Pencarian

Cinta Cewek Pengintai 1

Cinta Cewek Pengintai Karya Rani Bagian 1


Cinta cewek pengintai R4n13 Bab 1 Sang Pengintai PAGI yg indah. Terlihat seorang gadis cantik berumur 15 tahun bernama Rara Putri
Darmawan. Ayahnya keturunan jawa-sunda, sementara bundanya sunda-manado. meski sedikit
tomboy, sisi femininnya tetap terlihat. Rambutnya panjang lurus & sering dikuncir kuda, kulitnya
putih, pipinya berlesung & matanya indah dgn bulu mata yg lentik. pokoknya manis bgt deh.
Dengan T-Shirt merah & celana pendek hitam, dia terlihat membawa tas berisi peneropong &
kamera digital dgn 5 kali zoom & 5.1 megapixel. Tak ketinggalan walkman & topi jaring. Sesekali
terlihat kepalanya bergoyang mengikuti irama musik yg mengalun dari walkmannya.
Di sebuah taman perumahan elite, rara menghentikan sepedanya dan menyandarkannya
pada sebuah pohon rindang. Taman itu asri dikelilingi pepohonan di sekitarnya.
Tampak dari kejauhan seorang cowok berumur 17 tahun sedang berolahraga
menggunakan skipping rope. Dia memakai jaket biru & training putih. Dari balik pohon, rara
terlihat mengeluarkan kamera foto & mengarahkan lensanya ke cowok itu. ya, udah 2 tahun rara
mengintainya. peralatannya dari yg sederhana sampai yg tercanggih. 'makin keren aja tuh
samudra hidup gue. Apalagi dgn jaket biru sekarang. i'm still secret admirer until now' rara terlihat
tersenyum. Cowok itu bernama samudra. Tepatnya Samudra One Sasongko. One menunjukan bahwa
dia adalah anak tunggal . Siswa SMA ini memang tampan. Tubuhnya tinggi dgn kulitnya yg putih.
Belum lg gaya rambutnya yg indies & muka blasteran Eropa Jawa, sehingga mirip bgt sama
Johnny Deep. Apalagi, pembawaannya jga tenang rara suka sama sam sejak SMP kelas 1. Sejak
rara melihat sdg main basket didepan rumahnya kebetulan, waktu itu rara baru saja pindah
ketempat tinggalnya yg sekarang. Disetiap kesempatan, rara selalu mencoba mengintai samudra.
memotret & kadang meneropongnya kebetulan rumah merekd berhadapan. Orang tua mereka
sebenarnya saling kenal. Ayah Sam adalah pengusaha kayu, sedangkan ibunya pengusaha
dibidang ritel. Seorang cewek hitam manis berpipi chubby serta berambut pendek dgn T-Shirt biru & celana
pendek putih mendekati rara yg sedang asik mengintai samudra. Cewek itu menyandarkan
sepedanya tepat disebelah sepeda rara. sambil mengendap-endap, diap mengambil ancangancang untuk mengagetkan rara.
"Duar rr!!!" rara terkejut. teropong yg dia pegang pun jatuh.
"apaan sih mil! bikin gue kaget aja?" kata rara sambil mengambil teropongnya.
"sahabat gue yg cantik ini masih aja jdi cewek pengintai."rara mendorong mila.
"diam d eh jangan resek." "ra, lo sadar gk sih kalo hal ini gk ada gunanya. mending kita kesana & dan kenalan sama
samudra. lagian diakan tetangga lo," ucap mila sambil menunjuk ke arah samudra.
"udah deh jgn mulai." mila membalik wajah rara. "lo tuh cantik ra, cocok sama dia kenapa sih
kesannya lo gk pede gitu?"
"ini bukan soal pede atau gk pede, gue emang gk berharap dia suka sama gue. gue seneng aja
kayak gini, mengintai sosok yg gue puja." ucap rara yg sok tahu sambil membidikan lensa
kameranya ke arah sam. "cieee, segitunya, terserah lo deh. ngomong-ngomong ada yg perlu gue bantu untuk pengintaian
hari ini?" ledek mika.
"tolong beliin gue minum, gue haus nih!" "Ok cewek pengintai...," ucap mila sambil pergi membeli
minuman. *** Dari kejauhan tampak samudra terlihat didatangi dua cewek cantik seumuran dengannya. yg satu
berkacamata, sedangkan yg satu lg sepupunya. cewek berkacamata itu memakai celana pendek
& jaket putih, sementara sepupunya bercelana pendek dgn T-Shirt cokelat. rara terlihat senewen.
'pemain baru nih. kapan castingnxma!" sejak kapan dia ada" cantik lg, tipenya memang cewek
berkacamata. please deh...'
"hai sam!" "hai vir lama banget datangnya, gue pikir gk jd datang!"
"oh iya sam kenalin ini teman gue nih."
"irna." "samudra." "nama lo keren jg yah, bokap lo pelaut?"
"gk, bonyok gue bertemunya disamudra indonesia. jadi deh gue dinamain samudra. he... he... he"
"sepupu gue yg satu ini memang pintar bercanda. dia gantengkan, na" tapi kalau urusan pacaran
dia sok pilih-pilih," ucap virna meledek. mereka terlihat tertawa suasananya ramai bgt.
tak lama kemudian fikri, yg tak lain teman samudra menghampir.
"sam, kenalin dong. masa ada dua cewek cantik begini gk bagi-bagi!" kata cowok berambut botak
satun senti yg modis & berkacamata itu.
"kue kali dibagi" irna menimpali.
"bisa aja, sori deh," jawab fikri.
"kenalin fik ini virna, dia sepupu gue. yg satu lagi irna, lo pilih deh mau yg mana."
"emang kita baju yah vir" bisa dipilih-pilih."
"tau nih, jgn asal jeplak dong kalo ngomong."
"sori deh sepupu gue yg paling manis."
"tau gk" gue ngenalin irna biar bisa jd cewek lo! bukan buat temen lo," ucap virna.
mendengar itu, samudra terlihat malu. Fikri hanya senyam senyum melihat sam, dia tau kalau
samudra lg gk mood untuk pacaran karena pacar sebelumnya sangat manja. Sebelum berbicara
lg dgn virna, samudra meminum air kemasan yg dibawanya. "vir, nanti jgn langsung pulang main
dulu kerumah. lusakan lo pulang ke bandung, jd sempetin dong ketemu nyokap gue."
" ya udah entar gue sama irna pulang bareng lo. tante ajeng emang ada dirumah?".
"ada." "na, lo mau kan ke rumah sam?" tanya virna sambil menarik tangan irna.
"boleh, kalo sam ngizinin."
"boleh kok, apalagi buat lo."
"jgn jd cowok perayu deh sam, gue tahu bgt sifat lo yg sebenernya, entar kalo ceweknya
mendekat, lo malah lari ketakutan. he,, he,, he,,." fikri meledek sam.
Sam pun langsung memeluk bahu fikri. "awas yah, fik!"
*** Rara terlihat merengut, dia sebel bgt karena ada pemain bru dalam pengintaiannya, sebelnya
makin tambah karena mila blm jga datang bawa minuman yg di pesannya. rara melihat sekeliling
untuk mencari jejak mila, pandangannya berhenti pada tukang cendol di pinggir danau, mila
terlihat sedang asyik ngobrol dgn seorang cowok. rara kenal betul siapa cowok itu, dia tino temen
san. tino berpenampilan rapi dgn rambut pendek & memakai kemeja bergaris biru. mila duduk
bersama tino di bangku taman pinggir danau.
"lo sendiri kesini mil" lo anak kompleks sini?" tanya tino sambil terus menikmati cendolnya.
"gue sama temen gue. dia anak kompleks sini, gue sih anak kompleks sebelah."
"lo sekolah dimana?"
"SMP Harapan Kita."
"lo masih smp?" seru tino kaget.
"iya, gue sama bestfriend gue, rara. dia emang bongsor untuk ukuran anak smp."
" oh, jadi nama temen lo rara. sekarang dia dimana?"
mila menarik kuping tino, "ada, tuh dibalik pohon. dia lg jd cewek pengintai."
"pengintai?" "liat aja gayanya," kata mila menunjuk kearah rara. tino menunjuk rara yg melihat kearah mereka.
"yg itu temen lo?"
"iya". "oke jga." rara memanggil mila dgn lambaian tangan. "udah dulu yah, mungkin temen gue udah haus jadi
gue harus buru-buru kesana."
"salam ya buat temen lo, semoga pengintaiannya berhasil."
mila menghampiri rara yg kelihatan merengut. rara mengambil es cendol dari tangan mila &
langsung meminumnya. "bagus yah, katanya mau ngebantu tapi malah enak-enakan kenalan sama tino." ucap rara kesal.
"hah,,,! lo kok tau nama cowok itu?" tanya mila kaget.
"apa sih yg gk gue tau tentang sam".
"gila, lo patut gue acungin jempol untuk pengintaian lo, jago bgt lo ra.!"
"iya, tapi gue kalah sekarang."
"kenapa?" "itu" rara menunjuk cewek yg sedang bersama samudra. irma tampak sedang berbincang dgn
sam di bangku taman. "yg berkacamata itu! memang dia siapa?"
"nah itu dia yg gue gk tau."
"mungkin pacarnya?"
rara lalu merapikan alat-alat pengintainya. "gue berharap sih bukan, kalo yg dikuncir itu
sepupunya dari bandung. namanya virna. mungkin dia lg main ke jakarta. bisa jd yg berkacamata
itu mau dicomblangin buat sam."
"lo mau gue cari tau tentang dia dari tino."
"gk usah, biar gue aja. sekarang kita pulang yuk." kata rara gk bersemangat. rara menyambar
sepedanya mila pun mengikuti dari belakang di telinganya kini terdengar lagu mocca yg berjudul
secret admirer. lagu yg selalu diputarnya sehabis mengikuti samudra.
*** SUDAH hampir sepekan rara blm berhasil tahu identitas cewek berkamata itu, dia bingung
bgt, pesawat telepon yg dia pegang diletakkan kembali. tak lama kemudian diangkat lg,
sebenarnya dia pingin minta tolong mila untuk menanyakan ke tino. tapi rara merasa malas dia
memang cewek mandiri yg ingin semua dilakukan sendiri. 'duh, gimani nih, gue belum tahu siapa
cewek itu. minta tolong gk ya sama mila" tapi gk janji deh minta tolong sama org bawel kayak
dia...' Bab 2 Boxing" Siapa Takut!!!
SEPERTI biasa setiap hari jumat samudra latihan boxing. rara sengaja masuk sekola boxing.
untuk dpt akses mengintai sam. dia baru tiga kali ikut latihan boxing & masuk kelas junior rara
masuk anggar dgn seragam boxing lengkap tempat latihan junior & senior dipisah. karena sam dikelas
senior, rara bisa mengintainya tanpa diketahui. rara melihat kearah sam junior lain terlihat sedang
mempraktikan latihan pekan lalu.
rara yg sedang berdiri dipinggir arena dihampiri empat cewek yg sejak td memerhatikan gerakgeriknya.
"hei lo kenapa sih" gue liat lo selalu melihat kearah para senior," ucap cewek yg berperawakan
gendut. "ada yg lo suka" asal jgn yg dia aja ya.!" cewek itu menunjuk kearah sam yg sedang latihan dgn
pelatihnya. "lo bawel bgt sih. memang penting gue jelasin ke elo"!" ucap rara sewot. "lo jgn macam-macam!
lo tuh bru disini!!!" bentak cewek gendut itu.
" terus kenapa!?" ucap rara balik membentak.
"udah rik hajar aja!" ucap salah satu teman cewek itu yg sama gendutnya, ternya cewek gendut itu
bernama rika. "tau nih anak baru aja udah songong." kata anak yg lain dgn mendorong rara. anak-anak lain
bersorak sorai. rara jga sudah pasang ancang-ancar untuk menghadapi rika & ganknya.
"ayo rik, lawan!"
"ayo,,ayo,,ayo,,"
seorang pelatih yg melihat kejadian itu berlari kearah keramaian itu. "berhenti" seru si pelatih "....."
mereka semua terdiam. rara terlihat mengendurkan kepalanya sementara rika masih mengepal.
"kalian ikut boxing buat berkelahi" kalau itu yg jdi niat kalian lebih baik berhenti!!!" kata pelatih.
"gk kok pak, dia ja yg cari gara-gara lebih dulu". kata rika sambil menunjuk kearah rara.
"iya pak benar," kata teman rika yg bernama novi.
"sudah diam saya tau bgt kalo km & novi memang suka cari ribut dgn anak baru. kalian
seharusnya sudah masuk kelas senior & harus memberi contoh. "....." "sbg hukuman kalian
berdua harus mengitari anggar ini 10 kali tanpa henti."
rika & noti terlihat kesal, junior lain tampak diam. rara melihat kearah sam dia takut cowok itu
memerhatikannya. "pak saya juga salah, saya jga harus dpt hukuman yg sama seperti mereka,"
ucap rara. "bapak senang sama anak sportif yg berani mengakui kesalahan."
"dasar tukang cari muka." seru novi.
pelatih lalu melihat kearah novi. "kalau begitu kalian tidak usah mengitari anggar, kalian push-up
saja 20 kali." "wah, badan sayakan gemuk, lima aja ya pak." kata rika.
"jgn bawel, kamu mau saya tambah hukumannya!" bentak pelatih, samudra ternyata tetap asyik
dgn latihannya. dia memang gk pernah ingin tau sesuatu yg bukan urusannya.
*** Rara membanting tubuhnya keranjang kesayangannya. dia memegang recorder warna biru yg
selalu menjadi tempat curahan hatinya. rara memang selalu merekam kejadian penting direcorder
hadiah dari kakak satu-satunya yg kuliah sambil kerja freelance di jepang. namanya dicky, dia ikut
pamannya yg bekerk di kedutaan. semua perlengkapan pengintaiannya jga didpt dri kakaknya.
saat ini rara sedang menanti handycam kecil, dia sudah memesannya pada kak dicky. rara
memang kagum bgt dgn teknologii kamarnya penuh dgn benda elektronik dari mulai tv, DVD,
radio, komputer plus webcam buat chatting, walkman, discman, sampe kamer digital. hanya
ponsel & handycam saja yg beluw ia miliki. rara mulai merekam hasil intaiannya pada recorder
kecil miliknya. REC,,,, 'hari ini gue melakukan pengintaian ditempat latihan boxing. gk ada hasil seperti yg gue
harapkan bahkan gk ada foto yg bisa gue ambik, hari ini rika & novi ngerusak semua acara gue.
mungkin gue harus keluar dri tempat boxing supaya gk terlihat sam, gue gk tau sampai kapan gue
jd cewek pengintai. hasil report ditempat boxing.' STOP...
rara lalu menyimpan recordernya di dalam tas
*** Bab 3 Foto yg Hilang" Rara termasuk cewek ngetop disekolahnya. wajahnya yg cantik membuat banyak cowok
mengejarnya. sayang, hati cewek itu sudah tertanam pada sosok samudrra. rara tampak
berbicara dgn bayu teman sekelasnya. bayu sebenernya gk kalah keren dgn sam. apalagi, diu jga
tajir cuma, bayu tipe anak mama. bawaannya manja bgt kata-katanya kadang jga terlalu tinggi,
itulah yg membuat rara tidak suka, meski termasuk lima besar cowok terkeren disekolah.
"ra, lulus sekolah mau lanjut kemana?" tanya bayu pada rara.
"gk tau, ujian aja belom!" kata rara cuek.
"bareng aja sama bayu, di SMA Jaya Raya."
'pede bgt nih cowok, emang dia siapa sih" jgn norak deh karena jd lima besar cowok terkeren
disekolah, lagian itu jga kata anak-anak ganjen. bukan gue!'
"entar gue antar jemput kata papa gue, kalo lulus dgn nilai baik gue bakal dikasih mobil untuk
sekolah, mobil keluaran terbaru lho ra."
"gk perlu, mungkin gue mau masuk STM."
"STM" jgn ra, lo kan pintar selain itu, cewek cantik seperti lo gk pantes ada disekeliling cowokcwok gk jelas."
"emang cowok STM gk jelas" jgn asal deh!" bentak rara.
"emang gk jelas masa depannya. liat aja, mereka tiap hari perang sekolah elo jga seringkan liat
anak STM yg sering ribut dijalan layang. " "masa bodoh deh, bay. gue mau kekantik cari mila."
ujar rara sambil berlalu **** KAMAR rara terlihat berantakan. buku-buku berserakan dimana-mana. foto samudra & johnny
deep memenuhi kamar yg bernuansa biru kuning. meski demikian, kesan feminin jga masih
tampak karena masih ada berbagai jenis koleksi boneka binatang di lemari kaca dekat sudut
kamarnya. diranjangnya jga ada boneka besar Goofy. rara tampak mencari-cari sesuatu. sesekali
dia membalik-balikan buku-buku diatas meja belajarnya, bunda terlihat sedang memerhatikan rara
dari depan kamar. "kamu cari apa, ra?" tanya bunda lembut.
"rara membuka-buka album yg tersusun rapi di meja belajar."
"cari foto bun."
"foto yg mana?"
"foto samudra yg didekat pinggir danu yg warnanya sephia."
"oh yg ada dialbum kamu"!"
"iya yg itu." bunda lalu merapikan buku-buku yg berserakan.
"biar bunda bantu cari."
"gk usah bun, biar rara ja."
"ya udah makan dulu. ayah sudah nunggu kamu tuh di meja makan."
"iya, sebentar lagi. rara mau bersihin kamar dulu."
"jgn lama-lama. kasihan ayah." ucap bunda sambil keluar kamar. rara pun langsung
membereskan kamarnya. kriiing!!!! telepon berdering ketika rara mau keluar kamar. "halo ini mila,
raranya ada?" "iya mil, ada apa?" tanya rara gk bersemangat. "kenapa sih" kayaknya lg bete?"
"iya nih, foto sam yg paling bgur hilang." "foto warna sephia yg di pinggir danau!" "iya, yg itu." "kok
bisa hilang" memang lo tarok mana?" "gue jga gk tau." "tapi masih ada klisenyakan?" "iya." "iya
udah cetak aja lg." "iya, tapi gue takut foto itu kececer dimana-mana!" "kita omongin soal itu lg
besok. oh iya, lo dpt salam dari bayu. tadi siang gue ketemu ucok. cieeee...," ledek mila.
"udah deh jgn ngelaba, gue mau makan dulu bunda udah nunggu di meja makan."
"iya deh, lagian gue nelponya pake ponsel. pulsa mahal nih he,,,he,,,he,,"
"uh, resek. ngeledek gue. awas yah kalau gue punya ponsel"
"iya maaf deh, see you tomorrow."
*** Orang tua rara sangat mengerti sifat anaknya, mereka gk pernah ngelarang rara mengintai
samudra. apalagi, rara adalah cewek yg punya keinginan sangat keras ayah rara adalah wakil
direktur salah satu majalah remaja di jakarta. karena itu pula rara pernah ditawari jadi model cover
majalah tersebut, tapi rara menolak. bukan sifatnya untuk dpt sesuatu tanpa perjuangan.
sementara bundanya adalah psikiater disalah satu RS ternama di jakarta. ayah dan bunda rara
adalah pasangan serasi, bundanya berambut ikal serta berkulit putih, dia cantik sepesti rara
sementara ayahnya mirip kak dicky, alias sama-sama ganteng. rara terlihat malas makan malam,
padahal sajiannya adalah makanan kesukaan rara: ayam goreng, tempe goreng, sambal &


Cinta Cewek Pengintai Karya Rani di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kerupuk udang. "ra, dimakan dulu nasinya." ucap bunda khawatir.
"....." "ayah gk mau anak kesayangan ayah jadi cengeng sampai gk mau makan," tambah ayahnya.
"rara gk lapar." kata sambil meletakan sendok diatas piring.
"rara takut foto itu kececer dimana-mana," ucap rara menahan air mata.
bunda memegang tangan rara. "gk kenapa-napa sayang. rara kan masih punya klisenya, rara kan
pernah bilang kalo hidup itu bukan untuk bersedih, tp melakukan hal yg patut untuk kita
perjuangkan." "....."
"rara ingat kan"!" kata bunda sambil membelai rambut anaknya.
"kamu mau ayah bilang ke om peter kalau km suka sama anaknya." "gk yah, rara gk mau!"
"kalau gitu, jgn sedih dong hapus air mata & makan ayamnya, entar lari tuh ayamnya. tok... tok...
tok....," ucap ayah meniru suara ayam.
rara tersenyum, bunda pun mengambilkan nasi untuk anaknya.
Bab 4 Cewek Misterius Rara terlihat dipintu gerbang sekolah bersama mila. dia menunggu mang dirman, tukang ojek yg
biasa mengantar jemput rara kesekolah. sekolah tampak ramai. saat itu memang waktu pulang
sekolah karena sekolah rara terletak dekat pinggir jalan raya, banyak angkot yg berhenti mencari
penumpang. dan itulah yg makin menambah ramai suasana. Sedan merah metalik yg sudah
dimodif dgn sound audio yg bgus keluar dari halaman parkir, terdengar lagu jenis hip hop dri
dalam mobil. didalam mobil tampak bayu dan seorang perempuan bayu tersenyum melihat rara.
Rara kaget karena cewek yg sama bayu itu adalah cewek berkacamata yg tempo hari ada di
taman bersama samudra. rara memerhatikan cewek itu untuk meyakinkannya. "mil, liat deh," kata
rara sambil menunjuk kearah cewek yg ada didalam mobil bayu. "kenapa" lo cemburu liat bayu
sama cewek lain. " "cemburu apaan! lo perhatiin lg. pasti lo tau tuh cewek." mila terlihat
memicingkan mata karena silau dgn cahaya matahari yg sedang terik-teriknya. "ya ampun ra! itu
kan cewek yg ditaman!" ucap mila sama terkejutnya dgn rara. "nah itu dia. ada hubungan apa yg
cewek itu sama bayu?" sedan merah metalik itu berhenti di hadapan rara dan mila. kaca mobil
terlihat dibuka, cewek berseragam SMA didalam mobil itu tersenyum melihat rara dan mila."ra,
bareng gk, panas lho naik ojek?" ajak bayu. "gk terima kasih bay." "yakin gk mau naik?" bayu
terus berusaha mengajak rara. "ikut aja gk apa-apa kok!" ucap cewek cantik berkacamata itu dgn
senyum. 'aduh baik bgt nih cewek. tambah cantik aja lagi, siapanya samudra sih" terus ada
hubungan apa sama bayu"' "gk usah kak, terima kasih," jawab mila. "ya udah gue duluan ya!" rara
terdiam "ra...." mila melambaikan tangannya tepat di depan mata rara. "gue makin penasaran aja
sama dia" pokoknya besok gue harus tanya ke bayu!" mang dirman udah terlihat dgn motor
butunya, tukang ojek ini memang selalu mengantar jemput rara kesekolah sejak rara masih SD.
Mang dirman berkulit hitam legam karena sering terbakar sinar matahari untuk keperluan hidup
istri dan tiga anaknya yg masih perlu biaya sekolah, mang dirman tidak cukup mengandalkan
penghasilannya sbg tukang ojek. oleh karena itu, rara tetap menjadi langganannya meski motor
mang dirman telah butut. "ra mang dirman tuh," ucap mila membuyarkan lamunan rara. "gue
duluan yah, lo dijemput kak sari kan?" "iya. eh, gue heran sama lo, kenapa sih lo lebih milih
dijemput tukang ojek daripada sopir bokap lo" kan lebih nyaman dan gk kepanasan." "mang
dirman udah antar jemput gue dari SD, jadi gk masalah kalo harus kepanasan." "boleh gk gu
tambahin julukan lg buat lo?" "apa?" "cewek pengintai yg baik hati sama tukang ojek. he,,he,,he,"
ledek mila "sialan lo," rara mencubit pinggang mila. mang dirman menghentikan motornya
dihadapan rara. "neng rara maaf telat. mamang habis tambal ban dulu," ucap mang dirman. "iya
gk apa-apa mang, entar rara tambahin ongkosnya buat ganti tambal ban." "gk usah neng, terima
kasih." " udah terima aja mang, mumpung rara baik hari ini." "tau ah mik, apa sih yg gk lo
komentarin?" rara lalu naik motor mang dirman. "gue duluan yah." "hati-hati jgn sampai tersesat di
samudra yg luas." ledek mila. "resek lo." *** Hari ini rara berencana mengintah samudra yg latihan
basket dihalaman rumahnya. rumah sam berlantai dua dgn warna kres pastel dan berbentuk erop,
tapi pada bgian pintu berkesan bangunan jawa, didepan rumahnya terdapat air mancur yg keluar
dari patung perempuan, air keluar dari tembikar yg dibawanya lapangan basket terletak didepan
garasi rumahnya. Kamar rara letaknya dilantai dua atau tepat berhadapan dgn badan jalan, rara
menyiapkan teropong dan kamera digital yg siap memotret setiap gerakan samudra, rara memang
senang fotografi karena pamannya yg tinggal di jepang, bekas wartawan senior, sering
mengajaknya memotret sejak rara masih SD. Samudra kelihatan begitu lihai memainkan bola
basket, dia tipe cowok yg suka berbagai macam olahraga. mulai dari berenang, lari, bersepeda,
basket, sampe boxing. tempat kegiatan samudra yg luput dari intaian rara adalah kolam renang,
itu pun karena rara gk bisa berenang. Sesekali samudra terlihat minum dan duduk sebentar di
pinggir lapangan, rara meneropong dari balik jendela kamarnya yg kebetulang pas bgt
menghadap jalan, ketika rara sedang asyik memotret, tiba-tiba pandangan samudra menuju arah
jendela rumah rara. seakan tau keberadaan si pengintai disana, rara menjauh dari jendela. 'wah
gawat, kayaknya dia tau gue intai, jangan-jangan dia tau keberadaan gue. gimana nih" apa gue
aja yg geer!"' rara terlihat panik, sesekali dia melihat ke balik tirai jendela. setelah dua menit
menunggu, rara kembali memerhatikan samudra. rara kembali terkejut karena melihat sedan
merah metalik memasuki halaman rumah sam, dari mobil itu keluar cewek berkacamata. 'siapa sih
ini cewek" makin sering aja ada disetiap scene penting di pengintaian gue, udah jadian belum sih
mereka"!' Cewek itu terlihat menghampiri sam, mereka berbicara sangat akrab sekali sam
kemudian mengajak cewek itu masuk kedalam rumah. sebelum menghilang, sam sempat
menengok ke belakang sambil tersenyum seakan meledek rara yg terlihat sebal. 'aduh, gue mimpi
gk sih" samudra senyum sama gue memang dia tau gue ada"' rara duduk didepan komputer
sambil menikmati segelas jus mangga, ditangannya terlihat recorder yg biasa ia gunakan setelah
mengintai samudra. REC... 'Hari ini gue mengintai sam di rumahnya, sepertinya sam udah tau
keberadaan gue.... sebenernya gue gk yakin sih! yg penting sekarang gue harus lebih hati-hati.
hasil report dari rumah samudra one sasongko.' STOP....
Rara berniat bertanya kpd bayu mengenai cewek berkacamata itu, bayu tampak duduk di kantin
sekolah yg sedang ramai. Mila dan rara kemudian terlihat menghampiri bayu. "bay, boleh
ngomong sebentar gk?" "lama juga boleh?" bayu melirik mila, "tapi tanpa mila disamping lo." "gk
bisa! dia kan sahabat gue." "oke." rara menggandeng tangan bayu menjauh dari kantin, anakanak terlihat bersorak. "akhirnya berhasil juga lo naklukin cewek galak yg sombong kayak dia,"
ucap ucok sohib kental bayu. "jgn resek deh! temen gue galak bkn berarti sombong," sambut mila
membela rara. "iya deh, kayaknya ada yg ketularan galak nih. hehehe...,," ledek ucok. "hahaha!!!"
seluruh pengunjung kantin pun tertawa. mila mengikuti rara keluar dari kantin. setelah sampai
ditaman belakang sekolah, rara mulai menginterogari bayu. "ra, lo mau ngomong apa?" tanya
bayu sambil memegang dagu rara yg indah. rara menyingkirkan tangan bayu dari dagunya. "bisa
dijaga gk tangannya!!!" "sory, soalnya gue suka liat dagu lo...." rara tak mengindahkan omongan
gombal bayu. "bay, cewek yg kemarin di mobil lo itu siapa?" bayu tertawa, "lo cemburu ya, pantas
aja lo gk mau gue ajak." 'geer bgt nih cowok, siapa yg cemburu" gue cuma tanya untuk
kepentingan gue, jgn geer deh lo!' mila terlihat disamping rara. "jawab aja pertanyaan temen gue,
jgn geer!" "gue dikeroyok nih." ucap bayu sewot. "kalau mau tanya yg lembut dong!" seru bayu
sok menjadi org penting. "Ok!" rara menarik napas. "cewek itu siapa sih bay" gue boleh tau gk?"
ucap rara dgn lembut yg kayaknya bukan rara bgt. "dia kakak gue, namanya irna." "kakak lo?"
tanya rara dan mila heran. "ra, lo jgn cemburu, kakak gue kemarin jemput karena gue mau
ngenalin sama gebetannya murid SMA Anak Bangsa," ucap bayu pede. "SMA Anak Bangsa siapa
namanya?" tanya rara terkejut. "samudra." rara langsung terlihat sedih. "udah deh jgn banyak
tanya, makasih yah." kata mila dgn mendorong bayu, bayu pergi meninggalkan rara dan mila,
mata rara terlihat berkaca-kaca, dia menangis. "ra udah dong nangisnya, katanya nau jd cewek
kuat." "gue tetep cewek mil, perasaan gue tetap sensitif mungkin bener kata lo, gk ada gunanya
mengintai melulu sekarang gue memang harus nunjukin diri gue." "itu pasti ra, sebentar lg kita kan
masuk SMA, pokoknya kita harus bisa masuk sekolah yg sama dgn samudra. "...." "samudra baru
jd gebetannya irna, jd gk perlu khawatir." rara menghapus air mata dan terlihat tersenyum. "thanks
yah, gue bersyukur bisa punya teman pengertian kayak lo." "iya lah..." *** Hari ini rara bersiap
mengintai samudra di SMA Anak Bangsa sekaligus mengambil formulir untuk masuk sekolah itu.
rara dan mila terlihat memasuki halaman sekolah, mereka masih menggunakan seragam
sekolah.. Rara rupanya sudah ingin menunjukan siapa dia, tapi dgn catatan gk akan berkenalan
lebih dulu, rambutnya terlihat dibiarkan terurai dan tidak dikuncir kuda seperti biasan. tas
selempang warna biru kesukaannya menggantung di pundaknya, tak ketinggalan walkman yg
earphonenya selalu ada ditelinganya, mila melihat-lihat sekitar untuk mencari tino, teman
samudra. rupanya tidak hanya merel yg berseragam SMP yg sedang kesana, rupanya
pembukaan untuk masuk sekolah yg tergolong unggulan dan elite itu telah dibuka. tino yg sdah
melihat mereka menghampiri rara dan mila yg berdiri dekat papan pengumuman. "hai mil, mau
masuk sini?" mila dan rara terlihat terkejut atas kedatangan tino yg mendadak. "iya nih gue mau
coba masuk sini" dapat gk yah.?" "pasti dapat ini baru gelombang pertama." "no, kenalin temen
gue." tino memperhatikan rara. "ini pasti rara bestfriend lo, iya kan?" "iya, tapi jgn dengerin
omongan yg lain dari temen gue ini, dia orgnya bocor." kata rara " dia bohong dong waktu bilang
lo lg mengtai." "bohong bgt, emang gue ngintai siapa detektie kali?" sam terlihat menghampiri
mereka, rara sangat kikuk karena ini adalah pertemuan pertama secara live, biasanya dia hanya
melihatnya melalui teropong dan lensa kamera. mila menenangkan sahabatnya yg sangat
kelihatan kikut itu. "tenang ra, jgn kelihatan merah gitu muka lo." bisik mila, samudra menepak
pundak tino. "no, gue gk dkenalin sam dua adik manis ini?" tanya samudra. "oh iya sam, dia mila
dan gadis berwalkman itu rara." samudra memegang tangan rara terlebih dulu, padahal mila yg
pertama mengulurkan tangan. "samudra." "rara." "yg satunyanya siapa?" "mila... kalau boleh tau
kalian kelas berapa sih?" "masa sih gk tau, pasti rara tau gue kelas berapa"!" ucap sam
menyindir. 'hah!!! kayaknya dia udah tau kalo selama ini gue ngintai dia, gimana dong" berarti
waktu itu dia memang senyum sama gue...terus, jangan-jangan foto itu... dia yg nemuin. mudahmudahan gk deh!! kalo bener, gimana ya perasaan dia saat ini" cinta sama gue atau dia heran
ada cewek yg rela mengintai cowok pujaannya, gk tau deh bingung!!!' mila melihat kearah rara yg
terdiam mendengar omongan samudra. "lo bisa aja. memang teman gue peramal." ucap mila
mencoba mengalihkan pembicaraan. "iya lo sam ada-ada aja. kita bentar lg naik ke kelas 3." "sori
deh gue hanya asal ngomong, habis teman lo kayaknya tegang bgt." "habis dekat cowok-cowok
cute kayak kalian sih." ucap rara berusaha tertawa. "ha,,ha,,ha. lo bisa aja. mil, ternyata temen lo
pandai muji org." ucap tino. "iyalah no, temen gue gtu loh." ponsel samudra berdering dgn true
tone lagu eminem, terlihat nama irna di display. samudra menjauh dari mereka rara terlihat
kecewa, mila pun langsung memegang tangan rara. "iya na, kenapa?" "jd gk antar irna ke toko
buku" soalnya irna lg gk bawa mobil. sam jemput 15 menit lg ya," ucap irna. "iya tapi jgn lamalama, gue mau latihan boxing nanti sore. "ya udah, met ketemu 15 menit lg." samudra menengok
ke arah rara dan segera menutup telfonnya, dia menghampiri tino. "no jun jalan dulu yajg, mau
jemput irna." "hati-hati ya salam buat dia." "beres, gue duluan semuanya." samudra pergi
meninggalkan rara tanpa sempat berbicara. "no, makasi yah, gue mau pulang dulu." ucap mila.
"ok, good luck." mobil jeep warna hitam keluaran terbaru milik sam meninggalkan parkiran sekolah
dan meninggalkan rara dalam kebingungan. 'sam... gue gk tau alasan apa yg membuat gue suka
sama lo, tampang lo memang mirip johny deep, tapi gue masih ada yang lebih dari itu. sifat lo"
gue gk suka bgt lo penuh dgn rahasia yg terkadang gue gk bisa ngerti, apalagi sekarang lo deket
sama irna, gue bingung sam!!!' mila dan rara meninggalkan SMA Anak Bangsa, rara terlihat tidak
semangat dia berjalan pelan. Rumah rara berlantai dua, tanaman rambat yg menjalar ditembok
rumahnya membuat tempat tinggal itu terlihat asri. Rumah rara termasuk bangunan paling kuno di
kompleks itu, tapi bangunannya terlihat bagus dgn cat putih, konon rumahnya termasuk dalam
daftar bangunan yg tidak boleh diubah bentuknya oleh developer, ayah rara membelinya dua
tahun lalu dari seseorang kolektor lukisan, kolektor itu masih ada hubungan saudara dgn om
peter, ayah sam. Rara masuk ke dalam kamar, dia mengeluarkan recorder dari dalam tas dan
mulai merekam hasil intaian hari ini, dia terlihat gk semangat, mila duduk dipinggir ranjang melihat
album hasil jepretan rara selama mengintai sam sambil menikmati jus jeruk dan snack rasa keju.
REC,,, 'Hari ini scene yg berat bagi sejarah pengintaian gue, ternyata gue keduluan sama irna.
kelihatannya mereka udah deket. gue yakin sejak kejadian di taman.' rara menarik nafas.... 'tapi
hari ini gue berhasil berkenalan secara langsung sama sam. ada yang aneh dari omongan sam,
sepertinya dia udah tau kalo selama ini gue ngintai dia, hasil report dari sekolah SMA Anak
Bangsa. STOP... "gk mungkin dia tau ra, dari mana dia tau?" "gk tau deh." "lagu pula, yg tau kalo
lo sering mengintai dia hanya gue dan keluarga lo. jd gk mungkin bgt." rara masih berpikir,
sedangkan mila melanjutkan melihat album, sesekali dia ketawa karena hasil jepretan rara kadang
salah sasaran. "ra samnya mana" kok yg ada tukang sayuran?" "waktu itu gue kepleset, jadi
figurannya bukan tokoh utamanya." "emang lo lg buat film" kalo gitu gue mau dong jadi peran
pembantu utamanya." "peran pembantu utama, maksud lo apa?" "gue jadi pacar peran utamanya.
he...he...he," ledek mila. rara mengepalkan tangannya. "ini dulu, baru itu." "iya deh yg jago
boxing." kata mila senyam senyum. "mil, gue tidur dulu, kalo mau pulang bangunin gudm. besok
pengintaian gue lebih berat." "Ok," *** RARA memberanikan diri pergi mengintai samudra kekolam
renang, padahal dia gk bisa berenang, rara memasukan baju renang yg masih terlihat baru karena
tidak pernah terpakai, teropong, topi jaring warna biru, kamera, serta snack. barang yg tidak akan
pernah dia lupakan adalah walkman dan beberapa kaset kesukaannya. rara mendial no telephone
mila untuk janjian di kolam renangg "halo, mila ada tante,?" "uh,, sembarangan tante. ini gue, ra!"
"sori, gue pikir nyokap lo jadikan nganter gue?" "jd, guekan mau jd cewek pengintai kek lo." "15
menit lg gue meluncur ketempat lo." "meluncur" emang mau naik sky." ledek mila. "udah deh jgn
selalu jd komentator, kita naik taksi." "OK, Sang cewek pengintai." mobil jeep warna hitan
memasuki pelataran parkir kolam renang, sam keluar dari mobil, dia keliatan mondar-mandir
sambil memegang ponsel. rara dan mila terlihat dibalik mobil yg gk begitu jauh dari mobil sam.
rara memakai topi, sedangkan mila memakai kerudung hitam persir kayak org mau melayat,
beberapa org memerhatikan mila dgn tatapan aneh. "mil, lo malu-maluin gue aja. masa pakai
kerudtng hitam kayak mau melayat." "habis gue bingung." "ya pakai topi aja, lo gk malu orangorang ngeliatan kita?" seru rara menunjuk orang-orang yg memerhatikan mereka. "iya, sorh deh"
kata mila tanpa merasa bersalah. ketika sedang asyik mengintai, wanita setengah baya
berperawakan gendut pemilik mobil tempat rara dan mila mengintai, datang dari belakang mereka.
perempuan itu memakai baju terusan bermotif polkadot yg makin menunjukan lemak-lemak
ditubuhnya. "lagi ngapain kalian!" seru wanita setengah baya itu. "eh,, mba,, mba,, maaf." kata
mila mendadak latah karena mendengar gelagar suara wanita itu. samudra menengok kearah
mereka, rara menutup mulut mila yg sedang berteriat. wanita itu kelihatan sangat marah melihat
tingkah mereka. "mil, diam." bisik rara. "...." mila menutup mulutnya, "tante, maaf kami hanya ingin
berteduh sebentar dibalik mobil tante." kata rara. "berteduh! memang mobil ini rumah bapak
moyang kalian"!" bentak wanita tua itu. "bukan begitu tante. mobil tante memang gk mirip rumah
bapak moyang kami, tapi mirip sama pohon beringin yg ada jin penunggunya kayak tante." ucap
mila sekenanya. "brengsek! memang saya ini jin"!" bentak wanita itu sambil mengeluarkan
payung dari dlm tasnya. rara dan mila berlari karena takut dikejar wanita itu. "hei,,, jgn lari! kalian
ini gk pernah makan bangku sekolahan ya!" "memang kita rayap., pake makan bangku sekolahan.
he..he..he. " kata rara dan mila sambil berlari. "jangan lari kalian!" ucap wanita itu sambil
mengacungkan payung. mereka tidak sadar kalau mereka telah berlari kearah samudra. rara
akhirnya menabrak sam yg sedang menelepon. hampir saja topi yg dia pakai terlepas, mila telah
berlari jauh didepan rara. rara memalingkan wajah dan membetulkan topi yg hampir terlepas.
"sory," ucap rara sambil berlari. samudra bingung dia merasa pernah melihat cewek yg
menabraknya. "halo sam, lo masih onlinekan?" ucap cewek ditelphone. "iya na, masih. sori gue td
ditabrak sama cewek. kayaknya gue pernah liat tuh cewek." kata sam yg masih terlihat
kebingungan. "segitunnya, irna jadi cemburu nih." "ehm..." sam terlihat kikuk dgn ucapan irna. rara
dan mila sedang mengatur nafas dekat loket kolam renang. hari itu kebetulan pengunjung tidak
seramai biasanya. "mil, tante itu tdi ngejar kita gk?" "gk, ra." "lo masih pakai acara nyela dia
segala, jadinya marah tuh." "habis memang mirip sih." rara dan mila pun tdmrtawa. "ra tadi lo
nabrak saw ya.?" "iya, tapi kayaknya dia gk lihat gue dengan jelas." "syukur deh." rara
mengeluarkan uang lima puluh ribuan untuk membayar tikek masuk. " tiketnya dua! satunya
berapa pak?" "member atau pengunjung biasa"! ucap penjaga tiket. "pengunjung biasa, memang
member lebih murah ya?" "iya kayak nak samudra, dia member disini, hampir tiap senin kemari,
jadi harga tiketnya lebih murah." mila menarik kuping rara. "ra, samudra terkenal juga yah disini."
kata mila "jadi gk neng beli tiketnya?" "jadilah pak, kita kan kesini ada maksud lain bukan hanya
berenang." kata mila. rara menyikut mila. "maksud lainnya olahraga gitu, pak." rara menimpali.
"oh... kirain mau cari cowok!" "ah bapak bisa aja, terima kasih ya pak." "sama-sama," ucap
penjaga tiket sambil menyodorkan uang kembalian. Samudra tampak asyik berenang di tempat yg
paling dalam, rara sedang mengeluarkan peneropong dan kamera digital dari dalam tasnya, dia
tampak belum memakai baju renang, mila berada disampingnya sedang menahan dingin karena
baju renangnya terlalu terbuka mereka tengah berada dicafetaria. "ra, jadi berenang gk sih?" kata
mila sambil menggigil. "gue gk jadi, habis pengunjungnya sepi, nanti ketahuan sama sama, lo aja
deh sana." "gila lo, masa gue berenang sendirian." "takut dipegang-pegang cowok genit yah" baju
renang lo sih kyak model porno," ledek rara. "terus aja ngeledek, gk berterima kasih bgt sih gue
kan udah mau nemenin lo kesini." ucap mila merengut. "iya,,,iya. maafin gue, gue jg bersyukur
kok punya temen kayak lo," kata rara sambil mengulurkan tangan. "kalau lo maafin gun, ntar gue
foto deh." ucap rara sambil membidik kameranya ke arah mila. "ra, apa-apaan sih, gue kan belum
siap!" "udah ganti baju sana, jgn sampai hasil foto gue menghasilkan bintang porno baru," ledek
rara. "OK deh, tunggu yah," ucap mila senyam senyum. sepuluh menit kemudian mila keluar dan
mulai bergayj layaknya model majalah yg paling top. pengunjung tampak lalu-lalang dgn heran
melihat mila yg pedenya over dosis. "ayo mil, lebih nakal senyumnya!" seru rara memberi
semangat. "begini, ra?" mila tersenyum mupeng. "jgn mupeng gitu, gk bgus." "mupeng apaan
sih?" tanya mila bingung. "muka pengen. he...he...he." mila melihat sekitar dan sepertinya dia
sadar terlah diperhatikan banyak org. "ra, udah ah! gue malu diliatin bnyak org." rara berhenti
memfoto dan tertawa melihat ekspresi mila yg kini jadi malu-malu dan malu-maluin. "dari tadi kek,
gue pikir lo gk sadar." "memang gue gila!" mereka berdua pun tertawa. rara kini sedang asik
mengambil gambar sam ,sedangkan mila sedang mengemil sepotong roti dengan membawa 2
botol minuman ringan. sam tampak asik berenang.sesekali kepalanya menyembul keluar.dia naik
dan berjalan menuju gazebo di pinggir kolam. Tiba-tiba .. "toloong!!!" sam terlihat berlari dan
langsung loncat ke kolam renang. Tampak beberapa petugas kolam renang berlari membawa
pelampung. rara dan mila tidak berani mendekat karena taku terlihat sam. sam berhasil menolong
wanita itu dan membawanya ke pinggir kolam, diapun memberikan bantuan dgn menekam dada
dan memberi nafas buatan, tidak beberapa lama kemudian wanita itu terbatuk-batuk. Melihat
wanita yg ditolongnya sudah siuman, sam pun langsung pergi meninggalkan wanita itu dan
temannya yg tampak ingin mengucapkan terima kasih. "ra, kenapa bengong?" "gk." ucap rara
memalingkan wajahnya. " sekarang gue tau bgt kenapa lo bisa sebegitu jatuh cinta sama sam"
"kenapa emangnya?" "cowok kayak gtu jarang bgt ada didunia. menolong cewek tanpa pamrih,
sam gk mau nunggu sekadar menerima ucapan terima kasih, gue bakalan jadi saingan lo untuk
dapetin dia." ledek mila. "kalo lo mau gue kutuk jdi cewek tergendut sedunia sih gue gk apa-apa."
kata rara sambil merebut roti di genggaman mila. "sewot nih! gue bercanda, lagian belum tentu dia
mau lebih baik jadian sama tino aja." "nah gitu dong. jadi kita bisa selamanya sahabatan, tino itu
sohib kentalnya sam kan"!" "lucu kali ya kalau kayak gtu." "lucu juga, seperth lo yg pede jadi
model jalanan he,,he,,he." 'gue bersyukur mil dapet temenan sama lo, walau kadang kekanakan.
omongan lo selalu bener.' ucap rara dalam hati.
Bab 5 *** Hari ini Rara akan mendengarkan pengumuman kelulusannya.di dalam kelas suasana pun
menjadi tegang.Mata semua siswa tertuju pada amplop hasil kelulusan yang terdapat di atas meja
mereka masing- masing. Di depan kelas sudah ada pak togar.wali kelas rara ini memang sangat
ditakuti.fisiknya lebih mirip preman karena berbadan karena berbadan kekar. "pagi anak-anak,"


Cinta Cewek Pengintai Karya Rani di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sapa pak togar. "pagi, paaak!" ucap seluruh murid. "kalian ini memang sedang paduan suara"
jawabnya pake panjang kayak kereta api." seluruh kelas tertawa. "ssttt! bapak cuma ingin kasih
nasihat penghabisan bua kalian," ucap pak togar serius. "memang kita pengen perang, pake katakata penghabisan." leduk ucok yg satu kampung dgn pak togar. seluruh kelas lagi-lagi tertawa.
"sekarang kalian buka amplop yg ada di atas meja kalian, bapak bangga menjadi wali kelas
kalian, kalian langsung pulang jgn coret-coret seragam kalian seperti anak SMA. lebih baik kalian
berikan untuk adik-adik kelas kalian. mengerti!?" "mengerti paak.!" pak togar meninggalkan kelas,
murid-murid langsung mengambil amplop. rara tersenyum dan melepaskan pandangannya ke
sekeliling kelas. mila berlonjak kegirangan. di kelas itu memang tidak ada yg tidak lulus karena
kelas itu unggulan disekolah Harapan Kita. "ra, kenapa lo?" "gue takut kangen mil sama kelas dan
suasana sekolah ini." "jgn sok cengeng gitu deh, memang lo gk mau buru-buru dekat sama kakak
kelas ganteng kayak sam?" "iya sih, gue udah gk sabar menjelajahi samudra hidup gue." ucap
rara sambil tersenyum. "cieeee, rara udah siap tuh?" ledek mila, bayu dan ucok menghampiri
tenpat duduk rara. "ra lo mau masuk SMA mana?" "memamg kenapa?" "kalau kita bareng gue
bisa ngelindungin lo dari kakak-kakak kelas yg resek." "iya ra, ucok jga mau bisa deket-deket dgn
cewek galak yg satu ini." ucap ucok sambil mencubit pipi mila. "ih resek lo." mila menangkis
tangan ucok. "gk janji deh kita satu sekolah lagi sama lo berdua." "siapa yg mau deket lo, gue
hanya mau deket rara, bukan cewek sok cantik seperti lo, gue gk pikirin lo masuk mana memang
lo siapa sih!" seru bayu dgn kasar sambil menunjuk muka mila. diperlakukan seperti itu mata mila
berkac-kaca. "jga ucapan lo bay! gimana gue mau kasih respek ke elo kalau lo sendiri gk pernah
respek sama cewek." rara mengambil tas, mila mengikutinya. mereka keluar kelas meninggalkan
bayu dan ucok. "gue pasti tau dimana lo nerusin sekolah ra.!!!" teriak bayu. *** rara tampak di
depan halaman rumahnya.Dia tampak membawa sebuah amplop biru. rara memakai baju pink
dan celana pendek putih serta topi jaring warna biru.Suasana kompleks memang terlihat
sepi.Hanya beberapa sepeda motor melintas. rara berlari kerumah sam. Hari ini rara akan
memberikan sam foto ketika cowok itu latihan boxing. rara terlihat ke arah pintu rumah sam. Tibatiba pembantu rumah sam keluar. rara segera menjauh.Wanita tua itu rupanya menuju kotak surat
dan mengambil surat didalamnya. setelah terlihat sepi, rara mendekati kotak surat. 'sam ini hadiah
pertama dari gue untuk lo. hasil foto yg pasti lo suka' rara mencium amplop itu sebelum
memasukkannya kekotak pos. *** HARI ini rara berulang tahun. kebetulan bertepatan dgn hari
libur, semua keluarga rara ada dirumah. biasanya kak dicky akan memberikan hadiah berupa alat
elektronik yg mendukung pengintaian adik satu-satunya ini. Rara terbangun dari tidurnya karena
matahari pagi sudah menerangi kamarnya, dia melihat kalender meja dan menatap sekeliling
kamarnya. wajahnya nampak kecewa dia tidak menemukan kado ultah yg biasanya telah ada
dikamarnya. setelah merapikan tempat tidurnya, rara langsung berlari keluar kamar. bunda dan
ayah rupanya sedang berada dikebun belakang, ayah membaca koran. Di sampingnya ada
pisang goreng dan secangkir kopi. Bunda terlihat merapikan sebuah kado. "bunda, kado kak dicky
mana ?" Bunda menghampiri rara dan memeluknya.ayah berhenti membaca koran dan
memberikan sebuah kado. "Selamat ulang tahun sayang,"ucap bunda. "makasih ya bunda,ayah."
"bun kak dicky lupa ya kalau hari ini ulang tahun rara " Walaupun nggak bisa dateng, biasanya
kadonya yang dateng." "buka dulu kado dari ayah dan bunda. Masih ada kejutan lainnya buat
rara,"ucap ayah. rara pun membuka kado pemberian ayah dan bundanya rara senang sekali
melihat isinya. sebuah ponsel berkamera yg telah aktif dgn nomor cantik. "kamu suka kadonya?"
tanya bunda. "suka banget." kata rara dgn mata berbinar. "ayah bangga punya anak seperti km
karena gk pernah nuntut sesuatu, pada dasarnya ayah gk mau memberikan fasilitas berlebihan
pada anak yg sebenarnya belum benar-benar diperlukan." "karena km akan masuk SMA. bunda
dan ayah merasa km sudah memerlukan ponsel untuk berkomunikasi." jawab bunda menimpali.
ayah dan bunda memeluk rara. "iya bun rara jga ngerti." "sekarang rara tutup mata, bunda punya
kejutan lain." rara menutup mata. "apa sih kejutannya!?" "udah, nanti jga tau, kalau ayah bilang
buka mata, baru rara boleh buka mata." "nah, sekarang rara boleh buka mata.!" rara membuka
matanya perlahan-lahan. dihadapannya berdiri kak dicky yg sedang merekam rara dgn handycam
kecil keluaran terbaru, rara terlihat tersenyum. bunda membawa kue ulang tahun yg diatasnya
bertengger angka 16. "kak dicky!" ucap rara kaget. " selamat ulang tahun cewek pengintai." "kak
dicky kan belum libur, kok udah pulang"!" "kakak libur 3 hari, hari senin kakak pulang, cepet tiup
lilinnya kak dicky akan merekam gambarnya." rara meniup lilin ulang tahunnya dgn diiringi
tepukan tangan dan lagu ulang tahun dari seluruh keluarganya, setelah itu kue pun dipotong. rara
memberikan potongan pertamanya kepada bunda, lalu ayah dan terakhir kakak tersayanngnya.
ketika sedang asyik menikmati kue ulang tahun, tiba-tiba terdengar dering ponsel lagu mocca
yang berjudul secret admirer. rara terkejut bunyi itu ternyata dari ponsel barunya. didisplay terlihat
nama mila. "selamat ulang tahun cewek pengintai." ucap mila. "mil, lo kok tau no posel gue?" "gue
kan udah belajar mengintai dari lo, apa sih yg gk gue tau?" ledek mila. "pasti tau dari bunda." "iya,
kemarin bunda minta temenin cari ponsel buat lo." "ohh,,gitu.makasih yah mil." "ya udah,salam
buat bunda dan ayah lo ." "iya,ntar gue bilangin." "see you." Klik. "cieeeeeee,yang habis nerima
telepon dari ponsel baru jadi senyum-senyum sendiri,"ledek kak dicky. "apaan sih kak. rara hanya
kaget aja. habis kok udah ada yang nelepon. padahal ponsel baru." "itu mila kan ?" "iya,"kata rara
sambil menganggukan kepala. "kemarin bunda memang minta temenin mila buat cari ponsel dan
nomornya." "iya, tadi mila juga bilang." "oh iya.om anton nitip salam buat rara. katanya, kalo bisa
jd pacar samudra om anton bakal kasih tiket pulang pergi ke Jepang dgn JAL." "beneran nih kak
dicky?" tanya rara bersemangat. "memang kak dicky pernah bohong sama rara." rara terlihat
tersenyum. "bunda, ayah, liat! kalau udah denger nama samudra muka rara pasti merah kayak
tomat." ledek kak dicky lagi. "ayah kak dicky ngeledekin rara mulu tuh!" kata rara merengut.
bunda, ayah, dan kak dicky pun langsung tertawa.
Bab 6 SMA dan Kakak Kelas Baru *** rara terlihat di depan cermin dengan seragam barunya.dia menguncir rambutnya dan sesekali
merapikan lipatan bajunya.dia memasukan tas dan perlengkapan pengintaiannya,termasuk
handycam baru pemberian kak dicky. Hari ini merupakan hari pertamanya masuk SMA . rara dan
mila telah resmi jadi siswa SMA Anak Bangsa. "gue harus bisa Jaga sikap.jangan sampai jadi
bahan untuk dikerjain kakak kelas.Bete banget nih.misi gue mengintai sam bisa gagal tari kalau
macem-macem hati-hati aja. gini-gini gue pernah latihan boxing walaupun cuman 3 kali.' bunda
masuk kamar rara. "ra, mang dirman udah dtng tuh, jgn lama-lama." ucap bunda. "iya rara pamit
bun." rara mencium tangan dan pipi bunda. "km gk sarapan dulu" ayah udah nunggu tuh." "gk
usah bun, rara udah bwa roti kok." "ya udah hati-hati, gk ada yg ketinggalan kan?" "gk ada"
tampak murid-murid baru SMA Anak Bangsa sedang diaula sekolah. didepan mereka berdiri
kakak senior cewek yg memasang wajah tak bersahabat. sementara kaka senior cowok terlihat
sedang tebar pesona alias tepe. diantara mereka ada samudra, tino dan fikri. Rara dan mila
terlihat dalam barisan belakang, para seniop memperkenalkan diri masing-masing. yg paling
banyak sambutan dari junior adalah sam karena keren dan feby karena cantik. para junior
bersorak ketika mereka berdua memperkenalkan diri. "ini namanya kak samudra, dia ketua OSIS
di SMA anak bangsa. panggil saya kak feby, saya wakil ketua osis." feby lalu memperhatikan para
junior yg bersorak. "yg dikepang itu kak sita, dia bendahara OSIS, yg memakai bandana putih, kak
dewi. jabatannya sekretaris OSIS, yg lainnya kalian harus cari tau sendiri dgn meminta tanda
tangan mereka." para junior bersorak, mereka saling berbisik membicarakan sam dan feby. rara
tampak memperhatikan feby yg kelihatan tidak ingin jauh dari sam. "sekarang kalian udah masuk
SMA Anak Bangsa, tp belum resmi jadi siswa. nah, besok kalian semua ganti tas kalian dgn
karung goni dan gk ada yg memakai mobil ke sekolah. boleh diantar pake mobil kesekolah dgn
jarak radius 500 M sebelum lokasi sekolah. dijemput boleh, tapi gk boleh bawa mobil sendiri."
ucap sam. "yah kak. kejauhan." kata semua junior. "jgn manja, mau ditambah 1km?" kata feby
"jumlah kalian sebenernya ada 375, tapi yg sekarang hadir hanya 355, jd untuk teman-teman
kalian yg sekarang tidak hadir. tolong diberitahukan peraturan tsb." ucap dewi. rara mengeluarkan
kamera digital dari tasnya dan mencoba memfoto sam. melihat itu, milat menyikut tangan rara. "ra,
lo gila ya" masa mau foto sam disini, entar kelihatan yg lain." "gk kok, tenang aja lagi pula kita ada
dibarisan belakang." "terserah lo deh." baru saja mau mengambil foto sam tiba-tiba pundaknya
ditepuk salah satu senior. "hey!!! ngapain lo bawa kamera digital kesekolah?" tanya sita sambil
merebut kamera digital dari tangan rara. "kak, balikin dong kamera saya." rajuk rara. "kalau mau
dibalikin lo mesti kedepan." "....." Para junior melihat ke arah rara. mila tampak kebingungan. "iya
deh kak, saya mau." "sekarang ke depan !!!!"bentak sita. rara pun mengikuti sita. sam dan tino
yang melihat kejadian itu kaget. "lain kali,kalau mau jadi fotografer, jangan di sini!"seru feby sambil
mendorong tubuh rara. " maaf kak. Saya hanya mau memotret lingkungan sekolah saya yang
baru" ucap rara "oh gitu. Jadi lo mau di bilang junior yang kreatif?"?" ucap sita. "udah cukup,
mungkin benar omongan rara," kata sam membela "oh jadi nama junior pembangkang ini rara. lo
kok tau sam?" tanya feby menyelidik. "dia tmen kita, memang kenapa?" jawab tino. "y udah, sbg
hukuman lo harus mengitari lapangan ini 10 kali." "apa-apaan sih lo wi! jgn 10 kali, cuma 5 kali
aja." "sam, lo gk bisa kayak gtu dong!" seru feby sewot. "memang kenapa feb," guekan masih
ketuj penataran, jdi yg berhak memberikan hukuman itu gue!" bentak sam. feby merasa kesal dan
malu dibentak sam dihadapan para junior. "iya bener, feb." "diem deh lo fik!" ucap feby
mendorong tubuh fikri sambil pergi menjauh. samudra mengambil kamera yg dipegang sita dan
memberikannya kepada rara. "ini kameranya." "terima kasih kak sam." "gk usah panggil gue kak
sam, panggil aja sam." rara menganggukkan kepalanya dan mulai mengitari lapangan sebanyak 5
kali, sam pun memperhatikan rara yg mengitari lapangan. sita, dewi serta senior cewek yg lain
sewot melihat pembelaan sam terhadap rara. terutama feby, dia merasa sudah gk dihargain sam.
padahal, dia adalah mantan ceweknya. penampilan modis, rambutnya panjang keriting dan
kulitnya putih, dia blasteran bali-australia. hanya saja, sam gk suka sikapnya yg terlalu manja dan
gampang cemburu. pada waktu sam masih jadi cowoknya, feby pernah membua sahabat sam yg
bernama yuni keluar dari sekolah hanya karena cemburu melihat kedekatan mereka. yuni
sekarang sekolah di bekasi. kantin SMA anak bangsa memang tertata rapi dgn dinding warna biru
muda ditambah bangku aneka warna, suasana kantin pun menjadi semakin nyaman. saat ini
kantin sangat ramai, rara dan mila sedang menikmati bakso dgn lahapnya. samudra dan temantemannya duduk tidak jauh dari situ begitu pula feby dan kelompoknya. "ra, samudra liatin lo tuh!"
"yakin lo?" "yakin! lo jgn nengok"ucap mila sambil menambahkan saus pada baksonya. "kenapa?"
"soalnya kak feby juga ngeliat kearah sini." "iya nih, hari pertama aja udah ada musuh, tapi gue
bersyukur jga soalnya sam belain gue." kata rara dgn senyum. "gue tambah yakin kalo lo bakal
jadian sama sam. apalagi, kalo sam tau pengorbanan lo dal hal pengintaian." "gue gk mau dia tau
soal itu, entar dia mau jadi cowok gue karena kasian lg." "maksudnya?" "ya. jdi dia enak untuk
nolak dan itu berarti dia jadi pacar gue karena rasa kasian." "gk lah ra, lo cantik. gue yakin suatu
saat nanti dia nembak lo karena cinta." "semoga." Tak lama kemudian bel berbunyi. rara dan mila
keluar dari kantin. Dari arah berlawanan feby membawa mangkok yang berisi kuah bakso. rara
pun di tabraknya. "sorry,nggak sengaja,"ucap feby berusaha membantu mengelap seragam rara.
"nggak apa-apa kok kak. lagi pula jalannya juga sempit,"ucap rara sambil mengelap seragamnya
yang penuh noda. "benar nih nggak apa-apa!" "iya,benar." feby terlihat tersenyum puas sambil
pergi dengan mangkuk yang telah kosong karena kuahnya telah tumpah semua ke seragam rara.
"ra, lo kok diem ja. bukan ngelawan?" tanya mila geregetan. "udah gk apa-apa, kalo ditanggapin
tambah kelewatan." "iya sih." *** Sepulang sekolah samudra bermain basket bersama tino dan
fikri. rara sudah berencana merekamnya. rara merekam dari lantai 2 sekolah itu. suasana lantai 2
terlalu sepi karena masih banyak siswa kelas 12 yg mengikuti pelajaran tambahan. rara tampak
memegang handycam, seragamnya terlihat kotor karena masih ada sisa kuah bakso dibajunya.
mila duduk di sebelahnya dgn membawa minuman kaleng. "mil, lo liat-liat belakang ya. takut ada
kak feby dan ganknya." "beres, lo ngerekam aja yg bgus, gue jga pengen liat tino." "OK." "mil, lo
mau liat secara live gk?" "mila bangun dari tenpat duduknya dan melihat display di handycam
rara. "gila ra, syutingan lo OK bgt, udah bisa ikut festival tuh." "bisa aja lo mil." tampak di display
sam memasukkan bola, tino dan fikri terlihat menarik napas. mereka beristirahat sejenak dipinggir
lapangan. rara melihat jam tangan yg saat itu sudah menunjukan pukul 13.45 menit. "mil, lo mau
ikut gk"!" "kemana?" "ke toko kaset. gue pengen beli kaset avril lavigne." "gue pinjem yah kalo lo
udah dengerin, lagunya ok tuh!" "iya deh." rara pun memasukakan handycamnya kedalam tas .
Bab 7 Arya Kusuma Jati Rara dan mila memasuki toko kaset.Di dalam itu ternyata banyak pengunjung
yang memakai seragam SMA seperti mereka. Foto avril lavigne dan johnny deep dalam film
sleepy hollow terpampang di dinding toko. rara tidak mengetahui bahwa ada 2 orang cowok keren
sedang memerhatikan mereka. "mil, lo cari di sebelah sana ya." "iya, lo janji kan mau minjemin
gue ?" "nggak usah pinjam. Nanti gue beliin aja." "bener ra ".thanks yah!"seru mila bersemangat,
rara dan mila kemudian berpisah. rara memakai kembali walkmannya yg dilepas karen bebicara
dgn mila. tampak seseorang cwok menghampirinya. "cari kaset apa?" ucap cowok itu memulai
pembicaraan. rara tidak mendengar. " hai, sori ganggu!" kata cowok itu lagi, tapi kini sambil
menepuk pundak rara. rara melepaskan walkmannya dan tersenyum "ups, sorry gue gk denger."
"lo lg cari kaset apa?" "avril lavigne." tampak basa basi lg, cowok itu menyodorkan tangan. "gue
arya. boleh tau nama lo." 'ganteng juga nih cowok, tapi nilainya kurang setengah dari sam,
gantengan sam diki...' rara tersenyum. "gue rara, lo lg cari kaset apa?" "gue lagi nganter temen
dia mau cari kaset linking park." mila kemudian datang menghampiri rara dan arya. "ra, kata
karyawannya ada di sebelah sana." rara yang melihat kedatangan mila, langsung mengenalkan
arya kepada sobatnya itu. "oh iya ar, kenalin temen gue nih. namanya mila, dia bestfrien gue. mil
ini arya." mila mengulurkan tangannya. "mila." "arya." mila berbisik ke rara. "ganteng bgt nih
cowok." "udah deh jgn bawel" ucap rara pelan. "rara gue boleh minta no ponsel lo?" rara
menganggukkan kepala, mereka pun lalu bertukar nomor ponsel , tak lama kemudian teman arya
yg botak pun menghampiri mereka. "ar, gue bayar ke kasir dulu yah." "oh iya rud, kenalin nih. Ini
namanya rara dan itu mila." "rudi." rara dan mila bergantian menyodorkan tangan mereka masingmasing. "rara, gila. Beruntung banget kita hari ini dapet kenalan 2 cowok ganteng sekaligus," bisik
mila. rara menyikut tangan mila. "rara, gue duluan.ntar malem gue telepon lo yah ," ucap arya.
"OK,see you ." *** rara sedang melihat hasil rekamannya tadi siang di komputerny sambil
mendengarkan kaset yang tadi di belinya.Tentu saja diwalkman kesayangannya, tak lupa. kue
keju dan segelas jus mangga kesukaannya di sampingnya. sesekali dia tersenyum melihat hasil
rekamannya itu. rara beranjak ke jendela untuk melihat bintang dari balik gorden bermotif bunga
yg terpasang di kamarnya. dia memakai baju tidur berwarna putih dgn sandal kamar goofy. tokoh
kartun kesukaannya, rara lalu mengeluarkan recordernya. Rec... Hari ini gue merekam sam yang
sedang main basket dengan handycam hadiah dari kak dicky. Hasilnya OK banget. Gue seneng
banget hari ini walaupun dapet musuh, feby dan gank-nya. Oh iya, hampir lupa. Tadi gue kenalan
sama arya. Dia keren juga, tapi gimana ya ",,, Hati gue udah ada di hatinya sam. Hasil report dari
sekolah SMA Anak Bangsa. Stopp.. Ponsel rara berbunyi "tepat waktu banget nih cowok."batin
rara. Terlihat nama arya di display. "hallo." "hai,lagi ngapain ?" "gue lagi ada didepan komputer."
"lagi browsing." "gk." "sory tadi siang gue gk nemenin lo sampai bisa dapet kaset avril" "gk apaapa kok." "oh iya skolah lo dimana?" "SMA Anak Bangsa. gue baru masuk kalo lo dimana?" "kalo
gue udah kelas 3 di SMA Pahlawan, kapan-kapan gue bisa jemput lo gk?" "boleh, tpi jgn pekan
ini, soalnya gue lagi penataran gue gk mau dapat masalah dari kaka kelas gue." "iya lah, cewek
cantik kayak lo pasti banyak yg suka, jadi hati-hati sama senior cewek." "makasih atas pujiannya.
tapi kayaknya gue gk ada uang receh deh." rara meledek. "bisa aja lo, memang gue pengamen?"
"ar, gue gk bisa lama-lama nih, gue harus nyiapin perlengkapan buat penataran besok." "ya udah,
met tidurg. have a nice dream yah." "thanks." klik. Rec... Hari ini gue merekam sam yang sedang
main basket dengan handycam hadiah dari kak dicky. Hasilnya OK banget. Gue seneng banget
hari ini walaupun dapet musuh, feby dan gank-nya. Oh iya, hampir lupa. Tadi gue kenalan sama
arya. Dia keren juga, tapi gimana ya ",,, Hati gue udah ada di hatinya sam. Hasil report dari
sekolah SMA Anak Bangsa. Stopp.. Ponsel rara berbunyi "tepat waktu banget nih cowok."batin
rara. Terlihat nama arya di display. "hallo." "hai,lagi ngapain ?" "gue lagi ada didepan komputer."
"lagi browsing." "gk." "sory tadi siang gue gk nemenin lo sampai bisa dapet kaset avril" "gk apaapa kok." "oh iya skolah lo dimana?" "SMA Anak Bangsa. gue baru masuk kalo lo dimana?" "kalo
gue udah kelas 3 di SMA Pahlawan, kapan-kapan gue bisa jemput lo gk?" "boleh, tpi jgn pekan
ini, soalnya gue lagi penataran gue gk mau dapat masalah dari kaka kelas gue." "iya lah, cewek
cantik kayak lo pasti banyak yg suka, jadi hati-hati sama senior cewek." "makasih atas pujiannya.
tapi kayaknya gue gk ada uang receh deh." rara meledek. "bisa aja lo, memang gue pengamen?"
"ar, gue gk bisa lama-lama nih, gue harus nyiapin perlengkapan buat penataran besok." "ya udah,
met tidurg. have a nice dream yah." "thanks."
Bab 9 . Samudra Yg Lain Akhir-akhir ini rara makin deket dgn arya, sore ini arya berencana menjemput rara di rumah.
mereka akan pergi ke score untuk main billiar. sambil menunggu arya, rara tampak membaca
majalah remaja di teras rumah dgn T-Shirt puth bergambar kupu-kupu, celana jeans hitam, tas
selempang putih, serta topi jaring warna biru, rara jga memamakai kalung panjang bahan kain
berbandul koin sbg pemanis pada lehernya yg jenjang. disebelahnya bunda sedang merangkai
bunga-bunga kering. Mobil sedan sport warna biru milik arya, terlihat memasuki parkiran rumah
rara yg kelihatn asri dgn berbagai jenis pohon rambat dan berbagai macam anggrek. bunda
melirik ke arah mobil itu. "ra, itu temen km udah dateng." rara menengok dan meletakkan buku yg
dipegangnya. "oh iya." setelah turun dari mobil, arya menghampiri rara dan bunda. "sore tante."
"sore jga, silakan duduk. km arya kan"!" "kok tante tau." "rara sudah cerita sebelum km dateng,
mau minum apa ar?" "gk usah tante, sebentar lg jga berangkat." arya memerhatikan rara dan
bunda yg kelihatan asyik merangkai bunga. mata rara sesekali melirik ke arah arya. 'ar, gue
berharap lo bisa jd samudra yg lain dalam hidup gue.' "ra, kok bengong" cerat berangkat nanti
kesorean." kata bunda membuyarkan lamunan rara. "iya bun, rara pamit dulu." kata rara sambil
mencium tangan dan pipi bunda. "hati-hati ar bawa mobilnya, bunda gk mau rara lecet." kata
bunda bercanda. "pasti." ucap arya sambil melambaikan tangannya. hari ini arya memakai baju
warna hitam dgn celana jeans hitam belel. rambut arya dispike. *** Sementara itu, sam dan irna
terlihat memasuki score, tempat yg sama yg akan dikunjungi rara dan arya. sam memakai kaus
hitam dgn celana pendek hitam, sedangkan irna memakai rok mini dgn T-Shirt warna hitam.
rambutnya dibiarkan tergerai, suasana score kebetulan sepi, sehingga sam dan irna langsung dpt
meka untuk main billiar. "na, mau minum apa?" tanya sam saat seorang waiter menghampiri
mereka. "lemon tea aja." "ya udah lemon tea dua sama kentang goreng yg medium." kata sam.
rara dan arya baru memasuki score. mereka mendapat meja yg tidak jauh dari tempat sam. arya
tampak memicingkan mata karena melihat sam dan irna. "ra. itu..." arya menunjuk kearah sam.
"dia kan temen lo yg waktu itu ketemu difoto box." "mana?" "dekat cowok yg berbaju putih." "oh,
iya" rara melihat sam yg saat itu lg sedang ngebreak. "foto boxnya udah dikasih mereka?"
"belum." "kalau gtu sekarang aja.!" "bentar gue ambil dulu ditas." arya dan rara kemudian
menghampiri sam. rara terlihat sedikit jealous melihat keakraban mereka. "sam." panggil arya
sambil menepuk punggung sam, sam menengok kaget. "hei!" seru sam sambil melihat kearah
rara. "sori waktu itu gk sempet jalan breng, soalnya gue pengen renang." "nah itu dia, gara-gara lo
buru-buru, fotonya lupa kebawa. karyawannya nitipin ini." kata arya. irna merebut foto yg blm
sempet dipegang sam. "coba liat!" "bgus kok hasilnya." ujar rara menimpali. irna melihat-lihat hasil
foto box mereka. sam tampak malu melihat rara. "makasih ya ra, lo udah mau bawain foto ini,
soalnya gue perlu foto sam ada didompet gue." ucap irna sambil memegang tangan sam. rara
menganggukkan kepala. "sama-sama." 'nih cewek udah jd pacarnya sam atau belum sih.' "ar
udah dapet meja?" tanya sam mengalihkan pembicaraan. "udah disana. karena kita liat kalian, jd
kita kesini dulu." "bareng aja disini. yg itu bayar mejanya aja." irna menimpali.arya melihat kearah
rara. "thanks deh." jawab arya karena melihat wajah rara yg tidak nyaman diajak untuk main
bareng. "have fun ya ar." "thanks sam." arya dan rara kembali ke meja mereka, arya memberikan
chalk di sticknya dan siap memukul. "ar, gue ketoilet dulu ya!" "dianter gk?" "gk usah, lo main ja!"
dari kejauhan sam melihat rara menuju toilet. sam pun minta izin irna dan berlari ke arah rara. "ra,
tunggu!" rara menengok kearah sam. "ehm, gue boleh tanya gk?" "tanya apa?" "...." 'apa sih yg
mau lo tanyain. apa arya itu pacar gue" bukan sam. trus apa lo mau jd pacar gue" gue mau bgt


Cinta Cewek Pengintai Karya Rani di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sam. cepat dong ngomong !!!' "kata tino, daerah rumah lo sama dgn rumah gue." 'please deh, gue
pikir lo mau tanya apa.' "iya, tepat didepan rumah lo." "tepat didepan rumah gue, berarti lo
anaknya om darmawan dan tante ratih." ucap sam. rara menganggukkan kepala. "km anaknya om
peter kan?" "iya gue anak tunggal, makanya rumah gue selalu sepi." "gue udah tau kok!" "pasti tau
lah, lo kan...." sam terdiam. tampak irna berjalan mendekat kearah mereka. "sam.g lagi ngapain"
irna bete nih main sendirian." "iya." sam lalu memegang tangan rara. "ra, duluan." irna terlihat
senyum kearah rara sambil terus memegang tangan sam yg membuat rara jealous. rara kembali
ke meja billiar, dia langsung meminum jus mangga pesanannya, wajahnya tampak bete. "ar, ke
tempat lain aja yuk!" "lo bosen?" "lg gk mood aja main billiar." "kalau gitu, kita ke lembang makan
nasi goreng gila dan es duren." arya memainkan lidahnya. "ehm,parti enak." arya pun
menggandeng tangan rara, dari kejauhan, sam memerhatikan sambil membidik kearah bola.
*** Minggu pagi adalah jadwal rara mengintai sam ditaman, tapi kali ini sosok sam belum jga datang.
'kemana tuh samudra hidup gue, gk biasanya di belum muncul, apa mungkin dia sakit."'
dibelakang rara, sam tampak memerhatikan gerak-gerik gadis itu, kali ini memakai T-Shirt hitam
dgn celana pendek warna senada serta sepatu kets putih. sam menepuk pundak rara. "lagi
ngapain ra!?" rara terkejut bukan main. "hei, sam...! ehm..." rara menggaruk kepalanya sambil
memandang lingkungan sekitar. "gk lagi ngapa-ngapain," "terus ngapain bawa kamera dan
teropong, sepertinya ada yg lo mau..." "gk kok, gue hanya mau motret burung merpati yg ada
disini." ucap rara sekenannya sambil menunjuk burung-burung yg berterbangan ditaman itu.
"kreatif jga boongnya." ujar sam menyelidik. rara bengong," apa sam" gue gk denger.,, " "ng,,,
gak." jawab sam. rara pura-pura meneropong dan memotret burung-burung. samudra di
sampingnya memerhatikan. "lo udah sering kesini sam?"tanya rara pura-pura tidak tau. "ehm,,,
setiap minggu." "oh," "kalo lo?" "jarang, paling kalo lg kangen sama burung-burung." "lo suka
fotografi?" "iya gue suka, apalagi kalo objek yg gue foto gk tau keberadaan gue." "maksud lo"! "
tanya sam terkejut. "ehm, yah seperti burung-burung itu." kata rara sambil menunjuk langit biru yg
penuh dgn burung merpati. "burumg-burung itu gk tau kan kalo mereka saat ini menjadi objek
untuk foto gue." "oh,,, gue pikir..." "kenapa sam?" 'kenapa sih lo bikin gue bingung" sebenernya lo
tau gk sih kalo gue selalu mengintai lo" kalo tau, bilang dong. jangan buat gue berharap...' "ra,
gue pulang duluan ya." ujar sam sambil beranjak pergi. "sampai ketemu senin disekolah yah
sam." *** rara merebahkan tubuhnya di ranjang kesayangannya dgn selimut bermotif polkadot. dia
lalu mengambil recordernya. REC.... sial. hari ini bukannya gue yg mengintai sam, tapi malah dia
yg mengintai gue. he,,,he,,,he. gue bingung karena kadang gue merasa sam udah tau apa yg
telah gue lakukan. ehm... dia tau gk yah"! pokoknya, sebelum kelulusan sam, gue harus bisa jd
pacarnya!!!' STOP.... rara beranjak mengambil ponselnya, nomor mila langsung dipencetnya.
"kenapa, ra.?" ucap mila sambil mengemil sesuatu. "lo lg makan apaan sih" bikin pengen aja."
"makan roti keju lapis sosis, rasanya nikmat bgt." ledek mila. "enak bgt tuh!" rara sedikit berteriak.
"mau?" "boleh entar sore kerumah gue yah." "sekarang aja. gue kirim lewat ponsel biar cepat."
Pohon Kramat 11 Joko Sableng Istana Lima Bidadari Pedang Ular Mas 13
^