Pencarian

Obat Pamungkas 4

Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein Bagian 4


layak. Tapi kalau obat tersebut justru memperparah kondisi pasiennya, atau,
amit-amit, mulai membunuh mereka, ini merupakan bencana baik bagi dokter yang
?terlibat maupun bagi pasiennya. Sejak sebelum Hippocrates, ilmu kedokteran telah
menetapkan bahwa nyawa pasien
255 merupakan kepercayaan suci. Bila melecehkan kepercayaan tersebut, bahkan dengan
maksud terbaik sekalipun, maka kelayakan seseorang dalam _bidang ini^harus
diragukan. Mereka membulatkan tekad untuk sangat berhati-hati menghindari bencana seperti
ini ketika memasukinya. Hal ini menyebabkan tugas menyusun daftar pasien menjadi lebih penting lagi.
"Mudah," kata Shein, "untuk membunuh obat baik dengan uji coba buruk." Dan cara
terbaik untuk mengacau uji coba adalah dengan menggunakan pasien yang
kemungkinannya untuk sembuh telah ada.
Sialnya, hampir semua kandidat potensial untuk protokol ini memenuhi kategori
tersebut karena, berdasarkan diagnosa, mereka pernah dirawat entah dengan
kemoterapi atau radiasi; dan telah terbukti bahwa seseorang yang kebal terhadap
satu terapi kemungkinannya kebal terhadap terapi lainnya.
Oleh karenanya, mereka hanya bisa berharap akan mampu menemukan lima belas
wanita yang perawatannya selama ini, untuk alasan apa pun, minimal.
Proses mengumpulkan kandidat protokol menjadi lebih tidak praktis karena Larsen
menolak untuk memberikan kantor sendiri bagi tim Campuran J. Ini berarti mereka
tidak bisa menerima telepon secara langsung, harus mengandalkan penyeranta
mereka untuk berhubungan dengan kandidat potensial; dan menelepon ke luar
melalui deretan telepon di ruang pertemuan setengah ruang kerja, setengah ruang
?duduk yang sejak awal mereka gunakan bersama-sama dengan rekan tahun pertama
?lainnya. 256 Tapi Larsen tidak bisa menghalangi masuknya telepon-telepon tersebut. Karena ia
tidak bisa menolak akses mereka ke Sistem Jangkauan Masyarakat YKA hubungannya
?dengan dunia onkologi melebihi batas-batasnya. Seperti semua protokol lainnya
yang diselenggarakan di YKA, garis besar uji Campuran J dicatat dalam sistem,
tersedia bagi dokter mana pun yang menelepon saluran khusus Yayasan.
Penjabaran protokol tersebut diikuti seruan untuk menjadi kandidat bagi orang-
orang yang memenuhi syarat. Atas desakan Reston, pakar kata-kata di antara
mereka bertiga, yang terakhir ini mereka susun singkat dan manis: Uji ini
membutuhkan sekelompok kecil wanita yang mengidap kanker payudara menyebar;
status kondisi minimum tujuh puluh persen; belum pernah mengalami perdarahan
maupun serangan jantung. Hubungi: Dr. Daniel Logan, Departemen Obat-obatan, YKA.
1-800-555-2002. "Ini teknik yang kupelajari sewaktu menulis iklan pribadi," kata Reston
menjelaskan, sambil meringis. "Percayalah, semakin eksklusif kedengarannya,
semakin besar bagianmu."
Sebenarnya, mereka mengharapkan banjirnya telepon sehingga jadi khawatir ketika?dalam beberapa hari pertama hanya masuk satu pertanyaan. Logan diberitahu
mengenai telepon tersebut melalui pe-nyerantanya sewaktu berkeliling. Ia
berhasil mencapai ruang rekan junior dalam sepuluh menit untuk membalas
teleponnya. Ia berbicara dengan dokter bernama Gillette, di Brownsville, Texas. Dari
suaranya dan sikapnya yang resmi, terkesan kalau ia cukup berhasil selama ini.
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Salah seorang pasien Gillette bernama Mrs. Mary Brady.
"Dia wanita yang menyenangkan," katanya menjelaskan, dengan suaranya yang
lembut, "sungguh menyedihkan peristiwa ini sampai terjadi."
Karena tidak pernah menerima telepon seperti ini, Logan tidak tahu pasti soal
etiketnya. Seberapa jauh ia boleh mendesak untuk memperoleh informasi vital yang
diperlukannya" Seberapa bagus kesan yang harus ditimbulkannya tentang
protokolnya" "Maaf," katanya. "Bisa kauceritakan tentang kasusnya?"
"Well, dia berusia empat puluh delapan tahun. Punya dua anak lelaki yang masuk
tim football bocah-bocah yang baik, bukan pembuat keonaran. Kami cuma ingin
?membantunya sebisanya."
"Uh-huh." "Dan tadi pagi aku kebetulan menelepon YKA dan kubaca tentang protokol baru yang
kauselenggarakan." "Ya. Aku mengerti."
"Bisa kauceritakan sedikit mengenainya?"
Kenapa, pikir Logan, jadi dirinya yang sekarang diwawancarai" "Uh, well,
protokol ini melibatkan obat bernama Campuran J. Kami punya alasan untuk
berharap obat ini akan menunjukkan keaktifan terhadap kanker payudara yang
menyebar. Tapi harus kutekan-kan kalau perawatan ini masih sangat eksperimental.
Kami benar-benar baru mulai."
"Yah, sejujurnya, aku sendiri sudah putus asa. Kami sudah mencoba segalanya
dengan wanita ini. Pada saat ini aku tidak tahu lagi harus berbuat apa."
"Sejak kapan dia mulai didiagnosa?"
"Mary pertama kali menemukan benjolannya empat
258 belas tahun yang lalu itu berarti sewaktu usianya tiga puluh empat. Aku ingat
?waktu itu dia hamil kedua." "Uh-huh."
"Jadi kami menunggu. Tapi sesudah melahirkan, dia menjalani operasi mastektomi
radikal yang dimodifikasi. Dia juga menjalani operasi pengangkatan kelenjar
getah bening di ketiak pada saat yang bersamaan."
"Tapi tumornya tumbuh kembali...?"
"Aku khawatir begitu lima tahun yang lalu. Sejak itu kami berusaha mengatasinya?dengan agen-agen kemoterapi standar. Tapi, seperti yang sudah kukatakan,
segalanya sudah mencapai akhirnya sekarang."
Logan telah mendengar lebih banyak daripada yang dibutuhkannya. Sekalipun
begitu, ia masih belum menemukan cara untuk menyampaikan kabar buruk pada
peneleponnya. "Kuanggap tumornya reseptor negatif estrogen," desaknya, berharap
peneleponnya akan menangkap isyaratnya. Tidak adanya protein yang dibutuhkan
untuk mengikat estrogen pada sel-sel merupakan faktor prognosis yang merusak
dalam kasus-kasus seperti ini.
"Ya, kurasa begitu." Dr. Gillette diam sejenak. "Kami bahkan mencoba memberikan
taxol padanya, zat dari getah pohon cemara Pasifik. Keluarganya mendesak,
sesudah koran ribut membicarakan zat itu. Tapi tidak ada gunanya."
"Sayang. Sungguh mengecewakan."
"Nah, Dr. Logan, apa langkah selanjutnya" Kukirimkan catatannya?"
Logan ragu-ragu. "Dengar, Dr. Gillette, aku kha -
259 watir kami tidak bisa menolongnya." Ia menjelaskan kebutuhan akan pasien dengan
sejarah perawatan yang relatif bersih.
"Please, Dokter," jawab pria tersebut, hampir memohon, "aku tidak bermaksud
mengajarimu bagaimana bertindak. Tapi aku yakin kau bisa berbuat lebih banyak
daripada kami di sini. Kau punya empat belas tempat lagi, apa ruginya" Apa
ruginya bagi dial" "Aku benar-benar menyesal," hanya itu yang bisa dikatakannya. "Kuharap kau
mengerti kalau kami harus menerima pasien sesuai dengan profil. Dengan melakukan
hal yang tidak sesuai akan membahayakan keseluruhan uji."
Telepon tersebut meresahkan Logan sepanjang hari. Inilah salah satu aspek proses
itu yang terus terang sama sekali tidak dipikirkannya: yang dituntut sikap tega
dari dirinya dalam proses pengumpulan itu. Hampir sama parahnya, ia akan terus-
menerus diingatkan pada fakta ini oleh para dokter lain, pria dan wanita baik-
baik, jujur dan penuh pengertian, yang memohon atas nama pasien mereka.
Selama beberapa minggu berikutnya, saat telepon-telepon mulai bertambah, Logan
menyadari kalau banyak di antara para dokter yang mereferensikan protokol
tersebut ternyata berusia enam puluhan dan tujuh puluhan; orang-orang yang
pandangannya terhadap nilai-nilai begitu berbeda dengan sebagian besar dokter di
YKA. Karena, pada akhirnya, seorang dokter yang menyarankan uji coba semacam ini pada
para pasiennya bukan cuma luar biasa pengakuan kalau pengobatan
?260 yang belum teruji mungkin lebih baik daripada pengobatan yang bisa
ditawarkannya tapi merupakan sikap pengingkaran diri. Itu artinya melepaskan
?uang yang bisa diperoleh dengan mudah dalam kasus-kasus di mana pasien masih
?dalam stadium dini, potensi untuk itu sangat besar.
Seiring dengan berlalunya hari, tidak ada kandidat berpotensi yang datang. Tiga
minggu telah berlalu, hanya sekelompok kecil wanita yang dipertimbangkan dengan
cermat, catatan tertulis mereka, foto rontgen, dan slide patologi telah tiba
untuk dipelajari; tapi tidak satu pun yang bisa diterima untuk mengikuti
protokol. Esnya akhirnya lumer pada suatu Jumat sore. Sabrina tengah bersiap-siap untuk
pulang ketika seorang perawat memberitahukan bahwa Rachel Meigs, yang bertugas
di Klinik Seleksi, ingin bertemu dengannya segera. Maigs merupakan salah seorang
rekan mereka yang tampaknya dengan tulus ingin protokol itu sukses.
Sekalipun bersifat pragmatis, Sabrina membiarkan harapan timbul dalam perjalanan
ke klinik. "Kurasa ada satu untukmu," kata Meigs. Ia mengangguk ke ruang tunggu.
"Pemeriksaannya selesai setengah jam yang lalu."
Sabrina memandang dari balik partisi kaca. Ruangan tersebut kosong, hanya ada
seorang wanita muda yang tengah hamil besar.
"Itu?" tanya Sabrina, ragu-ragu. Apa-apaan ini" Kenapa Meigs menganggap wanita
hamil bisa diikutkan dalam program" Atau ia cuma bergurau"
Meigs mengangguk. "Yang itu. Kurasa kau pasti menyukainya."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Setelah memasuki ruangan, Sabrina mengulurkan tangan. "Halo, aku Dr. Como."
Dengan susah payah wanita tersebut beranjak bangkit. "Hai. Aku Judy Novick."
Baru sekarang tampak jelas: Sekalipun perutnya besar, wanita tersebut kurus;
kulitnya pun pucat, bukan kemerahan.
Ia sama sekali tidak hamil, perutnya penuh tumor.
Sejenak kemudian Sabrina sadar. Tentu saja, sekitar seminggu yang lalu ia telah
mempelajari foto sinar X dan slide wanita ini yang menunjukkan tumor payudara
yang telah menyebar ke hati. Novick merupakan salah satu dari sekian banyak
calon yang telah disepakatinya bersama koleganya untuk dipertimbangkan lebih
lanjut. Sekilas terlintas dalam benak Sabrina, sewaktu memandang wanita
tersebut, kalau wanita ini pasti cantik dulunya.
"Kau pasti lelah, bukan?"
Sebenarnya, prosedur yang telah dijalani pasien siang ini tidak bisa disebut
berat: foto sinar X dada, EKG, mengambil sedikit darah, pemeriksaan tumor secara
manual. Tapi dengan kondisinya, Sabrina tahu, wanita tersebut pasti merasa bagai
baru saja bertanding dua belas ronde dengan juara tinju kelas berat. Ia berdiri
bergoyang-goyang, tampaknya bahkan tidak mampu mempertahankan keseimbangannya.
"Sebenarnya, ya. Sangat." Judy Novick tersenyum berterima kasih. "Hari ini
sangat melelahkan." "Ayo," kata Sabrina, mengajaknya ke ruang periksa, "kita ke tempat yang lebih
nyaman." Angka dalam keterangan pasien mengkonfirmasi
262 bukti visual: kanker mengotori tubuhnya dengan kecepatan yang mengerikan.
Meskipun begitu, paling tidak dari sudut protokol, ada juga berita baiknya.
Hingga hari ini, satu-satunya perawatan yang pernah dijalani Novick hanyalah
terapi tambahan. Ia ditawari program ini setelah obat yang paling aktif terbukti
tidak berguna. Dan ia tinggal di Bedford, Pennsylvania, dua jam lebih sedikit dari YKA.
"Nah," kata Sabrina, saat pasiennya berbaring di meja periksa, "aku yakin kau
pasti punya pertanyaan, bukan" Dan aku juga punya pertanyaan untukmu."
"Well..." kata Novick, kemudian berhenti. "Aku tidak begitu mengetahui ini
melibatkan apa saja. Aku kemari hanya karena dokterku menginginkannya. Dan
keluargaku." Sabrina mengangguk, tidak menunjukkan perasaan apa pun. Menurut panduan, seleksi
kandidat tidak bisa dilakukan berdasarkan kriteria sesamar atau sesubyektif
"moral" atau "sikap"; tapi ia mengetahui kalau begitu seorang pasien menyerah,
kesempatannya untuk berhasil berkurang drastis.
'-'Pertama-tama yang mau kuberitahukan," jawab Sabrina, "adalah ini merupakan
uji coba rawat jalan. Kami mungkin memintamu untuk tinggal di rumah sakit untuk
permulaan, tapi sesudahnya kau tinggal di rumahmu."
"Tapi apa gunanya" Pengobatan ma " Ia berhenti. "Aku bahkan tidak tahu apa yang?kutanyakan aku kurang begitu memahami ilmu pengetahuan."
?"Apa pengaruh percobaan ini?" Sabrina mendekat dan menatap matanya. Nadanya
langsung berubah 263 jadi lugas dan simpatik. "Aku cuma bisa memberitahukan harapan kami. Pengobatan
baru ini kami sangat mempercayainya. Tapi aku tidak bisa mengatakan kalau ini
?mudah." "Seberapa besar kesuksesan kalian sejauh ini?"
"Harus kukatakan, protokol ini baru dimulai. Gagasan ini sangat baru."
"Sudah berapa banyak pasien yang mencobanya?"
Sabrina ragu-ragu. "Kau yang pertama nomor satu." Ia tersenyum. "Ini merupakan
?kehormatan, bukan?"
Wanita tersebut membuang muka. "Aku tidak tahu apakah harus merasa tersanjung
atau ketakutan." Seperti Logan, Sabrina tidak pernah membayangkan kalau bagian ini begitu sulit.
Tiba-tiba ia mendapati dirinya harus menjual protokol tersebut dan kepada
?pasien yang ia sendiri bahkan tidak yakin apakah menginginkannya. "Aku
mengerti," katanya. "Seandainya saja aku bisa lebih pasti..."
"Tapi kau bermaksud mengatakan inilah satu-satunya kesempatanku."
Para dokter yang memiliki reputasi tidak akan bicara begitu pada pasiennya,
bahkan sekalipun, seperti sekarang, ia yakin keadaannya memang begitu; bermain-
main sebagai Tuhan bukanlah bagian dari deskripsi pekerjaan. "Kau mungkin
merupakan kandidat yang baik untuk pengobatan ini," katanya. "Dan kami tidak
bisa mengatakan hal ini kepada banyak orang."
Novick terdiam cukup lama.
"Judy..." Boleh kupanggil begitu?"
"Aku baru saja berpikir. Ini bukan keputusan mudah."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "Aku juga ingin menanyakan beberapa hal." "Oke."
"Kau tadi mengatakan keluargamu. Kau sudah menikah?"
Sebagaimana yang sangat dipahami Sabrina, keluarga yang kuat pasangan yang ?setia, atau saudara, atau orangtua bisa memberikan dukungan penting dalam
?situasi seperti ini, baik logistik maupun emosional. Ada saatnya pasien protokol
tidak mampu makan sendiri, apalagi, kalau sampai terjadi, datang ke UGD YKA
sendiri. Saat-saat seperti itu perlu diantisipasi.
"Ya, aku sudah menikah. Suamiku selama ini sangat membantuku."
"Bagus, ini sangat penting."
"Tapi aku tidak melakukan ini hanya untuknya," potongnya, dengan semangat yang
timbul mendadak. "Jangan sampai kau berpikir begitu."
"Tidak. Aku tidak berpikir begitu."
"Aku melakukannya karena kukira ini tindakan yang benar."
"Tentu saja." Sabrina tidak menampakkan perasaan apa pun; tapi kegembiraan dalam dirinya terus
membesar: bukankah Novick baru saja menyetujui untuk berpartisipasi dalam
percobaan" "Karena ini memang satu-satunya kesempatanku, bukan" Aku bukan orang yang suka
menipu diri." Ucapan ini menghentikan kekhawatiran terakhir Sabrina. Semangat juang bukan lagi
menjadi masalah. "Tapi," kata Sabrina datar, "sebelum kita setuju, kau harus memikirkannya
sedikit Kaupelajari Doku -
265 men Persetujuan Setelah Pasien Diberitahu dengan teliti. Dan bicarakan dengan
keluarga dan doktermu. Dan aku harus berbicara dengan para kolegaku."
Novick mengangguk. "Baik. Tapi kalau jadi, aku ingin segera mulai." Mungkin
tanpa sadar, ia mengelus perutnya yang gendut. "Semakin cepat semakin baik."
266 3 Oktober 1927 Frankfurt Siang yang luar biasai Makan siang cukup lama bersama Emma di taman. Masih sulit
mempercayai nasib baikku keluarganya tidak menyetujui! Tidak ada persetujuan,
?tapi memang tidak ada yang begitu bodoh untuk mengharapkannya. Tentu saja
kehangatan akan datang nanti, bersama pengertian. Aku bangga, tapi juga harus
realistis. Menantu Jepang tidak mudah diterima oleh keluarga Jerman mana pun.


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Realita merupakan sesuatu yang kupelajari lebih banyak setiap hari di
laboratorium. Tapi versi #284, 285, dan (khususnya) 286 campuran tersebut terus
memberikan harapan. Titik lebur tajam, komposisi berhasil ditentukan dengan
analisa elementer. Kalau berhasil, tidak ada yang lebih indah daripada ilmu
kimia. Kecuali Emma. Sekarang harus menulis surat kepada keluargaku di Jepang. Bagaimana pendapat
mereka tentang menantu Yahudi-Jerman"
267 Tidak lama kemudian jelas bagi tim Campuran J kalau sikap Judy
Novick kewaspadaan dan keskeptisannya yang berbaur dengan harapan merupakan ? ?norma di antara mereka yang tertarik pada protokol. Sebagian besar pasien
penderita kanker yang sudah menyebar cenderung tampil berani untuk beberapa
waktu. Tapi pada akhirnya, terkuras secara fisik dan emosi, mereka mulai
berdamai dengan apa yang tampaknya tidak terelakkan. Hanya sebagian kecil,
menyadari risiko yang dihadapinya dan kemungkinannya untuk sukses dalam jangka
panjang, yang siap menerima kerasnya pengobatan uji coba.
Sekalipun begitu, untuk alasan yang sama persis, saat daftar pasien mulai
terisi dengan lima wanita yang telah menandatangani perjanjian awal pada akhir
?bulan Maret, akhir bulan kedua Logan telah memandang para pasien Campuran J
?dengan kekaguman dan terima kasih. Seiring dengan menyebarnya berita tentang
protokol, pengumpulan pasien mulai berjalan lancar. Dalam beberapa hari telah
ada setengah lusin permohonan serius; terkadang dalam seminggu ada tiga atau
empat kandidat yang layak di Klinik Seleksi.
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Kenyataannya, yang menjadi masalah yang lebih besar sekarang adalah evaluasi
seleksinya sendiri terutama setelah Logan mengetahui kalau Allen Atlas,
?sewaktu bertugas di klinik, telah berusaha mendis-kualifikasi seorang wanita
dari uji Campuran J yang, dari segala sudut pandang, tampaknya merupakan
kandidat sempurna. "Pergi kau," balas Atlas, ketika Logan membicarakan masalah itu dengannya,
"tekanan darah wanita itu tinggi."
"Jangan cari perkara denganku, Atlas," katanya. "Kita berdua sama-sama
mengetahui tujuanmu."
"Benar, keparat, pekerjaanku. Jadi biarkan aku melakukannya."
"Uh-huh. Kau memang bekerja. Untuk Larsen dan Stillman."
Wajah Atlas memerah, dan sejenak Logan mengira dirinya mungkin telah
keterlaluan; karena dengan politik dalam YKA yang buas, para rekan junior
berpura-pura untuk, paling tidak, tampil tidak memihak. Tuduhan seperti yang
baru saja dilontarkannya, menyatakan secara tidak langsung penyabotan atas
protokol, sangat serius. Kalau dibawa ke pihak berwenang yang lebih tinggi,
salah satu dari mereka mendapat masalah besar.
Tapi Atlas, karena murka, tidak berusaha mengingkarinya. "Paling tidak,"
katanya, "mereka mengetahui apa yang mereka lakukan."
Setelah tenang kembali, Logan menjadi semakin waspada. Ia dan para koleganya
memutuskan kalau mulai sekarang, bila ada lawan mereka yang bertugas menyeleksi
kandidat Campuran J, salah satu dari
269 mereka akan mampir ke klinik untuk melihat pemeriksaannya. Pandangan bisu penuh
kemarahan yang mereka terima merupakan harga yang ringan dibanding kepastian
kalau tidak ada prospek yang gagal.
Itu sebabnya Logan kebetulan berada di Klinik Seleksi ketika radio panggil di
pinggangnya berbunyi memberitahu adanya telepon. Wanita dengan siapa ia
berbicara, Sally Kober, kehilangan satu ginjal dalam kecelakaan lalu lintas
sewaktu masih remaja; karena ia telah berusia enam puluh enam, ini bukan masalah
besar tapi dalam situasi lain, mungkin akan digunakan untuk menyingkirkannya ?dari program.
Ketika radio panggilnya berbunyi, Logan mematikannya dan tersenyum pada pasien.
"Kuterima beberapa menit lagi."
"Apa tidak sebaiknya sekarang" Mungkin gawat."
'Tidak gawat. Cuma dokter yang menelepon tentang orang lain yang mungkin
tertarik dengan protokolku. Kau sudah di sini."
"Dan ditemani dengan sangat baik," katanya, tertawa.
Meskipun ia berusaha untuk mempertahankan sikap profesional, Logan mau tidak mau
terpesona oleh wanita ini. Veteran mastektomi radikal dua puluh tahun berselang,
ia tampaknya menerima kemunculan tumor baru di atas tulang selangkanya dengan
tenang. "Nah, sekadar untuk mengetahui posisiku," katanya, " aku sudah di ujung tanduk,
?bukan?" "Kuharap beritanya bisa lebih baik," jawab Logan datar
"Well, kau tidak sendirian."
270 Tanpa sadar, Kober mengusap ubannya. "Kau penggemar football?"
Ia mengangguk, kebingungan. "The Dallas Cowboys."
"Oh, please, kukira kau cukup waras!" Ia tersenyum. "Aku suka the Giants."
"Kau kau tinggal di New Jersey."
?"Aku berani taruhan denganmu, sekarang, untuk pertandingan pertama antara Giants
dan Cowboys musim pertandingan yang akan datang."
"Kenapa kau mau bertaruh" Tidak pantas rasanya mengambil uangmu."
Ia tertawa. "Itu namanya kepercayaan. Cara yang menyenangkan untuk
mempertaruhkan diriku sendiri kalau masih berada di sini."
"Aku baru lima belas menit mengenalmu, tapi itu taruhan yang kuterima."
Kober melambai. "Please, cukup pujiannya. Terima saja teleponnya."
"Mrs. Kober, seberapa banyak yang kauketahui tentang protokol ini" Kau sudah
membaca Dokumen Persetujuan Setelah Pasien Diberitahu?"
"Dokterku merekomendasikannya, dan kau tampaknya baik. Tidak bisa kulihat alasan
untuk tidak melakukannya."
"Aku khawatir itu tidak cukup. Kau harus membacanya dengan sangat cermat."
Ia mengulurkan tangannya. "Mana" Kubaca sementara kau menelepon."
Saat memutar nomor, sambil masih tertawa kecil, Logan menyadari kalau kode
daerahnya 804 adalah? ?271
Virginia Tengah dan Selatan; tampaknya transportasi bukan masalah untuk yang
satu ini. "Halo," jawab seorang pria.
Logan sejenak tercengang. Di rumah sakit atau klinik, ia biasa mendapat jawaban
dari resepsionis. "Ya. Kuharap ini nomor yang benar. Ini Dr. Daniel Logan dari
Yayasan Kanker Amerika aku diberi nomor ini tapi tanpa nama."
?"Ya, Dr. Logan. Kau sudah benar."
"Kau yang meneleponku tadi" Kau dokter?"
"Ya, aku dokter. Tapi aku tidak punya pasien untuk dibicarakan denganmu. Namaku
Ray Coopersmith." Begitu memasuki Hotel Jefferson di Richmond, Logan mengetahui kenapa Coopersmith
memilih tempat ini sebagai tempat pertemuan mereka. Sisa-sisa kejayaan Selatan,
dengan semua tanaman dalam pot dan gorden yang telah lusuh, hotel ini jauh
berbeda dari YKA yang penuh teknologi canggih dan tekanan. Logan, yang merasa
gugup sepanjang dua jam perjalanan ke selatan, seketika bersemangat; kemungkinan
mereka dikenali orang di sini sama dengan kemungkinan menemukan obat kanker di
wastafel kamar mandi. Sekalipun Sabtu malam belum lagi tiba, lobi telah hampir kosong. Logan baru akan
duduk di salah satu kursi di dekat tangga utama yang besar ketika ia kebetulan
menengadah. Itu dia: di meja di balik pagar besi di lantai dua, pria tersebut
mengangguk padanya. "Tempat yang menyenangkan, bukan?" kata Coopersmith, ketika Logan tiba. "Kukira
kau tidak akan melihatku tadinya." Ia mengulurkan tangan. "Ray Coopersmith."
272 "Dan Logan. Ya, sangat menyenangkan."
Logan tidak tahu apa yang diharapkannya, tapi yang jelas bukan ini. Meskipun
mungkin hanya beberapa tahun lebih tua daripada dirinya, Coopersmith tampak
bagai setengah umur. Tinggi dan sangat kurus, dengan mata tajam cekung dan
rambut tipis yang perlu dirapikan, sikapnya tegang dan tidak fokus, seperti yang
dilihat Logan pada penjudi dan pecandu.
Saat mereka duduk di meja rotan kecil, Logan menyadari, dengan perasaan simpati,
kalau jas lusuh yang dikenakan Coopersmith tidak sesuai dengan celananya.
"Kau mau minum?"
"Tentu. Trims."
"Aku juga." Coopersmith memanggil pelayan. Coopersmith memesan gin dan tonik,
Logan memesan bir. Mereka saling menatap cukup lama. Logan tidak mengetahui bagaimana memulai dan
Coopersmith tampaknya tidak berminat untuk membantu.
"Kau sering kemari?" kata Logan akhirnya.
"Tidak." "Kau tinggal di Richmond?"
"Tidak." "Di mana?" "Hopewell. Sekitar dua puluh mil dari sini."
"Lalu apa yang kaulakukan akhir-akhir ini?"
"Biasalah," katanya, dengan kebencian nyata yang tiba-tiba muncul. "Jangan
khawatir denganku, aku membuka praktek."
"Di mana?" "Di klinik. Di Petersburg. Kenapa, kau mau memeriksaku?"
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Logan memilih untuk tidak mengacuhkannya. "Kubaca protokolmu. Sangat
mengesankan." Pelayan datang membawa minuman, dan sejenak mereka terdiam.
"Kau jelas sekali peneliti berbakat," kata Logan.
Coopersmith, entah kenapa, tertawa terkekeh-kekeh. "Mungkin suatu hari nanti
kubaca protokolmu." Ia mengetuk sisi kepalanya dan tersenyum. "Kanker payudara.
Cerdas. Penyakit kelas atas."
Logan tidak tahu apakah harus merasa terpesona atau tersinggung. Pernyataan
tersebut jelas ejekan, tapi pria yang melontarkannya lebih layak untuk
dikasihani. "Bukan itu alasan kami melakukannya."
"Tidak, tentu saja tidak. Aku -jenius! aku mengejar prostat coba cari dana ? ? ?untuk itu."
Inilah pembukaan yang dicari Logan. "Kudengar kau terlibat masalah bukan karena
kekurangan dana." Kepala Coopersmith tersentak ke kiri dan kanan. "Siapa yang mengatakannya?"
"Steven Locke. Katanya kau memalsu data."
"Omong kosong! Mereka tidak memberikan sumber yang kubutuhkan. Orang-orang.
Uang." "Kedengarannya bukan "
?"Apa yang harus kulakukan" Terlalu banyak data, aku tidak bisa memonitor
semuanya. Tapi aku ilmuwan! Aku tidak memalsu apa pun!"
Logan mengangguk. Apa gunanya berdebat dengan orang ini"
"Data tersebut bagus," katanya. "Tapi kata mereka tidak bisa ditafsirkan."
"Siapa?" 274 "Larsen. Stillman. Kratsas. Seluruh gerombolan. Mereka jahanam, sejak awal
menentangku. Kalau saja bisa kubalas!"
Logan menatapnya. Itu sebabnya orang ini memanggilnya kemari" "Dengar, Ray,
kuhargai peringatanmu, tapi itu bukan berita baru tentang mereka. Mereka sudah
mempersulit kami sebisanya."
"Kau tidak tahu apa yang kaubicarakan, setengahnya pun tidak."
"Sungguh, aku mengerti maksudmu. Tapi posisi kita tidak sama. Kami bertiga. Dan
protokol kami cuma uji-mini lima belas pasien."?"Kau bajingan sombong. Kau memang tepat berada di sana!"
Logan tersentak mendengar kekasarannya. "Apa maksudmu?" sergahnya.
"Sombong, puas diri, dan luar biasa bodoh." Ia menyeringai jahat. "Berani
taruhan kau juga tidak suka mendengarnya, bukan?"
Logan memandang arlojinya. "Dengar, aku harus kembali."
"Sebelum ada orang yang melihatmu bersamaku?"
"Karena kurasa ini tidak ada gunanya."
"Bagiku sangat berguna. Aku tahu betapa menjijikkannya tempat tersebut
sekarang." Meskipun tidak mantap, Logan mengakui pendapat Coopersmith berguna bahkan
?menenangkan. Siapa yang bisa meragukan kalau pria ini sangat tidak stabil" Atau
kalau karena semua tuduhan dan keluhannya kalau faktanya ada dalam hatinya
? ?sendiri" "Tunggu sebentar," kata Coopersmith, tiba-tiba se -
275 dih, "jangan pergi dulu. Sudah lama aku tidak berbicara tentang ilmu pengetahuan
serius." "Maaf, aku tidak bisa."
"Ayolah, satu gelas bir saja."
Logan mengacungkan gelasnya, masih lebih dari setengah penuh. "Tidak. Aku harus
mengemudikan mobil."
"Kau berhati-hati?" Tawa tercekiknya yang tiba-tiba mengejutkan Logan. "Kau
keparat jahanam, Logan!"
276 Well, kata dokter, paling tidak dia cukup beruntung. Mereka tidak perlu
membiusnya secara total untuk biopsi, la boleh pulang siangnya.
"Kenapa?" tanyanya, lega. "Kukira lebih rumit daripada itu."
Ia menyadari kalau pertanyaan-pertanyaannya selalu terdengar tidak peduli,
seakan semua ini terjadi pada orang lain. Ia menduga hal itu karena latihannya
sebagai wartawan. Tapi mungkin cuma sekadar pertahanan.
Yah, penjelasannya muncul, sewaktu pemeriksaan awal CAT scan menemukan kelenjar
getah bening yang sedikit membesar dekat tulang punggung, tepat di atas daerah
yang menjadi perhatian. Mereka bisa mengambil contoh jaringan dari sana daripada
harus ke tulang; prosedur yang jauh lebih dramatis yang membutuhkan kehadiran
ahli bedah tulang. Pokoknya, jaringan lunak selalu lebih mudah digarap daripada
tulang lebih mudah untuk diproses dan siap diubah menjadi slide mikroskop.?Pertanyaan baru seketika muncul dalam benaknya: Bisakah kelenjar getah bening
yang membesar di - 211 anggap sebagai pertanda positif" Apakah masalahnya di sini kemudahan prosedur
ini atau kesehatan jangka panjangnya"
Tapi kali ini ia diam saja.
Ada tiga orang lain dalam ruangan, selain dokter pribadinya: dokter anestesi,
asistennya, dan perawat. Semuanya tampak cukup menyenangkan dan ia telah
diyakinkan kalau mereka semua bisa dipercaya. Ruangnya sendiri terletak pada
bangsal yang terpencil; ia tidak bisa mendengar suara-suara yang biasanya
terdengar di koridor luar rumah sakit, bahkan suara langkah pun tidak terdengar.
Suntikan Xylocaine yang pertama, dengan menggunakan jarum kecil, ditujukan untuk
membius kulitnya. Dengan begitu memungkinkan suntikan kedua jarum tiga inci
?dari neraka yang langsung menusuk otot.
Pembicaraan dalam ruangan tersebut terutama tentang TV. la mengakui kalau ia
merupakan penggemar setia film kedokteran, khususnya St. Elsewhere, dan ingin
tahu betapa akurat acara tersebut. Tidak terlalu, kata mereka kecuali perawat,
?yang menganggap kalau penggambaran hubungan dokter-perawat sangat tepat. Yang
memicu percakapan tentang perbedaan cara pandang pria dan wanita. Dan pada
akhirnya, memicunya untuk membicarakan putra dan putrinya.
Apa saja, asal bukan masalah yang dihadapi.
la harus menunggu lima menit untuk memastikan bahwa obat biusnya telah
?bekerja sebelum dibantu masuk ke dalam CAT scanner dan dengan hati-hati diatur
?posisinya oleh para dokter.
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY la menyadari kalau banyak pasien lain yang membenci silinder tertutup ini,
menganggapnya klaustrofobik. Tapi ia tidak. "Kau tahu, aku benar-benar menyukai
tempat ini," katanya pada mereka. "Rasanya seperti dalam rahim."
Tapi sekarang ia harus berhenti bicara: prosedurnya menuntut kediaman mutlak.
Layar yang diawasi para dokter menunjukkan segalanya organ internalnya,
?struktur tulang. Tapi fokus total mereka adalah pada jarum panjang, yang
bergerak perlahan ke ujung kelenjar. Jarum tersebut menempuh jarak enam
sentimeter dalam beberapa menit.
"Berhasil," kata dokter pribadinya lembut.
Ia menarik kembali suntikan yang menempel pada jarum dan mengisap potongan kecil
j'aringan. Contoh yang mereka butuhkan tidak lebih besar daripada kepala peniti.
Lima menit kemudian ia telah berada di ranjang kembali. Mereka memaksanya
tinggal di sana selama dua jam untuk diobservasi dan akan memaksanya tinggal
lebih lama, kalau ia membiarkannya. "Dengar," katanya mendesak, "ada banyak hal
lain yang harus kukerjakan."


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dokter anestesinya ternyata telah melakukan keajaiban untuk kecenderungan
penyakitnya. Sakitnya sekarang kurang dibandingkan yang dirasakannya minggu-
minggu terakhir ini. Hasilnya baru akan diketahui dua puluh empat jam lagi.
279 IOgan langsung menyukai Faith Byrne begitu mereka bertemu. "Nah, Dokter," sapa
Byrne saat Logan memasuki ruang periksa untuk memeriksanya, "aku harus menjilat
siapa di sini untuk bisa sembuh?"
"Maksudmu ikut program?" Ia tertawa. "Sayangnya tidak ada."
"Ah. Dengan kata lain, kau orangnya." Janda enam puluh dua tahun dari Brookline,
pinggiran kota Boston sedikit gemuk, dengan mata biru cemerlang di bawah rambut?putih mengilap jelas sekali memesonakannya.
?"Baiklah, sedikit menjilat tidak apa-apa. Tapi, maaf, aku masih tetap harus
memeriksamu." Sekalipun begitu, sejak saat itu, Logan menginginkannya untuk mengikuti
protokol. Lagi pula, apa ada peraturan tertulis kalau ia dilarang mengharapkan
pasien" Yang dihargainya dari Byrne, selain rasa humornya, adalah
keterusterangannya karena sepanjang pengalaman Logan, sering kali keengganan
?pasien untuk 280 mengjjngj^kjm^ yang menyebabkan
timbulnya masalah. "Aku sendiri yang memutuskan untuk kemari dan menemui kalian," katanya lima
menit setelah mereka mulai. "Dokterku ingin memberiku obat yang sama lagi. Tapi
kutolak mentah-mentah."
"Kenapa?" tanya Logan.
"Dengar, aku bukan idiot, kanker belum menyerang otakku. Aku sudah mempelajari
peluangku." Ia memandang dokter muda tersebut lurus-lurus. "Aku wanita yang
kuat, mandiri, bukan bayi yang tersesat di hutan."
Logan tersenyum. "Kurasa tidak banyak orang yang berpikir sebaliknya."
"Dan" Byrne balas tersenyum "aku selalu banyak omong."
? ?Ternyata, dalam sesi awal di ruang periksa, Logan jadi mengenal Faith Byrne
lebih dalam daripada sejumlah orang lain yang telah dikenalnya seumur hidup. Ia
mengetahui bahwa suami Byrne, Ben, seorang wiraniaga, meninggal akibat penyakit
jantung hampir lima tahun yang lalu; dan bahwa, biarpun mereka memiliki
masalah "Siapa yang tidak?" pernikahan mereka baik. Sekalipun begitu, baru
? ?setelah kematian suaminya, ketika ia bekerja sebagai copy editor paro waktu pada
koran mingguan setempat, ia merasa mandiri. Ia memiliki dua putri. Yang seorang,
sudah menikah dengan guru sekolah, tinggal di Minneapolis. Yang lain, pekerja
sosial, seorang lesbian dan tinggal di New York.
"Sebenarnya, kalau kau ingin mengetahui kebenarannya," katanya, "aku lebih suka
wanita yang 281 tinggal dengan Ellen jadi menantuku saja. Kalau aku bisa menjadi nenek, kurasa
pasti karena Ellen dan Francine, bukan Joyce dan Ron di Minnesota."
Untungnya, Logan juga sama tertariknya dengan rincian penyakit Byrne.
Manifestasi fisik kankernya tidak biasa: ratusan simpul kecil merah muda
menyebar ke seluruh dinding dada dan terus hingga ke punggung, tumor ganas telah
muncul kembali di tempat ia dioperasi sekitar lima belas tahun yang lalu.
"Aku melihatnya," katanya selama pemeriksaan, "dan tampaknya ia tidak bisa
dihentikan. Kalau merasa depresi, aku ingin menggunakan semua krim jerawat yang
bisa kutemukan." Sekalipun dalam satu sisi kasus tersebut bukan sesuatu yang khas, dokter muda
tersebut melihat hal ini bukan merupakan penghalang untuk melibatkannya dalam
uji coba. Fakta utamanya adalah kanker Byrne belum menyerang isi perutnya yang
vital. Selain itu, ia hanya pernah mendapat perawatan kemoterapi sinar tingkat
minimal; dan itu pun telah agak lama, pada saat ia dioperasi.
Lalu ada hal lain lagi: Faith merupakan kesempatan menggiurkan untuk menghantam
Stillman. Karena ia menemukan dalam dokumen Faith kalau pasien ini punya
kesempatan untuk mengikuti protokol seniornya tersebut dan menolaknya.?"Kenapa?" tanyanya tidak lama setelah merasa nyaman untuk bertanya. Pasien yang
mencari pengobatan inovatif dan menolak dokter dengan reputasi Stillman hampir
tidak pernah terdengar. "Kenapa" Kau bergurau, bukan" Aku sudah bertemu dengannya. Sebut aku aneh, tapi
aku ingin 282 mendapat lebih banyak perhatian daripada setumpuk omelan."
Tanpa tertahan tawa Logan menyembur. "Kurasa kau seharusnya tidak berbuat
begitu, Dokter. Dia kolegamu." "Kau benar. Maaf."
"Tapi kurasa kau tidak bisa menahannya kau juga bertemu dengannya."
?Pemeriksaannya telah selesai. "Well," kata Logan, "aku ingin mempelajari kasusmu
lebih mendalam. Dan tentu saja membicarakannya dengan para kolegaku. Tapi kurasa
kau punya berita baik."
Ia berubah ceria. "Bagus. Aku tahu ini pasti berhasil."
Logan sejenak merasa tidak enak. Apa dia terlalu berharap" Apa dia sepenuhnya
menyadari -betapa tipisnya kemungkinan sukses uji coba semacam ini" Apa dirinya,
secara singkat, tanpa sadar telah menipunya"
"Faith," katanya, "kau harus tahu persis apa yang akan kaumasuki. Ini obat yang
belum terbukti dan ada kemungkinan timbulnya efek sampingan. Baca Dokumen
Persetujuan Setelah Pasien Diberitahu dengan cermat. Dan bicarakan dengan
doktermu. Temui aku kalau masih ada yang ingin kautanyakan."
"Tentu, tentu." Sambil mengangguk sigap dan tetap tersenyum, Faith beranjak
bangkit. "Tolong aku. Beritahu kolegamu agar jangan khawatir, kita semua akan
menjalin hubungan yang sangat baik."
Ketika secara resmi diterima lima hari kemudian,
283 Faith merupakan wanita kedelapan yang terlibat protokol tersebut. Enam lainnya
menunggu untuk diperiksa. Setelah memulai semuanya ini di bulan Februari,
sekarang minggu pertama bulan April proses pengumpulan pasien boleh dinilai
? ?berhasil. Tiba saatnya untuk mencoba obatnya.
Berdasarkan kebiasaan dan agar adil, para pasien dalam uji coba semacam ini
menerima perawatan sesuai dengan urutan pendaftaran. Itu berarti Judith Novick
paling dulu. Logan sangat menyadari kalau hal ini tidak ideal. Kemajuan para pasien awal dan?terutama yang pertama akan diawasi dengan ketat oleh para kolega senior mereka;
?dan dari semua pasien dalam daftar mereka, Judith kondisinya paling buruk.
Tapi, mengingat tingkat pertimbangan yang ada, ia tetap menyimpan semuanya bagi
diri sendiri. Reston-lah, pada pertemuan di Minggu pagi yang hujan di tempat Logan, yang
memancing pokok persoalan tersebut. "Dengar," katanya, "ini sesuatu yang
berusaha kita hindari. Tapi menurutku sebaiknya kita memulainya dengan orang
lain." "Tidak!" Sabrina memukul meja. "Ini tidak bisa ditoleransi! Kita seharusnya
bahkan tidak membicarakannya!"
"Kenapa tidak?" kata Reston, berpaling memandangnya. "Kita boleh berbuat sesuka
hati. Ini protokol kita dan juga leher kita. Itu yang harus kita pikirkan."
?"Wanita itu membutuhkan perawatan ini. Dia mengharapkannya."
"Sebagai permulaan Novick harus berkompromi dengan keseluruhan program."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "John," potong Logan, "jangan membesar-besarkan masalah."
"Judith Novick sudah parah," katanya datar. "Dia sudah terlalu parah sewaktu
kita menerimanya dan kondisinya semakin membunuh. Kita tidak bisa terlalu
terikat dengan pasien individual."
Sabrina menatapnya dengan pandangan seakan ingin membunuhnya. "Kita sudah
membuat kontrak dengan Judith Novick. Sekarang tidak bisa diubah lagi."
"Sejujurnya, aku tidak pernah ingin memberikan tempat pertama padanya."
"Kau bohong lagi! Dia pasien pertama kita, kita senang menemukannya!" Sabrina
memandang Logan. "Pokoknya, apa penting siapa yang sakit dan yang lebih sakit"
Perhatian besar kita pada kadar racun. Campuran J bisa sama beracunnya bagi
orang yang menderita tumor kecil atau besar."
Sabrina ada benarnya. Paling tidak, di tahap awal, tujuan utama mereka adalah
untuk membuktikan kalau obat tersebut tidak mempercepat runtuhnya kesehatan
siapa pun. Kalau kanker membunuh seorang pasien terutama dengan tingkat
?separah Judith Novick hampir tidak mungkin untuk dijadikan alasan menentang
?obatnya. "Malahan," tambah Sabrina, semakin panas, "kalau Judith berhasil, pasti akan
lebih baik lagi bagi kita, bukan?"
"Sabrina...," Reston tersenyum amat ramah. "Dengar, kukagumi semangatmu. Aku
sendiri seharusnya lebih bersemangat. Tapi yang bisa kulihat sekarang adalah
kalau Judith Novick gagal, dia membawa satu dari lima belas tempat yang kita
miliki. Dan kau 285 juga sama tahunya denganku kalau, karena kelemahannya, kadar racunnya
kemungkinan semakin tinggi."
Ia menunggu reaksi, tapi tidak ada. Reston hampir meyakinkan dirinya untuk
mempercayai kalau ia berhasil. Ia berpaling memandang Logan, tangannya
terbentang lebar, gambaran alasan yang manis. "Dengar, Dan, kenapa kita tidak
meletakkannya di urutan belakang saja" Apa bedanya" Kita bisa menggantinya
dengan salah satu dari nenek-nenekmu. Kober. Atau Byrne."
"John, Mrs. Kober merupakan nomor lima dalam daftar. Byrne nomor delapan."
la mengangkat bahu. "Baik, kuhargai keberatanmu. Kita coba nomor dua, Mrs.
Sutton." Logan memandang Sabrina, kemudian kembali pada Reston. "Jadi terserah padaku,
bukan?" Tidak satu pun dari rekannya yang merasa perlu untuk menjawab.
"Well, kalau begitu, kita jalan sesuai rencana."
Seketika Reston bangkit, kursi kayu ruang makan yang didudukinya jatuh berdebum
ke lantai di belakangnya. "Sial, dia punya pengaruh apa sih terhadapmu?"
"Pendapatmu cukup masuk akal," jawab Logan tenang. "Aku cuma khawatir kalau kita
berubah sekarang bisa menarik perhatian yang salah terhadap kita. Kita tidak
boleh tampak tidak mantap. Kita percaya sepenuhnya pada Campuran J atau tidak
sama sekali." Tapi Reston telah meraih mantelnya dan menuju ke pintu. "Persetan kalian berdua!
Persetan dengan seluruh proyek!"
Untuk waktu yang cukup lama, Logan dan Sabrina duduk membisu.
286 "Dia pasti kembali," kata Sabrina akhirnya, "si keparat itu."
"Kenapa kau begitu membencinya?"
Sabrina menatap Logan lekat-lekat. "Dia bukan ilmuwan yang baik menurutku,
Logan. Kau akan melihatnya."
Dua minggu kemudian, pada pagi hari Judith Novick mendapat pengobatan
pertamanya, Reston berada di sisi ranjangnya bersama yang lain. Kalau ia masih
merasa jengkel, ia tidak menunjukkannya.
Keseriusan menandai peristiwa tersebut. Prosedur yang secara teknis mudah ini
merupakan debut Olimpiade mereka, pembukaan Broadway mereka; saat untuk
melupakan pertengkaran-pertengkaran kecil, kalau pernah ada.
Pasiennya, dengan posisi agak duduk di ranjang, tampak pucat. Perutnya, yang
tertutup gaun rumah sakit yang kebesaran, bahkan tampak lebih buncit. Sebelum
Campuran J bisa diberikan, ia diperiksa untuk memastikan lokasi tumornya agar
perbandingan bisa dilakukan seiring dengan perkembangan pengobatan. Tumor Novick
berukuran sepuluh kali sepuluh sentimeter, dan dikelilingi sepuluh liter cairan
penuh sampah kanker yang dikenal sebagai cairan ascites.
Novick tidak diizinkan menyantap makanan keras sejak siang hari kemarin, dan
tampaknya ia tidak cukup tidur semalam. "Kau yakin ini tidak akan menyakitkan?"
tanyanya, memandang Sabrina.
"Prosedurnya sendiri" Aku janji, tidak." la meraih tangan pasien. "Sisanya, kami
akan berusaha untuk 287 sangat berhati-hati. Itu sebabnya kami semua berada di sini."
"Suamiku ingin tahu apa, dia boleh ada di sini sewaktu aku diobati." Ia menunjuk
dengan kepalanya. "Dia ada di ruang tunggu."
"Sungguh, Sayang, kurasa itu bukan gagasan yang baik," kata Sadie McCorvey,
perawat peneliti Irlandia yang akan melakukan prosedurnya. "Kau juga tahu kalau
pria bisa menghalangi."
"Aku menolak pendapat itu," Logan tertawa.
"Silakan, Dokter, terserah apa katamu selama kau tidak ikut campur."?Logan belum yakin akan perasaannya terhadap McCorvey, yang diperbantukan pada
tim secara paro waktu oleh Shein. Ia baru di YKA, setelah bekerja selama hampir
dua dekade pada bagian endokrinologi Rumah Sakit George Washington dekat YKA,
dan Logan khawatir ia tidak memenuhi tuntutan teknis pekerjaan seperti ini. Di
sisi lain, sikap seriusnya diiringi humor keras yang disukainya; dan, jelas,
McCorvey pandai dalam menangani para pasien.
"Jangan khawatir, Sayang," tambah McCorvey sekarang, sambil membungkuk di atas
ranjang ke arah Novick, "segalanya akan berakhir lebih cepat daripada yang kau
tahu." Dengan beberapa gerakan cepat, ia memasukkan IV ke lengan pasien dan
menyelotipnya. "Dalam beberapa menit lagi kita akan memasukkan obatnya. Kita
akan mulai dengan dosis kecil untuk memastikan kau tidak menderita alergi."
Tapi barang yang didorong ke dalam ruangan beberapa saat kemudian tidak bisa
dianggap menenangkan: mesin EKG, lampunya menyala; kemudian
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY paddles-nya, diatur hingga 300 watt-detik, seakan siap kalau-kalau jantung
pasien berhenti berdetak; diikuti oleh pusat krisis yang dikenal sebagai "crash
cart", setiap lacinya berisi berbagai obat dalam suntikan yang siap digunakan.
Isoproterenol untuk hypotension. Atropine untuk merangsang detak jantung.
Epinephrine untuk meningkatkan kontraksi.
Novick begitu terfokus pada benda-benda tersebut, hingga tidak menyadari kalau
McCorvey telah melepaskan penjepit pada lengan IV. Tim Campuran J mengawasi
sambil membisu, tatapan mereka berpindah-pindah dari botol kecil di atas kepala
yang berisi cairan bening ke wajah pasien itu, dan kemudian kembali lagi. Kalau
Novick bereaksi negatif, pasti kelihatan dalam lima menit pertama.
Mereka menunggu hingga delapan menit.
"Well," kata Judith Novick akhirnya, "kapan mau kauberikan?"
Sabrina tertawa dan menunjuk botolnya, cairan yang mengalir darinya bisa
terlihat dari pipa transparan. "Kau lihat. Tidak ada masalah."
"Kurasa suaminya bisa masuk sekarang, bukan?" kata Sabrina.
McCorvey mengangkat bahu. "Boleh."
"Kita teruskan tetesan pelan sampai sepuluh menit lagi, sekadar untuk
meyakinkan," kata Logan memberi instruksi. "Sesudah itu bisa kita tingkatkan
dosisnya." Kalau bukan karena takut dianggap tidak profesional, ia mungkin sudah memeluk
Sabrina dan menciumnya. Akhirnya, ia cuma berpaling dari satu dokter kepada
dokter lainnya, menyeringai. "Kita menunggu untuk mendengar antiklimaksnya,
bukan?" 289 Selusin kali pada hari yang sama, saat ia mau menjalani rutinitasnya, pemikiran
tersebut mencengkeram kesadaran Logan: Kita benar-benar melakukannya! Sebentar
lagi, dengan satu atau lain cara, kita akan mengetahui hasilnya!
Tiga kali ia mengunjungi kamar Novick selama enam jam berikutnya. Sabrina empat
kali. Bahkan Reston pun mampir dua kali. Novick selalu ditemui dalam keadaan
beristirahat dengan nyaman, menonton TV atau membaca; dan sorenya, kemunculan
para dokter yang berulang-ulang tampaknya membuatnya kebingungan.
"Kau mencari sesuatu?" tanyanya ketika Logan memeriksanya dengan stetoskop. "Ada
yang tidak beres?" "Sama sekali tidak," kata Logan, merasa sedikit bodoh. "Sekadar meyakinkan kalau
kau baik-baik saja."
Sebenarnya, mereka semua berharap bisa menemukan hal yang sama: bukti adanya
keajaiban. Secara umum, dalam situasi terbaik, sebuah obat mungkin memerlukan
beberapa minggu untuk menunjukkan hasilnya. Tapi kadang-kadang, efek pada
tumornya hampir seketika terjadi.
290 Logan kembali esok paginya, dan sekali lagi menjelang malam sekalipun, seperti ?yang lainnya, ia berusaha untuk tidak terlalu mengganggu. Dengan mengatur
kunjungan mereka, ketiganya mampu menjamin kalau Novick selalu dikunjungi setiap
dua jam sekali. Pada hari ketiga, Novick siap untuk pulang, dan tidak ada alasan kuat untuk
melarangnya. "Baik," kata Logan, "beritahu suamimu agar menjemputmu besok pagi."
"Bagus sekali. Aku sudah siap."
Dengan lembut, Logan meraba tumornya. Sekarang, ia sudah cukup mengenal tumor


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu bukan saja ukurannya, tapi juga rasanya, konturnya yang jelas. "Asal kau
?kembali kemari seminggu sesudah Selasa untuk perawatan berikutnya."
"Tentu saja." Mungkinkah tumornya benar-benar sedikit lebih lembut daripada sebelumnya" Tidak,
pasti hanya imajinasinya saja; Berdasarkan pengalaman ia tahu bahwa ia juga bisa
sugestif seperti orang-orang lainnya.
"Jadi segalanya status quo" Tidak ada rasa sakit?"
"Sama seperti tadi pagi. Baik." "Bagus, itu yang ingin kami dengar " Tiba-tiba,
?terdengar pintu diketuk. "Ada apa?"
"Maaf, Dokter," kata seorang perawat yang masih dalam masa pelatihan, sambil
membuka pintunya sedikit. "Mrs. Byrne menelepon dan katanya penting."
"Oke, kami sebentar lagi selesai." Ia tersenyum
291 pada Judy Novick. "Pertahankan terus. Sampai ketemu hari Selasa."
Beberapa saat kemudian, ia meraih telepon di meja resepsionis. "Faith?" katanya,
khawatir. "Ini Dr. Logan. Ada masalah apa?"
"Denganku, tidak ada. Kecuali kankernya. Aku ingin tahu ada apa denganmu."
"Aku tidak mengerti." Ada nada keras dalam suara wanita itu, sama sekali tidak
seperti wanita yang dilihatnya dua minggu yang lalu.
"Katamu aku harus menunggu sebulan setengah untuk menjalani perawatanku."
"Ya." "Jadi kenapa ada orang lain yang mendapat perawatan lebih dulu" Apa-apaan kau
ini, memilih-milih?"
"Siapa yang memberitahumu?" Untuk alasan inilah, YKA membuat kebijaksanaan untuk
tidak memberitahu seorang pasien tentang status pasien lain yang menjalani uji
coba. Ini bukan kompetisi; dalam analisa final, masalah urutan jarang
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
"Tidak penting siapa yang memberitahukan. Masalahnya bukan itu." .
"Faith, dengarkan, kami harus mematuhi jadwal. Obat tersebut diberikan
berdasarkan kapan pasien bergabung dengan protokol."
"Persetan," balas Faith. "Aku menderita kanker! Aku harus menjaga diriku."
"Faith," kata Logan, dengan ketenangan yang dilebih-lebihkan, "kita harus
mendiskusikan hal ini. Sekarang aku sangat sibuk."
292 "Kapan?" "Nanti."
Dalam perjalanan pulang beberapa menit kemudian, ia kebingungan, jengkel,
dikhianati. Tidak terhindarkan lagi, sebuah pertanyaan yang paling mematahkan
semangat dan mesti dihadapi dokter mana pun, menggantung di hadapannya, dan
semakin lama semakin besar: bagaimana ia bisa begitu salah melangkah" Apa ia
tidak lagi bisa mempercayai nalurinya sendiri"
293 Tidak sulit untuk menduga siapa yang telah memberitahu Faith: Marion Winston,
wakil perawatan pasien. Sebagaimana yang telah diketahui Logan, Winston selalu
menghubungi setiap pasien yang diterima dalam protokol. Tujuannya adalah untuk
memberitahu mereka bahwa, seperti katanya, ia "bersedia menjadi perantara bila
timbul kesalahpahaman dengan personil medis."
Ketika Logan mampir ke kantornya esok paginya, dengan maksud membicarakan
telepon Faith Byrne, Winston menghentikannya dengan kalimat pembukaannya.
"Mrs. Byrne menelepon ke rumahku semalam. Tampaknya kau kurang responsif
terhadap kebutuhannya."
Logan telah membulatkan tekad untuk tetap tenang; ia sangat memahami kesiapan
wanita ini untuk menimbulkan masalah.
"Dengar, Ms. Winston, kami harus bersikap adil terhadap semua wanita dalam
protokol." "Bagus. Well, supaya kita jelas: menurutku, memberi wewenang pada pasien
merupakan tugasku. Jadi discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY mereka juga bisa memutuskan apa yang" ia membuat tanda kutip dengan ?jemarinya "'adil.'"
?"Aku mengerti. Jadi kau yang menyarankan Faith untuk menelepon?"
"Dia kebingungan, jadi kuberitahu kalau dia berhak untuk memberitahukannya
padamu." "Aku mengerti," ulang Logan, dengan ketenangan terlatih. Bagaimana caranya
menyingkirkan orang sinting ini" "Dengar, Ms. Winston..." katanya, memulai lagi,
"tidak ada gunanya berpura-pura. Kita berdua sama-sama mengetahui kalau kau
tidak begitu menyukai protokol ini sejak awal. Tidak apa. Aku cuma berharap kita
bisa bekerja sama untuk meminimalkan pertengkaran."
"Tentu saja." Ia menatap Logan dengan pandangan dingin. "Aku selalu bermaksud
begitu. Ini sepenuhnya profesional."
Logan mengangguk; Winston mengatakannya dengan mantap, rasanya ia benar-benar
mempercayainya. "Well, aku cuma ingin kau menyadari kalau kita bisa mendapat
masalah kalau semua informasi diberikan pada pasien."
"Dr. Logan, aku tahu banyak dokter yang lebih suka membiarkan pasiennya tidak
mengetahui apa pun. Membuat mereka lebih berkuasa. Agar kau tahu, aku selalu
menjelaskan di mana pun dan kapan pun aku bisa."
"Maksudku adalah tidak perlu membuat Mrs. Byrne gelisah. Kita tidak bisa berbuat
apa-apa untuk membantunya."
"Kenapa tidak?"
"Karena ada sistem logis dalam melaksanakan
295 ini semua. Pokoknya, urutan bukanlah masalah penting."
"Untukmu, mungkin."
"Untuknya. Untuk peluangnya."
"Well, kalau begitu, kalau memang bukan masalah, kenapa tidak kaunaikkan saja"
Kita berdua sama-sama mengetahui kalau banyak orang lain dalam protokol ini yang
tidak peduli soal urutannya."
"Karena itu tidak benar."
"Kenapa" Katamu bukan masalah." Matanya menyipit. "Kau mengerti maksudku"
Posisimu sendiri tidak masuk akal. Tukar saja dia dengan orang lain."
Kepala Logan mulai berputar. Ia mendesah. "Entahlah. Mungkin. Aku harus
memikirkannya." "Maaf, aku masih ada pertemuan lain lagi," kata Winston, tiba-tiba bangkit
berdiri. Senyuman, yang dalam kesempatan lain mungkin terkesan ramah, merekah di
wajahnya. "Tapi aku yakin kau mengetahui seberapa besar rasa terima kasih Faith
dan aku." Ketika Judith Novick muncul di rumah sakit hari Selasa berikutnya untuk
perawatan keduanya, perubahannya tampak jelas. Sekalipun berdirinya masih belum
mantap dan, bagi mata telanjang, tumornya tampak tidak berubah ukurannya warna? ?kulitnya jauh lebih baik, dan begitu juga sikapnya.
"Aku merasa sangat baik," katanya mengkonfirmasi. "Tidak begitu lelah
dibandingkan biasanya."
Sambil berdiri di sebelahnya di ruang periksa, Logan dan Sabrina bertukar
pandang sekilas, membagi kesenangan mereka.
Tapi Sabrina sengaja merendahkan kenyataan
296 tersebut pada pasiennya. "Bagus," katanya datar, "pertanda sangat bagus."
Tentu saja hal ini karena keduanya mengetahui kalau reaksi semacam itu kalau
?apa yang mereka lihat memang benar merupakan reaksi dari obatnya bisa terbukti
?hanya singkat. Sekalipun begitu, setelah memeriksa tumornya, tidak diragukan lagi kalau tumor
itu lebih lunak: lebih mirip bola tenis daripada bola biliar. Dan ketika diukur,
mereka mendapatinya telah mengkerut tiga perempat sentimeter secara statistik
?tidak penting, tapi tetap saja merupakan perkembangan yang membangkitkan
semangat. Dalam segala hal, Novick tidak menanti pengesahan dokter untuk merayakan
kemenangan barunya. "Minggu terakhir ini sungguh luar biasa," katanya
mengumumkan. "Aku kembali bertemu dengan orang-orang. Suamiku mengajakku
menonton bioskop. Malahan aku sempat berbelanja."
"Luar biasa, Judy," kata Logan menyetujui. "Luar biasa." Ia ragu-ragu, tidak
ingin bersikap keras. "Tapi ingat: Pelan-pelan saja, santai. Ini masih tahap
sangat awal." "Tentu saja. Aku tahu. Aku tidak bermimpi kosong." Tiba-tiba ia tersenyum dan
wajahnya tampak ceria. "Tapi, kuberitahu, aku hampir tidak peduli. Tidak
kusangka aku akan pernah merasa sebaik ini kembali bahkan sehari pun."
?discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY 75 Mei 1929 Frankfurt Hasil beberapa eksperimen terakhir terbukti meningkat. Versi #337 menunjukkan
peningkatan keaktifan pada tikus-tikus laboratorium. Beberapa tumor menyusut dua
puluh lima persen! Mungkinkah ini terobosan" Harus berhati-hati dengan optimisme
yang berlebihan. Enam belas tahun sudah umur proyek ini, dan kadar racun masih
tetap menjadi masalah besar.
Pindah ke Perusahaan Christian Thomas benar-benar keputusan yang tepat. Herr
Thomas mengikuti perkembangan pekerjaan ini dengan cermat. Sangat tertarik
dengan kemajuannya, sekalipun begitu menyadari juga masalah biologi sintetis.
Emma bahkan lebih mendukung lagi. Dia terus membuatku seimbang, mendengarkan
frustrasi dan keluhanku. Kuharap aku bisa menjadi suami yang baik baginya. Kalau
saatnya tiba, kesuksesanku adalah kesuksesannya juga.
298 Saat berbaring di ranjang, menunggu perawatannya dimulai, Faith Byrne .tampak
setenang yang diharapkan. "Begitu dong," kata perawat McCorvey, menancapkan IV
ke lengannya. "Kau tidak akan merasakan apa pun."
Karena Faith berada di urutan keempat sebelumnya merupakan tempat Hannah Dietz,?yang menerima penundaannya mereka telah melakukan prosedurnya untuk yang ketiga
?kalinya sekarang; rasanya telah rutin. Malahan, saat berdiri di sampingnya,
Logan merupakan satu-satunya perwakilan tim Campuran J yang hadir. Mereka
memutuskan kalau "tugas menyaksikan" akan diatur bergiliran di antara ketiganya.
"Benar," ulang Marion Winston, "sangat mudah." Perwakilan perawatan pasien
tersebut menyentuh lengan pasien dengan lembut. "Kuharap aku bisa setenang
dirimu di ranjang itu."
"Hei," kata Faith, sambil tersenyum kaku, "kau boleh bertukar tempat kalau mau.
Kapan saja." Sekalipun mereka baru bertemu semalam, pada saat Faith tiba di YKA, hubungan
antara Winston dan Byme sangat akrab. Saat mengawasinya, bahkan
299 Logan harus mengakui kalau Winston punya kelebihan tersendiri pada pasien
yang memerlukan dorongan.
"Berapa lama?" Faith berusaha memandang botol berisi Campuran J di atas
kepalanya. "Sebentar lagi," kata McCorvey. "Mau kuberitahu kapan mulainya?"
"Tentu saja. Ini hidupku."
"Kalau begitu bertalianlah, Sayang. Nanti kuberitahu." McCorvey menunggu
beberapa detik dan dengan ringan mencabut penjepitnya. "Sekarang."
Faith Byrne menghela napas panjang dan, sambil menatap langit-langit, berbaring
diam tidak bergerak, berusaha untuk santai. Logan melirik arlojinya. Pukul 9.38.
Paling tidak baru pukul sepuluh nanti ia bisa pergi.
Dua menit berlalu. Kemudian tiga.
"Ada yang tidak beres," kata Faith tiba-tiba. "Aku merasa aneh."
Seketika, Logan telah berada di sisi ranjangnya.
"Apa, Faith" Ada apa?"
"Hentikan obatnya! Please"
"Ada apa" Katakan." Logan memandang McCorvey. Wajahnya sendiri memancarkan
kekhawatiran. "Aku merasa kedinginan! Aku mual!"
Secara reflek, Logan mempertimbangkan data yang ada di hadapannya, memfokuskan
diri pada skenario paling buruk: Byrne bisa menderita anaphylaxis reaksi
?keracunan yang parah, mirip dengan akibat sengatan lebah terhadap orang yang
sangat alergi. Tapi, tidak, ia menyingkirkan kemungkinan tersebut hampir seketika. Gejala
anaphylactic shock langsung menghantam begitu obat diberikan; dalam beberapa
300 detik, pasien akan mulai terengah-engah, kemudian biasanya pingsan. Faith tidak
terengah-engah, dan warna kulitnya baik.
"Tekanannya?" tanyanya pada McCorvey.
McCorvey melihat pada monitor. "Seratus dua puluh lima per delapan puluh."
"Detak jantung?"
"Tujuh puluh lima." Juga normal.
Logan hanya bisa menyimpulkan kalau masalahnya adalah kegelisahan yang
berlebihan. Logan mengangguk ke arah crash cart. "Siapkan satu miligram lorazepam." Dengan
nama lain, valium. Ia membungkuk di atas pasien dan berbicara dengan nada menenangkan. "Faith, aku
hampir yakin tidak ada yang serius. Kami akan memberikan obat untuk membantumu
agar bisa santai." "Tidak! Aku membutuhkan epinepfirineV'
Dalam situasi lain, Logan mungkin akan tertawa: sedikit pengetahuan menyebabkan
kesintingan besar! Epinephrine lebih umum dikenal dengan nama adrenalin;
meningkatkan detak jantung dengan cara memaksa otot agar berkontraksi terus-
menerus, bisa menyebabkan kejang jantung, terutama pada orang seusia Faith
Byrne. "Kurasa tidak perlu," katanya meyakinkan. "Kita tunggu saja beberapa menit
lagi." "Dokter, wanita ini memberitahumu kalau dia dalam krisis!"
Dengan terkejut, Logan memandang ke arah Winston. "Please, Ms. Winston,
situasinya sudah terkendali."
"Aku tidak yakin begitu! Kuminta kau memanggil dukungan!"
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Terkutuk! Ada apa dengan sundal ini"
"Kujamin itu tidak perlu," jawabnya tenang. "Yang digambarkan Mrs. Byrne tidak
mengancam jiwa." Kalau ia bisa mempertahankan situasi dua menit lagi, ia tahu, masalah ini akan
beres dengan sendirinya. Akan jelas kalau tidak ada alasan untuk khawatir.
"Dengar," tambahnya, "kurasa kita cuma perlu berhati-hati agar tidak bereaksi
terlalu berlebihan. Suster McCorvey...?"
Ia melihat McCorvey melirik kepada Winston sebelum menjawab. "Ya, Dokter?"
Demi Tuhan, apa dia juga akan menimbulkan masalah"
"Kau sudah menjalani prosedur ini beberapa kali. Mungkin kau mau meyakinkan "?"Jaminanmu tidak penting, Dokter! Faith membutuhkan bantuan!"
"Ms. Winston," katanya datar, mengulur waktu, "kami sudah menjalani prosedur ini
beberapa kali. Tidak ada efek sampingan yang berbahaya."
Sejenak, hal ini tampaknya meredakan krisisnya. Tapi dengan rengekan tiba-tiba,
Faith Byrne sekali lagi menarik perhatian semua orang. "Oh, Tuhan, please,
jangan biarkan mereka membunuhku."
Winston meraih tangannya. "Aku janji, itu TIDAK akan terjadi. Dr. Logan, aku
meminta dengan sangat "?"Tidak, bukan itu," potongnya. Sekarang ia harus melakukan usaha fisik untuk
mempertahankan ketenangan luar yang diperlukannya untuk melakukan pekerjaannya.
"Tapi kalau bisa menenangkanmu..."
Ia mengambil telepon dan menekan nomor ruangan
302 perawat. "Ini Dr. Logan di ruangan tiga empat belas. Tolong kirim backup kemari,
cepat." Saat ia menutup telepon, ia melirik arlojinya; lalu, untuk meyakinkan, menunggu
tiga puluh detik lagi. "Aku cuma ingin mengatakan, kita sudah melewati titik
bahaya. Dan, seperti yang kaulihat, Mrs. Byrne tidak menunjukkan reaksi
berbahaya terhadap obatnya."
Ia setengah berharap akan mendengar permintaan maaf. Ternyata Winston hanya
meremas tangan Faith sedikit lebih erat. "Lihat. Tidak ada yang perlu
dikhawatirkan." Sekarang, setelah semua kekhawatiran berlalu, Logan menatap perwakilan perawatan
pasien tersebut dengan dingin. "Ms. Winston, kau bukan personil medis. Aku
senang kalau kau sudi mengundurkan diri sekarang."
"Itu jawabanmu, Dokter, atas apa yang baru saja terjadi di sini" Aku sedang
melakukan tugasku." "Benar" Well, kau harus tahu kalau kami juga sedang melakukan tugas kami. Kau
harus mengetahui dan menghormatinya."
"Ada apa ini" Apa masalahnya?"
Dan di sana, di ambang pintu, Sabrina berdiri.
"Dr. Como," seru Winston. "Syukurlah!"
Logan mengangguk ke arah Sabrina. "Kami salah paham sedikit. Tapi kurasa aku
bisa mengatakan kalau segalanya sudah terkendali sekarang." Ia memandang pasien.


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau sudah merasa lebih baik, Faith?"
"Entahlah. Mungkin."
"Biarpun begitu," kata perwakilan perawatan pasien
303 itu, "aku yakin Mrs. Byrne akan merasa lebih baik kalau Dr. Como yang mengambil
alih sekarang." Logan hanya menatapnya. Kau keparat sejati, Nyonya! Kenapa tidak langsung ke
neraka saja" "Benar, Faith" Apa itu yang kauinginkan?"
Byrne tidak ragu-ragu. "Ya. Memang."
"Well, kalau begitu, selesai." Keparat kau! "Dr. Como," kata Logan, dengan
senyum kecil, "kurasa sekarang giliranmu."
"Ya," katanya, dengan netral. "Terima kasih, Dr. Sabrina."
Dan Logan melangkah keluar kamar, meninggalkan wanita yang dicintainya untuk
menyelia apa yang, sebenarnya, sejak awal merupakan prosedur rutin seluruhnya.
304 Selama beberapa hari kemudian, Logan tidak bisa berhenti mengingat pertengkaran
tersebut. Wanita itu telah menantang kredibilitasnya sebagai dokter. Dan pada
protokolnya sendiri! Sekalipun begitu, kebijakan terbaik adalah kepala dingin. Ia berharap semoga
peristiwa yang telah terjadi itu tidak menyebar ke seluruh YKA. Setelah
seminggu, ia hampir percaya kalau harapannya mungkin saja jadi kenyataan.
Lalu, suatu hari menjelang malam, Allen Atlas mendampinginya di ruang duduk
rekan junior yang kosong. "Nah, kudengar kau ditolak salah seorang pasien
protokolmu." Logan berpaling memandangnya. Keparat tersebut menyeringai lebar.
"Bagaimana, Logan, apa bukan sebaliknya yang seharusnya terjadi" Aku tahu kalau
dalam protokol Dr. Stillman, dokterlah yang berkuasa."
"Jangan mengkhawatirkan aku. Atau protokol kami." Ia diam sejenak; kemudian,
tanpa tertahan, kata-katanya mengalir. "Sejauh ini hasilnya bagus." "Kau benar-
benar keparat, Logan."
305 Tapi biarpun mengejek, Atlas tidak bisa menutupi minatnya.
"Sangat bagus," ulang Logan, terlalu jauh untuk mundur sekarang. "Kami sudah
mendapat respons sebagian. Beberapa tumor menyusut."
"Beberapa tumor menyusut" Omong kosong."
"Betulkan kalau aku salah, Atlas, tapi mulutmu dulu tidak sekotor ini. Kenapa
sih kau, apa memang harus meniru cara mereka berbicara?"
"Bicaralah denganku kalau kau punya respons serius. Penyusutan kurang dari lima
puluh persen pada tumor besar tidak berarti apa-apa, Logan, dan kau juga
mengetahuinya." Ia memang mengetahuinya. "Kuterima," katanya dengan gembira. "Sebagai permulaan.
Aku belum mendengar kabar baik dari uji coba Stillman."
"Jangan mengkhawatirkan Dr. Stillman, dia baik-baik saja." Ia tiba-tiba
menyeringai. "Dia juga menyampaikan penyesalannya atas Mrs. Byrne. Dia
mengenalnya, kau tahu."
"Kudengar. Dia menolak kalian mentah-mentah."
"Itu yang dikatakannya padamu, bahwa dia menolak kami mentah-mentah?"
Logan memandangnya. "Logan, kau bahkan lebih bodoh daripada dugaanku. Wanita tersebut memiliki
masalah kepribadian. Ada dalam fde-nya. Stillman melihatnya sekali dan
menyuruhnya pergi." "Aku tidak percaya."
"Terserah." Tapi tentu saja ia percaya ini menjelaskan segalanya. Secara klasik, penderita ?masalah mental
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY sering kali melihat orang lain secara sangat kaku baik atau buruk, hitam atau
?putih; dan kalau harapan orang semacam itu tidak terpenuhi, tidak peduli
betapapun tidak realistisnya, baik bisa berubah menjadi buruk dalam sepersekian
detik. Seperti cara Faith Byrne mengubahnya dari pahlawan menjadi penjahat.
Orang yang tahu takkan menyertakan penderita gangguan mental dalam uji coba
obat. Hampir pasti, ia akan menciptakan kekacauan dalam tatanan medis; memecah
belah staf, mengadu domba satu sama lain.
"Aku tidak membaca laporan apa pun dalam fde-nya," kata Logan sekali lagi.
"Oh, tidak?" Atlas tersenyum, bahkan lebih lebar lagi. "Mungkin bagian tersebut
tidak dikirimkan. Itu biasa terjadi."
Kalau tadinya ia mengharapkan simpati dari Shein, saat duduk di seberang
seniornya tersebut di kafeteria sore berikutnya, ia cepat-cepat menghapus
gagasan tersebut. "Keparat itu menyelipkan pil racun ke dalam protokolmu"!" seru Shein, dengan
mata terbelalak. Logan mengangguk. "Kurasa bisa dikatakan begitu."
"Menurutmu berapa besar kerusakan yang ditimbulkannya?"
Ia sendiri belum memikirkannya. "Terhadap data protokol" Tidak ada dia masih
?merupakan kandidat yang layak. Kekhawatiranku hanyalah "
?Tiba-tiba tawa Shein meledak. "Itu tidak buruk, aku sendiri harus mencobanya
sesekali!" Ia melepas kacamatanya dan mengusap matanya dengan lengan
307 kemeja. "Ya ampun, Logan, kau pasti merasa amat kesal!"
"Tidak mungkin aku bisa mengetahuinya, mereka tidak mengirimkan laporannya."
"Kau memeriksanya, bukan" Kau punya mata dan telinga, bukan?" Ia tertawa lagi.
"Ah, bukan masalah besar. Belajarlah darinya."
"Belajar apa bahwa orang-orang mengacau pekerjaanmu?"
?"Dalam hal-hal sepele" Tentu saja, selalu." Ia mengambil garpu dan memegangnya,
mengacungkannya di udara. "Bergembiralah, Logan. Ini bisnis yang keras, biasakan
dirimu." "Kau mendengar aku mengeluh?"
"Aku tidak perlu mendengar kata-katanya." Ia menyendokkan makaroni dan keju ke
mulut. "Dalam bukuku, ini termasuk dalam kategori 'diterima'. Mereka mendorongmu
ke dalam kesalahan pemula tapi tidak ada kerusakan permanen."?Logan, dengan jantung berdebar kencang, berharap bisa setenang Shein. Kesalahan"
Apa maksudnya sekarang"
"Kau cuma terlalu bersemangat untuk mengalahkan Stillman, bukan?" kata Shein.
"Jadi mungkin kau agak tidak memperhatikan Mrs... siapa namanya?"
"Faith Byrne." "Dalam benakmu, dia menjadi piala kemenangan. Kau begitu menginginkannya,
sampai-sampai mau mengesampingkan penilaian yang baik." Ia diam sejenak, menyuap
lagi. "Stillman tidak sepandai aku dalam membaca orang, tapi dia bisa
mengalahkan amatir setiap saat."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Logan telah menumbuhkan harapan samar kalau Shein akan membantunya menemukan
jalan keluar; mungkin memberitahunya bagaimana mengganti Byrne dari protokolnya
dengan pasien yang tidak begitu bermasalah; atau, paling tidak, mengatur agar
Marion Winston bisa dijauhkan dari program. Tapi jelas sekarang kalau hal
tersebut tidak akan pernah terjadi.
"Well" katanya dengan gembira, sambil berbalik, "kukira kau mau tahu."
"Hei, Logan, tunggu sebentar."
Junior tersebut berbalik, terkejut mendengar nada baru dalam suara
Shein sesuatu yang sangat mirip simpati. "Ya?"
?"Cuma mau memberitahu: Bertalianlah, kau orang yang baik."
Saat melangkah pergi, Logan sekali lagi tidak mengetahui apakah ia baru saja
disanjung atau dihina. Tentu saja penghiburan yang pasti adalah pekerjaannya sendiri, dan untungnya ia
memiliki banyak pekerjaan, cukup untuk tidak memberinya kesempatan memikirkan
hal-hal lain. Sepuluh hari berikutnya terbukti sangat menyita waktu. Para pasien
baru sekarang dilibatkan dalam protokol dengan jumlah rata-rata tiga orang per
minggu, yang berarti dalam waktu dekat lima belas wanita akan menerima Campuran
J. Setengah dari para pasien protokol rawat jalan telah melapor ke YKA seminggu
dua kali, tiba setelah makan siang dan tinggal hingga senja turun. Sekalipun
proses pemberian obat yang sebenarnya berlangsung kurang dari sejam, setiap
kunjungan selalu melibatkan pemeriksaan menyeluruh (termasuk pengambilan contoh
309 darah dan sinar X) dan konsultasi dengan salah satu dari ketiga dokter muda yang
menyelia protokol itu. Selain protokol itu, Logan, Sabrina, dan Reston masih memiliki tanggung jawab
masing-masing terhadap rumah sakit.
Dalam situasi seperti itu, jam kerja mereka sering kali berlangsung hingga larut
malam dengan percakapan mengenai protokol biasanya berlangsung terakhir. Oleh
?karenanya pada Kamis malam telepon berdering di tempat Logan tepat pada saat ia
mematikan acara David Letterman: Sabrina harus membandingkan catatan atas pasien
bernama Sharon Williams. Seorang guru sekolah berkulit hitam dari Baltimore,
tiga puluh delapan dan menikah, Williams tampaknya merupakan kandidat yang
potensial. Tapi ada sesuatu dalam kasusnya yang mengganggu Sabrina. Kankernya
didiagnosa setelah ia lama menderita sakit punggung, beberapa tes menunjukkan
adanya kanker pada tulang punggung keempat.
"Kasusnya sangat menarik," kata Sabrina. "Masalahnya penyakit tersebut berada
dalam tulangnya dia tidak memiliki benjolan. Ini menyulitkan kita untuk ?mengukur perubahan tumornya."
"Benar," kata Logan menyetujui. Malahan, dalam kanker seperti ini, tumor hanya
terlihat sebagai bayangan dalam scan tulang dan keadaan ini bisa tetap seperti
?itu selama berbulan-bulan biarpun jika obatnya bekerja.
"Orang harus menanyakan: Apa gunanya memasukkan pasien dalam protokol kalau
tidak bisa melihat hasilnya?"
Pertanyaan yang layak, dan mendengar Sabrina
310 mengajukannya, Logan menyadari betapa semakin pragmatisnya ia dalam beberapa
bulan sejak mereka memulai proyek ini. "Kau benar. Terutama karena hanya ada
satu tempat yang tersisa."
Sabrina ragu-ragu. "Meskipun begitu, dia wanita yang menyenangkan."
"Aku tahu," kata Logan. "Aku juga berpendapat begitu."
"Siapa tahu," katanya berdebat dengan dirinya sendiri, "mungkin keliru kalau
melihat kanker tulang hanya sebagai masalah. Kenapa tidak melihatnya sebagai
kesempatan" Ini bentuk yang berbeda dari kanker payudara, tes yang lain untuk
obat itu." "Bisa jadi. Kurasa "
?Tiba-tiba, radio panggil Sabrina berbunyi ada telepon.
?"Siapa yang menelepon selarut ini?" Sabrina penasaran. "Tunggu, Logan."
Sesaat kemudian ia kembali. "Aku harus menerimanya. Marion Winston. Sesuatu
terjadi pada Judith Novick. Nanti kutelepon."
Logan menunggu mungkin kurang dari tiga menit, tapi rasanya seperti satu dekade.
"Ada apa?" tanyanya, menyambar telepon sebelum dering pertama berakhir.
"Berita buruk. Dia jatuh."
"Seberapa buruk?"
"Patah tulang. Dia koma."
"Di mana dia?" "Rumah Sakit Umum Bedford. Pennsylvania, di tempat tinggalnya."
Logan membeku. "Apa urusannya dengan Winston?"
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY Sabrina lebih tahu daripada siapa pun betapa pekanya topik ini. "Dia perwakilan
perawatan pasien, Dan," katanya lembut. "Keluarga Judith memberikan namanya pada
rumah sakit." Tapi selain shock, khawatir, dan empati, mereka berdua mulai memikirkan hal
lain: akibatnya pada protokol. Itu baru sebagian dari kejengkelan Logan karena
Winston merasa tidak perlu memberitahu dirinya, kepala tim Campuran J.
"Kurasa sebaiknya kuhubungi suaminya," kata Sabrina tiba-tiba.
"Jam segini?" "Kata Winston dia baru saja berbicara dengannya. Dia ada di rumah sakit."
"Beritahukan kita semua mendukungnya." "Ya. Tentu saja."
Tiga puluh detik kemudian, Logan menghubungi Winston.
Ia hampir bisa melihat kekakuan Winston dari suaranya. "Dr. Logan, ini sudah
larut malam. Aku sudah menyampaikan semua informasi penting pada Dr. Como."
"Tolong, sebentar saja, cuma beberapa pertanyaan lagi. Bisa ceritakan apa yang
sebenarnya terjadi?" "Dia jatuh. Cuma itu yang kami ketahui." "Di rumah?"
"Tidak, di mal." "Di mal?"
"Di tangga tempat parkir."
"Astaga," serunya pelan. APA-APAAN Judy, berbelanja pada jam sekian"
Keseimbangannya hilang! Sialan, sudah KU PERINGATKAN untuk berhati-hati!
312 "Sudah, Dokter" Menurutmu kau bisa menyelamatkan protokolmu?"
Logan mengabaikan kemarahan yang terdengar jelas tersebut. "Ms. Winston, aku
lebih mengkhawatirkan kondisinya."
'Tidak, kurasa kau lebih mengkhawatirkan posisinya dalam protokol. Tapi, jelas
sekali sekarang tidak mungkin."
"Tentu saja." Bahkan biarpun secara medis hal tersebut bisa dibenarkan, jelas
tidak terbayangkan untuk memberi obat pada pasien yang koma. "Akan kuikuti terus
perkembangannya. Mungkin kalau ia cepat sembuh "?"Maksudku tidak mungkin untuk selamanya"
Karena masalah tersebut hampir sepenuhnya teoretis, Logan terkejut mendengar
kengototan jawaban tersebut. "Kenapa" Dia tampaknya sudah bereaksi terhadap
obatnya." "Karena beberapa dari kami tidak menerima risiko seperti itu. Kami tidak
mengetahui apa yang terjadi pada Mrs. Novick tapi bisa saja obatmu yang
?menyebabkannya pingsan." Ia diam sejenak, membiarkan ucapannya meresap. "Dalam
pandanganku, ini harus dianggap sebagai kemungkinan keracunan obat."
Esok paginya, di kantor Shein, Logan tidak membuang waktu dengan segala basa-
basi. '"Harus ada yang bertindak terhadap Marion Winston," katanya tegas.
"Kebuasan wanita tersebut pada protokol ini patologis."
Shein menatapnya dingin dari Balik mejanya yang berantakan. "Pada protokol atau
padamu?" 313 "Keduanya. Tidak penting, hasilnya sama saja. Kau percaya, dia akan melaporkan
ini sebagai masalah keracunan?"
Ketika Shein tidak bereaksi, ia terus mendesak. "Itu omong kosong dan kau tahu!
Kemungkinan obat tersebut ada kaitannya satu banding seribu. Sepuluh ribu."
"Lupakan, Logan," kata Shein. "Aku tidak mau terlibat sedikit pun dengan masalah
itu. Aku tidak akan melarang wanita itu."
"Dengar," desak Logan, "aku cuma ingin pelaksanaan atas peraturan yang membatasi
akses orang awam terhadap "?"Sudah kukatakan, Logan, cukup!" Tangan Shein melayang turun, menerbangkan
sejumlah kertas. "Kenapa kau ini, merengek padaku seperti anak kecil yang baru
kuliah di sekolah kedokteran" Pikirmu kau dokter pertama yang mendapat gangguan
dari para birokrat tersebut" Hadapilah!"
Logan ingin mengamuk, tapi ia berusaha keras untuk tidak menunjukkannya. "Jangan
khawatir. Pasti." "Bagus. Sekarang keluar. Aku paling tidak tahan menghadapi perengek."
Pria yang lebih muda tersebut tertegun. Sekalipun aneh, Shein tidak pernah
berbicara padanya dengan kemarahan terbuka seperti itu. Ia berbalik untuk pergi,
kemudian berhenti di pintu. "Aku tidak tahu apa masalahmu "
"Masalahku" Dengar, Logan. Kautunjukkan hasilnya padaku mungkin kalau begitu
?kau bisa minta tolong sesuatu padaku."
"Apa maksudmu" Kami baru saja mulai mem -
314 berikan obatnya lima minggu yang lalu! Judy Novick "
?"Lupakan dia, dia sudah tidak termasuk lagi! Apa yang akan kaulakukan, menyeret
mayatnya keliling untuk menunjukkan betapa hebatnya pekerjaanmu?"
"Dr. Shein, itu tidak "
?"Menurutmu waktumu berapa lama lagi" Kalau kau belum mendengar, orang-orang di
sekitar sini terkenal tidak sabar. Banyak obat lain yang pasti sudah menunjukkan
keaktifan sekarang. Keaktifan yang meyakinkan"
"Kita berada pada tahap yang sama dengan protokol Stillman."
"Kaukira kau Stillman" Menurutmu kau punya pilihan yang sama dengannya" Atau
teman-temannya?" Logan menatapnya. Jadi itu rupanya Shein menginginkan keduanya: pujian kalau
?Campuran J sukses, tapi jalan keluar kalau obat itu gagal. Tentu saja ia selalu
mengetahui hal itu, sekalipun selalu tampil sebagai orang aneh, Shein sama
politisnya seperti yang lain. Biarpun begitu, baru sekarang sikap tersebut
terlihat jelas. Shein menyadari ekspresi kecewa di wajah junior-nya dan mengubah sikap. "Dengar,
Logan, bukannya aku tidak memahami masalahmu. Sudah tentu, Winston bermaksud


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghalangimu. Berani taruhan itulah yang dipikirkannya setiap saat."
"Aku yakin begitu," kata Logan menyetujui, sekalipun, sebenarnya, pemikiran
tersebut tidak pernah terlintas dalam benaknya sebelum ini.
"Yang kumaksudkan dan tidak ada nasihat lain
?discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY yang lebih baik lagi yang bisa kuberikan padamu adalah tetap pusatkan ?perhatianmu pada gambar besarnya. Dapatkan hasil dan tidak ada yang mampu
mencari perkara denganmu!"
"Akan kuingat. Kita sembuhkan kanker dan setelah itu boleh pulang."
"Berhentilah mengasihani diri! Kau sebaiknya bersikap lebih sombong kalau ingin
bertahan dalam bisnis ini."
"Jangan khawatir," jawab Logan. "Apa pun yang harus dilakukan untuk melindungi
protokol, akan kulakukan sendiri."
"Oh, yeah?" Shein tiba-tiba tertarik. "Misalnya?"
"Sudah kuatur agar mulai sekarang semua hubungan kami dengan kantor Ms. Winston
dilakukan melalui Dr. Como. Baik Reston maupun aku akan berurusan dengan pasien
lain dalam program ini yang tidak bisa dipengaruhi maniak itu."
"Berapa orang?"
"Paling tidak setengah dari mereka."
Ia mengharapkan dukungan seniornya; karena, dengan memberikan beban kerja yang
jauh lebih berat daripada kedua rekannya, pengaturan semacam ini bisa
mengacaukan mekanisme protokol di mana Shein juga atau begitulah menurut
?pendapatnya berminat cukup besar.
?Tapi Shein hanya tersenyum. "Itu yang rupanya mengganggumu, bukan" Kalau Dr.
Como muncul di depan nomormu."
Tiba-tiba, Logan lupa untuk menutupi kemarahannya. "Kau tahu sesuatu, Dr.
Shein " ?"Seth." 316 " Dr. Shein. Terkadang kau sama jahanamnya dengan orang-orang lainnya di sini!"
?"Well, begitu saja rasa terima kasihmu yang terkenal itu." Ia menyeringai.
"Kalau aku jadi kau, Logan, kujaga agar jangan sampai aku menjadi jahanam
bagimu." 317 2 Oktober 1930 Frankfurt Campuran versi #452 sangat mengecewakan. Massa kelabu, tidak mampu mengkristal
lagi. Semua modifikasi dalam panjang molekul juga gagal! Sangat frustrasi. Takut
Herr Thomas kehilangan kesabaran dengan pekerjaan ini.
Bisakah sesudah sekian lama ternyata pendekatan sintetis keliru" Hampir terlalu
mengerikan untuk dipertimbangkan!
Emma mendukung seperti biasa, tapi hatiku tidak bisa tenang. Terlalu banyak
pemfitnah! Terlalu banyak kepicikan di antara para saingan! Mana kecintaan akan
ilmu pengetahuan murni"
Besok mulai mengerjakan versi #453.
318 Logan memilih untuk tidak memberitahukan rincian percakapannya dengan Shein. Apa
gunanya" Apa bukan justru mengancam kestabilan tim yang telah rapuh ini"
Pokoknya, ia meyakinkan diri, jelas kalau seniornya tersebut telah membesar-
besarkan kecemasannya tentang Campuran J untuk menimbulkan efek dramatis.
Bukankah pernyataan yang berlebihan sialan, shock merupakan inti gaya Shein" ? ?Kebenaran tampaknya nyata: Shein telah mengikat diri dengan protokol di depan
umum dan kolega seniornya tidak akan pernah membiarkan dirinya melupakan
?kenyataan tersebut. Tapi kenapa ia ingin melupakannya" Ini masih awal. Potensi obat tersebut, paling
tidak dalam perkiraan Logan sendiri, belum berkurang.
Sekalipun begitu, ia mengetahui kalau dirinya tiba-tiba dibatasi hanya berurusan
dengan prasangka, perasaan, dan hambatan karena mereka terikat dengan sponsor
?yang tingkahnya sama tidak bisa diduganya dengan sebagian besar campuran yang
mudah berubah tersebut. Inikah harga untuk memasuki liga besar tersebut"
Beroperasi dalam keadaan tidak aman yang
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY kronis, bahkan tidak pernah yakin apakah temanmu tidak akan menusukmu dari
belakang" Ia mengetahui ia tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya yang semakin besar,
paling tidak dari Sabrina. Ia hanya bisa berharap Sabrina akan menganggapnya
tidak lebih karena beban sehari-hari, atau kelelahan, atau akibat reaksi
berkelanjutan atas kondisi Judy Novick. Bagaimanapun, Sabrina sendiri punya
masalah yang tidak kecil. Tiba-tiba dibebani tanggung jawab hampir setengah
daftar protokol, Sabrina tenggelam dalam pekerjaannya.
Sabrina tidak bertanya. Tapi ia merasa bahwa ada yang tidak beres; dan, lebih
daripada itu, menganggap ketidaksediaan atau ketidakmampuan Logan yang nyata
? ?untuk terbuka padanya sebagai ancaman sebagaimana yang bisa dilontarkan para
musuh mereka. Faktanya, hubungan mereka, baik pribadi maupun profesional, selalu
merupakan sikap percaya. Sebagai dua kepribadian kuat yang diberkati dengan
nasib baik untuk memiliki kekuatan yang berbeda tapi saling melengkapi, mereka
berdua harus mengatasi bagian dari diri mereka sendiri dan mempercayai yang lain
sepenuhnya. Itulah yang membuat ikatan mereka begitu berharga dan begitu rapuh.
Dan sekarang, dalam pandangan Sabrina, keseimbangan pribadi mereka tampaknya
terancam. "Dengar, Logan," katanya pada Logan suatu Rabu siang, "mungkin kita bisa
bepergian akhir pekan ini. Tidak ada Campuran J hanya Sabrina dan Dan."
?"Apa akhir-akhir ini aku pernah memberitahumu kalau aku senang dengan caramu
menyampaikan segala sesuatu" Tapi aku bertugas hari Minggu siang."
320 "Aku tahu. Kupikir kita bisa pergi hari Jumat dan kembali Minggu pagi. Hampir
dua hari." "Ke mana?"
"Kau tahu Cooperstown" Dekat Albany, New York" Ada museum bisbol di sana."
Ia tersenyum. "Ya, Sabrina, namanya Hall of Fame." Ia diam sejenak, tertarik;
setelah musim dingin yang panjang, musim semi selalu diterima dengan
gembira dan berduaan saja dengan Sabrina di luar orbit YKA tampaknya merupakan
?pemikiran yang revolusioner. "Ayo."
Tempat tersebut membantu menenangkan pikiran Logan; lebih bisa dibilang desa
abad sembilan belas di tepi danau yang tidak terusik daripada kota wisata yang
tradisional. Pagi pertama, setelah kunjungan wajib ke museum bisbol, mereka
berjalan sambil bergandengan tangan di jalan lebar yang diapit pepohonan,
menatap rumah-rumah bagai dalam dongeng, yang menjulang menembus langit.
"Aku pernah kemari sekali," kata Logan tiba-tiba. "Aku tidak ingat kalau begitu
indah." Sabrina berpaling padanya, tercengang. "Kau pernah kemari" Kenapa tidak pernah
cerita?" "Entah." Ia mengangkat bahu bagai bocah kecil yang tidak berdaya. "Dengar, itu
sudah lama sekali, dengan keluargaku. Tidak begitu menyenangkan."
"Kenapa?" "Ibu dan saudariku tidak ingin kemari. Mereka bahkan tidak ikut aku dan ayah ke
museum." Sabrina menggeleng. "Aku sulit memahaminya. Tempat ini begitu menarik."
321 "Dan Ayah... Kau tahu plakat-plakat penghargaan untuk pemain-pemain besar" Dia
menghabiskan separo kunjungan kami di sini dengan menanyaiku soal statistik:
tanggal lahir, ERA, karier memukul rata-rata. Dia menganggapnya sebagai
kesempatan untuk mengujiku. Aku pasti masih berusia delapan tahun waktu itu."
"Jadi sekarang lebih menyenangkan?" "Kurasa begitu."
Sabrina meraih tangannya dan mereka berjalan sambil membisu selama tiga puluh
detik. "Ceritakan tentang ayahmu, Logan."
Logan menggeleng. "Sabrina, ada hal-hal yang sulit untuk dibicarakan, oke"
Bahkan denganmu." "Kalau dia menelepon, apa katanya padamu?" Lebih dari sekali ia melihat kalau,
setelah berbicara dengan ayahnya melalui telepon, Logan memasuki ruangan dengan
lesu. "Entah. Bukan kata-katanya, tapi sikapnya. Semuanya sarkastis, semuanya tidak
ada hasilnya." "Sungguh?" Tanpa tertahan, Sabrina tersenyum. "Kedengarannya seperti orang lain
bagiku." Logan menatapnya kebingungan kemudian ia mengerti. "Seth Shein." Tapi seketika,?ia menggeleng. "Tidak bisa. Ayolah, jangan bermain-main jadi psikiater amatir."
"Tidak, aku cuma mendengarkan apa yang kaukatakan."
Logan tersenyum terpaksa. "Pokoknya, itu merupakan cara pengecut, menyalahkan
ayahku untuk masalahku. Berani taruhan Stillman dan Larsen juga berbuat begitu."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "Tidak. Orang-orang seperti mereka tidak membiarkan diri mereka untuk memikirkan
hal itu. Tapi, yang pasti mereka kurang mendapatkan kasih sayang waktu masih
kanak-kanak. Itulah sebabnya mereka sekarang selalu membutuhkan orang lain untuk
menunjukkan betapa hebatnya mereka. Karena selama ini tidak ada yang mengatakan
hal itu kepada mereka."
"Aku yakin kau benar." Ia menghela napas panjang, penasaran sejauh mana
pengamatan tersebut juga berlaku atasnya.
Sabrina meremas tangannya. "Tapi ada perbedaan besar kau juga punya hati yang ?baik."
"Menurutmu begitu?"
"Hati yang indah. Aku mengetahuinya dengan baik." Ia diam sejenak. "Mungkin kau
memperolehnya dari ayah yang sama, pernah terpikir olehmu?"
Sorenya, mereka tengah duduk-duduk di teras Hotel Otesaga yang amat indah,
menghirup anggur dan menatap sebuah lukisan impresionis: perahu layar di
kejauhan, layar terbentang, di danau yang kemilau. "Bagaimana dengan ayahmu?"
tanya Logan. Sabrina memandangnya dengan terkejut; pertama kalinya Logan menunjukkan minat
yang cukup mendalam terhadap masa lalunya. "Ayahku" Aku sangat menyayanginya."
"Ceritakan tentang dia. Aku tahu kalau dia mengajar antropologi "
?"Itu juga hobi ibuku," kata Sabrina.
"Tapi apa yang membuatnya begitu istimewa" Anggap saja aku sedang bikin
penelitian kalau-kalau aku nanti punya anak."
?323 Sambil menghirup anggurnya, Sabrina memikirkannya sejenak. "Dia selalu
memastikan aku mengetahui kalau aku orang yang serius," katanya. "Bagi seorang
gadis, tidak ada yang lebih penting lagi dari ayahnya."
"Bagi siapa pun."
Ia mengangguk. "Tapi kurasa terutama pada seorang gadis. Tanpa itu, hampir
mustahil seorang gadis bisa merasa... kuat di dunia, merasa bisa melakukan
keinginannya." "Sabrina, tidak ada bedanya antara pria dan wanita dalam hal ini. Percayalah,
merasa tidak aman atau tidak berdaya bukan eksklusif pada satu gender."
? ?Sabrina menyentuh bahunya lembut. "Aku mengerti maksudmu. Kalian orang Amerika
selalu percaya kalau jenis kelamin tidak ada bedanya tapi itu juga begitu
?naif." Ia diam sejenak. "Kau melihat cara Winston yang terus-menerus
membicarakan kekuasaan?"
"Benar-benar menjengkelkan."
"Ya dan tidak." - "Apa maksudmu?"
Ia mempertimbangkannya. "Kutanyakan hal lain: Menurutmu dalam waktu dekat ini
apa akan ada presiden wanita di Amerika Serikat?"
"Tentu saja," jawab Logan seketika, senang Sabrina yang menunjukkannya untuknya.
"Melihat perubahan yang terjadi, mungkin dalam dua puluh tahun lagi."
"Ah, tapi kau mengerti, kalau kita menanyakan hal yang. sama kepada wanita mana
pun bahkan yang paling berhasil dia akan menjawab tidak, cuma mimpi."
? ?"Sinting, kau cuma perlu melihat faktanya, sekarang ini para wanita "
? 324 "Tidak," potongnya, "itulah yang kukatakan: ini BUKAN cuma fakta tapi juga ?perasaan wanita. Ini tidak bisa diubah dengan mendesaknya." Ia diam sejenak.
"Dan terkadang itulah yang penting untuk diketahui bagi protokol kita."
Ia menatap Sabrina lekat-lekat. "Bagaimana?"
"Tidak ada pria, bahkan yang terbaik, bisa menge-II tahui betapa menakutkannya
penyakit ini bagi wanita. \j Mustahil. Atau betapa rapuhnya wanita sebagai
akibatnya." "Sabrina, aku tidak mengerti."
"Ya, mungkin, dalam kepalamu. Tapi kuberitahu kau kenapa banyak pasien yang
kurang mempercayai pria dibanding wanita lain."
Logan menunggu cukup lama sebelum menjawab. "Winston "
?"Aku tidak mendukung tindakannya," kata Sabrina cepat-cepat. "Dia tidak mengerti
protokol kita, dia tidak mengerti dirimu. Tapi kita harus bersikap jujur: dia
mengerti ketakutan yang dirasakan para pasien kita. Dan ini juga nyata."
Ketika Logan tidak menjawab, hanya menatap ke kejauhan, Sabrina mengira ia telah
keterlaluan. Maksudnya baik untuk membuka jalur komunikasi bukan untuk
? ?menyakiti. "Apa kau banyak memikirkan Judy Novick?" tanya Logan'tiba-tiba. Dalam tiga
minggu sejak kecelakaannya, Judy masih tetap pingsan. Karena menderita hematoma
subdural dan tekanan batang otak, kesempatannya untuk selamat sangat tipis.
"Terkadang." "Aku sungguh-sungguh percaya kalau beberapa orang
325 dari mereka senang karenanya." Ia ragu-ragu. "Aku tetap penasaran bagaimana
kejadian yang sebenarnya."
"Itu sinting, Logan. Tidak ada misteri apa pun, dia jatuh." Sambil mengusapkan
punggung tangannya ke pipi, menyadari sejauh mana pertukaran peran mereka,
Sabrina tidak berusaha menahan senyumannya. "Aku tahu aku pernah mengatakan kau
paranoid. Tapi terkadang kita harus mengingatkan diri sendiri, caro, kankerlah
musuh terbesar kita, bukan dokter lain."
"Aku terus mengingatkan diriku."
"Sejujurnya, kurasa Stillman atau Larsen bahkan tidak mengkhawatirkan protokol
kecil kita. Mereka tidak percaya kalau protokol ini punya peluang."
"Aku tahu." Ia diam sejenak. "Bahkan Shein pun tampaknya agak ragu-ragu."
"Shein" Dia mengatakan sesuatu padamu?" Ia memandang Logan lekat-lekat,
menegang: jadi itu rupanya! "Kapan?"
"Dua minggu yang lalu. Dia cukup jelas mengatakan bahwa ia berusaha mengurangi
kerugiannya." "Kenapa kau tidak menceritakannya padaku" Ini juga menyangkut hidupku, Logan."
"Aku tidak ingin membuatmu khawatir."
"Jangan berbuat begitu padaku, Logan. Jangan pernah kauulangi."
"Dengar, aku keliru. Aku setuju denganmu. Maafkan aku."
"Sekarang ceritakan. Semuanya."
Logan pun bercerita, lengkap hingga komentar Shein yang mengejutkan mengenai
Judith Novick; tapi, bahkan saat ia menyadari kejengkelan Sabrina yang memuncak,
ia merasa lega. Tidak diragukan lagi. ini
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY hanyalah beban yang seharusnya tidak pernah ditanggungnya seorang diri.
"Well, kalau begitu," kata Sabrina setelah selesai, suaranya terdengar keras,
"sekarang terserah kita. Akan kita tunjukkan kalau keragu-raguannya keliru."
Logan mengangguk. "Lebih baik lagi, kita paksa dia minta maaf. Aku bersedia
membayar untuk melihatnya."
"Benar, Logan. Begitu banyak orang di YKA, tapi tak ada yang punya jiwa. Aku
tidak akan keberatan kalau pada saatnya harus meninggalkan tempat ini." Ia
memandang ke danau. "Kau suka bekerja di sini" Katanya ada rumah sakit pengajar
yang bagus di luar kota ini."
"Aku tidak tahu."
"Pasti menyenangkan bukan" untuk menyudahi semua omong kosong ini."? ?Logan tersenyum. "Sejujurnya, kita mungkin juga akan sinting." Secara refleks,
ia melirik arlojinya. "Kuberitahu kau, aku sekarang siap kembali ke sana."
Sebagai kelanjutan perselisihannya dengan Marion Winston, Logan mengambil
langkah perlindungan lain lagi. Tim Campuran J memutuskan bahwa kunjungan pasien
protokol ke YKA dijadwalkan dengan selisih waktu minimun, dengan pengaturan
khusus bahwa mereka yang kemungkinan punya masalah paling berat diusahakan
sesedikit mungkin punya kontak langsung dengan pasien-pasien lain.
Secara umum, pengaturan tersebut berfungsi dengan lancar. Tapi, tentu saja,
tidak pernah layak atau, akhirnya, bahkan diinginkan untuk mengisolasi pasien
? ?327 seutuhnya. Sebagian besar pasien Campuran J merupakan wanita yang mandiri dan
cerdik, banyak yang menginginkan setiap potong informasi yang bisa mereka
peroleh; sehingga perasaan kalau segalanya disembunyikan dari mereka hanya akan
meningkatkan kecemasan.

Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak terelakkan, setelah beberapa waktu, mereka mulai saling mengenal satu sama
lain di ruang tunggu atau di tempat parkir menonjol dari yang lain karena
?pakaian atau sikap mereka, dari napas mereka yang terengah-engah atau kulit yang
seputih kapur dan mulai berbicara.
?Mereka membandingkan catatan; kesimpulan mereka campur-aduk. Tampaknya tidak
seorang pun sakit akibat Campuran J, fakta yang bagus. Tidak ada kemungkinan apa
pun yang mereka baca dalam Dokumen Persetujuan Setelah Pasien Diberitahukan
?dari sakit kepala hingga kehilangan selera makan yang timbul.
?Tapi masalahnya, mereka mendaftar bukan sekadar untuk dibuat tidak sakit akibat
obat tersebut. Sekalipun para dokter telah dengan susah payah menjelaskan kalau
ini prosedur percobaan dan mereka sebaiknya tidak mengharapkan keajaiban, pada
tingkat tertentu, seperti pasien lain dalam protokol seperti ini, justru itulah
yang dicari mereka: keajaiban.
Dan kebenarannya adalah obat ini tampaknya tidak menghasilkan apa-apa!
Tidak terhindarkan lagi, ada dimensi lain yang harus dikhawatirkan. Dari awal,
usia para dokter penyelenggara program yang relatif muda telah menimbulkan kesan
tersendiri di mata pasien, biasanya
328 hanya kekaguman. Tapi sekarang kenyataan tersebut membangkitkan pertanyaan yang
mengganggu: Apa mereka mengerti tindakan mereka" Apa mereka memiliki
pengalaman kebijaksanaan untuk menangani tanggung jawab sebesar ini"? ?Yang tidak bisa mereka ketahui adalah Dan Logan dan para koleganya juga sama
khawatirnya dengan mereka karena pengaruh obat tersebut yang membingungkan.
Mereka tidak akan terkejut bila menemukan efek sampingan yang tidak diduga
sebelumnya; itulah sejarah klinis Campuran J. Tapi mereka merasa yakin kalau
obat tersebut akan menunjukkan keaktifan. Dan karena sekarang mereka tidak
melihatnya, ketegangan yang selama ini ditahan-tahan mulai menunjukkan diri.
Suatu Senin pagi, sibuk dengan tugas rumah sakit masing-masing, Logan dan
Sabrina mendengar nama mereka dipanggil melalui interkom. Mereka harus segera
melapor pada Klinik Rawat Jalan.
Di sana mereka menemukan Reston, dalam keadaan paling serius yang pernah dilihat
Logan. "Ini saatnya," katanya. "Kita bisa melupakan karier kita."
"Kau bicara apa?" tuntut Logan. "Aku sudah memeriksa salah satu wanita. Kita
mendapat masalah keracunan." "Yang mana?"
Ia menunjukkan ruang periksa di sebelah kanannya. "Hannah Dietz. Aku bersumpah,
aku tidak tahu apa yang harus kukatakan padanya."
"Berhentilah mengkhawatirkan dirimu," sergah Sabrina. "Apa masalahnya?" Dietz,
orang yang sela - discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY mat dari Hitler, penuh semangat dan keras kepala, merupakan pasien yang bersedia
untuk bertukar tempat dengan Faith Byrne. Ia merupakan kesayangan Sabrina.
"Perdarahan hebat gusi," kata Reston. "Setiap kali menggosok gigi."
Sejenak timbul kesunyian. Dalam situasi lain, keluhan seperti itu hanya akan
mendapat sedikit perhatian. Tapi Logan dan Sabrina menyadari kalau Reston ada
benarnya. "Semua gejala mengarah ke Campuran J," tambahnya. "Apa lagi?"
Sabrina memimpin jalan ke ruang periksa. "Halo, Hannah," katanya kepada wanita
gemuk pendek dengan uban mengilat dan kemudian melihat pria yang duduk di
?sudut. Botak, dengan kumis tidak teratur, tampaknya berusia awal enam puluhan,
sedikit lebih muda daripada pasiennya. "Halo, Phil."
Phil, "pendamping" Hannah, telah menemaninya sejak kedatangannya ke YKA dua kali
sebelum ini. "Halo," jawab Phil, hampir tanpa memandangnya.
"Dr. Como," kata Hannah dengan ramah, aksen Jerman-nya terdengar jelas dalam dua
kata. "Well, well, seluruh kelompok ada di sini."
"Ya," kata Logan; "Dr. Reston memberitahukan tentang masalahmu."
"Kurasa itu bukan masalah besar. Setuju, Phil?"
Cara Phil memandangnya penuh pemujaan. "Kuharap begitu."
"Cuma berdarah sewaktu menggosok gigi." Ia memandang temannya sekilas. "Tapi
Phil khawatir. Wastafelnya merah semua."
"Kau tidak?" 330 "Aku khawatir karena dia khawatir."
"Apa kausadari kalau kau menggosok gigi lebih keras daripada biasanya?" tanya Logan. Pemikiran yang jelas: Obat tersebut
berbahaya bagi protein yang berguna untuk pembekuan darah.
Hannah mengangkat bahu. "Tidak. Aku tidak menyadarinya."
"Dan selain itu," kata Sabrina, "kau merasa baik-baik saja?"
Dietz tersenyum. "Lumayan untuk wanita yang menderita kanker."
"Well," kata Logan, "kurasa yang mula-mula harus kita lakukan adalah mengambil
sedikit darah. Kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan kau mungkin
harus menginap di sini dua hari untuk pengamatan."
Ia berpaling pada Phil. "Sayangnya kau harus menunggu di luar. Ini tidak lama."
Phil berdiri, dan Logan melihat kalau matanya tiba-tiba berkaca-kaca. Ia meraih
tangan Hannah bagai kesatria dari abad pertengahan, dan menciumnya lembut. "Aku
ada di dekat sini." Hasil tes darah keluar siangnya. Hasilnya sesuai dugaan mereka, waktu
protrombin perhitungan kecepatan darah membeku telah meningkat drastis. Paling? ?tidak salah satu protein dalam rangkaian pembekuan tidak berfungsi dengan baik.
Pasti akibat Campuran J. Ketika hasilnya tiba, ketiganya mengundurkan diri ke ruang duduk rekan junior
yang kosong. "Sialan!" sembur Reston. Ia menendang kursi de -
331 ngan murka, melontarkannya hingga jatuh berdebum ke lantai. "Sekarang apa?"
"Kau kekanak-kanakan, Reston," kata Sabrina dengan kesal. "Bayi egois." Ia
berpaling pada Logan, dan menambahkan, "Kita rawat Mrs. Dietz, ini yang akan
kita lakukan sekarang. Ini masalah sederhana. Vitamin K bisa menurunkan waktu
protrombin dalam beberapa hari dengan risiko kecil."
"Bukan itu intinya!" kata Reston marah. "Wanita itu hanya masalah kita yang
paling kecil. Kau sadar kalau ini harus dilaporkan pada Dewan Penilai
Institusi " ?"Jangan berlebihan," potong Logan. "Kurasa ini bukan kemunduran besar. Kalau
kita bisa menyembuhkan Mrs. Dietz secepatnya, kita akan kembali ke kondisi
semula." "Tunggu sebentar]" Reston mengangkat kedua tangannya. "Dia tidak akan mengikuti
protokol ini lagi. Perdarahan berikutnya bisa internal dan fatal."
?"Kau juga sama tahunya denganku, dia tidak punya kesempatan kalau tidak ikut
lagi." "Bukan masalahku! Jelas" Bukan masalahku!"
Logan melirik Sabrina. Sabrina membalasnya sekilas, kemudian mengalihkan
pandangan. Ia mengizinkan Logan menangani hal ini.
"Dengar, Reston," kata Logan, "wanita ini kemari untuk kita. Dia tidak mengeluh
sewaktu kita memintanya bertukar tempat."
"Apa urusannya?" Reston begitu kebingungan, ia hampir tidak bisa mengatakannya.
"Apa-apaan kau ini, Logan, mau bunuh diri?"
"Kau bisa melupakannya, aku tidak akan melepas -
332 kannya. Kita sudah kehilangan Judy Novick, kita cuma punya empat belas
sekarang." "Aku juga menentang untuk mempertahankan Novick! Itu kesalahan lain lagi!" Ia
menggeleng kuat-kuat. "Kenapa kau ini?"
"Cuma sekadar bersikap adil, John. Dan manusiawi."
"Akan kuatur perawatan dengan Vitamin K," kata Sabrina, melangkah keluar dari
kamar. "Dan akan kukabari perkembangannya. Kedua-duanya."
"Ada berita baru tentang Campuran BS?" ejek Reston, ketika Logan duduk di
seberangnya di kafetaria esok siangnya.
"Hentikan, John," sentak Logan, memandang dua rekan junior yang duduk dekat
mereka. "Kau bahkan tidak ingin tahu kepanjangannya?"
"Aku tahu apa kepanjangannya."
"Oh, tapi juga ada arti lainnya." Ia diam sejenak.
"Bojfing menyenangkan Sabrina. Karena tampaknya itulah satu-satunya tujuan ? ?obat keparat ini."
"Sialan kau, Reston!" Logan memandang sekilas pada kolega mereka yang ada di
dekatnya; syukurlah, mereka tampaknya tidak mendengarkan. "Aku sudah muak
denganmu." "Oh, kau tidak terima" Well, kau tahu aku sendiri sudah muak dengan kalian
?berdua yang berkelompok memisah dariku."
"Omong kosong! Kami cuma melakukan apa yang terbaik untuk protokol."
"Apa, kau benar-benar mengira obat ini akan berhasil?"
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "Tepat itulah yang kupikirkan." Logan mengambil bakinya dan berdiri. Ini tidak
ada gunanya dan ada kemungkinan meningkat menjadi serius.
?Tapi Reston beranjak mengikutinya. "Oh, benar." Seringai yang merekah di
wajahnya tampak palsu. "Aku hampir lupa seberapa besar pelajaran tentang
kehidupan yang kaupelajari dari bom tersebut: Tetaplah tersenyum!"
Logan melangkah ke sudut kosong dalam ruangan tersebut. "Menurutmu itu lucu?"
"Entahlah. Paling tidak aku berkata jujur untuk beberapa hal lebih daripada
?yang bisa kaukatakan."
"Aku cuma memintamu untuk tidak menyabot kami. Sialan, John, kita harus
bertahan. Lebih-lebih sekarang!"
"Kalau obatmu ini ternyata kosong, betapapun kuatnya kita bertahan tetap tidak
ada gunanya." "Baik. Bagus. Aku cuma berharap kalau situasinya membaik, obat ini masih tetap
"obatmu."' Logan memejamkan mata sejenak. "Sementara itu, aku memintamu sebagai
teman: Tolong tutup mulutmu. Bisa?"
"Tentu saja," kata Reston ringan, "bisa saja. Tapi beritahu Sabrina ini akan ?mengorbankan karya pertama kalian."
334 Apa yang sedang kaubaca?" Terkejut, Logan menengadah memandang Seth Shein. Ia
sengaja memilih tempat ini bangku di ceruk sepi di belakang perpustakaan
?Institut supaya tidak terganggu; dan Shein adalah orang yang paling tidak ingin
?ditemuinya. Mereka jarang berbicara dalam beberapa minggu setelah pertemuan di
kantor Shein yang tidak menyenangkan itu. "Cuma 'surat." "Dari?"
"Ada hubungannya dengan protokol," katanya menghindar. "Tidak penting." "Dari
seorang dokter?" "Peneliti, pensiunan. Pak tua. Bukan apa-apa."
"Mereka benar-benar payah, bukan?" katanya ramah. "Kau seharusnya melihat
beberapa orang aneh yang menghubungiku setelah memulai percobaan. Semuanya
pecundang yang punya sesuatu untuk disampaikan."
"Oh, yeah?" Demi Tuhan, Logan tidak mengetahui kenapa Shein begitu ramah. Apa ia
akan memutuskan di pihak mana ia akan berdiri"
"Yang tua lebih buruk lagi. Entah mereka bosan atau
335 ingin kau menyenangkan mereka dengan rincian pekerjaan, atau mereka punya
nasihat untukmu yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang sudah ketinggalan zaman.
Ini yang mana?" Logan tersenyum. "Dia ingin tahu tentang pekerjaan itu." Lebih buruk lagi,
apakah ia akan pernah tidak perlu minta izin Shein lagi" Sabrina benar, orang
ini memang mirip ayahnya!
"Coba lihat," kata Shein, duduk di sebelahnya.
"Ini surat pribadi."
"Ayolah, boleh?" Ia mengulurkan tangan. "Kutunjukkan suratku kalau kautunjukkan
suratmu." Dengan enggan, Logan menyerahkannya kemudian, saat seniornya mulai membaca, ia
?memperhatikan reaksi yang timbul.
Dr. Logan yang baik: Salam dan doaku. Namaku Rudolf Kistner. Sekarang aku tinggal di Koin, sebagai
pensiunan. Aku menulis dalam bahasa Inggris yang kupelajari bertahun-tahun yang
lalu di Gimna-sium sewaktu Perang Dunia Pertama.
Shein menengadah. "Kau tidak mengatakan kalau dia orang Jerman. Berhentilah main
rahasia denganku, Logan."
"Main rahasia?"
"Aku cuma bergurau, Logan. Astaga, sejak kapan kau menjadi begitu sensitif?"
Dulu aku seorang ahli kimia organik. Aku menulis surat padamu karena membaca
protokol 336 yang kauselenggarakan di Yayasan Kanker Amerika. Ini menarik bagiku, karena
bertahun-tahun yang lalu aku juga melakukan uji coba dengan campuran derivatif-
derivatif sulfonat untuk melawan kanker. Pada waktu itu, kami menaruh harapan
besar terhadap obat ini. Kau pasti sibuk. Tapi senang sekali kalau kau mau meluangkan sedikit waktu untuk
menceritakan tentang usahamu. Aku sekarang sudah tua, tapi punya banyak waktu
untuk berpikir dan bertanya-tanya. Untuk yang ini, tidak ada orang yang terlalu
tua. Salam paling tulus, Rudolf Kistner
Shein menyerahkan surat tersebut kembali. "Demi Tuhan, dia pasti sekitar
sembilan puluhan. Langsung dari Zaman Kegelapan."
"Menurutmu sebaiknya kubalas atau tidak?" Karena, mengingat asal surat tersebut,
Logan merasa penasaran. "Suruh dia pergi ke neraka." Shein menyeringai. "Dengan cara yang manis kau ?harus mempertimbangkan reputasi YKA." Ia diam sejenak, berubah lebih serius.
"Aku turut menyesal tentang wanita dengan masalah waktu protrombin tersebut. Kau
berhasil mengendalikannya?"
Logan ragu-ragu, sangat menyadari bahwa reaksi keracunan Hannah Dietz, sekalipun
ringan, bisa digunakan untuk mengurangi protokolnya. "Sepenuhnya. Vitamin K-nya
terbukti ampuh." "Bagus, itu bagus."
discan dan didjvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh OBI
Dilarang meng-komersil- kan atau keslalan menimpa aada selamanya
PRC/TXT BY OTOY "Kita cuma perlu mengawasinya lebih ketat." "Uh-huh."
Apa lagi sekarang" Masalah Dietz tampaknya hampir tidak menarik minat Shein,
apalagi membuatnya cemas.
Beberapa saat kemudian ia mendapat jawabannya.
"Dengar, Logan," katanya, berpaling memandangnya, "ada yang harus kukatakan. Kau
harus berhasil!" Logan membutuhkan waktu dua detik untuk memahami maksudnya. "Stillman?"
Shein tertawa. "Dia ketakutan kalau akan dikalahkan sekelompok anak-anak!"
"Kami?" tanya Logan, tidak mengerti. "Kenapa?"
"Kenapa?" Suara Shein merendah. "Karena Stillman akhirnya menghadapi fakta kalau
protokolnya cuma akan menjadi bencana total, itu sebabnya. Dia punya buktinya.
Dia tahu kalau benda tersebut cuma akan tergeletak di sana dan tidak lama lagi
semua orang juga akan mengetahuinya." Ia tertawa lagi. "Keparat jahanam yang
malang!" Logan tidak perlu menanyakan dari mana Shein mengetahuinya orang ini punya
?sumber di mana-mana. Pokoknya, yang sangat berarti baginya adalah pulihnya keintiman antara seniornya
dan dirinya sendiri. "Hebat," katanya, tidak pasti. "Apa ucapan selamat perlu?"
Shein menepuk punggungnya. "Benar sekali, Logan. Semakin besar kejatuhannya,
semakin besar kesuksesannya." Ia beranjak bangkit. "Sekarang aku ingin kau
jangan sampai menyerah. Usahakan ada
338 keaktifan dari barangmu dan itu akan menembus jantungnya!"
Sabrina, ketika tiba di rumah Logan malam tersebut dari rumah sakit, tidak
gembira mendengarnya. "Shein itu tidak bisa didengarkan. Setiap menit kata-
katanya selalu berubah."
"Aku tahu, Sabrina," kata Logan sekalipun, sebenarnya, ia mau tidak mau ?memandang sikap terakhir seniornya tersebut lebih memberi harapan. "Akulah yang
selalu diusiknya." "Ya tapi kemudian kau menggangguku." Logan bisa mendengar kelelahan dalam
?suaranya. Ini akhir hari yang panjang yang bahkan lebih panjang daripada
?biasanya. Beberapa jam yang lalu tersiar berita kematian Judith Novick.
"Aku tidak keberatan mengganggumu," ia berusaha menghibur, "asal kau balas
menggangguku." "Pokoknya, tentang Stillman, aku juga mendengar kabar. Tentang Reston..."
"Dari siapa?" "Rachel Meigs." Temannya yang membantu protokol Stillman. "Katanya Reston
mengejek Campuran J tepat di depan mereka. Bahkan Atlas."
Sunyi. Apa yang harus dikatakan"
"Dia membicarakan kasus Hannah Dietz. Dia membuat kasus pendarahan ini


Obat Pamungkas The Magic Bullet Karya Harry Stein di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedengaran seperti, entahlah, serangan jantung hebat."
Logan tidak mengalami kesulitan untuk membayangkan situasinya. "Dia berusaha
melindungi keselamatannya sendiri," katanya pahit.
"Aku membencinya."
339 "Kau tidak akan mendengarku menentangnya, Sabrina. Kau benar sejak dulu."
"Bukan itu alasanku menceritakan ini padamu, bukan untuk dibenarkan. Tapi ini
penting untuk dihadapi. Karena kita harus menanganinya."
"Kecuali bila protokolnya berjalan baik. Aku mengenalnya. Percayalah, kalau
situasinya membaik, Reston akan segera kembali."
340 Ia tengah berada di kantor pribadinya, bertemu dengan dua rekan, ketika
diberitahu kalau dokternya telah menunggu cukup lama untuk bertemu dengannya.
Bukannya ia lupa kalau hari ini dokternya datang, tapi ia telah membulatkan
tekad untuk tetap melakukan bisnis seperti biasa.
"Kami memerlukan privacy," katanya, membubarkan kedua wanita tersebut dengan
anggukan singkat. "Kuharap ini tidak memakan waktu lama. Kenapa tidak kita
lanjutkan saja jam lima nanti?"
Wanita yang lebih muda, masih baru dalam pekerjaan ini dan sangat ingin memberi
kesan baik, bergegas mengumpulkan barang-barangnya dan menuju ke pintu. Tapi
yang lain, Beverly, kepala stafnya, masih menunggu sejenak dan meremas
tangannya. "Semoga sukses."
Karena telah berhenti merokok sejak lima belas tahun yang lalu, keinginannya
untuk merokok jarang timbul. Tapi tiba-tiba, sekarang, ia menginginkannya.
Terdengar ketukan di pintu. "Masuk."
341 Begitu melihat wajah dokternya, ia mengetahui ada kabar buruk.
"Jadi," katanya, memaksa tersenyum, "mereka menyelesaikannya dalam dua puluh
empat jam. Beritaku mereka kalau aku terkesan."
"Pasti." Dokternya tersenyum kecil senyum dokter, tidak setulus politisi yang ?kompeten. "Mrs. Rivers, saya harap Anda memaafkan saya, saya memberanikan diri
untuk " ?Tiba-tiba, John memasuki ruangan. Wajahnya pucat bukan politisi sekarang, tapi
?suami biasa. Ya Tuhan, pikirnya, dia juga mengetahuinya!
Tanpa berkata apa-apa, John duduk di lengan kursi, dan mengecup pipinya. "Aku
mencintaimu, Elizabeth," katanya.
"Seburuk itu?" katanya, memelototi dokternya. Tuhan tolong aku, pikirnya, aku
tidak siap menghadapinya! Kenapa aku tidak bersiap-siap"
"Biopsi menunjukkan adanya kanker ganas."
Itu dia: hukuman mati. "Bisa lebih jelas?"
Tapi saat dokternya menghamburkan jargon-jargon kedokteran, ia hampir tidak
mendengarnya. "Jadi maksudmu ini kanker tulang?" tanya John.
"Tidak, Sir. Berdasarkan apa yang kami lihat, penyakit ini berasal dari payudara
dan menyebar ke tulang."
"Kalau begitu apa yang kita bicarakan" ia ragu-ragu "operasi payudara" Aku
Pengejaran Ke Cina 1 Rahasia Kunci Wasiat Karya Khu Lung Tembang Tantangan 19
^