Pencarian

Protokol Keempat 3

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth Bagian 3


sangat ccrmat Tim A terlambat untuk mengamati dalangnya kiriman langsung sebuah bingkisan di
F("ntcnoy House. Bingkisan itu diambil si penerima dari penjaga lobi saat dia
pulang dari kerja. Isinya sebuah contoh tiruan Berlian Glen dari batu-batu
zirconium, yang kemudian dimasukkan ke dalam kotak simpanan di Coutts Bank
keesokan harinya. f^Y>V I Dllarangmeng komersil-kan atau Uul I kcsiaJanmenimpaandaselamanya
170 6 HARI Jumat {anggal tiga belas biasanya dianggap hari sial, tapi bagi John
Preston malah kebalikan-nya. Ia memperoleh hasil pertama dari penguntitan yang
mclelahkan terhadap kedua pejabat pemcrintah senior itu.
Pengawasan telah berjalan cnam belas hari tanpa hasil. Kedua orang itu adalah
manusia-manusia yang taat pada kebiasaan dan keduanya juga bukan tipe orang yang
sadar pengawasan maksudnya, mereka tidak dengan sengaja membuat ulah su-paya
?dikuntit, dan karena itu membuat tugas para agen menjadi gampang. Tapi
mcmbosankan. Orang London itu meninggalkan apartemen Belgravia-nya setiap hari pada jam yang
sama, berjalan kaki ke arab Hyde Park Corner, berbclok ke Constitution Hill dan
melintasi St. James's Park. Dan ia tiba di Horse Guards Parade. Ia berjalan
mclintasinya, melewati Whitehall, dan langsung masuk ke gcdung kcmcnterian.
Kadang-kadang dia makan siang di luar, kadang-kadang di dalam.
171 Petang harinya kcbanyakan ia bcrada di apartc-mcnnya atau di klubnya.
Si pejabat yang pulang-balik, yang hidup seorang diri di sebuah cottage yang
indah di luar Edenbridgc, setiap hari naik kereta yang sama ke London, berjalan
kaki dari Stasiun Charing Cross ke gedung kementerian, dan langsung lenyap ke
dalamnya. Para agen mengamati kclakuannya di rumahnya dan terus berjaga sambil
kedinginan di luar sampai behas tugas di waktu fajar untuk digantikan olch tim
siang yang pertama. Kedua orang itu tidak melakukan hal hal yang mencurigakan.
Pengecekan surat pos dan penyadapan telepon atas kedua orang itu hanya
menunjukkan surat surat tagihan rutin, surat pribadi, pcrcakapan telepon yang
nakal, dan suatu cara hidup yang biasa dan lerhormaL Sampai tanggal tiga betas
Februari itu. Preston, sebagai pengendali operasi, sedang ber-ada di ruang komunikasi radio di
basement gedung di Cork Street ketika sebuah pcrcakapan radio masuk dari tim B
yang sedang mcngawasi Sir
Richard Peters. "Joe scddng memanggil taksi. Kami bcrada di bclakangnya di mobil."
Dalam bahasa para agen rahasia, orang yang dilacak selalu disebut "Joe",
"Chummy", atau "te-man kita". Ketika tim B datang scpulang bcrtugas jaga,
Preston scmpat berbicara dengan pimpinannya, Harry Burkinshaw. Dia berperawakan
kecil 172 dan bulat, setengah baya, seorang veteran dalam profesi yang sudah digelutinya
seumur hidup. Ia bisa diam bcrjam-jam menunggu di pinggir sebuah jalan di London
dan kemudian bcrgcrak dengan keccpatan luar biasa jika targetnya berusaha me
larikan diri darinya. Dia mengenakan jaket dan topi porkpie, membawa jas hujan, dan menyandang kamcra
di leher-nya, bagaikan seorang turis Amerika biasa. Seperti halnya dengan semua
agen pclacak, topi, jaket, dan jas hujannya nampak cmpuk dan bisa diubah
bentuknya sehingga mcnghasilkan enam kombinasi. Para agen pclacak sangat
mcnyayangi perlengkapan mereka, yang memungkinkan mereka berganti-ganti peran
dalam waktu beberapa dctik.
"Jadi bagaimana tadi itu, Harry?" Preston bertanya.
"Ia keluar dari gedung kementerian pada saat seperti biasanya. Kami mengikutinya
sehingga dia berada di pusat box. Tapi ia tidak berjalan ke arah yang biasanya,
dan malahan berjalan tcrus sampai ke Trafalgar Square dan memanggil taksi. Kami
sudah sampai ke akhir jam shift kami. Kami memberitahu tcman-teman kami dari
shift bcrikutnya untuk waspada dan mengikuti taksi itu.
"Ia turun di Panzer's Delicatessen di Bayswater Road dan menuju Clanricarde
Gardens. Setengah jalan dari situ, secepat kilat ia masuk ke dalam sebuah gedung
di pinggir jalan dan menuruni undakan yang menuju ke basement. Salah satu anak
173 buah saya berada cukup dekat untuk melihat bahwa di bawah undakan itu tidak ada
apa-apa kecuali pintu flat basement itu. Ia rupanya cepat-cepat masuk ke
dalamnya. Terpaksa anak buah saya berjalan terns melewatinya Joe lalu keluar ?lagi dan menaiki undakan itu. Ia balik ke Bayswater Road, naik taksi yang lain,
dan menuju West End lagi. Setelah itu, ia melanjutkan ke-gialan rutinnya. Kami
melewatinya saat kami berbelok di ujung Park Lane."
"Berapa lama ia turun ke basement lewat undakan itu?"
"Tiga puluh, empat puluh detik," kata Burkinshaw. "Dia pasti disilakan masuk
dengan sangat ccpat atau ia mcmpunyai kunci masuk sendiri. Di dalam tidak nampak
ada penerangan. Kelihatannya dia cuma mampir sebentar untuk mengambil kiriman
atau mcngecek apa ada kiriman buat dia."
"Rumahnya seperti apa?"
"Nampak kotor, basement-nya juga nampak ko-tor. Besok pagi kita pasti sudah akan
tahu. Apa saya boleh pergi sekarang" Kaki saya pcgal sekali."
Sepanjang malam Preston merenungkan peristiwa itu. Mcngapa Sir Richard Peters
mcngunjungi flat kumuh di Bayswater" Cuma selama empat puluh detik. Tak mungkin
ia bertemu dengan seseorang di dalam. Tidak cukup waktu. Mengambil kiriman
paket" Atau meninggalkan pesan" Preston mengatur supaya rumah itu juga ikut
diawasi, dan 174 sebuah mobil dengan scorang agen dan sebuah kamera sudah tiba di tempat itu
dalam waktu satu jam. Akhir pekan tetap saja akhir pekan. Preston sc hams nya bisa mendesak para
pejabat sipil untuk mulai melakukan pcnyelidikan atas apartemen itu sepanjang
hari Sabtu dan Minggu, tapi itu malahan akan menimbulkan banyak kecurigaan.
Operasi ini adalah operasi pengawasan yang amat tersclubung. Ia mcmutuskan untuk
mcnunggu sampai hari Se-nin.
Komite Albion telah sepakal untuk mengangkat Profesor Krilov sebagai ketua dan
juru bicara, dan dialah yang memberitahu Mayor Pavlov bahwa Komite sudah siap
untuk melaporkan pertimbang-annya kepada Sekretaris Jenderal. Saat itu Sabtu
pagi. Dalam waktu beberapa jam, masing-masing anggota komite diberitahu untuk
melapor ke dacha milik Kamerad Sekretaris Jenderal di Usovo.
Tiga yang lain datang dengan mobil masing-masing. Mayor Pavlov mengemudikan
mobil Philby, yang dengan demikian bisa membebaskan Gregoricv, supir KGB yang
telah mengemudi untuknya selama tiga minggu terakhir itu.
Di sebelah barat Moskow, lewat Jembatan Uspenkoye dan berdiri dekat tanggul
Sungai Moskva, ada sebuah komplcks desa buatan. Di sckitar desa buatan itu
terletak rumah-rumah peristirahatan akhir pekan milik warga Soviet kelas
175 tinggi dan yang berkuasa. Bahkan di sini pun terdapat kelas-kelas. Di
Peredelkino terdapat cottage-cottage milik para seniman, akademikus, dan
pejabat-pejabat militcr; di Zhukovka terdapat dacha-dacha anggota Komite Sentral
dan pejabat-pejabat lain yang berdinas tepat di bawah Politbiro; tapi yang
discbut terakhir ini, yaitu orang-orang yang bcrada di puncak kekuasaan,
memiliki rumah-rumah mereka di sekitar Usovo, kawasan yang paling eksklusif dari
semuanya. Dacha Rusia yang asli bcrbentuk cottage model pedesaan, tapi dacha-
dacha yang ini adalah vila-vila yang benar-benar mewah yang didirikan di tengah-
tengah hu-tan pin us dan pohon birkin yang ratusan are luasnya, suatu kawasan
yang dipatroli selama 24 jam oleh bodyguard-bodyguard dari Direktorat Utama
Sembilan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi kaum vlasti ini.
Philby tahu bahwa setiap anggota Politbiro, pada saat ia dinaikkan ke jabatan
itu, mcmpunyai hak atas empat tempat tinggal. Apartemen keluarga di Kutuzovsky
Prospekt yang, kecuali jika hierarki itu tumbang, akan menjadi milik keluarga
itu untuk sclamanya. Lalu ada vila rcsmi di Bukit Lenin, yang selalu dilayani
olch staf dan dijaga kenyamanannya, selalu disadap, dan jarang sekali dipakai,
kecuali untuk mcmberi kenyamanan kepada para tamu asing. Yang kctiga adalah
dacha di hutan di sebelah barat Moskow, yang boleh dirancang dan dibangun sesuai
sclera si pejabat yang 176 baru naik pangkat itu. Yang terakhir adalah rumah peristirahatan musim panas,
kebanyakan di Seme-nanjung Crimea, di tepi Laut Hitam. Tapi sang Sekretaris
Jenderal sudah lama mendirikan rumah musim panasnya di Kislovodsk, suatu tempat
peristirahatan dengan mata air mineral di Pegunungan Caucasus yang dipakai
khusus untuk mengobati berbagai penyakit yang ada hubungannya dengan perut.
Philby belum pernah melihat dacha milik Sekretaris Jenderal yangdi Usovo itu.
Ketika Chaika-nya tiba di sana di malam yang beku itu, ia melihat bahwa dacha
itu ternyata merupakan bangunan panjang dan rendah, terbuat dari batu potong,
dengan atap sirap, dan, seperti perabotan yang di Kutuzovsky Prospekt itu,
banyak dipengaruhi oleh kesedcrhanaan gaya Skandinavia. Di dalam, temperatur
sangat tinggi dan sang Sekretaris Jenderal menerima mereka semua di sebuah ruang
duduk yang luas di sana perapian berbahan bakar kayu yang mengeluarkan bunyi
gemuruh menambah panasnya ruangan. Setelah basa-basi yang amat singkat, sang
Sekretaris Jenderal memberi isyarat kepada Profesor Krilov untuk mengungkapkan
kepadanya hasil pemikiran Komite Albion.
"Anda akan mendapati nanti, Kamerad Sekretaris Jenderal, bahwa yang kita jajaki
adalah bagaimana caranya mcmpengaruhi bagian tertentu dari total suara pcmilih
Inggris scbesar tidak kurang dari sepuluh persen di seluruh negeri itu untuk
177 mcncapai dua target utama; satu adalah hilangnya secara total kepcrcayaan mereka
terhadap pemcrintahan Partai Konservatif yang berkuasa saat ini, kedua adalah
keyakinan bahwa memilih pemerinlahan Partai Buruh merupakan peluang mereka yang
terbaik untuk memperoleh kepuasan dan rasa aman.
"Untuk menyedcrhanakan upaya ini, kami bertanya kepada diri sendiri apakah
sekiranya tidak ada satu issue tertentu yang mampu mendominasi, atau dibuat
mampu untuk mendominasi, seluruh pemilihan umum itu. Setelah merenungkan dengan
mendalam, kami semua sampai pada suatu pandangan bahwa tidak ada satu pun aspek
ck<>noun apakah itu hilangnya kesempatan kerja, pc-nutupan pabrik-pabrik, ?meningkatnya otomatisasi dalam industri, dan bahkan pengurangan pelayanan
masyarakat yang bisa berperan sebagai Issue tunggal yang sedang kami cari-cari
?itu. "Kami percaya bahwa hanya ada satu: issue politis non-ekonomi yang paling besar
dan paling emosional di Inggris dan di seluruh Eropa Barat pada saat ini. Yaitu
masalah pcrlucutan senjata nuklir. Ini telah berkembang menjadi suatu masalah
yang besar di Barat, yang mclibatkan jutaan rakyat jelata. Pada dasarnya ini
adalah masalah kecemasan massa, dan dari sinilah mcnurut pendapat kami serangan
harus dilancarkan, suatu issue yang harus kita garap secara terselubung."
178 "Dan usulan khusus Anda?" tanya Sekretaris Jcndcral dengan sikap lembut.
"Anda akan mcmahami, Kamerad Sekretaris Jenderal, semua upaya yang telah kami
lakukan dalam masalah ini. Bukan cuma jutaan tapi miliaran nihil yang telah
dihabiskan untuk membiayai bcrbagai lobi anti nuklir, dalam rangka mcngusulkan
kepada masyarakat Eropa Barat bahwa pcrlucutan senjata nuklir unilateral
sesungguhnya merupakan peluang mereka yang terbaik untuk menuju perdamaian.
Upaya-upaya terselubung kita dan hasil-hasil yang telah dicapai sangat banyak,
tapi tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan apa yang menurut pendapat
kami harus diupayakan dan dicapai sekarang ini.
"Partai Buruh Inggris adalah satu-satunya di an-tara empat partai yang ikut
dalam pemilihan umum yang akan datang ini yang mempunyai komitmen terhadap
perlucutan senjata nuklir unilateral. Pandangan kami yaitu, semua daya sekarang
harus dikcrahkan, dengan mcnggunakan dana, disinformasi, propaganda, untuk
membujuk minimal sepuluh persen suara pemilih Inggris untuk mengalihkan
suaranya, dan akhirnya mcyakinkan mereka bahwa suara untuk Partai Buruh adalah
suara untuk perdamaian."
Kchcningan saat mereka menunggu tanggapan sang Sekretaris Jenderal terasa
mencekam. Akhirnya ia bcrbicara. "Upaya-upaya yang telah kita
179 lakukan dan yang ladi Anda singgung itu apakah ada hasilnya?"
?Profesor Krilov seakan baru saja dihantam sebuah peluru kcndali udara-ke-udara.
Philby bisa menangkap suasana hati pemimpin Soviet itu dan menggelengkan kepala.
Sang Sekretaris Jenderal menangkap isyarat itu dan melanjutkan bicaranya.
"Selama delapan tahun kita telah berupaya kcras untuk melumpuhkan keyakinan
masyarakat pemilih Eropa Barat terhadap pemerinlahnya berkenaan dengan issue
itu. Sekarang ini, benar, semua gerakan unilateral itu sudah begitu bcrsifat
kiri sehingga dengan satu atau cara lain mereka sudah bisa dikuasai oleh leman-
teman kita dan sedang bckcrja untuk mencapai tujuan-tujuan kita. Upaya itu sudah
mcmbuahkan hasil yang besar dalam hal banyaknya orang-orang yang bcrsimpati dan
besarnya pengaruh yang sudah berhasil ditanamkan. Tapi...."
Sang Sekretaris Jenderal tiba-tiba memukulkan kedua telapak tangannya ke lengan
kursi rodanya. Gerak yang garang yang dilakukan oleh orang yang biasanya sangat
dingin ini mengguncangkan mental kcempat pendengarnya.
"Bclum ada yang berubah," seru sang Sekretaris Jenderal. Lalu suaranya kembali
ke nada tinggi yang biasa. "Lima tahun yang lalu, dan empat tahun yang lalu,
semua ahli kita dari Komite Sentral dan dari universitas-universitas serta
kclompok-kclompok ka-jian analitis KGB mcmberitahu kami, yang di Polit -
180 biro, bahwa gerakan unilateral itu begitu kuatnya sehingga mereka mampu
menghentikan rencana pemasangan rudal-rudal Cruise dan Pershing. Kami saat itu
pcrcaya. Ternyata kami salah pcrhitungan. Di Jcncwa kami dikecewakan. Kami
diyakinkan olch propaganda kami bahwa kalau kami bertahan cukup lama, maka
pcmcrintah-pcmcrintah di Eropa Barat akan mcnycrah terhadap demonstrasi-
demonstrasi besar mendukung perdamaian yang secara terselubung kami sokong dan
akan menolak pemasangan Pershing dan Cruise. Tapi ternyata pemasangan tetap
dilaksanakan, dan terpaksa kami melakukan walk out."
Philby mengangguk, menunjukkan sikap mcrcn-dah. Dulu, di tahun 1983, ia
mempcrtaruhkan reputasinya ketika ia menyerahkan makalah yang mengungkapkan
bahwa gerakan perdamaian di Barat, walaupun ditopang olch demonstrasi-
demonstrasi yang didukung oleh masyarakat luas, tidak akan dapat mengubah a rah
pemilihan umum atau mcngubah pandangan pemcrintah. Ternyata ia benar. Peristiwa-
pcristiwa yang kemudian terjadi me-mang sesuai dengan teorinya.
"Itu mcmang mcnjcngkelkan, Kamerad, dan masih selalu mcnjcngkelkan," kata sang
Sekretaris Jenderal. "Sekarang Anda mengusulkan sesuatu yang tidak jauh berbeda.
Kamerad Kolonel Philby, bagaimana hasil-hasil poll opini publik Inggris yang
paling akhir mengcnai issue itu?"
"Tidak bagus, saya rasa," kata Philby. "Hasil
181 terakhir menunjukkan bahwa dua puluh persen orang Inggris sekarang mendukung
perlucutan senjata nuklir unilateral. Tapi bahkan itu pun masih mcmbingungkan.
Di antara kelas pekerja, yaitu para pemilih tradisional Partai Buruh, angka itu
lebih rendah. Adalah suatu kcnyataan yang pa hit, Kamerad Sekretaris Jenderal,
bahwa kelas pekerja Inggris adalah salah satu kelompok yang paling konservatif
di dunia. Hasil-hasil poll juga menunjukkan bahwa mereka juga termasuk kelompok
yang paling patriotik, dalam artian tradisional. Waktu krisis Falkland dulu,
para anggota serikat buruh fanatik mcmbuang semua prinsip yang di-anutnya dan
bekcrja siang-ma lam mcmpersiapkan kapal-kapal pcrang untuk diluncurkan ke laut.
Saya kuatir, kalau kita mau menghadapi kenyataan pahit, harus diakui bahwa kaum
buruh Inggris scnantiasa mcnolak anggapan bahwa kepentingan mereka sama dengan
kepentingan kita, atau paling sedikit mereka tidak mau melihat sesuatu yang akan
mclcmahkan pertahanan Inggris. Dan tidak ada alasan untuk mengira bahwa mereka
akan mcngubah cara berpikirnya saat ini."
"Kcnyataan pahit mcmang itulah yang saya minta untuk dihadapi oleh komite ini,"?kata sang Sekretaris Jenderal. Ia diam lagi selama beberapa mcnit. Lalu,
"Pergilah, Kamerad. Rcnungkan ini kembali. Dan buatkan untuk saya suatu
rencana suatu langkah aklif yang akan menggarap, dengan cara yang belum
? ?pernah dilakukan sebclum -
182 nya, kecemasan masyarakat yang Anda sebutkan tadi; suatu rencana yang akan mampu
membujuk pria dan wanita yang paling kcras kepala sekalipun agar mau memberikan
suaranya untuk mendukung penghapusan senjata nuklir dari tanah air mereka, dan
dengan demikian mcmilih Partai Buruh."
Setelah mereka pergi, orang Rusia berusia I an jut itu bangkit dan dengan
bantuan tongkat berjalan pcrlahan ke arah jcndela. Ia memandang ke luar ke
kumpulan pohon birkin yang membuat bunyi gemeretak di bawah tumpukan salju.
Ketika ia naik ke puncak kekuasaan sementara pendahulunya masih belum
dikuburkan, ia mcmpunyai tekad pribadi untuk mencapai lima tujuan dalam sisa
hidupnya yang pendek itu. Ia ingin dikenang sebagai orang yang telah
meningkatkan produksi pangan dan distribusinya yang efisien; yang telah mendua-
kali-lipatkan produksi barang konsumsi dalam hal jumlah dan kualitas dengan
perbaikan besar-be-saran di bidang industri yang dijangkiti penyakit tidak


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

efisien yang kronis; yang telah melakukan pengetatan disiplin partai di semua
tingkat; yang telah menghapuskan bencana korupsi yang me-rongrong sektor-sektor
vital negerinya; dan yang telah mcmpertahankan supremasi akhir dalam jumlah
tentara dan senjata terhadap musuh-musuh negerinya yang teramat banyak. Sekarang
ia sadar bahwa ia telah gagal dalam semuanya itu.
Ia sudah tua, dan sakit-sakitan, dan waktunya hampir ha his. Ia selalu
membanggakan dirinya se -
183 bagai orang yang pragmatis, real is lis, di dalam kerangka pemikiran marxis
ortodoks. Tapi bahkan kaum pragmatis juga mcmpunyai impian-impian, dan orang-
orang lanjut usia memiliki kebanggaan diri. Impiannya sederhana: ia menginginkan
suatu kemenangan besar, suatu monumen besar yang menjadi miliknya dan hanya
miliknya saja. Tapi scberapa besar yang diinginkannya di malam musim dingin yang
bcku itu, hanya dia sendiri yang tahu.
Pada hari Minggu, Preston berjalan-jalan melewati rumah di Clanricardc Gardens
itu, yaitu jalan yang terbentang ke arah utara dari Bayswater Road. Burkinshaw
benar, rumah itu adalah salah satu dari rumah-rumah bertingkat lima model
Victoria yang dulu pernah berjaya, tapi kini tidak laku lagi dan hanya discwa
oleh kaum yang kurang mampu. Halaman depannya yang sempit ditumbuhi alang-alang;
nampak lima anak undakan menuju ke atas, kc pintu depan yang rcyot tepat di atas
bibir jalan. Dari teras depannya ada beberapa anak undakan yang turun menuju ke
lokasi basement kecil dengan pintu yang hanya nampak sedikit ujung
atasnya sebuah flat basement. Preston lagi-lagi mcrasa hcran mcngapa scorang ?pejabat pemerintah senior dan scorang bangsawan mau mengunjungi tempat kumuh
seperti itu. Di suatu tempat di sekitar situ, ia tahu, pasti ada agen pclacak, barangkali
bcrada dalam mobil - 184 nya yang diparkir dengan kamera tele-lens yang siap membidik. Ia tidak berusaha
memergoki agen itu, tapi ia tahu bahwa ia sendiri mungkin sedang diamati. (Pada
hari Senin mcmang benar ia lere-kam dalam laporan sebagai "seorang pria tidak
dikenal yang berjalan lewat pada jam 11.21 dan nampak menaruh minat akan rumah
itu". Terima kasih untuk laporan yang tak ada artinya itu, demikian pikir
Preston.) Senin pagi hari ia mcngunjungi balai kota lokal dan memeriksa daftar pengclola
rumah di jalan itu. Pemilik rumah itu adalah seseorang bemama Mr. Michael Z.
Mifsud. Preston merasa berterima kasih untuk huruf "Z" itu; tidak banyak orang
yang memiliki nama dengan huruf itu. Setelah dihubungi lewat radio, agen pelacak
di Clanricardc Gardens lalu mcnyebcrang jalan dan memeriksa kenop bcl rumah itu.
M. Mifsud tinggal di lantai dasar. Pemilik penghuni, pikir Preston, yang
menyewakan sisa rumah itu sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan
perabolan; penghuni rumah. yang tidak diperlengkapi harus membayar sendiri
pajak-pajak rumahnya. Menjclang siang ia mencoba mencari data Michael Z. Mifsud di komputer kantor
imigrasi di Croydon. Ia berasal dari Malta dan telah tiga puluh tahun tinggal di
ncgeri ini. Tidak ada data apa-apa, cuma sebuah tanda tanya lima belas tahun
yang lalu. Tidak ada lanjutannya, dan tidak ada penjclasan apa-apa. Komputer di
Kantor Catat - 185 an Knniin.il Scotland Yard mcnjclaskan tanda tanya itu: orang itu hampir-hampir
dideportasikan. Tapi tidak jadi, dan ia dipenjarakan selama dua tahun karena
mencari nafkah secara tidak bcr-moral.
Setelah makan siang, Preston pergi mcngunjungi Armstrong di Bagian Keuangan di
Charles Street. "Apa aku bisa jadi pemeriksa Pcndapatan Dacrah besok pagi?"
tanyanya. Armstrong menghcla napas. "Akan kucoba atur itu. Tclepon aku sebelum kantor
tutup." Kemudian Preston pergi mcngunjungi penasihat hukum Lima. Tolong kauminta Cabang
Khusus mengeluarkan surat izin penggelcdahan untuk kupakai terhadap alamat ini.
Aku juga pcrlu seorang scrsan yang siap scwaktu-waktu kuperlukan untuk melakukan
penahanan." MI-S tidak punya wewenang untuk menahan. Hanya scorang polisi yang
bisa menahan seseorang, kecuali dalam kcadaan da rural, saat seorang warga bisa
ditahan. Jika MI-S ingin menahan seseorang, Cabang Khusus biasanya
menyctujuinya. "Kau tidak akan melakukan penggerebekan, kan?" tanya si ahli hukum dengan
curiga. "Tentu tidak," kata Preston. "Aku akan mcnunggu sampai penghuni flat itu muncul,
baru masuk dan menggclcdah. Penahanan mungkin diperlukan, tergantung apa yang
kuicmukan." "Baiklah," ahli hukum itu mcnarik napas. "Akan kulcruskan kc pejabat hukum yang
bersikap lunak 186 itu. Kau akan memperoleh dua-duanya besok Pag'-"
Mcnjclang jam lima sore itu, Preston mengambil identitas pemeriksa Pcndapatan
Dacrah nya dari Bagian Keuangan. Armstrong mcmbcrinya sebuah kartu lain, dengan
nomor telepon. "Kalau ada pcrtanyaan, bilang kepada si tersangka untuk mcnclcpon nomor itu. Itu
kantor Dinas Pcndapatan Dacrah di Willesdcn Green. Minta bicara dengan Mr.
Charnlcy. Ia akan mcm-bantumu. Ngomong-ngomong, namamu BrcnL"
"Baik," kata Preston.
Mr. Michael / Mifsud, yang diwawancarai kecsokan harinya, ternyata bukan orang
yang mcnyenangkan. Tidak bercukur, mengenakan kaus oblong, kasar, dan tidak mau
bekcrja sama. Tapi ia menyilakan Prcslon masuk ke dalam ruang duduknya yang
bcrantakan. "Anda bilang apa?" Mifsud mcmprotcs. "Penghasilan apa" Semua yang saya hasilkan,
saya laporkan." "Mr. Mifsud, ini hanya pemeriksaan rutin setempaL Dilakukan dari waktu ke waktu.
Harap laporkan semua hasil scwa kamar Anda, jangan ada yang discmhunyikan."
"Tidak ada yang saya sembunyikan. Anda boleh
187 mengeceknya kc akuntan saya," kala Mifsud menantang.
"Saya bisa lakukan itu kalau perlu," kata Preston. "Tapi Anda boleh tahu bahwa
kalau saya lakukan itu maka biaya akuntan Anda akan naik secara mcngejutkan.
Baiklah saya berterus It-rang saja: kalau laporan scwa Anda beres, saya akan
pergi dan mcmeriksa orang lain. Tapi kalau, mudah-mudahan jangan, ada dari flat-
flat ini yang ternyata disewakan untuk maksud-maksud amoral, itu lain lagi
ceritanya. Saya, unisan saya adalah pajak pcndapatan. Tapi saya wajib mclaporkan
apa yang saya temukan kepada polisi. Anda tahu apa artinya mencari nafkah dengan
cara-cara amoral?" "Apa maksud Anda?" Mifsud mcmprotes. "Tidak ada penghasilan dari pekerjaan yang
amoral di sini. Scmuanya penghuni baik-baik. Mereka mcmbayar scwa, saya mcmbayar
pajak. Scluruhnya." Tapi nampak wajahnya sedikit mcmucat, dan sambil mengomel ia mcngeluarkan buku
catatan sewa. Preston berpura-pura mcnaruh minat terhadap semuanya itu. Ia
melihat bahwa basement-nya disewakan kepada Mr. Dickie dengan ongkos sewa 140
pound per minggu. Dibutuhkan waktu satu jam untuk memperoleh semua rincian.
Mifsud belum pernah bcrtcmu dengan penyewa basement itu. Ia mcmbayar sewanya
secara tunai, tertib seperti putaran jam. Tapi ada sebuah surat yang dikctik
yang mcnunjukkan asal mula transaksi sewa human itu. Ditandatangani oleh Mr.
Dickie. 188 Preston mengambil surat itu pada saat berpamitan, meski diprotes oleh Mifsud.
Saat makan siang ia telah menyerahkan sural itu ke Scotland Yard bagian
grafologi, bursa ma dengan copy-copy tulisan tangan dan tanda tangan Sir Richard
Peters. Di penghujung hari itu Scotland Yard menelepon dia kembali. Ternyata itu
tulisan tangan orang yang sama tapi disamarkan.
Jadi, pikir Preston, Peters sendirilah yang mcnyewa tempat rahasia itu. Untuk
pertemuan santai dengan orang yang mengendalikannya" Sangat mungkin. Preston
mcmberikan instruksinya: kalau Peters nampak menuju flat itu lagi, maka ia,
Preston, harus segcra diberitahu, di mana pun juga dia bcrada. Pengawasan
terhadap flat basement itu harus I; lap dilanjutkan kalau-kalau ada orang lain
yang muncul. Hari Rabu berjalan dengan membosankan, juga Kamis. Lalu, saat meninggalkan
gedung kementerian Kamis petang, Sir Richard Peters memanggil taksi lagi dan
minta diantar ke Bayswater. Para pclacak menghubungi Preston yang sedang bcrada
di bar di Gordon Street. Ia lalu menelepon Scotland Yard dan memaksa sersan yang
ditunjuk oleh Cabang Khusus untuk meninggalkan kantin. Diberikannya alamat rumah
itu saat berbicara di tcle-pon dengan sersan itu. "Jumpai aku di sebcrang jalan,
seccpat mungkin, tapi jangan ribul-ribut," katanya.
Mereka semua berkumpul dalam dingin senja
189 yang beku di trotoar di scbcrang rumah yang dicurigai itu. Preston sudah
menyuruh taksinya pergi dua ratus meter dari situ. Petugas dari Cabang Khusus
datang dengan mobil yang tidak bcr identitas, yang, bersama dengan pengemudinya,
diparkir di sudut jalan dengan lampu-lampu dimatikan. Sersan Detektif Lander
ternyata masih muda dan agak kurang berpengalaman; ini merupakan tugas
scrgapannya yang pertama dengan orang-orang MI-5 dan ia nampak terkesan. Harry
Burkinshaw muncul dari kcgelapan.
"Bcrapa lama ia sudah bcrada di dalam sana, Harry?"
"Lima puluh lima menit," kata Burkinshaw. "Ada tamu lain?" "Tidak ada."
Preston mcngcluarkan sural izin pcnggelcdahan dan mcnunjukkan itu kepada Lander.
"Okc, man kita masuk," katanya.
"Apa ada kemungkinan ia akan bcrtindak ganas, sir?" tanya Lander.
"Oh, kuharap tidak," kata Preston. "Dia seorang pejabat pemcrintah bcrusia
setengah baya. Ia bisa lerluka."
Mereka menyeberangi jalan dan diam-diam masuk ke halaman depan. Nampak cahaya
redup mencrangi flat basement itu, mencmbus tirai. Mereka mcnuruni undakan dalam
hening dan Preston membunyikan bcl. Terdengar suara langkah kaki
190 dari dalam, kemudian pintu dibuka. Dalam bendcrang lampu nampak sosok scorang
wanita. Ketika ia melihat kedua pria itu sebuah senyum tersimpul di bibir yang dipoles
tebal dengan gincu mcrah tua. Ia mencoba menutup pintu, tapi Lander mendorongnya
hingga terbuka, ia mendorong wanita itu dengan sikunya, dan masuk dengan cepat
melewatinya. Ia tidak muda lagi, tapi ia sudah mencoba semampunya. Rambut bcrombak warna
gelap yang tergcrai sampai ke pundak menjadi kerangka bagi wajahnya yang di-
make-up tebal. Tcrlalu banyak mascara dan shadow di sckitar matanya, rouge di
pipinya, dan olesan lipstick warna manyala di hi birnya. Sebelum ia sempat
menutup bagian depan dari gaun rumahnya, Preston sempat melihat sekilas stocking
hi lam dan pengikatnya yang elastis, serta korsct kctat yang diikat pita mcrah.
Ia mcnyeret wanita itu di sikunya sepanjang lorong pintu masuk ke ruang duduk,
lalu men-dudukkannya. Wanita itu tunduk mcmandang ke karpct. Mereka duduk dalam
hening scmentara Lander menggeledah flat itu. Sersan itu tahu bahwa para
penjahat kadang-kadang berscmbunyi di bawah tempat tidur atau di dalam lemari
pakaian, dan dia melakukan tugasnya dengan baik. Sepuluh menit kemudian ia
muncul, agak tersipu, dari bagian bclakang flat itu.
"Sedikit pun tak ada tanda-tanda tentang dia,
191 sir. Pasti ia sudah I.in lewat bclakang, memanjat pagar ha la man, lalu mclompal
ke jalan." Tiba-tiba terdcngar bunyi bcl pintu depan.
"Anak buah Anda, sir?"
Preston menggelengkan kepala. "Kalau satu de-ring pasti bukan," ia menjawab.
Lander pergi mcmbukakan pintu depan. Preston mendengar orang mcnyumpah dan bunyi
langkah-langkah kaki yang sedang lari. Kemudian ternyata bahwa seorang pria
datang ke situ dan, melihat bahwa yang membuka pintu seorang polisi, mencoba
melarikan diri. Anak buah Burkinshaw langsung mcngepung di puncak tangga dan
memcgang orang itu sampai Lander yang mengejar dari ba-wah mcmasangkan borgol di
tangannya. Setelah itu, orang itu mcnycrah dan dibawa ke mobil polisi.
Preston duduk bersama wanita itu dan mendengarkan keributan di atas yang sudah
mercda. "Ini bukan penahanan," katanya dengan pcrlahan, "tapi saya kira
scbaiknya kita pergi ke kantor pusat, bukan?"
Wanita itu mengangguk dengan mcmelas. "Anda tidak keberatan kalau saya ganti
pakaian dulu?" "Saya rasa itu gagasan yang baik, Sir Richard," kata Preston.
Scjam kemudian, scorang sopir truk yang tcgap pcrawakannya tapi sangat gay
dilcpaskan dari kantor polisi Paddington Green, setelah dengan serius dinasihati
supaya bcrhali-hati dalam menanggapi
192 iklan-iklan blind-date di majalah-majalah kencan orang dewasa.
John Preston mcngawal Sir Richard Peters ke pedesaan, mencmaninya, mendengarkan
apa yang ingin disampaikannya, sampai tengah malam, naik mobil kembali ke
London, dan menghabiskan sisa malam itu untuk menulis laporannya. Dokumen itu
sudah bcrada di depan semua anggota Komite Paragon ketika mereka bcrtcmu lagi
pada jam sebelas pagi hari Jumat tangga I 20 Februari. Wajah-wajah mereka
menunjukkan kchcranan dan ketidakscnangan.
Ya Tuhan, pikir Sir Martin Flanncry, sang Sekretaris Kabinet. Pertama Hayman,
lalu Trestrail, lalu Dunne It, dan sekarang ini lagi. Tak bisakah orang-orang
goblok ini menutup celananya rapat-rapal"
Orang yang terakhir selcsai mcmbaca laporan itu mendongakkan kepalanya. "Cukup
mcngejutkan," komentar Sir Hubert Villiers dari Kcmcnterian Dalam Negeri.
"Kukira kita tidak menginginkan dia kembali ke kementerian," kata Sir Perry
Jones dari Kcmcnterian Pertahanan.
"Di mana dia sekarang?" tanya Sir Anthony Plumb dari Dircktorat Jenderal MI-5,
yang duduk di scbclah Brian Harcourt-Smith.
"Di salah satu rumah kita di pedesaan," kata Sir Bernard Hemmings. "Dia telah
menelepon kemcn - 193 lerian, mcngatakan bahwa ia menelepon dari cot-lagc-nya di Edcnbridgc,
mclaporkan bahwa ia ler-pcleset saat menginjak sebuah ham pa ran es kemarin
petang dan pcrgclangan kaki nya rctak. Katanya dia sakit, dan tidak bisa masuk
kerja selama dua minggu lamanya. Instruksi dokter. Dengan begitu, untuk
semcntara waktu, semuanya akan tcrtunda."
"Apakah kita tidak mclupakan satu masalah?" gumam Sir Nigel Irvine dari MI-6.
"Lepas dari kclakuannya yang ganjil, apakah mcmang dia orang yang kita cari"
Apakah dia sumber kebocoran itu?"
Brian Harcourt-Smith berdehem sebelum mcn-jawab. "Interogasi, gentlemen, sedang
dilakukan dalam tahap awal," katanya, "tapi kemungkinan besar mcmang dia
orangnya. Yang pasti orang seperti dia akan jadi sasaran ut una pemerasan."
"Waktu menjadi masalah yang pokok di sini," scla Sir Patrick Strickland dari
Kcmcnterian Luar Negeri. "Kita masih belum bisa mcnangani masalah perkiraan
kerugian, dan berkenaan dengan tugas saya, masalahnya adalah kapan dan apa yang
akan kita katakan kepada sekutu-sekutu kita."
"Kita bisa... er... mengintensifkan intcrogasinya," usul Harcourt-Smith. "Saya
yakin, kita akan memperoleh jawabannya dalam waktu dua puluh empat jam."
Kehcningan terasa tak mengenakkan hati. Gagasan untuk mcnginterogasi salah satu
rckan sc-kerja mereka olch suatu tim yang "kcjam" sangat
194 men-sailkan hati. Sir Martin Flannery mcrasa pc-rutnya mual. Secara pribadi ia
paling tidak mcnyukai kckcrasan. "Itu pasti belum perlu untuk tahap ini, kan?"
ia bcrtanya. Sir Nigel Irvine mengangkat wajahnya dari laporan itu. "Bernard,
orangmu Preston ini, petugas penyclidik itu nampaknya ia cukup cakap."? ? ?"Benar," Sir Bernard Hemmings membenarkan.
"Aku sedang bcrpikir-pikir..." Sir Nigel melanjutkan scakan tidak yakin. "Ia
rupanya sempat bcrada bcrsama Peters langsung setelah kcjadian di Bayswater itu.
Aku berpikir, barangkali ada guna nya bagi komite ini untuk mendengarkan
penjclasan langsung dari dia."
"Saya sudah melakukan briefing penuh dengan dia pagi tadi," Harcourt-Smith
dengan cepal mc-nyela. "Saya yakin saya dapat menjawab pcrtanyaan mengcnai semua
yang sudah terjadi."
Pimpinan Enam itu mcnunjukkan sikap mcminta maaf. "My dear Brian, tak ada
kcraguan dalam diriku mengcnai hal itu," katanya. "Cuma... well... terkadang orang
bisa memperoleh suatu kesan dari interogasi yang dilakukannya terhadap scorang
tersangka yang tidak akan jelas jika dituangkannya dalam bentuk tertulis. Aku
tidak tahu bagaimana pendapat komite, tapi kita harus segcra membuat keputusan
untuk melakukan langkah apa setelah ini. Aku hanya punya gagasan, barangkali
akan ada gunanya jika kita mendengarkan satu orang ini, orang yang telah
berbicara dengan Peters."
195 Para hadirin yang duduk mcngitari meja mengangguk. Hemmings menyuruh Harcourt-


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Smith, yang jelas nampak jengkcl, untuk memanggil Preston mclalui telepon.
Sementara para pejabat itu mcnunggu, kopi dihidangkan.
Preston diantar masuk tiga puluh menit kemudian. Para pejabat senior itu
mcngamatinya dengan rasa ingin tahu. Ia diberi tempat duduk di tengah meja,
berseberangan dengan direktur jenderalnya
sendiri dan wakilnya. Sir Anthony Plumb mcnjclaskan dilcma yang dihadapi komite dan bertanya, "Apa
saja yang terjadi di anlara kalian?"
Preston berpikir sejenak. "Di dalam mobil, dalam pcrjalanan kc pedesaan, ia
menangis. Sampai sebelum itu ia masih sanggup bcrsikap tenang, walaupun di bawah
tekanan yang bcrat. Saya sendiri yang mcngantarkan dia, mengemudikan mobil itu.
Ia mulai menangis, dan berbicara."
"Ya?" Sir Anthony mcnycla, ingin memperce-pat. "Apa yang dikatakannya?"
"Ia mengakui bahwa ia punya kclainan seksual yang aneh, tapi ia nampak sangat
terkejut mendengar tuduhan pengkhianatan itu. Ia menyangkal dengan bcrapi-api,
dan tcrus mcngulangi sangkal-annya sampai saya mcninggalkannya dengan para
penjaga." "Well, dia bisa saja bersikap begitu," kata Brian Harcourt-Smith. "Bisa saja dia
pelakunya." "Ya, memang, bisa saja," Preston sctuju.
196 "Tapi kesan Anda, intuisi Anda?" gumam Sir Nigel Irvine.
Preston mcnarik napas dalam-dalam. "Gentlemen, saya rasa bukan dia."
"Boleh kami bertanya mcngapa?" kata Sir Anthony.
"Seperti yang dikatakan Sir Nigel tadi, ini hanya intuisi saja," kata Preston.
"Saya pernah melihat dua orang yang dunianya telah berantakan dan yang percaya
bahwa hidupnya sudah tak ada gunanya. Jika orang yang bcrada dalam kondisi
seperti itu bicara, mereka cendcrung mcmbocorkan banyak hal. Amat langka orang
yang mcmpunyai kepribadian sangat kuat, seperti Philby atau Blunt, yang sanggup
bcrtahan. Tapi mereka adalah pengkhianat-pengkbianat idcologi, penganut-penganut
marxisme yang fanatik. Seandainya Sir Richard Peters mcmang dipcras untuk
berkhianat, saya kira dia akan langsung mcngaku pada saat permainannya sudah
ambruk, atau paling sedikit tidak akan tcrlalu terkejut mendengar tuduhan
pengkhianatan. Jelas sekali dia nampak terguncang; mcmang bisa saja dia
berakting, tapi saya rasa reaksinya tidak mungkin begitu dalam keadaan seperti
itu. Kalau tidak, bcrarti dia layak memperoleh Oscar."
Itu adalah sebuah pcrnyataan yang panjang untuk orang yang berstatus junior di
hadapan Komite Paragon, dan suasana hening sejenak. Harcourt-Smith menatap
Preston dengan ckspresi kurang senang. Sir Nigel mcngamati Preston dengan pc -
197 I nub minal. Jabatannya membuat dia tahu tentang peristiwa Londonderry yang telah
membuyarkan penyamaran Preston sebagai agen rahasia Angkatan Darat la juga
sempat melihat tatapan Harcourt-Smith dan mcrasa heran mcngapa DDG Lima ini
nampak kurang senang terhadap Preston. Ia sendiri mempunyai kesan yang positif
atas Preston. "Bagaimana pendapalmu, Nigel?" tanya Anthony Plumb.
Irvine mengangguk. "Aku juga pernah melihat ketegaran sikap yang ambruk yang
menjerumuskan seorang pengkhianat pada saat ia diinlerogasi. Vassal, Prime dua-?duanya lemah dan kurang tegar, dan mereka mcmbocorkan scmuanya ketika rencana
mereka mulai berantakan. Jadi, kalau bukan Peters, bcrarti hanya tinggal George
Bercnson." "Sudah sebulan," kcluh Sir Patrick Strickland. "Kita benar-benar harus bisa
menangkap pelakunya dengan satu atau lain cara."
"Masih tctap ada kemungkinan bahwa pelakunya scorang asisten pribadi atau
sekretaris yang menjadi staf salah satu dari kedua orang itu," Sir Perry Jones
mengemukakan pendapatnya. "Bukan begitu, Mr. Preston?"
"Benar sekali, sir," kata Preston.
?"Kalau begitu kita harus mcmbebaskan George Bercnson dari tuduhan atau
mcmbuktikan bahwa memang dialah pelakunya," kata Sir Patrick dengan nada
jengkel. "Bahkan kalau seandainya dia ternyata bersih, bcrarti masih ada
kemungkinan bahwa Peters-lah pelakunya. Dan kalau dia tidak mau mengaku, bcrarti kita
kembali lagi kc link nol."
"Bolehkah saya mcngusulkan scsualu?" tanya Preston perlahan.
Yang hadir agak terperangah. Dia bcrada di sini bukan untuk diminlai usulan.
Tapi Sir Anthony Plumb adalah orang yang simpatik. "Silakan," katanya.
"Sepuluh dokumen yang dikembalikan olch pengirim tanpa identitas itu ternyata
cocok jika diterapkan dalam suatu pola yang sama," kata Preston.
Yang hadir di sekeliling meja itu semua mengangguk.
"Tujuh di antaranya," Preston mclanjutkan, "ber-isi bahan yang menyangkut
kedudukan Angkatan Laul Inggris dan NATO di Atlantik, Utara atau Selalan.
Nampaknya itu menyangkut bidang perencanaan NATO yang menjadi minat si pclaku,
atau orang-orang yang mengendalikan dia. Apakah mungkin sekarang kita dengan
sengaja mcngirimkan suatu dokumen yang sedemikian mcmikat isi-nya sehingga,
kalau memang benar Mr. Bercnson adalah pelakunya, maka ia akan sangat tcrgoda
untuk membuat sebuah copy dan membuat move untuk mencruskan copy itu keluar?"
Beberapa dari antara yang hadir mcngangguk-angguk sambil mercnung.
"Menjebak dia, maksud Anda?" kata Sir Bcr -
198 nard Hemmings sambil bcrpikir kcras. "Bagaimana pendapalmu, Nigel?"
"Terus terang saja, aku suka itu. Mungkin bisa bcrfaasil. Bisakah itu dilakukan.
Perry?" Sir Peregrine Jones mcngcrutkan bibirnya. "Sc-sungguhnya, bisa lebih realistis
daripada yang kau-pcrkirakan," katanya. "Saat aku berada di Amerika, sebuah
gagasan sedang dipcrdebatkan mcskipun ini belum kuteruskan bahwa suatu hari ? ?ke-lak kita akan perlu menambah sarana instalasi nuklir kita di Ascension Island
dengan pcrlengkapan pengisi bahan bakar dan pasokan suku cadang, supaya bisa
mencakup sarana-sarana bagi kapal selam nuklir kita. Orang-orang Amerika itu
sangat tcrtarik, dan mengisyaratkan bahwa mereka mungkin bcrscdia membantu
pembiayaannya kalau mereka juga bisa memanfaatkan sarana-sarana itu. Dengan
begitu, kapal-kapal selam kita tidak perlu lagi balik ke Faslane dan mcnghadapi
demonstrasi-demonstrasi yang berkepanjangan di sana, dan para Yankee itu juga
tidak perlu balik ke Norfolk, Virginia. Kukira aku bisa membuat sebuah dokumen
pribadi yang bersifat sangat rahasia, yang memuat gagasan itu untuk diusulkan
menjadi kebijakan yang disetujui, dan mcnyusupkannya lewat empat atau lima meja,
tcrmasuk meja Bercnson."
"Apakah Bercnson biasanya mcmbaca dokumen seperti itu?" tanya Sir Paddy
Strickland. "Pasti," kata Jones. "Sebagai wakil Pimpinan Pcngadaan Pertahanan ia bcrtanggung
jawab alas 200 semua aspek yang ada kaitannya dengan nuklir. Ia wajib mcmbaca dokumen itu,
bersama tiga atau empat pejabat lain. Beberapa copy akan perlu dibuat untuk
diperiksa olch rekan-rekan dekat saja. Kemudian copy-copy itu akan dikembalikan
dan dimusnahkan. Aslinya akan kembali kepadaku, di sampaikan secara pribadi."
Itu disetujui. Dokumen Ascension Island akan bcrada di meja George Bercnson pada
hari Selasa. Saat meninggalkan Kantor Kabinet, Sir Nigel Irvine mengundang Sir Bernard
Hemmings untuk mcnemaninya makan siang.
"Orang baik, si Preston ilu," komentar Irvine, "begitu pula pcnampilan
pribadinya. Apakah dia setia kepadamu?"
"Aku punya semua alasan untuk berpendapat begitu," kata Sir Bernard, bingung.
Ah, itu barangkali bisa menjelaskan masalahnya, pikir C dengan mislerius.
Hari Minggu ilu, langgal dua puluh dua, Perdana Menteri Inggris menghabiskan
liburannya di rumah peristirahntan resminya di pedesaan. Chequers, distrik
Buckinghamshire. Dengan cara sangat rahasia, ia mcminta tiga dari para penasihat
terdekatnya di Kabinet dan pimpinan Partai Konservatif untuk datang ke sana
menjumpainya, secara pribadi.
Apa yang disampaikannya kepada mereka membuat mereka semua bcrpikir kcras Juni
mendatang 201 bcrarti ia sudah bcrada di puncak kekuasaan selama empat tahun dalam masa
jabatannya yang kedua. Ia sudah memutuskan untuk memenangkan pemilihan umum
lagi, untuk kctiga kalinya, secara berturut-turuL Indikator-indikator ekonomi
menu isyaratkan adanya penurunan di musim gugur yang akan datang, yang discrtai
gelombang tuntutan kenaikan gaji. Kemungkinan akan ada pemogokan-pemogokan. Ia
tidak mcnginginkan tcrulangnya "kcrcsahan musim dingin* tahun 1978, ketika
gelombang pemogokan mclumpuhkan kredibilitas pemerintahan Partai Buruh dan
akhirnya menyebabkan kejatuhannya pada bulan Mei 1979.
Lagi pula, dengan pcrsekutuan Partai Sosial Demokrat/Liberal masih saja hanya
dua puluh persen suara perolchannya di poll pendapat umum, Partai Buruh, dengan
penampilan barunya yang hex-motto kesatuan dan kcmodcralan, telah bcrhasil
mcnaikkan pcrolehan poll-nya menjadi tiga puluh tujuh persen dari seluruh total
suara, yaitu hanya enam point di bawah Partai Konservalif. Dan pcrbedaan ini
semakin mengecil. Singkatnya, ia mcnghendaki suatu pemilihan dadakan di bulan
Juni, tapi tanpa spckulasi yang merusak yang mendahului dan mempcrcepat
keputusannya di tahun 1983. Suatu dcklarasi yang tiba-liba dan bcrsifal kcjutan
dan suatu kampanyc pemilihan selama tiga minggu adalah yang diinginkannya, bukan
di tahun 1988, atau bahkan di musim gugur tahun 1987, tapi di musim tahun itu
juga. 202 Ia membuat rckan-rekannya terdiam seribu ba-hasa, tapi tanggal yang lebih
disukainya adalah Kamis kedua sebelum terakhir di bulan Juni, tanggal delapan
belas. Pada hari Senin, Sir Nigel Irvine melangsung-kan pertemuannya dengan Andreyev.
Sifatnya sangat terlutup, di Hampstcad Heath. Sejumlah anak buah Irvine
disebarkan di seluruh tempat itu untuk mcmastikan bahwa Andreyev datang seorang
diri dan tidak bcrada di bawah pengawasan agen-agen KR (kontra-intelijen)
Kcdutaan Soviet sendiri. Tapi ternyata dia bersib. Pengawasan Inggris sendiri
alas gcrakan-gerakan diplomat Soviet memang telah ditiadakan.
Sir Nigel Irvine menangani Andreyev seperti menangani seseorang yang berstatus
pimpinan. Adalah tidak biasa bagi seseorang yang statusnya dalam dinas (dinas
apa pun) setinggi kepala dinas untuk menangani seorang agen langsung sendiri.
Tapi, itu bisa saja terjadi apabila agen itu menyangkut kepentingan yang teramat
khusus, atau karena penugasan itu dilakukan sebelum si pcngawas berstatus kepala
dinas di tcmpatnya bekerja dan si agen tidak bersedia ditangani oleh orang lain.
Begilulah yang terjadi dengan Andreyev saat ilu.
Di bulan Februari 1972 dulu, sang Kepala, saat itu hanya disebut Mr. Irvine,
adalah kepala perwakilan di Tokyo. Di bulan itu pasukan anti tero -
203 ris memutuskan untuk mcnyerang markas besar Faksi Tentara Merah Ultra Kiri yang
fanatik, yang terletak di sebuah vila di tengah padang salju di lereng Gunung
Otakine, di sebuah tempat bemama Asamaso. Korps Kepolisian Nasional yang
sesungguhnya melaksanakan tugas itu, tapi di bawah komando pimpinan pasukan anti
tcroris yang pcr-kasa, Sassa, yang adalah tcman Irvine.
Dengan mcnggunakan sebagian pengalaman yang diperoleh unit-unit tempur SAS
Inggris, Irvine bisa memberikan bantuan saran kepada Sassa, dan beberapa usulnya
telah berhasil menyelamatkan sejumlah nyawa orang Jepang. Karena posisi
ncgerinya yang neural, Sassa tidak dapat menunjukkan rasa tcrima kasihnya kepada
Irvine dengan cara kongkrcL Tapi di suatu jamuan cocktail sebulan kemudian, pria
Jepang yang sangat pintar dan halus perangainya ini menangkap pandangan mata
Irvine dan mengangguk ke arah seorang diplomat Rusia di seberang ruangan. Lalu
ia tersenyum dan berlalu dari situ. Irvine mendekati orang Rusia itu dan
mcngctahui kenyataan bahwa orang itu belum lama berada di Tokyo dan namanya
Andreyev. Irvine lalu menyuruh anak buahnya menguntit pria itu dan ternyata ia melakukan
tindakan bodoh, yaitu menjalin hubungan cinta dengan seorang ga-dis Jepang,
suatu pclanggaran yang akan segera menyebabkan ia dibuang oleh bangsanya
sendiri. Tentu saja si gadis Jepang sudah tahu, sebab se -
204 tiap diplomat Soviet di Tokyo diam-diam selalu dibuntuti setiap kali ia
meninggalkan kedutaan. Irvine lalu membuat jebakan asmara, berhasil memperoleh foto-foto yang
dipcrlukan dan rekaman suara, dan akhirnya melakukan penyergapan di tempat atas
diri Andreyev dengan menggunakan teknik crash-bang-gotcha (pendadakan). Pria
Rusia itu hampir-hampir pingsan, mcngira dia sedang disergap oleh kaumnya
sendiri. Sambil mengena-_kan celananya kembali, ia setuju untuk berbicara dengan
Irvine. Ia merupakan tangkapan yang lu-mayan. Ia adalah anggota Dircktorat
(legal KGB, seorang agen Jalur N.
Dircktorat Utama Satu KGB, yang menangani kegiatan luar negeri, dalam tubuhnya
sendiri terbagi menjadi direktorat-direktorat, departemen departemen khusus, dan
departemen-departemen biasa. Agen-agen KGB Soviet biasa yang menyamar sebagai
diplomat be rasa I dari sal a h satu departemen wilayah (Departemen Tujuh
mencakup Jepang). Para staf ini disebut Jalur PR kalau sedang ditugaskan di luar
ncgeri, dan merckalah yang melakukan tugas pencarian informasi sehari-hari,
membentuk kontak-kontak yang berguna, mcmbaca bahan publikasi teknis, dan
sebagainya. Tapi di jantung paling rahasia Dircktorat Utama Satu terletak pusat urusan
Ilegal, atau Dircktorat S, yang tidak mengenal batas-batas wilayah. Departemen
ini melatih dan menugaskan agen-agen "ilegal" yaitu mereka yang tidak memiliki?205
kekebalan diploma lik, mereka yang bekcrja di bawah lanah, dengan penyamaran
yang canggih, dengan dokumen-dokumen palsu dan bcrtugas dalam misi-misi rahasia.
Para ilegal ini beroperasi di luar kcdutaan. Mcskipun demikian, di dalam seliap
tim KGB di setiap kcdutaan Soviet, biasanya selalu ada satu agen dari Direktorat
S, yang dalam pcnu-gasan luar ncgcrinya dikcnal sebagai agen Jalur N. Agen-agen
Jalur N ini hanya mcngcmban lugas-tugas khusus, sering kali menjalin kerja sama
dengan mata-mala setempat dari negeri yang sedang dimata-matainya, atau
mcmberikan bantuan, dengan perlindungan dan dukungan teknis, kepada scorang
ilegal lain yang mcnyamar yang berasal dari negara blok Soviet.
Andreyev berasal dari Direktorat S. Anchnya, dia bukan ahli masalah Jepang, yang
merupakan persyaratan bagi semua rekannya di Departemen Tujuh di kcdutaan. Dia
scorang ahli bahasa Inggris, dan dikirim ke Jepang karena ditugaskan membentuk
kontak dengan scorang sersan Angkatan Udara Amerika Serikat yang telah mcnjalani
lalihan di San Diego sebelum ia ditransfcr ke pangkalan gabungan Angkatan Udara
Amerika-Jepang di Tashikawa. Karena sadar ia tidak mungkin mcngakui kesalahannya
kepada atasannya di Moskow, Andreyev sctuju untuk bekcrja bagi kepentingan
Irvine. Kerja sama yang nyaman ini berakhir ketika sersan Amerika ilu, yang tcrus-
mencrus ditekan 206 sehingga tidak tahan lagi, bunuh diri dengan cara yang kurang rapi, yaitu
menembak dirinya sendiri dengan rcvolver-nya di kamar kecil dapur militer dan
Andreyev dikirim pulang ke Moskow dengan tergesa-gesa. Tadinya Irvine hernial
"membakar" (membeberkan "dosa") agen itu di sana saat itu, tapi ia mengurungkan
niatnya. Dan kemudian Andreyev muncul di London. Sejumlah foto baru ada di meja Sir Nigel
Irvine enam bulan sebelum itu, dan ke sanalah Andreyev bertugas. Dimutasikan
dari Direktorat S dan kembali ke Jalur PR, Andreyev diangkat sebagai sekretaris
dua di Kcdutaan Soviet. Sir Nigel memasang kaitnya lagi. Andreyev tidak bisa
bcrbuat lain kecuali bekcrja sama, tapi ia tidak mau dila ngani olch orang lain,
jadi Sir Nigel lerpaksa memperlakukan dia sebagai orang yang berstatus direktur.
Mengenai masalah kebocoran di Kementerian Pertahanan Inggris, Andreyev tidak
bisa mcmbantu banyak. Ia tidak tahu apa-apa tentang masalah itu. Jika mcmang ada
kebocoran, maka si pelaku di kementerian itu mungkin ditangani olch seorang agen
Soviet ilegal yang berdomisili di Inggris, yang bcrhubungan langsung dengan
Moskow, atau dia mungkin ditangani olch salah satu dari tiga agen Jalur N yang
bcrtugas di dalam kcdutaan. Tapi agen-agen itu tentu tidak akan mcmbicarakan
masalah sepenting itu saat minum kopi di kantin. Secara pribadi ia tidak pernah
mendengar apa-apa, 207 tapi ia akan membuka mata dan telinganya lebar-lebar. Dalam kondisi seperti
itulah kedua laki-Iaki di Hampstcad Heath itu berpisah.
Dokumen Ascension Island dibagikan pada hari Sclasa, 24 Fcbruari, olch Sir
Peregrine Jones, yang mcnghabiskan waktu sepanjang hari Senin untuk
menyiapkannya. Dokumen itu dibagikan kepada empat orang. Bertie Capstick
menyanggupi untuk pergi ke kementerian setiap malam dan memeriksa fotocopy-
fotocopy yang dibuat secara legal. Preston membcritahu para pelacaknya bahwa ia
ingin tahu apakah George Bercnson mulai beraksi, dengan segcra. Kepada para
petugas pcngccck surat pos juga dimintanya hal yang sama, dan tim penyadap
telcponnya dimintanya untuk siaga penuh. Lalu mereka bersJap dan menunggu.
208 7

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

PADA hari pertama tidak terjadi apa-apa. Malam itu, Brigadir Capstick pergi ke
kementerian bersama John Preston, sementara para staf sedang tidur dan mengecek
jumlah fotocopy yang dibuat. Ada tujuh lembar semuanya: tiga olch George
Berenson, masing-masing dua oleh pejabat-pejabat senior yang lain yang menerima
Dokumen Ascension Island, dan tak satu pun dibuat olch orang kecmpat.
Pada malam hari kedua, Berenson melakukan sesualu yang ganjil. Para pclacak
mclaporkan bahwa petang itu ia meninggalkan apartemen Belgravia-nya dan berjalan
menuju sebuah box telepon di dekat situ. Mereka tidak bisa melihat nomor yang
dipulamya, tapi dia cuma mcngucapkan beberapa patah kata, mcletakkan kembali
gagang telcpon, dan berjalan pulang. Mengapa, pikir Preston, seseorang harus
berbuat begitu kalau ia mcmpunyai lelepon sendiri yang berfungsi dengan baik
209 di flatnya sesuatu yang Preston tahu dengan pasti, scbab ia menyadap telepon ?ilu"
Pada hari kctiga, Kamis langgal 26 Februari, George Berenson meninggalkan gedung
kcmcnterian pada waktu seperti biasa, memanggil taksi, dan menuju St. John's
Wood. Di High Street di depan gereja itu, yang suasananya seperti di pedesaan,
terletak sebuah kedai es krim dan coffee shop. Pejabat Kcmcnterian Pertahanan
itu masuk ke dalam, mcmcsan satu sundae, yang merupakan salah satu hidangan
istimcwa kedai itu. John Preston duduk di ruang radio di basement di Cork Street dan menyimak
laporan pimpinan tim pclacak. Terdcngar suara Len Stewart yang mengepalai tim A.
"Ada dua orang di sini," katanya, "dan dua lagi di luar sini di jalanan.
Ditambah mobil-mobil saya."
"Dia sedang apa di dalam sana?" tanya Preston.
"Tidak terlihat," kata Stewart melalui radio. "Harus mcnunggu sampai orang-orang
yang ada bersama dia punya kescmpatan untuk mclapor kepada saya."
Yang sedang terjadi yaitu, Berenson yang duduk terlindung di sebuah sudut sedang
menikmati es krim sundae-nya dan sedang mcngisi kotak-kotak terakhir teki-teki
silang di koran Daily Telegraph yang dikcluarkannya dari tas kantornya. Ia tidak
menyadari adanya dua mahasiswa bcrpakaian jeans yang duduk di sudut
Tiga puluh menit kemudian si pejabat minta
bon, membawanya ke meja pembayaran, mem-bay a r, dan pergi dari situ.
"Ia sudah balik ke jalanan," Len Stewart melapor. "Dua anak buah saya masih di
dalam sana. Ia sedang berjalan di sepanjang High Street Men cari taksi, saya
rasa. Saya bisa melihat anak buah saya di dalam kedai itu sekarang. Mereka
sedang mcmbayar di meja pembayaran."
"Bisakah kautanyakan kepada mereka, apa yang tadi dilakukannya di dalam sana?"
tanya Preston. Ada sesuatu yang aneh dalam rcntetan pcristiwa ini, pikirnya.
Mungkin kedai es krim itu punya kcisti-mcwaan, tapi ada kedai-kedai lainnya di
May (air dan di kawasan West End, yang terletak di jalur lurus dari kementerian
ke Belgravia. Mcngapa menuju ke sebelah utara Regent's Park, ke St John's Wood
hanya untuk minum es krim"
Suara Stewart terdcngar lagi di udara. "Ada taksi datang. Ia memanggil nya.
Sebentar, nah ini anak buah saya dari dalam." Sejenak transmisi itu tcrhenti.
Lalu, "Rupanya dia cuma makan es krim dan menyelesaikan mcngisi teka-teki silang
Daily Telegraph. Lalu ia membayar dan pergi dari situ."
"Di mana korannya?" tanya Preston.
"Dilinggalkannya setelah ia sclesai.... Sebentar.... Lalu si pemilik kedai datang
dan mcmbcrsihkan mejanya, mengambil mangkok yang kotor dan koran itu dan
membawanya ke dapur.... Ia berada di dalam taksi sekarang dan sedang meluncur. Apa
yang kita lakukan sekarang... tctap ikuti dia?"
210 Preston bcrpikir dengan tegang. Harry Burkinshaw dan tim B telah dibebaskan dari
tugas melacak Sir Richard Peters dan diberi cuti beberapa hari. Mereka harus
bcrtugas jaga dalam hujan, cuaca dingin, dan kabut selama bcrminggu-ming-gu.
Kini hanya ada satu tim yang bcrtugas. Kalau ia memecah tim itu dengan risiko
kehilangan Berenson, yang mungkin saja akan menemui pengon-taknya di tempat
lain, Harcourt-Smith pasti akan memojokkannya habis-habisan. Ia membuat
keputusan. "Len, biarkan satu mobil dengan pengemudinya menguntit taksi itu. Aku tahu
orangmu tidak akan cukup jika ia meloloskan diri dengan berjalan kaki. Tidak
apa, suruh sisa anak buahmu pergi ke kedai es krim itu."
"Siap, Pak," kata Len Stewart, dan cabut dari udara.
Preston bcruntung. Taksi itu mcluncur langsung ke klub Berenson di kawasan West
End dan menurunkan dia di situ. Ia masuk kc dalamnya. Tapi kalau begitu, pikir
Preston, orang yang akan di-kontaknya mungkin bcrada di dalam sana.
Len Stewart memasuki kedai es krim itu dan duduk sampai saat kedai akan tutup,
ditemani secangkir kopi dan koran The Evening Standard. Tidak terjadi apa-apa.
Ia diminta meninggalkan kedai saat kedai itu akan tutup dan itu dilakukannya.
Dari ujung sana dan ujung sini jalan, tim empat orang itu mcnyaksikan para
karyawan kedai 212 itu meninggalkan tempat kerja mereka, si pemilik menutup pintu, dan lampu-lampu
dimatikan. Dari Cork Street, Preston bcrusaha melakukan penyadapan telepon atas kedai es
krim itu dan mcnyelidiki idcntilas si pemilik kedai. Ternyata ia bemama Signor
Bcnotti, seorang imigran legal, berasal dari Naples, yang telah mencmpuh hidup
tanpa cacat selama dua puluh tahun. Di tengah malam Preston melakukan penyadapan
alas kedai es krim itu dan atas rumah Signor Bcnotti di Swiss Cottage. Tidak ada
hasil apa-apa. Malam itu di Cork Street, Preston tidak bisa tidur. Tim pengganti Stewart sudah
mulai bertugas pada jam 8.00 malam dan mcngawasi kedai es krim serta rumah
Benotti sepanjang malam. Pada jam 9.00 Jumat paginya, Benotti berjalan menuju ke
kedainya, dan pada jam 10.00 membuka kedainya. Len Stewart bersama tim shift
siang mulai bcrtugas lagi pada jam yang sama. Pada jam 11.00, Stewart mclapor.
"Ada sebuah mobil van pengantar barang di pintu depan," katanya kepada Preston.
"Sopirnya kelihatannya mcmuatkan box-box es krim ke dalam mobil. Rupanya mereka
melayani pesanan dengan anlaran."
Preston mcngaduk kopinya yang kurang enak rasanya, cangkir kedua puluh. Otaknya
letih karena kurang tidur. "Aku tahu," katanya, "pembicaraan-pembicaraan telepon
sudah mengisyaraikan hal itu. Atur supaya sebuah mobil dengan dua orang
213 mcnguntit van ilu. Calai semua penerima anlaran es krim itu."
"Dengan begitu saya cuma tinggal punya satu mobil dan dua orang saja di sini,
termasuk saya sendiri," kata Stewart "Sangat kurang untuk pcla-cakan."
"Ada rapat bidding tawar-menawar saat ini di Charles. Aku akan berusaha ? ?memperoleh tim cks -
tra," kata Preston. Van es krim itu melakukan dua belas antaran pagi itu, scmuanya di kawasan St.
John's Wood/Swiss Collage, dengan dua di selatan scjauh Marylebone.
Scbagian antaran itu dilakukan di gcdung-gedung apartemen, di sana sulil bagi
para pclacak untuk (idak menimbulkan kecurigaan, tapi mereka mencatat semua
alamat Lalu van itu meluncur kembali ke kedai itu. Tidak ada anlaran sore.
"Bisakah kau drop daftar itu di Cork dalam perjalananmu menuju ke rumah?"
Preston bertanya pada Stewart. Petang ilu, para penyadap telepon melaporkan bahwa Berenson menerima empat
telepon selama dia di rumah, termasuk satu yang ternyata pcncle-ponnya salah
sambung. Dia tidak melakukan pembicaraan keluar. Semua sudah dirckam. Apa
Preston ingin mendengarkan rekaman ilu" Sama sekali tidak ada yang mencurigakan.
Tapi ia berpikir, mungkin scbaiknya didengarkannya juga.
Sabtu pagi hari, Preston melakukan sesuatu
214 yang paling melelahkan dalam hidupnya. Dengan mcnggunakan tape recorder yang
sudah disiapkan oleh km Bantuan Tcknik, dan dengan mcngucapkan berbagai
perminUian maaf, ia menelepon setiap penerima antaran es krim itu, dan, apabila
yang menjawab telepon seorang wanita, menanyakan apakah ia boleh bcrbicara
dengan suaminya. Karena hari itu hari Sabtu, ia berhasil menelepon scmuanya
kecuali satu. Satu suara rasa nya pernah didengarnya. Apakah itu ada sedikit akscn asingnya"
?Dan di manakah ia pernah mendengar suara seperti itu scbclumnya" la mcmeriksa
nama pemilik apartemen ilu. Tidak mcmpunyai arti apa-apa baginya.
Ia makan siang dengan murung di sebuah cafe dekat Cork Street Kcterkaitan dalam
kasus itu muncul di benaknya saat ia minum kopi. Ia bergegas kembali ke Cork
Street dan mcmutar lagi rekaman itu. Bisa jadi belum pasti, tapi bisa jadi.?Scotland Yard, di antara berbagai sarananya yang lengkap milik Departemen Ilmiah
Forcnsik-nya, memiliki satu seksi yang khusus menangani analisa suara manusia,
yang amat berguna jika seorang penjahat yang sedang dilacak, yang telepon nya
telah disadap, menyangkal bahwa yang ada di pita rekaman itu adalah suara nya.
MI-S, yang tidak memiliki sarana forensik, hams bergantung kepada Scotland Yard
dalam hal seperti ini, suatu pengaturan yang biasanya dilakukan mclalui Cabang
Khusus. 215 Preston menelepon Sersan Detektif Lander di rumahnya, dan Lander-lab yang
kemudian mengatur suatu pertemuan prioritas di seksi analisa suara Scotland Yard
sore itu juga. Hanya ada satu teknisi yang bcrtugas, dan ia jcngkcl sekali
karena harus berhenti nonton pertandingan sepakbola di televLsi untuk dipanggil
bekerja, tapi perintah itu dipatuhinya. Ia scorang pemuda berperawakan ku-rus
dengan kacamata tebal. Diputarnya pita rekaman Preston setengah lusin kali
sambil mcngamati jalur terang pada layar oscilloscope yang naik-turun untuk
menangkap nuansa-nuansa paling ha-lus dari nada dan ttmbre dalam suara-suara
itu. "Suara yang sama," katanya akhirnya, "tak ragu lagi."
Pada hari Minggu, Preston mencari identitas pemilik suara bcrakscn asing itu
dengan mcnggunakan Daftar Diplomatik. Ia juga menghubungi seorang teman di
Departemen Fisika di Universilas London, mengganggu hari liburnya dengan meminta
bantuan yang agak mercpotkan, dan akhirnya menelepon Sir Bernard Hemmings di
rumahnya di Surrey. "Saya kira ada sesuatu yang perlu kita laporkan kepada Komite Paragon, sir,"
katanya, "csok pagi."
Komite Paragon mengadakan pertemuan pada jam 11.00 pagi hari Senin tanggal 2
Marct, dan Sir Anthony Plumb meminta Preston menyampaikan laporannya. Sua sana
terasa mencekam karena 216 ada sesuatu yang diharapkan, meskipun Sir Bernard Hemmings nampak muram.
Preston mclaporkan rincian kejadian dua hari pertama setelah dibagikannya
Dokumen Ascension Island itu dengan sesingkat mungkin. Terasa yang hadir mulai
menaruh minat ketika dilaporkan bahwa Bercnson bertingkah ganjil dan melakukan
pembicaraan telepon sangat singkat dari sebuah box telepon pada hari Rabu petang
yang lalu. "Apakah pembicaraan telepon itu Anda rckam?" tanya Sir Peregrine Jones.
"Tidak, sir, kami tidak berhasil untuk berada cukup dekat," jawab Preston.
"Jadi mcnurut pendapat Anda telepon itu untuk apa?"
"Saya kira Mr. Berenson mcmbcritahu pengendalinya tentang adanya drop yang
ditunda, barangkali ia mcnggunakan kodc-kode tertentu untuk menyatakan waktu dan
tempatnya." "Apa Anda mempunyai bukti mengcnai bal itu?" tanya Sir Hubert Villicrs dari
Kementerian Dalam Negeri.
"Tidak, sir." Preston kemudian melanjutkan dengan menguraikan kunjungan ke kedai es krim itu,
ditinggalkannya koran Daily Telegraph, dan kenyataan bahwa koran ilu kemudian
diambil oleh si pemilik kedai sendiri.
"Apakah Anda berhasil memperoleh koran itu?" tanya Sir Paddy Strickland.
217 "Tidak, sir. Melakukan penggcrcbekan di kedai es krim itu barangkali bisa
berlanjut dengan penangkapan alas diri Mr. Benotti, dan kemungkinan juga Mr.
Berenson, tapi Benotti bisa saja mengaku tidak bersalah sama sekali dan
menyatakan koran itu tidak bcrisi apa-apa, dan Berenson bisa saja menyatakan
bahwa ia telah melakukan kesalahan yang sangat ceroboh."
"Tapi Anda percaya bahwa kunjungan ke kedai es krim ilu adalah sualu tindakan
drop?" tanya Sir Anthony Plumb.
"Saya yakin itu," kata Preston. Ia melanjutkan mcnguraikan antaran box-box es
krim berukuran satu galon ke selusin pelanggan keesokan harinya, bagaimana ia
telah memperoleh contoh suara scbelas dari mereka, dan dilerimanya telepon salah
sambung olch Bercnson petang itu, pada hari yang sama. "Suara yang menelepon dia
petang itu yang menyatakan bahwa peneleponnya rupanya salah sambung, meminta ?maaf, dan membatalkan telepon itu ternyata sama dengan salah satu penerima
?antaran es krim." Suasana langsung hening di sekeliling meja.
"Apakah tidak mungkin itu hanya suatu ke-bclulan saja?" tanya Sir Hubert
Villiers ragu-ragu. "Sangat banyak nomor-nomor tidak bersalah yang mcngalami
salah sambung di kola ini. Saya sendiri sering mengalami hal seperti itu."
"Saya telah mengkonsultasikan kemungkinan itu kepada scorang teman kemarin, yang
tahu soal - 218 soal komputer," kata Preston dalar. "Kemungkinan bahwa seseorang yang tinggal di
kola berpen-duduk dua belas juta yang pergi ke kedai es krim untuk memesan
sundae, dan bahwa kedai es krim itu melakukan antaran kepada dua belas pelanggan
keesokan harinya, lalu salah satu pelanggan itu menelepon secara salah sambung
kepada pemakan cs krim itu di tengah malam adalah satu dibanding scjuta.
?Telepon di hari Jumat ilu merupakan pengakuan bahwa antaran sudah diterima
dengan baik." "Coba, apa saya sudah mengerti benar," kata Sir Perry Jones. "Bercnson
memperoleh kembali semua fotocopy dokumen fiktif itu dari rekan-rckan-nya dan
berpura-pura telah memusnahkan semuanya. Padahal, ia menahan satu copy. Ia
memasukkan copy itu ke dalam lipatan korannya dan meninggalkannya di kedai es
krim. Si pemilik kedai mengambil koran itu, membungkus dokumen rahasia itu
dengan plastik, dan mcngirimkannya kepada si pengcndali dalam sebuah box cs
krim. Si pengcndali lalu memberitahu Berenson bahwa ia telah menerima
kirimannya." "Saya percaya bahwa itulah yang sudah terjadi," kata Preston.
"Kemungkinannya satu dibanding sejuta," Sir Anthony Plumb tepekur. "Nigel,
bagaimana pendapatmu?"
Pimpinan SIS itu menggelengkan kcpalanya. "Aku tidak percaya akan kemungkinan
satu di 219 banding sejuta," katanya. "Tidak dalam pekcrjaan kita ini eh, Bernard" Tidak,
?itu memang suatu drop, dari si sumber kepada si pengendali melalui seorang
perantara, Signor Benotti. John Preston telah menganalLsa dengan benar. Saya
ucapkan selamat. Bercnson adalah orang yang kita cari."
"Apa yang terjadi sejak Anda mengembangkan kctcrkaitan ini, Mr. Preston?" tanya
Sir Anthony. "Saya mcngalihkan pengawasan dari Berenson ke si pengendali," kata Preston.
"Saya berhasil mcnemukan identitasnya. Malahan, pagi ini saya bergabung dengan
para pclacak dan mengikuti dia dari flatnya yang terletak di Marylebone tempat ?ia tinggal scorang diri sebagai bujangan sampai ke kantornya. Ia adalah seorang
?diplomat asing. Namanya Jan Mara is."
"Jan" Kedengarannya orang Ceko," kata Sir Perry Jones.
"Tepatnya bukan," kata Preston dengan murung. "Jan Marais adalah seorang
diplomat resmi yang menjadi salah satu staf di Kedutaan Republik Afri-ka
Selatan." Suasana hening karena yang hadir terjieran-he-ran dan seakan tak percaya. Sir
Paddy Strickland menggumam dalam bahasa yang tidak layak dipakai oleh para
diplomat, "Bloody hell." Semua mata terarah kepada Sir Nigel Irvine.
Ia duduk di ujung meja, nampak sangat terguncang. Kalau ilu benar, demikian
dikatakannya kepada dirinya sendiri, akan kuhancurkan tulang
220 iganya dan kuremukkan kepalanya. Ia sedang berpikir tentang Jenderal Henry
Pienaar, pimpinan Dinas Intelijen Nasional Afrika Selatan, penerus Biro Keamanan
Nasional yang sudah dibubarkan dan yang kepergiannya tidak discsali Adalah suatu
hal yang buruk jika orang-orang Afrika Selatan menyewa sejumlah bandil London
unluk menjarah arsip-arsip Kongres Nasional Afrika; tapi membentuk jaringan
mata-mata di dalam Kementerian Pertahanan Inggris merupakan pernyataan perang
an-tara dinas-dinas rahasia kedua ncgara itu.
"Saya kira, gentlemen, kalau Anda sudi berbaik hati, saya minta waktu beberapa
hari unluk menyelidiki masalah ini lebih lanjut," kala Sir Nigel.
Dua hari kemudian, pada tanggal 4 Marct, salah satu menteri senior Kabinet yang
dipercaya Mrs. Thatcher dan diberitahu tentang kcinginannya untuk
menyelenggarakan pemilihan umum dini, sedang menikmati makan pagi dengan
isirinya di rumah mereka yang indah di Holland Park, London. Isirinya sedang
mcmbalik-balik sctumpuk brosur paket wisata.
"Corfu sangat menyenangkan," kata istrinya, "atau Pulau Krcta." Tidak ada
tanggapan, sehingga ia merasa perlu untuk mendesakkan keinginannya. "Darling,
kita perlu bcrlibur dua minggu unluk istirahat total di musim panas ini. Sudah


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hampir dua tahun kita tidak pergi bcrlibur. Bagaimana
221 kalau bulan Juni" Sebelum kau sibuk lagi dan saat cuaca masih dalam kondisi yang
terbaik." "Jangan Juni," kata sang menteri, tanpa mene-ngadahkan wajahnya.
"Tapi Juni sangat bagus," istrinya mcmprotcs.
"Jangan Juni," suaminya mengulangi, "lain kali saja, asal bukan Juni."
Mata isirinya mcmbclalak. "Mengapa Juni begitu penting?"
"Sudahlah." "Kau scrigala licik," kaia istrinya penuh emosi. "Margaret, kan" Pasti gara-gara
obrolan sanlai di Chequers hari Minggu yang lalu. Dia akan mcngunjungi desa-
desa. Well, aku berani taruhan."
"Shush," kata suaminya, tapi setelah dua puluh lima lahun perkawinan mereka,
isirinya lahu jika tcbakannya benar. Ia mendongak dan melihat Emma, putri
mereka, yang sedang bcrdiri di mulut pintu.
"Kau sudah mau pergi, Sayang?"
"Yeah," kata gadis itu, "sampai nanti."
Emma Lockwood berumur sembilan belas tahun, mahasiswi fakullas seni rupa yang
dengan sepenub jiwa-raganya bcrgabung dengan sualu alir-an yang discbut "politik
radikal". Ia membenci pandangan-pandangan politik ayahnya dan bcrusaha
memprotesnya dengan gaya hidupnya. Orang-luanya yang cemas tapi masih berusaha
untuk bcrsikap tolcran itu melihat putri mereka tidak pernah ketinggalan
mcngikuti demonstrasi-222
demonstrasi anti nuklir atau protes-protes sayap kiri lain yang lebih vokal.
Salah satu bentuk proles pribadinya adalah tidur dengan Simon Devine, seorang
dosen di fakultas politcknik yang dijumpainya ketika ikut salah satu
demonstrasi. Dosen itu bukan seorang pecinla yang hebat, tapi ia membuat gadis itu terkesan
karena paham trotskyismc-nya yang fanatik scrta kebenciannya yang mendalam
terhadap semua yang berbau "borjuis", yang mencakup semua orang yang tidak
setuju dengan pandangannya. Mereka yang mampu bcrsilang pendapat secara lebih
efektif daripada kaum borjuis diklasifikasikannya sebagai kaum fa-sis. Pclang
itu, di tempat tidur Devine, gadis itu menyampaikan tip yang tadi kebeiulan
didengarnya saat berdiri di mulut pintu ruang makan pagi orangtuanya.
Devine adalah anggota sejumlah kelompok studi rcvolusioncr dan sering
menyumbangkan tulisan-lulisannya di buletin-bulctin kaum Ekstrem Kiri yang
sifatnya sangat berapi-api tapi ber-oplag ke-cil. Dua hari kemudian, ia
menyinggung-nyinggung infonnasi bcrbarga yang dipcrolehnya dari Emma Lockwood
saat dia mengadakan pertemuan dengan salah satu editor buletin-bulelin itu,
untuk mana ia sudah mempersiapkan sebuah tulisan yang menganjurkan agar semua
pekerja pabrik mobil di Cowley yang menyukai kebebasan bersatu menghancurkan
jalur produksi sebagai reaksi
223 terhadap dipccatnya salah satu dari mereka karena tindak pencurian.
Si editor mcmberitahu Devine bahwa desas-dcsus itu tidak cukup kuat untuk bisa
dituangkan sebagai tulisan yang akan ditcrbitkan, tapi ia her janji akan
mcmbicarakan informasi itu dengan rekan-rekannya, dan ia mcnasihati Devine agar
menyimpan informasi itu untuk dirinya sendiri saja. Setelah Devine pergi, si
editor segcra mcmbicarakan hal itu dengan salah satu rckannya ?perantaranya dan si perantara menyampaikan hal itu kepada si pengendali yang
?berkedudukan di Kedutaan Rusia. Pada tanggal 10 Marel, bcrita itu sampai ke
Moskow. Devine pasti menyesal kalau tahu akan hal itu. Sebagai penganut fanatik
seruan Trotsky untuk menjalankan revolusi global yang scketika, ia sangat
membenci Moskow dan semua yang dipcrjuangkan Moskow.
Sir Nigel Irvine, terguncang karena pengungkap-an yang mcnunjukkan bahwa
pengendali mata-mata kelas tinggi dalam pemerintahan Inggris itu ternyata
seorang diplomat Afrika Selatan, mengambil satu-satunya pilihan yang tersisa
baginya suatu pendekatan langsung ke Dinas Intelijen Nasional Afrika Selatan
?untuk mcminta pcnjelasan.
Hubungan antara dinas SIS Inggris dan NIS (National Intelligence Service) Afrika
Selatan (dan pendahulunya BOSS) digambarkan olch setiap politisi dari kedua
?negara itu sebagai "tklak ada".
224 "Hubungan berjarak" akan terdengar lebih rcalislis. Hubungan sebenarnya ada,
tapi karena alasan-a las an politis, hubungan itu sulit direalisasikan.
Di bawah berbagai pemerintahan Inggris, karena adanya kcudakscnangan terhadap
doktrin apartheid, hubungan itu selalu diccmoohkan, lebih-lebih oleh Partai
Buruh dari pada oleh Partai Konservatif. Selama masa pemerintahan Partai Buruh
antara tahun 1964 dan tahun 1979 ketidaksenangan itu terus bcrlanjut anehnya, ?discbabkan oleh sengketa Rhodesia. Pcrdana Menteri Partai Buruh saat itu, Harold
Wilson, mengakui bahwa ia memang me merlukan semua informasi yang bisa
dinerolehnya mengcnai Rhodesia-nya Ian Smith supaya bisa menerapkan sanksi-
sanksinya, dan orang-orang Afrika Selalan-lah yang memiliki scbagian besar dari
itu. Partai Konservatif berjaya kembali pada bulan Mei 1979, yaitu pada saat kasus
itu telah berakhir, dan hubungan itu pun terus bcrlanjut, kali ini karena adanya
kepentingan yang menyangkut Namibia dan Angola, yang, harus diakui, bahwa Afrika
Selatan memiliki jaringan informasi yang bagus. Dan hubungan itu tidak bcrsifat
sepihak saja. Inggris-lah yang menerima lip dari Jcrman Barat tentang kctcrkaitan Jerman Timiir dengan
istri Ko-modor Laut Afrika Selatan Dieter Gerhardt ia kemudian ditangkap ?sebagai ma la-ma la bk>k Soviet Inggris, yang menggunakan file-file SIS yang
secanggih ensiklopcdi mengcnai tokoh-tokoh seperti ilu, juga mcmbcrikan tip
kepada Afrika Sela-225 tan tentang scpasang agen ilegal Soviet yang menyusup ke bagian selatan bcnua
Afrika. Pernah terjadi suatu insklen yang kurang nya-man di uhun 1967, ketika scorang
agen BOSS (Bureau of State Security), he mama Norman Blackburn, yang bekcrja
sebagai penjaga bar di Zambezi Club, menggunakan daya pikatnya terhadap salah
satu "the Garden Girls". Mereka adalah para sekretaris di Downing Street 10,
yang disebut begitu karena mereka bekerja di sebuah ruangan yang menghadap ke a
rah sebuah La man Gadis bemama Helen yang kena pikat itu (sebut saja nama nya begitu, sebab ia
sudah lama menempuh hidup yang mapan dan membina keluarga) memberikan scjumlah
dokumen rahasia kepada Blackburn sebelum affair mereka tercium. Akibatnya cukup
pa rah dan akhirnya membuat Harold Wilson mulai saat itu mcrasa yakin bahwa apa
pun yang tidak beres, mulai dari bolol anggur yang tersumbat sampai gagalnya
panen, discbah-kan oleh BOSS.
Setelah itu, hubungan antara kedua ncgara mulai membaik dan berada di jalur yang
a man. Karena itu inggris kemudian menamh seorang kepala perwakilan, yang
identitasnya dilaporkan kepada NIS, dan yang biasanya berdomtsili di
Johannesburg. Tidak ada "langkab-langkah aktif" yang dilakukan olch pihak
Inggris di wilayah Afrika Selatan. Afrika Selatan menamh scjumlah stafnya di
kcdutaan mereka di London, yang identitasnya dikelahui
226 oleh SIS, dan beberapa lagi di luar kcdutaan, yang diawasi dengan waspada oleh
MI-5. Tugas agen agen yang disebut bclakangan adalah memantau kegiatan-kegiatan
berbagai organisasi revolasioner Afrika Selatan di London, seperti ANC, SWAPO,
dan scbagainya. Selama Afrika Selatan membatasi kegiatannya di sektor-seklor
ini, mereka tidak di-usik.
Adalah pimpinan pcrwakilan Inggris di Johannesburg yang mengupayakan dan
memperoleh kesempatan untuk melakukan wawancara pribadi dengan Jenderal Henry
Pienaar dan melapor balik ke pimpinannya di London tentang apa yang dinyata kan
olch pimpinan NIS itu. Sir Nigel mengadakan pertemuan dengan Komite Paragon pada
tanggal 10 MareL "Jcndcral Pienaar yang terkcnal dan baik hati bersumpah demi semua yang
dianggapnya suci, bahwa ia sungguh-sungguh tidak tahu mcnahu tentang Jan Marais.
Ia menyatakan bahwa Marais tidak bekcrja untuk dia dan belum pernah bekerja
untuk dia," kata Sir Nigel.
"Apakah ia mengatakan yang sebenamya?" tanya Sir Paddy Strickland.
"Dalam pcrmainan seperti ini, kita sebaiknya tidak langsung percaya. Tapi ada
kemungkinan ia mengatakan yang sebenamya. Yang jelas, ia mestinya sudah tahu
sejak tiga hari yang lalu bahwa kita telah membuka kedok Marais. Seandainya
Marais memang agen dia, ia akan tahu bahwa kita
227 akan membalas dendam tanpa tanggung-tanggung. Sampai sekarang ia belum mcnarik
mundur orang-orangnya, yang kukira pasti dilakukannya kalau dia memang
bersalah." "Kalau begitu Marais itu apa?" tanya Sir Perry Jones.
"Pienaar menyatakan ia sama ingin tahunya dengan kita," jawab C. "Malahan, ia
telah menyetujui permintaanku untuk menerima penyelidik kita dan melakukan
perburuan gabungan bersama orang-orangnya. Aku ingin mengirimkan seseorang ke
sana." "Bagaimana posisi Berenson dan Marais sekarang?" tanya Sir Anthony Plumb kepada
Harcourt-Smith, yang mewakili Lima.
"Kedua orang itu bcrada di bawah pengawasan terselubung, tapi belum akan ada
Undakan untuk menyergap. Belum ada penggerebekan ke apartemen-apartemen mereka.
Cuma pemeriksaan surat-surat pos, penyadapan telepon, dan para pelacak yang
bcrjaga-jaga selama dua puluh empat jam," jawab Harcourt-Smith.
"Berapa lama yang kaumaui, Nigel?" tanya Plumb.
"Sepuluh hari."
"Baiklah, tapi itu maksimal. Dalam waktu sepuluh hari kita harus menindak
Berenson dengan data apa pun yang telah kita peroleh dan memulai perkiraan
kerugian, tidak peduli apakah dia bersedia atau tidak bcrsedia untuk bekerja
sama." 228 Keesokan harinya. Sir Nigel Irvine mcngunjungi Sir Bernard Hemmings di rumahnya
di luar Farnham, tempat orang tua yang sakit itu menyendiri.
"Bernard, orangmu itu, Preston. Aku tahu ini memang tidak biasa aku bisa saja ?mengirim salah satu orangku sendiri tapi aku suka sry/e-nya. Bisakah kupinjam
?dia untuk Misi Afrika Selatan itu?"
Sir Bernard sctuju. Preston terbang ke Johannesburg dengan flight malam pada
tanggal 12-13 Ma-ret Berita itu mencapai meja Brian Harcourt-Smith setelah
Preston berada di udara. Ia marah sekali, tapi ia tahu bahwa pangkatnya tidak
memungkinkan baginya untuk mcmprotes.
Komite Albion melapor kepada sang Sekretaris Jenderal pada petang hari tanggal
dua belas, dan ditcrima di apartemennya yang di Kutuzovsky Prospekt
"Dan apa yang telah Anda peroleh buat saya?" pemimpin Soviet ilu bertanya lirih.
Profesor Krilov, sebagai ketua komite, mcmberi isyaral kepada Grand Master
Rogov, yang lalu membuka file yang berada di depannya dan mulai membaca.
Seperti selalu jika berada bersama dengan sang Sekretaris Jenderal, Philby
terkesan, bahkan ka-gum, oleh kckuasaannya yang tak terbatas. Selama melakukan
penelilian untuk komite itu, mereka
229 cuma perlu menyebutkan namanya saja sebagai pelindung dan apa pun yang
diinginkan mereka di Uni Soviet akan bisa diperoleh tanpa banyak pertanyaan
lagi. Sebagai orang yang mempelajari apa arti kekuasaan dan pencrapannya, Philby
mcngagumi cara-cara yang licin dan tak kenal ampun yang digunakan sang
Sekretaris Jenderal untuk memperoleh kekuasaan mullak untuk mengendalikan setiap
aspek kehidupan di Uni Soviet
Bcrtahun-tahun scbelumnya, ketika dia diberi jabatan kclua KGB yang penuh kuasa,
bukan sebagai calon yang diusulkan oleh Brc/hncv, tapi oleh si pencetak
penguasa'tokoh kunci Politbiro yang tidak dikenal umum, sang ideolog partai
?Mikhail Suslov. E)engan kemandiriannya terhadap Brezhnev dan "Mafia" pribadinya,
ia telah memastikan bahwa KGB tidak akan pernah menjadi an-jing penurut milik
Brezhnev. Pada bulan Mei 1982, dengan kematian Suslov dan keadaan Brezhnev yang
sc karat, ia meninggalkan KGB untuk kembali ke Komite Scntral, ia tidak membuat
kesalahan yang sama. Setelah pergi, ia meninggalkan orangnya sendiri, Jenderal Fcdorchuk, unluk
menggantikannya menjadi pimpinan KGB. Dari dalam partai, sekretaris jenderal
yang sekarang telah mcngkonsolidasikan posisinya dengan Komite Sentral, lalu
menunggu waktunya melalui era-era Andropov dan Cher-nenko yang singkal sampai
tiba saat ia naik sebagai pengganti. Dalam tcnggang waktu beberapa
230 bulan itu, ia telah berhasil menyatukan. pusat-pusat kekuasaan: Partai Komunis
Uni Soviet, Angkatan Berscnjata, KGB, Kementerian Dalam Negeri, MVD. Dengan
semua kartu as di tangannya, tak seorang pun bcrani mencntang atau bcrkomplot
melawan dia. "Kami telah menyusun sebuah rencana, Kamerad Sekretaris Jcndcral," kata Dr.
Rogov, dengan menggunakan seperti biasa scbutan formal. "Ini adalah sebuah ? ?rencana kongkret, suatu langkah yang aktif, sebuah usul untuk melakukan
deslabili-sasi di antara rakyat Inggris yang akan mampu membuat peristiwa
Sarajevo dan kebakaran Berlin Reichstag nampak kurang berarti. Kami menama-
kannya Rencana Aurora."
Ia mcmbutuhkan waktu satu jam unluk membaca rinciannya secara penuh. Sekali
sekali ia melirik untuk melihat apakah ada tanggapan, tapi sang Sekretaris
Jenderal adalah seorang grand master permainan catur yang lebih tinggi dan
wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Akhirnya Dr. Rogov selesai. Suasana
hening dan mereka menunggu.
"Ada risiko-risiko," kata Sekretaris Jenderal perlahan. "Apa ada jaminan bahwa
tidak akan jadi bumerang seperti halnya dengan... beberapa operasi lain?"
Mereka semua tahu apa yang dimaksudkannya. Ia pemah tcrguncang hebat karena
kegagalan pahit dalam apa yang disebut Wojtyla Affair. Makan
231 waktu tiga tahun sampai semua ribut-ribut dan tuduhan-tuduhan mcrcda, dan
pcristiwa itu telah mcnciptakan publisitas global yang sungguh tidak diinginkan
Uni Soviet Di awal musim semi tahun 1981, Dinas Rahasia Bulgaria mclaporkan bahwa agcn-
agennya yang berada di tcngab-tengah masyarakat Turki di Jer-man Barat telah
menangkap seekor ikan yang anch. Demi alasan clnis, kultural, dan hisloris,
orang-orang Bulgaria, yaitu yang paling sctia dan patuh di antara satelil-
satelit Rusia, terlibat jauh dalam masalah-masalah Turki dan masyarakat Turki.
Orang yang mereka tangkap adalah seorang pembunuh tcroris yang berdedikasi
tinggi yang telah dilatih oleh kaum Ultra Kiri di Lebanon, yang sudah pernah
mcmbunuh demi kepentingan kelompok Serigala Kclabu dari aliran Ultra Kanan di
Turki, meloloskan diri dari penjara, dan kabur ke Jcrman Barat
Yang aneh, orang ini menyatakan obscsi pribadinya untuk membunuh Paus. Apakah
mereka sebaiknya melepaskan Mehmet Ali Agca kembali ke masyarakat atau
memberinya dana dan identitas palsu, lengkap dengan sebuah senapan, dan mem-
biarkannya lepas" Dalam keadaan normal KGB pasti akan menanggapi dengan sikap waspada: Bunuh dia.
Tapi keadaan saat itu sedang tidak normal. Karol Wojtyla, Paus Polandia pertama
dalam sejarah, merupakan ancaman scrius. Polandia sedang bergolak
hebat; kekuasaan komunis di sana bisa sewaktu-waktu dihancurkan oleh gerakan
Solidaritas yang membelot
Wojtyla sudah mcngunjungi Polandia satu kali, dengan hasil yang sangat mcrugikan
pihak Soviet Ia harus dihentikan atau dijatuhkan reputasinya. KGB kemudian
menjawab orang-orang Bulgaria itu: Tcruskan, tapi kami tidak mau tahu. Di bulan
Mei 198i; dibekali uang, identitas palsu, dan sebuah senapan, Agca dikawal
menuju Roma, ditunjukkan arahnya, dan disodori kepala Paus. Sebagai hasilnya,
banyak orang kehilangan kepala mereka.
"Dengan segala hormat, menurut pendapat saya, keduanya tidak bisa dibandingkan,"
kata Dr. Rogov, yang berperan sebagai arsitek utama Rencana Aurora dan karena
itu bcrmaksud memper-lahankan kredibilitasnya. "Wojtyla Affair adalah sebuah
bencana karena tiga hal: sang target tidak mati; pembunuhnya tertangkap hidup-
hidup; dan, yang terburuk dari semuanya, saat itu tidak ada suatu persckongkolan
yang telah dikembangkan dengan rapi dan yang bisa dijadikan kambing hi-tam dan
akan dituding sebagai dalangnya misalnya kaum Ekstrem Kanan Italia atau ?Amerika. Seharusnya saat itu ada gclombang bukti yang bisa dipercaya yang sudah
disiapkan untuk di-retease, yang mcmbuktikan kepada dunia bahwa golongan Kanan-
lah yang telah mendalangi Agca."
Sang Sekretaris Jenderal mengangguk seperti seekor kadal tua.
1 "Di sini," Rogov melanjuUcan, "situasinya berbeda. Di sini ada cara-cara unluk
mundur dan cara-cara untuk bcrhcnti di setiap tahapan. Si pclaksana haruslah
scorang profcsional top yang her sedia mcngakhiri hidupnya sendiri sebelum ia
tertangkap. Penampilan fisiknya sama sekali tidak akan mengundang kecurigaan,
dan tak ada ciri yang bisa dihubungkan dengan Uni Soviet. Petugas pclaksana itu
tidak akan hidup untuk menyaksikan pelaksanaan rencana ini. Dan masih ada lagi
subrencana-subrencana selanjutnya yang akan mencmpalkan kesalahan secara
gamblang dan meyakinkan di pihak Amerika."
Sang Sekretaris Jenderal mcnoleh ke Jenderal Marchenko. "Apa akan bisa
berhasil?" ia bertanya.
Kctiga anggota komite itu mcrasa tidak enak. Akan lebih mudah kalau saja mereka
bisa menangkap reaksi sang Sekretaris Jenderal yang sebenamya, untuk kemudian
menyelujui recana itu. Tapi ia sama sekali tidak mcnunjukkan pcrasaannya.
Marchenko mcnarik napas dalam-dalam dan mengangguk. "Rencana itu layak


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilaksanakan," ia menyelujui. "Saya kira akan membutuhkan waktu sepuluh sampai
enam belas bulan untuk dapat diopcrasikan."
"Kamerad Kolonel?" tanya sang Sekretaris Jenderal kepada Philby.
Kcbiasaan gagap Philby muncul saat ia berbicara. Selalu begitu kalau ia sedang
dalam ke - 234 adaan stress. "Mcngenai risikonya, saya bukan orang yang paling tepat untuk
mcnilamya. Demikian juga mengenai kelayakan tcknisnya. Mcngenai akibatnya tanpa
?diragukan lagi, itu akan dapat mcngalihkan lebih dari sepuluh persen suara
'massa mcngambang' Inggris menjadi keputusan yang tergesa-gesa untuk memilih
Partai Buruh." "Kamerad Profcsor Krilov?"
"Saya terpaksa menentangnya, Kamerad Sekretaris Jenderal. Saya beranggapan bahwa
rencana itu sangat berbahaya, dalam pelaksanaannya dan dalam hal akibat-akibat
yang mungkin bisa terjadi. Rencana itu sama sekali bcrtcntangan dengan
ketentuan-ketentuan dalam Protokol KeempaL Kalau itu dilanggar, kita semua akan
menderita." Sang Sekretaris Jcndcral nampaknya tenggelam dalam permenungannya, dan tak
seorang pun be-rani mcngganggunya. Mata yang terlindung kc-lopak itu nampak
tepekur selama lima menit di balik kacamata yang mengkilap. Akhirnya ia
? ? mengangkat wajahnya. "Tidak ada catatan, tidak ada rekaman, tidak ada bagian-bagian rencana ini yang
masih berada di luar ruangan ini?"
"Tidak ada," kata keempat anggota komite itu.
"Kumpulkan semua file dan map-map ini dan berikan kepada saya," kata sang
Sekretaris Jenderal. Setelah itu dilakukan, ia mclanjutkan, dalam gaya
monotonnya seperti biasa.
"Ini sembrono, gila, nekat, dan berbahaya di
235 luar batas normal," katanya. "Komite ini dibubarkan. Kalian akan kembali ke
profesi masing-masing dan jangan pernah lagi mcnyebut-nyebut Komite Albion atau
Rencana Aurora." Ia masih duduk di situ, menatap ke arah meja, saat keempat orang yang dikalahkan
dan dipermalukan itu bcrbaris keluar. Mereka mengenakan mantel dan topi mereka
dengan berdiam diri, hampir-hampir tidak berani saling memandang, dan diantarkan
ke bawah untuk menuju mobil-mobil mereka.
Di halaman, mereka masuk ke mobil masing-masing. Di dalam Volga-nya, Philby
menunggu Gregoriev mcnghidupkan mesinnya, tapi orang itu hanya duduk diam di
situ. Ketiga limousine yang lain meluncur keluar halaman, mclewati lengkung
gerbang, dan mcmasuki jalan raya. Tiba-tiba jen-dcla mobil di samping Philby
diketuk. Ia memutar kacanya turun dan melihat wajah Mayor Pavlov.
"Silakan ikut dengan saya, Kamerad Kolonel!"
Jantung Philby seakan berhenti berdenyut la baru sadar sekarang bahwa ia tahu
tcrlalu banyak; hanya dialah orang asing dalam kelompok itu. Sang Sekretaris
Jcndcral dikcn.il sebagai orang yang gemar menyingkirkan secara permanen ? ?orang-orang yang bisa menimbulkan kesulitan di kemudian hari. Ia mengikuti Mayor
Pavlov kembali ke gedung itu. Dua menit kemudian ia diantarkan ke ruang duduk
sang Sekretaris Jenderal. Orang tua itu masih duduk di kursi rodanya dekat
236 meja kopi. la memberi isyarat agar Philby duduk. Dengan gemctar pengkhianat
Inggris itu duduk. "Bagaimana pendapat Anda yang sebenamya mengenai itu tadi?" tanya sang
Sekretaris Jenderal dengan lembut.
Philby menelan ludahnya dengan sulit. "Sangat kreatif, berani, berbahaya, tapi,
kalau berhasil sangat efeklif," katanya.
?"Cemerlang,", gumam sang Sekretaris Jenderal. "Dan rencana itu akan dilanjutkan.
Tapi di bawah pengawasan saya langsung. Ini tidak akan diopcrasikan oleh orang
lain, hanya olch saya. Dan Anda akan tcrlibat langsung di dalamnya."
"Bolehkah saya bertanya tentang satu hal?" Philby mencoba. "Mengapa saya" Saya
orang asing. Walaupun saya telah mengabdikan seluruh hidup saya kepada Uni
Soviet dan tinggal di sini sepertiga dari itu, saya masih tctap saja orang
asing." "Justru itulah," jawab sang Sekretaris Jenderal, "dan Anda tidak mcmpunyai
perlindungan kecuali dari saya. Anda tidak mungkin bcrkomplot untuk menentang
saya. "Anda akan meninggalkan istri dan keluarga Anda dan membcrhentikan sopir Anda.
Anda akan tinggal di wisma tamu di dacha saya di Usovo. Di sana Anda akan
membentuk sebuah lim yang akan mclaksanakan Rencana Aurora. Anda akan memperoleh
semua wcwenang yang diperlukan itu akan datang dari kantor saya di Komite ?Sentral.
237 Anda sendiri tidak akan perlu menampilkan diri." Ia lalu menekan tombol bcl di
bawah meja. "Anda akan senantiasa bekerja di bawah pengawasan orang ini. Saya
kira Anda sudah mengenal dia."
Pintu itu terbuka. Di situ berdiri Mayor Pavlov yang berpembawaan tak acuh dan
dingin. "Dia orang yang sangat ccrdas dan bersikap sangat curiga," kata sang Sekretaris
Jenderal me muji. "Dia juga seratus persen setia. Ia kebetulan adalah keponakan
saya." Ketika Philby bangkit untuk bcrgabung dengan mayor itu, sang Sekretaris Jenderal
mcnyodorkan sccarik kertas kepadanya. Itu sebuah surat dari Direktorat Utama
Satu yang diberi kode khusus untuk perhatian Sekretaris Jenderal Partai Komunis
Uni Soviet Philby seakan tak percaya akan apa yang dibacanya.
"Ya," kata Sekretaris Jcndcral, "itu baru saya terima kemarin. Anda tidak akan
punya waktu sepuluh sampai enam belas bulan seperti yang disebutkan Jenderal
Marchenko. Rupanya Mrs. Thatcher akan membuat move-nya dalam bulan Juni. Kita
harus membuat move kita seminggu sebelum itu."
Philby mcngembuskan napasnya perlahan. Di tahun 1917 dibutuhkan waktu sepuluh
hari untuk menyelesaikan Revolusi Rusia. Pengkhianat Inggris yang paling besar
hanya diberi waktu sembilan puluh hari untuk menjamin penyelesaian revolusi
Inggris. 238 BAGIAN KEDUA OBI KENOBI Dilarang meng-komersl-kan atau kesialan menimpa anda selamanya
8 KETIKA John Preston mcndarat di Jan Smuts Airport di pagi tanggal 13 Ma ret,
pimpinan pcrwakilan lokal di sana, scorang pria jangkung, ku nis, dan berambut
pirang bcrnama Dennis Grey, sudah ada di sana untuk mcnyambulnya. Dari tcras
pengamat, dua agen NIS Afrika Selatan menyaksikan kedatangannya, tapi tidak
datang mcndckaL Pabcan dan imignisi hanyalah formalitas saja, dan tiga puluh menit setelah
pesawat mendarat, kedua pria Inggris itu telah bcrada dalam mobil yang menuju
Pretoria. Preston memandang kc luar ke kawasan bandara itu dengan rasa ingin
tahu; ternyata tidak seperti yang dibayangkannya tentang Afrika cuma jalan raya
?enam jalur, bcraspal bi-tam dan modern, yang terbentang mclintasi suatu padang
luas yang kosong, diapit lanab-tanah pcrtanian dan pabrik-pabrik gaya Eropa.
"Aku telah membuat booking untukmu di Hotel Burgerspark," kata Grey. "Di pusat
kota Pretoria. Aku diberitahu bahwa kau lebih suka mcnginap di hotel saja
daripada di rumah dinas."
241 "Ya," kata Preston. "Tcrima kasih."
"Kita akan ke sana dan check-in dulu. Kita ada appointment untuk bcrlcmu dengan
'the Beast' jam scbclas." Julukan yang kurang scdap didengar itu tadinya
diberikan kepada Jcndcral Van Den Berg, seorang jenderal polisi dan pimpinan ex-
Bureau of State Security, atau BOSS. Setelah tcrjadinya apa yang disebut sebagai
Skandal Muldcrgatc di tahun 1979, hubungan yang tidak harmonis antara dinas
intelijen negara Afrika Selatan dan polisi rahasia-nya ini telah dibubarkan, dan
membuat lega seluruh petugas intelijen profesional dan departemen luar negeri,
yang scnantiasa mcrasa malu atas ulah BOSS dengan taktik-taktik brass-knuckle
(kcpalan herbalui kuningan) yang brutal itu.
Dinas intelijen kemudian dibenluk kembali di bawah NIS (National Intelligence
Service), dan Jcndcral Henry Pienaar menyebcrang dari jabatannya sebagai
pimpinan Intelijen Mililer. Dia bukan seorang jcndcral polisi, tapi jcndcral
militcr, dan mcskipun dia bukan pejabat intelijen militcr selama hidupnya
scpcrli Sir Nigel Irvine, tahun tahun pengabdiannya di bidang intelijen militcr
telah mengajarkan kepadanya bahwa ada banyak cara lain untuk mcmbunuh scckor
kucing sclain mcmukulnya dengan perkakas tumpul. Jenderal Van Den Berg sudah
mcnjalani masa pensiun, tapi masih saja suka mengatakan kepada siapa saja yang
mau mendengarkan, bahwa "tangan Tuhan" scnantiasa melindunginya. Secara kurang
simpatik. 242 orang-orang Inggris mcmindahkan julukan itu ke sosok Jenderal Pienaar.
Preston mcncatalkan diri di hotel yang terletak di Van Dcr Walt Street,
mclemparkan kopcr-ko-pcrnya, mencuci muka, hcrcukur dengan cepat, lalu bcrgabung
dengan Grey di lobi pada jam setengah scbclas. Dari silu mereka naik mobil
menuju Union Building. Kantor scbagian besar pejabat pemcrintah Afrika Selatan merupakan sebuah
kompleks bangunan yang besar, panjang, dibangun dari batu pasir warna coklat
oker, bertingkat tiga, dan bagian depannya yang panjangnya empat ratus meter
dipcrluas dengan empat scrambi dengan pilar-pilar pc no-pang. Kompleks itu
terletak di pusat kola Pretoria di atas sebuah bukit yang mcnghadap ke selatan
ke a rah sebuah I em bah yang da la ran rendahnya dibclah oleh Kerk Straat, dan
dari laman luas di depan bangunan ilu nampak pemandangan indah ke ar.ili lembah
sampai kc bukit-bukit kecoklatan di highveld (plateau yang biasa dijadikan
padang gembalaan knas Afrika Selatan) terus ke arah selatan, tempat Monument
Voortrckkcr yang kokoh berbentuk perscgi nampak mcnonjol.
Dennis Grey mcmbcrikan identitasnya di meja rescpsion dan menyebutkan
appointmcnt-nya dengan Kepala Dinas Intelijen. Beberapa menit kemudian scorang
petugas muda muncul untuk mcngantarkan mereka kc kantor Jenderal Pienaar. Markas
besar kepala NIS itu terletak di lantai
243 paling atas, di sayap kanan bangunan itu. Grey dan Preston diantarkan mclewati
lorong-lorong yang lurus panjang, yang didekorasi dcngali motif yang nampaknya
kbas motif gedung pemerintah Afrika Selatan, yaitu motif coklat krcm dengan
akscn kuat pada panel-panel kayu yang bcrwama gelap. Kantor sang Jcndcral, di
ujung lorong di lani.ii tiga, diapit di sebelah kanan olch sebuah kantor yang
dihuni olch dua sekretaris dan di sebelah kiri olch kantor lain yang dihuni olch
dua pejabat staf. Si petugas mcngctuk pintu terakhir ilu, menunggu pcrintah bcrnada kasar untuk
masuk, dan mempcrsilakan tamu-tamu Inggris itu masuk ke dalam. Kantor itu nampak
agak muram dan resmi, bcrisi sebuah meja tulis yang besar mcngkilap, mcnghadap
ke pintu, dengan empat kursi kayu bcrjok kulit yang mengitari sebuah meja rendah
dekat jcndela, yang mcnghadap kc arah Kerk Straat, kc arah lembah terus ke
bukit-bukiL Di situ tertihat juga sejumlab pcta mcmcnuhi dinding-din-ding yang
nampak sering digunakan, yang ditutup sckcnanya dengan tirai-tirai hijau.
Jenderal Pienaar bcrpcrawakan besar dan beraL Ia bangkit dari duduknya,
menyambut tamu-tamu-nya dan mcngajak mereka bcrsalaman. Grey mempcrkcnalkan
kedua orang itu dan sang Jenderal menyilakan mereka duduk di kursi kursi kayu
terscbut. Kopi dihidangkan, tapi pcrcakapan masih belum beranjak dari lingkup
basa-basi. Grey Uhu 244 diri, minta diri, dan berlalu dari situ. Jcndcral Pienaar mcnatap Preston untuk
beberapa saat. "Jadi, Mr. Preston," katanya dalam bahasa Inggris yang hampir tidak bcraksen
sama sekali, "mcngenai masalah diplomat kami, Jan Marais. Saya sudah menyatakan
kepada Sir Nigel, dan sekarang saya nyatakan kepada Anda: dia tidak bekcrja
untuk saya atau untuk pemerintah saya, sedikitnya bukan sebagai pengendali agen-
agen di Inggris. Anda berada di sini untuk mencari tahu, dia itu bekcrja untuk
siapa?" "Itulah tugas saya, Jcndcral, kalau saya bisa."
Jenderal Pienaar mcngangguk-angguk beberapa kali. "Saya telah berjanji kepada
Sir Nigel bahwa Anda akan memperoleh bantuan penuh dari kami di sini. Dan saya
akan mencpati janji saya."
"Tcrima kasih, Jenderal."
"Saya akan menugaskan salah satu dari dua staf pribadi saya untuk mcmbantu Anda.
Ia akan membantu Anda dalam apa saja yang Anda pcrlukan: mencarikan file-file
yang ingin Anda pcriksa, bcrperan sebagai pencrjemah Anda bila perlu. Anda bisa
bahasa Afrikaans?" "Tidak, Jenderal, sepatah kata pun tidak."
"Kalau begitu pencrjemah akan dipertukan. Barangkali juga perlu adanya
interpreting pencrje-mahan lisan saat berbicara."?Ia lalu menckan sebuah bcl di mcjanya, beberapa delik kemudian pintu terbuka dan
seorang pria masuk. Perawakannya sama dengan sang Jen -
245 dcral hanya ia jauh lebih muda. Preston mcmper-kirakan ia bcrumur tiga puluhan
lebih sedikit Rambutnya bcrwarna jane, dan alisnya hcrwarna
seperti pasir. "Saya perkenalkan Kaptcn Andrics Viljoen. Andy, ini Mr. John Preston dari
London, yang akan bekerja bcrsamamu."
Preston bangkit untuk bersalaman. la merasakan sedikit rasa pejmusuhan
terselubung dalam diri Afrikaner muda ini, barangkali hanya rcflcksi dari sikap
bosnya yang lebih pandai menyembunyikan pcrasaannya.
"Saya juga sudah menyiapkan sebuah ruangan untuk Anda pakai di lorong itu," kata
Jenderal Pienaar. "Well, man jangan mcmbuang waktu lagi, gentlemen. Silakan
lanjulkan pekerjaan Anda."
Ketika mereka sudah berada sendiri di kantor yang khusus diperuntukkan bagi
mereka, Viljoen bertanya, "Anda ingin mulai dengan apa, Mr. Preston?"
Preston menarik napas dengan tidak kentara. Dia merasa lebih nyaman bekcrja
dalam suasana tklak rcsmi seperti di Charles dan di Gordon di sana semua orang
? ?dipanggil dengan nama kin I nya. "File mengcnai Jan Marais, kalau Anda tidak
berkcberalan, Kapten Viljoen."
Eksprcsi kemenangan nampak di wajah si Kaptcn ketika ia mcngeluarkan file itu
dari laci sebuah meja. "Kami tentu sudah mempelajarinya," katanya. "Saya sendiri
mcngambilnya dari Arsip Pcr -
246 sonalia Kcmcnterian Luar Negeri beberapa hari yang lalu." Ia mclctakkan sebuah
file tebal yang bersampul lunak kc hadapan Preston. "Izinkan saya
mcnyimpulkannya dari apa yang bisa kami pelajari dari situ, sckiranya itu akan
bisa mcmbantu Anda. Marais memasuki dinas luar negeri Afrika Selatan di Cape
Town di musim panas tahun 1946. la telah berdinas selama empat puluh
tahun lebih sedikit dan sudah hampir pensiun nanti di bulan Descmber. Ia ? ?berasal dari suatu kcluarga Afrikaner baik baik dan belum pernah dicurigai
karena masalah apa pun. Karenanya, maka kclakuannya di London benar-benar tidak
bisa dimcngcrti." . Preston mengangguk. Ia tidak ingin itu dijclas-kan lebih lanjut Orang di sini
berpendapal bahwa London telah melakukan suatu kckcliruan. Ia membuka Hie itu.
Di antara dokumcn-dokumen yang ditempatkan di depan terdapat scjumlah kertas
dengan tulisan tangan dalam bahasa Inggris.
"Itu," kata Viljoen, "adalah otobiografinya, suatu persyaratan bagi calon calon
karyawan dinas luar negeri. Di zaman ilu, saat United Party di bawah Jan Smuts
masih berkuasa, bahasa Inggris masih lebih banyak digunakan daripada sekarang
ini. Sekarang dokumen seperti itu ditults dalam bahasa Afrikaans. Tentu saja,
para calon harus fasih dalam kedua bahasa itu."
"Kalau begitu saya kira sebaiknya kita mulai saja dengan ini," kata Preston.
"Scmcntara saya 247 mcmbaca ini, tolong Anda membuat ringkasan kariernya selama dia berdinas.
Terutama yang bcrkenaan dengan penugasan-penugasannya di luar negeri di mana,
?kapan, dan untuk bcrapa lama."
"Baiklah" Viljoen mengangguk "kalau dia mcmang bcrubah jadi jahat, kalau ia
? ?mcmang melakukan penyimpangan, itu mungkin terjadi di suatu tempat di luar
ncgeri." Tckanan suara Viljoen pada kata kalau cukup mcngungkapkan kcraguan-nya,
dan pengaruh jahat yang dibcrikan olch orang asing terhadap Afrikaner yang baik
tcrcermin dalam kata luar negeri itu. Preston mulai mcmhaca.
Saya dilahirkan papa bulan Agustus 1925 di Duiwclskloof, sebuah kota pcrtanian
kecil di Transvaal utara, sebagai putra tunggal seorang pe-tani di Mootseki
Valley di pinggiran kota. Ayah saya, Laurens Marais, adalah scorang Afrikaner
asli, tapi ibu saya, Mary, scorang Inggris. Di za man itu pcrkawinan seperti ilu
dianggap tidak umum, tapi karena itulah saya menjadi fasih bcrbicara dalam
bahasa Inggris dan bahasa Afrikaans.
Ayah saya jauh lebih tua dari ibu saya, yang agak rapuh kesehatannya dan
meninggal ketika saya bcrumur sepuluh tahun saal terjadi wabah penyakil tipus


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang di masa itu scring mclanda dacrah itu. Ayah saya bcrumur empat puluh cnam
ketika saya dilahirkan, dan ibu saya baru bcrumur dua puluh lima. Ayah saya
terutama bertanam kcnlang dan tembakau, dan juga bcternak ayam.
248 bebek, kalkun, sapi, biri-biri, dan bertanam gan-dum. Sepanjang hidupnya dia
adalah pendukung aklif United Party, dan saya dinamai seperti nama Marsckal Jan
Smuts. Suara Preston mcmecah kcheningan. "Saya kira semua ini tidak akan mempengaruhi
pcncalonan-nya saat itu," katanya.
"Sama sekali tidak mempengaruhi," kata Viljoen, sambil mcmeriksa lulisan-tulisan
itu. "Saat itu United Party masih bcrkuasa. Nalional Party baru memegang
pemerintahan pada tahun 1948." Preston melanjutkan mcmhaca.
Ketika saya bcrumur tujuh tahun saya bcrscko-lah di sekolah desa di
Duiwclskloof, dan waktu umur dua belas saya melanjutkan kc Mcrcnsky High, yang
didirikan lima tahun scbelumnya. Setelah pcrang peeah di tahun 1939, ayah saya,
yang adalah pengagum In-rat Kerajaan Inggris yang jaya bescrta seluruh
jajahannya, terus mengikuti semua perkembangan pcrang di Eropa mclalui pcralatan
wireless-nya, duduk di bcranda setiap petang schahis bekerja. Setelah ibu saya
meninggal, hubungan kami menjadi scmakin dekat, dan saya juga mulai bcrkcinginan
untuk berpcran-scrta dalam pcrang.
Dua hari setelah ulang tahun saya yang kc dclapan belas, di bulan Agustus 1943,
saya mengucapkan selamat linggal kepada ayah saya dan naik kcreta api kc
Pictcrsburg, kemudian bcrganti
249 kin-Li menuju kc selatan kc Pretoria. Ayah saya mcngantarkan sampai Piclersburg,
dan terakhir kalinya saya melihat dia adalah saat dia hcrdiri di pcron,
mclambaikan tangan pada putranya yang berangkat bcrpcrang. Esoknya saya berjalan
menuju Mar Lis Besar Pertahanan di Pretoria, mendaftarkan diri, dan dikirim kc
kamp Roberts Heights untuk mcnjalani latihan dasar, bela diri, olah fisik, dan
pclajaran mcnggunakan senjata ringan. Di sana saya juga mendaftarkan diri
sebagai pasukan sukarclawa ban mcrah.
"Apa artinya 'ban mcrah?"" Preston bertanya.
Viljoen mengangkat wajahnya dari tulisan yang sedang dikcrjakannya. "Di masa itu
hanya sukarclawa n saja yang bisa dikirim untuk bertcmpur di luar pcrbatasan
Afrika Selatan," katanya. "Tidak boleh ada pemaksaan. Mereka yang menjadi suka-
rclawan untuk bcrtempur di luar negeri diberi ban-merah untuk dikenakan."
Lulus dari Roberts Heights saya ditugaskan di Rcsimcn Witwatcrsrand Rifles/Dc La
Rcy, yang telah dilebur menjadi satu setelah kckalahan di Tobruk untuk dibentuk
menjadi Rcsimcn Wits/De La Rcy. Kami dikirim dengan kcrcCa api ke sebuah kamp
transit di Hay Paddock, tak jauh dari Pielcrmaritzburg, dan dipcrbantukan untuk
mcm-perkual DivLsi Kecnam Afrika Selatan, menunggu untuk dikirim kc Italia.
Akhirnya, di Durban, kami semua dinaikkan ke kapal Duchess of Richmond,
250 berlayar mcnyusuri Tcrusan Suez, dan bcrlabuh di Taranto di penghujung bulan
Januari. Selama scbagian besar musim semi di Italia itu, kami bcrgerak menuju Roma, dan
bersama dengan Divisi Kecnam, yang saat itu terdiri dari Brigade Mobil Kedua
Belas dan Brigade Lapis Baja Kese-bclas, kami dari Rcsimcn Wits/De La Rey
bcrgerak menembus Roma dan mcmulai move kami terhadap Florence. Pada tanggal 13
Juli saya bcrada di depan Monte Benichi di kawasan Pegunungan Chianti bersama
rcgu patroli dari Kelompok C Dalam hutan lebat di sebuah desa saya terpisah dari
anggota rcgu patroli yang lain setelah senja tiba dan beberapa menit kemudian
saya menyadari bahwa saya sudah terkepung olch pasukan Jcrman dari DivLsi
Hermann Gocring. Waktu itu saya, mcminjam istilah mereka, "dimasukkan dalam
karung." Saya bcrunlung masih letap hidup, tapi mereka mcnaikkan saya kc truk bersama
tawanan-tawanan Sckutu yang lain dan mcmbawa kami kc sebuah "sangkar" atau kamp
da rural, di sebuah tempat yang disebut La Tarina, di sebelah ui.ua Florence.
NCO Afrika Selatan sc*niornya, saya ingal, adalah Pcrwira Rcndah Snyman. Itu
tidak bcrlangsung lama. Ketika Sckutu bergerak menuju Florence tiba-tiba kami
menjadi subyck suatu operasi pc-nyclamalan malam hari yang brutal. Suasana ka-
cau. Sejumlah tawanan berusaha mclarikan diri dan berhasil ditembak. Tubuh-tubuh
mereka in 251 gclelak di jalan-jalan diiindas truk-truk. Dari truk-truk, kami dipindahkan kc
gerbong-gcrbong kereta yang biasa dipakai mcmuat tcrnak dan menuju kc ulara
selama bcrhari-hari mclintasi Pcgunungan Alpen sampai akhirnya tiba di sebuah
kamp POW (Prisoners of War) di Moosberg, sckilar empat puluh kilometer di
sebelah utara Munich. Ini juga tidak bcrlangsung lama. Empat belas hari kemudian sekilar scparo dari
kami disuruh berbaris keluar dari Moosberg, digiring kc stasiun kereta api, di
sana kami dinaikkan kc dalam gerbong tcrnak lagi. Hampir tanpa makanan dan
minuman sama sekali, kami mcnggclinding mclintasi Jerman selama enam hari cnam
malam, dan di akhir bulan Agustus 1944 akhirnya kami dilurun-kan lagi dan
berbaris menuju sebuah kamp lain yang jauh lebih besar. Ternyata itu adalah kamp
Stalag 344, yang terletak di Lamsdorf, dekat Bres-lau, di kawasan yang saat itu
dikcnal sebagai Silesia Jerman. Mcnurut saya, Stalag 344 pastilah stalag yang
terburuk di antara semua stalag yang lain. Di sana ada 11.000 POW Sckutu, yang
hampir hampir mati kclaparan karena ransum yang sangat terbatas, yang bisa
bcrtahan hidup terutama hanya karena ditunjang oleh bingkisan bingkisan dari
Palang Mcrah Intcrnasional.
Karena saat itu pangkat saya kopral, saya diwajibkan bergabung dengan sebuah
kelompok kerja, dan setiap hari dikirim bersama banyak lawanan lain dengan truk,
untuk bekcrja di pabrik bensin -
252 sintetis yang terletak dclapan belas kilometer dari situ. Musim dingin di data
ran Silesia waktu itu sangat pa rah. Pada suatu hari, mcnjclang Hari Natal, truk
kami mogok. Dua tawanan mencoba mcmpcrbaikinya semcntara serdadu-scrdadu Jerman
mcngawasi mereka dengan senjata. Sebagian dari kami dipcrbolchkan melompal turun
dekat pa nut truk. Seorang scrdadu Afrika Selatan yang masih muda menatap ke
hutan pinus hanya sckitar tiga puluh meter dari situ melirik saya, dan ? ?menaikkan alisnya. Saya tidak pernah tahu mengapa saya lakukan itu, tapi
beberapa saat kemudian kami sudah bcrlari mencmbus salju sctinggi paha semcntara
teman-teman yang lain mendorong serdadu-scrdadu Jerman ilu untuk mclcnccngkan
bi-dikan mereka. Kami berhasil mencapai tepi bulan itu dan terus berlari masuk
kc jantung hutan. "Anda ingin keluar untuk makan siang?" tanya Viljoen. "Kami punya kantin di
sini." "Apa kita bisa mcmcsan sandwich dan kopi di sini?" tanya Preston.
"Tentu. Saya akan menelepon."
Preston kembali kc kisah Jan Marais.
Kami segcra mcnyadari bahwa yang kami lakukan itu sama saja dengan meloncat
keluar dari wajan penggorengan dan masuk kc dalam api, hanya apinya tidak panas
tapi dingin yang mematikan yang di malam hari tempcraturnya bisa turun sampai
?ke tiga puluh derajat di bawah nol.
253 Kami membungkus kaki kami dengan kertas sebelum memasukkannya ke dalam scpatu
boi. tapi ini atau mantel-mantel tebal kami tidak mampu mclin-dungi kami
terhadap dingin. Setelah dua hari kami menjadi sangat lemah dan sudah hampir
memutuskan untuk menyemhkan diri saja.
Di malam kedua kami mencoba tidur di sebuah gudang yang sudah roboh ketika kami
dihangun-kan orang dengan kasar. Kami tadinya mengira itu pasti orang Jerman,
tapi dengan bahasa Afrikaans saya, saya bisa memahami sejumlah kata Jerman dan
suara-suara itu tidak bcrbahasa Jerman. Itu bahasa Polandia; kami telah
ditemukan oleh sckc-lompok partisan Polandia. Mereka hampir saja mcnembak kami
yang scmula dikira desertir Jerman, tapi saya bcrtcriak bahwa kami orang Inggris
dan salah satu dari mereka nampak nya mengcrti.
Rupanya, walaupun scbagian besar penduduk kota di dacrah Brcslau dan Lamsdorf
adalah kc-turunan Jerman, para pctaninya adalah dari kc-turunan Polandia, dan
dengan semakin dekatnya Tcntara Rusia, banyak dari mereka yang pergi kc hutan
untuk menccgat tentara Jerman yang bcrgerak mundur. Ada dua jenis partisan:
Komunis dan Katolik. Kami beruntung yang menolong kami itu adalah para pejuang ?gerakan bawah tanah Katolik. Mereka menahan kami sepanjang musim dingin itu
scmenlara bunyi senapan tentara Rusia terdengar di sebelah timur dan mereka
sudah semakin dekat kc situ. Kemudian, di bulan Januari,
254 teman saya terserang pneumonia; saya bcrusaha merawat dia, tapi tanpa
antibiotika, ia akhirnya meninggal dan kami menguburkan dia di dalam hutan.
Preston mengunyah sandwich-nya dengan mu-rung dan mcnghirup kopinya. Ia melihat
hanya tinggal beberapa halaman saja.
Di bulan Marct 1945 Tcntara Rusia tiba-tiba sudah bcrada di hadapan kami. Dari
dalam hutan kami bisa mendengar gemcrincing senjata dan kendaraan mereka
bcrgcrak kc arah barat melalui jalan-jalan raya. Orang-orang Polandia itu
mcmilih untuk [clap bcrscmbunyi di hutan, tapi saya sudah tidak tahan lagi.
Neraka Lembah Tengkorak 2 Rajawali Emas 26 Tumbal Nyawa Perawan Misteri Kapal Layar Pancawarna 16
^