Pencarian

Bourne Supremacy 14

The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum Bagian 14


dan tidak diketahui. Aku berbicara semata-mata untuk kepentinganku sendiri dan ?kepentinganmu."
"Kau... mengejutkanku, sobat lama," kata menteri itu perlahan-lahan, dengan cemas
berusaha menenangkan diri.
"Kau akan membacanya di koran pagi dan beritanya tak ragu lagi sudah ditayangkan
di televisi Hawaii. Konsulat ingin aku menghilang selama beberapa hari semakin
?sedikit pertanyaan, semakin baik dan aku tahu dengan siapa aku ingin pergi."
?"Apa yang terjadi, dan bagaimana caramu "
?'"Kemiripan mereka terlalu mencolok untuk disebut kebetulan," sela menteri muda
urusan luar negeri ,jtu. "Kurasa d'Anjou ingin mengganti legenda ito secara
total, dan itu termasuk karakteristik fisik bagi mereka yang pemah bertemu Jason
Bourne di masa lalu. Tambahan yang tak penting, menurut pendapatku, tapi
efektif. Dalam kepanikan di Victoria Peak dan karena wajah yang tak bisa
?dikenali lagi tak seorang pun menyadari kemiripan mereka. Tapi yang lain memang
?tidak mengenal Bourne. Aku mengenalnya."
"Kau?" "Aku yang memaksanya meninggalkan Asia. Aku yang hendak dibunuhnya, dan sesuai
dengan pemahamannya yang menyimpang tentang ironi dan pembalasan dendam, ia
memutuskan melakukannya dengan meninggalkan mayat pembunuh bayaranmu di Victoria
Peak. Untungnya bagiku, egonya tidak mengizinkannya mengevaluasi kemampuan orang bayaranmu
dengan benar. Begitu tembak-menembak dimulai, rekan bersama kita mengalahkannya,
dan menempatkannya di moncong
senjata." "Edward, informasi ini terlalu cepatj aku tidak bisa menyerapnya.
Siapa yang membawa Jason Bourne kembali?"
"Jelas si orang Prancis. Muridnya dan kupon makannya yang berhasil membelot
darinya. Ia ingin balas dendam dan tahu di mana hams menemukan orang yang bisa
membalaskan dendamnya. Koleganya dari
Medusa, Jason Bourne yang asli." "Medusa!" desis Sheng jijik.
"Terlepas dari reputasi mereka, dalam unit-unit tertentu ada loyahtas . yang
sangat besar. Kalau kau sudah menyelamatkan nyawa seseorang, ia tidak akan
melupakannya." "Apa yang membuatmu menarik kesimpulan gila bahwa aku ada hubungannya dengan
orang yang kausebut pembunuh bayaran "?"Please, Sheng," sela analis itu. "Sudah terlambat untuk memprotes. Kita sedang
bicara. Tapi akan kujawab pertanyaanmu. Itu pola dari beberapa pembunuhan.
Dimulai dengan wakil peruana menteri Cina di Tsim Sha Tsui bersama empat orang
lainnya. Mereka semua musuhmu. Dan di Kai-tak beberapa malam yang lalu, dua
kritikusmu yang paling vokal termasuk dalam delegasi Peking sasaran bom. Juga
?ada isu-isu; selalu ada isu di kalangan bawah tanah. Bisik-bisik tentang pesan-
pesan antara Macao dan Guangdong, tentang orang-orang yang berkuasa di
Beijing tentang satu orang dengan kekuasaan luar biasa. Dan akhimya ada arsip...
?Potongan-potongan itu cocok. Kau."
"Arsip" Apa-apaan ini, Edward?" tanya Sheng, pura-pura tidak takut. "Kenapa ada
komunikasi tak resmi, tak dilaporkan, di antara kita?" "Kupikir kau tahu."
"Kau orang yang cemerlang. Kau tahu aku tidak akan bertanya kalau tahu. Kita
sudah melewati tahap basa-basi seperti ini"
"Seorang birokrat cemerlang yang dikurung di ruang belakang, setuju?"
"Sejujurnya, aku mengharapkan hal-hal yang lebih baik darimu. Kau menyediakan
kata-kata dan langkah-Iangkah yang hams diambil bagi mereka yang disebut para
negosiator selama konferensi dagang. Dan semua orang tahu kau berhasil melakukan
pekerjaan yang hebat di Hong Kong. Pada waktu kau pergi, Washington sudah
menancapkan pengaruh di wilayah ini."
"Aku memutuskan untuk pensiun, Sheng. Aku sudah mengabdikan dua puluh tahun
hidupku kepada pemerintahku, tapi tidak bersedia memberikan kematianku. Aku
tidak mau disergap atau ditembak atau dibom. Aku tidak bersedia menjadi sasaran
teroris, entah di sini atau di Iran atau di Beirut. Sudah waktunya aku
mendapatkan bagian bagi diriku
575 sendiri, bagi keluargaku. Waktu berubah, orang-orang berubah, dan hidup semakin
mahal. Pensiun dan prospekku sangat jauh dan yang layak kuterima."
"Aku setuju sepenuhnya denganmu, Edward, tapi apa hubungannya denganku! Kita
sama-sama mencari kompromi kita memang bermusuhan, seperti di ruang sidang,
?tapi bukan musuh di arena kekerasan. Dan demi nama surga, kenapa namaku disebut-
sebut oleh para musang Kuomintang itu?"
'Tidak perlu bertele-tele." Analis itu melirik Bourne. "Apa pun yang dikatakan
rekan bersama kita, kata-katanya berasal dariku; bukan kata-katanya sendiri.
Namamu tidak pernah disinggung di Victoria Peak, dan tidak ada orang Taiwan saat
kami menginterogasi anak buahmu. Kuberikan kata-kata itu padanya karena ada
nilai validitasnya baghnu. Sedangkan tentang namamu, itu hanya untuk orang-orang
tertentu, hanya untuk dibaca. Ada dalam arsip yang kusinggung tadi, arsip yang
terkunci di ruanganku di Hong Kong. Arsip itu ditandai 'Keamanan Ultramaksimum'.
Hanya ada satu duplikat arsip ini, disimpan dalam lemari besi di Washington,
untuk disebarluaskan atau dihancurkan hanya olehku. Tapi, seandainya terjadi
hal-hal yang tak terduga katakanlah, pesawat jatuh, atau kalau aku menghilang, ?atau tewas terbunuh arsip itu akan dikirim ke National Security Council.
?Informasi dalam arsip ini, di tangan yang salah, bisa membawa bencana bagi
seluruh Timur Jauh."
"Aku tergelitik, Edward, oleh informasimu yang terns terang, kalau bukan
lengkap." 'Temui aku, Sheng. Dan bawa uang, uang yang sangat banyak uang Amerika. Rekan
?bersama kita memberitahuku tentang bukit-bukit di Guangdong tempat anak buahmu
pergi untuk menemuinya. Temui aku di sana besok, antara pukul sepuluh malam
hingga tengah malam."
"Aku hams menyanggah, temanku sekaligus musuhku. Kau tidak memberiku insentif."
"Aku bisa menghancurkan kedua duplikat arsip itu. Aku dikirim kemari untuk
melacak cerita yang berasal dari Taiwan, cerita yang begitu merugikan semua
kepentingan kami sehingga bisa memicu rangkaian kejadian yang menakutkan bagi
semua pihak. Aku percaya cerita itu cukup berdasar, dan kalau aku benar, cerita
itu bisa dilacak langsung ke rekan lamaku dalam konferensi Ciaa-Amerika. Tidak
mungkin bisa terjadi tanpa dirinya... Itu penugasan terakhirku, Sheng, dan
beberapa patah kata dariku bisa menyingkirkan arsip itu dari muka bumi. Aku
sekadar menentukaa bahwa informasi tersebut sama sekali keliru dan sangat
berbahaya, disusul oleh musuh-musuhmu di Taiwan. Sedikit orang yang tahu tentang
hal itu, ingin mempercayainya. Arsip. itu lalu akan dikirim ke mesin penghancur.
Begitu pula duplikatnya di Washington."
"Kau masih belum memberitahuku kenapa aku harus mendengarkanmu
"Putra seorang taipan Kuomintang pasti tahu. Pemimpin kelompok di Beijing pasti
tahu. Seseorang yang bisa dipermalukan dan dipenggal
besok pagi jelas tahu."
Kebisuan itu berlangsung lama, bunyi napas terdengar kacau di saluran
telepon. Akhirnya, Sheng berbicara. '
"Bukit-bukit di Guangdong. Ia tahu tempatnya."
"Hanya satu helikopter," kata McAllister. "Kau dan pilotnya, tidak boleh ada
orang lain lagi." 577 37 GELAPAN. Sosok berseragam marinir Amerika Serikat melompat turun dari puncak
dinding di bagian belakang lahan mmah di Victoria Peak. Ia merayap ke kiri,
melewati serangkaian kawat duri yang memenuhi bagian dinding yang hancur akibat
ledakan, dan terns mengitari tepi properti itu. Tetap berada di bayang-bayang,
ia melesat menyeberangi. remmputan ke sudut rumah. Ia mengintip ke balik jendela
besar yang hancur di ruangan yang tadinya berupa kamar kerja luas bergaya
Victoria. Di depan kaca yang hancur dan serpihan langkannya, berdiri seorang
marinir, senapan M-16 berrumpu santai di remmputan, ujung laras dalam genggaman,
pistol otomatis kaliber .45 tersandang di sabuknya. Senapan sebagai tambahan
pistol itu merupakan pertanda kesiagaan maksimum penyusup itu memahaminya, dan?tersenyum melihat penjaga ita tidak merasa perlu menyandang M-16-nya. Marinir
dan senjata yang siap bukan pertanda bagus. Popor senapan bisa menghantam kepala
seseorang dalam waktu singkat. Penyusup itu menunggu saat yang tepat; saat itu
tiba sewaktu dada penjaga tersebut membusung mengiringi kuapan yang panjang dan
matanya sejenak terpejam sementara ia menghela napas dalam. Penyusup ita melesat
mengitari sudut rumah dan melompat, kawat garrote-nya terayun melewati kepala si
penjaga. Kejadian itu berakhir dalam beberapa detik. Hampir tak terdengar suara
apa pun. Si pembunuh meninggalkan mayat ita begitu saja, karena di sana lebih gelap
daripada tempat-tempat lain di lahan ini. Banyak lampu sorot yang hancur akibat
ledakan. Ia berdiri dan merayap ke sudut berikut, tempat ia mengeluarkan
sebatang rokok, menyulutnya dengan pemantik butana yang ditutupi tangan. Ia lalu
melangkah keluar, ke sorotan lampu, dan berjalan santai mengitari sudut menuju
pintu ganda besar yang hangus tempat marinir kedua tengah berjaga di tangga
bata. Penyusup ita memegang rokok di tangan kiri, yang menutupi wajahnya saat ia
mengisap rokoknya. "Keluar untuk merokok?" tanya penjaga ita.
"Yeah, aku tidak bisa tidur," kata orang tersebut, dengan aksen Amerika dari
kawasan barat daya. 578 "Ranjang lipat itu dibuat bukan untuk ditiduri. Duduk saja di sana dan
kau akan tahu... Hei, tunggu sebentar! Siapa kau?"
Marinir ita tidak sempat mengangkat senapannya. Si penyusup menerjang,
menghunjamkan pisau langsung ke leher penjaga itu dengan keakuratan yang
mematikan, memotong suara, memotong kehidupan. Pembunuh itu dengan cepat
menyeret mayat ke balik sudut gedung dan meninggalkannya dalam kegelapan. Ia
mengusapkan pisaunya di seragam mayat itu, menyelipkannya ke balik tunik, dan
kembali ke pintu ganda. Ia masuk ke dalam rumah.
Disusurinya lorong panjang dan remang-remang itu, di ujung sana berdiri marinir
ketiga di depan pintu lebar berukir. Penjaga itu menriring-kan. senapan ke bawah
dan memandang arlojinya. "Kau terlalu cepat," katanya. "Aku bam bebas tugas satu
jam dua puluh menit lagi."
"Aku bukan dengan unit ini, buddy."
"Kau dari kelompok Oahu?"
"Yeah." "Kukira mereka sudah memindahkan kalian dari sini secepat kilat dan dikembalikan
ke Hawaii. Begitu isunya."
"Beberapa dari kami diperintahkan tetap di sini. Kami ada di Konsulat sekarang.
Orang itu, siapa namanya, McAllister, mengambil pemyataan kami sepanjang malam."
"Kuberitahu, pal, seluruh kejadian ini benar-benar anehl"
"Memang, sangat aneh. Omong-omong, di mana kantor si goblok itu" Ia
memerintahkanku kemari untuk mengambil pipa tembakau khususnya."
"Masuk akal. Dicampur grass sedikit."
"Kantor yang mana?"
"Tadi kulihat ia dan dokter ita masuk ke pintu pertama sebelah kanan. Lalu,
sebelum berangkat, ia masuk ke sana." Penjaga itu mengedikkan
kepala menunjukkan pintu di belakangnya. "Tempat siapa ita?"
"Aku tidak tahu namanya, tapi ia orang top. Mereka memanggilnya Ambassador."
Mata pembunuh itu menyipit. "Ambassador?"
"Yeah. Ruangannya hancur. Separo diledakkan oleh maniak itu, tapi lemari besinya
Utah, ita sebabnya aku ada di sini dan satu lagi di luar di tempat bunga tulip.
Di dalam nilainya pasti jutaan sampai kami hams ikut kegiatan ekstrakurikuler
ini." "Atau sesuatu yang lain," kata penyusup itu pelan. "Pintu pertama sebelah kanan,
ya?" tambahnya, sambil berbalik dan meraih ke dalam tunik.
"Tunggu," kata marinir ita. "Kenapa gerbang tidak memberi kabar kemari?" Ia
meraih radio genggam yang terjepit di sabuknya. "Maaf,
tapi aku harus memeriksamu, buddy. Itu standar "?579
Pembunuh itu melemparkan pisaunya. Saat pisau menancap di dada penjaga, ia
menerkam marinir itu, ibu jarinya terarah ke tenggorokan. Tiga puluh detik
kemudian ia membuka pintu ruangan Havilland dan menyeret orang yang tewas
tersebut ke dalam. Mereka menyeberangi perbatasan dalam kegelapan total, setelan bisnis dan dasi
menggantikan pakaian kusut yang mereka kenakan sebelumnya. Dua tas atase
melengkapi penampilan mereka, ditempeli pita diplomatik, menunjukkan adanya
dokumen pemerintah yang tidak boleh diperiksa imigrasi. Sebenarnya, koper-koper
itu berisi senjata, juga beberapa benda tambahan yang diambil Bourne dari
apartemen d'Anjou sesudah McAllister mengeluarkan pita plastik suci yang
dihormati bahkan oleh Republik Rakyat Cina dihormati, selama Cina menginginkan
?sikap yang sama ditujukan pada personel dinas asingnya. Penghubung dari Macao
bemama Wong paling tidak itulah nama yang diberikan terkesan oleh paspor
? ?diplomatik itu, tapi demi keselamatan, juga demi 20.000 dolar Amerika yang
katanya berupa kewajiban moral, ia memutuskan untuk menyiapkan penyeberangan
perbatasan dengan caranya sendiri.
'Tidak sesulit yang mungkin terkesan di benakmu, Sir," Wong menjelaskan. "Dua
penjaganya adalah sepupu dari pihak ibuku yang diberkati semoga ia beristirahat
?bersama Tuhan dan kami saling membantu. Aku lebih banyak membantu mereka
?daripada mereka membantuku. Tapi aku dalam posisi yang lebih baik. Perat mereka
lebih penuh daripada sebagian besar penduduk kota Zhuhai Shi dan keduanya punya
televisi." "Kalau mereka sepupu," kata Jason, "kenapa kau memprotes arloji yang kuberikan
pada salah seorang dari mereka dulu" Katamu arloji itu terlalu mahal."
"Karena ia akan menjualnya, Sir, dan aku tidak ingin ia dimanjakan. Ia akan
berharap terlalu banyak dariku."
Berdasarkan pertimbangan seperti itulah, pikir Bourne, perbatasan-perbatasan
paling ketat di dunia dijaga patroli. Terlepas dari itu, mereka diarahkan Wong
memasuki gerbang terakhir di sebelah kanan tepat pada pukul 20.55; ia akan
menyeberang secara terpisah beberapa menit kemudian. Paspor mereka yang bergaris
merah diteliti, dikirim ke ruang dalam, dan di antara hujan senyum tiba-tiba
dari seorang sepupu, para diplomat terhormat itu dengan cepat diizinkan lewat.
Mereka seketika disambut kedatangannya di Cina oleh kepala Pengendali Provinsi
Zhuhai Shi-Guangdong yang mengembalikan paspor mereka. Wanita itu pendek, dengan
bahu lebar; wanita yang kekar. Bahasa Inggris-nya agak aneh karena aksennya yang
kental, tapi masih bisa dipahami.
"Anda punya urusan pemerintah di Zhuhai Shi?" tanyanya, senyumnya
580 tidak sesuai dengan pandangarinya yang muram, samar-samar bermusuhan. "Gamisun
Guangdong, mungkin" Saya bisa mengatur transportasinya,
please"'" "Bu xiexie," sang menteri muda urusan luar negeri, menolak, lalu demi kesopanan
kembali menggunakan bahasa Inggris untuk menunjukkan penghormatan atas ketekunan
man mmahnya mempelajari bahasa itu. "Hanya pertemuan kecil, selama beberapa jam,
dan kami akan kembali ke Macao nanti malam. Kami akan dihubungi di sini, jadi
kami akan menunggu sambil menikmati kopi."
"Di kantor saya, please?"
"Terima kasih, tapi kurasa sebaiknya tidak. Orang-orang Anda akan mencari kami
di... kafie dian kantin."?"Di sebelah kiri-kanan, Sir. Di jalan. Sekali lagi, selamat datang di Republik
Rakyat Cina." "Keramahan Anda tidak akan dilupakan," kata McAllister sambil membungkuk.
"Terima kasih," jawab wanita kekar itu, mengangguk dan berlalu. "Menggunakan
kata-katamu, Analyst," kata Bourne, "kau melakukannya dengan sangat baik. Tapi
hams kuberitahu bahwa ia tidak berpihak pada
kita." "Tentu saja tidak," menteri muda ita menyetajui. "Ia telah diperintahkan untuk
menghubungi seseorang entah di sini di garnisun atau di Beijing untuk
mengkonfirmasi bahwa kita sudah menyeberang. Orang itu akan menghubungi Sheng,
dan ia akan tahu aku yang datang dan kau. Tidak ada orang lain lagi."
?"Ia sudah terbang," kata Jason saat mereka melangkah perlahan-lahan ke kedai
kopi temaram di ujung jalur beton gelap yang menuju jalan. "Ia dalam perjalanan
kemari. Kebetulan kita akan diikuti, kau tahu itu, kan?"'Tidak, aku tidak tahu,"
jawab McAllister, sambil memandang Bourne sekilas. "Sheng akan berhati-hati. Aku
sudah memberinya cukup informasi untuk membuatnya waspada. Kalau ia mengira
hanya ada satu arsip yang kebetulan memang benar ia mungkin akan mengambil
? ?risiko, mengira ia bisa membelinya dariku dan membunubku. Tapi ia mengira, atau
ia harus berasumsi, duplikamya ada di Washington. Itu yang ingin dihancurkannya.
Ia tidak akan melakukan apa pun yang bisa membuatku jengkel atau panik dan
melarikan diri. Ingat, aku amatir dan aku mudah takut. Aku mengenalnya Ia pasti
sudah menyusun semuanya sekarang dan mungkin membawa uang lebih banyak daripada
yang pernah kuimpikan. Tentu saja, ia berharap bisa mendapatkannya kembali
begitu arsip ita dihancurkan dan ia membunuhka. Jadi, kaulihat, aku memiliki
alasan yang sangat kuat untuk tidak gagal atau untuk tidak berhasil dengan
?kegagalan." 581 Si orang Medusa sekali lagi menatap orang dari Washington itu. "Kau sungguh-
sungguh memikirkan hal ini, bukan?"


The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Secara mendalam," jawab McAllister sambil memandang lurus ke depan "Selama
berminggu-minggu. Setiap detailnya. Sejujumya saja, aku tidak mengira kau akan
menjadi bagian dari rencana ini karena kukira kau akan tewas, tapi aku yakin aku
bisa menghubungi Sheng. Entali bagaimana secara tak resmi, tentu saja. Cara ?lain apa pun, termasuk pertemuan rahasia, akan memicu protokoler, bahkan kalau
aku berhasil mengajaknya bertemu sendiri, tanpa ajudannya, aku tidak bisa
menyentuhnya. Dengan begitu akan tampak seperti pembunuhan yang mendapat izin
dari pemerintah. Aku sempat mempertimbangkan untuk menghubunginya secara
langsung, demi masa lalu, dan menggunakan kata-kata yang akan memicu
reaksi kurang-lebih seperti yang kulakukan semalam. Seperti yang kaukatakan
?kepada Havilland, rencana paling sederhana biasanya yang paling baik. Kami
cenderung mempemmit masalah."
"Sering kali kau harus begitu. Kau tidak boleh tertangkap basah." "Kiasan yang
begitu umum," kata analis itu sambil tertawa meremehkan. "Apa artinya" Bahwa kau
diarahkan atau disesatkan ke dalam kesalahan dengan konsekuensi yang tak
penting" Kebijakan tidak berkisar pada aib satu orang, atau seharusnya tidak
begitu. Aku sering sebal mendengar orang-orang berteriak-teriak menuntut
kebenaran, padahal mereka tidak memiliki gagasan, tidak memiliki konsep, tentang
cara kita menanganinya."
"Mungkin mereka sesekali ingin jawaban yang apa adanya." "Mereka tidak bisa
mendapatkannya," kata McAllister saat mereka mendekati pintu kedai kopi, "karena
mereka tidak akan mengerti."
Bourne berdiri di depan pintu tanpa membukanya. "Kau buta," katanya,
pandangannya terkunci pada mata menteri muda itu. "Aku juga tidak mendapat
jawaban langsung, apalagi penjelasan. Kau berada di Washington terlalu lama. Kau
seharusnya mencoba menghabiskan dua minggu di Cleveland atau Bangor, Maine.
Mungkin dengan begitu wawasanmu akan lebih luas."
"Jangan menguliahiku, Mr. Bourne. Kurang dari empat puluh enam persen populasi
kita cukup peduli untuk memilih yang menentukan arah yang kita ambil. Semuanya
?terserah pada kita para birokrat aktor dan profesional. Hanya kami yang
?kaumiliki... Bisakah kita masuk, please" Temanmu Mr. Wong mengatakan kita hanya
perlu melewatkan beberapa menit untuk terlihat menikmati kopi, lalu keluar ke
jalan. Katanya ia akan menemui kita di sana tepat dua puluh lima menit lagi, dan
sekarang dua belas menit sudah berlalu."
"Dua belas" Bukan sepuluh atau lima belas, tapi dua belas?"
'Tepat." 582 "Apa yang akan kita lakukan kalau ia terlambat dua menit" Menembaknya?"
"Lucu sekali," kata analis itu sambil mendorong pintu hingga terbuka.
Mereka keluar dari kedai kopi dan melangkah di aspal gelap dan rusak di lapangan
kumuhdi depan pos pemeriksaan Guangdong. Karena saat itu sepi di gerbang, hanya
ada beberapa orang yang melintas di jalan utama, menghilang ke dalam kegelapan.
Dari ketiga lampu jalan di sekitar tempat itu, hanya satu yang menyala, suram.
Jarak pandang sangat bumk. Waktu 25 menit berlalu, dan merentang hingga tiga
puluh, lalu mendekati 38 menit. Bourne berbicara.
"Ada yang tidak beres. Ia seharusnya sudah mengadakan kontak sekarang."
"Dua menit atau kita tembak?" kata McAllister, seketika tak menyukai selera
humornya sendiri. "Maksudku, kukira yang penting kita tetap
tenang." "Untuk dua menit, bukan hampir lima belas menit," jawab Jason. "Ini tidak
normal," tambahnya pelan, seakan-akan bicara sendiri. jDi sisi lain, bisa saja
ini keabnormalan yang normal. Ia ingin kita yang
mengontak"ya." "Aku tidak mengerti "?"Kau tidak perlu mengerti. Berjalan sajalah di sampingku, seakan-akan kita
sedang jalan-jalan, mengisi waktu sampai kita ditemui. Kalau wanita pegulat tadi
melihat, kita, ia tidak akan terkejut. Pejabat Cina terkenal sering terlambat
menghadiri pertemuan; mereka merasa tindakan
itu memberikan keuntungan bagi mereka." '"Biarkan mereka berkeringat'?"
"Tepat sekali. Hanya 'saja bukan itu yang kita hadapi sekarang. Ayo, kita ke
kiri; di sana,lebih gelap, menjauhi cahaya. Bersikaplah biasa; bicaralah tentang
cuaca, apa saja. Anggukkan kepalamu, gelengkan, angkat bahu tapi terus bergerak
?dengan mantap, tidak mencolok."
Mereka berjalan sekitar lima belas meter ketika sesuatu terjadi. "Kam Pek!" Nama
kasino di Macao itu dibisikkan dari bayang-bayang di balik kios koran kosong.
"Wong?" 'Tetap di tempatmu dan berpura-puralah sedang mengobrol, tapi dengarkan aku!"
"Apa yang terjadi?" "Kalian diikuti."
"Dua angka untuk birokrat yang cemerlang," kata Jason. "Ada komentar, Mr.
Undersecretary?" 'Tak terduga tapi bukannya tidak logjs," jawab McAllister
'Tindakan pengamanan, mungkin. Paspor palsu sangat banyak di sini, seperti yang kebetulan
lata ketahui." "Queen Kong sedang memeriksa kita. Strike one." "Mungkin untuk memasrikan kita
tidak mengontak orang-orang seperti yang kausarankan semalam," bisik analis itu,
kata-katanya terlalu pelan untuk bisa didengar si penghubung Cina.
"Bisa jadi." Bourne meninggikan suara sedikit agar penghubung itu bisa.
mendengarnya, pandangannya terarah ke pintu masuk gerbang. Tidak ada orang.
"Siapa yang mengikuti kami?" "Si Babi." "Soo Jiang?"
"Selalu. Sir. Ini sebabnya aku tidak boleh memperlihatkan diri." "Ada yang
lain?" 'Tidak ada yang bisa kulihat, tapi aku tidak tahu siapa yang ada di jalan ke
bukit" "Biar kuatasi," kata orang dari Medusa yang dipanggil Delta im. "Tidak!" protes
McAllister. "Perintah yang diterimanya dari Sheng mungkin termasuk
mengkonfirmasi kita tetap sendirian, bahwa kita tidak menemui orang lain lagi.
Kau bam saja menyetujui hal im bisa terjadi."
"Satu-satunya cara agar ia bisa berbuat begitu adalah dengan menghubungi sendiri
orang-orang lainnya. Ia tidak bisa berbuat begitu kalau ia tidak bisa berbuat
?begitu. Dan teman lamamu tidak akan mengizinkan transmisi radio sementara ia
dalam pesawat atau helikopter. Percakapan bisa disadap."
"Seandainya ada isyarat spesifik suluh atau senter kuat yang di-sorotkan ke
?atas, memberi tahu pilot bahwa semua beres?"
Jason memandang analis itu. "Kau benar-benar sudah memikirkannya secara
mendalam." "Ada cara," kata Wong dari kegelapan, "dan ita kehormatan yang ingin kusimpan
untuk diriku sendiri, tidak ada biaya tambahan."
"Kehormatan apa?"
"Akan kubunuh si Babi. Akan kulakukan dengan begitu rupa hingga tak mungkin
dikaitkan dengan kita."
"Apa?" Tertegun, Bourne hendak berpaling. "Kumohori, Sir! Lihat lurus ke depan."
"Maaf. Tapi kenapa?"
"Ia berhubungan seks secara serampangan, mengancam wanita-wanita yang disukainya
bahwa mereka atau suami mereka akan kehilangan pekerjaan, bahkan saudara atau
sepupu. Selama empat tahun terakhir ini ia mempermalukan banyak keluarga,
termasuk keluargaku sendiri dari pihak ibuku yang diberkati."
"Kenapa ia tidak dibunuh sebelumnya?"
"Ia bepergian bersama pengawal bersenjata, bahkan di Macao. Tapi
584 terlepas dan ini, beberapa usaha pemah dilakukan oleh orang-orang yang
marah. Hasilnya adalah hukuman." "Hukuman?" tanya McAllister pelan.
"Orang-orang dipilih, sekali lagi secara acak, dan dituduh mencuri pasokan dan
perlengkapan dari garnisun. Hukuman untuk kejahatan
seperti ita adalah mati di padang."
"Ya Tuhan," gumam Bourne. "Aku tidak akan bertanya. Kau punya alasan yang cukup.
Tapi bagaimana malam ini?"
"Pengawalnya sedang tidak bersamanya. Mereka mungkin menunggunya di jalan ke
bukit, tapi mereka tidak sedang bersamanya sekarang. Kalian pergi saja, dan
kalau ia membuntuti kalian, aku akan mengikutinya. Kalau tidak, aku akan tahu
perjalanan kalian tidak terhambat dan aku akan menyusul kalian."
"Menyusul kami?" Bourne mengerutkan kening.
"Sesudah kubunuh si Babi dan kutinggalkan bangkai babinya di tempat yang
selayaknya dan, yang baginya, memalukan. Toilet wanita."
"Kalau ia mengikuti kami?" tanya Jason.
"Kesempatanku akan datang, bahkan sementara aku melayani kalian dengan mataku.
Aku akan melihat para pengawalnya, tapi mereka tidak akan melihatku. Tak peduli
apa yang dilakukannya, saatnya akan tiba ketika ia memisahkan diri, meski hanya
beberapa meter dalam kegelapan. Itu sudah cukup, dan ia akan dianggap sudah
mempermalukan anak buahnya sendiri."
"Kami jalan dulu." .
"Kau tahu jalannya, Sir."
"Sejelas peta."
"Akan kutemui kalian di kaki bukit pertama di balik rerumputan tinggi. Kau ingat
tempatnya?" "Sulit dilupakan. Aku hampir metabeli makam Cina di sana." "Sesudah tujuh
kilometer, pergilah ke hutan ke arah padang." "Aku hernial begitu, kau yang
mengajariku. Selamat berburu, Wong." "Pasti, Sir. Aku memiliki cukup alasan."
Kedua orang Amerika itu berjalan melintasi lapangan tua, menjauhi cahaya remang-
remang ke kegelapan total. Seseorang bertubuh tambun mengenakan pakaian sipil
mengawasi mereka dari keremangan jalur beton. Ia memandang arlojinya dan
mengangguk, setengah tersenyum puas. Colonel Soo Jiang berbalik dan berjalan'
melewati terowongan buatan manusia ke kompleks imigrasi dengan gerbang besi dan
bilik-bilik kayu serta kawat duri di kejauhan, semua disirami cahaya kelabu
pudar. Ia disambut kepala Pengendali Provinsi Zhuhai Shi-Guangdong, yang
melangkah mendekatinya dengan mantap, bagai petarung, penuh semangat.
"Mereka pasti orang-orang yang sangat penting, Colonel," kata kepala Pengendali,
pandangannya sama sekali tak bermusuhan, tapi nyaris me-muja. Dan takut.
"Oh, memang-memang," Colonel menyetujui.
"Jelas begitu sampat seorang perwira setinggi Anda turun tangan sendiri untuk
memasrikan kebutuhan mereka dipenuhi. Saya sudah menelepon orang di Guangzhou,
sesuai permintaan Anda, dan ia berterima kasih pada saya, tapi ia tidak tahu
nama saya "?"Akan kupastikan ia mengetahuinya," sela Soo letih."Dan saya akan menugaskan
hanya orang-orang terbaik saya di gerbang untuk menyambut mereka kalau mereka
kembali nanti malam ke Macao."
Soo memandang wanita itu. 'Tidak perlu. Mereka akan dibawa ke Beijing untuk
pertemuan tingkat tinggi yang sangat rahasia. Perintahku adalah menyingkirkan
semua catatan bahwa mereka pernah melintasi perbatasan Guangdong." "Serahasia
itu?" "Benar, Madam Kamerad. Ini masalah rahasia negara dan hams tetap dirahasiakan,
bahkan dari rekanmu yang paling dekat. Man ke kantormu."
"Baik," kata wanita berbahu lebar itu, berbalik dengan ketepatan militer. "Saya
punya teh atau kopi, bahkan wiski Inggris dari Hong Kong."
"Ah, ya, wiski Inggris. Boleh kutemani, Kamerad" Pekerjaanku sudah selesai."
Dua sosok ala Wagner yang menjijikkan im berderap kaku ke pintu kaca bergaris-
garis di kantor kepala Pengendalian.
"Rokok!" bisik Bourne sambil mencengkeram bahu McAllister. "Di mana?" ,
"Di depan, di sebelah kiri jalan. Di dalam hutan!" "Aku tidak melihatnya."
"Kau tidak mencarinya. Mereka menutupinya tapi masih terlihat. Kulit pepohonan
tampak terang sejenak, lalu gelap kembali. Tidak ada irama, kacau. Orang-orang
yang merokok. Kadang-kadang kupikir Timur Jauh lebih menyukai rokok daripada
seks." "Apa yang harus kita lakukan?"
'Tepat seperti apa yang sedang kita lakukan, hanya lebih keras."
"Apa?" , "Jems berjalan dan katakan apa saja yang melintas dalam benakmu. Mereka tidak
akan mengerti. Aku yakin kau tahu 'Hiawatha' atau 'Horatio on the Bridge', atau
di masa-masa kuliahmu dulu mungkin Aura Lee. Jangan menyanyi, hanya ucapkan saja
liriknya untuk meng-alibkan perhatianmu."
'Tapi kenapa?" 586 "Karena inilah yang kauperkirakan. Sheng memastikan kita tidak berhubungan
dengan siapa pun yang bisa menjadi ancaman baginya.
Sebaiknya kita memberikan kepastian itu, oke?"
"Oh Tuhan! Seandainya salah satu dari mereka bisa bahasa Inggris?"
"Kemungkinannya kecil, tapi kalau kau lebih suka, kita karang percakapan saja."
'Tidak, aku tidak pandai dalam hal itu. Aku benci pesta-pesta dan makan malam,
aku tidak pemah tahu hams mengatakan apa."
"Ita sebabnya kusarankan kau mengoceh sendiri. Akan kusela kalau kau diam. Nah,
berbicaralah dengan nada biasa tapi cepat. Ini bukan tempat yang tepat bagi
pelajar Cina yang menguasai bahasa Inggris yang cepat... Rokoknya padam. Mereka
melihat kita! Ayo!" "Oh Tuhan... baiklah. Ah, ah... 'Duduk di serambi O'Reilly, menceritakan kisah penuh
darah dan pembantaian "'?"Itu cocok sekali!" kata Jason, sambil memelototi muridnya. "Tiba-tiba terlintas
dalam benakku, kenapa meniduri putri O'Reilly "'
?"Why, Edward, kau terus-menerus membuatku terkejut."
"Itu lagu persaudaraan lama," bisik si analis.
"Apa" Aku tidak bisa mendengarmu, Edward. Bicaralah yang keras."
" 'Fiddilly-eye-eee, fiddilly-eye-ohh, fiddilly-eye-eee untuk Reilly si satu
bola "' ?"Luar biasa!1' sela Bourne saat mereka melewati bagian hutan yang menyembunyikan
orang-orang yang merokok beberapa detik berselang. "Kupikir temanmu akan
menghargai sudut pandangmu. Ada gagasan
lain?" "Aku lupa kata-katanya."
"Pasti maksudmu gagasan. Aku yakin nanti akan muncul."
"Sesuata mengenai 'si tua Reilly'... Oh ya, aku ingat. Muia-mula adalah 'Tiduri,
tiduri, dan tiduri lagi, tiduri hingga kesenangannya habis', lalu si Reilly
tua.. 'Dua pistol berkuda di sisinya, mencari anjing yang sudah meniduri
putrinya.' Ternyata aku ingat"
"Kau layak masuk museum, kalau Ripley punya... Tapi begini saja, kau bisa meneliti
seluruh proyek di Macao nanti." .
"Proyek apa"... Selalu ada hal lain yang lebih menyenangkan. 'Seratus botol bir di
dinding, seratus botol bir; satu jatuh' Oh Tuhan, sudah lama sekali. Lagu ita
?pengurangan yang berulang-ulang 'sembilan puluh sembilan botol bir di
?dinding " ?"Lupakan, mereka sudah jauh."
"Oh" Jauh" Syukurlah!"
"Kau boleh juga Kalau salah satu badut itu mengerti sepatah kata bahasa Inggris,
mereka akan lebih kebingungan ketimbang aku. Bagus sekali, Analyst Ayo, kita
berjalan lebih cepat."
McAllister memandang Jason. "Kau sengaja melakukannya bukan"
587 Kau memaksaku mengingat-ingat apa saja dengan begitu aku akan memusatkan
? ? pikiran dan tidak panik."
Bourne tidak menjawab; ia hanya melontarkan pernyataan. "Tiga puluh meter lagi
kau akan berjalan sendiri."
"Apa" Kau meninggalkan diriku?"
"Untuk sekitar sepuluh, mungkin lima belas, menit. Nih, terus berjalan dan
angkat tanganmu agar aku bisa meletakkan koperku di sana dan membuka benda
sialan ini." "Kau mau ke mana?" tanya si menteri muda sementara tas atase itu diletakkan
dengan kikuk di lengan. kirinya. Jason membukanya, mengeluarkan sebilah pisau
bermata panjang, dan menutup kopernya. "Kau tidak bisa meninggalkanku
sendirian!" "Kau akan baik-baik saja, tidak ada yang ingin menghentikanmu kita. Kalau ?mereka bemiat begitu, pasti sudah dilakukan sejak tadi." .
"Maksudmu tadi mi bisa saja penyergapan?"
"Aku mengandalkan benak analitismu bahwa itu tadi bukan penyergapan. Bawa
kopernya." 'Tapi apa yang kau "
?"Aku hams melihat ada apa di belakang sana. Terns berjalan."
Orang Medusa itu berputar ke kiri dan memasuki hutan di tikungan jalan. Berlari
dengan cepat, diam-diam, secara naluriah menghindari sesemakan yang rapat begitu
merasakan adanya perlawanan, ia bergerak ke kanan dengan memutar lebar. Beberapa
menit kemudian ia melihat nyala rokok, dan, dengan bergerak seperti kucing
hutan, merayap semakin dekat hingga ia hanya tiga meter dari kelompok orang im.
Cahaya bulan yang menerobos sela-sela pepohonan cukup terang baginya untuk
menghitung jumlah mereka. Ada enam orang, masing-masing bersenjatakan senapan
mesin ringan yang melintang di bahu... Dan ada orang lain, sesuatu yang tidak
konsisten. Masing-masing orang im mengenakan seragam buatan penjahit berkancing
empat yang menandakan perwira tinggi di angkatan darat Republik Rakyat Cina. Dan
dari potongan^ potongan percakapan yang bisa didengarnya, mereka menggunakan
bahasa Mandarin, bukan Kanton, yang merupakan dialek normal bagi prajurit,
bahkan perwira, dari garnisun Guangdong. Sheng telah mendatangkan pasukan


The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

elitenya sendiri. Tiba-tiba, salah seorang perwira itu menjentikkan pemantik dan memandang
arlojinya. Bourne mengawasi wajah di atas kobaran api itu. Ia mengenalnya, dan
pengenalan itu telah mengkonfirmasi penilaiannya. Itu adalah orang yang berusaha
menjebak Echo dengan pura-pura jadi tawanan di dalam truk pada malam yang
mengerikan itu, perwira yang diperlakukan Sheng dengan sedikit penghormatan.
Pembunuh yang berpikir dan bersuara lembut.
"Xian zai," kata pria itu, menyatakan saamya sudah tiba. Ia mengambil
588 radio genggam dan berbicara. "Da li shi, da li shi!" salaknya, memanggil
kelompok bersandi Manner. "Mereka sendirian, tidak ada orang lain. Kami akan
melanjutkan sesuai instruksi. Bersiap-siaplah menerima
sinyal." Keenam perwira itu berdiri serempak, menyesuaikan posisi senjata masing-masing,
dan memadamkan rokok dengan menginjaknya hingga
hancur. Mereka bergegas menuju jalan pedalaman.
Bourne berputar sambil merangkak, lalu berdiri dan berlari-lari menerobos hutan.
Ia hams menyusul McAllister sebelum kontingen Sheng mendekatinya dan melihat
dengan bantuan cahaya bulan bahwa analis itu benar-benar sendirian. Kalau para
penjaga itu terkejut, mereka mungkin akan mengirim "sinyal" yang berbeda:
Konferensi dibatalkan. Ia tiba di tikungan jalan dan berlari lebih cepat,
melompati ranting-ranting jatuh yang tak bisa dilihat orang lain, menyelinap di
sela-sela suhir dan sesemakan yang terjalin dan tak akan diantisipasi orang
lain. Dalam waktu kurang dari dua menit ia sudah muncul dari dalam hutan dan
diam-diam berjalan di samping McAllister.
"Astaga!" kata McAllister dengan napas tersentak.
"Diamlah!" "Kau mamak!" "Setuju." "Dasar edan." Dengan tangan gemetar, McAllister menyerahkan kembali tas atase
Jason. "Sedikitnya, tas ini tidak meledak."
"Seharusnya aku memberitahumu agar tidak menjatuhkannya atau membukanya terlalu
lebar." "Oh Tuhan!... Apakah sekarang belum waktunya meninggalkan jalan" Kata Wong "?"Lupakan. Kita tetap di tempat terbuka hingga tiba di padang di bukit kedua,
lalu kau akan lebih terlihat daripada diriku. Cepat. Ada semacam sinyal yang
diberikan, yang berarti kau benar lagi. Seorang pilot akan
mendapat izin untuk mendarat tidak ada komunikasi radio', hanya
?cahaya." "Kita harus menemui Wong di suatu tempat. Di kaki bukit pertama, katanya, kalau
aku tidak salah ingat."
"Kita beri waktu dua menit, tapi kupikir kita juga bisa melupakannya. Ia akan
melihat apa yang tadi kulihat, dan kalau jadi dia, aku akan kembali ke Macao dan
mengambil dua puluh ribu Amerika itu, dan mengatakan ia tersesat."
"Apa yang tadi kaulihat?"
'Enam orang dengan senjata yang cukup untuk menggunduli salah satu bukit di
sini." "Oh Tuhan, kita tidak akan pemah bisa keluarr "Jangan menyerah dulu.
Justru yang satu itu sudah kupikirkan."
Bourne berpaling kepada McAllister sambil mempercepat langkah. "Di sisi lain,"
tambahnya, suaranya sangat serius. "Risikonya selalu ada kalau lata bertindak
?dengan caramu." "Ya, aku tahu. Aku tidak akan panik. Aku tidak akan panik." Hutan itu tiba-tiba
lenyap; jalan tanah sekarang membentang di padang rerumputan tinggi. "Menurutmu
untuk apa orang-orang itu ada di sini?" tanya analis itu.
"Cadangan, kalau-kalau ini jebakan, yang terlintas dalam pikiran bajingan rendah
mana pun dalam bisnis ini. Sudah kubilang, tapi kau tidak mau mempercayaiku.
Tapi kalau yang kaukatakan akurat, dan kupikir memang begitu, mereka akan
mengambil posisi cukup jauh hingga tak terlihat untuk memastikan kau tidak
?panik dan kabur. Kalau ini yang terjadi, itulah jalan keluar kita." "Bagaimana?"
"Belok ke kanan, melewati padang," jawab Jason tanpa menjawab pertanyaan itu.
"Akan kuberi Wong wakta lima menit, kecuali kita melihat sinyal di suatu tempat
atau mendengar suara pesawat, tapi tidak lebih. Dan hanya selama im karena aku
benar-benar menginginkan sepasang mata yang sudah kubayar."
"Apakah ia bisa menghindari orang-orang im tanpa terlihat?" "Bisa kalau ia tidak
sedang dalam perjalanan kembali ke Macao." Mereka tiba di tepi padang rerumputan
tinggi dan kaki bukit pertama tempat pepohonan menjulang di tanah yang menanjak.
Bourne memandang arlojinya, lalu memandang McAllister. "Ayo naik ke sana,
bersembunyi," katanya sambil memberi isyarat ke pepohonan di atas mereka. "Aku
akan tetap di sini; kau naik lebih tinggi lagi, tapi jangan keluar ke padang im,
jangan menampakkan diri; tunggu di tepi. Kalau kau melihat cahaya atau mendengar
suara pesawat, bersiullah. Kau bisa bersiul, bukan?"
"Sebenamya, tidak begitu bisa. Sewaktu anak-anak masih kecil dan kami memiliki
anjing, seekor golden retriever "?"Oh, demi Tuhan! Lemparkan bam ke pepohonan, aku akan mendengarnya. Pergi!"
"Ya, aku mengerti. Jalan."
Delta karena ia memang Delta sekarang memulai penantiannya. Cahaya bulan
? ?berulang kali dihalangi awan yang melayang rendah dan ia terus menajamkan
penglihatan, mengamati padang rumput tinggi, mencari pecahnya pola monoton itu,
mencari bilah rumput yang terlipat ke arah kaki bukit, ke arahnya. Tiga menit
berlalu, dan ia hampir memutuskan usahanya sia-sia sewaktu seseorang tiba-tiba
keluar dari rerumputan di sebelah kanannya dan melompat ke sesemakan. Bourne
menurunkan tas atase dan mencabut pisau panjang dari sabuknya.
"Kam Pek!" bisik orang itu.
"Wong" " "Ya, Sir," kata penghubung itu, mengitari batang pepohonan, mendekati Jason.
"Aku disambut dengan pisau?"
"Ada beberapa orang lain di bawah sana, dan sejujuroya, aku tidak mengira kau
akan muncul. Sudah kukatakan kau bisa pergi kalau risikonya tampak terlalu
besar. Aku tidak mengira akan terjadi begitu awal, tapi aku pasti bisa
menerimanya. Senjata yang mereka bawa mengesankan."
"Aku mungkin mengambil keuntungan dari simasi ini, tapi, selain uangnya, kau
membuatku sangat bersyukur. Banyak orang lain jugai Lebih banyak orang daripada
yang bisa kaubayangkan akan berterima kasih padamu."
'3Sbo si Babi?" 'Ya, Sir." 'Tunggu sebentar," kata. Bourne, terkejut. "Kenapa kau begitu yakin mereka akan
mengira salah satu dari orang-orang im yang melakukannya?"
"Orang-orang apa?"
"Patroli bersenapan mesin di sana tadi! Mereka bukan dari Guangdong, bukan dari
garnisun. Mereka dari Beijing!"
"Kejadiannya berlangsung di Zhuhai Shi. Di gerbang."
"Terkutuk kau! Kau mengacaukan segalanya! Mereka menunggu dia!"
"Kalau benar begitu, Sir, ia tidak akan pemah muncul."
"Apa?" "Ia mabuk-mabukan dengan kepala gerbang. Ia ke kamar kecil, tempat aku
mengkonfrontasinya. Ia sekarang ada di ruang sebelah, tergeletak di kamar kecil
wanita yang kotor, tenggorokannya digorok, kemaluannya
dipotong." "Astaga... Kalau begitu ia tidak mengikuti kita?" "Ia juga tidak menunjukkan niat
begitu." "Aku mengerti tidak, aku tidak mengerti. Ia disingkirkan malam ini. Ini ?sepenuhnya operasi Beijing. Tapi ia' kontak utama di sini " "Aku tidak tahu
?hal-hal semacam itu," sela Wong dengan nada
membela diri. "Oh, maaf. Tidak, kau tidak mungkin tahu."
"Ini mata yang kausewa, Sir. Mana yang harus kuawasi dan apa yang
harus kulakukan?" "Apa kau kesulitan melewati patroli di jalan?"
'Tidak. Aku melihat mereka, tapi mereka tidak melihatku. Mereka sekarang duduk
di hutan djt tepi padang. Kalau ada gunanya bagimu, orang yang membawa radio
memberikan instruksi pada orang yang dihubunginya untuk pergi begitu 'sinyal'
diberikan. Aku tidak tahu artinya, -tapi kuanggap im ada hubungannya dengan
helikopter." "Kau menganggap?"
"si orang Prancis dan aku pemah mengikuti mayor Inggris itu kemari
suatu malam. Begitulah caraku mengetahui ke mana hams membawamu. Ada helikopter
yang mendarat dan orang-orang turun untuk menemui orang Inggris itu."
"Itu yang dikatakannya padaku."
"Dikatakanya padamu, Sir?"
"Tidak penting. Tetap di sini. Kalau patroli itu mulai menyeberangi padang, aku
ingin tahu. Aku akan ada di padang di atas sebelum bukit kedua, di sebelah
kanan. Padang yang sama tempat kau dan Echo melihat helikopter."
"Echo?" "Orang Prancis itu." Delta terdiam sejenak, berpikir cepat. "Kau tidak boleh
menyalakan korek, kau tidak boleh menarik perhatian pada dirimu sendiri " Tiba-
?tiba terdengar suara tajam tapi teredam dari benda-benda yang menghantam benda
Iain. Pepohonan! Batu! McAllister memberi
isyarat! "Ambil bam, potongan kayu atau kerikil, dan terus lemparkan ke hutan di sebelah
kanan. Aku akan mendengarnya." "Akan kuisi saku-sakuku sekarang."'
"Aku tidak berhak bertanya," kata Delta sambil meraih tas atase, "tapi apa kau
membawa senjata?" "Sepucuk magnum tiga-lima-tujuh dengan sabuk penuh pelum, berkat sepupuku dari
pihak ibuku, semoga jiwanya beristirahat bersama Tuhan."
"Kuharap aku tidak akan bertemu lagi denganmu, dan kalau tidak, selamat tinggal.
Wong. Bagian Iain diriku mungkin tidak setuju, tapi kau orang yang luar biasa.
Dan percayalah, kau benar-benar menghajarku waktu itu."
"Tidak, Sir, kau yang mengalahkan aku. Tapi aku ingin mencoba lagi." "Lupakan!"
seru si orang Medusa, sambil berlari ke atas bukit.
Bagai monster burung raksasa, tubuh bawahnya tampak berdenyut-denyut akibat
cahaya terang benderang, helikopter itu turun ke padang. Seperti yang sudah
diatur, McAllister berdiri memperlihatkan diri, dan, sesuai dugaan, lampu
pencari helikopter itu terpaku pada dirinya. Juga, sesuai rencana, Jason Bourne
berada sekitar empat puluh meter jauhnya, dalam keremangan hutan terlihat, tapi?tidak jelas. Baling-baling semakin pelan, lalu berhenti. Kesunyian sangat
terasa. Pintu terbuka, tangga dikeluarkan, dan Sheng Chou* Yang yang ramping,
berambut kelabu, menuruni tangga, membawa koper.
"Senang bertemu denganmu sesudah sekian tahun, Edward," sem putra pertama
seorang' taipan itu.Kau mau memeriksa pesawatnya" Sesuai permintaanmu, tidak ada
orang Iain kecuali aku dan pilot yang paling kupercayai."
592 "Tidak, Sheng, kau bisa melakukannya untukku!" teriak McAllister,
beberapa puluh meter jauhnya, sambil mengambil tabung dari dalam saku jaketnya
dan melemparkannya ke arah helikopter. "Suruh pilotnya keluar selama beberapa
menit dan semprot kabinnya. Kalau ada orang di dalam, ia atau mereka akan
? ?segera keluar." "Ini sama sekali tidak seperti dirimu, Edward. Orang-orang seperti kita tahu
kapan harus saling mempercayai. Kita bukan orang bodoh."
"Lakukan, Sheng!"
"Tentu saja." Sesuai perintah, pilot turun dari helikopter. Sheng Chou Yang
mengambil tabung itu dan menyemprotkan kabut yang melumpuhkan ke-dalam
helikopter. Beberapa menit berlalu; tidak ada yang keluar. "Kau puas, atau aku
harus meledakkan benda sialan ini, yang tidak akan ada gunanya bagi kita.
Ayolah, Sobat, kita sudah melewati tahap permainan ini. Sudah sejak dulu."
'Tapi kau jadi dirimu yang sekarang. Aku tetap seperti dulu."
"Kita bisa memperbaikinya, Edward! Aku bisa menuntut kehadiranmu dalam semua
konferensi kita. Aku bisa meningkatkanmu ke posisi terkemuka. Kau akan jadi
bintang di lembaga dinas asing."
"Kalau begitu benar, bukan" Semua yang ada di arsip. Kau kembali. Kuomintang
kembali ke Cina " ?"Sebaiknya kita bicara berdua dengan suara pelan, Edward." Sheng melirik ke
sosok di keremangan yang ia anggap pembunuh bayarannya, lalu memberi isyarat ke
sebelah kanan. "Ini masalah pribadi."
Bourne bergerak cepat; ia berlari ke pesawat sementara kedua negosiator itu
berdiri memunggunginya Saat pilot naik kembali ke helikopter dan tiba di
kursinya, orang Medusa ita sudah berada di belakangnya.
"An jing!" 'bisik Jason, memerintahkan orang ita tetap diam, pistol mesin KG-9-
nya memperkuat perintah ita. Sebelum pilot yang tertegun ita sempat bereaksi,
Bourne melilitkan seutas kain tebal di kepalanya melintangkannya di mulut yang
ternganga, dan menariknya erat-erat. Lalu, setelah mengeluarkan tali nilon
panjang dan tipis dari sakunya Jason mengikat orang ita di kursi, menjepit
lengannya. Sekarang helikopter ita tidak bisa lepas landas dengan tiba-tiba
Setelah mengembalikan senjata ke sabuk di balik jaketnya, Bourne merangkak
keluar dari helikopter. Mesin raksasa itu menghalangi pandangannya ke arah
McAllister dan Sheng Chou Yang, yang berarti pandangan mereka ke arahnya juga
terhalang. Ia bergegas kembali ke posisi semula, terns berpaling ke belakang,
bersiap-siap mengubah arah kalau keduanya muncul di salah satu sisi helikopter,
helikopter itu merupakan perisainya Ia berhenti; sudah cukup dekat; sudah
waktunya tampil biasa Ia mengeluarkan rokok dan.korek, menyalakannya. Ia lalu
berjalan-jalan tanpa tujuan, ke sebelah kirinya, ke tempat ia nyaris tidak
593 bisa melihat kedua sosok di sisi Iain helikopter. Ia penasaran apa yang tengah
dibicarakan kedua seteru itu. Ia bertanya-tanya apa yang ditunggu McAllister.
Lakukan, Analyst. Lakukan sekarang! Saat inilah kesempatanmu paling besar.
Setiap detik yang kautunda, kau membuang-buang waktu, dan waktu mengandung
kerumitan! Terkutuk lakukan!
Bourne membeku. Ia mendengar suara batu menghantam. pohon dekat dengan tempat
yang tadi dilewatinya di padang. Lalu suara lain yang lebih dekat dan dengan
cepat diikuti yang berikutnya. Itu peringatan dari Wong! Patroli Sheng tengah
menyeberangi padang di bawah!
Analyst, kau menyebabkan kita terbunuh! Kalau aku berlari ke sana dan menembak
suaranya akan mempercepat kedatangan enam orang yang senjatanya lebih daripada
yang bisa kita hadapi! Demi Tuhan, lakukanlah!
Orang Medusa itu menatap Sheng dan McAllister, kebenciannya pada diri sendiri
memuncak, hampir meledak. Ia seharusnya tak pernah menyetujui cara ini. Kematian
di tangan amatir, birokrat yang kecewa dan ingin berdiri di bawah sorotan.
"Kam Pek!" Suara Wong! Ia menyeberangi hutan di tingkat kedua dan ada di
belakangnya, tersembunyi di balik pepohonan. "Ya" Aku mendengar suara batunya."
"Kau tidak akan menyukai apa yang akan kaudengar sekarang, Sir." "Ada apa?"
"Patroli mendaki bukit."
"Itu tindakan perlindungan," kata Jason, pandangannya terpaku pada dua sosok di
padang. "Kita mungkin masih baik-baik saja. Tidak banyak yang bisa mereka
lihat." "Aku tidak yakin hu penting, Sir. Mereka bersiap-siap. Aku mendengar
mereka mereka mengunci senjata ke posisi menembak."?Bourne menelan ludah, rasa putus asa membengkak dalam dirinyaj Untuk alasan yang
tak bisa diduganya, jebakan ini sudah terbalik. "Sebaiknya kau pergi dari sini,
Wong." "Boleh aku bertanya" Apakah ini orang-orang yang membunuh si orang Prancis?"
"Ya." "Dan kepada siapa si Babi, Soo Jiang, bekerja begitu tekunnya selama empat tahun
terakhir ini?" "Ya."
"Aku yakin akan tetap di sini, Sir."
Tanpa mengatakan apa-apa, orang dari Medusa itu menghampiri tas atasenya. Ia
mengambilnya dan melemparkannya ke dalam hutan. "Buka-lah," katanya. "Kalau kita
berhasil keluar dari sini, kau bisa menghabiskan hari-harimu di kasino tanpa
perlu mengambil pesan."
594 "Aku tidak berjudi." "Sekarang kau berjudi, Wong."
"Apakah kau benar-benar mengira bahwa kami, para panglima perang besar dari
kekaisaran paling kuno dan berbudaya yang pemah dikenal dunia, akan
menyerahkannya pada para petani yang tak pemah mandi dan keturunan mereka, yang
mempelajari teori-teori egaliterianisme yang sudah didiskreditkan?" Sheng
berdiri di depan McAllister, mengacungkan kopernya di depan dada dengan dua
tangan. "Mereka seharusnya menjadi budak kami, bukan pengatur kami."
"Pikiran seperti itulah yang menyebabkan kalian kehilangan negara kalian, para?pemimpin, bukan rakyat. Mereka tidak diajak berkonsultasi. Kalau mereka diajak,
mungkin bisa tercapai akomodasi, kompromi, dan kalian masih tetap memilikinya."
"Orang tidak berkompromi dengan hewan-hewan Marxis atau dengan pembohong.
?Seperti aku juga tidak akan berkompromi denganmu, Edward."
"Apa im?" Dengan tangan kirinya, Sheng membuka koper dan mengeluarkan arsip yang dicuri
dari Victoria Peak. "Kau kenal ini?" tanyanya dengan tenang. "Aku tidak percaya'
"Percayalah, musuh lamaku. Sedikit kecerdasan bisa menghasukan apa
saja." "Mustahil!" "Dokumen ini ada di sini. Di tanganku. Dan halaman pembukanya dengan jelas


The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyatakan dokumen ini hanya ada satu, untuk dikirim dengan pengawalan militer di bawah Keamanan Ultramaksimum ke mana pun ia pergi.
Menurutku, penilaianmu akurat sewaktu kita bicara melalui telepon. Isinya akan
mengobarkan Timur Jauh membuat perang tak terhindarkan. Kelompok sayap kanan di?Beijing akan memasuki Hong Kong kelompok sayap kanan di sana; dari sisi
?duniamu, kau menyebut mereka kiri. Bodoh, bukan?"
"Aku sudah membuat duplikatnya dan mengirimkannya ke Washington," sela menteri
muda im dengan cepat, tenang, tegas.
"Aku tidak percaya," kata Sheng. "Semua transmisi diplomatik, melalui telepon-
komputer atau melalui kantong diplomatik, hams mendapat izin dari pejabat
tertinggi. Ambassador Havilland tidak akan, mengizinkannya, dan Konsulat tidak
akan menyentuhnya tanpa izin darinya."
"Aku mengirim duplikatnya ke konsulat Cina!" teriak McAllister. "Riwayatmu
tamat, Sheng!" "Sungguh" Menurutmu siapa yang menerima semua komunikasi dari semua sumber luar
di Konsulat kami di Hong Kong" Jangan bersusah
595 payah raenjawabnya, aku yang akan menjawabnya. Salah satu orang kami." Sheng
diam sejenak, matanya tiba-tiba membara. "Kami ada di mana-mana, Edward! Kami
tidak bisa diabaikan! Kami akan mendapatkan negara kami kembali, kekaisaran
kami!" "Kau sinting. Rencanamu tidak akan berhasil. Kau akan memulai perang!"
"Kalau begitu, ini akan menjadi perang - yang' adil! Pemerintah di seluruh dunia
akan terpaksa memilih. Pemerintahan individual atau pemerintahan negara.
Kebebasan atau tirani."
'Terlalu sedikit dari kalian yang memberikan kebebasan dan terlalu banyak yang
menjadi than." "Kami akan menang dengan satu atau Jain cara." "Ya Tuhan, itu
?yang ksninginkan! Kau ingin mendorong dunia hingga ke batas, memaksanya memilih
antara dimusnahkan atau bertahan hidup! Dengan cara itu menurutmu kau akan
mendapatkan keinginanmu, bahwa pilihan untuk bertahan hidup akan menang! Komisi
ekonomi ini, seluruh strategi Hong Kong-mu. im hanya permulaanl Kau ingin
menyebarkan racunmu ke seluruh Timur Jauh! Kau fanatik, kau buta! Apa kau tidak
bisa melihat konsekuensi tragis "
?"Negara kami dicuri dari kami dan kami akan mendapatkannya kembali! Kami tidak
bisa dihentikan! Kami akan maju!"
"Kau bisa dihentikan," kata McAllister dengan suara pelan, tangan kanannya
merayap ke balik jaketnya. "Aku yang akan menghentikanmu."
Tiba-tiba, Sheng menjatuhkan kopernya, memperlihatkan sepucuk pistol, ia
menembak saat McAllister secara instingtif melompat mundur karena ngeri,
mencengkeram bahunya. "Tiarap!" raung Bourne sambil berlari ke depan helikopter di bawah shaman cahaya
lampu sorotnya, menembakkan serentetan peluru dari pistol mesinnya "Berguling,
berguling! Kalau kau bisa bergerak, berguling menjauh
"Kau!" jerit Sheng sambil menembak dua kali dengan cepat ke arah menteri muda
yang jatuh itu, lalu mengangkat senjatanya dan berulang kali menarik picunya,
membidik orang dari Medusa yang berlari zig zag ke arahnya.
"Untuk Echo.1" teriak Bourne sekuat tenaga. "Untuk orang-orang yang kaubunub
dengan pedangmu! Untuk guru di tali yang kaubantai! Untuk wanita yang tidak bisa
kauhentikan oh Tuhan! Untuk kedua bersaudara im, tapi terutama untuk Echo, kau
?keparatF' Serentetan tembakan terdengar dari pistol mesinnya lalu tidak lagi,
? dan tidak ada tekanan seberat apa pun pada picunya yang bisa mengaktifkannya!
Pistolnya macet! Macet! Sheng mengetahuinya; ia membidikkan pistol dengan hati-
hati sementara Jason membuang pistolnya, berderap ke arah pembunuh itu. Sheng
menembak; secara instingtif Delta berbalik ke kanan, berputar di udara
596 sambil mencabut pisau dari sabuknya, lalu menjejakkan kaki ke tanah, berbalik
arah, dan dengan tiba-tiba menerjang ke arah Sheng. Pisaunya menemukan sasaran
dan si Medusa membelah dada manusia fanatik itu. Pembunuh ratusan orang dan
calon pencabut jutaan nyawa itu pun
tewas. Pendengarannya terhalang; sekarang tidak lagi. Patroli telah keluar dari dalam
hutan, semburan tembakan dari senapan niesin memenuhi malam dan padang... Semburan
lain terdengar dari balik helikopter Wong sudah membuka tas atase dan ?menemukan apa yang dibutuhkannya.
Dua prajurit patroli jatuh empat orang sisanya tiarap di tanah satu merangkak
kembali ke dalam hutan ia berteriak. Radio! Ia menghubungi orang-orang lain,
?cadangan lain! Seberapa jauh mereka" Seberapa dekat"
Prioritas! Bourne melesat ke balik helikopter dan mendekati Wong, yang
berjongkok dekat pohon di tepi hutan. "Ada satu lagi pistol seperti itu di dalam
sana!" bisiknya. "Berikan padaku!"
"Hemat amunisimu," kata Wong. 'Tidak banyak yang tersisa."
"Aku tahu. Tetap di sini dan tahan mereka sebaik-baiknya, tapi jaga tembakanmu
tetap dekat dengan tanah."
"Kau mau ke mana, Sir?"
"Berbalik melewati pepohonan."
"Si orang Prancis pasti akan menyuruhku melakukannya."
"Ia benar. Ia selalu benar." Jason masuk semakin dalam ke hutan dengan pisau
berlumuran darah di sabuknya paru-parunya seperti mau meledak, kakinya kaku,
matanya menyipit dalam kegelapan hutan. Ia meliuk-liuk di sela-sela sesemakan
lebat secepat mungkin, sedapat mungkin tanpa suara.
Dua derakan! Ranting tebal di tanah yang patah akibat diinjakl la melihat suatu
sosok mendekatinya dan berbalik ke balik pohon. Ia tahu orang im perwira yang
?membawa radio, pembunuh cerdas bersuara lembut dari suaka burung di Beijing,
prajurit tempur berpengalaman: Jaga bagian sisi. Yang behun diperolehnya adalah
latihan gerilya, dan kelemahan im akan dibayar dengan nyawanya. Orang tidak
boleh menginjak ranting tebal di dalam hutan.
Perwira ita berjalan lewat, membungkuk. Jason melompat, lengan kirinya melilit
leher pria ita, pistol di tangan menghantam kepala si prajurit, pisaunya sekali
lagi bekerja. Bourne berlutut di atas mayat itu, mengembalikan senjata ke
sabuknya, dan" mengambil senapan mesin yang kuat milik perwira itu. Ia menemukan
dua magasin peluru tambahan; keseimbangannya lebih baik sekarang. Bahkan ada
kemungkinan mereka bisa keluar hidup-hidup. Apakah McAllister masih hidup"
Ataukah saat di bawah sorotan si birokrat yang frustrasi itu berakhir dalam
kegelapan abadi" Prioritas! ,
Ia mengitari tepi padang yang melengkung menuju titik tempat ia tadi
masuk. Tembakan-tembakan sporadis Wong menjaga ketiga orang yang tersisa dari
patroli elite Sheng tetap di tempat, takut bergerak. Tiba-tiba, ada yang
membuatnya berbalik dengungan di kejauhan, bintik terang di matanya. Kedua
? matanya! Suara itu suara mesin yang dipacu, bintik yang bergerak itu lampu sorot
yang mencari-cari di langit gelap. Di atas pepohonan yang melandai ia bisa
melihat sosok kendaraan truk dengan lampu sorot terpasang di atap. ? ?dioperasikan tangan yang berpengalaman. Truk itu melaju di jalan, sekarang
terhalang rerumputan tinggi; hanya cahaya lampu sorot terang benderang yang
masih terlihat, bergerak semakin cepat ke kaki bukit kurang dari dua rams kaki
di bawahnya. Prioritas. Jalan.'
"Tahan tembakan!" raung Bourne sambil menerjang keluar dari posisinya. Ketiga
perwira itu berputar di tempatnya di tanah, senapan mesin mereka menyalak,
peluru menghujani tempat suara tadi terdengar.
Orang Medusa im melangkah keluar. Semuan berakhir dalam waktu beberapa detik
saat senjatanya yang kuat meluluhlantakkan tanah dan para pembunuh-yang
seharusnya membunuhnya. "Wong!" teriaknya, berlari ke padang. "Ayo! Ikut aku!" Beberapa detik kemudian
ia tiba di tempat McAllister dan Sheng terbaring satu masih hidup, satu telah
?menjadi mayat. Jason membungkuk di atas analis itu, yang menggerak-gerakkan
kedua lengannya, tangan kanannya terulur, berjuang meraih apa saja. "Mac, kau
bisa mendengarku?" "Arsipnya! bisik menteri muda urusan luar negeri im. "Ambil arsip-nyar
"Apa Bourne memandang mayat Sheng Chou Yang, dan, dalam cahaya bulan yang
?redup, melihat benda terakhir di dunia yang dikiranya akan dilihatnya. Dosir
bertepi hitam tentang Sheng, salah satu dokumen paling rahasia, paling panas di
dunia. "Astaga!" kata Jason lirih, sambil meraihnya. "Dengarkan aku, Analyst!"
Bourne meninggikan suara sementara Wong bergabung dengan mereka. "Kami hams
memindahkanmu, dan mungkin sakit, tapi kita tidak punya pilihan!" Ia melirik
Wong dan melanjutkan. "Ada patroli lain dalam perjalanan kemari, dan semakin
dekat. Cadangan darurat, dan menurut perkiraanku mereka akan tiba di sini dalam
waktu kurang dari' dua menit. Kertakkan gigimu, Mr. Undersecretary. Kita pergi!"
Bersama-sama, Jason dan Wong memondong McAllister ke helikopter. Tiba-tiba
Bourne berseru, "Astaga, tunggu sebentarl... Tidak, lanjutkah bawa orang ini,"
?teriaknya kepada si penghubung. "Aku harus kembali!
"Kenapa?" bisik McAllister dengan kesakitan. "Apa yang kaulakukan, Sir?" seru
Wong. "Hidangan bagi pemikiran revisionis," sahut Jason penuh misteri sambil berlari
kembali ke mayat Sheng Chou Yang. Sewaktu tiba di
598 sana, ia membungkuk dan menjejalkan benda pipih ke balik tunik mayat itu. Ia
berdiri dan berlari kembali ke pesawat sementara Wong dengan hati-hati, dengan
lembut, meletakkan McAllister membujur di kedua kursi belakang. Bourne melompat
masuk ke kursi depan, mencabut pisau, dan memotong tali nilon yang mengikat si
pilot, lalu memotong kain sumpal. Pilot im batuk-batuk dan tersedak; sebelum ia
berhenti Jason telah memberikan perintah. "Kaifeiji bai" teriaknya.
"Kau boleh menggunakan bahasa Inggris," kata pilot ini dengan napas
tercekat. "Aku fasih. Ita syarat utama." "Mengudara, haram jadah! Sekarang!"
Pilot menjentikkan sakelar-sakelar dan meughidupkan baling-balirig saat
sepasukan prajurit, tampak jelas di bawah cahaya lampu helikopter, menghambur ke
padang. Patroli bam itu seketika melihat kelima anggota pasukan elite Sheng yang
tewas. Mereka mulai menembaki pesawat yang
perlahan-lahan membubung. "Pergi dari sini!" teriak Jason.
"Perisai, pesawat ini adalah perisai Sheng," kata pilot dengan tenang. "Bahkan
kacanya mampu menahan tembakan bertubi-tubi. Kita ke mana?"
"Hong Kong!" teriak Bourne. Ia tertegun melihat si pilot yang sekarang
menerbangkan pesawat dengan cepat, dengan kuat, berpaling kepadanya sambil
tersenyum. "Tentunya Amerika yang dennawan atau Inggris yang ramah mau memberiku suaka,
Sir" Itu impian roh-roh!"
'Terkutuklah aku," kata orang dari Medusa itu saat mereka tiba di lapisan
pertama awan yang terbang rendah.
"Ini gagasan paling efisien, Sir," kata Wong dari kegelapan di bagian belakang
helikopter. "Bagaimana kau bisa mendapatkan gagasan-ini?"
"Dulu pemah berhasil," kata Jason sambil menyulut rokok. "Sejarah bahkan ?sejarah yang masih bam biasanya terulang sendiri."
?"Mr. Webb?" bisik McAllister.
"Ada apa, Analyst" Bagaimana perasaanmu?"
"Tidak penting. Kenapa kau kembali kembali ke Sheng?"
?"Untuk memberinya hadiah perpisahan. Buku rekening bank. Rekening rahasia di
Kepulauan Cayman." "Apa?" "Tidak ada, gunanya bagi siapa pun. Nama dan nomor rekeningnya sudah dirobek.
Tapi pasti menarik melihat reaksi Peking ketika mengetahui
keberadaannya, bukan?"
38 EdWARD NEWINGTON MCALLISTER, menggunakan tongkat, tertatih-tatih memasuki ruang
kerja rumah di Victoria Peak yang dulu pernah anggun, jendeia besamya sekarang
ditutupi plastik lebar, kekacauan tampak mencolok. Ambassador Raymond Havilland
mengawasi saat menteri muda urusan luar negeri itu melemparkan arsip Sheng ke
mejanya. "Aku yakin kau kehilangan ini," kata analis itu, memiringkan tongkat dan duduk
dengan susah payah. "Kata dokter lukamu tidak kritis," kata diplomat ita. "Aku senang."
"Kau senang" Kaupikir kau ini siapa sehingga berani merasa senang?"
"Hanya sikap sopan kedengaran sombong, kalau kau mau tapi aku serius. Yang
? ?kaulakukan itu luar biasa, lebih daripada apa pun yang kubayangkan."
"Aku yakin begitu." Menteri muda ita menggeser posisinya, menyandarkan bahu yang
terluka ke kursi. "Sebenamya, bukan aku yang melakukannya. Ia yang
melakukannya." "Kau yang memungkinkannya, Edward."
"Aku berada di mar bidangku wilayahku. Orang-orang ini melakukan hal-hal yang
?hanya kita impikan, atau bayangkan, atau saksikan di layar tidak mempercayainya
sedikit pun karena begitu mustahil."
"Kita tidak akan memiliki impian, atau fantasi semacam ita, atau terpesona,
kalau hal-hal yang fundamental tidak ada dalam pengalaman manusia. Mereka
melakukan apa yang mereka lakukan dengan baik, sama seperti kita bemsaha sebaik-
baiknya di bidang kita. Masing-masing memiliki wilayahnya sendiri, Mr.
Undersecretary." McAllister menatap Havilland, pandangannya tak goyah. "Bagaimana itu bisa
terjadi" Bagaimana mereka bisa mendapatkan arsip itu?"
"Wilayah yang lain. Seorang profesional. Tiga pemuda tewas dibunuh, cukup
mengerikan. Lemari besi yang tak bisa ditembus berhasil ditembus."
"Ita bukan alasan!"
"Setuju," kata Havilland sambil mencondongkan tubuh ke depan, tiba-tiba
meninggikan suara. "Sama seperti tindakanmu tidak bisa dijadikan
600 alasan! Demi Tuhan, kaupikir kau ini siapa sehingga berani mengambil keputusan
sendiri orang yang tak berpengalaman" Kau melanggar setiap sumpah yang pemah ?kauambil untuk melayani pemerintahmu! Pemecatan saja tidak cukup! Tiga puluh
tahun penjara akan lebih sesuai untuk kejahatanmu! Pemahkah terlintas dalam
benakmu apa yang mungkin terjadi" Perang yang bisa menerjunkan Timur
Jauh dunia ke dalam neraka!"
? ?"Aku melakukan apa yang kulakukan karena aku bisa melakukannya. Im pelajaran
yang kudapat dari Jason Bourne, Jason Bourne kita. Terlepas dari itu, kau akan
menerima pengunduran diriku, Mr. Ambassador.
Berlaku secepatnya kecuali kau mau menuntut."
?"Dan membiarkanmu lolos?" Havilland kembali bersandar ke kursinya. "Jangan
konyol. Aku sudah bicara dengan Presiden dan ia setuju. Kau
akan menjadi ketua National Security Council." "Ketua " Aku tidak bisa
?menanganinya!" "Dengan limusinmu sendiri dan segala omong kosong lainnya." "Aku
tidak tahu hams berkata apa!"
"Kau tahu hams berpikir bagaimana, dan aku akan mendampingimu."
"Oh Tuhan!" 'Tenang. Evaluasi saja. Dan beritahu orang-orang kita yang harus mereka katakan.
Di sanalah letak kekuasaan yang sebenamya, kau tahu. Bukan mereka yang bicara,
tapi mereka yang berpikir."
"Semuanya begitu tiba-tiba, begitu "
?"Begitu layak, Mr. Undersecretary," sela diplomat ita. "Otak adalah benda yang
luar biasa. Jangan pemah meremehkannya. Kebetulan, dokter memberitahuku Lin
Wenzu berhasil melewati masa kritis. Lengan kirinya tak bisa digunakan lagi,
tapi ia akan tetap hidup. Aku yakin ada rekomendasi yang perlu kauteruskan ke
Mi-Six, London. Mereka akan menghormatihya." "Mr. dan Mrs. Webb" Di mana
mereka?" "Di Hawaii, sekarang ini. Bersama Dr. Panov dan Mr. Conklin, tentu saja.
Sayangnya mereka tidak terlalu peduli padaku."
"Mr. Ambassador, kau tidak memberi mereka banyak alasan." "Mungkin tidak, tapi
ita bukan pekerjaanku." "Kupikir aku mengerti. Sekarang."
"Kuharap Tuhan-mu memiliki belas kasihan bagi orang-orang seperti kau dan aku,
Edward. Aku tidak keberatan tidak bertemu denganNya
kalau Ia tidak mau bertemu denganku." "Selalu ada maaf."
"Sungguh" Kalau begitu aku tidak mau mengenalNya. Ia ternyata
palsu." "Kenapa?"
"Karena Ia melepaskan ras serigala yang tak berpikir dan haus darah
di dunia ini, ras yang tak peduli sedikit pun tentang keselamatan suku, hanya
keselamatan mereka sendiri. Ini pasti bukan Tuhan yang sempurna,
benar" "Ia sempurna. Kitalah yang tidak sempurna."
"Kalau begitu ini hanya permainan bagiNya. Ia meletakkan ciptaanNya di tempat
masing-masing, dan untuk kesenanganNya sendiri mengawasi mereka menghancurkan
diri sendiri. Ia mengawasi kita menghancurkan diri sendiri."
"Merekalah bahan peledak kita, Mr. Ambassador. Kita memiliki kehendak bebas."
'Tapi menurut Kitab Suci, semua adalah kehendakNya, bukan begitu" Biarlah
kehendakNya yang jadi." "Im bidang abu-abu."
"Sempurna. Suatu hari nanti mungkin kau akan jadi menteri luar negeri."
"Kurasa tidak."
"Kurasa juga tidak," Havilland menyetujui. 'Tapi sementara itu kita melakukan
togas kita menjaga segala sesuatu tetap di tempatnya, menghentikan dunia ?sebelum menghancurkan diri sendiri. Syukur pada roh-roh, seperti kata mereka di
Timur, bagi orang-orang seperti kau dan aku, Jason Bourne dan David Webb. Kita
mendorong Armageddon satu hari lebih jauh. Apa yang akan terjadi kalau kita


The Bourne Supremacy Karya Robert Ludlum di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak ada di sini?" Rambutnya yang panjang kemerahan jatuh di wajahnya, tubuhnya menempel rapat ke
tubuh suaminya, bibimya di samping bibir suaminya. David membuka mata dan
tersenyum. Seolah-olah tak ada mimpi buruk yang mengganggu kehidupan mereka,
tidak ada kemarahan yang ditimpakan pada mereka dan membawa mereka ke tepi
jurang berisi kengerian dan kematian. Mereka bersama-sama, dan kenyamanan luar
biasa yang tercipta dalam realita itu memenuhi dirinya dengan rasa syukur yang
amat sangat. Memang cukup lebih daripada yang diharapkannya.
?In mulai menyusun kembali kejadian-kejadian selama 24 jam terakhir dan senyumnya
melebar, tawa singkat terlontar dari mulutaya. Situasi tidak pemah seperti
sehamsnya, tidak pemah seperti yang diduga orang. Ia dan Mo Panov minum terlalu
banyak dalam penerbangan dari Hong Kong ke Hawaii, sementara Alex Conklin
bertahan dengan es teh atau soda atau apa pun yang ingin dipamerkan pemabuk yang
bam berhenti tidak ada teguran, hanya pengorbanan diri tanpa suara. Marie
?memegangi kepala Dr. Panov yang terhormat sementara psikiater terkenal ini
muntah-muntah dalam toilet kecil pesawat mi liter Inggris, dan menyelimuti Mo
sewaktu ia tertidur lelap. Lalu Marie dengan lembut tapi tegas menolak desakan
suaminya untuk bercinta, tapi mengganti penolakan itu sewaktu
602 ia dan suaminya yang lebih sadar tiba di hotel di Kahala. Malam percintaan yang
luar biasa dan memabukkan seperti impian orang dewasa,
menghapus bersih segala teror mimpi buruk itu.
Alex" Ya, ia ingat. Conklin menumpang pesawat komersial pertama dari Oahu ke Los
Angeles dan Washington. "Ada kepala yang harus dipecahkan", begitu ungkapan yang
dikatakannya. "Dan aku bemiat memecahkannya." Alexander Conklin memiliki misi
baru dalam kehidupannya yang berantakan. Misi bernama pertanggungjawaban.
Mo" Morris Panov" Jawara psikologi ecek-ecek dan dukun dalam profesinya" Ia ada
di kamar sebelah, tidak ragu lagi "menikmati" hangover terhebat yang pemah
dirasakannya seumur hidup.
'kau tertawa," bisik Marie, matanya terpejam, membenamkan wajahnya di leher
suaminya. "Apa yang lucu?"
"Kau, aku, kita semuanya."?"Selera humormu benar-benar membuatku bingung. Di sisi lain, kupikir aku
mendengar suara seseorang bemama David."
"Hanya itu yang akan kaudengar mulai sekarang."
Terdengar ketukan di pinto, bukan pintu ke lorong, tapi pintu sambungan ke kamar
sebelah. Panov. Webb turun dari ranjang, melangkah ke kamar mandi dan meraih
handuk, melilitkannya di pinggangnya yang telanjang. "Tunggu sebentar, Mo!"
serunya, sambil berjalan ke pintu.
Morris Panov, wajahnya pucat tapi tenang, berdiri di sana sambil membawa koper.
"Boleh aku memasuki Kuil Eros?"
"Kau sudah tiba, sobat."
"Kuharap begitu.... Selamat sore, Sayang," kata psikiater itu kepada Marie di
ranjang, sambil melangkah ke kursi dekat pintu kaca yang menuju balkon, dengan
pemandangan pantai Hawaii yang terbentang. "Jangan repot-repot, jangan
menyiapkan hidangan, dan kalau kau turun dari ranjang, tidak usah khawatir. Aku
dokter. Kurasa." "Bagairhana keadaanmu, Mo?" Marie duduk tegak, menarik selimut menutupi
tubuhnya. "Jauh lebih baik daripada tiga jam yang lalu, tapi kau tidak akan tahu. Kau
sangat waras." "Kau terlalu tegang, kau harus lebih santai."
"Kalau kau mengenakan biaya seratus dolar per jam, lovely lady, akan kugadaikan
rumahku dan mendaftar untuk terapi lima tahun."
"Aku senang hal itu diperjelas," kata David sambil tersenyum dan duduk di
hadapan Panov. "Kenapa membawa koper?"
"Aku mau pergi. Ada pasien di Washington dan aku senang beranggapan mereka
mungkin membutohkanku."
Kesunyian im menghanyutkan, saat David dan Marie memandang Morris Panov. "Apa
yang harus kami katakan, Mo?" tanya Webb. "Bagaimana cara kami mengatakannya?"
"Kalian tidak perlu mengatakan apa-apa. Aku saja yang bicara. Marie sudah
terluka. disakiti melebihi daya tahan normal. Tapi kalau dipikir-pikir lagi,
daya tahannya memang di atas normal dan ia bisa menghadapinya. Meskipun
keterlaluan; itulah yang kita harapkan pada diri orang-orang tertentu. Tidak
adil, tapi begitulah adanya."
"Aku harus bertahan hidup, Mo," kata Marie sambil memandang suaminya. "Aku harus
mendapatkan dia kembali. Begitulah adanya pada waktu itu"
"Kau, David. Kau mengalami hal-hal yang sangat traumatis, hanya kau yang bisa
menghadapinya, dan kau tidak butuh omong kosong psikologis dariku. Kau adalah
dirimu yang sekarang, bukan orang lain. Jason Bourne sudah hilang. Ia tidak bisa
kembali. Bangun kehidupanmu sebagai David Webb pusatkan perhatian pada Marie ?dan David hanya im dan seharusnya hanya ita. Dan kapan pun kegelisahanmu
?muncul mungkin tidak akan lagi, tapi kuhargai kalau kau mau menciptakan
?beberapa kesempatan seperti itu-r-hubungi aku, dan aku akan menumpang pesawat
berikut ke Maine. Aku sayang kalian berdua, dan semur sapi buatan Marie luar
biasa." Matahari terbenam, bulatan jingga yang membara bertengger di kaki langit barat,
perlahan-lahan menghilang ke Lautan Pasifik. Mereka berjalan di sepanjang
pantai, tangan mereka saling menggenggam erat-erat, tabuh mereka
bersentuhan begitu wajar, begitu tepat.
?"Apa yang kaulakukan kalau ada bagian dirimu yang kaubenci?" kata Webb.
"Menerimanya," jawab Marie. "Kita semua memiliki sisi gelap, David. Kita
berharap bisa mengingkarinya, tapi tidak bisa. Sisi ita ada di sana. Mungkin
kita tidak bisa eksis tanpa kehadirannya. Sisi gelapmu adalah legenda bemama
Jason Bourne, tapi hanya ita."
"Aku benci padanya."
"Ia mengembalikanmu padaku. Hanya ita yang penting."
Tentang Pengarang Robert Ludlum alias Jonathan Ryder alias Michael Shepherd lahir di Naples,
Florida, pada tanggal 25 Mei 1927. Novel pertamanya, The Scarlatti Inheritance,
terbit tahun . 1971, dan langsung menjadi best seller. Lebih dari 210 juta kopi
bukunya telah dijual di seluruh dunia dan diterjemahkan ke dalam 32 bahasa. The
Bourne Identity dan The Bourne Supremacy merupakan bagian dari trilogi Bourne.
Kedua buku tersebut telah difilmkan defngan bintang Matt Damon. Robert Ludlum
wafat pada tanggal 12 Maret 2001.
Dewi Tangan Jerangkong 2 Bocah Sakti Karya Wang Yu Anak Rajawali 1
^