Pencarian

Hadiah Membawa Bencana 9

Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung Bagian 9


menguntungkan baginya.
Hawa amarahnya lantas meluap-luap
terhadap Se bun Pa yang berkali-kali telah
mempermainkan dirinya. Maka seketika itu
juga ia mengerahkan tenaganya sepenuhnya
dilancarkan ke tempat tadi Se bun Pa
berdiri. Ia sudah menghitung pasti bahwa 672
serangannya itu akan tidak salah lagi dan
akan meminta jiwa Se bun Pa.
"Se bun Pa penjahat tua, kau masih belum
mau menyerahkan jiwamu?" inilah perkataan
yang dikeluarkan oleh Hwe Kong seiring
dengan pukulan dahsyatnya.
Se bun Pa bergidik juga melihat melihat
dahsyatnya pukulan si Iblis dari Thian lam
karena semua rumput dan batang-batang pohon
yang kena angin pukulannya menjadi pada
patah dan beterbangan di udara, bahkan
sasarannya yang mengenai tanah telah membuat
lubang besar. Untung Se bun Pa yang cerdik
tidak ada disitu. Kalau tidak..hmm.. terang
tubuhnya sudah menjadi tepung. Ia pintar
sudah lantas lompat ke lain bagian dan
mengumpat disitu. Kini muncul lagi dan
tertawa bergelak-gelak mengejek pada Hwe
Kong.
"Siluman tua, ilmumu memang jempol,
tenagamu betul-betul lihai, sayang sudah
berkali-kali sudah kena tipuku. Apa memang
matamu sudah lamur, karena usiamu sudah
lanjut? Baru melihat keadaan gelap begini
saja sudah mengalami kesukaran. Apakah ini
yang dinamai siluman dari Thian lam yang
jempolan? Ha ha ha.."
Betul-betul Se bun Pa keterlaluan. Hingga
saat itu Hwe Kong dadanya rasakan mau
meledak dan matanya lompat keluar karena
marahnya pada Se bun Pa. Kini tujuannya 673
tidak peduli apa yang terjadi. Ia harus
membunuh Se bun Pa, urusan Ceng Leng ada
soal belakangan baru dipikirkan lagi.
"Hei, siluman tua, jangan sembarangan
menggunakan tenaga dahsyatmu untuk menyerang
aku. Sebab kalau kau tetap ganas, jangan
sesalkan kalau aku sentil menggunakan
senjata rahasiaku Cian tok Sin sai (puder
ajaib ribuan racun) untuk mengirim roh mu
menghadap Giam lo ong (Raja Akherat)"
Hwe Kong menekan amarahnya dengan tertawa
mengganas sehingga burung-burung dan
binatang-binatang yang ada disekitarnya pada
beterbangan dan berlarian ketakutan.
Setelah menghentikan ketawanya yang
panjang itu, Hwe Kong berkata:
"Se bun Pa, kini aku sudah tahu bahwa
Ceng Leng tidak akan muncul. Kau hanya
permainkan aku disini untuk mengulur waktu
supaya supaya kawan-kawanmu dapat bekerja
leluasa di puncak Ciang jin hong, bukan?
Tapi kau keliru, sebab aku sudah mengatur
serapih-rapihnya penjagaan. Siapa yang
berani datang kesana, kalau tidak mati tanpa
kepala tentu akan kena ditahan. Kau disini
perlu apa main sandiwara? Hmm, ketahuilah
jiwamu akan aku cabut disini. Aku tak takut
dengan segala racunmu yang akan kau
keluarkan. Jangan lagi baru ribuan, biarpun
puluhan ribu kau boleh keluarkan semua. Nah,
sekarang kau serahkan jiwamu..ha ha ha." 674
Teertawa ditutup dengan melesat badannya
tinggi empat tombak, dari udara ia
melancarkan serangan dahsyat kepada musuhnya
yang sangat dibenci. Se bun Pa juga betul-
betul dengan tangan kirinya telah
menerbangkan benda semacam pasir tetapi
bukan pasir tersebar diudara menyerang Hwe
Kong.
Hwe Kong dengan kebutkan lengan bajunya
menangkis serangan Se bun Pa.
Ia lihat Se bun pa hendak lari meloloskan
diri, ia tertawa dingin menyeramkan, "Se bun
Pa, kau jangan harap bisa hidup. Meskipun
kau lari minta pertolongan pada Giam lo ong
di akherat tak urung aku akan susulkan dan
cabut nyawamu. Ha ha ha.."
Saat itu Se bun Pa jiwanya sudah seperti
telur di ujung tanduk. Sepuluh jari-jarinya
Hwe Kong sudah diulur hendak melancarkan
serangan hawa dinginnya yang beracun.
Untung tiba-tiba ada dua bintang penolong
datang yaitu Bo yong Kang dan Teng Goan
Hweshio yang berteriak, "Siluman tua, jangan
sombong. Belum tentu kau dapat membinasakan
jiwanya Se bun toako!"
Berbareng dua orang tadi telah
melancarkan serangannya. Hwe Kong tak jadi
turun tangan. Pikirnya satu orang melawan
tiga orang, bagaimana tinggi juga ilmu
silatnya tentu tak bisa menang. Lebih dahulu 675
ia menyerang Bo yong Kang yang dianggap
paling kuat diantara mereka bertiga.
Bo yong Kang tk keburu menyingkirkan
tubuhnya hingga ia terpental delapan kaki,
terus rubuh diatas gerombolan rumput. Tapi
Hwe Kong juga mendapat kerugian karena
punggungnya dihajar oleh Teng Goan Hweshio.
Isi perut dan hatinya dirasakan tergetar.
Bahkan lengannya terus terusan mengucurkan
darah lantaran kena rompi wasiat yang
dipakai Bo yong Kang.
Ia pikir waktu itu dak dapat pertempuran
dilanjutkan karena tidak menguntungkan bagi
pihaknya. Maka dengan tidak memikirkan lagi
dengan nasibnya Song Sam Ceng ia lantas
sudah lompat masuk gerombolan pepohonan dan
menghilang.
Melihat si Iblis sudah melarikan diri,
maka Teng Goan dan Se bun Pa lalu
menghampiri Bo yong Kang. Dilihatnya Bo yong
Kang sedang memejamkan matanya mengatur
tenaga dalammya. Mukanya kelihatan pucat
seperti tak berdarah lagi.
Keadaannya sangat mengenaskan, maka Teng
Goan Hweshio dengan hati terharu telah turun
tangan menolongnya, ia membuka rompi
wasiatnya yang menjadi pelindung dirinya.
Tanpa rompi wasiat itu terang Bo yong Kang
sudah melayang jiwanya terkena serangan si
iblis dari Thian lam yang maha dahsyat itu. 676
Teng Goan Hweshio lalu tempelkan tangan
kanannya didadanya sang sute, kemudian
menyalurkan tenaga dalamnya untuk membantu
melancarkan peredaran darahnya yang agak
membeku karena pengaruh pukulan hebat.
Setengah jam Teng Goan Hweshio
mengalirkan hawa hangatnya ke tubuh sang
sute. Barulah kelihatan Bo yong Kang mulai
sadar dari lupa orangnya. Keringat dingin
membasahi seluruh badannya Teng Goan Hweshio
yang telah mengeluarkan banyak tenaga
menolong sutenya. Ia lantas menelan dua pil
obatnya dan itu juga dua butir diberikan
kepada Bo yong Kang untuk ditelannya.
Bo yong Kang melihat pada bajunya yang
robek, ada tanda bekas darah, ia mengerti
itulah tanda darahnya Hwe Kong ketika
tangannya menggempur dirinya telah mengenai
rompi wasiatnya dan terluka karenanya.
Setelah sadar betul, dengan geleng-geleng
kepala ia menghela napas.
"Ya, memang harus diakui siluman itu
lihai. Serangannya suudah mengenai rompi
wasiat dan ia luka cukup parah akan tetapi
jiwaku sementara itu hampir melayang terkena
serangannya yang maha dahsyat." kata Bo yong
Kang pada dua kawannya.
"Memang dia lihai," jawab Teng Goan
Hweshio. "Tenaga dalamnya bukan main
hebatnya. Ia tidak akai pelindung benda
dibadannya, terkena pukulan yang dapat 677
menghancurkan batu ia tidak apa-apa malah
dapat melarikan diri dengan cepatnya.
Sungguh luar biasa" Teng Goan geleng-geleng
kepalanya sambil menarik nafas panjang.
"Untung aku tidak terkena pukulannya,"
menyela Se bun Pa bergurau sambil tertawa.
"Siluman tua itu kelihatannya sangat
gemas pada Se bun Toako, kalau bisa dia
hendak menelannya, karena sampai beberapa
kali ia telah menjadi terkecoh kena diakali.
Paling hebat ketika dia nyemplung kedalam
lubang, benar-benar toako jail.."
Bo yong Kang tertawa, Teng Goan Hweshio
tersenyum dan Se bun Pa nyengir.
"Bagaimanapun juga," keta Teng Goan
Hweshio. "Pertandingan kali ini di puncaknya
gunung Tay san dimana akan turun tokoh-tokoh
terkuat dalam rimba persilatan termasuk si
wanita yang berwajah burung ekek Kiu bin Sin
mo Siang Su Su pasti bukan main hebatnya.
Bagaimana kesudahannya nanti masih merupakan
teka-teki. Tapi mudah-mudahan Tuhan Maha Esa
akan menyertai pihak kita dan keluar sebagai
pemenang dengan tidak beroleh kerugian jiwa
yang tidak diingini."
Bo yong Kang manggut-manggut kepalanya.
Tiba-tiba berkelebat dalam pikirannya halnya
Hwe Kong tadi telah berkata bahwa di puncak
gunung telah diatur rapi, siapa yang berani
naik ke atas kalau tidak mati terpisah
kepalanya tentu akan kena ditahan. 678
Hatinya merasa sangat tidak enak. Ia
memikirkan akan keselamatan kekasihnya Gan
Su Nio dan keponakannya Li Cong Bun yang
pergi kesana hendak menolong Hwe Pek It dan
Auw yang Ti. Maka ia lalu menanya pada Se
bun Pa:
"Toako, tadi si siluman tua bilang bahwa
ditempatnya penjagaan sudah diatur rapi,
apakah perkataannya itu betul? Aku sangat
kuatir keselamatannya Ceng Bun dan Su Nio
yang pergi ke atas."
Se bun Pa tidak lantas menjawab, ia
agaknya berpikir, setelah itu berkata dengan
nada menyesal.
"Ya, laote. Itu memang betul. Aku
menyesal, biasanya aku berpikir sempurna.
Kali ini aku lalai tidak melarang Cong Bun
naik ke puncak gunung kemarin malam. Betul-
betul aku alpa dalam hal ini."
Bo yong Kang tidak mengerti dengan
bicaranya Se bun Pa maka ia minta ditegaskan
Se bun Pa lalu memberi keterangan.
"Ya, kawanan penjahat itu memang sedang
menanti-nanti kedatangan Ceng Leng
Locianpwe. Mendadak Cong Bun muncul dan
menantang berkelahi di bawah gunung. Hal ini
tentu saja mencurigakan bagi mereka. Sebab
kalau benar-benar Ceng Leng Locianpwe
datang, untuk apa mesti pakai mengundang
bertempur di bawah gunung, tentu Ceng Leng
Locianpwe sudah menyatroni sarangnya di 679
puncak gunung. Maka berdasarkan kecurigaan
itu rapih-rapih ketika Hwe Kong dan Song Sam
Ceng turun gunung mereka sebenarnya turun
gunung mehdak mencari tahu apa betul Ceng
Leng Locianpwe sudah datang ketika kita
permainkan Hwe Kong. Iblis ini sudah benar-
benar mendapat kepastian bahwa benar-benar
Ceng Leng tidak datang dan kita sengaja
menahan padanya untuk mengulur waktu supaya
orang kita yang pergi ke puncak dapat
menjalankan pekerjaannya dengan leluasa.
Itupun seperti yang kau dengar telah
dikatakan oleh Hwe Kong yang membuka rahasia
maksud kita secara tepat sekali."
Bo yong Kang beringas mendengar
keterangan itu.
Ia tidak memperhatikan lukanya di dalam
lantas ia berontak mau berdiri. Teng Goan
Hweshio melihat sutenya demikian lalu
berkata sambil memegangi tangannya.
"Sute jangan kuatir, mereka berdua tentu
akan selamat. Kau tenangkan hatimu sja. Aku
tanggung mereka tidak diganggu seujung
rambutnya lagi. Sekarang lebih baik kau
mersemedi melancarkan jalan darah dan kau
punya tenaga dapat pulih kembali."
Se bun Pa juga bantu menghibur.


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa katanya Taysu tadi memang benar Bo
yong laote. Kau jangan kuatir. Sebaiknya kau
tenang dan memulihkan tenagamu dahulu.
Setelah itu kita akan pikirkan satu daya 680
bagaimana baiknya. Barusan ketika kau
bertempur dengan Hwe Kong, diam-diam aku
membantu Taysu menghadapi Song Sam Ceng.
Dengan menggunakan bubuk kapur aku hamburkan
ke mukanya hingga ia tak dapat melihat dan
kena kita tangkap. Maka kau jangan kuatir.
Kita sudah mempunyai barang tanggungan untuk
menjamin keselamatannya mereka berdua."
Mendengar perkataanya Se bun Pa, barulah
Bo yong Kang perlahan-lahan menjadi tenang
kembali pikirannya.
Bertiga setelah kembali ke tempat
penginapannya melihat Li Cong Bun dan Gan Su
Nio belum kembali, Bo yong Kang merasa tidak
enak hatinya. Sebab meskipun sudah dapat
menangkap Song Sam Ceng, bagaimanapun juga
keselamatannya dua orang itu tetap
dikuatirkan.
Pada waktu ia mau membuka mulut berkata
pada suhengnya, mendadak muncul Gan Su Nio
dengan membawa pedangnya Li Cong Bun.
Pakaiannya yang putih banyak tanda-tanda
merah kena cipratan darah.
Melihat tiga kawannya sudah ada di
kamarnya, Gan Su Nio tergesa-gesa masuk dan
memberikan laporannya. Bo yong Kang
disamping terkejut melihat kedatangan Gan Su
Nio dengan pakaian penuh cipratan darah,
diam-diam merasa girang bahwa kekasihnya
pulang dengan selamat. 681
Tapi kemudian pikirannya menjadi bingung
melihat si nona datang tidak disertai Li
Cong Bun. Lebih-lebih ketika Gan Su Nio
mengatakan, "Cong Bun dipuncak Can jin hong
kena perangkap terus ditangkap dan ditahan.
Kita perlu lekas-lekas menolongnya."
Sebelum Bo yong Kang berkata, Teng Goan
Hweshio telah mendahului.
"Bo yong sute baru saja sembuh dari
lukanya, ia perlu istirahat. Se bun toako
ada seorang cerdik dan berakal. Maka kita
tidak usah takut tidak bisa menyelesaikan
urusan dengan kawanan penjahat itu. sekarang
aku saja yang datang kesana buat ajukan usul
pertukaran tawanan besok malam ialah Ceng
Bun dari sana dan Song Sam Ceng dari dari
pihak kita. Aku rasa mereka tidak akan
keberatan. Setelah itu kita janjikan pula
kapan kita bertempur lagi."
Seiring dengan habisnya perkataannya Teng
Goan sudah berlalu meninggalkan kamar itu
dan pergi ke puncak Tay san untuk melakukan
tigasnya.
Setelah Teng Goan Hweshio berlalu, lantas
Bo yong Kang menuturkan pada kekasihnya
tentang pertempuran dengan Hwe Kong dan
ditangkapnya Song Sam Ceng karena akalnya Se
bun Pa. sedang Gan Su Nio telah menceritakan
pengalamannya ketika menyatroni puncak Cang
jin hong dari gunung Tay san, markasnya 682
kawanan penjahat untuk menolong dua kawannya
Hwe Pek It dan Auw yang Ti.
**** Gan Su Nio dan Li Cong Bun setelah
melihat Hwe Kong sudah turun gunung lantas
menggunakan ilmu lari cepat naik gunung yang
jauhnya ada beberapa ratus tombak untuk
sampai pada puncaknya yang dituju.
Li Cong Bun yang pernah pada kemarin
malamnya datang kesini, lantas mengajak Gan
Su Nio untuk menyatroni rumah besar dalam
pesanggrahan itu, ialah tempat berkumpulnya
kawanan penjahat.
Tujuan yang terpenting adalah untuk
mencuri dengar dimana sebenarnya dua
kawannya itu ditahan. Mereka dengan
menggunakan ilmu meringankan tubuh sudah
pada lompat ke genteng. Tetapi kedatangan
mereka itu sudah dapat diketahui lebih
dahulu. Satu tanda suitan terdengar, tiba-
tiba rumah besar itu penerangannya bertambah
terang. Disusul oleh hujan panah menyerang
pada Li Cong Bun dan Gan Su Nio hingga
mereka repot sekali untuk menangikis
serangan anak panah yang datangnya seperti
hujan itu.
Gan Su Nio mengerti bahwa mereka sudah
bersiap lebih dulu menyambut kedatangannya.
Lantaran mana pertempuran malam-malam oleh
karenanya tak dapat disingkirkan lagi. Cong
Bun putar Pedang Penakluk Iblisnya seru 683
sekali, hingga semua anak panah dapat disapu
pergi.
Mereka kurang leluasa kalau bertempur di
atas genteng maka Gan Su Nio dan Li Cong Bun
pada lompat turun. Mereka lantas dikurung.
Pertempuran bakal terjadi. Dua orang melawan
banak orang.
Tiba-tiba ada diantara yang mengepung
mereka ad seorang Tosu yang air mukanya
kelihatan takut-takut menghadapinya. Ketika
ditegasi dia itu bukan lain daripada It Beng
Tojin yang dengan si Kalajengking Pho Kun
Peng telah menggunakan obat biusnya hingga
hampir saja kehormatannya Gan Su Nio kena
dicemarkan oleh si Kalajengking.
It Beng Tojin jerih pada si nona karena
sudah tahu sampai dimana kepandaiannya Gan
Su Nio. Tapi karena ada terima perintah dari
atasnnya, meskipun jerih, telah ikut-ikutan
juga mengepungnya.
Gan Su Nio melihat cecongornya Tosu
murtad itu lantas makin panas hatinya.
Sembari menyerang pada lawan-lawannya
penyerangannya yang hebat ditujukan kepada
It Beng Tojin hingga saban-saban penjahat
itu melompat mundur.
Dilain pihak Cong Bun mainkan pedang
wasiatnya, lawan-lawannya tidak tahu
hebatnya pedang pusaka itu mereka pada
menangkis dengan senjata garpunya. Tentu 684
saja banyak yang terkutung kena sabetan
pedang tajam, malah dengan getaran pedang Li
Cong Bun yang dibarengi dengan tenaga dalam
cukup membikin banyak kawanan penjahat yang
pada rubuh bergelimpangan.
Gan Su Nio yang sudah menjadi sangat
panas melihat cecongornya It Beng Tojin
sudah mengeluarkan kepandaiannya untuk
menerobos diantara banyak pengepungnya dan
menyerang khusus kepada It Beng Tojin yang
sudah jerih sedari tadi mana ada hati untuk
bertempur mati-matian. Maka dalam bingung
bagaimana ia harus bertindak menghadapi
pedangnya si nona yang menyambar-nyambar
laksana kilat tiba-tiba ia rasakan lehernya
dingin dan kepalanya seketika itu telah
terpisah dari tubuhnya.
Ia rubuh dengan kepala terpental entah
kemana. Inilah ada upahnya orang jahat dan
murtad mengkhianati suhengnya dan
mengingkari janjinya.
Justru darahnya It Beng Tojin yang
menyembur dari lehernya yang menyiprati baju
putihnya si nona. "Sialan!" si nona
menggerutu melihat bajunya ternoda.
Dalam pertempuran itu banyak yang sudah
binasa. Sisanya yang masih hidup pada
ketakutan. Li Cong Bun menggunakan
kesempatan itu, mencekuk salah seorang
diantaranya untuk menunjukkan dimana
ditahannya Hwe Pek It dan Auw yang Ti?. 685
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara
tertawa yang nyaring mendengarkan dada yang
mendengarnya, yang keluar dari satu ruangan
gelap. Suara tertawa demikian ada tanda
bahwa seorang yang mengeluarkan ada oang
yang tinggi tenaga dalamnya dan sangat
lihay.
Gan Su Nio lalu menasehati pada Li Cong
Bun waspada menghadapi orang yang mahir
tenaga dalamnya itu. suara itu semakin
rendah terdengar semakin menusuk kuping.
Sebentar kemudiansetelah suara itu
menghilang lalu muncul keluar dari pintu
seorang dengan dandanan pelajar. Parasnya
tampan bibirnya merah dan gigi putih kira-
kira umurnya tiga puluh tahun ditangannya
ada memegang sebuah kipas.
Orang itu adalah Cong Jie Giok yang
bergelar Iblis Telengas Muka Putih, seorang
penjahat kenamaan yang mengaduk sepanjang
propinsi Hun lam Kui cu daerah Biauw dan Si
Hek. Kepandaiannya sangat tinggi, sukar
mendapat tandingan.
Cong Jie Giok dengan tenang-tenang saja
berjalan melihat pada orang-orangnya yang
bergelimpangan tidak mengunjukkan reaksi
apa-apa. Ia melihat itu seperti sudah
kejadian biasa. Ia tidak melihat sebelah
mata kepada dua orang tamunya yang tidak
diundang. 686
Ketika datang dekat pada mereka, Li Cong
Bun yang sebal melihat tampangnya yang
cengar-vengir seperti monyet kena terasi
mengawasi Gan Su Nio sudah lantas mau
menyerang tapi dicegah oleh Gan Su Nio yang
melihat ditangannya Cong Jie Giok.
"Hei, kau ini yang bernama Cong Jit Giok
yang pada tiga puluh tahun berselang malang
melintang sebagi penjahat disepanjang
propinsi Hun lam Kui cu Biauw dan Si Hek
yang orang kangouw memberi julukan padamu
Iblis Telengas Muka Putih?"
Cong Jie Giok mengawasi paras si nona
yang cantik jelita.
"Hmm. parasmu boleh juga," ia
menggrendeng sendirian.
Li Cong Bun sudah panas hatinya melihat
orang itu sangat kurang ajar terhadap kouw-
kouwnya tapi saban-saban tindakannya untuk
menyerang telah dicegah Gan Su Nio.
"Hei, kau belum menjawab pertanyaanku."
bentak Gan Su Nio ketika Cong Jie Giok masih
terus mengimplang pada dirinya.
"Ha ha ha.. kau memang tepat menebaknya,"
akhirnya ia menjawab dengan cengar cengir.
"Apa kau ini adalah Gan Su Nio muridnya
Biauw Hoat Sin ni. Aku diminta untuk
menagkap orang. Eh, kedatanganmu ini
bukankah hendak menolong dua kawanmu?"
"Betul, dimana mereka?" tanya Gan Su Nio. 687
"Nah mari sini ikut aku. Kalian nanti
lihat dua kawanmu yang hendak ditolong itu,"
kata Cong Jie Giok sambil menggapaikan
tangannya lalu berjalan ke pintu darimana
tadi ia keluar.
Gan Su Nio agak sangsi untuk mengikutinya
akan tetapi Li Cong Bun yang tidak mengenal
artinya bahaya sudah lantas mengajak kouw-
kouwnya untuk mengikuti si Iblis Telengas
Muka Putih.
Sampai dalam ruangan mereka dibawa ke
sebuah kamar yang berjeruji besi dan terang
didalamnya. Betul saja mereka dapat lihat di
dalam kamar tahanan itu ada dua orang yang
diikat pada sebuah tiang besar.
Gan Su Nio berbisik pada Li Cong Bun.
"Cong Jie Giok ini adalah penjahat ulung
yang tinggi kepandaiannya. Kita tak mudah
bertanding dengannya. Tapi disini kukira
hanya dia yang tinggi ilmu silatnya. Aku
saja yang menempur padanya. Sebentar
seetelah aku turun tangan kau lekas-lekas
menolong kedua kawan kita. Jangan kau ikut
bertempur, tapi terus lari turun gunung
pulang ke tempat kita, kau mengerti?"
Li Cong Bun mendengar couw-couwnya
berkata demikian, ia percaya kepandaiannya
orang itu bukan main tingginya,tapi ia masih
penasran. Sambil angguk-anggukkan kepalanya
ia menanya pada Cong Jie Giok. 688
"Hmm! Thian lam Siang koay adalah Hwe
Ciang dan Hwe Kong Thi tiok Im yang kaucy
adalah dua penjahat Leng Hong dan Pit Tho
Hoa, kau ini termasuk golongan apa dalam


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gerombolannya mereka itu? kau begini tengik
menonjolkan kesombongan, bukankah kau hendak
mencari mati?"
"Ha ha ha anak kecil," Cong Jie Giok
tertawa dingin. "Hwe Ciang pergi ke Ya jin
san untuk mengundang Kiu bin Sin bo Siang Su
Su untuk membantu bertempur. Itu Leng Hong
Tiok dan Pit Tho Han sudah enam kali
mengundang aku datang disini untuk memajukan
perkumpulannya. Pendeknya semua pendekar
ulung yang jarang keluar pada membantu Hwe
Kong, maka jangankan kau orang dari
tingkatan rendah. Biarpun Buju, Ceng Leng
dan Biauw Hoat itu tiga setan tua datang
kemari mana ada itu kemampuanuntuk melawan
aku?"
Li Cong Bun sudah menjadi panas karena
bicaranya Cong Jie Giok, maka ia terus
berbisik pada Gan Su Nio.
"Gan kouw-kouw orang ini sangat sombong.
Aku ingin menjajalnya dan bikin terlepas
kepalanya dari tubuhnya. Sebentar kalau dia
sudah tidak berdaya, kita sama-sama
melepaskan kawan kita masih belum terlambat.
Tanpa menunggu jawaban Gan Su Nio, sudah
melompat kedepan Cong Jie Giok. 689
Dengan tidak banyak cakap ia menggunakan
salah satu tipu serangan dari Ilmu Pedang
Pengejar Sukma yang dinamai ?Bintang
meluncur dari langit? satu serangan yang
hebat, pedangnnya terus menyerang musuh.
Gan Su Nio tahu bahwa Iblis Telengas Muka
Putih ini adalah dari air mukanya seperti
yang baru merumur tiga puluh tahun, tapi
sebenarnya ia sudah berumur tujuh puluh
tahun. Ia sangat lihai, maka ia tidak
mengijinkan Li Cong Bun yang melayani dan ia
sudah akan turun tangan sendiri. Cong Bun
bukan tandingannya. Tapi sekarang apa mau
dikata Ceng Bun yang bandel dan tidak
mengenal apa artinya bahaya sudah menerjang
pada Cong Jie Giok maka ia tidak bisa
mencegahnya lagi.
Cong Jie Giok anggap serangan Li Cong Bun
Enteng sekali, sebab ia hanya gerakkan
kipasnya menempel pedang ternyata dua
senjata itu sudah melekat. Sekali dikibaskan
pedangnya Li Cong Bun sudah hampir terlepas
dari cekalannya.
Bukan main Li Cong Bun kaget hatinya
karena sampai sebegitu lamanya ia belum
pernah menemui tandingan yang demikian
lihainya. Serangan kipas yang menyusul dari
Cong Jie Giok hampir-hampir menemui
sasarannya kalu Li Cong bun tidak cepat
berkelit. 690
Tapi ia seorang bandel, mana ia takut
pada Cong Jie Giok meskipun kepandaiannya
beberapa tingkat lebih tinggi darinya.
Ketika ia merangsek lagi, pedangnya kena
ditempel kipas. Tiba-tiba mendengar Gan Su
Nio berteriak:
"Hei Bun jie, cepat-cepat lepaskan
pedangmu dan mundur. Bukankah menurut
rencana orang ini aku yang melawannya?"
Berbareng tiga sinar bintang berwarna
keemas-emasan meluncur mendatangi. Itulah
ada senjata rahasianya San Su Nio mengarah
Cong Jie Giok.
Li Cong Bun terus mendorong pedangnya
kemudian enjot tubuhnya melesat tinggi
mundur. Ketika turun lagi ia sudah
berhadapan dengan kamar tahanan yang
berjeruji besi dan menyalurkan tenaga
dalamnya ke telapak tangannya terus ia
menyerang jeruji besi itu.
Dari permainan silatnya, Gan Su Nio tahu
kalau Cong Jie Giok melatih tenaga Cit Im CI
(Tujuh jari bersembunyi) yang sangat lihai.
Ia meluhat Li Cong Bun tidak tahu lihaynya
ilmu itu maka ia lantas teriaki Li Cong Bun
yang sedang berkutetan pedangnya kena
ditempel kipas untuk menarik balik
pedangnya, berbareng ia meluncurkan senjata
rahasianya Hot mo Kim hoan tiga butir
menyerang kearah Cong Jie Giok. 691
Sebenarnya Cong Jie Giok saat itu sedang
kegirangan melihat Li Cong Bun masuk tipunya
karena berkutat mempertahankan pedangnya
sebab dalam keadaan demikian ilmunya Cit im
ci dapat dikerjakan dengan tepat sekali.
Ia tertawa bergelak-gelak, pikirnya Li
Cong Bun yang bandel niscaya mati dibawah
tangannya. Apa mau Li Cong Bun telah menurut
teriakannya Gan Su Nio. Ia mendorong tapi
lantas mencelat mundur hingga ikan yang
sudah ditangan terlepas kembali. Dalam
kemek-mek memegang pedang Li Cong Bun tiba-
tiba meluncur bayangan putih menebarkan bau
harum. Pedang ditangannya lantas dirampas
tanpa dapat mencegahnya.
Itulah ada Gan Su Nio punya kerjaan.
Si Iblis Telengas Muka Putih tidak
mengira bahwa Gan Su Nio berani merampas
pedang di tangannya. Maka ia jadi sangat
marah. Hatinya yang jahat kejam timbul
seketika. Ia lantas menyerang dengan ilmu
Cit im ci nya.
Gan Su Nio setelah merampas pedang lalu
melesat tinggi dengan meminjam serangan
kipas musuh ia gunakan ilmu meringankan
tubuhnya sangat indah ialah gaya ?burung
walet menerobos awan? sudah meluncur
beberapa tombak jauhnya hingga pukulan musuh
telah menemui tempat kosong.
Semakin marah mukanya Cong Jie Giok yang
putih semakin pucat. Matanya melotot 692
mengawasi Gan Su Nio. Tapi si nona cantik
tidak takut dan tidak mempedulikan mata yang
melotot itu. dengan tenang ia memasukkan
pedangnya sendiri dan menggunakan Pedang
Penakluk Iblis untuk bertempur. Sambil
tertawa manis ia berkata pada Cong Jie Giok.
"Hmm.. Cong Jie Giok, jangan kira dirimu
sangat lihai. Aku katakan tegas padmu bahwa
orang pandai masih ada yang lebih pandai
lagi. Jadi di dunia orang tidak boleh
membanggakan kepandaiannya karena masih ada
yang melebihinya. Nah, sekarang aku mau
memperkenalkan ilmu pedang dari Lam hay
dengan Pedang Penakluk Iblis ditanganku kau
sebentar boleh rasai."
Sementara itu nona Gan melihat usahanya
Li Cong Bun menolong dua kawannya dihalang-
halangi oleh banyak orang. Anak muda itu
tidak membekal senjata, maka terang ada
sedikit sulit untuk menggebah itu kawanan
kurcaci, ia menjadi bingung karena kalau
sang waktu berlarut demikian Iblis Hwe Kong
sebentar lagi sudah datang dan sulit untuk
mereka berhasil dengan usahanya.
Gan Su Nio lalu membungkuk seolah-oleh
bersiap mau menyerang pada Cong Jie Giok.
tidak tahunya itu hanya tipuan belaka sebab
badannya lantas melesat tinggi dan
menghampiri Li Cong Bun yang sedang
dikurung. Dengan Pedang Penakluk Iblis ia
bikin kucar kacir kawanan penjahat yang
hendak menggagalkan Li Cong Bun. 693
Cong Jie Giok menjadi melengak oleh
perbuatannya nona Gan yang gesit lincah, ia
merasa tertipu, maka ia lantas memburu.
Ketika ia melancarkan serangan kipasnya
berbareng ada beterbangan tiga kepala dengan
darah menetes-netes.
Pedang Penakluk Iblis memakan korban.
Cong Jie Giok sangat marah. Ini budak
hina lihai juga, pikirnya. Ia menyerang lagi
dengan kipasnya, tapi Gan Su nio tidak takut
pada jago kawakan itu. dengan gaya ?Mengejar
Angin? sambil merangkang ia menyambut satu
penjahat yang hendak melarikan diri
berbareng badannya berbalik dan pedangnya
yang berkilauan memapas kipas musuh yang
menyerang dirinya.
Cong Jie Giok tidak menyangka si nona
dapat bergerak demikian sebetnya hingga ia
hampir dia dirugikan. Sambil menangkis
dengan angin telapakan tangannya, tangan
kirinya yang memegang kipas telah mengetok
belakang pedang si nona. Pertandingan ramai
sekali. Cong Jie Giok sampai bergulingan di
tanah untuk menghindari tipu-tipu serangan
pedang Gan Su Nio yang datangnya bertubi-
tubi.
Ia merasa malu sebagai jago kawakan kena
dipermainkan oleh anak kemarin sore.
Gan Su Nio tidak perdulikan Cong Jie Giok
yang bengong berdiri. Ia insyaf akan maksud
kedatangannya kesitu, maka ia putar terus 694
pedangnya mengamuk dalam kepungan kawanan
penjahat yang makin lama makin banyak
jumlahnya.
Dengan tupu-tipu serangan pedang ?Angin
mengusur hawa jahat? dan ?Siluman salju
menimbulka air mendidih? hebat sekali
tubuhnya Gan Su Nio berkelebatan diantara
kawanan penjahat yang mengepung dirinya.
Sebentar saja terdengar banyak teriakan dari
para korbannya si nona. Ada yang kepalanya
menggelinding, ada yang tangannya tertebas
kutung ada yang tertusuk dadanya. Dalam
sekejapan sana empat lima penjahat sudah
rubuh dengan mandi darah.
Cong Jie Giok melihat suasana tidak
menguntungkan pihaknya agak gugup juga tapi
ia bisa menekan kegugupannya itu. dengan
tenang ia menghampiri Gan Su Nio. Pikirnya
akan tetap akan mengkap si nona yang telah
membikin kepalanya pusing.
Dengan wajah cengar cegir ia menggoyang-
goyangkan kipasnya.
Dilain pihak, selirikan saja Gan Su Nio
sudah tahu kalau ada banyak penjahat yang
bergelimpangan didekat kamar tahanan. Itulah
ada korban-korbannya Li Cong Bun yang
dihalangi maksudnya menolong dua kawannya.
Si nona tahu ia harus menggempur Cong Jie
Giok untuk mengulur waktu supaya Li Cong Bun
dapat menolong dua kawannya. Maka ia tinggal
berdiri ditempatnya ketika melihat Cong Jie 695
Giok datang menghampiri. Ia pikir hendak
menggunakan ?Tiga Belas Gerakan Pedang
Ajaib? untuk mellayani jago rimba hijau itu.
Cong Jie Giok tahu bahwa si nona sangat
lihai, apalagi ada pedang pusaka ditangannya
musuh. ia sudah mengambil keputusah kalau
musuh diam ia juga diam waspada, kalau musuh
menyerang ia juga bergerak menyerang.
Ketika ia melihat musuhnya menyerang, ia
menggunakan jurus Hui kiam Cen liong (pedang
terbang menaklukkan naga) dari tiga belas
gerakan pedang ajaib.jurus ini ada perlahan
mula-mulanya, tapi tenaganya kuat sekali.
Serangan dilakukan laksana kilat. Pedang
berkelebat mengarah dada lawannya.
Cong Jie Giok melihat permainan pedang
itu bukan saja tenaganya amat dahsyat tapi
perubahannya banyak yang aneh-aneh. Ia
kuatir kesalahan maka ia tidak berani
menangkis dengan kipasnya. Untuk
menghindarkan serangan itu ia melesat ke
udara.
Gan Su Nio tidak mengasih hati. ia terus
mengeluarkan jurus-jurusnya yang berbahaya
dari ilmu Tiga belas gerakan pedang ajaib.
Gesit sekali si nona bergerak sehingga Cong
Jie Giok merasakan seperti dirinya dikurung
oleh pagar pedang. Dimana ia melihat disitu
ada pedangnya si nona. Seakan-akan Gan Su
Nio mainkan ratusan pedang ditangannya. 696
Si Setan Muka Putih Telengas Cong Jie
Giok seorang yang ulung dalam rimba
persilatan. Tetapi ia menghadapi ilmu pedang
yang ajaib dari si nona mau tidak mau ia
harus mengakui kelihaian. Ia hanya bisa
membela diri dengan saban-saban gerakkan
kipasnya menangkis tapi tidak berani balas
menyerang apalagi kipasnya beradu dengan
pedangnnya si nona.


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Satu demi satu ilmu gerakan pedang ajaib
dikeluarkan oleh Gan Su Nio, akan tetapi
masih juga ia belum bisa merubuhkan musuhnya
yang tangguh.
Perlahan-lahan jurus-jurus telah
dikeluarkan semuanya. Nona gan jadi agak
bingung untuk melayani terus Cong Jie Giok.
Si Setan Muka Putih juga tahu keadaan si
nona maka hatinya menjadi besar lagi. Kini
ia tidak terus-terusan menjaga tapi juga
balas menyerang lawannya. Ia menggunakan
tangannya yang ajaib untuk mengimbangi
pertempuran. Pikirnya, bagaimanapun juga
akhirnya Gan Su Nio akan jatuh dipihak yang
kalah.
Kalau Gan Su Nio dan Cong Jie Giok
bertempur sengit, adalah dilain pihak Li
Cong Bun juga telah membikin para musuh-
musuhnya kewalahan.
Ketika ia menyerbu kamar tahanan ada dua
hweshio yang menghalang-halangi. Dengan
menggunakan tenaga sakti ia telah bikin 697
terpental satu diantaranya sejauh beberapa
tombak dan dari mulutnya mengeluarkan banyak
darah. Hweshio lainnya yang bersenjatakan
golok bergigi telah dibikin patah pahanya
dengan jurus ?Memotong Aliran Sungai?
hingga ia bergulingan ditanah sambil
menjerit-jerit kesakitan. Senjatanya
dilemparkan entah kemana.
Li Cong Bun melihat Gan Su Nio sudah
menggunakan pedang dan membikin beberapa
kepala kawanan penjahat pada terpental dari
tubuhnya hatinya menjadi besar dan
semangatnya terbangun.
Dengan menggunakan Naga mencengkram
mustika dan Tenaga Sakti ia sikat bersih
kawanan penjahat yang mengepung dirinya.
Diwaktu Gan Su Nio keluarkan ilmunya ?Tiga
belas gerakan pedang ajaib? Li Cong Bun
hanya menghadapi dua gelintir sisanya
kawanan penjahat yang mengepung dirinya.
Juga dua penjahat ini karena melihat
bagaimana gagahnya Li Cong Bun tak berani
menempur dan cepat-cepat angkat kaki
selamatkan dirinya.
Melihat kawanan penjahat sudah pada lari,
maka ia cepat menghampiri kamar tahanan.
Dilihatnya dalam kamar itu ada dua orang
yang diikat di tiang dengan menghadap ke
sebelah dalam hingga Li Cong Bun tidak dapat
mengenali romannya apalagi keadaan ada
remang-remang. Kalau tidak didekati, terang
ia tidak bisa mengenalinya itu. ia lantas 698
datang menghampiri. Dalam jarak lima ayunan
kaki dari mereka terus anak muda itu
berteriak.
"Apa yang di dalam ad kedua lopek Auw
yang dan Hwe? Li Cong Bun datang untuk
membebaskan kalian."
Terdengar suara keluhan perlahan, "Hmm"
dari sebelah dalam. Li Cong Bun tak sabaran
lantas menggunakan tenaga saktinya untuk
membikin jeruji-jeruji besi dalam kamar
tahanan itu menjadi terpengkang. Tiba-tiba
dua orang yang diikat tadi telah tertawa
nyengir masing-masing mengibarkan bendera
putih dan merah dan digoyang-goyangkan.
Li Cong Bun menjadi kaget. Lantas tahu
dirinya sudah terlambat. Dua bendera merah
putih itu telah menebarkan harum menusuk
hidungnya Li Cong Bun, maka seketika itu
telah jatuh lemas kemudian sudah lupa akan
keadaan dirinya (pingsan).
Berbareng api telah menyela terang
benderang dalam kawanan itu. kawanan
penjahat yang pada menyembunyikan dirinya
pada muncul dari tempat persembunyiannya.
Sambil berteriak-teriak serukan supaya Gan
Su Nio lekas meletakkan pedangnnya dan
menyerah untuk diikat.
Gan Su Nio bertempur dengan Cong Jie Giok
sebenarnya sudah dibawah angin. Kini melihat
Li Cong Bun sudah kena ditangkap, hatinya
sangat gelisah. Terus menerus kena didesak 699
oleh musuhnya bahkan hampir ia kena totokan
pada jalan darahnya yang penting oleh
kipasnya Cong Jie Giok yang lihai.
Gan Su Nio pikir tak ada gunanya ia terus
ngotot memberikan perlawanan terhadap musuh.
lebih baik ia lekas pulang melaporkan kepada
kawan-kawannya di bawah gunung dan mencari
daya upaya unguk menolong Li Cong Bun.
Cong Jie Giok tahu lawannya dalam
kegelisahan karena melihat kawannya
ditangkap maka serangan-serangannya
dilakukan lebih gencar lagi dan mendesak
pada si nona begitu rupa, hingga dengan
susah payah baru Gan Su Nio dapat meloloskan
diri dari totokan musuh yang sangat
berbahaya.
"Hei budak tolol!" bentak Cong Jie Giok.
"Penjahat kecil sudah ditangkap dengan
bendera Tok tiok Im yang, mana dapat kau
meloloskan diri dari tanganku?"
Gan Su Nio gemas sekali dengan lawannya.
Ia merogoh sakunya. Dengan senjata
rahasianya ia menimpuk ke arah lawan.
Kemudian pedang wasiatnya ?Pedang Penakluk
Iblis? bekerja mengamuk diantara kawanan
hweshio yang mengurung dirinya. Banyak tipu-
tipu silat dari tiga belas gerakan pedang
ajaib telah dikeluarkan hingga pedangnnya
Gan Su Nio berkelebatan seperti kilat saja
cepatnya. 700
Cong Jie Giok adalah seorang kawakan
dalam rimba hijau, maka ketika melihat
berkilaunya pedang yang digunakan Gan Su Nio
lantas mengetahui bahwa itu bukannya senjata
pedang sembarangan. Pantasan dari tadi sudah
menebasi kepala orang demikian mudahnya.
Pikirnya ia akan menempur terus Gan Su Nio
tidak dengan keras lawan keras akan tetapi
keras dilawan lunak dengan demikian Gan Su
Nio lambat laun akan kehabisan tenaga dan
dapat ditangkap hidup-hidup.
Cong Jie Giok salah menduga bahwa Gan Su
Nio telah mengeluarkan tipu-tipu simpanannya
perlunya bertempur mati-matian lantaran
kawannya sudah kena ditangkap sebab
kebenarannya adalah Gan Su Nio ingin angkat
kaki dari situ untuk segera memberikan
laporan kepada kawan-kawannya yang
menantikan di bawah gunung.
Macan betina itu mengamuk diantara para
kawanan hweshio yang mengepung dirinya.
Kembali telah terdengar beberapa suara
teriakan yang menyayat hati. Ternyata ada
beberapa hweshio yang terluka parah dan
bukan sedikit yang kepalanya dibikin
terpisah dari badannya oleh Pedang Penakluk
Iblis yang dimainkan oleh Gan Su Nio ganas
sekali.
Ketika melihat lowongan dengan baju yang
penuh dengan darah korbannya Gan Su Nio
sudah melesat tinggi dan turun beberapa
tombak jauhnya dari Cong Jie Giok. 701
Tidak banyak rewel lagi ia enjot pula
tubuhnya melesat dan beberapa kali menotol
tanah lantas tubuhnya sudah melayang-layang
turun dari gunung. Cong Jie Giok mengubar
tidak mendaptkan hasil apa-apa dan pulang
kembali kesarangnnya dengan hati sangat
mendongkol.
**** Demikian kisah Gan Su Nio dan Li Cong Bun
di atas gunung untuk menolong dua kawannya.
Semua ini telah diceritakan kepada kawan-
kawannya dengan jelas.
Setelah mendengar penuturan sang kekasih,
Bo yong Kang hatinya tidak tenteram. Benar
kekasihnya telah kembali dengan selamat, kan
tetapi bagaimana dengan Li Cong Bun
keponakannya yang ia sayang itu ditahan
kawanan penjahat? Apakah anak muda itu tidak
akan diganggu keselamatannya?
Sambil menggendong tangan ia jalan
mondar-mandir dalam kamar itu.
Se bun Pa melihatnya merasa kasihan.
Setelah menghela nafas ia menghibur.
"Bo yong laote, urusan sudah jadi begini
rupa maka kita dengan tergesa-gesa
menolongnya juga tidak akan ada gunanya.
Sebaiknya kita berunding dengan tenang
bagaimana baiknya untuk menolong pada Cong
Bun. Kita menunggu Teng Goan Taysu, 702
bagaimana kabarnya dengan pertukaran tawanan
antara Song Sam Ceng dan Li Cong Bun.
Bo yong Kang tidak menjawab. Ia kelihatan
menghela nafas berkali-kali.
Jilid 19
"SE BUN TOAKO," akhirnya ia berkata. "Itu
Hwe kong dari Thian lam Siang koay, memang
sungguh tinggi kepandaiannya dan kita susah
melawannya. Ketambahan dengan adanya Cong
Jie Giok yang lihay dan Tho tiok Im yang di
atas gunung. Sukarlah kita menempuh bahaya
untuk menolong dirinya dua orang kawan kita
itu. Benar misalnya Li Cong Bun berhasil
ditukar dengan Song Sam Ceng. Tapi bagaimana
dengan Auw yang Ti dan Hwe Pek It yang
ditahan dalam kawanan penjahat itu? Apakah
kita tega setelah kita tahu lantas kita
tidak mempedulikan kepada mereka?"
Se bun Pa membisu, sedang Gan Su Nio juga
tidak berkata apa-apa dan mengawasi
kekasihnya dengan penuh rasa kasihan.
"Ya, terjadinya peristiwa ini adalah
usulnya Li Cong Bun sendiri. Aku juga
bersalah. Biasanya rencanaku berjalan
lancar, ternyata kini ia dikalahkan musuh. 703
Li Cong Bun sudah kena perangkap." kata Se
bun Pa dengan suara menyesal.
Bo yong Kang masih terus jalan mondar-
mandir dengan tidak mengatakan apa-apa.
"Ya, sebenarnya aku di pondok gunung Cit
Cui hong dalam kamar batuku, setelah
membakar buku obat racun ?Pek tok Cin tong?
dihadapanmu," berkata Se bun Pa. "Aku sejak
saat itu memang bersumpah tidak akan
menggunakannya lagi. Tapi kini kenyataannya
kita menghadapi musuh berat, perlu kita
membinasakan musuh-musuh kita dan menolong
dua kawan kita, terpaksa aku harus
menggunakan obat racunku untuk melayani
mereka. Sekarang kita tunggu dahulu
kedatangannya Teng Goan Hweshio, bagaimana
prihal tugasnya?.
Kalau Se bun Pa dan Bo yong Kang sedang
bingung menghadapi musuh-musuh berat adalah
Cong Jie Giok di atas gunung telah melihat
ada tigapuluhan orang-orangnya yang mati dan
terluka parah. Sedang Pedang Penakluk Iblis
sudah jatuh di tangan Gan Su Nio pula.
Hatinya bukan main panasnya. Kemurkaan ini
telah semuanya ditumpahkan kepada dirinya Li
Cong Bun yang saat itu dalam keadaan tidak
sadarkan diri dan diikat dengan tambang
besar dan kuat.
Ia lalu memerintahkan orang-orangnya
supaya di lapangan disediakan papan untuk Li
Cong Bun bersandar dengan tubuh terikat. 704
Kira-kira ada tiga tombak jauhnya dari papan
tadi Cong Jie Giok telah menyediakan dua
belas pisau tajam.
Setelah melihat Li Cong Bun sudah
disenderkan di papan dengan diikat kencang-
kencang dengan tambang besar, ia lalu
berkata kepada orang sebawahannya sambil
ketawa nyengir:
Ayo kau cepat cepat ambil obat pemunah
racun bikinan Tok tiok Im yang pay untuk
membikin mendusin ini penjahat kecil. Biar
dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri
kelihayan kita. Setelah ia ketakutan barulah
aku dengan perlahan-lahan akan
membinasakannya."
Orang yang diperintah lantas berlalu dan
tidak lama sudah datang kembali dengan
membawa obat yang dimaksudkan. Obat itu


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hanya didekatkan pada hidungnya Li Cong Bun
yang telah mengendusnya dan sebentar
kemudian ia sudah mendusin dari pingsannya.
Ketika ia membuka matanya, ia melihat
Cong Jie Giok berdiri dihadapannya sejauh
tiga tombak. Mukanya kelihatan bengis sekali
dan disekitarnya berdiri para penjahat
kepala gundul (Hweshio) yang sudah siap
dengan senjata masing-masing, bahkan mereka
menggunakan juga senjata gelapnya kalau
perlu.
Li Cong Bun saat itu merasa dirinya
mungkin akan menemui kebinasaanya sebab 705
taruh kata ia bisa lolos dari kawanan
penjahat kepala gundul itu, tentu tidak akan
terluput dari senjata kipasnya Cong Jie Giok
yang ganas dan kejam. Meskipun demikian ia
tidak putus harapan, ia masih mencoba
mencari akal. Ia pura-pura terus dalam
keadaan pingsan, akan tetapi diam-diam ia
telah kerahkan tenaga dalamnya.
Sayang perbuatan itu tidak bisa lolos
dari matanya Cong Jie Giok yang awas. Dia
telah melihat Li Cong Bun mengendus obat
pemunah racun lantas kelihatan dadanya naik
turun yang tadinya pernapasannya sangat
lemah.
"Bocah, jangan kau pura-pura mati, ha ha
ha" Cong Jie Giok tertawa. "Dahulu dalam
markas Si leng cee kau demikian jagoan. Tapi
sekarang dikemanakan kegagahanmu itu!"
Perkataannya ditutup dengan meluncurnya
sebilah pisau ke arah Cong Bun.
Li Cong Bun menghadapi bahaya maut itu
tidak keder, ia pecaya bahwa orang tidak
akan membunuh dirinya sekaligus. Maka ia
tidak ambil peduli terhadap pisau yang
diterbangkan tadi. Ia hanya menggunakan
tenaga dalamnya untuk membikin pisau itu
agar nyeleweng dari tujuannya.
Cong Jie Giok heran melihat pisaunya
nyeleweng dari arah tujuannya. Ia melihat
anak muda itu tidak bergerak apa-apa. Ia
lalu mengirim dua bilah pisau lagi menyerang 706
ke pinggiran telinganya Li Cong Bun tapi
juga anak muda itu tinggal tenang-tenang
saja. Ia hanya menarik nafasnya dalam-dalam,
kemudian meniup untuk coba menolak pada dua
pisau yang melayang ke arahnya hingga
tertahan ditengah jalan dan kemudian natuh
di tanah. Sebenarnya dengan tenaganya yang
dikerahkan pada saat itu Li Cong Bun dapat
membuat tambang besar yang mengikat dirinya,
tetapi ia tidak mau. Rupanya ia ingin
menyaksikan penjahat Cong Jie Giok itu akan
berbuat pa aterhadap dirinya.
Justru Li Cong Bun acuh tak acuh sikapnya
menghadapi kematian, maka hatinya penjahat
muka putih itu menjadi panas. Ia tidak
percaya akan kekuatan tenaga dalamnya yang
hebat. Sambil tertawa nyengir dengan suara
keras ia berkata:
"Ha ha ha, bocah she Li, kau sudah
menghadapi kematian masih unjuk
kesombonganmu? Hmm! kau lihat sekarang, aku
punya pisau akan menerobos di pelipismu
bagian kanan. Awas..!"
Perkataannya ditutup denga terbangnya
sebilah pisau yang mengeluarkan suara
mengaung saking hebatnya ia membawa tenaga.
Li Cong Bun keluarkan ilmunya Hian bun
kang, kembali nafasnya ditarik dalam-dalam
dan ketika pisau belati itu hendak menyambar
pelipisnya dengan cepat telah ditiup balik
dan jatuh di tanah. 707
Mau tidak mau Cong Jie Giok sebagai jago
kawakan dinikin tarkejut oleh kejadian-
kejadian yang dihadapinya. Kalau tadinya ia
kagum oleh ilmu pedang ajaib kini ia dibikin
terkejut oleh tenaga Li Cong Bun yang
demikian hebatnya. Orangnya masih demikian
muda akan tetapi sudah mempunyai ilmu
demikian tinggi, dapat meniup pisaunya yang
diterbangkan dengan tenaga yang dahsyat.
Sungguh mengagumkan!.
Pikirnya, kalau anak muda ini ada
memiliki kepandaian yang demikian hebat,
tentu tambang yang mengikat tubuhnya yang
hanya tiga libatan saja, terang akan
terputus oleh tenaganya. Kalu sampai
kejadian begitu tentu ia akan mengamuk dan
akan meminta korban anak buahnya lagi.
Padanya masih tersisa delapan buah pisau
lagi, maka dengan menggunakan ilmunya ia
menerbangkan kedelapan pisau tadi hingaa
datangnya saling susul indah sekali
kelihatannya.
Sementara itu Li Cong Bun menggunakan
kesempatan Cong Jie Giok barusan ketika
kesengsem melihat kepandaiannya ia sudah
memutuskan semua tambang yang mengikat
dirinya dan papan yang menempel pada
tubuhnya juga ia sudah bikin berantakan.
Dengan mengerahkan tenaga lunaknya, enak
saja nampaknya Li Cong Bun sudah bikin jatuh 708
satu demi satu pisau terbangnya Cong Jie
Giok.
Lalu dengan menggunakan senjata ampuhnya
biji catur, ia menimpuk kekanan dan kekiri
hingga beberapa hweshio penjahat sudah pada
berkaok-kaok dan rubuh karena tertotok jalan
darahnya oleh serangan biji caturnya Li Cong
Bun. Sebentar saja sudah ada tujuh orang yang
bergelimpangan di tanah.
Melihat itu, bukan main marahnya Cong Jie
Giok.
Segera ia menyimpan kipasnya. Ia
mengerahkan tenaga gaibnya hingga tulang-
tulangnya berbunyi berkrotokan. Sepuluh jari
tangannya terbuka tampak ada berwarna hitam
ungu. Mukanya bengis sekali. Dengan
perlahan-lahan ia enghampiri Li Cong Bun.
Iapun telah keluarkan suara aneh, ialah
suara seperti yang tertawa dan menagis
sedih. Itulah ilmu yang dinamai Tangisan dan
Tertawanya Setan ilmu yang menyeramkan dan
membangunkan bulu roma bagi yang
mendengarnya. Semua orang-orangnya pada
berdiri dengan tegang menyaksikan bagaimana
pemimpinnya akan membinasakan musuhnya yang
sangat tangguh.
Li Cong Bun mengerti serangan yang akan
dilancarkan oleh Cong Jie Giok itu akan
dahsyat sekali, maka ia siap sedia unguk 709
menghindarinya. Setindak-tindak ia mundur.
Ia diam diam mengerahkan ilmunya ?Hian Bun
Kang? menutup jalan darahnya supaya jangan
kena ditembus serangan yang beracun dari
musuhnya.
Cong Jie Giok setelah menghentikan suara
anehnya yaitu Tangisan dan tertawa setan
lalu menggetarkan perasaan. Tidak heran
kalau ada beberapa anak buahnya yang tak
tahan dengan suara aumannya yang hebat itu
sudah pada rubuh meloso sambil menutup
telinganya masing-masing.
Iblis tua itu setelah mengunjukkan
akalnya yang menyeramkan lalu mengebutkan
lengan bajunya. segera juga tubuhnya telah
melesat ke udara kira-kira empat tombak.
Dari sini ia menukik dengan membuka lebar
sepuluh jarinya yang sekarang telah berubah
hitam seluruhnya. Dari jari-jarinya itu
mengeluarkan suara ?siut-siut? yang nyaring
sekali maka dalam lingkaran sepuluh kaki
saja sudah berada dalam serangan angin
tenaganya yang kuat dan hebat.
Li Cong Bun tidak melihat jalan lain
daripada mengadu kekuatan dengan iblis
telengas itu. untuk menyingkir, tidak
semudah seperti beberapa saat berselang.
Maka ia mengerahkan tenaganya. Ia
menggunakan tenaga saktinya untuk melawan
sepuluh jarinya sang lawan dengan satu jari 710
saja. Ia sudah perhitungkan untuk bersama-
sama binasa dengan musuhnya.
Keadaan sudah menjadi sangat tegang.
Tiba-tiba pada saat itu terdengar siulan
panjang yang nyaring. Orangnya dalam sekejap
sudah berada didepannya Cong Jie Giok dan
mencegah iblis telengas itu meneruskan
serangannya. Untung Cong Jie Giok masih
dapat menarik pulang serangannya itu sebab
kalau tidak, bagaimana akan nasibnya dia dan
Li Cong Bun. Ternyata orang yang datang
tidak lain daripada siluman kedua dari Thian
lam Siang koay Hwe Kong.
Cong Jie Giok tak mengerti kenapa Hwe
Kong mencegah ia turun tangan berat kepad
musuhnya, tetapi ketika Hwe Kong memberi
keterangan barulah ia tahu sebabnya.
Hwe Kong kata kepadanya, "Song Hiante Sam
Ceng telah ditahan oleh kawan-kawannya
penjahat kecil ini, mati hidupnya kita masih
belum tahu. Sekarang lebih baik kita tangkap
hidup-hidup saja penjahat kecil ini,
kemudian kita lihat bagaimana perkembangan
dengan dirinya Song Sam Ceng yang ditahan
mereka. Kalau dia masih hidup sebaiknya kita
bikin perhitungan dengan saling menukar
orang tawanan."
Setelah berkata demikian Hwe Kong lantas
menghadapi Li Ceng Bun, katnya:
"Bocah, hmm! kau dihadapan lohu tak bisa
jual lagak tengik. Lihat, lohu akan 711
menangkap kau hidup-hidup. Kalau Sam Ceng
tidak binasa, kau juga tentu tidak sampai
binasa."
Li Cong Bun mendengar itu dalam hatinya
berpikir bahwa ia tak bisa merebut
kemenangan dari dua musuhnya yang tinggi
ilmu silatnya tapi kalau mau menyerah begitu
saja, sangat memalukan kepada suhunya yang
telah mendidik padanya dengan sungguh-
sungguh hati. maka lebih baik bertengkar adu
lidah saja dulu, lihat bagaimana akan
kejadiannya.
Lebih dahulu ia tertawa bergelak-gelak.
Dengan suara terang ia berkata, "Setan tua,
enak benar kau meluncurkan perkara. Terang
kau hendak mengandalkan jumlah banyak untuk
menangkap diriku seorang. Betul-betul tidak
tahu malu. Apa dengan berbuat demikian bis
menakut-nakuti Siao-ya, oa, jangan mengimpi.
Biarlah siauya dikeroyok mati oleh kalian.
Siauya mau lihat apakah dunia kangouw akan
mengakui kegagahanmu yang pengecut dan
sangat memalukan itu. Ha ha ha.."
Li Cong Bun berkata sambil menepuk-nepuk
dadanya.
Betul-betul ia berani menghadapi iblis
kejam telengas seperti Hwe Kong masih berani
tepuk dada dan membahasakan dirinya sebagai
Siau-ya (Tuan muda).
Cong Jie Giok masih bisa tertawa bergelak
mendengar ocehannya Li Cong Bun. Akan tetapi 712
si Iblis Hwe Kong tidak demikian keadaanya.
Ia merasa gemas dengan tajamnya lidah Li
Cong Bun.
Ia melihat jarak antara dirinya dengan Li
Cong Bun ada setombak lebih. Tidak mungkin
kalau ia dengan sekali menyerang dapat
merubuhkan musuhnya, maka ia menggunakan
kancing yang ia copot dari bajunya untuk
menyerang Li Cong Bun.
Kancing itu disentilkan dengan tepat
mengenai jalan darah di dada Li Cong Bun
hingga anak muda itu merasa kesemutan tapi
tidak jadi rubuh oleh karenannya.
Hwe Kong tahu bahwa serangannya telah
berhasil maka ia tertawa bergelak-gelak.
"Bocah!" ia kata. "Lebih baik kau
menyerah, jangan sampai lohu turun tangan.
Nah kau lihat lohu menangkap kau dengan
tangan lohu yang masih terluka. Jangan kau
katakan lohu menangkap kau dengan
mengandalkan banyak orang. Lohu tidak nanti
meminta bantuan orang lain."
Sambil berkata demikian, Hwe Kong telah


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memperlihatkan telapak tangan kanannya yang
terluka dan banyak mengeluarkan darah.
"Siluman tua," ejek Li Cong Bun. "Kau mau
pergunakan tanganmu yang terluka untuk
bertanding dengan aku. Tak berani aku
melayaninya. Aku tak mau bertanding dengan
orang terluka. Kalau kau tidak mengandalkan 713
orang banyak untuk menjatuhkan aku Li Cong
Bun. Matilah kita bertanding sampai beberapa
ratus jurus. Aku tak kan merintih karena
pukulanmu yang berat dan tak nanti menyesal
kalau jiwaku melayang di tanganmu asal
bertanding satu lawan satu.
Benar-benar Li Cong Bun berani. Ia
kelihatannya nekat, menantang bertanding
satu lawan satu dengan si iblis yang
terkenal kelihaiannya.
"Ha ha ha.. kau bocah yang belum hilang
pupuk dikepalamu berani menantang lohu? Hmm!
betul-betul kau belum tahu lohu punya
kelihaian. Sayang Song Sam Ceng ada ditangan
kawan-kawanmu. Kalau tidak, kau sudah
melayang jiwamu. Kau tahu, selain Ceng Leng,
Bu Ju dan Biauw Hoat yang dapat melayani
lohu ratusan jurus, tidak ada lain orang
yang dapat menandingi lohu."
"Boleh kau bilang begitu," memotong Li
Cong Bun. "Aku sendiri tidak takut kau.
Mungkin juga tiga orang yang kau sebutkan
tak dapat menjatuhkan padamu, akan tetapi
aku, siapa tahu bisa menjatuhkanmu."
"Hmm!" Kwe Hong menggeram. Diam-diam ia
merasa panas dengan kelakuannya Li Cong Bun
yang kelihatannya menghina kepadanya seorang
jagoan kawakan.
"Buat apa menggeram hmm segala? Kalau
memang mau bertanding marilah! Aku akan
melayani kau sampai ratusan." 714
"Bocah jamur, betul-betul kau tidak tahu
gelagat. Nah sekarang begini saja. Kalau kau
dapat menahan tiga pukulanku dengan selamat,
aku akan ijinkan kau pergi dari sini dengan
membawa dua kawanmu Hwe Pek It dan Auw yang
Ti"
Li Cong Bun diam-diam berpikir memang
iblis tua itu ada sangat lihai. Meskipun
telapakan tangannya terluka tapi pukulannya
tentu hebat bukan main. Apa ia punya ilmu
Hian bun kang dapat digunakan untuk
melawannya? Ia merasa sangsi. Tapi dalam
keadaan seperti itu untuknya tidak ada
pilihan jalan lain daripada memerima syarat
yang diunjukkan oleh iblis tua itu.
"Boleh!" jawbnya ringkas. Berbareng ia
mengerahkan tenaga saktinya untuk menyambut
pukulan-pukulan yang akan dilancarkan oleh
Hwe Kong.
Pek kut Thian ong Hwe kong lantas lantas
bersiap-siap. Sekali ia menggerakkan telapak
tangan, kekuatan tenaga yang dahsyat
meluncur menyerang dadanya Li Cong Bun.
Cepat anak itu enjot tubuhnya melesat ke
udara dengan menggunakan tipu ?Burung bangau
menerobos awan?. Benar ia bisa lolos dari
kekuatan tenaga yang hebat, akan tetapi
tenaga yang berat itu melewati kakinya,
bagaimanapun juga ia merasakan getaran yang
mengagetkan pada tubuhnya. 715
"Betul-betul lihai," pikir Li Cong Bun
dalam hati.
Segera ia menggunakan gaya ?Angin meniup
bunga gugur?. Badannya meluncur turun sejauh
7tujuh delapan kaki dari lawannya. Dengan
angkuhnya ia masih berkata:
"Hmm iblis tua, barusan aku sudah
bilang kalau kau menggunakan tanganmu
sebelah saja. Aku tidak mau meladeni dengan
sungguh-sungguh makanya aku hanya berkelit
saja, tidak maumembalas menyerang.
"Bocah mau mampus! Jangan membuka mulut
besar. Kematian sudah didepan mata masih mau
banyak lagak? Hmm baik kau serahkan jiwamu
supaya kematianmu dapat dengan badan utuh.
Sebentar kalau kau kena pukulanku, jangan
menyesal kalau badanmu akan menjadi hancur
berkeping-keping tanpa dikenali orang."
Sambil berkata ia bikin satu dua kepalan
ditaruh didada. Ia mundut beberapa tindak
kemudian membuka kepalannya disodorkan ke
atas. Ini adalah serangan kombinasi yang
membikin lawan tidak bisa melarikan diri
karena angin pukulan yang keluar dari dua
tangan itu memukul ke banyak jurusa. Bawah
tengah dan atas. Li Cong Bun rasakan dadanya
seperti ditindih batu ribuan kati beratnya,
bafasnya dirasakan sesak. Meskipun ia
gunakan ilmunya tenaga sakti tidak menolong.
Tenaga yang kuat itu tidak mau pergi,
semakin lama semakin menindih hingga ia 716
sukar bernafas, akhirnya ia telah jatuh
pingsan karenanya.
Kebetulan waktu itu Teng Goan Hweshio
sudah sampai.
Ia memburu pada Li Cong Bun dan memeriksa
keadaannya ternyata tidak berbahaya. Ia
hanya jatuh pingsan lantaran nafasnya kena
kepencet oleh tekanan tenaga dahsyat dari
musuhnya.
Sambil berpaling kepada Hwe Kong yang
masih berdiri tidak jauh dari situ, Teng
Goan Hweshio berkata, "Yah Song Sam Ceng ada
di tahanan kami, sedang Li Cong Bun kini
menjadi orang tawananmu, baiklah besok malam
jam sepuluh di puncak Ciang jin hong kita
bersama-sama membawa orang tawanan buat
disana ditukarkan."
Hwe Kong kerutkan alisnya.
"Lohu dan dua saudara Im yang Siang sia
sudah mengirim undangan di gunung Heng san
pada ?Tri Tunggal? untuk kita mengakhiri
dendaman lama, yaitu pada tahun depan
tanggal satu bulan satu. Kita berjanji
setelah kita bertukar orang tahanan, kalian
harus pergi dari sekitar gunung Tay san ini.
tunggu sampai waktunya tahun depan kita
boleh bikin perhitungan. Kalau belum sampai
waktunya itu kalian masih juga menggrecok
pada kami orang, jangan sesalkan kalau kami
tidak akan memberi maaf lagi kepada kalian!" 717
Hwe Kong berkata tegas. Wajahnya tampak
bengis, tidak enak dilihat. Akan tetapi Teng
Goan Hweshio masih berlaku kalem dan
enjawab:
"Kami sebenranya tidak mau mengingkari
janji, akan tetapi karena Auw yang Ti dan
Hwe Pek It ditahan disini maka kami datang
untuk menolongnya. Nah baiklah, sebentar
malam kita berjumpa lagi untuk kita saling
menukar tawanan."
Teng Goan Hweshio memberi hormat kemudian
meninggalkan tempat itu.
Hwe Kong kemudian menyuruh anak buahnya
menggotong pergi Li Cong Bun.
Mengingat akan kata-katanya Teng Goan
Hweshio tadi, Hwe Kong jadi tertawa.
"Ha ha ha," mereka hendak menolong dua
orang itu? bagus bagus aku mau lihat sampai
dimana kelihaiannya mereka dapat menolong
dua orang itu."
Teng Goan Hweshio masih mendengar
tertawanya Hwe Kong dan segala ucapannya.
Ketika Teng Goan Hweshio kembali
dipenginapannya, keadaan sudah terang tanah.
Bo yong Kang, Se bun Pa dan Gan Su Nio
menantikan kembalinya Teng Goan Hweshio.
Dengan hati tidak sabaran. Maka begitu
kawannya itu kembali lantas saja diminta
keterangannyadengan segera. 718
Mereka tidak bisa berbuat lain daripada
menantikan besok malam saja tentang
pertukaran orang tawanan. Apakah malam itu
menemui kesulitan dari si iblis tua,
entahlah. Tapi bagaimanapun juga mereka hari
itu harus beristirahat menyimpan tenaga
kalau-kalau besok malam harus digunakan.
Dalam semedhinya pikirannya Se bun Pa
melayang-layang.
Pikirnya Kiu bin Sin to Siang Su Su ilmu
silatnya sangat tinggi. Hanya Tri Tunggal
yang dapat melayaninya berbareng. Kwe Hun
dan Pek Hun dari kuil Naga ?Emas?
disangsikan dapat melawan Hwe Ciang ditambah
oleh Hwe Kong dan Cong Jie Giok. Keduanya
ini sangat susah dilayani pada tahun depan
pertempuran di puncak Ceng Cin bong meskipun
pihaknya mendatangkan Biauw Hun dan Ang Hun
juga percuma saja tidak dapat melawan musuh-
musuhnya yang kuat.
Untuk dapat membasmi musuh-musuh iblis
yang kuat itu tidak ada jalan lain daripada
minta bantuannya pendekar ulung.
Ia tidak kuatirkan Li Cong Bun yang
berada dalam tawanan musuh, yang sedang ia
pikirkan bolak-balik adalah itu pertempuran
tahun depan nanti.
"Tiba-tiba ia melompat bangun setelah
beberapa kali mengkerutkan alis. Ia tampak
kegirangan. Ternyata Se bun Pa ada ingat
kepada pengalamannya tempo hari di gunung 719
Kouw louw san dalam propinsi Kang se ia
menemukan sebuah goa ajaib, dalam mana ia
menemukan Pek tok Cin keng (kitab obat-
obatan racun). Saat itu saking kegirangan,
ia sudah puas dengan hanya memiliki kitab
itu, tidak mau meneruskan mencari lagi kitab
lain yang berharga yaitu Pek hap Cin keng.
Satu kitab yang memuat intisari dari ilmu
silat yang tinggi. Dalam kitab itu hanya
memuat beberapa ratus huruf saja. Tapi siapa
yang dapat mempelajari dengan berhasil
niscaya akan menjadi orang yang tak
terkalahkan dalam dunia rimba persilatan.
Ilmu-ilmu silat dalam kitab itu dahulunya
ada dimiliki oleh Thian Ju Cuncia dan Thian
Cok Cinjin. Ialah pada tiga ratus tahun yang
lampau Thian Ju Cuncia telah menjelajah
keseluruh pelosok dari dunia untuk
mempelajari semua ilmu silat yang tinggi.
Dalam Goa di gunung Kouw louw san itu ia
telah menyusun ilmu pelajaran itu dan
dinamakan Pek hap Cin keng.
Sedang Thian Ciok Cinjin yang gemar
dengan ilmu obat-obatan telah menyusun satu
kitab yang dinamai Pek tok Cin Keng yang
belakangan dimiliki oleh Se bun Pa yang
telah melakukan perbuatan-perbuatan kejam
dimana ia sebelum bertobat hingga mendapat
nama julukan Cian tok Jin mo (Manusia Iblis
Seribu Racun)
Penemuan benda-benda pusaka itu memang
ada jodohnya. Demikian dengan Se bun Pa 720
sudah menemukan Pek tok Cin keng yang tak
dapat diketemukan oleh orang lain. Maka
pikirnya Se bun Pa siapa tahu kalau Pek hap
Cin keng ada berjodoh dengan Li Cong Bun
yang muda dan gagah.
Anak muda itu sudah mahir menggunakan
segala ilmu yang dipelajari dari Bu Ju dan
Ceng Leng malah belakangan ia mendapat lagi
ilmu pedangnya Gan Su Nio yang hebat yaitu
Tigabelas Gerakan Pedang Ajaib. Maka kalau
Ceng Bun ditambah dengan pelajaran yang
didapat dari kitab Pek hap Cin keng terang
ia akan merupakan satu pendekar tanpa
tandingan dalam dunia persilatan.
Li Cong Bun ada berangan-angan tinggi. Ia
setelah mendapatkan ilmu pedangnya Gan Su
Nio, katanya nanti akan menciptakan ilmu
pedang tersendiri.
Ia ingat akan ayahnya Li Cong Bun yang
telah ia racuni yang membikin belakangan ia
menyesal tidak habisnya sampai membunuh diri
di depan Li Cong Bun dan Bo yong Kang untuk
menebus dosanya. Untung ada pil Ban mio Leng
tan yang diberikan oleh Li Cong Bun
kepadanya ketika ia sudah tidak bernafas.
Dasar pil ajaib bikina Bu Ju Toato maka Se
bun Pa tidak jadi binasa.
Karena tidak jadi mati, ia ingin membalas
budinya Li Cong Bun itu. maka sekarang ada


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saatnya ia membalas budinya ialah dengan
membawa Li Cong Bun ke goa yang ia ketahui 721
dimana ada disimpan kitab wasiat dari dua
orang pendekar gagah perkasa pada jaman tiga
ratus tahun yang lampau. Siapa tahu Li Cong
Bun ada jodoh dan berhasil menemuinya. Ia
dan Cong Bun akan berada dalam goa itu untuk
melatihnya sampai waktu pertempuran tahun
depan bulan satu tanggal satu. Waktu itu
pasti Li Cong Bun sudah meyakinkan sampai
mahir ilmu yang didapatnya dari Pek hap Cin
keng. Dengan kepandaiannya ini sudah tentu
Li Cong Bun dapat menyapu jagoan-jagoan
iblis yang mana saja.
Dengan Pedang Penakluk Iblis yang tajam
luar biasa. Li Cong Bun dapat menaklukkan
semua iblis sesuai dengan nama pedang yang
ia gunakan.
Demikian pikirannya sudah tetap. Kalau
nanti Li Cong Bun sudah dipulangkan dan Hwe
Pek It dan Auw yang Ti kalau bisa sudah ada
diantara kawan-kawannya, ia dengan Li Cong
Bun akan berangkat ke propinsi Kang se untuk
mencari goa yang dimaksudkan guna
mendapatkan kitab Pek hap Cin keng yang
ajaib.
Sng waktu dirasakan lambat sekali
jalannya tapo toh akhirnya sampai juga sang
malam ialah waktu dimana Li Cong Bun akan
ditukarkan dengan Song Sam Ceng.
Mereka lantas membawa Song Sam Ceng yang
tidak berdaya karena jalan darahnya ditotok.
Mereka berkumpul diluar rimba dimana ada 722
banyak pohon-pohon, menunggu akan
kedatangannya Hwe Kun dan Li Cong Bun.
Si Burung Hong Kemala Gan Su Nio rada
kuatir kalau-kalau nanti musuhnya berlaku
licik ialah hanya merebut Song Sam Ceng dan
tidak mau mengembalikan Li Cong Bun.
Pihaknya tentu tidak dapat berbuat apa-apa
karena memang kekuatannya kalah jauh dengan
kawanan iblis itu.
Kira-kira jam sepuluh dari kejauhan ada
datang beberapa bayangan orang ke arah
mereka. Ketika ditegasi benar saja mereka
itu ada Hwe Kong, Cong Jie Giok dan Li Cong
Bun. Selainnya itu ad beberapa penjahat yang
berjubah hweshio.
Melihat mereka datang mendekati maka Se
bun Pa lantas berteriak.
"Hei, kau orang, tunggu dulu disitu.
Masing-masing membuka totokan tawanan yang
hendak ditukarkan. Gan Su Nio terus membuka
totokan Song Sam Ceng si Garuda Hitam.
Ketika melihat Gan Su Nio bekas sumoy dari
Si leng cee tempo hari, matanya melotot pada
si nona. Tapi ia tidak bisa bergerak apa-apa
karena Pedang Penakluk Iblis ditodongkan
kepadanya oleh si nona yang takut ia kabur
sebelum urusannya pertukaran tawanan beres.
Dilain pihak, Hwe Kong juga telah membuka
totokan Li Cong Bun. 723
Bo yong Kang lalu berteriak. "Bun jie,
bagaimana tentang kesehatanmu?"
Tapi Bo yong Kang tidak mendapat jawaban
dari keponakannya hingga harinya merasa
sangat gelisah, tapi Se bun Pa rupanya lebih
tahu akan adatnya Li Cong Bun yang angkuh
dan pantang menyerah kalah, maka sambil
tertawa ia berkata.
"Ya Li hiantit, kau sudah masuk ke kolam
naga dan goa harimau. Sebagai pemuda dapat
melawan yang umurnya empat lima kali lebih
tua daripada kau. Apalagi lawanmu itu adalah
penjahat yang termasyur dalam kalangan
kangouw, maka biarpun kau kalah, tapi harus
merasa bangga. Apakah kau masih merasa
menyesal? Semua itu buat apa harus
disesalkan?"
Li Cong Bun hanya menjawab dengan "Hmm"
Sebaliknya Hwe Kong juga menanya pada
Song Sam Ceng tentang keadaanya apakah
selama dalam tawanan ia kena disiksa Se bun
Pa dan kawan-kawannya?
"Oh. Aku tidak nanti membikin malu
sebagai murid Thian lam yang termasyur,
susiok jangan buat kuatir."
Hwe Kong mengerti bahwa keadaan tawanan
kedua pihak tidak kurang suatu apa, maka ia
berteriak. "Kedua pihak mempunyai tawanan
tidak kurang suatu apa, maka lekas-lekas
masing-masing melepaskannya!" 724
Berbareng Hwe Kong telah melepaskan Li
Cong Bun. Diam-diam pihak Gan Su Nio telah
melepaskan Song Sam Ceng. Dengan muka
kemalu-maluan bekas ketua dari Si leng cee
telah melesat berkumpul dengan kawan-
kawannya.
Se bun Pa setelah menerima Li Cong Bun
segera menyebarkan obat racunnya untuk
mencegah kawanan iblis itu berbalik pikir
dan merampas kembali Li Cong Bun. Sambil
menyebarkan racunnya ia telah berkata pada
pihaknya Hwe Kong.
"Hei, kalian ketahuilah. Aku menebarkan
obat racun untuk mencegah perbuatan yang
licik dan tidak tahu malu. Racunku ini amat
ganas. Siapa terkena akan mati. Siapa tak
percaya boleh coba-coba saja. Nah sekarang
halnya pertukaran tawanan sudah beres. Sejak
tiga hari kalian tentu juga akan melepaskan
Hwe Pek It dan Auw yang Ti dikembalikan
kepada kami."
Hwe Kong dan Cong Jie Giok memeriksa obat
racun itu, memang benar ada obat racun yang
sangat berbisa maka cepat mereka telah
angkat kaki pulang naik gunung. Dari
kejauhan terdengar suara berkata:
Sumber: Buku Koleks Awie Dermawan
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
"Hmm.. kalian kira begitu mudah? Tunggu
kalau matahari sudah terbit dari barat
barulah Hwe Pek It dan Auw yang Ti dapat
kalian ambil pulang. Ha ha ha" 725
Li Cong Bun amat berduka hatinya karena
tempo hari sudah kena kurung di Si Hek,
sekarang ia kembali menjadi tawanan musuh.
Ia merasa sangat malu untuk menemui para
Locianpwe. Dalam keadaan demikian tiba-tiba
muncul pikiran nekatnya. Ia mencoba melompat
menceburkan diri kedalam rawa berlumpur yang
tak berjauhan dari situ. Maksudnya hendak
bunuh diri. Tetapi Se bun Pa yang berdekatan
dengannya cepat-cepat sudah memeluknya dan
berbisik di kupingnya:
"Hiantit, kau jangan kesusu. Aku tanggung
setahun kita menempur mereka yang sombong
itu di gunung Tay san. Kaulah yang akan
menonjol kedepan sebagai pendekar yang
tertinggi ilmunya. Jangan kuatir tidak dapat
mengalahkan Pek kut Thian ong Hwe Kong dan
lain-lainnya."
Li Cong Bun terkejut mendengar bicaranya
Se bun Pa. pikirnya ia kini bukan tandingan
itu dua musuh Hwe Kong dan Cong Jie Giok.
Apakah pertandingan di gunung Tay san itu
hanya tinggal tiga bulan saja. Mana dapat
dalam waktu sesingkat itu ia mempertinggi
ilmunya? Itulah pikirannya dalam teori tapi
ia sangat percaya akan kata-katanya Se bun
Pa yang ia tahu benar bahwa orang ini ada
sangat cerdik dan sukar diukur kecerdikannya
itu sampai dimana.
Li Cong Bun malam itu menghadapi Hwe Kong
dengan ilmunya ?tenaga sakti? bukan hanya
bobol diserang oleh Hwe Kong, malah berat 726
pukulan musuh telah menyusup ke tulang-
tulangnya hingga mau tak mau harus menerima
luka parah di sebelah dalam tubuhnya.
Inilah ada kejadian yang mencemaskan
hatinya maka tadi ia ingin lantas membunuh
dirinya tetapi kini mendengar perkataannya
Se bun Pa hatinya menjadi terang kembali.
Pengharapannya timbul bahwa ia dapat
mengalahkan musuh-musuhnya yang sangat
tangguh dan lihai.
Bo yong kang dan Teng Goan hweshio juga
pada datang menghampiri Li Cong Bun. Mereka
menghibur hatinya pemuda yang pantang mundur
itu. Teng Goan Hweshio tahu bahwa Li Cong Bun
terluka karena pukulannya Hwe Kong. Maka ia
telah menotok beberapa jalan darahnya untuk
mencegah pengaruh pukulan siluman itu
menyusup ke jalan darah yang penting dan
dapat membinasakan korbannya. Setelah itu
Teng Goan Hweshio berkata pada kawan-
kawannya.
"Cong Bun sudah terkena pukulannya Hwe
Kong. Memang sangat ganas ilmunya Pek kui Im
kong. Kalau pengaruh pukulannya itu sudah
menyusup ke seluruh jalan darah akan menutup
semua jalan-jalan darah itu. Tulang-
tulangnya akan menjadi dingin seperti es.
Semalam karena Song Sam Ceng kena kita
tangkap, rupanya siluman tua itu tak
menggunakan keganasannya sepenuhnya. Juga 727
tenaga dalamnya Cong Bun sudah mahir maka
Cong Bun tidak sampai mati kedinginan karena
pukulannya itu. Sekarang ia perlu mendapat
pertolongan dua orang yang tinggi ilmu
tenaga dalamnya untuk memeriksa dan
melancarkan jalan darahnya, membuang
racunnya kalau tidak akan mengganggu
kesehatan Ceng Bun. Setelah diperiksa
demikian dan dibuang racunnya, ia harus
beristirahat, kemudian barulah sembuh luka
parahnya disebelah dalam. Maka sebaiknya
lekas-lekas kita pulang ke penginapan.
Disana barulah kita memberikan pertolongan
kepada Ceng Bun.
Mendengar kata-kata itu, segera Bo yong
kang menggendong keponakannya. Terus turun
gunung menuju ke tempat pondoknya.
Sesampainya di penginapan segera Li Cong Bun
dibawa masuk ke dalam kamar.
Disana ia mendapat pertolongan sementara
dari Teng Goan Hweshio. Jalan-jalan darahnya
pada beberapa bagian dapat dibuka. Lantas
kelihatan mukanya Li Cong Bun yang berwarna
merah menjadi berubah warna kehitam-hitaman.
Itulah tandanya racun sudah mulai bekerja
didalam tubuhnya. Juga ia mulai mengigil
seperti yang sakit demam kedinginan.
Pil Bun mia Leng tan sudah diberikan pada
Se bun Pa tidak dapat menolong Li Cong Bun.
Maka Teng Goan Hweshio telah memberikandua
butir pil bikinannya sendiri yaitu Ko goan 728
Leng tan dan sebutir pilnya Ceng Leng
Cinjin.
Teng Goan Hweshio lalu berkata pada Bo
yong Kang.
"Sute, mari kau dan aku bersama-sama
menyalurkan hawa murni kedalam tubuhnya Li
ong Bun untuk membantu melancarkan jalan
darahnya, mengusir racun hawa dingin yang
sudah menyusup ke tulangnya, hanya"
"Hei, suheng kenapa kau berhenti bicara?"
tegur Bo yong Kang gelisah.
"Bukan begitu, sebenarnya dalam tiga hari
lamanya kita harus bekerja sebagaimana yang
dikatakan tadi. Tapi selama itu tak
seorangpun diantara kita yang kena kaget.
Kalau kena kaget semua usaha kita akan sia-
sia saja dan sakitnya Cong Bun lebih berat
lagi. Aku kuatirkan nanti itu siluman tua
yang datang mengacau kesini, tentu kita akan
kaget dibuatnya. Maka itu penjagan disebelah
luar harus diperkuat, jangan mereka kena
mengacaukan usaha kita. Sekarang aku hanya
mengharap bantuannya Se bun Toako. Harap
toako suka mengatur bagaimana baiknya supaya
usaha yang kita kerjakan tidak sia-sia."
Se bun Pa berpikir sejanak kemudian
angkat kepalanya.
"Ya, kemarin pagi aku sudah membikin obat
yang amat berbisa," katanya. Malah aku sudah
masukkan di badannya Song Sam Ceng. Aku 729
berbuat begini demi menolong dua kawan kita
Auw yang Ti dan Hwe Pek It. Menurut


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dugaanku, dalam tiga hari ini siluman tua
itu pasti akan datang atau mengirim orang-
orangnya untuk berdamai. Pasti datang bukan
untuk bertempur. Taysu dan Bo yong Laote
boleh tenangkan hati. Cepat-cepat saja
mengobati Li hiantit agar lekas sembuh. Nona
Gan pandai ilmu pedangnya dan aku
menggunakan racun yang amat berbisa, maka
dalam tempo tiga hari tiga malam ini rasanya
tidak ada yang berani mengacau kesini!"
Teng Goan Hweshio tersenyum dan angguk
anggukkan kepala.
"Semua aku mengandalkan Se bun toako dan
Gan Sumoy. Nah kalian boleh mulai dengan
penjagaan dan kami berdua di sini akan
mengatur bagaimana baiknya untuk menolong
Cong Bun."
Se bun Pa dan Gan Su Nio pada keluar dari
kamar.
Kini tinggal Teng Goan hweshio dan Bo
yong Kang. Mereka lantas mulai menyalurkan
tenaga murninya kedalam tubuhnya Li Cong
Bun. Pekerjaan itu bukannya gampang. Dengan
telaten satu persatu jalan darahnya Li Cong
Bun telah dipijati dan dilancarkan darahnya
agar tak jadi mecet karena pengruhnya racun
dingin yang masuk ke tulangnya. 730
Dalam waktu satu hari satu malam mereka
bekerja baru bisa menghentikan badannya Li
Cong Bun yang mengigil. Tapi masih ada
beberapa bagian yang dingin dirasakan oleh
Li Cong Bun. Matanya yang menjadi kehitam-
hitaman masih juga belum kelihatan hilang.
Itulah tandanya racun dingin belum terusir
semua keluar.
Se bun Pa dan Gan Su nio yang mengintip
di kamar sebelah sangat terkejut. Mereka
insyaf akan hebatnya ilmu Pek kut Im tong
cian dari Hwe Kong. Sukar dapat disembuhkan
dalam sedikit waktu.
Saat mereka sedang mengagumi hebatnya
pukulan Hwe Kong mendadak pintu kamar
diketuk, gan Su Nio cepat membuka pintu dan
menjumpai pelayan yang mengabarkan bahwa
diluar ada orang berbaju putih hendak
bertemu dengan Se bun Pa.
Se bun Pa lantas mengerti bahwa orang
yang hendak bertemu dengannya itu adalah hwe
Kong maka ia lalu berkata pada Gan Su Nio.
"Nona Gan, mereka berdua yang sedang
menolng Cong Bun jangan dikasitau. Kau
sekarang berjaga-jaga saja disini. Aku akan
menemui Hwe Kong untuk berunding. Kau jangan
kuatir!"
Gan Su Nio tidak menjawab, hanya matanya
saja yang menatap pada Se bun Pa. 731
Bekas iblis beracun itu mengetahui bahwa
nona Gan ragu-ragu akan tindakannya sebab
kalau-kalau salah paham bisa mengacaukan
urusan dan meminta korban bagi pihaknya,
maka Se bun Pa lalu berkata pula.
"Nona Gan legakan hatimu. Siluman tua itu
datang kesini hendak minta pertolongan dari
aku. dia pasti tidak berani embikin ribut.
Kau jangan kuatir. Aku pergi menemui dia
sebentar. Setelah berkata, ia lalu
meninggalkan Gan Su Nio yang bengong
sendirian mengawasi perginya Se bun Pa.
ketika ia bersandar lantas ia siapkan
pedangnya dan senjata rahasianya untuk
menjaga segala kemnungkinan yang tidak enak
untuk bercakap-cakap. Baru saja Se bun Pa
melangkah ke pintu,ia kesomplokan dengan hwe
Kong yang sedang berada dekat disitu.
Se bun Pa sambil tertawa lalu menjura
kepada Hwe Kong dan menyilakan tamunya untuk
ikut ke ruang tamu dimana mereka dapat
berbicara dengan leluasa.
Setelah mereka mengambil tempat duduknya
masing-masing, Se bun Pa lalu menuangkan teh
disuguhkan kepada Hwe Kong, tapi dia ini
tidak berani irup teh itu hanya ditaruh saja
diatas meja.
Se bun Pa tertawa. Ia tahu bahwa Hwe Kong
takut kena raun maka ia tidak meminum
tehnya. Ia berkata pada tamunya. 732
"Ah Locianpwe punya ilmu Pek kut Im hong
ciang itu benar-benar amat lihai tidak ada
bandingannya. Kalau saja Ceng Bun tidak
berilmu Cian goan kang dan Tay cing Sin Kang
pada saat ini barangkali tulang belulangnya
sudah menjadi beku seperti es. Kami mana
dapat membawa dia ke puncak Tay san untuk
melihat-lihat dan menikmati pemandangan yang
indah disana. Ha ha ha"
Hwe Kong terkejut mendengar omongan. Ia
sangat hati-hati menghadapi Se bun Pa yang
dulunya bergelar Cian tok Jin Mo (Iblis
beracun)hingga teh yang disajikan tidak
berani ia minum. Kini ia mendengar tentang
Li Cong Bun yang memiliki dua ilmu yang
hebat itu mana ia tidak menjadi kaget karena
ia pikir setelah menerima pukulannya sudah
pasti tinggal menunggu saatnya saja untuk
menghadap pada Giam lo ong (raja akherat).
Tidak disangka Li Cong Bun yang semuda itu
sudah memiliki ilmu yang tidak sembarangan
dapat dimiliki hingga jiwanya tidak sampai
melayang.
"Se bun Pa," tiba-tiba ia berkata.
"Kedatanganku ialah hendak membicarakan
halnya Sam Ceng yang tiba-tiba tidak henti-
hentinya tertawa. Dia tentu sudah terkena
racunmu yang berbisa bukan? Kenapa kau sudah
berbuat curang demikian?"
"Aku tidak berbuat curang. Aku melakukan
demikian karena untuk kepentingannya dua
kawanku yang telah ditahan olehmu." 733
"Hmm!"
Hening sekian lamanya. Tiba-tiba Hwe Kong
menatap wajahnya Se bun Pa dengan bengis.
"Kau harus keluarkan obatnya untuk
menyembuhkan Sam Ceng!" katanya.
"Tentu," jawb Se bun Pa. "Aku akan
memberikan obat pemunahnya asal saja cianpwe
juga melakukan permintaanku."
"Apakah itu yang hendak kau minta
dariku?"
"Kebebasan kedua kawanku Auw yang Ti dan
Hwe Pek IT."
"Hmm!" Hwe Kong menggeram.
Beberapa saat kedua pihak tidak membuka
suara.
"O cianpwe," Se bun Pa buka suara. "Sam
Ceng tidak bisa sembuh dengan obat apapun
kecuali obat pemunah dari bikinanku sendiri.
Aku akan memberikan obat pemunah itu, tapi
aku harap cianpwe suka pegang janji akan
membebaskan dua kawanku yang aku sebetkan
barusan. Bagaimana, apa cianpwe bersedia?"
Hwe Kong tidak menjawab, mukanya berubah
menjadi asam. Ia menatap wajahnya Se bun Pa
dengan matanya yang tajam seolah-olah ingin
menembusi hati orang.
Tapi sSe bun Pa tidak merasa keder
menghadapi sorot matanya yang beringas ganas
itu. 734
"Locian pwe adalah seorang gagah dengan
kepandaian yang tidak ada duanya." Se bun Pa
mengumpak. "Untuk melepaskan dua orang itu
dan menangkapnya kembali sama saja
gampangnya seperti membalik telapak tangan.
Maka aku percaya cianpwe tidak akan
keberatan untuk melepaskan dua orang
sahabatku itu.
Hwe Kong kerutkan alisnya setelah itu
tertawa bergelak-gelak.
"Se bun Pa kau benar-benar pintar
katanya. Nah sekarang serahkan obat pemunah
itu kepadaku. Aku mau lihat kalau dalam dua
hari Song Sam Ceng sembuh dari
penderitaannya, aku akan kembalikan dua
orang itu pada kau malah aku tanggung
keadaan dua orang itu utuh kulit dan
rambutnya.
"Aku harap cianpwe tidak membohongi aku."
jawab Se bun Pa.
"Ha ha ha" Hwe Kong tertawa. "Kalau
obatmu manjur, untuk apa aku si orang tua
mesti mendustai padamu. Kau tak usah banyak
rewel."
Se bun Pa tidk bisa berkata apa-apa.
matanya mengawasi pada Hwe Kong seakan-akan
ingin mengetahui apa yang dikatakan mulutnya
siluman tua itu dapat dipercaya?
Pelahan-lahan ia telah mengeluarkan
sebotol kecil obat berwarna hijau. Sambil 735
mengunjukkan itu di depan Hwe Kong ia
berkata.
"Locianpwe ada sangt tinggi ilmu silatnya
aku tak dapat menandinginya. Maka terpaksa
aku berbuat pengecut dengan minta
pertolongan obat ini." Ia tertawa nyengir
lalu meneruskan bicaranya. "Dalam botol ini
ada bisanya ular yang paling beracun dalam
dunia ini, maka siapa yang terkena sedikit
saja olehnya tentu akan binasa seketika itu
juga. Nah marilah kita keluar dan aku akan
menyerahkan obat pemunah untuk Sam Ceng.
Silakan cianpwe jalan terlebih dulu."
Ia berkata sambil bangkit dari duduknya
diikuti oleh Hwe Kong.
Siluman kedua dari Thian lam Siang koay
mengerti bahwa dirinya dicurigai oleh Se bun
Pa. bekas Iblis Beracun itu mencurigai kalau
ia sudah menerima obat pemunahnya pasti akan
menyerang dirinya maka Se bun Pa sudah sedia
dulu pelindungnya yang berupa racun ular
dalam botol.
Kalau umpamanya Hwe Kong berani
menyerang, sekalipun misalnya Se bun Pa
menemui kebinasaannya tapi Hwe Kong juga
tidak akan luput dari kematian karena kena
tersiram oleh racun ular berbisa yang ada
dalam botol tadi. Se bun Pa telah sedia
payung sebelum hujan.
Hwe Kong sudah mengetahui lihainya obat
racun orang she Se bun itu maka sementara 736
berjalan hatinya kebat-kebit kalau dirinya
kena dicurangi oleh sSe bun Pa dan mati
konyol karena racun berbisanya.
Tapi ternyata tidak ada kejadian yang
dikuatirkan oleh Hwe Kong, sebab setelah
mereka sampai di tempat yang sepi Se bun Pa
lalu berkata.
"Nah, cianpwe harap menerima obat pemunah
ini. Setelah Sam Ceng sembuh harap tepati
janji cianpwe. Aku disini menantinya.
Setelah berkata, ia melemparkan sebuah
bungkusan keudara. Hwe Kong menyambuti dan
dengan tidak mengatakan apa-apa lagi ia
sudah terus panjangkan langkahnya menuju
keatas gunung.
Se bun Pa setelah melemparkan bungkusan
tadi, cepat-cepat dari sakunya mengambil
beberapa pil untuk ditelannya, rupanya pil
untuk mencegah keracunan. Sampai di rumah
penginapan lagi, cepat ia mengambil
sebungkus obat untuk diaduk dengan air untuk
mencuci tangannya.
Gan Su Nio yang mengikuti dengan
sembunyi-sembunyi apa yang dirundingkan oleh
Se bun Pa dan Hwe Kong dalam hatinya ingin
tahu darimana Se bun pa bisa dapat obat
berbisa itu, maka ia lalu menanya.
"Toako, siluman tua itu amat jahat, mana
dapat dia dipercaya akan menepati janjinya? 737
Dan itu obat racun berbisa dalam botol kau
dapat dari mana?"
Se bun Pa tertawa, katanya, "Ya, betul
seperti katamu. Tapi dia adalah seorang yang
ternama dalam kalangan kangouw, semestinya
ia berlaku jujur. Tapi lihat saja. Jikalau
belakangan ia mengingkari janjinya, kita
mencari akal untuk membasmi habis itu
kawanan penjahat."
Ia berkata sambil keluarkan botol obat
beracun yang berwarna hijau tadi. Ia lalu
tuang dicangkir kemudian diminum dengan enak


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekali kelihatannya.
Dilain pihak Gan su nio yang melihatnya
menjadi pucat wajahnya. Ia kaget Se bun Pa
sudah meminum obat racun ular.
"Toako, ah kau..kau" ia hanya dapat
mengeluarkan perkataan ini dengan terputus-
putus. Tidak dapat mencegahnya, Se bun Pa
dengannya ada jauh juga.
Tapi Se bun Pa dengan tertawa telah
berkata.
"Nona Gan, kau jangan kuatir. Legakan
hatimu. Obat yang barusan aku minum itu
bukannya racun. Aku hanya membikinnya untuk
menakut-nakuti siluman tua itu saja. Sebab
berbahaya sekali kalau dia tidak dipengaruhi
oleh benda yang ia sangat takuti. Dia sangat
lihai, seperti kau sendiri ketahui bagaimana 738
dengan dirinya Cong Bun yang terkena pukulan
Pek kut Im hong ciang.
"Toako, ah benar-benar kau pintar sekali.
Aku tadi sudah ketakutan karena kau minum
racun sendiri" kata Gan Su Nio. Hatinya
lega sebab yang diminum itu bukan racun.
Mukanya yang cantik jelita tampak ramai
lagi dengan senyuman.
Pada hari yang ketiga, waktu tengah hari
masih meminta setengah harian lagi untuk
Teng Goan Hweshio dan Bo yong Kang dapat
mengeluarkan semua racun dari tubuhnya Li
Cong Bun. Menurut pikiran Se bun Pa, Song
Sam Ceng yang telah minum obatnya saat itu
tentu sudah sembuh. Akan tetapi kenapa Hwe
Kong masih belum mengirim pulang kedua
kawannya? Hati Se bun Pa menjadi gelisah.
Se bun Pa kelihatan banyak membisu,
karena pikirannya tidak tenteram dengan dua
kawannya yang ditahan oleh Hwe Kong masih
juga belum mincul.
Gan Su Nio melihat kelakuannya demikian
telah menanya,
"Toako, kau biasanya sangat gembira. Tapi
kenapa hari ini kelihatan sangat lesu dan
saban-saban aku lihat kau mengerutkan alis,
apa sih yang sedang kau pikirkan?"
"Siluman tua itu sampai saat ini masih
belum menepati janjinya hingga pikiranku
jadi gelisah," jawab Se bun Pa. 739
"nah aku bilang juga apa. orang semacam
siluman tua itu mana dapat dipercaya? Dia
hanya dimulutnya saja berjanji, tapi hatinya
lain lagi."
Se bun Pa diam beberapa lamanya.
"Habis bagaimana toako pikir?" tanya Gan
Su Nio. Kelihatan ia sangat kasihan kepada
Se bun Pa seperti yang sudah mati daya.
"Aku kuatir siluman itu betul-betul
mengingkari nanjinya, tapi apakah ia tidak
malu dicaci oleh dunia?" ia tidak
melanjutkan bicaranya karena muncul seorang
pelayan yang menyerahkan pada Gan Su Nio
kotak dari kulit. Entah apa isinya.
Menurut keterangan si pelayan, katanya
kotak itu diterima dari seseorang yang tidak
dikenal untuk diserahkan kepada Se bun Pa.
"Aha," kata Gan Su Nio setelah si pelayan
berlalu. "Menepati janjinya?, Buktinya
sekarang ia bukannya mengirim kembali dua
kawan kita. Sebaliknya telah mengirimkan
kotak itu," kata Gan Su Nio pada Se bun Pa.
Kotak lalu diletakkan diatas meja.
Se bun Pa berdiri bengong mengawasi benda
persegi itu. Dalam hatinya menduga-duga apa
maksud siluman tua itu mengirimkan benda
demikian?. 740
Tiba-tiba ia menangis sedih sekali. Air
matanya terus bercucuran, sehingga Gan Su
Nio menjadi kaget.
"He, toako kenapa? Kau bikin kaget orng
saja." tegur si nona.
Dengan air matanya berlinang-linang ia
berkata perlahan kepada Gan Su Nio.
"Ahh betul-betul celaka. Aku ingin
menebus dosa, sekarang jadi tambah dosa
lagi. Seumur hidupku aku menumpuk dosa dan
membikin susah kepada teman-teman saja. nona
Gan aku sudah bisa tebak isinya, kotak ini
tentu saja Nona Gan aku sudah bisa tebak
isinya tentu bukan lain dari rambut dan
kulitnya dua kawan kita, Ah sungguk kejam
itu iblis tua."
Jilid 20
GAN SU NIO GEMETAR BADANNYA. Ia ingat
ketika Se bun Pa dan Hwe Kong berunding.
Iblis tua itu telah berikan janjinya bahwa
rambut dan kulit Auw yang Ti dan Hwe Pek It
utuh terkirim.
Mengingat hal ini, hatinya ingin lekas-
lekas membuka kotak tadi. 741
Tetapi ketika ia mendekati dan mau
mengulur tangannya tiba-tiba Se bun Pa
berkata.
"Nona Gan kau jangan ceroboh. Siapa tahu
didalamnya ada racunnya, karena iblis tua
itu sangat jahat dan licik. Kita harus
berjaga-jaga. Apalagi dia sudah tidak
menepati janjinya maka perbuatan apa saja
dia berani lakukan. Nah kau dengan
memiringkan badanmu coba buka kotak itu
dengan pedangmu!"
Gan Su Nio menurut. Dari jauh-jauh ia
membuka kotak itu, ketika terbuka betul saja
telah menghambur sinar keemas-emasan. Cepat-
cepat Gan Su Nio kebutkan lengan bajunya
untuk menyampok asap beracun itu hingga
sebentar saja sudah hilang. Apa yang
mengagetkan adalah benar saja isi kotak itu
seperti apa yang Se bun Pa katakan.
Dalam kotak itu terdapat kulit manusia
dengan kumis dan rambut putih yang lainnya
sedikit kumis dan rambut coklat tidak salah
lagi adalah kulit mukanya Auw yang Ti dan
Hwe Pek It.
Tidak heran kalau Gan Su Nio setelah
melihatnya lantas menangis sedih sekali.
Kini Se bun Pa dan Gan Su Nio dapat
kepastian bahwa dua kawannya itu telah
dibunuh mati oleh iblis dari Thian lam itu. 742
Ketika mereka sedang sibuk menangis tiba-
tiba pintu kamar terbuka dan kelihatan masuk
Li Cong Bun diikuti oleh Bo yong Kang dan
Teng Goan Hweshio.
Anak muda itu ternyata sudah sembuh dari
luka dalamnya.
Ketika mendengar penuturannya Gan Su Nio
tentang dibunuh matinya Hwe Pek It dan Auw
yang Ti, bukan main marahnya Li Cong Bun. Ia
membanting-banting kakinya demikian keras
hingga lantas yang diinjaknya menjadi
hancur.
Bo yong Kang merasa sangat berduka dengan
hilangnya dua kawannya itu.
Teng Goa Hweshio sambil merangkap kedua
tangannya di dada tidak henti-hentinya
memuji Sang Buddha, "O mi to hud!"
Keadaan dalam kamar itu diliputi
kesedihan dan penasaran.
Lama keadaan itu telah berlalu, tiba-tiba
Se bun Pa memecahkan kesunyian dengan
tertawa bergelak. "Ha ha ha ha..! Hwe Kong
siluman tua itu telah kira telahdan menipu
kau. Hmm! Dia salah menghitung. Kawan kita
berdua mati ditangan pengecut itu. Song Sam
Ceng juga tidak. Selewatnya tiga hari
setelah sembuh sementara yang mengenaskan Ha
ha ha ha ha.. Hwe Kong, Hwe kong.. kau kira
sudah menang. 743
Bo yong Kang dan Teng Goan Hweshio tidak
mengerti dengan kata-katanya Se bun Pa maka
mereka lalu minta penjelasan.
Kiranya Se bun Pa telah memperhitungkan
urusan terlebih dahulu, ialah obat yang
diserahkan kepada Hwe Kong adalah obat
sementara, yaitu jika Hwe Kong berbuat jujur
dan mengembalikan dia kawannya ia akan
menyerahkan obat pemunahnya yang tulen
supaya Song Sam Ceng sembuh benar-benar.
Sebaliknya kalau Hwe Kong mengingkari
janjinya obat sementara yang diberikan
sebagai pemunah akan memperlihatkan
reaksinya dan Song Sam Ceng akan binasa
secara mengenaskan. Bekas keetua dari Si
leng cee itu akan menemui ajalnya.
Bo yong kang dan Ceng Goa Hweshio
mendengar keterangan itu tidak bisa berkata
apa-apa. meskipun hatinya tidak setuju
dengan tindakan Se bun Pa tetapi mengingat
kekejamannya Hwe Kong yang telah
membinasakan Hwe Pek It dan Auw yang Ti mau
tidak mau diam-diam mereka telah memuji
kecerdikannya Se bun Pa.
"Sam Ceng lewat tiga hari akan binasa,
sedangkan itu Hwe Kong hanya menunggu
waktunya saja tahun depan bulan satu tanggal
satu pertempuran di gunung Tay san dia akan
binasa secara lebih mengenaskan. Kini kita
tidak bisa melawan kepadanya. Biarlah kita
menelan hinaan dahulu. Pembalasan tahun
depan pasti kita akan berhasil!" 744
Se bun Pa bicara sambil kepal-kepalkan
tangannya. Rupanya sangat marah kepada Hwe
Kong yang sudah mengingkari janjinya hingga
dua temannya telah binasa.
Teng Goan Hweshio dan Bo yong Kang merasa
heran dengan omongannya Se bun Pa yang
seolah-olah sudah memastikan bahwa Hwe Kong
akan binasa tahun depan, lalu minta
keterangan cara bagaimana iblis yang lihai
itu bisa dibinasakan.
"Ha ha ha.." Se bun Pa tertaw. "Iblis
celaka itu akan binasa di ujung pedangnya Li
hiantit, kau saksikan saja omonganku. Benar
atau tidak?"
"Toako, apa kau mengimpi? Cara bagaimana
Cong Bun dapat membunuh iblis itu. Sedang
sekarang saja dia hanya kena angin pukulnnya
sudah tidak tahan dan tulang-tulangnya pada
membeku seperti es. Kalau tidak keburu kita
berdua turun tangan tentu Cong Bun kapiran
hidupnya." demikian Bo yong Kang menyatakan
pikirannya.
"Bo yong laote, kau legakan hatimu. Aku
akan membawa Li hiantit ke suatu tempat
dimana ia akanmeyakinkan ilmu silat yang
luar biasa warisan dari seorang pendekar
ulung pada tiga ratus tahun yang lampau."
Semua orang menjadi heran dan minta
penjelasan dari Se bun Pa. 745
Secara singkat se bun Pa tuturkan
rencananya untuk ia dan Li Cong Bun akan
pergi ke Kouw louw san mencari Pek hap Cin
Keng yang akan diyakinkan oleh Cong Bun
supaya dapat membalas sakit hati atas dua
kawannya yang dibinasakan.
"Menurut pikiranku," kata Se bun Pa pada
akhir penuturannya. Kalian lebih baik
meninggalkan tempat ini dan mencari suatu
tempat sembunyi menantikan kabar bagaimana
kesudahannya pertandingan antara Tri Tunggal
dengan Kiu bin Sin Bo sSiang Su Su yang
tinggi ilmunya. Aku berani pastikan setelah
Song Sam Ceng binasa itu Hwe Kong dan Song
Jie Giok mesti turun gunung mencari kemari.
Kita tidak cukup tenaga untuk melayani
kepandaiannya yang tinggi maka sebaiknya
kita menyingkir dahulu. Jangan sampai kita
menjadi korban percuma. Sekarang aku dengan
Cong Bun berangkat ke Kouw louw san. Tahun
depan kita berdua tentu akan naik ke puncak
Cang jin hong untuk membantu pertandingan
yang menentukan. Bagaimana, apa Bo yong
laote keberatan aku membawa Li hiantir?"
Bo yong Kang geleng-geleng kepalanya.
"Aku tidak keberatan Cong Bun mengikuti
toako pergi, malah aku merasa sangat
bersyukur toako sudah mengambil perhatian
begitu besar terhadap keponakanku. Untuk itu
barangkali aku tidak cukup hanya mengucapkan
terima kasih kepada toako. Cuma saja dua
kawan kita telah binasa ditangan mereka. 746
Apakah kita boleh sudahi saja cara begini?


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Betuk-betul hatiku merasa tidak puas
menghadapinya."
Se bun Pa tertawa. "Bo yong Laote,"
katanya. "Biar sajalah mereka mengganas
sementara, nanti juga sudah waktunya akan
mati mengenaskan. Kita dipihak lemah,
meskipun kit berkorban tak ada gunanya sebab
puhak musuh ada terlalu kuat. Seorang yang
mengerti ilmu silat, tahu waktunya maju dan
tahu juga waktunya mundur. Itulah baru
dikatakan seorang pendekar yang berpandangan
luas. Maka apa salahnya kita mengalah dahulu
kepada mereka, nanti suatu saat kita sudah
menjadi kuat masih banyak waktu untuk
menempur mereka dan membasminya habis-
habisan bila perlu."
Teng Goan Hweshio angguk-anggukkan
kepalanya. Diam-diam ia memuji tinggi
kecerdikannya Se bun pa. dan Bo yong Kang
juga setelah mendengar alasannya Se bun Pa
tak dapat menuruti napsunya saja.
Demikian mereka telah berpisah. se bun Pa
dengan Li Cong Bun pergi ke Kouw louw san,
sedangkan Bo yong Kang, Teng Goan hweshio
dan Gan Su Nio pergi mencari tempat lain
untuk melatih diri sementara menunggu kabar
lebih jauh tentang hasil pertempurannya Tri
Tunggal dengan si wanita iblis Siang Su Su.
Sebelum mereka berpisah, Se bun Pa telah
menjura didepan kotak kirimannya Hwe Kong, 747
katanya, ""Roh Auw yang ko dan Hwe toako
harap tidak menjadi penasaran sebab tahun
depan tanggal satu bulan satu, itu penjahat
Hwe Kong dan Cong Jie Giok kepalanya akan
terpenggal oleh Pedang Penakluk Iblis dari
Li Cong Bun"
Setelah itu ia lantas benahi kotak
tersebut. Kemudian dibawa pergi sekalian
menuju ke Kouw louw san dalam propinsi Kang
su. **** Dilain pihak Hwe Kong dan Cong Jie Giok
merasa girang ketika melihat Song Sam Ceng
telah sembuh dari penyakit ?tertawa? nya
yang terus menerus. Mereka tidak tahu bahwa
sembuhnya Song Sam Ceng itu hanya untuk
sementara saja.
Melihat keponakan muridnya sudah sembuh,
lantas pikirannya Hwe Kong bimbang untuk
melepaskan dua orang taawanannya maka ia
lalu berunding dengan Cong Jie Giok.
Iblis muka putih Cong Jie Giok telah
mengusulkan supaya janjinya pada Se bun Pa
jangan ditepati karena Song Sam Ceng
sekarang toh sudah sembuh. Lebih baik dua
orang tawanan itu dibunuh mati saja supaya
dikemudian hari tidak menimbulkan bahaya
bagi perjuangan mereka yang hendak menguasai
dunia persilatan. 748
"Pikiranmu memang bersamaan dengan
pikiranku, memang paling baik kita bereskan
itu orang tawanan supaya kita mengurangi
musuh," jawab Hwe Kong kegirangan.
Kini ia sudah tak bimbang lagi mengambil
keputusan.
Kemudian ia menyuruh algojo untuk
membereskan dua orang tawanannya. Tidak lama
kemudian kepala yang darahnya masih segar
telah diperlihatkan kepada dua iblis kejam
itu. Mereka tertawa melihatnya.
Setelah memerintahkan untuk memapas kulit
mukanya dua korban itu, kemudian dimasukkan
kedalam kotak dari kulit lalu ia menyuruh
orang untuk menyerahkan kotak itu kepada Se
bun Pa. kemudian pada malam harinya kedua
iblis bersama Song Sam Ceng telah mengadakan
pesta minum-minum.
Urusan dianggap telah selesai. Kalau Se
bun Pa datang untuk menagih dua orang
tawanan yang sudah dibunuhnya itu akan
sekalian ditangkap dan jiwanya dibinawakan.
Demikian dalam kegirangan mereka berpesta
pora minum minuman dengan sepuasnya.
Song Sam Ceng sebenarnya bisa hidup untuk
beberapa hari lagi setelah sembuh makan obat
sementaranya Se bun Pa. Apa mau ia waktu itu
ia telah banyak minum arak hingga rasakan
badannya tidak enak. Hatinya dirasakan 749
seperti diiris-iris, maka ia berkata kepada
paman gurunya Hwe Kong.
"Susiok, maafkan aku mau mengundurkan
diri lebih dahulu karena aku merasakan
hatiku tidak enak dan badan rasanya seperti
bergemetaran. Silakan kedua susiok
melanjutkan minum-minum!"
Hwe Kong dan Cong Jie Giok mengira Song
Sam Ceng hanya tidak enak badan saking
kebanyakan minum arak maka tidak begitu
memperhatikan. Hwe Kong hanya berkata, "Ya,
kalau kau merasakan begitu, kau istirahat
saja"
Tiba-tiba Hwe Kong kaget melihat
keponakan muridnya ketika bangkit dari
tempat duduknya telah sempoyonyan. Mukanya
mendadak berkeringat lalu menjerit-jerit
sambil memegang perutnya. Malah tidak lama
kemudian mukanya berubah pucat pasi.
"Hei, Sam Ceng kau kenapa?" tanya Hwe
Kong.
Tapi Song Sam Ceng tidak menjawab. Ia
sekali menekan meja badannya meleset dan
jatuh terhuyung-huyung. Sambil menjerit-
jerit ia memegangi perutnya yang kesakitan
seperti ususnya ada yang menarik-narik.
Ia bergulingan di tanah dengan berteriak-
teriak kesakitan. Sungguh mengenaskan.
Melihat keadaan demikian. Hwe Kong sadar
itu adalah perbuatannya Se bun Pa. 750
Hatinya sangat marah, tapi apa daya? Se
bun Pa tidak ada dihadapannya untuk ia
sekali pukul membikin melayang jiwanya. Ia
kasihan kepada keponakan muridnya
bergulingan menjerit-jerit kesakitan.
Seluruh badannya telah mengeluarkan darah
dan menebarkan bau amis. Betul-betul si
Garuda Hitam Song Sam Ceng bekas ketua Si
leng cee menjelang menemui ajalnya sangat
mengenaskan.
Hwe Kong tahu bahwa Song Sam Ceng sudah
tak bisa tertolong lagi. Ia ingin melepaskan
pukulannya supaya ia lekas mati agar tidak
menderita kesakitan lebih lama lagi, akan
tetapi mengingat Sam Ceng sudah selama tiga
puluh tahun menjadi keponakan muridnya
hatinya tidak tega untuk turun tangan.
Ia menjadi sangat berduka dan beberapa
kali menghela nafas.
Cong Jie Giok tahu apa yang sedang
dipikirkan olah kawannya.
"Biarlah aku yang mewakili kau Hwe Jie
ko" kata Cong Jie Giok. Sementara iitu dari
kenauhan ia sudah mengerahkan tenaganya Cu
im ci mengirim serangan kepada Song Sam
Ceng. Ia ini sekali bersuara "uwaa.." dari
mulutnya lantas menyembur darah segar yang
kehitam-hitaman kemudian berkelejatan dan
putus jiwanya.
Si Garuda Hitam Song Sam Ceng tamatlah
riwayatnya. 751
Hwe Kong dan Cong Jie Giok setelah
melihat Song Sam Ceng binasa, keduanya lalu
menangis sedih. Kemudian si Iblis Muka Putih
Cong Jie Giok menyuruh orang-orangnya untuk
merawat mayatnya Song Sam Ceng dan
dikuburkan.
Kepada Hwe Kong ia berkata, "Ya, Song Sam
Ceng telah mati terkena racunnya Se bun Pa
akan tetapi kita juga membunuh mati dua
orang tawanan kita. Kita sekarang jangan
peduli lagi apa omongan atau hukum dunia
persilatan. Paling baik kita sekarang
bersama-sama turun gunung mencari Se bun Pa
lima orang dengan kawannya. Kita habisi jiwa
mereka ini. Kalau belakangan Tri Tunggal
mencari kita juga boleh, dengan diam-diam
kita membinasakannya. Sesudah itu terang
dunia persilatan dibawah pengaruh kita dan
akan menjadi rejanya."
"Urusan kemudian hari tidak kita
bicarakan sekarang," jawab Hwe Kang. "Aku
pasti menangkap Se bun Pa. penjahat beracun
itu sangat banyak akalnya. Kalau sudah
kutangkap kubinasakan dia secara yang lebih
mengenaskan dari yang diderit Sam Ceng.
Mari..mari turun gunung kita menangkapnya."
Berdua lantas mereka turun dari gunung,
akan tetapi maksudnya tidak kesampaian
karena Se bun Pa tidak ada lagi dalam rumah
penginapan tersebut. Mereka sudah pergi
entah kemana menurut keterangannya pemilik
penginapan kepada dua iblis kejam itu. 752
**GS**
Sementara itu. Se bun Pa bersama Li Cong
Bun telah memalui peropinsi Kang soaw An hwi
dan Kwan tung terus menuju ke selatan.
Sepanjang jalan Se bun Pa telah mengasi
keterangan pada Li Cong Bun maksudnya
mencari kitab Pek hap Cin Keng di lembah
gunung Kouw louw san. Ilmu dalam kitab itu
dipelajari oleh Li Cong Bun.
Anak muda itu sekarang telah mahir dengan
ilmu-ilmu pedang seperti Tau it Ki bun kiam
Chian cin To lo kiam dan Tigabelas gerakan
pedang ajaib. Tiga ilmu ini ditambah dengan
ilmu yang didapat dari Pek hap Cin keng
digodog menjadi satu ilmu pedang yang luar
biasa pasti akan merupakan keanehan dalam
dunia persilatan. Sebab ilmu itu tentu bukan
saja dapat menyapu semua iblis yang akan
dihadapinya tahun depan tetapi juga akan
merupakan ilmu-ilmu pedang pusaka untuk
dunia kangouw dihari-hari belakangan.
Li Cong Bun amat girang mendengar
bicaranya Se bun Pa. memang menjadi
pengharapannya menciptakan ilmu pedang
tersendiri. Oa bagaimana hebatnya ilmu
pedangnya nanti kalau benar-benar ia ada
jodoh dapat menemukan kitab pusaka dari
pendekar tiga ratus tahun yang lalu itu.
Se bun Pa tempo hari telah menemukan Pek
tok Cin Keng maka ia masih hafal letak 753
tempatnya itu dimana. Maka tidak seberaa
susah dua orang itu menemukan goa tersebut
di gunung Kouw Louw san yang menjulang
tinggi.
Goa itu letaknya di atas jurang yang
penuh dengan pepohonanSong Pek rumput dan
bunga beraneka warna. Tertutup oleh pohon-
pohon yang merambat. Kalau orang belum
pernah menemukan terang goa itu susah
ditemukan karena tertutup.
Di mulut goa ada air terjun yang
merupakan dinding putih. Dibawahnya anyak
batu-batu yang sudah lumutan tebal kehijau-
hijauan. Sebelum mereka mencari kitab. Se
bun Pa pinjam pedangnya Li Cong Bun, Pedang
Penakluk Iblis yang tajam luar biasa.
Dengan senjata itu Se bun Pa telah
membelah batu besar dan mengoreknya di
bagian dalamnya kemudian ia taruh kotak
kulit pemberian Hwe Kong didalamnya lalu
ditutup lagi. Setelah meletakkan batu besar
tadi, dengan didalamnya sudah diisi kotak
kulit muka. Se bun Pa berlutut memberi
hormat sambil berkata:
"Saudara Auw yang dan Hwe harap berdua
tenang-tenang disini beristirahat. Semoga
roh kalian yang tidak musnah mendoakan
supaya Cong Bun dapat memahirkan ilmunya
supaya dapat digunakan dalam pertempuran
tahun depan menghadapi kawanan penjahat di 754
gunung Tay san. Cong Bun nanti yang
membalaskan sakit hati kalian"
Li Cong Bun melihat apa yang dilakukan Se
bun Pa turut berlutut dan diam-diam berdoa
sebagaimana kata-kata Se bun Pa. ia
bersumpah akan membalaskan dendam dua jago
yang sudah berada di alam baka tersebut
manakala sudah berhasil meyakinkan ilmu yang
didapat pada kitab Pek hap Cin keng.


Hadiah Membawa Bencana Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Demikian, kemudian mereka masuk ke dalam
goa untuk mencari kitab tersebut.
Mereka telah mencari berputar-putar akan
tetapi sudah sampai tiga hari lamanya belum
juga menemukan barang yang dicarinya.
Li Cong Bun mulai putus asa mencari
disitu, maka ia berkata pada Se bun Pa:
"Se bun pepe, goa ini ada begini kecil,
kit sudah mencari hampir seluruhnya goa
diperiksa tidak juga kita berhasil. Apakah
tidak lebih baik kita mencari di lain goa,
sebab dua pendekar itu Thian ju Cun cia dan
Thian Ciok Cinjin tentu tidak tinggal hanya
dalam goa ini saja. mari kita mencarinya!"
Mendengar perkataanya Li Cong Bun, Se bun
Pa seperti diingatkan. Pikirnya selain goa
ini mungkin ada goa yang lainnya pula, tapi
dimana jalnnya untuk masuk ke lain goa? Ia
lalu berunding dengan Li Cong Bun, akhirnya
telah diambil keputusan dengan menggunakan
Pedang Penakluk Iblis menggali sana dan sini 755
barangkali saja mendapatkan tempat rahasia
untuk membuka pintu goa lainnya.
Dua hari juga mereka berbuat demikian,
tidak juga menemukan hasil. Tapi pada hari
yang ketiga mereka girang ketika disebelah
kanan dinding itu diketemukan satu kotak
beri yang panjangnya empat dim dan lebarnya
satu dim.
Se bun Pa melihat kotak itu ada demikian
kecilnya, hatinya merasa sangsi, apakah
mungin didalamnya ada tersimpan kitab yang
dicarinya. Ketika kotak terbuka bau harum
obat menusuk pada hidung, didalamnya
tersapat kata sastra yang tulisannya
berbunyi :
"Siapa yang menemukan kotak ini dengan
sabar hati dan ulet perjuangannya
pastilah beruntung. Dalam kotak ini
Gajah Kencana 24 Let Go Karya Windhy Puspitadewi Api Di Bukit Menoreh 27
^