Pencarian

Bumi Cinta 5

Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Bagian 5


hari, yang membikin onar di sini"" Tetap dengan
berbisik. "Ya. Yang katamu namanya Sergei itu""
Yelena ikut berbisik. "Benar. Namanya Sergei Gadotov. Kau tahu
siapa dia"" "Katamu dia anggota mafia
Voykovskaya Bratva." "Benar. Kau tah
u apa yang terjadi padanya sebenarnya"" "Tidak."
"Dia sudah mati beberapa jam setelah
dilumpuhkan Ayyas." "Jadi Ayyas yang membunuhnya."
"Bisa jadi itu akibat berkelahi dengan Ayyas.
Tapi tidak ada yang tahu kalau ia sudah mati,
kecuali aku, dan kini kau."
"Kawan-kawannya apa tidak mencari dia""
"Pasti. Mereka sekarang sedang mencari dia.
Boris Melnikov, Ketua Voykovskaya Bratva
sedang marah besar. Ia yakin Sergei sudah mati
dibunuh, dan sekarang ia sedang mencurigai ban-
yak orang sebagai pembunuh Sergei. Ia sangat
sayang kepada Sergei karena Sergei adalah tan-
gan kanan sekaligus calon adik iparnya."
"Kau termasuk yang dicurigai""
"Pasti. Karena ada yang melihatku bersama
Sergei. Tapi aku bisa mematahkan segala tu-
duhan mereka. Mereka tidak punya cukup bukti
untuk menganggap aku sebagai pembunuh
Sergei." "Terus hubungannya Sergei dengan masa-
lahku apa"" "Kalau kau mau sedikit bekerja, dan berhasil.
Kau bisa tetap tinggal di Moskwa ini dengan
tenang dan nyaman. Tidak akan lagi diganggu
oleh Olga Nikolayenko dan suaminya."
"Bekerja apa" Aku tidak paham maksudmu."
"Begini. Sergei Gadotov sudah mati. Aku
yang membuang mayatnya jauh di pinggir kota.
Aku sudah bakar semua barang yang melekat
padanya dan menggantinya dengan pakaian yang
lain. Identitasnya akan kabur. Tetapi aku masih
membawa ponsel milik Sergei Gadotov . Kalau
kau mau hidup nyaman. Kaubinasakan saja Olga
Nikolayenko dan suaminya itu dengan tangan
baja Boris Melnikov."
"Caranya""
"Mudah sekali. Tetapi kau harus benar-benar
hati-hati dan berhasil. Jika tidak, nyawamu bisa
terancam. Kau bawa ponsel Sergei Gadotov, dan
kauletakkan di rumah atau di mobil Olga
Nikolayenko. Letakkan di tempat yang tidak
diketahui mereka. Boris Melnikov akan tahu ke-
beradaan ponsel itu, dan dia akan langsung
berkesimpulan, bahwa Olga Nikolayenko dan
suaminya yang membunuh calon adik iparnya.
Boris pasti membuat perhitungan. Jika itu terjadi,
kemungkinan besar Boris yang. akan menang.
Dan kau akan merdeka, jika Olga Nikolayenko
dan suaminya binasa. Bagaimana""
"Bagaimana Boris Melnikov akan yakin Olga
Nikolayenko sebagai pembunuh Sergei hanya
dengan adanya ponsel""
"Yang penting, ponsel itu harus ada di mobil
atau rumah Olga Nikolayenko. Dan harus ada di
sana saat Boris Melnikov memeriksanya. Itu saja.
Yang lain biar aku yang ngurus. Paham"" .
"Baik. Aku siap bekerja. Biarlah orang jahat
berperang dengan orang jahat."
"Tapi ingat, apa pun yang terjadi ini cuma kita
berdua yang tahu. Kau harus bersumpah untuk
tidak membuka mulut kepada siapa pun. Jika kau
gagal pun kau harus tutup mulut, jangan sekali -
kali menyebut namaku. Sekarang bersumpahlah."
"Aku bersumpah, dengan seluruh darah dan
nyawaku!" "Baik. Kapan kau siap bekerja""
"Besok." Mantap Yelena dengan berbisik.
"Bagus!" Mata Linor berbinar.
Pintu kamar Yelena tiba-tiba terbuka pelan-
pelan. Seorang perempuan tua bertubuh gemuk
keluar sambil mengucek mata. Ia lalu membuka
mulutnya lebar-lebar dan menguap seenaknya.
"Hoh, kalian sudah bangun semua. Tapi kalian
tidak membuat teh panas ya" Mau Bibi buatkan
teh"" Kata perempuan tua itu yang tak lain
adalan Bibi Margareta. "Mau Bibi." Sahut Yelena.
"Wah enak juga ada Bibi Margareta, ada yang
membuatkan teh. Ada yang bisa dimintai tolong
membelikan sesuatu."
"Iya, apalagi Bibi Margareta itu orangnya tu-
lus dan jujur." "Berarti kau beruntung bertemu
dengannya." "Ya, sangat beruntung. Aku masih
bisa bernafas ini juga di antaranya karena perto-
longan dia." 23. Aku Beriman Bahwa Tuhan Itu Ada! Salah saru tanda sukses di akhir perj alanan
adalah kembali kepada Allah di awal perjalanan."
Petuah indah Ibnu Athaillah itu senantiasa
terngiang-ngiang di relung-relung hati
Muhammad Ayyas setiap pagi. Juga pagi itu,
setelah ia mandi dan berpakaian rapi serta siap
berangkat ke kampus MGU, ia kembali teringat
kalimat indah Ibnu Athaillah yang sangat dahsyat
makna dan maksudnya. "Min alamatin nujhifin
ni-hayati ar rujuu ilallahi fil bidayati." Begitu ka-
limat aslinya dalam bahasa Arab.
la ingat betul bagaimana Kiai Lukman Hakim
menjelaskan maksud petuah Ibnu Athaillah As
Sakandari itu, "Bagi s eorang yang mencari ridha Allah, ada
permulaan atau bidayah dan ada akhiran atau ni-
hayah. Permulaan orang yang mencari ridha Al-
lah adalah perjalanannya menapaki kehidupan,
dan akhirannya adalah sampainya di hadapan
Allah. Apabila sejak awal langkahnya memulai
perjalanan, orang itu sudah benar-benar kembali
kepada Allah, berjalan menuju Allah dengan total
maka peluang suksesnya untuk sampai kepada
ridha Allah sangat besar. Sebab Allah pasti men-
olongnya sejak ia memulai langkahnya. Allah
akan menjaganya untuk tidak terputus dan jatuh
di tengah jalan. Akan tetapi jika di awal
langkahnya ia tidak kembali kepada Allah, tidak
meminta pertolongan Allah, ia akan terlempar
kembali ke tempat ia memulai perjalanan, dan ia
tidak akan sampai kepada Allah. Seorang ulama
yang hatinya diterangi cahaya Allah mengatakan,
'Siapa yang mengira dirinya bisa sampai kepada
Allah dengan pengantar selain Allah, maka Allah
memutus perjalanannya. Dan barang siapa
beribadah dengan mengandalkan kekuatannya
sendiri, maka Allah menyerahkan urusan
ibadahnya kepada kekuatannya, Allah tidak akan
menolongnya'." Ayyas berusaha untuk kembali kepada Allah,
menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah
setiap kali memulai aktivitas apa saja. Ia merasa
dirinya lemah tiada berdaya, yang memberinya
kekuatan adalah Allah, yang memberinya
kemampuan berpikir juga Allah, dan yang men-
jaganya dari segala yang tidak baik adalah Allah.
Allah. Allah. Allah. Semuanya adalah milik
Allah, dan bakal kembali kepada Allah.
Pagi itu setelah merasa rapi semua dan siap,
Ayya's menundukkan wajahnya di hadapan Al-
lah. Ia mengagungkan nama Allah. Ia tegakkan
shalat Dhuha. Ia rukuk dan sujud kepada Allah.
Airmatanya menetes ke lantai kamarnya, saat dir-
inya tersungkur sujud kepada Allah Yang Maha
Kuasa. Setelah itu ia membuka kamarnya dan siap
berangkat. Di ruang tamu, Yelena dan Linor masih asyik
berbincang-bincang sambil minum teh panas.
Bibi Margareta nampak sibuk membuat omelet
di dapur. "Pagi sekali kau berangkat. Minumlah teh
dulu, biar tubuhmu hangat." Ujar Yelena sambil
menyeruput teh panasnya. "Iya. Itu Bibi Margareta sedang membuat om-
elet. Teh hangat dan sepotong omelet, saya pikir
bagus untuk mengisi perut." Sahut Linor
"Kalian ada kesibukan hari ini"" Tukas Ayyas.
"Aku tidak ada kesibukan apa-apa. Paling
tidur-tiduran saja." Jawab Yelena.
"Kalau aku sebenarnya libur, tapi mungkin
aku ingin ke GUM beli sesuatu, tapi tidak begitu
penting. Ada apa"" Kata Linor.
"Hari ini aku jadi pembicara seminar di Fak-
ultas Kedokteran MGU. Bagaimana kalau sekali-
kali kalian ikut seminar. Ini seminarnya agak
menarik, temanya, 'Tuhan Bagi Manusia di Era
Modern.' Ya paling tidak melihat akujadi pembi-
cara berdampingan dengan para doktor dan pro-
fesor. Bagaimana""
"Em bagaimana ya"" Yelena mengerutkan
keningnya. "Em boleh juga! Biar otakku tidak beku. Siapa
tahu dari seminar itu ada yang bisa aku tulis jadi
berita. Baik aku ikut." Sahut Linor.
"Baik. Kalau Linor ikut, aku ikut juga." Ucap
Yelena sambil memandang ke arah Ayyas.
"Kalau begitu kita berangkat bersama. Aku
ikut minum teh dan mengganjal perut dengan
omelet dulu." "Selesai menyantap omelet, kami bersiap -siap
dulu. Dan kautunggu kami sebentar. Kita be-
rangkat pakai mobilku saja." Hari itu entah
kenapa Linor tidak sedingin biasanya. Ia agak
sedikit membuka diri dan cair.
Bibi Margareta datang membawa dua piring
kecil berisi omelet. Yang satu untuk Yelena dan
yang satu untuk Linor."
"Bibi tolong buatkan satu lagi untuk Ayyas."
Pinta Yelena. "Baik. Dengan senang hati." Jawab Bibi Mar-
gareta dengan mata berbinar.
*** BMW SUV X5 hitam berjalan perlahan men-
inggalkan Panvilovsky Pereulok. Mobil itu me -
luncur ke selatan melalui jalan lingkar Sadovoe
Koltsoe. Lalu masuk ke Rossolimo Ulista, kemu-
dian belok kiri ke Kholzunova Pereulok. Mele -
wati kawasan Fruzenskaya, dan terus ke selatan.
Sampai akhirnya mendekati kampus MGU.
"Ini kali pertama kita jalan bertiga. Entah
kenapa aku merasa senang dengan kebersamaan
seperti ini. Seperti sebuah keluarga." Ujar Yelena
sambil memandang ke depan. Ke jalan yang
halus, yang kanan k irinya seperti dibungkus salju. Yelena duduk di depan di samping Linor
yang mengemudikan mobil. Sementara Ayyas
duduk di belakang sendirian.
"Benar kau tidak punya keluarga"" Tanya
Ayyas pada Yelena. "Dulu punya, tapi sekarang tidak. Nantilah
aku ceritakan. Kalau cerita sekarang waktunya
tidak akan cukup, sebentar lagi kita sampai di
pelataran kampus." Mobil SUV hitam itu terus maju dengan ten-
ang. Lima menit kemudian sudah memasuki ger-
bang belakang MGU. Seorang petugas keamanan
datang memeriksa. Ayyas menunjukkan kartu
visiting felbw-nya. Petugas itu mempersilakan
masuk. Begitu turun dari mobil, Ayyas mengontak
Doktor Anastasia Palazzo, memberitahukan
kalau dirinya langsung ke Fakultas Kedokteran,
tidak mampir ke ruangan Profesor Tomskii sep -
erti yang disepakati. Mereka bergegas ke auditorium utama Fak-
ultas Kedokteran, tempat di mana seminar
diadakan. Puluhan orang sudah datang, tetapi
semua pembicara belum datang kecuali Ayyas.
Yelena melihat pamflet yang ditempel di papan
pengumuman, ia menjerit lirih,
"Wah pembicaranya ada Victor Murasov.
Pasti nanti seru seminarnya. Tapi nama Ayyas
samasekali tidak tercantum di sini"
"Aku sebenarnya cuma pengganti salah satu
pembicara yang tidak datang. Coba saja kita lihat
di background itu!" Ayyas menunjuk ke pang-
gung utama para pembicara, namanya tertulis di
sana meskipun paling bawah sendiri.


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"O ya itu namamu." Ujar Yelena.
"Kita menunggu di sini berdiri seperti patung
penjaga gedung ini, atau bagaimana"" Tanya
Linor sambil melirik Ayyas.
"Kita menunggu di stolovaya Fakultas Kedok-
teran saja. Pasti tidak jauh dari sini. Biar aku
yang traktir, sebab aku yang mengajak kalian.
Begitu, baik"" Ayyas tahu diri.
"Sangat baik." Jawab Yelena dan Linor ham-
pir bersamaan. Mereka bertiga lantas bergegas
mencari stolovaya. Tidak sampai sepuluh menit mereka sudah du-
duk di stolovaya Fakultas Kedokteran. Beberapa
kursi telah terisi mahasiswa dan mahasiswi.
Mereka mengambil tempat duduk tak jauh dari
kasir. Penampilan Yelena dan Linor tak berbeda
dengan mahasiswi. Linorlah yang mengatur pe-
nampilan Yelena sehingga tidak berbeda dengan
mahasiswi. Keduanya juga membawa tas ransel
kecil layaknya mahasiswi. Linor mengeluarkan
buku saku yang tak lain adalah sebuah novel
karya Ian Fleming berjudul From Russia with
Love. Yelena mengeluarkan kumpulan cerita
pendek yang ditulis Leo Tolstoy berjudul
Sevastopol Sketches. Buku yang dipegang
Yelena itu sebenarnya milik Linor juga.
"Kenapa tidak ada petugas stolovaya yang
menghampiri kita"" Yelena merasa heran. Ia su-
dah duduk beberapa saat tapi masih tidak dipedu-
likan oleh petugas stolovaya.
Ayyas tersenyum mendengar kata-kata Yelena
itu. "Kalian sudah lama tidak ke stolovaya kam-
pus ya. Di sini kita mengambil makanan sendiri
lalu dibayar di kasir itu."
"Kau benar. Aku sudah lupa!" Jerit Yelena
sambil meletakkan telapak tangannya ke
keningnya. "Aku juga lupa." Sahut Linor.
Mereka bertiga lalu mengambil menu yang
mereka inginkan. Mereka lalu makan sambil
berbincang-bincang. "Pagi ini kita banyak makan." Kata Yelena.
"Bersyukurlah kepada Allah yang masih mem-
berikan kita rezeki dan kehidupan." Sahut Ayyas.
"Yelena tidak percaya pada Tuhan." Lirih
Linor. "Aku masih merenung. Aku masih perlu
waktu untuk percaya lagi kepada Tuhan." Ujar
Yelena. "Aku sangat heran pada orang yang hatinya te-
lah jadi batu. Dalam keadaan sekarat ia ditolong
oleh Tuhan, diberi kesempatan hidup, masih juga
tidak percaya kepada Tuhan!" Sahut Ayyas
dengan suara agak keras. "Yang kau maksud itu aku"" Kata Yelena.
"Siapa lagi" Jawablah dengan jujur Yelena,
ketika kau dalam keadaan kritis, dalam keadaan
sekarat hampir mati saat itu. Apa yang kauingat"
Siapa yang kausebut namanya untuk kaumintai
pertolongan" Jawablah dengan jujur, Yelena!"
Yelena terdiam. Wajahnya berubah. Tubuhnya
bergetar. Ia teringat saat ia sekarat tiada berdaya
apa-apa, dan saat itu ia merasa nyawanya sudah
sampai di tenggorokan mau melayang. Ia
menyebut-nyebut Tuhan. Ia minta tolong kepada
Tuhan. Mata Yelena berkaca-kaca. Tapi mulut-
nya bungkam tidak bicara.
"Kenapa kau diam saja Yelena" Jawablah
d engan jujur, sekali lagi dengan jujur di saat kau
sangat terpepet, sangat tidak berdaya, sangat krit-
is dan hampir mati, siapa yang kauingat" Siapa
yang kausebut-sebut""
Tanpa sadar Yelena menjawab terbata,
"Tu..han!" "Subhanallah! Tuhan yang kausebut. Jadi hati
kecilmu dan nuranimu yang paling dalam per-
caya kepada Tuhan, tersambung dengan Tuhan.
Bagaimana mungkin kau tetap keras kepala men-
gingkarinya. Apa itu tidak berarti hati dan akal
pikiranmu telah mati""
"Aku tidak tahu."
"Semua manusia yang paling anti kepada
Tuhan sekalipun ketika dia dalam keadaan sangat
kritis ia tetap ingat kepada Tuhan. Bahkan Fir'aun
yang mengaku Tuhan sekalipun ketika ia mau
mati karena tenggelam di Laut Merah ia tetap
menyebut-nyebut Tuhan. Kau boleh ingkar ke-
pada Tuhan, tapi keingkaranmu pasti berujung
sia-sia belaka. Hati nuranimu tidak pernah men-
gingkari adanya Tuhan. Dan aku melihat sendiri
bagaimana Tuhan menolong nyawamu. Kau
harus tahu, begitu kau aku bawa ke rumah sakit
dan dokter yang bertugas di bagian gawat darurat
memeriksamu, dokter itu berkata padamu, 'Hanya
mukjizat yang bisa menyelamatkannya. Mukjizat
itu datangnya dari Tuhan. Dan kau kini selamat
berarti Tuhan telah mengulurkan tangan
pertolongan-Nya kepadamu'."
Airmata Yelena perlahan meleleh.
"Setiap saat Tuhan membelai kita, menjaga
kita dan menolong kita tapi kita sering tidak
menyadarinya. Kalau boleh saya mau bercerita."
Sambung Ayyas. "Boleh saja." Kata Linor.
"Baik." Lanjut Ayyas, "Ibnu Qudamah dalam
salah satu karyanya berjudul At Tawwabin, men-
uturkan sebuah kisah menarik tentang kasih
sayang dan pertolongan Tuhan. Ibnu Qudamah
menyitir kesaksian orang yang mengalami keja-
dian nyata yang menakjubkan. Orang itu
bernama Yusuf bin Husain. Dia menuturkan
kisahnya: "Pernah suatu ketika aku bersama Dzun Nun
Al Mishri berada di tepian sebuah anak sungai.
Aku melihat seekor kalajengking besar di tempat
itu. Tiba-tiba ada seekor katak muncul ke per-
mukaan, dan kalajengking itu kemudian naik di
atas punggungnya. Kemudian sang katak itu ber-
enang menyeberangi sungai.
"Dzun Nun Al Mishri berkata, Ada yang aneh
dengan kalajengking itu, mari kita ikuti dia!'
"Maka kami lantas menyeberang mengikuti
kalajengking yang digendong katak itu. Kami
terperanjat ketika menjumpai seseorang tertidur
di tepian sungai yang nampaknya habis mabuk.
Dan di sampingnya ada sesekor ular yang mulai
menjalar dari pusar kemudian ke dadanya, kiran-
ya ular tersebut hendak menggigit telinganya.
"Kami lalu menyaksikan kejadian yang luar
biasa . Kalajengking itu tiba-tiba melompat sece -
pat kilat ke tubuh ular itu dan menyengat ular itu
sejadi- jadinya, hingga sang ular menggeliat-geli-
at dan terkoyak-koyak tubuhnya.
"Dzun Nun lalu membangunkan anak muda
yang habis mabuk itu. Sesaat kemudian anak
muda itu terjaga. Dzun Nun berkata, 'Hai anak
muda, lihatlah betapa besar kasih sayang
Allah yang telah menyelamatkan-Mu. Lihatlah
kalajengking yang diutus -Nya untuk membina-
sakan ular yang hendak membunuhmu!'
"Lalu Dzun Nun melanjutkan nasihatnya, 'Hai
orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari
marabahaya yang merayap di kala gulita. Sung-
guh aneh, mata manusia mampu terlelap mening-
galkan Tuhan Yang Kuasa, yang melimpahinya
berbagai nikmat.' "Setelah itu pemabuk itu berkata, 'Duhai
Tuhanku, betapa agung kasih sayang-Mu
sekalipun terhadap diriku yang durhaka kepada-
Mu. Jika demikian, bagaimana dengan kasih
sayang -Mu kepada orang yang selalu taat
kepada-Mu"' "Pemuda pemabuk itu lalu meniti jalan
menuju Allah. Ia seringkali menangis setiap kali
teringat masa lalunya yang sia-sia. Ia terus meniti
jalan Allah yang lurus, jalan untuk orang -orang
yang diberi nikmat sejati oleh Allah."
Ayyas berhenti sejenak, ia mengambil cangkir
teh panasnya dan menyeruputnya beberapa kali,
lalu kembali berkata, "Kisah kalajengking yang diutus oleh Allah
sesungguhnya bisa terjadi pada siapa saja dan
kapan saja. Termasuk pada diri kita. Mungkin
kita tidak menyadari, Allah telah mengutus 'kala-
jengking' untuk menyelamatkan kita dari bahaya
ular' yang hendak membinasakan kita.
"Kalajengking penyelamat itu bisa
berbentuk hal yang bermacam-macam, dan ular yang
hendak membinasakan kita juga bentuknya
bermacam-macam. Bahaya itu bisajadi misalnya
berupa hutang yang menumpuk, yang sangat
mengancam, yang siap membinasakan.
Terkadang orang yang memiliki hutang menum-
puk malah terlena dan samasekali tidak sadar
kalau dia sedang dililit oleh ular yang sangat be-
sar. Persis seperti pemuda mabuk tadi. Atau ia
sadar dililit ular besar dan pasrah sepenuhnya
siap untuk binasa, sebab sudah tidak bisa berbuat
apa-apa. "Dalam kondisi kritis, berulang kali Allah
menjaga hamba-Nya. Orang yang hutangnya
menumpuk itu diberi jalan keluar oleh Allah.
Berbagai macam caranya Allah mengirimkan
kalajengking' penyelamat itu. Bisa jadi ada teman
lama yang mendengar beritanya dan berkenan
membantu menyelesaikan hutang -hutangnya.
Bisa jadi Allah membukakan pintu bisnis yang
baru. Yang dengan itu ia bangkit lagi, bisa me -
lunasi hutangnya dan kembali hidup sentosa. Ada
bermacam-macam sebab, tetapi pada intinya Ali-
ahlah yang mengatur semuanya.
"Cobalah sejenak kita ingat-ingat sejarah per-
jalanan hidup kita. Berapa kali sudah Allah men-
girimkan kalajengking yang menyelamatkan
hidup kita" Berapa kali sudah Allah menolong
kita dalam kesusahan dan kesempitan yang
mendera" Kalau kita jujur, pastilah berkali -kali.
Bahkan kalau kita jujur, setiap saat Allah
melindungi kita dalam perlindungan yang kita
tidak menyadarinya. "Kita tidak sadar bahwa setiap detik Allah
membersihkan darah kita dari pelbagai jenis
racun yang mematikan. Aliahlah yang mengatur
pembersihan darah itu dengan membuatkan pab -
rik yang memproduksi zat kimia alami untuk
membersihkan darah. Pabrik itu bekerja dua pu-
luh empat jam tanpa henti. Dan kita samasekali
tidak menyadarinya, atau kita malah ada yang
tidak mengetahuinya. Tapi dunia medis telah
menjelaskan semua. "Di dalam tubuh kita, menurut keterangan
ilmu medis, Allah membuat satu pabrik ajaib
yang namanya hati. Hati bisa disebut organ terbe-
sar dalam tubuh manusia dengan berat sekitar 1,5
kg. Fungsinya sangat banyak, bahkan mencapai
lebih dari 500 fungsi yang bertalian erat dengan
fungsi organ tubuh lainnya. Dengan fungsi yang
begitu banyak dan rumit, hati ibarat pabrik kimia
serba guna dan paling canggih yang diciptakan
oleh Allah, dengan jumlah 300 miliar sel yang
tidak bisa ditiru oleh teknologi manusia secang-
gih apa pun. "Salah satu fungsi hati adalah menyaring dan
mengolah darah. Dalam keadaan normal, organ
hati dilintasi sedikitnya 1400 cc darah setiap
menitnya, atau hampir seperempat darah yang
ada dalam tubuh melintasi hati setiap menit. Ini
adalah cara tubuh untuk membersihkan darah.
Hati menyaring darah yang melewatinya, lalu
membersihkannya dari unsur-unsur yang mengo -
tori darah. Jika hati menyaring 1,4 liter darah se-
tiap menitnya, berarti dalam waktu satu tahun
hati telah menyaring lebih dari 525.0 00 liter
darah. "Tanpa hati, manusia tidak akan bisa bertahan
hidup, bahkan akan mati terbunuh oleh pelbagai
racun yang masuk ke dalam tubuh, termasuk
obat-obatan kimia sintesis, seperti antibiotik yang
diresepkan oleh dokter di mana-mana.
"Dan Aliahlah yang menjaga kehidupan sese -
orang dengan menciptakan hati dan menjaganya
terus bekerja. Allah terus menjaga kita siang
malam, hanya saja kita yang sering lalai dan
samasekali tidak menyadarinya.
"Pertolongan dan kasih sayang Allah di dunia
ini tidak hanya untuk orang-orang yang taat saja.
Orang yang bermaksiat sekalipun masih
mendapat cipratan kasih sayang Allah. Con-


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tohnya adalah pemuda mabuk di atas. Dia tetap
diselamatkan oleh Allah. Semestinya kasih say-
ang Allah yang sedemikian agungnya membuat
siapapun insaf dan terjaga. Yang taat kepada Al-
lah semakin taat. Karena ketaatan kepada Allah
itu sendiri adalah bentuk kasih sayang Allah. Dan
yang masih juga belum taat, masih suka bermak-
siat semestinya segera insaf, bahwa ia masih
hidup dan bisa bernafas di dunia ini karena
dilindungi oleh Allah."
Ayyas lalu mengakhiri kalimatnya dengan
mengulang syair yang dikatakan Dzun Nun pada
pemuda mabuk dalam ceritanya itu,
"Hai orang yang terlena, padahal Tuhan men-
jaga dari marabahaya yang merayap di kala gul-
ita. Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap
meninggalkan Tuhan Yang Kuasa, yang me -
limpahinya berbagai nikmat."
Hati Yelena bergetar hebat mendengar kata-
kata yang disampaikan Ayyas dengan penuh kei-
manan. Dan dengan suara agak serak Yelena
berkata, "Aku beriman bahwa Tuhan itu ada!"
Ayyas menyahut dengan dada haru,
"Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah."
Linor bertahan untuk seolah-olah tidak tersen-
tuh oleh penjelasan Ayyas, tapi sesungguhnya
hatinya juga basah. Harga diri dan kesombongan
yang masih bercokol kuat dalam hatinya telah
menghalanginya untuk ikut larut dalam keharuan
yang dirasakan Yelena. Ia menganggap apa yang
terjadi pada Yelena adalah hal yang biasa. Yelena
kini percaya kepada Tuhan itu biasa saja baginya.
Tetapi ia tidak mau kalau sampai Yelena men-
gikuti agama primitif yang dipeluk oleh Ayyas,
yaitu Islam. *** 24. Tuhan Tidak Mati Auditorium Fakultas Kedokteran itu penuh se-
sak. Sebagian orang tidak dapat kursi dan
terpaksa berdiri. Pihak panitia penyelenggara
menaksir peserta seminar yang terbuka untuk
umum itu lebih dari seribu dua ratus orang.
Penyebab membludaknya peserta seminar tak
lain adalah popularitas salah satu pembicaranya,
yaitu Victor Murasov, Ph.D, seorang intelektual
muda yang sering menulis artikel di koran
Pravda, yang sekaligus seorang bintang film yang
baru saja meraih penghargaan sebagai aktor ter-
baik di Festival Film di Berlin, Jerman.
Victor Murasov, juga dikenal sebagai penulis
yang sering menyampaikan pandangan-pandan-
gan yang kontroversial. Yang paling -kontrover-
sial ketika ia mengatakan dalam sebuah
tulisannya, bahwa "Ia lebih mencintai Hitler dari-
pada Tuhan. Hitler menurutnya ada dan nyata,
dan karena Hitlerlah bangsa Yahudi menjadi
dikasihani dunia dan dapat mendirikan negara
Israel. Sedangkan Tuhan menurutnya tidak jelas
keberadaannya M Tulisan Viktor Murasov itu memancing protes
banyak kalangan di Moskwa, tetapi selalu saja
Viktor Murasov bisa menghadapinya dengan
gaya orasinya yang memikat. Maka diskusi
tentang "Tuhan Bagi Manusia di Era Modern" itu
pasti akan sangat menarik dan seru, karena salah
satu pembicara utamanya adalah Viktor Murasov
yang berkali-kali mengikrarkan diri sebagai
hamba Ilmu Pengetahuan. Tuhannya adalah Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Agamanya adalah
agama Ilmu Pengetahuan atau scientologi. Kitab
sucinya adalah semua buku-buku sains dan
teknologi. Selain Viktor Murasov, Ph.D, yang akan men-
jadi pembicara pada seminar itu adalah Prof. Dr.
Lyudmila Nozdryova, Guru Besar Ilmu Bedah
Jantung Fakultas Kedokteran yang juga seorang
penganut Kristen Ortodoks yang taat. Kemudian
Dr. Anastasia Palazzo, seorang intelektual muda,
pakar sejarah yang juga penganut Katolik yang
taat. Dan Muhammad Ayyas, di situ disebutkan
sebagai seorang peneliti sosial dari Indonesia
yang menganut Islam. Dan moderator seminar
adalah seorang wartawati koran Pravda yang ber-
wajah Asia, bernama Oktayabrina Yew.
Seminar dimulai. Oktayabrina duduk di kursi
paling kiri, lalu Viktor Murasov, sebelahnya Ly-
udmila Nozdryova, Anastasia Palazzo dan paling
kanan Muhammad Ayyas. Oktayabrina mem-
berikan pengantar seminar dengan sangat
meyakinkan, tidak lupa ia memperkenalkan pem-
bicara satu per satu. Dari biodata yang dibacakan
nampak sekali, bahwa Muhammad Ayyas paling
miskin prestasi akademik dan boleh dibilang pal-
ing tidak meyakinkan, sebab dialah satu-satunya
pembicara yang tidak bergelar doktor.
Melihat kenyataan itu, Ayyas bersiap -siap
bahwa dirinya bisa jadi akan dipersilakan untuk
berbicara paling depan. Karena yang paling be-
lakang biasanya pakar yang dianggap paling
mumpuni sehingga bisa mengoreksi pembicara
sebelumnya. Tetapi ternyata dugaannya meleset.
Oktayabrina, menginginkan diskusi yang lang-
sung hangat. Maka ia langsung mempersilakan
Viktor Murasov untuk berbicara paling depan.
Oktayabrina kelihatannya berharap, Murasov
akan mengeluarkan statemen yang kontroversial
dan membuat suasana seminar panas. Statemen
yang akan membuat pembicara berikutnya
mengkritisinya dan membuat hidup suasananya.
Viktor Murasov b erbicara dengan sangat per-
caya diri. Baru beberapa kalimat ia lontarkan
suasana ruangan sudah segar, peserta seminar
dibuatnya terpingkal-pingkal dengan anekdot
yang ia lontarkan. Lalu pelan-pelan ia masuk ke
wilayah tema seminar. Ia menjelaskan kemajuan-
kemajuan teknologi yang dicapai manusia saat
ini. "Dulu orang tidak pernah berpikir bahwa jan-
tung yang rusak bisa diganti. Sekarang teknologi
menunjukkan mukjizatnya kepada umat manusia.
Jantung yang rusak bisa diganti, bisa ditrans -
plantasi, bisa dicangkok dengan jantung lain
yang sehat. Bahkan tak lama lagi saya yakin.
Jantung manusia yang rusak bisa diganti dengan
jantung babi atau jantung sapi. Tinggal menung-
gu waktu saja." Viktor Murasov terus menyihir peserta semin-
ar dengan argumen-argumennya yang nampak
begitu meyakinkan. Ia lalu mulai masuk ke pro-
paganda, agama yang diyakininya yaitu agama
yang menuhankan Ilmu Pengetahuan. Dengan
sangat yakin Viktor Murasov mengatakan,
"Manusia modern tidak lagi memerlukan
Tuhan, seperti yang dijelaskan oleh agama-
agama seperti Islam, Kristen, Yahudi, Hindu,
Budha dan sejenisnya. Manusia tidak lagi ber-
gantung pada Tuhan. Dengan kemajuan ilmu dan
teknologi yang mereka capai mereka mampu
mengatasi pelbagai macam persoalan. Mereka
bisa hidup tanpa bantuan Tuhan. Di dunia mod-
ern yang serba canggih ini Tuhan telah sirna.
Karena Tuhan yang sesungguhnya adalah
kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terbukti banyak menyelesaikan persoalan-
persoalan rumit yang dihadapi umat manusia!"
Viktor Murasov mengakhiri kalimatnya
dengan diiringi tepuk tangan sebagian besar
peserta seminar. Ayyas melirik ke arah Doktor
Anastasia Palazzo. Doktor muda itu nampak
menulis sesuatu di kertas dengan wajah memerah
tegang. Ayyas samasekali tidak menyangka bah-
wa seminar ini sangat serius. Sebab yang dibi-
carakan adalah masalah paling serius dalam
diskusi ilmu agama dan ilmu filsafat.
Di dalam Islam, yang diseminarkan ini adalah
masalah yang menyangkut akidah dan keyakinan.
Ayyas memohon kepada Allah agar diberi perto-
longan. Dulu waktu kuliah di Madinah ia pernah
membahas masalah seperti ini dengan sangat
detil, ia memohon kepada Allah agar ingatannya
pada materi yang pernah dibahasnya itu
dikembalikan. Kesempatan berikutnya diberikan kepada
Prof. Dr. Lyudmila Nozdryova. Guru Besar yang
sudah lebih separo baya itu berbicara dengan be-
gitu lembut. Sangat berbeda dengan Viktor
Murasov yang meledak-ledak dan bisa melucu.
Prof. Dr. Lyudmila menjelaskan bukti-bukti ilmi -
ah dari para ilmuwan dari pelbagai cabang ilmu
yang menegaskan keberadaan Tuhan.
Prof. Lyudmila dengan lemah lembut
mengatakan, "Seorang pakar fisika dan biologi, Frank Alan,
membuktikan bahwa alam semesta ada Pen-
ciptanya. Ia mengatakan, 'Seringkali dikatakan
bahwa alam material tidak memerlukan Pencipta.
Akan tetapi, jika kita menerima anggapan yang
menyatakan bahwa 'alam ada, terus bagaimana
kita menjelaskan awal keberadaannya dan
perkembangannya" Ada empat kemungkinan un-
tuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, mungkin
alam ini hanyalah imajinasi belaka. Ini jelas ber-
tentangan dengan pendapat yang bisa kita terima
bahwa 'alam ini sungguh-sungguh ada'. Kedua,
mungkin alam ini terjadi dengan sendirinya be-
gitu saja dari tiada. Ketiga, mungkin ia eternal
tak bermula. Keempat, mungkin alam ada yang
menciptakan. "Mengenai kemungkinan pertama, probl-
emnya hanyalah menyangkut kesesuaian antara
penginderaan dan imajinasi. Artinya, penginder-
aan dan pengetahuan kita terhadap alam tidak
mendukung jika dikatakan, bahwa alam ini hanya
sekadar bayang -bayang, tidak nyata. Jadi
pendapat yang mengatakan, alam ini tidak mem-
punyai wujud nyata dan semata-mata ada dalam
imajinasi belaka, tidak perlu didiskusikan.
"Pendapat yang menyatakan, bahwa alam
dengan segala materi dan potensi yang dik-
andungnya terjadi dengan sendirinya dari ke-
tiadaan, ternyata sama saja dengan pendapat yang
pertama, absurd. Ini juga tidak perlu ditanggapi,
apalagi didiskusikan. "Pendapat ketiga yang menyatakan, bahwa
alam adalah eternal tak bermula, ternyata mirip
dengan pendapat yang mengatakan
, alam ada yang menciptakan. Kemiripannya tersebut terle -
tak pada sifat eternalitasnya. Kita harus memilih
antara melekatkan sifat eternal kepada alam yang
mati atau kepada Tuhan Yang Maha Hidup dan
Menciptakan. Tidak ada kesulitan teoretis untuk
memilih satu dari dua kemungkinan ini.
"Hukum-hukum termodinamika membuktik-
an, daya panas energi -energi alam secara perla-
han akan hilang, dan secara pasti berjalan sampai
pada suatu kondisi di mana bendabenda di alam
ini berada di bawah titik panas yang amat rendah,
yaitu nol mutlak. Pada waktu itulah, energi tidak
akan ada dan kehidupan menjadi mustahil. Dan,
ketika kondisi ini terjadi, tidak bisa dihindari
bahwa energi menjadi musnah:
"Matahari yang menyala, bintang -bintang
yang bercahaya, dan bumi yang penuh dengan
pelbagai kehidupan, masing-masing menjadi
bukti yang nyata bahwa alam bersifat temporal
dan dimulai dari detik tertentu. Jadi, alam
memang diciptakan, dan Penciptanya adalah Dzat
Yang Eternal, Yang Wajib Adanya, Tak Ber-
mula, Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa."
Prof. Dr. Lyudmila Nozdryova dengan sangat
halus sebenarnya membantah pendapat Viktor
Murasov yang terang-terangan meniadakan
Tuhan. Ayyas mendengarkan penjelasan Profesor
Lyudmila dengan seksama. Dalil yang disam-
paikan sangat ilmiah dan kuat. Tapi ia merasa
kurang terang dalam mengoreksi pendapat Viktor
Murasov yang disampaikan dengan cara yang lu-
gas, dan terang-terangan. Ayyas berharap
Anastasia Palazzo akan mengoreksi pendapat
Viktor Murasov dengan serius. Sehingga dirinya
yang sebenarnya tidak penting karena sekadar
jadi pembicara pengganti tidak perlu banyak bi-
cara. Cukup beberapa kalimat saja.
Dan tibalah saatnya Dr. Anastasia Palazzo
menyampaikan pendapatnya. Doktor muda itu te-
lah membagikan makalah tujuh halaman tentang
bagaimana para pemikir memikirkan Tuhan. Inti


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari makalah Doktor Anastasia sebenarnya ber-
muara pada hal yang sama, yaitu bahwa Tuhan
itu ada. Dengan suara yang jernih, dan wajah yang
memikat siapa pun yang memandangnya, Doktor
Anastasia Palazzo mengatakan,
"Pemikir yang benar-benar berpijak pada teori
ilmiah ilmu pengetahuan tidak akan mengingkari
adanya Tuhan. Manusia modern sangat memer-
lukan Tuhan, sama dengan manusia kuno memer-
lukan Tuhan. Para filsuf modern yang cemerlang
memberikan bukti-bukti dan dalil-dalil filosofis
bahwa Tuhan itu ada. Contohnya Rene Descartes,
Braise Pascal, dan Immanuel Kant. Mereka
semua meyakini Tuhan itu ada.
"Rene Descartes misalnya, perkataannya yang
paling terkenal adalah: Je pense donc je suisl
Atau, Cogito ergo sum! I think hence I am!
Artinya: Aku berpikir maka aku ada!
Perkataannya itu, merupakan titik awal pembuk-
tiannya bahwa Tuhan itu ada. Setelah
mengatakan, aku berpikir maka aku ada, dia
lantas berkata: 'Aku ini ada. Maka siapakah yang
mengadakan aku dan menciptakan aku" Aku
tidak menciptakan diriku sendiri. Oleh karena itu
harus ada Dzat yang menjadikan aku. Dzat yang
menjadikan itu haruslah Dzat yang 'Wajib
Wujud'. Yaitu Dzat yang pasti adanya. Dzat yang
tidak mungkin tidak ada. Dzat yang ada dengan
sendirinya, dan tidak membutuhkan Dzat lain
untuk mengadakan-Nya, atau yang memelihara
wujud-Nya. Dzat itu juga harus selamanya ada,
tidak berkesudahan. Dan Dia harus pula memiliki
sifat-sifat kesempurnaan. Sungguh indah caranya
membuktikan adanya Tuhan!
"Kemudian Braise Pascal, kecerdasannya
mengantarkan pada kesimpulan bahwa Tuhan itu
ada. Ia mengatakan, 'Pengetahuan kita tentang
Tuhan termasuk salah satu pengetahuan pertama,
yang tidak memerlukan perdebatan dalil -dalil
pikiran. Karena aku bisa tidak ada, kalau ibuku
meninggal dunia terlebih dahulu sebelum aku di-
lahirkan hidup. Jadi, aku bukan dzat yang wajib
wujud, dan aku bukan selamanya ada. Aku bukan
tidak berkesudahan. Karena itu harus ada dzat
yang wajib wujud, yang ada selamanya, dan yang
tidak berkesudahan, di mana wujudku bersandar
kepadanya. Yaitu Tuhan. Yang kita ketahui
wujud-Nya dengan pengetahuan pertama, tanpa
merepotkan diri dalam perdebatan bukti -bukti
alam pikiran!' "Pengetahuan pertama yang dimaksud Pascal
adalah fitrah murni dalam diri manusia. Y
aitu pikiran-pikiran fitri yang terdapat dalam akal
manusia yang dapat dilihat dengan jelas dan ter-
ang benderang tanpa membutuhkan pembuktian.
Ialah pikiran yang secara otomatis dapat membe -
dakan baik dan buruk, gelap dan terang, keben-
aran dan kebatilan. "Sedangkan Immanuel Kant, setelah dia mem-
beberkan teorinya yang panjang, dia menyim-
pulkan bahwa, kebenaran adanya Tuhan adalah
kebenaran postulat. Yaitu kebenaran tertinggi
dalam tingkatan kebenaran. Kebenaran tak terb -
antahkan. Kebenaran yang berada di luar
jangkauan indera, akal dan ilmu pengetahuan.
Itulah yang disebut postulat, yaitu dalil teoretis
yang berada di luar jangkauan pembuktian teoret-
is, yang oleh karenanya dapat disebut dalil
kepercayaan!" Penjelasan Dr. Anastasia Palazzo cukup tajam
mengoreksi pendapat Viktor Murasov. Hanya
saja menurut Ayyas, belum benar-benar mem-
bantah propaganda Viktor Murasov, bahwa di
dunia modern yang serba canggih ini Tuhan telah
sirna digantikan oleh Ilmu Pengetahuan. .
Ayyas menyebut asma Allah. Moderator
masih berbicara memuji Doktor Anastasia
Palazzo yang begitu rapi menyampaikan
pendapatnya. Sesaat kemudian sang moderator
Oktayabrina mempersilakan dirinya untuk angkat
bicara. Ayyas langsung berdiri dari tempat duduk. Ia
berdiri dengan tenang, kedua matanya meman-
dang seluruh ruangan bagaikan seorang raja
memandang rakyatnya. Lalu ia berkata,
"Kalian ingat puisi Paulson yang dikutip Leo
Totstoy dalam cerpennya yang berjudul Tuhan
dan Manusia" " Terdengarlah gemuruh dari seluruh peserta
bahwa mereka tidak ingat.
"Kalian mau aku bacakan puisi itu"" Serentak
mereka menjawab, "Ya bacakanlah!"
Ayyas langsung mendeklamasikan puisi itu
dengan lantang, " Topan yang menyembunyikan langit, Angin
pusar membawa salju Sekarang ia mengaum ba-
gai hewan buas Sebentar kemudian bagai anak
kecil Ia merengut kelu"
Seketika ruangan seminar itu bergetar oleh
gemuruh tepuk tangan ketika Ayyas selesai mem-
bacakan sajak Paulson dan menunduk hormat ke-
pada mereka. Ayyas lalu duduk dan mulai bicara.
Panggung sepenuhnya dalam kendalinya.
"Di dunia ini, Tuhan menyayangi orang -orang
yang mengimaninya juga menyayangi orang-or-
ang yang mengingkarinya. Sangat dahsyat kasih
sayang Tuhan, sehingga seorang manusia yang
lemah yang kalau sakit gigi sedikit saja
mengaduh siang malam, yang sedemikian
lemahnya manusia itu tapi berani menyatakan
bahwa Tuhan telah sirna karena ilmu penget-
ahuan. Orang yang seperti itu pun di dunia ini
tetap disayang Tuhan. Diberi makan, diberi
pakaian, diberi penghasilan cukup, bahkan diberi
ketenaran yang luar biasa.
"Kita tadi mendengar bersama bagaimana
canggihnya Viktor Murasov menunjukkan ke -
hebatannya. Ia mengaum bagai hewan buas yang
begitu bernafsu mencabik-cabik Tuhan dan mem-
binasakan Tuhan dengan sebinasa-binasanya.
"Meskipun begitu Tuhan tetap masih sayang
padanya. Tuhan tidak memerintahkan kepada
jantung yang ada di dalamnya untuk berhenti ber-
detak. Tidak. Tuhan tidak memerintahkan hati
yang ada di dalamnya berhenti menyaring racun.
Tidak. Tuhan masih memberinya kesempatan
hidup. "Tuhan tidak juga mengirimkan topan dan ba-
dai kemarahan kepadanya. Tidak. Kenapa" Sebab
Tuhan tahu kata-kata Viktor Murasov itu tak le-
bih berharga dari sampah belaka. Tidak ada bo-
bot dan nilainya samasekali. Kata-katanya
samasekali tidak menggoyah sedikit pun ke-
beradaan Tuhan. "Baiklah mari kita buktikan bersama bahwa
kata-kata Viktor Murasov tadi tak ada nilainya
samasekali. Itu hanya bagian dari cara dia agar
ditulis di koran-koran dan tetap terkenal saja.
"Bagi orang yang cermat dan paham filsafat.
Sebenarnya Viktor Murasov hanyalah burung
beo. Dia hanya ikut-ikutan saja. Apa yang
dikatakannya sebenarnya adalah apa yang pernah
dikatakan oleh Nietzsche. Siapa Nietzsche itu"
Dia adalah seorang pemikir dari Jerman yang
mengatakan Tuhan telah mati. Nietzsche adalah
seorang atheis. Dia mengingkari adanya Tuhan.
Dia pengusung paham atheisme optimisme. Jadi,
apa yang dikatakan Viktor Murasov adalah apa
yang ditulis Nietzsche yang pernah
menggegerkan Jerman, bahkan Eropa pada abad
ke - 19 yang silam. Pembual itu hany
a menyam- bung lidah Nietzsche. Dia tak ubahnya seekor
burung beo yang mengoceh dan menirukan
pemikiran Nietzsche. Jujur, saya lebih salut pada
anak-anak kecil yang kreatif berpikir daripada
seorang yang mengaku intelektual tapi sejatinya
hanya seorang pengekor."
Ayyas berkata dengan ceplas -ceplos dengan
bahasa yang terus terang dan terkesan kasar.
Ruangan seminar hening dan tegang. Ketika
Ayyas hendak melanjutkan pembicaraannya,
moderator menyela, "Maaf, Tuan Ayyas, Anda
sudah terlalu panjang."
Tiba-tiba seorang peserta seminar, seorang
gadis berambut jagung berdiri dan bersuara
lantang, "Nyichego! Interesnor Tidak apa!
Menarik!" Ratusan orang kemudian menyampaikan hal
yang sama. Mereka ingin agar Ayyas diberi
kesempatan melanjutkan pendapat yang ingin
disampaikannya. Moderator tidak bisa berbuat
apa-apa kecuali memberi kesempatan lagi kepada
Ayyas untuk melanjutkan pembicaraannya.
"Silakan dilanjutkan Tuan Ayyas!" Kata Ok-
tayabrina Yew. Ayyas tersenyum lembut dan kembali melan-
jutkan perkataannya yang sempat putus,
"Nietzsche termasuk pemikir yang terjebak
dalam atheisme, yaitu pemikiran yang men-
gingkari adanya Tuhan. Sebelum masuk pemikir-
an Nietzsche, kita harus tahu bahwa atheisme ini
banyak jenisnya. Namun intinya satu, yaitu tidak
mengakui keberadaan Tuhan. Ada yang disebut
atheisme materialisme. Ini adalah jenis atheisme
yang paling tua. Ada atheisme psikologi,
atheisme marxisme, atheisme eksistensialisme,
juga atheisme neo positivisme. Tapi mohon
maaf, saya tidak bisa menjelaskan detil jenis -
jenis atheisme itu di forum ini karena waktu
yang terbatas. Kita akan sama-sama menguliti
pemikiran Nietzsche yang dibawa Viktor Muras -
ov ke tengah-tengah kita.
"Nietzsche menggegerkan Eropa karena men-
urutnya Tuhan telah mati. Dalam bahasa Viktor
Murasov Tuhan telah sirna. Bagaimana runtutan
cara berpikir Nietzsche sampai dia meniadakan
Tuhan" "Begini, menurut dia, manusia mengakui
adanya Tuhan karena tingkat ilmu dan teknologi
yang rendah. Manakala manusia telah mencapai
ilmu dan teknologi yang tinggi niscaya percaya
pada Tuhan tidak diperlukan lagi. Dahulu ketika
ilmu dan teknologi manusia masih rendah,
hidupnya masih tergantung pada belas kasihan
alam. Semua kekuatan alam didewakan. Ketika
manusia melihat banjir besar melanda pertanian
dan pemukimannya yang membawa penderitaan
luar biasa, ia merasa tidak mampu mengatasinya.
Ketika banjir reda dan sungai kembali jernih
manusia dapat memanfaatkan kebaikannya seba-
gai sumber penghidupan. Ikan-ikannya yang
gemuk dan manfaat lainnya yang banyak. Agar
sungai tidak mengamuk dan tetap memberikan
berkah lalu disucikannya. Dianggap mempunyai
kekuatan raksasa yang gaib. Lalu diberi sesaji,
dihormati, dituhankan. "Dalam masyarakat primitif muncul dewa,
sungai, dewa langit, dewa laut, dewa hujan, dewa
pertanian dan lain sebagainya yang itu semua
merupakan kekuatan alam. Tetapi ketika manusia
tidak lagi tergantung pada alam, dengan ilmu dan
teknologinya dapat mengendalikan banjir,
dengan ilmu pertanian melipatgandakan hasil
panen, dewa atau Tuhan sungai tidak ada lagi.
Kekuatan alam yang berupa banjir yang dulu dia-
gungkan dan disucikan diberi sesaji kini harus
sujud menyembah di telapak kaki manusia.
Dalam sejarah bangsa Yunani dikenal banyak
dewa-dewa yang diketuai oleh Tuhan Zeus.
"Kini manusia telah menguasai ilmu dan
Tuhan ataupun dewa-dewa yang dianggap seba-
gai Tuhan, tinggal hanya dalam buku-buku di
perpustakaan. Nietzsche bertanya, ke mana
Tuhan-Tuhan itu pergi" Apakah 'dia lari atau ber-
sembunyi ataukah dia hilang seperti anak kecil"
Tidak! Tuhan itu telah mati! Kita yang mem-
bunuhnya, demikian Nietzsche mengejek bahwa
Tuhan ditikam jantungnya dengan belati ilmu
pengetahuan. Ia sangat optimis bila manusia telah
mencapai kemajuan, sehingga ilmu pengetahuan
membebaskan manusia dari ketergantungannya
pada alam, maka Tuhan telah sempurna matinya.
Ia membutuhkan waktu sebagaimana kilat pun
membutuhkan waktu. Ia menganjurkan agar
manusia terus maju mengejar ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga ia, sendiri menjadi
pengatur alam, bukan tergantung pada alam.


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Manusi a dengan ilmu pengetahuannya harus
menggantikan dewa-dewa orang primitif, men-
jadi penentu dan pengatur alam, ia harus menjadi
manusia atas atau manusia super. Jadi Viktor
Murasov hanyalah pembeo pemikiran Nietzsche.
"Dan tentu saja pemikiran Nietzsche
samasekali tidak benar. Bagaimana membuktikan
pemikiran Nietzsche samasekali tidak benar"
"Mudah saja, begini, Nietzsche begitu optimis
akan mukjizat ilmu pengetahuan yang dengan
kekuatannya menusia dapat menguasai alam, dan
bila demikian, maka Tuhan tidak diperlukan lagi.
Benarkah ilmu pengetahuan dapat menjanjikan
optimisme yang diyakininya bahwa manusia
akan dapat menguasai alam"
"Tidak diragukan lagi, manusia dengan ilmu
dan teknologinya telah mencapai kemajuan yang
luar biasa. Sekali peristiwa terjadi di ujung dunia,
pada saat yang sama dapat dimonitor pada ujung
dunia yang lain. Sekali gagang telpon diangkat,
komunikasi antarbenua dapat terlaksana .
Manusia telah berhasil melakukan cangkok gin-
jal, cangkok jantung dan bahkan mampu meng -
gandakan makhluk hidup dengan cara cloning.
Berbagai penyakit berbahaya seperti TBC, infek-
si, raja singa bisa diatasi. Manusia merasa se-
makin maju ilmu pengetahuan dan teknologinya,
semakin kecil masalah yang tidak bisa diatasinya,
sehingga pada suatu saat akan sampai pada batas
di mana semua masalah akan dapat diatasi.
"Tetapi apa yang terjadi tidaklah demikian.
Batas di mana manusia ingin mencapainya
ternyata selalu mundur sejalan dengan kemajuan
yang dicapai oleh ilmu pengetahuan. Suatu masa-
lah dapat ditangani, masalah lain muncul.
Demikianlah! Maka selamanya manusia tidak
akan dapat mencapai batas itu. Ilmu pengetahuan
tidak dapat mendeteksi kapan persisnya gempa
terjadi. Kalau pun bisa mendeteksi, tetap saja
ilmu pengetahuan tidak dapat menolak terjadinya
gempa. Demikian pula untuk selamanya manusia
tidak akan melepaskan diri dari ketuaan dan
kematian. Kenyataan ini menyadarkan dia seba-
gai makhluk lemah. Membawa dia kepada keyak-
inan akan adanya suatu Dzat yang kuasa sepen-
uhnya, yang dapat mengobati segala penyakit.
Yang dapat menghidupkan dan mematikan. Yang
tidak terbatas kekuasaannya. Tidak terpengaruh
oleh waktu. Yang kekal abadi tidak terkalahkan
oleh kematian, sebab Dialah pencipta kematian.
Dialah Tuhan! Dialah Allah,Tuhan seru sekalian
alam. "Jadi hanya orang gila yang mengatakan
Tuhan telah mati atau telah sirna. Sebagaimana
sejarah mencatat Nietzsche pada akhirnya adalah
gila. Dia mati mengenaskan dalam keadaan gila!
Tak ada yang membantah kenyataan ini. Maka
agar kalian tidak gila, kalian jangan mengikuti
Nietzsche!" Mendengar penjelasan Ayyas, peserta seminar
terpana. Semuanya disihir suara Ayyas yang
runtut dan lantang. "Dan camkanlah wahai hadirin sekalian yang
saya hormati," Ayyas melanjutkan penjelasannya
sebelum menutup kalimatnya,"camkanlah baik-
baik, dan ini yang terpenting untuk kita renun-
gkan bersama. Camkanlah! Benar bahwa be -
berapa waktu yang lampau, si Gila Nietzsche
mengatakan, TUHAN TELAH MATI. Sekali 1
agi dia mengatakan, TUHAN TELAH MATI.
"Saat berkata, TUHAN TELAH MATI,
NIETZSCHE MASIH HIDUP. Tapi hari ini, saat
kita seminar di sini, bukti ilmiah telah kita sak-
sikan, ketahui dan rasakan sendiri, bahwa hari
ini, NIETZSCHE TELAH MATI,
SEDANGKAN TUHAN MASIH HIDUP DAN MELIHAT
KITA SEMUA. Bahkan Tuhan masih me-
limpahkan kasih sayang -Nya kepada kita semua
di sini, tak terkecuali kepada Victor Murasov
yang terang-terangan menghina dan
mengingkari-Nya!" Tepuk tangan hadirin semakin bergemuruh.
Para panelis ikut bertepuk tangan, tanda setuju,
kagum dan terpana pada kalimat Ayyas yang be-
gitu menukik, lugas, tegas, dan... garang! Doktor
Anastasia Palazzo paling keras tepuk tangannya.
Pakai berdiri segala. Dan tanpa dikomando, se-
luruh peserta seminar ikut bertepuk tangan dan
berdiri mengikuti Doktor Anastasia Palazzo.
Standing aplous yang panjang! Hanya Victor
Murasov yang tidak bertepuk tangan. Ia nampak
salah tingkah, akhirnya ia ikut berdiri dan berte-
puk tangan juga, meski itu pelan dan terpaksa.
Sementara Ayyas semakin bersemangat
mendapat apresiasi luar biasa seperti itu. Ia
sama sekali tak menduganya. Ia tak mau menyia-
nyiakan momentum yang dahsyat itu. Ia segera
menutup kalimatnya dengan ujung puisi yang
dibaca dengan lantang dan bertenaga. Persis, sep -
erti saat ia membaca puisi di ajang pengucapan
puisi tingkat dunia atau worldpoetryreading, yang
pernah diikutinya di Kuala Lumpur, Australia,
Belanda dan Jerman, "Sekarang ia mengaum bagai hewan buas
Sebentar kemudian bagai anak kecil
Ia merengut kelu." Begitu Ayyas menyelesaikan huruf
terakhirnya. Hadirin semakin bergemuruh. Ruan-
gan itu bergetar. Forum itu sepenuhnya milik
Ayyas. Ia telah menaklukkannya dengan sem-
purna. Standing aplous semakin panjang. Hati
Anastasia Palazzo bergetar hebat. Doktor muda
itu sampai berkaca-kaca. Yang paling merasa
kerdil dan ditelanjangi saat itu adalah Viktor
Murasov. Hatinya sangat marah pada makhluk
yang bernama Ayyas, yang entah datang dari
mana tiba-tiba membuatnya bagai anak kecil
yang merengut kelu. Seminar berjalan hangat-hangat panas, namun
lancar, dan hidup. Banyak pertanyaan ditujukan
kepada Ayyas, dan Ayyas menjawab satu per
satu pertanyaan yang diajukan padanya dengan
baik. Viktor Murasov tidak lagi berani mengaum
penuh percaya diri. Ia penuh perhitungan
menyampaikan kata-katanya. Mentalnya telah
habis dibabat Ayyas yang datang sebagai pembi-
cara dengan tanpa beban apa pun.
Ketika seminar selesai. Ayyas berdiri hendak
meninggalkan tempat duduknya. Dan tanpa ia
duga samasekali. Doktor Anastasia Palazzo,
memeluk dan mencium pipi kiri dan pipi
kanannya dengan sangat cepat.
Kejadian itu terjadi begitu saja dengan sangat
cepat. Kecepatannya, bisa jadi melebihi kece -
patan kereta api paling cepat di dunia. Ayyas
samasekali tidak punya kesempatan menghindar
apalagi mencegahnya. Tahu-tahu, bibir Anastasia
sudah mendarat di pipinya. Beberapa orang
mengabadikan kejadian itu. Ia sangat malu dan
marah. Ia ingin marah sejadi- jadinya pada Doktor
Anastasia, tapi ratusan orang yang masih ada di
situ sedang memerhatikannya. Setelah menci-
umnya, dengan sesungging senyum penuh arti,
Doktor Anastasia mengeloyor pergi begitu saja.
Sementara itu, Prof. Dr. Lyudmila juga menci-
um pipi kanan dan pipi kiri Viktor Murasov. Bagi
orang Rusia, itu ciuman yang biasa saja, tidak
ada istimewanya. Tapi bagi Ayyas, itu sungguh
suatu petaka yang tidak diinginkannya. Petaka
yang akan terbawa hingga ke akhirat sana. Sebab,
Anastasia samasekali tidak halal baginya.
Anastasia bukan istrinya, juga bukan
mahramnya. *** 25. Ciuman Itu dan Akibatnya Malam itu, Ayyas tidak bisa tidur. Ciuman
Anastasia Palazzo terus terasa di pipinya. Bahkan
masih terasa hangatnya di seluruh syaraf dan hat-
inya. Kejadian tadi siang benar-benar membuat-
nya gelisah. Itu adalah untuk pertama kalinya ia
dicium oleh seorang perempuan yang bukan
mahramnya. Ia tidak merasa bahagia, tapi ia ma-
lah merasa berdosa. Ia merasa tidak hanya pipinya yang ternoda,
tapi seluruh tubuhnya ternoda. Sebab, ia mera-
sakan seluruh tubuhnya langsung bergetar saat
Anastasia tiba-tiba menceploskan ciumannya be-
gitu cepat. Dan ia merasa bahwa itu adalah get-
aran dosa. Ia berharap, perempuan bukan mahram yang
pertama kali menciumnya adalah istrinya. Ya, is -
trinya yang sah. Dan ia berharap, yang jadi is -
trinya adalah Ainal Muna yang pernah dipin-
angnya. Begitu selesai masternya, ia akan
kembali mendatangi Ainal Muna, dan ia berharap
gadis itu tetap setia menunggunya. Meskipun ciu-
man Anastasia itu bukan karena keinginannya,
dan mendarat begitu saja tanpa bisa ia antisipasi
sebelumnya. Toh, Ayyas tetap saja merasa dir-
inya tidak suci lagi. Sudah ada yang menodai dir-
inya, yaitu gadis Rusia bernama Anastasia.
Ia merasa telah mengkhianati Ainal Muna
dengan tidak sengaja. Ia tidak bisa membay-
angkan jika Muna melihat kejadian itu, pasti
Muna akan sangat cemburu. Sama seperti dirinya
jika melihat Muna tiba-tiba dicium oleh lelaki
lain yang Muna juga tidak mengharapkannya
seperti dirinya, ia tetap akan cemburu.
Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah dirinya
masih layak menjadi pendamping Ainal Muna.
Dirinya yang selama ini hidup di Moskwa, satu
apartemen dengan Yelena dan
Linor. Dirinya yang pernah melihat aurat Linor saat berbuat zina
seperti binatang jalang dengan Sergei. Dirinya
yang pernah melihat Yelena yang seringkah ber-
pakaian terbuka di ruang tamu apartemen.
Meskipun semua itu tidak ia inginkan, dan
samasekali tidak ia nikmati. Apakah dirinya yang
penuh dosa ini tetap layak mendampingi Muna.
Ayyas meneteskan airmata. Ia teringat firman
Allah yang menegaskan, lelaki yang buruk untuk
perempuan yang buruk dan lelaki yang baik un-
tuk perempuan yang baik. Ia beristighfar berkali-
kali. Ia lalu bangkit, mengambil wudhu, dan shal-
at. Dalam sujudnya ia menangis sejadi- jadinya
kepada Allah. Ia meminta agar dosa-dosanya
diampuni semuanya, dan agar ia diberi kekuatan
untuk terus istiqamah mengamalkan ajaran Islam
yang mulia. Tidak ada kesejukan yang ia rasakan dikala
susah dan gelisah, melebihi sejuknya jiwanya
tatkala menangis dalam sujud kepada Allah Yang
Maha Mengampuni segala dosa hamba-Nya.
*** ' Di apartemennya yang terletak tak jauh dari
Galeri Tretyakov, Anastasia Palazzo juga tidak
bisa tidur malam itu. Gadis yang sudah meraih
gelar doktor itu tiduran di atas kasurnya sambil
tersenyum sendiri. Ia merasa bahagia memiliki
keberanian itu. Ya, keberanian mencium pemuda
yang dikaguminya, yaitu Ayyas.
Meski mendarat dengan cepat, itulah ciuman
yang ia lakukan dengan penuh kesadaran akal
pikirannya. Itulah ciuman yang ia lakukan
dengan sepenuh jiwa dan perasaan. Ia merasa
tidak pernah melakukan ciuman sesadar dan
sepenuh jiwa seperti itu.
Dulu, ketika masih sekolah di sekolah men-
engah, ia pernah memiliki teman lelaki yang
sangat akrab, yang kemudian menjadi kekasih
hatinya. Ia pernah berciuman dengannya. Tetapi
itu adalah ciuman cinta monyet. Ia merasa saat
itu tidak melakukan ciuman dengan segala
kesadaran, akal sehat, dan sepenuh rasa.
Tadi siang, ia telah mencium pemuda itu
dengan penuh kesadaran, dengan sepenuh jiwa
dan cintanya. Dan meski dilakukan dengan ekstra
cepat, ia yakin akibat yang ditimbulkannya tidak-
lah biasa. "Entah apa yang dirasakan Ayyas ses -
udah kucium dengan sepenuh jiwa. Aku yakin ia
akan mengingatnya sepanjang masa," gumamnya
dalam hati. Gumam kebahagiaan tiada tara, yang
hanya diketahui oleh dirinya dan Tuhan Sang
Pencipta manusia. Amboi, sengaja memang Ananstasia melak-


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ukan ciuman itu dengan cepat, agar Ayyas tidak
punya kesempatan berpikir menolaknya. Ketika
ciumannya telah dirasakan Ayyas,
Anastasia sangat yakin Ayyas akan terus men-
gingatnya, tidak akan melupakannya. Ia juga
yakin, malam ini Ayyas takkan bisa tidur karen-
anya. Ia yakin akan itu semua, karena ia merasa
telah menciumnya dengan sepenuh jiwa. Kata se-
orang filsuf, sesuatu yang datangnya dari jiwa
akan sampai ke jiwa, dan akan diterima oleh
jiwa. Ia akan melihat kebenaran apa yang ia yakini
besok pagi, ketika bertemu dengan Ayyas. Jika
pemuda itu bertemu dengannya dengan muka dan
tingkah laku biasa-biasa saja, seolah tidak ada se-
suatu, maka keyakinannya itu salah. Pemuda itu
hanya menganggap ciumannya tak ada arti
istimewanya, itu sama dengan ciuman yang
dilakukan banyak orang ketika bertemu dengan
teman atau kerabatnya. Tetapi jika Ayyas menjadi gugup dan kikuk
padanya, dan mukanya memerah saat berhadapan
dengannya, maka ia bisa memastikan, ciumannya
memberikan pengaruh yang kuat dalam jiwanya.
Dan ia akan merasa tidak sia-sia memberikan
ciumannya. Anastasia kembali tersenyum. Senyum
kemenangan yang tak terperikan. Ia kembali
teringat dialognya dengan Ayyas di stolovaya itu.
Saat ia menceritakan semua masalahnya berken-
aan dengan ibunya yang datang memintanya
menikah dengan Boris Melnikov. Ia teringat ba-
gaimana Ayyas begitu menganggap remeh masa-
lahnya. Ia ingat betul dialog itu.
"Menurutku masalah Doktor sangat remeh,
bukan masalah besar"" Kata Ayyas dengan ten-
ang, santai dan tanpa beban.
"Masalah yang remeh" Apa maksudmu""
"Doktor hanya perlu menikah segera dengan
lelaki yang Doktor pilih, maka masalah Doktor
selesai. Ibunda Doktor tidak akan meminta hal
yang macam-macam dan si Boris
Melnikov dan keluarganya juga tidak akan
macam-macam. Ibunda Doktor meminta Doktor
menikah dengan A atau B atau C, itu karena me -
lihat Doktor tidak juga menikah, dan belum
memiliki pilihan yang jelas. Itu masalahnya."
"Jadi aku harus menikah""
"Ya untuk kasus Doktor, saya katakan,
menikahlah seb elum Anda dipaksa menikah!"
"Jadi begitu menurutmu""
"Ya." Ayyas menjawab dengan tegas.
"Ya, aku akan segera menikah. Dan aku akan
minta engkau menikahiku, agar semua orang di
dunia tahu, aku sudah punya suami. Sehingga
tidak ada lagi yang menggangguku. Ibuku tidak
akan bingung lagi mencarikan jodoh. Dan Boris
Melnikov tidak akan mengharapkan lagi aku
menjadi istrinya. Sebab aku sudah punya suami!"
Gumam Anastasia pada dirinya sendiri dengan
mata berbinar-binar. "Bagaimana kalau pemuda itu tidak mau""
Tiba-tiba ada suara dari relung hatinya yang lain.
"Ah aku tidak percaya kalau dia tidak mau.
Bukankah dia yang pernah memuji diriku dengan
mengatakan, diriku ini memiliki perpaduan
kecantikan Tsarina Rusia dan wibawa Kaisar
Roma. Dia bahkan mengatakan, jika aku gugup
mukaku memerah, sehingga kecantikan tsarina
tercantik pun lewat. Aku sangat yakin dia pasti
diam-diam telah jatuh hati padaku!" Gumam
Anastasia dengan bangga pada dirinya sendiri.
Anastasia merasa malam itu terasa indah,
sangat indah malahan. Sehingga ia susah
memejamkan mata. Ia ingin pagi hari segera tiba,
sehingga ia bisa segera bertemu dengan pemuda
yang memiliki karakter yang memikat hatinya
itu. Ia ingin segera bertemu Ayyas, dan menyam-
paikan apa yang ia rasakan dengan penuh ke -
jujuran. Ia tidak ingin menutup -nutupi apa yang
dirasakannya. ** 26. Jenis-jenis Atheisme Tika pagi datang, orang yang lalai akan ber-
pikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan
orang yang berakal akan berpikir apa yang akan
dilakukan Allah kepadanya." Kata-kata Ibnu
Athaillah itu kembali berdengung-dengung di
telinganya begitu ia terbangun dari tidurnya.
la melihat jam. Ia beristighfar. Waktu untuk
melaksanakan shalat Subuh tinggal seperempat
jam saja. Jika tidak cepat-cepat ia bisa kehilangan
waktu yang penuh barakah itu. Tadi malam, ia
akhirnya baru bisa tidur menjelang pukul tiga
dini hari. Ia merasa Allah menolongnya dengan
tetap bisa bangun dan masih bisa mengerjakan
shalat Subuh tepat pada waktunya, meskipun kali
ini tidak di awal waktu. Usai shalat Subuh, seperti biasa, ia membaca
Al-Quran, zikir pagi, dan kali ini membaca kitab
kecil tipis berjudul "NahwalMdaali"'yang ditulis
dengan bahasa yang indah oleh Syaikh
Muhammad Ahmad Al Rasyid. Ada sebuah sajak
yang indah di sana: Kuatkan ikatan tekad angkat tinggi-tinggi bendera harapan
berjalanlah menuju Allah dengan sungguh-sungguh, tanpa lelah
jika rasa lemah menyerangmu
isi jiwamu dengan kekuatan Al-Quran
libas nafsumu, jangan kasih ampun
nafsu selalu mengajakmu menuju kebinasaan.
Sajak pendek itu seolah memberinya harapan
dan kekuatan. Ia harus tegas menguatkan tekad.
Ia harus kembali mengangkat bendera pengem-
baraannya menuju Allah. Ia tidak boleh lemah
hanya karena ciuman seorang Anastasia. Dan ia
tidak boleh memberi ampun sedikit pun kepada
hawa nafsunya. Ya hawa nafsunya yang telah
membuat seluruh syarafnya bereaksi ketika dici-
um oleh seorang Anastasia Palazzo. Ia langsung
menguatkan azam dan berjanji akan melibas
habis nafsu yang hendak melemahkan jiwanya
dan menyeretnya ke jurang kebinasaan.
Langkah pertama kali yang ia tempuh adalah
tidak memberi harapan sedikit pun kepada naf -
sunya untuk mengindera segala hal yang berkait-
an dengan Anastasia. Jika ia memberikan satu lu-
bang jarum saja kepada nafsunya untuk men-
gindera segala hal yang ada hubungannya dengan
Anastasia, ia merasa nafsunya akan menang dan
ia akan melemah kalah. Sebab, ciuman itu, meskipun tidak ia harapkan
dan samasekali tidak ia duga, telah meninggalkan
virus yang kini masih bercokol di dalam hatinya.
Dan istighfarnya yang beratus -ratus kali itu, ia ra-
sakan belum mampu membersihkan virus terse-
but di dalam hatinya. Tak ada jalan lain untuk
selamat baginya kecuali ia harus melibas habis
nafsunya, tanpa ampun. Ayyas terus membaca baris demi baris dan
halaman demi halaman buku tipis itu. Hari ini ia
menjadwalkan untuk menghabiskan
buku itu. Setelah itu ia akan membaca ulang kitab Adabud
Dunya Wad Din yang tulis oleh Imam Al
Mawardi. Ia rindu sekali membaca kitab itu.
Kitab yang memang ia siapkan untuk meneman-
inya selama di Moskwa. Ia rindu pada nasihat
dan pendapat brilian pakar fikih yang bijaksana
itu. Pagi itu sampai agak siang Ayyas tidak keluar
dari kamarnya. Ia asyik membaca. Ketika alarm
di ponselnya berdengking -dengking, ia menutup
bukunya dan bangkit shalat. Itu adalah waktunya
shalat Dhuha. Setelah itu ia kembali membaca.
Ketika ia merasa agak jenuh, ia melakukan
olahraga ringan di kamarnya. Ia melakukan olah
pernafasan, lalu sedikit memainkan jurus Thifan-
nya. Ia samasekali tidak sadar, ada kamera yang
memantaunya, dan ada sepasang mata yang meli-
hat kegiatannya. , Ketika sedang asyik berolahraga dengan
memainkan jurus - jurus bela diri yang dikua-
sainya, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ia
menghentikan kegiatannya dan membuka pintu
kamarnya. Wajah perempuan tua yang gemuk
muncul di hadapannya. "Kau pasti belum makan pagi. Ayo makan
bersama kami. Aku sudah siapkan teh panas, sup
borsh, kentang rebus, dan cyorni khleb (roti
hitam). " Bibi Margareta berbicara dengan wajah
cerah, dan matanya.yang kebiruan nampak
berbinar. "Dengan senang hati, Bibi." Jawab Ayyas.
Bibi Margareta kemudian melangkah mengetuk
pintu kamar Linor. Ia juga menawarkan hal yang
sama pada Linor. Nampaknya Linor juga tidak
keberatan. Ayyas membersihkan mukanya, dan
merapikan pakaiannya lalu keluar kamar. Linor
juga keluar dari kamarnya, dengan pakaian yang
sopan. Kaos lengan panjang berwarna coklat
muda, dan celana santai berwarna putih gading.
Linor berwajah cantik, hanya saja nampak dingin
dan keras. Jika ia membuang tampang dingin dan
kerasnya itu, maka mukanya adalah jenis muka
yang sangat sedap dipandang siapa saja.
"Bibi Margareta, Mana Yelena"" Tanya Linor
datar. "Masih di kamarnya, mungkin masih mandi."
Jawab Bibi Margareta. "Apa dia sudah benar-benar pulih"" Tanya
Ayyas. "Aku rasa dia sudah benar-benar pulih. Hanya
tangannya yang patah itu kelihatannya masih
merasakan sedikit sakit. Ia sering mengeluh
tentang tangannya yang patah."
"Aku rasa tangannya sebentar lagi pulih. Ia
ditangani dokter bedah tulang terbaik yang biasa
menangani para pemain Spartak jika cedera patah
kaki atau lainnya." Sahut Linor.
"Kau tidak kerja hari ini"" Tanya Ayyas pada
Linor. "Satu jam lagi aku berangkat. Aku ada rapat
redaksi." "Kantormu di mana letaknya""
"Di daerah Leninsky Prospekt. Ada gedung
berarsitektur metropolis, terlihat banyak kaca dan
tiang-tiangnya dilapisi stainless itu kantor saya.
Kau sudah baca koran hari ini""
"Belum. Kau sudah""
"Belum juga. Cuma aku sudah membaca seba-
gian besar headline koran di internet. Seminarmu
kemarin dimuat di beberapa koran. Koran Pravda
sangat menyanjung kamu, dan mengkritik habis
Viktor Murasov." "Seminar kemarin memang layak jadi berita
besar," tiba-tiba Yelena menyahut dari depan
pintu kamarnya. Ayyas tidak melihat kapan
Yelena membuka pintu dan keluar dari
kamarnya. "Victor Murasov yang diidolakan ban-
yak anak muda itu samasekali tak berkutik.
Bintangnya kalah terang dengan bintangmu."
Lanjut Yelena sambil memandang Ayyas.
"Bibi, kau masih sibuk apa di dapur"" Yelena
berkata lagi. "Ini, membuat omelet." Sahut Bibi Margareta.
"Cepatlah sedikit Bibi, ayo kita makan ber-
sama." Kata Yelena. "Kalian duluan saja. Mulai saja." "Ayo kita
mulai." Pelan Yelena.
Yelena mengambil cyorni khleb atau roti
hitam dan menyantapnya dengan sup borsh.
Linor memasukkan sekerat kentang rebus ke mu-
lutnya. Ayyas menyendok sup dari mangkuk ke-
cil di hadapannya dan menyeruputnya pelan. Sup
itu memang khas Rusia. Diseruput saat masih
panas di musim dingin sungguh nikmat.
"Kelihatannya kau sangat mengusai filsafat
dan sejarah filsafat"" Gumam Linor sambil
memandang Ayyas. "Hanya pernah belajar saja."
Jawab Ayyas. "Argumentasimu kemarin semakin mem-
buatku percaya bahwa Tuhan itu ada. Selama ini
aku meyakini seperti yang diyakini oleh Viktor
Murasov. Dia termasuk orang yang pikiran-
pikirannya aku gemari, tetapi ternyata aku keliru
mengikuti pikir annya."

Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau Viktor Murasov benar mengagungkan
ilmu pengetahuan. Justru ilmu pengetahuan itu
mengukuhkan keberadaan Tuhan. Setiap saat
selalu ada penelitian ilmiah yang membuktikan
besarnya kekuasaan Allah. Bukti-bukti ilmiah
yang menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Allah
sudah tidak terhitung lagi." Ayyas menghentikan
aktivitas menyeruput sup itu demi merespons
kata-kata Yelena. "Kemarin, kalau aku tidak salah menangkap,
kau menyinggung tentang jenis - jenis atheisme,
selain atheisme yang dibawa oleh Nietzsche
yang kemudian ditiru oleh Viktor Murasov. Ben-
ar"" Ujar Yelena. *
"Benar. Yang dikemukakan Nietzsche itu
jenis atheisme optimisme. Selain, itu ada
atheisme materialisme, atheisme psikologi,
atheisme marxisme, atheisme eksistensialisme,
dan atheisme neo positivisme."
"Aku perlu penjelasan tentang macam-macam
atheisme itu darimu, agar aku mengerti dan tidak
terjebak pada cara berpikir yang salah lagi. Bisa
kaujelaskan"" "Bisa. Jadi, sebenarnya atheisme yang paling
kuno adalah... " Tiba-tiba Linor memutus, "Tahan sebentar,
saya harus ke kamar sebentar. Tolong ditahan
sebentar saya juga ingin mendengar keterangan
itu. Sebentar saja ya!" Linor langsung bergegas
ke kamarnya. Ternyata di kamarnya, tanpa sepen-
getahuan yang lain ia sedang mempertajam alat
sadapnya. Ia ingin merekam semua yang
dikatakan Ayyas untuk nanti bisa dianalisis orang
seperti apa Ayyas sebenarnya. Setelah yakin bah-
wa ia akan bisa merekam dengan baik, ia kembali
ke ruang tamu. "E, sudah bisa dilanjutkan." Ucap Linor sam-
bil duduk dan kembali mengambil kentang rebus.
Ayyas menarik nafas terus menjelaskan,
"Kemarin sudah saya jelaskan, Nietzsche ter-
masuk pemikir yang terjebak dalam atheisme,
yaitu pemikiran yang mengingkari adanya Tuhan.
Nietzsche mengatakan Tuhan telah mati. Saya
tidak perlu menjelaskan lagi bagaimana Nietz-
sche bisa sampai mengatakan begitu, kemarin su-
dah saya jelaskan cukup panjang. Juga sudah
saya jelaskan kesalahan pemikiran dan keyakinan
seperti itu. "Dan sebenarnya jenis atheisme yang paling
kuno adalah atheisme materialisme. Ini adalah
jenis atheisme yang paling tua. Sudah ada sejak
kuno dulu. Dan pernah berkembang di zaman
Nabi Muhammad ketika diutus oleh Allah.
"Menurut orang-orang atheisme materialisme,
wujud segala sesuatu didasarkan pada materi.
Materi adalah segala sesuatu yang bisa ditangkap
oleh indera manusia. Bisa diketahui adanya
dengan diraba, dipegang, disentuh, dicium, dit-
angkap, dilihat dan seterusnya. Kursi itu ada kar-
ena manusia bisa menyentuhnya, bisa meraban-
ya. Udara itu ada karena udara bisa dihirup dan
dirasakan gerakannya, semilirnya, hembusannya.
Cahaya itu ada karena bisa dilihat. Garam dalam
kuah bakso itu ada karena bisa dirasa oleh lidah.
"Menurut mereka, hakikat alam ini adalah ma-
teri atau benda. Jiwa dan pikiran adalah materi
juga, hanya sangat halus berbeda dengan materi
yang lain. Dan menurut mereka segala yang tidak
materi itu tidak ada. Tuhan bukan materi, Tuhan
bukan benda jadi Tuhan tidak ada. Karena wujud
Tuhan tidak bisa dilihat, ditangkap, diraba, disen-
tuh, dirasa, dan diindera oleh manusia.
"Orang-orang yang berpikiran seperti itu su-
dah ada sejak zaman Nabi Muhammad berdak-
wah di Makkah. Al -Quran, dalam surat Al Jaat-
siyah menjelaskan, bahwa di Makkah ada
sekelompok golongan yang tidak percaya adanya
Tuhan dan hari kiamat. Mereka mengatakan: 'Ke -
hidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di
dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada
yang membinasakan kita selain masa!"
"Perkataan mereka, 'Kehidupan ini tidak lain
hanyalah kehidupan di dunia saja,' adalah pen-
gingkaran kepada kehidupan hari kemudian, hari
di mana manusia dibangkitkan dari kematian.
Kenapa mereka tidak percaya" Karena itu tadi,
mereka berlandaskan pada materi yang bisa dili-
hat, diraba dan diindera. Menurut mereka alam
itu ya alam dunia ini yang pada hakikatnya ada-
lah materi. Di dunia inilah terjadi kehidupan dan
kematian. Tidak ada alam selain dunia ini.
Kematian dan kehidupan menurut mereka ter-
jadi begitu saja sesuai hukum alam. Menurut
mereka, mereka mati begitu saja. Yang
mematika n adalah masa atau waktu. Mereka
mengatakan, 'Tidak ada yang membinasakan kita
selain masaV Ini berarti, secara terang-terangan
mereka tidak mengakui adanya Tuhan yang
berkuasa menghidupkan dan mematikan.
'Itulah atheisme materialisme. Paham atheisme
yang paling tua. Paham ini mencuat kembali pada
abad ke - 17 dan ke- 19. Di antara tokohnya yang
terkenal adalah Kari Vogt, Huxely, Lamettra.
Kart Vogt pernah berkata, otaklah yang me -
lahirkan kehidupan ini. Otak melahirkan pikiran
sebagaimana ginjal melahirkan air seni. Mak-
sudnya, tidak ada wujud selain daripada materi.
Tuhan bukan materi, kata Vogt. Jadi ia tidak
ada ." Ayyas berhenti sejenak. Yelena meneguk
tehnya, Linor mencelupkan kentang rebus ke
dalam sup borshnya. "Ada lagi atheisme psikologi." Lanjut Ayyas.
"Atheisme psikologi" Agak aneh, baru kali ini
saya dengar" Di sastra Inggris dulu saya tidak
mempelajari hal seperti ini samasekali." Heran
Yelena. "Bisa dikatakan aneh memang. Psikologi se-
mestinya menguatkan keimanan seseorang akan
keberadaan Tuhan. Karena psikologi adalah pen-
jelajahan perasaan, batin, dan jiwa manusia. Se-
makin kenal manusia pada dirinya semestinya ia
semakin dekat dengan Tuhannya. Pepatah Arab
mengatakan, 'Man arofa nafsahu arofa Rabbahuf
Artinya, siapa yang mengenal dirinya pasti men-
genal Tuhannya. Namun ternyata ada beberapa
ahli psikologi sesat yang menggunakan alasan
psikologi sebagai dalil mengingkari adanya
Tuhan." "Misalnya siapa"" Sahut Yelena. Linor hanya
diam mendengarkan. "Sigmund Freud dan Ludwig Van Feuerbach,"
jawab Ayyas. "Itu nama yang tidak asing, sangat terkenal."
Gumam Yelena. "Benar. Kita tahu keduanya ahli psikologi Jer-
man pada abad ke -I9. Mereka berdua
mengingkari Tuhan dengan alasan psikologi.
Menurut mereka bertuhan adalah jiwa kekanak-
kanakan yang dibawa hingga dewasa. Menurut
Freud, saat kecil manusia lemah. Ia mengalami
banyak kekurangan untuk memenuhi kebu-
tuhannya. Meja begitu tinggi bagi seorang bocah.
Ia tidak bisa menggapai benda di atasnya. Kursi
terasa berat, ia tidak kuat mengangkatnya. Ia me-
lihat ayahnya bisa melakukan apa sa ja. Mengam-
bil benda di atas meja. Mengangkat kursi. Begitu
mudah. Ia kagum pada ayahnya. Ayahnya ia lihat
mahakuasa. Ia menjadi sangat memerlukan ayah.
Ketika anak itu sudah dewasa ia menciptakan
Tuhan dalam benaknya. Tuhan yang ia sebut
dalam doanya untuk memenuhi keinginan-
keinginannya. Persis waktu ia kecil dulu saat
minta ayahnya. Jadi Tuhan, menurut Freud, han-
ya rekayasa manusia saja untuk ia jadikan tempat
bertumpu atas segala keinginannya. Freud men-
gingkari adanya Tuhan dengan alasan seperti itu.
Agama menurut Freud dan Freuebach hanyalah
cerminan keinginan manusia."
"O, jadi Freud juga mengingkari adanya
Tuhan ternyata""
"Ya, benar." "Jenis atheisme berikutnya"
"Ini jenis atheisme yang tidak asing bagi kali-
an orang Rusia, yaitu atheisme marxisme. Inilah
atheisme yang paling populer di abad modern ini.
Di negeri kalian inilah jenis atheisme ini pernah
jadi ideologi negara. Tentu saja kalian sangat
hafal pencetus atheisme ini adalah Karl Marx.
Kemudian diteruskan oleh Lenin, dikukuhkan
oleh Stalin, dan dilestarikan oleh para pener-
usnya. Marxisme inilah yang melahirkan komun-
isme. Dan pernah berkembang dengan kecepatan
luar biasa, sampai-sampai hampir sepertiga pen-
duduk dunia memeluknya. Di Indonesia ideologi
marxisme dan komunisme pernah hidup dan
berkembangan pesat. Ideologi itulah yang men-
jadi jiwa Partai Komunis Indonesia atau PKI,
yang hampir meruntuhkan Republik Indonesia
dengan pemberontakan G 30/S PKI pada tahun
1965. "Karl Marx membangun ideologinya yang
mengingkari Tuhan dengan menggabungkan
atheisme materialisme dan atheisme psikologi. Ia
terang -terangan memusuhi Tuhan dan memusuhi
agama. Ia mengatakan agama adalah candu
masyarakat. Ia menyerukan untuk memberantas
agama. Karena ia memandang agama adalah
khayalan manusia yang gagal membangun surga
di dunia, lalu ingin membangun surga di akhirat.
Surga di akhirat hanya khayalan belaka. Agama
merusak pikiran manusia. Begitu menurut dia.
Sebaliknya marxisme yang dia bawa mengaj ak
manusia m endirikan surga di dunia. Dunia adalah
segalanya, manusia harus membangun surganya
di dunia. Begitulah inti pemikiran Karl Marx."
"Masih ada dua macam ya kalau tidak salah""
tanya Yelena. "Ya, masih ada dua macam atheisme. Pertama
atheisme eksistensialisme, tokohnya bernama
Jean Paul Sartre dari Perancis, dan kedua athe-
isme neo positivisme tokohnya Moritz
Schilck dan kawan-kawannya dari kelompok
pemikir Wina." "Terus runtutan pemikiran atheisme eks -
istensialisme dan atheisme neo positivisme sep -
erti apa"" Ayyas mengerutkan keningnya. Ia diam
sebentar, kemudian berkata,
"Terus terang yang dua terakhir ini saya agak
lupa. Saya khawatir kalau menjelaskan nanti ma-
lah salah. Saya tidak boleh asal bicara. Ini masa-
lah ilmiah, ada pertanggungjawaban ilmiahnya.
Untuk yang dua macam ini kaucari sendiri di
buku-buku bacaan. Yang jelas inti pemikiran
mereka sama dengan jenis atheisme yang
lainnya, yaitu tidak mengakui adanya Tuhan.
Tuhan dianggap khayalan manusia. Manusialah
yang menciptakan Tuhan dalam otaknya, bukan
Tuhan yang menciptakan manusia. Begitu
pemikiran dan keyakinan mereka!"
"Baiklah. Manusia memang terkadang lupa.
Tak apa. Sekarang kalau boleh, saya ingin tahu di
mana letak kesalahan masing-mas ing atheisme
itu" Kalau atheisme optimisme yang dicetuskan
oleh Nietzsche sudah runtuh, kauruntuhkan argu-
mennya. Dasar falsafahnya sangat lemah dan
jauh dari kebenaran. Sekarang bagaiman dengan
atheisme materialisme yang lain"" Yelena
menyela penjelasan Ayyas.
"Mari kita bahas satu per satu. Kita mulai dari
atheisme materialisme. Mereka meniadakan
Tuhan dengan alasan Tuhan bukan materi. Tuhan
tidak ada karena tidak bisa ditangkap panca in-
dera," sahut Ayyas. Ayyas kemudian melanjutkan penjelasannya,
"Alasan para penganut faham materialisme itu
sangat lemah. Pada kenyataannya manusia
mengakui adanya sesuatu yang bukan materi.
Misalnya hukum. Hukum itu non materi. Dan
hukum itu ada. Diakui semua manusia termasuk
para pengikut materialisme. Contoh lain adalah
ide. Siapa bisa mengindera ide" Ide diakui ada
begitu saja dalam pikiran manusia. Ide. Tapi ide
itu ada. Juga spirit. Spirit ada begitu saja, masuk
dalam jiwa manusia. Sama seperti ide, spirit tidak
bisa dilihat, disentuh, dicium atau dirasa dengan
panca indera. Tapi spirit itu ada, tak ada yang


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengingkarinya." Yelena berhenti sejenak. Tangan kanannya
mencuil roti hitam dan memasukkan ke dalam
mulutnya. Sementara Linor tetap diam memer-
hatikan dengan tetap menyantap hidangan makan
pagi itu pelan-pelan. Ayyas menyambung, "Contoh lainnya lagi 'waktu. Siapa bisa meli-
hat waktu" Waktu bukan benda. Bukan materi.
Tidak bisa ditangkap indera manusia. Dengan
kamera secanggih apa pun manusia tidak bisa
memotret waktu, bentuknya seperti apa. Sebab
waktu memang bukan benda, bukan materi. Tapi
waktu itu ada, tak ada yang menyangkalnya.
Otak manusia meyakini begitu saja waktu itu ada.
Jadi, banyak sekali hal-hal yang non materi yang
diakui keberadaannya oleh manusia. Jika mereka
bisa mengakui adanya hukum, ide, spirit dan
waktu yang bukan materi, yang tidak bisa dit-
angkap panca indera, kenapa mereka
mengingkari adanya Tuhan" Jadi, alasan mereka
mengingkari adanya Tuhan itu sangat lemah.
Tuhan itu ada, sebagaimana waktu ada. Bahkan,
Tuhanlah yang menciptakan waktu dan segala
yang ada!" "Kalau atheisme psikologi yang dibawa Freud
dan Feuerbach lemahnya dari sisi apanya, Ayy-
as"" Gumam Yelena sambil mengunyah roti
hitam. "Dari segala sisinya lemah. Dari awal sampai
akhir dasar falsafah mereka lemah. Kita tanya
pada anak-anak kecil di sekitar kita tentang
Tuhan, mereka akan menjawab Tuhan itu ada.
Jadi pengalaman psikologi seperti yang digam-
barkan Freud sangat jauh dari kebenaran. Freud
menggambarkan, ketika orang sudah dewasa dia
menciptakan Tuhan dalam benaknya. Yaitu
Tuhan yang dia sebut dalam doanya untuk
memenuhi keinginan-keinginannya. Persis waktu
ia kecil dulu saat minta tolong ayahnya. Ini sung-
guh gambaran yang sangat lucu sekali. Ba-
gaimana dengan orang yang sejak kecil telah
mengenal Tuhan, dan mengakui Tuhan itu ada"
Atau bagaimana dengan anak yatim piatu y
ang tidak punya bapak dan tidak punya ibu. Hidup se-
batangkara sejak kecil, namun ketika dewasa
mengakui adanya Tuhan. Apakah Tuhan yang
diakuinya terlahir dalam benaknya sekadar untuk
memenuhi keinginan-keinginannya, persis waktu
ia kecil dulu saat minta tolong ayahnya. Ba-
gaimana ia punya pengalaman minta tolong pada
ayahnya padahal ia tidak punya ayah""
Sampai di situ Ayyas berhenti sebentar. Ia
mengambil cangkirnya dan menyeruput tehnya
yang mulai dingin. Ia kembali angkat suara,
"Freud dan Feuerbach sama-sama meyakini
bahwa agama tak lain hanyalah cerminan
keinginan manusia. Karenanya, agama juga
khayalan otak manusia belaka. Pertanyaannya,
benarkah agama itu merupakan keinginan-
keinginan" Kodrat manusia menghendaki terpen-
uhi secara baik kebutuhan jasmani dan ruhan-
inya. Nafsu seks manusia menghendaki per-
henuhan dengan wanita mana saja tanpa batasan
atau larangan. Demikian pula nafsu perutnya.
Tetapi agama melarang pemenuhan demikian.
Manusia wajib memenuhi tuntutan perut dan sek-
snya dengan beberapa aturan. Manusia wajib
menjaga dorongan seksnya. Manusia tidak boleh
melampiaskan keinginan seksnya kecuali pada
pasangannya yang sah. Manusia tidak boleh men-
gisi perutnya kecuali dengan yang halal. Manusia
harus mengerjakan shalat, puasa, membayar za-
kat, shadaqah dan itu bukan suatu keinginan.
Tapi kewajiban dan tuntutan yang diajarkan
agama. "Jika manusia merupakan keinginan, mengapa
banyak rasul yang membawa agama itu justru
menderita, disingkirkan, diteror, bahkan ada yang
dibunuh. Jika agama cerminan keinginan, se-
harusnya semua rasul diterima dengan penuh
sukacita oleh kaumnya. Kenyataannya adalah se-
baliknya. Jadi tidak benar agama merupakan
keinginan-keinginan. Dan tidak benar anggapan
Tuhan hanya rekaan benak manusia. Tuhan
memang benar-benar ada. Dan agama yang benar
seperti Islam adalah agama yang diwahyukan
Tuhan. Bukan cermin keinginan-keinginan
manusia!" "Berarti tinggal Karl Marx." Kata Yelena.
"Marx mendasarkan falsafahnya pada materi-
alisme dan pemikiran Freuerbach. Dan satu per
satu telah kita runtuhkan di depan. Kita tinggal
melihat alasan kebenciannya pada agama. Marx
mengatakan agama adalah candu yang menina-
bobokan manusia kepada kehidupan khayali.
Pernyataannya itu tidak berlaku untuk semua
agama, terutama Islam. Islam itu tidak hanya
membangun kebahagiaan di akhirat, tetapi juga
kehidupan di dunia. Bahkan dunia ini dijadikan
sebagai ladang kebahagiaan akhirat.
"Rasul Islam yaitu Muhammad Saw. menyeru
kepada umatnya untuk bekerja keras membangun
kejayaan duniawi, sebagaimana menyeru umat-
nya beribadah sebaik-baiknya untuk membangun
surga ukhrawi. Islam sendiri dengan terang dan
tegas memerintahkan pemeluknya agar berkerja
untuk dunianya seakan-akan mereka akan hidup
selamanya, dan beribadah untuk akhiratnya
seolah-olah A mereka akan mati besok pagi!'
"Dalam hadis yang lain Rasul memberi-
tahukan, seseorang yang bekerja untuk anak-ana-
knya, maka pahalanya sama dengan berjuang di
jalan Allah. Beliau juga menjelaskan, harta yang
diinfakkan untuk jihadfi sabilillah, harta yang di-
gunakan untuk memerdekakan budak, harta yang
diberikan pada fakir miskin dan harta yang dibe -
lanjakan untuk keluarga, di antara semua itu,
maka yang paling besar keutamaannya adalah
harta yang dibelanjakan untuk keluarga. Betapa
Islam mengajak manusia mencapai kebahagiaan
dunia. "Lalu Rasulullah menegaskan, 'Dunia adalah
ladang akhirat!' Kaitan dunia dengan akhirat be-
gitu eratnya. Yang dipetik di akhirat adalah apa
yang ditanam di dunia. Tanpa keberhasilan sese -
orang menempatkan dirinya di dunia ia tidak
akan berjaya di akhirat. Islam mengajarkan ke-
seimbangan dunia dan akhirat. Tidak boleh ada
yang timpang salah satunya. Begitu Islam
mengajarkan." "Sudah cukup jelas. Penjelasanmu runtut dan
memaham-kan. Bahkan bisa membuat orang
terpana. Wajar kalau pembicara yang di samping-
mu yang cantik itu sampai menciummu begitu
kau selesai berbicara. Kelihatannya dia jatuh
cinta padamu. Siapa namanya" Anastasia Paz..
siapa... Pazzo"" Ujar Yelena sedikit meledek.
"Anastasia Palazzo." Linor membetulkan.
"Iya, A nastasia Palazzo! Kau dekat dengan dia
ya" Kau kelihatan akrab sama dia"" Goda
Yelena. "Hanya kenal biasa saja." Jawab Ayyas.
"Kau suka sama dia""
"Ah, itu bukan urusanmu. Iya kan"" Jawab
Ayyas sambil tersenyum. Tiba-tiba ia jadi ingat
pada Doktor Anastasia Palazzo. Dia mungkin
sedang menunggunya di ruang Profesor Torpskii
di kampus Universitas Negeri Moskwa atau biasa
disebut MGU. Ayyas langsung ingat ikrarnya.
Ia harus menghajar nafsunya, dan melibasnya,
tanpa ampun. Ia tidak boleh memberi harapan
sedikit pun kepada nafsunya untuk mengindera
segala hal yang berkaitan dengan Anastasia.
Maka ia langsung mengalihkan pembicaraan
dengan menanyakan persoalan Yelena.
"Kau sudah menemukan jalan keluar untuk
persoalanmu"" Ayyas memandang Yelena
sekilas. "Persoalan yang mana"" Yelena ganti
bertanya. "Yang berkaitan dengan Olga Nikolayenko."
Yelena langsung ingat sesuatu. Ia hampir lupa.
Ia harus bergerak hari ini juga. Ia harus men-
jalankan semua saran dan rencana Linor sebaik-
baiknya. Ia tidak boleh gagal jika ingin hidup
tenang dan merdeka di Moskwa. Maka dengan
mantap Yelena menjawab, "Untuk persoalan itu, puji Tuhan, aku sudah
menemukan jalan keluar yang baik."
"Syukurlah jika demikian." Sahut Ayyas ikut
senang. blip: hanaobi.wordprc$s.c
27. Rasa Cinta Siang itu Anastasia duduk termenung di sto-
lovaya Fakultas Sejarah. Ia duduk di kursi yang
biasa ia duduki jika makan siang bersama Ayyas.
Ia tidak mengambil makanan apa pun. Hanya
secangkir teh panas yang ada di hadapannya. Ia
kembali kecewa. Siang itu adalah hari keempat Ayya.s tidak
datang ke MGU. Juga hari keempat Ayyas tidak
memberi kabar kepadanya, samasekali tidak
mengirim sms, tidak juga izin. Biasanya jika
tidak datang Ayyas memberitahunya, la sudah
mengirim sms, menanyakan kabar, dan tidak ada
balasan. Ia sudah berkali-kali menelpon tapi
nomor yang biasa Ayyas gunakan samasekali
tidak bisa dihubungi. Ia tidak tahu harus ba-
gaimana lagi. Ia ingin Ayyas datang dan ia ingin
menyampaikan apa yang telah membuncah
dalam hatinya dan ingin ia sampaikan kepada
Ayyas. Tak jauh di depannya sepasang mahasiswa
makan berhadapan begitu mesra. Kelihatannya
mereka sepasang kekasih. Sesekali bergurau dan tertawa. Anastasia ingin
Ayyas ada di hadapannya dan makan siang ber-
samanya. Ia ingin melihat Ayyas tertawa. Ia baru
sadar selama ini ia belum pernah melihat Ayyas
tertawa lebar seperti dua mahasiswa itu. Yang ia
lihat dari Ayyas hanyalah senyum, atau tertawa
yang ditahan. Anastasia mengambil cangkir tehnya. Ia hisap
teh yang masih hangat itu. Kehangatan teh itu
mengalir ke seluruh tubuhnya dan membuat
pikirannya terasa lebih hangat dan lebih terang.
Sekonyong-konyong ia melihat Bibi Parlova
datang. Pasti orang tua itu akan mengabarinya se-
suatu. Ia berharap memberi kabar, bahwa Ayyas
telah datang dan ada di ruang Profesor Tomskii.
"Masih mau berlama-lama di sini, Doktor""
Tanya Bibi Parlova begitu ada di depan
Anastasia. "Ada apa Bibi Parlova"" Anastasia balik
bertanya. "Ada tamu penting."
"Siapa" Ayyas""
"Doktor ini selalu saja tertuju pada anak muda
itu. Bukan. Bukan dia."
Jawaban Bibi Parlova membuat Anastasia ke-
cewa sekaligus malu. Ia jadi malu dianggap
selalu memikirkan anak muda itu. Sampai Bibi
Parlova mengatakan seperti itu. Tapi ia berusaha
bersikap biasa saja. "Jadi siapa""
"Dua orang lelaki dan perempuan. Mereka bil-
ang dari stasiun televisi pemerintah. Mereka saya
persilakan menunggu di ruang Profesor
Tomskii." "Baik. Minta mereka menunggu sebentar. Aku
mau menghabiskan teh hangat ini dulu."
"Baik, Doktor." Ucap Bibi Parlova sambil
membenarkan letak kaca mata bundarnya. Per-
empuan gemuk agak pendek itu lalu bergegas
meninggalkan stolovaya. Pakaiannya seperti
tidak pernah diganti. Ia memakai mantel tebal
cokelat tua, dan mengenakan kerudung kosinka
putih lazimnya perempuan tua di desa-desa
Rusia. Anastasia Palazzo kembali meneguk teh
hangatnya. Ia masih bertanya-tanya kenapa Ayy-
as tidak datang dan tidak memberinya kabar
samasekali" Apakah dia sakit" Kalau hanya sakit
kenapa tidak memberinya kabar seperti beberapa
waktu yang lalu" Atau sesuatu yang buruk telah
terjadi pada Ayyas yang menyebabkan dirinya


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak sempat memberinya kabar" Ia berharap hal
itu tidak terjadi. Atau, dirinya tidak sengaja
melakukan kesalahan pada Ayyas dan Ayyas
marah padanya" Tapi kesalahan apa" Atau Ayyas
diam-diam juga jatuh hati padanya dan setelah ia
cium ia takut salah tingkah jika bertemu
dengannya" Anastasia tersenyum, meskipun tidak yakin,
kemungkinan yang terakhir itulah yang kini ter-
jadi pada diri Ayyas. Ia pernah membaca sebuah
buku tentang tanda-tanda orang jatuh cinta, di
antaranya adalah berpura-pura menjauh tapi
sebenarnya ingin bertemu. Itulah yang kini ter-
jadi pada Ayyas, menurut analisis Doktor
Anastasia. Ia memperkuat analisisnya itu dengan sebuah
keyakinan yang tumbuh di hatinya begitu saja,
bahwa pada saat cinta itu terbit di hatinya, cinta
itu juga terbit di hati Ayyas. Ia tidak mungkin
tidak jujur pada dirinya sendiri, bahwa ia entah
kenapa bisa jatuh cinta pada pemuda yang secara
fisik tidak istimewa itu. Tetapi ia mengakui, ia
jatuh cinta padanya. Dan ia yakin cintanya tidak
bertepuk sebelah tangan. Ia teringat puisi Jalalud-
din Rumi yang pernah dibacanya,
Apabila cinta ada di hati yang satu pasti juga
cinta itu ada di hati yang lain
karena tangan yang satu takkan bisa bertepuk
tanpa tangan yang lain. Dengan mata berbinar dan hati berbunga
Anastasia bangkit dari kursinya. Ia sudah memu-
tuskan, jika sampai petang nanti Ayyas tidak
datang, ia akan mencari pemuda itu di
apartemennya. Ia memang belum pernah men-
gunjungi aparteman Ayyas. Tapi ia yakin bisa
menemukannya. Alamat apartemen itu ada dalam
formulir resmi yang harus diisi Ayyas saat men-
gurus administrasi pendaftarannya sebagai visit-
ing fellow. Kini ia akan menemui orang-orang dari tele -
visi itu dulu. Ada apa, tiba-tiba mereka me -
nemuinya" Apakah akan ada wawancara seputar
sejarah" Atau pihak televisi mau membuat pro-
gram kerja sama dengan Fakultas Sejarah" Ada
banyak pertanyaan tiba-tiba keluar begitu saja
dari ubun-ubun kepalanya. Dan pertanyaan itu
akan segera terjawab ketika ia menemui dua or-
ang dari stasiun televisi itu.
"Dabro dent. (Selamat siang) Sapa Doktor
Anastasia begitu masuk ruangan Profesor Tom-
skii. Dua orang dari sebuah stasiun televisi itu
langsung bangkit dari duduknya dan dengan
suara hampir bersamaan menjawab, "Dabro dent"
Setelah berjabat tangan mereka bertiga duduk.
"Yah kami dari stasiun televisi pemerintah.
Kenalkan saya Andreyev, dan ini teman saya
Mariana. Kami datang untuk sedikit merepotkan
Doktor Anastasia Palazzo." Lelaki muda
berbadan subur dan berkaca mata tebal mem-
perkenalkan dirinya dan temannya, seorang per-
empuan yang juga muda bermuka lonjong, ber-
hidung mancung, tapi berbibir tebal.
"Apa yang bisa saya bantu"" Kata Anastasia
tenang. "Kalau tidak salah Anda yang beberapa hari
lalu jadi pembicara di seminar tentang
ketuhanan"" Perempuan muda bernama Mariana
membuka suara. "Benar. Saya salah satu pembicaranya."
"Pembicara yang lain kalau tidak salah dari In-
donesia. Dan dia jadi pembicara atas rekomen-
dasi Doktor Anastasia. Benar"" Tanya Mariana
lagi. "Iya benar. Kenapa kalian menanyakan itu""
"Tidak apa-apa. Hanya untuk meyakinkan
saja. Begini Doktor Anastasia Palazzo. Kami
mempunyai acara yang kami beri judul "Rusia
Berbicara". Doktor pasti tahu itu. Itu adalah acara
live berbentuk talk show membicarakan banyak
hal yang sedang hangat dan layak diperbin-
cangkan di Rusia . Acara seminar kemarin itu
ternyata mendapat pemberitaan yang luas di
koran-koran, dan banyak pemirsa meminta kami
menghadirkan para pembicara seminar dalam
acara talk show kami." Mariana menjelaskan
dengan kedua mata tidak lepas memandangi wa-
jah Doktor Anastasia. "Ooo itu bagus." Anastasia merespons.
"Kedatangan kami ini, pertama kami minta
kesediaan Doktor Anastasia Palazzo menjadi
nara sumber di acara talk show itu. Dan yang ke -
dua, kami minta bantuan Doktor Anastasia
Palazzo untuk bisa menghadirkan pembicara dari
Indonesia itu. Sebab kami samasekali tidak tahu
kontak dan alamatnya. Atau Doktor Anastasia
membukakan jalan, nanti kami yang menindak-
lanjutinya secara profesional."
"Boleh. S aya akan bantu. Kapan rencana
acaranya"" "Tiga hari lagi."
"Mepet sekali."
"Untuk tema-tema hangat selalu begitu Dokt-
or. Kalau kita menunggu lebih lama lagi, sudah
terlanjur basi. Dan acara itu tidak akan
mendapatkan perhatian yang bagus dari
pemirsa." Kali ini Andreyev yang menjawab.
"Baik. Saya paham."
"Kami berharap besok siang semuanya sudah
pasti. Artinya kami sudah mendapat kejelasan
mengenai pembicara dari Indonesia itu."
Andreyev memberikan penegasan.
"Saya akan usahakan." Kata Anastasia mantap
dengan waj ah cerah. Kini ia punya alasan yang
sangat kuat kenapa harus mendatangi apartemen
Ayyas, jika sampai nanti petang anak muda itu
tidak juga datang. Ia yakin, Ayyas pasti akan sangat senang
mendengar berita yang akan disampaikannya.
Hati Anastasia bertambah harus dipenuhi bunga-
bunga kebahagiaan. Dalam hati ia mengucap puji
syukur kepada Tuhan. Ia semakin yakin bahwa
rasa cintanya ini memang dikaruniakan oleh
Tuhan. Dan Tuhan begitu indah mengaturnya.
Tuhan mendatangkan dua orang dari stasiun tele -
visi itu untuk memberikan jalan yang lebar dan
lurus baginya agar menemui Ayyas. Dalam hati
ia berdoa, "Semoga Tuhan terus menolong orang-
orang yang sedang jatuh cinta seperti dirinya."
*** Siang itu Ayyas menemani Pak Joko Santoso
mengantarkan istrinya ke Bandara Internasional
Domodedovo. Ia ditelpon Pak Jako ketika sedang
asyik membaca kitab Adabud Din Wad Dunya-
nyz Imam Al Mawardi. Saat itu Yelena sudah
pergi entah ke mana, dan Linor sudah berangkat
kerja. Jadwal kepulangan istri Pak Joko tiba-tiba
dimajukan sepuluh hari dari jadwal semula, jadi
Ayyas akan bisa lebih cepat pindah dari aparte-
men yang selama ini ditinggalinya. Ia akan jauh
merasa lebih aman dan lebih nyaman tinggal ber-
sama Pak Joko Santoso yang sebangsa dan
setanah air dengannya. Juga seiman dan seakidah
tentunya. Istri Pak Joko naik pesawat Emirates Airlines.
Dia akan melakukan perjalanan kurang lebih
delapan belas jam untuk sampai ke Jakarta.
Benar-benar perjalanan yang melelahkan. Ayyas
melihat bagaimana Pak Joko meneteskan airmata
melepas sang istri tercinta. Bagitu juga sang istri,
nampak tidak kuat menahan isak tangisnya.
Tetapi begitulah, mereka berdua, suami istri itu
memilih untuk berpisah sementara.
Dalam perjalanan pulang dari bandara, Pak
Joko bercerita, istrinya terpaksa harus pulang un-
tuk menemani ibu sang istri yang kini sendirian
di Bandung. Ibu mertua Pak Joko sudah mulai
sakit-sakitan. Anak perempuan satu-satunya ada-
lah istri Pak Joko. Sang ibu mertua meminta istri
Pak Joko menemaninya di Bandung, karena adik
istri Pak Joko yang selama ini menemani sang
ibu mertua harus tugas ke luar Jawa bersama istri
dan anaknya. Ditambah lagi, ibu mertua Pak Joko
sudah mulai sakit-sakitan, sehingga tidak kuat
lagi mengasuh dan mengawasi dua anak Pak
Joko yang selama ini dititipkan di Bandung.
"Ini demi kebaikan bersama, harus ada pen-
gorbanan Mas Ayyas. Biarlah istri di Bandung
mengasuh anak dan merawat ibunya, sementara
saya di sini dulu mencari nafkah. Saya rencana-
kan saya akan bertahan paling lama tiga tahun
saja di Moskwa ini. Tidak mudah hidup di sini
tanpa ditemani seorang istri. Semoga Allah sen-
antiasa memberi kekuatan, ketabahan, kesehatan
dan menjaga iman dan Islam saya." Kata Pak
Joko agak serak sambil terus mengemudikan mo-
bil Volga yang ia pinjam dari Pak Ismet. Dan
dengan khusyuk Ayyas menjawab, "Amin."
"Mas Ayyas belum menikah kan""
"Belum Pak Joko."
"Sudah ada calon."
"Yang benar-benar pasti belum. Saya pernah
tertarik dengan seorang gadis. Saya langsung
mendatangi rumahnya. Kami bertunangan.
Kemudian suatu hari gadis itu membebaskan
saya dari ikatan pertunangan. Jadi, statusnya saya
ini tidak lagi bertunangan dengannya."
"Apa gadis itu kini sudah menikah""
"Saya tidak tahu."
"Agak tidak jelas ya""
"Tapi saya mengatakan akan setia padanya."
"Sebaiknya kauhubungi lagi keluarga gadis
itu. Kaupertegas, kalau iya ya iya, kalau tidak ya
tidak. Jangan hanya janji setia seperti itu yang
tidak jelas. Meskipun gadis itu yang membe -
baskan ikatan pertunangan denganmu, tapi ketika
kau menjanjikan akan setia padanya seolah-o
lah masih bertunangan. Padahal sebenarnya tidak.
Kau sendiri juga tidak jelas. Kalau kau
mengharapkan gadis itu, ternyata tiba-tiba dia
menikah kau tidak bisa menyalahkan dia. Kau
sendiri ketika suatu saat menemukan orang yang
menurutmu layak untuk kaunikahi bisa ragu, kar-
ena harus setia padanya, sebab telah berjanji un-
tuk setia padanya. Saran saya, kau perjelas lagi
saja. Meskipun jauh, di era sekarang ini dunia
seperti dilipat jadi sangat dekat. Kau bisa menel-
pon, bisa kirim sms atau email."
"Saran Pak Joko sangat berarti bagi saya."
"Oh ya, jadi kamu akan pindah menemani aku
kapan"" "Paling cepat ya besok Pak. Tidak mungkin
malam ini." "Tapi malam ini kalau mau menginap di
rumahku boleh saja. "Iya Pak, saya pikirkan." "Kau bisa masak""
"Bisa Pak." "Bagus. Kita akan punya kerja sedikit besar."
"Apa itu Pak""
"KBRI akan kedatangan tamu-tamu pen-
gusaha dari Tanah Air. Ada tiga puluh orang. Lha
KBRI mau mengadakan jamuan makan. Sebagian
sudah pesan pada restoran Rusia yang halal. Tapi
untuk menambah lengkapnya KBRI mau menye -
diakan juga menu Indonesia, atau paling tidak
yang pas untuk lidah Asia Tenggara. Soalnya
nanti duta-duta dari negara-negara Asia Tenggara
juga mau diundang di jamuan makan. Lha, saya
sudah menyanggupi untuk membuat rendang."
"Lha bumbunya ada Pak""
"Belum ada." "Terus bagaimana""
"Saya sudah melihat jadwal keberangkatan
mereka dari Jakarta, dan saya sudah mendapat
nama dan alamat orang-orang itu. Salah seorang
di antaranya ada yang dari Bandung. Saya sudah
minta istri saya untuk nitip bumbu rendang ke or-
ang yang dari Bandung itu. Bumbu rendang yang
siap saji saja tidak apa-apa."
"Lha tamu kok malah dititipi tho Pak. Apa
mereka mau dititipi" Apalagi kalau ternyata
mereka bos perusahaan besar."
"Ya dicoba saja. Kalau tidak ada bumbunya ya
nanti kita ganti menu yang lainnya."
"Beberapa waktu yang lalu saya masuk restor-
an Libanon. Enak lho Pak menunya. Itu lidah In-
donesia bisa masuk Pak."
"Apa namanya" Yang di mana""
"Kalau tidak salah namanya Sindebad's. Di


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

daerah dekat-dekat Arbat."
"Wah saya belum pernah ke sana. Apa kita
makan malam di sana""
"Jangan Pak. Lebih baik kita masak di rumah.
Saya yang masak. Nanti Pak Joko cicipin
rasanya." "Boleh itu. O ya, kemarin Pak Kepala Sekolah
dan seluruh guru SIM rapat. Hasilnya kita akan
mengundang seorang penulis dari Tanah Air ke
Moskwa ini. Untuk memberikan pembekalan
menulis kepada murid-murid SIM, sampai
mereka benar-benar bisa menulis dengan baik.
Kita mencari penulis yang siap di sini paling
tidak satu bulan. Sekarang ini sedang mencari
kandidatnya. Kalau Mas Ayyas ada usulan, atau
Mas Ayyas punya kenalan seorang penulis andal,
boleh"" Mendengar penjelasan Pak Joko tentang ren-
cana mendatangkan penulis itu, Ayyas langsung
teringat pada Ainal Muna yang telah
mendapatkan penghargaan tingkat nasional dari
pemerintah. Ayyas membayangkan, jika Muna
yang datang ke Moskwa terus bisa menikah
dengannya di Moskwa, sejarah hidupnya terasa
akan sangat indah. Ia hampir saja menyebut nama
Muna dan menjelaskan kelebihan-kelebihannya,
tapi entah kenapa ada yang menahan lidahnya
untuk mengucapkan nama itu. Justu yang keluar
dari mulutnya adalah jawaban yang biasa saja,
"Ya insya Allah Pak, saya akan coba ikut
mencari-cari." Mobil Volga sederhana itu terus meluncur
menuju tengah kota Moskwa. Ayyas disajikan
pemandangan yang indah. Kota yang tertata rapi,
jalan yang lebar, bangunan zaman dulu yang
masih terawat baik dan masih dipakai,, seolah
tidak tergerus oleh modernisasi, dan salju yang
seolah membungkus semua benda, melahirkan
pesona yang berbeda di mata. Ayyas membay-
angkan jika Muna yang diundang datang, dan ia
bisa menikah dengan gadis itu di KBRI lalu
menghabiskan akhir musim dingin dan melewati
musim bunga dengan seorang istri yang ia cinta.
"Ya Allah, kabulkan. Amin." Lirih Ayyas
dalam hati. *** Sampai petang tiba Ayyas tidak juga datang.
Anastasia Palazzo mencoba menghubungi nomor
yang pernah digunakan Ayyas untuk mengirim
sms kepadanya. Tapi gagal. Nomor itu tidak bisa
dihubungi. Karenanya ia merasa tidak ada pilihan
lain kecuali langsung mendat
angi Ayyas di kwartira (Dalam bahasa Rusia, apartemen ini dis -
ebut kwartira. Dan gedung bertingkat di mana
kwartira ini berada mereka namakan dom. Ada-
pun ruangan atau kamar-kamar dalam apartemen
itu disebut komtana) atau apartemennya.
Anastasia merasa tidak ragu untuk itu. Ia memi -
liki alasan yang kuat yang samasekali tidak akan
membuatnya merasa malu. Maka petang itu, diiringi salju yang turun tipis
bagai kapas, Anastasia mengemudikan mobilnya
ke arah Smolenskaya. Hari sudah benar-benar
gelap ketika ia merasa menemukan alamat di
mana Ayyas tinggal. Doktor muda itu turun di
depan dom tua yang terletak di Panvilovsky
Pereulok. Sebuah bangunan zaman Stalin yang
letaknya berhadapan dengan gedung mewah The
White House Residence. Apartemen itu bisa dihi-
tung dekat dengan stasiun metro Smolenskaya
dan tidak jauh dari kawasan sibuk Golden Ring.
Anastasia memasuki dom itu. Di bawah sinar
lampu lorong gedung apartemen itu ia melihat
catatan kecilnya. Kwartira yang ditinggali Ayyas
ada di lantai tiga. Ia naik ke atas dengan tidak
tergesa-gesa. Tak lama kemudian ia pun sampai
di depan pintu kwartira Ayyas. Anastasia me-
nekan tombol bel dua kali.
Pintu terbuka. Seorang wanita tua menyembu-
lkan mukanya dari balik pintu.
"Anda mau bertemu siapa"" Tanya perempuan
tua itu. "Maaf, saya mau bertemu dengan anak
muda yang bernama Ayyas. Benarkah ini tempat
tinggal Ayyas""
"Ayyas yang dari Indonesia"" Perempuan itu
balik bertanya. "Ya. Benar." "Kalau begitu Anda tidak salah kwartira. Di
sini memang tempat tinggal Ayyas."
"Ayyas ada""
"Dia sedang pergi, sejak tadi siang dan belum
pulang. Saat ini saya sendirian."
"Pergi sejak siang"" Gumam Anastasia agak
kecewa. Iya. "Kau tahu dia pergi ke mana""
"Tidak. Itu bukan urusanku. Dia juga tidak
memberitahukan kepadaku."
"Biasanya dia pulang pukul berapa""
"Tidak bisa dipastikan. Dia pulang dan pergi
tidak tentu waktunya. Ayo silakan masuk. Kita
bisa berbincang-bincang sambil minum teh
seraya menunggu dia pulang."
"Tidak usah, Bibi. Karena dia tidak ada, saya
harus pergi. Saya tidak bisa menunggu sampai
dia pulang. Apalagi menunggu tanpa sebuah
kepastian." "Kau ada pesan untuknya" Nanti bisa saya
sampaikan. Oh ya siapa namamu""
"Maaf saya belum memperkenalkan diri saya.
Saya Anastasia Palazzo, temannya Ayyas di
MGU. Nanti sampaikan saja bahwa Anastasia Palazzo mencarinya,
penting!" "Baiklah." "Saya minta diri." "Selamat
jalan. Hati-hati." Anastasia Palazzo melangkah pergi dengan
dada agak sesak. Ia menuruni tangga dengan
pikiran samasekali tidak senang. Harapannya ber-
temu Ayyas lagi-lagi tidak kesampaian. Ternyata
Ayyas tidak sakit, juga tidak ada sesuatu yang
menimpanya. Pemuda itu masih tetap beraktivitas
setiap hari seperti biasa. Hanya saja tidak ke
MGU. Terus ke mana saja dia selama ini"
Mengadakan penelitian di mana" Apakah dia
selama ini ke Perpustakaan Negara" Atau sedang
sibuk mengadakan wawancara" Atau sedang
menyelesaikan urusan penting lainnya"
Hati kecilnya sebenarnya memintanya untuk
menunggu saja sampai Ayyas pulang. Tetapi
harga dirinya mencegahnya. Apalagi ia tidak tahu
persisnya kapan Ayyas akan pulang. Jika ternyata
Ayyas pulang tengah malam misalnya, apa dia
harus menunggu pemuda itu sampai tengah
malam" Bagaimana dengan harga dirinya sebagai
perempuan terhormat kalau demikian"
Anastasia keluar dari dom tua itu. Ia hanya
berharap, perempuan tua itu menyampaikan pes -
annya kepada Ayyas dengan baik. Dan setelah
Ayyas tahu bahwa ia sampai mendatangi aparte-
mennya, ia berharap Ayyas segera menemuinya
dengan kesadarannya sendiri. Ia berharap
pemuda itu paham, jika sampai ia bersusah payah
mendatangi apartemennya, berarti ada sesuatu
yang sangat penting yang harus dibicarakan.
Tetapi bagaimana jika Ayyas tidak juga
datang menemuinya" Anastasia berpikir, dirinya mungkin terpaksa
harus sedikit nekat dan samasekali menanggalkan
keangkuhan dirinya. Ia akan kembali mencari
Ayyas ke apartemennya. Jika Ayyas pergi, ia
akan menunggu di apartemennya sampai ketemu.
Tak ada cara lain yang bisa ditempuhnya.
Anastasia menerobos salju tipis yang terus tur-
un. Ia langsung masuk ke Prado
nya. Dan sebent- ar kemudian ia meluncur pulang ke aparte-
mennya yang terletak tak jauh dari Galeri
Tretyakov yang terkenal itu.
*** 28. Allah Maha Melihat Dua perempuan itu pulang hampir bersamaan.
Yelena lebih duluan datang. Begitu ia
menghempaskan tubuhnya di sofa panjang, Linor
datang membuka pintu. Yelena merasa lega, ia
telah melaksanakan semua petunjuk Linor. Ia
berharap bahwa rencana Linor itu berjalan
dengan baik dan menjadi jalan keluar bagi per-
masalahannya. Ia benar-benar ingin hidup mer-
deka. Ia juga ingin agar Olga Nikolayenko dan
suaminya mendapat pelajaran setimpal agar tidak
semena-mena. Linor berjalan mendekati Yelena yang tetap
merebahkan tubuhnya di sofa Linor duduk di
sofa sebelahnya. "Bagaimana, sudah
kaukerjakan"" "Sudah. Aku kerjakan persis seperti saranmu."
"Jadi kauletakkan di mana ponsel Sergei itu""
"Aku letakkan di kamar mandi yang ada di
dalam ruang pribadi Olga Nikolayenko, di
apartemennya yang ada di Tverskaya."
"Di tempat yang benar-benar aman""
"Sangat aman. Aku berani menjamin seratus
persen. Sebab keamanannya adalah jaminan ke -
merdekaan hidupku." "Bagus. Kalau begitu sekarang giliranku untuk
menyempurnakan semuanya. Eh Yelena, aku bisa
minta tolong sedikit padamu"" Kata Linor
dengan kening sedikit berkerut.
"Pasti bisa. Apa yang harus aku lakukan
unt,ukmu"" "Aku minta tolong, Bibi Margareta membelik-
an sesuatu untukku di gastronom Itu yang per-
tama. Yang kedua, aku minta kaucarikan untukku
penginapan yang layak di Kiev. Kaucarikan le -
wat internet dari komputermu. Ini laptopku lagi
ada sedikit masalah. Bisa""
"Itu tidak susah. Segera akan dikerjakan
dengan sempurna untukmu, Sahabatku."
Yelena bangkit dan memanggil Bibi Mar-
gareta di kamarnya. "Bibi minta tolong membantu Linor ya. Dia
ingin dibelikan sesuatu di gastronomi Ujar
Yelena pelan. Bibi Margareta mengangguk
dengan tersenyum. Orang tua itu lalu keluar dari
kamar Yelena dan menemui Linor yang masih
duduk di ruang tamu. "Apa yang harus Bibi lakukan untukmu""
Tanya Bibi Margareta kepada Linor.
"Saya kelaparan Bibi, belikan roti hitam,
trovog, kentang goreng, mayones, dan satu liter
susu segar ya." Kata Linor sambil memberikan
beberapa lembar rubel kepada Bibi Margareta.
"Baik." "O ya. Bibi boleh membeli sesuatu dengan
sisa uang itu." "Terima kasih, Anakku."
Linor meminta Bibi Margareta ke gastronom
sebenarnya ada tujuannya. Lebih dari sekadar un-
tuk membelikan makanan. Demikian juga ketika
ia meminta Yelena mencarikan penginapan di
Kiev lewat internet. Sebenarnya ia ingin menster-
ilkan ruang tamu itu untuk satu aksinya yang
sangat penting. Yang hanya perlu waktu be-
berapa detik saj a. Aksinya itu tidak boleh
diketahui siapa pun, termasuk Yelena dan Bibi
Margareta. Linor masih terganggu dengan pintu kamar
Yelena yang masih terbuka. Kelihatannya Yelena
sudah menghidupkan komputernya. Linor berdiri
dan berjalan melongok ke kamar Yelena.
"Bagaimana internetnya nyala"" Tanya Linor
dengan tetap berdiri di pintu.
"Ini baru aku hidupkan. Ayo masuklah. Nanti
bisa kita cari berdua."
"Ah tidak. Aku harus ke kamar. Aku tunggu
saja hasilnya." "Baik. Aku akan carikan penginapan yang pas
untukmu. Percayalah padaku."
"Aku percaya. Aku tutup pintunya ya""
"Ya boleh." Linor menutup pintu kamar Yelena pelan. Ia
langsung bergerak cepat. Ia menuju pintu kamar
Ayyas. Ia periksa. Terkunci. Tanpa berpikir pan-
jang ia langsung membukanya dengan sebuah al-
at. Dan klik! Pintu kamar Ayyas terbuka. Dengan
gerakan sangat cepat ia masuk ke kamarnya dan
mengambil tas ransel yang sudah lama dipersiap -
kannya. Ia bawa tas ransel itu ke kamar Ayyas. Ia
melihat-lihat kondisi kamar sekilas. Ia mengam-
bil sebuah buku kecil berbahasa Arab. Ia mas -


Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ukkan ke dalam tas ransel itu. Dan dengan cepat
ia meletakkan tas ransel itu di bawah kolong tem-
Frostbite 5 Pendekar Naga Putih 04 Partai Rimbah Hitam Misteri Boneka Beringas 2
^