Pencarian

Hadiah Membawa Bencana 11

Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung Bagian 11


menekan alatnya saja, jarum-jarum itu lantas
menyambar pada lawannya.
Senjata ini sebenarnya khusus untuk
menandingi Biauw Hoat Sin ni yang tinggi
ilmu silatnya, tapi sekarang ia melawan Bo
yong Kang dari tingkatan muda dan belum juga
ia dapat menjatuhkannya. Pikirnya, apa perlu
ia menggunakan senjatanya yang ampuh itu?.
Setelah menimbang-nimbang, ia mengambil
keputusan untuk menggunakan obat bius saja
untuk menjatuhkan Bo yong Kang. Kalau pemuda
itu pingsan, ia akan menangkapnya dan akan
dijadikan boneka untuk melampiaskan nafsu
nyelewengnya.
Sudah seratus jurus mereka bertempur,
tapi belum ada penyelesaiannya. Pit Tho Hoa
lalu menyerang dengan gaya Tok coa Sim hiat
(ular berbisa mencari lubang). Perutnya Bo
yong Kang yang dijadikan sasarannya, sang
lawan menangkis. Cepat Pit Tho Hoa merubah
gerakannya dari menyodok perut menjadi
menyodok tenggorokan lawan. 841
Berbareng senjatanya telah mengeluarkan
asap yang menebarkan bau wangi, mengurung
dirinya Bo yong Kang. Tangannya diulur
mencoba menotok jalan darah penting pada
dadanya sang lawan.
Bo yong Kang meskipun dapat menangikis
serangan si siluman genit, tapi tidak
berdaya terhadap serangan asap gaibnya,
sehingga ketika ia mau menutup semua jalan
pernafasan supaya tidak mengendusnya, sudah
terlambat. Ia sempoyongan ke pinggir luitay
dan jatuh ke bawah.
Untung Gan Su Nio melihat gelagat tidak
baik dari kekasihnya diatas luitay. Ia sudah
datang dibawah luitay hingga ketika rubuhnya
Bo yong Kang melayang jatuh ia sudah cepat
menyambutnya. Ia sangat gusar akan
kelicikannya Pit Tho Hoa. Seketika itu ia
sudah naik ke atas panggung akan tetapi
urung karena melihat Biauw Hoat Sin ni sudah
melesat dan hinggap diatas luitay menghadapi
Pit Ho Hoa yang saat itu sedang merasa
bangga sudah menjatuhkan Bo yong Kang.
Gan Su Nio tidak mempedulikan musuhnya.
Ia cepat-cepat menolong kekasihnya dibawa ke
tempat pihaknya dimana Ceng Leng Cinjin
telah memberikan dua butir pil untukditelan
oleh Bo yong Kang. Sungguh mujarab pil itu
sebab tak lama kemudian Bo yong Kang sudah
mendusin dan sembuh lagi dari mabuknya.
Keadaanya sudah menjadi biasa kembali. 842
Diatas luitay Biauw Hoat Sin ni sudah
berhadapan dengan Pit tho Hoa yang tengah
memperbaiki senjatanya.
"Perempuan hina," bentaknya. "Aku segan
untuk membunuhmu sendirian saja, maka lekas
kau panggil Leng Hong Tiok untuk menemani
kau pulang ke akherat!"
Tiba-tiba sesosok tubuh sudah melayang
naik. Kiranya dia adalah Leng Hong Tiok yang
telah mendengar tantangannya Biauw Hoat Sin
ni sudah menjadi tidak sabaran.
"Hmm.. Hui Ngo Soan, kau benar-benar
tidak tahu aturan," katanya sambil pakai
main senjatanya sepotong bambu hitam yang
panjangnya kira-kira empat kaki. Diujungnya
ada diikat sehelai kain merah putih sebagai
panji.
"Lelaki khianat jangan banyak bacot!"
Biauw Hoat Sin ni balas membentak. "Aku kira
kalian sudah mampus jatuh ke jurang, tidak
tahunya masih hidup. Bagus.. bagus, hari ini
aku akan membuka pantangan membunuh dan
mengantarkan kalian ke neraka..!"
"Hmm!" Leng Hong Tiok menggeram.
"Setelah tiga puluh tahun berselang kau
mendesak kami jatuh ke jurang, aku kira kau
sudah bikin habis urusan. Aku mengirim
undangan untuk kita berkumpul disini.
perlunya untuk memberikan penjelasan padamu
tentang kesalah-pahaman kita dahulu. Kita
tidak perlu bertanding mati hidup. Hanya 843
untuk mencari damai. Apalagi kini kau sudah
masuk menjadi nikow. Apakah kau sudah tidak
insyaf?"
Biauw Hoat Sin ni keluarkan nafas dari
hidung. Mulut yang manis ini, ia pikir hanya
untuk mengulur waktu saja supaya Pit Tho Hoa
lekas-lekas membetulkan senjatanya dan siap
untuk digunakan.
Nikow kosen dari Lam hay itu sangat awas
pada matanya terus memberhatikan gerak
geriknya Pit Tho Hoa.
"Hong Tiok," ia berkata lagi dengan
tegas. "Kalau tempo hari kau dorong aku
mampus ke laut. Aku Hui Ngo Soan tidak
muncul lagi dalam bentuk baru. Tidak ada
nikow bernama Biauw Hoat yang mempunyai
kepandaian untuk mengejar-ngejar Leng Hong
Tiok suami istri hingga nyebur ke jurang.
Baiklah aku sudah menjadi nikow dan harus
memaafkan kepada orang yang dahulu hendak
membuat celaka dirinya. Akan tetapi
perbuatanmu dengan mendirikan Tho tiok Im
yang kauw hanya merupakan perkumpulan agama
sepuhan saja, mana bisa aku tinggal diam?
Perbuatan-perbuatan kejam yang dilakukan
oleh kalian berdua sudah terkenal dimana-
mana, maka lebih dari pantas kalau aku
menyingkirkan orang-orang yang kejamdan
ganas sepeerti macam kalian suami istri!" 844
Leng Hong Tiok sudah mau membuka mulutnya
menjawab, tapi sudah didahului oleh Pit Tho
Hoa. "Lucu benar, kalau kami mendirikan
perkumpulan itu apa sangkut pautnya dengan
kau? Betul-betul kau ini hanya dapat
mengoceh tanpa dipikir, hi hi hi"
Biauw Hoat Sin ni pelototkan matanya.
"Aku tidak peduli kalian mendirikan
perkumpulan. Tidak ada sangkut pautnya
dengan aku akan tetapi perbuatan-perbuatan
kalian yang jahat dan kejam ada hubungannya
dengan aku yang tidak akan membiarkan
perbuatan-perbuatan yang demikian itu. kau
mengerti?"
"Hmm.." Pit Tho Hoa dengan lagak tengik
mengeluarkan suara dihidung, kemudian angkat
senjatanya. Sekali digetarkan lantas saja
dari senjata itu keluar asap seperti tadi
yang dialami oleh Bo yong Kang juga,
dibarengi dengan keluarnya banyak jarum
halus yang melayang pada dirinya Biauw Hoat
Sin ni.
Nikow kosen dari Lam hay sudah
mempelajari ilmu tenaga dalam yang sangat
mahir untuk memunahkan segala serangan obat
bius. Ia malah tidak ingin menggunakan ilmu
ini. tapi sekarang menghadapi Pit Tho Hoa
yang licik dan kejam, mau tidak mau ia harus
keluarkan ilmu simpanannya itu. 845
Ia mengerahkan ilmunya itu, sungguh
menakjubkan. Satu demi satu jarum itu ketika
menyentuh tubuhnya Biauw Hoat Sin ni seperti
membentur dinding baja pada ngeluruk jatuh.
"O mi to hud," terdengar ia berkata.
"Selama tiga puluh tahun hari ini terpaksa
aku melanggar pantangan membunuh!"
"Dengan tidak mempedulikan adanya Leng
Hong Tiok disitu. Biauw Hoat Sin ni telah
menyerang hebat kepada Pit Tho Hoa. Ia
mencecar siluman wanita itu dengan tidak
mengenal ampun. Tenaga dan angin pukulannya
yang dahsyat telah membuat panggung luitay
bergoyang dan suara ?siut-siaut? angin
pukulan.
"Mana tahan Pit Tho Hoa digempur cara
begitu. Terang ia menjadi ketakutan setengah
mati. Akan tetapi sebelum ia dapat
menyingkirkan diri dari gempuran itu,
badannya telah terpental melayang jatuh dari
atas luitay.
Dari hidung, mata, telinga dan mulutnya
telah mengeluarkan darah segar. Setelah
berkelonjatan sebentar, wanita cabul itu
telah menghembuskan nafasnya yang
penghabisan.
Saking cepatnya apa yang telah terjadi
membuat Leng Hong Tiok tidak berkesempatan
untuk menolong isterinya. Ia merasa sangat
duka dan hendak turun melihat keadaan 846
isterinya akan tetapi Biauw Hoat Sinni telah
menghadang didepannya.
"Hong Tiok," katanya. "Itulah bagiannya
orang jahat dan kejam. Apakah kau masih
menyesalkan perbuatanku barusan? Tiga puluh
tahun kita tak berjumpa, niscaya
kepandaianmu sudah sangat tinggi. Nah
marilah keluarkan semua untuk melayani aku
sehingga sebentar kalau kau mati tidak
penasaran!"
Leng Hong Tiok mendelikkan matanya.
"Hmm!" ia menggeram. "Hui Ngo Soan, kau
benar-benar kejam! Dengan perbuatanmu
barusan membinasakan Pit Tho Hoa, mana kau
termasuk hitungan orang yang memeluk agama?
Terang aku akan menuntut balas untuk
kematian Pit Tho Hoa!"
Ia lalu memainkan senjatanya sepotong
bambu hitam dengan diujungnya ada bendera
merah putih. Inilah senjata ampuh dari Leng
Hong Tiok. Sudah banyak meminta korban.
Dalam bambu itu ada banyak lubang yang
isinya racun, benderanya pun istimewa.
Sekali dikibarkan dimuka orang dapat membuat
orang itu pingsan seketika.
Dengan mengandalkan senjatanya ini, ia
dengan isterinya Pit Tho Hoa malang
melintang dikalangan kangouw dan dapat
mengangkat nama. Malah paling belakang ia
telah mendirikan perkumpulan agama yang
dinamai Tho tiok Im yang kauw. Dengan Pit 847
Tho Hoa isterinya ia telah menjadi Kauwcu
(Kepala Agama).
Biauw Hoat Sin ni juga sudah siap dengan
pedangnya yaitu Pedang Naga Terbang yang
dahulu mengangkat namanya di dunia
persilatan. Entah sudah berapa banyak pedang
itu mengambil jiwanya kawanan penjahat.
Dua-duanya sudah siap untuk bergebrak,
mendadak terdengar pertanda kedatangan orang
penting. Cepat-cepat Hwe Ciang minta dua
musuh itu turun dahulu dan sebentar lagi
boleh melanjutkan pertandingannya.
Ternyata yang datang bukan hanya Kiu bin
Sin bo Siang Su Su dan Kiu Ci. Tetapi juga
Empat Hud dari kuil Naga Emas di Si Hek
sudah pada datang.
Siang Su Su dan Kiu Ci disambut oleh Hwe
Ciang dan kawan-kawannya dengan sangat
hormat sekali. Sedangkan Empat Hud telah
disambut oleh Bu Ju Toato dan lainnya untuk
diajak berkumpul ditempatnya. Mereka girang
dengan pertemuan tu karena semula Bu Ju
Toato menduga bahwa empat orang penting itu
tidak datang karena mendapat halangan. Kini
kedua pihak telah bertambah. Tenaga dan hati
merekapun merasa besar. Hanya dipihaknya Bu
Ju Toato masih belum puas karena Li Cong Bun
dan Se bun Pa belum kelihatan mata hidungnya
datang.
"Kalau tidak ada halangan, pasti Bun jie
dan Se bun toako pasti datang hari ini pada 848
waktu kita sedang memerlukan tenaganya," Bo
yong Kang menghibur mereka.
Kun Hun Taysu mengarahkan pandangan pada
pihak musuh. Kemudian ia berpaling pada
kawan-kawannya dan berkata pada Ceng Leng
Cinjin:
"Totiang, aku rasa hari ini ada alamat
baik bagi pihak kita."
"Baiknya?" tanya Ceng Leng Cinjin
tersenyum.
"Coba Totiang lihat, bukankah itu Siang
Su Su hanya punya satu kaki yang asli
satunya adalah kaki palsu?"
Mendengar ini semua mata pada


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memperhatikan keadaan Siang Su Su. Benar
saja si nenek keadaanya seperti yang
disebutkan oleh Kun Hun Taysu.
Tengah mereka pada merasa heran, mereka
mendengar suara tanda tentang kedatangan
tamu lagi. Tak lama kemudian ada orang yang
menjaga pintu masuk melaporkan bahwa diluar
ada dua orang yang kedatangannya minta
disambut oleh Hwe Ciang dan Soang Su Su
sendiri. Entah siapa mereka itu. Tapi karena
Hwe Ciang dan Siang Su Su merupakan tuan
rumah disitu, mau tak mau harus juga
menyambutnya.
Bu Ju Toato dan kawannya pada kasak-kusuk
menduga-duga siapa lagi yang datang, apa
kawan atau musuh? Sebentar kemudian bukan 849
main girangnya mereka sebab yang datang itu
bukan lain daripada Li Cong Bun dan Se bun
Pa berdua.
Bo yong Kang dan Teng Goan Hweshio
berseri-seri. Gan Su Nio hampir berjingkrak
kegirangan sedangkan Ceng Leng Cinjin, Bu Ju
Toaso dan Empat Hud pada tersenyum ketika
mereka dihampiri oleh Se bun Pa dan Li Cong
Bun. Orang yang paling gembira dan hatinya
berdebaran adalah Hwe Giok Soan. Untuk kedua
kalinya bertemu dengan Li Cong Bun pemuda
pujaan dalam kalbunya dan selalu merupakan
bayangan didepan matanya.
Li Cong Bun melihat ada si nona diantara
mereka lalu anggukkan kepala dan menjura
pada Locianpwe kemudian menghampiri Gan Su
Nio yang duduk bersamaHwe Giok Soan, Bo yong
Kang dan Teng Goan Hweshio sedangkan Se bun
Pa bercakap-cakap dengan para orang tua
dilain pihak.
Bo yong Kang kagum melihat keponakannya
tambah gagah saja perawakannya. Matanyapun
ada lebih bersinar. Ia menduga anak muda itu
berhasil dengan latihannya Pek hap Cin keng.
Melihat Li Cong Bun terus bercakap-cakap
dengan para lelaki maka Gan Su Nio tersenyum
dan melirik pada Hwe Giok Soan, kemudian
berkata pada Li Cong Bun. 850
"Bun jie, kau repot dengan yang lain,
ini ini kau lupakan?" sambil menunjuk pada
Hwe Giok Soan.
Li Cong Bun tersenyum.
Hwe Giok Soanmelengak. Ia tidak menduga
Gan Su Nio dapat bergurau demikian.
"Ah suci Gan Su Nio kau bisa saja"
katanya tersenyum pada Li Cong Bun dengan
paras kemerah-merahan jengah, sedang
tangannya tidak tinggal diam mencubit
pahanya nona Gan hingga ia berjenggit.
"Hei adik soan, kenapa mencubitku? Ha ya
main cubit begini aku memang merasa kena kau
cubit, tapi Bun jie mana dia berasa? Kau
lihat badannya sudah seperti besi saja, ha
ha ha"
Hwe Giok Soan tertawa sambil tundukkan
kepala digoda oleh Gan Su Nio yang jail.
Bo yong Kang dan Teng Goan Hweshio
tersenyum-senyum melihat dua wanita itu
bergurau. Sedangkan Li Cong Bun menanyakan
apakah sudah diadakan perandingan sebelum
kedatangannya?.
Bo yong Kang menceritakan dengan ringkas
bagaimana ia menjadi korban obat biusnya Pit
Tho Hoa diatas luitay dan hampir saja
celaka. Siluman wanita iru kemudian dihajar
oleh Biau Hoat Sin ni sampai menemui
ajalnya. Selagi Biauw hoat berhadapan dengan
Leng Hong Tiok siap bertempur diurungkan 851
karena kedatangan Siang Su Su dan lain-
lainnya.
"Ah mereka mainkan racun, sungguh
berbahaya sekali," kata Li Cong Bun.
Ketika ia mau meneruskan kata-katanya,
Ceng Leng Cin Jin sudah memanggil padanya.
Li Cong Bun mendatangi gurunya dan duduk
disampingnya.
"Bun jie, kau kelihatan sudah berubah
sama sekali dari beberapa bulan yang lampau.
Coba aku periksa keadaanmu..!"
Sambil berkata Ceng Leng Cinjin meraba-
raba tulang-tulang dan bagian-bagian penting
lainnya. Untuk seorang jago kelas wahid diam
diam ia terperanjat karena merasakan
perubahan besar atas dirinya sang murid.
Tulang-tulangnya lain sekali, berlipat lebih
kokoh dari yang sudah. Matanyapun lebih
bersinar. Sambil tertawa pada Se bun Pa,
Ceng Leng Cinjin berkaata:
"Se bun laote, semua adalah karena jasamu
sampai Bun jie berubah begini macam. Sungguh
beruntung nasibmu Bun jie."
Se bun Pa tersenyum, "Semua itu bukan
jasaku. Tuhan yang membimbingnya hingga Li
hiantit memperoleh kepandaian sangat tinggi.
Ilmu-ilmu yang ia terima dari Locianpwe
digabung dengan penemuannya yang paling
belakang, rasanya sukar untuk mencari 852
tandingannya Li hiantit pada masa sekarang
ini."
Semua orang merasa girang dengan
keberhasilan yang diperoleh Li Cong Bun dan
hati mereka lebih tabah lagi untuk
menghadapi kawanan penjahat.
"Kalian tunggu sebentar, aku mau
menamatkan jiwanya Hwe Kong!" tiba-tiba Se
bun Pa berkata hingga membikin orang
terheran-heran.
Sebelum diantaranya dapat menanyakan apa-
apa. se bun Pa menggunakan ilmu meringankan
tubuhnya yang hebat telah melesat ke luitay.
Ia menamtang.
"Aku disini Cian tok Jin mo Se bun Pa
dari Kie hoa san menantang Pek kut Thian ong
Hwe Kong naik ke atas luitay untuk
bertanding dan menerima kematian!"
Hwe Kong mendengar dirinya ditantang,
bukan main marahnya. Ia memang sangat sakit
hati kepada Se bun Pa yang berkali-kali
telah mempermainkan dirinya dan malah telah
membunuh keponakan muridnya si Garuda Hitam
Song Sam Ceng maka langsung saja ia telah
menghampiri luitay.
Ia sangat memandang rendah pada Se bun
Pa. maka ia naik keatas luitay dengantidak
menggunakan ilmu meringankan tubuh. Hanya
merayap naik di tangga. 853
"Hwe Kong, betul-betul kau sudah mau
mampus, makanya begitu lambat jalanmu." Se
Bun Pa menjengeki melihat lagaknya Hwe Kong
yang tidak memandang mata kepdadanya.
Ketika mereka sudah saling berhadapan
dengan main melotot Hwe Kong berkata:
"Se bun Pa, aku tidak nyana kau datang
mengantarkan jiwa sendiri. Boleh saja kau
nual lagak sebentar, sebab kematianmu toh
sudah menunggu didwpan mata."
Hwe Kong sudah ingin menerjang dan
poleskan kepalanya musuh yang licin dan
banyak akalnya itu, tapi sebelum ia bergerak
Se bun Pa sudah berkata:
"Hwe Kong, kita nanti bertanding sampai
puas. Tapi sebelumnya aku mau ajukan usul
tentanf pertandingan makan."
"Makan apa?"
"Makan ikan belut!"
Hwe Kong melengak. Orang berdiri diatas
luitay, kenapa jadi pakai pertandingan makan
ikan belut? Apa maksudnya ini iblis
beracun?.
"Baik, mana ikan belutnya?" katanya.
"Kau boleh suruh orang masak. Kalau ikan
masakanku tentu kau akan curiga aku campuri
racun. Nah pergi kau suruh orangmu memasak
ikan belut. Setelah kita menghabiskan 854
masing-masing beberapa mangkok baru kita
bicara tentang pertandingan silat.
Hwe Kong lalu sampaikan keinginannya Se
bun Pa pada engkonya. Hwe Ciang tidak
keberatan, lalu ia suruh orangnya
menyediakan hidangan yang dimaksud.
Sebentar kemudian hidangan demikian sudah
siap dan pertandingan adu makan dimulai. Hwe
Kong baru makan dua mangkok sambil
melemparkan mangkok bekas ikan belut tadi ke
bawah luitay, ia menantang pada Se bun Pa,
"Iblis Beracun, kita tidak perlu bertanding
makan ikan belut. Sekarang kau boleh
menerima kematian."
"Hwe Kong, ha ha ha ha kau jangan
sombong!" menyela Se bun pa. "kau lihat
sebentar lagi siapa menang siapa kalah. Buat
sementara aku permisi turun dari luitay
dahulu" berbarena ia lompat turun tanpa
memberi kesempatan pada Hwe Kong berbicara
hingga ia berdiri bengong.
Semua penonton heran dengan kejadian
tersebut.
Bukankah Se bun Pa hendak meneruskan
pertandingan dengan ilmu silat setalah
bertanding makan belut?
Hwe Kong diatas luitay masih berdiri
bingung melihat sikapnya Se bun Pa, tapi ia
tidak takut kena racun sebab makanan tadi
disiapkan oleh orangnya sendiri. Si Iblis 855
Beracun itu tidak mempunyai kesempatan untuk
mencampurnya dengan racun.tengah ia berpikir
demikian, mendengar kata-katanya Se bun Pa
dari bawah luitay."Hwe Kong, kau amat kejam
terhadap sesama manusia. Kau sudah membeset
kulitnya sahabatku Auw yang Ti dan Hwe
toako. Nah sekarang kau boleh rasakan
bagaimana isi perutmu seperti dibakar.
Sekarang kau masih belum mau turun untuk
mengatur kematianmu mau tunggu apa lagi?
Kalau tidak percaya kau sudah kena racunku,
coba kau bernafas diperutmu. Ada bedanya
tidak?"
Hwe Kong jadi kemekmek mendengarnya tapi
diam-diam ia turuti apa yang dikatakan oleh
Se bun pa. ia jadi kaget, sebab benar saja
ia rasakan seperti ada apa-apa yang tidak
beres dalam perutnya. Semakin lama dirasakan
semakin tidak enak, terus ia menelan pil
pemunah racun. Tapi pil itu tidak menolong,
sambil memegangi perutnya yang dirasakan
seperti dibetot-betot ususnya ia berkata
pada engkonya.
"Koko lekas naik tolong aku!"
Hwe Ciang kaget sekali. Sebentar saja ia
sudah berada disamping saudaranya.
"Koko, barusan aku tahu benar makanan itu
tidak beracun, tapi kenapa aku rasakan
perutku seperti mau meledak? Oohh sakitnya"
Ia berhenti dejenak sambil pencet-pencet
perutnya kemudian berkata lagi, "Koko rasa 856
sakit sudah sampai di dadaku, oh aku sudah
tidak tahan. Obat pemunah racun yang aku
telan barusan tidak menolong. Sekarang lebih
baik cepat-cepat kau bawa aku pada Siang
toaci untuk minta pertolongannya"
Hwe Ciang tidak menanti adiknya bicara
sampai habis laantas ia gendong sang adik
turun dari panggung luitay. Melihat Hwe
Ciang membawa adiknya dengan lompatan
bertenaga, Se bun Pa berkata dingin, "Hei,
lo kuay, kau bawa adikmu begitu bertenaga,
membikin lebih cepat matinya sebab membuat
usus-ususnya sudah putus sama sekali"
Ia tampak tertawa puas kemudian kepalanya
mendongak ke langit, mulutnya kemak kemik,
"Auw yang ko dan Hwe toako, harap
menyaksikan aku Se bun Pa telah membalas
sakit hati kalian di alam baka merasa puas
dan tenteram"
Sampai disini Se bun Pa berkata, lantas
terdengar suara "Uwaa" dan menggeramnya
suara Hwe Kong. Darah hidup menyembur keluar
dari mulutnya hingga pakaian Hwe Ciang penuh
dengan darah.
Sebenarnya urusn Hwe Kong terkena
racunnya Se bun Pa tidak ada orang yang
mengetahui sebabnya karena bisa jadi Se bun
Pa menggunakan ilmu sihir menaruh racun


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dimangkoknya Hwe Kong sebab banyak mata
dibawah panggung yang melihatnya dengan
penuh perhatian. 857
Hwe kong sebenarnya sudah lama terkena
racun, yaitu ketika Se bun Pa menyerahkan
bungkusan obat pemunah untuk menyembuhkan
sakitnya Song Sam Ceng. Pada bungkusan itu
Sebunpa menempelkan racun makanya setelah
menyerahkannya ia lantas memcuci tangannya.
Bungkusan itu kena dipegang oleh Hwe Kong
bercampur dengan makanan yang kena dirabanya
maka racunnya masuk kedalam perut Hwe Kong.
Racun itu tidak kontan bekerja, hanya
mengeram untuk sementara sampai kemudian ada
dorongan yang berupa ikan belut barulah
racun bekerja dan mengunjuk pengaruhnya yang
hebat.
Hwe Kong sebenarnya tidak akan mengalami
kejadian yang sedih ini kalau saja ia
berlaku jujur dan mengembalikan Auw yang Ti
dan Hwe Pek It. Se bun Pa menggunakan
racunnya itu karena mencurigai iblis dari
Thian lam itu berlaku curang. Untuk itu jadi
secara mudah ia kemudian dapat menuntut
balas.
Betul saja Hwe Kong telah mengingkari
janji maka diam-diam Se bun Pa telah
mengambil keputusan bahwa dalam pertandingan
di Tay san nanti ia akan buktikan
kelihaiannya untuk membikinmelayang jiwanya
Hwe Kong.
Sumber: Buku Koleks Awie Dermawan
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Hwe Ciang yang melihat adiknya mati,bukan
main bencinya pada Se bun Pa. tanpa ragu-
ragu lagi ia menyerang ke pihak musuh dengan 858
senjata rahasianya berupa tiga buah
tengkorak.
Ceng Leng Cinjin kaget melihat senjata
rahasia yang berbahaya itu ia berteriak,
"Biauw Hoat dengan aku menggunakan tenaga
dalam guna menahan senjata rahasia itu.
Empat Taysu dan Bu Ju melindungi semua kawan
supaya jangan terkena senjata rahasia Hwe
Ciang yang jahat. Sebab kalau terkena
racunnya, orang tidak bisa hidup lagi"
Senjata rahasia itu melayang-layang
diudara hendak menghantam ke pihak Ceng Leng
Cinjin dan kawan-kawannya. Akan tetapi
karena Ceng Leng dan Biau Hoat dengan tenaga
dalamnya yang tergabung dapat membuat
senjata rahasia itu miring dan kemudian
meledak di udara. Racunnya berhamburan.
Cepat-cepat Ceng Leng, Biau Hoat dan Bu Ju
mengerahkan tenaga dalamnya lalu mengebut
lengan bajunya hingga racun yang beterbangan
itu dapat diusir jatuh kelain tempat.
Li Cong Bun menghunus pedangnya dan
diputar seperti kitiran hingga senjata
rahasia Hwe Ciang yang lainnya yang berupa
bola perak dan didalamnya ada mengandung
pasir beracun dibikin tidak berdaya dan
jatuh ditanah.
Hwe Ciang merasa kesal senjata ampuhnya
tidak mendapatkan sasarannya. Dalam
kalapnya, ia hendak menerjang musuh-musuhnya
diikuti oleh Leng Heng Tiok yang hendak 859
menuntut balas akan kematian sang isteri Pit
Tho Hoa akan tetapi keburu dicegah oleh
Siang Su Su. Sambil menggoyang-goyangkan
tangannya, dengan perlahan SiangSu Su
berkata pada mereka:
"Untuk yang mati, bagimana kalapnya kita
tidak akan mambuat mereka hidup kembali,
maka harap kalian suka bersabar. Aku ada
disini. Kalian tak usah takut mereka dapat
meloloskan diri. Jiwa mereka hanya tinggal
menunggu waktu saja. kita tak perlu membuat
geger tak karuan. Nah sekarang Kiu Ci yang
maju dengan menggunakan ilmu Thian Ciang Ci
bertanding dengan mereka. Aku mau lihat
sampai dimana ilmunya mereka itu, barulah
aku dapat menentukan bagaimana aku dapat
mengatasinya."
Mereka menurut apa kata Siang Su Su.
Kiu Ci tampak maju, tubuhnya melesat
kearah luitay. Tangannya menghunus pedangnya
yang berkilauan biru, ujungnya ada kaitannya
berbalik kedalam. Satu senjata pedang yang
aneh bentuknya, tentu senjata itu ada
mengandung racun juga.
Ia menantang pada pihak Ceng Leng Cinjin,
siapa yang hendak naik keatas luitau untuk
bertanding dengannya.
Kun Hun Taysu merasa jemu melihat
lagaknya Kiu Ci yang tengik, maka ia minta
perkenan pda Bu Ju Toato untuk naik panggung
melayaninya. Bu Ju Toato anggukkan 860
kepalanya. Dalam sekejap sana Kun Hun sudah
berada diatas luitay menghadapi musuhnya.
Ketua dari Empat Hud itu mencabut senjatanya
yang seperti bulan sabit. Diujungnya ada dua
belas gigi tajam.
"Sahabat, senjata kita berdua hampir sama
anehnya, maka kita berdua bertanding sampai
puas diatas luitay ini. Kalau diantara kita
berdus tidak ada yang kalah, baik kita
bertanding terus sampai ada keputusannya!"
Kiu Ci tertawa bergelak-gelak.
"Boleh, boleh itu memang sungguh
menyenangkan."
Keduanya sudah lantas saling serang
dengan senjatanya masing-masing.
Ternyata kedua pihak sama kuatnya, sebab
pertandingan sudah berjalan seratus jurus
lebih belum ketahuan siapa yang kalah dan
siapa yang menang. Kiu Ci tak sabaran maka
ia telah berkata:
"Taysu, kalau kita bertanding secara
begini saja, sampai kapan ada keputusannya?
Maka pikirku sebaiknya kita ubah
pertandingan ini."
"Bagus!" jawab Kun Hun. "Aku menurut saja
apa yang kau pikir baik."
Kiu Ci mengira Iweekangnya kuat maka
sambil mengulurkan tangannya ia berkata: 861
"Nah, sekarang tangan kiri kita saling
menempel. Sedang tangan kanan kita tetap
memegang senjata. Kita mengadu tenaga dalam.
Kalau diantara kita dalam pertandingan ini
ada yang mengedipkan matanya atau senjatanya
diturunkan itu dianggap sebagai yang kalah."
Kun Hun tidak banyak rewel. Ia lantas
saja menyetujuinya.
Kiu Ci bermaksud menggunakan kukunya yang
beracun untuk menggores tangannya Kun Hun
agar lawannya keracunan.
Mereka sudah mulai mengadu tenaga dalam.
Kiu Ci benar-benar sudah menjalankan
rencananya. Kukunya dapat menggores tangan
lawannya hingga keracunan. Tapi iapun tak
terluput dari hawa dingin. Tubuhnya
kesemutan dan darahnya sudah menjdi beku.
Inilah bekerjanya ilmu Hian im Toa kut ciang
dari Kun Hun Taysu.
Keduanya tidak dapat memegangi senjatanya
lagi, berbarengan telah jatuhkan senjatanya.
Kiu Ci merasakan bukan saja dingin tetapi
dadanya seperti ditekan dengan benda ribuan
kati beratnya maka sekali berteriak ia
lantas mundur beberapa tindak dan kemudian
telah rubuh ngeloso.
Dilain pihak, Kun Hun juga tidak dapat
menahan bekerjanya racun. Ia paksakan untuk
tertawa bergelak-gelak melihat lawannya
rubuh. Akan tetapi ia lantas raasakan 862
matanya berkunang-kunang gelap dan ia rubuh
juga seperti lawannya. Li Cong Bun dan
kawan-kawannya cepat-cepat menolong Kun Hun.
Sedang dipihaknya lawan hwe Ciang dan Siang
Su Su tersipu-sipu membantu melihat
keadaannya Kiu Ci yang telah rubuh kena
ditembusi hawa dingin ilmunya Kun Hun.
Cong Jie Giok yang telah melesat sampai
diatas luitay hendak menolong kawannya
berbareng sampainya dengan Li Cong Bun.
Sambil menghunus Pedang Penakluk Iblis Li
Cong Bun berkata:
"Hei penjahat kejam, kau sudah membunuh
kedua Locianpwe Auw yang Ti dan hwe Pek It.
Itu adalah dosa besar bagimu. Nah sekarang
ajalmu sudah sampai. Kenapa masih belum mau
menyerahkan jiwamu?"
Anak muda itu barengi kata-katanya dengan
satu serangan hebat.
Cong Jie Giok melihat serangan Li Cong
Bun yang lihai dengan tidak mempedulikan
lagi Kiu Ci sudah lantas angkat kaki kabur.
Li Cong Bun mengejar sambil berteriak,
"Siluman jahat, belum bertanding sudah lari.
Kemana ilmumu yang ampuh Cit im ci?"
Cong Jie giok marak sekali. Ia lalu
balikkan badannya dan menangkis serangan
pedang Li Cong Bun dengan kipasnya. 863
Li Cong Bun tertawa panjang. Pedangnya
sekali berkelebat telah membikin putus
kipasnya Cong Jie Giok menjadi dua potong.
Cong Jie Giok bukan main kagetnya. Ia
tidak menyangka Li Cong Bun sekarang
bukannya Li Cong Bun dahulu. Tetapi sebelum
ia memikir lebih jauh, Pedang Penakluk Iblis
kembali berkelebat dan tubuhnya Cong Jie
Giok sudah menjadi dua seperti kipasnya.
Siluman itu tentu saja melayang jiwanya.
Sungguh hebat ilmu pedangnya li Cong bun
sehingga Ceng Leng Cinjin, Bu Ju toato dan
Biauw Hoat Sin ni berdiri terpesona. Mereka
melihat Li Cong Bun memainkan ilmu pedangnya
ada kombinasi dari tiga ilmu pedang Thian
san, Heng san dan Lam hay. sungguh indah dan
lihai sekali.
Siang Su Su dan Hwe Ciang memeriksa
keadaanya Kiu Ci sudah tidak ada harapan.
Dengan tidak mempedulikan kematiannya Cong
Jie Giok mereka telah unjuk kegusarannya.
Melihat Kun Hun masih belum putus jiwanya,
maka mereka lantas sudah mau turun tangan
menghabisi jiwanya, akan tetapi untung Ceng
Leng, Bu Ju dan Biauw Hoat sudah keburu
menolongnya.
Setelah menyerahkan Kun Hun kepada tiga
saudaranya supaya diberikan pertolongan
dengan makan obatnya Bu Ju yaitu Ban mia
Leng tan yang munarab luar biasa lalu ketiga 864
pendekar itu telah menghadapi Kiu bin Sin bo
Siang Su Su.
"Siang toaci, tidak seharusnya kau turun
tangan kepada orang yang telah tidak
berdaya. Apakah kau tidak mau oleh karenanya
namamu akan menjadi buah bibir dirimba
persilatan?" kata Ceng Leng Cinjin.
"Hmm" terdengan suara dari hidung Siang
Su Su. "Apakah tidak malu namanya Tri
Tunggal akan menjadi buah bibir dalam rimba
persilatan karena mengerubuti aku si nenek
bangkotan?"
Kali ini Ceng Leng Cinjin kena batunya
dengan perkataan tadi.
Memang tidak seharusnya mereka
mengerubuti iblis wanita itu, namanya Tri
Tunggal akan jelek karenanya. Akan tetapi
Siang Su Su memang lihai. Kalau tidak dengan
tenaga gabungan mana bisa menjatuhkannya?
Setelah berpikir, Ceng Leng Cinjin
mengajak kawan-kawannya turun panggung.
"Siang toaci, baiklah kami akan pikir-
pikir dahulu," katanya sambil pada melompat
turun panggung menghampiri Kun Hun yang
ketika itu nampak sudah sembuh dari lukanya
karena makan obatnya Bu Ju Toato.
Mereka berunding untuk menempur Siang Su
Su, lawan yang berat. 865
Akhirnya telah diambil keputusan untuk
memajukan Li Cong Bun.
Bu Ju Toato memberi Li Cong Bun dua butir
pil Ban mia Leng tan untuk dimakan saat itu.
kemudian diberi petunjuk-petunjuk tentang
pukulan-pukulan simpanan Siang Su Su yang
berbahaya. Beberapa tipu silat terbaru yang
mereka telah yakinkan, sekaligus diberikan


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pada Li Cong Bun. Dikuatirkan anak muda itu
tak tahan menghadapi si Iblis lihai.
Tri Tunggal pesan wanti-wanti pada anak
muda itu agar berlaku hati-hati, karena
musuh yang dihadapi adalah bukan musuh kelas
satu, hanya lebih dari itu lihainya.
Setelah mendapat restu dari kawan-
kawannya Li Cong Bun enjot tubuhnya naik
keataas luitay dan berhadapan dengan Siang
Su Su.
Nenek jagoan itu mana memandang pada Li
Cong Bun anak kemarin sore, bahkan Tri
Tunggal sendiri ia tidak pandang sebelah
mata.
"Hi hi hi" Siang Su Su tertawa. "Rupanya
sudah tak ada orang lagi. Makanya kalian
majukan anak pentil ini naik di atas luitay.
Kalian bertiga asal maju satu demi satu
tanggung dalam sepuluh jurus satu-ersatu aku
bikin melayang jiwanya. Kini kalian telah
memajukan anak pentil ini. apakah tak sayang
jiwanya akan melayang ditanganku? Hmm.. Tri 866
Tunggal hanya namanya saja mentereng
sebenarnya semuanya adalah pengecut!"
Tri Tuggal tidak meladeni ocehan nenek
iblis itu.
Tapi Li Cong Bun sudah menjadi panas
karenanya. "Nenek sudah bau tanah kuburan,
kenapa masih banyak jual lagak disini? Hmm
aku Li Cong Bun kalau tidak ada kepandaian
mana berani menghadapi kau nenek iblis yang
terkenal telengas dan kejam!"
Siang Su Su pelototkan matanya. "Hmm!"
ia keluarkan suara dihidung.
Sementara itu Li Cong Bun sudah menghunus
pedang pusakanya. Ia langsung menyerang pada
si nenek yang jumawa.
Siang Su Su hanya menggoyangkan
tongkatnya lantas timbul angin dahsyat
menangkis pedangnya Li Cong Bun. Saking
hebatnya angin yang dikeluarkan oleh si
nenek lihai itu, panggung luitay sampai
bergoyang-goyang.
Siang Su Su tidak memandang sebelah mata
pada Li Cong Bun, maka dengan seenaknya saja
dia menangkis.
Pikirnya, kalau sekali saja tangannya
bergerak, pemuda itu akan menemui ajalnya
tanpa ampun lagi.
Li Cong Bun terus putar pedangnya. Ia
menggunakan ilmu-ilmu pedang dari Tri 867
Tunggal, hingga Siang Su Su seolah-olah
dikurung. Tapi kenyataannya si nenek dengan
seenaknya saja ia berkelabatan diantara
sinar pedang untuk menghindari serangan.
Sungguh hebat kepandaiannya Siang Su Su.
Ia tertawa dingin dan berkata, "Bovah,
kau bermimpi maumenjatuhkan nenekmu dengan
kombinasi serangan dari Tri Tunggal. Percuma
saja kau ngotot, sebab semua kepandaiannya
Tri Tunggal sudah ad ditanganku. Hi hi hi.."
Ia berkata sambil terus berkelebatan
menghindari serangan Li Cong Bun. Ia masih
terus berkelit saja, belum balas menyerang.
Li Cong Bun menjadi panas mendengar
kesombongannya si nenek.
"Nenek siluman, kau banyak suara besar.
Kalau aku nanti mengeluarkan tipu seranganku
yang istimewa baru kau merasa, hingga untuk
menghindarkan diri saja rasanya sudah tidak
keburu."
Berbareng Li Cong Bun telah merubah tipu
serangannya. Pedangnya berkelebatna lebih
cepat lagi. Orangnya sampai hampir tidak
kelihatan. Lawannya seperti terkurung rapat.
Seperti ada ribuan tangan yang menggerakkan
pedang mengarah opada tubuhnya. Itulah Cian
Cin To Lo Kiam (Ilmu Pedang Seribu Tangan)
yang sangat lihai. Sayang meskipun demikian
lihai ilmu pedang itu dimainkan oleh Li Cong
Bun kenyataannya tidak berdaya menghadapi si
nenek yang tinggi ilmunya. 868
"Bo cah tolol, inilah hanya ilmu pedang
biasa saja, mana dapat menjatuhkan aku. Baik
kau keluarkan ilmumu yang istimewa kasih aku
lihat. Sebentar kalau aku balas menyerang
padamu, jikalau kau bisa mengegos seranganku
dengan baik dalam tiga jurus saja aku si
nenek akan terus pulang ke gunungku Ja jie
san. Tidak akan turut campur tangan lagi
urusan Kangouw!"
Li Cong Bun tidak meladeni. Pikirannya
dipusatkan kepada petunjuknya Se bun Pa
bahwa sesudah memainkan ilmu pedang Tay it
Ki bun kiam terus diganti dengan Cian chiu
To lo kiam kemudian disusul dengan tiga
belas gerakan pedang ajaib, ilmu pedang yang
ia dapat dari Gan Su Nio murid kesayangannya
Biauw Hoat Sin ni.
Sungguh hebat dan menarik sekali ilmu
?Tri Tunggal? itu dimainkan oleh Li Cong
Bun. Begitu hebat menyerangnya seperti
gelombang laut begitu menyeramkan setiap
gerakan bagi musuhnya. Pedangnya Li Cong Bun
menari-nari seperti sangnMaut memanggil
Siang Su Su pulang.
Juga demikian hebatnya ilmu pedang yang
dimainkan oleh anak muda itu, namun
kenyataannya tak bisa berbuat banyak
terhadap si nenek Iblis. Malah ia ini saban
kali melesat menghindari serangan sambil
keluarkan suara mengejek. 869
Bu Ju Toato, Ceng Leng Cinjin dan Biauw
Hoat Sin ni terpesona oleh permainan
pedangnya Li Cong Bun, akan tetapi mereka
kebat-kebit hatinya karena sebegitu jauh si
nenek tinggal tenang-tenang saja. Sedikitpun
tidak kelihatan bahwa ia sudah kewalahan
meladeni Li Cong Bun.
Bu Ju Toato menghela nafas, ia berkata
pada Ceng Leng dan Biau Hoat:
"Hmm! Bun jie sudah menyerang demikian
hebatnya tapi masih belum dapat menyentuh
ujung bajunya saja si nenek. Sungguh dia
lihai sekali. Entahlah orang jahat yang
begini lihai kalau dikasi hidup akan meminta
beberapa banyak korban lagi dalam dunia ini?
bagaimanapun juga kita harus dapat
memikirkan jiwanya.
Li Cong Bun sementara itu sudah merubah
permainan pedangnya. Ia menggunakan salah
stu jurus dari ilmu serangan tiga belas
gerakan pedang ajaib, dikombinasikan dengan
ilmu yang ia dapatkan dari kitab Pek hap Cin
keng.
Baru sekarang Siang Su Su merasakan
beratnya serangan Li Cong Bun. Ia rasakan
tenaganya Cong Bun seperti dua kali lipat
dahsyatnya. Apalagi permainan pedangnya
berubah lebih lihai lagi. Kemana ia menengok
seperti melihat pedangnya Li Cong bun
mengarah kepad dirinya. Ribuan pedang
seolah-olah mengurung dirinya. 870
Pikirnya, kalau ia tinggal terus
bertahan, lama-lama bisa juga ia mati
konyol, maka itu ia ambil keputusan untuk
melakukan pembalasan supaya anak muda itu
lekas binasa dan ia akan menantang Tri
Tunggal untuk sekalian ia binasakan juga.
Melihat si nenek seperti akan merubah
haluan, maka Li Cong Bun tidak kasih hati.
satu seri serangan pedang bertubi-tubi
menyerang Siang Su Su hingga si nenek benar-
benar terkejut kali ini. dengan jalan
menjatuhkan diri saja bergulingan ia baru
dapat mengkindari serangan Li Cong Bun yang
hebat.
Penonton dibikin kagum oleh pertempuran
yang ramai, dahsyat dan menyeramkan ini yang
mereka baru kali ini pernah menyaksikannya.
Sorak sorai ramai terdengar dimana-mana.
Hwe Ciok Soan berjingkrak-jingkrak melihat
kekasih hatinya diatas angin. Gan Su Nio
bertepuk tangan, Bo yong Kang dan Teng Goan
Hweshio hanya tersenyum saja. Tapi Tri
Tunggal dan Empat Hud masih belum dapat
menarik ketetapan apakah Li Cong Bun bakal
menang dalam pertandingan itu karena mereka
tahu si nenek ada banyak pengalaman dan
sangat lihai. Sedangkan Li Cong Bun anak
kemarin sore dan baru saja muncul di
kalangan kangouw.
Se bun Pa berbisik pada Bo yong Kang, "Si
nenek telah dibikin marah oleh serangan gaib 871
dari Li hiantit. Ia segera akan melancarkan
serangan membalas yang dahsyat . coba lihat
saja apakah Li hiantit akan menggunakan ilmu
serangan kombinasi yang maha lihai itu.
Bo yong Kang angguk-anggukkan kepalanya.
Diam-diam dalam hatinya berpikir, Siang Su
Su meskipun terdesak, ia terus melawan
dengan penuh ketenangan. Apakah mungkin Li
Cong Bun hanya dalam waktu sekejap saja
dapat mempelajari ilmu yang terdapat dalam
kitab Pek hap Cin keng untuk merubuhkan
lawannya.
Ia merasa ragu-ragu dan hatinya kebat-
kebit mengkuatirkan keselamatan keponakannya
jikalau sebentar Siang Su Su melakukan
serangan membalas.
Melihat sikapnya Bo yong Kang yang
sepertinya sangat kuatir, Se bin Pa lalu
menghibur, "Bo yong Laote, kau jangan
kuatir. Aku berani pastikan Li hiantit dapat
membunuh nenek siluman itu!"
Demikian cepat Li Cong Bun memainkan
pedangnya sebab ada jurus-jurus yang begitu
banyak dari ilmu gabungan dari Tri Tunggal
ditambah ilmu dari kitab Pek hap Cin keng.
Dalam beberapa menit saja ia sudah mainkan
habis dan diulangi lagi dari permulaan.
Siang Su Su diam-diam merasa kagum dengan
ilmu pedangnya anak muda didepannya itu,
sebab ia yang ilmunya sangat tinggi hampir- 872
hampir saja kena kepapas oleh pedangnya Li
Cong Bun yang tajam.
Ketika ia melihat Li Cong Bun mengulangi
jurus-jurus serangannya dari permulaan,
Siang Su Su tertawa dingin, "Bocah tolol,"
katanya. "Ilmu pedangmu hanya sebegini, mana
dapat menjatuhkan aku? Nah sekarang baik-
baik saja kau menyerang dan terima binasa
supaya mayatmu dalam keadaan utuh."
Seiring dengan kata-katanya, ia mulai
bergerak menyerang. Ia menangkis pedangnya
Li Cong Bun dengan tongkatnya, sedang tangan
kosongnya menyerang dengan tenaga dalamnya
yang dahsyat. Li Cong Bun merasakan
tangkisan si nenek luar biasa berat hingga
pedangnya terpaksa ia lepaskan. Kalau tidak
akan menjadi patah oleh tongkatnya si nenek.
Pedangnya seketika itu telah terbang ke
udara.
Berbareng ia rasakan dadanya diserang
oleh tenaga yang tidak kelihatan. Cepat ia
mengerahkan ilmunya dan juga ilmu gabungan
dari Tri Tunggal dan kitab Pek hap Cin keng
untuk menangkisnya. Tubuhnya melesat ke
udara menjambret pedangnya yang masih
berputar-putar melayang-layang di udara.
Melihat Li Cong Bun demikian hebat
kepandaiannya, dalam hati Siang Su Su
semakin benci. Ia lalu melancarkan serangan
dengan telapakan tangannya. Li Cong Bun
dengan tidak gentar menyambuti. Dua tenaga 873
yang tidak kelihatan yang terdahsyat dalam
rimba persilatan pada masa itu telah beradu
satu dengan yang lain. Hebat akibatnya sebab
Li Cong Bun rasakan dadanya sesak, mukanya
berubah pucat dan hatinya dirasakan
bergoncang keras hampir ia tidak tahu dan
jatuh kebawah luitay. Untuk mengambil
kelautan terpisah dari dunia. Dalam keadaan
demikian, kalau sekali saja musuhnya
melancarkan serangannya, niscaya ia berhenti
jadi orang.
Bo yong Kang dan Se bun Pa serta lain-
lainnya sangat kaget melihat perubahan yang
demikian cepat terjadinya.
Siang Su Su makanya tidak mengirimkan


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serangan susulan, sebab ia sendiri gemetaran
badannya, dadanya dirasakan bergolak hingga
ia perlu memulihkan tenaganya lagi. Diam-
diam ia memuji tenaganya si anak muda yang
demikian besar diluar perhitungannya.
Kedua pihak sekarang tahu lihainya lawan
masing-masing maka tidak berani sembarangan
turun tangan lagi. Li Cong Bun tidak tahu si
nenek sudah terluka, maka saban si nenek
menghampiri ia mundur satu tindak. Jaraknya
kedua lawan itu ada satu tombak. Li Cong Bun
sambil mundur sambil memulihkan tenaganya.
Penonton sunyi sepi diam memperhatikan
perkembangan lebih jauh dari pertandingan
mati hidup itu. mereka rata-rata
menguatirkan jiwanya si anak muda. 874
Li Cong Bun setelah mundur sepuluh
tindak, ia sudah dapat memulihkan lagi
tenaganya. Justeru saati itu Siang Su Su
yang sudah pulih juga tenaganya sudah
melancarkan serangannya yang kedua kali.
Kini Li Cong Bun tidak mau keras lawan
keras. Ia menggunakan ilmu meringankan
tubuhnya untuk menghindari serangan. Justeru
kehilangan sasarannya maka serangan Siang Su
Su yang hebat telah mengenai tiang luitay
hingga bergoyang keras dan atapnya rubuh
berantakan.
Siang Su Su sudah kalap. Serangan-
serangan yang dilakukan laksana angin puyuh
saja hebatnya, hingga Li Cong Bun repot
melesat ke udara beberapa kali seperti
burung.
Di pihaknya Ceng Leng Cinjin dan kawn-
kawan sudah berubah mukanya, mereka amat
kuatir akan jiwanya Li Cong Bun. "Kalau Bun
jie dalam bahaya, kita harus ramai-ramai
turun tangan membinasakan iblis tua itu!"
kata Ceng Leng Cinjin pada kawan-kawnnya.
"Jangan kuatir. Li hiantit tadi sudah
merasakan lihainya lawan. Ia tentu menurut
nasehatku untuk membuat lawn lelah dan
kehabisan tenaga, kemudian baru turun tangan
membereskannya," menghibur Se bun Pa.
Orang memperhatikan kata-katanya Se bun
Pa. Benar saja kelihatan Siang Su Su sudah
mulai lelah. Ia berhenti menyerang dan 875
berdiri diatas satu kakinya mengumpulkan
lagi tenaga barunya. Tetapi Li Cong Bun
tentu saja tidak mau menyia-nyiakan
kesempatan ini. Maka ketika si nenek yang
ketakutan telah menyerang lebih dahulu,
ditangkis dengan tenaga sepenuhnya oleh Li
Cong Bun.
Akibatnya sangat hebat. Siang Su Su
rasakan matanya berkunang-kunang, pundak
kanannya dirasakan terlepas, tapi seberapa
bisa ia menenangkan GONCANGAN HATINYA.
Li Cong Bun melihat keadaan musuh sudah
waktunya dikerjai. Lalu pura-pura memburu.
Ditengah jalan ia bersuara ?Hei!? seperti
yang mengerahkan tenaga. Tapi sebenarnya ia
menyimpan tenaganya untuk menjaga jalan
darahnya. Tapi Siang Su Su anggap itulah ada
waktunya ia menyerang si anak muda. Ia
pusatkan tenaganya di telapak tangan dan
lalu menyerang. Li Cong Bun terpental ke
udara sampai lima belas tombak. Pedangnya
terlepas dari cekalannya dan jatuh diatas
papan luitay.
Suang Su Su tertawa girang hendak
menghabisi jiwanya Cong Bun, tapi siapa tahu
ketika ia datang dekat sekali, Li Cong Bun
yang sudah mengerahkan tenaganya dengan
diam-diam telah menyerang dari jarak begitu
dekat hingga tidak ada waktu lagi si nenek
iblis menghindarkan diri dan seketika itu
telah sempoyongan memuntahkan darah segar. 876
Ia roboh di panggung luitai dengan tidak
berkutik lagi.
Kiu bin Sin bo Siang Su Su iblis wanita
yang sangat ditakuit oleh golongan Hitam dan
Putih telah melayang jiwanya ditangan
seorang anak muda yang baru saja muncul di
dunia kangouw..
Li Cong Bun juga sudah pingsan kehabisan
tenaga.
Tapi Bu Ju Toato tidak kuatir karena
masih ada sebutir lagi Bang mia Leng tannya
yang sangat mustajab. Ini segera ia kasi
Cong Bun dan dalam sekejapan saja anak muda
itu sudah mendusin dari pingsannya.
Bukan main kawan-kawannya sangat
kegirangan dengan kemenangan gemilang itu.
Kini tinggal mencari Hwe Ciang dan Leng
Hong Tiok untuk sekalian dibasmi yang
merupakan biang keladi semua urusan ini.
tapi ketika Bo yong Kang dan kawan-kawannya
menghampiri tempatnya Hwe Ciang dan Leng
Hong Tiok, mereka tidak lari masih tinggal
enak-enakan saja duduk dikursinya.
Semua orang merasa gemas kepada dua
penjahat ini, lalu menyerbu. Tapi dua
penjahat itu ternyata sudah tidak bernyawa.
Mereka rupanya sudah putus asa jagoan
mereka kalah. Sukar untuk meloloskan diri
dari kepungan musuh, maka sebelum kena
ditangkap dan mendapat hinaan, lebih baik 877
mereka menyusul kawan-kawannya yang sudah
lama menanti di alam baka.
Dengan Se bun Pa yang menjadi comblang,
ketika mereka hendak meninggalkan gunung Tay
san, jodohnya Bo yong Kang - Gan Su Nio dan
Li Cong Bun ? Hwe Giok Soan telah
dirangkapkan. Hingga bereka sangat girang
terutama Bo yong Kang dan Cong Bun sangat
mengharapkan sekali pertolongannya Se bun Pa
yang dahulunya menjadi musuh besarnya. Sebab
tanpa pertolongannya Se bun Pa mereka saat
ini sudah tak bernyawa lagi dan Li Cong Bun
tak mendapat kepandaian tinggi.
Se bun Pa alias si Iblis Beracun
selanjutnya menetap di Gunung Heng san
menemani Bu Ju Toato mensucikan diri menebus
dosa.
Demikian akhir cerita Cian Ciu To Lo
Kiam(Bingkisan Yang Membawa Bencana)
Sumber: Buku Koleks Awie Dermawan
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
T A M A T
Empu Jangkar Bumi 1 Satria Gendeng 10 Nisan Batu Mayit Api Di Bukit Menoreh 23
^