Pencarian

Komplotan Pencuri Mobil 3

Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah Bagian 3


116 "Tapi kita belum punya bukti untuk meyakinkan polisi," kata Jupiter.
"Ya," Pete menambahkan. "Jangan-jangan mereka hanya menertawakan kita nanti."
Ty menggelengkan kepala. "Kalian benar," ia mengakui dengan lesu.
"Berarti kita tidak boleh berhenti sebelum memperoleh bukti-bukti yang kuat," ujar Jupiter. "Setuju""
"Setuju!" jawab Bob.
"Kita tidak boleh menyerah!" kata Pete.
"Hmm, kita sudah tahu bahwa Tiburon dan anak buahnya membawa mobil curian yang disamarkan sebagai low-rider," Jupiter berkata sambil mengerutkan kening. "Dan hampir bisa dipastikan bahwa mobil-mobil itu dibawa ke bengkel di dekat jalan layang. Tapi kita sudah mendatangi bengkel itu tanpa menemukan apa-apa. Wah, sayang sekali semalam kita kehilangan jejak Tiburon dan gangnya."
"Kalau memang ada chop-shop di sana," ujar Ty, "maka komplotan itu pasti punya jalan rahasia untuk melarikan diri seandainya mereka didatangi polisi."
"Berarti dari luar kita tidak bisa berbuat apa-apa," Bob menyimpulkan.
"Dengan kata lain," Pete melanjutkan, "kita harus menyusup ke dalam."
"Itulah yang aku pikirkan sepanjang malam," ujar Jupiter. "Salah satu dari kita harus masuk ke bengkel itu."
117 Suasana di markas besar kembali hening. Bob mengerutkan alis dengan cemas.
"Nanti dulu, Jupe," katanya. "Mereka sudah beberapa kali melihat kita."
"Tapi mereka belum pernah melihat aku-kecuali Tiburon," kata Ty. "Aku bisa menumbuhkan kumis, menggunakan penyamaran, atau..."
"Torres sudah pernah melihatmu," Jupiter memotong ucapan sepupunya. "Jangan, sebaik
nya aku saja yang menyusup ke sana."
"Jangan macam-macam, Jupe!" Pete berseru. "Kau pernah membanting Torres, dan berhadap-an langsung dengan Tiburon. Mereka pasti masih ingat tampangmu. Aku rasa akulah yang paling tepat untuk tugas ini."
Yang lainnya saling berpandangan.
"Pete benar, Jupe," ujar Bob kemudian.
Ty mengangguk. "Baiklah," Jupiter mengalah. "Kalau begitu, sekarang kita cari jalan agar Pete bisa bergabung dengan mereka tanpa menimbulkan kecurigaan."
"Aku bisa melamar sebagai mekanik di bengkel itu," Pete mengusulkan.
"Risikonya terlalu besar," kata Ty. "Lagi pula kemungkinan untuk berhasil kecil sekali. Kalau mereka memang membongkar mobil curian di sana, maka mereka hanya akan menerima tenaga yang dikirim oleh seseorang yang mereka kenal."
"Bagaimana kalau kau melamar sebagai petugas jaga, Pete"" tanya Jupiter.
"Terlalu mencolok," Ty berkomentar.
118 "Hei, aku tahu!" Bob tiba-tiba berseru. "Tempat cuci mobil di samping restoran Mexico! Tiburon dan gangnya sering nongkrong di sana. Sebuah tempat cuci mobil selalu memerlukan tenaga pembantu untuk mengelap mobil-mobil yang selesai dicuci. Kalau Pete bekerja di sana, maka dia punya kesempatan untuk mendekati Tiburon. Setelah akrab, mungkin saja Tiburon mengusulkan pada bosnya untuk menempatkan Pete di bengkel."
"Yeah, itu dia!" ujar Ty sambil mengangguk. "Pete bisa menyombongkan diri sebagai mekanik yang hebat Kemudian-sambil lalu saja-dia bisa menyinggung bahwa dia sedang perlu uang banyak. Setelah itu tinggal membuktikan bahwa Pete memang jago bongkar-pasang mesin mobil."
"Tapi itu makan waktu," Jupiter mengemukakan keberatannya. "Kecuali... kecuali kalau kita mengutak-atik mobil Tiburon sehingga tidak bisa jalan! Kerusakannya harus sulit ditemukan, tetapi mudah diperbaiki oleh seseorang yang tahu bagian mana yang harus dibetulkan. Dengan demikian Pete bisa memamerkan kehebatannya di depan Tiburon."
"Aku bisa mencopot beberapa kabel di bagian bawah mesin," kata Ty. "Tiburon takkan tahu bagian mana yang rusak."
"Oke," ujar Bob, "inilah rencana yang paling masuk akal."
"Tapi kita harus yakin bahwa Tiburon memang membawa mobilnya ke tempat itu," kata Pete.
119 "Jangan khawatir," kata Jupiter. "Tiburon dan anak buahnya hampir setiap hari datang ke sana. Tapi untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan, kita memang perlu mempersiapkan rencana cadangan"
"Seperti apa, misalnya"" tanya Bob.
"Salah satu dari kita akan menyewa tempat parkir di tempat penitipan mobil, bersembunyi di dalam mobil untuk mengamati kegiatan di bengkel itu. Mudah-mudahan saja kita bisa menemukan di mana para penjahat membongkar mobil-mobil itu."
"Siapa yang akan ke sana"" tanya Ty.
"Hari ini aku harus kerja sampai sore," kata Bob. "Dan setelah itu aku harus menemani Lisa dan teman-temannya ke pantai. Sudah dua kali aku membatalkan janji dengan mereka. Eh, Jupe, Ruthie sebenarnya ingin agar kau ikut."
"Ty pasti akan diikuti oleh polisi," kata Jupiter cepat-cepat. "Jadi tinggal aku yang bisa pergi ke bengkel itu. Berarti aku tidak bisa ikut ke pantai bersama teman-temanmu, Bob. Sekaligus aku mau mengambil mobilku yang baru."
"Tunggu dulu," ujar Pete. "Bagaimana kalau Torres dan laki-laki berpistol itu ada di bengkel" Mereka tahu tampangmu, Jupe."
"Kalau Torres ada di sana," balas Jupiter, "maka aku harus kabur secepat mungkin. Mengenai Max aku tidak terlalu khawatir. Dia tidak sempat memperhatikanku waktu itu. Lagi pula tidak ada orang lain kecuali aku. Kau kan sudah kebagian tugas di tempat cuci mobil."
120 Pete menelan ludah. "Baiklah, aku akan pergi ke tempat cuci mobil itu dan melamar sebagai tenaga pembantu."
"Aku akan meminjam pick-up Paman Titus dan mengantar Jupe untuk mengambil mobilnya," kata Ty. "Setelah itu aku akan mengawasi Pete dari restoran Mexico yang kalian ceritakan. Kalau aku diikuti polisi, maka mereka hanya akan melihat bahwa aku sedang makan."
Jupiter membuka laci meja kerjanya, lalu mengambil sejumlah uang untuk membayar sewa tempat parkir. Kemudian ia pergi ke bengkelnya. Beberapa saat kemudian ia kembali sambil membawa tiga buah walkie-talkie berukuran mini
"Pete, se baiknya kau bawa satu," katanya. "Jangkauannya memang tidak terlalu jauh, tetapi cukup untuk menghubungi Ty di restoran. Dan aku bisa berhubungan dengan siapa saja yang berada di luar tempat penitipan mobil."
Tidak lama kemudian semuanya berangkat. Bob menuju kantor Sax Sendler. Pete pulang dulu untuk ganti pakaian, kemudian pergi ke tempat cuci mobil. Sedangkan Ty dan Jupiter menuju ke show-room untuk mengambil Honda Civic.
"Nanti kita ketemu di markas besar," Jupiter berseru pada Ty, setelah mengambil mobilnya.
Ty tersenyum. "Hati-hati di jalan!"
Jupiter nyengir seperti anak kecil yang memperoleh mainan baru. Untuk pertama kali ia mengendarai mobil milik sendiri. Honda Civic itu ternyata praktis sekali. Tanpa kesulitan Jupiter
121 bisa menyelip ke tempat-tempat sempit yang tidak mungkin dimasuki oleh mobil buatan Amerika, ia benar-benar menikmati perjalanan menuju tempat penitipan mobil di pinggir jalan layang.
Ketika sampai di tempat tujuan, ia berhenti di depan gerbang dan menekan klakson.
Seorang pria muncul dari pintu kecil di samping gerbang. Orang itu adalah Max!
"Mau apa""
Jupiter berusaha keras agar tetap tenang. Tetapi sepertinya Max tidak mengenalinya lagi. Untung saja! Jupe menarik napas panjang dan tersenyum.
"Saya ingin menitipkan mobil selama satu minggu," katanya dengan gaya yakin.
Max langsung berbalik. "Sorry, tidak ada tempat kosong."
"Hampir sepanjang waktu saya akan meninggalkan mobil saya di sini," ujar Jupiter seakan-akan tidak mendengar apa-apa. "Tapi sewaktu-waktu saya mungkin perlu mengambilnya. Apakah ini bisa diatur""
"Kau tidak dengar apa yang saya katakan tadi"" tanya Max sambil melotot. "Semuanya sudah penuh!"
Ia kembali masuk. Jupiter duduk di mobilnya dan memikirkan jalan keluar. Namun akhirnya ia terpaksa mengakui bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan. Sambil mendongkol Jupe pulang lagi. Dalam hati ia berharap agar Pete lebih sukses.
Ternyata tidak ada siapa-siapa di markas besar.
122 Jupiter terpaksa menunggu. Untuk mengisi waktu, ia mengambil sekeping coklat dari laci rahasianya. Kemudian ia keluar untuk mengagumi mobilnya.
Tiba-tiba telepon di dalam karavan berdering.
"Jupe!" Ternyata Ty yang menelepon. "Dua orang baru saja berhenti kerja di tempat cuci mobil. Mereka menyerahkan beberapa potong lap pada Pete, dan menyuruhnya untuk segera mulai mengeringkan mobil-mobil."
"Bagaimana dengan Tiburon dan gangnya""
"Mereka belum datang. Aku akan menunggu mereka di restoran Mexico. Kau sendiri bagaimana" Berhasil""
"Tidak," jawab Jupiter dengan lesu. ia menceritakan bahwa pintu masuk ke bengkel itu dijaga oleh Max.
Ty diam sejenak, kemudian berkata, "Aku tidak percaya bahwa tidak ada tempat lagi. Dia pasti hanya minta uang rokok. Kalau kau bisa menjemputku, maka aku akan mengantarkanmu ke sana."
"Maksudmu, kita harus menyogok dia""
"Tentu saja! Orang seperti Max selalu mengharapkan uang rokok untuk bantuan mereka. Kau harus membuka dompet supaya dilayani oleh. dia."
"Oke, aku akan segera menjemputmu."
Jupe bergegas ke mobilnya, kemudian menuju restoran Mexico di samping tempat cuci mobil. Ty sudah menunggu di depan pintu.
123 "Seharusnya kau tunggu di sini dan mengamati kegiatan di tempat kerja Pete," ujar Jupiter.
"Selama ini belum terjadi apa-apa. Lagi pula aku hanya pergi sebentar."
"Oke, tapi kau yang pegang kemudi," kata Jupiter. "Aku akan bersembunyi di belakang."
Mereka berangkat. Ty duduk di depan, sementara Jupe berbaring di lantai. Namun beberapa saat kemudian Ty tiba-tiba mengumpat.
"Brengsek! Kita diikuti lagi, Jupe. Kali ini mereka naik Aries berwarna biru." Kemudian ia mulai berbicara pada para polisi. "Oke, kalian sendiri yang cari perkara. Bersiaplah, Jupe!"
Sedetik kemudian Honda Civic itu sudah meluncur seperti roket. Jupiter berpegangan erat-erat. Ty mengemudi seperti setan jalanan. Setiap tikungan disikatnya tanpa mengerem, sehingga Jupiter terpontang-panting di belakang.
"Mobilku!" Jupiter meratap. "Ty! Kau akan menghancurkannya!"
Ty ketawa. "Tenang saja. Mobil ini tahan bantingan."
Sambil terguncang-guncang Jupiter mendengar mobilnya dipaksa ngebut seperti mobil rally.
Mesinnya meraung-raung. Tanpa ampun Ty ngebut melewati rel kereta, jalan berbatu-batu, dan kubangan lumpur. Kemudian ia menginjak rem dan berhenti.
"Nah, berhasil kan"" ia berujar sambil ketawa. "Kau baik-baik saja, Jupe""
124 "Rasanya sih ya," jawab Jupe. "Bagaimana keadaan mobilku""
"Hanya sedikit kotor. Jangan nampakkan diri. Kita sudah hampir sampai."
Jupiter terbaring dengan kaku ketika mobilnya kembali berhenti. Ty menekan klakson.
Sekali lagi Max muncul di pintu. "Ada apa""
"Saya butuh tempat parkir untuk seminggu," kata Ty.
"Tidak ada tempat kosong."
"Tunggu sebentar, Anda kelihatan seperti seseorang yang memahami arti kata servis. Saya akan bayar di muka. Berapa sewanya untuk satu minggu""
Untuk beberapa detik tidak ada jawaban. Kemudian, "Lima puluh dollar."
"Wah, itu hanya setengah dari perkiraan saya. Begini saja deh: saya akan membayar seratus. Tunai! Sekarang juga! Saya sudah bawa uangnya."
Beberapa detik berlalu sebelum Max menjawab, "Oke, mungkin masih ada tempat untuk mobil Anda."
Pintu gerbang membuka, dan Ty segera masuk, ia memarkir mobil Jupiter di deretan paling belakang.
"Jupe, kita sudah di dalam," Ty berbisik sambil menunduk.
Jupiter mendesah. "Seratus dollar yang kau-berikan itu adalah uang terakhir di kas kami." "Sorry, tapi tidak ada jalan lain, Jupe. Aku
125 akan kembali ke tempat cuci mobil dan mengawasi perkembangan di sana. Barangkali saja Pete perlu bantuan. Sekitar jam lima aku akan ke sini lagi."
126 13. Nyaris Terjebak! Di tempat cuci mobil, Pete sedang sibuk mengelap mobil, ia dan para petugas lainnya membawa potongan-potongan kain, serta botol-botol beris cairan pembersih kaca.
Sambil kerja, Pete terus mencari petunjuk mengenai Joe Torres, atau Tiburon dan anak buahnya. Namun sampai siang berlalu pun belum terjadi apa-apa.
Pete tetap bekerja. Dan Ty terus menunggu. Di dalam tempat penitipan mobil yang remang-remang, Jupiter menegakkan badan agar bisa mengintip ke luar jendela. Ternyata tak ada tanda-tanda kehidupan di sekitarnya.
Kemudian ia mendengar suara para pegawai bengkel yang sedang bekerja di lantai dua. ia bahkan mendengar bunyi samar-samar dari lantai tiga-suara kompresor angin yang mendengung-dengung.
127 Jupiter berusaha keras untuk menangkap bunyi-bunyi lain. Sebuah Cadillac berwarna Jingga pernah menghilang di bangunan ini. Dan Joe Torres serta Max bisa lenyap, kemudian muncul lagi entah dari mana.
Dari mana, dari mana"
Pukul empat sore, Ty melirik jam tangannya. Sampai sekarang belum ada perkembangan yang mencurigakan. Ia hanya melihat bahwa Pete dan rekan-rekan kerjanya tak pernah beristirahat. Mereka sibuk terus-persis seperti sekawanan semut hitam yang rajin.
Tak ada tanda-tanda mengenai Tiburon, anak buahnya, ataupun pacar-pacar mereka. Joe Torres juga belum muncul. Sedangkan sekarang sudah waktunya untuk menjemput Jupiter di tempat penitipan mobil.
Dengan berat hati Ty harus mengakui bahwa usaha mereka gagal-paling tidak untuk hari ini.
Dua kali Jupiter terpaksa menunduk ketika Max, si penjaga, melewati mobilnya. Jam tangan Jupe menunjukkan pukul empat lewat tiga puluh, ketika ia menyelinap keluar dari Honda Civic-nya. Dalam keadaan setengah gelap, anak itu mengendap-endap menuju lift mobil.
128 Sambil bergerak maju, Jupiter terus memasang telinga untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan. Ia tidak boleh kepergok oleh Max. Selain penjaga itu rupanya tidak ada siapa-siapa di lantai dasar. Dan selama Jupe berada di sini juga tidak ada mobil lain yang masuk ke bengkel.
Kini ia mengelilingi seluruh lantai dasar. Jupiter ingin mengecek apakah ada yang luput dari pengamatannya ketika ia dan Pete memeriksa bangunan ini. Jupe bahkan membuka pintu ruang kantor, dan mengintip ke dalam. Ternyata ruangan itu tak berperabot, dan hanya digunakan sebagai gudang.
Jupiter berhenti di depan lift mobil. Kali ini landasannya berada di lantai dasar. Jupe menoleh ke atas, namun tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara langkah!
Max, si penjaga, sedang berjalan menuruni ramp.
Tiburon and the Piranhas tiba di tempat cuci mobil dengan mengend
arai low-rider masing-masing. Mereka nampak seperti segerombolan bandit di film-film koboi, yang kembali ke tempat persembunyian setelah merampok sebuah bank. Jam di ruang kantor menunjukkan pukul lima. Tempat cuci mobil baru saja tutup. Pete sedang menerima upahnya untuk hari ini, ketika Tiburon memasuki ruang kantor.
129 "Terima kasih, Sir," ujar Pete keras-keras, sehingga ucapannya terdengar oleh semua orang di ruangan itu. "Saya sangat membutuhkan uang ini. Ayah saya dipecat dari pekerjaannya. Kalau Anda kebetulan mendengar bahwa seseorang memerlukan mekanik yang hebat, tolong beritahu saya."
"Beres, Crenshaw," ujar si pemilik tempat cuci mobil. "Kelihatannya kau memang pekerja yang baik. Saya akan memberitahumu kalau ada lowongan sebagai mekanik."
"Sebagai mekanik saya benar-benar jempolan," Pete menekankan. "Dan saya mau melakukan apa saja asal bisa mendapatkan uang."
Ketika menyadari bahwa Tiburon sedang menatapnya, Pete segera meninggalkan ruangan, ia tidak mau bersikap berlebihan, sehingga malah menimbulkan kecurigaan. Setelah keluar, Pete segera menuju ke mobilnya yang diparkir agak jauh.
Ketika melewati restoran Mexico di sebelah, ia melihat ternyata Ty sudah pergi.
Jupiter menahan napas ketika suara langkah Max semakin mendekat. Tidak ada waktu untuk kembali ke mobilnya, ia bahkan nyaris tidak sempat bersembunyi di balik mobil terdekat.
Kini Max menyusuri jalan antara lift mobil dengan deretan mobil. Kalau saja ia menoleh ke
130 kiri, maka ia akan melihat Jupiter. Dan beberapa detik lagi Max pasti menoleh ke arah itu.
Jupiter membaringkan diri di lantai yang kotor dan penuh oli, lalu merayap ke bawah sebuah mobil. Dengan tegang ia memperhatikan kaki Max, yang berada tepat di depan hidungnya. Penjaga tempat penitipan mobil itu sempat berhenti, seakan-akan ada yang membuatnya curiga.
Jupiter bernapas pelan-pelan, dan menghapus keringat serta oli yang menempel di wajahnya. Waktu berjalan sangat lambat. Bagi Jupiter rasanya seperti berabad-abad. Dan Max masih tetap berhenti di tempat yang sama. Dengan mengulurkan tangan, Jupiter bisa memegang sepatu penjaga pintu itu.
Kemudian terdengar suara pintu membuka. Cahaya matahari menerangi ruangan besar itu.
"Siapa itu"" Max bertanya seketika.
"Halo, saya ingin mengambil mobil saya," Jupiter mendengar suara Ty.
"Mana karcisnya""
"Ada di dompet," jawab Ty.
Kaki Max menghilang. Jupiter menunggu semenit, kemudian keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan hati-hati ia mengintip ke arah pintu. Max sedang berjalan menghampiri Ty, yang menunggu di ambang pintu.
Cepat-cepat Jupiter berdiri dan melambaikan tangan, kemudian langsung kembali berjongkok. Mudah-mudahan saja Ty melihatnya, lalu berbin-
131 cang-bincang dengan Max sampai Jupiter bisa kembali ke Honda Civic-nya.
"Kami tutup pukul 18.00," Jupiter mendengar Max berkata. "Kalau Anda belum kembali pada jam segitu, silakan cari tempat parkir lain sampai besok pagi."
"Kebetulan saya perlu kendaraan malam ini," jawab Ty. "Ehm... apakah saya bisa pinjam telepon sebentar""
"Teleponnya ada di dinding sana."
"Apakah Anda bisa menunjukkan tempatnya""
"Busyet, baru bayar seratus dollar saja sudah minta dilayani seperti raja," Max mengomel sambil mengantarkan Ty.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Jupiter untuk kembali ke mobilnya. Beberapa saat kemudian Ty menyusul, ia langsung menghidupkan mesin dan mulai menjalankan Honda Civic itu. Ketika berhenti di depan pintu gerbang, Max menengok ke dalam.
"Ingat: jam enam, atau tunggu sampai besok."
"Jam berapa besok pagi"" tanya Ty.
"Pintu dibuka mulai jam tujuh-tapi bukan oleh saya!"
Ty ketawa mendengar lelucon itu. Max tidak ketawa. ia memang tidak bercanda. Penjaga itu merasa bangga bahwa kedudukannya cukup penting, sehingga tidak perlu datang pagi-pagi. Pelan-pelan Ty keluar dari tempat penitipan mobil.
"Bagaimana keadaanmu, Jupe""
"Lumayan, tapi aku tidak menemukan apa-apa."
132 di belakang mereka, Max sudah menutup pintu. Ty membelok lalu berhenti di pinggir jalan. Jupiter segera pindah ke depan.
"Apakah Tiburon datang ke tempat cuci mobil"" ia bertanya.
"Aku tidak melihatnya sampai
aku berangkat untuk menjemputmu."
Setelah tiba di Jones Salvage Yard, mereka segera masuk markas besar. Pete sedang menghitung upah hari ini sebelum memasukkannya ke kas Trio Detektif. Jupiter menelepon ke kantor dan rumah Bob, namun sahabatnya itu tidak ada di tempat. Karena itu rencana selanjutnya terpaksa disusun tanpa menunggu dia.
"Sebaiknya kita tetap berpegang pada rencana semula," ujar Jupiter. "Besok pagi kita coba lagi. Pete pergi ke tempat cuci mobil. Ty menunggu kesempatan untuk mengutak-atik low-ridernya Tiburon. Dan aku kembali ke tempat penitipan mobil."
"Mudah-mudahan saja Tiburon muncul agak lebih cepat daripada hari ini," kata Ty. "Kalau tidak, kita bakal bengong-bengong lagi."
Ternyata Tiburon datang setelah jam makan siang. Tetapi Ty tidak memperoleh kesempatan untuk mendekati mobil pemimpin band itu. Jupiter juga tidak beruntung. Sepanjang hari ia berjaga di tempat penitipan mobil tanpa melihat
133 sesuatu yang mencurigakan. Satu-satunya berita menggembirakan adalah bahwa Tiburon kelihatan tertarik pada semangat kerja Pete.
"Untuk orang Anglo kau cukup menyenangkan," kata Tiburon. "Jangan khawatir, kita akan menemukan pekerjaan yang cocok untukmu, oke""
Pete menjawab bahwa ia berminat. Namun selanjutnya tidak terjadi apa-apa lagi. Keadaan mulai gawat. Dalam tiga hari liburan musim semi akan berakhir.
Keesokan harinya Ty akhirnya mendapat kesempatan yang ditunggu-tunggunya. Pagi-pagi Tiburon dan gangnya sudah muncul. Mereka mampir ke restoran Mexico. Sementara para anggota band sedang berdebat mengenai makanan yang akan mereka pesan, Ty masuk ke kolong mobil Tiburon, lalu mencopot dua buah kabel listrik. Sebelumnya ia sudah memberitahu Pete kabel mana yang akan ia copot. Pete tinggal menyambungkannya kembali.
Ketika kembali dari restoran, Tiburon berulang-kali memutar kunci kontak. Tetapi mesinnya tetap tidak mau hidup. Sambil mengelap mobil, Pete melihat para pemuda Latino berkumpul di sekitar mobil Tiburon. Kelihatannya mereka sedang membahas kerusakan mobil itu.
Tidak lama kemudian si pemilik tempat cuci mobil menghampiri mereka. Kemudian salah satu pegawai senior menyusul. Dan akhirnya Tiburon berseru memanggil Pete.
"Hei, Anglo! Coba ke sini sebentar!"
134 Sambil membersihkan tangan, Pete menuju ke tempat parkir restoran Mexico. "Aku"" ia bertanya.
"Katanya jago mesin. Sekarang coba buktikan kehebatanmu."
Pete membungkuk dan memperhatikan mesin mobil Tiburon. ia mengecek kabel aki, memeriksa semua busi, dan berlagak sibuk. Kemudian ia masuk ke kolong mobil.
"Tolong ambilkan kunci pas ukuran 12," ujar Pete dari bawah mobil.
Para pemuda Latino langsung repot mencari alat-alat. Si pemilik tempat cuci mobil pergi ke kantornya, lalu kembali dengan kunci pas yang diminta. Pete sebenarnya tidak membutuhkannya, ia hanya berlagak agar kesannya lebih meyakinkan.
"Coba distarter lagi," ia berkata setelah keluar dari kolong mobil.
Mesin mobil itu langsung hidup.
"Hei, rupanya kau benar-benar mengerti mesin," ujar Tiburon sambil menatap Pete. "Aku akan menghubungi beberapa orang yang mungkin memerlukan tenaga ahli seperti kau Bayaran-, nya betul-betul bagus. Maksudku betul-betul bagus. Comprendes" Mengerti""
Maksud Tiburon sebenarnya adalah bahwa pekerjaan yang ditawarkannya tidak halal, dan ia bertanya apakah Pete mengerti. Pete mengangguk dengan mantap.
135 Jupiter nyaris ketiduran di mobilnya, ketika ia mendengar suara Ty di dekat pintu.
"Saya perlu mengambil sesuatu dari mobil."
"Jangan kebiasaan! Kami di sini tidak suka kalau orang keluar-masuk terus," Max menanggapinya dengan dingin.
Jupiter segera menundukkan kepala.
"Ada apa"" ia berbisik.
Ty membungkuk, seakan-akan memang sedang mencari sesuatu. "Rencana kita berhasil! Tiburon memberitahu Pete bahwa Pete akan dijemput dan dibawa ke sebuah bengkel."
"Kapan"" "Hari ini-tapi jamnya belum pasti. Kalau para pencuri mobil memang bermarkas di sini, maka kau pasti akan melihat Pete nanti."
Setelah Ty pergi, Jupiter kembali menunggu. Dari mobilnya, ia bisa melihat dengan jelas ke mana Pete dibawa. Dengan demikian ia akan tahu di mana komplotan ini membongkar
mobil-mobil yang mereka curi.
Satu jam berlalu. Kemudian dua jam. Jam tangan Jupiter menunjukkan pukul lima sore, tetapi belum ada yang datang. Pukul 18.00 Jupiter mendengar Max mengunci pintu gerbang. Pete belum datang. Tak seorang pun datang Jupiter mulai cemas. Bagaimana kalau markas para pencuri mobil ternyata di tempat lain"
Tiba-tiba saja lampu kecil pada walkie-talkie Jupe berkedap-kedip. Jupe segera menyala-
136 kannya. Suara Ty terdengar pelan, namun se rius.
"Jupe! Kita mendapat kesulitan! Kesulitan be sar!"
137 14. Ketiban Sial "Aku terkunci di dalam sini," Jupiter berkata melalui walkie-talkienya.
"Kau harus berusaha keluar," suara Ty menjawab. "Coba lewat pintu yang kecil."
Tanpa bersuara Jupiter mengendap-endap ke pintu. Pintu untuk mobil ternyata telah digembok, tetapi pintu yang kecil bisa dibuka dari dalam. Jupe segera menyelinap keluar dan melihat pick-up Paman Titus di pojok jalan.
"Ayo, masuk!" Ty mendesak.
"Ada apa""
Ty nampak serius. "Sekitar lima belas menit lalu Bob dan Kelly Madigan, pacar Pete, datang ke markas. Kelly bilang bahwa Pete telah menceritakan rencana kita padanya. Dia tahu semuanya tentang El Tiburon dan mobil-mobil curian itu. Dia juga tahu kenapa Pete melamar kerja di tempat cuci mobil."
"Aduh," Jupiter mendesah, "Pete tidak pernah bisa menyimpan rahasia."
"Kali ini mungkin ada baiknya," kata Ty. "Kelly
138 baru saja mengetahui bahwa Tina Wallace, teman sekelasnya, adalah pacar El Tiburon! Mereka selalu bersama-sama-dan Tina mengenal Pete. Tina tahu bahwa Pete anggota Trio Detektif."
Jupiter terbengong-bengong. "Gawat! Kalau dia melihat Pete..."
"Tina bisa memberitahukan identitas Pete yang sebenarnya pada Tiburon."
"Dan dia pasti akan melihat Pete kalau dia menemani Tiburon ke tempat cuci mobil!" ujar Jupiter sambil membelalakkan mata.
"Menurut Kelly, Tina gadis yang baik. Kemungkinan besar dia sama sekali tidak tahu bahwa pacarnya anggota komplotan pencuri mobil. Tapi mungkin saja dia tanpa sengaja membongkar penyamaran Pete."
Mereka sampai di Jones Salvage Yard, dan langsung masuk ke markas besar. Bob dan Kelly Madigan sudah menunggu. Gadis berambut gelap itu segera berdiri.
"Kalian sudah menemukan Pete"" ia bertanya. "Kalian sudah menjemputnya""
"Kami sama sekali tidak tahu di mana dia berada," jawab Jupiter. "Ty, kau yakin bahwa Pete sudah pergi dari tempat cuci mobil""
"Tadi Tiburon sempat kembali dan berbicara dengan Pete. Pete hanya mengacungkan jempol kemudian pergi dengan Tiburon."
"Kalau begitu," kata Bob, "kita harus mencarinya sampai ketemu."
139 "Tapi bagaimana caranya"" tanya Kelly sambil menatap Jupiter, Bob, dan Ty, ganti-berganti.
Bob dan Ty memandang ke arah Jupiter. Kelly duduk dengan lesu. Matanya nampak merah.
"Jupiter"" ia berkata setengah berbisik. "Tolong...."
Jupiter memelototi dinding karavan seakan-akan bisa menembusnya dengan pandangan, ia mulai mencubit bibirnya dengan jari telunjuk dan jempol -suatu tanda bahwa ia sedang memeras otak.
"Kelihatannya Pete dibawa ke tempat komplotan itu membongkar mobil-mobil yang mereka curi. Jadi kita masih menghadapi masalah yang sama, yaitu menemukan tempat itu." ia menatap orang-orang di sekitarnya. "Bukan sekadar memastikan bahwa tempat itu berada di dalam bangunan penitipan mobil. Kita harus tahu persis di mana letaknya. Kita bahkan harus masuk ke sana." "Tunggu dulu," kata Ty. "Kita menduga bahwa Pete ada di tempat itu. Dan kita juga menduga bahwa tempat itu berada di dalam bangunan penitipan mobil. Kenapa kita tidak menghubungi Pete saja, supaya dia bisa memberitahu kita di mana dia berada" Pete kan membawa walkie-talkie."
"Ya!" seru Kelly sambil melompat berdiri.
"Jangan," ujar Bob. "Kita belum yakin seratus persen bahwa chop-shop itu memang berada di dalam bangunan penitipan mobil. Dan kita tidak bisa menghubungi Pete lewat walkie-talkie. Kita tidak tahu apakah dia sendirian atau di tengah-tengah orang banyak."
140 "Bob benar," kata Jupiter. "Aku punya rencana lain. Tapi semuanya tergantung apakah Tiburon dan anak buahnya tampil di luar kota malam ini. Bob, kau bisa mencari keterangan..."
"Mereka memang kel uar kota!" Bob memotong. "Wah, kita benar-benar mujur. Kebetulan saja aku membaca jadwal pertunjukan mereka tadi siang. El Tiburon and the Piranhas manggung di Malibu malam ini."
"Keberuntungan menyertai orang-orang yang selalu bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan," Jupiter berkomentar. "Kau mempelajari jadwal mereka, karena pengalamanmu mengatakan bahwa kita mungkin membutuhkan keterangan itu."
"Boleh jadi," kata Bob. "Tapi kenapa kau mengharapkan bahwa mereka keluar kota""
"Tiburon pernah minta tolong pada Ty untuk mengantarkan sebuah Mercedes ke bodega milik Torres, bukan"" kata Jupiter. "Nah, Mercedes itu pasti bukan satu-satunya mobil yang ia curi untuk dirinya sendiri. Dan aku rasa kecuali para anggota band masih ada orang lain yang mengantarkan mobil ke bodega itu. Kalian masih ingat: Torres memberi isyarat klakson ketika ia membawa Cadillac berwarna Jingga ke tempat penitipan mobil. Baru kemudian pintunya dibuka. Pete sempat bercerita bahwa Torres memberi isyarat yang sama ketika membawa mobil lain. Dan aku yakin, pesan yang harus disampaikan oleh Ty di bodega pasti merupakan semacam kata sandi."
141 Ty menatap Jupiter dengan tajam. "Apa rencanamu, Jupe""
"Tiburon sedang ke luar kota. Kita harus mencari mobil mewah. Kendaraan itu akan kita bawa ke bodega, untuk diserahkan pada Torres. Kalau kita beruntung, maka dia akan langsung mengantarkannya ke markas para pencuri mobil."
"Tapi apakah itu bisa menolong Pete"" tanya Kelly.
"Dua orang di antara kita akan bersembunyi di dalam mobil," Jupiter menjelaskan. "Sejak semula aku sudah punya rencana seperti ini. Aku mengurungkannya karena terlalu berbahaya. Tapi sekarang tidak ada pilihan lain. Kita harus berani mengambil risiko."
"Siapa yang akan mengemudikan mobil itu"" tanya Bob.
"Kaulah satu-satunya dari kita yang tidak begitu dikenal oleh Torres," ujar Jupiter. "Kau yang akan menyetir mobil itu. Ty dan aku akan bersembunyi di belakang."
"Setelah mengantarkan mobil itu, apalagi yang harus kulakukan"" Bob ingin tahu.
"Ambil mobilmu, lalu ikuti Torres."


Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana aku bisa membawa mobilku dan mobil curian itu pada saat yang bersamaan""
"Kelly akan mengikuti kita, lalu menunggu di tempat yang aman."
Masing-masing mempertimbangkan usul Jupiter.
"Jupe, dari mana kita bisa mendapat mobil
142 mewah"" Ty akhirnya bertanya. "Mobil-mobil kita takkan dilirik sebelah mata oleh para pencuri. Apakah kita benar-benar harus mencuri mobil""
Jupiter menatap Kelly. "Aku berharap, Kelly bisa meminjamkan Jaguar ayahnya. Komplotan pencuri itu pasti tertarik."
"Mobil ayahku"" tanya Kelly terkejut "Ehm... baiklah! Asal saja Pete bisa keluar dari tempat itu. Dan kalian harus berjanji untuk hati-hati."
"Jangan khawatir," Jupiter menenangkan pacar sahabatnya itu. "Apakah kau bisa mengambilnya sekarang juga""
"Bisa saja," jawab Kelly sambil mengangguk.
"Aku akan mengantarkan Kelly," kata Bob. "Sekaligus aku akan menunjukkan bagaimana caranya menyetir mobilku."
"Kalau kalian kembali nanti," ujar Jupiter, "kita akan merencanakan setiap detil."
"Tiburon pasti butuh waktu untuk mencuri mobil," kata Ty.
Jupiter mengangguk. "Kita tunggu sampai tengah malam." ia menatap orang-orang di sekelilingnya. Tak ada yang berkomentar. "Oke, kalau begitu kita berangkat pukul 00.00 tepat."
Lima menit sebelum tengah malam, sebuah Jaguar XJ6 yang mulus berhenti di depan bodega milik Joe Torres. Toko bahan makanan itu masih buka.
143 Jupiter bersembunyi di tempat bagasi. Ty, yang lebih langsing, melintang pada lantai di belakang kursi sopir. Seluruh tubuhnya dibungkus selimut tipis, sehingga tidak kelihatan dari luar. Bob mengenakan topi baseball, dan kacamatanya yang lama. Kelly mengendarai VW Kodok kepunyaan Bob, dan terus menjaga jarak.
Joe Torres serta kedua tukang pukulnya, Nacio dan Carlos, keluar dari bodega. Terkagum-kagum mereka menatap Jaguar yang berhenti di depan mereka. Bob segera membuka jendela.
"Seorang laki-laki bernama Tiburon memberi saya seratus dollar untuk membawa mobil kakaknya dari Malibu ke sini. Apakah Anda kakaknya itu""
Torres mengangguk. "Ya, betul! Tugasmu sudah selesai, Bung. Ja
di, silakan turun dari mobil."
"Apakah saya bisa ikut sampai ke pusat kota"" "Panggil taksi saja," kata Torres dengan ketus. "Kau kan sudah dibayar."
Bob turun dari Jaguar, lalu menghilang di kegelapan malam. Dengan tegang Jupiter dan Ty menunggu perkembangan selanjutnya. Mereka mendengar suara langkah tiga orang mendekati mobil.
"Hei, di bangku belakang ada selimut."
Joe Torres ketawa. "Di Malibu kini ada orang yang benar-benar sial: sudah kehilangan mobil, kedinginan lagi!"
Pintu sopir terdengar membuka.
144 "Aku akan mengantarkannya sekarang juga," ujar Torres. "Anak-anak di chop-shop masih bekerja. Lagi pula Jaguar ini terlalu mencolok di lingkungan barrio. Untung saja Tiburon lebih hati-hati memilih orang kali ini -tidak seperti dua hari yang lalu."
Pintu sopir menutup dan mesin mobil dihidupkan. Beberapa detik kemudian Jaguar itu telah meluncur di jalan.
* Terburu-buru Bob masuk ke VW kodoknya.
"Bagaimana"" Kelly bertanya dengan cemas. "Semuanya beres""
"Torres percaya bahwa aku memang disuruh oleh Tiburon," jawab Bob. "Sejauh ini rencana Jupe berjalan lancar. Torres sama sekali tidak curiga. Kelihatannya aku memilih kata-kata yang tepat."
Kelly menunjuk ke depan. "Itu dia! Mobil ayahku!" "Oke," kata Bob.
Ia segera mulai mengikuti Jaguar yang sudah jauh di depan mereka. Tidak ada tanda-tanda bahwa Torres menyadari bahwa ia sedang dibuntuti.
"Jangan sampai kehilangan jejak!" ujar Kelly. "Aku sudah berusaha sebisa mungkin," balas Bob sambil menginjak pedal gas dalam-dalam. Tetapi VW Kodok milik Bob memang bukan
145 saingan sebuah Jaguar. Perlahan tapi pasti, jarak antara kedua mobil itu bertambah jauh.
Di dalam tempat bagasi, Jupiter harus berpegangan erat-erat Ketika Jaguar itu tiba-tiba berhenti, Jupe nyaris membentur dinding pemisah antara tempat bagasi dengan ruang penumpang. Untung saja Joe Torres tidak mendengar apa-apa. Kemudian pria itu memberi isyarat dengan menekan klakson: sekali panjang, dua kali pendek, sekali panjang, dan sekali pendek.
Jupiter mendengar sebuah pintu besar membuka. Jaguar itu segera masuk.
"Bonus dari Tiburon," Torres berkata.
"Wah, bos bisa marah-marah lagi. Kita sudah cukup repot karena Mercedes itu."
Suara itu milik Max, si penjaga pintu!
Salah satu pintu membuka, dan seseorang naik ke mobil. Kemudian Jaguar itu kembali bergerak. Dalam kegelapan, Jupiter bisa merasakan bahwa mobil itu meluncur dan membelok dengan pelan. Setelah beberapa detik, mobilnya berhenti lagi.
Jupiter mendengar bunyi mendesis. Ia ingat betul kapan dan di mana ia pernah mendengar bunyi seperti itu: di tempat penitipan mobil pada saat lift mobil sedang bergerak turun.
Jupe merasakan sentakan yang mengagetkan. Kemudian lift mobil itu mulai bergerak ke atas.
146 Jupiter berusaha menentukan seberapa jauh mereka naik, tetapi ia tidak bisa memastikannya.
Tiba-tiba lift berhenti. Jaguar itu mulai bergerak lagi, tetapi ke arah yang salah! Terheran-heran Jupiter menyadari bahwa mobil itu mundur.
"Aduh, Bob!" Kelly mendesah "Kita kehilangan jejak."
"Torres membelok di tikungan berikut," kata Bob dengan geram. "Mudah-mudahan saja kita bisa menyusulnya."
Bob menambah kecepatan dan melewati tikungan itu.
Jaguar milik ayah Kelly nampak berhenti di depan sebuah bangunan berlantai tiga yang terbuat dari batu bata.
"Jangan-jangan dia tahu bahwa kita mengikutinya," ujar Kelly dengan was-was.
"Tidak mungkin!" balas Bob. "Torres belum pernah melihat mobilku. Dia takkan memperhatikan sebuah VW Kodok yang kebetulan lewat."
Bob memutar mobilnya, lalu berhenti di pojok jalan. Ia dan Kelly segera turun dan mengintip dengan hati-hati. Jaguar milik ayah Kelly telah lenyap. Kemudian mereka menyusuri jalan yang gelap sampai ke pintu tempat penitipan mobil.
Pintu gerbang ternyata terkunci rapat.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang"" bisik Kelly cemas.
147 "Mudah-mudahan saja belum ada yang mengunci pintu kecil setelah Jupe pergi dari sini," kata Bob.
ia meraih ke dalam kantong jaket, lalu mengeluarkan kartu identitas yang terbuat dari plastik. Kartu itu diselipkannya ke celah sempit antara pintu dan kusen. Beberapa detik kemudian mereka
telah berada di dalam. Bob dan Kelly memperhatikan deretan mobil yang berada dalam ruangan remang-remang itu.
"Jupe pasti parkir di sini tadi siang," kata Bob. "Coba kita cari mobil ayahmu, Kelly."
Mereka mulai menyusuri deretan mobil-mobil, dan akhirnya berhenti di depan lubang lift. Landasannya berada di salah satu lantai atas. Mereka berusaha menangkap suara-suara, tetapi suasana di sekeliling benar-benar hening. Tak ada suara. Dan tak ada Jaguar.
"Kok tidak ada"" ujar Kelly heran.
"Ssst!" Bob mendesis. "Jangan keras-keras."
Tiba-tiba saja lift mulai bergerak turun.
"Cepat!" bisik Bob.
ia meraih lengan Kelly dan menarik gadis itu ke balik deretan mobil terdekat. Mereka segera berjongkok ketika landasan lift mulai kelihatan. Begitu sampai di lantai dasar, Joe Torres langsung menyeberangi ruangan dan keluar ke jalan.
Bob dan Kelly menunggu sebentar, lalu masuk ke lift.
"Mobil ayahku pasti ada di atas sana," kata Kelly sambil mendongak.
148 "Menurut Jupe, chop-shop itu berada di bangunan ini," ujar Bob. "Masalahnya, di mana""
"Sayang sekali kau telah tahu tentang chop-shop kami, Bob Andrews," seseorang tiba-tiba berkata. "Seharusnya kau tetap menekuni bidang musik saja."
Jake Hatch berdiri di belakang mereka. Tangannya menggenggam sepucuk pistol. Pria kekar di sampingnya juga membawa senjata api.
149 15. Terperangkap! Di dalam tempat persembunyiannya, Jupiter memasang telinga. Tetapi ia tidak mendengar apa-apa. Selama beberapa saat tidak ada suara sama sekali.
Jaguar itu seakan-akan menembus dinding, menggelinding ke bagian kanan dari suatu ruangan tertutup, kemudian berhenti. Untuk sesaat masih ada bunyi samar-samar. Kemudian suasana kembali hening.
Tiba-tiba Jupiter mendengar suara palu di luar. Jupiter segera mengetuk dinding pembatas ke ruang penumpang.
"Ty"" Suara Ty nyaris tak terdengar. "Hei, Jupe" Kau baik-baik saja"" "Ya. Di mana kita berada sekarang"" "Coba aku intip sebentar." Jupiter menunggu.
"Sepertinya kita berada di salah satu lantai bengkel," ia akhirnya mendengar suara Ty. "Ruangan ini tidak sebesar ruangan-ruangan yang
150 lain. Kita berhenti di salah satu pojok. Di seberang ada tiga orang yang sedang menangani sebuah Maserati. Salah satu dari meieka kelihatan seperti Pete!"
"Tolong keluarkan aku dari sini," kata Jupiter.
ia mendengar Ty turun dari mobil, kemudian memutar kunci tempat bagasi Jupiter segera menyelinap keluar, lalu bersembunyi di samping mobil mewah itu bersama Ty.
Di seberang ruangan yang memanjang, Jupiter melihat tiga laki-laki yang sedang membongkar sebuah Maserati berwarna merah tua.
Salah satu dari mereka memang Pete.
"Rupanya mereka langsung mempekerjakannya di sini," ujar Ty sambil merendahkan suara.
"Mungkin mereka sedang kekurangan tenaga kerja," kata Jupiter. "Dan selain itu juga ada jaminan dari Tiburon. Hmm, mudah-mudahan saja Pete masih membawa walkie-talkienya. Aku akan mencoba menghubungi dia. Yang lainnya terlalu jauh untuk mendengar apa-apa."
Pete sedang membongkar bemper belakang, sedangkan kedua mekanik lainnya lagi melepaskan bemper depan. Sambil kerja mereka berbincang-bincang, tanpa memperhatikan rekan mereka yang baru. Keduanya berbadan kurus kecil dan berwajah licik. Gerakan mereka nampak lamban. Jupiter dan Ty melihat gagang pistol nongol dari kantong salah satunya.
"Kelihatannya mereka tidak mempedulikan Pete," Ty berkomentar.
151 Pengamatan Ty ternyata keliru. Jupiter menghidupkan sinyal panggil pada walkie-talkienya. Suara lemah pada pesawat Pete akan memberitahunya bahwa mereka ada di dekatnya. Namun Pete tidak bereaksi, ia tetap bekerja seakan-akan tidak mendengar apa-apa. Justru salah satu dari kedua mekanik lain yang mengangkat kepala.
"Suara apa itu""
"Oh, itu hanya alarm pada jam tangan saya," jawab Pete dengan tangkas. "Malam ini sebenarnya ada acara TV yang ingin saya tonton. Saya lupa mematikan alarmnya."
"Ngomong-ngomong, sudah jam berapa sekarang""
"Hampir setengah satu," ujar Pete.
"Hei, berarti kita harus buru-buru, nih. Kita masih harus mengerjakan Jaguar di pojok sana. Dan Tiburon beserta rombongannya mungkin masih akan membawa mobil-mobil la
in." "Astaga!" Pete berseru. "Bukankah sudah terlalu malam untuk membawa mobil ke sini""
Kedua mekanik itu ketawa.
"Bos selalu bilang: rejeki jangan ditolak, haha-ha!"
"Kalau begitu, saya akan memeriksa Jaguar itu," kata Pete. "Mobil ini toh sudah hampir selesai."
"Oke, biar kami saja yang membereskannya."
Pete meletakkan alat-alat ke lantai, kemudian membersihkan tangannya. Setelah yakin bahwa kedua mekanik tadi sudah mulai bekerja lagi, ia menuju ke Jaguar.
152 "Siapa yang ada di sini"" bisik Pete. ia membungkuk ke dalam Jaguar seakan-akan sedang memeriksa sesuatu. "Di mana Kelly""
"Aku dan Ty," jawab Jupiter. "Kelly ada bersama Bob. Mestinya mereka sedang menunggu di luar. Menurut rencana mereka mengikuti kami ke sini. Kau sudah menemukan sesuatu""
"Dugaanmu benar, Jupe," ujar Pete. "Di sini ternyata memang ada chop-shop. Mereka mengatakan bahwa mobil-mobil ini banyak kekurangan, sehingga bisa dibeli dengan harga rendah. Tapi sikap Tiburon sudah menjelaskan duduk perkara sebenarnya."
"Apakah kedua rekanmu bersenjata"" tanya Ty.
"Hanya salah satu dari mereka."
"Kenapa hanya ada dua orang yang bekerja bersamamu"" Ty kembali bertanya..
Pete berlagak memeriksa pintu Jaguar.
"Tiburon mengatakan bahwa mereka sedang kekurangan tenaga. Tiga tukang bengkel mereka sedang sakit. Tapi dia mengatakannya sambil ketawa. Jadi aku menarik kesimpulan bahwa mereka ada di penjara. Yang lainnya sedang mencuri mobil di luar. Kita beruntung sekali."
"Kalau begitu kita ringkus mereka sekarang juga, sebelum yang lainnya kembali ke sini. Setelah itu kita telepon polisi," kata Jupiter. Pete mengangguk, lalu duduk di belakang kemudi untuk menjalankan mobil. Jupiter dan Ty segera menyelinap ke bangku belakang dan menundukkan kepala. Pete menghidupkan mesin, lalu
153 menjalankan Jaguar itu dengan pelan ke arah kedua mekanik.
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Dinding sebelah kiri membuka, seolah-olah digeser ke samping!
"Sebuah pintu rahasia!" Jupe berseru dengan suara tertahan. "Pintu rahasia di belakang lift! Rupanya begini caranya membawa mobil-mobil curian itu ke sini!"
Baru sekarang mereka menyadari bahwa sebagian dinding terbuat dari batu bata palsu yang ditempelkan pada sebuah pintu geser.
"Kita berada di bangunan sebelah tempat penitipan mobil," kata Ty. "Ruangan ini benar-benar tersembunyi. Mobil-mobil curian masuk dalam keadaan utuh, kemudian keluar dalam keadaan terbongkar."
"Hei, lihat!" Pete tiba-tiba berkata sambil membelalakkan mata.
Jake Hatch dan Max, si penjaga pintu, keluar dari lift. Mereka menggiring Bob dan Kelly sambil menodongkan pistol.
"Ya, Tuhan!" Pete mendesah. "Mereka menangkap Kelly dan Bob. Kita harus menyelamatkan mereka!"
"Sebaiknya kita bertindak sekarang juga," kata Ty. "Sebelum anggota komplotan yang lain datang."
"Tapi mereka bersenjata," ujar Jupiter was-was. Pete segera menginjak rem. ia benar-benar kebingungan. Apa yang harus mereka lakukan"
154 Jake Hatch dan Max menggiring Bob dan Kelly ke arah para mekanik. Jake Hatch nampak geram sekali.
"Kami menangkap mereka di bawah," ia menggerutu. "Mereka sedang mencari sebuah chop-shop di bangunan sebelah. Sekarang mereka telah menemukannya. Sayang sekali mereka takkan sempat memberitahu siapa-siapa."
"Teman-teman kami tahu di mana kami berada," Bob mencoba menggertak. "Ty akan membawa polisi ke sini."
"Itu si konyol yang dimintai tolong oleh Tiburon untuk membawa Mercedes merah itu dari Ox-nard," Max menjelaskan. "Dia memang sempat membawa polisi ke tempat Torres."
"Dasar tolol!" Jake Hatch marah-marah. "Aku kan sudah melarang mereka untuk mencuri mobil tanpa izin."
"Tiburon baru tiga kali melakukannya, Bos," kata Max.
"Tiga kali terlalu banyak!" Jake Hatch berkomentar sambil menggelengkan kepala. "Dan sekarang kita harus menyingkirkan kedua anak ingusan ini." ia memandang sekeliling. "Mana anak baru itu""
"Dia lagi mengambil Jaguar di pojok sana," ujar salah seorang mekanik.
"Awas," bisik Pete. "Mereka melihat ke sini. Bersiap-siaplah!"
Ia kembali menjalankan mobil ayah Kelly pelan-pelan.
155 "Jaguar yang mana"" tanya Hatch sambil mengerutkan alis.
"Yang dibawa T orres setengah jam lalu," kata si mekanik. "Hadiah dari Tiburon, katanya."
"Dasar brengsek! Untung saja masih mulus." Hatch berpaling pada Bob dan Kelly. "Sorry mengenai semuanya ini, Andrews. Tapi seharusnya kau tidak perlu mencampuri urusanku."
Pete semakin mendekat. Hatch, Max, dan kedua mekanik berdiri menghadap Bob dan Kelly.
"Hei, Max! Mobil ini harus kubawa ke mana"" tanya Pete sambil mengeluarkan kepala lewat jendela.
Jupiter dan Ty melihat perubahan pada wajah Bob dan Kelly ketika mereka mengenali suara Pete. Saraf mereka terasa tegang sewaktu Pete mengurangi kecepatan.
"Lho, kenapa dia ada di sini"" seru Joe Torres sambil menuding Bob. ia baru saja keluar dari lift. "Anak ini yang mengantarkan mobil untuk..."
"Sekarang, Pete!" teriak Jupiter.
Kaki Pete segera menginjak pedal gas. Sedan Jaguar itu melesat maju-tepat ke arah keempat pria yang berdiri sambil terbengong-bengong.
156 16. El Tiburon Angkat Bicara
Jaguar yang dikemudikan Pete meluncur ke arah keempat orang itu.
Mereka berdiri seperti patung. Mereka dicengkeram rasa panik, sehingga tidak dapat menggerakkan lengan untuk membidikkan pistol. Dengan mata terbelalak mereka menatap mobil yang semakin mendekat.
Baru kemudian semuanya berlompatan ke segala arah untuk menyelamatkan diri.
Max, si penjaga pintu, membentur lantai dengan keras, ia mengerang kesakitan dan terpaksa melepaskan pistol.
Kedua mekanik meloncat kalang-kabut. Pistol di kantong salah satunya terselip ke luar, kemudian jatuh ke tumpukan bagian-bagian Maserati yang telah dibongkar.
Hanya Jake Hatch yang tetap berkepala dingin, ia melompat, berguling-guling di lantai, kemudian berlutut sambil mengarahkan pistolnya ke arah Pete yang duduk di balik kemudi Jaguar. Bob mendorong Kelly ke balik sebuah tiang,
157 lalu menendang pistol di tangan Jake Hatch sampai terpental jauh. Hatch mencoba menghajar Bob. Tetapi pemuda itu segera membalas dengan melancarkan pukulan sikut ke kepala lawannya. Jake Hatch langsung roboh.
Pete mengerem habis, dan berhenti beberapa senti di depan Maserati yang sudah setengah terbongkar. Langsung saja ia turun dari mobil. Dengan satu lompatan panjang ia menghampiri Jake Hatch, yang sedang mencoba untuk kembali berdiri.
Ty juga sudah keluar dari tempat persembunyiannya, ia menyerbu ke arah Joe Torres, yang masih berdiri di dekat pintu elevator sambil berusaha menarik pistolnya dari kantong. Keduanya terjatuh ke lantai.
Jupiter berlari ke arah Bob, yang sedang bergelut melawan Max. Tukang pukul yang kekar itu sudah bangkit lagi, dan mencoba meraih pistolnya. Bob melancarkan tendangan tobi-yo-ko-geri, tetapi Max segera menangkisnya. Kemudian ia membungkuk untuk memungut pistolnya.
Di luar dugaan Max, ia ditabrak dari belakang oleh Jupiter sehingga terjatuh lagi. Sambil mengumpat-umpat tukang pukul itu berdiri lagi. Kali ini Jupiter menumbangkannya dengan menggunakan suatu teknik lemparan judo, lalu melompat ke atasnya. Bob melompat ke atas Jupe. Max menyumpah-nyumpah, tetapi bobot kedua pemuda itu memaksanya untuk tetap terbaring di lantai.
Kedua mekanik yang belum kebagian lawan
158 mulai berdiri. Namun kemudian mereka menyadari bahwa mereka sedang berhadapan dengan Kelly Madigan. Gadis itu telah memungut pistol Jake Hatch. ia membidikkannya ke arah kedua mekanik, yang mendadak berdiri seperti terpaku di tempat
"Tenang, Nona! Tenang!"
"Kami takkan bergerak!"
Keduanya mengangkat tangan untuk menutupi wajah masing-masing. Sudah jelas bahwa mereka takkan berani macam-macam.
"Untung saja kalian dikarunia otak yang encer," ujar Kelly sambil memberi isyarat dengan pistol. "Duduk, dan jangan bergerak!"
Pete menghajar dada Jake Hatch, sehingga pemimpin komplotan pencuri mobil itu sekali lagi terjatuh. Kali ini ia tetap terbaring sambil mengerang kesakitan.
Tanpa kesulitan yang berarti Ty berhasil meng-KO Joe Torres. ia mengambil pistol lawannya, lalu menyelipkan senjata api itu ke ikat pinggangnya. Kemudian ia menghampiri Kelly, dan mengambil pistol yang ada di tangan gadis itu.
Bob dan Jupiter menemukan gulungan kabel, dan menggunakannya untuk mengikat kaki dan tangan Max. Si p
enjaga pintu memberontak dan meronta-ronta, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Sambil nyengir, Bob kembali berdiri. "Nah, kelihatannya kita sudah berhasil meringkus komplotan pencuri mobil ini."
159 "Ya, kita berhasil!" Pete berseru dengan gembira.
"Lengkap dengan barang bukti," Jupiter menambahkan sambil melirik Maserati yang sudah setengah terbongkar.
"Sebaiknya kita ikat semuanya dan memungut pistol-pistol mereka," kata Ty. "Aku akan membidikkan pistol ini, supaya mereka jangan macam-macam."
Pete dan Jupiter menemukan segulung tali di salah satu pojok ruangan. Beberapa saat kemudian kedua mekanik dan Joe Torres pun sudah dalam keadaan terikat. Bob mengambil pistol si mekanik, kemudian memungut pistol Max dari lantai. Pete dan Jupiter membalik untuk mengikat Jake Hatch. Dia masih mengerang-erang sambil memegangi dadanya.
Namun sebelum sempat berbuat apa-apa, mereka mendengar suara langkah. Sekelompok orang tiba-tiba muncul dari suatu ruang kecil di belakang Maserati tadi.
"Hei, mana lift brengsek itu" Kami membawa enam mobil mulus," ujar El Tiburon, ketika ia masuk melalui sebuah pintu yang luput dari perhatian Jupiter dan teman-temannya. Kemudian ia berhenti dan membelalakkan mata. "Ay, Chihuahua! Ada apa ini""
Keempat anggota bandnya, serta beberapa pemuda Latino lain, berdiri di belakang El Tiburon. Dia masih mengenakan pakaian panggungnya yang berwarna serba putih.
160 Jupiter maju dan menghampirinya. "Semuanya sudah selesai, Tiburon. Kami telah mengamankan bosmu, tukang pukulnya, Joe Torres, dan Maserati curian itu. Sebaiknya kau dan teman-temanmu menyerah saja."
"Oh, ya"" ujar Tiburon sambil memandang ke sekeliling, ia menatap pistol-pistol di tangan Ty dan Bob. Kemudian ia menatap anak buahnya.
Jake Hatch mendadak sembuh. Dengan geram ia berteriak, "Tiburon, bereskan anak-anak ingusan itu! Hajar mereka!"
Tiburon mengangkat bahu. "Nanti dulu, Bos! Mereka pegang pistol. Sedangkan kalian takkan bisa membantu."
"Ah, mereka kan hanya anak-anak kecil! Mereka sama sekali tidak bisa menggunakan pistol. Kalian bisa mengatasi mereka."
Pemuda Latino itu tersenyum.
"Mungkin saja," katanya. "Tapi aku rasa, sudah waktunya aku dan anak buahku mendapat kenaikan gaji."
"Upah kalian sudah terlalu tinggi," Hatch marah-marah. "Bereskan anak-anak ini! Gara-gara kau semuanya ini terjadi! Dasar Latino estupido! Dungu!"
Tiburon langsung memelototi bosnya. Para anggota band di belakangnya terdengar menggerutu dengan kesal.
Jupiter segera menyadari perubahan itu. ia bertindak dengan cepat, dan mulai berbicara pada Tiburon.
161 "Kau diperalat, Tiburon. Kalian semua diperalat oleh Hatch. Dia sama sekali tidak menghargai kalian. Bagi Hatch, El Tiburon and the Piranhas hanyalah sekelompok badut yang bisa dimanfaatkan."
Kelihatannya Tiburon tidak memperhatikan ucapan Jupiter. ia terlalu sibuk memelototi Jake Hatch.
"Hei, Bos! Kau mau minta bantuan pada sekelompok pemuda Latino yang dungu, heh""
Wajah Jake Hatch menjadi merah padam. "Bereskan mereka, atau kupecat kalian semua! Dasar Latino tak berotak! Kalian takkan pernah lagi bekerja untukku. El Tiburon menggeleng. "Hei, apa yang bisa
kami lakukan" kami kan hanya segerombolan orang dungu. Latino estupido! Pemalas-pemalas tak berguna""
ia tersenyum sinis, lalu menatap Jupiter. "Hei, Anglo gendut, kami akan-menceritakan semuanya tentang Jake Hatch-dan komplotannya. Tapi kau harus mempengaruhi polisi agar bersikap ramah terhadap El Tiburon and the Piranhas, oke""
"Tak ada yang bisa mempengaruhi polisi, Tiburon. Kau tahu itu," ujar Ty, yang masih menggenggam pistol.
"Tapi kami akan berusaha sebisa mungkin," Jupiter cepat-cepat menambahkan. "Kami tahu bahwa kalian hanya bertugas membawa mobil-mobil itu ke sini. Kalian bukan pencuri. Dan juga bukan kalian yang membongkar mobil-mobil itu."
162 Tiburon mengangguk. "Kau cukup cerdik untuk anak seusiamu. Yeah, mereka menyerahkan mobil-mobil curian yang sudah dicat agar mirip dengan low-rider kami. Mobil-mobil itu kami pakai ke tempat pertunjukan. Kemudian kami membawa semuanya ke sini."
"Bagaimana dengan Mercedes merah itu"" Ty bertanya dengan geram
. "Mercy yang kaucuri di Oxnard""
Tiburon mengangkat bahu. "Oke, memang ada mobil yang aku curi. Aku tergoda untuk mendapatkan uang dengan cepat."
"Tiburon," ujar Jupiter, "kalau kau bersedia menjadi saksi dalam kasus ini, maka haim pasti bersedia memberikan keringanan bagimu dan teman-temanmu."
"Jangan dengarkan ocehan busuk itu!" teriak Hatch. "Aku akan menaikkan gajimu. Bayaran kalian semua akan kunaikkan. Kalian akan menjadi band terkaya di kota ini."
Tiburon menatap Hatch, kemudian Jupiter dan Ty, lalu anak buahnya, ia mengangkat bahu.
"Oke, Anglo! Kita ke polisi saja."
Ty menurunkan pistol di tangannya. Pete nyengir lebar. Bob dan Jupiter menarik napas lega. Kelly berlari ke arah Pete, kemudian merangkul pacarnya itu. Pete tersipu-sipu. Kelly ketawa, mencium Pete, kemudian melepaskan rangkulannya.
Tiba-tiba saja Jake Hatch melompat maju dan menangkap Kelly, ia menggunakan gadis itu
163 sebagai perisai, memuntir lengannya, dan mundur ke arah lift. Kalau ada yang nekat menembak, maka Kelly yang akan terkena lebih dulu.
"Semua tetap di tempat masing-masing! Jangan coba-coba jadi pahlawan. Nona manis ini yang akan menanggung akibatnya. Mengerti""
Tak ada yang bergerak ketika Hatch memasuki lift bersama Kelly. Kemudian dinding palsu mulai menutup perlahan-lahan.
164 17. Mobil Siapa yang Tercepat"
Semuanya kaget setengah mati. Pete berlari ke dinding palsu yang kini telah tertutup rapat.
"Bagaimana cara membukanya" Cepat!"
ia menatap Tiburon. Tetapi pemuda Latino itu hanya mengangkat bahu. "Aku sendiri tidak tahu. Biasanya selalu ada yang membukakannya." "Pikir saja sendiri, Bung!" ujar Joe Torres sambil ketawa. "Bos kami terlalu cerdik untuk bocah-bocah tengil seperti kalian," Max menambahkan.
Kedua mekanik hanya bisa menggeleng. Mereka pun tidak tahu bagaimana caranya membuka pintu rahasia itu Jupiter segera menghampiri Tiburon.
"Bagaimana kalian bisa masuk ke sini tadi""
"Lewat tangga belakang," jawab Tiburon. "Kami selalu keluar lewat jalan itu."
"Tangga" Mana"" seru Pete. "Cepat, tunjukkan!"
"Oke, tapi tangga itu keluar di jalan yang salah. Maksudku, kau harus ke depan dulu untuk sampai ke pintu penitipan mobil."
165 "Tunjukkan tangganya!" teriak Pete.
"Aku akan menemanimu," kata Ty sambil menyelipkan pistol ke ikat pinggangnya. "Bob, kau jaga bajingan-bajingan ini."
Tiburon membawa Pete dan Ty ke pojok ruangan yang berseberangan dengan lift mobil. Pintu ke ruang kantor ternyata tersembunyi di balik tonjolan dinding.
"Pintu ini takkan bisa dibuka tanpa mengetahui letak kunci rahasianya," kata Tiburon. ia menarik sebuah tabung pemadam api yang terpasang di dinding, dan pintu kantor segera membuka.
Pete dan Ty berlari menuruni tangga, lalu keluar ke jalanan. Bulan purnama nampak jelas di langit yang gelap. Tanpa membuang-buang waktu Pete dan Ty berlari ke pintu tempat penitipan mobil.
Pintu besar itu masih tertutup dan terkunci rapat.
"Dia masih di dalam!" kata Pete.
"Kecuali kalau ada jalan keluar lain," ujar Ty. "Hati-hati, Pete. Keselamatan Kelly tergantung pada kita."
Pete mengangguk, ia mencoba membuka pintu kecil di samping gerbang. Pintu itu ternyata tidak dikunci. Mereka segera menyelinap masuk. Keadaan di dalam nyaris gelap-gulita. Satu-satunya sumber cahaya adalah lampu redup di dekat lift.
Mereka memasang telinga. Tidak ada suara apa pun. "Dia sudah pergi," ujar Pete dengan putus asa. "Dan dia membawa Kelly."
166 Ty mengerutkan kening. "Belum tentu! Kau dengar bunyi itu""
Samar-samar Pete mendengar bunyi ketukan. Sepertinya seseorang sedang mengetok permukaan logam. Bunyi itu berasal dari sebelah kanan lift.
"Itu pasti Kelly!" kata Pete "Ayo, Ty!"
ia segera menyusuri deretan mobil. Ty berada di belakangnya. Dalam sekejap saja mereka sudah sampai ke jalan menuju lift. Mereka berhenti dan memasang telinga.
Tiba-tiba sepasang lampu mobil menyala di sebelah kanan mereka.
Cahaya itu menyorot tepat ke arah Pete dan Ty.


Trio Detektif 44 Komplotan Pencuri Mobil Mewah di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dari ujung jalan terdengar suara mesin meraung-raung. Sebuah mobil sedan melesat ke arah mereka. Makin dekat, kecepatan semakin bertambah.
Pete dan Ty langsung melompat mundur. Mobil itu melewati
mereka, ki-mudian menabrak mobil-mobil yang sedang parkir.
"Sebuah Rolls-Royce!" Pete berseru.
ia tidak punya waktu untuk mengatakan apa-apa lagi. Rolls-Royce itu memutar sambil menyerempet mobil-mobil lain, kemudian kembali ke arah Pete dan Ty.
"Dia mau menabrak kita!" teriak Ty. "Lompat!"
Sekali lagi mereka menghindar. Rolls-Royce itu kembali menyeruduk mobil-mobil lain.
Pete dan Ty berusaha kabur.
Namun ke mana pun mereka lari, Rolls-Royce
167 itu tetap mengejar mereka. Jake Hatch sama sekali tidak peduli bahwa ia memporak-poranda-kan mobil-mobil yang ada di ruangan besar itu.
Ty mengambil pistol dan berusaha membidik-kannya pada roda-roda Rolls-Royce yang mengejar-ngejar mereka.
"Jangan!" teriak Pete sambil membelalakkan mata. "Kelly juga ada di mobil itu."
"Aku akan mencoba menembak bannya," balas Ty sambil melompat ke samping.
Rolls-Royce itu telah rusak berat. Namun sedan yang kokoh itu jauh lebih kuat dibandingkan mobil-mobil yang ditabraknya.
Tiba-tiba saja Ty memperoleh kesempatan untuk menembak. Langsung saja ia menarik picu.
"Sial, meleset!" ia mengumpat.
Rolls-Royce itu membelok, menyerempet empat buah mobil, lalu kembali melaju.
"Dia mencoba melarikan diri!" seru Pete.
"Gara-gara aku menembak tadi," balas Ty. "Dia takut pada pistolku!"
Rolls-Royce itu menuju ke arah pintu. Pete dan Ty berlari untuk memotong jalannya.
"Hatch harus turun untuk membuka kunci pintu!" Pete berseru. "Itu kesempatan kita!" Mereka hampir sampai di pintu, ketika Rolls-Royce itu membelok ke kiri dan langsung tancap gas.
"Dia tidak akan berhenti!" teriak Ty. Dengan kecepatan tinggi mobil mewah itu menerjang pintu.
168 "Ayo, ke mobilku!" teriak Pete. "Cepat!"
"Tidak ada waktu," ujar Ty dengan napas tersengal-sengal. "Nanti dia keburu kabur."
Pete tidak menjawab, ia langsung bergegas ke jalanan.
Karena melaju terlalu kencang, Jake Hatch tidak berhasil membelokkan Rolls-Roycenya secara sempurna. Mobil itu menabrak pagar di seberang jalan, terpaksa mundur beberapa meter, kemudian baru menjauh. Pete segera mengelilingi tempat penitipan mobil untuk mengambil Fiero-nya.
"Dia sudah terlalu jauh untuk dikejar," Ty berseru ketika mereka naik ke mobil Pete.
Namun ketika mereka membelok, Rolls-Royce itu ternyata belum jauh. Mobil itu nampak menggelinding pelan, sambil berpindah-pindah dari jalur kiri ke jalur kanan.
"Hah, pasti rusak berat!" Ty berseru. "Kita..."
"Astaga! Lihat itu!" Pete memotong.
Di dalam Rolls-Royce itu, Kelly sedang mengadakan perlawanan sengit. Gadis itu berusaha mencegah Jake Hatch untuk membawanya kabur.
Tiba-tiba saja pintu Rolls-Royce membuka, dan Kelly melompat keluar.
Jake Hatch langsung tancap gas.
Kelly berdiri menghalangi mobil Pete, sehingga pacarnya itu terpaksa mengerem habis.
"Ayo masuk, Kelly!" Pete berseru melalui jendela. "Kita akan mengejarnya."
169 Kelly segera membuka pintu, lalu memanjat melewati Ty ke bangku belakang.
"Pokoknya aku tidak mau ketinggalan!" ia berkata dengan napas tersengal-sengal.
Pete menatapnya sambil tersenyum.
"Kalau begitu, bersiaplah!" ujar Pete. "Kau pasti akan terguncang-guncang di belakang."
Pete menyetir seperti kesetanan. Bahkan Ty pun menjadi pucat pasi. Dalam beberapa menit saja mereka sudah berhasil mengejar Rolls-Royce di hadapan mereka.
Dengan kecepatan tinggi kedua mobil itu melewati jalan-jalan yang gelap.
Akhirnya Hatch menyeberangi sebuah lapangan, menyelinap di antara pilar-pilar jalan layang, kemudian meneruskan perjalanan di atas rel kereta api. Tapi ia tidak berhasil mengecoh Pete. Ketika mencapai jalan lurus yang menyusuri pantai, Hatch langsung menambah kecepatan.
Namun Pete tidak mau menyerah.
Dalam keputus-asaannya Hatch berusaha mencapai jalan layang. Ia harus melewati tikungan tajam yang menembus di bawah jalur bebas hambatan. Untuk sesaat kelihatannya ia akan berhasil mengambil tikungan yang patah itu.
Tapi Pete tidak tinggal diam. Secara nekat ia memotong Rolls-Royce yang sedang mengurangi kecepatan. Hatch membanting setir. Mobilnya meluncur tak terkendali, lalu menabrak pilar beton yang kokoh.
Ty langsung turun, ia membuka pintu Rolls-
170 Royce dan menar ik Hatch keluar. Pemimpin komplotan pencuri mobil itu digiringnya ke mobil Pete, didorong ke bangku belakang, kemudian diduduki.
"Sekarang Hatch baru tahu siapa yang memiliki mobil paling cepat di sini," ujar Ty.
Sambil terkagum-kagum Kelly menatap pacarnya. Pete nyengir bangga. Dan mereka kembali ke tempat penitipan mobil.
Ternyata yang lainnya sudah menunggu di depan pintu. Tiburon dan gangnya berdiri di sebelah kanan. Para tawanan dijaga oleh Bob. Pete langsung membawa Jake Hatch ke rombongan itu.
"Sudah ada yang memanggil polisi"" tanya Ty.
Bob mengangguk. "Kata Jupe, dia yang akan menelepon polisi."
Pete melihat ke sekeliling. "Hei, di mana dia""
Sebuah erangan mengerikan terdengar dari dalam tempat penitipan mobil. Jupiter berdiri di antara bangkai-bangkai mobil, ia sedang menatap tumpukan logam yang sudah tak bisa dikenali.
Kemudian Bob membelalakkan mata. "Itukah mobilmu yang baru"" ia bertanya hati-hati.
Honda Civic kepunyaan Jupiter ternyata sudah hancur total! Jake Hatch telah menabraknya berkali-kali.
"Mobilku!" Jupiter mendesah. "Dan sekarang aku tidak punya uang lagi."
Yang lainnya berusaha menghibur sebisa mungkin. Ty berjanji mencarikan mobil yang lebih baik lagi.
171 "Kau pasti akan mendapat ganti-rugi dari asuransi," ujar Ty. "Dan kita akan mencari jalan untuk mengumpulkan uang tambahan." ia tersenyum lembut "Eh, kau sudah menelepon polisi, Jupe""
Jupiter kembali mendesah. "Aku lupa sama sekali waktu melihat keadaan mobilku." Kemudian ia memaksakan diri untuk tersenyum. "Tapi setidak-tidaknya kita sudah berhasil meringkus komplotan ini. Dan ini berarti bahwa kau sudah bebas dari segala tuduhan, Ty!"
Tiba-tiba mobil-mobil patroli muncul di kedua ujung jalan. Beberapa petugas turun sambil menggenggam pistol. Mereka dipimpin oleh Detektif Cole dan Sersan Maxim.
"Hei," ujar Ty. "Sersan Maxim pasti menyangka bahwa ia akhirnya berhasil menangkapku pada waktu melakukan kejahatan!"
Dan sambil nyengir lebar, Ty mengangkat tangan dan berlagak menyerah.
TAMAT tamat Pendekar Pedang Sakti 20 Pendekar Bodoh 3 Setan Selaksa Wajah Pisau Terbang Li 2
^