Pencarian

Vertical Run 10

Vertical Run Karya Joseph R. Garber Bagian 10


wajah Mullins lenyap. Di kejauhan Dave mendengar deru rotor helikopter. Pertolongan udara itu datang
agak terlalu awal. Namun juga agak terlambat.
Terkatung-katung lumpuh di atas Fiftieth Street, Dave membayangkan kembali hari
itu, sekali lagi menantang fakta bahwa ia sendiri seharusnya membunuh
mereka Mullins dan mereka semua. Memang itu kecelakaan, peristiwa kebetulan, ?sehingga ia tidak bisa melakukannya. Seandainya lengannya tidak lumpuh terluka,
seandainya bisa mengokang pistol .45 itu, ia tentu akan melakukannya. Ia ingin
melakukannya. Ia tentu menyukainya dan tak menyesal. Atau benarkah"
Eris, sang dewi peluang, kekacauan, dan nasib, menganggap Dave layak menerima
kesempatan kedua untuk membuktikannya.
362 BAB 10 ESKATOLOGI Kepala-kepala itu, semuanya kecuali satu, diambil dari tempat penyimpanan mayat.
Beberapa di antaranya kelihatannya nyaris segar, yang lain kurang begitu. Sudah
tentu mereka semua perempuan. Sudah dari dulu itulah yang dipakai Michael J.
Mullins orang-orang seperti Ransome dan Mullins selalu memakai perempuan bila
?mereka merasa perlu "menegaskan".
Beberapa masih muda, salah satu tak lebih hanya remaja. Lainnya lebih tua, meski
tak satu pun setua istri kepala desa itu dulu. Kebanyakan berusia setengah baya.
Mereka seharusnya punya waktu lebih panjang lagi.
Bagaimana cara mereka mati" David tidak tahu. Tidak pula berniat mengarang
cerita-cerita kecil tentang mereka. Mereka semuanya sudah mati dan masuk ke
rumah mayat. 363Semuanya kecuali Marge Cohen, dengan kulitnya yang kelabu, memar kini
?seperti dempul, tidak lagi hidup kemerahan mungkin masih sedikit menyisakan
?hawa hangat. Dave berpikir seharusnya ia membelai pipinya dengan jari untuk merasakan
kehangatan itu, kehangatan terakhir yang dipancarkan wanita itu. Namun jarinya
dingin, begitu dingin. Ia tidak dapat melakukannya, ia bahkan tidak bisa
mengendalikan diri untuk melihat lebih teliti....
Sesaat, ketika bergelantungan di atas jalan, ia sempat mengira Ransome juga
telah mengambil kepala Helen, dan Annie, bahkan resepsionis rabun dari lantai
14. Tetapi tidak. Mereka semua tak dikenal, semua kecuali Marge.
Dan Ransome memang benar ia lebih mengenal Dave daripada Dave mengenal diri
?sendiri. Melihat kepala-kepala yang tertancap itu telah melumpuhkannya, tepat
seperti yang direncanakan Ransome. Seandainya masuk lewat pintu kantor, Dave
tentu telah diam membeku dan ia akan tetap tak bergerak sampai anak buah
?Ransome meringkusnya. Rencana Ransome sungguh bagus. Ia tentu akan menyesal saat mengetahui rencana
itu tak berhasil. Sangat menyesal. Map arsip Bernie mengenai Lockyear ditandai dengan label biru. Map itu masih ada
di tempat Dave mengingatnya, di belakang berkas-berkas berlabel transparan
mengenai divisi operasi Senterex, dan sebelum map dengan label oranye yang
berisi proyeksi prakiraan bisnis.
364 Namun berkas Lockyear itu tidak lagi setebal beberapa jam sebelumnya. Arsip itu
kini hanya berisi sehelai kertas, catatan yang ditulis di atas kertas surat
pribadi Bernie. "Mr. Elliot, kurasa kau takkan bisa sampai sejauh ini. Bila
sampai di sini, kau tentu lebih pinttar daripada yang kuduga. Bila kau benar-
benar pinttar, aku akan menyerah sekarang juga. J.R."
Dave memakai pena Mont Blanc milik Bernie untuk menuliskan jawaban di bawah
paraf Ransome: "J.R., kau orang kampung buta huruf, hanya ada satu huruf 't'
dalam kata 'pintar'. Omong-omong, kalau benar-benar pintar, kau tentu akan
menyerah sekarang (tanda kutip). D.P.E."
Dave meninggalkan map itu terbuka di atas meja kerja Bernie. Hanya ada sedikit
kemungkinan Ransome akan melihat tulisan Dave, namun bila melihatnya, tulisan
itu akan membakar hatinya pembalasan remeh, tapi memuaskan.?Ada sesuatu yang baru di kantor Bernie, yang tidak ada di sana siang tadi. Benda
itu kotak kecil berwarna abu-abu, tergantung di atas pintu. Alarm kontak, Dave
menebak, dan mungkin dikendalikan dengan sinyal radio. Bila demikian, ia.bisa
memanfaatkannya. Sambil mengalihkan pandangan dari tengah kantor, Dave berjalan ke lemari Bernie,
dan menginventarisasi perlengkapan kantor yang disimpan Bernie di sana: kuda-
kuda, spidol berwarna, paku payung, dan... ya, itu dia... "Scotch 3M #665 selotip
lapis ganda. Menempelkan kertas, foto, sampel dan potongan kain dengan cepat dan
rapi. Siap pakai! Menempel dan merekat seketika; tidak perlu waktu pengeringan.
1 Roli 1/2 in x 1296 in (36 yd)."
365Tiga puluh enam yard. 32,5 meter. Ia membutuhkan dua kotak.
Ia mengamati kotak abu-abu yang tergantung di atas pintu kantor. Sehelai kabel
yang hampir tak tampak terentang dari dasar kotak itu ke celah antara daun pintu
dan rangkanya. Kabel itu tertempel ke pintu; bila pintu terbuka, kabel itu akan
putus, memicu sinyal tanpa bunyi. Alarm yang sederhana, tidak mahal dan tidak
bisa diakali, jaminan akan memberi peringatan kepada pemburu bahwa buruannya
telah jatuh ke dalam perangkap.
Kecuali buruan itu sudah berada di dalam perangkap, dan menyusun rencana untuk
kabur. Dengan hati-hati, sangat hati-hati, Dave melilitkan selotip di sekeliling kabel
pemicu alarm tersebut satu, dua, tiga lilitan, memastikan selotip itu menempel
?cukup kuat. Kemudian, sambil berjalan mundur dan hati-hati membuka gulungan selotip, ia
menuju ke jendela yang pecah.
Ia mengulurkan tangan ke luar jendela, meraih tali pemanjatnya. Sesaat ia
berniat menoleh kembali. Ada dua hal terakhir yang hendak dilakukannya. Satu
adalah memberikan ciuman pada...
Sudahlah, Sobat. Sudah lewat terlalu lama bagimu untuk memberikan isyarat-
isyarat dramatis. Ada satu hal lain yang ingin dilakukannya.
Ruang rapat direksi Senterex dihubungkan dengan kantor Bernie dengan pintu kayu
ek berwarna pucat. Dave tahu Ransome tentu memasang orang-orangnya di sana,
memerintahkan mereka untuk tiarap dengan senapan siaga.
366 Dan, karena itu, hal lain yang ingin dikerjakan David Elliot adalah masuk ke
ruang rapat itu. Ia berniat membunuh siapa saja yang ditemukannya di sana. Tidak
makan waktu lama, dan tentu memuaskan hati.
Ia kembali menggeleng, lalu dengan hati-hati melilitkan kabel pada pahanya,
mengikat kembali tali pemanjatnya. Tanpa menoleh, tanpa ingin menoleh, ia
berayun-ayun dalam kegelapan malam.
Saat ia memanjat naik, suara Ransome terdengar di radio: "Sekarang pukul 03.45,
Saudara-saudara. Beri laporan."
Pukul 03.45" Apakah tadi hanya sembilan menit" Bagaimana mungkin hanya sembilan
menit" Rasanya seperti berabad-abad.
Waktu lamban. "Myna di sini. Semua sepi. Petrel, Killdeer, dan Raven semuanya di pos masing-
masing," lapor laki-laki di lobi tadi, yang punya masalah dengan kaum homoseks.
Empat orang di lantai dasar. Sangat gampang dibereskan, Sobat.
"Partridge lapor, Robin. Greylag, Ovenbird, Loon, Bluejay, dan Condor siap di
pos. Bila muncul di tangga timur, dia akan jadi santapanku."
Enam orang di lorong menuju ke tangga kebakaran timur.
"Parrot di sini. Stork, Finch, Darter, Buzzard, Macaw, dan Warbler bersamaku."
Regu cadangan di lantai 43.
"Pigeon melapor. Di sebelah barat Ringdove, Cockatiel, Catbird, Egret, dan
Whippoorwill sudah siaga."
367Sedikitnya ada dua belas orang di lantai 45. Berapa lagi"
"Di sini Kingfish, Calhoun, aku, dan tiga teman lagi-"
"Tunggu!" suara Ransome meninggi. "Pigeon, laporkan lagi jumlah kalian."
"Afirmatif, Robin. Ringdove, Cockatiel, Catbird, Egret, dan Whippoorwill."
Suara Ransome mengeras. "Itu baru lima. Kalian seharusnya berenam. Mana Snipe?"
"Kupikir dia bersama Kingfisher."
Laki-laki bernama Kingfisher itu menanggalkan gaya bicara model Amos and-Andy.
"Tidak, dia seharusnya ada di regumu, Pigeon."
Ada ketegangan dalam suara Ransome. "Snipe" Snipe, harap lapor. Di mana kau?"
Dave tahu di mana dia. Snipe sedang menggigit-gigit isolasi di Jantai 12.
Ransome kembali memanggil Snipe. Lagi-lagi tak ada balasan.
"Oh, sialan," Ransome mendesis gemetar. "Oh, sialan." Sesaat Dave mengira
Ransome gemetar ketakutan. Kemudian disadarinya bahwa bukan rasa takut yang
membuat suara laki-laki itu bergetar, melainkan luapan kegembiraan. "Dia sudah
kembali! Dia melewati Myna! Dia ada di sini!"
Partridge, orang kedua pemegang komando di bawah Ransome dan penghubung ke dunia
luar, berbisik penuh harap, "Kita akan berhasil, kan, Sir?"
"Afirmatif." Apa pun emosi yang tadi membuat suara Ransome melengking kini telah
lenyap. Dengan dingin ia memberikan perintah, "Hubungi Mabes. Katakan pada
mereka agar menunda heavy"
368 Heavy" Dave bertanya pada diri sendiri. Apa artinya" Karena alasan tertentu kata
itu memicu kenangan samar-samar akan Jenderal Curtis LeMay yang suka mengunyah
cerutu. LeMay kepala staf Angkatan Udara Amerika Serikat tahun 1960-an. Sekarang
kenapa aku tiba-tiba teringat padanya" tanya Dave dalam hati.
"Maaf, Sir." Suara itu milik Kingfisher, dan suara itu meninggi. "Kau bilang
'heavy'T Ransome menjawab lembut, "Tahan pertanyaan itu, Kingfisher. Itu cuma rencana
alternatif." "Mabes mengatakan mereka sudah siaga dalam jajaran!" Partridge nyaris berteriak.
"Partridge, suruh mereka kembali ke pangkalan."
"Heavy! Ya Tuhan. Bagaimana mungkin..."
Heavy" Curtis LeMay" Itu mengingatkan Dave pada film lama. Film apa itu..."
"Tenang," kata Ransome datar. "Kalau kau ada masalah, Kingfisher, kita akan
membicarakannya pada saat yang tepat."
Kingfisher berteriak, "Heavy keparat! Oh, man, kau telah menipuku!"
Ransome mengembuskan napas. "Kau sudah tahu * pekerjaan ini berbahaya ketika
menerimanya. Sekarang tenanglah."
"Oh, sialan, sialan, sialan..."
"Kau dibebaskan dari tugas, Kingfisher. Melaporlah pada Parrot di 43. Kestrel,
ambil alih regu kalian."
"Kau keparat, Robin! Kau keparat busuk..."
"Kestrel, tolong singkirkan orang itu dari udara."
Terdengar bunyi tercekik. Radio berderak. Seseorang, Kestrel, menurut perkiraan
David, menggeram, "Kingfisher masuk dalam daftar korban, Robin."
369Ransome berkata dengan suara halus dan dingin seperti es, "Kalian semua
dengarkan. Belum ada keputusan, kuulangi, belum ada keputusan akhir mengenai...
mengenai masalah kecil yang begitu mengusik Kingfisher. Tapi aku percaya kalian
tahu sudah disiapkan beberapa langkah darurat. Mungkin beberapa dari kalian yang
selama ini memandang ringan-gentingnya situasi sekarang mendapatkan perspektif
yang lebih baik." Jenderal LeMay adalah model dari tokoh dalam film lama itu. Pemainnya George C.
Scott. Apa judul film itu" Peter Sellers juga ikut main. Oh ya. Dr. Strangelove.
"Alternatif tersebut hanya akan dijalankan bila subjek tidak kembali ke gedung
ini." Dave menapakkan kakinya pada dinding. Pikirnya, mungkin memanjat kembali ke atap
bukanlah cara terbaik untuk meloloskan diri. Mungkin memicu alarm dan menuruni
tangga sementara Ransome dan gerombolannya berkerumun menuju ke kantor Bernie
bukanlah pemecahan terbaik. Mungkin ada jalan yang lebih baik.
Ia mendengar bunyi berdetak dan tarikan napas. . Ransome baru saja menyalakan
sebatang rokok. "Saudara-saudara, syarat keamanan... well, beberapa di antara
kalian telah menanyakan mengapa kita memburu Mr. Elliot yang licin, dan mengapa
kita diwajibkan untuk melaksanakan prosedur yang tak lazim. Selama ini aku belum
mengungkapkan seluruh fakta. Sekarang aku siap melakukannya."
Ransome menyedot dalam dan mengembuskan napas. Suara itu membuat Dave ingin
merokok. 370 Ayo, puaskan dirimu. Dave merogoh bungkus Virginia Slims dari saku. Dengan mulutnya ia mencabut
sebatang dan mengambil korek. Bungkus rokok itu lepas dari jarinya. Ia
meraihnya. Kotak rokok itu bergulir lepas, melayang-layang turun 45 lantai Jce
jalan. Biar saja. Benda itu akan membunuhmu.
"Sekarang akan kukatakan pada kalian. Dan karena tak disangsikan lagi subjek
kita, Mr. Elliot, tentu membawa radio Snipe, akan kuceritakan juga padanya.
Dengarkan, semuanya. Dengarkan, Mr. Elliot. Dengarkan baik-baik."
Dave mengisi paru-parunya dengan asap rokok. Ransome melakukan kekeliruan. Ia
berbicara saat ia seharusnya mengambil tindakan. Ia mengalihkan perhatian anak
buahnya dari misi mereka. Perhatian mereka akan terfokus pada kata-katanya dan
bukan pada kemungkinan bahwa Dave...
"Tampaknya Mr. Elliot telah terinfeksi suatu virus. Bukan virus biasa. Jauh dari
itu. Sebaliknya, virus ini sangat istimewa. Virus inilah yang oleh orang-orang
lab disebut 'tiga fase', istilah yang artinya sangat mutagenis. Virus ini
berubah, berevolusi dalam tiga fase yang terpisah dan berlainan. Mirip dengan
ulat yang berubah menjadi kepompong, dan kepompong menjadi kupu-kupu, virus Mr.
Elliot berubah dari satu bentuk' ke bentuk yang lain, kehidupan yang sama sekali
berbeda, dan kemudian berubah menjadi bentuk ketiga, makhluk hidup yang
sepenuhnya lain." ...sedang bergerak. Dave menjentikkan rokoknya, dan mulai mengayunkan tubuhnya, berayun kembali ke
jendela Bernie. Ia 371tahu apa yang akan dilakukannya. Ia tahu menurutnya ia tahu tepat ? ?bagaimana Ransome menyiagakan orang-orangnya. Bila mereka ditempatkan seperti
seharusnya, ia bisa melumpuhkan mereka.
Dengan keberuntungan, ia bahkan mungkin tidak perlu membunuh siapa pun. Siapa
pun, kecuali Ransome. "Atau telur katak jadi berudu, dan berudu jadi katak, tiga makhluk hidup yang
berlainan, masing-masing dengan sifat perilaku yang unik. Demikian juga virus
Mr. Elliot yang malang."
Dave melepaskan ikatan talinya, dan kembali memasuki jendela kantor itu. Ia
mencabut pistol dari bawah sabuknya dan mengeluarkan magasinnya. Penuh. Ia
menarik pengokang. Sebutir peluru melompat keluar. Ia mengambilnya dari lantai
dan mengembalikannya ke dalam bilik pelatuk. Ia memasang kembali magasin,
melepaskan kunci pengaman, dan menyetel selektornya ke full automatic.
Sedikitnya tentu ada dua orang di dalam ruang rapat itu. Mungkin lebih. Laporan
untuk Ransome hanya sampai pada Kingfisher 28 orang. Empat di antara mereka ada?di lobi, dan tujuh lagi sebagai cadangan di lantai 43. Kingfisher sendiri sudah
bebas tugas. Itu berarti tinggal 16 orang, termasuk Ransome. Dave menghitung
rencana penyergapan yang baik. Ia tahu bagaimana ia akan mengalokasikan kekuatan
seandainya ia yang memegang komando dan bila Ransome berbuat yang sama, di sana
ada... "Pertama, virus ini hanya benda kecil yang tak berbahaya. Satu-satunya ciri
istimewa, ia sangat menyukai primata. Kera, gorila, simpanse, orang utan
372 kukira, dan manusia. Hanya primata, Saudara-saudara. Virus ini, virus Mr.
Elliot, adalah virus yang suka pilih-pilih takkan menerima spesies lain sebagai
?inang." ...tiga orang. Mereka semua memunggungi pintu. Perhatian mereka terpusat pada
ucapan Ransome sehingga mereka tak mendengar pintu terbuka, tidak tahu pintu itu
menutup. Dave memegang pistol itu dengan dua belah tangan, gaya tempur, dan beringsut
maju. Mereka tukang pukul biasa, prajurit hijau seperti Snipe, dan sama sekali
bukan kelas Ransome. Dua membawa Finnish Jati-Matic buatan Finlandia, senapan
mesin ringan 9 mm dengan magasin isi 40 peluru dan peredam suara bikinan pabrik.
Dave mengernyit tak setuju. Magasin isi 40 adalah amatir. Bobotnya menyeret
moncongnya ke bawah. Seorang profesional yang terlatih tentu tahu itu. Seorang
profesional hanya akan memakai magasin isi 20.
Orang ketiga membawa Ingram MAC dengan suppressor WerBell Sionics, senjata
canggih di zaman Dave dulu, tetapi sekarang hanya merupakan barang antik yang
menarik. Si tolol itu meletakkan senapan tersebut di atas meja rapat. Dave
mengulurkan tangan kiri dan...
"Seperti yang kukatakan, virus tiga fase. Pada fase pertama, tidak banyak yang
terjadi kecuali virus itu ikut berputar-putar dalam aliran darah yang hangat dan
nyaman, dan di sana banyak makanan. Virus itu suka berada di sana, maka
memutuskan untuk tinggal. Dan begitu tinggal, ia mulai membentuk keluarga.
Keluarga besar. Itulah inti tahap pertama berkembang
?373biak. Setiap 45 menit virus itu membelah diri. Yang tadinya hanya ada satu


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

virus, kini ada dua. 45 menit kemudian, yang tadinya dua, kini jadi empat. 45
menit sesudahnya, delapan. Dan demikian seterusnya selama masa kurang-lebih 24
jam. Dan ketiga tahap pertama berakhir. Saudara-saudara, virus kecil itu sudah
menjadi bapak dari 4 miliar keturunan, Saudara-saudara, lebih dari 4 miliar."
...menjatuhkan pistol otomatis itu ke lantai. "Angkat kepala, Bung," bisik Dave.
"Angkat tangan juga."
Seorang berbalik, sambil mencoba membidikkan Jati-Matic-nya. Dave mengayunkan
pistolnya. Mulut laki-laki itu menyemburkan pecahan gigi dan ludah berdarah.
Dave berbicara sebelum tubuh itu terempas ke lantai. "Jangan bergerak dan kau
takkan mati. Aku tak ingin..."
Laki-laki itu sebenarnya pemuda yang membawa-bawa MAC, jadi pucat pasi.
? ?Matanya berputar ngeri. Kata-kata dan air liur menyembur dari mulutnya. "Dia
bawa penyakit. AIDS, oh, Tuhan, menjauhlah dariku!" Ia terbirit-birit ke pintu.
Dave membidikkan pistolnya ke paha pemuda itu. Ia tidak ingin membunuhnya. Ia
tidak ingin membunuh siapa pun. Bila menembak kaki anak muda itu, ia akan
menjatuhkannya... "Sesudah sekitar 24 jam, tahap kedua dimulai. Tahap ini berlangsung sekitar 72
jam tiga hari. Dalam tahap itulah virusmu sekarang, Mr. Elliot. Ia telah
?berubah, berevolusi, bermutasi dari tahapnya semula yang pasif dan tak
membahayakan menjadi sesuatu yang lain. Ulat itu telah berubah jadi kepompong,
dan pupa itu banyak tingkah."
374 ...dengan berteriak-teriak. Jeritan itu akan memberi tanda kepada anak buah
Ransome yang lainnya. Dave tidak bisa mengambil risiko itu. Ia mengangat moncong
pistol, menembak, dan memalingkan wajah, mual. Senjata laki-laki ketiga jatuh ke
lantai. Tangannya terangkat. Ia menyandarkan punggungnya pada salah satu lukisan
Pissaro yang sangat disayangi Bernie, lukisan rumah di ujung jalan yang gelap.
"Tapi jangan sentuh aku, man" ia memohon. "Aku akan melakukan apa saja yang
kauinginkan, cuma jangan sentuh aku!"
Dave mengangguk. Ia merogoh ke dalam saku dan mengeluarkan botol pil yang
diambilnya dari lemari obat Nick Lee. "Oke, Nak, aku ingin kau menelan lima
butir pil ini. Di belakangmu ada sebotol air. Ambil, dan tuang satu gelas, dan
kemudian telan pil ini."
Pemuda itu menunjukkan paras khawatir. Dave mencoba mengerahkan segala kemampuan
untuk melontarkan senyum ramah. Tidak cukup berhasil. "Hanya pil tidur."
Pemuda itu... "Begitu bermutasi, virus itu jadi gesit. Ia mulai bermigrasi keluar dari
peredaran darah dan masuk ke organ lain. Kini ia bisa menyebar. Sesudah 24 jam,
si pembawa kau, Mr. Elliot bisa menularkannya pada orang lain. Tapi hanya ? ?lewat cairan tubuhnya saja mani, air liur, urin, atau darah. Sudah sekitar 36
?jam Mr. Elliot terinfeksi virus ini, jadi virus itu dalam keadaan yang sangat
menular. Kalian tentu ingat, pada pukul 15.30 sore ini, tepat sebelum jam ke-24
infeksinya, aku memberikan perintah baru mengenai cara penanganan mayatnya.
Kalian kini tentu memahami dasar perintah tersebut."
375...menggeleng dan berkata, "Aku takkan makan apa pun yang sudah kausentuh."
Dave menjawab, "Bacalah labelnya. Ini bukan resep untukku. Aku belum menyentuh
pil-pil itu. Di samping itu, bila kau tak menelannya..." Ia memberi tanda dengan
pistol. Pemuda itu mengerti, membuka botol, dan menelan setengah lusin obat
tidur yang keras. "Sekarang bagaimana?" ia bertanya.
"Sekarang berbaliklah dan menghadap dinding."
"Jangan memukulku terlalu keras, oke?"
"Akan kulakukan sebaik mungkin." Dave...
"Mr. Elliot, aku ingin kau memperhatikan ini. Dengar baik-baik. Virus itu bisa
menyebar akan tersebar pada siapa saja yang minum dari cangkir bekas si
? ?pembawa, siapa saja yang mencium si pembawa, siapa saja yang diberinya gigitan
sayang, siapa saja yang ditidurinya."
...memukul belakang telinganya dengan pistol. Pemuda itu menjerit dan terhuyung,
tapi tidak jatuh. Dave memukulnya lagi, lebih keras.
Ia melihat kembali ke pintu yang menuju ke kantor Bernie, membayangkan bagaimana
tubuh-tubuh itu seharusnya tergeletak. Satu dari tiga tubuh itu benar-benar
mayat. Ia tidak suka hal itu. Ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk
menghindarinya. Ia menyelipkan tangan ke bawah lengan orang mati itu. Terlalu banyak darah. Bila
Ransome atau salah satu anak buahnya melongok ke dalam ruang rapat, melihat ke
lantai dan dinding, mereka akan tahu apa yang telah terjadi. Terlambat
?memikirkannya sekarang. Ia menyeret mayat itu sepanjang ruang rapat,
376 menelentangkannya dekat pintu. Ia meletakkan salah satu senapan Jati-Matic di
dadanya. Kemudian ia kembali menyeret orang kedua.
Kurang dari semenit, ia sudah mengatur tubuh-tubuh itu sedemikian rupa sehingga
tampak... "Tentu saja si pembawa tak tahu ia bisa menularkannya, ia menyebarkan penyakit
ke mana-mana. Ia merasa masih sehat sebab virus itu tak menimbulkan efek yang
merugikan. Setidaknya belum. Itu belum terjadi sampai hari keempat. Saat itu
virus tersebut sudah bermutasi lagi. Apa yang tadinya kepompong kini jadi kupu-
kupu. Ia siap terbang."
...seperti mereka sudah mati ketika menyerbu keluar dari ruang rapat itu. Bila
alarm di atas pintu Bernie berbunyi, mereka tentulah yang pertama masuk ke
kantornya. Untuk memberikan efek terakhir, ia melangkah ke tengah kantor dan menembakkan
selusin peluru tanpa bunyi ke dinding dan ke lantai. Sekarang ruangan itu tampak
seperti tempat baku tembak.
Waktunya hampir habis. Ransome (Astaga, ia sungguh cinta dengan suaranya
sendiri!) tidak akan mengoceh selamanya. Dave harus membereskan sisa ilusinya
dengan cepat. Dua pintu terbuka ke ruang rapat satu dari kantor Bernie dan ?satu...
"Secara teknis, pada tahap ketiga, virus ini menjadi apa yang oleh para dokter
disebut 'pneumatis'. Itu berarti si pembawa menyebarkan infeksinya hanya dengan
bernapas. Tiap kali mengembuskan napas ia menyemburkan enam juta
spora kuulangi, Saudara-saudara enam juta. Ia menghirup napas, mengembuskan
? ?napas. Bila melakukannya lima puluh kali, ia
377melepaskan cukup banyak virus untuk menginfeksi setiap laki-laki, perempuan,
dan anak-anak di Amerika Serikat. Bila melakukannya seribu kali, ia menyebarkan
cukup banyak virus untuk semua orang, setiap orang hidup, di bumi yang hijau
ini." ...dari lorong yang menghubungkan kantor Bernie dengan ruang resepsionis. Hanya
ada tiga kantor di koridor itu satu milik Mark Whiting, kepala keuangan
?Senterex, yang kedua milik Sylvester Lucas, wakil direktur perusahaan, dan yang
ketiga milik Howie Fine, kepala penasihat hukum. Ransome tentu memasang orang di
dalam semua kantor itu. Mereka, seperti tiga orang di ruang rapat itu, akan
saling mendului masuk ke suite Bernie bila alarm itu berbunyi.
Dave membungkuk, membuka pintu itu, dan berguling ke lorong. Ia membuat
lingkaran dengan pistolnya, mencari sasaran.
Tak ada seorang pun di sana. Tepat seperti seharusnya.
Pertanyaan yang menarik adalah lokasi Ransome. Dave tidak tahu pasti apakah
Ransome menempatkan diri dekat suite Bernie misalkan saja, di dalam kantor
?Whiting atau kantor Lucas atau lebih jauh lagi. Alternatif mana pun dari segi
?militer betul: dekat untuk memimpin serangan; jauh untuk mengarahkan kekuatan
sesuai dengan yang dibutuhkan situasi di medan pertempuran. Manakah yang akan
dipilih Ransome" Manakah yang akan kaupilih"
Lempar koin. Yang jauh, kurasa.
Ia bergeser ke pintu kantor Whiting dan menempel -
378 kan telinga pada daun pintu. Ia tidak bisa mendengar apa-apa kecuali bisikan
Ransome yang dingin di radio. Ia mengangkat pistolnya...
"Tapi kutegaskan lagi. Kau tahu, virus ini makhluk kecil yang lemah. Begitu
keluar dari tubuh inangnya, ia tak bisa hidup terlalu lama. Sepuluh menit,
mungkin lima belas menit paling lama. Kecuali menemukan pembawa lain sebelum
waktu itu, ia akan mati."
...menumpukan kaki, dan dengan pundaknya mendorong pintu hingga terbuka. Seorang
laki-laki kulit hitam, sudah agak berumur, sedang duduk di belakang meja kerja
Whiting. Senjatanya, juga sepucuk Jati-Matic, disandarkan pada lemari arsip
Whiting dengan pangkal menghadap ke atas. Laki-laki itu memandang Dave,
membelalakkan matanya lebar-lebar, mengangkat tangannya. Ekspresi pada wajahnya
mengatakan bahwa ia terlalu miskin pengalaman untuk memberikan perlawanan."Dengan kakinya Dave mendorong pintu hingga menutup.
Laki-laki itu berkata, "Mister, aku cuma mau bilang aku menyesal. Aku kebetulan
melihat apa yang dikerjakan orang itu di kantor Mr. Levy, tapi aku sama sekali
tak ada sangkut pautnya, dan itu membuatku mual." Matanya sedih dan sedikit
basah. Ia memakai kumis yang sudah mulai beruban. Ia sudah mulai tua,-dan letih.
Dave bertanya, "Apakah kau veteran?"
"Ya, Sir. Masuk tahun '66. Aku tadinya anti wajib militer, ditugaskan di
kesatuan 546 Med. Tapi 93 persen kasatuan kami jadi korban di Tet. Sesudah itu
tidak lagi jadi CO. Aku masuk pasukan infanteri.
379Bertugas terus di sana. Pensiun dua tahun lalu. Seharusnya aku tetap pensiun,
kurasa." Dave mengangguk. "Kurasa begitu."
"Jadi, Sir, aku akan sangat berterima kasih bila kau tak menganggapku sebagai
musuh yang akan menyerang."
"Tidak." Dave mengeluarkan botol pil tadi dari sakunya.
Wajah sedih laki-laki itu menunjukkan bahwa ia mengerti, dan ia sudah siap
menerima nasib apa pun yang direncanakan Dave baginya.
"Buka tutup botol ini, keluarkan lima atau enam butir, dan telanlah."
Laki-laki hitam itu mengambil botol dari tempat Dave meletakkannya. Dengan
kesedihan tak terhingga, ia berkata, "Orang itu sudah gila. Memenggali kepala.
Memanggil heavy. Percayakah kau" Oh, Mister, aku sudah menimbang-nimbang untuk
kabur ketika mendengar itu. Seandainya kau tak masuk menerobos pintu, aku
mungkin sudah lari. Satu hal lagi, Sir masih ada satu lagi. Kau tahu apa kode
nama yang diberikan padaku" 'Crow' Gagak. Itulah yang diberikan padaku. Dan aku
?satu-satunya kulit hitam dalam tugas ini. Percayakah kau?"
Dalam telapak tangannya ada enam tablet kuning. Ia mengamatinya, menghela napas,
dan menelannya. "Ini pil tidur, kan" Berapa lama waktu yang diperlukan?"
"Terlalu lama. Aku harus mempercepat kerjanya." "Kau ingin aku berbalik?"
Menyerah dan pasif. "Silakan."
"Oke, tapi kau harus ingat, aku menyesal. Mister,
380 aku menyesal dan seandainya bisa sejak dulu aku keluar dari sini." Dave
memukulkan gagang pistolnya ke belakang tengkorak laki-laki itu. "Aku juga,"
gumamnya. Perhentian berikutnya, kantor Sly Lucas. Apakah Ransome...
"Bagaimanapun, pembawa pertama tadi, Mr. Elliot, tetap tak tahu apa yang
terjadi. Ia tetap tak merasa sakit. Yang dirasakannya hanyalah sedikit ganjil,
dan anehnya merasa sedikit lebih bergairah. Warna-warni serasa lebih cerah
baginya, bunyi-bunyi lebih merdu, rasa dan bau lebih tegas. Ia akan mulai
bermimpi indah. Tergantung pada metabolismenya, ia bahkan mungkin mendapatkan
satu-dua penampakan."
...ada di dalam sana, mengoceh tak putusnya di radio" Dave berharap orang itu tak
ada di sana. Ia ingin Ransome terus berbicara, menceritakan yang -sebenarnya
kepada anak buahnya. Sebab begitu tahu kebenaran itu, mereka akan mulai
berkeringat. Satu-dua orang mungkin akan lari. Mereka semua akan melakukan
kesalahan. Ia menendang pintu Lucas.
Dua laki-laki, tak satu pun di antara mereka adalah Ransome.
Satu sedang berdiri siaga di pintu, yang lain menatap ke luar jendela. Penjaga
itu bergerak cepat. Ia menembak sebelum pintu sepenuhnya terbuka.
Ia menembak terlalu tinggi, terlalu banyak mengeluarkan tenaga untuk magasin isi
40 butir itu. Peluru merobek plesteran dinding di atas kepala Dave. Si penjaga
sibuk menurunkan moncong Jati-Matic itu. Dave menjatuhkan diri berlutut. Ia
melepaskan sem - 381buran tembakan pendek ke dada laki-laki itu. Bunyi duk, duk, duk pelan pistol
otomatis itu rasanya terlalu lembut untuk akibat yang dihasilkannya. Ditembakkan
dari jarak pendek, peluru tersebut mengangkat tubuh laki-laki itu dan
melemparnya berpusar ke belakang menimpa kursi. Semburan darah memercik ke mata
Dave. Debu plesteran dinding memasuki hidungnya.' Ia melompat kembali ke
koridor, merapatkan punggung ke dinding, di luar penglihatan.
Laki-laki di sebelah jendela itu menyemburkan dua tembakan ke lorong. Dave
menyeka mata dengan lengan kemeja. Satu lagi tembakan meledak ke dinding. Bunyi
peluru merobek plesteran dinding terdengar lebih keras daripada letusan teredam
dari Jati.-Matic tersebut.
Dave memasukkan satu klip baru ke gagang pistolnya. Ia harus bertindak sebelum
orang itu memakai radionya. Ia mencopot sepatu sebelah, menyiapkan diri, dan
melemparkannya melalui ambang pintu. Peluru menghujani udara. Dave berguling
melewati pintu. Lawannya sudah mengambil posisi di sudut. Jati-Matic-nya ditopangkan pada
pundak. Senapan itu dibidikkan ke sebelah kiri pintu, dan di atas lantai. Ia
mulai mengalihkan pandangan ke tempat Dave berbaring.
Tembakan Dave meruntuhkan kakinya. Laki-laki itu mendnegus. Senapannya
berguncang. "Kau bajingan, busuk," katanya.
Dave membidikkan pistol ke tengah dadanya. "Jangan lakukan."
Laki-laki itu mengayunkan senjatanya ke arah Dave...
382 "Kalian mungkin bertanya bagaimana kami tahu semua ini. Nah, Saudara-saudara,
jawabnya adalah: Ya. Ya, Mr. Elliot bukan orang pertama yang terinfeksi virus
ini. Tentu saja, dalam kasus lain kondisinya jauh lebih terkontrol. Begitulah
kami tahu, Saudara-saudara, dan begitulah kami tahu bahwa tidak ada obatnya."
...yang merobohkannya dengan satu tembakan tunggal.
Dave mendesis. Ia tidak menginginkan ini. Ia hanya menginginkan Ransome. Ini
tidak perlu, kematian itu, dan segala lainnya. Kata-kata Ransome membuktikannya.
Dan Dave merasa begitu dingin.
Namun ia tidak dapat, berhenti. Tidak sekarang. Masih ada satu kantor lagi,
kantor ketiga, tempat begundal Ransome sedang menunggu...
"Atau lebih tepatnya, masih ada satu pengobatan. Bila kau membunuh pembawanya,
orang yang terinfeksi itu, jauh sebelum virus itu mencapai tahap terakhirnya,
kau bisa menghentikan penyebaran penyakit ini. Dan, Saudara-saudara, itulah cara
satu-satunya untuk menghentikannya. Apakah kau mengerti, Mr. Elliot?"
...kantor Howie Fine. Howie adalah kepala penasihat hukum Senterex. Di atas lemari
arsipnya tergantung lukisan cat minyak karya Thomas Eakins. Lukisan itu
menggambarkan sidang pengadilan yang terkenal, sang hakim di balik mejanya, si
saksi yang bingung bercampur takut di boks, sang jaksa berbicara berapi-api
kepada dewan juri. Dave tidak pernah menyukai lukisan itu. Ia tak -pernah
menyukai apa pun yang berkaitan dengan ruang sidang.
383Ia menendang pintu hingga terbuka. Ruangan itu kosong. Tidak, tidak kosong
sama sekali. Ruangan itu...
Bagaimana..." Apa..."
Tenaga di kakinya hilang. Ia merosot berlutut, tak lagi mampu berdiri tegak,
begitu lemah sehingga ia bisa saja jatuh tak berdaya, tersungkur ke lantai.
Ruangan itu tidak sepenuhnya kosong; tak ada siapa pun di sana kecuali Marigold
Fields, panggil-aku-Marge, Cohen. Tali nilon tampak seperti tali ?parasut dipakai untuk mengikatnya ke kursi besar Howie Fine yang berjok kulit,
?la masih hidup, sadar, tersumbat mulutnya, memandang padanya, matanya terbelalak
demikian lebar, selebar seharusnya. Benar-benar sangat lebar.
Ia mencoba mengatakan sesuatu kepada Dave. Dave tak dapat menangkap maksudnya.
Mulutnya tersumbat rapat. Kata-katanya hanya berupa gumam tanpa arti.
Dave menelan ludah. Berat. Dua kali. Ini tak mungkin... dia, yang lain... kepala-
kepala mereka... teater kebiadaban Ransome... Dia sudah mati. Dave sudah melihat
dengan mata kepala sendiri.
Marge bernapas lewat mulutnya yang ternganga, menelan udara. Suaranya yang
teredam seperti memohon agar Dave melepaskan ikatannya.
Mengapa" Apa yang Ransome... tunggu sebentar. Tentu saja. Sudah jelas. Ransome...
"Mengertikah kau bahwa inilah satu-satunya cara untuk menghentikan penyakit itu,
Mr. Elliot" Dan amat sangat penting menghentikan penyakit ini. Mengapa" Karena
gejala-gejala sebenarnya takkan mulai beberapa hari sesudah virus itu bermutasi
384 menjadi tahap ketiga. Kau dengarkan ini, Mr. Elliot" Beberapa hari menghirup
napas, beberapa hari mengembuskan napas. Beberapa hari menyemburkan enam juta
kematian dengan setiap embusan napasmu. Kemudian kau akan mulai merasakannya,
Mr. Elliot. Pertama demam. Kemudian keringat. Kedinginan, mual, rasa sakit yang
menusuk. Dalam 72 jam kau akan mati."
...seorang profesional. Dia tentu punya rencana cadangan untuk menghadapi
kegagalan. Dan rencana cadangan dari rencana cadangan. Itulah sebabnya ia tidak
membunuh Marge. Perempuan ini tak ada manfaatnya dalam keadaan mati. Akan
tetapi, dalam keadaan hidup ia akan jadi senjata lain, senjata terakhir yang


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bisa dipakainya terhadap mangsanya. Ia harus membiarkannya hidup, siap
mengeluarkannya bila Dave berhasil selamat dari perangkap mematikan yang
disiapkan untuknya. Pada saat itulah bila tahu Dave lolos Ransome akan ? ?menempelkan salah satu radionya ke mulut Marge, dan berharap jeritannya akan
mencegah Dave kabur. Barangkali cara itu akan berhasil. Sama seperti caranya memancang kepala itu
seharusnya berhasil. Kepala itu... karya seni yang bagus. Yang nyaris bisa dikaguminya. Harus
diakuinya, benda itu dibuat dengan ahli, tepat seperti yang kauharapkan dari
seorang ahli semacam Ransome. Apakah itu terbuat dari lempung atau lilin atau
karet atau perempuan mati yang cukup mirip dan cukup makeup sehingga tampak
seperti Marge" Dave tidak tahu. Ia tid^ik peduli. Yang ia peduli adalah Marge
ternyata masih hidup. 385Ia berniat melihat Marge tetap demikian.
Dave berdiri dengan susah payah. "Maaf, Marge. Aku harus pergi."
Marge menggeleng keras-keras. Suara-suara yang lebih keras, jeritan seandainya
ia bisa membuka mulut, bergolak di bawah penyumbat mulutnya.
"Kau lebih aman di sini daripada bila aku melepaskanmu. Tak lama lagi akan
terjadi keributan di lorong-lorong itu. Aku tak ingin kau berada di tengahnya."
Matanya menyorotkan pandangan membunuh. Ia akan merobek tenggorokan Dave bila ia
lepas. Dave mendorongnya ke lemari Howie hingga tak terlihat. "Tapi aku akan kembali.
Aku janji. Aku janji akan kembali untukmu. Marge, jangan pandang aku seperti
itu. Sialan, aku kehabisan waktu dan tak punya pilihan."
Dave meninggalkannya, tahu bahwa Marge takkan memaafkannya, dan kembali ke
koridor untuk mengerjakan...
"Tujuh puluh dua jam. Itu saja yang akan kau-punyai. Dan kemudian kau mati.
Dalam jam-jam itu kau akan berharap kau sudah mati. 20 atau 30 hari sesudah itu,
semua orang akan mati. Semua orang yang berada cukup dekat untuk menghirup
napasmu. Dan setiap orang yang berhubungan dengan orang-orang yang sudah
terinfeksi olehmu, dan semua orang yang berhubungan dengan mereka. Dengan kata
lain, semua orang di dunia, Mr. Elliot, seluruhnya."
...apa yang harus dikerjakannya. Menyeret dua mayat itu ke posisi yan^
dimaksudkannya hanya butuh sesaat. Begitu mayat-mayat itu selesai diaturnya,
386 lorong di luar kantor Bernie tampak seperti tempat pembantaian. Darah yang
berbau tembaga menggenang di karpet, bau bubuk mesiu yang tajam tergantung di
udara, Orang mati malang melintang dalam posisi yang tidak nyaman, seperti
halnya semua orang mati, wajah mereka menunjukkan ekspresi terperanjat.
Dave berjalan dengan kaus kaki. Salah satu sepatunya telah dihancurkan dengan
tembakan. Yang sebelah lagi dibuangnya. Laki-laki kulit hitam itu memakai sepatu
kerja selutut berukuran besar dan tampak nyaman dipakai. Tampaknya sepatu itu
cocok dengan ukurannya dan Dave memandanginya dengan penuh keinginan.
Lebih baik jangan. Mungkin ada orang mengamatinya.
Benar. Sudah tiba saat memulai pesta ini, kan" Benar lagi.
Dave mengangkat salah satu Jati-Matic itu, memeriksa klip pelurunya, dan
mengeratkan talinya. Ia menyandangnya...
"Lupakan pembunuh biasa, dan lupakan tentara dan perang, dan lupakan Hitler
serta Stalin dan setiap despot sinting yang pernah lahir. Betapapun banyaknya
korban yang mereka timbulkan tidaklah ada artinya dibanding dengan angka yang
akan dicatat Mr. Elliot. Dia sendiri merupakan satu pasukan tunggal. Tak ada
kata yang tepat untuk menjelaskan dia itu apa, mereka belum menciptakannya."
...di pundak. Ia kembali menyusuri koridor menuju ke ruang rapat. Ia berhenti di
ambang pintunya. Sesudah memicu alarm agar berbunyi, ia punya
387tiga pilihan bisa lari ke tangga, bersembunyi di lemari Bernie, atau ?mengunci diri di ruang rapat.
Menurutnya lemari itu merupakan pilihan terbaik. Ia bisa mencapainya lebih cepat
daripada tangga mana pun. Anak buah Ransome takkan melongok ke dalam lemari.
Mereka akan melihat mayat-mayat, melihat kabel yang tergantung di luar jendela
terbuka, dan menyimpulkan ia telah kabur ke atap.
Atau demikianlah yang kauharap.
Atau demikianlah yang kuharap.
Ia masuk ke ruang rapat, berjalan mengukur panjangnya, dan untuk yang
diharapkannya sebagai terakhir kali, memasuki kantor Bernie Levy.
Pemandangan di sana tidak berubah. Karya potong-memotong Ransome masih
terpampang. Gila. Sinting. Sama sekali tidak diperlukan dan tidak bisa dibicarakan. Yang
harus mereka lakukan hanyalah menjelaskan hal itu kepadanya. Ia tentu tidak akan
senang, namun ia tidak akan lari. Seandainya mereka memberitahukan apa yang
diceritakan Ransome kepadanya sekarang, ia mungkin akan bekerja sama. Mereka
sebenarnya bisa menawarkan membawanya entah ke mana, ke ruangan bersih, steril,
terisolasi dari dunia luar. Atau mereka bisa membawanya ke pulau tak
berpenghuni, atau tempat lain yang aman. Yang harus mereka lakukan hanyalah
membiarkannya mati dengan sedikit martabat. Ia takkan melawan. Bagaimana ia bisa
melawan" Mengetahui yang sebenarnya, ia tentu akan menyerah.
Akan tetapi sebaliknya, mereka memutuskan memperlakukannya seperti binatang
buruan. Kami pembunuh berlisensi, Mr. Elliot, orang profesional
388 yang sangat terlatih, dan kami tahu apa yang terbaik. Di samping itu, kami tak
cukup mempercayaimu untuk menceritakan yang sebenarnya. Kami tak cukup
mempercayai siapa pun untuk menceritakan hal itu. Kami akan berbohong padamu,
dan kami akan berbohong pada teman-temanmu, dan kami akan berbohong pada orang-
orang yang membayar kami. Begitulah cara kami, Mr. Elliot, dan bila sekarang kau
belum terbiasa dengannya, kau takkan pernah terbiasa. Maka jadilah warga negara
yang baik, dan jangan mempersulit saat kami membereskan masalah kami dengan cara
tradisional ini. Kau masih bisa menawarkan untuk menyerah. Mungkin kau bisa membujuk Ransome agar
membiarkan Marge pergi...
Terlambat. Segalanya sudah berkembang terlampau jauh. Ada utang yang harus
dilunasi... "Baiklah, kalian semua, baiklah, Mr. Elliot, inilah poko"persoalannya: begitu
virus itu bermutasi ke tahap ketiga, dan begitu virus itu menyebar ke penduduk,
ia tak dapat dihentikan. Satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah
menghentikannya sebelum ia mencapai tahap ketiga. Itu berarti menghentikan orang
yang membawanya. Jadi kaubunuh dia sebelum terlambat. Dan dalam melaksanakannya
kau harus membunuh beberapa orang lain, itu merupakan harga yang murah. Bahkan
seandainya kau harus membunuh seluruh kota New York, itu masih murah. Itu
merupakan alternatif yang terbuka, kau tahu itu. Menjatuhkan bom merupakan
alternatif rasional."
...rekening yang harus ditutup. Tahun depan nama John Ransome tidak akan tercantum
dalam buku petunjuk telepon.
389Dave membuka dan menutup tangannya. Ia melihat selotip itu. Terentang dari
kotak alarm ke jendela yang pecah.
Ayo kita bereskan. Dave menyentakkan selotip itu.
Ransome masih berbicara. Kata-kata keluar dari mulutnya sedikit lebih cepat
daripada seharusnya. Ia sudah bicara terlalu banyak, tahu bahwa segala yang ia
ucapkan membuat urusan jadi lebih parah, tetapi tidak kuasa menahan diri.
"Kaupikir AIDS menular. Nah, Saudara-saudara, tingkat infeksi AIDS hanya
berlipat dua kali dalam setahun. Tapi ini..." Ransome menarik napas pendek, tajam.
"Dia ada di sini! Kantor Yahudi itu! Ayo! Ayo, ayo, ayo!"
Dave membuka pintu kantor Bernie, berputar, dan berlari kembali ke dalam lemari.
Dari koridor ia bisa mendengar pintu-pintu lain terempas dan suara orang
berlarian. "Robin, di sini Parrot..." "
"Tenang. Regu cadangan dan regu pelapis tetap di pos."
Dave di dalam lemari. Ia menggeser pintunya hingga tertutup.
Mereka ada di koridor, tepat di balik dinding. Dave mendengar mereka bergerak.
Seseorang tersandung dan berdebam di lantai. Ada suara lain. Dave tidak bisa
mengenalinya. Seperti suara berkumur, dan suara tercemplung. Siapa pun orangnya
yang paling dekat ke dinding berbisik cukup keras hingga Dave bisa mendengar,
"Singkirkan keparat loyo itu dari sini sampai dia berhenti muntah."
Ransome menyemburkan seruan, "Sialan!" Bukan seperti kebiasaannya ia mengumpat
terkejut. 390 Dari radio terdengar suara Parrot, "Robin, apa yang terjadi?"
"Tenang, kuulangi, tenang. Aku akan kembali menghubungimu."
Suara dari balik dinding, "Berapa banyak" Siapa?"
Suara lain, "Buzzard, Macaw, dan Crow."
Ransome tidak berbisik. Ia berbicara dengan nada percakapan tenang, normal.
"Loon, Bluejay, dan Condor ada di ruang rapat. Mereka juga tumbang. Enam orang.
Mr. Elliot mulai menjengkelkanku."
"Dia masih di sana, Sir?"
"Afirmatif. Bisa ke mana lagi dia" Bila dia keluar ke koridor, kita tentu sudah
mendapatkannya sekarang." Nada suara Ransome beralih. "Atau... atau..." Ia
kedengaran terheran-heran. Dalam hati Dave bertanya-tanya mengapa.
"Sir, apakah kita harus..."
"Harus apa, prajurit" Mengambil bayaran kita" Kurasa kita harus melakukannya.
Baiklah, semuanya, tunggu hitungan. Siapkan senjata kalian untuk rock and roli,
dan bila Mr. Elliot kebetulan masuk ke bidang tembak kalian, semprot dia.
Sekarang, satu..." Dave bisa mendengar gerendel berdetak. Orang-orang yang tahu mereka sudah
memasukkan sebutir peluru ke laras mengokang lagi senapan mereka untuk
memastikan. Selalu demikian. Dalam keadaan demikian ia sendiri tentu akan
melakukannya. "...dua..." Jantung mereka tentu terasa terlalu besar untuk dada mereka. Bahkan benar-benar
terasa sakit. Semburan adrenalin terakhir sebelum tembak-menembak dimulai
sungguh menggentarkan. Pertama kali merasakannya, Dave mengira ia kena serangan
jantung. 391"...tiga!" Hujan peluru tanpa suara terdengar tidak terlalu beda dari bunyi sekawanan
burung dara yang terkejut, mengepakkan sayap mereka dengan panik untuk
menghindari kucing yang mengintai.
Selongsong kuningan panas berdenting ke atas lantai. Kaca berhamburan. Sesuatu,
berderak seperti popcorn mekar. Sebuah benda terjatuh hancur. Dave bisa
merasakan getaran peluru yang menembus ke dalam dinding, lantai, langit-langit.
Ia bisa membayangkan apa yang terjadi di dalam kantor Bernie. Ia sudah pernah
menyaksikannya. Ada desa sekitar tiga puluh kilometer sebelah utara daerah
perbatasan, dan di luarnya ada rumah perkebunan Prancis yang dipakai sebagai
markas musuh. Anak buah Dave menembakkan peluru demikian banyak hingga salah
satu dindingnya runtuh. Begitu tembakan itu berhenti, Dave-lah yang pertama
masuk. Interior rumah itu setiap keping perabot telah berubah jadi confetti, ? ?guntingan kertas kecil yang ditebarkan dalam pesta.
Tempat itu sunyi senyap. Hanya sedetik tidak ada suara. Kemudian seseorang mulai
berceloteh. "Persetan! Oh, Tuhan! Perempuan-perempuan ini! Aku jadi prajurit bukan untuk..."
"Tenang." Dalam suara Ransome terdengar nada tajam yang belum pernah didengar
Dave. "Aku mau muntah. Biarkan aku keluar dari sini."
"Bergeraklah selangkah saja, dan kau akan jadi mayat."
"Aw, sialan! Itu si Cohen. Ya Tuhan! Apa kau sakit jiwa..."
392 Dave mendengar bunyi batuk pelan dari senjata berperedam. Sesuatu tersungkur
menimpa lemari, dan terperosot ke lantai.
Dengan suara pelan dan tenang Ransome berbisik, "Jika aku bilang tenang, kusuruh
kalian tenang. Sekarang, kalian semua, kembalilah bekerja. Persoalan di depan
mata bukanlah perempuan-perempuan ini, persoalannya adalah subjek ini, yang
tampaknya telah berkelit lagi dari kita..."
"Jendelanya, Sir..."
"Salah satu periksa ruang rapat itu..."
"Tidak, Sir, jendelanya..."
Suara Ransome menenggelamkan yang lain. "Minggir. Biar kulihat apa... oh, astaga.
Kalian tak tahu, ya?"
Ia di jendela, pikir Dave. Ia sudah melihat kabel itu. Mereka semua bersamanya.
Punggung mereka menghadap padanya, dan sungguh mudah membereskan mereka.
Ransome menyalak ke radio. "Atap! Elliot punya tali! Parrot, bawa regu cadangan
ke tangga! Cepat! Cepat!"
Parrot balas berteriak, "Tangga barat, Sir! Cuma itu satu-satunya jalan ke
atap!" "Kerjakan!"
Beberapa detik kemudian keheningan kembali. Dave menarik napas panjang.
Pundaknya mengendur, dan mengendur juga cengkeramannya pada gagang Jati-Matic
itu. Semua itu hanya makan waktu semenit. Mereka datang dan mereka pergi, dan
tak seorang pun curiga bahwa semua itu tipuan.
Tubuh-tubuh itu, darah, lubang peluru, kanvas
393terbuka dari jendela Bernie yang pecah, kabel yang tergantung di luar semua ?itu ilusi yang sempurna. Ransome menelannya mentah-mentah, bulat-bulat.
Hati-hati. Ingat apa yang dulu dikatakan Mamba Jack tentang perasaan yakin yang
berlebihan. Uang panjar untuk kantong mayat.
Sesaat tadi, bukankah ada sesuatu yang aneh pada suara Ransome"
Mungkin. Hanya sesaat itu tadi suaranya berubah. Seperti bingung.
Jadi " Lebih baik aman daripada menyesal.
Dave bertiarap di lantai lemari. Ia menggosokkan tangan pada kemeja dan
mencengkeram erat Jati-Matic itu. Gagangnya ditumpangkannya ke pundak.
Magasin isi 40 peluru. Mengimbangi bobotnya.
Ia mengungkit pintu lemari dengan ujung jari. Pintu itu terbuka sepersekian
inci. Dave berhenti dan mendengarkan. Sunyi. Tak ada sedikit pun tanda-tanda yang
menunjukkan ada orang di baliknya. Ia menggeser lagi pintu itu.
Masih tidak ada apa-apa. Dan lagi. Dan pintu itu terbuka seluruhnya.
Dave melangkahi mayat laki-laki yang ditembak Ransome.
Kantor Bernie kosong. Satu jendela lain hancur, diledakkan berhamburan ke udara malam oleh anak buah
Ransome. Sebagian dari meja kerja mahoni Bernie, bagian yang paling dekat ke
pintu, hancur berkeping-keping. Lima atau enam deret lubang peluru melintang
pada dinding di belakangnya. Salah satu lukisan Wyeth rusak; dua
394 lainnya tak tersentuh. Sofa Bernie kini hanya jadi serpihan kain, serat, dan
kayu. Lemari arsipnya miring seperti mabuk. Lampu-lampunya jadi serpihan
porselen. Dan kepala-kepala yang terpancang itu...
Ia menarik napas panjang, memaksa perasaan mual jadi kemarahan. Seseorang telah
mencuri peluru antitank berukir mengenang pengabdian Bernie di Korea. Dave
berpikir bila menemukan orang yang mengambilnya, ia akan membunuhnya juga.
Ia merayap ke pintu, yang kini lepas dari engselnya, dan menggulingkan tubuh ke
koridor. Ia berputar ke kiri, menyodokkan Jati-Matic itu ke depan, membidik
setinggi pinggang orang yang sedang berdiri. Ia melepaskan serentetan tembakan
tanpa bunyi, dan bersalto, mengayunkan senapan yang masih berbunyi itu ke kanan.
Peluru-pelur# itu berdebuk ke dinding. Tak ada siapa pun di sana. Koridor itu
kosong, tenang di bawah lampu neon. Wallpaper tak mencolok, karpet beige,
lukisan indah berbingkai bisu itu tetap sama seperti semula perusahaan Amerika,?hanya dinodai beberapa lubang peluru dan tiga mayat bermandi darah.
Dave berputar ke kiri, dan berputar lagi. Tuhan mengasihimu, Bung. Ransome
benar-benar terkecoh. Ya.
Sekarang ayo selesaikan. Benar.
Dave mengeluarkan magasin Jati-matic itu dan memasukkan magasin baru. Ia membawa
senapan itu dengan tangan kiri dan mulai berlari. Ransome sedang
* ?395 %menuju ke tangga barat, Ransome dan semua anak buahnya kecuali empat orang yang
ada di lantai dasar. Dave berlari cepat ke tangga timur. Kini ia tenang, terkendali. Ia sudah tenang
sejak merobohkan tiga orang di ruang rapat tadi. Ketenangan lama itu sudah
kembali padanya, sikap waspada santai seorang profesional yang sedang
melaksanakan pekerjaan profesional. Tak ada kegusaran, tak ada kengerian, tak
ada kebimbangan. Hanya tugas itu. Tugas itu saja.
Ia mengulurkan tangan ke pintu, membukanya, dan berlari menaiki tangga.
Lantai 49. Pintu darurat itu terkunci. Tak ada waktu untuk mengakalinya. Ia menembaknya
terbuka. Ia berlari. Hanya ada beberapa detik yang tersisa. Ransome akan sampai di atap


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

setiap saat. Takkan butuh waktu lama baginya untuk menyadari ia telah terpancing
melakukan sesuatu yang tak seharusnya dilakukan seorang
komandan mengkonsentrasikan pasukannya di satu lokasi dengan hanya satu jalan
?masuk dan satu jalan keluar.
Dave berlari. Melewati satu koridor. Belok kanan. Lebih cepat. Satu belokan lagi.
Momentum gerakannya membuatnya menabrak dinding. Ia terpental, tersandung, dan
kembali berlari cepat. Kakinya yang tanpa sepatu berdetap pada karpet. Napasnya
tidak memburu. Ia tenang, teguh, damai. Tak sampai tiga puluh detik lagi,
segalanya akan beres. Pintu darurat ke tangga barat.
396 Dave menahan tubuh hingga berhenti. Nyaris berusaha keras. Sepertinya ia tak
ingin berhenti berlari. Ia merasa bisa terus berlari selamanya.
Ditempelkannya telinga pada pintu. Ia tak mendengar apa-apa. Musuhnya tak ada di
sana. Ia mendorong pintu itu, mengganjalnya terbuka dengan salah satu pistolnya.
Beton di bawah kakinya yang terbungkus kaus terasa 'dingin. Di atasnya ia bisa
mendengar detak tertahan bunyi tumit sepatu. Beberapa orang masih di tangga,
belum sampai ke atap. Sayang. Ia mengambil empat langkah ke depan dan melihat ke bawah. Tangga itu berputar
seperti spiral sejauh 49 lantai. Dua tingkat tangga per lantai, 98 tingkat
seluruhnya. Satu platform tiap lantai, dan satu lagi di antara tiap lantak Kau
bisa melihat ke dasar. Kau bisa melihat ke puncak.
Dan bila kau tengadah, dan bila kau tahu ke mana harus melihat, kau bisa melihat
di mana ruang tangga itu menuju ke atap. Kau bisa melihat dasar platform di
dalam bungker atap. Kau bisa melihat di mana Dave menempelkan botol cokelat
berisi kristal nitrogen triiodida.
Baby go boom! Dave mengangkat Jati-Matic. Tembakan yang berbahaya. Ia melihat kembali ke
pintu, memperhitungkan toleransinya. Dua meter. Mepet. Ia akan berhasil bila
perhitungan waktunya tepat. Bila tidak, ia takkan pernah tahu.
Ia memusatkan pandangannya. Seseorang masih di atas sana naik ke atap. Dave
menunggu orang itu keluar dari bahaya.
397Radio bergemeresak. Ransome berteriak, "Myna! Myna, tutup..." Waktu habis! Dave
menembak. Jati-Matic itu tersentak di pundaknya. Ia melompat, terjun ke arah pintu.
Jarinya masih menempel pada picu. Peluru menyembur di dalam ruang tangga,
berpantulan pada beton. Pintu itu, koridor, tempat aman hanya beberapa kaki
jauhnya. Matanya terpejam rapat. Cahaya itu putih terang, begitu putih, begitu
menyilaukan. Pembuluh darah di kelopak matanya jadi berpijar merah membara.
Dan hawa panas seperti jantung Tuhan.
Dan petir, bukan guruh badai petir di kejauhan, bukan gemuruh pelan dan panjang
yang terdengar dari jendela kamar tidur anak-anak, bukan tunggu kilatnya dan
hitung berapa detik sampai kau mendengar bunyinya dan kemudian kalikan dengan
0,2 hingga kau akan tahu berapa mil jarak petir itu menyambar.
Bukan petir dari jauh. Bukan petir dari dekat.
Petir dalam ruangan, petir yang terdengar dari dalam petir itu sendiri.
Sebagian tubuhnya sudah melewati ambang pintu ketika ledakan itu menyambar.
Tenaga ledakan itu tidak memukulnya roboh, melainkan mengangkatnya, memutarnya,
dan membantingnya ke dinding dalam keadaan jungkir balik. Ledakan itu menahannya
sedetik, mendorongnya begitu keras sehingga napas meninggalkan paru-parunya, dan
kemudian menjatuhkannya ke lantai.
Ia merasa seakan-akan satu geng jalanan
398 memukulinya dengan pentungan. Setiap ototnya sakit. Setiap inci kulitnya terasa
memar. Ia menjauhkan diri dari pintu terbuka itu, yang kini hanya berupa logam penyok
pada engsel melengkung. Gumpalan-gumpalan beton tercurah dari atas, memantul,
dan menggelinding pada karpet. Awan debu yang mencekik tercurah ke wajahnya. Ia
membuka mulut mencari napas dan merangkak pergi.
Air. Di ujung koridor itu ada pancuran air minum. Ia sampai ke sana, menegakkan
badan, dan mendorong tuasnya. Ia minum banyak-banyak, dan membiarkan air
mengalir ke wajahnya. Di belakangnya terdengar bunyi logam terbanting. Sebatang
baja-I lepas dari langit-langit dan menusuk lantai di tempat, beberapa detik
lalu, ia tergeletak. Astaga, Sobat, apakah kau yakin tidak terlalu banyak membakar triiodida itu"
Tidak. Ia kembali minum air. Suara gelombang statik" suara manusia bergemeresak di radio. Telinga Dave ? ? ?berdenging. Ia tidak bisa memahami... Ia menggerakkan rahangnya maju-mundur,
menelan ludah, dan mencoba memulihkan pendengarannya. Terdengar bunyi plop, dan
ia bisa mendengar lagi. "...di sana" Ulangi, apa yang terjadi" Masuk, Robin. Masuk, Partridge. Ulangi, apa
yang terjadi di atas sana" Harap jawab." Itu Myna, orang yang dipasang di lobi.
Dave menekan tombol transmit. "Myna, berikan laporan. Bagaimana kedengarannya di
bawah sana?" 399"Seperti tabrakan kereta api."
"Apakah ada yang mendengarnya di jalan" Apakah ada kegiatan di luar sana?"
"Negatif. Siapa pun di luar sana yang mendengarnya mungkin mengira itu peledakan
got Con Ed. Tapi ada orang lain di gedung ini, dan berani bertaruh mereka semua
sedang menghubungi 911."
Benar. Apa pun yang terjadi selanjutnya harus terjadi dengan cepat.
"Standby, Myna. Jangan lakukan apa-apa."
"Afirmatif. Tapi siapa ini?"
"Akan kukatakan siapa itu." Ransome. Suaranya parau seperti pita rekaman 78 rpm.
Dave menekankan ibu jarinya. "David Elliot bicara, Myna. Tetaplah tenang, dan
jangan bertindak sembrono bila kau ingin pulang selamat hari ini."
Ransome berbicara lembut, "Kau membuatku tercengang, Mr. Elliot. Tampaknya hanya
ada kemungkinan kecil kami akan pulang."
"Mereka akan pulang dengan selamat bila mereka mendengarkan dan melakukan apa
yang kukatakan. Myna, Partridge, kalian semua, perhatikan aku baik-baik.
Pertama, kujelaskan bagaimana status kalian menurutku. Myna, kau punya tiga
orang bersamamu. Ada enam orang di lantai 45..."
"Mati," sela Ransome.
"Tidak semuanya. Seharusnya kau melihat lebih teliti. Aku hanya menembak mereka
yang tak memberiku pilihan lain. Coba kalian renungkan, sehari penuh aku mencoba
sebisa mungkin untuk tidak membunuh kalian."
"Dan patut disesali karena kurang berhasil."
400 Dave mengertakkan gigi. Satu angka untuk John Ransome. Ia tidak bisa membiarkan
keparat itu mencetak angka lagi tidak bila ia, seperti yang diharapnya, hendak ?memenangkan hati anak buah Ransome untuk menentangnya. "Oke, Ransome, di atap
kau punya berapa selusin."
? ?"Kau tak benar-benar berharap aku mengatakannya, kan?"
"Lebih sedikit. Siapa saja yang tadi berada di tangga, siapa saja yang berdiri
dekat pintu, sekarang sudah tercatat dalam daftar korban. Myna, sebagai
informasi, bunyi bising yang kaudengar tadi adalah bunyi aku meledakkan tangga.
Semua yang di atap tetap berada di sana."
"Di sini Robin. Myna, beritaruj Mabes segera."
"Tahan, Myna," Dave menyela. "Bila kau memberitahu Mabes, salah satu dari dua
hal akan terjadi. Satu, mereka akan mengirim lebih banyak orang, atau dua,
mereka akan mengatakan persetan dengan itu semua dan menjatuhkan heavy. Mana pun
yang terjadi, kau akan mati."
"Jangan dengarkan dia, Myna."
"Myna, bila mereka mengirim lebih banyak orang, mereka takkan mendapatkanku.
Tidak seketika itu juga. Bahkan seandainya mereka mengirimkan satu resimen penuh
dan memeriksa kantor demi kantor, tetap akan butuh waktu berjam-jam. Saat itu
matahari tentu sudah terbit. Akan ada banyak orang di jalan. Para pekerja akan
datang. Kota ini akan terbangun."
"Myna, aku sudah memberimu perintah. Hubungi Mabes."
"Dan kau tahu apa yang akan kulakukan" Aku 4")lakan menunggu sampai puncak jam
sibuk. Kemudian aku akan memecahkan kaca dengan kursi dan terjun ke bawah.
Mungkin aku akan melompat dari jendela lantai 10. Mungkin jendela lantai 40. Tak
ada bedanya, sebab saat aku menimpa beton di bawah, darahku akan tersebar ke
mana-mana. Apakah kau melihat ke jalan sesudah Bernie Levy yang malang melompat,
Myna" Akan sama kejadiannya denganku."
"Myna, aku tak perlu memperingatkanmu mengenai hukuman menolak perintah^ kan?"
"Kau sudah dengar apa yang dikatakan bos kalian beberapa saat lalu mengenai
darahku, kan" Darahku penuh kuman atau virus atau entah apa dari neraka. Coba
pikirkan, Myna, pikirkan seberapa jauh darah Bernie memercik. Pijdrkan berapa
banyak orang yang mulut dan hidungnya tepercik darahku kalau aku melompat keluar
dari jendela pada jam sibuk."
"Kerjakan tugasmu, Myna, telepon..."
Myna memotong ucapan Ransome, "Apa pilihanku" Aku akan mati bila kau melompat.
Aku akan mati bila mereka membom kita. Dan aku akan mati bila aku membiarkanmu
keluar dari sini, sebab virusmu akan membunuh semua orang di dunia."
"Aku takkan kabur. Itu kesepakatannya."
Myna tidak menjawab. Sesudah diam sesaat, Ransome tertawa pelan. "Aku ingin
dengar ini. Oh ya, sungguh aku ingin dengar. Katakan padaku, Mr. Elliot, apa
rencana yang ada dalam benakmu" Sudah tentu kau tak percaya, di saat selarut
ini, kau mendapatkan pemecahan baru untuk mengatasi kesulitan kita?"
"Aku punya. Apakah kau mau mendengarnya?"
402 Ransome mendengus. "Bicaralah."
"Pertama, aku ingin menanyakan sesuatu pada Myna. Myna, apakah kau tahu apa yang
telah dilakukan temanmu Robin, temanku Ransome" rladiah kecil macam apa yang
ditinggalkannya untukku di dalam kantor Bernie Levie?"
"Uh..." "Bagaimana denganmu, Parrot" Apakah kau pernah ke sana dan melihatnya?"
"Tidak. Aku berada dua lantai di bawahnya dalam regu cadangan. Mengapa kau
tanya?" "Ceritakan pada mereka, Ransome. Kau begitu bangga dengannya, jadi ceritakan
pada mereka." Dave mendengar bunyi desis dan goresan. Rokok dan korek Ransome ternyata selamat
dari ledakan itu. "Aku tak melihat alasan untuk melakukannya, Mr. Elliot. Aku
juga tak menerima perintah dari orang seperti kau."
"Baiklah. Aku akan melakukannya untukmu. Parrot, Myna, kalian semua, yang
dilakukan bos kalian adalah memenggali beberapa kepala dan menancapkannya pada
tonggak." Dave berhenti untuk memberikan efek. "Kepala wanita."
Seseorang, Dave tidak tahu siapa, menggumamkan umpatan tak percaya.
Suara Ransome mengeras, tidak banyak, tetapi bisa terdengar. "Kau melakukan
kesalahan, Mr. Elliot. Lebih dari satu kali. Jika melihat lebih cermat, kau
tentu akan tahu..." "Bahwa kau menahan Marge Cohen sebagai sandera" Nah, tidak. Aku sudah
menemukannya, dan aku melepaskannya, dan sudah sejak lama" dia keluar dari
sini." 403Ransome berbisik, "Ke-pa-rat."
"Oke, mari kita bahas pokok persoalannya." Dave berbicara sambil merapatkan
gigi, berusaha keras mengendalikan suaranya. "Aku ingin kalian tahu bahwa bos
kalian telah memancangkan kepala beberapa wanita. Kalian dengar itu" Apakah
kalian mendengarku dengan jelas" Apakah kalian mengerti apa yang dikerjakan
komandan sinting kalian di waktu luangnya" Kuulangi sekali lagi bos kalian ?memenggali kepala wanita."
"Perang urat saraf. Langkah yang disetujui..."
"Simpan omonganmu, Ransome. Itu cuma dalih. Dia ingin kalian percaya bahwa
alasannya melakukan hal itu adalah untuk meruntuhkan sarafku. Aku dulu di 'Nam.
Kalian tahu itu. Dan ketika aku di sana ada orang melakukan tindakan yang sama
terhadap perempuan-perempuan Vietnam memenggali kepala mereka. Saat itu aku
?lumpuh, jadi bos kalian pikir sekarang pun aku akan lumpuh. Itulah alasan yang
akan diberikan Ransome pada kalian. Namun itu bukan satu-satunya alasan. Bukan
alasan sebenarnya. Alasan sesungguhnya, alasan mengapa ia melakukannya..."
"Diam, Elliot. Siapa yang memberimu izin untuk buka praktek psikiatri?"
"...sebab dia suka..."
"Letnan Elliot mengkhianati anak buah dan komandannya sendiri."
Dave terperangah. "Itulah yang dilakukannya di 'Nam. Ia mengkhianati komandannya. Mengadukannya.
Mengirimnya ke mahkamah militer, dia dan lima anak buahnya. Kalian tak bisa
mempercayainya. Kalian tak bisa memper -
404 cayai sepatah kata pun yang dikatakannya. Dia adalah Yudas."
"Benar." Dave, dengan buku-buku jari memutih, meremas radio itu sekuat-kuatnya.
"Kau benar, Ransome. Dan aku berani bertaruh bahwa sedikitnya salah satu anak
buahmu mungkin lebih dari satu akan mengambil tindakan yang sama." Dave ? ?merendahkan suaranya dan meneruskan dengan sungguh-sungguh. "Salah satu dari
kalian akan menyerahkan Ransome. Kalian akan melakukannya sebab itulah tindakan
yang benar, atau kalian melakukannya sebab kalian takkan bisa tidur malam hari,
atau kalian melakukannya' sebab kalian tahu bahwa bila siapa pun yang berwenang
sampai tahu apa yang terjadi di sini, kalian akan tertimpa nasib seperti bos
kalian. Dan itu, Teman-teman, akan jadi nasib yang benar-benar mengenaskan."
Ransome mendengus. "Omong kosong. Aku punya wewenang..."
"Untuk memenggal leher perempuan, untuk menggorok perempuan" Hei, kalian, bila
Ransome punya wewenang seperti itu, aku ingin melihatnya dalam surat tertulis.
Maksudku, seandainya aku jadi kalian..."
"Kalian terlindungi. Akulah perwira senior di sini, sepenuhnya bertanggung
jawab, dan..." Dave balas menukas, "Perwira seniorlah yang lolos dengan penundaan hukuman. Anak
buahlah yang menanggung akibat. Selalu demikian keadaannya selama ini, dan
selalu demikianlah kelak. Aku tak pernah berjumpa dengan prajurit tempur yang
tak tahu itu, Ransome."
"Mr. Elliot, aku sudah bosan denganmu. Myna,
405kuperintahkan kau menghubungi Mabes. Sekarang kerjakanlah."
"Jangan, Myna. Dengarkan tawaranku. Terimalah tawaran ini atau kau akan mati."
Radio itu bungkam. Detik demi detik berlalu. Tangan Dave berkeringat. Ia tidak
berani meletakkan radio itu untuk menyeka keringatnya.
Akhirnya, Myna berkata, "Teruskan, Sir. Maksudku, rasanya kami harus mendengar
tawaranmu. Maksudku bila tak ada yang keberatan."
"Kau mengecewakanku, Myna," bisik Ransome. "Ingat, bila dia ingin berunding, dia
bisa melakukannya setiap saat pagi ini."
Kau menangkapnya basah, Sobat.
Dave menyela, "Partridge, kau percaya itu" Selama ini kaulah yang paling dekat
dengan Ransome. Ayolah, Partridge, katakan pada kami, katakan pada teman-
temanmu, apa yang akan terjadi bila aku mencoba berunding."
Suara Ransome meninggi, meskipun hanya sedikit. "Diam, Partridge! Ini akan
kutangani. Seperti kalian semua tahu, seandainya Mr. Elliot sedikit membantu,
seandainya dia menunjukkan tanda bersedia bekerja sama, seandainya dia bertindak
dewasa seperti yang kita harapkan..."
Partridge menyela, "Kau tentu sudah menembak jantungnya."
Suara Ransome pecah. "Partridge, terkutuk kau, prajurit! Dan, Myna, aku
memerintahkanmu, dan kau harus patuh!"
Dave menjaga suaranya tetap datar. Tidak mudah. "Tawaranku sederhana. Yang
kuinginkan hanyalah 406 Ransome. Kalian berikan dia padaku, biarkan aku bersamanya beberapa menit, dan
sesudah aku selesai..." %
"Pembohong! Pembohong keparat busuk!"
"Sesudah aku selesai dengan apa yang harus kulakukan sama seperti yang akan ?kalian lakukan akan kulepaskan senjataku, dan aku akan menyerahkan diri."
?"Ini omong kosong! Omong kosong! Jangan dengarkan!"
Dave memaksa diri agar terdengar letih dan putus asa. "Lift mungkin rusak akibat
ledakan itu, Myna. Aku akan menuruni tangga, sebelah utara. Tanpa senjata. Tanpa tipuan. Tangan terangkat. Kemudian
terserah padamu. Kau mau menembakku, terserah. Kurasa aku toh bakal mati juga.
Kau mau menelepon Mabes, itu pun boleh. Apa pun yang kauinginkan, itulah yang
kaulakukan. Aku tak peduli. Aku hanya ingin melewatkan beberapa saat intim
bersama bosmu." "Kau bajingan. Kaupikir orang-orang ini begitu tolol..."
Satu suara lain memotong Ransome. Suara Par-r-tridge, berbicara pelan,
"Bagaimana kau mau mengambilnya" Dia ada di atas sini. Kau di bawah sana."
"Aku akan kembali ke kantor Bernie Levy. Dalam satu menit aku akan berada di
sana. Di sana ada tali. Kabel sebenarnya. Di sisi utara atap. Ikat Ransome dan
turunkan dia ke jendela Levy yang pecah. Tapi mula-mula lepaskan semua ?pakaiannya. Aku ingin dia telanjang bulat."
Ransome menggeram, "Wah, Mr. Elliot, aku tak pernah tahu kau merasa begitu


Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terhadapku." 407Dave tak menghiraukannya. "Partridge, Myna" Apakah kita sepakat?"
Hening di ujung lain hubungan radio itu. Dave menahan napas. Kini semuanya
terkait pada kesetiaan. Sejauh mana kesetiaan anak buah Ransome pada pemimpin
mereka" Sejauh mana mereka mencintainya; sekuat apa ikatan mereka" Dalam jiwa
beberapa prajurit ada ikatan erat yang lebih dari sekadar ketaatan. Bila orang
yang mereka ikuti adalah orang yang tepat, tak ada apa pun yang bisa
menghancurkan ikatan mereka terhadapnya. Mereka akan mati lebih dulu.
Namun perwira yang mereka abdi dengan sumpah setia itu harus berjuang
mendapatkannya. Dave menduga Ransome tidak demikian.
Demikian pula menurut Partridge.
"Setuju." Ada ketegasan militer dalam suara Partridge. Dave tahu orang itu
mengatakan yang sebenarnya.
Ransome mengaum, "LEPASKAN TANGAN BUSUKMU DARIKU. AKU AKAN MELIHATMU DI DEPAN
REGU TEMBAK KAU KEPARAT JANGAN BERANI-BERANI MENYENTUHKU KAU BAJINGAN BUSUK ATAU
AKAN KUKEBIRI KALIAN..."
Dave mendengar suara mendengus dan caci maki tersekap. Radio Ransome
mengeluarkan bunyi seperti kertas kaca diremas.
"Partridge." Dave bertanya, "Partridge, apakah kau di sana?"
"Di sini, Mr. Elliot. Kau di mana?"
"Hampir sampai ke kantor Levy. Aku di koridor sekarang."
408 "Kami siap menurunkannya."
"Tunggu sebentar, Partridge. Berapa ukuran sepatu yang dipakainya?"
"Menurutku dua belas. Lebar. Dua belas B atau C."
Dave melangkah ke dalam kantor Bernie. Sisa pembantaian dan kengerian tak
bermakna itu^inti semua peperangan dalam sejarah. Cara terbaik adalah
mengabaikannya. Mengabaikannya adalah satu-satunya cara agar seorang prajurit
bisa tetap waras. "Bagus. Biarkan sepatunya tetap terpakai. Selain itu tak ada apa pun. Bahkan
kaus kakinya pun tidak. Hanya sepatunya. Bisa dimengerti, Partridge?"
"Mengerti, Mr. Elliot."
"Panggil aku Dave."
"Dia segera diturunkan... Mr. Elliot."
Dave berjalan ke jendela dan menarik kanvas itu. Ia mendongak. Tubuh Ransome
baru saja diturunkan melewati pagar atap. Ia telanjang, putih, dan secara kasar,
otot-ototnya bisa dikatakan indah. Bahkan dari kejauhan, Dave bisa melihat
badannya terhias silang-silang bekas luka.
Laki-laki ini pernah menerima medali Purple Heart. Mungkin lebih dari satu.
Kendali diri Ransome sudah pulih. Ia tidak lagi berteriak, tidak lagi mengumpat.
Suaranya tenang, datar, samar-samar menunjukkan aksen Appalachian-nya. "Aku
sangat kecewa dengan kalian semua. Kalian menangani situasi ini bukan dengan
tanggung jawab yang diharapkan dari para profesional terampil. Tapi masih ada
waktu..." Dave menekan tombol transmit pada radionya. "Par -
409tridge, aku tak ingin dia diturunkan seluruhnya. Akan kuberitahu kapan kau
harus berhenti. Dan tolong geser dia sedikit ke kiri, supaya aku bisa
meraihnya." "Baik, Mr. Elliot."
"...masih ada waktu untuk membalikkan situasi ini. Kalian tahu aku. Kalian tahu
aku orang berpikiran terbuka. Aku siap melupakan sedikit penyimpangan dari tugas
ini. Kalau tidak, yang kalian lakukan akan disebut pemberontakan. Aku ingin
kalian..." Ransome berputar turun. Tubuhnya menggesek permukaan granit kasar dari gedung
itu. Meninggalkan bekas parutan pada kulitnya. Dave meringis. Ransome tidak.
"...memikirkan pemberontakan. Dan aku ingin kalian memikirkan.kewajiban kalian.
Aku punya keyakinan bahwa bila kalian memikirkan kewajiban, kalian akan
melakukan tindakan yang tepat dan benar."
Dave menekan radionya. "Partridge, kurang-lebih satu setengah meter lagi lalu
berhenti." "Siap." Partridge dan orang-orang di atap itu tidak bersikap lembut terhadap Ransome.
Pergelangan kakinya diikat erat dengan kabel. Peredaran darahnya terpotong, dan
kakinya berubah jadi ungu tua. Di bagian atas, lengannya terpilin di belakang
punggung. Kabel itu diikatkan demikian kencang di sekitar sekat rongga dadanya
sehingga daging menonjol di antara lilitan. Ransome tentu kesakitan, tetapi
tentu saja ia tidak memperlihatkannya. Laki-laki seperti Ransome tak pernah
memperlihatkannya. Dave melangkah mundur dari jendela. Kaki Ransome yang tertutup sepatu muncul.
Kemudian betisnya yang telanjang. "Tahan," kata Dave.
410 "Siap." Ransome terkekeh. "Kau salah, Mr. Elliot. Mereka harus menurunkanku satu-dua
kaki lagi sebelum kau bisa membelai-belaiku."
Dave tak menghiraukannya. Ia mengulurkan tangan ke udara, meraih kaki kiri
Ransome, dan membuka tali sepatunya.
"Apa ini, Mr. Elliot, kaupikir aku menyembunyikan senapan mesin kaliber .50 di
sana?" Dave melepaskan sepatu kanan Ransome, dan memakainya ke kaki sendiri. Ukurannya
sangat tepat, sama seperti dengan yang kiri.
Ransome tertawa seolah menikmati lelucon pribadi. "Ah, hadiah buatmu. Seharian
sudah kauhabiskan pura-pura sebagai orang yang bisa menggantikan kedudukanku.
Sekarang kaupikir sudah berhasil. Tapi sebenarnya belum."
Dave membungkuk dan mengikat tali sepatu.
"Sementara kau menikmati saat-saat kemenangan sementara, biar kuberitahu kau,
bila kaupikir kau mempermalukanku, kau keliru. Dan bila kaupikir kau bisa
menghancurkanku, kau juga keliru."
Dave menegakkan tubuh. Ia mencondongkan badan ke luar jendela, meraih betis
Ransome. Ia berbicara ke radio, "Partridge, apakah kau dengar penjelasan Ransome
mengenai situasiku?"
Partridge terdengar sedikit bingung. "Ya, Sir. Mengapa kautanyakan?"
"Seluruhnya?" "Ya, Sir" "Semua tentang tiga fase penyakit ini. Pertama dalam darah, kemudian dalam
cairan tubuh, dan kemudian dalam sistem pernapasan?"
411"Ya, Sir. Aku mengerti." "Dan kau mengerti semuanya?" "Ya, Sir."
"Dan kau tahu aku sekarang dalam fase kedua" Bahwa penyakit ini bisa ditularkan
lewat darah, urin, dan ludah" Dan tentang minum dari cangkir yang sama, dan
gigitan sayang, dan ciuman, semuanya itu?"
"Afirmatif, Sir. Sekarang tolong katakan mengapa kautanyakan semuanya ini?"
"Tentu," kata Dave. "Atau yang lebih baik, lihatlah ke bawah, dan saksikan."
David Elliot memandang wajah musuhnya. Ia tidak lagi membenci laki-laki ini.
Kalaupun ada perasaan, ia merasa sedikit bersimpati padanya.
Ransome balas menatap tajam.
Dave tersenyum. Anehnya, senyum itu sungguh-sungguh, hangat dan bukannya tidak
ramah. Mata Ransome menyala-nyala dengan kebencian yang nyaris bisa teraba. "Apakah kau
siap balas dendam, Elliot" Ayolah, man, ayo. Aku sudah tak sabar melihat
perbuatan sinting apa yang ada dalam benakmu."
Senyum Dave melebar. Ia memperkeras suaranya, memastikan bahwa orang-orang di
atas atap itu bisa mendengarnya. "Apa yang ada dalam benakku, Sobat" Hanya ada
ciuman. Itu saja. Hanya ciuman dan sedikit gigitan sayang."
Saat Dave Elliot menurunkan Marge Cohen keluar dari jendela lantai 2 yang pecah,
di atasnya, jauh namun cukup jelas, ia mendengar jeritan Ransome yang tajam dan
gila penuh ketakutan. Dan tetap mendengarnya, sewaktu mereka pergi menyongsong fajar.
412 EPILOG Tidurlah; dan bila hidup terasa pahit bagimu, maafkanlah,
Bila manis, bersyukurlah; meskipun tak bisa meneruskannya lagi.
Dan baiklah kiranya bersyukur, dan memaafkan.
Algernon Charles Swinburne, "Ave atque Vale"
Seorang laki-laki di atas kuda.
Namanya David Elliot. Ia berperawakan ramping dan berkulit gelap, wajahnya belum
pucat akibat serangan terakhir penyakitnya.
Perjalanan ini adalah yang terakhir. Ia tahu bahwa maut menanti di ujungnya.
Matanya cokelat, dan tampak serius seandainya tidak ada senyum yang membuat
sudut-sudutnya berkeriput.
Ia tahu bahwa ia akan mati seorang diri, dan sudah berdamai dengan takdir yang
tak terelakkan 413itu. Musim gugur sudah dekat, musim dingin tidak jauh lagi; tubuhnya tidak
akan ditemukan sampai musim panas datang lagi.
Kesadaran inilah sebagian yang menyebabkan senyum itu. Mikroba yang tak lama
lagi akan memasuki tahap ketiga, tahap membunuh, membutuhkan inang hidup. Maka
dengan mati jauh dari manusia lain, ia akan membunuh apa yang telah membunuhnya.
Ada alasan-alasan lain mengapa ia tersenyum, namun itu hal-hal pribadi.
Hari ini, ia sudah lebih dari 320 kilometer di sebelah timur San Francisco, di
Pegunungan Sierra. Kemarin ia melintasi kaki lereng, dan mengambil' kudanya dari
laki-laki dengan kulit seperti disamak yang tampak tak sedikit pun bertambah
usianya sejak terakhir kali Dave melihatnya.
Dave memberikan uang dan beberapa surat kepada laki-laki itu. Surat-surat
tersebut dialamatkan kepada pied-a-terre di Sutton Place, ke kantor di Basel, ke
asrama di Columbia University, dan ke ranch di Colorado. Laki-laki itu
menghitung uang, tersenyum puas, melipat surat-surat itu ke dalam saku kemeja,
dan berjanji tidak akan mengirimkannya hingga salju pertama musim itu turun.
Sekarang David Elliot berkuda ke barat menuju ke dataran tinggi yang luas,
menaiki lereng berbatu-batu, ke lembah kecil yang pernah dikunjunginya sekali,
dan tak pernah dilupakannya. Di sana tak ada jalan setapak, tapi ia tahu ke mana
harus pergi. Setiap meter tanah di sana granit, kelabu dengan bercak-bercak ?hitam masih segar dalam benaknya, seolah baru kemarin ia ke sini.
?414 Ia tidak bercukur. Rambut-rambut di pipi, dagu, dan bagian atas bibirnya sudah
tiga hari dibiarkan tumbuh.. Ia berangan seandainya cambang itu tumbuh lebih
cepat. Kiranya baik memakai kumis pada akhirnya.
Dave mengambil sehelai saputangan. Ia mengangkat tepi topi jeraminya dan menyeka
keringat. Ia tahu masih berapa jauh tujuannya. Hanya tinggal sejam lagi.
Matahari hampir tenggelam ketika ia tiba. Udara dipenuhi dengan cahaya keemasan.
Ia mendaki gundukan kecil, menengok ke bawah, dan menahan napas. Keindahan
lembah itu sungguh mendebarkan. Di tengahnya, lebih hijau daripada botol hijau,
terbentang danau zamrud yang selalu diingatnya, sama seperti ia mengingat
bayangan senja lembut yang terbentang di seberangnya. Tak sesuatu pun bergerak.
Dan ya, udara ini sesegar anggur.
Inilah saat terindah dalam hidupnya, terindah yang bisa dialami. Ia tahu bahwa,
di antara semua orang, ia mendapatkan hak istimewa untuk mengalaminya dua kali.
Dan kesadaran ini mengisi hatinya dengan kegembiraan.
415THE SPECIALIST CONSULTING GROUP. Inc. Jawaban merujuk pada arsip: 04-95-270K
T Kantor Administrasi Proyek
Mail Drop 172, LEMDUSA 20817
KEPADA: Daftar Edaran, via faks
DARI: Administrator Proyek, Proyek 79-1-18
SUBJEK: Status Kantor ini memberitahukan kepada Anda bahwa:
1. Hasil-hasil pengujian terbaru menunjukkan bahwa kemampuan hidup mikroba
138,12.b tergantung pada inang yang menyerap oksigen dalam jumlah besar.
Efektivitas mikroba menurun secara logaritmis sesuai fungsi rumus f(x) =
-2.17E+5 " ln(x) + 4.71E+5, di mana x adalah tekanan atmosfer dalam milibar
Mikroba 138.12.b memasuki saat tidur pada ketinggian 1.260 meter " 5% di atas
permukaan laut. 100% mortalitas mikroba terjadi di atas ketinggian 2.040 meter "
5% di atas permukaan laut. Staf R&D menekankan bahwa hasil ini tidak
diperkirakan, dan mohon maaf atas segala kesulitan yang mungkin timbul dari
kekhilafan ini. Staf lebih lanjut menegaskan bahwa efektivitas mikroba tetap
pada parameter yang telah ditetapkan di bawah ketinggian 600 meter " 5%.
2. Penyelidikan lapangan menegaskan bahwa subjek ELLIOT, David Perry, mencapai
lokasi perkemahan di bawah Gunung Excelsior, negara bagian California (38?07'
Lintang Utara dan II8?53' Bujur Barat) pada tanggal 29 September tahun ini. Peta
USGS menunjukkan bahwa lokasi perkemahan ini terletak pada ketinggian 2.830
meter di atas permukaan laut. Dengan demikian, kemungkinan besar bahwa subjek
ELLIOT, pada saat ini, masih belum mati. Data lebih jauh mengenai gerakan subjek
ELLIOT selanjutnya dan keberadaannya saat ini belum diterima.
3. Subjek KREUTER, John James, Kolonel, Veteran Angkatan Bersenjata AS,
meninggalkan kantornya di Basel, Switzerland, pada tanggal 14 Oktober tahun ini.
Data lebih lanjut mengenai gerakan dan keberadaan subjek KREUTER saat ini belum
diterima 4. Catatan paspor menunjukkan bahwa subjek COHEN, Marigold Fields, melapor pada
imigrasi Swiss pada tanggal 28 September tahun ini. Subjek Cohen tinggal di
Hotel Mercure Luceme, Switzerland sampai tanggal 14 Oktober tahun ini. Data
lebih lanjut mengenai gerakan dan keberadaan subjek Cohen saat ini belum
diterima 5. Kantor ini menilai kemungkinan inisiatif balas dendam oleh subjek ELLIOT,
mungkin bekerja sama dengan subjek KREUTER, adalah di atas tingkat risiko yang
bisa diterima. Semua personel yang terlibat dengan ini diarahkan untuk mengambil
prosedur pertahanan tingkat 3. %
6. Tetap tenang, Saudara-saudaralTampaknya situasi ini dalam kendali kita.
LTF /mjCATATAN PENULIS Pada tahun 1946 penyelidik kejahatan perang Sekutu menemukan bahwa Dr. Shiro
Ishii, jenderal Tentara Kekaisaran Jepang dan komandan organisasi militer yang
dikenal sebagai Unit 731, telah membangun laboratorium senjata biologi terbesar
dan termaju di dunia di Manchuria. Laboratorium-laboratorium satelitnya kelak
ditemukan di Tokyo dan tempat lain. Bukti-bukti yang dikumpulkan oleh para
penyelidik itu menunjukkan bahwa selama masa perang, Ishii dan para asistennya
telah melakukan uji coba senjata biologis secara ekstensif terhadap penduduk
sipil Cina serta terhadap tahanan perang Amerika dan Inggris yang disekap di
berbagai kamp di Asia Tenggara.
Tak dapat dijelaskan mengapa Dr. Ishii (yang kejahatannya jauh melampaui
rekannya dari Jerman, Dr. Josef Mengele) tidak pernah dibawa ke pengadilan.
Sebaliknya, ia diizinkan menikmati masa pensiun yang makmur dan panjang,
menikmati uang tunjangan besar dari Pemerintah Jepang serta pendapat dari
berbagai sumber yang tetap anonim sampai, tepat ketika novel ini dikirim kepada
typesetter, The New York Times mengungkapkan bahwa Pemerintah AS telah memba-
419yarkan upah tetap dalam jumlah besar kepada Dr. Ishii.
Beberapa catatan yang bisa dilihat umum memberikan keterangan yang membingungkan
mengenai hakikat laporan-laporan riset yang dibuat oleh Dr. Ishii dan stafnya.
Salam buat dimhad-pangcu, suhu bbsc, kang zusi sekeluarga, otoy dengan
kameranya, syauq arr dengan lianaold.wordpress.com -nya, grafity, dan
semua dimliader. Dilarang meng komersil kan atau kesialan menimpa anda.
420 Ya, catat nama saya sebagai anggota GRAMEDIA BOOK CLUB dan kirimi saya informasi
setiap kali ada buku baru karya pengarang favorit saya yang terbit. Terlampir
prangko balasan Rp 600,- Nama No. Anggota -Usia Jabatan
Alamat ...........................(Isikan jika Anda pernah terdaftar)
...........................tahun Pria/wanita*
Pelajar/mahasiswa/karyawan/wiraswastawan/ ibu rumah tangga*
Kode pos:........... * Coret yang tidak perlu Tandai pengarang yang Anda pilih
( ) JohnGrisham ( ) Sidney Sheldon ( ) AlistairMacLean ( ) JackHiggins ( ) Jeffry Archer ( ) Michael Crichton ( ) Sir Arthur Conan Doyle
( ) Thomas Harris ( ) Steve Martini ( ) Irving Wallace ( ) Stephen King ( ) Barbara Delinsky

Vertical Run Karya Joseph R. Garber di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

( ) Barbara Taylor Bradford
( ) Erich Segal Telp.:..................................
(Terjebak) > Pearl S. Buck > Jackie Collins ) Rosamunde Pilcher ) Agatha Christie I Danielle Steel I Mary Higgins Clark )
James Patterson I Harold Robbins
> KenFollet I Mario Puzo I Joseph Finder i CarlSagan i R.L.Stine i Joseph R. Garber
PT Gramedia Pustaka Utama Bagian Promosi Jl. Palmerah Selatan 24-26, Lt.6
Jakarta 10270 Bangau Sakti 9 Pendekar Gila 3 Dendam Bidadari Bercadar Panji Sakti 2
^