Pencarian

Naga Merah 10

Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung Bagian 10


Siao hun lie dengan lagak yang dibikin-bikin dan sangat
aleman sekali berkata kepada suaminya sambil tersenyum,
"Ada urusan apa Hweethio panggil aku kemari? "
"Sebenarnya dia ada melakukan perbuatan yang tidak
senonoh itu kepada dirimu atau tidak? "
Ditanya demikian Siao hun lie berlagak ketakutan dengan
paras berubah dan pura-pura mau menangis ia menjawab.
"Hweethio, aku minta supaya kau bisa pegang keadilan
kesucianku hampir saja dirusak olehnya kalau aku tidak
menggunakan akal untuk meloloskan diri mungkin aku sudah
.... "
Sehabis berkata benar saja ia telah mengucurkan air
matanya. Wanita genit itu benar-benar pandai bersandiwara
sikapnya sungguh-sungguh sehingga membuat orang percaya
akan obrolannya.
Menampak paras isterinya yang patut dikasihani itu, Tan
Chiang Bin merasa kasihan maka ia lantas berkata,
"Legakan hatimu aku pasti akan balaskan sakit hatimu ini. "
Setelah itu matanya beralih kearah Tan Liong dan berkata
padanya dengan suara dingin.
"Tan Liong, apa katamu sekarang? "
Dengan wajah penuh gusar Tan Liong unjukkan ketawa
dingin.
"Tidak ada apa-apa yang aku perlu katakan, aku hanya
ingin membunuh mati perempuan yang tidak tahu malu ini
dan membeset-beset mulutnya yang berbisa. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hampir bersamaan waktunya pada saat ia menutup
mulutnya Tan Liong segera bergerak menerjang dirinya Siao
hun lie dan melancarkan serangan hebat. Meski gerakan Tan
Liong itu sudah cukup cepat dan gesit tapi Tan Chiang Bin
ternyata lebih cepat dari padanya, sambil keluarkan bentakan
keras ayah itu membentak,
"Tan Liong, kau berani .... "
Diantara suara bentakannya lalu disusul oleh berkelebatnya
satu bayangan yang bergerak cepat dan sebentar kemudian
tangan kanan Tan Liong sudah tercekal oleh Tan Chiang Bin!
Tan Chiang Bin dalam waktu sekejap sudah berhasil
mencekal pegelangan tangan Tan Liong hal ini membuat
pemuda itu sangat terkejut dengan tanpa banyak pikir lagi ia
lantas menyerang bagian muka Tan Chiang Bin dengan tangan
kirinya.
Tan Chiang Bin lantas miringkan kepalanya hingga
serangan Tan Liong mengenakan tempat kosong.
Tan Chiang Bin lantas menampar dua kali dengan tangan
kirinya kepada kedua pipinya Tan Liong!
Tamparan itu membuat Tan Liong merasa sakit dan puyeng
kepala hingga matanya dirasakan berkunang-kunang dan
mulutnya lantas menyemburkan darah ....
Dengan paras seperti seorang yang sudah kehilangan
semangat Tan Liong mengawasi ayahnya, kemudian berkata
dengan suara menggerendeng,
"Kau pukul aku lagi? ..... Ouw, ini adalah pukulan yang
kedua kalinya kau sudah memnukul aku sampai dua kali, aku
ingat! "
"Aku bukan saja hendak menghajar dirimu juga hendak
bakar dirimu hidup-hidup! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong benar seperti orang yang sudah kehilangan
seluruh ingatannya dalam keadaan setengah sadar, setengah
tak sadar, lapat-lapat bayangan ibunya terbayang dalam
benaknya.
Dulu ibunya penah meninggalkan pesan padanya, "Anak,
kau harus berusaha agar menjadi orang kuat .... kematianku
ini adalah sebab oleh ayahmu sendiri ialah Tan Chiang Bun,
jika kau tak dapat menuntut balas terhadap dendam sakit hati
ibumu ini, sekalipun aku mati juga tak bisa meram! "
Mengingat pesan ibunya ini perasaan gusar mengalir
disekujur tubuhnya sehingga ia tak mampu mengendalikan
lagi, ia hendak membunuh orang yang membunuh orang yang
membuat ibunya binasa itu.
Sambil kertak gigi ia membentak dengan suara keras,
"Tan Chiang Bin, kecuali jika kau bunuh mati aku, jikalau
tidak aku nanti pasti akan membunuh dirimu .... "
Perkataan itu yang dikeluarkan dari mulutnya telah
membuat siapa yang mendengarnya merasa jeri dan
berbareng dengan suara bentakannya ia telah mengerahkan
seluruh kekuatannya untuk melepaskan tangannya yang
dicekal oleh ayahnya, sedang tangan kirinya kembali mengirim
serangan.
Tan Liong yang saat itu sudah bertekad bulat hendak
mengadu jiwa dengan ayahnya biar bagaimana ia tak sudi
dihina oleh ayahnya.
Tan Chiang Bin tak menduga kalau anaknya hendak berlaku
nekad demikian, dalam kagetnya serangan Tan Liong sudah
tiba.
Sambil kertak gigi Tan Chiang Bin terpaksa menyambuti
serangan anaknya itu dengan kekerasan.
Tan Liong yang sudah terluka sudah tentu tak sanggup
menyambuti belasan serangan ayahnya, maka sebentarTiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian ia lantas menyemburkan darah dari mulutnya dan
segera tak ingat orang lagi.
Sesaat kemudian setelah Tan liong rubuh mendadak ada
sesosok bayangan orang menerjang Tan chiang Bin sambil
berseru,
"Tan Hweethio, kau sangat keterlaluan, mengapa kau turun
tangan begitu kejam terhadap anakmu sendiri? Sekarang
terimalah seranganku! "
Orang itu adalah Cu Lian, yang sedianya hendak berlalu
tetapi ketika melihat Tan liong diperlakukan begitu kejam oleh
ayahnya lantas ia balik lagi dan menyerang Tan Chiang Bin
secara tiba-tiba!
Tan chiang Bin tak menduga ada orang lain akan
menyerang padanya secara mendadak, dalam kagetnya ia
lantas putar tubuhnya menghindarkan serangan Cu Lian.
Cu Lian yang masih dalam keadaan luka setelah
serangannya mengenakan tempat kosong dadanya dirasakan
nyeri dan lantas jatuh rubuh ditanah.
Ia sebetulnya sedang menderita luka parah, bagaimana
boleh mnggunakan kekuatan tenaga untuk melakukan
pertempuran lagi? Tapi oleh karena ia sangat kuatirkan
keselamatannya Tan Liong dalam keadaan sangat berbahaya,
ia lantas kerahkan semua tenaga dalamnya yang masih ada
untuk menyerang Tan Chiang Bin tapi akhirnya ia sendiri yang
rubuh.
Tan Chiang Bin setelah mengetahui siapa orangnya yang
hendak membokong dirinya lantas tertawa dingin, dan setelah
mengetahui bahwa Cu Lian sudah rubuh dalam keadaan tak
ingat orang ia lantas bawa dirinya tan Liong serta berlalu
bersama-sama Siao hun lie!
Lama sekali Cu Lian baru siuman kembali ia tahu bahwa
Tan Liong sudah dibawa pergi oleh Tan Chiang Bin, jika iaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak berusaha untuk memberi pertolongan pasti tak ada
harapan pemuda itu bisa hidup lagi!
Ia segera ingat partai Ciong lam pay, Tan Liong sebagai
ketua partai itu maka satu-satunya jalan ialah harus
memberitahukan kepada Ciong lam pay...
Entah berapa lama telah berlalu, Tan Liong baru mulai
siuman ia rasakan sekujur badannya amat sakit mulutnya
sangat dahaga ia coba gerakkan badannya tapi sedikitpun tak
bisa bergerak!
Ia baru mengetahui bahwa dirinya telah diikat pada sebuah
tiang besar, seluruh tubuhnya tubuhnya diikat dengan rantai
besi. Ia mengenangkan kembali apa yang telah terjadi atas
dirinya tapi semua itu agaknya sangat samar-samar.
Dalam iangatannya tempat itu seolah-olah ada ruangan
pusat Thian seng hwee, kalau itu ada besar, pasti ia sudah
dibawa kesitu oleh Tan Chiang Bin ialah lembah Lui in kok!
Tempat itu ada gelap hingga matanya tidak melihat apa-
apa. Ia menghela napas panjang. Ia teringat kepada tugasnya
yang belum diselesaikan. Kalau benar Ebook by : Dewi KZ,
Aditya, aaa, Budi S, Nico kangzusi.com ia nanti harus binasa
disitu, ia akan mengecewakan pengharapannya banyak orang,
disini termasuk ibunya sendiri. Hiat liong cu (Naga Merah) Yo
Swie Peng dan orang-orang partai Ciong lam pay.
Selagi otaknya sedang berpikir keras, tiba-tiba terdengar
suara pintu terbuka, sinar lemah menyorot masuk melalui
sela-sela daun pintu, ia sekarang baru tahu bahwa dirinya
berada didalam sebuah rumah papan.
Berbareng dengan tebukanya pintu, terlihat olehnya ada
masuk tiga sosok tubuh manusia suara jalannya kaki makin
lama makin mendekat dan akhirnya berhenti!
Tiga orang itu berhenti dihadapannya Tan Liong siapa
merasa sangat sebal terhadap orang-orang itu maka perlahanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
lahan lantas pejamkan matanya agaknya tidak mau perdulikan
kedatangan mereka.
Mendadak telinganya dengar suara orang berkata,
"Tan Liong, tidak disangka kita saling berjumpa lagi disini. "
Mendengar suara itu Tan liong terperanjat bukankah suara
itu ada suaranya Koan Beng? Ia lalu dongakkan kepalanya dan
benar saja orang yang berdiri dihadapannya adalah Koan
Beng.
Diluar dugaannya Koan Beng ternyata sudah menjadi
anggota Thian seng hwee semula ia sangsikan kepandaian
ilmu pedangnya Koan Beng mengapa mendapat kemjuan
begitu pesat. kiranya telah mendapat petunjuk dari Bong bin
Sin kiam Tan Chiang Bin, yang memang ada satu ahli ilmu
pedang ternama.
Komplotan manusia jahat itu, pasti akan membawa
bencana hebat bagi dunia Kang-zsouw, dan kini dirinya sendiri
yang sudah terjatuh dalam tangan mereka, nasibnya hanya
diserahkan saja kepada Tuhan Yang Maha Esa!
Ia gigit bibirnya, tidak menjawab!
Orang yang berdiri disampingnya Koan Beng adalah Siao
hun lie dan Ciok Eng Cay.
Sambil ketawa dingin Koan Beng berkata pula,
"Tan Liong, sebelum kau mampus kau masih ada perkataan
apa yang kau ingin ucapkan? "
Tan Liong tetap membisu.
"Tan Liong, hari ini kau sudah terjatuh dalam tanganku,
aku hendak menuntut balas dendam sakit hatiku atas
perbuatanmu yang sudah berjina dengan isteriku! "
Tan Liong hanya gigit bibirnya mulutnya masih tetap
membungkam!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Beng berkata pula sambil ketawa mengejek,
"Banyak perempuan telah tergila-gila terhadap dirimu, aku
sekarang kepingin lihat apakah parasmu yang tampan ini
untuk selanjutnya bisa tergila-gila kaum wanita atau tidak? "
Belum habis perkataan sudah terdengar suara ?tar!?
wajahnya Tan Liong dirasakan sakit dan ternyata pecut kulit
ditangannya Koan Beng sudah bersarang diwajahnya Tan
Liong!
Perbuatan itu sesungguhnya ada amat keji, kiranya Koan
Beng sudah bertekad hendak merusak wajahnya Tan Liong!
Rasa sakit diwajahnya membuat Tan Liong hampir saja
tidak ingat orang, darah mulai mengalir turun membasahi
bajunya. ...
Ia mengeluh, hatinya merasa sedih, ia sungguh tidak nyana
Koan beng bisa berbuat begitu kejam terhadap dirinya.
Suara Tar, tar, tar, kembali terdengar berulang-ulang, dan
kali ini pecut Koan Beng itu mengenai mata kanan tan Liong,
hingga matanya itu juga mengucurkan darah. ....
Suara pecut yang membuat berdiri bulu roma itu masih
tetap berlangsung, agaknya Koan Beng sedang umbar semua
kegusarannya di atas dirinya Tan Liong yang sudah tidak bisa
berdaya sama sekali.
Setelah merasa puas, Koan Beng hentikan pecutnya dan
berkata sambil ketawa dingin,
"Tan Liong, untuk selanjutnya aku kepingin tahu apakah
masih ada kaum wanita yang tergila-gila kepada parasmu atau
tidak?"
Tan Liong yang sudah berada dalam keadaan setengah
pingsan, sudah tentu tidak bisa menjawab, tapi ia mengerti
bahwa parasnya sudah rusak!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siao hun lie mengawasi Ciok Eng Cay sejenak, lalu berkata
dengan suara dingin.
"Ciok Tongcu, bawa padanya kedalam tahanan dibawah
tanah, besok pagi bakar dalam keadaan hidup-hidup! "
Ciok Eng Cay terima baik perintah wakil ketuanya, ia
membuka rantai dibadannya Tan Liong. Setelah terbuka rantai
yang mengikat tubuhnya. Tan Liong lantas roboh terkulai.
Samar-samar Tan Liong merasakan dirinya sedang dibawa
pergi oleh orang. Lama sekali, ia baru dilemparkan ke tanah,
kemudian ia dengar suara pintu besi ditutup!
Sekarang ia berada didalam kamar gelap lagi!
Tan Liong mengerti bahwa hasil ini ia benar-benar akan
binasa di dalam lembah Lui in kok pusat kedudukan
pekumpulan Thian seng hwee yang diketuai oleh ayahnya
sendiri. Dulu masih ada Yao lie lu yang menolong dirinya, tapi
sekarang siapa yang akan memberi pertolongan padanya?
Dalam keadaan gelap, ia coba meraba wajahnya tapi rasa
sakit telah menusuk hatinya dan apa yang tersentuh oleh
tangannya itu hanya potongan daging dari kulitnya!
Ia benar-benar sudah berubah sama sekali.
Dengan sendirinya ia tarik kembali tangannya, jari
tangannya ada benda kental yang menempel. Ia tahu bahwa
itu ada darahnya sendiri yang mulai kering.
Perlahan-lahan ia mulai ingat apa yang telah terjadi atas
dirinya. Diam-diam ia mengeluh ia tidak tahan rasa nyeri dan
sakit di wajahnya!
Ia gertak gigi dengan perasaan gemas ia berkata pada
dirinya sendiri,
''Koan Beng, kau terlalu kejam. Ada satu hari aku pasti
akan cincang tubuhmu menjadi berkeping-keping, andaikata
aku harus mati aku juga ..... ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum habis perkataan Tan Liong dari sebelah kiri tiba-tiba
terdengar suara orang berkata,
''Siapa disana yang menghela napas panjang pendek? ''
Mendengar suara itu semangatnya Tan Liong mendadak
terbangun , suara itu sudah tentu keluar dari kamar sebelah
kamarnya sendiri. Untuk sesaat ia tertegun kemudian ia


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjawab,
''Siapakah yang berada dikamar sebelah? Apakah kau juga
ditawan dalam kamar dibawah tanah? ''
''Tidak salah! Dua hari berselang aku dimasukkan dalam
kamar tawanan ini aku merasa kesepian. Sekarang dengan
adanya kau kita boleh saling mengobrol. ''
Tan Liong menarik napas panjang, pikirnya orang sudah
dekat ajalnya masih mengobrol apa lagi?
Pada saat itu dalam otaknya tiba-tiba terbayang beberapa
gadis Ang hiang lie ( Dewie si gadis baju merah) dengan
sifatnya yang agung dan pendiam .. Hoan Giok Hoa yang suka
ketawa riang dan sifatnya yang masih kekanak-kanakan. Sikap
dan paras Chie Peng dan Chie Cui kalau sedang marah.
Bayangan beberapa gadis itu seolah-olah sebuah roda yang
berputaran di dalam otaknya tapi ia tahu bahwa semua itu
ibarat impian untuk selanjutnya ia akan kehilangan mereka
buat selama-lamanya!
Ia ketawa seorang diri dan dari kamar sebelahnya kembali
suaranya orang tadi yang menanya padanya,
''Tuan tidak usah mengeluh atau menghela napas panjang
pendek, mati atau hidupnya seseorang tergantung di tangan
Tuhan. Kalau didengar dari suaramu kau agaknya masih
sangat muda, beberapa puluh tahun kemudian bukankah kau
nanti akan menjadi seorang gagah lagi? ''
Tan Liong menyahut sambil tertawa getir,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Locianpwee dari mana? Bolehkah memberitahukan nama
besarmu yang mulia? ''
Terdengar suara ketawa bergelak-gelak kemudian disusul
oleh ucapan yang agaknya ditujukan kepada dirinya sendiri.
''Tidak mengira dalam usiaku yang sudah lanjut dan sudah
mendekati lubang kubur masih mendapat sahabat di dalam
penjara ha-ha-ha, Siancay! Siancay ... '' berhenti sejenak lalu
berkata pula,
''Tentang namaku sebentar aku boleh beritahukan padamu
semula aku dengar suara rintihanmu apakah kau disiksa oleh
mereka? ''
''Tidak salah! Tapi siksaan ini lebih kejam dari siksaan
biasa, mereka telah membikin rusak wajahku! ''
''Ow! Kalau begitu cobalah kau kemari, aku nanti akan
berikan obat penahan rasa sakit dan nanti akan merasa
enakan! ''
Meski Tan Liong sudah tahu bahwa dirinya akan mati, tapi
toh masih tidak suka diganggu oleh rasa sakit dari wajahnya
maka dengan jalan meraba-raba ia mendekati kamar
sebelahnya.
Tangannya telah menyentuh ruji besi, ia lalu menanya,
''Locianpwee, kau ada dimana? ''
''Aku ada dihadapanmu, tempat ini gelap sekali kalau kau
tidak datang aku rasanya seperti benar-benar berada di dalam
neraka ha-ha-ha .... ''
Sehabis berkata kembali ia tertawa terbahak-bahak!
Satu tangan yang dingin telah menyentuh tangan Tan
Liong hingga Tan Liong mengetahui bahwa dibalik ruji besi itu
adalah kamar tawanannya si orang tua itu!Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Setelah kau makan obat ini kau nanti akan merasa
enakan. sebelum mati dapat melakukan suatu kebajikan
terhadap sesama manusia nanti dalam dunia akherat juga
akan tambah satu kawan boleh juga! ''
Kembali terdengar suara ketawanya bergelak-gelak.
Setelah itu orang itu memberikan sebungkus obat
ketangannya Tan Liong.
Dengan tanpa ragu-ragu Tan Liong menyambuti obat itu
sekalipun ada obat beracun ia juga akan makan!
Obat bubuk itu segera dimasukkan ke dalam mulutnya,
sebentar kemudian rasa sakit diwajahnya benar saja telah
lenyap sama sekali.
Dengan hati bersyukur ia mengucapkan terima kasih
kepada si orang tua.
''Terima kasih apa jika kita sama-sama bukan berada
didalam kamar tahanan aku berikan sebungkus obat ini
setidak-tidaknya harus minta kau ngobrol atau untuk minum
beberapa arak. Tapi sekarang kita sama-sama sudah
mendekati ajal perlu apa mengucapkan terima kasih segala? ''
''Locianpwee, kenapa kau dipenjarakan dalam kamar
dibawah tanah ini? ''
''Aku telah menolong jiwanya satu orang entah bagaimana
telah diketahui oleh perempuan siluman Chie Bun Bun yang
kemudian lantas menangkap dan membawa aku kemari. ''
''Siapa orangnya yang Locianpwee tolong itu? ''
''Ciang bun jin partai Ciong lam pay! ''
Tan Liong terperanjat mendengar jawaban itu.
''Ciang bun jin Ciong lam pay? '' ia menegaskan.
''Benar! ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong diam-diam merasa heran orang tua itu katanya
pernah menolong dirinya tapi entah siapa? Dalam iangatannya
tidak pernah ada seorang tua yang pernah menolong dirinya
maka ia kantas menanya pula.
''Dengan cara bagaimana Locianpwee menolong jiwanya
ketua Ciong lam pay itu? ''
''Duduknya perkara adalah begini. Beberapa hari berselang
ada dua orang murid Ciong lam pay telah datang ditempat
kediamanku digunung Im kui san minta aku sebungkus obat
''Im hiat kui yang san''. Dalam urusan ini entah .... ''
Dengan perasaan dan tercampur girang Tan Liong lantas
memotong,
''Locianpwee bukankah Chio bin Ie hiap? ''
Orang tua itu tampaknya juga merasa kaget dengan suara
agak heran ia balas menanya.
''Bagaimana kau bisa tahu? ''
''Aku adalah orang yang kau hendak tolong jiwanya itu. ''
''Apa? Kau adalah ketua partai Ciong lam pay? ''
''Benar, aku adalah Ciang bun jin partai Ciong lam pay! ''
Chio bin Ie hiap itu lantas ketawa bergelak-gelak.
''Tidak disangka kita bisa saling berjumpa didalam tempat
tawanan ini sesungguhnya merupakan suatu hal yang sangat
menggembirakan. Ciang bun jin, kabarnya kau telah membom
dua puluh lebih orang-orangnya Thian seng hwee apakah itu
benar? ''
''Benar! Bagaimana Locianpwee bisa tahu? ''
''Kabarnya Bong bin Sin kiam masih ada hubungan dengan
kau? ''
''Ya, ia ayahku. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Chio bin Ie hiap terperanjat.
''Ayahmu? Tapi kenapa dia turun tangan begitu kejam
terhadap kau? ''
''Dia sudah tidak mempunyai perikemanusiaan lagi! ''
Chio bin Ie hiap berpikir sejenak lalu menanya pula.
''Bukankah Ciong lam pay sudah jatuh ditangannya Thian
seng hwee? ''
''Belum, hanya aku yang tertangkap. ''
''Sebetulnya ayahmu itu bukannya seorang yang sudah
rusak benar martabatnya, dia masih bisa ditolong. Dia itu
kecuali kepala batu dan tinggi hati tidak melakukan kejahatan
lain."
Baru pertama kalinya Tan Liong mendengar ada orang
yang mengatakan baik tentang diri ayahnya tapi ia tidak
percaya bahwa ayahnya itu benar-benar ada seorang baik.
Chio bin Ie hiap berkata pula,
''Ayahmu meski menjabat kedudukan ketua Thian seng
hwee, tapi orang yang memegang kekuasaan dan
berpengaruh dalam Thian seng hwee sebetulnya adalah Siao
hun lie. Kalau ayahmu mandah dan menurut segala
kemauannya Siao hun li dalam hal ini kabarnya ada lain sebab
yang tidak diketahui oleh orang luar. Bagaimana duduk
perkara yang sebenarnya orang luar sudah tentu tidak bisa
mengetahui dengan jelas. ''
Tan Liong hanya tertawa dingin tidak berkata apa-apa.
Chio bin Ie hiap berkata pula,
''Ciang bun jin, jika kau ada merupakan orang terpenting
partai Ciong lam pay, hidup atau hancurnya partai itu semua
berada ditanganmu aku pikir kau harus berusaha untuk keluar
dari sini. ''Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Keluar? '' Tan Liong ketawa, ''Tahun depan hari ini adalah
peringatan hari wafatku. ''
''Cian bun jin, aku hendak menolong kau. '' katanya Chio
bin Ie hiap dengan sungguh-sungguh.
''Menolong aku? Locianpwee, bukankah kau sedang
bersendau gurau denganku? Kenapa kau sendiri tidak mau
keluar dari sini?"
-o0o0dw0o0o-
JILID ke : 22
"Ciang bun jin, aku adalah seorang tua yang sudah
mendekati lubang kubur selamanya belum pernah
membohong. Aku kata hendak menolong kau sudah tentu aku
mempunyai jalan untuk menolong dirimu, perlu apa aku harus
membohongi kau. Jika kau bukan Ciang bun jin Ciong lam pay
siapa yang kesudian menolong?"
Tan Liong mendengar ucapan sungguh-sungguh dari orang
tua itu agaknya bukan main-main maka lantas berkata,
"Locianpwee, dengan cara bagaimana kau hendak
menolong aku? "
"Ini adalah satu tindakan yang sangat berbahaya dan besar
risikonya, kau bisa lolos dari bahaya kematian atau tidak
tergantung nasibmu sendiri tapi bagaimanapun juga ada lebih
baik dari pada menunggu mati secara konyol! "
"Kalau Lo cianpwee benar-benar bisa menolong aku keluar
dari sini, entah bagaimana aku harus ucapkan terima kasih
padamu? "
"Kalau ini tak usah kau bicarakan lagi, apakah kau berani
atau tidak untuk menempuh jalan ini aku masih belum tahu. "
"Menempuh jalan apa? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam penghidupanku sehari-hari terus menerus
mempelajari ilmu obat-obatan selama 50 tahun aku
mempelajari serupa obat yang kuberi nama ?Leng hun wan?
obat ini setelah dimakan sekujur badan orang yang makan
akan menjadi dingin seperti pernapasannya berhenti tidak
ubahnya dengan orang yang sudah mati benar-benar. Tapi
obat itu setelah bekerja dua hari dua malam orang yang
makan itu bisa sadar kembali. Cuma apabila orang yang
makan obat itu dimasukkan kedalam peti mati serta dikubur
sebagaimana biasa maka orang itu sudah tidak ada harapan
untuk bisa hidup kembali. "
Tan Liong berpikir cara demikian meskipun belum tentu
jiwanya bisa terlolos dari kematian tapi setidak-tidaknya ada
lebih baik daripada menunggu kematian dengan tanpa
berdaya.
"Lo cianpwee, aku suka menempuh bahaya itu asal aku
bisa keluar dari tempat tahanan ini aku nanti pasti akan
berdaya untuk menolong dirimu. ". Demikian akhirnya ia
mengambil keputusan dan terima baik usul orang tua itu.
"Tentang itu kau tak usah banyak pikiran. Sekarang kau
segera makan obat ini semoga Tuhan melindungi kau bisa
terlolos dari bencana! " berkata si orang tua itu sambil
menghela napas dalam.
Ia lalu mengeluarkan obat pil yang dimakan Leng hun wan
itu dan diberikan kepada Tan Liong.
Tatkala tangan Tan Liong menerima pil itu benar saja
sangat dingin seperti butiran es.
Karena perasaannya sangat tegang hingga kedua
tangannya tampak gemetar. Diam-diam ia berdoa, "Ibu!
Lindungilah diri anakmu ini! "
"Locianpwee, selamat tinggal! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Manusia baik selalu dilindungi Tuhan! Semoga kau
terhindar dari malapetaka! "
Dengan hati tabah Tan Liong menelan pil Leng hun wan.
Setelah pil itu masuk kedalam perutnya hawa dingin lantas
mengalir disekujur badannya sampai menggigil!
Tan Liong cuma merasakan sekujur badannya amat dingin,
makin lama makin susah bernapas dan akhirnya ia telah
pertaruhkan jiwanya tapi dalam pertaruhannya ia akan kalah
atau menang?
Masih merupakan satu pertanyaan.
Di luar tempat tahanan, hari sudah mulai terang.
Suara tindakan kaki terdengar menuju kekamarnya Tan
Liong. Seorang penjaga mengantarkan makanan untuk Tan
Liong sambil mengetok-ngetok pintu besi dan berkata,
"Hei ! Bangun ! Makan pagi dulu baru nanti kau pergi
menghadap Giam lo ong! "
Chio bin Ie hiap yang mendengar suara itu lalu menyahuti
sambil tertawa.
"Dia sudah binasa! "
"Mati? "
Penjaga tempat tahanan itu terperanjat, makanan
ditangannya lantas jatuh berantakan. Ia buru-buru membuka
pintu dan ulur tangannya meraba tubuh Tan Liong, benar saja
sekujur badannya dingin agaknya sudah meninggal dunia
dalam waktu lama.
Penjaga itu lantas balikkan tubuh dengan cepat
memberitahukan kejadian ini kepada ketuanya.
Tan Chiang Bin ketika mendengar berita itu hampir saja
terjatuh dari tempat duduknya. Untuk sesaat lamanya ia
tertegun kemudian menanya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah mati? Apa kau tak salah lihat? "
"Tidak! "
Siao hun lie dan Koan Beng yang berdiri dikedua
sampingnya Tan Chiang Bin juga pada terperanjat.
Tan Chiang Bin meski membenci Tan Liong yang terlalu
kepala batu, tapi bagaimana juga masih ada hubungan darah
antara ayah dan anak maka saat itu ia juga merasa sedih.
Ia lalu ajak Siao hun lie dan Koan Beng sama-sama pergi
ketempat tahanan. Ketika tangan Tan Chiang Bin meraba
tubuhnya Tan Liong, benar saja bahwa sekujur tubuh anaknya
sudah dingin seperti es.
Perasaan sedihnya semakin meluap hingga air matanya
mengalir keluar, membasahi bajunya.
Siao hun lie berkata sambil ketawa dingin.
"Baiknya sudah mati hingga kita tidak usah repot
memikirkan caranya untuk mengirim dia ke akherat, sekarang
suruh orang angkat bangkainya dan lemparkan kebelakang
gunung saja! "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi Tan Chiang Bin tidak menyetujui usul isterinya, sambil
ketawa getir ia berkata,
"Jangan, ia ada ketua partai Ciong lam pay, kita tidak boleh
berlaku terlalu kejam padanya. Kita boleh merasa benci
semasa hidupnya, tapi setelah meninggal dunia, tidak
seharusnya kita masih dendam kebencian. Kita harus
memasukkan bangkainya dalam peti mati dan kubur secara
baik-baik! "
"Baiklah, kuburlah dengan peti mati. "
Habislah sudah pengharapan Tan Liong jikalau bukan
karena Tan Chiang Bin tidak tega bangkai anaknya
dilemparkan kebelakang gunung untuk umpan binatang ia
tentu akan lolos dari malapetaka.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Tan Chiang Bin karena mengingat Tan Liong ada
anaknya sendiri, maka ia tetap hendak mengubur jenasah
anaknya itu secara sepantasnya hingga dengan demikian
membuat ludes pengharapannya Tan Liong untuk bisa hidup
lagi!
Diwaktu lohor pada hari itu juga sebuah peti mati warna
merah telah diletakkan didepan pintu ruangan pekumpulan
Thian seng hwee.
Tan Chiang Bin dengan perasaan sedih memondong mayat
anaknya sambil kemak kemik. "Anak, maafkan diriku ...... tapi
kau telah kukubur secara sepantasnya di akherat harap kau
sampaikan penyesalanku kepada ibumu ...."
Dengan perlahan ia letakkan tubuh Tan Liong kedalam peti
mati hampir semua anak buah Thian seng hwee tujukan
matanya kepada peti mati itu.
Dengan menekan rasa sedihnya yang hebat Tan Chiang Bin
akhirnya mengeluarkan perintahnya.
"Tutup dan pantek peti itu! "
Perintah itu tidak ubahnya sebagai satu putusan mati bagi
dirinya Tan Liong."
Begitu mendengar perintah ketuanya, dua anak buahnya
Thian seng hwee segera menjalankan perintah tersebut.
Mereka lalu menutup peti mati dan memakukannya dengan
paku besar.
Tan Liong telah mempertaruhkan nyawanya supaya dapat
keluar dari Thian seng hwee dan kini pertaruhannya itu telah
mengalami kekalahan besar. Ini disebabkan karena Tan
Chiang Bin dengan kecualian telah memerintahkan anak
buahnya agar mengubur Tan Liong dengan PETI MATI.
Sudah tentu, karena Tan Chiang Bin masih mengingat
perhubungan darah antara Ayah dan anak, hingga ia tidak
tega untuk melemparkan jenasah anaknya keatas gunungTiraikasih Website http://kangzusi.com/
dijadikan umpan binatang buas. Kalaulah ia tahu bahwa
perbuatannya itu telah merupakan suatu kesalahan besar!
Suara desingnya paku yang dipukul oleh palu seolah olah
bunyi lonceng kematian, yang setiap ketokan telah mengetuk
hati Tan Chiang Bin.
Benarkah Tan Liong akan binasa begitu saja? Apakah tak
akan meninggalkan bayangannya yang tampan, bagi
kenangan lima atau enam gadis rupawan yang mencintai
dirinya?
Dimasa hidup, Tan Liong tidak mempunyai sesuatu, kini
ketika mati ia telah membawa semua pengharapannya dan
penasarannya kedalam kubur.
Andaikata benar, kejadian ini benar benar akan merupakan
kejadian yang sangat mengesankan bagi lima atau enam gadis
yang mencintainya!
Dimasa hidupnya, ia pernah mempunyai pengharapan bagi
hari depannya, tapi ia kecewa, satu satunya wanita yang
menjadi idamannya sudah menjadi isteri orang.
Sehingga ia menelan pil Leng hun wan yang sangat ajaib
itu hatinya masih hampa ......
Satu-satunya hal hal yang membuat pikirannya ialah,
apabila ia benar-benar mati, hal ini akan mengecewakan
banyak orang terutama anak murid partai Ciong lam pay.
Entah bagaimana gelisahnya menantikan kedatangannya. ....
Dimaktu malam yang gelap dan sunyi.
Gunung Ciong lam san, yang tampak hanya kabut tebal
yang menyelubungi tubuhnya dan Kuil tua yang merupakan
pusatnya partai Ciong lam pay.
Dalam Kuil itu, kadang-kadang terdengar suara tindakan
kaki dari beberapa orang yang sedang meronda, kecuali itu
keadaan kembali sunyi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu, tampak lima sosok tubuh berpakaian warna
kuning, setelah mendapat pesan Tan Liong, mereka segera
kembali kegunung Ciong lam san. Di dalam ruangan
pertemuan Tiang gie tian masih terang benderang, wakil ketua
kang zusi com oey bwee Cian, dengan wajah muram sedang
memikirkan nasib Tan Liong, andaikata malam itu Yo lie lu
datang menyatroni lagi, bagaimana harus berbuat?
Lima orang berpakaian kuning itu setiba di Tiang gie tian
dan setelah memberi hormat Oey Bwee Cian lalu menanyakan
tentang penyelidikan mereka terhadap Tan Liong.
Seorang tua yang memegang tongkat, yang menjadi ketua
dari tujuh jago menceritakan bagaimana mereka telah
berjumpa dengan Tan Liong dan bagaimana Tan Liong telah
terjatuh dalam tangan orang Thian seng hwee.
Kemudian ia berkata, "Teecu telah menerima pesan dari
Ciang bun jin, apabila Yao lie lu berani menyatroni gunung
lagi, segera bunuh saja, tidak perlu dikasihani lagi. "
"Kalau Ciang bun jin sudah berada ditangan ketua Thian
seng hwee, apakah mungkin bisa terjadi apa-apa yang diluar
dugaan kita? " berkata Oey Bwee Cian.
"Tentang ini, teecu tidak berani memberi jawaban yang
pasti. "
Oey Bwee Cian sangat kuatir Tan Liong akan mengalami
kejadian tidak enak, hingga alisnya dikerutkan lama sekali. Ia
baru berkata lagi sambil menghela napas.
Segera ia perintahkan kepada dua anak muridnya, untuk
mencari kabar tentang diri Ciang bun jin nya, juga semua
muridnya Ciong lam pay, supaya mengadakan penjagaan
keras disekitar gunung jika dapat melihat Yao lie lu yang
berani datang naik gunung lagi, segera bunuh mati padanya. "
Orang tua itu setelah menerima perintah tersebut lantas
undurkan diri dan segera ia perintahkan Say phoa an dan SanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
hwa chiu supaya pergi ke Thian seng hwee untuk mencari
keterangan tentang diri Tan Liong.
Malam semakin larut, diatas gunung Ciong lam san, seolah
olah sedang menghadapi musuh kuat. Jika Yao lie lu benar-
benar berani datang lagi, maka orang-orang Ciong lam pay
pasti akan menghadapinya dengan semua kekuatan mereka
yang ada.
Pada waktu itu, dibawah gunung kembali terdengar suara
tanda bahaya. Oey Bwee Cian dengan cepat lari keluar, dari
bawah gunung ia dapat lihat sesosok bayangan orang sudah
lari mendatangi.
Yao lie lu akhirnya muncul lagi. Gadis cantik tapi ganas ini,
begitu dalam cintanya terhadap Tan Liong dengan tanpa
hiraukan segala bahaya ia datang menyatroni gunung Ciong
lam san lagi maksudnya semata-mata ingin menjumpai Tan
Liong.
Dalam perpisahannya cuma beberapa hari saja ia telah
merasa seolah-olah ditinggalkan untuk selama-lamanya oleh
Tan Liong apalagi setelah ia melihat Oey Bwee Cian yang
cantik manis semakin besar anggapannya bahwa apa yang ia
duga itu tidaklah salah. Tan Liong pasti sudah tergila-gila
kepada Oey bwee Cian oleh karenanya maka ia lantas umbar
amarahnya diatas gunung Ciong lam san.
Kini gadis yang mabuk asmara itu telah muncul lagi Oey
bwee Cian dan anak murid Ciong lam pay yang menantikan
kedatangannya, sedang mengawasi semua gerak geriknya
dengan mata beringas.
Selagi Yao lie lu hendak mendekati tembok pekarangan kuil
Ciong lam pay tiba-tiba terdengar suara orang tertawa dingin
beberapa sosok bayangan orang lantas muncul menghadang
perjalanan Yao lie lu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yao lie lu yang mendadak berhadapan dengan orang
banyak itu lantas mundur satu tindak. Ketika ia memandang
kepada orang orang itu parasnya berubah seketika.
Orang-orang itu bukan lain daripada orang-orang lihai dari
Thian seng hwee. Hal ini benar benar merupakan suatu hal
diluar dugaannya Yao lie lu. Ia tidak mengira bahwa orang-
orang itu akan muncul digunung Ciong lam san.
Congcu Lie Chun Hiong, salah satu orang lihai Thian seng
hwee lantas berkata sambil ketawa dingin.
"Yao lie lu, dalam keadaan sunyi dan gelap gulita seperti ini
akan berjumpa dengan kau, benar-benar aku merasa sangat
beruntung! "
Orang-orang yang datang kegunung atas perintah ketua
Thian seng hwee itu telah ditugaskan supaya menangkap Yao
lie lu, tentang ini sudah tentu diluar pengetahuannya Yao lie
lu. Sebaliknya dengan orang-orang Ciong lam pay yang juga
telah mengetahui munculnya orang-orang dari Thian seng
hwee tentu mereka membiarkan Yao Lie lu berhadapan
dengan orang-orang itu sambil berpeluk tangan.
Yao lie lu tahu bahwa kedatangan orang-orang Thian seng
hwee ke gunung Ciong lam san secara mendadak itu sudah
tentu sedang menantikan dirinya.
Setelah Lie Chun Hiong mengucapkan perkataan tadi, yang
lain-lainnya segera maju dan mengambil sikap mengurung
kepada Yao lie lu.
Yao lie lu nampaknya tenang-tenang saja sambil ketawa
hambar ia berkata,
"Bukankah kedatangan tuan-tuan ini ditujukan kepadaku? "
"Tidak salah, " jawabnya Lie Chun Hiong,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak nyana, aku Yao lie lu yang tidak berhasil menarik
perhatian Thian seng hwee sehingga menitahkan beberapa
puluh anak buahnya yang terlihai, kalau begitu ini
sesungguhnya merupakan satu kehormatan besar bagiku."
berkata Yao lie lu sambil tertawa panjang.
"Yao lie lu, kau sesungguhnya ada satu perempuan
bermuka tebal dengan tanpa pikirkan akibatnya kau telah
mengkhianati perkumpulan, melepaskan dirinya Ciang bun jin
partai Ciong lam pay. Sekarang aku tanya padamu apakah kau
sanggup pikul dosamu yang sebesar itu? "
"Kalau begitu kalian tentunya hendak mengangkap aku
untuk dibawa kembali? "
Yao Lie lu kembali berubah parasnya, kekuatan tenaga
dalamnya dikerahkan dikedua tangannya, matanya menyapa
orang orang Thian seng hwee lain sambil ketawa dingin ia
berkata pula.
"Boleh coba! Nonamu akan melayaninya. "
Yao lie lu bukan tidak tahu bahwa malam itu keadaannya
sendiri sesungguhnya ada sangat berbahaya. Orang-orang
yang kini berada didepannya itu semua merupakan orang-
orang pilihan dari Thian seng hwee, sekalipun ada lain orang
semacam Yao lie lu belum tentu sanggup menghadapinya,
hanya satu Lie Chun Hiong saja sudah cukup membuat ia
repot.
Tapi orang yang sedang menghadapi ancaman maut biar
bagaimana tokh harus melawan apakah harus mandah begitu
saja?
Lie Chun Hiong wajahnya berubah ketika mendengar
jawaban sombong Yao lie lu itu seketika itu juga lantas
mengeluarkan perintahnya.
"Tangkap padanya! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa puluh anak buah Thian seng hwee lantas
bergerak menyerang Yao lie lu.
Yao lie lu coba melawan mati-matian tapi percuma saja
usahanya. Satu serangan tangan mengenakan dadanya
dengan telak hingga mulutnya menyemburkan darah.
Dalam keadaan sangat berbahaya itu mendadak terdengar
suara orang tertawa dingin, suara itu begitu tajam dan
menyeramkan hingga membuat berdiri bulu roma.
Dan apa yang mengherankan? Suara ketawa itu seolah-
olah mengandung semacam kekuatan yang membuat orang
yang mendengarkannya lantas kehilangan seluruh tenaga
dalamnya.
Maka orang-orang Thian seng hwee yang mendengar suara
itu mendadak merasa bergidik dan lantas berhenti bergerak.
Ketika mereka pasang mata disuatu tempat kira-kira tiga
tombak jauhnya berdiri bayangan seseorang.
Bayangan orang itu memperdengarkan suara ketawanya
yang menyeramkan kemudian berkata ...
"Beberapa puluh laki-laki mengeroyok satu orang
perempuan, kalau hal ini tersiar diluar apakah kalian tidak
malu kalau sampai menjadi tertawaan sahabat-sahabat dunia
Kangouw? "
Orang yang datangnya secara mendadak itu nada suaranya
juga begitu ketus dingin seolah-olah bukan keluar dari mulut
manusia hingga orang-orang Thian seng hwee pada merasa
heran .... Tongcu Lie Chun Hiong lantas menyahut sambil
ketawa dingin.
"Sahabat dari mana? Ada urusan apa datang kemari? "
"Aku hendak menolong anak perempuan itu" jawabnya
bayangan itu sambil ketawa pula.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jawaban itu membuat semua orang Thian seng hwee
semakin heran siapakah orang aneh itu?
Tidak perduli ia siapa biar bagaimana kedatangannya itu
tokh tidak mengandung maksud baik maka Lie Chun Hiong
setelah memeriksa orang-orangnya sendiri lalu berkata
dengan suara perlahan.
"Kalian semua jaga orang itu lindungi aku supaya dapat
membawa Yao lie lu keluar dari sini. "
Berbareng dengan itu dengan kecepatan bagaikan kilat Lie
Chun Hiong sudah bergerak menyambar tubuh Yao lie lu yang
sudah menggeletak ditanah.
Tapi selagi orang she Lie itu bergerak sebuah benda warna
hijau melesat dan menyerang jalan darah Ma hiat dibadan Lie
Chun Hiong.
Lie Chun Hiong yang didalam Thian seng hwee terhitung
salah satu orang lihai ternyata tidak dapat mengelakkan
serangan senjata rahasia aneh tersebut. Sesaat itu badannya
dirasakan kesemutan dan lantas rubuh ditanah.
Hal ini membuat tercengang semua orang-orangnya Thian
seng hwee sebab benda yang digunakan oleh orang itu untuk


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerang Lie Chun Hiong tidak lain daripada selembar daun
untuk melukai orang betapa tingginya ilmu silat orang itu
dapat dibayangkan sendiri.
Tidak satupun orang dari Thian seng hwee itu yang tidak
merasa jeri hingga tidak satupun yang berani bergerak.
Orang itu kembali perdengarkan suara ketawanya yang
menyeramkan kamudian berkata,
"Bawa kawanmu pulang ke Thian seng hwee dan lekas
enyah dari sini! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perkataan itu seolah-olah mengandung perintah dan
wibawa. Satu diantara orang-orang Thian seng hwee sambil
membimbing Lie Chun Hiong telah menanya,
"Tuan tentunya ada seorang ternama didunia Kang-zsouw
bolehkah kiranya memberi tahukan namamu yang mulia? "
"Kalau memang kalian ingin tahu baiklah, aku beritahukan
kepadamu. Kalian mungkin pernah dengar nama julukan Tok
gan Lo Koay (si tua aneh mata satu)? "
Mendengar disebutnya nama itu bukan saja membuat
orang-orang Thian seng hwee semakin kaget dan jeri sekalian
orang-orang Ciong lam pay yang dapat mendengar juga pada
tekejut.
Orang tua aneh mata satu itu berdiam di gunung Kwa leng
san, ia telah melatih ilmunya yang mujijat Bangkai berapi
mengapa mendadak muncul?
Kembali si orang tua aneh mata satu itu berkata,
"Kalau boleh beritahukan kepada ketua kalian, asal ilmuku
bangkai berapi sudah selesai kulatih, dalam waktu beberapa
bulan aku akan pasti mencari dia. Kalau kalian masih belum
mau enyah, aku akan pergi dulu...."
Belum habis perkataannya bayangannya sudah bergerak
dan tahu-tahu tubuhnya Yao lie lu yang menggeletak di tanah
juga ikut lenyap.
Kecepatannya bergerak orang aneh itu benar-benar
membuat kagum semua orang Thian seng hwee dan Cong lam
pay. Karena kedatangan orang itu sangat mendadak dan
berlalunya juga begitu cepat, maka tiada seorangpun yang
dapat lihat dengan tegas bagaimana macamnya orang itu.
Mengapa Tok gan Lokoay membawa kabar dirinya Yao lie
lu? Dalam hal ini sudah tentu ada sebabnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah beberapa puluh tahun lamanya Tok gan Lokoay
melatih ilmunya "bangkai berapi" dengan menggunakan
bangkai manusia. Bangkai itu dapat bergerak menyemburkan
api maka ia namakan bangkai berapi. Tapi selama itu ia belum
dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya sebab bangkai
itu sifatnya terlalu bandel tidak mudah dikendalikan. Jika tidak
menggunakan kotoran wanita bangkai itu untuk selama-
lamanya akan terus bandel.
Oleh karena itu ia memerlukan dirinya Yao lie lu untuk
kepentingan tersebut.
Ketika Tok gan Lokoay turun kebawah gunung Ciong lam
san tiba-tiba ia dapat lihat bayangan orang yang berjalan
sempoyongan. Bayangan itu agaknya menggendong satu anak
bayi.
Tapi oleh karena ia perlu lekas lekas balik ke gunung Kwa
leng san maka ia cuma mengawasi sejenak lantas kabur lagi.
Bayangan orang itu adalah Cu Lian yang hendak memberi
kabar kepada Ciong lam pay tentang nasib yang dialami oleh
Tan Liong.
Cu Lian sebetulnya sedang luka parah, tapi karena
kuatirkan nasib Tan Liong yang telah tertangkap oleh Tan
Chiang Bin maka dengan menempuh jalanan begitu jauh ia
perlukan datang ke gunung Ciong lam san untuk memberi
kabar. Karena rasa sakit didadanya membuat jalannya tidak
tetap ia harus menahan sakitnya yang begitu hebat jika
terdorong oleh hasrat dan kemauannya yang begitu kuat
mungkin ia sudah roboh ditengah jalan.
Tapi untuk kepentingan orang yang ia cintai, ia harus
bertahan supaya bisa sampai kegunung Ciong lam san. ....
Rasa sakit yang begitu hebat, membuat ia kadang-kadang
hentikan tindakannya dan merintih, ia mengerti paling lama ia
cuma bisa hidup tiga hari lagi, tiga hari kemudian, yah, tigaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
hari lagi ia akan membawa segala pengharapannya,
meninggalkan anaknya berlalu dari dunia yang fana.
Tangan kanannya memegang dada, air matanya mengalir
dengan deras. Ia melanjutkan perjalanannya dengan kaki
tidak tetap. Mendadak ujung kakinya menginjak sebuah batu
hingga badannya kehilangan keseimbangan dan akhirnya
jatuh terlentang.
Ia menarik napas panjang, ia mencoba merayap bangun,
tetapi kekuatannya sudah tidak ada ....
Sakit letih ..... membuat ia dengan tanpa terasa telah
tertidur. ...
Mendadak bau harum menusuk hidung perlahan-lahan ia
tersadar. ...
Ia membuka matanya yang sayu. Dihadapannya samar-
samar terbayang dua tubuh orang, dengan suara terputus-
putus ia menanya,
"Siapa ...? "
Satu suara berat menjawab,
"Nyonya, apa nyonya terluka? "
"Ya ... aku ... sudah ... hampir ... mati. Numpang Tanya ...
kegunung Ciong lam san masih berapa jauh? "
"Kau hendak ke gunung Ciong lam san? "
"Ya ...... "
Yang lain menanya sambil ketawa getir,
"Ada urusan apa nyonya hendak ke gunung Ciong lam
san?"
"Aku hendak mencari ... orang ... Ciong lam pay ... "
"Aku adalah murid Ciong lam pay. Ada urusan apa? Kau
bertahukan saja kepadaku! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ciang bun jin ... kalian telah terluka ... ia dibawa oleh
orang-orang ... Thian seng hwee. "
Jawaban itu mengejutkan dua orang tersebut, mereka itu
bukan lain dari pada San hwa chiu dan Say phoa an.
Mereka telah dapat perintah untuk pergi kegunung Kiu
kiong san dengan secara kebetulan telah menemukan Cu Lian
yang jatuh karena tak sanggup menahan luka-luka.
Ketika mereka mendengar keterangan Cu Lian. San hwa
Chiu lantas pondong padanya dibawa kegunung Ciong lam
san, sedang Say phoa an dengan seorang diri pergi ke gunung
Kiu kiong san untuk menyelidiki berita tertangkapnya Tan
Liong oleh orang-orang Thian seng hwee.
Dengan seorang diri Say phoa an memasuki lembah Lui in
kok. Ia bersembunyi di dalam hutan lebat. Saat itulah Tan
Liong sedang dimasukkan ke dalam peti oleh orang-orang
Thian seng hwee atas perintah ketuanya.
Say phoa an yang kemudian dapat dengar kabar itu segera
balik kegunung Ciong lam san. Beberapa hari kemudian di
kalangan Kangouw lantas ramai tersiar kabar tentang matinya
ketua Chiong lam pay di tangan orang-orang Thian seng
hwee.
Mari kita balik kepada Tan Chiang Bin yang setelah
memberi perintah pula agar mengubur jenasah anaknya itu
kekuburan umum di belakang gunung.
Empat laki-laki anak buah Thian seng hwee lantas
mengangkat peti jenasah yang terisi jenasahnyaTan Liong itu
ke belakang gunung untuk dikubur.
Tan Liong dikubur dengan memakai peti mati hal ini
sesungguhnya di luar dugaan Thio bin Iehiap. Kalau ia tahu
dengan jalan itu sebaliknya malah mencelakakan padanya ia
pasti tak suruh Tan Liong menelan pil mujijat Leng hun wan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanpa terasa malam telah tiba, seluruh gunung diliputi oleh
kegelapan.
Di tanah kuburan yang letaknya di belakang gunung Kiu
kiong san, Cuma tertampak gundukan tanah serta kelap
kelipnya sinar binatang kunang-kunang, empat laki-laki itu
setelah memasukkan peti mati Tan Liong ke dalam lubang
tanah lantas berlalu.
Tan Liong akhirnya dikubur dalam tanah. Pengharapannya
untuk hidup kembali boleh dikata tipis sekali.
Tapi apakah betul riwayatnya akan putus sampai disitu
saja? ...
Hari kedua diwaktu malam ...
Cuaca gelap di tanah kuburan di belakang gunung itu, tiba-
tiba muncul sesosok bayangan manusia. Bayangan itu
bagaikan setan, mundar-mandir ditanah kuburan itu agaknya
tengah mencari apa-apa.
Tiba-tiba bayangan orang itu berdiri dihadapan kuburan
Tan Liong, orang itu cuma mendengarkan suara tawanya yang
dingin dan menyeramkan.
Siapapun tak akan menduga bahwa bayangan itu merubah
nasibnya Tan Liong yang sudah berada didalam tanah itu!
Bayangan itu berdiri sekian lama didepan kuburan Tan
Liong kemudian ia mengulur tangannya dan mengorek tanah
yang masih baru itu dan ... peti warna merah telah tertampak
didepan matanya.
Bayangan orang itu kembali perdengarkan suara ketawanya
yang menyeramkan kemudian dengan secara tiba-tiba,
dengan jari tangannya ia telah membuka peti mati warna
merah itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian terdengar suaranya bayangan orang itu yang
berkata kepada dirinya sendiri, "Ah! Lagi-lagi seorang laki-laki,
ini bagiku tak ada gunanya, biarlah ia rebah disini saja ... "
Baru saja habis perkataan orang itu tubuh Tan Liong yang
terletak dalam peti mendadak bergerak-gerak .... sebab
waktunya untuk hidup telah tiba lagi.
Bayangan orang itu tampak terperanjat, ia bertanya-tanya
kepada diri sendiri. "Apakah aku bertemu setan? "
Satu hari satu malam telah berlalu, Tan Liong akhirnya
hidup kembali. Apa yang sudah lalu bagaikan impian saja, ia
tidak tahu dirinya sendiri pada saat itu berada di mana?
Ia gerakkan badannya dan duduk didalam peti matinya,
dengan perasaan bingung ia mengawasi keadaan disekitarnya
lalu ia berkata kepada dirinya sendiri, "Apakah aku benar-
benar belum mati? "
Matanya tiba-tiba menatap peti mati dengan sendirinya, ia
lantas melompat bangun diluar peti sejarak kira-kira tiga kaki
ia dapat lihat bayangan seseorang.
Ia terkejut ia mulai mengingat ingat apa yang sudah terjadi
atas dirinya tapi otaknya seperti kosong melompong.
Mengapa ia bisa berada didalam peti mati. Dan kini hidup
kembali? Ia tidak tahu. Tapi satu hal yang sudah pasti bahwa
ia masih hidup dan belum mati.
Bayangan orang yang berdiri dihadapannya itu agaknya
bikin kesima oleh Tan Liong yang mendadak bangun dari peti
mati. Lama sekali baru suaranya yang menanya dengan nada
dingin.
"Kau manusia ataukah setan? "
Tan Liong tercengang sekian lama barulah ia menjawab.
"Kemarin aku adalah setan, tapi hari ini adalah manusia.
Aku akhirnya terlolos dari kematian! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu tertawa geli lalu berkata pula,
"Tidak disangka bahwa didalam waktu beberapa puluh
tahun saja aku benar-benar telah menyaksikan kejadian
langka, orang yang sudah dimasukkan dalam peti mati dikubur
dalam tanah tapi tokh tidak mati ... aneh ... aneh! "
Tan Liong juga terperanjat, ia bertanya,
"Aku sudah dimasukkan dalam peti mati? "
"Tidak salah, karena aku menggali kuburan orang mati, aku
telah menggali kau. "
Mendengar keterangan itu Tan Liong mengerti bahwa
orang itu didalam keadaan tak terduga-duga telah menolong
dirinya, maka ia lantas menyatakan terima kasihnya.
"Barangkali belum waktunya aku dipanggil pulang oleh
Yang Maha Esa jika bukan karena Locianpwee mungkin aku
benar-benar telah mati maka disini boanpwee mengucapkan
banyak-banyak terima kasih.
Setelah itu ia lantas menjura dalam-dalam.
Orang itu ketawa bergelak-gelak lalu berkata,
"Ini benar-benar ada satu kejadian yang sangat aneh.
Bagaimana kau setelah mati dimasukkan kedalam peti mati
dan dikubur didalam tanah ternyata masih bisa hidup? "
"Aku kini ingat, aku seperti minum obat. " demikian Tan
Liong menerangkan.
Orang itu terdiam sejenak, lalu berkata kepada dirinya
sendiri, " Mungkin Tuhan membantu usahaku hingga aku
menjumpai kau. "
Tan Liong tergerak hatinya ia lalu menanya,
"Bolehkah Locianpwee memberitahukan nama Locianpwee
yang mulia? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu tidak menjawab pertanyaan Tan Liong lama
kemudian baru ia berkata,
"Aku mesti tidak sengaja menolong kau, tapi kalau dipikir-
pikir masih terhitung telah menolong jiwamu juga, jika tidak
karena aku kau tentunya tidak luput dari kematian. Oleh
karena itu apakah kau ada minat hendak membalas budi?"
"Walaupun harus terjun kelautan api boanpwee juga takkan
menolak! "
"Kalau begitu kita kubur lagi peti kosong ini ... dan
selanjutnya tentu tidak seorangpun kecuali aku yang
mengetahui bahwa kau masih hidup. Mereka akan
menganggapnya kau sudah mati. "
Tan Liong juga tak tahu siapa adanya orang yang berada
didepannya itu tapi orang itu bisa menggali peti mati dari
dalam tanah mencari bangkai-bangkai manusia pastilah ada
sebabnya.
Namun saat itu ia juga tidak perlu menanyakan soal itu.
Tidak antara lama peti kosong itu sudah ditanam kembali.
Kuburan itu sudah balik kembali seperti semula, di atas batu
nisan masih tetap terdapat tulisan-tulisan dengan huruf besar.
TEMPAT BERSEMAYAM UNTUK SELAMA-LAMANYA.
Tan Liong memandang batu nisan itu dengan ketawa getir
kemudian ia berkata pada dirinya sendiri. "Yah, Tan Liong
sudah mati siapapun tidak akan tahu ... bahwa ia masih hidup.
... "
Pada saat itu dari sebelah kiri tempat kuburan itu
mendadak muncul dua sosok tubuh bayangan manusia yang
langsung lari menuju ke tanah pekuburan itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang yang berada didepan Tan Liong lantas berkata


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan suara perlahan,
"Mari kita lekas pergi. Thian seng hwee mungkin akan kirim
orang-orangnya datang kemari. "
Tan Liong anggukkan kepala. Orang itu lalu mengajak Tan
Liong berjalan menuju kedepan sebuah kuburan kuno yang
besar bentuknya sebentar terampak olehnya orang itu
menjejak sebuah batu kemudian terdengar suara
berkeresekan dan batu nisan kuburan itu mendadak amblas
hingga terdapat sebuah lubang.
Orang itu lompat lebih dulu. Tan Liong tampak bersangsi
sejenak kemudian ia juga terjunkan diri ke dalam. Setelah
berada didalam tampak keadaan didepan matanya membuat
ia terpesona!
Sungguh ia tak mengira bahwa dalam kuburan kuno ini
keadaannya tak ubahnya seperti istana kerajaan.
Untuk sekian lama ia berdiri terpaku ditempatnya. Ia
sungguh tidak mengira bahwa dalam kuburan itu ada
bangunan demikian megahnya.
Selain dari pada itu, ia kini juga sudah dapat melihat
dengan tegas wajah orang itu. Ternyata ia ada orang tua
berusia kira-kira enam puluhan. Rambut dan jenggotnya
sudah putih seluruhnya. Meski usianya sudah tidak muda lagi
tapi dari potonan raut mukanya dapat diduga bahwa orang tua
itu dimasa mudanya pasti ada seorang pemuda yang tampan
dan gagah.
Mengapa orang itu berada dalam kuburan? Berapa lama ia
telah berdiam disitu? Dan apa sebabnya ia harus menggali
bangkai-bangkai manusia?
Ini ada serentetan pertanyaan yang kala itu mengaduk
dalam otaknya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu ajak Tan Liong masuk disatu ruangan tamu
yang sangat mewah. Ketika meliwati sebuah kaca kuningan
besar, Tan Liong terkejut melihat wajahnya telah rusak!
Wajahnya yang semula begitu cakap tampan, hingga
menggiurkan banyak kaum wanita, kini telah berubah
demikian rupa, daging dikedua pipinya hancur, darah matang
masih membeku, hingga seketika itu ia lantas menjadi kalap
dan menanya,
"Apakah itu aku? ... Mengapa aku bisa berubah menjadi
begini rupa? "
Suaranyapun sudah seperti orang gila .... mendadak ia
menangis seperti anak kecil, ia bekap mukanya sendiri yang
sudah jelek tak karuan macamnya.
Ya, wajah buruk yang terlihat dalam kaca memang
bukanlah wajahnya, karena wajah aslinya ada begitu tampan,
cakap, ganteng, bagaimana Tan Liong kini telah berubah
paras demikian buruk?
Orang tua itu ketika menyaksikan Tan Liong begitu kalap,
lalu memberikan nasehat padanya,
"Bocah, untuk apa kau berduka? Apa bedanya antara bagus
dan jelek? Asal hatinya baik, wajah jelek apa salahnya? ... "
"Tapi selanjutnya bagaimana aku dapat menemui mereka?
" jawabnya Tan Liong dengan suara sedih.
"Mereka? Siapakah dia? "
"Sahabat-sahabat perempuanku! "
"Perempuan? " demikian orang tua itu menanya sambil
tersenyum. "Orang perempuan, dalam penghidupan manusia,
cuma merupakan satu hiasan hidup saja, mungkin orang-
orang dalam dunia yang semua menganggap kau sudah mati.
Mengapa kau tidak membiarkan anggapan salah itu tetap
bersalah? Perempuan ... ah! Apakah mereka itu benar-benarTiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencintai dirimu? Perlu apa kau serahkan dirimu terjerat
asmara? "
Perkataan orang itu membuat Tan Liong terbuka
pikirannya, memang benar, mengapa ia harus mandah dijerat
oleh asmara? Apakah mereka benar-benar cinta? Siapapun tak
dapat menjawabnya kecuali si wanita itu sendiri.
Ia ketawa kecut.
"Locianpwee, mereka itu dahulu telah mencintai aku
demikian sungguh-sungguh! "
"Asmara itu ada syaratnya, sekarang dengan wajahmu
yang sedemikian buruk, nanti apabila dilihat oleh mereka,
kalau mereka itu tidak ketakutan setengah mati saja sudah
terhitung satu perempuan baik. "
Tan Liong pikir memang benar, asmara cuma merupakan
selingan dalam penghidupan manusia perlu apa harus
memberikan dirinya dijerat oleh asmara? Ia dulu pernah
mempunyai wajah cukup tampan, tapi wajahnya yang cakap
tampan itu telah membuat sengsara hatinya Chie Peng dan
Chie Cui berdua saudara, karena ia telah rusak keberuntungan
seumur hidupnya, maka wajah buat ia apa gunanya?
Memikir sampai disitu ia ketawa sendiri. selanjutnya orang-
orang dalam dunia Kangouw akan melupakan ia, gadis-gadis
yang melihat wajahnya akan merasa jijik, jemu, tapi dengan
demikian ia dapat hidup dengan tenang, hingga dapat
menyusun rencana hendak menuntut dendam sakit hatinya.
"Locianpwee, bolehkah locianpwee beritahukan sebutan
locianpwee yang mulia? " demikian ia menanya.
Orang tua itu tersenyum, kemudian balas menanya,
"Di dalam dunia Kangouw apakah kau pernah dengar
sebutan nama orang Im yang Ie su? "
Tan Liong terkejut, semangatnya lantas terbangun.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwee Im yang Ie su sendiri? "
"Benar, lohu adalah Im yang Ie su itu sendiri. " jawabnya si
orang tua sambil tertawa tergelak.
Tan Liong diam-diam merasa heran, ia sungguh tidak
mengira bahwa orang tua didepan matanya itu adalah Im
yang Ie su, yang pada tigapuluh tahun berselang pernah
terpukul jatuh dilembah Pek kut gam, kini ternyata masih
hidup.
"Kau pernah dengar namanya orang itu? " Menanya orang
tua itu sambil tersenyum.
"Pernah. "
"Sudah berapa lama kau berkelana di dunia Kangouw? "
"Setengah tahun. "
"Mengapa bisa bermusuhan dengan Thian seng hwee? "
Tan Liong merasa sedih, ia lalu beritahukan riwayatnya
sendiri .... dan maksud Thian seng hwee hendak menguasai
Ciong lam pay.
Bukan kepalang kagetnya Im yang Ie su setelah
mendengar penuturan Tan Liong. Ia sungguh tidak sangka
bahwa bocah yang masih bau pupuk bawang ini ternyata ada
Ciang bun jin atau ketua partai Ciong lam pay, maka seketika
itu ia lantas memberi hormat dan berkata,
"Ciang bun jin, maafkan lohu tidak mempunyai mata,
dahulu Yo Sui Peng pernah menolong jiwaku, sesungguhnya
tidak sangka kalau kau adalah muridnya, kalau begitu
tingkatanmu masih lebih tinggi dariku. "
"Budi locianpwee seolah-olah orang yang telah
menghidupkan aku kembali, perlu apa locianpwee berlaku
demikian sehingga membuat aku merasa sulit saja. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kau pernah melihat Hiat liong cu, si Naga merah? "
orang tua itu mendadak menanya tentang Naga Merah.
"Tidak salah! "
"Ia terkurung di dalam goa? "
"Benar. "
"Terkurung oleh siapa? "
"Lam kek siang ong. "
Im yang Ie su kerutkan keningnya, agaknya sedang
memikirkan sesuatu, lama baru ia membuka mulut,
"Asal-usul Naga Merah (Hiat liong cu) merupakan teka-teki
besar, tapi teka-teki ini akhirnya tokh akan terbuka juga, jika
ia muncul lagi di dunia Kangouw, entah berapa banyak jiwa
lagi yang akan binasa ditangannya ....? "
Perkataan yang mengandung arti dalam ini membuat Tan
Liong tidak dapat menjajaki apa artinya perkataan Im yang Ie
su itu.
Im yang Ie su tertawa dingin, ia berkata pula seperti
ditujukan kepada dirinya sendiri,
"Meski aku sudah berdiam dalam kuburan kuno ini selama
tiga puluh tahun, tapi semua urusan dalam dunia Kangouw,
aku dapat mengetahuinya dengan jelas, didunia Kangouw
akan timbul lagi pertikaian hebat, banyak orang rimba
persilatan akan terlibat dalam pertikaian itu! "
Tan Liong tergerak hatinya, mendadak ia menanya,
"Apa sebab locianpwee berdiam dalam kuburan kuno ini?
Dan apa pula sebabnya harus menggali bangkai-bangkai
manusia? "
Belum lagi Tan Liong menutup mulutnya dipermukaan
tanah tiba-tiba terdengar tangisan orang perempuan. SuaraTiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu begitu halus hingga hampir tidak dapat didengar oleh
telinga manusia!
Tan Liong juga tidak dengar suara itu, tapi Im yang Ie su
sebaliknya dapat mendengar suara yang menyayat hati itu. Ia
lalu kerutkan keningnya, dalam hatinya berpikir, "Dalam
kuburan kuno ini, dari mana ada tangisan seorang wanita?"
Tan Liong agaknya dapat lihat perubahan sikap Im yang Ie
su itu, maka ia lantas menanya,
"Locianpwee, apakah yang telah terjadi? "
"Di permukaan tanah ada suara tangisan orang perempuan
... bahkan sangat memilukan hati. "
Tan Ling melongo, ia hanya dapat mengatakan, "Oh,"
lantas menanya kepada diri sendiri, "Apakah ada orang mati
lagi? "
"Tidak." Jawabnya Im yang Ie su yang mendengar
perkataan itu, "Ditanah kuburan kuno ini sudah tiga puluh
tahun lamanya belum pernah dengar suara tangisan manusia,
hari ini nampaknya sangat ganjil. "
"Mengapa aku tidak dengar? "
Im yang Ie su pasang telinganya, suara yang menyayatkan
hati itu ternyata masih terdengar. Ia lalu mengawasi Tan
Liong sejenak kemudian berkata,
"Ciang bun jin, kau duduk dulu sebentar, aku akan keluar
untuk melihat apa sebetulnya yang telah terjadi, aku segera
kembali ..... "
Sehabis berkata ia lalu menekan kenop rahasia disatu ujung
lalu terbuka satu lubang. Im yang Ie su keluar melalui lubang
tersebut.
Im yang Ie su begitu tiba di luar kuburan suatu tangisan
orang perempuan yang menyayatkan hati lantas menusukTiraikasih Website http://kangzusi.com/
telinganya. Ketika ia pasang matanya segera dapat lihat di
depan kuburan Tan Liong ada berdiri dua bayangan wanita!
Im yang Ie su seperti tersadar, dengan satu gerakan tubuh
yang luar biasa cepatnya dari satu tempat kuburan yang sepi
ia merayap naik. Sebentar saja sudah sampai disuatu tempat
sejarak tiga tombak di depan kuburan Tan Liong. Ia lalu
sembunyikan diri di belakang sebuah kuburan tua ketika ia
pasang mata benar saja segera dapat lihat dua wanita yang
masih muda belia berdiri di depan kuburan Tan Liong.
Dua wanita muda itu satu memakai pakaian warna merah
yang lain mengenakan pakaian warna putih.
Wanita berpakaian putih itu menangis sedih sekali. Kedua
tangannya membekap wajahnya, ia menangis sambil
mengeluh dengan suaranya menyayat hati.
"Sudah mati ...., ia benar-benar sudah meninggal,
bagaimana aku bisa hidup lagi .... ? "
Wanita baju merah itu lantas berkata,
"Nona Hoan, kau jangan bersedih, dia sudah meninggal.
Kau menangis juga tidak ada gunanya. "
Dua wanita muda itu bukan lain daripada Hoan Giok Hoa
dan si nona baju merah Teng Chun Kiok!
Hoan Giok Hoa dan Teng Chun Kiok sebetulnya hendak
pergi ke gunung Tiong lam san, mereka tidak menduga bahwa
di tengah perjalanan telah berjumpa dengan Say phoa an
yang telah mengabarkan tentang kematiannya Tan Liong.
Si nona baju merah Teng Chun Kiok karena hendak
membuktikan kabar itu betul atau tidak lalu bersama-sama
Hoan Giok Hoa pergi ke tanah kuburan itu. Hoan Giok Hoa
yang menyaksikan kuburan Tan Liong dengan mata kepala
sendiri, sudah tidak dapat menahan rasa sedihnya, begitulah
lantas menangis.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam perutnya ada darah dagingnya Tan Liong atau tidak,
meski dia sendiri tidak mengerti, tapi jika benar ada,
bagaimana ia dapat hidup terus. Tidak disangka bahwa
pertemuannya tempo hari, telah merupakan perpisahan untuk
selama lamanya!
Bagi beberapa wanita yang mencintakan Tan Liong,
kematiannya sudah tentu merupakan satu kejadian yang
sangat kejam. Si nona baju merah yang diam-diam juga
terpikir hatinya oleh si anak muda, hatinya juga merasa pilu,
diam-diam ia juga mengucurkan air mata.
Tapi yang paling sedih adalah Hoan Giok Hoa, karena sejak
peristiwa kejadian menyedihkan hati itu ia sudah anggap Tan
Liong sebagai suaminya, dan kini laki-laki yang menjadi
suaminya belum resmi itu sudah meninggal dunia. Bagaimana
ia tidak sedih?
Ia menangis sampai kering air matanya mendadak ia
berkata seperti sudah pikirannya.
"Aku tidak dapat hidup lagi .... enci Teng, aku tidak ingin
hidup lagi. "
Ia jatuhkan diri didepan kuburan Tan Liong. Dalam
keadaan setengah melamun, ia seperti berada dalam
pelukannya Tan Liong.
Bagaimana ia tahu kalau pada saat itu Tan Liong masih
dalam keadaan hidup?
Ia menangis begitu sedih, sehingga ingatannya hampir
hilang seluruhnya, sekujur badannya mulai kaku, ia
sesungguhnya mencintakan Tan Liong dengan setulus hati,
tapi orang yang dicinta itu telah meninggalkan padanya untuk
selama-lamanya, bagaimana ia tidak sedih?
Seluruh harapannya seolah-olah telah musnah mengikuti
Tan Liong ke liang kubur.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si nona baju merah perlahan-lahan mengusap air matanya,
ia berkata dengan suara perlahan,
"Nona Hoan, kau jangan terlalu berduka, sebaiknya kita
pikirkan daya upaya untuk menuntut balas. Aku kira inilah
tugas kita yang utama. "
"Tidak ... tidak ... Enci Teng ..., aku sudah berada dalam
pelukannya, Oh! Ia kata padaku, ia kata ... ia cinta padaku
untuk selama-lamanya ... "


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Si nona baju merah itu tahu bahwa Hoan Giok Hoa pada
saat itu pikirannya sudah tidak karuan karena terlalu berduka.
Ia tidak dapat sesalkan dirinya nona itu. bukankah ia sendiri
juga berduka? Cuma karena ia hatinya kuat ia sanggup
kendalikan perasaannya, sehingga tidak unjukkan
kesedihannya didepan umum.
Kini setelah mendengar perkataan Hoan Giok Hoa itu,
hatinya merasa seperti diiris-iris ...
Namun ia masih teguhkan hatinya, ia coba berkata pula,
"Nona Hoan, mungkin kau benar dalam pelukan Tan Liong,
tapi itu bukannya dia melainkan kuburannya. Kau harus tahu
... "
Ia tidak dapat melanjutkan kata-katanya, air matanya
mengalir membasahi bajunya.
Adegan yang memilukan hati itu membuat Im yang Ie su
yang menyaksikan ditempat sembunyinya juga turut
meneteskan air mata!
Ia menghela napas perlahan, kemudian berkata-kata
kepada dirinya sendiri, "Tidak nyana di dalam dunia ini masih
ada anak dara yang begitu fanatik cintanya terhadap
kekasihnya, Tan Liong sesungguhnya boleh merasa bangga
..."Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sehabis berkata, ia lantas lompat keluar dari tempat
persembunyiannya, seolah-olah bayangan setan, menghilang
dari permukaan bumi dan balik lagi ke dalam kuburan tempat
kediamannya.
Ia segera dapat melihat Tan Liong berdiri di samping,
seperti sedang memikirkan apa-apa.
Im yang Ie su tersenyum dan menanya padanya,
"Ciang bun jin, kau sedang memikirkan apa? "
Tan Liong terperanjat, dan menjawab,
"Aku sedang memikirkan jiwaku, apakah benar sudah hidup
lagi? "
Setelah itu ia menatap wajah Im yang Ie su kemudian
menanya,
"Siapa yang menangis? "
"Dua anak perempuan. "
"Kenapa? "
"Karena kekasih mereka telah meninggal dunia. " jawabnya
Im yang Ie su sambil tertawa getir.
Jawaban yang tidak langsung ini membuat Tan Liong
terkejut. Buru-buru ia menanya,
"Mereka itu siapa? "
"Satu she Teng, yang lain she Hoan. Dua gadis itu mungkin
kau kenal. "
Bukan kepalang kagetnya Tan Liong, kepalanya seperti
disambar petir.
"Benarkah mereka? "
"Ya, mereka menangis dikuburanmu. "
"Jadi yang menangis itu mereka berdua? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, tangisannya sangat memilukan hati. "
"Locianpwee, aku ingin keluar untuk menemui mereka. "
"Baiklah, kau boleh keluar, tapi kau harus kembali lagi ke
tempat ini. "
Hati Tan Liong sangat gelisah. Ia sesungguhnya tidak
sangka bahwa Teng Chun Kiok dan Hoan Giok Hoa telah
datang kemari.
Ia keluar dari kuburan kuno, setiba diluar ia lalu pasang
mata, benar saja dihadapan bekas kuburannya ada berdiri
seseorang.
Perasaannya mulai gemetar. Hoan Giok Hoa cintakan
dirinya, ini ada satu hal tak dapat dibantah. Ia kini perlu
memberitahukan kepada mereka bahwa ia sebenarnya belum
binasa.
Dengan kecepatan bagaikan kilat ia lompat ke arah gadis
itu. Sebentar kemudian, ia sudah berada kira-kira lima kaki
dibelakang mereka, perasaannya yang berkobar, untuk sesaat
lamanya membuat ia tidak tahu harus bagaimana membuka
mulut!
Si nona baju merah agaknya merasa bahwa dibelakang ada
orang. Dengan mendadak ia membalikkan badannya, tapi
ketika ia menyaksikan wajah orang berada dihadapannya
seketika lantas menjerit ketakutan dan mundur beberapa
langkah! "
Parasnya nampak pucat bagaikan mayat!
Diatas tanah kuburan yang sepi sunyi itu suasananya
memang sudah cukup menyeramkan dan kini dalam keadaan
gelap itu mendadak muncul seorang dengan rupa yang penuh
darah matang dan dagingnya yang hancur bagaimana ia tidak
kaget dan menjerit ketakutan?Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
-o0o0dw0o0o-
JILID ke : 23
Suara jeritan itu membuat Tan Liong dengan tanpa sengaja
meraba wajahnya sendiri. Mendadak ia merasakan sakit
begitupun hatinya juga merasa pedih maka tanpa sadar lantas
mundur beberapa langkah! Si nona baju merah itu setelah
kuatkan hatinya ia coba menanya dengan suara gemetar.
"Kau manusia atau setan? "
Pertanyaan itu seolah-olah pedang tajam yang menusuk
ulu hati Tan Liong, ia menjawab dengan bingung,
"Manusia ...... setan? ...... "
Si nona baju merah itu kini sudah mulai tenang pikirannya,
kini ia berani menanya lagi. "Ya, kau manusia atau setan? "
Apa yang terjadi dalam beberapa detik itu di dalam hati
Tan Liong seperti telah berakar dalam, untuk selama lamanya
ia tidak akan lupa pertanyaan si nona baju merah ini manusia
atau setankah?
Mengingat sampai disitu, kembali dengan tanpa sadar telah
meraba wajahnya lagi, ia menggigit bibir dengan hati pilu ia
berdiri ditempatnya.
Si nona baju merah menanya pula dengan suara bengis,
"Kalau kau tak menjawab, jangan sesalkan jika aku berlaku
tak sopan padamu! "
"Aku adalah manusia, manusia! " jawabnya getir.
"Kau manusia? Kenapa berwajah seperti setan? "
Kembali satu jawaban yang menusuk hati. Mendengar itu,
Tan Liong perdengarkan suara tawa yang mengharukan,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedang dalam hatinya berpikir, "Ya, apa yang sudah lalu,
biarlah tersimpan dalam hati kita untuk selama-lamanya. "
Suara tawa seperti orang gila yang mengharukan seolah-
olah hendak melampiaskan semua isi hati dan perasaannya.
Suara tawa itu sebaliknya membuat si nona baju merah
tercengang.
"Kenapa kau tertawa? " demikian ia bertanya.
Tan Liong hentikan ketawanya. Dalam waktu beberapa
detik itu ia telah mengerti apa yang ia harus perbuat.
"Aku tertawakan kau karena kau mengatakan aku setan! "
demikian jawabnya.
"Karena wajahmu seperti setan! "
Tan Liong tertegun badannya mulai menggigil,
"Ya, memang wajahku jelek." ia berhenti sejenak kemudian
menanya, "Nona-nona berdua disini sedang menangisi siapa?"
Si nona baju merah itu tidak berani menatap muka Tan
Liong, ia benar-benar merasa takut dan mual melihat
wajahnya yang tidak karuan, ia hanya menjawab sambil
tundukkan kepala,
"Ya, kita sedang menengok kuburan seorang sahabat! "
Tan Liong mengawasi Hoan Giok Hoa yang sedang
mendekam dikuburan, hatinya pilu ia menanya pula,
"Apa masih terhitung keluarga dekat dengan kalian? "
"Ya, family dekat .... oh, bukan, bukan, bukan family
melainkan kekasih! " jawabnya si nona baju merah Teng Chun
Kiok.
"Kekasihnya .... ? "
"Ya, kekasih dalam hati kita ..... "
"Kalian cinta padanya? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau kita tidak cinta padanya bagaimana kita bisa berada
di sini? "
Jawaban ini hampir saja membuat Tan Liong tidak mampu
kendalikan perasaannya lagi, ia kepingin sekali segera
memberi tahukan kepada nona dihadapannya itu bahwa ia
sendiri adalah Tan Liong.
Tapi ia tahu ia tidak boleh berbuat demikian. Perlu apa ia
harus meninggalkan kesan buruk dalam lubuk hati orang lain
sehingga menambah kedukaan mereka?
Dengan matanya yang sudah tidak bersemangat ia
mengawasi Teng Chun Kiok sejenak kemudian berkata,
"Kalau arwah dia dialam baka mengetahui ini dia harus
merasa bangga. Tapi kalian juga sudah waktunya untuk
pulang, aku telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri
bagaimana kekasihmu itu dikubur dalam kuburan ini. "
"Kau lihat waktu dikubur? "
"Ya, aku melihat dengan mataku sendiri, sebab aku sendiri
sudah tiga atau empat tahun berdiam disalah satu kuburan
kuno disini."
Teng Chun Kiok seolah-olah mendapat sesuatu firasat ia
lalu menanya,
"Kau kenal dengan kekasihku itu? "
Tan Liong tercengang cepat ia menjawab,
"Kenal, bukankah ia bernama Tan Liong? "
"Tidak salah, ia bernama Tan Liong. Cara bagaimana kau
kenal padanya? "
Tan Liong diam-diam terperanjat tapi ia tak kekurangan
akal.
"Sebab kita sama-sama pernah disekap dalam kamar
tawanan dibawah tanah. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu apa dia pernah memberi tahukan sesuatu
padamu? "
Tan Liong gelengkan kepala,
"Tidak! "
Si nona baju merah itu dengan sinat mata yang tajam
mengamat-amati diri Tan Liong dari atas sampai kebawah
mendadak alisnya dikerutkan.
"Apa kau bukan Tan Liong?" demikian ia menanya tiba-tiba.
Pertanyaan itu membuat Tan Liong hampir saja jatuh
pingsan, apakah si nona baju merah ini kenal dirinya?
"Bukan, aku bukan Tan Liong." demikian ia menjawab
gugup.
"Tapi, suaramu mirip benar dengan dia."
"Suara belum dapat digunakan untuk memastikan bahwa
aku adalah kekasihmu yang bernama Tan Liong, lagi pula apa
dia juga mempunyai potongan muka seburuk aku? "
Si nona baju merah itu menghela napas sedih.
"Ya, memang dalam hal itu ia tidak mirip dengan kau. Dia
ada mempunyai potongan muka yang amat menarik yang
menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya. ..... "
Berkata sampai disitu dara manis itu mendadak ketawa
kecut atau lebih tepat kalau dikatakan dari seorang yang
sedang patah hati!
Tan Liong mengawasi paras si nona yang mengharukan itu
seraya berkata,
"Nona, kau harus ajak pulang sahabatmu itu, malam sudah
tiba jangan sampai ia masuk angin! "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si nona baju merah ketawa getir, lalu mengawasi Hoan
Giok Hoa yang masih mendekam didepan kuburan, ia terpaksa
gigit bibir untuk menahan mengalirnya air mata.
Ia berjongkok dan berkata sambil mengusap rambut Hoan
Giok Hoa.
"Adik Hoan, mari kita pulang! "
Hoan Giok Hoa yang sudah keletihan telah tertidur diatas
kuburan ketika mendengar perkataan Teng Chun Kiok, lalu
menjawab dengan suara sedih.
"Kita pulang kemana? Aku tidak mau pulang, tidak. Aku
hendak menunggu engko Tan! "
Mendengar suara yang menyedihkan itu, Tan Liong tak
tahan lagi hingga mengucurkan air mata.
"Adik Hoan, orang yang sudah mati tak bisa hidup lagi.
Arwah engko Tan di alam baka yang mengetahui perasaanmu
ini, ia pasti akan merasa bersyukur padamu sekali kau sendiri
mati juga tidak ada faedahnya!" berkata pula si nona baju
merah dengan suara parau.
"Tidak, aku tidak dapat berpisah dengannya."
"Adik Hoan, jika engko Tan mengetahui kau tidak dengar
kata seperti ini, ia juga tidak merasa senang, lebih baik kita
pulang memikirkan caranya untuk menuntut balas. "
"Tidak, aku tidak mau pulang, aku tidak mau pergi dari sini
untuk selamanya! "
Si nona baju merah itu agaknya merasa kewalahan tapi
masih sabar membujuknya,
"Adik Hoan, jika kau tidak dengar kata-kataku, selanjutnya
aku tidak mau perdulikan dirimu lagi, apakah engkau tidak
memikirkan menuntut balas bagi engko Tan? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Paras Hoan Giok Hoa yang masih agak kekanak-kanakan,
saat itu sudah penuh air mata, ketika mendengar perkataan si
nona baju merah yang terakhir itu, mendadak ia angkat
mukanya, perasaannya mendadak menjadi tegang dengan
suara tegas ia menanya.
"Siapa yang membunuh mati engko Tan? "
"Tan Chiang Bin, ketua Thian seng hwee. "
"Ya, aku harus menuntut balas untuk engko Tan .... "
Mendadak ia merayap bangun, ketika matanya menatap
wajah Tan Liong ia lantas menjerit,
"Enci Teng, setan ! "
"Dia bukan setan, tapi sahabat baiknya engko Tan .... "
jawabnya si nona baju merah.
"Engko Tan mengapa mempunyai sahabat begitu jelek .... "
kemudian dengan secara mendadak ia berkata dengan suara
keras,
"Enci Teng, aku hendak bunuh mati Tan Chiang Bin, aku
hendak menuntut balas untuk engko Tan. "
Setelah itu ia lantas kabur ke arah Thian seng hwee ....
Si nona baju merah terkejut. Ia segera lompat melesat
menghadang dihadapan Hoan Giok Hoa.
"Adik Hoan, kau gila? "
"Aku hendak menuntut balas! "
"Menuntut balas? Dengan seorang diri kau mampu
menuntut balas? Apa kau hendak antarkan jiwa? "
Hoan Giok Hoa tercengang, ia jatuhkan kepalanya di
pundak si nona baju merah lalu menangis tersedu-sedu.


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Enci Teng, bagaimana aku harus berbuat? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil mengelus-elus rambut Hoan Giok Hoa, si nona baju
merah itu menjawab,
"Adik Hoan, kau jangan menangis lagi, hati encimu nanti
akan hancur luluh, mari kita pulang. "
Dalam suasana yang gelap gulita dan menyeramkan, dua
wanita yang hatinya hancur luluh itu, perlahan-lahan
menghilang ...
Tapi seorang lagi yang hatinya juga hancur berantakan,
masih tetap berdiri ditempatnya bagaikan patung.
Ia seakan-akan kehilangan sesuatu .....
Memang, ia telah kehilangan cahaya dalam hidupnya, oleh
karena wajahnya yang sudah rusak ia tidak berani mengakui
dirinya sendiri adalah Tan Liong.
Ia anggap Tan liong yang dulu adalah cakap tampan dan
gagah, perlu apa ia harus meninggalkan bayangan yang
menakutkan dalam hati sanubari mereka?
Sekalipun ia sendiri mengakui bahwa ia adalah Tan Liong,
apakah Teng Chun Kiok dan Hoan Giok Hoa mau percaya?
Bukankah mereka telah mengatakan padanya mirip dengan
setan?
Kini mereka telah pergi. Ia berdiri sambil mengawasi
berlalunya dua bayangan itu kelopak matanya sudah penuh
dengan air mata.
Kebahagiaan semur hidupnya telah dirusak oleh Koan
Beng.
Ia yakin bahwa selanjurnya siapa saja yang akan berjumpa
dengan dirinya semua pasti akan menganggap padanya setan.
Dari mulutnya Teng Chun Kiok dan Hoan Giok Hoa dapat
dipakai sebagai ukuran tentang bentuk wajahnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam hidupnya selanjutnya ia akan kehilangan dua wanita
itu. Diam-diam ia berkata kepada dirinya sendiri. "Semua yang
telah lalu biarlah terkubur dalam lubuk hatiku," Karena
wajahnya yang tampan sudah ada dua wanita telah menjadi
korban dan ludas semua keberuntungannya.
Ia balikkan badannya dihadapannya lapat-lapat melihat
satu bayangan orang. Ia tahu bahwa ia sedang menangis
maka segera pesut air matanya dan berkata sambil menatap
bayangan orang itu.
"Locianpwee .... "
"Mengapa kau tidak mengatakan bahwa kau adalah Tan
Liong? " Im yang Ie su balas menanya.
"Apa guna aku harus meninggalkan bayangan yang
menakutkan hati mereka? Tan Liong yang cakap dan ganteng
sudah terkubur dalam tanah. "
"Kau dapat melupakan mereka? "
"Tidak ! "
"Apa kau cuma lantaran takut meninggalkan bayangan
yang menakutkan dalam hati mereka hingga kau tidak berani
memberitahukan keadaanmu yang sebenarnya? "
"Ya. "
"Kau masih ada kemungkinan untuk memulihkan wajah
aslimu. "
"Tapi aku lebih suka seperti keadaanku sekarang ini.
Locianpwee mungkin tidak tahu karena wajah tampanku dua
gadis telah mengorbankan kehormatannya dan merusak
keberuntungan seumur hidupnya! "
"Apa kau senang seperti keadaanmu sekarang ini? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, bukankah locianpwee sendiri yang telah berkata,
bagus atau jeleknya wajah tidak berarti apa-apa? "
"Tapi bagi wanita yang mencintakan dirimu hal ini sangat
penting sekali. Sekarang begini saja, sebelum kembali pada
wajah asalmu semula, anggaplah dirimu telah mati. "
Tan Liong hanya ketawa getir. Ia tidak menjawab, dalam
jiwanya seakan-akan sudah kehilangan musim seminya. Kini ia
hidup seperti hidup dalam musim dingin yang tiada bercahaya.
Im yang Ie su ajak Tan Liong balik ke dalam kuburan
kunonya setelah itu lalu berkata,
"Ciang bun jin, tahukah kau, dalam dunia rimba persilatan
pada dewasa ini siapa yang namanya paling menonjol? "
"Hiat im cu! "
"Dan siapa yang paling jahat? "
Tan Liong gelengkan kepala.
Im yang Ie su kerutkan keningnya, Ia menghela napas
dalam-dalam.
"Berbicara tentang kepandaian ilmu silat, kepandaiannya
Lam kek Sian ong, sudah tentu tidak dibawahnya Hiat im cu.
Jika aku berhasil melatih ilmuku Im yang thiantee ciang, maka
kepandaianku tentunya di atas Lam kek Sian ong dan Hiat im
cu. " Ia tersenyum. Kemudian berkata pula, "Thian seng hwee
mengapa ingin menjagoi rimba persilatan? Dalam hal ini ada
mengandung suatu hal rahasia, dan rahasia ini hanya si Naga
Merah yang dapat menerangkan. Lagi tentang dirimu,
sebetulnya tidak begitu sederhana, seperti apa yang kau
bayangkan."
Sinar mata Tan Liong menatap Im yang Ie su. perkataan
orang tua ini agaknya mengandung arti penting tentang
dirinya.
"Locianpwee, bagaimana dengan diriku? "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berpikir sejenak, Im yang Ie su baru menjawab,
"Ibumu Cui hwa Sian cu, masih mempunyai seorang kakak,
mereka berdua kakak beradik, berbareng telah mencintakan
Tan Chiang Bin. Kabarnya diantara tiga orang itu pernah
terjadi percintaan segi tiga. Yang dicintai oleh Tan Chiang Bin
bukan Cui hwa Sian cu, melainkan kakaknya Say song go.
Kabarnya ia dengan Say song go pernah mengadakan
perhubungan rahasia. "
Mendengar perkataan itu hati Tan Liong berdebar keras,
"Apa bukan diriku dilahirkan oleh Cui hwa Sian cu? "
"Aku tidak berani mengatakan demikian, sebab peristiwa ini
terjadinya pada dua puluh tahun berselang. Sementara itu,
bagaimana tentang dirimu dilahirkan oleh Cui hwa Sian cu
atau bukan dan Tan Chiang Bin dengan Cui hwa Sian cu ada
mempunyai hubungan suami isteri yang sesungguhnya atau
tidak, orang luar tidak dapat mengetahuinya".
Dengan mata kesima Tan Liong memandang Im yang Ie
su. Dari keterangan orang tua ini apa ia telah dapatkan
sesuatu ... ia sendiri juga tidak tahu.
Kembali Im yang Ie su berkata,
"Karena kau sendiri menyebutkan Tan Chiang Bin adalah
ayahmu. maka aku baru ingat kejadian itu sementara benar
atau tidaknya kecuali hanya si Naga Merah yang mungkin
mengetahui sedikit buat orang lain barangkali Kiu cie Sian kow
yang berdiam di gunung Soat hong san juga mengetahuinya.
Tapi bagaimanapun halnya kejadian ini kau juga tidak perlu
buat pikiran. Karena kau sudah berada di sini, aku minta kau
melakukan sesuatu. "
"Urusan apa Locianpwee perintahkan saja. "
"Kitab ilmu silat peninggalan si pengemis sakti pada seratus
tahun berselang serta mangkoknya yang dapat digunakanTiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk kendalikan bangkai, berarti sekarang bukankah berada
ditangannya Hiat im cu? "
"Benar, semua berada dalam tangannya. "
"Kau begitu kau harus ambil kembali. "
Tan Liong anggukkan kepala,
"Sekalipun Locianpwee tidak mengatakan demikian aku
juga akan ambil kembali. "
"Ilmu silat yang tertera dimangkok itu, jika diyakinkan oleh
Hiat im cu betapa hebatnya bencana yang akan menimpa
dunia Kangouw tidak dapat dibayangkan oleh kita semua. "
Tan Liong terperanjat,
"Apa Hiat im cu orang jahat dalam dunia Kangouw? "
Im yang Ie su tersenyum,
"Baik atau jahatnya manusia lama kelamaan pasti
ketahuan, tapi apa yang aku dapat beritahukan padamu ialah
Hiat im cu ada seorang yang susah dimengerti. Tentang ini
nanti kita boleh bicarakan lagi perlahan-lahan, bagaimanapun
juga masih ada persoalan rumit sedang berlangsung dan apa
yang kau akan lakukan masih banyak sekali. "
Dalam otaknya Tan Liong seperti teringat sesuatu maka ia
lantas menanya,
"Locianpwee, Hiat im cu itu laki-laki ataukah wanita? "
"Tentang ini siapapun tidak tahu, sekarang aku hendak
mengajak kau untuk melihat sesuatu benda, mari kita jalan! "
Im yang Ie su lalu ajak Tan Liong memasuki sebuah kamar
yang dibuat secara kusus. Dalam kamar kuno itu keadaannya
seram sekali, disebelah kanannya dan terdapat sebuah kuali
besar. Kuali itu lebar garis tengahnya kira-kira lima tombak.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong menyaksikan benda luar biasa itu diam-diam
menanya pada diri sendiri apakah yang terdapat didalam kuali
itu? Mendadak ia dengar Im yang Ie su berkata,
"Ciang bun jin, kau terka apa isi dalamnya? "
Tan Liong menggelengkan kepalanya. "Aku tak dapat
menerkanya. "
"Kau raba-raba saja sudah cukup. "
Tan Liong lantas ulurkan tangannya seketika itu ia
terperanjat. Hawa dingin luar biasa menyerang dirinya. Hawa
dingin itu bukan saja luar biasa dinginnya tapi juga ada
mengandung daya membikin berdiri bulu roma hingga
seketika itu keringat dingin membasahi dahinya.
Im yang Ie su menanya sambil ketawa,
"D i n g i n ? "
"Ter... la ... lu dingin! " jawabnya Tan Liong dengan tubuh
menggigil.
Im yang Ie su tertawa terbahak-bahak.
"Ini masih belum terhitung dingin, aku nanti perlihatkan
padamu, apa isinya kuali ini. "
Sehabis berkata ia letakkan sebuah tangga dipinggir kuali
besar itu, lalu ia suruh Tan Liong naik untuk melihatnya.
Tan Liong dengan hati bimbang naik ke atas anak tangga
dan ketika berada di atas, ia lalu membuka tutup kuali itu, dan
ketika ia melongok ke dalam kuali itu ia hampir saja jatuh dari
atas tangga.
Kembali badannya menggigil, bayangan yang menakutkan
timbul dalam hatinya untuk sesaat lamanya ia berdiri kesima.
Im yang Ie su menanya sambil tertawa,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa isinya? "
"Mayat wanita dan beberapa potong es. "
"Tidak salah, dalam kuali ini isinya melulu bangkai orang
perempuan, tapi beberapa potong es itu adalah biang es yang
usianya sudah ribuan tahun, coba kau hitung berapa
jumlahnya bangkai itu".
Dengan menahan rasa dingin yang membuat badannya
menggigil dan sambil kertakkan gigi Tan Liong mulai
menghitung bangkai-bangkai yang diletakkan dalam kualai
besar itu, ternyata yang diletakkan dalam kuali besar itu,
ternyata jumlahnya ada 49 buah.
"Semuanya ada empat puluh sembilan buah." Demikian ia
berkata sehabis menghitung.
"Benar, kau turunlah! "
Tan Liong seperti seorang pesakitan yang mendapat
ampun, buru-buru ia turun dari anak tangga. Ia tidak habis
mengerti untuk apa Im yang Ie su ini mengumpulkan begitu
banyak bangkai orang perempuan.
Im yang Ie su berkata,
"Bangkai-bangkai dalam kuali besar ini kurang satu orang
lagi, jumlahnya akan genap menjadi lima puluh. Kalau jumlah
itu cukup maka hawa dingin yang menghembus keluar itu kau
tidak akan sanggup tahan .... aku ingin engkau setelah nanti
keluar dari kuburan kuno ini, meski kepandaianmu belum
tentu dapat menandingi kepandaiannya Hiat im cu atau Lam
kek Sian ong, tapi setidak-tidaknya bisa berendeng dengan
mereka. Tentang ini adalah sekedar untuk membalas budiku
terhadap Yo Swie Peng yang dahulu pernah menolong jiwaku.
Sekarang kau lihat lagi lain barang".
Seketika itu Im yang Ie su ajak Tan Liong memasuki kamar
lain. Dalam kamar itu dibuat sebuah dapur, diatas dapur adaTiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebuah kuali besar, kuali ini tingginya ada serupa dengan kuali
yang pertama.
Terdengar pula suaranya Im yang Ie su,
"Coba kau raba lagi. "
Tan Liong kembali ulur tangannya, kali ini ia rasakan hawa
panas, hingga buru-buru tarik kembali tangannya, hawa panas
itu benar-benar luar biasa, maka ia lantas menanya,
"Locianpwee, apa dalam kuali ini juga terdapat bangkai
wanita? "
"Bukan, didalamnya cuma terdapat lima puluh bangkai laki-
laki, dibawah dapur ada menyala api murni yang keluar dari
belerang ribuan tahun lamanya, hawa panas ini kau tak
sanggup tahan. "
"Hawa panas dan hawa dingin ini apa gunanya? "
"Aku hendak melatih ilmu Im yang thiantee ciang, hawa
panas untuk kekuatan Im, masih kurang bangkainya seorang
wanita. Untuk mengumpulkan seratus bangkai manusia aku
berdiam dalam kuburan kuno ini sampai tiga puluh tahun
lamanya. bangkai orang perempuan tidak mudah didapatkan,
sebab orang-orang yang dibunuh mati oleh orang-orang Thian
seng hwee kebanyakan orang laki-laki. "
"Adakah karena hendak mencari mayatnya seorang
perempuan maka locianpwee menggali kuburanku? "
"Benar. "
"Bagaimana kekuatannya ilmu pukulan Im yang thiantee
ciang itu? "
Im yang Ie su tertawa bangga katanya,
"Tangan kiri mengandung kekuatan tenaga hawa Im,
tangan kanan mengandung kekuatan tenaga hawa Yang,
kalau menyerang dengan tangan kiri hawa dingin yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghembus keluar dari tangan membuat yang diserangnya
tak sanggup tahan, sedang hawa panas yang keluar dari
tangan kanan hampir dapat membakar hangus diri orang. Jika
hawa dingin dan panas dikeluarkan berbareng maka orang
yang terkena serangan tersebut dalam waktu setengah jam
pasti akan binasa! "
Mendengar keterangan itu Tan Liong terperanjat, katanya,
"Apa benar ada sedemikian hebat? "
"Dikemudian hari kau akan tahu sendiri. Sekarang perlu
apa dibicarakan banyak-banyak, yang penting sekarang aku
harus mencari lagi mayatnya seorang wanita, agar hawa Im


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dapat diperkuat dan menjadi berimbang dengan kekuatannya
hawa Yang".
Tan Liong diam-diam merasa girang, ia bukan saja lolos
dari bencana, bahkan akan mendapat kepandaian ilmu silat
luar biasa, hingga dikemudian hari ia boleh mengangkat dada.
Pada hari ketiga Im yang Ie su benar-benar telah dapatkan
mayatnya seorang wanita, ia lalu memasukkan mayat itu
kedalam kuali besar, untuk menggenapi lima puluh buah
mayat.
Im yang Ie su benar-benar mempunyai hasrat besar untuk
menjadikan Tan Liong seorang terlihai dalam dunia Kangouw
agar ia menjagoi dunia Kangouw, dan dapat menindas huru
hara yang akan timbul di rimba persilatan.
Pada hari ke lima belas, Im yang Ie su membuat lubang
didinding kuali besar itu menyuruh Tan Liong masukkan
tangan kirinya kedalam kuali.
Ketika tangan kiri Tan Liong belum sampai kedalamnya,
sekujur badannya sudah dibikin menggigil oleh hawa dingin
yang keluar dari lubang itu, hingga giginya bercatrukan, tapi ia
keraskan hati tangan kiri itu dimasukkan juga.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hawa dingin menyerang ulu hati. Wajahnya menjadi pucat
hampir saja ia tidak tahan, hingga tangannya hendak ditarik
keluar.
Im yang Ie su yang dapat menduga perasaan Tan Liong
lalu berkata padanya dengan suara perlahan,
"Jangan tarik keluar tanganmu, sekalipun harus mati
kedinginan, juga harus bertahan. Ingatlah siapa yang tahan
sengsara, barulah menjadi orang besar. "
Ketika hawa dingin itu masuk kedalam tubuhnya, ia cuma
merasakan sekujur badannya perlahan-lahan mulai kaku,
perasaannya perlahan-lahan mulai hilang ....
Beberapa jam kemudian, seluruh akal budi Tan Liong telah
musnah. Mendadak bau harum menusuk hidung hingga
membuat semangatnya terbangun, suaranya Im yang Ie su
mendengung ditelinganya.
"Sedotlah bau harum itu, persatukan dengan hawa Im dan
Yang setelah kau bikin berputaran sampai tiga puluh enam kali
hawa Im lalu kau kumpulkan ke Cit seng-ceng meh. "
Setelah Tan Liong menyedot bau harum itu hawa dingin
yang masuk ke dalam tubuhnya mendadak berubah menjadi
aliran dingin lalu bersatu dengan kekuatan obat yang berbau
harum itu memancar kesekujur tubuhnya. ...
Tan Liong lalu menggerakkan kekuatannya ia kumpulkan
aliran hawa dingin itu kedalam Cit seng-ceng meh.
Im yang Ie su ketika menyaksikan wajahnya Tan Liong ia
lantas berkata sambil ketawa,
"Benar saja tidak tersia-sia semua usahaku. Sekarang hawa
Im sudah berhasil kau kumpulkan maka mulailah masukkan
hawa Yang. "
Tan Liong tarik keluar tangannya, ia hapus peluh yang
membasahi dahinya lalu menanya dengan suara terharu,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwee, apakah aku sudah berhasil dengan ilmuku
Im-ciang? "(tangan dengan kekuatan hawa Im).
"Tidak salah. Im ciangmu sudah berhasil dan sekarang
mulailah melatih Yang ciang. "
Cara untuk mendapatkan hawa Yang itu sama halnya
dengan mendapatkan hawa Im, bedanya cuma hawa panas itu
hampir saja membuat hangus padanya sehingga Im yang Ie
su memberikan padanya sebungkus obat barulah hawa panas
yang luar biasa itu terkumpul dalam Cit seng ceng meh.
Dalam waktu kurang dari satu hari Im yang Ie su telah
berhasil merubah Tan Liong menjadi seorang luar biasa dalam
rimba persilatan.
Kalau nanti ia muncul lagi kedunia Kangouw orang-orang
golongan jahat yang menganggap dirinya lihai pasti akan
dibikin kuncup nyalinya.
Im yang Ie su menatap wajah Tan Liong kemudian berkata
sambil tersenyum,
"Im yang thian tee ciang sudah kau pelajari dengan baik,
sekarang kau duduk aku hendak lihat sampai dimana kekuatan
tenaga dalammu. Kau boleh gerakkan tenaga murnimu
seputaran saja cukuplah".
Tan Liong menurut, ia lakukan seperti apa yang diminta
oleh Im yang Ie su sedang kedua tangan Im yang Ie su
diletakkan dibagian dua urat nadi yang bergerak di tubuh Tan
Liong. ...
Tatkala kekuatan tenaga murni bergerak Im yang Ie su
terperanjat,
"Numpang tanya Ciang bun jin, apa kau pernah makan
obat mujijat? "
"Aku hanya pernah makan lima tangkai tumbuhan Leng-ci
yang sudah ribuan tahun usianya. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa? " Im yang Ie su terheran-heran, "Lima tangkai Leng-
ci? "
"Ya, secara kebetulan saja aku makan tumbuhan itu. "
Im yang Ie su anggukkan kepala dan berkata,
"Benar-benar diluar dugaanku setangkai Leng-ci saja sudah
berarti mengandung kekuatan latihan dua puluh tahun dan
kau sampai lima tangkai, sungguh hebat. Pantas dalam salah
satu bagian dalam tubuhmu ada mengalir kekuatan tenaga
murni yang amat kuat, sayang tidak berhasil menembus batas
kehidupan dan kematian, kalau tidak kekuatan dan
kepandaianmu tiada seorangpun yang mampu
menandinginya."
"Apa locianpwee tidak dapat membantu aku untuk
menembus batas itu? "
Im yang Ie su geleng gelengkan kepala.
"Kekuatan tenaga dalamku, meski sudah mempunyai
latihan seratus tahun lebih tapi tidak berdaya menghadapi
kekuatan tenaga murni dalam tubuhmu itu yang ditimbulkan
oleh khasiatnya Leng-ci karena kekuatan itu sama dengan
kekuatan latihan seratus lima puluh tahun keatas. Jika tidak
ada orang yang kekuatannya seimbang dengan kekuatanmu
yang dapat menyalurkan tenaga murni yang amat dahsyat itu
ketempatnya yang benar. "
"Jika kekuatan tenaga murni yang terhambat disatu bagian
itu nanti berhasil melakukan tugasnya serta menggabung
dengan hawa Im dan Yang ini apakah kekuatannya bisa
berubah semakin hebat? "
"Sudah tentu apabila demikian halnya dalam kolong langit
ini mungkin sudah tiada seorangpun yang mampu menandingi
kekuatanmu. Namun demikian dengan kepandaian dan
kekuatan yang kamu punyai sekarang juga sudah cukup untuk
menghadapi Hiat Im cu. Nah, sekarang kau boleh pergi. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong mendadak merasa berat. Dalam perkenalan yang
tidak cukup satu bulan itu kesannya baik sekali terhadap
orang tua aneh itu.
Im yang Ie su agaknya dapat menebak hati Tan Liong,
maka ia lantas berkata sambil ketawa getir,
"Ciang bun jin, apa yang kau pikirkan? Dalam seumur
hidupku juga Cuma mempunyai sahabat kau saja seorang,
yang boleh dikatakan sahabat yang sebenarnya. Dalam dunia
ini tiada perjamuan yang tidak bubaran, kita berkumpul sudah
19 hari. Waktu 19 hari itu meski tidak panjang tetapi
dikemudian hari tokh kita masih bisa berkumpul lagi. Selama
ini siapa yang dapat menduga kalau tidak terjadi sesuatu
dengan Ciong lam pay? Kau sebagai ketua Ciong lam pay, jaya
atau runtuhnya partai itu berada di dalam tanganmu maka kau
harus pergi melihatnya kemudian carilah kembali mangkok
aneh itu. "
"Kekuatan dan kepandaianku cuma seimbang dengan Hiat
im cu, tidak dapat mengalahkan padanya, bagaimana aku
dapat minta kembali mangkok itu? "
Im yang Ie su tampak berpikir kemudian berkata,
"Mangkok ajaib yang luar biasa itu besar sekali
hubungannya dengan keselamatan atau keruntuhannya dunia
Kangouw. Hiat im cu merampas mangkok ajaib itu sudah
tentu ada maksudnya, maka biar bagaimana kau harus ambil
kembali. "
"Dengan cara bagaimana? "
"Kau boleh mencari padanya untuk bertaruh. Kepandaian
Hiat im cu kecuali Lam kek Sian ong, barangkali tiada orang
lain lagi yang mampu menandingi kepandaiannya terhadap
tingkatan orang-orang muda seperti kau ini. Ia tak akan
pandang mata, kau boleh menggunakan perkataan untuk
memancing dia barangkali bisa berhasil. "Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong anggukkan kepala.
Im yang Ie su berkata pula,
"Si Naga Merah biar bagaimana kau harus tolong keluarkan
padanya, Dalam dirinya orang ini mungkin mengandung
rahasia yang menjadi huru-hara didunia Kangouw. Ada
kemungkinan aku sendiri nanti akan cari padanya hanya untuk
omong-omong kejadian yang lampau. "
"Kalau begitu boanpwee sekarang hendak pergi. "
"Ya, pergilah harap kau baik-baik bawa diri nampaknya
tugas dan kewajiban untuk menegakkan kebenaran dan
keadilan dalam dunia Kangouw, seluruhnya akan jatuh diatas
pundakmu. " Ia berhenti sejenak kemudian berkata pula,
"Ada semacam rumput yang dinamakan Seng-kie-co yang
dapat menyembuhkan dan memulihkan wajahmu, kau ingat
baik-baik rumput itu. "
Dengan hati dan perasaan sangat berat Tan Liong
meninggalkan tempat yang sangat mengesankan itu.
Ketika ia melangkah keluar dari liang kubur, air matanya
mengalir keluar. Orang tua yang baru dikenal secara tidak
terduga itu telah memberikan banyak sekali ilmu.
Dengan mengendalikan perasaannya yang meluap-luap, ia
angkat kaki dari situ dalam waktu sekejap mata sudah
menghilang di tempat gelap.
Tan Liong tahu bahwa dalam perjalanannya ini pasti akan
melalui gunung Ciong lam san. Selama 19 hari itu, di atas
gunung itu mungkin telah terjadi sesuatu.
Keesokan harinya ketika ia jalan dikota Kay-hong tiba-tiba
ia lihat tiga bayangan orang yang agaknya tidak asing baginya
maka ia lantas menyusul.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itu tiga orang itu sudah masuk ke dalam rumah
makan. Tan Liong nampak bimbang sejenak kemudian ia juga
masuk.
Semua tamu yang berada dalam rumah makan itu, ketika
menyaksikan kedatangan seorang muda yang wajahnya tak
mirip dengan manusia itu pada menjerit dan kaget ketakutan.
Tan Liong unjukkan ketawa hambar, ia tak mau ambil
pusing. Semua orang memandang padanya dengan sinar mata
terheran-heran, ia hanya mengawasi ke arah tiga orang tadi,
mereka bukan lain daripada Cong hay Seng kun, si Pendekar
Kalong dan Yan san It hiong.
Cong hay Seng kun bertiga ketika melihat wajah Tan Liong
yang menakutkan, juga terperanjat.
Tan Liong lalu mengambil tempat duduk tak jauh dengan
tempat duduk tiga orang itu.
Cong hay Seng kun bertiga ketika mengawasi potongan
belakang Tan Liong, rasanya seperti kenal tapi mereka tak
dapat menyangka bahwa pemuda wajah jelek itu adalah Tan
Liong.
Bahkan mereka masih membicarakan dirinya pemuda yang
saat itu berada di sampingnya.
Terdengar suara Cong hay Seng kun yang diucapkan
dengan perlahan,
"Sungguh tak disangka ketua ciong lam pay telah binasa
ditangan ketua Thian seng hwee Tan Chiang Bin nampaknya
walaupun partai Ciong lam pay tidak musnah rasanya juga
tidak dapat pertahankan kedudukannya lagi. "
Suara itu meski halus sekali tapi dalam telinganya Tan
Liong kedengarannya jelas sekali. Dalam dunia kangouw
semua orang telah anggap ia sudah mati hingga diam-diam ia
merasa geli.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, partai Ngo bie pay juga sudah menggabungkan diri
dengan Thian seng hwee tampaknya maksud dan pengaruh
Thian seng hwee yang ingin menjagoi dunia Kangouw sudah
nyata sekali. Partai kedua yang menerima surat rahasia adalah
partai Tiam chong pay bahkan diberi waktu cuma tiga hari
harus menggabungkan diri dengan Thian seng hwee, kalau
tidak partai itu akan dihancurkan." berkata si pendekar
Kalong.
"Partai Ciong lam pay hanya tinggal namanya saja,
kabarnya orang-orang lihai Thian seng hwee boleh keluar
masuk secara bebas diatas gunung Ciong lam san. Dengan
sejujurnya Ciong lam pay juga tidak mampu menghadapi
Thian seng hwee maka mereka juga tidak berdaya dan
terpaksa menahan sabar. Andaikata ketuanya masih ada
barangkali tidak sampai mendapat perlakuan demikian."
katanya Cong hay Seng kun.
Pembicaraan dua orang itu telah mengejutkan Tan Liong,
betulkah Ciong lam pay musnah ditangan Thian seng hwee?
Terdengar suaranya Yan san It hiong,
"Salah satu dari Bu lim San cu ialah Pek lek cu oleh karena
kalah taruhan dengan ketua Ciong lam pay ia harus pergi
kelautan Pak hay untuk mengambil pedang Hian peng kiam
kabarnya telah tertangkap oleh perkumpulan Hian peng kauw.
Pek lek cu meski adatnya berangasan tapi sifatnya jujur jika
tidak ada orang memberi pertolongan barangkali ia akan
binasa ditangannya orang-orang Hian peng kauw".
Ucapan jago dari gunung Yan san itu juga mengejutkan
Tan Liong sungguh tidak disangka Pek lek cu telah tertangkap
oleh orang-orang Hian peng kauw. Jika terjadi sesuatu atas
dirinya Pek lek cu setidak-tidaknya ia harus turut bertanggung
jawab juga. Maka ia harus pergi ke Pak hay untuk menolong
diri Pek lek cu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pembicaraan Cong hay Seng kun bertiga kini telah beralih
ke lain soal. Tan Liong mendadak teringat bahwa tugas yang
diberikan oleh Hiat liong cu masih belum selesai. Orang
terakhir yang harus dibunuh, menurut daftar si Naga Merah
ialah Cong hay Seng kun ini.
Berpikir sampai disitu timbullah minatnya hendak
membunuh orang tua itu, sebab kalau tidak berbuat demikian
bagaimana ia nanti memberikan laporannya kepada si Naga
Merah?
Karena itu maka seketika itu dalam hatinya meluap-luaplah
napsunya hendak melakukan pembunuhan. Apakah ini ada
merupakan permainan tindakannya setelah ia muncul lagi di


Naga Merah Hiat Liong Toan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dunia Kangouw? Untuk si Naga merah ia harus memenuhi
janjinya yang terakhir.
Tan Liong meraba sakunya, tusuk konde berukir Naga
Merah yang diambil dari tubuh Cong hay Seng kun ternyata
masih ada dalam sakunya.
Tan Liong mengerti ia harus pergi lagi untuk menolong diri
si Naga Merah, sebab ia kini telah mengetahui bahwa asal-usul
mengenai dirinya sendiri, sebetulnya tidak sedemikian
sederhana seperti apa yang ia bayangkan.
Menurut keterangan Im yang Ie su dalam dirinya itu ada
mempunyai banyak rahasia.
Pada saat itu Cong hay Seng kun bertiga sudah selesai
makan, mereka bangun dari tempat duduknya, ketika berlalu
sengaja lewat disampingnya Tan Liong.
Dalam saat itulah, Tan Liong dengan kecepatan bagaikan
kilat, selagi Cong hay Seng kun lewat disampingnya, ia sudah
tancapkan tusuk konde Naga merah di atas baju sang korban.
Tatkala Cong hay Seng kun turun dari atas loteng, kembali
terdengar suara tindakan kaki perlahan sekali ..Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tan Liong yang duduk dan minum seorang diri teringat
beberapa kejadian yang membuat pusing kepalanya. Ciong
lam pay yang Cuma tinggal namanya saja hal ini
mengecewakan arwah Yo Swie Peng di alam baka, yang telah
menyatakan kedudukan ketua kepada dirinya.
Ia juga teringat dirinya beberapa gadis cantik yang
mencintakan dirinya dan sekarang mereka semua telah
menganggap dirinya sudah menjadi setan, sudah tentu tidak
dapat mencintai dirinya lagi.
Dalam otaknya kini terbayang itu wanita yang tidak
beruntung .... Cui Lian.
Dengan tanpa sadar ia menggumam sendiri, "Semua
seperti impian ... impian yang sangat kejam. "
Ia ketawa kecut, lalu dongakkan kepala dan minum
araknya.
Karena lahir dan batinnya menderita ia hendak
menggunakan pengaruhnya arak untuk meringankan
penderitaannya tapi arak ternyata tak mampu meringankan
deritanya.
Mendadak ......
Suara merdu halus bagaikan merayu telah masuk kedalam
telinganya,
"Tuan, bolehkah kita duduk disini? "
Tan Liong terperanjat, ia mengangkat kepala dalam
pandangannya yang sudah agak kabur terbayang dua
bayangan merah ....
Tiba-tiba selagi Tan Liong mengangkat kepalanya,
terdengar suara jeritan. Itu sudah tentu mengagetkan semua
tamu yang berada dalam rumah makan itu hingga semua
mata ditujukan pada dua wanita muda berparas cantik yang
mengenakan pakaian berwarna merah itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika mata Tan Liong menatap paras wanita itu pengaruh
araknya lenyap seketika. Ia hampir lompat jatuh dari anak
kursinya.
Dua wanita berbaju merah itu ternyata adalah Chie Peng
dan Chie Cui!
Ini benar-benar mengagetkan dan mengherankan Tan
Liong, bukankah dua wanita itu sudah dilemparkan oleh Lam
kek Sian ong kelaut untuk umpan ikan? Bagaimana mendadak
bisa muncul disini?
Bahkan kaget, ia telah memandang dua kakak beradik itu
dengan mata kesima tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Chie Cui bisik-bisik ditelinga encinya,
"Enci, orang ini mirip atau tidak dengan .... "
Si adik itu hendak mengeluarkan perkataan setan, tapi
sebelum keluar dari mulutnya, Chie Peng sudah mencegah
sambil goyangkan tangannya, kemudian ia berkata kepada
Tan Liong.
"Tuan, diloteng ini sudah penuh, tiada tempat duduk lagi,
bolehkah kita duduk di sini? "
Tan Liong anggukkan kepalanya. Chie Peng dan Chie Cui
lalu duduk di meja Tan Liong.
Dalam otak Tan Liong, pada saat itu kembali terbayang
pertemuan-pertemuannya dengan dua kakak beradik itu
dirumah makan Thay pek Khek cau, kala itu antara mereka
juga duduk berhadapan.
Dan kini, mereka kembali duduk berhadapan satu sama
lain.
Semua kejadian yang sudah lalu seperti dalam impian,
terhadap wanita yang pernah terjerumus ini, bagaimana
meninggalkan satu goresan luka dalam hatinya yang tidak
dapat dihapus untuk selama-lamanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan hati pilu dan perasaan mendelu ia mengawasi
mereka, seolah-olah dari paras mereka hendak mencari
kembali semua kenangan yang sudah lalu.
Mengapa mereka belum mati, bahkan muncul disini? Dan
kini duduk berhadapan, tapi walaupun jarak mereka sangat
dekat namun diantara mereka seperti terpisah dengan jurang
yang sangat dalam. Diantara mereka bertiga seolah-olah tak
kenal satu sama lain.
Seketika itu hati Tan Liong seperti ditusuk oleh pedang
tajam. Ia tidak berani memandang terlalu lama. Ia seperti
lakunya satu pencuri yang sedang dikejar-kejar. Ia merasa
perlu untuk segera meninggalkan tempat tersebut jikalau tidak
menghadapi dua wanita yang pernah terjerumus oleh karena
dirinya ia akan mati karena tidak sanggup menahan rasa duka.
CHIE PENG dan Chie Cui sudah tentu tidak bisa tahu bahwa
pemuda jelek di depan matanya itu adalah Tan Liong.
Sekujur badannya Tan Liong menggigil, karena hampir
tidak sanggup kendalikan perasaannya. Apa yang masih ada
dalam hatinya hanya tinggal satu keinginan untuk lari.
Ia ingin segera angkat kaki dari tempat itu makin cepat
makin baik.
Tetapi ia tidak dapat berbuat demikian karena goncangan
hatinya yang begitu hebat, sehingga kedua kakinya
gemetaran.
Chie Peng menyaksikan sikap Tan Liong yang agaknya
sedang mengalami penderitaan hebat dalam hatinya merasa
tidak enak.
Sedikitpun ia tidak menaruh curiga bahwa pemuda jelek
didepan matanya itu adalah Tan Liong yang ia dan adiknya
pernah cintakan padanya begitu besar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apa sebabnya Chie Peng dan Chie Cui bisa mendadak
muncul di kota Khay Hong? Hal ini nanti akan dituturkan dilain
hal. Karena menganggap pemuda jelek itu mungkin merasa
malu terhadap dirinya sendiri maka Chie Peng lantas berkata,
"Tuan, apa dengan adanya kita disini tidak akan
mengganggu ketenangan tuan? "
Tan Liong terperanjat ia menjawab dengan suara gugup.
"O, .... tidak .... tidak .... "
Suara Tan Liong itu mengejutkan Chie Peng. Suara yang
tidak asing baginya itu seolah-olah pernah didengarnya tapi ..
Tujuh Pembunuh 3 Pendekar Mabuk 079 Penjara Terkutuk Pahlawan Dan Kaisar 13
^