Pencarian

Nama Tuhan Yang Keseratus 3

Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf Bagian 3


sejenak, berdehem, dan menjulurkan kepala untuk melihat apakah orang yang bersedih itu
kerabat dekat mendiang Chevalier atau bukan.
Aku begitu terkejut karena yang sedang dibicarakan dalam khotbah itu adalah
Marmontel. Aku sengaja datang ke sini untuk berbicara dengannya setelah misa usai, hanya
untuk tahu bahwa ia telah mati!
Aku menghabiskan waktu dua bulan di jalan, melintasi Suriah, Cilicia, pegunungan
Taurus, dan dataran Anatolia, untuk mencarinya dan meminjam Nama yang
Keseratus selama beberapa hari. Dan kini aku diberi tahu bahwa lelaki itu dan
bukunya mengalami nasib serupa - keduanya hilang di laut!
Begitu misa usai, aku menemui sang pastor. Ia mengatakan padaku bahwa ia dikenal
sebagai Thomas dari Paris. Bersamanya adalah seorang pedagang Prancis terkemuka
bernama Tuan Roboly. Aku menjelaskan padanya mengapa aku begitu gusar,
menjelaskan betapa sang Chevalier telah mengunjungi toko bukuku yang sederhana
beberapa kali untuk membeli buku bagi Yang Mulia Raja Prancis. Ini tampaknya
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 065 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk mengesankan mereka, dan mereka bertanya dengan cemas tentang kunjungan sang
Chevalier ke Gibelet pada bulan Agustus, tentang apa yang disebutnya sebagai
per147 jalanan terakhirnya, dan firasat apa pun yang mungkin ia gelisahkan.
Pastor Thomas sangat berhati-hati, tidak seperti Tuan Roboly, yang segera
mengatakan padaku bahwa menurutnya kematian sang Chevalier tidak disebabkan
cuaca buruk, seperti yang dinyatakan oleh yang berwenang, melainkan karena
serangan bajak laut, sebab laut di sekitar Smyrna sangat tenang pada saat
kecelakaan itu terjadi. Ia bahkan mulai bercerita padaku bahwa ia tak percaya para bajak
laut itu bertindak atas kemauan mereka sendiri, saat pastor memasang mimik masam dan
berkata, "Kita tak tahu apa pun tentang soal itu! Biarlah kehendak Tuhan
terjadi, dan semoga Tuhan memberi kita masing-masing apa yang layak kita terima!"
Memang benar kini tak ada gunanya menebak-nebak sebab musabab sebenarnya
tragedi itu, apalagi menduga-duga siasat penguasa Ottoman. Bagiku, itu semua tak
ada gunanya. Baik orang yang hendak kutemui, maupun buku yang kuharap bisa
kubeli kembali atau kupinjam darinya, kini telah terbaring di alam Neptunus, di
perut Laut Aegea, atau barangkali dalam perut ikan-ikannya.
HARUS KUAKUI bahwa setelah menyesali diri dan meratapi kenyataan bahwa aku
mengalami begitu banyak kesulitan hanya untuk kesia-siaan, aku mulai merenungi
apa makna semua ini dan apa yang seharusnya kupelajari darinya. Setelah kematian
si tua Idriss, dan kini lenyapnya Marmontel sekaligus Nama yang Keseratus,
apakah sebaiknya aku menyerah dalam
148 mencari buku itu dan kembali dengan diam-diam ke Gibelet"
Namun, bukan keahlianku memikirkan pertanda-pertanda buruk. Menurut
kemenakanku Boumeh, Tuhan pasti ingin memberi kami pelajaran. (Logis sekali! -
menghanyutkan utusan Raja Prancis untuk memberi petunjuk pada seorang saudagar
Genoa. Tetapi, biarlah itu berlalu.) Tuhan ingin menghukum kami, terutama aku,
karena membiarkan buku itu lepas ketika seharusnya aku menjaganya. Tetapi, aku
tak mau menyerah. Malah sebaliknya. Kami harus meningkatkan upaya kami dan
membuka diri pada hal-hal yang lebih menyengsarakan dan mengecewakan untuk
layak mendapatkan pahala tertinggi - buku itu, beserta penyelamatan yang
menyertainya. Jadi, apa yang menurut Boumeh harus kami lakukan" Terus mencari. Bukankah
Konstantinopel memiliki para penjual buku paling besar dan paling hebat di
seluruh dunia" Kami harus menanyai mereka satu persatu, menggeledah rak-rak mereka, dan
membongkar gudang-gudang mereka, dan akhirnya kami akan menemukan apa yang
kami cari. Dalam hal ini - tapi hanya dalam hal ini saja! - aku setuju dengannya. Jika ada
satu tempat di mana kau seharusnya bisa menemukan sebuah salinan, asli atau tiruan,
dari Nama yang Keseratus, maka tempat itu adalah Konstantinopel.
Tetapi, pertimbangan ini hanya sedikit memengaruhi keputusanku agar tidak
langsung pulang ke Gibelet. Begitu aku bisa mengatasi kejutan awal atas kabar
tak diharapkan ini, aku memutuskan tak ada,gunanya
149 aku merasa tertekan, dan bahkan aku harus lebih membuka diri lagi - dalam musim
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 066 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk dingin dan ketika aku masih belum pulih dari sakitku - pada kerasnya perjalanan.
Mari kita renungkan sejenak, sambil menjelajahi kios-kios buku dan toko-toko
barang antik, dan juga memberi Marta waktu untuk menyelesaikan urusannya. Lalu
kita lihat hasilnya. Barangkali dengan memperpanjang perjalanan beberapa minggu aku akan
menemukan makna lain. Itulah yang kukatakan pada diriku sendiri sebelum aku
membuka halaman ini. Aku tahu persis ini hanyalah alat untuk mengalihkanku dari
kecemasan dan kebingungan.
3 November AKU TERUS memikirkan Marmontel yang malang, dan semalam, untuk kedua
kalinya, aku melihatnya dalam mimpiku! Aku sungguh berharap kami berpisah
dalam keadaan yang lebih baik dalam kunjungan terakhirnya, la pasti mengutuk
ketamakan Genoa-ku saat kuberi ia harga 1.500 maidin untuk buku Mazan-darini.
Bagaimana ia tahu aku melakukannya karena aku merasa cemas harus berpisah
dengan sesuatu yang diberikan padaku sebagai hadiah oleh seorang lelaki miskin"
Maksudku adalah melakukan yang terbaik, tetapi ia tak bisa menebaknya. Dan kini
aku tak akan bisa lagi mendapatkan kesan baiknya.
Aku hanya berharap waktu akan menumpulkan rasa sesalku.
*** 150 SIANG INI tuan rumahku yang ramah, Tuan Barinelli, datang menemuiku di
kamarku. Ia memeriksa dulu sebelumnya, dengan berhati-hati membuka pintu
edikit, untuk mengetahui apakah aku telah terjaga dari tidur siangku, dan ketika
aku memberi isyarat padanya agar ia masuk, ia pun masuk dengan malu-malu, dan
menjelaskan bahwa setelah mendengar apa yang terjadi, ia bermaksud menemuiku
untuk melihat bagaimana keadaanku. Lalu ia duduk dengan sikap resmi, dengan
pandangan mata tertunduk, seakan-akan menyatakan rasa bela sungkawanya.
Pelayannya mengikutinya masuk, dan dia tetap berdiri hingga aku memaksanya
duduk. Ketika Barinelli menyatakan seluruh kata-kata belasungkawa dalam adat
Genoa, perempuan pelayan itu tetap berdiam diri, tak memahami satu kata pun,
tetapi memusatkan perhatian pada bunyi suara Barinelli seakan-akan itu adalah musik
yang paling manis. Aku menyimaknya seakan-akan berterima kasih pada pengamatannya
mengenai takdir Tuhan, tetapi pada kenyataannya hatiku terhibur karena
menyaksikan mereka berdua.
Bagiku mereka amat menyentuh hati. Aku belum pernah menyebut mereka
sebelumnya dalam halaman-halaman ini karena terlalu banyak berkata tentang
Marmontel. Namun, karena kami berada di sini aku kerap berbicara tentang mereka
di depan teman-temanku, terutama Marta, dan kami bergurau dengan riang tentang
mereka. Kisah mereka memang aneh. Aku mencoba menceritakannya seperti yang kudengar
sendiri: barangkali 151 itu akan mengalihkanku sejenak dari semua kecemasanku.
Musim semi yang lalu, Barinelli, dalam perjalanan menuju kawasan perkampungan
pandai emas dan perak saat berbisnis, melintasi sebuah pasar budak yang di sini
dikenal sebagai Esirpazari, ketika ia didekati seorang penjual budak yang
membawa software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 067 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk seorang gadis dan mem-bualkan kelebihan perempuan itu. Barinelli berkata pada
orang itu bahwa ia tidak tertarik membeli budak, tetapi orang itu tetap
bersikeras, dan berkata, "Jangan beli dia kalau Anda tak mau, tetapi setidaknya lihatlah dia!"
Untuk mengakhiri perdebatan itu Barinelli melirik gadis itu, bermaksud segera
berjalan tanpa banyak cakap. Namun, ketika mata mereka bertemu, ia merasa
seakanakan ia telah "menemukan seorang saudara perempuan yang telah lama hilang
karena dijadikan tawanan." Ia mencoba bertanya pada gadis itu dari mana dia berasal,
tetapi dia tak paham bahasa Turki atau Italia. Penjual budak itu menjelaskan bahwa
gadis itu berbicara dalam bahasa yang tak dapat dimengerti di sini, seraya menambahkan
bahwa dia memiliki cacat kecil lain - sedikit pincang yang disebabkan sebuah luka
di pahanya. Si penjual budak menyingkap gaun perempuan itu untuk menunjukkan
bekas lukanya, tetapi dengan tegas Barinelli menutupnya kembali seraya berkata
ia akan membelinya apa adanya - ia tak perlu melihat lagi.
Maka, Barinelli pulang dengan budak yang hanya bisa berkata padanya bahwa
namanya adalah Liva. Anehnya, nama kecil Barinelli adalah Livio.
152 Kisah cinta mereka kemudian amatlah mengharukan. Mereka saling berpegangan
tangan setiap waktu dan tak pernah memalingkan pandangan satu sama lain. Livio
menatap Liva seakan-akan dia bukanlah budaknya, melainkan seorang putri raja dan
istri tercintanya. Aku kerap melihat Livio mencium tangan Liva, mengangsurkan
kursi untuknya, atau mengelus rambut dan alisnya, jelas terlihat di depan kami.
Semua pasangan suami istri dan kekasih di dunia ini akan cemburu pada mereka
berdua. Liva memiliki mata sipit dan rahang yang tinggi, tetapi memiliki rambut yang
berwarna terang nyaris pirang. Dia mungkin berasal dari sebuah suku yang hidup
di padang rumput stepa. Kurasa dia adalah keturunan Mongol, tetapi dari salah satu
di antaranya yang memboyong seorang perempuan dari Moskow. Dia tak pernah bisa
menjelaskan dari mana dia berasal atau bagaimana dia sampai menjadi tawanan.
Tampaknya dia memahami setiap kata yang dikatakan oleh Barinelli saat ini,
tetapi itu tak mengejutkan, mengingat cara lelaki itu berbicara padanya. Gadis itu pada
akhirnya akan mempelajari bahasa Italia, kecuali Barinelli memahami bahasa padang
stepa. Sudahkah kusebutkan bahwa perempuan itu kini sedang hamil" Maka Livio tak
mengizinkannya naik turun tangga, kecuali ia sendiri ada di sampingnya untuk
membimbingnya. MEMBACA BARIS-BARIS yang telah kutulis, aku tahu aku telah memanggil Liva
sebagai "pelayannya." Aku berikrar tak akan membocorkan apa pun, tetapi aku
153 harus meluruskan hal ini. Aku tak ingin menyebutnya "budak", dan merasa ragu
menyebutnya gundik atau kekasih gelap. Namun, setelah semua yang baru saja
kukatakan, tampak jelas bahwa Liva seharusnya disebut istrinya. Barinelli
memperlakukannya seperti itu, ia memperlakukan gadis itu lebih baik daripada
para istri biasa diperlakukan, dan perempuan itu akan segera menjadi ibu bagi
anakanaknya. 4 November PAGI INI orang-orangku menyebar di sekitar kota,
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 068 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk masing-masing mencari keasyikan sendiri-sendiri.
Boumeh telah pergi mengacak-acak kios-kios buku,
s setelah mendengar desas-desus tentang seorang kolektor o
besar yang diduga memiliki buku Nama yang Keseratus. ^ Ia belum berhasil
menemukan sesuatu yang lebih tepat. " Habib dan saudara lelakinya menyeberangi
Golden j= Horn dengan perahu yang sama, tetapi mereka kembali secara terpisah, dan aku
meragukan mereka pergi bersama untuk waktu lama.
Marta pergi ke istana Sultan untuk mencari tahu apakah seorang lelaki yang
bernama sama dengan suaminya digantung sebagai bajak laut dua tahun lalu. Hatem
menemani Marta, karena Hatem bisa berbicara bahasa Turki lebih lancar dan lebih


Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baik di antara kami semua dalam berurusan dengan petugas resmi. Sejauh ini
mereka belum menemukan sesuatu yang khusus, tetapi mereka telah belajar untuk
menangani soal ini, dan mereka akan kembali besok.
Aku sendiri menemui Pastor Thomas lagi di gerejanya di Pera. Ketika kami
berjumpa untuk per154 j*tama kalinya pada hari Minggu, aku tak memiliki [kesempatan atau keinginan
untuk bercakap-cakap "lengannya karena aku sangat terpukul oleh kematian
Marmontel. Aku menyebutkan dengan samar sejumlah barang bernilai tinggi yang
telah dibeli sang Chevalier Bariku dan bahwa kami seharusnya bercakap-cakap Bagi
di Konstantinopel. Kini aku menjelaskan, seakan-kikan pada seorang pastor yang
menerima pengakuan ?osa, alasan-alasan sesungguhnya kekagetanku kemarin. Ia
menyelaku dengan mencekal pergelangan tanganku Ban berhenti sejenak saat ia
merenung atau berdoa, ?.alu ia berkata, "Satu-satunya cara. seorang Kristen
Berseru pada Tuhan adalah melalui doa. Ia harus rendah liati dan patuh, dan menceritakan
pada Tuhan tentang pemua kesedihan dan harapannya, mengakhiri dengan
mengatakan amin, dan meyakini bahwa kehendak ffuhan pasti akan terjadi.
Orangorang yang sombong, di sisi lain, mencari dalam buku para penyihir bentuk-
fcentuk kata yang mereka kira bisa mengubah atau Biengalihkan kehendak Tuhan. Mereka
membayangkan ?uhan sebagai sebuah kapal yang pasak kemudinya Jbisa tnereka -
orang-orang malang itu - manipulasi agar sesuai ?lengan tujuan mereka. Tetapi
Tuhan bukanlah sebuah Bcapal - Tuhan adalah majikan dari segala kapal, segala
lautan, dan juga segala langit tenang atau badai. Ia lidak bisa diatur oleh
bentukbentuk kata yang ditemukan oleh para tukang sihir, juga tidak bisa dipaksa
foleh kalimat-kalimat atau gambar-gambar. Tuhan tidak bisa dirumuskan dan tak bisa
ditebak, dan terkutuklah piapa pun yang mengira bisa menjinakkan-Nya!
155 "Menurutmu buku yang kau jual pada Marmontel itu memiliki kekuatan yang luar
biasa ..." "Tidak, Pastor," aku membetulkannya. "Aku hanya menceritakan pada Anda hal-hal
bodoh yang dikatakan orang-orang tentang buku itu. Jika aku sendiri percaya buku
itu memiliki kekuatan luar biasa, aku tak akan melepaskannya "
"Kau sudah benar dengan melepasnya, anakku, karena kau bepergian di bawah
perlindungan Tuhan maka kau tiba dengan selamat di Konstantinopel, sementara
Chevalier itu yang berlayar dengan yang diduga orang sebagai buku suci dalam
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 069 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk bagasinya, tak pernah sampai! Semoga Tuhan mengasihinya!" "d Aku bertanya pada
Pastor Thomas mengenai rincian
" bencana itu, tetapi tiada hal baru yang dikatakannya ^ padaku. Namun, ia
banyak menghiburku, dan aku c meninggalkan gereja dengan langkah lebih ringan S
daripada saat aku memasukinya, dan dengan kesedihanku yang telah tersembuhkan.
Di atas segalanya - mengapa aku menyangkalnya" - komentar terakhirnya amat
menghiburku. Maka, ketika Boumeh kembali di malam harinya dan mulai mendugaduga
mengenai peluang kami dalam menemukan salinan lain buku Nama yang
Keseratus, aku berkata dengan menghela napas, tanpa merasa malu aku berpura-pura
mencapai kearifan itu atas upayaku sendiri, "Aku tak tahu apakah kita akan
kembali dari sini dengan buku itu, tetapi untunglah kita tidak datang ke sini dengan
buku itu." "Mengapa Paman berkata begitu?"
156 "Karena sang Chevalier, yang bepergian dengan buku itu ..."
Marta tersenyum, sepasang mata Hatem berbinar, dan Habib benar-benar tertawa dan
menepuk bahu saudaranya. Boumeh mengangkat bahu dengan sikap meremehkan
dan menyanggahku, seraya menghindari tatapan mataku, "Paman mengira Nama
yang Keseratus adalah semacam benda kuno keramat yang bisa mendatangkan
keajaiban. Aku tak pernah bisa membuat Paman mengerti bahwa bukan buku itu
yang bisa menyelamatkan pemiliknya, melainkan kata yang tersembunyi di
dalamnya. Buku milik Idriss adalah sebuah salinan dari salinan. Dan apakah
tujuan kita datang ke sini" Meminjam buku itu dari sang Chevalier, jika ia mengizinkan,
dan membuat salinan yang lain! Namun, bukan buku itu yang kita cari - yang kita
cari adalah kata yang tersembunyi di dalamnya."
"Kata apakah itu?" tanya Marta polos.
"Nama Tuhan." "Allah?" Boumeh menyahut dengan sikap sok pamer.
"'Allah' hanyalah sebuah singkatan dari 'al-ilah' yang berarti 'tuhan'. Itu
bukanlah nama, melainkan sebutan. Seperti jika aku mengatakan 'sultan'. Tetapi, seorang
sultan memiliki nama - ia bisa bernama Muhammad, atau Mourad, atau Ibrahim,
atau Osman. Seperti Paus, yang disebut Paus Suci, tetapi juga memiliki nama
sendiri." "Itu karena para paus dan sultan bisa mati," tukasku, "dan digantikan. Jika
mereka tidak mati, mereka akan selalu sama, dan kita tak lagi perlu
157 memberi mereka sebuah nama dan sosok. Cukup 'Paus' atau 'Sultan saja."
"Begitulah. Dan karena Tuhan tidak akan mati dan tak pernah digantikan oleh yang
lain, kita tidak perlu memanggil-Nya dengan cara lain. Itu tak berarti Tuhan tak
memiliki nama lain, nama rahasia. Ia tidak bercerita pada makhluk-makhluk biasa
apakah nama itu - hanya pada mereka yang layak mengetahuinya saja. Mereka
benar-benar Yang Terpilih, dan mereka hanya perlu mengucapkan nama ilahiah itu
untuk lolos dari segala bahaya dan menangkis segala musibah. Paman akan
menyanggah bahwa jika Tuhan mengungkap nama-Nya pada mereka yang Ia pilih,
maka 'a tak ada gunanya memiliki buku karya Mazandarani untuk memiliki hak
istimewa itu. Tak diragukan. Si ^ malang Idriss memiliki buku itu sepanjang
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 070 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk hayatnya, c dan mungkin ia tak belajar apa pun darinya. Untuk E layak mengetahui
nama yang agung itu, seseorang harus memiliki kesalehan yang luar biasa, atau
pengetahuan yang luas, atau keistimewaan unik lainnya. Namun, bisa juga terjadi
bahwa Tuhan memilih seseorang yang kelihatannya tidak istimewa sama sekali.
Tuhan mengirim isyarat padanya, memercayainya dengan penugasan, menceritakan
padanya rahasia-rahasia, dan mengubah hidupnya yang membosankan menjadi
sebuah kisah kepahlawanan yang tak terlupakan. Kita tak boleh mempertanyakan
mengapa seseorang dipilih, dan bukan orang lain. Pertimbangan singkat kita tidak
layak diperbandingkan dengan pertimbangan Tuhan yang mengetahui masa lalu dan
masa depan dalam sekali pandang."
158 Apakah kemenakanku ini benar-benar percaya bahwa ia sendiri telah dipilih oleh
Tuhan" Itulah kesan yang kudapat saat aku menyimaknya. Dalam wajah
kekanakkanakan itu, di balik rona cerah pipinya, terdapat semacam ketegangan
yang membuatnya menggigil dan menggangguku. Haruskah aku membawanya pulang
pada ibunya, atau ia akan tetap mengikutiku sepanjang perjalanan seperti yang
telah ia lakukan hingga saat ini"
Tidak, itu tidak benar - tidak satupun dari kami semua! Marta mengikuti perjalanan
ini karena alasan-alasannya sendiri. Habib ikut serta karena sikap sok pahlawan
atau dengan pamrih kisah asmara. Dan yang dilakukan Hatem adalah mengikuti
majikannya ke Konstantinopel, karena ia akan mengikutiku ke mana pun aku pergi.
Hanya akulah yang menyerah pada desakan Boumeh, dan sebenarnya aku bisa saja
menolaknya. Tetapi, itu tak kulakukan. Aku menyimak penuturan Boumeh dengan
sabar, walaupun aku tahu nalarnya tak masuk akal dan keimanannya tidak istimewa.
Barangkali aku harus bersikap lain padanya. Menentangnya, menyela, meledeknya -
pendeknya, memperlakukannya seperti yang biasa dilakukan seorang paman terhadap
kemenakannya yang masih muda, alih-alih menunjukkan perhatian yang dalam
terhadapnya dan pengetahuannya. Kenyataannya, aku agak takut padanya, bahkan
ngeri. Aku sebaiknya memahami ketakutan ini dengan lebih baik.
Bagaimanapun, entah ia wakil Tuhan atau utusan dari neraka, ia tetaplah
kemenakanku, dan aku sungguh159
sungguh ingin ia bersikap selayaknya seorang kemenakan terhadap pamannya!
5 November. ATAS PERMINTAANNYA sendiri, aku menemani Marta pergi ke istana Sultan.
Namun, aku segera meninggalkannya atas permintaan pegawaiku yang berpikir
kehadiranku akan membuat tugasnya makin sulit. Aku mengenakan pakaian
terbaikku untuk membuat kesan yang baik, tetapi aku ternyata hanya membangkitkan
ketamakan dan iri hati. Kami telah memasuki istana melalui halaman bagian luar bersama ratusan pemohon
lainnya, semuanya hening seakan-akan sedang berada di rumah ibadah. Tetapi
kesunyisenyapan ini disebabkan oleh rasa takut karena begitu dekat dengan
seseorang yang memiliki kekuasaan atas hidup dan mati mereka masing-masing. Aku
tak pernah berada di tempat seperti itu sebelumnya, dan aku merasa gelisah ingin
pergi dari kerumunan orang-orang yang saling berbisik lirih itu, yang merayap
malumalu melintasi pasir dan meruapkan aroma penderitaan dan ketakutan.
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 071 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk Hatem ingin menjumpai seorang pegawai di gudang senjata yang telah
menjanjikannya keterangan dengan imbalan sejumlah kecil uang. Ketika kami
mencapai pintu gedung yang dulunya merupakan gereja Santa Irene itu, ia
memintaku menunggu di luar karena takut orang itu akan menaikkan harga yang
dimintanya jika ia melihatku. Tetapi terlambat. Malangnya, petugas itu baru saja
hendak pergi untuk suatu urusan atau karena sebab lain, dan mengambil kesempatan
160 untuk mengamatiku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ketika ia kembali
beberapa menit kemudian, tuntutannya telah naik hingga lima belas kali lipat dari
sebelumnya. Kau tak akan meminta seorang Genoa kaya mengeluarkan sejumlah uang yang sama
dengan yang kau tipu dari seorang penduduk desa Suriah yang mengantarkan
seorang janda miskin. Sepuluh aspre telah naik menjadi 150, dan selain itu
keterangan yan^ didapat tidak lengkap - alih-alih menceritakan semua yang ia tahu,
lelaki itu malah menyembunyikan sebagian besar di antaranya dengan harapan bisa
mendapat uang lebih banyak lagi. Ia mengatakan pada kami, menurut buku besar
yang ia lihat, nama Sayyaf, suami Marta, tidak termasuk yang dihukum mati,
tetapi ada buku besar lain yang belum bisa ia lihat. Kami harus membayar mahal dan
berterima kasih, dan masih dibiarkan terombang-ambing dalam ketidakpastian.
Hatem ingin melanjutkan upayanya dan menemui seseorang lain "di bawah kubah",
melintasi Gerbang Penyelamatan. Tetapi, ia memohon padaku agar jangan
menemaninya lagi. Lebih dengan merasa senang daripada tersinggung, aku pergi dan
menunggu mereka di luar, di sebuah kedai kopi yang tadi kami lihat saat kami
tiba. Segala urusan dengan petugas pemerintah ini membuatku kesal. Aku tak akan ikut
jika Marta tidak bersikeras. Sejak saat ini, aku akan menyelamatkan diri dari
gangguan. Kuharap mereka akan melakukannya lebih cepat dan lebih murah tanpaku.
Mereka bergabung kembali denganku sejam kemudian. Orang yang ingin dijumpai
Hatem memintanya 161 datang lagi Kamis depan. Ia juga seorang pegawai, tetapi di Menara Hukum, tempat
ia menerima begitu banyak permohonan dan kemudian mengajukannya pada
pengawas yang lebih tinggi. Ia meminta sekeping uang perak untuk membuat
perjanjian. Jika aku ada di sana, ia pasti akan meminta uang emas.
Jumat, 6 November HARI INI apa yang diinginkan terjadi, akhirnya terjadi. Tidak
di malam hari, tidak dalam bentuk pelukan sembunyi-sembunyi di atas ranjang
kebingungan, melainkan tepat di pagi hari ketika jalanan sepi di luar dipenuhi
orang. Kami sedang berada di sana, di rumah g Tuan Barinelli, Marta dan aku, menatap
melalui kerai ^ pada lalu lalang orang di Galata, seperti sepasang S perempuan
iseng. Jumat adalah hari sembahyang di .2 sini, dianggap oleh sebagian orang
sebagai hari libur, j* sebuah hari untuk berjalan-jalan atau beristirahat.
Temanteman seperjalanan kami sedang bepergian keluar rumah untuk berbagai
keperluan, tuan rumah kami pun sedang pergi. Kami mendengar pintu ditutup dan menyaksikan
ia dan kekasihnya yang sedang hamil berjalan dengan hati-hati sepanjang lorong
di bawah jendela, menghindari gundukan puing. Perempuan itu bergerak dengan susah
payah dan berpegang erat pada lengan kekasihnya, nyaris tersandung di satu
tempat karena dia malah menatap penuh cinta pada kekasihnya, bukannya memerhatikan
langkahnya. Tuan Barinelli memeluknya dan memarahinya dengan lembut,
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 072 downloadfull software full version, ebook, novel, komik,

Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk meletakkan tangannya dengan penuh perlindungan pada alis kekasihnya dan
menggambar sebuah garis khayal
162 dengan jarinya dari mata kekasihnya itu hingga ke kakinya. Perempuan itu
mengangguk untuk menunjukkan bahwa dia mengerti, dan mereka kembali berjalan
dengan lebih perlahan. Ketika kami menyaksikan mereka saat mengalami kesulitan, Marta dan aku tertawa
berderai dengan cemburu. Tangan kami bersentuhan, lalu menyatu seperti sepasang
kekasih di jalan itu. Mata kami bertemu, dan seakan-akan sedang melakukan
permainan adu lama tak berkedip, kami terus saling memandang untuk beberapa
lama, masing-masing saling menatap seakan-akan dalam cermin. Mungkin menjadi
terasa konyol atau kekanak-kanakan ketika, setelah beberapa saat, setitik air
mata mulai menetesi pipi Marta - setitik air mata yang makin mengejutkan karena dia
masih tersenyum. Aku bangkit, memutari meja bundar tempat uap masih mengepul
dari kedua cangkir kopi kami, dan berdiri di belakangnya, lalu memeluknya lembut
dengan kedua lenganku. Marta memiringkan kepalanya ke belakang, membuka bibirnya, dan memejamkan
matanya. Pada saat yang bersamaan, dia menarik napas agak mendesah tanda
menyerah pasrah. Aku mengecup dahinya, lalu kelopak matanya, lalu kedua sisi
bibirnya, dan dengan malu-malu mendekati mulutnya. Pada mulanya aku hanya
menggosoknya dengan bibirku sendiri yang gemetar, seraya membisikkan namanya
dan seluruh kata dalam bahasa Italia dan Arab untuk menyebut "sayangku",
"cintaku", "milikku", dan kemudian untuk mengatakan "aku menginginkanmu."
163 Lalu, tiba-tiba saja kami telah saling berpelukan. Rumah itu masih sunyi, dunia
di luar kian menjauh dan semakin jauh.
Kami telah tidur berdampingan tiga kali, tetapi aku tidak pernah menyentuh
tubuhnya, begitu pula dia. Di desa Abbas si tukang jahit aku memegang tangannya
sepanjang malam karena gangguan si besar mulut Habib, dan di Tarsus dia
menggerai rambut legamnya di atas lengan telanjangku. Dua bulan upaya dan gerak
tubuh malu-malu, kami berdiam diri, sama-sama menunggu saat seperti ini dengan
penuh harap bercampur takut. Apakah aku telah mengatakan betapa cantiknya putri
tukang cukur itu" Marta masih secantik ^ dulu dan makin bertambah matang tanpa
kehilangan "3 kesegarannya. Harus dikatakan bahwa dia pun makin g bergairah.
Namun, masing-masing tindakan cinta pasti e berbeda. Sebelumnya, permainan
cintanya pasti meng-E gebu-gebu, serba cepat, berani, dan ceroboh. Aku tidak
mengalaminya, tetapi aku bisa tahu bagaimana seorang perempuan bermain cinta
dengan menatapnya dan melihat lengannya. Kini dia begitu lembut dan penuh
gairah. Sepasang lengannya memelukku seakan-akan sedang berenang untuk
menyelamatkan nyawa. Dia terengah-engah, seolah-olah kepalanya telah tenggelam
begitu dalam. Namun, segala kecerobohan itu hanyalah kepura-puraan.
"Apa yang sedang kaupikirkan?" tanyaku padanya ketika kami telah bisa mengatur
napas dan kembali tenang.
164 "Tuan rumah kita dan pelayannya. Mereka tak memiliki kesamaan, tetapi bagiku
seakan-akan mereka adalah sepasang manusia paling bahagia di dunia." "Kita juga
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 073 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk bisa seperti itu." "Barangkali!" ujarnya seraya menatapku. "Mengapa hanya
'barangkali'?" Dia mencondongkan tubuh padaku seakan-akan hendak menatap lebih
jelas mata dan pikiranku. Lalu dia tersenyum, dan mengecup dahi di antara kedua
alisku. "Jangan bilang apa-apa lagi. Kemarilah!"
Marta terbaring terlentang dan menarikku ke arahnya. Tubuhku seukuran kerbau,
tetapi dia membuatku merasa seringan bayi yang baru lahir di dadanya.
"Lebih dekat!" Tubuh Marta seakan-akan begitu akrab bagiku seperti kampung halamanku sendiri,
dengan segala bukit, jurang, padang rumput, dan dataran yang teduh - sebuah lahan
yang luas dan subur, tetapi tiba-tiba sangat mungil. Aku memeluknya erat, dia
memelukku erat, kuku-kukunya membenam di punggungku dan meninggalkan
bekas. "Aku menginginkanmu!" aku kembali terengah dengan bahasaku sendiri. "Cintaku!"
sahut Marta dalam bahasanya sendiri, nyaris menangis saat dia men-desahkan kata
"cinta". Dan kemudian aku memanggilnya istriku.
Tetapi dia masih istri orang. Ah, terkutuklah suaminya!
165 8 November AKU TELAH bersumpah tak akan kembali ke istana, dan membiarkan Hatem
melaksanakan rencananya dengan caranya sendiri. Tetapi, hari ini aku memutuskan
pergi dengannya dan Marta sebatas Gerbang Tinggi dan menunggu mereka
sepanjang pagi di kedai kopi yang sama seperti sebelumnya. Kehadiranku tidak
berdampak apa pun pada hasil usaha mereka, tetapi semua itu memiliki makna baru
sekarang. Memegang dokumen yang akan membuat Marta menjadi seorang
perempuan bebas tak lagi menjadi pertimbangan kecil bagiku di antara segala
persoalan yang muncul dalam perjalanan kami - terutama mencari Marmontel dan
Nama yang Keseratus. Chevalier itu sudah mati, dan kini aku melihat buku karya
Mazandarani itu sebagai sebuah khayalan yang tak perlu kukejar. Tetapi, Marta
sungguh berada di sini, bukan lagi orang asing, melainkan seseorang yang paling
dekat dan paling kusayang di antara teman-temanku seperjalananku yang lain -
bagaimana mungkin aku meninggalkannya begitu saja untuk berusaha sebisanya di
antara segala kerumitan Ottoman ini" Aku tak akan pulang tanpa Marta. Dan bagi
Marta, dia tak bisa pulang ke Gibelet dan menghadapi keluarganya tanpa sebuah
dokumen dari Sultan yang menegaskan dirinya kini adalah seorang perempuan
bebas. Dia akan mengorbankan dirinya esok hari. Tidak, takdirnya terikat derigan
takdirku kini. Dan karena aku seorang lelaki terhormat, takdirku juga terikat
dengan takdirnya. Maka aku pergi, menganggapnya seakan-akan itu adalah sebuah kewajiban. Bukan
tepat seperti itu, tetapi
166 hal itu melibatkan semacam kewajiban yang akan menyesatkan bila disangkal. Marta
dan aku tidak bercumbu karena kebetulan, atau karena dorongan tiba-tiba. Aku
telah menahan hasratku selama beberapa tu, membiarkan kearifan yang datang seiring
waktu ekerja. Dan kemudian pada suatu hari, di Jumat yang diberkahi itu, aku
bangkit, memeluknya, dan mengatakan padanya aku menginginkannya dengan
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 074 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk seluruh diriku. Dan dia menyerahkan semuanya padaku. Lelaki macam apakah aku
jika aku meninggalkannya begitu saja setelah semua itu" Untuk apa aku menyandang
sebuah nama terkemuka seperti namaku jika aku membiarkan Barinelli, anak seorang
penjaga hotel, bersikap lebih mulia dibanding diriku"
Tetapi, aku tak yakin dengan apa yang seharusnya [lakukan, mengapa aku berdebat
tentangnya, mengapa aku berdebat dengan diriku sendiri seakan-akan aku perlu
diyakinkan" Ini karena pilihan yang hendak kubuat ternyata mengandung akibat
lebih berat daripada yang kukira. Jika Marta tidak mendapatkan dokumen yang dia
inginkan, jika mereka tak memberinya surat pernyataan yang menyebutkan bahwa
suaminya telah mati, dia tak akan pernah pulang kembali, dan jika demikian, aku
juga tak bisa pulang kembali. Lalu, apa yang akan kulakukan" Siapkah aku
meninggalkan segala yang kumiliki, segala yang telah dibangun leluhurku, demi
Marta, dan mengembara keliling dunia"
Pemikiran semacam itu membuat kepalaku pusing, ungkin lebih baik aku menunggu
dan menjalani setiap hari yang datang.
167 HATEM DAN Marta kembali dari istana saat makan siang, tampak kelelahan dan
putus asa. Mereka harus membayar setiap aspre yang mereka punya, dan hanya
diberi janji lebih jauh, tanpa mendapat hasil apa pun.
Pegawai di Gudang Senjata mengatakan pada mereka ia bisa melihat buku besar
kedua yang berisi nama-nama orang yang telah digantung, tetapi ia menuntut lebih
banyak uang sebelum bersedia mengatakan apa yang ditemukannya. Begitu ia
mengantongi uang, ia memberi tahu mereka bahwa nama Sayyaf tak ada di sana.
Namun, ia menambahkan dengan berbisik bahwa ia tahu ada daftar ketiga yang
meliputi kejahatan-kejahatan berat, dan ada dua petugas ber-3 pangkat tinggi
yang mau disuap agar ia bisa melihat "3 daftar tersebut. Ia menuntut simpanan
sebanyak 150 ^ aspre untuk maksud ini, tetapi dengan murah hati j* bersedia menurunkan
hingga 148 aspre seperti yang E diberikan semua pengunjung padanya. Ia
mengancam tak akan menemui mereka lagi jika mereka tak mau bermurah hati.
9 November APA YANG terjadi hari ini membuatku ingin meninggalkan kota ini secepat
mungkin, dan Marta sendiri memohon padaku agar melakukannya. Tetapi, ke mana
kami akan pergi" Tanpa surat terkutuk itu dia tak akan bisa kembali ke Gibelet,
dan hanya di Konstantinopel inilah dia bisa berharap mendapatkannya.
Kami kembali ke istana Sultan seperti yang kami lakukan kemarin, mencoba
mengupayakan kasus Marta, dan kembali aku menunggu di kedai kopi saat pe168
gawaiku dan "sang janda" yang berpakaian hitam-hitam lenyap di antara kerumunan
para pemohon di halaman bagian luar istana yang dikenal sebagai Halaman Pasukan
Pengawal. Aku agak malas membayangkan harus menunggu tiga sampai empat jam,
seperti yang kulakukan kemarin, tetapi penjaga kedai itu kini telah membuatku
merasa nyaman sehingga aku tak keberatan. Ia adalah seorang Yunani dari Candia,
dan ia terus berkata padaku betapa senangnya ia bisa bercakap-cakap dengan
seseorang dari Genoa, tentang betapa kami berdua tak menyukai orang-orang
Venesia. Mereka tak pernah berurusan denganku, tetapi ayahku selalu berkata kami
sebaiknya menjauhi orang-orang Venesia, maka aku berutang pada kenangan
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 075 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk tentangnya untuk melakukan hal seperti itu. Pemilik kedai kopi itu memiliki
alasan lebih kuat untuk membenci mereka. Ia tidak mengatakannya dengan banyak kata,
tetapi dari beragam ceritanya aku menyimpulkan salah satu di antara mereka telah
merayu dan kemudian menyia-nyiakan ibunya, dan ia dibesarkan untuk membenci
darahnya sendiri. Ia berbicara dalam bahasa Yunani diselingi sedikit istilah
dalam bahasa Italia dan Turki, dan kami bisa bercakap-cakap cukup lama, disela oleh
pesanan dari para pelanggannya. Kerap, datang beberapa anggota pasukan pengawal
muda usia yang meminum kopi mereka di atas pelana kuda dan kemudian
melemparkan cangkirnya pada penjaga kedai agar ia berusaha menangkapnya. Ia
berpura-pura ikut tertawa, tetapi begitu mereka pergi, ia membuat tanda salib
dan mengutuk mereka dalam bahasa Yunani.
169 Aku tak punya banyak waktu untuk bercakap-cakap dengannya hari ini. Setelah
setengah jam, Hatem dan Marta kembali, pucat dan gemetar. Aku harus menyuruh
mereka duduk dan minum dulu beberapa gelas air sebelum mereka bisa menceritakan
padaku tentang kesialan mereka.
MEREKA PERGI melalui halaman istana pertama dan tengah berjalan menuju
halaman kedua untuk menemui juru bicara mereka "di bawah kubah", ketika mereka
melihat kerumunan orang yang berkumpul di Gerbang Penyelamatan yang
memisahkan kedua halaman itu. Sebuah kepala yang terpenggal terletak di atas
sebuah =j batu. Marta mengalihkan pandangan matanya, tetapi " Hatem malah
mendekat. 2 "Lihat," ujar Hatem padanya. "Kau mengenalinya?"
o Marta memaksa diri untuk melihat. Itu adalah si
^ pegawai dari Menara Hukum, orang yang mereka temui Kamis sebelumnya "di
bawah kubah", dan yang telah membuat perjanjian untuk bertemu kembali dengan
mereka Kamis depan! Mereka ingin mencari tahu mengapa lelaki itu dihukum
penggal, tetapi mereka tak berani bertanya. Akhirnya mereka berdua saling bantu
berjalan terhuyung-huyung, mencoba menyembunyikan muka agar raut wajah
mereka yang ketakutan tidak dianggap sebagai tanda keterkaitan dengan sang
korban! "AKU TAK akan pernah menjejakkan kakiku di istana itu lagi," ujar Marta dalam
perahu yang membawa kami kembali ke Galata.
170 Aku tak mengatakan apa pun agar tidak membuatnya lebih gundah. Tetapi, dia harus
bisa mendapatkan surat terkutuk itu entah dengan cara apa pun!
10 November AKU MENGAJAK Marta berjalan-jalan keliling kota untuk mengusir bayangan
kepala terpenggal dari benaknya. Ketika meninggalkan Aiyonkarahisar dengan
kafilah itu, Maimoun memberiku alamat seorang sepupunya yang akan ia jadikan
tempat menginap, dan kurasa ini adalah saat yang tepat untuk mencarinya. Aku
mengalami sedikit kesulitan mencari rumah itu, walaupun di Galata ini ternyata
tempat itu hanya berjarak beberapa ruas jalan dari tempat kami tinggal. Aku
menunggu sejenak setelah aku mengetuk pintu. Lalu seorang lelaki muncul dan
menanyaiku serangkaian pertanyaan, sebelum mempersilakan kami masuk. Pada saat
ia akhirnya memberi jalan dengan sejumlah kata-kata dingin sebagai ucapan
selamat software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 076

Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk datang, aku menetapkan diri untuk tidak menjejakkan kaki di rumahnya. Ia sedikit
memaksa kami, tetapi bagiku persoalannya telah jelas. Yang kutahu darinya adalah
bahwa Maimoun hanya tinggal beberapa hari di Konstantinopel dan pergi lagi tanpa
mengatakan ke mana tujuannya - kecuali jika sepupunya itu menganggapku tidak
layak mengetahui ke mana ia pergi. Aku meninggalkan alamatku, atau tepatnya
alamat Barinelli, kalau kalau Maimoun kembali sebelum kami pergi, sehingga aku
tak perlu datang dan mencari kabar lagi dari lelaki yang tidak ramah ini.
171 Lalu kami melintasi Golden Horn dan kembali ke pusat kota. Marta, atas
doronganku, membeli dua helai kain indah, yang satu berwarna hitam dengan
sulaman benang perak di atasnya, yang lainnya sutra kasar dengan corak
bintangbintang berwarna biru langit. "Kau telah memberiku malam dan fajar," ujar
Marta, dan jika saja kami tidak dikelilingi oleh orang lain, pasti aku sudah
memeluknya. Di pasar rempah-rempah yang baru, aku berjumpa dengan seorang lelaki Genoa yang
telah tinggal di sana selama beberapa bulan dan telah memiliki salah satu toko
parfum terbaik di Konstantinopel. Aku tak pernah menjejakkan kaki di kota
leluhurku, tetapi aku 3 tak bisa menahan rasa bangga ketika aku bertemu kawan
sebangsa yang dihormati, berani, dan kaya. ^ Aku memintanya membuatkan sebuah
parfum untuk c Marta - aroma paling lembut yang pernah dipakai j= seorang
perempuan terhormat. Aku membuatnya mengerti bahwa parfum itu untuk istriku
atau tunanganku, tanpa sungguh-sungguh mengatakannya. Lelaki itu mengurung diri
di bagian dalam tokonya sejenak dan kembali dengan sebuah botol hijau yang indah
dan sebulat seorang pasha setelah makan siang. Aromanya gabungan antara gaharu,
bunga violet, candu, dan kedua jenis amber.
Ketika aku bertanya padanya berapa banyak aku berutang padanya, ia berpura-pura
tak mau dibayar, tetapi ini hanyalah siasat seorang pedagang. Ia segera
menggumamkan sebuah harga yang kuanggap terlalu tinggi jika aku tak melihat rasa
takjub di mata Marta ketika dia mencobai hadiah terakhirnya itu.
172 SIA-SIAKAH aku berpura-pura menjadi seorang tunangan yang dermawan,
membelanjakan uang dengan gaya bangsawan, dan memesan barang tanpa
menanyakan harganya" Tetapi, apa peduliku" Aku senang, dia senang. Kalaupun aku
telah berbuat sia-sia, aku tidak merasa malu!
Di jalan pulang, kami berhenti di sebuah penjahit pakaian perempuan di Galata
untuk mengukur pakaian Marta. Lalu kami mengunjungi sebuah toko sepatu yang
memajang sepatu-sepatu perempuan yang anggun. Marta berkali-kali menolak, dan
kemudian menyerah, sadar bahwa aku bersungguh-sungguh. Aku bukanlah suaminya
yang sah secara hukum, tetapi aku sudah lebih dari suaminya, dan aku menganggap
semua ini sebagai hak-hak istimewaku. Menjadi tanggung jawab seorang lelaki
untuk memberi pakaian bagi perempuan yang ia telanjangi dan membelikan parfum bagi
perempuan yang ia dekap. Juga menjadi tanggung jawabnya untuk membela langkah
rapuh yang membayangi langkahnya itu dengan nyawanya sendiri.
Aku mulai terdengar seperti seorang pemuda tanggung yang tengah dimabuk cinta.
Sudah saatnya aku meletakkan pena malam ini, dan meniup tinta yang berkilau
hingga kering. 14 November software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 077 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk SELAMA EMPAT hari aku mendesak Marta untuk mengesampingkan rasa takutnya
dan pergi ke istana lagi. Baru hari ini akhirnya dia setuju. Maka, dengan
mengajak serta Hatem, kami bersiap menyeberangi perairan, membawa payung untuk menahan
siraman 173 hujan. Untuk mengalihkan perhatian Marta, aku
mengobrol riang dengannya tentang ini itu, serta
menunjuk-nunjuk pada rumah-rumah indah dan
pakaian aneh beberapa orang yang lalu lalang. Kami
saling pandang untuk menahan derai tawa kami. Sampai
kami tiba di istana. Lalu wajahnya menjadi mendung
dan aku tak lagi mampu membuatnya tersenyum.
Seperti biasa aku mangkal di kedai kopi milik
temanku yang berasal dari Candia, sementara "sang
janda" pergi ke Gerbang Tinggi, memberiku tatapan
perpisahan dan kembali menatapku" nyaris di setiap
langkahnya, seakan-akan kami tak akan saling bertemu
lagi. Dengan hati remuk, dia harus mendapatkan surat
^ terkutuk itu jika kami hendak bebas dan bisa saling o
mencintai! Maka aku berpura-pura lebih tegas daripada 25 yang kurasa dan
memberi isyarat padanya untuk terus c melintasi gerbang. Tetapi, dia tidak
mampu. Marta ? gemetar dan berjalan makin perlahan di setiap langkahnya. Hatem terus
mendorongnya dan membisikkan dukungan, tetapi kaki Marta tak mau melangkah.
Hatem terpaksa menyerah dan akhirnya menyeret Marta kembali padaku dengan air
mata berurai, tercekam rasa sedih, dan meminta maaf di antara sedu-sedannya
karena dia telah begitu lemah. "Saat aku mendekati gerbang aku merasa melihat kepala yang dipenggal. Lalu aku
tak bisa bernapas." Aku menghiburnya sebisa mungkin. Hatem bertanya apakah sebaiknya ia
melanjutkan usahanya. Setelah berpikir, aku berkata padanya agar menemui pegawai
di Gudang Senjata dan bertanya padanya apa yang ia temukan di buku besar ketiga,
lalu langsung kembali. 174 Ia melakukannya, dan jawaban dari petugas itu ternyata seperti yang kutakutkan,
"Tiada apa pun dalam buku besar ketiga. Tetapi, ternyata ada buku keempat." Ia
meminta empat piaster lagi untuk membayar jerih payahnya. Nasib buruk kami
adalah memberi si laknat ini penghasilan tetap.
Kami pulang dengan hati tertekan dan sedih sehingga kami tak saling berkata-kata
sepanjang jalan. Kini apa yang akan kami lakukan" Lebih baik kubiarkan malam meredakan
kecemasanku. Seandainya aku bisa tidur lelap.
15 November KARENA MALAM gagal memberikan jalan keluar bagi persoalanku, aku mencoba
mengatasi kecemasanku dengan agama. Tetapi aku agak menyesalinya. Kau tak bisa
lagi tiba-tiba beralih menjadi orang yang beriman dari seseorang yang tak yakin.
Bahkan Tuhan pun pasti bosan dengan perubahan suasana hatiku.
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 078 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk AKU PERGI ke gereja di Pera Minggu pagi ini dan setelah misa selesai aku
bertanya pada Pastor Thomas apakah ia bersedia mendengarkan pengakuan dosaku. Menduga
persoalan ini penting, ia meminta maaf pada anggota jemaat yang berkumpul
mengitarinya dan menunjukkan jalan ke bilik pengakuan dosa, di mana aku lalu
bercerita padanya, dengan amat canggung, tentang Marta dan diriku. Sebelum
memberiku pertobatan ia memintaku berjanji untuk tidak mendekati "perempuan
yang dibicarakan" itu hingga dia telah sah menjadi istriku, walaupun ia juga
175 mengucapkan kata-kata penghiburan dalam nasihatnya. Aku akan mengingat semua
ini, tetapi aku tidak yakin akan menepati janjiku.
Sebelum misa dimulai, aku tidak bermaksud akan melakukan pengakuan dosa. Aku
berlutut dalam bayangan, merenungkan persoalanku di tengah awan dupa dan di
bawah kubah agung, ketika dorongan itu merengkuhku. Kurasa aku lebih didorong
oleh kegelisahan daripada oleh kesalehan. Kemenakan-kemenakanku, pegawaiku,
dan Marta, semuanya datang ke gereja bersamaku, dan mereka harus menunggu
beberapa waktu. Jika saja aku sempat berpikir, aku akan menunda pengakuan dosaku
hingga nanti, ketika ^ aku sendirian. Aku tidak sering melakukan pengakuan 73
dosa, seperti yang diketahui semua orang di Gibelet. g Agar pastor tetap senang,
sesekali aku memberinya " buku doa tua dan ia akan berpura-pura menganggapku J
tidak terlalu banyak berdosa. Maka yang kulakukan hari ini nyaris serupa dengan
sebuah pengakuan dosa umum, seperti yang bisa kusimpulkan dari perilaku
temantemanku setelannya. Hatem tertawa dan matanya mengedip.
Kemenakankemenakanku memelototiku dan menolak beradu pandang denganku. Di atas
segalanya, sepasang mata Marta menuduhku akan sebuah pengkhianatan. Sejauh
yang kutahu, Marta tidak melakukan pengakuan dosa.
Ketika aku pulang, aku memutuskan untuk mengumpulkan mereka mengitariku dan
dengan khidmat mengumumkan bahwa aku bermaksud menikahi Marta begitu dia
resmi terlepas dari pernikahan per176
tamanya, dan bahwa aku berbicara pada pastor untuk maksud itu. Aku
menambahkan, tanpa terlalu yakin, bahwa jika secara kebetulan dia dinyatakan
sebagai janda dalam beberapa hari ke depan, kami akan menikah di sini, di
Konstantinopel. "Aku menganggap kalian anak-anakku sendiri," kataku, "dan aku ingin kalian
mencintai Marta dan menghormatinya seakan-akan dia adalah ibumu sendiri."
Hatem membungkuk di atas tanganku, lalu di atas tangan calon istriku. Habib
memeluk kami berdua dengan kehangatan yang seakan-akan mengobati hatiku.
Marta memeluknya dan kali ini aku bersumpah aku tak merasakan kecemburuan
sedikit pun. Aku yakin mereka belum pernah berpelukan sedekat ini sebelumnya.
Adapun Boumeh, ia juga datang mendekat dan memeluk kami dengan caranya yang
lebih pemalu dan misterius. Tampaknya ia sedang merenungkan sesuatu yang tak
kami ketahui. Barangkali ia sedang memikirkan bahwa kejadian tak diduga ini
merupakan isyarat lain, salah satu pergolakan spiritual tak terduga yang
mengawali akhir zaman. MALAM INI, saat aku menulis baris-baris ini sendirian di kamarku, aku merasakan
penyesalan. Jika hari ini bisa diulangi, aku akan melakukan tindakan yang
berbeda. software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 079 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk Barangkali tak akan ada pengakuan dosa atau pengumuman yang khidmat. Tetapi,
lupakanlah. Apa yang sudah terjadi, terjadilah. Seseorang tidak pernah bisa
bersikap adil tentang dirinya sendiri!
177 16 November AKU MASIH merasa menyesal ketika aku bangun pagi ini. Untuk mengurangi rasa
sesalku, aku berkata pada diriku sendiri bahwa pengakuan dosaku telah
meringankan bebanku. Tetapi, itu tidak sungguh-sungguh benar. Aku tidak merasa terganggu
oleh nafsu ragawiku hingga aku berlutut di gereja. Sebelumnya, aku tidak menganggap
apa yang terjadi pada hari Jumat itu sebagai dosa. Dan aku kini merasa marah
pada diriku sendiri karena berbicara seperti itu. Aku mungkin mengira bebanku akan
berkurang dengan pengakuan dosa, tetapi kenyataannya aku justru membuat beban
itu semakin berat. Lebih dari itu, pertanyaan-pertanyaan yang sama masih menyerangku. Ke mana aku
akan pergi" Ke mana sebaiknya aku membawa orang-orang yang berada di bawah
tanggung jawabku" Apa yang sebaiknya dilakukan Marta" Ya, apa yang harus
dilakukan" Hatem datang dan berkata padaku bahwa dalam pandangannya jalan keluar dengan
kerugian paling kecil adalah membayar mahal beberapa petugas untuk mengeluarkan
surat palsu yang menyatakan bahwa suami Marta memang telah dihukum mati. Aku
tidak menolak gagasan itu dengan kemarahan yang seharusnya disemburkan oleh
seorang lelaki jujur. Aku mendapat terlalu banyak uban di dunia ini karena terus
memercayai kesucian, keadilan, dan kemurnian. Sejujurnya, aku cenderung lebih
menghargai secarik surat palsu yang membebaskan seseorang daripada surat asli
yang memenjarakan orang. Tetapi, setelah merenungi-nya, aku berkata tidak. Jalan
keluar yang disarankan 178 Hatem kuanggap tak layak dilakukan. Bagaimana mungkin aku kembali ke Gibelet
dan menikah di gereja berdasarkan kekuatan sebuah dokumen yang kuketahui
sebagai sebuah penipuan" Bagaimana mungkin aku menghabiskan sisa hidupku
dengan menunggu pintuku didobrak oleh lelaki yang telah secara terburu-buru
dikuburkan agar aku bisa hidup bersama istrinya" Aku tidak bisa merendahkan diri
dengan hal seperti itu! 17 November HARI INI, Selasa, untuk mengenyahkan kecemasan dari benakku, aku
memperturutkan kehendak hatiku dengan menikmati salah satu hiburan
kegemaranku: berjalan-jalan keliling kota sendirian, menghabiskan waktu seharian
di kedai-kedai buku. Tetapi, ketika dekat Masjid Solimaniah seorang pedagang
bertanya padaku apa yang kucari, dan secara terbuka aku menyebut buku
Mazandarani, lelaki itu mengerutkan dahi dan memberi isyarat agar aku melirihkan
suaraku. Lalu, setelah yakin tak ada orang lain yang mendengarku, ia memintaku
masuk ke dalam tokonya dan menyuruh putranya pergi sehingga kami bisa
bercakapcakap dengan leluasa.
Bahkan ketika kami hanya berduaan, ia masih berbicara dengan berbisik, sehingga
aku harus memasang kuping untuk mendengar apa yang ia katakan. Menurutnya,


Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penguasa tertinggi telah mendengar ramalan mengenai hari kiamat. Seorang ahli
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 080 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk nujum tampaknya telah memberi tahu Wazir Agung bahwa semua meja akan segera
dibalikkan, semua makanan
179 akan diambil dari mereka, dan turban paling agung akan menggelinding di tanah,
bersama kepala-kepala yang memakainya, sementara semua istana runtuh menimpa
para penghuninya. Karena takut bahwa desas-desus semacam itu akan menyebabkan
kepanikan dan kerusuhan, perintah telah dikeluarkan bahwa segala buku yang
meramalkan hari kiamat harus dihancurkan. Barang siapa menyalin, menjual,
mengumumkan, atau mengomentari karya semacam itu layak dijatuhi hukuman
paling berat. Semua ini dilakukan dalam kerahasiaan, ujar orang itu padaku,
seraya menunjuk kios seorang tetangganya yang tutup karena pemiliknya telah ditangkap
dan disiksa, sementara saudara-saudara-3 nya tak berani bertanya tentang
nasibnya. 13 Aku sangat berterima kasih pada rekanku ini karena
^ mau bersusah payah memperingatkanku atas bahaya ini, dan karena mau
memercayaiku terlepas dari asal-J usulku. Tetapi, barangkali karena itulah ia
memercayaiku. Jika penguasa ingin menguji atau memata-matainya, mereka tak akan
mengirimkan seorang Genoa untuk membuatnya mengaku, bukan"
APA YANG kuketahui hari ini memunculkan cahaya baru tentang apa yang terjadi
padaku di Aleppo, dan membuatku memahami lebih jelas reaksi aneh yang kutemui
dari para pedagang buku di Tripoli ketika aku menyebutkan Nama yang Keseratus
pada mereka. Aku harus lebih berhati-hati di masa yang akan datang, dan agar tidak membual
pada para pedagang buku tentang karya Mazandarani. Itulah yang kukatakan pada diriku
sendiri. Namun, aku tidak yakin aku
180 akan mampu berpegang teguh pada kearifan semacam itu. Sejenak kata-kata rekan
sejawatku yang luar biasa itu membuatku waspada, sekaligus membuatku lebih
penasaran terhadap buku itu.
18 November HARI INI aku kembali mengunjungi kios-kios buku dan tetap berada di sana hingga
malam tiba, mencari-cari, melihat-lihat, dan menyelidiki setiap sudut, tetapi
tidak sungguh-sungguh mencari Nama yang Keseratus.
Aku hanya membeli beberapa buku, termasuk sebuah buku langka yang sudah lama
kucari - Pengantar pada Aksara Gaib, yang dipersembahkan pada Ibnu Wahchiya.
Buku itu berisi lusinan naskah berlainan yang tak bisa diartikan kecuali oleh
para ahli. Jika aku bisa memahaminya dengan segera, aku mungkin bisa menggunakannya
untuk menulis jurnal ini. Tetapi waktu cepat berlalu - aku telah terbiasa dengan
caraku sendiri dalam melakukan berbagai hal dan menemukan metodeku sendiri
dalam menyembunyikannya. Aku tak akan berubah saat ini.
Ditulis Jumat, 27 November 1665 BUKAN ATAS kesalahanku sendiri, aku baru saja
melewati sebuah mimpi buruk panjang dalam seminggu, dan rasa takut masih
membelit tulang belulangku. Tetapi, aku menolak pergi. Aku menolak pergi setelah
ditipu dan dihinakan. Aku tak akan tinggal di Konstantinopel lebih lama daripada yang diperlukan,
tetapi aku juga tak akan pergi sampai aku mendapatkan ganti rugi.
181 software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 081 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk SIKSAANKU DIMULAI pada hari Kamis tanggal 19 ketika Boumeh, yang
menunjukkan kegembiraan, datang dan menceritakan padaku bahwa akhirnya ia
menemukan nama kolektor yang memiliki Nama yang Keseratus. Aku telah berkata
padanya agar berhenti mencari buku itu, tetapi mungkin aku mengatakannya tak
cukup tegas. Dan walaupun aku kini masih merasa marah padanya, aku tak tahan
untuk bertanya apakah sesungguhnya yang telah ia temukan.
Kolektor yang dibicarakan bukannya tak kukenal. Ia adalah seorang pangeran dari
Walachia bernama Mircea yang di dalam istananya tersusun sebuah perpustakaan
terbaik di wilayah itu, dan beberapa waktu ^ lampau pernah mengirim seorang
utusan pada ayahku ?3 untuk membeli sebuah kitab mazmur yang ditulis di ^ atas
perkamen, dihias amat indah, dan diberi ilustrasi c dengan lambang-lambang.
Menurutku, jika aku me-6 nemuinya ia akan mengingat pembelian itu, dan
barangkali mau menceritakan padaku apakah ia memiliki sebuah salinan buku
Mazandarani. Kami mengunjungi sang pangeran sore itu, di saat orang-orang telah bangun dari
tidur siang. Boumeh dan aku pergi mengenakan pakaian bergaya Genoa. Aku
meminta kemenakanku itu berjanji agar mem-biarkanku memandu percakapan. Aku
tak ingin menakuti tuan rumah kami dengan langsung menanyainya tentang sebuah
buku yang keasliannya diperdebatkan dan dengan isi yang juga meragukan. Sebuah
pendekatan memutar harus dilakukan.
Walaupun cukup mewah dibandingkan rumah-rumah bergaya Turki di sekitarnya,
istana pangeran Walachia itu tidak menunjukkan kedudukannya. Bangunan itu seperti rumah seorang
pembuat sepatu yang digandakan menjadi dua belas, atau rumah dua belas pembuat
sepatu yang disatukan. Lantai dasarnya hampir tak memiliki jendela, sementara
lantai duanya terletak di atas tumpukan penopang kayu yang dilengkapi kerai berwarna
cokelat. Tetapi, semua orang menyebutnya istana, dan sebutan itu termasuk
jajaran loteng yang mengelilinginya. Aku menyebut-nyebut tentang pembuat sepatu karena
daerah ini dihuni oleh para tukang sepatu dan perajin kulit - juga oleh para
penjilid buku terkenal di mana tampaknya kolektor kita ini menjadi pelanggan tetapnya.
Kami disambut di muka pintu oleh seorang tentara Walachia yang mengenakan
sehelai jaket sutra hijau panjang yang gagal menutupi sebilah pedang dan sepucuk
pistol. Setelah kami menyebutkan nama dan pekerjaan kami - kami tak ditanyai
mengenai maksud kunjungan kami - kami lalu dibawa ke sebuah ruangan kecil.
Semua dindingnya - bahkan ruang kosong di atas pintu satu-satunya - dipenuhi
deretan buku. Aku memperkenalkan diri sebagai "Baldassare Embriaco, penjual
buku-buku tua, dan kemenakanku Jaber." Kubayangkan bahwa profesiku akan
menjadi mantra pembuka di sini.
Bangsawan itu segera bergabung dengan kami, bersama seorang tentara lain yang
berpakaian serupa dengan yang pertama. Tangannya memegang gagang pedangnya.
Setelah melihat kami, majikannya menyuruhnya pergi, dan ia duduk menghadap
kami di atas sebuah balai-balai. Seorang pelayan perempuan muncul
183 menyajikan kopi dan minuman anggur manis, menatanya di atas sebuah meja rendah,
dan pergi setelah menutup pintu.
Tuan rumah kami bertanya dengan sopan tentang perjalanan kami yang pasti
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 082 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk melelahkan dan berkata betapa ia merasa terhormat menerima kunjungan kami,
walaupun ia tak menanyakan alasan kedatangan kami. Ia adalah seorang lelaki tua,
barangkali umurnya hampir mencapai tujuh puluh tahun. Tubuhnya ramping, dengan
wajah cekung dan janggut kelabu. Ia berpakaian lebih sederhana daripada anak
buahnya, dengan kemeja panjang putih berbordir yang bergantung longgar di atas
celana panjang dari bahan yang sama. Ia berbicara dalam bahasa Italia,
menjelaskan bahwa dalam bertahun-tahun pengasingannya ia menghabiskan beberapa waktu di
Florence, di istana Duke Ferdinand. Ia pergi dari sana untuk menghindar dari
pemaksaan memeluk agama Katolik. Ia memuji kecerdasan dan kedermawanan para
bangsawan Medici, tetapi mencela kelemahan mereka. Saat tinggal di antara
merekalah ia belajar mencintai hal-hal indah, dan memutuskan akan mengabdikan
kekayaannya untuk mengumpulkan buku-buku tua daripada untuk membiayai intrik
politik para pangeran. "Tetapi, banyak orang, baik di Walachia maupun Wina, percaya bahwa aku masih
terlibat dalam intrik politik, dan menganggap buku-bukuku hanya sebagai
pengalihan belaka. Sementara, kenyataannya makhluk-makhluk bersampul kulit ini memenuhi
benakku sepenuhnya, siang dan malam. Mengetahui bahwa sebuah iku ada,
melacaknya dari satu negeri ke negeri lain,
184 menemukannya, membelinya, memilikinya, menyendiri dengannya dan menyingkap
rahasianya, lalu menemukan sebuah tempat yang layak untuknya di rumahku -
semua itulah pertempuranku, satu-satunya penaklukanku, dan tiada yang lebih
memberiku kepuasan selain bercakap-cakap dengan sesama ahli buku di ruang
kerjaku ini." Setelah pembukaan yang menyenangkan itu, kurasa aku bisa menceritakan padanya,
dengan kata-kata yang tepat, apa maksudku datang ke sini.
"Saya memiliki kesenangan yang sama dengan Anda, tetapi tidak sehebat Anda,
karena saya melakukannya karena alasan bisnis, sedangkan Anda karena cinta.
Ketika saya mencari sebuah buku, biasanya itu untuk memenuhi sebuah pesanan dan
kemudian saya menjualnya pada seorang pelanggan. Hanya saja perjalanan ke
Konstantinopel ini saya lakukan dengan tujuan berbeda. Sebuah hal yang tak biasa
bagi saya, dan saya ragu-ragu mengatakan pada orang-orang apakah itu. Tetapi
dengan Anda, seorang kolektor murni dan terpelajar yang telah memberi saya
sebuah sambutan yang lebih layak bagi derajat Anda daripada derajat saya sendiri - dengan
Anda saya akan berbicara terus terang."
Dan aku pun memulai, bertentangan dengan dugaanku sendiri, menceritakan padanya
secara langsung dan tanpa tipu muslihat mengenai ramalan tentang akan segera
datangnya Dajal di tahun 1666, sebelum aku mendapatkan buku Mazandarani,
keadaan sekitar saat Idriss tua memberikannya padaku, bagaimana
185 aku menjualnya pada Marmontel, dan bagaimana Chevalier itu hilang di lautan.
Mendengar hal ini bangsawan itu mengangguk untuk menunjukkan bahwa ia tahu
mengenai hal itu. Ia tidak menanggapi sisa perkataanku, tetapi ketika aku
berhenti bicara, ia berkata bahwa ia telah mendengar berbagai ramalan tentang tahun yang
akan datang itu, dan ia mengacu pada buku keimanan orang Rusia yang untuk
menyingkat waktu tak akan kusebutkan.
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 083 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk "Aku memiliki satu buah buku itu," ujarnya. "Buku itu dikirim oleh bangsawan
Nikon sendiri - aku bertemu dengannya selagi aku masih muda di Nijni-Novgorod.
Kurasa, itu adalah sebuah buku yang sangat meng-?" ganggu. Adapun tentang
Nama yang Keseratus, aku 2 pernah membeli satu jilid tujuh atau delapan tahun c
yang lalu, tetapi aku tak menganggap penting buku E itu. Penjualnya sendiri
mengatakan buku itu mungkin hanya tipuan. Aku membelinya hanya karena
penasaran - buku ini sering dibicarakan oleh para kolektor saat mereka bertemu.
Seperti yang dipercakapkan oleh para pemburu binatang terkemuka saat mereka
minum-minum. Kuakui, aku menyimpannya hanya karena kesombongan dan aku tak
pernah sungguh-sungguh mencoba membacanya. Aku tak terlalu paham bahasa
Arab, dan aku tak bisa memahami buku itu tanpa disertai buku acuan."
"Jadi, Anda telah melepaskannya?" tanyaku, mencoba menumpas perasaan yang
membuat suaraku bergetar.
186 "Tidak," katanya. "Aku tak pernah menjual atau melepaskan buku itu. Sudah lama
sekali sejak aku sungguh-sungguh melihat buku yang kita bicarakan itu, tetapi
pasti ada di suatu tempat di sini - barangkali di lantai atas, di antara buku-buku
berbahasa Arab." Aku punya gagasan. Aku sedang memutar otak bagaimana menyatakannya agar bisa
diterima olehnya ketika kemenakanku, dengan mengabaikan perintahku, angkat
bicara. "Jika Anda mau," ujarnya pada tuan rumah kami, "saya bisa menerjemahkannya ke
dalam bahasa Italia atau bahasa Yunani untuk Anda."
Aku membelalakkan mata padanya. Tiada yang salah dengan sarannya - aku sendiri
hampir mengusulkan hal serupa - tetapi perilaku tiba-tiba yang ditampilkannya
bertentangan dengan kesopanan percakapan kami sebelumnya. Aku cemas tuan
rumah kami akan terkejut: Aku bisa melihat ia ragu-ragu mengutarakan jawabannya.
Tadinya aku sendiri akan mengungkapkan soal itu secara hati-hati.
Sang pangeran tersenyum meremehkan pada Boumeh.
"Terima kasih atas saranmu," ujarnya, "tetapi seorang pendeta Yunani yang
kukenal bisa membaca huruf Arab dengan sangat baik dan memiliki ketekunan dan
keterampilan dalam bidang tulis-menulis yang tepat untuk menerjemahkan buku itu
bagiku. Ia lelaki seumurku - bagi anak-anak muda pekerjaan semacam ini mungkin
terlalu membosankan. Tetapi, jika kalian berdua ingin melihat-lihat Nama yang
Keseratus dan menyalin beberapa baris di antaranya,


Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

187 aku akan membawakannya untuk kalian. Dengan syarat buku itu tidak boleh
meninggalkan ruangan ini." "Kami akan sangat berterima kasih." Ia bangkit dan
beranjak keluar, lalu menutup pintu. "Lebih baik kau menepati janjimu dan tak
mengatakan apa pun," kataku pada kemenakanku. "Begitu kau membuka mulut, ia
langsung menghentikan percakapan. Dan kini ia menyebut tentang 'persyaratan"'
"Tetapi ia sedang membawakan kita buku itu - itu yang penting. Itulah tujuan kita
datang kemari." "Berapa lama kita punya waktu untuk membacanya?"
"Setidak-tidaknya kita akan bisa memeriksanya, apakah itu seperti buku yang kita
punya. Dan aku tahu betul apa yang akan kucari pertama kali."
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 084 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk Kami masih berdebat ketika kami mendengar jeritan dan bunyi langkah kaki
berlarian di luar. Boumeh bangkit untuk melihat apa yang terjadi, tetapi aku
menghentikannya. "Tetaplah di tempatmu! Ingatlah kau sedang berada di rumah seorang pangeran!"
Suara jeritan itu mengabur di kejauhan, lalu setelah beberapa saat terdengar
mendekati ruang ini lagi, disertai bunyi keras benturan yang membuat dinding
bergoyang. Lalu tercium aroma yang mengganggu. Pada saat ini aku memb.uka pintu
sedikit dan menambahkan suaraku pada jeritan itu. Dinding dan permadani terbakar
dan rumah itu dipenuhi asap tebal. Para lelaki dan perempuan berlari lintang-
pukang ke segala arah membawa berember-ember air, seraya saling
188 berteriak. Ketika aku hendak bergegas keluar ruangan, aku menoleh dan melihat
Boumeh masih duduk di sana.
"Kita harus tetap di tempat kita," ujarnya meng-ejek. "Kita sedang berada di
rumah seorang pangeran." Dasar kurang ajar! Aku menonjok kupingnya karena hal itu, dan untuk banyak hal
yang mengganjal dalam .hatiku. Tetapi ruangan itu telah dipenuhi asap dan
membuat kami terbatuk-batuk. Kami berlari ke pintu depan, melintasi tiga kobaran api.
Dan ketika kami menemukan diri telah berada di luar dengan segar bugar, kecuali
sedikit luka bakar di wajah dan tangan kami, kami hanya memiliki sedikit waktu
untuk menarik napas saat kami dihadang bahaya yang jauh lebih hebat. Bahaya itu
berasal dari salah paham" yang hampir merenggut nyawa kami.
Ratusan penduduk setempat telah berkumpul untuk melihat kebakaran ketika penjaga
yang membukakan pintu untuk kami menunjuk ke arah kami. Ia bermaksud
menyampaikan pada majikannya atau penjaga lain bahwa kami telah berhasil
meloloskan diri dan tak lagi berada di dalam rumah. Namun, orang-orang yang
menonton salah menafsirkan isyarat itu: mereka mengira ia bermaksud mengatakan
bahwa kamilah yang bertanggung jawab atas kebakaran itu, dan warga mulai
melempari kami dengan batu. Kami tak punya pilihan lain selain melarikan diri.
Tentu saja, itu semakin menegaskan kecurigaan mereka. Mereka mengejar kami
bersenjatakan tongkat, pisau, dan gunting tukang sepatu. Jelas tak ada waktu
untuk berhenti dan mencoba berdebat dengan mereka. Makin cepat kami berlari
189 dan makin takut kami kelihatannya, makin marah dan makin banyak jumlah mereka.
Akhirnya seluruh penduduk daerah itu mengejar kami. Tak lama lagi mereka akan
bisa menangkap kami. Aku seakan-akan bisa merasakan dengus napas mereka di
leherku. Lalu tiba-tiba dua anggota pasukan pengawal muncul di depan kami. Sewajarnya
melihat topi mereka akan membuatku menyelinap ke lorong terdekat untuk
menghindari mereka. Namun, bagiku kini mereka adalah utusan Tuhan. Mereka
berdiri di depan sebuah toko tukang sepatu dan membalikkan badan dengan tangan
memegang gagang pedang mereka, untuk melihat keributan yang terjadi. Aku
berteriak "Aman! Aman!" sebuah permohonan perlindungan jiwa dan melemparkan
diri ke pelukan salah satu di antara mereka seperti bocah kecil yang berlari
pada Ibunya. Dari sudut mataku bisa kulihat kemenakanku melakukan hal yang sama.
Kedua tentara itu saling berpandangan, lalu melindungi kami di balik punggung
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 085 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk mereka, memercayai jeritan, "Aman! Aman!"
Para pengejar kami berhenti, seakan-akan mereka membentur sebuah dinding gaib,
kecuali seorang pemuda yang dengan liar berteriak dan memaki - kurasa ia pasti
sinting. Bukannya berhenti, seperti yang lainnya, ia malah terus berlari,
mengulurkan tangan seakan-akan hendak meraih kemeja Boumeh. Terdengar suara mendesis, dan
sebelum aku sempat melihat, tentara di depanku telah menghunus pedang dan
mengibaskannya, menebaskan benda tajam itu ke punggung lelaki malang yang kini
terkapar di kakinya. Tebasan itu begitu keras sehingga memisahkan bahu
190 si korban dari tubuhnya seperti sebatang dahan dari pohonnya. Tiada erangan
kematian - hanya suara benturan saat mayat itu menimpa bumi. Aku menatap darah
kehitaman memancar dari lukanya. Butuh beberapa waktu hingga kucuran darah itu
mereda. Ketika akhirnya aku bisa menangis, kerumunan itu telah lenyap. Hanya ada
tiga orang yang tersisa, gemetar, di tengah jalan. Kedua tentara itu
memerintahkan mereka tinggal setelah yang lainnya berlarian untuk menjelaskan apa yang
terjadi. Mereka menunjuk api di belakang yang masih berkobar, kemudian menunjuk padaku
dan kemenakanku. Aku segera berkata bahwa kami tak terlibat dengan kebakaran
itu - kami adalah penjual buku terhormat yang sedang mengunjungi pangeran dari
Walachia itu untuk berbisnis, dan kami bisa membuktikannya.
"Yakinkah kalian kedua orang ini penjahat?" yang tertua dari kedua tentara itu
bertanya pada penduduk setempat.
Mereka tak berani mengatakan apa pun karena takut berdampak pada diri mereka
sendiri, tetapi akhirnya salah satu di antara mereka angkat bicara.
"Semua orang mengatakan orang-orang asing ini membakar istana itu. Ketika kami
mencoba menanyai mereka, mereka kabur seakan-akan mereka memang bersalah."
Aku hendak menjawab, tetapi tentara itu memberiku isyarat agar tak mengatakan
apa pun, dan menyuruh Boumeh dan aku berjalan di depan mereka menuju tempat yang
tak diketahui. 191 Aku menengok ke belakang berkali-kali dan melihat kerumunan itu telah berkumpul
kembali, tetapi dalam jarak yang agak jauh. Dari kejauhan masih tampak kobaran
api dan keributan orang-orang yang mencoba memadamkan kebakaran. Kemenakanku
hanya berjalan lurus tanpa menengok padaku untuk menunjukkan dukungan atau
berbagi kecemasan denganku. Tak diragukan bahwa benaknya dipenuhi sesuatu yang
jauh lebih penting daripada rasa takut yang melanda pamannya yang malang ini
karena dituduh melakukan kejahatan secara tidak adil, dan digelandang dua
tentara melintasi jalanan Konstantinopel menuju nasib yang tak diketahui.
KEDUA TENTARA itu membawa kami ke rumah Morched Agha. Tampaknya ia
orang penting. Aku tak pernah mendengar tentangnya, tetapi ia membuatku mengerti
bahwa ia adalah seorang bekas komandan tentara dan kini menjadi pejabat tinggi
di Damaskus. Ia menyapa kami dalam bahasa Arab, tetapi dengan gaya yang tampak
jelas baru dipelajarinya dan diucapkan dengan logat Turki yang kental.
Hal pertama yang kucatat darinya adalah giginya. Gigi itu begitu tipis sehingga
tampak seperti sederet jarum hitam. Bagiku itu menjijikkan, tetapi tampaknya itu
tak membuatnya malu atau jengah. Ia memamerkannya begitu ringan setiap kali ia
tersenyum dan ia memang selalu tersenyum. Terlepas dari itu, harus kuakui ia
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 086 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk tampak cukup terhormat: sedikit gemuk, sepertiku, dengan rambut kelabu di bawah
topi putih bersih, janggut perak yang rapi, dan sikap yang ramah.
192 Begitu kami dibawa masuk, ia menyambut kami dan berkata bahwa kami beruntung
karena tentara itu membawa kami padanya, bukan pada hakim atau ke penjara.
"Anak-anak muda ini seperti anak-anakku sendiri bagiku. Mereka memercayaiku.
Mereka tahu aku adalah seorang lelaki yang adil dan penuh kasih sayang. Aku
memiliki teman-teman pejabat tinggi, di tempat yang sangat tinggi, jika kau
paham apa yang kumaksud, tetapi aku tak pernah menggunakan pengaruhku untuk
menghukum orang yang tak bersalah. Terkadang, aku menyuruh seseorang yang
bersalah dilepaskan, jika ia membuatku kasihan padanya."
"Saya berani bersumpah bahwa kami tidak bersalah," teriakku. "Semua itu hanya
salah paham. Izinkan kami menjelaskan."
Ia menyimakku dengan teliti, mengangguk beberapa kali seakan-akan bersimpati.
"Kalian tampaknya orang terhormat," ujarnya kemudian. "Kujamin aku akan menjadi
teman dan pelindung kalian."
Kami berada dalam sebuah ruangan luas yang perabotannya hanyalah permadani,
tirai, dan bantal-bantal. Ruangan itu berisi, selain Morched Agha sendiri dan
dua tentara yang membawa kami, setengah lusin lelaki bersenjata yang menatap kami
seperti tentara-tentara pemberontak. Ketika hiruk-pikuk di luar makin ramai,
seorang penjaga meninggalkan ruangan, lalu kembali dan membisikkan sesuatu pada tuan
rumah kami yang tampak cemas.
193 "Apinya merembet," ujarnya. "Banyak korban berjatuhan."
Ia menoleh pada kedua tentara itu.
"Apakah penduduk setempat melihat kalian membawa kawan-kawan kita ini
kemari?" "Ya, beberapa di antara mereka mengikuti kami dari jauh."
Morched Agha tampak lebih cemas.
"Kita harus waspada sepanjang malam. Kalian semua harus tetap terjaga. Dan jika
ada orang yang bertanya pada kalian di mana teman-teman kita ini berada, katakan
kita telah memasukkan mereka ke penjara untuk menunggu sidang pengadilan."
Ia mengedip penuh arti pada kami, memperlihatkan sisi humornya, dan menghibur
kami, "Jangan khawatir. Orang-orang jahat itu tak akan menyentuh kalian seujung
jari pun - camkan kata-kataku."
Lalu ia memberi tanda pada salah satu anak buahnya untuk membawakan kami
kacang pistachio. Sementara itu, kedua tentara yang membawa kami beranjak pergi.
*** TETAPI, AKU harus menyela ceritaku malam ini. Hari ini amat melelahkanku dan
penaku mulai terasa berat. Aku akan melanjutkannya saat pagi tiba.
Ditulis pada hari Sabtu, tanggal 28 BEBERAPA SAAT kemudian, mereka memberi
kami makan malam, lalu menunjukkan pada kami sebuah kamar di rumah itu, tempat
kemenakanku dan aku tidur. Aku tak bisa tidur semalaman dan masih terjaga
194 saat Morched Agha datang saat subuh menyingsing dan ia mengguncang bahuku.
"Kau harus bangun sekarang juga," ujarnya.
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 087 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk Aku duduk. "Ada apakah?" "Kerumunan orang telah berkumpul di luar. Tampaknya separuh daerah itu telah
terbakar habis dan ratusan orang tewas. Aku bersumpah pada mereka demi kuburan
ayahku bahwa kalian tak ada di sini. Tetapi, jika mereka terus bertanya aku akan
menyuruh sebagian dari mereka untuk melihat sendiri. Maka kalian harus
bersembunyi. Ikuti aku!"
Ia membawa kami melintasi lorong rumah dan membuka kunci sebuah benda yang
tampak seperti pintu lemari.
"Kalian harus menuruni tangga," ujarnya. "Hati-hatilah, tak ada lampu. Turunlah
perlahan-lahan dan berpegangan pada dinding. Ada sebuah kamar mungil di dasar.
Aku akan bergabung dengan kalian secepat mungkin."
Aku mendengarnya menutup pintu dan memutar anak kunci dua kali.
Setelah menuruni tangga, kami mencari-cari tempat untuk duduk, tetapi lantainya
berlumpur dan tak ada kursi atau bangku. Aku terpaksa bersandar di dinding,
berdoa agar tuan rumah kami tak akan membiarkan kami di lubang ini terlalu lama.
"Jika ia tak melindungi kita, kita mungkin ada dalam penjara bawah tanah saat
ini," ujar Boumeh tiba-tiba. Sudah berjam-jam ia tidak membuka mulut.
195 Dalam gelap aku tak bisa melihat apakah ia tersenyum.
"Saat yang tepat untuk bergurau!" ujarku. "Menurutmu lebih baik ia melemparkan
kita ke gerombolan orang itu" Atau menyerahkan kita pada hakim yang akan
menggantung kita untuk memuaskan orang banyak" Jangan bersikap tak tahu terima


Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kasih! Jangan menghina! Dan jangan lupa, kaulah yang mengajakku menemui
pangeran itu. Lagi pula, kaulah yang membuatku melakukan perjalanan ini!
Seharusnya kita tidak meninggalkan Gibelet!"
Aku berbicara padanya dalam dialek Genoa, bukan dalam bahasa Arab, seperti yang
kulakukan secara 'a naluriah setiap kali aku menemui kesulitan khas Timur.
CO ^ AKU HARUS mengakui bahwa setelah berjam-jam, " dan kemudian berhari-hari,
berlalu, pikiranku menjadi S senada dengan Boumeh, walaupun secara berkelakar
aku telah menyebutnya tak tahu terima kasih. Pada saat lain aku berterima kasih
pada bintang-bintang keberuntunganku karena telah mengirim Morched Agha padaku.
Aku beralih-alih di antara dua pemikiran itu. Pada suatu saat aku melihatnya
sebagai seorang lelaki terhormat yang bijaksana, peduli pada nasib kami dan selalu
meminta maaf setiap kali, karena ia telah menyebabkan ketidaknyamanan ini. Di waktu
lain, yang bisa kupikirkan tentangnva hanyalah gigi-gigi hiu yang hitam. Ketika waktu
menjadi lamban dan bahaya yang mengancam kami terasa menjauh, aku terkadang
bertanya pada diri sendiri tidakkah konyol bagi kami dikurung di sebuah rumah
milik seseorang 196 yang tak kami kenal dan bukan pihak yang berwenang secara hukum, bahkan juga
bukan seorang teman. Mengapa ia melakukan hal ini untuk kamj" Mengapa ia
memihak pihak yang berlawanan dengan para penduduk setempat, dan bahkan
penguasa, pada siapa ia seharusnya menyerahkan kami sejak awal" Lalu ia mulai
membuka pintu sel dan mengundang kami naik ke dalam rumah, biasanya pada
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 088 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk malam hari, mengundang kami makan dengannya dan para anak buahnya, memberi
kami tempat terhormat, dan menyajikan untuk kami daging ayam atau daging domba
sebelum memberi kami kabar terbaru tentang kasus kami.
"Aduh," katanya, "kalian dalam bahaya maut. Penduduk setempat terus mengawasi
pintu rumahku - mereka yakin aku masih menyembunyikan kalian di sini. Seluruh
kota mencari orang yang menjadi penyebab kebakaran dan penguasa berjanji akan
menghukum berat orang-orang yang bersalah."
Jika kami tertangkap, kami tak akan bisa berharap pengadilan yang layak. Kami
akan dihukum mati pada hari yang sama, dan tubuh kami akan dipertontonkan di muka
umum. Selama kami tetap bersembunyi di rumah penolong kami, kami akan aman.
Tetapi, kami tak bisa tinggal di sini selamanya. Setiap rahasia akhirnya akan
terbongkar. Dan hakim telah mengirim pegawainya untuk melakukan pemeriksaan.
Maka, ia harus melaporkan sesuatu.
TANGANKU TAK lagi gemetar saat aku menulis. Namun, selama sembilan hari
sembilan malam hidupku 197 adalah sebuah mimpi buruk, dan kehadiran kemenakanku yang terkutuk tak
meringankan penderitaanku sama sekali.
Keadaan itu tak terpecahkan sampai kemarin. Setelah membiarkanku berpikir bahwa
hakim akan memerintahkan penggeledahan secara resmi, dan bahwa semakin riskan
baginya melindungiku, tuan rumahku akhirnya membawakanku sebuah kabar baik.
"Hakim memanggilku pagi ini, dan aku berdoa saat hendak pergi! Ketika ia mulai
berkata bahwa ia tahu kalian bersembunyi di sini - kedua tentara itu telah
mengaku - aku berlutut dan memohon padanya untuk membiarkanku hidup. Ia
menyuruhku bangkit ^ dan berkata ia menerima perilakuku yang mulia dengan ^
membela dua orang tak bersalah. Ia percaya kalian 2 tak bersalah, dan jika ia
menurutkan perasaan, ia akan c langsung membebaskan kalian. Tetapi, kita harus
ber-e hati-hati, katanya. Sebelum kalian pergi, kalian sebaiknya diberi
perlindungan keamanan. 'Hanya Yang Mulia Hakim,1 kataku, 'yang bisa memberi
mereka perlindungan keamanan.' Ia mengatakan ia perlu memikirkannya dan
memintaku kembali lagi siang ini. Bagaimana menurutmu?"
Kukatakan padanya aku merasa senang: itu adalah kabar baik yang paling mungkin
kudengar. "Kita harus memberi sang hakim hadiah yang layak."
"Tentu saja. Berapa banyak menurut Anda?"
"Pikirkanlah dengan saksama. Ia adalah orang penting. Dan orang yang angkuh - ia
tak akan mau tawar menawar. Ia hanya akan melihat tawaranmu
198 dan jika ia merasa itu tidak cukup, ia akan mencampakkannya ke wajahku dan itu
berarti selamat tinggal selamanya bagi kita bertiga!"
Ia mengangkat tangannya sebatas tenggorokan, dan aku serta merta menirunya.
Jadi, berapa banyak uang yang harus kutawarkan untuk menyelamatkan nyawaku"
Bagaimana mungkin seseorang bisa menjawab pertanyaan semacam itu" Apakah aku
lebih suka kehilangan nyawaku dan nyawa kemenakanku"
"Yang saya punya saat ini," kataku, "hanya empat piaster dan enam puluh aspre.
Saya tahu itu tidak cukup ..."
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 089 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk "Empat setengah piaster adalah jumlah yang kita butuhkan untuk berterima kasih
pada anak buahku karena telah melindungi dan merawat kita selama sepuluh hari."
"Itu yang akan saya lakukan. Maksud saya, begitu saya pulang, saya akan
mengirimkan hadiah istimewa untuk Anda, tuan rumah dan penolong kami."
"Jangan pikirkan aku - aku tak menginginkan apa pun. Kalian telah tinggal di sini
siang dan malam dan itu tak membuatmu harus membayar. Dan aku tidak
mempertaruhkan nyawaku demi hadiah. Aku menjagamu dan kemenakanmu karena
aku yakin sejak awal kalian tidak bersalah. Bukan karena alasan lain. Dan aku
tak akan bisa tidur nyenyak hingga kalian selamat. Tetapi, sang hakim harus diberi
hadiah yang layak, dan sengsaralah kita jika kita salah melangkah."
"Bagaimana ia harus dibayar?"
199 "Ia memiliki saudara seorang saudagar kaya dan terhormat. Kau tulislah surat
pernyataan berutang padanya untuk barang-barang senilai jumlah tertentu agar ia
memasokmu dan kau harus berjanji padanya untuk melunasinya dalam waktu
seminggu. Jika kau tak memiliki uang sebanyak itu secara tunai, kau bisa
meminjamnya pada orang lain."
"Beri tahu saya seesorang yang bisa meminjami saya uang."
"Dengarlah, kawan! Turutilah nasihat seseorang yang telah berpengalaman!
Mulailah dengan mengeluarkan dirimu dari lubang ini dengan kepala utuh. Kau bisa
memikirkan dari mana kau mendapat uang belakangan. Kita tidak boleh
membuangbuang waktu. Aku akan menyusun rancangan surat berutang itu. Bawakan aku
kertas dan pena!" Ia bertanya padaku nama lengkapku, tempat tinggalku, alamatku di Konstantinopel,
agama, asal-usul, dan pekerjaan tetap, lalu dengan cekatan mulai menulis surat
itu dengan membiarkan satu baris dikosongkan.
"Berapa banyak jumlah pinjaman yang harus kutulis?"
Aku ragu. "Bagaimana menurut Anda?"
"Aku tidak tahu. Aku tak tahu berapa banyak yang kaumiliki."
Berapa banyak uangku" Mungkin, jika termasuk semuanya, 250.000 maidin - itu
setara dengan sekitar 3.000 piaster. Tetapi, sungguhkah itu pertanyaannya"
200 Berapakah sang hakim biasa dibayar untuk jasa semacam ini"
Setiap kali aku membayangkannya, kerongkonganku tercekat. Bagaimana jika tuan
rumahku mengatakan itu tidak cukup" Haruskah aku menambah lagi jumlahnya"
Tiga piaster lagi" Dua belas"
"Jadi berapa?" "Lima puluh piaster!"
Ia tidak tampak senang. "Seratus lima puluh!"
Ia mulai menuliskannya, dan aku tidak membantah. Lalu kemenakanku dan aku
menandatangani dokumen itu dan ia meminta dua orang anak buahnya menjadi saksi.
"Kini berdoalah semuanya akan berjalan lancar," ujarnya, "kalau tidak, kita akan
mati." Kami meninggalkan rumah Morched Agha kemarin subuh ketika jalan masih
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 090 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk lengang, setelah orang-orangnya meyakinkan kami bahwa tiada yang melihat kami.
Kami dipersenjatai dengan semacam surat perlindungan keamanan yang ditulis
tangan secara acak-acakan yang mengizinkan kami bepergian di seluruh wilayah
kesultanan ini tanpa hambatan. Satu-satunya bagian dari tanda tangan yang bisa
dibaca adalah kata "kadi" yang berarti hakim.
Kami menyelinap kembali ke rumah kami di Galata, kumuh, bokek - jika bukan
seperti pengemis, setidaknya seperti para pelancong yang telah mengembara cukup
lama dan berkali-kali berurusan dengan maut. Terlepas dari surat perlindungan
itu, kami takut diberhentikan dan ditanyai oleh petugas patroli, atau lebih
201 parah lagi, bertemu dengan para penduduk tempat kebakaran itu terjadi.
BARU SETELAH sampai di rumah kami mengetahui yang sebenarnya terjadi: esok
hari setelah kebakaran terjadi, kami telah dibersihkan dari kecurigaan. Walaupun
ia sedang tidak sehat, dan terguncang karena kehilangan rumah dan buku-bukunya,
pangeran yang mulia itu telah mengumpulkan seluruh tetangganya dan mengatakan
pada mereka bahwa kami tidak bersalah. Api bermula dari seorang pelayan yang
menjatuhkan batu bara dari perapian pada sebuah permadani wol. Ada segelintir
orang yang menderita luka bakar, tetapi tak ada yang tewas, kecuali pemuda
sinting yang disembelih tentara itu.
Marta, Habib, dan Hatem, yang cemas karena kami tidak pulang, mendatangi istana
pangeran itu esok harinya untuk bertanya apa yang telah terjadi pada kami dan
tentu saja mereka diberi tahu agar pergi ke rumah Morched Agha. Morched Agha berkata
pada mereka bahwa ia memberi kami tempat menginap satu malam untuk
menyelamatkan kami dari gerombolan orang, tetapi kami telah pergi segera
setelannya. Barangkali kami memutuskan meninggalkan kota sementara, ujarnya,
untuk menghindari tuduhan. Sang "penolong" kami lalu diberi ucapan terima kasih
dengan hangat oleh orang-orangku yang akan memberitahunya apa yang terjadi pada
kami begitu mereka bisa, karena tahu bahwa ia dan kami telah menjalin
persahabatan, seperti penuturannya. Ketika mereka sedang bercakap-cakap hangat
seperti itu, Boumeh dan aku
202 terbenam dalam ruang bawah tanah di bawah kaki mereka, dan dengan senang hati
membayangkan bahwa tuan rumah kami telah menyelamatkan kami semampunya
dari ancaman segerombolan orang.
"Aku akan membuatnya membayar untuk ini," kataku, "seyakin namaku adalah
Embriaco! Ia akan mengembalikan uangku dan kemudian ia akan membusuk di
dalam tanah, jika ia lolos dari hukuman."
Tak seorang pun menentangku saat itu, tetapi saat aku hanya berduaan dengan
pegawaiku, ia memohon padaku agar tidak memperpanjang soal itu.
"Tidak bisa!" tukasku. "Bahkan jika harus kuurus sampai ke Wazir Agung!"
"Jika seorang pejabat kecil pencoleng berhasil membobol dompet Anda dan
memaksa Anda menandatangani surat berutang senilai 150 piaster sebelum
membebaskan Anda, menurut Anda berapa banyak Anda harus membayar Wazir
Agung dan anak buahnya untuk mendapatkan kepuasan?"
"Aku akan membayar berapa pun harganya, tetapi aku ingin melihat bajingan itu
dihukum!" software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 091 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk Hatem mengalah. Ia membersihkan meja, mengumpulkan cangkir kosong, dan
meninggalkan ruangan dengan pandang mata tertunduk. Ia tahu ia harus berhati-
hati jika harga diriku telah tersinggung. Tetapi, ia juga tahu bahwa aku akan
memikirkan apa yang dikatakannya padaku, walaupun aku menanggapinya dengan kasar.
MAKA, PAGI ini suasana hatiku telah berubah. Aku tak lagi menginginkan
pembalasan - aku hanya ingin
203 pergi dari kota ini, membawa orang-orang terdekat dan yang paling kusayangi
bersamaku. Aku juga tak hendak berurusan lagi dengan buku terkutuk itu:
seakanakan jika aku berdekatan dengan buku itu sesuatu yang buruk akan terjadi.
Pertama Idriss, lalu Marmontel. Dan kemudian kebakaran itu. Buku itu tak membawa
keselamatan, melainkan bencana. Kematian, kapal karam, kebakaran. Aku tak mau


Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi. Aku berhenti. Marta pun memohon padaku agar kami segera meninggalkan kota ini tanpa banyak
keributan. Dia berkata, dia tak akan lagi menjejakkan kaki di istana Sultan. Dia
yakin semua itu tak akan menghasilkan 'a apa pun. Kini dia ingin pergi ke Smyrna -
seseorang " pernah mengatakan padanya bahwa suaminya tinggal S di sekitar
tempat itu, dan dia yakin di sana dia bisa c mendapatkan surat resmi yang akan
mengembalikan ? kebebasannya. Baiklah. Aku akan membawanya ke Smyrna. Jika
dia mendapatkan yang dia inginkan di sana, kami akan kembali ke Gibelet bersama.
Di sana aku akan menikahinya dan memboyongnya ke rumahku. Aku tak ingin
menjanjikan hal itu padanya sekarang - masih banyak rintangan menghadang.
Tetapi, aku mau tahun depan, yang disebut-sebut sebagai Tahun Dajal dan
diramalkan akan terjadi seribu bencana, akan menjadi tahun pernikahan kami.
Bukan akhir dunia, melainkan sebuah awal yang baru.[l
204 Buku Catatan II Suara Sabbatai* Pelabuhan, Minggu, 29 November 1665 MASIH BANYAK halaman kosong tersisa
dalam buku catatanku yang dulu, tetapi aku kini mengawali buku catatan lain yang
baru kubeli di pelabuhan. Buku catatan yang lama tak ada padaku, dan kurasa jika
aku tidak mendapatkannya lagi, setelah semua yang telah kususun di dalamnya
sejak Agustus, aku akan kehilangan minat untuk menuliskan semua hal yang berkaitan
dengan kehendak hidupku. Namun, buku itu tidak hilang - aku meninggalkannya
tanpa sengaja ketika aku meninggalkan rumah Barinelli dengan tergesa-gesa tadi
pagi. Kuharap aku bisa mendapatkannya kembali malam ini, atas izin Tuhan. Hatem
telah pergi untuk mengambil buku itu dan beberapa benda lain, dan aku percaya ia
akan mampu melakukannya ....
205 Sementara itu, aku berurusan dengan beberapa kejadian di hari yang panjang ini
dan kemunduran yang diakibatkannya terhadapku. Beberapa di antaranya kuharapkan
terjadi. Yang lainnya tidak.
PAGI INI, ketika aku sedang bersiap pergi ke gereja di Pera dengan orang-
orangku, seorang pejabat pemerintah Turki datang. Ia tidak turun dari kudanya, melainkan
hanya mengirimkan salah satu anggota rombongannya untuk mencariku. Orangorang
setempat menghormatinya dengan takzim, beberapa orang bahkan membuka
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 092 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk topi mereka lalu lenyap di lorong terdekat.
Ketika aku muncul, ia menyapaku dalam bahasa Arab dengan segala hiasannya yang
bertele-tele. Ia 73 berbicara seakan-akan kami telah saling mengenal 5 selama
bertahun-tahun, dan memanggilku sebagai c kawan dan saudaranya. Tetapi, alisnya
yang bertaut S menyiratkan sesuatu yang sangat berbeda. Ia mengundangku
mengunjunginya kapan-kapan, dan aku dengan sopan menjawab bahwa itu adalah
kehormatan bagiku seraya bertanya-tanya sepanjang waktu siapakah ia dan apa yang
ia inginkan dariku. Lalu ia menunjuk salah satu anak buahnya dan berkata ia akan
mengirimkan orang itu untuk menjemputku menemuinya Kamis depan. Aku curiga
setelah apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini, dan tak memiliki keinginan
untuk pergi ke rumah seorang asing. Maka, aku menyahut bahwa sayangnya aku harus
meninggalkan kota ini untuk urusan penting sebelum hari Kamis, tetapi dengan
senang hati aku akan menerima undangan murah hatinya jika lain kali aku berada
di ibukota 206 yang menyenangkan ini. Tidak, jika aku tak tahan! pikirku.
Lalu ia tiba-tiba mengeluarkan dari sakunya selembar dokumen yang kutandatangani
atas tipu daya dan di bawah paksaan orang yang memenjarakan-ku. Ia membuka
lipatannya, berpura-pura namanya tertera di atasnya, dan menyatakan terkejut aku
berencana hendak meninggalkan Kostantinopel tanpa melunasi utangku. Ia pasti
saudara hakim itu, pikirku. Namun, ia bisa saja orang kuat mana pun yang
bersekongkol dengan pemenjaraku, dan yang terakhir inilah yang memberikan
padanya surat pernyataan berutangku itu. Yang disebut-sebut hakim itu barangkali
hanya karangannya belaka.
"Oh, Anda pastilah saudara sang hakim!" kataku, untuk memberi waktu bagiku
berpikir dan menyatakan pada orang-orang lain bahwa aku tidak benar-benar
mengenal siapa dirinya. Nada suaranya meninggi sekarang.
"Tidak peduli saudara siapakah aku ini! Yang pasti aku bukanlah saudara seekor
anjing dari Genoa! Kapan kau akan membayar utangmu?"
Waktu untuk beramah tamah telah lewat.
"Bolehkah aku melihat dokumen itu?"
"Kau tahu benar apa isinya!" tukasnya, berpura-pura kehabisan kesabaran.
Tetapi ia mengulurkannya ke arahku, dan aku mendekat untuk membacanya.
"Utang ini baru jatuh tempo lima hari lagi" ujarku.
"Kamis - Kamis depan. Pastikan kau membawa semuanya - tak kurang satu aspre
pun. Dan jika kau 207 mencoba kabur sebelum saat itu, kupastikan kau akan menghabiskan sisa hidupmu di
penjara. Orang-orangku akan mengawasimu siang dan malam sejak saat ini. Ke mana
kau hendak pergi?" "Ini hari Minggu. Aku akan pergi ke gereja."
"Benar - pergilah ke gereja! Berdoalah untuk keselamatanmu! Berdoalah untuk
jiwamu! Dan bergegaslah mencari pemberi utang!"
Ia memerintahkan dua anak buahnya berdiri menjaga pintu rumah, dan pergi beserta
sisa rombongannya, upacara kepergiannya tak lebih sederhana daripada saat
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 093 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk kedatangannya. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Marta.
Aku tak butuh waktu lama untuk menjawab. "Yang memang akan kita lakukan. Pergi
ke gereja." AKU TIDAK banyak berdoa ketika berada di gereja. Aku pergi ke gereja hanya
untuk ditenangkan oleh nyanyian, wangi dupa, lukisan-lukisan, patung-patung,
kubah, dan jendela-jendela kaca patri. Aku senang menghanyutkan diri dalam
meditasi, lamunan, khayalan yang tak berkaitan dengan agama dan terkadang bahkan
agak menantang. Aku ingat betul bahwa aku berhenti berdoa pada umur tiga belas tahun. Aku
kehilangan semangat melakukannya ketika aku berhenti percaya pada keajaiban. Aku
sebaiknya menjelaskan bagaimana itu terjadi - dan itu akan kulakukan, tetapi
nanti. Terlalu banyak hal mencemaskan terjadi hari ini. Aku sedang tak berhasrat
menimbang-nimbang terlalu lama. Aku hanya
208 ingin mengatakan bahwa pagi ini aku sungguh-sungguh berdoa. Aku berdoa agar
datang keajaiban. Dan aku berharap doaku berjawab. Aku bahkan merasa aku layak untuk itu - Tuhan,
ampuni aku! Aku selalu menjadi seorang pedagang yang jujur, dan aku juga orang
terhormat. Aku sering menolong orang-orang miskin yang bahkan telah ditinggalkan
oleh Yang Mahakuasa sendiri - Tuhan, ampuni aku lagi! Aku tak pernah mengambil
keuntungan atau menghinakan siapa pun yang tergantung padaku. Karena itu,
mengapa Tuhan membiarkan ada orang menganiayaku, menghancurkanku,
mengancam kebebasan dan hidupku"
Maka, saat berdiri di gereja Pera itu, aku tak malu menatap patung Yesus di atas
altar yang menyinarkan kilau cahaya keemasan seperti Dewa Zeus dari zaman kuno dan
meminta keajaiban padanya. Saat aku menuliskan catatan ini, aku belum tahu
apakah doaku berjawab. Aku tak akan tahu hingga esok - hingga esok subuh. Tetapi, bagiku
seakan-akan terdapat sebuah pertanda awal.
Aku mendengarkan khotbah Pastor Thomas hanya dengan sebelah kuping. Khotbah
itu tentang Advent, dan pengorbanan yang harus kita persembahkan untuk bersyukur
pada Tuhan karena telah mengutus pada kita Sang Juru Selamat. Aku mulai
memerhatikan hingga akhir ketika pastor itu meminta jemaatnya berdoa untuk
mereka yang akan berlayar esok hari, agar mereka dikaruniai angin lembut dan
perjalanan yang aman. Mendengar hal ini, mataku menoleh pada seorang lelaki
terhormat di barisan depan yang tengah
209 memegang topi nakhoda dan membungkuk sebagai ucapan terima kasih atas restu
sang pastor. Tiba-tiba aku mendapatkan jalan keluar bagi dilemaku: kami sebaiknya langsung
pergi, tanpa kembali ke rumah Barinelli. Langsung pergi ke kapal, menginap di
atas kapal, dan menjauhkan diri dari para pengejar kami secepat mungkin. Zaman apakah
ini, ketika satu-satunya jalan keluar seorang lelaki tak bersalah adalah
melarikan diri! Tetapi, Hatem benar - bahwa aku akan membuat kesalahan dengan mendekati para
penguasa, aku berisiko kehilangan uangku sekaligus nyawaku. Bajingan-bajingan
ini tampaknya amat yakin pada diri mereka. Mereka pasti bersekongkol dengan
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 094 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk pemegang kekuasaan. Dan aku hanyalah seorang asing, seorang "kafir", seekor
"anjing dari Genoa" - aku tak akan pernah mendapat keadilan dengan mencoba
melawan mereka. Itu hanya akan membahayakan jiwa orang-orang terdekatku pula.
Ketika meninggalkan gereja aku menemui si kapten, yang ternyata bernama
Beauvoisin, dan bertanya padanya apakah ia secara kebetulan berniat meluangkan
waktu di Smyrna. Sesungguhnya, dalam keadaanku sejak tanya jawab dengan
algojoku pagi ini, aku siap untuk pergi ke mana pun. Namun, aku bisa saja
membuat si kapten malah ketakutan jika aku membuatnya mencurigaiku sebagai seorang
buronan. Aku senang mengetahui kapal tersebut memang akan bertolak ke Smyrna
untuk mengangkut barang dan mendaratkan Tuan Roboly, saudagar Prancis yang
bertindak sebagai duta besar sementara dan yang pernah kutemui bersama Pastor
Thomas. Kami sepakat dengan harga
210 yang harus kubayar untuk ongkos perjalanan sekaligus biaya makan: sepuluh ecu1
Prancis - setara dengan 350 maidin - dibayar setengahnya saat berangkat dan sisanya
saat tiba di tujuan. Sang kapten menekankan bahwa kami tidak boleh terlambat
naik ke atas kapal: ia ingin berlayar saat siang menjelang. Aku menyarankan agar bisa
tiba tepat waktu, maka kami harus berangkat malam ini juga.
Dan kami pun berlayar. Mula-mula aku menjual bagal-bagal yang kami tinggalkan,
lalu mengirim Hatem ke rumah Barinelli untuk menjelaskan keberangkatan kami
yang terburu-buru, serta mengambil buku catatanku dan beberapa benda lainnya.
Kemudian Marta, kedua kemenakanku, dan aku naik ke atas kapal. Di tempat itulah
kami berada sekarang. Hatem belum juga kembali, tetapi aku terus menunggunya. Ia
berniat masuk ke penginapan itu lewat pintu belakang untuk mengecoh para
pemerasku. Aku tahu ia akan mampu mengatasinya, tetapi aku tak kuasa menahan
rasa khawatir. Yang sempat kusantap hanyalah sepotong roti dan beberapa butir
kurma serta buah-buahan kering lainnya. Mereka bilang, itulah cara terbaik
mencegah mabuk laut Namun, bukan mabuk laut yang kucemaskan saat ini. Mungkin jalan terbaik adalah
naik langsung ke atas kapal, tanpa kembali ke tempat Barinelli, tetapi aku terus
saja berpikir ada orang-orang yang mungkin telah mulai mencari-cari kami. Dan andai
mereka memiliki kontak di mana-mana, akan terpikir oleh
'Mata uang kuno Prancis yang beredar di akhir abad keenam belas, berupa koin
emas atau perak (catatan penerjemah).
211 mereka untuk mencari di pelabuhan, sehingga kami bisa ditangkap. Mungkin aku
harus memberi tahu sang kapten mengapa aku dalam keadaan terburu-buru, agar ia
tidak menyebarluaskan kabar keberadaan kami di dalam kapalnya, juga agar ia tahu
apa yang harus dikatakannya jika ada orang yang mencari-cari kami. Namun, aku
tak ingin memberitahukan padanya semua kemalangan yang menimpaku, karena hal itu
bisa saja membuatnya berubah pikiran untuk membawa kami dalam kapalnya.
Ini akan menjadi malam yang amat panjang. Hingga kami semua bisa keluar dengan
selamat dari pelabuhan esok pagi, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak
membuat suara apa pun. Tuhan, bagaimana aku bisa terpuruk dari seorang saudagar
yang jujur dan terhormat menjadi seorang buronan tanpa melakukan kesalahan apa
pun" software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 095 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com


Nama Tuhan Yang Keseratus Balthasar's Odyssey Karya Amin Maalouf di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

www.ac-zzz.tk Ketika aku memperkenalkan diri pada Kapten Beauvoisin di luar gereja, aku
mendengar diriku mengatakan bahwa aku sedang bepergian dengan pegawaiku, dua
kemenakanku dan "istriku." Ya, meski pada kenyataannya aku sudah memutuskan
untuk mengakhiri kepura-puraan seperti itu ketika aku sampai di Konstantinopel,
ternyata di malam keberangkatanku aku melakukan kebohongan yang sama lagi. Dan
dengan ceroboh pula: para penumpang lainnya di atas kapal itu tidak akan seperti
para anggota tak bernama dalam kafilah Aleppo itu - di antara mereka adalah
orangorang terhormat yang mengenal namaku dan dengan siapa aku akan berurusan di
masa depan. 212 Sang kapten mungkin sudah memberi tahu Pastor Thomas bahwa ia telah setuju
membawaku dan istriku sebagai penumpangnya. Aku bisa melihatnya di wajah sang
pastor. Ia tidak akan mengatakan apa pun karena kerahasiaan sebuah pengakuan,
tetapi aku bisa menerka apa yang dipikirkannya.
Apa yang membuatku berperilaku demikian" Jiwa-jiwa yang bersahaja mengatakan
betapa cinta bisa membuat orang bertingkah tak masuk akal. Tak diragukan lagi
itu benar adanya, tetapi ada hal-hal lain yang terlibat selain cinta. Ada masa di
mana tahun yang ditakdirkan itu sudah sedemikian dekat; perasaan bahwa perilaku kami
tidak akan mendapat akibat apa pun; sebab musabab yang tidak akan lagi diikuti
dampak-dampaknya; kejahatan yang tidak perlu lagi mendapat hukuman; yang baik
dan yang jahat, yang diterima dan yang tak mungkin diterima, tak lama lagi akan
menyatu dalam air bah yang sama, dan para pemburu akan mati di saat yang sama
dengan buruan mereka. SUDAH SAATNYA aku menutup buku catatanku. Ini adalah saat penantian dan
kegelisahan yang telah membuatku menuliskan semuanya malam ini. Mungkin aku
akan menulis hal yang jauh berbeda besok.
Senin, 30 November 1665 JIKA KUPIKIR fajar akan memberikan perlindungan
padaku aku pasti kecewa, dan amat sulit bagiku menyembunyikan kegelisahanku dari
kawan-kawan seperjalananku.
213 Kami hanya menanti sepanjang hari, dan aku tak mampu menjelaskan mengapa aku
tetap berada di atas kapal ketika semua penumpang lain dan segenap awak kapal
menggunakan kesempatan penundaan pemberangkatan itu untuk turun ke darat dan
berjalan-jalan di pasar. Satu-satunya alasan yang bisa kupikirkan adalah bahwa
aku telah menghabiskan terlalu banyak uang dari yang kuperkirakan di Konstantinopel,
sehingga kini aku bangkrut. Maka, aku tak ingin memberi kesempatan pada dua
kemenakanku dan "istriku" untuk menghamburkan uangku lebih banyak lagi.
Alasan penundaan itu adalah bahwa tadi malam sang kapten mendengar Monsieur de
la Haye, duta g besar Prancis, akhirnya tiba di Konstantinopel untuk 13
menjalankan semua tugasnya - lima tahun setelah ia 2 ditunjuk untuk
menggantikan ayahnya. Ini adalah c sebuah kejadian penting bagi semua warga
Prancis E di sini: mereka berharap bisa memelihara hubungan yang lebih baik
antara Raja Prancis dengan Wazir Agung. Ada selentingan tentang pembaruan
perjanjian kerja sama yang ditandatangani seabad yang lalu antara Francois I dan
Sulaiman yang Agung. Kapten Beauvoisin dan Tuan Roboly ingin menyambut sang
duta besar untuk menghormatinya.
software version, ebook, komik, mp3,mp3, subtitle 096 downloadfull software full version, ebook, novel, komik, subtile gratis www.diduniadownload.blogspot.com
www.ac-zzz.tk MALAM INI aku mengetahui bahwa karena komplikasi penyakit tertentu sang duta
besar belum juga mendarat: ada serangkaian tawar-menawar dengan pemerintah
Ottoman yang belum dituntaskan dan kapalnya, Le Grand Cesar, membuang jangkar
di pintu masuk pelabuhan. Jadi, tampaknya kami tidak akan berlayar
214 setidak-tidaknya hingga besok malam, mungkin juga sampai lusa.
Sementara itu, akankah terpikir oleh musuh-musuh kami untuk mencari kami di
pelabuhan" Bila kami beruntung, mereka akan mengira kami kembali ke Gibelet
lewat jalan darat, dan akan mudah ditemukan di jalan ke arah Scutari atau jalan
menuju Izmit. Mungkin juga para begundal itu selama ini hanya menggertak saja, menakutnakutiku
agar membayar mereka, dan mereka sebenarnya sama gelisahnya denganku
untuk menghindari keributan di pelabuhan. Sebagai orang asing, korban-korban
mereka mengandalkan perlindungan dari para duta besar dan konsul mereka.
HATEM KEMBALI dengan segar bugar, tetapi dengan tangan hampa. Ia tidak bisa
masuk ke tempat tinggal Barinelli: rumah itu di bawah pengawasan ketat, baik di
pintu depan ataupun pintu belakangnya. Namun, ia berhasil mengirim pesan pada
tuan rumah kami, memintanya menyimpan semua barang kami sampai kami
mengambilnya kembali. Aku amat kesal berjauhan dengan buku catatanku dan kupikir akan ada mata yang
akan bersuka cita membaca semua rahasiaku. Apakah penyamaran yang kugunakan
sungguh-sungguh melindunginya" Tetapi, tak ada gunanya memikirkan hal itu
sepanjang waktu, aku harus bangkit dan memikirkan betapa aku sebaiknya
menyikapinya dengan berbeda. Lebih baik aku memercayakannya pada Tuhan,
bintang keberuntunganku, dan di atas segalanya pada Barinelli. Aku
215 sangat menyukainya, dan aku yakin ia tidak akan melakukan tindakan apa pun yang
tak senonoh. Di laut, 1 Desember 1665 AKU TERBANGUN dengan rasa terkejut yang
menyenangkan. Kami tidak lagi berada di pelabuhan. Aku menghabiskan malam
dengan merasa mual dan tak bisa memejamkan mata. Aku tak bisa mengatupkan
Memanah Burung Rajawali 19 Pendekar Kelana Sakti 14 Dewi Jalang Dari Gunung Tunggul Sungai Lampion 5
^