Pencarian

Lost And Found 2

Lost And Found Karya Andyanstefi Bagian 2


Hmm harumnya. Clara udah bangun belum ya, dasar tuh cewe satu. "De bangun, de" ucapku
"Kenapa ka" ucapnya dan mengucek matanya "Bangun" ucapku
"Hmm, loh ade kok dikamar kaka" Tanyanya kaget "alarmnya" teriak clara clara
Shit aku lupa clara ada dikamarku. Aku check hpku dan benar saja mati. Ayah clara melihat kami tidak ya"
"Gimana nih, mati de, kaka juga lupa" ucapku panik "Aduhh ayah tau ga ya" ucap clra
"Hahaha, lagian kamu dek, nekat tidur dikamar kaka, udah sana mandi dulu baru makan" ucapku "Uhhh, mudah mudahan ayah ga sempet liat"
"Mudah mudahan ayah liat biar kita dinikahin" ledekki
"Maunya, wekkk " ucap clara dan kemudian bernjak ke kamar mandi
Akupun merebahkan badanku ke kasur sembari menunggu clara. Hingga tiba tiba pintu terbuka dan clara berada didepan pintu dengan sehelai handuk pendek yang menutupi tubuhnya. Sial dia mancing mancing lagi.
Kali ini tambah parah dia meletakkan kedua tangannya dipinggang kemudian berputar bak seorang model papan atas.
" " dia tertawa nakal bermaksud menggodaku "Awas ya berani mancing mancing"
"Hahaha" clara pun bersiap untuk lari begitu melihatku yang bangkit dari kasur
"Kena" ucapku sambil memeluk pinggangnya yang masih terbalut handuk begitu dia mencoba berlari kekamarnya
"Ayoloh, siapa suruh mancing mancing" "Eh kak masih ada mba, lepas eh" ucap clara panik "Bodo, salah ade sendiri"
"Ih nanti ketahuan" ucap clara
"Iya iya" ucapku dan melepaskan pelukanku
"Wekkk:P" clara menjulurkan lidahnya kemudian menutup pintu kamarnya
Sial dua kali hari ini aku dikerjai oleh clara. Aku pun beranjak menuju sofa. Clara kemudian keluar dengan pakaian lengkap.
"Hehehe, ayo makan" ucapnya "Iya" ucapku
Begitu sampai dimeja makan..
"Berarti kaka udah sembuh nih heheh" ucapnya "Hmmm"
"Buktinya pancingan ade kena" "Hmmm"
"Ihh ham hem mulu"
"Makan ga boleh ngomong abisin dulu tuh" ucapku "Itu ngomong, issshhh" ucap clara kesal
Aku hanya geleng geleng kepala. Segitunya dia ingin mengetes apakah kondisi kejiwaanku sudah normal atau belum. Kami selesaikan dahulu acara makan kali ini. Setelah makan aku kemudian beranjak kesofa.
"Kaka masih libur kan"
"Masih, sehari lagi lah, besok aja kaka masuknya" "Yes, jalan jalan ya..."
"Aduhhh kaka masih dalam suasana berkabung nih" "Ihhhh"
"Hahaha dirumah aja sih, ngapain kek" ucapku sambil menaik naikkan alisku "Ih kotorkan pikirannya" ucap clara sambil memukul mukul diriku dengan bantal sofa "Hahaha" tawaku
"Seneng deh liat kaka ceria lagi" ucqpnya
"Kan gara gara ade juga, lagian udah kejadian biarin ajalah" "Nah gitu dong ka, jngan cemberut mulu"
"Hehe" Hari itu kami habiskan dengan kemesraan. Kebetulan juga clara sedang kosong kuliahnya. Jadi seharian penuh kami hanya bercanda ria..
Keesokan harinya, aku kembali bekerja. Hmm mungkin aku sangat butuh yang nanya lemburan untuk menutup kembali semua barang yang dulu hilang. Tak lupa aku harus mengurus ijasahku. Bermodalkan sebuh fotocopy ijasah dari pt.
part 26 "Awas ya" ucapku mencoba menakut nakuti clara..
Clara masih juga tidak bergeming. Kemudian aku pun ikut masuk kedalam selimut tapi apa yang kudapatkan. Begitu kupeluk clara dari belakang aku mendengar isak tangisnya. Ku sibakkan selimut yang menutupi tubuh kami berdua
"Kamu kenapa de" ucapku
"De kenapa" ucapku makin panik melihatnya yang tiba tiba menangis seperti ru Ku balikan badan clara menghadapku
"Kamu kenapa"" Tanya ku dan mengusap airmata dipipinya "Hiks hiks"
"Udah udah, kaka ada salah"
"Dia hanya menggelengkan kepalanya" "Terus kenapa"
"Dia menggeleng lagi"
"Aduh udah sini sini" ucapku dan meraihnya dalam pelukanku
Dia menangis cukup lama didalam pelukanku. Aku mendengar ucapannya yang sangat pelan untuk ditangkap oleh telingaku
"Maaf" ucap dia..
Entahlah mungkin aku salah mendengar. Beberapa saat kemudian tangisnya pun reda. Dia menengadahkan wajahnya ke atas melihatku. Aku tersenyum kemudian dia membenamkan wajahnya kembali ke dadaku seolah malu
"Dih barusan nangis sekarang senyum senyum" "Ade cengeng ya"
"Banget" "Hehehe"tawa kecilnya sambil menatapku kembali "Mau cerita"
"Dia menggeleng kembali" "......"
"......" Kami berdua terdiam cukup lama. Menikmati setiap momen yang sedang terjadi. "Makasih ya ka" ucapnya kemudian
"......" aku masih terdiam dan mengangguk kecil menunggunya berbicara lagi "Makasih buat 3 tahun ini, makasih udah mau nerima ade yang banyak kurangnya gini"
" " aku tersenyum
"Kamu sempurna de" ucapku
"Biar manja, cengeng, tapi dimata kaka kamu sempurna, harusnya kaka yang terimakasih karna ade masih mau bertahan dikondisi kaka saat ini, ade selalu ada buat kaka, bahkan disaat kaka susah"
" " clara tersenyum lalu kembalu memelukku "........"
"........" Kami berdua terdiam kembali. Sampai suara telepon membuyarkan momen indah ini. "Dari siapa" tanya clara
"Nih anak monyet" ucapku menunjukan nama "hendro dilayar" "Ishhh orang dikatain monyet"
"Biarin ganggu aja" ucapku dan melempar hp ke samping "Coba angkat, takutnya penting"
"Iya iya" ucapku dan mengangkat telepon itu "Halo dro.."sapa ku
"........." part 27 "halo dro" sahutku dengan malas "........"
"nyaut ga lu nyet, gw matiin nih" ucapku geram "sensi amat bu, lagi mesra mesraan nih ye" "iya ganggu banget lu"
"hahaha sorry sorry, gw cuma ngajakin lu jalan nih berempat kita" "yaudah, lu sms in aja tempat sama waktunya"
"hahaha nanggung ya mas bro"
"bodo ah" dan panggilan pun ku putuskan sepihak. "hahaha sensi amat ka"
"au ah, ga jelas tuh orang" "ada apaan"" tanya clara "ngajakin tahun baruan besok" "yes jalan jalan"
"hahaha seneng amat"
"kan kita jarang jalan jalan kaka lembur terus" "iya iya" ucapku mengalah
entahlah aku menangkap sesuatu yang disembunyikan oleh clara, entah apa pastinya aku tak tahu. Aku mengambil selimut lalu berbaring. Hendro benar benar merusak moodku malam ini "Yah masa mau tidur sih tahun baruan"
"Trus ngapain" "Keluar yuk" "Yah, udah jam 1 ini masa keluar udah telat dek" "Ihhh, bodo ah" ucap dia
Kemudian dia berbring membelakangiku dan menutup tubuhnya dengan selimut "Yah ngambek, ayo jalan emang mau kemana jam segini, udah pada nutup kali" "Beneran" tanyanya antusias
"Yaudah ayo, keburu berubah pikiran nih,tapi sun dulu" Cuppp clara mencium pipiku
"Pipi doang"" ucapku
"Ih banyak permintaan deh udah ayo, nanti balik ade kasih deh bonusnya" "Awas boong ya"
"Iya iya" ucap clara
Kami pun keluar dari kos lalu menuju mobil clara. Selama se jam kami hanya berkeliling ga jelas tanpa tujuan.
"Yah kalo ga jelas gini mending ga ikut deh"
"Dah berenti disana aja" tunjuk ku ke sebuah warung di pinggir jalan besar Clara pun memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Bentar ya" ucapku ke clara lalu keluar dari dalam mobil Aku membeli dua buah teh kemudian kembali ke mobil "Diluar aja yuk" ajak ku ke clara
"Dimana" tanya clara
"Bentar" ucapku lalu menuju warung kembali untuk meminta sebuah kardus.
Aku pun meletakkan kardus itu diatas kap mobil.
"Sini" ucapku ke clara mengajaknya untuk ikut naik ke kap mobil "Bantuin"ujarnya
Akupun membantu clara untuk naik. Kami duduk diatas kap mobil. Clara memeluk lenganku dan menyenderkan kepalanya dipundakku.
"Kaka ga malu diliatin orang"
"Bodo amat dunia cuma milik kita berdua" ucapku
Clara pun tersenyum. Kami menikmati dinginnya angin malam yang menemani momen ini.aku terus menerus memandangi wajah clara. Diterpa sinar rembulan dan lampu jalan yang redup dia tetap memancarkan kecantikannya.
"Udah sihh ahh jangan diliatin mulu" ucap clara lalu menutup wajahnya "Biarin sih pake malu, orang diliatin pacar sendiri"
"Tetep aja, udah ah" ucap dia
"Iya iya udah buka"
"Hehe" senyum clara
"Kaka udah pernah bilang belum"" "Apaan"
"Ade kalau senyum cantik banget, bulan dan bintang aja kalah terang sama kecantikan ade" "Gombal" ucapnya kemudian kembali menyandarkan kepalanya
Kami berdua kembali terdiam menikmati momen ini. Sesekali mobil yang sedang melaju menyorot kami berdua kemudian melihat kearah kami, dua insan yang sedang dimabuk asmara .
Merasa angin malam sudah sangat dingin kami pun memutuskan kembali ke kostan untuk beristirahat. Takut esok hari kami mengantuk saat liburan. Esok paginya aku terbangun dan tersadar satu hal. Aku lupa akan bonusnya
part 28 hari ini tepat 1 januari 2010, kami berempat berencana untuk liburan. entah kemana karena hendro belum mengirimkan sms tempat tujuan. bangun tidur aku langsung membangunkan clara dan menyuruhnya kembali ke rumah terlebih dahulu agar ayahnya tidak curiga clara menginap ditempatku. setelah bersiap siap kemudian aku menyusul kerumah clara. "dry, sibuk banget ya belakangan ini" tanya ayah
"iya yah lembur terus"
"jaga kondisi awas sakit loh" "iya" ucapku
"clara mana yah" tambahku lagi
"lagi dikamar, kemarin tahun baruan kemana aja" "wah dikosan doang yah"
"clara kesitu ga"
"iya cuma langsung pergi lagi sama temennya" "siapa temennya"
DEG sial aku lupa menanyakan ke clara nama temannya siapa. aku harus menjawab apa ini. bisa habis aku kalau ayah tau clara menginap ditempatku
"lupa kenalan yah" alibiku
"ah masa clara ga ngenalin" "tau tuh, jam 1 an mereka pergi" "ooo"
"udah dateng ka" sahut clara dari arah kamarnya untunglah sesi wawancara jadi tidak berlanjut "iya baru juga dateng" jawabku
"pada mau kemana" tanya ayah "jalan jalan yah" ujar clara "wah ayah ditinggal dong"
"hahaha ih ayah udah jaga rumah aja" ledek clara "songong masa ayahnya jaga rumah emang anjing" "ayah yang bilang loh"
"hahaha" aku hanya tertawa menyaksikan ayah dan anak ini "yaudah sana, jaga clara ya dry"
"iya yah" "emang anak kecil dijagain udah ayo ka" "pamitan dulu" ujarku
setelah pamitan, kamu pun berangkat dengan bermodalkan sebuah motor yang kupinjam dari anak kostan selama sehari ini. clara awalnya bingung ini motor siapa.dia juga memberi saran kepadaku untuk kredit motor
"kaka kenapa ga kredit aja"
"kebanyakan pengeluaran nanti de, belum bayar kostan, belum makan, nanti deh kalau kekumpul banyak kaka coba buat kredit"
"kaka belum berani ah ngredit, masih kurang pemasukan kaka, tau sendiri gaji industri farmasi seberapa" ucapku lagi
"ooo" ujar clara
"ngomong ngomong kita kemana" tanya clara "oh iya hendro sama soraya belum ngasih tau tuh" "ih kaka oon bener dah"
"lupa lupa yaudah cari tempat duduk aja dulu baru hubungin mereka" "yaudah"
Setelah menemukan warung dipinggir jalan kami memutuskan untuk berhenti. Diatas motor kami berdua menikmati minuman dingin sembari mencoba menghubungi pasangan itu.
"Oy jadi ngumpul dimana" ujar ku to the point "Oh iya lupa gw sms"
"Setan, jadi kaga nih"
"Iya jadi jadi ngunpul di **** aja jam 10 ini gw baru pengen sip siap" ujar hendro "Monyong lu jam 10 gw belum siap siap ini"
"Yaudah nanti gw tungguin" ujar hendro
"Yaudah yg telat traktir ye.." tawarku mencoba mengelabui hendro. Dia tidak tahu saja kalau aku dan clara sudah saip dan tinggal berangkat kesana
"Anjir jagoan belum siap siap malah nantnag oke jangan alasan lu kalau kalah" "Deal" ujar ku dan klik telepon ku putus
"Ayo dek kita cabut cepetan abisin tuh minuman" ujarku "Ih kenapa sih buru buru" tanya clara
"Kaka taruhan sama hendro hahah, kaka bilang baru siap siap yang telat nyampe sana traktir hahaha"
"Dih kaka boong hehehe, ayo deh" ujar clara
Masih ada 1 jam dan jaraknya tidak begitu jauh ketempat tujuan. Jadi pasti aku bisa sampai lebih dahulu. Dan benar saja begitu sampai disana tanda tanda hendro dan soraya masih belum nampak. Aku dan clara memesan minun terlebih dahulu
"Makan gratis nih hahaha"
"Kaka iseng banget sih" "Biarin ah, hahaha" ucapku
Sekitar 15 menit kemudian, masih kurang jam 10 pagi sih, soraya dan hendro datang. "Anjirr gw dikerjain bilangnya belum siap siap" ujar hendro begitu menghampiriku "Hahaha udah deal ga boleh alesan"
"Iya iya anak setan" ucap hendro "Apaan sih bi", seru banget"
"Udah ga usah dipikirin nih anak setan satu" ucap hendro "Hahaa" aku dan clara hanya tertawa
"Apaan sih ra" tanya soraya
"Ini mereka taruhan yang telat nraktir" "Ooo, lebay deh" ledek soraya
"Tau, mana aku dikerjain bi sama dia, bilangnya belum siap siap" ujar hendro "Dih andry curang banget"
"Pacar lu yang bego ya, mana mungkin orang baru berangkat berani taruhan yang telat bayar hahaha"
"Oh iya hahaha, sialan lu" ucap hendro
Kami pun berbincang bincang kembali. Ditengah keakraban itu handphone ku bergetar sebuah sms masuk tertera dilayar. Sebuah sms dari nomor yang sangat kurahasiakan
part 29 Hingga tiba tiba sebuah sms masuk ke hpku. Sebuah sms dari nomor yang sangat kurahasiakan. Sebuah nomor tanpa nama kontak yang memang sengaja kubiarkan begitu agar clara tidak curiga. Aku hanya hapal 4 angka terakhirnya. 1302. Nomor handphone irma
"Selamat tahun baru dry, kok ga pernah hubungin aku sih" from irma Secara diam diam aku membalas sms irma
"Maaf maaf lupa hehehe, selamat tahun baru juga ya" "Ihhh kok gitu sih, mentang mentang udah punya cewe" balas dia
Aku bingung, kenapa dia marah, aku dan dia sudah tidak ada hubungan apapun.apa hak dia buat cemburu
"Cowo kamu mana, kok ngarepin sms dari aku sih kangen ya" ledekku "Dih geer" balas irma
Karena keasikan sms tanpa sadar aku tersenyum senyum sendiri dan hal itu memancing clara untuk mencari tahu
"Ngapain sih ka, daritadi senyum senyum sendiri" ucap clara "Oh engga ini teman ngirimin sms selamat tahun baru" ucapku gugup "Ohh" ucap clara
Takut clara makin curiga aku pun tak membalas sms irma . Biarlah daripada hubunganku dengan clara berantakan.
Kami masih berbincang bincang hingga sore menjelang dan kami memutuskan pulang. Aku mengantar clara kerumahnya. Ditengah perjalanan.
"Makin mesra ya hendro sama soraya" ujar clara "Iya sama kaya kita hahaha" goda ku
"Masih sore nih kemana kek kak" ujar clara "Kemana ya" ujar ku dan mencoba berfikir "Ah kaka tau, yuk" ajak ku
"Kemana"tanya clara "Udah ikut aja" awabku
Motorpun ku bawa kesebuah tempat wisata dimana disana tersimpan kenanganku dengannya. Tempat wisata dengan aneka rumah adat dialamnya.
"Kok ke sini" tanya clara begitu kamu masuk ke jalan menuju tempat wisata "Iya kesini" ujar ku
Kamipun masuk kedalam masih ada sekitar 3 jam an sebelum ditutup "Yok" ajakku dan menarik tangannya
"Kita mau kemana"
"Ketempat kenangan kita dulu" ujarku
" " clara tersenyum dan menggelayut manja dilenganku "Sayang ga hujan ya ka"
"Iya coba hujan, tapi kayanya sekarang gabisa kaya kemarin deh, pasti rame" ujar ku "Iyasih" jawab clara
Kami pun sampai disebuah rumah panggung dari daerah kalimantan selatan. Kami menuju salah satu tiang penyangga dimana kami dulu berteduh tepat dibelakang tangga dan melawan dinginnya udara saat hujan dengan menggunakan jaket dan saling berpelukan. Sampai disana benar saja masih ramai sekali pengunjungnya.
"Tuh kan" ujar clara kecewa "Iya rame banget" ujar ku
"Bentar deh" ujarku dan meninggalkan clara ditiang itu
Aku membeli sebuah minuman ,makanan ringan dan meminta sebuah kardus. Walaupun ramai bukan kendala buat kami mengenang memori itu.
"Dah duduk sini" ucapku
"Masih inget kan" tanya ku
"Udah lama banget ya ka" ujar clara "Ya, semoga kita terus sama sama" ucapku dan memegang tangannya.
Pengunjung yang ramai hilir mudik tak kami hiraukan. Ada yang sekeluarga ikut berkumpul dibawah juga dengan menggunakan tikar.
"Ih kaka makan duluan siniin cikinya" "Hehehe lagi bengong aja "
"Ih kan lagi liatin itu tuh enak ya kalau punya ibu" ucap clara Aku mengelus rambut nya dan memegang tangannya "Pasti seneng banget kalau keluarga kita lengkap" ujar clar
"Seenggaknya kamu punya ayah de, kamu juga punya kaka, kamu ga sendirian, udah ga usah sedih" ujar ku mencoba menghiburnya
"Terus kaka sampai kapan lari kaya gini" tanya clara "Selamanya" ucapku
"Clara hanya mengangguk kecil" "Maaf ya ka"
"Buat" tanya ku "Aku....."
part 30 "Maaf ya ka" "Buat" tanya ku "Aku....."
"........" aku terdiam menunggu
"Aku ngasih tau kostan kaka ke ka ryn" ucapnya
"Oh jadi ade minta maaf yang kemarin waktu ade nangis ini juga" tanya ku "Eh kaka denger"
"Iya " ucapku "Jadi beneran yang pas kamu nangis gara gara ini" tanyaku lagi "Eh iiii yaa." Ucap clara
Aku merasakan sesuatu yang menganjal disini. Kenapa hanya ngomong "iya" saja dia sampai seperti terbata bata. Entahlah lebih baik ku lupakan tidak terlalu penting.
"Oh, emang ka ryn nanya apaan aja" tanya ku
"Ade ga tau dia cuma nanya kaka sekarang tinggal dimana, awalnya ade nolak eh dia mohon mohon ade ga tega ade kasih aja, kaka ga marah kan"
"Gapapa kok" ucapku dan membelai rambutnya
" " clara tersenyum
"Minta alamat aja pake nanya kamu, ga berani apa nanya langsung" ucapku "Takut kali sama kaka" ledek clara
"Emangnya setan pake takut" ucapku "Hehehe"
"Ciki nya abis nih ka beliin lagi" ucap clara "Yaelah iya iya, awas jangan jalan jalan entar ilang" "Emang anak kecil" ucap clara
Aku pun membeli lagi ciki dua buah. Kami masih berada disana menjelang magrib dan pengunjung satu persatu mulai pergi. Menyisakan kami berdua disini.
"Sini dek" ucapku dan menunjuk depanku
Clara pun berpindah kini dia duduk didepanku. Aku memeluk tubuhnya dari belakang dan menyenderkan kepalaku dibahunya sementara clara menyenderkan badannya ke badanku yang ditopan oleh tiang dibelakang. Aku memejamkan mata menikmati setiap detik di momen ini. Semua terasa melambat seolah olah sang waktu juga ingin menikmati hal ini. Membawa kami ke masa lalu yang sama persis seperti saat ini.
Clara memegang tanganku yang memeluknya dari belakang "Ka"
"Hmmm" "Kirain tidur" "Hehehe nyaman banget de" "Ka"
"Hmmm" "Udah malam nih pulang yuk" "Yuk" ajakku
Kini matahari telah berganti dengan rembulan memaksa kami menghentikan momen indah ini. Aku mengantar pulang clara ke rumahnya. Sepanjang perjalanan dia memelukku dengan erat. Ah sudah lama aku tidak merasakan dipeluk olehnya dari belakang seperti ini.
"Makasih ya ka buat hari ini sama kemarin" ucap clara
" , yaudah kaka pulang ya"
"Ih bentaran kek, mampir dulu, baru juga jam segini" "Iya deh iya" ucap ku dan ikut masuk kedalam rumah clara "Wah udah pada pulang nih, mana oleh olehnya" "Apaan sih yah orang jalan jalan doang" "Ah payah, ayah ga dibeliin apaan gitu" "Emang ayah mau dibeliin apaan, balon hahaha"
"Boleh kalo dikasih hahaha, udah pada makan, itu makan dulu sana" ucap ayah "Iya yah" ucapku
Sampai jam 10 malam akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Clara mengantarku sampai depan rumahnya.
"Dah kaka pulang ya" "Hati hati ya ka"
"Iya" ucapku "Tunggu ka" ucap clara "Apa...." ucapku terpotong
Clara dengan tiba tiba memegang kedua pipiku dan dengan sedikit berjinjit dia mencium bibirku. Wajahnya pun merona, diterpa lampu teras rumahnya sangat terlihat jelas rona wajahnya "Kaka pulang ya" ucapku sambil mengacak rambutnya lalu mencium keningnya "Clara menganggukkan kepalanya"
Dan akupun pulang ke kost ku. Aku kepikiran apa yang ka ryn mau dengan menanyakan kostanku. Hingga akhirnya akupun terlelap. Hari yang sungguh indah.
part 31 2 minggu kemudian. Tepat di hari ulangtahun diriku. Clara sedang berada dirumahku pagi itu. Dia kembali bermalam, untuk merayakan ulangtahunku. Pagi harinya sekitar jam 8 an seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Pagi" ucapnya Aku dan clara secara serempak menoleh ke sumber suara. Seorang perempuan yang sangat kukenal berdiri didepan pintu. Ka ryn
"Pagi" balas ku
"Mau ngapain" tanya ku lembut aku tidak bisa kasar kepadanya. Terlalu banyak jasa dia dihidupku. Walaupun aku benci tapi tidak segampang itu untuk menyakiti dia. Dia orang yang pernah sangat berjasa dihidupku saat kecil
"De, selamat ulang tahun ya" ucapnya
"Iya" jawabku dingin, ternyata dia masih mengingat jelas hari ulangtahunku "Kamu baik baik aja kan" tanya dia
"Iya, ada apaan", langsung aja deh to the point" jawabku "Kaka cuma mau ngasih ini" ucapnya
Dia menyerahkan sebuah kertas undangan pernikahan. Dikertas itu terpampang wajah ka ryn dan bang dion. Akhirnya mereka resmi juga. Ada rasa bahagia dihati ini melihatnya menikah. "Kaka harap kamu mau dateng ya"
"Nanti gw fikirin lagi" ucapku
"Kamu juga ya ra, dateng dong" ujar ka ryn "Aku ikut ka andry aja ka" jawab clara
"Oh begitu, yaudah kaka cuma mau ngasih itu aja" ucapnya kemudian tersenyum "Yaudah" jawabku
"Mama sama bapa minta maaf de, mereka pengen kamu balik lagi ke rumah" ucap ka ryn
"Ga gampang ka, terlalu sakit buat gw tau kenyataan kenapa masa kecil gw selalu diabaikan" jawabku
"Maaf, bapa ga bermaksud begitu kok, kamu maafin mereka ya"
"Udah ga ada keperluan lagi kan yaudah pulang sana, maaf gw belum bisa maafin mereka" Huuuuuhhh ka ryn menarik nafas panjang kemudian ingin beranjak meninggalkan tempat ini. "Bang dion mana" tanya ku
"Itu dimobil" "Panggilin dong" ujarku
Ka ryn pun turun ke bawah, dia mengetuk kaca mobil dan memberikan kode kepada bang dion untuk ikut. Mereka pun kembali menghampiriku
"Bang" ucapku dan bersalaman tangan "Pa kabar dry"
"Baii bang, gw cuma minta satu hal, jagain ka ryn ya buat gw, jangan bikin dia terluka, dia cewe baik gw harap lu jaga ka ryn baik baik, gw ga bisa lagi jaga dia, sekarang ka ryn tanggung jawab lu" ucapku
"Iya gw bakal jagain ryn lu tenang aja" jawab bang dion Seketika tangis ka ryn pecah saat aku mengatakan itu. "Makasih de kamu masih perhartian sama kaka" ucapnya
"Gw ga bisa ka benci sama lu, lu terlalu baik buat gw benci, lu satu satunya orang yang sayang sama gw, begitu juga gw sayang sama lu ka, jaga diri ya" ucapku
"Boleh kaka peluk kamu de" tanyanya
"Untuk yang terakhir kali deh" ucap dia lagi
Aku menganggukkan kepalaku. Ka ryn pun memeluk diriku aku hanya diam berdiri membiarkan ka ryn memelukku sampai puas karena mungkin ini akan menjadi perpisahan buat kami nantinya "Kaka pulang ya"
"Selamat ya ka, semoga kaka baik baik aja, jaga dia ya bang" "Iya dry, yaudah kami pulang dulu" ucap bang dion dan merekapun pergi Aku kembali masuk ke dalam clara pun mengikuti. Clara hanya diam menyaksikan adegan tadi, mungkin dia tidak ingin mngganggu acara tersebut.
"Diem aja daritadi" ucapku
"Hehehe, ade makin kagum deh sama kak" "Kagum apanya"
"Itu tadi, walaupun kata kaka, kaka benci mereka, kaka bisa maafin ka ryn" "Hehehe, dia cewe baik de, ga pantas buat dibenci"


Lost And Found Karya Andyanstefi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Trus kaka mau dateng" tanyanya
"Hmmm" Aku melihat undangan yang ada ditanganku disana tertera tanggal 20 februar 2010. 1 bulan lagi dari hari ini.
"Kaka kayanya dateng" ucapku "Beneran"" Tanya clara kaget "Iya" ucapku
"Mungkin buat yang terakhir kalinya kaka bakal nampakin diri kaka ke mereka setelah itu menghilang"
"Kaka pindah kostan gitu"" Tanya clara
"Ga, palingan kaka bakal bilang kemereka buat ga ganggu hidup kaka lagi" ucapku "Ya semoga mereka ngerti" uacpku
part 32 Hari ini aku dan clara berada disebuah mall mencari hadiah untuk ka ryn. Cukup lama kami berkeliling namun belum menemukan hadiah yang pas. Sampai kami masuk ke sebuah toko accesoris.
"Nah ini" ucapku menunjuk sebuh jam tangan dengan tali dan sebuah bandul berbentuk setengah sayap
"Ih lucu" ucap clara
"Ade juga mau"" Tanya ku "Tapi ga ada lagi tuh" ucap clara "Yah gimana dong" tanya ku
"Yaudah besok besok aja" ucap clara kecewa.
"Yaudah ini kan jam buat ka ryn, tinggal cari jam laki buat bang dion" ucapku Sepasang jam pun sudah kami dapatkan. Bukan sepasang sih hanya 2 buah jam berbeda jenis. Kami pun keluar dari tempat itu dengan kado yang sudah ditangan.
"Sayang banget cuma satu" ucap clara
"Udah nanti kita kesini lagi kapan kapan" hibur ku "Iya" ucapnya
"Ade tunggu bentar ya, kaka ke kamar mandi dulu" ucapku Tanpa sepengetahuan clara akupun kembali ke toko tersebut "Mas yang model kaya gini ada lagi ga"" Tanya ku "Bentar ya" ucap mas itu
Dia menuju rak tempat jam ini ditemukan dan tentunya pasti tidak ada disana. "Bentar ya mas saya cek stok dulu" ujar mas itu dan masuk ke dalam ruangan
"Maaf mas yang model kaya gitu habis, kita ada cuma model ini" ucap mas itu menunjukkan sebuah gelang dengan bandul hati
"Hmm yaudah deh itu aja mas" ucap ku Aku pun kembali ke clara
"Lama amat sih ka"
"Iya maaf maaf, mau ngapain lagi nih jalan jalan dulu apa pulang" "Pulang aja deh, bete disini" ucap clara
"Hahaha yaudah ayo pulang" ucapku Kami pun sudah berada dirumah clara.
"Udah dong gara gara jam masa bete seharian" godaku "Au ah" ujar clara
"Sini tangannya" sahutku dan menarik tangannya kemudian memasukkan gelang itu kepergelangan tangannya
"Maaf ya ga ada lagi kaka cuma dapet ini" ucap ku ke clara "Jadi tadi"" Tanya clara
"Iya" "Ihhhh" ucap clara dan mencubit lenganku "Makasih ya ka, lucu juga yang ini" ucap dia "Seneng deh kalo ade suka" ucapku "Hehehe, besok jadi kan ka"
"Iya besok kita berangkat ke pesta ka ryn, ade harus nemenin kaka" "Iya iya hehehe"
"Yaudah kaka pulang dulu ya" ucapku "Iya makasih ya ka"
"Iya sama sama" ucapku Sampai dirumah aku mengambil sebuah kertas dan menuliskan sebuah surat untuk ka ryn dan bang dion
Quote: Hai ka, ga kerasa ya kaka udah nikah aja, kaka udah buat sebuah keluarga baru. Padahal kayanya baru kemarin gw menangis dikamar setelah dipukul habis habisan dan lu menghibur gw. Makasih ka buat selama ini. Gw sayang sama lu.
Ini ada hadiah kecil dari gw, sebuah jam tangan dengan sebuah gantungan sayap, melambangkan arti diri lu dikehidupan gw, seorang malaikat. Ya lu malaikat gw, dari kecil gw selalu mengidolakan lu, bahkan dulu mungkin tanpa bapa atau mama asalkan ada lu gw seneng banget.
Satu pesan gw ka, jadi orangtua yang selalu perhatian sama anak lu nanti. Jangan seperti mereka. Ga sabar pengen ngeliat keponakan tiri gw. Cepet cepet dapet ade bayi deh hehehe. Itu pun kalau gw bisa melihat keponakan gw.
Jaga diri baik baik ya, jaga kesehatan lu, satu lagi yang ingin gw sampaikan sama lu, sekarang lu udah jadi istri seseorang, tetep setia sama suami lu, jangan sering sering berantem, gw cuma bisa doain lu dari jauh, mungkin saat gw datang ke pernikahan lu itu jadi perpisahan buat kita, gw mohon jangan ganggu lagi hidup gw. Gw udah mutusin buat hidup sendiri. Gw ga bakalan lagi balik kesana. Jadi gw harap lu semua mengerti akan keadaan gw.
Mungkin cuma itu yang pengen gw ucapin . Semoga tuhan memberkati keluarga kaka..
Dari adik, atau mungkin bekas adik lu andry.
Selamat menempuh hidup baru.
Besok adalah hari penikahannya. Pasti mereka semua ada disana, apa aku mampu mengontrol emosiku tanpa harus merusak pesta ka ryn. Yang pasti besok adalah hari yang berat karena aku akan berhadapan lagi dengan mereka semua seorang anak yang terbuang akankah kembali atau besok akankah menjadi sebuah perpisahan untuk selamanya. Kita saksikan esok dijam yang sama. Stay tune terus hahahaha
part 33 Hari itu, hari yang merupakan hari terindah untuk ka ryn. Aku dan clara datang ke resepsi mereka. Saat pernikahan aku sengaja tidak datang. Aku dan clara sedang bersiap siap untuk berangkat kesana. Aku dengan setelan kemeja berusaha semaksimal mungkin dengan pakaianku. Sedangkan clara dengan setelan dress berwarna putih.
Kami berangkat kesana dengan kado yang telah kami persiapkan, tak lupa aku sudah menyelipkan surat itu kedalamnya dan clara yang membungkusnya dengan kertas kado. Begitu sampai disana kami meletakkan kado itu dipenerima tamu. Kalian tau siapa penerima tamunya", ya dia ricky adikku yang pertama. Disampingnya menemani seorang perempuan, entah siapa aku tak tahu, mungkin pacarnya, karena mereka terlihat mesra sekali bercanda ditengah kesibukannya.
Ricky terperanjat begitu melihatku, seolah tidak percaya bahwa sang anak buangan kini mau datang ke pernikahan kaka tirinya.
"Woi de, lama ga ngeliat baik kan"" Tanya ku lembut "Ba... baik bang" ucapnya
"Yaudah gw masuk" "Iya bang"
Aku pun masuk kedalam. Ramai sekali. Hampir semua kerabat, dan semua perkumpulan dari satu marga ada disini. Hmm pasti bakal memakan waktu lama dengan tamu sebanyak ini.
"Langsung naik ka"" Tanya clara sambil menunjuk tempat ka ryn diatas panggung yang sedang menyalami para tamu
"Nanti aja de, takut ngerusak suasana, kita duduk aja dulu tunggu sepi" ucapku "Udah sini kita makan aja, sayang klo ga makan hahaha"
"Ihhh payah kaka mah"
"Dah sini aja kita tunggu sepi" ucapku
Aku dan clara pun terpaksa menunggu, jujur aku masih belum siap bertemu mereka lagi, aku harus menyiapkan mentalku, minimal aku harus menyiapkan kata apa yang akan kukatakan pada mereka.
Sudah 2 jam dan clara mulai terlihat bosan, aduh jadi tidak enak karena membawa dia ikut bersama ku. Aku menarik nafas panjang lalu memberanikan diri untuk naik. Beruntungnya sudah agak berkurang orang yang naik ke panggung
"Ayo dek, kasian kamu bosen pasti" "Beneran" tanya clara
"Iya" ucapku kami pun naik ke atas panggung. saat itu ada sekitar 5 orang lagi yang ikut antrian. dari kejauhan mereka semua melihatku. ada wajah terkejut ada juga wajah bahagia. ya ka ryn tersenyum melihatku, begitu juga bang dion. aku pun sama aku memberikan senyum ku pada mereka.. hingga tiba giliranku untuk menyalami sang mempelai. diawali dari menyalami orangtua bang dion "wah ini adik ryn kan, kok kita ga pernah melihat kamu lagi ya"" tanya ayah bang dion "merantau pak" ucapku dan berlalu begitu saja takut ditanyai macam macam.
clara pun tak luput dari pertanyaan mereka, melihatku yang terus menggandeng clara membuat clara juga di introgasi
"wah sudah ada calon juga rupanya, cantik pula" ucap ayah bang dion. clara pun hanya memberikan senyumnya yang manis. kemudian aku menyalami bang dion
"makasih ya dry sudah datang, kakamu dari tadi udah was was aja kamu ga mau datang" ucap bang dion
"jaga ka ryn ya, selamat buat pernikahannya" ucapku "iya tenang aja" ucap bang dion
"wah calonnya juga ikut, semoga cepet nyusul kita juga ya dry" "amin bang" ucap clara.
kini aku menyalami ka ryn, begitu bersalaman ka ryn langsung memelukku didepan mereka semua
"makasih, makasih de kamu mau dateng, makasih, kaka seneng banget kamu bisa hadir disini" ucap ka ryn
"lu jaga diri ya ka, selamat buat pernikahan lu, gw juga seneng ngeliat lu bahagia, hormat sama bang dion ya, jangan kaya mereka" ucapku menyindir kedua orangtuaku dengan berbisik pada kalimat terakhir
"udah ah ga enak diliat orang banyak, hari bahagia kok nangis" ucapku sembari mengusap airmatanya diapun tersenyum
"makasih ya ra, udah mau dateng"
"iya sama sama ka, semoga pernikahannya diberkati Tuhan" "amin, kalian kapan"
"hehehe tunggu andrynya aja ka" ucap clara sambil melihatku
akupun menjulurkan lidahku ke clara, dan kini tinggal kedua orangtuaku, sejenak aku ragu apakah akan terus melangkah. setelah mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskannya akupun membulatkan tekad untuk terus maju.
"selamat buat pernikahan putri anda" ucapku kepada ibu dan ayahku kemudian berlalu begitu saja, clara pun mengikuti diriku begitu dia memberikan selamat, clara langsung menghampiri diriku "langsung pulang ka" tanya clara
"hmm ade pulang aja deh, kaka mau kelarin semuanya, masih lama kayanya nih acara kelar, takutnya ade bosan" ucapku sambil melihat jam yang baru menunjukkan jam 12 siang dengan perkiraan acara akan selesai malam hari
"daripada nunggu mending keluar dulu" ide clara "wah boleh tuh, yuk" ajak ku
"ayo deh, deket sini yang enak dimana ya" tanya clara "kaka juga ga gitu paham, keliling aja dulu deh, kali aja nemu" "iya deh, daripada kaka nunggu, bosennya setengah mati"
Kami pun pergi keluar, kami menunggu disalah satu rumah makan lalu beberapa jam kemudian kembali lagi ke gedung tersebut. Ternyata acara masih berlangsung, tapi pengantin sudah tidak ada. Hanya terlihat kedua orangtuaku disana.
"Andry mau ngomong sebentar" ucapku pada ayah dan ibuku "Kita kebelakang" ucap ayah
"Ayo de" ajakku
Kami pun kebelakang panggung, ricky dan donny ikut serta bersama kami. Kami menuju ke tempat ka ryn berada. Kini kami semua berada disuatu ruangan. duduk membentuk sebuah lingkaran dengan kursi plastik.
"Udah ngumpul semua kan" ucapku
"Pertama gw pengen ucapin selamat buat ka ryn dan bang dion"
"Kedua gw punya permintaan buat kalian, gw mohon dengan sangat, tolong jangan ganggu hidup gw lagi, kalian ga perlu cari cari gw lagi, tolong biarin gw urus kehidupan gw sendiri tanpa kalian, gw ga butuh kalian"
"Gw mohon jangan datangi gw lagi kecuali kalau memang sangat mendesak, gw harap kalian mengerti, gw begini gara gara gw sadar siapa gw, gw bukan anggota keluarga ini, gw cuma anak haram yang ga diharapkan lahir oleh kalian semua, plis gw harap kalian ngerti"
Aku mengakhiri perbincangan ini dengan menarik nafas dalam. Akhirnya aku bisa mengeluarkan semua isi hati ku. Aku cuma berharap mereka memenuhi permintaanku ini. "Maaf kalau selama ini gw udah repotin kalian semua" ucapku "Ayo dek, urusan kaka sudah kelar sekarang" ucap ku ke clara "Dry tunggu" ujar ibuku
Aku melihatnya menangis. Berat sekali rasanya menjadi orang jahat yang terus membuat beliau berlinang airmata. Tapi memang seharusnya begitu.
"Boleh mama meluk kamu buat yang terakhir kalinya" "Iya" jawabku
Mama pun menghampiriku dan memelukku, diikuti oleh ka ryn yang ikut memelukku. Aku hanya diam membiarkan mereka meluapkan emosinya. Pelukan pun dilepaskan ayah langsung memegang pundakku.
"Kamu jaga diri ya diluar sana, kalau butuh apa apa jangan sungkan buat kembali, kita semua selalu nerima kamu disini, maafin bapa atas semua yang telah kamu alami, bapa emang salah maaf" ucapnya
"Hehe" aku tersenyum sinis
"Kembali", ga akan" ucapku dan berlalu begitu saja, menggandeng tangan clara dan pergi dari tempat itu, pergi dari keliarga ini untuk selamanya.
part 34 Memasuki bulan maret 2010 bisa dibilang hubunganku dan clara mengalami fase kritis. Intensitas pertemuan yang jarang karena kesibukan kami berdua membuat kita sering sekali bertengkar. Kebanyakan waktu, kami habiskan lewat telepon atau sms karena jarang bertemu, dan tak jarang pula kami bertengkar saat itu
Dibulan ketiga ini pula mungkin bisa dibilang aku jenuh menghadapinya yang mulai kembali seperti dulu, egois, dan selalu ingin diperhatikan. Hingga akhirnya kami mulai jarang berkomunikasi. Sampai suatu hari aulia menelpon ku.
Aku tak tahu apa yang ingin dibicarakannya, yang pasti tidak jauh soal curhat seperti biasa "Halo ul" sapa ku
"Mas kayanya kita harus ketemuan deh" ujar aulia "Emang kenapa"
"Nanti aja deh dijelasin kalau kita ketemu, ga enak lewat telepon" "Cowo mana lagi yang bikin lu patah hati"" Goda ku
"Ini bukan soal cowo mas lebih penting, udah kita ketemuan aja" ujar aulia "Yaudah yaudah besok gw kerumah lu"
"Beneran ya, pokoknya kalau ga dateng pasti nyesel" ucap aulia "Iya iya"
Hadehh seberapa pentingnya sih sampai dia tidak mau membicarakan ini ditelepon. Sebenarnya apa yang terjadi.
Keesokan harinya aku pun berangkat ke rumah aulia. Sampai disana aku mengetuk pintu dan disambut langsung oleh orangnya.
"Dateng juga, ayo mas masuk dulu" ajak aulia "Iya iya" ujar ku
Akupun mengikuti aulia masuk kedalam "Minum apaan mas"" Tanya aulia "Apaan aja deh" ujar ku
"Yaudah bentar ya" ucap aulia
Tak butuh waktu lama aulia kembali dengan segelas teh ditangannya "Hmm mulai dari mana ya enaknya" ujar aulia
"Sebenarnya tentang apa" tanya ku "Ini menyangkut ka clara mas"
"Clara kenapa"" Tanya ku lagi penasaran
"Mas tapi jangan marah ke aulia loh, aulia bukannya nuduh, aulia ngeliat sendiri kalau ka clara tuh jalan sama cowo lain" ujar aulia
"Lu liat dimana" tanya ku lagi
"Aulia liat clara sama cowo lain lagi makan waktu itu di cafe xxx, sayang aulia ga sempet moto tapi beneran mas sumpah aulia ngeliat dengan mata aulia sendiri"
"Ga percaya gw, lu salah liat kali" ucapku
Apa benar seperti itu kelakuan clara dibelakangku, apa benar kalau clara selingkuh, tidak mungkin, aulia pasti hanya melihat orang yang mirip clara saja
"Terserah mas deh, aulia cuma ngasih tau mas doang" ucanya
"Aulia tuh peduli sama mas, aulia ga pengen ngeliat mas disakitin kaya gitu, aulia ga mungkin salah liat" ucapnya lagi
"Tau lah ul, gw percaya sama lu tapi masa iya sih clara selingluh, emang sih hubungan gw sama dia lagi renggang sekarang, tapi masa sih dia tega nyelingkuhin gw"
"Nah itu mungkin gara gara hubungan mas lagi masalah makanya ka clara main sama cowo lain, kalau ga percaya mas coba ikutin dia ajah deh"
"Bener juga ya, tapi gw percaya aja lah ul sama dia, hubungan gw sama dia udah lama banget, gw tau dia gimana, gw ga yakin kalau dia selingkuh, paling cuma temennya doang" ucapku masih kekeh kalau clara tidak selingkuh
"Yeh susah deh, kalau temenan masa pegangan tangan, pegang pipi, aulia tuh ngikutin mereka kemarin"
"Huhhhh" aku menarik nafas dalam, susah buatku percaya akan hal ini "Nanti deh ul, gw coba tanya sama dia"
"Mending jangan, mana ada yang mau ngaku kalau selingkuh, mending mas ikutin aja dia" ucap aulia
"Iya deh" ucapku lemas
Berat rasanya mengetahui ini semua. Sungguh tak bisa dipercaya kalau clara ada main dibelakangku, semoga saja aulia salah
"Yaudah ul, makasih ya infonya" ucapku "Sama sama mas,"
Akupun kembali ke rumah dengab fikiran yang penuh, semua isi kepalaku memikirkan apa yang diberitakan aulia. Aku tak akan percaya sebelum menyaksikan itu semua dengan mata kepalaku sendiri.
part 35 Seminggu kemudian bertepatan dengan aku kedapatan masuk malam aku ingin membuktikan kebenaran ucapan aulia. Aku harus tau dulu apakah clara ada kuliah atau tidak "Halo de"
"Iya ka" balasnya
"Ade ada kuliah ga hari ini"
"Tumben ka nanyain ade, kaka kan sibuk terus"
"Yah ade kok ngomong gitu sih, iya maaf kalau kaka sibuk, kerjaan kaka emang ga bisa ditinggal de" ucapku
"Ade ada kuliah pagi ini, emang kenapa ka"" Tanya clara "Engga kaka kangen aja" ucapku
"Mumpung kaka ada waktu, tapi ade kuliah yah" ucapku lagi "Iya nih ade sampe malam, besok sih kosong kaka besok aja datengnya" "Yaudah besok kaka kerumah kamu ya"
"Iya ka, yaudah kaka istirahat, baru pulang kan" "Iya yaudah dah de"
"Dah ka" Hmmm semoga clara tidak curiga. Sial aku lupa menanyakan kapan dia pulang. Aku melirik kearah jam, masih pagi, masih ada waktu untukku beristirahat sejenak.
Jam 12 siang aku bangun dan bersiap untuk memata matai clara. Tapi bagaimna caranya, aku tak punya kendaraan. Ah doni. Tetangga kosku
"Don don" ucapku menggedor pintunya "Apaan" jawab dia
"Gw pinjam motor lu ya, penting nih nanti malam gw balikin" "Yaudah tapi full tank loh"
"Iya iya, thanks don"
Persiapan lancar saatnya eksekusi, akupun berangkat ke universitas clara. Aku berhenti agak jauh dari pintu gerbang, kurang lebih seratus meter, berbaur dengan tukang ojek yang berada disana. Aku tidak boleh lengah. Aku terus menatap kearah gerbang. Entah clara pulang jam berapa. Sepertinya aku harus memastikannya terlebih dahulu.
Aku sms clara "De, nanti pulang jam berapa" tanya ku
"Hmm pulang sih jam 3 ka cuma aku ada kerja kelompok sampai malam" balasnya lewat sms "Ohhh"
"Ada apa gitu ka"
"Ngga kaka cuma nanya aja, yaudah hati hati ya"
Masih ada sekitar 1 jam lebih sebelum clara pulang. Mataku tak lepas menatap ke arah gerbang. Memasuki jam 3 aku makin memperkuat konsentrasiku ke arah gerbang, aku tidak boleh kelolosan.
Deg, jantungku berhenti berdetak aku melihat clara berboncengan dengan seorang laki laki yang menggunakan motor ninja berwarna putih. Clara memeluk mesra lelaki itu dari belakang, memasukkan tangannya ke dalam saku jaket pria itu. Ternyata benar apa yang diucapkan aulia.
Walaupun sakit tak kupungkiri aku bahagia melihatnya bisa tertawa lepas diatas motor bersama pria itu. Senyum dan tawa yang sudah jarang kulihat dari dirinya.
Apa aku harus menyerah"
Tidak untuk apa perjuanganku selama ini kalau aku menyerah begitu saja. Akan kurebut kembali hati clara. Tak akan kubiarkan dia jatuh ke lelaki lain. Aku akan memperbaiki semua, karena ini memang salahku yang kurang perhatian terhadapnya. Aku menyalakan motorku dan mengikuti mereka dari jarak yang cukup aman. Helm full face yang kukenakan turut membantu penyamaranku.
Sampai mereka berhenti disebuah cafe, mereka masuk kedalam dan aku menunggu mereka diluar, aku menunggu ditepi jalan raya menatap lurus kedalam cafe tersebut. Mereka kemudian duduk tepat didepan kaca hingga aku hisa menyaksikan kemesraan mereka. Aku tidak sanggup begitu sakit hati ku melihat ini semua. Huhhhh aku memutuskan untuk berhenti membuntuti mereka. Aku pun melaju ke rumah aulia.
Begitu sampai ke rumah aulia aku langsung memanggil nya "Ada apaan mas"" Tanya aulia
"Lu bener ul, clara selingkuh, tadi gw buntutin mereka" ucapku
"Aulia mah ga bakal bohong mas, aulia juga kesel liat kelakuan ka clara, terus gimana mas, mas mau ngpain abis ini"
"Gw mau perbaikin semua ul, dia kaya gitu pasti ada salah di gw, gw ga mau nyerah gitu aja" "Kalau clara lebih milih dia""
"Mungkin itu waktunya gw nyerah" ucapku part 36
Keesokan harinya sesuai janji ku, aku akan ke rumah clara. Soal kemarin, aku memutuskan untuk menyembunyikannya. Jika memang clara ingin aku berubah maka aku akan berubah agar dia melupakan lelaki itu.
Sampai dirumah clara aku langsung disambut oleh senyumnya, senyum yang sudah sangat lama rasanya tidak terlihat, terakhir adalah saat dia bercanda dengan pria itu
"Hmm ade udah berubah ya, biasanya langsung manja manjaan sama kaka" ucapku melihat gelagatnya yang sudah berubah
Dulu setiap aku datang berkunjung clara pasti langsung menarik dan menggandeng tanganku atau bergelayu manja dilenganku. Tapi sekarang dia langsung berjalan mendahuluiku masuk kedalam "Ih apaan sih ka, udah ah ade bikin minum dulu" ucap clara lalu masuk kedalam Apa yang arus kulakukan. Apa yang musti ku katakan.
"Nih ka" ucap clara dan langung memeluk lenganku seperti biasa "Udah lama ya dek ada hampir sebulan kita ga ketemu" "Kaka tuh sibuk terus" ucap clara
"Yah kan ade juga, kita belakangn ini bentrok mulu jadwalnya" "Iya sih" ucap clara
"Hmm ade ga ada selingkuh kan"" Sindir ku "Apaan sih kaka kok nuduh nuduh" ucap clara marah "Becanda becanda" ucapku
"Soalnya kaka ngerasa ade kok belakangn jadi jarang hubungin kaka aja, takutnya ade ada cowo lain"
"Bodo ah, kaka kok gitu sih" ucap clara merajuk dan melepaskan pelukannya "Iya iya kaka percaya kok" ucapku lalu menariknya lagi kedalam pelukanku "Kaka juga udah jarang banget hubungin ade"
"Hmm maaf ya de, kita perbaikin semuanya ya, kaka kangen banget sama ade" "Iya ade juga" ucapnya
"Bentar ya ka ade ke toilet dulu" "Ga perlu ditemenin kan" "Ihhh, kebiasaan nih kaka" "Heeehehe"
Sepeninggalan clara aku melihat ke arah meja handphone clara tergeletak begitu saja. Aku ambil handphone itu lalu mengecek log panggilan dan sms. Begitu ku melihat hal itu aku makin sakit hati, begitu banyak sms mesra clara dengan pria dengan nama kontak ka ryan dihpnya. Mungkin pria itu merupakan senior dikampusnya
Takut makin sakit hati ku kembalikan hp itu ke posisi semula agar clara tidak curiga. Clara pun kembali. Dia tergesa gesa mengambil hpnya lalu memasukkannya ke saku celananya. Aku berpura pura tidak perduli dengan sikapnya barusan.
"De" ucapku "Iya" "Apa kaka ada yang kurang ya sama ade, kaka pengen ade kalau ada apa apa cerita sama kaka biar kaka bisa perbaikin" ucapku
"Hmm engga kok ka, engga ada" ucapnya
Aku masih ditempat ini sampai sore menjelang. Kmudian aku memutuskan untuk pulang. Ditengah jalan ku mendapat sebuah ide. Aku menuju rumah aulia untuk sekedar curhat ke aulia. "Halo ul" sapa ku
"Eh mas gimana gimana" tanya aulia
"Kabar buruk, clara kayanya emang udah banyak berubah ul, gw lihat sms sms dia sama tuh cowo mesra banget, sakit hati gw ul bacanya" ucapku
"Trus mas masih mau njut"" Tanya aulia
"Gw belum nyerah, gw bakal dapetin clara kembali, kayanya sih tuh cowo senior clara, soalnya nama kontaknya ka ryan gitu"
"Semangat mas, kan mas yang mutusin mau bertahan" ucap aulia menyemangatiku "Yaudah ul makasih ya udah mau jadi tempat sampah gw"
"Iya sama sama mas" ucap aulia
Akupun pulang dengan sejuta fikiran apa yang harus kulakukan kedepannya.
part 37 Sudah hampir dua bulan aku terus menerus memperbaiki kesalahanku. Aku mulai menyempatkan memberi kabar ke clara setiap pagi. Aku tidak ingin clara pergi begitu saja dengan pria lain. Setidaknya jika clara merasakan perubahan yang kualami dia akan kembali ke diriku dan meninggalkan pria itu.
Dalam dua bulan ini pula aku masih sering membuntuti clara dengan pria penunggang ninja itu.
Suatu hari aku membuntuti clara yang kesebuah mall, bermaksud ke bioskop untuk menonton, aku juga pernah mendapatkan clara yang berkunjung ke kostan pria itu. Dua bulan aku terus menerus menahan tikaman dihatiku setiap melihat mereka.
Kalau hanya sekedar berpegangan tangan mungkin aku masih sanggup menahannya. Ada satu hal yang membuatku begitu sakit dan begitu marah. Saat itu pria ninja tersebut mengantar claa pulang. Tapi mereka hanya sampai di gang depan rumah clara. Entah kenapa clara tidak pernah mau sampai masuk ke rumahnya. Mungkin dia takut oleh ayahnya, karena ayah hanya tau aku dan clara masih baik baik saja.
Begitu turun dari motor, pria itu membuka helmnya dan mereka cipika cipiki dihadapnku. Amarahku meluap. Tapi kutahan sampai di kostan. Sampai dikostan aku langsung masuk kedalam mengunci pintu. Aku ambil segelas air untuk mengisi kekeringan ditenggorokanku dan melempar gelas itu ke dinding. Aku kesal, karena aku tidak bisa berbuat banyak. Aku hanya berada dibalik layar mencoba mengontrol setiap adegan tapi yang terjadi sang aktor dan sang aktris malah berakting diluar script yang kuharapkan.
Tak jarang pula aku menyabotase setiap acara mereka. Contoh pada suatu hari saat mereka jalan sepulang kuliah, aku membuntuti mereka. Aky mengambil handphoneku dan mengatakan kalau aku ada di rumahnya sehingga mereka menyudahi acara mereka. Tapi sayang itu hanya bisa kulakukan setiap aku mendapat shift 1 dan shift 3 . Saat aku shift 2 entah apa yang mereka lakukan dibelakangku.
Menjelang ulangtahun clara. Aku mendapatkan sebuah ide. Mungkin ini adalah senjata terakhirku. Aku memafkan segala tindakan clara. Aku memaafkan dia yang telah menyelingkuhi ku. Aku mengikhlaskan kejadian ini. Aku ingin dia kembali. Apapun hasilnya nanti aku akan terima. Saat itu dengan aulia aku menceritakan ideku
"Mas yakin"" Tanya aulia
"Iya ul, tepat dihari ulangtahunya, gw bakal selesain semuanya, gw ga mau lagi cuma ngeliat dia dari jauh, gw ga kuat ul"
"Yaudah kalau mas maunya begitu, tapi emang mas yakin kalau clara lebih memilih mas"" Tanya aulia
"Gw ga tau, kalaupun dia lebih milih tuh cowo, seenggaknya gw pernah berusaha" "Jadi gimana lu mau kan temenin gw"" Tanyaku ke aulia
"Hmm yaudah deh, emang mas tau ukurannya"" Tanya aulia lagi "Ukuran mah gampang ul, kalau kegedean tinggal ganti, yang penting niat gw" "Yaudah kalau gitu, besok ya, mas jemput kesini apa kita ketemuan disana" "Berangkat dari sini aja deh" tawarku
"Oh ok ok" "Yaudah gw balik ya ul" "Iya hati hati mas"
Hari ini aku dan aulia sudah berada disebuah mal, kami langsung menuju area perhiasan.
Ideku adalah tepat dihari ulangtahunnya ini aku akan melamar clara. Bagaimana pun akhirnya aku sudah siap.
Aku berencana membeli sebuah cincin, dengan aulia kuharap dia bisa memilih cincinnya untukku, ya selera perempuan lebih bagus daripada pria.
"Hmm mas mau yang kaya gimana" tanya aulia "Lu pilih aja deh ul, bingung gw"
"Yah kok aulia sih, kan mas yang mau ngelamar" "Gw ngajak lu karena gw percaya selera lu bagus" "Jangan salahin aulia ya kalau jelek"
"Engga hahha" Aulia pun berhenti disebuah toko mas, aku terus mengikuti dia. Dia melihat lihat ke etalase toko "Yang ini aja mas simple" ucap aulia
Aulia menunjuk sebuah cincin dengan sebuah berlian ditengahnya. Badan cincinnya pun hanya lingkaran tanpa motif, ya cukup simple memang tapi elegan.
"Ini aja mas simple, ga aneh aneh bentuknya" ucap aulia "Oh gitu" ucapku
"Yaudah mba coba liat yang itu" "Yang ini mas" tanya mba penjual "Iya"
Setelah melihat lihat sekilas aku pun menjatuhkan pilihanku ke cincin itu. Cincin emas 24 karat. Dengan berat 2, 1 gram.
Semoga saja ini berhasil dan menyudahi semuanya.
part 38 Setelah membeli cincin tersebut akupun kembali kerumah. Disini aku menulis sebuah surat untuknya. Kenapa lewat surat, karena aku tidak ingin bertatap muka dengan clara saat dia memilih. Aku ingin dia betuk betul memikirkan keinginan dia. Aku juga tidak akan tahan akan tangisnya jika hal ini kukatakan langsung ke dia.
Quote: Selamat ulang tahun de, ga kerasa ya sudah 20 tahun, ade sudah makin dewasa. Maaf kalau selama ini kaka banyak kurangnya dimata ade, maaf kalau kaka selalu ngerepotin ade, semoga semua cita cita ade tercapai ya. Jadi seorang guru untuk anak anak kecil yang lucu, semoga ade jadi guru yang ramah dan disukai sama murid muridnya.
Kaka juga mau ngungkapin sesuatu lewat surat ini.
Kaka udah tau semuanya de, apa yang ade lakuin dibelakang kaka selama dua bulan ini, kaka tau semuanya, sebagus apapun ade sembunyiin ini kaka pasti tau. Pria itu pria dengan ninjanya mungkin lebih baik dari kaka, oke itu kaka terima, dia memang lebih baik dari kaka, dia bisa bikin ade tertawa dan bahagia, daripada kaka yang bikin ade marah marah terus belakangan ini karena ga pernah ada waktu buat ade.
Kaka tau semuanya, kamu yang setiap hari diantar jemput oleh siapa namanya ryan ya kalau ga salah. Maaf kalau kaka bongkar bongkar hp ade, kaka ga pernah begini sebelumnya tapi keadaan yang maksa kaka buat obrak abrik hp ade. Kaka juga liat ade yang tertawa lepas saat makan siang sama ryan. Jujur kaka bahagia bisa liat tawa dan senyum ade lagi. Tapi ga dipungkiri hati kaka juga tercabik cabik gara gara itu.
Kaka lihat ade yang memeluk mesra ryan dimotornya, apa itu alasan ade karena kaka ga pernah bisa diandalkan kemanapun ade pergi, setiap jalan bareng ade yang selalu nyetir . Kalau emang itu alasannya kaka terima. Maaf kalau selama ini kaka selalu nolak tiap ade nyuruh kaka belajar naik mobil. Bukannya ga mau, kaka juga kasian dan ga tega tiap jalan ade terus yang bawa mobil, kaka cuma ngerasa ade dan ayah udah banyak ngebantu kaka, kaka ga mau orang lain nganggep kaka cuma mau harta dan kekayaan ade doang.
Biarin kaka malu karena disetirin cewe daripada harga diri kaka diinjak injak oleh orang lain. Udah cukup banyak orang yang mandang kaka lemah, dan rendah. Kaka ga mau lagi. Kalaupun nanti kaka mau belajar nyetir itu kalau kaka udah punya mobil sendiri.
Bersama surat ini kaka juga kasih hadiah buat ade. Sebuah cincin. Jangan diliat dari harganya tapi tolong ade hargain maknanya dibalik cincin itu
Ade mau kan menikah dengan kaka.""
Bukan keputusan yang mudah de, berat buat kaka nerima semua kelakuan ade dibelakang kaka, tapi akhirnya kaka mutusin buat maafin ade, kita mulai lagi semua dari awal, anggap saja ryan tidak pernah ada. Kaka maafin ade atas apa yang ade lakuin.
Sekarang semua keputusan ada ditangan kamu de, kamu mau kan menikah dengan kaka dan mutusin hubungan kamu dengan dia.
Kaka harap kamu pikir dulu masak masak sebelum balas surat kaka ini.kaka terima kalau memang ade lebih milih dia. Kaka belajar buat nerima semua keputusan yang ade buat.
Selamat ulang tahun ade ku tersayang dan tercinta
Dari kaka. Aku melipat surat itu dengan rapi dan memasukkannya kedalam amplop yang tak berlem. Kini saatnya merencanakan kejutan untuk clara esok hari. Dan menunggu jam 12 tepat untuk memberi ucapan kepada clara.
Jam 12 tepat aku menelpon clara "Halo ka" ucap clara lemas "Halo de, dih yang ulang tahun kok jam segini tidur"
"Hehehe makasih ya ka, kaka orang pertama yang ngucapin selamat ke ade"
"Iya, semoga Tuhan memberkati ade ya, oh iya besok kaka kerumah ade ya pagi, kaka pengen rayain ulangtahun ade bareng bareng sama ayah"
" eh jangan ka" ucap clara
"Kenapa" tanya ku
"Besok pagi ade udah bikin janji sama temen temen ade, ade udah terlanjur sama mereka,lagian ayah juga kerja"
"Yah yaudah deh, ade baliknya kapan"" Tanya ku "Mungkin sore ka"
"Oh gitu yaudAh deh sore aja kaka kesananya" "Maaf ya ka"
"Iya" Sepertinya Tuhan memuluskan jalanku. Berarti besok ada kesempatan untukku mempersiapkan kejutan untuknya..
part 39 Keesokan harinya. Pagi hari aku tetap kerumah clara. Awalnya aku berpikir kalau clara memang pergi dengan teman temannya. Tapi beberapa saat kemudian aku baru sadar, bisa saja yang dia maksud adalah ryan.
Jam 7 pagi aku sudah mulai memasuki jalan raya kerumah clara. 100 meter kedepan sudah gang rumahnya. Tapi satu hal yang tak kusangka dugaanku benar. Aku melihat ryan menunggu didepan jalan masuk gang. Aku sengaja melewati gang rumah clara. Aku turun dari angkutan umum agak jauh dari gang itu. Aku bersembunyi dibalik tembok bangunan. Memperhatikan ryan yang menunggu didepan gang.
Tak begitu lama clara pun keluar. Die menghampiri ryan. Sedikit ber cipika cipiki, kemudian clara naik ke motor pria itu. Senyumnya, ya senyum clara terlihat begitu bahagia. Tanpa sadar akupun ikut tersenyum dibalik hatiku yang menangis. Aku bahagia melihatnya berbahagia. Inikah akhir dari semuanya"
Akhir yang sangat tidak kuharapkan, sebuah kenyataan yang sangat tidak kuinginkan. Clara lebih memilih pria itu daripada diriku. Masih adakah diriku dihatimu de". Masih adakah".
Apa ini waktunya aku menyerah, ya aku menyerah ini sudah diluar kuasaku. Sudah terlihat jelas bahwa tak ada lagi diriku dihatinya.
Mereka pun pergi melewatiku. Aku menyembunyikan diriku. Begitu mereka menjauh, dengan langkah gontai aku berjalan memasuki gang rumah clara. Berat, berat sekali rasanya langkah ku ini. Kupikir aku akan sanggup menghadapi semuanya, ternyata begitu sakit, begitu menusuk.
Aku sampai dirumah clara. Memasukkan kuncipun aku gemetar. Badanku lemas bagai tak bertulang seluruh semangatku runtuh sudah. Aku masuk kedalam kemudian duduk disofa. Berdiam diri meratapi nasib yang selalu tidak berpihak kepadaku.
Aku ambil surat yang sudah kupersiapkan itu. Kusobek menjadi 6 bagian. Kemudian aku menuju kamar clara. Aku mencari buku kosong. Kusobek kertas dihalaman tengahnya. Aku hendak menulis surat yang baru untuk clara. Surat perpisahan mungkin.
Kertas sudah kudapatkan tinggal mencari pena untuk menulis. Aku menggeledah setiap sudut kamar clara untuk mencari pena. Ketemu. Aku menemukan sebuah kotak pensil berbentuk tas bening berisi berbagai macam alat tulis. Aku memilih warna merah. Ya cocok sekali dengan hati ku saat ini yang mungkin sudah berdarah
Quote: Selamat ulang tahun de, semoga panjang umur, semoga semua cita cita ade tercapai semuanya.
Mungkin ini adalah surat terakhir dari kaka. Dihari ulang tahun kamu sebenarnya kaka pengen akhiri semuanya. Kaka udah tau kalau kamu selingkuh dibelakang kaka. Selama ini kaka simpan semua rapat rapat.
Dihari ini pula sebenenarnya kaka berniat melamar kamu tapi apa yang kaka dapat""
Mana katamu yang mau pergi bersama teman teman". Apa cowo itu yang dimaksud teman temanmu". Jadi kamu lebih milih pergi bersama dia dibanding kaka".
Kaka terima de semuanya. Kaka terima, maaf kalau selama ini kaka udah ngerepotin kamu terus dan cuma bisa bikin kamu marah, mungkin kalau dengan laki laki itu kamu bisa bahagia kaka juga turut bahagia.
Kamu mau tau apa tujuan kaka untuk hidup setelah kaka ninggalin orangtua kaka", itu kamu dek, kaka bernazar kalau kaka bakal bikin kamu bahagia. Dan sekarang sepertinya tujuan kaka tercapai walau bukan karena kaka. Kaka seneng ngeliat kamu bahagia sama dia.
Makasih de buat semuanya, salam buat ayah, tanpa kalian hidup kaka bukan apa apa. Tanpa kalian mungkin kaka sekarang hanya sebuah nama yang terukir indah dibatu nisan saja. Tanpa kalian kaka ga bakal bisa seperti sekarang. Kaka berhutang budi sama kamu dan ayah. Kaka udah anggap ayah sebagai ayah kaka sendiri.
Awalnya kaka mau ngasih cincin ini untuk melamar ade, tapi setelah kaka melihat bahwa kamu lebih milih dia, kaka kasih ini sebagai hadiah dari kaka, kenang kenangan terakhir dari kaka, karena cincin itu sekarang sudah ga berarti lagi. Makna didalamnya sudah musnah.
Mungkin nanti kaka bakal kerumah ini lagi. Entah kapan. Yang pasti kaka butuh waktu buat hati kaka. Jujur sakit sekali hati kaka tapi tak apa. Kaka bakal simpan luka ini.
Makasih buat semuanya. Jaga cincin ini baik baik ya, kaka sayang sama kamu


Lost And Found Karya Andyanstefi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku menulis surat itu dengan genangan air mata yang membasahi wajahku. Sungguh berat menulis ini semua. Akhir yang sangat sangat tidak kuharapkan. Perpisahan yang begitu menyakitkan. Entah apa aku masih bisa bertahan untuk terus melanjutkan hidupku.
Hancur, aku hancur, kini tujuan ku telah musnah. Apa lagi yang bisa kujadikan sandaran untuk terus bernafas. Melihatnya bahagia bersama orang lain" Apa aku mampu".
Aku masukkan surat yang baru kedalam amplop dan meletakkan cincin beserta kotaknya diatas amplop itu. Aku memandangi sobekan sobekan surat yang pertama. Sebuah lambang dari perjuanganku yang kini hanya menjafi sampah. Aku ambil semua sobekan itu. Aku satukan. Aku baca kembali. Lalu ikut kumasukkan kedalam amplop tersebut. Kuambil surat kedua. Kutambahkan beberapa kata dibawahnya
Quote: "Sobekan surat yang pertama kaka buat, atau mungkin sekarang bagi kamu ini hanya sampah mohon dibaca juga ya, biar kamu tau dan sadar. Jangan kaya gitu lagi ya dek, semoga kamu bahagia."
Kukemas semuanya kembali. Kutumpuk kembali amplop itu dengan kotak cincin. Kemudian beranjak pergi menginggalkan rumah ini. Sampai dipintu aku menatap pintu itu lama lama. Rumah ini menyimpan begitu banyak memori. Aku akan rindu rumah ini. Termasuk rindu akan penghuni rumah ini. ayah dan clara
part 40 entah kenapa fikiran ku penuh dengan rencana mas andry. aku tidak pernah bisa menebak fikirannya. dia selalu punya cara sendiri buat nyelesain masalah. bagi orang lain mungkin mas andry bodoh, sudah diselingkuhi dia masih mau pertahanin ka clara.
hari ini sekitar jam 8 pagi mas andry datang kerumahku. dari jauh dia tersenyum. hmm berhasilkah semua rencana dia".
"gimana mas" tanya ku
"gw gagal ul" ucapnya masih dengan senyumnya
"gw gagal ul gagal gw nyerah ul, dia lebih milih cowo itu daripada gw" ucap mas andry lalu tiba tiba menangis
aku kaget bukan main melihatnya yang tiba tiba menangis seperti itu, pasti berat sekali rasanya merelakan orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain.
"yang sabar ya mas, mas pasti bisa dapetin yang lebih baik daripada ka clara" hibur ku "gw nyerah ul gw ga tau lagi harus ngapain"
"mas ga boleh nyerah, mana mas yang aulia kenal, mas yang selalu bisa bertahan sebesar apapun badai yang menerjang mas"
"mana mas yang dulu, mas yang kuat mas yang ga gampang nyerah"
"masa gara gara ka clara doang mas nyerah, banyak cewe yang lebih baik dari dia, airmata mas terlalu berharga buat nangisin ka clara"
mas andry menarik nafas panjang. masih menundukkan kepalanya dan menangis tersedu sedu. aku tidak tega melihatnya dalam keadaan seperti ini.
"makasih ya ul buat selama ini udah bantu gw berusaha"
"sama sama mas, aulia juga pengen liat mas bahagia, kalau mas memang milih bertahan buat ka clara, ya aulia cuma bisa dukung"
"hem" ucap mas andry lalu tersenyum "terus mas udah ngapain aja"" tanya ku
"gw udah bikin surat ya mungkin surat terakhir buat dia, gw ga tau lagi abis ini mau ngapain" "mas ga mau usaha lagi, telepon dia kek atau ngapain"" tanyaku lagi "udah cukup ul 2 bulan ini gw nahan sakit, gw udah ga sanggup lagi"
Kami pun terdiam cukup lama. Akupun kebelakang membuat minuman untuk mas andry, pasti berat rasanya. Entah kenapa aku bisa merasakan sakit yang dirasakan oleh mas andry. Entah lah aku tidak tau apa ini. Tapi ini sungguh sakit. Melihatnya yang menangis seperti itu membuat dadaku sesak.
"Minum dulu mas" "Iya ul makasih"
Kami kembali terdiam. Mas andry pandangannya begitu kosong. Menatap lurus kedepan tapi entah apa yang dia lihat. Tak ada lagi mata seperti biasa yang selalu terlihat berapi api dan cerah. Kemana semua keceriaan mas andry pergi"
Aku hanya memperhatikannya terus. Kami berdua hanya saling terdiam. Jarum jarum jam begitu jelas terdengar mengisi kekosongan yang ada diantara kami.
"Yaudah ul gw pulang dulu ya" ucap mas andry "Hati hati ya mas"
"Iya makasih" Sosok tubuh itu pun menjauh. Mas andry orang yang sangat berjasa dikehidupanku. Dia yang membuat ku berani untuk berbicara ke orangtuaku secara langsung. Dia yang membuat ku yakin kalau sesuatu dapat dirubah jika kita mau. Dia sebagai contoh dalam setiap tindakanku.
Andai dia tahu, aku menyukai dirinya. Sakit rasanya memendam rasa ini. Apalagi setiap dia curhat mengenai ka clara. Perempuan tak tahu diri yang sangat beruntung yang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari mas andry.
Mungkin ini yang dibilang cinta tak harus memiliki. Aku cuma bisa mendukung setiap keputusan yang dia buat agar dia bahagia. Karena melihat tangisnya hatiku ikut menangis.
Mas andry, seorang pria yang paling kuat yang pernah kukenal, seorang diri hidup ditambah lagi masalah yang selalu datang tak pernah bisa membuatmya menyerah. Dia bagai singa dipadang gurun yang begitu sepi. Tanpa buruan dan berusaha untuk bertahan hidup dan dia membuktikan kalau dia mampu. Tapi sekarang, hanya karena cinta dia kehilangan dirinya sendiri. Begitu besarnya kah cinta mas andry terhadap clara"
jam 3 sore, 5 jam setelah mas andry pergi dari rumahku, seseorang mengetuk pintu. CLARA.
"mau ngapain lu kesini" ucapku geram akibat kelakuannya "andry dimana ia, plis kasih tau aku andry dimana" "buat apaan ga puas lu sakitin dia"
"aku ngaku aku salah ia, plis kasih tau kasih tau aku andry dimana, aku mohon" ucap clara sambil berlutut memeluk kakiku
"gw ga tau tadi emang dia kesini setelah itu gw ga tau" "plis kasih tau aku"
"kalaupun gw tau gw ga bakal ngasih tau, mendingan lu pergi, gw ga bakal biarin andry disakitin lagi sama lu"
Akupun membanting pintu dihadapannya. Aku begitu benci dia. Aku mengambil hp ku dan menelpon mas andry
"Halo mas, tadi clara nyari mas ke rumah aulia" "Hah, beneran ul"
"Iya" "Wah sampe nyari ke rumahlu dia" "Ada apaan sih "
"Nanti deh gw ceritain, dia udah balik belum" "Udah sih"
"Yaudah gw kerumahlu sekarang, males gw ngeliat muka dia" ucap mas andry part 40
entah kenapa fikiran ku penuh dengan rencana mas andry. aku tidak pernah bisa menebak fikirannya. dia selalu punya cara sendiri buat nyelesain masalah. bagi orang lain mungkin mas andry bodoh, sudah diselingkuhi dia masih mau pertahanin ka clara.
hari ini sekitar jam 8 pagi mas andry datang kerumahku. dari jauh dia tersenyum. hmm berhasilkah semua rencana dia".
"gimana mas" tanya ku
"gw gagal ul" ucapnya masih dengan senyumnya
"gw gagal ul gagal gw nyerah ul, dia lebih milih cowo itu daripada gw" ucap mas andry lalu tiba tiba menangis
aku kaget bukan main melihatnya yang tiba tiba menangis seperti itu, pasti berat sekali rasanya merelakan orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain.
"yang sabar ya mas, mas pasti bisa dapetin yang lebih baik daripada ka clara" hibur ku "gw nyerah ul gw ga tau lagi harus ngapain"
"mas ga boleh nyerah, mana mas yang aulia kenal, mas yang selalu bisa bertahan sebesar apapun badai yang menerjang mas"
"mana mas yang dulu, mas yang kuat mas yang ga gampang nyerah"
"masa gara gara ka clara doang mas nyerah, banyak cewe yang lebih baik dari dia, airmata mas terlalu berharga buat nangisin ka clara"
mas andry menarik nafas panjang. masih menundukkan kepalanya dan menangis tersedu sedu. aku tidak tega melihatnya dalam keadaan seperti ini.
"makasih ya ul buat selama ini udah bantu gw berusaha"
"sama sama mas, aulia juga pengen liat mas bahagia, kalau mas memang milih bertahan buat ka clara, ya aulia cuma bisa dukung"
"hem" ucap mas andry lalu tersenyum "terus mas udah ngapain aja"" tanya ku
"gw udah bikin surat ya mungkin surat terakhir buat dia, gw ga tau lagi abis ini mau ngapain" "mas ga mau usaha lagi, telepon dia kek atau ngapain"" tanyaku lagi "udah cukup ul 2 bulan ini gw nahan sakit, gw udah ga sanggup lagi"
Kami pun terdiam cukup lama. Akupun kebelakang membuat minuman untuk mas andry, pasti berat rasanya. Entah kenapa aku bisa merasakan sakit yang dirasakan oleh mas andry. Entah lah aku tidak tau apa ini. Tapi ini sungguh sakit. Melihatnya yang menangis seperti itu membuat dadaku sesak.
"Minum dulu mas" "Iya ul makasih"
Kami kembali terdiam. Mas andry pandangannya begitu kosong. Menatap lurus kedepan tapi entah apa yang dia lihat. Tak ada lagi mata seperti biasa yang selalu terlihat berapi api dan cerah. Kemana semua keceriaan mas andry pergi"
Aku hanya memperhatikannya terus. Kami berdua hanya saling terdiam. Jarum jarum jam begitu jelas terdengar mengisi kekosongan yang ada diantara kami.
"Yaudah ul gw pulang dulu ya" ucap mas andry "Hati hati ya mas"
"Iya makasih" Sosok tubuh itu pun menjauh. Mas andry orang yang sangat berjasa dikehidupanku. Dia yang membuat ku berani untuk berbicara ke orangtuaku secara langsung. Dia yang membuat ku yakin kalau sesuatu dapat dirubah jika kita mau. Dia sebagai contoh dalam setiap tindakanku.
Andai dia tahu, aku menyukai dirinya. Sakit rasanya memendam rasa ini. Apalagi setiap dia curhat mengenai ka clara. Perempuan tak tahu diri yang sangat beruntung yang mendapatkan cinta dan kasih sayang dari mas andry.
Mungkin ini yang dibilang cinta tak harus memiliki. Aku cuma bisa mendukung setiap keputusan yang dia buat agar dia bahagia. Karena melihat tangisnya hatiku ikut menangis.
Mas andry, seorang pria yang paling kuat yang pernah kukenal, seorang diri hidup ditambah lagi masalah yang selalu datang tak pernah bisa membuatmya menyerah. Dia bagai singa dipadang gurun yang begitu sepi. Tanpa buruan dan berusaha untuk bertahan hidup dan dia membuktikan kalau dia mampu. Tapi sekarang, hanya karena cinta dia kehilangan dirinya sendiri. Begitu besarnya kah cinta mas andry terhadap clara"
jam 3 sore, 5 jam setelah mas andry pergi dari rumahku, seseorang mengetuk pintu. CLARA.
"mau ngapain lu kesini" ucapku geram akibat kelakuannya "andry dimana ia, plis kasih tau aku andry dimana" "buat apaan ga puas lu sakitin dia"
"aku ngaku aku salah ia, plis kasih tau kasih tau aku andry dimana, aku mohon" ucap clara sambil berlutut memeluk kakiku
"gw ga tau tadi emang dia kesini setelah itu gw ga tau" "plis kasih tau aku"
"kalaupun gw tau gw ga bakal ngasih tau, mendingan lu pergi, gw ga bakal biarin andry disakitin lagi sama lu"
Akupun membanting pintu dihadapannya. Aku begitu benci dia. Aku mengambil hp ku dan menelpon mas andry
"Halo mas, tadi clara nyari mas ke rumah aulia" "Hah, beneran ul"
"Iya" "Wah sampe nyari ke rumahlu dia" "Ada apaan sih "
"Nanti deh gw ceritain, dia udah balik belum" "Udah sih"
"Yaudah gw kerumahlu sekarang, males gw ngeliat muka dia" ucap mas andry part 42
"Mas itu angkat sih kasian banget ka clara" "Biarin aja"
"Kali dia beneran mau berubah" "Bodo ah"
Aku masih di rumah aulia sampai jam 9 malam entah sudah berapa puluhan telepon dan sms yang kuterima. Tapi sejam terakhir sudah tidak ada panggilan dan sms yang masuk. mungkin clara sudah menyerah. Aku pun memutuskan untuk pulang.
Jam 10 malam aku sampai di kostan. Dari jauh aku melihat seorang perempuan, sedang duduk disebuah banhku kayu didepan pintu kamarku. Dia menunduk memegang handphone dengan kedua tangannya.
Ini sudah malam seharusnya dia pulang. Aku sejenak ragu untuk masuk kekostan ini. Aku belum siap untuk bertemu dirinya. Tapi lambat laun pasti kami berdua akan berjumpa.
Akupun melanjutkan langkah ku, aku masuk kedalam kos kosanku. Aku berdiri tepat didepannya. Perlahan dia mengangkat wajahnya. Wajah yang begitu sedih. Air mata mengalir deras dipipinya. Dia kaget melihatku yang berdiri didepannya.
"Kaka" sahutnya lirih
"Mending kamu pulang, ini udah malam, nanti ayah nyariin" "Maafin ade ka, maafin ade" tangis clara dan langsung memeluk badanku "Lepas, udah terlambat, sekarang pulang" teriakku
Aku melepaskan pelukan clara dengan agak kasar.
"Ga mau ade ga mau pulang, plis ka maafin ade maafin ade" ucap clara lagi dan kembali memelukku
"LEPASIN GW" teriak ku dan melepaskan pelukan clara dengan paksa hingga clara terjerembab ke lantai
Seketika aku langsung menghampirinya yang terjatuh dengan keras. Aku tidak ingin di terluka "Maafin kaka , kaka ga sengaja" ucapku
"Ga papa ka, kaka tampar ade pun ade terima, tapi plis ka maafin ade"
"Sekarang kamu pulang ya, ade ga salah kok, dah ya udah terlambat semuanya" ucapku lembut "Ga mau ade ga mau pulang, plis ka maaf" clara masih memohon mohon sambil menangis "Pulang sekarang" aku aGak mengeraskan suaraku
"Ga mau ade ga mau pulang"
"PULANG" teriakku didepan wajahnya
Perempuan ini sungguh keras kepala. Kalau dia tidak mau berakhir seperti ini seharusnya dia berpikir sebelum berani untuk selingkuh
"Terserah kamu lah" ucapku lalu membanting pintu Duk duk duk clara mengetuk pintuku berkali kali "Ade mohon ka maaf"
"Maaf ka, maaf"
"Ade ngaku salah, plis ka maafin ade" "Ka ade mohon"
Aku berlutut dibelakang pintu. Mendengarnya yang mengetuk pintu sambil memohon seperti itu begitu mengiris hatiku. Aku masih cinta dengan dia, tapi bayang bayang dirinya bersama pria lain tak pernah bisa lepas dari kepalaku. Sakit, hatiku sakit.
Clara makin menjadi jadi tangisnya dihadapan pintuku. Aku tak sanggup mendengarnya menangis seperti itu. Aku membuka pintu ku
"Masuk" ucapku Aku menarik tangannya untuk masuk kekamar lalu mengunci pintu "Maafin ade ka plis ade mohon ka" sambil memegang tanganku
"Udah terlambat de, udah telat, ga ada yang perlu dimaafin lagi, kaka udah maafin ade , tapi maaf kaka ga bisa"
"Plis ka ade ga mau pisah sama kaka, ade salah ka, ade salah ade mohon ka ade mohon" "Ga bisa de, kaka terlalu sakit , apa kamu ngerasain, engga kan, kamu malah seneng seneng sama cowo itu"
"Ade udah putusin dia ka, plis ade mohon ka ade minta maaf" "Sekarang baru kamu putusin dia, selama ini apa hah" ucapku "Hiks hiks"
"Udah kamu istirahat sana"
"Hiks hiks" clara masih menangis, menggelengkan kepalanya
"Arghhhhh kenapa lu keras kepala, gw sakit tau, gw sakit diselingkuhin sama lu, sekarang lu baru minta maaf, terlambat" teriakku
"Hiks hiks" "Sekarang mending kamu tidur, kaka udah ngantuk" ucapku lalu menuju kasur.
Aku merebahkan diriku terlentang dikasur menatap langit langit kamar dengan cat yang mulai terkelupas. Memandang lampu yang menyilaukan mata. Clara masih berdiri ditempat itu. Masih dalam tangisnya yang tak kunjung reda
"Bodo ah" ucapku dalam hati yang melihat clara masih tak mau beranjak
Lama kelamaan aku jengah juga dengan sikapnya yang selalu kekanak kanakan dan keras kepala seperti itu. Aku tarik tangannya dengan paksa menuju tempat tidurku. Clara terperanjat. Aku hempaskan tubuhnya kekasur.
part 43 Lama kelamaan aku jengah juga dengan sikapnya yang selalu kekanak kanakan dan keras kepala seperti itu. Aku tarik tangannya dengan paksa menuju tempat tidurku. Clara terperanjat.kemudian ku hempaskan tubuhnya ke kasur
"ga usah nangis, ga guna, sekarang istirahat, berhenti bersikap kekanak kanakan, coba dewasa, jangan apa apa nangis, kamu harus terima kenyataannya kaka ga bisa, sakit de kalau kamu tau,sakit, sekarang tangisan kamu, maaf kamu ga bakal balikin keadaan, udah sekarang tidur besok kamu kaka antar"
aku menarik nafas dengan cepat berulang ulang. mengucapkan hal seperti itu ke clara merupakan sebuah kemajuan yang besar. aku pun merebahkan tubuhku menyamping membelakangi clara. clara memeluk tubuhku dari belakang. kemudian dia menarik tanganku untuk berhadapan dengannya.
"kenapa lagi" "plis ka ade mohon ka, plis tolong ka maafin ade, ade rela ngelakuin apa aja asal kita bisa sama sama lagi, ade rela ka"
"udah tidur besok kamu kaka antar" "ka"
"ARGGGHHHHH" ucapku gusar dan mengacak acak rambutku.
aku bangkit dari tempat tidur beranjak keluar dan membiarkan clara dikamar sendiri. aku benci seperti ini.
andai kamu tahu de, kaka masih sayang sama kamu, tapi kaka cuma belum yakin kalau kamu ga bakal seperti itu lagi. ryan. cowo itu apalagi dia sekampus sama kamu. pasti bakalan ketemu setiap hari. dia juga pasti ga ttima mu putusin bsgitu saja. kalau emang kamu ngerasa kurang bahagia sama kaka, kaka teruma biar kamu sama dia, .cukup kaka yang terluka. berdarah darah pun aku rela asalkan kau yang berdansa diatasnya.
aku duduk dibangku kayu, memandang kepekarangan. kemana semua anak kost ini biasanya jam segini masih pada hidup, apa mereka tahu kalau bakal terjadi perang disini. susah sekali memejamkan mata ini. semua hal selama seharian ini terus menerus berputar mengelilingiku. tak membiarkan ku lupa sedetikpun. terus terulang terulang membuat rasa sakitnya makin berlipat lipat.
udara yang semakin dingin membuat ku beranjak dari luar. aku masuk kekamar. aku tutup pintu lalu kukunci. aku duduk tepat dibelakang pintu. memandang clara yang sepertinya tertidur dengan mata sembab akibat menangis. saat tidurpun wajah nya masih menyiratkan kesedihan yang begitu dalam "maaf de, maaf ini terlalu sakit buat kaka, kaka ga sanggup" "kamu ga salah , bukan cuma kamu yang salah, kaka juga"
"kaka ga bisa jaga kamu, kaka ga bisa bahagiain kamu, kaka ga bisa bikin kamu senang" "semoga kamu bisa dapat yang lebih baik dari kaka"
aku mengucapkan itu semua. dalam terpaan sinar lampu yang redup aku melihat bulir bulir airmata di mata clara. diA belum tertidur. biarlah biar dia tahu apa yang kurasa.
aku hanya duduk dibelakang pintu clara juga sepertinya belum tertidur. malah airmatanya makin banyak yang keluar. dia menutup mulutnya dengan tangan berusaha meredam suara tangisnya. tanpa terkendali akupun sama. aku menangis. aku menangis karena semua hal yang telah ku korbankan, segala hal yang telah kuperjuangkan harus berakhir seperti ini.
part 44 kami pun akhirnya tertidur karena kelelahan. bukan lelah raga melainkah hati kami berdua yang lelah. jiwa kami telah begitu terkuras hari ini. Aku terbangun dan menyadari aku tertidur didepan pintu. Aku melihat ke arah tempat tidur. Dia sudah bangun terlebih dahulu. Dia merapatkan kakinya dan membenamkan wajahnya disana.
Aku bangkit kekamar mandi. Kemudian keluar dari sana aku menghampiri clara. "Yuk pulang" ajak ku
Dia mengangkat kepalanya memperlihatkan wajahnya yang mulai kehilangan cahaya indah. Begitu suram. Sembab dikedua matanya begitu jelas.
Dia pun mengangguk, aku menyodorkan tanganku kepadanya. Dia meraih tanganku dan aku membawa dia menuju jalan raya. Aku memberhentikan sebuah taksi. Karena tidak mungkin kami naik angkutan umum dalam keadaan seperti ini.
Sampai dirumah clara. Bertepatan dengan hari minggu saat itu.
"Kaka pulang ya, jaga diri kamu, maaf kaka ga bisa lagi jaga kamu, maaf juga kalau selama ini kaka ngerepotin kamu, terimakasih buat 3 tahun yang sangat indah buat kaka, kaka ga bakal bisa lupain kamu" ucapku
Aku meraih kepalanya dan menciun keningnya. Sebuah ciuman perpisahan dariku
Clara pun memeluk tubuhku, dia membenamkan wajahnya didadaku. Kembali menangis sepertinya karena bahunya mulai bergetar dan aku merasakan basah dibahuku.
"Semoga kamu bisa dapetin yang lebih baik dari cowo biasa macam kaka" "Kaka pulang ya" ujar ku dan melepaskan pelukan clara dari tubuhku Begitu aku melangkah untuk pergi clara memanggilku "Ka tunggu" ucapnya
Aku membalikan badan. "Tunggu sebentar" ucapnya lagi kemudian masuk kedalam
"Kaka bakal lebih butuhin ini daripada ade, ade juga ngerasa ga pantas buat nyimpen ini, ade udah khianatin kaka" ujar clara yang memberikan cincin itu kepadaku
"entah ade ga tau apa ade sanggup tanpa kaka"
setelah clara mengucapkan itu tiba tiba ayah keluar "loh ngapain diluar " tanya ayah
aku pun menghampiri ayah. aku meraih tangannya kemudian mencium telapak tangan itu. "makasih yah buat selama ini mau nerima andry disini, makasih atas bantuan ayah sama clara" "andry pamit ya yah, maaf andry ga bisa jaga clara lagi" ucaplu
"bentar bentar ini ada apaan"" tanya ayah
"kami udah mutusin buat ga lanjut yah" ucap ku "loh kenapa" tanya ayah
"hmm susah yah buat dijelasin" jawabku
"aduh kalian ini gimana sih, masa pisah gitu aja, apa ga bisa diomongin baik baik, ayah udah percaya banget sama kamu dry, malah ayah berharap kamu bisa nikah sama clara, tapi kok ini tiba tiba putus, coba jelasin"
"aduhh susah yah, yaudah andry pamit ya, makasih yah, makasih juga de" ucapku dan kemudian pergi.
aku keluar dari gang rumah clara hingga tiba tiba aku mendengar suraa langkah kaki yang mendekat dengan cepat. aku membalikan badan dan hupp clara langsung memelukku "ka, maafin ade, ade ga sanggup ka, ade cinta sama kaka" ucapnya
"udah ya, dijalanan nih malu, dah ya kaka pergi" ucapku dan langsung memberhentikan angkutan umum yang lewat.
aku duduk dibarisan belakang. angkutan umum pun bergerak aku terus memandang wajahnya yang sedang menangis kian menjauh. huhhh berakhir sudah..
Part 45 End Hidup itu sebuah pencarian. Pencarian jati diri, kebahagiaan, tujuan, harapan dsb. Dan saat kau memutuskan untuk mencari hal itu berusahalah sampai kau menemukannya. Jika kau menemukan apa yang kau cari jaga hal itu baik baik. Karena jika tidak maka kau akan merasakan apa yang dinamakan kehilangan.
Seperti hidupku. Dari awal aku mencari sebuah kasih sayang dari keluarga ku, aku terus mencari dan mencari namun tak kunjung ku temukan. Aku terus berusaha, bukan bukan aku, melainkan mereka yang menemukan dan memberikan jalan untuk ku bisa merasakan kasih sayang itu. Aku telah menemukan hal pertama yang kucari. Tapi apa, begitu aku mendapatkannya semua hilang dan berganti darinkasih sayang menjadi benci
Aku juga mencari sosok perempuan yang pertama kali mengajarkanku cinta. Sosok perempuan yang kudapatkan dan hilang. Namun saat aku menemukan dia kembali, kita baru sadar kalau kita berbeda, aku dan dia takkan bisa bersatu, akhirnya aku memutuskan untuk membiarkannya hilang dan pergi kembali
Aku yang kehilangan arah dan tujuan hidupku kini mulai mencari lagi tujuan yang baru. Seorang clara telah menyadarkanku bahwa aku tidak sendiri. Aku bisa berbagi rasa sakit itu dengannya. Aku telah menentukan tujuan baruku, membuatnya bahagia. Tapi sayang aku tak pernah sampai ke tujuan. Sebuah jurang besar berisi rasa sakit akan pengkhianatan menghambat jalanku. Aku tak pernah sampai di ujung jalanku, aku gagal mencapai kebahagiannya. Lantas akupun kehilangan dirinya.
Kemanakah pencarianku akan berlanjut. Akan kah aku terus mencari atau aku ditemukan. Lost & Found
Tamat side story 1 Aku pergi dari rumah clara untuk pulang ke kostanku. Sebuah sms masuk kedalam hp ku "Maaf"
Ya kata maaf dari clara. Tangan kananku memegang hp dan tangan kiriku memegang cincin yang dikembalikan oleh clara. Kamu memang ga pantas buat simpan ini de, tapi ga bakal ada seorang pun yang pantas nerima ini selain kamu. Karena cincin ini ku beli hanya untuk kamu. Cincin ini sudah tak berarti lagi. Esensi dan arti didalamnya sudah hilang menyisakan hanya perhiasan biasa.
Aku berhenti disebuah jembatan. Memandang air yang berada disana. Ku genggam erat cincin itu. Aku menarik nafas panjang lalu melempar cincin itu ke bawah. Pergilah. Pergilah. Bawa pula hatiku bersamamu.
Aku kembali meneruskan perjalananku. Aku sampai dikostan. Sejenak aku memandang tempat ridur. Tempat terakhir dimana sosok clara berada. Aku merebahkan diriku dikasur. Bersandar pada dinding. Airmata. Kasurku kini basah oleh airmata. Aku menyentuh bagian kasurku yang basah oleh airmata. Sosok clara seolah hadir disana dan aku membayangkan mengelus rambutnya.
Aku menggelengkan kepalaku. Apa aku gila". Aku pun merebahkan diriku. Memandang kearah clara kemarin tidur. Kembali aku merasa kami sedang bertatap mata. Pergilah de pergi. Suruh bayang bayangmu pergi.
Aku keluar dari kamar. Duduk dibangku kayu. Meletakkan kedua tanganku dibangku. Aku merasa kembali clara duduk disampingku.memegang tanganku. Aku tersenyum kesamping ke bayang bayangnya. Aku gila aku gila.
Aku masuk kembali kekamar untuk mencuci muka. Tapi bayang bayngnya tetap selalu ada. Aku kesal aku benci dengan keadaanku kini. Aku memukul mukul tembok kamar mandi hingga tanganku luka dan berdarah.
Aku kebingungan harus melakukan apa. Aku mengambil hp ku dan menelpon seseorang. Aku perlu tempat untuk berbagi. "Aulia"
"Halo ul, lu udah pulang" "Lagi dijalan nih mas"
"Oh gitu ya, yaudah gw kerumah lu ya, gw butuh lu banget ul" "Kenapa emangnya"
"Nanti aja deh" jawabku lirih Aku pun berangkat ke rumah aulia Sampai disana aulia masih belum pulang hanya ada anita. "Loh ka andry, ka aulia belum pulang ka"
"Yaudah gw nunggu nit"
"Ka andry kenapa""
"Ga ga kenapa napa" ucapku sambil memberikan senyum palsu. "Yaudah nunggu didalem aja ka"
"Iya" jawabku Tak lama kemudian aulia dan orangtuanya pulang. Senang akhirnya bisa melihat mereka akur seperti itu. Masih teringat jelas saat saat aulia menangis dihadapanku karena tidak tahan dengan kelakuan orangtuanya
Quote: Saat itu, jam 10 malam, aulia datang kekostanku, kostanku yang sebelumnya terbakar.
"Loh ul" ucapku kaget saat membukakan pintu dan aulia berdiri disana sambil menangis
"Lu ngapain malam malam gini, lu kenapa, kok nangis" tanya ku
"Mas, hiks hks"
"Tenang dulu ada apaan, siapa yang jahatin lu"" Tanya ku
"Hiks mas" "Yaudah masuk dulu" ajak ku
Aulia pun duduk dikasurku. Aku mengambilkan minum untuknya
"Minuk dulu" Aulia mengambil gelasku dan meminumnya. Tangisnya pun mulai mereda
"Aulia benci mas sama orangtua aulia"
"Aulia benci" "Emang kenapa" "Mereka berantem lagi, bapa mukul mama mas, aku ngeri kalau dirumah itu, mereka selalu berantem, aulia benci mas "
Aku menarik nafas lagi. Ini yang kutakutkan. Sebuah ketidakharmonisan sebuah keluarga dan sebuah luka yang disimpan rapat rapat oleh aulia dibalik sikap cerianya.
"Lu tenang dulu ya"
"Hiks kenapa sih mas mereka ga mikirin anak anaknya gimana, kenapa mereka cuma mkirin mereka doang"
"Kalau gitu lu ngomong" ucapku
"Lu udah dewasa, udah waktunya lu ikut campur urusan mereka"
"Lu bukan anak kecil lagi ul, ini boleh urusan pernikahan mereka, tapi lu anak mereka ul, lu berhak buat ikut campur, mereka ga bisa mutusin segala hal gitu aja"
"Gw takutnya nih ya, hmm maaf, makin lama kaya gini, engga mungkin kalau mereka bakal cerai, eh tunggu katolik ga ada cerai kan"" Tanya ku
"Aulia mengangguk"
"Yah takutnya mereka pisah tempat tinggal, pisah ranjang gitu istilahnya"
"Lu bilang ul ke mereka, lu omongin semuanya, lu yang paling gede, coba jadi panutan buat anita, anita jugacudah gede lu berdua ga bisa diem aja, apa perlu gw bantuin lu"
"Aulia menggeleng"
"Lu berani kan ngomong sendiri"
"Aulia kembali menggeleng"
"Yaelah, yaudah gw bantuin deh, yuk pulang" ajakku
Aku mengantar aulia pulang kerumahnya. Aku mengetuk pintu. Sosok laki laki keluar.
"Kamu lagi" ucapnya geram
"Aulia kenapa kamu sama anak bajingan ini" ucap ayahnya
"Masuj kamu bikin orangtua khawatir aja" ucap ayah aulia dengan memaksa
"Hei....., " teriakku
side story 2 Quote: "Hei....., " teriakku
"kenapa hah, dia anak saya, bocah kaya kamu punya hak apa ngelarang saya" teriak ayah aulia geram
"lepasin aulia" teriak aulia
"mending aulia ga punya orangtua kalo kalian gini terus"
"ayo mas" ajak aulia
aku tersenyum. "lu selesain sendiri ya, lu bisa kok, gw pulang ya ul"
"eh mas aulia ikut" ucap aulia
"udah lu disini aja, lu omongin baik baik sama mereka"
dan akupun pergi menunggalkam mereka untuk mengurus keluarga mereka sendiri. aku tak berhak ikut campur. Lagipula aulia sudah bisa berbicara lantang seperti itu.
dan hasilnya hari ini aulia pulang bersama kedua orangtuanya dari gereja bersama sama. begtu akrab mereka terlihat.
"eh andry, udah lama" tanya ayah aulia "belum pak" jawabku
"nit udah bikin minum belum" ujar ibunya
"udah ma, liat dong" jawab anita dengan berteriak dari dalam "ngobrol diluar aja yuk mas" ajak aulia
"ayo deh" ucapku
"ada apaan"" tanya aulia begitu kami sudah sampai diteras "kaga gw pengen curhat aja" ujar ku sambil tersenyum
"kemarin clara ada dikostan gw, dia mohon mohon sama gw, tadi aja ini gw baru nganterin dia balik, lu tau ga ul dia balikin cincin gw, dia ngerasa ga pantas gitu gara gara udah khianatin gw ul" "gw bingung aja ul harus ngapain lagi sekarang, rasanya ada yang kurang aja gitu" "duh yang lagi patah hati" goda aulia
"ah lu mah ul hibur gw kek ini malah ngeledek"
"hahaha kan mas sendiri yang mutusin, kenapa bingung, yee"
"tau ah, gw ngerasanya kaya malas aja ngapa ngapain, belum lagi clara terus menerus hubungin dan sms gw bikin gw makin susah buat lupain gw, nih sekarang aja ul gw udah kaya orang gila, gw ngeliat dia dimana mana"
"wah hebat ya ka clara, mas bisa sampai segitunya" ujar aulia sembari tersenyum
entah senyumnya kali ini berbeda dari biasanya. ada maksud tersembunyi dari senyum itu. dan saat itu aku memilih tidak terlalu menghiraukan hal itu.
"taulah ul, gw bener bener ga semangat banget"
"semangat dong mas, masa gara gara gitu doang langsung hilang semangatnya" "Hehe" aku tersenyum pahit
Setelah menumpahkan semua curahan hati kepada aulia akupun kembali kekostan. Sama seperti kemarin clara sudah berada disana ditempat yang sama. Duduk dibangku kayu. Tapi sekarang sudah tak ada tangisnya lagi. Dia tersenyum walau terlihat sangat memaksakan begitu melihatku. Mau tak mau akupun membalas senyumnya.
"Siang ka" "Hemm" jawab ku lalu duduk disampingnya "Mau ngapain lagi sih" tanya ku
"Maafin ade ka"
"Udah kaka maafin, ade ga usah minta maaf terus" Wajah clara mulai kembali menyiratkan kesedihan
"Ade ga mau ka kita putus, ade bingung jelasin ke ayah, ayah nanya ade mulu"
"Yaudah bilang aja kalau kaka selingkuh kalau emang kamu ga berani bilang yg sebenarnya, atau bilang apa kek, kita udah ga cocok, berantem terus , terserah kamu lah"
"Ayah minta kaka datang ke rumah buat jelasin"
"Kaka ga bisa" Claramenghela nafas "Apa ga ada kesempatan lagi ka buat ade" "Untuk sekarang ga, entah nanti" jawab ku "Berarti masih ada"" Tanya clara
"Ga tau , udah ah ga penting, kaka mau istirahat, kalau ga ada yg penting lagi mending kamu pulang" ucapku agar perbincangan ini segera berakhir
Clara pun bangkit berdiri. Kemudian beranjak pergi dengan mobilnya. Sejenak dia sempat menengok kebelakang dan melihatku sebelum masuk kemobil
Sepertinya aku masih bimbang dengan hubungan ini. Aku belum bisa tegas. Dihadapannya aku selalu berkata diplomatis karena jujur aku masih janggal dengan keadaan ini. Keadaan dimana aku berbincang dengannya tapi tanpa sebuah status


Lost And Found Karya Andyanstefi di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

side story 3 "Halo dry" sapa soraya lewat telepon "Iya kenapa ya"" Tanya ku
"Lu beneran putus sama clara dry"
"Iya emang kenapa, lu tau darimana"" Tanya ku "Semalam clara yang bilang sama gw"
"Oh berarti udah tau kan putusnya gara gara apa"" Ucapku sinis "Udah sih, tapi masa sih ga bisa baikan lagi"
"Gw tanya sama lu apa rasanya diselingkuhin.. oke kalo lu mungkin ga liat secara langsung waktu hendro selingkuh, gw lihat ya, pasti lu ngerti lah rasanya"
"Tapi kan gw aja bisa maafin hendro masa lu engga sih dry" "Jangan samain gw sama lu ya, gw beda"
"Aduh sayang banget, pikirin lagi deh dry"
"Gini deh ya, gw tau lu sahabatan sama dia, tapi disini gw pengen lu gausah ikut cmpur deh ya urusan gw sama clara, gw emang ga bisa balikan lagi sama dia"
"Yah" ucap soraya
Akupun memutuskan telepon soraya. Tak lama berselang hendron pun ikut menghubungi ku Sial pasti bininya nih yang ngadu biar hendro berusaha membujukku.
"Udah bilang aja lu pengen ngerayu gw buat balikan sama clara" ujar ku to the point
"Hahaha anjir lah langsung ditebak, iya sih soraya nyuruh gw tapi gw bodo amat lah, gw ga berhak ikut campur"
"Nah itu lu tau"
"Santai aja dry, gw dukung lu kok, soalnya gw juga pernah selingkuh, gw bisa rasain lu kok, gw aja setengah mampus minta maaf ke soraya"
"Good good, dah kan , lu bilang aja ke bini lu ga berhasil" "Jelas lah masa gw bilang gw dukung lu bisa ga dapat jatah gw" "Prett lah kaya berani aja lu"
"Wah songong, lu jangan bilang bilang ya sama soraya, gw sama dia tuh udah pernah nyet" "Wah kampret gila lu anak orang dimakan juga"
"Lepas kendali gw"
"Dah ah pagi pagi bikin stress aja lu" "Hahaha"
Hari ini aku memutuskan untuk menghindar sebisa mungkin dari clara. Aku sudah berkoordinasi dengan anak anak kost untuk memberitahu kalau clara berkunjung kembali.
Seperti sore ini sepulang kerja, aku menghabiskan waktu ku di tempat kerja, aku pulang sengaja lebih lama karena menurut informan, sedang ada clara dikost ku. Aku pulang setelah anak kost memberitahu kalau clara sudah pulang.
Seperti itu lah setiap harinya. Bermain kucing kucingan demi menghindari soraya. Lama kelamaan anak kost juga kerepotan harus membantuku terus. Aku juga merasa tidak enak kepada mereka. Dan keputusan ku ambil. Aku memutuskan untuk pindah kost.
Seminggu kemudian. Aku sudah berada dikost baruku. Kost yang agak jauh dari kost lama. Kurang lebih sepuluh kilometer. Beruntungnya pas kepindahan clara tidak berkunjung jadi dia tidak tahu kalau aku sudah pindah.
Masalah berikutnya adalah nomor telepon. Mudah sebenarnya kalau aku ingin berganti nomor. tapi kendalanya adalah soraya. Dia pasti bisa dengan mudah meminta hendro untuk memberitahu nomorku kemudian membocorkannya ke clara.
Keputusan sulit ku ambil. Aku mengganti nomorku tapi tetap menyimpan nomor lama. Dan nomor baruku kali ini soraya dan hendro pun tidak tahu.
Hidupku mulai aman sejenak. Tidak ada clara dalam keseharianku. Beberapa bulan kemudian. Clara datang ketempat kerjaku. Dia menunggu ku diluar.
Dia menghampiriku "Kaka kenapa menghindar, kenapa ka" ucap clara "Eh eh jangan disini, jangan ngobrol disini, kita cari tempat" Clara mengangguk kemudian mengajakku masuk kemobilnya. Tapi kami tidak beranjak "Disini aja deh" ucapku
"Kenapa kaka menghindar dari aku, kenapa ka"
"Apa kaka salah", kaka cuma pengen lepas dari kamu, lepas dari semua hal tentang kamu, maaf, tapi ini keputusan aku de, aku pengen sendiri dulu, aku harap kamu ngerti"
"Hiks hiks, ade sakit ka kaya gini, ade ga sanggup"
"Kamu pasti bisa, udah ya kaka pulang, kaka harap kamu ga usah cari kaka lagi ya" "Clara menggeleng"
Entah apa arti dari gelengan kepala tersebut. Aku keluar dari mobil dan berlalu dari tempat itu. Tempat kerja ku sudah tidak aman. Aku harus mencari tempat kerja baru. Ya harus. Agar aku bisa lepas total dari dirinya
side story 4 3 bulan kemudian. Aku sudah berada di temat kerjaku yang baru. Sebuah perusahaan dibidang perakitan panel dan otomasi industri. Disini aku bekerja dibagian wiring atau perakitan.
Hari ini aku menuju rumah aulia. Kini cuma dia yang tahu keberadaanku dan ku yakin dia tidak akan membocorkan keberadaanku ke clara.
"Mas jalan jalan yuk" ajak aulia "Kemana" tanya ku
"Kemana kek, daripada mas murung terus" ucap ailia "Males ul"
"Yahhh" ucapnya kecewa
Dia selalu berusaha untuk menghiburku. Walau hampir setiap usahanya selalu gagal, dia todak pernah menyerah. Sungguh perempuan yang luar biasa.
Bekerja ditempat yang baru ini lumayan menyenangkan. Pekerjaan tidak selalu ada tiap hari. Kita bekerja berdasarkan proyek dan semua ada batas waktunya. Jadi jika selesai sebelum jangka waktu banyak waktu santainya.
Kebiasaan disini adalah seringnya karyawan untuk mengerjakan proyek diluar kota. Pertama kali aku mendapatkan tugas di bandung, sebuah perusahaan obat cair. Selama dua minggu aku dan tim ku ada disini.
Yang kedua adalah jogja. Ini kedua kalinya aku dijogja. Kali ini aku hanya punya 4 hari disini. Bukan masalah proyek. Hanya ada lelang yang harus kuhadiri. Tepatnya aku hanya menemani bosku saja.
3 hari dijogja jadwalku padat acara hanya lelang tender dan observasi ke tempat perkara. Hari terakhir akhirnya ada waktu kosong. Kurang lebih jam 10 pagi kami sudah bebas. Saat itu kami ke jogja 3 orang. Aku, rekan tim, dan bos.
Akupun menghubungi irma "Halo ma" ucapku
"Ih andry tumben nih, kemarin emana aja ga ernah hubungin aku"
"Sibuk, oh iya aku lagi dijogja nih, yah hari terakhir sih, ketemuan yuk, yah bete aja jalan jalan sendirian"
"Boleh boleh, ketemuan di alun alun lagi aja ya" ucap irma "Boleh deh, yaudah gw langsung kesaa"
"Iya" Tak lupa aku berpamitan kepada boss dulu. Aku pun berangkat. Ternyata irma sudah sampai disana. "Hai dry"
"Hai ma" jawabku
"Ada acara apaan lagi nih, perusahaan" Tanya irma "Iya"
"Enak ya dapet jalan jalan mulu" " " aku hanya tersenyum
Tempat ini dan beberapa tempat lainnya begitu mengingatkanku pada clara. Dahulu aku berharap bisa membawa dia kesini menikmati suasana kota jogja dan sekarang semua sirna. "Dry dry" ujar irma sambil melambaikan tangannya diwajah
"Eh kenapa" ujar ku kagey
"Kamu ga papa kan dry" tanya irma "Eh engga engga" jawablu
"Gimana kamu sama clara, udah sampai mana nih"" Tanya irma "Gw udah putus"
"Eh maaf aku ga tau" "Iya gpp"
Sekilas aku melihat kilauan cahaya dijari manisnya. Sebuah cincin emas. "Kamu udah tunangan, apa nikah"" Tanyabku
" " irma tertawa
"Wah ternyata kamu duluan ya"" Ujarku
"Trus cowo kamu ga marah kamu ketemu sama aku"" Tana ku "Ya jangan sampai ketauan"" Ujar irma
"Maaf ya ma kita ga bisa kaya gini, gw ga mau cowo lu ngerasain pa yang gw rasa, walaupun kita ga ada apa apa, ini bisa dibilang selingkuh, dan gw pernah diselingkuhi"
Akupun pergi dari tempat itu meninggalkan irma yang tercengang mendengar ucapanku. Ya begini lebih baik.
side story 5 Setahun aku kerja disini, sebelum kejadian alun alun, aku diangkat menjadi leader karena saat itu cuma aku yang paling lama. Kebanyakan dari mereka masuk baru sekitar 6 bulanan kemudian keluar , dan leader yang lama mengundurkan diri.
3 bulan kemudian setelah kejadian alun alun aku ditarik ke perusahaan induk, t*tra*ak. Disana aku menempati tempat yang sama sebagai leader tapi bukan wiring kali ini melainkan menjadi seksi sibuk GA.
Aku sudah mulai terbiasa dengan kehidupanku sekarang. Tanpa cinta. Semua fikiranku hanya fokus kepada pekerjaan. Lebih baik aku hidup begini. Cinta hanya membawa hidupku berantakan.
Aulia, dia tak pernah menyerah untuk membawa senyum ku kembali. Ada yang berbeda kali ini. Aku mau menuruti kemauannya untuk pertama kalinya . Aku berpikir dia sudah terlalu baik untukku tapi aku malah berbuat seperti itu kepada dia.
Dia membawaku ke pusat hiburan. Ancol. Kami naiki semua wahana yang ada. Dan hari itu untuk pertama kalinya aku bisa tertawa lepas. Berteriak sesuka hatiku saat di roalercoaster. Benar benar hari yang menyenangkan. Sudah lama sekali rasanya aku tidak merasakan bahagia.
Pulang darisana. Kamu masih berbincang sampai jam 9 malam. Dan hal yang tidak kuinginkan terjadi. Aku tidak pernah berharap aulia mengatakan itu.
"Mas aulia seneng mas bisa ketawa lagi" ujar aulia sembari tersenyum "Iya ul gw kira gw udah ga bisa senyum dan ketawa lagi, makasih ya ul" "Sama sama mas, mas tau kenapa aku pengen bikin mas ketawa lagi"" "Ga, emang kenapa"
"Aulia suka sama mas, aulia cinta sama mas, aulia sakit ngeliat mas yang sedih mulu, aulia pengen liat mas yang dulu"
Aku tercengang mendengar ucapannya, ini bukan hal yang kuharapkan. Aku tidak menyimpan perasaan cinta sedikitpun kepadanya. Aku memang sayang sama dia tapi hanya sebagai adik saja. "Beneran ul"" Tanya ku
"Iya mas" ucapnya lalu menundukkan kepala Aku mengangkat wajahnya
"Maasih ya ul buat semuanya, tapi maaf ul, gw cuma anggap lu sebagai ade gw doang ul" "Kenapa mas"" Tanya aulia
Airmatanya mulai mengalir. Arrghhhh kenapa ul kenapa lu harus punya perasaan sama pecundang macam diriku
"Huuhh, ul maaf banget, gw ga bisa ul, gw udah anggap lu sama anita ade gw, kalian berdua punya persamaan kaya gw"
"Mungkin ini udah saatnya lu tau ul" "Gw mau jujur satu hal sama lu"
"Ga semua omongan gw tentang diri gw benar"
"Orangtua gw masih hidup, mereka ga pernah kecelakaan seperti yang gw bilang, gw cuma malu ul, gw malu, dalam diri gw terdapat aib yang cukup menyakitkan"
"Makanya saat gw tau keadaan orangtua lu, gw seperti bercermin, bedanya lu perempuan dan sedikit menyebalkan " ucap ku lalu senyum
"Gw cuma anak haram ul asal lu tau, gw sayang sama lu, gw juga sayang sama anita, gw ga pengen lu ngerasain apa yang gw rasain, kurang kasih sayang dari orangtua lu, seenggaknya lu bisa lebih beruntung dari gw"
"Gw cuma pengen lu ga ngerasain jadi anak broken home ul, gw yakin kalau waktu itu lu ga berani ngomong, mungkin ga bakal lama lagi orangtua lu bakal pisah, bukannya gw ngedoain ya, itu yang gw rasain"
"Tapi makasih ul, makasih udah sayang dan cinta sama gw"
"Makasih banget buat semua bantuan lu selama ini, cuma lu yang belakangan ini selalu menghibur gw"
"Gw berhutang banyak sama lu, lu yang bantu gw lupain rasa sakit gw" "Ga papa kan" ujar ku menyudahi hal ini
Aulia masih menangis. Aku meraih tangannya, dan mencium telapaknya. "Gw sayang sama lu ul, tapi gw ga bisa, gw masih trauma akan cinta" "Ga papa kan ul"
Aulia menganggukkan kepala "Ternyata lu bisa nangis juga ya soal cinta, kirain cuma gw yang cengeng " ledek ku Dia memukul lenganku. Kemudian tersenyum
"Aulia lega udah nyatain perasaan aulia, pokoknya mas harus kasih tau siapa perempuan yang beruntung dapetin hati mas, pokoknya kalau mas deket sama cewe aulia harus tau, sama kaya mas yang tau semua cowo yang deket sama aulia, janji ya" ucap aulia sambil menyodorkan jari kelingkingnya kepadaku
Jari itu, kembali mengingatkanku ke clara, cara kami berbuat janji dengan saling mengaitkan jari kelingking kami. Kukira aku sudah bisa lepas sepenuhnya dari dia, ternyata aku salah. Dalam kepalaku masih tergambar jelas semua memori. Tak peduli seberapa sakitnya memori itu, aku masih bisa ingat dengan jelas apa yang telah kami lakukan bersama.
Entah berapa lama lagi kau akan bersemanyam dalam hati dan fikiran ku de.. "Janji" ucapku
side story 6 7 oktober 2012 Hidupku hanya sekedar rutinitas saja. Bekerja, makan, istirahat, lalu kembali bekerja. Membosankan memang tapi setidaknya dengan begitu karirku menanjak. Bosan dengan pekerjaan ku di perusahaan induk sebagai leader tim General Affair yang super sibuk, aku memutuskan untuk meminta pertimbangan untuk kembalu kebagian wiring.
Dan ternyata permohonanku dikabulkan. Aku ditempatkan kembali ke bagian wiring ketempatku semula. Yah begini lebih baik.
Aku hanya punya 2 buah kegiaan sehati hari. Bekerja dan beribadah. Rasamya sudah lama sekali aku tidak beribadah ke gereja saat bersama clara. Dahulu aku terlalu sibuk mempersiapkan masa depan yang masih semu sedangkan dengan clara saja aku belum tentu pasti. Dan kini aku mulai aktif lagi ke gereja.
7 oktober 2012. Tanggal itu, tanggal yang berjasa denganku, ditanggal itulah aku pertama kalu melihat ciptaan Tuhan yang begitu bercahaya, begitu indah bahkan lebih daripada clara.
Saat itu ibadah sedang berlangsung. Kemudian lewat sesosok perempuan melewati tepat disampingku. Dia telat datang saat dia melewatiku dan aku enatapnya ada perasaan aneh yang kurasakan. Entah seertinya hatiku bergetar. Dengab rok berwarna abu abu dipadu baju berwarna putih. Dan satu hal yang menarik perhatianku dalah dia mengeenakan bando berwarna merah muda, menampakkan kenibgnya tanpa tertutup oleh poni. Wajahnya yang berseri seri, walaupun dia terlihat kaku disni.
Sepertinya dia orang baru. Sudah cukup lama aku disni tapi aku tidak pernah melihat dirinya. Konsentrasiku buyar. Aku tidak lagi memperhatikan ibadah. Aku durhaka pada Tuhan hanya karena seorang perempuan. Sepanjang ibadah aku hanya terus memperhatikan dirinya. Saat dia bertepuk tangan, bernyanyi, bahkan saat dia berdoa.
Aku bisa melihat dengan jelas setiap gerak geriknya. dia duduk satu bangku didepanku. Dia diujung sebelah kiri dan aku disebelah kanan.
Acara pun berakhir. Seperti biasanya pasti selalu diakhiri bersalaan dengan bangku bangku tetangga. Dia menyodorkan tangannya kepadaku. Aku semat terpaku sejenak kemudian menyadari tindakanku yang tak menyambut uluran tangannya. Tanganku pun menyambut angannya, kami bersalaman. Tangannya begitu halus, begitu lembut
Dia tersenyum akupun juga. Indahnya ciptaan Mu Tuhan.
Pulang dari gereja aku mampir kerumah aulia dengan bersemangat. Aku harus cerita sama dia. "Tumben mas pulang gereja langsung kesini"
"Hahaha gw mau cerita sama lu"
"Wah pasti cewe nih"
"Iya ul gw ketemu cewe, cantik deh, gw ketemu digereja" "Wah bagus dong kaau gitu, terus kenalan ga"" "Engga"
"Aduh mas mas bego banget sih, masa kaga kenalan, kalau begitu gimana mau deketin coba" "Yaelah ul, yakali lagi ibadah gw ngajak dia kenalan"
"Ya pulangnya lah gimana sih mas ini"
"Oh iya ya ga kepikiran gw"
"Payah" "Hahaha, minggu depan juga ketemu lagi, santai ul" ucapku "Cerita ya sama aulia, siapa tau aulia bisa bantu" "Tenang seperti janji gw, kalau lu gimana masih sama si itu"" "Masih tapi dia ga nembak nembak, malesin deh" "Ya lu lah yang nembak, dulu aj lu yang nembak gw" "Ga ah malu"
"Payah juga lu"
"Ih kan cowo yang harusnya nembak, biarin dulu deh, semoga dia cepet sadar kalau aulia juga suka sama dia"
"Amin, semoga ga jadi"
"Ahh doa nya mas, sialan banget," ucap aulia sambil memukul mukul diriku Semoga kita dipertemukan lagi ya, wahai jelmaan malaikat surga.
side story 7 "Aku jadi pengen tau deh clara itu gimana" tanya perempuan yang saat itu menjadi pacarku.
7 bulan sudah kami dekat. Bukan main senangnya saat dia menerima ku. Dia sudah tau semua tentang clara. Dan semua tentang diriku, termasuk orangtua. Dia yang menggantikan posisi clara dihatiku.
Wanita yang dipertemukan Tuhan tepat diRumah Nya sendiri. "Ngapain sih" ujar ku
"Pengen tau aja kaya apa sih si clara itu sampai sampai kamu ga pernah bisa lupain dia" "Udah ah" jawabku
Aku tidak ingin membahas segala hal tentang dia lagi "Coba liat dompet kamu"
"Buat apaan"" Tanya ku "Liat aja"
Aku pun mengeluarkan dompetku. Saat dompet itu berada ditangannya aku baru tersadar ada foto clara disana. Aku berusaha mengambil dompet itu kembali. Tapi terlambat dia memukul tanganku "Diem" ujarnya sinis
Aku menyerah untuk mengambil kembali dompet itu setelah dia mengultimatum diriku. "Tuh kan, sebenarnya pacar kamu siapa sih, masa masih nyimpen foto dia" ujar dia "Kamu sobek aja, udah ga ada artinya lagi kok" aku beralibi
"Ga ah, nanti kamu nangis nangis lagi aku sobek " ledek dia sambil menjulurkan lidahnya "Terserah" ucapku
"Aku yakin nih pasti kamu masih hapal nomor dia yang lama" "Coba jawab jujur berapa nomor dia"
"081*****" ucapku
Sambil kusebutkan nomor itu dia menuliskannya dihpnya juga. Kemudian dia menekan tombol panggil
"Eh eh mau ngapain" "Diem dulu" bisiknya Tak berapa lama
"Udah ga aktif nomornya" ucap dia "Oh" ucapku
"Sayang banget ya pasti kamu kangen banget ngobrol sama dia " "Udah cukup, ga usah bahas dia lagi " ucapku dengan menaikkan nada suaraku "Ih gitu aja marah"
"Lagian bahas dia mulu"
"Aku cuma pengen tau aja, apa kamu bener bener lupain dia atau ga"
"Dan ternyata, kamu belum bisa lupain dia , aku jadi ragu nih" ucap dia lagi
"Plis kamu harus percaya sama aku, aku bakalan lupain dia, aku ga perlu lagi inget inget dia, sekarang aku udah punya kamu, buat apa lagi nyimpen dia dihati"
"Iya deh iya" ucapnya
"Jangan ungkit ungkit dia lagi ya, biar jadi masa lalu aku" "Iya, udah dong jangan pengen nangis gitu"
Aku mengambil kepalanya lalu mengapitnya di ketiakku. Perempuan ini sungguh mengesalkan walau aku cinta.
"Ih bau, jorok ih lepasin" "Biarin, dasar rese" ucapku side story 8
Seminggu kemudian "Temenin aku yuk, ke **** resto, aku mau ketemu temen aku" "Temen apaan"" Tanya ku
"Kenalan doang sih"
"Cowo apa cewe"", awas kalau cowo"
"Cewe kok tenang aja " "Kapan"
"Besok, ya ikut ya"
"Yaudah besok aku kerumah kamu jam berapa" "Jam 7 malam"
"Awas ya kalau aku sampe kamu belum siap" ancam ku
Salah satu hal yang sering membuatku kesal dalah dia lama sekali berdandan. Maklum pekerjaannya sebagai *sensor* membuat dirinya terbiasa tampil cantuk "Iya iya"
Keesokan harinya "Ga nunggu kan" ucap dia
"Iya engga tumben cepet "
"Ih kan kamu yang suruh, nanti kalau lama kamu ga mau ikut lagi" "Emangnya aku harus ikut apa"
"Iya" "Yaudah yuk jalan" ucapnya lalu menggandeng tanganku Kami pun sampai di resto itu
"Mana temen kamu" "Bentar"
Dia pun mengeluarkan handphonenya lalu menelpon seseorang "Kamu dimana, aku udah sampai nih"
"Oh iya iya aku lihat" ucap dia
"Yuk tuh dia" ucap dia menunjuk seseorang yang tak begitu jauh Dan ternyata temannya yang dimaksud itu adalah "clara" "Maksud kamu apaan"" Ucapku geram
"Udah ayo" paksa dia
Dengan terpaksa aku pun mengikutinya "Hai clara"
"Hai S*****" Mereka pun bercipika cipiki
"Udah ga perlu kenalan kan" ucap dia
"Dah ya aku tinggal, kalian selesain aja dulu, aku tunggu diluar" "Maksud kamu apaan, kamu disini aja" ucapku
"Dah ya, kamu omongin baik baik sama dia"
Dia kemudian pergi meninggalkan kami berdua. Clara, dia tidak banyak berubah, tetap cantik seperti biasanya.
"Kaka" ucap clara "Maaf ya ra" ucapku
Akupun berlari keluar mengejar cintaku.mengejar Masa depanku bukan masa laluku. Aku berlari menyusulnya keluar dari tempat itu
"Kamu ngapain hah" ucapnya begitu melihatku
Aku bisa melihat dengan jelas air mata yang menetes dipipinya
"Kamu ngapain balik lagi, bukannya kamu masih cinta sama dia, kenapa"" Ucap dia lagi Aku meraih tubuhnya kedalam pelukanku. Aku mendekapnya dengan erat. "Aku ga bisa nerima kamu, aku ga bisa nerima cowo yang hatinya masih terbagi"
"Seenggaknya kita belum lama jadian, jadi aku ga tersakiti, sana bilang ke dia kalau kamu cinta sama dia"
"Dengerin aku" ucapku
"Aku sama dia udah ga ada apa apa lagi, aku sama dia sudah berakhir, sekarang, dihatiku cuma ada kamu"
"Udah ga ada lagi cinta aku buat dia, semua punya kamu, dia cuma masa lalu, sedangkan kamu, kamu masa depan aku"
"Jangan pernah bertindak bodoh kaya tadi" ucapku "Emang kamu rela aku balikan sama dia, engga kan" "Aku rela" ucapnya
"Rela"", dengan nangis kaya gini kamu bilang rela, udah sekarang kita balik sekarang" "Tapi dia"
"Udah lupain, jangan pernah begini lagi ya"
"Kalau gitu kamu harus putusin semuanya sekarang juga, kamu milih dia apa aku, kalau kamu emang milih aku, aku pengen kamu lupain semua tentang dia"
"Aku ga mungkin milih dia"
Dia pun memeluk diriku, kemudian menarik tanganku kembali kedalam "Maaf ya ra"
"Iya ga papa aku ngerti kok, aku emang udah ga bakal bisa balikan lagi sama andry, tapi aku seneng akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi sama kaka"
"Kaka lebih keliatan rapi ya sekarang, dua tahun kita ga ketemu, pasti kaka udah sukses ya sekarang"
"Yaudah ya S***** aku pulang ya, makasih udah mau nemuin aku dengan andry" "Maaf ya ra"
"Aku seneng kok, semoga kalian langgeng ya"
"Maaf ya ka, semoga kaka langgeng dengan dia" ucap clara kepadaku Clara pun beranjak pergi
Kami hanya terpaku menatapnya menjauh. Sekilas aku melihat airmata dikedua mata clara. Semoga kamu menemukan penggantiku dek, maafkan aku, pecundang yang telah gagal buat bahagiain kamu. Makasih doa mu buat kami, aku janji aku ga bakal lagi kehilangan dia seperti aku kehilangan kamu..
"Kamu bisa kenal clara dari mana" tanya ku
"Nomor yang kamu kasih masih aktif " "Jadi"
"Aku bohong " "Dasar" aku mengacak acak rambutnya Kemudian berbisik ditelinganya "Aku cinta sama kamu, dan cuma kamu" "Aku juga"
Side story end Dialog Dengan Jin Muslim 6 Darah Dan Cinta Di Kota Medang Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Rimba Dan Gunung Hijau 1
^