Kamar Gas 11
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham Bagian 11
sabun dan air panas, AC, dan
doran. Setelah tarikan napas kedua, bau jni " ^
* anja sekali tidak mengganggu Adam. "Aku tak ingin kau mati, Sams" Sam
meremas pundaknya lebih keras. "Meng^ tidak?" ia mendesak.
www.ac-zzz.tk "Sebab aku baru saja menemukanmu. Kau h kekku."
Sam menatap sedetik lebih lama, lalu mengej. dux. la melepaskan Adam
dan mundur selangkah "Aku menyesal kau menemukanku dalam keadaan seperti
ini," katanya sambil menyeka mata. "Tak perlu minta maaf." Tapi aku harus
melakukannya. Aku menyesal tidak menjadi kakek yang lebih baik. Lihatlah
aku," katanya, memandang ke kaki. "Laki-laki celaka dalam baja monyet
merah. Pembunuh yang akan digas bagaikan binatang. Dan lihatlah dirimu,
Laki-laki muda tampan dengan pendidikan bail dan masa depan cemerlang. Di
manakah aku keliru" Apa yang terjadi padaku" Kuhabiskan hidu ku untuk
membenci orang lain, dan lihat apa yai harus kuterima. Kau, kau tidak
membenci siap jpun. Dan lihatlah ke mana kau menuju. Kita P nya darah yang
sama. Mengapa aku ada di sini"
sm perlahan-lahan duduk di kursi, tapi sikunya bertumpu pada lutut,
matanya terpejam. Lama tak -alu pun bergerak atau bicara. Sekali-sekali
terdengar suara penjaga di gang, tapi mangan itu sunyi.
"Kau tahu, Adam, aku lebih suka tidak mati dengan cara mengerikan seperti
ini," kata Sam parau dengan tinju menempel di pelipis, masih memandang
kosong ke lantai. "Tapi kematian ini sendiri tidak mengkhawatirkanku lagi
sekarang. Sudah lama aku tahu akan mati di sini, dan ketakutanku yang
terbesar adalah mati tanpa ada orang yang peduli. Bayangan itu mengerikan,
kau tahu. Mati dan tak seorang pun peduli. Tak seorang pun menangis atau
bersedih, berdukacita sepantasnya di pemakaman. Aku pernah bermimpi
melihat'mayatku dalam peti mati kayu murahan, tergeletak di rumah jenazah
di Clanton, dan tak seorang pun berada dalam mangan itu bersamaku. Bahkan
Donnie pun tidak. Dalam mimpi yang sama, sang pendeta terkekeh selama
upacara pemakaman, karena yang hadir cuma kami berdua, sendirian dalam
kapel, berderet-deret bangku dalam keadaan kosong. Tapi sekarang berbeda.
Aku tahu ada orang yang peduli padaku. Aku tahu kau akan sedih saat aku mati,
sebab kau peduli. Dan aku tahu kau akan berada di sana saat aku dikuburkan,
untuk memastikan pemakaman itu dilaksanakan dengan benar. Aku benar-benar
www.ac-zzz.tk siap pergi sekarang, Adam. Aku siap." "Baiklah, Sam, aku menghormati itu. Dan
aku janji akan berada di sini sampai akhir yang ^ I Aku akan berdukacita dan
berkabung, dan selaju | [ semuanya selesai, aku akan memastikan kau 4'
kuburkan dengan pantas. Tak seorang pun ^ mempermainkanmu, Sam, selama
aku ada di sinj Tapi kuharap kau melihatnya dari sudut pandang. I ku. Aku
harus mengusahakan yang terbaik, sebab I aku muda dan masih punya sisa
hidup. Jangan i membuatku menyesal karena tidak berusaha lebih baik. Itu
tidak adil bagiku." Sam melipat tangan di depan dada dan memandang Adam. Wajahnya yang
pucat tampak tenang, j matanya masih basah. "Begini saja," katanya, 'j
suaranya masih rendah dan pedih. "Aku siap pergi. Akan kuhabiskan besok dan
hari Selasa untuk mengurus persiapan terakhir. Kuasumsikan ini akan terjadi
Selasa tengah malam, dan aku akan siap; Kau, sebaliknya, mainkanlah
peranmu. Kalau kau bisa memenangkannya, bagus untukmu. Kalau kau kalah,
aku siap menghadapi nasib." "Jadi, kau akan bekerja sama?" "Tidak. Tak ada
sidang pemberian pengampunan. Tak ada lagi petisi atau dalih lain. Sudah
cukup banyak sampah yang kaubuat berkeliaran di luar sana untuk
menyibukkan dirimu. Dua dalil masih belum diputuskan. Aku takkan menanda
tangani petisi lain lagi."
Sam berdiri, lututnya berkeretak dan goyah. 1 berjalan ke pintu dan
bersandar di sana. "Baga
828 mana dengan Lee?" ia bertanya lembut sambil
mengambil rokok. "Dia masih berada di lembaga rehabilitasi*
Adam berbohong. Ia tergoda untuk mengungkapkan urusan sebenarnya.
Rasanya kekanak-kanakan berbohong kepada Sam pada saat-saat terakhir
hidupnya, namun Adam masih menaruh harapan besar bahwa Lee akan
ditemukan sebelum hari Selasa. "Kau ingin menemuinya?" "Kurasa begitu.
Bisakah dia keluar?" "Mungkin sulit, tapi akan kucoba. Keadaannya lebih parah
dari yang semula kuduga." "Dia pecandu alkohol?" "Ya."
www.ac-zzz.tk "Cuma itu" Tidak kecanduan obat bius?" "Cuma alkohol. Dia bercerita padaku
bahwa dia sudah bertahun-tahun mengalami masalah ini. Lembaga rehabilitasi
bukan sesuatu yang baru:"
"Diberkatilah hatinya. Anak-anakku tak punya kesempatan."
"Dia orang baik. Dia mengalami banyak kesulitan dalam perkawinannya.
Putranya meninggalkan rumah dalam usia muda dan tak pernah I
kembali." "Walt, benar?" "Benar," jawab Adam. Sungguh gerombolan orang patah hati yang malang.
Sam bahkan tidak i yakin nama cucunya. "Berapa umurnya?"
"Aku tak tahu pasti. Mungkin hampir seumurku." g|^^ 829
_ "Apakah dia tahu tentang diriku?" "Entahlah. Dia sudah bertahun-tahun
mem>| lang. Tinggal di Amsterdam."
Sam mengambil sebuah cangkir dari meja da mengisinya dengan kopi dingin.
"Bagaimana de ngan Carmen?" tanyanya.
Secara naluriah Adam melirik jam tangan. Tig jam lagi aku akan
menjemputnya di bandara Memphis. Dia akan ke sini besok pagi." "Aku jadi
ketakutan setengah mati." Tenang, Sam. Dia orang yang hebat. Dia cerdas,
ambisius, cantik, dan aku sudah menceritakan segalanya tentang dirimu."
"Mengapa kau melakukan itu?" "Sebab dia ingin tahu." "Bocah malang. Apakah
kauceritakan padanya bagaimana tampangku?"
"Jangan khawatir tentang itu, Sam. Dia tak peduli bagaimana tampangmu."
"Apakah kaukatakan padanya aku bukan monster buas?"
"Kuceritakan padanya kau orang yang mania, baik hari, dengan antinganting, ekor
kuda, per-gelangan tangan lemah, dan dengan sepatu mandi karet
lucu ini kau tampak meluncur."
"Gombal!'' "Dan kau tampaknya tokoh favorit di kalangan orang-orang penjara ink.0
"Kau bohong! Kau tidak menceritakan semua itu kepadanya!" Sam tersenyum
lebar, tapi separo 830 www.ac-zzz.tk serius; keprihatinannya menggelikan. Adam tertawa, agak terlalu panjang
dan keras, tapi humor itu
bisa diterima. Mereka berdua terkekeh dan mencoba sebaik mungkin
kelihatan benar-benar geli oleh lelucon itu. Mereka mencoba merentangnya
lebih panjang, tapi dengan cepat suasana ringan itu lewat dan suasana berat
mengendap. Dengan se~, gera mereka duduk di tepi meja, berdampingan, kaki
pada kursi yang terpisah, menatap lantai, sementara awan tebal asap
tembakau mendidih di atas mereka dalam udara yang tak bergerak.
Begitu banyak yang ingin dibicarakan, tapi begitu sedikit yang terucap.
Teori-teori dan manuver hukum sudah mati. Mereka sudah membahas tentang
keluarga sejauh keberanian mereka. Cuaca hanya bisa diterka tak lebih dari
lima menit mendatang. Dan kedua laki-laki itu tahu mereka akan melewatkan
sebagian besar dari dua setengah hari mendatang bersama-sama. Masalahmasalah
serius bisa menunggu. Pokok pembicaraan yang tak menyenangkan bisa
disisihkan sedikit lebih lama. Dua kali Adam melirik jam tangan dan
mengatakan sebaiknya ia pergi, dan dua kali pula Sam mendesaknya agar
tinggal. Sebab begitu Adam berlalu, mereka akan datang menjemputnya dan
membawanya kembali ke sel, sangkar kecilnya tempat temperatur mencapai
lebih dari 38 derajat. Tinggallah, ia memohon.
Larut malam itu, beberapa saat setelah tengah ma831
lama setelah Adam menceritakan k
tpntino T m Han ma^aUL____
ada Cjf Lettner lam. men tentang Lee dan masalahnya, dan Walt, tentang McAllister dan Wyn
serta teori tentang adanya asisten, berjam-telah mereka menghabiskan pizza
dan bicara1 * tang ibu. ayah, kakek, dan seluruh keluar? fen~
=a yang saat mereka www.ac-zzz.tk menyedihkan itu, Adam mengatakan bahwt yang takkan pernah ia lupakan
adalah saat berdua duduk di meja, melewatkan waktu dalam keheningan, seolah-olah
jam yang tak terlihat berdetak, dengan Sam membelai lututnya. Sepertinya ia
harus menyentuhku dengan cara yang penuh kasih sayang, katanya kepada
Carmen, seperti kakek yang baik menyentuh cucu kecil yang ia cintai Carmen
sudah mendengar cukup banyak untuk semalam. Empat jam ia berada di teras,
tersiksa hawa lengas dan menyerap kisah lisan sejarah ayahnya yang
menyedihkan. Namun Adam sangat hati-hati. fa mendaki puncak-puncak dan melewatkan
jurang-jurang yang menyedihkan - tak disebutnya tentang Joe Lincoln atau
pembunuhan sewenang-wenang atau gambaran tentang kejahatan lain. Ia
melukiskan Sam sebagai orang keras yang melakukan kesalahan mengerikan dan
sekarang dibebani penyesalan. Ia bermain-main dengan gagasan memperlihatkan video pengadilan Sam kepada adiknya, tapi akhirnya
memutuskan tidak melakukannya. Itu akan dilakukannya kelak. Carmen cuma
bisa menerima sebanyak itu dalam semalam. Kadang-kadang ia sendiri tak
berbagai hal yang ia dengar -akhir ini. Kejam memukul a itu dalam
semalam. Ia sa-SC a Mereka punya waktu ber-
dua "#" dengan EMPAT PULUH LIMA Senin, 6 Agustus, pukul 06.00. Empat puluh du; jam tersisa. Adam memasuki
kantornya dan mengunci pintu.
Ia menunggu sampai pukul 07,00, lalu menelepon kantor Slattery di
Jackson. Tak ada jawaban, tentu saja, namun ia berharap akan ada pesan
rekaman yang mengarahkannya ke nomor lain yang mungkin mengarahkannya
pada seseorang yang bisa mengatakan sesuatu kepadanya. Slattery masih
membiarkan saja klaim inkompetensi mental itu; mengabaikannya seolah-olah
itu cuma gugatan kecil lain.
www.ac-zzz.tk Ia menelepon penerangan dan mendapatkan nomor rumah F. Flynn Slattery,
tapi memutuskan j tidak mengganggunya. Ia bisa menunggu sampai j pukul
09J0O. Adam tidur kurang dari tiga jam. Jantungnya j berdenyut-denyut keras,
adrenalinnya terpompa, j Kliennya sekarang hanya punya- waktu 42 jam, j dan
sialan, Slattery harus memutuskan, apa jM I
teputusan itu. Tidak adil berlama-lama dengan
petisi itu, sementara ia bisa bergegas ke pengadilan lain dengannya.
Telepon berdering dan ia melonjak meraihnya. Death Clerk dari Pengadilan
Fifth Circuit me-ogabarinya bahwa pengadilan itu menolak dalih Sam tentang
bantuan hukum yang tidak efektif. Menurut pendapat pengadilan, klaim
tersebut secara prosedural tidak sah. Seharusnya sudah diajukan bertahuntahun
yang lalu. Pengadilan tidak menerima kesahihan persoalan itu.
"Kalau begitu, mengapa pengadilan membiarkannya selama seminggu?"
desak Adam. "Mereka bisa mengambil keputusan remeh ini sepuluh hari yang
lalu." Aku akan mengirimkan copy-nya dengan fax sekarang," kata si panitera.
"Terima kasih. Maaf, oke?" Tetaplah berhubungan, Mr. Hall. Kami akan ada di
sini menunggu Anda."
Adam menutup telepon dan beranjak mengambil kopi. Darlene tiba pagipagi pukul
07.30 dalam keadaan letih dan kumal. Ia membawa fax dari
Pengadilan Fifth Circuit, bersamaJcue bagel raisin. Adam memintanya
mengirimkan permohonan peninjauan atas klaim ketidakefeJmfan ke Mahkamah Agung AS dengan fax. Itu sudah dipersiapkan selama tiga hari, dan
Mr. Olander di Washington mengatakan pada Darlene bahwa Mahkamah sudah
memeriksanya. 835 N Darlene kemudian membawakan dua aspirin dan segelas air. Kepala Adam
serasa pecah ketika ia mengemasi hampir semua berkas Cayhall ke da- ] lam
koper besar dan kardus. Ia memberi Darlene sebuah daftar instruksi.
www.ac-zzz.tk Kemudian ia meninggalkan kantor cabang Kravitz & Bane di Memphis, dan
takkan pernah kembali. * Kolonel Nugent menunggu tak sabar agar pintu tier terbuka, lalu menyerbu
ke dalam gang dengan delapan belas anggota regu eksekusi pilihan di
belakangnya. Mereka menyerbu ke dalam ketenangan Tier A dengan segala
kecanggihan regu tentara Gestapo - delapan laki-laki bertubuh besar, separo
berseragam, separo berpakaian preman, mengikuti jago kecil yang melangkah
tegap di depan. Ia berhenti di sel enam, tempat Sam sedang berbaring di
ranjang, sibuk dengan urusannya sendiri. Narapidana-narapidana lainnya
langsung menyaksikan dan mendengarkan, tangan mereka tergantung di antara
jeruji. "Sam, sudah saatnya pindah ke Sel Observasi," kata Nugent, seolah-olah
benar-benar khawatir dengan urusan ini. Anak buahnya memagari dinding
di belakangnya, di bawah deretan jendela. " Sam perlahan-lahan menyeret
tubuh dari ranjang dan berjalan ke jeruji. Ia menatap tajam pada
Nugent dan bertanya, "Mengapa?" "Sebab aku mengatakannya demikian."
-Tapi mengapa memindahkan aku delapan pinta dalam tier ini" Apa
tujuannya?" "Ini prosedur, Sam. Ada di buku." "jadi, kau tak punya alasan yang
bagus, kan?" "Aku tak membutuhkannya. Berbahklah." Sam berjalan ke wastafel
dan menyikat gigi lama-lama. Lalu ia berdiri di atas toilet dan kencing dengan
tangan pada pinggul. Lalu ia cuci tangan, sementara Nugent dan anak buahnya
mengawasi dan menggerutu. Kemudian ia menyalakan sebatang rokok,
menyelipkannya di antara gigi. menggeser tangan ke punggung, dan mengulurkannya
ke lubang pada pintu. Nugent mengikatkan borgol pada pergelangan
tangan dan mengangguk ke ujung tier agar pinta dibuka. Sam melangkah ke
tier. Ia mengangguk kepada J.B. GuUit yang mengawasi dengan ngeri, siap
menangis. Ia mengedipkan mata pada Hank Henshaw.
Nugent memegang lengannya dan menuntunnya ke ujung gang, melewati
GuUit, Loyd Eaton, Stock Turner, Harry Ross Scott, Buddy Lee Harris, dan -
akhirnya - melewati Preacher Boy yang saat itu sedang berbaring di ranjang,
www.ac-zzz.tk telungkup sambil menangis. Tier itu sampai pada dinding jeruji besi sama
dengan jeruji di depan sel, dan di tengah dinding itu ada pintu yang berat. Di
sisi seberangnya ada kelompok lain anak buah Nugent, semuanya mengawasi
tanpa suara dan menikmati setiap saat Di belakang mereka ada lorong pendek
dan sempit menuju Ruang Isolasi. Dan kemudian ke Kamar Gas.
Sam dipindahkan sejauh empat belas setengah meter lebih dekat ke maut.
Ia bersandar pada dinding, mengepulkan rokok, mengawasi dengan tenang
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membisu. Tak ada apa pun yang pribadi di sini, cuma bagian dari kegiatan
mtin. Nugent berjalan kembali ke sel enam dan menyalakkan perintah. Empat
penjaga memasuki sel Sam dan mulai mengemasi barang-barangnya. Bukubuku, mesin
tik, kipas angin, televisi, keperluan mandi, pakaian. Mereka
memegangnya seolah-olah barang-barang itu beracun dan membawanya ke Sel
Observasi. Kasur dan ranjangnya digulung dan dipindahkan oleh seorang
penjaga kekar berpakaian preman yang tak sengaja menginjak ujung seprai dan
merobekkannya. Para narapidana menyaksikan kesibukan mendadak itu dengan perasaan
ingin tahu bercampur sedih. Sel-sel sempit mereka seperti lapisan kulit
tambahan, dan melihat salah satu sel itu diperlakukan semena-mena tanpa
belas kasihan, terasa menyakitkan. Itu bisa terjadi pada mereka. Realita
eksekusi menerpa; mereka bisa mendengarnya pada suara sepatu lars berat
yang hilir-mudik di tier, dan suara-suara regu eksekusi yang tegas tapi teredam.
Suara pintu dibanting di kejauhan tentu takkan diperhatikan seminggu yang
lalu. Sekarang suara itu jadi kejutan yang mengenyakkan dan menggetarkan
saraf. Petugas-petugas itu mondar-mandir dengan ba-lang-barang Sam sampai sel
enam kosong. Pekerjaan fa berlangsung cepat. Mereka mengatur barang-barang
di rumah barunya tanpa banyak peduli.
Tak seorang pun di antara delapan orang itu bekerja di The Row. Nugent
membaca pada suatti bagian catatan Naifeh yang berantakan bahwa anggota
www.ac-zzz.tk regu eksekusi haruslah orang-orang yang sama sekali tak dikenal sang
narapidana Mereka barus diambil dari kamp lain. Tiga puluh satu petugas dan
penjaga secara sukarela mengajukan diri untuk tugas ini. Nugent hanya memilih
yang terbaik. "Semua sudah masuk?" ia bertanya keras pada
salah satu orangnya. "Ya, Sir."
"Baik. Semua ini untukmu, Sam."
"Oh, terima kasih, Sir," kata Sam mencemooh ketika memasuki sel itu.
Nugent mengangguk ke ujung gang, dan pintu tertutup. Ia melangkah ke depan
dan mencengkeram jeruji dengan dua belah tangan. "Sekarang, dengarkan,
Sam," katanya muram. Sam menyandarkan punggung pada dinding, memalingkan wajah dari Nugent. "Kami akan berada di sini kalau kau butuh
sesuatu, oke" Kami memindahkanmu ke-ujung sini agar kami bisa i
mengawasimu lebih baik. Oke" Adakah yang bisa
kulakukan untukmu?" 839 Sam terus berpaling, sama sekali tak meng-hiraukannya.
"Baik." Ia mundur dan memandang anak buah-nya. "Mari kita pergi." katanya
kepada mereka. Pintu tier terbuka tak sampai tiga meter dari Sam, dan regu
eksekusi itu berbaris keluar. Sam menunggu. Nugent memandang gang itu dari
ujung ke ujung, lalu melangkah keluar dari tier.
"Hei, Nugent!" Sam mendadak berseru. "Bagaimana kalau kau melepaskan
borgol ini!" Nugent diam membeku dan regu eksekusi itu berhenti.
"Kau keledai tolol!" Sam berteriak lagi, semen-tara Nugent terburu-buru
mundur, mencari-cari kunci, meneriakkan perintah. Suara tawa meledak di
sepanjang tier, suara terbahak-bahak dan siulan riuh. "Kau tak bisa
meninggalkanku dengan tangan terborgol!" Sam berteriak ke gang.
Nugent ada di pintu Sam, mengenakkan gigi, mengumpat, akhirnya
mendapatkan kunci yang tepat. "Berbalik," perintahnya.
www.ac-zzz.tk "Kau haram jadah goblok!" Sam berteriak di antara jeruji, langsung ke wajah
merah sang Kolonel yang hanya terpisah kurang dari satu meter. Suara tertawa
menderu lebih keras lagi.
"Dan kau yang bertanggung jawab atas eksekusiku!" kata Sam marah, cukup
keras untuk di dengar yang lain. "Kau mungkin akan mengega diri sendui!"
-Tak usah macam-macam," kata Nugent pendek. "Sekarang berbalikiah"
Seseorang, entah Hank Henshaw atau Harry loss Scott, berteriak keras,
"Barney Fife!" dan seketika seman itu bergema di sepanjang tier. "Barney Fife!
Barney Fife! Barney Fife!" "Diam!" Nugent balas berteriak. "Barney Fife! Barney
Fife!" "Diam!"
Sam akhirnya berbalik dan mengulurkan tangannya agar Nugent bisa
mencapainya. Borgol dilepaskan dan sang Kolonel bergegas menerobos
melewati pintu tier. "Barney Fife! Barney Fife! Barney Fife!" mereka bernyanyi dengan paduan
sempurna sampai pintu berdentang menutup dan lorong itu kosong kembali.
Suara mereka seketika berhenti dan suara tertawa lenyap. Perlahan-lahan
tangan mereka menghilang dari jeruji.
Sam berdiri menghadap gang, menatap tajam dua penjaga yang sedang
mengawasinya dari seberang pintu tier, la menghabiskan beberapa menit untuk
mengatur tempat itu - menancapkan kabel . kipas angin dan televisi, menyusun
buku-buku dengan rapi, seolah-olah akan dipakai, memeriksa apakah toiletnya
bisa diguyur dan airnya mengalir, la duduk di ranjang dan memeriksa seprai
yang k 10selnya yang keempat di The Row dan tak disangsikan lagi merupakan sel
yang pahng smg841 kat ditempatinya, la mengenang kembali doa " pertama, terutama yang
kedua, di Tier B, temp,, sahabat dekatnya. Buster Moac, tinggal di sebelah Suatu hari mereka
mengambil Buster dan mem. bawanya ke sini, ke Sel Observasi; mereka meng.
www.ac-zzz.tk awasinya 24 jam sehan agar ia tidak bunuh din. Sam menangis ketika mereka
menjemput Buster. Pada akhirnya setiap narapidana yang berhasil hidup sejauh ini juga akan
sampai pada perhentian berikutnya. Lalu pada perhentian terakhir.
Gamer Goodman adalah tamu pertama hari itu di dalam serambi mewah
kantor Gubernur. Ia menandatangani buku ramu. berbincang-bincang ramah
dengan si resepsionis cantik, dan cuma ingin tahu apakah Gubernur bisa
ditemui Resepsionis hendak mengatakan sesuatu ketika telepon berdering pada
switchboard. Ia menekan tomboi, meringis, mendengarkan, mengernyit pada
Goodman yang me-malingkan wajah, lalu mengucapkan terima kasih \ kepada si
penelepon. "Orang-orang ini," ia mengeluh.
"Maaf," kata Goodman seolah tidak tahu-menahu
"Ya, kasut mi sangat emosional. Rasanya seakan-akan sebagian besar
masyarakat di situ mendukung hukuman mati."
"Tidak untuk yang ini," katanya, mencatat telepon itu pada sehelai formulir
merah muda. "Hampa semua telepon ini menentang eksekusinya.'
-Benarkah" Sungguh suatu kejutan." -Akan saya beritahu Miss Stark bahwa
Anda ada di sini." Terima kasih." Goodman duduk di tempat biasa dalam serambi itu. la
kembali melihat-lihat koran pagi. Pada hari Sabtu, harian di Tupelo melakukan
kesalahan dengan mulai melakukan survei telepon untuk menyaring opini
masyarakat terhadap eksekusi Cayhall. Sebuah nomor telepon toll-free
dicantumkan pada halaman depan bersama dengan instruksinya, dan - tentu
saja - Goodman dan tim analis pasarnya membombardir nomor itu sepanjang
akhir pekan. Edisi hari Senin memuat hasilnya untuk pertama kali, dan angka
itu sungguh mencengangkan. Di antara 320 telepon masuk, 302 menentang
eksekusi tersebut Goodman tersenyum sendiri ketika membaca surat kabar itu.
Tidak terlalu jauh dari sana, sang Gubernur duduk di depan meja panjang di
kantornya memeriksa surat kabar yang sama. Wajahnya prihatin. Matanya sedih
dan khawatir. www.ac-zzz.tk Mona Stark melintasi lantai marmer dengan secangkir kopi. "Gamer
Goodman ada di sini. Menunggu di serambi." "Biarkan dia menunggu." "Hotline
kita sudah kebanjiran." McAllister dengan tenang melihat jam tangan. Pukul
08.49. Ia menggosok dagu dengan buku jari. Dari pukul 13.00 hari Sabtu sampai
pukul 20.00 hari Minggu, orang-orang pembuat pol sudah menefcpon ktnh dm dm rum
warga Mmttw Tu;uh pu/uft (Jtr/jpjn pmen
rmndtokong mati. dan itu Kit an ha/ ysuvg mengejoifcn \ num. dari sampc/ jwf
-u ma. 31 persen jrjjj. Mh" Sum CayfcaJI ndak mereka bcr* ir: isi SeMgian hesar hrnw dapat M MrinJu Mi untuk rnenghadapi W
% KetahjtMwna ddukukmn 23 ranon ywm lab. Mj crnrratii vane berbeda Jan
generasi viarjnf Up gajfa Mt MM M> afn a*M MM * PkfCMmjtf
pofit? Hm. m oam" kulit putih, dan McAfee* MM WMJ WMf mttfumpmi MdM
M ill M"j MtMT M HMI pCMMJ. MsdaM " M
MT Ml JMM dan f AO MM Mrt ke"erunjha?? aemfcihnya 41 f f^M rnrnrnfanf
e**efcus. -/aft hirru* den g An vrnbtkM put mrnentjtng t/kmkmmfu Dan "JtJf kniMi >i'
* kan MttSth ada tag* Kantor kenfnr ree uh merofrinjirnv i trlepon
uru opmftr MM eel ggu Snai
i fj pencil njhampir semu" Mggnte anggnta 0
bi felepon masuk ' nrarlcp" uduk mcngi Gubernur sudah Irtih [Mv'.t tnik.ii.ms.i kepad "Ya. pertemuan dengd
"Batalkan Sampaikan wal ulangkan Aku tid int Sebaiknya aku tingg.
Ada acara pukul ^puluh Mana tanpa melihatnya -kelompok Pramuka"
permintaan maafku. J.ul berselera dipotret pagi di miii Maka siang?"
" r Anda diharapkan membahas gugatan terhadap im ? " i
utmcrMtas." www.ac-zzz.tk 'Aku lak tahan dengan Prcssgrove. Batalkan, lan pesankan ayam Dan.
sesudah kupikir pikir. Goodman masuk.* MiHia Stari herialan ke pintu,
menghilang ?" jeaak. dan kembali be nama Garner Goodman McAllister ?edang
herdiri di depan tendela. menatap gedung gedung di pusat kota b hrrbalik dan
mclortlarkan vnvum letih "Selamat pagi. Mr. Goodman
Mereka her diaman "lan duduk Minggu sore. Goodman mengirimkan k r nadi
lanamore aurat permohonan untuk membatalkan sulang pembenM pengampunan, sesuai dengan keinginan keras klien
mereka "Masih tidak menghendaki sidang, huh?" kata Oubemur dengan satu lagi
senyum letih. "Klien kami hilang tidak. Dia lak punya apa-af |agi untuk ditampahkan Kami
sudah mencoba segalanya.* MM mengangsurkan secangkir kon iam kepada
CJoodman .i .t|>ti a uh u hi"Dia keras kepala. Selalu demikian, saya ras? mana petisi-
petisinya sekarang?" kata McA/j-begitu tulus. "Diproses sesuai yang diharapkan." "Anda
sudah pernah mengalami hal seperti jjj Mr. Goodman. Saya belum. Bagaimana
prakira^ Anda, menilik keadaan sekarang?"
Goodman mengaduk kopi dan merenungi^ pertanyaan itu. Tak ada ruginya
bertenis teran? kepada Gubernur. Pada titik ini tak ada kerugian apa pun. "Saya
salah satu pengacaranya, jadi cenderung optimis. Bisa saya katakan peluangnya
tujuh puluh persen ini akan terjadi.''
Gubernur merenungkan kata-kata ini sejenak. Ia nyaris bisa mendengar
telepon berdering dari balik \ dinding. Bahkan orang-orangnya sendiri jadi resah
dan tak pasti. "Tahukah Anda apa yang'Saya inginkan, Mr. Goodman"* tanyanya
sungguh-sungguh. Yeah, kau ingin telepon-telepon terkutuk itu berhenti berdering, pikir
Goodman pada diri sendiri. "Apa?"
"Saya benar-benar ingin bicara dengan Adam Hall. Di mana dia?"
www.ac-zzz.tk "Mungkin di Parchman. Saya bicara dengannya i satu jam yang lalu." "Bisakah
dia datang ke sini hati ini?" "Ya, bahkan sebenarnya dia merencanakan kc j
Jackson sore ini." "Bagus. Saya akan menunggunya,"
846 Goodman menahan senyum. Mungkin sudah ada
lubang yang pecah pada bendungan.
Namun anehnya tanda-tanda pertama kemungkinan pemberian pengampunan itu muncul pada
front yang berbeda dan tak terduga.
Enam blok dari gedung pengadilan federal, Breck Jefferson memasuki
kantor bosnya, Hakim F. Flynn Slattery, yang sedang bicara di telepon dan agak
jengkel terhadap seorang pengacara. Breck memegang petisi tebal berisi
permohonan peninjauan kembali keputusan pengadilan yang lebih rendah, dan
sebuah buku yang penuh dengan catatan.
"Ya?" Slattery menyalak sambil membanting telepon.
"Kita perlu bicara tentang Cayhall," kata Breck muram. "Anda tahu kita
sedang menangani petisinya yang menyatakan inkompetensi mental."
"Mari kita tolak dan keluarkan dari sini. Aku terlalu sibuk mengurusinya.
Biarkan Cayhall membawanya ke Pengadilan Fifth Circuit. Aku tak ingin benda
terkutuk itu berada di sini."
Breck tampak tertekan, dan ucapannya keluar lebih lamban. Tapi ada
sesuatu yang perlu Anda libat."
"Ah, sudahlah, Breck. Apakah itu?" "Dia mungkin mengajukan klaim yang
sahih." Wajah Slattery turun dan pundaknya merosot. "Sudahlah. Apa kau
bercanda" Apa itu" Kita akan
menghadapi sidang tiga puluh menit lagj ^ dewan juri yang sedang
menunggu di luar sana,Breck Jefferson dulu mahasiswa nomor dua "j kelasnya, di
Sekolah Hukum Emory. Slatt^ diam-diam mempercayainya. "Mereka menyatakan Sam tidak
memiliki kompetensi mental untuk menghadapi eksekusi, sesuai dengan satu
undang, undang Mississippi yang bisa ditafsirkan luas." "Setiap orang tahu dia
www.ac-zzz.tk gila." "Mereka punya ahli yang bersedia memberikan kesaksian. Kita tak bisa
mengabaikan itu." "Aku tidak percaya ini." 'Sebaiknya. Anda melihatnya.'' Pak
Hakim memijat kening dengan ujung jari. "Duduklah. Coba kulihat."
"Cuma beberapa mil lagi," kata Adam ketika m j la/u kencang menuju
penjara. "Bagaimana keada- I an mu?"
Carmen tak banyak bicara sejak mereka we- I ntnggalkan Memphia.
Perjalanan pertamanya ke t Mississippi dihabiskan untuk menyaksikan luasnya j
daerah Delta, mengagumi bermil-mil tanaman ka- j pas dan kacang yang
tumbuh lebat, menyaksikan I mesin pemetik menggelinding di ladang-ladang itu
I dengan penuh kekaguman, menggelengkan kepali f menyaksikan gerombolan
gubuk miskin, "Aku ge- j lisah," ia mengaku, bukan untuk pertama kalinya. I
Mereka bicara singkat tentang Berkeley dan Chi- J cago serta apa yang akan
mungkin terjadi hun-tahun mendatang. Mereka tidak bicara apa pun tentang ibu atau ayah
mereka. Demikian pula Sam dan keluarganya tidak disinggung. "Dia pun cemas."
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Rasanya aneh, Adam. Melaju di jalan raya di daerah liar ini, bergegas untuk
menjumpai kakek yang akan dieksekusi."
Adam membelai lutut adiknya dengan kuat. "Kau mengambil tindakan yang
benar." Carmen memakai celana khaki oversize, sepatu hiking, dan kemeja
denim merah yang sudah pudar. Benar-benar seperti mahasiswi pascasarjana di
bidang psikologi.' "Itu dia." Adam mendadak menunjuk ke depan. Di kedua sisi jalan raya,
mobil-mobil diparkir dengan bumper berhadapan. Lalu lintas berjalan lambat,
sementara orang-orang berjalan ke arah penjara.
"Apakah semua ini?" tanya Carmen.
"Ini sirkus." Mereka melewati tiga anggota Klan yang sedang berjalan di tepi trotoar.
Carmen menatap mereka, lalu menggelengkan kepala tercengang. Mereka
beringsut ke depan, melaju sedikit lebih cepat daripada orang-orang yang
bergegas menghadiri demonstrasi. Di tengah jalan raya di depan pintu masuk,
www.ac-zzz.tk dua polisi negara bagian mengarah-kan lalu lintas. Mereka memberi tanda
kepada Adam agar berbelok ke kanan, dan Adam men urun.-Seorang penjaga Parchman
menung suaru bidang di dekat selokan
dangkal. Mereka bergandengan tangan dan berjalan t gerbang depan, berhenti
sejenak untuk melihat ^ tuhan orang Klan berjubah yang bSk-mudfc . depan
penjara. Pidato berapi-api disiarkan den^ megafon yang setiap beberapa detik
tidak ^ /ungsi dengan benar. Satu kelompok berset&g^ cokelat berdiri dengan
pundak saling merapat, n^. megang poster, dan menghadap ke jalan raya. Tat
kurang dari lima van televisi diparkir di seberang jalan raya. Kamera ada di
mana-mana. Sebuajj helikopter peliput berita berputar-putar di atas.
Di gerbang depan, Adam memperkenalkan Car-men kepada teman barunya,
Louise, penjaga yang mengurus izin masuk. Ia cemas dan resah. Ada satu-dua
perselisihan seru antara orang-orang Klan, pers, dan penjaga. Segalanya gaduh
saat itu, dan menurutnya bal itu takkan membaik.
Seorang penjaga berseragam mengawal merela ke mobil van penjara, dan
mereka bergegas meninggalkan gerbang depan. "Sungguh sulit dipercaya," kata
Carmen. "Makin buruk saja setiap hari. Tunggulah sam- j pai besok." j
Mobil van itu mengurangi kecepatan saat tot- f nyusuri jalan utama, di
bawah naungan pepohonan, j di depan rumah-rumah putih yang rapi itu.
Carmen mengawasi segalanya.
"Ini tidak kelihatan
penjara," katanya. "Ini tanah pertanian. Tujuh belas ribu ekar. gawai penjara tinggal di rumahrumah
itu." "Bersama anak-anak," katanya sambil melihat sepeda dan skuter yang
bergeletakan di halaman depan. "Sungguh damai. Di mana tahanannya?"
"Tunggu saja." Van itu berbelok ke kiri. Lapisan batu habis dan jalan tanah mulai. Tepat di
depannya adalah The Row. www.ac-zzz.tk "Kaulihat menara-menara di sana?" Adam menunjuk. "Pagar dan kawat duri?"
Carmen mengangguk. "Itulah Maximum Security Unit Rumah Sam selama sembilan setengah tahun
terakhir." jj "Di mana kamar gasnya?" "Di dalam sana."
Dua penjaga melihat ke dalam van, lalu memberi tanda agar melewati
gerbang ganda. Van itu berhenti dekat pintu depan, tempat Packer sedang
menunggu. Adam memperkenalkannya kepada Carmen, saat ini nyaris tak bisa
bicara. Mereka ^ berhenti di dalam; Packer menggeledah mereka dengan
lembut. Tiga penjaga lain mengawasi. "Sam sudah di dalam sana," kata Packer
sambil mengangguk ke kantor depan. "Masuklah."
Adam menggandeng tangan adiknya dan menggenggamnya dengan erat.
Carmen mengangguk dan mereka berjalan ke pintu. Adam membukanya.
Sam sedang duduk di tepi meja, seperti biasa. Kakinya berayun-ayun di
bawah, ia tidak merokok. Udara dalam ruangan itu bersih dan sejuk. j. melirik Adam, lalu memandang
Carmen. Pacta . menutup pinto di belakang mereka.
Carmen melepaskan tangan Adam dan berjalan ke meja, memandang
langsung ke mata Sam, "Aku Carmen," katanya lembut. Sam turun dari meja.
"Aku Sam, Carmen. Kakekmu yang sesat." Ia menarik Carmen ke dekatnya dan
mereka berpelukan. Adam butuh satu-dua detik untuk menyadari Sam telah mencukur
jenggotnya, rambutnya lebih pendek dan tampak jauh lebih rapi. Pakaian
terusannya dikancingkan sampai ke leher,
Sam memegang pundak Carmen dan mengamati wajahnya. "Kau secantik
ibumu," katanya parau. Matanya berkaca-kaca dan Carmen bergulat menahan
air mata. "Kau kelihatan hebat," katanya. "Jangan mulai berbohong, Carmen,"
kata Adam, memecahkan kekakuan. "Dan mari berhenti menangis sebelum
keadaan jadi tak terkendali."
"Duduklah," kata Sam kepadanya sambil menunjuk ke sebuah kursi. Ia duduk
di samping Carmen, memegang tangannya.
www.ac-zzz.tk "Urusan bisnis dulu, Sam," kata Adam sambil bersandar pada meja. "Fifth
Circuit baru saja me- i nolak permohonan kita pagi ini. Jadi, kita lepas ke
padang yang lebih hijau."
"Kakakmu ini sungguh pengacara yang hebat," ,
kata Sam pada Carmen. "Dia membawakan kabar
yang sama untukku setiap hari."
Tentu saja, tak banyak yang bisa kukerjakan," leata Adam.
"Bagaimana keadaan ibumu?" tanya Sam. "Dia baik-baik saja."
"Katakan padanya aku menanyakannya. Aku
mengingatnya sebagai orang yang baik." "Akan kusampaikan."
"Ada kabar dari Lee?" Sam bertanya pada Adam.
Tidak. Apakah kau ingin menemuinya?"
"Kurasa begitu. Tapi kalau dia tak bisa datang, aku mengerti."
"Coba kulihat apa yang bisa kulakukan," kata Adam yakin. Dua teleponnya
kepada Phelps tak dijawab. Terus terang, saat ini ia tak punya waktu untuk
mencari Lee. Sam memiringkan tubuh lebih dekat pada Garmen. "Kata Adam kau'belajar
psikologi." "Benar. Aku mahasiswi pascasarjana di Cal Berkeley. Aku akan..."
Ketukan tajam pada pintu menyela percakapan itu. Adam membukanya
sedikit dan melihat wajah cemas Lucas Mann. "Permisi sebentar," katanya pada
Sam dan Carmen, lalu melangkah ke gang.
-"Ada apa?" tanya Adam.
"Garner Goodman sedang mencarimu," kata Mann, nyaris berbisik. "Dia ingin
kau langsung ke Jackson."
"Mengapa" Apa yang terjadi?"
"Kelihatannya salah satu klaimmu
'e/ah nai sasaran. '" ^ Jantung Adam berhenti. "Yang mana?" "Hakim Slaterry ingin bicara tentan?
6 '"W www.ac-zzz.tk petensi mental. Dia menjadwalkan sidai
nS de, pendapat pukul lima sore ini. Jangan kataK pun padaku, sebab aku mungkin
akan jadi sepihak negara Adam memejamkan mata dan dengan membenturkan kepala pada dinding.
Seribu pjfo^ bergulung liar dalam otaknya. "Pukul lima 50re ini. Slaterry9"
"Sulit dipercaya Dengar, kau perlu bergerai cepat " "Aku butuh telepon "
"Ada satu di dalam sana." kata Mann,
mengangguk ke pintu di belakang Adam. "Dengar, Adam, ini sama sekali bukan
urusanku, tapi seandainya jadi kau. aku takkan menceritakannya padu Sam. Ini
masih berupa kemungkinan kecil, dan tak ada gunanya membangkitkan
harapannya. Seandainya kepufusan ada di tanganku, aku akan we- I nunggu
sampai sidang itu selesai." "Kau benar Terima kasih, Lucas." "Kembali. Sampai
jumpa di Jackson." Adam kembali ke ruangan; percakapan sudah I melantur
sampai pada kehidupan di Bay Ana. "Tak ada apa-apa." kata Adam sambil
mengernyit , dan berjalan tak acuh ke telepon, la tak meng
hiraukan nomor. percakapan tenang mereka saat menekan
?Gamer, mi Adam. Aku ada di sini bersama
Sam. Ada apa?" "Datanglah ke sini, Big Guy," Goodman berkata tenang. "Segalanya
bergerak." "Aku mendengarkan." Sam sedang menceritakan perjalanannya yang
pertama dan satu-satunya ke San Francisco berpuluh-puluh tahun yang lampau.
"Pertama, Gubernur ingin bicara pribadi denganmu. Tampaknya dia
menderita. Kita membuatnya jungkir balik dengan telepon-telepon itu, dan dia
merasa kepanasan. Yang lebih penting lagi, Slat-tery mempertimbangkan klaim
inkompetensi mental itu. Aku bicara dengannya tiga puluh menit yang lalu, dan
dia sepenuhnya kebingungan. Aku tidak membantu membereskan urusan. Dia
ingin mengadakan sidang pukul lima sore ini. Aku sudah bicara dengan Dr.
www.ac-zzz.tk Swinn. dan dia siap. Dia akan mendarat di Jackson pukul setengah empat dan
siap memberikan kesaksian."
"Aku segera berangkat," kata Adam dengan membelakangi Sam dan Carmen.
"Temui aku di kantor Gubernur." Adam meletakkan telepon. "Baru saja
mengajukan dalih," ia menerangkan kepada Sam, yang saat itu sama sekali tak
peduli. "Aku harus ke Jackson."
? "Mengapa terburu-buru" tanya Sam, bagaikan . "no vanc masih punya
waktu bertahun-tahun untuk hidup dan tak perlu melakukan pekerjaan pun. ^
"Terburu-buru" Apakah kau bilang terW buru" Sekarang pukul sepuluh, Sam,
hari Senj. Kita punya waktu 38 jam untuk menemukan
] jizat." "Takkan ada mukjizat, Adam." Ia menoleh Carmen, masih memegang
tangannya. "Jangan biarkan harapanmu bangkit, Sayang."
"Mungkin..." 'Tidak. Sekaranglah saatku, oke" Dan aku $a-ngat siap. Aku tak ingin kau
bersedih bila semua ini berakhir."
"Kami harus pergi, Sam," kata Adam, menyen-tuh pundaknya. "Aku akan
kembali larut malam ini atau besok pagi-pagi."
Carmen membungkuk dan mencium pipi Sam, "Hatiku bersamamu, Sam,"
bisiknya. Sam memeluknya sedetik, lalu berdiri di samping meja. "Hati-hatilah, Nak.
Belajarlah dengan giat. Dan jangan berpikir buruk tentang diriku, oke" Aku ada
di sini karena suatu alasan, Bukan salah siapa pun kecuali diriku. Ada kehidupan
yang lebih baik sedang menungguku di luar tempat ini."
Carmen berdiri dan memeluknya lagi. Ia menangis ketika mereka
meninggalkan ruangan itu.
EMPAT PULUH ENAM Siang hari, Hakim Slattery telah tenggelam sepenuhnya dalam kegentingan
saat itu, dan meskipun berusaha keras menyembunyikannya, ia sangat
menikmati interval singkat di tengah badai tersebut. Pertama, ia membubarkan
juri dan pengacara dalam sidang perdata yang dipimpinnya dan sekarang
www.ac-zzz.tk ditunda, la sudah dua kali bicara dengan panitera Pengadilan Fifth Circuit di
New Orleans, lalu dengan Hakim McNeely sendiri. Peristiwa besar itu muncul
beberapa menit selewat pukul 11.00, ketika Hakim Mahkamah Agung F. Allbright
menelepon dari Washington, meminta laporan terbaru. Allbright
memantau kasus itu setiap jam. Mereka bicara tentang undang-undang dan
teori. Tak seorang pun di antara mereka menentang hukuman mati, dan
mereka berdua punya masalah dengan undang-undang Mississippi yang sedang
dibahas. Mereka khawatir undang-undang itu bisa disalahgunakan oleh
terpidana mati yang bisa berpura-pura gila dan menemukan dokter sin ting untuk ikut berperan.
Para wartawan dengan cepat mengetahui suaft sidang entah apa telah
dijadwalkan, dan mereka bukan saja membanjiri kantor Slattery dengan
telepon, rapi juga parkir di kantor resepsionisnya Marshall dipanggil untuk
membubarkan wartawan-wartawan itu.
Sekretaris membawa pesan setiap menit. Breck Jefferson menggali bukubuku hukum
yang tak terhitung jumlahnya dan hasil-hasil riset yang bertebaran
di meja rapat. Slattery bicara dengan Gubernur, Jaksa Agung, Garner
Goodman, dan puluhan orang lain. Sepatunya ada di bawah mejanya yang
besar. Ia berjalan mengelilinginya sambil -memegang pesawat telepon dengan
kabel panjang, sepenuhnya menikmati kegilaan ini.
Kalau kantor Slattery sibuk, kantor Jaksa Agung sepenuhnya kacau.
Roxburgh terjingkrak-jingkrak mendengar kabar bahwa salah saru tembakan
asal-asalan Cayhall telah mengenai sasaran. Sepuluh tahun bergulat melawan
beruang-beruang ini, naik-turun mendaki jenjang pengadilan, keluar-masuk
ruang sidang, bertempur melawan hasil pemikiran hukum kreatif dari ACLU dan
lembaga serupa, memproduksi cukup banyak dokumen untuk menghancurkan
hutan tropis, dan tepat ketika kau melihatnya dalam sasaran, ia mengajukan
satu ton dalih terakhir dan salah satunya mendapatkan per-hatian seorang
hakim yang hatinya kebetulan sedang lembut entah di mana.
Ia menghambur menyusuri gang ke kantor Morris Henry, Dr. Death sendiri,
dan mereka berdua dengan tergesa-gesa mengumpulkan tim terbaik mereka
www.ac-zzz.tk dalam hukum pidana. Mereka berkumpul dalam perpustakaan besar dengan
berderet-deret dan bertumpuk-tumpuk buku terbaru. Mereka meninjau petisi
Cayhall dan undang-undang yang bisa diterapkan, serta menyusun strategi.
Dibutuhkan beberapa saksi. Siapa yang -pernah menemui Cayhall pada bulan
terakhir" Siapa yang bisa memberi kesaksian tentang hal-hal yang ia ucapkan
dan perbuat" Sudah tak ada waktu lagi bagi dokter-dokter mereka untuk
memeriksanya. Ia punya dokter, sedangkan mereka tidak. Ini masalah yang
signifikan. Untuk membuktikan kewarasannya dengan dokter yang bereputasi,
negara akan terpaksa minta waktu. Dan waktu berarti penundaan eksekusi.
Penundaan tak mungkin diberikan.
Para penjaga melihatnya setiap hari. Siapa lagi" Roxburgh menelepon Lucas
Mann, yang menyarankan agar ia bicara dengan Kolonel Nugent. Nugent
mengatakan baru menemui Sam beberapa jam sebelumnya, dan... ya, tentu ia
akan senang memberikan kesaksian. Bangsat itu tidak gila. Dia cuma jahat.
Sersan Packer melihatnya setiap hari. Psikiater penjara, Dr. N. Stegall, sudah
menemui Sam, dan ia bisa bersaksi. Nugent sangat bersemangat untuk membantu. Ia
juga mengusulkan pendeta penjara. Dan ia akan memikirkan lainnya, Morris Henry menugaskan
satu regu pasukan tempur beranggotakan empat pengacara untuk tidak
melakukan apa pun kecuali mencari-cari kelemahan Dr. Anson Swinn. Temukan
kasus-kasus lain di mana ia pernah terlibat. Bicaralah dengan pengacarapengacara
lain di seluruh penjuru negeri. Cari transkrip kesaksiannya. Orang itu
bukan apa-apa kecuali orang sewaan, saksi profesional. Cari bahan-bahan untuk
mendiskreditkannya. Begitu selesai mengatur rencana penyerangan dan orang lain melaksanakan
pekerjaannya, Roxburgh naik lift ke lobi gedung itu untuk bicara dengan pers.
Adam parkir di tempat kosong di halaman gedung kapitol negara bagian.
Goodman sedang menunggu di bawah pohon peneduh dengan jas terlepas dan
lengan kemeja tergulung, dasi kupunya sempurna.
memperkenalkan Carmen kepada Mr. Goodman.
Adam cepat-cepat www.ac-zzz.tk "Gubernur ingin menemuimu pukul dua. Aku baru saja meninggalkan
kantornya, untuk ketiga kalinya pagi ini. Mari jalan ke tempat kita," katanya,
melambaikan tangan ke arah pusat kota. "Jaraknya cuma beberapa blok."
"Apakah kau menemui Sam?" Goodman menanyai Carmen.
"Ya. Pagi ini."
"Aku senang kau melakukannya." "Apa yang sedang dipikirkan Gubernur?"
tanya Adam. Semua ini terlalu lamban baginya. Tenang, katanya pada diri
sendiri. Tenang saja. "Siapa tahu" Dia ingin bertemu denganmu secara pribadi. Barangkali analisis
pasar itu mempengaruhinya. Mungkin dia merencanakan akrobat untuk media.
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mungkin dia sungguh-sungguh. Aku tak dapat menebak apa-apa. Tapi dia
kelihatan letih." "Telepon-telepon itu berhasil?" "Luar biasa." "Tak ada yang
curiga?" "Belum. Terus terang, kita menyerang mereka begitu cepat dan keras,
sehingga aku sangsi tte-reka punya waktu untuk melacak telepon-telepon itu."
Carmen melantarkan pandangan kosong pada kakaknya yang terlalu sibuk
dengan pikiran sendiri untuk melihatnya.
"Apa kabar terakhir dari. Slattery?" tanya Adam ketika mereka menyeberangi jalan, berhenti sejenak tanpa bicara untuk melihat demonstrasi
yang tengah berlangsung di tangga depan gedung kapitol.
"Tak ada apa-apa sejak pukul sepuluh pagi ini. Paniteranya meneleponmu di
Memphis, dan sek- . retarismu memberikan nomorku di sini. Begitulah mereka
menemukanku. Dia menceritakan sidang itu, dan mengatakan Slattery ingin
para pengacara berkumpul di mang hakim pada pukul tiga untuk menyusun
rencana." "Apa arti semua ini?" tanya Adam, sangat be harap gurunya mengatakan
mereka berada di tepj kemenangan besar.
Goodman merasakan keresahan Adam. "Term terang aku tidak. tahu. Ini
kabar baik, tapi t$ seorang pun tahu sampai sejauh mana akan bet-tahan.
Sidang pada tahap ini bukan sesuatu yang /uar biasa."
Mereka menyeberangi jalan lain dan memasuki gedung itu. Di lantai atas,
kantor sementara ini berdengung sibuk sementara empat mahasiswa hukum
www.ac-zzz.tk bicara pada telepon cordless. Dua duduk dengan kaki di meja. Satu berdiri di
depan jendela dan bicara dengan serius. Satu sedang mondar-mandir di dinding
seberang dengan telepon tertempel di telinga. Adam berdiri di samping pintu,
mencoba menyerap pemandangan itu. Carmen sepenuhnya bingung.
Goodman menjelaskan segalanya dengan bisikan keras. "Kami rata-rata
menelepon enam puluh M sejam. Kami memutar lebih dari itu, tapi salurannya
jelas penuh terus-menerus. Kami bertanggung jawab atas kemacetan itu, dan
ini mencegah telepon orang lain masuk ke sana. Pada akhir pekan kegiatan
lebih lambat. Hotline itu cuma memakai satu operator* Ia menyampaikan
laporan ringkas ini bagaikan manajer pabrik yang bangga memamerkan mesin
otomatis model terakhir. "Siapa yang mereka telepon?" tanya Carmen. Seorang
mahasiswa melangkah ke depan dan
"emperkenalkan diri pada Adam kemudian pada
Carmen. Ia sedang bersenang-senang, katanya.
"Kalian mau makan?" tanya Goodman.."Kami punya sandwich." Adam
menolak. "Siapa yang mereka telepon?" Carmen bertanya lagi.
"Telepon hotline Gubernur," Adam menjawab tanpa memberikan penjelasan. Mereka mendengarkan .penelepon terdekat ketika ia mengubah
suara dan membaca sebuah nama dari daftar telepon. Ia sekarang menjadi
Benny Chase dari Hickory Flat, Mississippi; ia memberikan suara untuk
Gubernur dan berpendapat bahwa Sam Cayhall tidak seharusnya dieksekusi.
Sudah tiba saatnya Gubernur melangkah ke depan dan menangani situasi ini.
Carmen melontarkan pandangan pada kakaknya, namun Adam tak menghiraukan. "Mereka berempat mahasiswa hukum di Mississippi College," Goodman
menerangkan lebih jauh. "Sejak Jumat kami sudah memakai kira-kira selusin
mahasiswa berlainan usia, hitam dan putih, laki-laki dan perempuan. Profesor
Glass yang paling membantu menemukan orang-orang ini. Dia juga menelepon.
Begitu pula Hez Kerry dan anak buahnya di Defense Group. Sedikitnya kami
punya dua puluh orang untuk menelepon."
www.ac-zzz.tk Mereka menarik tiga kursi ke ujung sebuah . meja dan duduk. Goodman
mengambil minuman ringan dari kotak pendingin dan meletakkannya di meja Ia
meneruskan bicara dengan suara rendah.
"John Bryan sedang melakukan riset sewaktu ki\ bicara. Dia akan
menyiapkan makalah pukul empat nanti. Hez Kerry Juga sedang bekerja. Dia
sedasi menghubungi rekan-rekan lain di negara bagian yang masih memberlakukan hukuman mari, untai memeriksa apakah undang-undang yang
sama per-nah digunakan baru-baru ini." "Kerry orang kulit hitam itu?" tanya
Adam. "Yeah, dia direktur Southern Capital Defense Group. Sangat cerdas."
"Seorang pengacara kulit hitam bekerja jungkir balik untuk menyelamatkan
Sam." "Bagi Hez, itu tak ada bedanya. Ini cuma kasus hukuman mati lainnya." "Aku
ingin menemuinya." "Kau akan bertemu dengannya. Semua orang ini akan hadir
dalam sidang." "Dan mereka bekerja cuma-cuma?" tanya Car-men. j
"Kurang-lebih. Kerry digaji. Sebagian pekerjaan- j nya adalah memantau
setiap kasus hukuman mati di negara bagian ini, tapi karena Sam punya
pengacara sendiri, Kerry tidak terlibat langsung. Dia menyumbangkan
waktunya, sebab dia memang ingin melakukan ini. Profesor Class digaji oleh
sekolah hukum, tapi ini pasti di luar lingkup tugasnya di sana. Kami membayar
mahasiswa-maha-siswi ini lima dolar sejam." "Siapa yang membayar mereka?"
tanya Adam. "Kravitz & Bane tercinta."
Adam meraih buku telepon terdekat. "Carmen harus memesan tiket pesawat
untuk sore ini." katanya sambil membalik-balik halaman kuning.
"Akan kuurus," kata Goodman, mengambil buku
telepon itu. "Mau ke mana?" " "San Francisco."
"Akan kulihat apa yang tersedia. Dengar, ada deU kecil di pojok sana.
Mengapa kalian berdua tidak makan di sana" Kita akan jalan ke kantor
Gubernur pukul dua."
"Aku perlu pergi ke perpustakaan," kata Adam, melihat jam tangan. Saat itu
hampir pukul 13.00. www.ac-zzz.tk "Pergilah makan, Adam. Dan cobalah santai. Bta punya waktu nanti untuk
duduk mengumpulkan gagasan dan membicarakan strategi. Saat ini kau perlu
menenangkan diri dan makan."
"Aku lapar," kata Carmen, gelisah ingin sendirian bersama kakaknya selama
beberapa menit. Mereka keluar dari ruangan dan menutup pintu.
Carmen menghentikan Adam di gang yang jorok sebelum mereka sampai ke
tangga. Tolong jelaskan padaku," ia mendesak, memegang lengan Adam. "Apa?"
"Ruangan sempit di sana."-'p. "Cukup jelas, kan?" "Apakah itu legal?" "Itu
tidak ilegal." A^m menela napas dalam dan menatap dinding. "Apa yang mereka rencanakan Sam'7"
"Mengeksekusinya."
"Eksekusi, gas, exterminate, membunuh, Se^ apa saja semaumu. Tapi itu
pembunuhan, Carrr^ Pembunuhan legai. Itu keliru, dan aku beru^. menghentikannya Itu pekerjaan busuk, dan kalau aku harus membengkokkan
sedikit etika, aku ^ peduli."
"Itu busuk." "Begitu juga kamar gas itu."
Carmen menggelengkan kepala dan menahan ucapannya. Dua puluh empat
jam yang lalu ia menikmati makan siang bersama pacarnya di sebuah kafe di
San Francisco. Sekarang ia tak tahu pasti di mana dirinya.
"Jangan menyalahkan aku karena ini. Carmen. Sekarang saat-saat genting."
"Oke," katanya, dan beranjak ke tangga.
Gubernur dan pengacara muda itu sendirian dalam kantor yang luas, duduk
di kursi nyaman berjok kulit, kaki disilangkan, dan ujungnya nyaris bersentuhan
Goodman mengantar Carmen ke bandara, mengejar penerbangan. Mona Stark
tidak terlihat di sana "Rasanya aneh. Anda tahu" Anda cucunya dan baru mengenalnya kurang dari
sebulan." Kata-kata McAllister tenang, nyaris letih. "Tapi saya sudah
bertahuntahun mengenalnya. Dia sudah menjadi
h,fiian kehidupan saya dalam jangka panjang. Dan
www.ac-zzz.tk 1 pikir sudah lama saya menunggu-nunggu datangnya hari ini. Selama ini
saya menginginkannya mau, Anda tahu, agar dia dihukum karena membunuh
anak-anak itu." la menyisihkan poninya dan pelan-pelan menggosok mata.
Katakatanya begitu tulus, bagaikan dua sahabat lama yang sedang bertemu untuk
bertukar gosip. "Tapi sekarang saya tidak pasti. Harus saya katakan pada Anda,
Adam, urusan ini menimbulkan tekanan berat pada saya."
Kalau bukannya benar-benar jujur, ia tentu aktor yang sangat cakap. Adam
tak dapat membedakan. "Apa yang akan dibuktikan negara bila Sam mati?"
tanya Adam. "Apakah negara bagian ini akan menjadi tempat yang lebih baik
untuk hidup bila matahari terbit pagi hari Rabu dan dia mati?"
Tidak. Tapi Anda tidak percaya pada hukuman mati. Saya percaya." j I
"Mengapa?" "Sebab harus ada hukuman akhir untuk pembunuhan. Tempatkanlah diri
Anda pada posisi Ruth Kramer, dan Anda akan merasa berbeda. Masalah Anda,
Adam, juga orang-orang seperti diri Anda, adalah karena Anda melupakan
korbannya." "Kita bisa berdebat berjam-jam tentang hukuman mati."
"Anda benar. Mari kita sisihkan hal itu. Apakah Sam sudah menceritakan
sesuatu yang baru ten-| tang pengeboman itu?"
"Saya tak bisa mengemukakan apa yang ^ ceritakan Sam. Tapi jawabnya
tidak." "Mungkin dia bertindak sendirian, entahlah."
"Apa bedanya saat ini, sehari sebelum ek%. tosi?"
"Saya tidak tahu pasti, terus terang. Tapi bila saya tahu Sam cuma
pembantu, dan ada orang lain yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu,
mustahil saya membiarkan dia dieksekusi. Saya bisa menghentikannya. Anda
tahu. Saya bisa melakukannya Saya akan menempuh kesulitan apa pun untuk
itu. Secara politis, itu mungkin akan merugikan saya. Kerusakannya bisa tak
terpulihkan, tapi saya tidak keberatan. Saya bosan dengan politik. Dan saya
tidak menikmati ditempatkan sebagai posisi pemberi dan pencabut nyawa. Tapi
saya bisa mengampuni Sam, kalau saya tahu yang sebenarnya."
www.ac-zzz.tk "Anda yakin dia mendapat pertolongan. Anda sudah mengatakannya pada
saya. Agen FBI yang bertanggung jawab dalam penyelidikan juga yakin
demikian. Mengapa Anda tidak bertindak atas keyakinan Anda dan memberikan
pengampunan?" "Sebab kami tidak pasti."
"Jadi, sepatah kata dari Sam, cuma satu nama diungkapkan pada jam-jam
terakhir, dan - bingo, Anda mengambil pena dan menyelamatkan nyawanya?"
"Tidak, tapi mungkin saya bisa memberikan penangguhan hukuman,
sehingga nama itu bisa diselidiki.'
-itt takkan terjadi. Pak Gubernur. Saya sudah "coba. Saya sudah begitu
sering menanyakandan dia menyangkal, sampai hal itu tak panah lagi dibicarakan."
"Siapa yang dia lindungi?" ?"Kalau saja saya tahu."
"Barangkali kita keliru. Pernahkah dia memberi
Anda perincian pengeboman itu?"
"Sekali lagi, saya tak bisa membicarakan percakapan kami. Tapi dia memikul
tanggung jawab sepenuhnya."
"Kalau begitu, mengapa saya hams mempertimbangkan pemberian pengampunan" Kalau si pelaku kejahatan sendiri menyatakan melakukannya
dan bertindak sendirian, bagaimana saya bisa menolongnya?"
Tolonglah dia, sebab dia orang tua yang tak lama lagi tentu akan mati juga.
Tolonglah dia, sebab itulah tindakan yang benar, dan jauh di dalam hati Anda
ingin melakukannya. Itu butuh keberanian." "Dia membenci saya, bukan?" "Ya.
Tapi dia bisa berubah pendapat Beri dia pengampunan dan dia akan jadi
pengagum Anda yang paling hebat"
McAllister tersenyum dan membuka bungkus permen. "Apakah dia benarbenar tidak
waras?"^ "Ahli kami mengatakan demikian. Kami akan berusaha
sebaik mungkin untuk meyakinkan Hakim Slattery."
"Saya tahu, tapi benarkah" Anda sudah men I habiskan waktu berjam-jam
bersamanya. Apakah j dia tahu apa yang sedang terjadi?"
www.ac-zzz.tk Pada titik ini, Adam memutuskan menyisihkan kejujuran. McAllister bukan
sahabat, dan tak bisa sepenuhnya dipercaya. "Dia sangat sedih," Adam
mengaku. "Terus terang, saya heran kalau orang bisa mempertahankan
kewarasan sesudah beberapa bulan di death row. Sam sudah ma ketika masuk
ke sana, dan kondisinya perlahan-lahan memburuk. Itulah salah satu alasan dia
menolak semua wawancara. Dia sungguh mengundang kasihan,"
Adam tidak tahu apakah Gubernur mempercayai ucapan ini, tapi yang pasti
menyerapnya. "Bagaimana jadwal Anda besok?" tanya McAllister.
"Entahlah. Tergantung apa yang terjadi di pengadilan Slattery. Saya
merencanakan melewatkan sebagian besar hari itu bersama Sam, tapi mungkin
juga berlarian mengajukan dalih detik terakhir."
"Saya sudah memberikan nomor pribadi saya. Mari saling menghubungi
besok." Sam makan tiga suap kacang pinto dan sebagian roti jagung, lalu
meletakkan nampan di ujung ranjang. Penjaga idiot yang sama dengan wajah
kosong mengawasinya melalui jeruji pintu tier itu. Hidup sudah cukup buruk
dalam sangkar-sangkar sempit berjejalan ini, tapi hidup seperti binatang dan
diawas? terus sungguh tak tertahankan rasanya.
Saat to pukul 1800, saat siaran berita malam, la sangat ingin mendengar apa
yang dikatakan dunia tentang dirinya. Stasiun Jackson mulai dengan
mengungkapkan berita sidang pemenksaan menit terakhir oleh Hakim Federal
F. Flynn Slattery. Laporan itu dipotong sampai ke depan gedung pengadilan
federal Jackson, tempat seorang laki-laki muda penuh semangat dengan sebuah
mikrofon menerangkan sidang itu tertunda sedikit sementara para pengacara
berdebat dalam kantor Slattery. la mencoba sebaik mungkin untuk menjelaskan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
secara ringkas pokok persoalannya Pembela sekarang menyatakan Mr. Cayhall
tidak me-rmliki kapasitas mental yang memadai untuk memahami mengapa
dirinya dieksekusi. Dalih pembelaan itu menyatakan ia sudah pikun dan gila,
sehingga dibutuhkan seorang psikiater terkemuka dalam usaha terakhir untuk
menghentikan eksekusi M. Sidang itu diharapkan akan dimulai setiap saat, dan
www.ac-zzz.tk tak seorang pun tahu kapan keputusan bisa diambil oleh Hakim Slattery.
Kembali ke wanita pembawa berita, yang mengatakan bahwa, sementara itu, di
penjara negara di Parchman, seluruh sistem sudah siaga untuk melaksanakan
eksekusi. Seorang lelaki muda lain dengan ttftrjofon sekonyong-konyong
muncul di layar, berdiri di suatu tempat dekat gerbang depan penjara,
menjelaskan peningkatan penjagaan keamanan, la menunjuk ke kanan, dan
kamera menyorot ke daerah di dekat jalan raya tempat karnaval
petti biasanya. PoJisi patroli jalan raya ^
dengan kekuatan penuh, mengarahkan lalu /jn(^
dan mengawasi dengan mata waspada satu bolan yang terdiri atas beberapa
lusin anggota ^ Klux Klan. Pemrotes-pemrotes lain, termasuk ber bagai
kelompok pengagung keunggulan ras putj. dan aboiisionis hukuman mati,
demikian katanya Kamera berayun kembali ke reporter itu, y^ sekarang berdiri bersama
Kolonel George Nugem orang yang bertindak sebagai kepala penjara Parchman
dan bertanggung jawab atas eksekusi itu. Nugent dengan muram menjawab
beberapa pertanyaan, mengatakan segalanya terkendali, dan bila pengadilan
memberi lampu hijau, eksekusi itu akan dilaksanakan menurut undang-undang.
Sam mematikan televisi. Dua jam sebelumnya Adam sudah menelepon dan
menjelaskan sidang tersebut, jadi ia siap mendengar bahwa dirinya sudah pikun
dan gila serta hanya Tuhan yang tahu entah apa lagi. Namun ia tak
menyukainya. Menunggu dieksekusi sudah cukup mengerikan, tapi mendengar
kewarasannya dibicarakan dengan begitu enteng serasa bagaikan pelanggaran
keji atas privasi. Tier itu panas dan sepi. Televisi dan radio dikecilkan. Di sampingnya,
Preacher Boy dengan pelan menyanyikan The Old Rugged Cross dan kedengaran
cukup menyenangkan. Di lantai dekat dinding tertumpuk pakaian barunya - kemeja katun putih
polos, celana Dickies, 872 www.ac-zzz.tk kaus kaki putih, dan sepasang pantofel cokelat Siang itu Donnie melewatkan
satu jam bersamanya. . Ia mematikan lampu dan bersantai di ranjang.
Tiga puluh jam lagi untuk hidup.
Ruang sidang utama- di gedung federal itu penuh sesak ketika Slattery
akhirnya membebaskan para pengacara dari ruangannya untuk ketiga kalinya
Perdebatan terakhir dari serangkaian perdebatan panas yang berlarut-larut
hampir sepanjang siang. Sekarang sudah hampir pukul tujuh.
Mereka berduyun-duyun ke mang sidang dan mengambil tempat di belakang
meja yang sudah ditetapkan. Adam duduk bersama Gamer Goodman. Pada
sederet kursi di belakang mereka duduk Hez Kerry, John Bryan Glass, dan tiga
mahasiswa hukumnya. Roxburgh, Morris Henry, dan setengah ' lusin asisten
berkerumun di sekitar meja untuk pihak negara bagian. Dua deret di belakang
mereka, di belakang jerjak, duduklah sang Gubernur bersama Mona Stark di
satu sisi dan Larramore di sisi lain.
Sisa kerumunan orang banyak itu terutama wartawan - kamera tidak
diizinkan di sana. Ada beberapa penonton yang ingin tahu, mahasiswa hukum,
dan pengacara-pengacara lain. Sidang itu terbuka untuk umum. Di deretan
belakang, memakai jas Sport dan dasi yang gaya, duduklah Rollie Wedge.
Slattery keluar dan semua orang berdiri
"Silakan duduk," katanya ke mikrofon. "Uhfujtg--catat," katanya kepada
notulis pengadilan. Ia njg " berikan ulasan ringkas mengenai petisi itu ^
undangundang yang dipakai, lalu menguraikan pa ramerer sidang tersebut. Ia tidak
berminat mend., ngarkan argumentasi berkepanjangan dan periang, anpertanyaan
tanpa tujuan, jadi bekerjalah dengan cepat, katanya kepada para
pengacara. "Apakah pihak yang mengajukan petisi sudah siap?" ia bertanya ke arah
Adam. Adam berdiri gelisah dan berkata, "Ya, Sir. Pihak pengaju petis]
memanggil Dr. Anson Swinn."
www.ac-zzz.tk Swinn berdiri dari deretan pertama dan berjalan ke podium saksi; di situ ia
disumpah. Adam berjalan ke podium di tengah ruang sidang, memegang
catatan dan menabahkan diri. Catatannya terketik rapi, hasil riset dan
persiapan sempurna oleh Hez Kerry dan John Bryan Glass. Merela berdua,
bersama staf Kerry, telah mencurahkan sehari itu antuk Sam Cayhall dan sidang
ini. Dan mereka siap bekerja sepanjang malam dan sepanjang hari besok.
Adam mulai mengajukan beberapa pertanyaan pokok pada Swinn tentang
pendidikan dan training-nya. Jawaban Swinn diwarnai aksen tegas dari daerah
upper Midwest, dan itu bagus. Seorang abu' harus bicara dengan cara berbeda
dan bepergian menempuh jarak jauh agar dipandang tinggi. Dengan rambut
hitam, jenggot hitam, kacamata
874 hitam, dan setelan jas hitam, ia benar-benar menunjukkan penampilan
seorang master brilian di
bidangnya. Pertanyaan-pertanyaan pendahuluan itu pendek dan to the
point, tapi cuma karena Slattery sudah memeriksa kualifikasi Swinn dan
memutuskan ia bisa memberikan kesaksian sebagai ahli. Pihak negara bagian
bisa menyerang surat mandatnya pada pemeriksaan silang, tapi kesaksian itu
tetap akan dicatat. Dengan Adam memimpin jalan, Swinn bicara tentang pertemuannya selama
dua jam dengan Sairi Cayhall hari Selasa lalu. Ia menguraikan kondisi fisiknya
dan melakukannya sedemikian rupa, sehingga Sam kedengaran seperti mayat.
Kemungkinan besar ia gila, meskipun kegilaan di sini merupakan istilah hukum,
bukan istilah medis/ Ia bahkan mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan sederhana seperti: Apa yang kaumakan untuk sarapan pagi" Siapa
yang ada di sel di sampingmu" Kapan istrimu meninggal" Siapa pengacaramu
pada sidang pertama" Dan seterusnya, dan seterusnya.
Swinn dengan sangat hati-hati menutupi jejak dengan berkali-kali mengatakan kepada pengadilan bahwa dua jam sama sekali tidak cukup untuk
memberikan diagnosis mendalam terhadap Mr. Sam Cayhall. Dibutuhkan lebih
banyak waktu untuk itu. www.ac-zzz.tk Menurut pendapatnya, Sam Cayhall tidak memahami fakta bahwa ia akan
mati, tidak mengerti mengapa ia dieksekusi, dan sama sekali tak menyadari
dihukum karena suafu kejahatan. ^ mengenakkan gigi agar riap kali
tidak merjn ", rapi Swinn benar-benar meyakinkan. Mr. Cayjf'f' sepenuhnya
tenang dan santai, tak tahu apa pU|) tentang nasibnya, menghabiskan hariharinya
de ngan percuma dalam sel dua kali tiga meter, rv kup menyedihkan.
Satu di antara kasus terhuni yang pernah ia temui.
Dalam situasi berbeda, Adam tentu ngeri raeng. ajukan saksi yang jelas
penuh kebohongan seperti itu. Namun saat ini ia bangga luar biasa akan lakilaki
kecil yang aneh ini. Nyawa seorang manusialah yang jadi taruhan.
flattery takkan memotong kesaksian Dr. Swinn. Kasus ini akan langsung
diperiksa Pengadilan Fifth Circuit dan mungkin Mahkamah Agung AS, dan ia lak
ingin siapa pun di atas salah mengerti tentang dirinya. Jadi, dengan
keleluasaan yang diberikan sidang, Swinn melontarkan hal-hal yang kemungkinan besar menjadi penyebab masalah Sam. Ia menguraikan kengerian
hidup dalam sel j selama 23 jam sehari; tahu bahwa kamar gas cuma J berjarak
selemparan batu; tak punya hak untuk ditemani, mendapat makanan yang baik,
seks, ke- J leluasaan bergerak, latihan, udara segar. Ia sudah j banyak
menangani terpidana mati di seluruh peti-juru negeri dan tahu betul masalah
mereka. Sam, i tentu saja, jauh berbeda karena usianya. Usia rata- i rata
terpidana mati adalah 31 tahun, dan biasanya i mereka melewatkan empat
tahun menunggu tor J 876 matian. Sam umur enam puluh tahun ketika per-eama kali tiba di Parchman.
Secara fisik dan mental, ia tidak tahan dengan itu. Tak terhindarkan
lagi kondisinya memburuk.
Selama 45 menit Swinn diperiksa langsung oleh Adam. Ketika kehabisan
pertanyaan, Adam duduk. Steve Roxburgh melangkah ke podium dan menatap
Swinn. Swinn tahu apa yang akan terjadi, dan sedikit pun tidak khawatir. Roxburgh
mulai dengan menanyakan siapa yang membayar jasanya, dan berapa yang
www.ac-zzz.tk dimintanya. Swinn mengatakan Kravitz & Bane membayarnya dua ratus dolar
per jam. Hebat. Tak ada juri di boks. Slattery tahu bahwa semua ahli dibayar,
atau mereka takkan bisa memberikan kesaksian. Roxburgh mencoba mencari
kelemahan kualifikasi profesional Swinn, tapi tidak mendapatkan apa-apa.
Laki-laki ini psikiater yang berpendidikan baik, terlatih baik, dan berpengalaman. Jadi, apa salahnya kalau bertahun-tahun yang lalu ia
memutuskan bisa mendapatkan uang lebih banyak sebagai saksi ahli.
Kualifikasinya tidak memudar. Dan Roxburgh memutuskan takkan berdebat
tentang masalah medis dengan seorang dokter.
Pertanyaan-pertanyaan jadi makin aneh ketika Roxburgh mulai menanyakan
perkara-perkara lain di mana Swinn memberikan kesaksian. Ada anak yang
terbakar dalam' kecelakaan mobil di Ohio, dan Swinn memberikan pendapat
bahwa anak itu sepenuhnya cacat mental. Tidak terlalu ekstrem.
877 "Apa tujuan Anda sebenarnya?".'" Slattery menyela dengan keras.
Roxburgh melihat catatan, lalu berkata, "Yang Mulia, kami mencoba
mendiskreditkan saksi ini."
"Saya tahu. Tapi itu takkan ada hasilnya, Mr. Roxburgh. Sidang ini tahu
bahwa saksi sudah memberikan kesaksian dalam banyak sidang di seluruh
penjuru negeri. Apa maksudnya?"
"Kami mencoba menunjukkan bahwa dia bersedia memberikan opini yang
aneh bila uangnya tepat."
"Pengacara melakukan hal itu setiap liari, Mi. Roxburgh."
Terdengar suara tawa sangat pelan di antara penonton, tapi sangat
terkendali. "Saya tak ingin mendengarnya," Slattery membentak. "Sekarang teruskan."
Roxburgh seharusnya duduk, tapi terlalu sayang melewatkan kesempatan
itu. Ia pindah ke ladang ranjau berikutnya dan mulai menanyakan pemeriksaan
Swinn terhadap Sam. Ia tak mencapai apa pun, Swinn menangkis setiap
pertanyaan dengan jawaban lancar yang makin menguatkan kesaksiannya
dalam pemeriksaan langsung. Ia banyak mengulangi uraian menyedihkan
www.ac-zzz.tk tentang keadaan Sam Cayhall. Roxburgh tidak mendapatkan angka sama sekali,
dan setelah terpukul habis, akhirnya kembali ke tempat duduknya. Swinn
dipersilakan meninggalkan tempat saksi. Saksi selanjutnya, saksi terakhir bagi
pihak yang pengajukan petisi, merupakan kejutan, meskipun Slattery sudah menyetujuinya. Adam memanggil yix. E. Gamer Goodman ke tempat saksi.
Goodman disumpah, lalu duduk. Adam bertanya mengenai representasi biro
hukumnya bagi Sam Cayhall, dan secara ringkas Goodman menguraikan
sejarahnya untuk dicatat. Slaterry sudah tahu sebagian besar dari hal itu.
Goodman tersenyum ketika teringat usaha Sam untuk memecat Kravitz &Bane.
"Apakah Kravitz & Bane mewakili Mr. Cayhall
saat ini?" tanya Adam. "Benar."
"Dan saat ini Anda berada di Jackson untuk
menangani kasus ini?" "Benar."
"Menurut pendapat Anda, Mr. Goodman, apakah Anda percaya Sam Cayhall
sudah menceritakan segalanya tentang pengeboman Kramer kepada pengacaranya?" "Tidak."
Rollie Wedge menegak sedikit dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Bisakah Anda jelaskan?" "Tentu. Selama ini ada bukti tak langsung yang
menunjukkan ada orang lain bersama Sam Cayhall pada saat pengeboman
Kramer, dan pengeboman-pengeboman lain yang mendahuluinya. Mr. Cayhall
selalu menolak bicara tentang hal ini dengan saya, pengacaranya, dan bahkan
sampai sekarang 879 tidak bersedia bekerja sama dengan pengacaranya Sudah jelas bahwa pada
titik ini, sangatlah penting dia mengungkapkan segalanya kepada pengacaranya.
Dia tak mampu melakukannya. Ada beberapa fakta yang harus kami
ketahui, namun dia tak mau menceritakannya."
Wedge gelisah dan sekaligus lega. Sam bersikeras, tapi pengacaranya
mencoba segala cara. www.ac-zzz.tk Adam mengajukan beberapa pertanyaan lain, lalu duduk. Roxburgh cuma
mengajukan satu pertanyaan. "Kapan Anda terakhir bicara dengan Mr. Cayhall?"
Goodman sangsi dan memikirkan jawabannya. Terus terang ia tak bisa
mengingat secara tepat, kapan hal itu terjadi. "Saya tidak pasti. Sudah dua
atau tiga tahun." "Dua atau tiga tahun" Dan Anda pengacaranya?"
"Saya salah satu pengacaranya. Mr. Hall sekarang pengacara utama dalam
kasus ini, dan dia sudah menghabiskan waktu yang tak terhitung banyaknya
bersama klien dalam bulan terakhir ini."
Roxburgh duduk, dan Goodman kembali ke tempat duduknya di belakang
meja. "Kami tak punya saksi lain, Yang Mulia," kata Adam.
"Panggil saksi pertama Anda, Mr. Roxburgh," kata Slattery.
"Negara memanggil Kolonel George Nugent," Roxburgh mengumumkan.
Nugent ditemukan ber-ada di gang, dan dikawal ke tempat saksi. Kemeja
dan celana hijau zaitunnya bebas keratan, sepatu
bisnya mengilat, la menyatakan siapa dirinya dan apa yang ia kerjakan
untuk dicatat. "Saya ada di
paichman satu jam yang lalu," katanya sambil melihat jam tangan. "Baru
saja terbang ke sini dengan helikopter milik negara."
"Kapan Anda terakhir melihat Sam Cayhall?" tanya Roxburgh.
"Dia dipindahkan ke Sel Observasi pukul sembilan pagi ini. Saat itu saya
bicara dengannya." "Apakah secara mental dia sadar, atau hanya meneteskan liur di sudut
seperti idiot?" Adam akan melompat dan mengajukan kebe-^ tatan, tapi
Goodman memegang lengannya.
"Dia sangat sadar," kata Nugent bersemangat. "Sangat cerdas. Dia bertanya
pada saya, mengapa i dia dipindahkan dari selnya ke sel lain. Dia menyadari
apa yang terjadi. Dia tak menyukainya, tapi Sam memang tak menyukai apa
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pun akhir-akhir ini." "Apakah Anda melihatnya kemarin?" "Ya."
www.ac-zzz.tk "Dan apakah dia bisa bicara, atau cuma berbaring tak berdaya?"
"Oh, dia cukup banyak bicara."
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Saya punya checWist tentang beberapa hal yang perlu saya bahas bersama
Sam. Dia sangat memusuhi bahkan mengancam saya dengan kekerasan fisik Dia
orang yang sangat kasar dengan lidah
tajam. Setelah dia tenang sedikit, kami bicara tentang santapan
terakhirnya, saksi-saksinya, apa yang harus dilakukan dengan barang-barang
pribadinya, Beberapa hal seperti itu. Kami bicara tentang efc sekusi tersebut."
"Apakah dia sadar dirinya akan dieksekusi?"
Nugent meledak tertawa. "Pertanyaan macam apa itu?"
"Jawab saja," kata Slattery tanpa senyum.
"Tentu saja dia tahu. Dia tahu benar apa yang sedang terjadi. Dia tidak gila.
Dia berkata pada saya bahwa eksekusi itu takkan terjadi, sebab
pengacarapengacaranya akan membongkar artileri berat, begitulah istilahnya.
Mereka sudah merencanakan semua ini." Nugent mengibaskan kedua tangannya pada
seluruh ruang sidang. Roxburgh bertanya tentang pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan Sam,
dan Nugent tak menyisakan perincian kecil sekalipun. Rasanya ia ingat setiap
patah kata yang diucapkan Sam dalam dua minggu terakhir ini, terutama
sarkasme menyengat dan sindiran tajam.
Adam tahu semua itu benar. Ia cepat-cepat mendekat pada Garner
Goodman, dan mereka memutuskan membatalkan pemeriksaan silang. Tak
banyak yang bisa didapatkan.
Nugent berjalan tegap di gang dan keluar dari ruang sidang. Laki-laki itu
punya misi. Ia dibutuhkan di Parchman.
Saksi kedua dari pihak negara adalah Dr. N
Stegall, psikiater pada Department of Corrections. la berjalan ke tempat
saksi, sementara Roxburgh
berunding dengan Morris Henry.
"Harap beritahukan nama Anda untuk dicatat," kata Slattery.
www.ac-zzz.tk "Dr. N. Stegall."
"Ann?" tanya Hakim.
"Bukan. N. Itu singkatan."
Slattery menatapnya, lalu memandang Roxburgh yang mengangkat pundak,
seolah-olah tak tahu apa yang hams diucapkan.
Hakim bergeser lebih dekat ke tepi mejanya dan memandang ke tempat
saksi di bawah. "Dengar, Dokter, saya tidak meminta singkatan nama Anda,
saya minta nama Anda. Sekarang, tolong Anda sebutkan untuk dicatat, dan
kerjakanlah dengan cepak9
Ia mengalihkan tatapan dari Hakim, berdeham melonggarkan tenggorokan,
dan dengan enggan berkata, "Neldeen."
Tak heran, pikir Adam. Mengapa dia tidak * mengubahnya dengan nama lain
saja" Roxburgh memanfaatkan saat tersebut dan dengan cepat mengajukan
sejumlah pertanyaan tentang kualifikasi dan pendidikannya. Slattery sudah
memutuskan bisa memberikan kesaksian.
"Sekarang, Dr. Stegall," Roxburgh mulai, hati-hati menghindari panggilan
Neldeen, "kapan Anda bertemu dengan Sam Cayhall"?
883 Stegall menatap kertas di tangannya. "Kamis tanggal 26 Juli."
"Dan maksud kunjungan ini?"
"Sebagai bagian dari tugas saya, secara rutin saya mengunjungi narapidana
penghuni death row, \ terutama yang akan segera menghadapi eksekusi, Saya
memberikan konseling dan pengobatan, bila mereka memintanya."
"Harap jelaskan kondisi mental Mr. Cayhall."
"Sangat waspada, sangat cerdas, sangat tajam lidahnya, nyaris kasar.
Bahkan dia sebenarnya cukup kasar pada saya, dan dia minta saya agar tidak
kembali." "Apakah dia bicara tentang eksekusinya?"
"Ya. Dia bahkan tahu cuma punya waktu tiga belas han lagi. dan menuduh
saya mencoba memberinya obat, sehingga dia tidak menimbulkan kesulitan bila
www.ac-zzz.tk saatnya tiba. Dia juga mengungkapkan keprihatinan atas narapidana lain,
Randy Dupree, yang menurutnya kondisi mentalnya memburuk, Dia sangat
prihatin dengan Mr. Dupree, dan mempersalahkan saya karena tidak
memeriksanya." "Menurut pendapat Anda, apakah dia menderita suatu bentuk penurunan
kapasitas mental?" "Sama sekali tidak. Pikirannya sangat tajam."
Tidak ada pertanyaan lain," kata Roxburgh, lalu duduk.
Igfc Adam berjalan ke podium dengan mantap. "Ce-makanlah pada kami, Dr.
Stegall, bagaimana kedaan Randy Dupree?" ia bertanya dengan volume
penuh. "Saya... uh... saya belum punya kesempatan untuk menemuinya."
"Sam menceritakan tentang dia sebelas hari yang lalu, dan Anda sama sekali
tak peduli untuk menengoknya?" "Selama ini saya sibuk." "Berapa lama Anda sudah memegang
jabatan sekarang?" "Empat tahun."
"Dan selama empat tahun ini, berapa kali Anda
bicara dengan Sam Cayhall?" "Satu kali."
"Anda tidak begitu peduli dengan para narapidana di death row, bukan, Dr.
Stegall?" "Tentu saja saya peduli." "Ada berapa orangkah di death row sekarang
ini?" "V/ell... uh... saya tidak pasti. Sekitar empat puluh, saya rasa."
"Berapa orang yang sudah pernah Anda ajak bicara" Beri kami beberapa
nama." Apakah itu ketakutan, kegusaran, atau ketidaktahuan, tak seorang pun bisa
mengatakannya. Tapi Neldeen diam membeku, la meringis dan menggoyangkan
kepala ke satu sisi, jelas berusaha mencabut satu nama dari udara, dan jelas
tak mampu melakukannya. Adam membiarkannya tergantung
Hie. www.ac-zzz.tk sejenak. Ulu berkata. "Terima kasih, Dr. Stegajj la berbaJik dan berjalan
pelan-pelan ke kursinya "Panggil saksi Anda selanjutnya" Slattery menatahkan "Negara memanggil
Sersan Clyde Packer." Packer dijemput dan gang dan dikawal ke b*, gun depan
ruang sidang. Ia masih terseragam tapi pistolnya sudah ditanggalkan Ia
bersumpal) untuk mengatakan yang sebenarnya, dan duduk di tempat saksi.
Adam tidak terkejut dengan kesaksian Packer. Ia laki-laki jujur yang sekadar
menceritakan apa yang dilihatnya. Ia sudah sembilan setengah tahun mengenal
Sam. dan keadaannya sekarang sama dengan saat ia pertama tiba. Ia mengetik
surat dan dokumen hukum sepanjang hari. membaca banyak buku, terutama
buku-buku hukum, la mengetik permohonan peninjauan ulang untuk rekanrekannya di
The Row, dan ia mengetik surat kepada istri dan pacar untuk
beberapa orang yang tak bisa membaca, fa terus-menerus merokok, sebab ingin
mati dengan sendirinya sebelum negara melakukannya Ia meminjamkan uang
kepada teman-teman. Menurut pendapnt Packer yang sederhana. Sam secara
mental waras seperti halnya sembilan setengah tahun yang lalu Dan pikirannya
sangat Slattery membungkuk lebih dekat ke ujung meja Hakim ketika Packer
menceritakan permainan checker Sam melawan f/ensbaw dan Gullit
f I -Apakah dia menang?" Hakim menyela I
"Hampir selalu. T. . ..
Mungkin titik balik sidang itu terjadi ketika I packer bercerita tentang
keinginan Sam melihat I matahari terbit sebelum ajal. Itu terjadi minggu lalu,
ketika suatu pagi Packer sedang bertugas jaga. Sam diam-diam mengajukan
permohonan itu. Ia tahu akan mati. katanya ia siap pergi, dan ingin keluar
pagipagi ke halaman bermain di ujung timur dan menyaksikan matahari terbit.
Jadi, Packer mengurusnya, dan Sabtu kemarin Sam menghabiskan satu jam
menghirup kopi dan menunggu matahari terbit. Sesudahnya ia sangat berterima
kasih. Adam tak punya pertanyaan untuk Packer. Ia dipersilakan berlalu dan
meninggalkan ruang sidang.
www.ac-zzz.tk Roxburgh mengumumkan saksi berikutnya adalah Ralph Griffin, pendeta
penjara. Griffin dikawal ke tempat saksi dan memandang sekeliling mang
sidang dengan perasaan tak enak. Ia menyebutkan nama dan pekerjaannya, lalu
memandang cemas pada Roxburgh.
"Apakah Anda kenal Sam Cayhall?" tanya Roxburgh
"Ya." ^ "Apakah Anda memberikan konseling kepadanya akhir-akhir ini?"
"Ya." "Kapan Anda terakhir melihatnya?" "Kemarin. Minggu."
887 "Dan bagaimana Anda menjelaskan kead mentalnya?" ^
"Saya tak bisa menjelaskannya." "Maaf?"
"Saya katakan saya tak bisa menjelaskan koncfiSj mentalnya."
"Mengapa tidak?"
"Sebab saat ini saya pendetanya, dan apa pun yang dia katakan atau
kerjakan di depan saya sepenuhnya rahasia. Saya tak bisa memberikan
kesaksian yang memberatkan Mr. Cayhall."
Roxburgh terenyak sejenak, mencoba memutuskan apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Jelaslah ia ataupun bawahannya yang pandai tak pernah
memikirkan situasi ini. Barangkali mereka berasumsi bahwa karena bekerja
untuk negara, pendeta ini akan bekerja sama dengan mereka. Griffin bersiaga
menunggu serangan dari Roxburgh.
Slattery menyelesaikan persoalan dengan cepat. "Pendapat yang sangat
bagus. Mr. Roxburgh. Saksi ini tidak seharusnya berada di sini. Siapa
berikutnya?" Tidak ada saksi lain." kata sang Jaksa Agung, terburu-buru ingin
meninggalkan podium dan kembali ke tempat duduknya.
Hakim menulis sejumlah catatan panjang, lalu memandang ruang sidang
yang penuh sesak. "Saya akan membawa urusan ini untuk dipertimbangkan, dan
saya akan memberikan keputusan, mungkin besok pagi-pagi Begitu keputusan
siap, kita akar www.ac-zzz.tk memberitahu para pengacara. Anda tak perlu tinggal di sini. Kami akan
menelepon Anda. Sidang C dibubarkan." Semua orang berdiri dan bergegas ke pintu belakang. Adam mengejar
Pendeta Ralph Griffin dan
mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu kembali ke meja tempat
Goodman, Hez Kerry, Profesor Glass, dan para mahasiswa sedang menunggu.
Mereka berkerumun dan berbisik sampai orang banyak menghilang, lalu
meninggalkan mang sidang itu. Seseorang bicara tentang makanan dan
minuman. Saat itu hampir pukul 21.00.
Para reporter sedang menunggu di luar pintu ruang sidang. Adam
melontarkan no comment so-j pan dan terus berjalan. Rollie Wedge menyelinap
di belakang Adam dan Goodman sewaktu mereka beringsut melintasi gang yang
penuh sesak, la menghilang saat mereka meninggalkan gedung.
Dua kelompok kamera sudah siap di luar. Di tangga depan, Roxburgh sedang
melayani sekelompok wartawan, dan tak jauh dari trotoar, Gubernur sedang
memberikan komentar. Ketika Adam berjalan melewatinya, ia mendengar
McAllister mengatakan pemberian pengampunan sedang dipertimbangkan,
dan'malam ini akan menjadi malam panjang. Esok akan lebih berat lagi. Apakah
ia Stan menghadiri eksekusi" tanya seseorang. Adam tak dapat mendengar
jawabannya. Mereka bertemu di Hal and Mai's, sebuah restoran
dan tempat minum populer di pusat kota
H, mendapatkan meja besar di sudut dekat f>a .e*
depan dan memesan bir. Sekelompok band y bermain di belakang. Ruang
makan dan bar ngn J sesak. *
ior kami. Salah satu orangku beralih ke praktek
www.ac-zzz.tk Adam duduk di sudut, di samping Hez, ^ untuk pertama kalinya bersantai
setelah berj^ jam. Bir masuk dengan cepat ke perutnya ^ menenangkannya.
Mereka memesan kacang merjj, dan nasi. dan berbincang-bincang tentang
sidang tadi. Hez mengatakan ia tampil luar biasa, fjan para mahasiswa itu
penuh dengan pujian. Suasana. nya optimis. Adam mengucapkan terima kasih
atas bantuan mereka. Goodman dan Glass berada di ujung meja itu, tenggelam
dalam percakapan ten tang kasus hukuman mati lain. Waktu berlalu perlahanlahan,
dan Adam menyerbu santap malamnya begitu disajikan.
"Sekarang mungkin bukan saat yang lepat untuk mengemukakan urusan ini,"
Hez berbisik, h tik ingin siapa pun mendengarnya, kecuali Adam. Band itu
makin keras lagi sekarang.
"Kurasa kau akan kembali ke Chicago begitu urusan ini selesai," katanya
sambil melirik Goodman, untuk memastikan ia masih terlibat percakapan
dengan G las s "Kurasa begitu," kata Adam, tidak begitu yakin, la tak punya banyak waktu
untuk memikirkan apa pun setelah besok. "Nah, asal kau tahu saja, ada
lowongan di kanBtaTdan kami mencari pengacara bara. Tak ada Wgas lain kecuali
menangani kasus hukuman mati,
jrau tahu." "Kau benar," kata Adam pelan. "Sekarang saat
yang buruk untuk mengemukakannya"
"Pekerjaannya berat, namun memuaskan. Juga meremukkan hati. Dan
perlu." Hez mengunyah
sepotong sosis dan mengguyurnya dengan bir. "Uangnya sedikit, dibanding
dengan apa yang kauterima dari biro hukum sekarang. Anggaran belan-f ja ketat,
jam kerja panjang, banyak klien." "Berapa?"
"Aku bisa mulai memberimu 30.000." "Saat ini aku mendapat. 62.000. Dan
lebih banyak lagi akan menyusul."
www.ac-zzz.tk Aku pernah mengalaminya. Aku mendapat 70.000 di sebuah biro hukum
besar di D.C., sara-! pai aku berhenti dan datang ke sini. Aku dipersiapkan
untuk jadi partner, tapi mudah saja untuk berhenti. Uang bukan segalanya."
"Kau menikmati ini?"
"Lama-kelairjaan... ya. Perlu keyakinan moral yang kuat untuk melawan
sistem seperti ini. Cobalah kaupert imbangkan."
Goodman sekarang memandang ke arah mereka. "Apa kau akan kembali ke
Parchman malam ini?" tanyanya keras. Adam sedang menghabiskan bir kedua.
Ia mgm ketiga, tapi tidak lebih. Keletihan mengendap
yang iJ>de, dengan cepat. "Tidat A
berdetak. Tak J SUdah ^esa"^ ^da dalam taW *
^nu"C ^ menghaL m?h0n a^ Tuh^l^ sertai C^n' ^'^Wya
la ponya waJctu 24 iam e,fJcJcan- EMPAT PULUH TUJUH Nugent menunggu sampai pukul 07.30 tepat untuk menutup pintu dan
memulai rapat. Ia berjalan ke depan ruangan, dan memeriksa pasukannya. "Aku
baru saja meninggalkan MSU," katanya muram. "Narapidana itu jaga dan
waspada, sama sekali bukan mayat hidup seperti yang kita baca di koran pagi
ini." Ia berhenti dan tersenyum, mengharapkan setiap orang menikmati
humornya. Lelucon itu lewat tajk tertangkap.
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dia bahkan sudah sarapan, dan mengomel meminta waktu rekreasi. Jadi
setidaknya ada sesuatu yang normal di sini. Sekarang belum ada kabar dari
pengadilan federal di iBckson, jadi mm m berjalan sesuai jadwal kecuali kita
mendengar kabar sebaliknya. "Benar, Mr..M^"J meja di bagian Lucas sedang
duduk feabar dan mencoba depan ruangan, mefflbaC^ei. "Benar."
tak menghiraukan sang* ^ diperhatikan. "Sekarang, ada duai? ^ menUgaskan Ser-Pertama adalah pers- Sa/
www.ac-zzz.tk san Moreland di sini untuk menangani bang$? 1 bangsat ini. Kita akan
pindahkan mereka ke Balai Pengunjung tepat di dalam gerbang depan, dan
berusaha menahan mereka di sana. Kita akan ka. ' rung mereka dengan
penjaga, dan tantang mereka untuk berkeliaran. Pukul empat sore ini, saya
akan mengundi reporter mana yang bisa menyaksikan eksekusi. Menurut
hitungan kemarin, ada seratus nama lebih dalam daftar permintaan. Mereka
mendapat lima tempat duduk.
"Masalah kedua adalah apa yang terjadi di luar gerbang. Gubernur sudah
setuju menugaskan tiga lusin tentara untuk hari ini dan besok, dan mereka
akan sampai ke sini tak lama lagi. Kita harus menjaga jarak dari orang-orang
gila itu, terutama para skinhead, bajingan-bajingan itu sinting, tapi kita juga
harus menjaga ketertiban. Kemarin terjadi dua perkelahian, dan urusan bisa
memburuk cepat seandainya kita tidak mengawasi. Bila eksekusi berlangsung,
mungkin akan ada saat-saat tegang. Ada pertanyaan?"
Tak ada satu pertanyaan pun.
"Baiklah. Saya harap setiap orang bertindak profesional hari ini, dan
laksanakanlah memberikan tugas hormat ini dengan cepat, sikap dan bertanggung jawab. dengan bangga Bubar." mengawasi Ia mereka meninggalkan ruangan. Sam duduk di bangku dengan papan checker di depannya, dan dengan sabar
menunggu J.B. Gullil masuk ke halaman rekreasi, la meneguk sisa kopi dingin dalam cangkir.
Gullit melangkah melewati pintu, dan berhenti sementara borgol dilepaskan. Ia menggosok per-gelangan tangan, melindungi mata dari matahari,
dan memandang temannya duduk seorang diri. Ia berjalan ke bangku dan
mengambil posisi di seberang papan. Sam tak pernah mengangkat muka. "Ada
kabar baik, Sam?" Gullit bertanya cemas. "Katakan padaku itu takkan terjadi."
"Jalanlah saja," kata Sam, menatap biji checker. "Itu tak bisa terjadi, Sam," ia
merengek. "Sekarang giliranmu jalan dulu. Jalanlah." Gullit perlahan-lahan
menurunkan pandangan mata ke papan checker.
www.ac-zzz.tk Teori yang beredar pagi itu mengatakan makin lama Slattery duduk di atas
petisi tersebut, makin besar kemungkinan pemberian penangguhan hukuman.
Namun ini merupakan kebijaksanaan konvensional dari mereka yang berdoa
memohon penangguhan. Tak ada kabar apa pun pada pukul 09.00, tak ada apa
pun pada pukul 09.30. Adam menunggu di kantor Hez Kerry, yang sudah dijadikan pusat operasi
selama 24 jam terakhir. Goodman ada di bagian lain kota itu. memimpin
serangan tak kenal ampun ke totfroe Gubernur, tugas yang kelihatannya sangat
dinikmatinya. John Bryan Glass parkir di luar kantor Slattery.
Apabila Slattery menolak penangguhan, mer^ akan langsung mengajukan
banding ke Pengadil^ Fifth Circuit. Naskah banding itu selesai puy 09.00,
berjaga-jaga kalau diperlukan. Kerry ju?4 sudah menyiapkan sebuah petisi
meminta peninjauan oleh Mahkamah Agung AS, bila Fifth Circuit menolak
mereka. Berkas-berkas itu menunggu, Segalanya menunggu.
Untuk menyibukkan pikiran, Adam menelepon setiap orang yang bisa
diingatnya. Ia menelepon Carmen di Berkeley. Ia sedang tidur dan baik-baik
saja. Ia menelepon kondominium Lee, dan - tentu saja - tak ada jawaban. Ia
menelepon kantor Phelps dan bicara dengan seorang sekretaris. Ia menelepon
Darlene untuk memberitahu bahwa ia tidak tahu kapan akan kembali. Ia
menelepon nomor pribadi McAllister, tapi terantuk pada sinyal sibuk.
Barangkali Goodman juga menjejalinya dengan telepon.
Ia menelepon Sam dan bicara tentang sidang kemarin malam, dengan
tekanan khusus pada Pendeta Ralph Griffin. Packer juga memberikan
kesaksian, ia menjelaskan, dan hanya mengatakan hal yang sebenarnya.
Nugent, seperti biasa, adalah seorang bangsat. Ia mengatakan pada Sam bahwa
ia akan ke sana sore hari. Sam memintanya bergegas. Pukul 11.00, nama
Slattery dikutuk dan diumpat
dengan kegusaran yang memang pada tempatnya.
Adam sudah cukup tinggal di sana. Ia menelepon
Goodman dan mengatakan akan pergi ke
Parchman. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada
www.ac-zzz.tk "ez Kerry, dan sekali lagi mengucapkan tenma
kasih. . "*2Sj Kemudian ia memacu mobilnya, keluar dan Jackson, menuju ke utara di
Highway 49. Parchman akan dicapai dalam dua jam bila ia mengemudi dalam
batas kecepatan. Ia menemukan stasiun radio yang menjanjikan berita terbaru
dua kali tiap jam, dan mendengarkan diskusi berkepanjangan tentang perjudian
kasino di Mississippi. Tak ada apa pun yang baru tentang eksekusi Cayhall pada
siaran berita pukul 11.30.
Ia mengemudi dengan kecepatan delapan puluh sampai sembilan puluh mil
per jam, melewati garis kuning dan tikungan dan jembatan. Ia melaju melewati
zona-zona berbatas kecepatan di kota-kota dan desa-desa kecil. Ia tak tahu
pasti apa yang menariknya ke Parchman dengan kecepatan seperti itu. Tak
banyak yang bisa ia kerjakan begitu sampai di sana. Manuver-manuver hukum
sudah ditinggalkan di Jackson. Ia akan duduk bersama Sam dan menghitung
jam. Atau mungkin mereka akan merayakan hadiah luar biasa dari pengadilan
federal. la mampit di sebuah toko di tepi jalan dekat kota kecil Flora untuk membeli
bensin dan sari buah dan ketika mengemudi meninggalkan pompa bensin ia
mendengar berita itu. Ta& shew yang membosankan dan tak.putus-putusnya
sekarang dipenuhi ketegangan ketika ia mendengarkan uraian
tentang kasus Cayhall. Hakim Pengadilan Dis^ Amerika Serikat F. Flynn
Slattery bani saja me nolak petisi terakhir Cayhall, klaimnya yang me. nyatakan
inkompetensi mental. Urusan itu akan diajukan ke Pengadilan Fifth Circuit
dalam satu jam. Sam Cayhall baru saja mengambil satu Jangkah raksasa
menuju kamar gas Mississippi, demikian kata pembawa berita dengan dramatis.
Bukannya menginjak pedal gas, Adam malah mengurangi kecepatan dan
meneguk minuman. Ia mematikan radio, la membuka jendela membiarkan
udara hangat bersirkulasi, la mengumpat Slattery sampai bermil-mil, berbicara
sia-sia pada kaca depan dan mencaci dengan segala macam cacian kotor.
Sekarang sudah beberapa saat lewat tengah hari. Slattery, dengan segala
pertimbangan, seharusnya bisa memutuskan lima jam yang lalu. Sialan,
www.ac-zzz.tk seandainya punya nyali dia bisa mengambil keputusan tadi malam. Mereka
tentu sudah bisa berada di depan Pengadilan Fifth Circuit, h mengumpat Breck
Jefferson juga dengan cukup hebat.
Sam sudah mengatakan padanya sejak awal bahwa Mississippi menginginkan
eksekusi. Negara bagian ini sudah ketinggalan di belakang Louisiana, Texas, dan
Florida, bahkan Alabama, Georgia, dan Virginia membunuh dalam jumlah lebih
besar dan patut dicemburui. Suatu tindakan harus diambil. Pengajuan banding
itu tak berujung-pangkal. Para penjahat itu dimanja. Kejahatan merajalela.
Sudah saatnya mengeksekusi seseorang dan menunjukkan
kepada seluruh negeri bahwa negara bagian ini
serius dengan hukum dan ketertiban. Adam akhirnya mempercayainya.
Sesudah beberapa lama ia menghentikan sumpah serapah itu. Ia menghabiskan
minuman dan melemparkan botol dari mobil ke dalam selokan, terang-terangan
melanggar undang-undang Missis-, sippi tentang pembuangan sampah secara
semba-rangan. Sulit mengungkapkan pendapatnya sekarang tentang Mississippi
dan hukumnya. Ia bisa membayangkan Sam duduk dalam selnya, menyaksikan televisi,
mendengarkan berita. Hati Adam sakit mengingat orang tua itu. Sebagai pengacara ia telah gagal.
Kliennya akan mati di tangan pemerintah, dan tak ada apa pun yang bisa ia
kerjakan. Kabar itu menggegerkan pasukan wartawan dan juru kamera yang sekarang
merayap-rayap di sekitar Balai Pengunjung yang sempit tepat di dalam gerbang
depan. Mereka berkumpul di seputar televisi portabel dan menyaksikan siaran
stasiun mereka di Jackson dan Mississippi. Sedikitnya ada empat potong
tayangan langsung dari Parchman sementara wartawan lain yang tak terhitung
jumlahnya mondar-mandir di daerah itu. Wilayah mereka yang sempit dibatasi
dengan tali dan barikade, serta diawasi ketat oleh pasukan Nugent. Keributan
meningkat hebat di sepanjang jalan ketika kabar tersebut menyebar. Orang
-orang www.ac-zzz.tk Klan, sekarang berkekuatan seratus orang, mulai berseru-seru keras ke arah
gedung administrasi. Para skinhead. Nazi, dan Arya melontarkan cacian kepada
siapa pun yang mendengarkan. Para biarawati dan pemrotes tenang lainnya
duduk di bawah payung dan mencoba mengabaikan tetangga mereka yang
gaduh. Sam mendengarkan berita itu ketika ia sedang memegang* semangkuk
turnip green, makanan terakhir sebelum santapan penghabisan. Ia menatap
televisi, menyaksikan adegan-adegan beralih dari Jackson ke Pare h man dan
kembali lagi. Seorang pengacara muda berkulit hitam yang belum pernah
didengarnya bicara dengan seorang reporter dan menjelaskan apa yang akan
dilakukannya bersama tim pembela Cayhall selanjutnya.
Temannya Buster Moac pernah mengeluh tentang banyaknya pengacara yang
terlibat dalam kasusnya pada hari-hari terakhir sampai ia tak bisa lagi
mengingat siapa yang ada di pihaknya dan siapa yang mencoba membunuhnya.
Namun Sara yakin Adam dalam kendali.
Ia menghabiskan turnip green itu, dan meletakkan mangkuknya di atas
nampan di kaki ranjang. Ia berjalan ke jeruji dan mengejek ke wajah kosong
penjaga yang mengawasinya dari balik pintu tier. Gang itu sunyi. Televisi di
tiap sel menyala, semuanya disetel kecil dan ditonton dengan minat yang tak
lazim. Tak ada satu suara pun bisa terdengar, dan keadaan itu sendiri luar
biasa langka. la melepaskan pakaian terusan merahnya untuk
"ang terakhir kali, menggulungnya, dan melemparkannya ke pojok, la
menendang sepatu mandi karet itu ke bawah ranjang dan takkan pernah
melihatnya lagi. Dengan hati-hati ia meletakkan pakaian barunya di atas
ranjang, mengaturnya sedemikian rupa, lalu perlahan-lahan membuka kancing
kemeja lengan pendek itu dan mengenakannya. Kemeja itu cocok, la
memasukkan kaki ke dalam celana khaki yang tersetrika kaku, menarik
ritsleting, dan mengancingkan "pinggangnya. Celana itu dua inci terlalu
panjang, maka ia duduk di ranjang dan melipat ujungnya dengan rapi. Kaus
www.ac-zzz.tk kaki katun itu tebal dan nyaman. Sepatunya sedikit terlalu besar tapi cukup
pas. Perasaan memakai pakaian benar-benar
membawa kembali memori menyakitkan akan dunia bebas. Ini adalah celana yang ia pakai selama empat
puluh tahun, sampai dirinya dipenjarakan. Ia dulu membelinya di toko tua di
alun-alun Clanton, selalu menyimpan empat atau lima celana di laci terbawah
lemari pakaiannya yang besar. Istrinya menyetrika tanpa kanji, dan sesudah
dicuci setengah lusin kali celana itu terasa seperti piama tua. la memakainya
untuk bekerja dan ke kota. Ia memakainya dalam perjalanan memancing
bersama Eddie, dan ia memakainya di teras sambil meng-II.. ifecil. Ia
memakainya pertemuanp ke coffee ^-ayunkan 1***^ Klan. Ya, ia bah-shop dan ymg kan memakainya pa"8"
kan nasib ke Greenville .untuk mengebom kantor Yahudi radikal tersebut.
Ia duduk di atas ranjang dan menjepit lipatan tajam di bawah lutut. Sudah
sembilan tdmn enam bu/an sejak terakhir ia memakai celana ini. Rasanya
cocok, cuma sekarang ia harus memakainya untuk ke kamar gas.
? Celana itu akan dipotong dari tubuhnya, dimasukkan ke dalam tas, dan
dibakar. Adam lebih dulu mampir ke kantor Lucas Mann. Louise di gerbang depan
memberinya sehelai catatan yang mengatakan itu urusan penting. Mann
menutup pintu di belakangnya dan menawarkan tempat duduk. Adam menolak.
Ia ingin buru-buru menemui 5am.
"Pengadilan Fifth Circuit menerima pengajuan banding itu tiga puluh menit
yang lalu," kata Mann. "Kupikir kau mungkin ingin memakai teleponku untuk
menghubungi Jackson."
'Terima kasih. Tapi aku akan pakai telepon di The Row."
"Baiklah. Aku bicara dengan kantor Jaksa Agung tiap setengah jam, jadi
kalau dengar se-suatu aku akan meneleponmu." "Terima kasih." Adam bergerakgerak
resah. "Apakah Sam ingin santapan terakhir"' "Akan kutanyakan sebentar
lagi." "Baiklah. Teleponlah aku, atau beritahu saja Packer. Bagaimana dengan
saksi?" www.ac-zzz.tk "Sam tak menginginkan adanya saksi.* | 'gagairnana denganmu?" Tidak. Dia
takkan mengizinkannya. Kita sudah ^nyepakatinya sejak lama."
Baiklah. Aku tak bisa memikirkan hai lain lagi. ^Itu punya fox dan telepon,
dan segalanya sedikit lebih tenang di sini. Silakan saja kalau kau mau memakai
kantorku." "Terima kasih," kata Adam, melangkah keluar dari kantor. Ia mengemudi
perlahan-lahan ke The Row dan parkir untuk terakhir kalinya di halaman tanah
di samping pagar. Ia berjalan perlahan-lahan ke menara jaga dan memasukkan
kuncinya ke dalam ember. Empat minggu yang lalu ia berdiri di sana dan menyaksikan ember merah itu
turun untuk pertama kafinya, dan ia berpikir betapa sederhana tapi efektifnya
sistem kecil ini. Cuma empat minggu! Rasanya seperti sudah bertahun-tahun.
Ia menunggu gerbang ganda itu, dan menemui Tiny di anak tangga.
Sam sudah berada di kantor depan, duduk di tepi meja, mengagumi
sepatunya. "Aku baru saja memeriksa pakaian baru ini," katanya bangga ke-tika
Adam masuk. Adam melangkah mendekat dan niemeriksa pakaian tersebut dari sepatu
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sampai kemeja.^ Saur bersinar-sinar. Wajahnya tercukur bersin. 'Rapi. Sungguh
rapi." "Aku pesolek biasa, kan?"
"Kau kelihatan bagus, Sam, sungguh bagus. Apakah Donn/e membawakan ini
semua?" "Yeah. Dia membelinya di toko obral. Aku sebenarnya ingin memesan
pakaian dari desainer di New York, tapi peduli amat. Ini cuma eksekusi.
Kukatakan padamu aku takkan membiarkan mereka membunuhku dalam
pakaian terusan merah itu. Sudah beberapa saat yang lalu aku melepaskannya,
takkan pernah memakainya lagi.. Harus kuakui, Adam, rasanya menyenangkan."
"Kau sudah dengar perkembangan terakhir?" "Tentu. Semuanya ada dalam siaran
berita. Maaf tentang sidang itu."
"Petisi itu sekarang ada di Fifth Circuit, dan aku lebih lega. Aku suka dengan
peluang kita di sana."
www.ac-zzz.tk Sam tersenyum dan berpaling, seolah-olah bocah kecil ini sedang
menceritakan kebohongan yang tak berbahaya kepada kakeknya. "Siang tadi
ada seorang pengacara kulit hitam di televisi yang mengatakan dia bekerja
untukku. Apakah yang terjadi?"
"Itu mungkin Hez Kerry." Adam meletakkan kopernya di atas meja dan
duduk. "Apakah aku membayarnya juga?" "Yeah, Sam, kau membayarnya dengan
farip yang sama seperti kau membayarku."
"Sekadar ingin tahu. Dokter sinting itu, siapa namanya - Swinn" Dia pasti
bicara banyak tentang diriku."
"Sangat menyedihkan, Sam. Ketika dia selesai
-ikan kesaksian, seluruh ruang sidang bisa Vmu berkeliaran di selmu,
menggaruk-garuk * dan kencing & atas lantai." 1 Ih, aku akan dilepaskan dari
pendentaan." pn Sam terdengar kuat dan keras, nyaris meriang. Tak ada sedikit
pun tanda-tanda ketakut-0 "Dengar, aku ingin minta bantuan kecil dari-0,'
katanya sambil merogoh untuk mengambil situ amplop lain.
'Siapakah orangnya kali ini?" Sam menyerahkannya kepada Adam. "Aku ingin
jaii membawa ini ke jalan raya di pinggir gerbang depan, dan aku ingin kau
menemui pimpinan gembolan orang Klan di luar sana, dan aku ingin Kau
membacakan ini kepadanya. Coba kumpulkan lamera untuk merekamnya, sebab
aku ingin masyarakat tahu apa bunyi surat itu." Sam memegangnya dengan
curiga. "Apakah buinya?"
"Ringkas dan to the point. Aku minta mereka semua pulang. Membiarkanku
sendiri, sehingga aku mati dengan damai. Aku tak pernah dengar tentang
kelompok-kelompok itu, dan mereka mendapatkan banyak perhatian dari
kematianku." Kau tak bisa membuat mereka menyingkir, kau tahu."
"Aku tahu. Dan aku tak berharap mereka akan i. Tapi televisi membuatnya
seolah-olah mt-reka ini teman-teman dan sahabat-sahabatku. Ata
kenal seorang pun di luar sana."
Aim tidak yakin kalau ini gagasan ya"
* Acara Adam, berpikir dengan ba'k
www.ac-zzz.tk sekarang i keras. "Mengapa tidak"
"Sebab saat kita bicara sekarang, kita seda mengatakan kepada Fifth Circuit bahwa pada J
samya kau adalah tanaman, tak mampu menyuSni) pemikiran seperti ini."
Sam sekonyong-konyong gusar. "Kalian neng. acara," katanya mencemooh.
"Apakah kau tak per. nah menyerah" Urusan ini sudah selesai, Adam berhentilah
bermain." "Belum."
"Dari pihakku, urusan ini sudah selesai. Sekarang, bawa/ah surat itu dan
kerjakan seperti yang kukatakan." \flm
"Sekarang juga?" Adam bertanya, melihat jam tangan. Saat itu pukul 13.30.
"Ya! Sekarang juga. Aku akan menunggu di sini."
Adam parkir di samping gardu jaga di gerbang depan, dan menjelaskan
kepada Louise apa yang akan ia lakukan. Ia cemas. Louise mengerling curiga
pada amplop putih di tangannya, dan berseru kepada dua penjaga terseragam
agar mengantarkan. Mereka mengawal Adam melewati gerbang depan dan
menghampiri daerah demonstrasi. Beberapa reporter yang sedang meliput para
pemrotes itu mengenali Adam, dan langsung mengerumuniu dan dua penjaga itu
berjalan cepat me-* - pagar depan, tak menghiraukan
pertanyaan pengawal pribadi yang baru amukannya.
ja berjalan langsung ke payung biru dan putih flig menandai markas Klan,
dan saat ia berhenti, kelompok jubah putih sudah menunggunya. Pers
mengelilingi Adam, penjaganya, dan orang-orang flan tersebut. "Siapakah
pimpinan di sini?" Adam deltanya sambil menahan napas. "Siapa yang ingin
tahu?" tanya seorang laki-laki muda bertubuh besar dengan jenggot hitam dan
pipi yang terbakar matahari. Keringat menetes-netes dari alis ketika ia
melangkah ke depan. "Aku membawa pernyataan ini dari Sam Cay-tell," kata Adam keras, dan
lingkaran itu merapat. Kamera berbunyi "klik-klik". Para menyorongkan mikrofon dan recorder ke sekitar Adam. "Diam," seseor
reporter www.ac-zzz.tk ng berseru. "Mundur!" salah satu penjaga membentak. Sekelompok anggota
Klan yang tegang, semuanya dengan jubah yang seragam tapi kebanyakan tanpa
kerudung, berdesakan lebih rapat di depan Adam. Ia tak mengenali orang-orang
yang ia hadapi Jumat kemarin. Orang-orang ini tidak kelihatan terlalu ramah.
Kegaduhan berhenti di lapangan "mpf''u sementara kerumunan orang itu
mendesak lebih dekat untuk mendengarkan pengacara Sam.
Adam mencabut catatan itu dari amplop dat)
memegangnya dengan dua belah tangan. "Nama saya Adam Hal/, dan saya
pengacara Sam Cayhali, Ini adalah pernyataan dari Sam," ia mengulangi.
"Pernyataan ini tertanggal hari ini, dan ditujukan kepada semua anggota Ku KIiu
Klan, serta ke-fompofc-kelompofc lain yang berdemonstrasi untuknya di saat
hari ini. Saya kutip, 'Harap pergi. Kehadiran kaitan di sini tidak menyenangkanku. Kalian memakai eksekusiku sebagai alat untuk mengejar
kepentingan sendiri. Aku tak kenal satu pun di antara kalian, dan aku sama
sekali tak berminat Menemui kalian. Harap kalian segera pergi. Aku /ebih suka
mati tanpa pertunjukan kalian."
Adam melink wajah keras orang-orang klan itu. semua kepanasan dan
berkeringat "Alinea terakhir berbunyi sebagai berikut, saya kutip. 'Aku bukan
lagi anggota Ku K lux Klan. Aku melepaskan diri dan organisasi itu dan segala
yang diperjuangkannya. Aku akan /adi orang bebas hari ini seandainya aku tak
pernah mendengar rentang Ku KJui Klan.' Ditandatangani oleh Sam Cayhali."
Adam membaliknya dan menyodorkannya ke arah orang-orang Klan itu. yang
semuanya tak sanggup b/cara dan tercengang.
Laki-laki dengan jenggot hitam dan pipi terbakar rmuhan itu melompat
pada, Adam dan mencoba merebut surat itu. "Berikan padaku!" ia berseru, fapr
Adam menariknya. Penjaga di lebe/an Adam melangkah cepat ke depan dm
mens laki.Jaki itu." yang mendorong si penjaga ^")api balas mendorongnya, dm
selama be-detik yang menegangkan .pengawal Adam ',"l;,t dengan beberapa
orang Klan. Penjaga\0f www.ac-zzz.tk si pemimpin balas berlain selama ini mengawasi di dekat tempat dan dalam
beberapa detik sudah berada di ' ah pertarungan saling mendorong. Ketertiban dipulihkan dengan
cepat. Kerumunan orang itu mundur
Adam mengernyit pada orang-orang Klan tersebut. "Enyahlah!" teriak Adam.
"Kalian sudah dengar apa yang dia katakan! Dia malu dengan
jgtianf" "Enyahlah ke neraka!' teriak,
Dua penjaga tadi memegang Adam dan membawanya pergi sebelum ia
membakar mereka lagi. Mereka bergerak cepat ke arah gerbang depan,
menumbuk para reporter dan kru kamera yang
menghalangi jalan. Mereka praktis berlari melewati gerbang, melewati
sederet penjaga lain. melewati kerumunan reporter lain. dan akhirnya ke mobil
Adam. "Jangan kembali ke sini, jaga itu memohon padanya.
oke?" salah satu penKantor McAllister dikenal bocor lebih hebat daripada toilet
tua Menjelang sore, hari Selasa, gosip paling panas yang beredar di Jackson mengatakan
Gubernur secara serius mempertimbangkan pentberian pengampunan kepada Sam Ca itu
menyebar cepat dari gedung
kapitof G?siP para wartawan di luar tempat desas-des kepada kutip
wartawan-wartawan lain dan pen S 'tu d'-diulangi lagi, bukan hanya sebagai
gosip"*0" Serta bagai desas-desus kuat. Dalam satu jam ^ Se~ bocor, desasdesus
itu telah menanjak sa SeteIah tingkat hampir mendekati fakta. mpai ke
Mona Stark bicara dengan pers di rotunda menjanjikan pernyataan Gubernur
bebera ^ lagi. Beberapa pengadilan belum selesai** ^ ngani kasus tersebut,
jelasnya. Ya, GubernuT"' di bawah tekanan luar biasa. ada
EMPAT PULUH DELAPAN Pengadilan fifth ciRcuiTbutuh kurang dari empat jam untuk melemparkan'
banding gangplank terakhir ke Mahkamah Agung AS. Rapat pendek melalui
Dewi Jalang Gunung Tunggul 2 Raja Petir 07 Dara-dara Pengusung Mayat Penghuni Lembah Neraka 1
sabun dan air panas, AC, dan
doran. Setelah tarikan napas kedua, bau jni " ^
* anja sekali tidak mengganggu Adam. "Aku tak ingin kau mati, Sams" Sam
meremas pundaknya lebih keras. "Meng^ tidak?" ia mendesak.
www.ac-zzz.tk "Sebab aku baru saja menemukanmu. Kau h kekku."
Sam menatap sedetik lebih lama, lalu mengej. dux. la melepaskan Adam
dan mundur selangkah "Aku menyesal kau menemukanku dalam keadaan seperti
ini," katanya sambil menyeka mata. "Tak perlu minta maaf." Tapi aku harus
melakukannya. Aku menyesal tidak menjadi kakek yang lebih baik. Lihatlah
aku," katanya, memandang ke kaki. "Laki-laki celaka dalam baja monyet
merah. Pembunuh yang akan digas bagaikan binatang. Dan lihatlah dirimu,
Laki-laki muda tampan dengan pendidikan bail dan masa depan cemerlang. Di
manakah aku keliru" Apa yang terjadi padaku" Kuhabiskan hidu ku untuk
membenci orang lain, dan lihat apa yai harus kuterima. Kau, kau tidak
membenci siap jpun. Dan lihatlah ke mana kau menuju. Kita P nya darah yang
sama. Mengapa aku ada di sini"
sm perlahan-lahan duduk di kursi, tapi sikunya bertumpu pada lutut,
matanya terpejam. Lama tak -alu pun bergerak atau bicara. Sekali-sekali
terdengar suara penjaga di gang, tapi mangan itu sunyi.
"Kau tahu, Adam, aku lebih suka tidak mati dengan cara mengerikan seperti
ini," kata Sam parau dengan tinju menempel di pelipis, masih memandang
kosong ke lantai. "Tapi kematian ini sendiri tidak mengkhawatirkanku lagi
sekarang. Sudah lama aku tahu akan mati di sini, dan ketakutanku yang
terbesar adalah mati tanpa ada orang yang peduli. Bayangan itu mengerikan,
kau tahu. Mati dan tak seorang pun peduli. Tak seorang pun menangis atau
bersedih, berdukacita sepantasnya di pemakaman. Aku pernah bermimpi
melihat'mayatku dalam peti mati kayu murahan, tergeletak di rumah jenazah
di Clanton, dan tak seorang pun berada dalam mangan itu bersamaku. Bahkan
Donnie pun tidak. Dalam mimpi yang sama, sang pendeta terkekeh selama
upacara pemakaman, karena yang hadir cuma kami berdua, sendirian dalam
kapel, berderet-deret bangku dalam keadaan kosong. Tapi sekarang berbeda.
Aku tahu ada orang yang peduli padaku. Aku tahu kau akan sedih saat aku mati,
sebab kau peduli. Dan aku tahu kau akan berada di sana saat aku dikuburkan,
untuk memastikan pemakaman itu dilaksanakan dengan benar. Aku benar-benar
www.ac-zzz.tk siap pergi sekarang, Adam. Aku siap." "Baiklah, Sam, aku menghormati itu. Dan
aku janji akan berada di sini sampai akhir yang ^ I Aku akan berdukacita dan
berkabung, dan selaju | [ semuanya selesai, aku akan memastikan kau 4'
kuburkan dengan pantas. Tak seorang pun ^ mempermainkanmu, Sam, selama
aku ada di sinj Tapi kuharap kau melihatnya dari sudut pandang. I ku. Aku
harus mengusahakan yang terbaik, sebab I aku muda dan masih punya sisa
hidup. Jangan i membuatku menyesal karena tidak berusaha lebih baik. Itu
tidak adil bagiku." Sam melipat tangan di depan dada dan memandang Adam. Wajahnya yang
pucat tampak tenang, j matanya masih basah. "Begini saja," katanya, 'j
suaranya masih rendah dan pedih. "Aku siap pergi. Akan kuhabiskan besok dan
hari Selasa untuk mengurus persiapan terakhir. Kuasumsikan ini akan terjadi
Selasa tengah malam, dan aku akan siap; Kau, sebaliknya, mainkanlah
peranmu. Kalau kau bisa memenangkannya, bagus untukmu. Kalau kau kalah,
aku siap menghadapi nasib." "Jadi, kau akan bekerja sama?" "Tidak. Tak ada
sidang pemberian pengampunan. Tak ada lagi petisi atau dalih lain. Sudah
cukup banyak sampah yang kaubuat berkeliaran di luar sana untuk
menyibukkan dirimu. Dua dalil masih belum diputuskan. Aku takkan menanda
tangani petisi lain lagi."
Sam berdiri, lututnya berkeretak dan goyah. 1 berjalan ke pintu dan
bersandar di sana. "Baga
828 mana dengan Lee?" ia bertanya lembut sambil
mengambil rokok. "Dia masih berada di lembaga rehabilitasi*
Adam berbohong. Ia tergoda untuk mengungkapkan urusan sebenarnya.
Rasanya kekanak-kanakan berbohong kepada Sam pada saat-saat terakhir
hidupnya, namun Adam masih menaruh harapan besar bahwa Lee akan
ditemukan sebelum hari Selasa. "Kau ingin menemuinya?" "Kurasa begitu.
Bisakah dia keluar?" "Mungkin sulit, tapi akan kucoba. Keadaannya lebih parah
dari yang semula kuduga." "Dia pecandu alkohol?" "Ya."
www.ac-zzz.tk "Cuma itu" Tidak kecanduan obat bius?" "Cuma alkohol. Dia bercerita padaku
bahwa dia sudah bertahun-tahun mengalami masalah ini. Lembaga rehabilitasi
bukan sesuatu yang baru:"
"Diberkatilah hatinya. Anak-anakku tak punya kesempatan."
"Dia orang baik. Dia mengalami banyak kesulitan dalam perkawinannya.
Putranya meninggalkan rumah dalam usia muda dan tak pernah I
kembali." "Walt, benar?" "Benar," jawab Adam. Sungguh gerombolan orang patah hati yang malang.
Sam bahkan tidak i yakin nama cucunya. "Berapa umurnya?"
"Aku tak tahu pasti. Mungkin hampir seumurku." g|^^ 829
_ "Apakah dia tahu tentang diriku?" "Entahlah. Dia sudah bertahun-tahun
mem>| lang. Tinggal di Amsterdam."
Sam mengambil sebuah cangkir dari meja da mengisinya dengan kopi dingin.
"Bagaimana de ngan Carmen?" tanyanya.
Secara naluriah Adam melirik jam tangan. Tig jam lagi aku akan
menjemputnya di bandara Memphis. Dia akan ke sini besok pagi." "Aku jadi
ketakutan setengah mati." Tenang, Sam. Dia orang yang hebat. Dia cerdas,
ambisius, cantik, dan aku sudah menceritakan segalanya tentang dirimu."
"Mengapa kau melakukan itu?" "Sebab dia ingin tahu." "Bocah malang. Apakah
kauceritakan padanya bagaimana tampangku?"
"Jangan khawatir tentang itu, Sam. Dia tak peduli bagaimana tampangmu."
"Apakah kaukatakan padanya aku bukan monster buas?"
"Kuceritakan padanya kau orang yang mania, baik hari, dengan antinganting, ekor
kuda, per-gelangan tangan lemah, dan dengan sepatu mandi karet
lucu ini kau tampak meluncur."
"Gombal!'' "Dan kau tampaknya tokoh favorit di kalangan orang-orang penjara ink.0
"Kau bohong! Kau tidak menceritakan semua itu kepadanya!" Sam tersenyum
lebar, tapi separo 830 www.ac-zzz.tk serius; keprihatinannya menggelikan. Adam tertawa, agak terlalu panjang
dan keras, tapi humor itu
bisa diterima. Mereka berdua terkekeh dan mencoba sebaik mungkin
kelihatan benar-benar geli oleh lelucon itu. Mereka mencoba merentangnya
lebih panjang, tapi dengan cepat suasana ringan itu lewat dan suasana berat
mengendap. Dengan se~, gera mereka duduk di tepi meja, berdampingan, kaki
pada kursi yang terpisah, menatap lantai, sementara awan tebal asap
tembakau mendidih di atas mereka dalam udara yang tak bergerak.
Begitu banyak yang ingin dibicarakan, tapi begitu sedikit yang terucap.
Teori-teori dan manuver hukum sudah mati. Mereka sudah membahas tentang
keluarga sejauh keberanian mereka. Cuaca hanya bisa diterka tak lebih dari
lima menit mendatang. Dan kedua laki-laki itu tahu mereka akan melewatkan
sebagian besar dari dua setengah hari mendatang bersama-sama. Masalahmasalah
serius bisa menunggu. Pokok pembicaraan yang tak menyenangkan bisa
disisihkan sedikit lebih lama. Dua kali Adam melirik jam tangan dan
mengatakan sebaiknya ia pergi, dan dua kali pula Sam mendesaknya agar
tinggal. Sebab begitu Adam berlalu, mereka akan datang menjemputnya dan
membawanya kembali ke sel, sangkar kecilnya tempat temperatur mencapai
lebih dari 38 derajat. Tinggallah, ia memohon.
Larut malam itu, beberapa saat setelah tengah ma831
lama setelah Adam menceritakan k
tpntino T m Han ma^aUL____
ada Cjf Lettner lam. men tentang Lee dan masalahnya, dan Walt, tentang McAllister dan Wyn
serta teori tentang adanya asisten, berjam-telah mereka menghabiskan pizza
dan bicara1 * tang ibu. ayah, kakek, dan seluruh keluar? fen~
=a yang saat mereka www.ac-zzz.tk menyedihkan itu, Adam mengatakan bahwt yang takkan pernah ia lupakan
adalah saat berdua duduk di meja, melewatkan waktu dalam keheningan, seolah-olah
jam yang tak terlihat berdetak, dengan Sam membelai lututnya. Sepertinya ia
harus menyentuhku dengan cara yang penuh kasih sayang, katanya kepada
Carmen, seperti kakek yang baik menyentuh cucu kecil yang ia cintai Carmen
sudah mendengar cukup banyak untuk semalam. Empat jam ia berada di teras,
tersiksa hawa lengas dan menyerap kisah lisan sejarah ayahnya yang
menyedihkan. Namun Adam sangat hati-hati. fa mendaki puncak-puncak dan melewatkan
jurang-jurang yang menyedihkan - tak disebutnya tentang Joe Lincoln atau
pembunuhan sewenang-wenang atau gambaran tentang kejahatan lain. Ia
melukiskan Sam sebagai orang keras yang melakukan kesalahan mengerikan dan
sekarang dibebani penyesalan. Ia bermain-main dengan gagasan memperlihatkan video pengadilan Sam kepada adiknya, tapi akhirnya
memutuskan tidak melakukannya. Itu akan dilakukannya kelak. Carmen cuma
bisa menerima sebanyak itu dalam semalam. Kadang-kadang ia sendiri tak
berbagai hal yang ia dengar -akhir ini. Kejam memukul a itu dalam
semalam. Ia sa-SC a Mereka punya waktu ber-
dua "#" dengan EMPAT PULUH LIMA Senin, 6 Agustus, pukul 06.00. Empat puluh du; jam tersisa. Adam memasuki
kantornya dan mengunci pintu.
Ia menunggu sampai pukul 07,00, lalu menelepon kantor Slattery di
Jackson. Tak ada jawaban, tentu saja, namun ia berharap akan ada pesan
rekaman yang mengarahkannya ke nomor lain yang mungkin mengarahkannya
pada seseorang yang bisa mengatakan sesuatu kepadanya. Slattery masih
membiarkan saja klaim inkompetensi mental itu; mengabaikannya seolah-olah
itu cuma gugatan kecil lain.
www.ac-zzz.tk Ia menelepon penerangan dan mendapatkan nomor rumah F. Flynn Slattery,
tapi memutuskan j tidak mengganggunya. Ia bisa menunggu sampai j pukul
09J0O. Adam tidur kurang dari tiga jam. Jantungnya j berdenyut-denyut keras,
adrenalinnya terpompa, j Kliennya sekarang hanya punya- waktu 42 jam, j dan
sialan, Slattery harus memutuskan, apa jM I
teputusan itu. Tidak adil berlama-lama dengan
petisi itu, sementara ia bisa bergegas ke pengadilan lain dengannya.
Telepon berdering dan ia melonjak meraihnya. Death Clerk dari Pengadilan
Fifth Circuit me-ogabarinya bahwa pengadilan itu menolak dalih Sam tentang
bantuan hukum yang tidak efektif. Menurut pendapat pengadilan, klaim
tersebut secara prosedural tidak sah. Seharusnya sudah diajukan bertahuntahun
yang lalu. Pengadilan tidak menerima kesahihan persoalan itu.
"Kalau begitu, mengapa pengadilan membiarkannya selama seminggu?"
desak Adam. "Mereka bisa mengambil keputusan remeh ini sepuluh hari yang
lalu." Aku akan mengirimkan copy-nya dengan fax sekarang," kata si panitera.
"Terima kasih. Maaf, oke?" Tetaplah berhubungan, Mr. Hall. Kami akan ada di
sini menunggu Anda."
Adam menutup telepon dan beranjak mengambil kopi. Darlene tiba pagipagi pukul
07.30 dalam keadaan letih dan kumal. Ia membawa fax dari
Pengadilan Fifth Circuit, bersamaJcue bagel raisin. Adam memintanya
mengirimkan permohonan peninjauan atas klaim ketidakefeJmfan ke Mahkamah Agung AS dengan fax. Itu sudah dipersiapkan selama tiga hari, dan
Mr. Olander di Washington mengatakan pada Darlene bahwa Mahkamah sudah
memeriksanya. 835 N Darlene kemudian membawakan dua aspirin dan segelas air. Kepala Adam
serasa pecah ketika ia mengemasi hampir semua berkas Cayhall ke da- ] lam
koper besar dan kardus. Ia memberi Darlene sebuah daftar instruksi.
www.ac-zzz.tk Kemudian ia meninggalkan kantor cabang Kravitz & Bane di Memphis, dan
takkan pernah kembali. * Kolonel Nugent menunggu tak sabar agar pintu tier terbuka, lalu menyerbu
ke dalam gang dengan delapan belas anggota regu eksekusi pilihan di
belakangnya. Mereka menyerbu ke dalam ketenangan Tier A dengan segala
kecanggihan regu tentara Gestapo - delapan laki-laki bertubuh besar, separo
berseragam, separo berpakaian preman, mengikuti jago kecil yang melangkah
tegap di depan. Ia berhenti di sel enam, tempat Sam sedang berbaring di
ranjang, sibuk dengan urusannya sendiri. Narapidana-narapidana lainnya
langsung menyaksikan dan mendengarkan, tangan mereka tergantung di antara
jeruji. "Sam, sudah saatnya pindah ke Sel Observasi," kata Nugent, seolah-olah
benar-benar khawatir dengan urusan ini. Anak buahnya memagari dinding
di belakangnya, di bawah deretan jendela. " Sam perlahan-lahan menyeret
tubuh dari ranjang dan berjalan ke jeruji. Ia menatap tajam pada
Nugent dan bertanya, "Mengapa?" "Sebab aku mengatakannya demikian."
-Tapi mengapa memindahkan aku delapan pinta dalam tier ini" Apa
tujuannya?" "Ini prosedur, Sam. Ada di buku." "jadi, kau tak punya alasan yang
bagus, kan?" "Aku tak membutuhkannya. Berbahklah." Sam berjalan ke wastafel
dan menyikat gigi lama-lama. Lalu ia berdiri di atas toilet dan kencing dengan
tangan pada pinggul. Lalu ia cuci tangan, sementara Nugent dan anak buahnya
mengawasi dan menggerutu. Kemudian ia menyalakan sebatang rokok,
menyelipkannya di antara gigi. menggeser tangan ke punggung, dan mengulurkannya
ke lubang pada pintu. Nugent mengikatkan borgol pada pergelangan
tangan dan mengangguk ke ujung tier agar pinta dibuka. Sam melangkah ke
tier. Ia mengangguk kepada J.B. GuUit yang mengawasi dengan ngeri, siap
menangis. Ia mengedipkan mata pada Hank Henshaw.
Nugent memegang lengannya dan menuntunnya ke ujung gang, melewati
GuUit, Loyd Eaton, Stock Turner, Harry Ross Scott, Buddy Lee Harris, dan -
akhirnya - melewati Preacher Boy yang saat itu sedang berbaring di ranjang,
www.ac-zzz.tk telungkup sambil menangis. Tier itu sampai pada dinding jeruji besi sama
dengan jeruji di depan sel, dan di tengah dinding itu ada pintu yang berat. Di
sisi seberangnya ada kelompok lain anak buah Nugent, semuanya mengawasi
tanpa suara dan menikmati setiap saat Di belakang mereka ada lorong pendek
dan sempit menuju Ruang Isolasi. Dan kemudian ke Kamar Gas.
Sam dipindahkan sejauh empat belas setengah meter lebih dekat ke maut.
Ia bersandar pada dinding, mengepulkan rokok, mengawasi dengan tenang
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membisu. Tak ada apa pun yang pribadi di sini, cuma bagian dari kegiatan
mtin. Nugent berjalan kembali ke sel enam dan menyalakkan perintah. Empat
penjaga memasuki sel Sam dan mulai mengemasi barang-barangnya. Bukubuku, mesin
tik, kipas angin, televisi, keperluan mandi, pakaian. Mereka
memegangnya seolah-olah barang-barang itu beracun dan membawanya ke Sel
Observasi. Kasur dan ranjangnya digulung dan dipindahkan oleh seorang
penjaga kekar berpakaian preman yang tak sengaja menginjak ujung seprai dan
merobekkannya. Para narapidana menyaksikan kesibukan mendadak itu dengan perasaan
ingin tahu bercampur sedih. Sel-sel sempit mereka seperti lapisan kulit
tambahan, dan melihat salah satu sel itu diperlakukan semena-mena tanpa
belas kasihan, terasa menyakitkan. Itu bisa terjadi pada mereka. Realita
eksekusi menerpa; mereka bisa mendengarnya pada suara sepatu lars berat
yang hilir-mudik di tier, dan suara-suara regu eksekusi yang tegas tapi teredam.
Suara pintu dibanting di kejauhan tentu takkan diperhatikan seminggu yang
lalu. Sekarang suara itu jadi kejutan yang mengenyakkan dan menggetarkan
saraf. Petugas-petugas itu mondar-mandir dengan ba-lang-barang Sam sampai sel
enam kosong. Pekerjaan fa berlangsung cepat. Mereka mengatur barang-barang
di rumah barunya tanpa banyak peduli.
Tak seorang pun di antara delapan orang itu bekerja di The Row. Nugent
membaca pada suatti bagian catatan Naifeh yang berantakan bahwa anggota
www.ac-zzz.tk regu eksekusi haruslah orang-orang yang sama sekali tak dikenal sang
narapidana Mereka barus diambil dari kamp lain. Tiga puluh satu petugas dan
penjaga secara sukarela mengajukan diri untuk tugas ini. Nugent hanya memilih
yang terbaik. "Semua sudah masuk?" ia bertanya keras pada
salah satu orangnya. "Ya, Sir."
"Baik. Semua ini untukmu, Sam."
"Oh, terima kasih, Sir," kata Sam mencemooh ketika memasuki sel itu.
Nugent mengangguk ke ujung gang, dan pintu tertutup. Ia melangkah ke depan
dan mencengkeram jeruji dengan dua belah tangan. "Sekarang, dengarkan,
Sam," katanya muram. Sam menyandarkan punggung pada dinding, memalingkan wajah dari Nugent. "Kami akan berada di sini kalau kau butuh
sesuatu, oke" Kami memindahkanmu ke-ujung sini agar kami bisa i
mengawasimu lebih baik. Oke" Adakah yang bisa
kulakukan untukmu?" 839 Sam terus berpaling, sama sekali tak meng-hiraukannya.
"Baik." Ia mundur dan memandang anak buah-nya. "Mari kita pergi." katanya
kepada mereka. Pintu tier terbuka tak sampai tiga meter dari Sam, dan regu
eksekusi itu berbaris keluar. Sam menunggu. Nugent memandang gang itu dari
ujung ke ujung, lalu melangkah keluar dari tier.
"Hei, Nugent!" Sam mendadak berseru. "Bagaimana kalau kau melepaskan
borgol ini!" Nugent diam membeku dan regu eksekusi itu berhenti.
"Kau keledai tolol!" Sam berteriak lagi, semen-tara Nugent terburu-buru
mundur, mencari-cari kunci, meneriakkan perintah. Suara tawa meledak di
sepanjang tier, suara terbahak-bahak dan siulan riuh. "Kau tak bisa
meninggalkanku dengan tangan terborgol!" Sam berteriak ke gang.
Nugent ada di pintu Sam, mengenakkan gigi, mengumpat, akhirnya
mendapatkan kunci yang tepat. "Berbalik," perintahnya.
www.ac-zzz.tk "Kau haram jadah goblok!" Sam berteriak di antara jeruji, langsung ke wajah
merah sang Kolonel yang hanya terpisah kurang dari satu meter. Suara tertawa
menderu lebih keras lagi.
"Dan kau yang bertanggung jawab atas eksekusiku!" kata Sam marah, cukup
keras untuk di dengar yang lain. "Kau mungkin akan mengega diri sendui!"
-Tak usah macam-macam," kata Nugent pendek. "Sekarang berbalikiah"
Seseorang, entah Hank Henshaw atau Harry loss Scott, berteriak keras,
"Barney Fife!" dan seketika seman itu bergema di sepanjang tier. "Barney Fife!
Barney Fife! Barney Fife!" "Diam!" Nugent balas berteriak. "Barney Fife! Barney
Fife!" "Diam!"
Sam akhirnya berbalik dan mengulurkan tangannya agar Nugent bisa
mencapainya. Borgol dilepaskan dan sang Kolonel bergegas menerobos
melewati pintu tier. "Barney Fife! Barney Fife! Barney Fife!" mereka bernyanyi dengan paduan
sempurna sampai pintu berdentang menutup dan lorong itu kosong kembali.
Suara mereka seketika berhenti dan suara tertawa lenyap. Perlahan-lahan
tangan mereka menghilang dari jeruji.
Sam berdiri menghadap gang, menatap tajam dua penjaga yang sedang
mengawasinya dari seberang pintu tier, la menghabiskan beberapa menit untuk
mengatur tempat itu - menancapkan kabel . kipas angin dan televisi, menyusun
buku-buku dengan rapi, seolah-olah akan dipakai, memeriksa apakah toiletnya
bisa diguyur dan airnya mengalir, la duduk di ranjang dan memeriksa seprai
yang k 10selnya yang keempat di The Row dan tak disangsikan lagi merupakan sel
yang pahng smg841 kat ditempatinya, la mengenang kembali doa " pertama, terutama yang
kedua, di Tier B, temp,, sahabat dekatnya. Buster Moac, tinggal di sebelah Suatu hari mereka
mengambil Buster dan mem. bawanya ke sini, ke Sel Observasi; mereka meng.
www.ac-zzz.tk awasinya 24 jam sehan agar ia tidak bunuh din. Sam menangis ketika mereka
menjemput Buster. Pada akhirnya setiap narapidana yang berhasil hidup sejauh ini juga akan
sampai pada perhentian berikutnya. Lalu pada perhentian terakhir.
Gamer Goodman adalah tamu pertama hari itu di dalam serambi mewah
kantor Gubernur. Ia menandatangani buku ramu. berbincang-bincang ramah
dengan si resepsionis cantik, dan cuma ingin tahu apakah Gubernur bisa
ditemui Resepsionis hendak mengatakan sesuatu ketika telepon berdering pada
switchboard. Ia menekan tomboi, meringis, mendengarkan, mengernyit pada
Goodman yang me-malingkan wajah, lalu mengucapkan terima kasih \ kepada si
penelepon. "Orang-orang ini," ia mengeluh.
"Maaf," kata Goodman seolah tidak tahu-menahu
"Ya, kasut mi sangat emosional. Rasanya seakan-akan sebagian besar
masyarakat di situ mendukung hukuman mati."
"Tidak untuk yang ini," katanya, mencatat telepon itu pada sehelai formulir
merah muda. "Hampa semua telepon ini menentang eksekusinya.'
-Benarkah" Sungguh suatu kejutan." -Akan saya beritahu Miss Stark bahwa
Anda ada di sini." Terima kasih." Goodman duduk di tempat biasa dalam serambi itu. la
kembali melihat-lihat koran pagi. Pada hari Sabtu, harian di Tupelo melakukan
kesalahan dengan mulai melakukan survei telepon untuk menyaring opini
masyarakat terhadap eksekusi Cayhall. Sebuah nomor telepon toll-free
dicantumkan pada halaman depan bersama dengan instruksinya, dan - tentu
saja - Goodman dan tim analis pasarnya membombardir nomor itu sepanjang
akhir pekan. Edisi hari Senin memuat hasilnya untuk pertama kali, dan angka
itu sungguh mencengangkan. Di antara 320 telepon masuk, 302 menentang
eksekusi tersebut Goodman tersenyum sendiri ketika membaca surat kabar itu.
Tidak terlalu jauh dari sana, sang Gubernur duduk di depan meja panjang di
kantornya memeriksa surat kabar yang sama. Wajahnya prihatin. Matanya sedih
dan khawatir. www.ac-zzz.tk Mona Stark melintasi lantai marmer dengan secangkir kopi. "Gamer
Goodman ada di sini. Menunggu di serambi." "Biarkan dia menunggu." "Hotline
kita sudah kebanjiran." McAllister dengan tenang melihat jam tangan. Pukul
08.49. Ia menggosok dagu dengan buku jari. Dari pukul 13.00 hari Sabtu sampai
pukul 20.00 hari Minggu, orang-orang pembuat pol sudah menefcpon ktnh dm dm rum
warga Mmttw Tu;uh pu/uft (Jtr/jpjn pmen
rmndtokong mati. dan itu Kit an ha/ ysuvg mengejoifcn \ num. dari sampc/ jwf
-u ma. 31 persen jrjjj. Mh" Sum CayfcaJI ndak
% KetahjtMwna ddukukmn 23 ranon ywm lab. Mj crnrratii vane berbeda Jan
generasi viarjnf Up gajfa Mt MM M> afn a*M MM * PkfCMmjtf
pofit? Hm. m oam" kulit putih, dan McAfee* MM WMJ WMf mttfumpmi MdM
M ill M"j MtMT M HMI pCMMJ. MsdaM " M
MT
e**efcus. -/aft hirru* den g An vrnbtkM put mrnentjtng t/kmkmmfu Dan "JtJf kniMi >i'
* kan MttSth ada tag* Kantor kenfnr ree uh merofrinjirnv i trlepon
uru opmftr MM eel ggu Snai
i fj pencil njhampir semu" Mggnte anggnta 0
bi felepon masuk ' nrarlcp" uduk mcngi Gubernur sudah Irtih [Mv'.t tnik.ii.ms.i kepad "Ya. pertemuan dengd
"Batalkan Sampaikan wal ulangkan Aku tid int Sebaiknya aku tingg.
Ada acara pukul ^puluh Mana tanpa melihatnya -kelompok Pramuka"
permintaan maafku. J.ul berselera dipotret pagi di miii Maka siang?"
" r Anda diharapkan membahas gugatan terhadap im ? " i
utmcrMtas." www.ac-zzz.tk 'Aku lak tahan dengan Prcssgrove. Batalkan, lan pesankan ayam Dan.
sesudah kupikir pikir. Goodman masuk.* MiHia Stari herialan ke pintu,
menghilang ?" jeaak. dan kembali be nama Garner Goodman McAllister ?edang
herdiri di depan tendela. menatap gedung gedung di pusat kota b hrrbalik dan
mclortlarkan vnvum letih "Selamat pagi. Mr. Goodman
Mereka her diaman "lan duduk Minggu sore. Goodman mengirimkan k r nadi
lanamore aurat permohonan untuk membatalkan sulang pembenM pengampunan, sesuai dengan keinginan keras klien
mereka "Masih tidak menghendaki sidang, huh?" kata Oubemur dengan satu lagi
senyum letih. "Klien kami hilang tidak. Dia lak punya apa-af |agi untuk ditampahkan Kami
sudah mencoba segalanya.* MM mengangsurkan secangkir kon iam kepada
CJoodman .i .t|>ti a uh u hi"Dia keras kepala. Selalu demikian, saya ras? mana petisi-
petisinya sekarang?" kata McA/j-begitu tulus. "Diproses sesuai yang diharapkan." "Anda
sudah pernah mengalami hal seperti jjj Mr. Goodman. Saya belum. Bagaimana
prakira^ Anda, menilik keadaan sekarang?"
Goodman mengaduk kopi dan merenungi^ pertanyaan itu. Tak ada ruginya
bertenis teran? kepada Gubernur. Pada titik ini tak ada kerugian apa pun. "Saya
salah satu pengacaranya, jadi cenderung optimis. Bisa saya katakan peluangnya
tujuh puluh persen ini akan terjadi.''
Gubernur merenungkan kata-kata ini sejenak. Ia nyaris bisa mendengar
telepon berdering dari balik \ dinding. Bahkan orang-orangnya sendiri jadi resah
dan tak pasti. "Tahukah Anda apa yang'Saya inginkan, Mr. Goodman"* tanyanya
sungguh-sungguh. Yeah, kau ingin telepon-telepon terkutuk itu berhenti berdering, pikir
Goodman pada diri sendiri. "Apa?"
"Saya benar-benar ingin bicara dengan Adam Hall. Di mana dia?"
www.ac-zzz.tk "Mungkin di Parchman. Saya bicara dengannya i satu jam yang lalu." "Bisakah
dia datang ke sini hati ini?" "Ya, bahkan sebenarnya dia merencanakan kc j
Jackson sore ini." "Bagus. Saya akan menunggunya,"
846 Goodman menahan senyum. Mungkin sudah ada
lubang yang pecah pada bendungan.
Namun anehnya tanda-tanda pertama kemungkinan pemberian pengampunan itu muncul pada
front yang berbeda dan tak terduga.
Enam blok dari gedung pengadilan federal, Breck Jefferson memasuki
kantor bosnya, Hakim F. Flynn Slattery, yang sedang bicara di telepon dan agak
jengkel terhadap seorang pengacara. Breck memegang petisi tebal berisi
permohonan peninjauan kembali keputusan pengadilan yang lebih rendah, dan
sebuah buku yang penuh dengan catatan.
"Ya?" Slattery menyalak sambil membanting telepon.
"Kita perlu bicara tentang Cayhall," kata Breck muram. "Anda tahu kita
sedang menangani petisinya yang menyatakan inkompetensi mental."
"Mari kita tolak dan keluarkan dari sini. Aku terlalu sibuk mengurusinya.
Biarkan Cayhall membawanya ke Pengadilan Fifth Circuit. Aku tak ingin benda
terkutuk itu berada di sini."
Breck tampak tertekan, dan ucapannya keluar lebih lamban. Tapi ada
sesuatu yang perlu Anda libat."
"Ah, sudahlah, Breck. Apakah itu?" "Dia mungkin mengajukan klaim yang
sahih." Wajah Slattery turun dan pundaknya merosot. "Sudahlah. Apa kau
bercanda" Apa itu" Kita akan
menghadapi sidang tiga puluh menit lagj ^ dewan juri yang sedang
menunggu di luar sana,Breck Jefferson dulu mahasiswa nomor dua "j kelasnya, di
Sekolah Hukum Emory. Slatt^ diam-diam mempercayainya. "Mereka menyatakan Sam tidak
memiliki kompetensi mental untuk menghadapi eksekusi, sesuai dengan satu
undang, undang Mississippi yang bisa ditafsirkan luas." "Setiap orang tahu dia
www.ac-zzz.tk gila." "Mereka punya ahli yang bersedia memberikan kesaksian. Kita tak bisa
mengabaikan itu." "Aku tidak percaya ini." 'Sebaiknya. Anda melihatnya.'' Pak
Hakim memijat kening dengan ujung jari. "Duduklah. Coba kulihat."
"Cuma beberapa mil lagi," kata Adam ketika m j la/u kencang menuju
penjara. "Bagaimana keada- I an mu?"
Carmen tak banyak bicara sejak mereka we- I ntnggalkan Memphia.
Perjalanan pertamanya ke t Mississippi dihabiskan untuk menyaksikan luasnya j
daerah Delta, mengagumi bermil-mil tanaman ka- j pas dan kacang yang
tumbuh lebat, menyaksikan I mesin pemetik menggelinding di ladang-ladang itu
I dengan penuh kekaguman, menggelengkan kepali f menyaksikan gerombolan
gubuk miskin, "Aku ge- j lisah," ia mengaku, bukan untuk pertama kalinya. I
Mereka bicara singkat tentang Berkeley dan Chi- J cago serta apa yang akan
mungkin terjadi hun-tahun mendatang. Mereka tidak bicara apa pun tentang ibu atau ayah
mereka. Demikian pula Sam dan keluarganya tidak disinggung. "Dia pun cemas."
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Rasanya aneh, Adam. Melaju di jalan raya di daerah liar ini, bergegas untuk
menjumpai kakek yang akan dieksekusi."
Adam membelai lutut adiknya dengan kuat. "Kau mengambil tindakan yang
benar." Carmen memakai celana khaki oversize, sepatu hiking, dan kemeja
denim merah yang sudah pudar. Benar-benar seperti mahasiswi pascasarjana di
bidang psikologi.' "Itu dia." Adam mendadak menunjuk ke depan. Di kedua sisi jalan raya,
mobil-mobil diparkir dengan bumper berhadapan. Lalu lintas berjalan lambat,
sementara orang-orang berjalan ke arah penjara.
"Apakah semua ini?" tanya Carmen.
"Ini sirkus." Mereka melewati tiga anggota Klan yang sedang berjalan di tepi trotoar.
Carmen menatap mereka, lalu menggelengkan kepala tercengang. Mereka
beringsut ke depan, melaju sedikit lebih cepat daripada orang-orang yang
bergegas menghadiri demonstrasi. Di tengah jalan raya di depan pintu masuk,
www.ac-zzz.tk dua polisi negara bagian mengarah-kan lalu lintas. Mereka memberi tanda
kepada Adam agar berbelok ke kanan, dan Adam men urun.-Seorang penjaga Parchman
menung suaru bidang di dekat selokan
dangkal. Mereka bergandengan tangan dan berjalan t gerbang depan, berhenti
sejenak untuk melihat ^ tuhan orang Klan berjubah yang bSk-mudfc . depan
penjara. Pidato berapi-api disiarkan den^ megafon yang setiap beberapa detik
tidak ^ /ungsi dengan benar. Satu kelompok berset&g^ cokelat berdiri dengan
pundak saling merapat, n^. megang poster, dan menghadap ke jalan raya. Tat
kurang dari lima van televisi diparkir di seberang jalan raya. Kamera ada di
mana-mana. Sebuajj helikopter peliput berita berputar-putar di atas.
Di gerbang depan, Adam memperkenalkan Car-men kepada teman barunya,
Louise, penjaga yang mengurus izin masuk. Ia cemas dan resah. Ada satu-dua
perselisihan seru antara orang-orang Klan, pers, dan penjaga. Segalanya gaduh
saat itu, dan menurutnya bal itu takkan membaik.
Seorang penjaga berseragam mengawal merela ke mobil van penjara, dan
mereka bergegas meninggalkan gerbang depan. "Sungguh sulit dipercaya," kata
Carmen. "Makin buruk saja setiap hari. Tunggulah sam- j pai besok." j
Mobil van itu mengurangi kecepatan saat tot- f nyusuri jalan utama, di
bawah naungan pepohonan, j di depan rumah-rumah putih yang rapi itu.
Carmen mengawasi segalanya.
"Ini tidak kelihatan
penjara," katanya. "Ini tanah pertanian. Tujuh belas ribu ekar. gawai penjara tinggal di rumahrumah
itu." "Bersama anak-anak," katanya sambil melihat sepeda dan skuter yang
bergeletakan di halaman depan. "Sungguh damai. Di mana tahanannya?"
"Tunggu saja." Van itu berbelok ke kiri. Lapisan batu habis dan jalan tanah mulai. Tepat di
depannya adalah The Row. www.ac-zzz.tk "Kaulihat menara-menara di sana?" Adam menunjuk. "Pagar dan kawat duri?"
Carmen mengangguk. "Itulah Maximum Security Unit Rumah Sam selama sembilan setengah tahun
terakhir." jj "Di mana kamar gasnya?" "Di dalam sana."
Dua penjaga melihat ke dalam van, lalu memberi tanda agar melewati
gerbang ganda. Van itu berhenti dekat pintu depan, tempat Packer sedang
menunggu. Adam memperkenalkannya kepada Carmen, saat ini nyaris tak bisa
bicara. Mereka ^ berhenti di dalam; Packer menggeledah mereka dengan
lembut. Tiga penjaga lain mengawasi. "Sam sudah di dalam sana," kata Packer
sambil mengangguk ke kantor depan. "Masuklah."
Adam menggandeng tangan adiknya dan menggenggamnya dengan erat.
Carmen mengangguk dan mereka berjalan ke pintu. Adam membukanya.
Sam sedang duduk di tepi meja, seperti biasa. Kakinya berayun-ayun di
bawah, ia tidak merokok. Udara dalam ruangan itu bersih dan sejuk. j. melirik Adam, lalu memandang
Carmen. Pacta . menutup pinto di belakang mereka.
Carmen melepaskan tangan Adam dan berjalan ke meja, memandang
langsung ke mata Sam, "Aku Carmen," katanya lembut. Sam turun dari meja.
"Aku Sam, Carmen. Kakekmu yang sesat." Ia menarik Carmen ke dekatnya dan
mereka berpelukan. Adam butuh satu-dua detik untuk menyadari Sam telah mencukur
jenggotnya, rambutnya lebih pendek dan tampak jauh lebih rapi. Pakaian
terusannya dikancingkan sampai ke leher,
Sam memegang pundak Carmen dan mengamati wajahnya. "Kau secantik
ibumu," katanya parau. Matanya berkaca-kaca dan Carmen bergulat menahan
air mata. "Kau kelihatan hebat," katanya. "Jangan mulai berbohong, Carmen,"
kata Adam, memecahkan kekakuan. "Dan mari berhenti menangis sebelum
keadaan jadi tak terkendali."
"Duduklah," kata Sam kepadanya sambil menunjuk ke sebuah kursi. Ia duduk
di samping Carmen, memegang tangannya.
www.ac-zzz.tk "Urusan bisnis dulu, Sam," kata Adam sambil bersandar pada meja. "Fifth
Circuit baru saja me- i nolak permohonan kita pagi ini. Jadi, kita lepas ke
padang yang lebih hijau."
"Kakakmu ini sungguh pengacara yang hebat," ,
kata Sam pada Carmen. "Dia membawakan kabar
yang sama untukku setiap hari."
Tentu saja, tak banyak yang bisa kukerjakan," leata Adam.
"Bagaimana keadaan ibumu?" tanya Sam. "Dia baik-baik saja."
"Katakan padanya aku menanyakannya. Aku
mengingatnya sebagai orang yang baik." "Akan kusampaikan."
"Ada kabar dari Lee?" Sam bertanya pada Adam.
Tidak. Apakah kau ingin menemuinya?"
"Kurasa begitu. Tapi kalau dia tak bisa datang, aku mengerti."
"Coba kulihat apa yang bisa kulakukan," kata Adam yakin. Dua teleponnya
kepada Phelps tak dijawab. Terus terang, saat ini ia tak punya waktu untuk
mencari Lee. Sam memiringkan tubuh lebih dekat pada Garmen. "Kata Adam kau'belajar
psikologi." "Benar. Aku mahasiswi pascasarjana di Cal Berkeley. Aku akan..."
Ketukan tajam pada pintu menyela percakapan itu. Adam membukanya
sedikit dan melihat wajah cemas Lucas Mann. "Permisi sebentar," katanya pada
Sam dan Carmen, lalu melangkah ke gang.
-"Ada apa?" tanya Adam.
"Garner Goodman sedang mencarimu," kata Mann, nyaris berbisik. "Dia ingin
kau langsung ke Jackson."
"Mengapa" Apa yang terjadi?"
"Kelihatannya salah satu klaimmu
'e/ah nai sasaran. '" ^ Jantung Adam berhenti. "Yang mana?" "Hakim Slaterry ingin bicara tentan?
6 '"W www.ac-zzz.tk petensi mental. Dia menjadwalkan sidai
nS de, pendapat pukul lima sore ini. Jangan kataK pun padaku, sebab aku mungkin
akan jadi sepihak negara Adam memejamkan mata dan dengan membenturkan kepala pada dinding.
Seribu pjfo^ bergulung liar dalam otaknya. "Pukul lima 50re ini. Slaterry9"
"Sulit dipercaya Dengar, kau perlu bergerai cepat " "Aku butuh telepon "
"Ada satu di dalam sana." kata Mann,
mengangguk ke pintu di belakang Adam. "Dengar, Adam, ini sama sekali bukan
urusanku, tapi seandainya jadi kau. aku takkan menceritakannya padu Sam. Ini
masih berupa kemungkinan kecil, dan tak ada gunanya membangkitkan
harapannya. Seandainya kepufusan ada di tanganku, aku akan we- I nunggu
sampai sidang itu selesai." "Kau benar Terima kasih, Lucas." "Kembali. Sampai
jumpa di Jackson." Adam kembali ke ruangan; percakapan sudah I melantur
sampai pada kehidupan di Bay Ana. "Tak ada apa-apa." kata Adam sambil
mengernyit , dan berjalan tak acuh ke telepon, la tak meng
hiraukan nomor. percakapan tenang mereka saat menekan
?Gamer, mi Adam. Aku ada di sini bersama
Sam. Ada apa?" "Datanglah ke sini, Big Guy," Goodman berkata tenang. "Segalanya
bergerak." "Aku mendengarkan." Sam sedang menceritakan perjalanannya yang
pertama dan satu-satunya ke San Francisco berpuluh-puluh tahun yang lampau.
"Pertama, Gubernur ingin bicara pribadi denganmu. Tampaknya dia
menderita. Kita membuatnya jungkir balik dengan telepon-telepon itu, dan dia
merasa kepanasan. Yang lebih penting lagi, Slat-tery mempertimbangkan klaim
inkompetensi mental itu. Aku bicara dengannya tiga puluh menit yang lalu, dan
dia sepenuhnya kebingungan. Aku tidak membantu membereskan urusan. Dia
ingin mengadakan sidang pukul lima sore ini. Aku sudah bicara dengan Dr.
www.ac-zzz.tk Swinn. dan dia siap. Dia akan mendarat di Jackson pukul setengah empat dan
siap memberikan kesaksian."
"Aku segera berangkat," kata Adam dengan membelakangi Sam dan Carmen.
"Temui aku di kantor Gubernur." Adam meletakkan telepon. "Baru saja
mengajukan dalih," ia menerangkan kepada Sam, yang saat itu sama sekali tak
peduli. "Aku harus ke Jackson."
? "Mengapa terburu-buru" tanya Sam, bagaikan . "no vanc masih punya
waktu bertahun-tahun untuk hidup dan tak perlu melakukan pekerjaan pun. ^
"Terburu-buru" Apakah kau bilang terW buru" Sekarang pukul sepuluh, Sam,
hari Senj. Kita punya waktu 38 jam untuk menemukan
] jizat." "Takkan ada mukjizat, Adam." Ia menoleh Carmen, masih memegang
tangannya. "Jangan biarkan harapanmu bangkit, Sayang."
"Mungkin..." 'Tidak. Sekaranglah saatku, oke" Dan aku $a-ngat siap. Aku tak ingin kau
bersedih bila semua ini berakhir."
"Kami harus pergi, Sam," kata Adam, menyen-tuh pundaknya. "Aku akan
kembali larut malam ini atau besok pagi-pagi."
Carmen membungkuk dan mencium pipi Sam, "Hatiku bersamamu, Sam,"
bisiknya. Sam memeluknya sedetik, lalu berdiri di samping meja. "Hati-hatilah, Nak.
Belajarlah dengan giat. Dan jangan berpikir buruk tentang diriku, oke" Aku ada
di sini karena suatu alasan, Bukan salah siapa pun kecuali diriku. Ada kehidupan
yang lebih baik sedang menungguku di luar tempat ini."
Carmen berdiri dan memeluknya lagi. Ia menangis ketika mereka
meninggalkan ruangan itu.
EMPAT PULUH ENAM Siang hari, Hakim Slattery telah tenggelam sepenuhnya dalam kegentingan
saat itu, dan meskipun berusaha keras menyembunyikannya, ia sangat
menikmati interval singkat di tengah badai tersebut. Pertama, ia membubarkan
juri dan pengacara dalam sidang perdata yang dipimpinnya dan sekarang
www.ac-zzz.tk ditunda, la sudah dua kali bicara dengan panitera Pengadilan Fifth Circuit di
New Orleans, lalu dengan Hakim McNeely sendiri. Peristiwa besar itu muncul
beberapa menit selewat pukul 11.00, ketika Hakim Mahkamah Agung F. Allbright
menelepon dari Washington, meminta laporan terbaru. Allbright
memantau kasus itu setiap jam. Mereka bicara tentang undang-undang dan
teori. Tak seorang pun di antara mereka menentang hukuman mati, dan
mereka berdua punya masalah dengan undang-undang Mississippi yang sedang
dibahas. Mereka khawatir undang-undang itu bisa disalahgunakan oleh
terpidana mati yang bisa berpura-pura gila dan menemukan dokter sin ting untuk ikut berperan.
Para wartawan dengan cepat mengetahui suaft sidang entah apa telah
dijadwalkan, dan mereka bukan saja membanjiri kantor Slattery dengan
telepon, rapi juga parkir di kantor resepsionisnya Marshall dipanggil untuk
membubarkan wartawan-wartawan itu.
Sekretaris membawa pesan setiap menit. Breck Jefferson menggali bukubuku hukum
yang tak terhitung jumlahnya dan hasil-hasil riset yang bertebaran
di meja rapat. Slattery bicara dengan Gubernur, Jaksa Agung, Garner
Goodman, dan puluhan orang lain. Sepatunya ada di bawah mejanya yang
besar. Ia berjalan mengelilinginya sambil -memegang pesawat telepon dengan
kabel panjang, sepenuhnya menikmati kegilaan ini.
Kalau kantor Slattery sibuk, kantor Jaksa Agung sepenuhnya kacau.
Roxburgh terjingkrak-jingkrak mendengar kabar bahwa salah saru tembakan
asal-asalan Cayhall telah mengenai sasaran. Sepuluh tahun bergulat melawan
beruang-beruang ini, naik-turun mendaki jenjang pengadilan, keluar-masuk
ruang sidang, bertempur melawan hasil pemikiran hukum kreatif dari ACLU dan
lembaga serupa, memproduksi cukup banyak dokumen untuk menghancurkan
hutan tropis, dan tepat ketika kau melihatnya dalam sasaran, ia mengajukan
satu ton dalih terakhir dan salah satunya mendapatkan per-hatian seorang
hakim yang hatinya kebetulan sedang lembut entah di mana.
Ia menghambur menyusuri gang ke kantor Morris Henry, Dr. Death sendiri,
dan mereka berdua dengan tergesa-gesa mengumpulkan tim terbaik mereka
www.ac-zzz.tk dalam hukum pidana. Mereka berkumpul dalam perpustakaan besar dengan
berderet-deret dan bertumpuk-tumpuk buku terbaru. Mereka meninjau petisi
Cayhall dan undang-undang yang bisa diterapkan, serta menyusun strategi.
Dibutuhkan beberapa saksi. Siapa yang -pernah menemui Cayhall pada bulan
terakhir" Siapa yang bisa memberi kesaksian tentang hal-hal yang ia ucapkan
dan perbuat" Sudah tak ada waktu lagi bagi dokter-dokter mereka untuk
memeriksanya. Ia punya dokter, sedangkan mereka tidak. Ini masalah yang
signifikan. Untuk membuktikan kewarasannya dengan dokter yang bereputasi,
negara akan terpaksa minta waktu. Dan waktu berarti penundaan eksekusi.
Penundaan tak mungkin diberikan.
Para penjaga melihatnya setiap hari. Siapa lagi" Roxburgh menelepon Lucas
Mann, yang menyarankan agar ia bicara dengan Kolonel Nugent. Nugent
mengatakan baru menemui Sam beberapa jam sebelumnya, dan... ya, tentu ia
akan senang memberikan kesaksian. Bangsat itu tidak gila. Dia cuma jahat.
Sersan Packer melihatnya setiap hari. Psikiater penjara, Dr. N. Stegall, sudah
menemui Sam, dan ia bisa bersaksi. Nugent sangat bersemangat untuk membantu. Ia
juga mengusulkan pendeta penjara. Dan ia akan memikirkan lainnya, Morris Henry menugaskan
satu regu pasukan tempur beranggotakan empat pengacara untuk tidak
melakukan apa pun kecuali mencari-cari kelemahan Dr. Anson Swinn. Temukan
kasus-kasus lain di mana ia pernah terlibat. Bicaralah dengan pengacarapengacara
lain di seluruh penjuru negeri. Cari transkrip kesaksiannya. Orang itu
bukan apa-apa kecuali orang sewaan, saksi profesional. Cari bahan-bahan untuk
mendiskreditkannya. Begitu selesai mengatur rencana penyerangan dan orang lain melaksanakan
pekerjaannya, Roxburgh naik lift ke lobi gedung itu untuk bicara dengan pers.
Adam parkir di tempat kosong di halaman gedung kapitol negara bagian.
Goodman sedang menunggu di bawah pohon peneduh dengan jas terlepas dan
lengan kemeja tergulung, dasi kupunya sempurna.
memperkenalkan Carmen kepada Mr. Goodman.
Adam cepat-cepat www.ac-zzz.tk "Gubernur ingin menemuimu pukul dua. Aku baru saja meninggalkan
kantornya, untuk ketiga kalinya pagi ini. Mari jalan ke tempat kita," katanya,
melambaikan tangan ke arah pusat kota. "Jaraknya cuma beberapa blok."
"Apakah kau menemui Sam?" Goodman menanyai Carmen.
"Ya. Pagi ini."
"Aku senang kau melakukannya." "Apa yang sedang dipikirkan Gubernur?"
tanya Adam. Semua ini terlalu lamban baginya. Tenang, katanya pada diri
sendiri. Tenang saja. "Siapa tahu" Dia ingin bertemu denganmu secara pribadi. Barangkali analisis
pasar itu mempengaruhinya. Mungkin dia merencanakan akrobat untuk media.
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mungkin dia sungguh-sungguh. Aku tak dapat menebak apa-apa. Tapi dia
kelihatan letih." "Telepon-telepon itu berhasil?" "Luar biasa." "Tak ada yang
curiga?" "Belum. Terus terang, kita menyerang mereka begitu cepat dan keras,
sehingga aku sangsi tte-reka punya waktu untuk melacak telepon-telepon itu."
Carmen melantarkan pandangan kosong pada kakaknya yang terlalu sibuk
dengan pikiran sendiri untuk melihatnya.
"Apa kabar terakhir dari. Slattery?" tanya Adam ketika mereka menyeberangi jalan, berhenti sejenak tanpa bicara untuk melihat demonstrasi
yang tengah berlangsung di tangga depan gedung kapitol.
"Tak ada apa-apa sejak pukul sepuluh pagi ini. Paniteranya meneleponmu di
Memphis, dan sek- . retarismu memberikan nomorku di sini. Begitulah mereka
menemukanku. Dia menceritakan sidang itu, dan mengatakan Slattery ingin
para pengacara berkumpul di mang hakim pada pukul tiga untuk menyusun
rencana." "Apa arti semua ini?" tanya Adam, sangat be harap gurunya mengatakan
mereka berada di tepj kemenangan besar.
Goodman merasakan keresahan Adam. "Term terang aku tidak. tahu. Ini
kabar baik, tapi t$ seorang pun tahu sampai sejauh mana akan bet-tahan.
Sidang pada tahap ini bukan sesuatu yang /uar biasa."
Mereka menyeberangi jalan lain dan memasuki gedung itu. Di lantai atas,
kantor sementara ini berdengung sibuk sementara empat mahasiswa hukum
www.ac-zzz.tk bicara pada telepon cordless. Dua duduk dengan kaki di meja. Satu berdiri di
depan jendela dan bicara dengan serius. Satu sedang mondar-mandir di dinding
seberang dengan telepon tertempel di telinga. Adam berdiri di samping pintu,
mencoba menyerap pemandangan itu. Carmen sepenuhnya bingung.
Goodman menjelaskan segalanya dengan bisikan keras. "Kami rata-rata
menelepon enam puluh M sejam. Kami memutar lebih dari itu, tapi salurannya
jelas penuh terus-menerus. Kami bertanggung jawab atas kemacetan itu, dan
ini mencegah telepon orang lain masuk ke sana. Pada akhir pekan kegiatan
lebih lambat. Hotline itu cuma memakai satu operator* Ia menyampaikan
laporan ringkas ini bagaikan manajer pabrik yang bangga memamerkan mesin
otomatis model terakhir. "Siapa yang mereka telepon?" tanya Carmen. Seorang
mahasiswa melangkah ke depan dan
"emperkenalkan diri pada Adam kemudian pada
Carmen. Ia sedang bersenang-senang, katanya.
"Kalian mau makan?" tanya Goodman.."Kami punya sandwich." Adam
menolak. "Siapa yang mereka telepon?" Carmen bertanya lagi.
"Telepon hotline Gubernur," Adam menjawab tanpa memberikan penjelasan. Mereka mendengarkan .penelepon terdekat ketika ia mengubah
suara dan membaca sebuah nama dari daftar telepon. Ia sekarang menjadi
Benny Chase dari Hickory Flat, Mississippi; ia memberikan suara untuk
Gubernur dan berpendapat bahwa Sam Cayhall tidak seharusnya dieksekusi.
Sudah tiba saatnya Gubernur melangkah ke depan dan menangani situasi ini.
Carmen melontarkan pandangan pada kakaknya, namun Adam tak menghiraukan. "Mereka berempat mahasiswa hukum di Mississippi College," Goodman
menerangkan lebih jauh. "Sejak Jumat kami sudah memakai kira-kira selusin
mahasiswa berlainan usia, hitam dan putih, laki-laki dan perempuan. Profesor
Glass yang paling membantu menemukan orang-orang ini. Dia juga menelepon.
Begitu pula Hez Kerry dan anak buahnya di Defense Group. Sedikitnya kami
punya dua puluh orang untuk menelepon."
www.ac-zzz.tk Mereka menarik tiga kursi ke ujung sebuah . meja dan duduk. Goodman
mengambil minuman ringan dari kotak pendingin dan meletakkannya di meja Ia
meneruskan bicara dengan suara rendah.
"John Bryan sedang melakukan riset sewaktu ki\ bicara. Dia akan
menyiapkan makalah pukul empat nanti. Hez Kerry Juga sedang bekerja. Dia
sedasi menghubungi rekan-rekan lain di negara bagian yang masih memberlakukan hukuman mari, untai memeriksa apakah undang-undang yang
sama per-nah digunakan baru-baru ini." "Kerry orang kulit hitam itu?" tanya
Adam. "Yeah, dia direktur Southern Capital Defense Group. Sangat cerdas."
"Seorang pengacara kulit hitam bekerja jungkir balik untuk menyelamatkan
Sam." "Bagi Hez, itu tak ada bedanya. Ini cuma kasus hukuman mati lainnya." "Aku
ingin menemuinya." "Kau akan bertemu dengannya. Semua orang ini akan hadir
dalam sidang." "Dan mereka bekerja cuma-cuma?" tanya Car-men. j
"Kurang-lebih. Kerry digaji. Sebagian pekerjaan- j nya adalah memantau
setiap kasus hukuman mati di negara bagian ini, tapi karena Sam punya
pengacara sendiri, Kerry tidak terlibat langsung. Dia menyumbangkan
waktunya, sebab dia memang ingin melakukan ini. Profesor Class digaji oleh
sekolah hukum, tapi ini pasti di luar lingkup tugasnya di sana. Kami membayar
mahasiswa-maha-siswi ini lima dolar sejam." "Siapa yang membayar mereka?"
tanya Adam. "Kravitz & Bane tercinta."
Adam meraih buku telepon terdekat. "Carmen harus memesan tiket pesawat
untuk sore ini." katanya sambil membalik-balik halaman kuning.
"Akan kuurus," kata Goodman, mengambil buku
telepon itu. "Mau ke mana?" " "San Francisco."
"Akan kulihat apa yang tersedia. Dengar, ada deU kecil di pojok sana.
Mengapa kalian berdua tidak makan di sana" Kita akan jalan ke kantor
Gubernur pukul dua."
"Aku perlu pergi ke perpustakaan," kata Adam, melihat jam tangan. Saat itu
hampir pukul 13.00. www.ac-zzz.tk "Pergilah makan, Adam. Dan cobalah santai. Bta punya waktu nanti untuk
duduk mengumpulkan gagasan dan membicarakan strategi. Saat ini kau perlu
menenangkan diri dan makan."
"Aku lapar," kata Carmen, gelisah ingin sendirian bersama kakaknya selama
beberapa menit. Mereka keluar dari ruangan dan menutup pintu.
Carmen menghentikan Adam di gang yang jorok sebelum mereka sampai ke
tangga. Tolong jelaskan padaku," ia mendesak, memegang lengan Adam. "Apa?"
"Ruangan sempit di sana."-'p. "Cukup jelas, kan?" "Apakah itu legal?" "Itu
tidak ilegal." A^m menela napas dalam dan menatap dinding. "Apa yang mereka rencanakan Sam'7"
"Mengeksekusinya."
"Eksekusi, gas, exterminate, membunuh, Se^ apa saja semaumu. Tapi itu
pembunuhan, Carrr^ Pembunuhan legai. Itu keliru, dan aku beru^. menghentikannya Itu pekerjaan busuk, dan kalau aku harus membengkokkan
sedikit etika, aku ^ peduli."
"Itu busuk." "Begitu juga kamar gas itu."
Carmen menggelengkan kepala dan menahan ucapannya. Dua puluh empat
jam yang lalu ia menikmati makan siang bersama pacarnya di sebuah kafe di
San Francisco. Sekarang ia tak tahu pasti di mana dirinya.
"Jangan menyalahkan aku karena ini. Carmen. Sekarang saat-saat genting."
"Oke," katanya, dan beranjak ke tangga.
Gubernur dan pengacara muda itu sendirian dalam kantor yang luas, duduk
di kursi nyaman berjok kulit, kaki disilangkan, dan ujungnya nyaris bersentuhan
Goodman mengantar Carmen ke bandara, mengejar penerbangan. Mona Stark
tidak terlihat di sana "Rasanya aneh. Anda tahu" Anda cucunya dan baru mengenalnya kurang dari
sebulan." Kata-kata McAllister tenang, nyaris letih. "Tapi saya sudah
bertahuntahun mengenalnya. Dia sudah menjadi
h,fiian kehidupan saya dalam jangka panjang. Dan
www.ac-zzz.tk 1 pikir sudah lama saya menunggu-nunggu datangnya hari ini. Selama ini
saya menginginkannya mau, Anda tahu, agar dia dihukum karena membunuh
anak-anak itu." la menyisihkan poninya dan pelan-pelan menggosok mata.
Katakatanya begitu tulus, bagaikan dua sahabat lama yang sedang bertemu untuk
bertukar gosip. "Tapi sekarang saya tidak pasti. Harus saya katakan pada Anda,
Adam, urusan ini menimbulkan tekanan berat pada saya."
Kalau bukannya benar-benar jujur, ia tentu aktor yang sangat cakap. Adam
tak dapat membedakan. "Apa yang akan dibuktikan negara bila Sam mati?"
tanya Adam. "Apakah negara bagian ini akan menjadi tempat yang lebih baik
untuk hidup bila matahari terbit pagi hari Rabu dan dia mati?"
Tidak. Tapi Anda tidak percaya pada hukuman mati. Saya percaya." j I
"Mengapa?" "Sebab harus ada hukuman akhir untuk pembunuhan. Tempatkanlah diri
Anda pada posisi Ruth Kramer, dan Anda akan merasa berbeda. Masalah Anda,
Adam, juga orang-orang seperti diri Anda, adalah karena Anda melupakan
korbannya." "Kita bisa berdebat berjam-jam tentang hukuman mati."
"Anda benar. Mari kita sisihkan hal itu. Apakah Sam sudah menceritakan
sesuatu yang baru ten-| tang pengeboman itu?"
"Saya tak bisa mengemukakan apa yang ^ ceritakan Sam. Tapi jawabnya
tidak." "Mungkin dia bertindak sendirian, entahlah."
"Apa bedanya saat ini, sehari sebelum ek%. tosi?"
"Saya tidak tahu pasti, terus terang. Tapi bila saya tahu Sam cuma
pembantu, dan ada orang lain yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu,
mustahil saya membiarkan dia dieksekusi. Saya bisa menghentikannya. Anda
tahu. Saya bisa melakukannya Saya akan menempuh kesulitan apa pun untuk
itu. Secara politis, itu mungkin akan merugikan saya. Kerusakannya bisa tak
terpulihkan, tapi saya tidak keberatan. Saya bosan dengan politik. Dan saya
tidak menikmati ditempatkan sebagai posisi pemberi dan pencabut nyawa. Tapi
saya bisa mengampuni Sam, kalau saya tahu yang sebenarnya."
www.ac-zzz.tk "Anda yakin dia mendapat pertolongan. Anda sudah mengatakannya pada
saya. Agen FBI yang bertanggung jawab dalam penyelidikan juga yakin
demikian. Mengapa Anda tidak bertindak atas keyakinan Anda dan memberikan
pengampunan?" "Sebab kami tidak pasti."
"Jadi, sepatah kata dari Sam, cuma satu nama diungkapkan pada jam-jam
terakhir, dan - bingo, Anda mengambil pena dan menyelamatkan nyawanya?"
"Tidak, tapi mungkin saya bisa memberikan penangguhan hukuman,
sehingga nama itu bisa diselidiki.'
-itt takkan terjadi. Pak Gubernur. Saya sudah "coba. Saya sudah begitu
sering menanyakandan dia menyangkal, sampai hal itu tak panah lagi dibicarakan."
"Siapa yang dia lindungi?" ?"Kalau saja saya tahu."
"Barangkali kita keliru. Pernahkah dia memberi
Anda perincian pengeboman itu?"
"Sekali lagi, saya tak bisa membicarakan percakapan kami. Tapi dia memikul
tanggung jawab sepenuhnya."
"Kalau begitu, mengapa saya hams mempertimbangkan pemberian pengampunan" Kalau si pelaku kejahatan sendiri menyatakan melakukannya
dan bertindak sendirian, bagaimana saya bisa menolongnya?"
Tolonglah dia, sebab dia orang tua yang tak lama lagi tentu akan mati juga.
Tolonglah dia, sebab itulah tindakan yang benar, dan jauh di dalam hati Anda
ingin melakukannya. Itu butuh keberanian." "Dia membenci saya, bukan?" "Ya.
Tapi dia bisa berubah pendapat Beri dia pengampunan dan dia akan jadi
pengagum Anda yang paling hebat"
McAllister tersenyum dan membuka bungkus permen. "Apakah dia benarbenar tidak
waras?"^ "Ahli kami mengatakan demikian. Kami akan berusaha
sebaik mungkin untuk meyakinkan Hakim Slattery."
"Saya tahu, tapi benarkah" Anda sudah men I habiskan waktu berjam-jam
bersamanya. Apakah j dia tahu apa yang sedang terjadi?"
www.ac-zzz.tk Pada titik ini, Adam memutuskan menyisihkan kejujuran. McAllister bukan
sahabat, dan tak bisa sepenuhnya dipercaya. "Dia sangat sedih," Adam
mengaku. "Terus terang, saya heran kalau orang bisa mempertahankan
kewarasan sesudah beberapa bulan di death row. Sam sudah ma ketika masuk
ke sana, dan kondisinya perlahan-lahan memburuk. Itulah salah satu alasan dia
menolak semua wawancara. Dia sungguh mengundang kasihan,"
Adam tidak tahu apakah Gubernur mempercayai ucapan ini, tapi yang pasti
menyerapnya. "Bagaimana jadwal Anda besok?" tanya McAllister.
"Entahlah. Tergantung apa yang terjadi di pengadilan Slattery. Saya
merencanakan melewatkan sebagian besar hari itu bersama Sam, tapi mungkin
juga berlarian mengajukan dalih detik terakhir."
"Saya sudah memberikan nomor pribadi saya. Mari saling menghubungi
besok." Sam makan tiga suap kacang pinto dan sebagian roti jagung, lalu
meletakkan nampan di ujung ranjang. Penjaga idiot yang sama dengan wajah
kosong mengawasinya melalui jeruji pintu tier itu. Hidup sudah cukup buruk
dalam sangkar-sangkar sempit berjejalan ini, tapi hidup seperti binatang dan
diawas? terus sungguh tak tertahankan rasanya.
Saat to pukul 1800, saat siaran berita malam, la sangat ingin mendengar apa
yang dikatakan dunia tentang dirinya. Stasiun Jackson mulai dengan
mengungkapkan berita sidang pemenksaan menit terakhir oleh Hakim Federal
F. Flynn Slattery. Laporan itu dipotong sampai ke depan gedung pengadilan
federal Jackson, tempat seorang laki-laki muda penuh semangat dengan sebuah
mikrofon menerangkan sidang itu tertunda sedikit sementara para pengacara
berdebat dalam kantor Slattery. la mencoba sebaik mungkin untuk menjelaskan
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
secara ringkas pokok persoalannya Pembela sekarang menyatakan Mr. Cayhall
tidak me-rmliki kapasitas mental yang memadai untuk memahami mengapa
dirinya dieksekusi. Dalih pembelaan itu menyatakan ia sudah pikun dan gila,
sehingga dibutuhkan seorang psikiater terkemuka dalam usaha terakhir untuk
menghentikan eksekusi M. Sidang itu diharapkan akan dimulai setiap saat, dan
www.ac-zzz.tk tak seorang pun tahu kapan keputusan bisa diambil oleh Hakim Slattery.
Kembali ke wanita pembawa berita, yang mengatakan bahwa, sementara itu, di
penjara negara di Parchman, seluruh sistem sudah siaga untuk melaksanakan
eksekusi. Seorang lelaki muda lain dengan ttftrjofon sekonyong-konyong
muncul di layar, berdiri di suatu tempat dekat gerbang depan penjara,
menjelaskan peningkatan penjagaan keamanan, la menunjuk ke kanan, dan
kamera menyorot ke daerah di dekat jalan raya tempat karnaval
petti biasanya. PoJisi patroli jalan raya ^
dengan kekuatan penuh, mengarahkan lalu /jn(^
dan mengawasi dengan mata waspada satu bolan yang terdiri atas beberapa
lusin anggota ^ Klux Klan. Pemrotes-pemrotes lain, termasuk ber bagai
kelompok pengagung keunggulan ras putj. dan aboiisionis hukuman mati,
demikian katanya Kamera berayun kembali ke reporter itu, y^ sekarang berdiri bersama
Kolonel George Nugem orang yang bertindak sebagai kepala penjara Parchman
dan bertanggung jawab atas eksekusi itu. Nugent dengan muram menjawab
beberapa pertanyaan, mengatakan segalanya terkendali, dan bila pengadilan
memberi lampu hijau, eksekusi itu akan dilaksanakan menurut undang-undang.
Sam mematikan televisi. Dua jam sebelumnya Adam sudah menelepon dan
menjelaskan sidang tersebut, jadi ia siap mendengar bahwa dirinya sudah pikun
dan gila serta hanya Tuhan yang tahu entah apa lagi. Namun ia tak
menyukainya. Menunggu dieksekusi sudah cukup mengerikan, tapi mendengar
kewarasannya dibicarakan dengan begitu enteng serasa bagaikan pelanggaran
keji atas privasi. Tier itu panas dan sepi. Televisi dan radio dikecilkan. Di sampingnya,
Preacher Boy dengan pelan menyanyikan The Old Rugged Cross dan kedengaran
cukup menyenangkan. Di lantai dekat dinding tertumpuk pakaian barunya - kemeja katun putih
polos, celana Dickies, 872 www.ac-zzz.tk kaus kaki putih, dan sepasang pantofel cokelat Siang itu Donnie melewatkan
satu jam bersamanya. . Ia mematikan lampu dan bersantai di ranjang.
Tiga puluh jam lagi untuk hidup.
Ruang sidang utama- di gedung federal itu penuh sesak ketika Slattery
akhirnya membebaskan para pengacara dari ruangannya untuk ketiga kalinya
Perdebatan terakhir dari serangkaian perdebatan panas yang berlarut-larut
hampir sepanjang siang. Sekarang sudah hampir pukul tujuh.
Mereka berduyun-duyun ke mang sidang dan mengambil tempat di belakang
meja yang sudah ditetapkan. Adam duduk bersama Gamer Goodman. Pada
sederet kursi di belakang mereka duduk Hez Kerry, John Bryan Glass, dan tiga
mahasiswa hukumnya. Roxburgh, Morris Henry, dan setengah ' lusin asisten
berkerumun di sekitar meja untuk pihak negara bagian. Dua deret di belakang
mereka, di belakang jerjak, duduklah sang Gubernur bersama Mona Stark di
satu sisi dan Larramore di sisi lain.
Sisa kerumunan orang banyak itu terutama wartawan - kamera tidak
diizinkan di sana. Ada beberapa penonton yang ingin tahu, mahasiswa hukum,
dan pengacara-pengacara lain. Sidang itu terbuka untuk umum. Di deretan
belakang, memakai jas Sport dan dasi yang gaya, duduklah Rollie Wedge.
Slattery keluar dan semua orang berdiri
"Silakan duduk," katanya ke mikrofon. "Uhfujtg--catat," katanya kepada
notulis pengadilan. Ia njg " berikan ulasan ringkas mengenai petisi itu ^
undangundang yang dipakai, lalu menguraikan pa ramerer sidang tersebut. Ia tidak
berminat mend., ngarkan argumentasi berkepanjangan dan periang, anpertanyaan
tanpa tujuan, jadi bekerjalah dengan cepat, katanya kepada para
pengacara. "Apakah pihak yang mengajukan petisi sudah siap?" ia bertanya ke arah
Adam. Adam berdiri gelisah dan berkata, "Ya, Sir. Pihak pengaju petis]
memanggil Dr. Anson Swinn."
www.ac-zzz.tk Swinn berdiri dari deretan pertama dan berjalan ke podium saksi; di situ ia
disumpah. Adam berjalan ke podium di tengah ruang sidang, memegang
catatan dan menabahkan diri. Catatannya terketik rapi, hasil riset dan
persiapan sempurna oleh Hez Kerry dan John Bryan Glass. Merela berdua,
bersama staf Kerry, telah mencurahkan sehari itu antuk Sam Cayhall dan sidang
ini. Dan mereka siap bekerja sepanjang malam dan sepanjang hari besok.
Adam mulai mengajukan beberapa pertanyaan pokok pada Swinn tentang
pendidikan dan training-nya. Jawaban Swinn diwarnai aksen tegas dari daerah
upper Midwest, dan itu bagus. Seorang abu' harus bicara dengan cara berbeda
dan bepergian menempuh jarak jauh agar dipandang tinggi. Dengan rambut
hitam, jenggot hitam, kacamata
874 hitam, dan setelan jas hitam, ia benar-benar menunjukkan penampilan
seorang master brilian di
bidangnya. Pertanyaan-pertanyaan pendahuluan itu pendek dan to the
point, tapi cuma karena Slattery sudah memeriksa kualifikasi Swinn dan
memutuskan ia bisa memberikan kesaksian sebagai ahli. Pihak negara bagian
bisa menyerang surat mandatnya pada pemeriksaan silang, tapi kesaksian itu
tetap akan dicatat. Dengan Adam memimpin jalan, Swinn bicara tentang pertemuannya selama
dua jam dengan Sairi Cayhall hari Selasa lalu. Ia menguraikan kondisi fisiknya
dan melakukannya sedemikian rupa, sehingga Sam kedengaran seperti mayat.
Kemungkinan besar ia gila, meskipun kegilaan di sini merupakan istilah hukum,
bukan istilah medis/ Ia bahkan mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan sederhana seperti: Apa yang kaumakan untuk sarapan pagi" Siapa
yang ada di sel di sampingmu" Kapan istrimu meninggal" Siapa pengacaramu
pada sidang pertama" Dan seterusnya, dan seterusnya.
Swinn dengan sangat hati-hati menutupi jejak dengan berkali-kali mengatakan kepada pengadilan bahwa dua jam sama sekali tidak cukup untuk
memberikan diagnosis mendalam terhadap Mr. Sam Cayhall. Dibutuhkan lebih
banyak waktu untuk itu. www.ac-zzz.tk Menurut pendapatnya, Sam Cayhall tidak memahami fakta bahwa ia akan
mati, tidak mengerti mengapa ia dieksekusi, dan sama sekali tak menyadari
dihukum karena suafu kejahatan. ^ mengenakkan gigi agar riap kali
tidak merjn ", rapi Swinn benar-benar meyakinkan. Mr. Cayjf'f' sepenuhnya
tenang dan santai, tak tahu apa pU|) tentang nasibnya, menghabiskan hariharinya
de ngan percuma dalam sel dua kali tiga meter, rv kup menyedihkan.
Satu di antara kasus terhuni yang pernah ia temui.
Dalam situasi berbeda, Adam tentu ngeri raeng. ajukan saksi yang jelas
penuh kebohongan seperti itu. Namun saat ini ia bangga luar biasa akan lakilaki
kecil yang aneh ini. Nyawa seorang manusialah yang jadi taruhan.
flattery takkan memotong kesaksian Dr. Swinn. Kasus ini akan langsung
diperiksa Pengadilan Fifth Circuit dan mungkin Mahkamah Agung AS, dan ia lak
ingin siapa pun di atas salah mengerti tentang dirinya. Jadi, dengan
keleluasaan yang diberikan sidang, Swinn melontarkan hal-hal yang kemungkinan besar menjadi penyebab masalah Sam. Ia menguraikan kengerian
hidup dalam sel j selama 23 jam sehari; tahu bahwa kamar gas cuma J berjarak
selemparan batu; tak punya hak untuk ditemani, mendapat makanan yang baik,
seks, ke- J leluasaan bergerak, latihan, udara segar. Ia sudah j banyak
menangani terpidana mati di seluruh peti-juru negeri dan tahu betul masalah
mereka. Sam, i tentu saja, jauh berbeda karena usianya. Usia rata- i rata
terpidana mati adalah 31 tahun, dan biasanya i mereka melewatkan empat
tahun menunggu tor J 876 matian. Sam umur enam puluh tahun ketika per-eama kali tiba di Parchman.
Secara fisik dan mental, ia tidak tahan dengan itu. Tak terhindarkan
lagi kondisinya memburuk.
Selama 45 menit Swinn diperiksa langsung oleh Adam. Ketika kehabisan
pertanyaan, Adam duduk. Steve Roxburgh melangkah ke podium dan menatap
Swinn. Swinn tahu apa yang akan terjadi, dan sedikit pun tidak khawatir. Roxburgh
mulai dengan menanyakan siapa yang membayar jasanya, dan berapa yang
www.ac-zzz.tk dimintanya. Swinn mengatakan Kravitz & Bane membayarnya dua ratus dolar
per jam. Hebat. Tak ada juri di boks. Slattery tahu bahwa semua ahli dibayar,
atau mereka takkan bisa memberikan kesaksian. Roxburgh mencoba mencari
kelemahan kualifikasi profesional Swinn, tapi tidak mendapatkan apa-apa.
Laki-laki ini psikiater yang berpendidikan baik, terlatih baik, dan berpengalaman. Jadi, apa salahnya kalau bertahun-tahun yang lalu ia
memutuskan bisa mendapatkan uang lebih banyak sebagai saksi ahli.
Kualifikasinya tidak memudar. Dan Roxburgh memutuskan takkan berdebat
tentang masalah medis dengan seorang dokter.
Pertanyaan-pertanyaan jadi makin aneh ketika Roxburgh mulai menanyakan
perkara-perkara lain di mana Swinn memberikan kesaksian. Ada anak yang
terbakar dalam' kecelakaan mobil di Ohio, dan Swinn memberikan pendapat
bahwa anak itu sepenuhnya cacat mental. Tidak terlalu ekstrem.
877 "Apa tujuan Anda sebenarnya?".'" Slattery menyela dengan keras.
Roxburgh melihat catatan, lalu berkata, "Yang Mulia, kami mencoba
mendiskreditkan saksi ini."
"Saya tahu. Tapi itu takkan ada hasilnya, Mr. Roxburgh. Sidang ini tahu
bahwa saksi sudah memberikan kesaksian dalam banyak sidang di seluruh
penjuru negeri. Apa maksudnya?"
"Kami mencoba menunjukkan bahwa dia bersedia memberikan opini yang
aneh bila uangnya tepat."
"Pengacara melakukan hal itu setiap liari, Mi. Roxburgh."
Terdengar suara tawa sangat pelan di antara penonton, tapi sangat
terkendali. "Saya tak ingin mendengarnya," Slattery membentak. "Sekarang teruskan."
Roxburgh seharusnya duduk, tapi terlalu sayang melewatkan kesempatan
itu. Ia pindah ke ladang ranjau berikutnya dan mulai menanyakan pemeriksaan
Swinn terhadap Sam. Ia tak mencapai apa pun, Swinn menangkis setiap
pertanyaan dengan jawaban lancar yang makin menguatkan kesaksiannya
dalam pemeriksaan langsung. Ia banyak mengulangi uraian menyedihkan
www.ac-zzz.tk tentang keadaan Sam Cayhall. Roxburgh tidak mendapatkan angka sama sekali,
dan setelah terpukul habis, akhirnya kembali ke tempat duduknya. Swinn
dipersilakan meninggalkan tempat saksi. Saksi selanjutnya, saksi terakhir bagi
pihak yang pengajukan petisi, merupakan kejutan, meskipun Slattery sudah menyetujuinya. Adam memanggil yix. E. Gamer Goodman ke tempat saksi.
Goodman disumpah, lalu duduk. Adam bertanya mengenai representasi biro
hukumnya bagi Sam Cayhall, dan secara ringkas Goodman menguraikan
sejarahnya untuk dicatat. Slaterry sudah tahu sebagian besar dari hal itu.
Goodman tersenyum ketika teringat usaha Sam untuk memecat Kravitz &Bane.
"Apakah Kravitz & Bane mewakili Mr. Cayhall
saat ini?" tanya Adam. "Benar."
"Dan saat ini Anda berada di Jackson untuk
menangani kasus ini?" "Benar."
"Menurut pendapat Anda, Mr. Goodman, apakah Anda percaya Sam Cayhall
sudah menceritakan segalanya tentang pengeboman Kramer kepada pengacaranya?" "Tidak."
Rollie Wedge menegak sedikit dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Bisakah Anda jelaskan?" "Tentu. Selama ini ada bukti tak langsung yang
menunjukkan ada orang lain bersama Sam Cayhall pada saat pengeboman
Kramer, dan pengeboman-pengeboman lain yang mendahuluinya. Mr. Cayhall
selalu menolak bicara tentang hal ini dengan saya, pengacaranya, dan bahkan
sampai sekarang 879 tidak bersedia bekerja sama dengan pengacaranya Sudah jelas bahwa pada
titik ini, sangatlah penting dia mengungkapkan segalanya kepada pengacaranya.
Dia tak mampu melakukannya. Ada beberapa fakta yang harus kami
ketahui, namun dia tak mau menceritakannya."
Wedge gelisah dan sekaligus lega. Sam bersikeras, tapi pengacaranya
mencoba segala cara. www.ac-zzz.tk Adam mengajukan beberapa pertanyaan lain, lalu duduk. Roxburgh cuma
mengajukan satu pertanyaan. "Kapan Anda terakhir bicara dengan Mr. Cayhall?"
Goodman sangsi dan memikirkan jawabannya. Terus terang ia tak bisa
mengingat secara tepat, kapan hal itu terjadi. "Saya tidak pasti. Sudah dua
atau tiga tahun." "Dua atau tiga tahun" Dan Anda pengacaranya?"
"Saya salah satu pengacaranya. Mr. Hall sekarang pengacara utama dalam
kasus ini, dan dia sudah menghabiskan waktu yang tak terhitung banyaknya
bersama klien dalam bulan terakhir ini."
Roxburgh duduk, dan Goodman kembali ke tempat duduknya di belakang
meja. "Kami tak punya saksi lain, Yang Mulia," kata Adam.
"Panggil saksi pertama Anda, Mr. Roxburgh," kata Slattery.
"Negara memanggil Kolonel George Nugent," Roxburgh mengumumkan.
Nugent ditemukan ber-ada di gang, dan dikawal ke tempat saksi. Kemeja
dan celana hijau zaitunnya bebas keratan, sepatu
bisnya mengilat, la menyatakan siapa dirinya dan apa yang ia kerjakan
untuk dicatat. "Saya ada di
paichman satu jam yang lalu," katanya sambil melihat jam tangan. "Baru
saja terbang ke sini dengan helikopter milik negara."
"Kapan Anda terakhir melihat Sam Cayhall?" tanya Roxburgh.
"Dia dipindahkan ke Sel Observasi pukul sembilan pagi ini. Saat itu saya
bicara dengannya." "Apakah secara mental dia sadar, atau hanya meneteskan liur di sudut
seperti idiot?" Adam akan melompat dan mengajukan kebe-^ tatan, tapi
Goodman memegang lengannya.
"Dia sangat sadar," kata Nugent bersemangat. "Sangat cerdas. Dia bertanya
pada saya, mengapa i dia dipindahkan dari selnya ke sel lain. Dia menyadari
apa yang terjadi. Dia tak menyukainya, tapi Sam memang tak menyukai apa
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pun akhir-akhir ini." "Apakah Anda melihatnya kemarin?" "Ya."
www.ac-zzz.tk "Dan apakah dia bisa bicara, atau cuma berbaring tak berdaya?"
"Oh, dia cukup banyak bicara."
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Saya punya checWist tentang beberapa hal yang perlu saya bahas bersama
Sam. Dia sangat memusuhi bahkan mengancam saya dengan kekerasan fisik Dia
orang yang sangat kasar dengan lidah
tajam. Setelah dia tenang sedikit, kami bicara tentang santapan
terakhirnya, saksi-saksinya, apa yang harus dilakukan dengan barang-barang
pribadinya, Beberapa hal seperti itu. Kami bicara tentang efc sekusi tersebut."
"Apakah dia sadar dirinya akan dieksekusi?"
Nugent meledak tertawa. "Pertanyaan macam apa itu?"
"Jawab saja," kata Slattery tanpa senyum.
"Tentu saja dia tahu. Dia tahu benar apa yang sedang terjadi. Dia tidak gila.
Dia berkata pada saya bahwa eksekusi itu takkan terjadi, sebab
pengacarapengacaranya akan membongkar artileri berat, begitulah istilahnya.
Mereka sudah merencanakan semua ini." Nugent mengibaskan kedua tangannya pada
seluruh ruang sidang. Roxburgh bertanya tentang pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan Sam,
dan Nugent tak menyisakan perincian kecil sekalipun. Rasanya ia ingat setiap
patah kata yang diucapkan Sam dalam dua minggu terakhir ini, terutama
sarkasme menyengat dan sindiran tajam.
Adam tahu semua itu benar. Ia cepat-cepat mendekat pada Garner
Goodman, dan mereka memutuskan membatalkan pemeriksaan silang. Tak
banyak yang bisa didapatkan.
Nugent berjalan tegap di gang dan keluar dari ruang sidang. Laki-laki itu
punya misi. Ia dibutuhkan di Parchman.
Saksi kedua dari pihak negara adalah Dr. N
Stegall, psikiater pada Department of Corrections. la berjalan ke tempat
saksi, sementara Roxburgh
berunding dengan Morris Henry.
"Harap beritahukan nama Anda untuk dicatat," kata Slattery.
www.ac-zzz.tk "Dr. N. Stegall."
"Ann?" tanya Hakim.
"Bukan. N. Itu singkatan."
Slattery menatapnya, lalu memandang Roxburgh yang mengangkat pundak,
seolah-olah tak tahu apa yang hams diucapkan.
Hakim bergeser lebih dekat ke tepi mejanya dan memandang ke tempat
saksi di bawah. "Dengar, Dokter, saya tidak meminta singkatan nama Anda,
saya minta nama Anda. Sekarang, tolong Anda sebutkan untuk dicatat, dan
kerjakanlah dengan cepak9
Ia mengalihkan tatapan dari Hakim, berdeham melonggarkan tenggorokan,
dan dengan enggan berkata, "Neldeen."
Tak heran, pikir Adam. Mengapa dia tidak * mengubahnya dengan nama lain
saja" Roxburgh memanfaatkan saat tersebut dan dengan cepat mengajukan
sejumlah pertanyaan tentang kualifikasi dan pendidikannya. Slattery sudah
memutuskan bisa memberikan kesaksian.
"Sekarang, Dr. Stegall," Roxburgh mulai, hati-hati menghindari panggilan
Neldeen, "kapan Anda bertemu dengan Sam Cayhall"?
883 Stegall menatap kertas di tangannya. "Kamis tanggal 26 Juli."
"Dan maksud kunjungan ini?"
"Sebagai bagian dari tugas saya, secara rutin saya mengunjungi narapidana
penghuni death row, \ terutama yang akan segera menghadapi eksekusi, Saya
memberikan konseling dan pengobatan, bila mereka memintanya."
"Harap jelaskan kondisi mental Mr. Cayhall."
"Sangat waspada, sangat cerdas, sangat tajam lidahnya, nyaris kasar.
Bahkan dia sebenarnya cukup kasar pada saya, dan dia minta saya agar tidak
kembali." "Apakah dia bicara tentang eksekusinya?"
"Ya. Dia bahkan tahu cuma punya waktu tiga belas han lagi. dan menuduh
saya mencoba memberinya obat, sehingga dia tidak menimbulkan kesulitan bila
www.ac-zzz.tk saatnya tiba. Dia juga mengungkapkan keprihatinan atas narapidana lain,
Randy Dupree, yang menurutnya kondisi mentalnya memburuk, Dia sangat
prihatin dengan Mr. Dupree, dan mempersalahkan saya karena tidak
memeriksanya." "Menurut pendapat Anda, apakah dia menderita suatu bentuk penurunan
kapasitas mental?" "Sama sekali tidak. Pikirannya sangat tajam."
Tidak ada pertanyaan lain," kata Roxburgh, lalu duduk.
Igfc Adam berjalan ke podium dengan mantap. "Ce-makanlah pada kami, Dr.
Stegall, bagaimana kedaan Randy Dupree?" ia bertanya dengan volume
penuh. "Saya... uh... saya belum punya kesempatan untuk menemuinya."
"Sam menceritakan tentang dia sebelas hari yang lalu, dan Anda sama sekali
tak peduli untuk menengoknya?" "Selama ini saya sibuk." "Berapa lama Anda sudah memegang
jabatan sekarang?" "Empat tahun."
"Dan selama empat tahun ini, berapa kali Anda
bicara dengan Sam Cayhall?" "Satu kali."
"Anda tidak begitu peduli dengan para narapidana di death row, bukan, Dr.
Stegall?" "Tentu saja saya peduli." "Ada berapa orangkah di death row sekarang
ini?" "V/ell... uh... saya tidak pasti. Sekitar empat puluh, saya rasa."
"Berapa orang yang sudah pernah Anda ajak bicara" Beri kami beberapa
nama." Apakah itu ketakutan, kegusaran, atau ketidaktahuan, tak seorang pun bisa
mengatakannya. Tapi Neldeen diam membeku, la meringis dan menggoyangkan
kepala ke satu sisi, jelas berusaha mencabut satu nama dari udara, dan jelas
tak mampu melakukannya. Adam membiarkannya tergantung
Hie. www.ac-zzz.tk sejenak. Ulu berkata. "Terima kasih, Dr. Stegajj la berbaJik dan berjalan
pelan-pelan ke kursinya "Panggil saksi Anda selanjutnya" Slattery menatahkan "Negara memanggil
Sersan Clyde Packer." Packer dijemput dan gang dan dikawal ke b*, gun depan
ruang sidang. Ia masih terseragam tapi pistolnya sudah ditanggalkan Ia
bersumpal) untuk mengatakan yang sebenarnya, dan duduk di tempat saksi.
Adam tidak terkejut dengan kesaksian Packer. Ia laki-laki jujur yang sekadar
menceritakan apa yang dilihatnya. Ia sudah sembilan setengah tahun mengenal
Sam. dan keadaannya sekarang sama dengan saat ia pertama tiba. Ia mengetik
surat dan dokumen hukum sepanjang hari. membaca banyak buku, terutama
buku-buku hukum, la mengetik permohonan peninjauan ulang untuk rekanrekannya di
The Row, dan ia mengetik surat kepada istri dan pacar untuk
beberapa orang yang tak bisa membaca, fa terus-menerus merokok, sebab ingin
mati dengan sendirinya sebelum negara melakukannya Ia meminjamkan uang
kepada teman-teman. Menurut pendapnt Packer yang sederhana. Sam secara
mental waras seperti halnya sembilan setengah tahun yang lalu Dan pikirannya
sangat Slattery membungkuk lebih dekat ke ujung meja Hakim ketika Packer
menceritakan permainan checker Sam melawan f/ensbaw dan Gullit
f I -Apakah dia menang?" Hakim menyela I
"Hampir selalu. T. . ..
Mungkin titik balik sidang itu terjadi ketika I packer bercerita tentang
keinginan Sam melihat I matahari terbit sebelum ajal. Itu terjadi minggu lalu,
ketika suatu pagi Packer sedang bertugas jaga. Sam diam-diam mengajukan
permohonan itu. Ia tahu akan mati. katanya ia siap pergi, dan ingin keluar
pagipagi ke halaman bermain di ujung timur dan menyaksikan matahari terbit.
Jadi, Packer mengurusnya, dan Sabtu kemarin Sam menghabiskan satu jam
menghirup kopi dan menunggu matahari terbit. Sesudahnya ia sangat berterima
kasih. Adam tak punya pertanyaan untuk Packer. Ia dipersilakan berlalu dan
meninggalkan ruang sidang.
www.ac-zzz.tk Roxburgh mengumumkan saksi berikutnya adalah Ralph Griffin, pendeta
penjara. Griffin dikawal ke tempat saksi dan memandang sekeliling mang
sidang dengan perasaan tak enak. Ia menyebutkan nama dan pekerjaannya, lalu
memandang cemas pada Roxburgh.
"Apakah Anda kenal Sam Cayhall?" tanya Roxburgh
"Ya." ^ "Apakah Anda memberikan konseling kepadanya akhir-akhir ini?"
"Ya." "Kapan Anda terakhir melihatnya?" "Kemarin. Minggu."
887 "Dan bagaimana Anda menjelaskan kead mentalnya?" ^
"Saya tak bisa menjelaskannya." "Maaf?"
"Saya katakan saya tak bisa menjelaskan koncfiSj mentalnya."
"Mengapa tidak?"
"Sebab saat ini saya pendetanya, dan apa pun yang dia katakan atau
kerjakan di depan saya sepenuhnya rahasia. Saya tak bisa memberikan
kesaksian yang memberatkan Mr. Cayhall."
Roxburgh terenyak sejenak, mencoba memutuskan apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Jelaslah ia ataupun bawahannya yang pandai tak pernah
memikirkan situasi ini. Barangkali mereka berasumsi bahwa karena bekerja
untuk negara, pendeta ini akan bekerja sama dengan mereka. Griffin bersiaga
menunggu serangan dari Roxburgh.
Slattery menyelesaikan persoalan dengan cepat. "Pendapat yang sangat
bagus. Mr. Roxburgh. Saksi ini tidak seharusnya berada di sini. Siapa
berikutnya?" Tidak ada saksi lain." kata sang Jaksa Agung, terburu-buru ingin
meninggalkan podium dan kembali ke tempat duduknya.
Hakim menulis sejumlah catatan panjang, lalu memandang ruang sidang
yang penuh sesak. "Saya akan membawa urusan ini untuk dipertimbangkan, dan
saya akan memberikan keputusan, mungkin besok pagi-pagi Begitu keputusan
siap, kita akar www.ac-zzz.tk memberitahu para pengacara. Anda tak perlu tinggal di sini. Kami akan
menelepon Anda. Sidang C dibubarkan." Semua orang berdiri dan bergegas ke pintu belakang. Adam mengejar
Pendeta Ralph Griffin dan
mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu kembali ke meja tempat
Goodman, Hez Kerry, Profesor Glass, dan para mahasiswa sedang menunggu.
Mereka berkerumun dan berbisik sampai orang banyak menghilang, lalu
meninggalkan mang sidang itu. Seseorang bicara tentang makanan dan
minuman. Saat itu hampir pukul 21.00.
Para reporter sedang menunggu di luar pintu ruang sidang. Adam
melontarkan no comment so-j pan dan terus berjalan. Rollie Wedge menyelinap
di belakang Adam dan Goodman sewaktu mereka beringsut melintasi gang yang
penuh sesak, la menghilang saat mereka meninggalkan gedung.
Dua kelompok kamera sudah siap di luar. Di tangga depan, Roxburgh sedang
melayani sekelompok wartawan, dan tak jauh dari trotoar, Gubernur sedang
memberikan komentar. Ketika Adam berjalan melewatinya, ia mendengar
McAllister mengatakan pemberian pengampunan sedang dipertimbangkan,
dan'malam ini akan menjadi malam panjang. Esok akan lebih berat lagi. Apakah
ia Stan menghadiri eksekusi" tanya seseorang. Adam tak dapat mendengar
jawabannya. Mereka bertemu di Hal and Mai's, sebuah restoran
dan tempat minum populer di pusat kota
H, mendapatkan meja besar di sudut dekat f>a .e*
depan dan memesan bir. Sekelompok band y bermain di belakang. Ruang
makan dan bar ngn J sesak. *
ior kami. Salah satu orangku beralih ke praktek
www.ac-zzz.tk Adam duduk di sudut, di samping Hez, ^ untuk pertama kalinya bersantai
setelah berj^ jam. Bir masuk dengan cepat ke perutnya ^ menenangkannya.
Mereka memesan kacang merjj, dan nasi. dan berbincang-bincang tentang
sidang tadi. Hez mengatakan ia tampil luar biasa, fjan para mahasiswa itu
penuh dengan pujian. Suasana. nya optimis. Adam mengucapkan terima kasih
atas bantuan mereka. Goodman dan Glass berada di ujung meja itu, tenggelam
dalam percakapan ten tang kasus hukuman mati lain. Waktu berlalu perlahanlahan,
dan Adam menyerbu santap malamnya begitu disajikan.
"Sekarang mungkin bukan saat yang lepat untuk mengemukakan urusan ini,"
Hez berbisik, h tik ingin siapa pun mendengarnya, kecuali Adam. Band itu
makin keras lagi sekarang.
"Kurasa kau akan kembali ke Chicago begitu urusan ini selesai," katanya
sambil melirik Goodman, untuk memastikan ia masih terlibat percakapan
dengan G las s "Kurasa begitu," kata Adam, tidak begitu yakin, la tak punya banyak waktu
untuk memikirkan apa pun setelah besok. "Nah, asal kau tahu saja, ada
lowongan di kanBtaTdan kami mencari pengacara bara. Tak ada Wgas lain kecuali
menangani kasus hukuman mati,
jrau tahu." "Kau benar," kata Adam pelan. "Sekarang saat
yang buruk untuk mengemukakannya"
"Pekerjaannya berat, namun memuaskan. Juga meremukkan hati. Dan
perlu." Hez mengunyah
sepotong sosis dan mengguyurnya dengan bir. "Uangnya sedikit, dibanding
dengan apa yang kauterima dari biro hukum sekarang. Anggaran belan-f ja ketat,
jam kerja panjang, banyak klien." "Berapa?"
"Aku bisa mulai memberimu 30.000." "Saat ini aku mendapat. 62.000. Dan
lebih banyak lagi akan menyusul."
www.ac-zzz.tk Aku pernah mengalaminya. Aku mendapat 70.000 di sebuah biro hukum
besar di D.C., sara-! pai aku berhenti dan datang ke sini. Aku dipersiapkan
untuk jadi partner, tapi mudah saja untuk berhenti. Uang bukan segalanya."
"Kau menikmati ini?"
"Lama-kelairjaan... ya. Perlu keyakinan moral yang kuat untuk melawan
sistem seperti ini. Cobalah kaupert imbangkan."
Goodman sekarang memandang ke arah mereka. "Apa kau akan kembali ke
Parchman malam ini?" tanyanya keras. Adam sedang menghabiskan bir kedua.
Ia mgm ketiga, tapi tidak lebih. Keletihan mengendap
yang iJ>de, dengan cepat. "Tidat A
berdetak. Tak J SUdah ^esa"^ ^da dalam taW *
^nu"C ^ menghaL m?h0n a^ Tuh^l^ sertai C^n' ^'^Wya
la ponya waJctu 24 iam e,fJcJcan- EMPAT PULUH TUJUH Nugent menunggu sampai pukul 07.30 tepat untuk menutup pintu dan
memulai rapat. Ia berjalan ke depan ruangan, dan memeriksa pasukannya. "Aku
baru saja meninggalkan MSU," katanya muram. "Narapidana itu jaga dan
waspada, sama sekali bukan mayat hidup seperti yang kita baca di koran pagi
ini." Ia berhenti dan tersenyum, mengharapkan setiap orang menikmati
humornya. Lelucon itu lewat tajk tertangkap.
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dia bahkan sudah sarapan, dan mengomel meminta waktu rekreasi. Jadi
setidaknya ada sesuatu yang normal di sini. Sekarang belum ada kabar dari
pengadilan federal di iBckson, jadi mm m berjalan sesuai jadwal kecuali kita
mendengar kabar sebaliknya. "Benar, Mr..M^"J meja di bagian Lucas sedang
duduk feabar dan mencoba depan ruangan, mefflbaC^ei. "Benar."
tak menghiraukan sang* ^ diperhatikan. "Sekarang, ada duai? ^ menUgaskan Ser-Pertama adalah pers- Sa/
www.ac-zzz.tk san Moreland di sini untuk menangani bang$? 1 bangsat ini. Kita akan
pindahkan mereka ke Balai Pengunjung tepat di dalam gerbang depan, dan
berusaha menahan mereka di sana. Kita akan ka. ' rung mereka dengan
penjaga, dan tantang mereka untuk berkeliaran. Pukul empat sore ini, saya
akan mengundi reporter mana yang bisa menyaksikan eksekusi. Menurut
hitungan kemarin, ada seratus nama lebih dalam daftar permintaan. Mereka
mendapat lima tempat duduk.
"Masalah kedua adalah apa yang terjadi di luar gerbang. Gubernur sudah
setuju menugaskan tiga lusin tentara untuk hari ini dan besok, dan mereka
akan sampai ke sini tak lama lagi. Kita harus menjaga jarak dari orang-orang
gila itu, terutama para skinhead, bajingan-bajingan itu sinting, tapi kita juga
harus menjaga ketertiban. Kemarin terjadi dua perkelahian, dan urusan bisa
memburuk cepat seandainya kita tidak mengawasi. Bila eksekusi berlangsung,
mungkin akan ada saat-saat tegang. Ada pertanyaan?"
Tak ada satu pertanyaan pun.
"Baiklah. Saya harap setiap orang bertindak profesional hari ini, dan
laksanakanlah memberikan tugas hormat ini dengan cepat, sikap dan bertanggung jawab. dengan bangga Bubar." mengawasi Ia mereka meninggalkan ruangan. Sam duduk di bangku dengan papan checker di depannya, dan dengan sabar
menunggu J.B. Gullil masuk ke halaman rekreasi, la meneguk sisa kopi dingin dalam cangkir.
Gullit melangkah melewati pintu, dan berhenti sementara borgol dilepaskan. Ia menggosok per-gelangan tangan, melindungi mata dari matahari,
dan memandang temannya duduk seorang diri. Ia berjalan ke bangku dan
mengambil posisi di seberang papan. Sam tak pernah mengangkat muka. "Ada
kabar baik, Sam?" Gullit bertanya cemas. "Katakan padaku itu takkan terjadi."
"Jalanlah saja," kata Sam, menatap biji checker. "Itu tak bisa terjadi, Sam," ia
merengek. "Sekarang giliranmu jalan dulu. Jalanlah." Gullit perlahan-lahan
menurunkan pandangan mata ke papan checker.
www.ac-zzz.tk Teori yang beredar pagi itu mengatakan makin lama Slattery duduk di atas
petisi tersebut, makin besar kemungkinan pemberian penangguhan hukuman.
Namun ini merupakan kebijaksanaan konvensional dari mereka yang berdoa
memohon penangguhan. Tak ada kabar apa pun pada pukul 09.00, tak ada apa
pun pada pukul 09.30. Adam menunggu di kantor Hez Kerry, yang sudah dijadikan pusat operasi
selama 24 jam terakhir. Goodman ada di bagian lain kota itu. memimpin
serangan tak kenal ampun ke totfroe Gubernur, tugas yang kelihatannya sangat
dinikmatinya. John Bryan Glass parkir di luar kantor Slattery.
Apabila Slattery menolak penangguhan, mer^ akan langsung mengajukan
banding ke Pengadil^ Fifth Circuit. Naskah banding itu selesai puy 09.00,
berjaga-jaga kalau diperlukan. Kerry ju?4 sudah menyiapkan sebuah petisi
meminta peninjauan oleh Mahkamah Agung AS, bila Fifth Circuit menolak
mereka. Berkas-berkas itu menunggu, Segalanya menunggu.
Untuk menyibukkan pikiran, Adam menelepon setiap orang yang bisa
diingatnya. Ia menelepon Carmen di Berkeley. Ia sedang tidur dan baik-baik
saja. Ia menelepon kondominium Lee, dan - tentu saja - tak ada jawaban. Ia
menelepon kantor Phelps dan bicara dengan seorang sekretaris. Ia menelepon
Darlene untuk memberitahu bahwa ia tidak tahu kapan akan kembali. Ia
menelepon nomor pribadi McAllister, tapi terantuk pada sinyal sibuk.
Barangkali Goodman juga menjejalinya dengan telepon.
Ia menelepon Sam dan bicara tentang sidang kemarin malam, dengan
tekanan khusus pada Pendeta Ralph Griffin. Packer juga memberikan
kesaksian, ia menjelaskan, dan hanya mengatakan hal yang sebenarnya.
Nugent, seperti biasa, adalah seorang bangsat. Ia mengatakan pada Sam bahwa
ia akan ke sana sore hari. Sam memintanya bergegas. Pukul 11.00, nama
Slattery dikutuk dan diumpat
dengan kegusaran yang memang pada tempatnya.
Adam sudah cukup tinggal di sana. Ia menelepon
Goodman dan mengatakan akan pergi ke
Parchman. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada
www.ac-zzz.tk "ez Kerry, dan sekali lagi mengucapkan tenma
kasih. . "*2Sj Kemudian ia memacu mobilnya, keluar dan Jackson, menuju ke utara di
Highway 49. Parchman akan dicapai dalam dua jam bila ia mengemudi dalam
batas kecepatan. Ia menemukan stasiun radio yang menjanjikan berita terbaru
dua kali tiap jam, dan mendengarkan diskusi berkepanjangan tentang perjudian
kasino di Mississippi. Tak ada apa pun yang baru tentang eksekusi Cayhall pada
siaran berita pukul 11.30.
Ia mengemudi dengan kecepatan delapan puluh sampai sembilan puluh mil
per jam, melewati garis kuning dan tikungan dan jembatan. Ia melaju melewati
zona-zona berbatas kecepatan di kota-kota dan desa-desa kecil. Ia tak tahu
pasti apa yang menariknya ke Parchman dengan kecepatan seperti itu. Tak
banyak yang bisa ia kerjakan begitu sampai di sana. Manuver-manuver hukum
sudah ditinggalkan di Jackson. Ia akan duduk bersama Sam dan menghitung
jam. Atau mungkin mereka akan merayakan hadiah luar biasa dari pengadilan
federal. la mampit di sebuah toko di tepi jalan dekat kota kecil Flora untuk membeli
bensin dan sari buah dan ketika mengemudi meninggalkan pompa bensin ia
mendengar berita itu. Ta& shew yang membosankan dan tak.putus-putusnya
sekarang dipenuhi ketegangan ketika ia mendengarkan uraian
tentang kasus Cayhall. Hakim Pengadilan Dis^ Amerika Serikat F. Flynn
Slattery bani saja me nolak petisi terakhir Cayhall, klaimnya yang me. nyatakan
inkompetensi mental. Urusan itu akan diajukan ke Pengadilan Fifth Circuit
dalam satu jam. Sam Cayhall baru saja mengambil satu Jangkah raksasa
menuju kamar gas Mississippi, demikian kata pembawa berita dengan dramatis.
Bukannya menginjak pedal gas, Adam malah mengurangi kecepatan dan
meneguk minuman. Ia mematikan radio, la membuka jendela membiarkan
udara hangat bersirkulasi, la mengumpat Slattery sampai bermil-mil, berbicara
sia-sia pada kaca depan dan mencaci dengan segala macam cacian kotor.
Sekarang sudah beberapa saat lewat tengah hari. Slattery, dengan segala
pertimbangan, seharusnya bisa memutuskan lima jam yang lalu. Sialan,
www.ac-zzz.tk seandainya punya nyali dia bisa mengambil keputusan tadi malam. Mereka
tentu sudah bisa berada di depan Pengadilan Fifth Circuit, h mengumpat Breck
Jefferson juga dengan cukup hebat.
Sam sudah mengatakan padanya sejak awal bahwa Mississippi menginginkan
eksekusi. Negara bagian ini sudah ketinggalan di belakang Louisiana, Texas, dan
Florida, bahkan Alabama, Georgia, dan Virginia membunuh dalam jumlah lebih
besar dan patut dicemburui. Suatu tindakan harus diambil. Pengajuan banding
itu tak berujung-pangkal. Para penjahat itu dimanja. Kejahatan merajalela.
Sudah saatnya mengeksekusi seseorang dan menunjukkan
kepada seluruh negeri bahwa negara bagian ini
serius dengan hukum dan ketertiban. Adam akhirnya mempercayainya.
Sesudah beberapa lama ia menghentikan sumpah serapah itu. Ia menghabiskan
minuman dan melemparkan botol dari mobil ke dalam selokan, terang-terangan
melanggar undang-undang Missis-, sippi tentang pembuangan sampah secara
semba-rangan. Sulit mengungkapkan pendapatnya sekarang tentang Mississippi
dan hukumnya. Ia bisa membayangkan Sam duduk dalam selnya, menyaksikan televisi,
mendengarkan berita. Hati Adam sakit mengingat orang tua itu. Sebagai pengacara ia telah gagal.
Kliennya akan mati di tangan pemerintah, dan tak ada apa pun yang bisa ia
kerjakan. Kabar itu menggegerkan pasukan wartawan dan juru kamera yang sekarang
merayap-rayap di sekitar Balai Pengunjung yang sempit tepat di dalam gerbang
depan. Mereka berkumpul di seputar televisi portabel dan menyaksikan siaran
stasiun mereka di Jackson dan Mississippi. Sedikitnya ada empat potong
tayangan langsung dari Parchman sementara wartawan lain yang tak terhitung
jumlahnya mondar-mandir di daerah itu. Wilayah mereka yang sempit dibatasi
dengan tali dan barikade, serta diawasi ketat oleh pasukan Nugent. Keributan
meningkat hebat di sepanjang jalan ketika kabar tersebut menyebar. Orang
-orang www.ac-zzz.tk Klan, sekarang berkekuatan seratus orang, mulai berseru-seru keras ke arah
gedung administrasi. Para skinhead. Nazi, dan Arya melontarkan cacian kepada
siapa pun yang mendengarkan. Para biarawati dan pemrotes tenang lainnya
duduk di bawah payung dan mencoba mengabaikan tetangga mereka yang
gaduh. Sam mendengarkan berita itu ketika ia sedang memegang* semangkuk
turnip green, makanan terakhir sebelum santapan penghabisan. Ia menatap
televisi, menyaksikan adegan-adegan beralih dari Jackson ke Pare h man dan
kembali lagi. Seorang pengacara muda berkulit hitam yang belum pernah
didengarnya bicara dengan seorang reporter dan menjelaskan apa yang akan
dilakukannya bersama tim pembela Cayhall selanjutnya.
Temannya Buster Moac pernah mengeluh tentang banyaknya pengacara yang
terlibat dalam kasusnya pada hari-hari terakhir sampai ia tak bisa lagi
mengingat siapa yang ada di pihaknya dan siapa yang mencoba membunuhnya.
Namun Sara yakin Adam dalam kendali.
Ia menghabiskan turnip green itu, dan meletakkan mangkuknya di atas
nampan di kaki ranjang. Ia berjalan ke jeruji dan mengejek ke wajah kosong
penjaga yang mengawasinya dari balik pintu tier. Gang itu sunyi. Televisi di
tiap sel menyala, semuanya disetel kecil dan ditonton dengan minat yang tak
lazim. Tak ada satu suara pun bisa terdengar, dan keadaan itu sendiri luar
biasa langka. la melepaskan pakaian terusan merahnya untuk
"ang terakhir kali, menggulungnya, dan melemparkannya ke pojok, la
menendang sepatu mandi karet itu ke bawah ranjang dan takkan pernah
melihatnya lagi. Dengan hati-hati ia meletakkan pakaian barunya di atas
ranjang, mengaturnya sedemikian rupa, lalu perlahan-lahan membuka kancing
kemeja lengan pendek itu dan mengenakannya. Kemeja itu cocok, la
memasukkan kaki ke dalam celana khaki yang tersetrika kaku, menarik
ritsleting, dan mengancingkan "pinggangnya. Celana itu dua inci terlalu
panjang, maka ia duduk di ranjang dan melipat ujungnya dengan rapi. Kaus
www.ac-zzz.tk kaki katun itu tebal dan nyaman. Sepatunya sedikit terlalu besar tapi cukup
pas. Perasaan memakai pakaian benar-benar
membawa kembali memori menyakitkan akan dunia bebas. Ini adalah celana yang ia pakai selama empat
puluh tahun, sampai dirinya dipenjarakan. Ia dulu membelinya di toko tua di
alun-alun Clanton, selalu menyimpan empat atau lima celana di laci terbawah
lemari pakaiannya yang besar. Istrinya menyetrika tanpa kanji, dan sesudah
dicuci setengah lusin kali celana itu terasa seperti piama tua. la memakainya
untuk bekerja dan ke kota. Ia memakainya dalam perjalanan memancing
bersama Eddie, dan ia memakainya di teras sambil meng-II.. ifecil. Ia
memakainya pertemuanp ke coffee ^-ayunkan 1***^ Klan. Ya, ia bah-shop dan ymg kan memakainya pa"8"
kan nasib ke Greenville .untuk mengebom kantor Yahudi radikal tersebut.
Ia duduk di atas ranjang dan menjepit lipatan tajam di bawah lutut. Sudah
sembilan tdmn enam bu/an sejak terakhir ia memakai celana ini. Rasanya
cocok, cuma sekarang ia harus memakainya untuk ke kamar gas.
? Celana itu akan dipotong dari tubuhnya, dimasukkan ke dalam tas, dan
dibakar. Adam lebih dulu mampir ke kantor Lucas Mann. Louise di gerbang depan
memberinya sehelai catatan yang mengatakan itu urusan penting. Mann
menutup pintu di belakangnya dan menawarkan tempat duduk. Adam menolak.
Ia ingin buru-buru menemui 5am.
"Pengadilan Fifth Circuit menerima pengajuan banding itu tiga puluh menit
yang lalu," kata Mann. "Kupikir kau mungkin ingin memakai teleponku untuk
menghubungi Jackson."
'Terima kasih. Tapi aku akan pakai telepon di The Row."
"Baiklah. Aku bicara dengan kantor Jaksa Agung tiap setengah jam, jadi
kalau dengar se-suatu aku akan meneleponmu." "Terima kasih." Adam bergerakgerak
resah. "Apakah Sam ingin santapan terakhir"' "Akan kutanyakan sebentar
lagi." "Baiklah. Teleponlah aku, atau beritahu saja Packer. Bagaimana dengan
saksi?" www.ac-zzz.tk "Sam tak menginginkan adanya saksi.* | 'gagairnana denganmu?" Tidak. Dia
takkan mengizinkannya. Kita sudah ^nyepakatinya sejak lama."
Baiklah. Aku tak bisa memikirkan hai lain lagi. ^Itu punya fox dan telepon,
dan segalanya sedikit lebih tenang di sini. Silakan saja kalau kau mau memakai
kantorku." "Terima kasih," kata Adam, melangkah keluar dari kantor. Ia mengemudi
perlahan-lahan ke The Row dan parkir untuk terakhir kalinya di halaman tanah
di samping pagar. Ia berjalan perlahan-lahan ke menara jaga dan memasukkan
kuncinya ke dalam ember. Empat minggu yang lalu ia berdiri di sana dan menyaksikan ember merah itu
turun untuk pertama kafinya, dan ia berpikir betapa sederhana tapi efektifnya
sistem kecil ini. Cuma empat minggu! Rasanya seperti sudah bertahun-tahun.
Ia menunggu gerbang ganda itu, dan menemui Tiny di anak tangga.
Sam sudah berada di kantor depan, duduk di tepi meja, mengagumi
sepatunya. "Aku baru saja memeriksa pakaian baru ini," katanya bangga ke-tika
Adam masuk. Adam melangkah mendekat dan niemeriksa pakaian tersebut dari sepatu
Kamar Gas The Chamber Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sampai kemeja.^ Saur bersinar-sinar. Wajahnya tercukur bersin. 'Rapi. Sungguh
rapi." "Aku pesolek biasa, kan?"
"Kau kelihatan bagus, Sam, sungguh bagus. Apakah Donn/e membawakan ini
semua?" "Yeah. Dia membelinya di toko obral. Aku sebenarnya ingin memesan
pakaian dari desainer di New York, tapi peduli amat. Ini cuma eksekusi.
Kukatakan padamu aku takkan membiarkan mereka membunuhku dalam
pakaian terusan merah itu. Sudah beberapa saat yang lalu aku melepaskannya,
takkan pernah memakainya lagi.. Harus kuakui, Adam, rasanya menyenangkan."
"Kau sudah dengar perkembangan terakhir?" "Tentu. Semuanya ada dalam siaran
berita. Maaf tentang sidang itu."
"Petisi itu sekarang ada di Fifth Circuit, dan aku lebih lega. Aku suka dengan
peluang kita di sana."
www.ac-zzz.tk Sam tersenyum dan berpaling, seolah-olah bocah kecil ini sedang
menceritakan kebohongan yang tak berbahaya kepada kakeknya. "Siang tadi
ada seorang pengacara kulit hitam di televisi yang mengatakan dia bekerja
untukku. Apakah yang terjadi?"
"Itu mungkin Hez Kerry." Adam meletakkan kopernya di atas meja dan
duduk. "Apakah aku membayarnya juga?" "Yeah, Sam, kau membayarnya dengan
farip yang sama seperti kau membayarku."
"Sekadar ingin tahu. Dokter sinting itu, siapa namanya - Swinn" Dia pasti
bicara banyak tentang diriku."
"Sangat menyedihkan, Sam. Ketika dia selesai
-ikan kesaksian, seluruh ruang sidang bisa Vmu berkeliaran di selmu,
menggaruk-garuk * dan kencing & atas lantai." 1 Ih, aku akan dilepaskan dari
pendentaan." pn Sam terdengar kuat dan keras, nyaris meriang. Tak ada sedikit
pun tanda-tanda ketakut-0 "Dengar, aku ingin minta bantuan kecil dari-0,'
katanya sambil merogoh untuk mengambil situ amplop lain.
'Siapakah orangnya kali ini?" Sam menyerahkannya kepada Adam. "Aku ingin
jaii membawa ini ke jalan raya di pinggir gerbang depan, dan aku ingin kau
menemui pimpinan gembolan orang Klan di luar sana, dan aku ingin Kau
membacakan ini kepadanya. Coba kumpulkan lamera untuk merekamnya, sebab
aku ingin masyarakat tahu apa bunyi surat itu." Sam memegangnya dengan
curiga. "Apakah buinya?"
"Ringkas dan to the point. Aku minta mereka semua pulang. Membiarkanku
sendiri, sehingga aku mati dengan damai. Aku tak pernah dengar tentang
kelompok-kelompok itu, dan mereka mendapatkan banyak perhatian dari
kematianku." Kau tak bisa membuat mereka menyingkir, kau tahu."
"Aku tahu. Dan aku tak berharap mereka akan i. Tapi televisi membuatnya
seolah-olah mt-reka ini teman-teman dan sahabat-sahabatku. Ata
kenal seorang pun di luar sana."
Aim tidak yakin kalau ini gagasan ya"
* Acara Adam, berpikir dengan ba'k
www.ac-zzz.tk sekarang i keras. "Mengapa tidak"
"Sebab saat kita bicara sekarang, kita seda mengatakan kepada Fifth Circuit bahwa pada J
samya kau adalah tanaman, tak mampu menyuSni) pemikiran seperti ini."
Sam sekonyong-konyong gusar. "Kalian neng. acara," katanya mencemooh.
"Apakah kau tak per. nah menyerah" Urusan ini sudah selesai, Adam berhentilah
bermain." "Belum."
"Dari pihakku, urusan ini sudah selesai. Sekarang, bawa/ah surat itu dan
kerjakan seperti yang kukatakan." \flm
"Sekarang juga?" Adam bertanya, melihat jam tangan. Saat itu pukul 13.30.
"Ya! Sekarang juga. Aku akan menunggu di sini."
Adam parkir di samping gardu jaga di gerbang depan, dan menjelaskan
kepada Louise apa yang akan ia lakukan. Ia cemas. Louise mengerling curiga
pada amplop putih di tangannya, dan berseru kepada dua penjaga terseragam
agar mengantarkan. Mereka mengawal Adam melewati gerbang depan dan
menghampiri daerah demonstrasi. Beberapa reporter yang sedang meliput para
pemrotes itu mengenali Adam, dan langsung mengerumuniu dan dua penjaga itu
berjalan cepat me-* - pagar depan, tak menghiraukan
pertanyaan
ja berjalan langsung ke payung biru dan putih flig menandai markas Klan,
dan saat ia berhenti, kelompok jubah putih sudah menunggunya. Pers
mengelilingi Adam, penjaganya, dan orang-orang flan tersebut. "Siapakah
pimpinan di sini?" Adam deltanya sambil menahan napas. "Siapa yang ingin
tahu?" tanya seorang laki-laki muda bertubuh besar dengan jenggot hitam dan
pipi yang terbakar matahari. Keringat menetes-netes dari alis ketika ia
melangkah ke depan. "Aku membawa pernyataan ini dari Sam Cay-tell," kata Adam keras, dan
lingkaran itu merapat. Kamera berbunyi "klik-klik". Para menyorongkan mikrofon dan recorder ke sekitar Adam. "Diam," seseor
reporter www.ac-zzz.tk ng berseru. "Mundur!" salah satu penjaga membentak. Sekelompok anggota
Klan yang tegang, semuanya dengan jubah yang seragam tapi kebanyakan tanpa
kerudung, berdesakan lebih rapat di depan Adam. Ia tak mengenali orang-orang
yang ia hadapi Jumat kemarin. Orang-orang ini tidak kelihatan terlalu ramah.
Kegaduhan berhenti di lapangan "mpf''u sementara kerumunan orang itu
mendesak lebih dekat untuk mendengarkan pengacara Sam.
Adam mencabut catatan itu dari amplop dat)
memegangnya dengan dua belah tangan. "Nama saya Adam Hal/, dan saya
pengacara Sam Cayhali, Ini adalah pernyataan dari Sam," ia mengulangi.
"Pernyataan ini tertanggal hari ini, dan ditujukan kepada semua anggota Ku KIiu
Klan, serta ke-fompofc-kelompofc lain yang berdemonstrasi untuknya di saat
hari ini. Saya kutip, 'Harap pergi. Kehadiran kaitan di sini tidak menyenangkanku. Kalian memakai eksekusiku sebagai alat untuk mengejar
kepentingan sendiri. Aku tak kenal satu pun di antara kalian, dan aku sama
sekali tak berminat Menemui kalian. Harap kalian segera pergi. Aku /ebih suka
mati tanpa pertunjukan kalian."
Adam melink wajah keras orang-orang klan itu. semua kepanasan dan
berkeringat "Alinea terakhir berbunyi sebagai berikut, saya kutip. 'Aku bukan
lagi anggota Ku K lux Klan. Aku melepaskan diri dan organisasi itu dan segala
yang diperjuangkannya. Aku akan /adi orang bebas hari ini seandainya aku tak
pernah mendengar rentang Ku KJui Klan.' Ditandatangani oleh Sam Cayhali."
Adam membaliknya dan menyodorkannya ke arah orang-orang Klan itu. yang
semuanya tak sanggup b/cara dan tercengang.
Laki-laki dengan jenggot hitam dan pipi terbakar rmuhan itu melompat
pada, Adam dan mencoba merebut surat itu. "Berikan padaku!" ia berseru, fapr
Adam menariknya. Penjaga di lebe/an Adam melangkah cepat ke depan dm
mens laki.Jaki itu." yang mendorong si penjaga ^")api balas mendorongnya, dm
selama be-detik yang menegangkan .pengawal Adam ',"l;,t dengan beberapa
orang Klan. Penjaga\0f www.ac-zzz.tk si pemimpin balas berlain selama ini mengawasi di dekat tempat dan dalam
beberapa detik sudah berada di ' ah pertarungan saling mendorong. Ketertiban dipulihkan dengan
cepat. Kerumunan orang itu mundur
Adam mengernyit pada orang-orang Klan tersebut. "Enyahlah!" teriak Adam.
"Kalian sudah dengar apa yang dia katakan! Dia malu dengan
jgtianf" "Enyahlah ke neraka!' teriak,
Dua penjaga tadi memegang Adam dan membawanya pergi sebelum ia
membakar mereka lagi. Mereka bergerak cepat ke arah gerbang depan,
menumbuk para reporter dan kru kamera yang
menghalangi jalan. Mereka praktis berlari melewati gerbang, melewati
sederet penjaga lain. melewati kerumunan reporter lain. dan akhirnya ke mobil
Adam. "Jangan kembali ke sini, jaga itu memohon padanya.
oke?" salah satu penKantor McAllister dikenal bocor lebih hebat daripada toilet
tua Menjelang sore, hari Selasa, gosip paling panas yang beredar di Jackson mengatakan
Gubernur secara serius mempertimbangkan pentberian pengampunan kepada Sam Ca itu
menyebar cepat dari gedung
kapitof G?siP para wartawan di luar tempat desas-des kepada kutip
wartawan-wartawan lain dan pen S 'tu d'-diulangi lagi, bukan hanya sebagai
gosip"*0" Serta bagai desas-desus kuat. Dalam satu jam ^ Se~ bocor, desasdesus
itu telah menanjak sa SeteIah tingkat hampir mendekati fakta. mpai ke
Mona Stark bicara dengan pers di rotunda menjanjikan pernyataan Gubernur
bebera ^ lagi. Beberapa pengadilan belum selesai** ^ ngani kasus tersebut,
jelasnya. Ya, GubernuT"' di bawah tekanan luar biasa. ada
EMPAT PULUH DELAPAN Pengadilan fifth ciRcuiTbutuh kurang dari empat jam untuk melemparkan'
banding gangplank terakhir ke Mahkamah Agung AS. Rapat pendek melalui
Dewi Jalang Gunung Tunggul 2 Raja Petir 07 Dara-dara Pengusung Mayat Penghuni Lembah Neraka 1