Pencarian

Benteng Digital 5

Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown Bagian 5


merah dan biru yang samar-samar pada rambut pirang gadis itu.
"K-kau Becker tergagap sambil melihat telinganya yang tidak tertindik. "Kau
tidak memakai anting-anting?"
Gadis itu menatap Becker dengan perasaan aneh sambil mengeluarkan sebuah benda
kecil dan kantongnya dan mengulurkannya. Becker melihat sebuah bandul tengkorak
tergantung dan tangannya.
"Sebuah anting jepit?" tanya Becker tergagap.
"Ya," balas gadis itu. "Aku takut jarum setengah mati. "
*** 70 DAVID BECKER berdiri di ruangan luas yang kosong itu dan merasa lututnya menjadi
lemas. Dia menatap gadis di depannya dan sadar bahwa pencariannya sudah
berakhir. Gadis itu telah mencuci rambutnya dan berganti pakaian - mungkin dengan
harapan bernasib baik bisa menjual cincin itu - tetapi dia belum kembali ke New
York. Becker berusaha bersikap santai. Perjalanan gilanya hampir berlalu. Dia melihat
jemari gadis itu. Jari-jari itu telanjang. Dia melihat tas jinjing gadis itu.
Ada di dalam, pikirnya. Pasti ada di dalam!
Becker tersenyum, hampir tidak bisa menyembunyikan luapan kegembiraannya. "Ini
mungkin terdengar gila," kata Becker, "tetapi kurasa kau memiliki sesuatu yang
aku butuhkan." "Oh?" Megan mendadak tampak tidak yakin.
Becker mengeluarkan dompetnya. "Tentu saja, aku akan dengan senang hati
membayarmu." Dia menunduk dan mulai menghitung uang di dalam dompetnya.
Saat Megan melihat Becker menghitung uang, dia menarik napas dengan kaget.
Tampaknya dia salah menafsirkan maksud Becker. Dia melihat ke arah pintu
berputar dengan tatapan takut ... sambil memperkirakan jaraknya. Ada sekitar
lima puluh yard. "Aku bisa memberimu cukup untuk membeli tiket pulang jika-"
"Jangan katakan," kata Megan dengan senyum yang dipaksakan. "Kurasa aku tahu
persis apa yang Anda butuhkan." Gadis itu membungkuk dan mulai mengaduk isi
tasnya. Becker merasakan secercah harapan. Dia memilikinya! Kata Becker pada diri
sendiri. Dia memiliki cincin itu! Dia tidak tahu bagaimana gadis itu tahu apa
yang dia inginkan, tetapi dia terlalu letih untuk memikirkan itu. Sekujur
tubuhnya terasa rileks. Becker membayangkan dirinya menyerahkan cincin itu
kepada Wakil Direktur NSA yang tersenyum. Kemudian, dia dan Susan akan berbaring
di atas tempat tidur besar berkelambu di Stone Manor dan menikmati waktu yang
telah hilang. Akhirnya, gadis itu menemukan apa yang dicarinya - PepperGard, sebuah alat
pertahanan diri yang terbuat dari cabe - sebuah alat pertahanan alternatif yang
ramah lingkungan sebagai pengganti Maze. Dengan sebuah gerakan cepat, Megan
berputar dan menyemprotkan alat itu tepat ke mata Becker. Megan meraih tas
jinjingnya dan berlari ke pintu. Saat dia menoleh ke belakang, David Becker
berada di lantai sambil memegangi wajahnya dan menggeliat kesakitan.
*** 71 TOKUGEN NUMATAKA menyalakan cerutunya yang keempat sambil terus berjalan mondar-
mandir. Dia meraih gagang teleponnya dan menghubungi bagian switch-board utama.
"Sudah ada kabar tentang nomor telepon itu?" tanyanya sebelum si operator sempat
berbicara. "Belum ada, Pak. Sepertinya lebih lama dari yang diperkirakan - nomor itu berasal
dari sebuah telepon seluler."
Sebuah telepon seluler, pikir Numataka. Angka-angka. Untung bagi ekonomi Jepang.
Orang-orang Amerika memiliki nafsu yang tak terpuaskan akan peralatan
elektronik. "Stasiun pemancarnya," tambah sang operator, "berkode wilayah 202. Tetapi kita
belum mendapatkan nomornya."
"202" Di mana itu?" Di bagian mana dari negara Amerika yang luas itu, tempat
North Dakota yang misterius ini bersembunyi"
"Di suatu tempat dekat Washington D.C, Pak."
Numataka menaikkan alisnya. "Hubungi aku secepatnya jika kau sudah mendapatkan
nomor itu." *** 72 SUSAN FLETCHER berjuang susah payah menyeberangi lantai Crypto menuju tempat
Strathmore. Kantor sang komandan adalah tempat terjauh dari Hale yang dapat
dijangkau Susan di dalam kompleks yang terkunci itu.
Ketika dia mencapai puncak anak tangga, dia mendapati pintu ruang kantor sang
komandan terbuka. Rupanya kunci elektroniknya tidak berfungsi saat ada ganguan
listrik. Susan mendobrak masuk.
"Komandan?" Satu-satunya penerangan di dalam ruang itu berasal dari cahaya
monitor komputer sang komandan. "Komandan!" Susan memanggil lagi. "Komandan!"
Susan tiba-tiba teringat bahwa sang komandan masih berada di laboratorium Sys-
Sec. Dia mengitari ruang kantor yang kosong itu. Kepanikan akibat pengalaman
yang tidak menyenangkan dengan Hale tadi masih dirasakannya. Susan harus keluar
dari Crypto. Dengan atau tanpa Benteng Digital, sudah saatnya bertindak - saatnya
menggugurkan proses pencarian TRANSLTR dan kabur. Susan melirik ke arah monitor
Strathmore yang menyala, kemudian dia bergegas mendekati meja dan meraih keypad
di atasnya. Gugurkan TRANSLTR! Ini tugas yang mudah karena Susan menggunakan
komputer yang memiliki hak otorisasi untuk hal itu. Susan memanggil program yang
sesuai dan mengetik: GUGURKAN PROSES PENCARIAN
Untuk sesaat, jarinya menggantung di atas tombol ENTER.
"Susan!" sebuah suara berteriak dan arah pintu. Susan berbahk dengan ngeri. Dia
takut jika itu Hale. Tetapi ternyata bukan. Itu Strathmore. Pria itu berdiri
dengan pucat dan tampak mengerikan di dalam cahaya monitor. Dadanya bergerak
naik turun. "Apa yang sedang terjadi!"
"Kom...mandan!" Susan terengah. "Hale berada di dalam Node 3! Dia baru saja
menyerang saya!" "Apa" Tidak mungkin! Hale terkunci di bawah-"
"Tidak! Dia lolos! Kita membutuhkan petugas keamanan di sini sekarang! Saya
sedang menggugurkan TRANSLTR!" Susan menjulurkan jarinya ke atas keypad.
"JANGAN SENTUH ITU!" Strathmore menerjang ke arah komputer itu dan menarik
tangan Susan menjauh. Susan mundur dan terkejut. Dia memandang sang komandan dan, untuk kedua kalinya
pada hari itu, dia merasa tidak mengenali pria itu. Tiba-tiba dia merasa
sendirian. STRATHMORE MELIHAT bercak darah pada kemeja Susan dan segera menyesali
tindakannya tadi. "Astaga, Susan. Apakah kau baik-baik saja?"
Susan tidak menjawab. Strathmore tidak bermaksud melompat ke arah Susan.
Pikirannya sedang kacau. Tindakannya berlebihan. Ada banyak hal di dalam
benaknya - hal-hal yang tidak diketahui Susan Fletcher - hal-hal yang tidak dia beri
tahukan kepada wanita itu dan dia berharap tidak harus memberitahukannya.
"Aku minta maaf," kata Strathmore pelan. "Katakan padaku apa yang terjadi."
Susan berpaling. "Itu tidak penting. Ini bukan darahku. Vang penting, keluarkan
saya dan sini." "Apakah kau terluka?" Strathmore meletakkan tangannya di atas pundak Susan.
Susan mundur. Strathmore menjatuhkan tangannya dan melihat ke arah lain. Ketika
dia kembali melihat ke arah Susan, wanita itu kelihatannya sedang melihat
sesuatu di dinding melalui bahu Strathmore.
Pada dinding, sebuah keypad menyala terang di dalam kegelapan. Strathmore
mengikuti arah pandangan Susan dan mengernyit. Dia berharap Susan tidak
memerhatikan panel kendali yang menyala itu. Keypad yang terang itu
mengendalikan lift pribadinya. Strathmore dan tamu-tamu kelas atasnya
menggunakan lift tersebut untuk datang dan pergi dan Crypto tanpa menarik
perhatian anggota staf lainnya. Dan kubah Crypto, lift pribadi itu dapat turun
lima puluh kaki ke bawah dan kemudian bergerak menyamping sejauh 109 yard
melalui sebuah terowongan ke lantai bawah tanah bangunan utama NSA. Lift yang
menghubungkan Crypto dengan NSA itu mendapatkan tenaga listrik dan bangunan
utama. Jadi, lift tersebut tetap beroperasi walaupun terjadi gangguan listrik di
Crypto. Strathmore tahu listrik untuk lift itu menyala, tetapi walaupun tadi dia
menggedor pintu keluar utama di bawah, Strathmore tetap tidak mengatakan apa-
apa. Sang komandan tidak bisa membiarkan Susan keluar - belum. Dia bertanyatanya
seberapa banyak yang harus diceritakan kepada Susan agar wanita itu tetap mau
tinggal. Susan bergegas melewati Strathmore dan berlari ke arah dinding di belakangnya.
Susan menekan tombol-tombol yang menyala itu dengan panik.
"Ayolah," Susan memohon. Tetapi pintu itu tidak terbuka.
"Susan," kata Strathmore pelan. "Lift itu memerlukan kata kunci."
"Kata kunci?" ulang Susan dengan marah. Dia melihat ke papan pengendali pada
pintu itu. Di bawah keypad utama ada keypad kedua - yang ukurannya lebih kecil,
dengan tombol-tombol yang kecil pula. Setiap tombol ber-tuhskan sebuah abjad
alfabet. Susan berbahk ke arah Strathmore. "Apa kata kuncinya?" tanyanya.
Strathmore berpikir sejenak dan menghela napas panjang.
"Susan, duduklah."
Susan terlihat seolah tidak percaya.
"Duduklah," ulang sang komandan dengan suara yang tegas.
"Biarkan aku keluar!" Susan melihat ke arah pintu ruang kantor itu dengan gugup.
Strathmore menatap Susan yang panik. Dengan tenang komandan itu berjalan menuju
ke arah pintu. Dia keluar dan melongok ke dalam kegelapan. Hale tidak terlihat.
Sang komandan kembali masuk dan menutup pintunya. Kemudian, dia memalang sebuah
kursi di depan pintu, berjalan ke tempat duduknya, dan mengeluarkan sesuatu dan
lacinya. Di dalam cahaya monitor yang remang, Susan melihat apa yang sedang
dipegang oleh Strathmore. Wajah Susan menjadi pucat. Itu adalah sebuah pistol.
Strathmore menarik dua buah kursi ke tengah ruangan. Dia memutar kursi-kursi itu
menghadap pintu yang tertutup. Kemudian dia duduk. Dia mengangkat sebuah pistol
Baretta semiotomatis yang berkilauan dan mengarahkannya ke pintu. Kemudian, dia
meletakkan pistol itu ke pangkuannya.
Strathmore berbicara dengan tenang. "Susan, kita aman di sini. Kita harus
bicara. Jika Greg Hale masuk melalui pintu itu ...." Dia membiarkan kata-katanya
menggantung. Susan tidak berbicara. Strathmore menatap Susan di dalam keremangan ruang kantor itu. Dia menepuk kursi
di sebelahnya. "Susan, duduklah. Ada yang ingin kukatakan padamu." Susan tidak
bergerak. "Jika aku sudah selesai," katanya, "aku akan memberimu kata kunci lift
itu. Kau bisa memutuskan untuk pergi atau tidak."
Mereka terdiam cukup lama. Dengan bingung, Susan menyeberangi ruangan itu dan
duduk di samping Strathmore.
"Susan," Strathmore mulai berbicara, "selama ini aku tidak sepenuhnya jujur
padamu." *** 73 DAVID BECKER merasa seolah wajahnya tersiram terpentin dan terbakar. Dia ber-
gulingguling di lantai dan memicingkan matanya. Pandangannya kabur bagaikan
melihat di dalam sebuah terowongan. Dia melihat gadis itu berlari separuh jalan
ke arah pintu berputar. Gadis tersebut berlari dengan langkah pendek dan
dipenuhi rasa takut, sambil menyeret tasnya di lantai. Becker berusaha berdiri,
tetapi dia tidak mampu. Dia dibutakan oleh api yang merah membakar. Gadis itu
tidak boleh sampai kaburi
Becker berusaha berteriak, tetapi tidak ada udara di dalam paru-parunya. Vang
ada hanya rasa sakit yang menyesakkan. "Tidak!" dia terbatuk. Suaranya nyaris
tidak keluar dari mulutnya.
Becker sadar, begitu gadis itu melewati pintu itu, dia akan hilang selamanya.
Becker berusaha berteriak lagi, tetapi tenggorokannya terasa terbakar.
Gadis itu hampir mencapai pintu berputar. Becker terhuyung bangkit berdiri dan
megapmegap. Dengan susah payah dia berusaha mengejarnya. Gadis tersebut buru-
buru rnasuk ke dalarn salah satu sekat pintu berputar itu sambil terus menyeret
tasnya. Dua puluh yard di belakangnya, Becker berjalan sempoyongan dalam keadaan
buta menuju pintu tersebut.
"Tunggu!" Dauid terengah. "Tunggu!"
Gadis itu mendorong dengan kalut pintu itu. Pintu tersebut mulai berputar,
tetapi kemudian macet. Gadis itu berbahk dan melihat tasnya tersangkut pada
celah pintu. Dia membungkuk dan dengan panik menarik lepas tasnya.
Becker memusatkan penglihatannya yang kabur ke arah tas yang menonjol melewati
pintu. Saat dirinya menerjang maju, dia hanya bisa melihat ujung tas merah dan
bahan nilon itu. Dia meluncur maju dengan kedua lengan yang terjulur.
Saat dia terjatuh ke arah pintu, tangannya hanya beberapa inci jauhnya dan tas
itu. Tas tersebut masuk ke dalam celah dan menghilang. Jemarinya mencengkeram
udara kosong saat pintu itu kembali berputar. Gadis itu, beserta tasnya,
terhuyung ke luar jalan. "Megan!" jerit Becker tepat saat dirinya menghantam pintu. Jarum-jarum putih
panas serasa menghunjam matanya. Pandangannya hilang dan gelombang rasa mual
menyerangnya. Suaranya sendiri bergema di dalam kegelapan. Megan!
DAVID BECKER tidak yakin berapa lama dirinya telah tergeletak di sana sebelum
akhirnya dia menyadari dengung bolabola lampu pijar di bagian atas. Suasana
tempat itu sunyi. Di antara kesunyian itu terdengar sebuah suara. Seseorang
sedang memanggilnya. Becker berusaha mengangkat kepalanya. Dunia di sekitarnya
berputar-putar dan terlihat berair. Kemudian suara itu lagi. Becker memicingkan
matanya ke sekeliling ruangan luas itu dan melihat sesosok tubuh pada jarak dua
puluh yard. "Tuan?"
Becker mengenali suara itu. Gadis itu. Dia sedang berdiri pada pintu masuk lain
di ujung lain ruangan luas tersebut, sambil mencengkeram tas ke dadanya. Dia
terlihat lebih ketakutan daripada sebelumnya.
"Tuan?" gadis itu bertanya dengan suara yang bergetar. "Aku tidak pernah memberi
tahu Anda namaku. Bagaimana Anda bisa tahu namaku?"
*** 74 DIREKTUR LELAND Fontaine adalah seorang pria yang bertubuh amat besar, berusia
63 tahun, berambut pendek khas militer, dan bersikap kaku. Matanya hitam legam
bagai arang saat dia merasa jengkel, dan hal itu sering terjadi. Fontaine
mencapai posisi puncak di NSA dengan kerja keras, perencanaan yang baik, dan
rasa hormat para pendahulunya. Dia direktur NSA pertama yang berkulit hitam,
tetapi tidak ada yang pernah mengungkit perbedaan tersebut. Pandangan-pandangan
politiknya tidak terpengaruh oleh warna kulit, dan para anggota staf lainnya
mengikuti sikapnya itu. Fontaine membiarkan Midge dan Brinkerhoff tetap berdiri saat dia menjalankan
ritualnya, membuat secangkir kopi. Kemudian dia duduk di bangkunya, membiarkan
kedua orang itu berdiri, dan menanyai mereka bagaikan muridmurid di ruang kepala
sekolah. Midge yang berbicara - menjelaskan serangkaian kejadian ganjil yang mengakibatkan
mereka melanggar kesakralan ruang kantor Fontaine.
"Sebuah virus?" tanya sang direktur dengan dingin. "Kalian berdua pikir kita
terserang virus?" Brinkerhoff mengernyit. "Ya, Pak," jawab Midge.
"Karena Strathmore telah memotong jalan Gauntlet?" Fontaine memandang hasil
cetak di depannya. "Ya," kata Midge. "Dan ada sebuah berkas yang belum terpecahkan dalam dua puluh
jam terakhir. Fontaine mengernyit. "Seperti yang disebutkan oleh datamu."
Midge hendak memprotes, tetapi dia menahan diri. Sebaliknya, dia mengejutkan
pria itu dengan berkata, "Tidak ada listrik di Crypto."
Fontaine menengadah dan tampak terkejut.
Midge menegaskan dengan sebuah anggukan pendek. "Semua tenaga listrik lumpuh.
Jabba berpikir mungkin-"
"Kau menghubungi Jabba?"
"Ya, Pak, saya-"
"Jabba?" Fontaine bangkit berdiri dengan marah. "Kenapa kau tidak menghubungi
Strathmore?" "Kami sudah melakukannya!" Midge membela diri. "Kata dia, semuanya baik-baik
saja." Fontaine berdiri dengan dada yang turun naik. "Jadi, kita tidak mempunyai alasan
untuk meragukannya." Suaranya mengisyaratkan bahwa masalah itu sudah selesai.
Fontaine menyesap kopinya. "Sekarang, tolong tinggalkan aku. Aku harus
mengerjakan sesuatu."
Midge menganga. "Maaf?"
Brinkerhoff sudah beranjak ke pintu, tetapi Midge terpaku di tempatnya.
"Kubilang selamat malam, Ms. Milken," ulang Fontaine. "Kau boleh pergi."
"Tetapi - tetapi, Pak," Midge tergagap, "Saya ... saya terpaksa protes. Saya


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rasa-" "Kau protes?" tanya sang direktur. Dia meletakkan kopinya. "Aku yang protes! Aku
memprotes kehadiranmu di ruang kerjaku. Aku memprotes sindiranmu bahwa wakil
direktur perusahaan ini telah berbohong. Aku memprotes-"
"Kita memhki sebuah virus, Pak! Naluriku mengatakan-"
"Nalurimu salah, Ms. Milken! Sekali lagi, nalurimu salah!"
Midge tersentak. "Tetapi, Pak! Komandan Strathmore telah memotong jalan
Gauntlet!" Fontaine melangkah ke arah Midge dan hampir tidak bisa menahan
amarahnya. "Itu hak prerogatifnya! Aku membayarmu untuk mengawasi para analis
dan pegawai bagian perawatan - bukannya memata-matai wakil direktur! Jika bukan
karena dia, kita masih terus memecahkan kode dengan pensil dan kertas! Sekarang
tinggalkan aku!" Fontaine berpaling kepada Brinkerhoff yang sedang berdiri di
pintu dengan pucat dan gemetar. "Kalian berdua."
"Dengan segala hormat, Pak," kata Midge, "saya ingin mengusulkan agar kita
mengirim sebuah tim Sys-Sec ke Crypto, sekadar untuk meyakinkan-"
"Kita tidak akan melakukan hal seperti itu!"
Setelah kekalahan telak itu, Midge mengangguk. "Baiklah. Selamat malam." Midge
berbahk dan pergi. Saat wanita itu
melewatinya, Brinkerhoff dapat melihat mata Midge tidak menunjukkan niat untuk
melepaskan masalah ini - tidak sampai intuisinya terpuaskan.
Brinkerhoff melihat ke arah atasannya yang besar dan gusar di belakang meja di
seberang ruangan. Dia bukanlah direktur yang selama ini dikenalnya. Direktur
yang dikenalnya sangat memerhatikan detail-detail yang kecil dan teliti. Dia
selalu mendorong anggota stafnya untuk selalu memeriksa dan menjelaskan setiap
kesimpangsiuran dalam prosedur sehari-hari, tidak peduli seberapa kecilnya hal
tersebut. Tetapi sekarang, Fontaine malah menyuruh mereka untuk mengabaikan serangkaian kebetulan
yang sangat janggal. Jelas sekali, sang direktur sedang menyembunyikan sesuatu, tetapi Brinkerhoff
digaji untuk membantunya, bukan untuk meragukannya. Telah terbukti berulang kali
bahwa Fontaine menginginkan yang terbaik bagi setiap orang. Jika membantu
Fontaine sekarang sama seperti berpura-pura seolah tidak ada apa-apa maka
biarlah hal itu terjadi. Sialnya, Midge digaji untuk mencari tahu, dan
Brinkerhoff khawatir wanita itu akan pergi ke Crypto untuk melakukan hal
tersebut. Brinkerhoff berpaling ke pintu. "Chad!" bentak Fontaine dan arah belakang.
Fontaine telah melihat tatapan mata Midge saat wanita itu pergi. "Jangan biarkan
dia keluar dan bagian gedung ini." Brinkerhoff mengangguk dan bergegas menyusul
Midge. FONTAINE MENDESAH dan meletakkan kepalanya di dalam kedua tangannya. Matanya
yang hitam terasa berat. Ini perjalanan pulang yang panjang dan tak terduga.
Bulan lalu Leland Fontaine penuh dengan harapan. Sekarang ada halhal yang sedang
terjadi NSA. Hal-hal yang akan mengubah sejarah, dan ironisnya, Direktur
Fontaine mengetahuinya secara tidak sengaja.
Tiga bulan lalu, Fontaine mendapat kabar bahwa Komandan Strathmore ditinggalkan
istrinya. Dia juga mendengar laporan-laporan bahwa Strathmore bekerja nyaris
tanpa henti dan kelihatannya hampir menjadi gila. Walaupun ada berbagai opini
tentang Strathmore, Fontaine tetap memercayai wakilnya itu. Dia seorang pria
yang cemerlang. Mungkin yang terbaik yang dimiliki NSA. Pada saat yang sama,
sejak masalah Skipjack, Strathmore selalu berada dalam tekanan yang besar. Hal
ini membuat Fontaine tidak tenang. Komandan itu memegang banyak kunci di NSA -
sedangkan Fontaine harus melindungi perusahaan ini.
Fontaine memerlukan seseorang untuk mengawasi Strathmore yang sedang goyah dan
memastikan bahwa wakilnya itu sepenuhnya baik-baik saja. Tetapi hal tersebut
tidaklah mudah. Strathmore adalah lelaki yang berkuasa dan angkuh. Fontaine
memerlukan sebuah cara untuk mengawasi sang komandan tanpa menyinggung rasa
percaya diri dan kepemimpinannya.
Fontaine memutuskan, dengan segala hormat pada Strathmore, untuk melakukan hal
itu sendiri. Dia memasang sebuah alat sadap yang tidak terlihat pada account
Crypto milik Strathmore - email Strathmore, korespondensi antarbagian di dalam
kantor Strathmore, segala berkas Brainstorm milik Strathmore, segalanya. Jika
dia menjadi gila, Fontaine akan melihat tanda-tanda tersebut melalui pekerjaan
sang komandan. Tetapi bukannya tanda-tanda Strathmore akan menjadi gila,
Fontaine malah menemukan dasar dan sebuah rencana intelijen yang paling hebat
yang pernah ditemuinya. Tidaklah heran jika Strathmore bekerja sangat keras.
Jika dia dapat mewujudkan rencana tersebut, hal itu akan mengobati kegagalan
Skipjack sebanyak ratusan kali.
Fontaine telah menyimpulkan bahwa Strathmore baik- baik saja. Strathmore bekerja
110 persen dengan baik - selicik, secerdas, dan sepatnotis dulu. Hal terbaik yang
bisa dilakukan oleh Direktur adalah menyingkir dan menyaksikan sang komandan
memainkan sulapnya. Strathmore telah merancang sebuah rencana ... sebuah rencana
yang tidak ingin diganggu oleh Fontaine.
*** 75 STRATHMORE MEMEGANG pistol Beretta di pangkuannya. Walaupun kemarahan
menggelegak dalam darahnya, dia terprogram untuk berpikir jernih. Fakta bahwa
Greg Hale berani menyentuh Susan Fletcher telah membuat dirinya mual, tapi fakta
bahwa hal itu adalah kesalahannya sendiri membuatnya makin mual. Masuknya Susan
ke dalam Node 3 adalah idenya sendiri. Strathmore bisa dengan baik menekan
emosinya - hal ini tidak boleh memengaruhi dirinya dalam menangani masalah Benteng
Digital. Dia adalah Wakil Direktur NSA. Dan hari ini tugasnya menjadi lebih
genting dibandingkan sebelumnya.
Strathmore memperlambat napasnya. "Susan." Suaranya terdengar efisien dan
tenang. "Sudahkah kau menghapus email Hale?"
"Belum," jawab Susan dengan bingung. "Apakah kau memiliki kunci sandi itu?"
Susan menggeleng. Strathmore mengernyit sambil menggigit bibirnya. Pikirannya berputar cepat. Dia
menghadapi dilema. Dia bisa dengan mudah memasukkan kata kunci liftnya dan Susan
bisa pergi. Tetapi dia membutuhkan Susan di situ. Dia membutuhkan Susan untuk
mendapatkan kunci sandi milik Hale. Dia belum memberitahukan kepada knptografer
kepala itu bahwa alasan menemukan kunci sandi itu jauh melebihi keingintahuan
akademis. Itu sebuah keharusan yang absolut. Strathmore mengira dirinya bisa
menjalankan program pencarian secara acak milik Susan dan menemukan kunci sandi
tersebut, tetapi dia telah menemui masalah saat menjalankan program Susan itu.
Strathmore tidak ingin mengambil risiko lagi.
"Susan." Strathmore menghela napas dengan tekad bulat. "Aku ingin kau membantuku
menemukan kunci sandi milik Hale."
"Apa!" Susan berdiri. Matanya menatap liar.
Strathmore berusaha agar tidak ikut berdiri. Dia tahu banyak tentang negosiasi -
posisi yang berkuasa selalu duduk. Dia berharap Susan akan mengikutinya untuk
tetap duduk. Ternyata perempuan itu tidak melakukannya.
"Susan, duduk."
Susan mengabaikannya. "Duduk." Itu perintah.
Susan tetap berdiri. "Komandan, jika Anda tetap memiliki nafsu membara untuk
memeriksa alogaritma Tankado, Anda bisa melakukannya sendiri. Saya ingin pergi."
Strathmore menunduk dan menarik napas panjang. Sudah jelas, Susan membutuhkan
sebuah penjelasan. Dia berhak mendapatkannya, pikir Strathmore. Sang komandan
kemudian membuat keputusan - Susan Fletcher akan mendengar segalanya. Strathmore
berharap dirinya tidak membuat kesalahan.
"Susan," Strathmore mulai menjelaskan, "hal ini seharusnya tidak terjadi."
Strathmore membelai batok kepalanya. "Ada beberapa hal yang belurn kukatakan
padamu. Terkadang seseorang di posisiku ...." Sang komandan bergetar seolah
sedang membuat sebuah pengakuan yang menyakitkan. "Terkadang seseorang di
posisiku terpaksa harus berbohong pada orang-orang yang dicintainya. Hari ini
adalah salah satunya. Strathmore menatap Susan dengan sedih. "Apa yang hendak
kukatakan padamu, tidak pernah kurencanakan untuk kuceritakan ... padamu ...
atau pada siapa punjuga."
Susan merasa menggigil. Wajah komandan terlihat sangat serius. Tentunya ada
sesuatu dalam agenda sang komandan yang tidak ingin dibaginya bersama Susan.
Susan duduk. Mereka terdiam lama saat Strathmore menatap langit-langit dan mengumpulkan
pikirannya. "Susan," akhirnya dia berkata dengan suara yang lemah. "Aku tidak
memiliki keluarga." Dia kembali menatap Susan. "Aku tidak memiliki perkawinan
yang perlu dikhawatirkan. Hidupku adalah rasa cintaku pada negara ini. Hidupku
adalah pekerjaanku di NSA ini."
Susan mendengar dengan diam.
"Sebagaimana yang telah kauduga," lanjutnya, "aku berencana untuk segera
berhenti. Tetapi aku ingin berhenti dengan rasa bangga. Aku ingin berhenti
dengan mengetahui bahwa aku telah berhasil membuat sebuah prestasi menonjol."
"Tetapi Anda telah berhasil membuat prestasi menonjol," kata Susan. "Anda telah
membuat TRANSLTR." Tampaknya Strathmore tidak mendengarkan. "Beberapa tahun belakangan ini,
pekerjaan kita di NSA semakin bertambah sulit. Kita telah menghadapi musuh-musuh
yang sebelumnya tidak pernah kubayangkan akan menantang kita. Vang kumaksud
adalah warga negara kita sendiri. Para pengacara, para fanatik hak-hak sipil,
EFF - mereka semua berperan, tetapi lebih dan itu, masalahnya adalah rakyat
Amerika. Mereka telah kehilangan kepercayaan mereka. Mereka telah menjadi
paranoid. Tiba-tiba mereka memandang kita sebagai musuh. Orang-orang seperti kau
dan aku, orang-orang yang memikirkan kepentingan negara, kita harus berjuang
untuk mempertahankan hak kita untuk membela negara. Kita bukan lagi penjaga
kedamaian. Kita adalah tukang menguping, tukang mengintip, pelanggar hak-hak
masyarakat." Strathmore menghela napas panjang. "Malangnya, ada orangorang yang
lugu di dunia ini, orang-orang yang tidak bisa membayangkan bencana yang akan
mereka hadapi jika kita tidak ikut campur tangan. Aku sepenuhnya percaya bahwa
segalanya bergantung pada kita untuk menyelamatkan orangorang tersebut dan
kebodohan mereka sendiri."
Susan menunggu apa maksud pembicaraan itu.
Sang komandan menatap letih ke arah lantai dan kemudian menengadah. "Susan,
dengarkan aku," katanya sambil tersenyum lembut pada wanita itu. "Kau akan
menghentikanku, tetapi dengarkan aku. Aku telah berusaha memecahkan email
Tankado sejak dua bulan lalu. Seperti yang bisa kaubayangkan, aku terkejut waktu
pertama kali membaca pesan Tankado kepada North Dakota tentang sebuah alogaritma
yang tidak bisa dipecahkan, yang bernama Benteng Digital. Tadinya aku tidak
percaya jika hal itu mungkin. Tetapi setiap kali aku menyadap sebuah pesan baru,
Tankado terdengar semakin meyakinkan. Ketika aku membaca bahwa Tankado
menggunakan rangkaian-rangkaian mutasi untuk menulis sebuah kode-kunci yang
berotasi, aku sadar bahwa pria Jepang itu ribuan tahun lebih maju daripada kita.
Itu sebuah terobosan yang belum pernah dicoba oleh siapa pun di sini."
"Kenapa kita harus mencobanya?" tanya Susan. "Itu hampir tidak masuk akal."
Strathmore berdiri dan mulai berjalan mondar-mandir sambil menatap lantai.
"Beberapa minggu lalu, saat aku mendengar tentang pelelangan Benteng Digital,
akhirnya aku tahu bahwa Tankado tidak main-main. Aku sadar, jika dia menjual
alogantmanya kepada sebuah perusahaan peranti lunak Jepang, kita akan tenggelam.
Jadi, aku berusaha memikirkan segala cara untuk menghentikannya. Aku sempat
berpikir untuk menyuruh orang membunuhnya, tetapi dengan segala gembar-gembor
yang ada seputar alogaritma itu dan segala pernyataannya tentang TRANSLTR, kita
akan menjadi tersangka utama. Saat itulah aku sadar." Strathmore berpaling
kepada Susan. "Aku sadar bahwa keberadaan Benteng Digital jangan dihalang-
halangi." Susan menatap Strathmore dengan bingung.
Strathmore melanjutkan. "Tiba-tiba aku melihat Benteng Digital sebagai sebuah
kesempatan seumur hidup. Pandanganku berubah. Benteng Digital dapat bekerja
untuk kita, bukannya melawan kita."
Susan belum pernah mendengar hal sekonyol itu. Benteng Digital adalah sebuah
alogaritma yang tidak bisa dipecahkan. Benteng Digital akan menghancurkan
mereka. "Jika," Strathmore melanjutkan, "jika aku bisa membuat sedikit modifikasi pada
alogaritma tersebut ... sebelum alogaritma itu diedarkan Strathmore menatap
Susan dengan pandangan yang licik.
Hal itu hanya butuh sesaat.
Strathmore melihat rasa takjub di dalam mata Susan. Dengan bersemangat, dia
menjelaskan rencananya. "Jika aku bisa mendapatkan kunci sandi itu, aku bisa
membuka salinan Benteng Digital kita dan membuat sedikit perubahan."
"Sebuah celah," kata Susan yang lupa bahwa sang komandan telah berbohong
padanya. Susan merasa bersemangat. "Persis seperti Skipjack."
Strathmore mengangguk. "Kemudian, kita bisa mengganti berkas milik Tankado yang
akan dibagi-bagikannya di internet itu dengan versi kita yang telah diubah.
Karena Benteng Digital adalah sebuah alogaritma Jepang, tidak akan ada yang
curiga pada keterlibatan NSA. Vang perlu kita kerjakan adalah melakukan
penukaran itu." Susan sadar rencana itu sangat genius. Sangat murni ... Strathmore. Strathmore
berencana membantu mengedarkan sebuah alogaritma yang bisa dipecahkan oleh NSA.
"Akses penuh," kata Strathmore. "Dalam sekejap, Benteng Digital akan menjadi
sebuah standar penulisan sandi."
"Sekejap?" tanya Susan. "Bagaimana Anda bisa berpikir seperti itu" Bahkan jika
Benteng Digital bisa didapatkan di mana pun secara gratis, kebanyakan pengguna
komputer akan tetap menggunakan alogaritma lama dengan alasan kemudahan. Untuk
apa mereka pindah ke Benteng Digital?"
Strathmore tersenyum. "Sederhana. Kita akan membocorkan rahasia kita. Seluruh
dunia akan tahu tentang TRANSLTR."
Susan menganga. "Cukup sederhana, Susan. Kita memberitahukan yang sebenarnya kepada masyarakat
luas. Kita akan mengatakan kepada dunia bahwa NSA memiliki komputer yang bisa
memecahkan setiap alogaritma kecuali Benteng Digital."
Susan terpana. "Jadi, setiap orang akan menyerbu Benteng Digital ... tanpa tahu
bahwa kita bisa memecahkannya."
Strathmore mengangguk. "Tepat sekali." Mereka terdiam. "Aku meminta maaf telah
berbohong padamu. Berusaha menulis ulang Benteng Digital adalah sebuah masalah
besar. Aku tidak ingin mehbatkanmu."
"Saya ... saya mengerti," jawab Susan pelan. Dirinya masih terpana akan ide
cemerlang itu. "Anda cukup pintar berbohong."
Strathmore terkekeh. "Latihan bertahun-tahun. Berbohong adalah satu-satunya cara
untuk terbebas dan masalah."
Susan mengangguk. "Dan seberapa besar masalahnya?"
"Kau sedang menghadapinya."
Susan tersenyum untuk pertama kalinya selama satu jam terakhir. "Saya sudah
mengira Anda akan mengatakannya."
Strathmore mengangkat bahunya. "Jika Benteng Digital telah siap, aku akan
memberi tahu Direktur."
Susan merasa takjub. Rencana Strathmore adalah sebuah prestasi hebat dalam
intelijen global yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Dan Strathmore
berusaha melakukannya sendiri. Kelihatannya dia hampir berhasil. Kunci sandi
tersebut ada di bawah sana. Tankado telah tewas. Rekannya telah ditemukan.
Susan terdiam. Tankado telah tewas. Kedengarannya terlalu mudah. Susan teringat akan semua
kebohongan yang telah diceritakan Strathmore kepadanya dan tiba-tiba dia
menggigil. Dia menatap gelisah pada sang komandan. "Apakah Anda telah membunuh
Ensei Tankado?" Strathmore tampak terkejut dan menggeleng. "Tentu saja tidak. Tidak ada gunanya
membunuh Tankado. Bahkan sebenarnya, aku lebih suka jika dia masih hidup.
Kematiannya bisa menimbulkan kecurigaan pada Benteng Digital. Aku menginginkan
pertukaran itu berjalan semulus dan serapi mungkin. Rencana semula adalah
melakukan penukaran itu dan membiarkan Tankado menjual kuncinya."
Susan harus mengakui bahwa hal tersebut masuk akal. Tankado tidak mempunyai
alasan untuk curiga bahwa alogaritma yang berada pada internet bukanlah yang
asli. Tidak ada yang bisa mengaksesnya, kecuali dirinya sendiri dan North
Dakota. Kecuali jika Tankado memeriksa kembali program tersebut setelah
diedarkan, dia tidak akan mengetahui tentang adanya sebuah celah. Tankado telah
bekerja keras untuk Benteng Digital sehingga dirinya mungkin tidak ingin
mengutak-atik lagi program itu.
Susan membiarkan segalanya mengendap. Tiba-tiba dirinya sadar kenapa Strathmore
memerlukan privasi di dalam Crypto. Tugas sang komandan sangat menyita waktu dan
sangat rentan - menambahkan celah pada alogaritma yang rumit dan membuat sebuah
pertukaran yang tidak terdeteksi pada internet. Kerahasiaan adalah hal yang
utama. Sedikit saja ada kecurigaan bahwa Benteng Digital telah ternoda,
hancurlah seluruh rencana sang komandan.
Baru sekarang Susan menyadari kenapa Strathmore membiarkan TRANSLTR tetap
bekerja. Jika Benteng Digital akan menjadi anak. kesayangan NSA yang baru,
Strathmore harus memastikan bahwa alogaritma tersebut tidak, terpecahkan!


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Masih ingin keluar?" tanya Strathmore.
Susan menengadah. Agaknya dengan duduk di dalam kegelapan bersama Treuor
Strathmore yang hebat, segala ketakutan Susan sirna. Menulis ulang Benteng
Digital adalah sebuah kesempatan untuk membuat sejarah - sebuah kesempatan untuk
berbuat kebaikan - dan Strathmore bisa mengandalkan bantuannya. Susan tersenyum
dengan terpaksa. "Apa langkah kita berikutnya?"
Strathmore bersemu. Dia mengulurkan tangan dan meletakkannya di atas pundak
Susan. "Terima kasih." Dia tersenyum dan langsung bersikap serius. "Kita akan
turun bersama- sama." Dia mengangkat Berettanya. "Kau akan mencari di komputer
Hale. Aku akan melindungimu."
Memikirkan bahwa dirinya harus turun membuat Susan menjadi gelisah. "Tidak
bisakah kita menunggu telepon dan Dauid mengenai salinan Tankado?"
Strathmore menggeleng. "Lebih cepat kita melakukan penukaran itu, lebih baik.
Kita bahkan tidak mempunyai jaminan apakah Dauid bisa menemukan salinan itu.
Jika karena suatu kecelakaan, cincin itu jatuh ke tangan-tangan yang salah di
sana, aku lebih suka jika kita telah melakukan penukaran tersebut. Bila itu
terjadi, siapa pun yang mendapatkan kunci itu akan men-download alogaritma uersi
kita." Strathmore menggenggam pistolnya dan berdiri. "Kita harus mendapatkan
kunci milik Hale." Susan menjadi terdiam. Komandan benar. Mereka membutuhkan kunci sandi milik
Hale. Dan mereka membutuhkannya sekarang.
Saat Susan berdiri, kakinya terasa lernas. Dia berharap dia menendang Hale lebih
keras lagi tadi. Susan melirik senjata Strathmore dan tiba-tiba merasa mual.
"Apakah Anda akan benar-benar menembak Hale?"
"Tidak." Strathmore mengernyit sambil melangkah ke pintu. "Tetapi semoga dia
mengira begitu." *** 76 DI LUAR terminal bandara Sevilla, sebuah taksi sedang diam menanti, dan argonya
terus berjalan. Penumpang dengan kacamata berbingkai kawat di dalamnya memandang
ke arah terminal yang terang itu melalui jendela-jendela kaca mobil tersebut.
Dia tahu bahwa dia tiba pada waktunya.
Dia bisa melihat gadis pirang itu. Gadis tersebut sedang membantu David Becker
duduk di sebuah kursi. Tampaknya Becker sedang kesakitan. Dia belum merasakan
sakit yang sebenarnya, pikir penumpang itu. Gadis itu mengeluarkan sebuah benda
kecil dari kantongnya dan menyodorkannya kepada Becker. Becker mengangkat benda
itu dan melihatnya di bawah sinar lampu. Kemudian, dia menyelipkan benda
tersebut di jarinya. Dia mengeluarkan setumpuk uang dari dalam kantongnya dan
membayar gadis itu. Mereka berbicara selama beberapa menit, dan kemudian gadis
itu memeluk Becker. Gadis itu melambai, menyelempangkan tas pada bahunya, dan
menyeberangi ruangan luas itu.
Akhirnya, pikir pria di dalam taksi itu. Akhirnya.
*** 77 STRATHMORE KELUAR dari ruang kantornya dengan pistol yang siaga. Susan mengikuti
dari belakang sambil bertanya-tanya apakah Hale masih berada di dalam Node 3.
Cahaya dari monitor Strathmore di belakang mereka membuat bayangan tubuh mereka
tampak mengerikan di atas permukaan lantai yang kasar. Susan bergerak mendekati
sang komandan. Saat mereka menjauh dari pintu, cahaya pun melemah, dan mereka masuk ke dalam
kegelapan. Satu-satunya cahaya di Crypto berasal dari bintang-bintang di atas
dan dari kabut tipis di balik jendela Node 3 yang hancur
Strathmore bergerak maju sambil mencari tangga turun. Dia memindahkan Berettanya
ke tangan kiri dan memegang teralis tangga dengan tangan kanannya. Karena
Strathmore berpikir bahwa tembakan tangan kirinya juga sama buruknya, dia
memutuskan untuk menggunakan tangan kanannya untuk berpegangan. Jatuh dari
tangga ini bisa membuat seseorang cacat seumur hidup, sedangkan Strathmore
memimpikan masa pensiun yang tidak melibatkan sebuah kursi roda.
Susan, yang menjadi buta karena gelapnya kubah Crypto, turun dengan sebelah
tangan pada pundak Strathmore. Bahkan pada }arak dua kaki, dia tidak bisa
melihat garis tubuh sang komandan. Saat menjejakkan kakinya pada setiap anak
tangga dan logam itu, Susan meraba-raba dengan ujung jari kakinya untuk
merasakan bagian tepi anak tangga.
Susan mulai meragukan keputusannya mengambil risiko untuk mengunjungi Node 3 dan
mengambil kunci sandi milik Hale. Sang Komandan bersikeras bahwa Hale tidak
mempunyai nyali untuk menyakiti mereka, tetapi Susan tidak begitu yakin. Hale
putus asa. Pria muda itu memiliki dua pilihan: Kabur dan Crypto atau masuk
penjara. Sebuah suara terus mengatakan kepada Susan bahwa mereka harus menunggu
kabar dan Dauid dan menggunakan kunci sandi darinya, tetapi Susan sadar bahwa
tidak ada jaminan kekasihnya itu akan menemukannya. Dia bertanyatanya apa yang
membuat Dauid begitu lama. Dia menelan semua kekhawatirannya dan berjalan maju.
Strathmore turun dengan diam-diam. Tidak ada gunanya memberi tahu Hale tentang
kedatangan mereka. Saat mereka hampir sampai di bawah, Strathmore memperlambat
langkahnya untuk merasakan anak tangga terakhir. Ketika dia menemukannya, hak
sepatunya membuat suara ketukan pada ubin hitam yang keras. Susan merasakan
pundak sang komandan menjadi tegang. Mereka telah memasuki daerah yang
berbahaya. Hale bisa berada di mana saja.
Tujuan mereka - Node 3 - berada di kejauhan, tersembunyi di belakang TRANSLTR. Susan
berdoa agar Hale masih berada di sana, tergeletak di atas lantai, dan mengerang
kesakitan layaknya seekor anjing.
Strathmore melepas tangannya dan pegangan tangga dan mengembalikan pistol ke
tangan kanannya. Tanpa sepatah kata pun, dia bergerak di dalam kegelapan. Susan
memegang erat bahu sang komandan. Jika sampai terlepas, satu-satunya cara untuk
menemukannya lagi adalah dengan berbicara dan Hale akan mendengar mereka. Saat
mereka beranjak pergi dan daerah tangga yang aman, Susan teringat akan sebuah
permainan yang sering dilakukannya pada waktu malam semasa kecil - dia sudah
meninggalkan pangkalannya, berada di tempat terbuka. Susan merasa mudah untuk
diserang. TRANSLTR adalah satu-satunya pulau di lautan hitam yang luas. Setiap beberapa
langkah, Strathmore berhenti dengan pistol yang siap di tangan dan mendengarkan.
Suara yang terdengar hanyalah dengungan pelan dan bagian bawah. Susan ingin
menarik Strathmore kembali, kembali ke tempat yang aman, ke pangkalan. Dia
merasa seperti ada wajah-wajah dalam kegelapan di sekelilingnya.
Separuh jalan menuju TRANSLTR, kesunyian Crypto pecah. Di suatu tempat dalam
kegelapan, sepertinya dan arah kanan atas mereka, sebuah suara bip melengking
tinggi menembus malam. Strathmore berbahk dan Susan kehilangan pegangan. Dengan
perasaan takut, Susan menjulurkan tangan dan berusaha menggapai sang komandan.
Tetapi sang komandan telah pergi. Tempat bahunya tadi berada sekarang tinggal
udara kosong. Susan berjalan maju dengan susah payah di dalam kekosongan.
Suara melengking itu tetap berlanjut. Jaraknya dekat. Susan berputar di dalam
kegelapan. Dia mendengar suara gesekan pakaian dan tiba-tiba suara melengking
itu berhenti. Susan diam tidak bergerak. Tidak lama kemudian, bagai datang dan
mimpi terburuk di masa kecilnya, sebuah bayangan muncul. Sebuah wajah tampak di
depan Susan. Tampaknya seperti hantu dan berwarna kehijauan. Wajah itu adalah
wajah setan. Bayang-bayang tajam mencuat dan makhluk yang berbentuk aneh itu.
Susan meloncat mundur. Dia berbahk untuk lari, tetapi makhluk itu menangkap
lengannya. "Jangan bergerak!" perintah makhluk itu.
Untuk sesaat, Susan berpikir dirinya melihat Hale di dalam kedua mata yang
menyala itu. Tetapi itu bukan suara Hale. Dan sentuhannya terlalu lembut. Itu
Strathmore. Wajahnya disinari dan bawah oleh sebuah benda menyala yang baru saja
dia keluarkan dan kantongnya. Badan Susan menjadi lemas karena lega. Dia merasa
dirinya bernapas lagi. Benda di tangan Strathmore memiliki sejenis LED atau
tampilan layar elektronik yang mengeluarkan cahaya hijau.
"Sial," Strathmore mengutuk pelan. "Pager baruku." Strathmore menatap kesal pada
SkyPager di telapak tangannya. Dia tadi lupa membuatnya bisu. Ironisnya,
Strathmore membeli alat itu di sebuah toko elektronik lokal. Dia membayar tunai
agar identitasnya tidak terlacak. Tidak ada yang tahu sebaik Strathmore bahwa
NSA mengawasi mereka dengan ketat. Strathmore ingin menjaga kerahasiaan dan
semua pesan digital yang dikirim dan diterima dirinya melalui pager ini.
Susan melihat ke sekelilingnya dengan gugup. Jika sebelumnya Hale tidak tahu
akan kedatangan mereka, sekarang pria muda itu pasti sudah tahu.
Strathmore memencet beberapa tombol dan membaca pesan yang masuk. Strathmore
mengerang pelan. Itu kabar buruk lainnya dan Spanyol - bukan dan Dauid Becker,
tetapi dan pihak lain yang Strathmore kirim ke Seuilla.
TIGA RIBU mil dan sana, sebuah uan pengawas melaju di jalan Seuilla yang gelap.
Mobil itu diutus oleh NSA dengan tingkat kerahasiaan "Umbra" dan sebuah
pangkalan militer di Rota. Dua pria di dalamnya merasa tegang. Ini bukan pertama
kalinya mereka menerima perintah darurat dan Fort Meade, tetapi biasanya
perintah itu tidak datang dan posisi yang begitu tinggi.
Agen di belakang kemudi berbicara lewat bahunya. "Ada tanda tentang pria itu?"
Mata rekannya tidak pernah meninggalkan tampilan monitor uideo lebar pada atap
mobil. "Tidak. Jalan terus."
*** 78 DI BAWAH jalinan kabel yang simpang-siur, Jabba berkeringat. Dia masih berbaring
terlentang dengan lampu pen yang terjepit di antara giginya. Dia sudah terbiasa
bekerja hingga larut malam pada akhir pekan. Jam-jam yang lengang di NSA
biasanya merupakan waktu yang tepat bagi Jabba untuk melakukan perawatan
terhadap peranti keras. Saat dia memainkan alat solder besi yang merah menyala
di antara jalinan kabel di atasnya, dia bergerak dengan sangat berhati-hati.
Membakar salah satu kabel yang bergelantungan berarti bencana.
Hanya beberapa inci tagi, pikirnya. Pekerjaan itu lebih lama dari yang
diperkirakannya. Saat Jabba menaruh ujung solder di atas helaian timah terakhir, telepon
selulernya berdering keras. Jabba terkejut, lengannya berdenyut, dan segumpal
besar timah cair yang mendesis jatuh ke atas lengannya.
"Sial!" Jabba menjatuhkan alat soldernya dan hampir menelan lampu pennya. "Sial!
Sial! Sial!" Jabba menggosok tetesan timah tersebut dengan panik. Tetesan tersebut bergulir
jatuh dan meninggalkan luka hangus yang lumayan. Cip yang tadi dia solder ikut
terjatuh dan menimpa kepalanya.
"Sialan!" Telepon itu berbunyi lagi, tetapi Jabba tidak menghiraukannya.
"Midge," kutuk Jabba pelan. Sial kau! Crypto baik-baik saja! Telepon itu terus
berbunyi. Jabba kembali menyolder cip tersebut. Semenit kemudian cip itu
terpasang, tetapi teleponnya masih tetap berdering. Demi Tuhan, Midge!
Menyerahlah! Telepon itu berdering selama lima belas detik lagi dan akhirnya berhenti. Jabba
bernapas lega. Enam puluh detik kemudian, interkom di bagian atas berderak. "Apakah kepala Sys-
Sec bisa menghubungi bagian switchboard utama untuk menerima sebuah pesan?"
Jabba memutar bola matanya dengan rasa tidak percaya. Midge benar-benar tidak,
mau menyerah, ya" Jabba tidak mengacuhkan panggilan itu.
*** 79 STRATHMORE MENGEMBALIKAN SkyPager ke dalam kantongnya dan menatap ke arah Node 3
di dalam kegelapan. Strathmore meraih tangan Susan. "Ayo."
Tetapi jari-jari mereka tidak pernah bersentuhan.
Ada teriakan panjang tercekat dari dalam kegelapan. Sesosok tubuh besar muncul -
seperti sebuah truk raksasa tanpa lampu depan. Tak lama kemudian, terjadi sebuah
tabrakan dan Strathmore tergelincir di atas lantai.
Itu adalah Hale. Pager Strathmore telah mengacaukan segalanya.
Susan mendengar pistol Beretta itu terjatuh. Untuk sejenak Susan terpaku di
tempatnya. Dia tidak yakin hendak lari ke mana dan berbuat apa. Nalurinya
menyuruhnya untuk kabur, tetapi dia tidak mempunyai kode lift. Hatinya
menyuruhnya untuk menolong Strathmore, tetapi dengan cara apa" Ketika dia
berputar dengan putus asa, dia mengira akan mendengar suara pergumulan antar
hidup dan mati di atas lantai, tetapi dia tidak mendengar apa-apa. Tiba-tiba
semuanya terdiam - seolah Hale telah menghantam sang komandan dan kemudian
menghilang kembali dalam kegelapan.
Susan menunggu dan berusaha melihat di dalam kegelapan sambil berharap
Strathmore tidak terluka. Setelah sekian lama, Susan berbisik, "Komandan?"
Bahkan pada saat dia mengucapkan kata tersebut, Susan menyadari kesalahannya.
Pada saat itu juga bau Hale tercium dan arah belakang. Susan terlambat berbahk.
Tanpa peringatan, dia meronta dan kehabisan napas. Ternyata dia menghantam
sesuatu yang tidak asing lagi. Wajahnya membentur dada Hale.
"Buah zakarku sakit sekali," kata Hale terengah di telinga Susan.
Lutut Susan menjadi lemas. Bintang-bintang di atas kubah mulai berputar.
*** 80 HALE MENGEPIT leher Susan dan berteriak ke dalam kegelapan. "Komandan, aku telah
menawan gadis kesayanganmu. Aku ingin keluar!"
Tuntutan Hale dibalas dengan kesunyian.
Kepitan Hale bertambah kencang. "Aku akan mematahkan lehernya."
Sebuah pistol terkokang tepat di belakang mereka. Suara Strathmore tenang dan
terkendali. "Lepaskan dia."
Susan mengernyit kesakitan. "Komandan!"
Hale memutar badan Susan ke arah datangnya suara itu. "Jika kautembak, kau akan
mengenai Susanmu tersayang. Apakah kau siap mengambil risiko itu?"
Suara Strathmore mendekat. "Lepaskan dia."
"Tidak akan. Kau pasti akan membunuhku."
"Aku tidak akan membunuh siapa pun."
"Oh, ya" Katakan itu pada Chartrukian!" Strathmore bergerak mendekat.
"Chartrukian telah mati."
"Tentu saja. Kau yang membunuhnya.
Aku melihatnya!" "Sudahlah, Greg," kata Strathmore dengan tenang.
Hale mencengkeram Susan dan berbisik pada telinganya. "Strathmore telah
mendorong Chartrukian - aku bersumpah!"
"Dia tidak akan jatuh ke dalam permainan adu dombamu," kata Strathmore sambil
bergerak mendekat. "Lepaskan dia."
Hale mendesis dalam kegelapan, "Chartrukian hanyalah seorang anak kecil, demi
Tuhan! Kenapa kau melakukannya" Untuk melindungi rahasia kecilmu?"
Strathmore tetap tenang. "Rahasia kecil apa itu?"
"Kau tahu dengan baik rahasia kecil apa itu! Benteng Digital!"
"Astaga," Strathmore menggumam dengan gaya meremehkan. Suaranya sedingin es.
"Jadi, kamu tahu tentang Benteng Digital. Tadinya kupikir kau akan menyangkalnya
juga." "Bajingan kau."
"Pertahanan diri yang cerdik."
"Dasar bodoh," umpat Hale. "Asal kautahu saja, TRANSLTR telah menjadi panas
karena terlalu lama bekerja."
"Masa?" Strathmore terkekeh. "Coba kutebak - aku harus membuka pintu dan memanggil
petugas Sys-Sec?" "Tepat sekali," balas Hale. "Kau benar-benar bodoh jika tidak melakukannya."
Kali ini Strathmore tertawa keras. "Jadi, itu masalah besar yang kaugembar-
gemborkan" TRANSLTR menjadi terlalu panas sehingga semua pintu harus dibuka dan
kita keluar dan sini"
"Memang begitu, sialan! Aku baru saja dan lantai bawah tanah! Pembangkit listrik
cadangan tidak mampu memaksimalkan freon!"
"Terima kasih atas tipnya," kata Strathmore. "Tetapi TRANSLTR bisa berhenti
secara otomatis jika menjadi terlalu panas. Proses pemecahan Benteng Digital
akan berhenti sendiri."
Hale mencibir. "Kau sinting. Apa peduliku jika TRANSLTR meledak. Lagi pula,
mesin itu seharusnya dilarang."
Strathmore mendesah. "Psikologi anak-anak hanya berlaku untuk anak-anak, Greg.
Lepaskan dia." "Agar kau bisa menembakku?"
"Aku tidak akan menembakmu. Aku hanya menginginkan kunci sandi itu."
"Kunci sandi apa?"
Strathmore mendesah lagi. "Vang dikirimkan Tankado kepadamu."
"Aku tidak tahu apa maksudmu."
"Pembohong!" jerit Susan. "Aku melihat surat Tankado di dalam account-mu!"
Hale menjadi kaku. Dia memutar badan Susan. "Kau masuk ke dalam account-ku?"
"Dan kau menggugurkan pelacakku?" bentak Susan.
Hale merasa tekanan darahnya melonjak naik. Dia pi-ker dia telah menutupi
jejaknya. Dia tidak mengira Susan mengetahui apa yang telah dilakukannya. Tidak
heran jika wanita itu tidak memercayai sepatah kata pun yang diucapkannya. Hale
merasa terjepit. Dia tahu dirinya tidak bisa kabur - tidak sempat. Dia berbisik


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pada Susan dengan putus asa, "Susan ... Strathmore telah membunuh Chartrukian!"
"Lepaskan dia," kata sang komandan dengan tenang.
"Dia tidak rnernercayairnu."
"Dasar kau bajingan pembohong! Kau telah mencuci otaknya. Kau memberitahunya apa
yang sesuai dengan keinginanmu! Apakah dia tahu apa yang sebenarnya kau-
rencanakan dengan Benteng Digital?"
"Dan apa itu?" tantang Strathmore.
Hale tahu, apa yang akan diucapkannya akan membebaskannya atau, kalau tidak,
membunuhnya. Hale menarik napas panjang dan mulai berbicara. "Kau berencana
untuk menambahkan sebuah celah pada Benteng Digital."
Kata-kata itu disambut dengan keheningan yang membingungkan dan dalam kegelapan.
Hale sadar, dia telah mengenai sasarannya.
Tampaknya, ketenangan Strathmore yang tidak tergoyahkan sedang diuji. "Siapa
yang mengatakan hal ini padamu?" tanyanya. Suaranya terdengar sedikit kasar.
"Aku membacanya," kata Hale dengan pongah sambil berusaha menikmati perubahan
posisi tersebut. "Di dalam salah satu berkas Brainstorm milikmu."
"Tidak mungkin. Aku tidak pernah mencetak berkas Brainstormku."
"Aku tahu. Aku membacanya langsung dan account-
rnu." Strathmore terlihat ragu-ragu. "Kau masuk ke ruanganku?"
"Tidak. Aku menyadapmu dan Node 3." Hale tertawa kecil. Dia sadar dirinya
membutuhkan segala kemampuan bernegosiasi yang didapatkannya dan masa dinasnya
di marmer agar bisa keluar dan Crypto dengan selamat.
Strathmore bergerak maju. Beretta miliknya teracung di dalam kegelapan.
"Bagaimana kautahu tentang celahku?"
"Sudah kukatakan tadi. Aku menyadapmu." "Mustahil."
Hale mencibir pongah. "Salah satu masalah dan mempekerjakan yang terbaik,
Komandan, adalah terkadang mereka lebih baik danmu."
"Anak muda," Strathmore mendesis marah, "aku tidak tahu dan mana kau mendapatkan
informasi itu, tetapi kau telah kelewatan. Bebaskan Ms. Fletcher sekarang atau
aku akan memanggil petugas keamanan dan menjeblos-kanmu ke penjara seumur
hidup." "Kau tidak akan melakukannya," kata Hale berterus terang. "Memanggil petugas
keamanan akan menghancurkan rencanamu. Aku akan memberitahukan segalanya pada
mereka." Hale terdiam. "Tetapi jika kaubiarkan aku keluar, aku tidak akan
mengatakan sepatah kata pun tentang Benteng Digital."
"Tidak ada kesepakatan," balas Strathmore. "Aku menginginkan kunci sandi itu."
"Aku tidak memiliki kunci sandi apa pun!"
"Cukup sudah kebohonganmu!" teriak Strathmore. "Di mana kunci sandi itu?"
Hale menjepit leher Susan lagi. "Biarkan aku keluar, atau dia akan mati!"
TREVOR STRATHMORE telah banyak melakukan tawar-menawar berisiko tinggi sepanjang
hidupnya. Dia sadar, Hale sekarang dalam kondisi yang sangat berbahaya.
Knptografer muda itu telah tersudut, dan lawan yang tersudut adalah yang paling
berbahaya - putus asa dan tidak bisa diduga. Strathmore sadar, langkah berikutnya
sangat kritis. Nyawa Susan bergantung padanya - begitu pula masa depan Benteng
Digital. Dia sadar, hal pertama yang harus dilakukannya adalah melepas
ketegangan suasana saat itu. Setelah sekian lama, Strathmore mendesah dengan
enggan. "Baiklah, Greg. Kau menang. Apa yang kauingin aku lakukan?"
Sunyi. Tampaknya untuk sesaat Hale tidak yakin bagaimana menangani nada suara
Komandan yang terdengar ingin bekerja sama. Hale sedikit melonggarkan kepitannya
pada leher Susan. "B-baiklah Hale tergagap dan tiba-tiba suaranya bergetar. "Hal pertama yang
kaulakukan adalah memberikan pistolmu padaku. Kalian berdua ikut denganku."
"Sebagai tawanan?" Strathmore tertawa dingin. "Greg, kau bisa melakukan yang
lebih baik. Ada sekitar lusinan penjaga bersenjata di antara tempat ini dan
lapangan parkir." "Aku tidak bodoh," bentak Hale. "Aku akan menggunakan liftmu. Susan ikut
denganku! Kau tinggal!"
"Aku benci mengatakan ini padamu," balas Strathmore, "tetapi liftku mati."
"Omong kosong!" bentak Hale. "Lift itu mendapat listrik dan bangunan utama. Aku
telah melihat denahnya."
"Kami telah mencobanya," kata Susan tercekat dan berusaha membantu. "Lift itu
mati." "Kalian berdua penuh dengan omong kosong. Luar biasa!"
Hale mempererat kepitannya. "Jika lift itu mati, aku akan menggugurkan TRANSLTR
dan mengembalikan tenaga listrik."
"Elevator itu memerlukan sebuah kata kunci," kata Susan dengan bersemangat.
"Tidak masalah." Hale tertawa. "Aku yakin sang komandan akan memberitahukannya.
Iya, kan, Komandan?"
"Tidak akan," desis Strathmore.
Hale meledak marah. "Sekarang, dengarkan aku, Pak Tua - ini kesepakatannya. Kau
akan membiarkan aku dan Susan menggunakan liftmu. Kami akan pergi dengan mobil
selama beberapa jam, dan kemudian aku akan melepaskannya."
Strathmore merasa situasinya meruncing. Dia telah melibatkan Susan, dan dia
harus membebaskannya. Suara Strathmore terdengar tenang. "Bagaimana dengan
rencanaku dengan Benteng Digital?"
Hale tertawa. "Kau bisa menyelipkan celahmu - aku tidak akan mengatakan sepatah
kata pun." Kemudian, suara Hale berubah mengancam. "Tetapi jika aku tahu kau
mencariku, aku akan membeberkan semua cerita kepada pers. Aku akan
memberitahukan bahwa Benteng Digital telah tercemar, dan aku akan menenggelamkan
perusahaan terkutuk ini."
Strathmore mempertimbangkan tawaran Hale. Tawaran itu mudah dan sederhana. Susan
tetap hidup, dan Benteng Digital akan memiliki sebuah celah. Selama Strathmore
tidak mengejar Hale, celah itu akan tetap menjadi rahasia. Strathmore tahu, Hale
tidak bisa menutup mulutnya untuk waktu yang lama. Tetapi tetap saja,
pengetahuannya tentang Benteng Digital adalah satu-satunya jaminannya - mungkin
dia akan menjadi lebih cerdas. Apa pun yang terjadi, Strathmore tahu bahwa
nantinya Hale bisa disingkirkan jika perlu.
"Putuskan segera, Pak Tua!" tantang Hale. "Kami pergi atau tidak?" Lengan Hale
mengepit Susan dengan erat.
Strathmore tahu, jika dia mengangkat telepon sekarang dan memanggil Bagian
Keamanan, Susan akan terus hidup. Strathmore berani mempertaruhkan nyawanya. Dia
bisa melihat skenario itu dengan jelas. Telepon itu akan mengagetkan Hale. Hale
akan menjadi panik dan akhirnya knptografer muda itu akan berhadapan dengan
sekelompok kecil tentara. Hale tidak akan bisa berbuat apa-apa. Setelah merasa
ragu selama beberapa saat, Hale akan menyerah. Tetapi jika aku memanggil Bagian
Keamanan, pikir Strathmore, rencanaku akan berantakan.
Hale mengepit lebih keras lagi. Susan menjerit kesakitan.
"Jadi, bagaimana?" Hale berteriak. "Apakah aku harus membunuhnya?" Strathmore
mempertimbangkan pilihan-pilihannya. Jika dia membiarkan Hale membawa Susan
keluar dan Crypto, tidak akan ada jaminan. Lelaki itu mungkin akan berkendara
untuk sesaat, memarkir mobilnya di hutan. Dia mungkin mempunyai pistol ....
Perut Strathmore bergolak. Tidak bias dipastikan apa yang terjadi sampai Hale
membebaskan Susan ... jika dia membebaskannya. Aku harus menghubungi Bagian
Keamanan, Strathmore memutuskan. Apa lagi yang bisa kulakukan"
Strathmore membayangkan Hale di pengadilan, membeberkan segalanya tentang
Benteng Digital. Rencanaku akan berantakan. Pasti ada cara lain.
"Putuskan!" Hale berteriak sambil menyeret Susan ke arah tangga.
Strathmore tidak mendengarkan. Jika menyelamatkan Susan berarti menghancurkan
rencananya, biarlah - tidak ada yang lebih berharga daripada Susan. Susan Fletcher
bukanlah orang yang dapat Strathmore korbankan.
Hale memelintir tangan Susan ke belakang dan memiting lehernya ke salah satu
sisi. "Ini kesempatan terakhirmu, Pak Tua! Berikan pistol itu!"
Pikiran Strathmore terus berpacu. Selalu ada pilihan lain! Akhirnya Strathmore
berbicara - dengan pelan dan sedih. "Tidak, Greg, maaf. Aku tidak bisa
melepaskanmu." Hale tercekat kaget. "Apa!"
"Aku akan menghubungi Bagian Keamanan."
Susan terengah. "Komandan! Jangan!"
Hale mempererat kepitannya. "Jika kau memanggil Bagian Keamanan, dia akan mati!"
Strathmore menarik telepon seluler dan ikat pinggangnya dan menyalakannya.
"Greg, kau hanya menggertak."
"Kau tidak akan pernah melakukannya!" teriak Hale. "Aku akan berbicara! Aku akan
menghancurkan rencanamu! Sebentar lagi kau akan mencapai impianmu. Menguasai
seluruh data di dunia! Tidak akan ada lagi batasan - hanya ada informasi gratis.
Ini kesempatan seumur hidup! Kau pasti tidak ingin kehilangan itu!"
Suara Strathmore bagai baja. "Kita lihat saja nanti."
"Tetapi - tetapi bagaimana dengan Susan?" tanya Hale tergagap. "Jika kau
menelepon, dia akan mati!"
Strathmore bersikeras. "Itu risiko yang kuambil."
"Omong kosong! Kau lebih menginginkannya dibandingkan dengan Benteng Digital!
Aku kenal kau! Kau tidak akan mengambil risiko itu!"
Susan mulai memprotes marah, tetapi Strathmore mengalahkannya. "Anak muda! Kau
tidak kenal aku! Aku mengambil risiko untuk hidup. Jika kau ingin bermain kasar,
ayo!" Strathmore mulai memencet tombol pada teleponnya. "Kau salah menilaiku!
Tidak ada yang boleh mengancam nyawa pegawaiku dan keluar dengan bebas!"
Strathmore mengangkat telepon itu dan berteriak ke corong telepon seluler itu.
"Operator! Hubungkan dengan
Bagian Keamanan!" Hale mulai memelintir leher Susan. "A-aku akan membunuhnya. Aku bersumpah!"
"Kau tidak akan melakukannya!" seru Strathmore. "Membunuh Susan hanya akan
memperkeruh suasana-" Strathmore berhenti dan menekan telepon itu ke mulutnya.
"Bagian Keamanan! Ini Komandan Treuor Strathmore. Di Crypto ada seseorang yang
ditawan! Kirimkan beberapa petugas kemari! Va, sekarang, sialan! Kita juga
mempunyai masalah dengan pembangkit tenaga listrik. Aku ingin tenaga listrik
disalurkan kemari dan segala sumber yang ada di luar. Aku menginginkan semua
sistem berfungsi dalam waktu lima menit. Greg Hale telah membunuh seorang
petugas Sys-Sec juniorku. Sekarang dia sedang menawan knptografer seniorku. Kau
bebas menggunakan gas air mata jika perlu! Jika Mr. Hale tidak mau bekerja sama,
kirim penembak jitu untuk menembaknya. Aku yang akan bertanggung jawab penuh.
Lakukan sekarang!" Hale berdiri tidak bergerak - tampaknya dia lemas karena tidak percaya.
Cengkeramannya pada Susan menjadi longgar.
Strathmore mematikan teleponnya dan memasukkannya kembali ke ikat pinggangnya.
"Giliranmu sekarang, Greg."
*** 80 DAVID BECKER, dengan pandangan kabur, berdiri di samping bilik telepon umum di
bandara. Walaupun wajahnya terbakar dan merasa sedikit mual, semangatnya kembali
bangkit. Semuanya telah berlalu. Benar-benar berlalu. Dia akan pulang. Cincin di
tangannya adalah barang yang selama ini dicarinya. Dia mengangkat tangannya ke
arah lampu dan memicingkan matanya ke arah cincin emas tersebut. Dia tidak bisa
melihat dengan baik untuk membaca, tetapi ukiran pada cincin tersebut tidak
tampak seperti bahasa Inggris. Simbol pertama mungkin Q, O, atau nol. Matanya
terlalu perih untuk membaca dengan baik. Dia mempelajari beberapa karakter
pertama pada cincin itu. Karakter-karakter tersebut tidak masuk akal. Inikah
masaiah keamanan nasionai itu "
Becker melangkah masuk ke dalam bilik telepon itu dan memutar nomor Strathmore.
Sebelum dia memutar kode internasional, Becker mendengar sebuah suara rekaman.
"Todos los circuitos estan ocupados," kata suara dalam rekaman itu. "Silakan
akhiri sambungan ini dan coba sekali lagi." Becker mengernyit dan memutuskan
sambungan itu. Dia lupa bahwa mendapatkan sambungan internasional dan Spanyol
sama seperti permainan roulette. Semuanya bergantung pada waktu dan
keberuntungan. Becker harus mencoba beberapa menit lagi.
Becker berjuang untuk mengabaikan rasa perih menyengat yang berangsur berkurang
di matanya. Megan telah memberitahunya bahwa menggosok-gosok matanya akan
memperburuk keadaan. Becker tidak bisa membayangkan hal itu. Dengan tidak sabar,
dia mencoba menelepon lagi. Masih tidak ada hubungan. Becker tidak bisa menunggu
lebih lama lagi. Matanya benar-benar panas. Dia harus membilasnya dengan air.
Strathmore bisa menunggu satu atau dua menit lagi. Dalam keadaan setengah buta,
Becker menuju kamar kecil.
Bayangan kabur dan kereta pembersih masih tampak di depan pintu kamar kecil
pria, jadi Becker kembali menuju pintu yang bertanda DAMAS. Dia merasa mendengar
suara dan dalam. Dia mengetuk. "Hola?"
Sunyi. Mungkin Megan, pikir Becker. Gadis itu masih mempunyai waktu lima jam sebelum
pesawatnya terbang dan dia tadi bilang akan menggosok tangannya sampai bersih.
"Megan?" panggil Becker. Dia mengetuk lagi. Tidak ada jawaban. Dia mendorong
pintu tersebut. "Halo?" Becker melangkah masuk. Kamar kecil itu tampak kosong.
Becker mengangkat bahunya dan berjalan ke arah wastafel.
Wastafel itu masih tetap kotor, tetapi airnya dingin. Becker merasakan pon-
ponnya mengencang saat dia membasuh wajahnya. Rasa perih yang dirasakannya mulai
berkurang dan pandangannya yang berkabut secara perlahan mulai menjadi lebih
jelas. Becker melihat bayangannya sendiri pada cermin. Tampangnya seperti habis
menangis selama berhari-hari.
Setelah mengeringkan matanya dengan lengan jasnya, Becker tiba-tiba menyadari
sesuatu. Dalam segala kehebohan yang terjadi, dia telah melupakan di mana
dirinya berada. Dia berada di bandara! Di suatu tempat di luar sana, di dalam
salah satu dan ketiga hanggar pesawat pribadi di bandara Seuilla, sebuah pesawat
Learjet 60 sedang menanti untuk membawanya pulang. Sang pilot sudah
mengatakannya dengan jelas. Saya diperintahkan untuk menunggu di sini sampai
Anda kembali. Ini benar-benar sulit dipercaya, pikir Becker. Setelah semua yang terjadi, dia
kembali ke tempat dia mulai. Apa lagi yang kutunggu" Becker tertawa. Aku yakin
pilot itu bisa mengirimkan pesan kepada Strathmore.
Sambil terkekeh sendiri, Becker berkaca dan merapikan dasinya. Dia baru saja
akan pergi ketika dia melihat ada sesuatu di belakangnya melalui bayangan dalam
cermin. Dia berbahk. Benda yang menonjol dan salah satu pintu bilik yang
setengah terbuka itu tampak seperti ujung tas Megan.
"Megan?" Becker memanggil. Tidak ada jawaban. "Megan?"
Becker berjalan mendekat. Dia mengetuk pintu bilik itu dengan keras. Tidak ada
jawaban. Dengan perlahan dia mendorong pintu tersebut. Daun pintunya bergerak
terbuka. Becker berusaha untuk tidak berteriak. Megan berada di dalam bilik kamar kecil
tersebut. Mata gadis itu membelalak ke atas. Tepat di tengah dahinya terdapat
sebuah lubang bekas peluru yang mengucurkan darah ke wajahnya.
"Oh, Tuhan!" Becker berteriak dengan terkejut.
"Esta rnuerta," sebuah suara yang nyaris bukan suara manusia berbicara dan arah
belakang Becker. "Dia telah mati."
Ini seperti mimpi. Becker berbahk.
"Senor Becker" tanya suara yang mengerikan itu.
Dengan bingung, Becker mengamati pria yang sedang berjalan masuk ke dalam kamar
kecil itu. Orang itu tampaknya tidak terlalu asing. "Soy Hulohot," kata pembunuh
itu. "Saya Hulohot." Katakatanya yang tidak jelas terdengar berasal dan rongga
perutnya. Hulohot menyodorkan tangannya. "El anillo. Cincin itu."
Becker menatap kosong. Hulohot memasukkan tangannya ke dalam kantong dan mengeluarkan sebuah pistol.
Dia mengangkat senjata itu dan menodongkannya ke arah kepala Becker. "El
anillo." Dengan cepat dan jelas, Becker merasakan sesuatu yang belum pernah dialaminya
sebelumnya. Seolah diperingatkan oleh naluri untuk bertahan hidup dan alam bawah
sadarnya, setiap otot pada badannya bergerak secara bersamaan. Dia melompat ke
udara saat sebutir peluru terlontar keluar dan pistol Hulohot. Dia jatuh di atas
badan Megan. Peluru tersebut menghantam dinding di belakangnya.
"Mierda!" geram Hulohot. Entah bagaimana, Becker telah berhasil mengelak dan
tembakannya. Pembunuh itu bergerak maju.
Dauid Becker berusaha bangkit dan tubuh remaja yang telah tewas itu. Dia
mendengar suara langkah kaki. Suaranapas. Suara pistol yang dikokang.
"Adios," bisik Hulohot sambil menerobos maju dan mengayunkan pistolnya ke dalam
bilik. Pistol itu meletus. Ada sesuatu yang berwarna merah melayang di udara, tetapi
bukan darah. Benda lain. Sebuah benda yang tiba-tiba muncul, melayang keluar dan
bilik, dan menghantam dada pembunuh itu. Akibatnya, pistol sang pembunuh meletus
satu detik lebih cepat. Benda tersebut adalah tas Megan.
Becker mendobrak keluar dan dalam bilik. Dia menghambur ke dada pembunuh itu dan
mendorongnya ke arah wastafel. Terdengar suara pecahan yang amat keras. Cermin
di kamar kecil itu hancur. Pistol si pembunuh terjatuh. Kedua pria itu jatuh ke
lantai. Becker melepaskan dirinya dan kabur ke arah pintu keluar. Hulohot
menggapai pistolnya, berbahk, dan menembak. Pelurunya menancap pada daun pintu


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang terbanting menutup. Ruang luas di bandara yang kosong itu tampak bagaikan hamparan gurun yang tak
terseberangi di depan Becker. Kakinya bergerak lebih cepat dan yang
dibayangkannya. Saat masuk ke dalam pintu putar itu, Becker mendengar sebuah letusan tembakan
dan arah belakang. Panel kaca di depannya hancur berkeping-keping bagaikan hujan
beling. Becker mendorong bingkai pintu itu dengan bahunya dan pintu itu bergerak
maju. Sesaat kemudian dia terlontar ke arah trotoar di luar.
Ada sebuah taksi yang sedang menunggu. "Dejame entrar!" teriak Becker sambil
menggedor pintu taksi yang terkunci itu. "Biarkan aku masuk!" Pengemudi itu
menolak karena dia sedang menunggu penumpang berkacamata dengan bingkai kawat
itu. Becker berbahk dan melihat Hulohot dengan pistol di tangan sedang
menyeberangi ruang luas bandara tersebut. Becker melihat ke arah Vespa kecilnya
di atas trotoar. Matilah aku.
Hulohot menerjang keluar dan pintu berputar itu dan melihat Becker berusaha
menyalakan Vespanya dengan siasia. Hulohot tersenyum dan mengangkat senjatanya.
Choke-nya! Becker menarik tuas di dekat tangki bensin Vespa tersebut. Kemudian,
dia mencoba menyalakan motor itu lagi. Motor tersebut terbatuk dan mati.
"El anillo. Cincin itu." Suara Hulohot mendekat.
Becker menengadah. Dia melihat laras pistol itu. Ruang pelurunya sedang
berputar. Becker menjejakkan kakinya ke pedal starter sekali lagi.
Tembakan Hulohot meleset dan kepala Becker saat motor kecil itu menyala dan
meluncur maju. Becker berpegangan kencang pada motornya saat kendaraan tersebut
meloncat turun dan tepi jalan yang berumput dan bergerak oleng di dekat pojok
bangunan bandara ke arah landasan pacu.
Dengan marah Hulohot berlari ke arah taksi yang sedang menunggu. Beberapa detik
kemudian, si sopir taksi tergeletak di jalan sambil menyaksikan kendaraannya
menderu di balik kabut asap.
*** 82 SAAT GREG Hale sadar akan implikasi telepon sang komandan ke Bagian Keamanan,
kriptografer muda itu merasa lemas karena panik. Bagian Keamanan sedang menuju
kemari,' Cengkeramannya pada Su- san mulai melonggar. Hale tersadar dan kembali
mempererat cengkeramannya pada bagian tengah tubuh Susan.
"Lepaskan aku!" jerit Susan. Suaranya bergema ke seluruh kubah.
Pikiran Hale kalang kabut. Telepon sang komandan telah mengejutkannya.
Strathmore menghubungi Bagian Keamanan,' Dia mengorbankan rencananya untuk
Benteng Digital! Hale tidak pernah membayangkan sang komandan akan melepaskan Benteng Digital.
Celah itu adalah kesempatan sekali seumur hidup.
Saat gelombang panik menyerangnya, pikiran Hale seolah mempermainkan dirinya
sendiri. Dia melihat laras Beretta Strathmore ke mana pun dia memandang. Dia
mulai berputar sambil mendekap Susan untuk menangkis tembakan sang komandan.
Karena takut, Hale dengan membabi buta menyeret Susan ke dekat tangga. Dalam
lima menit, lampu akan kembali menyala, pintu-pintu akan terbuka, dan pasukan
SWAT akan berhamburan masuk.
"Kau menyakitiku!" Susan tercekat. Dia terengah-engah sambil berusaha
mengimbangi gerakan Hale yang berputar.
Hale mempertimbangkan untuk melepaskan Susan dan berlari ke arah lift
Strathmore, tetapi itu sama saja dengan bunuh diri. Dia tidak memiliki kata
kunci lift itu. Selain itu, saat dirinya berada di luar NSA tanpa seorang
sandera, dia tahu dia akan segera mati. Bahkan mobil Lotus miliknya tidak akan
bisa menyaingi armada helikopter NSA. Susan adalah satu-satunya hal yang membuat
Strathmore tidak meledakkan aku di jalan.
"Susan," kata Hale sambil menyeret Susan ke arah tangga. "Ikut aku! Aku
bersumpah tidak akan menyakitimu!"
Ketika Susan memberontak, Hale sadar dirinya berada dalam masalah. Bahkan jika
dia bisa membuka pintu lift Strathmore dan membawa serta Susan, wanita itu pasti
akan terus meronta saat mereka berdua keluar dan gedung. Hale sepenuhnya sadar
bahwa lift Strathmore hanya berhenti pada satu tempat. "Jalan Bawah Tanah,"
sebuah akses bawah tanah berbentuk labirin yang khusus dilewati oleh para
petinggi secara rahasia. Hale tidak ingin tersesat di koridor bawah tanah NSA
bersama seorang sandera yang meronta-ronta. Itu benar-benar akan menjadi jebakan
maut. Bahkan jika dia berhasil keluar, Hale sadar dia tidak memiliki senjata.
Bagaimana dia akan menyeret Susan melintasi lapangan parkir" Bagaimana dia akan
menyetir" Suara seorang profesor strategi militer sewaktu Hale masih berada di marinir
memberinya jawaban: Gunakanlah kekerasan, suara tersebut mengingatkan, dan kau akan merasakan
perlawanan. Tetapi jika kau bisa meyakmDI kan seseorang untuk berpikir seperti
yang kaukehendaki, kau akan mendapatkan seorang sekutu.
"Susan," Hale berkata, "Strathmore adalah pembunuh. Kau dalam bahaya di sini!"
Tampaknya Susan tidak mendengarkan. Hale sadar apa yang dilakukannya itu konyol.
Strathmore tidak mungkin menyakiti Susan, dan Susan tahu itu.
Hale berusaha melihat di dalam kegelapan dan ber-tanyatanya di mana sang
komandan bersembunyi. Strathmore tibatiba terdiam, membuat Hale bertambah panik.
Dirinya merasa terdesak oleh waktu. Bagian Keamanan akan segera tiba.
Dengan sekuat tenaga, Hale merangkul pinggang Susan dan menariknya ke atas
tangga. Susan berusaha melawan dengan mencantelkan kakinya pada anak tangga
pertama, tetapi tidak ada gunanya. Hale jauh lebih kuat.
Dengan berhati-hati, Hale menaiki tangga dengan berjalan mundur sambil menyeret
Susan. Mendorong wanita itu naik mungkin akan lebih mudah, tetapi bagian ujung
tangga di atas diterangi oleh cahaya monitor Strathmore. Jika Susan naik lebih
dahulu, Strathmore akan bisa menembak punggung Hale dengan leluasa. Dengan
menyeret Susan di depannya, Hale memiliki seorang perisai manusia di antara
dirinya dan lantai Crypto.
Kira-kira sepertiga jalan menuju ke atas, Hale merasakan ada gerakan pada bagian
dasar tangga. Strathmore sedang bergerak! "Jangan coba-coba, Komandan," desis
Hale. "Kau hanya akan membuat Susan terbunuh."
Hale menanti. Tetapi hanya ada kesunyian. Dia mendengar dengan cermat. Tidak ada
apa-apa. Tidak ada gerakan di bagian bawah tangga. Apakah dia tadi hanya
berkhayal" Tidak penting. Strathmore tidak akan berani mengambil risiko menembak
selama Hale terhalang oleh Susan.
Tetapi saat Hale bergerak ke atas tangga sambil menyeret Susan, sesuatu yang
tidak terduga terjadi. Ada sebuah suara berdebam lembut pada akhir anak tangga
di belakangnya. Hale berhenti. Adrenalinnya mengalir kencang. Apakah Strathmore
berhasil menyelinap ke atas" Nalurinya mengatakan bahwa Strathmore masih berada
di bawah tangga. Tetapi kemudian, dengan tiba-tiba, suara itu terdengar lagi -
lebih keras sekarang. Terdengar sebuah langkah di bagian atas!
Dengan ngeri, Hale menyadari kesalahannya. Strathmore sedang berdiri di
belakangku! Dia bisa menembak punggungku dengan leluasa! Dengan putus asa, Hale
memutar Susan ke bagian depannya dan mulai menuruni tangga.
Saat Hale mencapai anak tangga terakhir di bawah, dia menatap dengan liar ke
atas dan berteriak, "Mundur, Strathmore! Mundur, atau aku akan mematahkan-"
Di bagian bawah tangga, bagian pegangan Beretta melayang di udara dan menghantam
tengkorak Hale. Ketika Susan melepaskan dirinya dan Hale yang roboh, dia berputar dengan
bingung. Strathmore menggapai dan menariknya, lalu mendekap badannya yang
gemetar. "Syyy, "Strathmore menenangkan. "Ini aku. Kau baik-baik saja."
Tubuh Susan bergetar. "Ko ... mandan," kata Susan terengah dan dengan bingung.
"Saya pikir ... saya pikir
Anda berada di lantai atas ... saya mendengar
"Sekarang tenanglah," bisik sang komandan. "Tadi aku melemparkan sepatuku ke
atas." Susan tertawa dan menangis pada saat yang bersamaan. Sang komandan baru saja
menyelamatkan hidupnya. Sambil berdiri di dalam kegelapan, Susan merasa sangat
lega. Tetapi walaupun begitu, dia bukannya tidak merasa bersalah. Bagian
Keamanan sedang menuju kemari. Dia dengan bodohnya telah membiarkan Hale
menawannya dan menggunakan dinDInya untuk melawan Strathmore. Susan sadar, sang
komandan telah membayar mahal untuk menyelamatkan nyawanya. "Saya minta maaf,"
katanya. "Untuk apa?"
"Rencana Anda dengan Benteng Digital ... sudah hancur."
Strathmore menggeleng. "Sama sekali tidak."
"Tetapi ... tetapi bagaimana dengan Bagian Keamanan" Mereka akan segera tiba.
Kita tidak mempunyai waktu untuk-"
"Bagian Keamanan tidak akan kemari, Susan. Kita mempunyai banyak waktu.
Susan menjadi bingung. Tidak akan kemari" "Tetapi tadi Anda menelepon
Strathmore terkekeh. "Tipuan kuno. Aku tadi berpura-pura menelepon."
*** 83 TIDAK DIRAGUKAN lagi, Vespa Becker adalah kendaraan terkecil yang pernah
melintas di landasan pacu Sevilla. Dengan kecepatan penuh pada 50 mil per jam,
suaranya lebih mirip mesin gergaji listrik daripada sepeda motor. Malangnya,
kecepatan tersebut tidak cukup untuk terbang.
Pada kaca spionnya, Becker melihat taksi tersebut muncul dari bagian landasan
pacu yang gelap, kira-kira empat ratus kaki di belakangnya. Dengan cepat taksi
tersebut menyusulnya. Becker menatap ke depan. Sekitar setengah mil jauhnya di
depan, hanggar pesawat terlihat berdiri dengan latar belakang langit malam.
Becker bertanya-tanya apakah dengan jarak itu taksi tersebut bisa mengejarnya.
Ah, Susan bisa menghitung hai tersebut dengan cepat, David terkenang kekasihnya.
Tiba-tiba dia merasa takut luar biasa.
Becker menundukkan kepalanya dan memutar gas setir semaksimal mungkin. Vespa itu
melaju pada kecepatan tertinggi. Becker menduga kecepatan taksi di belakangnya
mencapai sembilan puluh mil per jam, dua kali kecepatannya. Dia menatap ke arah
tiga bangunan yang berdiri di kejauhan. Yang di tengah. Itulah tempat Learjet
itu berada. Terdengar sebuah suara tembakan.
Peluru itu tertanam di dalam landasan pacu beberapa yard di belakang Becker. Dia
menoleh ke belakang. Pembunuh itu sedang melongok dan jendela taksi dan berusaha
membidik ke arahnya. Becker berkelit dan kaca spionnya meledak hancur. Dia bisa
merasakan getaran tembakan itu pada gagang setirnya. Dia menundukkan badannya ke
sepeda motornya. Tuhan, tolong aku, aku tidak, bisa lolos!
Aspal di depan Vespa Becker bertambah terang sekarang. Taksi itu semakin dekat.
Lampu depannya rnen-ciptakan bayangan seram di atas landasan pacu. Pistol
pembunuh itu meletus lagi. Sebuah peluru menyerempet lambung sepeda motor
Becker. Becker berusaha agar tidak oleng. Aku harus mencapai hanggar itu! Dia bertanya-
tanya apakah pilot Learjet itu bias melihat kedatangannya. Apakah pilot itu
memiliki senjata" Apakah dia bisa membuka pintu pesawat tepat pada waktunya"
Tetapi ketika Becker mendekati hanggar yang terbuka lebar dan terang itu, dia
sadar pertanyaannya tidak ada gunanya. Pesawat Learjet itu tidak kelihatan di
mana-mana. Dia berusaha melihat de- ngan pandangannya yang kabur sambil berharap
dirinya hanya sedang berhalusinasi. Tetapi ternyata tidak. Hanggar itu kosong
melompong. Ya Tuhan! Di mana pesawat itu"
Ketika kedua kendaraan itu melesat masuk ke dalam hanggar kosong tersebut,
Becker dengan nekat mencari jalan kabur. Tetapi tidak ada satu pun. Dinding dan
lembaran logam yang bergelombang pada belakang bangunan itu tidak memiliki pintu
maupun jendela. Taksi itu melaju di sisi Becker. Saat dia menoleh ke km, Hulohot
sedang mengangkat pistolnya.
Refleks menguasai diri Becker. Dia menginjak remnya keras-keras. Tetapi
kecepatannya hampir tidak berkurang. Lantai hanggar itu licin oleh minyak
sehingga Vespa itu tergelincir ke depan.
Dan sisinya terdengar suara mendecit keras saat taksi tersebut direm dan ban-
bannya yang botak meluncur di atas permukaan yang licin. Hanya beberapa inci di
sebelah km Vespa Becker yang tergelincir, mobil itu berputar di dalam gumpalan
kabut asap pembuangan dan asap karet yang terbakar.
Pada posisi yang saling bersebelahan, kedua kendaraan itu meluncur tak
terkendali dan akan menabrak bagian belakang hanggar itu. Becker dengan nekat
menginjak rem, tetapi tidak ada gunanya. Dia merasa seperti melaju di atas es.
Di depannya, dinding logam tampak semakin mendekat. Segalanya terjadi begitu
cepat. Saat taksi itu berputar bagai spiral di sampingnya, Becker menghadap
dinding dan bersiap-siap menghadapi tubrukan.
Kemudian terdengar suara tabrakan antara baja dan logam bergelombang yang
memekakkan telinga. Tetapi tidak ada rasa sakit. Tiba-tiba Becker mendapati
dirinya di udara terbuka, masih di atas Vespanya, dan terpantul-pantul di atas
lapangan berumput. Seolah-olah dinding belakang hangar di depannya tadi
menghilang. Taksi itu masih berada di sisinya sambil melaju dengan gerakan zig-
zag di atas lapangan. Selembar logam bergelombang dan dinding belakang hangar
itu terbang di atas atap taksi dan melayang di atas kepala Becker.
Dengan jantung yang berpacu, Becker rnernacu Vespanya dan melaju ke dalarn
kegelapan malam. *** 84 JABBA MENDESAH senang saat dia menyelesaikan patrian terakhirnya. Dia mematikan
alat soldernya, meletakkan pen lampunya, dan berbaring beberapa saat di dalam
komputer raksasa yang gelap itu. Jabba merasa lelah. Lehernya pegal. Pekerjaan
di dalam selalu menyesakkan, apalagi untuk seseorang seukuran badannya.
Dan mereka terus membuat ukuran yang lebih kecil lagi, pikirnya.
Saat Jabba memejamkan matanya untuk bersantai, seseorang di luar menarik sepatu
botnya. "Jabba! Keluar!" teriak suara seorang wanita.
Midge menemukanku. Jabba mengerang.
"Jabba! Keluar!"
Dengan enggan Jabba menggeliat keluar. "Demi Tuhan, Midge! Sudah kuberi tahu-"
Tetapi itu bukan Midge. Jabba menengadah dan terkejut. "Soshi?"
Soshi Kuta adalah sebuah "kabel berjalan" dengan bobot sembilan puluh pon. Dia
adalah tangan kanan Jabba. Dia seorang teknisi Sys-Sec yang cerdas lulusan MIT.
Soshi sering bekerja larut rnalarn bersama Jabba dan tampaknya merupakan
satusatunya anggota staf yang tidak terintimidasi oleh Jabba. Soshi menatap
Jabba dan bertanya, "Kenapa kau tidak menjawab teleponmu" Ataupun panggilan
seranta danku?" "Seranta danrnu?" ulang Jabba. "Kupikir itu-" "Sudahlah. Sesuatu yang aneh
sedang terjadi di bank data utama."
Jabba memeriksa jamnya. "Aneh?" Sekarang dia mulai khawatir. "Bisakah kau lebih
jelas lagi?" Dua menit kemudian, Jabba berlari di sepanjang lorong menuju bank data.
*** 85 GREG HALE tergeletak meringkuk di atas lantai Node 3. Strathmore dan Susan baru
saja menyeret pria itu melintasi Crypto dan mengikat tangan serta kakinya dengan
kabel lebar dari mesin cetak laser yang ada di dalam Node 3.
Susan masih terkesima akan manuver cerdik yang baru saja dilakukan oleh sang
komandan. Dia berpura-pura menelepon! Agaknya Strathmore telah memerdayai Hale,
menyelamatkan Susan, dan mendapatkan waktu untuk menulis ulang Benteng Digital.
Susan melirik ke arah kriptografer yang terikat itu dengan gelisah. Napas Hale
terdengar berat. Strathmore duduk di sofa dengan pistol Beretta di atas
pangkuannya. Susan kembali memerhatikan komputer Hale dan melanjutkan rangkaian
pencarian acaknya. Rangkaian pencarian keempatnya mulai bekerja dan kembali dengan tangan hampa.
"Masih belum beruntung," Susan mendesah. "Mungkin kita harus menunggu sampai
David menemukan salinan milik Tankado."
Strathmore memandang Susan dengan tatapan tidak setuju. "Jika Dauid gagal, dan
kunci sandi Tankado jatuh ke tangan yang salah
Strathmore tidak perlu menyelesaikan kata-katanya. Susan mengerti. Kunci sandi
milik Tankado akan tetap berbahaya sampai berkas Benteng Digital di internet
digantikan dengan uersi Strathmore yang sudah dimodifikasi.
"Setelah kita melakukan penukaran," kata Strathmore, "aku tidak peduli ada
berapa kunci sandi yang beredar. Lebih banyak, lebih baik." Strathmore memberi
isyarat kepada Susan untuk terus mencari. "Sebelum hal itu terjadi, kita harus
berpacu dengan waktu."
Susan membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi katakatanya tertelan oleh sebuah
suara yang memekakkan telinga. Kesunyian Crypto dirusak oleh sebuah sirene
peringatan dan lantai bawah tanah. Susan dan Strathmore saling bertukar
pandangan dengan bingung.
"Apa itu?" teriak Susan di sela-sela suara sirene itu.
"TRANSLTR!" balas Strathmore berteriak. Dia kelihatan cemas. "Mesin itu terlalu
panas! Mungkin Hale benar tentang tenaga cadangan yang tidak bisa mengaktifkan
freon." "Bagaimana dengan pengguguran secara otomatis?"
Strathmore berpikir sejenak, kemudian berteriak, "Pasti ada yang konslet."
Sebuah lampu sirene kuning menyala berputar-putar di atas lantai Crypto dan


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memancarkan cahaya bergelombang ke wajah Strathmore.
"Harus Anda gugurkan!" teriak Susan.
Strathmore mengangguk. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika tiga
juta prosesor silikon menjadi terlalu panas dan terbakar. Strathmore harus naik
ke atas, ke komputernya, dan menggugurkan proses pemecahan Benteng Digital -
terutama sebelum siapa pun dan luar Crypto mengeDI tahui masalah ini dan
memutuskan untuk mengirimkan pasukan bala bantuan.
Strathmore melihat ke arah Hale yang masih tidak sadarkan diri. Dia meletakkan
pistol Berettanya di atas meja dekat Susan dan berteriak di antara bunyi sirene,
"Aku akan segera kembali!" Saat Strathmore menghilang melalui lubang pada
dinding Node 3, dia menoleh ke belakang dan berteriak, "Temukan kunci sandi itu
untukku!" SUSAN MENATAP hasil pencarian kunci sandi yang sia-sia dan berharap Strathmore
bertindak cepat dan segera menggugurkan proses pemecahan Benteng Digital. Bunyi
bising dan cahaya di Crypto terasa bagaikan sebuah peluncuran peluru kendali.
Di atas lantai, Hale mulai bergerak. Bersama dengan setiap bunyi sirene, Hale
mengernyit. Susan terkejut sendiri ketika dia meraih Beretta di atas meja. Hale
membuka mata dan melihat Susan sedang berdiri di atasnya dengan pistol tertodong
di bagian selangkangannya.
"Di mana kunci sandi itu?" tanya Susan.
Hale kesulitan mengenali keadaan sekelilingnya. "Apa-apa yang terjadi?"
"Kau mengacaukannya. Itulah yang terjadi. Sekarang, di mana kunci sandi itu?"
Hale berusaha menggerakkan lengannya, tetapi ternyata dirinya terikat. Wajahnya
menjadi panik. "Lepaskan aku!"
"Aku membutuhkan kunci sandi itu," ulang Susan. "Aku tidak memilikinya! Lepaskan
aku!" Hale berusaha berdiri, tetapi dia bahkan tidak bisa berguling.
Susan berteriak di antara suara sirene. "Kaulah North
Dakota, dan Ensei Tankado memberimu salinan kunci sandinya. Aku membutuhkannya
sekarang!" "Kau gila!" teriak Hale. "Aku bukan North Dakota!" Dia berjuang dengan sia-sia
untuk melepaskan dirinya. Susan membentak dengan marah, "Jangan bohong padaku.
Kenapa semua surat North Dakota ada di dalam account-rnu?"
"Sudah kukatakan tadi!" jawab Hale sementara sirene masih terus berbunyi. "Aku
menyadap Strathmore! Email di dalam account-ku adalah salinan dan account
Strathmore - email yang dicuri COMINT dan Tankado!"
"Omong kosong!" Kau tidak pernah bisa menyadap account Komandan!"
"Kau tidak mengerti!" teriak Hale. "Sudah ada penyadap di dalam account
Strathmore!" Hale berbicara di antara suara sirene. "Seseorang telah meletakkan
penyadap itu di sana. Aku rasa Direktur Fontaine yang melakukannya! Aku hanya
menebeng! Kau harus memercayaiku! Itulah ceritanya bagaimana aku bisa mengetahui
rencana Strathmore untuk menulis ulang Benteng Digital! Aku telah membaca
BrainStormsnya!" BramStorrns" Susan terdiam. Tidak diragukan lagi, Strathmore telah membuat garis
besar rencananya untuk Benteng Digital dengan menggunakan peranti lunak
BramStorrns. Jika ada yang bisa menyadap account Strathmore, orang itu bisa
mendapatkan semua informasi yang ada ....
"Menulis ulang Benteng Digital adalah hal yang gila!" teriak Hale. "Kau tahu
benar implikasinya - akses penuh oleh NSA!" Suara sirene bergaung keras dan
menenggelamkan suara Hale, tetapi Hale bagai kerasukan. "Kau pikir kita siap
bertanggung jawab" Kau pikir ada yang
bisa" Ini benar-benar picik! Kau mengatakan pemerintah kita memikirkan
kepentingan rakyat" Bagus! Tetapi apa yang terjadi ketika pemerintahan yang akan
datang tidak memikirkan kepentingan kita semua! Teknologi ini abadi!"
Susan hampir tidak bisa mendengar Hale. Suara ribut di Crypto benar-benar
membuat tuh. Hale berjuang untuk membebaskan dirinya. Dia menatap mata Susan dan terus
berteriak. "Bagaimana rakyat sipil akan membela diri mereka terhadap polisi
ketika orang-orang yang berkuasa bisa mengakses semua saluran komunikasi mereka"
Bagaimana rakyat bisa merencanakan sebuah pemberontakan?"
Susan sudah pernah mendengar argumen seperti itu berulang kali. Argumen tentang
pemerintahan yang akan dating merupakan keluhan rutin dan EFF.
"Strathmore harus dihentikan!" jerit Hale di antara suara sirene. "Aku bersumpah
aku akan melakukannya. Itulah yang telah kulakukan seharian - mengawasi account
Strathmore, menunggunya bertindak sehingga aku bisa mencatat proses penukaran
itu. Aku membutuhkan bukti - bukti bahwa Strathmore telah menambahkan sebuah
celah. Maka dan itu, aku menyalin semua email Strathmore ke dalam account-ku.
Sudah terbukti dia sedang mengawasi Benteng Digital. Aku berencana membeberkan
informasi ini kepada pers."
Jantung Susan terloncat. Apakah dia tidak salah dengar" Apakah itu mungkin" Jika
Hale sudah mengetahui rencana Strathmore untuk mengedarkan versi tercemar dan
Benteng Digital, dia bisa menunggu hingga seluruh dunia menggunakan alogaritma
tersebut dan kemudian menjatuhkan bomnya - lengkap dengan bukti-bukti yang ada!
Susan dapat membayangkan judul depan pada surat-surat kabar: KRIPTOGRAFER GREG
HALE MENYINGKAP RENCANA RAHASIA A.S. UNTUK MENGENDALIKAN INFORMASI GLOBAL!
Apakah peristiwa Skipjack berulang kembali" Menyingkap celah NSA untuk kedua
kali akan membuat Greg Hale jauh lebih terkenal dan yang bisa diimpikan oleh
knptografer muda itu sendiri. Hal itu juga akan menenggelamkan NSA. Susan tiba-
tiba bertanya-tanya apakah mungkin Hale sedang mengatakan yang sebenarnya.
Tidak! Susan memutuskan. Tentu saja tidak.
Hale terus memohon. "Aku menggugurkan program pelacakmu karena kupikir kau
sedang menyelidiki aku! Kupikir kau mencurigai bahwa Strathmore sedang disadap!
Aku tidak ingin kau mencari tahu tentang kebocoran tersebut dan menemukan aku."
Hal itu masuk akal, tetapi tidak mungkin. "Lalu kenapa kau membunuh
Chartrukian?" bentak Susan.
"Aku tidak melakukannya!" jerit Hale mengalahkan suara bising sirene.
"Strathmorelah yang mendorong Chartrukian! Aku melihat semuanya dan bawah! Waktu
itu Chartrukian hendak menghubungi bagian Sys-Sec dan merusak rencana Strathmore
untuk menambahkan celah tersebut!"
Hale hebat, pikir Susan. Dia bisa mengarang semua dengan baik.
"Lepaskan aku!" pinta Hale. "Aku tidak melakukan apaapa!"
"Tidak melakukan apa-apa?" Susan berteriak sambil bertanya-tanya kenapa
Strathmore begitu lama. "Kau dan Tankado telah menyandera NSA. Paling tidak
sebelum kau mengkhianati Tankado. Katakan padaku," desak Susan, "apakah Tankado
benar-benar telah rnati karena serangan jantung atau karena kau telah mengirim
teman-temanmu untuk membunuhnya?"
"Kau begitu buta!" teriak Hale. "Tidak bisakah kau melihat bahwa aku tidak
terlibat" Lepaskan ikatanku! Sebelum Bagian Keamanan sampai kemari!"
"Bagian Keamanan tidak akan datang kemari," kata Susan datar.
Hale menjadi pucat. "Apa?"
"Strathmore hanya berpura-pura menelepon."
Mata Hale membelalak. Untuk sesaat pria itu tampak lumpuh. Kemudian, dia mulai
meronta dengan panik. "Strathmore akan membunuhku! Aku tahu dia akan
melakukannya! Aku tahu terlalu banyak!"
"Tenang, Greg."
Suara sirene tetap berbunyi saat Hale berteriak, "Tetapi aku tidak bersalah!"
"Kau bohong! Aku memiliki buktinya!" Susan mengelilingi lingkaran komputer itu.
"Ingat program pelacak yang kaugugurkan?" tanya Susan ketika dia tiba di
komputernya. "Aku mengirimnya lagi! Mari kita lihat apakah pelacak itu sudah
kembali." Ternyata benar. Pada layar Susan, sebuah gambar peringatan berkedip untuk
memberitahukan bahwa pelacak sudah kembali. Susan menggerakkan mouse komputernya
dan membuka pesan itu. Data ini akan menentukan nasib Hale, piker Susan. Hale
adalah North Dakota. Kotak data pada layer terbuka. Hale adalah-"
Susan terdiam. Pelacak itu mulai terbaca, dan Susan berdiri dengan membisu dan
terpana. Pasti ada kesalahan. Pelacak itu menunjuk kepada orang lain - orang yang
sama sekali tidak disangka.
Susan berpegangan pada mejanya dan membaca kotak data di hadapannya sekali lagi.
Apa yang dibaca Susan adalah informasi yang dikatakan Strathmore telah
diterimanya ketika komandan itu menggunakan pelacak tersebut! Susan tadinya
berpikir Strathmore telah membuat kesalahan, tetapi dia yakin dirinya mengirim
pelacak tersebut dengan cara yang benar.
Informasi pada layarnya sama sekali tidak terduga.
NDAKOTA = ET@DOSHISHA.EDU
"ET?" tanya Susan dengan kepala yang berputar-putar. "Ensei Tankado adalah North
Dakota?" Ini sama sekali tidak bisa dipercaya. Jika data tersebut benar, Tankado dan
rekannya adalah orang yang sama. Tibatiba pikiran Susan terputus. Dia berharap
suara sirene berhenti. Kenapa Strathmore tidak mematikan alat sialan itu"
Hale menggeliat di atas lantai sambil berusaha melihat Susan. "Apa katanya"
Katakan padaku!" Susan mengabaikan Hale dan keributan di sekitarnya. Ensei Tankado adalah North
Dakota .... Susan mencoba menghubungkan setiap hal. Jika Tankado adalah North Dakota,
kemudian dia mengirim email untuk dirinya sendiri ... ini berarti North Dakota
tidak pernah ada. Rekan Tankado hanya sebuah muslihat.
North Dakota adalah hantu, Susan berkata pada dirinya sendiri. Bagai asap dan
bayangan dalam cermin. Tipuan itu benar-benar cemerlang. Ibarat dalam pertandingan tenis, tampaknya
Strathmore hanya mengawasi pertandingan pada satu sisi lapangan. Karena bola
terus memantul kembali, Strathmore menyimpulkan ada orang lain di sisi lain net.
Tetapi Tankado ternyata bermain melawan dinding. Orang Jepang itu mengumumkan
kehebatan Benteng Digital di dalam email yang dikirimkan untuk dirinya sendiri.
Dia telah menulis surat-surat, mengirimkannya melalui server anonim, dan,
beberapa jam kemudian, server tersebut mengirim kembali surat-surat itu kepada
dirinya. Sekarang, Susan sadar, semuanya begitu jelas. Tankado memang menghendaki sang
komandan menyadapnya ... dia menghendaki sang komandan membaca email miliknya.
Ensei Tankado telah menciptakan penjamin semu - dia tak pernah memercayakan kunci
sandi miliknya pada siapa pun. Tentu saja, untuk membuat semua tipuan ini
menjadi lebih nyata, Tankado menggunakan sebuah account rahasia ... cukup
rahasia untuk menghilangkan kecurigaan bahwa semua ini hanya sebuah jebakan.
Tankado adalah rekannya sendiri. North Dakota tidak pernah ada. Ensei Tankado
adalah pemain tunggal. Seorang pemain tunggal. Sebuah pikiran yang mengerikan menyerang Susan. Tankado bisa saja telah
menggunakan korespondensi semunya untuk meyakinkan Strathmore tentang apa pun.
Susan teringat reaksi dirinya sendiri pertama kali saat Strathmore
memberitahunya tentang alogaritma yang tidak bisa dipecahkan itu. Pada saat itu
Susan bersumpah bahwa hal itu tidak mungkin. Kemungkinan yang tidak menyenangkan
dan situasi itu membuat perut Susan mulas. Bukti apa yang mereka miliki yang
menunjukkan bahwa Tankado benarbenar telah menciptakan Benteng Digital" Hanya
kehebohan yang ada di dalam emailnya. Dan tentu saja ... TRANSLTR. Komputer
tersebut telah terjebak di dalam perputaran yang tidak berujung selama hampir
dua puluh jam. Walaupun begitu, Susan sadar bahwa ada program lain yang dapat
membuat TRANSLTR sibuk selama itu, sebuah program yang jauh lebih mudah dibuat
dibandingkan dengan sebuah alogaritma yang tidak bisa dipecahkan. Virus.
Badan Susan menggigil. Tetapi bagaimana sebuah virus dapat masuk ke dalam TRANSLTR"
Bagai sebuah suara dan kubur, Phil Chartrukian memberikan jawabannya. Strathmore
telah memotong jalan Gauntlet!
Bagaikan mendapatkan wahyu yang memuakkan, Susan mulai melihat kebenarannya.
Strathmore telah rnen-download berkas Benteng Digital Tankado dan berusaha
memasukkannya ke dalam TRANSLTR untuk dipecahkan. Tetapi Gauntlet menolak berkas
tersebut karena berisi rangkaian mutasi yang berbahaya. Biasanya, Strathmore
akan menjadi waspada, tetapi sang komandan telah melihat email T ankado-
rangkaian mutasi adalah intinya! Merasa yakin bahwa Benteng Digital aman untuk
diproses, Strathmore memotong jalan penyaring Gauntlet dan mengirim berkas
tersebut ke dalam TRANSLTR.
Susan hampir tidak bisa berbicara. "Tidak ada Benteng Digital," Susan tercekat
sementara sirene terus berbunyi dengan keras. Dengan perlahan dan lemas,
knptografer kepala itu bersandar ke komputernya. Tankado telah memancing orang-
orang bodoh ... dan NSA telah memakan umpannya.
Kemudian, dan lantai atas, terdengar sebuah teriakan marah yang panjang. Itu
suara Strathmore. *** 86 TREVOR STRATHMORE sedang membungkuk dekat mejanya ketika Susan dengan napas
tersengal-sengal sampai di pintu komandan itu. Kepala Strathmore tertunduk.
Kepalanya yang berkeringat berkilau karena cahaya monitor komputer. Sirene dari
ruang bawah masih berbunyi keras.
Susan bergegas menuju meja Strathmore. "Komandan?"
Strathmore tidak bergerak.
"Komandan! Kita harus mematikan TRANSLTR! Kita terkena - "
"Dia berhasil menjebak kita," kata Strathmore tanpa menengadah. "Tankado telah
membodohi kita semua ...."
Susan bisa menebak dari nada suara Strathmore bahwa sang komandan telah mengerti
apa yang terjadi. Semua gembar-gembor Tankado tentang alogaritma yang tidak bisa
dipecahkan itu ... melelang kunci sandi - semuanya hanya sandiwara, sebuah
permainan. Tankado telah menipu NSA untuk menyadap surat-surat miliknya, membuat
mereka percaya bahwa dia memiliki seorang rekan, dan menjebak mereka untuk
mendownload sebuah berkas yang sangat berbahaya.
"Rangkaian-rangkaian mutasi itu - " kata Strathmore dengan lemas.
"Saya tahu." Sang komandan menengadah dengan pelan. "Berkas yang aku download dan
internet ... adalah sebuah ...."
Susan berusaha untuk tetap tenang. Semua bagian dan permainan itu telah berubah.
Selama ini tidak pernah ada sebuah alogaritma yang tidak bisa dipecahkan - tidak
pernah ada Benteng Digital. Bekas yang telah Tankado tempatkan di internet
adalah sebuah virus berbentuk sandi, yang mungkin disegel oleh sebuah alogaritma
generik yang banyak beredar di pasaran. Segel itu cukup kuat untuk melindungi
setiap orang dan bahaya - setiap orang kecuali NSA. TRANSLTR telah menghancurkan
segel pelindung tersebut dan melepaskan virus di dalamnya.
"Rangkaian-rangkaian mutasi itu," kata sang komandan dengan suara serak.
"Tankado mengatakan bahwa rangkaian tersebut hanya bagian dan alogaritma yang
tidak terpecahkan itu." Strathmore kembali terpuruk ke atas mejanya.
Susan bisa mengerti perih yang dirasakan sang komandan. Strathmore telah benar-
benar tertipu. Tankado tidak pernah benar-benar berniat membiarkan perusahaan
computer mana pun untuk membeli alogantmanya. Alogaritma itu tidak pernah ada.
Semuanya hanya sebuah permainan. Benteng Digital yang bagaikan hantu adalah
sebuah lelucon, sebuah umpan untuk menggoda NSA. Tankado berada di belakang
panggung sambil menarik tali-temali untuk mengatur setiap langkah yang diambil
Strathmore. "Aku telah memotong jalan Gauntlet." Sang komandan mengerang.
"Itu karena Anda tidak tahu."
Strathmore memukul meja dengan kepalan tangannya. "Aku seharusnya tahu! Namanya
ada di layar, demi Tuhan! NDAKOTA! Lihat itu!"
"Apa maksud Anda?"
"Dia sedang menertawai kita! Namanya adalah sebuah anagram, sebuah permainan
huruf!" Susan merasa bingung untuk beberapa saat. NDAKOTA adalah sebuah anagram" Susan
membayangkan huruf-huruf pada kata itu dan mulai mengacak huruf-huruf tersebut
di dalam benaknya. Ndakota ... Kado-tan ... Oktadan ... Tandoka .... Lutut Susan
menjadi lemas. Strathmore benar. Hal itu sangat jelas. Bagaimana mereka bisa
tidak menyadari itu" North Dakota tidak ada hubungan sama sekali dengan salah
satu negara bagian di A.S. - Tankado melakukannya untuk membuat NSA malu! Dia
bahkan telah mengirim sebuah peringatan kepada NSA; sebuah petunjuk langsung
bahwa dirinya adalah NDAKOTA. Huruf-huruf itu tereja TANKADO. Tetapi para
pemecah kode rahasia terbaik di dunia tidak menangkap itu, sebagaimana yang
telah direncanakan oleh Tankado.
"Tankado mengejek kita," kata Strathmore.
"Anda harus menggugurkan TRANSLTR," kata Susan.
Strathmore menatap kosong ke arah dinding.
"Komandan. Matikan mesin itu! Hanya Tuhan yang tahu apa yang sedang terjadi di
dalamnya!" "Aku telah mencobanya," bisik Strathmore. Susan belum pernah mendengar
Strathmore berkata-kata dengan suara selemah itu.
"Apa maksud Anda dengan telah mencobanya?"
Strathmore memutar layar monitornya ke arah Susan.
Layar itu berubah warna menjadi rnerah tua yang ganjil. Pada bagian bawahnya,
sebuah kotak dialog menunjukkan beberapa kali percobaan untuk menonaktifkan


Benteng Digital Digital Fortress Karya Dan Brown di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TRANSLTR. Perintah-perintah itu diikuti oleh jawaban yang sama:
MAAF. TIDAK BISA MENGGUGURKAN. MAAF. TIDAK BISA MENGGUGURKAN. MAAF. TIDAK BISA
MENGGUGURKAN. Susan menggigil. Tidak bisa menggugurkan" Tetapi kenapa" Susan khawatir dia
telah mengetahui jawabannya. Jadi, mi balas dendam Tankado" Menghancurkan
TRANSLTR! Selama bertahun-tahun, Ensei Tankado ingin agar dunia mengetahui
tentang TRANSLTR, tetapi tidak ada yang memercayainya. Jadi, dia memutuskan
untuk menghancurkan mesin raksasa itu. Dia berjuang sampai mati untuk mewujudkan
apa yang dipercayainya - hak privasi individu.
Di lantai bawah, sirene masih berbunyi keras.
"Kita harus mematikan semua tenaga listrik," pinta Susan. "Sekarang!"
Susan sadar, jika mereka cepat, mereka bisa menyelamatkan mesin prosesor paralel
tersebut. Semua komputer di dunia, dan PC Radio Shack sampai sistem pengendali
satelit milik NSA, dilengkapi dengan sebuah cara untuk menonaktifkannya secara
paksa dalam keadaan darurat seperti saat ini. Cara itu tidaklah hebat-hebat
amat, tetapi selalu berhasil. Cara tersebut dikenal dengan sebutan "mencabut
stekernya." Dengan memutuskan semua tenaga listrik yang tersisa di Crypto, mereka bisa
mematikan TRANSLTR. Mereka bias membuang virusnya nanti. Mereka tinggal
melakukan format ulang pada hard dnve TRANSLTR. Format ulang akan menghapus
semua memori komputer - data, program, virus, segalanya. Dalam banyak kasus,
format ulang mengakibatkan hilangnya ribuan berkas, kadang-kadang hasil kerja
selama bertahun-tahun. Tetapi TRANSLTR berbeda - mesin itu bias diformat ulang
tanpa kehilangan apa pun. Mesin pemroses paralel seperti TRANSLTR dirancang
untuk berpikir, bukan mengingat. Jadi sebenarnya tidak ada yang disimpan di
dalam TRANSLTR. Saat mesin tersebut berhasil memecahkan sebuah kode, mesin
tersebut akan mengirim hasilnya ke bank data utama NSA untuk di -
Susan terpaku diam. Segera setelah sadar, wanita itu mengatupkan tangan ke
mulutnya agar tidak menjerit. "Bank data utamanya!"
Strathmore menatap ke dalam kegelapan. Hanya suaranya yang terdengar. Sang
komandan agaknya telah menyadari hal tersebut. "Ya, Susan. Bank data utama
Strathmore menunjuk dengan ngeri ke arah monitornya. Susan kembali menatap layar
di depannya dan melihat ke bagian bawah kotak dialog. Di bagian bawah layar itu
terdapat kata-kata: KATAKAN PADA SELURUH DUNIA TENTANG TRANSLTR HANYA KEBENARAN YANG BISA
MENYELAMATKAN KALIAN SEKARANG ...
Susan merasa dingin. Semua informasi paling rahasia milik negara disimpan di
dalam NSA: protokol-protokol komunikasi militer, kode-kode konfirmasi SIGINT,
jati diri para mata-mata asing, cetak biru senjata-senjata canggih, dokumen-
dokumen berbentuk digital, kesepakatankesepakatan dagang - dan masih banyak lagi.
"Tankado tidak akan berani!" kata Susan. "Merusak catatan- catatan rahasia
negara ini?" Susan tidak percaya Ensei Tankado akan berani menyerang bank data
NSA. Wanita itu menatap pesan Tankado.
HANVA KEBENARAN VANG BISA MENYELAMATKAN KALIAN SEKARANG
"Kebenaran?" tanya Susan. "Kebenaran tentang apa?"
Strathmore bernapas berat. "TRANSLTR," katanya serak. "Kebenaran tentang
TRANSLTR." Susan mengangguk. Hal itu sangat masuk akal. Tankado memaksa NSA untuk memberi
tahu dunia tentang TRANSLTR. Ini pemerasan. Tankado memberikan sebuah pilihan
pada NSA - memberi tahu dunia tentang TRANSLTR atau kehilangan bank data. Susan
menatap dengan takjub teks di depannya. Pada bagian bawah layar, sebaris kata
berkedip-kedip. MASUKKAN KUNCI SANDI Sambil menatap kata-kata yang berkedip itu, Susan menjadi mengerti - virus, kunci
sandi, cincin Tankado, rencana pemerasan yang sangat cerdik. Kunci sandi yang
mereka cari bukan untuk membuka sebuah alogaritma. Kunci sandi tersebut adalah
sebuah antidot, sebuah penawar. Kunci sandi tersebut bisa menghentikan virus
itu. Susan telah banyak membaca tentang virus-virus seperti itu - program-program
berbahaya yang dibuat beserta dengan obatnya, yaitu sebuah kunci rahasia yang
bisa menonaktifkan virus-virus tersebut. Tankado tidak pernah berencana
menghancurkan data utama NSA - dia hanya ingin agar kita mengumumkan pada pubhc
tentang TRANSLTR! Kemudian, dia akan memberikan kunci sandi itu pada kita agar
kita bisa menghentikan virusnya!
Sekarang, sudah menjadi jelas bagi Susan bahwa rencana Tankado telah melenceng.
Tankado tidak berencana untuk mati. Dia berencana untuk duduk di dalam sebuah
bar di Spanyol sambil mendengarkan konferensi pers CNN tentang komputer pemecah
kode rahasia milik Amerika. Kemudian, dia akan menghubungi Strathmore untuk
membacakan kunci sandi yang terukir di cincinnya, dan menyelamatkan bank data
pada saat yang tepat. Setelah tertawa, Tankado akan menghilang sebagai seorang
pahlawan EFF. Susan memukul meja dengan kepalan tangannya. "Kita membutuhkan cincin itu!
Cincin itu adalah satu-satunya kunci sandi yang ada!" Sekarang dia mengerti -
tidak ada North Dakota, tidak ada kunci sandi yang lain. Bahkan jika NSA
mengumumkan kepada publik tentang TRANSLTR, Tankado sudah tidak ada untuk
menyelamatkan mereka. Strathmore terdiam. Situasi ini menjadi lebih serius dan yang pernah dibayangkan Susan. Vang paling
mengejutkan adalah, Tankado membiarkan hal ini berlangsung sampai sejauh ini.
Dia tentunya tahu apa yang akan terjadi jika NSA sampai tidak mendapatkan cincin
itu - tetapi malahan, pada detik-detik terakhir hidupnya, dia memberikan cincin
itu kepada orang lain. Tankado telah dengan sengaja menjauhkan cincin itu dan
mereka. Tapi lalu Susan sadar, dia bisa berharap Tankado berbuat apa - menyimpan
cincin itu untuk mereka, padahal pria itu berpikir merekalah yang membunuhnya"
Tetap saja, Susan tidak bisa percaya bahwa Tankado telah membiarkan hal ini
terjadi. Tankado cinta damai. Dia tidak ingin membuat kehancuran. Vang
diinginkannya hanyalah meluruskan yang salah. Ini adalah tentang TRANSLTR. Ini
tentang hak setiap orang untuk menyimpan rahasia. Ini tentang membuat dunia
sadar bahwa NSA selalu menguping mereka. Susan tidak bisa membayangkan Ensei
Tankado dapat melakukan sebuah agresi untuk menghapus data utama NSA.
Suara sirene menarik Susan kembali pada kenyataan. Dia melirik ke arah sang
komandan yang hancur dan dia tahu apa yang sedang dipikirkan pria itu. Bukan
hanya rencana untuk menambahkan sebuah celah pada Benteng Digital saja yang
hancur, tetapi keteledoran Strathmore telah membuat NSA berada dalam sebuah
bencana keamanan terburuk sepanjang sejarah A.S.
"Komandan, ini bukan salah Anda!" kata Susan berusaha mengalahkan suara sirene.
"Kalau saja Tankado belum mati, kita masih bisa tawar-menawar - kita masih
memiliki pilihan!" Tetapi Komandan Strathmore tidak mendengarnya. Hidup Strathmore telah hancur.
Dia mengabdikan dirinya kepada negara selama tiga puluh tahun. Saat ini
seharusnya merupakan masa kejayaannya, mahakaryanya - sebuah celah pada standar
pembuatan sandi dunia. Tetapi malahan, dirinya mengirim sebuah virus ke dalam
Mustika Dewi Pelangi 1 Dewa Arak 28 Teror Macan Putih Hantu Karang Bolong 2
^