Pencarian

100 Tahun Setelah Aku Mati 5

100 Tahun Setelah Aku Mati Karya Rizal Bagian 5


brukkkk... sebelum tinjunya menyentuh saya, saya sudah menghujamkan kepalan
100 Tahun Setelah Aku Mati tangan saya ke wilayah perutnya,
dia tersungkur jatuh sambil memegangi perut, brugg...
dan beberapa pukulan lain dari saya membalas masih2 dari mereka.. tidak ada yang berani membalas lagi,pukulan yang saya berikan kepada mereka tampaknya memberi rasa sakit luar biasa buat mereka,
tekecuali ari... saya menyimpanya untuk bagian akhir, brugg,
"ini buat pukulan pertamamu tadi" saya membenamkan tinju saya ke perut bagian sampingnya,
membuatdia terjongkok menahan sakit. brugggg.. brugggg
"itu buat tamparanmu ke risa" masing2 dari lutut saya menghujam wajahnya yang membuat dia jatuh terlentang..
brug...bruggg.. bruggg. bruggg....
entah berapa pukulan yang saya layangkan kemulutnya, darah sudah memenuhi kepalan tangan saya, terlihat giginya banyak yang rontok karena tidak kuat menahan benturan pukulanku.
saya yang sudah mustahil berfikir jernih saat itu menghiraukan erangan minta ampun dari ari yang sudah setengah pingsan..
saya masih berjongkok diatasnya sambil meninju mulutnya berkali2. "dan itu buat kata2 kotormu yang kamu ucapkan ke risa"
saya berdiri dan berjalan menjauh sambil melihat 4 orang teman ari yang hampir tidak bisa berdiri lagi,
apakah saya sudah cukup puas"" tentu saja belum, entah setan macam apa yang merasuki saya. bukanya merasa cukup saya sambil tertawa malah mengambil sebuah batu sebesar
bola sepak dan mengangkatnya tinggi2 didepan ari yang sudah tidak berdaya... .
"mas!!!" sebuah teriakan melengking membuat saya yang sudah siap menjatuhkan batu kekepala ari menjadi teralih dan sedikit menurunkan tangan tappi dengan posisi batu
100 Tahun Setelah Aku Mati
besar itu tetap persis diatas kepala ari yang terkapar dan mulai kejang,,
tampak puluhan orang berlari kearahku dengan tatapan takut melihat 5orang terlentang disebuah lapangan basket,seseorang berseragam putih dan bercelana biru memegangiku
dan seorang rekanya berusaha mengambil batu yang saya bawa. "istigfar mas, cukup!" adalah suara yang dapat saya ingat, sedangkan suara2 lain yang sangat ribut benar2 saya hiraukan.
3orang security berhasil merebut batu yang saya pegang, dan 2 orang lagi memegangi tubuhku dan seperti menyeret saya untuk menjauh dari kerumunan. pikiran saya belum fokus, rasa amarah masih memenuhidan seakan membakar sekucur tubuh saya,
beberapa mahasiswa memeriksa si ari yang hanya bisa mengeluh kesakitan, saya yang masih kesetanan sontak melepaskan diri dari pegangan 2 satpam berbadan gempal itu
begitu tau ari masih bisa bergerak, baru kali ini sayamengeluarkan emosi se frontal ini, seakan emosi yang tertimbun lepas dan tidak bisa terkendali lagi. dan pengalaman pertama saya dimana saat itu saya benar2 ingin membunuh seseorang..
2 orang satpam tidak akan cukup kuat menahanku, selain posturku yang sangat bongsor(tinggi 190cm dan berat badan 85kg)saya yang sedang "on fire" memang tidak akan
mudah ditahan oleh siapapun.
3 orang security lain memegangiku dengan kasar hingga membuat saya tidak segan menyerang balik mereka.
brutal, liar, saya bukan menjadi diri saya lagi saat itu,hingga saya berhasil membuat 5orang satpam kelimpungan, dan puluhan orang2 yang berkerumun itu sama sekali
100 Tahun Setelah Aku Mati
tidak berani mendekatiku, saya semakin mendekat dengan ari, dia meulai menyeret tubuhnya berusaha lari dari amukan saya,
"ampun" percuma teriakan minta ampunya tidak akan mengetuk nuraniku yangpenuh dengan emosi ini.
brugggggg,, apa yang terjadi" saya terjatuh dan seseorang mengunci tubuhku dari belakang sambil mencekik leherku, tenaganya tidak kuat,tp efek kuncianya membuat saya tidak bisa
bergerak, ditambah beberapa orang berjaket kulit dan bersepatu pdh memborgolku...
total 7 orang berhasil melumpuhkanku dan menyeretku kesebuah kendaraan, saya tidak bisa melihat apapun, karena wajah saya ditutupdeengan semacam karung berwarna hitam.
saya dimasukan paksa ke sebuah mobil dengan kondisi tubuh terborgol.. entah berapa lama, cukup lamamungkin hingga kesadaran saya kembali muncul dan mulai merasakan ngilu di bagian perut..
perihhh...bagian perut saya terasa tersayat, saya baru menyadari kalau ternyata tadi saya tertusuk sesuatu
entah siapa yang melakukan ini, darah membasahi kemeja saya.. dan semuanya terasa dingin..
gelap.... . . . saya meraih tangan dari seseorang, entah tangan siapa itu, yang jelas dia membantu saya untuk berdiri, saya mengucek mata dan berusaha mengumpulkan kesadaran untuk
memastikan saya sedang berada dimana, saya terduduk disebuah dipan yang
100 Tahun Setelah Aku Mati terbuat dari bambu, rumah dengan tembok dari bambu, seorang lelaki muda berada didepanku,
ha""" wajahnya... wajahnya...
dia seperti!!... bukan seperti, itu memang. wajah didepanku adalah aku"""!!!
seketika itu juga saya sadar, bahwa ini bukan di alam nyata....
100 Tahun Setelah Aku Mati
Part 37 (touring with) . wajah didepanku benar2membuat saya tertegun, kira2 hal gila apalagi yang akan terjadi", saya memandang sosok perwujudan pria muda didepanku itu, diasangat identik denganku, wajahnya, rambut, warna kulit postur dan hampir semuanya serupa, satu2nya yang membedakan kami adalah pakaian, dia memakai pakaian tempo dulu, bawahan dia memakai kain jarik yang diwiru, dengan atasan pakaian lengan panjang berwarna hitam,dengan beberapa aksesoris, yang paling mencolok adalah sebuah kalung berwarna emas dengan bandul berbentuk matahari.
saya :"siapa kamu""dan apa maumu"" seruku dengan nada suara tinggi. dia tidak menjawab, makhluk itu berjalan kesebuah pintu dan membukanya, dan membuat saya memicingkan mata untuk menghalau sinar matahari yang menyilaukan mataku.
"aku adalah sisa2 sejarah masalalu dari orang sebelum kamu,dan kamu adalah orang yang mewarisi kanuragan linuwih" dia berbicara membelakangiku. saya terdiam sambil berpikir maksud dan kearah mana dia akan membuat topik pembicaraan.
"kamu bisa menjadi sekeras besi, sekaligus selembut buah kapuk, kamu bisa menjadi klewang tajam untuk melindungi,atau menjadi klewang tajam untuk melukai, kamu adalah seekor kuda dengan tenaga kuat yang penurut, tapi kamu juga seekor harimau yang mengamuk, kamu bisa menjadi sakelek-eleke manungsa, lan sak becik-becike manungsa"
saya hanya bisa mengangguk-angguk tanda mengerti arah pembicaraaanya, "amukanmu tadi sangat tidak bijak le"
saya :"baiklah, saya mengerti tapi siapa anda"dan toblong segera kembalikan sukma saya ke raga dimana saya seharusnya berada"
dia lagi-lagi tidak menjawab, dia berbalik dan menghampiriku,
100 Tahun Setelah Aku Mati
"bisa dibilang aku adalah kamu di masa lalu, paling tidak sebagian darimu,dan aku ada didalam dirimu, berhati-hatilah"
. . saya tidak ingat itu hari apa, yang jelas itu adalah hari libur, saat saya terbangun di sebuah kamar yang bukan kamarku.
semalam adalah malam yang panjang dan melelahkan, malam itu saya nyaris menghilangkan nyawa seseorang, ternyata didalam diriku ada sebuah sisi lain yang sangat bertolak belakang dengan keseharianku.
saya meraba perutku yang diperban,beruntung luka ini tidak menyayat perutku terlalu dalam,
saya kembali mengingat kejadian pasca saya berkelahi dengan orang-orang itu, saya mendapatkan pertolongan pertama yang dilanjutkan beberapa introgasi dari aparat berwajib,
ya malam itu saya diringkus kepolisisan karena membuat keributan di lingkungan kampus, dan kalian tau kabar buruknya"" orang yang membekuk saya adalah om hamzah, ayahnya risa yang menjabat kepala reserse kriminal,itu benar2 membuat saya tidak enak hati dengan beliau,
lalu apa kabar baiknya"",kabar baiknya berasal dari ari dan kawan-kawanya, mereka tidak terluka serius, hanya ari yang harus relamengenakan gigi palsu selamanya karena hampir semua gigi depanya rontok terkena tinjuku, dan saya patut bersyukur masalah semalam cepat beres karenatampaknya mereka terlalu takut berurusan denganku dan terutama om hamzah yang berasal dari kepolisisan, akhirnya kasus itu ditutup malam itu juga, fiuuhhh beruntung. karena jika sampai saya tersandung kasus hukum saya harus mengucapkan selamat tinggal melbourne karena beasiswa saya dicabut
saya kembali mengingat pengalaman interdimensional saya malam itu,saya masih heran dengan hal gila diluar nalar yang sering saya alami, apa yang salah"" ilmu medis yang saya pelajari dan ilmu ilmiah lain belum bisa memuaskan rasa penasaran saya, tidak ada jawabanpasti tentang masalah salah saya ini. apakah
100 Tahun Setelah Aku Mati
otak dan kejiwaaanku memang sakit", atau ilmu yang dipelajari manusia belum mampu menguak hal2 tak kasat mata itu""
"mas, udah bangun"", kebawah yuk sarapan dulu"
suara risa terdengar lembut ditelingaku, dia duduk dikasur sambil membelai rambutku pelan, dia masih marah dengan kelakuanku semalam, tapi rasa khawatirnya kepadaku mengalahkan emosinya, saya juga merasa bersalah kepada risa,gara2 kesalahpahaman ini..
saya turun dari kasur dan berjalan perlahan sambil digandeng oleh tangan lembut risa, malam itu saya menginap dirumahnya, karena semua masalah semalam baru beres pukul 4 pagi dan saya harus istirahat..
raut wajah risa masih saja terlihat sebal denganku, walaupun sudah mereda dan sikapnya sudah mulai lembut lagi kepadaku, sedangkan om hamzah orangnya santai banget, sambil makan kami ngobrol2
om hamzah :"kamu latian beladiri dimana le"" hebat lho, saya sama anggota aja kewalahan sampe terpaksa mukulin kamu biar nurut" om hamzah membuka obrolan dengan santai.
saya : "ohh, hehe saya dulu anggota merpati ptih om, terus ikut judo sama akaido juga" jawab saya
om hamzah :"wolaahhh, pantes, bagus deh bisa buat jaga diri kayak semalem, asal gak kebablasan aja" jawab om hamzah sambil tertawa
risa :"ayaah! apa2n sih" bukanya dinasihatin biar gak berantem lagi malah di puji,dan mas awasss ya kamu kalo sampe berantem kayak semalem lagi!" risa ikut menimpali sambil mengacungkan kepalantanganya kepadaku saya :"iya2 nduk, itu juga kepepet buat belain kamu, kok malah diomelin sihh" om hamzah yang mendengar omongan saya dengan risa malah tertawa terbahak2 "hahahaha, rizal2 kamu itu aneh, kalo pas kalap wiss kayak werkudara ngamuk, tapi kok sama cewek jadi nurut bukan main"
saya dan risa cuma bisa tersenyum kikuk karena komentar om hamzah. .
"yaudahhh, ayah berangkat dulu, hari ini ada kepentingan, biar kalian juga gak
100 Tahun Setelah Aku Mati
keganggu, dan risa jangan ngomelin rizal terus. kasian dia kamu marahin gitu2 juga kan buat belain ujar beliau sambil pergi berlalu.
. . risa mengajaku keruang tengah sambil menyalakan tv, dia duduk dan masih cuek denganku, tampaknya moodnyamasih buruk, cewek yang sedang pms emang susah ya.
saya :"ndukkjalan yuk" ajaku mulai merayunya.
risa :"gak mauuukk!" jawab risa sambil memonyongkan bibirnya saya :"yaelahh nduk, udahjauh2 dateng dari Ausi lho aku diajak jalan masak gak mausih" saya benar2 merajuk kali ini, keliatanya baru pertama kali saya merajuk kepada risa.
risa :"mau jalan kemana" muka bonyok, perut di perban, mau jalan ke ugd ya hayuuu" jawab risa dengan nada ketus
saya :"dihh kejem -_"
saya mengalihkan pandangan ke layar tv, karena risa sedang tidak bisa diajak kompromi, kalau tidak salah program reality show yang kala itu populer sedang ditayangkan.
Risa mendekatkan tubuhnya kepadaku, dan memegang tanganku, sambil menyenderkan dagunya kepundaku
"kangen ma, aku kangen" katanya sambil berbisik lembut ditelingaku.. saya :"akupun begitu nduk" jawabku sambil tersenyum melihat perubahan sikap risa yang mendadak menjadi manja.
saya :"maaf ya, aku udah salah paham sama kamu"
risa :"gapapa mas, lupakan aja, bukansalahmu kok" jawab risa sambil memijit2 tanganku.
risa :"kamu disana tambah gedean aja mas" risa mengomentari tubuhkuyang memang bertambah berisi karena rajinolah raga disana
saya :"hehe,keren kan"", perbaikan gizi disana nduk"
100 Tahun Setelah Aku Mati risa hanya tersenyum sambil mempererat pelukanya. risa :"mas libur berapa hari liburanya"""
saya :"sebulan sihh, tapi ya sekitar 3 minggu aja disini"
risa :"fiuhh, untung lumayan panjang ya mas, jadi kita bisa jalan duluu" saya :"katanya gak mau jalan tadi"""
risa :"kalo sekarang gak mau mas, masak aku jalan sama orang yang mukaknya biru2 gitu, disangka aku jalan sama maling yang abis di masa " saya :"ledekin aja truusss ledekin -_"
obrolan kami berlanjut dengan seru, rasa kikuk yang sempat hadir kini sudah hilang, saya dan risa seperti mengabaikan kejadian semalam, syukurlah semua hanya salah paham dan tidak merusak hubunganku dengan risa, 1,5 tahun berpisah, dan kini wajah cantik yang selalu ada disetiap anganku benar2berada didepanku,
senyumanya dan tawanya benar2 membuat rasa kangen yang saya simpan menjadi terobati, ternyata sikapnya hampir sama fisiknya memang bertambah ayu, tapi sifat lembut sekalligus sadisnya mungkit tidak bisa hilang, dengan bagian perut yang terluka risa masih saja tega mencubit saya dengan gemas, "kangen nyubitin kamu mas " ocehnya dengan muka tengil yang khas... saya memainkan rambutnyasambil mendekatkan tubuhku kepadanya, bau harus dari rambutnya mengingatkanku dimana dulu kami sering menghabiskan waktu bersama..
risa :"mas, aku mau tanya" saya :"iya apa nduk""
risa :"kamu pulang kesini sendirian apa sama temen mas", kok kemarin aku liat ada sandal cewek didepan rumahmu""
saya cuma menepuk jidat sambil berkata "aduhhh.. lali tenan aku"
yaaa.. Dewi dari kemarin saya tinggalkan dirumah sendirian...
saya :"iya nduk, ampe kelupakan aku, anter kerumah yokk, kasian dia sendirian dia tamuku. dewi yang sering tak critainke kamu itu lho, dia mau liburan ke jogja
100 Tahun Setelah Aku Mati
seminggu" risa :"wuuuu ngawur kamu mas, kasian dia.. susul yokk, jadi dia semaleman dirumahmu sendirian"""
saya :"namanya juga lupa, hpku daarisemalem juga mati, yok ahh" saya dan risa berangkat menggunakan mobilku, tapi yang berbeda kali ini yang nyetir adalah risa, ya dia sudah cukup mahir menyetir setelah dilatih nyetir oleh ayahnya..
dan risa adalah pengemudi yang tidak patut dicontoh, dia bawaanya ngebut terus, salib kiri salib kanan, sampe ada bis besar berjejer tiga juga dia salib dari kanan, beuhh saya cuma bisa membaca istigfar karena pacar saya ini benar2 mengacam =hidup saya.
dan akhirnya setelah 15 menit yang benar2 menakutkan kami sudah sampai di rumah saya, dengan pagar yang terkunci,
saya memencet bel berkali kali untuk memanggildewi yang mungkin sedang melakukan kegiatan lain di dalam rumah,
dan samasekali tidak ada jawaban,kemana dewi apakah dia tertidur, setelah saya dan risa beberapa lama menunggu akhir seseorang muncul, tapi bukan dewi, melainkan pak sodiq yang datang dari rumahnya dan menghampiri kami, pak sodiq :"walaahh pak dokter ini gak tauditunggu temenya dari semalem malah gak pulang, ini mas saya dititipi kunci, sama surat ini. tadi temenya mas harus pergi, ada kepentingan, katanya gitu mas" kata pak sodiq sambil memberikan kunci rumah dan sebuah amplop berisi surat dari dewi.
saya :"makasih pak, maaf lho merepotkan, semalem ada insiden ini ampe bonyok gini"
paksodiq :"lhahhh, kenapa itu mas"""
saya :"biasalah pak anakmuda hehe" jawab saya asal
pa sodiq :"wahhh jann mas, baru pulang kok langsung babak belur gitu" saya dan pak sodiq ngobrol selamabeberapa menit sampai tetanggaku ini pamit masuk rumahnya.
saya membuka amplop dari dewi,
"didalem aja yuk mas, dah pegel aku bediri terus.. saya :"ehhh, iya ding hayu deh"
100 Tahun Setelah Aku Mati
saya sudah berada di ruang tamu dengan risa kami saling berpandangan sampai risa menganggukan kepala dan saya mulai membuka surat itu. .
"untuk Rizal. maaf ya zal, aku pulang gakpamit, kamu sih nomornya gak bisa dihubungi. maafbanget ya sebelumnya aku harus buru2 balik jakarta,pengasuh pantiku kerepotan disana dan lagi banya anak sakit, jadi ya mau gak mau aku harus pulang, dan iya oleh2ku yang aku beli di malioboro kemaren kelupaan masih dimobilmu kan"", besok kalau balik ausidibawaain yak hehe, besok pas liburan selanjutnya mau aku bawa pulang lagi buat anak2.
sekalilagi maaf rizal, dan terimakasih sudah membolehkan aku mampir. regard
Dewi" . saya dan risa kembali berpandangan,
risa :"kamu sihh mas, gak enak sendiri kan jadinya"
saya :"iya nihh nduk,gimana ya enaknya" ini dia kemaren juga beli baju banyak banget. kasian kalo anak panti juga butuh kan"
risa :"aku libur panjang kok mas"
saya :"maksudmu"""
risa :"well, mungkin kita harus ngunjungin temenmu itu, sambil bawain barang2nya yang masih di mobilmu"
saya :"waaahh cocok, ayok dehhhhh" jawabku dengan bersemangat, kapan lagi akan pergi jauh dengan risa
risa :" ayokk ayokk dengkulmu mas, kayak jakarta itu deket aja, yaa aku kan harus ijin sama ayah dulu, harus siap2juga, emang kamu mas kesana cuma bawa badan doang :P" jawab risa dengan nada ketus, muka rese, dan tingkah tengilnya :3 saya :"iya2 ndoro -_-
singkat cerita risa dan saya hanya menghabiskan waktu berdua dirumahku, kita ngapain aja ya dirumah" lebih baik gak saya ceritakan disini ya :P .
100 Tahun Setelah Aku Mati
dan keesokan harinya risa mendapatkan ijin dari ayahnya untuk pergi kejakarta denganku, "asal hati2dijalan, jangan ngebut.. saya sudah percaya sama kamu le" begitu kata om hamzah saat saya menjemput risa dirumahnya pagi itu, dan setelah semuaperlengkapan lengkap sayadan risaakhirnya berangkat.. "berdoa dulu mas" kata risa kepadaku sebelum mesin mobil kunyalakan.. "always, disetiap apa yang akan aku lakukan"jawab saya sambil tersenyum kepada risa dan disambut dengan senyuman manisnya..
sebuah mp3 player di mobil itu mulai bersuara keras dengan mengumandangkan lagu2 barat lama kesukaanku, risa yang berada disampingku terlihat senyam senyum sendiri..
saya :"kenapa nduk"
risa : gapapa sihh.. seneng " saya :"mee too "
saya mengamati risa yang sekarang sedikit berubah, dia sudah tidak terlalu bawel, walaupun menurutku tetap cerewet, tapi paling tidak kadar kecomelanya sedikit
berkurang daripada masa2 sma dulu.. dia sudah tidak lagi menjadi tukang komentar,seingatku dulu dia sering mengomentari hal2 remeh yang tidak penting, seperti ibuk2
naik motor boncengan tiga, orang pacaran sambil naik motor, dan hal2 yang paling gak penting lainya, alhamdulillah sih.. iar gak nimbun dosa terus gara2 kerjaanya
nggosip, dia menjadi pribadi yang lebih tenang, tuntutan menjadi seorang mahasiswi menjadikan dia menjadi personal yang lebih dewasa, dan saya sangat menyukainya..
risa :"mas,, kita keburu2 banget gak""" risa mulai membuka obrolan saya :"egak juga sih, kita kan kesana juga gak bilang sama dewi kan" jadi ya kita jalan santai aja, apalagi ayahmu tadi uda ngewanti2 buat gak ngebut, kenapa
100 Tahun Setelah Aku Mati
emang"" saya bertanya balik, sambil mengerem mobil disebuah lampu merah di daerah jalan wates.
risa :"ayah gak ngelarang kita buat mampir maen bentaran di perjalanan kan" "
saya :"haha, its oke, mau mampir kemana""" risa :"aku dari dulu pengen ke ketep mas, hihi boleh gak""
saya :"-_-ndukk kita udah sampe bantul masak harus muter lagi" kejauhan lagi pula gak searah kan" bukan mampir itu tapi merloke -_-" jawabku sambil memegang jidat
mendengar permintaan risa yang nyleneh
risa :"katanya its oke T.T , mas gimana ihhh,huuu gak konsisten, calon dokter kok fak konsisten, gak profesional, gak yes" risa mulai kembalike rutinitas ngoceh gak
jelasnya, padahal baru saja saya membatin sikapnya yang lebih kalem.. saya :"nduk sehat"", tak tinggal setaun setengah tambah ngaco aja kamu, segala profesi di dawabawa -_-"
risa :"biarin, pokoknya aku nga-mmmm-bek kalo gak ke ketep dulu,ya ya ya mas yaaa bentaran doang ahhhh, trus langsung otw kitanya ya"
saya menghentikan mobil disebuah tempat kosong pinggir jalan, sambil menaruh jidat saya di stir,
"ayo dehhh, dari pada aku kejang2 denger ocehanmu" saya memutar balik mmobil dan menuju ke jalan godean, dan langsung berangkat menuju ketep di daerah magelang,padahal
kita mau kearah barat ini harus keutara dulu -_-
saya pikir setelah permintaan tuan putritadi terpenuhi dia tidak akan secerewet tadi,ternyata saya salah.. dia malah ngoceh 2x lipaat melebihi tadi, saya tidak henti2nya mengurut jidat karena pusing mendengar celotehanya.. risa :"ntar disana kita makan jagung bakar ya mas,trus ngeteh,sambil liat pemandangan, trus foto2 jangan lupa penting banget ituuu,, ehhengggg " perkataan risa
100 Tahun Setelah Aku Mati
tiba2 terhenti. saya :"kenapa nduk""
risa :"engggg.. gak usah foto2dehh ya" saya :"lho kenapa"""
risa :"mukamu masih bonyok2 gitu mas, gak bagus difoto ntar beli masker ya mas buat nutup mukamu "
saya :"what.. jahat banget nduk koe -_:'( risa :
. . begitulah anak ini, bisa menjadi pribadi yang berubah2, dia bisa menjadi sangat pintar, tapi juga bisa sangat o'on, bisa menjadi tegas sekaligus cengeng, dia bisa
menjadi tenang dan dewasa tapi juga bisa menjadi cerewet dan manja, beberapa hal yang membuat dia menjadi cewek paket komplit adalah kesederhanaanya, kesetiaanya, dan
pengertianya, dia juga tipe cewek yang tidak suka meributkan hal2 sepele, dia bukan penganut paham wanita selalu benar, dia penurut dan selalu mau dikoreksi,
thats my girl, and im a lucky man.
jam menunjukan pukul 9 pagi setelah kami sampai diketep, kalau tidak salah kami berangkat dari rumah risa adalah pukul 6 pagi.. dan sampai di lokasi saya menghirup
nafas dalam2 sambil melihat pemandangan, secara tidak sadar saya melafalkan "subhanallah" sebuah view yang sangat bagus, cantik, indah sebuahciptaan Tuhan yang benar2
100 Tahun Setelah Aku Mati
agung. "nyesel mas kesini""" risa mencolek2 bagian perutku yang masih sakit sambil cengar cengir.
saya :"sama sekali enggak nduk "
risa :"maaf ya mas aku tadi cerewet maksa kamu juga, cuma aku merasa udah lama banget mas kita gak punya quality time bareng, 3 minggu itu juga gak lama mas,
ditambah masing2 dari kita punya kesibukan, aku gak mau jadi penghalang aktivitas dan kesibukanmu mas, aku sekuat mungkin akan sselalu mendukungmu,tapi bukan kah kita sesekali dallam jangka waktu yang lama harus menikmati momen seperti ini" "
saya :"terimakasih nduk dan aku juga gak mau menyia-nyiakan momen seperti ini "
risa menggenggam tanganku kuat, kami saling berpandangan dan sama sekali tidak berbicara,tapi entahlah ada sebuah pesan yang tersampaikan dari kebisuan kami, seolah
tanpa kata kami berkata "aku sayang kamu" ... .
jam sudah menunjukan pukul 10.30 saya dan risa setelah melanjutkan perjalanan, saya berusaha konsentrasi nyetir sambil sesekali melirik kearah risa, dia tidak bisa
menyembunyikanperasaan senangnya, dia terus2an tersenyum dan tertawa sambil melihat hasil gambar dari kamera pocket yang dibawanya. "mas, liat nihhh bagusss kannn"! " risa berusaha menunjukan sebuah hasil gambar kepadaku, dia meletakan layar kamera itu 10cm dari wajahku yang sedang khusyuk
100 Tahun Setelah Aku Mati
menyetir.. saya :"ndukkkkk :V, jangan memperpendek umur kita, aku lagi nyetir, kanan kiri jalan ini jurang T.T "
risa :"hehe maap sayang "
saya kembali berfokus padajalanan, setelah berapa lama berkendara dan entah sampai daerah mana saya menghentikan mobil disebuah masjid untuk shalat dzuhur..
saya :"aku shalat dulu nduk, kamu masih berhalangan""" risa :"iya mas, tapi paling besok udah selesai" saya :"okk tinggal bentaran yakk"
risa :"iyakkk "
rinai hujan membasahi jalanan yang kami lewati, entah sudah berapa jam lamanya saya menyetir, saya sudah memberhentikan mobil beberapa kali untuk ibadah, dan makan ,
sampai tak terasa jam sudah menunjukan pukul 9 malam dan kami sudah sampai di daerah jawabarat, saya memang tidak mengendarai mobil dengan kencang jadi waktu yang
dibutuhkanuntuksampai ke alamat dewi akan lebih lama,tubuh saya sedang tidak fit betul dan beberapa luka juga mebuat saya tidak nyaman..
"mas,cari rest area dulu yuk, capek banget kan""" risa berkata lembut sambil memijit pundaku.
saya :"iya nduk, aku juga dari ausi kemarin emang tidurnya kurang banget" risa :"makan malem dulu trus kita istirahat, pagi nanti kita baru berangkat lagi " saya :"lohhh entar waktu kita molor banyak nduk, emang kamu ijin berapa hari sama ayahmu""
risa :"2 minggu "
saya :"lama bener, yakin selama itu diijinin"" kita disana juga gak 2 minggu nduk,
100 Tahun Setelah Aku Mati
kelamaan" risa :"hehe buat jaga2 mas, ayah itu udah yakin mas bisa ngejaga aku, sama seperti aku yakin sama mas akan menjaga aku lair dan batin, iya kan mas"" saya :" i'll promise nduk "
100 Tahun Setelah Aku Mati Part 38 (sesuatu tak kasat mata di hotel ini)
malam itu saya dan risa tidak berhasil menemukan rest area, sampai jam 11 malam kami masih menyusuri jalanan kabupaten bandung,
saya :"laper nduk""" tanyaku kepada risa yang sekarang sudah mengenakan jaket tebalnya karena kedinginan,
risa :"kita berdua laper mas "
kami berhenti sejenak untuk makan malam di sebuah warung kaki lima yang menjual nasi goreng, hhmmm cukuplah untuk mengenyangkan perut kami malam itu,
udara malam itu memang sangat dingin, ditambah hujan yang sedari tadi tidak berhenti benar2 membuat saya dan risa menggigil..
kami berhenti disebuah penginapan, karena risa bersikeras untuk saya tidur cukup, kalau sudah begini saya hanya bisa memenuhi permintaanya, saya memarkirkan mobil dibasemen sebuah hotel yang berada di dekat jalan lintas provinsi..
kami segera check-in dan memesan 2 kamar, saya :"selamat istirahat nduk "
risa :"selamat istirahat juga mas "
kami masuk ke kamar kami masing2 untuk istirahat,lelah dan kantuk, itulah hal yang paling terasa, sayamerebahkan diri di kasur, hemmm..
untuk kamar vip hotel ini terlalu murah, 100.000 untuk semalam, fasilitasnya cukup lengkap hanya saja dindingnya berkerak, jarang dibersihkan.. sayang sekali untuk hotel bagus tapi kurang terawat..
rasa yang ngantuk sedari tadi tidak kunjung terlelap, 15 menit, 30 menit, 1 jam, saya cuma jungkir balik diatas kasur, adaapa ini"
gerah, tidak bukan gerah yang seringkalian rasakan saat kepanasan, gerah ini berbeda, orang jawa menyebutnya singup,
saya mencoba menghiraukan rasa aneh itu dan memencet tombol ac ke suhu dingin maksimum sambil kembali masuk kedalam selimut,
100 Tahun Setelah Aku Mati klek.. klekkk.. klekkk.. dugg.. dugg.. dugg....
suara itu berada persis disebelah kasur dimana saya berbaring, "jadi ini penyebabnya" gumamku didalam selimut, saya melempar selimut yang menutupi seluruh tubuh saya, dan...
kosongg... aneh, baru saja saya menangkap hawa penghuni hotel ini, tapi langsung lenyap begitu saja.. hawa singup itu masih ada,
ada sebuah jendela di kamar itu, seingatku saya sudah menutup gordenya, tapi kini gorden itu sudah terbuka, apakah menakutkan"" tidak, itu sama sekalitidak menakutkan, yang menakutkan adalah sosok wanita yang ada diluar jendela. dia bisa kalian sebut kuntilanak, hanya saja kuntilanak sering menunjukan diri dengan pakaian putih, tapi kali ini jin itu mengenakan kain hitam, dia menempel dibalik jendela kamar ku yang berada dilantai 3 hotel ini, dia menempelkan tanganya yang memiliki kuku panjang berwarna hitam, tangan satu2nya tidak hentihentinya mengetuk kaca jendela kamarku, seolah meminta perhatianku, rambutnya panjang dan awut2an, wajahnya buruk sekali dengan kepala sompal dan memperlihatkan otaknya yang terlihat pink bercampur noda darah hitam yang mulai mengering, dia mendekatkan kepalanya dan membuka mulut, sambil menjulurkanlidah berwarna ungu kebiruan dia menjilat2 kaca pada jendela itu.. "siall,, mereka tau aku sedang tidak sehat" gumamku dalamhati.. saya mendekat ke jendela itu, saya menempelkan tangan ke kaca yang saya sejajarkan dengan tangan makhluk itu, saya mengamatinya sekali lagi dan memperhatikan bentuk kuntilanak itu, dia melayang, rambutnya yang panjang bahkan sampai menjuntai ke tanah yang berada sekitar 15 meter dibawahnya.. "audzubillahiminasaitonirrojim" saya mulai membaca beberapa doa dan.. wushhhhh makhluk itu terbang menghilang,
kuntilanak yang mengerikan itu pergi menjauh, saya melangkah munfur dan duduk dikasur sambil meminum segelas air putih yang ada di meja dekat ranjang, glekkk.. bruuuuufttttttt...... saya menyemburkan air itu.. rasanya tidak enak sekali dan berbau pesing...
saya dikerjai lagi. kenapa selalu saja ada hal menyebalkan terjadi padaku.. saya menelfon pelayanan kamar,dan yang menjawab hanyalah suara terkekeh, saya membanting gagang telefon itu dan berjalan menuju pintu.. sialll sekali lagi
100 Tahun Setelah Aku Mati sialll pintu itu terkunci dengan sendirinya,..... .
saya masih bisa tenang, saya mencoba menarik nafas dalam2 dan mulai membaca amalan doa.. dan tiba2
kringggggggg... handphoneku berbunyi...
"Risa" gumamku saat melihat tulisan yang tertera dilayar, saya buru2 mengangkatnya..
"hallo nduk"" ada pa""
risa :"mas... tolong, aku takut banget, ada sesuatu dibawah kasurku" suara risa terdengar ketakutan dan cemas..
degg... risa juga diganggu, dan disini saya mulai khawatir, saya mencoba menenangkan risa,
saya :"tenang dulu nduk, udah kamu cek dibawah kolong""" risa :"udah mas, dan kosong"
saya :"yaudah mungkin perasaanmu aja"
risa :"bukan mas... ternyata bukan dibawah kolong, ada sesuatu didalam kasurku! didalam springbeth!ada sesuatu didalamnya, dia memukul2 springbet dari dalam, seperti ada yang mau keluar dari dalamnya! mas tolong, aku takut banget, kamarku kekunci, apa kamu gak denger aku gedor2 dan teriak dari tadi", mass !!!!. itu aaaaaa!!!"
tuttt tutttt tutttttttttt.....
saya mendobrak pintu didepanku dan berharap akan terbuka seperti pada film yang sering kutonton, dan nihil malah lenganku yang kesakitan. saya berteriak meminta pertolongan dari luar tapi semua masih sama heningnya dengan tadi, yang terdengar hanya suara kodok dan jangkrik diluar sana, saya tidak khawatir dengan diri saya, hal yang membuat saya cemas adalah keadaan risa di kamar sebelah...
tiba2 dari arah belakang saya merasakan sesuatu yang hangat, aura jelek... saya mendekat kemana energi negatif itu berasal..
100 Tahun Setelah Aku Mati
jendelaa.. saya mendekati jendela, saya lupa menceritakan kalau persis di seberang jendela kamar saya ada sebuah pohon besar, dan disana sekarang sudah terpampang pemandangan yan mungkin akan membuat pingsan orang yang tidak punya mental bagus dalam hal ini.
saya melihat 1,2,3,4,5....... 19 mayat!! ya sosok mayat yang digantung di pohon itu ! pria,wanita,manula,bahkan anak2! mereka tergantung dibagian leher dengan seutas tali di masing2 kepala..
saya mulai gentar.. saya melangkah mundur dan mulai berkeringat, saya memutar badan berusaha mengalihkan perhatian dri hal mengerikan itu, kamu tau" begitu saya memutar badan springbeth yang tadi saya tiduri tiba2 bergerak ! persis seperti yang dialami risa.. saya menarik nafas dalam2 dan menyaut sebuah garpu roti yang ada dimeja, dan dengan sekali lompatan saya naik ke kasur itu sambil menusukan garpu dan membuat sayatan besar untuk melihat makhluk apa didalamnya...
hyaaaa.. hahahaha sebuah kepala yan saya sendiri bingung mengidentifikasi sosok ini, berkepala merah daging, dia bertanduk dan bertaring, seluruh kepalanya seperti dikuliti kecuali disekitaran bibirnya, tampak bekas robekan2 di sisa kulitnya yang masih menempel di bibir yang hanya seperti tertempel, matanya tidak berkedip, karena tidak memiliki kelopak mata, telinganya tidak ada dan terlihat bekas potongan di tempat yang seharusnya ada telinganya, makhluk itu tertawa dengan suara menggelegar, dia muncul dari dalam sobekan springbeth itu..
bau busuk darinya membuat saya ingin mutah, saya melompat turun dari kasur, "berhentilah menggangguku !" teriaku kepada sosok kepala itu yang kini mulai bangkit, dia memperlihatkan tangan kirinya yang legam seperti dibakar, dan tangan satunya hanya sebatas lengan, cairan kental berwarna hitam kemerahan menetes dari lengan yang terpotong itu, dad dan perutnya seperti buah semangka yang dikeruk sendok, ya badanya seperti dilubangi, dan memperlihatkan organ dalamnya yang berantakan, ususnya terburai panjang dan seperti berbelatung!!
100 Tahun Setelah Aku Mati
Part 39 (Jawadwipa) makhluk itu keluar dari dalam kasur, kakinya panjang sebelah membuat jalanya terpincang dan mendekatiku yang perlahan melangkah mundur, terdapat kesenjangan energi
dari makhluk satu ini dibanding puluhan atau mungkin ratusan makhluk halus yang menjadi penghuni disini, yang satu ini benar2 kuat,umurnya mungkin sudah sangat tua,
tidak jelas apakah dia negatif atau sebaliknya, situasi saya benar2 terpojok dimana saya dikepung didalam kamar bersama makhluk kuat yang jelas memiliki pengikut
banyak, sedangkan dikamar sebelah mungkin risa sedang menjerit2 ketakutan karena terror semacam ini, bulu kuduk saya merinding, danudara disekitar saya menjadi sangat
dingin, jantung saya semakin berdetak kencang saat makhluk ini semakin dekat sambil tanganya berusaha menggapai2.
dia samasekali tidak berbicara, dia hanya mengerang dan seperti menahan sakit. saya meraih dayly bag yang berada di samping saya, dan buru2 mencari cincin pemberian kyai, sial saya benar2 tidak berkutik, dia sungguh sangat kuat.. "pergi!!, apa yang kalian inginkan"""" saya berusaha berkomunikasi denganya, lagi2 dia tidak menjawab, dia hanya mengerang dengan suara parau, saya menoleh kebelakang karena mendengar panggilan, saya menoleh kejendela dan dibalik kaca jendela
belasan sosok yang tergantung tadi sudah menempel dan menggedor2 kaca, seolah mereka ingin merrangsek masuk secara bersamaan. beggggg.. sosok yang saya takutkan memegang pundaku,
"hyaaaa!!!!" saya memberontak sambil membaca amalan penangkis, dan.... percuma, sama sekali percuma dia malah melanjutkan bacaan ayat kursi yang saya lafalkan,
"sssssghhhh farki!! sakha sabhi tshaa!!" sebuah ucapan jelas tapi saya tidak tau
100 Tahun Setelah Aku Mati
artinya, makhluk itu berbicara dengan bahasa yang sama sekali tidak saya mengerti,
"syikha farsss!!, kashhh hull!!" dia berseru,lagi2 dengan bahasa yang tidak saya mengerti..


100 Tahun Setelah Aku Mati Karya Rizal di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

.. dia melemahkan pegenganya, dan bettthhhh..... saya melepaskan diri dari peganganya, bagian pundaku yang dipegangnya terasa panas sekali, saya berlari menerobosnya
dan.. saya malah terhuyung kebelakang.. ahhhh sakit sekali, kepala saya terbentur pinggiran meja..
saya berusaha berdiri.. "kenapa"" apa yang kalian mau""" ...
... ... ... "tolong... tolong... tolong" suara ramai dengan nada sendu terdengar dari luar jendela, makhluk2 diluar berteriak minta tolong, sedangkan sosok didepanku masih
mengerang2 dan meracauu dengan bahasa yang sama sekali tidak bisa saya artikan..
saya merasakan hawa kesedihan dan ketakutan, bukan berasal dari saya, tapi dari sluruh makhluk itu, mereka tampak ketakutan dan kesakitan, saya menatap sosok
mengerikan didepanku, dia berhenti meracau dan melihatku dengan sorot mata yang aneh, cukup sulit menjelaskanya pada kalian saya cuma bisa memahami, bahwa mereka tidak
bermaksud buruk.. hmmmm....
saya mengheningkan cipta, mencoba menekan emosi dan meningkatkan kepekaan indra saya, makhluk itu menyentuh pundak saya sekali lagi, kali iini dengan pelan..
bulu kuduk saya merinding kembali, seketika saya merasakan sensasi dingin
100 Tahun Setelah Aku Mati
disekujur tulang saya, saya menutup mata dan membaca beberapa doa, saya memohon petunjuk dan
perlindungan kepada Allah, dan begitu membuka mata makhluk itu masih ada, ada sebuah senyum yang tersungging dibibirnya,
saya mengajaknya berkomunikasi kembali .
saya :"siapa kamu" dan mereka" kenapa menemuiku"""
"namaku ...... (tidak bisa disebutkan), kami mau memberitahumu tentang rasa sakit"
saya :"rasa sakit""""
...... :"yaa.. rasa sakit.. dari mereka, dan dariku... paling tidak sisa2 dari rasa sakit semasa kami benar2 hidup"
saya :"kalian bukan manusia, kalian belum pernah jadi manusia" ....... :"yaa, kami adalah setengah dari mereka yang pernah bernar2 hidup, bukan ruh, kami hanya menyerupai mereka"
saya :"lalu ada kenapa kepadaku kalian menunjukan itu"" ...... :"untuk mengajarimu"
saya :"apa untungnya bagi kalian" saya tidak akan membuat perjanjian dengan kalian!"
...... :"kami tidak akan membuat perjanjian denganmu, kamihanya menunjukan pembelajaran untuk kalian yang masih hidup, akan kubawa kamu ke masa lalu dimana negeri ini
adalah negeri yang kaya tapi miskin, negeri yang haus pertumpahan darah, negeri yang serakah, negeri yang dihuni manusia picik, negeri dengan rakyat yang sengaja
dibuat sengsara. .. .. .. akan sulit kalian membayangkan hal ini,begitu kalian membacanya mungkin akan bilang, ini terlalu mengada2, tapi silahkan percaya atau tidak. saya benar2 mengalaminya..
100 Tahun Setelah Aku Mati
saya merasakan ruangan berputar,seolah seperti perpindahan scene dalam film fantasi, ruangan yang awalnyadi kelilingi dinding beton kini berubah menjadi papan kayu dan
anyaman bambu, springbeth di ruangan itu berubah menjadi dipan bambu, dan perkakas-perkakas dapur lama..
sosok yang tadi kini sudah berubah bentuk menjadi sosok manusia normal seorang yag mungkin saya taksir berumur 40 tahun, jenggot dan kumis menghiasi wajahnya,rambutnya panjang dan diikat dengan di gulung pada ujung rambutnya, dia memakai
alas kaki bakiak kayu, mengenakan celana entah model apa, saya bingung mendiskripsikan pakaian yang dia kenakan, dia mengenakan pakaian yang tidak tergambar pada buku2
sejarah yang sering kalian baca.
"apakah kamu lebih nyaman melihatku seperti ini"""
saya mengangguk sambil sesekali melirik samping kanan dan kiri, saya tidak akan mengurangi tingkatkewaspadaan saya, saya masih belum percaya denganya. "ikuti saya, dan selamat datang di jawadwipa"
saya melangkah dan mengikuti kemana diapergi.. kami keluar rumah dan berjalan di sebuah jalan setapak, saya masih bisa mengingatnya sampai sekarang, tanah yang masih
basah seperti habis diguyur hujan, pohon2 tinggi masih menjulang di kanan kiri, semilir angin terasa dingin, karena saya berada di waktu sebelum fajar, dan yang tidak
bisa saya lupakan adalah bau anyir darah di tempat itu... ..
kami masih berjalan cukup jauh, dan tidak ada satu katapun terucap dari kami, saya sebisa mungkin diam sambil menganalisa kejadian ini.
di jalan kami benyak berpapasan dengan orang, mereka terlihat seperti prajurit dengan warna pakaian serba hitam, beberapa dari mereka menunggang kuda yang menarik
100 Tahun Setelah Aku Mati
sebuah gerobak dengan roda kayu tanpa ban..grobak2 itu mengangkut hasil bumi seperti gabah,kelapa,kapuk,palawija dll mereka membawa dengan jumlah besar.. mereka mengabaikanku, karena saya disini menjadi tak kasat mata, tapi berbeda dengan raden, ya mungkin nama itu yang bisa saya sebutkan, karena orang2 yang menyapanya
memanggilnya dengan nama awal raden, dia seperti orang yang sangat dihormati disini..
"ini yang pertama,negeri yang kaya tapi miskin" dia berucap sambil menoleh kearahku yang dibelakangnya..
saya :"apa maksudmu"""
raden :"kamu melihat hasil bumi itu, bahan pokok itu"" saya :"ya saya melihatnya"
raden :"kaya bukan", bahkan saking banyaknya harus ditarik menggunakan kuda untuk membawanya"
saya :"apa maksudmu"""
raden :"kamu melihat hasil bumi itu, bahan pokok itu"" saya :"ya saya melihatnya"
raden :"kaya bukan", bahkan saking banyaknya harus ditarik menggunakan kuda untuk membawanya"
Saya :"lalu dimana salahnya"" raden :"kamu akan segera tau"
suaranya terdengar parau, saya masih berfikir mengenai tujuanya mengajaku kesini, dan apa kepentingan mereka menunjukanya padaku,, mungkin sekitar 1 km kami berjalan dan sampailah kami di sebuah perkampungan.
sebuah gapura kecil menjadi tanda masuk perkampungan itu, saya melihat sebuah prasasti yang tidaj dapat saya baca,
aksara yang digunakan jauh berbeda dengan aksara jawa yang sering saya lihat, bahasa yang digunakan pun sangat berbeda dengan percakapan orang sunda maupun jawa,
pandangan saya menerawang melihat perkampungan itu, di kanan kirinya terlihat ladang dan sawah yang sudah selesai panen, saya menelisik ke sistem irigasi yang dibuat
baik, bahkan pada jaman itu masyarakat sudah punya pengetahuan tentang
100 Tahun Setelah Aku Mati
irigasi, saya memandang rumah2 yang terbuat dari kayu yang berjajar di diperkampungan itu, saya dan raden berkeliling perkampungan dan berjumpa beberapa dari warga yang tampak ketakutan melihat raden, mereka berlutut dengan setengah berjongkok, dan raden hanya diam tanpa sedikitpun melirik kearah mereka yang bersimpuh di kanan kirinya,
saya mengambil kesimpulan ini adalah era kerajaan hindu, terlihat dari bangunan pure dan sistem tata rumah yang di bedakan berdasarkan kasta, "kamu penguasa disini"" saya menanyakan pertanyaan pertama.. raden :"ya, tapi saya keturunan sudra"
sudra"" setau saya sudra adalah golongan terendah dalam sistem masyarakat kasta...
"lihat itu" raden menunjuk bangunan tanpa atap yan beralas ubin batu yang luas, dan diatasnya ditaruh hasil bumi yang sangat banyak menumpuk, saya melihat ini seperti sebuah
lumbung pangan.. saya :"apa itu"""
raden :"inilah yang saya maksud, kaya tapi miskin" ..
.. saya memperhatikan beberapa emban kuli panggul memasukan bahan pangan itu ke grobak2 yang siap ditarik kuda..
"kerajaan sedang menghadapi perang, utk meluaskan wilayah ke daerah lain, demi keegoisan seseorang masyarakat kampung harus menderita, mereka diharudkan membayar upeti yang sangat tinggi untuk peperangan yang konyol, mereka harus menyerahkan prmuda untuk dijadikan prajurit dabnputri2 mereka juga harus direlakan menjadi pecun dan pelayan, mereka menyebut kebijakan, tapi saya melihat ini adalah ketamakan dari penguasa"
100 Tahun Setelah Aku Mati
Part 40 (teka-teki) . "kerajaan sekarang terpecah oleh edeologi dan ego dari masing2 pewaris kekuasaan, mereka berlomba untuk meluaskan wilayah masing2 sampai mereka lupa dengan rakyat"
saya :"lalu apa yang kamu lakukan", bukanya kamu adalah penguasa"" raden :"saya hanyalah adipati disebuah kadpaten di wilayah pegunungan, segala macam cara sudah saya lakukan untuk mencegah ini semua, tapi nihil, suara saya tidak akan terdengar karena saya hanyalah keturunan sudra"
saya :"sebenarya apa yang mau kamu katakan""
raden :"sebentar lagi kamu akan tau, sebaiknya siapkan dirimu" .....
... ... scene berpindah lagi,waktu berjalan normal ketika bangunan2 itu telah terbakar dan roboh, pure2 yang hancur dan warga kampung yang sekarang sudah dikumpulkan di tanah lapang..
dan.. raden tidak berada didekatku, dia berada didepan krumunan warga sambil berlutut, didepanya seorang pemuda berdiri tegap sambil berkacak pinggang suara riuh warga yang seolah ketakutan membuat saya tidak bisa mendengar suara raden dan orang didepanya, saya berlari menghampirinya, dikanan kiri terlihat prajurit yang berjaga,
prajurit2 itu berbeda dengan prajurit yang sebelumnya, mereka menggunakan pakaian berwarna coklat, masing2 dari mereka membawa galah setingi 1,5 meter dengan ujung besi runcing..
mata saya menangkap kepulan asap hitam di balik beberapa prajurit itu, mereka seperti membakar sesuatu, entahlah apa itu, tapi saya meilhat potonga tubuh manusia diantara tumpukan benda terbakar itu, yang kini memunculkan aroma daging yang terpanggang..
saya sempat tertegun melihatnya, ternyata yang dibakar adalah mayat dari prajurit yang sebelumnya saya lihat bertugas membawa bahan makanan tadi, saya sebisa mungkin menyadarkan diri bahwa ini hanyalah ilusi, ini hanyalah gambaran dari masalalu..
saya berlari lagi kearah raden yang berada di tengah lapangan bersama mungkin sekitar 200 orang warga..
100 Tahun Setelah Aku Mati
.. ... cleng.. cleenggg 2 bilah pedang kecil dimainkan oleh seseorang, raden sama sekali tidak bergerak, dia hanya duduk tersimpuh.. saya semakin mendekat, sampai dengan jelas saya dapat melihat tanganya terikat tali rotan..
sorang lagi yang hanya berkacak pinggang dari tadi kini mulai terdengar pembicaraanya, walaupun sama sekali saya tidak mengerti apa maksudnya, tapi tampak betul kalau dia tidak senang, dia tampak marah kepada raden suara tangis anak kecil dan wanita bergemuruh, saya tidak melihat pemuda disini, di kampung ini isinya hanya wanita dan manula, beberapa laki2 dewasa tampak tidak sehat dengan wajah pucat dan anggota tubuh yang cacat.. ada apa ini""
kepala raden dimasukan kedalam sebuah pasung kayu secara paksa, sebuah mahkota kecil yang menghiasi kepala raden diambil, rambut pancangnya dipotong dengan pisau kecil hingga nyaris gundul,
degan perlakuan kasar seorang bertubuh tambun itu memptpng rambut raden hingga membuat kepalanya berdarah2 terkena sayatan pisau.. apa yang saya lakukan" saya sama sekali tidak bisa berbuat apa2, karena percuma. ini semua hanya memori dari masalalu yang diputar kembali, saya hanya diam sambil melihat untuk mencari sebuah kesimpulan. telinga saya sam[ai sakit mendengar jeritan minta ampun dari warga kampuung itu, mereka terlihat mengiba,saya menoleh kearah mereka yang ternyata juga terikat tali rotan persis seperti raden..
bahkan anak2 juga diperlakukan demikian, suara anak yang menangis memanggil ibunya, dan suara ibu yang menjerit menahan tangis memanggil anaknya.. didepan mereka terlihat pemimpin mereka bersimpuh dan diperlakukan seperti binatang, pasti mereka sangat ketakutan.
.. .. suasana semakin riuh saat seorang yang mirip algojo itu mengarahkan pisau kekepala raden, suara jeritan histeris para wanita disana terdengar begitu nyaring, beberapa diantara mereka bahkan sampai menangis ketika melihat kedua telinga raden terpotong,
siksaan kejam lainya yang diterima raden membuat saya merasa ngeri, saya tidak bisa melakukan apapum, teriak pun saya sudah tidak bisa lagi, saya hanya bisa
100 Tahun Setelah Aku Mati
menutup mata ketika pisau yang berlumuran darah itu mulai menyentuh leher raden.
"astaghfirullah" hanya itu yang bisa terucap berulangkali dari mulutku, jeritan dan tangisan semakin lama semakin keras, dan memaksa saya membuka mata, dan begitu kedua mata saya terbuka saya melihat 2 orang raden,
satu orang sosok raden yang masih sehat, dan seorang raden lagi yang terbaring bersimbah darah di didepan orang2 yang berkerumun itu..
saya :"apa yang sebenarnya....."
raden :"memberontak, saya terlalu banyak membangkang, saya menolak memberikan jumlah upeti yang harus disetorkan, dan inilah akibatnya, saya harus yang harus saya terima"
raden menunjuk ke kerumunan warga, mereka... mereka.!!! ahh saya terlalu takut menceritakanya, mereka medapat perlakuan seperti binatang, disiksa, bahkan anak2pun mendapat siksaan yang mengerikan.
prajurit2 yang berada di tengah lapangan berjalan menjauh dan sekitar 3 pelton prajurit ain yang membawa busur dan anak panah mulai berjajar di pinggir lapangan.
clashhhh!!! anak panah itu meluncur dari busur dan mengenai perut seorang anak yang mungkin baru berumur 5 tahun!!, diikuti anak panah lain yang berhamburan mengenai anggota tubuh dari masing2 warga..
saya menatap kearah raden
"kenapa"", kenapa kamu menunjukan ini""
raden tidak menjawab, dia kembali menunjukan jarinya kearah pembunuhan masal itu, setelah semua anak panah diluncurkan, puluhan prajurit lain yang membawa tali memeriksa setiap tubuh yang berlumuran darah itu, bau amis dan anyir dari darah yang tergenang membuat saya mual.
mereka menemukan 19 orang selamat dan mengalungkan tali ke leher mereka, orang2 itu meronta ketakutan, dan melakukan perlawanan yang percuma, mereka disiret dengan seutas tali yang melilit leher mereka, dan beberapa prajurit melemparkan tali ke sebuah pohon yang sangat besar.. pohon yang familiar, dan benar saja pohon itu adalah pohon yang sama seperti pohon yang berdiri di samping kamar hotel saya menginap..
19 orang, terdiri dari 10 orang wanita, 5 orang manula dan 4 orang anak2, mereka digantung hidup2!!
beberapa prajurit lain mulai menggotong mayat2 lain yang mungkin diantara
100 Tahun Setelah Aku Mati
tumpukan mayat itu masih ada yang selamat, mereka menaruh jerami dan cairan hitam seperti minya, seseorang yang membawa obor mulai menyulutnya dan... bufff api berkobar dengan besarnya, saya mendengar jeritan minta tolong dari beberapa orang yang ternyata masih hidup, segera saja bau sangit dari rambut yang terbakar dan bau daging dan darah yang terpanggang masuk ke hidungku,, saya melihat beberapa prajurit menggotong tubuh raden yang sudah hampir tidak bernyawa dilempar ke bara api yang memanas...
ngerii,, menakutkan.. pembantaian manusia pertama yang saya lihat, walaupun ini hanya memori dari masa lalu, tetap saja akan membuat kalian mengompol jika melihatnya.
kenapa mereka melakukanya"" apakah ini wajah kerajaan nusantara di masa lalu"", penuh kekejaman", hanya karena wilayah, hanya karena pajak, nyawa manusia yang harusnya dilindungi bahkan tidak ada harganya.. "kerajaan galuh, dan kerajaan kami kalah perang, para petinggi kerajaan mengatakan bahwa kekalahan terjadi karena perbekalan yang kurang, hingga kami harus dihukum seperti ini, mereka menganggap bahwa kami tidak memberi upeti yang ditetapkan"
raden mulai berbicara padaku dengan nada bergetar, matanya mulai berkacakaca.
"semua sudah digariskan, kamu adalah anak emas, kami menunjukan ini agar kamu bisa mengambil manfaat, kami bukan jin hitam, kami hanya ingin mengajarai rasa sakit dan ketakutan padamu agar tidak ada lagi kejadian seperti ini"
sebuah pembelajaran dari masa lalu"
saya :"lantas apa yang harus saya lakukan untukmu""
raden tersenyum, tanganya menepuk pundaku sesekali matanya memandang sekeliling kami, dan secara tidak sadar saya sudah berada didalam kamar hotel. mata saya berkunang2 entah efek dari apa hingga membuat sensasi pusing dikepalaku, hening... suasana yang hening, raden tampak duduk bersila didepaku sambil memejamkan mata, dan secara otomatis otak saya mem flash back kejadian tadi,
mencoba membuat kesimpulan dari asumsi saya sebelumnya, dan tiba2 saya teringat sesuatu yang sangat penting.
saya : "Risa ....... "
tanpa membuang waktu saya beranjak menuju pintu.. klekkk.. kleekkk saya :"kenapa kamu masih menahanku""" tanyaku kepada raden yang masih
100 Tahun Setelah Aku Mati
bersila, kali ini tubuhnya mengambang dengan jarak 30cm dari lantai.. raden :"gadismu tidak apa2, kami hanya membuatnya tidur sebentar, bukanya kamu tadi punya satu pertanyaan"""
saya hanya mengangguk, saya tidak tau kenapa tapi saya jadi mempercayai raden. "doakan kami... agar tidak ada lagi dendam, agar kami bisa pergi dari tempat ini, kami sudah menunggu lama orang sepertimu .. lama sekali, kami sudah terlalu lama menunggu hingga rasa dendam dan benci itu semakin menggunung" saya mengangguk, saya paham apa yang dia rasakan.
raden berdiri, sambil melayang dia mendekatiku..
"jangan jadi manusia seperti yang saya tunjukan, terimakasih.. saya percayakan kepadamu, salah sawijining satrio piningit"
dan dalam sekejab... raden sudah hilang dari pandanganku....
saya memncoba membuka hendel pintu itu sekali lagi dan... klekk... berhasil, saya berlari menghambur menuju kamar risa yang bersebelahan dengan kamarku,blarrrr saya malah menabrak pintu yang terbuat dari kayu tebal itu sampai menimbulkan suar yang keras,
"siapaaa""" sebuah suara menyaut, risa ya itu suara risa, sejenak saya menghela nafas lega karena tidak terjadi apa2 denganya,
"aku nduk!, bukain pintu cepet!!" seruku dari luar, dan begitu pintu itu terbuka tampak wajah risa yang terlihat kebingungan,
"kenapa mas" hoammm.. kayaknya aku jatoh dari kasur deh, tapi kok bisa2nya gak bangun yak", malah tidur dilantai tadi hehe" detik itu juga saya jadi ikut bingung antara senang karena risa sama sekali tidak apa2, bahkan tidak mengingat kejadian menakutkan itu, atau harus jengkel dan sebel melihat wajah tanpa dosanya setelah apa yang saya alami malam itu.
dan yang mengherankan adalah peristiwa yang saya rasakan seolah memakan waktu seharian itu tidak mengubah waktu, apakah waktu berhenti"" wallahuallam, Tuhan benar2 terlalu baik atau sedang mengutuku dengan hal aneh yang terjadi seperti barusan, seiring berjalanya waktu saya mulai mengerti dengan apa yang terjadi padaku, misteri demi misteri akan terpecahkan seiring pendewasaan saya,
ini seperti mengisi teka teki silang, setiap kolom akan saling berhubungan untuk mendapatkan jawaban yang hakiki, cerita ini akan terus berlanjut sampai peristiwa terakhir yang akan saya alami dihidup saya saat ini, yang jelas peristiwa pada malam itu akan selalu saya ingat.
dan akhirnya malam itu saya tidur sekamar dengan risa dan harus rela istirahat
100 Tahun Setelah Aku Mati diatas sofa yang ada disebelah tempat tidurnya.
benar2 malam menakutkan yang tidak akan pernah saya lupakan, tapi kalian tau" kejadian menakutkan lainya terjadi pada pagi hari saat kami check out dari hotel angker itu,
kejadianya adalah saya harus membayar ganti rugi kasur yang saya rusak semalam saat bertemu raden dalam wujud seramnya, dan yang paling menakutkan lagi adalah ocehan risa yang tidak henti2nya bertanya kenapa saya bisa sampai merusak kasur itu,
"iki mergo kahanan nduk -_-", ucapku asal dalam bahasa jawa unuk menghindari pertanyaan2 lain yang pasti terlontar dari mulut bawelnya.
setelah check out kami melanjutkan perjalanan ke jakarta, dan semenjak menginap di hotel itu saya akan lebih selekif dalam memilih hotel kalau ingin menginap lagi.
Part 41 (Risa dan Dewi) yang itu mas, aduh kelewatan kan risa berseru sambil menggoyang2kan punggungku yang sedang khusuk menyetir,
bukan disana nduk, tapi yang itu, ahh kamu malah ngaco jawabku tak kalah ketus, kami sedang ribut masalah jalan menuju ke panti tempat tinggal dewi, Risa yang sedari tadi nyerocos memaksaku bersuara tidak kalah keras disana, sekian lama denganya mungkin saya akan ketularan penyakit bawelnya. Kami berdua memang buta dengan peta Jakarta, jalanan yang macet dan bercabang membuat kami pusing, apalagi waktu itu adalah jam istirahat kantor, jadi benar2 membuat jalanan bertambah ramai.
Mau tak mau kami harus menggunakan teknologi GPS (gunakan penduduk sekitar) dan akhirnya setelah 2 jam mencari alamat kami sampai di tempat dimana dewi tinggal..
Sebuah bangunan yang terlihat berumur namun terawatt, dihalaman depan tampak banyak anak-anak berkisar usia 5-10 tahun sedang bermain bola plastik yang sudah penyok, pagar besi berkarat setinggi dada mengelilingi bangunan itu, didepan ada sebuah gapura kecil dengan sebuah papan kayu usang bertuliskan Panti Asuhan xxxxx sebagai penanda bahwa kami tidak salah alamat. Selama beberapa detik saya dan risa saling berpandangan, saya menunggu kode dari risa untuk turun dan memencet bell di pintu gerbang kecil itu, ayo mas, nunggu apa" tanyanya sambil mengelus lenganku. Saya hanya mengangguk
100 Tahun Setelah Aku Mati
sambil turun dari mobil dan memencet bel yang berada persis disamping pagar, ting tong ting tong, perlu beberapa kali saya memencet sampai seorang ibu paruh baya muncul dengan sedikit berlari menghampiri kami dan membuka gerbang. selamat siang.. ada yang bisa saya bantu" Tanya ibu itu dengan tersenyum iya bu, maaf mengganggu, saya mau Tanya apa benar Dewi Iryana tinggal disini", saya Rizal teman kuliahnya, kesini membawa titipanya yang ketinggal pas di jogja kemarin jawabkusambil menyalami ibu itu.
ohh mas rizal ini to yang sering diomongin sama Dewi, saya Tarsih mas, pengurus panti. ayo mas masuk dulu, dewi lagi ngurus anak-anak, ayo mas mobilnya dimasukan dulu ibu itu mengajaku dengan wajah senang, Saya kembali kedalam mobil dan disambut risa dengan senyum manisnya, Risa : beneran ini kan mas tempatnya"
Saya : betul nduk, yok ahh markir mobil dulu jawabku sambil memasukan mobil kedalam pekarangan panti asuhan itu, saya dan Risa turun dari mobil dan melihat belasan anak-anak kecil yang berhenti bermain, mereka menatap kami dengan tatapan yang lucu. Mereka tiba2 berlari dan menghampiri kami sambil berebut bersalaman dengan kami, tidak ada yang bisa saya lakukan selain menyambut tangan-tangan kecil mereka sambil tersenyum, saya menoleh kearah risa yang sedang berjongkok dan tersenyum sambil menyalami masing2 dari anak2 itu, beberapa kali dari lisanya bertanya adek siapa namanya , memang Risa ini sangat mudah beradaptasi.
Bu Tarsih : ayo anak2 mas sama mbaknya jangan diganggu, biar istirahat dulu, ini tamu dari jauh
Bu tarsih berseru agar anak-anak berhenti mengerumuni kami,
. Risa menjawab dengan nada sopan sambil menyalami bu tarsih.J"Risa : ahh gak masalah bu, namanya juga anak-anak
Bu tarsih : yasudah sekarang mas sama mbak masuk dulu di ruang tamu ya, biar saya manggil dewi dulu
Bu tarsih mengajak kami masuk ke ruang tamu, sambil sedikit berbincang dengan saya sekedar berbasa-basi dengan pertanyaan ringan, sedangkan risa dia malah belum beranjak dari tempatnya tadi dan masih asik berkenalan dan bercanda dengan anak-anak panti, dia memang senang dengan anak-anak, tak heran jika sudah bertemu keponakan yang masih anak2 dia selalu jadi tante favorit. nduk, masuk dulu yuk seruku sambil melambai mengajak risa masuk. iya mas, bentar!!, ehh adek-adek, kakak tinggal dulu ya.. nanti kita ketemu lagi risa berpamitan dengan anak-anak itu sambil sedikit berlari kearahku, dia
100 Tahun Setelah Aku Mati
memegang lengankku sambil tersenyum senang, entah apa yang membuat dia terlihat demikian.
Kami diminta duduk dan menunggu sebentar sementara bu tarsih beranjak untuk mencari dewi yang katanya sedang berada di salah satu kamar anak. Saya melirik kearah risa yang sedang asik memandang sekeliling ruangan dengan senyuman yang tak lepas dari bibir tipisnya.
Saya : kenapa nduk" Sumringah banget""
Risa : hehe gapapa sih mas, seneng aja liat anak-anak lagi pada maen, tapi disatu sisi aku juga merasa& & .
Rizal""" Belum selesai Risa berucap dewi sudah muncul menyapa kami, wajahnya tampak sedikit kaget melihat saya dan risa mampir ke tempatnya.
Dewi : kamu kok sampe sini", gak bilang2 lagi, Dasar!!
Saya : hehe gak ada waktu buar omong wi, lagi pula aku kesini juga buat ngasi barang kamu yang ketinggalkan, oh iya kemarin kamu belum kenalan kan", nduk kenalin ini Dewi, dan Dewi kamu tau ini siapa
J"Risa : hallo Dewi J" aku dah sering denger tentang kamu J"Dewi : Risa
zal, semua udah baik kan"" Kamu digamparin sama risa" Kok ampe bonyok gitu"
Tanya dewi dengan sedikit berbisik,
Saya : ahhh panjang ceritanya wi jawabku asal, karena enggan mengingat peristiwa tempo hari
Dewi : yaudah, ayo aku anter ke kamar dulu yuk, tapi kamarnya Cuma ada satu yang kosong, kalian pake kamarku aja gapapa kan"
Risa : ehh gapapa wi, aku biar tidur dideket anak-anak aja gapapa ya, yayaya aku pengen deket anak-anak pleaseee
saya : hooh gapapa nduk, jadi aku tidurnya sekamar sama dewi yak Risa : ihhhh masss& apaan sih" Awas aja ya kalo sampe gitu, heran aku sama kamu mas, pulang dari Ausie kok jadi mesum gitu otaknya, wii ati2 ya sama dia kalo disana
Dewi : Tak terasa kami sudah menghabiskan satu jam lebih untuk mengobrol, dewi dan risa mereka sangat cepat akrab satu sama lain, dewi yang setauku pendiam tiba2 jadi banyak bicara saat dekat dengan risa, ternyata benar dugaanku, mungkin besok akan saya jadikan bahan penelitian dengan tema penyakit menular
100 Tahun Setelah Aku Mati
cerewet . Hari semakin sore, saya dan risa sudah dipersilahkan mandi dan sedikit beristirahat di rungan kecil yang sudah disediakan untuk kami, saya sedang duduk sebntar sambil meminum sisa teh botol yang saya bawa di tas, sementara risa, entah apa yang dilakukan. Dia asik membongkartas sepertinya mencari sesuatu. nduk, cari apa kamu"
eh ini mas, akucari camilan nihh ngemil terus, ntar gendut lohh
ihhh bukan buat aku mas, buat anak2..kemarin kita kelupaan gak bawa oleh2 buat mereka kan", aku disini ngerasa kasian sama mereka mas pandangan risa tidak bergeming dari tasnya, sedangkan tanganya sibuk menata beberapa bungkus snack yang sudah kami beli untuk bekal perjalanan kemarin. jangan gitu nduk jawabku dengan serius
jangan gitu gimana mas", apa mas gak kasian sama mereka anak2 sekecil itu udah tinggal disini" risa menoleh kearahku dengan tatapan bertanya. bukan begitu nduk, kamu tau Aku sama seperti mereka, walaupun aku enggak pernah tinggal di panti tapi kerinduan tentang kasih sayang orangtua juga sering aku alami. Selama ini aku menghindari satu sikap dari orang lain nduk.kamu tau apa itu" Itu adalah belas kasihan
Tangan risaberhenti bergerak, risa yang dari tadi berada di pojok ruangan kini beranjak dan berjalan kearahku kmudian ikut duduk dismpingku. Dia mengusap lenganku lembut, raut wajahnya seperti menyimpan pertanyaan. Risa : maksud mas", bukanya rasa kasian itu menunjukan simpati kita" risa bertanya lagi.
Saya : itu dua hal yang berbeda nduk
Saya : rasa simpati itu itu seperti kamu tertarik kepada seseorang entah itu lewat kepintaranya, wibawanya dll. Tapi kasian adalah sikap dimana nuranimu berkata bahwa orang ini sangat menderita, orang ini butuh dibantu, orang ini lemah, orang ini tidak bisa berbuat sesuatu jika tidak ditolong dll. Aku tau maksudmu baik nduk,Cuma sedikit sharing aja sih.mungkin mereka masih anak2, tapi mereka akan dewasa juga dan orang yang dibesarkan dengan belas kasian akan tumbuh jadi orang yang selalu mengharap belas kasiahn orang lain, dan percayalah orang seperti itu tidak akan pernah hidup bahagia
risa hanya diam, tapi dia tersenyum manis, memang gadis ini dibekali dengan otak cerdas jadi tiap obrolan kami jarang sekali terjadi salah paham... maafin aku ya, betul katamu mas J"Risa : aku paham mas,
100 Tahun Setelah Aku Mati
Risa menyandarkan dagunya kebahuku sambil berbisik manja. tapi kalo kita keluar beli camilan yang banyak buat anak2 gak papa kan mas" Saya tersenyum mendengar permintaan risa...
J" kalo itu boleh Akhirnya kami pergi sebentar menuju sebuah minimarket yang tidak jauh dari panti itu, saya memilih beberapa makanan yang tahan lama seperti manisan dan asinan, tidak lupa beberapa kaleng susu saya ambil, sedangkan risa yaa namanya perempuan, dia belanja dengan tanpa aturan apapun makananyang bisa masuk kedalam keranjang belanjaanya akan dia bawa, dan jika kalian tau jumlah barang yang risa ambil kalian mungkin akan heran.. -__-
... ayo adik2 ini kakak bawain makanan ayo semua ambil
Risa berbicara dengan sekumpulan anak yang mengerumuninya yang membawa empat plastik ukuran besar yang berisi penuh dengan snack..
Segera sajabelasan sampai puluhan anak2 itu mengrubuti risa yang tampak tersenyum sangat lepas..
Saya memandangya dari kursi yang tidak jauh dari tempat risa berdiri sambil ikut tertawa melihat risa yang mulai kewalahan karena dikeroyok anak2 yang saling berebut snack..
kalian gak perlu repot2 kayak gitu
Suara dewi mengalihan perhatian saya, dia duduk sambil ikut tersenyum, sesekali dia menasihati anak2 yang membuat risa tampak kerepotan..
aku sama sekali tidak kerepotan wi jawabku dengan santai,
Dewi beranjak dan ikut membantu risa untuk membagikan snack2 itu,kedua gadis lembut itu memperlakukan anak2 itu seolah mereka adalah keluarga mereka. saya sekali lagi melamun dan memandang dua gadis didepanku.. sempurna ya kata itu cocok menggambarkan masing2 dari personal Risa dan Dewi,
Cantik, briliant, ulet, dan mereka memeliki pesona yang saya jamin akan membuat laki2 normal jatuh hati, pesona itu adalah ketulusan mereka. Dewi adalah sosok yang mengajari saya tentang seburuk atau sekacau apapun keadaanmu saat ini kamu akan selalu punya celah untuk mensyukuri keadaanmu saat itu, sedangkan risa dia adalah orang yang menemaniku dalam setiap inci perjalanan hidupku, dia mengajariku bahwa ketika seluruh dunia seolah tidak berpihak kepadaku Tuhan akan mengirimkan satu orang untuk menguatkanku, dan orang itu adalah dia. Risa juga merupakan jawaban dari apa yang diajarkan
100 Tahun Setelah Aku Mati
dewi padaku, yaa risa adalah hal atau celah yang harus aku syukuri keberadaanya..
Beberapa kali terbesit diotaku, bahwa Tuhan selalu memberikan hal baik disetiap kesulitan. Mungkin tuhan mengirimkan hal baik itu dalam bentuk manusia bernama Risa dan Dewi itu..atau mungkin mereka sebenarnya bukan manusia, melainkan malaikat yang dikurung dalam wujud manusia.
Saya tidak sadar larut dalam lamunan itu sambil senyam senyum sendiri, sampai mendadak ada suara yang membuyarkan lamunanku.
mas malah senyam senyum sendiri, ngelamun jorok ya"" Sini bantuin aku, ini berat buanget taukk
Haha risa dasar risa, ucapku dalam hati baru saja saya memujinya dalam hati kini dia sudah mengganggu ketenanganku.
100 Tahun Setelah Aku Mati
Part 42 (obrolan singkat)
saya terbangun saat ayam di pekarangan panti itu berkokok..
hmmm terasa selruh badan ini pegal dengan sendi yang terasa kaku.. tampaknya ini akibat dari akumulasi rasa capek setelah perjalanan jauh... saya sedikit melakukan peregangan diatas kasur sambil menyaut jam tangan yang kuletakan didekat bantal.. 04.15 pagi... saya segera mengganti kaos yang saya kenakan dengan pakaian yang lebih layak untuk sholat subuh.. selepas sholat saya hanya berbaring diatas sajadah yang saya gunakan sebagai alat sholat.. badan yang masih capek membuat saya masih enggan keluar kamar, layar hp tidak menunjukan notifikasi apapun, tampaknya risa juga kecapean dan mungkin belum bangun, karena biasanya risa lah yang selalu lebih awal bangun dari pada saya.. klekk saya memutar hendel pintu itu dan mencari risa, semalam dia pamit untuk tidur bersama anak2 panti...
"risa di kamar putri zal"
dewi menyapaku saat saya melewati dapur, dia sedang membuat beberapa cangkir teh dan 2 toples keripik singkong.
saya : "dia udah bangun belom wi""
dewi : "kamu check aja, dia semaleman hampir gak tidur" saya :"loh kenapa kok sampe gak tidur"""
dewi :"semalem ada anak yang sakit zal, mutah2 sama demam, aku sama risa berusaha ngurangin demamnya, semalem juga udah aku minta buat pindah kamar kalo mau istirahat, tapi dia milih nemenin"
saya :"kok aku gak dikasi tau" siapa tau bisa bantuin"
dewi :"ahhh kamu udah tidur zal, keliatan capek jadi risa gak tega bangunin kamu. saya :"oke wi, boleh masuk kamarnya""
dewi hanya mengangguk dan seperti biasa selalu muncul senyum cantiknya disetiap kesempatan,dewi memberikan arahan letak kamar dimana risa istirahat.. saya berlalu dan masuk disebuah kamar yang ternyata tidak dikunci,
100 Tahun Setelah Aku Mati
dan begitu masuk saya melihat sekitar sepuluh anak perempuan berumur 5-10 tahunan, ruangan yang tidak seberapa besar itu diisi anak sebanyak ini"" saya bergumam dalam hati,
saya menelisik satu persatu kasur yang ada disitu dan melihat sosok risa yang masih tertidur bersanding dengan seorang anak yang saya taksir berusia 6-7 tahun. sebuah kompres masih menempel di kepala anak yang sedang tertidur pulas itu, dan disebelahnya risa tidur dalam posisi miring sambil memeluk anak yang saya tidak tau siapa namanya.
"namanya Aksa zal, dia dari bogor"
dewi mengaggetkanku, baru saja saya membatin, dewi seperti tau apa yang ada dibenaku.
saya :"aksa ini apa juga yatim piatu"" dewi hanya menggeleng
"bapaknya pergi gak tau kemana sedangkan ibunya.... mungkin juga bukan ibu yang baik sampe tega ninnggalin aksa disini, dan kerabatnya juga tidak mampu merawat aksa"
saya tertegun sejenak, orangtua macam apa itu"
saya berjlan perlahan agar tidak membangunkan anak2 karena memang hari masih sangat pagi,
tampak risa tertidur dengan pulas, tanganya memeluk aksa, seolah risa ini adalah seorang ibu yang sedang menunggui anaknya yang sedang saki, terbesit dmemoriku yang samar2 saya seperti kembali kemasa lalu.
risa mengingataknku kepada almarhum Ibu. yaa,, saya memang jarang sakit tapi ada satu ingatan dimana saya masih berumur 4-5 tahun saat sakit demam tinggi dan ibuk menungguiku persis seperti yang risa lakukan hari ini. saya menyentuh kening aksa, panasnya sudah normal. "alhamdulillah" ucapku pelan.
saya menyibakan rambut risa yang tergerai dan mendekatkan bibirku ke telinga risa.
"nduk bangun dulu, sholat subuh "
tak butuh waktu lama risa membuka mata, masih teringat jelas bahkan sampai saya menulis ini, hal pertama yang dilakukan saat dia membuka mata adalah
100 Tahun Setelah Aku Mati
tersenyum... senyum yang sangat menawan, selama beberapa saat hati saya terasa terenyuh dengan hal yang sederhana itu, waktu yang singkat itu membuat pikiran saya melambung dan memaksaku mengajukan permintaan kepada Tuhan, semoga senyum ini yang akan selalu kulihat tiap bangun di pagi hari.. "mas " ucapnya dengan suara serak khas orang bangun pagi, secara spontan perhatian risa berpaling kearah aksa, dia mengambil kompres yang masih menempel di kening aksa sambil memeriksa suhu tubuhnya. "ahh alhamdulillah" ucapnya yang masih dengan senyum di wajahnya. Saya :"aksa udah gapapa kok, keluar dulu yuk, kamu belum sembahyang kan"" risa mengangguk dan beranjak pelan, sambil menggandeng tanganku kami berjalan menuju ruangan kami..
... ... ... pagi itu saya hanya berada dikamar, sepertinya kondisi badan saya yang menuntut untuk istirahat lebih lama, sedangkan risa.. entah kemana dia, setelah subuh dia sudah tidak terlihat mungkin menengok keadaan aksa atau sedang bermain dengan anak2 lain.
sampai menjelang siang risa kembali keruangan, raut wajahnya tidak seperti biasa, saya menayakan ada apa, tapi jawaban risa selalu bilang "gapapa" . saya kira ini adalah penyakit cewek, ketikacowok tanya kenapa, jawaban semua cewek itu sama "gapapa", padahall raut wajahnya menunjukan bahwa dia sedang ada apa apa
sikap risa yang aneh berlanjut sampai malam hari, saya malah bingung sendiri dengan perubahan sikapnya.
sampai sekitar pukul 20.00 saya mengajak risa berbicara.
saya : "nduk kamu kenapa", boleh cerita"" " risa :"hemmmm... cuma mikir sesuatu aja mas" saya :"boleh aku tau" "
100 Tahun Setelah Aku Mati risa menghela nafas panjang,
"aku bingung aja mas, sama orantua atau sodara2 dari anak2 yang tinggal disini.. menurutku aneh, walaupu memang sebagian besar dari mereka disini itu yatim piatu tapi beberapa kasus dari mereka ada yang ditelantarkan gitu aja saama orangtua mereka, aku heran aja kok ada yang tega kayak gitu,bahkan binatang kayak buaya aja bakal njaga anaknya sampe bisa cari makan sendiri, lha ini manusia kok gitu, beneran mas aku gak habis pikir... kadang aku ngebayangin kalo aku udah jadi ibu, aku gak akan biarin anaku begini, aku bakal bawa dia kemanapun, sesulit apapun itu, atau mungkin hidupku besok juga susah, aku sebisa mungkin bakal ngrawat anaku sendiri, ahhh mas kamu bikin aku tambah sebel deh "
saya hanya diam, sesekali tersenyum mendengar jawaban risa...
"yaa nduk, akupun berpikir demikian, walaupun aku juga yatim piatu, tapi kedua orangtuaku sangat... sangat.. dan sangat care sama aku. tadi aku juga mikir seandainya aku jadi seorang bapak .... semoga aku bisa jadi bapak seperti almarhum bapaku yang bertanggung jawab untuk istri dan anaknya. aku beberapa kali menghayal tentang masa depan, setelah cita2ku jadi dokter tercapai kemudian apalagi""
aku harus punya cita2 keduaku, dan aku berdoa semoga kamu menjadi sekuel kedua dari impianku nduk..
aku gak bisa jamin kalau kita adalah jodoh, aku cuma bisa berusaha menyiapkan dan memperbaiki diri, agar kamu menjadi lanjutan kisah hidupku. bertahun-tahun bersamamu membuat aku yakin nduk..
kamu akan jadi Ibu yang baik"
100 Tahun Setelah Aku Mati
Part 43 (Pesan Sari) nasi gudeg manggar + sambel ati krecek, sedap nihh saya menggumam saat melihat isi bungkusan itu, sarapan pagi dengan menu yang istimewa, sudah sangat lama saya tidak makan gudeg khas kotaku, saya beranjak kedapur untuk mengambil sendok dan menikmati makan pagi itu, saya mengutak atik hp dan mengirim sms ke risa, sekedar berterimakasih, tadi pagi risa menyiapkan makanan ini di meja makan saat saya belum bangun, setelah subuh tadi saya memang tidur lagi, atau lebih tepatnya ketiduran. Secarik kertas kecil diatas meja menandakan bahwa ini adalah pemberian risa.


100 Tahun Setelah Aku Mati Karya Rizal di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mas, ini sarapanya ya... spesial cinta tuh dimakan ya kalo gak habis jangan dibuang
Love Risa saya hanya bisa tersenyum melihat perhatian risa kepadaku, terbesit rasa syukur memiliki anak itu disampingku.
Itu adalah hari ketiga setelah kami pulang dari kediaman dewi. Walaupun dengan berat hati meninggalkan anak2 akhirnya risa mau dibujuk pulang. Semalam om bowojuga mampir beserta istri beliau, mereka tampak senang melihat saya sehat sehat saja, begitu juga dengan saya yang senang dengan om bowo beserta keluarga yang sehat2saja.
Saya tidak ingat banyak dengan kegiatan saya hari itu, yang jelas saya hanya berdiam dirumah sambil memetik gitar lamaku dikamar.. sampai sesuatu mengejutkanku
Prakkk... bahayaa, bahaya, bahaya
Saya terkejut dengan suara barusan...ternyata itu adalah bunyi dari koleksi mainan robot2anku dimasa kecil. Tanpa sebab mainan itu terjatuh dari atas rak koleksi, bahkan mainan yang bisa bersuara itu sampai menyala.. saya memungut mainan itu yang mungkin sudah saya miliki selama belasan tahun,benda2 masa kecil saya memang masih terawat bahkan sampai sekarang,
aneh...Mainan itu menyala, padahal sudah bertahun2 saya tidak mengganti baterainya..
saya memperhatikan mainan itu, itu adalah mainan yang dibelikan almarhum ibu di pasar malam sekaten saat saya masih tk, lebih rinci lagi coba saya ingat...
100 Tahun Setelah Aku Mati
mainan ini adalah mainan yang berjalanan dibawah kasur saat mata ini pertama terbuka... mainan ini menunjukan penampakan wanita bersimbah darah di bawah kasur..
saya memfokuskan pikiran sejenak, mencoba mempertajam batin ... tidak ada apapun ya disekitarku bersih dari gangguan .. anehhh... lagi2 saya bergumam dengan hal barusan.. saya mematikan tombol off mainan itu dan duduk kembali dikasur..
saya memandangi sekeliling kamar dan terlihat koleksi barang2 lamaku... mainan.. ya benda koleksiku mayoritas adalah mainan, saya ingat hampir setiap hari di masa kecilku, bapak membelikanku mainan baru, karena saya dulu tidak memiliki teman..jadi bapak meberi alternatif dengan membelikanku apapun mainan yang saya sukai..
mata saya tertarik mengamati tumpukan lego di sudut rak,saya mengambilnya dan mencoba mengingat lagi, tidak....saya sama sekali tidak ingat, bukan lupa tentang lego itu yang saya lupa adalah bentuk legonya,seingatku saya membentuk lego dengan wujud mobil saat terakhir saya tinggalkan, tapi yang saya temukan saat ini adalah lego itu berbentuk manusia,membentuk sebuah kepala, badan dan anggota tubuh lain yang kecuali kaki kiri..aneh...ya benar2 aneh.. saya kembali terdudukk di kasur sambil menerawang sekeliling kamar.... semua barang masih tetap berada di posisinya, bahkan debu yang menempel di mainan2 itu menunjukan bahwa sudah lama tidak ada tangan manusia yang menjamahnya...
buku gambar... tunggu dulu... buku gambar""" Harusnya benda itu tidak ada disini... saya semakin yakin ada campur tangan pihak ketiga di kejadian aneh ini... saya membuka dengan seksama lembar tiap lembar dari buku gambar yang sudah terisi penuh itu,
di halaman paling akhir saya mengamati ada hal yang menarik pada gambar yang tertuang disitu, ada nama yang tertulis disitu, namaku dengan tulisan khas anak sd, disamping namaku ada sbuah bilangan yang menunjukan angka 7,0..tapi bukan itu yang menarik perhatianku, melainkan gambarnya... gambar pohon... gambar pohon dengan buah, pohon dengan daun lebat berwarna hijau, pohon dengan batang besar... ada dua,, tapi yang satunya roboh,seperti dipotong atau sengaja dirubuhkan...beberapa bujur garis menggambarkan ayunan yang menjuntai di pohon yang masih berdiri, dibawahnya digambar sosok 2 anak, laki2 dan permpuan sedang berdiri di sebelah ayunan itu...
100 Tahun Setelah Aku Mati
sari ...saya membatin..ingatan saya kembali saat menggambar itu, di masakecil beberapa kali saya mendokumentasi peristiwa bermain saya dengan sari lewat coretan crayon...
dia terlihat menderita Tiba2 terbesit kata2 Dewi saat kami bertemu sari di rumah lamaku... apa kamu semenderita itu" tanyaku dalam hati..
Petanyaan itu muncul saat saya menutup lembar terakhir buku itu, yang ternyata saya salah. Itu bukan lembar terakhir, masih ada lembar paling belakang, dari gambar itu, itu adalah gambaran tanganku tapi memori otaku menolak mengatakan bahwa saya pernah menggambarnya,, disitu tergambar sosok wajah perempuan yang menangis... yang lucu adalah air matanya diwarnai dengan crayon warna merah
***** Selama beberapa lama tubuh saya terasa menggigil seperti bergidik ngeri, atau entahlah mengatakanya, kalian pernah merasakan hal itu" Seperti tubuh kalian merinding karena dilewati sesuatu"
Sari, tapi dia melarangku untuk bertemu denganya... saya bingung... Ini adalah pesan dari sari, paling tidak itu asumsi yang terbesit di nalarku.. Tapi beberapa waktu lalu sari tidak memperbolehkanku bertemu denganya.. belum saatnya rizal seolah itu seperti permintaan sari..
Apakah yang dimaksud sari dan apa permintaanya sebenarnya, dan yang terpenting apa yang bisa saya lakukan untuknya"
*** Saya tidak sadar bahwa saya melamun cukup lama sampai mendengar suara adzan dzuhur...
Saya menyaut sarung dan menuju masjid.. sesekali saya melamun sambil berjalan,saking asiknya melamun saya jadi menghiraukan bebrapa sapaan tetangga,sampai akhirnya saya ditepuk oleh pak imron, wahh iki jannn pak dokter ngelamun ae
Pak imron, beliau sering disapa ustad di daerahku karena beliau sering mengisi pengajian,
ehh bapak, iya ini pak lagi banyak pikiran jawabku sambilsedikit cengengesan.. walah cah enom, kaya mikir utang ae, ayo cepet yo udah mau qomat Jawab pak imron dengan dialek jawa yang kental ..
.. .. 100 Tahun Setelah Aku Mati
.. Selepas dzuhur saya kembali kekamar, sambil melepas sarung saya merebahkan diri ke kasur.
Hmmm... orang jawa menyebutnya bruwet atau ruwet, pikiranku serasa ruwet karena rasa penasaran itu...
apa sari tadi masuk kesini"" tidak harusnya saya bisa menangkap jejak kehadiranya. tapi bau melati ini""
saya mencium bau melati.. kehadiran sari biasanya ditandai dengan harum melati, apakah dia akan datang" saya menunggunya, cukup lama... dan yang aneh adalah saya malah tertidur
mas... tepukan dipipiku membangunkanku.. ternyata risa...
Saya berpikir bahwa akan bertemu sari, ternyata tidak, aroma melati itu tidak mendatangkan sari, risa masih menepuk2 wajahku,mataku memang sudah terbuka, tapi saya memang belum merespon risa yang sudah membangunkanku... Saya akhirnya bangun sambil mengucek2 mata...
iya2 ini udah bangun nduk, huhh biasaan deh nepoknya kenceng banget
Diam... risa diam dia hanya menatapku, wajahnya menunjukan rasa khawatir... mas ini beneran kamu""
Saya masih belum paham dengan arah pembicaraan risa,
ya siapa lagi nduk, ambilin air dong..kok tenggorokanku serak banget ya pintaku kepada risa.
Tenggorakanku terasa serak dan kering, apa mungkin tidurku mangap tadi" Saya melihat kasurku yang berantakan, ahh mungkin tadi aku tidurnya banyak gerak. Batinku dalam hati.
makasih nduk ucapku sambil menerima segelas air putih dari risa.. mas risa berkata sambil menggenggam lenganku
apa nduk" Ada yang serius" tanyaku karena melihat sikap risa yang tidak biasa..
100 Tahun Setelah Aku Mati ini mas rizal kan" risa mengulangi pertanyaan yang sama... omong sekarang nduk ada apa"
emm.... tadi aku kesini mas,, dan aku kira tadi aku ngomong sama kamu mas pas kesini. Tenyata aku ngomong sama sesuatu yang lain. suaramu kayak cewek mas... aku takut, tapi aku gak mau ninggal kamu. Kamu kayak orang kesurupan, njerit2 pelan, merintih minta tolong, dan terakhir tadi bilang temui aku saat 100 tahun setelah aku mati
100 Tahun Setelah Aku Mati
Part 44 (anak sepertiku) Kerlip lampu kota terlihat sangat indah dari ketinggian, maskapai bernama sebuah negara dari timur tengah itu sedang membawaku terbang menuju tempat dimana saya menuntut ilmu, saya tidak tau sedang melewati daratan sebelah mana, mungkin saya masih melayang di negara bagian paling utara benua Australia, saya mengalihkan perhatian ke sebuah buku yang saya bawa, mencoba mengusir kejenuhan karena harus duduk selama beberapa jam..
Hari itu adalah hari keberangkatanku kembali ke melbourne, dengan berat hati saya sekali lagi meninggalkan kampunghalaman beserta semua hal yang saya cintai.
mas harus janji jaga diri
Perkataan risa itu memaksaku untuk membuat janji baru denganya, ya saya akan sebisa mungkin menjaga diri . perpisahan yang pasti akan berlangsung lama yang menyisakan rindu, mungkin taun ini saya tidak akan merasakan lebaran lagi di tanah kelahiranku, liburan yang segera berakhir membuatku tidak bisa berlamalama dijogja, saya harus segera kembali untuk menjalani masa perkuliahan yang sbentar lagi dimulai...
Ingatan saya kembali kepada kejadian tempo hari, datanglah saat 100 tahun setelah aku mati jika dihitung masih beberapa tahun lagi... tapi sampai sekarang saya belum bisa menemukan jawaban dari teka teki Sari,...
**** Rasanya sama persis saat pertama kali saya datang ke Melbourne, dingin... adalah hal pertama yang menyambutku setelah turun dari pesawat, saya sampai di melbourne dini hari dan hujan rintik semakin menambah parah kondisi badanku yang mulai menggigil.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya sampai juga dihunianku Saya memasuki kamar, sedikit membenahinya walaupun sebenarnya tidak berubah semenjak ditinggal selama 3 minggu, saya membongkar tas dan mengeluarkan isinya, beberapa bungkus snack, makanan instan dari tanah air, sedikit pakaian yang saya beli di malioboro juga turut saya keluarkan.. Saya tersenyum melihat sebuah wadah bekal berisi sambal trasi, dasar anak itu gumamku pelan, beberapa kali saya mengeluh karena jarang sekali menemui makanan dengan sambal disini, kecuali masakan asia, dan risa tanpa diminta menyediakanya untuku.
saya mengirim pesan singkat kepada risa, sekaligus mengabari kalau saya sudah
100 Tahun Setelah Aku Mati sampai dengan selamat.J" thanks untuk sambalnya nduk
Diluar kamar masih sepi, beberapa temanku belum kembali dari liburanya,hanya si wayan dan 3 orang lain yang liburan ini tidak pulang, sedangkan dewi.. entahlah, dia sudah kembali 2 hari yang lalu tapi setibanya saya disini saya belum bertemu denganya, dewi juga belum membalas pesan smsku.
saya merebahkan diri dikasur, sekedar mengistirahatkan tulang punggungku yang terlalu lama merasa pegal karena duduk terus di pesawat, sambil mengecek yahoo mesenger yang mungkin ada beberapa pesan yang belum saya baca, cukup lama juga saya asik dengan hp pda ku, sampai sebuah ketukan pintu dan suara panggilan seorang perempuan memanggil namaku,
ehh dewi.. dari mana aja kamu" Tak cariin dari tadi juga ucapku menyapa dewi yang sudah berada di ambang pintu, dia mengenakan jaket mantel tebal berbulu, sebuah kupluk membungkus kepala danrambutnya yang panjang, tanganya menggenggam 2 plastik besar, tampaknya dia baru saja berpergian. dari belanja zal,lagi pengen masak aku, kamu mau"" mau dong, kamu mau masak apa""
sayur asem, sama ikan asin,tadi juga beli tahu sama tempe nih loh"" Disini yang jual ikan asin, sama tahu tempe dimana wi""
yeee, udah lama disini kok gak hapal2 sih zal", itu lohh kan ada minimarket asia di samping kings park
Saya mengerutkan dahi sembil sedikit mengingat,yang diakhiri dengan anggukan tanda mengerti,
Saya beranjak dari kasur sambil menyaut plastik yang ada ditangan dewi. Dan membantu membawanya ke dapur, hari itu saya lewati dengan mememasak bersama dewi, kami memasak dengan porsi banyak,
buat temen2 yang gak pulang zal, biar kangenya sembuh dengan makan masakan rumahan
Begitu jawabnya, ahh dewi ini memang sangat baik,perhatianyakepada orang lain
100 Tahun Setelah Aku Mati
sangat tinggi. Tak heran dia disenangi banyak orang disini, beberapa kali saya juga mendengar rumor kalau dewi didekati mahasiswa jurusan lain yang katanya naksir dia, pantaslah orang sebaik dan secantik dewi disukai banyak orang. Hari itu kami makan besar bersama wayan, wardana, novita, dan miska.mereka tampak senang melihat masakan yang kami buat, sayur asem, tahu tempe goreng, ikan asin, sayur lodeh, dan sambal buatan risa turut saya keluarkan untuk dinikmati bersama.
Kami makan sambil ngobrol tentang kehidupan kami dan sebagainya, cukup seru juga wayan adalah orang bali yang sangat lucu, mengingatkanku pada andi sahabatku di masa sekolah, kemudian wardana dia orang jawa timur penggila fitnes, dia adalah rekan nge gymku disini, sedangkan novita dan miska mereka berdua berasal dari pulau sumatra, obrolankami berlangsung menyenangkan, beberapa kali saya terbahak2 mendengar lelucon dari wayan, dengan logat balinya dia sangat fasih melempar lelucon, terutama komentarnya mengenai dosen2 pembimbing kami.
Entah berapa lama kami berbincang, sampai sebuah ide terucap oleh novita jalan-jalan yukk
Segera saja ide itu disambut oleh saya dan teman2 lain, aneh juga hari itu saya tidak merasacapek setelah perjalanan jauh dari indonesia, kami akhirnya setuju untuk berjalan-jalan ke collin street dimana itu adalah tempat wisata yang dibuat dengan bangunan2 klasik yang berjejer sepanjang jalan, kami berangkat siang itu juga dengan sedikit persiapan, kami hanya berganti baju dengan baju yang lebih tebal, tak lupa masing2 dari kami mengenakan jaket, setelah berkumpul kami langsung berangkat menuju halte yang hanya beberapa meter dari hunian kami, beberapa kali kami berpindah bis dan kemudian kami memilih menggunakan tram, sistem transportasi di melbourne sudah sangat maju, kita tidak perlu mengeluarkan dollar untuk membayar tarifnya, kami dibekali dengan selembar kertu ajaib berwarna hijau bernama Myki card, jika teman2 berkunjung jangan sekalipun pergi tanpa menggunakan kartu ini, karena jika berpergian tanpa myki card kalian bisa kena denda yang jumlahnya lumayan banyak, setelah beberapa lama akhirnya kita sampai di collins street, sebuah tempat yang boleh dikatakan malioboronya melbourne, bangunan2 tua bergaya barat berjejer dan di kanan kirinya adalah surga bagi orang yang gila belanja, banyak yang menjual mulai dari pakaian dan segala pernak pernik, sepanjang mata memandang juga banyak cafe dan pubs yang menjajakan kuliner dari seluruh dunia, saya tidak henti2nya takjub
100 Tahun Setelah Aku Mati
dengan benua ini, akankah negaraku bisa dikelola serapi ini", bisakah saya mengajak orang2 dinegaraku se tertib ini", sedikit pertanyaan aneh terbesit diotaku, akhir2 ini saya merasa berhutang dengan negara, kenapa" Karena saya sudah bisa sampai tahap ini dengan bantuan negara, dimana uang yang saya gunakan untuk menuntut ilmu dan kegiatan sehari2 saya adalah hasil dari pajak yang dibayarkan oleh orang2 yang membayar pajak negara, saya beberapa kali merenung dan membuat janji kepada diri sendiri, bahwa suatu saat akan ada saatnya saya membalas jasa kepada negara dan masyarakat, paling tidak masyarakat lingkunganku sendiri.
Novita, miska dan dewi, trio cewek itu asik menyusuri jalan dengan berfoto di masing2 spot foto, oh iya tukang fotonya adalah wayan, beberapa kali dia menggerutu karena dia malah tidak ada fotonya, sementara saya yang memang tidak hobiberfoto hanya duduk2 sambil melihat teman2ku berpose, Memang bukan wayan namanya kalau tidak cerewet, dia berhasil memaksaku untuk ikut berpose dengan pose yang aneh2, mulai dari nungging, pose diperbeutkan novita dan miska, pose saya seolah memberikan bunga pada dewi dan pose2 konyol lain yang membuat saya terlalu malu untuk menulisnya disini.
waktu sudah semakin sore, kegiatan seru saya pada hari itu seperti menghapus rasa lelah saya yang mulai terasa. Kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah stand minuman dipinggir jalan, wayan memesan bir kaleng, sedangkan saya dan yang lainya meminum limun.
Semuanya berjalan baik, wayan masih dengan kekonyolanya yang sekarang sedang asik mengganggu wardana dan novita yang memang dikabarkan pacaran, sedangkan miska sedang asik berkutat dengan handphonenya, kemudian dewi sedang sibuk melihat hasil jepretan gambar di kamera poket yang saya bawa. Awalnya dia tersenyum terus sambil mengomentari hasil gambar, tapi ekspresinya mendadak berubah serius, sorot matanya menunjukan tanda tanya dibenaknya, saya yang awalnya hanya memperhatikanyamenjadi penasaran apa yang sedang diamati dewi.
wi, kenapa", kok serius banget"
Dewi hanya menggeleng pelan, matanya masih sibuk menatap screen kamera itu, wi"" tanyaku sekali lagi.
Dewi menoleh kearahku, sambil berbisik dia menyerahkan kamera itu dan
100 Tahun Setelah Aku Mati menunjukan hal yang menarik perhatianya kepadaku.
ada yang aneh zal Ucapnya dengan berbisik pelan sambil menggeser posisi duduknya lebih mendekat kepadaku. Dewi menunjuk beberapa gambar dimana ada kami berpose bersama, tidak ada yang aneh.. kecuali satu hal.. ada seorang anak lelaki yang kami tidak tau siapa itu, baik saya dan dewi tidak menyadari kehadiran anak yang mungkin usianya 5-8tahun itu, dia berada di belakang kami hanya berdiri sambil menatap dengan tatapan kosong di kamera.
Saya dan dewi saling berpandangan dengan bingung, saya tau hal yang membuat dewi bingung adalah pertanyaan. Benarkah itu anak manusia atau......... Saya dan dewi sepakat tidak memberitahukan hal ini kepada teman2 yang lain, menghindari pertanyaan dan tanggapan2 dari teman yang lain.
Pertanyaan timbul dipikiranku, kenapa dengan anak ini"" Dia bukan anak seperti pada umumnya, pada satu gambar yang terekam dia berada di pinggir kami sambil melihatku, tidak mungkin anak ini adalah orang yang kebetulan lewat, karena dia terabadikan secara tidak sengaja dalam banyak gambar. Lama saya dan dewi saling membisu sambil berbisik, sampai ajakan miska untuk pulang kerumah membuat saya menyimpan rasa penasaran saya.
Kami sedang berjalan menuju halte pemberhentian bus terdekat, teman2ku yang lain berjalan didepan sedangkan saya dan dewi masih berdiskusi tentang anak pada potret itu.
ini gak biasa kan zal", lihat dia memiliki ...... tapi dia anak2 biasa tapi kenapa kok....
gelap iya, gelap banget Gelap yang kami maksudkan adalah semacam aura dari anak ini, sseddikit mengenai kemampuan saya dan dewi adalah merasakan hawa atau bisa juga disebut aura, tiap orang memiliki warna sendiri, walaupun dalam medis belum ada teori yang sungguh mampu mengupas tentang aura tapi saya bisa
100 Tahun Setelah Aku Mati
merasakanya, anak itu seperti memiliki kebencian yang sangat, dia seolah memiliki keinginan yang sangat besar akan balas dendam, itu kenapa kami menyebutnya gelap ..
apa dia sama seperti kita""
Pertanyaan dewi mengganggu pikiranku, tapi masuk akal juga, beberapa orang dengan kasus extra dimensional seperti kami memiliki kemampuan mengidentifikasi orang lain, tentunya mereka mampu melihat orang yang senasib dengan mereka. Kemampuan yang saya dan dewi tidak miliki. tidak
trus apa dong" dia lebih spesial dari pada kita
Obrolanku dan dewi terhenti saat wayan berteriak keras memanggil kami yang terpisah lumayan jauh karena berjalan lambat, kami buru2 mengejar yang lain dengan setengah berlari, baru beberapa meter langkah kami terhenti karena melihat anak itu,
Dia sedang duduk di sebuah bangku panjang dipinggir jalan, memakai kaos bergaris dan bercelana pendek, rambutnya sedikit panjang berwarna pirang, dengan bola mata berwarna biru.
Dia duduk menghadap kami dari arah berlawanan, seolah dia tau saya dan dewi akan melewati jalan itu.
hay Dia mengucapkan salam kepada kami, seolah sudah mengenal kami lama. Dan begitu melihatnya, saya paham.. anak ini sangat butuh pertolongan ........
100 Tahun Setelah Aku Mati Part 45 (Brandon : Anak yang kerasukan)
Saya tertegun melihat anak itu, seorang anak yang memiliki sesuatu yang sangat besar didalam dirinya, sesuatu yang saya tidak tau apa itu. Beberapa asumsi dikepalaku mulai membuat beberapa pernyataan dan pertanyaan. Saya dan dewi saling berpandangan beberapa lama, kami saling membuat kode lewat kebisuan kami..
Brandon.... my name is Brandon
Anak itu memperkenalkan diri kepada kami, sorot matanya kosong. Saya sulit membaca apa yang ada didalam diri anak ini, dia mempunyai sesuatu yang tinggal didalam dirinya,,
and you"" Anak bernama Brandon itu bertanya balik siapa kami... saya dan dewi belum menjawab, masing2 dari kami masih heran, atau lebih tepatnya gentar dengan anak kecilyang bahkan belum remaja itu.
Udara disekitar anak itu dalam pengelihatanku seperti berwarna kehitaman dengan sedikit kabut tipis, hmmm..
mark, and she is dewi saya memperkenalkan diri, anak itu tersenyum tipis sambil mengangguk..
nice to meet you mark, you special
Entah apa yang ada dipikiran anak itu, dia hanya berkata seperti tadi sambil melangkah pergi, langkah yang cepat, bahkan terlalu cepat , tapi tidak bisa dikatakan berlari karena langkahnya yang santai, sampai tidak beberapa lama brandon sudah hilang ditengah kerumunan orang yang berjalan, ada sesuatu didalam tubuh brandon dewi berbicara sambil berbisik kepadaku,
kita bahas dirumah wi, ntar temen2 lain pada heboh kalo kita ngomong disini Kami tengah berbicara di dalam tram yang mengantarkan kami menuju rumah hunian kami,
Butuh waktu sekitar 2 jam bagi kami untuk sampai kerumah, dan selama waktu
100 Tahun Setelah Aku Mati
itu saya hanya berpikir tentang seorang anak bernama brandon itu, apa maksudnya, dan ada apa denganya, saya sendiri baru melihat seseorang dengan aura begitu kuat
Sesampainya dirumah saya mengulangi melihat gambar demi gambar yang memuat sosok brandon,
Anak ini berpenampilan rapi, tubuhnya juga bersih, pasti dia masih bersama orangtuanya atau paling tidak ada orang yang merawatnya, dalam salah satu gambar anak bermata biru itu menghadap kamera, tanpa ekspresi wajahnya hanya datar saja, seolah dia tidak memikirkan apapun, tapi digambar lain mimiknya berubah, wajahnya menghadap kearahku, saya men zoom gambar 5 x , sampai terlihat dia menatapku dengan tajam..
Tunggu.. tunggu dulu ... ada sesuatu disamping anak itu...
Ahhh terlalu kabur, resolusi kameraku tidak mampu menangkap dengan pasti gambar apa itu,
Saya yang merasa tidak puas segera menyambungkan kamera digital itu ke laptop untuk tampilan yang lebih besar.. berkali2 saya meneliti tiap gambar yang menampilkan sosok brandon, dan berkali2 pula saya terkejut karena setiap gambar yang memuat brandon selalu dibarengi dengan makhluk lain disampingnya, entah berapa kali saya men zoom in dan zoom out gambar2 itu untuk meyakinkan saya bahwa itu bukan efek cahaya atau benda lain, benar... itu memang sosok makhluk tak kasat mata... makhluk halus, mungkin terlalu halus sampai saya dan dewi yang harusnya bisa melihat sosok itu tidak merasakan kehadiranya didekat kami...
Saya meneguk kopi dimeja belajarku, sambil memainkan pointer yang mem preview gambar2 yang tadi sore kami ambil..sosok berambut panjang berantakan dengan tangan yang panjang, dia mengenakan semacam gaun berwana merah, tidak jelas sosok pada gambar itu karena keterbatasan kamera saya , tapi saya yakin makhluk itu yang membuat brandon menjadi seperti itu ...
zal... Seseorang memanggilku dibarengi dengan ketukan pintu,saya yakin itu adalah
100 Tahun Setelah Aku Mati
dewi. masuk aja wi, gak dikunci seruku dari dalam kamar tanpa beranjak dari kursi tempat duduku.
zal, aku masih penasaran deh, anak itu tadi lohh, itu gak biasa. Kita harus.........
Kata2 dewi terhenti begitu saya menunjuk layar laptop, tanpa berkomentar dewi mendekatkan matanya ke layar, dan sama seperti saya tadi dia memainkan fungsi zoom in dan zoom out untuk meyakinkan dirinya,
kamu ngrasain kehadiranya gak tadi" tanyaku kepada dewi, Dewi langsung menggelengkan kepalanya tanda dia juga tidak mengetahuinya. ini mungkin yang merasuki brandon zal
tapi bagaimana bisa kita gak bisa liat dia wi"
mungkin dia jauh lebih tua dan kuat dari jin manapun yang pernah kita lihat zal, sampe bisa menyamarkan kehadiranya
Saya berfikir, apakah iya" . kalau memang benar anak itu dalam bahaya, saya yakin sosok bergaun merah itu bukan makhluk yang bersahabat, aura yang buruk dan gelap...sangat tidak baik jika itu terlalu lama berada dalam diri brandon... jadi menurutmu dia kerasukan wi""
iya, menurutku hal yang paling mungkin sih itu zal
Saya dan dewi kembali berpandangan, masing2 dari raut wajah kami menggambarkan kebingungan,
Kami memang sering melihat sosok jin di sini,tentu saja wujud mereka berbeda dengan di indonesia, jin2 itu merubah wujud mereka sesuai dengan daerah
100 Tahun Setelah Aku Mati
dimana mereka tinggal, tujuanya jelas untuk membuat sosok yang dapat menakuti orang disekitar mereka.
apa kita harus mencari brandon zal"
well,, tapi apa kamu tau apa yang bisa kita lakuin kalo ketemu dia"
Kami sama2 paham, tidak mudah mengusir sosok makhluk halus yang bersemayam dalam satu tubuh manusia, jin jahat kadang memanfaatkan manusia untuk berbuat buruk dan berbuat dosa, di seluruh dunia jin jahat akan melakukan itu, bahkan di indonesia, beberapa orang yang berilmu menyalahgunakan ilmunya untuk bersekutu dengan jin, mereka melakukan ritual2 yang cenderung menyembah selain Tuhan, mendewakan jin2 kotor itu untukmendapatkan keduniawian, jin yang baik biasanya akan menjauh dari manusia, seperti sari yang sebisa mungkin menjauhiku sekarang, sedangkan jin jahat akan mendekati manusia yang bersekutu denganya, mengiming-imingi mereka dengan harta dan lainya, berusaha menjerumuskan manusia yang lalai menuju kemusyrikan. Jin menjebak manusia dengan mengatasnamakan kemuliaan, yang dibayar dengan syarat2 tertentu, kebanyakan manusia yang tergoda akan mengorbankan iman mereka dan akhirnya menjadi budak makhuk yang harusnya derajatnya lebih rendah dari kita,
Tapi yang unik dari brandon adalah dia masih anak2, sangat jarang ada jin yang merasuki anak2, karena anak2 pada umumnya memiliki hati yang masih bersih, belum ada celah untuk jin jahat masuk dan mengendalikan anak kecil. wii"" saya memanggil dewi untuk menanti jawaban dewi. mungkin kita harus cari tau tentang Brandon dulu zal setelah itu apa wi"
100 Tahun Setelah Aku Mati kamu lebih unggul dari aku zal dalam mengusir mereka
Saya kembali mengalihkan pandanganku ke layar laptop, melihat tubuh kecil brandon harus membawa energi negatif sebesar itu, memang hal ini tidak bisa dibiarkan.
Sosok merah itu berada persis dibelakang brandon, sangat tipis dan mungkin orang biasa akan sulit melihatnya, brandon mengingatkanku pada diriku di masa kecil, beruntung saya tidak mengalami kejadian seperti brandon. oke wi, aku setuju
hmmm,.. tapi ada satu hal zal, dari mana kita mulai nyari brandonn"
aku gak tau wi, tapi aku rasa dia tertarik sama aku, jadi mungkin dia yang bakal nyari aku
Malam itu saya mencukupkan diskusi saya dengan dewi, dan memilih istirahat, rasa lelah sudah membuat mata saya menuntut tidur lebih awal... Brandon... pertemuan yang mungkin hanya semenit dengan anak itu membuat saya penasaran ...
****** Saya masih ingat itu adalah hari senin, dari pagi hari saya sudah berada di sekitaran collins street. Saya duduk disebuah kursi kayu panjang yang menjadi tempat dimana brandon mencegat saya tempo hari, sebuah taman kecil yang tak jauh dari tempat itu masih terlihat sepi, hanya ada beberpa orang yang berada disitu yang sedang menghirup udara pagi, saya sengaja tidak mengajak dewi, semalam saya melihat dewi terlihat pucat, saya tidak ingin dia sakit, jadi saya berangkat sebelum dewi keluar kamar.
Saya berjalan menuju taman itu,sambil sesekali mulut saya menyruput kopi yang saya beli di sebuah stand minuman, saya mencoba peruntungan hari itu,siapa tau
100 Tahun Setelah Aku Mati
bisabertemu brandon.. Saya mengeluarkan kamera sambil menjepret beberapa gambar lanscape di taman itu, sambil sesekali berjalan perlahan untuk mengusir rasa bosan. 1 jam... 2 jam... 3 jam..... sudah lewat tengah hari tapi anak yang saya cari tidak muncul, saya juga heran kenapa merasa yakin bahwa akan bertemu brandon disini..
Saya sedang duduk di rerumputan sambil membaca majalah, sampai tiba2 tangan saya merasa panas, cincin galih kelor pemberian kyai terasa panas ditanganku. Cincin yang dipercaya memiliki energi alami dalam mengusir makhluk tak kasat mata itu mulai memunculkan tanda bahwa ada yang datang.
Saya menoleh kekiri dan kekanan mencari penampakan sosok yang membuat tanganku memanas,
Dan benar saja ... sekitar 50 meter dari tempatku duduk saya melihat brandon.. lengkap dengan sosok merah dibelakangnya, saya tidak salah lihat itu adalah sosok berwarna merah yang terlihat marah...
100 Tahun Setelah Aku Mati *Percakapan ditulis dalam bahasa Indonesia*
Brandon sedang berada di bawah pohon jacaranda, pohon yang hampir selalu ada disetiap sudut taman di melbourne, bunganya yang berwarna kontras berguguran dan menjatuhi kepala brandon yang sedang terduduk, tampak murung, yang saya lihat dari kejauhan wajah anak itu tampak murung, atau mungkin dia memang selalu terlihat murung,
Saya ingin mendekatinya, tapi langkah saya terganjal oleh sosok itu, kemarin saya memang tidak melihatnya, tapi hari ini saya dapat melihat makhluk mengerikan itu.
, rambutnya seperti surai singa dengan warna gelap dan pirang dibagian ujungnya, saya tidak bisa terlalu detail mendiskripsikanya, jarak yang jauh membuat visualisasi mata saya kurang maksimal. Meski begitu energi makhluk itu dapat saya rasakan, yang seketika membuat bulu kuduk saya berdiri, hawa dingin mulai menyelimuti leher bagian belakangku, bismillah ...... saya membaca beberapa doa dan mulai bergerak mendekati brandon, posisi brandon membelakangiku, dia duduk bersandar di batang pohon besar itu, sedangkan kepalanya sedikit menengadah, seperti melihat ke awang2, dan persis di sebelahnya pendampingnya terus memperhatikanku .
Semakin saya mendekat, semakin saya bisa mngamati dengan jelas makhluk itu, rahanngnya panjang, giginya tampak menjembul dari bibirnya yang sobek, jika diamati lagi bibir bagian kirinya bahkan sobek sampai hampir menyentuh telinga, wajahnya putih, bukan butih mulus, tapi putih kusam, pucat dan terlihat sangat buruk, kulitnya juga nampaak kendor atau bisa dikatakan sudah berair dan berlendir seperti membusuk, ada sebuah rongga bolong dipipinya yang membuat isi mulutnya terlihat berwarna ungu dan merah darah, sorot matanya menunjukan ekspresi geram, gaun merah melekat ditubuhnya yang sangat kurus, beberapa tulang berwarna kuning gading mencuat keluar dari lapisan kulit tipisnya, dan yang paling membuat saya ngeri adalah energi yang terpancar dai sosok itu,
Sangat.. dan sangat kuat.. butuh konsentrasi untuk mendekatinya, tubuh saya seperti mendapat perlawanan, seperti ingin terpental ... bagaimana saya menjelaskanya ya"mungkin seperti saat kalian mencoba menyatukan 2 buah magnet dengan kutub yang senama, akan ada energi yang tidak terlihat yang mencegah 2 kutub itu saling mendekat, kira2 seperti itulah rasanya. Butuh beberapa menit untuk sampai ke tempat dimana brandon duduk, padahal
100 Tahun Setelah Aku Mati
jaraknya tidak seberapa jauh. Sampai akhirnya saya sampai didepan anak yang bahkan lebih spesial dariku..Entah kenapa saya merasa brandon sangat istimewa.dia memiliki six, seven,eight sense atau mungkin lebih, saya melihat ada sisi lain darinya, dan aura gelapnya mungkin berasal dari makhluk yang mengikutinya itu ...
Saya sudah berada didepanya, tubuhku mengeluarkan keringat, hal yang cukup aneh saat saya tidak melakukan aktivitas berat tapi berkeringat, tidak ada yang saya lakukan selain mengatur nafas, entah kenapa nafas saya memburu, karena aura itu yang membuat sesak atau karena saya takut"
haii Mark Brandon menyapaku tanpa ekspresi, benar saja mungkin dia tidak punya ekspresi lain selain yang dia tunjukan. Wajahnya tampak murung, mimik mukanya juga menunjukan bahwa dia sedang sedih.
hai brandon ... apa yang kamu lakukan disini" mark, kamu tentunya sudah tau aku disini menunggumu ya.. dan disinilah aku sekarang brandon, apa yang ingin kamu sampaikan"
Dia hanya menggeleng, tanpa berbicara, sesekali dia melirik si merah yang berada disampingnya, tanpa ada raut takut diwajahnya, yaa.. brandon tentunya mengenal sosok yang mengikutinya itu ...
Ciuman Selamat Malam Ii 1 Pendekar Gila 32 Serikat Serigala Merah Iblis Segala Amarah 2
^