Pencarian

Pedang Wucisan 4

Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung Bagian 4


goat-kok tanpa gangguan. Betulkah tidak ada gangguan"
Terlalu cepat untuk bergirang, dikala hampir mendekati dasar
lembab beberapa sinar perak meluncur kearah pemuda itu.
Su-to Yan terkejut, adanya serangan gelap sangat menyulitkan
dirinya, dia belum mendapat cara baik untuk menyingkirkan
serangan serangan itu, menangkis berani melepaskan pegangan dan
dia akan jatuh kedasar jurang.
Sungguh hebat! Terlihat Su-to Yan melepaskan pegangannya,
maka tubuh itu jatuh terlentang dengan demikian dia berhasil
melepaskan diri dari ancaman senjata senjata gelap. Dan badan itu
masih jatuh terus. Beberapa detik kemudian, dengan satu jurus Sin-mo Hui tauw
atau iblis Sakti membalikkan Badan, Su-to Yan berhasil
membenarkan keseimbangan tubuhnya, memilih satu tempat yang
agak menonjol, dia menutulkan kakinya, berjumpalitan beberapa
kali, dia tiba didasar lembah dengan selamat.
Tiga orang, berbaju hitam lompat keluar dari tempat
persembunyian mereka. Seorang tua langsung menghampiri Su-to
Yan. Su-to Yan mengeluarkan suara dari hidung:
"Seperti inikah cara menyambut lembah Cui goat kok kepada
seorang tamu?" "Huh...!" Orang tua berbaju hitam tidak mau kalah, "Seperti
inikah cara-caranya seorang tamu yang hendak memasuki lembah
Cui-goat-kok?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Aku datang untuk memenuhi tantangan Cu kat Hong." berkata
Su-to Yan. Orang tua itu berkata: "Cu kat Hong adalah Sutee kami, dia telah mengundang orang
luar masuk kedalam lembah Cui goat kok, undangan itu belum
dapat ijin kami, karena itu dia wajib menerima hukuman. Dengan
ini, kami menolak kedatanganmu."
"Baik." Su-to Yan tidak menarik urusan. "Aku segera
meninggalkan tempat ini, setelah kalian melepaskan seorang
kawanku yang dilarikan oleh Cu kat Hong."
"Seorang kawanmu telah dilarikan oleh Cu kat Hong?" Orang itu
mengkerutkan alis. "Betul, Namanya Cin Bwee." berkata Su-to Yan.
"Kami tidak kenal kepada seorang yang bernama Cin Bwee."
berkata orang itu. "Cu-kat Hong pulang ke lembah tanpa membawa orang luar,
jangan kau mencoba untuk mencari onar."
"Huh" Siapa yang mencari onar." Debat Su-to Yan." Aku tidak
meninggalkan tempat ini, sebelum berhasil menemukan jejak Cin
Bwee." Orang tua berbaju hitam itu marah besar. "Dengan alasan apa
kau mengatakan bahwa kawanmu yang bernama Cin Bwee itu
berada didalam lembah cui goat kok?" Dia mendelikan mata.
"Panggil keluar Cu-kat Hong, maka kau dapat mengajukan
pertanyaan ini kepadanya." berkata Su-to Yan.
"Cu-kat Hong tidak berani membawa orang luar memasuki
lembah cui-goat-kok." Orang tua itu berkata keras.
"Kukira dia berani." berkata Su-to Yan.
"Ha, ha. . . . Kau kira namaku dapat menakutkan orang?" berkata
orang tua itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Bagus. . . Aku akan menempur dirimu." Su-to Yan siap
menghadapi datangnya serangan.
Dua laki-laki berbaju hitam dikanan dan kiri orang tua itu
menyelak keluar, mereka berkata di saat yang sama:
"Suheng, serahkan orang ini kepadaku."
"Suheng, jangan kau menurunkan derajat diri sendiri, Akupun
dapat mengusir pergi anjing ini."
Orang tua berbaju hitam memandang kedua suteenya, dia
sedang menimbang-nimbang, dapatkah sang sutee menandingi Suto Yan" Disaat itu, dari atas tebing melayang satu bayangan,
dengan tertawa dia menyelak perdebatan orang-orang yang ada
disana. "Saudara Su-to, aku datang untuk membantu usahamu."
Demikian orang yang datang berteriak, inilah Pendekar pedang
Bayangan Sie An. Su-to Yan hampir bertepuk tangan, adanya Sie An ditempat itu
penting bagi dirinya, dia mendapat tenaga bantuan yang luar biasa.
Dua laki-laki berbaju hitam membalikkan tangan mereka,
mendorong kekuatannya kearah si Pedang Bayangan.
Su-to Yan berteriak: "Awas, Sie toako, mereka menggunakan pukulan Hek-sat ciang."
Hek-sat-ciang berarti Pukulan iblis hitam, sangat jahat, dan
mengandung tujuan yang jahat maka Su-to Yan memberi
peringatan. Sie An mengeluarkan sepasang pedang, dengan kedua pedang
ini, dia melayani dua orang berbaju hitam dari lembah Ciu goat-kok.
Pukulan Hek-san ciang adalah ciri-ciri yang khas dari anak buah
lembah Cui-goat-kok, dengan sepasang pedang ditangan, Sie An
harus memberikan pelayanan yang hati-hati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Orang tua berbaju hitam membiarkan kedua kawannya
bertanding dengan Pendekar Bayangan. Kini dia menghadapi Su-to
Yan. "Mari... mari... kepandaianmu?" Akan kulihat, berapa hebatkah ilmu Su-to Yan menganggukkan kepalanya, untuk memberi suatu
kesaksian, bahwa dia mempunyai kekuatan untuk menolong CinBwee, maka penting sekali mengalahkan orang tua berbaju hitam.
Orang tua ini mengaku dirinya sebagai suheng Cu kat Hong" Dia
kurang percaya. Mereka telah siap bertanding, Dari arah tebing melayang seorang
lain, dia mempunyai potongan badan langsing, siapa lagi bila
pendekar pedang Emas Jie Ceng Peng dari Thian lam Lo-Sat.
Jie Ceng Peng menyelak ditengah mereka-dan gadis itu berteriak:
"Su-to kongcu, serahkan orang ini kepada ku."
Jie Ceng Peng maklum bahwa orang-orang dari lembah Cui goatkok mempunyai banyak macam permainan yang mengandung
racun, kelengahan Su-to Yan dapat membawa akibat besar maka
dia menalangi si pemuda. Orang tua berbaju hitam tertegun, memperhatikan musuhmusuhnya, kekuatan mereka tidak kuat untuk menandingi ketiga
akhli pedang itu. Memandang Sie An, Jie Ceng Peng dan akhirnya
Su-to Yan. "Tidak kusangka, kau membawa banyak tenaga bantuan, he?"
Demikian dia mengeluarkan cemoohan.
Jie Ceng Peng mengeluarkan pedang emasnya, dia membentak:
"Jangan banyak mulut."
Menghindari tusukan pedang Jie Ceng Peng, orang tua itu
mengeluarkan suara pekikan, tubuhnya melesat, meninggalkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
ketiga tamunya. Gerakan mana diikuti oleh kedua kawannya,
mereka melarikan diri, masuk kedalam lembah.
Sie An tidak segera mengejar, dia belum bicara dengan
kawannya, segera menghampiri Su-to Yan.
"Aku tahu." Dia berkata, "Kau pasti berkunjung ketempat ini,
maka mendahului kau. aku menunggu lama. Dan betul saja akhirnya
kau tiba." Su-to Yan mesem geli, pengalaman-pengalaman pahitnya selama
diperjalanan telah mengganggu usahanya yang hendak cepat-cepat
menolong Cin Bwee dari kekuasaan Cu-kat Hong adanya hadanganhadangan dari tokoh-tokoh rimba persilatan memperlambat
perjalanannya, keadaan sangat mendesak, belum waktunya
menceriterakan kejadian-kejadian tadi, menjabat tangan Sie An, dia
berkata: "Bagaimana keadaanmu selama belakangan ini?"
-oo0dw0oo- Jilid 8 "CUKUP baik." Berkata Sie An.
"Kudengar ketua partai Siauw-lim-pay, Im-ie Taysu telah
mengeluarkan perintah, mencari dan mengundang dirimu, Di hari
Tiongyang, kau harus membawa kitab pusaka dan bertandingnya."
"Aku tahu." Berkata Su-to Yan.
"Hei," Jie Ceng Peng nimbrung bicara.
"Apa maksud kalian datang ditempat ini, bercerita tentang
pengalaman masing-masing?"
Su-to Yan memandang gadis itu.
"Bagaimana kau tiba ditempat ini?" Dia balik mengajukan
pertanyaan yang sama. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tidak boleh ?" Debat Jie Ceng Peng, "Hanya memperbolehkan
kalian yang datang " Melarang orang lain turut serta " Hendak
melarang aku datang?"
"Bukan tidak boleh," Su-to Yan memberi penjelasan "Kau tahu,
pikiran Cin Bwee terlalu sempit, bila dia tahu, bahwa kau telah
mengeluarkan sebagian tenaga untuk menolong dirinya, tentu akan
terjadi kejadian yang berekor panjang."
"Ha, ha..." Jie Ceng Peng tertawa.
Demikian ketiga ahli pedang melanjutkan penyelidikan mereka,
Keadaan batu gunung di dalam lembah Cui-goat-kok, sangat hitam
pekat, berkilat-kilat, menyaksikan pemandangan seperti itu disaat
malam, tentu saja lebih menyeramkan.
Mereka tiba didepannya sebuah patung raksasa, juga terbuat dari
batu gunung yang hitam, patung itu berbentuk orang duduk,
seluruhnya terbuat dari batu, dibagian kakinya terdapat pintu
dengan tulisan LEMBAH CUI GOAT KOK..
Su-to Yan, Jie Ceng Peng dan Sie An memperhatikan patung
raksasa. "Seperti inikah tempat yang diberi nama Cui-goat-kok?" Mereka
berpikir didalam hati masing-masing.
Tiada ada pilihan lain, kecuali memasuki patung itu.
Su-to Yan masuk kedalam pintu yang terdapat di bawah kaki
gunung raksasa, diikuti oleh Sie An dan Jie Ceng Peng. Tangga batu
melonjor naik keatas, tinggi sekali, berliku-liku, seolah-olah berada
disuatu tempat yang merupakan jalan menuju ke neraka.
Patung batu yang terbuat dari ciptaan alam dibuat atas dasardasar yang sudah ada, patung itu bukan patung pujaan, isi patung
kosong, dan disertai dengan aneka macam alat rahasia.
Masuknya Su-to Yan bertiga menggirangkan orang berbaju
hitam, hanya menekan sebilah tombol, dia berhasil menutup mati
semua pintu pintu dari patung itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan sudah berada ditengah perut patung batu, tiba-tiba dia
sadar akan tipu perangkap musuh, dikala turun kembali kebawah,
dia dapat menyaksikan Sie An dan Jie Ceng Peng yang saling geleng
kepala, mereka telah berusaha untuk mencari jalan keluar, tapi tidak
berhasil, tangga-tangga yang berliku liku itu terlalu banyak,
beberapa diantaranya adalah jalan buntu, diatur menurut ajaranajaran tertentu, tidak mudah untuk memecahkan problem itu.
Melihat Su-to Yan menghampiri mereka, Jie Ceng Peng berkata.
"Rahasia-rahasia didalam lembah ini terlalu banyak, kita harus
berhati-hati." Sie An dapat menyetujui pendapat itu, dia berkata:
"Ada lebih baik kita keatas."
Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh satu suara, datangnya dari atas
patung raksasa: "Su-to Yan, kalian bertiga boleh tinggal terus ditempat ini, Kecuali
Kokcu kami mengeluarkan perintah untuk membebaskanmu."
Su-to Yan, Jie Ceng Peng dan Sie An mengejar kearah datangnya
suara, tangga batu di dalam perut patung raksasa menuju keatas,
mereka naik semakin tinggi, mereka tidak berhasil menemukan
suara orang yang memberi ancaman. Mereka terkurung didalam
perut patung raksasa itu.
"Toako." Tiba tiba Su-to Yan memandang kearah Sie An. "Garagara urusanku, kalian turut terkurung didalam perut patung terkutuk
ini." "Jangan kau mengucapkan kata-kata seperti itu." Berkata Sie An,
"Sudah menjadi kewajibanku untuk menolong kawan, Apa lagi
belum tentu kita mati ditempat ini, belum apa-apa mengapa putus
harapan?" "Su-to Kongcu," si pedang Emas juga berkata, "Aku tahu apa
yang sedang kau pikirkan, Kau bukan seorang pemuda yang cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
menyerah kepada kenyataan. Kami bersedia mendampingi dirimu,
itu berarti tidak takut mati."
Su-to Yan berterima kasih kepada kedua orang itu.
Sie An memperhatikan Su-to Yan dan Jie Ceng Peng, sikap dia
agak aneh sekali, diam-diam mengiri kepada kebahagian Su-to Yan.
Bukan seperti dirinya yang mempunyai ukuran badan pendek dan
gemuk, walau berkepandaian tinggi, belum ada satu gadispun yang
menaruh simpati kepada dirinya.
Mereka masih berada didalam perut patung raksasa, itu berarti
belum lepas dari bahaya, Jie Ceng Peng berkata:
"Masih belum ada gerakan, tentunya ada sesuatu yang
menyebabkan terjadi hal ini. Besar kemungkinan lembah Cui-goatkok tidak menginginkan kematian kita."
"Betul," berkata Sie An. "Giliranku yang-maju didepan."
Dengan susah payah, akhirnya ketiga orang itu berhasil tiba
dileher patung raksasa. Tidak ada rahasia-rahasia yang
mengganggu di tempat itu.
"Apa maksud mereka, mengurung kita di dalam perut patung
sialan ini?" Tiba-tiba Sie-An ngedumel.
"Dimana larinya Cu-kat Hong?" Su-to Yan turut mengeluarkan
keluh kesah. Jie Ceng Peng berkata. "Tentunya telah mendapat hukuman!"
"Mengapa?" Bertanya lagi Su-to Yan.
"Cu-kat Hong menantang dirimu masuk kedalam lembah Ciu goat
kok, ini melanggar larangan."
"Melanggar larangan?" Sie An juga tidak paham.
Jie Ceng Peng mengerti banyak tentang keadaan lembah Cui
goat kok, dia memberi keterangan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kokcu Cui-goat kok bernama Kim-han Sia mo Ko cio, dia
mempunyai seorang musuh lihay yang bernama Hauw thian Mo-kun
Thiat Kiam Seng, selama sepuluh tahun terus menerus mereka
mengadu silat, tanpa ada yang menang dan kalah. Karena itulah
semua anak murid dilarang mengajak orang luar memasuki lembah
Cui-goat-kok. Maksudnya agar tidak mengganggu pertandingan silat
mereka, Cu-kat Hong melanggar peraturan ini, tentu saja wajib
menerima hukuman." Kokcu berarti ketua lembah.
"Kudengar lembah Cui-goat-kok banyak mengandung racun,
Sedari pertama kali aku masuk ke daerah ini, belum ada tandatanda dari racun-racun jahat itu, mengapa?"
Lagi-lagi Jie Ceng Peng memberi keterangan:
"Barisan racun Cui-goat-kok terkenal dengan nama Cian-tok Taytin atau berarti barisan Tin Juta Racun, sangat jahat sekali, bila


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bukan untuk menghadapi musuh kuat, mereka tidak sembarang
melepas racun-racun ini, mengingat situasi tempat yang sudah
cukup menguntungkan tidak ada orang luar yang dapat masuk
kemari, apalagi Kiu-han Sin-mo Ko Cio sedang bertanding, siapakah
yang berani bertanggung jawab atas terjadinya sesuatu keonaran
didalam lembah ?" "Kau pernah menyaksikan barisan Cian-tok Tay-tin ?" Bertanya
Su-to Yan. "Belum." berkata Jie Ceng, "Karena itulah aku hendak
menyaksikan dengan mata sendiri. Sengaja aku menggabungkan
diri denganmu, Terus terang kukatakan, bahwa Cin Bwee sudah
tidak berada didalam lembah ini."
"Apa ?" Su-to Yan terbelalak, "Cin Bwee sudah tidak berada
didalam lembah Cui-goat-kok " Dimanakah dia disimpan ?"
"Dengar aku," berkata Jie Ceng Peng, "Cin Bwee telah dibawa lari
oleh Cu-kat Hong, Aku tahu akan kejadian itu. Segera aku memberi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
perintah kepada anak buahku, mencegat mereka, Dan Cin Bwee
telah berhasil kutolong."
Su-to Yan memandang gadis itu, matanya memancarkan ketidak
percayaan. "Cin Bwee sudah tidak berada didalam lembah," Dia berkata,
"Mengapa, kau turut masuk kemari ?"
Dengan wajah tidak berubah, Jie Ceng Peng berkata:
"Belum pernah aku bertemu dengan pemuda congkak seperti
kau, apakah perbedaanku dengan Cin Bwee" Dimanakah letak
kelebihannya ?" Sie An memandang sepasang muda-mudi itu, "didalam perut
patung raksasa yang mengandung banyak pesawat rahasia, mereka
masih mempunyai kelebihan waktu itu untuk merundingkan soal
asmara dan kecantikan, sungguh kelewatan!"
Su-to Yan tidak menjawab pertanyaan Jie Ceng Peng.
Dan si gadis berkata lagi:
"Hayo jawab pertanyaanku ! Mengapa kau bungkam didalam
seribu bahasa ?" Su-to Yan menarik napas, Matanya menatap wajah Jie Ceng
Peng, Pikirnya, kalau tadi dia memberi tahu kepadaku bahwa Cin
Bwee sudah tidak berada didalam lembah Cui-Goat-kok. Tentu tidak
sampai terjadi kejadian ini.
Melihat pemuda itu termenung-menung, Jie Ceng Peng berkata:
"Marahkah kau kepadaku ?"
"Tidak." Su-to Yan menggelengkan kepala.
"Mengapa kau tidak mau bicara ?" bertanya lagi Jie Ceng Peng.
"Dimana kau menyimpan Cin Bwee ?" bertanya Su-to Yan kepada
sigadis. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Legakan hatimu, dia berada disuatu tempat yang sangat aman,"
berkata si pedang Emas. Su-to Yan tidak mendesak, seperti apa telah diduga, si Pedang
Emas Jie Ceng Peng jatuh cinta padanya, terbukti dari pertolonganpertolongan gadis tersebut kepada dirinya, diatas Sungai Tiangkang, Jie Ceng Peng pernah menyelamatkan dia, di kota Hin-yang,
gadis itu menyerahkan pedang In-liong, sehingga pedang dapat
disampaikan kepada le Han Eng.
Tiba-tiba... Lamunan Su-to Yan dibangunkan oleh datangnya satu suara
Bannggg" yang keras. Sie An berhasil menjebolkan suatu
pertahanan. Mengikuti jalan baru itu, mereka tiba dilain ruangan
dari isi patung raksasa. Su-to Yan, Jie Ceng Peng dan Sie An baik lagi, mereka sampai di
bagian kepala dan patung batu raksasa, bagian ini agak kecil, lebih
mudah untuk mencari jalan keluar. Dari bagian tenggorokan mereka
naik kebagian lidah, bagian telinga dan bagian mata. Hawa
dirasakan menjadi sangat besar, dari bagian-bagian yang terbuka
itu, angin sejuk memasuki bagian tubuh patung raksasa.
Mereka berdiri dibagian lidah patung batu, Memandang kebawah,
keadaan masih gelap, sebagai manusia-manusia yang berkepandaian tinggi, Su-to Yan bertiga merayap keluar, maksudnya
hendak meninggalkan patung batu aneh itu.
Mereka berteriak girang, tingginya si patung raksasa tidak akan
mengganggu sebagai tiga akhli pedang yang berkepandaian tinggi,
mereka merayap keluar, melewati mulut sipatung, mereka hendak
turun kebawah. Tiba-tiba.... Aaaa... Aaaa... Aaa... Su-to Yan, Jie Ceng Peng dan Sie An jatuh tergelincir batu hitam
itu sangat licin, tidak dapat disamakan dengan batu-batu gunung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
biasa, tidak ada tempat untuk meletakkan tangan, karena itulah
mereka jatuh. Su-to Yan jatuh lebih cepat, tiba-tiba dia mendapat akal, diatas
Suto Yan adalah Sie An dan Jie Ceng Peng. memusatkan
perhatiannya kepada kedua orang itu dia berteriak:
"Awas, kalian lompat naik ke atas lagi."
Dengan satu tangan satu, Su-to Yan memegang kaki Sie An dan
Jie Peng Ceng, didorongnya keras, maka kedua tubuh kawan itu
naik kembali, menggunakan ilmu meringankan tubuh mereka Sie An
dan Jie Ceng Peng berhasil tiba dimata kanan dan kiri patung dari
raksasa batu itu. Su-to Yan berhasil menolong kedua kawannya, tapi karena
adanya benturan tenaga tadi, tubuh sipemuda menurun semakin
cepat, dia jatuh kebawah.
Diatas mata patung batu, Sie An dan Jie Ceng Peng
mendengarkan suara jeritan, mereka sedih atas nasib Su-to Yan.
Badan Su-to Yan jatuh ke bawah patung batu raksasa, semakin
lama semakin cepat, dia telah berusaha untuk menolong diri sendiri,
tapi tidak berhasil, batu-batu ditempat itu sangat licin, tidak
terpegang sama sekali. Dikala hampir mengenai dasar lembah ada dua tenaga yang
menyanggah tubuh Su-to Yan, Dua tenaga itu datang dari arah
yang berlainan yang satu mengandung hawa kekuatan panas dan
lainnya mengandung hawa kekuatan dingin, menggencet sipemuda
dan demikianlah, tubuh-Su-to Yan turun mengenai tanah.
Su-to Yan nyaris dari bahaya kematian. Tapi tidak luput dari
bahaya lain, dia jatuh dan tidak sadarkan diri.
Beberapa lama kemudian...
Kuping Su-to Yan dapat menangkap suara orang yang bicara:
"Hei, bocah ini mempunyai tenaga dalam yang sangat tinggi
sekali." Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Satu suara lain berkata: "Dia berani mengganggu pertandingan kita, hayo, gencet bikin
mati saja." "Jangan." Suara yang
menggunakan dirinya."
pertama mencegah "Kita dapat "Maksudmu?" "Kita telah bertanding sepuluh tahun dengan tanpa hasil sama
sekali, Kukira sudah waktunya untuk mendapat kepastian."
Su-to Yan telah membuka mata, dia terlena diantara kedua orang
yang bercakap-cakap itu, yang berada dikanannya adalah seorang
tua, berbaju merah dan seorang lagi mengenakan pakaian putih
juga. Dua orang tua berbaju merah dan putih adalah ketua lembah
Cui-goat-kok Kiu-han Sin kun Ko Cio, orang ini yang berada
disebelah kiri Su-to Yan, orang tua yang mengenakan pakaian putih.
Dan orang tua berbaju merah adalah lawan tandingannya yang
bernama Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam seng.
Kiu han Siu kun Ko Cio dan Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam Seng
telah meletakkan kedua tangan mereka pada tubuh Su-to Yan,
Memiringkannya, dan segera didudukan, Kiu-han Sin-kun Ko Cio
berada didepan Su-to Yan, maka menempelkan kedua tangan pada
dadanya, Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam Seng berada dibelakang
Su-to Yan, dia menempelkan kedua tangan digeger sipemuda.
Mengikuti percakapan kedua tokoh silat tua itu, Su-to Yan
menduga kepada ketua lembah Cui-goat kok, dia mengeluarkan
keringat dingin digencet oleh dua tangan raksasa, mungkinkah dia
tidak menjadi gepeng "
Hauw-thian Mo kua Thiat Kiam Seng berkata:
"Kukira, dia bukan anak muridmu."
"Memang bukan." Berkata Kiu-han Sin kun Ko Cin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tenaganya terlalu kuat, dimasa kecilku tatkala berumur sebaya
dengan dirinya, belum pernah memiliki tenaga dalam setinggi ini."
berkata lagi Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam Seng.
"Tidak dapat kuduga, siapakah yang mendidiknya?"! Berkata Kiuhan Sin-kun Ko Cio. Dia mulai menyalurkan tenaganya. Sangat
dingin. Disaat yang sama, Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam Seng
menggerakan tenaga pukulan yang bernama Hauw-thian-sin-hweeciang, sifatnya panas.
Hek.... Dada Su-to Yan hampir muntah , dada bagian depan yang
ditempel sepasang telapak tangan ketua lembah Cui-goat-kok
mengepul asap, bukan asap panas, inilah kabut dingin, semua
peredaran darahnya dirasakan mau membeku.
Bukan siksaan dingin saja yang menekan kondisi badan si
pemuda, di punggungnya menempel sepasang telapak tangan
berapi panas sekali, lebih panas dari gunung berapi, menggolakkan
peredaran darahnya, Dua macam siksaan yang tidak sama, dua macam akibat dari
kejadian itu memaksa Su-to Yan untuk mengerahkan tenaga,
membuat perlawanan. Lapisan es membekukan bagian dada Su-to Yan.
Dibagian belakang, keringat-keringat sebesar kacang kedele
meluncur deras membasahi semua bagian punggungnya. Hampirhampir dia terbakar.
Masih saja Su-to Yan bertahan dari dua macam kekuatan panas
dan dingin, Dia berhasil mempertahankan diri dari gencetan dua
kekuatan luar biasa, hawa dingin yang datang dari depan mengalir
kearah kanan sedangkan kekuatan panas yang bersalur dari
belakang bergeser kearah kiri. Gulungan-gulungan dua kekuatan itu
tidak saling bentur, menyusur jalan-jalan darah tertentu, masing-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
masing melanjutkan usahanya. Dan suatu ketika, dua gumpalan
tenaga itu berhenti. Su-to Yan heran, dia membuka matanya.
Ketua lembah Cui-goat-kok, si Kiu han Sin kun Ko Cio
mendelikkan matanya, seolah-olah hendak meletus keluar dari
tempatnya yang ada. Su-to Yan tidak tahu, bahwa dia telah memakan dua kekuatan
dari dua tokoh terkemuka dari jaman yang sudah silam.
Seperti keadaan Kiu-han-sin kun Ko Cio, keadaan Hauw thian Mokun Thian-kiam Seng tidak lebih dari lawan tandingan itu.
Maksudnya hendak menyalurkan kekuatan panas, melalui Su-to Yan
membawa kekuatan si pemuda, memukul ketua lembah Cui-goat
kok. Tapi dia tidak berhasil, kekuatan itu tersedot masuk ke-dalam
tubuh Su-to Yan, tentu saja mengejutkan dirinya. Dia hendak
menarik kekuatan yang sudah dilepas, tidak berhasil. Maka
siasatnya berganti, bukan bersifat menyerang lagi, sedapat
mungkin, dia menarik kembali kekuatan-kekuatan tenaga yang
hampir ambles kedalam tubuh sipemuda.
Terdengar suara geraman yang maha dahsyat, disaat yang sama,
Kiu-han Sin kun Ko Cio dan Hauw-thian Mo-kun Thian Kiam seng
menarik diri, tubuh mereka terbang melesat, meninggalkan su-to
Yan, meninggalkan sebagian tenaga-tenaga kekuatan mereka
kedalam tubuh sipemuda. Su-to Yan membuka mulut, maksudnya memanggil kedua orang
tua itu, dia tidak berhasil, Kiu-han Sin Ko Cio dan Hauw-thian Yo
kun Thiat kiam Seng telah melenyapkan diri, Su-to Yan menjadi
heran. Tenaga dingin dari ketua lembah Cui-giok kok dan kekuatan
panas dari Hauw-ghian Mo kun Thiat kiam Seng masih tertinggal
pada dirinya. bagaimana dia tidak terluka"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan berpikir beberapa saat untuk memecahkan persoalan
ini, tiba-tiba teringat kepada obat Tong-hay Sin-ciauw yang
merekatkan kekuatan dirinya, merekatkan kekuatan dingin Kiu ban
Sin-kun Ko Cio dan juga mengambil alih kekuatan panas Hauw thian
Mo kun Thiat Kiam Seng. Su-to Yan duduk bersila mengatur peredaran jalan darah nya.
tidak berhasil, kekuatan pribadi tergencet diantara dua kekuatan
raksasa panas dingin, sebagian kanan masih sangat dingin, seolaholah dapat membekukan, dan bagian kanan panas sekali, mungkin
dapat menggolakkan air sehingga diatas seratus derajat.
Su-to Yan menggeleng-gelengkan kepalan dia bangun sendiri,
masih untung baginya jika kekuatan-kekuatan itu tidak merangsang
kekuatan kepribadiannya. Seekor burung raksasa terbang diatas pemuda itu, menukik turun
dengan pesat, dari atas burung, lompat satu bayangan seseorang
berdiri didepan Su-to- Yan dan berkata kepada-pemuda itu:
"Kau yang bernama Su-to Yan?"
Su-to Yan sedang dirundung rasa heran, bagaimana seorang
dapat menunggang burung" memperhatikan orang tersebut dan
menganggukan kepalanya. "Aku telah bertemu dengan kedua kawanmu," Berkata lagi orang
yang lompat dari atas burung." Katakan oleh mereka, jangan kau
khawatir atas keselamatan kedua kawan itu, mereka telah bebas
dari bahaya." Su-to Yan menjadi heran, Bagaimana orang ini tahu, bahwa dia
mempunyai dua orang kawan yang turut datang didalam lembah cui
Goat-kok" Dan dengan alasan apa orang ini mengatakan bahwa Sie
An dan Jie Ceng Peng telah berada di suatu tempat yang aman"
Sebelum Su-to Yan mengajukan pertanyaan akan keraguraguannya, orang itu sudah berkata lagi:
"Jangan kau tidak percaya kepada keteranganku, Aku bernama
Sam kie Ju su datang dari kepulauan Tong-hay."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Oh. . . ." Su-to Yan lebih kaget tadi.
Tentu saja dia tahu, bahwa seorang yang bernama Sam kie TuSu dari daerah Tong hay mempunyai ilmu kepandaian silat yang
sangat tinggi, ternyata laki-laki yang pandai menaklukkan burung
yang besar ini. Menduga kepada jago silat yang menghendaki kitab catatan ilmu
pedang Maya Nada, segera Su-to Yan bertanya:
"Ternyata Sam kie Ju-su dari Tong-hay yang ternama, kau
datang dengan kepentingan ilmu pedang Maya Nada?"
"Ha, ha, ha, ha. . .!!" Sam kie Ju su tertawa besar, "Kau keliru!
ilmu Pedang Maya Nada memang semacam pelajaran yang hebat
dan dahsyat. Tapi bagi aku, Sam kie Ju su tidak memandang


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan sebelah mata. jangan kau meremehkan ilmu kepandaian
dari daerah Tong-hay."
"Apa maksud kedatangan Cian Pwee."
Sam kie Ju su tidak menjawab pertanyaan Su-to Yan, sebaliknya
dia mengajukan pertanyaan lain:
"Aku ingin mengetahui jawabanmu, bersediakah kau menjadi
muridku?" Mendapat pertanyaan yang seperti itu, Su-to Yan sangat
tercengang. Suatu kejadian yang berada diluar dugaannya.
"Aku sudah mempunyai guru." Dia memberi keterangan.
"Bagaimana dapat berguru lagi" Sangat menyesal, aku harus
menolak tawaran jasa baik cianpwee."
Sam kie Ju Su tertawa, "Aku pernah bertemu dengan gurumu
dan menurut katanya, kepandaian masih banyak kekurangan, apa
lagi kau bertanding dengan menggunakan senjata pedang, pasti kau
mengalami kekalahan, mengingat kekuranganmu dibagian
kepandaian pedang, orang tua itu minta agar aku menurunkan
beberapa jurus ilmu pedang yang akan menambah keangkeran
dirimu. Terus terang kukatakan, jika bukan memandang wajah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
terang gurumu, mana mungkin aku mau menurunkan ilmu
kepandaian?" Demikian dia memberi keterangan panjang.
Su-to Yan membisu, dia tidak mengira bahwa tokoh dari daerah
Tong hay ini pernah menemui gurunya. Dapatkah dia mempercayai
keterangan tadi" "Aku tahu," Berkata lagi Sam kie Ju su, "Kau meragu-ragukan
ilmu kepandaianku" Nah keluarkanlah pedangmu, mari kita
bertanding jangan sungkan-sungkan, aku akan memberi kepuasan
kepadamu, Ketahuilah, tidak sedikit dari anak-anak muda yang
menghendaki ilmu pedangku, mengingat bakat-bakat mereka yang
terbatas, tidak satupun yang kukabulkan."
Su-to Yan mengeluarkan pedang Lay-hong.
Sam Kie Ju-su menggunakan sebatang seruling sebagai senjata,
mengingat bentuk dan ukuran saling yang mempunyai banyak
persamaan dengan pedang, dia dapat menggunakan seruling itu
dengan tipu-tipu jurus permainan pedang.
Sebelum bergerak, Sim-kie Ju-su memberi isyarat kepada Su-to
Yan, agar sipemuda tidak menyimpan ilmu kepandaian yang ada.
Dan betul-betul Su-to Yan menyerang secara ganas, gesit dan
tangkas, itulah ilmu pedang Cian-San Kiam-hoat yang didapat dari
ketua partay Cian San-pay Su In Seng.
"Nah! Kau juga berguru kepada Su In Seng?" Bertanya Sam-kie
Ju-su. Su-to Yan diam. Sam-kie Ju-su bersilat lambat seolah-olah sedang melakukan
suatu demontrasi gerakan ilmu pedang, Maksudnya hendak
menundukkan si pemuda itu dan menerimanya sebagai murid.
Su-to Yan mengirim satu tusukan, itulah sejurus Seng-liat Samcay yang tajam, salah satu dari permainan ilmu pedang Cian-San
Kiam hoat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Bagaimana kau menghindari tusukan pedang ini?" Demikian Suto Yan berteriak didalam hati.
Sam-kie Ju-su mengangkat sebelah kakinya, sangat tinggi,
menunggu sampai ujung pedang hampir mengenai sasaran, baru
dia memutarkan lain kaki, tidak bergerak dari tempat kedudukan
yang semula hanya mengegoskan diri, dia berhasil menghindari
serangan pedang Su-to Yan.
"Ternyata kau dapat memainkan ilmu pedang Cian-san-pay
dengan baik." berkata sijago dari Tang-hay. "Masih kurang matang,
Kau telah mencampurkan ilmu pedang ini dengan tenaga
kekuatanmu yang ada, Belum sempurna betul. Suatu hari, bila kau
dapat menggabungkan semua ilmu-ilmu dan kekuatan yang ada
pada dirimu, tentu kau dapat menduduki urutan tertinggi didalam
rimba persilatan, tidak seorang pun yang dapat mengalahkanmu."
Su-to Yan memainkan semua tipu permainan pedang yang
didapatnya, menyerang Sam-kie Ju-su.
Jago Tong-hay itu bergoyang kekanan dan kekiri, sangat indah
sekali, setiap waktu, dia dapat meloloskan diri dari ancaman Su-to
Yan, hanya menggunakan kegesitan tubuhnya, menggunakan
kecepatan matanya. Belum pernah dia menangkis atau menggunakan seruling
mengadakan serangan balasan. Hati Su-to Yan sangat terkejut
seseorang yang dapat bermain silat seperti Sam-Kie Ju-su adalah
jago silat tanpa tandingan, gerakannya begitu indah, begitu cepat,
tidak mudah untuk mencari kekosongan lawan itu.
Sam-kie Ju-Su selesai mendemonstrasikan ilmu kepandaian
kelincahan badan, dan kini dia mulai menggunakan seruling,
menyerang setiap kekosongan lawan, perlahan sekali, sehingga
memberi kesempatan agar Su-to Yan dapat menghindari diri dari
serangan-serangan itu. Semakin lama semakin cepat, dan akhirnya Su-to Yan mandi
keringat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Suatu saat, Sam-kie Ju-su berkata: "Perhatikan betul-betul tiga
jurus ini." Dia mengulang pelajarannya yang telah dimainkan tadi,
Diikuti oleh Su-to Yan dengan penuh perhatian.
Suatu saat, Sam-kie Ju-su menarik diri. Tamatlah pelajaran yang
hendak diberikan kepada Su-to Yan.
Su-to Yan sangat berterima kasih, dia menjatuhkan dirinya,
berlutut sehingga empat kali.
Sam-kie Ju-Su membangunkan pemuda itu.
"Aku tahu," dia berkata, "Kau masih berat untuk mengucapkan
panggilan guru, Baiklah, Aku tidak mempunyai anak, mau kau
menjadi anak angkatku?"
"Ayah," Sekali lagi Su to Yan menunjukkan hormatnya.
Sam-kie Ju-su menerima penghormatan dari seorang yang telah
diangkat menjadi putra pungut. Dia menyerahkan serulingnya.
"Ambilah hadiah ini, seruling Han-khek-cek giok-tiok."
Kemudian jago Tong-hay itu memekik panjang, seekor burung
besar melayang turun, dengan melompatkan diri, dia telah berada
diatas punggung burung. "Aku masih ada urusan." katanya, "Baik-baik kau menjaga diri."
Su-to Yan mengucapkan selamat jalan kepada sang ayah angkat.
Dia meninggalkan lembah Cui goat-kok.
Perjalanan Su-to Yan kedalam lembah Cui goat kok dengan
maksud tujuan menolong Cin Bwee dari tangan Cu kat Hong,
Ternyata Cin Bwee telah ditolong oleh orang-orang Jie Ceng Peng,
setelah mengalami banyak gangguan akhirnya Su-to Yan tiba
ditempat yang dituju, dia kembali dengan tangan kosong.
Dia meninggalkan lembah Cui-goat-kok.
Matahari telah menyingsing dari arah Timur, cahaya terang
menyinari bumi, Disaat itu Su-to Yan telah berada disebuah desa,
dia memilih rumah makan untuk mengisi perut. Sambil menunggu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
pesanan makanan Su-to Yan melamun apa yang harus dilakukan
oleh dirinya" Dia telah menyerahkan pedang In-liong dan mendapat pedang
Lay Hong. Ternyata diantara orang tuanya dan orang tua le Han
Eng telah terjadi persepakatan untuk menjodohkan anak-anak
mereka, le Han Eng adalah tunangan yang telah ditetepkan sedari
kecil. Bagaimana yang harus diperbuatnya pada Cin Bwee "
Pikiran Su-to Yan sangat kalut sekali. Disaat itu pelayan rumah
makan telah membawa santapan yang dipesan olehnya, Suto Yan
menyampingkan semua pikiran-pikiran yang memusingkan kepala,
dia melahap makanan yang di meja.
Tengah makan, tiba-tiba dia dihampiri oleh seorang hweesio.
"Numpang tanya." Hweesio itu membuka suara, "Sicu inikah yang
bernama Su-to Yan?" Hweesio itu mempunyai potongan tubuh tinggi besar, berdiri
didepan Su-to Yan, dia seperti seorang raksasa yang sedang
memandang kebawah. Su-to Yan mendongakkan kepalanya, "Betul, Aku Su-to Yan."
berkata sipemuda. "Pinceng bernama U-hoat," berkata hwesio tinggi besar itu,
"Mendapat tugas untuk mengundang sicu."
"Taysu dari Siauw-lim-pay?" Bertanya Su-to Yan.
"Tidak salah." Berkata U-hoat Hweesio, "Pinceng menunggu sicu
diluar untuk bicara lebih leluasa, Sicu boleh makan perlahan-lahan."
U-hoat Hwesio meninggalkan Su-to Yan.
Su to Yan mengerti, kedatangan hwesio tinggi besar yang
bernama U-hoat itu tentu mempunyai hubungan dengan kitab ilmu
pedang Maya Nada. Dia tidak mau memusingkan urusan itu. Maka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
dengan tenang, setelah kenyang, baru dia memanggil pelayan,
membayar dan berjalan keluar meninggalkan rumah makan.
Su-to Yan berjalan kejurusan Timur, disana telah berdiri belasan
hwesio, mereka menantikan kedatangan pemuda kita.
Seorang hwesio yang beralis putih adalah pemimpin rombongan
itu, segera ia menampilkan diri, menyambut kedatangan Su-to Yan.
"Pinceng bernama In-tie." Demikian hwesio beralis putih ini
memperkenalkan diri, "Atas perintah ketua partai kami, berunding
dengan sicu." Su-to Yan memandang kearah belasan hwesio itu, dia berkata:
"Katakanlah urusan itu."
In-tie hwesio berkata: "Pada hari Tiongyang, Siauw-lim-pay mengadakan pesta
keramaian, mengundang semua tokoh-tokoh partay kenamaan
berkumpul ditempat kami, Sudahkah Sicu dengar tentang berita
ini?" "Aku tahu dari seseorang." Berkata Su-to Yan.
"Masih ada urusan lain," berkata In-tie Hwesio, "Tahukah sicu,
bahwa ketua lembah Cui-goat-kok Kiu-han Sin-kun Ko Cio sedang
mengajak anak buahnya membikin pengejaran" Dan tahukah sicu,
bahwa sianak Srigala Lee Im sudah memasuki daerah Tionggoan,
tentu saja beserta dengan pasukan srigalanya yang terkenal ganas
dan telengas itu." "Aku belum tahu," berkata Su-to Yan
In-tie Hwesio meneruskan keterangannya.
"Rombongan dari lembah Ciu-goat kok bertujuan untuk
menuntaskan pertikaiannya dengan dirimu, Tapi belum jelas, apa
tujuan dari pasukan srigala yang langsung berada dibawah pimpinan
si Anak Srigala Lee Pin itu" Besar kemungkinan untuk mengadu
gerakkan rimba persilatan didaerah Tionggoan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan berkata: "Banyak terima kasih kepada peringatan taysu, aku akan
memperhatikan kejadian ini."
In-cie Hwe-sio mengagumi nyali sianak muda yang sikapnya
masih tenang-tenang saja. Dengan menarik napas, Hwe-sio beralis
panjang ini berkata: "Ya, dimisalkan kitab ilmu pedang Maya Nada jatuh kedalam
tangan lembah Cui goat kok kami tidak begitu sedih, mengingat
letak lembah Cui-goat kok berada dibawah kekuasaan Tionggoan,
tapi bila sampai terjatuh kedalam tangan si Anak srigala Lee Pin,
kejadian itu . ." Lagi-lagi soal ilmu pedang Maya Nada, Su-to Yan diam.
"Kami bersedia untuk menjamin keselamatan ilmu pedang
tersebut." Dan In-tie Hwesio mengakhiri kata-kata diplomatiknya.
Su-to Yan bersenyum. "Maaf, taysu," Berkata pemuda itu. "ilmu Pedang Maya Nada
bukan menjadi milik Siauw lim-sie. Aku tidak berhak menyerahkan
catatan ilmu pedang ini kepada seorang yang bukan menjadi
miliknya." Wajah In-tie Hwe-sio berubah, "Su-to Yan." Dia membentak.
"Catatan ilmu pedang Maya Nada adalah milik le Han Eng. Dengan
alasan apa kau mengangkangi hak milik orang ?"
"Ha, ha. .." Si pemuda tertawa, "Betul, ilmu Pedang Maya Nada
adalah hak milik le Han Eng. Karena itulah, aku harus menyerah
kepada orang yang bersangkutan, bukan kepada anak murid Siauwlim.-pay."
"Demi menjaga keamanan dunia persilatan Siauw lim pay berhak
untuk menyimpan catatan ilmu pedang tersebut." In-tie Hwesio
masih bertarik urat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Aku kira, aku berhak untuk memulangkan kitab ilmu Pedang
Maya Nada kepada orang yang bersangkutan," berkata Su-to Yan
sengit. "Kau hendak memaki kami menggunakan
Pertengkaran mulut mencapai klimaksnya.
kekerasan?" "Ha, ha..." Su-to Yan tertawa tergelak-gelak, "Silahkan, Aku
girang, bila mendapat pelajaran dari Siauw lim pay yang sangat
istimewa." In-tie Hwesio sudah kehilangan sifat sabarnya, dia marah sekali
karena kata-kata sombong Su-to Yan, maka dia berkata:
"Baiklah...!" Perlahan-lahan In-tie Hwesio menghampiri Su-to Yan. Dua belas
hwesio mengikuti gerakan In tie Hwesio, mereka mengurung
sipemuda. Su-to Yan berada dalam kurungan ke tiga belas hwesio dari
Siauw lim pay, Lingkaran para hwesio mulai mengecil.
Diluar mereka, lain rombongan bergerak cepat, mereka terdiri
dari orang-orang yang mengenakan pakaian yang berwarna hitam,
itulah anak buah lembah Cui goat kok. Lingkaran dari anak buah Cui
goat kok jauh lebih besar dari kekuatan Siauw lim Sie, mereka
mengurung belasan orang di pusat.
Dikala In-tie Hwesio hendak mengeluarkan aba-aba penyerangan, dia juga merasakan adanya kurungan pihak ketiga,
memandang kearah kelilingnya, dimana terdapat banyak pohon
lebat. Dari balik pohon-pohon itulah, bermunculan orang-orang berbaju
hitam, mereka berada dibawah pimpinan seorang tua, orang yang
pernah ditemui Su-to Yan didalam lembah Cui goat-kok, inilah anak
murid tertua dari Kiu-han Sin-kun Ko Cio.
In-tie Hwesio dan dua belas hwesio lainnya telah berada didalam
kurungan anak buah lembah Cui goat kok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan berada didalam dua lapis kurungan itu.
Orang tua berbaju hitam itu membuka suaranya yang lantang:
"Anak murid ketua lembah Cui-goat-kok Ciok Pan Tan mendapat
tugas untuk menangkap Su-to Yan, diharapkan para hwesio Siauw
lim pay mengundurkan diri dari pertikaian ini."
In-tie Hwesio mengerutkan kedua alisnya yang putih. sikap Ciok
Pan Tan yang terlalu meremehkan kekuatan Siauw lim pay
membawa akibat lain. "Orang luar dilarang turut campur." Dia berkata lantang, "Siauw


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lim pay sedang ada urusan, dan untuk ini kami persilahkan golongan
lain menyingkir." Ciok Pan Tan mengeluarkan suara dingin:
"Sebelum Su-to Yan memberikan tanggung jawabnya kepada
lembah Cui-goat-kok, tidak dibenarkan untuk partay lain mendahului
gerakan kami." In-tie Hwesio tidak mau kalah suara, dengan keras dia
mengeluarkan suara tantangan: "Siauw-lim"pay sedang ada urusan,
golongan lain dilarang turut serta."
Ciok Pan Tan berdengus: "Bagus, Mari kita menentukan dengan
kekuatan, siapa yang harus bergerak lebih dahulu, Siauw-lim-pay
atau lembah Cui goat kok?"
Dia mengulapkan tangan, maka puluhan orang berbaju hitam
mulai bergerak. In-tie Hwesio memecah kekuatannya men jadi dua kelompok,
atau untuk menghadapi Su-to Yan dan lain kekuatan untuk
menandingi kekuatan lembah Cui-goat-kok.
In-tie Taysu sudah berhadapan dengan Ciok Pan Tan. Tanpa
suara, Ciok Pan Tan menggerakkan tangan, memukul hwesio itu. Intie Hwesio adalah jago dari urutan In, tentu saja tidak mudah di
"makan" seperti itu. kakinya bergerak, dengan tangannya ditekuk
kedalam, dia menangkis datangnya serangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Ciok Pan Tan adalah anak murid tertua dari ketua lembah Cuigoat-kok Kiu-han Sin-kun Ko Cio, dia mengegos kekiri, menjotos dua
kali. In-tie Hwesio menggunakan ilmu Tay-im Nu-chiu, sepasang
tangannya direntangkan, hendak menyambar musuh. Masingmasing menyerang dan bertahan, selanjutnya kedua orang ini
menyerang dengan hebat, keduanya telah mengeluarkan ilmu
kepandaian yang ada, demi dapat mengalahkan musuh mereka.
Su-to Yan yang menyaksikan pertandingan dari kedua jago itu,
diam-diam dia menjadi kagum, banyak tipu-tipu silat yang belum di
lihat, pertempuran itu mengandung pelajaran-pelajaran tertentu.
Tiga puluh jurus telah dilewatkan, belum ada tanda-tanda siapa
yang akan memenangkan pertandingan itu.
Tujuh puluh jurus lagi dilewatkan, dan kini mulai tampak
perbedaan dari kedua jago tersebut, menggunakan kelengahan Ciok
Pan Tan, In-tie Hwesio meluruskan jari-jarinya, dan dia berhasil
mengenai pundak lawan. Ciok Pan Tan lompat mundur, dia merasakan sebelah tangannya
kesemutan. Disaat yang sama terdengar jeritan-jeritan dari orang-orang
berbaju hitam, perhatian berpindah ke arah datangnya kegaduhan,
Disana-terlihat seorang anak muda bermuka panjang, maksudnya
hendak memasuki gelanggang keramaian. Orang-orang Ciok Pan
Tan menghadang maka pemuda tersebut menjadi marah, dengan
satu tangan, dia mencengkeram orang-orang berbaju hitam itu,
dilemparkannya kesamping, tidak seorangpun dari mereka yang
dapat mengelakkan diri dari cengkeraman sianak muda, di dalam
sekejap mata, terbukalah jalan.
In-tie Hwesio mengeluarkan seruan kaget. "Anak Srigala Lee
Pin." Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pemuda yang datang adalah anak yang dibesarkan oleh Srigala,
namanya Lee Pin, datang dari daerah luar Tionggoan, karena dia
ada membawa pasukan srigala, semua orang menakutinya.
Didalam sekejap mata, si Anak Srigala Lee Pin telah memasuki
gelanggang keramaian itu, tidak satupun dari anak buah lembah
Cui-goat-kok yang dapat mengganggu usahanya menjebolkan
kurungan itu. "Saudara manakah yang ternama Su-to Yan?" Demikian Lee Pin
berteriak ke arah banyak orang.
Su-to Yan menampilkan diri. "Ada apa?" dia tidak kenal kepada
pemuda yang dibesarkan oleh binatang srigala itu, juga belum dapat
menduga akan maksud tujuannya.
Lee Pin hendak menghampiri Su-to Yan. Disaat ini, Ciok Pan Tan
telah menghadang di tengah jalan.
"Eh, apa artinya ini?" Lee Pin melototkan mata.
Ciok Pan Tan membentak: "Berani kau melukai anak buah
lembah Cui-goat-kok" Sudah bosan hidup ?"
"Ha, ha..." Anak Srigala Lee Pin tertawa, "Siapa kau ?"
"Ciok Pan Tan, murid pertama dari ketua lembah Cui-goat-kok."
Ciok Pan Tan memperkenalkan dirinya.
"Maksudmu?" Lee Pin merasa terganggu
"Kau telah melukai beberapa anak buah kami, kau harus
membikin suatu pertanggungan." Ciok Pan Tan berkukuh.
"Nah, terimalah tanggung jawabku." berkata Lee Pin yang segera
meloncat, cepat sekali, bret, terdengar suara sobekan baju,
serangan tadi ditujukan kepada Ciak Pan Tan, dan betul-betul orang
yang dijadikan sasaran tidak berdaya, sebagian baju depannya
pecah2 masih terlihat goresan kuku si Anak srigala dikulit dadanya.
Ciok Pan Tau mundur dengan wajah pucat, Lee Pin berteriak
sombong: Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Hayo, siapa lagi yang berani menentang aku."
In-tie Hwesio menampilkan dirinya. "Biar aku yang mengusir
kau," Dia berkata, Lee Pin memperhatikan hwesio tersebut, tiba-tiba dia tertawa:
"Ha ha, ha . . . Kau ?"
"Mengapa ?" In-tie Hwesio tidak puas.
"Sampai dimanakah ilmu kepandaianmu" Sudahkah terpikir
olehmu, siapa yang sedang berada didepannya?" Berkata Si Anak
srigala. "Aku tahu." Berkata In-tie Hwesio, "Kau adalah Anak Srigala Lee
Pin yang ganas dan telengas. Aku melarang kau memasuki daerah
Tionggoan. Daerah ini bukan tanah kekuasaanmu pergilah pulang
ketempat asalmu." "Bagus, Aku memang ganas. Aku cukup telengas, Tapi aku ganas
kepada mereka yang tidak menggunakan aturan, aku telengas
kepada mereka yang bersifat kejam. Kau melarang aku memasuki
daerah Tionggoan, apa alasanmu " Hendak berkuasa sendiri, takut
pada campur tanganku" Ha ha, ha..."
"Tutup mulut." In-tie Hwesio membentak, disertai dengan satu
terjangan kuat, Dia memukul kearah batok kepala si Anak Srigala.
Lee Pin menunjukan senyumnya, dia diserang mendadak, tapi
gerakannya lebih cepat dari In-tie Hwesio sebelum terjangan itu
sampai didepan dirinya, dia sudah berpencak silat aneh luar biasa,
dia sering kali menerkam, dan mengurung si hwesio dengan
bayangannya. In-Tie Hwesio harus mempertahankan diri dari gencaran
serangan Lee Pin, dia menyelubungkan dirinya didalam pertahanan
kuat, Dan lenyaplah harapannya untuk menandingi Anak Srigala itu.
Didalam sekejap mata, keadaan In-tie Hwe-sio semakin terjepit.
Tiba-tiba Su-to Yan berteriak: "Hentikan pertempuran ini !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Siuuut, tubuh Lee Pin melayang tinggi, tiba-tiba dia sudah berada
didepan Su-to Yan. Meninggalkan In-tie Hwe-sio yang masih
bengong kesima. "Mengapa pertanyaan. kau menghentikannya?" Lee Pin mengajukan "Kau mencari aku, bukan?" Balik bertanya Su-to Yan kepada
pemuda yang dibesarkan dalam asuhannya binatang srigala itu.
"Betul." Lee Pin menganggukkan kepala,
"Apa maksud tujuanmu?" . Bertanya Su to Yan.
"Kau ada membawa kitab catatan ilmu pedang Maya Nada,
bukan?" Bertanya Lee Pin memancar sinar matanya yang tajam.
Lagi lagi kitab catatan ilmu Pedang Maya Nada !
Su to Yan menganggukkan kepala.
"Betul, Kau juga ingin merebut kitab ini?" Dia sudah bersiap-siap
untuk menandingi jago muda yang kuat itu.
"Ha, ha, ha, ha..." Lee Pin tertawa. "Dugaanmu meleset."
"Meleset?" Su-to Yan belum dapat percaya kepada keterangan si
Anak Srigala, Apa maksud tujuan jago itu, bila bukan merebut
catatan ilmu Pedang Maya Nada "
Lee Pin berkata: "Aku datang didaerah Tionggoan untuk menyaksikan dengan
lebih dekat, perkembangan ilmu silat didaerah ini. Kudengar tradisi
umum didaerah ini sangat buruk sekali, sudah lazim dan kejadian
yang jamak, bila seseorang yang berkepandaian tinggi menghina
yang lemah, merebut barang silemah, menindas di bawah
kekuasaannya, suatu tradisi nasional yang sangat buruk didalam
dunia persilatan. Dan desas-desus itu telah kusaksikan sendiri, Kau
adalah satu korban ketamakan mereka itu. Aku suka kepadamu, aku
ingin bersahabat denganmu." Si Anak Srigala mengulurkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
tangannya Su-to Yan menarik diri. Dia belum sepaham dengan apa
yang apa Lee Pin katakan.
"Ha, ha..." Lee Pin tertawa lagi, "Takut kepadaku " Seorang anak
yang dibesarkan oleh srigala" Ketahuilah, Srigala itu galak, tamak,
tapi manusia lebih galak dan lebih tamak dari srigala."
"Hm," Su-to Yan berdengus, "Mengapa harus takut?"
"Bagus. Kudengar kau berkepandaian tinggi, ingin sekali aku
mendapat bukti itu," berkata Lee Pin.
"Aku selalu siap menerima tantanganmu." berkata Su-to Yan.
Disaat itu, kekuatan lembah Cui goat kok dan kekuatan Siauw lim
pay telah bersatu padu untuk menghadapi Su-to Yan dan Lee Pin,
mereka menggabungkan diri, mengurung kedua orang, para hwesio
dan orang-orang berbaju hitam mengurung semakin ketat. Mereka
berada dibawah pimpinan In-tie Hwesio dan Ciok Pan Tan.
Kejadian tersebut tidak lepas dari sudut mata Lee Pin, tiba-tiba
saja anak srigala ini mengeluarkan suara pekikan panjang.
Wajah In-tie Hwesio berubah. "Awas.," Dia
peringatan. "Lee Pin memanggil pasukan srigalanya."
memberikan Betul saja, sayup-sayup terdengar suara lolongan srigala,
semakin lama semakin dekat, binatang-binatang ini saling sahut,
menerima panggilan Lee Pin.
Wajah In tie Hwesio semakin pucat, pasukan srigala itulah yang
paling ditakuti, dan betul saja Lee Pin membawa anak buah ganas
itu, Ratusan ekor Srigala mendatangi tempat itu, sebentar kemudian,
sudah terjadi perkelahian diantara manusia, Korban saling
berjatuhan. Srigala-srigala diajak memasuki daerah Tionggoan
adalah srigala-srigala pilihan Lee Pin besar dan ganas, cukup
terlatih. Beberapa orang berbaju hitam sudah mendapat gigitan
mereka Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan turut menyaksikan terjadinya drama tersebut, dia
mengajukan protes: "Hei, mengapa kau tidak melarang binatang peliharaan-mu
mengganggu orang?" Anak Srigala Lee Pin mengeluarkan lain pekikan, maka pasukan
Srigala mundur keluar rimba, belum mau pergi, disana mereka
mengurung semua orang. Su-to Yan masih belum puas, "Mengapa kau tidak memberi
perintah untuk melepaskan kurungan?" Dia menegur Lee Pin.
"Prakarsamu patut mendapat pujian. Tapi kau tidak tabu, hati
manusia itu lebih kejam dari hati srigala, Kau hendak menolong
mereka, tapi mereka hendak mencelakakan dirimu, seekor srigala
yang sudah kenyang makan tidak mengganggu mangsanya, tapi
seorang manusia yang sudah lebih dari cukup masih menghendaki
sesuatu yang melebihinya. Bila tidak memandang dirimu, aku akan
membiarkan kawan-kawanku itu mendapat kepuasan."
Su-to Yan berkata: "Kukira, kita harus mempunyai rasa kasih. Sedapat mungkin
menghindari pertumpahan darah."
"Ha, ha... Dimisalkan tidak ada bantuan kawan-kawan ini.
mungkinkah kita dapat menghindari pertumpahan darah?" Apalagi
srigala Lee Pin, tidak dapat menyetujui filsafat hidap Su-to Yan.
Si pemuda bungkam. Berkat bantuan pasukan Srigala Lee Pin, Su-to Yan berdua bebas
dari gangguan anak buah Siauw-lim-pay dan lembah Cui-goat kok.
"Saudara Su-to, kemana kau hendak pergi?" Lee Pin mengajukan
pertanyaan. "Aku harus kembali kedalam lembah Hui ln." Berkata Su-to Yan.
"Eh, kau tidak ada maksud untuk menghadiri pesta Tiongyang, di
Siauw-lim-sie?" Lee Pin pernah menerima kabar tentang adanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
pesta Tiongyang digereja Siauw-lim-Sie, dan tujuan utama dari
pesta itu adalah hendak mendapatkan kitab pelajaran ilmu pedang
Maya Nada yang berada didalam tangan Su-to Yan, Maka dia
mengajukan pertanyaan seperti tadi.
Su-to Yan menggelengkan kepalanya, dia sedang berpikir, kitab
catatan ilmu pedang Maya Nada harus dikembalikan kepada Ie Han
Eng, bagaimana menyerahkan kepada si Bidadari, dari lembah Huiin itu" Dia telah mengetahui bahwa orang tua mereka telah
mengikatkan perjodohan, dan inilah yang membingungkan dirinya.
Terdengar suara Lee Pin: "Aku agak tertarik juga kepada
kepribadimu, aku bersedia menemanimu ke gereja Siauw-lim-sie,
jangan takut kepada mereka, kawan-kawanku selalu siap sedia."
Yang diartikan dengan kawan-kawan sianak srigala adalah
pasukan anjing srigalanya binatang-binatang itu berjumlah besar,
mengikuti mereka jauh dibelakang.
Su-to Yan segera menduga bahwa si Anak Srigala ingin
membesarkan hatinya, agar tidak takut kepada para hwesio Siauwlim-pay, tujuan nya yang hendak mengembalikan kitab catatan ilmu
Pedang Maya Nada kepada Ie Han Eng dianggap melarikan diri dari
kenyataan, menghindari pertemuan.
"Aku bukan takut kepada mereka." Su-to Yan memberi
penjelasan "Belum pernah ada orang yang kutakuti, Aku harus
mengembalikan catatan ilmu pedang Maya Nada dilembah Hui-in.
inilah maksud tujuanku."
"Bagus, Aku menemani kau pergi ke lembah Hui-in." Demikian
Lee Pin menawarkan jasa baiknya.
Su-to Yan tidak menolak, mereka segera menuju kearah lembah
Hui-in digunung Bu-san. Mereka melakukan perjalanan dengan kecepatan luar biasa,
ternyata Lee Pin ada niatan untuk mengadu ilmu meringankan
badan, langkahnya menderu-deru, hendak meninggalkan Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Dan tentu saja, Su-to Yan mengikuti kemauan kawan baru itu, tanpa
memperhitungkan jarak perjalanan, mereka mengadu lari.
Singkatnya cerita, Su-to Yan dan Lee Pin telah tiba di gunung
Busan. Lee Pin harus mengakui, ilmu meringankan tubuh Su-to Yan
tidak berada dibawah dirinya, mereka tiba di waktu yang hampir
bersamaan. Menghitung jumlah hari, mereka masih mempunyai waktu untuk
menghadiri pesta Tiongyang digereja Siauw limsie, Dengan tertawa
Lee Pin berkata kepada kawannya:


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Saudara Suto, sekarang baru awal bulan sembilan, setelah
menyelesaikan urusanmu, masih cukup waktu untuk pergi kegunung
Siong-san. Maukah kau mengunjungi pesta keramaian itu?"
Gunung Siong-san adalah letak tempat gereja Siauw limsie.
Su-to Yang tidak keberatan. Dia berkata:
"Betul. Setelah menyerahkan kitab, kita boleh pergi kesana."
Dikala mereka tiba di puncak Leng-heng, didepan mereka telah
melintang seorang tua berbaju putih, inilah salah satu dari Sepasang
Manusia Jibaku, si Seng-mo Leng Kho Tiok.
Dengan tertawa tergelak-gelak, Seng-mo Leng Kho Tiok berkata:
"Ha ha ha... Bocah Su-to Yan, tidak kusangka, kau masih
mempunyai hubungan erat dengan pihak Tong-hay."
Su-to Yan ingat akan kejadian lama, bagaimana dia dipukul rusak
oleh tokoh jahat ini, beruntung ada laki-laki berbaju hijau dari
daerah Tong-hay yang memberi obat Tong-hay Sin-kiauw, maka
luka-luka itu dapat direkatkan kembali. Dendam sakit hari itu belum
diselesaikan, ternyata Seng-mo Leng Kho Tiok telah mendahului
dirinya, menghadang ditengah jalan, Lee Pin belum kenal kepada
orang tua berbaju putih yang berani menghadang perjalanan
mereka, dia mengajukan pertanyaan : "Saudara Su-to, siapakah
orang ini?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Dia adalah Seng-mo Leng Kho Tiok," Su-to Yan memberi
keterangan. Lee Pin terkejut, nama Sepasang Manusia Jibaku itu pernah
mendengung ditelinga setiap jago rimba persilatan, termasuk juga si
Anak Srigala, dan disini dia dapat menemukan salah satu dari
mereka. Mendapat sorotan mata Lee Pin yang bercahaya agak liar, Sengmo Leng Kho Tiok terkejut. Melirik kearah Su-to Yan sebentar, dia
bergeram: "Hei ditangan siapa kitab ilmu pedang Maya Nada itu."
Lee Pin maju dua langkah, dia membentak:
"Hei, kau juga menghendaki ilmu Pedang Maya Nada?"
"Kau siapa ?" Seng-mo Leng Kho Tiok belum kenal kepada si
Anak Srigala. "Orang yang menghendaki jiwamu." Berkata Lee Pin yang segera
lompat menerkam, ceker-cekernya yang tajam berhasil menarik
sobek baju orang itu. Seng-mo Leng Kho Tiok terkejut, dia sangat tidak memandang
mata kepala si anak muda yang berwajah muka panjang karena itu
dia tidak membikin persiapan. Kecepatan Lee Pin memang luar
biasa, karena itu, dia berhasil menyobekkan bajunya, Karena ini, dia
sangat marah, "sret" kipas jibaku telah keluar dari tempatnya,
menotok pergelangan tangan Lee Pin.
Lee Pin berlompat-lompatan, menyobek dan menerkam, gesit
sekali. Karena Seng-mo Leng Kho Tiok telah menyiapkan diri, maka
serangan berikutnya tidak berhasil lagi.
Seng-mo Leng Kho Tiok tidak memandang mata kepada
lawannya yang masih muda, hanya dua kali lompatan, dia berhasil
keluar dari kurungan dan incaran jari si anak Srigala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Pantas kau berani datang lagi kegunung Bu-san, kiranya sudah
mendapat bala bantuan" Kekuatan tukang pukulmu ini agak
lumayan." Dia melirik kearah Su-to Yan.
Lee Pin bergeram marah: "Hai, masih hendak merasakan
tajamnya kuku jariku lagi ?"
Dia sudah siap menubruk itu waktu rombongan srigala telah
dipisahkan jauh, dengan maksud agar tidak mengganggu perjalanan
mereka. Tanpa panggilan Lee Pin, para srigala tak akan
menampilkan diri, hal itu penting, mengingat munculnya ratusan
ekor binatang yang seperti itu akan mengejutkan semua orang.
Mendengar berdengus: cemohan Lee Pin, Seng-mo Leng Kho Tiok "Huh, dengan ilmu kepandaian yang kalian punyai, berani
menentang Seng-mo Leng Kho Tiok "
"Bagaimana bila aku meminta bantuan pasukan srigalaku?" Lee
Pin teringat kepada kawan-kawannya.
Seng mo Leng Kho Tiok terkejut "Aaaa...." Dia membuka mulut.
"Kau si Anak Srigala Lee Pin?"
"Kau memang lihay." Lee Pin memberi pujian. "segala tebakanmu
tepat!" Mengetahui bahwa dugaannya tidak salah, bulu tengkuknya
Seng-mo Leng Kho Tiok bangun berdiri, pasukan Srigala adalah
kekuatan yang terganas, siapakah yang dapat meloloskan diri dari
kepungannya binatang haus darah itu" Belum pernah ada orang
yang dapat meloloskan diri dari keroyokan srigala, apa lagi Srigala
Lee Pin yang terlatih baik.
-ooo0dw0ooo- Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Jilid 9 DENGAN adanya bantuan Lee Pin beserta pasukan srigalanya,
tentu tidak mungkin menangkap Su-to Yan. Tapi Seng-mo Leng Kho
Tiok tidak mau menyerah begitu saja, maka dia mengadakan
gertakan: "Kau dengan binatang liarmu itu memang ditakuti orang, Tapi
bukan berarti tanpa tandingan Bila kau tidak berhati-hati, semua
induk pasukanmu itu menjadi korban lain kekuatan, tahu ?"
"Siapakah yang dapat memusnahkan pasukan Srigalaku?" Lee Pin
tidak percaya. "Pernah dengar nama Thian-lam Lo-sat?" Bertanya Seng-mo
Leng Tiok. Giliran wajah Lee Pin yang berubah. Racun Thian-lam Lo-sat
sangat terkenal, bila anak murid golongan itu yang menghadapi
pasukan srigalanya, bila mereka menggunakan racun jahat untuk
menghadapi binatang-binatangnya, tentu sulit untuk mendapat
kemenangan. "Ketua partay dari golongan Thian-lam Lo-Sat telah berada di
daerah ini, hanya satu pekikan panjang, aku dapat memangginya
datang, Seng-mo Lee Kho Tiok meneruskan gertakannya: "Lee Pin,
baik-baiklah kau diam disini, jangan turut campur dengan
urusanku." Kemudian, dihadapinya Su-to Yan dan membentak:
"Bagaimana dengan kitab ilmu
Bersediakah kau menyerahkannya ?"
Pedang Maya Nada itu" Sret, Su-to Yan telah menarik keluar pedang Lay-hong.
"Ha, ha ha . . . ." Seng-mo Leng Kho Tiok tertawa. "Masih belum
kapok" Sudahkah kau lupa, bahwa jiwamu hampir mati di tanganku,
tahu" Bila tidak ada sibrengsek dari Tong-hay itu, mana mungkin
kau dapat mempertahankan diri sampai hari ini?"
Su-to Yan membentak: Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Jangan banyak kepadamu." komentar. Kitab tidak akan kuserahkan Mata Seng-mo Leng Kho Tiok mendelik, srek, dia mengeluarkan
kipas jibaku, dibuka dan ditutupkan, kemudian menusuk jalan darah
leng-tay lawannya, Gerakan tadi sangat cepat sekali.
Sedari merekatkan kekuatan dingin Kiu-han Sin-kun Ko Cio dan
kekuatan panas Hauw thian Mo kun Thiat Kiam-Seng kedalam tubuh
dirinya, Su-to Yan belum menggunakan kekuatan istimewa itu
menempur orang tangan kanan yang memegang pedang mendapat
tambahan hawa dingin, menangkis kipas Seng-mo Leng Kho Tiok.
Trannggg . . . Tangan Seng-mo Leng Kho Tiok yang memegang kipas hampir
beku karenanya, sangat dingin sekali. Didalam hati tokoh tua ini
berkata, oh, bukankah itu kekuatan Kiu-han-ciang dari ketua lembah
Cui-goat-kok, bagaimana dapat berada didalam tubuh bocah ini "
Rasa bingung Seng-mo Leng Kho Tiok belum dapat tempat
pemecahan, tiba-tiba datang lain pukulan, itulah tangan kiri Su-to
Yan yang membawa kekuatan panas Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam
Seng. Seng mo Leng Kho Tiok mengeluarkan jeritan panjang, dia tidak
sanggup menahan rasa hawa dingin, lebih-lebih lagi tidak sanggup
menerima hawa panas yang menyusul datang, memukul dua kali
dan dengan membawa suara lengkingannya yang panjang, dia
melarikan diri. Tentu saja didalam keadaan terluka.
Siapakah yang sanggup menahan kekuatan yang terdingin dan
terpanas" Manakala kita mengisi air panas dan air es di suatu gelas
secara bergantian, pasti gelas itu pecah segera. Masih untung bagi
Seng-mo Leng Kho Tiok yang mempunyai latihan sangat dalam,
tubuhnya tidak hancur pecah, Mulai saat itu, dia harus mencari daya
upaya untuk mengatasi dua macam kekuatan Su-to Yan yang luar
biasa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Sebentar kemudian, bayangan Seng-mo Leng Kho Tiok sudah
lenyap tidak terlihat. Lee Pin terbelalak matanya lebar-lebar, mana mungkin seorang
memiliki dua macam ilmu yang bertentangan" Tapi itulah
kenyataan, Su-to Yan mempunyai kekuatan dingin, juga memiliki
kekuatan panas, Sungguhlah suatu ke jadian yang tidak masuk
diakal. Su-to Yan mengeluarkan keluhan napas lega. Diapun tidak tahu,
bahwa dirinya mempunyai kedua kekuatan maha hebat hu, Berkat
adanya perekat obat Tong-hay Sin-ciauw, dia dapat menyedot
kekuatan si Dewa Panas Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam Seng dan Si
ketua lembah Cui-goat-kok Kiu-han sin-kun Ko Cio yang memiliki
sifat dingin. Dia masih merasakan hawa dingin dibagian kanan dan
hawa panas di bagian kiri tubuhnya.
Lee Pin maju, menghampiri kawan itu, "Saudara Su-to," dia
berkata, "Tidak kusangka, kau memiliki ilmu yang sehebat tadi,"
Su-to Yan menyengir. "Aku sendiripun tidak tahu," Dia berkata terus terang, "inilah
kejadian untuk pertama kalinya, aku menggunakan ilmu-ilmu tadi."
Gangguan Seng-mo Leng Kho Tiok telah mereka sisihkan, dan
kedua pemuda, itu melanjutkan perjalanan.
Ie Han Eng adalah cucu dari keluarga Yang Mulia Ie Siauw Hu
yang dijunjung tinggi oleh setiap tokoh rimba persilatan, betul dia
tidak berkepandaian silat, tidak seorangpun berani memasuki atau
mengganggu lembah Hui-in.
Mereka tidak berani mengacau lembah Hui-in, ini
melepaskan kesempatan untuk merebut kitab Maya Nada,
berkumpul di luar lembah tersebut, ada juga yang menutup
tersebut, seperti si pedang Utara Auw-yang le dan Pedang
Kong-Sun Giok, mereka akan mengganggu orang yang
memasuki lembah Hui-in. berarti mereka lembah Selatan hendak Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Orang yang memata-matai lembah Hui-in bukan Kong-Sun Giok
dan Auw-yang Ie dua orang saja, Golongan Thian-lam Lo-sat juga
tidak melepaskan kesempatan ini.
Bercerita Su-to Yan dan Lee Pin yang mendekati lembah Hui-in,
tiba-tiba mereka dihadang oleh delapan orang berbaju hitam, itulah
orang-orang dari golongan Thian-lam Loo-sat.
"Berhenti!" bentakan. Kedelapan orang berbaju hitam mengeluarkan Su-to Yan dan Lee Pin memperhatikan kedelapan orang yang
berani menghadang perjalanan mereka.
"Siapa kalian?" si Anak Srigala membentak.
"Atas perintah ketua kami, kalian dilarang meneruskan
perjalanan." berkata salah satu dari orang-orang berbaju hitam itu.
"Siapa ketua kalian?" Bertanya Su-to Yan.
"Siapakah yang tidak kenal kepada ketua Thian-lam Loo-sat Lam
Kiong It?" "Aha, kalian dari golongan Thian-lam Loo-soat?"
"Tidak salah." "Lekas minggir !" Lee Pin membentak. "Agar tidak menjadi
korban penasaran. Kalian bukanlah tandingan kami orang."
Delapan orang itu mendapat tugas untuk menghadang Su-to
Yan, tentu saja harus mentaati perintah ketuanya. Tidak seorangpun
dari mereka yang mengundurkan diri, Bukan saja tidak mau
mengundurkan diri, malah mereka mengurung lebih dekat lagi,
Masing-masing mengeluarkan senjata.
Su-to Yan dan Lee Pin saling pandang, mereka menganggukkan
kepala, itulah suatu tanda, bergebrak untuk menyingkirkan
halangan mengganggu jalan
"Ciaaaatttt..." Terdengar suara Lee Pin yang melengking, dia
telah menerjang orang berbaju hitam itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan tidak mau ketinggalan dia mendorong sebelah
tangannya, tangan kanan yang dingin dapat membekukan jalan
peredaran darah lawan. Terdengar suara jeritan-jeritan yang riuh, hanya satu gebrakan,
delapan orang berbaju hitam telah gugur berjatuhan, dua orang
mati dibawah cengkraman Lee Pin, dan sisanya mendapat luka
parah. Su-to Yan dan Lee Pin mengeluarkan senyum mengejek, mereka
tidak memperdulikan orang itu, mereka mulai perjalanan lagi.
Tidak lama, hanya tiga tikungan, lagi-lagi dihadang oleh 8 orang
baju hitam. Adanya pengalaman dibagian depan, Su-to Yan maklum,
tentunya orang dari Thian-lam Lo-sat lagi.
Timbul rasa muak kepada orang-orang itu, mereka terlalu tamak
dan serakah, dengan ilmu kepandaian seperti ketua Thian-lam Losat Lam Kiong It, mengapa masih menghendaki ilmu pedang Maya
Nada " Bukan saja Lam Kiong It yang mempunyai sipat serakah, Tokohtokoh lainnyapun demikian seperti Seng-mo Leng Kho Tiok,
siapakah yang dapat mengalahkan iblis ini" Mengapa masih tidak


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

puas kepada ilmu kepandaian sendiri" Dengan alasan apa
menghendaki ilmu pedang Maya Nada "
Delapan orang berbaju hijau yang menghadang didepan kedua
orang adalah jago-jago biasa, mana mungkin mereka menandingi
Su-to Yan yang gagah perkasa" Apalagi didampingi oleh si Anak
Srigala Lee Pin. Hanya setengah gebrakan, merekapun sudah
dikucar-kacirkan. Demikianlah Su-to Yan menyingkirkan regu-regu delapan orang
itu, setiap muncul delapan orang berbaju hitam, mereka tidak
banyak bicara, bila bukan jatuh dibawah cengkeraman Lee Pin,
tentu terpental oleh kekuatan Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Dan yang terakhir, dikala mendapat rintangan delapan orang lagi,
Seorang tua dengan pakaian warna-warni sudah melesat turun,
langsung menghadapi Su-to Yan.
Delapan orang berbaju hitam berdiri di belakang orang tua
berpakaian warna-warni itu.
Orang tua itu memandang Su-to Yan seraya membentak.
"Bocah, tentunya belum kenal kepadaku Lam Kiong It, bukan ?"
Inilah ketua Thian-lam Lo-sat yang bernama Lam-kiong It,
namanya pernah menggemparkan rimba persilatan, Mengingat tidak
ada jaringan yang sedang mengganggu perjalanan Su-to Yan, dia
menampilkan diri. Su-to Yan dan Lee Pin telah siap siaga, mereka mempunyai sifat
pantang mundur, betapa tinggipun ilmu kepandaian Lam Kiong It,
mereka tidak segan-segan untuk menempurnya.
Lam Kiong It membuka mulut: "Siapa diantara kalian yang
bernama Su-to Yan ?"
"Aku." Su-to Yan memajukan diri,
Memperhatikan sipemuda beberapa saat, Lam Kiong It berkata:
"Tinggalkan ilmu Pedang Maya Nada, maka kau bebas dari
kematian." "Bila tidak?" Su-to Yan masih menantang.
"Kau belum pernah merasakan racun Thian lam Lo-sat" Ha, ha . .
." Lam Kiong It tertawa, "Bila aku mau, dengan menggerakan racun
Cian-tok Tay-tin, mungkinkah kalian dapat meloloskan diri dari
racun-racun itu ?" Lee Pin telah kehilangan sabar, dengan satu terkaman liar, dia
menerjang ketua Thian-lam Lo-sat.
Lam Kiong It pandai menggunakan racun didalam hal ini bukan
berarti tiada berkepandaian silat, tampak dia berlompat gesit,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
menghindari diri dari terjangan-terjangan sianak srigala. Hanya
bergebrak beberapa jurus Lee Pin sudah tidak berdaya..
Su-to Yan tidak berpeluk tangan, pedang Lay-hong keluar dari
kerangkanya, segera dia menerjunkan diri kedalam arena
pertempuran. "Awas pedang!" sebelum menyerang, dia memberi peringatan.
Di saat itu, orang-orang berbaju hitam telah berkumpul.
Menyaksikan ketua mereka dikeroyok oleh dua jago kelas satu tanpa
perintah, mereka turut mencampurkan diri, terjadi pertempuran
yang sangat kalut. Lee Pin memekik panjang, itulah tanda untuk memanggil
pasukan srigala. Dengan bantuan binatang-binatang itu, dia
mengharapkan kemenangan. Betul saja. Pekikan panjang si Anak Srigala mendapat
penyambutan cepat, terdengar lolongan-lolongan yang melengking
tinggi, saling susul, suara itu sangat gemuruh, mendatangi tempat
pertempuran. Didalam waktu yang amat singkat, ratusan ekor srigala telah
berada ditempat itu, terjadi pertempuran diantara manusia dan
binatang. Berkat bantuan srigala itu, Su-to Yan dan Lee Pin menarik diri
dari kepungan Lam Kiong It dan anak buahnya.
Thian-lam Lo-sat mengalami kegagalan.
Dari gerakan-gerakan Su-to Yan yang memiliki kekuatan panas
dan dingin, Lam Kiong It tidak berani mengadakan pengejaran,
kekuatan panas Hauw-thian Mo-kun Thiat Kiam Seng tidak asing
baginya, karena orang ini adalah kawan baiknya, kekuatan dingin
Kiu-han Sin kun Ko Cio juga dikenal baik, itulah ilmu kepandaian
musuh utama, telah berulang kali dia mengadu kekuatan dengan
Kiu-han Sin-kun Ko Cio, sampai dimana keistimewaan ketua lembah
Cui-goat kok itu, dia sangat paham.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Karena keragu-raguan itulah, Lam Kiong It tidak tahu, bagaimana
hubungan Su-to Yan dengan dua tokoh silat hebat, Lebih baik
menunggu kesempatan lain.
Menceritakan perjalanan Su to Yan dan Lee Pin. mereka berhasil
meloloskan diri dari kepungan golongan Thian-lam Lo-sat,
membiarkan pasukan srigala memelihara keamanan pion belakang,
Mereka meneruskan perjalanan.
Lee Pin tertawa, dia sangat bangga kepada pasukan srigala yang
sangat banyak membantu itu.
"Mereka tidak berani membikin pengejaran." Demikian dia
berkata, Yang diartikan dengan mereka adalah anak buah Thian
lam-lo-sat. "Dengan adanya kawan-kawan berkaki empat itu siapakah yang
ingin mencari mati?" Su-to Yan juga tertawa.
"Mulai saat ini, tidak ada orang lagi yang berani menghadang
perjalananmu." Berkata Lee Pin, "Akan kuhajar mereka akan kucarkacir."
"Siapakah yang hendak menghadang perjalananku lagi?" Su-to
Yan menganggap sudah berada ditempat yang aman, Lembah Huiin sudah tidak jauh.
Tiba-tiba... Satu suara menyertai kata-kata Su-to Yan:
"Aku yang hendak menghadang perjalananmu."
Tidak ada orang yang menghadang perjalanan.
Su to Yan bermata dan bertelinga tajam, menangkap arah
datangnya suara, dia mendongak keatas, disana, diatas sebuah
tangkai pohon yang berdaun rindang, diatas cabang ranting pohon
yang cukup besar, dia menggendong pacul. Suatu pemandangan
yang jarang terlihat. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Hwesio itulah yang mengatakan hendak menghadang perjalanan
Su-to Yan. Mengetahui dirinya telah dapat dilihat orang, hwesio tinggi besar
itu lompat turun dari atas pohon, gerakannya ringan sekali, dia
masih membawa paculnya, itulah senjata yang paling khas bagi
hwesio gemuk itu. "Kau juga hendak mengadakan penghadangan?" Bertanya Su-to
Yan dengan suara lantang.
Hwesio itu menganggukkan kepalanya.
"Hendak meminta kitab ilmu Pedang Maya Nada?" Bertanya lagi
Su-to Yan. "Guruku menghendaki catatan ilmu pedang itu, maka beliau
mengutus aku menemuimu." berkata hwesio tinggi besar itu.
"Siapakah orang yang menjadi gurumu itu?" bertanya Lee Pin.
Hwesio itu melirik kearah si Anak Srigala.
"Aku bernama Bwee-goat." Dia memperkenalkan diri, "Dengan
julukan Hwesio Tukang Pacul, Pernah dengar nama ini" Tentunya
kau tahu, siapa orang yang menjadi guruku."
Su-to Yan dan Lee Pin saling pandang.
Hwesio itu memikul paculnya, kemudian mementil cepat, ting,
ting, ting, dan dia tersenyum-senyum kepada kedua anak muda
dihadapannya. "Kit-hian-cie." Su-to Yan berteriak kaget. "ilmu jari Kit hian-cie."
"Betul." Hwesio pembawa pacul itu berkata. "Salah satu dari
sepuluh macam ilmu silat dari jaman purbakala."
"Ah," Su-to Yan berteriak, "Kau adalah murid dari Tokoh Silat
Tiga jaman Bong Bong Cu"
"Kau memang liehay." Hwesio Tukang Pacul Bwee-goat
menganggukkan kepala, "Guru ku mengatakan bahwa kau telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
berhasil meyakinkan Uap Hijau It-bok Cin-khie, cengkeraman Maut
Thian tau nie hun ciauw dan ilmu Pie pa cap Sa san chiu. Dengan
adanya tiga macam ilmu silat peninggalan jaman purbakala itu, kau
menjadi seorang yang sangat berbahaya. Apalagi memiliki ilmu
pedang Maya Nada, bahaya itu semakin besar."
"Maksudmu?" "Guruku menghendaki ilmu pedang Maya Nada itu." berkata
Hwesio Tukang Pacul Bwee goat.
Lagi-lagi ada orang yang mengincar catatan ilmu Pedang Maya
Nada. Lee Pin mengeluarkan jeritan2 panjang, jeritan mana disambung
oleh lolongan pasukan srigalanya, susul-menyusul tiada hentihentinya.
Wajah hwesio Tukang Pacul berubah. Segera dia sadar, suara
lolongan-lolongan apa yang mendekati mereka.
"Hei." Dia berteriak "Kau yang membawa binatang-binatang liar
itu?" "He, he..." Lee Pin sangat puas, "Kau takut?"
"Huh ! Siapa yang takut kepadamu?" Mengincar beberapa srigala
yang terdekat, Bwee goat mengayun paculnya, terlalu cepat untuk
di ceritakan. "Nah, Lihatlah." Kata-kata tadi disertai dengan ayunan
cangkul. Aingggggg... Aaingggg..."
Dua ekor srigala Lee Pin telah mati dengan otak kepala hancur
berceceran, Kecepatan dan kekuatan si Hwesio Tukang Pacul Bweegoat memang luar biasa.
Wajah Lee Pin berobah, srigala-srigala yang dibawa memasuki
daerah Tionggoan adalah srigala pilihan, mendapat didikan dirinya,
mereka dapat menyingkirkan diri dari setiap serangan tokoh rimba
persilatan. Kini dua ekor diantaranya dibunuh mati dengan mudah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
tanpa ada perlawanan sekali, itulah suatu kejadian yang belum
pernah dialami. Su-to Yan mengeluarkan suara pujian: "Tenaga dalam yang
hebat." Belasan ekor srigala menerjang orang yang telah membunuh
kawan mereka, gerakan itu gesit sekali.
Bwee-goat mengayun pacul, satu demi satu, dia membunuh atau
melukai srigala-srigala itu. tubuhnya tinggi besar, tapi mempunyai
gerakan dan lincah, tenaganya besar, arah bidikannya tepat,
belasan ekor srigala itu telah menjadi korban ketajaman cangkulnya.
Belasan ekor srigala lainnya menerkam Bwee-goat, jumlah
pasukan binatang ganas itu kian membesar.
Bwee goat mengetahui akan datangnya gelagat yang kurang
baik, untuk mengalahkan belasan ekor atau puluhan ekor tidak
menjadi soal, tapi dilihat dari suasana seperti itu, jumlah srigala
yang dibawa oleh Lee Pin berjumlah diatas ratusan, untuk
meloloskan diri dari kepungan-kepungan binatang tersebut, tentu
saja tidak mudah. Si Hwesio Tukang pacul Bwee-goat menerjang kearah timur,
membunuh dan melukai belasan ekor lagi, cepat sekali, tubuh orang
itu telah lenyap. Lee Pin membanting banting kaki, pasukan srigalanya dikucar
kacirkan oleh orang tadi, Memeriksa luka-luka para srigala, dia
menggeleng-geleng kepala.
Su-to Yan menghampiri kawan kita, Dengan sedih, Lee pin
berkata: "Maksud hendak menemani kau masuk kedalam lembah
Hui-in, kukira maksud ini tidak dapat kesampaian. Aku harus
mengadakan pertolongan kepada mereka, Waktu yang diperlukan
terlalu lama, ada baiknya kau pergi dahulu, aku akan menyusul
kemudian." Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Baiklah." Su-to Yan dapat menerima usul itu, Lembah Hui-in
sudah berada diambang mata, tentang Lee Pin dan srigala-srigala
itu diapun harus menempuh perjalanan.
Melewati dua puncak lagi, Su-to Yan segera dapat memasuki
lembah Hui-in, tiba-tiba ada bayangan putih yang melayang datang,
itulah bayangan seorang gadis, langsing yang mengenakan pakaian
warna putih, menghampiri Su-to Yan.
Su-to Yan mengendurkan langkah kecepatannya, dia menantikan
gadis baja putih itu, tentunya orang yang hendak meminta kitab
ilmu Pedang Maya Nada. Gadis berbaju putih menatap Su-to Yan beberapa saat, dia
berkata: "Ternyata kau yang bernama Su-to Yan,.bukan?"
"Aku Su-to Yan." berkata sipemuda. "Ada urusan apakah nona
mencari seorang yang tidak terkenal ?"
"Ha. ha, ha.. Su-to Yan, Su-to Yan, kau tidak terkenal" Siapa
yang terkenal" Bila bukan si pedang Bara yang gagah perkasa,
haha." Gadis tersebut tertawa terpingkal-pingkal.
"Nona ada urusan dengan diriku?" bertanya Su-to Yan.
"Tentu, Bila tidak ada urusan, tentu tidak mencari dirimu,
bukan?" Berkata gadis itu.
Su-to Yan menunggu keterangan tentang maksud kedatangan
gadis tersebut, dia memperhatikan gadis tersebut, sangat putih,
berbaju putih juga berkulit putih, sangat menarik, rambutnya hitam
panjang, terurai kebelakang, agak mirip dengan tipe Jie Ceng Peng,
tapi lebih menarik, seolah-olah seorang dara yang baru menginjak
dewasa. Diantara ketiga gadis yang baik dengan Su to Yan, Ie Han Eng
mempunyai perangai yang halus, tipe wanita ideal untuk menjadi
seorang istri yang lunut, dan jinak, Jie Ceng Peng mempunyai sifatsifat yang gagah perkasa, cukup agung untuk menjadi seorang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
pemimpin, tapi gadis yang seperti ini bukan calon bagus untuk
dijadikan seorang istri, dia akan nangkring di atas kepala sang
suami, membentak bentak dan hendak berkuasa seorang diri. Cin
Bwee nakal berandalan, sifatnya suka cemburu, Gadis yang seperti
inipun tidak mudah untuk didamping seumur hidup.
Gadis berbaju putih menyampurkan dua macam tipe Cin Bwee
dan Jie Ceng Peng. "Hei." Tiba-tiba gadis itu membentak. "Mengapa kau diam
bungkam ?" Su-to Yan disadarkan dari lamunannya.
"Kau belum mengutarakan maksud kedatanganmu, bukan?" Dia
balik bertanya akan maksud kunjungan orang.
"Aku tahu namamu Su-to Yan." berkata sigadis baju putih,
"Mengapa kau tidak menanyakan namaku ?"
Seorang gadis yang masih bersifat kanak-kanak. Dengan
sungguh-sungguh, Su-to Yan bertanya:
"Boleh aku mengetahui nama dan julukan nona yang mulia?"
bertanya Su-to Yan dengan nada yang penuh rasa hormat.
"Hi, hi, hi,.," Gadis itu tertawa cekikikan "Aku bukan yang mulia,
Aku seorang gadis biasa, Namaku Pek Leng Soat. Pek Leng Soat,
berarti Keluarga Pek Yang Suka Kepada Salju, Mengertikah kau akan
makna arti kata-kata tadi"
Su-to Yan tersenyum-senyum, "Suatu nama yang bagus." Dia
memberikan pujiannya, "Sangat cocok dengan arti yang terkandung
didalam nama itu. Begitu cocok dengan wajah dan potongan
seorang gadis cantik yang sepertimu."
"Tentu saja." berkata gadis yang bernama Pek Leng Soat itu,


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau memang sedang berhadapan dengan aku."
"Eh, bagaimana maksud
mengulang pertanyaannya. kedatangan nona?" Su-to Yan Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Kedatanganku?" Bertanya Pek Leng Soat menunjuk hidungnya
yang kecil dan mungil. Hal ini sangat menarik sekali.
"Kedatanganku ada hubungannya dengan kau!" Gadis itu hampir
menyentuh hidung si pemuda. Dia menudingkan telunjuk jarinya
lurus kedepan. "Aku?" Su-to Yan mundur dua langkah.
"Kau belum tahu, bahwa kedudukan dirimu berada didalam posisi
yang sangat berbahaya?" berkata lagi Pek Leng Soat.
"Atas perhatian nona, dengan ini, aku Su-to Yan mengucap
banyak terima kasih." Si-pemuda memberi hormat.
"Huuh..." Pek Leng Soat mengeluarkan suara dari hidung,
"Catatan ilmu pedang Maya Nada itulah yang menjadi bibit bencana,
Telah di rencanakan masak-masak. Bila kau bersedia menyerahkan
kitab catatan ilmu silat itu, jiwanya bebas dari segala macam
gangguan dan ancaman."
Lagi-lagi soal ilmu pedang Maya Nada. Su-to Yan tertawa tawar,
dia berkata: "Dimisalkan catatan ilmu pedang Maya Nada tidak diserahkan,
mungkinkah nona akan memberikan tekanan yang berat?"
"Tentu saja." Pek Leng Soat memberi senyuman manis.
"Nona begitu baik kepadaku?" bertanya Su-to Yan. "Apakah yang
menjadikan tujuan utama dari maksud nona itu ?"
"ilmu Pedang Maya Nada." berkata Pek Leng Soat,
"Aku menolak." Su-to Yan segera berkata.
"Kau jangan tidak tahu diri!" Pek Leng Soat membentak
"Maksudku baik. tahu" Aku datang dengan tujuan membebaskan
kau dari aneka macam gangguan yang datangnya dari luar,
Mengapa kau begitu bandel" Di manakah catatan ilmu pedang itu ?"
Su-to Yan memperhatikan keadaan gadis berbaju putih, begitu
agung, begitu manis dan ramah, mengapa mempunyai hati yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
sama dengan manusia tamak lainnya" inilah yang membuat dia
tidak mengerti sama sekali.
"Siapakah yang memberi
mengajukan pertanyaan. perintah kepada nona?" Dia "Kau tidak mau mengeluarkan kitab pelajaran ilmu silat itu?" Pek
Leng Soat membentak. "Dengan amat menyesal, harus kuberitahu kepadamu." Berkata
Su-to Yan. "Bahwa kitab ilmu pedang Maya Nada bukan milikku,
Karena itu belum dapat kuserahkan kepadamu."
"Kau tidak takut kurebut dengan cara kekerasan ?" Pek Leng
Soat naik darah. Su-to Yan tidak melayani terus, dia membalikkan tubuh,
mengangkat kaki dan berkata:
"Maaf, aku masih ada urusan, Selamat tinggal."
Pek Leng Soat mengikuti gerakan pemuda itu, dia menyusul,
tangannya bergoyang-goyang, memukul sehingga delapan kali.
"Su-to Yan." Dia berteriak keras. "Kau mau melarikan diri" Tidak
mudah, kawan." Su-to Yan dipaksa melayani datangnya senangan itu, mengegos
kekanan dan kekiri, dia membiarkan serangan tadi lolos dari kedua
sisinya. Ujung kaki menutul tanah, siuttt....melejit lagi, sangat tinggi
dari sana, dia meneruskan usahanya hendak menjauhi si gadis
berbaju putih. Pek Leng Soat terbang menyusul.
Hal ini sudah berada didalam perhitungan Su-to Yan. Gadis itu
berani menghadang dirinya, tentu mempunyai ilmu kepandaian
tinggi, dengan ilmu Cek-khie Leng-in. Su-to Yan berjumpalitan jauh,
melepaskan dirinya dari kekuatan Pek Leng Soat, kemudian, Su-to
Yan meneruskan peluncurannya. Bagaikan awan yang terapung
terbang, dia melayang pergi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Itulah ilmu kepandaian Cek-khie Leng-in yang luar biasa !
Didalam sekejap mata, tubuh Su-to Yan telah melayang tiga
puluh tombak tingginya, atau kepandaian sendiri ini tak mungkin
dapat dipadu oleh Pek Leng Soat. Sigadis memandang lenyapnya
bayangan pemuda itu, hatinya mendongkol tapi tidak berdaya, dia
membanting-banting kaki. Su-to Yan berhasil meloloskan diri dari pengejaran Pek Leng
Soat, melewati dua puncak gunung lagi, dia akan segera tiba di
lembah Hui-in. Tempat bersemayamnya si Bidadari dari gunung Busan.
Dari arah depan sipemuda, melayang datang satu bayangan,
cepat sekali, inilah Cia Ciu Nio, jago wanita dari Kun lun-pay, orang
yang menjadi guru Cin Bwee.
Cia Ciu Nio menghampiri Su-to Yan dan menegur sipemuda:
"Dimana Cin Bwee?"
Hubungan Su-to Yan dan Cin Bwee begitu intim sekali, adanya
sipemuda ditempat ini seorang diri menandakan bahwa si gadis
menemukan suatu kesukaran yang berada diluar dugaan, karena itu
Cia Ciu Nio wajib memberi teguran.
Su-to Yan menjawab pertanyaan itu:
"Dia jatuh kedalam tangan Jie Ceng Peng."
"Huh," Cia Ciu Nio kaget, tentu saja dia gemes, "Mengapa kau
tidak berusaha untuk menolong" Apa maksudmu datang ketempat
ini seorang diri?" "Sedang melakukan perjalanan kearah lembah Hui-in," Su-to Yan
memberi jawabannya dengan hormat.
"Mengapa seorang diri?" Tegur lagi Cia Ciu Nio.
"Boanpwee harus membikin penyelesaian dengan Ie Han Eng.
Dengan menyerahkan catatan ilmu pedang Maya Nada. Dan urusan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
dapat diselesaikan maka boanpwee segera akan menemui Jie Ceng
Peng, meminta Cin Bwee dari tangannya."
Cia Ciu Nio tertawa tawar, katanya: "Hendak mengembalikan
kitab " Betul-betulkah kau hendak mengembalikan kitab" Bila kau
ada niat untuk menolak perjodohan itu, mengapa menerima
pertunangan?" Su-to Yan menundukkan kepalanya, Apa yang dapat dikatakan"
Pertunangan dengan Ie Han Eng ditetapkan oleh kakeknya, hal itu
berada diluar dugaan sama sekali. Dia tidak tahu-menahu tentang
hal itu. "Sebelumnya, akupun tidak mengetahui sama sekali." Dia
mengadakan pembelaan. "Dan bagaimana kau hendak menyelesaikan urusan kalian ini?"
"Ie Han Eng sudah memberi keputusan tentang ini." berkata Suto Yan.
"Bagaimana putusannya?" Cia Ciu Nio mendesak terus.
"Dia memulangkan pedang In-liong." jawab Su-to Yan sedih.
Cia Ciu Nio berpikir lama, setelah itu dia berkata lagi:
"Ilmu pedang Maya Nada benda yang membawa malapetaka,
Aku tidak mengharapkan Cin Bwee terlibat oleh persengketaanpersengketaan yang ditimbulkan karenanya, Mengerti akan maksud
tujuanku?" Su-to Yan menganggukkan kepalanya, memaklumi bahwa Cia Ciu
Nio mengadakan teguran atas terlibatnya Cin Bwee pada urusan
kitab pusaka. "Nah kau boleh pergi." Berkata Cia Ciu Nio. "Urusan Cin Bwee
boleh kau serahkan kepadaku, Biar aku yang membikin
penyelesaian dengan Jie Ceng Peng."
Sekali lagi Su-to Yan menganggukkan kepala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Cia Ciu Nio memperhatikan pemuda itu, kesannya tidak begitu
buruk, yang disayangkan adalah tersangkutnya Cin Bwee yang
menyintai Su-to Yan sedikit banyak, murid itu kerembet juga, inilah
yang dipusingkan olehnya.
"Kuanjurkan agar kau tidak usah pergi kelembah Hui-in lagi." Dia
berkata. "Dan ilmu Pedang Maya Nada?" Su-to Yan salah paham. Tidak
mengembalikan kitab catatan silat itu berarti menerima perjodohan
yang telah ditetapkan oleh kedua orang tua Ie Han Eng dan orang
tuanya. Cia Ciu Nio memberi keterangan.
"Catatan ilmu pedang adalah bibit penyakit. Buang saja kepada
orang yang memintanya. Ketahuilah, karena adanya kitab itu,
perjalanan yang menuju lembah Hui-in sudah ditutup beberapa
lapis, mereka terdiri dari jago-jago ternama. Tidak mudah kau
mengalahkan mereka semua."
Su-to Yan tertawa tawar, dia mengemukakan pendapatnya:
"Catatan ilmu Pedang Maya Nada kudapat dari tangan Ie Han
Eng. Dan sudah selayaknya, bila aku mengembalikan kedalam
tangan gadis itu lagi. Penjegalan-penjegalan para manusia tamak
yang menghendaki ilmu pedang ini tidak kutakuti. Betapa
bahayapun akan kuterjang mereka."
Cia Ciu Nio menarik napas. "Kau terlalu kukuh." Dia berkata.
"Baiklah, Aku pergi lebih dahulu." Meninggalkan Su-to Yan, jago
wanita itu pergi kearah markas Thian-lam Lo-sat. disana dia harus
menolong Cin Bwee. Su to Yan tidak menahan, memandang bayangan punggung
belakang orang, dia menghembuskan keluhan napas.
Apa yang dikatakan oleh Cian Ciu Nio bukan berupa gertakan
sambal. Di hadapannya sudah menunggu banyak jago-jago dari
berbagai golongan, maksud tujuan mereka tentu mengingini kitab
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
ilmu Pedang Maya Nada. Sebagai seorang kesatria, dia wajib
menerjang rintangan itu, satu persatu harus dijatuhkan lebih dulu.
Su-to Yan meneruskan perjalanan.
Tidak ada sesuatu pekerjaan yang tidak mengandung unsur
kebahayaan. Termasuk juga perjalanan Su-to Yan kearah lembah
Hui-in. Lebih berbahaya dari segala sesuatu yang berbahaya.
Baru saja masuk di tikungan gunung, ditengah jalan sudah
berdiri seorang hwesio. Bukannya hwesio biasa, inilah hwesio istimewa, pada tangannya
terpancung pacul, inilah hwesio Tukang Pacul Bwee Goat, Manakala
orang menggunakan pacul yang tajam untuk menggarap tanah,
tetapi hwesio ini menggunakannya terbalik.
Dia memegang alat penggarap itu pada bagian yang tajam. Su-to
Yan terkejut, ilmu kepandaian Kui-hie Sin-kang dari hwesio Tukang
Pacul Bwee-goat luar biasa, Tidak mudah dihadapi.
Bwee-Goat memperhatikan makin dekatnya sipemuda.
Su-to Yan sudah sesumbar, bahaya apapun yang melintang
dihadapannya akan diterjang, nah, kini dia harus menerjang Hwesio
Tukang Pacul Bwee Goat, jarak mereka semakin dekat.
Dengan dingin Bwee Goat membuka suaranya:
"Dimana kawanmu yang membawa-bawa srigala itu ?"
Dia menanyakan Si Anak Srigala Lee Pin. Adanya pasukan srigala
dari pendekar muda itu sangat menyegankan dirinya, Su-to Yan
tertawa. "Aku niat bertemu dengan Ie Han Eng, dia tidak mau turut
serta." Demikian pemuda ini memberikan jawaban.
Hwesio Tukang Pacul Bwee Goat tertawa, dia berkata:
"Luar biasa.. Aku memuji keberanianmu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Tanpa bantuan orang, kau kira dapat mengalahkan orang"
sampai dimanakah taraf kepandaianmu, sehingga begitu berani"
Aku adalah orang yang tiada guna, tapi belum tentu dapat
dikalahkan." Su-to Yan mengerutkan kedua alisnya yang kereng, dengan
tertawa dia membalas tanggapan-tadi:
"Dengan ilmu yang kau miliki, mungkinkah dapat mengganggu
perjalananku ?" "Ha... ha ha ..." Bwee Goat harus memuji kepintaran lawannya,
"Jalan ini sudah ku-tutup. Bila kau dapat mengalahkan aku, baru
dapat meneruskan perjalananmu."
Su-to Yan mendekati hwesio Tukang Pacul itu:
"Kukira, kau juga menghendaki kitab ilmu pedang Maya Nada ?"
"Ada dua jawaban, Betul dan bukan," Bwee Goat menutup katakatanya dengan satu serangan buntut pacul. Sret, sret, sret, tiga
jalur angin serangan meluncur kearah Su-to Yan.
Su-to Yan menyedot peredaran jalan napasnya, tubuh itu melejit
keatas, berputar sehingga tiga kali, menghindari serangan angin
ujung pacul Bwee Goat. "Ha, ha... Hanya seperti ini?" Su-to Yan meletakan ujung kaki
ditempat lain, Dimana mengeluarkan suara mengejek.
"Crut, crut, crut..." Tiga kali serangan lain yang menyerang Su-to
Yan. Dengan bangga Bwee Goat berkata: "Nah, boleh rasakan
serangan berikutnya, inilah ilmu Kit-hian-cie."
Dengan tipu Hun-hoa Hut-liu atau Menyingkap Bunga
Menyingkirkan Rumput, Su-to-Yan mengenyampingkan serangan
lawannya. "Sampai disini saja ilmu Kit-hian cie?" Su-to Yan memandang
rendah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Hm...." Bwee Goat mengeluarkan suara dari hidung, "Bila ilmu
Kit-hian-cie hanya seperti ini, tentu dia tidak dipanggil salah satu
dari 10 ilmu silat dari jaman purbakala."
Lagi-lagi dia memainkan paculnya, begitu aneh, dari sana
meluncur desiran angin yang amat kuat, datangnya begitu cepat,
amat banyak, seolah-olah jaring yang tidak terlihat, semua serangan
terarah kepada Su-to Yan.
Su-to Yan terkejut, tangan kanannya dikebutkan dengan
menyedot napas yang sangat dalam, dia mempertahankan diri Jurus
Hun-song Cian-lie, Han-in dan Ciok-goat saling menyusul, menyentil
balik semua serangan-Serangan si Tukang Pacul.
Tiga jurus yang kita sebut diatas adalah jurus perubahan dari
ilmu Pie pa cap sa chiu, ilmu utama dari sepuluh macam tipu silat
dari jaman purbakala. Datangnya serangan begitu hebat, pertahanannya pun tidak
lemah, mereka seimbang sama kuat.
Suatu saat, badan kedua orang itu terpisah.
Bwee-goat mundurkan diri.
Su-to Yan melewati kepala hwesio itu itu dan langsung maju
kedepan. Bwee Goat tidak mengejar. Dengan suara keras dia berkoar:
"ilmu kepandaianmu memang sulit mendapat tandingan. Didepan
masih ada beberapa percobaan. Baik-baiklah kau menghadapinya."
Su-to Yan belum mengerti akan maksud tujuan Bwee Goat. Dia
lebih penting mengutamakan perjalanannya dengan langkah yang
keras, dia tetap maju kearah lembah Hui-in.
Menikung lagi satu jalan, seseorang tosu melintang ditengah
jalan, tosu ini bersenjata pecut panjang, mengenakan pakaian baju


Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

biru. Menunggu sampai Su-to Yan datang dekat, dia membentak:
"Su-to Yan!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan menghentikan langkahnya.
"Bagaimana sebutan dan gelar totiang yang mulia" Mengapa
menghadang di tengah jalan?" Dia bertanya sabar.
"Aku Giok Hie." ToSu itu memperkenalkan diri. "Sudah lama
menunggu kedatanganmu."
"Totiang menghendaki ilmu pedang Maya Nada?" Bertanya Su-to
Yan blak-blakan. "Boleh juga." Berkata tosu pembawa pecut itu. Dia tersenyumsenyum.
"Boleh Totiang menggeser sedikit badan, agar aku dapat
melanjutkan perjalanan?" Su-to Yan masih bersikap sabar.
"Boleh saja, bila kau dapat memaksa aku menggeser badan,"
Berkata si Tosu tukang Sado Giok Hie.
Sepasang alis Su-to Yan terjengkat.
"Nah, sebelumnya aku meminta maaf." Dia berkata. Tangannya
bergerak menyodok kedepan. Terarah ke pundak tosu itu.
Giok Hie memeramkan kedua matanya, seolah-olah dianggap
enteng. Puk, tangan Su-to Yan berhasil mengenai pundak suto tukang
Sado itu. Tidak berhasil menjatuhkan lawannya, begitu kuat dan
kekar, Giok Hie tidak bergeming dari tempat yang semula.
Su-to Yan tertegun, inilah ilmu Bambu Bung Hay-tiok-kang, juga
salah satu dari sepuluh macam ilmu silat dari jaman purbakala.
Pikiran dan gerakan Su-to Yan bekerja pada saat dan waktu yang
sama, mengikuti dan meneruskan gerakan tadi, dia meneruskan
serangannya kearah jalan darah ditangan tosu itu.
Giok Hie mementang sepasang mata, begitu besar, penuh
kemarahan, pecut ditangan terayun mengincar batok kepala Su-to
Yan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan membungkukkan diri, meluncur kedepan, demikianlah
masing-masing menerima kegagalan,
Kaki Giok Hie bergerak, dari arah yang tidak terduga sama sekali,
menyepak bagian bawah Su-to Yan.
Lagi-lagi sipemuda dikejutkan, itulah ilmu Kaki Kepiting Mo-liongtui !
"Aha, tosu ini memiliki dua macam ilmu silat dari jaman
purbakala." Satu demi satu, ilmu-ilmu jaman purbakala itu bertampilan
kembali. Pinggang Su-to Yan terancam, hampir dia diremukkan,
Beruntung dia cepat, gesit laksana-kucing, mengegos ke samping,
uap hijau mengepul sedikit-sedikit, inipun termasuk salah satu dari
sepuluh macam ilmu silat dari jaman purbakala, ilmu Kabut Hijau Itbok Cia khie.
Ilmu purbakala kontra ilmu purbakala!
"Awas!" Su-to Yan berteriak, dia memberi peringatan Dia pun
memiliki beberapa macam ilmu purbakala, mungkinkah dia kalah
dengan musuhnya" Sepuluh jari Su-to Yan direntangkan itulah Tiga Belas jari Sakti
Pie-pa-cap-sa-San-chiu, Tujuannya mengincar beberapa jalan darah
lawan. Giok Hie menggentak pecut, datangnya dari bawah keatas,
mengancam jari jari Su-to Yan.
Tangan Su-to Yan dibalikkan, menelungkup dan meraup pecut
musuh. Giok Hie menarik diri ke samping sedikit dan dari sana naik
kembali, langsung kearah leher Su-to Yan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
"Su-to Yan memutar kepala, bayangan itu terlalu cepat, tahutahu sudah berada dibelakang musuhnya. Sepasang tangan
didorong ke depan. "Bek bek..." dia berhasil menggeser kedudukan posisi Giok Hie.
Giok Hie bergeser dari membelakangi Su-to Yan, dia sudah
membalikkan diri berhadap-hadapan. Tapi tidak menyerang lagi, dia
diam. Su-to Yan membungkukkan setengah badan, inilah tanda
penghormatan kepada orang yang berada didepannya. Setelah itu,
dia melayang pergi, meneruskan perjalanan.
Sesudah tahu, Su-to Yan menoleh kebelakang, si Tosu Tukang
sado Giok Hie masih berdiri ditempatnya. Tidak bereaksi sama
sekali. Dengan hati yang penuh tanda pertanyaan pertanyaan, Su-to
Yan meluncur kearah lembah Hui-in. Dia belum mengerti, mengapa
Giok Hie itu memiliki dua macam ilmu kepandaian silat dari jaman
purbakala " Kepercayaan kepada ilmu kepandaiannya semakin tebal, dia
percaya, bahwa masih banyak gangguan-gangguan yang menunggu
didepan, perjalanan lembah Hui-in- sudah begitu dekat.
Dengan ilmu kepandaian yang dimiliki, mungkinkah tidak dapat
mengatasi kesulitan-kesulitan lain " Dia berjalan dengan langkah
ringan. Dua tikungan lagi dilewatkan, kini dia melewati jalan lurus,
Didepannya ada dua orang yang sedang mengadu catur ditengahtengah jalan, inilah cara-cara si Hwesio tukang Pacul Bwee Goat dan
Tosu Tukang Sado Giok Hie, cara mereka untuk menunggu
kedatangan Su-to Yan ditengah jalan.
Kecuali meja batu yang terpasang ditengah jalan, dua bangku
batu menghias dikanan dan kirinya, pada kedua bangku batu duduk
dua orang, yang membelakangi Su-to Yan adalah seorang tua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
berpakaian sastrawan, dan seorang lagi adalah laki-laki setengah
umur. Kedua orang ini sedang asyik bercatur di tengah jalan.
Jarak ini sudah dekat dengan lembah Hui-in, dikala Su-to Yan
enak-enakan meluncur, dua orang yang main catur ditengah jalan
itu tiba-tiba mengejutkan dirinya. Untuk meneruskan usahanya
menemui Ie Han Eng di lembah Hui-in. Su-to Yan berjalan maju.
Laki laki setengah umur dapat melihat kedatangan pemuda itu,
dia menahan gerakan lang kah permainan catur, itu hanya isyarat.
Orang tua yang membelakangi Su-to Yan mendongakkan kepala,
"Suhu." Dia memanggil
"Su-to Yan kah yang datang?"
Sastrawan tua itu memanggil laki-laki setengah umur dengan
panggilan suhu yang berarti guru, hal ini tentu mengherankan orang
yang tahu. Hanya beberapa jago silat golongan tua yang dapat
memahaminya, Ternyata, sastrawan tua adalah murid laki-laki
setengah umur itu, namanya Kong-yat Chiu-jit dengan gelar
pendekar jago pelajar Tua.
Sedangkan laki-laki setengah umur adalah seorang jago silat dari
tiga aliran zaman. namanya Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu.
Su-to Yan tidak kenal kepada dua orang itu, dia memberi hormat
dan berkata: "Maaf, boanpwee meminta jalan."
Jago tiga jaman Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu memandang dan
menatap pemuda itu, disertai juga dengan pertanyaan:
"Kau yang bernama Su-to Yan" Bagaimana perlakuan kedua
muridku " Adakah mereka membikin banyak kerewelan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan terkejut, Dia memperhatikan kedua orang ini, ternyata
Hwesio Tukang Pacul Bwee Goat dan Tosu Tukang sado Giok Hie
adalah murid orang ini. Dia telah menyaksikan ilmu kepandaian
Bwee Goat dan Giok Hie, cukup tinggi, memiliki beberapa macam
ilmu silat dari jaman purbakala, mungkinkah laki-laki setengah umur
ini mempunyai kepandaian itu "
Perasaan gentar menjalani Su-to Yan, jelaslah sudah bahwa Giok
Hie dan Bwee Goat mendapat tugas dari orang ini.
Memikirkan kejadian-kejadian itu, sehingga Su-to Yan lupa
menjawab pertanyaan orang.
"Aku bernama Pek-ie Kauw-cu Bong-Bong-Cu." berkata lelaki
setengah umur itu. "Tentu-nya kau pernah dengar?"
Dan dia bangun berdiri. Su-to Yan semakin kaget, Ternyata orang yang pernah
menghilang dari kalangan rimba persilatan pada satu abad yang lalu
muncul kembali " Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu adalah tokoh silat kenamaan,
umurnya sudah genap se-abad, mengapa lebih muda dari muridmuridnya"
Ternyata Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu pernah memakan
sekepal buah Noho merah, buah ini sangat mujarab, dapat
menyembuhkan aneka macam luka dan derita, juga memelihara
kulit-kulitnya. Orang yang tidak tahu seluk-beluk ini akan
mengatakan sebagai Pek-ie Kauw-cu Bong BOng Cu yang palsu.
Kepada jago yang masih hidup sampai tiga jaman ini. Su-to Yan
wajib memberi hormat, dia mengulang kata salamnya:
"Maafkan boanwee yang tidak kenal kepada cianpwee, dengan ini
Su-to Yan menerima salah."
"Ha, ha...."Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu tertawa. "Kudengar kau
memiliki beberapa macam ilmu silat dari jaman Purbakala, Dia juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
memiliki kitab catatan ilmu pedang Maya Nada, Betulkah hal yang
aku katakan itu?" "Hal itu betul." berkata Su-to Yan tanpa menyangkal.
Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu tertawa lagi.
"Kau memang seorang pemuda jujur." Dia memberikan
pujiannya, "Tidak seharusnya aku mengganggu perjalananmu Tapi
aku tertarik kepada ilmu kepandaianmu. Disini aku hendak menguji,
betulkah ilmu-ilmu pelajaran ilmu silat dari jaman purbakala"
Betulkah ilmu kepandaian yang asli" Ketahuilah, bahwa sepuluh ilmu
silat dari jaman purbakala tersebar dari tangan Thian Kho Cu, tidak
mudah untuk meyakinkannya. Aku hanya mendapat beberapa
bagian, dan alangkah indahnya, bila dapat memiliki semua
pelajaran-pelajaran itu, Dan tentang ilmu pedang Maya Nada, ilmu
itu dapat membahayakan jiwamu sendiri. Akupun hendak
meminjamnya. Maukah kau memberikan kitab itu ?"
"Sangat menyesal." berkata Su-to Yan lantang, "Boanpwee belum
dapat mengabulkan permintaan itu."
"Jawaban yang sudah kuduga." berkata Pek ie Kauw-cu Bong
Bong Cu, "Dan kata-kataku yang berikutnya adalah menyediakan
dua jalan.. Mau tidak mau, kau harus memilih salah satu dari jalan
ini." "Dipersilahkan cianpwee menyebut jalan-jalan itu?" berkata Su-to
Yan hormat. "Jalan pertama, yaitu menerima kau menjadi muridku. Dengan
jaminan bahwa ilmu pedang Maya Nada dan pelajaran dari jaman
purbakala tetap berada padamu." Berkata sijago Tiga Jaman Pek-ie
Kauw-Cu- Bong Bong Cu. "Dan jalan yang kedua?" bertanya Su-to Yan cepat. sikapnya
tenang. "Jalan yang kedua lebih mudah lagi." berkata Pek-ie Kauw-cu
Bong Bong Cu. "Dengan ilmu kepandaian yang kumiliki, tentu tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
sulit untuk mengambil ilmu kepandaianmu tentu saja berikut ilmu
pedang Maya Nada." "Boanpwee menolak kedua jalan yang cianpwe ajukan itu."
berkata Su-to Yan gagah. "Tentu saja kau menolak." berkata Pek-ie Kauw-cu Bong Bong
Cu. "Karena kau belum belajar kenal dengan siapa dan bagaimana
adanya Pek-ie Kauwcu Bong Bong Cu. Tapi bagi mereka yang sudah
hidup diatas 70 tahunan, tidak satupun yang berani menolak
permintaanku. Aku akan melumpuhkan semua ilmu kepandaianmu
Bila tidak mendapat persetujuanmu Bagaimana ?"
"Tidak seorangpun yang akan setuju membiarkan
kepandaiannya dipunahkan orang." berkata Su-to Yan.
ilmu "Kulihat kau begitu tenang." Berkata Pek-Ie Kouw-Ce Bong Bong
Ce "Karena kau menganggap tidak mempunyai tandingan" Ha-ha,
ha... biar murid pertamaku yang berhadapan denganmu."
Pek Ie Kauw-Cu Bong Bong cu menoleh ke arah sastrawan yang
sudah ubanan itu. dan berkata padanya.
"Kau boleh menerima pelajaran Saudara Su-to Yan."
"Tecu menerima perintah!" berkata sipelajar Tua Kang yat ChiuJit.
Pek-Ie Kauw Cu Bang Bong Cu memandang Su-to Yan lagi, dia
berkata: "Inilah muridku yang pertama, namanya-Kong-yat Chiu Jit.
Dengan gelar julukan si pelajar Tua. Diantara ketiga muridku, hanya
dia seorang yang mewarisi ilmu kepandaian terbaik."
Su-to Yan kaget, Dia pernah menyaksikan ilmu kepandaian
Hwesio Tukang pacul Bwee Goat, juga menggebraki si Tosu Tukang
Sado Giok Hie, kedua-duanya memiliki ilmu pelajaran dari jaman
purbakala, cukup hebat dan luar biasa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Dikatakan lagi bahwa Kong-yat Chiu-jit memiliki ilmu kepandaian
yang berada diatas adik-adik seperguruannya, Bukan-lah lebih hebat
lagi" Si Pelajar Tua Kong-yat Chiu-jit menghampiri Su-to Yan. Berdiri
didepan anak muda itu, lalu mengeluarkan senjatanya. Serta, itulah
sebilah pedang, dengan sikapnya yang angkuh, dia melempar
kerangka senjata. Dengan pedang di tangan, dia terlihat galak memang cukup
keren, sayang dia terlalu tua, betapa kerenpun seorang yang sudah
tua keangkerannya tersisihkan sebagian.
Demikian juga keadaan Kong-yat Chiu-jit, umurnya sepertiga dari
Sang guru, tapi keadaan yang seperti itu, bagi mereka yang tak
tahu, tentu menganggap kakek atau orang tuanya Pek-ie Kauw-Cu
Bong Bong Cu. "Dipersilahkan saudara Su-to Yan bersiap sedia."
Su-to Yan memperhatikan jago tua ini dan berpaling kearah Pekie Kauw-cu Bong Bong Cu, seolah-olah sedang membandingkan
kedua murid dan guru itu.
Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu berkata, "Kau harus berhati-hati
kepada ilmu pedang nya. Muridku ini mempunyai kecepatan yang
luar biasa." Su-to Yan mengeluarkan pedang, memandang Kong-yat Chiu-jit
tanpa mata berkedip. "Silahkan." Dia menerima tantangan.
Si Pelajar Tua Kong-yat Chiu-jit meluruskan pedang, langsung
disodorkan kedepan, gerakannya perlahan sekali, Dengan tujuan ulu
hati Suto Yan, ujung pedang itu maju bergerak jalan.
Tentu saja, Su-to Yan belum dapat memahami maksud tujuan
gerakan lawan yang begitu lambat, dia manyontek pedang itu, dan
membalas dengan satu serangan yang mengincar pergelangan
tangan lawan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pedang Kong-yat Chiu-jit tersentak keatas, gerakannya masih
begitu lambat, sangat ayal-ayalan, tanpa menghiraukan ancaman
yang mengarah pergelangan tangannya, dia menurunkan pedang,
menusuk kearah pundak. Su-to Yan terkejut, apa-apaan nih" Dia hendak diajak mengadu
jiwa" Betul-betul luar biasa! Dia dapat memapas pergelangan
tangan lawan, tapi karena itu, juga dia menderita luka. Untuk
menghindari diri dari tusukan pedang itu, dia menarik pulang
senjatanya.

Pedang Wucisan Ilmu Pedang Maya Nada Kitab Wasiat Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kong-yat Chiu-jit mengambil alih pimpinan penyerangan dia
berhasil memaksa lawan menarik diri, dan karena itu, dia
meneruskan tusukannya. Pedang Su-to Yan terangkat menangkis tusukan itu.
Kong-yat Chiu-jit menjatuhkan pedang, begitu aneh sekali, cepat
sekali, dia menyusul larinya pedang itu, maka dengan cara seperti
ini arah pedang berganti, dari bawah menusuk keatas, mengancam
ketiak Su-to Yan. Hampir Su-to Yan berteriak, belum pernah dia menemukan ilmu
silat yang seaneh apa yang Kong-yat Chiu-jit perlihatkan Kedua
tangannya repot, lenyaplah semua kesempatannya untuk
menyingkirkan serangan aneh itu.
Su-to Yan tidak kehilangan akal, sepasang kaki bergerak,
menendang sampai beberapa kali, Dan dengan kekuatan tendangan
itu, dia menjauhkan serangan.
Bagaikan seekor bayangan, pedang Kong-yat Chiu-jit menyusul
datang. Terlalu cepat untuk ditangkis, lagi-lagi Su-to Yan yang dipaksa
melarikan diri. Nah, disinilah letak kecepatan ilmu pedang Kong-yat Chiu-jit,
terus menerus dia membayangi gerakan sipemuda. Kemanapun Suto Yan menggeser badan, selalu diikuti oleh serangan-serangan,
tidak lepas dari beberapa dim sejarak dari kulit dagingnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Su-to Yan sudah dapat menduga bahwa ilmu kepandaian Kongyat Chiu-jit berada di atas Bwee Goat dan Giok Hie. Karena itu dia
melayani dengan hati-hati, tokh masih repot.
Didalam keadaan terpaksa, Su-to Yan menggunakan gagang
pedang menotok ujung serangan Kong-yat Chiu-jit.
Kong-yat Chiu-jit mengembangkan variasi permainan pedangnya,
sret, dia berhasil menyobek baju sipemuda.
Disaat yang sama, Su-to Yan sudah lari kebelakang, Potongan
bajunya terbang terbawa angin lalu.
Kong-yat Chiu-jit belum puas dengan kesudahan seperti itu,
maksudnya melukai daging atau kulit Su-to Yan. Lawan itu gesit
sekali, ia hanya berhasil menyobek sedikit kain bajunya. Tentu saja
belum dianggap selesai, meneruskan serangan tadi, ujung pedang
diluruskan lagi. Su-to Yan belum berhasil menemukan cara yang baik untuk
menghadapi ilmu permainan pedang Kong-yat Chiu-jit, lagi-lagi dia
terpaksa mengundurkan diri. Bergeser jauh kebelakang.
Pertempuran ini berjalan tidak seimbang terus menerus Kong-yat
Chiu-jit memaksa Su-to Yan terdesak, sehingga sampai ke tebing
gunung. Mundur empat langkah lagi, Su-to Yan tentu akan terjun ke
dalam jurang dalam. Inilah yang menjadi tujuan si pelajar Tua Kong-yat Chiu-jit.
Su-to Yan juga maklum akan keadaan dirinya, jarak mereka
terlalu dekat dia kehilangan daya gerak, hanya menggunakan
gagang pedang melayani tusukan-tusukan Kong yat Chiu-jit, tentu
saja sangat berbahaya. Sekali lagi si Pelajar Tua menyerang dengan tajam, Su-to Yan
mengegos kekanan, tidak berhasil, darah merah muncrat dari
pundak si pemuda. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu sangat puas, disaat ini dia berkata
girang: "Kong-yat Chiu-jit, jangan terlalu kejam."
Si Pelajar Tua Kong-yat Chiu-jit menjawab peringatan gurunya:
"Suhu, legakan hatimu, Tidak akan kubunuh mati orang ini."
"Su-to Yan," Pek-ie Kauw-cu Bong Bong cu meneriaki pemuda itu
"Menyerahlah." Mata Su-to Yan berkilat-kilat, dia sedang mencari daya upaya
untuk mengelakkan diri dari kekalahan itu. Disaat ini, pedang Kongyat Chiu-jit berkelebat lagi, menyontek kearah mukanya.
Su-to Yan bingung untuk mengelakkan serangan ini. Menangkis,
tidak mungkin. Lompat kebelakang, dia akan jatuh kedasar jurang.
Pada saat kritis itulah, tiba-tiba terdengar suara alunan tabuh
khim yang mengalun diudara.
Hati Su-to Yan tergerak, dengan gagang pedang, ia membentur
datangnya senjata lawan, dan sepasang kakinya tidak tinggal diam,
yang akan terangkat sedikit, disusul oleh gerakan kaki kiri,
menendang lagi. Dari atas dan bawah dia menutup serangan Kongyat Chiu-jit.
-ooo0dw0ooo- Jilid 10 DATANGNYA suara tabuh khim itu mengejutkan si jago tiga
jaman Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu, dan kejadian berikutnya
sudah dapat diduga, pertahanan Su-to Yan adalah kematian bagi
tipu silat dari sang murid pertama.
Khim adalah nama dari semacam alat musik yang berbentuk
seperti tabuh, hanya seorang yang pandai memainkan alat itu, si
Tabuh Maut Wie Biauw, juga seorang jago silat dari jaman
purbakala. Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, kita kemukakan
empat tokoh dari jaman purbakala yang memegang peranan
penting di dalam cerita ini.
Tokoh pertama dari jaman purbakala adalah Pendekar Rajawali
Mas Kie Eng. Tokoh kedua dari jaman purbakala adalah akhli waris Guha
Kematian Pek Tong Hie. Tokoh ketiga dari jaman purbakala adalah si Tabuh maut Wie
Biauw, orang ini yang ditakuti oleh Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu.
Dan tokoh keempat dari para jago purbakala itu adalah Pek-ie
Kauw-cu Bong Bong Cu. Dari keempat orang yang kita uraikan di atas, Pendekar Rajawali
Mas Kie Eng menduduki urutan pertama, dia memiliki kepintaran
dan kecerdasan otak yang tiada taranya.
Dan untuk ilmu kepandaian Pek-ie Kauw-Cu Bong Bong Cu
berkuasa penuh. Disusul oleh si Tabuh Maut Wie Biauw yang dapat
merendenginya. Kita kembali pada pertempuran yang sedang terjadi.
Mendapat gemblengan semangat suara tabuh khim Wie Biauw,
tenaga Su-to Yan bertambah cepat, dengan hanya genggaman
gagang pedang, dia membentur tajamnya serangan Kong-yat Chiujit. Kakinya tidak nganggur, membarengi gerakan tangan, menjebak
dari bawah, inilah pelajaran yang didapat dari Sam-kie Ju-su In
Hong. Serangan Kong-yat Chiu-jit tertahan sebentar, dia tertegun.
Mundur sebentar dan mengirim serangan lainnya, kali ini mengincar
iga Su-to Yan. Adanya irama tabuh khim itu telah membantu Su-to Yan untuk
mengimbangi kekuatan dirinya, kini dia dapat bernapas, peredaran
darah yang lancar menjadikan suatu tata pertahanan yang lebih
menyenangkan. Dia menangkis setiap serangan yang datang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com
Kong-yat Chiu-jit mempergencar serangannya, kali ini dia tidak
berdaya, beberapa banyakpun serangan-serangan yang dilontarkan
kepada Su-to Yan, semua itu dapat ditangkis dengan baik.
Semakin lama, pertempuran itu semakin cepat, ilmu kepandaian
pulau Tong-hay memang luar biasa, memainkan tipu-tipu pemberian
ayah angkatnya, Su-to Yan dapat melayani dengan lebih sempurna.
Giliran Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu yang mengerutkan alisnya,
memperhatikan lagi beberapa waktu dia berteriak:
"Kong-yat Chiu-jit, hentikan pertempuran ini."
Si pelajar Tua Kong-yat Chiu-jit mentaati perintah sang guru,
tubuhnya mencelat ke belakang, keluar dari arena pertempuran.
Dan Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu menghadapi Su-to Yan.
"Tidak kusangka, kau masih ada hubungan dengan pulau Tong
hay." Dia mengangukkan kepala.
Su-to Yan menyedot napasnya dalam-dalam, dia telah melakukan
pertempuran yang cukup lama. Sebelum dapat menjawab
pertanyaan itu, suara tabuh khim itu berdering lagi, sangat tinggi,
kemudian lenyap mendadak,
Itu adalah peringatan dari orang yang membantunya, Su-to Yan
belum tahu bahwa si Tabuh maut Wie Biauwlah yang menolong diri
nya dari kehancuran. "Siapakah orang ini?" ia bergumam seorang diri.
Pek-ie Kauw-cu Bong Bong Cu tertawa.
"Dia mengacaukan usahaku."
Dan menghadapi Su-to Yan lagi,
"Baik kuatur seperti ini," katanya, "Aku tidak mau merebut kitab
pusakamu, Tapi aku pun tidak rela membiarkan kau pergi begitu
Ratu Petaka Hijau 2 Jatuh Cinta Online Karya Lani Api Di Bukit Menoreh 35
^