Pencarian

Andai Dia Tahu 3

Andai Dia Tahu Karya Esi Lahur Bagian 3


Setelah dua jam berlalu, Chella turun di sebuah halte dan berjalan kaki menuju lembaga pemasyarakatan. Tadinya mau kasih kejutan ke Chella, sekarang malah Vando yang terkejut. Masa iya mang gung di LP" LP Wanita, lagi& Ngapain sih Chella ke sini" Tugas sosial" Vando bertanya-tanya dalam hati. Ia m e markir mobilnya di seberang penjara, di parkiran se buah minimarket. Supaya nggak diusir dari parkiran, Vando membeli minuman dan snack di minimarket ter sebut.
*** Chella memeluk ibunya erat-erat. Andai ibunya tidak di penjara, lebih mudah dan lebih sering baginya untuk bisa berpelukan dengan ibunya. Setelah menanyakan kabar kesehatan ibunya, Chella mengeluarkan amplop.
Bu, ini uang Ibu simpan ya. Siapa tau di sini butuh apa-apa. Aku juga sudah nyimpan kok, kata Chella sambil menyerahkan amplop berisi uang lima ratus ribu rupiah. Ibunya menerima dengan mata berkaca-kaca. Setiap hari ia menyesali diri karena melihat Chella harus berjuang hidup di luar sana. Tapi Ibu juga bersyukur karena
t . c dengan jadi pengedar narkoba, pelacur, atau terlibat halhal kriminal lainnya.
Hari ini nggak ada job manggung, Bu. Makanya aku bisa ke sini, jelas Chella yang sudah sebulan lebih tidak men jenguk ibunya karena kebanyakan pekerjaan nyanyi di akhir pekan.
Nggak apa-apa, Chel. Sesempatnya saja. Ibu ngerti kok, ucap Ibu lembut.
Bagaimana kuliahnya" tanya Ibu.
Baik, Bu, jawab Chella singkat. Tapi Ibu menangkap ke galauan di mata Chella. Putrinya senang, tapi tidak bahagia. Ya, siapa yang bisa bahagia dan tertawa lepas bila ibunya di penjara dan dirahasiakan mati-matian dari teman-te ma n nya"
Ada apa, Chel" tanya Ibu.
Chella ingin menjawab tidak ada apa-apa demi me nyenangkan ibunya. Tapi rasanya hatinya ingin meledak. Di panti tidak ada yang bisa diajak bicara, semua sudah punya masalah memilukan sendiri-sendiri, jadi buat apa di tam bah lagi" Di vokal grup urusannya pekerjaan saja, di kampus apalagi& Nggak mungkin curhat.
Bu, aku takut teman-temanku tahu Ibu ada di pen jara. Aku takut dihina. Kuliahnya nggak ada masalah. Tapi aku nggak berani bergaul, Bu... Chella mati-matian me nahan diri supaya tidak menangis. Sejak ibunya di pen jara, dia sudah menutup diri dari pertemanan karena ke takutan rahasia ini terbongkar, takut diejek atau dihina. Chella berhasil merahasiakan (karena saat itu Chella pindah ke panti di daerah Sawangan, yang masih agak sulit dijangkau dari Jakarta. Untungnya lagi bagi Chella, masa
t . c ingin sedikit mem buka diri untuk bisa mendapat sahabat, tapi ternyata ma salah yang sama kembali lagi.
Ibu tidak tahu harus menjawab apa. Masalah ini selalu ter ulang, jadi sebenarnya dia ingin menyuruh Chella memberitahu teman-temannya bahwa ibunya sudah meninggal, su paya Chella bisa bergaul dengan siapa saja. Tapi mana mau Chella bilang ibunya sudah meninggal!
Tidak ada jawaban apa-apa dari Ibu. Perempuan paruh baya itu hanya memeluk Chella. Walaupun pembunuhan itu ter jadi untuk membela diri, jumlah tusukan yang banyak membuat orang sulit percaya bahwa pem bu nuh an itu tanpa rencana dan dilakukan tanpa dendam yang menum puk. Kalaupun Chella jujur pada teman-te man nya ten tang keberadaan ibunya, tak ada jaminan me reka semua akan memahami kejadian nahas itu.
Tapi, saat ini Chella sudah agak lega karena bisa menum pahkan perasaannya pada Ibu, walau selalu tidak ada solusi nya. Ia hanya butuh orang untuk mendengarkannya. Dan Ibu selalu jadi pendengar yang baik.
Lalu Chella mulai menceritakan kejadian-kejadian saat ia manggung bersama Sparkling Rainbow. Barang-barang yang ia beli dengan honor manggung.
Kaus yang kamu pakai ini dapat dari siapa" tanya Ibu sam bil menunjuk kaus Chella yang berwarna pink dan ber gambar Minnie Mouse dengan tulisan besar Tokyo Dis neyland.
Ini dari teman, Bu. Oleh-oleh dari Jepang, jawab Chella pelan.
Kamu tidak punya teman dekat, tapi ada yang memberi oleh-oleh semahal ini, pasti yang memberi baik se-
t . c Iya, baik. Semua juga dikasih oleh-oleh. Anak orang kaya, jelas Chella.
Oh& teman perempuan" Di kampus" tanya Ibu pena saran.
Bukan, teman cowok, Bu. Satu jurusan dengan aku, ja wab Chella dengan pikiran membayangkan wajah Vando yang tampan itu.
Semua teman dikasih" Ibu memastikan.
Iya, Bu, Chella berbohong karena ia sendiri nggak ya kin bahwa Vando memberi semua temannya oleh-oleh dari Jepang. Ibunya tidak lagi bertanya, tapi dalam hati ber harap semua teman anaknya sebaik itu, mau berkawan de ngan anaknya yang hanya anak panti, tidak jelas keluarganya.
Asyik bercerita tentang banyak hal, tak terasa waktu kunjungan pun habis. Chella pamit kepada Ibu dan ke luar dari LP. Chella tidak menyadari ada mobil Vando di se berang LP. Kalau akhir pekan di depan LP memang ra mai pengunjung, belum lagi pedagang minuman, buah, dan mainan anak. Vando yang kayaknya sudah lumutan menunggu Chella keluar dari LP langsung memakai topi dan kacamata hitam agar tidak terlalu dikenali, berjaga-jaga ka lau sampai Chella tidak sengaja melihatnya. Selama menunggu, Vando ngobrol dengan tukang parkir mini mar ket, tukang parkir di depan penjara, juga staf pen jara yang duduk-duduk di depan pintu masuk ber kun jung.
Vando menyodorkan foto Chella dari iPhone-nya ke hadapan wanita karyawan penjara yang sedang memegang piring berisi gado-gado lontong.
Maaf, Bu. Saya mau tanya, Ibu kenal dengan cewek ini
t . c tam pan, ramah, plus tersenyum memikat, mana mungkin ibu karyawan penjara itu menolak menjawab"
Mana, coba saya lihat dulu. Lho, ini bukannya anak Ibu Kaluna" Kalau saya nggak salah ya, Nak, jawab ibu ter sebut sambil membetulkan kacamata bacanya dan terus memandang foto di iPhone Vando.
Ibu Kaluna" Temen kerja Ibu di sini" Vando makin pe nasaran
Bukan& Ibu Kaluna itu tinggal di LP sini, Nak, jawab ibu itu lagi
Maksud Ibu& narapidana"
Ibu tadi mengangguk, mengiyakan pertanyaan Vando. Kenapa di penjara, Bu"
Kasus pembunuhan, tapi sudah lama sekali. Maaf ya, Nak. Ibu harus masuk lagi, pamit Ibu tersebut sambil ter senyum, lalu meninggalkan Vando yang dalam hati ter kaget-kaget karena informasi yang dia dapatkan.
Oh, iya ya, Bu& Terima kasih banyak, ujar Vando. Dia juga segera berlalu meninggalkan pelataran penjara dan buru-buru masuk ke mobil. Vando langsung mencari info di Google dengan Kaluna dan pem bu nu h an se bagai kata kunci menggunakan iPad-nya. Tapi nihil. Vando men duga peristiwa pem bunuh an itu terjadi sudah lama, jadi kalau mau mencari info nya harus ke pusat data koran na sional, tempat arti kel berita zaman dulu disimpan da lam bentuk mikroilm. Vando mulai ber tanyatanya dalam hati.
Jadi, apakah ini penyebab Chella masuk panti asuhan" Gue hanya bisa berharap informasinya keliru. Tapi kalau benar, bagaimana" Mungkinkah ini jawaban atas
t . c satu alasan kenapa Chella tidak bisa dan tidak mau didekati siapa pun termasuk gue" Jadi anak panti saja sudah berat, apalagi punya ibu pembunuh& Kenapa ya semakin gue tahu lebih banyak, semakin gue penasaran, semakin nggak jelas perasaan gue" Antara simpati, kasihan, prihatin, ngeri, peduli, dan kagum.
Vando melihat Chella keluar dari LP. Vando senang ka rena Chella memakai kaus pemberiannya, padahal kalau ke kampus Chella tidak pernah memakai kaus oleholeh darinya. Awalnya Vando ingin mengejutkan Chella, pura-pura tidak sengaja lewat, tapi setelah men da pat info tentang ibu Chella, dia mengurungkan niatnya. Ia takut Chella merasa diikuti dan diselidiki lalu ba kal bikin keadaan jadi runyam.
Apa-apaan sih gue" Kayak nggak ada cewek lain aja di dunia ini. Gue paling susah naksir ce wek. Eh, giliran ketemu Chella yang sederhana dan ru w et begitu hidupnya, gue malah kepikiran terus. Giliran gue jatuh cinta, eh ditolak sama ceweknya. Bener-bener aneh nasib percintaan gue.
Vando melihat Chella menaiki bus. Maaf ya, Chel, gue sa ngat pengin tau apa yang terjadi dengan masa lalu lo. Maaf ya kalo gue jadinya menyelidiki lo.
Tidak lama setelah bus yang dinaiki Chella pergi, Vando juga pergi. Ia pulang ke kontrakan. Mau me na nyakan apa yang terjadi di kontrakan ke Azel. Vando me macu mobilnya dengan cepat, melewati bus yang ditumpangi Chella.
*** t . c Saat Vando tiba di kontrakan, seperti biasa, kontrakan sudah rapi jali. Azel sudah merapikan semuanya. Azel mencabuti rumput liar, mengelap jendela rumah, dan me ngepel semua ruangan, kecuali kamar Vando yang ter kunci. Vasco yang belum mandi sedang duduk-duduk ma kan lontong sayur sambil minum jus jambu biji me rah. Dan Azel duduk di sebelahnya sedang mengupas p e paya.
Hai Vas, Zel& Vando sekadar menyapa dan langsung masuk ke kamar sambil membawa barang-barangnya. Lalu Vando keluar kamar lagi dan langsung bertanya pada Azel, Semalem ada keributan apa di sini, Zel"
Wajah Azel langsung berubah ciut dan agak panik. Vasco mengernyitkan dahi.
Keributan apaan, Zel" Kok lo nggak cerita" Kejadiannya sebelum gue pulang, ya" tanya Vasco keheranan melihat Azel yang terpojok.
Eh& ini gue nggak enak nyeritainnya. Rely main ke sini, kami nonton DVD, terus pas gue mau nyium dia, Engkong pas masuk& jelas Azel pelan dan malu banget. Apa lagi ketika dia selesai cerita Vasco malah tertawa ngakak.
Apes banget lo, Zel. Pantesan semalem lo di kontrakan aja, nggak ngapelin Rely. Diamuk dong lo" tanya Vasco geli membayangkan Engkong Somad murka.
Ya iyalah. Engkong langsung nelepon nyokap gue dan ngancem sampai ada kejadian gitu lagi kita semua di usir dari sini. Engkong nggak mau sampe ada gosip kalo di kosan atau kontrakan dia bisa pacaran seenaknya, apalagi sampe hamil segala, sambar Vando ketus.
Ha" Nelepon nyokap lo" Gila! Malu-maluin ba nget, ujar Vasco geleng-geleng. Azel makin malu dan nggak
t . c Kalo kerja kelompok kan banyak orang, si Engkong nggak masalahin. Zel, lo mau pacaran dengan siapa kek, gue nggak peduli. Tapi jangan di kontrakan sini deh. Mana cuma berduaan lagi. Pacaran di mal sana gih, kata Vando lagi. Dia malas kalau harus menyebut nama Rely. Iya, sori& nggak bakal terulang lagi kok, janji Azel. Lagian si Rely ngapain sih maen ke sini" Mumpung nggak ada Vando, ya" Biasanya kalo ada Vando kan dia nggak berani mampir, Vasco bertanya dengan cueknya. Me reka toh tahu sama tahu apa yang sebelumnya terjadi dan betapa murka Vando ke Rely karena urusan Chella.
Bukannya menjawab pertanyaan Vasco, Azel malah bertanya pada Vando, Van, emang sampe kapan lo mau musuhin Rely"
Ya sampe Chella maain gue, tegas Vando. Omong-omong Soal Chella, kemaren gue seharian di pan ti. Motretin kegiatan di sana. Rencananya foto-fotonya mau gue coba kirim ke majalah Klik! Siapa tau dimuat. Kan lu ma yan dapat voucher makan di restoran, cerita Vasco tanpa ada rasa curiga ke Vando dan Azel. Dia se ka lian meng ubah topik pembicaraan biar suasana nggak tambah pa nas. Vando yang mendengar cerita Vasco da lam hati merasa lega karena dia jadi nggak perlu meng in te ro gasi Vasco.
Wah, bagus juga ide lo. Ntar gue lihat ya hasil fotonya, kata Vando yang senang karena dari cerita Vasco ter lihat Sabila keliru menafsirkan kedekatan Chella dan Vasco yang dilihatnya.
Eh, tapi kemarin Sabila dateng ke panti, mau minta maaf gitu, tapi Chella-nya masih belum bisa terima, masih ke tuslah. Emang ya cewek, kalo marah pake pe rasaan ba nget.
t . c Makanya gue mau beresin masalah itu, eh, nambah lagi urusan pake pacaran di kontrakan ketangkep si Eng kong, sam bil ngomong gitu Vando beranjak pergi me nuju kamarnya. Vasco lalu juga pergi ke sofa, rebah-rebahan. Tinggal Azel sendirian di dapur.
Azel nggak tahu mau ngapain. Di kontrakan dia kayak ter tuduh, mau ke kosan Rely, dia takut melewati rumah Eng kong Somad. Takutnya Engkong lagi duduk-duduk di te ras dan memata-matai. Rely juga ditelepon nggak diang kat, di-SMS nggak dibalas. Jadinya Azel hanya bisa be ngang-bengong menunggu datangnya hari Senin untuk ke temu Rely. Mau baca-baca diktat kuliah juga ma las, kayaknya kerajinan banget. Akhirnya karena suntuk, Azel memutuskan untuk tidur-tiduran di kamarnya.
*** Vando sudah duluan duduk manis di kelas. Dia se ma ngat kuliah hari ini dan pengin cepat-cepat selesai karena setelahnya ia mau ke gedung Koran Rakyat. Teman-teman kuliahnya juga mulai berdatangan. Vando melihat Rely dan Azel jalan berdampingan memasuki ke las, tapi wa jah Rely terlihat enggan berdekatan dengan Azel yang wa jahnya tidak kalah bete. Rely sempat ber tatapan sekilas de ngan Vando. Cewek itu langsung menun duk ketakutan, se dangkan Vando membuang muka. Vando betul-betul ma las melihat Rely. Vando kadang suka usil memikirkan kenapa Rely senang banget memakai make up tebal, persis kayak mau kondangan. Di ju rusan dan angkatan nya, dia yang paling menor rias annya. Dosen saja kalah menor. Tapi balik lagi ke masalah selera sih. Ada cowok
t . c senangnya sama ce wek yang berdandan natural (maksudnya hanya pakai foun dation dan bedak, lipstik tipis-tipis). Jadi kalau ada acara spe sial dan si cewek berdandan khusus, bakal ada un sur surprise& melihat tampilan yang beda dari biasanya. Nah, kalau setiap saat dandan full ka yak Rely, Vando rasa su dah nggak surprise lagi m e lihat nya. Malah capek.
Sabila datang dan mengambil tempat di sisi kiri Vando. Suntuk amat lo, Sab, sapa Vando tersenyum. Sabila hanya membalas dengan senyum kecut. Tak lama ke mudian Chella masuk dan mengambil tempat di dekat Arni, Ningsih, dan Hendratna. Chella tidak menengok ka nan-kiri. Sabila menyikut ta ngan Vando.
Cewek lo tuh, bisik Sabila.
Sstt! Jangan marah sama dia ya, Sab. Semua ini karena gue. Gue yang tanggung jawab, gue yang bakal melu ru skan salah paham ini tapi harus pelan-pelan& oke" Vando ikutan berbisik ke kuping Sabila. Rely yang pas ne ngok melihat adegan itu jadi makin iri. Kenapa Sabila yang nggak keruan malah bisa berdekatan dengan Vando sedangkan dia tidak"
Iyaaa& gue kan cari teman, Van, bukan cari musuh, ucap Sabila.
Nyari musuh juga nggak apa-apa, biar meriah, goda Vando.
Sabila ingin menjawab tapi dosen Folklor Indonesia, Pak James Danang, sudah masuk kelas.
*** t . c Pusat Data dan Dokumentasi Koran Rakyat. Sesuai nama nya, di tempat ini berisi semua artikel yang dibuat dan dimuat awak koran ini, termasuk foto-foto li put an. Vando duduk di depan sebuah komputer dan mu lai mencari bagian kriminalitas. Di situ dibagi lagi ke kasus pidana dan perdata. Dibagi lagi ke jenis-jenis keja hat annya, seper ti pembunuhan, mutilasi, dan perampok an. Bisa juga dilihat ke bagian pengadilan. Vando menulis di kolom SEARCH: KALUNA PEMBUNUHAN.
Muncul 23 judul artikel di layar. Tapi di bawah tiap ju dul itu tertulis, artikel lengkap bisa dilihat di mikroilm. Vando mencetak semua judul yang muncul di layar kompu ter. Ada yang judulnya ISTRI MEMBUNUH SUAMI KA RENA MENYELAMATKAN DIRI (judul koran zaman dulu memang panjang), ANAK SAKSI MATA PEM- BUNUHAN AYAHNYA, ada lagi TIDAK TAHAN, ISTRI BUNUH SUAMI. Vando makin penasaran dan agak merinding membaca judul-judul artikel itu. Dia menuju ke ruang mikroilm tapi ternyata di sana harus meng antre. Hanya tersedia lima mesin pembaca mikroilm ber merek Canon yang bisa digunakan.
Vando berusaha menunggu dengan sabar setelah mengambil nomor antrean. Memang di pusat data ini banyak orang yang datang, kebanyakan mahasiswa yang mencari ba han untuk kuliah, skripsi, disertasi, dan sebagainya. Artikel sejak akhir tahun 1990-an hingga sekarang sudah langsung tersimpan di pusat data, jadi begitu dimuat, saat itu pula langsung tersimpan. Nah, masalahnya artikel sebelum masa kecanggihan koneksi itu, apalagi yang masih meng gunakan mesin ketik, hanya tercatat judul-judulnya. Jika ingin membaca beritanya secara lengkap harus me-
t . c Ketika tiba waktunya Vando menggunakan fasilitas mikro ilm itu jam sudah menunjukkan pukul 16.45. Hanya tersisa lima belas menit sebelum pusat data itu di tutup. Vando baru sempat membaca dua berita yang ada ka r ena ternyata menggunakan mesin pembaca mikro ilm itu juga perlu adaptasi. Vando berencana kembali lagi be sok pagi. Terpaksa dia bakal bolos kuliah seharian. Tadi saja dia sudah bolos kuliah Sistem Politik Indonesia. B e gitu selesai kuliah pagi tadi Vando langsung cabut dari kam pus. Ia naik kereta listrik dan tidak bawa mobil karena Jakarta macetnya sudah nggak ketulungan. Untung kereta listriknya agak tepat waktu walau dia ha rus menung gu di stasiun kampus.
*** Ke mana aja lo, bro" tanya Vasco begitu melihat kedatang an Vando.
Jalan, jawab Vando sekadarnya. Dari jawabannya Vasco tahu bahwa Vando tidak ingin berbagi kegiatannya hari itu.
Gue kira lo di kontrakan, abis kok ada mobilnya, kata Vasco lagi.
He he he. Gue pinjem catatan kuliah tadi dong, Vando hanya nyengir dan mengubah arah pembicaraan.
Ambil aja di ransel gue. Di kamar, kata Vasco. Walau pe n asaran dengan kegiatan rahasia Vando, dia jadi tidak ber niat bertanya lagi.
Sip, gue ambil ya, kata Vando langsung ke kamar tidur Vasco dan Azel. Di dalam ada Azel lagi tidur-tiduran
t . c Hai, Zel, sapa Vando sambil membuka ransel Vasco yang tergeletak di lantai.
Van, Azel balik menyapa. Vando tidak mau berlamalama di kamar, khawatir Azel mengajaknya berbicara ten tang Rely dan nasib percintaannya.
*** Semalaman Vando jadi susah tidur. Dari dua berita yang dibacanya tadi dia bisa membayangkan betapa mengerikan situasi yang terjadi. Katanya, pembunuhan sadis terjadi di depan putri mereka, Chella Tamara yang saat itu ma sih berumur sembilan tahun dan duduk di kelas 3 SD. Malah di artikel yang satu lagi tertulis ketika polisi datang lantai rumah masih digenangi darah, tetangga dan polisi melihat Kaluna dan putrinya berpelukan dan bertangisan histeris. Vando semakin yakin Chella yang ada di berita lama itu adalah Chella yang sama.
Vando lalu menyemangati dirinya sendiri untuk kembali menyalin catatan kuliah Sistem Politik Indonesia mi lik Vasco. Tapi Vando menulis dengan pikiran ber harap cepat pagi tiba karena dia mau pergi lagi ke Koran Rak yat.
*** Chella memang terlihat tidak peduli dengan ada-tidaknya Vando, padahal diam-diam, ia masih sering mencurimen curi pandang, melirik-lirik, mencari di mana Vando duduk di kelas. Chella sadar dan yakin betul tidak ada
t . c tidak bisa menolak gejolak di dalam hati yang kadang ma sih muncul untuk sekadar mencuri lihat apakah Vando ku liah hari ini" Pakai baju yang mana" Chella kadang se kejap membayangkan bahagianya dia dulu kalau Vando duduk di sebelahnya saat kuliah dan makan di kantin atau sekadar nongkrong bareng.
Chella agak resah. Dia tahu kemarin Vando tidak kuliah Sistem Politik Indonesia. Tadi pagi juga tidak ada di kelas Sistem Antropologi Indonesia. Siang ini kembali absen saat mata kuliah Etnograi Indonesia.
Kok dia nggak masuk lagi" Apa dia sakit ya" Atau jalan-jalan ke luar negeri lagi" Kalau dia nggak ada, kok rasanya jadi kurang semangat ya" Kayaknya gue sa rap deh, gue berikrar nyuekin dia, tapi tembok kelas juga tau kalo gue sering melirik ke Vando. Dia nggak per nah bolos kuliah, gue juga tahu cewek yang paling se ring duduk dekat Vando hanya Sabila. Jangan-jangan, me reka pacaran" Ah, biarin aja. Bukan urusan gue! Bener" Bukan urusan gue" Kok rasanya gue cemburu ya mem bayangkan Vando jadian dengan Sabila" Kalo gue bu kan anak panti, Ibu nggak di penjara, gue bisa jadian de ngan Vando! Sekarang, ke mana sih Vando"
*** Vando pulang ke kontrakan dan hanya menemukan Azel di rumah. Vando buru-buru menuju kamar mandi karena merasa tubuhnya keringetan banget setelah berdesakan di kereta tadi. Seperti kemarin, begitu datang Vando hanya say hi ke Azel yang lagi nonton acara berita di TV
t . c Vando tidak melihat Vasco. Tapi dia tidak mau bertanya ke Azel karena nanti Azel jadinya nanya juga kenapa dia nggak kuliah, cabut ke mana. Walau hanya per tanyaan basa-basi, Vando malas menjawab dan kalau sampai terpaksa menjawab, Vando malas berbo hong, mencari alasan. Lagi pula, paling-paling Vasco ma sih nongkrong dengan anak-anak kampus lain yang samasama punya hobi motret. Jadi Vando memutuskan kabur saja ke kamar dan langsung mandi. Begitu Vando masuk ke kamar mandi dan mendengarnya sibuk di dalam, entah kenapa Azel merasa ada sesuatu yang disem bun yi kan Vando.
Entah setan apa yang merasukinya, Azel bangkit dan meng endap-endap masuk ke kamar Vando yang ter buka. Ia langsung menuju ke ransel yang digeletakkan di tempat tidurnya. Tadi Azel sekilas melihat apa saja yang ada di atas meja belajar Vando. Hanya buku-buku, ker tas-kertas, dan majalah. Pelan-pelan Azel membuka ritsle ting ran sel Vando dan mengira bakal menemukan mi num an ke ras atau narkoba. Tapi ia hanya menemukan setum puk ker tas hasil print. Azel langsung membaca ker tas yang pa ling depan. ANAK JADI SAKSI PEM BU NUH AN AYAH- NYA. Azel membaca sekilas dan dengan segera lang sung memotret dengan ponselnya. Jantung Azel ber debar keras karena apa yang sedang buru-buru dibacanya dan karena perbuatannya sendiri membongkar-bongkar ran sel Vando.
Azel melihat kertas berikutnya. TRAGIS. AYAH DIBUNUH. IBU DIPENJARA. Azel sempat membaca sekilas, & malang benar nasib Chella Tamara. Gadis kecil itu terlihat begitu sedih di pelukan kerabatnya& Lalu ter-
t . c kamar mandi. Sontak Azel langsung merapikan isi ran sel Vando hingga terlihat seperti awalnya tadi dan ka bur berjingkat-jingkat ke dapur, pura-pura mengambil air minum. Tak berapa lama Vando keluar dari kamar mandi.
Zel, pinjam catatan kuliah-kuliah tadi ya, kata Vando sambil ikutan minum di dapur.
Iya, ambil aja, Azel berusaha menjawab sete nang mungkin lalu segera kembali ke sofa. Saat yakin Vando sudah sibuk sendiri dengan catatan kuliah dan me ngurung diri di kamar, Azel segera membuka foto di ponselnya. Walaupun apa yang dilihatnya tidak begitu jelas, tapi Azel bisa mengira-ngira, yang dibacanya adalah kisah tentang Chella. Dan ia yakin itu bukan iksi karena di atasnya tertulis Koran Rakyat.
Dalam hati Azel merasa kasihan pada Chella. Tidak ada yang menyangka sama sekali bahwa hidupnya sesulit itu sejak masih kecil. Rasanya lebih mudah jadi anak yang ditinggal dari bayi di panti, daripada punya orang tua tapi malah jadi saksi peristiwa mengerikan kayak begitu. Mata Azel melihat TV tapi pikirannya ke mana-mana. Ponselnya berbunyi. Ada SMS masuk. Yes! Dari Rely, Azel girang. Tapi wajahnya langsung berubah dras tis menjadi geram dan kecewa.
Zel, kita udahan aja deh. Gue malu banget dengan Engkong, Vando, Vasco. Sori ya. Kalo emang jodoh kan pasti balik lagi, Cheers, tulis Rely.
Sialan! Gue diputusin lewat SMS" Emang gue cowok apaan" Lo nggak mikir apa perasaan gue hancurnya ka yak bagaimana" Jadian baik-baik, eh, putus kayak gini. Ini salah satu penyebabnya ya Chella dan Vando!
t . c Azel sama sekali tidak menyangka, ia langsung men dapat hukuman karena membongkar-bongkar barang orang lain tanpa izin. Tapi emosi di dalam hati Azel sudah tidak tertahankan lagi. Dia merencanakan pem ba las an untuk Vando karena dialah yang dianggap Azel pa ling ber tanggung jawab atas kehancuran hubungannya de ngan Rely. Kalau saja Vando tidak bersikap memusuhi Rely, Azel yakin Rely masih jadi pacarnya. Namun mela wan Vando terangte rangan juga nggak mungkin, bisa-bisa diusir dari kontrakan. Mana ada kosan atau kon trak an seenak ini" Fa si litas lengkap, bayarnya bisa bulanan ke Vando. Azel merasa ha rus memberi pelajaran ke Vando.
*** Chella mengaktifkan ponselnya sambil menunggu busnya datang. Tadi selama latihan dengan Sparkling Rainbow, ia mematikan ponselnya. Bahkan menggunakan nada getar pun tak boleh karena khawatir bakal merusak kon sentrasi. Ada tanda notiikasi di lambang FB ponselnya. Chella membukanya. Ada satu pesan di message-nya di ba gian other, tanda bahwa pengirim message belum menjadi te man FB-nya.
Jantung Chella berdebar keras. Kakinya gemetaran dan langsung mencari tempat duduk di halte. Pesan yang masuk itu dikirim oleh akun bernama Putri Impian.
Kamu kira kami tidak tahu" LR sudah menyebarkan berita ibumu di penjara. Ibumu membunuh ayahmu. Kamu tahu siapa LR, kan" Salam kejujuran, kata pemilik akun Putri Impian.
t . c Chella. Hanya ada satu LR yang dikenalnya: Leovando Raindra. Vando. Tapi siapa Putri Impian" Cowok atau ce wek" Chella langsung membayangkan, dia tidak bisa lagi kuliah. Semua orang tahu siapa keluarganya dan dia sa ma sekali tidak menyangka rahasianya bisa terbongkar.
t . c R ELY memutuskan untuk tidak mau pacaran dengan
Azel lagi. Peristiwa digrebek Engkong, dimusuhi Vando, di jauhi Sabila, dan ditertawakan Vasco memicunya untuk putus dengan Azel. Tapi ternyata selama jadian dengan Azel yang hanya seumur jagung itu, Rely naksir-naksiran dengan mahasiswa Fakultas Psikologi. Cowok itu kakak kelasnya di SMA dulu dan baru ketemu lagi di FB. Dari segi penampilan, cowok yang bernama Hengky Santoso itu memang lebih keren daripada Azel. Badannya le bih berisi, lebih tinggi, dan lebih gaul. Apalagi cowok ini menggunakan bahasa-bahasa gombal yang meng ha nyut - kan. Misalnya, Nggak bisa tidur nih. Mikirin kamu. Coba kamu ada di sini. Atau, Tanganku gatel nih, nggak ada ta ngan kamu buat digenggam sih.
Jadinya, Rely makin mantap meninggalkan Azel, yang awal nya juga hanya diharapkan Rely untuk meng ubah sta tus nya agar tidak jomblo terus. Sekarang, muncul Hengky yang mencuri hati Rely.
Bab 13 t . c pa merin sama semua temen gue. Biar semua lihat kalo gue bisa dapet cowok keren. Biar Vando yang melepeh gue itu juga lihat kalo gue layak dapat cowok yang nggak kalah keren. Yah, Hengky kan hanya beda tipis di banding Vando. Ibaratnya, Vando nilainya sembilan, Hengky nilainya delapan. Kalau Azel kan hanya bernilai enam. Kalau dapet Hengky, gue harus melupakan Vando. Gue harus fokus pada Hengky. Kapan lagi dapet cowok kayak Hengky" Bayangin deh, dari segi nama aja udah cocok banget: Rely dan Hengky, jodoh banget, kan"
Rely senyum-senyum sendiri memikirkan dirinya jadian dengan Hengky. Padahal cowok itu hanya dikenalnya dekat lewat FB. Setelah me mu tus kan Azel secara resmi dan sepihak, barulah Rely be rani janjian ketemuan dengan Hengky.
*** Memikirkan rahasia kelamnya terbongkar, Chella sama sekali tidak nafsu makan. Keceriaannya benar-benar hilang. Chella sudah tidak tahu lagi mana teman yang bisa dipercaya dan mana yang tidak. Chella heran, mengapa dirinya diselidiki sampai ke masa lalunya. Ia merasa tidak pernah menyakiti dan mengurusi teman kuliah nya, tapi kenapa mereka senang bergosip, mem bicarakan dirinya di belakang"
Akibat tidak makan, ia jadi masuk angin lalu diare. Sakitnya berlanjut dengan suhu badan naik-turun, di tam b ah lagi pilek, disusul batuk dan sakit kepala. Segala ma cam
t . c ngurus panti padanya. Chella hanya sanggup makan tiga sampai lima sendok. Ia tergolek lemas sendirian di ka mar sakit. Ya, ada kamar sakit dengan dua tempat tidur untuk anak panti yang sakit agar tidak menulari peng huni panti lainnya.
Kadang Chella bisa menyemangati dirinya supaya tidak usah memikirkan rahasia yang terbongkar dan tetap kuliah. Tapi membayangkan teman-teman kuliahnya meng gun jingkan masa lalunya di belakangnya, Chella jadi se dih lagi. Belum lagi bayangan tentang ayahnya yang ter geletak dengan darah menggenang di lantai, ibunya di peng adilan, keluarga ayahnya yang meneriaki ibunya di peng adilan, benar-benar membuat Chella kenyang hingga tak ingin makan. Satu hari, dua hari, dan sudah enam hari Chella tidak masuk kuliah. Ibu Panti me larang nya kuliah karena khawatir dia pingsan di angkot.
Chella tidak memberitahu siapa pun di kampus bahwa diri nya sakit dan tidak bisa kuliah. Ia hanya mengirim SMS ke Andrea dan mengabarkan bahwa dia sakit sehingga tidak bisa latihan dan manggung. Bahkan di kepala Chella muncul bayangan bahwa ia tidak akan bisa me nye lesaikan kuliah dan berakhir dengan jadi penyanyi kawin an dan penyanyi kelab-kelab malam yang nggak jelas. Tapi lalu muncul wajah ibunya yang sangat mengha rap kan dia jadi sarjana dan bekerja di bidang yang dia su kai. Chella bolak-balik meyakinkan dirinya bahwa dia ha rus kuliah. Kalaupun dipermalukan di kampus, dia harus pasang muka badak. Namun kalau mau ke kampus, dia harus sehat dulu.
t . c Di kampus, Vando juga bertanya-tanya dalam hati, ke mana Chella" Vando tidak pernah lagi melihat Chella di kelas atau di mana pun di wilayah kampus. Vando yakin ada yang tidak beres karena semua juga tahu, impian terbesar Chella adalah menjadi sarjana. Kalau sampai dia tidak kuliah, pasti terjadi sesuatu. Vando menduga ada masalah dengan ibu Chella di penjara. Tapi kalaupun benar, Vando tidak bisa melakukan apa-apa.
Yang tak kalah resah dengan absennya Chella adalah Azel. Tidak ada yang mengetahui perbuatannya mengirim pe san ke Chella dengan akun palsu bernama Putri Impian. Azel takut Chella kenapa-kenapa akibat surat kaleng yang dikirimnya. Harapan Azel adalah Chella jadi mur ka dan ngamuk ke Vando karena terus memata-matai hidupnya. Azel hanya ingin mempermalukan dan memberi pelajaran pada Vando.
Ternyata tidak terjadi apa-apa pada Vando. Malah Chella yang tidak muncul. Azel merasa khawatir tapi tidak berani melakukan apa-apa selain bolak-balik me nge cek status FB Chella dengan harapan ada yang baru di statusnya. Azel juga tidak berani memulai percakapan ten tang Chella di kam pus ataupun kontrakan, takut me nim bulkan ke curigaan. Perasaan bersalah menghantui Azel, ia hanya bisa berdoa supaya Chella se gera balik ke kampus.
*** Sabila berdiri di teras panti dengan wajah tak sabar. Ibu panti menemuinya dengan kelembutan seperti biasanya. Walau saat melihat penampilan Sabila yang bagai rocker
t . c Permisi, Bu. Saya teman kuliahnya Chella, katanya sakit, bisa ketemu dia, Bu" tanya Sabila to the point. Oh, boleh, boleh. Nama kamu siapa ya"
Sabila, Bu. Ini saya bawakan catatan kuliah supaya Chella bisa ngejar pelajaran, ujar Sabila.
Terima kasih ya, Nak Sabila. Kesehatan Chella sudah jauh lebih baik daripada minggu kemarin tapi saya masih ta kut mengizinkan dia kuliah karena khawatir pingsan di ang kot, jelas ibu panti sambil mengantar Sabila menuju kamar tidur terpisah yang terletak di belakang kamar tidur penghuni panti.
Sakit apa sih, Bu" tanya Sabila.
Campur aduk. Panas, pilek, batuk, diare, pusing& nggak tahu dia mikirin apa atau kecapekan sampai sakit be gitu, padahal Chella jarang sakit, jawab ibu panti sambil membukakan pintu kamar sakit. Chel& ini ada teman kamu datang&
Melihat kedatangan ibu panti dan Sabila, Chella kaget tapi berusaha tenang walau dalam hati tegang sekali.
Oh iya, Bu& Chella berusaha menjawab dengan sopan. Ia tidak ingin ibu panti tahu ia punya masalah dengan Sabila.
Sementara Sabila terdiam melihat Chella yang terge letak di tempat tidur kayu tua hanya ditemani suara ki pas angin.
Baiklah, saya tinggal dulu ya. Nak Sabila mau minum apa" tanya ibu panti
Nggak usah, Bu& nggak usah repot-repot. Saya takut pas pulang nanti kebelet pipis di jalan, malah repot jadi-
t . c Lalu ibu panti pun meninggalkan mereka berdua. Suasana nya jadi canggung, tapi Sabila cuek.
Chel, gue dikabarin Andrea kalo lo sakit. Sebenernya bukan dikabarin, tapi Andrea nanya, apa bener lo sakit. Kalo bener ya udah nggak apa-apa, Sabila memulai perca kap an sambil duduk di kursi rotan tua di samping ranjang. Melihat ketulusan di wajah Sabila, Chella me ngurungkan niatnya bersikap ketus.
Iya, gue udah tiga kali absen latihan nyanyi, ucap Chella pelan.
Terus gue bilang sama Andrea kalo gue bakal nengokin ke panti. Bukannya Andrea nggak percaya lo sakit, dikira dia kenapa-kenapa banget, kok tumben lo sakit. Lo kan udah sembilan hari nggak ngampus. Gue takut nanyain lo di mana, ngapain& Vando juga. Mikirin lo kenapa& Melihat ekspresi Chella tetap santai, Sabila langsung menjelaskan panjang-lebar.
Mendengar nama Vando disebut Sabila, dada Chella berdesir. Tapi dia juga malu. Chella bertanya-tanya da lam hati, apakah berita tentang ibunya di penjara sudah menyebar"
Lo bawa buku-buku catatan" Chella berusaha mengalih kan percakapan tentang Vando.
Bawa. Untung lo sakit pas nggak ada tes kecil sama sekali. Eh, tapi ada tugas kelompok Etnograi Asia Timur. Lo sekelompok dengan gue, Vando, dan Vasco aja ya, yang laen udah punya kelompok, Sabila ber bohong. Pem bagian kelompok masih bisa berubah, tapi dia tahu Chella nggak bakalan menolak selagi sakit begini. Udah, lo nggak usah ngerjain tugas kelompoknya. Po-
t . c buh dulu, oke" Sabila mengerlingkan mata. Chella tersenyum mengiyakan.
Lo mau nyatet semua catatan yang belum nih" Nggak mau gue fotokopiin aja"
Gue salin ulang aja, Sab, daripada gue nggak ngapanga pain& Gue udah enakan kok, masih lemes aja, jawab Chella.
Ya udah kalo gitu, Sabila mengeluarkan kertas-kertas catat an kuliahnya dari folder map dan menggunakan paperclip untuk memisahkannya per mata kuliah. Ketika mu lai petang, Sabila pun pamit pulang dan bilang besok atau lusa akan datang lagi membawa catatan-catatan mata kuliah lainnya.
*** Keesokan harinya, kondisi isik Chella sudah makin mendingan, tapi ia tetap berkutat di kamar sakit. Kemung kinan lusa, ia sudah bisa kuliah lagi. Ia menyicil sedikit-sedikit ca tat an kuliah yang dipinjamkan Sabila. Melihat si kap Sabila ke marin sore, Chella agak lega karena Sabila bersikap biasa saja. Artinya, Sabila tidak tahu berita tentang ibu Chella yang di penjara atau dia tahu tapi tidak peduli. Bagi Chella, sementara ini dia hanya bisa me nyema ngati dan meyakinkan diri bahwa dia bisa dan harus kuliah lagi.
Pukul empat sore Chella sudah selesai mandi dengan air h a ngat dan rebahan lagi di tempat tidurnya. Seharian ia su dah mencatat semua catatan yang dipinjamkan Sabila. Se lagi Chella termangu-mangu di ranjang, pintu
t . c panti masuk, mengantar Vando. Chella kaget setengah mati melihat kedatangan Vando. Ibu panti pun pamit. Pintu kamar sakit tetap terbuka dan diganjal oleh ibu panti dengan kertas tebal. Itu isyarat halus ibu panti. Seha rus nya tamu cowok memang hanya bisa bertemu di teras, tapi berhubung Chella lagi jadi penghuni kamar sakit, ibu panti pun memberikan sedikit kelonggaran.
Chel& Perasaan Vando lega banget melihat Chella lagi dan bisa ngobrol hanya berduaan. Chella tidak menjawab, hanya membetulkan posisi duduknya di tempat tidur.
Sudah enakan, Chel" tanya Vando lembut dan mengambil duduk di ujung tempat tidur bagian kaki.
Iya, jawab Chella singkat. Perasaannya nggak keruan dan dia nggak tahu harus bersikap bagaimana pada Vando. Bahagia karena ada Vando dan super waswas karena Vando mengetahui info rahasia masa lalunya. Cowok itu dengan tenang mengeluarkan sekotak cokelat dari ran selnya dan meletakkannya di sisi Chella.
Gue dikabarin Sabila lo sakit, tapi sudah mau sembuh, ucap Vando yang hanya dibalas Chella dengan, Oh.
Cepet sembuh, cepet ke kampus lagi ya, Chel. Gue& gue kangen, ujar Vando sambil memandang Chella yang tambah panik. Chella merasa mau pingsan, tapi juga berbunga-bunga banget.
Van, kenapa harus gue sih" Setelah ngomong begitu Chella langsung mengutuki dirinya. Kenapa pertanyaan bo doh itu yang keluar" Chella menunggu reaksi Vando. Nggak tahu& pokoknya kalo deket lo, bersama lo, gue
t . c biasa, dengan tatapan mata eye to eye-nya yang hangat dan menggetarkan. Chella makin tidak tahu harus bicara apa karena perasaan yang sama ditambah kekhawatiran juga menghinggapi dirinya bila sedang bersama Vando.
Van, berapa kali gue harus bilang, gue hanya anak pan ti dan&
Dan gue nggak nanya, gue nggak peduli, potong Vando sambil menggeser duduknya mendekati Chella. Gue minta tolong ke Sabila supaya bantuin lo, ngejagain lo, karena gue waktu itu nggak yakin gue kasihan atau suka beneran sama lo. Tapi pulang dari Jepang, gue udah yakin dengan perasaan gue, jelas Vando panjang-lebar. Chella terdiam. Dia yakin dengan omongan Vando tentang hatinya. Tapi Chella malah jadi kasihan pada Vando. Buat apa cowok keren dan kaya seperti Vando jatuh cinta pada cewek seperti Chella yang memang ma nis sih, tapi miskin, tinggal di panti asuhan, dan ibunya di penjara.
Gue mau tanya satu hal, Van& apakah lo menyelidiki hidup gue" Chella memberanikan diri bertanya.
Deg! Vando kaget tapi tetap tenang. Maksudnya, Chel"
Boleh pinjam iPad-nya" pinta Chella. Vando langsung men g ambil iPad dari dalam ranselnya, menyerahkan pada Chella yang segera membuka akun FB-nya. Ia mencari pesan dari Putri Impian dan meyakinkan diri untuk mem per lihatkannya pada Vando. Apa yang terjadi, terjadi lah, Chella membatin. Vando membaca pesan di iPad yang disodorkan Chella. Ia mengernyitkan dahi dan meman dang cewek yang telah membuatnya blingsatan itu. Siapa Putri Impian, Chel" tanya Vando.
t . c saja, pesannya masuk ke Others, bukan ke message. Siapa lagi LR kalau bukan elo, Van"
Vando membenarkan perkataan Chella, LR ya dia sendiri. Leovando Raindra. Tapi siapa yang membocorkan ini" Mau tidak mau Vando pun menceritakan ketidak senga ja annya melihat Chella di pinggir jalan dan meng ikutinya sampai ke penjara. Semua diceritakan kepada Chella tan pa terkecuali. Chella mendengarkan dengan mata berkaca-kaca karena lega beban rahasianya terbongkar. Vando menggenggam tangan Chella erat-erat. Dan Chella membiarkan tangannya digenggam Vando. Ke ha ngat an Vando bagaikan mengalir ke hati Chella.
Setahu gue, hanya gue yang tahu tentang penjara ini. Gue nggak pernah cerita ke siapa pun, tegas Vando.
Terus dari mana Putri Impian tahu info itu" Chella per caya pada Vando.
Atau, ada orang lain juga yang nggak sengaja kayak gue, ngeliat lo ke penjara" Lalu nyari info juga" Vando meng analisis.
Tapi, Van& kenapa seolah-olah surat ini mau mengadu domba gue dan elo& kayaknya supaya gue marah ke elo. Berarti kan orang yang ngirim ini nggak seneng lo dan gue deketan, tambah Chella lagi.
Lo dan gue deketan" Lo dan gue jadian maksudnya" Vando meralat. Mendengar kata jadian Chella jadi degdegan dan tersipu. Gimana kalo dicuekin aja, kecuali kalo Putri Impian ini ngirim lagi dan nyebar-nyebarin ke mana-mana, baru deh kita selidikin. Tapi kalo ke elo aja, Chel, saran gue lo cuekin surat itu. Susah juga nye lidikinnya, masa mau nyewa ahli digital forensik" Mau tidak mau Chella menyetujui omongan Vando.
t . c Ibu yang di penjara" Mau bagaimana lagi" Itu kan bu kan salah lo, Chel. Dan bukan hanya lo kok yang punya rahasia, kata Vando tersenyum.
Maksudnya" Chella mengernyitkan dahi. Denger baik-baik, Chel. Kayaknya gue senasib dengan bo kap gue. Jatuh cinta sama anak panti asuhan, cerita Vando. Chella berusaha mencerna omongan Vando barusan.
Maksudnya pacar bokap lo dulu anak panti" Mantan pacar, alias nyokap gue, jawab Vando santai. Ha" Yang bener" Chella tidak yakin dengan jawaban Vando. Terbayang mama Vando saat pesta pernikahan di Bo gor. Begitu ramah, cantik, dan tidak terlihat seperti orang susah.
Yah, dibilangin nggak percaya. Nyokap gue itu dari bayi ditinggal di panti asuhan. Orangtuanya, kakek-nenek gue, nggak jelas. Nggak pernah tahu, nggak pernah ketemu, nggak jelas asal-usulnya mana. Kalo ditanya gue campuran suku apa sampe keren kayak begini, gue nggak bisa jawab, canda Vando. Chella tertawa geli men de n gar penjelasan Vando yang memuji dirinya sendiri.
Tapi kok teman-teman di kampus nggak ada yang tahu" tanya Chella.
Nggak ada yang nanya, ngapain gue cerita-cerita di kam pus tentang kakek-nenek gue yang ninggalin nyokap gue di panti" Kayak reality show aja. Keluarga bokap gue juga biasa aja, nerima nyokap gue yang dari panti. Opa gue, bokapnya bokap, pernah bilang: memang salah anakanak panti kalau mereka sampai ditinggal di panti" Vando mengisahkan tentang keluarganya.
Masalah gue bukan hanya tentang panti, Van. Gue
t . c membunuh bokap gue. Gue takut dicap anak pembunuh, Chella mencurahkan isi hatinya pada Vando.
Nggaklah. Kalo orang normal masa iya tega menghina anak nggak salah dibilang anak pembunuh. Lagian nyokap lo kan membunuh untuk membela diri. Itu Charlize Theron, ibunya juga nembak bapaknya tapi dunia bisa me ngerti. Dia bisa move on dan dapat Piala Oscar, Vando mencontohkan.
Itu kan di Barat, Van& bukan di sini, Chella masih nggak yakin walau dia juga pernah membaca kisah hidup ak tris cantik dari Afrika Selatan itu.
Udahlah, tenang aja, Chel. Jangan terlalu dipikirin. Po kok nya kalo udah sehat dan mau kuliah bilang gue ya, ntar gue jemput, janji Vando.
Nggak usah. Gue nggak mau lo antar-jemput. Gue bisa sen diri. Plis, Van& jangan jadiin diri lo sopir gue, gue nggak mau, tolak Chella keras.
Oke, oke& daripada lo marah ke gue lagi, gue nggak akan jemput kalo nggak diminta, tapi kalo hujan deres, gue harus antar-jemput. Setuju"
Chella mengangguk tersenyum.
Gue pulang ke kontrakan ya, Chel& udah mau gelap, daripada ntar gue diusir sama ibu panti. Cepet sembuh ya& Vando melepaskan genggaman tangannya, bangkit ber diri dan membelai rambut Chella sebentar. Maunya Chella, Vando jangan pergi tapi duduk di dekat dia se la ma n ya.
Jangan kabur-kaburan lagi ya, Chel" Gue capek ngejar-ngejarnya, pamit Vando sambil tersenyum di depan pintu kamar sakit.
Jadinya gue dan Vando jadian" Kok nggak ada omongannya" batin Chella.
t . c gue di mana, tiba-tiba Vando ngomong lagi seolah ada ko neksi batin di antara keduanya.
Chella masih bengong, Vando sudah melambaikan tangan dan pergi meninggalkan kamar sakit.
Sepeninggal Vando, Chella berbunga-bunga banget. Rasa nya mau loncat-loncatan, saking ba hagia nya jadian dengan Vando. Ternyata hidupnya tidak hanya diisi dengan peristiwa-peristiwa memilukan dan me malukan tapi juga membahagiakan. Buat Chella se be na r nya jadian dengan cowok siapa saja dia sudah cukup bahagia, tapi ternyata keberuntungan berpihak pada nya. Cowok yang jatuh cinta padanya adalah Vando. Ya, Vando yang keren itu jadi pacar pertamanya. Cinta per t amanya.
*** Di kamar tidurnya, di kontrakan, Vando termenung di depan laptop. Dia bahagia banget bisa jadian dengan Chella. Tapi juga penasaran dengan Putri Impian. Vando tidak ingin Chella tahu dia mencurigai Vasco atau Azel yang mengirim surat itu. Vando hanya ingin Chella sehat dan dia bisa bersama Chella setiap hari seperti du lu lagi.
Yang mengesalkan buat Vando, dia tidak bisa melacak siapa Putri Impian itu. Vando membuka akun FB-nya.
Jatuh cinta dan jadian membuat pikirannya jadi rada dang dut. Vando mengubah cover photo FB-nya menjadi foto Chella yang dijepretnya saat pernikahan sepupunya. Foto proil FB-nya diganti dengan foto berduaan di bawah pohon jodoh di Bogor hasil jepretan Vasco. Saat bersamaan, Sabila juga sedang membuka akun
t . c OMG! Lo berdua jadian yaaaaa?"" Sabila lang - sung menulis komennya dengan heboh. He he he, jawab Vando.
Sebagai korban percintaan kalian, gue minta TRAKTIR!!! balas Sabila semangat.
Beres. Apa aja buat elo, kecuali hati gue, canda Vando.
Nggak gue sangka. Dibalik sikap cool lo, ternya ta lo dangdut juga ya. Ya udah gue tunggu trak tir an nya. B E S O K!
Selagi Vando dan Sabila bersahut-sahutan memberi komentar di FB, Chella tiba-tiba iseng mengirim SMS ke Vando. Di awal masuk kuliah, semua bertukar nomor telepon kontak, semuanya memberi nomor telepon HP, kecuali Chella yang memberikan nomor telepon panti. Hanya Sabila yang punya nomor Chella yang didapatnya dari Andrea. Juga Vasco, yang waktu itu langsung minta ke Chella karena ingin motret di panti.
Ini nomornya Vando, ya" ketik Chella. Betul. Ini siapa ya" Vando membalas SMS itu dengan ogah-ogahan. Nggak dibalas takutnya ada kabar penting.
Chella. Vando kaget dan langsung menelepon ke nomor itu, Chella" Ini nomor lo" Kok tadi nggak bilang"
Nggak sempet, jawab Chella, berbunga-bunga karena Vando langsung meneleponnya.
Oke, nanti gue simpan ya. Lagi ngapain, Chel" Mau
t . c Iya. Lagi ngapain" Chella balik bertanya. Lagi maenan FB. Besok lihat ya FB gue. Ada apa"
Lihat aja besok. Ya udah deh. Gue tidur ya, pamit Chella. Iya. Cepet sembuh ya, besok gue ke sana lagi, janji Vando.
Tak lama kemudian Chella menerima SMS dari Vando. Miss you. Hanya dua kata, tapi bikin hati Chella bahagia banget. Chella belum berani membalas SMS Vando yang bernada mesra kayak tadi. Jadian belum sampai 24 jam, Chella masih malu-malu menanggapi SMS itu dan memilih mendiamkannya saja.
t . c V ANDO girang banget, akhirnya Chella bisa jadi cewek-
nya juga. Sekarang masih ada satu ganjalan yang harus dibereskannya. Ia ingin keluarganya cepat-cepat tahu tentang Chella. Ia berencana memberitahu keluarganya saat pulang ke rumah hari Sabtu-Minggu ini. Vando ingin tahu reaksi mamanya. Walaupun bukan mau lamaran pacaran juga masih baru banget Vando merasa lebih nyaman jika mengenalkan pacar ke keluarganya. Dan daripada keluarganya mendengar dari orang luar, entah dari siapa, bahwa Chella anak panti dan ibunya ada di pen jara, yang terdengar negatif, Vando memilih men cerita kannya sendiri.
Saat mamanya nonton TV hari Sabtu malam, lagi-lagi Masterchef Indonesia (demi melihat Chef Juna Rorimpandey idolanya), Vando mendekat sambil membawa stoples rainbow cookies.
Ma, Mama kan dari dulu bilang kita harus berteman de ngan siapa saja yang penting baik dan tidak terlibat
Bab 14 t . c mamanya, Vando selalu to the point, karena dia juga sangat dekat dengan mamanya.
Iya, memangnya ada apa, Van" tanya mamanya dengan mata tetap menatap televisi.
Kalau ada teman yang ibunya sudah lama dipenjara, tapi teman kuliahku itu baik gimana menurut Mama"
Dipenjara kenapa, Van" Mamanya mulai tertarik mendengar kisah Vando dan untungnya ada jeda iklan di TV. Vando pun menceritakan tentang kisah Chella tanpa menyebut jenis kelamin apalagi nama.
Ya ampun, kasihan banget temen kamu itu. Untung dia bisa survive dan panti asuhannya baik, ya. Kamu bingung temenan sama dia atau nggak gitu" Itu kan bukan salah dia, Van. Ngapain kamu bingung-bingung segala, ko mentar mamanya.


Andai Dia Tahu Karya Esi Lahur di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku nggak bingung kok, Ma, kata Vando sambil terus ngemil rainbow cookies.
Terus" Dia itu cewekku. Aku nanya dulu ke Mama supaya tahu Mama setuju atau nggak& , jelas Vando dengan suara pelan, agak ragu.
Mama tertawa geli. Vando, Vando, Mama kira ada apaan& sudah ajak ke sini saja. Ajak juga teman kon trakan mu ya. Besok kita barbekyu-an di kebun belakang, ujar Mama santai.
Beneran Mama nggak melarang, nggak malu gitu anak nya pacaran dengan anak napi"
Nggak. Pokoknya menurutmu pacar kamu itu anak baik, kan"
Iya, Ma& t . c Yakin, Ma, jawab Vando mantap.
Van, kalau ada di posisi ibunya pacar kamu itu, Mama juga akan melakukan hal yang sama kok. Tapi ngomongngo mong, rainbow cookies-nya jangan dihabisin ses toples. Itu kan Papa dan adikmu belum nyobain! omel Mama.
Kan masih ada dua stoples lagi, Ma& kasihan, Ma& aku kan di kontrakan kelaparan, Vando merajuk.
Eh, mana foto pacar kamu" Mau Mama kasih lihat ke Papa, goda Mama.
Ngapain sih& Mama kan sudah pernah ketemu dan kenalan dengan dia!
Ha" Kapan, Van" Mama jadi kaget sambil berusaha meng ingat, kayaknya dia belum pernah dikenalkan dengan pacar anaknya.
Waktu kawinan Gerald di Mongolian Camp. Salah satu wedding singer-nya. Yang namanya Chella. Tapi waktu itu aku belum jadian.
Oh iya, Mama ingat. Cakep juga. Ya udah, Van, ajak aja ke sini untuk barbekyu sambil karaokean, ya" Mama me man dang Vando sambil tersenyum.
Siiippp, Ma. Makasih ya, Ma, ucap Vando girang. Rainbow cookies-nya balikin ke meja. Udah sana, Mama mau nonton lagi, usir Mama Vando.
*** Aroma daging yang dipanggang menyeruak di halaman belakang rumah Vando. Cowok itu memang tidak buangbuang waktu langsung mengundang teman-temannya
t . c lak-balik dan mengolesi potongan daging yang sedang di ba kar. Vasco seperti biasa motret-motret taman di halaman belakang rumah Vando yang luas dan tertata rapi itu. Azel dan Rely tidak mereka ajak, karena takut nanti ma lah jadi merusak suasana.
Tak jauh dari Sabila, Chella sibuk memotong-motong sosis, paprika, dan bakso, untuk dijadikan sate yang nanti di pang gang Sabila. Vando sudah hendak memeluk Chella dari belakang karena gembira banget mereka semua ngum pul di rumahnya.
Jangan berbuat mesum di tempat saya, Vasco mengubah suaranya seperti suara Engkong Somad untuk meng a get kan Vando. Semua yang mendengarnya jadi senyum-senyum. Vando tidak jadi memeluk Chella dan ha nya merangkulnya.
Ah, gue istirahat dulu ya, kan gue seharian udah capek motret-motret, kata Vasco sambil berebahan di kursi panjang.
Wah, ini pasti Vasco ya, terdengar suara lembut menyapa. Vasco yang baru rebahan langsung buru-buru dud uk lagi.
Eh iya, Tante, jawabnya tersipu.
Tante tau karena kamu bawa kamera ke mana-mana. Kata Vando, kamu jago motret, puji mama Vando. Ah Tante bisa aja, Vasco makin salah tingkah. Mama Vando meninggalkan Vasco sambil tersenyum ma nis dan berkenalan dengan Sabila.
Chella hanya diam saja dan dalam hati agak takut. Mama Vando mengambil tempat di sebelah Chella. Ini pasti Chella ya, sapanya.
t . c Dulu waktu Tante masih tinggal di panti asuhan, semua nya dikerjakan bersama-sama. Kalau nggak masak ra mai-ramai, ya tidak makan, kenang Mama Vando sambil membantu Chella memotong paprika.
Baju nyuci sendiri, setrika sendiri, ceritanya lagi. Tapi kalau ada genteng bocor, pacar anak panti disuruh naik ke atap untuk membantu membetulkan genteng. Keran tiba-tiba patah, ya disuruh benerin, sambung papa Vando yang tiba-tiba muncul dan nimbrung.
Nanti kalau Vando ke sana, suruh aja bantu-bantu nyapu, ngepel, goda Mama Vando.
Chella tersenyum malu tapi bahagia banget karena sam butan orangtua Vando yang baik dan ramah.
Yah, Mama& Aku kan ke sana mau ketemu Chella, kok malah disuruh beres-beres, Vando merajuk.
Di kampus ketemu tiap hari apa masih kurang" Pokok nya kalau Vando nakal, Chella lapor Om dan Tante saja ya, kata papa Vando pada Chella.
Iya, Om, jawab Chella. Ah, nggak asyik nih, keluh Vando sambil mengirim SMS.
Chella membuka SMS yang masuk ke ponselnya setelah tadi mencuci tangan,
Tau kan, I love u so much, Chella Ta mara. Chella tidak membalas dan hanya menatap Vando sambil tersenyum bahagia.
t . c A KHIR minggu ini, Azel kembali berada di kontrakan
sen dirian. Seperti biasa, Vando pulang, sementara Vasco nge layap entah ke mana. Untunglah Azel sama sekali tidak menduga bahwa Vasco sedang makan-makan di r umah Vando.
Agak nelangsa, Azel membuka laptop di dapur. Ia mulai mengecek FB lagi. Ingin melihat perkembangan kisah Chella, kalau ada. Azel merasa akan benar-benar lega kalau sudah melihat Chella masuk kuliah lagi. Ia terkejut me lihat foto-foto baru yang di-upload Vando di FB-nya. Se mua nya berbau Chella. Lalu ia membaca komentar antara Vando dan Sabila yang heboh sendiri. Azel ter enyak ketika membaca status terbaru Vando.
Ternyata orang jahat ada di sekitar kita. Mengadu dom ba gue dan cewek gue. Semoga orang yang mengguna kan akun Putri Impian mendapat balasan yang se timpal.
Azel bertanya-tanya dalam hati, Apakah Vando tahu
Bab 15 t . c gue" Cewek gue" Jadi beneran Vando jadian dengan Chella" Maksud gue supaya mereka ribut besar, eh, kok malah jadian! Damn! Ternyata hanya gue yang sakit hati sekarang. Mereka berdua nggak tau bagaimana rasa nya hati gue, hancur. Diputusin cewek yang gue cinta banget hanya dengan SMS. Dan gue hanya bisa me nunjukkan kalo gue baik-baik aja nggak ada Rely, pada hal kalo bisa nangis, gue nangis deh. Tapi gue cowok, pantang menangis.
Kalo bisa memohon-mohon ke Rely, gue pasti nge lakuin. Tapi gue gengsi, malu, apalagi kalo sampe Rely no lak gue mentah-mentah. Sekarang, gue hanya bisa m e lihat Rely dari jauh saja. Berdekatan dengan gue saja dia kayak keberatan.
Kalo lo ingin Putri Impian mendapat balasan yang se tim pal, Van, lo menang. Nih, gue dalam hati merana dan iri lihat kebahagiaan lo. Kadang gue pengin kayak Vasco, bisa nemplok ke cewek mana saja, sesukanya, dan mereka senang, apalagi kalo sampe Vasco minta me reka jadi modelnya. Vasco yang menurut gue biasa aja, jadi kelihatan keren di mata cewek-cewek karena ka mera tentengannya yang bener-bener kayak foto grafer terkenal. Vasco juga nggak peduli dengan per cintaan, kata dia buang-buang energi dan semua cewek ada lah cintanya. Andai gue bisa mikir kayak begitu.
Yah, beginilah nasib gue. Azel, cowok biasa aja, prestasi biasa, isi dompet standar, penampilan biasa, tampang pas-pasan sampe-sampe cewek-cewek nggak akan pe duli sama gue. Mau gimana lagi" Mau operasi plastik nggak punya duit, jadi gigolo juga nggak laku. Badan
t . c *** Tampaknya kegalauan Azel bakal berlanjut. Azel sendiri tidak tahu sama sekali tentang perasaan Rely yang tidak se penuhnya buat dia selama mereka jadian.
Sekarang Rely malah makin tergila-gila pada Hengky. Rely bahkan tidak mau menyebut nama Azel se bagai mantannya. Dia menghapus semua fotonya bersama Azel, termasuk semua komentar yang berbau-bau Azel dari akun sosmednya. Rely merasa harus menghapus ha bis masa lalunya bersama Azel. Rely sungguh berharap pa da Hengky dan siap jatuh cinta habis-habisan pada co wok itu. Keinginan jadian dengan Hengky makin me luap-luap karena melihat Vando sudah tidak bisa di ha rap kan sama sekali. Hati Vando sudah untuk Chella, ai Anak Panti. Bagi Rely, ini saatnya untuk move on. Me lu pak an im pian nya untuk bisa bersama Vando dan bersiap merajut mim pi baru bersama Hengky. Makanya Rely fokus me ladeni Hengky. Harus bisa jadian dengan Hengky, itu target Rely. Dia yakin mimpinya jadian de ngan Hengky akan ter capai.
Dari pihak Hengky, serangan gombalnya yang ber langsung pagi, siang, sore, dan malam membuat Rely ke limpungan dan makin yakin Hengky juga jatuh cinta setengah mati padanya. Rely sampai menyimpan pesan sing kat Hengky yang membuatnya berbunga-bunga banget.
y Pagi, cintaaaa& Matahari terbit dengan indahnya
seperti mata lo yang berbinar menyinari hati gue.
y Matahari mulai terbenam tapi perasaan gue ke elo
t . c y Siang ini panas banget ya. Coba ada elo di sini, supaya
mendinginkan gue. y Malam begini paling parah. Kangen banget tapi nggak
tahu elo di mana. y Suara lo ngangenin banget sih. Gue jadi nggak bisa
ti dur mikirinnya. y Kadang gue iri sama ilm-ilm India. Enak ya bisa me-
luk ceweknya sambil ujan-ujanan. Gue juga pengin me luk cewek tapi nggak ada yang mau. Rely, lo mau nggak gue peluk"
y Lagi makan es krim nih. Nggak enak sendirian.
Pengin nya makan berduaan sama lo.
y Parah banget nih, tiap kali BB bunyi yang gue harap
cuma kabar dari lo. y Lo mikirin gue nggak sih"
Rely benar-benar masuk perangkap cinta Hengky. Ia me nyimpan semua SMS dan BBM-an dengan cowok itu. Hari-hari setelah berpisah dari Azel, malah bikin Rely se mangat banget kuliah. Karena saat jeda kuliah untuk ma kan siang dia bakal langsung kabur ke kantin Fakultas Psi kologi. Di sana sudah ada Hengky yang lagi asyik nong krong dengan beberapa cowok yang tidak Rely kenal. Hengky dan teman-temannya selalu asyik di sudut de kat tempat jualan laksa bogor. Seolah-olah sudut itu mi lik mereka.
t . c T IGA bulan berlalu dan selama itu semua orang sudah
tahu Rely pacaran dengan cowok dari Fakultas Psikologi yang namanya Hengky. Cowok lumayan keren, penampilan cuek, jins dan kaus plus hem yang tidak dikancing, ram but landak dan memakai mobil Honda Jazz hitam ke mana-mana (tidak seperti Azel yang hanya punya motor).
Foto-foto Rely dan Hengky di bioskop, restoran, dan mal bertebaran di FB Rely (yang lalu di-tag ke Heng ky). Pujian dan rasa agak iri yang disampaikan teman-te man Rely melihat foto-foto mesranya membuat Rely bangga. Hampir semua teman ceweknya memuji Hengky dan mengatakan betapa beruntungnya Rely bisa jadian de ngan Hengky.
Setahu Rely hanya ada dua orang yang tidak suka, tidak setuju dengan Hengky. Yang pertama, pasti Azel. Dan yang kedua, Sabila.
Ya, begitu tahu Rely dekat dan malah jadian dengan Heng ky, Sabila yang tadinya menjaga jarak dengan Rely dan ma lah cenderung saling menghindar, nekat menemui
Bab 16 t . c Rel, sori gue mau ngomong sebentar, kata Sabila sekitar dua setengah bulan yang lalu, minta waktu untuk bicara berdua. Sebetulnya Rely enggan, tapi dia pikir tidak ada salahnya bicara lagi dengan Sabila.
Gue mau tanya, Rel, apa betul lo deket dengan Hengky anak psiko" tanya Sabila.
Kalo iya kenapa" Rely langsung bersikap agak sengit. Kalo gue boleh kasih info, Hengky bukan cowok baikbaik, Rel. Mendingan lo jangan sama dia deh. Udah banyak cerita miring tentang Hengky, jelas Sabila yang me mang gaul sampai ke fakultas-fakultas lain.
Cerita miring gimana" Rely makin sengit dan dalam hati sangat tidak percaya dengan omongan Sabila.
Kebanyakan yang gue tau sih, dia suka minta ini-itu ke cewek-ceweknya dulu dan mata keranjang, cerita Sa bila.
Sab, sori ya. Lo kalo iri gue jadian dengan Hengky nggak usah kayak begini caranya. Nggak usah itnah Hengky. Lo tuh nggak kenal sama dia. Hanya denger dari sana-sini. Emang lo pernah deket dan jadian sama dia" Itu kan hanya gosip dari cewek-cewek yang sirik karena nggak ditaksir Hengky, semprot Rely.
Gue nggak naksir Hengky, Rel, jawab Sabila kalem. Oke kalo gitu, makasih buat infonya. Tapi ini urusan gue, lo nggak usah kebiasaan ikut campur urusan orang. Se telah bicara begitu Rely langsung pergi meninggalkan Sabila yang terbengong-bengong. Setelah peristiwa itu Rely malah makin menjauh lagi dari Sabila.
Saat itu memang Hengky sangat royal pada Rely. Ke bios kop, restoran, main ke Timezone, semua Hengky yang ba yar. Makanya Rely tidak percaya sama sekali omongan
t . c mobil, pintu dibukakan, lalu setelah Rely duduk manis, pintu mobil ditutup oleh Hengky. Kalau belanja, Rely tidak boleh bawa belanjaan sendiri. Semua Hengky yang membawakan. Per nah Rely mau manikur-pedikur, Hengky juga yang bayarin.
Tapi keadaan mulai berubah setelah satu setengah bulan jadian. Awalnya Rely belanja untuk kebutuhan seminggu di kosan, Hengky ikut belanja rokok dan snack. Karena merasa belanjaan Hengky hanya dua, Rely merasa tidak enak untuk menagihnya.
Udah lo nunggu aja di sana, gue bayarin, kata Rely. Beneran nggak apa-apa nih" Hengky memastikan. Nggak apa-apa, jawab Rely yakin. Apalagi selama ini se muanya dibayari oleh Hengky.
Berikutnya saat ke bioskop dan mereka sudah berada da lam antrean yang cukup depan untuk beli tiket, Hengky me meriksa kantongnya. Katanya dompetnya ketinggalan. Lalu dengan wajah panik dia bilang mau cek dulu apakah ke ting galan di mobil, dan misalnya tidak ada di mobil, Hengky men duga ketinggalan di kamar rumahnya atau toilet. Jadi nya Rely yang beli tiket bioskop. Ketika Hengky balik dari parkir mobil, Rely sudah duduk manis menunggu dengan me megang dua tiket bioskop dan sewadah kecil popcorn. Kata Hengky, dompetnya jatuh di bawah kursi setir.
Suatu kali saat makan di restoran cepat saji, Hengky de ngan terang-terangan meminta Rely untuk membayar. Katanya, Ini zamannya emansipasi, kan"
Rely merasa Hengky ada benarnya, toh tidak mungkin juga kalau mereka jajan keluar Hengky yang terus-te rus-
t . c gantian, pikir Rely saat itu. Tapi lama-kelamaan, karena semakin sering Hengky minta dibayari ini-itu, termasuk bayar bensin mobil dan ganti oli di bengkel, Rely mulai me rasa Hengky memanfaatkannya. Tapi Rely tidak berani ber bicara langsung pada Hengky. Rely juga takut kehilang an Hengky hanya karena dia hitung-hitungan uang.
Pernah saat malam Minggu, mereka sudah berencana mau nongkrong di sebuah kafe di Kemang, Rely sudah dan dan habis-habisan, tapi jam enam sore Hengky mengi rim pesan bahwa dia tidak jadi berangkat karena orang tuanya belum ngasih uang jajan bulan ini. Uangnya sudah tipis dan dia tidak bisa traktir Rely di kafe. Rely su dah bercerita dengan nada pamer ke teman-teman kosannya bahwa ia mau pacaran dan nongkrong di Kemang. Daripada malu, Rely langsung bilang dia saja yang membayar. Satu jam kemudian Hengky pun datang men jemput. Selama mereka berduaan, Hengky bersikap mesra ba nget ke Rely. Rely digandeng erat-erat, dipuji-puji penam pil annya yang katanya cantik banget, dirangkul penuh kehangatan bahkan saat pulang, di dalam mobil Hengky mencium kedua pipi Rely.
Sikap Hengky yang sangat mesra seperti itu membuat Rely tidak bisa marah ke Hengky apalagi sampai membahas bon-bon makanan dan belanjaan yang harus dibayar nya. Rely merasa bahagia banget diperlakukan penuh cinta begitu oleh Hengky. Rely merasa tidak bisa dan tidak mungkin berpisah dari Hengky.
Tanpa sadar, Rely sudah masuk perangkap Hengky. Mata Rely sudah dibutakan oleh cinta pada Hengky. Cowok ini dengan wajah dan penampilannya, memang su-
t . c cewek-cewek setipe Rely. Makin lama Hengky makin ahli un tuk memilih cewek mana yang bisa jadi korbannya. Dan strateginya selalu kayak gitu. Awalnya royal, lamalama morotin. Kalau ceweknya mulai tidak nyaman dan mem pertanyakan urusan bayar-membayar ini, Hengky se lalu bilang, Ya sudah kalo lo sudah nggak nyaman, kita pu tus saja. Gue juga ngerti kok.
Biasanya ancaman dengan akting wajah nelangsa yang ditampilkan Hengky itu meluluhkan hati si cewek. Kalau si cewek sudah pernah meributkan urusan bayarmem bayar itu Hengky mulai mencari korban-korban baru lewat FB. Jadi begitu ceweknya benar-benar nggak tahan dan memutuskan hubungan, dia sudah punya stok cewek yang lain yang siap jadi pacarnya.
Rely tidak sanggup patah hati, putus dari Hengky. Rely cinta banget sama Hengky dan tidak bisa membayangkan kalau dia tidak lagi bersama cowok itu. Di pikiran Rely terbayang-bayang Hengky yang mesra, mencium pipinya, me meluknya dari belakang saat antre beli tiket bioskop, me nyuapinya makanan, menatapnya hangat, meng gan deng tangan, dan merangkul erat bila sedang berjalan di mal, bahkan kadang di kampus, hingga membuat iri ce wekcewek lain. Makanya walaupun jadi tidak bisa na bung banyak, Rely tidak peduli. Padahal biasanya Rely bisa menyisihkan uang jajannya untuk pe ra watan ke salon di akhir bulan, belanja tas, atau sepatu dan baju baru di mal ternama.
Yang terbaru dari ulah Hengky adalah minta uang satu juta. Katanya dia kalah taruhan sepak bola sama temante man nya dan kalau tidak bisa atau tidak mau bayar, dia
t . c Tapi gue nggak bisa ngasih duit sebanyak itu, Hengky, tolak Rely halus.
Ya udah nggak apa-apa. Kita putus dulu aja ya. Gue nggak ada waktu buat pacaran karena harus nyari kerja tam bahan supaya bisa bayar taruhan ini. Malu gue sama temen-temen kalo nggak bayar. Hengky ngambek dan lan g sung memutus percakapan dengan Rely.
Mendengar kata putus dan sikap Hengky yang langsung mematikan HP, Rely syok dan panik. Rely lan gsung berusaha menelepon balik Hengky berkali-kali tapi nggak diangkat. Rely juga mengirim SMS dan BBM terusterusan sambil bolak-balik menanyakan, Lo marah, ya" Hengky, lo nggak sayang gue lagi, ya" Sori ya, Hengky, gue nggak maksud nolak permintaan lo, nanti gue usahain. Please, angkat telepon lo dong.
Rely berusaha menghubungi Hengky lewat pesan di FB juga, tapi tidak ada jawaban dari Hengky sama sekali.
Di kamarnya Hengky senyum-senyum penuh kemenang an. Ia membiarkan HP-nya bergetar dan membaca pe san-pesan dari Rely dengan cengengesan sambil tidurtiduran nonton TV.
Semalaman Rely tidak bisa tidur nyenyak, sementara Hengky tertidur pulas. Memang betul Hengky taruhan sepak bola, tapi hanya kalah 200 ribu. Sisa uangnya bakal Heng ky disimpan untuk dirinya sendiri termasuk untuk beli pulsa telepon.
Paginya, saat bangun Hengky mendapati sebuah SMS yang dinantinya.
Sudah gue transfer satu juta, lo jangan marah lagi, ya. Gue sayang banget sama lo. Hengky bersorak kegi rang-
t . c Hengky memang nggak kaya-kaya amat, tapi juga nggak miskin. Tapi kemalasan Hengky untuk mencoba cari uang sen diri dengan cara kerja keras dan gaya hidupnya yang ingin terlihat kinclong membuatnya mencari uang dengan jalan pintas.
Hengky langsung menelepon Rely. Rely, lo nggak usah re pot-repot. Gue yang salah, gue jadi nggak enak kalo begini. Lagian kita udah putus, gue nggak pantes nerima tran s feran lo. Udah gue balikin aja.
Rely yang bahagia banget ditelepon sama Hengky langsung memotong, Lo jangan ngomong gitu dong, Hengky. Gue ngerti kok.
Maain gue ya, Rel, selalu ngerepotin elo. Suara Hengky terdengar memelas, padahal dia senyum-senyum pe nuh kemenangan.
Nggak apa-apa, Hengky. Gue ngerti kok, kalian cowokco wok emang suka taruhan sepak bola.
Rel& gue sayang banget sama lo. Semaleman gue nggak bisa tidur mikirin elo. Maain gue ya, Rel, nggak men jawab telepon lo, SMS lo, gue nggak sanggup& Hengky sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya biar ter de ngar dramatis.
Rely sangat terenyuh. Udah, Heng& nggak usah di bahas. Gue juga sayang banget sama lo. Jangan bilang putus lagi ya, Heng& Gue sedih banget, pinta Rely.
Mau gue juga gitu, Rel& tapi daripada kita jadian tapi gue nyusahin lo, mendingan kita berpisah, jawab Hengky. Setelah menggombal di telepon, Hengky juga me ngirim SMS ke Rely yang bikin Rely melayang, I LOVE YOU SO MUCH, RELY, MY DARLING. Bukan itu saja, dua jam kemudian Hengky muncul di
t . c Rely, gue tunggu di mobil, di luar kosan ya. Gue mau ngo mong, telepon Hengky. Rely langsung ke luar kosan dan berdebar melihat Hengky duduk di balik setir.
Begitu Rely duduk di sebelahnya, Hengky langsung mem berikan sebatang bunga mawar merah yang dicomot dari vas mamanya di ruang tamu.
Ini bunga buat lo, Rely. Nanti kalo udah ada uang, pasti gue balikin, janjinya.
Udah tenang aja, kapan aja bisa kok, kata Rely penuh pe ngertian. Ia terharu banget dikasih bunga pagi-pagi.
Lo emang pengertian banget, Rel. Gue cinta banget sa ma lo, ucap Hengky lalu memegang dagu Rely dan men cium bibirnya.
Rely pun makin terhanyut dalam kegombalan Hengky dan semakin tidak berani menagih uangnya karena takut di putusin. Rely menghibur diri, toh uang se juta itu dari tabungannya juga, tidak minta ke orang tua nya.
*** Rely memandangi satu per satu foto-foto dirinya dengan Hengky yang diunggah di FB. Semuanya mesra dan bagus. Rely tidak bisa membohongi dirinya sendiri betapa bangga dirinya punya cowok secakep Hengky. Namun di se buah foto, Rely terusik dengan komentar yang ditulis di bawah foto dirinya dan Hengky yang sedang makan di res toran Jepang. Korban berikutnya ya" tulis pemilik akun Putri Impian itu. Tidak ada atau belum ada tanggap an dari Hengky.
Rely bertanya-tanya siapa Putri Impian itu. Rupanya dia
t . c itu justru meng-add dirinya di FB! Tanpa me nunggu lagi Rely langsung meng-approve permintaan per te manan itu. Dia ingin tahu siapa Putri Impian dan mau menanyakan apa maksudnya berkomentar seperti itu.
Foto proil Putri Impian adalah gambar tokoh anakanak Cinderella. Cover photo tidak ada. Tapi yang membuat jantung Rely berdebar kencang adalah tiga foto yang di unggah di FB akun Putri Impian. Di sana ada foto Hengky berpelukan dengan cewek yang tidak Rely kenal. Be rikut nya ada foto Hengky dengan cewek yang berbeda lagi. Di foto itu Hengky tampak samping karena sedang men cium pipi cewek berambut sebahu itu.
Dan foto terakhir, dengan cewek yang berbeda lagi. Hengky memeluk erat cewek berambut panjang warna burgundy itu dari belakang.
Rely rasanya mau menangis. Dia bertanya-tanya dalam hati siapakah cewek-cewek ini" Kalau semuanya mantan, dia tidak masalah, tapi kalau selingkuhan"
Siapa lo" Dan apa maksud lo kasih komentar jahat di foto gue dan Hengky" Rely dengan emosi menulis pesan di FB Putri Impian.
*** Di kontrakan, Azel membaca notiikasi yang datang ke akun Putri Impian buatannya. Dia lega Rely telah melihat foto-foto itu dan berusaha menjawab perta nyaan nya dengan sabar dan tidak terpancing emosi.
Coba saja lo tanya Hengky, siapa cewek-cewek ini dan berapa banyak uang mereka yang dihabiskan
t . c Hanya itu jawaban Azel. Saking sayangnya pada Rely, Azel sampai-sampai bela-belain menyelidiki Hengky. Bagi Azel, cintanya seperti men tok di Rely yang memutuskannya. Ia ingin memasti k an apakah Hengky cowok baikbaik atau bu kan. Dan bila ya, Azel rela melepas Rely untuk Hengky wa lau pun dia harus sakit hati. Tapi ternyata fakta-fakta yang didapat di lapangan berbeda banget. Memang hanya tiga cewek yang berhasil ditemui Azel, tapi buatnya itu sudah cukup membuktikan bahwa Hengky cowok nggak bener yang suka morotin cewek dan memanfaatkan pa carnya.
Azel nekat menggunakan lagi akun Putri Impian karena merasa tidak ada efek samping dia memakai akun itu. Dia melihat Vando dan Chella malah jadian dan tidak ada masalah sama sekali dengan ibu Chella yang di penjara. Kalau Vando bisa mendapatkan Chella setelah saling men diamkan lama, Azel yakin dia juga bisa membuat Rely kembali padanya lagi. Caranya" Mencari sebanyakba nyak nya keburukan Hengky!
Setelah kasak-kusuk ke sana kemari, Azel mendapatkan lima cewek mantan Hengky dari berbagai fakultas, beda angkatan dan jenjang (ada yang anak D3 dan S1). Dari lima cewek yang ditemui, dua orang menolak membicarakan Hengky. Tapi nada bicara mereka menunjukkan bahwa mereka sangat membenci cowok itu. Untung bagi Azel, tiga cewek lain bersedia bercerita (setelah Azel memo hon-mohon dengan sangat dan bilang bahwa adiknya lagi pacaran dengan Hengky dan ingin tahu Hengky cowok kayak gimana). Ketiga cewek itu sama-sama masih me nyimpan foto dengan Hengky dan punya setitik
t . c *** Rely dilema. Jika ia bertanya kepada Hengky, siapa cewek-cewek itu, dia takut Hengky marah, ngambek, dan me minta putus lagi. Tapi Rely penasaran dari mana Putri Impian tahu tentang berapa banyak uang mereka yang di habiskan Hengky .
Rely mulai terbayang-bayang tentang tabungannya yang ter kuras karena pacaran dengan Hengky. Tapi dia masih mem bela Hengky karena merasa pengeluarannya sepadan dengan apa yang didapatnya: pujian dan rasa iri orangorang yang melihat dia jadian dengan Hengky serta kemesraan Hengky yang tiada duanya. Tidak seperti waktu pa car an dengan Azel. Walau bangga tidak berstatus jomblo lagi, Rely tidak tahu apa yang harus di bangga kan dari Azel, khususnya dari segi isik.
Namun hati kecil Rely merindukan Azel yang tidak pernah memakai uangnya sepeser pun. Azel yang tidak semesra Hengky tapi selalu memperlakukan Rely dengan baik, bahkan menurut Rely, Azel tidak marah sedikit pun di per lakukan bagai asisten pribadi. Azel yang tidak pernah ngambek atau sedikit-sedikit mengancam putus. Rely jadi bingung!
*** Sore itu Sabila dan teman-temannya dari fakultas lain be rencana nongkrong di foodcourt Pondok Indah Mal 2. Dari kejauhan mereka melihat Rely dan Hengky di dalam se buah restoran Italia. Kalina, salah satu teman Sabila
t . c si Hengky, sama cewek mana lagi" Modal tampang aja bisa ngegaet cewek nggak abis-abis. Ceweknya goblok amat, ya. Sabila diam saja mendengar komentar Kalina dan berjalan menunduk supaya tidak terlihat oleh pasangan itu.
Mana sih" Oh, itu. Tapi tampang cowoknya emang luma yan, ujar Dinda begitu sekelebat melihat wajah Hengky.
Kan si Hengky sering dijemput tante-tante, Kalina me nambahkan.
Serius lo, Lin" Nyokapnya, kali" Todi ikutan berk omentar tidak percaya.
Ah, nyokap gimana" Tantenya ganti-ganti, booo! sambar Kalina.
Eh, bukannya Hengky gosipnya suka morotin ceweknya" Sabila memberanikan diri bertanya.
Yah, itu sih klasik, Sab, jawab Kalina. Maksud lo" Sabila tidak mengerti.
Anak-anak psiko banyakan sudah tau Hengky suka morotin cewek. Makanya dia nyari cewek anak luar psiko atau anak baru. Nah, yang terbaru tuh ce rita soal cowok nggak bener tadi, cerita Kalina berapi-api.
Emang dia pinter nggak sih" tanya Sabila penasaran. Pinter apaan" Nggak di-D.O aja udah bagus. Kerja nya minjem catatan ke cewek-cewek, tukang minta tolong bikinin paper, tukang nyontek. Nyebelinnya, de ngan tampangnya, banyak cewek yang nggak bisa nolak, kisah Kalina lagi.
Ah, lo aja kali yang sirik, Lin, timpal Todi. Sori ye, ngapain gue sirik. Ngeliatnya aja gue udah males. Manusia nggak punya harga diri banget tuh! Kalina
t . c Udah tenang, tenang, nggak usah emosi gitu, Pascal me ne nangkan Kalina sambil mesam-mesem.
Sabila memang pernah men dengar modus operandi Hengky. Sabila punya teman yang temannya jadi korban pemorotan Hengky.
Teman Sabila pernah bercerita tentang temannya yang sa mpai membelikan Hengky BlackBerry karena Hengky bilang ponselnya hilang dan dia belum punya uang untuk beli ponsel lagi. Jadi selama Hengky belum pu nya ponsel, si cewek itu tidak bisa menghubungi Hengky sama sekali. Daripada menahan rindu setengah mati karena tidak bisa berkomunikasi, si cewek membelikan BB. Tadinya mau dibelikan ponsel yang biasa dan murahan, tapi Hengky me nolak katanya tidak usah, karena dia lagi usaha nabung untuk beli BB. Akhir nya si ceweklah yang mem beli kan BB dengan iming-iming Hengky mereka bisa BBMan sepuas hati. Akhirnya me reka putus, BB itu dengan suk ses menjadi hak milik Hengky.
Sabila memutuskan untuk melakukan sesuatu. Terserah Rely suka atau tidak dengan tindakannya nanti, yang pasti Sabila ingin membuka mata Rely agar cepat sadar siapa cowok yang dipacarinya.
*** Sabila mendapat ide untuk memata-matai Hengky dan mencari barang bukti untuk diperlihatkan pada Rely. Dia minta bantuan Vasco untuk memotret dengan lensa panjangnya dan pinjam mobil Vando untuk penguntitan. Minta bantuan Vasco gampang, tapi ke Vando" Sabila
t . c menceritakan semua yang diketahuinya tentang Hengky ke Chella yang setuju untuk membantu. Kedua cewek ini pun mendatangi Vando dan menceritakan keinginan mereka untuk memata-matai Hengky.
Gue kira lo alergi dengan yang namanya mata-mata, kata Vando ke Chella.
Chella tersenyum. Nggak semua mata-mata berniat jelek. Rely emang nggak baik-baik amat, Van. Tapi gue ka sih an sama dia.
Gue nggak ngerti deh sama lo cewek-cewek. Kemarin pada kayak musuhan, eh, sekarang malah sibuk ngebantuin, kata Vando masih enggan.
Udahlah bantuin aja, Van, daripada Rely diporotin kayak gitu, kasihan, pinta Chella yang risi banget memba yang kan capek-capek mengumpulkan uang malah habis dipakai cowok kayak Hengky.
Oke, tapi bantuan gue hanya sebatas mobil ya, dan se mua nya harus ikut. Gue nggak mau kalo hanya gue dan Vasco yang menguntit, kata Vando.
Iya, gue ikut kok. Chella juga, iya kan, Chel" Sabila me nyenggol lengan Chella.
Iya, gue ikut, Chella mengangguk mantap. Ya udah deh, berhubung ini misi pengintaian jadi stok ma ka nan kita di mobil mesti cukup, kata Vando tersenyum.
Siiip. Makasih ya, Van! Sabila girang.
*** Sesudah mendapat dukungan dari Vasco, Chella, dan
t . c Hengky sehari-hari. Ketika merasa sudah cukup, baru lah mereka melakukan misi pengintaian untuk me ngumpulkan barang bukti. Ternyata habis menemui Rely di kosan usai kuliah, seringnya Hengky cabut ke mal di daerah Pejaten atau Gandaria. Sabila dan Vando me nunggu di mobil, Chella dan Vasco pura-pura jadi pa sangan. Pura-puranya Chella dipotret Vasco. Sabila tidak berani turun karena takut cepat dikenali karena dan dan an nya yang rada mencolok itu. Vando siaga di mobil ka lau-kalau mereka harus langsung cabut mengikuti mobil Hengky.
Di sebuah restoran, Hengky bertemu dengan seorang tante. Saat bertemu, Hengky berciuman pipi dengan tante yang langsung mengelus-elus lengan cowok itu dengan genit.
Vas, lo dapet nggak tadi fotonya pas mereka ciuman pipi" tanya Chella.
Dapet& dapet& udah gue prediksi kok mereka bakal cium an, jawab Vasco yang girang dapat bertingkah bak pa parazi. Setelah itu Vasco dan Chella laporan ke Sabila melalui telepon.
Sab, kalo mereka mau makan-minum, masa gue tungguin" lapor Chella.
Sekarang lo pada ngapain" tanya Sabila. Makan mochi cokelat, jawab Vasco, sambil mencomot mochi gendut yang kotaknya dipegangi Chella.
Emang kelihatannya mereka pesan makanan" tanya Sabila lagi.
Vasco mengarahkan kamera dan lensanya ke arah res toran itu, agak geser sedikit. Chella pura-pura bergaya seolah se dang jadi objek foto Vasco sehingga orang tidak men cu-
t . c Kayaknya sih mereka cuma pesen makanan kecil dan minuman, bukan makan besar, lapor Vasco.
Lo pada balik deh ke mobil, gue yakin nggak berapa lama mereka bakal cabut, perintah Sabila dari dalam mobil Vando yang diparkir tak jauh dari mobil Hengky.
Kalo dia ternyata cabut pake mobil tuh tante-tante gimana dong" tanya Vasco.
Feeling gue tuh tante-tante pergi naek taksi atau di-drop sopirnya, nggak mungkin kan dia pergi sama be ron dong dengan sopir. Duh, tapi gue juga nggak yakin nih, Sabila mulai ragu, takut kehilangan momen-momen berharga.
Ya udah deh, kita ke mobil aja, kalo ternyata dia nggak ke mobil, ya udah, kita cabut. Lain kali kita ikutin lagi, Vasco menyarankan.
Oke deh, jawab Sabila. Lo emang ada bakat jadi mata-mata, Sab, canda Vando yang mendengar percakapan Sabila di telepon.
Prestasi gue jadi mata-mata, pertama menyukseskan lo jadian dengan Chella, dan yang kedua bakal bikin putus Rely dan cowok busuk itu, tegas Sabila.
Di balik penampilan lo yang sinting itu, ternyata emang hati lo baik, Sab. Peduli sama temen, puji Vando.
Belum sempat Sabila menjawab, dari kejauhan terlihat Chella dan Vasco balik ke mobil.
Untungnya dugaan Sabila benar. Sepuluh menitan nung gu di mobil, Hengky muncul bersama tante-tante seksi itu. Vasco sibuk memotret. Hengky merangkul pinggang si tante berbaju warna shocking pink itu. Ketika si tante mau masuk ke mobil Hengky, Hengky malah meme luk nya erat dari belakang. Si tante tertawa dan meng-
t . c Mau muntah gue ngeliatnya, ujar Sabila dengan wajah eneg.
Profesional banget tuh cowok, komentar Vasco sambil te rus memotret dan cengar-cengir melihat tingkah Hengky.
Mereka mengikuti mobil Hengky yang ternyata masuk ke sebuah hotel bintang tiga.
Udah, stop di sini aja. Tadi dapet nggak, Vas, pas mobil nya masuk ke hotel itu" tanya Sabila.
Dapet dong, jawab Vasco sambil mengecek hasil jepret annya.
Kita cabut aja, yuk. Udah mau malem. Kalo Hengkynya nginep atau keluar malem banget sama tante tadi, bisa busuk kita nungguin dia, kata Sabila yang kedengaran lebih ka yak perintah.
Siiiaaaappp. Gue sih nurut aja, ucap Vando ter se nyum. Ternyata gue seneng juga ngelakuin hal gila kayak gini, kata Chella ceria.
Asal jangan sering-sering aja, Vando menimpali. Rely, Rely& dapet cowok kok kayak gitu. Mending juga dulu sama Azel, Vasco bergumam sambil melihat-lihat semua hasil jepretannya dan geleng-geleng.
*** Di kosan, Rely juga berpikiran sama. Tiba-tiba teringat Azel. Cowok kurus sederhana yang sangat perhatian pada nya. Azel adalah pacar pertamanya, tapi cinta pertama Rely rasanya bukan untuk Azel, melainkan Hengky.
Ada yang bilang lebih baik dicintai daripada mencintai L
t . c Rely menulis status di FB-nya dengan perasaan galau. Biasa nya dia sangat yakin pada cinta Hengky. Tapi komen tar yang ditulis akun Putri Impian terus memba yangi pikirannya. Foto-foto yang terpampang di akun itu juga bikin Rely gundah. Rely ingin memercayai bahwa Hengky seratus persen mencintainya, tapi ada bagian kecil di dalam hatinya yang tahu Hengky bukan cowok baik-baik dan sekarang memanfaatkannya.
Kayaknya gue kena karmanya Azel. Dia kan cinta banget sama gue, sedangkan gue nggak cinta-cinta amat sama dia. Sekarang gue cinta mati sama Hengky tapi gue nggak yakin perasaan Hengky sama dengan gue. Gue nggak ada bayangan bagaimana kalo sampai gue nggak bersama Hengky. Gue sama siapa" Gue pasti merana banget. Akal sehat gue nyuruh gue supaya mening gal kan Hengky, karena suka atau nggak gue telah menipu diri gue sendiri dan tidak bisa mengakui Hengky me man faatkan gue, kasarnya morotin gue. Goblok ba nget ya gue. Tapi hati gue bilang jangan ninggalin Hengky. Siapa tahu dia berubah. Siapa tahu yang kema rin-kemarin terjadi hanya karena dia sedang apes saja. Gue harus kasih waktu buat Hengky. Siapa tahu besok-besok semuanya akan baik-baik saja.
Rely menghibur diri dan berusaha meyakinkan hatinya bah wa dia harus menerima Hengky apa adanya, baikburuknya. Rely tidak berani menghubungi Hengky karena dia bilang pulang kuliah dia sibuk banget bikin tugas-tugas kuliah yang bejibun, jadi kadang sudah tidak sempat mem balas pesan-pesan Rely.
I love you. Miss you. Tulis Rely untuk Hengky. Sampai
t . c S UASANA kontrakan jadi agak canggung. Kedatangan
Rely bikin Azel salah tingkah. Memang tidak ada yang mem beritahu Azel bahwa Rely bakal datang. Semua kegiatan memata-matai Hengky dilakukan tanpa sepenge tahuan Azel. Sabila dari awal sudah memutuskan Azel jangan diajak supaya kegiatan spionase cinta ini tidak bias, tapi murni menyelamatkan Rely dari prahara per cintaan yang lebih parah lagi. Takutnya kalau Azel diajak, Rely akan menuduh mereka membantu Azel supaya bisa balik dengan Rely dengan cara menjelek-jelekkan Hengky.
Rel, kita di sini peduli sama lo. Kita mau nunjukkin ke elo kalo Hengky itu bukan cowok yang baik, Sabila me - mulai pembicaraan. Atas izin Vando, ia mengundang Rely ke kontrakan. Awalnya Rely menolak mentah-men tah, tapi setelah Sabila dengan tegas bilang dia punya buk ti kuat tentang Hengky, Rely jadi melunak dan mau da tang.
Setelah ini lo mau terus jadian dengan Hengky, itu hak lo. Kita juga sama sekali nggak mengajak Azel. Jadi
Bab 17 t . c liat lo jadi bahan mainan Hengky. Gue juga ingin membuktikan omongan gue ke elo dulu tentang Hengky. Itu aja, Rel, jelas Sabila, lalu mempersilakan Vasco me nunjukkan semua foto Hengky yang didapatnya selama pengintaian melalui laptop.
Vando dan Chella duduk berdampingan di dapur. Me reka diam saja dan hanya mendengarkan. Nanti kalau ada apaapa dan penting banget, baru mereka nimbrung. Azel juga ada di kontrakan, tapi dia bingung mau ngapain dan mesti di mana. Diam di kamar nggak mungkin karena dia pe nasaran. Ikutan di sofa ruang tamu juga nggak mungkin, karena situasinya dengan Rely masih cang gung. Duduk bareng di dapur dengan Vando dan Chella juga terasa tidak pas. Jadi Azel memilih mondar-mandir nggak jelas.
Rel, ini foto-foto gue nggak ada rekayasa sama sekali. Se muanya kejadian nyata, Vasco memberi pengantar sebelum menunjukkan foto-fotonya. Rely diam saja tapi dalam hati makin tidak keruan rasanya. Perasaannya sedikit demi sedikit mulai hancur lebur ketika foto-foto je p retan Vasco menggambarkan tingkah laku Hengky yang tidak diketahui Rely selama ini. Tidak terasa air mata nya mulai menggenang, lalu mengalir ke pipinya. Sabila du duk di sebelahnya dengan tenang. Vasco ber anjak pergi meng ambil air mineral dan sekotak tisu.
Semua ini foto baru" tanya Rely lirih.
Iya, jawab Vasco pelan. Keheningan melanda kontrak an.
Kok gue goblok banget ya bisa nggak tahu" tanya Rely pada dirinya sendiri.
Bukan lo yang goblok, Rel. Hengky memang cowok
t . c Setuju, tambah Vasco, nggak ada ruginya kok mutusin cowok kayak gitu.
Pu& putus" Putus dari Hengky" Rely menggeleng pelan, lalu tiba-tiba menatap tajam Sabila, jangan-jangan kalian ya Putri Impian"
Putri apaan" tanya Vasco. Vando dan Chella yang men dengar pertanyaan tadi berpandangan dengan kaget.
Putri Impian! Jangan pura-pura bego, Vas& iya, kan" de sak Rely agak histeris.
Gue nggak ngerti maksud lo, Rel. Putri Impian apa" Sabila balik bertanya.
Rely mengeluarkan komputer tablet dari tasnya, membuka akun FB-nya dan menunjukkan akun Putri Impian.
Nih, sama persis dengan kegiatan kalian. Menyelidiki Hengky! Rely setengah menjerit. Di satu sisi karena emosi ka rena kenyataan yang baru dilihatnya, di sisi lain dia masih ingin membela Hengky.
Vando dan Chella datang ke ruang tamu, sementara Azel masuk kamar.
Akun Putri Impian" Boleh nggak gue lihat sebentar" pin ta Vando. Rely menyerahkan komputer tabletnya ke Vando. Chella menelan ludah. Vando lalu ke kamarnya meng ambil iPad dan meminta Chella membuka akun FBnya dan menunjukkan nama dan foto proil Putri Im pian yang tertera di pesan yang dulu dikirim ke Chella ten tang rahasia ibunya yang dipenjara.
Sama persis, desis Vando. Chella mengangguk. Ini ada apaan sih" Putri Impian apa" Vasco jadi bingung.
Gue juga nggak ngerti, Sabila menjawab de ngan tidak
t . c Chella pernah menerima pesan melalui FB dari orang yang menggunakan akun palsu Putri Impian. Orang itu nggak pengin gue jadian dengan Chella dan berusaha meng adu domba gue dan Chella. Tadinya gue pikir elo, Rel. Gue pikir lo masih dendam sama gue. Tapi ternyata lo juga jadi korban akun palsu ini, gue minta maaf nuduh lo, kata Vando sambil menatap Rely.


Andai Dia Tahu Karya Esi Lahur di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Iya& gue ngerti kok, ucap Rely mulai tenang, seolah me maklumi kenapa Vando sampai berprasangka padanya.
Mengadu domba" Tentang apa ya" Kok gue baru denger cerita ini" cerocos Sabila yang kayak tidak terima ada info percintaan Chella dan Vando yang lolos dari pantauannya.
Vando terdiam sejenak. Yaaa pokoknya adalah, Sab. Gue nggak bisa cerita.
Gue saja yang cerita, Van, kata Chella pelan tapi man tap.
Chel& Vando menggeleng pelan.
Nggak apa-apa, Van. Gue berani, kata Chella lagi. Lalu dengan tenang tapi pasti Chella menceritakan kisah masa kecilnya yang menyedihkan itu. Sabila, Rely, dan Vasco yang mendengarkan sampai ternganga dibuatnya. Azel yang sudah nggak mondar-mandir dan duduk sen dirian di dapur pun diam mendengarkan dan tertunduk malu.
Ya ampun, Chel& Kenapa lo nggak cerita dari dulu" Gue nggak bakal ngehakimin elo, Chel& Kasihan banget nyo kap lo, Sabila langsung berkomentar begitu Chella me nye lesaikan ceritanya.
Gue kira cerita kayak gini hanya ada di sinetron& Chel, lo tuh hebat! Jangan takut apa komentar orang,
t . c hati ia malu karena sesungguhnya masalah percintaannya tidak seberat apa yang harus dihadapi Chella sejak kecil.
Walaupun yang punya akun itu pasti pengecut karena pake nyamar segala, gue berterima kasih karena gue malah jadian dengan Chella, ucap Vando ceria.
Kalo menurut gue, yang punya akun itu cowok yang sakit hati karena ceweknya direbut Hengky& Eh, tapi itu kan Azel, ngapain Azel ngadu domba Chella dan Vando" Sabila mengecilkan volume suaranya dan jadi nggak yakin dengan teorinya sendiri.
Tiba-tiba dalam hati Vando merasa mendapat jawaban. Ia menyetujui teori Sabila. Azel pasti balas dendam pa danya karena urusan mau ciuman dengan Rely yang ke pergok Engkong Somad, belum lagi sikap su per ke tus Vando pada Rely.
Masa Azel nggak mau gue jadian dengan Vando" Salah gue ke Azel apa" Masa Azel pengecut gitu" tibatiba Chella berkomentar.
Gue bukan pengecut! Azel muncul di ruang tamu dengan mimik antara di ngin, canggung, dan malu.
Jadi, bener lo si Putri Impian" tanya Vando dengan suara agak keras. Chella takut Vando jadi emosi. Ia meme gang tangan Vando sebagai kode supaya tidak marah berlebihan.
Iya. Bener. Gue yang bikin akun itu, Azel meng akui . Pe rasaannya malu tapi lega.
Tapi kenapa, Zel" tanya Chella nggak habis pikir. Maain gue& Gue nggak bisa berpikir jernih waktu itu. Pe rasaan gue jadi hancur banget waktu Rely mutusin gue beg itu aja lewat SMS. Gue nggak terima. Gue nggak salah
t . c Selama Azel menjelaskan, Rely menunduk dalam-dalam. Dia memang memutuskan Vando dengan alasan yang dibikin-bikin, padahal dia yang salah karena sudah selingkuh hati dengan Hengky saat masih jadian dengan Azel.
Udah, Zel. Nggak usah ngaku dosa di sini. Gue nggak pe duli detail cerita lo. Itu urusan lo dan Rely. Cuma lain kali lo nggak usah gitulah. Kalo ada apa-apa lo kan bisa ngomong langsung, potong Vasco tegas.
Zel, gue anggap urusan ini udah selesai ya. Lo jangan nam bahin masalah lagi. Rel, itu bukti-bukti kan udah lo lihat semua. Terserah sama lo, mau tetep jadian dengan Hengky atau putus. Itu bukan urusan kami lagi, ujar Vando.
Iya, Rel& kita sebagai teman cuma mau meng ingatkan. Kalo lo tetap mau sama Hengky dan nggak masalah dia begitu, ya nggak apa-apa. Gue pribadi sih jijik dengan cowok kayak gitu, tambah Sabila.
Azel diam saja karena Rely juga tidak berani ber tatapan dengannya. Dalam hati Azel ingin menyuruh supaya Rely mutusin Hengky dan kembali padanya. Tapi Azel gengsi. Ia melihat Rely sangat berat mutusin Hengky.
Rely mengeluarkan lash disk dan meminta Vasco mengopi semua ile fotonya. Rely hanya bisa berterima kasih pada semuanya dan pamit pulang ke kosan.
Dengan lunglai ia berjalan pulang ke kosannya. Pe rasa an Rely tidak keruan. Di kamar kosnya dia menyetel CD aneka lagu dengan volume cukup kencang, lalu rebahan di ranjang sambil terus nangis.
t . c m e mikirkan langkah apa yang harus diambilnya untuk meng hadapi Hengky. Dengan mata bengkak Rely melihat kem bali foto-foto hasil bidikan Vasco.
Luka hati adalah bagaikan paku yang tertanam dalam kayu, walau bisa dicongkel tapi akan berbekas selamanya.
Rely menuliskan perasaannya di status FB-nya lagi. Hengky menuliskan komentarnya di status Rely itu. Terluka kenapa, Say" I love you so much lho&
Rely tidak membalas komentar pacar matrenya itu, lang sung mengirim pesan ke Hengky dan mengajaknya ke te muan. Rely nekat. Apa pun yang terjadi, terjadilah. Kalau memang Hengky jodohnya, dia tidak akan ke mana-mana.
*** Rely dan Hengky sepakat menikmati makan malam di ru mah makan yang menyajikan pecel lele crispy. Selama me nikmati pecel lele itu Rely berusaha bersikap tenang dan biasa saja. Rely berkilah iseng saja menulis sta tus di FB seperti itu. Buat seru-seruan saja. Tiba saat nya membayar makanan, dengan cueknya Hengky me nyu ruh Rely membayarnya.
Uang gue nggak cukup, Heng. Belum ngambil lagi ke ATM, Rely mencoba mengelak. Ia memang sengaja hanya membawa uang 25 ribu rupiah.
Gimana sih" Mana di sini nggak bisa pake kartu debit, lagi, gerutu Hengky. Mau nggak mau dia terpaksa membayari makan mereka. Setelah itu mereka masuk mobil.
t . c Ketinggalan sama dompetnya juga. Tadi buru-buru sih, jawab Rely berbohong.
Kalo gitu nggak jadi ke mal, nggak usah nonton deh. Ba lik aja ke kosan. Gue juga capek nih, Hengky berkilah pa dahal dia tidak mau keluar uang untuk membayar tiket bios kop dan cemilan buat nonton.
Capek ngapain, Heng" tanya Rely.
Ya ngerjain tugas-tugas kuliahlah. Giliran mau isti rahat dikit, eh, punya cewek nggak pengertian banget. Udah tau mau makan, having fun, dompet pake ke ting gal an segala. Kan gue udah ngeluarin duit buat beli ben sin mobil ini, masa gue juga yang bayarin makan, kata Hengky ketus. Rely diam saja, berusaha menahan diri hing ga sampai kosan nanti.
Sepanjang jalan Hengky mengeluh terus. Ketika mobil Heng ky tiba di depan kosan, Rely tidak langsung turun dan keluar.
Heng, Rabu sore lalu, lo ke mana" Rely mem be ra nikan diri bertanya.
Rabu sore" Pulang ke rumah. Kenapa" Hengky berbohong.
Ada temen gue yang lihat lo lagi maen di mal daerah Pe jaten sama tante-tante, kata Rely sambil memandang Heng ky. Cowok itu kelihatan mulai resah mendengar nada suara Rely yang seperti menghakiminya.
Tante-tante" Maksud lo nyokap gue" Emang nggak bo leh gue dari rumah terus nganterin nyokap gue belanja ke mal" Hengky terus berkilah.
Rely mengeluarkan netbook-nya. Lalu membuka folder tanpa nama di desktop dan bersiap menunjukkan fotofoto Hengky dan tante-tante itu yang dikopinya dari
t . c Ini nyokap lo" tanya Rely sambil menyodorkan foto Hengky sedang memeluk erat dari belakang si tante yang akan masuk mobilnya. Hengky terperanjat.
Lalu Rely mengganti lagi foto di layar dengan foto tante itu gelendotan mesra di lengan Hengky dan yang terakhir foto mobil Hengky masuk ke halaman hotel.
Apa-apaan ini" Lo memata-matai gue" Sakit lo! kata Hengky keras dan sengit.
Bukan gue yang memata-matai. Temen gue nggak sengaja lihat lo di parkiran mal, Rely berbohong.
Halah! Jadi begini ya" Lo diem-diem nggak percaya sama gue" Malah ngejelek-jelekkin gue, cowok lo sendiri" Hengky malah menyalahkan Rely.
Menjelekkan gimana" Lo sendiri yang nggak tahu malu, Rely mulai kehilangan kesabaran.
Itu buktinya! Lo nguntit gue! Gue nggak percaya ini kerjaan temen lo. Lo kan cewek egois, mana ada orang mau temenan sama lo, ucap Hengky penuh amarah. Enak aja lo ngomong begitu! jerit Rely.
Itu kenyataan. Fakta. Lo tuh mau menangnya sendiri dan manja, tambah Hengky.
Jaga omongan lo. Nyesel gue pacaran sama lo! Rely makin emosi.
Denger ya, lo harusnya berterima kasih banget karena gue udah mau jadian sama lo. Gila apa cowok mau sama lo" Ngaca dong lo, make up lo aja lebih tebal daripada make up nyokap gue. Kayak kecakepan aja. Tampang lo pas-pasan, tau ga" Lo kira dengan dandan pake barang bermerek lo jadi lebih keren" Hueeeekkkk. Sama tante yang tadi di foto lo aja, masih jauh lebih cantik dia. Ini
t . c dari mobil gue. Dasar cewek posesif. Sakit jiwa lo! amuk Hengky.
Lo tuh yang sakit jiwa! Dasar playboy kampung! Tukang morotin cewek! Gue sebarin nih foto-foto lo biar tahu rasa! Kalo perlu gue kirim ke rumah lo! ancam Rely lalu turun dari mobil Hengky dan berlari masuk ke dalam kosan. Hengky langsung tancap gas meninggalkan kosan dengan emosi membara. Rely masuk kamarnya, mengunci pintu, menyalakan CD lagu Lady Gaga keraskeras, dan menangis sepuasnya.
Rely menangis bukan hanya karena putus dari Hengky yang dicintainya setengah mati. Tapi juga karena katakata kasar yang diucapkan Hengky padanya. Juga ke nyataan Hengky tidak pernah benar-benar men cin tai nya seperti yang dikiranya selama ini. Ternyata benar, Hengky hanya mau morotin cewek-cewek saja. Rely tahu Hengky memang bukan dari keluarga kaya seperti Vando, tapi juga bukan berasal dari keluarga miskin seperti Chella. Rely dan Hengky sama-sama berasal dari keluarga kelas menengah. Rely juga tahu mobil yang dibawa Hengky adalah mobil ayahnya yang lebih suka naik motor un tuk menembus kemacetan Jakarta. Demi gaya hi dupnya yang mau berlagak jadi anak orang kaya, Hengky tega menjual kata cinta demi uang, juga menjual harga diri pada tante-tante yang kesepian.
Gue bener-bener cewek tolol. Gue sudah membuang waktu dan uang untuk cowok yang nggak peduli sama sekali ke gue. Brengsek lo, Hengky! Gue benci lihat muka lo!
Rely membuka netbook-nya, menunggu koneksi inter-
t . c foto bersama Hengky, mengubah statusnya men jadi single, dan menulis statusnya dengan penuh emosi.
Ternyata ada playboy kampung, cowok murahan berkeliaran di kampus kita. Berhati-hatilah! Dan share jika kalian peduli dan tidak ingin jadi korban berikutnya.
Bersamaan dengan status itu, Rely juga menyertakan foto barang bukti andalan: foto Hengky yang sedang memeluk erat dari belakang si tante yang akan masuk mobil nya. Lalu Rely segera mandi dan keramas. Ia ingin men dinginkan kepalanya dari kejadian buruk yang baru me nimpanya. Keluar dari kamar mandi, Rely mengecek FB-nya. Sudah belasan temannya berkomentar dengan per ta nyaan senada: Rel, itu kan hengky" Serius lo, Rel" Ter nyata beneran ya gosip yang selama ini gue denger. Rel, lo baik-baik aja, kan"
Rely tidak tahu mau membalas apa pada semua komen tar yang ada. Yang pasti ia sudah cukup lega telah mem p ermalukan Hengky. Tapi di dalam hatinya tidak bisa hilang segala kalimat kasar umpatan Hengky untuknya. Tentang ia yang egois dengan make up terlalu tebal. Rely berpikir, jangan-jangan selama ini semua orang berpikir an seperti itu, tapi tidak ada yang berani terus terang kepadanya. Bagaikan kena hipnotis, Rely me nata peralatan riasnya. Ia mengambil kotak kosong dan me ma sukkan semuanya ke kotak itu hingga hanya tersisa pelembap wajah dan bedak padat. Sepatu-sepatunya yang blingbling, high heels yang keren, semua ditatanya dalam kotak. Kecapekan, Rely langsung tertidur nyenyak.
t . c Keesokan harinya Rely ke kampus dengan tampilan yang sama sekali berbeda. Wajahnya hanya menggunakan pelembap dan bedak tipis. Bajunya biasa saja, tanpa aksesoris, tidak heboh bagai artis seperti yang dulu sering dipakainya. Ia juga hanya memakai sepatu berhak datar. Semua yang melihatnya heran banget. Ia juga berusaha meng hin dari orang banyak. Kalau jalan, Rely sendirian dan selalu menunduk, menghindari tatapan orang. Betulbetul ka yak orang linglung dan rendah diri.
Sudah seminggu ini Chella dan Sabila sudah berusaha menga jak Rely jalan bareng lagi, tapi tanggapan Rely di luar dugaan.
Nggak usah kasihan sama gue. Nggak usah menghibur gue. Hengky emang bener. Gue jelek dan nggak ada artinya, kata Rely datar tanpa bermaksud merajuk.
Kalau di kelas, Chella dan Sabila berusaha duduk di se be lah kiri-kanan Rely, tapi dia tampak dingin dan seperti tidak butuh siapa-siapa.
Van, kalo gue dan Sabilla yang ngomong, Rely nggak peduli deh, kata Chella pada Vando saat mereka sedang ngobrol di teras panti
Terus, maksudnya gue suruh ngomong ke dia gitu" Vando bertanya.
Abis siapa lagi" Kalo Azel nanti takutnya malah jadi ri but atau kenapa-kenapa. Kalo Vasco nanti malah bercanda nggak jelas gitu, jawab Chella.
Kenapa sih lo peduli amat sama Rely" tanya Vando lagi.
Gue juga nggak tahu kenapa. Mungkin gue hanya nggak tega melihat dia yang biasanya tampil wah, terus se karang kayak orang linglung. Omongan Hengky ke dia pasti jahat
t . c Oke, ini karena permintaan lo, jadi gue mau. Kalo Sabila yang minta, gue nggak mau. Tapi kalo ternyata gue udah ngomong dan dia nggak peduli, nggak berubah, kita ja ngan ngurusin dia lagi. Setuju" Vando meminta ke pasti an karena sebetulnya agak malas mengurusi masalah Rely.
Iya. Setuju, Chella mengangguk.
Kita di sini mau kuliah, Chel. Bukan ngurusin orang pa tah hati. Lagian milih cowok yang bener kek, nyusahin orang aja, Vando ngedumel. Chella senyum-senyum meli hat Vando uring-uringan.
*** Petang harinya Vando datang ke kosan Rely. Yang dicari mun cul dengan hanya mengenakan piama.
Ngapain lo, Van, nyariin gue" tanya Rely agak salah tingkah melihat Vando datang sendirian.
Chella sudah tahu gue mau ketemu lo, Vando lang sung menjelaskan di awal supaya Rely nggak ke-geer-an melihat kedatangannya saat hampir malam ini. Gue se bagai temen hanya mau bilang, lo harusnya merasa ber untung, Rel, lepas dari cowok sampah kayak Hengky. Apa pun yang Hengky omongin tentang lo, nggak usah lo de ngerin.
Tapi omongan dia ada benernya, Van. Gue egois dan jelek. Dandanan gue berlebihan. Kenapa ya, Van, gue nggak pernah beruntung urusan cowok" Rely berkata lirih tapi ada setitik kegembiraan karena Vando berbelas ka sihan padanya.
Terserah deh tuh bajingan mau ngomong apa, tapi
t . c omongan dia" Coba deh lo pikir, Azel ngarepin lo siangma lam, sampe-sampe bikin akun palsu nyerang Chella ka rena kesel banget lo mutusin dia, dan gue dianggap sa lah satu penyebabnya. Dia muncul lagi di akun lo juga, ca pek-capek nyari info tentang Hengky supaya lo nggak ja tuh ke tangan cowok yang salah. Kenapa lo nggak mikirin Azel aja dan malah dengerin omongan Hengky"
Gue malu, Van. Kesannya setelah gue pisah dari Hengky langsung balik ke dia. Kayaknya dia hanya jadi ban serep, jawab Rely.
Rel, udah deh nggak usah jadi drama queen. Ini hanya masalah cowok. Dunia nggak bakalan runtuh. Lagian masalah lo ini sepele. Kalo Azel beneran sayang sama lo, dia akan nerima lo lagi. Chella tahu gue udah salah sama dia, tapi dia nerima gue. Dan gue tahu ibunya Chella di pen jara, tapi gue tetap nembak dia& Gue sih dengerin kata hati aja. Kalo lo nggak mau dengerin kata hati lo dan tetap murung nggak jelas sih, terserah lo, Vando ja di ngoceh berapi-api.
Iya, Van. Gue ngerti. Ya udah deh. Gue balik dulu ya. Udah deh nggak usah di ta ngisin cowok kayak gitu. Buang-buang energi, kata Vando sambil berdiri dan bersiap meninggalkan teras kos an. Oh ya, Rel, gue juga mau minta maaf karena pernah ngomong kasar ke elo.
Nggak apa-apa, Van, emang gue dulu itu salah, ucap Rely dengan wajah agak lega. Paling tidak kepedulian Vando sedikit menghibur hatinya.
*** t . c Lusanya, usai kuliah, Vasco mendatangi Rely yang lagi mau menyeberang jalan balik ke kosannya.
Rel, lo mau nggak jadi model foto gue" tanya Vasco. Emang lo kehabisan stok cewek, Vas" Rely agak kaget.
Nggak. Gue lagi pengin motret cewek yang tampangnya lagi galau, murung, dan sendu. Aura lo dapet banget tuh, canda Vasco yang tidak membuat Rely marah tapi ma lah tersenyum.
Tampang gue sebegitu menyedihkannya ya" ucap Rely masih dengan senyum tipis.
Vasco tidak menjawab tapi langsung mengarahkan kaki ke stasiun kampus yang diikuti juga oleh Rely. Kita foto di Jalan Sabang yuk. Kan banyak resto jadul gitu. Purapuranya lo lagi patah hati sambil minum teh gitu.
Nggak pura-pura lagi, Vas. Emang gue patah hati, tukas Rely.
Ha ha ha. Yuk, naek kereta aja turun di Stasiun Cikini. Ntar dari sana naik bajaj aja. Nggak sanggup gue kalo naik motor. Encok, ajak Vasco tanpa meminta perse tu juan Rely.
*** Resminya namanya Jalan Haji Agus Salim, Kebon Sirih, tapi orang seringnya bilang Jalan Sabang. Vasco dan Rely masuk ke kedai kopi Sabang 16 dan langsung memesan kopi dan roti bakar beroles selai sarikaya yang terkenal enak itu. Sambil menunggu pesanan mereka datang, Vasco memotret kedai berbentuk persegi pan jang dengan
t . c kedai kopi yang interiornya didomi nasi warna merah marun dan krem itu tidak begitu ra mai, jadi Vasco bisa puas memotret sejumlah foto jadul yang dipajang bersama dengan desain retro di dinding-din dingnya.
Vasco baru beraksi memoret Rely dengan wajah sendu tanpa riasan itu ketika pesanan mereka datang. Aroma wangi kopi Sidikalang robusta pesanan Vasco lang sung menyeruak.
Udah, Rel, lupain aja cowok kayak gitu. Nggak penting, kata Vasco.
Iya, gue tahu, Vas. Gue hanya sering mikir, kok gue gob lok banget bisa berurusan dengan cowok kayak gitu, ucap Rely sambil meneguk teh lemonnya.
Makanya berurusanlah dengan cowok yang biasa aja, ka yak Azel. Udah tau dia cinta mati sama lo, eh, lo pake m u tusin lagi. Azel kan cowok klasik, di toko nggak banyak yang jual, kata Vasco yang disertai tawa Rely.
Udah gitu, dia diam-diam mematikan, lagi, pake nyamar-nyamar jadi Putri Impian. Kenapa nggak sekalian pu tri duyung aja namanya" tambah Vasco lagi. Rely jadi ter tawa lagi. Vasco memang cuek dan sering berkomentar agak ajaib tapi sering menghibur teman-temannya.
Malu gue kalo balik lagi sama Azel& Udah gue pu tusin, terus minta balik, jelas Rely sambil memakan roti ba kar sarikayanya.
Jadi lo ada pikiran balik ke Azel" Vasco memastikan. Rely tidak langsung menjawab. Kepikiran, tapi ka rena kayaknya nggak mungkin, jadi ya udah&
Halaaahhh& Ntar gue bilangin Azel deh, tenang aja, kata Vasco enteng.
Nggak usah, Vas. Nggak usah. Jangan. Gue nggak
t . c Lo mau cinta terpendam kayak Vando ke Chella dulu" Nyu sahin banget.
Tidak lama kemudian Azel masuk ke kedai kopi itu. Rely melongo dan panik beneran. Vas"
Dari tadi gue BB-an emang dengan siapa" Azel. Nanya, kita udah nyampe belon" Mau nggak Rely balik sama gue" Lo berdua ngomong deh. Gue mau cabut, Vasco berdiri dan mendorong Azel agar duduk di sebelah Rely.
Rel& Kalo gue jadi elo, mending gue jadian sama Azel dari pada cowok nggak mutu itu, bisik Vasco, meng habiskan kopinya lalu meninggalkan Azel dan Rely berdua. Walau canggung, Rely dan Azel sama-sama tidak bisa me nu tupi kegembiraan karena bisa bertemu dan ngobrol ber dua lagi.
Sebelum meninggalkan kedai, Vasco memotret bagian de pan kedai sebentar. Lalu ia berjalan cepat ke arah rumah makan Minang yang legendaris, Natrabu, yang masih ter letak di jalan yang sama, tapi agak jauh dari kedai ko pi tadi. Saat masuk, Vasco langsung celingukan karena ham pir semua meja terisi penuh. Lalu ia menghampiri se buah meja.
Bagus ye, gue capek-capek motret ke sana-sini, desakdesa kan di kereta, kalian bertiga malah udah makan! omel Vasco sambil duduk di sebelah Sabila.
Sabila, Chella, dan Vando tertawa geli. Di meja sudah ter hidang aneka masakan khas Minangkabau seperti dendeng balado, rendang, cabe ijo, ayam pop, kikil, otak, kakap asem padeh, daun ubi tumbuk. Mereka memang mem buat skenario agar Rely bisa balik dengan Azel lagi.
t . c mem buat akun Putri Impian yang menyusahkan Chella dan Vando.
Sementara Rely dan Vasco naik kereta, Vando, Chella, Sabila, dan Azel naik mobil Vando dan menunggu di rumah makan ini. Makan sambil diiringi lagu-lagu Minang.
Gimana mereka" tanya Chella.
Seharusnya sih rencana berjalan lancar. Udah cukup ya rencana-rencana percintaan ini. Gue pusing karena ulah kalian, cewek-cewek! Vasco sewot sambil melahap ayam pop di piringnya.
Nolong temen banyak pahalanya, Vas. Gue kan anak panti, Vas, jadi tahu rasanya kalo ada yang nolongin kita. Bahagia banget, tau. Lagian siapa tau lo jadi enteng jodoh, goda Chella.
Ah, ngapain ngurusin jodoh. Gue udah tau kok cewek gue siapa, cuma gue males aja ngurusnya, jawab Vasco tak acuh.
Males ngurusnya" Emang lo kira ngurus e-KTP" tanggap Vando geli.
Ha" Emang siapa cewek lo" tanya Chella lagi. Lo inget nggak di pohon jodoh yang di Kebun Raya Bogor" Lo dan Vando foto bareng terus jadian. Azel sama Rely. Tau kan gue sama siapa" Vasco mengernyit ke arah Sabila yang asyik menjilati sendoknya yang berlumur sambal ijo.
Apa"!"! Lo kira gue mau apa jadian sama lo" jerit Sabila.
Ya maulah. Gue keren begini dan gue salah satu cowok yang bisa mengerti tampilan sinting dan kegilaan lo,
t . c Gue dukung lo, Vas! kata Vando lalu kedua cowok itu me lakukan tos.
Gue nggak mau jadian sama lo! tolak Sabila lalu menye dot jus terong belandanya.
Nggak apa sekarang lo ngomong begitu. Gue nggak ma rah. Gue nggak bakal memata-matai lo. Nggak akan bikin akun palsu. Karena gue tahu akan datang waktunya lo ngejar gue. Gue tunggu saat-saat itu, papar Vasco ceria. Chella tertawa mendengarnya.
Vascoooo!!! Sabila mencubiti paha Vasco. Aduhhh! Apaan sih lo, Sab! Dendeng gue jatuh nih! kata Vasco sambil mengambil dendeng balado yang mencelat dari garpunya.
t . c A ROMA steik yang dipanggang menyeruak di halaman
belakang rumah orangtua Vando, benar-benar memancing selera untuk segera makan. Vando, Azel, dan Vasco kebagian tugas memanggang daging, sate sosis-nanas-paprika dengan olesan ramuan bumbu buatan Azel.
Lo pakai bumbu apaan sih, Zel" Kok dari aromanya meng giurkan banget" Vando bolak-balik menghirup wangi daging itu.
Resep rahasia deh, jawab Azel tersenyum. Zel, lo aja deh yang manggang. Gue medium ya, ucap Vasco sambil cengar-cengir memesan daging steiknya dengan tingkat kematangan medium.
Vas, bukannya bantuin malah nyuruh-nyuruh, kata Vando
Kan gue bantu mendokumentasikan mumpung se karang kita barbekyuannya bisa komplet berenam, kilah Vasco.
Memangnya kalian pernah barbekyuan nggak kom-
Bab 18 t . c dangi, mengoles dan membolak-balik daging di hadapannya.
Vando dan Vasco saling lirik. Pernah. Dulu waktu kita masih pada ribut, jawab Vando.
Oh, hanya itu tanggapan Azel.
Kita" Gue kan nggak ikutan ribut, sela Vasco, tapi biar begitu, gue terlibat sih. Terlibat dalam keributan urus an cewek dan percintaan. Top dah!
Vando tersenyum, kalau dipikir-pikir kejadian yang mereka lalui bersama memang agak menggelikan. Selama masih tinggal di kontrakan, jangan ada lagi keributan kayak dulu lagi. Oke"
Azel dan Vasco mengangguk tanda setuju. Tidak lama setelah itu Chella, Rely, dan Sabila datang ke arah mereka. Di kedua tangan ketiga cewek itu masing-masing ada gelas berisi es sarang burung. Minuman segar campuran air sirup warna merah, susu kental manis, agaragar yang diparut, biji selasih dan leci kalengan. Rely meletakkan sebuah gelas di meja kecil dekat Azel. Vando menerima gelasnya dari Chella. Vasco sibuk me mo tret adegan-adegan tadi. Sebenarnya pura-pura sibuk.
Vas, ini es sarang burung lo. Mau nggak" tanya Sabila agak galak.
Bentar, pegangin dulu, jawab Vasco sambil memotret Vando yang lagi menyuapi Chella sepotong leci.
Duh, cepetan kek. Gue kan juga pengin minum, keluh Sabila.
Ampun deh, nih cewek& romantis sedikit dong. Masa diminta megangin gelas sebentar saja sudah ngeluh-ngeluh kayak lagi disuruh megangin barbel, kata Vando sam bil mengambil gelas dari tangan Sabila yang langsung
t . c Baru sebentar Vando mencicipi es sarang burungnya, dia langsung berkomentar sambil menyelidik isi gelasnya dan melirik ke gelas-gelas yang lain, Ya ampppuuunnn& cinta ku, sayangku, manisku, Sabila-ku& tega banget sih.
Mendengar ocehan Vasco, Sabila langsung tersipu malu.
Ada apaan sih" tanya Chella yang menahan tawa melihat muka konyol Vasco.
Coba deh lo lihat, masa es sarang burung gue isinya ba nyakan agar-agar dan selasihnya, leci cuma dua biji, udah gitu ukurannya kecil-kecil, lagi. Yang lain da pat leci lima, banyak. Kejam banget nih yang bikin! Cinta apa nggak sih sama gue, kata Vasco sambil meng aduk-aduk isi gelasnya. Semuanya tertawa ngakak, ke cuali Sabila. Jawab tuh, Sab, cinta nggak sama dia" goda Vando. Sabila hanya mendelik ke arah Vando, meneruskan makan es sarang burungnya dan pura-pura tidak mem perha ti kan Vasco. Namun Sabila diam saja ketika Vasco yang be r diri di dekatnya merangkulnya dengan hangat.
t . c Esi Lahur lahir di Jakarta, 3 Oktober 1977. Saat kuliah di jurusan Antropologi, FISIP, Universitas Indonesia, penulis terpilih sebagai pemenang pertama Sayembara Mengarang Cerpen Femina Tahun 2000 (Pengantinku) dan peme nang penghargaan Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2001 (Kartu Pos). Sejumlah cerpen pernah dimuat di Femina, Chic, dan Bobo.
Ketika menjadi wartawan olahraga di Tabloid BOLA (2003-2006), Esi menghasilkan novel Pendosa (GPU, 2004). Setelah itu terbit pula teenlit pertama, Three Angels Plus (GPU, 2007), From Sumatra With Love (GPU, 2010), Joker (Jomblo Keren) (GPU, 2011) dan sebuah karya Metropop: Cinderella Batavia (GPU, 2011). Ber sama dengan tiga belas penulis teenlit lainnya, pernah juga menerbitkan buku Kumpulan Cerpen Bukan Cupid (GPU, 2012). Andai Dia Tahu adalah teenlit keempatnya.
FB Fanpage: Esi Lahur Twitter: @esilahur
TENTANG PENGARANG t . c t . c GRAMEDIA penerbit buku utama
Untuk pembelian online: e-mail: cs@gramediashop.com
t . c t . c GRAMEDIA penerbit buku utama
Untuk pembelian online: e-mail: cs@gramediashop.com
t . c t . c t . c E s i L a h u r A n d a i D i a T a h u Sejak pertama bertemu, Vando langsung naksir Chella. Tapi dia nggak yakin apakah itu murni rasa suka atau hanya karena dia kasihan pada Chella si anak panti asuhan. Sementara itu, walau senang dengan perhatian Vando, Chella tidak ingin jadian dengan cowok itu karena Chella menyimpan rahasia kelam dan yakin bila rahasia itu terbongkar, teman-temannya bakal menjauhinya, termasuk Vando.
Di tengah kegalauan itu, Rely mati-matian berusaha agar Chella dan Vando tidak jadian. Upaya Rely begitu keras sampai bukan hanya Chella dan Vando yang tersakiti, tapi juga Sabila dan Azel.
Apakah Vando dan Chella akan jadian atau hanya berteman demi kebaikan bersama" Dan apakah Chella tahu bahwa Vando juga memiliki rahasia yang membuatnya merasa dekat dengan Chella"
t . c Pengkhianatan Dilembah Neraka 2 Pendekar Bloon Karya S D Liong Antara Budi Dan Cinta 6
^