Pencarian

Rainbow 3

Rainbow Karya Eni Martini Bagian 3


Keisha benar-benar berharap sekali kabar ini membawa
perubahan. Setidaknya setelah Yanti pergi, rumahnya bisa
jadi sedikit hidup. Dia juga akan memaksa Akna mengurus
kaki palsunya, dia yang akan rutin mengantar karena setelah
proyeknya kelar, semua bisa di pantau dari rumah, dan
dia hanya akan sesekali ke toko. Setidaknya dalam waktu
sementara ini, dia bisa mengurus Akna sampai benar-benar
mengenakan kaki palsu. Kesalahan kemarin, tidak boleh
terulang lagi " dirinya tidak tegas mengurus Akna.
Semua pemikiran ini dia dapat dari salat tahajud selama
pisah kamar. Dia bertahajud dan berzikir, dia tidak boleh ikut
terlena, ikut sakit seperti suaminya. Dia harus menyelamat"
kan rumah tangganya. Perasaan kebergantungan dan kenya"
manan hati harus dia bangun lagi.
Semoga tidak ada yang terlambat, Bismillah".
"Ada apa?" Langkah Keisha surut ke belakang, mendapati sosok
yang tahu-tahu berdiri di depannya. Diam-diam dia hampir
menangis, namun ditahannya.
"Na, aku ingin makan malam bersamamu," tegas Keisha
setelah berhasil menguasai dirinya. Dia tidak boleh lemah
seperti kemarin-kemarin, semua urusan harus diselesaikan.
Rumah tangganya harus diselamatkan.
Rainbow isi.indd 137 138 Eni Martini Ya Rabb " peluk hatiku, selimuti nyaliku dengan ke"
agung"an-Mu, bisik Keisha dalam hati.
"MAKAN MALAM?" suara Akna kasar. "Sejak kapan
kamu mau makan malam bersamaku setelah aku CACAT?"
"AKNA!" Keisha tidak kalah keras membuat Akna seje"
nak terkesiap. "Aku ini istrimu, kau suamiku, apa salahnya
kita makan bersama?"
Akna tersenyum kecut. "Kamu bisa makan semeja
dengan pria seperti ini?" cibirnya.
"Bukan saja makan semeja, tapi juga menikah dengan
pria di depanku ini," jawab Keisha lugas.
Sejenak Akna terdiam, ada getar di hatinya.
"Na, ada yang mau aku ceritakan"," suara Keisha me"
lem"but. "Baiklah, katakan saja sekarang sebab aku sudah ke"
nyang," ujar Akna memutus harapan Keisha.
"Temani aku saja, kau tidak makan, tidak apa-apa "
please, Na"," tiba-tiba tangan Keisha meraih tangan Akna.
Tangan itu begitu lembek dan dingin. Padahal Keisha tahu
betul seperti apa tangan suaminya, kokoh, hangat, beraroma
kretek setiap dia ciumi. Akna tersengat, terdiam berapa saat, dan entah kenapa
dia juga terdiam ketika Keisha membawanya ke ruang makan,
dan duduk berhadap-hadapan.
Sejenak laki-laki itu memandangi istrinya. Selama tiga
minggu dia hanya menikmati Keisha dengan mengintip dan
mendengar semua suara yang ditimbulkannya, kini mereka
berhadap-hadapan begitu dekat. Sekali saja tangannya ter"
ulur, akan terjangkau wajah sebening kaca di depannya".
Wajah bening dengan kulit yang seindah bulan, dulu
Akna pernah didongengkan Mami tentang Wanita Salju di
Rainbow isi.indd 138 RAINBOW 139 Jepang bernama Putri Yuki Onna, yang mengenakan gaun
putih ringan. Putri berkulit seindah bulan ini membentang"
kan rambutnya di kaki pegunungan untuk memberikan
kehidupan pada bunga es. Akna sempat terobsesi pada Putri
Yuki Onna, maka begitu menikahi Keisha keindahan kulit
wanita itu menyempurnakan khayalannya. Akna sejenak ter"
ingat kembali masa-masa kebahagiaan yang pernah ada.
Mau makan apa, honey?" Akna menoel pipi Keisha yang
halus hingga istrinya menggelinjang geli, bersemu merah.
"Mengapa kamu selalu cantik, Kei?"
"Sebenarnya aku tidak pernah berubah hanya saja kau
selalu semakin tergila-gila denganku," ledek Keisha, tawanya
pecah. Semburat merah di pipinya pudar.
Ah, Akna menggeleng. Menghalau bayangan itu.
"Na, benar kau nggak lapar?" tanya Keisha, mulai me"
nyendok nasi, sayur sop buntut dan sambal jeruk nipis yang
wangi. Sungguh, dia benar-benar grogi dan butuh sesuatu
untuk menetralkan hatinya.
Akna diam mematung, membuat Keisha meneruskan
menyendok sop, berpura-pura berkutat mencari buntut sapi
kesukaannya. Masakan Yanti memang luar biasa, batinnya
begitu menyicipi. "Apa yang mau kau ceritakan?" Akna mendadak berubah
seperti biasanya, kaku, dingin, dan menyeramkan. Kehangat"
an yang sempat Keisha rasakan tadi menguap ke segala arah
sehingga dia benar-benar seperti tidak mengalaminya.
"Aku, tepatnya aku dan Emi baru saja mendirikan toko
offline"." "Yang di Cilandak," potong Akna sinis.
Rainbow isi.indd 139 140 Eni Martini "Bukan, bukan itu, tapi kami menyewa ruko buat toko
offline dan playground di Pondok Labu. Alhamdullilah, semua
sudah beres. Insya Allah kami launching dan mengundang
customer, supplier, dan media cetak. Aku ingin " kamu juga
hadir, Na"," Keisha bersyukur semua kata-katanya lancar,
dia menunggu tanggapan Akna.
"Dari mana kamu mendapat dananya?" suara Akna se"
dikit gagap. Sungguh, apa yang didengarnya begitu menge"
jutkannya. Bagaimana Keisha bisa sejauh itu melesat" Kenapa
sampai dirinya tidak tahu"
"Bukan aku tepatnya, Na, tapi aku dan Emi, ini usaha
kami berdua," ralat Keisha, hatinya mulai berdebar lagi. Nasi
di piringnya hanya dia aduk-aduk berbaur dengan sambal.
Semangatnya yang dia tumbuhkan perlahan sedikit kendur.
"Semua itu membutuhkan modal yang cukup besar, dari
mana kau mendapatkannya?"
Keisha merasa pertanyaan Akna hanya ditujukan pada"
nya, tidak membawa Emi sama sekali. Ada semburat aneh di
wajah laki-laki itu, yang jelas bukan semburat bangga akan
apa yang baru dicapai Keisha.
"Kami mendapat dana bantuan," jawab Keisha pelan.
"Dari mana?" cibir Akna. "Sebegitu mudah mendapat
dana bantuan?" Kletek! Tanpa sadar sendok di tangan Keisha terjatuh ke
piring. "Wajar kan sebuah usaha berkembang melalui dana
pinjaman karena pihak memberi pinjaman mengetahui
prospek toko dan playground yang kami kelola bagus. Pin"
jaman itu cair juga dari pertimbangan pendapatan toko
lama kami, Na. Jadi semua jalur yang aku dan Emi tempuh
sewajarnya kok, tidak ada yang perlu dicemaskan. Sebaiknya
Rainbow isi.indd 140 RAINBOW 141 doakan saja lancar agar kita bisa segera menyicil rumah dan
beli mob?" "AKU TANYA DARI MANA DANA ITU KAU
DAPATKAN?" suara Akna berubah menggelegar. Entah,
kenapa dia merasa pikirannya dikuasai emosi yang semakin
membakar begitu mendengar rentetan ucapan Keisha.
Wanita di depannya ini seakan menjelma menjadi raksasa
yang menginjak-injaknya hingga dia jatuh, dan harus bangun
dengan tertatih-tatih".
Akna menggigil dengan pikirannya sendiri.
"Aku mengajukan dana pinjaman ke kantor Romi," kata
Keisha cepat. Selera makannya benar-benar menguap, rasa
yang berusaha dia susun rapi sempurna, berantakan. Kenapa
Akna harus semarah itu" Apa salahnya"
"KAMU BERTEMU ROMI?" Akna semakin meng"
gigil. "Iya, kenapa memangnya" Salah" Di mana salahnya"
Romi bekerja di perusahaan dana pinjaman, semua yang aku
ajukan sesuai prosedur. Aku dan Emi seperti klien-klien Romi
yang lainnya juga," ujar Keisha berani.
"KAU PELACUR!" suara Akna menghantam jantung
Keisha. PLAK! Tangan Keisha menghajar Akna keras, seluruh
tubuh Keisha menggigil, air matanya luruh. Atas dasar apa
suaminya mengeluarkan ucapan seperti itu" Bagian mana
dari kisahnya yang mengarah pada kata-kata "Pelacur?" Dia
hanya ingin mengubah ekonomi mereka, mengembalikan
suaminya seperti dulu, meneruskan cita-cita memiliki rumah
yang tertunda, hanya itu. Maka dia menjelma dari seorang
bidadari tanpa sayap menjadi dewi bertangan besi, apakah
salah" Rainbow isi.indd 141 142 Eni Martini Air mata Keisha bercucuran".
Tiba-tiba Akna meraih tangannya, dan mencengkeram
keras hingga Keisha mengeluh sakit, namun dia tidak mampu
melepaskannya. Laki-laki itu tertatih-tatih, terseret-seret de"
ngan kruk, menarik Keisha ke kamar mereka, mengunci
pintu, dan mengempaskan tubuh Keisha ke pembaringan.
"AKNA!" jerit Keisha panik. Sekejap dia merasakan
segalanya gelap, tubuhnya terimpit sakit yang menohok
hingga jantung. Adakah kerinduan yang begitu pendek
ketika kita terpisah hati dengan orang yang kita cintai" Tentu
kerinduan itu begitu panjang, menuntut ruahan fisikal yang
tiada ujung, tapi haruskah dengan cara seperti ini".
Keisha menangis, menggigil, sekujur tubuh dan hatinya
dingin dan sakit" Perih. Perih. Perih. Akna tersenyum padanya, membisikkan kata-kata yang
menyobek jantungnya: "Kau pikir suamimu ini benar-benar
cacat, sehingga kau merasa bagai dewa tak terkalahkan. KAU
SALAH, KEI. SALAH!" Tawa Akna terdengar panjang, memantul-mantul
dinding kamar yang sunyi.
Benar, Keisha tidak salah, selama ini melihat suaminya
sudah menjelma menjadi monster.
Rainbow isi.indd 142 RAINBOW 143 FLASH Keisha: Rapuh Dipejamkan matanya, dirapatkan jaketnya jeans-nya, dipe"
luk dirinya kuat-kuat, tapi dia terus bergetar. Taksi melaju
sesuai petunjuknya. Sesekali pak sopir melirik ke kaca spion,
berpikir: Apakah wanita cantik ini korban pemerkosaan"
Atau penyiksaan dan sejenisnya" Tapi dirinya tidak berani
mengajukan satu pun pertanyaan. Hal itu di luar kode etik
dan memang bukan urusannya, kecuali wanita itu meminta
bantuannya. Tapi pada pagi nan sejuk ini, di sebuah rumah
mungil di perkompleksan, rasanya mustahil wanita ini meru"
pakan korban pemerkosaan atau sejenisnya. Bisa jadi wanita
itu seorang istri yang ngambek dan kabur. Si sopir tersenyum
sendiri. Wanita memang senang sekali melarikan diri saat
terjepit, dan berharap si suami menjemputnya dengan rayuan.
Kalau bisa dengan sedikit hadiah. Si sopir taksi semakin
ngelantur dengan pikirannya.
Rainbow isi.indd 143 144 Eni Martini "Ini gaji dan pesangonmu, Yan. Siang ini kamu berkemas dan
boleh pulang ke Bandung," kata Keisha terburu-buru.
"Bu Kei"," Yanti menatap Keisha bingung. Wajah
wanita cantik itu pucat, rambutnya digelung tidak beraturan,
gaun selutut berlapis jaket jeans menutupi tubuhnya yang
bergetar di luar kendali. Bibirnya yang merekah tampak me"
rah dan ada sedikit sisa darah, seperti luka. Kenapa" Matanya
juga sembap. Kenapa" Semalam Yanti hanya mendengar
suara keras di meja makan, suara Ibu Kei dan Pak Akna, lalu
hening, sampai pagi ini ketika Ibu Kei menggedor kamarnya
kencang dan terburu-buru, penampilannya kusut.
"Aku berangkat ke toko dulu ya, kamu cepat berkemas.
Tidak usah pamit Bapak, dan di Bandung jangan cerita apaapa tentang Bapak ya?" pinta Keisha. "Tentang apa pun di
rumah ini." "Ibu mau ke toko?" Yanti masih tidak percaya, kaget, dan
kacau karena dibangunkan tiba-tiba. Ini masih pukul lima
pagi. Biasanya Ibu Kei masih bergelung di kamarnya atau
berkutat dengan laptop, dan dia akan pamit ke toko dengan
penampilan yang sangat rapi dan cantik. Tapi masa Ibu Kei
pergi ke toko pada pagi buta seperti ini. Meski Yanti berniat
pulang ke Bandung, tapi dia tidak ingin berpisah dengan cara
menyedihkan seperti ini. Keisha mengangguk, menggenggam tangan Yanti.
"Maaf"kan Ibu dan Bapak ya, kalau selama ini banyak salah
sama Yanti," bisik Keisha.
Yanti tidak dapat membendung air matanya sampai
Keisha berlalu darinya. Keisha keluar saat terdengar suara
klakson taksi. Kapan Ibu Kei pesan taksi"
Rainbow isi.indd 144 RAINBOW 145 Yanti mengejar hingga teras depan. Air matanya semakin
membanjir ketika menyadari wanita cantik itu sudah meng"
hilang bersama taksi, maka dia cepat-cepat berkemas seperti
pesan Keisha. Dia yakin sesuatu yang menyeramkan telah
terjadi, meski dia tidak bisa menebaknya sejauh apa sesuatu
itu terjadi di rumah ini.
"H-halooo"," terdengar suara serak di sana.
"Eeem"," panggil Keisha parau.
"Ya, ada apa pagi-pagi call me?" Emi masih dalam
keadaan mengantuk, tubuhnya bergelung dalam selimut.


Rainbow Karya Eni Martini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ini kan, masih terlalu pagi buat ke toko lama ataupun yang
baru, dear"." "Bukain gue pintu, ya"."
"HAH! APA?" Emi langsung melek, memperjelas pen"
dengarannya, bukain pintu" Apa maksudnya"
"Gue otw ke rumah lo."
"APA!" Emi langsung meloncat bangun hingga terduduk,
membuat Dimas terkejut. "Ada apa, honey?"
Tapi Emi tidak menggubrisnya, fokus pada telepon
Keisha. Baru dia sadari suara di seberang sana tidak biasa.
"Lo di mana, Kei?"
"Di dalam taksi menuju rumah lo," kata Keisha seraya
menyeka sudut matanya. Cukup! Dia tidak boleh menangis
lagi, tahan. Sebenarnya semua ini bukan baru dialami, tapi
sudah terjadi dari beratus hari kemarin. Dirinya yang goblok
masih bertahan dalam situasi gila ini, atas nama apa pun, per"
nikahannya memang sudah menjurus ke kegilaan!
"Gue, gue nggak di rumah, Kei"," sendat Emi merasa
bersalah. Haduwww, gara-gara semalam hujan deras sih.
"Oh, sorry. Gue ke ruko aja!"
Rainbow isi.indd 145 146 Eni Martini "Kei! Kei!" teriak Emi panik. Telepon sudah diputus
Keisha. Ketika Emi menelepon balik, Keisha tidak meng"
angkatnya. Sesuatu yang amat luar biasa pasti telah terjadi!
"Kei kenapa, Em?" Dimas bangun.
"Aku harus ke ruko sekarang, Dim!" Emi turun dari
tempat tidur, mengenakan pakaiannya dengan asal.
"Stttttttt," Dimas menghentikan gerakan Emi.
"Aku nggak main-main, Dim. Pasti ada apa-apa dengan
Keisha!" bentak Emi sambil menghalau tangan Dimas yang
berusaha menyingkirkan bajunya.
"Memangnya Keisha telepon apa?" tanya Dimas lembut,
menenangkan Emi yang tampak sangat panik.
"Dia bilang sedang otw ke rumahku, tapi karena aku di
sini, dia mau langsung ke ruko. Astaga! Sepagi ini, Dim "
sesuatu pasti terjadi dengan dia, aku yakin," Emi mengusap
rambutnya gusar. "Kau kan, tahu kondisi rumah tangga
Keisha " ah, aku harus menyusulnya segera."
Dimas mengatur duduknya sambil menatap Emi serius.
"Dengar, honey, saat menghadapi seseorang yang panik dan
labil tentu kita harus bersikap tenang dan normal. Sebaiknya
kamu mandi, berdandan rapi, baru menemui Keisha. Dia
pasti menemukan tempat yang aman buat menenangkan
dirinya, oke?" kata-kata Dimas yang masuk akal membuat
Emi sedikit kendur. "Ayo, mandi setelah itu rapi-rapi, sarapan
dan aku antar menemui Keisha."
"Kelamaan aku harus makan segala," gerutu Emi.
"Em, perut kenyang membuat pikiran jernih. Ada baik"
nya juga memberi jeda Keisha sendiri saat ini. Nanti aku hanya
mengantarmu terus ke kantor kok. Kalian bebas bercurhatcurhat ria," Dimas tersenyum tipis.
"Ooooh, honey!" Emi memeluk calon suaminya. Betapa
Rainbow isi.indd 146 RAINBOW 147 beruntungnya dia mendapatkan Dimas. "Nanti sebagian
undangan kamu yang kirim ya. Aku khawatir hari ini nggak
bisa jalan keluar." "Beres, biar nanti kurir kantor yang atur," Dimas me"
yakinkan Emi. "Tengkyu, dear," Emi semakin erat memeluk Dimas.
Setelah membayar taksi, dengan gemetar Keisha merogoh
tas, mencari kunci ruko, dan membukanya cepat-cepat.
Dia tidak mau ada yang memergokinya, seperti mungkin
pejalan kaki atau pengendara di seberang jalan sana. Maka
begitu kunci terbuka, ditariknya rolling door itu " Ups!
Luma"yan berat, tapi emosi membuatnya begitu kuat. Lalu
dibukanya pintu kaca. Selanjutnya setelah dikunci kembali,
dia mengempaskan tubuhnya di lantai berlapis puzzle warnawarni yang dijadikan areal playground. Diamati dinding yang
bernuansa bawah laut. Suasana begitu sepi, lengang, kosong, dan dingin.
Keisha merasakan tahu-tahu air matanya banjir. Ketika
dia mengingat apa yang telah terjadi, tangisnya makin keras.
Dia melolong sepuasnya, dilepaskannya bagai air bah yang
menghantam semua rasa yang menggumpal di hatinya. Dia
ingat, dari sebuah novel yang dia pernah dibacanya terdapat
kata-kata seperti ini: daun yang jatuh tidak pernah membenci
angin meski harus terenggut dari tangkai pohonnya. Mengapa"
Karena itu sebuah takdir, proses alam yang semestinya kita ikuti
tanpa mengeluh dan protes7, tapi demi Allah "dia tidak bisa
Dari novel Tere Liye - Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Rainbow isi.indd 147 148 Eni Martini seperti ini dalam menyikapi apa yang menimpanya. Semua
yang sudah dia coba jalani, dia pertahankan hanya karena
pernikahan yang agung, berdasarkan nama Sang Rabb,
hanya keputusan yang bodoh. Apakah pernikahannya masih
dapat dikatakan agung" Keisha menggigit bibirnya yang asin.
Dimulai dari ketiadaan hubungan suami istri yang hakiki,
komunikasi yang terputus, pembaringan yang terpisah, sam"
pai kejadian tadi " bukankah itu pernikahan yang kotor dan
hina dina" Astagfirullahalazim " bibir Keisha menggigil, tak putus
putus menyebut doa pengampunan itu di antara lidah dan
bibirnya yang terasa asin.
"Kei!" suara itu membuka mata Keisha dari hujan air
mata. Dia begitu seriusnya berada dalam luka, sampai suara
rolling door dan pintu kaca yang dibuka tidak terdengar oleh
telinganya. Emi sudah berdiri di depannya, menatapnya
penuh khawatir. "Lo kenapa, Kei?" Emi menubruk tubuh sahabatnya
yang terduduk di lantai puzzle. Tubuh Keisha menggigil,
mata"nya yang kosong penuh air mata. "Kei?"
"Akna memerkosa gue, Em"," suara itu terdengar begitu
pelan, seakan datang dari dalam jurang yang terjal dan jauh,
memantul ke dinding-dinding sehingga memenuhi seluruh
ruangan. Emi terdiam, melotot. Akna memerkosa Keisha" Hei,
bukan"kah mereka sepasang suami istri yang terikat pernikah"
an suci yang sudah dilandasi hukum-hukum yang indah" Jadi
apa maksudnya dengan kata M-E-M-E-R-K-O-S-A?""
Kei pasti sedang ngelindur, berjalan dalam tidur dan
bermimpi menyeramkan seperti berita-berita yang banyak
beredar sekarang-sekarang ini, berita pemerkosaan yang
Rainbow isi.indd 148 RAINBOW 149 banyak terjadi di angkot, di taksi, dan sebagainya. Makanya
ada baiknya menghindari berita-berita yang mengerikan,
karena berita mengerikan tersebut tidak bertanggung jawab
terhadap efek psikis yang diderita publik.
"Lo tahu, Em " semua kegilaan ini terjadi ketika","
Keisha tiba-tiba mengatakan semua yang terjadi secara detail
dan teratur meski suaranya terdengar putus-putus, kadang
jelas, kadang hanya terdengar isak dan erangnya hingga tubuh
Emi gemetar. "Gue mau menggugat cerai, Em"."
Ya, ya, apa yang diucapkan Keisha tidak perlu dia kacau"
kan dengan sejuta nasihat. Kondisi rumah tangga sahabat"nya
itu memang sakit. Segala upaya sudah dilakukan, tapi Akna
sudah sempurna menjelma sebagai monster hidup.
"Siang ini gue balik ke Bandung"."
Emi tidak bisa memberi komentar. Sampai hari men"
jelang siang, pegawainya dan barang-barang untuk mengisi
toko datang, lalu Keisha pergi tanpa mengingat bahwa kerja
keras mereka tinggal selangkah lagi. Emi pun tidak mampu
mengingatkan ataupun mencegah. Apa yang telah menimpa
Keisha bukan sekadar hujan yang begitu deras tapi badai yang
memorak-porandakan struktur jiwa manusia. Jika Keisha
sebuah kesatuan dari puzzle, pasti potongan-potongannya
sudah tercerai-berai entah di mana".
Emi pun mengambil keputusan. Meski rencana
launching pasti akan diundur karena kondisi Keisha saat ini,
dia akan menangani sepenuhnya apa yang tengah mereka
bangun. Bukankah mereka juga memiliki asisten-asisten
yang andal. Keisha telah kehilangan separuh hidupnya, yaitu
rumah tangganya. Bukankah, sepatutnya sebagai sahabat
Emi menyelamatkan separuh lagi hidup Keisha, yaitu impian
wanita itu: memiliki usaha toko offline dengan playground.
Rainbow isi.indd 149 150 Eni Martini Satu lagi yang mesti Emi korbankan demi Keisha,
yaitu hari H pernikahannya, terpaksa mundur juga. Belum
terlambat untuk memperbaiki tanggal di kartu undangannya
karena belum dikirim, dia bisa mengakalinya. Tinggal minta
bantuan Dimas untuk menjelaskan semuanya kepada ke"
luarga besar. "Kamu paham kan, honey?" rengek Emi pada Dimas
yang segera dia telepon sebelum undangan di tangan Dimas
tadi tersebar, dia terpaksa menceritakan semua kejadian yang
menimpa Keisha. "Baiklah, kalau itu hal terbaik bagi Keisha dan kita juga."
"Terima kasih ya, sayang"," Emi terharu, dia merasa
semakin merasa beruntung karena Tuhan telah mengirim
Dimas untuk pendamping hidupnya.
Romi dan Emi: Tentang Keisha
Kedai Daun. Aroma dari secangkir kopi hitam menyelinap ke rongga
hidung. Konon kopi tersebut menggunakan teknologi ERA,
Enhanced Recovery Aroma. Teknologi yang mampu menyim"
pan aroma kopi yang biasanya menguap saat proses pengo"
lahan biji kopi, lalu memasukkannya kembali pada tahap
akhir proses produksi kopi sebelum kopi diubah menjadi
bubuk, sehingga aroma dan rasanya jauh lebih mantap.
Lelaki hitam manis di depan Emi menyeruput kopinya
dengan nikmat namun dapat dilihat raut wajahnya keruh,
Rainbow isi.indd 150 RAINBOW 151 bahkan setelah meminum kopi itu dengan gerakan cepat, dia
kembali menanyakan hal yang sama, yang tadi ditanyakan
juga setelah Emi selesai bercerita.
"Keisha akan menceraikan Akna?"
Emi mengangguk, menghirup kopinya juga.
"Kupikir itu pilihan yang tepat, Rom. Apa yang dilaku"
kan Akna bukan lagi sebagai Akna yang memperistri Keisha,
tapi monster yang menerkam Keisha. Rumah tangga mereka
tidak ada artinya lagi jika dipertahankan," kata Emi tegas,
dijilati sisa kopi di tepi bibirnya. Pahit dan manis yang ber"
kolaborasi dengan indah. Sungguh hidup itu harusnya
dimaknai seperti kopi, ya".
"Lalu usaha kalian berdua" Bukankah besok toko kalian
akan launching" Itu impian Keisha, Em. Bagaimana dia mele"
pasnya begitu saja?" suara Romi resah, bagaimanapun juga
dia ikut berjuang agar permohonan pinjaman istri sahabat"
nya itu cair dengan sempurna. Dia ingin membantu Akna
secara tidak langsung, dia ingin Akna menemukan hidupnya
lagi, tapi apa" Sebuah badai membuat jantungnya seolah
lepas. Sahabatnya berubah bagai monster yang menerkam
istrinya sendiri, bidadari cantik itu bahkan kini terbirit-birit
membuang impian yang sudah dibangunnya dengan susah
payah. DASAR LAKI-LAKI GOBLOK! Romi menggeram dalam
hati, wajahnya mengeras. "Aku akan berusaha agar semua jerih payah Keisha tidak
sia-sia. Dia pasti kembali, Rom. Hanya butuh waktu. Maka"
nya aku menunda hari H pernikahanku."
"O ya?" mata Romi membulat.
Emi mengangguk, "Semua terpaksa ku-handle sendiri,
tapi syukurlah semua beres meski launching terpaksa mundur.
Rainbow isi.indd 151 152 Eni Martini Aku hanya ingin saat launching itu Keisha hadir, launching
mundur juga biar Keisha " cooling down. Setelah berapa
waktu aku akan telepon dia."
"Terima kasih, Em"," Romi menggenggam tangan
Emi, jika gadis itu mampu berbuat sesuatu, dia pun ingin
berbuat sesuatu buat sahabatnya. Tapi belum tahu apa yang
akan dilakukannya, semua masih dalam perencanaan. Tugas
kantor juga sedang membeludak.
Sesungguhnya hidup manusia penuh dengan sekat,
tidak ada dari mereka yang benar-benar merdeka untuk me"
menuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Bahkan hujan sering
kehilangan haknya untuk menampakkan pelangi yang konon
akan muncul sesudah hujan. Sekarang " berapa kalikah kita
dapat menikmati pelangi sesudah hujan"
Romi menghapus peluh di dahinya, rasanya sudah lama
dirinya tidak melihat garis pelangi di langit, meski beberapa
kali pun hujan mengguyur Jakarta.
Romi: Wake Up, Akna! Rumah di depannya saat ini lebih mirip rumah kosong ke"
timbang berpenghuni. Setelah mendapat waktu menginjak"
kan kaki di depan rumah ini, Romi hanya bisa melongo
perih: rumput di teras memanjang tak beraturan, daun kering
berserakan bahkan beberapa tampak busuk tersiram hujan,
tirai jendela tertutup rapat di sore yang indah. Perlahan tangan
Romi menjamah kunci pintu gerbang " terkunci rapat.
Rainbow isi.indd 152 RAINBOW 153 Ditekannya bel di sisi pintu, sekian lama sampai tak
terhitung, dan dia mulai jenuh, sampai seorang wanita se"
tengah baya dari rumah di sebelah menyerukan sesuatu.
"Sepertinya Bu Kei sudah semingguan keluar kota,
Pak." Romi yang sudah mengetahui di mana Keisha, hanya


Rainbow Karya Eni Martini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengangguk, lalu mengajukan pertanyaan, "Pak Aknanya
ada, Bu?" Sejenak terlihat wanita setengah baya dengan rambut
dipotong bob berwarna keperakan akibat uban yang nyaris
memenuhi seluruh kepalanya itu agak ragu untuk menjawab,
tapi sedetik kemudian dengan gamang dia membuka suara,
"Sepertinya ada di rumah, Pak, soalnya beberapa kali saya
lihat ada motor dari restoran delivery order datang"."
"Ooo " terima kasih, Bu, buat infonya." Sedikit lega
Romi mendengarnya, berarti sahabatnya masih hidup, cukup
normal juga untuk masih memesan makanan.
Jangan lari kau, Akna! Romi mengeraskan hati untuk
memanjat pagar lalu berdiri di depan pintu rumah dan
mengedornya luar biasa kencang. Dia tidak peduli jika te"
tangga Akna akan menatapnya dengan aneh, atau mungkin
memanggil aparat setempat. Dia hanya ingin Akna terbangun
untuk menyadari Keisha hampir lenyap dalam hidupnya.
Keisha adalah separuh hidup Akna. Akankah pria itu
membiarkan seluruh miliknya lenyap tanpa sisa, hingga dia
menjadi manusia yang invalid seratus persen" Sampai kapan
dia akan bertahan mengubur diri di rumah" Apa bedanya
hidup seperti itu dengan kematian"
"Akna, Akna " Aknaaa!" Romi berteriak sambil meng"
gedor pintu kayu. Dia berucap banyak hal, berharap laki-laki
itu mendengarnya jika benar-benar tidak mau membukakan
Rainbow isi.indd 153 154 Eni Martini pintu. Nyaris satu jam dia bertahan di depan pintu sampai
tetangga Akna yang tadi memberinya informasi, keluar dan
melongokkan kepala ke arahnya, tapi segera masuk rumah
lagi begitu dirinya melempar senyum jumawa.
Romi menarik napas dan mengembuskannya segera,
keringat membanjiri dahinya, cukup buang kalori juga berdiri
menggedor pintu sambil menyerocos panjang dengan sedikit
emosi. "Lo tahu, Akna. Lo hampir kehilangan Keisha. Apalagi
artinya sebuah kehidupan jika kehilangan dua jiwa?" suara
Romi menggantung, dia mengatur napasnya sejenak. "Apa
artinya hidup mengurung diri tanpa komunikasi dan interaksi
yang seperti kehilangan jiwa" Ambil keputusan sebelum
hidup lo benar-benar mati."
Ketika menyelesaikan kalimat terakhir, Romi memu"
tuskan untuk meninggalkan rumah sahabatnya. Dia kemu"
dian memutar tubuhnya hendak pergi, namun sekilas dia
berbalik dan melihat sebuah bayangan di balik tirai jendela
yang tidak terlalu tebal. Ada lega kembali menyelinap. Dia
tahu pemilik bayangan itu.
Wake up, Sobat! bisiknya dalam hati lalu menghilang.
Dia tidak tahu apakah yang dilakukannya berarti, tapi
setidaknya dia yakin tidak ada yang sia-sia dalam hidup jika
kita melakukan sesuatu, tidak diam di tempat dengan hanya
dengan menadahkan tangan. Doa itu perlu disertai usaha,
mukjizat itu perlu disertai keyakinan.
Tubuh Akna yang bersandar di sisi pintu ruang tamu terasa
lemas. Dia terdiam. Matanya menatap bingkai foto di
Rainbow isi.indd 154 RAINBOW 155 dinding ruang tamu, dirinya berdiri di samping Keisha yang
mengenakan bulang8. "Pernikahan itu bagai sebuah jiwa yang mengarungi sam"
pan pada laut luas, kalian berdua sudah menjadi satu jiwa "
jagalah satu sama lain, agar perjalanan kalian sampai tujuan
dengan selamat dari badai dan ombak"."
Suara Papi menyelusup ke labirin telinga, rentetan
kalimat itu diucapkan Papi ketika Akna akan menikahi
Keisha. Akna memejamkan mata.
"Kamu separuh jiwaku, Akna"."
"Kamu pun separuh jiwaku"."
"Kita berdua sebuah jiwa yang utuh"."
"Jika salah satu dari kita terpisah, adakah manusia yang
hidup dengan jiwa separuh?" mata Keisha bersinar jenaka
seraya menyurukkan kepalanya ke dada Akna. "Jangan per"nah
tinggalkan aku, Na " Aku pun tidak akan pernah mening"
galkanmu, kecuali Tuhan memanggilku"."
Tes" Jika air mata yang keluar dari kelopak mata Akna mampu
berbunyi, mungkin akan terdengar suara tes yang panjang
dan banyak, memenuhi ruang yang sunyi dan lembap ini.
Hidup yang selalu dia pandang dari sisi komikal, kini semua
hanya menampakkan sisi menyeramkan dan menyedih"
kannya. Benar. Apa bedanya dirinya dengan orang mati" Mengapa
Tuhan setengah-setengah kepada dirinya, sekalian saja ambil
nyawanya. Kalau perlu ketika kecelakaan itu terjadi, tubuh"
Pakaian adat pengantin perempuan dari Tapanuli Selatan.
Rainbow isi.indd 155 156 Eni Martini nya terlindas roda mobil hingga hancur lebur menyatu dengan
aspal, agar tidak meninggalkan bekas apa pun.
Akna memukul dinding berkali-kali hingga dirinya
lemas. Keisha: Positif" Bandung. Setumpuk berkas yang dibutuhkan KUA sudah Keisha
siapkan dalam seminggu ini. Mama dan Papa hanya mampu
mematung. Apalagi yang bisa mereka katakan. Kenyataan
kalau rumah tangga anak mereka sudah tidak sehat sama se"
kali sudah berjalan lama tanpa perkembangan ke arah po"sitif.
Usaha Keisha mengalami kemajuan, tapi lihatlah kondisi fisik
dan psikisnya. "Mamah hanya mendoakan yang terbaik buatmu, Kei.
Rumah tangga itu perjalanan yang panjang dunia akhirat, jika
dalam perjalanannya lebih banyak mudaratnya " Diemutan,
Ke, pilih anu pangmerenahna, da Ke tos dewasa9 "."
Sementara Papa tidak banyak bicara, mungkin apa yang
diutarakan Mama tidak beda jauh dengan apa yang ada dalam
pikiran Papa, atau entah seperti apa pemikiran Papa tentang
keputusan Keisha ini. Keisha mengusap wajahnya dengan telapak tangan
kanan. Dia yakin sekali Akna tidak akan menandatangani
surat cerai apalagi memenuhi panggilan pengadilan, tapi
dari obrolannya dengan pengacara yang rencananya akan
Pilihlah yang terbaik buatmu, kau sudah dewasa, Ke.
Rainbow isi.indd 156 RAINBOW 157 mendampingi Keisha untuk kasus penceraiannya, dia bisa
membantu lancarnya proses penceraian Keisha nanti karena
alasan gugat cerai yang diajukan Keisha kuat sekali.
Cerai" Meski sudah dia pikirkan matang-matang, tapi
tetap saja keringat dingin membasahi pori-porinya setiap
menyadari dirinya akan menceraikan Akna.
Ya Rabb " Matahari seperti tertutup dalam kegelapan.
Sesaat Keisha merasakan tubuhnya dingin dan kepalanya
berputar. Sudah tiga hari ini dia merasakan maag sepertinya
menyerang dirinya. Konon, maag bisa datang akibat tekanan
pikiran, stres. Berapa hari yang lalu, Emi menelepon, dengan suara
yang sangat menggebu-gebu. "Pokoknya lo harus datang di
acara launching toko kita, Kei. Semua sudah beres, lo ting"
gal datang. Undangan seperti yang kita rencanakan, terdiri
atas teman-teman, supplier dan customer kita, ada dua orang
media dari majalah parenting dan tabloid yang kerja sama
dalam mengiklankan olshop kita selama ini."
Seharusnya itu merupakan berita besar dan membaha"
giakan. Acara launching yang diundur, ternyata tetap jatuh pada
malam Sabtu, berarti dua hari lagi. Gimana kalau kondisi
fisiknya tidak fit" "Ini impian kita, impian lo, Kei. Gue sudah mengor"
bankan tanggal pernikahan, lo sudah berjuang sampai hal ini
terwujud " Ini wajib lo nikmati, syukuri. Gue tahu apa yang
lo alami luar biasa menyakitkan, tapi gue gak mau hidup lo
semakin terpuruk, Kei."
"B, baiklah." Keisha merasa terbakar oleh ucapan Emi.
Ya, dia tidak boleh semakin terpuruk.
Rainbow isi.indd 157 158 Eni Martini Dirinya harus fit, jadi Keisha memutuskan untuk pergi
ke apotek yang tidak begitu jauh dari rumah, membeli obat
maag paling mujarab sekalian mengopi berkas yang diperlu"
kan. Dia juga ingin membeli comro, camilan khas Bandung
yang biasa tidak begitu menggugah lidahnya, tapi mendadak
seperti terbayang di pelupuk matanya. Dia benar-benar ingin
menikmati comro panas yang pedas dan es campur pakai
peuyeum, tape singkong, yang merupakan kudapan khas
Bandung juga. Sebenarnya Keisha lebih suka mi godok, kuahnya yang
merupakan kaldu rebusan kaki sapi dan kikil lezat betul.
Karena suka dengan mi godok ini, waktu ke Medan, Akna
pernah mengajak Keisha makan mi godok ala Medan, di
sana sangat terkenal dengan sebutan mi keling karena konon
resepnya berasal dari orang keling atau peranakan India. Tapi
jangan bayangkan mi rebus seperti di Bandung atau Jakarta
yang diseduh, tapi mi disiram dengan kuahnya atau sausnya
yang terbuat dari udang yang digiling sehingga rasanya
gurih. Kalau Akna sendiri senang sekali makanan Bandung,
Batagor. Aaah, Keisha menggelengkan kepala. Hanya perih
yang terasa setiap mengingat segala hal tentang Akna. Dia
mem"percepat langkahnya menuju halte. Apotek dan tempat
jajanan yang dia tuju hanya sepuluh menit ditempuh dengan
angkot biru. Beruntung, hari ini Bandung tidak diguyur
hujan setelah dari pertama menjejakkan kakinya, hujan
turun terus di kota ini, kadang deras, kadang hanya gerimis
yang rapat, menambah dinginnya kota yang memang sudah
dingin. Rainbow isi.indd 158 RAINBOW 159 "Kondisimu benar-benar sehat, Ke?" Mama menatap
Keisha khawatir, ingin sekali dirinya memeluk putri semata
wayangnya erat-erat, mengembalikan dia ke masa kanakkanaknya dulu, ketika Keisha begitu cantik berpita kuning,
memegang lollipop. Tidak seperti wanita yang berdiri di
depannya saat ini: kurus, sayu, pucat, dan berusaha sekali
untuk tidak terlihat luka.
Ya Gusti nu Agung, semoga kau jaga putri kami".
"Ini hari penting, Mah. Usaha itu Ke dan Emi rintis
dari nol, ini saatnya," kata Keisha meyakinkan, berharap
mendapat dukungan dari Mama.
Mama memeluknya, membisikkan doa-doa yang pan"
jang dan berusaha untuk tidak menangis. Memang bukan si"
fat Mama untuk menunjukkan air mata dengan mudahnya.
"Obat maag sudah dibawa?" Mama membantu menge"
cek tas Keisha. "Beres semua, Ma, lagi pula aku hanya menginap
semalam di rumah Emi. Setelah aku resmi berpisah dari "
Akna, aku baru akan menyiapkan untuk menetap di Jakarta
mengurus usahaku," suara Keisha kelu.
Mama mengangguk seraya berbisik, "Maafkan Mamah
ya, nggak bisa hadir karena asam urat Mamah kumat dari
kemarin." "Nggak apa-apa, Ma. Mama istirahat saja," Keisha
mengusap kaki kiri Mama yang sejak kemarin sakit, bahkan
untuk bersujud salat saja, Mama terlihat kepayahan. Padahal
Mama sudah berencana hadir di acara launching toko
Keisha. "Semoga lancar ya"," Mama mengecup pipi putrinya,
lalu menginstruksikan sopir mereka untuk siap-siap mengan"
tar Keisha ke Jakarta. Rainbow isi.indd 159 160 Eni Martini "Terima kasih, Ma. Oya, pulangnya aku mau naik kereta,
kangen," kata Keisha sambil tersenyum. Senyum yang asing
karena terlihat aneh di wajahnya. Senyum yang dipaksakan,
hambar. Kereta " Keisha pernah bersama Akna menikmati
kereta Jakarta-Bandung, mereka berdua saling menggeng"gam
tangan ketika diterpa angin yang meluncur dari sela jendela
kereta. Waktu itu mereka baru menikah.
"Tidurlah"," bisik Akna, disodorkan bahunya yang lebar,
dibiarkan kepala Keisha menyandar di sana, dibantu embusan
angin yang mengantar tidurnya. "Nanti sampai stasiun aku
bangunkan"." "Kalau aku tidak mau bangun?"
"Aku gendong sampai Cibiru."
"Kuat gitu?" "Masa masih ragu sih sama kekuatanku?" Akna mengedip
jenaka sampai Keisha merah padam.
Keisha menghapus butiran bening yang menggantung di
ujung matanya, dibuang pandangannya ke luar kaca mobil.
Di luar terlihat plang tol Jagorawi.
"Pak, nanti langsung ke rumah Emi ya," ujar Keisha,
sopir ayahnya sudah tahu rumah Emi karena dulu berapa kali
pernah mengantarkan Mama dan Papa ke rumah Emi, lalu
dipejamkan matanya. Akna bukan lagi malaikat gagah yang
menjaganya, tapi laki-laki itu monster. Monster yang menye"
ramkan. Rainbow isi.indd 160 RAINBOW 161 "Keiiii!" Emi menubruk tubuh sahabatnya yang baru
turun dari mobil, keduanya saling berpelukan. "Lo kurus
banget, Kei. Belum ada berbulan-bulan menghilang"," kata
Emi sedih. Dia tahu saat memeluk dan merasakan tangannya


Rainbow Karya Eni Martini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyentuh bahu Keisha yang pipih, padahal tubuh gadis itu
dilapisi kaus ketat lengan panjang lalu jaket jeans yang cukup
tebal. "Wajah lo juga tirus banget?" Emi terus nyerocos, dia
melihat ada lingkaran hitam di seputar mata Keisha. Itu
karena kurang tidur atau banyak menangis"
"Yang penting sahabat lo ini masih hidup," canda Keisha
kaku, dia menawarkan sopirnya untuk istirahat dan makan
siang, tapi ditolaknya. "Mau langsung balik saja, Neng. Ada janji sama Bapak
nanti sore, permisi"."
"Hati-hati di jalan ya, Pak, terima kasih."
"Semua sudah beres, Kei. Nanti acara dimulai pukul
tujuh malam, kita datang jam lima sore saja ya. Sekarang
lo istirahat, oke?" Emi mengantar Keisha ke kamarnya, dia
urungkan bertanya-tanya lebih lanjut tentang hal-hal pribadi
sampai pada perubahan fisik Keisha. Khawatir mengacau"
kan suasana. Selain itu, dia lihat Keisha tampak kurang suka
membicarakan itu. "Hei, Kei!" Mama Emi memeluk Keisha, wanita setengah
baya itu tidak banyak tanya. Pasti Emi sudah menceritakan
semuanya, dan beliau menjaga perasaan Keisha. "Istirahat
dulu sana." "Iya, Tante." "Jangan lupa makan siang sudah Tante siapkan, nanti
acaranya jam tujuh kan?"
"Tante pasti hadir dong," ujar Keisha, sedikit sedih ka"
rena teringat Mama maupun Papa tidak bisa menemaninya,
Rainbow isi.indd 161 162 Eni Martini melihat hasil kerja kerasnya bersama Emi. Tidak hanya
Mama dan Papa " Akna, suaminya sendiri, bahkan tidak
tahu dirinya bisa mengembangkan sayap sejauh itu.
Tidak! Akna bukan lagi suaminya yang bak malaikat,
lelaki itu sudah menjelma jadi mons " Astagfirullahalazim.
Keisha membekap bibirnya.
Emi menyenggol bahunya, seakan mengingatkan keha"
diran mamanya. "Mama atau Papa kok nggak datang, Kei?"
"Mama asam uratnya kambuh, Tante. Papa ada acara
penting di kantor sore ini."
"Oooh, semoga kehadiran Tante bisa mewakili ya,"
Mama Emi menepuk bahu Keisha lalu berpamitan. "Tante
mau keluar sebentar. Em, jangan lupa makanan sudah Mama
siapkan." "Sip!" Emi mengacungkan jempolnya, melemparkan
ciuman jauh kepada Mama yang berlalu meninggalkan
mereka berdua. "Ehmmm " mau makan apa, Kei, pesan delivery atau
mau makan masakan rumah?"
Keisha terdiam, dari pagi dia hanya minum teh manis
dan berapa potong biskuit untuk mencegah mual.
"Mama masak gulai kambing, perkedel dan sambal
tomat, gimana" Mau apa?"
"Gue mual, Em. Nggak nafsu makan"."
"Ngidam?" goda Emi ngakak.
Keisha melempar guling ke wajah Emi. "Hamil dari
Hong kong!" makinya gemas.
"Habis, sejak kapan lo punya penyakit maag?"
"Sejak stres melanda hidup gue"," kata Keisha sinis.
"Oke!" Emi menepuk tangannya. "Untuk sejenak kita
Rainbow isi.indd 162 RAINBOW 163 lupakan hal yang tidak mengenakkan. Gimana kalau kita
makan di luar terus ke salon buat persiapan nanti malam?"
"Dandan dari sekarang gitu?" kening Keisha berlipat,
dilirik arloji di pergelangan tangannya, baru juga pukul
sebelas siang. "Perawatan, perawatan, refreshing, Kei. Biar fresh dan
kinclong!" Ide yang bagus juga tuh. Karena perjalanan tadi, seluruh
fisik dan psikisnya terkuras habis, dia sepertinya belum rileks
menjejakkan kaki di Jakarta lagi. Selain sudah lama sekali
dia tidak memanjakan dirinya ke salon. Haduw, mendadak
semua dalam hidupnya kehilangan hal-hal yang indah.
"Oke deh, boleh juga."
"Nah, gitu dong " cemungud!" Emi memonyongkan
bibirnya lucu. Mereka pun berangkat ke salon setelah mampir makan di
sebuah restoran cepat saji. Keisha hanya memesan hamburger
dan jus jeruk. Dipaksakan untuk menelannya habis agar
maagnya tidak bertambah parah, namun di salon dia tidak
bisa menahan rasa mualnya. Dia muntah-muntah.
"Sudah ke dokter, Kei?" tanya Emi.
"Ah, maag biasa kok. Gue hari ini telat makan, habis
perjalanan jauh juga," Keisha menghapus peluh di dahinya,
dia sedikit heran merasa mual dengan bau-bau wangi-wangian
di salon. "Lo aja deh, Em, yang perawatan. Gue tunggu di
ruang tunggu aja, pusing."
Emi melihat wajah Keisha begitu pucat, maka dia mem"
biarkan wanita itu menunggunya di ruang tunggu. Apa Kei
kena maag akut ya" Dia pernah baca delapan puluh persen
penyebab penyakit maag itu diakibatkan stres tingkat tinggi.
Kenapa stres" Karena stres dapat meningkatkan produksi
Rainbow isi.indd 163 164 Eni Martini asam lambung yang dapat membuat iritasi. Jika mengalami
luka yang cukup dalam, dapat mengakibatkan lambung te"
rasa amat sakit, dengan gejala awalnya adalah mual dan mun"
tah. Ini tidak boleh dibiarkan terjadi pada Keisha, kebiasaan
orang-orang menyepelekan penyakit maag."
Dua jam kemudian, mereka meluncur menuju rumah
Emi. "Ke dokter aja, yuk?" usul Emi, sebenarnya nadanya
setengah memaksa. "Nggak ah, mau tiduran aja. Gue bawa obat maag kok,"
Keisha masih keras kepala. Di keluarganya jika ada yang kena
maag, mereka sudah biasa membeli obat di warung yang
banyak diiklankan di TV. Supermanjur dan beres.
"Tapi kan, kalau dicek dokter lebih jelas, obatnya sesuai
komposisi." "Haduwww " cuma maag, Eeem," gerutu Keisha.
Emi mengangkat bahu, lalu mendesah, "Moga-moga
nanti malam semua lancar, Kei."
"Aamiin," jawab Keisha pendek, dia benar benar ingin
merebahkan tubuhnya. Disandarkan kepalanya ke jok mobil,
ditahan rasa pusing dan mual yang menjadi-jadi. Janganjangan memang maagnya perlu penanganan dokter"
Pada pukul 7 malam, Keisha sudah mengenakan dress warna
hijau turquoise yang panjang dan pas dengan kulitnya yang
bercahaya. Rambutnya yang keriting dibiarkan tergerai untuk
menutupi wajahnya yang tirus agar dia terlihat lebih berisi
dan segar, sementara Emi tidak kalah cantik dengan berbalut
tube dress warna pink. Rambutnya digelung sampai puncak,
menampakkan wajahnya yang manis. Dimas tampak setia di
Rainbow isi.indd 164 RAINBOW 165 sampingnya, membuat Keisha merasa semakin kehilangan.
Untung, Mama Emi yang hadir dengan penampilan elegan
selalu di sampingnya, ditambah kehadiran Romi yang sung"
guh menghibur. Berkali-kali terlihat Keisha menyeka keringat dingin di
dahinya. Dia seka hati-hati menggunakan tisu agar make up
tipis yang dikenakannya tidak kacau.
Ya Rabb, desahnya menahan rasa mual yang datang.
Obat maag yang dia minum sama sekali tidak memberi efek
membaik atau meringankan. Rasa mualnya bahkan kadang
memuncak seperti mengaduk-aduk perut Keisha lalu hendak
berlompatan keluar semua. Mungkin kalau sampai muntah
beneran rasanya akan lebih nyaman.
"Yesss " tamunya cantik-cantik, semoga ada yang jom"
blois!" Romi mengepalkan kedua tangannya seperti anak
kecil yang gembira karena mendapat hadiah banyak.
"Memang lo jomblo?" cibir Emi.
"Selama janur kuning belum melengkung, Em, status
masih semu," Romi melirik kecentilan.
"Pantes datang nggak bawa pasangan, ternyata ada
udang di balik bakwan," Emi geleng-geleng.
"Bukan udang di balik bakwan, tapi dua pacar gue
si Rebecca Bloomwood dan Satyana mutusin gue," kilah
Romi wajahnya pura-pura sedih, tapi sebenarnya dia juga
sedih. Sedih harus berpisah dengan kekasihnya yang mirip
Rebecca Bloomwood tokoh utama dalam film Confessions of
a Shopaholic yang diperankan bintang cantik Isla Fisher, garagara gadis itu menemukan SMS Satyana, yang lalu begitu saja
dilabraknya Satyana di telepon. Karena itulah kedua gadis itu
meninggalkannya. Tapi hidup bukan buat diratapi, mati satu
tumbuh seribu. Rainbow isi.indd 165 166 Eni Martini "Baguslah akhirnya peri-peri cantik itu siuman dari
tidur panjangnya saat berpacaran dengan Romi si playboy,"
Emi tertawa menggoda. "Tenang, gue akan dapat lagi," Romi mengerling centil,
matanya pengarah pada seorang tamu dari editor majalah
parenting berwajah oriental yang mengenakan dress seder"ha"
na warna hitam. "Biar pun cowok nggak punya masa expired, demi ke"
baikan sebaiknya cepat menikah, Rom, sesuai syariat," Keisha
mencoba membuka guyonan meski terdengar garing, dia
sedang berusaha membuat kondisinya rileks.
"Insya Allah, pasti, Kei " menunggu wangsit," canda
Romi. Sesaat dia memperhatikan wajah Keisha. Tak sampai
hati untuk menceritakan keadaan rumah wanita itu yang
pernah dia datangi berapa waktu lalu. Beberapa kali dia
juga menelepon Akna ke nomor rumah maupun ponsel,
namun semua tidak diangkat. Entah bagaimana keadaan
Akna di dalam sana, namun keterangan tetangga Akna yang
mengatakan kalau sepeda motor dari restoran delivery order
masih suka datang waktu itu menjadi patokannya bahwa
lelaki itu akan baik-baik saja, tidak akan ditemukan tanpa
nyawa seperti kisah-kisah di film.
Keisha tersenyum kecil menanggapi candaan Romi,
kadang dia tidak mengerti dengan manusia yang mudah
berpindah ke lain hati ini. Keputusan cerai yang dia ambil
itu pun bukan karena dirinya akan pindah ke lain hati, tapi
lelaki yang menjadi suaminya sudah tidak dapat diajak hidup
dunia akhirat lagi. "Kei, yuk kita temui undangan," ajak Emi, ditarik
tangan wanita itu. Sesaat dia merasakan telapak tangan dan
jari-jari Keisha dingin, berkeringat Dia jadi ingat kondisi
Rainbow isi.indd 166 RAINBOW 167 Keisha tadi siang. "Lo bener-bener merasa oke, Kei?" bisik
Emi memastikan. Keisha mengangguk, meyakinkan Emi dan dirinya kalau
dia baik-baik saja. "Serius?" Emi mengamati wajah Keisha. Pucat itu yang
dia tangkap, tapi Keisha terlihat berusaha menutupinya.
"Yuk, honey, " Dimas mencolek pipi Emi untuk segera
menemui tamu undangan. Akhirnya Emi menenangkan hatinya, mencoba percaya
sahabatnya baik-baik saja. Mereka mendatangi tamu undang"
an. Tenda yang cukup besar di depan ruko mereka sudah
ramai undangan. Tamu dari pihak media bahkan sibuk men"
jepretkan kameranya. Dada Keisha sejenak dipenuhi kebanggaan atas usaha"
nya bersama Emi, namun sedetik kemudian rasa sedih dan
sakit menyelusup. Semua perjuangan untuk membangkitkan
kehidupan rumah tangganya sia-sia. Bagaimana tidak sia-sia"
Dia tidak sanggup mendampingi suaminya lagi, dia pergi
dari rumah, dan mengurus surat gugatan cerai.
Dada Keisha sesak menahan perasaannya.
"Selamat ya, Teh"," Citra yang baru datang bersama
Diki, menyalaminya dan mencium kedua belah pipi Keisha.
Diki hanya menyalami, memberi kesempatan Keisha dan
Citra untuk mengobrol. "Terima kasih, Cit," suara Keisha kelu, malam ini Citra
tampil tidak kalah cantik darinya dengan balutan tube dress
mini warna maroon yang membuat kulit putihnya semakin
menyala. Terlihat begitu muda dan segar.
"A"a ke mana?" Citra menebar pandangannya, mencari
sosok Akna. Seharusnya jika datang sosok laki-laki itu akan
terlihat menjulang di antara tamu undangan yang tingginya
Rainbow isi.indd 167 168 Eni Martini rata-rata standar orang Indonesia.
"Ehmmm"," ditanya mendadak tentang Akna setelah
melewati peristiwa mengerikan itu membuat Keisha sedikit
gagap, tidak siap. Citra memang belum tahu kalau Keisha
sekarang di Bandung. "Kondisinya belum memungkinkan untuk datang di
tempat seramai ini, Cit," kata Keisha setelah mengatur napas"
nya sejenak sambil membuang pandangannya, dia khawatir
Citra akan membaca kesedihan di matanya.
"Oooh, salam ya, Teh. Maaf belum bisa mampir, habis
acara ini aku harus balik ke Bandung."
Keisha mengangguk, dalam hati mendesahkan
alhamdullilah. Citra bersama Diki lantas bergabung dengan
tamu lainnya. Para undangan bergantian menyalami Keisha
dan Emi. Sekian menit bertahan, Keisha mendadak merasakan
kepalanya berputar lalu semua menjadi gelap".
"Selamat, Ibu positif " anak pertama ya?" serentetan kalimat
yang diucapkan sebuah bibir mungil berlapis lipstik merah
jambu yang tersenyum tipis dengan damai, menghantam
jantung Keisha yang baru tersadar mendapati dirinya berada


Rainbow Karya Eni Martini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di ruang serbaputih. Dia mulai mengenali dirinya berada
dalam ruang pasien. Apakah dia dibawa ke rumah sakit" Tapi
pertanyaannya tenggelam oleh kalimat barusan.
P " POSITIF!" "Emi, mana Emi?" nama itu yang Keisha langsung sebut,
bersamaan dengan itu, sosok Emi dan seorang suster muncul.
Dia sungguh panik. Rainbow isi.indd 168 RAINBOW 169 "Emi gue " HAMIL!" pekik Keisha, tak mampu me"
nahan perasaannya dia menangis di pelukan Emi. Tubuh"nya
terguncang hebat menimbulkan tanda tanya Bu dokter dan
suster yang melongo saling pandang, sepertinya ke"dua?"nya
berpikir kalau Keisha wanita single yang dihamili ke"ka"sihnya.
Mengapa manusia selalu melakukan beberapa kebodohan
pararel" Rainbow isi.indd 169 170 Eni Martini MENANTI PELANGI Keisha: Di Persimpangan Bandung. "Ke " masih mungkin kan, anak kalian menyelamatkan
pernikahan kalian?" suara Papa bagai palu memukul kepala
Keisha yang duduk di pembaringan sambil memeluk lutut.
Sejak dari Jakarta, hampir tak pernah pipinya kering.
Papa jarang bicara, jarang menekankan pemikirannya,
semua keputusan terbaik selalu bebas diberikan kepada se"
empunya yang menjalani dan merasakannya, tapi kali ini
Keisha dapat melihat bagaimana Papa seperti mengultima"
tum"nya. "Anak itu titipan dunia akhirat dari Allah nu Agung "
dosa besar memperlakukan titipan Allah dengan tidak se"baikbaiknya, dan sebaik-baiknya itu adalah menyayangi anak
kalian secara lengkap, kau dan Akna."
Rainbow isi.indd 170 RAINBOW 171 Mama tak mampu bicara, diam menahan air matanya.
Mengapa cobaan yang dicurahkan pada putri semata wayang
mereka sedemikian berat. Duh, Gusti nu Agung, rintih Mama dalam hati.
"Tapi Akna gila, Papa!" tahu-tahu Keisha mengeluarkan
ucapan di luar kendalinya.
"Ke, semua manusia punya kecenderungan menjadi gila
bila iman tidak dijaga. Kau istrinya " wajib menjaga di saat
suamimu lepas kendali. Papa yakin, rumah tangga Ke tiasa
keneh disalametkeun10."
Mama merasakan air matanya mulai merembes, cepatcepat dia hapus.
"Kuncinya percaya sama Gusti Allah, Ke. Percaya","
tahu-tahu Papa mendekati Keisha, membelai lembut rambut"
nya lalu mendekapnya kuat.
"Papa ingin cucu Papa bahagia seperti kami mem"ba"
hagiakanmu, Keisha"."
Tangis Keisha pun tumpah, begitu juga Mama.
Hujan kembali mengguyur kota Bandung, malam semakin
jatuh, Keisha membolak-balik map berisi berkas yang akan
dia ajukan ke KUA tapi sampai detik ini, berkas tersebut
masih tergeletak di meja rias. Seminggu sudah sejak menge"
tahui dirinya hamil, dia hanya mampu mendekam di kamar
bahkan telepon dari Emi pun dia abaikan. Dia berada dalam
kebimbangan tinggi, tidak tahu langkah apa yang harus
diambilnya. 10 Papa yakin " perkawinan kalian masih dapat diselamatkan.
Rainbow isi.indd 171 172 Eni Martini Untuk percaya dirinya tengah hamil saja sulit, begitu
banyak pertanyaan di kepalanya. Sesuatu yang terjadi begitu
singkat, cepat, bahkan nyaris tak terasa, kecuali me"nim"
bulkan rasa sakit dan ketakutan, membuahkan janin dalam
kandungannya. Jadi saat peristiwa itu dirinya dalam masa
subur" Keisha menangkup wajahnya dengan kedua belah
tangan. Inikah yang juga disebut dengan garis takdir"
Sungguh dia butuh seseorang yang menenangkan dirinya.
Akna, seharusnya laki-laki itu yang paling Keisha butuhkan.
Jemari Keisha gemetar memegang ponselnya. Haruskah dia
menelepon Akna" Sebenarnya dua hari lalu saat Keisha benar-benar sudah
tidak kuat menahan perasaannya atas kehamilannya ini, dia
menghubungi telepon rumah karena ponsel Akna sudah
tidak aktif. Akna mengangkat, dan dia mendengar suara lakilaki itu, tapi justru tangisnya makin pecah bersamaan dengan
telepon yang dia tutup. Apa respons Akna kalau tahu Keisha hamil" Apakah
akan tetap membatu, dingin, arogan, dan menyeramkan"
Pulang ke rumah mereka"
Sepertinya hal ini tidak mungkin Keisha lakukan.
Bagaimana jika Akna tidak membukakan pintu atau malah
mengusirnya" Kadang Keisha begitu marah pada Tuhan. Dia merasa
begitu dirinya diempaskan dari titik tertinggi lalu diteng"ge"
lamkan pada lubang terdalam.
Janin dalam kandungannya ini bukan mimpi, makin
hari pasti makin berkembang, seperti pelajaran biologi yang
pernah dia pelajari, sel telur yang telah dibuahi tersebut terus
berbiak dan membentuk semacam akar atau rambut yang
Rainbow isi.indd 172 RAINBOW 173 halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam selaput da"
lam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut
halus ini nantinya memiliki fungsi yang sangat penting bagi
janin. Lalu pada sekitar hari kelima, sel telur yang telah
dibuahi dan keluar dari indung telur sudah berbentuk sebagai
satu garis sampai nanti terus berkembang seiring perutnya
mem"besar. Apakah tidak akan jadi pandangan yang memelaskan
jika ada seorang wanita yang hamil tanpa suami, atau lebih
parah lagi wanita yang hamil pertama dalam keadaan ber"
cerai" Astagfirullahalazim " Keisha mengelus perutnya di
luar sadar. Sebenarnya kehamilannya adalah hal yang dia dan
Akna nanti-nantikan selama setahun pernikahan mereka.
Dipejamkan matanya, sesaat serombongan kenangan
datang mengepungnya".
"Aku mau anak pertama kita perempuan ya?" kata
Keisha. "Aku mau cowok!" Akna bersikukuh.
"Cewek ah, lucu kalau didandanin," Keisha ngotot.
"Masa punya anak niatnya cuma buat didandanin, payah
ini Bunda," cibir Akna bercanda.
"Aku kan, nggak punya adik," Keisha merengut.
"Adik beda loh sama anak. Kan anak kita asalnya dari
buah cinta kita kalau adik dari buah cinta Mama Pap?"
"Iiiih, teori itu semua orang juga tahu!" kata Keisha kesal,
mencubit pinggang Akna. "Aku serius!"
"Oke, oke " serius sih serius memangnya kamu sudah
hamil, sayang?" Keisha menghujani Akna dengan pukulan kecil hingga
keduanya bergulingan di tempat tidur lalu saling mendekap.
Rainbow isi.indd 173 174 Eni Martini "Kita berdoa saja, Kei, agar Allah menyegerakan impian kita
untuk mempunyai momongan. Cowok atau cewek, aku akan
bahagia karena terlahir dari rahim wanita yang aku cintai
sepenuh jiwa"." suara Akna seperti nyata dalam alam pikiran
Keisha, suara-suara obrolan mereka yang telah lalu.
Hiks" Air mata Keisha berhamburan, apalagi dia teringat
ucapan Papa. "Papa ingin cucu Papa bahagia seperti kami
mem"bahagiakanmu, Keisha?"
Akna, Emi, dan Romi: Membuka Pintu Itu
Pintu itu nyaris jebol kalau saja Akna tidak membukanya
karena tidak tahan mendengar teriakan Emi dan Romi. Dia
tidak mau terjadi keramaian di rumahnya yang lebih meng"
gila, sehingga warga dan aparat kompleks datang.
Begitu pintu terbuka yang menyemburkan aroma
lembap juga bau apek dari isi rumah yang tidak tersentuh sinar
matahari maupun produk pembersih, sosok Akna muncul
membuat Romi yang semula dibakar emosi menjadi terpaku.
Emi pun begitu. Pengantin baru ini bahkan menganga
sambil membetulkan letak kacamatanya berkali-kali melihat
pemandangan di depannya. Inikah sahabat mereka"
Rambut Akna yang ikal menjela tak berbentuk lagi,
kumis dan jenggot yang dulu tak pernah terlihat, kini bagai
semak semerawut, tubuhnya yang menjulang tampak kurus
Rainbow isi.indd 174 RAINBOW 175 berbalut kaus dipadu celana panjang bahan yang gombrong
hingga menutupi kakinya. Kruk menyangga tubuhnya yang
setengah bersandar ke daun pintu. Jika tidak benar-benar
dekat dengan lelaki itu, semua orang akan menduga lelaki di
depan mereka saat ini hanya seorang lelaki putus asa, cacat,
yang banyak terdapat di tepi jalan.
"Kalian puas?" suara Akna dalam, serak seperti getar
pita suara yang lama tidak digunakan untuk bersuara. Sorot
matanya bagai seekor elang yang tengah mengincar mangsa"
nya, jauh dari sinar jenaka apalagi persahabatan. Mata itu
dingin, terluka, dan lelah. "Apa yang mau kalian cari di sini"
Aku atau Keisha" Keisha sudah lama meninggalkan rumah
ini. Mungkin dia di Bandung"," Akna merasakan lidahnya
begitu kaku, sudah lama dia tidak mengucapkan begitu
banyak kata. Menerima telepon keluarganya saja dia hanya
memberi jawaban satu hingga dua kalimat.
Melihat kedua sahabatnya tidak menjawab, Akna hendak
menutup pintu tapi dicegah Emi dan Romi secara serempak.
"Akna!" Akna mengibaskan tangan Romi dengan kruknya hingga
dia nyaris kehilangan keseimbangan.
"Kei hamil"," kata Romi lirih. Semua amarahnya
luruh. Sahabatnya yang kocak dan gagah benar-benar sudah
mati. Kalau tidak ingat kondisi di sekitarnya dia rasanya ingin
menangis sekuat-kuatnya. Akna terjajar ke belakang, matanya jelas terlihat melotot,
tapi sedetik kemudian dia tertawa keras. Sangat keras, seperti
mengeluarkan tumpukan rasa di samudra hatinya, namun
kemudian dia terdiam cukup lama, membuat Romi dan Emi
khawatir. "Apa dia sudah menikah lagi?" suara Akna seperti
Rainbow isi.indd 175 176 Eni Martini mengisyaratkan hinaan kepada Keisha dan kepedihan pada
dirinya sendiri. Plak! Akna maupun Romi sama terkejut. Emi melayangkan
tangannya ke wajah Akna dengan tepat dan keras seraya me"
nuding, "Kau suaminya, Akna, seharusnya kau lebih tahu
bagaimana Keisha. Terutama mengapa dia pergi mening"
galkanmu dan mengandung anakmu?"
Air mata Emi pecah. Dia ingat di pagi itu Keisha mene"
leponnya, bersembunyi di ruko mereka. Hatinya sangat perih
mengingat hal itu dan mendengar tanggapan Akna, maka
dibalikkan tubuhnya meninggalkan halaman rumah Akna,
melewati pintu pagar yang kuncinya sudah dijebol Romi,
masuk mobil, dan memacunya dengan cepat. Di dalam mobil
sambil menyetir, tak henti-henti air mata Emi mengalir.
Keisha tak hadir di pernikahannya seminggu lalu, Emi
paham. Pasti, pasti berat sekali cobaan yang melindas saha"
batnya. Entah Keisha jadi atau tidak menceraikan monster
itu karena setiap ditelepon dia selalu tidak mengangkatnya.
"Maafkan Kei ya, Em"," kata Mama Keisha sedih.
"Emi paham, Tante"."
"Doakan yang terbaik, Em"."
"Pastinya, Tante"."
Tapi Emi bingung, dia harus berdoa seperti apa: Keisha
membatalkan gugatan cerainya atau penceraian keduanya
lekas kelar agar Keisha fokus bersama calon bayinya"
Emi menggeleng. Dia mencopot kecamatanya sejenak
untuk menghapus air matanya lalu mengenakan kacamata
lagi agar jalan di depannya tidak mengabur. Mungkin doa
terbaik, agar hati Akna terbuka seluas langit di angkasa"
Rainbow isi.indd 176 RAINBOW 177 Romi mendorong tubuh Akna pelan ke dalam rumah. Ruang
tamu tampak kusam, lantai yang diinjak menampakkan
jejak alas kaki dan goresan kruk Akna, menandakan tidak
pernah tersentuh sapu apalagi kain pel. Bau lembap dan apek
kembali tercium. Sahabatnya seperti mumi yang baru keluar
dari external sarcophagus, peti mati batu di Mesir pada zaman
Firaun. Akna tidak terlihat menolak atau marah, tapi jadi pasrah
dan linglung. "Na, Keisha hamil, hamil anak lo"," Romi menggun"
cang tubuh Akna. "Ini berita yang paling mengguncang dunia
bagi seorang Ayah, bahkan Ayah playboy macam gue, Akna!"
tukas Romi emosional, wajahnya mengeras dan memerah.
"Apa lo nggak sadar, lo laki-laki hebat yang membuat
Keisha hamil. Kalian akan punya anak!"
Akna menggigit bibirnya, dipandangi wajah Romi lama.
Baru dia rasakan rindunya dipeluk dan memeluk seseorang
yang dekat, maka tahu-tahu Akna sesenggukan dan memeluk
Romi sampai Romi syok. Dia tidak terbiasa melihat dan
diperlakukan seperti ini oleh seorang Akna.
Ragu-ragu, Romi akhirnya membalas pelukan sahabatnya


Rainbow Karya Eni Martini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hingga kemejanya basah. "A-apa gue masih pantas menjadi seorang " suami dan
Ayah, Rom?" suara Akna mengambang tapi Romi perlahan
mulai menemukan jiwa sahabatnya.
Wajah Akna, kumis, dan jenggotnya, basah kuyup.
"Menurut lo?" Akna terdiam, mengusap wajahnya dengan telapak
tangan. Rainbow isi.indd 177 178 Eni Martini "Gue cacat, Rom, gue sudah menyakiti Keisha begitu
dalam " sangat dalam, yang membuat gue seperti kotoran
di depannya"." "Dunia berbeda dengan akhirat, Na. Di dunia akan
selalu ada kesempatan kedua," kata Romi.
Akna mendongak, menatap sahabatnya.
"Ini pengalaman gue sendiri, betapa gue selalu men"
duakan wanita, lalu ketahuan dan diputusin, tapi selalu dapat
lagi," Romi nyengir kuda.
"Berengsek lo!" Akna tertawa kecil, dia rasakan sejenak
tepian bibirnya sakit. Sudah berapa lama dia tidak tertawa"
Lalu lama keduanya terdiam. Romi membiarkan Akna
menemukan keinginannya, Akna berusaha keras untuk jujur
dengan apa yang dirasakannya. Sesungguhnya, dia begitu
takjub mendengar Keisha hamil. Bagaimana mungkin kebe"
jatan yang dia lakukan berbuah anugerah sebesar itu, anuge"
rah yang dia dan Keisha nantikan selama setahun. Kadang
Tuhan menunjukkan sesuatu dengan peristiwa yang unik,
janggal, dan sulit diterima akal.
Ya Allah " inikah jalan yang Kau tunjukkan" Hal yang
pernah kupertanyakan mengapa tubuhku tidak musnah
terlindas roda mobil" Akna merasakan air matanya keluar
tanpa kendali lagi. "Rom, tunjukkan gue jalan menuju Keisha"," tahutahu kalimat itu keluar dari bibir Akna yang kering, pelan
tapi bagai halilintar di telinga Romi.
"Lo harus bisa jalan sempurna, Na!" kalimat itu mencuat
begitu saja, Romi sendiri tidak sampai berpikir untuk meng"
ucapkannya. HAH! Wajah Akna memerah, nyaris menghajar Romi
dengan kruknya. Rainbow isi.indd 178 RAINBOW 179 "Hoho " jangan tersinggung dulu. Gue tahu dulu lo
pernah terapi buat menggunakan kaki palsu, kan?"
Akna mengangguk malu. "Terapi lagi sampai lo bisa seperti ini nih!" Romi mem"
busungkan dadanya lalu berjalan tegap mondar-mandir di
depan Akna, membuat Akna tertawa lepas.
"Setan!" maki Akna, dia ingat betul itu gayanya kalau
menggoda Romi, biasanya karena Romi putus cinta. Rasanya
kenangan itu seperti peristiwa ribuan tahun yang muncul
lagi, betapa jauhnya dirinya terpuruk.
"Playboy botol kecap!" teriak Romi membuat Akna
tertawa lagi. Romi merasa dadanya "plong", perlahan dan pasti Akna
kembali. "Sekarang lo ikut gue!"
"G-gila, mana siap gue ketemu Keisha!" Akna tampak
gagap. "Siapa yang mau nemuin lo sama Keisha, lo lecek, Na.
Kalah uang ribuan di kantong gembel. Sekarang kita ke
salon!" "Nggak ah, gue"," Akna merasakan keraguannya.
"Ini salah satu jalan menuju Keisha," bisik Romi serius,
memaksa. Akhirnya Akna pasrah mengikuti sahabatnya me"
nuju mobil, terdiam ketika Romi menghubungi jasa bersihbersih rumah. Kali ini, Akna mencoba untuk tidak berkeras
diri, mencoba mengikuti dengan ikhlas apa yang diinginkan
hati kecilnya. Dirinya terbuka tanpa membentengi diri.
Gelisah kumenanti tetes embun pagi
Tak kuasa kumemandang dikau matahari
Kini semua bukan milikku Rainbow isi.indd 179 180 Eni Martini Musim itu telah berlalu Matahari segera berganti Badai pasti berlalu Badai pasti berlaluu Badai pasti berlaluu"
Senandung tembang Badai Pasti berlalu Chrisye keluar
dari bibir Akna pelan, nyaris tak terdengar tapi memantap"
kan langkahnya. Tidak hanya rumahnya yang bersih, wajahnya juga bersih.
Akna termangu di depan cermin meja rias Keisha yang kini
bening seperti semula. "Apa lo nggak sadar, lo laki-laki hebat yang membuat
Keisha hamil. Kalian akan punya anak!"
Ya Allah, Akna mengusap wajahnya yang klimis berkalikali. Wajah yang basah oleh air wudu, setelah lama di depan
cermin dia memenuhi kewajiban salat Isya. Selesai mengucap
salam, perlahan dia merangkak ke kolong tempat tidur,
dan menemukan hadiah yang dulu akan diberikan kepada
Keisha, liontin berbentuk hati. Dia kecup hadiah itu lama,
baru kemudian dimasukkan ke dalam laci.
"Maafkan aku, Kei " maafkan"," air matanya menetes
lagi. Dia pernah berpikir hanya laki-laki banci yang bisa
menangis sesenggukan, ternyata laki-laki terluka juga bisa
menjelma bagai banci".
"Jangan lupa, besok gue jemput untuk cek ke dokter. Lo
sempet vakum terapi lama, bisa jadi terapi diulang dari awal
lagi," kata Romi. Rainbow isi.indd 180 RAINBOW 181 "Kira-kira memakan waktu berapa lama, Rom" Akan"
kah gue bisa mengejar Keisha?"
"Keisha hamil anak lo, mau lari ke mana?" tukas Romi.
"Yang penting lo berusaha, Na, maka semesta akan men"
dukung." Tengkyu, Rom"," desis Akna terharu. Dia berjanji,
akan menjalani terapi dengan serius agar cepat bisa berjalan
me"nuju Keisha. Akan dia ambil kembali bidadarinya, kalau
dulu dia beranggapan sayapnya adalah sepasang kaki yang
kokoh, maka kini dia yakin sayapnya adalah jiwanya yang
kuat menuju masa depan bersama Keisha.
"K-K " Keisha," Akna menggumamkan nama istrinya, terasa
kerinduan yang mengguyur hatinya sehingga tanpa kendali
dia menekan nomor telepon mertuanya. Tapi mesin penja"
wab memberi tahu kalau Akna belum membayar tagihan
tele"pon sehingga dia tidak bisa melakukan panggilan keluar.
I see skies of blue and clouds of white
The bright blessed day, the dark sacred night
And I think to my self: "What a wonderful world!"
The colors of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by
I see friends shaking hands saying "How do you do."
They really say: "I love you!"
Rainbow isi.indd 181 182 Eni Martini Akna merebahkan tubuhnya, membiarkan seisi kamar
mengalunkan lagu itu, dia pejamkan mata dan mengisi pikir"
annya dengan imajinasi Keisha yang tengah rebah di sam"
pingnya. "Aku ingin anak kita cewek ya, biar bisa aku dandani.."
"Cowok atau cewek, aku akan bahagia karena terlahir dari
rahim wanita yang aku cintai sepenuh jiwa?"
Bandung Ya Rabb " berilah calon anak dalam kandunganku jalan yang
terbaik". Keisha tertidur dengan memeluk perutnya yang masih
datar. Rainbow isi.indd 182 RAINBOW 183 PELANGI Akna: Berjuang Menyempurnakan Sayap-Sayap Patah
"Kira-kira memakan waktu berapa lama proses terapi sampai
aku bisa berjalan dengan kaki palsu?" gumam Akna, dia
sedang dalam perjalanan ke rumah sakit tempatnya terapi,
diantar Romi. "Bisa jadi secepat buroq," Romi sambil memegang setir
menjawab dengan nada bercanda.
Akna tertawa sumbang, berapa waktu ini dia dalam
tahap pelatihan agar tulang dan ototnya kuat sehingga ketika
menggunakan kaki palsu dapat berjalan lancar. Bekas luka
operasi juga berkali-kali dipastikan sudah benar-benar sem"
buh dan kuat, karena jika tidak dipastikan benar-benar sem"
buh dan kuat, bisa terjadi kecelakaan saat menggunakan kaki
Rainbow isi.indd 183 184 Eni Martini palsu, seperti bengkak bahkan lepuh dan berdarah. Proses
terapi terus dilakukan sampai pembuatan kaki palsunya
selesai, lalu dilanjutkan dengan terapi penggunaan kaki
palsu. "Rasanya tidak akan secepat itu, Rom"," suara Akna
mengambang. "Apa yang tidak mungkin di dunia ini, Na," tukas Romi
sekadar memberi kekuatan pada sahabatnya. Dia kini me"
miliki jadwal mengantar Akna terapi seminggu tiga kali. "Lo
hanya butuh kerja keras, positive thinking dan doa, ini semua
demi Keisha dan calon anak kalian."
Kata-kata Romi seperti membakarnya. "Gue berharap
sisa tabungan yang ada cukup untuk semua ini, Rom," Akna
mencoba menerka biaya yang akan dikeluarkan untuk terapi
persiapan menggunakan kaki palsu, dan membeli kaki palsu.
Betapa dia telah menyia-nyiakan pengorbanan Keisha, terapi
yang sempat dilakukan dulu sudah memakan biaya banyak,
dulu tinggal selangkah lagi dia mendapat kaki palsu. Kalau
saja egonya tidak menutupi kenyataan. Namun, manusia
me"mang sering kali harus belajar hati-hati setelah merasakan
artinya jatuh dan sakit. "Jangan memikirkan soal cukup tidaknya biaya, Na,
pikirin saja gimana lo bisa secepatnya mengambil Keisha
lagi," ujar Romi menghantam dada Akna.
Ya, memang itu seharusnya yang dia pikirkan dan per"
juangkan. Kalau saja dia tidak malu untuk menunjukkan
kecengengannya lagi, rasanya ingin memeluk Romi sekuatkuatnya.
Rainbow isi.indd 184 RAINBOW 185 Setelah proses finishing kaki palsunya selesai, Ortotis
Prostotis melatihnya untuk menggunakan kaki palsunya
dengan latihan berdiri di tempat, baik dengan dua kaki mau"
pun satu kaki, latihan berjalan tanpa alat bantu kruk, dan
naik-turun tangga. Kaki palsu resmi diserahkan kepada Akna
berikut buku panduan sehubungan dengan cara penggunaan,
cara melepas, perawatan, hal-hal yang harus dihindari, dan
saran apabila terjadi kerusakan pada kaki palsu.
"Untuk awal-awal menggunakan kaki palsu ini, usaha"
kan gunakan sepanjang waktu selama sebulan atau dua bulan
agar lebih terbiasa atau terlatih, Pak Akna," Ortotis Prostotis
menerangkan. "Nanti setelah terbiasa, bagian yang dioperasi
atau tunggul sudah nyaman, Pak Akna dapat beraktivitas
dengan kaki palsu untuk olahraga lari, golf, mengendarai
mobil atau motor." Akna mendengarkan dengan takzim, dia benar-benar
tidak sabar untuk melewati itu semua.
"Yang sabar dan semangat, Pak. Seminggu lagi Anda
check up, jangan lupa untuk terus memeriksa tunggul Anda
apakah kemerahan, melepuh, atau bengkak, dan jika dalam
proses pemakaian sehari-hari terjadi ketidak nyamanan pada
kaki palsu ini segera check up tanpa menunggu jadwal ceck
up. Memang, kadang beberapa pasien mengalami ketidaknyamanan dengan kaki palsunya dan perlu perubahan kaki
palsu sampai kaki palsu mereka cocok."
Kerja keras, positive thinking, dan berdoa. Akna menerapkan
ketiga hal itu sebaik-baiknya. Dia mulai menggunakan
kaki palsunya untuk kegiatan sehari-hari. Awal-awal meng"
Rainbow isi.indd 185 186 Eni Martini gunakannya dalam waktu lama memang tunggulnya sedikit
tidak nyaman, sedikit nyeri. Untuk mengurangi rasa itu,
saat akan tidur dia mengompres tunggulnya dengan handuk
hangat. Seharian ini dia mencoba keluar rumah mengelilingi
kompleksnya di sore hari, menyapa para tetangganya yang
menatapnya penuh tanda tanya, namun melihat Akna meng"
angguk dan tersenyum ramah, mereka ikut mengangguk dan
tersenyum ramah, bahkan tetangga sebelah rumahnya, Bu
Agnes, wanita setengah baya berambut bob keperakan me"
nyapanya dengan ramah. "Sore, Mas Akna"," Bu Agnes tengah menyiram bunga
anggrek yang berderet di terasnya.
"Sore, Tante"," balas Akna, senyumnya mengembang.
Ternyata membuka diri, menerima takdir, berjuang ke de"
pan, sangat indah dan menyenangkan. Alhamdullilah "
desis Akna. Langkah Akna meski sedikit terseok, masih terlihat gagah
dari belakang. Bu Agnes masih menggantung senyumnya.
Diam-diam dia ikut bersyukur dan berharap keluarga kecil
itu utuh kembali. Sebagai tetangga meski tak banyak tahu,
tapi kecelakaan yang menimpa Akna, lalu terakhir dia melihat
Keisha pergi di pagi buta dengan taksi, sampai ada seorang
tamu laki-laki hitam manis yang datang dengan kalap, cukup
dimengerti kalau pasangan muda yang dulu sangat romantis
itu tengah diterjang badai.


Rainbow Karya Eni Martini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gue menyetir mobil lagi?" mata Akna melotot ke arah Romi
yang mengangguk serius. Rainbow isi.indd 186 RAINBOW 187 Akna menggeleng keras, tubuhnya bergetar. "Gue nggak
bisa, Rom. NGGAK BISA!" tukasnya.
"Bisa. Lo bisa, Na. Kedua tangan lo normal, sekarang lo
juga punya kaki." "Tapi " tapi gue " gue nggak bisa!" Akna meremas
rambutnya putus asa, menyetir dan menembus jalan raya,
awal naik mobil pasca kecelakaan saja, sudah membuat dia
gemetaran, namun waktu itu ditahannya sekuat hati karena
ada Keisha dan mertuanya.
"Na, tinggal selangkah lagi menuju Keisha, masa nanti
ke mana-mana Keisha nyopir sendiri. Lo tega. Masa perutnya
buncit, dia bawa mobil sendiri?"
"Lebay! Lo pikir transportasi hanya mobil pribadi,"
tukas Akna kesal. "Lo tahu nggak, Na?" Romi memegang bahu Akna se"
rius, dia tatap wajah sahabatnya seraya berkata. "Trauma itu
harus dilewati, bukan dihindari " itu obat paling mujarab!"
Akna mencengkeram gagang setir erat, tangannya ge"
metar, dadanya berdegup, sementara Romi di sampingnya
terus menyemangati, meyakinkan bahwa semua akan baikbaik saja. Sungguh, ketakutannya melebihi pertama kalinya
dia mencoba menyetir mobil. Waktu itu dia kelas 1 SMP,
belajar menyetir mobil milik Papi. Karena belajarnya diamdiam dengan Bang Rafif, jadilah jantungnya berdegup
karena takut ketahuan Papi bercampur ngeri jika mobilnya
masuk got. "Ayo, Na," bisik Romi saat dia melihat Akna hanya diam
mematung, tangannya mencengkeram gagang setir kuat.
Mobil Akna ini bertransmisi otomatis.
Bismillah " bisik Akna, dia mulai injak pedal rem dan
kemudian menggeser tuas" transmisi menuju R. Setelahnya
Rainbow isi.indd 187 188 Eni Martini dia melepas pedal rem yang dia injak, dibarengi dengan
menonaktifkan parking brake, lalu " Broooom!
Tidak hanya Akna, Romi sampai terlonjak kaget begitu
mobil yang mereka naiki melompat karena Akna menginjak
rem dengan mendadak, tadi dia seperti melihat cahaya
yang silau lalu bunyi dentuman yang keras. Halusinasi, tapi
membuat wajahnya pucat. Untung mereka hanya berada di
jalan depan rumah Akna yang sepi.
"Oke, hari ini sampai di sini, besok kita lanjut lagi.
Anggap ini sebagai bagian dari terapi menyetir," kata Romi
berusaha santai, ditepuk bahu sahabatnya hingga Akna ber"
angsur rileks kembali setelah keluar dari mobil, mereka ber"
dua duduk di teras. "Sorry, Rom, gue jadi banyak merepotkan lo. Pasti waktu
lo sama sederet pacar lo tersita untuk gue ya?" Akna mencoba
sedikit bercanda, tadi dia benar-benar tegang.
"No!" Romi menggeleng keras.
"Loh?" "Gue sadar apa dikatakan Keisha benar, biar pun cowok
nggak punya masa expired, demi kebaikan sebaiknya cepat
menikah sesuai syariat. Gue sekarang nggak punya pacar,
Na, tapi target mencari istri. Makanya banyak kesempatan
menemani lo sampai nanti Tuhan menemukan jodoh dalam
hidup gue." "Aamiin"," Akna mengamini keinginan sahabatnya.
"Lo tahu nggak?"
Akna asal saja menggeleng.
"Gue berharap kelak mendapatkan istri secantik dan
sebersih Keisha hatinya. Jadi bodoh kalau lo nggak berjuang
mengambil kembali Keisha!"
Deg! Ucapan Romi mendarat pas di hati Akna. Ya, dia
Rainbow isi.indd 188 RAINBOW 189 berjanji berjuang untuk membawa kembali bidadari serta
calon anaknya. Akhirnya Akna berhasil menyetir mobilnya, mengalahkan
ketakutannya. Romi benar, trauma harus dilewati.
"Mantap, Na!" Romi mengacungkan jempol. Sejak
Akna mulai menggunakan kaki palsu, playboy botol kecap
ini memilih menemani Akna belajar jalan di luar rumah,
belajar menyetir lagi keliling kompleks lalu ke jalan raya
untuk belanja kudapan atau sekadar melihat suasana luar
setiap akhir pekan. "Waktu lo check up minggu lalu kata terapis lo apa?"
tanya Romi, dia tengah menemani Akna membawa mobil"nya
ke jalan raya untuk lebih memperlancar lagi.
"Perkembangan gue pesat, dalam waktu sebulan sudah
bisa beraktivitas menggunakan kaki palsu dengan baik. Selan"
jutnya gue hanya perlu check up tiga bulan sekali, lalu enam
bulan sekali, dan seterusnya sesuai tahap."
"Berarti lo sudah siap menemui Keisha?" todong Romi.
Akna terdiam, berbagai perasaan langsung menyer"bu"
nya. Sebenarnya pikiran itu sudah begitu mengisi hatinya
nyaris tak terbendung lagi. Tapi dia masih grogi, begitu grogi
bukan saja sekadar tentang penampilannya di depan Keisha,
tapi tumpukan kesalahannya kepada wanita itu. Akankah
Keisha menerimanya" "Segera putuskan, Na, kandungan Keisha pasti sudah
semakin bertambah hitungan. Mungkin sekarang sudah 8
minggu, kasian jika makin membesar orang-orang melihat"
nya sebagai wanita tanpa suami."
Rainbow isi.indd 189 190 Eni Martini Jleb! Ucapan Romi tepat memanah jantung Akna sampai
menggigil. "Lihat dong, lo sekarang keren, gagah lagi, Mami kalau
tahu pasti bahagia. Lo belum kabarin soal kaki ini sama
keluarga di Medan kan?" goda Romi mencoba mencairkan
suasana. "Sudah," jawab Akna pendek.
"Oya?" Romi melotot, dalam hati senang luar biasa.
Banyak perubahan Akna, sekarang tinggal bagaimana Akna
bisa bersama Keisha lagi.
"Nanti setelah Keisha gue jemput, rencananya gue
mau ke Medan, Rom, bulan madu sekalian mengenalkan
calon cucu Mami dan Papi. Mereka nggak tahu soal kasus
dalam rumah tangga gue, mereka tahunya gue sudah pakai
kaki palsu. Gue nggak bisa membayangkan jika mereka
tahu Keisha hamil," ucapan Akna meluncur dengan lancar,
sebab pikiran inilah yang membuatnya semangat belajar
menggunakan kaki palsunya, melawan rasa nyeri saat awalawal menggunakan, menghalau traumanya menyopir mobil.
"Besok gue ke Bandung, Rom."
Suara Akna mengejutkan Romi, mereka baru berhenti
pada antrean lampu merah.
HAH! Romi melotot, menekan perasaan ingin melonjak
bahagia. Dia menepuk bahu Akna keras, "I will support you!"
Mobil pun kembali melaju begitu lampu hijau menyala.
Sepanjang perjalanan menuju rumah setelah berkeliling
selama satu jam Akna terus memantapkan hatinya, besok
dia harus menjemput Keisha dan calon anak mereka apa pun
kenyataannya nanti. Rainbow isi.indd 190 RAINBOW 191 Akna dan Keisha: Artinya Dirimu di Diriku
Untuk pertama kalinya Akna bercermin. Dia berdiri tegap
di depan cermin lemari yang menangkap seluruh bayangan
tubuhnya, dia bisa berdiri tegap dengan dua kaki meski ketika
melangkah, langkahnya tidak setegap dulu, tapi setidaknya
dia sudah memiliki dua kaki yang mengisi celana panjangnya.
Sebulan dia hidup normal, perlahan bobot tubuhnya naik,
kulitnya tidak sepucat kemarin-kemarin, wajahnya bersih,
mulai sedikit ramah meski sorot matanya belum sempurna.
Dia harus yakin dapat menjemput istri dan calon anaknya.
Semalam Romi meneleponnya. "Lo nggak mungkin gue
anter ke Bandung kan, nanti mengurangi nilai romantisnya?"
goda Romi. Akna mengabaikan candaan Romi, dia benar-benar se"
rius. "Rom, tabungan gue habis, milik gue cuma mobil bekas
tabrakan yang sudah diperbaiki kantor " gue nggak punya
apa-apa, apa bisa menghidupi Keisha?" keraguan-keraguan
seperti ini masih menekan pikirannya, membuat"nya ter"
ombang-ambing di antara keyakinan dan keraguan.
"Na, cacing bahkan nggak punya kaki dan tangan tapi
bisa hidup beranak pinak?"
"Berengsek!" Akna memaki jengkel, tapi juga menahan
tawanya. Romi begitu polos melontarkan ucapan itu. "Gue
serius, Rom, bahkan gue belum punya gambaran akan me"
nafkahi Keisha dengan jalan apa, usaha apa?"
"Lo punya skill, punya sahabat setia, punya keluarga
hebat dan istri yang luar biasa. Lo tahu, usaha Keisha yang
di"kelola bersama Emi itu maju pesat. Sementara lo bisa mem"
bantu usaha mereka atau apalah, pasti nanti akan ada jalan
keluar. Sekarang pikirkan dulu jalan menuju Keisha"."
Rainbow isi.indd 191 192 Eni Martini Benar, pikirkan jalan menuju istrinya"sekarang. Ucap"an
Romi melalui telepon semalam menyemangatinya kembali.
Akna menatap cermin lagi, melirik kedua kakinya yang
terbungkus sepatu model kasual dari Bally warna cokelat.
Sepatu itu dia temukan di gudang masih dalam keadaan
terbungkus rapat dihiasi kertas kado berwarna pelangi ber"
debu yang beberapa bagiannya terkelupas digigiti tikus.
Selain sepatu, dia menemukan kertas di kamar atas, ada
tulisan tangan Keisha: Apakah yang terindah di hidupmu"
Apakah yang terindah di hidupku"
Dua pasang manusia yang terikat Akad Allah
Masihkah dipertanyakan lagi sesuatu yang paling
terindah di luar itu"
Bagiku " hal terindah dalam hidupku
adalah dirimu Love, Istrimu, Keisha Tangan kanan Akna gemetar menggenggam kertas itu
karena tangan kirinya tengah meremas-remas sehelai kertas
yang dia temukan di antara tumpukan berkas-berkas kerja
Keisha: Ya Rabb". Aku harus bersikap bagaimana lagi untuk menunjukkan
padanya bahwa aku tetap istrinya, dia suamiku
Dia sudah berubah menjadi MONSTER yang mencabikcabik hidupnya dan hidupku
Rainbow isi.indd 192 RAINBOW 193 Dirinya monster di mata Keisha, istrinya"
Rasanya dia ingin menjedotkan kepalanya hingga hancur
ke dinding, atau membenturkan ke cermin di depan hingga
retak. Bodoh, hanya itu yang Akna tudingkan ke dirinya.
Masihkah ada jalan menuju Keisha"
"Jangan pernah menunda niat baik, Na," begitu selalu
Romi tak henti menyemangatinya.
"Mendadak lo jadi dewa, Rom, buruan kawin biar
insaf," Akna mencoba bergurau, menekan rasa di hatinya.
Dia benar-benar nyaris tak pernah berhenti berpikir ten"tang,
masih"kah ada jalan menuju Keisha" Seperti pagi ini saat dia
akan benar-benar menjemput wanita itu.
"Loh, gue nggak pernah menunda niat baik, Na, kemarin
gue pengin nembak Ratna, juga Ayi " ya, langsung dua-dua"
nya gue tembak"," ujar Romi yang selalu penuh canda.
"Loh, gak jadi insaf dong, katanya cuma mau cari calon
istri?" "Gue juga kagak serius habis nembak cewek, yang ada
kan gue hampir tiap minggu ngencanin lo," Romi nyerocos dengan mimik dibuat-buat seolah dia akan menerkam
Akna. Akna tertawa. Ah, Akna sudah ketinggalan jauh selera
humornya. Dulu, Romi sering jadi bulan-bulanan komikal"
nya, sekarang palyboy botol kecap itu mulai berkibar di
posisinya. Hal ini cukup menguntungkan karena Akna butuh
suasana yang sedikit komikal di saat dia kehilangan selera
humor dalam dirinya. Rainbow isi.indd 193 194 Eni Martini Bismillah". Berilah aku kesempatan, Kei. Akna menggenggam kunci
mobilnya, membaca serentet doa saat memacu mobilnya.
Sebenarnya jika sendiri di dalam mobil Akna belum memiliki
keberanian utuh, dia masih trauma menyetir mobil, melihat
jalan raya yang dilalui dengan tangan memegang setir, keri"
ngat dingin membanjiri tubuhnya meski Romi sudah mela"
tihnya kembali menyetir di jalan raya. Saat ditemani Romi
rasa trauma itu sedikit memudar, di awal-awalnya saja dia
panik, sesak napas, nyaris tak sanggup menyetir kembali.
Ber"untung Romi terus menyemangati dan menemaninya.
Kini dia sendiri menyetir menembus jalan menuju
Bandung" Bismillah"
Bibir Akna terus bergetar, mengucap doa.
Bandung. "Ke, ada telepon," terdengar suara Mama saat Keisha
mengucapkan salam terakhir dan mengusap wajahnya dengan
tangan kanan. "Dari siapa, Ma?"
"Teh Astrid," Mama mengangsurkan cordless phone yang
segera Keisha ambil dengan malas.
Pengacara itu, yang masih famili Papa, pasti meminta
kepastiannya tentang keputusan menggugat cerai Akna se"
telah sebulan lebih dia menundanya tanpa keputusan, alas"
annya sakit tanpa memberi tahu soal kehamilannya. Tapi


Rainbow Karya Eni Martini di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keisha memang benar-benar seperti orang sakit, makan tidak
doyan kecuali ngemil comro, muntah-muntah sepanjang
hari. Kepalanya akan berputar jika banyak beraktivitas. Kalau
Rainbow isi.indd 194 RAINBOW 195 saja saat seperti ini kehidupan pernikahannya masih berjalan
normal, tentu akan dilewati sebagai masa-masa ngidam yang
indah. Kata dokter kandungan yang memeriksanya, Keisha
menderita morning sickness seperti wanita hamil muda lain"
nya. Sayang kondisinya rumah tangganya yang sedang kritis
membuat segala hal yang seharusnya dinikmati men"jadi
hambar. Beruntung dia tidak seperti Mama waktu mengan"
dungnya dulu. Mama sampai harus dirawat karena nyaris
semua makanan atau asupan yang masuk dimuntahkannya.
"Kalau masih ada jalan terbaik, ambilah jalan terbaik,
Keisha. Teteh hanya menegaskan kasus ini mau kamu lanjut"
kan atau batalkan. Jika mau dilanjutkan segera masukkan
berkas-berkasnya biar lekas Teteh handle, tapi kalau mau
dibatalkan " Alhamdullilah," terdengar suara Teh Astrid
tegas di telepon. "Karena perbuatan halal yang dimurkai
Allah itu talak." Tangan Keisha menggenggam gagang telepon dengan
geme"tar, jika dia tidak melanjutkan gugatannya, akan dibawa
ke mana rumah tangganya dengan Akna: lihatlah dia pergi
sekian lama akibat perlakuan laki-laki itu, tak juga laki-laki
itu mengejarnya, mungkin Akna masih terkurung dalam
dunianya sendiri. Bila Keisha kembali ke Jakarta, bukan
mustahil dunianya semakin gelap, hamil dan hidup bersama
monster " Iiiiih. Tapi bila dia melanjutkan gugatannya, menjadi seorang
janda yang mengandung, bagaimana jika kelak anaknya
menanyakan seorang Papa, jawaban apa yang pas untuk dia
berikan: Papa sudah tidak mencintai Mama, Nak; atau, Papa
sudah menjelma menjadi monster yang akan mencabik-cabik
Mama" . Rainbow isi.indd 195 196 Eni Martini Ah, Keisha terisak. Sejak mengetahui dirinya hamil,
pikir"an ini terus mencabik-cabik hatinya.
"Kei " tidak ada pilihan cerai itu yang terasa indah meski
bercerai karena pasangan melakukan KDRT, lalu terbebas
sehingga merasakan kegembiraan. Penceraian itu tetap akan
menimbulkan luka di kedua belah pihak, makanya Allah
meski tidak melarang, tapi tidak menyukai penceraian","
Teh Astrid melembutkan suaranya.
Keisha masih terisak, Mama yang mendengar itu me"
milih masuk kamar. Dia tidak ingin memperkeruh keadaan
hati putrinya, biar segala sesuatu diputuskan Keisha dengan
mutlak setelah mendapat nasihat Papa, dirinya sebagai Mama
hanya bisa mendampingi, memberi dukungan yang dipilih
Keisha sebagai yang terbaik.
"Baiklah, Kei " sebaiknya Teteh tutup teleponnya
ya, insya Allah besok pagi Teteh ke rumah. Jangan berhenti
berdoa. Doa itu ruang diskusi dengan Allah, dan" bukan
mus"tahil apa yang kamu benci itu Allah akan mendatangkan
kebaikan yang banyak kepadanya?"
Klik. "Neng Kei " ada t-tamu"," Bik Dede, pembantu di
rumah Keisha sejak Keisha kanak-kanak muncul dengan
napas tersengal, wajahnya pucat pasi.
"Tamu siapa, Bik?" Keisha segera menghapus air mata"
nya, menatap Bik Dede terheran-heran.
"A-a " Asep!" seru Bik Dede.
Keisha melotot lebar, dadanya berdegup, dia meng"
geleng-geleng. Asep itu panggilan kesayangan Bik Dede buat
Akna. Bik Dede cukup tahu apa yang terjadi antara Keisha
dan Akna. Wanita setengah baya itu sudah seperti bagian dari
keluarga. Rainbow isi.indd 196 RAINBOW 197 "Akna?" Keisha tak kalah kaget. Mungkin kalau ada
cer"min, dia akan melihat wajahnya yang pucat karena
begitu kaget. Bik Dede mengangguk, "Iya, Neng. Asep!"
"Bibik salah lihat!" seru Keisha, dibuka mukenanya
cepat. Di luar masih hujan deras, dia tidak mendengar jika
ada mobil baru datang di depan rumahnya, dia juga amat
sangat tidak memercayai suaminya akan datang. Mustahil,
untuk berjalan keluar pintu rumah mereka saja Akna tidak
memiliki keberanian, untuk mengizinkan Keisha masuk
kamarnya saja sudah tidak boleh, jadi tidak mungkin.
"Keisha"," sebuah suara yang lama menghilang ter"de"
ngar bagai datang dari negeri yang sangat jauh.
Keisha menoleh, atasan mukena masih dipegangnya,
bagian bawah mukena belum dia lepas, dia masih terduduk di
sajadah, baru saja melakukan salat Ashar, cordless phone masih
di pangkuannya " Akna berdiri di depan pintu kamarnya,
tegap dengan dua kaki, rambutnya yang tercukur rapi seba"
gian basah, kaus biru indigonya sebagian juga basah, hujan di
luar memang begitu deras sejak pagi.
Bik Dede langsung meninggalkan kamar Keisha, dia
akan memberi tahu Mama. "Kei"," Akna melepas kaki palsunya dan duduk di
depan Keisha. Keisha masih terlongo tak percaya, dadanya seperti
berhenti berdegup. "Maafkan aku"," tahu-tahu Akna menjatuhkan kepala"
nya ke pangkuan Keisha, bahunya yang lebar terguncangguncang, Keisha merasakan pahanya lama-lama dingin, basah.
Tangan Keisha bergetar kaku, bergerak perlahan, dan
tiba-tiba menjamah rambut Akna. Dia meremas rambut itu
Rainbow isi.indd 197 198 Eni Martini keras-keras. Ingin rasanya dia meraung, menjatuhkan dirinya,
dan terbangun dengan harapan apa yang tengah dialaminya
bukan mimpi. Ya Rabb " kalau pun mimpi, jangan bangunkan aku
selamanya. Biarkan aku tenggelam dalam samudra mimpi
yang tanpa batas. "Kei " maafkan aku, maafkan aku"," Akna terus
mengucapkan kata-kata itu ratusan kali hingga suaranya
tenggelam dalam isaknya sendiri. Biarlah dia mengakui
keperkasaan Keisha, mengakui akan besar cintanya pada
wanita itu, kenapa tidak sejak dulu hal ini dia akui"
Keisha tak menjawab, bibirnya bergetar menahan tangis
agar tidak keluar dengan keras. Sungguh, dia kehilangan
kedekatan seperti ini. Sungguh, dia merindukan keintiman
seperti ini. Air matanya pun tumpah".
Akna mengangkat wajahnya, istrinya begitu tirus dan
sedih, "Masihkah ada kesempatan kedua buat aku, Kei?"
diamati wajah Keisha yang secermelang Yuki-Onna, putri
dalam dongeng Wanita Salju yang kulitnya seindah bulan.
Keisha tak menjawab. Dia masih menggigit bibirnya
agar tangisnya tidak meledak. Dia merasakan sorot mata
suami"nya kembali, monster dalam jiwa laki-laki itu entah lari
ke mana. Siapa yang telah mengembalikan suaminya" Doadoanya kah atau kehadiran buah hati mereka" Tapi bukan"kah
Akna tidak tahu dirinya tengah mengandung"
"Izinkan aku menjadi ayah bagi anak kita, Keisha "
Jika kau tak mampu memaafkan aku, berilah kesempatan
anak kita memaafkan aku sebagai ayahnya"."
Keisha menganga " Akna, sudah tahu dirinya hamil"
"Aku memang tidak seperti dulu, Kei. Aku tidak
memiliki pekerjaan tetap, aku juga ca-?"
Rainbow isi.indd 198 RAINBOW 199 "Kau memercayaiku bahwa janin dalam kandunganku
ini anakmu?" potong Keisha lirih, lelah hatinya selama ini
bagai segunung sampah yang siap dia lontarkan.
"Sesungguhnya aku telah dibutakan oleh kekalahanku
sendiri, Keisha"," Akna berkata dengan gagah, sama gagah"
nya dengan penampilannya hari ini. Sesuatu yang hilang
cukup lama. Akna memeluk istrinya, "Kita pulang sama-sama ke
Jakarta ya, Kei"," bisiknya. "Kita pulang bersama calon
anak kita sebagai keluarga yang utuh"."
Keisha mengangguk dalam kebahagiaan. Tahukah,
keba?"hagiaan yang begitu terasa adalah kebahagiaan yang
datang setelah hidup diterka ujian tiada tara. Sungguh Sang
Mahakuasa tidak akan ingkar janji bahwa sesudah kesulitan
akan datang kebahagiaan. "Lalu kita akan berbulan madu ke Medan, Mami, Papi,
Bang Rafif dan Kak Diana pasti akan terkejut melihat kita
datang dengan calon bayi di perutmu," kata Akna terengahengah karena bahagianya.
Keisha hanya mampu mengangguk-angguk sambil
terus menyebut asma Allah, matanya masih terus basah. Dia
benamkan tubuhnya ke dalam tubuh Akna, seakan tidak
hanya tubuhnya ke tubuh Akna, tapi jiwanya seakan masuk
menembus jiwa Akna hingga kehangatan yang meleleh
perlahan mengumpul menjadi gumpalan yang utuh kembali.
Mampu dia sentuh, bisa dia pegang erat, tak terlepaskan lagi.
Kehangatan cinta yang telah mereka ikat atas nama Tuhan.
Ya Rabb " jika doa merupakan ruang diskusi antara
aku dengan-Mu, maka aku sudah mendapatkan jawaban dari
diskusi panjang itu. Terima kasih, terima kasih"
Plok " Plok " Plok"!
Rainbow isi.indd 199 200 Eni Martini Keduanya terenyak, begitu menoleh, Papa, Mama, Emi,
Dimas dan " Romi, sejak kapan mereka kumpul"
"Kalian?" "Kita diam-diam ngawal lo dari Jakarta, Na," kata Romi
cengengesan "Sejak kapan gue jadi pejabat?" seloroh Akna, hatinya
terasa longgar, rasa sesak yang mengimpit nyaris membuatnya
susah hidup lenyap. Hidup ternyata begitu mudah jika kita
mau ikhlas menjalani segala kekurangan dan kelebihan.
"Khawatir lo masih grogi sama jalan raya," sela Emi.
"Makasih, Em!" Keisha bangkit memeluk sahabatnya,
"Maafin gue nggak datang dipernikahan lo, Em?"
Emi memeluk Keisha erat, lalu bergantian Mama, Papa
memeluk Keisha. "Terima kasih, Mah" Papa " Dimas " Romi."
Kamar Keisha gerimis air mata, sementara di luar hujan
sudah reda, langit cerah ceria. Tiba-tiba Akna menggamit
lengan Keisha. Masih mengenakan bawahan mukena, Keisha
mengikuti langkah suaminya keluar ke halaman, langkah
kaki laki-laki itu tidak segagah dulu, tapi terasa demikian
melindungi seperti dulu, tidak berubah.
"Lihat, Kei"," Akna mengarahkan telunjuknya ke arah
langit, tampak garis warna-warni yang menggores langit,
"Aku selalu percaya akan ada pelangi sesudah hujan meski
konon pelangi tidak mudah lagi menampakkan diri"."
Keisha tersenyum lebar, inilah cinta yang datang karenaNya yang nyaris terpisah karena ujian hidup, melalui doa dan
keyakinan, semua akhirnya termiliki lagi. Terima kasih, Ya
Rainbow isi.indd 200 RAINBOW 201 Rabb". "Jika anak kita perempuan aku ingin menamakannya
Pelangi"," bisik Akna.
"Jika laki-laki?" Keisha melirik wajah suaminya.
"Gerimis," seloroh Akna, aura jenakanya mulai kem"
bali. "Ah, nggak lucu!" Keisha merengut.
"Makanya berdoa biar terlahir dengan nama pelangi","
Akna memeluk tubuh Keisha, membawanya pada hamparan
dadanya yang lebar".
The colors of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by
I see friends shaking hands saying "How do you do."
They really say: "I love you!"
Rainbow isi.indd 201 TENTANG PENULIS Eni Martini, ibu dari tiga anak, penyuka
alam, malam dan secangkir teh manis
hangat. Mengisi hari-harinya dengan
mengasuh dua anaknya (si bungkus alm
15 Maret 2012), menulis dan mengelola
olshop buku di facebook"nya serta
sesekali ngebolang bersama keluarga.
Atau ngerumpis dengan teman-teman di
dunyat maupun dumay. Tidak pernah menghitung buku
yang sudah diitulisnya, yang penting terus melahirkan karya,
RAINBOW entah novelnya yang keberapa. Setidaknya dia
baru mengeluarkan buku Soul Travel In Baduy- Elex Media.
Ingin lebih mengenalnya silakan follow @duniaeni, atau
gabung di akun facebooknya a_enny@yahoo.com atau
kunjungi blog: cahyakayangan.blogspot.com
Rainbow isi.indd 203 Rainbow isi.indd 203 Hijaunya Lembah Hijaunya 24 115 Kisah Menakjubkan Dalam Kehidupan Rasulullah Saw Karya Fuad Abdurahman Misteri Kehadiran Arwah 3
^