telepon itu dan menatap dengan
mulut menganga. Selama delapan bulan bekerja sebagai petugas Sys-Sec, Phil Chartrukian tidak
pernah melihat layar TRANSLTR menampilkan angka lain di bagian jam selain dua
angka nol. Hari ini adalah yang pertama kalinya.
WAKTU YANG TERPAKAI: 15:17:21
"Lima belas jam tujuh belas menit?" Chartrukian tersedak. "Mustahil."
Sambil berharap agar layar itu telah mengalami gangguan, Chartrukian mematikan
dan kemudian menyalakan kembali layar itu. Tetapi, tampilan layar itu tetap
sama. Chartrukian merasa panik. Petugas Sys-Sec Crypto hanya memiliki satu tugas:
Menjaga TRANSLTR agar tetap "bersih" - bebas virus.
Chartrukian tahu bahwa waktu lima belas jam yang terpakai hanya bisa berarti
satu hal - infeksi, serangan virus. Sebuah dokumen kotor telah masuk ke dalam
TRANSLTR dan merusak programnya. Serentak, Chartrukian mengingat semua yang
pernah didapatkan semasa pelatihan dulu. Bahwa laboratorium Sys-Sec tidak dijaga
atau monitornya tidak menyala sudah tidak penting lagi. Chartrukian memusatkan
pikirannya pada masalah yang ada sekarang - TRANSLTR. Dia segera mencari daftar
atau catatan yang mencatat semua dokumen yang masuk ke dalam TRANSLTR selama 48
jam terakhir. Chartrukian mulai memeriksa daftar tersebut.
Apakah ada sebuah dokumen terinfeksi yang masuk" Chartrukian bertanya-tanya.
Apakah saringan pengaman teiah melewatkan sesuatu"
Sebagai tindakan pencegahan, setiap dokumen yang masuk ke dalam TRANSLTR harus
melewati apa yang disebut Gauntlet - serangkaian gerbang bertegangan tinggi,
paketpaket penyaring, dan program disinfektan yang memeriksa apakah dokumen yang
masuk mengandung virus atau apakah bagian tambahan dari suatu program bisa
berbahaya. Dokumen-dokumen yang mengandung program yang tidak dikenali Gauntlet
akan segera ditolak. Dokumen-dokumen tersebut harus diperiksa secara manual.
Kadang-kadang Gauntlet menolak seluruh dokumen yang tidak berbahaya karena
penyaring Gauntlet tidak bisa mengenali program yang dipakai. Pada kasus seperti
itu, petugas Sys-Sec melakukan inspeksi manual secara saksama, dan jika terbukti
dokumen tersebut bersih, mereka akan memotong jalur penyaring Gauntlet dan
memasukkan dokumen tersebut ke dalam TRANSLTR. Jumlah virus komputer sama
banyaknya dengan virus penyakit. Dan seperti halnya virus penyakit, virus
komputer memiliki satu tujuan - merekatkan diri pada sistem sang tuan rumah dan
berkembang biak. Dalam hal ini, tuan rumahnya adalah TRANSLTR.
Chartrukian terkesan karena sebelumnya NSA tidak mempunyai masalah dengan virus.
Gauntlet adalah penjaga yang andal, tetapi tetap saja NSA adalah pelahap
segalanya. NSA menyerap sejumlah besar informasi digital dari berbagai sistem di
seluruh dunia. Menyadap data hampir sama dengan melakukan hubungan seks bebas -
dengan atau tanpa pelindung, cepat atau lambat, pasti akan terjangkit penyakit.
Chartrukian telah selesai memeriksa daftar dokumen di depannya. Sekarang dia
bertambah bingung. Setiap dokumen telah diperiksa. Gauntlet tidak melihat ada
sesuatu yang aneh dan ini berarti dokumen di dalam TRANSLTR benar-benar bersih.
"Jadi, kenapa memakan waktu begitu lama?" Chartrukian bertanya pada ruang yang
kosong. Dia merasa dirinya berkeringat. Dia menimbang apakah perlu mengganggu
Strathmore dengan berita ini.
"Sebuah pemeriksaan virus," kata Chartrukian dengan tegas sambil berusaha
menenangkan dirinya. "Aku harus menjalankan sebuah pemeriksaan virus."
Chartrukian tahu bahwa pemeriksaan virus adalah hal pertama yang akan diminta
oleh Strathmore. Sambil menatap lantai Crypto yang kosong, Chartrukian
membulatkan tekadnya. Dia memasukkan peranti lunak untuk pemeriksaan virus dan
mulai menjalankannya. Pemeriksaan ini akan memakan waktu sekitar lima belas
menit. "Semoga saja nanti hasilnya bersih," bisiknya. "Benar-benar bersih. Tolong
katakan padaku bahwa tidak ada apa apa."
Tetapi Chartrukian merasa ada apa-apa. Nalurinya mengatakan bahwa ada sesuatu
yang tidak biasa yang sedang terjadi di dalam mesin pemecah sandi tersebut.
*** 10 "ENSEI TANKADO sudah mati?" Susan merasa mual. "Anda membunuhnya" Tadinya saya
pi- kir Anda mengatakan - "
"Kita tidak menyentuhnya," Strathmore meyakinkan Susan. "Tankado mati karena se-
rangan jantung. COMINT menelepon pagi tadi. Komputer mereka menyaring nama
Tankado dalam sebuah daftar polisi melalui jaringan interpol."
"Serangan jantung?" Susan kelihatan ragu- ragu.
"Dia baru berusia tiga puluh tahun."
"Tiga puluh dua," koreksi Strathmore. "Tankado memiliki kelainan jantung bawa-
an." "Saya tidak pernah dengar soal itu." "Itu diketahui ketika dia menjalani
pemeriksaan kesehatan di NSA. Itu bukan hal yang bisa dia bangga-banggakan."
Susan merasa sulit menerima kebetulan ini. "Sebuah kelainan jantung telah
membunuhnya - begitu saja?"
Kedengarannya terlalu mudah.
Strathmore mengangkat bahunya. "Jantung yang lemah ... gabungkan itu dengan
terik- nya matahari Spanyol.
Ditambah lagi dengan tekanan karena memeras NSA ...."
Susan terdiam sesaat. Bahkan dalam situasi yang sedang dialaminya, dia merasa
pedih karena kehilangan seorang rekan kriptografer yang cemerlang. Suara muram
Strathmore membuyarkan pikirannya.
"Satu-satunya sisi baik dari segala kekacauan ini adalah, Tankado pergi sendiri.
Kemungkinan, rekannya belum tahu kalau dia telah mati. Pihak berwenang Spanyol
mengatakan, mereka akan menahan informasi ini selama mungkin. Kita mendapat
telepon karena COMINT sedang siap siaga." Strathmore menatap Susan dalam-dalam.
"Aku harus mendapatkan rekannya itu sebelum dia tahu Tankado sudah mati. Karena
itulah aku memanggilmu. Aku membutuhkan bantuanmu." Susan merasa bingung.
Baginya, kematian Tankado yang kebetulan telah memecahkan seluruh masalah
mereka. "Komandan," kata Susan, "jika pihak berwenang mengatakan bahwa Tankado
mati karena serangan jantung, maka kita bebas dari masalah. Rekannya akan tahu
bahwa hal ini bukan tanggung jawab NSA."
"Bukan tanggung jawab NSA?" Mata Strathmore membelalak tidak percaya. "Aku
berani bertaruh, rekan misterius Tankado tidak akan berpikir seperti itu. Apa
pun yang terjadi, kita akan tampak bersalah. Entah itu racun, otopsi yang
dicurangi, apa saja." Strathmore terdiam. "Apa reaksi pertamamu ketika aku
memberitahukan kematian Tankado?"
Susan mengernyit. "Saya pikir NSA telah membunuhnya."
"Tepat sekali. Jika NSA bisa menempatkan lima satelit pada orbit geosinkronis di
atas Timur Tengah, aku rasa pantas bila orang-orang berasumsi bahwa kita juga
mampu menyuap beberapa polisi Spanyol." Sang komandan telah menjelaskan
maksudnya. Susan menghela napas. Ensei Tankado teiah mati. NSA yang akan disalahkan.
"Bisakah kita menemukan rekannya sebelum terlambat?"
"Aku rasa begitu. Kita memiliki sebuah petunjuk yang baik. Tankado telah membuat
beberapa pengumuman bahwa dia memiliki seorang rekan. Aku pikir dia berharap hal
itu akan menciutkan hati perusahaan-perusahaan peranti lunak agar tidak melukai
dirinya atau mencuri kuncinya. Dia mengancam, jika sampai terjadi kecurangan,
rekannya akan memublikasikan kunci tersebut dan perusahaan-perusahaan itu akan
bersaing dengan sebuah peranti gratis."
"Cerdas." Susan mengangguk.
Strathmore meneruskan. "Beberapa kali, di depan publik, Tankado menyebut
rekannya dengan sebuah nama. Dia menyebutkannya North Dakota."
"North Dakota" Pasti sejenis nama samaran." "Ya, tetapi untuk berjaga-jaga, aku
memeriksa di internet dengan mencari serangkaian nama North Dakota. Aku tidak
menemukan apa pun. Tetapi aku mendapatkan sebuah email account." Strathmore
terdiam. "Tentu saja aku berasumsi itu bukanlah North Dakota yang kita cari,
tetapi aku tetap memeriksa account itu untuk sekadar memastikan. Bayangkan,
betapa terkejutnya aku ketika menemukan account itu penuh dengan email dari
Tankado." Strathmore mengangkat alisnya. "Dan pesan-pesannya penuh dengan
referensi tentang Benteng Digital dan rencana Tankado untuk memeras NSA."
Susan menatap Strathmore dengan tidak percaya. Dia kaget melihat sang komandan
membiarkan dirinya dipermainkan dengan sangat mudah. "Komandan," sergah Susan,
"Tankado tahu betul bahwa NSA bisa menyadap email dari internet. Dia tidak akan
mengirimkan pesan rahasia melalui email. Itu sebuah perangkap. Ensei Tankado
memberi Anda North Dakota. Dia yakin Anda akan melakukan pencarian. Informasi
apa pun yang dikirimkannya, dia ingin Anda menemukannya - itu sebuah jejak yang
salah." "Naluri yang bagus," balas Strathmore, "kecuali untuk beberapa hal. Aku tidak
berhasil menemukan apa pun di bawah North Dakota, sehingga aku sedikit memainkan
kata itu. Account yang aku temukan berada di bawah sebuah variasi - NDAKOTA."
Susan menggelengkan kepalanya. "Menjalankan permutasi adalah sebuah prosedur
standar. Tankado tahu Anda akan mencoba beberapa variasi sampai Anda menemukan
sesuatu. NDAKOTA adalah perubahan yang terlalu mudah."
"Mungkin," kata Strathmore, sambil mencoretkan ka-takata di selembar kertas dan
memberikannya kepada Susan. "Tetapi lihat ini."
Susan membaca kertas itu. Seketika dia mengerti jalan pikiran sang komandan.
Pada kertas itu tertera alamat email North Dakota.
NDAKOTA@ARA.ANON.ORG Huruf-huruf ARA pada alamat itulah yang menarik perhatian Susan. ARA adalah
American Remailers Anony-mous, sebuah server anonim yang terkenal.


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Server-server anonim sangat populer di kalangan pengguna internet yang ingin
merahasiakan identitas mereka. Dengan sejumlah bayaran, perusahaan semacam ini
melindungi privasi pemakai email dengan bertindak sebagai perantara surat
elektronik. Hal ini hampir mirip dengan memiliki sebuah nomor PO Box. Seorang
pengguna bisa mengirim dan menerima surat tanpa menyingkapkan nama dan alamat
sebenarnya. Perusahaan ini akan menerima email yang dialamatkan kepada
sekumpulan nama sama-ran dan meneruskannya ke account klien yang sebenarnya.
Perusahaan perantara ini terikat kontrak untuk tidak menyingkap identitas
ataupun alamat pengguna sebenarnya.
"Ini bukanlah bukti," kata Strathmore. "Tapi cukup mencurigakan."
Susan mengangguk dan merasa lebih yakin. "Jadi, Anda pikir Tankado tidak peduli
jika ada yang ingin mencari tahu tentang North Dakota karena identitas dan
alamatnya dijaga oleh ARA."
"Tepat sekali."
Susan berpikir sebentar. "ARA lebih banyak melayani account-account AS. Menurut
Anda, North Dakota mungkin berada di suatu tempat di sini?"
Strathmore mengangkat bahunya. "Mungkin saja. Dengan seorang rekan Amerika,
Tankado bisa menyimpan dua kunci sandi yang terpisah secara geografis. Bisa jadi
ini langkah yang cerdik."
Susan mempertimbangkannya. Dia ragu jika Tankado akan berbagi kunci sandi dengan
seseorang kecuali jika orang itu teman yang sangat dekat, dan sepanjang yang
bisa diingat Susan, Tankado tidak mempunyai banyak teman di Amerika.
"North Dakota," kata Susan sambil melamun, otak kriptologisnya berputar
memikirkan kemungkinan arti nama samaran tersebut. "Bunyi emailnya untuk Tankado
seperti apa?" "Tidak tahu. COMINT hanya mendapatkan email yang dikirim Tankado. Pada saat ini,
yang kita ketahui tentang North Dakota hanyalah bahwa ia sebuah alamat anonim."
Susan berpikir sesaat. "Ada kemungkinan ini hanya sebuah jebakan?"
Strathmore mengangkat alisnya. "Bagaimana bisa begitu?"
"Tankado bisa saja mengirimkan email bohongan ke sebuah account yang tidak aktif
dengan harapan kita akan mengintipnya. Kita akan berpikir bahwa dia terlindungi,
padahal dia tidak harus mengambil risiko berbagi kunci sandi dengan seorang
rekan. Bisa saja dia bekerja sendiri."
Strathmore terkekeh, kagum. "Ide yang cemerlang, kecuali untuk satu hal. Tankado
tidak menggunakan satu pun account internet rumah atau perusahaannya. Dia mampir
di Universitas Doshisha dan menggunakan komputer kampus. Kelihatannya dia
memiliki sebuah account di sana yang dirahasiakannya. Account ini tersembunyi
dengan baik dan aku menemukannya secara tidak sengaja." Strathmore terdiam.
"Jadi, ... jika Tankado ingin kita mengintip surat-suratnya, untuk apa dia
menggunakan sebuah account rahasia?"
Susan memikirkan pertanyaan tersebut. "Mungkin dia menggunakan account rahasia
agar Anda tidak curiga akan adanya sebuah permainan" Mungkin Tankado
menyembunyikan account miliknya itu cukup dalam sehingga Anda merasa beruntung
ketika menemukannya. Hal itu memberikan kredibilitas pada account-nya."
Strathmore terkekeh. "Kau seharusnya bertugas di lapangan. Ide itu bagus.
Sayangnya, setiap surat yang dikirimkan Tankado mendapatkan balasan. Tankado
menulis, rekannya membalas."
Susan mengernyit. "Masuk akal. Jadi, Anda pikir North Dakota benar-benar ada."
"Aku khawatir begitu. Dan kita harus menemukannya. Dan dengan diam-diam. Jika
rekannya itu tahu kita sedang mengejarnya, habislah kita."
Susan tahu persis kenapa Strathmore memanggilnya. "Biar saya tebak," kata Susan.
"Anda ingin saya mengintip ke dalam database ARA dan mencari tahu identitas
North Dakota yang sebenarnya?"
Strathmore tersenyum kaku padanya. "Ms. Fletcher, kau membaca pikiranku."
Jika sudah berurusan dengan pencarian internet yang bersifat rahasia, Susan
Fletcher adalah orang yang tepat untuk melakukannya. Setahun yang lalu, seorang
pegawai senior Gedung Putih mendapat sebuah ancaman melalui email dari seseorang
dengan alamat email anonim. NSA diminta untuk menemukan orang tersebut. Walaupun
NSA memiliki cukup pengaruh untuk meminta si perusahaan perantara menyingkap
identitas orang tersebut, NSA memilih cara yang lebih halus - dengan menggunakan
sebuah "pelacak."
Susan telah menciptakan sebuah program penunjuk arah yang disamarkan dalam
Pendekar Bayangan Malaikat 12 Satria Lonceng Dewa 1 Perawan Sumur Api Dendam Naga Merah 2
^