Pencarian

Saat Untuk Membunuh 2

Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham Bagian 2


"Kami menyeret dan memeriksanya pagi ini.
Ada banyak noda darah."
"Apa lagi "
"Kami menemukan sehelai T-shirt kecil penuh
darah."
"T-shirt siapa "
"Milik Tonya Hailey, gadis kecil yang diperkosa. Ayahnya, Carl Lee Hailey, mengidentifikasikannya pagi ini."
Carl Lee mendengar namanya disebut dan duduk tegak. Ozzie menatap langsung ke arahnya.
Jake menoleh dan melihat Carl Lee untuk pertama
kali.
"Jelaskan tentang truk itu."
"Pickup Ford setengah ton baru, warna kuning.
Roda besar berkrom dan ban antiselip. Bendera
besar di jendela belakang."
"Siapa pemiliknya "
Ozzie menunjuk terdakwa. "Billy Ray Cobb."
"Apakah truk tersebut cocok dengan penjelasan
yang diberikan oleh anak gadis itu "
"Ya." '
Childers berhenti dan memeriksa catatan. "Se
88 karang, Sheriff, apakah Anda punya bukti lain
yang memberatkan Terdakwa "
"Pagi ini kami bicara dengan Pete Willard di
penjara. Dia menandatangani sebuah pengakuan."
"Apa yang kaulakukan!" kala Cobb tanpa pikir.
Willard surut ketakutan dan mencari pertolongan.
"Tenang! Tenang!" Bullard berseru sambil
mengetuk-ngetukkan_ palu. Tyndale memisahkan
kliennya.
"Apakah Anda menjelaskan hak hak Mr. Willard "
"Ya."
"Apakah dia mengerti "
"Ya."
"Apakah dia menandatangani pernyataan berdasarkan itu "
"Ya."
"Siapa saja yang hadir ketika Mr. Willard memberikan penyataan "
"Saya, dua deputy, penyelidik saya, Rady, dan
Letnan Griffin dan" Highway Patrol."
"Apakah surat pengakuan itu ada pada Anda "
"Ya."
"Coba bacakan."
Ruang sidang itu sunyi senyap ketika Ozzie
membacakan pernyataan pendek tersebut. Carl Lee
menatap kosong ke arah kedua terdakwa. Cobb
memandang berapi api pada Willard, yang mengupas kotoran dari sepatu larsnya.
"Terima kasih, Sheriff," kata Childers ketika
89 Ozzie selesai. "Apakah Mr. Willard menandatangani pengakuan itu "
"Ya, di depan tiga saksi."
"Tidak ada pertanyaan lain dari pihak Negara,
Yang Mulia."
Bullard berseru, "Anda bisa melakukan pemeriksaan, Mr. Tyndale."
"Untuk saat ini, saya tidak ada pertanyaan,
Yang Mulia."
Langkah yang bagus, pikir Jake. Secara strategis, tindakan paling baik bagi pembela dalam
pemeriksaan pendahuluan adalah tetap diam. Hanya mendengarkan, membuat catatan, biarkan notulis pengadilan mencatat kesaksian, dan tetap
diam. Bagaimanapun juga, Grand Jury bakal memeriksa kasus ini, jadi kenapa repot repot Dan
jangan pernah mengizinkan terdakwa memberikan
kesaksian. Kesaksian mereka takkan ada manfaatnya dan akan menghantui mereka dalam sidang
nanti. Jake tahu bahwa mereka takkan memberikan
kesaksian, sebab ia kenal Tyndale.
"Panggil saksi Anda berikutnya, " kata Hakim.
"Tidak ada yang lain, Yang Mulia."
"Bagus. Silakan duduk. Mr. Tyndale, apakah
Anda akan mengajukan saksi "
"Tidak, Yang Mulia."
"Bagus. Pengadilan mendapati ada cukup bukti
yang menunjukkan bahwa beberapa kejahatan telah
dilakukan oleh para terdakwa, dan pengadilan n_iemerintahkan Mr. Cobb dan Mr. Willard ditahan
sambil menunggu keputusan selanjutnya dari
90 Grand Jury Ford County, yang dijadwalkan untuk
bersidang pada hari Senin, 27 Mei. Ada pertanyaan "
Tyndale bangkit perlahan lahan. "Ya, Yang
Mulia, kami mohon agar pengadilan memberikan
pembebasan dengan jaminan yang memadai untuk
Ter..." .
"Tidak bisa," tukas Bullard. "Pembebasan dengan jaminan ditolak sekarang juga. Sepengetahuan saya, gadis itu dalam keadaan kritis. Bila dia
meninggal, tentu akan ada dakwaan lain."
"Baiklah, Yang Mulia. Kalau begitu, saya
mengajukan permohonan agar diadakan sidang untuk membahas pembebasan bersyarat beberapa hari
dari sekarang, dengan harapan bahwa keadaan gadis itu membaik."
Bullard mengawasi Tyndale dengan penuh perhatian. Gagasan yang bagus, pikirnya. "Diterima.
Sidang untuk menentukan pembebasan dengan jaminan akan diadakan Senin depan, 20 Mei, di
ruang sidang ini. Sampai saat itu, para terdakwa
tetap dalam pengawasan sheriff Ford County. Sidang dibubarkan."
Bullard mengetuk ngetukkan palu dan menghilang. Para deputy menyerbu ke sekeliling terdakwa, memborgol mereka, dan mereka pun menghilang dari ruang sidang, masuk ke ruang penahanan sementara, menuruni tangga belakang,
melewati para wartawan, dan masuk ke dalam
mobil.
Pemeriksaan pendahuluan itu khas Bullard tak
91 lebih dari dua puluh menit. Keadilan bisa disimpulkan sangat cepat dalam mang sidangnya.
Jake bicara dengan pengacara pengacara lain
dan mengawasi orang banyak berbaris hening melewati pintu kayu besar di belakang ruang sidang.
Carl Lee tidak tergesa gesa pergi, dan memberi
isyarat pada Jake untuk mengikutinya. Mereka bertemu di rotunda, pendapa terbuka di bawah kubah
gedung pengadilan. Carl Lee ingin bicara. Ia minta
diri dari orang banyak dan berjanji untuk menemui
mereka di rumah sakit. Ia dan Jake berjalan menuruni tangga yang berkelok kelok, menuju lantai
satu.
"Aku sangat menyesal, Carl Lee," kata Jake.
"Yeah, aku juga."
"Bagaimana keadaannya "
"Dia akan selamat."
"Bagaimana dengan Gwen "
"Oke, kurasa."
"Bagaimana denganmu "
Mereka berjalan perlahan-lahan di lorong yang
menuju belakang gedung pengadilan. "Ini belum
mengendap. Maksudku, dua puluh empat jam yang
lalu, segalanya baik baik saja. Sekarang lihat kami.
Gadis kecilku berbaring di rumah sakit dengan slang slang di sekujur tubuh. Istriku jadi gila
dan anak anakku ketakutan setengah mati, dan
yang kupikirkan semata mata adalah membunuh
bajingan bajingan itu."
"Seandainya aku bisa melakukan sesuatu, Carl
Lee."
92 "Yang bisa kaulakukan hanyalah berdoa untuknya, untuk kami. "
"Aku tahu ini menyakitkan."
"Kau punya anak perempuan yang masih kecil,
bukan, Jake "
"Yeah. "
Carl Lee tidak mengucapkan apa apa sewaktu
mereka berjalan dalam keheningan. Jake mengganti pokok pembicaraan. "Di mana Lester "
"Chicago."
"Apa yang dia kerjakan "
"Bekerja di pabrik baja. Pekerjaan bagus. Sudah
kawin."
"Kau bercanda Lester, kawin "
"Yeah, dengan gadis kulit putih."
"Gadis kulit putih! Apa yang dia kehendaki
dengan gadis kulit putih "
"Ah, kau tahu Lester. Negro yang selalu sok
tinggi. Dia dalam perjalanan pulang sekarang.
Akan tiba malam ini."
"Untuk apa "
Mereka berhenti di pintu belakang. Jake bertanya lagi, "Untuk apa Lester datang ke sini " .
"Urusan keluarga."
"Kalian merencanakan sesuatu "
"Tidak. Dia cuma ingin menengok kemenakannya."
"Kalian jangan lepas emosi."
"Gampang kau mengatakannya, Jake."
"Aku tahu."
"Apa yang bakal kaurencanakan, Jake "
93 "Apa maksudmu "
"Kau punya anak perempuan yang masih kecil.
Seandainya dia terbaring di rumah sakit, dianiaya
dan diperkosa, apa yang akan kaulakukan "
Jake memandang ke luar jendela dan tak bisa
menjawab. Carl Lee menunggu.
"Jangan melakukan tindakan tolol, Carl Lee."
"Jawablah pertanyaanku. Apa yang akan kaulakukan "
"Entahlah. Aku tak tahu apa yang kuperbuat."
"Coba kutanya begini. Andaikan korbannya adalah anak perempuanmu, dan andaikan pelakunya
adalah dua orang negro, dan kau bisa membunuh
mereka, apa yang akan kaulakukan "
"Akan kubunuh mereka."
Carl Lee tersenyum, lalu tertawa. "Tentu kau
akan melakukannya, Jake, tentu. Lalu kau akan
menyewa pengacara hebat untuk mengatakan bahwa kau gila, seperti yang kaulakukan dalam sidang
Lester."
"Kami tidak mengatakan bahwa Lester gila.
Kami hanya mengatakan bahwa Bowie perlu dibunuh."
"Kau berhasil membebaskannya, bukan "
"Ya." < :
Carl Lee berjalan menuruni tangga dan menengadah. "Inikah yang mereka lewati untuk masuk ke ruang sidang " Ia bertanya tanpa memandang Jake.
"Siapa "
"Bocah-bocah itu."
94 "Yeah. Kebanyakan mereka membawanya melalui tangga itu. Lebih cepat dan aman. Mereka
bisa parkir tepat di luar pintu ini, dan membawa
mereka naik tangga."
Carl Lee berjalan ke pintu belakang dan memandang ke beranda, melalui jendela. "Berapa banyak sidang pembunuhan yang sudah kautangani,
Jake "
"Tiga. Lester dan dua lagi."
"Berapa yang kulit hitam "
"Ketiganya." '
"Berapa yang kaumenangkan "
"Ketiganya."
"Kau cukup pandai membela negro pembunuh,
bukan "
"Kurasa ya."
"Kau siap untuk yang berikutnya "
"Jangan lakukan, Carl Lee. Tak cukup berharga.
Bagaimana kalau kau dinyatakan bersalah dan harus masuk kamar gas Bagaimana dengan anakanak Siapa yang akan membesarkan merekaBajingan bajingan itu tak ada harganya."
"Baru saja kaukatakan bahwa kau akan melakukannya."
Jake melangkah ke pintu di samping Carl Lee.
"Denganku lain soalnya. Aku mungkin bisa lepas."
"Bagaimana "
"Aku kulit putih, dan ini county putih. Dengan
sedikit keberuntungan, aku bisa mendapatkan juri
yang semua anggotanya kulit putih, yang tentu
menamh simpati. Ini bukan New York atau Cali
95 fornia. Seorang laki laki harus melindungi keluarganya. Juri akan menerima dalih ini."
"Dan aku "
"Seperti kukatakan, di sini bukan New York
atau California. Beberapa orang kulit putih akan
mengagumimu, namun kebanyakan ingin kan digantung. Akan jauh lebih sulit untuk memenangkan vonis bebas."
"Tapi kau bisa melakukannya. bukan, Jake "
"Jangan lakukan, Carl Lee."
"Aku tak punya pilihan, lake. Aku takkan bisa
tidur sampai bangsat bangsat itu mampus. Aku
berutang pada gadis kecilku, aku berutang pada
diri sendiri, dan aku berutang pada bangsaku. Itu
akan terlaksana."
Mereka membuka pintu, berjalan di bawah
beranda dan" menuju arah Washington Street, di
seberang kantor Jake. Mereka berjabatan tangan.
Jake berjanji akan mampir ke rumah sakit besok,
untuk menengok Gwen dan seluruh keluarga.
"Satu hal lagi, Jake, Maukah kau menemuiku di
penjara kalau nanti mereka menahanku "
Jake mengangguk sebelum sempat berpikir. Carl
Lee tersenyum dan berjalan di trotoar, menuju
truknya.
96 5 LESTER HAILEY menikah dengan seorang gadis
Swedia dari Wisconsin, dan meskipun sang istri
masih mengaku cinta kepadanya, Lester curiga
bahwa rasa tertarik pada warna kulitnya sudahmulai memudar. Istrinya amat ngeri terhadap Mississippi, dan' dengan tegas menolak bepergian ke
Selatan bersama Lester, meskipun ia meyakinkan
istrinya bahwa ia akan aman. Ia belum pernah
berjumpa dengan keluarga Lester. Bukan berarti
keluarga Lester sangat ingin bertemu dengannyamereka tidak ingin. Bukannya tak lazim bagi
orang-orang kulit hitam dari daerah Selatan untuk
pindah ke Utara dan menikah dengan gadis gadis
kulit putih, tapi tak seorang pun keluarga Hailey
pernah kawin campur. Banyak orang bermarga
Hailey di Chicago; kebanyakan masih kerabat, dan
semuanya menikah dengan sesama kulit hitam.
Pihak keluarga tidak terkesan dengan istri Lester
yang pirang. Lester mengemudikan Cadillac barunya ke Clanton seorang diri.
Saat itu Rabu larut malam ketika ia tiba di
97 rumah sakit dan menemui beberapa sepupu sedang
membaca majalah di ruang tunggu lantai dua. Ia
memeluk Carl Lee. Mereka tidak saling berjumpa
sejak liburan Natal, ketika separo warga Chicago
kulit hitam berbaris pulang ke Mississippi dan
Alabama.
Mereka melangkah ke gang, menjauh dari sanak
saudara. "Bagaimana keadaannya " tanya Lester.
"Lebih baik. Jauh lebih baik. Mungkin bisa
pulang akhir pekan ini."


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lester lega. Ketika ia meninggalkan Chicago
sebelas jam sebelumnya, Tonya hampir menemui
ajal, demikian kata seorang sepupu yang menelepon dan _menakutinya saat ia tidur. Ia menyalakan sebatang rokok Kool di bawah tanda NO
SMOKING dan menatap kakaknya. "Kau tak apaapa "
Carl Lee mengangguk dan memandang ke ujung
gang.
"Bagaimana dengan Gwen "
"Lebih gila daripada biasa. Dia ada di rumah
ibunya. Kau datang sendirian "
"Yeah," jawab Lester berjaga jaga.
"Bagus."
"Jangan macam macam. Aku tidak mengemudi
seharian untuk mendengar ocehan tentang istriku."
"Oke. Oke. Kau masih suka kentut-kentut "
Lester tersenyum dan tertawa kecil. Sejak menikahi gadis Swedia itu, ia kena penyakit kentut.
Istrinya menyajikan makanan yang namanya tak
bisa ia ucapkan, dan perutnya pun berontak hebat.
98 Ia rindu collard, kacang polong, okra, ayam goreng, babi panggang, dan babi asin.
Mereka pergi ke sebuah ruang tunggu sempit di
lantai tiga dengan kursi kursi lipat dan sebuah
meja. Lester membeli dua cangkir kopi kental
yang sudah basi dari mesin dan mengaduk susu
bubuk dengan jari. Ia mendengarkan dengan penuh
perhatian ketika Carl Lee menceritakan pemerkosaan, penahanan, dan sidang pemeriksaan tersebut. Lester mengambil beberapa lap kertas dan
menggambarkan diagram gedung pengadilan dan
penjara. Sudah empat tahun yang lewat ia diadili
karena melakukan pembunuhan, dan ia mengalami
kesulitan untuk menggambarkan diagram itu..Hanya seminggu ia mendekam di penjara sebelum
dibebaskan dengan uang jaminan, dan tak- pernah
mengunjungi tempat itu sejak divonis bebas. Ia
bahkan langsung berangkat ke Chicago, tak lama
sesudah divonis bebas. Korbannya punya keluarga.
Mereka membuat berbagai rencana dan mem:
buangnya, merancang rencana sampai lewat tengah
malam.
Kamis siang, Tonya dikeluarkan dari ICU dan
ditempatkan di dalam kamar pribadi. Keadaannya
dianggap stabil. Para dokter mengendurkan ketegangan, dan keluarganya membawakan permen,
mainan, dan bunga. Dengan dua rahang retak dan
mulut penuh slang, ia hanya bisa menatap permen
itu. Sebagian besar permen itu dimakan oleh
kakak-kakaknya. Mereka berkerumun di ranjang
99 dan menggenggam tangannya, seolah olah untuk
melindungi dan menghiburnya. Ruangan itu terus
penuh dengan sahabat sahabat dan orang-orang tak
dikenal, semua membelainya dengan lembut dan
mengatakan betapa manis dirinya, semua memperlakukannya bagaikan orang penting, seseorang
yang baru saja mengalami kejadian mengerikan.
Rombongan itu bergerak bergiliran dari gang ke
_kamamya, dan kembali ke gang, tempat para perawat mengawasi dengan hati-hati.
Luka luka itu menyakitkan, dan kadang kadang
ia menangis. Setiap jam perawat menerobos kerumunan pengunjung dan memberikan obat penghilang rasa sakit kepada si pasien.
Di kamarnya malam itu, orang orang terdiam
sementara stasiun Memphis gempar membicarakan
pemerkosaan tersebut. Televisi menayangkan foto
dua laki laki kulit putih itu, namun Tonya tak bisa
melihatnya dengan jelas.
Setiap hari gedung pengadilan Ford County buka
pukul 08.00 pagi dan tutup pukul 17.00 kecuali
pada hari Jumat tempat itu tutup pukul setengah
lima. Ketika mereka mengunci gedung tersebut,
Carl Lee bersembunyi di dalam kamar kecil lantai
satu. Ia duduk di atas toilet dan selama satu jam
mendengarkan tanpa bersuara. Tak ada petugas
pembersih gedung. Tak ada siapa pun. Sunyi. Ia
berjalan melalui gang lebar yang remang remang,
menuju pintu belakang, dan mengintip melalui jendela. Tak ada seorang pun terlihat. Ia mende
100 ngarkan sejenak. Gedung pengadilan itu kosong. Ia
berbalik dan melihat lorong panjang itu, ke rotunda dan ke pintu depan, enam puluh meter dari
sana.
' Ia mempelajari gedung itu. Dua set pintu belakang terbuka ke pendapa persegi yang luas. Di
sebelah kanan ada anak tangga, dan di sebelah kiri
ada tangga serupa. Tempat terbuka itu menyempit
menuju gang. Carl Lee berpura pura dirinya akan
diadili. Ia merapatkan tangan ke belakang, menempelkan punggung di pintu belakang. Ia berjalan
sepuluh meter ke kanan, menuju tangga; menaikinya sepuluh langkah, lalu ke platform kecil, lalu
berbelok sembilan puluh derajat ke kiri, tepat seperti kata Lester; lalu sepuluh langkah lagi ke
ruang penahanan sementara. Ruangan ini sempit,
lima kali lima meter, tanpa apa apa kecuali sebuah
jendela dan dua pintu. Dibukanya salah satu pintu
itu, dan ia melangkah ke dalam ruang sidang yang
luas, di depan deretan bangku berjok. Ia berjalan
di gang dan duduk di deretan depan. Mengamati
ruangan itu, ia melihat jerjak, atau jeruji, menurut
istilah Lester, yang memisahkan orang awam dari
tempat hakim, juri, saksi, pengacara, terdakwa, clan
panitera duduk dan bekerja.
Ia berjalan ke pintu belakang dan memeriksa
ruang sidang itu dengan terperinci. Tempat itu
tampak jauh berbeda dari Rabu kemarin. Menyusuri gang lagi, ia kembali ke ruang penahanan
sementara dan mencoba pintu satunya, yang menuju ke belakang jerjak tempat sidang berlang
101 sung. Ia duduk di meja panjang yang pemah diduduki oleh Lester, Cobb, clan Willard. Di sebelah
kanannya ada satu meja panjang lain, tempat jaksa
duduk. Di belakang meja-meja tersebut ada sederet
kursi kayu, lalu jeruji dengan pintu berpegas di
kedua ujungnya. Sang hakim duduk tinggi dan
agung di atas kursi tinggi, punggungnya menghadap dinding di bawah potret pudar Jefferson
Davis yang sedang mengernyit kepada semua
orang dalam ruangan. Boks juri menempel ke dinding di sebelah kanan Carl Lee, di sebelah kiri
hakim, di bawah potret kuning pahlawan pahlawan
kaum Konfederasi yang sudah terlupakan. Podium
saksi terletak di samping tempat hakim, tapi tentu
saja lebih rendah dan ada di depan Juri. Di sebelah kiri Carl Lee, berhadapan dengan boks juri,
ada bangku kerja yang ditutupi dengan buku buku
acara pengadilan yang besar dan berwarna merah.
Para panitera dan pengacara biasanya hilir mudik
di belakangnya selama sidang berlangsung. Di belakang bangku itu, di balik dinding, adalah tempat
penahanan sementara.
Carl Lee berdiri, masih berpura pura terborgol,
berjalan perlahan lahan melewati pintu pegas pada
jerjak, dan melewati pintu pertama masuk ke dalam ruang penahanan sementara; lalu menuruni
tangga, sepuluh anak tangga, melewati anak tangga
sempit dan remang-remang; lalu ia berhenti. Dari
platform yang terletak di tengah tengah tangga, ia
bisa melihat pintu belakang gedung pengadilan dan
sebagian besar pendapa antara pintu dan gang. Di
102 kaki tangga, di sebelah kanan, ada sebuah pintu. Ia
membukanya dan menemukan tempat penyimpanan alat-alat pembersih gedung yang penuh sesak.
Ditutupnya pintu dan ia pun memeriksa ruangan
sempit itu. Letaknya di bawah tangga. Tempat itu
gelap, berdebu, dan sesak dengan sapu dan emberember, dan jarang dipakai. Ia membuka pintu sedikit dan memandang ke atas tangga.
Satu jam ia menjelajahi gedung pengadilan.
Tangga yang satunya menuju ruang penahanan
lain, tepat di belakang boks juri. Anak tangga itu
terus menuju lantai tiga. Di sana ia menemukan
perpustakaan hukum dan dua ruang saksi, .tepat
seperti yang dikatakan Lester.
Naik turun, naik-turun, ia melacak dan melacak
kembali gerakan gerakan yang akan diambil oleh
laki laki yang telah memperkosa putrinya.
Ia duduk di kursi hakim dan mengamati tempat
itu. Ia duduk di boks juri dan bergoyang goyang
di salah satu kursi yang nyaman. la duduk di kursi
saksi dan meniup mikrofon. Akhirnya hari pun
gelap pada pukul tujuh, ketika Carl Lee mengangkat jendela kamar kecil di samping bilik penyimpanan alat pembersih, dan diam diam menyelinap ke semak semak, ke dalam kegelapan.
"Pada siapa kau akan melaporkannya " tanya
Carla sambil menutup kotak pizza dan menuang
limun lagi,
Jake berayun ayun sedikit di atas ayunan anyam
103 di teras depan, mengawasi Hanna main loncat tali
di trotoar di samping jalan.
"Apakah kau bangun " istrinya bertanya.
"Tidak."
"Pada siapa kau akan melaporkannya "
"Aku tak berniat melaporkannya," kata Jake.
"Kurasa kau harus melapor."
"Kurasa tidak."
"Mengapa tidak "
Ayunannya mulai bergerak cepat dan ia menghirup limun. Ia bicara perlahan-lahan. "Pertamatama,. aku tidak tahu pasti bahwa suatu kejahatan
sedang direncanakan. Dia mengucapkan beberapa
hal yang akan diucapkan oleh ayah mana pun, dan
aku yakin dia punya pikiran seperti yang dipikirkan oleh ayah mana saja. Tapi sungguh-sungguh
merencanakan tindak kejahatan, kurasa tidak. Kedua, apa yang dikatakannya padaku diucapkan sebagai suatu rahasia, seperti seorang klien. Mungkin
dia menganggapku sebagai pengacaranya."
"Tapi meskipun kau pengacaranya, kalau kau
tahu dia merencanakan tindak kejahatan, kau harus
melaporkannya, bukan "
"Ya. Kalau aku yakin dengan rencananya. Tapi
aku tidak yakin."
Carla tidak puas. "Kupikir kau harus melaporkannya."
Jake tidak menanggapi. Tak akan ada apa apa.
Ia menghabiskan potongan pizza terakhir dan mencoba mengabaikan istrinya.
_ "Kau ingin Carl Lee melakukannya, bukan "
104 "Melakukan apa "
"Membunuh bocah bocah itu."
"Tidak." Ucapannya tidak meyakinkan. "Namun
kalau dia melakukannya, aku takkan menyalahkannya, sebab aku akan melakukan tindakan yang
sama."
"Jangan memulai hal itu lagi."
"Aku serius dan kau tahu itu. Aku akan melakukannya."
"Jake, kau tak bisa membunuh orang."
"Oke. Apa pun katamu. Aku tak ingin berbantah. Kita sudah pernah melakukannya."
Carla berseru pada Hanna agar menjauh dari
jalan, Ia duduk di sebelah Jake di atas ayunan dan
menggoyang goyangkan esnya. "Apakah kau akan
mewakilinya "
"Mudah mudahan."
"Apakah Juri akan memvonisnya bersalah "
"Apakah kau akan berbuat demikian "
"Entahlah."
"Nah, coba pikirkan Hanna. Lihat bocah kecil
yang manis dan tanpa dosa sedang main lompat
tali di sana. Kau seorang ibu. Sekarang pikirkanlah
gadis kecil Hailey, berbaring di sana, dianiaya,
berdarah-darah, memohon kedatangan ayah dan
ibunya...."
"Diamlah, J ake! "
Jake tersenyum. "Jawablah pertanyaan itu. Kau
jadi anggota juri. Apa kau akan memberikan suara
agar sang ayah dinyatakan bersalah "
Carla meletakkan gelas di atas kusen jendela
105 dan sekonyong-konyong tertarik pada kulitnya
yang mengelupas. Jake mencium bau kemenangan.
"Ayolah. Kau sebagai anggota juri. Bersalah
atau bebas "
"Aku selalu jadi juri di sini. Kalau bukan jadi
juri, aku tentu diinterogasi."
"Bersalah atau bebas "
Ia memandang Jake tajam. "Sulit untuk menyatakannya bersala ."'
Jake tersenyum lebar dan meletakkan kasusnya.
"Tapi aku tak melihat bagaimana dia bisa membunuh mereka kalau mereka ada dalam penjara."
"Gampang. Mereka tidak selalu berada dalam
penjara. Mereka akan pergi ke pengadilan dan
akan diangkut pulang pergi. Ingat Oswald dan
Jack Ruby. Di samping itu, mereka akan keluar
bila bisa mendapatkan pembebasan bersyarat."
"Kapan mereka akan melakukannya "
"Pembebasan bersyarat itu diputuskan hari
Senin. Kalau uang jaminan mereka diterima, mereka akan bebas."
"Dan kalau tidak "
"Mereka tetap tinggal dalam penjara, sampai
sidang."
"Kapan sidangnya "
"Mungkin menjelang akhir musim panas."
"Kurasa kau harus melaporkannya."
Jake melompat turun dari ayunan dan pergi
bermain dengan Hanna.
106 6 KT. BRUSTER, atau yang lebih dikenal sebagai Cat
Bruster, sepanjang pengetahuannya, adalah satusatunya jutawan kulit hitam bermata satu di Memphis. Ia memiliki sejumlah tempat minum topless
di kota itu, yang semua ia operasikan secara legal.
Ia memiliki beberapa blok perumahan untuk disewakan, yang ia operasikan secara legal, dan ia
memiliki dua gereja di Memphis Selatan, yang
juga ia operasikan secara legal. Ia adalah dermawan penyandang dana untuk berbagai urusan
kaum kulit hitam, sahabat para politisi, dan pahlawan bagi kaumnya.
Penting bagi Cat untuk menjaga kepopulerannya
dalam masyarakat, sebab ia akan_didakwa dan
diadili lagi, dan dengan kemungkinan sangat besar
akan dibebaskan lagi oleh sahabat sahabatnya,
yang separonya adalah orang orang kulit hitam.
Pihak yang berwenang membuktikan bahwa tidaklah mungkin memenjarakan Cat karena menjual
berbagai mata dagangan seperti perempuan,
kokain, barang curian, kartu kredit, kartu makanan,
107 minuman keras tanpa pajak, senjata, dan artileri
ringan.
la cuma punya satu mata. Yang satunya lagi
tertinggal di sawah di Vietnam. Ia kehilangan mata
itu pada hari yang sama di tahun 1971, ketika
sobatnya Carl Lee Hailey tertembak kakinya. Dua
jam Carl Lee menggendongnya sebelum mereka


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemukan pertolongan. Sesudah perang, ia kembali ke Memphis dan membawa dua pon hashish.
Ia meneruskan pekerjaan dengan membeli sebuah
tempat hiburan kecil di South Main, dan nyaris
kelaparan sampai ia memenangkan seorang pelacur
dalam permainan poker melawan seorang muncikari. Ia menjanjikan kepada wanita itu bahwa ia
bisa berhenti melacur kalau mau melepas pakaian
dan menari di atas meja tempat hiburannya. Dalam
semalam usahanya meningkat sampai ia tak bisa
menyediakan tempat duduk, maka ia pun membeli
bar lain dan mempekerjakan lebih banyak penaii.
Ia menemukan niche, atau ceruk dalam pasar, dan
dalam dua tahun ia jadi orang yang sangat kaya.
Kantornya terletak di atas salah satu kelabnya di
South Main, antara jalan Vance dan Beale, bagian
kota Memphis yang paling keras. Papan tanda di
atas trotoar mengiklankan Bud and Breasts, bir
dan buah dada, namun jauh lebih banyak lagi yang
dijual di balik jendela jendela hitam itu.
Carl Lee menemukan tempat minum ituBrown Sugar*sekitar tengah hari Sabtu. Mereka
duduk di bar, memesan bir Bud, dan menyaksikan
dada dada telanjang.
108 "Apakah Cat ada " Carl Lee bertanya pada bartender ketika ia berjalan di belakang mereka. Ia
mendengus dan kembali ke tempat cuci, meneruskan pekerjaannya mencuci gelas bir. Carl Lee meliriknya di sela tegukan bir dan tarian.
"Bir lagi!" kata Lester keras, tanpa melepas
pandangan dari para penari.
"Cat Bruster di sini " tanya Carl Lee tegas,
ketika bartender datang membawakan bir.
"Siapa yang bertanya "
"Aku."
"Lalu "
"Lalu aku dan Cat adalah sahabat baik. Bertempur bersama di "Nam."
"Nama "
"Hailey. Carl Lee Hailey. Dari Mississippi."
Banander itu menghilang, dan semenit kemudian muncul di antara dua cermin di belakang
botol-botol minuman. Ia memberi isyarat kepada
Hailey bersaudara, yang mengikutinya masuk melalui sebuah pintu kecil, melewati kamar kecil, dan
memasuki pintu terkunci di atas tangga. Kantor itu
gelap dan terlalu mencolok. Karpet di lantai berwarna emas, di dinding, merah, di langit-langit,
hijau. Langit langit hijau yang berbulu. Ieruji tipis
dari baja menutupi dua jendela yang dicat hitam,
dan untuk melengkapinya, seperangkat tirai tebal
merah anggur yang berdebu bergantung dari
langit langit sampai ke lantai, untuk menangkap
dan menahan cahaya matahari yang cukup kuat
menembus kaca bercat itu. Sebuah lampu gantung
109 krom kecil dengan lempengan lempengan cennin
berputar perlahan lahan di tengah ruangan, tak
jauh di atas kepala mereka.
Dua orang bodyguard raksasa dalam setelan jas
hitam seragam menyuruh banender pergi, lalu
mempersilakan Lester dan Carl Lee duduk, lalu
berdiri di belakang mereka.
Dua bersaudara itu mengagumi cara ruang itu
ditata. "Bagus, bukan " kata Lester. B.B. King
dengan lembut mengalunkan lagu sendu dari stereo
tersembunyi.
Sekonyong konyong Cat masuk dari pintu tersembunyi di belakang meja marmer dan kaca. Ia
melompat pada Carl Lee. "Sobatku! Sobatku! Carl
Lee Hailey!" Ia berseru dan mencengkeram Carl
Lee. "Senang sekali berjumpa denganmu, Carl
Lee! Senang sekali berjumpa denganmu!"
Carl Lee berdiri dan mereka berpelukan erat.
"Bagaimana keadaanmu, sobatku!" seru Cat.
"Baik, Cat, baik baik. Dan kau "
"Hebat! Hebat! Siapa ini " Ia menoleh pada
_Lester dan mengulurkan tangan ke dadanya. Lester
menjabatnya erat.
"Ini adikku, Lester," kata Carl Lee. "Dia dari
Chicago."
"Senang berkenalan denganmu, Lester. Aku dan
orang besar mi adalah sahabat kental. Sangat kental. "
"Dia sudah bercerita tentang dirimu," kata
Lester. Cat mengamati Carl Lee dengan kagum.
llO "Wah, wah, Carl Lee. Kau kelihatan hebat. Bagaimana kakimu "
"Baik-baik saja, Cat. Kadang kadang sedikit
nyeri kalau hari hujan, tapi baik-baik saja."
"Kita sahabat kental, bukan "
Carl Lee mengangguk dan tersenyum. Cat melepaskannya. "Kalian mau minum "
"Tidak, terima kasih," kata Carl Lee.
"Aku mau bir," kata Lester. Cat menjentikkan
jari dan seorang bodyguard menghilang. Carl Lee
menjatuhkan diri di kursi dan Cat duduk di tepi
meja, kakinya bergantung dan berayun-ayun seperti seorang bocah sedang duduk di dermaga. Ia
tersenyum lebar pada Carl Lee, yang menggeliatgeliat di bawah segala sanjungan itu.
"Mengapa kau tidak pindah ke Memphis dan
bekerja untukku " kata Cat. Carl Lee sudah tahu
kata-kata ini akan muncul. Sudah sepuluh tahun
Cat menawarinya pekerjaan.
"Tidak, Cat, terima kasih. Aku bahagia."
"Dan aku ikut bahagia untukmu. Apa yang kaupikirkan "
Carl Lee membuka mulut, sangsi, menyilangkan
kaki dan mengemyit. Ia mengangguk dan berkata,
"Aku butuh bantuan, Cat. Hanya bantuan kecil."
Cat merentangkan lengan. "Apa saja, Big man,
apa saja yang kauinginkan."
"Kau ingat M 16 yang dulu kita pakai di 'Nam'Aku perlu satu. Secepat'mungkin."
Cat menarik tangan dan melipatnya di depan
lll dada. Ia mengamati sahabatnya. "Itu senapan jelek.
Bajing apa yang kauburu di sana "
"Ini bukan untuk bajing."
Cat mengamati mereka berdua. Ia tahu, sebaiknya tidak bertanya untuk apa. Urusan ini tentu
serius. Kalau tidak, Carl Lee takkan ada di sini.
"Semi "
"Tidak. Yang asli."
"Itu mahal." '
"Berapa "
"Itu barang yang sangat ilegal, kau tahu "
"Kalau bisa kubeli di toko Sears, aku takkan ke
sini.'
Cat kembali tersenyum lebar. "Kapan kau membutuhkannya "
"Hari_ini."
Bir tiba dan disajikan kepada Lester. Cat bergeser ke belakang meja, ke kursi vinil oranyenya.
"Seribu dolar."
"Aku ambil."
Cat sedikit terperanjat, namun tidak memperlihatkannya. Dari mana negro sederhana asal kota
kecil di Mississippi ini mendapatkan seribu dolarPasti meminjam dari adiknya.
"Seribu dolar untuk orang lain, tapi tidak untukmu, Big man."
"Berapa "
"Cuma cuma, Carl Lee, cuma cuma. Aku berutang padamu sesuatu yang jauh lebih berharga
daripada uang."
"Aku akan senang membayarnya."
112 "Tidak. Aku tak ingin mendengar kata kata itu.
Senapan itu milikmu."
"Itu sangat murah hati, Cat."
"Aku bisa memberimu lima puluh pucuk."
"Cuma perlu satu. Kapan aku bisa mendapatkannya "
"Coba kuperiksa." Cat menelepon seseorang dan
menggumamkan beberapa kalimat ke gagang telepon. Perintah sudah diberikan, ia meletakkan telepon dan menjelaskan bahwa akan butuh waktu
satu jam.
"Kami bisa menunggu," kata Carl Lee.
Cat melepaskan penutup mata kiri dan menyeka
ceruknya yang kosong dengan saputangan. "Aku
punya gagasan yang lebih baik." Ia berseru kepada
bodyguard. "Siapkan mobilku. Aku akan ke sana
mengambilnya." _
Mereka mengikuti Cat melalui pintu rahasia dan
berjalan di gang. "Aku tinggal di sini, kau tahu."
Ia menunjuk. "Lewat pintu itu adalah sarangku.
Biasanya aku menyimpan beberapa perempuan telanjang."
"Aku ingin lihat," kata Lester tanpa diundang.
"Sudahlah," kata Carl Lee."
Lebih jauh di gang itu, Cat menunjuk pintu baja
tebal, hitam, dan mengilat di ujung gang pendek
tersebut. Ia berhenti, seolah olah mengaguminya.
"Di sinilah aku menyimpan uangku. Kutempatkan
seorang penjaga di dalamnya, dua puluh empat
jam sehari."
113 "Berapa banyak " Lester bertanya sambil menghirup bir.
Cat menatapnya tajam dan terus berjalan di
gang. Carl Lee mengernyit pada adiknya dan
menggelengkan kepala. Di ujung gang, mereka
memanjat tangga sempit ke lantai empat. Tempat
itu lebih gelap, dan dalam kegelapan Cat menemukan sebuah tombol di dinding. Mereka menunggu beberapa menit tanpa bersuara, sampai
dinding terbuka dan memperlihatkan lift dengan
karpet merah dan tanda NO SMOKING. Cat menekan tombol lain.
"Kau harus berjalan naik dulu untuk naik lift ke
bawah," katanya geli. "Untuk keamanan." Mereka
mengangguk, menyatakan persetujuan dan kekaguman.
Lift terbuka di lantai bawah tanah. Salah satu
bodyguard menunggu di samping pintu limousine
panjang putih bersih yang terbuka, dan Cat mengundang tamunya masuk. Mereka bergerak perlahan-lahan melewati sederet mobil Fleetwood, beberapa limo lagi, sebuah Rolls Royce, dan berbagai macam mobil mewah buatan Eropa. "Semua
milikku," katanya bangga.
Sopir membunyikan klakson dan sebuah pintu
tebal terangkat naik, memperlihatkan jalan kecil
satu arah. "Jalan pelan pelan," Cat berseru kepada
sopir dan bodyguard di depan. "Aku ingin mengajak kalian melihat lihat." _
Carl Lee sudah pernah diajak berjalan-jalan seperti ini beberapa tahun sebelumnya, ketika ter
114 akhir kali ia mengunjungi Cat. Ada berderet deret
gubuk usang tanpa cat yang oleh orang besar itu
disebut sebagai rumah sewaan. Ada gudanggudang tua dari bata merah dengan jendela jendela
dicat hitam atau ditutup papan tanpa tanda apa
pun tentang barang yang disimpan di dalamnya.
Ada sebuah gereja, gereja yang makmur, dan beberapa blok lagi, ada satu lagi. Ia juga memiliki
pengkhotbahnya, katanya. Ada puluhan tavem dengan pintu pintu terbuka dan gerombolan anak
muda kulit hitam duduk di bangku luar sambil
minum bir Stag dalam botol setengah liter. Ia
menunjuk bangga sebuah bangunan dekat Beale
yang telah terbakar habis, dan dengan penuh semangat menceritakan kisah tentang pesaing yang
mencoba menancapkan kaki dalam bisnis Iopless.
Ia tak punya pesaing, katanya. Dan di sana ada
beberapa kelab, tempat yang bisa dikunjungi oleh
laki laki untuk minuman yang baik, makanan yang
baik, musik yang bagus, dan perempuan perempuan telanjang, dan" mungkin lebih banyak lagi,
katanya. Kelab kelab itu membuatnya jadi orang
yang sangat kaya.
Kepada mereka diperlihatkan delapan tempat
itu, ditambah sesuatu yang tampak seperti kebanyakan real estate di Memphis Selatan. Di ujung
jalan buntu tak bernama dekat sungai, sopir berbelok tajam di antara dua gudang dari bata merah
dan mengemudikan mobil melalui gang sempit,
sampai ke sebuah gerbang terbuka di sebelah kanan. Lewat gerbang itu, sebuah pintu terbuka di
115 samping dok pemuatan barang dan limousine
menghilang ke dalam bangunan. Mobil berhenti
dan bodyguard turun.
"Tetap duduk," kata Cat.
Bagasi dibuka, lalu ditutup. Kurang dari satu
menit, limo itu kembali menjelajahi jalanan Memphis. '
"Bagaimana kalau' makan siang " tanya Cat. Sebelum mereka menjawab, ia sudah berseru kepada
sopir, "Black Paradise. Telepon dan beritahu mereka aku akan datang makan siang. '
"Tempat itu menyajikan prime rib terbaik di
Memphis, di sini, di salah satu kelabku. Tentu saja
kau tak bisa membaca iklannya di koran Minggu.
Aku dihindari kritikus. Bisakah kaubayangkan "
"Kedengarannya seperti diskriminasi."
"Yeah, aku yakin begitu. Tapi aku tidak memakai alasan itu sampai aku dituntut."
"Kami tak membaca apa pun tentangmu akhirakhir ini, Cat," kata Carl Lee.
"Sudah tiga tahun sejak pengadilank'u yang terakhir. Menghindari pajak. FBI menghabiskan tiga
minggu untuk mencari bukti, dan Dewan Juri berunding dua puluh tujuh menit, lalu kembali dengan dua kata paling berharga dalam bahasa AfroInggris 'Nat guilty'."
"Aku sendiri sudah pernah mendengar kata itu."
Seorang penjaga pintu menunggu di bawah payung di depan kelab'itu, dan sepasang bodyguard
berseragam lain dari yang tadi mengawal Yang
Mulia dan tamu-tamunya menuju meja pribadi
116 yang jauh dari lantai dansa. Minuman dan makanan disajikan oleh sepasukan pelayan. Lester
minum Scotch dan mabuk ketika prime rib dihidangkan. Carl Lee minum es teh dan bertukar
cerita perang dengan Cat.
Ketika makanan habis, seorang bodyguard
menghampiri dan berbisik pada Cat. Ia tersenyum
lebar dan memandang Carl Lee. "Kalian naik mobil Eldorado merah dengan pelat nomor Illinois "
"Yeah. Tapi kami meninggalkannya di tempat
lain."
"Mobil itu sudah diparkir di luar... di dalam
bagasinya."
"Apa " kata Lester. "Bagaimana..."
Cat meledak tertawa dan menepuk punggungnya. "Jangan tanya, Sobat, jangan tanya. Semua
sudah diurus. Cat bisa melakukan apa saja."
Seperti biasa, Jake bekerja Sabtu pagi, sesudah
sarapan di Coffee Shop. Ia menikmati ketenangan
kantornya pada hari Sabtu. Tak ada telepon, tak
ada Ethel. la mengunci kantor, tak menghiraukan
telepon, dan menghindari klien. Ia mengatur
berkas-berkas, membaca keputusan terakhir dari
Mahkamah Agung, dan merencanakan strategi bila
suatu sidang sudah hampir tiba. Pikiran dan gagasan terbaiknya muncul pada pagi-pagi hari Sabtu
yang tenang.
Pukul sebelas ia menelepon penjara. "Sheriff
ada " ia bertanya kepada operator.
"Coba saya periksa," datang jawabannya.
117 Beberapa saat berlalu sebelum Sheriff menjawab. "Sheriff Walls," ia mengumumkan.
"Ozzie, Jake Brigance. Apa kabar "
"Baik, Jake. Kau "
"Baik. Kau akan lama di sana "


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Beberapa jam. Ada apa "
Tidak banyak. Cuma perlu bicara sebentar. Aku
akan ke sana dalam tiga puluh menit."
"Akan kutunggu."
Jake dan Sheriff saling menyukai dan saling
menghormati. Jake pernah menghajarnya dalam sidang, namun ia menganggapnya sebagai urusan
pekerjaan dan tak ada masalah pribadi. Jake berkampanye untuk Ozzie, dan Lucien mendanai
kampanye itu, jadi Ozzie tidak keberatan dengan
beberapa pertanyaan tajam dan sarkastis selama
sidang. Ia suka menyaksikan Jake dalam sidang,
dan suka menggodanya tentang permainan tersebut. Pada tahun 1969, ketika Jake masih jadi
quarterback yang belum berpengalaman di Karaway, Ozzie sudah jadi seorang pemain tackle tingkat negara bagian di Clanton. Keduanya samasama tangguh, sama sama tak terkalahkan, dan
bertemu dalam final di Clanton untuk memperebutkan kejuaraan senegara bagian. Selama empat
babak yang panjang, Ozzie meneror serangan regu
Karaway yang jauh lebih kecil dan dipimpin oleh
quarterback gagah berani, tapi babak belur. Menjelang akhir babak keempat, memimpin 44 0,
Ozzie mematahkan kaki Jake dalam suatu cegatan.
Sekarang, sesudah bertahun tahun lewat, ia suka
118 mengancam akan mematahkan kaki yang satunya.
Ia selalu mengatakan bahwa Jake timpang dan
menanyakan keadaan kakinya.
"Ada apa, Sobat " tanya Ozzie ketika mereka
duduk di kantomya yang sempit.
"Carl Lee. Aku agak khawatir dengannya."
"Kenapa "
"Dengar, Ozzie, apa pun yang kita katakan di
sini adalah rahasia. Aku tak ingin siapa pun tahu
tentang p rcakapan ini."
"Kau kedengaran serius, Jake."
"Aku serius. Hari Rabu, sesudah pemeriksaan
pendahuluan, aku bicara dengan Carl Lee. Dia
hilang akal, dan aku bisa mengerti. Aku pun akan
begitu kalau aku yang mengalami. Dia mengatakan
akan membunuh bocah bocah itu, dan dia kedengaran serius. Aku cuma berpikir bahwa kau harus
tahu."
"Mereka aman, Jake. Dia tak bisa menyentuh
mereka andaikan ingin melakukannya. Kami menerima beberapa telepon, tentu saja telepon gelap,
dengan segala macam ancaman. Orang-orang kulit
hitam sangat berang. Tapi boeah boeah itu aman.
Mereka dalam sel tersendiri, dan kami sangat hatihati."
"Itu bagus. Aku belum disewa oleh Carl Lee,
tapi aku selalu mewakili semua anggota keluarga
Hailey, dan aku yakin dia menganggapku sebagai
pengacaranya, apa pun alasannya. Aku merasa bertanggung jawab untuk memberitahumu."
"Aku tidak khawatir, Jake."
119 "Bagus. Aku mau menanyakan sesuatu kepadamu. Aku punya anak perempuan, dan kau punya
anak perempuan, bukan "
"Punya dua."
"Apakah yang sedang Carl Lee pikirkan Maksudku, sebagai seorang ayah kulit hitam "
"Sama seperti yang kaupikirkan."
"Dan apakah itu "
Ozzie mundur bersandar di kursinya dan menyilangkan tangan. Ia berpikir sejenak. "Dalam
hati, dia bertanya tanya apakah anaknya baik-baik
saja, secara fisik, maksudku. Apakah dia akan
hidup, dan kalau hidup, seberapa parah dia menderita. Bisakah dia mendapatkan keturunan Lalu
dia akan berpikir apakah anaknya akan sehat secara mental dan emosional dan bagaimana peristiwa ini akan mempengaruhi sisa hidupnya. Ketiga,
dia ingin membunuh bajingan bajingan itu."
"Apakah kau akan melakukannya "
"Gampang mengatakan aku akan melakukannya,
namun orang tidak tahu apa yang bakal dia lakukan. Kurasa anak-anakku jauh lebih membumbkanku di rumah daripada Parchman. Bagaimana
menurutmu, Jake "
"Kurang lebih sama, kurasa. Aku tak tahu apa
yang akan kulakukan. Mungkin jadi gila." Ia berhenti dan menatap meja. "Tapi mungkin aku serius
merencanakan untuk membunuh siapa pun yang
melakukannya. Akan sangat sulit.bagiku untuk tidur di malam hari, karena tahu bahwa pelakunya
masih hidup."
120 "Apa yang bakal dilakukan oleh Juri "
"Tergantung pada siapa yang jadi anggota juri.
Kalau kau mendapatkan juri yang tepat, kau bebas.
Kalau Jaksa mendapatkan juri yang tepat, kau
masuk kamar gas. Masalahnya sama sekali tergantung pada Juri, dan di county ini kau bisa mendapatkan orang orang yang tepat. Orang muak dengan perkosaan, perampokan, dan pembunuhan.
Aku tahu kaum kulit putih sudah muak."
"Semua orang demikian."
"Maksudku akan banyak perasaan simpati bagi
seorang ayah yang menghakimi sendiri masalahnya. Orang tidakipercaya pada sistem hukum kita.
Kurasa sedikitnya aku bisa membuat juritidak
sampai pada keputusan bulat. Yakinkan saja satu
atau dua anggota bahwa bajingan itu memang
harus mati."
"Seperti Monroe Bowie."
"Tepat. Seperti Monroe Bowie. Dia adalah negro malang yang perlu dibunuh, dan Lester mengambil tindakan. Omong-omon'g, Ozzie, menurutmu
apa maksud Lester pulang dari Chicago "
"Dia sangat dekat dengan kakak_nya. Kami
mengawasinya juga."
Percakapan berganti topik, dan Ozzie akhirnya
menanyakan kaki Jake. Mereka berjabatan tangan
dan Jake berlalu. Ia mengemudikan mobil langsung ke rumah. Di sana Carla sudah menunggu
dengan daftarnya. Ia tidak keberatan Jake bekerja
di kantor pada hari Sabtu, selama ia pulang se
. 121 belum tengah hari dan sesudah itu menuruti permintaan permintaannya.
Minggu siang, orang orang berkumpul di rumah
sakit dan mengiringi kursi roda gadis kecil Hailey
yang didorong oleh ayahnya di gang, melewati
pintu, masuk ke halaman parkir. Sang ayah mengangkat dan mendudukkannya di kursi depan. Sesudah ia duduk di antara orangtuanya, dengan tiga
saudara laki laki di kursi belakang, Carl Lee menjalankan mobil, diikuti oleh iring iringan sahabat,
sanak saudara, dan orang orang yang tak dikenal.
Iring iringan itu bergerak pelan ke luar kota, tanpa
tergesa gesa menuju pinggir kota.
Ia duduk di jok depan, seperti gadis besar.
Ayahnya diam, ibunya berurai air mata, dan
saudara-saudaranya membisu kaku.
Kelompok lain sudah menunggu di rumah dan
berbondong bondong ke teras sewaktu mobiI mobil
itu masuk ke jalan dan parkir di rumput halaman
depan. Oran g oran g itu terdiam ketika Carl Lee menggendongnya menaiki tangga, memasuki pintu, dan
membaringkannya di sofa. Ia senang pulang ke rumah,
tapi letih dengan para pengunjung. Ibunya memegang
kakinya sementara para sepupu, paman, bibi, tetangga,
dan semua orang berjalan menghampiri, membelainya, dan tersenyum, beberapa dengan air mata
berlinang dan tidak mengucapkan apa apa. Ayahnya
pergi ke luar dan berbicara dengan Paman Lester dan
para laki laki. Kakak kakaknya ada di dapur bersama
orang banyak, melahap tumpukan makanan
. 122 7 SUDAH bertahun-tahun Rocky Childers menjadi
jaksa penuntut di Ford County, sampai tak ingat
lagi sudah berapa lama. Pekerjaan itu menghasilkan lima belas ribu dolar setahun dan membutuhkan sebagian besar waktunya. Pekerjaan itu pun
menghancurkan praktek hukum yang ia anganangankan akan dibangun. Pada umur empat puluh
dua tahun ia sudah tersisih sebagai seorang pengacara, dan tertambat pada pekerjaan penuhnya
yang sekarang, dengan pekerjaan paro waktu yang
tak berhasil. Empat tahun sekali ia dipilih kembali
secara permanen. Untunglah ia punya istri dengan
pekerjaan yang baik, sehingga mereka bisa mengendarai Buick baru dan membayar iuran keanggotaan country club dan secara umum menunjukkan penampilan sebagai warga kulit putih berpendidikan di Ford County. Di masa mudanya ia
pernah punya ambisi ambisi politik, namun para
pemilih tidak memberikan suara untuknya, dan
dengan perasaan tak puas ia harus menghabiskan
karier untuk menuntut para pemabuk, pencoleng,
123 dan bocah-bocah berandal, dan dimaki maki oleh
Hakim Bullard yang ia benci. Sekali-sekali timbul
perasaan bergairah bila orang orang macam Cobb
dan Willard melakukan kejahatan, dan Rocky, sebagai pihak yang berwenang menurut hukum, menangani pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan lain sebelum kasus tersebut dibawa pada
Grand Jury dan kemudian ke Circuit Court, dan
kemudian dibawa pada jaksa penuntut yang sebenarnya, jaksa yang agung, Mr. Rufus Buckley
dari Polk County. Buckley adalah orang yang telah menyisihkan Rocky dari karier politiknya.
Umumnya sidang pemeriksaan untuk memutuskan pembebasan bersyarat bukan urusan besar bagi
Childers, namun yang ini sedikit berbeda. Sejak
Rabu ia sudah menerima puluhan telepon dari
orang orang kulit hitam, semua terdaftar sebagai
pemilihnya atau mengaku demikian, yang sangat
prihatin dengan kemungkinan bahwa Cobb dan
Willard akan dilepas dari penjara. Mereka ingin
bocah bocah itu dikurung, sama seperti orangorang kulit hitam yang melakukan tindak kejahatan
dan tak mampu membayar uang jaminan sebelum
diadili. Childers berjanji untuk berbuat yang terbaik, tapi menjelaskan bahwa penentuan uang jaminan itu ada di tangan hakim county, Percy
Bullard, yang nomornya juga tercantum dalam buku telepon. Di Bennington Street. Mereka berjanji
akan hadir di pengadilan pada hari Senin, untuk
menyaksikannya dan Bullard.
124 Pukul setengah dua belas hari Senin, Childers
dipanggil ke bilik hakim, di mana Sheriff dan
Bullard sedang menunggu. Sang Hakim begitu gelisah, sampai tak bisa duduk. _
"Berapa besar uang jaminan yang kauinginkan "
katanya pada Childers. .
"Entahlah, saya tidak tahu, Pak Hakim. Saya
tidak banyak memikirkannya."
"Apa menurutmu sekarang bukan saatnya memikirkan hal itu " Ia mondar mandir cepat di belakang meja, lalu ke jendela, lalu kembali ke meja.
Ozzie merasa geli dan berdiam diri.
"Rasanya tidak," jawab Childers pelan. "Ini keputusan Anda. Andalah hakimnya."
"Terima kasih! Terima kasih! Terima kasih! Berapa yang akan kauminta " '
"Saya selalu meminta lebih banyak daripada
yang saya perkirakan," jawab Childers tenang, sepenuhnya menikmati kegelisahan sang Hakim.
"Berapa jumlahnya "
"Entahlah. Saya belum banyak memikirkannya."
Leher Bullard merah padam,. dan ia menatap
Ozzie tajam. "Bagaimana menurut Anda, Sheriff "
"Yah," kata Ozzie, menyeret ucapannya. "Saya
sarankan untuk menetapkan uang jaminan yang
cukup besar. Bocah-bocah ini perlu dipenjara demi
keselamatan mereka sendiri. Warga kulit hitam di
luar sana merasa resah. Mereka bisa celaka kalau
dilepas dengan uang jaminan. Sebaiknya tetapkan
jumlahnya agak tinggi."
"Berapa banyak uang yang mereka miliki "
125 "Willard tak punya uang. Dengan Cobb, saya
tidak tahu. Uang obat bius sulit dilacak. Mungkin
dia bisa mencari dua sampai tiga puluh ribu dolar.
Saya dengar dia menyewa pengacara terkenal dari
Memphis. Akan tiba di sini hari ini. Pasti dia
punya cukup uang."
"Sialan, mengapa aku tidak tahu tentang ini'Siapa yang dia sewa "
"Bernard. Peter K. Bernard," jawab Childers.
"Dia menelepon saya tadi pagi."
"Tidak pemah dengar namanya," tukas Bullard
dengan sikap angkuh, seolah olah ia pernah menghafalkan laporan sejarah hukum semua pengacara.
Bullard mengamati pepohonan di luar jendela
ketika Sheriff dan sang Jaksa saling mengedipkan
mata. Uang jaminan itu akan luar biasa besar,
seperti biasa. Para petugas pencatat uang jaminan
menyukai Bullard karena besarnya jaminan yang
ia tetapkan. Dengan gembira mereka menyaksikan
keluarga keluarga yang putus asa mengais ngais
dan menggadaikan segalanya untuk mengumpulkan
sepuluh persen uang muka yang mereka tetapkan
untuk menuliskan jaminan pembebasan. Bullard
akan tinggi menetapkannya, dan ia tak peduli.
Secara politis, aman saja untuk menetapkan jaminan besar dan tetap mengurung penjahat penjahat itu di penjara. Warga kulit hitam akan memuji dan itu penting, meskipun county ini tujuh
puluh empat persen kulit putih. Ia banyak berutang
budi kepada warga kulit hitam.
126 "Mari kita tetapkan seratus ribu untuk Willard
dan dua ratus ribu untuk Cobb. Itu pasti memuaskan mereka."
"Memuaskan siapa " tanya Ozzie.
"Em, uh, masyarakat, orang-orang di luar sana.
Cocok dengan pendapatmu "
"Bagi saya, itu baik," kata Childers. "Tapi bagaimana dengan sidang pemeriksaannya " ia ber
tanya dengan senyum lebar.
"Kita beri mereka pemeriksaan yang adil, lalu
akan kuharapkan jaminannya sebesar seratus dan
dua ratus ribu."
"Dan saya rasa Anda ingin saya menuntut tiga
ratus ribu seorang, supaya Anda tampak adil "
tanya Childers.
"Aku tak peduli berapa saja yang kauminta!"
seru sang Hakim.
"Menurut saya cukup adil," kala Ozzie sambil
melangkah ke pintu. "Apakah kau akan memanggilku untuk memberikan kesaksian " ia bertanya
pada Childers.
"Tidak, kami tidak memerlukanmu. Kurasa pihak Negara tidak memerlukan kesaksian siapa pun,
karena kita akan mengikuti sidang yang begitu
adil." (_
Mereka meninggalkan mangan. Bullard tampak
murung dan cemas. Ia mengunci pintu di belakang
mereka dan menarik sebotol vodka ukuran setengah liter dari tas kerja, lalu meneguknya dengan
bernafsu. Mr. Pate menunggu di luar pintu. Lima
127 menit kemudian Bullard menerobos ke dalam
ruang sidang yang penuh sesak.
"Hadirin dipersilakan berdiri!" Mr. Pate berteriak.
"Silakan duduk!" seru sang Hakim sebelum siapa pun sempat berdiri. "Mana para terdakwaMana "
Cobb dan Willard digiring dari ruang penahanan
sementara dan didudukkan di meja terdakwa.
Pengacara baru Cobb tersenyum kepada kliennya
ketika borgol dilepas. Pengacara Willard, Tyndale,
pembela umum, tidak mengacuhkannya.
Gerombolan negro yang sama kembali dari sidang hari Rabu kemarin, dan membawa sejumlah
teman. Mereka mengamati lekat lekat segala gerakan dua bocah kulit putih itu. Untuk pertama
kalinya Liaster melihat mereka. Carl Lee tak ada di
ruang sidang.
Dari mejanya, Bullard menghitung jumlah para
deputy semua ada sembilan orang. Ini pasti sebuah rekori Lalu ia menghitung orang orang kulit
hitam ratusan jumlahnya, semua bergerombol


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersama, semua menatap tajam dua pemerkosa
yang duduk di meja yang sama di antara pengacara mereka. Vodka itu enak. Ia menghirup sesuatu yang tampak sepeni air es dari cangkir
styrofoam dan melontarkan senyum kecil. Vodka
itu terbakar turun perlahan-lahan dan pipinya memerah. Yang seharusnya ia lakukan adalah memerintahkan para deputy keluar dari ruang sidang,
lalu melempar Cobb dan Willard pada negro negro
128 itu. Pasti menyenangkan untuk dilihat, dan keadilan pun akan terlaksana. Ia bisa menonton saja
wanita wanita negro gemuk mengentak entakkan
kaki sementara suami suami mereka mengukir dua
bocah itu dengan pisau dan parang. Kemudian,
sesudah selesai, mereka akan berkumpul dan berbaris diam keluar dari ruang sidang. Ia tersenyum
pada diri sendiri.
Ia memberi isyarat pada Mr. Pate, yang berjalan
menghampiri tempat duduknya. "Di laci mejaku
ada seperempat liter air es," bisiknya. "Tuangkan
sedikit untukku dalarn cangkir styrofoam."
Mr. Pate mengangguk dan menghilang.
"Ini adalah sidang pemeriksaan untuk menentukan uang jaminan," ia mengumumkan dengan
suara keras, "dan saya tidak berniat terlalu lama
melaksanakannya. Apa pihak terdakwa siap "
"Ya, Sir," kata Tyndale.
"Ya1 Yang Mulia," kata Mr. Bemard.
"Pihak Negara siap "
"Ya, Sir," jawab Childers tanpa berdiri.
"Bagus. Panggil saksi Anda."
Childers berbicara kepada Hakim. "Yang Mulia,
pihak Negara tidak akan memanggil saksi. Yang
Mulia sudah mengerti jelas tuduhan atas dua terdakwa, karena Yang Mulia yang memimpin sidang
pemeriksaan pendahuluan Rabu lalu. Sepengetahuan saya, sekarang korban sudah pulang, jadi kita
tidak akan mengajukan tuduhan lain. Senin depan
Grand Jury akan diminta untuk mengadili dua
terdakwa karena pemerkosaan, penculikan, dan
129 penganiayaan berat. Mempertimbangkan kejinya
kejahatan ini, usia korban, dan Mr. Cobb adalah
residivis, maka pihak Negara menuntut uang jaminan maksimum, dan satu sen pun tidak boleh
kurang."
Bullard hampir tersedak oleh air esnya. Apakah
maksimum itu Tidak ada yang dinamakan jaminan maksimum.
"Bagaimana saran Anda, Mr. Childers "
"Setengah juta seorang!" Childers mengumumkan dengan bangga dan duduk.
Setengah juta! Tak mungkin, pikir Bullard. Ia
menghirup minuman dengan geram dan menatap
tajam pada Jaksa. Setengah juta! Dipermainkan
dalam sidang terbuka. Ia menyuruh Mr. Pate
mengambil air es lagi.
"Pembela dipersilakan."
Pengacara baru Cobb bangkit berdiri. Ia melonggarkan tenggorokan dan menanggalkan kacamata bacanya yang berbingkai tanduk, bertampang
akademis dan terkutuk. "Yang Mulia, kepada sidang ini saya perkenalkan nama saya Peter K.
Bernard. Saya dari Memphis, dan saya ditunjuk
oleh Mr. Cobb untuk mewakilinya..."
"Apakah Anda punya izin untuk berpraktek di
Mississippi " Bullard menyela.
Bernard terperangkap tanpa berjaga jaga. "Yah,
uh, sebenarnya belum, Yang Mulia."
"Begitu. Sewaktu Anda mengatakan "sebenarnya
belurn', apakah ada arti lain di luar tidak "
130 Beberapa pengacara di boks juri tertawa terkekeh-kekeh. Bullard terkenal akan hal ini. Ia benci pengacara pengacara dari Memphis, dan menuntut mereka untuk bermitra dengan pengacara setempat Sebelum muncul di sidangnya. Bertahuntahun yang lalu, ketika ia masih menjalankan praktek hukum, seorang hakim Memphis pemah menendangnya keluar dari sidang karena ia tidak
memiliki izin di Tennessee. Sejak hari ia terpilih
sebagai hakim, ia menikmati pembalasan.
"Yang Mulia, saya tidak punya izin di Mississippi, tapi saya punya izin untuk Tennessee."
"Saya harap begitu," sindir sang Hakim dari
tempatnya. Dari boks juri terdengar lagi suara
tertawa yang ditahan. "Apakah Anda kenal dengan
peraturan-peraturan lokal di Ford County sini "
tanya Yang Mulia.
"Em, uh, ya, Sir."
"Apakah anda punya copy peraluran peraturan
tersebut "
"Ya, Sir."
"Dan Anda sudah membacanya dengan cermat
sebelum hadir dalam ruang sidang saya "
"Uh, ya, Sir, sebagian besar."
"Apakah Anda memahami Peraturan 14 ketika
Anda membacanya "
Cobb melirik curiga pada pengacaranya.
"Uh, saya tidak ingat yang itu," Bernard mengaku.
"Saya rasa tidak. Peraturan 14 menentukan bahwa pengacara dari luar negara bagian yang tidak
131 memiliki izin di sini harus bermitra dengan pengacara setempat pada saat muncul di ruang sidang
saya."
"Ya, Sir."
Dari tampang dan gerak-geriknya, Bernard adalah pengacara yang tangguh, sedikitnya ia dikenal
tangguh di Memphis. Namun sekarang ia dalam
proses dilecehkan dan dipermalukan total oleh seorang hakim kota kecil yang berlidah tajam.
"Ya, Sir, apa " tukas Bullard.
"Ya, Sir, saya rasa saya sudah pernah mendengar peraturan itu."
"Kalau begitu, mana pengacara lokalnya "
"Tidak ada, tapi saya merencanakan..."
"Jadi Anda jauh jauh datang dari Memphis ke
sini, membaca peraturan peraturan saya dengan
cermat, dan dengan sengaja mengabaikannya.
Benar."
Bemard menundukkan kepala dan menatap buku
kuning yang kosong di meja.
Tyndale bangkit perlahan lahan. "Yang Mulia,
untuk dicatat, saya mengajukan diri sebagai mitra
Mr. Bernard untuk sidang pemeriksaan ini, dan
bukan untuk maksud lainnya."
Bullard tersenyum. Langkah yang cerdik, Tyndale, langkah yang cerdik. Air es itu menghangatkannya dan ia bersantai. "Baiklah. Panggil saksi
Anda." '
Bernard kembali berdiri tegak. Ia menganggukkan kepala. "Yang Mulia, atas nama Mr. Cobb,
132 saya ingin memanggil saudaranya, Mr. Fred
Cobb."
"Cepat saja," gumam Bullard.
Saudara laki laki Cobb disumpah dan didudukkan di kursi saksi. Bernard berdiri di podium dan
mulai melakukan pemeriksaan langsung yang panjang dan terperinci. Persiapannya matang. la
mengajukan bukti bahwa Billy Ray Cobb punya
pekerjaan, memiliki real estate di Ford County,
dibesarkan di sana, dan sebagian besar sanak saudara dan teman temannya ada di sana, dan ia tak
punya alasan untuk meninggalkannya. Seorang
warga terpercaya, memiliki akar yang dalam di
sana, dan akan banyak berkorban kalau ia melarikan diri. Seseorang yang bisa dipercaya akan
hadir dalam sidang pengadilan. Seseorang yang
patut dibebaskan dengan sedikit uang jaminan.
Bullard menghirup vodka, mengetukkan pena,
dan mengawasi wajah wajah hitam hadirin.
Tidak ada pertanyaan dari Childers. Bernard
memanggil ibu Cobb, Cora, yang mengulangi segala perkataan anaknya, Fred, mengenai Billy Ray.
Ia berhasil mencucurkan air mata pada saat yang
janggal, dan Bullard menggelengkan kepala.
Tyndale yang berikutnya. Ia mengajukan dalih
pembelaan yang sama dari keluarga Willard.
Uang jaminan sebesar setengah juta dolar! Kutang dari jumlah itu akanterlalu kecil, dan orangorang kulit hitam takkan menyukainya. Sang Hakim punya alasan baru untuk membenci Childers.
Namun ia menyukai orang orang kulit hitam, se
133 bab merekalah yang dulu memilihnya. Ia mendapat
lima puluh satu persen suara dari seluruh county,
tapi ia mendapatkan seluruh suara orang orang kulit hitam.
"Ada lainnya " ia bertanya ketika Tyndale selesai.
Tiga pengacara itu saling menatap dengan pandangan kosong, lalu beralih pada Hakim. Bernard
berdiri. "Yang Mulia, saya ingin menyimpulkan
posisi klien saya untuk mendapatkan pembebasan
dengan jaminan yang wajar."
"Lupakan saja, Sobat. Saya sudah mendengar
cukup banyak dari Anda dan klien Anda. Duduklah."
Bullard sangsi, lalu dengan cepat mengumumkan, "Dengan ini jaminan ditetapkan sejumlah seratus ribu dolar untuk Pete Willard, dan dua ratus
ribu dolar untuk Billy Ray Cobb. Terdakwa tetap
dalam tahanan Sheriff sampai mereka bisa membayar uang jaminan. Sidang dibubarkan." Ia mengetukkan palu dan menghilang ke biliknya,
menghabiskan vodka dan membuka botol baru.
Lester senang dengan uang jaminan yang ditetapkan. Uang jaminannya dulu ditetapkan sebesar
lima puluh ribu dolar atas pembunuhan terhadap
Monroe Bowie. Tentu saja, Bowie berkulit hitam,
dan uang jaminan biasanya ditentukan lebih rendah
untuk kasus kasus seperti itu.
Kerumunan orang beringsut ke pintu belakang,
tapi Lester tak bergerak. Ia memandang lekat lekat
ketika dua bocah kulit putih itu diborgol dan di
134 giring melalui pintu, menuju ruang tahanan sementara. Ketika mereka sudah tak terlihat, ia meletakkan kepala pada tangannya dan memanjatkan doa
pendek. Lalu ia mendengarkan.
Sedikitnya sepuluh kali dalam sehari Jake berjalan
melewati pintu pintu Prancis itu dan pergi ke balkon untuk memeriksa pusat kota Clantonr Kadangkadang ia merokok cerutu murahan dan mengembuskan asapnya di atas Washington Street. Bahkan
di musim panas dibiarkannya jendela-jendela kantor besar itu terbuka. Kebisingan kota kecil itu
merupakan kawan yang baik ketika ia bekerja
dengan tenang. Kadang-kadang ia tertegun oleh
kerasnya kebisingan yang ditimbulkan di jalanjalan seputar gedung pengadilan, dan lain waktu ia
berjalan ke balkon untuk melihat mengapa segalanya begitu tenang.
Menjelang pukul 14.00, Senin, 20 Mei, ia berjalan ke balkon dan menyalakan sebatang cerutu.
Keheningan yang berat melingkupi pusat kota
Clanton, Mississippi.
Cobb yang pertama berjalan menuruni tangga,
hati hati, dengan tangan terborgol di belakang, lalu
Willard, lalu Deputy Looney. Sepuluh langkah ke
bawah, lalu platform, belok kanan, lalu sepuluh
langkah ke lantai satu. Tiga deputy lain menunggu
di luar, di samping mobil-mobil patroli, sambil
merokok dan mengawasi para wartawan.
135 Ketika Cobb sampai pada anak tangga kedua
dari lantai, dan Willard tiga anak tangga di belakang, dan Looney satu langkah dari platform,
bilik penyimpan alat-alat pembersih yang sempit,
kotor, tak terawat, dan tak diperhatikan meledak
terbuka dan Mr. Carl Lee Hailey melompat dari
kegelapan dengan sepucuk M-l6. Dalam jarak
yang sangat dekat ia melepaskan tembakan. Suara
rentetan tembakan yang keras meletup letup itu
mengguncang gedung pengadilan dan memecah
kesunyian. Pemerkosa pemerkosa itu membeku
diam, lalu menjerit Cobb yang pertama, di perut
dan dada, lalu Willard pada wajah, leher, dan
tenggorokan. Mereka menggeliat sia-sia menaiki
tangga, tangan terborgol dan tak berdaya, saling
tumbuk sewaktu kulit dan darah mereka berhamburan.
Looney tertembak kakinya, tapi berhasil merangkak menaiki tangga dan masuk ke dalam
ruang tahanan sementara. Di sana ia merunduk
dan mendengarkan Cobb dan Willard menjerit dan
merintih dan si negro gila tertawa. Peluru berpantulan di antara dinding tangga yang sempit. Melongok ke platform, Looney bisa menyaksikan darah dan daging berpercikan ke dinding dan menetes-netes ke bawah.
Dalam rentetan pendek dan meletup-letup, yang
masing masing terdiri atas tujuh atau delapan tembakan, suara keras M-16 itu bergaung di dalam
gedung pengadilan untuk selamanya. Di antara
tembakan dan suara peluru yang berdesing desing
136 di seputar dinding tangga, suara tawa Carl Lee
yang melengking tinggi dan tajam bisa terdengar
jelas.
Ketika berhenti, ia melemparkan senapan pada
dua mayat itu dan lari. Masuk ke kamar kecil, ia
mengganjal pintu dengan kursi, merangkak keluar
dari jendela, menuju semak-semak, lalu ke trotoar.
Dengan santai ia berjalan ke pickup dan mengemudikannya pulang.
Lester membeku ketika tembakan itu mulai. Bunyi tembakan terdengar keras di ruang sidang. Ibu
Willard memekik dan ibu Cobb menjerit, dan para
deputy memburu ke ruang penahanan sementara,
namun tidak menuruni tangga. Lester mendengarkan dengan penuh perhatian, mencari suara tembakan pistol, dan ketika tak mendengar satu pun,
ia pun meninggalkan ruang sidang.
Bersama tembakan pertama, Bullard meraih botol vodka dan merangkak ke bawah meja kerjanya,
sementara Mr. Pate mengunci pintu.
Cobb, atau lebih tepat sisanya, menindih Willard. Darah mereka bercampur dan menggenangi
setiap anak tangga, lalu tumpah dan menetes ke
anak tangga berikutnya. Di situ darah menggenang
lagi sebelum tumpah dan menetes ke anak tangga
berikutnya. Dengan cepat kaki tangga dibanjiri
campuran darah itu.
Jake berlari kencang ke seberang jalan, menuju
pintu belakang gedung pengadilan. Deputy Prather
merunduk di depan pintu dengan pistol tercabut,
137 dan mengutuki para wartawan yang mendesak ke
depan. Deputy-deputy lain berlutut ketakutan pada
anak tangga di depan pintu, di samping mobilmobil patroli. Jake lari ke depan gedung pengadilan, di mana deputy-dcputy lain sedang menjaga
dan mengungsikan pegawai pengadilan dan penonton. Tubuh bertumpuk tumpuk tertuang membanjir
ke anak tangga depan. Jake bergulat menerobos
kerumunan itu dan masuk ke rotunda. Ia menemukan Ozzie sedang mengarahkan orang orangnya sambil berteriak teriak ke segala penjuru. Ia
memberi tanda pada Jake, dan mereka berjalan di
gang menuju pintu belakang, di mana setengah
lusin deputy berdiri dengan pistol di tangan, menatap tangga tanpa bersuara. Jake merasa mual.
Willard nyaris sampai ke platform. Bagian depan
kepalanya hilang, dan otaknya meleleh keluar seperti agar agar, menutupi wajahnya. Cobb berhasil
berbalik dan menerima peluru dengan punggungnya. Wajahnya terkubur di perut Willard, dan kakinya menyentuh anak tangga keempat dari lantai.
Darah terus mengucur dari tubuh-tubuh tak bernyawa itu, menutupi enam anak tangga paling
bawah. Genangan merah tua di lantai beringsut
cepat ke arah para deputy yang mundur perlahanlahan ke belakang. Senjatanya ada di antara kaki
Cobb, di anak tangga kelima, dan benda itu pun
tertutup darah.
Kelompok itu berdiri diam, tersihir oleh dua
mayat itu, yang meskipun sudah mati, terus menyemburkan darah. Bau mesiu yang tebal bergan
138 tung di atas tangga dan hanyut ke arah gang
menuju rotunda, di mana para deputy terus menggin'ng orang-orang ke pintu depan.
"Jake, sebaiknya kau pergi," kata Ozzie tanpa
mengalihkan pandangan dari mayat mayat itu.
"Kenapa "
"Pergi sajalah."
"Kenapa "
"Sebab kami akan memotret dan mengumpulkan
bukti dan macam-macam lainnya, dan kau tak
perlu berada di sini."


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oke. Tapi jangan menginterogasinya tanpa kehadiranku. Mengerti "
Ozzie mengangguk.
Foto foto diambil, yang porak poranda dibersihkan,
bukti bukti dikumpulkan, dan mayat mayat dipindahkan, dan dua jam kemudian Ozzie meninggalkan kota, diikuti lima mobil patroli. Hastings
mengemudi dan memimpin konvoi menuju pinggir
kota, ke arah danau, melewati toko Bates, ke Craft
Road. Jalan masuk ke rumah Hailey kosong. Hanya ada mobil Gwen, pickup Carl Lee, dan Cadillac merah dari Illinois.
Ozzie tidak mengharapkan akan timbul masalah
ketika mobil mobil patroli parkir dalam satu deretan di seberang halaman depan, dan para deputy
merunduk di belakang pintu pintu terbuka, mengawasi Sheriff berjalan seorang diri menuju rumah.
Ia berhenti. Pintu depan terbuka perlahan lahan
dan keluarga Hailey muncul. Carl Lee berjalan ke
139 tepi teras dengan Tonya dalarn gendongannya. Ia
memandang ke arah Sharif sahabatnya, dan deretan mobil serta deputy di belakangnya. Di kanannya berdiri Gwen, dan di kirinya berdiri tiga
anak laki lakinya yang paling kecil menangis pelan, tapi yang lebih tua tampak berani dan bangga.
Di belakang mereka berdiri Lester.
Dua kelompok ini saling pandang, masingmasing menunggu pihak lain mengucapkan atau
melakukan sesuatu, masing-masing ingin menghindari apa yang akan terjadi. Satu-satunya suara
adalah isak gadis kecil itu, ibunya, dan anak lakilaki termuda.
Anak anak itu mencoba mengerti. Ayah mereka
sudah menjelaskan apa yang baru saja ia lakukan,
dan mengapa. Mereka mengerti, namun mereka
tak bisa memahami mengapa ia harus ditahan dan
dibawa ke penjara.
Ozzie menendang segumpal tanah, 'sekali sekali
melirik keluarga itu, lalu ke anak buahnya.
Akhirnya ia berkata, "Sebaiknya kau ikut denganku."
Carl Lee mengangguk sedikit, namun tak bergerak. Gwen dan anak laki-laki terkecilnya menangis lebih keras sewaktu Lester mengambil Tonya
dari ayahnya. Kemudian Carl Lee berlutut di depan tiga anak laki lakinya dan kembali berbisik
pada mereka bahwa ia harus pergi, tapi takkan
lama. Ia memeluk mereka, dan mereka semua
menangis dan mencengkeramnya. Ia berbalik dan
140 mencium istrinya, lalu berjalan menuruni anak
tangga, menghampiri Sheriff.
"Kau mau memborgolku, Ozzie "
"Tidak, Carl Lee, masuk sajalah ke dalam mobil."
141 KEPALA Deputy Moss Tatum Junior dan Jake bercakap eakap tenang dalam kantor Ozzie, sementara
para deputy lain, polisi cadangan, sipir, dan pegawai penjara berkumpul dalam ruang kerja mereka yang luas dan penuh sesak di samping kantor,
dan dengan cemas menunggu kedatangan tahanan
baru. Dari balik tirai, dua orang deputy mengintip
wartawan dan junl kamera yang sedang menunggu
di halaman parkir, di antara penjara dan jalan
raya. Mobil mobil van televisi itu berasal dari
Memphis, Jackson, dan Tupelo, dan diparkir bertebaran di segala penjuru halaman parkir yang
penuh sesak. Moss tidak menyukai hal ini, maka
ia pun berjalan perlahan lahan ke trotoar dan memerintahkan pers untuk mengelompok di daerah
tertentu, dan memindahkan mobil-mobil van ter
sebut.
"Apakah Anda mau memberikan pernyataan "
seorang wartawan berseru.
"Yeah, pindahkan van van itu."
142 "Bisakah Anda mengatakan sesuatu tentang
pembunuhan tersebut "
"Yeah, dua orang terbunuh."
"Bagaimana rinciannya "
"Tidak. Saya tidak berada di sana."
"Apa Anda sudah punya tersangka "
"Ya."
"Siapa "
"Akan saya katakan pada kalian kalau van van
itu dipindahkan."
Van van itu segera dipindahkan dan kamera serta mikrofon bergerombol jadi satu di dekat trotoar.
Moss menunjuk dan mengarahkannya sampai ia
merasa puas," lalu melangkah ke kerumunan orang
banyak. Dengan tenang ia mengunyah tusuk gigi
dan menyisipkan dua ibu jari di lubang sabuk'
depan, tepat di bawah penitnya yang menggelambir.
"Siapa yang melakukannya "
"Apakah dia sudah ditahan "
"Apakah keluarga gadis itu terlibat "
"Apakah mereka berdua tewas "
Moss tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Satu per satu. Ya, kita sudah punya seorang
tersangka. Dia sudah ditahan dan sebentar lagi
akan tiba di sini. Jangan sampai van-van itu menghalangi jalan. Itu saja yang saya punya." Moss
berjalan kembali ke penjara, sementara mereka
terus memanggil manggilnya. Ia tak menghiraukan
dan memasuki ruang kerja yang penuh sesak.
"Bagaimana keadaan Looney " tanyanya.
143 "Prather ada di rumah sakit bersamanya. Dia
baik baik saja sedikit luka di kaki."
"Yeah, itu dan sedikit serangan jantung," "kata
Moss sambil tersenyum. Yang lain tertawai
"Mereka datang!" seorang sipir berseru, dan semua orang di dalam bergeser ke jendela ketika
barisan lampu biru meluncur perlahan-lahan memasuki halaman parkir. Ozzie mengendarai mobil
pertama bersama Carl Lee yang duduk di depan
tanpa diborgol. Hastings bersandar di belakang dan
melambai-lambai pada kamera sewaktu mobil melewati mereka dan terus menerobos kerumunan,
melewati van-van dan berputar ke belakang penjara. Ozzie parkir di sana dan ketiganya berjalan
masuk dengan santai. Carl Lee diberikan kepada
petugas penjara, dan Ozzie berjalan di gang menuju kantornya, tempat Jake sedang menunggu.
"Kau bisa menemuinya sebentar, Jake," katanya.
"Terima kasih. Kau yakin dia yang melakukan "
"Yeah, aku yakin."
"Dia tidak mengaku, bukan "
"Tidak, dia tidak bicara banyak. Kurasa Lester
mengajarinya."
Moss melangkah masuk. "Ozzie, wartawan-wartawan itu ingin bicara denganmu. Kukatakan bah
wa sebentar lagi kau akan keluar."
"Terima kasih, Moss," keluh Ozzie.
"Ada yang melihatnya " tanya Jake.
Ozzie menyeka kening dengan saputangan merah. "Yeah, Looney bisa mengidentifikasikannya.
144 Kau kenal Murphy, laki laki kecil separo lumpuh
yang menyapu lantai gedung pengadilan "
"Ya. Bicaranya sangat gagap."
"Dia menyaksikan segalanya. Dia sedang duduk
di tangga timur, tepat di seberang tempat kejadian
ini berlangsung. Sedang menikmati makan siang.
Peristiwa ini membuatnya ketakutan setengah mati,
sampai dia tak bisa bicara selama satu jam." Ozzie
berhenti dan mengawasi Jake. "Mengapa aku menceritakan semua ini kepadamu "
"Apa bedanya Cepat atau lambat, aku akan
tahu juga. Mana orangku "
"Di penjara, di ujung gang. Mereka harus memotretnya dan macam macam lagi. Akan siap tiga
puluh menit lagi."
Ozzie berlalu dan Jake memakai teleponnya untuk menelepon Carla, mengingatkannya agar menyaksikan berita dan merekamnya.
Ozzie menghadapi mikrofon dan kamera. "Aku
tak akan menjawab pertanyaan apa pun. Kami
sudah menahan seorang tersangka. Namanya Carl
Lee Hailey dari Ford County. Ditahan karena dua
pembunuhan."
"Apakah dia ayah gadis itu "
"Ya."
"Bagaimana Anda tahu dia yang melakukan "
"Kami sangat pandai."
"Ada saksi mata "
"Setahu kami tidak."
"Apakah dia sudah mengaku "
"Tidak."
145 "Di mana Anda menemukannya "
"Di rumahnya."
"Benarkah ada seorang deputy yang tertembak "
"Ya."
"Bagaimana keadaannya "
"Baik-baik saja. Dia di rumah sakit, tapi baikbaik saja."
"Siapa namanya "
"Looney. DeWayne Looney."
"Kapan sidang pendahuluannya "
"Saya bukan hakim."
"Tahu sesuatu "
"Mungkin besok, mungkin Rabu. Tak ada lagi
pertanyaan. Saya tidak punya informasi lebih lanjut untuk disiarkan saat ini."
Sipir penjara mengambil dompet, uang, jam tangan, kunci, cincin, dan pisau lipat milik Carl Lee
dan mendaftar barang barang itu pada formulir
inventaris yang dibubuhi Carl Lee dengan tanggal
dan tanda tangan. Dalam ruangan sempit di Samping kantor sipir, ia dipotret dan diambil sidik
jarinya, tepat seperti yang dikatakan Lester. Ozzie
menunggu di luar pintu dan membawanya masuk
ke sebuah ruangan sempit, tempat para pemabuk
meniup alat penguji kadar alkohol dalam darah.
Jake duduk di meja kecil di samping mesin itu.
Ozzie minta diri.
Pengacara dan kliennya duduk di depan meja
dan saling mengamati dengan cermat. Mereka tersenyum lebar, saling menghormati, tapi tak seorang pun bicara. Terakhir kali mereka bicara ada
146 lah lima hari yang lalu, pada hari Rabu seusai
sidang pemeriksaan pendahuluan, sehari sesudah
pemerkosaan tersebut.
Sekarang Carl Lee tidak begitu resah. Wajahnya
tenang dan matanya jernih. Akhirnya ia berkata,
"Kau tidak mengira aku melakukannya, Jake "
"Tidak. Kau benar melakukannya "
"Kau tahu aku melakukannya."
Jake tersenyum, mengangguk, dan melipat tangan. "Bagaimana perasaanmu "
Carl Lee bersantai dan duduk menyandar di
kursi lipat. "Ah, aku merasa lebih lega. Aku tidak
senang dengan semua kejadian ini. Sesungguhnya
aku ingin hal ini tidak terjadi. Namun aku pun
ingin anak perempuanku baik baik juga, kau tahu.
Aku tak punya dendam apa pun pada boeah bocah
itu, sampai mereka menganiaya anakku. Sekarang
mereka sudah menerima apa yang mereka mulai.
Aku ikut berdukacita bagi ibu dan ayah mereka,
kalau mereka punya ayah, meskipun aku sangsi
mereka punya."
"Kau takut "
"Takut apa "
"Bagaimana dengan kamar gas "
"Tidak, Jake, itulah sebabnya aku memakaimu.
Aku tidak punya rencana untuk masuk kamar gas
mana pun. Aku menyaksikanmu membebaskan
Lester, sekarang bebaskanlah aku. Kau bisa melakukannya, Jake."
"Tak segampang itu, Carl Lee."
"Apa katamu "
147 "Kau tak bisa begitu saja menembak seseorang,
atau beberapa orang, dengan darah dingin, dan
kemudian mengatakan pada Juri bahwa mereka
perlu dibunuh, dan berharap keluar begitu saja dari
ruang pengadilan."
"Kau melakukannya dengan Lester."
"Tapi setiap kasus berbeda. Dan perbedaan terbesar di sini, kau membunuh dua bocah kulit
putih, sedangkan Lester membunuh seorang negro.
Perbedaan besar."
"Kau takut, Jake "
"Mengapa aku harus takut Bukan aku yang
sedang menghadapi kamar gas."
"Kau tidak kedengaran mantap."
Kau idiot goblok, pikir Jake. Bagaimana ia bisa
mantap pada saat seperti ini. Tubuh mereka masih
hangat. Benar, ia memang mantap sebelum pembunuhan itu, tapi sekarang lain. Kliennya menghadapi kamar gas karena kejahatan yang diakui
sudah diperbuatnya.
"Dari mana kau mendapatkan senapan itu "
"Seorang sahabat di Memphis."
"Oke. Apakah Lester membantu "
"Tidak. Dia tahu apa yang akan kulakukan, dan
dia ingin membantu, tapi aku tak mengizinkan."
"Bagaimana keadaan Gwen "
"Dia cukup gila saat ini, tapi Lester bersamanya. Dia sama sekali tidak tahu menahu tentang
ini."
"Anak anak "
"Kau tahu bagaimana anak anak. Mereka tak
148 ingin ayah mereka dipenjara. Mereka bingung, tapi
mereka akan bertahan. Lester akan merawat mereka."
"Apakah dia akan kembali ke Chicago "
"Sementara ini belum. Jake, kapan kita akan
maju ke pengadilan "
"Sidang pendahuluan akan berlangsung besok
atau Rabu, tergantung Bullar ."
"Apakah dia hakimnya "
"Dia akan jadi hakim dalam sidang pemeriksaan
pendahuluan. Tapi dia takkan memimpin sidang
pengadilannya. Itu akan berlangsung di Circuit
Court, Pengadilan Negeri."
"Siapa hakim di sana "
"Omar Noose dari Van Buren County, hakim
yang juga mengadili Lester."
"Bagus. Dia baik. bukan "
"Yeah, dia hakim yang baik."
"Kapan sidang pengadilannya mulai "
"Akhir musim panas atau awal musim gugur.
Buckley akan mendesak agar pengadilan dilaksanakan secepatnya."
"Siapakah Buckley "
"Rufus Buckley. Jaksa penuntut. Jaksa yang sama yang menuntut Lester. Kau ingat. Laki laki
besar bersuara keras."
"Yeah, yeah, aku ingat. Rufus Buckley yang
besar dan busuk. Aku sudah lupa semua tentang
dirinya. Dia agak kejam, bukan "
"Dia pandai, sangat pandai. Dia licik dan am
149 bisius, dan dia akan melahap kasus ini karena
publisitasnya."


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau pernah mengalahkannya, bukan "
"Yeah, dan dia pernah mengalahkanku."
Jake membuka koper dan mengeluarkan sebuah
berkas. Di dalamnya ada kontrak pemberian pelayanan hukum yang ia pelajari lagi, meskipun
sudah ia hafalkan. Bayarannya didasarkan pada
kemampuan klien untuk membayar, dan umumnya
orang orang kulit hitam hanya bisa membayar sedikit, kecuali ada kerabat dekat dan murah hati di
St. Louis atau Chicago dengan pekerjaan bergaji
besar. Yang seperti itu langka. Pada waktu Lester
diadili, ada seorang saudara laki-laki di California
yang bekerja di kantor pos, namun ia tidak bersedia atau tidak mampu membantu. Ada beberapa
saudara perempuan yang bertebaran di sana sini,
tapi mereka punya masalah sendiri dan hanya menawarkan dukungan moral kepada Lester. Gwen
punya keluarga besar dan mereka tidak dalam
kesulitan, namun mereka tidak kaya raya. Carl Lee
punya beberapa ekar tanah di sekitar rumahnya
dan sudah menggadaikannya untuk membantu
Lester membayar Jake.
Ia meminta Lester membayar lima ribu dolar
untuk sidang pembunuhan itu; separo dibayarkan
sebelum sidang dan sisanya diangsur selama tiga
tahun.
.lake benci membicarakan uang jasa. Ini bagian
paling sulit dalam menjalankan praktek hukum.
Klien ingin tahu di depan, dengan segera, berapa
150 yang dimintanya, dan mereka semua memberikan
reaksi yang berlainan. Beberapa terperanjat, beberapa hanya menelan ludah, dan beberapa menghambur keluar dari kantornya. Sebagian melakukan
tawar menawar, tapi kebanyakan membayar atau
berjanji akan membayar.
Ia mempelajari berkas dan kontrak itu dan matimatian memikirkan uang jasa yang wajar. Di luar
sana ada pengacara pengacara lain yang akan
mengambil kasus macam ini hampir tanpa _bayaran
apa pun. Tanpa bayaran, kecuali publisitas. Ia memikirkan tanah Carl Lee, pekerjaannya di pabrik
kertas, keluarganya, dan akhirnya berkata, "Bayaranku sepuluh ribu."
Carl Lee tidak tergerak. "Kau hanya menarik
lima ribu dari Lester."
Jake sudah bersiap dengan jawaban ini. "Kau
mendapat tiga tuduhan. Lester cuma satu."
"Berapa kali aku bisa masuk ke kamar gas "
"Point yang bagus, Berapa banyak kau bisa
membayar "
"Aku bisa bayar seribu sekarang," katanya bangga. "Dan aku akan meminjam sebanyak yang kubisa dengan tanahku sebagai jaminan dan memberikan semuanya kepadamu."
Jake berpikir sejenak. "Aku punya gagasan yang
lebih baik. Mari kita sepakati jumlahnya. Kau bayar seribu sekarang, dan untuk sisanya kautandatangani saja bukti utang. Pinjamlah uang dengan
jaminan tanahmu dan bayarlah surat utang itu."
_ "Berapa yang kauinginkan " tanya Carl Lee.
151 "Sepuluh ribu."
"Aku akan bayar lima."
"Kau bisa membayar lebih dari itu."
"Dan kau bisa melakukannya kurang dari sepuluh." "
"Oke, aku bisa terima sembilan."
"Kalau begitu, aku bisa bayar enam."
"Delapan " '
"Tujuh."
"Bisakah kita sepakat dengan tujuh ribu lima
ratus "
"Yeah, kurasa aku bisa membayar jumlah itu.
Tergantung berapa banyak mereka akan meminjamiku untuk tanah itu. Kau ingin aku membayar
seribu sekarang dan menandatangani surat utang
senilai enam ribu lima ratus "
"Benar."
"Oke, jadi."
Jake mengisi bagian kosong dalam kontrak dan
surat utang, dan Carl Lee menandatangani keduanya.
"Jake, berapa banyak bayaran yang kauminta
dari orang yang punya banyak uang "
"Lima puluh ribu."
"Lima puluh ribu! Kau serius "
"Ya."
"Aduh, itu banyak sekali. Kau pernah mendapat
sebanyak itu "
"Tidak, tapi aku belum melihat banyak orang
yang diadili karena pembunuhan memiliki uang
sebanyak itu."
152 Carl Lee ingin tahu tentang kemungkinan pembebasan bersyarat, Grand Jury, persidangan, saksisaksi, siapa saja yang akan jadi anggota juri, kapan ia bisa keluar dari penjara, apa Jake bisa
mempercepat proses pengadilannya, kapan ia bisa
menceritakan versinya, dan seribu pertanyaan lain.
Jake berkata bahwa mereka akan punya banyak
waktu untuk bicara. Ia berjanji untuk menelepon
Gwen dan bosnya di pabrik kertas. Ia berlalu dan
Carl Lee ditempatkan dalam selnya yang terletak
di samping sel tahanan negara bagian.
Mobil Saab itu terhalang sebuah van televisi. Jake
menanyakan siapa pemiliknya. Sebagian besar
wartawan sudah berlalu, tapi ada beberapa yang
masih lalu-lalang, mengharapkan sesuatu. Waktu
itu sudah hampir gelap.
"Apakah Anda dari kantor Sheriff " tanya seorang wartawan.
"Bukan, saya pengacara," kata Jake biasa biasa,
berusaha untuk tampil tidak acuh.
"Apakah Anda pengacara Mr. Hailey "
Jake berbalik dan menatap wartawan itu, sementara yang lain mendengarkan. "Begitulah."
"Maukah Anda menjawab beberapa pertanyaan "
"Anda bisa mengajukan beberapa. Saya tidak
menjanjikan jawabart."
"Bisakah Anda melangkah ke sini "
Jake berjalan ke mikrofon dan kamera dan mencoba berlagak kesal dengan kerepotan itu. Ozzie
153 dan para diaputy menyaksikan dari dalam. "Jake
suka kamera," katanya.
"Semua pengacara menyukainya," tambah Moss.
"Siapa nama Anda, Sir "
"Jake Brigance."
"Anda pembela Mr. Hailey "
"Benar," jawab Jake tenang.
"Mr. Hailey adalah ayah gadis kecil yang diperkosa oleh dua laki laki yang terbunuh hari ini "
"Benar."
"Siapa yang membunuh dua laki laki itu "
"Entahlah, saya tidak tahu."
"Apakah Mr. Hailey pelakunya "
"Saya bilang saya tidak tahu."
"Apa tuduhan yang dijatuhkan pada klien
Anda " '
"Dia ditahan atas tuduhan membunuh Billy Ray
Cobb dan Pete Willard. Secara formal, dia belum
menerima dakwaan apa pun." _
"Apakah menurut Anda Mr. Hailey akan diadili
karena dua pembunuhan itu "
"No corrunent."
"Kenapa na comment "
"Sudahkah Anda bicara dengan Mr. Hailey "
tanya wartawan lain.
"Ya, beberapa saat yang lalu."
"Bagaimana keadaannya "
"Apa maksud Anda "
"Ehm, uh, bagaimana keadaannya "
"Maksud Anda, bagaimana dia menyukai penjara " Jake bertanya dengan senyum keeil.
154 "Uh, yeah."
"Tidak ada komentar."
"Kapan dia akan hadir di pengadilan "
"Barangkali besok atau Rabu."
"Apakah dia akan mengaku bersalah "
Jake tersenyum dan menjawab, "Tentu saja tidak."
Sesudah menikmati santapan dingin untuk makan
malam", mereka duduk di ayunan di teras depan,
mengawasi alat penyiram kebun dan berbincang
tentang kasus itu. Pembunuhan itu jadi berita besar
di seluruh penjuru negeri, dan Carla merekam
sebanyak mungkin laporan televisi. Dua dari jaringan televisi nasional meliput berita secara Iangsung melalui cabang mereka di Memphis. Stasiunstasiun Memphis, Jackson, dan Tupelo memutar
kembali rekaman Cobb dan Willard sedang digiring memasuki gedung pengadilan dikelilingi para
deputy, dan beberapa detik kemudian diusung keluar dari gedung pengadilan di bawah kain putih.
Salah satu stasiun pemancar itu menyiarkan suara
asli tembakan tersebut, diiringi gambar para deputy
yang tunggang langgang mencari perlindungan.
Wawancara Jake terlambat untuk siaran berita
malam, maka ia dan Carla menunggu dengan perekam, sampai berita pukul sepuluh, dan itu dia,
tas kerja di tangan, tampak langsing, sehat, tampan
dan anggun, dan sangat muak dengan para wartawan karena gangguan tersebut. Pikir Jake, ia
tampak hebat di TV, dan perasaannya bergelora
155 karena tampil di sana. Dulu ia pernah muncul
sebentar, sesudah Lester dinyatakan bebas, dan
berbulan bulan lamanya pelanggan pelanggan Coffee Shop terus menerus menggodanya.
Hatinya gembira. la suka publisitas dan bersiap
menunggu lebih banyak lagi. Ia tak bisa memikirkan kasus lain, fakta fakta lain, latar belakang lain
yang bisa menimbulkan publisitas sebesar pengadilan Carl Lee Hailey. Dan vonis pembebasan
Carl Lee Hailey, karena pembunuhan dua laki-laki
kulit putih yang telah memperkosa putrinya, oleh
juri yang sepenuhnya kulit putih di daerah pedesaan Mississippi...
"Ada apa kau tersenyum " Carla menyela.
"Tak ada apa apa."
"Pasti ada. Kau membayangkan sidang itu, kamera, wartawan, pembebasan, dan berjalan keluar
dari gedung pengadilan, tangan memeluk Carl Lee,
wartawan wartawan mengejarmu dengan kamera
berputar, orang-orang menepuk punggungmu,
ucapan selamat dari mana mana. Aku tahu persis
apa yang sedang kaupikirkan."
"Kalau begitu, kenapa kau tanya "
"Untuk melihat apa kau mau mengakuinya."
"Oke, aku mengaku. Kasus ini bisa membuatku
terkenal, dan dalam jangka panjang bisa menghasilkan sejuta dolar untuk kita."
"Kalau kau menang."
"Ya, kalau aku menang."
"Dan kalau kalah "
"Aku akan menang."
156 "Tapi kalau tidak " '
"Berpikirlah positif. "
Telepon berdering dan Jake menghabiskan sepuluh menit dengan editor, pemilik, dan sekaligus
satu-satunya wartawan dari The Clanton Chronicle.
Telepon berdering lagi, dan Jake pun bicara dengan seorang reporter harian pagi di Memphis. Ia
menutupnya, lalu menelepon Lester dan Gwen,
lalu mandor di pabrik kertas.
Pukul sebelas lewat seperempat telepon kembali
berdering, dan Jake menerima ancaman pembunuhan yang pertama, tentu saja tanpa nama. Ia
disebut sebagai bangsat pencinta negro, bangsat
yang tak akan hidup bila negro itu bebas.
157 SELASA pagi sesudah pembunuhan itu, Del Perkins
menyajikan kopi dan bubur jagung lebih banyak
daripada biasanya. Semua pelanggan tetap dan beberapa tamu lain sudah berkumpul pagi-pagi untuk
membaca koran dan membicarakan pembunuhan
itu, yang terjadi tak lebih seratus meter dari pintu
depan Coffee Shop. Claude's dan Tea Shoppe juga
dipenuhi pelanggan lebih pagi daripada biasa. Foto
Jake muncul di halaman depan harian Tupelo,
sedangkan halaman depan koran Memphis dan
Jackson menampilkan foto Cobb dan Willard, sebelum penembakan dan sesudahnya ketika mayat
mereka dimasukkan ke ambulans. Tak ada foto
Carl Lee. Tiga harian itu semuanya menguraikan
rincian peristiwa enam hari terakhir di Clanton.
Sudah diterima luas di kota itu bahwa Carl
Lee lah pelaku pembunuhan tersebut, tapi desasdesus akan adanya penembak lain muncul ke permukaan dan berkembang luas, sampai salah satu
meja di Tea Shoppe yang terisi oleh segerombolan
negro liar menentangnya. Akan tetapi para deputy
158 di Coffee Shop, meskipun mereka tak banyak bicara, melontarkan juga gosip itu dan menjaganya
tetap terkendali. Deputy Looney adalah seorang
pelanggan tetap, dan orang merasa prihatin dengan
lukanya yang tampak lebih serius daripada yang
semula dilaporkan. Ia tetap di rumah sakit dan
mengidentifikasikan si penembak sebagai kakak
laki laki Lester Hailey.
Jake masuk pukul enam dan duduk dekat bagian
depan bersama beberapa orang petani. Ia mengangguk pada Prather dan deputy lain, tapi mereka
pura pura tak melihatnya. Mereka akan baik baik
begitu Looney keluar dari rumah sakit, pikirnya.
Ada beberapa komentar tentang foto di halaman
depan itu, namun tak seorang pun menanyai Jake
tentang kliennya atau pembunuhan tersebut. Ia merasakan sikap dingin di antara sejumlah pelanggan.
la makan cepat cepat dan berlalu.
Pukul sembilan, Ethel menelepon Jake. Bullard
ada di telepon.
"Halo, Pak Hakim. Apa kabar "
"Mengerikan. Kau mewakili Carl Lee Hailey "
-. "Ya, Sir."
"Kapan kau menginginkan sidang pendahuluan
diadakan "
"Mengapa Anda tanya saya, Pak Hakim "
"Pertanyaan bagus. Dengar, pemakaman akan
dilaksanakan besok pagi, dan kupikir yang paling
baik adalah menunggu sampai mereka menguburkan bangsat bangsat itu, bukan ".
"Yeah, Pak Hakim, gagasan bagus."
159 "Bagaimana kalau besok siang pukul dua "
"Baik."
Bullard ragu. "Jake, apakah kau mempertimbangkan untuk melepaskan pemeriksaan pendahuluan ini dan membiarkan aku mengirim kasus ini
langsung kepada Grand Jury "
"Pak Hakim, saya tidak pernah melepaskan sidang pendahuluan, Anda tahu itu."
"Yeah, aku tahu. Tadinya kupikir aku mau minta tolong. Aku takkan memimpin sidang pengadilan ini, dan aku tak punya niat untuk dekat-dekat
dengannya. Sampai ketemu besok."
Satu jam kemudian. Ethel kembali berkuak lewat
interkom, "Mr. Brigance, ada beberapa wartawan
di sini ingin menemui Anda."
Perasaan Jake melambung. "Dari mana "
"Memphis dan Jackson, saya rasa."


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Persilakan mereka duduk di ruang rapat. Aku
akan turun sebentar lagi."
Ia meluruskan dasi dan menyisir rambut, dan
memeriksa jalan di bawah, mencari mobil vay
televisi. Ia putuskan untuk membiarkan mereka
menunggu, dan sesudah beberapa telepon yang tak
ada artinya, ia berjalan menuruni tangga, tidak
menghiraukan Ethel, dan memasuki ruang rapat.
Mereka memintanya duduk di salah satu ujung
meja panjang, karena masalah tata lampu. Ia menolak, mengatakan pada diri sendiri bahwa ia akan
mengendalikan segalanya, dan duduk di salah satu
160 sisi dengan punggung menghadap deretan buku
hukum yang tebal dan mahal.
Mikrofon mikrofon diletakkan di hadapannya
dan lampu lampu kamera diatur, dan akhirnya seorang wanita cantik dari Memphis dengan pulasan
oranye di kening dan bawah mata melonggarkan
tenggorokan dan mengajukan pertanyaan, "Mr.
Brigance, Anda mewakili Carl Lee Hailey "
"Ya."
"Dan dia didakwa membunuh Billy Ray Cobb
dan Pete Willard "
"Benar."
"Sedang Cobb dan Willard didakwa memperkosa putri Mr. Hailey "
"Ya. benar."
"Apakah Mr. Hailey menyangkal telah membunuh Cobb dan Willard "
"Dia akan menyatakan tidak bersalah atas tuduhan itu."
"Apakah dia akan didakwa menembak Deputy
Looney "
"Ya. Kami juga memperhitungkan tuduhan ketiga, yaitu melakukan penyerangan terhadap perwira itu." .
"Apakah Anda mempersiapkan pembelaan dengan dalih kegilaan "
"Saya tidak bersedia membahas dalih pembelaan
pada saat ini, sebab dia belum dituntut."
"Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa
ada peluang dia mungkin tidak akan dituntut "
Peluang bagus, peluang yang diharapkan Jake.
161 Grand Jury bisa menuntutnya atau tidak, dan anggota Grand Jury tidak akan dipilih sampai Circuit
Court rapat hari Senin, 27 Mei. Jadi calon anggota
Grand Jury itu sekarang sedang berjalan jalan di
jalanan kota Clanton, mengurus belanjaan, bekerja
di pabrik, membersihkan rumah, membaca koran,
nonton televisi, dan berdiskusi apakah ia harus
diadili atau tidak.
"Ya. Saya rasa ada peluang dia tidak dituntut.
Itu terserah pada Grand Jury, dan keputusan akan
diambil sesudah pemeriksaan pendahuluan."
"Kapan pemeriksaan pendahuluan diadakan "
"Besok. Pukul dua siang."
"Anda berasumsi bahwa Hakim Bullard akan
menghadapkannya pada Grand Jury "
"Itu asumsi yang cukup aman," jawab, Jake,
tahu bahwa Bullard akan tergetar dengan jawaban
itu. "Kapan Grand Jury akan berkumpul "
"Grand Jury baru akan diambil sumpahnya Senin pagi. Mereka bisa melihat kasus itu Senin
siang."
"Kapan Anda memperkirakan sidang pengadilan
akan diadakan "
"Dengan asumsi dia dijatuhi tuntutan, kasus ini
bisa disidangkan menjelang akhir musim'panas
atau awal musim gugur."
"Pengadilan mana "
"Circuit Court Ford County."
"Siapa yang akan jadi hakimnya "
"Hakim Omar Noose."
162 "Dari mana asalnya "
"Chester, Mississippi. Van Buren County."
"Maksud Anda, kasus ini akan disidangkan di
Clanton sini "
_ "Ya, kecuali tempat pengadilannya diganti."
"Apakah Anda akan mengajukan pemindahan
tempat pengadilan "
"Pertanyaan yang sangat bagus, dan saya belum
siap menjawabnya saat ini. Masih terlalu dini untuk membicarakan strategi pembelaan."
"Mengapa Anda menginginkan penggantian tempat pengadilan "
Untuk mendapatkan county yang lebih hitam,
pikir Jake. Ia menjawab dengan hati-hati, "Alasanalasan biasa. Publikasi sebelum sidang, dan lainlain."
"Siapakah yang berhak membuat keputusan untuk mengganti tempat sidang "
"Hakim Noose. Keputusan itu sepenuhnya dalarn wewenangnya."
"Apakah uang jaminan untuk pembebasannya
sudah ditentukan "
"Belum, dan mungkin tidak akan ada sampai
tuntutan dijatuhkan. Dia berhak mendapatkan pembebasan bersyarat sekarang, namun dalam praktek
di county ini, pembebasan bersyarat seperti itu tak
pernah diberikan pada kasus pembunuhan berencana, sampai turun tuntutan atau gugatan di Circuit
Court. Saat itu besar uang jaminan akan ditetapkan
oleh Hakim Noose."
163 "Apa yang bisa Anda ceritakan kepada kami
tentang Mr. Hailey "
Jake rileks dan merenung sejenak, sementara
kamera terus menyorot. Satu lagi kesempatan bagus, peluang emas untuk menanamkan benih. "Dia
berumur tiga puluh tujuh tahun. Menikah dengan
wanita yang sama selama dua puluh tahun. Empat
anak tiga laki-laki dan satu perempuan. Laki-laki
yang menyenangkan dengan catatan bersih. Tak
pernah terlibat dalam kejahatan. Mendapat penghargaan di Vietnam. Bekerja lima puluh jam seminggu di pabrik kertas di Coleman. Membayar
semua tagihan dan memiliki sebidang kecil tanah.
Pergi ke gereja tiap Minggu bersama keluarganya.
Mengurus urusannya sendiri dan tak ingin diganggu. .
"Apakah Anda memperbolehkan kami bicara dengannya "
"Tentu saja tidak."
"Bukankah adiknya pernah diadili karena melakukan pembunuhan beberapa tahun yang lalu "
"Benar, dan dia dibebaskan."
"Apakah Anda pembelanya "
"Ya."
"Anda sudah menangani beberapa kasus pembunuhan di Ford County, bukan "
"Tiga."
"Berapa vonis bebas "
"Semuanya," jawabnya perlahan-lahan.
"Bukankah Iuri punya beberapa pilihan di Mississippi " tanya perempuan dari Memphis.
164 "Benar. Dengan tuduhan melakukan pembunuhan berencana, Juri bisa menyatakan Terdakwa bersalah melakukan pembunuhan biasa dengan penjara dua puluh tahun, atau bersalah karena pembunuhan berencana dengan hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati, sesuai yang ditentukan oleh Juri. Dan Juri bisa menyatakan Terdakwa tidak bersalah." Jake tersenyum pada kamera.
"Sekali lagi, Anda-rnengasumsikan bahwa dia akan
dituntut."
"Bagaimana keadaan gadis Hailey itu "
"Dia sudah ada di rumah. Pulang hari Minggu.
Diharapkan dia akan baik baik saja."
Para reporter saling pandang dan mencari-cari
pertanyaan baru. Jake tahu ini adalah saat yang
berbahaya, ketika mereka kehabisan bahan untuk
ditanyakan dan mulai melontarkan pertanyaan tak
terarah.
la berdiri dan mengancingkan jas. "Dengar.
Saya mengucapkan terima kasih kalian telah mampir. Saya biasanya punya waktu, cuma beri kabar
lebih dulu, dan saya akan senang bicara dengan
kalian kapan saja."
Mereka mengucapkan terima kasih kepadanya
dan berlalu.
Rabu pagi pukul sepuluh, dengan upacara sederhana di rumah jenazah, para redneck menguburkan
kedua almarhum. Pendetanya, seorang Pantekosa
yang baru saja diteguhkan, berjuang mati matian
untuk memberikan kata-kata penghiburan kepada
165 kelompok kecil itu di hadapan dua peti mati tert'utup tersebut. Upacara itu berlangsung singkat
tanpa banyak air mata.
Pickup pickup dan Chevrolet Chevrolet kotor
bergerak perlahan lahan di belakang mobil jenazah
ketika iring iringan itu meninggalkan kota dan merangkak ke pinggiran kota. Mereka parkir di belakang gereja kecil dari bata merah. Jenazah itu
dibaringkan satu per satu untuk beristirahat selamanya di ujung yang berseberangan pada pemakaman kecil yang penuh semak semak. Sesudah
beberapa patah kata penghiburan tambahan, orangorang itu bubar.
Orangtua Cobb sudah bercerai ketika ia masih
kecil, dan ayahnya datang dari Birmingham untuk
menghadiri pemakaman. Sesudah penguburan itu,
ia menghilang. Mrs. Cobb tinggal di rumah papan
putih kecil dan bersih, dekat pemukiman Lake
Village, lima belas kilometer dari Clanton. Dua
putranya yang lain, sepupu sepupu, dan sahabatsahabat mereka berkumpul di bawah pohon ek di
halaman belakang, sementara para wanita bergunjing tentang Mrs. Cobb. Para pria berbicara tentang orang orang negro umumnya, sambil mengunyah Red Man dan meneguk wiski, dan mengenang saat-saat ketika orang negro masih tahu tempat mereka. Sekarang mereka dimanja dan dilindungi oleh Pemerintah dan Pengadilan. Dan tak
ada apa pun yang bisa dilakukan oleh orang kulit
putih. Salah satu saudara sepupu kenal dengan
seseorang yang dulu pernah aktif dalam Klan, dan
166 ia bisa meneleponnya. Kakek Cobb pernah bergabung dengan Klan lama sebelum kematiannya,
si sepupu menjelaskan, dan ketika ia dan Billy
Ray masih kanak-kanak, orang tua itu bercerita
tentang menggantung orang orang negro di Ford
County dan Tyler County. Tindakan yang harus
mereka ambil sama dengan yang telah dilakukan
oleh negro itu, namun tak ada sukarelawan.
Barangkali Klan akan tertarik. Ada satu cabang di
daerah Selatan dekat Jackson, dekat Nettles County, dan sang sepupu diberi wewenang untuk menghubungi mereka.
Para wanita menyiapkan makan siang. Para pria
makan dengan tenang, lalu kembali minum wiski
di bawah naungan pohon. Sidang pemeriksaan
pendahuluan negro itu disebut akan mulai pukul
14.00. Mereka pun naik ke mobil dan pergi ke
Clanton. .
Ada Clanton sebelum pembunuhan, dan ada Clanton sesudah pembunuhan, dan akan butuh waktu
berbulan-bulan sebelum keduanya menyerupai satu
sama lain. Satu peristiwa berdarah yang tragis,
yang hanya berlangsung tak lebih dari lima belas
detik, mengubah kota kecil yang tenang di wilayah
Selatan itu menjadi kiblat para wartawan, reporter,
kru kamera, dan fotografer beberapa dari kota
yang berdekatan, yang lain dari kantor kantor berita nasional. Juru kamera dan reporter TV bertumbukan di trotoar, di sekeliling alun-alun, ketika
untuk keseratus kalinya mereka menanyai orang di
167 jalan bagaimana perasaan mereka atas peristiwa
Hailey dan bagaimana mereka akan memutuskan
seandainya mereka adalah anggota juri. Tak ada
vonis jelas dari orang orang di jalan. Van van
televisi mengikuti mobil televisi impor kecil berputar-putar mengelilingi alun alun dan menyusuri
jalanan untuk mengejar petunjuk, cerita, dan wawancara. Pada mulanya Ozzie jadi favorit. Ia diwawancarai setengah lusin kali sehari sesudah penembakan itu, lalu ia'menghadapi urusan urusan
lain dan mendelegasikan wawancara tersebut kepada Moss Junior, yang menikmati senda gurau
dengan pers. Ia bisa menjawab dua puluh pertanyaan dan tidak mengungkapkan satu pun detail
baru. Ia juga berbohong banyak banyak, dan orang
asing yang tak tahu apa apa itu tak bisa membedakan kebohongan dari kebenaran dalam ucaparinya.
"Sir, apakah ada bukti mengenai penembak
lain "
"Ya."
"Siapa "
"Kami punya bukti bahwa penembakan itu didukung dan dibiayai oleh salah satu cabang Black
Panthers," jawab Moss Junior dengan wajah
sungguh-sungguh.
Separo dari wartawan itu kalau tidak terkesima
tentu menatap kosong, sedangkan separo lainnya
mengulang apa yang ia katakan dan mencatatnya
dengan penuh semangat.
Bulliird menolak rneninggalkan kantornya atau
168 menerima telepon. Ia kembali menelepon Jake dan
memohon agar Jake melepaskan saja sidang pendahuluan. Jake menolak. Para wartawan menunggu
di lobi kantor Bullard di lantai satu gedung pengadilan, tapi ia aman dengan vodkanya di balik
pintu terkunci.
Ada permintaan untuk memfilmkan penguburan.
Keluarga Cobb menyetujui, dengan bayaran, namun Mrs. Willard memveto usul itu. Wartawan
menunggu di luar rumah jenazah dan memfilmkan
apa yang bisa mereka ambil. Kemudian mereka
mengikuti iring iringan ke tempat pemakaman,
memfilmkan penguburan itu, dan mengikuti para
pelayat ke rumah Mrs. Cobb. Freddie, anak sulungnya, mengumpat dan mengusir mereka.
Suasana Coffee Shop hening hari Rabu. Para
pelanggan tetap, termasuk Jake, mengawasi orangorang asing yang telah menyerbu tempat perlindungan mereka. Mereka kebanyakan berjenggot,
bicara dengan aksen aneh, dan tidak memesan
bubur jagung.
"Bukankah Anda pembela Mrul-lailey " seru
seseorang dari seberang ruangan.
Jake sedang mengoles roti panggang dan tidak
mengicapkan apa apa.
"Benar, bukan Sir "
"Bagaimana kalau ya " balas Jake.
"Apakah dia akan mengaku bersalah "
"Saya sedang makan."
"Apakah dia akan melakukannya "
"Tidak ada komentar."
169 "Mengapa tidak ada komentar "
"Tidak ada komentar."
"Tapi kenapa "
"Saya tidak memberi komentar saat makan pagi.
Tidak ada komentar. "
"Boleh saya bicara dengan Anda nanti "
"Yeah, buat janji dulu. Saya bicara dengan tarif
enam puluh dolar sejam,"
Para pelanggan bersorak mencemooh, namun
orang-orang asing itu pantang mundur.
Jake setuju diwawancarai, tanpa bayaran, oleh
sebuah harian Memphis pada hari Rabu, lalu mengurung diri dalam ruang perang dan mempersiapkan sidang pemeriksaan pendahuluan. Siangnya ia
mengunjungi kliennya yang terkenal di penjara.
Carl Lee- tenang dan santai. Dari selnya ia bisa
menyaksikan wartawan datang dan pergi di
halaman parkir.
"Bagaimana penjaranya " tanya Jake.
"Tidak terlalu jelek. Makanannya enak. Aku
makan bersama Ozzie di kantornya."
"Apa!"
"Ya. Main kartu juga."


Saat Untuk Membunuh A Time To Kill Karya John Grisham di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau bercanda, Carl Lee."
"Tidak. Nonton TV juga. Menyaksikanmu muncul dalam berita kemarin malam. Kau tampak
sungguh bagus. Aku akan membuatmu terkenal,
bukan, Jake "
' Jake tidak mengucapkan apa apa.
"Kapan aku akan muncul di TV Maksudku,
akulah yang melakukan pembunuhan itu, tapi kau
170 dan Ozzie yang jadi terkenal karenanya." Sang
Klien tersenyum lebar sang Pengacara tidak.
"Hari ini, kira kira satu jam lagi."
"Yeah. Kudengar kita akan pergi ke pengadilan.
Untuk apa "
"Pemeriksaan pendahuluan. Bukan urusan hebat,
setidaknya tidak dimaksudkan begitu. Yang ini
akan lain gara gara kamera kamera itu."
"Apa yang akan kukatakan "
"Tidak ada apa apa! Kau takkan mengucapkan
sepatah kata pun pada siapa pun. Tidak kepada
Hakim, Jaksa, wartawan, atau lainnya. Kita cuma
mendengarkan. Kita mendengarkan Jaksa dan melihat kasus apa yang diajukannya. Mereka mestinya punya saksi mata, dan dia mungkin akan
memberikan kesaksian. Ozzie akan memberikan
kesaksian dan menceritakan-kepada Hakim tentang
senapan itu, sidik jarinya, dan Looney... "
"Bagaimana keadaan Looney "
"Tidak tahu. Lebih parah daripada yang mereka
duga."
"Bung, aku menyesal menembak Looney. Aku
bahkan tidak melihatnya."
"Nah, mereka akan menuduhmu melakukan tindak kekerasan karena menembak Looney. Bagaimanapun juga, pemeriksaan pendahuluan ini cuma
formalitas. Tujuannya adalah memberi kesempatan
pada Hakim untuk menentukan apakah ada cukup
bukti untuk menghadapkanmu ke depan Grand
Jury. Bullard selalu melakukan itu, jadi ini cuma
formalitas."
171 "Kalau begitu, mengapa kita melakukannya "
"Kita bisa melepasnya," jawab Jake sambil memikirkan kamera yang bakal ia lewatkan. "Tapi
aku tak suka melakukannya. Ini kesempatan baik
untuk melihat kasus macam apa yang dituduhkan
oleh Negara."
"Ah, Jake, bisa kukatakan bahwa mereka mendapatkan kasus yang bagus, bukan "
"Kurasa begitu. Tapi dengarkan saja dulu. ltu
strategi dalam pemeriksaan pendahuluan. Oke "
"Kedengarannya baik. Kau bicara dengan Gwen
atau Lester hari ini "
"Tidak, aku menelepon mereka Senin malam."
"Mereka ada di sini, di kantor Ozzie, kemarin.
Katanya mereka akan hadir di pengadilan hari ini."
"Kurasa tiap orang akan hadir di pengadilan
hari ini."
Jake berlalu. Di halaman parkir, ia menerobos
beberapa reporter yang sedang menunggu keberangkatan Carl Lee dari penjara. Ia tak punya
komentar untuk mereka, juga untuk reporter yang
menunggu di luar kantornya. Saat ini ia terlalu
sibuk untuk menjawab pertanyaan, namun ia menyadari benar kehadiran kamera. Pukul setengah
dua ia pergi ke gedung pengadilan dan bersembunyi dalam perpustakaan hukum di lantai tiga.
Ozzie dan Moss Junior dan para deputy mengawasi halaman parkir dan diam diam mengumpat
gerombolan reporter dan juru kamera di sana.
172 Waktu itu pukul satu lewat empat puluh lima, saat
untuk mengangkut tahanan ke gedung pengadilan.
"Ini mengingatkanku pada segerombolan burung
pemakan bangkai yang menunggu anjing mati di
tepi jalan raya," kata Moss Junior sambil mengamati ke luar melalui tirai.
"Orang orang paling kasar yang pernah kulihat,"
tambah Prather. "Tak mau mendengar kata tidak
sebagai jawaban. Mereka mengharapkan seluruh
kota menuruti kehendak mereka."
"Dan itu baru separonya separo yang lain sedang menunggu di gedung pengadilan."
Ozzie tak banyak bicara. Satu surat kabar mengkritik dirinya atas penembakan tersebut, menyiratkan bahwa pengamanan di gedung pengadilan telah sengaja dikendurkan. la muak dengan pers.
Hari Rabu, dua kali ia memerintahkan wartawan
keluar dari penjara.
"Aku punya gagasan," katanya.
"Apa " tanya Moss Junior.
' "Apa Curtis Todd masih dalam penjara "
"Ya. Keluar minggu depan."
"Dia mirip Carl Lee, bukan "
"Apa maksudmu "
"Ah, maksudku, dia kira-kira sehilam Carl Lee,
kurang lebih sarna tinggi dan beratnya, bukan "
"Yeah, lalu bagaimana " tanya Prather.
Moss Junior tersenyum lebar dan memandang
Ozue yang matanya tak pernah meninggalkan jendela. "Ozzie, kau takkan melakukannya."
"Apa " tanya Prather.
173 "Mari berangkat. Ambil Carl Lee dan Curtis
Todd," Ozzie memerintahkan. "Bawa mobilku memutar ke belakang. Bawa Todd ke sini untuk
menerima beberapa instruksi."
_ Sepuluh menit kemudian, pintu depan penjara
terbuka dan sepasukan deputy menggiring tahanan
itu di trotoar. Dua orang deputy berjalan di depan,
dua di belakang, dan masing-masing satu di tiap
sisi laki-laki yang memakai kacamata hitam dan
borgol yang tidak dieratkan. Sewaktu mereka mendekati para wartawan, kamera kamera berjepretan
Mutiara Hitam 9 Sapta Siaga 15 Menerima Tanda Jasa Pedang Inti Es 1
^